PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Elisabet Hastuti NIM. 111134080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh: Elisabet Hastuti NIM. 111134080
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
To begin with the end in mind means to start with a clear understanding of your destination. It means to know where you’re going, so that you better understand where you are now, so that the steps you take are always in the right direction. -Stephen R. Covey, The 7 Habits of Highly Effective PeopleI believe that history is not equal to the future, but it could be if we don’t change, if we don’t move from our comfort zones and start contributing goodness and perfections in our lives. -Agnez Mo, I BelieveTeaching isn’t about time and money, but about my passion to see God in others. -Elhast-
Karya ilmiah sederhana ini Peneliti persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamatku. 2. Kedua orang tuaku yang sungguh luar biasa. 3. Kedua adikku yang selalu membuatku tersenyum. 4. Sahabat-sahabatku yang setia. 5. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Desember 2014 Penulis,
Elisabet Hastuti
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, nama
: Elisabet Hastuti,
nomor Mahasiswa
: 111134080.
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGARUH
PENGGUNAAN
METODE
INKUIRI
TERHADAP
KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Desember 2014 Yang menyatakan,
Elisabet Hastuti
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Hastuti, Elisabet. (2014). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata
kunci: metode inkuiri, kemampuan menginterpretasi, pelajaran IPA.
menjelaskan,
kemampuan
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya tingkat literasi IPA sesuai studi PISA 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SDK Demangan Baru 1 sebanyak 80 siswa. Sampel penelitian adalah kelas VB sebagai kelompok eksperimen berjumlah 25 siswa dan kelas VC sebagai kelompok kontrol berjumlah 28 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,04 (p < 0,05) dengan df = 51; t = 2,09. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol dengan M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09 untuk kelompok eksperimen dan M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10 untuk kelompok kontrol. Besarnya effect size adalah r = 0,26 atau 6% yang setara dengan efek menengah. (2) Penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,10 (p > 0,05) dengan df = 51; t = 1,65. Rerata skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol dengan M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11 untuk kelompok eksperimen dan M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12 untuk kelompok kontrol. Besarnya effect size adalah r = 0,22 atau 4% yang setara dengan efek menengah.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Hastuti, Elisabet. (2014). The effect of using inquiry method towards the ability of explaining and interpreting in science subject SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. Essay. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: inquiry method, ability of explaining, ability of interpreting, natural science subject. This study background was concern about the low level of science literacy according to PISA 2009 and 2012 studies. The aim of this study was to determine the effect of using inquiry method towards the ability of explaining and interpreting in science subject. This study used experimental type nonequivalent control group design method. This study’s population were 5th grades students of SD Kanisius Demangan Baru 1 totaled 80 students. The samples were VB as the experimental group totaled 25 students and VC as the control group totaled 28 students. The results showed that (1) the use of inquiry method took effect towards the ability of explaining. The price of Sig. (2-tailed) was 0.04 (p < 0.05). The experimental group had higher mean than the control group with M = 0.42; SD = 0.48; SE = 0.09 for experimental group and M = 0.12; SD = 0.53; SE = 0,10 for control group. The effect size was r = 0.26 or 6%, it was equivalent with medium effect. (2) The use of inquiry method did not take effect towards the ability of interpreting. The price of Sig. (2-tailed) was 0.10 (p < 0.05). The experimental group had higher mean than the control group with M = 0.46; SD = 0.56; SE = 0.11 for experimental group and M = 0.17; SD = 0.66; SE = 0,12 for control group. The effect size was r = 0.22 or 4%, it was equivalent with medium effect.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA
PELAJARAN
IPA
SD
KANISIUS
DEMANGAN
BARU
1
YOGYAKARTA” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dengan penuh sabar dan bijaksana. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing kami dengan penuh perhatian dan kesabaran. 5. Y. Hariyanta, S.Pd., selaku Kepala SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah memberikan ijin pelaksanaan penelitian. 6. Albertus Hartoyo, selaku guru mitra SD peneliti yang telah membantu pelaksanaan penelitian. 7. Guru-guru SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu terlaksananya penelitian, Pak Sarjono, Bu Ambar, Bu Tyas, Bu Rina, dan Pak Frans. 8. Siswa kelas VB dan VC SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 10. Kedua orang tuaku, Yustinus Heru Susanto dan Theresia Suprihatin yang sungguh luar biasa dalam memberikan dukungan berupa doa, nasihat, dan materiil. 11. Kedua adikku, Yosep Hartoko dan Cecilia Hardani yang selalu memberikan senyum semangat. 12. Kakakku, Felicia Sinta yang selalu setia dalam suka dan duka selama tinggal di Yogyakarta. 13. Kedua
kakakku,
Romana
Dewi
dan
Regina
Krisna
yang
telah
membimbingku menjadi mahasiswi yang disiplin dan rajin selama di SKK. 14. Sahabat-sahabatku penelitian kolaboratif payung IPA Eta, Linda, Yulita, Siska, Era, Eden, Silvi, Ika, Shandy, Rosa, dan Ratri yang telah memberikan bantuan selama menyelesaikan skripsi. 15. Sahabat-sahabatku di kelas VII E, sahabat seperjuangan selama kuliah yang sungguh luar biasa. 16. Kakak-kakak dan sahabat-sahabatku di Asrama Syantikara dan Kos Jl.Petung 27, yang telah memberikan keceriaan, semangat, dan bantuan. 17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu namun telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Segala masukan berupa saran dan kritik yang membangun akan peneliti terima dengan senang hati. Peneliti juga berharap, semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan.
Peneliti
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................... Error! Bookmark not defined.iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR .......................................Error! Bookmark not defined.ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 4 1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional ........................................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7 2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 7 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ......................................................................... 7 2.1.1.1 Perkembangan Kognitif............................................................................... 7 2.1.1.2 Kemampuan Memahami ............................................................................. 8 2.1.1.3 Kemampuan Menjelaskan ......................................................................... 10 2.1.1.4 Kemampuan Menginterpretasi .................................................................. 11 2.1.1.5 Metode Inkuiri ........................................................................................... 12 1. Pengertian Metode Inkuiri ................................................................................ 12 2. Prinsip Metode Inkuiri...................................................................................... 12 3. Macam-macam Metode Inkuiri ........................................................................ 13 4. Metode Inkuiri Terbimbing .............................................................................. 13 5. Langkah-langkah Metode Inkuiri ..................................................................... 14 6. Manfaat Metode Inkuiri.................................................................................... 14 2.1.1.6 Hakikat IPA ............................................................................................... 15 2.1.1.7 Pencemaran Air ......................................................................................... 16 2.1.1.8 Metode Inkuiri dalam Kurikulum 2013 .................................................... 20 2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 21 2.1.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri ............................................................. 21 2.1.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan dan Menginterpretasi ........ 22 2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 25 2.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 26 3.1 Jenis Penelitian............................................................................................... 26 3.2 Setting Penelitian ........................................................................................... 27 3.2.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 27 3.2.2 Waktu Penelitian.......................................................................................... 28
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 29 3.4 Variabel Penelitian ......................................................................................... 29 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 30 3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................................... 32 3.7 Teknik Pengujian Instrumen .......................................................................... 34 3.7.1 Validitas Instrumen ...................................................................................... 34 3.7.2 Reliabilitas Instrumen .................................................................................. 36 3.8 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 37 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................................... 37 3.8.2 Uji Statistik .................................................................................................. 38 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 38 3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 39 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut .................................................................................. 40 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................................................ 40 3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan................................................................... 41 3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................................ 42 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan .................................................................... 42 3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut ......................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 45 4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................. 45 4.1.1 Implementasi Penelitian............................................................................... 45 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian .................................................................... 45 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ...................................................... 46 1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....................... 46 2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol .............................. 51 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ................................................................... 52 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................................. 53 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 54 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 55 4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................ 57 4.2.4 Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................ 57 4.2.4 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .................................................. 57 4.2.4 Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................................ 59 4.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................................. 59 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II .................................................................. 61 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................................. 62 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................................. 63 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................................ 65 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ................................................................................ 66 1. Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 66 2. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ....................................................... 67 3. Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .................................... 68 4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ....................................................................... 69 4.2 Pembahasan .................................................................................................... 71 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan ................... 71 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menginterpretasi ............ 74 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ....................................................................... 76 4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut............................................................................ 81
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 83 5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 83 5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 84 5.3 Saran .............................................................................................................. 84 DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 85 LAMPIRAN ......................................................................................................... 90 CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 151
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran .............................................................. 16 Gambar 2.2 Bagan Penelitian yang Relevan ......................................................... 24 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 27 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 30 Gambar 3.3 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor .......................................... 40 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek Untuk Data Normal ............................................ 41 Gambar 3.5 Rumus Besar Efek Untuk Data Tidak Normal .................................. 41 Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi........................................................... 42 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menjelaskan .......................................................................................................... 56 Gambar 4.2 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan .......................................................................................................... 61 Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 66 Gambar 4.4 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 71
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 29 Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest ............................................... 31 Tabel 3.3 Matrik Pengembangan Instrumen ......................................................... 32 Tabel 3.4 Rubrik Penilaian .................................................................................... 33 Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Menjelaskan dan Menginterpretasi .................. 36 Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Memahami ................... 37 Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 41 Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen ........................... 44 Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru ................................................................... 44 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan .................................. 53 Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan .......................................................................................................... 55 Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan .......................................................................................................... 56 Tabel 4.4 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menjelaskan .......................................................................................................... 57 Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menjelaskan .......................................................................................................... 58 Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menjelaskan ...... 59 Tabel 4.7 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ....... 60 Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi ........................... 63 Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 64 Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 65 Tabel 4.11 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 67 Tabel 4.12 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 67 Tabel 4.13 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 68 Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi ................................................................................................... 69
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ........................................................................ 91 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen ........................................................ 92 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Ekperimen ........................................................ 93 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ............................................................. 96 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 99 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol..............106 Lampiran 3.1 Soal Uraian ...................................................................................110 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ..............................................................................113 Lampiran 3.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement............................................119 Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Kemampuan Memahami........120 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas Kemampuan Memahami ....121 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan ........................................................................................................122 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menginterpretasi .................................................................................................124 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ..................................................126 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .............................127 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................128 Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan ................130 Lampiran 4.7 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ...............131 Lampiran 4.8 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I .......135 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................137 Lampiran 4.10 Transkrip Wawancara .................................................................141 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran .................................................148 Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian ..........................................................150
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menerangkan bahwa pendidikan adalah usaha terencana untuk mencapai pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya (Sanjaya, 2006: 2). Pemerintah melakukan perbaikan dalam bidang pendidikan dengan membuat UU Guru dan Dosen Tahun 2005 serta menentukan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN (Chang dkk, 2014: 5). Tujuan UU Guru dan Dosen Tahun 2005 adalah untuk melakukan reformasi dalam manajemen guru dan proses pembangunan bangsa. UU Guru dan Dosen Tahun 2005 memuat usaha pemerintah Indonesia yang berkesinambungan dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui profesionalitas dan gaji guru (Chang dkk, 2014: 2). Anggaran pendidikan digunakan untuk meningkatkan kualitas guru dengan memberikan gaji guru dan tunjangan professional guru (Chang dkk, 2014: 5). Berdasarkan beberapa paparan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemerintah mengutamakan perbaikan manajemen guru untuk
mencapai
pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi siswa. Usaha pemerintah dalam memperbaiki pendidikan melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang dkk, 2014: 117). Jumlah guru yang meningkat justru tidak tersebar merata di wilayah Indonesia sehingga masih banyak sekolah yang kekurangan guru dan ini membuat sistem pendidikan kurang berhasil (Chang dkk, 2014: 177). Program for International Student Assessment (PISA) melakukan penelitian dalam bidang matematika, membaca, dan sains setiap tiga tahun sekali. Penelitian ini dilakukan di 65 negara dan diikuti oleh lebih dari 510.000 siswa berusia sekitar 15 tahun. Hasil penelitian tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara di dunia
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(OECD, 2010: 8). Peringkat Indonesia pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi peringkat 64 dari 65 negara di dunia (OECD, 2013: 232). Keprihatinan rendahnya literasi matematika, membaca, dan sains menimbulkan pertanyaan apa saja yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Hasil kajian teori mengungkapkan bahwa salah satu cara memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan metode pembelajaran. Suyono dan Hariyanto (2011: 212) mengungkapkan bahwa usaha memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak. Pembelajaran sebaiknya dapat memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri, sehingga guru perlu menggunakan metode pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut disimpulkan bahwa usaha perbaikan pendidikan dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pengertian belajar, yaitu kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan pemahaman baru sehingga mampu memperbaiki cara berpikir, bersikap, dan bertingkah laku (Susanto, 2013: 4). Wiggins dan McTighe (2005: 5 & 7) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, hal pertama yang perlu dikuasai siswa adalah pemahaman. Wiggins dan McTighe (2005: 84) mengungkapkan bahwa pemahaman terdiri dari enam kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Siswa dikatakan telah mampu memahami suatu peristiwa apabila ia memiliki keenam kemampuan tersebut. Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan memberikan penjelasan logis dan sistematis tentang suatu peristiwa, tindakan, atau gagasan (Wiggins & McTighe, 2005: 84-104). Kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan menerjemahkan gagasan atau peristiwa secara berarti melalui gambar, anekdot, analogi, atau model. Kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan ke dalam situasi atau konteks yang berbeda. Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda secara kritis. Kemampuan membangun empati adalah kemampuan melihat dan merasakan apa yang dilihat dan dirasakan
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
orang lain. Kemampuan memahami diri adalah kemampuan untuk melihat keterbatasan diri sendiri. Pemahaman siswa dapat didesain oleh guru dengan melalui penentuan hasil yang ingin dicapai, penentuan cara mengevaluasi, dan penentuan metode pembelajaran yang tepat Wiggins dan McTighe (2005: 21). Beberapa kajian teori mengatakan bahwa metode inkuiri dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman. Metode ini membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari hasil menemukan sendiri berbasis kontekstual (Trianto, 2009a: 114). Kontekstual artinya
adanya keterkaitan antara materi
belajar dengan keadaan sesungguhnya di dunia kehidupan anak (Mulyasa, 2006b: 102). Metode inkuiri juga mengutamakan proses berpikir kritis tentang suatu masalah (Sanjaya, 2006: 194). Piaget (dalam Mulyasa, 2006b: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri. Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa metode inkuiri itu efektif (Ambarsari, Santosa, & Maridi, 2013; Faezaty, Rosilawaty, & Efkar, 2013). Penggunaan metode inkuiri untuk meningkatkan aspek-aspek kemampuan memahami secara spesifik berdasarkan Wiggins dan McTighe (2005: 84) belum pernah dilakukan. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diujicobakan metode inkuiri terhadap aspek-aspek kemampuan memahami. Metode inkuiri diuji dengan menggunakan pelajaran IPA sebagai sarana penelitian. Metode pembelajaran inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA (Susanto, 2013: 172). Susanto (2013: 167) menjelaskan bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. Pendapat ini diperkuat dengan pendapat Liem (2007: XV) yang menjelaskan bahwa pembelajaran IPA lebih tepat apabila menggunakan aktivitas-aktivitas belajar yang banyak dari pada hanya studi terhadap fakta-fakta. Berdasarkan pendapat ahli tersebut metode inkuiri sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran IPA. Kompetensi inti yang digunakan adalah “4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia”. Kompetensi
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dasar yang digunakan yaitu “4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi”. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah pencemaran air. Materi yang dibahas mulai dari manfaat air untuk manusia, definisi pencemaran air, penyebab pencemaran air sungai, bahan pencemar air sungai, ciri-ciri pencemaran air, akibat pencemaran sungai, cara mencegah dan mengatasi pencemaran air. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Aspek-aspek kemampuan
menjelaskan
dibatasi
pada
kemampuan
menjabarkan,
memperkirakan, memberi alasan, dan memberi contoh (Wiggins & McTighe, 2005: 161-165). Aspek-aspek kemampuan menginterpretasi dibatasi pada kemampuan
menerjemahkan,
mengkritik,
menarik
benang
merah,
dan
menceritakan. Penelitian ini menggunakan kelas V sebagai populasi. Kelas VB diambil sebagai kelompok eksperimen dan kelas VC diambil sebagai kelompok kontrol.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015? 1.2.2 Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Siswa Siswa mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan melalui penggunaan metode inkuiri. Selain itu, siswa juga mendapat latihan untuk berpikir kritis dalam menemukan jawaban suatu pertanyaan melalui kegiatan eksperimen. 1.4.2 Bagi Guru Guru dapat lebih memahami langkah-langkah pembelajaran dengan metode inkuiri. Guru juga mendapat pengalaman dalam menerapkan metode inkuiri pada pelajaran IPA. 1.4.3 Bagi Sekolah Sekolah dapat menambah referensi bacaan tentang metode pembelajaran inkuiri pada pelajaran IPA yang pelaksanaan pembelajarannya berpedoman pada kurikulum 2013. 1.4.4 Bagi Peneliti Peneliti mendapat pengalaman baru dalam menyusun kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri dan berpedoman pada kurikulum 2013. Pengalaman ini kelak dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk menerapkan metode inkuiri dengan lebih baik.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri jawaban terhadap suatu permasalahan melalui tujuh langkah, yaitu orientasi, merumuskan permasalahan, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan refleksi.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.2 Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran dengan bimbingan dari guru secara intensif. 1.5.3 Kemampuan memahami adalah kecakapan menangkap dan membangun makna dari pesan-pesan yang diperoleh dari pembelajaran baik secara lisan, tulis, maupun grafis yang memiliki enam aspek kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. 1.5.4 Kemampuan menjelaskan adalah kecakapan dalam menguraikan secara terang tentang terjadinya suatu peristiwa melalui pola sebab-akibat dengan memberikan alasan yang sesuai kaidah-kaidah umum, sistematis, dan disertai contoh atau gambaran. 1.5.5 Kemampuan menginterpretasi adalah kecakapan dalam menafsirkan suatu peristiwa melalui pemindahan pemahaman ke dalam bentuk gambar atau model lain sehingga diperoleh pemahaman pribadi. 1.5.6 Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejalagejala di lingkungan alam sekitar. 1.5.7 Pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor. 1.5.8 Siswa SD yaitu siswa kelas V di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka terdiri dari tiga bagian, yaitu teori-teori yang mendukung, penelitian yang relevan, dan literature map.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung 2.1.1.1 Perkembangan Kognitif Setiap anak mengalami perkembangan dalam hal kognitif dan memiliki perkembangan kognitif yang berbeda. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori perkembangan kognitif adalah Piaget. Teori perkembangan kognitif Piaget adalah
teori
yang
menjelaskan
bagaimana
anak
beradaptasi
dengan
menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian yang terjadi di sekitarnya (Desmita, 2007: 46).
Anak belajar untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dengan menginterpretasikan atau menafsirkan objek dan kejadian yang mereka alami maupun terjadi di sekitar mereka. Setelah mampu menafsirkan objek atau kejadian-kejadian, mereka akan menghasilkan sesuatu, baik berupa benda, sikap, perilaku, maupun keterampilan untuk bertahan hidup. Perkembangan yang dialami anak dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu maturasi, pengalaman, transmisi sosial, dan faktor ekuilibrasi (Salkind, 2009: 313). Salkind mengungkapkan bahwa perubahan biologis yang menyebabkan perubahan-perubahan neurologis melalui pertumbuhan fisik sehingga faktor keturunan disebut maturasi atau pematangan. Pengalaman diperoleh anak ketika ia melakukan aktivitas-aktivitas yang di dalamnya terdapat interaksi dengan lingkungan alam maupun sosial. Transmisi sosial terjadi ketika informasi, sikap, dan kebiasaan ditransmisikan dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Ekuilibrasi merupakan faktor yang berperan untuk menyatukan ketiga faktor tersebut yang mendorong terjadinya perkembangan pada anak. Piaget (Crain, 2007: 171) mengemukakan empat tahap perkembangan intelektual, yaitu: (1) tahap sensori-motor (dari lahir–2 tahun), (2) tahap pra-
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
operasional (2-7 tahun), (3) tahap operasional konkret (7-11 tahun), dan (4) tahap operasional formal (11-dewasa). Siswa Sekolah Dasar dilihat dari usianya termasuk pada tahap operasional konkret, sehingga akan dibahas secara lebih mendalam tentang tahap operasional konkret. Operasional konkret adalah tahap ketika anak mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, namun hanya ketika mereka dapat mengacu pada objek-objek dan aktivitas yang nyata. Siswa yang berusia 7-11 tahun memungkinkan dirinya untuk membalik operasi tetapi hanya pada tingkatan yang bersifat konkret (Salkind, 2009: 346). Salkind menyebutkan bahwa siswa pada usia ini juga memiliki karakter sebagai makhluk sosiosentris. Sosiosentris artinya mengenal lingkungan sosialnya dan tahu perbedaan-perbedaaan yang ada dalam diri setiap orang melalui pengalamanpengalaman nyata. Salkind berpendapat bahwa strategi pendidikan yang sesuai bagi anak-anak pada usia ini adalah belajar dengan menggunakan pengalaman yang mengutamakan pada tindakan untuk membuat keputusan dan menguji hipotesis. Penelitian ini menggunakan teori perkembangan kognitif dari Piaget sebagai dasar untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia anak Sekolah Dasar. Teori ini memberi pedoman bagi peneliti untuk menerapkan metode pembelajaran yang menyediakan kegiatan-kegiatan nyata. Anak pada tahap operasional konkret membutuhkan kegiatan-kegiatan yang langsung melibatkan dirinya pada objek-objek nyata untuk memahami lingkungannya. Anak juga mampu menyelesaikan masalah yang masih abstrak, namun tetap membutuhkan kegiatan konkret atau nyata.
2.1.1.2 Kemampuan Memahami Bloom membagi proses kognitif menjadi enam tahap, yaitu mengingat, memahami,
mengaplikasikan,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mencipta
(Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Siswa dikatakan memahami apabila mereka dapat membangun makna dari pesan-pesan pembelajaran baik secara lisan, tulis, maupun grafis (Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Tahap memahami mencakup enam aspek kemampuan yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan menjelaskan didefinisikan sebagai proses membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem, misalnya menjelaskan sebab terjadinya peristiwa penting dalam sejarah Indonesia (Anderson & Krathwohl, 2010: 114). Anderson dan Krathwohl (2010: 106) mengungkapkan bahwa menafsirkan berarti mengubah satu bentuk gambaran (misalnya angka) menjadi bentuk lain (misalnya kata-kata).
Nama
lain
proses
menafsirkan
adalah
mengklarifikasi,
memparafrasekan, merepresentasi, dan menerjemahkan. Berbeda dengan Bloom, Wiggins dan McTighe (2005: 83-84) menyebutkan enam aspek kemampuan memahami yaitu penjelasan, interpretasi, aplikasi, perspektif, empati, dan pengetahuan diri. The Oxford English Dictionary dalam Wiggins dan McTighe (2005: 83) menyatakan bahwa kata kerja memahami berarti menangkap makna atau impor ide. Ketika kita benar-benar memahami maka kita dapat melakukan enam kemampuan (Wiggins & McTighe, 2005: 84). Pertama, kita dapat menjelaskan melalui generalisasi atau prinsip-prinsip, memberikan pengetahuan yang benar dan sistematis dari fenomena, fakta, dan data; menghubungkan pengetahuan dan memberikan contoh atau ilustrasi. Kedua, kita bisa menafsirkan cerita yang bermakna; menawarkan terjemahan tepat; memberikan sejarah atau dimensi pribadi dengan mengungkapkan ide-ide dan peristiwa; membuat objek pemahaman pribadi melalui gambar, anekdot, analogi, dan model. Aspek kemampuan memahami yang ketiga, yaitu dapat menerapkan secara efektif dalam menggunakan dan mengadaptasi apa yang kita ketahui dalam konteks yang beragam dan nyata (Wiggins & McTighe, 2005: 84). Keempat, memiliki perspektif yaitu melihat dan mendengar berbagai sudut pandang melalui mata dan telinga yang kritis untuk memperoleh gambaran besar. Kelima, bisa berempati, yaitu menemukan harga dalam tindakan yang dilakukan orang lain; dan memiliki rasa sensitif atas dasar pengalaman langsung sebelumnya. Keenam, memiliki pengetahuan diri, yaitu kesadaran akan sesuatu yang tidak kita mengerti dengan merenungkan makna dari pembelajaran dan pengalaman.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan pendapat dua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami adalah kecakapan dalam menangkap dan membangun makna dari pesan-pesan pembelajaran baik secara lisan, tulis, maupun grafis yang memiliki enam aspek kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Dua pendapat ahli tersebut menyebutkan bahwa ada dua aspek pemahaman yang sama, yaitu menjelaskan dan menginterpretasi atau menafsirkan. Penelitian ini dibatasi pada dua aspek memahami, yaitu kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi atau menafsirkan. Berikut adalah pembahasan tentang dua kemampuan tersebut.
