PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK AUKSIN, SITOKININ, DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Lia Wuryan Driyani NIM : 111434010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK AUKSIN, SITOKININ, DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : Lia Wuryan Driyani NIM : 111434010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karyaku yang Tidak Sempurna Ini Aku Persembahkan Keapda: Allah SWT Ibu dan Bapak Tercinta Keluarga Besarku Kesayanganku Sahabat dan Teman-Temanku Almamaterku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua.
(HR. Al Hakim)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK AUKSIN, SITOKININ, DAN GIBERELIN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)
Lia Wuryan Driyani Pendidikan Biologi ABSTRAK
Sawi pakcoy (Brassica chinensis) merupakan jenis tanaman sayuran yang saat ini digemari masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi baik untuk mengembangkan budidaya tanaman sawi pakcoy. Jarangnya budidaya tanaman sawi pakcoy membuat kurang terpenuhinya kebutuhan sawi pakcoy di pasar lokal maupun internasional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik manakah yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy, sehingga dapat digunakan petani untuk mempercepat masa panen dan meningkatkan kualitas tanaman sawi pakcoy. Penilitian ini disusun secara faktotial menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor dan 4 kelompok, dimana masing-masing terdapat 10 ulangan yaitu kelompok pertama (A) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin, kedua (S) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Sitokinin, ketiga (G) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Giberelin, serta keempat (K) tidak diberi perlakuan karena sebagai kontrol. Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat basah, warna daun, keadaan daun, dan serangan hama/penyakit. Data yang diperoleh diuji normalitas dan homogenitasnya, bila hasil datanya normal dan homogeny maka kemudian dianalisis dengan uji One Way-Anova, jika hasilnya signifikan dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy. ZPT sintetik yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy adalah sitokinin. Pengaruh pemberian ZPT sintetik sitokinin unggul pada variabel dengan rata-rata tinggi tanaman (25,58 cm), lebar daun (9,26 cm), jumlah daun (96 helai), berat basah (4,53 gram), dan warna daun.
Kata kunci: pertumbuhan tanaman sawi pakcoy, ZPT sintetik (auksin, sitokinin, giberelin)
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EFFECT OF GIVING SYNTHETIC GROWTH REGULATOR SUBSTANCE AUXIN, CYTOKINES, AND GIBBERELLINS TO ACCELERATE THE GROWTH OF PAKCOY (Brassica chinensis) Lia Wuryan Driyani Biology Education ABSTRACT Pakcoy (Brassica chinensis) is a vegetable plant species that are currently popular. Indonesia is one country that has the potential to develope the cultivation of pakcoy. The scarcity of cultivation of pakcoy make less fulfillment pakcoy in local and international markets. The purpose of this study was to determine the growth regulator substance which synthetic fastest growingplants pakcoy, so that farmers can use to speed up the harvest and improve the quality of pakcoy. This research compiled factorial using completely random design (CRD) with one factor and the four groups, each of which contained 10 replicates that first group (A) with the synthetic plant growth regulator Auxin treatment provision, second (S) with a synthetic Cytokinin treatment provision, the third (G) by treatment with synthetic Giberelin provision, and the fourth (K) is not treated as a control. Variables include the observation of plant height, leaf width, number of leaves, fresh weight, leaf color, leaf state, and pest / disease. The data obtained were tested for normality and homogeneity, when the result of normal and homogeneous data it is then analyzed by One-Way Anova test, if the result is significant continued with Duncan test. The results showed that there is influence of synthetic growth regulator auxin, cytokinin, and gibberellin on growth and development pakcoyplants. Growth regulator substancefastest growing synthetic plants pakcoy are cytokines. The effect of synthetic cytokinins ahead in variables with average plant height (25,58 cm), leaf width (9,26 cm), number of leaves (96 sheets), fresh weight (4,53 gram), and leaf color.
