PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RETRET AUDIO VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM MEMPERKEMBANGKAN IMAN KAUM REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALAYA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Asep Ari Kristian NIM: 081124032
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Kedua orang tuaku: Paulus Uus Krisna dan Anastasia Eti Juhati. Adik-adikku: Hendrik, Kristin, Ipan, Firman, yang selalu ada dalam kehidupanku. Romo Paroki, para orang tua asuh, kaum remaja dan segenap pihak maupun umat di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Teman-teman terbaikku, para sahabat angkatan 2008, dan semua pihak yang selalu membantu, mendampingi dan memberikan semangat baik dalam keadaan suka maupun duka. Para Romo, dosen dan karyawan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Manfaatkanlah waktu, karena waktu tidak akan datang untuk kedua kali” (Penulis)
“Godaan, rintangan, tantangan jangan dijadikan sebagai hambatan dalam mencapai suatu tujuan, tetapi jadikanlah dorongan untuk meraih tujuan” (Penulis)
“Ketika satu hal selesai, ada hal lain yang belum selesai dan memaksa untuk bekerja lebih keras. Saat itu aku tidak lagi duduk dan menyesal tetapi berlari untuk mencapai garis finis” (Penulis)
“Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,” (I Petrus 1:14)
“Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk menolong mereka yang telah berusaha keras“ (Aeschylus)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Skripsi ini berjudul RETRET AUDIO VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM MEMPERKEMBANGKAN IMAN KAUM REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALAYA. Latar belakang munculnya judul skripsi di atas adalah perkembangan zaman yang semakin terus berkembang dengan adanya teknologi dan komunikasi atau IPTEK yang semakin canggih, namun alat-alat ini telah mengubah zaman di mana orang hidup. Hal ini juga berdampak bagi jutaan remaja Kristiani yang sekarang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya, khususnya di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Oleh karena itu, ini menjadi keprihatinan penulis untuk mengetahui seberapa besar kegiatan rohani, terutama retret yang dilaksanakan di paroki dapat membantu perkembangan iman kaum remaja. Retret adalah suatu proses doa yang dilakukan dalam kesunyian. Retret merupakan suatu latihan rohani dalam tradisi Gereja Katolik, dalam terang Injil.Dalam retret, orang mau merefleksikan perjalanan hidup dan mencoba menemukan kehendak Tuhan bagi dirinya. Retret audio visual lebih menonjolkan simbol-simbol yang menggambarkan suatu pengalaman peserta hasil dari refleksinya. Pendekatan simbolis ini bersandar bukan pada pengajaran, melainkan pada komunikasi pengalaman. Tujuannya bukan pertama-tama pemahaman intelektual, melainkan keikutsertaan hati dan pertobatan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yakni gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. Sampel penelitian ini adalah kaum remaja yang sudah mengikuti kegiatan retret yang dilaksanakan oleh Paroki. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu teknik yang digunakan apabila anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitiannya. Instrumen yang digunakan ialah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang pengetahuan akan retret secara umum, pengertian remaja, pengalaman selama mengikuti retret, pengalaman setelah mengikuti retret, pengetahuan retret audio visual dan harapan kaum remaja mengenai kegiatan retret kedepannya yang dikembangkna dalam 35 soal kuesioner dan 5 soal dalam wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% atau sekitar 14 responden dari 20 responden menunjukan bahwa tidak ada kesan yang berarti ketika mengikuti retret baik dalam metode, sarana ataupun cara penyampaiannya. Sekitar 60% - 65 % atau sekitar 12 – 13 responden dari 20 responden mengakui bahwa sesudah mengikuti kegiatan retret belum sepenuhnya terbantu dalam perkembangan hidup remaja terutama dalam penghayatan atau perkembangan iman. Dari hasil wawancara secara keseluruhan, remaja perlu sesuatu yang baru yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Berdasarkan hasil penelitian diperlukan terobosan baru untuk menjawab kebutuhan remaja Katolik. Salah satunya adalah dengan mengadakan retret audio visual. Diharapkan retret audio visual dapat menjawab kebutuhan dari kaum remaja Katolik di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya maupun kaum remaja pada umumnya. Diperlukan studi lanjut untuk mengetahui keefektifan metode retret audio visual ini dalam mengembangkan iman remaja Katolik di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT This thesis entitled AUDIO VISUAL RETREAT AS AN ALTERNATIVE FOR THE TEENS TO DEVELOP THEIR FAITH IN THE SACRED HEART OF JESUS PARISH, TASIKMALAYA. The background of this title is the continuous rapid development of science and communication technology which is in one way increasingly sophisticated, but in the other way has changed the way people live. That constantly and rapidly changing situation also has implication for the millions of Christian teens who are now in their period of growing, especially in the Sacred Heart of Jesus Parish, Tasikmalaya. Thus, that situation concerns the researcher to see and determine whether the spiritual activities which are held in the Parish, primarily the retreat events, can help to foster the teens’ faith. Retreat is an act of prayer which is done in silence. It is a spiritual exercise within the Catholic tradition in the light of the Gospel. During retreat people reflect on their life's journey, trying to find what is God's will for them. An audio-visual retreat highlights symbols that represent an experience of the participants as the result of their reflection. This symbolic approach is meant to be a way of communicating the retreatants’ experiences and not for teaching. The goal is not primarily an intellectual understanding, but the movement of the retreatants’ hearts and their repentance. This research used a descriptive study that was a combination of qualitative and quantitative research, done by collecting data through interviews and questionnaires. The sample of this study were young people who had followed the retreats which were held by the Parish. The sampling technique was a purposive sampling which was a technique that was used when the sample had been selected, based on the purpose of the research. The instrument used was the Likert scale. This scale was used to measure the attitudes, opinion, and perception of individual or group about the understanding of retreat, of adolescent, the experience during the retreat as well as after it, the knowledge of an audio visual retreat and youth expectations on retreat in future that were developed in the 35 questions in the questionnaire and 5 questions in the interview. The results showed that 70 % or about 14 respondents from 20 respondents indicated that there was no significant impression with its methods, means or mode of delivery when they were following a retreat. Approximately 60 % - 65 % or about 12-13 respondents from 20 respondents admitted that after following the retreat, they were not fully helped living their adolescent life, especially in developing and living out their faith. From the interview as a whole teenagers need something new that could meet their needs. Based on the research the teens need a new breakthrough, which is one of them can be an audio-visual retreat as a further development. An audio- visual retreat is expected to meet the needs of young people in the Parish of the Sacred Heart of Jesus Tasikmalaya and young people generally. A further study is needed to find out the effectivity of audio visual retreat in meeting Catholic teens’ need in developing their faith in the Sacred Heart of Jesus Parish, Tasikmalaya.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Kasih, Sang sumber hidup karena atas berkat, rahmat dan kasih-Nya telah membimbing, menuntun dan menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul RETRET AUDIO VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM MEMPERKEMBANGKAN IMAN KAUM REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALAYA. Skripsi ini penulis susun sebagai kepedulian dan keprihatinan terhadap kaum remaja dalam perkembangan, penghayatan iman remaja sebagai orang Katolik di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Bertolak dari situasi tersebut, penulis tertarik
untuk
membantu
pendamping
remaja,
pihak
Paroki
dalam
memperkembangkan iman kaum remaja melalui program retret audio visual. Berhadapan dengan dunia sekarang yang terus semakin berkembang dan semakin banyak pengaruh dunia ini yang kita terima dan kita yakini, bisa mempengaruhi kehidupan remaja yang menyebabkan perubahan dalam sikap baik dalam mendengar, cara berpikir, cara belajar, bahkan terhadap kehidupan rohani kaum remaja. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk melihat dan memberikan gambaran melalui program retret audio visual yang melihat dan memperhatikan kebutuhan, gaya atau kebiasan kehidupan dunia kaum remaja. Selain itu, skripsi ini juga disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berkat dukungan, pendampingan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya penulisan skirpsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dengan penuh rasa syukur penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan mengucapkan banyak terimakasih melalui kesempatan ini kepada: 1.
Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ selaku dosen pembmbing utama yang telah memberikan kesempatan, memberikan waktu luang, rendah hati untuk membimbing,
mengarahkan,
memberikan
masukan-masukan
juga
pengetahuannya yang membangun dan bermanfaat dari awal hingga akhir penulisan skripsi dengan penuh kesabaran dan murah hati sehingga selesainya penulisan skripsi ini. 2.
Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan dosen penguji II yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis ketika menghadapi hambatan maupun masalah dalam menyelesaikan skripsi dan selama proses kuliah di IPPAK.
3.
Drs. Y. I. Iswarahadi, SJ. MA. selaku dosen penguji III yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan saran, masukan yang berarti dan membangun dalam perkembangan skripsi dan hidup penulis.
4.
Kaprodi IPPAK-USD Yogyakarta, Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ, M.Ed., yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dari awal hingga akhir proses penyusunan skripsi ini.
5.
Segenap staf dosen program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan sepenuh hati, penuh kesabaran telah mendidik, menuntun, mendampingi, mengarahkan dan membimbing penulis selama menempuh proses pendidikan dari awal sampai terselesaikannya penulisan skripsi ini. 6.
Segenap staf karyawan Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama Katolik-Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu menyapa, memberikan senyuman, dan melayani penulis maupun mahasiswa/i dengan sepenuh hati dan kekeluargaan selama menjalani proses pendidikan dari awal sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7.
Pastor YC. Kristiono, Pr, selaku pastor paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang telah membantu, mendorong, memberikan izin kepada penulis untuk menyusun, meneliti perkembangan iman kaum remaja.
8.
Pastor Andreas Sudarman, Pr., Pastor Rudi, Pr., yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar, menimba ilmu di IPPAK-USD Yogyakarta ini.
9.
Para anggota orang tua asuh di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang telah membantu penulis dengan memberikan biaya pendidikan selama menjalani proses pendidikan di IPPAK-USD Yogyakarta ini.
10. Ibu Lili Herlina dan Dr. Lanny yang selalu memberikan dukungan, semangat, masukan baik berupa saran maupun kritik yang membangun dan bermanfaat selama penulis menjalani proses pendidikan di IPPAK-USD Yogyakarta. 11. Kedua orang tua tercinta: Paulus Uus Krisna dan Anastasia Eti Juhati dan adikadikku: Hendrik, Kristin, Ipan, Firman yang dengan penuh kasih dan cinta selalu mendoakan, mendukung, memberi semangat, menegur, mengingatkan, xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membantu penulis dalam setiap perjalanan studi di IPPAK-USD Yogyakarta sehingga mendorong penulis untuk menyelesaikan studi ini dan membuat mereka bahagia. 12. Teman-teman mahasiswa/i angkatan 2008 yang telah mendukung, membantu dan menyemangati dengan kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan yang turut berperan dalam bentuk apapun sehingga penulis semakin mampu dan dikuatkan untuk terus berjuang dari awal studi sampai akhir studi ini. 13. Para sahabat terbaikku: Sr. Bernardin, Sr. Winanda, Sr. Ima, Sr. Agnes, Br. Yohanis, Wilin, Goy, Happy, Wuri, Dian, Via, Martin, Bela, Sugi, Cici, Tutiex melalui kehadiran mereka dan cara mereka yang mampu memberikan kekuatan bagi penulis selama menempuh studi di IPPAK-USD Yogyakarta. 14. Paskarada Gerada (cha-cha) dan keluarga yang tidak pernah berhenti selalu memberikan dukungan, doa, perhatian masukan-masukan dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis nilai melalui materi, namun Tuhan Yesus yang akan selalu tahu apa yang dilakukan umat-Nya. 15. Teman-teman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang telah membantu dan berpartisipasi selama penulis melakukan penelitian. 16. Kristina Verawaty (iyank) dan keluarga yang selalu ada baik suka maupun duka, selalu memberikan masukan, motivasi dan segala pengorbanannya yang tanpa batas. 17. Semua pihak yang sudah membantu penulis dalam menyelesaikan proses studi dari awal hingga menyelesaikan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu baik dari segi moril, materil, spiritual maupun dengan caranya masing-
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv MOTTO ......................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ........................ vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................. xv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6 C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 6 D. Manfaat Penulisan ...................................................................................... 7 E. Metode Penulisan ....................................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ................................................................................. 8
BAB II RETRET AUDIO VISUAL DAN PERKEMBANGAN IMAN KAUM REMAJA .......................................... 11 A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 11 1. Retret Audio Visual ............................................................................... 11 a. Pengertian Retret ............................................................................. 11 b. Tujuan Retret ................................................................................... 12 c. Persyaratan Dasar dalam Retret ....................................................... 12 d. Materi, Metode dan Sarana Retret ................................................... 14
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pengertian Retret Audio Visual ............................................................. 15 a. Audio Visual sebagai Sarana Retret ................................................. 15 b. Ciri Retret Audio Visual ................................................................... 17 c. Proses Retret Audio Visual “Symbolic Way” .................................... 17 3. Remaja ................................................................................................... 20 a. Pengertian Remaja ............................................................................ 20 b. Ciri-ciri Remaja ................................................................................ 22 c. Perkembangan Kaum Remaja ........................................................... 24 d. Permasalahan Kaum Remaja ............................................................ 30 4. Penghayatan Iman Kaum Remaja .......................................................... 35 a. Pengertian Iman ................................................................................ 35 b. Aspek-aspek Iman ............................................................................. 37 c. Penghayatan Iman ............................................................................. 39 B. Kesimpulan .................................................................................................. 41
BAB III GAMBARAN KEGIATAN RETRET REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALAYA .................................................. 45 A. Gambaran Umum Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ........................ 45 1. Sejarah Singkat Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ...................... 45 2. Letak dan Batas-batas Geografis Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya .......................................................................................... 55 3. Keadaan Remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ................ 55 4. Kegiatan Retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya .................. 57 B. Metodologi Penelitian ................................................................................ 58 1. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 58 2. Tujuan Penelitian ................................................................................... 59 3. Manfaat Penelitian ................................................................................. 59 4. Jenis Penelitian ...................................................................................... 60 5. Desain Penelitian ................................................................................... 61 6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...................................................... 62 7. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 65
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Populasi dan Sampel .............................................................................. 65 9. Identifikasi Variabel .............................................................................. 66 10. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 67 11. Instrumen Penelitian .............................................................................. 68 C. Laporan Hasil Penelitian dengan Kuesioner .............................................. 69 1. Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya tentang Pengertian Remaja, Ciri-ciri Remaja ........................................ 69 2. Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya tentang Pengertian Retret, Ciri-ciri Retret, Tujuan Retret ..................... 72 3. Pengalaman Remaja paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya dalam Mengikuti Retret ......................................................................... 75 4. Perkembangan Iman Remaja Paroki Hati kudus Yesus Tasikmalaya Setelah Retret ......................................................................................... 78 D. Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara ............................................ 80 E. Pembahasan Hasil Penelitian Wawancara dan Kuesioner ......................... 82 1. Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Mengenai Penegertian Remaja, Ciri-ciri Remaja ................................. 82 2. Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Mengenai Penegertian Retret, Ciri-ciri Retret, Tujuan Retret .............. 84 3. Pengalaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Selama Mengikuti Retret ...................................................................... 86 4. Perkembangan Iman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Setelah Mengikuti Retret ...................................................................... 88 5. Pembahasan Hasil Wawancara ............................................................. 90 F. Kesimpulan Hasil Penelitian ...................................................................... 92 G. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian ............................................................ 93
IMAN REMAJA DALAM BENTUK RETRET MODEL AUDIO VISUAL ........................................................................... 96 A. Alternatif Bentuk Retret bagi Perkembangan Iman Kaum Remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ................................................................. 96
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Program Meningkatkan Perkembangan Iman Kaum Remaja .................... 98 1. Latar Belakang Pemilihan Program ....................................................... 99 2. Tujuan Pemilihan Program .................................................................... 102 C. Usulan Program Retret audio visual ............................................................ 102 1. Tema ...................................................................................................... 102 2. Tujuan ................................................................................................... 103 3. Peserta .................................................................................................... 103 4. Tempat dan Waktu.................................................................................. 103 5. Dinamika Pengalaman Rohani .............................................................. 104 6. Bentuk Retret ......................................................................................... 105 7. Metode Retret: Model Audio Visual dengan Latihan Symbolic Way ..... 105 8. Sarana .................................................................................................... 105 9. Tim Pendamping .................................................................................... 106 10. Susunan Acara ....................................................................................... 106 D. Matriks Program Retret Audio Visual ........................................................ 108 1. Pemikiran Dasar ................................................................................... 108 2. Matriks Program Retret Audio Visual .................................................. 111 3. Contoh Satuan Pendampingan .............................................................. 127
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 136 A. Kesimpulan ................................................................................................. 136 B. Saran ........................................................................................................... 140
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 140
LAMPIRAN ................................................................................................... 142 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian dan Panduan Wawancara ...................... (1) Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Responden ..................................... (5) Lampiran 3 Contoh Sesi-sesi Retret audio visual ...................................... (9)
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Kuesioner untuk Pertanyaan/Pernyataan Positif ........................ 64 Tabel 2 Variabel Penelitian ............................................................................. 68 Tabel 3 Contoh Pertanyaan Wawancara ......................................................... 68 Tabel 4 Pemahaman Tentang Remaja ............................................................. 69 Tabel 5 Pemahaman Tentang Retret ............................................................... 72 Tabel 6 Pengalaman Retret ............................................................................. 75 Tabel 7 Pengalaman Setelah Retret ................................................................. 78 Tabel 8 Hasil Wawancara ............................................................................... 80 Tabel 9 Matriks Program Retret audio visual ................................................. 111
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Rom
: Roma
Ptr
: Petrus
Ibr
: Ibrani
Kej
: Kejadian
Gal
: Galatia
Sam
: Samuel
Ef
: Efesus
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja DV
: Dei Verbum
SJ
: Serikat Jesuit
OSC
: Ordo Salib Suci
Pr
: Praja
St
: Santo
C. Singkatan Lain TV
: Televisi
IPTEK
: Ilmu Pengembangan Teknologi dan Komunikasi
CD
: Compact Disc
Art
: Artikel
KNIL
: Koninklijk Nederlands Indische Leger
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TNI
: Tentara Nasional Indonesia
AD
: Angkatan Darat
BRI
: Bank Rakyat Indonesia
TK
: Taman Kanak-kanak
SD
: Sekolah Dasar
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
Jl
: Jalan
No
: Nomor
RW
: Rukun Warga
PMII
: Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
IPNU
: Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama
KKN
: Kuliah Kerja Nyata
IAIC
: Institut Agama Islam Cipasung
FPBUB
: Forum Persaudaraan Umat
EKM
: Ekaristi Kaum Muda
Dkk.
: Dan Kawan-kawan
R
: Responden
LCD
: Liquid Crystal Display
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
USD
: Universitas Sanata Dharma
Lih
: Lihat
Ex
: Example
xxi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dunia telah berubah menjadi desa dunia. Desa dunia atau desa global adalah konsep mengenai perkembangan teknologi dan komunikasi atau IPTEK, di mana dunia dianalogikan menjadi sebuah desa yang sangat besar (Iswarahadi 2010: 21). Kita hidup dengan televisi, video tape, alat perekam, komputer, kamera, proyektor, mesin cetak, mesin fotokopi – segala perpanjangan mekanis dari diri manusia. Alat-alat ini telah mengubah zaman di mana orang hidup (Rukiyanto, 2012: 261). Sekarang ini teknologi canggih telah merambah dan memperluas kemungkinan yang baru di seluruh dunia dan menyebabkan perubahan dalam sikap baik dalam mendengar, cara berpikir, cara belajar bahkan cara berdoa. Sebagian besar orang menganggap dapat membentuk jati dirinya dengan mengikuti gaya hidup orang lain yang dipandang keren, selebritis tertentu atau memakai
barang-barang,
seperti
handphone,
laptop,
tas
mahal
untuk
menunjukkan, “Ini lho aku!” Pencarian jati diri ini bukan hanya mencari nilai dan tujuan untuk dijadikan dasar hidup mereka, tetapi mencari satu gambar diri, satu identitas yang sebetulnya sangat dipengaruhi oleh keinginan pribadi (keAKU-an). Yang kurang disadari adalah keinginan tersebut dibentuk oleh media (TV, radio, internet, majalah). Semakin banyak pengaruh dunia ini yang kita terima dan kita yakini, maka semakin jauh kita dari Tuhan. Kita pun akan kehilangan pegangan dalam hidup ini. Hidup hanya akan terus terombang-ambing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
oleh arus zaman. Kita akan terjerumus pada hal-hal duniawi yang dangkal. Kita pun jadi kehilangan prioritas dalam hidup ini. Jati diri tidak bisa ditemukan dengan meniru gaya hidup orang lain, tetapi ditemukan saat iman yang kita miliki itu mengajar, menginspirasi, memotivasi, dan mendorong kita melakukan perbuatan-perbuatan baik. Ini menjadi tantangan bagi generasi remaja yang mengakibatkan kemerosotan dalam pengetahuan tentang iman beserta dampak pada kualitas hidup mereka. Kaum Remaja adalah harapan, generasi penerus, ahli waris dan masa depan bangsa dan Gereja. Jutaan remaja Kristiani sekarang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Kaum remaja sedang mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan kepribadian (mental, emosional, sosial, moral, dan religius) dengan segala permasalahannya. Ada tanda-tanda keliaran pada permulaan tumbuhnya usia remaja. Mereka menderita kegelisahan karena mereka tidak mengerti akan pertumbuhan yang sedang mereka alami. Mereka menunjukkan sikap menantang, kurang menghiraukan petunjuk-petunjuk dan nasihat dari orang tuanya. Mereka juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Dalam masa ini remaja masih perlu belajar banyak dari orang lain, mereka perlu mengembangkan dirinya agar maju dan menjadi dewasa. Ini juga yang dialami oleh remaja yang ada di Paroki Tasikmalaya. Menjadi remaja adalah suatu proses perkembangan, yaitu belajar menemukan dirinya sendiri, dan kemudian dapat menilai kemampuan-kemampuannya dalam bidang jasmani, pikiran, perasaan dan dalam bidang moral serta bidang rohani. Itulah yang diharapkan penulis bagi remaja yang ada di Paroki Tasikmalaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Dalam perkembangannya menuju usia dewasa, remaja menghadapi masalah-masalah dalam hal keagamaannya. Ketika masih kanak-kanak, mereka melaksanakan kegiatan keagamaannya karena meneladani atau ikut perintah orang tua dan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh atas dirinya. Ketika menjelang dewasa, praktek ajaran seperti: arti agama, arti hidup, agama dan ibadat, agama dan hidup, agama dan kejahatan, arti hidup sesudah mati bahkan keberadaan Tuhannya mulai dipertanyakan (Mangunhardjana,1986: 83).
Mereka membutuhkan penjelasan tentang keagamaan yang memuaskan. Jika semua itu tidak terjawab, mereka meragukan kebenaran ajaran agamanya sendiri yang dapat mengakibatkan mereka pindah agama, atau mereka tidak mau memeluk salah satu agama. Dapat dikatakan bahwa "masa remaja" adalah masa mencari nilai hidup secara reflektif. Mereka mulai
sadar
akan diri sendiri serta kekurangan-
kekurangannya dan secara sadar pula memikirkan didambakannya
menjadi
pribadi
yang
dewasa.
manusia Ciri-ciri
ideal yang pribadi
yang
matang/dewasa (Alfrot, 1999: 22), yaitu: a)
Mampu mengembangkan makna diri sendiri.
b) Mampu menjalani hubungan yang hangat dengan orang lain. c)
Mampu menerima diri.
d) Mempunyai cara pandang yang realistis. e)
Mempunyai pemahaman diri yang benar.
f)
Mempunyai filsafat hidup yang membangun. Permasalahan remaja dewasa ini untuk menjadi semakin dewasa membuat
penulis tertarik untuk mengkaji persoalan yang ada pada remaja di Paroki Tasikmalaya, Jawa Barat. Tujuan dari penulis adalah membantu mereka untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
mengintegrasikan perspektif iman akan Yesus Kristus dalam kehidupan mereka. Penulis melihat bahwa kondisi dunia sekarang dengan perkembangan IPTEK yang semakin maju, dengan kompleksitas masalah sosial dan perubahan yang sangat cepat membuat seseorang menjadi pribadi yang mudah labil. Padahal, modernisasi itu sendiri amat sangat membutuhkan figur-figur pribadi yang dewasa. Salah satu tujuan utama dari modernisasi itu sendiri adalah membentuk pribadi-pribadi dewasa, bukan sebaliknya, malah melabilkan kedewasaan seseorang. Pada kenyataannya yang sering kita temui sekarang, modernisasi justru banyak membuat manusia labil, tidak dewasa. Kaum remaja harus diajak untuk berefleksi, tindakan apa yang dapat dilakukan menuju masa depan agar dapat menyerahkan diri secara penuh kepada Tuhan dan tidak jatuh ke dalam situasi yang labil. Sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala (Efesus 4: 1315).
Mencintai Allah berarti juga mencintai diri, sesama, dan lingkungan hidupnya, yang pada muaranya mereka ungkapkan dan wujudkan dalam sikap dan tingkah laku dalam hidup sehari-hari. Sebaliknya pada orang yang mengaku beriman, tetapi mengabaikan diri, sesama, dan lingkungan hidupnya, berarti tidak mencintai Allah. Dari tumbuhnya sikap iman ini diharapkan remaja semakin terkondisi untuk bergaul dan bekerjasama dengan sesama maupun alam lingkungannya, sehingga tidak mudah merugikan sesama dan merusak lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
hidup demi kepentingannya sendiri saja, bahkan sebaliknya mengupayakan kesejahteraan sesamanya dan lingkungan. Salah satu cara yang kiranya cocok untuk dipakai dalam mengembangkan iman kaum remaja di Paroki Tasikmalaya Jawa Barat adalah dengan mengikuti kegiatan-kegiatan rohani yang ada, salah satunya retret. Retret adalah suatu proses doa yang dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa. Dalam retret orang untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Retret merupakan suatu latihan rohani dalam tradisi Gereja Katolik dalam terang Injil. Latihan Rohani ialah semua cara mempersiapkan jiwa dan menyediakan cara hati untuk melepaskan diri dari segala lekat tak teratur, dan selepasnya dari itu, lalu mencari dan mendapatkan kehendak Ilahi dalam hal mengatur hidup, guna keselamatan jiwanya (Jacobs, 1988: 9)
Jelas bahwa latihan rohani ini menjadi wahana untuk merefleksi diri dan menyadari keberadaan sebagai bagian dari Gereja dan bagian dari masyarakat. Dalam retret orang mau merefleksikan perjalanan hidup, mencoba menemukan kehendak Tuhan bagi dirinya. Sebuah retret biasanya dilakukan untuk alasan spiritual, agar orang semakin dewasa dalam iman. Memajukan martabat setiap pribadi terutama kaum remaja merupakan salah satu usaha yang penting. Selama ini remaja di Tasikmalaya sudah mengikuti berbagai kegiatan rohani. Namun dari pengamatan penulis, Paroki Hati Kudus Yesus
Tasikmalaya
belum
sepenuhnya
memberikan
perhatian
terhadap
perkembangan iman remaja sebagai salah satu tugas dan tanggung jawab sebagai lembaga yang berwenang. Padahal Paroki diharapkan dapat terus-menerus memberikan perhatian terhadap remaja sebagai generasi penerus Gereja dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
perkembangan iman melalui kegiatan-kegiatan rohani salah satu kegiatan rohani yang mendukung perkembangan iman remaja adalah retret. Bertolak dari pemikiran di atas, penulis mengangkat tema ini untuk skrispi dengan judul “RETRET AUDIO VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM MEMPERKEMBANGKAN IMAN KAUM REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALAYA”. Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan sumbangan yang berguna bagi perkembangan iman remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Sebagaimana jalan alternatif bisa dilalui oleh kendaraan sesuai dengan kebutuhan, begitu
juga
retret
audio
visual
ini
dapat
dijadikan
alternatif
dalam
mengembangkan iman kaum remaja.
B. Rumusan Masalah Dari latarbelakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Apa yang dimaksud retret audio visual?
2.
Apa yang dimaksud iman?
3.
Seberapa besar pengaruh retret yang sudah pernah dilakukan terhadap perkembangan iman kaum remaja di Paroki Tasikmalaya Jawa Barat?
4.
Bagaimana mengembangkan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya?
C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah: 1.
Mengerti dan memahami pengertian retret audio visual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
2.
Memahami pengertian iman.
3.
Mengetahui seberapa besar pengaruh retret terhadap perkembangan iman kaum muda di Paroki Tasikmalaya Jawa Barat
4.
Menawarkan program retret audio visual untuk mengembangkan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
D. Manfaat Penulisan Manfaat dari penulisan adalah: 1.
Bagi remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya: menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang retret audio visual. Remaja dapat mencintai diri, sesama, dan lingkungan hidupnya, yang pada muaranya mereka ungkapkan dan wujudkan dalam sikap dan tingkah laku dalam hidup sehari-hari, dan menyerahkan diri secara penuh kepada Tuhan.
2.
Bagi pembinaan iman remaja: dapat menambah pemahaman yang cukup tentang mewujudkan iman secara konkret yang merupakan jawaban dan tanggapan manusia terhadap Tuhan, sehingga mampu menerapkan imannya dalam kehidupan sehari-harinya, kreatif, tidak mudah ikut-ikutan, jauh dari perasaan takut dalam menghadapi situasi baru dan mempergunakan imannya sebagai sumber bagi motivasi dan inspirasi baru
3.
Bagi Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya: sebagai sumbangan dalam membantu mengembangkan, memperkaya, meningkatkan kegiatan-kegiatan rohani dalam mengembangkan iman remaja yang semakin matang.
4.
Bagi penulis: dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang semakin luas mengenai retret audio visual ini sebagai alternatif dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
mengembangkan iman remaja, sehingga penulis dapat membantu dalam membentuk pribadi-pribadi remaja yang semakin dewasa. 5.
Bagi pembaca: diharapkan juga penulisan ini dapat menjadi bahan referensi, bekal untuk lebih meningkatkan kualitas perkembangan iman Kristiani remaja di mana pun.
E. Metode Penulisan Metode yang dipakai adalah metode analisis deskriptif yaitu memaparkan dan menganalisis permasalahan yang ada sehingga ditemukan pemecahan yang tepat dan sesuai. Metode deskriptif dilakukan dengan tujuan utama yaitu menggambarkan sistematika fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003: 157). Penggabungan metode kualitatif dan kuantitatif. Penulis menggunakan metode kuantitatif (Sugiyono, 1999:135), yaitu angket ialah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada responden. Jenis angket yang digunakan bersifat tertutup dengan menggunakan checklist. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian yakni pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian yang diperoleh kemudian penulis diskripsikan ke dalam suatu bentuk laporan disertai analisanya. Penulis mengadakan penelitian terhadap kaum remaja yang berada di Paroki Tasikmalaya Jawa Barat.
F. Sistematika Penulisan Tulisan ini mengambil judul “Retret Audio Visual sebagai Salah Satu Alternatif dalam Memperkembangkan Iman Kaum Remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalya” dan dikembangkan menjadi bab berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Bab I: Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. Bab II: Kajian Pustaka dan Hipotesis Dalam bab ini disajikan pengertian retret, tujuan retret, persyaratan dasar dalam retret, materi-metode dan sarana retret. Pengertian retret audio visual; audio visual sebagai sarana retret, ciri retret audio visual, proses retret audio visual “symbolic way”. Pengertian remaja, ciri-ciri remaja, perkembangan kaum remaja, permasalahan kaum remaja. Penghayatan iman kaum remaja, pengertian iman, aspek-aspek iman, penghayatan iman, kesimpulan. Bab III: Metode Penelitian Dalam bab ini disajikan Gambaran umum Paroki hati Kudus Yesus Tasikmalaya, sejarah singkat Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, letak dan batas-batas geografis, keadaan kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, kegiatan retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Metodologi penelitian yang meliputi: Latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, desain penelitian, teknik dan alat pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, populasi dan sampel, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, instrumen penelitian. Laporan hasil penelitian dengan kuesioner, laporan hasil penelitian dengan wawancara. Pembahasan hasil penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
wawancara dan kuesioner. Kesimpulan hasil penelitian. Refleksi kateketis hasil penelitian. Bab IV: Usulan Program Dalam bab ini berisikan alternatif bentuk program retret bagi perkembangan iman kaum remaja. Latar belakang pemilihan program. Tujuan pemilihan program. Usulan program retret audio visual. Matrik program retret audio visual yang meliputi: pemikiran dasar, matrik program retret audio visual dan contoh satuan pendampingan. Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II RETRET AUDIO VISUAL DAN PERKEMBANGAN IMAN KAUM REMAJA
A. Kajian Pustaka 1.
Retret Audio Visual
a.
Pengertian Retret Retret berasal dari kata latin Retrare yang berarti “Mengundurkan Diri”.