2.1.1.3 Kemampuan Menjelaskan Kata kemampuan didefinisikan sebagai ‘kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan’ (KBBI, 2008: 869). Definisi menjelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 574) adalah ‘menerangkan, menguraikan secara terang’. Ketika kita benar-benar memahami, maka kita dapat menjelaskan dengan menggunakan kaidah-kaidah umum, memberikan alasan dan laporan yang sistematis akan suatu peristiwa, fakta, dan data kemudian membuat pola hubungan serta memberikan contoh (Wiggins & McTighe, 2005: 84). Kemampuan menjelaskan terjadi ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat yang diturunkan dari teori atau hasil penelitian dalam sebuah sistem (Anderson & Krathwohl, 2010: 114). Contoh tujuan pendidikan kemampuan menjelaskan adalah menjelaskan cara kerja hukumhukum fisika dasar dan tugas pehargaannya yaitu meminta siswa yang telah belajar hukum Ohm untuk menjelaskan apa yang terjadi pada jumlah arus listrik ketika ditambahkan sebuah baterai pada rangkaian listrik (Anderson & Krathwohl, 2010: 114). Berdasarkan pengertian kemampuan dan menjelaskan diperoleh pengertian dari kemampuan menjelaskan. Kemampuan menjelaskan adalah kecakapan dalam menguraikan secara terang tentang terjadinya suatu peristiwa melalui pola sebab-akibat dengan memberikan alasan yang sesuai kaidah-kaidah umum, sistematis, dan disertai contoh atau gambaran. Kemampuan menjelaskan terdiri dari kemampuan menunjukkan, menjabarkan, menggambarkan, mendesain,
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memamerkan, mengekspresikan, meminta, memberi instruksi, memberi alasan, memberi contoh, memperkirakan, membuktikan, memperlihatkan, menyimpulkan, dan mengajari (Wiggins & McTighe, 2005: 161-165).
2.1.1.4 Kemampuan Menginterpretasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 543) mendefinisikan kata menginterpretasikan sebagai ‘menafsirkan’. Wiggins dan McTighe (2005: 84) mengungkapkan bahwa ketika kita benar-benar memahami, selain dapat menjelaskan, kita juga dapat menginterpretasikan atau menafsirkan suatu cerita, peristiwa, dan ide-ide. Menginterpretasi diwujudkan dengan cara memindahkan pemahaman akan suatu cerita, peristiwa, dan ide-ide ke dalam bentuk gambar atau model lain sehingga diperoleh pemahaman pribadi. Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk yang lain (Anderson & Krathwohl, 2010: 106). Menafsirkan berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-kata lain, kata-kata menjadi gambar, gambar menjadi kata-kata, angka menjadi kata-kata, kata-kata menjadi angka, not balok menjadi suara musik, dan sebagainya. Tujuan menafsirkan dalam pelajaran sains adalah belajar menggambar berbagai fenomena alam di kertas dan pehargaannya adalah meminta siswa menggambar diagram-diagram yang menjelaskan fotosintesis (Anderson & Krathwohl, 2010: 106). Berdasarkan pengertian kemampuan dan menginterpretasi, diperoleh pengertian dari kemampuan menginterpretasi sebagai kecakapan dalam menafsirkan suatu peristiwa melalui pemindahan pemahaman ke dalam bentuk gambar atau model lain sehingga diperoleh pemahaman pribadi. Kemampuan menginterpretasi terdiri dari kemampuan membuat analogi, mengkritik, mendokumentasi, mengevaluasi, memberi ilustrasi, menentukan, memberi arti, membuat masuk akal, memberi metafora,
melihat
benang
merah,
melambangkan,
menceritakan,
dan
menerjemahkan (Wiggins & McTighe, 2005: 161-165).
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.5 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Kata inkuiri berasal dari kata inquiry (bahasa Inggris) yang secara harafiah berarti ‘penyelidikan’. Definisi metode inkuiri menurut para ahli adalah sebagai berikut. Piaget (dalam Mulyasa, 2006b: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode yang menyiapkan siswa dalam proses belajar untuk melakukan
percobaan
atau
eksperimen
sendiri.
Sanjaya
(2006:
194)
mengungkapkan bahwa metode inkuiri adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran dengan mengutamakan proses berpikir kritis tentang suatu masalah dan menganalisisnya untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya. Trianto (2009a: 114) menyatakan bahwa metode inkuiri merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran berbasis kontekstual yang membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari hasil menemukan sendiri. Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang mengutamakan keterkaitan antara materi belajar dengan keadaan sesungguhnya di dunia kehidupan anak (Mulyasa, 2006b: 102). Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan langkah-langkah pembelajaran yang mengutamakan proses berpikir kritis tentang suatu masalah dan menganalisisnya untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya melalui percobaan atau eksperimen sendiri agar memperoleh pengetahuan dan pemahaman.
2. Prinsip Metode Inkuiri Penggunaaan
metode
inkuiri
memiliki
beberapa
prinsip
dalam
pelaksanaannya yaitu sebagai berikut (Sanjaya, 2006: 197-199). Prinsip yang pertama ialah mengembangkan kemampuan intelektual, sehingga mengutamakan hasil belajar dan proses belajar. Kedua, metode inkuiri memiliki prinsip interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan lingkungan. Ketiga, pembelajaran dengan metode inkuiri dapat terlaksana jika dimulai dengan adanya sebuah pertanyaan atau beberapa pertanyaan. Keempat, metode inkuiri menekankan bahwa belajar adalah proses berpikir, bukan hanya mengingat sejumlah fakta atau teori. Prinsip yang kelima dalam metode inkuiri
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah
keterbukaan
selama
proses
belajar
dengan
mencoba
berbagai
kemungkinan. Prinsip-prinsip tersebut dapat digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar menggunakan metode inkuiri.
3. Macam-macam Metode Inkuiri Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006b: 109) mengemukakan tiga macam metode inkuiri, yaitu : (1) inkuiri terbimbing (guided inquiry), (2) inkuiri bebas (free inquiry), dan (3) inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry). Mulyasa mengungkapkan bahwa siswa dalam inkuiri terbimbing memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan dan biasanya berupa pertannyaan-pertanyaan yang membimbing. Inkuiri bebas memberikan kebebasan pada peserta didik untuk melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Adapun pada inkuiri bebas yang dimodifikasi, guru memberikan permasalahan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Metode inkuiri dikategorikan dalam inkuiri terbimbing, inkuiri yang dimodifikasi, dan inkuiri bebas (Hartono, 2013: 72). Hartono mengungkapkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang menyediakan bimbingan dan petunjuk kegiatan pada siswa yang dilakukan oleh guru. Inkuiri yang dimodifikasi adalah pembelajaran inkuiri yang menjadikan tugas guru menjadi pembimbing hanya ketika siswa membutuhkan (Hartono, 2013: 73). Pembelajaran inkuiri bebas memberikan kebebasan dan kemandirian penuh pada siswa serta campur tangan guru sangat minim.
4. Metode Inkuiri Terbimbing Inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu dengan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing (Mulyasa, 2006b: 109). Hartono (2013: 72) mengungkapkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang menyediakan bimbingan dan petunjuk kegiatan pada siswa yang dilakukan oleh guru. Inkuiri terbimbing adalah pembelajaran yang membutuhkan perencanaan dalam membimbing dan menilai siswa melalui proses siswa menemukan sendiri
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
informasi secara bertahap untuk meningkatkan pemahaman akan suatu masalah atau topik (Kuhlthau, dkk, 2007: 2). Pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang memberikan petunjuk siswa secara bertahap melalui pertanyaan-pertanyaan yang membimbing dalam proses menemukan sendiri jawaban atau pemecahan suatu masalah.
5. Langkah-langkah Metode Inkuiri Langkah-langkah inkuiri menurut pendapat tiga ahli adalah sebagai berikut. Sanjaya (2006: 194) menyampaikan enam rangkaian kegiatan dalam inkuiri, yaitu: penjelasan dan pengarahan oleh guru atau orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis atau jawaban sementara, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Trianto (2009a: 114) mengemukakan langkahlangkah kegiatan inkuiri antara lain merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, dan menyajikan hasil. Ada lima langkah pembelajaran inkuiri yang dikemukakan oleh Komalasari (2010: 74), yaitu: merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, menyajikan hasil, mengkomunikasikan hasil, melakukan refleksi dari hasil kegiatannya, memajang hasil. Pendapat para ahli memiliki kesamaan dalam langkah-langkah inkuiri dan pendapat tersebut saling melengkapi.
Berdasarkan
pendapat
para
ahli,
diperoleh
tujuh
langkah
pembelajaran inkuiri, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi.
6. Manfaat Metode Inkuiri Metode inkuiri memiliki lima manfaat bagi siswa (Kuhlthau dkk, 2007: 6). Pertama, siswa dapat membangun keterampilan sosial, bahasa, dan membaca. Kedua, inkuiri memberikan kesempatan pada siswa untuk merumuskan pemahamannya sendiri. Ketiga, inkuiri memberi kesempatan siswa untuk bebas dalam belajar dan mencoba. Keempat, inkuiri memberikan motivasi dan keterlibatan siswa yang tinggi. Kelima, inkuiri mengajak siswa untuk belajar dengan menggunakan langkah-langkah dan mengembangkan keterampilannya.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Metode inkuiri juga bermanfaat bagi guru (Kuhlthau dkk, 2007: 7). Pertama, guru dapat berbagi tanggung jawab dengan siswa. Kedua, guru dapat berbagi keahlian dengan siswa. Ketiga, guru dapat mengajarkan sekaligus kemampuan memahami materi dengan sumber informasi. Keempat, inkuiri memberikan inspirasi dalam merencanakan kegiatan pembelajaran yang kreatif. Kelima, guru memperoleh
pengalaman
meningkatkan
kualitas
pembelajaran
dengan
penggunaan metode yang sesuai dengan kurikulum.
2.1.1.6 Hakikat IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Siswa mengamati objek nyata yang ada di alam untuk mendapatkan atau mengumpulkan informasi
sebagai
dasar membangun
pengetahuannya akan segala hal yang ada di alam semesta. Selain itu, siswa juga melakukan langkah-langkah kegiatan dalam belajar IPA untuk mengolah informasi tersebut. Setelah diolah dengan langkah-langkah tertentu, siswa mampu menarik kesimpulan dan menjelaskan hasil simpulan yang ia peroleh. Liem (2007: XV) mendefinisikan IPA sebagai proses sekaligus produk. Karena itu pembelajaran IPA lebih tepat apabila menggunakan aktivitas-aktivitas belajar yang banyak dari pada hanya studi terhadap fakta-fakta. Melalui aktivitasaktivitas yang dilakukan siswa berarti mereka melakukan proses belajar. Kemudian selama siswa terlibat dalam berbagai aktivitas tersebut, mereka dapat memperoleh sesuatu yang berguna atau bisa disebut sebagai sebuah produk. Produk merupakan hasil dari proses suatu aktivitas yang melibatkan siswa. Jacoboson dan Bergman (dalam Susanto, 2013: 170) mengemukakan lima karakteristik IPA. Karakteristik IPA tersebut adalah (1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori; (2) proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk penerapannya; (3) sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam; (4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja; dan (5) keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang objektif.
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dalam BNSP (2006: 171-172) ialah (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, (2) mengembangkan pemahaman konsep-konsep IPA yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran bahwa ada hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam, (6) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Susanto (2013: 172) menyatakan bahwa metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA.
2.1.1.7 Pencemaran Air Penelitian ini menggunakan kompetensi inti IPA kelas V “4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia”. Kompetensi dasar yang digunakan yaitu “4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi.” Materi dibatasi pada pencemaran air dan berikut bagan materi. Manfaat Air untuk Manusia Pencemaran Air Sungai yang Tercemar
Penyebab
Bahan Pencemar
Ciri-ciri
Akibat
Cara Mencegah dan Mengatasi
Gambar 2.1 Bagan Materi Pembelajaran
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Manfaat air untuk manusia Manfaat air untuk manusia ada banyak, antara lain sebagai berikut (Hariyanto, 2007: 46). Pertama, air dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya. Kedua, air digunakan untuk keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya. Ketiga, air dimanfaatkan untuk keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik. Keempat, air digunakan untuk keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dan lainnya. Kelima, air dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan peternakan.
2. Pengertian pencemaran air Pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari, pengotoran (Tim Penyusun Kamus, 2008: 203). Pencemaran adalah masukknya zat-zat berbahaya ke dalam lingkungan (Yousnelly, 2010: 40). Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. (UU RI No.32 Tahun 2009). Berdasarkan tiga pengertian tersebut, pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor.
3. Penyebab pencemaran air Manusia memanfaatkan sumur, sungai, danau, laut, ataupun tempat lain yang menjadi sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kegiatan manusia tersebut bisa membuat air menjadi tercemar. Berikut ini adalah contoh kegiatan manusia yang menyebabkan pencemaran air. Pertama, berkembangnya industri-industri (Yousnelly 2010: 38-40). Berkembangnya industri menyebabkan meningkatnya produksi limbah. Tempat industri yang berada di dekat aliran sungai cenderung membuang limbahnya ke dalam sungai sehingga bisa membuat ekosistem air tercemar. Limbah yang dihasilkan oleh pabrik bisa berupa logam berat, misalnya timbal, tembaga, dan seng. Selain itu dapat berupa cairan panas, yaitu air yang memiliki suhu tinggi.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kedua, pembuangan limbah rumah tangga (Kemendikbud, 2014: 102). Limbah rumah tangga menghasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya masuk ke sungai. Zat organik misalnya sisa makanan, sedangkan zat anorganik misalnya plastik. Penyebab pencemaran air yang ketiga yaitu pembuangan limbah obat hama/pupuk kimia pertanian atau penggunaan obat hama/pupuk kimia yang berlebihan (Yousnelly, 2010: 38-40). Kegiatan pertanian biasanya menghasilkan limbah yang mengandung zat pencemar seperti pupuk kimia dan obat hama. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian. Air yang mengandung pupuk ini merupakan bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat. Tumbuhan air dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan serta komponen ekosistem biotik lainnya. Pemanfaatan obat hama juga dapat mengganggu ekosistem air karena mengandung racun dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia. Berdasarkan beberapa penyebab tersebut dapat diketahui bahan-bahan yang dapat mencemari air antara lain daun-daunan, kertas, kaleng, plastik, sisa-sisa makanan, cairan minyak, sabun (detergen, sabun cuci, sabun mandi, dan sampo), logam berat, bahan pemberantas hama, dan zat warna kimia.
4. Ciri-ciri air yang tercemar Air yang tercemar dapat diketahui dengan beberapa ciri berikut (Wardhana, 2004: 73-77). Pertama, adanya perubahan suhu air. Air limbah yang panas di buang ke sungai sehingga air sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan dan organisme air lainnya. Kedua, adanya perubahan warna air. Bahan buangan dan air limbah akan larut dalam air dan menyebabkan perubahan warna. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih. Tingkat pencemaran air tidak mutlak tergantung pada warna air, karena limbah yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dari limbah yang tidak memberikan warna.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ciri air tercemar yang ketiga adalah adanya perubahan bau air. Bau yang keluar dari air bisa langsung dari limbah pabrik yang dibuang, tetapi bisa juga dari limbah organik yang diubah oleh mikroba menjadi bahan yang berbau. Keempat, adanya perubahan rasa air. Apabila air mempunyai rasa, maka telah terjadi pelarutan sejenis
garam-garaman atau logam
yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup organisme air. Kelima, timbulnya endapan dalam air. Endapan berasal dari bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan padat ini akan melayang di air sehingga dapat menghalangi sinar matahari yang masuk ke air. Sinar matahari diperlukan untuk fotosintesis mikroorganisme air. Jika tidak ada
sinar
matahari,
tidak
bisa
terjadi
fotosintesis
dan
kelangsungan
mikroorganisme air akan terganggu. Bahan padat yang melayang lama-lama akan mengendap di dasar air. Sumantoro (2009: 72) mengungkapkan bahwa air yang tercemar mengandung kuman penyakit yang berupa bakteri dan lalat karena adanya sampah dan limbah kimia yang berbahaya.
5. Akibat pencemaran air sungai Pencemaran air sungai dapat memberikan akibat yang buruk bagi lingkungan dan makhluk hidup di sekitarnya (Mikrodo, 2010: 74). Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan yaitu air yang kotor dapat menjadi media munculnya penyakit yang membahayakan manusia, air sungai yang tercemar bisa mengurangi keindahan lingkungan sekitar, dan makhluk hidup air akan mati. Selain itu adanya sampah yang menumpuk dapat menghambat aliran air (Yousnelly, 2010: 38). Hariyanto (2007: 48) mengungkapkan bahwa pencemaran air sungai juga akan menimbulkan bau busuk sehingga terjadi pencemaran udara dan makhluk hidup kekurangan air bersih.
6. Cara Mencegah dan Mengatasi Pencemaran Sungai Berikut ini beberapa cara untuk mencegah terjadinya pencemaran sungai (Gallery, 2009: 37). Cara tersebut antara lain membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan, mengurangi pembuangan bahan kimia yang berlebihan, mengolah limbah rumah tangga dengan baik, menggalakkan industri daur ulang, mengurangi pemakaian barang sekali pakai, mengolah limbah pabrik
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebelum dibuang. Gallery (2009: 38) juga mengungkapkan cara-cara untuk mengatasi pencemaran air sungai. Cara-cara untuk mengatasi pencemaran sungai yaitu membersihkan sampah di sungai, mengusulkan untuk gotong royong membersihkan sungai, mengusulkan diadakan daur ulang sampah, mengusulkan diadakan
penyuluhan
tentang
pencemaran
sungai,
membuat
tulisan
larangan/peringatan di sungai misalnya “jangan membuang sampah di sungai!”, mengusulkan untuk membuat sanitasi yang benar dan bersih agar sumber-sumber air bersih lainnya tidak tercemar.
2.1.1.8 Metode Inkuiri dalam Kurikulum 2013 Kegiatan pembelajaran dalam kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik dab tematik. Untuk memperkuat pelaksanaan pendekatan saintifik dan tematik, perlu diterapkan penggunaan metode pembelajaran berbasis penelitian yaitu metode inkuiri (Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, 2013: 14). Langkah-langkah
kegiatan
pembelajarannya
yaitu
mengamati,
menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Kegiatan mengamati meliputi kegiatan membaca, mendengar, menyimak, dan melihat (Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, 2013: 19).
Kegiatan
menanya meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami atau pertanyaan untuk mendapat informasi tambahan dari apa yang diamati. Kegiatan mencoba merupakan kegiatan mengumpulkan informasi melalui eksperimen, membaca sumber lain, mengamati objek, dan wawancara. Kegiatan menalar merupakan kegiatan mengolah informasi yang sudah diperoleh untuk mendapat pemahaman. Kegiatan menyaji yaitu menyampaikan hasil pengamatan dan kesimpulan secara lisan, tertulis, atau dengan media. Pada kegiatan mencipta, siswa merancang produk menggunakan langkah-langkah model pembelajaran berbasis proyek (Kementrian Pendidikan & Kebudayaan, 2013: 21). Pembelajaran saintifik meliputi enam langkah kegiatan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta dengan menggunakan metode inkuiri untuk memperkuat pelaksanaan pembelajaran.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan 2.1.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri Ambarsari, Santosa, dan Maridi (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP 7 Surakarta atas dasar kompetensi menjelaskan sistem peredaran darah manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental. Penelitian ini menggunakan semua siswa kelas VII semester gasal di SMPN 7 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Sampel diambil dengan teknik Cluster Random Sampling sejumlah dua kelas, yaitu kelas kontrol dan eksperimen kelas. Kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa. Untuk memenuhi persyaratan dari sampel dilakukan uji kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan uji t. Data penelitian berupa keterampilan proses sains dasar siswa yang meliputi observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, kesimpulan, dan komunikasi. Data penelitian keterampilan proses sains dasar hasil yang diperoleh dari lembar observasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t dua sampel pada Mini tab 16. Setelah ujian merupakan prasyarat Anderson-Darling uji normalitas dan uji homogenitas Levene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran dipandu penyelidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar siswa kelas VIII SMP 7 Surakarta. Penelitian yang dilakukan oleh Faezaty, Rosilawaty, dan Efkar (2013) bertujuan untuk mengetahui efektivitas inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan menginterpretasi suatu pernyataan dan memberikan alasan pada materi laju reaksi. Penelitian ini menggunakan metode pre-eksperimen dengan One Group Pretest Posttest Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA2 SMAN 2 Gadingrejo yang berjumlah 34 orang. Data penelitian ini adalah data keterampilan menginterpretasi suatu pernyataan dan memberikan alasan. Sedangkan analisis data menggunakan N-gain. Hasil penelitian menujukkan Ngain keterampilan menginterpretasi suatu pernyataan 0,7 (sedang) dan yang mencapai KKM sebesar 79%. N-gain untuk memberikan alasan adalah 0,5 (sedang) dan yang mencapai KKM sebesar 77%. Berdasarkan hasil analisis data
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tersebut, bahwa pembelajaran dengan inkuiri terbimbing efektif meningkatkan keterampilan menginterpretasi suatu pernyataan dan memberikan alasan siswa kelas XI IPA2 pada materi laju reaksi. Wahyudin, Sutikno, dan Isa (2010) memanfaatkan software Macromedia Flash 8 Professional sebagai media pembelajaran dengan pendekatan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui minat dan pemahaman siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Masing-masing siklus meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-1 di SMA Negeri 14 Semarang dengan jumlah 40 orang. Data hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes, sedangkan minat belajar siswa diperoleh melalui lembar kuesioner. Peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata-rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, harga ratarata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%.
2.1.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan dan Menginterpretasi Noviyanti, Rosilawaty, dan Efkar (2013) melakukan penelitian dengan tujuan
untuk
mendeskripsikan
kemampuan
memberikan
alasan
dan
menginterpretasi pernyataan pada materi asam-basa melalui penerapan LC3E dalam setiap kelompok. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA4 di SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menggunakan metode pre-eksperimental dengan One-shot case study design. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa kemampuan memberikan alasan dalam kelompok tingkat tinggi: hampir semua sangat baik dan yang lain baik. Pada kelompok tingkat menengah, hampir semua yang baik dan yang lain sangat baik. Dalam level grup rendah, hampir semua yang baik dan yang lain cukup baik.