Keywords: pakcoy plant growth, synthetic plant growth regulator (auxin, cytokinin, gibberellin)
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala rahmad serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi “PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) SINTETIK AUKSIN, SITOKININ, DAN
GIBERELIN
TERHADAP
KECEPATAN
PERTUMBUHAN
TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis)” dengan baik dan lancar. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan sari berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik, terimakasih atas segala nasehat dan bimbingannya selama ini. 3. Romo Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, SJ, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing, terimakasih atas segala bimbingan dan pengarahannya selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Drs. A. Tri Priantoro, M.For.Sc. dan ibu Ika Yuli Listyarini, M.Pd. selaku dosen penguji, terimakasih atas segala bimbingan dan masukannya. 5. Para Bapak/Ibu dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, terimakasih atas segala ilmu yang telah diberikan pada penulis.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Ibu Sularni dan Almarhum bapak Priyatmoko tercinta, beserta keluarga besar Suyono Cahyo Ratmodjo dan Padmo Wiyono, terima kasih atas segala do‟a, dorongan, kasih sayang, serta dukunagan baik moral maupun material yang tidak pernah henti. 7. Yang terkasih Aris Jadmiko, terimakasih atas dampingan serta motivasi dalam penyusunan skripsi selama ini. 8. Teman-teman Universitas
seperjuangan Sanata
Virion
Dharma
2011
Yogyakarta,
Pendidikan
Biologi
terimakasih
atas
kebersamaannya selama ini. 9. Sahabat dan teman-teman semua, terimakasih atas dukungan semangatnya. 10. Petugas pengelola Kebun Anggur dan Laboratorium Pendidikan Biologi, terimakasih atas pelayanannya selama penelitian. 11. Berbagai pihak yang telah membantu penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................ vii ABSTRAK ................................................................................................ viii ABSTRACT .................................................................................................... ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Permasalahan ............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2 C. Batasan Masalah.................................................................................. 3 D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 3 E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 5 A. Botani Sawi Pakcoy ............................................................................ 5 B. Zat Pengatur Tumbuh ........................................................................ 20 C. Unsur-Unsur Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan ............................ 31 D. Penelitian yang Relefan..................................................................... 49
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
E. Hipotesis............................................................................................ 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 51 A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 51 B. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian ........................ 51 C. Obyek Penelitian dan Sampel Penelitian .......................................... 54 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 54 E. Analisis Data ..................................................................................... 55 F. Indikator Keberhasilan Penelitian ..................................................... 55 G. Alat, Bahan, dan Cara Kerja ............................................................. 56 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 60 A. Hasil Penelitian ................................................................................. 60 B. Pembahasan ....................................................................................... 80 C. Aplikasi Penelitian dalam Proses Pembelajaran ............................... 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 95 A. Kesimpulan ....................................................................................... 95 B. Saran .................................................................................................. 95 BAB VI DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 97 LAMPIRAN .................................................................................................. 99
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Kandungan Zat Gizi dalam 100 g Sawi dan Selada ………... 8
Tabel 2.2.
Perbedaan Efek Auksin dan Giberelin terhadap Kegiatan Berbagai Tumbuhan ……………………………................... 31
Tabel 2.3.
Bentuk dan Peran Hara Mikro bagi Tanaman …………....... 41
Tabel 2.4.
Rata-rata Tinggi Tanaman, Lebar Daun, dan Jumlah Daun Tanaman Anthurium hookeri ……………………………….. 50
Tabel 4.1.
Rata-Rata Tinggi Tanaman, Lebar Daun, Jumlah Daun, dan Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) ………………………………………… 60
Tabel 4.2.
Data Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman pada Tanaman Sawi Pakcoy ………………………………………………... 63
Tabel 4.3.
Data Hasil Pengamatan Lebar Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy ………………………………………………... 65
Tabel 4.4.
Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy ………………………………………………... 68
Tabel 4.5.
Data Hasil Pengamatan Berat Basah pada Tanaman Sawi Pakcoy ………………………………………………... 71
Tabel 4.6.
Perbandingan Tanaman Sawi Pakcoy Tidak Terkena Pestisida Dosis Tinggi dengan Terkena Pestisida Dosis Tinggi ……………………………………………………….. 92
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1.
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………... 6
Gambar 4.1.
Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan Perlakuan ZPT Sintetik Auksin………………………… 73
Gambar 4.2.
Tanaman Sawi Pakcoy dengan Perlakuan ZPT Sintetik Sitokinin ………………………………………………
73
Gambar 4.3.
Tanaman Sawi Pakcoy dengan Perlakuan ZPT Sintetik Giberelin ……………………………………………….. 74
Gambar 4.4.
Tanaman Sawi Pakcoy dengan Perlakuan ZPT Sintetik Kontrol …………………………………………………. 74
Gambar 4.5.
Ulat Jengkal (Thysanoplusia orichalcea) ……………… 87
Gambar 4.6.
Ulat Grayak (Spodoptera exigua) ……………………… 87
Gambar 4.7.
Ulat Tritip (Plutella xylostella) ………………………… 88
Gambar 4.8.
Belalang Hijau (Atractomopha crenulata) …………….. 88
Gambar 4.9.
Kutu Putih (Bemisia tabaci) …………………………… 88
Gambar 4.10.
Kutu Daun (Aphis gossypii) ……………………………. 89
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1.
Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........ 64
Grafik 4.2.
Hasil Pengamatan Pertumbuhan Lebar Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........ 67
Grafik 4.3.
Hasil Pengamatan Pertumbuhan Jumlah Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........ 70
Grafik 4.4.
Hasil Pengamatan Pertumbuhan Berat Basah pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………........ 72
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Data Hasil Pengamatan Kuantitatif ……………………… 100
Lampiran 2.
Data Hasil Pengamatan Kualitatif ……………………….. 105
Lampiran 3.
Perhitungan Data dengan Menggunakan SPSS pada Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …….. 109
Lampiran 4.
Perhitungan Data dengan Menggunakan SPSS pada Lebar Daun Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) …………. 110
Lampiran 5.
Perhitungan Data Dengan Menggunakan Spss Pada Jumlah Daun Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) ………... 112
Lampiran 6.
Silabus SMA IPA ………………………………………... 113
Lampiran 7.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …………………….. 123
Lampiran 8.
Lembar Kerja Siswa ……………………………………... 130
Lampiran 9.