Mengundurkan diri dapat diasumsikan sebagai menyepi; menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari; meninggalkan dunia ramai (Tangdilitin, 1984: 94). Mengundurkan diri mempunyai arti: 1) Mengundurkan diri berarti: mundur dari aktivitas hidup sehari-hari. Secara khusus meluangkan waktu untuk mengolah diri dan hidupnya. 2) Mengundurkan diri berarti: proses refleksi atas pengalaman yang pernah dialami sebagai upaya memperdalam pertanyaan mengenai hakekat dan kualitas keberadaan hidupnya. 3) Mengundurkan diri berarti: secara khusus membangun sebuah disposisi batin untuk bertemu dengan Allah, sumber seluruh kehidupannya (mencari makna hidup yang paling dalam) Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Kegiatan retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri atau
pun
pengalaman
mengasingkan
diri
bersama
dengan
sebuah
kelompok/komunitas. Retret dapat dilakukan dalam kesunyian, atau dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
suasana berbagi pengalaman, tergantung dari kebiasaan yang dilakukan oleh pendampingnya. Bila retret diartikan sebagai kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan atau menemui Tuhan, maka yang memberi retret adalah Tuhan sendiri. Tuhanlah yang memanggil dan menemui peserta.
b. Tujuan Retret Setiap retret memiliki suatu tujuan. Ada dua tujuan retret, yaitu: 1) Tujuan utama: untuk bertemu Tuhan secara pribadi dan menemukan kehendak-Nya agar dapat hidup menurut kehendak-Nya. 2) Tujuan sekunder (Tujuan Pribadi) : -
Untuk mengadakan pemilihan hidup,
-
Untuk penyegaran hidup rohani,
-
Untuk belajar berdoa,
-
Untuk mengenal siapakah aku,
-
Dan lain-lain. Dengan
demikian
retret
dimaksudkan
untuk
mengajak
orang
mengundurkan diri dari aktivitas sehari-hari sehingga dapat berjumpa dengan Allah. Dalam retret orang dapat berkomunikasi dengan Allah dan mendengarkan sapaan Allah kepadanya.
c.
Persyaratan Dasar dalam Retret
1) Proses doa Dalam proses doa, orang meninjau karya Allah, cara Allah berkarya serta bimbingan-Nya dan tanggapannya atas karya Allah itu. Doa berarti berbicara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
dengan Allah, mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, sebagai kata cinta seorang anak kepada Bapanya. Maka doa dapat timbul dari kesusahan hati yang bingung, tetapi juga dari kegembiraan jiwa yang menuju ke masa depan yang bahagia. Dalam proses doa seperti dalam retret kita menemukan kembali diri dan hidup kita di jalan menuju kepada Allah.
2) Keheningan Keheningan yang dimaksud meliputi dua hal, yaitu: i) Keheningan sebagai suasana yang dibangun sehingga peserta semakin mampu untuk masuk dalam renungan dan doa-doa secara lebih nyaman. Dengan demikian peserta semakin mampu untuk masuk dalam renungan dan doa-doa secara lebih enak. ii) Keheningan sebagai proses batin; dimaksudkan sebagai upaya pribadi yang siap untuk mengolah hidupnya bersama dengan Allah.
3)
Keterbukaan Keterbukaan yang dimaksud meliputi dua hal, yaitu: i) Keterbukaan hati
terhadap Allah merupakan bagian penting karena dalam retret “guru” utamanya adalah Allah sendiri. Untuk itu hati yang terbuka dimaksudkan sebagai sebuah bentuk kesiapan hati untuk diajar oleh Allah. ii) Keterbukaan hati terhadap pendamping; pendamping berperan sebagai pengantar peserta dalam mengalami perjumpaan dengan Allah. Keterbukaan terhadap pendamping diperlukan sebagai bentuk pengolahan bersama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
4) Kebebasan kehendak Karena retret merupakan sarana perjumpaan dengan Allah, dari diri peserta dibutuhkan suasana yang lepas bebas. Peserta mengikuti retret bukan karena terpaksa, melainkan karena mempunyai motivasi terdalam.
5) Kejujuran Umumnya retret mengarah pada penegasan atas pilihan-pilihan kehidupan yang nantinya akan dijalani sesudah retret. Oleh karena itu, kejujuran dalam pengolahan dan proses penemuan-penemuan keputusan menjadi berarti. Dengan semakin jujur peserta diharapkan dapat memutuskan keputusan-keputusan hidupnya.
d. Materi, Metode dan Sarana Retret Materi yang digunakan dalam retret disesuaikan dengan kebutuhan peserta, mengenai hal - hal apa yang ingin diolah. Dalam melakukan retret digunakan berbagai macam metode yang dapat membantu proses pelaksanaan retret. Metode retret dapat berupa ceramah, diskusi, dialog yang mendalam, eksplorasi, meditasi, dinamika kelompok dan refleksi. Metode tersebut berfungsi untuk mempermudah pendamping dalam memberikan materi supaya dapat ditangkap oleh peserta retret. Selain itu, hal yang tidak kalah penting dalam pelaksanaan retret adalah agar adanya sarana retret dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sarana bertujuan untuk memperlancar kegiatan retret, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
membuat retret menjadi menarik dan mendalam; misalnya musik, permainan, kertas flap, dan lain-lain.
2.
Pengertian Retret Audio Visual
a.
Audio Visual sebagai Sarana Retret Pengalaman Pierre Babin dalam bukunya “The New Era in Religious
Communication” mengatakan bahwa di dalam biji yang tertanam di hati manusia, Pierre Babin telah menemukan suatu kekuatan yang luar biasa. Inspirasinya berasal dari situ untuk memperkembangkan teknologi pendidikan. Seakan-akan di dalam biji yang baru mau tumbuh itu, Pierre Babin melihat sesuatu mengenai masa depan. “Dunia baru” tidak dapat diwartakan dengan memuaskan suatu keinginan yang samar, melainkan dengan mempelajari kemungkinan nyata yang terdapat dalam teknologi baru untuk mengkomunikasikan iman (Babin 1991: 2). Pengalaman ini menjadi suatu terobosan bagi Pierre Babin di mana dia menemukan suatu penemuan dunia audio visual yang dikenal dengan bahasa audio visual. Bahasa audio visual mempunyai hubungan dengan Injil: i) metode audio visual sebagai alat pembantu pengajaran. Melalui metode audio visual pelajaran agama menjadi lebih menarik. ii) sarana audio visual bukan saja alat pembantu melainkan sebagai bahasa tersendiri. Seseorang dapat mengerti bukan hanya melalui kata-kata saja, melainkan melalui perangsang gambar dan music atau suara. iii) media audio visual sebagai kebudayaan baru yang meliputi segalagalanya (Babin 1991: 3 – 4). Teknologi modern dan khusunya media audio visual dilukiskan sebagai kunci untuk menafsirkan kebudayaan kita. Pusat pemikirannya ialah teknologi komunikasi atau “media sendiri merupakan pesan” (the medium is
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
the message). Rumusan ini juga dapat diterapkan pada Kristus, bukan kata-kata yang diucapkan Kristus melainkan Kristus sendiri dan seluruh karya-Nya merupakan pesan. Oleh sebab itu dari pengamatan media audio visual menegaskan bahwa pesan sebuah program tidak terletak dalam kata-kata yang diucapkan tetapi dalam kesan yang ditimbulkan oleh orang yang berbicara. Inti bahasa audio visual adalah kesan (modulasi). Dalam bahasa teknis modulasi adalah kecepatan getaran gelombang yang berubah panjangnya, kekuatannya dan lain-lain yang dirasakan oleh indera dan menimbulkan emosi, khayalan dan bahkan ide (Babin 1991: 6 – 9). Audio Visual adalah sarana elektronik yang dapat dilihat dan didengar untuk membantu mengungkapkan seluruh pangalaman manusia (Ernestine dkk., 1977: 8). Audio Visual bukan hanya gagasan yang diungkapkan dalam gambar dan musik. Audio visual tidak hanya memberikan kesempatan kepada kita untuk menyampaikan
kata-kata dengan
teliti,
namun
yang terpenting
adalah
menyampaikan pengalaman peserta retret secara utuh dan menyeluruh. Bahasa audio visual tidak banyak menyampaikan doktrin, tetapi justru memancing peserta untuk mengeluarkan ide-ide atau gagasan yang ada dalam pikiran peserta retret. Bahasa audio visual menuntut kreativitas, partisipasi, efektivitas dan kesadaran serta pikiran kritis. Meskipun demikian perlu diingat dan diketahui bahwa audio visual tidak hanya menyampaikan gambar atau suara, tetapi juga menyampaikan pengetahuan walaupun tidak selengkap dan seteliti pengetahuan yang tertulis dalam buku (Iswarahadi 2003: 29-33).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
b. Ciri Retret Audio Visual Audio Visual memiliki ciri yang sangat unik yaitu suatu bentuk penyampaian iman umat dengan menggunakan media seperti foto, film, CD dan lain-lain. Oleh sebab itu peranan media audio visual harus membuka jalan untuk suatu kebudayaan yang akan memberi bentuk baru. Dalam hal ini bukan hanya suara, gambar-gambar pun dapat mengungkapkan perasaan, isi hati, bahkan seluruh pribadi si pendengar. (Ernestine dkk., 1977: 7). Retret
audio
visual
lebih
menonjolkan
simbol-simbol
yang
menggambarkan suatu pengalaman peserta hasil dari refleksinya. Apa itu simbol? Simbol adalah bentuk/tanda. Simbol itu sekaligus merupakan definite focus of interest, sebuah sarana berkomunikasi, sekaligus dasar-dasar umum untuk memahami. Simbol itu membuka pintu kepada dunia yang lebih luas, penuh misteri
dan
mengatasi
kemampuan
manusia
untuk
menggambarkannya
(Trimulyono 2008: 1). Pendekatan simbolis ini bersandar bukan pada pengajaran, melainkan pada komunikasi pengalaman. Tujuannya bukan pertama-tama pemahaman intelektual, melainkan keikutsertaan hati dan pertobatan (Iswarahadi 2003: 31).
c.
Proses Retret Audio Visual “Symbolic Way” Bahasa simbol adalah bahasa yang menggoda, menggetarkan emosi
sebelum akhirnya berfungsi menerangkan. Bahasa simbol menggerakkan bukan hanya roh tetapi juga hati dan tubuh manusia. Bahasa simbolis adalah bahasa penuh resonansi, ritme, cerita, imaginasi, sugesti dan koneksi (Iswarahadi 2010: 23). Bahasa simbol mempunyai pendekatan yang penuh gambar, imajinasi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
cerita yang berdampak mendalam pada emosi orang. Tujuan utama bukan pemahaman intelektual, tetapi keterlibatan hati dan pertobatan. Proses menemukan simbol melalui beberapa tahapan (Trimulyono, 2008: 2–3), yakni: a) Exodus - Dalam kesendirian dan keheningan mengadakan perjalanan keluar dari kamar, rumah atau ruangan. - Mengaktifkan semua panca indera dan melatih kepekaannya untuk menangkap segala peristiwa. - Melepaskan segala konsep atau pikiran, dan berkonsentrasi untuk masuk ke dalam pengalaman diri di tengah alam. - Setelah batas waktu yang ditentukan, mengadakan refleksi pribadi. b) Refleksi Pribadi - Mengumpulkan insight dan pengalaman rasa, memberi fokus pada pengalaman yang paling kuat. - Merumuskan pengalaman dengan kata kunci. - Menemukan simbol atas pengalaman itu. c) Sharing dalam Kelompok Kecil - Kata-kata kunci tadi disharingkan termasuk simbol dan penjelasan seperlunya. - Semua saling mendengarkan. - Kelompok mencoba memaknai pengalaman bersharing dengan membuat refleksi lebih lanjut. - Mencari keterkaitan/hubungan dengan Kitab Suci atau cerita lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
d) Sharing dalam Kelompok Besar/Pleno - Apa yang diperoleh dalam sharing kelompok disampaikan kepada kelompok yang lebih besar. - Pada kesempatan ini simbol-simbol bisa ditampilkan juga. e) Kembali ke Kelompok Kecil - Berdasarkan apa yang sudah disharingkan dan masukan dari kelompok lain, peserta merancang sebuah presentasi secara audio visual. - Menyusun
naskah,
menyiapkan
adegan-adegan,
casting
pemain,
menyiapkan properti, dan lain-lain. - Berlatih pementasan. f) Selebrasi - Kelompok sebagai kesatuan merayakan pengalaman yang diperoleh dalam bentuk ekspresi audio visual di depan kelompok lain. - Mendengarkan evaluasi - Mengambil inti sari dari pengalaman “simbolic way” Prinsip dasar retret audio visual adalah menyampaikan ide melalui perasaan orang. Pengalaman peserta itulah yang menjadi titik tolaknya. Hasil refleksi
peserta atau
tema-tema permasalahan
yang muncul
kemudian
direfleksikan dengan bantuan Kitab Suci. Dalam proses lebih lanjut dipilih program audio visual yang kira-kira bisa membantu untuk memperdalam refleksi. Kekuatan audio visual dapat dideteksi dari refleksi yang mereka ungkapkan dalam reaksi spontan sesudah penayangan, saat doa-doa spontan, maupun kesan-kesan pada akhir retret audio visual (Iswarahadi 2010: 34).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Simbolic way adalah cara yang paling cocok untuk meletakkan suasana yang nyaman bagi sabda Tuhan pada zaman modern, generasi TV dan generasi digital (Rukiyanto; 2012: 263). Dalam konteks mengembangkan iman, hal yang utama adalah bagaimana memanfaatkan keadaan mereka sesuai kebutuhan remaja, mencari cara yang praktis untuk segala apa yang mereka inginkan agar langsung merasakan maknanya. Makna ini diciptakan melalui dan dipertahankan oleh interaksi pribadi di mana setiap individu memperoleh makna untuk dirinya dan tindakan orang lain dengan menggunakan simbol.
Dengan demikian proses
tersebut merupakan suatu kegiatan mengelola pesan (keselamatan) dengan tujuan menciptakan makna (imani) (Iswarahadi 2010: 20).
3.
Remaja
a.
Pengertian Remaja Masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan dalam tingkatan yang sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1980: 206). Monks mengatakan bahwa remaja tidak mempunyai tempat yang jelas. Remaja tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak juga termasuk golongan dewasa. Ia melihat bahwa remaja berada di antara anak dan orang dewasa (Monks, 1982: 216). Menurut Shelton, kaum remaja adalah orang-orang yang berusia antara 12-20 tahun dan sedang mengalami tahap pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral serta religius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa remaja adalah orang yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan. Remaja berada pada masa peralihan antara masa kanakkanak menuju dewasa. Remaja adalah harapan dan masa depan Gereja dan masyarakat. Dalam perkembangannya, harus dipandang sebagai pribadi yang sedang berkembang. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang tak tergantikan, kualitas, bakat dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai perasaan, pola pikir, tata nilai dan pengalaman tertentu, serta permasalahan yang timbul sebagai akibat dari perkembangan yang mereka alami dan kebutuhan yang perlu dipahami. Mereka memiliki hak dan kewajiban, tanggung jawab dan peran tersendiri yang perlu diberi tempat. Semua itu merupakan potensi untuk dikembangkan dalam proses pembinaan, sehingga dapat berperan aktif dan positif dalam kehidupan keluarga, Gereja dan masyarakat. Hendaknya remaja diberi kemungkinan, kesempatan, kepercayaan dan tanggung jawab sebagai subjek dan pelaku utama proses bina diri dan saling bina. Mereka bukan lagi bejana kosong yang perlu diisi atau lilin yang harus dibentuk menurut selera para pembina. Dengan demikian, segala bentuk pengembangan yang sifatnya menggiring, mendikte, mengobjekkan dan memperalat demi suatu kepentingan di luar perkembangan diri mereka haruslah dihindari dan dihilangkan. Hakikat pengembangan kaum remaja sebagai karya pastoral adalah pelayanan dan pendampingan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Ciri-ciri Remaja Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi setiap orang, di mana pada masa remaja terjadi berbagai macam perubahan dalam diri seseorang. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena memiliki sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam hidup masyarakat (Munawar, 2005:122). Pada masa remaja, seorang remaja memiliki ciri-ciri yang dapat kita lihat. Di bawah ini akan diuraikan satu persatu mengenai ciri-ciri remaja (Hurlock, 1990: 207-209).
1) Mempunyai daya imajinasi dan fantasi yang tinggi serta cenderung tidak realistik Perkembangan kognitif yang dialami oleh remaja menyebabkan mereka dapat mempunyai imajinasi dan fantasi yang tinggi. Perkembangan kognitif ini memampukan mereka untuk berpikir melampaui batas normal. Daya imajinasi dan fantasi yang tinggi mengakibatkan mereka sering kali tidak berpikir secara realistik, serta mengakibatkan mereka kadang-kadang tidak dapat menerima keadaan yang sebenarnya. Daya imajinasi yang dimiliki oleh remaja dapat membuatnya sangat kreatif dalam melakukan sesuatu.
2) Mudah terpengaruh oleh dunia luar dan mudah meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa Dalam pencarian jati diri, remaja belum mampu menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti. Remaja mudah sekali terpengaruh oleh dunia luar, seperti terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang mereka lihat dari media dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
terpengaruh untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Remaja rentan terhadap pengaruh dari luar.
3) Sering mencoba-coba hal yang baru Keingintahuan akan segala sesuatu sangat tinggi pada remaja, oleh karena itu mereka mulai menganalisis dan mencari tahu segala sesuatu yang menarik bagi dirinya. Dalam upaya pencarian jati diri, remaja sangat ingin tahu tentang siapa dirinya. Segala macam upaya mereka lakukan untuk menemukan jati dirinya, oleh karena itu mereka suka sekali pada hal baru dan mencoba-coba hal yang baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Semua itu mereka lakukan dalam upaya pencarian jati diri.
4) Belum dapat menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti Salah satu ciri remaja lainnya adalah belum dapat menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti. Daya imajinasi dan fantasi yang tinggi serta cenderung tidak realistik membuat remaja susah untuk dapat menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti. Mereka masih sering goyah dalam menentukan arah dan tujuan hidup. Remaja juga sering ikut-ikutan teman/kelompok dalam menentukan tujuan hidup. Remaja juga belum dapat mengembangkan sikap, keterampilan dan kecakapan yang dimiliki, mereka juga belum dapat bertanggungjawab atas perbuatan yang mereka lakukan. Remaja cenderung lari dari masalah dan tidak mau berusaha menyelesaikan masalah yang kerap menghampirinya. Mereka belum mampu mengambil keputusan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
5) Memiliki emosi yang belum stabil Remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan seringkali menjumpai berbagai macam permasalahan. Permasalahan remaja tersebut muncul dari pergaulan dengan sesama di lingkungan dirinya. Hal ini mengakibatkan
terjadi
gejolak
emosi
yang
tidak
stabil
pada
remaja.
Ketidakstabilan emosi pada remaja, mengakibatkan mereka mudah sekali terpengaruh dan terbakar amarah jika menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakstabilan emosi yang ada pada remaja membuatnya mudah sekali untuk dipengaruhi oleh sesuatu di luar dirinya.
c.
Perkembangan Kaum Remaja Pada saat berusia 13-17 tahun terjadi perkembangan dalam diri kaum
remaja
baik
itu
perkembangan
kognitif,
perkembangan
moral/etika,
perkembangan ego, maupun perkembangan iman (Fowler, 1995: 134-160).
1) Perkembangan kognitif Pada usia ini terjadi perkembangan kognitif yang juga sering disebut dengan tahap operasi formasi di mana pada usia ini, kaum remaja memasuki tahap kematangan intelek. Pada usia ini mereka mulai mampu berpikir jauh melebihi dunia nyata dan keyakinannya sendiri, yaitu memasuki dunia ide-ide. Tahap ini merupakan awal berpikir ilmiah. Mereka dapat memakai pendekatan sistematis untuk memecahkan masalah dengan tidak hanya mendasarkan diri pada meniru orang lain. Mereka juga dapat berpikir reflektif, mengevaluasi pemikiran, berimajinasi ideal, dan berpikir abstrak. Mereka juga dapat berpikir mengenai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
konsep, berpikir menggunakan proporsi dan perbandingan, mengembangkan teori dan mempertanyakan hal-hal yang bersifat etis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2007: 124-125). Perkembangan pada kaum remaja tidak hanya terbatas pada usia 13-17 tahun, melainkan akan terus berkembang.
2) Perkembangan Moral/Etika Pada taraf ini remaja lebih menegakkan hukum dan disiplin sebagai orientasi utama. Tekanan pada tingkat moral ini adalah siapa yang memegang kekuasaan, dialah yang harus dihormati. Pemuda-pemudi senang memperhatikan kewajiban
yang
harus
dilakukan
oleh
orang
serta
bagaimana
harus
mempertahankan tata kehidupan sosial untuk kepentingan ketertiban dan keamanan sendiri. Fokus mereka pada tahapan ini adalah memelihara masyarakat. Jadi, tidak hanya patuh kepada lingkungan masyarakat (seperti pada masa kanakkanak). Remaja mencari patokan moral, yang dapat mereka pergunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan benar, mana yang tidak baik dan tidak benar serta menentukan pegangan yang dapat mereka pergunakan sebagai pedoman hidup (Mangunhardjana, 1986: 15). Menurut L, Kholberg, perkembangan moral remaja berada pada tahap ketiga yakni moralitas paskakonvensional (pascaconvensional morality). Tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap. Tahap pertama, individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar moral.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Dalam artian standar moral dapat diperbaiki atau dirubah tergantung dari situasi dan permasalahan yang dihadapkan pada prinsip moral tersebut. Tahap kedua, individu menyesuaikan diri dengan standar sosial dan ideal yang diinternalisasi, terlebih untuk menghindari hukuman. Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi (Hurlock, 1980: 225).
3) Perkembangan Ego Pada taraf ini, orang berada dalam suatu situasi di antara mencari intimitas (kedekatan) dan menyisihkan isolasi atau keterasingan. Yang dimaksud dengan intimitas adalah suatu kapasitas untuk membuat komitmen pribadi kepada orang lain meskipun mungkin harus membuat kompromi, bahkan ada kemungkinan mengalami penderitaan. Intimitas dapat dikembangkan pada dua insan yang berbeda jenis kelamin, atau persahabatan di antara sesama jenis kelamin. Yang penting di sini adalah kemampuan untuk sharing dan saling memerhatikan tanpa harus kehilangan identitas. Sementara, isolasi terjadi apabila intimitas tidak dapat direalisasikan. Isolasi merupakan suatu tendensi untuk menyendiri dan ketakutan kehilangan identitas. Isolasi terjadi bila seseorang mengalami kelemahan identitas dan tidak mampu menopang ketidakpastian dalam intimitas. Orang tersebut tidak dapat dan tidak mau berbagi dalam banyak hal dengan orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masa remaja ini dapat disebut sebagai alat untuk merealisasikan cinta kasih. Pola emosi remaja sama dengan pola emosi masa anak-anak, hanya yang membedakannya terletak pada rangsangan yang dapat membangkitkan emosi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
derajatnya, khususnya pada pengendalian emosi mereka. Remaja tidak mengungkapkan amarahnya dengan cara gerakan amarah yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang menyebabkan amarah. Remaja mengalami kematangan emosi bila pada akhir masa remaja tidak “meledakkan” emosinya di hadapan orang lain, melainkan menunggu saat dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang dapat diterima. Kematangan lain yakni seperti menilai situasi secara kritis sebelum beraksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya (Hurlock, 1980: 212-213).
4) Perkembangan Sosial Perkembangan sosial remaja menyangkut perluasan jalinan hubungan dengan orang lain. Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya dibandingkan dengan orang tua. Hal ini karena remaja sudah memasuki tahap perkembangan dan identitas yang baru, dia bukan lagi anak-anak melainkan sudah hampir memasuki masa dewasa. Remaja menyerupai orang dewasa karena perekembangan fisik yang terjadi pada dirinya. Remaja mulai berperilaku selayaknya orang dewasa, namun remaja lebih merasa nyaman bergaul dengan teman sebaya. Kelompok teman sebaya ini akan memberikan pengaruh yang sangat kuat, bahkan kadangkala melebihi pengaruh keluarga. Penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya. Remaja merasa turut bertanggungjawab atas kegiatan sosial yang ada di lingkungannya. Hal ini membuat remaja mau berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di masyarakat, namun dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
aksinya itu remaja tergabung dalam kelompok teman sebaya. Pada remaja kelompok teman sebaya memberikan kesempatan kepada mereka untuk melatih cara mereka dalam bertindak, berperilaku, dan melakukan hubungan sosial (Hurlock, 1980: 214).
5) Perkembangan iman kaum remaja Perkembangan iman kaum remaja berada pada taraf iman disebut individual reflektif. Pada masa ini, mereka harus memulai secara serius untuk membangun keyakinannya sendiri, gaya hidup mandiri, dan sikap pribadi yang khas. Keadaan ini dapat menimbulkan berbagai ketegangan karena pada saat yang sama, ia juga mencari keseimbangan antara: memiliki sikap mandiri dan mengikuti pola yang disepakati oleh kelompok tempat mereka menjadi anggotanya. Juga ada subjektivitas berkaitan dengan dorongan nafsu yang sering tidak terkendali versus objektivitas dan sikap kritis terhadap diri sendiri; adanya keinginan untuk memenuhi hasrat pribadi serta ekspresi diri versus sikap mau melayani dan hidup untuk orang lain. Pada usia ini mereka mulai menimbang-nimbang semua alternatif dan menentukan pandangan pribadi. Refleksi pribadi dan pemikiran secara mandiri akan membantu terbentuknya pandangan yang khas. Kepercayaan dan pemahaman mengenai Tuhan bersifat sangat personal. Pada umumnya, taraf iman seperti ini memang sering kita jumpai pada kehidupan remaja (Fowler 1995: 134160). Meskipun demikian, ada pula orang-orang yang mencapai taraf ini pada usia 30-an sampai 40-an. Ego identitas ditopang oleh lingkungan terdekat (orang tua,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
teman dekat, dan sebagainya), sekarang, ego berdiri sendiri dan membentuk pandangan secara mandiri. Fowler (1995: 134-160) mengatakan bahwa taraf iman remaja disebut sebagai sintetis konvensional. Disebut sintetis karena tidak reflektif dan unsurunsurnya tidak analitis, namun dipersatukan dalam keseluruhan struktur global. Disebut konvensional karena berbagai unsur keyakinan religius didapatkan dari orang lain, sehingga bersifat solider dan comform dengan sistem masyarakat. Bagi remaja, Allah adalah pribadi yang paling berperan dalam hidupnya. Dia menjadi sahabat yang paling akrab. Di lubuk hati remaja, ada komitmen dan loyalitas yang sangat mendalam terhadap Allah. Pada tahap ini, Allah dipandang sebagai “Allah kelompok” atau “Allah kolektif” yang konvensional. Lewat perantaraan Allah yang konvensional, remaja sanggup menyesuaikan diri secara konformistis dengan harapan dan penilaian orang lain serta kelompok. Mereka merasa terikat dengan Allah yang konvensional karena belum memiliki kemampuan batin untuk secara pribadi dan mandiri menyusun suatu gambaran tentang Allah berdasarkan gaya identitas diri yang mantap dan otonom, dan tidak tergantung sepenuhnya kepada orang lain (Fowler, 1995: 134-160). Banyak remaja yang mulai meragukan konsep dan keyakinan religiusnya pada masa kanak-kanak dan oleh karena itu, periode remaja disebut dengan keraguan religius. Pada remaja juga terjadi pola perubahan minat religius. Pola perubahan minat religius remaja yang pertama yakni disebut dengan periode kesadaran religius. Pada periode ini remaja menunjukkan ketertarikan dan kesadaran akan peranan agama. Remaja juga seringkali membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis keyakinannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
secara kritis sesuai dengan meningkatnya pergaulan remaja. Pola perubahan minat religius remaja yang kedua disebut periode keraguan religius. Pada tahap ini remaja sering bersikap skeptis pada pelbagai bentuk religius, seperti berdoa dan upacara-upacara Gereja yang formal, dan kemudian mulai meragukan isi religius, seperti ajaran mengenai sifat Tuhan dan kehidupan setelah mati. Bagi beberapa remaja keraguan ini dapat membuat mereka kurang taat pada agama, sedangkan remaja yang lain berusaha untuk mencari kepercayaan lain yang dapat lebih memenuhi kebutuhan daripada kepercayaan yang dianut oleh keluarga. Bila hal ini terjadi, ia mencari kepercayaan baru, kepercayaan pada sahabat karib sesama jenis atau lawan jenis, atau kepercayaan pada salah satu kultus agama.
d. Permasalahan Kaum Remaja Permasalahan yang sering muncul berasal dari dalam dan dari luar dirinya. Permasalahan itu biasanya ada keterkaitan satu sama lain. Permasalahan yang ada pada dirinya itu akan mempengaruhi perkembangan kepribadian. Berbagai permasalahan yang dialami oleh kaum remaja, menentukan beberapa kebutuhan dasar seperti kebutuhan perlindungan, kedamaian, rasa aman dan keleluasaan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi apabila kaum remaja merasa diterima, didengarkan, dihargai dan diakui sebagai pribadi dengan segala kelebihan dan kekurangannya (Tangdilintin, 1984: 44).
1) Permasalahan dalam diri Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena memiliki sifat khas dan peranannya yang menentukan dalam hidup masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Munawar (2005:122. Permasalahan dalam diri remaja berkaitan dengan permasalahan fisik, permasalahan kognitif, permasalahan emosi, permasalahan sosial, dan iman.
a) Permasalahan fisik Dalam perkembangannya remaja sering merasa tidak nyaman. Terlebih dalam menghadapi perkembangan fisik. Permasalahan kaum remaja yang terjadi akibat perubahan fisik dirasakan awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimilikinya, yang kadang kala tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka kadang kala tidak dapat menerima dirinya apa adanya.
b) Permasalahan kognitif Kaum remaja sudah dapat berpikir logis, abstrak, konkret dan sudah dapat menganalisis, mengevaluasi dan merefleksi segala sesuatu yang terjadi (Mangunhardjana, 1986: 13). Permasalahan yang terjadi disebabkan apa yang dievaluasi tidak sesuai dengan harapan mereka.
c) Permasalahan emosi Kaum remaja sering tidak mampu menahan emosinya, sehingga sering terjadi luapan emosi ketika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Tidak hanya itu, ketidakstabilan emosi yang ada pada remaja mengakibatkan permasalahan muncul pada remaja, ketidakstabilan emosi ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
dapat berdampak pada permasalahan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Keadaan emosi selama masa remaja cenderung tidak stabil (Hurlock, 1990: 212, 235). Ini akibat dari ideologi-ideologi yang ada dalam diri mereka sering kali tidak realistik. Tidak hanya itu mereka memiliki pikiran dan cita-cita yang tidak realistik, sehingga apa bila cita-citanya tidak tercapai remaja merasa gagal dan ini mengakibatkan permasalahan dalam diri (Hurlock, 1980: 235). Semakin tidak realistik ideologi dan pemikirannya semakin mereka menjadi emosi jika kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang mereka pikirkan. Hal ini yang cenderung menimbulkan permasalahan dalam diri mereka.
d) Permasalahan Sosial Kaum remaja yang berhubungan dengan kehidupan sosial sering disebabkan oleh adanya kesenjangan antara dirinya dengan teman sebaya, keluarga dan masyarakat pada umumnya. Erikson mengatakan bahwa dalam perkembangannya, remaja sering kali mencari kejelasan identitas dirinya dalam kehidupan bersama masyarakat dan orang-orang di sekelilingnya. Oleh karena itu mereka kerap kali mencari kejelasan tentang siapa dirinya. Dalam pencarian identitas dirinya remaja sering menemukan permasalahan. Dalam diri remaja sering terjadi krisis identitas. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan, adanya perasaan kosong akibat perombakan pendapat dan petunjuk hidup mengakibatkan permasalahan dalam remaja (Gunarsa,1989:100). Kaum Remaja mengalami masa badai dan tekanan (strom and stress). Kaum remaja mendapat banyak tekanan dalam hubungannya dengan teman sebaya, di sisi lain mereka ingin menjadi diri sendiri di satu sisi mereka juga ingin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
diakui dalam lingkungan kelompok sebaya, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan prinsip kelompok teman sebaya. Hal ini mengakibatkan tekanan dalam dirinya. Bagi remaja yang penting adalah pencapaian status sosial. Remaja tidak sabar sehingga bertindak kasar dan melanggar nilai yang dianut oleh masyarakat, di sinilah timbulnya kelainan kelakuan yang biasa disebut nakal.
e) Permasalahan iman Permasalahan iman remaja berkaitan dengan perkembangan iman yang dialami oleh dirinya. Remaja mengalami keraguan religius. Mereka seringkali tidak percaya dan mempertanyakan konsep iman yang diyakini oleh keluarganya yang mereka ikuti ketika masih kecil (Hurlock, 1990: 222).