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kemampuan menafsirkan pernyataan dalam kelompok tingkat tinggi: setengah sangat baik, hampir setengah baik, dan yang lain-lain yang cukup baik. Pada kelompok tingkat menengah, hanya sebagian kecil yang sangat baik, hampir setengah yang baik dan yang lain yang cukup baik. Pada kelompok tingkat rendah, hampir yang baik dan yang lain yang cukup baik. Wulandari, Harlita, dan Muzzayinah (2011) melakukan penelitian dengan metode kuasi-eksperimental. Subjek penelitian adalah siswa kelas X di SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/ 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis jamur di taro tape dan mengetahui pengaruh dari pemanfaatan hasil penelitian identifikasi sebagai sumber pembelajaran berbasis modul terhadap keterampilan menafsirkan data. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sumber pembelajaran berbasis modul sedangkan variabel terikat adalah keterampilan menafsirkan data. Pengujian hipotesis untuk pelaksanaan hasil penelitian terhadap proses pembelajaran biologi menggunakan t-test. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa (1) ada dua genus jenis jamur di taro tape, yaitu genus Saccharomyces genus Aspergillus dan yang diidentifikasi sesuai dengan karakteristik morfologi, (2) pemanfaatan hasil penelitian identifikasi jamur pada taro tape (Colocasia esculenta) sebagai sumber pembelajaran berbasis modul memiliki dampak nyata terhadap keterampilan menafsirkan data yang dari kelas X di SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Akademik 2011/ 2012. Ho dan Bui (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji penilaian diri mahasiswa senior dalam kemampuan menerjemahkan dan menginterpretasi di Universitas Terbuka Ho Chi Minh City dan umpan balik mereka untuk metode mengajar dan kurikulum. Subjek penelitian adalah 24 mahasiswa senior dalam Business and Tourism Translation- Interpretation in the course tahun 2008-2012. Data dikumpulkan melalui kuesioner dengan metode survey untuk menginvestigasi pengetahuan umum, interpretasi, dan keterampilan menerjemahkan sebagai masalah dalam penerjemahan dan interpretasi, dan pendapat mereka tentang materi dan metode pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memenuhi persyaratan terjemahan atau keterampilan interpretasi. Mahasiswa senior tidak merasa puas dalam hal bahan
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan metode pengajaran karena informasi yang tidak berlaku lagi dan metode pengajaran yang monoton. Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa SMP, SMA, dan mahasiswa. Jenis penelitian tentang metode inkuiri dan kemampuan memahami di atas adalah penelitian eksperimen, penelitian tindakan kelas, dan penelitian survei. Setelah hasil penelitian-penelitian yang relevan dikaji, diperoleh kesimpulan bahwa belum ada yang meneliti tentang variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah metode inkuiri sebagai variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi sebagai variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Populasi penelitian adalah siswa Sekolah Dasar (SD). Berikut ini Literature map dari penelitian-penelitian yang relevan hingga akhirnya dilakukan penelitian oleh peneliti. Penelitian tentang Metode Inkuiri
Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan & Menginterpretasi
Ambarsari, Santosa, & Maridi (2013) Inkuiri - keterampilan proses sains dasar
Noviyanti, Rosilawaty, & Efkar (2013) LC3E - kemampuan memberikan alasan & menginterpretasi pertanyaan
Faezaty, Rosilawaty, & Efkar (2013) Inkuiri - keterampilan menginterpretasi & memberikan alasan
Wulandari, Harlita, & Muzzayinah (2011) Modul - keterampilan menginterpretasi data
Wahyudin, Sutikno, & Isa (2010) Inkuiri - minat & pemahaman siswa
Ho & Bui (2013) Kuesioner - kemampuan menerjemahkan & menginterpretasi
Yang perlu diteliti Inkuiri - kemampuan menjelaskan & menginterpretasi
Gambar 2.2 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2 Kerangka Berpikir Metode pembelajaran inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA karena menekankan kemampuan siswa dalam menemukan jawaban sendiri dari suatu pertanyaan melalui serangkaian kegiatan yang telah dirancang guru. IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan, penggunaan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Karena itu pembelajaran IPA lebih tepat dengan menggunakan aktivitas-aktivitas belajar yang banyak dari pada hanya mempelajari teori-teori. Proses memahami alam membutuhkan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi agar dapat benar-benar paham akan terjadinya suatu peristiwa di alam. Metode
inkuiri
diharapkan
dapat
memberikan
pengaruh
terhadap
kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam melalui pelajaran IPA. Kemampuan menjelaskan adalah kecakapan dalam menguraikan secara terang tentang terjadinya suatu peristiwa melalui pola sebab-akibat dengan memberikan alasan yang sesuai kaidah-kaidah umum,
sistematis,
dan
disertai
contoh
atau
gambaran.
Kemampuan
menginterpretasi adalah kecakapan dalam menafsirkan suatu peristiwa melalui pemindahan pemahaman ke dalam bentuk gambar atau model lain sehingga diperoleh pemahaman pribadi. Jika metode inkuiri digunakan dalam pembelajaran IPA kelas V di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta, penggunaan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi materi IPA tentang pencemaran air.
2.3 Hipotesis Penelitian 2.3.1 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. 2.3.2 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas delapan komponen metode yang digunakan dalam penelitian. Komponen tersebut meliputi jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe nonequivalent control group design dengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tanpa random assignment (Cohen, 2007: 282). Quasi experimental digunakan dalam penelitian ini karena dalam dunia pendidikan tidak memungkinkan untuk mengacak dan mengatur kelas yang ada untuk pengambilan sampel. Penelitian ini juga menggunakan kelompok kontrol yang tidak berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi proses penelitian. Kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui kemampuan awal tiap kelompok yang dilaksanakan sebelum materi penelitian diberikan pada siswa dan butir soal dibuat dengan bahan yang sudah dikuasai peserta didik (Sudijono, 2011: 69). Setelah diketahui kemampuan awal tiap kelompok, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan, yaitu dengan pembelajaran biasa menggunakan metode ceramah. Guru melakukan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Posttest dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa akan materi pelajaran penting yang sudah diajarkan guru (Sudijono, 2011: 70). Pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu (1) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, dan (3) skor 1 dikurangi skor 2 (Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Jika hasilnya negatif, pengaruh perlakuan juga negatif (Cohen, 2007: 277). Jika hasilnya tidak sama
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan atau lebih besar dari nol, ada pengaruh perlakuan. Gambar desain penelitian sebagai berikut.
Kelompok Eksperimental
O1
X
O2
------------Kelompok Kontrol
O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan :
O1 = Hasil pretest kelompok eksperimen O2 = Hasil posttest kelompok eksperimen O3 = Hasil pretest kelompok kontrol O4 = Hasil posttest kelompok kontrol X = perlakuan dengan metode inkuiri
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menggambarkan bahwa cara penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara random untuk mendapatkan dua kelompok dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Selain itu juga berfungsi sebagai pemisah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang disebut dengan nonequivalent control group design (Cohen, 2007: 283).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1, yang teletak di Jalan Demangan Baru No. 22 Desa Demangan Baru, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SD Kanisius Demangan Baru 1 ini adalah sekolah swasta Katolik yang ada di bawah naungan Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta. Sekolah ini merupakan SD Kanisius yang paling bonafide se-DI Yogyakarta. Siswa yang bersekolah di SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki latar belakang keluarga dari kalangan menengah ke atas. Sebagian besar orang tua di SD Kanisius Demangan Baru 1 berprofesi sebagai guru, dosen, dan wiraswasta. Sekolah ini memiliki 25 guru dan
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7 karyawan serta 499 siswa dengan jumlah siswa laki-laki 260 dan siswa perempuan 239. Peneliti memilih SD Kanisius Demangan Baru 1 sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu SD yang memiliki banyak prestasi sehingga siswa mudah mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri. Sekolah ini memiliki prestasi di bidang akademik dan juga non akademik. Prestasi yang sudah diraih SD Kanisus Demangan Baru 1 antara lain Juara I Lomba Paduan Suara seKabupaten Sleman Timur 2014, Juara III Lomba Futsal O2SN se-Kecamatan Depok 2014, Juara I Lomba Pidato tingkat SD 2014, Juara I Lomba Biola Anak Pemula, Juara I Biola anak tingkat lanjut, Juara I Lomba Paduan Suara Dinas Pendidikan, Juara III Biola, Juara II Spelling, Juara I Sepatu Roda, Juara III Matematika, Juara II Story Reading, Juara IV Basket, dan Juara II Menyanyi. SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki kelas yang paralel sehingga tepat digunakan untuk penelitian eksperimen. Sekolah ini memiliki 18 kelas yang terdiri dari 3 kelas paralel yaitu A, B, dan C di setiap tingkatnya. Penentuan siswa yang masuk ke kelas A, B dan C tidak ditentukan melalui prestasi sehingga sekolah ini mendukung bagi penelitian eksperimen. Pembelajaran di kelas bawah dilakukan oleh guru kelas, sedangkan di kelas atas dilakukan oleh guru mata pelajaran. SD Kanisius Demangan Baru 1 memiliki fasilitas-fasilitas yang mampu mendukung proses pembelajaran dengan baik. Fasilitas-fasilitas tersebut meliputi laboratorium komputer, laboratorium IPA, perpustakaan, alat-alat musik, dan alatalat olah raga. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Pengambilan data dimulai pada tanggal 4 September 2014 sampai 11 Oktober 2014. Pengambilan data penelitian eksperimental sebaiknya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi ancaman terhadap validitas penelitian karena efek seleksi, maturitas, dan mortalitas di samping biaya penelitian yang besar (Krathwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lihat Tabel 3.1 halaman 29).
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Hari, tanggal Kamis, 4-9-2014 Rabu, 10-9-2014 Kamis, 11-9-2014 Jumat, 10-10-2014 Hari, tanggal Kamis, 4-9-2014 Sabtu, 13-9-2014 Senin, 15-9-2014 Kamis, 11-10-2014
Kelompok Eksperimen Pertemuan Kegiatan I Pretest II Pembelajaran inkuiri III Posttest I IV Posttest II Kelompok Kontrol Pertemuan Kegiatan I Pretest II Pembelajaran biasa III Posttest I IV Posttest II
Alokasi Waktu 2 x 40 menit 6 x 40 menit 2 x 40 menit 2 x 40 menit Alokasi Waktu 2 x 40 menit 6 x 40 menit 2 x 40 menit 2 x 40 menit
3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan subjek yang ada di wilayah penelitian (Arikunto, 2010: 173). Penelitian ini menggunakan semua siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 (kelas VA, VB, & VC) sebagai populasi. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi penelitian (Arikunto, 2010: 174). Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Kelas tersebut dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian dilakukan dengan teknik undi yang disaksikan guru kelas V. Hasil undian menunjukkan kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VC sebagai kelompok kontrol. Kelas VB dengan jumlah 25 siswa terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan . Kelas VC dengan jumlah 28 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan oleh guru yang sama agar mengurangi faktor bias dalam penelitian.
3.4 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan oleh peneliti menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, 2007: 504). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Cohen mengungkapkan bahwa variabel bebas adalah stimulus yang dapat dimodifikasi
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan dapat mempengaruhi hasil percobaan secara total atau sebagian. Variabel terikat adalah variabel hasi yang menerima pengaruh dari variabel bebas secara total atau sebagian. Penelitian ini menggunakan metode inkuiri sebagai variabel bebas (independen). Metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh langkah yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Variabel terikat (dependen) yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Kemampuan menjelaskan
terdiri
dari
empat
aspek
kegiatan,
yaitu
menjabarkan,
memperkirakan, memberi alasan, dan memberi contoh (Wiggins & McTighe, 2005: 163). Kemampuan menginterpretasi terdiri dari empat aspek kegiatan, yaitu menerjemahkan, mengkritik, menarik benang merah, dan menceritakan (Wiggins & McTighe, 2005: 163). Variabel Independen
Variabel Dependen Kemampuan Menjelaskan
Metode Inkuiri Kemampuan Menginterpretasi
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes. Tes adalah teknik yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan dasar dan pencapaian subjek yang diteliti (Arikunto, 2010: 266). Sudijono (2011: 67) mengungkapkan bahwa tes adalah cara mengukur tingkat pencapaian siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan atau perintah, sehingga dapat dihasilkan harga yang melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa. Tes adalah prosedur sistematik yang menggambarkan subjek penelitian melalui suatu set jawaban mereka dengan diwujudkan dalam bentuk angka (Sukardi, 2003:
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138). Pendapat ketiga ahli tersebut saling melengkapi, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tes adalah teknik mengukur tingkat kemampuan dasar dan pencapaian siswa setelah menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu melalui pertanyaan-pertanyaan atau perintah yang membutuhkan jawaban dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk angka. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Pretest dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan pada siswa (Sudijono, 2011: 69). Posttest dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa akan materi yang penting (Sudijono, 2011: 70). Guru melakukan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum bahan pelajaran diberikan. Setelah pretest, guru melakukan pembelajaran menggunakan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dan pembelajaran tradisional menggunakan metode ceramah pada kelompok kontrol. Selanjutnya kedua kelompok diberikan soal yang sama dalam posttest. Pelaksanaan pembelajaran pada kedua kelas dilakukan oleh satu guru kelas V yang dipilih oleh peneliti. Peneliti berperan sebagai observer selama pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk menambah elemen kualitatif agar peneliti lebih memahami kondisi populasi penelitian. Semua instrumen dan alat peraga pembelajaran untuk penelitian disiapkan oleh peneliti. Proses pengumpulan data dilakukan selama dua minggu untuk menghindari bias selama pelaksanaan penelitian (Krathwohl, 2004: 547). Pengumpulan data pretest dan posttest dijelaskan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Pengumpulan Data Pretest dan Posttest Kelompok
Variabel Menjelaskan
Eksperimen Menginterpretasi
Menjelaskan Kontrol Menginterpretasi
Data Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest Skor posttest II Skor pretest Skor posttest Skor posttest II Skor pretest Skor posttest Skor posttest II
Instrumen Soal uraian (nomor 1a, 1b, 1c, 1d) Soal uraian (nomor 2a, 2b, 2c, 2d) Soal uraian (nomor 1a, 1b, 1c, 1d) Soal uraian (nomor 2a, 2b, 2c, 2d)
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.6 Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen berupa soal tes. Instrumen soal tes berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan
pencapaian
subjek
(Arikunto,
2010:
193).
Mardapi
(2008:
67)
mengungkapkan bahwa tes berisi sujumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan tujuan mengukur tingkat kemampuan seseorang yang dikenai tes. Dari pengertian instrumen tes menurut kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian siswa melalui pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Penelitian ini menggunakan soal uraian yang berjumlah 21 butir untuk mengukur
enam
kemampuan
memahami
siswa,
yaitu:
menjelaskan,
menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Uraian adalah bentuk tes subjektif untuk mengukur kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban bersifat uraian kata atau pembahasan (Arikunto, 2012: 177). Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal nomor 1a, 1b, 1c, dan 1d untuk kemampuan menjelaskan dan nomor 2a, 2b, 2c, dan 2d untuk kemampuan menginterpretasi. Delapan butir soal tersebut dibatasi pada KD 4.5 Menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia, serta memprediksi apa yang akan terjadi jika permasalahan tersebut tidak diatasi”. Matriks pengembangan instrumen soal sebagai pedoman validitas isi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen Soal No
Variabel
Aspek
Indikator
1
Menjelaskan
Menjabarkan Memperkirakan Memberi alasan
Menjabarkan pengertian pencemaran air Memperkirakan 3 ciri air yang tercemar Menjelaskan 3 penyebab pencemaran air yang berkaitan dengan kegiatan manusia. Menyebutkan 4 contoh benda penyebab pencemaran air. Menyebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat mencemari sungai pada gambar A. Memberikan 2 saran bagi manusia yang tinggal di sekitar lingkungan pada salah satu gambar. Menyebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya. Menceritakan 3 keadaan lingkungan pada salah satu gambar
Memberi contoh 2
Menginterpretasi
Menerjemahkan Mengkritik
Menarik benang merah Menceritakan
Nomor Soal 1a 1b 1c 1d 2a 2b
2c
2d
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berikut adalah rubrik penilaian yang digunakan. Tabel 3.4 Rubrik Penilaian No
Variabel
1
Menjelaskan
2
Menginterpr etasi
Indikator
Kriteria
Menjabarkan Jika penjabaran mengandung 3 komponen pengertian pengertian pencemaran air dengan benar. pencemaran air. Jika penjabaran mengandung 2 komponen pengertian pencemaran air dengan benar. Jika penjabaran mengandung 1 komponen pengertian pencemaran air dengan benar. Jika penjabaran tidak mengandung komponen pengertian pencemaran air atau salah. Memperkirakan Jika menyebutkan 3 ciri dan disertai penjelasan 3 ciri air yang yang benar. tercemar. Jika menyebutkan 2 ciri dan disertai penjelasan yang benar. Harga 2 jika menyebutkan 1 ciri dan disertai penjelasan yang benar atau mrnyebutkan 3 ciri tanpa disertai penjelasan. Jika menyebutkan ciri dan disertai penjelasan tetapi salah semua. Menjelaskan 3 Jika menyebutkan 3 penyebab pencemaran air penyebab dan disertai penjelasan yang benar. pencemaran air Jika menyebutkan 2 penyebab pencemaran air yang dan disertai penjelasan yang benar. berhubungan Jika menyebutkan 1 penyebab pencemaran air dengan kegiatan dan disertai penjelasan yang benar. manusia. Jika menjelaskan penyebab pencemaran air tetapi salah semua. Menyebutkan 4 Jika menyebutkan 4 contoh bahan pencemar air contoh benda dengan benar dan logis. penyebab Jika menyebutkan 3 contoh bahan pencemar air pencemaran air. dengan benar dan logis. Jika menyebutkan 2 contoh bahan pencemar air dengan benar dan logis. Jika menyebutkan 1 contoh bahan pencemar air dengan benar dan logis atau menyebutkan contoh bahan pencemar air tetapi salah semua. Menyebutkan 4 Jika menyebutkan 4 kegiatan dengan benar dan kegiatan logis. manusia yang Jika menyebutkan 3 kegiatan dengan benar dan dapat logis. mencemari Jika menyebutkan 2 kegiatan dengan benar dan sungai pada logis. gambar A. Jika menyebutkan 1 kegiatan dengan benar dan logis atau menyebutkan kegiatan tetapi salah dan tidak logis semua. Memberikan 2 Jika memberikan 2 saran yang sesuai dengan saran bagi gambar dan logis. manusia yang Jika memberikan 1 saran yang sesuai dengan tinggal di gambar dan logis. sekitar Jika memberikan saran yang tidak sesuai lingkungan pada dengan gambar tetapi logis. salah satu Jika memberikan saran yang tidak sesuai gambar. dengan gambar dan tidak logis.
Skor 4 3 2 1 4 3 2
1 4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2 1
4 3 2 1
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menyebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya. Menceritakan 3 keadaan lingkungan pada salah satu gambar.
Jika menyebutkan 3 akibat yang sesuai dengan gambar dan logis. Jika menyebutkan 2 akibat yang sesuai dengan gambar dan logis. Jika menyebutkan 1 akibat yang sesuai dengan gambar dan logis. Jika menyebutkan akibat yang tidak sesuai dengan gambar dan tidak logis. Jika menceritakan 3 keadaan lingkungan dengan logis dan sesuai gambar. Jika menceritakan 2 keadaan lingkungan dengan logis dan sesuai gambar. Jika menceritakan 1 keadaan lingkungan dengan logis dan sesuai gambar atau hanya menyebutkan keadaan sungai dengan logis dan sesuai gambar. Jika menceritakan keadaan lingkungan dengan tidak logis dan tidak sesuai gambar.
4 3 2 1 4 3 2
1
3.7 Teknik Pengujian Instrumen 3.7.1 Validitas Instrumen Instrumen yang valid mampu mengukur apa yang hendak diukur (Cohen, 2007: 135). Penelitian ini menggunakan validitas isi, validitas permukaan, dan konstruk untuk mengetahui validitas instrumen tes. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas permukaan adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli materi, yaitu dosen mata kuliah IPA, guru kelas V dan guru kelas VI. Validator 1 berpendapat bahwa soal nomor 1a, 1b, 1c, dan 1d sudah baik (lihat Lampiran 3.3). Kunci jawaban soal nomor 2a kurang sesuai dengan gambar pada soal. Validator 1 juga memberikan saran pada soal nomor 2b cukup 2 kalimat saja. Soal 2c dan 2d sudah baik. Validator 2 berpendapat bahwa soal nomor 1a sudah baik dan kunci jawaban perlu dirumuskan lagi. Validator 2 memberikan saran untuk soal nomor 1b kata “perkiraanmu” diganti dengan kata “kemungkinan”. Soal nomor 1c, 1d, 2a, 2c, dan 2d sudah baik. validator 2 meharga soal dan kunci jawaban kurang
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sinkron. Validator 3 berpendapat bahwa soal nomor 1c, 1d, 2a, 2c, dan 2d sudah baik. Validator 3 juga menyarankan untuk soal nomor 1a agar menggunakan KBBI dan buku paket IPA SD sebagai acuan definisi pencemaran air. Soal nomor 1b bagian kunci jawaban tentang PH air sebaiknya tidak dipakai karena kurang dipahami oleh siswa SD. Soal nomor 2b perlu diperbaiki karena kurang sesuai dengan kunci jawaban soal. Instrumen diperbaiki sebelum dilakukan validitas permukaan dan konstruk dengan mempertimbangkan saran dari ketiga ahli. Validitas permukaan diperoleh dengan cara mengujikan soal pada tujuh siswa kelas V. Tujuh siswa tersebut berasal sekolah yang berbeda. Ketujuh siswa dikumpulkan dalam waktu dan tempat yang sama untuk mengerjakan soal. Siswa ditanya tentang kemampuannya dalam memahami kalimat soal. Ada beberapa kata yang tidak dipahami oleh para siswa, yaitu kata “alasan” pada soal nomor 1c, kata “bahan” pada soal nomor 2d, kata “himbauan” pada soal nomor 2b, dan kata “deskripsikan” pada soal nomor 2d. Peneliti memperbaiki instrumen dengan mengganti kata “alasan” menjadi “penyebab”, kata “bahan” menjadi “benda”, “himbauan” menjadi “saran”, dan kata “deskripsikan” menjadi “ceritakan”. Mereka mengerjakan semua soal dengan rerata waktu yang dibutuhkan 45 menit. Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Don Bosco untuk memperoleh validitas konstruk. Sekolah ini beralamat di jalan Melati Wetan 53 Baciro, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Don Bosco Baciro karena memiliki kelas paralel 3 untuk setiap tingkat. Sekolah ini memiliki siswa yang prestasinya kurang lebih sama SD Kanisius Demangan Baru 1, dan sama-sama memiliki akreditasi sekolah A. Selain itu sekolah ini memiliki siswa dengan latar belakang ekonomi keluarga yang kurang lebih sama, yaitu menengah ke atas. Jumlah responden adalah 56 orang. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Setelah diujikan, soal dihitung validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Uji validitas konstruk dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows untuk mempermudah perhitungan. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan adalah jika
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka suatu item dikatakan valid, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177178). Hasil uji validitas dari dua variabel dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 3.4). Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Menjelaskan dan Menginterpretasi No
Variabel
1
Menjelaskan
2
Menginterpretasi
Aspek Menjabarkan Memperkirakan Memberi alasan Memberi contoh Menerjemahkan Mengkritik Menarik benang merah Menceritakan
Nomor Soal 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d
Sig. (2-tailed)
Kualifikasi
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 3.5 menunjukkan hasil uji variabel menjelaskan dan menginterpretasi yang diperoleh dari uji validitas semua variabel kemampuan memahami. Variabel kemampuan memahami terdiri dari 6 kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, sehingga peneliti hanya mencantumkan hasil uji validitas dari dua kemampuan yang diteliti. Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa semua soal dalam variabel menjelaskan dan menginterpretasi ternyata memiliki harga Sig. (2-tailed) < 0,01 maka semua soal dinyatakan valid dengan taraf signifikansi 99% (Field, 2009: 177-178).