Kunci Jawaban LKS …………………………………….. 133
Lampiran 10. Rubrik LKS ……………………………………………… 135 Lampiran 11. Rubrik Penilaian Laporan Ilmiah………………………… 137 Lampiran 12. Kisi-Kisi Soal Post Test …………………………………. 139 Lampiran 13. Soal Post Test ……………………………………………. 140 Lampiran 14. Kunci Jawaban Post Test ………………………………... 141 Lampiran 15. Rubrik Penilaian Post Test ………………………………. 142 Lampiran 16. Lembar Penilaian Afektif ………………………………... 144 Lampiran 17. Lembar Penilaian Psikomotor …………………………… 146 Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian …………………………………. 148
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan Sawi pakcoy (Brassica chinensis) merupakan salah satu sayuran yang digemari masyarakat. Saat ini harga sawi pakcoy cukup tinggi yaitu antara Rp 4.000 hingga Rp 6.000 per kilogram. Hal tersebut dikarenakan jarangnya petani menanam sawi pakcoy. Usia panen sawi pakcoy tergolong cepat yaitu 30 hari. Kurangnya produksi pertanian sawi pakcoy menyebabkan permintaan sawi pakcoy di pasar cukup tinggi, sehingga budidaya sawi pakcoy dapat dijadikan usaha untuk memenuhi kebutuhan sayuran baik lokal maupun internasional. Potensi ini sangat baik karena Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan sangat cocok untuk budidaya sawi pakcoy. Media untuk menanam sawi pakcoy juga mudah, penanaman bisa dilakukan di lahan, pot, polybag, atau secara hidroponik. Selain itu, menanam sawi pakcoy bisa dilakukan di daerah dataran tinggi maupun dataran renadah. Dengan keadaan geografis demikian, petani Indonesia mempunyai peluang besar untuk membudidayakan sawi pakcoy dan mendapatkan hasil panen yang baik. Zat pengatur tumbuh atau hormon tumbuhan merupakan fitohormon yang sangat diperlukan tumbuhan dalam proses pertumbuhan. Ada banyak macam zat pengatur tumbuh seperti, auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan gas etilen. Auksin, sitokinin, dan giberelin merupakan contoh hormon
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tumbuhan atau zat pengatur tumbuh yang memiliki peranan sama dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu berperan dalam mematahkan dormansi biji serta pembesaran dan perpanjangan sel. Berdasarkah hal tersebut, saya melakukan percobaan menanam sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan menyemprotkan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin guna mengetahui ZPT manakah yang paling cepat dan berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sawi pakcoy. Dengan demikian, ZPT yang paling berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan sawi pakcoy dapat digunakan untuk membantu perbaikan kualitas di bidang pertanian sawi pakcoy sehingga kebutuhan sawi pakcoy di pasar dapat terpenuhi dengan kualitas panen yang baik. Selain itu, ZPT sintetik banyak ditemukan di toko pertanian maupun toko tanaman dengan berbagai merek sehingga para petani mudah untuk memperoleh ZPT tersebut. Harga ZPT tergolong terjangkau apalagi bila digunakan untuk budidaya dalam skala besar. B. Rumusan Masalah 1.
Adakah pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)?
2.
Jenis zat pengatur tumbuh sintetik manakah yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)?
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Batasan Masalah Terjadinya pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dalam sistem budidaya polybag disebabkan oleh: Media tanam Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (cahaya matahari, nutrisi, air, pengendalian hama dan penyakit) Zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin Pertumbuhan yang diamati meliputi:
Tinggi tanaman
Warna daun
Lebar daun
Kesegaran daun
Jumlah daun
Serangan hama/
Berat basah
Penyakit
D. Tujuan Penelitian 1.
Mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis).
2.
Mengetahui jenis zat pengatur tumbuh sintetik yang paling cepat dalam menumbuhkan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis).
E. Manfaat Penelitian 1.
Bagi masyarakat (petani) Petani dapat menggunan zat pengatur tumbuh sintetik yang paling berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) untuk meningkatkan kuaitas hasil produksi.
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Bagi peserta didik Mendapatkan pembelajaran pada materi pertumbuhan dan perkembangan tanaman terkait Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pembelajaran.
3.
Bagi peneliti (mahasiswa) Mendapatkan pengetahuan baru tentang jenis zat pengatur tumbuh sintetik yang paling cepat berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis).
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Botani Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) 1.