2) Permasalahan dalam Keluarga Adanya “kesenjangan generasi” antara kaum remaja dan orang tua, dikarenakan adanya perubahan radikal dalam nilai dan standar perilaku yang biasanya terjadi dalam setiap perubahan budaya yang pesat. Kesenjangan generasi yang paling menonjol terjadi di bidang norma-norma sosial. Banyak dari remaja menganggap bahwa orang tua tidak mengerti mereka. Biasanya mereka menganggap bahwa peraturan dan standar yang ditetapkan oleh orang tua tidak sesuai dengan dirinya, tidak sesuai dengan perkembangan zaman sekarang. Remaja menganggap kuno peraturan dan standar perilaku yang ditetapkan oleh orang tua. Tidak hanya itu, remaja juga menganggap bahwa metode disiplin yang digunakan oleh orang tua dianggap tidak adil atau kekanak-kanakan, yang mengakibatkan adanya pemberontakan kaum remaja terhadap orang tua. Selain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
itu, hubungan dengan saudara kandung juga dapat menimbulkan pertentangan dengan orang tua, karena remaja menganggap orang tua pilih kasih. Hurlock (1980: 232-233) mengemukakan bahwa adanya pertentangan antara kaum remaja dan orang tua dalam hal prinsip mengakibatkan hubungan mereka dengan anggota keluarga menjadi kurang baik. Mereka merasa menjadi korban
dalam keluarga ketika diminta untuk merawat adik. Selain itu sikap
mereka yang kritis kadang kala tidak disukai oleh orang tua sehingga menjadi sumber pertentangan orang tua. Besarnya keluarga dan perilaku yang kurang matang yang ada dalam keluarga juga mengakibatkan sumber pertentangan dan permasalahan kaum remaja. Biasanya dalam keluarga yang terdiri dari tiga atau empat anak lebih sering terjadi pertentangan dibandingkan dengan keluarga kecil. Sikap menghukum yang diberikan kepada kaum remaja bila mereka mengabaikan tugas dan tanggungjawabnya mengakibatkan mereka membenci dan tidak menyukai orang tua. Pemberontakan yang dilakukannya dan masalah pergaulan juga menjadi sumber pertentangan dalam keluarga. Hal ini menimbulkan permasalahan kaum remaja dalam keluarga.
3) Permasalahan dengan Masyarakat Anggapan bahwa remaja adalah orang yang tidak dapat bertanggungjawab mengakibatkan sumber pertentangan dan permasalahan bagi kaum remaja dalam masyarakat. Peraturan dan norma yang ditetapkan oleh masyarakat sering bertentangan dengan apa yang ada dalam konsep kaum remaja. Anggapan stereotif pada kaum remaja membuat mereka merasa tidak nyaman dengan keadaan dirinya. Hal ini mengakibatkan sumber permasalahannya dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
masyarakat (Hurlock 1990: 208). Tidak hanya itu, nilai-nilai moral yang ada di lingkungan masyarakat juga kadang kala berbeda dengan nilai moral yang ditanamkan dalam keluarga. Aturan ketat dalam masyarakat yang serba imperatif dan keseragaman perilaku yang ditetapkan mengurangi tantangan dan daya cipta pada diri remaja. Remaja merasa kurang diberi kesempatan mengemukakan pendapat dan berdialog secara leluasa, sehingga remaja merasa apatis, frustasi, dan merasa tidak aman dalam transisi (Tangdilintin, 1984: 42).
4.
Penghayatan Iman Kaum Remaja
a.
Pengertian Iman Iman dalam bahasa Yunani disebut “Pistis” atau bahasa latin “Fides” dan
bahasa Inggris “Faith” diartikan sebagai keyakinan yang berarti teguh, kuat, kokoh, tak tergoyahkan, mantap dan tergoncangkan (Putranto, 2012: 60). Iman berarti mempercayakan diri kepada kenyataan diluar diri kita pada kenyataan itu kesejahteraan hidup kita tergantung, iman berdasarkan atas kepercayaan. Untuk mencapai taraf iman orang harus terlebih dahulu percaya. Orang dapat percaya akan sesuatu hanya jika mereka mengetahuinya, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk mengetahui apa yang kita imani. Beriman berarti percaya kepada Tuhan, menyadarkan diri kepada Tuhan merasa teguh, kuat, kokoh, taktergoyahkan, mantap dan Tuhan sebagai andalan hidup. Iman merupakan jawaban dan tanggapan manusia terhadap Tuhan yang memperkenalkan sabda, kehendak, perintah diri-Nya (KWI, 1996: 128).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
1) Pandangan Alkitabiah tentang Iman Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru termuat wahyu Allah. Wahyu ini kemudian menjadi dasar iman kita. Karena itu Kitab Suci mengartikan wahyu Allah “berbicara” kepada dan melalui peristiwa sejarah umatNya, yang dimaklumkan oleh para nabi/utusan. Arti iman dalam Perjanjian Lama yakni sikap manusia yang menanggapi wahyu Allah, sikap itu pertama-tama dari Allah yang mendatangi manusia melalui sabda-Nya yang bersifat wahyu dan terhadap pewahyuan Allah manusia bersikap mendengarkan (Dufour 1979: 7). Contohnya ketika Allah memanggil Samuel, Samuel menjawab: “Berbicaralah hambaMu mendengarkan” (1 Sam 3: 10). Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru kata iman mempunyai arti percaya kepada seseorang yaitu Yesus Kristus. Kata iman juga dipakai untuk menyatakan hubungan dengan Allah; menerima wahyu Allah dan tanggapan manusia terhadap wahyu Allah. Orang diharapkan percaya kepada Injil yang diwartakan oleh Yesus, artinya sepenuhnya mengandalkan Allah yang menegakkan kerajaan-Nya demi keselamatan manusia. Dan manusia sepenuhnya mengandalkan Allah yang diberitakan oleh Yesus (Dufour, 1979: 23).
2) Pandangan Konsili Vatikan II tentang Iman Pokok iman Katolik adalah Yesus Kristus yang wafat dan bangkit dari maut. Dan yang mendasari iman adalah kesetiaan dan kebaikan hati Allah yang telah dialami oleh manusia. “Dalam kebaikan dan kebijaksanaanNya Allah berkenan mewahyukan diriNya dan memaklumkan rahasia kehendakNya. Berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus sabda yang menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
manusia/daging. Dalam Roh Kudus dan ikut serta dalam kodrat Ilahi” (Dei Verbum: art.2) Allah mewahyukan diri-Nya berarti Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia atau lewat wahyu. Allah mewahyukan diri, dengan Yesus Kristus sebagai puncak perwahyuannya dan manusia menanggapinya dengan keterbukaan, penerimaan dan penyerahan diri. Allah berkontak dengan manusia, menyapa dan mengundangnya kepada diri-Nya. Iman sebagai sapaan Allah merupakan jawaban bebas dari manusia terhadap wahyu Ilahi dan tawaran kehendak Allah. Iman tersebut terungkap dalam penyerahan diri manusia seutuhnya kepada Allah. Kita tahu bahwa pusat iman Katolik adalah Yesus Kristus.
b. Aspek-aspek Iman Pentingnya iman dalam diri seseorang karena iman merupakan suatu aspek yang esensial dari pertobatan, bersama dengan pertobatan, keduanya merupakan keharusan dalam keselamatan. Dengan beriman dapat mengantarkan kita pada suatu keselamatan karena iman adalah sarana yang dengan-Nya kita diselamatkan (Rom. 10:9), dan jalan menuju pengharapan yang pasti (Ibr 11:1). Sampai saat kebangkitan kita, kita dijaga oleh kuasa Allah melalui iman (1 Ptr 1:5). Melalui agama, setiap manusia menyadari bahwa iman merupakan:
1) Iman adalah anugerah Tuhan yang diimani jauh mengatasi yang mengimaninya. Tuhan adalah Mahatinggi dan tak terjangkau oleh manusia. dengan kekuatan sendiri tidak mungkin manusia mengenal dan berhubungan dengan Tuhan. Demi melengkapi kekurangan dan demi kebaikan manusia, Tuhan memperkenalkan sabda-Nya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
kehendak-Nya, perintah-Nya dan diri-Nya. Melalui iman Tuhan memberikan Sabda-Nya, kehendak-Nya, perintah-Nya dan manusia menjawabnya. Iman merupakan
jawaban
dan
tanggapan
manusia
terhadap
Tuhan
yang
memperkenalkan Sabda, kehendak, perintah dan diri-Nya.
2) Iman adalah keputusan Dalam iman manusia mengenal Tuhan sebagai yang paling diandalkan dan mendatangkan kebaikan padanya. oleh karena itu untuk beriman dari pihak manusia harus ada keputusan. Manusia harus menentukan apakah berhadapan dengan Tuhan yang dapat diandalkan dan mendatangkan kebaikan-Nya itu manusia berani dan mau memutuskan untuk menyerahkan diri kepada-Nya. Iman berati memilih, sehingga iman bukan hal yang otomatis apalagi kebetulan terjadi.
3) Iman adalah keterlibatan Iman berasal dari inisiatif Tuhan dan merupakan anugerah-Nya, dan merupakan hasil jawaban manusia yang diambil dalam keputusan bebas. Iman membawa akibat pada hidup orang yang beriman. Orang beriman sejati menyerahkan diri kepada Tuhan, membiarkan dirinya berada di bawah bimbingan Tuhan dan di bawah kepenuhan hidup dan masa depan yang mampu dibuatNya. iman yang menuntut keterlibatan, membawa kesetiaan dalam segala hal dan sepanjang hidup terikat pada Tuhan dan kehendak-Nya (Mangunhardjana 1993:57-58). Oleh karena itu iman tidak hanya menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia; cipta, rasa, karsa dan karya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
39
Penghayatan Iman Orang beriman sejati itu menyerahkan dirinya kepada Tuhan, dia
membiarkan dirinya ada di bawah bimbingan Tuhan dan di bawah kepenuhan hidup. Oleh karena itu, Iman tidak hanya menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia: cipta, rasa, karsa dan karya. Hidup beriman tak pernah selesai mencari jawaban iman baru terhadap tantangan baru di zamannya. Orang dalam situasi zamannya dengan segala tantangannya. Inti hidup beriman adalah berkata ”Ya” secara total kepada Tuhan, mengakui dan menerima Tuhan sebagai satu-satunya penyelamat. Mengutip dari karangan Mangunhardjana bahwa beriman terusmenerus berusaha menemukan kehendak dan perintah Tuhan, orang beriman adalah orang yang terlibat dan setia kepada Tuhan secara nyata dalam hidupnya. Penghayatan iman seseorang biasanya masih berciri egosentrik (terpusat pada dirinya), emosional (lebih berhubungan dengan perasaannya), konkrit (lebih banyak terkait dengan penyerapan inderawinya), dan spontan (terjadi tiba-tiba, tidak teratur, dan sangat terkait dengan pengalaman di satu tempat dan pada satu saat saja). Barulah kemudian, pada usia remaja, penghayatan iman seseorang lebih berciri sosial (diamalkan pada relasinya dengan sesama manusia), rasional (melibatkan penalaran dan perenungan dengan budi yang jernih dan hatinurani yang bening), abstrak (tidak terlalu terkait pada pengalaman inderawi di satu tempat dan pada satu saat saja), dan sistematik (teratur, saling terkait, membentuk anyaman penghayatan yang bersinambung) (Papo, 1990: 19,85). Iman membutuhkan suatu dasar. Kalau tidak, iman kita tidak lebih daripada perwujudan hasrat dan kerinduan semata (Heukeun, 1981: 14). Pengetahuan dan penghayatan iman saling berhubungan. Pengetahuan iman yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
minim akan membuat semangat kaum remaja dalam menghayati iman gampang padam. Sebaliknya, penghayatan iman yang suam-suam kuku, tidak akan menyemangati kaum remaja untuk menambah pengetahuan imannya. Dari sekian banyak kaum remaja dengan penghayatan iman yang pada mulanya semangat, namun oleh karena pengetahuan imannya rendah, penghayatannya menjadi goyah. Penghayatan iman remaja mengalami stagnasi. Pengetahuan iman mereka begitu-begitu saja sejak ia komuni pertama, krisma, hingga menjelang masuk jenjang perkawinan. Hal ini mungkin karena katekese atau kegiatan-kegiatan rohani yang “tradisional” (persiapan komuni I, persiapan krisma) masih berupa formalitas alias sebagai syarat saja untuk menerima komuni I dan krisma. Metode kegiatan rohani yang tidak menyentuh hati dan merangsang daya pikir itulah yang bisa jadi membuat iman Katolik kurang bergema di hati dan pemikiran kaum remaja. Dari sisi kaum remaja sendiri, kita tahu, mereka kini mengalami tekanan berat dari sistem ekonomi dan politik serta budaya yang kurang mempercayai mereka. Sistem pendidikan nasional di Indonesia makin menekan mereka dengan berbagai kesulitan pribadi yang tidak mudah dipecahkan. Jika mereka mengelompok dalam kelompok se-lingkungan, separoki, sebaya, seminat, seprofesi sekalipun, maka tak heran, tekanan itu bisa ditahan, namun tetap diragukan kehandalannya tanpa dukungan nyata dari pihak Paroki, keluarga, pembimbing yang mereka percayai. Setiap orang dapat menjawab relasi dengan Tuhan melalui penghayatan iman. Penghayatan iman merupakan motivasi, dorongan, landasan dari sikap seseorang yang melakukan sesuatu dalam relasinya dengan Tuhan. Iman adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
suatu kepercayaan atau keyakinan akan adanya Tuhan. Manusia menyerahkan diri secara total kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Iman tidak hanya dihayati tetapi perlu juga diungkapkan. Ungkapan iman juga dapat dinyatakan dengan sikap untuk mensyukuri hidup yang diterimanya. Hal ini mencerminkan kebersamaan yang didasarkan pada iman yang sama sehingga orang dapat membangun persaudaraan dalam kehidupan beragama dan berkepercayaan (Kieser 1987: 104). Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan, ungkapan iman adalah pengakuan/kepercayaan orang kepada Tuhan yang diungkapkan melalui sapaan-sapaan dalam bentuk ibadat dan doa maupun melalui sikap lahiriah yang menunjuk pada pikiran, hati dan perasaan. Orang beriman yang benar-benar menerapkan imannya dalam kehidupan sehari-harinya akan kreatif, tidak mudah ikut-ikutan, jauh dari perasaan takut dalam menghadapi situasi baru dan seseorang yang mempergunakan imannya sebagai sumber bagi motivasi dan inspirasi baru. Dengan demikian iman yang dewasa tidak memiliki perasaan takut terhadap perubahan tetapi menanggapinya sebagai hal yang biasa dalam suatu perkembangan yang hidup.
B. Kesimpulan Perkembangan dan perubahan zaman ini menjadi tantangan bagi generasi remaja, yang mengakibatkan kemerosotan dalam pengetahuan tentang iman beserta dampak pada kualitas hidup mereka. Remaja adalah orang yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan. Remaja berada pada masa peralihan antara masa kanak-kanak menuju dewasa. Dalam perkembangannya, remaja harus dipandang sebagai pribadi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
sedang berkembang. Mereka memiliki ciri khas dan keunikan yang tak tergantikan, kualitas, bakat dan minat yang perlu dihargai. Mereka mempunyai perasaan, pola pikir, tata nilai dan pengalaman tertentu, serta masalah dan kebutuhan yang perlu dipahami. Pada umumnya mereka belum mampu menentukan arah dan tujuan hidup yang pasti. Mereka suka sekali pada hal baru dan mencoba-coba hal yang baru yang belum mereka ketahui sebelumnya. Mereka dalam taraf perkembangan iman, remaja menunjukkan ketertarikan dan kesadaran akan peranan agama. Pada masa ini remaja juga seringkali membandingkan keyakinannya dengan keyakinan teman-teman, atau menganalisis keyakinannya secara kritis sesuai dengan meningkatnya pergaulan remaja. Bila hal ini terjadi, mereka akan mencari kepercayaan baru pada salah satu kultus agama akibat pengaruh dari teman-teman pergaulannya. Kaum Remaja adalah harapan, generasi penerus, ahli waris dan masa depan bangsa dan Gereja. Jutaan remaja Kristiani sekarang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam situasi yang serba kompleks seperti sekarang ini, kebutuhan kaum remaja akan pendampingan dan pembinaan yang membantu mereka dalam perkembangan iman mereka agar semakin matang menuju kedewasaan iman baik dari segi moral, spiritual maupun intelektual. Melihat bahwa kaum remaja adalah penerus masa depan Gereja dan bangsa,
mereka
membutuhkan
pendampingan
dan
pembinaan
dalam
memperkembangkan iman, salah satu usaha dalam memperkembangkan iman dengan retret audio visual. Retret berarti “Mengundurkan Diri”. Mengundurkan diri dapat diasumsikan sebagai menyepi; menjauhkan diri dari kesibukan seharihari; meninggalkan dunia ramai. Dengan demikian retret dimaksudkan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
mengajak orang mengundurkan diri dari aktivitas sehari-hari sehingga dapat berjumpa dengan Allah. Dalam melakukan retret digunakan berbagai macam metode yang dapat membantu proses pelaksanaan retret. Metode retret dapat berupa ceramah, diskusi, dialog yang mendalam, eksplorasi, meditasi, dinamika kelompok dan refleksi. Metode tersebut berfungsi untuk mempermudah pendamping dalam memberikan materi supaya dapat ditangkap oleh peserta retret. Salah satunya dengan metode audio visual. Audio Visual memiliki ciri yang sangat unik yaitu suatu bentuk penyampaian iman umat dengan menggunakan media seperti foto, film, CD dan lain-lain. Bahasa audio visual tidak banyak menyampaikan doktrin, tetapi justru memancing peserta untuk mengeluarkan ide-ide atau gagasan yang ada dalam pikiran peserta retret. Retret audio visual lebih menonjolkan simbol-simbol yang menggambarkan suatu pengalaman peserta hasil dari refleksinya. Bahasa simbol adalah bahasa yang menggoda, menggetarkan emosi sebelum akhirnya berfungsi menerangkan. Bahasa simbol menggerakkan bukan hanya roh tetapi juga hati dan tubuh manusia. Prinsip dasar retret audio visual adalah menyampaikan ide melalui perasaan orang (Iswarahadi 2010: 23). Maka pengalaman peserta itulah yang menjadi titik tolaknya. Hasil refleksi peserta atau tema-tema permasalahan yang muncul kemudian direfleksikan dengan bantuan Kitab Suci. Dalam konteks mengembangkan iman, hal yang utama adalah bagaimana memanfaatkan keadaan mereka sesuai kebutuhan remaja, mencari cara yang praktis untuk segala apa yang mereka inginkan agar langsung merasakan maknanya. Sebagai wadah pembinaan iman kaum remaja, retret audio visual dapat membantu mereka yang sedang dalam masa pertumbuhan dibandingkan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
model retret sebelumnya. Hal ini merupakan kesempatan untuk turut serta membantu kaum remaja dalam mempersiapkan diri untuk menjadi manusia yang utuh, dewasa dan matang. Maka yang menjadi alternatif retret audio visual ini adalah membimbing, mengarahkan mereka untuk menjadi lebih dewasa dan utuh dalam moral, spiritual, intelektual, menemukan nilai-nilai Kristiani, menjalin hubungan akrab dengan Kristus yang diimaninya, mengarahkan kaum remaja untuk menyadari dirinya sebagai orang Katolik sehingga semakin terlibat dalam kegiatan hidup menggereja dan mewujud nyatakan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari baik di keluarga, Gereja, sekolah dan di masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III GAMBARAN KEGIATAN RETRET REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALYA
Dalam bab ini pertama-tama akan dijelaskan gambaran umum kegiatan retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, tujuan penelitian, latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu, populasi, metode pengumpulan data, jenis dan instrumen pengumpulan data, kisi-kisi instrumen penelitian dan teknik analisis data. Kedua, dijelaskan laporan hasil penelitian dan pembahasan penelitian. Ketiga, diberikan kesimpulan hasil penelitian.
A. Gambaran umum Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya 1. Sejarah Singkat Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Pihak sekretariat Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang bernama Bapak Widodo mengatakan bahwa awal mula kehadiran Gereja Katolik di Tasikmalaya tidak terlepas dari orang-orang Belanda yang memiliki perkebunan karet yang tersebar di wilayah Tasikmalaya dan Ciamis. Para pemilik dan keluarga serta handai taulannya banyak yang beragama Katolik. Mereka sangat membutuhkan pelayanan, terutama pelayanan Ekaristi. Selain orang-orang Belanda, di Tasikmalaya banyak juga tentara KNIL yang beragama Katolik, yang membutuhkan pelayanan bimbingan rohani. Adanya kebutuhan tersebut mendorong hierarki mengutus pastor bekerja di Tasikmalaya, Ciamis dan wilayah sekitarnya. Pastor datang ke Tasikmalaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
silih berganti. Belum ada pastor yang menetap. Dengan adanya pelayanan rohani dan Perayaan Ekaristi, maka satu dua ada keluarga Tionghoa yang bergabung sebagai simpatisan. Ketika Pelayanan Gereja diserahkan dari Serikat Yesuit (SJ) ke Ordo Salib Suci (OSC) wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya menjadi “stasi“ dari Paroki Garut. Inilah langkah awal mulai berdirinya paroki Tasikmalaya. Pada tanggal 28 Mei 1947 seorang anak bernama Tan Tjing It dari keluarga Tan Joen Liong dibaptis dan dicatat tersendiri dalam buku baptis Tasikmalaya meskipun dicatat pula di Garut. Baru pada tahun 1955 buku baptis benar-benar sudah terpisah dari Garut. Sayang arsip dari tahun 1947 sampai dengan 1996 yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi itu ikut terbakar dalam peristiwa
“Tasikmalaya
Kelabu”
pada
26
Desember
1996.
Dalam
perkembangannya, perayaan Ekaristi dari waktu ke waktu selalu berpindahpindah. Itulah sekilas awal mula Gereja Katolik di Tasikmalaya. Menelusuri jejak langkah Gereja di Tasikmalaya seperti menyusun batubatu sendi menjadi sebuah bangunan. Apalagi hampir semua arsip baik fotofoto, dokumen permandian musnah terbakar. Pengalaman kehidupan menggereja yang dituangkan dalam Sejarah Gereja Paroki “Hati Kudus Yesus” Tasikmalaya terbagi dalam tonggak-tonggak:
1) Gereja Masa Revolusi (1930 – 1947) Pada tanggal 16 Februari 1931 Tasikmalaya memiliki sebuah gedung gereja sendiri. Meskipun telah memiliki gedung gereja Tasikmalaya merupakan stasi dari paroki Garut. Pada tahun 1937 Mathias Tan Joen Liong yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dipermandikan di Bandung datang ke Tasikmalaya bekerja sebagai pegawai kebun karet Onderneming ADAWARNA di daerah Sukaraja-Cibalong. Bersama dengan pegawai kebun karet yang lain dan para tentara KNIL serta beberapa orang Tionghoa yang tertarik dengan agama Katolik mereka sering berkumpul mengadakan perayaan ekaristi. Para pastor Belanda dari Bandung yang memimpin perayaan ekaristi. Meski tidak rutin mulai tahun ini perayaan ekaristi sering diadakan secara berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
2) Gereja Masa Mengembara (1947 – 1955) Setelah situasi agak normal, perayaan ekaristi baru diadakan lagi mulai tahun 1947. Umat menggunakan rumah yang terletak di Jalan Seladarma No. 10 untuk beribadah dan beraktivitas. Selain di rumah tersebut, kehidupan menjemaat juga menggunakan gedung milik Brigif TNI-AD yang terletak di Jalan Yudanegara (sekarang pertokoan). Pada sekitar tahun 1947 pastor yang berkarya adalah Pastor Sumodiwirjo OSC seorang pastor yang bertugas mendampingi para tentara menggantikan Pastor C. Mooij OSC. Karena pastor Sumo adalah pastor tentara (Almoezenier) tidak heran bila kerap kali misa diadakan di kantin tentara. Pada masa pengembaraan ini, sebuah sejarah penting yang perlu juga dicatat yakni peran TNI AD dalam perkembangan gereja Katolik Tasikmalaya. Anggota TNI AD saat itu membantu para pastor dalam pelayanan kepada umat. Bapak Budi Rahardjo dan Bapak Antonius Djawal, anggota TNI AD bagian pembinaan Rohani Katolik (Roh-Kat) ikut membantu pelayanan pastor dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
karya pewartaan. Karena merekalah perayaan ekaristi hampir selalu diadakan di tempat milik TNI AD. Pada dekade ini sebagian besar umat Katolik adalah anggota TNI AD. Selain menempati markas Brigif, kegiatan berjemaat dilaksanakan di CPRAD yang terletak di Jalan Kalektoran (sekarang gedung BRI).
3) Gereja Menetap (1955 – 1965) Setelah menjalani peziarahan perjalanan gereja yang cukup panjang dan melelahkan, berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain berkat bantuan Bapak Richardus Selawinata pada bulan Juli 1954 dibelilah sekolah “Minerva“ milik bapak Tjong A Koei yang terletak di jalan Kebon Tiwu. Setahun kemudian gedung lama dibongkar dan dibangunlah secara bertahap gedung yang baru di bawah koordinasi pastor Dohne OSC dengan arsitek bapak Ho A Buy. Seiring dengan berdirinya bangunan baru, pada tahun 1955 mulailah sekolah Yos Sudarso Tasikmalaya di bawah pengelolaan Yayasan Salib Suci. Kegiatan hidup menggereja mulai terpusat di tempat ini. Ruangan gedung sekolah sengaja tidak disekat mati, karena setiap hari Minggu ruangan-ruangan kelas tersebut digunakan untuk perayaan ekaristi dan kegiatan gereja. Ketika itu perayaan ekaristi masih menggunakan bahasa Latin dan semua umat termasuk imamnya menghadap ke altar. Salah satu ruangan yang terletak di ujung bangunan digunakan untuk tempat tinggal pastor sekaligus sebagai sakristi. Pada tanggal 26 Juli 1956 seluruh bangunan TK, SD, dan SMP Yos Sudarso selesai dibangun. Mgr. Arntz OSC, Uskup Bandung memberkati dan meresmikan pemakaiannya dengan dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
4) Gereja Berkembang (1965 – 1994) Perkembangan umat yang di luar dugaan ini mendorong untuk memikirkan gedung gereja yang permanen dan representatif. Pastor Van de Pool OSC yang masih muda dan bersemangat mulai membangun gedung gereja dan pastoran di atas tanah di Jalan Manonjaya No. 50 Tasikmalaya yang telah dibeli sebelumnya. Entah dananya dari mana, mulailah dibangun gedung gereja dan pastoran sederhana. Kapan persisnya gereja dan pastoran tersebut selesai dibangun, namun menurut catatan, pernikahan tanggal 5 Februari 1966 telah menggunakan gedung gereja baru tersebut. Gedung gereja tersebut (kini telah menjadi lapangan parkir). Di belakang gereja terdapat aula kecil yang digunakan untuk pertemuan, pelajaran agama, ruang tamu pastoran, dan sekretariat. Dengan demikian perayaan ekaristi tidak diadakan di sekolah Yos Sudarso. Semuanya pindah ke Jalan Manonjaya No. 50 Tasikmalaya (sekarang Jl. Sutisna Senjaya). Gereja tersebut bisa menampung kurang lebih 200-an umat.
5) Renovasi: Perjuangan Seluruh Umat (1994 – 1996) Perkembangan umat yang begitu pesat mendorong semua pihak baik pastor maupun umatnya untuk mulai memikirkan tempat sarana pembinaan yang lebih memadai secara serius. Seiring dengan keinginan itu pada pertengahan tahun 1993 keinginan umat memiliki gereja yang lebih luas dengan sarana lainnya tidak terbendung. Angan-angan memang besar, namun waktu itu dana serupiah pun belum punya. Maksud mulia itu disetujui oleh pastor Martin Sommers OSC. Pada tanggal 29 September 1994 pastor Martin meletakkan batu pertama gedung gereja di dalam tanah bekas pastoran yang dipakai awal tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
1960-an pertanda dimulainya pembangunan gedung gereja. Karena dana yang dikumpulkan umat belum memadai, selama pembangunan berlangsung umat mengumpulkan dana lewat iuran yang dihimpun lewat para ketua lingkungan. Umat dengan setia sesuai kemampuan memberikan bantuan. Setiap kali pembangunan belum selesai dan masih membutuhkan dana umat diajak untuk berunding mengenai cara mencari dana. Gereja baru yang dibangun di belakang gedung gereja lama tampak lebih luas. Karena menggunakan tanah sekolah Yos Sudarso yang sebelumnya dipakai untuk lapangan basket dan ruang laboratorium, gereja mengganti kedua fasilitas tersebut. Lapangan basket dibuatkan di samping aula dan ruang laboratorium di samping ruang legio Maria. Berbagai tantangan dan hambatan muncul silih berganti. Namun syukurlah semuanya bisa diatasi berkat suntikan dan pendampingan pastor Siswa Subrata Pr. Gedung gereja selesai dibangun dan telah mulai dipakai sejak Minggu pertama masa Advent tahun 1995. Waktu pelaksanaan termasuk seluruh gedung penunjang berlangsung 672 hari atau tepatnya 96 minggu, mulai tanggal 29 September 1994 sampai dengan 31 Juli 1996. Sepintas semuanya berjalan cepat dan lancar, namun sesungguhnya setiap hal membutuhkan diskusi dan perjuangan tersendiri. Prasasti gedung gereja ditandatangani oleh bupati Tasikmalaya Suljana W. Kusumah dan diresmikan penggunaannya serta diberkati oleh bapak Uskup Alexander Djajasiswaja Pr. pada tanggal 7 Agustus 1996.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
6) Peristiwa Tasikmalaya Kelabu (1996) Kamis, 26 Desember 1996, sehari sesudah Hari Raya Natal adalah Hari Raya Santo Stefanus, Martir Pertama. Kota Tasikmalaya mencatat sejarah penting yang tidak pernah dilupakan terutama oleh masyarakat yang menyaksikan maupun mengalaminya. Pada hari itu, 77 hari setelah kerusuhan di Situbondo, terjadilah kerusuhan yang mengejutkan. Peristiwa itu memakan korban jiwa dan kerusakan harta benda. Gereja-gereja dan pertokoan termasuk rumah-rumah yang dimiliki oleh orang Tionghoa dirusak dan dibakar termasuk terbakarnya gedung gereja Paroki Hati Kudus Yesus yang baru diresmikan oleh Bapa Uskup Alexander Djajasiswaja Pr pada tanggal 7 Agustus 2006. Prasasti yang menandai diresmikannya gereja tersebut ditanda tangani oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Tasikmalaya Suljana W. Kusumah. Dalam peristiwa yang mengejutkan itu, gedung gereja Paroki Hati Kudus Yesus, Jl. Sutisna Senjaya 50, Tasikmalaya mengalami empat gelombang aksi perusakan. Sebagai sebuah catatan sejarah penting kiranya perlu ditulis kronologis perusakan gedung gereja dan sarana penunjang lainnya sebagaimana dituturkan oleh Pastor Kepala Paroki, Rama Y. Siswa Subrata Pr dan beberapa umat yang menyaksikannya.