3.7.2 Reliabilitas Instrumen Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan hasil atau konsistensi hasil dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama (Cohen, 2007: 146). Setyosari (2010: 180) mengungkapkan bahwa reliabilitas instrumen menunjukkan berapa kali pun data tersebut diambil akan memberikan hasil yang sama atau konsisten dan adanya keterandalan suatu tes. Berdasarkan pendapat dua ahli tersebut dapat diketahui bahwa reliabilitas instrumen adalah keterandalan suatu instrumen yang ditunjukkan dengan adanya konsistensi hasil. Penelitian ini menggunakan soal berbentuk uraian sebagai instrumen pengumpulan data. Pemberian skor untuk jawaban soal uraian dengan menggunakan rentang skor 1 sampai dengan 4 berdasarkan pada kriteria yang 36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
telah ditentukan. Cohen (2007: 148) menjelaskan bahwa Alpha Cronbach memberikan koefisien korelasi antaritem, yaitu korelasi setiap item dengan jumlah semua item lain, dan berguna untuk skala multiitem. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menyatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Berikut ini hasil uji reliabilitas semua variabel kemampuan memahami (lengkapnya lihat Lampiran 3.5). Tabel 3.6 Uji Reliabilitas Semua Variabel Kemampuan Memahami Cronbach’s Alpha 0,87
N of Items 24
N Siswa 56
Tabel 3.6 menunjukkan hasil uji reliabilitas semua variabel kemampuan memahami. Jumlah yang diuji reliabilitasnya berjumlah 24 nomor. Soal tersebut mencakup semua variabel kemampuan memahami. Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa semua nomor soal yang valid memiliki harga Alpha > 0,60 maka semua soal dinyatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menghitung data agar dapat disajikan secara sistematis dan memperoleh interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Data dianalisis menggunakan analisis non parametrik yang mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan bantuan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Teknik analisis data dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini.
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Field menyatakan bahwa distribusi data normal jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05. Sebaliknya jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05, maka distribusi data tidak normal. Jika distribusi data normal, teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya dengan
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent samples t-est atau Paired samplse t-test (Field, 2009: 326). Jika distribusi data tidak normal, teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345).
3.8.2 Uji Statistik 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tujuan uji perbedaan kemampuan awal adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan. Langkah ini untuk memastikan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama, meskipun teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara random (Cohen, 2007: 283). Kondisi yang ideal bagi kedua kelompok adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama. Data pretest yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga mengunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 326). 1) Uji kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data normal. 2) Uji kemampuan awal menggunakan statistik non parametrik MannWhitney U-test, jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. 1) Hi : ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kedua kelompok tidak memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. 2) Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok eksperimen
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53).
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 276-277). Uji ini menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menjelaskan dan kemampuan menginterpretasi. Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga mengunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 326). 1) Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data normal. 2) Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. 1)Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. 2) Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjelaskan dan menginterpretasi. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53).
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Uji peningkatan skor pretest ke posttest I dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen maupun kontrol. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 325). Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. 1) Hi : ada perbedaan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat penurunan/ peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. 2) Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari skor pre-test ke posttest I pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/ peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Persentase kenaikan skor pretest ke posttest I dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Gambar 3.3 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Jika data terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson pada Gmbar 3.4 halaman 42 (Field, 2009: 57 & 179).
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan : r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t df = derajad kebebasan (degree of freedom) Jika data terdistribusi dengan tidak normal, maka digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 57).
Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan : Z = harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program SPSS N = 2 x jumlah responden yang bersangkutan Besar pengaruh perlakuan dapat diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut (Field, 2009: 57). Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r (effect size) 0,10 0,30 0,50
Kriteria Efek Kecil, setara dengan 1% pengaruh perlakuan Menengah, setara dengan 9% pengaruh perlakuan Besar, setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau R2 x 100% (Field, 2009: 179).
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat pada posttest I sesudah satu bulan dilakukan perlakuan. Untuk itu digunakan posttest II baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 325). Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terditribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. 1) Hi : ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. 2) Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol, dengan kata lain tidak terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen dan/ atau kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53) Persentase kenaikan skor dari posttest I ke posttest II dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi
3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan Krathwohl (2004: 546) menyarankan agar dalam penelitian eksperimen perlu digunakan elemen penelitian kualitatif untuk menyingkapkan penilaian atau persepsi
subjek-subjek
yang terlibat
dalam
penelitian
terhadap
proses
pembelajaran yang dilakukan. Dalam hal ini teknik triangulasi digunakan untuk mendapatkan data. Triangulasi menggunakan tiga cara, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
manusia, proses kerja, gejala alam, dan bila responden tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010: 203). Pada penelitian ini, observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Hasil observasi diperoleh dengan membuat catatan aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kontrol. Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah & Dwitagama, 2009: 77). Sugiyono (2010: 194) mengungkapkan bahwa wawancara digunakan untuk mengetahui hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit. Wawancara dilakukan secara terstruktur kepada guru dan 3 siswa dari kelompok eksperimen. Ketiga siswa yang akan diwawancarai terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan kognitif paling rendah, menengah, dan tinggi. Dokumen adalah catatan suatu peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar, atau karya (Sugiyono, 2008: 240). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen nilai siswa dan foto-foto siswa saat pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I dan posttest II. Pedoman wawancara untuk guru dan siswa kelompok eksperimen sesudah diberikan perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.9 pada halaman 44.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.8 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pertanyaan Apa kamu senang dengan pelajaran IPA? Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri? Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air? Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan! Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a tentang pengertian pencemaran air? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1b tentang ciri-ciri air yang tercemar? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1c tentang penyebab pencemaran air? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1d tentang benda yang menyebabkan pencemaran air? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a tentang kegiatan manusia pada gambar A? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2b tentang memberikan saran? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2c tentang akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup? Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2d tentang menceritakan keadaan lingkungan pada gambar? Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? Apa yang membuat nilaimu nomor 1a dan 1d meningkat pada posttest II? Apa yang membuat nilaimu nomor 1b menurun drastis dari pada nomor 1 yang lain pada posttest II? Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan
No 1 2 3 4 5 6 7
Pertanyaan Apakah Anda pernah menggunakan metode inkuiri dalam mengajar? Bagaimana menurut Anda pembelajaran dengan metode inkuiri itu? Bagaimana menurut Anda siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah? Bagaimana perbedaan siswa di kelas eksperimen dan kontrol? Apa kesulitan mengajar dengan menggunakan metode inkuiri? Apakah metode inkuiri lebih efektif dalam pembelajaran? Apa saran Anda untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri?
3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk melihat pengaruh metode inkuiri apakah memiliki efek yang besar atau menengah atau kecil terhadap kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest. Selain itu untuk melihat apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas atau tidak.
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA. Hasil penelitian berisi deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah diperoleh. Pada bagian pembahasan dijelaskan pengaruh perlakuan dengan diikuti dampak pengaruh perlakuan.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dua kelas tersebut ditentukan dengan teknik undi sebelum pelaksanaan penelitian yang disaksikan oleh guru kelas. Hasil undi menunjukkan bahwa kelas VB sebagai kelompok eksperimen dan kelas VC sebagai kelompok kontrol. Berikut ini akan dideskripsikan populasi penelitian dan pelaksanaan pembelajaran baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta. Populasi terdiri dari tiga kelas yang siswanya rata-rata memiliki latar belakang keluarga yang sejajar, yaitu dari kalangan ekonomi menengah dan berpendidikan. Hasil wawancara terhadap guru kelas pada hari Jumat, 24 Oktober 2014 menjelaskan bahwa ketiga kelas memiliki prestasi akademik sejajar. Prestasi akademik yang sejajar karena pembagian kelas paralel dari awal diacak baik dari segi prestasi maupun latar belakang keluarga. Hal ini juga dibuktikan dengan data siswa dari dua kelas yang menjadi sampel penelitian. Sampel pertama penelitian adalah kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Kelompok ini terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Jumlah seluruh siswa kelompok eksperimen adalah 25 orang. Siswa pada kelompok eksperimen ini berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa di kelas
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ini antara lain buruh, karyawan swasta, guru, dosen, PNS, wiraswasta, dan dokter. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, S2, dan S3. Sampel kedua penelitian adalah kelas VC sebagai kelompok kontrol. Kelompok ini terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Jumlah seluruh siswa kelompok kontrol adalah 28 orang. Siswa pada kelompok kontrol berasal dari latar belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa di kelas ini antara lain karyawan swasta, wiraswasta, guru, dosen, PNS, dokter, notaris, dan pegawai bank. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA, D1, D2, D3, S1, S2, dan S3.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen dan kontrol dimulai dengan pretest pada hari Kamis, 4 September 2014. Tujuan pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa mengerjakan soal dengan menjawab pada lembar jawab yang telah disediakan. Soal berupa uraian yang berjumlah 21 butir. Waktu mengerjakan soal pretest adalah 2 x 40 menit. Sebelum mengerjakan soal, siswa mendengarkan pengarahan dari guru tentang langkah-langkah mengerjakan soal dan maksud dari tiap butir soal. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya pada guru tentang soal yang belum dipahami. Pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh guru yang sama. Peneliti memiliki peran sebagai
pengamat
kegiatan
pembelajaran,
mendokumentasikan
kegiatan
pembelajaran, tidak sedikit pun mengambil peran dalam kegiatan pembelajaran, dan hanya membantu menyiapkan alat dan bahan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Deskripsi implementasi pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pembelajaran dengan metode inkuiri di kelompok eksperimen dilaksanakan satu kali dalam sehari pada hari Rabu, 10 September 2014. Pembelajaran
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilaksanakan dengan berpedoman pada kurikulum 2013, sehingga penelitian dilaksanakan selama sehari atau dengan kata lain satu pembelajaran. Satu pembelajaran sebenarnya terdiri dari dua mata pelajaran, yaitu Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan IPA karena menggunakan pendekatan
tematik. Satu
pembelajaran membutuhkan waktu 8 jam pelajaran. Penelitian ini difokuskan pada satu mata pelajaran, yaitu IPA. Pelajaran IPA dengan metode inkuiri dilaksanakan selama 6 jam pelajaran atau 6 x 40 menit. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dari pukul 07.00 – pukul 11.20 WIB. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, alat dan bahan untuk percobaan sudah disiapkan. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, sedangkan untuk bagian percobaan dilaksanakan di halaman sekolah. Materi pokok yang dipelajari adalah pencemaran air. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru bercerita tentang perilaku manusia dalam memanfaatkan air. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang cerita. Guru membimbing siswa untuk mengaitkan hubungan kegiatan manusia dalam memanfaatkan air dengan pencemaran air. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang pencemaran air. Kegiatan inti pembelajaran meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Kegiatan inti yang pertama adalah orientasi yang diawali oleh guru dengan tanya jawab tentang keadaan sungai di sekitar tempat tinggal siswa. Siswa mencari tahu arti pencemaran pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Selanjutnya siswa dibimbing guru untuk memahami arti kata pencemaran air. Setelah itu siswa membaca teks berita tentang pencemaran air di sungai Code. Lalu siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang manfaat air, manfaat air sungai, faktor yang menyebabkan pencemaran air sungai, akibat pencemaran air sungai, ciri-ciri air sungai yang tercemar, dan perasaan siswa setelah membaca teks berita. Kegiatan orientasi diakhiri dengan pembagian kelompok eksperimen dan penjelasan tentang petunjuk eksperimen oleh guru serta siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Kegiatan inti yang kedua adalah merumuskan masalah. Pembelajaran menggunakan metode inkuiri dengan peran guru yang membimbing siswa untuk
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengajukan pertanyaan tentang eksperimen yang akan dilakukan. Pertanyaaan menggunakan kata tanya “apakah” yang jawabannya “ya” atau “tidak”, misalnya “Apakah ikan dapat bertahan hidup dalam air yang tercemar?” Pertama kali guru memberi contoh pertanyaan, lalu siswa menyampaikan pertanyaan secara bebas. Guru menuliskan pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan siswa di papan tulis. Siswa mencatat pertanyaan-pertanyaan rumusan masalah yang dituliskan guru di papan tulis pada LKS. Kegiatan inti yang ketiga adalah merumuskan hipotesis atau jawaban sementara dari rumusan masalah yang sudah dicatat. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok untuk merumuskan hipotesis. Lalu menuliskan hipotesis hasil diskusi pada LKS. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok dalam merumuskan hipotesis. Kegiatan inti yang keempat adalah eksperimen. Ada 4 eksperimen yang dilakukan siswa tentang pencemaran air. Siswa melakukan eksperimen di halaman sekolah. Alat dan bahan sudah disediakan oleh peneliti untuk setiap kelompok. Pada eksperimen I siswa diajak membuktikan dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah sabun mandi. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen I. Siswa menyiapkan gelas yang sudah diberi tanda A, B dan C. Siswa memasukkan 150ml air bersih ke dalam setiap gelas. Siswa memasukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. Siswa memasukkan air sabun mandi ke dalam gelas A = 100 ml, gelas B = 150 ml, dan gelas C = 200 ml. Siswa menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan untuk bertahan hidup. Siswa mengamati keadaan ikan dalam air yang tercemar. Siswa mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang mencakup keadaan air (bau, warna, dan benda-benda dalam air), keadaan ikan, dan waktu yang dibutuhkan ikan untuk bertahan hidup. Pada eksperimen II siswa diajak membuktikan dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah sabun cuci piring. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen II. Siswa menyiapkan gelas yang sudah diberi tanda D, E dan F. Siswa memasukkan 150ml air bersih ke dalam setiap gelas. Siswa memasukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. Siswa memasukkan air sabun cuci piring ke dalam gelas D = 100 ml, gelas E = 150 ml, dan gelas F = 200 ml.
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan untuk bertahan hidup. Siswa mengamati ikan dalam air yang tercemar. Siswa mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang mencakup keadaan air (bau, warna, dan benda-benda dalam air), keadaan ikan, dan waktu yang dibutuhkan ikan untuk bertahan hidup. Pada eksperimen III siswa diajak membuktikan dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah detergen. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen III. Siswa menyiapkan gelas yang sudah diberi tanda G, H dan I. Siswa memasukkan 150 ml air bersih ke dalam setiap gelas. Siswa memasukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. Siswa memasukkan air detergen ke dalam gelas G = 100 ml, gelas H = 150 ml, dan gelas I = 200 ml. Siswa menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan untuk bertahan hidup. Siswa mengamati ikan dalam air yang tercemar. Siswa mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang mencakup keadaan air (bau, warna, dan benda-benda dalam air), keadaan ikan, dan waktu yang dibutuhkan ikan untuk bertahan hidup. Pada eksperimen IV siswa diajak membuktikan pengaruh pencemaran air yang disebabkan oleh limbah sisa makanan. Siswa menyiapkan alat dan bahan untuk eksperimen IV. Siswa menyiapkan gelas yang sudah diberi tanda J, K dan L. Siswa memasukkan 150ml air bersih ke dalam setiap gelas. Siswa memasukkan ikan ke dalam gelas yang sudah berisi air bersih. Siswa memasukkan air sisa makanan ke dalam gelas J = 100 ml, gelas K = 150 ml, dan gelas L = 200 ml. Siswa menyiapkan stopwatch untuk menghitung waktu yang diperlukan ikan untuk bertahan hidup. Siswa mengamati ikan dalam air yang tercemar. Siswa mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan yang mencakup keadaan air (bau, warna, dan benda-benda dalam air), keadaan ikan, dan waktu yang dibutuhkan ikan untuk bertahan hidup. Kegiatan inti yang kelima adalah menarik kesimpulan. Siswa berkumpul dengan kelompok untuk bertukar pikiran tentang hasil eksperimen. Lalu siswa menarik kesimpulan eksperimen dengan berpedoman pada rumusan masalah dan hipotesis. Pada kegiatan ini siswa dapat mengetahui apakah hipotesisnya sesuai dengan hasil eksperimen. Siswa menuliskan kesimpulan pada LKS.
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan inti yang keenam adalah presentasi hasil eksperimen. Kelompok mempresentasikan hasil eksperimen. Presentasi dibimbing oleh guru. Pertama, kelompok membacakan rumusan masalah. Kedua, kelompok membacakan hipotesis. Ketiga, kelompok mempresentasikan kesimpulan setelah melakukan pembuktian hipotesis dengan melalui eksperimen. Siswa dari kelompok lain memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau saran bagi kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan inti yang ketujuh adalah melakukan refleksi. Pada kegiatan ini siswa menyaksikan tayangan video wawancara pada salah satu warga di perkampungan Code. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang isi wawancara. Kemudian siswa menjawab 5 butir pertanyaan untuk refleksi setelah mengikuti pembelajaran pada lembar refleksi. Pertanyaan pertama tentang perasaan siswa ketika melihat keadaan ikan dalam air yang tercemar. Pertanyaan kedua tentang penyebab pencemaran air. Pertanyaan ketiga tentang akibat pencemaran air. Pertanyaan keempat tentang usaha siswa untuk mencegah terjadinya pencemaran air. Pertanyaan kelima tentang usaha siswa untuk mengatasi terjadinya pencemaran air. Selanjutnya siswa mendiskusikan aksi secara bersama-sama dalam satu kelas dengan dibimbing guru. Masing-masing siswa melakukan aksi yang telah dirumuskan setelah kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan tanya jawab antara siswa dan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan pada beberapa siswa tentang materi yang telah dipelajari. Lalu guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahan jawaban siswa. Pada hari Kamis, 11 September 2014, siswa kelompok eksperimen mengerjakan soal posttest I. Posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran tentang materi penelitian menggunakan metode inkuiri. Soal posttest I sama dengan soal yang diberikan ketika pretest. Tujuan posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode inkuiri.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol Pembelajaran dengan menggunakan metode yang tradisional yaitu ceramah di kelompok kontrol dilaksanakan satu kali dalam sehari pada hari Sabtu, 13 September 2014. Pembelajaran dilaksanakan dengan berpedoman pada kurikulum 2013, sehingga penelitian dilaksanakan selama sehari atau dengan kata lain satu pembelajaran. Satu pembelajaran sebenarnya terdiri dari dua mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia dan IPA karena menggunakan pendekatan
tematik. Satu
pembelajaran membutuhkan waktu 8 jam pelajaran. Penelitian ini difokuskan pada satu mata pelajaran, yaitu IPA. Pelajaran IPA dengan metode ceramah dilaksanakan selama 6 jam pelajaran atau 6 x 40 menit. Sedangkan pelajaran Bahasa
Indonesia dilakukan
di
pertemuan
yang selanjutnya.
Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dari pukul 07.00 – pukul 11.20 WIB. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Materi pokok yang dipelajari adalah pencemaran air. Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru bercerita tentang perilaku manusia dalam memanfaatkan air. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang cerita. Guru membimbing siswa untuk mengaitkan hubungan kegiatan manusia dalam memanfaatkan air dengan pencemaran air. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang pencemaran air. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan siswa membaca teks bacaan tentang tips menjaga kesehatan diri sendiri pada buku siswa. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang teks bacaan yang dikaitkan dengan ketersediaan air bersih dan pencemaran air. Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru. Siswa mencari kata-kata sulit dalam bacaan. Siswa mencatat arti kata-kata sulit yang sudah ditemukan berdasarkan pada KBBI. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pencemaran air sungai dan ciri-ciri air sungai yang tercemar. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang penyebab air sungai tercemar. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang akibat pencemaran air sungai bagi makhluk hidup yang ada di sungai maupun di sekitarnya. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang cara mencegah dan mengatasi terjadinya pencemaran air sungai. Siswa membaca teks berita pencemaran di Sungai Code secara berpasangan. Siswa dan guru bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan teks berita. Siswa menyaksikan video wawancara dengan salah satu warga yang tinggal di perkampungan Code. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi video wawancara tersebut. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan tanya jawab antara siswa dan guru tentang hal-hal yang belum dipahami. Guru menyampaikan kesimpulan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan pada beberapa siswa tentang materi yang telah dipelajari. Lalu guru memberikan penguatan dan meluruskan kesalahan jawaban siswa. Pada hari Senin, 15 September 2014, siswa kelompok kontrol mengerjakan soal posttest I. Posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran tentang materi penelitian dengan metode yang tradisional, yaitu ceramah. Soal posttest I sama dengan soal yang diberikan ketika pretest. Tujuan posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode yang tradisional, yaitu ceramah.
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Hipotesis penelitian I adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan menjelaskan, sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 4 item soal uraian pada nomor 1a, 1b, 1c, dan 1d. Setiap item soal mengandung satu indikator secara berurutan, yaitu menjabarkan, memperkirakan, memberi alasan, dan memberi contoh. Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1) Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji Effect Size sigifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5) Uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada peningkatan rerata skor pada tiap kelompok. 6) Uji Effect Size peningkatan rerata skor pretest ke posttest I untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 7) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Tujuan uji normalitas distribusi data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Normalitas data kemampuan menjelaskan diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut berasal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menjelaskan baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3.1). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menjelaskan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Pretest menjelaskan kelompok eksperimen Posttest I menjelaskan kelompok eksperimen Posttest II menjelaskan kelompok eksperimen Rerata selisih skor pretest-posttest I menjelaskan kelompok eksperimen Pretest menjelaskan kelompok kontrol Posttest I menjelaskan kelompok kontrol Posttest II menjelaskan kelompok kontrol Rerata selisih skor pretest-posttest I menjelaskan kelompok kontrol
Sig. (2-tailed) 0,64 0,53 0,16 0,29
Keterangan Normal Normal Normal Normal
0,61 0,34 0,18 0,49
Normal Normal Normal Normal
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek, maka distribusi data normal. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples ttest.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menujukkan harga F = 0,05 dan harga Sig.= 0,80. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.2 halaman 55 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.41).
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,75
Keterangan tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 2,55; SD = 0,54; SE = 0,10; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 2,50; SD = 0,61; SE = 0,11; N = 28; dan df = 51. Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,75 dan harga t = 0,30. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan menjelaskan.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menujukkan harga F = 0,01 dan harga Sig. = 0,91. Harga Sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat homogenitas varians data (Field, 2009: 150). Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS karena variansnya homogen (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan (lengkapnya lihat Lampiran 4.5.1). Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,04
Keterangan Ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10; N = 28; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,04 dan harga t = 2,09. Harga Sig. (2tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Dengan demikian temuan pada data ini mengafirmasi hipotesis penelitian I. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menjelaskan
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut 4.2.4
Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji effect size signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent samples t-test. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menjelaskan adalah r = 0,26 atau 6% yang setara dengan efek menengah (Field, 2009: 57). Berikut ini adalah hasil perhitungan effect size pada kemampuan menjelaskan (lengkapnya lihat Lampiran 4.6). Tabel 4.4 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menjelaskan Variabel Menjelaskan
4.2.4
t 2,09
Kelompok Eksperimen dan Kontrol t2 df r (effect size) R2 4,36 51 0,26 0,06
% 6
Efek Menengah
Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Tujuan dilakukan uji peningkatan skor pretest ke posttest I adalah untuk
mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman 58 (lengkapnya lihat Lampiran 4.7.1 & Lampiran 4.7.2).
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menjelaskan
No
Aspek
1 Menjabarkan 2 Memperkirakan 3 Memberi alasan 4 Memberi contoh Variabel Menjelaskan No
Aspek
1 Menjabarkan 2 Memperkirakan 3 Memberi alasan 4 Memberi contoh Variabel Menjelaskan
Kelompok Eksperimen Eksperimen Peningkatan (%) Pre Post I 1,96 2,32 18,36 2,44 3,24 32,78 2,56 2,88 12,50 3,24 3,44 6,17 2,55 2,97 16,47 Kelompok Kontrol Kontrol Peningkatan (%) Pre Post I 2,18 2,00 -8,25 2,39 2,61 9,20 2,29 2,57 12,22 3,14 3,32 5,73 2,50 2,63 5,20
Sig. (2tailed) 0,04 0,00 0,11 0,20 0,00 Sig. (2tailed) 0,13 0,22 0,13 0,40 0,22
Keterangan Ada perbedaan Ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09; t = 4,30; N = 25; dan df = 24 sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10; t = 1,24; N = 28; dan df = 27. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Sedangkan hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,22 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor kelompok eksperimen sebesar 16,47%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 5,20%. Pada kelompok eksperimen terdapat dua aspek variabel kemampuan menjelaskan yang mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I yaitu menjabarkan dan memperkirakan. Persentase peningkatan aspek
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjabarkan sebesar 18,36% dan aspek memperkirakan sebesar 32,78%. Sedangkan pada kelompok kontrol, semua aspek variabel kemampuan menjelaskan tidak mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I (lihat Tabel 4.5 halaman 59).