Perkembangan Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) di Indonesia Pada awal tahun 90-an, varietas sawi pakcoy mulai dikenal di tanah air. Sawi pakcoy merupakan kerabat dekat sawi, nama ilmiahnya adalah Brassica chinensis. Jadi, pakcoy dan sawi merupakan satu genus, hanya varietasnya yang berbeda. Bentuk sawi pakcoy hampir mirip dengan sawi biasa, tetapi lebih pendek dan kompak. Tangkai daunnya lebar dan kokoh. Tulang daun dan daunnya mirip dengan sawi biasa, hanya saja daun sawi pakcoy lebih tebal (Haryanto, 1995). Alex (2004) mengatakan, bahwa sawi pakcoy (Brassica chinensis) termasuk dalam family Brassicaeae, dimana termasuk dalam tanaman berumur pendek dengan masa panen ± 45 hst (hari setelah tanam). Menurut Haryanto (1995), sawi pakcoy merupakan sayuran yang berasal dari luar negeri. Sayuran ini populer dikalangan masyarakat keturunan Cina. Di Indonesia, sawi pakcoy sudah banyak dibudidayakan oleh petani di daerah Cipanas, Jawa Barat. Masyarakat Indonesia mudah menerima kehadiran sawi pakcoy sebagai bahan makanan karena rasanya tidak berbeda jauh dengan sawi lokal. Hingga sekarang banyak petani Indonesia membudidayakan sawi pakcoy di berbagai daerah baik dataran rendah maupun dataran tinggi.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Tanaman sawi pakcoy mempunyai sistem akar serabut. Memiliki bentuk bangun daun bulat (orbicularis), dimana ujung daun dan pangkal daunnya membulat. Pertulangan daun menyirip, dimana memiliki satu ibu tulang yang terletak dari pangkal ke ujung daun, dari ibu tulang ke samping keluar tulang-tulang cabang sehingga susunannya seperti sirip ikan. Tepi daun rata, permukaan daun gundul, dan daun berwarna hijau. Menurut Gembong (1985), pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang terlihat daun-daun yang dudukannya rapat berjejal-jejal, yaitu jika ruas-ruas batang sangat pendek, sehingga duduk daun pada batang terlihat hampir sama tinggi, dan sangat sulit untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian disebut roset (rosula). Pada tanaman sawi pakcoy susunan daunnya termasuk roset akar karena susunan daun-daunnya mengumpul di bagian bawah dekat dengan akar, batangnya sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah. Berikut ini adalah gambar tanaman sawi pakcoy:
Gambar 2.1. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Klasifikasi ilmiah: Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rhoeadales (Brassicales)
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica chinensis
a. Syarat Tumbuh Alex (2004) mengungkapkan, bahwa sawi pakcoy cocok ditanam di dataran tinggi (1000-1200 m dpl), dengan syarat tumbuh sinar matahari yang cukup, aerasi sempurna (tidak tergenang air), dan pH tanah berkisar antara 5,5 – 6. Sedangkan Haryanto (1995) mengungkapkan, bahwa tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, pembuangan airnya baik, dan derajat keasaman (pH) tanah yang optimal untuk pertumbuhannya berkisar antara 6-7. Sebagian besar daerah-daerah di Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut. Menurut Sutirman (2011) sawi pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalanya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan
terhadap
iklim,
cuaca,
dan
tanahnya
sehingga
dikembangkan di Indonesiaini. Daerah penanaman yang cocok adalah muali dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpt. Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakcoy tahan terhadap air hujan, sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. b. Kandungan Gizi dan Manfaat Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) Menurut data yang tertera dalam daftar komposisi makanan yang diterbitkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan, komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam setiap 100 g berat basah sawi dan selada adalah seperti disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi dalam 100 gr Sawi dan Selada Zat gizi Sawi Selada Protein (g) 2,3 1,2 Lemak (g) 0,3 0,2 Karbohidrat (g) 4,0 2,9 Ca (mg) 220,0 22,0 P (mg) 38,0 25,0 Fe (mg) 2,9 0,5 Vitamin A (mg) 1.940 162 Vitamin B (mg) 0,09 0,04 Vitamin C (mg) 102 8,0 Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979 (Haryanto, 1995) Selain memiliki kandungan vitamin dan zat gizi yang penting bagi kesehatan, sawi dipercaya dapat menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Sawi yang dikonsumsi berfungsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
pula sebagai penyembuh sakit kepala. Orang-orang pun mempercayai sawi mampu bekerja sebagai bahan pembersih darah. Penderita penyakit ginjal dianjurkan untuk banyak-banyak mengonsumsi sawi karena dapat membantu memperbaiki fungsi kerja ginjal (Haryanto, 1995). 1) Budidaya Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) Haryanto (1995) mengungkapkan, bahwa budidaya sawi pakcoy meliputi: 2) Pembenihan Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani sawi dan selada. Benih yang baik menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus, sedangkan benih yang jelek menghasilkan tanaman pertumbuhannya tidak normal sehinga hasilnya kurang memuaskan bahkan tanaman tidak tumbuh. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil, permukaannya licin mengkilap dan agak keras, serta warna kulit benih coklat kehitaman. 3) Pengolahan Tanah Secara umum sebelum tanah ditanamai sayuran dilakukan penggemburan tanah serta pembuatan bedengan. Pencangkulan dilakukan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udara. Pemberian pupuk dasar berguna untuk memperbaiki struktur fisik serta kimia tanah sehingga menambah kesuburan tanah. Tanah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
harus gembur karena sawi pakcoy merupakan tanaman yang berusia pendek, sehingga dapat menunjang pertumbuhan. Tanah yang bergumpal atau keras dapat menghambat pertumbuhan sawi pakcoy, sehingga masa panen dapat lebih lama atau tanaman tumbuh kerdil. Lahan