7) Membangun Kembali (1996-1997) Peristiwa Kerusuhan Tasikmalaya, dan peristiwa serupa yang terjadi di mana-mana pada dekade tahun 1996 – 1997 kiranya menimbulkan keprihatinan umat Katolik yang sangat mendalam. Kerusuhan yang terjadi di Tasikmalaya merusak sejumlah sarana umum, kantor instansi, toko, pabrik, gedung gereja dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
tempat ibadah lain serta bangunan-bangunan lain. Akibat dari peristiwa tersebut, banyak orang yang terlantar dan menderita karena kehilangan lapangan pekerjaan dan sumber penghidupan. Peristiwa kerusuhan Tasikmalaya yang meluluhlantahkan bangunan gereja dan sarana penunjang lainnya menyimpan sebuah tanda tanya: mengapa gereja yang harus dirusak? Keprihatinan ini menjadi semakin menghentak masyarakat lantaran disusul dengan krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia. Harga bahan makanan pokok yang melambung tinggi, jumlah pengangguran yang melonjak, masyarakat yang dihantui rasa takut membuat semakin lengkaplah penderitaan bangsa ini. Keprihatinan yang melanda seluruh negeri seolah ingin mengatakan bahwa bangsa ini sedang terpuruk. Jatuhnya rezim Orde Baru yang ditandai dengan mundurnya Soeharto dari kekuasaan pada tanggal 20 Mei 1998 membuat situasi semakin tidak menentu. Setelah kerusuhan di Tasikmalaya, menyusul pembakaran gereja di mana-mana yang dipicu oleh peristiwa sederhana. Pada masa ini umat Katolik merasa tersudutkan dan kurang aman. Apalagi ditambah dengan kenyataan hidup yang semakin terasa menghimpit karena krisis moneter. Di tengah-tengah situasi yang rawan, umat Tasikmalaya bangkit membangun kembali gedung gereja yang telah luluh lantah. Dalam suasana yang masih tidak menentu, reruntuhan dibersihkan dengan dibantu oleh warga masyarakat sekitar. Pastor Siswa Subrata Pr. membentuk sebuah tim yang bertugas merenovasi bangunan yang telah hancur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
8) Gereja Memasyarakat (1997 – 2007) Satu tahun setelah kerusuhan masih muncul bermacam rumor di masyarakat. Gerakan-gerakan meskipun kecil menimbulkan kekhawatiran di kalangan umat. Banyak umat yang memiliki toko masih enggan membuka kembali usahanya. Setiap kejadian yang melibatkan masyarakat Tasikmalaya didiskusikan bersama. Pastor Siswa Subrata Pr. sebagai pastor paroki berperanan sekali dalam mengamati setiap kejadian. Umat diajak untuk mendiskusikan setiap gerak kemudian mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Menyikapi situasi negara yang sedang dilanda krisis moneter, maka gereja mengadakan berbagai macam kegiatan sosial. Dalam setiap rapat para pengurus Dewan Paroki maupun Pengurus Lingkungan selalu disinggung mengenai situasi terkini yang terjadi di Tasikmalaya. Setiap kejadian yang menarik perhatian masyarakat direfleksikan menjadi sebuah aksi. Muncullah berbagai macam gagasan kegiatan yang melibatkan masyarakat. Boleh dikatakan bahwa tahun 1998 – 1999 adalah tahun kegiatan sosial yang diwarnai dengan aksi sosial entah berupa pemberian Paket Murah atau Paket Hemat berupa beras, minyak goreng, gula, mie instan. Kegiatan lain yakni berupa operasi pasar ke pelosok-pelosok dengan menjual beras murah. Kegiatan yang paling mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat adalah pasar murah bagi warga RW 05 Kebon Tiwu yang dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 1998. Kegiatan ini mendapat sambutan hangat karena krisis ekonomi sedang melanda seluruh negeri dimana harga barang-barang kebutuhan pokok melonjak. Seluruh umat terlibat dalam kegiatan ini sesuai dengan talentanya masing-masing. Pada kesempatan tersebut walikota Tasikmalaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
hadir meski tidak diundang. Pasar murah menjadi agenda kegiatan yang berkelanjutan bahkan rutin dilaksanakan. Pada bulan Maret 1998 berturut-turut pasar murah diadakan bagi warga di kecamatan Tawang, kemantren Tamansari, bagi para penderita cacat. Tidak jarang pula kegiatan sosial seperti ini bekerjasama dengan PMII dan IPNU. Pada bulan yang sama diberikan paket berupa beras, mie instan, ikan asin bagi masyarakat Gunung Tanjung dan kemantren Tamansari. Bulan berikutnya paket murah juga diberikan bagi orangorang yang cacat di kompleks lembaga sosial. Pada hari Minggu, 17 Mei 1998 paket hemat diberikan untuk para penyandang cacat di lapangan basket. Pada tanggal 26 Mei 1998 bekerjasama dengan IPNU dan mahasiswa Cipasung (IAIC) yang sedang mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengadakan operasi pasar ke: Warungponteng sebanyak 5 ton beras; Sukaratu 1 ton beras; Cipicung, Taraju 1 ton beras; Sukanagara 1 ton. Pada bulan Agustus 1998 paroki melaksanakan program rakyat sehat. Berbagai macam aksi sosial dilaksanakan. Kegiatan yang paling menonjol yakni program bayi sehat. Seksi sosial dan PMII bekerjasama membagikan susu bagi balita hampir di setiap kelurahan.
Komunikasi
dengan
saudara-saudara
muslim
ditingkatkan.
Kunjungan kepada para kyai dan ajengan dilaksanakan. Silaturahmi dengan para pemuka agama diintensifkan bersama dengan para pengurus lingkungan di tingkat masyarakat bawah. Jalinan persaudaraan itu membuahkan hasil yakni terbentuknya sebuah forum yakni Forum Persaudaraan Umat Beragama (FPUB) yang dideklarasikan pada tanggal 20 Mei 1998 oleh beberapa tokoh dari kalangan umat beragama. Saat terbentuk forum ini mempunyai tujuan agar bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
digunakan sebagai tempat merumuskan konsep-konsep persaudaraan antarumat beragama. Dialog keagamaan pun berlanjut dalam karya bagi masyarakat.
2. Letak dan Batas-Batas Geografis Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalya Gereja Katolik Hati Kudus Yesus - Paroki Tasikmalaya, Jawa Barat yang beralamat di Jalan Sutisna Senjaya 50 merupakan Paroki yang berada di tengahtengah Kota Tasikmalaya. Bagian Barat berbatasan dengan Kabupaten Garut atau Paroki Garut, bagian utara berbatasan dengan Kabupaten Kuningan di sana juga terdapat Paroki Cigugur – Kuningan, bagian timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat sedangkan bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Paroki Hati Kudus Yesus memiliki enam Stasi yaitu: Stasi Yohanes Pembaptis yang berada di Ciamis, Stasi St. Andreas yang berada di Pangandaran, Stasi St. Philipus yang berada di Banjar, Stasi St. Willibrodus yang berada di Langensari, Stasi St. Dismas Nagaraherang yang berada di Rajapolah dan Stasi Kristus Gapuraning Rahayu yang berada di Ciawi.
3.
Keadaan Remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Keadaan remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya saat ini,
terutama dalam hubungan komunikasi satu dengan yang lain cukup akrab, hal ini bisa terlihat dari keseharian mereka yang saling sapa di gereja bahkan di luar kegiatan gereja. Bertambahnya keakraban mereka yaitu setiap usai pelajaran agama dan seusai ekaristi mereka gunakan untuk berkumpul, dan berceloteh bahkan terkadang membahas kegiatan yang akan di buat. Terkadang remaja di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paroki
Hati
Kudus
Tasikmalaya
mengadakan
kegiatan
rutin
56
untuk
mengakrabkan remaja-remaja yang ada di stasi-stasi dengan even yang diadakan setiap tiga bulan sekali yaitu Ekaristi Kaum Muda (EKM). Acara ini sudah terlaksana di paroki Tasikmalaya, stasi Banjar, stasi Ciawi, dan stasi Ciamis. Kegiatan ini mendapat tanggapan-tanggapan positif dari mulai Romo Paroki, Dewan Paroki, Dewan Stasi, para orang tua dan remaja-remaja stasi dan paroki. Kaum remaja masih kurang untuk lebih menghayati dalam perayaan Ekaristi. Kegiatan rohani yang mereka ikuti lebih pada melepas jenuh dan senang bertemu dengan remaja-remaja dari stasi lain. Kaum remaja sekarang cenderung sibuk dengan urusan pribadinya seperti bermain handphone, dan alatalat gadget lainya. Namun untuk hubungan dengan remaja lain baik dalam kegiatan rohani atau kegiatan-kegiatan lainnya antar remaja cukup antusias. Setiap malam Minggu, remaja atau mudika selalu berkumpul sekedar ngobrol, bercanda dan membicarakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini akan membuat tali persaudaraan di antara mereka semakin kuat, walaupun tidak sedikit para remaja mempunyai masalah pribadi atau pun masalah dalam keluarganya. Dari segi keterlibatan dalam kehidupan menggereja, kaum remaja cukup mengambil peran. Masih diperlukan ada usaha yang keras agar masalah penghayatan iman dari remaja semakin kuat. Tidak hanya berkumpul, ngobrol, membuat kegiatan yang isinya bersenang-senang semata, namun bisa menambah pengetahuan, penghayatan dan perkembangan iman bagi kaum remaja. Melihat bahwa jaman sekarang yang semakin berkembang, tidak tertutup kemungkinan bahwa remaja akan terbawa arus jaman. Jika mempunyai dasar iman yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
kokoh, tidak akan mustahil jika remaja yang akan mengarahkan arus jaman sehingga tidak terbawa arus.
4.
Kegiatan Retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Dalam rangka memperkembangkan iman kaum remaja, pihak Paroki
berupaya mengadakan kegiatan-kegiatan rohani sebagai wadah dalam membina dan mengembangkan iman kaum remaja. Hingga saat ini Paroki sudah banyak mengadakan berbagai kegiatan-kegiatan rohani seperti: Antiokhia, Ekaristi kaum remaja, temu kasih se-Paroki setiap tiga bulan sekali, weekend rohani, kemping rohani, ziarah rohani, dan lain-lain. Kegiatan ini ada yang rutin dilaksanakan ada juga yang hanya se-tahun sekali. Dari banyaknya kegiatan yang dilaksanakan, retret biasanya sangat disenangi oleh kaum remaja. Namun ada kegiatan retret yang kurang begitu mengena dalam batin remaja, dikarenakan metode yang dibawakan kebanyakan hanya bermain sehingga menggali Kitab Suci untuk memperkuat iman sangat kurang. Fasilitas yang kurang memadai buat kaum remaja untuk mengenal lebih jauh dari dasar iman melalui Kitab Suci kurangnya disampaikan secara mendalam. Kegiatan retret sendiri yang ditonjolkan adalah outbond, gamesnya, dan ketidakseriusannya dalam menciptakan suasana retret. Acara tersebut terkesan sepeti bermain melepas liburan, tidak menonjolkan unsur penguatan iman, dan pembahasan Injil itu sendiri. Itu yang membuat retret dikenal sebagai kegiatan aoutbondnya para remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
B. Metodologi Penelitian 1.
Latar Belakang Penelitian Retret kaum remaja sangat penting dalam memperkembangkan imannya.
Namun pelaksanaannya yang belum rutin dikarenakan masih banyak kesibukan dari pihak Paroki maupun sebagian dari kaum remaja yang sedang dalam masa peralihan dan perkembangan. Selain itu masih harus menunggu dari pihak-pihak tertentu yang biasa memberikan pendampingan dalam model retret, bahkan dari para pembimbing/pendamping remaja yang memberi retret. Retret yang dilaksanakan sangat berperan dalam mengembangkan iman kaum remaja karena remaja dapat menyiapkan diri untuk merenung, merefleksikan pengalaman hidupnya bagi pembentukan iman yang baru dan hidup yang baru. Sangat disayangkan bahwa kegiatan retret yang pernah dilaksanakan belum sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan dari remaja. Seperi konsep, materi, cara penyampaian, metode dan sarana masih dikatakan belum masuk dalam jiwa kaum remaja. Remaja membutuhkan suatu perubahan dalam konsep maupun metode retret sebagai perkembangan jaman dan perkembangan kehidupan remaja, sehingga kebutuhan remaja dalam memperkembangkan imannya dapat terbantu dengan kegiatan yang baru, dan kreatif. Penelitian ini dilakukan untuk kaum remaja usia 12 sampai 20 tahun. Kegiatan retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu diteliti untuk mengetahui
seberapa
besar
retret
memiliki
ambil
bagian
dalam
memperkembangkan iman kaum remaja. Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan data yang dapat membuktikan bahwa kegiatan retret yang ada di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Paroki Hati Kudus Yesus belum sepenuhnya mampu dalam mendongkrak minat kaum remaja dalam mengikuti retret dan mengembangkan iman remaja.
2.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilaksanakan di Paroki
Hati Kudus Yesus Tasikmalaya adalah: a.
Membantu pemahaman kaum remaja mengenai retret audio visual.
b.
Membantu pemahaman akan iman bagi kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
c.
Mengetahui pengaruh retret bagi perkembangan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
d.
Menggali perkembangan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya setelah mengikuti retret.
3.
Manfaat Penelitian
a.
Meningkatkan pemahaman, menambah pengetahuan, dan wawasan tentang retret audio visual.
b.
Meningkatkan kesadaran akan pemahaman tentang mewujudkan iman secara konkret yang merupakan jawaban dan tanggapan manusia terhadap Tuhan, sehingga mampu menerapkan imannya dalam kehidupan sehari-harinya, dan mempergunakan imannya sebagai sumber bagi motivasi dan inspirasi baru
c.
Meningkatkan kegiatan-kegiatan rohani dalam memperkembangkan iman remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
60
Mengembangkan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya agar semakin matang.
4.
Jenis Penelitian Jenis-jenis penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan, tujuan, dan
tingkat kealamiahan (natural seting) objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat digolongkan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan penelitian pengembangan (research and development). Berdasarkan tingkat kealamiahan, metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen, survey dan naturalistik (Sugiyono, 2010: 4). Berdasarkan tujuan, peneliti menggunakan penelitian dasar (basic research) karena penelitian dasar adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Dalam jenis penelitiannya menggunakan penelitian deskriptif yakni gabungan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui wawancara dan kuesioner. Penelitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini berupa angka digambarkan dalam bentuk statistik deskriptif, berupa variabilitas. Sedangkan penelitian deskriptif kualitatif dalam tulisan ini diuraikan dengan kata-kata menurut pendapat responden, apa adanya sesuai dengan pertanyaan penelitiannya, kemudian dianalisis dengan kata-kata yang melatarbelakangi responden berperilaku (berpikir, berperasaan dan bertindak), (Husaini Usman, 2008: 130). Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian untuk menyelidiki keadaan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
kondisi, situasi, peristiwa dan hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Penelitian yang akan dilakukan, melihat, mengetahui dari kegiatan rohani khsusunya
retret
terhadap
perkembangan
kaum
remaja.
Peneliti
mendeskripsikan, menggambarkan data-data dari objek melalui sampel populasi dengan menggunakan metode deskriptif karena bentuknya sederhana dan mudah dipahami tanpa memerlukan teknik statistika yang kompleks. Selain itu, metode deskriptif dipilih karena metode ini sangat cocok untuk mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia (Sukardi, 2003: 157).
5.
Desain Penelitian Adapun dari segi desain penelitian untuk menguraikan dasar persamaan
dan perbedaan dari true eksperimental ke dalam metode penelitian ex post facto. Ex post facto berarti “setelah kejadian” (Alimudin,
2006: 124). Secara
sederhana peneliti menyelidiki permasalahan dengan mempelajari atau meninjau variabel-variabel. Kerlinger (1973) mendefinisikan ex post facto sebagai “pencarian empirik yang sistematik dalam ilmuwan tidak dapat mengontrol langsung variabel bebas karena peristiwanya telah terjadi atau karena menurut sifatnya tidak dapat dimanipulasi (Alimudin, 2006: 124). Hipotesis pada penelitian-penelitian korelasi pada umumnya dinyatakan dalam pernyataan hubungan “jika p, maka q.” Dalam penelitian ini, dikemukakan, variabel “x” secara spesifik diidentifikasi sebagai variabel bebas sementara itu “y” adalah variabel terikat (Sugiyono 2010: 104). Apabila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
hipotesis dinyatakan dalam hubungan sebab-akibat dan variabel-variabel tersebut ternyata berkorelasi, maka penelitian yang dilakukan sebenarnya adalah ex post facto. X
Y
X = Retret Y = Kualitas/Keberhasilan dari yang dihasilkan (Retret) = Proses
6. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dari segi cara, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya (Sugiyono 2010: 193). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner. Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama, pelengkap teknik pengumpulan lainnya, dan menguji hasil pengumpulan data lainnya. Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis wawancara terpimpin. Wawancara dilakukan dengan berpegang pada pedoman wawancara (Husaini Husman, 2008: 52). Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner (angket) yang dapat digunakan untuk menghitung dan mengukur data kualitatif dan data kuantitatif. Data akan diperoleh secara langsung melalui kuesioner yang disebarkan kepada responden atau yang disebut data primer/sumber primer (Sugiyono 2010: 199). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu semi terbuka, yakni gabungan dari Kuesioner terbuka dan tertutup.
Kuesioner
terbuka
adalah
kuesioner
yang
memberikan
peluang/kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban sesuai dengan jawabannya sendiri. Sedangkan kuesioner tertutup adalah Kuesioner yang sudah memberikan peluang jawaban untuk dipilih oleh responden (Sugiyono, 2010: 142). Interview (wawancara)
Macam Teknik Pengumpulan Data
Kuesioner (angket) Observasi Gabungan
a.
Teknik Teknik penarikan sampel yang dipilih adalah teknik sampling
nonrandom, adapun sampling nonrandom yang dipilih adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling yaitu teknik yang digunakan apabila anggota sampel dipilih berdasarkan tujuan penelitiannya (Husaini, dkk 2008: 45). Penulis menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara terpimpin untuk mendapatkan data mengenai kegiatan retret yang pernah dilakukan atau diadakan di Paroki Hati kudus Yesus Tasikmalaya. Setelah mendapatkan data, penulis melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
64
Alat Pengumpulan Data Alat/instrumen yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti yaitu skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang terjadi. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono 2010: 133). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa: a. Sangat Setuju
a. Selalu
b. Setuju
b. Sering
c. Ragu-ragu
c. Kadang-kadang
d. Sangat tidak setuju
d. Tidak pernah
a. Sangat positif
a. Sangat baik
b. Positif
b. Baik
c. Negatif
c. Tidak baik
d. Sangat negatif
d. Sangat tidak baik
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya: Tabel 1. Skor Kuesioner Untuk pertanyaan/pernyataan positif No.
Frekuensi
Skor
1.
Setuju/selalu/sangat positif
5
2.
Setuju/sering/positif
4
3.
Ragu-ragu/kadang-kadang/netral
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Tidak setuju/tidak pernah/negatif
2
5.
Sangat tidak setuju/tidak pernah
1
65
Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda.
7.
Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian pada bulan Mei dan bulan Juli 2013, di Paroki Hati
Kudus Yesus Tasikmalaya, Jawa Barat.
8.
Populasi dan Sampel
a.
Populasi Populasi yaitu kumpulan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono 2010: 117). Jadi populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek itu. Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Gay (1976) populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka populasi (subjek) dalam penelitian ini adalah kaum remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang berusia antara 12 – 20 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena ketrbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono 2010: 118). Menurut Ary, Jacob dan Razavieh, 1981 mendefinisikan sampel/sampling adalah proses yang meliputi pengambilan sebagian dari populasi, melakukan pengamatan pada populasi secara keseluruhan. Ferguson (1976) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu populasi. Adapun yang menjadi sampel (objek) penelitian adalah perkembangan iman kaum remaja.
9.
Identifikasi Variabel Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang bervariasi atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto,1991:102). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang menjadi objek penelitian, yaitu retret sebagai variabel bebas dan perkembangan iman kaum remaja sebagai variabel terikat. Variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a.
Retret Retret merupakan proses menyampaikan ide melalui perasaan orang
maka pengalaman peserta itulah yang menjadi titik tolaknya. Caranya adalah peserta diajak untuk undur diri dari aktivitas sehari-hari ketempat yang tenang, tidak berisik, sehingga dapat berjumpa dengan Allah. Dalam retret orang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
berkomunikasi dengan Allah dan mendengarkan sapaan Allah kepadanya. Pengukuran menggunakan indikator-indikator yang meliputi sikap, tindakan, perasaan, kepedulian terhadap situasi sosial dan kehidupan dirinya dirumuskan dalam kuesioner.
b. Perkembangan Iman Remaja Perkembangan iman diartikan sebagai suatu proses perubahan yang mengarah kepada kemajuan. Dalam perkembangan selalu membandingkan keadaan sebelum dengan keadaan sesudahnya. Di sini perkembangan dipakai untuk mengetahui perbandingan keadaan sebelum seseorang mengalami perubahan dalam sikap dan tindakan dengan sikap dan tindakan setelah mengikuti retret.
10. Definisi Operasional Variabel Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu retret dan perkembangan iman kaum remaja. Variabel-variabel tersebut didefinisikan sebagai berikut: c.
Retret merupakan suatu proses untuk merefleksikan pengalaman iman dari peserta atau tema-tema permasalahan yang muncul kemudian direfleksikan dengan bantuan Kitab Suci.
d.
Perkembangan iman kaum remaja diartikan sebagai suatu proses perubahan yang mengarah kepada kemajuan hasil yang diperoleh setelah mengalami dan melewati suatu proses retret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Tabel 2. Variabel Penelitian No. Variabel/Aspek yang diungkap No. Item (1) (2) (3) 1. Pandangan remaja seputar kehidupan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, remaja 8, 9, 10 2. Pandangan remaja terhadap retret 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 3. Pengalaman remaja dalam mengikuti 21, 22, 23, 24, 25, retret 26, 27, 28, 29, 30 4. Pengalaman remaja sesudah mengikuti 31, 32, 33, 34, 35 retret Jumlah
Jumlah (4) 10 10 10 5 35
11. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan menggunakan angket dan wawancara. Dengan skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal. Skala ordinal adalah skala yang mempunyai fungsi mengurutkan dan juga membedakan, selain itu skala ordinal juga sering digunakan dalam kegiatan penelitian maupun analisis kebutuhan (Sukardi, 2003: 94). Angket atau kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan atau daftar isian yang harus dijawab atau diisi oleh responden. Angket atau kuesioner disebut juga “Interview tertulis”.
Berdasarkan isian atau jawaban atas
pertanyaan tersebut informasi seseorang tentang sikap, perasaan, minat dan sebagainya yang dapat diketahui. Sedangkan wawancara dilakukan dengan berpegang pada pedoman wawancara. Tabel 3. Contoh Pertanyaan Wawancara No 1. 2. 3.
Contoh Soal pertanyaan Menurut Anda retret yang pernah kamu ikuti itu menarik atau tidak? Hal apa saja yang perlu dikembangkan dari metode retret itu? Metode retret seperti apa yang Anda harapkan?
No Item 1 1 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. 5.
Apakah Anda mengenal istilah audio visual? Apakah Anda tahu retret audio visual? Jumlah
69
1 1 5
C. Laporan Hasil Penelitian dengan Kuesioner Hasil penelitian dari 20 responden remaja yang berusia 12 sampai 21 tahun di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, di berbagai Stasi yang ada tertera pada tabel berikut ini:
1.
Pemahaman Remaja Paroki Hati kudus Yesus Tasikmalaya Tentang Pengertian Remaja, Ciri-ciri Remaja Tabel 4. Pemahaman Tentang Remaja (N= 20) No (1)
1.
2.
3.
4.
5.
Pernyataan (2)
Jawaban (3) Sangat Setuju Setuju Remaja adalah anak belasan Ragu-ragu tahun Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Remaja adalah orang yang Ragu-ragu aktif Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Remaja suka mencoba hal Ragu-ragu yang baru Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Remaja senang diakui Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Remaja senang dipuji Setuju
Jmlh (4) 15 4 0 1 0 11 8 0 1 0 13 7 0 0 0 8 8 4 0 0 4 13
% (5) 75 % 20 % 0 5% 0 55 % 40 % 0 5% 0 65 % 35 % 0 0 0 40 % 40 % 20% 0 0 20 % 65 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Remaja ingin dihargai
7.
Remaja ingin didengar
8.
Remaja tidak bisa disuruh diam dalam jangka waktu yang lama
9.
Remaja mudah merasa bosan
10.
Remaja tidak senang diceramahi
Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2 1 0 8 11 0 1 0 10 10 0 0 0 3 14 1 2 0 7 12 0 1 0 9 10 0 1 0
70
10 % 5% 0 40 % 55 % 0 5% 0 50 % 50 % 0 0 0 15 % 70 % 5% 10 % 0 35 % 60 % 0 5% 0 45 % 50 % 0 5% 0
Dari tabel di atas memperlihatkan sejauh mana pemahaman dan pengetahuan para remaja yang berada di wilayah Paroki Hati Kudus Yesus, Tasikmalaya terhadap pengertian remaja, ciri-ciri remaja, perkembangan remaja, dan pertumbuhan remaja. Berdasarkan penelitian yang diperoleh pada no 1, penulis melihat bahwa 15 (75 %) responden sangat setuju para remaja berusia belasan tahun. Sedangkan pada no item 2 dan 3 memperlihatkan 11 (55 %) dan 13 (65 %) responden sangat setuju mengenai remaja adalah orang yang aktif dan senang mencoba hal yang baru. Melihat hal tersebut remaja memahami bahwa dirinya bukan orang-orang yang malas, mereka cenderung lebih kreatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Pada no item 4, masing-masing 8 (40%) responden menjawab sangat setuju dan setuju dalam hal remaja senang diakui, ini berarti remaja ingin dirinya selalu ada buat orang lain. Mereka akan mudah ambil bagian dalam lingkup masyarakat jika keberadaan mereka diakui. Sedangkan pada tabel no item 5 dan 6, sekitar 13 dan 11 responden atau 65 % dan 55 % memberikan penilaian bahwa remaja senang dipuji dan dihargai. Ini mau menggambarkan bahwa remaja memiliki pemahaman dalam memacu dan memotivasi dirinya untuk berkembang tentunya dalam hal positif. Pada tabel no item 7, sebanyak 10 (50%) responden mengatakan sangat setuju dan setuju bahwa remaja ingin didengarkan. Pada no item 8, 9, dan 10 sebanyak 14, 12, 10 (70%, 60%, 50%) responden mengatakan setuju bahwa remaja tidak bisa disuruh diam dalam jangka waktu yang lama, juga mudah merasa bosan dan tidak senang diceramahi. Hal ini menggambarkan ciri remaja yang aktif dan suka mencoba hal yang baru, maka ini sangat berkesinambungan atau berkaitan bahwa remaja dalam perkembangannya
mampu
menciptakan
daya
kreasi,
kemampuan
yang
dimilikinya. Selain itu remaja tidak suka diceramahi, namun dibimbing dan diarahkan supaya mereka memahami, mengerti dalam menentukan langkah selanjutnya ke arah yang benar. Dari tabel di atas hampir 85 % - 90 % merupakan hasil jawaban mereka dengan pernyataan sangat setuju dan setuju. Hal ini mau mengatakan bahwa mereka sudah memahami dan mengerti akan pemahaman rermaja yang menurut mereka adalah bagian dari karakteristik, gaya, sikap atau sifat-sifat yang ada dalam diri remaja. Selain memiliki pemahaman yang benar mengenai pengertian remaja, ciri-ciri remaja, ini akan sangat membantu remaja dalam memahami diri,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
menerima diri, menjalin relasi dengan orang lain, dan juga membantu remaja supaya memilik persepsi yang realistis, mampu menentukan arah dan tujuan hidup, dapat mengembangkan bakat dan talenta, serta bertanggungjawab terhadap tugas yang dilimpahkan kepadanya, dan mampu dalam mengatasi masalah-masalah sosial. Penulis melihat bahwa pada umumnya remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya sudah memahami tentang diri mereka sebagai remaja. Mereka memahami bahwa remaja adalah orang yang sedang mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dalam segala aspek kehidupan baik itu perkembangan fisik, emosi, kognitif, moral, maupun sosial. Selain memiliki pemahaman yang benar mengenai diri sendiri, remaja juga sangat penting memahami ciri-ciri yang dimilikinya sebagai sesuatu yang tidak dapat terlepaskan dari dirinya, hal ini sangat penting bagi perkembangan remaja, karena ini akan sangat membantu mereka dalam menentukan masa depan mereka.
2.
Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Tentang Pengertian Retret, Ciri-ciri Retret, Tujuan Retret Tabel 5. Pemahaman Tentang Retret (N = 20) No (1) 11.
12.
Pernyataan Jawaban (2) (3) Retret adalah salah satu Sangat Setuju kegiatan pengembangan Setuju hidup rohani. Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Retret tidak harus diisi Sangat Setuju dengan doa Setuju Ragu-ragu
Jmlh (4) 18 2 0 0 0 3 13 0
% (5) 90 % 10 % 0 0 0 15 % 65 % 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13.
Retret biasanya diadakan di tempat sepi dan jauh dari keramaian
14.
retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spiritual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial. Tujuan utama retret adalah untuk bertemu Tuhan secara pribadi dan menemukan kehendakNya agar dapat hidup menurut kehendakNya Dalam proses retret biasanya ada doa, keheningan, keterbukaan kepada Allah, kejujuran, kekebasan, dll Retret harus sesuai dengan kebutuhan peserta.
15.
16.
17.
18.
Materi, sarana, audio visual sebagai sarana dalam proses retret.
19.
Dalam retret kita belajar berdoa, mengandalkan pemilihan hidup, untuk penyegaran rohani, untuk mengenal siapakah aku, dll. Retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas.
20.
Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
4 0 11 8 1 0 0 9 11 0 0 0 15 5 0 0 0
20 % 0 55 % 40 % 5 0 0 45 % 55 % 0 0 0 75 % 25 % 0 0 0
Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
14 6 0 0 0 7 12 1 0 0 9 11 0 0 0 14 6 0 0 0 9 11 0 0 0
70 % 30 % 0 0 0 35 % 60 % 5% 0 0 45 % 55 % 0 0 0 70 % 30 % 0 0 0 45 % 55 % 0 0 0
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Dari tabel di atas no item 1 sebanyak 18 (90%) responden mengatakan sangat setuju dalam pengertian retret sebagai salah satu kegiatan pengembangan hidup rohani. Remaja memahami benar mengenai pengertian retret dan hanya 2 (10%) saja yang menyatakan setuju, maka kita dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan para remaja mengenai retret. Pada no item 2 bahwa retret tidak harus diisi dengan doa sekitar 13 (65 %) responden dan 4 (20 %) responden mengatakan tidak setuju jika dalam retret tidak diisi dengan doa. Dari item ini remaja mau mencari suasana retret yang berbeda dari yang sebelumnya. Sedangkan pada no item 13 jawaban yang dipilih 11 (55 %) responden sangat setuju dengan retret biasanya diadakan di tempat sepi dan jauh dari keramaian berbanding dengan 8 (40 %) mengatakan setuju dan hanya 1 (5 %) yang menjawab ragu-ragu. Maka untuk membina perkembangan iman remaja dengan kegiatan retret perlu dilakukan di tempat yang benar-benar mendukung proses tumbuh dan berkembang iman remaja. Sebanyak 11 (55 %) responden mengatakan setuju dan 9 (45 %) responden menjawab sangat setuju pada no item 14, kalau retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spiritual, stress, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial. Retret dapat mendukung permasalahan dalam diri remaja untuk mencoba kembali menyusun langkah-langkah yang lebih baik lagi sehingga membuat mereka dapat menjalani hidup yang penuh makna. Sedangkan pada no item 15 dan 16 sekitar 15 dan 14 (75 % dan 70 %) responden menjawab sangat setuju dengan tujuan retret adalah bertemu dengan Tuhan secara pribadi dan dalam proses retret yang biasanya ada doa, keheningan, keterbukaan kepada Allah, kejujuran, kebebasan dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Yang bagi remaja adalah hal penting dalam waktu retret untuk perjumpaan dengan Allah. Retret juga harus sesuai dengan kebutuhan peserta pada no item 17 dijawab sekitar 12 (60 %) responden dengan mengatakan setuju. Berhubungan dengan materi, sarana, audio visual sebagai sarana dalam proses retret menjawab 11 (55 %) responden mengatakan setuju dan sebanyak 9 (45 %) mengatakan sangat setuju pada no item 18. Bahwa remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ingin meningkatkan proses retret ini dengan menggunakan metode audio visual agar dapat membantu dalam meningkatkan perkembangan iman mereka. Dari tabel di atas pada no item 19 dan 20 sekitar 14 (70 %) dan 11 (55 %) responden menjawab sangat setuju pada no 19 dan setuju pada no 20, bahwa dalam retret kita belajar berdoa, mengandalkan pemilihan hidup, untuk penyegaran rohani, untuk mengenal siapakah aku dan dalam retret yang dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok atau komunitas. Melalui kegiatan retret para remaja dapat menemukan jati diri, mampu menyegarkan iman dan selalu terbuka dengan kehendak Allah dengan dibantu melalui sharing pengalaman iman dari yang lainnya.
3.
Pengalaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya dalam Mengikuti Retret Tabel 6. Pengalaman Retret (N = 20) No (1) 21.