4.2.4
Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Uji effect size peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menjelaskan. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil t dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test. Berikut ini adalah hasil perhitungan effect size pada kemampuan menjelaskan (lengkapnya lihat Lampiran 4.8.1). Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menjelaskan No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
t 4,30 1,24
t2 18,49 1,53
df 24 27
r (effect size) 0,65 0,22
R2 0,42 0,04
% 42 4
Efek Besar Menengah
Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menjelaskan adalah 0,65 atau 42% yang setara dengan efek besar (Field, 2009: 57). Sedangkan besar pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menjelaskan adalah 0,22 atau 4% yang setara dengan efek menengah (Field, 2009: 57).
4.2.4
Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Tujuan dilakukan uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II
adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. 59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.9.1 & Lampiran 4.9.2). Tabel 4.7 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan
No
Aspek
1 Menjabarkan 2 Memperkirakan 3 Memberi alasan 4 Memberi contoh Variabel Menjelaskan No
Aspek
1 Menjabarkan 2 Memperkirakan 3 Memberi alasan 4 Memberi contoh Variabel Menjelaskan
Kelompok Eksperimen Eksperimen Peningkatan (%) Post I Post II 2,32 2,68 15,51 3,24 2,60 -19,75 2,88 2,48 -4,00 3,44 3,68 6,97 2,97 2,84 -4,37 Kelompok Kontrol Kontrol Peningkatan (%) Post I Post II 2,00 2,00 0,00 2,61 2,54 -2,68 2,57 2,39 -7,00 3,32 3,32 0,00 2,63 2,56 -2,66
Sig. (2tailed) 0,26 0,14 0,31 0,25 0,14 Sig. (2tailed) 1,00 0,62 0,32 1,00 0,49
Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,13; SD = 0,42; SE = 0,08; t = -1,52; N = 25; dan df = 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = -0,06; SD = 0,47; SE = 0,08; t = -0,69; dan df = 27. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,14 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen. Sedangkan harga Sig. (2tailed) kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol adalah 0,49 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol.
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok eksperimen mengalami penurunan yang lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan persentase peningkatan kelompok eksperimen sebesar -4,37%, sedangkan kelompok kontrol -2,66%. Meskipun demikian, analisis statistik menunjukkan bahwa semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol juga tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik Pretest Posttest I dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan 3.1 3 2.9 2.8 2.7 2.6 2.5 2.4 2.3 2.2
2.97 2.84 2.62
2.55 2.5
Pretest
2.56
Posttest I Kel. Eksperimen
Posttest II Kel. Kontrol
Gambar 4.2 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Hipotesis penelitian II adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan menginterpretasi, sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah 4 item soal uraian pada nomor 2a, 2b, 2c, dan 2d. Setiap
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item soal mengandung satu indikator secara berurutan, yaitu menerjemahkan, mengkritik, menarik benang merah, dan menceritakan. Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah analisis data sebagai berikut. 1) Uji normalitas data untuk mengetahui jenis uji statistik yang akan digunakan apakah parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. 4) Uji Effect Size sigifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri. 5) Uji peningkatan skor pretest ke posttest I pada tiap kelompok untuk mengetahui apakah ada peningkatan rerata skor pada tiap kelompok. 6) Uji Effect Size peningkatan rerata skor pretest ke posttest I untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah. 7) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sekuat posttest I.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Tujuan uji normalitas distribusi data adalah untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya. Normalitas data kemampuan menjelaskan diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut berasal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal dan uji statistik selanjutnya adalah statistik parametrik. 2) Jika harga Sig. (2tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik selanjutnya adalah uji statistik non parametrik. Hasil uji normalitas kemampuan menjelaskan baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.3.2).
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Pretest menginterpretasi kelompok eksperimen Posttest I menginterpretasi kelompok eksperimen Posttest II menginterpretasi kelompok eksperimen Rerata selisih skor pretest-posttest I menginterpretasi kelompok eksperimen Pretest menginterpretasi kelompok kontrol Posttest I menginterpretasi kelompok kontrol Posttest II menginterpretasi kelompok kontrol Rerata selisih skor pretest-posttest I menginterpretasi kelompok kontrol
Sig. (2-tailed) 0,66 0,73 0,64 0,73
Keterangan Normal Normal Normal Normal
0,36 0,55 0,54 0,63
Normal Normal Normal Normal
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 untuk semua aspek, maka distribusi data normal. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kontrol. Selanjutnya analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest kelompok eksperimen dan hasil pretest kelompok kontrol. Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok bisa dibandingkan. Jika kemampuan awal kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum melakukan analisis dengan Independent samples t-test, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang dibandingkan. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menujukkan harga F = 0,92 dan harga Sig. 0,34. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.4.2). Tabel 4.9 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,64
Keterangan Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih rendah dari kelompok kontrol yaitu M = 2,49; SD = 0,64; SE = 0,12; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 2,56, SD = 0,47; SE = 0,08; N = 28; dan df = 51. Kesimpulan uji kemampuan awal diperoleh dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain tidak ada perbedaaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain ada perbedaaan kemampuan awal yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,64 dan harga t = -0,468. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk
kemampuan
menginterpretasi.
Kedua
kelompok
tersebut
dapat
dibandingkan.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi ini bertujuan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan, dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan Levene’s test. Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menujukkan harga F = 0,87 dan harga Sig. = 0,35. Harga Sig > 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat homogenitas varians data (Field, 2009: 150). Data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS karena variansnya homogen (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tabel 4.3 pada halaman 57 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran 4.5.2). Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Uji Statistik Independent samples t-test
Sig. (2-tailed) 0,10
Keterangan Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11; N = 25; dan df = 51, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12; N = 28; dan df = 51. Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed) adalah 0,10 dan harga t = 1,65. Harga Sig. (2tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Dengan demikian temuan pada data ini tidak mengafirmasi hipotesis penelitian II. Diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Gambar 4.3 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Menginterpretasi
4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji effect size signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil data dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent samples t-test. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menginterpretasi adalah r = 0,22 atau 4% yang setara dengan efek menengah (Field, 2009: 57). Tabel 4.11 halaman 67 menunjukkan hasil perhitungan effect size pada kemampuan menginterpretasi (lengkapnya lihat Lampiran 4.6).
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.11 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh pada Kemampuan Menginterpretasi Variabel Menginterpretasi
t 1,65
Kelompok Eksperimen dan Kontrol t2 df r (effect size) R2 2,72 51 0,22 0,04
% 4
Efek Menengah
2. Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Tujuan dilakukan uji peningkatan skor pretest ke posttest I adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.7.3 & Lampiran 4.7.4). Tabel 4.12 Hasil Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest I Kemampan Menginterpretasi
No
Aspek
1 Menerjemahkan 2 Mengkritik 3 Menarik benang merah 4 Menceritakan Variabel Menginterpretasi No
Aspek
1 Menerjemahkan 2 Mengkritik 3 Menarik benang merah 4 Menceritakan Variabel Menginterpretasi
Kelompok Eksperimen Eksperimen Peningkatan (%) Pre Post I 2,32 2,96 27,58 2,68 2,88 7,46 2,88 3,52 22,22 2,08 2,44 17,30 2,49 2,95 18,47 Kelompok Kontrol Eksperimen Peningkatan (%) Pre Post I 2,64 2,57 2,89 2,14 2,56
2,75 2,89 3,18 2,14 2,74
4,16 12,45 10,03 0,00 7,03
Sig. (2tailed) 0,00 0,23 0,01 0,04 0,00
Ada perbedaan Tidak ada perbedaan Ada perbedaan Ada perbedaan Ada perbedaan
Sig. (2tailed)
Keterangan
0,67 0,22 0,25 1,00 0,16
Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
Keterangan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11; t = 4,09; N = 25; dan df = 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12; t = 1,41; N = 28; dan df = 27. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Sedangkan hasil uji peningkatan
skor
pretest
ke
posttest
I
untuk
variabel
kemampuan
menginterpretasi pada kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,16 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor kelompok eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol yaitu 18,47%, sedangkan kelompok kontrol sebesar 7,03%. Pada
kelompok
eksperimen,
tiga
aspek
variabel
kemampuan
menginterpretasi mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I yaitu menerjemahkan, menarik benang merah, dan menceritakan. Peningkatan aspek menerjemahkan sebesar 27,58%, aspek menarik benang merah sebesar 22,22%, dan menceritakan sebesar 17,30%. Sedangkan pada kelompok kontrol, semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi tidak mengalami peningkatan skor secara signifikan dari pretest ke posttest I (lihat Tabel 4.12 halaman 68).
3. Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Uji effect size peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menginterpretasi. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan mengambil t dari uji peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test. Tabel berikut menunjukkan hasil perhitungan effect size pada kemampuan menjelaskan (lengkapnya lihat Lampiran 4.8.2). Tabel 4.13 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Kemampuan Menginterpretasi No 1 2
Kelompok Eksperimen Kontrol
t 4,09 1,41
t2 16,72 1,98
df 24 27
r (effect size) 0,64 0,24
R2 0,40 0,05
% 40 5
Efek Besar Menengah
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menginterpretasi. Besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menginterpretasi adalah r = 0,64 atau 40% yang setara dengan efek besar (Field, 2009: 57). Sedangkan besar pengaruh penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan menginterpretasi adalah r = 0,24 atau 5% yang setara dengan efek menengah (Field, 2009: 57).
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Tujuan dilakukan uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.9.3 & Lampiran 4.9.4). Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi
No
Aspek
1 Menerjemahkan 2 Mengkritik 3 Menarik benang merah 4 Menceritakan Variabel menginterpretasi No
Aspek
1 Menerjemahkan 2 Mengkritik 3 Menarik benang merah 4 Menceritakan Variabel menginterpretasi
Kelompok Eksperimen Eksperimen Peningkatan (%) Post I Post II 2,96 2,72 -8,10 2,88 2,88 0 3,52 3,32 -5,68 2,44 2,16 -11,47 2,95 2,77 -6,10 Kelompok Kontrol Kontrol Peningkatan (%) Post I Post II 2,75 2,71 -1,45 2,96 3,04 2,70 3,25 3,18 -2,15 2,14 1,93 -9,81 2,74 2,63 -4,01
Sig. (2tailed) 0,28 1,00 0,34 0,14 0,15 Sig. (2tailed) 0,54 0,89 0,68 0,05 0,31
Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Keterangan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan Tidak ada perbedaan
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = -0,24; SD = 1,09; SE = 0,21; t = -1,10; N = 25; dan df = 24, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = -0,10; SD = 0,91; SE = 0,17; t = -0,61; N = 28; dan df = 27. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,15 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen. Sedangkan harga Sig. (2-tailed) kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol adalah 0,31 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mengalami penurunan yang lebih signifikan dari pada kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan persentase peningkatan kelompok ekperimen sebesar -6,10%, sedangkan kelompok kontrol sebesar -4,01%. Meskipun demikian, analisis statistik menunjukkan bahwa semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. Semua aspek variabel kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol juga tidak mengalami penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada grafik berikut (Gambar 4.4 halaman 71).
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Pretest Posttest I dan Posttest II Kemampuan Menginterpretasi 3
2.95
2.9
2.8 2.6 2.5
2.77
2.74
2.7
2.62
2.56 2.49
2.4 2.3 2.2 Pretest
Posttest I Kel. Eksperimen
Posttest II Kel. Kontrol
Gambar 4.4 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menginterpretasi
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan Hipotesis I penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian mengafirmasi hipotesis I. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Hal tersebut dibuktikan dengan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,04 (p < 0,05) artinya Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kesimpulannya adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Metode inkuiri memberikan pengaruh menengah terhadap kemampuan menjelaskan yaitu dengan harga r = 0,26 atau 6%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 6% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan yang 94% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan terhadap tiap kelompok adalah sebagai berikut. 1) Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
besar terhadap kemampuan menjelaskan yaitu dengan harga r = 0,65 atau 42%. 2) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh menengah yaitu dengan harga r = 0,22 atau 4%. Hali ini berarti bahwa metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 42% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan yang 58% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Metode ceramah memberikan pengaruh sebesar 4% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan yang 96% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari faktor-faktor dalam diri siswa dan lingkungan. Faktor-faktor dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa. Susanto (2013: 172) menyatakan bahwa metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA. Susanto (2013: 167) menjelaskan bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. Kegiatan dalam pembelajaran IPA memiliki kesesuaian dengan tujuh langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode yang tradisional, yaitu ceramah. Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Siswa pada kelas kontrol mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru. Guru pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah, yaitu metode pembelajaran yang didominasi komunikasi lisan dari guru ke siswa (Sani, 2013: 158). Sani (2013: 159) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah dari sumber belajar, yaitu guru.
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa pada kelas eksperimen memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menjelaskan lebih banyak dari pada kelas kontrol ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa pada kelas eksperimen aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Setelah itu siswa mencoba untuk memberikan jawaban sementara (hipotesis) akan pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui diskusi dengan teman sekelompok. Lalu siswa melakukan interaksi aktif dengan guru, teman, dan lingkungan ketika melakukan percobaan. Siswa mengamati hasil percobaan dan membandingkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Selanjutnya siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman tentang hipotesisnya yang tepat dan yang tidak tepat. Siswa menjelaskan dengan berdasarkan pada pengalaman yang diperoleh selama proses pembelajaran. Sedangkan hasil observasi pembelajaran di kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa mendengarkan penjelasan guru dan memiliki kesempatan menjelaskan hanya ketika mendapat pertanyaan dari guru. Siswa menjawab bukan berdasarkan dari pengalaman belajar tetapi dari teori-teori yang mereka ketahui sebelumnya. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan menjelaskan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.1. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menggambarkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pada kelompok eksperimen lebih signifikan daripada kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pada kelompok eksperimen sebesar 0,42, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,12. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05), sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,22 (p > 0,05). Pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah masih sekuat posttest I sesudah satu bulan dilakukan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,14 (p > 0,05) untuk kelompok eksperimen dan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,49 (p > 0,05) untuk kelompok kontrol.
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menginterpretasi Hipotesis II penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian tidak mengafirmasi hipotesis II. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Hal tersebut dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,10 (p > 0,05) artinya Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kesimpulannya adalah penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Metode inkuiri memberikan pengaruh menengah terhadap kemampuan menginterpretasi yaitu dengan harga r = 0,22 atau 4%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 4% terhadap kemampuan menginterpretasi, sedangkan yang 96% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan terhadap tiap kelompok adalah sebagai berikut. 1) Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh besar terhadap kemampuan menginterpretasi yaitu dengan harga r = 0,64 atau 40%. 2) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh menengah yaitu dengan harga r = 0,24 atau 5%. Hal ini berarti bahwa Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 40% terhadap kemampuan menginterpretasi, sedangkan yang 60% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Metode ceramah memberikan pengaruh sebesar 5% terhadap kemampuan menginterpretasi, sedangkan yang 95% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari faktor-faktor dalam diri siswa dan lingkungan. Faktor-faktor dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga siswa. Susanto (2013: 172) menyatakan bahwa metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA. Susanto (2013: 167) menjelaskan bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran sehingga mendapat kesimpulan. Kegiatan dalam pembelajaran IPA memiliki kesesuaian dengan tujuh langkah metode inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan metode yang tradisional, yaitu ceramah. Siswa pada kelas eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan dan interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Siswa pada kelas kontrol mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mendengarkan penjelasan materi dari guru. Guru pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah, yaitu metode pembelajaran yang didominasi komunikasi lisan dari guru ke siswa (Sani, 2013: 158). Sani (2013: 159) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan metode ceramah hanya menggunakan interaksi satu arah dari sumber belajar, yaitu guru. Siswa pada kelas eksperimen memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan menginterpretasi lebih banyak dari pada kelas kontrol ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Siswa pada kelas eksperimen aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang ingin mereka ketahui. Setelah itu siswa mencoba untuk memberikan jawaban sementara (hipotesis) akan pertanyaan-pertanyaan tersebut melalui diskusi dengan teman sekelompok. Lalu siswa melakukan interaksi aktif dengan guru, teman, dan lingkungan ketika melakukan percobaan. Siswa mengamati hasil percobaan dan membandingkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Selanjutnya siswa menjelaskan pada guru dan teman-teman tentang hipotesisnya yang tepat dan yang tidak tepat. Siswa menjelaskan dengan berdasarkan pada pengalaman yang diperoleh selama proses pembelajaran. Sedangkan hasil observasi pembelajaran di kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa mendengarkan penjelasan guru dan memiliki kesempatan menjelaskan hanya ketika mendapat pertanyaan dari guru. Siswa menjawab bukan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berdasarkan dari pengalaman belajar tetapi dari teori-teori yang mereka ketahui sebelumnya. Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan menginterpretasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menggambarkan peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peningkatan rarata skor pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Peningkatan rerata skor pada kelompok eksperimen sebesar 0,46, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 0,17. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (p < 0,05), sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,16 (p > 0,05). Pengaruh penggunaan metode inkuiri dan metode ceramah masih sekuat posttest I sesudah satu bulan dilakukan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,15 (p > 0,05) untuk kelompok eksperimen dan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,31 (p > 0,05) untuk kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mengalami peningkatan rerata skor, pengaruh metode inkuiri yang menengah, dan pengaruh metode inkuiri masih sekuat posttest I tetapi hasil analisis data membuktikan bahwa metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi. Hal ini sesuai dengan pendapat teori kompleksitas yang berbunyi bahwa peningkatan kecil dapat membawa pengaruh besar dan peningkatan besar mungkin memiliki sedikit atau tidak berpengaruh (Cohen, 2007: 277-278).
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Peneliti melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan dua teknik pengumpulan data. Teknik yang pertama adalah test. Teknik test menjadi teknik utama yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik yang kedua adalah teknik non test dengan cara triangulasi sebagai metode kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Triangulasi dilaksanakan dengan menggunakan tiga cara yaitu observasi pembelajaran di kelas eksperimen, wawancara pada guru serta siswa pada kelas eksperimen setelah perlakuan, dan dokumentasi berupa
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
foto-foto kegiatan pembelajaran. Analisis dampak pengaruh perlakuan ini bertujuan untuk menyingkapkan persepsi terhadap proses pembelajaran dari sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian Krathwohl (2004: 546). Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis dampak pengaruh perlakuan berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara. Obervasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen pada hari Rabu, 10 September 2014. Siswa terlihat senang dan antusias ketika mendengar penjelasan dari guru bahwa hari ini akan melakukan percobaan tentang dampak pencemaran air. Siswa tenang mendengarkan cerita dari guru dan setelah itu siswa aktif menanggapi cerita yang disampaikan guru. Siswa juga aktif tunjuk tangan ingin bercerita tentang keadaan sungai di dekat tempat tinggalnya. Secara berkelompok siswa mencari arti kata pencemaran pada kamus dan merumuskan arti pencemaran air dengan dibimbing guru. Guru memberikan contoh pertanyaan yang akan ditemukan jawabannya ketika eksperimen, yaitu “Apakah ikan dapat bertahan hidup pada air yang tercemar?” (Komunikasi pribadi, 10 September 2014). Lalu ada salah satu siswa yang mengajukan pertanyaan “Apakah limbah sabun dapat membuat ikan mati?” (Komunikasi pribadi, 10 September 2014). Kemudian disusul banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang lain. Siswa aktif juga berdiskusi dalam kelompoknya untuk membuat hipotesis. Siswa berlari menuju halaman sekolah dengan senang untuk melakukan eksperimen. Siswa aktif menggunakan alat dan bahan eksperimen. Siswa aktif melakukan komunikasi dengan guru dan teman dalam satu kelompok maupun kelompok yang berbeda. Ada salah satu siswa bertanya pada guru “Pak nanti kalau ikan yang di limbah makanan mati nggak?” (Komunikasi pribadi, 10 September 2014). Peneliti mendengar salah satu siswa berkata pada teman sekelompok “Pelan-pelan yang nuang air sabun nanti ikannya pusing lho” (Komunikasi pribadi, 10 September 2014). Ada juga salah satu siswa yang datang ke kelompok lain dan bertanya “gimana ikanmu, cuma pusing atau udah mati yang di air limbah makanan?” (Komunikasi pribadi, 10 September 2014). Setelah eksperimen, siswa juga aktif terlibat dalam merumuskan kesimpulan eksperimen
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan diskusi kelompok. Siswa juga aktif melakukan tanya jawab ketika presentasi. Wawancara dilakukan terhadap tiga siswa yang berasal dari kelompok eksperimen pada hari Kamis, 11 September 2014. Hasil wawancara pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa siswa merasa senang karena bisa belajar di luar kelas serta mengetahui hal-hal yang baru. Hal ini diungkapkan oleh salah satu siswa dengan menjawab, “Senang soalnya bisa belajar di luar kelas dan mengetahui hal-hal yang belum saya ketahui” (W1 SA B5-6). Siswa juga dapat melatih emosinya selama eksperimen. Siswa yang lain mengungkapkan bahwa ia merasa sedih ketika melihat ikan mati karena air terkena limbah. Berikut ungkapan siswa tersebut, “Senang tapi ada sedih-sedihnya. Sedih karena ikannya mati dan senang karena dapat belajar IPA dengan mudah” (W1 SB B5-6). Metode inkuiri sangat membantu siswa memahami materi pencemaran air. Berikut ungkapan salah satu siswa, “Sangat membantu, mengetahui bagaimana pencemaran air bisa terjadi di sungai dan danau-danau” (W1 SA B9-10). Siswa tidak mengalami kesulitan dalam belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan dapat mengikuti langkah-langkah pembelajarannya dengan baik. Alasannya karena metode inkuiri membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi. Berikut ungkapan siswa yang membuktikan hal tersebut, “Tidak, karena lebih mudah memahami tentang pencemaran air” (W1 SC B12-13). Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menjelaskan setelah pembelajaran dengan metode inkuiri. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa lebih bisa menjabarkan melalui soal nomor 1a tentang pengertian pencemaran air. Berikut ungkapan salah satu siswa, “Ya, bisa” (W1 SA B16). Siswa lebih bisa memperkirakan melalui soal nomor 1b tentang ciri-ciri air yang tercemar dan ini salah satu ungkapan siswa, “bisa” (W1 SB B18). Siswa merasa sedikit lebih bisa, sedikit bingung, dan lumayan bisa memberikan alasan melalui soal nomor 1c tentang penyebab pencemaran. Berikut ungkapan ketiga siswa, “Lumayan” (W1 SA B22), “Bisa agak bingung” (W1 SB B21), “Sedikit bisa” (W1 SC B22). Untuk soal nomor 1d ada siswa yang mengalami kesusahan, ada yang lebih bisa dan tidak bingung, serta ada yang lebih bisa dalam memberikan contoh. Berikut ungkapan ketiga siswa, “Susah soalnya di sungai
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
banyak bahan yang mencemari air sehingga tidak mudah disebutkan” (W1 SA B25-26), “Bisa dan nggak bingung” (W1 SB B24), “Bisa” (W1 SC B25). Wawancara
berikutnya
mengenai
kemampuan
siswa
dalam
menginterpretasi setelah mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa lebih bisa menerjemahkan melalui soal nomor 2a, tetapi ada yang merasa lumayan bisa mengerjakan karena kesulitan memahami soal. Berikut ungkapan siswa, “Bisa” (W1 SB B27) dan “Lumayan. Bingung karena susah memahami soal, gambar lumayan jelas” (W1 SA B29-30). Siswa menyatakan bahwa lebih bisa mengkritik melalui soal nomor 2b, berikut ungkapan siswa, “Bisa” (W1 SC B31). Untuk soal nomor 2c ada siswa yang lebih bisa menarik benang merah tetapi ada juga yang mengungkapkan bahwa sedikit bisa dan lumayan bisa. Berikut ungkapan siswa A, “Lumayan” (W1 SA B37), siswa B mengungkapkan “Sedikit bisa” (W1 SB B34), dan siswa C mengungkapkan, “Bisa” (W1 SC B35). Siswa lebih bisa menceritakan melalui soal nomor 2d, tetapi ada salah satu siswa yang sedikit kesulitan mengerjakan karena sulit memahami gambar. Salah satu siswa mengungkapkan, “Gampang tetapi sedikit susah karena sulit memahami gambar” (W1 SA B40-41). Siswa juga diberikan pertanyaan mengenai soal yang paling sulit dan disertai dengan alasannya. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal nomor 1c karena siswa merasa terlalu banyak yang harus dijelaskan. Berikut pernyataan siswa, “1c karena terlalu banyak yang harus dijelaskan” (W1 SB B39). Siswa menganggap soal nomor 1d sulit karena ada banyak benda yang dapat mencemari air, sehingga sulit memilih benda mana yang dapat mencemari air. Siswa juga menganggap soal nomor 2b sulit karena belum bisa memberikan saran. Selain itu siswa juga menganggap soal nomor 2d sulit karena kesulitan dalam memahami gambar. Berikut pernyataan siswa 1, “1d karena banyak benda yang mencemari sungai dan 2d karena sulit memahami gambar” (W1 SA B4344) dan siswa 3 mengungkapkan, “1d karena sulit menentukan benda-benda yang mencemari air dan cuma tahu beberapa dan 2b karena saya belum bisa memberikan saran” (W1 SC B38-40). Wawancara terhadap siswa yang sama juga dilakukan setelah posttest II pada hari Rabu, 15 Oktober 2014. Nilai siswa untuk nomor 1a (menjabarkan) dan
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1d (memberi contoh) meningkat pada posttest II. Hal ini terjadi karena soalnya mudah, sudah tiga kali dikerjakan, dan metode inkuiri membantu siswa dalam belajar. Berikut ungkapan para siswa, “Gampang karena sudah tiga kali juga dites” (W2 SA B3), “Soalnya terlalu gampang” (W2 SB B3), “Karena belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan sudah tiga kali” (W2 SC B3-4). Nilai siswa untuk nomor 1b (memperkirakan) mengalami penurunan paling signifikan pada posttest II dari posttest I. Hal ini terjadi karena siswa merasa bosan dengan soal yang sama selain itu siswa juga sudah lupa materi yang diajarkan 1 bulan yang lalu. Berikut ungkapan ketiga siswa, “Bosan, trus karena sudah lupa karena 1 bulan yang lalu” (W2 SA B6), “Karena bosan soalnya dites terus” (W2 SB B6), “Udah lupa dan udah bosan menjawabnya” (W2 SC B7). Wawancara juga dilakukan pada guru pada hari Kamis, 11 September 2014. Guru berpendapat bahwa metode inkuiri sangat tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPA. Siswa menjadi lebih aktif dengan terlibat eksperimen, melakukan analisis, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil eksperimen. Berikut ungkapan guru, “Kalau diterapkan di pembelajaran IPA sangat cocok karena banyak anak yang terlibat mencoba, menganalisa, dan mengambil kesimpulan. Saya senang menggunakan metode inkuiri untuk IPA” (W G B5-7). Guru tidak mengalami kesulitan menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA. Siswa juga merasa lebih senang belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Berikut ungkapan guru mengenai hal tersebut, “Tidak ada. Kendalanya harus mempersiapkan alat-alatnya atau model-modelnya. Kalau untuk pembelajarannya saya kira anak lebih senang. Hanya kalau peralatan kadang-kadang keterbatasan dan untuk menyiapkan alat-alat itu kurang. Namun, bisa diatasi dengan direncanakan sebelumnya anak-anak bisa membawa bahanbahan” (W G B20-25). Guru juga memberikan saran bahwa untuk memperingan guru dalam mengajar dengan menggunakan metode inkuiri, siswa perlu diajak bekerja sama untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Berikut ungkapan guru, “Bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembelajaran harus disiapkan untuk memperingan guru. Anak diminta untuk terlibat menyiapkan itu, karena banyak barang bekas mungkin yang bisa kita gunakan untuk pembelajaran” (W G B 31-34).