yang
sudah
digemburkan,
kemudian
dibuat
bedengan dengan tujuan memberikan perlakuan pada tanaman agar tumbuh lebih teratur dan baik. Bedengan sebaiknya dibuat memanjang dari atah timur ke barat agar tanaman dapat menerima cahaya matahari yang perlu untuk pertumbuhan sebanyak-banyaknya. 4) Pembibitan Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengelolaan tanah untuk penanaman. Benih yang berkualitas baik ditabur pada permukaan tanah, kemudian ditutupi dengan tanah yang halus setebal 1-2 cm. Perawatan selama pembenihan yaitu dengan penyiraman. Benih tumbuh setelah 3-5 hari. 5) Penanaman Bibit sawi pakcoy ditanam dengan jarak penanaman 20 x 20 cm dalam satu bedengan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
6) Pemeliharaan Menurut Alex (2014), pemeliharaan sawi pakcoy meliputi pengairan, pemupukan susulan, penyiangan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman. 7) Hama, Penyakit, dan Pengendaliannya a) Hama Menurut Tora (2014), hama yang menyerang sawi pakcoy antara lain:
Ulat Tanah (Agrotis sp.) Ulat
tanah
berwarna
coklat
sampai
coklat
kehitaman, biasanya menyerang tanaman yang masih kecil/muda. Serangan biasanya terjadi pada malam hari, hal tersebut disebabkan karena ulat ini takut sinar matahari. Ulat ini menyerang pada bagian pangkal batang tanaman yang masih sangat sukulen dan mengakibatkan tanaman mati karena sudah tidak memiliki titik tumbuh. Pemberantasan hama ulat tanah biasasnya menggunakan insektisida berbentuk butiran (granul). Caranya dengan menaburkan sedikit insektisida tersebut di samping pokok tanaman, dengan dosis 0,3 – 0,4 gr per tanaman atau 6 kg insektisida granul per hektar. Insektisida granul yang dapat diaplikasikan di antaranya Furadan 3 G dan Curater 3 G.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Ulat Grayak (Spodoptera litura dan Spodoptera exigua) Spodoptera litura berukuran sekitar 15-25 mm, berwarna hijau tua kecoklatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badannya. Sedangkan Spodoptera exigua,
mempunyai
ukuran
yang
sama
dengan
Spodoptera litura tetapi warna tubuhnya hijau sampai hijau muda tanpa totol-totol hitam di ruas buku badannya. Kedua jenis ulat ini sering menyerang tanaman dengan cara
memakan
daun
hingga
menyebabkan
daun
berlubang-lubang terutama pada daun muda. Agar tanaman
tidak
terserang,
maka
perlu
dilakukan
pencegahan yaitu dengan melakukan sanitasi lahan dengan baik. Apabila tanaman telah terserang ulat jenis ini, maka segera disemprot dengan insektisida yaitu Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC. Dosis yang digunakan disesuaikan dengan anjuran pada label kemasan.
Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella) Ulat ini berwarna hijau muda, panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Penyerangan dilakukan secara bergerombol dan bagian tanaman yang siserang adalah pucuk tanaman. Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubanglubang.
Penanganan
dilakukan
dengan
sanitasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
(penyiangan) lahan dan penyemprotan insektisida yaitu March 50 EC, Proclaim 5 SG, Decis 2,5 EC dan Buldok 25 EC. Dosis yang digunakan sesuai anjuran yang ada pada label kemasan.
Leaf Miner (Liriomyza sp.) Serangga ini menyerang tanaman bagian daun. Serangga dewasa meletakkan telur di daun, selanjutnya larva yang berukuran sangat kecil masuk ke dalam daun. Larva ini memakan daging daun dan hanya menyisakan kulit daunnya. Akibatnya, di permukaan daun tampak bercak kuning kecoklatan melingkar-lingkar ke segala arah yang sebenarnya merupakan jalur larva memakan daging daun. Untuk mencegah terjadinya serangan dengan melakukan sanitasi lahan. Bila sudah nampak gejala serangan, segera menyemprotkan insektisida sistemik karena sasaran hama berada di dalam daging daun. Insektisida sistemik yang dapat digunakan yaitu Trigard 75 WP dan Proclaim 5 SG. Dosis penggunaannya sesuai dengan anjuran yang terdapat pada label kemasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
b) Penyakit Menurut Tora (2014), penyakit yang menyerang sawi pakcoy antara lain:
Penyakit Busuk Daun (Phytoptora sp.) Gejala serangan ditandai dengan bercak basah coklat kehitaman di daun. Bentuk bercak tidak beraturan, awalnya kecil, lalu melebar dan akhirnya busuk basah. Serangan akan semakin parah jika suhu dan kelembaban udara terlalu tinggi. Umumnya kondisi ini terjadi ketika hujan sehari diikuti panas atau terik pada beberapa hari berikutnya. Agar tanaman tidak diserang maka dilakukan pencegahan dengan melakukan sanitasi lahan dengan baik, selain itu juga menghindari penanaman pada musim hujan. Apabila penanaman dilakukan pada musim hujan, jarak tanam perlu dilebarkan menjadi 30 x 25 cm, dan selokan diperlebar agar sirkulasi air dan udara lancar. Namun bila sudah tampak gejala serangan, segera menyemprotkan fungisida yaitu Bion M 1/48 WP, Topsin M 70 WB dan Kocide 60 WDG. Dosis yang digunakan sesuai dengan anjuran yang ada pada label kemasan.
Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae) Penyakit ini menyerang bagian perakaran tanaman. Gejala serangan ditunjukkan dengan tanaman tampak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
layu hanya pada siang hari yang cerah dan panas. Sebaliknya, pada pagi hari kondisi tanaman segar. Pertumbuhan tanaman yang terserang penyakit ini akan terhambat. Apabila tanaman dicabut, akan tampak benjolan-benjolan besar seperti kanker di perakarannya. Jika tingkat serangannya sudah parah, tanaman sama sekali tidak bisa berproduksi. Pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan: -
Menghindari menanam di lahan bekas tanaman sawi caisim dan pakcoy (brokoli, bunga kol, kol, sawi putih, dan kailan) yang terindikasi serangan penyakit ini.