Pernyataan (2) Sudah mengikuti retret lebih dari sekali
Jawaban (3) Sangat Setuju Setuju
Jmlh (4) 0 13
% (5) 0 65 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Pemberi retret lebih banyak Ragu-ragu bicara dari peserta Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Suasana retret diam Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Mencatat selama ceramah Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Lebih banyak mendengar Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Games untuk penyegar saat Ragu-ragu jenuh Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Sering mengantuk Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Berharap retret cepat selesai Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Tidak bersemangat saat ada Ragu-ragu retret Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Wajib mengikuti aturan Ragu-ragu yang ada Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
1 6 0 2 18 0 0 0 4 14 2 0 0 3 14 1 2 0 5 14 0 1 0 13 7 0 0 0 9 7 2 2 0 6 9 2 3 0 2 12 2 4 0 6 12 1 1 0
5% 30 % 0 10 % 90 % 0 0 0 20 % 70 % 10 % 0 0 15 % 70 % 5% 10 % 0 25 % 70 % 0 5 0 65 % 35 % 0 0 0 45 % 35 % 10 % 10 % 0 30 % 45 % 10 % 15 % 0 10 % 60 % 10 % 20 % 0 30 % 60 % 5% 5% 0
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Dari tabel 6 di atas para responden sekitar 13 (65 %) responden pada no item 21 menjawab setuju sudah mengikuti retret lebih dari satu kali, dan hanya 6 (30 %) responden yang menjawab tidak setuju hal ini remaja yang baru mengikuti retret satu kali saja. Ini berarti para remaja sudah banyak pengalaman dan pemahaman dalam menjalani atau mengikuti retret yang diadakan baik Paroki maupun kelompok terterntu. Namun sekitar 18 (90 %) responden menjawab setuju bahwa pemberi retret lebih banyak bicara dari pada peserta terlihat pada no item 22, jadi selama ini yang memberi pendamping retret sedikit memberi kesempatan bagi remaja untuk lebih leluasa dalam mengikuti retret. Selain itu pada no item 23 para responden menjawab setuju atau 14 (70 %) kalau selama retret remaja lebih banyak mencatat selama pemberi memberikan materi. Dan lebih banyak mendengarkan pada no item 25 yang dijawab oleh responden sekitar 14 (70 %) setuju, hampir sama dengan no item 24 selain lebih banyak mencatat dan mendengarkan. Namun pada no item 26 permainan atau games hanya penyegar saat jenuh saja 13 (65 %) responden menjawab sangat setuju. Jadi penulis berpikir konsep yang kurang pas dengan kebutuhan remaja, metode yang digunakan juga tidak mendukung dengan perkembangan remaja yang aktif dan tidak bisa diam dalam jangka waktu yang lama. Remaja yang penuh energi dibawa dalam suasana yang serius akan mudah cepat bosan dan mengantuk ini juga terlihat pada no item 27 sebanyak 9 (45 %) responden mengatakan sangat setuju dan 7 (35 %) responden mengatakan setuju jika selama mengikuti retret sering mengantuk. Dalam konsep dan metode retret yang seperti ini tidak heran jika para remaja berharap retret cepat selesai dan tidak akan bersemangat saat ada retret
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
lagi, ini terbukti pada no item 28 dan 29 sebanyak 9 (45 %) responden dan 12 (60 %) responden menjawab setuju. Dan 6 (30 %) responden pada no item 28 menjawab sangat setuju. Pada no item 30 sebanyak 12 (60 %) responden wajib mengikuti aturan yang ada, di satu sisi tanpa aturan remaja akan mudah melakukan sesuka hatinya dan tidak bisa menjaga ketertiban sehingga bisa menggangu ketenangan bagi yang lain. Dan 6 (30 %) responden menjawab sangat setuju untuk no item 30.
4.
Perkembangan Iman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Setelah Retret Tabel 7. Pengalaman Setelah Retret (N = 20) No (1)
Pernyataan (2)
31.
Berharap tidak mengikuti retret lagi
32.
Mendapat peneguhan
33.
Mendapat semangat baru
34.
Semakin rajin mengikuti kegiatan Gereja
35.
Ada perubahan sikap menjadi lebih baik
Jawaban (3) Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju Setuju
Jmlh (4) 0 1 2 10 7 0 3 4 10 3 1 2 2 12 3 0 2 3 13 2 1 0
% (5) 0 5% 0 50 % 35 % 0 15 % 20 % 50 % 15 % 5% 10 % 10 % 60 % 15 % 0 10 % 15 % 65 % 10 % 5% 0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ragu-ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
8 8 3
79
40 % 40 % 15 %
Pada tabel 7 di atas, penulis mengungkapkan perkembangan iman para remaja setelah mengikuti retret di Paroki sesuai dengan pengalaman hidup mereka. Pada tabel no item 31 sekitar 10 (50 %) responden menjawab tidak setuju jika berharap tidak mengikuti retret lagi. Ini berarti ada kerinduan dari remaja untuk bisa ikut atau berharap masih ada retret lagi dengan konsep dan metode yang baru. Sekitar 7 (35 %) responden menjawab sangat tidak setuju untuk no item 31 ini. Pada no item 32 sebanyak 10 (50 %) responden tidak mendapatkan peneguhan setelah mengikuti retret, 4 (20 %) responden menjawab masih ragu-ragu apakah mendapat peneguhan atau tidak dan sekitar 3 (15 %) responden menjawab masing-masing ada yang setuju dan sangat setuju pada no item 32 ini. Sedangkan pada no item 33 dan 34 sebanyak 12 (60 %) responden dan 13 (65 %) responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan mendapat semangat baru dan semakin rajin mengikuti kegiatan Gereja setelah mengikuti retret. Berarti setelah mengikuti retret para remaja belum sepenuhnya mendapatkan hasil selama mengikuti retret. Hanya 1 (5 %) responden dan 2 (10 %) responden yang menjawab sangat setuju dan setuju mendapatkan semangat baru dan semakin rajin mengikuti kegiatan Gereja setelah mengikuti retret. Pada no item 35 sebanyak 8 (40 %) responden menjawab ragu-ragu dan tidak setuju akan pernyataan ada perubahan sikap menjadi lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
D. Laporan Hasil Penelitian dengan Wawancara Berikut ini akan dipaparkan hasil wawancara dari beberapa remaja yang pernah mengikuti retret. Dari 20 responden yang mengisi kuesioner, penulis meminta empat orang untuk bersedia diwawancarai dan masing-masing satu orang dari berbagai Stasi termasuk Paroki untuk lebih menguatkan data yang telah diisi oleh responden. Tabel 8. Hasil Wawancara No 1.
2.
Pertanyaan Jawaban Responden Menurut kamu R1) Retret yang pernah saya ikuti ada yang retret yang pernah menarik dan ada juga yang tidak menarik. kamu ikuti itu Yang menariknya adalah bisa kumpul-kumpul menarik atau tidak? dengan teman-teman, juga bisa refreshing dan otak saya bisa dingin atau fresh. Yang tidak menariknya adalah banyak ceramah, karena menurut saya itu boring atau bosan. Keseluruhan cukup menarik. R2) Menurut saya retret tidak menarik karena terlalu banyak permainan seperti outbond kadang juga ceramahnya itu terlalu membosankan. R3) Kalau menurut saya, retret yang pernah saya ikuti cukup menarik atau lumayan menarik karena ada diisi dengan beberapa game kemudian film-film motivasi juga diputarkan. Juga kakaknya juga cukup antusias dengan teman-teman. R4) Menurut saya retret yang pernah saya ikuti selama ini, kurang menarik. Saya kurang menemukan gregetnya selama retret, maksudnya retret selama ini terlalu banyak mendengarkan pembicara kurang diberikan kesempatan bagi saya khususnya untuk berbicara dengan Tuhan. Ya…a belum ada efek ketika sudah retret, setidaknya bisa refreshing saja kalau retret. Hal apa saja yang R1) Metode yang harus dikembangkan jangan perlu banyak ceramah, kalau perlu diskusi dengan dikembangkan dari teman-teman dan permainan perlu di metode retret itu? tambahkan. R2) Hal yang perlu dikembangkan tidak terlalu banyak ceramah, ada saatnya komunikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Metode retret seperti apa yang Anda harapkan?
4.
Apakah Anda mengenal istilah audio-visual?
81
dengan Tuhan. Pokoknya cari sesuatu yang berbeda dan tidak itu-itu saja jadinya monoton dan bosan. R3) Kalau menurut saya, film-film motivasi diperbanyak, kemudian games-games diperbanyak lagi. Kemudian yang perlu dikurangi itu adalah mencatat dikurangi, metode ceramah dikurangi agar tidak ngantuk Suasana yg diam dengan teman-teman dikurangi juga. R4) Metode yang perlu dikembangkan adalah jangan terlalu banyak bicara, beri kesempatan bagi peserta retret untuk bisa berdoa, merenung. Jangan banyak mencatat juga kan kita mau hening mau berdoa bukan belajar, klo gamesnya bisa ditambah biar ndak mengantuk juga. Ya…a buat semenarik mungkin supaya ada kesan yang bisa dibawa pulang saja. R1) Seperti yang tadi saya katakan, harusnya ada perubahan baru atau sesuatu yang baru, jangan hanya berdoa, menulis atau mendengarkan tapi ada rame-rame seperti berbuat sesuatu misalnya keluar komplek retret seperti jalan-jalan ke alam yang bernuansa alam, juga supaya bisa lebih fresh lagi dan mensyukuri ciptaan Tuhan. R2) Ada acara nontonnya, seperti film-film terus pergi kesuatu tempat yang mendukung, pokoknya cari sesuatu yang berbeda saja. Tidak terlalu banyak ceramah, tidak diam saja atau hening tapi ada sesuatu yang berkesan dan berbeda di acara retret itu. R3) Kalau untuk metodenya sendiri saya berharap kedepannya ada terobosan-terobosan yang baru, setiap retret ada hal yang baru lagi yang diperkenalkan seperti itu keinginannya. R4) Kalau ada retret lagi, saya berharap ada sesuatu yang baru, yang berbeda baik dari metode dan yang lainnya. Seperti yang tadi saya katakan saja sich. R1) Setahu saya audio visual itu tempat rekaman atau tempat alat-alat musik seperti itu. R2) Kalau tidak salah audio itu suara kalau visual gambar kurang lebih seperti itu. R3) Kalau audio visual menurut saya itu berkenaan dengan media-media elektronik misalkan kamera, laptop, in focusnya untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
82
menayangkan film-film seperti itu. R4) Audio visual yang saya tahu berkaitan atau ada hubungannya dengan media-media elektronik, seperti seperti laptop, handycam, televisi ya….a jaman sekarang jaman modern. Apakah Anda tahu R1) Kalau masalah itu saya kurang tahu atau retret audio-visual? kurang mendengar istilah itu. R2) Kalau masalah itu saya tidak tahu, retret audio visual baru mendengar sekarang saja. R3) Sejauh yang pernah saya ikuti, saya belum pernah dengar istilah retret audio visual karena yang ada itu hanya menggunakan media-media audio visualnya seperti kamera, laptop dan lain sebagainya. R4) Retret audio visual saya baru mendengar istilah itu. Saya tidak tahu kalau ada retret audio visual.
E. Pembahasan Hasil Penelitian Wawancara dan Kuesioner 1.
Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Mengenai Pengertian Remaja, Ciri-ciri Remaja Remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya memahami mengenai pengertian remaja, ciri-ciri remaja sehingga membantu dalam pengetahuan akan perkembangan remaja pada umumnya. Dengan memahami hal tersebut, diharapkan remaja dapat tumbuh dan menentukan tujuan mereka selama perkembangannya dan mempelajari apa saja yang mungkin tentang dunia dan alam semesta ini supaya para remaja dapat menyumbangkan sesuatu yang berarti bagi perkembangan diri sendiri, orang lain, Gereja, dan masyarakat. Jika mereka mendapat pengarahan, mereka akan terbantu dalam memperkembangkan dirinya serta dapat membantu menyalurkan talenta ke arah yang positif. Karena ada 65 % dari remaja yang mencoba akan hal-hal yang baru dan 55 % remaja adalah orang-orang yang aktif dalam dunianya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Remaja sebagai anak belasan tahun 75 % responden menjawab sangat setuju yang artinya remaja dalam masa pertumbuhan dan mempunyai daya pikir yang dimiliki mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, kreatif, karena bisa memotivasi diri mereka dalam menentukan dan menggapai cita-cita yang diinginkan. Oleh sebab itu remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu dibantu, dibimbing terutama supaya dapat memahami semuanya sehingga dapat membantu dalam menemukan langkah dan tujuan ke arah yang benar. Mengingat dalam segi pengetahuan, pemahaman dan pola pikir remaja yang terus dan semakin berkembang baik dalam faktor diri sendiri, lingkungan sekitar, sekolah cenderung membawa diri sesuai dengan ciri khas remaja yang merupakan gaya atau sifat-sifat yang khas dari diri remaja. Demikian juga keadaan remaja yang mudah bosan 60 % di antaranya yang sebanding akan keadaan remaja yang aktif dengan karakteristik yang berbeda-beda dan sifat remaja yang tidak senang diceramahi juga ingin didengar dalam memahami atau pemahaman yang benar terhadap apa yang dimaksud. Remaja perlu pengarahan, pendampingan lebih intensif dan mendalam supaya memiliki pemikiran yang realistis, mampu menentukan arah dan tujuan hidup, mengatur diri serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya dan juga memampukan remaja dalam menganalisis dan bersikap kritis dalam mengatasi masalah-masalah sosial. Di sini pendamping perlu mengerti dan memahami situasi dan kondisi remaja supaya dapat memberikan pendampingan dan pembinaan yang baik kepada remaja, sehingga dapat melayani, menyapa dan dapat memberikan pengarahan maupun masukan kepada remaja dalam memecahkan permasalahan yang dimiliki oleh remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
84
Pemahaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Mengenai Pengertian Retret, Ciri-ciri Retret, Tujuan Retret Berdasarkan data di atas penulis melihat bahwa hampir semua responden
memberikan jawaban tidak ragu-ragu dan memahami benar mengenai pengertian retret, ciri-ciri retret dan tujuan retret. 80% - 90 % responden menjawab sangat setuju dan setuju ini mau membuktikan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman dalam retret tidak diragukan lagi. Masalahnya adalah konsep dan isi retret tersebut apakah menuju ke arah yang diharapkan remaja. Dari 20 responden yang mengisi kuesioner hampir sebagian sudah melakukan atau mengikuti retret lebih dari satu kali. Jadi pantas kalau pemahaman mereka mengenai retret berdampak dan masih teringat. Ciri-ciri dan tujuan retret yang semestinya mampu membawa para remaja dalam perkembangan iman dan tujuan hidupnya tidak terwujud dalam proses retret. Ini bisa berdampak bahwa remaja cenderung tidak akan atau bahkan tidak bersemangat jika adanya retret lagi. Maka perlu pendampingan khusus dalam menyikapi pemahaman mereka terhadap retret, metode, dan isi yang benar, supaya tidak ada salah pengertian karena mereka mempunyai daya imajinasi dan fantasi yang tinggi yang kadang mengakibatkan mereka sering kali tidak berpikir secara realistik. Oleh sebab itu dengan konsep yang berbeda dan menarik akan membawa kesan dan teringat dalam diri remaja. Tanpa menghilangkan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Bahwa retret sebagai salah satu kegiatan rohani yang diadakan ditempat sepi atau jauh dari keramaian untuk menyendiri bersama-sama dengan kelompok atau komunitas. Dalam retret juga para remaja dimampukan untuk belajar berdoa, bertemu dengan Tuhan secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
pribadi dalam suasana hening, terbuka. Dengan didukung dengan materi, sarana, metode yang menarik, kreatif sesuai dengan kebutuhan remaja pada saat ini. Hampir
60%
remaja
Paroki
Hati
Kudus
Yesus
Tasikmalaya
mengharapkan bahwa retret harus sesuai dengan kebutuhan mereka. Penting bahwa dengan segala permasalahan pada kaum remaja baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan dan perkembangan imannya. Remaja yang saat ini mudah sekali terpengaruh oleh dunia luar, seperti terpengaruh untuk melakukan tindakan-tindakan yang mereka lihat dari media dan terpengaruh untuk meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa. Bahkan ikut-ikutan teman/kelompok dalam menentukan tujuan hidup. Remaja juga belum dapat mengembangkan sikap, keterampilan dan kecakapan yang dimiliki, mereka juga belum dapat bertanggungjawab atas perbuatan yang mereka lakukan. Hal ini mengakibatkan terjadi gejolak emosi yang tidak stabil pada remaja. Ketidakstabilan emosi pada remaja, mengakibatkan mereka mudah sekali terpengaruh dan terbakar amarah jika menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian retret harus mengarah ke sana dengan melihat keadaan, situasi, ciri khas dari remaja itu sendiri. Menyadari akan pentingnya untuk mengetahui dan memahami pengertian retret, ciri-ciri retret, isi retret dan tujuan retret, remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu untuk selalu diingatkan dan diberi pemahaman yang cukup supaya mereka dapat semakin memahami. Dengan demikian mereka dapat dibantu dalam mengenal Kristus lebih dekat dan diharapkan lebih sungguh-sungguh mengembangkan hidup iman mereka dengan mengasihi dan menyerahkan diri kepada-Nya dalam proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
retret, tidak hanya sekedar mengetahui dan memahami pengetahuan mengenai retret saja.
3.
Pengalaman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Selama Mengikuti Retret Berdasarkan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa pada umumnya
remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya tidak terlalu berkesan dengan pengalaman retret yang mereka ikuti selama ini. Hampir 13 (65 %) responden dari 20 responden sudah mengikuti retret lebih dari satu kali dan ada 18 (90 %) responden yang menyatakan bahwa pemberi lebih banyak bicara. Hal ini mau menggambarkan bahwa kegiatan retret selama ini tidak mempunyai kesan yang berarti bagi remaja. Jika awalnya baik-baik saja selama retret dalam arti tidak ada komentar yang berarti bagi perkembangan retret sebelumnya, tidak jarang peserta retret tidak mempunyai perkembangan yang berarti baik dalam tujuan hidup maupun dalam perkembangan iman mereka. 14 (70 %) responden dari data yang diperoleh tidak mempunyai kesan dengan metode retret yang diikuti, kebanyakan ceramah, mencatat, maka retret ini tidak melihat kondisi, situasi, ciri khas dari remaja. Tidak heran kalau dengan metode retret seperti ini membuat remaja tidak bersemangat dalam mengikuti retret, tidak konsentrasi atau bahkan mengantuk saat retret. Retret hanya menjadi alasan untuk melepaskan jenuh atau sekedar refreshing dari keseharian rutinitas mereka. Jika dampaknya demikian, sangat disayangkan jika pemahaman mereka mengenai retret menjadi pudar dan menakutkan jika harus berhadapan dengan judul retret.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Untuk menyiasati hal tersebut maka perlu terobosan baru agar para remaja dapat kembali bersemangat dalam mengikuti retret. Kehidupan remaja tidak lepas dari orang-orang dan lingkungan sekitar, misalnya dalam keluarga sebagai tempat pertama dan utama di mana remaja banyak menghabiskan waktunya, keluarga menjadi sangat penting bagi remaja dalam melakukan segala sesuatu, dalam keluarga remaja banyak belajar tentang nilai-nilai kehidupan. Begitu juga dengan sekolah, sekolah adalah tempat kedua di mana remaja banyak menghabiskan waktunya. Di sekolah remaja banyak belajar segala macam ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan. Di lingkungan masyarakat, remaja banyak mempelajari dan menemukan nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan berbagai macam persoalan yang ada dalam masyarakat. Sama halnya dengan Gereja dan masyarakat, di lingkup Gereja, remaja dapat menjalin relasi dengan sesama di mana dalam lingkup ini mereka dapat mempelajari tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan nilai nilai imani dan rohani. Dan dalam kegiatan rohani seperti retret, para remaja disegarkan kembali dan dikuatkan dalam menghadapi persoalan di masa depannya, menyadarkan diri kepada Tuhan agar merasa teguh, kuat, kokoh, tak tergoyahkan, mantap dan Tuhan sebagai andalan hidup. Mengingat pentingnya perkembangan iman remaja, maka remaja perlu menjadi orang beriman yang benar-benar menerapkan imannya dalam kehidupan sehari-harinya maka mereka akan kreatif, tidak mudah ikut-ikutan, jauh dari perasaan takut dalam menghadapi situasi baru dan seseorang yang mempergunakan imannya sebagai sumber bagi motivasi dan inspirasi baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
88
Perkembangan Iman Remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Setelah Mengikuti Retret Berdasarkan tabel di atas 60% - 65 % atau sekitar 12 – 13 responden
menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pengalaman setelah retret. Hal ini mau menunjukkan bahwa setelah mereka melakukan retret, follow up atau hasil yang didapatkan setelah pembinaan iman belum sepenuhnya dirasakan oleh para remaja. Berdasarkan penelitian yang penulis buat, kebanyakan dari responden tidak mendapatkan peneguhan, kurang mendapatkan semangat baru, semakin rajin ke Gereja pun masih dipertanyakan apa lagi dalam hal perubahan sikap yang lebih baik lagi. Sedangkan harapan dalam proses retret agar peserta atau para remaja dapat menemukan pegangan hidup yaitu Kristus, merasakan kasih Tuhan dalam hidup mereka, mampu berelasi dengan baik bersama saudara seiman, dapat hidup lebih baik lagi, optimis dan berani mengasihi orang lain. Orang beriman sejati itu menyerahkan dirinya kepada Tuhan, dia membiarkan dirinya ada di bawah bimbingan Tuhan dan di bawah kepenuhan hidup. Perkembangan iman kaum remaja pada masa ini, mereka harus memulai secara serius untuk membangun keyakinannya sendiri, gaya hidup mandiri, dan sikap pribadi yang khas. Keadaan ini dapat menimbulkan berbagai ketegangan karena pada saat yang sama, mereka juga mencari keseimbangan antara: memiliki sikap mandiri dan mengikuti pola yang disepakati oleh kelompok tempat mereka menjadi anggotanya. Bagaimana perkembangan iman mereka akan terarah jika pendampingan mereka seperti ini?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Pada usia remaja, penghayatan iman seseorang lebih berciri sosial (diamalkan pada relasinya dengan sesama manusia), rasional (melibatkan penalaran dan perenungan dengan budi yang jernih dan hatinurani yang bening), abstrak (tidak terlalu terkait pada pengalaman inderawi di satu tempat dan pada satu saat saja), dan sistematik (teratur, saling terkait, membentuk anyaman penghayatan yang bersinambung) (Papo, 1990: 19,85). Dari sisi kaum remaja sendiri, kita tahu, mereka kini mengalami tekanan berat dari sistem ekonomi dan politik serta budaya yang kurang mempercayai mereka. Sistem pendidikan nasional di Indonesia makin menekan mereka dengan berbagai kesulitan pribadi yang tidak mudah dipecahkan. Jika mereka mengelompok dalam kelompok se-lingkungan, separoki, sebaya, seminat, seprofesi sekalipun, namun tetap diragukan kehandalannya tanpa dukungan nyata dari pihak Paroki, keluarga, pembimbing yang mereka percayai. Kalau retret berperan dalam membantu para remaja untuk mengatasi semuanya, perlu dikaji ulang dan dievaluasi kembali apa yang membuat hal ini terjadi. Peranan retret ini sangat penting dalam membentuk dan memperkembangkan iman remaja, dengan antusias dari mereka 10 – 7 (50% - 35 %) responden yang berharap masih mengharapkan atau mengikuti retret kembali maka remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu mendapatkan retret kembali dengan konsep dan metode yang berbeda supaya selalu terus dikembangkan dalam kehidupan beriman. Perkembangan iman adalah tanda-tanda yang menunjukkan bahwa iman seseorang berkembang tanda-tanda itu dapat dilihat dari perilaku atau perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja. Dari hasil penelitian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
penulis mendeskripsikan bahwa dari soal 31 sampai dengan soal 35 mau mengatakan jika remaja memilih jawaban tidak setuju pada soal-soal tersebut berarti ada harapan remaja ingin ikut jika ada kegiatan retret lagi dan membutuhkan bimbingan atau pendampingan dalam memperkembangkan iman mereka. Soal-soal ini menyatakan bahwa berharap remaja tidak mengikuti retret lagi, remaja mendapat peneguhan setelah mengikuti retret, remaja mendapat semangat baru setelah mengikuti retret, remaja semakin rajin mengikuti kegiatan Gereja setelah mengikuti retret dan remaja ada perubahan sikap menjadi lebih baik lagi setelah mengikuti retret. Dari hasil penelitian sekitar 10% - 15% dari remaja terbantu dalam memperkembangkan iman mereka, sebagian masih dalam proses perkembangan. Perkembangan iman merupakan anugerah Allah kepada manusia khususnya kaum remaja sesuai dengan kemampuan yang telah mereka siapkan dalam diri. Perkembangan seseorang merupakan suatu proses, yaitu bertitik tolak dari pertobatan. Bertobat berarti kesediaan, sikap dan tindakan untuk menyangkal hal-hal duniawi dan berpihak serta berbalik pada Kristus.
5.
Pembahasan Hasil Wawancara Retret merupakan salah satu pembinaan iman yang dilaksanakan dalam
rangka mengembangkan iman seseorang. Kaitannya dengan retret kaum remaja, supaya iman mereka menjadi lebih berkembang dan lebih hidup. Oleh karena itu berdasarkan penelitian melalui wawancara sebagaimana sudah dilaporkan di atas, penulis melihat bahwa pelaksanaan retret yang dilaksanakan oleh Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya berkaitan dengan perkembangan iman mereka,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
pada umumnya belum memiliki perkembangan iman yang signifikan. Akan tetapi kaum remaja memiliki pengetahuan yang lebih luas dan pemahaman tentang retret, pengertian retret, ciri-ciri retret dan metode retret itu sendiri. Namun dilihat dari perwujudan dalam keseharian mereka belum mampu dan menyadari tugas dan tanggung jawab dalam mengikuti kegiatan menggereja, berelasi
dengan
baik,
perubahan
sikap
ke
arah
yang
lebih
baik,
mempertanggungjawabkan iman mereka. Kegiatan retret, tujuan dan materi retret yang diberikan, masih terkesan kaku, tidak menarik dan membosankan. Hal ini karena para pendamping atau pemberi retret tidak profesional sehingga tidak kreatif dalam persiapan maupun penyajian. Model, metode dan sarana yang digunakan dalam retret pun sangat tidak menarik. Tidak ada fasilitas yang mendukung dan para pendamping atau pemberi retret hadir bukan sebagai fasilitator tetapi sebagai seorang guru yang merasa diri paling tahu dan paling benar, yang ada hanyalah transfer ilmu. Manfaat yang mereka peroleh hanya sebatas mendapatkan banyak teman, berkumpul bareng teman-teman, menjadi lebih disiplin karena peraturan dan lebih berani sedikit untuk bereskpresi walaupun hanya sekedar presentasi. Menyadari kegiatan retret yang pernah mereka ikuti monoton, kaku dan membosankan, responden mengungkapkan bahwa harapan mereka jika akan ada retret kembali harus lebih menarik, kreatif, mempunyai atau ada hal yang baru yang bisa membuat mereka betah dan menikmati indahnya dan nyamannya melaksanakan retret. Selain sesuatu yang baru dari konsep retret, untuk menjawab kebutuhan mereka maka mereka mempunyai harapan lain dalam hal metode, model retret yang dikemas lebih menarik, pendamping atau pemberi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
retret perlu menyiapkan materi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta. Hal ini dapat dilihat juga bahwa remaja belum memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai audio visual maupun istilah retret audio visual. Perlu adanya kegiatan retret dengan konsep yang berbeda dan direncanakan dengan sungguh-sungguh dan matang oleh pendamping maupun pemberi retret agar dapat membantu remaja karena itu semua menjadi kekuatan untuk menjalin relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama.
F. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara dan kuesioner yang telah dipaparkan di atas, penulis menemukan bahwa proses retret di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya belum berjalan dengan baik, kurang terorganisir, belum terarah, kurang kreatif dan menarik. Hal ini disebabkan karena belum adanya perencanaan program yang jelas sehingga retret yang diberikan dilihat dari segi model, metode, materi, sarana dan prasarana tidak menarik dan kurang membantu para remaja dalam memperkembangkan iman mereka. Dengan ini penulis menyimpulkan bahwa proses retret belum dapat berjalan dengan baik juga dari segi bentuk pembinaan secara umum mengenai materi, isi, metode, model dan sarana yang diberikan tidak sesuai dan kurang menarik karena para pendamping atau pemberi retret yang mendampingi belum memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai arah dan tujuan yang mau dicapai melalui bentuk retret yang diberikan. Akibatnya kaum remaja hanya dapat dibantu secara mental saja namun secara psikis dan rohani belum sampai pada pengolahan pengalaman untuk menemukan atau menerima diri apa adanya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
serta mampu untuk mengembangkan imannya untuk semakin berkembang menjadi utuh dan dewaasa. Berdasarkan hasil penelitian tampak belum adanya perencanaan program yang jelas sehingga kegiatan retret yang berjalan selama ini dilihat dari proses, model, metode, materi, isi dan sarana prasarana yang diberikan untuk kaum remaja tidak sesuai dan cocok dengan situasi dan kebutuhan mereka. Hal ini butuh perhatian khusus dalam meningkatkan kegiatan retret yang dapat membantu kaum remaja untuk semakin menemukan pengalaman imannya dan menjadi pribadi yang utuh dan dewasa secara moral, spiritual. Dari jawaban responden yang penulis lihat dan perhatikan, maka dapat dikatakan bahwa retret yang pernah diadakan di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, belum maksimal membantu kaum remaja untuk memperkembangkan imannya semakin bertumbuh terus menerus. Oleh karena itu pada bab IV penulis mengusulkan program retret yang lebih bervariasi, kreatif dengan retret audio visual, sebagai alternatif dari retret-retret yang pernah mereka ikuti sebelumnya.
G. Refleksi Kateketis Hasil Penelitian Pengalaman kita, kadang kita menjadi bingung saat berada di tengahtengah persimpangan jalan, apa lagi dengan persimpangan tanpa ada petunjuk arah. Salah mengambil jalan, bisa-bisa tersesat sehingga tidak sampai pada tempat yang dimaksud. Supaya tidak tersesat, kita harus mampu membaca rambu-rambu yang ada dan petunjuk yang diberikan. Seperti halnya dalam kehidupan beriman sebagai remaja. Kaum remaja sekarang ini dihadapkan dengan berbagai simpangan jalan. Jika tidak hati-hati, bisa saja tersesat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Persimpangan jalan melambangkan tantangan, persoalan, serta pergumulan hidup yang harus kita hadapi sebagai remaja. Ada dua pilihan sikap ketika menghadapi persimpangan. Pertama, menghadapinya dengan mengandalkan iman. Kedua, menghadapinya tanpa terang iman. Hidup sebagai remaja seperti saat ini, tentu saja harus berhadapan dengan beragam tantangan yang semakin rumit. Iman yang mendalam dan tangguh perlu dikembangkan sebagai remaja Katolik. Mendalam, artinya perlu mengupayakan dan senantiasa dekat, belajar dan secara terus-menerus terlibat dalam kegiatan rohani, agar iman Kristiani bertumbuh baik secara pengetahuan maupun kualitas. Sedangkan, ketangguhan iman harus diusahakan senantiasa dengan keberanian mengambil pilihan, tegas, jujur dan senantiasa tulus dalam menghadapi resiko dan tantangan. Bersyukur dan selalu terbuka kepada kasih Allah. Terbuka akan kasih Allah yang solider dan menyertai kita semua dalam kehidupan. Amsal 16:3 “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu”. Di sinilah peranan Tuhan berkarya, dikala mengalami kesulitan, hambatan. Ibarat seorang Ibu yang hendak melahirkan, seorang bidan yang memperlancar persalinan akan menolong secara alamiah, menyesuaikan yang ditolong, tidak memaksa dengan mempercepat proses kelahiran sekaligus tidak menghambat. Bangsa Israel membutuhkan seseorang yang membantu proses kelahiran (pembebasan ke suasana baru). Musa hadir berproses dalam dinamika hidup bangsa Israel menuju tanah terjanji sebagai simbol menuju manusia baru. Penulis ditantang untuk mewartakan nilai-nilai Kerajaan Allah, seperti kesetiaan, kesabaran, ketulusan, rela berkorban demi orang yang dilayani,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
memiliki daya juang yang tinggi. Selain itu penulis berperan untuk mempermudah dan mendukung remaja dalam memperkembangkan iman mereka sesuai dengan pergulatan hidup mereka. Seperti contoh Nabi Musa yang membantu bangsa Israel menuju tanah terjanji dan seorang bidan yang membantu proses kelahiran ibu yang akan melahirkan, begitu juga yang penulis lihat ketika melakukan penelitian dan melihat hasil penelitian yang dibuat, bahwa untuk menumbuhkembangkan akan iman remaja diperlukan wadah yang bisa membantu dan menanggapi kebutuhan remaja saat ini. Dalam kaitannya dengan upaya memperkembangkan iman, retret merupakan salah satu bentuk latihan rohani untuk menjaga kesegaran hidup rohani. Retret yang dirancang dan disiapkan secara matang, diharapkan kaum remaja dapat menentukan dan mengarahkan menuju hidup baru atau metanoia. Kaum remaja yang bertobat meninggalkan manusia lama dan menggenakan manusia baru dengan Kristus. Kristus merupakan sumber iman, Kristus sebagai pusat dari iman Kristiani. Pada akhirnya iman dihidupi dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di keluarga dan masyarakat, sehingga Kasih Kristus itulah yang menata, menuntun hidup remaja. Dengan demikian kehadiran kita sebagai pendamping atau fasilitator hendaknya membawa pengharapan, penghiburan dan penyembuh bagi yang ‘terluka’.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV USULAN PROGRAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN IMAN REMAJA DALAM BENTUK RETRET AUDIO VISUAL
Pada bab IV ini, penulis akan menindaklanjuti bab sebelumnya dengan menguraikan beberapa gagasan pokok dari usulan program retret yang relevan dan diharapkan dapat membantu memperkembangkan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Oleh karena itu dalam mempersiapkan suatu usulan program retret, perlu diketahui untuk siapa retret ini ditujukan, apa yang menjadi kebutuhan dari peserta, metode dan sarana prasarana yang akan digunakan, dan bagaimana pendamping atau pemberi retret berperan. Oleh sebab itu dalam bab IV ini penulis akan menyajikan bagaimana meningkatkan perkembangan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya melalui bentuk retret audio visual yang relevan.