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut Penelitian ini menunjukkan dua hasil, yaitu metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Chang dan Mao (2010) menyebutkan bahwa beberapa penelitian melaporkan penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar (Ertepinar & Geban, 1996; Gabel, Rubba, & Franz, 1977; Geban, Askar, & Ozkan, 1992) dan keterampilan proses sains (Basaga, Geban, & Tekkaya, 1994; Mattheis & Nakayama, 1988). Pada penelitian relevan juga terdapat hasil penelitian yang melaporkan bahwa inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar (Ambarsari, Santosa, & Maridi, 2013), inkuiri meningkatkan keterampilan menginterpretasi dan memberikan alasan (Faezaty, Rosilawaty, & Efkar, 2013). Ada beberapa penelitian menyampaikan bahwa penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar (Oliver, 1965; Orr, 1968) dan keterampilan proses sains (Germann, 1989). Hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA dalam bidang matematika, membaca, dan sains menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat. Pada tahun 2009 Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara (OECD, 2010: 8) dan pada tahun 2012 peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Usaha pemerintah dalam memperbaiki pendidikan melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang, dkk, 2014: 117). Usaha perbaikan pendidikan dapat dilakukan melalui penggunaan metode pembelajaran yang membantu siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, salah satunya adalah inkuiri. Metode ini membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari hasil menemukan sendiri berbasis kontekstual (Trianto, 2009a: 114). Kontekstual artinya adanya keterkaitan antara materi belajar dengan keadaan sesungguhnya di dunia kehidupan anak (Mulyasa, 2006b: 102). Metode inkuiri juga mengutamakan proses berpikir kritis tentang suatu masalah (Sanjaya, 2006: 194). Piaget (dalam Mulyasa, 2006b: 108) menjelaskan bahwa metode inkuiri menyiapkan siswa dalam belajar dengan percobaan atau eksperimen sendiri.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wiggins dan McTighe (2005: 5 & 7) mengungkapkan bahwa dalam pembelajaran, hal pertama yang perlu dikuasai siswa adalah pemahaman. Pemahaman terdiri dari enam kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri (Wiggins & McTighe, 2005: 84). Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi siswa kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1. Hasil penelitian menunjukkan efek yang menengah terhadap kemampuan menjelaskan dengan harga r = 0,26 atau 6%. Metode inkuiri juga memberikan efek yang menengah terhadap kemampuan menginterpretasi dengan r = 0,22 atau 4%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode inkuiri dapat diujicobakan ke sekolah-sekolah yang lain sebagai metode pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD pada pelajaran IPA. Metode inkuiri juga dapat diujicobakan pada pelajaran lain, kemampuan atau aspek lain, dan tingkat kelas yang berbeda.
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab ini
membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menjawab dari hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian
berisi
kekurangan
yang ada selama penelitian
dilaksanakan. Saran berisi saran peneliti untuk peneliti berikutnya.
5.1 Kesimpulan 5.1.1
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menjelaskan pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil dari uji statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,04 (atau p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,42; SD = 0,48; SE = 0,09; N = 25; dan df = 51, sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,12; SD = 0,53; SE = 0,10; N = 28; dan df = 51. Besarnya pengaruh perlakuan adalah 0,26 atau 6% yang setara dengan efek menengah. 5.1.2
Penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan
menginterpretasi pada pelajaran IPA materi pencemaran air kelas V SD Kanisius Demangan Baru 1 semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil dari uji statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,10 (atau p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol yaitu M = 0,46; SD = 0,56; SE = 0,11; N = 25; dan df = 51, sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,17; SD = 0,66; SE = 0,12; N = 28; dan df = 51. Besarnya pengaruh perlakuan adalah 0,22 atau 4% yang setara dengan efek menengah.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Waktu pelaksanaan pembelajaran hanya dilakukan satu pembelajaran dalam sehari, sehingga materi yang diberikan belum tersampaikan dengan baik pada siswa. 5.2.2 Penelitian dilaksanakan ketika semester gasal dengan penerapan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, sehingga sekolah lokasi penelitian masih dalam kondisi persiapan tahun ajaran baru dan pelaksanaan penelitian juga harus menyesuaikan dengan kurikulum yang baru. 5.2.3 Posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan siang hari dengan keadaan siswa yang sudah mulai lelah, cuaca yang panas, dan siswa bosan dengan soal yang sama dari pretest sampai posttest II. 5.2.4 Hasil penelitian tidak dapat diambil kesimpulan yang mutlak karena penelitian hanya terbatas di SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.
5.3 Saran 5.3.1 Peneliti sebaiknya melakukan pembelajaran lebih dari satu pembelajaran agar materi yang akan diberikan dapat tersampaikan dengan baik pada siswa dan rencanakan materi pembelajaran agar dapat dicakup dengan waktu pembelajaran yang ada. 5.3.2 Peneliti sebaiknya melaksanakan penelitian yang lebih direncanakan dengan baik melalui koordinasi yang rutin dengan mitra penelitian untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran serta mengetahui kondisi sekolah lokasi penelitian. 5.3.3 Peneliti sebaiknya melakukan posttest I di pagi hari karena keadaan fisik siswa masih segar dan cuaca pagi yang masih sejuk agar diperoleh hasil posttest I yang maksimal serta membuat tampilan soal yang lebih menarik untuk mengurangi rasa bosan siswa terhadap soal. 5.3.4 Peneliti sebaiknya merencanakan penelitian dengan pelaksanaan yang lebih dari satu kali dan lebih dari satu tempat agar dapat menemukan kesimpulan yang lebih mutlak
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Ambarsari., Santosa, S., & Maridi. (2013, Januari 1). Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 5, 81-95. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/view/1441 Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. BNSP. (2006). Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta: BNSP. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Chang, C. Y., & Mao, S. L. (2010, April 2). Comparison of Taiwan Science Students’ Outcomes With Inquiry-Group Versus Traditional Instruction. Journal of Educational Research, 92, 340-346. Diakses pada 17 Desember, 2014, dari http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10.1080/00220679909597617#preview Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth edition). New York: Routledge. Crain, W. ( 2007). Teori Perkembangan: konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Desmita. (2007). Psikologi perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Faezaty, A. K., Rosilawati, I., & Efkar, T. (2013). Peningkatan keterampilan menginterpretasi suatu pernyataan dan memberikan alasan siswa dengan
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
inkuiri terbimbing. Jurnal FKIP, 1, 5. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JPK/article/view/1682 Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE. Gallery, L. (2009). What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang. Hariyanto. (2007). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Erlangga. Hartono, R. (2013). Ragam model mengajar yang mudah diterima murid. Yogyakarta: Diva Press. Haryanto. (2013). Sain untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Erlangga. Ho, P. V., & Bui, P. T. (2013). Senior Students' Reports on Their Translation and Interpretation Abilities, Teaching Methods, and Curriculum at Ho Minh City Open University. Journal of Science, 6, 68. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://www.ou.edu.vn/dttx1/Documents/Tai_lieu_goc/Chuyen_de_TN/ NN /Chuyen_de_TN_Chuyen_de_02_BPDTM_MauThamKhao.PDF Kamus, T. P. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia (Edisi kedua). Jakarta: Balai Pustaka. Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. (2009, Oktober 3). Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Diakses pada 11 Juli, 2014, dari http://jdih.menlh.go.id/ Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2014a). Dokumen kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan . Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2014b). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama.
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an integreted approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Kuhlthau, C. C., Maniotes, L. K., & Caspari, A. K. ( 2007). Guided inquiry: learning in the 21st century school. United States of America: Libraries Unlimited, Inc. Kusumah, W., & Dwitagama, D. (2009). Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: Indeks. Liem, T. L. (2007). Asyiknya meneliti sains: invitations to science inquiry (Jilid 2). Bandung: Pudak Scientific. Mardapi, D. (2008). Teknik penyususnan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendekia. Mikrodo, G. (2010). Science 6A for Elementary School Year VI Semester 1. Jakarta: Erlangga. Mulyasa, E. (2006a). Implementasi kurikulum 2004: panduan pembelajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2006b). Menjadi guru profesional: menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Novianty, W., Rosilawati, I., & Efkar, T. (2013). Analisis kemampuan memberikan alasan dan menginterpretasi suatu pernyataan. Jurnal FKIP, 1, 4. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/index/search/titles?searchPage=3. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013 ). PISA 2012 results: what students know and can do-student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava Media. Rositawaty, & Muharam, A. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: sejarah kemunculan, konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Yogyakarta: Nusa Media.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sani, R. A. (2013). Inovasi pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Setyosari. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana. Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2008). Statistika untuk penelitian (Edisi Revisi). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukardi. (2003). Metoologi penelitian pendidikan: kompetensi dan praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Sumantoro. (2009). Ayo belajar Ilmu Pengetahuan Alam kelas III SD. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Suyono, & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. (2009a). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Predana Media Grup. Trianto. (2009b). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Grup. Wahyudin., Sutikno., & Isa, A. (2010, Januari). Keefektifan pembelajaran berbantuan multimedia menggunakan metode inkuiri terbimbing untuk meningkatan minat dan pemahaman siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 6, 5862. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/download/1105/1016 Wardhana, W. A. (2004). Dampak pencemaran lingkungan (edisi revisi). Yogyakarta: Andi. Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (expanded second edition). Alexandria: ASCD.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wulandari, B. E., Harlita, & Muzayyinah. (2011, Mei 2). Implementasi hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia Esculeta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi, 65-76. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/view/1396 Yousnelly, P., dkk. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas VI. Jakarta: Yudhistira. Yousnelly, P., Parulian., & Zuneldi. (2010). IPA 3: Ilmu Pengetahuan Alam SD kelas III. Bogor: Yudhistira.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal Uraian
Gambar A
Gambar B
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawablah setiap pertanyaan dengan tepat pada lembar kerja yang sudah disediakan!
1. a) Apakah yang dimaksud pencemaran air? b) Sebut dan jelaskan 3 kemungkinan ciri-ciri air yang tercemar! c) Sebut dan jelaskan 3 penyebab pencemaran air yang berkaitan dengan kegiatan manusia! d) Sebutkan 4 contoh benda yang menyebabkan pencemaran air sungai!
2. a) Sebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat mencemari sungai pada gambar A! b) Pilihlah salah satu gambar! Berikan 2 saran bagi manusia yang tinggal di lingkungan gambar pilihanmu! c) Sebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya! d) Pilihlah salah satu gambar! Ceritakan 3 keadaan lingkungan pada gambar pilihanmu!
3. a) Sebutkan 3 masalah yang dihadapi makhluk hidup pada gambar A! b) Sebutkan 3 tindakan yang akan kamu lakukan untuk mengatasi masalah pada gambar A! c) Sebutkan 3 kegiatan yang dapat dilakukan agar peristiwa pada gambar A tidak terjadi di lingkunganmu!
4. a) Sebutkan 3 perbedaan dari gambar A dan B! b) Sebut dan jelaskan 2 keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di dalam sungai maupun di sekitarnya! c) Sebutkan 3 inti dari pencemaran sungai!
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. a) Sebutkan 3 kemungkinan keadaan manusia apabila tinggal di sekitar lingkungan seperti pada gambar A! b) Gambar mana yang akan kamu pilih sebagai tempat tinggal? Jelaskan jawabanmu! c) Bagaimana perasaanmu ketika melihat air di lingkunganmu tercemar? Jelaskan jawabanmu! d) Sebutkan 3 hal yang kamu lakukan jika rumahmu dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A!
6. a) Apakah selama ini tindakan yang kamu lakukan dapat mencemari air atau tidak? Jelaskan jawabanmu! b) Jika iya, berikan contoh minimal 3 tindakanmu yang mencemari air? Jika tidak berikan 3 contoh tindakanmu yang menjaga kebersihan air! c) Sebutkan 4 manfaat air bagi kehidupan manusia!
Semangat belajar
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban No 1a
Soal Apakah yang dimaksud pencemaran air?
Jawaban Pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari, pengotoran (Balai Pustaka, 2008: 203) => KBBI Pencemaran adalah masuknya zatzat berbahaya ke dalam lingkungan (Yousnelly, 2010: 40). Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. (PMNLH No 1 Tahun 2010) Berdasarkan tiga pendapat di atas dapat dirumuskan pengertian pencemaran air adalah proses masuknya bahan atau zat lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga membuat air menjadi kotor.
1b
Sebut dan jelaskan 3 kemungkinan ciri-ciri air yang tercemar!
Ciri-ciri air yang tercemar (Wardhana, 2004: 73-77): 1. Adanya perubahan suhu air. Air limbah yang panas di buang ke sungai sehingga air sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya naik akan mengganggu kehidupan hewan dan organisme air lainnya. 2. Adanya perubahan warna air. Bahan buangan dan air limbah akan larut dalam air dan menyebabkan perubahan warna. Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, sehingga tampak bening dan bersih. 3. Adanya perubahan bau air. Bau yang keluar dari air bisa langsung dari limbah pabrik yang dibuang, tetapi bisa juga dari limbah organik yang diubah oleh mikroba menjadi bahan yang berbau. 4. Adanya perubahan rasa air. Apabila air mempunyai rasa, maka telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman atau logam yang dapat mengganggu kelangsungan hidup organisme air. 5. Timbulnya endapan. Endapan berasal dari bahan buangan industri yang berbentuk padat. Bahan padat ini akan melayang di air sehingga dapat menghalangi sinar matahari yang masuk ke air. Jika tidak ada sinar matahari maka mikroorganisme air tidak bisa fotosintesis dan kelangsungan mikroorganisme air akan terganggu. 6. Mengandung kuman penyakit dan bahan kimia berbahaya. Kuman penyakit dapat berupa bakteri dan lalat karena adanya sampah dan limbah kimia yang berbahaya. (Sumantoro, 2009: 72).
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1c
Sebut dan jelaskan 3 penyebab pencemaran air yang berkaitan dengan kegiatan manusia!
1. Berkembangnya industri industri (Yousnelly, 2010: 38-40) Berkembangnya industri menyebabkan meningkatnya produksi limbah. Tempat industri yang berada di dekat aliran sungai cenderung membuang limbahnya ke dalam sungai sehingga bisa membuat ekosistem air tercemar. oksigen sehingga dapat mematikan biota air. 2. Pembuangan limbah rumah tangga (Kemendikbud, 2014: 102) Limbah rumah tangga menghasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya masuk ke sungai. Zat organik misalnya sisa makanan, sedangkan zat anorganik misalnya plastik. 3. Pembuangan limbah obat hama/pupuk kimia pertanian atau penggunaan obat hama/pupuk kimia yang berlebihan (Yousnelly, 2010: 38-40) Kegiatan pertanian biasanya menghasilkan limbah yang mengandung zat pencemar seperti pupuk kimia dan obat hama. Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian. 4. Menyebutkan jawaban logis yang berkaitan dengan penyebab pencemaran air yang berhubungan dengan kegiatan manusia.
1d
Sebutkan 4 contoh benda yang menyebabkan pencemaran air sungai!
Daun-daunan, kertas, kaleng, plastik, sisa-sisa makanan, cairan minyak, sabun (detergen, sabun cuci, sabun mandi, dan sampo), logam berat, bahan pemberantas hama, dan zat warna kimia. Menyebutkan contoh jawaban logis yang berkaitan dengan bahan penyebab pencemaran air
2a
Sebutkan 4 kegiatan manusia yang dapat mencemari sungai pada gambar A!
1. Mencuci di tepi sungai 2. Membangun rumah di tepi sungai 3. Membuang sampah di tepi sungai 4. Membiarkan sampah menumpuk di tepi sungai 5. Membuang air sisa mandi kesungai. 6. Menyebutkan perilaku negatif manusia yang logis dan sesuai dengan gambar A
2b
Pilihlah salah satu gambar! Berikan 2 saran bagi manusia yang tinggal di lingkungan gambar pilihanmu!
Gambar A 1. Sebaiknya sampah di buang padatempat sampah. 2. Sebaiknya warga yang tinggal di tepi sungai pindah demi kesehatan diri sendiri dan lingkungan. 3. Sebaiknya warga di sekitar sungai melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sungai. 4. Menyebutkan saran yang logis dan sesuai dengan gambar. Gambar B 1. Sebaiknya kebersihan air sungai tetap dijaga misalnya dengan gotong royong membersihkan lingkungan sungai demi kelangsungan hidup makhluk hidup. 2. Sebaiknya warga yang tinggal di sekitar sungai
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memasang plakat yang berhubungan dengan menjaga kebersihan lingkungan sungai. 3. Sebaiknya warga di sekitar sungai membuang sampah di tempat yang sudah disediakan. 4. Menyebutkan saran yang logis dan sesuai dengan gambar. 2c
Sebutkan 3 akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup dan lingkungan di sekitarnya!
Akibat kegiatan manusia yang mencemari sungai (Mikrodo, 2010: 74): 1. Sungai yang kotor dapat menjadi media munculnya penyakit yang membahayakan manusia. 2. Air sungai yang tercemar bisa mengurangi keindahan lingkungan sekitar. 3. Air sungai yang tercemar mengakibatkan ikan-ikan mati. 4. Sungai yang tercemar dapat meracuni makhluk hidup yang yang ada di air. 5. Manusia yang menggunakan air sungai dapat terjangkit penyakit. 6. Sampah dapat menghambat aliranair (Yousnelly, 2010: 38) 7. Menyebutkan akibat yang logis dan sesuai gambar.
2d
Pilihlah salah satu gambar! Ceritakan 3 keadaan lingkungan pada gambar pilihanmu!
Gambar A 1. Warga yang tinggal di tepi sungai sedang melakukan kegiatan seharihari seperti mencuci, memancing, dan bermain air. 2. Sampah bertebaran karena tidak dibuang pada tepatnya, dihinggapi lalat dan menimbulkan bau busuk. 3. Tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan subur sehingga lingkungan menjadi gersang. 4. Menceritakan keadaan lingkungan yang logis dan sesuai dengan gambar. Gambar B 1. Sungai itu bersih dan tidak ada sampah yang menumpuk. 2. Banyak pepohonan yang tumbuh subur di tepi sungai. 3. Pemukiman liar tidak ada di sekitar sungai tersebut sehingga tampak asri. 4. Menceritakan keadaan lingkungan yang logis dan sesuai dengan gambar.
3a
Sebutkan 3 masalah yang dihadapi makhluk hidup pada gambar A!
1. Makhluk hidup yang tinggal di air akan mati / keracunan. 2. Kehidupan makhluk hidup terganggu karena terjadi banjir. 3. Makhluk hidup mengirup udara yang tercemar karena bau yang tidak sedap / saluran pernafasan terganggu. 4. Terserang berbagai penyakit seperti kulit dan diare. 5. Tumbuhan akan mati karena tidak ada cahaya untuk fotosintesis. 6. Hewan di air mati karena tidak ada tumbuhan. 7. Kebutuhan makanan dari ikan air tawar untuk manusia dan hewan tidak tercukupi.
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Makhluk hidup kekurangan air bersih. 9. Menyebutkan masalah yang logis dan sesuai dengan gambar. (Hariyanto. 2007. Sains untuk Sekolah Dasar kelas VI. Jakarta: Penerbit Erlangga.) 3b
Sebutkan 3 tindakan yang akan kamu lakukan untuk mengatasi masalah pada gambar A!
1. Membersihkan sampah di sungai. 2. Mengusulkan untuk gotong royong membersihkan sungai. 3. Mengusulkan diadakan daur ulang sampah. 4. Mengusulkan diadakan penyuluhan tentang pencemaran sungai. 5. Membuat tulisan himbauan/ peringatan di sungai. Contoh: Orang yang membuang limbah di sungai akan didenda dan dihukum. 6. Mengusulkan untuk membuat sanitasi yang benar agar sumbersumber air bersih lainnya tidak tercemar. 7. Menyebutkan tindakan yang logis dan sesuai dengan gambar. (Gallery, Lee. 2009. What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo.)
3c
Sebutkan 3 kegiatan yang dapat dilakukan agar peristiwa pada gambar A tidak terjadi di lingkungan mu!