-
Melakukan pergiliran tanaman, terutama dengan jagung dan kacang-kacangan untuk memutus rantai hidup fungi penyebab penyakit ini.
-
Penggunaan teknologi EMP dikombinasi dengan pengapuran tanah (untuk menaikkan pH tanah).
Namun bila tanaman sudah terserang penyakit ini, maka dilakukan pemberantasan. Akan tetapi sampai saat ini belum ditemukan fungisida untuk memberantas penyakit akar gada,
khususnya
setelah
tanaman
terserang.
Dengan
demikian hal yang perlu diperhatikan adalah melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
pengawasan dan pencegahan secara ketat agar usaha tani sawi caisim dan pakcoy berhasil. a) Pengendalian Hama dan Penyakit Istilah
“pestisida”
(pest/pengganggu;
caedo/membunuh), berarti sesungguhnya adalah pembunuh pengganggu atau pembunuh hama dalam arti yang luas. Tetapi istilah ini sering tidak dimengerti oleh petani desa yang kemudian diterjemahkan menjadi “obat” anti hama. Istilah obat pun juga akan membingungkan, karena dalam bahasa sehari-hari petani sering minum obat untuk menyembuhkan
penyakitnya.
Untuk
menghindari
kecelakaan dalam hal-hal yang tidak diinginkan, maka perlu dicari istilah ini untuk penyuluhan yang tepat. Sementara diusulkan oleh Triharso tahun 1978 istilah racun hama saja bagi “pestisida”, racun serangga untuk insektisida dan racun tikus untuk rodentisida, racun gulma untuk herbisida dan racun cendawan untuk fungisida (Djafaruddin, 2000). Menurut
Djafaruddin
(2000),
bahwa
cara
pengendalian hama dapat dilakukan sebagai berikut:
Cara bercocok tanam atau kultur teknis (cultural practices/cultural methods):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Penggunaan varietas resisten terhadap hama dan penyakit tertentu.
Pergiliran dan pola tanaman pada suatu lahan, waktu dan musim.
Pemusnahan bahan-bahan sisa tanaman dari lahan atau lapangan.
Pengolahan tanah yang baik dan sempurna serta matang.
Mengubah waktu tanam dan waktu panen.
Pemangkasan dan penjarangan, baik tanaman pokok atau pelindung.
Pemupukan yang seimbang antar unsur-unsur hara tanaman.
Sanitasi, pencegahan dengan meniadakan sumber infeksi.
Pengelolaan air/kelembapan tanah dan lingkungan lainnya.
Pertanaman perangkap (trap-crop) atau umpan (baiting crop).
Dan lain-lain, sesuai jenis hama, pathogen, jenis tanaman, dan cara kultur teknisnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Cara mekanik:
Mematikan langsung dengan tangan.
Pembuatan barrier.
Perangkap mekanis (terutama pada hama).
Mematikan dengan alat.
Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara kultur teknisnya.
Cara fisik: a) Pengguanaan suhu tinggi. b) Penggunaan suhu renda. c) Penggunaan energi perangkap lampu, pengaturan cahaya. d) Penggunaan suara (pada hama). e) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara kultur teknisnya. Cara hayati: a) Melindungi dan mempertinggi populasi musuh alami (parasit, predator, pathogen dan lain sebagainya), disebut juga konservasi. b) Introduksi, mempertinggi cara buatan dan kolonisasi parasit atau pathogen khusus, disebut juga inokulasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
c) Membiakkan dan menyebarkan penyakit bakteri, virus, cendawan, dan protozoa dari hama, disebut juga inundasi. d) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara kultur teknisnya. Cara genetik: a) Membiakkan dan pelepasan serangan hama yang dimandulkan atau secara genetik tidak kompatibel dengan populasi hama di lapangan. b) Ras-ras fisiologis patogen yang tak cocok dengan tanaman inang. c) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara kultur teknisnya. Cara dengan peraturan undang-undang (karantina): a) Karantina Tumbuhan asing dan domestik. b) Eradikasi atau pengendalian secara luas melalui suatu peraturan. Cara kimiawi, atau pestisida: a) Dengan pestisida selektif, baik jenis maupun caranya. b) Pestisida
sistemik,
dalam
pencegahan
dampak
lingkungan. c) Dan lain-lain, sesuai jenis hama, tanaman, dan cara kultur teknisnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
8) Panen dan Penanganan Pascapanen Menurut Tora (2014), sawi pakcoy sudah bisa dipanen pada umur 30 -35 HST, tergantung pada ketinggian tempat penanaman. Semakin tinggi tempat penanaman, umur panen akan bertambah. Pangkal batang sawi pakcoy dipotong dengan menggunakan pisau yang tajam, kemudian sawi pakcoy hasil panen dicuci dan dibersihkan dari bekas-bekas tanah serta tangkai yang tua atau rusak, kemudian ditiriskan. Untuk sawi pakcoy yang akan dipasarkan ke supermarket dikemas dengan mengikat sawi pakcoy dengan label isolasi. Berat setiap kemasan sekitar 250300 gram. Sedangkan untuk dipasarkan ke pasar tradisional, sawi pakcoy tidak perlu dikemas dan dijual dalam kondisi masih segar dan tidak rusak. B. Zat Pengatur Tumbuh Kata hormon berasal dari kata-kerja bahasa Yunani yang berarti “merangsang”. Ditemukan pada semua organisme multiseluler. Hormon adalah sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian suatu organisme. Sebagaimana pertama kali didefinisikan oleh ahli fisiologi hewan, hormon adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh salah satu bagian tubuh dan kemudian diangkut ke bagian tubuh lain, dimana hormon tersebut akan memicu respons-respons di dalam sel dan jaringan sasaran. Karakteristik penting lain dari suatu hormon adalah bahwa pembawa pesan kimiawi ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
hanya dibutuhkan dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk menginduksi perubahan besar dalam suatu organisme (Campbell, 2003). 1.