A. Alternatif Bentuk Retret bagi Perkembangan Iman Kaum Remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya Melaksanakan retret memang bukanlah hal yang mudah apalagi dengan kesibukan masing-masing remaja yang begitu padat dengan berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di luar sekolah, tetapi dalam setiap kesulitan Tuhan selalu memberi jalan. Sebagai latihan rohani, retret merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur dalam bidang rohani seperti: berdoa, membuat pemeriksaan batin, mengadakan refleksi, membuat renungan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
meditasi, memasuki kontemplasi, bersamadi, guna mencapai hasil tertentu dalam bidang rohani. Remaja perlu dilatih untuk mampu menaklukkan diri dan mengatur hidup sedemikian rupa, sehingga tidak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teratur/keterpaksaan, dengan demikian mampu mengambil keputusan yang sungguh-sungguh baik, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menjaga kesehatan rohani: bebas dari segala penyakit jiwa seperti; akibat dari dosa-dosa dalam diri, kecenderungan jahat dalam pikiran dan hati, semangat-semangat yang menyesatkan (Gal. 5:19,21), yang membuat kita tidak mampu hidup menurut potensi rohani kita yang paling tinggi. Retret dilakukan agar kita terbuka dan tanggap terhadap karya cinta kasih Allah dan siap untuk mengikuti bimbingan-Nya. Dalam retret orang meninjau karya Allah, cara kerja serta bimbingan-Nya di masa lampau serta tanggapan atau jawaban terhadap Allah itu. Dengan cara demikian orang-orang menyiapkan diri untuk menerima cinta kasih Allah dan bimbingan-Nya dalam waktu-waktu sesudah retret serta dapat menanggapi cinta kasih Allah itu dengan lebih baik. Oleh sebab itu yang diolah dalam retret adalah segala hal yang penting menyangkut diri, hidup, hubungan dengan orang lain, tugas dalam masyarakat, komunitas, keluarga. Dalam retret ditekankan usaha kedua belah pihak yaitu Allah dan manusia. Kaum
remaja
sedang
dalam
masa
pertumbuhan,
mencari
dan
mematangkan kedewasaannya baik secara moral, spiritual maupun intelektual, dimana mereka sedang mengalami perkembangan fisik, kepribadian, emosional, sosial, religius dan berbagai permasalahan dalam dirinya. Dalam retret remaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
diajak mengundurkan diri untuk bertemu dan mendengarkan Tuhan dalam keheningan. Dalam keheningan, remaja diajak untuk menilai dan memperbaiki hidupnya yang dirasa menghambat perkembangan dirinya. Setiap orang yang ada di dunia ini hidup agar dengan memuji, menghormati dan hidup menurut kehendak Allah, Tuhan kita, dengan aman mencapai Kerajaan Allah. Ini adalah tujuan asli setiap hidup manusia (Tetlow, 1998: 128). Relevansi retret bagi perkembangan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya perlu mengadakan retret dengan tujuan untuk melihat kembali perjalanan hidup mereka, semakin mengenal dirinya, menyadari cinta kasih Allah, mengenali kehendak Allah dalam hidupnya sehingga menemukan makna dalam hidupnya. Oleh sebab itu penulis mengusulkan program retret audio visual dan diharapkan dengan retret audio visual dapat menjawab kebutuhan dari kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
B. Program Meningkatkan Perkembangan Iman Kaum Remaja Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, para remaja mengharapkan ada lagi kegiatan rohani yaitu retret dengan konsep dan model yang berbeda dan baru di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Bertitik tolak dari hal itu, penulis mencoba memberikan usulan program yang relevan bagi para remaja. Usulan program ini berkaitan dengan harapan dari para remaja dalam kuesioner dan wawancara terpimpin untuk meningkatkan perkembangan iman remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
99
Latar Belakang Pemilihan Program Penelitian yang dilakukan di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya
menunjukkan bahwa kegiatan retret kurang terorganisasi, belum berjalan dengan baik, dan belum terarah sesuai kebutuhan kaum remaja sehingga apa yang diberikan bagi kaum remaja berkaitan dengan model, metode, materi dan sarana tidak menarik dan kurang membantu kaum remaja yang sedang mengalami peralihan, pertumbuhan dan perkembangan imannya. Kebanyakan remaja masih belum terbantu dengan metode dan model retret yang pernah diikuti dan juga tidak merasakan dampak dari retret yang ada. Selain itu pendamping atau pemberi retret bagi kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya adalah tenaga sukarelawan saja, kadang juga dari mahasiswa-mahasiswi yang bukan ahli dalam bidangnya sehingga pengetahuan dan pemahaman akan retret masih sangat minim. Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan tersebut, penulis mengusulkan program retret audio visual dengan metode, materi dan sarana yang relevan bagi kaum remaja untuk membantu meningkatkan iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya. Penulis mengusulkan retret audio visual ini, ingin menggarisbawahi dan menindaklanjuti dan menjawab apa yang menjadi persoalan atau kebutuhan kaum remaja dari segi tema, materi, isi, model, metode dan sarana sejauh yang penulis lihat dalam kuesioner dan wawancara. Memperbaiki pola pendampingan atau pemberi retret sebagai fasilitator yang relevan di tengah perkembangan kaum remaja dengan dunianya agar semakin menarik, kreatif dan variatif sehingga tidak cepat jenuh, bosan, dan tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
bersemangat demi perkembangan dan penghayatan iman kaum remaja dalam kehidupan sehari-hari. Usulan program ini sebagai salah satu kegiatan yang variatif yaitu mengajak kaum remaja untuk menggali pengalaman hidupnya yang dapat diolah, direfleksikan,
menemukan
cara,
nilai-nilai,
makna
dan
cara
dalam
mengembangkan hidup rohaninya atau kehidupan berimannya, sehingga kaum remaja tidak mudah merasa bosan dan jenuh dengan materi yang disajikan. Materi yang dapat membantu peserta dalam memahami dan menerima diri sangat penting untuk diberikan kepada remaja karena melalui materi ini remaja dibantu dalam memahami segala kekurangan dan kelebihan dirinya sehingga dapat menerima diri apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan masing-masing. Materi yang dapat membantu peserta dalam menjalin relasi dengan sesama juga sangat perlu karena materi ini berperan membantu remaja dalam menjalin relasi dengan sesama dengan baik. Materi yang dapat membantu peserta dalam mengembangkan bakat dan keterampilan yang dimilikinya sangat penting untuk diberikan kepada remaja, karena bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh remaja perlu untuk dikembangkan supaya bermanfaat bagi dirinya maupun bagi orang lain. Materi yang dapat membantu peserta untuk berpartisipasi dan terlibat dalam Gereja, penting untuk membantu remaja memahami dan menyadari pentingnya berpartisipasi dan terlibat dalam Gereja. Materi tentang ajaran iman juga sangat penting untuk diberikan kepada remaja, karena materi ini dapat membantu remaja dalam mengerti dan memahami tentang isi ajaran iman yang selama ini mereka yakini. Materi tentang ajaran iman merupakan materi yang penting sekali bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
perkembangan iman remaja, supaya remaja setia pada Allah dan juga setia pada manusia. Upaya meningkatkan perkembangan iman remaja di Paroki Hati Kudus Yesus
Tasikmalaya
juga
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
dan
memanfaatkan berbagai macam metode yang sesuai dengan materi dan situasi remaja dibandingkan hanya satu metode saja. Banyak sekali metode yang dapat digunakan dalam kegiatan-kegiatan retret. Berbagai macam metode yang diharapkan remaja dapat digunakan dalam meningkatkan perkembangan iman remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yakni: Metode permainan dapat digunakan
dalam
pembinaan
iman
remaja.
Metode
permainan
dapat
meningkatkan, menuntut remaja untuk aktif dan terlibat di dalamnya, metode ini dapat
membantu
remaja
dalam
mengembangkan
kreativitasnya
dan
membangkitkan semangat remaja. Metode refleksi juga dapat digunakan dalam meningkatkan perkembangan iman remaja, karena dengan metode ini remaja dapat melihat kembali pengalaman-pengalaman yang telah berlalu. Metode sharing pengalaman juga sesuai dengan situasi dan kondisi remaja, di mana mereka tengah mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang tidak luput dari permasalahan, mereka butuh untuk didengarkan dan ditanggapi. Metode diskusi atau kerja kelompok juga dapat membantu remaja dalam memperkembangkan kemampuannya untuk mengungkapkan pendapat dan melatih mereka untuk dapat bertukar pikiran dalam memecahkan permasalahan yang ada. Metode audio visual juga tidak kalah menariknya. Dengan metode audio visual remaja diajak untuk mencermati apa yang dilihat, didengar dan mereka rasakan setelah menyaksikan atau mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
kegiatan dengan metode audio visual tersebut. Metode audio visual dapat membantu remaja dalam mengerti dan memahami isi atau materi yang disampaikan, karena dengan melihat dan mendengar orang akan tergetar hatinya ketika melihat dan mendengar, ada rangsangan sehingga mereka mudah tersentuh dan cepat mengerti maksud yang ingin disampaikan. Berikut ini penulis akan mencoba membuat usulan program pendampingan bagi kaum remaja berupa retret audio visual.
2.
Tujuan Pemilihan Program Tujuan pemilihan program ini disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan
perkembangan dari peserta. Dalam mempersiapkan suatu usulan program perlu diketahui untuk siapa program ini ditujukan, apa yang menjadi kebutuhan dan bagaimana para pendamping berperan dalam program tersebut. Program retret audio visual ini bertujuan untuk mengembangkan iman kaum remaja melalui serangkaian acara retret audio visual yang telah dipersiapkan secara matang.
C. Usulan Program Retret audio visual Penulis menyusun langkah-langkah dalam program retret audio visual untuk membantu dalam mengembangkan hidup iman kaum remaja di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya sebagai berikut: 1.
Tema : “Aku Dikasihi Tuhan” Dalam program retret kali ini peserta diajak untuk melihat bahwa
sesungguhnyalah mereka dikasihi Tuhan. Kesadaran para peserta bahwa diri mereka sungguh dikasihi Tuhan akan menjadi dasar dan motivasi untuk hidupnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
2.
Tujuan:
a.
Peserta merasakan dan bersyukur atas kebaikan Tuhan sebagaimana tampak pada kesehatan tubuh, bakat dan minat, sifat baik, sebagai anugerah Tuhan, kado Tuhan bagiku
b.
Peserta mengenali jati dirinya melalui pengalaman bergumul di tengah alam terbuka
c.
Peserta mampu merefleksikan pengalaman bersama alam dan sesamanya
d.
Peserta mampu dan mau mengekspresikan hasil pengalamannya
e.
Peserta berani mengakui dosanya yang merusak diri dan relasi dengan Tuhan dan sesama
f.
Peserta merasakan kerahiman Tuhan, kasih-Nya yang tidak bersyarat dan membuka diri dan mau berdamai dengan Tuhan, orang tua dan sahabat
g.
Peserta mampu membuat aksi tindak lanjut yang bermanfaat bagi dirinya, sesama, keluarga, dan Tuhan untuk tumbuh dan berkembang menuju hidup lebih baik
3.
Peserta Peserta retret audio visual; kaum remaja usia 12 – 20 tahun Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalya, terdiri dari 3 (tiga) stasi dan satu Paroki.
4.
Tempat dan Waktu
a.
Tempat: Rumah retret Sangkal Putung – Klaten
b.
Waktu: Januari 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Dinamika Pengalaman Rohani MENGENALI JATI DIRINYA MELALUI PENGALAMAN DI TENGAH ALAM TERBUKA
MENGEKSPRESIKAN HASIL PENGALAMANNYA
BESYUKUR ATAS KEBAIKAN TUHAN
MEREFLEKSIKAN PENGALAMAN BERSAMA TUHAN, ORANG TUA, SESAMA DAN ALAM
SADAR AKAN OMBAK DAN ARUS GODAAN
MERASAKAN KERAHIMAN TUHAN, KASIH-NYA YANG TIDAK BERSYARAT DAN MEMBUKA DIRI UNTUK PERDAMAIAN (PENGAMPUNAN)
MENDENGARKAN PANGGILAN DAN PERUTUSANNYA UNTUK HIDUP YANG MAKIN BAIK (AKSI TINDAK LANJUT)
MERAYAKAN KASIH-NYA
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
105
Bentuk Retret Penulis mencoba melihat sesuai kebutuhan kaum remaja yang aktif,
senang bereksplorasi, yaitu dengan: aktivitas jasmaniah (games, gerak dan lagu, senam pagi, olah raga, jalan-jalan), menghantar memasuki keheningan renungan, doa, ibadat, dan liturgi (latihan rohani).
7.
Metode Retret: model Retret Audio Visual dengan Latihan Symbolic Way (jalan simbol)
a.
Orientasi retret
b.
Symbolic way – refleksi (symbol dan kata kunci) – sharing kelompok (kecil dan pleno) – Selebrasi (ekpresi diri dalam kelompok kecil). Selebrasi terintegrasi dalam Ekaristi symbolic way
c.
Latihan doa
d.
Refleksi bersama
e.
Apresiasi dan refleksi melalui sebuah fim (dunia kaum remaja)
f.
Diskusi atau sharing kelompok
g.
Pengampunan
h.
Membangun niat
8.
Sarana
a.
Peralatan multimedia (screen, LCD, wireless, speaker, kabel roll, laptop)
b.
Alat-alat musik (gitar, jimbe, keyboard/organ, dll)
c.
Kitab Suci, teks doa, teks lagu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d.
106
Peralatan mendukung suasana (gelas, sumbu apung, minyak goreng, pewarna, lampion tematik, kain dekorasi)
e.
Pakaian olahraga
f.
Jas hujan/payung (bila cuaca hujan)
g.
Peralatan permainan
h.
Lembar kerja
i.
Peralatan Ekaristi
j.
Perlengkapan basuh kaki (handuk, ember, baskom sedang)
k.
Gelang souvenir (secret angel)
9.
Tim Pendamping Retret audio visual dipandu oleh tim pendamping dari prodi IPPAK
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dalam kerjasama dengan Romo Paroki atau Romo pendamping atau tim pendamping kaum remaja Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya yang bertanggung jawab terhadap disiplin peserta, menemani peserta dalam menjalani retret audio visual dan follow up dari retret yang ditempuh kaum remaja dalam hidup sehari-hari.
10. Susunan Acara a.
Hari 1:
10.00 – 11.00: Check in dan pengarahan umum oleh Romo Paroki atau Romo pendamping kaum remaja (disiplin umum, informasi ruang, pembagian kamar, jadwal retret) 11.00 – 12.30: I Pembukaan: Pengantar masuk, orientasi retret dan persiapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12.30 – 13.00: Penjelasan Symbolic Way 13.00 – 13.30: Makan siang 13.30 – 16.00: Exodus 16.00 – 16.30: Snack 16.30 – 18.00: Kembali ke wisma 18.00 – 19.45: Mandi – makan malam 19.45 – 20.30: II sharing kelompok kecil 20.30 – 21.30: Presentasi kelompok pleno 21.30 – 22.00: Doa Malam Audio Visual 22.00 – 23.00: Curhat antar sahabat 23.00 – 05.00: Tidur
b. Hari 2: 05.00 – 06.30: Bangun, Doa alam, senam pagi 06.30 – 07.45:Mandi – sarapan pagi 07.45 – 10.00: III Kado Tuhan 10.00 – 10.30: minum dan snack 10.30 – 13.00: IV Kasih orang tua dan sesama 13.00 – 13.45: Makan siang 13.45 – 16.00: Latihan persiapan kelompok selebrasi 16.00 – 16.30: Minum dan snack 16.30 – 18.45: V Godaan 18.45 – 19.45: Makan Malam 19.45 – 20.30: VI Dosaku (Rekonsiliasi)
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
20.30 – 22.30: VII I’m Loved 22.30 – 05.00: Tidur
c.
Hari 3:
05.00 – 06.15: Bangun, Meditasi Visualisai, senam pagi, serangan fajar 06.15 – 07.00: Mandi + sarapan pagi 07.00 – 10.00: Niat untuk tumbuh dan berkembang dengan membuat bintang 10.00 – 10.30: minum dan snack 10.30 – 13.00: Selebrasi 4 kelompok 13.00 – ……: Makan siang – Sayonara
D. Matrik Program Retret Model Audio visual 1.
Pemikiran Dasar Perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi (IPTEK)
pada abad ini semakin pesat. Perkembangan ini ditandai dengan banyaknya penemuan-penemuan baru, baik berupa pengetahuan baru maupun hasil teknologi yang canggih. Perubahan jaman ini selain membawa dampak positif bagi kesejahteraan hidup manusia juga membawa dampak negatif, yaitu cenderung meremehkan nilai manusia. Alat-alat ini telah mengubah zaman di mana orang hidup (Rukiyanto, 2012: 261). Perubahan jaman ini mengkondisikan sebagian umat manusia untuk memiliki pola hidup yang baru juga di dunia dan menyebabkan perubahan dalam sikap baik dalam mendengar, cara berpikir, cara belajar bahkan cara berdoa. Kehidupan manusia jaman ini umumnya berorientasi kepada pemenuhan kepentingan individunya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Situasi jaman yang demikian banyak mempengaruhi kaum remaja pula. Kaum remaja sebagai harapan dan generasi penerus Gereja tidak luput dari pengaruh yang sama. Terhadap situasi yang mempengaruhi kaum remaja Kristiani yang sekarang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, bila tidak ada usaha khusus untuk menanggapinya, Gereja akan mengalami kesulitan di kemudian hari. Banyak kaum remaja yang sebetulnya berperan untuk kelangsungan Gereja dan masyarakat sekitar, namun tidak akan berbuat banyak karena kemungkinan akan lebih mementingkan kepentingan pribadinya. Retret audio visual ini mau mencoba menindaklanjuti keinginan dari kaum remaja dalam mengembangkan iman mereka melalui sesuatu yang baru dalam retret. Dengan retret audio visual ini orang diajak untuk merefleksikan perjalanan hidup, mencoba menemukan kehendak Tuhan bagi dirinya dengan model, metode yang berbeda dan sesuatu yang baru bagi perkembangan kaum remaja saat ini. Namun tujuan akhir dari program retret audio visual ini kaum remaja tidak langsung menemukan iman mereka namun secara bertahap dalam proses retret ini dibantu agar iman mereka benar-benar diwujudnyatakan dalam kehidupan seharihari. Dengan demikian perwujudan iman mereka semakin nyata. Oleh sebab itu dalam program retret audio visual dirumuskan tujuan khusus dan tujuan umum agar diperoleh hasil yang maksimal dalam melibatkan secara penuh kaum remaja dalam mengikuti proses retret audio visual. Selain itu membantu bagi para pendamping dalam memandu kaum remaja supaya terarah sesuai dengan apa yang sudah dirumuskan, direncanakan, dipersiapkan sebelumnya guna mewujudkan iman dalam diri kaum remaja sehingga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
dirasakan keterlibatannya dalam Gereja, keluarga, diri sendiri, masyarakat maupun lingkungan sekitar. Rumusan tujuan umum dari program retret audio visual ini adalah: Membantu peserta untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi yang mampu mengolah hidup sesuai dengan visi Kristiani, yang mampu berbuat sesuatu yang positif dalam terang Kristus, sehingga kaum remaja mempunyai iman yang matang. Penjelasan dari rumusan tujuan umum di atas, dibagi dalam beberapa tujuan khusus yaitu: a)
Peserta dapat menjadi pribadi yang peka terhadap situasi dan perkembangan hidupnya yang meliputi segi sosial, moral, intelektual, emosional dan spiritual.
b) Mampu menerapkan visi Kristiani yang artinya sesuai dengan ajaran dan pandangan dari Yesus Kristus. c)
Mampu merasakan kehendak Tuhan dalam segala aspek kehidupan mereka.
d) Mampu berbuat suatu tindakan positif yang nyata sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, bagi Gereja, keluarga, kaum lemah, miskin dan tertindas maupun dalam masyarakat sekitar. e)
Selalu mengandalkan Kristus dalam segala hal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Matrik Program Retret Model Audio visual Tujuan umum: Membantu peserta untuk mempersiapkan diri menjadi pribadi yang mampu mengolah hidup sesuai dengan visi
Kristiani, yang mampu berbuat sesuatu yang positif dalam terang Kristus, sehingga kaum remaja mempunyai iman yang matang. Tujuan khusus: Peserta dapat menjadi pribadi yang peka terhadap situasi dan perkembangan hidupnya yang meliputi segi sosial, moral, intelektual, emosional dan spiritual. Mampu menerapkan visi Kristiani yang artinya sesuai dengan ajaran dan pandangan dari Yesus Kristus. Mampu merasakan kehendak Tuhan dalam segala aspek kehidupan mereka. Mampu berbuat suatu tindakan positif yang nyata sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, bagi Gereja, keluarga, kaum lemah, miskin dan tertindas maupun dalam masyarakat sekitar. Selalu mengandalkan Kristus dalam segala hal.
Tema : “Aku Dikasihi Tuhan” No 1.
Tujuan Umum
Judul
Sub Tema
Pertemuan
Tujuan Pertemuan
Siap memasuki “Persiapan Peserta memahami
Uraian Materi 1. Pembukaan:
retret baik
dan
maksud dan tujuan
sambutan dari
budi, hati
Pengantar
retret sehingga
Pihak
Metode
Sarana
Sumber Bahan
- Tanya
-
Laptop
1. Sumantri,
jawab
-
LCD
Yustinus. (2009).
- Informasi
-
Proyektor
Membangun 111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
maupun relasi
Masuk”
peserta mendapat
pendamping
dengan Tuhan,
manfaat langsung
peserta,
sesama, tim
dari
sambutan dari
pendamping,
keikutsertaannya
tim Paroki, dan
dalam retret. Peserta
teman
memiliki kesadaran
Balon
Karakter (Buku
(games)
Panduan Retret
Kertas
untuk Kaum
pendamping
Karton
Muda),
retret retret
(untuk
Yogyakarta:
menempel
Yayasan Pustaka Nusatama.
2. Perkenalan team
- Permainan
-
-
diri untuk
pendamping
kan
membangun
retret
amplop),
hubungan yang
3. Penjelasan,
2. Antonius,
kertas“Ma
Purbiatmadi, dkk.,
positif dengan orang
maksud, tata
gic Card”
(2010). Biji Sesawi
lain, pendamping
tertib selama
+ amplop
Memindahkan
retret sehingga retret
retret
untuk
Gunung,
menaruh
Yogyakarta:
kertas
Kanisius.
berlangsung secara efektif dari awal sampai akhir.
4. Penjelasan “Magic card” 5. Games/permain an
“Magic
3. Suparno, Paul, SJ.
Card”
(1990). Ret-ret untuk Mahasiswa, Yogyakarta: 112
Kanisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Suparno, Paul, SJ. (1989). Retret untuk SLP dan SLA, Yogyakarta: Kanisius. 2.
Mengenali
Symbolic
Agar peserta
1. Maksud, tujuan,
- Ceramah
- Alat tulis
identitas diri
Way
mengenali jati
metode retret
- Games
- Laptop
(2008). “Diktat
melalui
dirinya melalui
audio visual
- Gerak lagu
- Proyektor
Symbolic Way”,
pergumulanny
pengalaman
- Jalan-jalan
- Transportas
Universitas Sanata
a di tengah
bergumul di tengah
lingkungan
alam terbuka,
hidupnya,
merasakan langsung
sehingga
pengaruh
tumbuh
alam/lingkungan
melakukan
kesadaraan
hidup bagi
Simbolyc way
memaknai
kehidupannya.
Yogyakarta:
hidupnya bagi
Merefleksikan hasil
Kanisius.
sesama dan
pengalamannya
lingkungan
bersama alam dan
2. Pengertian simbolyc way. 3. Unsur-unsur dari simbolyc way 4. Cara/proses
1. Tri Mulyono, F.X.
refleksi di
i menuju
alam
tempat
2. Iswarahadi, Y.I. SJ,
terbuka
refleksi
(2003). ”Beriman
- Diskusi kelompok - Pleno
Dharma.
- Spidol
Dengan Bermedia,
- Kertas flap
Antologi Komunikasi”,
3. _________. (2010). 113
“Media dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hidupnya
sesama melalui
Pewartaan Iman.
simbol-simbol, dan
Usaha Mencari
mampu
Model Pewartaan
mengekspresikan
Iman pada Zaman
hasil pengalamannya
Digital”, Yogyakarta: Studio Audio Visual Puskat. 4. Adisusanto, FX. SJ dan Erenestine, (1977). ”Katekese Audio Visual”, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya
3.
Kado
Agar peserta mampu 1. Pengertian dari
- Ceramah
- Kitab Suci 1. Jakobs, Tom, Dr,
menyadari
Tuhan
menemukan
- Tanya
- Alat Tulis
SJ, (1988). Retret
- Kado
Anotasi 19, Menurut
kebaikan
keunikan dirinya
kado Tuhan 2. Setiap manusia
jawab/shari
114
Untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tuhan dan
sebagai anugerah
memiliki
bakat-bakat
Tuhan dan mampu
kebaikan-
mereka
membuat doa syukur
kebaikan yang
sehingga dapat
atas karunia hidup
perlu disyukuri
bersyukur
yang diberikan
3. Keunikan
ng - Menonton film - Diskusi kelompok
Tuhan
Injil Lukas.
(kertas
Yogyakarta:
berwarna
Kanisius.
emas
2. Pius, Kill, SVD.
digulung
(1996). Rekoleksi
kepada Tuhan
manusia dalam
- Games
diikat pita
dan Retret Remaja,
dan menerima
Kitab Suci
- Refleksi
berwarna
Yogyakarta:
emas)
Kanisius.
diri secara penuh
bersama - Peneguhan
- Laptop
3.
Sumantri,
- LCD
Yustinus. (2009).
- Klip
Membangun
Video
Karakter (Buku
“Facing
Panduan Retret
the
untuk Kaum Muda),
Giants”
Yogyakarta:
- Sarana games
Yayasan Pustaka Nusatama. 4. Suparno, Paul, SJ. 115
(1990). Ret-ret
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Kanisius. 5. Suparno, Paul, SJ. (1989). Retret untuk SLP dan SLA, Yogyakarta: Kanisius. 6. Leks, Stefan. (1983). Tumbuh dalam Iman Berkat Alkitab. Yogyakarta: Kanisius. 7. Diktat retret, (2012/2013) untuk SMP regina Pacis Surakarta. 4.
Kasih
Peserta mampu
semakin
Orang tua,
menyadari,
1. Pengantar dari sesi
- Tanya jawab
- Laptop - LCD
1. Pius, Kill, SVD. (1996). Rekoleksi
116
Untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
merasakan dan
sesama
mensyukuri
sebelumnya. 2. Orang tua dan
- Sharing
menyadari
kebaikan dan
kehadiran,
kehadiran Tuhan
sesama sebagai
bimbingan
lewat orang tua,
bagian dari
film “father
Tuhan dalam
sesama dan orang-
kebaikan Tuhan
and son”
hidup mereka
orang disekitarnya,
3. Rangkuman dari
yang nyata,
sehingga lebih
film “Father
dalam kasih
mencintai-Nya dan
and son”
orang tua,
- Klip
dan Retret Remaja,
- Games
video/film
Yogyakarta:
- Menonton
“Father
Kanisius.
and Son”
2. Sumantri,
- Klip lagu
Yustinus. (2009).
- Refleksi
- Klip gerak
Membangun
pribadi
dan lagu
Karakter (Buku Panduan Retret
- Mengisi
- Lembar
menghargai,
lembar
kerja
sesama dan
menghormati orang
kerja
Muda),
orang-orang
tua, sesama sebagai
tentang
Yogyakarta:
disekitarnya.
pribadi yang oleh
sejauh
Yayasan Pustaka
Tuhan dijadikan alat-
mana
Nusatama.
Nya untuk
kebaikan-
3. Suparno, Paul, SJ.
mengembangkan
kebaikan
(1990). Ret-ret
hidup mereka.
dari orang
untuk Mahasiswa,
tua dan
Yogyakarta:
sesama
Kanisius.
untuk Kaum
117
4. Suparno, Paul, SJ.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(1989). Retret untuk SLP dan SLA, Yogyakarta: Kanisius. 5. Diktat retret, (2012/2013) untuk SMP regina Pacis Surakarta. 5.
Untuk
Godaan
Peserta menyadari
1. Yang dimaksud
semakin
dan
bahwa manusia tidak
godaan dan
merasakan dan
tantangan
pernah lepas dari
tantangan
godaan dan
kasih Tuhan
tantangan dan
yang secara
menyadari godaan
3. Faktor godaan
total
yang biasa muncul
4. Menghadapi
menyerahkan
tanpa disadari dan
diri-Nya bagi
sering dialami,
mereka, sehingga
2. Jenis-jenis
jawab
- Laptop
1. Antonius,
- LCD
Purbiatmadi, dkk.,
- Sharing
- Speaker
(2010). Biji Sesawi
- Diskusi
- Klip video
Memindahkan
“kehidupa
Gunung,
- Pleno
n anak
Yogyakarta:
- Menonton
remaja
Kanisius.
godaan dan
klip video
jaman
tantangan hidup
tentang
sekarang”,
(1989). Retret
sehingga peserta
godaan
“Matrealis
untuk SLP dan
mampu menghadapi
dimasa
tis”,
SLA, Yogyakarta:
godaan
kelompok
2. Suparno, Paul, SJ.
118
menyadari
- Tanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mereka
godaan dan
terdorong
tantangan dan
untuk lebih
mengambil sikap
mencintai-Nya
yang terjadi dalam
secara penuh,
hidup peserta.
sekarang
berani
“Hedonis
Kanisius.
- Refleksi
me”
pribadi
- Spidol
(2007). Panduan
- Peneguhan
- Kertas
Retret Remaja
- Games dan
flap
gerak lagu
- Lembar
Keadilan”,
kerja
Yogyakarta:
memanggul
- Alat tulis
salib kehidupan
3. Suparno, paul, SJ.
“Menjadi pejuang
Kanisius 4. Diktat retret,
masing-
(2012/2013) untuk
masing
SMP regina Pacis
bersama
Surakarta.
Tuhan. 6.
Untuk
Rekonsilia
Peserta memahami,
1. Kesombongan
semakin
si dan
menyadari dan
diri dan luka-
merasakan dan
“I’m
memiliki wawasan
luka batin
menyadari
Loved”
bahwa dosa dan rasa 2. Pengampunan bersalah merupakan
(rekonsiliasi)
yang semakin
hambatan diri untuk
3. Pembasuhan
visualisasi - Refleksi pribadi - Pembasuha n kaki
- Kitab Suci
1. Antonius,
“Lukas
Purbiatmadi, dkk.,
15:11 -32”
(2010). Biji Sesawi
- Laptop
Memindahkan
- LCD
Gunung,
- Speaker
Yogyakarta:
119
kasih Tuhan
- Meditasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
besar kepada
berkembang dan
kaki
- Bernyanyi
mereka, yakni
membangun relasi,
memuji
- Baskom
tetap
sehingga mereka
Tuhan
- Ember
SJ, (1988). Retret
mencintai
mau dan mampu
- Kain
Anotasi 19,
meskipun
untuk melakukan
berdosa.
rekonsiliasi, yakni
- Renungan puisi - Ibadat tobat
membangun kembali
dan
hubungan (relasi)
rekonsiliasi
- Air
Kanisius. 2. Jakobs, Tom, Dr,
pengelap
Menurut Injil
utnuk kaki
Lukas. Yogyakarta:
- Lilin apung
Kanisius. 3. Leks, Stefan.
dengan diri sendiri,
- Lampion
(1983). Tumbuh
sesama dan Tuhan
- Teks lagu
dalam Iman Berkat
dan menata masa
- Puisi
Alkitab.
lalunya untuk melangkah ke masa depan
Bunda - Musik
Yogyakarta: Kanisius.
instrument 4. Suparno, Paul, SJ. pendukun
(1989). Retret
g suasana
untuk SLP dan SLA, Yogyakarta: Kanisius. 120
6. Diktat retret,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(2012/2013) untuk SMP regina Pacis Surakarta. 7.
Untuk
Niat
Peserta mampu
semakin
tumbuh
membuat niat untuk
menyadari
dan
meraih cita-cita,
panggilan dan
berkemba
harapan dan tujuan
perutusan
ng
hidupnya yang
1. Rangkkuman
- Games
dari proses retret - Sharing 2. Bagaimana membuat niat 3. Niat-niat yang
- Laptop
1. Antonius,
- LCD
Purbiatmadi, dkk.,
- Tanya
- Speaker
(2010). Biji
jawab
- Lembar
Sesawi
- Menonton
kerja
Memindahkan
klip video
berbentuk
Gunung,
motivasi
bintang
Yogyakarta:
mereka yaitu
berkaitan dengan
menjadi tanda
anugerah selama ini,
dan kasih
sehingga dapat
Tuhan bagi
membangun relasi
lembar
motivation 2. Suparno, Paul, SJ.
diri sendiri,
yang baik dengan
kerja yang
“Soul
(1989). Retret
orang tua,
Tuhan, orang tua,
berbentuk
Surfer”
untuk SLP dan
sesama, dan
sesama.
bintang
berani merencanakan
perlu dituliskan
- Mengisi
- Klip video
Kanisius.