1. Membuang sampah pada tempat yang benar dan telah disediakan. 2. Mengurangi pembuangan bahan kimia yang berlebihan. 3. Menggalakkan industri daur ulang. 4. Pengelolaan limbah pada industri rumah tangga dan pabrik. 5. Mengurangi pemakaian barang sekali pakai. 6. Menyebutkan kegiatan yang logis dan sesuai dengan gambar. (Gallery, Lee. 2009. What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo.)
4a
Sebutkan 3 perbedaan dari gambar A dan B!
1. A= Pemandangannya buruk. B= Pemandangan baik. 2. A= Sungai tercemar. B= Sungai tidak tercemar. 3. A= Air kotor. B= Air bersih. 4. A= Banyak sampah. B= Tidak banyak sampah. 5. A= Air tidak layak pakai. B= Air layak pakai. 6. A= Mutu air berkurang. B= Mutu air masih bagus. 7. A= Sungai sumber penyakit. B= sungai tidak menimbulkan penyakit. 8. Menyebutkan perbedaan yang logis dan sesuai dengan gambar.
4b
Sebut dan jelaskan 2 keadaan sungai yang baik bagi makhluk hidup di dalam sungai maupun di sekitarnya!
1. Tidak terdapat sampah karena jika terdapat banyak sampah maka akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbagai penyakit. 2. Tidak terdapat tumbuhan enceng gondok yang lebat karena jika terdapat banyak enceng gondok maka air mengandung pestisida yang berlebihan. 3. Air sungai tidak berbau karena jika berbau akan mengganggu saluran pernapasan makhluk hidup. 4. Air mengalir karena tidak terdapat tumpukan sampah.
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Sungai yang tidak mengering karena jika sungai kering maka hewan di sungai akan mati. 6. Pemandangan sungai masih indah karena sungai tidak tercemar sampah dan limbah. 7. Memberi banyak manfaat bagi makhluk hidup. Contohnya: hewan di sungai tidak mati, dapat digunakan manusia. 8. Menyebutkan keadaan yang logis dan sesuai dengan gambar. (Rositawaty & Aris Muharam. 2008. Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 6: untuk kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.) 4c
Sebutkan 3 inti dari pencemaran sungai!
1. Air sungai yang kotor/ keruh merupakan sungai yang tercemar. 2. Tindakan manusia berpengaruh pada kondisi lingkungan. 3. Air sungai yang sudah tercemar tidak layak digunakan. 4. Pembuangan limbah di sungai akan mencemari sungai. 5. Pencemaran sungai berdampak negatif bagi makhluk hidup. 6. Sungai yang tercemar merupakan pemandangan yang buruk. 7. Manusia tidak boleh mencemari sungai. 8. Menyebutkan inti yang logis dan sesuai dengan gambar. (Gallery, Lee. 2009. What? komik pengetahuan sains untuk anak-anak lingkungan 2. Jakarta: Grasindo.)
5a
Sebutkan 3 kemungkinan keadaan manusia apabila tinggal di sekitar lingkungan seperti pada gambar A!
1. Pencemaran air merusak kehidupan air, dimana tumbuhan dan ikan yang hidup di air akan keracuan dan ini akan mengganggu kesehatan manusia apabila manusia memakan tumbuhan dan ikan yang sudah terkena racun dari limbahlimbah yang berbahaya. 2. Pencemaran air pada gambar A air sungai A yang sudah tercemar limbah yang berasal dari limbah pabrik maupun rumah tangga berwarna keruh dan berbau sehingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar gambar A dan masyarakat merasa tidak nyaman untuk tinggal didaerah tersebut. 3. Air sungai yang keruh bahkan pekat sangat berbahaya apabila digunakan untuk mandi, buang air karena dapat menyebabkan penyakit kulit. 4. Air sungai yang keruh bahkan pekat sangat berbahaya karena tidak memungkinkan tumbuhan dan ikan untuk hidup sehingga sumber makanan manusia akan tumbuhan air dan ikan menjadi tidak tercukupi. 5. Menyebutkan keadaan manusia yang logis dan sesuai dengan gambar. (Hariyanto, 2007: 48-49)
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5b
Gambar mana yang akan kamu pilih sebagai tempat tinggal? Jelaskan jawabanmu!
Gambar yang akan saya pilih sebagai tempat tinggal adalah seperti pada gambar B karena pada gambar B air sungai masih jernih dan belum tercemar oleh limbah-limbah yang berbahaya serta masyarakat merasa nyaman untuk tinggal didaerah tersebut, terbebas dari sarang penyakit. Kondisi air yang jernih pada gambar B mudah ditembus cahaya matahari sehingga tumbuhan air mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis ini membuat tumbuhan mampu bertahan hidup sehingga sumber makanan tercukupi untuk kebutuhan manusia tercukupi. Perasaan saya ketika melihat lingkungan sekitar tercemar air limbah adalah sedih karena air merupakan bagian yang penting bagi manusia. Manusia membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Air yang tercemar sangat mengandung organisme-organisme yang berbahaya yang bisa menyebabkan penyakit yang bisa masuk kedalam tubuh manusia.
5c
Bagaimana perasaanmu ketika melihat air di lingkunganmu tercemar? Jelaskan jawabanmu!
5d
Sebutkan 3 hal yang kamu lakukan jika rumahmu dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A!
Jika rumahku dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A saya akan mengajak tetangga bergotong royong untuk membersihkan sungai pada gambar A, selalu membuang sampah di tempat sampah bukan di sungai, tidak mendirikan bangunan di sepanjang tepi sungai karena dapat mempersempit sungai.
6a
Apakah selama ini tindakan yang kamu lakukan dapat mencemari air atau tidak? Jelaskan jawabanmu!
Jika rumahku dekat dengan lingkungan seperti pada gambar A saya akan mengajak tetangga bergotong royong untuk membersihkan sungai pada gambar A, selalu membuang sampah di tempat sampah bukan di sungai, tidak mendirikan bangunan di sepanjang tepi sungai karena dapat mempersempit sungai.
6b
Jika iya, berikan contoh minimal 3 tindakan tindakanmu yang mencemari air! Jika tidak berikan 3 contoh tindakanmu yang menjaga kebersihan air!
Tindakan yang dapat mencemari air adalah : 1. Membuang sampah di sungai. 2. Membuang limbah rumah tangga seperti limbah cuci baju, limbah cuci piring di sungai. 3. Membuang limbah pabrik yang mengandung bahan berbahaya di dalam sungai. 4. Mencuci baju, piring dan buang air di sungai. 5. Menyebutkan tindakan yang logis. (Hariyanto, 2007: 48-49)
6c
Sebutkan 4 manfaat air bagi kehidupan manusia!
1. Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya, 2. Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya. 3. Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik. 4. Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll. 5. Keperluan pertanian dan peternakan. 6. Menyebutkan manfaat yang logis. (Hariyanto, 2007: 46)
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.3 Hasil Rekap Nilai Expert Judgemen No. Soal 1a
1 4
2 4
Validator 3 3
1b
4
3
3
3,33
1c 1d 2a
4 4 3
4 4 4
4 4 4
4 4 3,66
2b
3
3
3
3
2c 2d
4 4
4 4
4 4
4 4
Rerata 3,66
Komentar Validator 1 Sudah baik, soal dan kunci jawaban sudah sesuai. Validator 2 Kunci jawaban sebaiknya dirumuskan ke dalam sebuah kalimat. Validator 3 Urutan definisi kelas 5 SD: KBBI, buku paket SD, buku pendukung ilmiah yang berkaitan. Sebaiknya soal diganti: apakah yang dimaksud dengan pencemaran air? Validator 2 Soal sebaiknya: Jelaskan 3 kemungkinan ciri-ciri air yang tercemar! Validator 3 Saran: Sebut dan jelaskan 3 ciri-ciri air yang tercemar! Kunci jawaban tentang PH kurang dipahami oleh siswa SD dan sebaiknya tidak dipakai.
Validator 1 Pada gambar A tidak ada yang mandi di sungai. Validator 1 Jumlah kalimat yang dibuat terlalu banyak, membuat 2 kalimat saja sudah baik untuk siswa SD. Validator 2 Kunci jawaban dan soal kurang sinkron. Kunci jawaban mau himbauan atau saran. Validator 3 Kata himbauan sebaiknya diganti saran. Validator 3 Kunci jawaban lebih ke kreativitas siswa.
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Correlations
Correlations total
total
item1
item2
item3
item4
item5
item6
item7
item8
item9
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
1
item10
56
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,403**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,349**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,551**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,359**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,376**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
**
,475
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,551**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,540**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,530**
item11
.002 56 item12
.008 56 item13
.000 56 item14
.007 56 item15
.004 56 item16
.000 56 item17
.000 56 item18
.000 56
.000 56
item19
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Correlations total ,303*
item20
.023 56
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,531**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,551**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,639**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
**
item21
.000 56 item22
.000 56 item23
.000 56 ,508
.000 56
item24
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
total ,639** .000 56
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,379**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,531**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,463**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,531**
.004 56
.000 56
.000 56
.000 56
**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,530
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,639**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,508**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,530**
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,446**
.000 56
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.000 56
.000 56
.000 56
.001 56
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
Cases
N
%
Valid
56
100.0
Excludeda
0
0.0
Total
56
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.873
24
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menjelaskan 4.1.1 Kelompok Eksperimen No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Pretest Eksperimen 1a 1b 1c 1d
2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 2 2
2 2 4 2 4 2 2 2 2 3 1 1 1 2 2 2 2 4 2 4 4 2 3 4 2
2 2 4 2 4 2 2 3 2 2 2 4 2 1 2 2 2 4 2 4 4 2 3 3 2
3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 1 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3
Rerata 2.25 2.5 3.5 2.5 3.25 2.25 2 2.25 2.25 2.75 1.5 2.75 2 1.75 2.25 2.75 2 3.5 2.5 3.25 3.5 2.5 2.75 3 2.25
Posttest I Eksperimen 1a 1b 1c 1d
3 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 2 4 2 3 2 2
2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 1 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4
2 4 4 1 4 3 2 4 4 4 2 4 1 1 2 2 1 4 4 4 4 4 3 3 1
2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4
Rerata 2.25 3.5 3.25 2.75 3 3.25 3 3.75 3.5 3.5 1.75 3.5 2.25 2.25 2.25 2.75 2 3.5 3 3.25 3.75 3.5 3 3 2.75
Posttest II Eksperimen 1a 1b 1c 1d
3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2
2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2
2 4 2 2 4 4 2 4 3 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 4 2 3 3
3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 2 3 3
Rerata 2.5 3.25 2.75 2.75 3.75 3.25 2.5 3.5 3.25 2.75 2 2.5 3 2.5 2.75 2.5 2.25 3.25 2.75 2.75 3.5 3.25 2.5 2.75 2.5
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Kelompok Kontrol No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Pretest Kontrol 1a 1b 1c 1d
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2
2 2 2 2 1 3 2 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 2 2 1 2 1 2
2 2 4 2 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 3 3 2 3 3 4 1 2 3 2 1 2 2 1
1 4 4 4 1 1 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 2 3 3 4
Rerata 1.75 2.5 3 2.5 1.25 2.25 2.5 2 2.75 3.25 3.25 2.75 2.5 2.25 3.25 3.5 2.5 3 3.25 3.5 1.5 2.25 2.5 2.5 1.25 2.25 2 2.25
Posttest I Kontrol 1a 1b 1c 1d
2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2
2 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 1 2 1 2
2 3 4 2 2 2 2 2 3 2 4 3 2 2 3 2 2 3 4 2 4 1 4 3 3 2 3 1
1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3
Rerata 1.75 2.75 3.5 2.5 2.5 2.75 2.25 2.5 2.5 2.5 3 2 2.5 2.5 3 3.25 2.5 3.25 3.5 2.75 3 2.5 3.25 2.75 2 2.25 2 2
Posttest II Kontrol 1a 1b 1c 1d
2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 3 4 2 2 1 1 2 1 2
2 2 4 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 3 3 4 4 4 4 2 2 3 2 2
2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 1
3 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4
Rerata 2.25 2 2.75 2 2.25 3 2.25 2.25 2 3.25 2.5 2.5 2.5 2.25 3.25 2.75 2.25 2.5 3.25 3.25 3.5 3 3 2 2 3 2 2.25
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menginterpretasi 4.2.1 Kelompok Eksperimen No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
2a 2 3 2 2 2 2 2 3 1 4 1 3 1 1 4 3 2 3 3 2 2 3 4 2 1
Pretest Eksperimen 2b 2c 3 4 4 4 4 3 3 1 2 4 4 3 4 1 2 4 1 4 2 4 2 1 2 4 1 2 1 1 4 4 3 1 1 4 1 3 3 4 3 3 1 4 4 1 4 4 4 3 4 1
Rerata 2d 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 1
3 3.5 2.75 2 2.5 2.75 2 2.75 2 3.25 1.5 2.5 1.5 1 3.5 2.5 2.75 2.25 3 2.5 2.25 2.5 3.5 2.75 1.75
2a 2 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3
Posttest I Eksperimen 2b 2c 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 1 2 2 3 2 3 1 2 4 4 3 3 2 4 2 4 2 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3
Rerata 2d 2 3 2 2 2 2 2 4 2 4 2 1 2 2 2 4 3 3 2 2 2 4 1 3 3
2.75 3.5 3 2.75 3 3 3.25 4 2.75 3.5 2 2.25 2.25 2 3.5 3.25 3 3.25 2.25 2.75 2.5 3.75 3 3.5 3
2a 3 1 2 4 3 3 2 3 3 4 2 4 2 2 4 2 3 4 2 2 3 4 3 1 2
Posttest II Eksperimen 2b 2c 4 2 2 3 4 4 2 4 4 4 2 4 2 3 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 3 3 2 1 4 4 4 4 3 1 2 3 2 4 1 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 3
Rerata 2d 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2
2.75 2 3 3 3.25 2.75 2.25 3.25 2.25 3 2.5 3.75 2.5 1.75 3.5 3 2.5 3 2.5 2.25 3.25 3.5 2.75 2.5 2.5
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2 Kelompok Kontrol No Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Pretest Kontrol 2a 2b 2c 2d
2 2 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 1 4 1 2 2 4 1 3 3
3 3 3 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 4 2 3 2 2 4 3 3 3 4 4 3 3 1 1
1 3 3 1 3 4 2 3 2 4 1 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rerata 2 2.5 2.75 2.25 2 2.75 2 2.5 2 3 2 3.25 2.75 3.5 2.25 3 2.75 2.5 3.5 2.25 3 2 2.75 3 3 2.25 2 2.25
Posttest I Kontrol 2a 2b 2c 2d
3 3 4 4 2 2 4 2 1 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 2 4 2 2 2 1 2 2
4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 1 4 2 4 3 2 4 3 2 3 2 2 4 1 1 1
2 1 3 3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 1 3 4
2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Rerata 2.75 2.25 3.25 3.25 2.75 3 3.5 2.5 2.5 3 3.5 2.75 2.5 3.25 2.25 3.5 3 3 3 3.25 2.25 3 2 2.5 2.75 1.25 2 2.25
Posttest II Kontrol 2a 2b 2c 2d
3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3
4 3 1 3 1 3 4 4 2 4 1 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 2 4 2 4 2 1 1
2 4 4 3 1 3 1 3 3 3 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2
Rerata
2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2.75 2.75 2.5 2.75 1.5 2.5 2.5 3 2.25 3 2.25 3 3.25 2.75 2.25 3 3.25 2.25 3.25 3.25 2.5 2.5 3 2.5 2.5 2.25 2.25 2
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data 4.3.1 Kemampuan Menjelaskan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Paramete rsa,b Most Extreme Difference s
Mean Std. Deviation Absolute
PreEks Menjel 25
Post1Ek sMenjel 25
Post2Ek sMenjel 25
SelEks Menjel 25
PreKon Menjel 28
Post1Ko nMenjel 28
Post2Ko nMenjel 28
SelKon Menjel 28
2.55
2.97
2.84
0.42
2.5
2.625
2.5625
0.125
0.54962
0.56972
0.43229
0.488
0.6199
0.46894
0.47932
0.53359 0.157
0.147
0.161
0.222
0.196
0.143
0.177
0.207
Positive
0.147
0.137
0.222
0.196
0.143
0.177
0.207
0.157
Negative
-0.099
-0.161
-0.149
-0.123
-0.129
-0.145
-0.141
-0.134
Kolmogorov-Smirnov Z
0.737
0.805
1.112
0.981
0.756
0.934
1.096
0.833
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.649
0.536
0.168
0.291
0.617
0.347
0.181
0.492
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Post1Ek Post2Ek SelEksM PreKon sMengin sMengin engin Mengin 25 25 25 28
Post1Ko nMengin 28
Post2Ko nMengin 28
SelKon Mengin 28
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.2 Kemampuan Menginterpretasi
N Mean Normal Paramete Std. rsa,b Deviation Most Absolute Extreme Positive Difference Negative s Kolmogorov-Smirnov Z
PreEks Mengin 25 2.49
2.95
2.77
0.46
2.5625
2.7411
2.625
0.1786
0.53522
0.49434
0.56218
0.47446
0.53352
0.42763
0.66617
0.146
0.137
0.148
0.137
0.174
0.151
0.151
0.141
0.104
0.105
0.148
0.126
0.174
0.077
0.151
0.141
-0.146
-0.137
-0.119
-0.137
-0.118
-0.151
-0.131
-0.078
0.731
0.686
0.738
0.685
0.918
0.797
0.797
0.748
0.66
0.734
0.648
0.736
0.368
0.55
0.548
0.63
0.64743
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal 4.4.1 Kemampuan Menjelaskan Group Statistics Kelompok
PreEksKon Menjel
Pretest Eksperimen Menjelaskan Pretest Kontrol Menjelaskan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
25
2.55
0.54962
0.10992
28
2.5
0.61989
0.11715
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
Pre Eks Kon Menj el
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
0.059
0.809
0.309
51
0.759
0.05
0.16176
-0.27474
0.37474
0.311
50.999
0.757
0.05
0.16065
-0.27251
0.37251
4.4.2 Kemampuan Menginterpretasi Group Statistics Kelompok
PreEksKon Mengin
Pretest Eksperimen Menginterpretasi Pretest Kontrol Menginterpretasi
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
25
2.49
0.64743
0.12949
28
2.5625
0.47446
0.08967
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Pre Eks Kon Men gin
Equal variances assumed Equal variances not assumed
0.927
Sig.
0.34
t-test for Equality of Means
t
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-0.468
51
0.642
-0.0725
0.15479
-0.3832
0.23824
-0.46
43.62
0.648
-0.0725
0.1575
-0.39
0.245
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.5.1 Kemampuan Menjelaskan Group Statistics Kelompok Selisih Eksperimen Menjelaskan Selisih Kontrol Menjelaskan
SelEksKon Menjel
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
25
0.42
0.48798
0.0976
28
0.125
0.53359
0.10084
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sel EksKon Menjel
Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
0.11
0.918
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Differen ce
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Differen ce
Lower
Upper
2.091
51
0.041
0.295
0.14106
0.01181
0.57819
2.102
50.965
0.041
0.295
0.14033
0.01326
0.57674
4.5.2 Kemampuan Menginterpretasi Group Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih Eksperimen Menginterpretasi
25
0.46
0.56218
0.11244
Selisih Kontrol Menginterpretasi
28
0.1786
0.66617
0.12589
Kelompok
SelEksKon Mengin
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sel EksKon Mengin
Equal variances assumed Equal variances not assumed
0.874
Sig.
0.354
t-test for Equality of Means
t
df
95% Confidence Interval of the Difference
Sig. (2tailed)
Mean Differen ce
Std. Error Differen ce
Lower
Upper
1.651
51
0.105
0.28143
0.17044
-0.06074
0.6236
1.667
50.852
0.102
0.28143
0.16879
-0.05746
0.62032
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Koefisien
korelasi
kemampuan Koefisien
menjelaskan pada kelompok eksperimen: r=
korelasi
menginterpretasi
pada
kemampuan kelompok
kontrol: r=
r= r= r= r= r= r= r = 0,26
r= r= r = 0,22
Persentase pengaruh penggunaan metode Persentase inkuiri untuk kemampuan menjelaskan metode
pengaruh
inkuiri
untuk
penggunaan kemampuan
pada kelompok eksperimen:
menjelaskan pada kelompok kontrol:
R = r2 x 100%
R = r2 x 100%
= 0,262 x 100%
= 0,222 x 100%
= 0,06 x 100%
= 0,04 x 100%
= 6%
= 4%
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil SPSS Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I 4.7.1 Kemampuan Menjelaskan Per Aspek Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1EksMenjabar
2.32
25
0.74833
0.14967
PreEksMenjabar
1.96
25
0.45461
0.09092
Pos1EksMemperkira
3.24
25
0.96954
0.19391
PreEksMemperkira
2.32
25
0.74833
0.14967
Post1EksAlasan
2.88
25
1.23558
0.24712
PreEksAlasan
2.56
25
0.91652
0.1833
Post1EksContoh
3.44
25
0.65064
0.13013
PreEksContoh
3.24
25
0.72342
0.14468
Post1KonMenjabar
2
28
0.4714
0.08909
PreKonMenjabar
2.1786
28
0.47559
0.08988
Post1KonMemperkira
2.6071
28
0.91649
0.1732
PreKonMemperkira
2.3929
28
0.95604
0.18068
Post1KonAlasan
2.5714
28
0.87891
0.1661
PreKonAlasan
2.2857
28
0.89679
0.16948
Post1KonContoh
3.3214
28
0.86297
0.16309
PreKonContoh
3.1429
28
1.1127
0.21028
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
Post1EksMenjabar & PreEksMenjabar Post1EksMemperkira & PreEksMemperkira Post1EksAlasan & PreEksAlasan Post1EksContoh & PreEksContoh Post1KonMenjabar & PreKonMenjabar Post1KonMemperkira & PreKonMemperkira Post1KonAlasan & PreKonAlasan Post1KonContoh & PreKonContoh
Correlation
Sig.
25
0.039
0.852
25
-0.168
0.423
25
0.614
0.001
25
0.386
0.057
28
0.165
0.401
28
0.521
0.004
28
0.396
0.037
28
0.375
0.049
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
Post1EksMenjabar – PreEksMenjabar Post1EksMemperkira – PreEksMemperkira Post1EksAlasan – PreEksAlasan Post1EksContoh – PreEksContoh Post1KonMenjabar – PreKonMenjabar Post1KonMemperkira - PreKonMemperkira Post1KonAlasan – PreKonAlasan Post1KonContoh – PreKonContoh
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean
Std. Deviation
Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
0.36
0.86023
0.17205
0.00491
0.71509
2.092
24
0.047
0.92
1.32035
0.26407
0.37498
1.46502
3.484
24
0.002
0.32
0.98826
0.19765
-0.08794
0.72794
1.619
24
0.119
0.2
0.76376
0.15275
-0.11527
0.51527
1.309
24
0.203
-0.17857
0.61183
0.11563
-0.41582
0.05867
-1.544
27
0.134
0.21429
0.91721
0.17334
-0.14137
0.56994
1.236
27
0.227
0.28571
0.9759
0.18443
-0.0927
0.66413
1.549
27
0.133
0.17857
1.12393
0.2124
-0.25724
0.61439
0.841
27
0.408
4.7.2 Kemampuan Menjelaskan Secara Keseluruhan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pos1EksMenjel PreEksMenjel
Pair 2
Pos1KonMenjel
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
2.97
25
0.56972
0.11394
2.55
25
0.54962
0.10992
2.625
28
0.46894
0.08862
2.5
28
0.61989
0.11715
PreKonMenjel
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Pos1EksMenjel & PreEksMenjel Pos1KonMenjel & PreKonMenjel
Correlation
Sig.