Auksin Istilah auksin (dari bahasa Yunani auxein, „meningkatkan‟) pertama kali digunakan oleh Frist Went, seorang mahasiswa pascasarjana di Negeri Belanda pada tahun 1926, yang menemukan bahwa suatu senyawa
yang
belum
dapat
dicirikan
mungkin
menyebabkan
pembengkokan koleoptil oat ke arah cahaya. Fenomena pembengkokan ini, yang disebut fototropisme (Salisbury, 1995). Campbell (2003) mengungkapkan, bahwa istilah auksin (auxin) sebetulnya digunakan untuk menjelaskan segala jenis bahan kimia yang membantu
proses
pemanjangan
koleoptil,
meskipun
auksin
sesungguhnya memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun pada dikotil. Auksin alamiah yang diekstraksi dari tumbuhan merupakan suatu senyawa yang dinamai asam indolasetat (indoleacetic acid, IAA). Selain auksin alamiah ini, beberapa senyawa lain, termasuk beberapa senyawa
sintetik,
memiliki
aktivitas
auksin.
Meskipun
auksin
mempunyai beberapa aspek perkembangan tumbuhan, salah satu fungsinya yang paling penting adalah merangsang pemanjangan sel pada tunas muda yang sedang berkembang. Meyer (1973) menjelaskan, bahwa pusat sintesis auksin adalah jaringan meristematik apikal, seperti tunas, daun muda, ujung akar, dan bunga. Auksin disintesis dalam suatu jaringan, dan ditranslokasikan ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
organ lain pada tanaman. Konsentrasi auksin bervariasi dari satu jaringan ke jaringan lain, konsentrasi auksin terbesar terdapat pada jaringan yang mensintesis atau menyimpannya. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sintesis auksin. Suhu optimal untuk proses sintesis tidak sama pada semua tanaman atau jaringan. Campbell (2003) mengatakan, bahwa auksin yang ditemukan oleh Went diketahui sebagai asam indolasetat (IAA), dan beberapa ahli fisiologi
menyamakan
IAA
denagn
auksin.
Namun,
tumbuhan
mengandung tiga senyawa lain yang strukturnya mirip dengan IAA dan menyebabkan banyak respons yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut dapat dianggap sebagai hormon auksin, antara lain: a.
Asam 4-kloroindolasetat (4-kloroIAA), ditemukan pada biji muda berbagai jenis kacang-kacangan.
b.
Asam fenilasetat (PAA), ditemui pada banyak jenis tumbuhan dan sering lebih banyak jumlahnya daripada IAA, walaupun kurang aktif dalam menimbulkan respons khas IAA.
c.
Asam indolbutirat (IBA), semula diduga hanya merupakan auksin tiruan yang aktif, namun ternyata ditemukan pada daun jagung dan berbagai jenis tumbuhan dikotil sehingga barangkali zat tersebut tersebar luas pada dunia tumbuhan. Selain merangsang pemanjangan sel untuk pertumbuhan primer,
auksin mempengaruhi pertumbuhan sekunder dengan cara menginduksi pembelahan sel pada kambium pembuluh dan dengan mempengaruhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
diferensiasi xilem sekunder. Auksin juga meningkatkan aktivitas pembentukan akar adventif pada pangkal potongan dari suatu batang, suatu efek auksin yang digunakan dalam bidang hortikultura dengan cara mencelupkan potongan-potongan batang di dalam media perakaran yang mengandung auksin sintetik. Benih yang sedang berkembang juga mensintesis auksin, yang meningkatkan perkembangan buah pada banyak tumbuhan. Auksin sintetik disemprotkan ke pohon tomat untuk menginduksi perkembangan buah tanpa perlu melakukan penyerbukan. Ini memungkinkan untuk menanam tomat tanpa biji dengan menggantikan auksin yang dalam keadaan normal akan disintesis oleh biji (Campbell, 2003). Senyawa tertentu yang disintesis oleh ahli kimia juga mampu menimbulkan banyak respons fisiologis seperti yang ditimbulkan oleh IAA, dan biasanya senyawa itu dianggap sebagai auksin juga. Beberapa diantaranya yang paling dikenal baik ialah asam α-naftalenasetat (NAA), asam
2,4-diklorofenoksiasetat
(2,4-D),
dan
asam
2-metil-4-
klorofenoksiasetat (MCPA). Karena ketiga senyawa tersebut tidak disintesis tumbuhan, maka tidak disebut hormon, tapi dikelompokkan sebagai zat pengatur tumbuh tanaman. Banyak jenis senyawa lain bisa dimasukkan ke dalam kelompok ini. Istilah auksin menjadi semakin meluas sejak IAA ditemukan oleh Went, sebab banyak sekali senyawa yang strukturnya mirip dengan IAA dan menyebabkan respons serupa pula. Walaupun demikian, semua senyawa lirauksin tersebut mirip dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
auksin karena memiliki sebuah gugus karboksil yang menempel pada gugus lain yang mengandung karbon (biasanya –CH2-), yang akhirnya berhubungan dengan sebuah cincin aromatik (Salisbury, 1995). a.