SLA, Yogyakarta: Kanisius. 3. Sumantri, Yustinus. (2009).
bertindak
Membangun
121
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
seturut
Karakter (Buku
panggilan-Nya
Panduan Retret untuk Kaum Muda), Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. 4. Diktat retret, (2012/2013) untuk SMP regina Pacis Surakarta.
8.
Merasakan
Doa
Peserta semakin
kasih dan
Malam
mampu untuk
kehadiran
Audio
berkomunikasi
Tuhan melalui
Visual
bersama Tuhan
doa malam.
1. Lagu pembukaan 2. Pemeriksaan batin
melalui doa-doa atau 3. Bacaan Kitab pun renungan sehingga dapat
- Bernyanyi
- Peralatan ibadat
1. Diktat retret, (2012/2013) untuk
- Berdoa
- Laptop
SMP regina Pacis
- Hening
- Speaker
Surakarta
- Renungan
- LCD
pribadi
2. Buku Panduan Ibadat
4. Klip motivasi “talenta”
122
semakin bersyukur,
Suci
- Ibadat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mantap, yakin dalam 5. Renungan mengikuti kegiatan retret
pribadi 6. Pendarasan mazmur 7. Ungkapan doa permohonan 8. Doa Bapa kami 9. Doa penutup 10. Lagu penutup
9.
Untuk
Doa Alam
Peserta mampu
1. Penjelasan
semakin
Indah –
semakin sadar bahwa
sebelum
merasakan
Fajar
alam raya, hewan,
pelaksanaan doa
kasih Tuhan
Kasih
tumbuhan, dan
alam
yang begitu
gunung-gunung telah 2. Pengertian doa
besar melalui
memberikan hidup,
alam,
tanpa bantuan semua
lingkungan sekitar
3. Doa dengan
- Meditasi
- Alat tulis
- Menikmati
- Jaket
Mello, SJ.
indahnya
- Buku teks
”Sadhana” latihan
alam pagi
meditasi
- Mengekspr
1. Anthony De
5, 6, 7. 2. Suparno, paul, SJ. (2007). Panduan
meditasi
Retret Remaja
itu manusia akan
dengan
“Menjadi pejuang
mati
berbagai
Keadilan”,
kreativitas
Yogyakarta:
pernafasan
123
esikan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
peserta.
Kanisius. 3. Diktat retret, (2012/2013) untuk SMP regina Pacis Surakarta.
10.
Merasakan
Meditasi
Peserta mampu
kehadiran dan
Visualisasi menemukan tujuan
kasih Tuhan
hidupnya dengan
yang semakin
merancang,
terus
menggambar melalui
bertambah
meditasi visualisasi
1. Mempersiapkan
- Meditasi
- Laptop
posisi duduk
- Refleski
- Speaker
Purbiatmadi, dkk.,
pribadi
- Teks doa
(2010). Biji
peserta 2. Pengaturan nafas 3. Kondisi utk
meditasi - Lagu-lagu meditatif
1. Antonius,
Sesawi Memindahkan Gunung,
secara pribadi
memulai
Yogyakarta:
melalui
meditasi
Kanisius.
meditatif
4. Visualisasikan
2. Suparno, Paul, SJ. (1989). Retret
selanjutnya yang
untuk SLP dan
akan dibuat
SLA, Yogyakarta:
(ulangi smbil
Kanisius.
bernafas dan
3. Diktat retret,
124
tujuan hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memohon Karya
(2012/2013) untuk
Tuhan)
SMP regina Pacis
5. Diulangi terus
Surakarta.
sampai dikira cukup 6. Tutup dengan doa syukur. 11.
Merasakan
Misa/Sele
Peserta menyadari
kasih Tuhan
brasi
akan anugerah
Pembukaan
dalam setiap
Tuhan yang begitu
(Kelompok I)
pribadi
melimpah pada
2. Tanda Salib (+)
k selebrasi
kelompok
Surakarta
melalui
pribadi masing-
3. Pengantar
dari
disiapkan
2. Buku Panduan
communion
masing sebagai bukti 4. Seruan tobat
“Symbolic
per-
dalam
cinta Tuhan kepada
(Selebrasi
Way”
kelompok
perayaan
setiap manusia dan
Kelompok II)
Agung
mampu mensyukuri. 5. Doa pembukaan
Ekaristi
1. Lagu
- Ibadat - Kreativitas perkelompo
- Peralatan misa - Peralatan
1. Diktat retret, (2012/2013) untuk SMP regina Pacis
ekaristi
6. Liturgi Sabda 7. Homili 125
(Selebrasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok III) 8. Syahadat 9. Doa Umat (Selebrasi Kelompok IV) 10. Persiapan Persembahan 11. Liturgi Ekaristi (Kudus, DSA, Bapa Kami, Salam Damai, Anak Domba Allah, komuni) 12. Ritus penutup 13. Berkat dan pengutusan (perarakan)
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Contoh Satuan Pendampingan
a.
Sesi 1
127
“Persiapan dan Pengantar Masuk” I.
Tujuan Umum: Peserta siap memasuki retret baik budi, hati maupun relasi dengan Tuhan, sesama, tim pendamping, tim Paroki, dan teman.
II. Tujuan Khusus: i.
Peserta mengerti maksud, tema, tujuan, kegiatan dan tata tertib retret.
ii.
Peserta mengerti maksud, tujuan dan tata tertib permainan Secret Angel.
iii.
Peserta mengerti, memahami maksud, tujuan dari symbolic way.
iv.
Peserta menjadi akrab satu sama lain.
v.
Peserta rindu untuk menghadap Tuhan, dan mampu terbuka untuk menyiapkan diri mengalami kehadiran Allah selama retret.
III. Alur kegiatan: Peserta diajak untuk memasuki kegiatan retret audio visual, sehingga mampu terbuka bagi Tuhan, diri sendiri, sesama (teman, pendamping). Secara simbolis, pendamping dari kaum remaja menyerahkan peserta untuk bersama-sama belajar memahami kehendak Tuhan bagi mereka bersama team dari IPPAK. IV. Langkah-langkah: 1) Langkah I : Pengantar : -
Perkenalan (pendamping); masing-masing pendamping memperkenalkan dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
128
Pendamping menjelaskan mengenai Maksud, Tema, Tujuan, kegiatan dan tata tertib retret. (lih. Lampiran 1)
-
Pendamping menjelaskan alur/jadwal retret.
2) Langkah II : -
Pendamping menjelaskan maksud, tujuan dan tata tertib permainan secret angel. (Lih. Lampiran 13)
3)
Langkah III :
-
Pendamping menjelaskan maksud, tujuan dari symbolic way. (Lih. Lampiran 14)
4) Langkah V : -
Pendamping mengajak peserta untuk melakukan games dalam upaya menjalin keakraban.
5) Penjelasan “Secret Angel” -
Secret = rahasia
-
Angel = malaikat
-
Yang artinya Orang yang baik/penolong.
-
Secret angel adalah sebuah game untuk melatih kepekaan demi kebaikan orang lain.
a. Tujuan -
Melatih diri menjadi sahabat yang baik untuk orang lain. i. Aturan main
-
Yg ditulis dalam magic card (hal-hal yang mendorong teman untuk menjadi lebih baik. Ex: kata mutiara, dukungan, dll)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
129
Kapan memasukkan ke amplop: kapan saja asal tidak diketahui orang lain, bisa malam hari, bisa saat makan atau mandi, pagi-pagi.
Catatan Tambahan : -
Pendamping menuliskan nama panggilan peserta di amplop dan di kertas kecil.
-
Amplop yang telah ditulisi masing-masing nama panggilan peserta ditempelkan di papan ruang pertemuan.
-
Kertas kecil yang telah ditulis oleh pendamping digulung dan dikocok, kemudian dibagikan kepada peserta secara acak.
-
Masing-masing peserta menyimpan dan merahasiakan nama yang diperoleh dari kertas kecil dan menjadi teman rahasianya.
-
Kewajiban masing-masing peserta adalah memperhatikan, memberi dukungan teman rahasianya melalui potongan kertas (magic card) yang disediakan oleh pendamping dan dimasukkan ke amplop sesuai nama teman rahasianya, dengan catatan tidak boleh diketahui oleh pendamping, peserta lain dan teman rahasianya ketika memasukkan ke amplop.
-
Jika kurang, magic card bisa mengambil di atas meja ruang pertemuan sesuai dengan kebutuhan peserta.
-
Setiap hari peserta dipersilahkan untuk memberikan dukungannya melalui magic card dan dimasukkan di amplop dengan menaati peraturan permainan secret angel.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
b. Sesi 2 “Symbolic Way” I.
Tujuan:
-
Peserta memahami suatu visi dasar mengenai maksud, tujuan dan metode retret audio visual
-
Peserta mampu mengungkapkan pandangan mengenai unsur-unsur pokok yang perlu diperhatikan dalam melakukan symbolic way
-
Peserta memiliki kepekaan mengolah/merefleksikan pengalaman hidupnya sebagai bagian dari inspirasi melalui simbol-simbol yang mereka temukan
-
Peserta mampu mengekpresikan hasil pengalamannya
II. Alur kegiatan: Peserta diajak untuk menikmati alam terbuka, membuka panca inderanya, merasakan kepekaan dan mengolah perasaan sehingga mampu membuka pintu lebih luas dan menggambarkannya melalui simbol-simbol yang mereka temukan di sekitar. III. Langkah-langkah: 1) Langkah I : -
Pendamping menjelaskan visi dasar mengenai maksud, tujuan dan metode retret audio visual. (lih. Lampiran 14)
-
Pendamping menjelaskan mengenai unsur-unsur pokok
yang perlu
diperhatikan dalam melakukan symbolic way. (lih. Lampiran 14) 2) Langkah II : -
Peserta berkumpul sesuai dengan kelompok besar dan diberi arahan oleh salah satu pendamping. Dilanjutkan dengan doa pembukaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
3)
Langkah III :
-
Peserta berangkat menuju lokasi symbolic way (Ratu Boko)
-
Berjalan ke sekeliling lokasi dan menuliskan makna simbol yang ditemukan kemudian memilih simbol yang menurut mereka cocok dengan jati dirinya
-
Kembali ke wisma + persiapan pribadi (mandi)
-
sharing dalam kelompok kecil
-
Sharing dalam kelompok pleno dan kembali ke kelompok kecil untuk membicarakan apa yang akan dilakukan dan dipersiapkan dalam acara selebrasi.
-
Sebelum acara makan malam, peserta dikondisikan terlebih dahulu.
-
Peserta diajak untuk makan malam dalam suasana candle light dinner agar tercipta suasana nyaman, menyenangkan, romantis.
c.
Sesi 3 “Kado Tuhan”
I.
Tujuan :
i.
Peserta mampu menemukan keunikan dirinya sebagai anugerah Tuhan
ii.
Peserta bisa membuat doa syukur atas karunia hidup yang diberikan.
II. Alur kegiatan: Peserta mampu untuk mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan baik itu kesehatan, kemampuan atau bakat, keluarga dan lain sebagainya. Dalam sesi ini kita mau dengan jujur dan mendalami melihat seluruh kebaikan yang telah diberikan Tuhan supaya akhirnya dapat lebih menerima diri kita secara benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Dalam Kej 1:26-31 bahwa kita diciptakan menurut gambar Allah, maka jelas kita memang khas dan indah. III. Langkah-langkah : 1) Pengantar : lagu “Sik Asik”, permainan “Saling Melengkapi” dan menonton klip “facing the giants”. 2) Siswa diajak untuk menikmati Kado Tuhan dari powerpoint 3) Lembar kerja Kado Tuhan -
Kado dibungkus atau digulung dalam kertas berwarna gold dan ikat dengan pita gold juga.
-
Bukalah kado Tuhan itu pelan-pelan dan bacalah pelan-pelan daftar kebaikan yang terdapat dalam Kado Tuhan. Berilah tanda garis atau warnailah dengan stabilo sifat/keadaan yang sesuai dengan diri anda! Rasakan dan pikirkan sejenak sifat anda itu! Itulah yang diberikan Tuhan kepada anda. Setiap kali menemukan sifat yang cocok dengan diri anda, bersyukurlah kepada Tuhan!
-
Buatlah doa/puisi/ungkapan rasa syukur lainnya atas Kado yang telah Tuhan berikan kepadamu pada lembar kertas warna putih.
4) Peneguhan dengan menonton klip “Boundin” 5) Selingan gerak dan lagu atau permainan
IV. Sesi 4 “Kasih Orang tua, sesama” I.
Tujuan :
1) Peserta mampu menyadari kebaikan Tuhan lewat orang tua dan sesama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
2) Peserta dapat mengenali bentuk-bentuk kebaikan yang diberikan oleh orang tua dan sesama 3) Peserta mampu mensyukuri akan segala kebaikan Tuhan melalui orang tua dan sesama. II. Alur kegiatan: Setelah melihat pengalaman dicintai oleh Tuhan lewat kado Tuhan, peserta diajak untuk merenungkan, mengenali, mensyukuri kebaikan-kebaikan dari seluruh peristiwa yang telah peserta terima lewat pengalaman hidup mereka bersama keluarga, sahabat, teman-teman, pendamping, guru. Semua pengalaman itu direnungkan pada sesi ini. III. Langkah-langkah : 1) Pembuka: games, gerak lagu 2) Pengantar: pendamping membuka sesi dengan mengulas kegiatan yang sudah diikuti peserta sebelumnya. 3) Peserta diajak untuk menonton tayangan film singkat “Father and Son” + pendalaman inti film (Tanya jawab) 4) Rangkuman dari tanya jawab mengenai film “Father and Son” 5) Pendamping memutarkan klip “Apa-apanya donk?” 6) Peserta diberikan lembar kerja, untuk melihat sejauh mana kasih dari orang tua, sesama, pendamping, guru dan Tuhan sendiri bagi mereka. 7) Peserta mengisi lembar kerja di tempat yang nyaman, bebas sesuai keinginan mereka agat lebih tenang. 8) Sharing pengalaman setelah mengisi lembar kerja. 9) Pendamping merangkum apa yang disharingkan oleh peserta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
10) Game Koran ajaib 11) Pengendapan dari game dan keseluruhan sesi.
V. Sesi 5 “Godaan” I.
Tujuan :
1) Peserta menyadari bahwa manusia tak pernah lepas dari godaan 2) Peserta mengenali bentuk-bentuk godaan dalam hidup 3) Peserta menyadari godaan yang biasa muncul tanpa disadari dan sering dialaminya. 4) Peserta dapat mengambil sikap yang baik dalam menghadapi godaan II. Alur kegiatan: Peserta yang umumnya adalah remaja, sedang dalam masa pencarian jati diri. Pencarian jati diri mereka dengan melihat situasi yang ada di sekitar (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat sekita, pergaulan dengan teman-teman, kehidupan duniawi). Maka pada sesi ini, peserta diajak untuk melihat sejauh mana pilihan mereka dalam menemukan jati dirinya dan bertanggung jawab dalam menentukan langkah yang baik atau buruk. Oleh sebab itu peserta diarahkan dalam menentukan pilihan, menemukan jati dirinya bukan hanya meniru-niru, namun menemukan pilihan dalam hidup mereka dengan bantuan Tuhan. III. Langkah-langkah: 1) Pembukaan (game, gerak dan lagu) Pendamping mengajak peserta untuk energizer atau peregangan sebelum masuk sesi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
2) Mengajak peserta untuk meneliti diri sendiri dengan bantuan lembar kerja. Peserta diminta menuliskan jawaban dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan yang biasa dilakukan. 3) Peserta diajak untuk melihat gambar dan video tentang kehidupan anak remaja. 4) Pendalaman Materi: •
Peserta membaca teks dari kitab Suci Mat 4: 1-11
•
Diskusi dalam kelompok kecil, dengan panduan pertanyaan: a) Bagaimana dan dengan cara apa setan menggoda manusia? b) Apa maksud dari godaan untuk zaman itu? c) Pernahkan kamu mengalami godaan? Bagaimana bentuknya? d) Apa akibat orang jatuh kalah dengan godaan? e) Sikap mana yang baik untuk mengatasi godaan?
•
Tanya jawab (pleno) singkat
5) Peneguhan dan pengendapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Setelah menguraikan secara keseluruhan bab 1 sampai dengan bab 4, dalam bab penutup ini penulis akan mengungkapkan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan kegiatan retret yang pernah diadakan oleh Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya dalam memperkembangkan iman kaum remaja.
A. Kesimpulan Kegiatan memperkembangkan iman bagi kaum remaja bukanlah hal yang mudah apalagi dengan persiapan yang belum matang dan situasi dari perkembangan kehidupan kaum remaja itu sendiri. Perlu disadari bahwa penting untuk memperkembangkan iman kaum remaja, melihat situasi jaman yang terus semakin berkembang dengan tawaran duniawi yang semakin menggiurkan akan mudah bagi kaum remaja ikut arus dalam perkembangan jaman ini, namun hal itu tidak akan terjadi jika mereka mempunyai landasan iman yang kuat, kokoh dalam kehidupannya. Kegiatan retret sebagai sarana pembentukan iman bagi kaum remaja memiliki tujuan dalam isinya, yakni retret yang mengemukakan hidup yang bertumpu pada iman akan Yesus Kristus. Untuk sampai pandangan hidup yang bertumpu pada iman akan Yesus Kristus, kaum remaja perlu setia kepada Allah. Artinya bahwa dalam kegiatan retret perlu diusahakan agar pribadi dan karya Yesus tetap menjadi pokok dan tujuan retret, meskipun metode dan caranya yang berbeda. Tidak menghilangkan pokok dan tujuan dari retret tapi juga masuk dalam situasi, keadaan, kesenangan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
jaman kaum remaja, sehingga kegiatan retret dapat terus diterima dalam hati kaum remaja dan ada rasa kerinduan akan kegiatan retret selanjutnya. Berdasarkan penelitian, kaum remaja mengharapkan ada sesuatu yang baru dalam kegiatan retret, dengan kekhasan retret dulu seperti keheningan, meditasi, digabungkan dengan khas retret jaman sekarang yang mempunyai roh digital atau semangat digital akan mempermudah kaum remaja dalam menangkap maksud, tujuan dalam perkembangan imannya sehingga menyentuh emosi dan afeksi dari kaum remaja melalui bahasa audio visual. Melalui kegiatan retret audio visual diharapkan pribadi Yesus hidup dalam diri kaum remaja. Masa remaja adalah masa transisi (masa pencarian jati diri). Remaja mencari jati dirinya dengan melihat situasi yang ada di sekitar lingkungan. Para remaja juga menyadari bahwa sedang mengalami perubahan sikap dan masa perkembangan. Masa remaja adalah masa pemberontakan dengan orang-orang yang ada di sekitar. Pada usia ini pula remaja cenderung menyesali segala yang telah dilakukannya. Kadang juga remaja suka meniru-niru baik itu temannya, artis idolanya, atau siapapun yang menurut mereka berkenan. Hal ini terjadi karena remaja tidak melakukannya dengan niat yang tepat. Remaja juga adalah generasi penerus Gereja. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan-kegiatan rohani
seperti
retret
adalah
sarana
pembinaan,
pembentukan
untuk
memperkembangkan penghayatan iman akan Yesus Kristus. Sempurna tidaknya kegiatan retret tidak dapat disepelekan. Buah-buah yang tampak adalah kerinduan remaja untuk ikut retret kembali dengan harapan ada sesuatu yang baru. Oleh sebab itu, kegiatan retret dengan model audio visual sebagai alternatif dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
memperkembangkan iman kaum remaja sangat dibutuhkan, sebab mereka memerlukan sesuatu yang baru yang bisa membawa mereka menemukan jati dirinya, mengolah, merefleksikan pengalaman hidup mereka, mampu memenuhi kebutuhan mereka, bisa memperkembangkan iman mereka ke depannya, mampu melihat situasi dan perkembangan dari kaum remaja. Model retret ini diharapkan sebagai alternatif dalam memperkembangkan iman kaum remaja, serta tema yang sesuai dengan kebutuhan mereka yang diolah secara mendalam, menggunakan metode variatif, maka kegiatan retret audio visual ini akan menjadi menarik dan memenuhi harapan kaum remaja. Melihat pentingnya kegiatan retret ini dalam memperkembangkan iman kaum remaja, penulis menyumbangkan suatu program kegiatan retret audio visual bagi kaum remaja yang bertujuan untuk lebih meningkatkan dan memperkembangkan pembentukan iman akan Yesus Kristus sebagai Putera Allah, penebus dan penyelamat manusia. Penting
bahwa
memperkembangkan
iman
kaum
remaja,
dalam
perkembangan dan pencarian identitas diri itu, remaja mengalami berbagai permasalahan baik dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar dan lain sebagainya. Oleh sebab itu perlu membantu remaja dalam merumuskan tujuan hidup, sehingga remaja dapat mempunyai arah dan tujuan hidup yang pasti. Melalui kegiatan rohani dalam retret audio visual, remaja dibina, didampingi, diarahkan untuk mengembangkan kemampuan dan kemauan mereka yang sudah tertanam dalam diri mereka. Supaya remaja mampu menguasai persoalanpersoalan sendiri, mampu menghadapi tantangan lingkungannya sehingga remaja dapat menempatkan diri sebagai manusia beriman, yang sebagai anggota Gereja dijiwai oleh cita-cita, sikap dan semangat Kristus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Mendampingi perkembangan psikologi remaja dalam menemukan jati dirinya dari dunia mereka yang modern atau dunia digital ini sangat penting. Kaum remaja perlu pendampingan dalam memilih, memilah mana yang baik bagi diri sendiri dan hidupnya dan mana yang perlu dihindari. Dengan tawaran dunia yang semakin modern tanpa hentinya, menjadi tantangan bagi remaja sekarang untuk mengambil sikap yang perlu bagi perkembangan hidupnya bagi psikologis, kognitif, maupun afektif. Dengan pendampingan tersebut maka kaum remaja bisa mengalihkan arus dunia modern sesuai terang Kristus tanpa terbawa arus dunia modern. Melalui kegiatan rohani retret audio visual ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam membantu, memecahkan permasalahan yang dialami oleh kaum remaja dalam meningkatkan, memperkembangkan iman. Di pihak lain keluarga merupakan pendidik iman yang pertama dan utama, keluarga merupakan sekolah iman yang sangat penting dalam perkembangan iman remaja. Berdasarkan kenyataan tersebut keluarga sangat berperan bagi perkembangan iman remaja, peranan, keterlibatan, komunikasi, dukungan, partisipasi dari keluarga sangat membantu kaum remaja dalam perkembangan hidup imannya. Orang tua perlu menyadari akan tanggung jawabnya dalam memberikan bimbingan terhadap kaum remaja dalam mengembangkan imannya. Di dalam keluarga remaja dibimbing dengan baik untuk menerima dan mengerti perwahyuan Allah dalam diri Yesus Kristus. Orang tua perlu memberikan teladan dan kesaksian hidup iman yang konkret karena orang tua sebagai pendidik pertama dan utama diharapkan dapat memberikan perhatian dan kasih sayang dalam diri remaja. Dengan demikian mereka akan merasa mendapat perhatian dan semakin dekat dengan keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
B. Saran-Saran Pada akhir penulisan ini perkenankanlah penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Gereja a) Pihak Gereja perlu mendukung, membantu, memberikan sarana, fasilitas yang mendukung sesuai perkembangan jaman kaum remaja dengan mengadakan retret audio visual bagi para kaum remaja mengingat dan menyadari pentingnya perkembangan iman sebagai tolak ukur dan pegangan hidup mereka, sehingga melalui retret audio visual kaum remaja semakin mantap dalam menjalani hidup dan menyadari panggilan dan perutusan mereka yaitu menjadi tanda dan kasih Tuhan bagi diri sendiri, orang tua, sesama. b) Kaum remaja sebagai generasi penerus dan tulang punggung dari Gereja, maka pihak Gereja harus sering untuk mengadakan kegiatan yang membangun segi spiritualitas dan mengontrol setiap perkembangan kaum remaja sebagai salah satu cara agar perkembangan iman kaum remaja semakin tumbuh dan berkembang. 2. Bagi Remaja a) Para remaja perlu menyadari dan mengikuti kegiatan-kegiatan rohani yang salah satunya adalah retret audio visual karena dengan mengikuti retret audio visual ini mempunyai peranan bagi perkembangan iman kaum remaja. b) Para remaja perlu melihat dan menyadari pentingnya iman akan Yesus Kristus
yang harus terus dipupuk, diolah, dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan rohani sehingga dapat menjadi pegangan hidup yang kokoh, mantap dan tidak akan pernah luntur tergerus oleh perkembangan jaman.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
3. Bagi keluarga Keluarga
merupakan
pendidik
yang
pertama
dan
utama
dalam
memperkembangkan iman kaum remaja, maka keluarga perlu memberi dukungan penuh dalam kegiatan-kegiatan rohani seperti retret audio visual ini untuk semakin memperkembangkan iman kaum remaja. 4. Bagi Sekolah-sekolah Katolik yang ada Sekolah Katolik perlu terlibat dan berpartisipasi dalam perkembangan remaja baik dalam hal iman, psikologi, sosial remaja dan lain-lainnya, tidak hanya dalam pelajaran saja. 5. Bagi Pendamping Kaum Remaja a) Pendamping kaum remaja diharapkan untuk bekerjasama dengan pastor paroki dalam mengusahakan pendampingan spiritualitas atau kegiatan-kegiatan rohani seperti retret yang berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan kaum remaja, sehingga kaum remaja memiliki wawasan luas tentang perkembangan iman mereka dan semakin dekat dengan Allah, akan lebih mudah berjumpa dengan Allah dalam segala peristiwa. b) Pendamping kaum remaja perlu meningkatkan kualifikasi dalam pengayaan, seminar-seminar tentang kaum remaja, kaderisasi pendamping remaja, pengajaran pendamping iman kaum remaja, agar menjadi lebih matang dalam memperdayakan atau pembina pendamping iman remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Daftar Pustaka Adisusanto, FX. SJ dan Erenestine, (1977). ”Katekese Audio Visual”, Yogyakarta: Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya. Agus Sujanto, Drs. (1977). Psikologi Perkembangan, Jakarta: Rineka Cipta. Babin, Pierre, (1991). “The New Era in Religious Communication”, Minneapolis USA: Fortress press Darmawijaya, Pr. (1990). Aneka Tema Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. Dufour, Xavier Leon. (1979). Seri Pastoral No.3.” Iman dalam Kitab Suci”. Yogyakarta: PPY. Erikson, E.H (1989). Identitas dan Siklus Hidup Manusia (Terjemahan oleh Agus Cremers). Jakarta: Gramedia Fowler, J.W. (1995). Tahap-tahap Perkembangan Kepercayaan. Yogyakarta: Kanisius. Gunarsa, S. D. (1989). Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung Mulia. __________. (2006). Dari Anak Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia. Hartono Budi, SJ. (2007). Belajar Ber-Teologi dari Romo Kieser Merangkai Hidup. Yogyakarta: Kanisius Hendropuspito. D, (1983). Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius. Heuken, Adolf. (1981). Menghayati Iman. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Hurlock, Elisabet. B. (1980). Psikologi perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan., Jakarta: Erlangga. Husaini Usman, M.Pd., M.T. (2008). Metodologi Penelitian Sosial jilid 2, Jakarta: Sinar Grafika Offset. Iswarahadi, Y.I. SJ, (2003). ”Beriman Dengan Bermedia, Antologi Komunikasi”, Yogyakarta: Kanisius. __________. (2010). “Media dan Pewartaan Iman. Usaha Mencari Model Pewartaan Iman pada Zaman Digital”, Yogyakarta: Studio Audio Visual Puskat. __________. (2010). “Media Memuliakan Kehidupan? Sebuah Antologi Komunikasi”, Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Janssen, P. CM. (1993). Pembinaan Iman Anak dan Remaja. Malang: Institut Pastoral Indonesia. Jakobs, Tom, Dr, SJ, (1988). Retret Anotasi 19, Menurut Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius. Kieser, Bernhard, SJ. (1987). Moral Dasar, Kaitan Iman dan Perbuatan. Yogyakarta: Kanisius. Kila, Pius, SVD. (1996). Rekoleksi dan Retret Remaja, Yogyakarta: Kanisius. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik, Yogyakarta: Kanisius. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1966). Leks, Stefan. (1983). Tumbuh dalam Iman Berkat Alkitab. Yogyakarta: Kanisius. Mangunhardjana, A.M, SJ. (1986). Pendampingan Kaum Muda, Yogyakarta: Kanisius. __________. (1981). Mengatasi Hambatan-hambatan Kepribadian. Yogyakarta: Kanisius. __________. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R.(1982) Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Papo, Yakop. Drs. (1989). Pendidikan Beriman dalam Lingkup Sekolah Yogyakarta: Kanisius. Purbiatmadi, Antonius dkk., (2010). Biji Sesawi Memindahkan Gunung, Yogyakarta: Kanisius Putranto, SJ. (2012). Diktat Pengantar Syahadat, Yogyakarta. Rukiyanto, B.A., SJ. (2012). Pewartaan di Zaman Global, Yogyakarta: Kanisius. Santrok, J. W. (2007). Adolescence (Remaja). Terjemahan oleh Benedictine Widyasinta. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sholeh Munawar. (2005). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta. Sudarsono, S.H. (1991). Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
__________. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sukardi., Ph.D (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Suhardiyanto, HJ., SJ. (2011). “Diktat Retret Ignatian”, Universitas Sanata Dharma. Sumantri, Yustinus. (2009). Membangun Karakter (Buku Panduan Retret untuk Kaum Muda), Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Suparno, Paul, SJ. (1990). Ret-ret untuk Mahasiswa, Yogyakarta: Kanisius. __________. (1989). Retret untuk SLP dan SLA, Yogyakarta: Kanisius. __________. (1990). Retret untuk Pasutri, Yogyakarta: Kanisius. __________. (2007). Panduan Retret Remaja “menjadi pejuang keadilan”. Yogyakarta: Kanisius Sutrisno Hadi. (1973). Metodologi Research jilid 1, Yogyakarta: Fakultas Psykologi UGM. __________. (1989). Metodologi Research jilid 2, Yogyakarta: Andi. __________. (1989). Metodologi Research jilid 3, Yogyakarta: Andi. Syamsu Yusuf LN. (2007). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syukur Dister, N, OFM. (2007). Teologi Sistematik 1 Allah Penyelamat. Yogyakarta: Kanisius. Tangdilintin, Philip.(1981). Menjejaki Arah Dan Betuk Kaderisasi Pembina Kaum Muda, Seri Pastoral No 53. Yogyakarta: Pusat Pastoral. __________. (1984). Pembinaan Generasi Muda, Visi dan Latihan. Jakarta: Obor. Tetlow, Joseph A, SJ. (1998). Memilih Kristus di Dunia, Bimbingan Latihan Rohani Santo Ignatius Loyola Anotasi 18 & 19. Yogyakarta: Kanisius Tri Mulyono, F.X. (2008). “Diktat Simbolyc Way”, Universitas Sanata Dharma. Wiliam Chang, Dr., OFMCap (2007). Menggali Butir-butir Keutamaan. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1: INSTRUMEN PENELITIAN RETRET MODEL AUDIO VISUAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DALAM MEMPERKEMBANGKAN IMAN KAUM REMAJA DI PAROKI HATI KUDUS YESUS TASIKMALAYA
A. Identitas Responden Nama Usia Jenis Kelamin Paroki Stasi
Laki-laki / Perempuan Gereja Katolik Hati Kudus Yessus, Tasikmalaya
B. Petunjuk Pengisian a. Sebelum menjawab pahamilah dahulu pernyataan atau pertanyaan yang ada b. Berilah jawaban dengan memberi tanda ceklis ( √ ) pada alternatif jawaban yang tersedia c. Alternatif jawaban : SS
: Bila anda Sangat Setuju dengan pernyataan yang ada
S
: Bila anda setuju dengan pernyataan yang ada dan sesuai kehidupan anda
Rg
: Bila anda Ragu-ragu dengan pernyataan yang ada
TS
: Bila anda Tidak setuju dengan pernyataan yang ada dan tidak sesuai dengan kehidupan anda
STS : Bila anda Sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada dan tidak sesuai dengan kehidupan anda Contoh cara menjawab No
Pernyataan
SS
1.
Retret adalah salah satu cara untuk berjumpa dengan TUHAN
(1)
√
S
Rg
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Selamat Mengerjakan NO
SOAL Pernyataan
SS
S
Rg
TS
STS
SS
S
Rg
TS
STS
Pemahaman tentang remaja 1.
Remaja adalah anak belasan tahun
2.
Remaja adalah orang yang aktif
3.
Remaja suka mencoba hal yang baru
4.
Remaja senang diakui
5.
Remaja senang dipuji
6.
Remaja ingin dihargai
7.
Remaja ingin didengar
8.
Remaja tidak bisa disuruh diam dalam jangka waktu yang lama
9.
Remaja mudah merasa bosan
10.