25
0.62
0.001
28
0.549
0.002
Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 Pair 2
Post1EksMenjel – PreEksMenjel Post1KonMenjel – PreKonMenjel
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Deviation
Std. Error Mean
0.42
0.48798
0.0976
0.21857
0.125
0.53359
0.10084
-0.08191
Mean
Lower
Sig. (2tailed)
t
df
0.62143
4.303
24
0
0.33191
1.24
27
0.226
Upper
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.7.3 Kemampuan Menginterpretasi Per Aspek Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1EksMenerjem
2.96
25
0.67577
0.13515
PreEksMenerjem
2.32
25
0.94516
0.18903
Post1EksMengkritik
2.88
25
1.05357
0.21071
PreEksMengkritik
2.68
25
1.21518
0.24304
Post1EksMenarik
3.52
25
0.6532
0.13064
PreEksMenarik
2.88
25
1.30128
0.26026
Post1EksMencerita
2.44
25
0.86987
0.17397
PreEksMencerita
2.08
25
0.70238
0.14048
Post1KonMenerjem Pair 5
N
2.75
28
0.96705
0.18276
PreKonMenerjem
2.6429
28
0.91142
0.17224
Post1KonMengkritik
2.8929
28
1.16553
0.22026
PreKonMengkritik
2.5714
28
0.92009
0.17388
Post1KonMenarik
3.1786
28
0.98333
0.18583
PreKonMenarik
2.8929
28
0.91649
0.1732
Post1KonMencerita
2.1429
28
0.4484
0.08474
PreKonMencerita
2.1429
28
0.4484
0.08474
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
Post1EksMenerjem & PreEksMenerjem Post1EksMengkritik & PreEksMengkritik Post1EksMenarik & PreEksMenarik Post1EksMencerita & PreEksMencerita Post1KonMenerjem & PreKonMenerjem Post1KonMengkritik & PreKonMengkritik Post1KonMenarik & PreKonMenarik Post1KonMencerita & PreKonMencerita
Correlation
Sig.
25
0.412
0.041
25
0.75
0
25
0.469
0.018
25
0.417
0.038
28
-0.021
0.915
28
0.163
0.408
28
0.063
0.75
28
-0.105
0.594
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
t
df
Sig. (2tailed)
Lower
Upper
0.64
0.90738
0.18148
0.26545
1.01455
3.527
24
0.002
0.2
0.8165
0.1633
-0.13703
0.53703
1.225
24
0.233
0.64
1.15036
0.23007
0.16515
1.11485
2.782
24
0.01
0.36
0.86023
0.17205
0.00491
0.71509
2.092
24
0.047
0.10714
1.34272
0.25375
-0.41351
0.6278
0.422
27
0.676
0.32143
1.36228
0.25745
-0.20681
0.84967
1.249
27
0.223
0.28571
1.3012
0.2459
-0.21884
0.79027
1.162
27
0.255
0
0.66667
0.12599
-0.25851
0.25851
0
27
1
Post1EksMenerjem PreEksMenerjem Post1EksMengkritik - PreEksMengkritik Post1EksMenarik – PreEksMenarik Post1EksMencerita PreEksMencerita Post1KonMenerjem - PreKonMenerjem Post1KonMengkritik - PreKonMengkritik Post1KonMenarik – PreKonMenarik Post1KonMencerita - PreKonMencerita
95% Confidence Interval of the Difference
Std. Error Mean
Std. Deviation
4.7.4 Kemampuan Menginterpretasi Secara Keseluruhan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Post1EksMengin PreEksMengin
Pair 2
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
2.95
25
0.53522
0.10704
2.49
25
0.64743
0.12949
Post1KonMengin
2.7411
28
0.53352
0.10083
PreKonMengin
2.5625
28
0.47446
0.08967
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Post1EksMengin & PreEksMengin Post1KonMengin & PreKonMengin
Correlation
Sig.
25
0.562
0.003
28
0.13
0.509
Paired Samples Test Paired Differences Std. Error Mean
0.46
0.56218
0.11244
0.22795
0.17857
0.66617
0.12589
-0.07974
Mean Pair 1 Pair 2
Post1EksMengin – PreEksMengin Post1KonMengin – PreKonMengin
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Std. Deviation
Sig. (2tailed)
t
df
0.69205
4.091
24
0
0.43689
1.418
27
0.168
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.8 Hasil Uji Effect Size Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I 4.8.1 Kemampuan Menjelaskan Koefisien
korelasi
menjelaskan
pada
kemampuan Koefisien
korelasi
kelompok kemampuan
menjelaskan
eksperimen:
kelompok kontrol:
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r = 0,65
r = 0,22
Persentase
pengaruh
metode inkuiri untuk menjelaskan eksperimen: R = r2 x 100%
pada
penggunaan Persentase
indikator pada
pengaruh
penggunaan
kemampuan metode inkuiri untuk
kemampuan
kelompok menjelaskan pada kelompok kontrol: R = r2 x 100% = 0,222 x 100%
= 0,652 x 100%
= 0,04 x 100%
= 0,42 x 100%
= 4%
= 42%
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.8.2 Kemampuan Menginterpretasi Koefisien
korelasi
menginterpretasi
pada
kemampuan Koefisien
kelompok menginterpretasi
eksperimen:
kontrol:
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r = 0,64
r = 0,24
Persentase metode
pengaruh
inkuiri
menginterpretasi
untuk pada
korelasi
penggunaan Persentase kemampuan metode
kemampuan
pada
pengaruh inkuiri
kelompok menginterpretasi
eksperimen:
kontrol:
R2 = r2 x 100%
R2 = r2 x 100%
= 0,642 x 100%
= 0,242 x 100%
= 0,40 x 100%
= 0,05x 100%
= 40%
= 5%
kelompok
penggunaan
untuk pada
aspek kelompok
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan 4.9.1 Kemampuan Menjelaskan Per Aspek Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
Post2EksMenjabar
2.52
25
0.5099
0.10198
Post1EksMenjabar
2.32
25
0.74833
0.14967
Post2EksMemperkira
2.92
25
0.64031
0.12806
Post1EksMemperkira
3.24
25
0.96954
0.19391
Post2EksAlasan
2.64
25
0.86023
0.17205
Post1EksAlasan
2.88
25
1.23558
0.24712
Post2EksContoh
3.28
25
0.67823
0.13565
Post1EksContoh
3.44
25
0.65064
0.13013
2
28
0.72008
0.13608
Post2KonMenjabar Post1KonMenjabar
2
28
0.4714
0.08909
Post2KonMemperkira
2.5357
28
0.83808
0.15838
Post1KonMemperkira
2.6071
28
0.91649
0.1732
Post2KonAlasan
2.3929
28
0.68526
0.1295
Post1KonAlasan
2.5714
28
0.87891
0.1661
Post2KonContoh
3.3214
28
0.72283
0.1366
Post1KonContoh
3.3214
28
0.86297
0.16309
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5
Post2EksMenjabar & Post1EksMenjabar Post2EksMemperkira & Post1EksMemperkira Post2EksAlasan & Post1EksAlasan Post2EksContoh & Post1EksContoh Post2KonMenjabar & Post1KonMenjabar
Correlation
Sig.
25
0.092
0.663
25
0.166
0.426
25
0.428
0.033
25
0.465
0.019
28
0.327
0.089
Pair 6
Post2KonMemperkira & Post1KonMemperkira
28
0.622
0
Pair 7
Post2KonAlasan & Post1KonAlasan
28
0.29
0.135
Pair 8
Post2KonContoh & Post1KonContoh
28
0.066
0.74
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviatio n
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1 Pair 2 Pair 3
Post2EksMenjabar Post1EksMenjabar Post2EksMemperkira Post1EksMemperkira Post2EksAlasan Post1EksAlasan
0.2
0.86603
0.17321
-0.15748
0.55748
1.155
24
0.26
-0.32
1.06927
0.21385
-0.76137
0.12137
-1.496
24
0.148
-0.24
1.16476
0.23295
-0.72079
0.24079
-1.03
24
0.313
Pair 4
Post2EksContoh Post1EksContoh
-0.16
0.68799
0.1376
-0.44399
0.12399
-1.163
24
0.256
Pair 5
Post2KonMenjabar Post1KonMenjabar
0
0.72008
0.13608
-0.27922
0.27922
0
27
1
Pair 6
Post2KonMemperkira Post1KonMemperkira
-0.07143
0.76636
0.14483
-0.36859
0.22573
-0.493
27
0.626
Pair 7 Pair 8
Post2KonAlasan Post1KonAlasan Post2KonContoh Post1KonContoh
-0.17857
0.94491
0.17857
-0.54497
0.18783
-1
27
0.326
0
1.08866
0.20574
-0.42214
0.42214
0
27
1
4.9.2 Kemampuan Menjelaskan Secara Keseluruhan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Post2EksMenjel
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
2.84
25
0.43229
0.08646
Post1EksMenjel
2.97
25
0.56972
0.11394
Post2KonMenjel
2.5625
28
0.47932
0.09058
Post1KonMenjel
2.625
28
0.46894
0.08862
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Post2EksMenjel & Post1EksMenjel Post2KonMenjel & Post1KonMenjel
Correlation
Sig.
25
0.667
0
28
0.499
0.007
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1 Pair 2
Post2EksMenjel Post1EksMenjel Post2KonMenjel Post1KonMenjel
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-0.13
0.42769
0.08554
-0.30654
0.04654
-1.52
24
0.142
-0.0625
0.47446
0.08967
-0.24648
0.12148
-0.697
27
0.492
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.9.3 Kemampuan Menginterpretasi Per Aspek Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
Post2EksMenerjem
2.72
25
0.9363
0.18726
Post1EksMenerjem
2.96
25
0.67577
0.13515
Post2EksMengkritik
2.88
25
1.01325
0.20265
Post1EksMengkritik
2.88
25
1.05357
0.21071
Post2EksMenarik
3.32
25
0.98826
0.19765
Post1EksMenarik
3.52
25
0.6532
0.13064
Post2EksMencerita
2.16
25
0.37417
0.07483
Post1EksMencerita
2.44
25
0.86987
0.17397
Post2KonMenerjem
2.6429
28
0.67847
0.12822
Post1KonMenerjem
2.75
28
0.96705
0.18276
Post2KonMengkritik
2.8571
28
1.20844
0.22837
Post1KonMengkritik
2.8929
28
1.16553
0.22026
Post2KonMenarik
3.0714
28
0.89974
0.17003
Post1KonMenarik
3.1786
28
0.98333
0.18583
Post2KonMencerita
1.9286
28
0.26227
0.04956
Post1KonMencerita
2.1429
28
0.4484
0.08474
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Post2EksMenerjem & Post1EksMenerjem Post2EksMengkritik & Post1EksMengkritik Post2EksMenarik & Post1EksMenarik Post2EksMencerita & Post1EksMencerita Post2KonMenerjem & Post1KonMenerjem Post2KonMengkritik & Post1KonMengkritik
Correlation
Sig.
25
0.113
0.59
25
0.142
0.498
25
0.248
0.232
25
0.031
0.884
28
0.423
0.025
28
0.225
0.249
Pair 7
Post2KonMenarik & Post1KonMenarik
28
-0.099
0.617
Pair 8
Post2KonMencerita & Post1KonMencerita
28
-0.225
0.25
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Post2EksMenerjem Post1EksMenerjem Post2EksMengkritik Post1EksMengkritik Post2EksMenarik Post1EksMenarik
Pair 4
Post2EksMencerita Post1EksMencerita
Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
Post2KonMenerjem Post1KonMenerjem Post2KonMengkritik Post1KonMengkritik Post2KonMenarik Post1KonMenarik Post2KonMencerita Post1KonMencerita
Sig. (2tailed)
Std. Error Mean
-0.24
1.09087
0.21817
-0.69029
0.21029
-1.1
24
0.282
0
1.35401
0.2708
-0.55891
0.55891
0
24
1
-0.2
1.04083
0.20817
-0.62963
0.22963
-0.961
24
0.346
-0.28
0.9363
0.18726
-0.66649
0.10649
-1.495
24
0.148
-0.10714
0.91649
0.1732
-0.46252
0.24823
-0.619
27
0.541
-0.03571
1.47779
0.27928
-0.60874
0.53731
-0.128
27
0.899
-0.10714
1.3968
0.26397
-0.64877
0.43448
-0.406
27
0.688
-0.21429
0.56811
0.10736
-0.43458
0.00601
-1.996
27
0.056
Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Std. Deviatio n
t
df
4.9.4 Kemampuan Menginterpretasi Secara Keseluruhan Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
Post2EksMengin
2.77
25
0.49434
0.09887
Post1EksMengin
2.95
25
0.53522
0.10704
Post2KonMengin
2.625
28
0.42763
0.08082
Post1KonMengin
2.7411
28
0.53352
0.10083
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Post2EksMengin & Post1EksMengin Post2KonMengin & Post1KonMengin
Correlation
Sig.
25
0.299
0.146
28
0.238
0.222
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
Post2EksMengin Post1EksMengin
-0.18
0.61033
0.12207
-0.43193
0.07193
-1.475
24
0.153
Pair 2
Post2KonMengin Post1KonMengin
-0.11607
0.59893
0.11319
-0.34831
0.11617
-1.025
27
0.314
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.10 Transkrip Wawancara 4.10.1 Wawancara 1 Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Jumat, 12 September 2014 Baris 1 2 3 5
7 9
11
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA? S1 : Senang P : Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri? S1 : Senang soalnya bisa belajar di luar kelas dan mengetahui hal-hal yang belum saya ketahui. : Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air? S1 : Sangat membantu, mengetahui bagaimana pencemaran air bisa terjadi di sungai dan danau-danau.
16
17
P
22
23
P
25
27 29
31
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1d tentang benda yang pencemaran air? S1 : Susah soalnya di sungai banyak bahan yang mencemari air sehingga tidak mudah disebutkan. : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a tentang kegiatan manusia pada gambar A? S1 : Lumayan bingung karena susah memahami soal, gambar lumayan jelas.
37
38
P
40
Siswa lebih bisa mengerjakan soal 1a (W1 SA B16)
Siswa lumayan lebih bisa mengerjakan soal 1c (W1 SA B22)
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 1d (W1 SA 25-26)
P
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2b tentang memberikan saran? S1 : Bisa. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2c tentang akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup? S1 : Lumayan.
33 34
Metode inkuiri membantu siswa (W1 SA B9-10)
P
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1b tentang ciri-ciri air yang tercemar? S1 : Ya. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1c tentang penyebab pencemaran air? S1 : Lumayan.
19 20
Metode inkuiri menyenangkan (W1 SA B5-6)
P
: Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan! S1 : Tidak dan sangat menikmati. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a tentang pengertian pencemaran air? S1 : Ya, bisa.
13 14
Koding
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 2a (W1 SA 29-30)
P
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2d tentang menceritakan keadaan lingkungan pada gambar? S1 : Gampang tetapi sedikit susah karena sulit memahami
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 2c (W1 SA B37)
Siswa kurang bisa
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
gambar. 42 43
P : Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? S1 : 1d karena banyak benda yang mencemari sungai, dan 2d karena sulit memahami gambar.
mengerjakan soal 2d (W1 SA B40-41) Soal 1d dan 2d sulit (W1 SA B43-44)
4.10.2 Wawancara 2 Siswa A Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014 Baris 1 3
Wawancara ke-2 : Apa yang membuat nilaimu nomor 1a dan 1d meningkat pada posttest II? S1 : Gampang karena sudah tiga kali juga dites.
4
P
6
Koding
P
: Apa yang membuat nilaimu nomor 1b menurun drastis dari pada nomor 1 yang lain pada posttest II? S1 : Bosan, trus karena sudah lupa karena 1 bulan yang lalu.
Alasan nilai soal 1a dan 1d meningkat pada posttest II (W2 SA B3)
Alasan nilai soal 1b menurun pada posttest II (W2 SA B6)
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.3 Wawancara 1 Siswa B Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Jumat, 12 September 2014 Baris 1 2 3 5
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA? S2 : Senang : Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri? S2 : Senang tapi ada sedih-sedihnya. Sedih karena ikannya mati dan senang karena dapat belajar IPA dengan mudah.
P
7
P
9 10
S2 P
12 13
S2 P
15 16
S2 P
18
S2
19
P
: Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air? : Ya, dapat membantu. : Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan! : Tidak karena lebih mudah memahami pencemaran air. : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a tentang pengertian pencemaran air? : Bisa. : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1b tentang ciri-ciri air yang tercemar? : Bisa.
21
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1c tentang penyebab pencemaran air? S2 : Bisa agak bingung.
22
P
24
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1d tentang benda yang pencemaran air? S2 : Bisa dan nggak bingung.
25
P
27
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a tentang kegiatan manusia pada gambar A? S2 : Bisa.
28
P
34
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2b tentang memberikan saran? S2 : Bisa. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2c tentang akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup? S2 : Sedikit bisa.
35
P
30 31
37 38 39
Koding
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2d tentang menceritakan keadaan lingkungan pada gambar? S2 : Bisa. P : Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? S2 : 1c karena terlalu banyak yang harus dijelaskan.
Siswa mengembangkan emosi (W1 SB B5-6)
Siswa lebih bisa mengerjakan soal 1b (W1 SB B18)
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 1c (W1 SB B21)
Siswa lebih bisa mengerjakan soal 1d (W1 SB B24)
Siswa lebih bisa mengerjakan soal 2a (W1 SB B27)
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 2c (W1 SB B34)
Soal 1c sulit (W1 SB B39)
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.4 Wawancara 2 Siswa B Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014 Baris 1 3
Wawancara ke-2 : Apa yang membuat nilaimu nomor 1a dan 1d meningkat pada posttest II? S2 : Soalnya terlalu gampang.
4
P
6
Koding
P
: Apa yang membuat nilaimu nomor 1b menurun drastis dari pada nomor 1 yang lain pada posttest II? S2 : Karena bosan soalnya dites terus.
Alasan nilai soal 1a dan 1d meningkat pada posttest II (W2 SB B3)
Alasan nilai soal 1b menurun pada posttest II (W2 SB B6)
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.5 Wawancara 1 Siswa C Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Jumat, 12 September 2014 Baris 1 3 5 7 9 10 12
14
Wwancara ke-1 P : Apakah kamu senang dengan pelajaran IPA? S3 : Senang P : Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA dengan metode inkuiri? S3 : Senang karena belajar eksperimen. P : Apakah metode inkuiri membantumu dalam memahami materi pencemaran air? S3 : Sangat membantu. P : Apa kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? Jelaskan! S3 : Tidak karena lebih mudah memahami tentang pencemaran air.
22
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1a tentang pengertian pencemaran air? S3 : Bisa. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1b tentang ciri-ciri air yang tercemar? S3 : Bisa. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1c tentang penyebab pencemaran air? S3 : Sedikit bisa.
23
P
16 17 19 20
25
26
P
31
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2a tentang kegiatan manusia pada gambar A? S3 : Bisa. P : Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2b tentang memberikan saran? S3 : Bisa.
32
P
35
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2c tentang akibat kegiatan manusia pada gambar A terhadap makhluk hidup? S3 : Sedikit bisa.
34
P
36 37 38
Siswa memahami langkah-langkah inkuiri (W1 SC B12-13)
P
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 1d tentang benda yang pencemaran air? S3 : Bisa.
28 29
Koding
: Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 2d tentang menceritakan keadaan lingkungan pada gambar? S3 : Bisa. P : Manakah soal yang kamu anggap paling sulit? Mengapa? S3 : 1d karena sulit menentukan benda-benda yang mencemari air dan cuma tahu beberapa dan 2b karena saya belum bisa memberikan saran.
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 1c (W1 SC B22)
Siswa lebih bisa mengerjakan soal 2B (W1 SC B25)
Siswa lebih bisa mengerjakan soal 2b (W1 SC B31)
Siswa kurang bisa mengerjakan soal 2c (W1 SC B35)
Soal 1d dan 2b sulit (W1 SC B38-40)
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.6 Wawancara 2 Siswa C Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Rabu, 15 Oktober 2014 Baris 1 3
5 7
Wawancara ke-2 : Apa yang membuat nilaimu nomor 1a dan 1d meningkat pada posttest II? S3 : Karena belajar dengan menggunakan metode inkuiri dan sudah tiga kali.
Koding
P
: Apa yang membuat nilaimu nomor 1b menurun drastis dari pada nomor 1 yang lain pada posttest II? S3 : Udah lupa dan udah bosan menjawabnya.
Alasan nilai soal 1a dan 1d meningkat pada posttest II (W2 SC B3-4)
P
Alasan nilai soal 1b menurun pada posttest II (W2 SC B7)
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.7 Wawancara Guru Sesudah Perlakuan Hari/Tanggal : Jumat, 12 September 2014 Baris 1 2 3 5
8 10
14 16 18 20
26 27 29 31
Wawancara P : Apakah Anda pernah menggunakan metode inkuiri dalam mengajar? G : Pernah. P : Bagaimana menurut Anda pembelajaran dengan metode inkuiri? G : Kalau diterapkan di pembelajaran IPA sangat cocok karena banyak anak terlibat mencoba, menganalisa, dan mengambil kesimpulan. Saya senang metode inkuiri untuk IPA. P : Bagaimana menurut Anda siswa di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah? G : Ceramah sifatnya sesaat. Kalau kita tes dengan isian singkat atau pilihan ganda cepat bisa, mengerti, tapi kalau mengingat kembali dengan soal uraian untuk ceramah ingatan anak sangat terbatas. P : Bagaimana perbedaan kemampuan memahami pada siswa di kelas eksperimen dan kontrol? G : Pada dasarnya tidak jauh berbeda, namun untuk mencari hasilnya apakah berbeda dapat dilakukan dengan tes uraian. P : Apa kesulitan mengajar dengan menggunakan metode inkuiri? G : Tidak ada. Kendalanya harus mempersiapkan alat-alatnya atau model-modelnya. Kalau untuk pembelajarannya saya kira anak lebih senang. Hanya kalau peralatan kadangkadang keterbatasan dan untuk menyiapkan alat-alat itu kurang. Namun, bisa diatasi dengan direncanakan sebelumnya anak-anak bisa membawa bahan-bahan. P : Apakah metode inkuiri lebih efektif dalam pembelajaran? G : Untuk mencapai hasil pembelajaran yang lebih baik, saya kira lebih baik maksudnya untuk pembelajaran. P : Apa saran Anda untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri? G : Bahan-bahan yang berkaitan dengan tema pembelajaran harus disiapkan untuk memperingan guru. Anak diminta untuk terlibat menyiapkan itu, karena banyak barang bekas mungkin yang bisa kita gunakan untuk pembelajaran
Koding
Inkuiri sesuai dengan pembelajaran IPA (W G B5-7)
Guru tidak mengalami kesulitan (W G B20-25)
Saran pembelajaran dengan inkuiri (W G B31-34)
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran 5.1.1 Kelompok Eksperimen
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1.2 Kelompok Kontrol
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
Lampiran 5.3 Curriculum Vitae
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CURRICULUM VITAE Elisabet Hastuti merupakan anak pertama dari pasangan Yustinus Heru Susanto dan Theresia Suprihatin. Lahir di Klaten pada tanggal 12 April 1993. Pendidikan awal dimulai dari TK Pertiwi Ngering, Jogonalan, Klaten tahun 1998-1999. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Kanisius Murukan, Wedi, Klaten pada tahun 19992005.
Penulis
melanjutkan
pendidikan
di
Sekolah
Menengah Pertama Maria Assumpta Klaten pada tahun 2005 dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Klaten pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma pada tahun 2011. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma. No 1 2 3 4 5 6
9 10
Nama Kegiatan English Club Program Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II Seminar “Sosok Guru Terbaik Untukku” Seminar Multimedia Pembelajaran Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Maria Montessori Workshop: Learning Model Development for 6-9 years old. Focused on Mathematics Parade Gamelan Anak Workshop Bioscience “Pembuatan Awetan Tumbuhan dan Binatang” Week-end Moral Dies Natalis Asrama Syantikara ke -60
11 12 13 14 15
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II Pekan Orientasi Asrama Mahasiswi Syantikara Inisiasi FKIP Interactive Communication English Course Penguasaan Bahasa Inggris Aktif
7 8
Tahun 2011 2012 2012 2012 2012 2012
Peran Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
2012 2012
Dampok Bendahara
2012 2012
Peserta Dekorasi dan Dokumentasi Co-fasilitator Co-Konsumsi Dampok Peserta Peserta
2013 2013 2013 2014 2014
151