Remaja tidak senang diceramahi
Pemahaman tentang retret 11.
Retret adalah salah satu kegiatan pengembangan hidup rohani.
12.
Retret tidak harus diisi dengan doa
13.
Retret biasanya diadakan di tempat sepi dan jauh dari keramaian
14.
retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spiritual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial.
15.
Tujuan utama retret adalah untuk bertemu Tuhan secara pribadi dan menemukan kehendakNya agar dapat hidup menurut kehendakNya
16.
Dalam proses retret biasanya ada doa, keheningan, keterbukaan kepada Allah, kejujuran, kekebasan, dll
17.
Retret harus sesuai dengan kebutuhan peserta.
18.
Materi, sarana, audio visual sebagai sarana dalam (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI proses retret. 19.
Dalam retret kita belajar berdoa, mengandalkan pemilihan hidup, untuk penyegaran rohani, untuk mengenal siapakah aku, dll.
20.
Retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun pengalaman mengasingkan diri bersama dengan sebuah kelompok/komunitas.
Pengalaman retret 21.
Sudah mengikuti retret lebih dari sekali
22.
Pemberi retret lebih banyak bicara dari peserta
23.
Suasana retret diam
24.
Mencatat selama ceramah
25.
Lebih banyak mendengar
26.
Games untuk penyegar saat jenuh
27.
Sering mengantuk
28.
Berharap retret cepat selesai
29.
Tidak bersemangat saat ada retret
30.
Wajib mengikuti aturan yang ada
Pengalaman setelah retret 31.
Berharap tidak mengikuti retret lagi
32.
Mendapat peneguhan
33.
Mendapat semangat baru
34.
Semakin rajin mengikuti kegiatan Gereja
35.
Ada perubahan sikap menjadi lebih baik
SS
S
Rg
TS
STS
SS
S
Rg
TS
STS
Terimakasih atas kesediaan anda dalam menjawab pernyataan di atas. Tuhan Yesus Memberkati
(3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PANDUAN WAWANCARA 1. Menurut anda, retret yang pernah anda ikuti itu menarik atau tidak? 2. Hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan dari metode retret itu? 3. Metode retret seperti apa yang anda harapkan? 4. Apakah anda mengenal istilah audio visual? 5. Apakah anda tahu mengenai retret audio visual?
(4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2: HASIL WAWANCARA DENGAN RESPONDEN R1 Nama : Andreas Usia
: 20 Tahun
Stasi
: Banjar
1.
Menurut kamu retret yang pernah kamu ikuti itu menarik atau tidak? Retret yang pernah saya ikuti ada yang menarik dan ada juga yang tidak menarik. Yang menariknya adalah bisa kumpul-kumpul dengan teman-teman, juga bisa refreshing dan otak saya bisa dingin atau fresh. Yang tidak menariknya adalah banyak ceramah, karena menurut saya itu boring atau bosan. Keseluruhan cukup menarik.
2.
Hal apa saja yang perlu dikembangkan dari metode retret itu? Metode yang harus dikembangkan jangan banyak ceramah, kalau perlu diskusi dengan teman-teman dan permainan perlu di tambahkan.
3.
Metode retret seperti apa yang Anda harapkan? Seperti yang tadi saya katakan, harusnya ada perubahan baru atau sesuatu yang baru, jangan hanya berdoa, menulis atau mendengarkan tapi ada ramerame seperti berbuat sesuatu misalnya keluar komplek retret seperti jalanjalan ke alam yang bernuansa alam, juga supaya bisa lebih fresh lagi dan mensyukuri ciptaan Tuhan.
4.
Apakah Anda mengenal istilah audio-visual? Setahu saya audio visual itu tempat rekaman atau tempat alat-alat musik seperti itu.
5.
Apakah Anda tahu retret audio-visual? Kalau masalah itu saya kurang tahu atau kurang mendengar istilah itu.
(5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
R2 Nama : Maria Kristin Usia
: 20 Tahun
Stasi
: Ciamis
1.
Menurut kamu retret yang pernah kamu ikuti itu menarik atau tidak? Menurut saya retret tidak menarik karena terlalu banyak permainan seperti outbond kadang juga ceramahnya itu terlalu membosankan.
2.
Hal apa saja yang perlu dikembangkan dari metode retret itu? Hal yang perlu dikembangkan tidak terlalu banyak ceramah, ada saatnya komunikasi dengan Tuhan. Pokoknya cari sesuatu yang berbeda dan tidak ituitu saja jadinya monoton dan bosan.
3.
Metode retret seperti apa yang Anda harapkan? Ada acara nontonnya, seperti film-film terus pergi kesuatu tempat yang mendukung, pokoknya cari sesuatu yang berbeda saja. Tidak terlalu banyak ceramah, tidak diam saja atau hening tapi ada sesuatu yang berkesan dan berbeda di acara retret itu.
4.
Apakah Anda mengenal istilah audio-visual? Kalau tidak salah audio itu suara kalau visual gambar kurang lebih seperti itu.
5.
Apakah Anda tahu retret audio-visual? Kalau masalah itu saya tidak tahu, retret audio visual baru mendengar sekarang saja.
R3 Nama : Veronika (Vero) Usia
: 19 Tahun
Stasi
: Paroki Tasikmalaya
1.
Menurut kamu retret yang pernah kamu ikuti itu menarik atau tidak? Kalau menurut saya, retret yang pernah saya ikuti cukup menarik atau lumayan menarik karena ada diisi dengan beberapa game kemudian film-film motivasi juga diputarkan. Juga kakaknya juga cukup antusias dengan temanteman.
(6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Hal apa saja yang perlu dikembangkan dari metode retret itu? Kalau menurut saya, film-film motivasi diperbanyak, kemudian games-games diperbanyak lagi. Kemudian yang perlu dikurangi itu adalah mencatat dikurangi, metode ceramah dikurangi agar tidak ngantuk Suasana yg diam dengan teman-teman dikurangi juga.
3.
Metode retret seperti apa yang Anda harapkan? Kalau untuk metodenya sendiri saya berharap kedepannya ada terobosanterobosan yang baru, setiap retret ada hal yang baru lagi yang diperkenalkan seperti itu keinginannya.
4.
Apakah Anda mengenal istilah audio-visual? Kalau audio visual menurut saya itu berkenaan dengan media-media elektronik misalkan kamera, laptop, in focusnya untuk menayangkan filmfilm seperti itu.
5.
Apakah Anda tahu retret audio-visual? Sejauh yang pernah saya ikuti, saya belum pernah dengar istilah retret audio visual karena yang ada itu hanya menggunakan media-media audio visualnya seperti kamera, laptop dan lain sebagainya.
R4 Nama : Giustian Usia
: 18 Tahun
Stasi
: Ciawi
1.
Menurut kamu retret yang pernah kamu ikuti itu menarik atau tidak? Menurut saya retret yang pernah saya ikuti selama ini, kurang menarik. Saya kurang menemukan gregetnya selama retret, maksudnya retret selama ini terlalu banyak mendengarkan pembicara kurang diberikan kesempatan bagi saya khususnya untuk berbicara dengan Tuhan. Ya…a belum ada efek ketika sudah retret, setidaknya bisa refreshing saja kalau retret.
2.
Hal apa saja yang perlu dikembangkan dari metode retret itu? Metode yang perlu dikembangkan adalah jangan terlalu banyak bicara, beri kesempatan bagi peserta retret untuk bisa berdoa, merenung. Jangan banyak
(7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mencatat juga kan kita mau hening mau berdoa bukan belajar, klo gamesnya bisa ditambah biar ndak mengantuk juga. Ya…a buat semenarik mungkin supaya ada kesan yang bisa dibawa pulang saja. 3.
Metode retret seperti apa yang Anda harapkan? Kalau ada retret lagi, saya berharap ada sesuatu yang baru, yang berbeda baik dari metode dan yang lainnya. Seperti yang tadi saya katakan saja sich.
4.
Apakah Anda mengenal istilah audio-visual? Audio visual yang saya tahu berkaitan atau ada hubungannya dengan mediamedia elektronik, seperti seperti laptop, handycam, televisi ya….a jaman sekarang jaman modern.
5.
Apakah Anda tahu retret audio-visual? Retret audio visual saya baru mendengar istilah itu. Saya tidak tahu kalau ada retret audio visual.
(8)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3: CONTOH SESI-SESI RETRET AUDIO VISUAL
SESI 1 a.
Pengertian Retret Retret berasal dari kata Retrare (Latin) yang berarti “Mengundurkan Diri”. Mengundurkan diri dapat diasumsikan sebagai menyepi; menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari; meninggalkan dunia ramai. Mengundurkan diri masih dapat di bagi menjadi 3 (tiga) hal :
1) Mengundurkan diri berarti: Mundur dari aktivitas hidup sehari-hari. Secara khusus meluangkan waktu untuk mengolah diri dan hidupnya. 2) Mengundurkan diri berarti: Proses refleksi atas pengalaman yang pernah dialami oleh pribadi sebagai upaya memperdalam pertanyaan mengenai hakekat dan kualitas keberadaan hidupnya. 3) Mengundurkan diri berarti: Secara khusus membangun sebuah disposisi batin untuk bertemu dengan Allah, sumber seluruh kehidupannya (mencari makna hidup yang paling dalam) Retret memiliki beberapa makna yang berkaitan, yang pada umumnya berupa gagasan untuk sementara waktu menjauhkan diri sendiri dari lingkungan biasanya. Sebuah retret dapat dilakukan untuk alasan yang berhubungan dengan spritiual, stres, kesehatan, gaya hidup, ataupun hal-hal sosial atau ekologis. Sebuah retret dapat berarti sebuah periode pengalaman menyendiri ataupun
pengalaman
mengasingkan
diri
bersama
dengan
sebuah
kelompok/komunitas. Beberapa retret dilakukan dalam kesunyian, sementara yang lainnya dilakukan dalam suasana berbagi rasa, tergantung dari pengetahuan dan praktek yang dilakukan oleh fasilitator dan/atau pesertanya.
b. Tujuan Retret Dalam retret itu sendiri tentu memiliki sebuah tujuan, tujuan disini dibagi menjai 2 (dua) diantaranya adalah:
(9)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1) Tujuan utama: untuk bertemu Tuhan secara pribadi dan menemukan kehendakNya agar dapat hidup menurut kehendakNya. 2) Tujuan sekunder (Tujuan Pribadi) :
c.
-
Untuk mengandalkan pemilihan hidup,
-
Untuk penyegaran hidup rohani,
-
Untuk belajar berdoa,
-
Untuk mengenal siapakah aku,
-
Dan lain-lain.
Persyaratan Dasar dalam Retret
1) Proses doa Dalam proses doa, kita meninjau karya Allah, cara Allah berkarya serta bimbingan-Nya dan tanggapan kita atas karya Allah itu, berbicara dengan Allah. Doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, sebagai kata cinta seorang anak kepada Bapanya. Maka doa dapat timbul dari kesusahan hati yang bingung, tetapi juga dari kegembiraan jiwa yang menuju ke masa depan yang bahagia. Maka dalam proses doa seperti dalam retret kita menemukan kembali diri dan hidup kita di jalan menuju kepada Allah. 2) Keheningan Keheningan yang dimaksud meliputi dua (2) hal, yaitu: a) Keheningan sebagai suasana yang dibangun; bertujuan untuk menciptakan medium bagi peserta. Dengan demikian peserta semakin mampu untuk masuk dalam renungan dan doa-doa secara lebih enak. b) Keheningan sebagai proses batin; dimaksudkan sebagai upaya pribadi yang siap untuk mengolah hidupnya bersama dengan Allah. Hal-hal yang terkait dengan persoalan terdekat, baik kalau sementara waktu diterima dalam batin dan disimpan untuk sementara waktu. 3)
Keterbukaan Keterbukaan yang dimaksud meliputi dua (2) hal, yaitu: a) Keterbukaan hati
kepada Allah; menjadi bagian penting karena dalam Retret “guru” utamanya adalah Allah sendiri. Untuk itu hati yang terbuka dimaksudkan sebagai sebuah bentuk kesiapan hati untuk diajar oleh Allah. B) Keterbukaan hati kepada
(10)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pendamping; pendamping berperan sebagai pengantar peserta dalam mengalami perjumpaan dengan Allah. Keterbukaan pada pendamping perlu sebagai bentuk pengolahan bersama. 4) Kebebasan kehendak Karena Retret merupakan medium perjumpaan dengan Allah, maka dari diri peserta dibutuhkan suasana yang lepas bebas. Bukan karena terpaksa, tetapi karena ada motivasi terdalam dari peserta. 5) Kejujuran Umumnya Retret mengarah pada penegasan atas pilihan-pilihan kehidupan yang nantinya akan dijalani sesudah Retret. Oleh karena itu, kejujuran dalam pengolahan dan proses penemuan-penemuan keputusan menjadi berarti. Dengan semakin jujur peserta diharapkan dapat memutuskan keputusan-keputusan hidupnya.
e.
Pengertian “Secret Angel”
Apa yang dimaksudkan?? “Secret Angel” adalah sebuah kegiatan (game atau latihan) untuk melatih diri menjadi penolong bagi seorang teman (yang ditentukan lewat “undian”), agar dia menjadi pribadi lebih ceria, lebih gaul, dan pastinya lebih baik!!!!! Aturan Main: 1. Setiap peserta mengambil satu gulungan kertas “undian” yang berisi nama salah seorang teman. Jika mendapatkan namanya sendiri, gulungan kertas dikembalikan dan ditukar dengan gulungan kertas yang lain. 2. Nama yang diperoleh disimpan dan dirahasiakan, tak boleh ada yang mengetahuinya. 3. Masing- masing peserta juga medapatkan sejumlah “magic card” (kartu ajaib). 4. Kartu tersebut diisi dengan tulisan yang baik, sehingga dapat menolong seorang teman untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik
(11)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Masing- masing peserta berkewajiban memperhatikan “teman rahasia”nya, kemudian memberikan dukungan lewat tulisan- tulisan yang baik, seperti: pujian, kata- kata mutiara, saran simpatik, dukungan, penghiburan, dll. 6. Magic card dimasukkan ke dalam amplop milik “teman rahasia”. Sewaktu memasukkan magic card, tidak boleh diketahui orang lain dan boleh kapan saja. 7. Jika “kertas ajaib”/ “magic card” kurang, peserta dapat mengambil secukupnya di meja pendamping. 8. Peserta belum diperbolehkan mengambil amplop besert isinya selama kegiatan retret berlangsung. Amplop beserta isinya akan dibagikan pada acara penutupan retret. Selamat ber-”secret angel”...........
SESI 2 a.
Pengertian “Symbolic Way” Bahasa simbol adalah bahasa yang menggoda, menggetarkan emosi sebelum
akhirnya berfungsi menerangkan. Bahasa simbol menggerakkan bukan hanya roh tetapi juga hati dan tubuh manusia. Bahasa simbolis adalah bahasa penuh resonansi, ritme, cerita, imaginasi, sugesti dan koneksi. Bahasa simbol mempunyai pendekatan yang penuh gambar, imajinasi dan cerita yang berdampak mendalam pada emosi orang. Tujuan utama bukan pemahaman intelektual, tetapi keterlibatan hati dan pertobatan. Proses menemukan simbol melalui beberapa tahapan, yakni: a) Exodus - Dalam kesendirian dan keheningan mengadakan perjalanan keluar dari kamar, rumah atau ruangan. - Mengaktifkan semua panca indera dan melatih kepekaannya untuk menangkap segala peristiwa. - Melepaskan segala konsep atau pikiran, dan berkonsentrasi untuk masuk ke dalam pengalaman diri di tengah alam. - Setelah batas waktu yang ditentukan, mengadakan refleksi pribadi.
(12)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b) Refleksi Pribadi - Mengumpulkan insight dan pengalaman rasa, memberi fokus pada pengalaman yang paling kuat. - Merumuskan pengalaman dengan kata kunci. - Menemukan simbol atas pengalaman itu. c) Sharing dalam Kelompok Kecil - Kata-kata kunci tadi disharingkan termasuk simbol dan penjelasan seperlunya. - Semua saling mendengarkan. - Kelompok mencoba memaknai pengalaman bersharing dengan membuat refleksi lebih lanjut. - Mencari keterkaitan/hubungan dengan Kitab Suci atau cerita lain. d) Sharing dalam Kelompok Besar/Pleno - Apa yang diperoleh dalam sharing kelompok disampaikan kepada kelompok yang lebih besar. - Pada kesempatan ini simbol-simbol bisa ditampilkan juga. e) Kembali ke Kelompok Kecil - Berdasarkan apa yang sudah disharingkan dan masukan dari kelompok lain, peserta merancang sebuah presentasi secara audio visual. - Menyusun
naskah,
menyiapkan
adegan-adegan,
casting
pemain,
menyiapkan properti, dan lain-lain. - Berlatih pementasan. f) Selebrasi - Kelompok sebagai kesatuan merayakan pengalaman yang diperoleh dalam bentuk ekspresi audio visual di depan kelompok lain. - Mendengarkan evaluasi - Mengambil inti sari dari pengalaman “simbolic way”
(13)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SESI 3 a.
Kado Tuhan
b.
Tujuan :
c.
1.
Siswa mampu menemukan keunikan dirinya sebagai anugerah Tuhan
2.
Siswa bisa membuat doa syukur atas karunia hidup yang diberikan.
Pemikiran Dasar : Seringkali kita jumpai remaja-remaja yang merasa tidak berharga, kecil, dan minder. Bahkan kita sendiri sering juga merasakan seperti itu, mudah merasa seperti orang yang jelek, banyak kekurangan, tidak berarti, merasa tidak mempunyai apa-apa yang dapat dibanggakan. Lihat saja kalau kita disuruh mencari kekurangan dan kebaikan kita, tentu yang banyak ditemukan kekurangannya. Nilai jelek, merasa teman tidak menyukai kita, orang tua tidak menyukai kita. Bahkan lalu merasa bahwa Tuhan juga tidak menyukai kita. Apakah kita memang kita seperti itu? Jelas tidak! Dalam Kitab Kej 1: 26-31, dikatakan bahwa kita semua diciptakan menurut gambar Allah. Adakah gambar Allah yang jelek? Yang tidak indah? Kita diciptakan menurut gambar Allah, berarti bahwa sebagian kebaikan Allah diberikan kepada kita, manusia. Dengan kata lain, dalam diri kita semua terdapat kebaikan. Selanjutnya Allah memberkati kita dan memberikan kuasa kepada kita. Dan pada akhir penciptaan Allah melihat bahwa segalanya sungguh amat baik. Jelas bahwa menurut Allah sendiri kita itu sungguh baik adanya. Bahkan kalau kita melihat secara teliti memang kita itu khas dan indah. Persoalannya adalah apakah kita dapat merasakan dan menyadari bahwa kita memang baik. Kalau Tuhan sendiri memngangggap kita sungguh amat baik, apakah kita dapat menerima diri kita sebagai yang baik! Kalau Tuhan begitu khusus menciptakan kita yang tidak ada duanya, apakah kita masih akan merasa sebagai pribadi yang jelek yang tidak berarti! Maka, dalam kesempatan ini kita mau bertanya sebenarnya siapa kita? Siapakah aku ini! Kita mau dengan jujur dan mendalam melihat seluruh kebaikan kita
(14)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang telah diberikan Tuhan supaya akhirnya dapat lebih menerima diri kita secara benar. d.
Metode
: Nyanyi, sharing, game, Tanya jawab.
e.
Sarana
: LCD, Laptop, gulungan kertas, alat tulis.
f.
Sumber bahan : Pengalaman siswa, pengalaman tim, powerpoint
g.
Langkah-langkah : 1. Pengantar (30’): lagu, permainan dan menonton klip “Facing the Fiants”. 2. Siswa diajak untuk menikmati Kado Tuhan dari powerpoint 3. Lembar kerja Kado Tuhan (35’) -
Bukalah kado Tuhan itu pelan-pelan dan bacalah pelan-pelan daftar kebaikan yang terdapat dalam Kado Tuhan. Berilah tanda garis atau warnailah dengan stabilo sifat/keadaan yang sesuai dengan diri anda! Rasakan dan pikirkan sejenak sifat anda itu! Itulah yang diberikan Tuhan kepada anda. Setiap kali menemukan sifat yang cocok dengan diri anda, bersyukurlah kepada Tuhan!
-
Buatlah doa/puisi/yngkapan rasa syukur lainnya atas Kado yang telah Tuhan berikan kepadamu pada lembar kertas warna putih. Peneguhan dengan menonton klip “Boundin” (15’)
h. Contoh Lembar Kerja Pribadi Retret Audio Visual Rumah Retret Sangkalputung, Klaten Nama
: ……………………………………….
Usia
: ……………………………………….
KEADAAN TUBUHKU
BAKAT-BAKATKU
Sehat, tidak cacat, cantik, tampan, Bakat seni, menari, musik, olahraga, manis, kuat, menarik, tanganku kuat, bahasa,
matematika,
fisika,
ototku kekar, mataku jernih, inderaku keterampilan, gulat, elektronika, foto, lengkap, hidungku mancung, kulitku ilmu, kuning,
wajahku
hitam
pidato,
mengarang,
manis, menggambar, melukis, bisa ditambah
(15)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
potonganku serasi, pikiranku normal, sendiri bisa ditambah sendiri
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
……………………………………….
……………………………………….
SIFAT-SIFAT BAIKKU
SIFAT SOSIALKU
Berani, jujur, kreatif, peka, terbuka, Mudah memahami teman, disenangi gembira,
optimis,
tegas,
disiplin, teman,
peka
lingkungan,
mudah
tekun, sabar, wibawa, toleran, aktif, percaya dan dipercayai teman, mudah adil,
ramah,
pendamai,
mudah bergaul, peka terhadap penderitaan
mencintai, bersemangat, percaya diri, orang lain, punya rasa cinta pada bisa ditambah sendiri
masyarakat, suka melayani, muda
………………………………………
membantu orang lain, bisa ditambah
………………………………………
sendiri
………………………………………
..............................................................
…………………………………….
........................................................
SESI 4 a.
Kasih Orang Tua dan Sesama
b. Tujuan : 1.
Peserta mampu menyadari kebaikan Tuhan lewat orang tua dan sesama
2.
Peserta dapat mengenali bentuk-bentuk kebaikan yang diberikan oleh orang tua dan sesama
3.
Peserta mampu mensyukuri akan segala kebaikan Tuhan melalui orang tua dan sesama.
c.
Perlengkapan
:
LCD, laptop, speaker aktif, pulpen, kertas kerja, game. d. Langkah-langkah : 1.
Pembuka
(16)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Pengantar Setelah melihat pengalaman dicintai oleh Tuhan lewat kado yang telah
diberikan kepada-Nya dalam diri kita, serta alam semesta, peserta diajak untuk mengenali dan mensyukuri kebaikan-kebaikan yang ia terima lewat pengalaman hidupnya bersama orang tua dan dengan orang lain di luar keluargannya seperti sahabat dan guru. Lingkup terdekat yang mungkin untuk direnungkan adalah pengalaman relasi dengan
orang tua (keluarga) dan
sesama. Pengalaman yang direnungkan adalah seluruh peristiwa-peristiwa membahagiakan apa yang pernah dialami, peristiwa sedih dan menjengkelkan yang mungkin pernah mereka alami, bagaimana mereka berelasi satu sama lain dan lain sebagainya. Semua pengalaman itu direnungkan dalam sessi yang ketiga ini. 3.
Tayang film singkat “Father and Son”
4.
Pendalaman film Pendamping mengajak siswa untuk menemukan inti film, “Father and
Son” dengan panduan pertanyaan: a)
Bagaimana perasaan ketika menyaksikan film “Father and Son”?
b) Apa yang terjadi dalam film “ Father and Son”? c)
Apakah kalian pernah mengalami konflik dengna orang tua seperti dalam film “Father and Son”?
5.
Rangkuman dari tanya jawab mengenai film “Father and Son”.
6.
Klip “Apa-apanya donk?”
7.
Pengantar Lembar Kerja
8.
Mengisi Lembar Kerja
9.
Sharing
10. Rangkuman Sejak awal hingga saat ini kita diajak untuk mengenali dan menemukan kebaikan-kebaikan Tuhan melalui orang tua dan sesama. Tuhan sangat mencintai kita sehingga Ia menganugerahkan orang tua yang mencintai kita, yang menafkahi kita dan merawat kita hingga saat ini. Kita juga merasakan kebaikan orang tua setiap hari. Selain keluarga, Tuhan juga telah
(17)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menganugerahkan sahabat, guru. Kita merasakan kebaikan yang telah diberikan oleh orang tua, sahabat dan guru kita seperti membantu kita dalam mengatasi masalah, atau menjadi tempat curhat kita. Guru yang kita jumpai di sekolah juga telah membantu kita baik dalam pelajaran, memberi pengetahuan maupun membimbing kita untuk meraih cita-cita kita. Kita patut bersyukur kepada Tuhan atas orang-orang yang telah Ia anugerahkan kepada kita. 11. Pengendapan (pendamping mengungkapkan kebaikan-kebaikan orang tua dan sesama) 12. Penutup Pendamping mengajak peserta untuk mengakhiri pertemuan dengan menyanyikan lagu “Aku Diberkati” disertai gerakan dan ditutup dengan doa syukur. Bersyukur atas kebaikan-kebaikan Tuhan lewat orang tua dan sesama. e.
Contoh Lembar Kerja Nama
: ……………………………………….
Usia
: ……………………………………….
Kebaikan Orang Tua (sahabat, guru) 1. ............................................... 2. ............................................... 3. ............................................... 4. ............................................... dst.
(18)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SESI 5 a.
Godaan
b. Tujuan
:
1. Peserta menyadari bahwa manusia tak pernah lepas dari godaan 2. Peserta mengenali bentuk-bentuk godaan dalam hidup 3. Peserta menyadari godaan yang biasa muncul tanpa disadari dan sering dialaminya. 4. Peserta dapat mengambil sikap yang baik dalam menghadapi godaan c.
Pemikiran Dasar: Masa remaja adalah masa transisi (masa pencarian jati diri). Remaja mencari
jati dirinya dengan melihat situasi yang ada di sekitar (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan masyarakat sekitar). Dalam masa-masa itu, remaja hanya menggunakan satu logika, yaitu meniru. Di sisi lain, remaja juga mulai menjajaki kehidupan orang dewasa yang penuh dengan pilihan dan terbukanya akses-akses yang sebenarnya belum bisa dibuka. Masa remaja adalah masa pemberontakan dengan orang-orang yang ada di sekitar. Pada usia ini pula, remaja cenderung menyesali segala yang telah dilakukannya. Hal ini terjadi karena remaja tidak melakukannya dengan niat yang tepat. Remaja pada masa ini mengalami kesepian (merasa bahwa orang tua tidak memahaminya), sehingga mereka cenderung berpaling pada teman-temannya yang mereka idolakan. Jika temannya merokok, maka ia akan merokok. Situasi tersebut tidak mendukung perkembangan remaja untuk menjadi remaja yang unggul. Pada zaman ini, banyak remaja yang sudah merokok di tempat umum, mengakses internet untuk hal-hal yang tidak mendukung akademik, menganut budaya konsumerisme dan budaya instan. Seorang pelajar yang bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan pada orangorang yang selalu mendukungnya, sebaiknya tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak masa depannya. Seorang pelajar yang sudah masuk arus globalisasi, belum terlambat untuk mengubah dirinya menjadi remaja yang lebih baik. Pelajar seharusnya bisa lebih bijaksana dalam melihat situasi yang ada di sekitarnya.
(19)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Memilah hal-hal baik yang dapat dilakukan oleh seorang pelajar, sehingga menjadi seorang pelajar yang unggul dan bertanggung jawab. d. Metode
: permainan, ceramah, diskusi kelompok, tanya jawab, nyanyi
e.
Sarana
: lembar kerja, kertas flap, spidol, LCD, Laptop
f.
Sumber bahan
g.
Langkah-langkah:
1.
: Kitab Suci
Pembukaan Pengantar singkat dan doa singkat
2.
Mengajak peserta untuk meneliti diri sendiri dengan bantuan lembar kerja. Peserta diminta menuliskan jawaban dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan yang biasa dilakukan. Contoh lembar kerja: •
Pukul 05.00 udara dingin sekali. Jam pertama ada ulangan harian PAK. Aku ? (malas)
•
Ibu sudah menyiapkan sarapan dan memberi uang saku. Aku ? (boros)
•
Sudah pukul 07.30. pelajaran dimulai 15 menit yang lalu. Aku? (bolos)
•
Ulangan matematika mendadak. Aku tidak belajar semalam. Guru sedang ke toilet. Aku? (nyontek)
•
Nilai ulanganku jelek. Ayah dan Ibu menuntutku untuk mendapat nilai tinggi. Aku? (bohong)
•
Rini punya Hp. Nana punya laptop. Aku tidak punya keduanya. Aku? (iri)
•
Vio pintar dan kaya tapi agak sedikit lebay. Vonny pas-pasan, miskin dan ramah. Mereka teman sekelasku. Aku? (pilih-pilih)
•
Di kelas ada yang kehilangan uang. Aku tahu siapa yang mencuri. Dia teman baikku. Aku? (tidak jujur)
•
Aku jerawatan. Aku suka makan coklat. Aku? (makan)
•
Aku tidak merokok. Semua teman akrabku merokok. Aku? (ikut merokok)
(20)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
•
Jam terakhir kosong dan tidak ada tugas dari pak guru. Temanku banyak yang membolos. Aku? (ikut membolos)
•
Besok ulangan. Teman lama ngajak chat di fb. Aku? (menunda)
•
Pukul 15.00 ada rapat osis. Biasanya rapat molor. Aku? (ikut molor)
•
Aku sebal dengan Jacky. Jacky pamer kaos barunya yang dibeli dari distro. Aku? (iri)
•
Pacarku main kerumahku dan keluargaku sedang pergi. Di luar hujan deras. Aku berduaan dengan pacarku. Dia memegang tanganku. Aku? (nafsu)
•
Mila mengajakku shopping. Mall sedang diskon gede-gedean. Aku membawa uang untuk membayar SPP. Aku? (mengambil uang SPP)
•
Hampir semua teman sekelasku punya gadget terbaru. Aku? (iri)
3. Peserta diajak untuk melihat gambar dan video tentang kehidupan anak remaja. 4. Pendalaman Materi: •
Peserta membaca teks dari kitab Suci Mat 4: 1-11?
•
Diskusi dalam kelompok kecil, dengan panduan pertanyaan:
1) Bagaimana dan dengan cara apa setan menggoda manusia? 2) Apa maksud dari godaan untuk zaman itu? 3) Pernahkan kamu mengalami godaan? Bagaimana bentuknya? 4) Apa akibat orang jatuh kalah dengan godaan? 5) Sikap mana yang baik untuk mengatasi godaan? •
Tanya jawab (pleno) singkat (tidak perlu semua kelompok)
5. Peneguhan Peserta diberi peneguhan oleh pendamping. 6. Pengendapan Siswa diminta untuk menulis hal-hal buruk yang ingin ditinggalkan dan berdoa dalam hati untuk niat yang sudah ditulis h. Contoh Lembar Kerja Nama : ………………………. Usia
: ……………………… (21)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jika kamu mengalami situasi-situasi seperti di bawah ini, apa yang akan kamu lakukan? 1. Pukul 05.00 udara dingin sekali. Jam pertama ada ulangan harian PAK. Aku ? 2. Ibu sudah menyiapkan sarapan dan memberi uang saku. Aku ? 3. Sudah pukul 07.30. Pelajaran dimulai 15 menit yang lalu. Aku? 4. Ulangan matematika mendadak. Aku tidak belajar semalam. Guru sedang ke toilet. Aku? 5. Nilai ulanganku jelek. Ayah dan Ibu menuntutku untuk mendapat nilai tinggi. Aku? 6. Rini punya HP. Nana punya laptop. Aku tidak punya keduanya. Aku? 7. Vio pintar dan kaya tapi agak sedikit lebay. Vonny pas-pasan, miskin dan ramah. Mereka teman sekelasku. Aku? 8. Di kelas ada yang kehilangan uang. Aku tahu siapa yang mencuri. Dia teman baikku. Aku? 9. Aku jerawatan. Aku suka makan coklat. Aku? 10. Aku tidak merokok. Semua teman akrabku merokok. Aku? 11. Jam terakhir kosong dan tidak ada tugas dari pak guru. Temanku banyak yang membolos. Aku? 12. Besok ulangan. Teman lama ngajak chat di fb. Aku? 13. Pukul 15.00 ada rapat OSIS. Biasanya rapat molor. Aku? 14. Aku sebal dengan Jacky. Jacky pamer kaos barunya yang dibeli dari distro. Aku? 15. Pacarku main kerumahku dan keluargaku sedang pergi. Di luar hujan deras. Aku berduaan dengan pacarku. Dia memegang tanganku. Aku? 16. Mila mengajakku shopping. Mall sedang diskon gede-gedean. Aku membawa uang untuk membayar SPP. Aku? 17. Hampir semua teman sekelasku punya gadget terbaru. Aku?
(22)