Pusat pembentukan auksin Pusat pembentukan auksin ialah ujung koleoptil. Jika ujung itu dibuang, terhambatlah pertumbuhan koleoptil (Dwijoseputro, 1992).
b.
Distribusi auksin Auksin yang terbentuk di puncak koleoptil beredar ke bagianbagian yang ada di bawah koleoptil, jadi auksin mengalir dari puncak ke dasar (Dwijoseputro, 1992).
c.
Auksin dan pengembangan sel Dwijoseputro (1992) mengungkapkan, bahwa berdasarkan eksperimen-eksperimen
yang
telah
dilakukan
dapat
ditarik
kesimpulan, bahwa fungsi auksin bukan hanya menambah kegiatan pembelahan sel di jaringan meristem saja, melainkan berupa pengembangan sel-sel yang ada di daerah belakang meristem. Sel-sel tersebut menjadi panjang-panjang dan banyak berisi air. Auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel, sehingga mengakibatkan berkurangnya tekanan dinding sel terhadap protoplas. Karena tekanan dinding sel berkurang, maka protoplas mendapat kesempatan untuk menyerap air dari sel-sel yang terdekat pada titik-tumbuh yang mempunyai nilai osmosis yang tingggi. Dengan demikian didapatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
sel yang panjang dengan vakuola yang besar di daerah belakang titiktumbuh. Meyer (1973) menjelaskan, bahwa auksin dapat meningkatkan dan menghambat pertumbuhan, dimana merupakan respon dari efek yang diberikan, tregantung pada konsentrasi auksin. Efektivitas auksin diberikan tidak hanya tergantung pada konsentrasi, tetapi juga jenis tertentu respon pertumbuhan yang dipengaruhi. Beberapa efek penghambatan auksin, terutama pada pemanjangan segmen batang beberapa spesies dan pertumbuhan tunas pada orang lain. d.
Pengaruh cahaya terhadap auksin Telah diketahui, bahwa ujung batang tumbuh menuju ke arah datangnya cahaya; kejadian ini disebut fototropisme. Jika penyinaran ujung itu hanya dari satu sisi saja, maka ujung batang itu akan membengkok ke arah sinar. Went menghubungkan peristiwa ini dengan aktivitas auksin. Ia membuktikan, bahwa sinar dapat merusak auksin dan dapat pula menyebabkan pemindahan auksin ke bagian yang menjauhi sinar. Pernyataan ini dibuktikan sebagai berikut. Ujung koleoptil Avena dipangkas dan pangkasan itu kemudian diletakkan di atas suatu blok agar-agar yang tengahnya disekat dengan suatu papan dari mika (plastik). Sekat itu masuk sedikit ke dalam dasar pangkasan koleoptil serta benar-benar mencegah hubungan antara kedua bagian agar-agar yang diperantarainya. Kemudian pangkasan koleoptil itu disinari dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
satu bagian saja. Beberapa jam kemudian, kedua blok agar-agar A dan B diamati konsentrasi auksinnya. Maka hasilnya adalah agar-agar B hanya mengandung 35% dari jumlah auksin, sedang sisanya 65% ada di agar-agar A (Dwijoseputro, 1992). Bila berbagai macam sinar satu persatu diarahkan pada ujung kecambah
Avena, maka sinar nila-lah
yang paling banyak
pengaruhnya terhadap fototropisme, sedangkan sinar merah sama sekali tidak mempunyai pengaruh terhadap pembengkokan ujung kecambah tersebut. Hal ini menyebabkan dugaan, bahwa sinar nila dapat merusak auksin atau mencegah terjadinya auksin. Kejadian tersebut berhubungan erat dengan absorbsi sinar. Ada dua macam pigmen yang menyerap sinar nila, kedua pigmen itu ialah betakarotin dan riboflavin. Riboflavin biasanya terdapat di dalam ujung batang. Telah diketahui, bahwa ujung batang tidak mengandung betakarotin akan tetapi fototropisme tetap berpengaruh. Jadi kesimpulannya adalah riboflavin merupakan pigmen yang menyerap sinar nila, dan sinar yang disesapnya itu ternyata merusak enzim-enzim yang membantu pembentukan AIA dari triptofan. Maka sisi yang terkena sinar (sebenarnya sinar nila) menghambat dalam pembentukan auksin, sedang sisi yang gelap tetap menghasilkan auksin (Dwijoseputro, 1992).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
27
Auksin dan perkembangan tunas Auksin dapat menyebabakan dormansi pucuk. Hal tersebut dapat dibuktikan pada percobaan pemangkasan tunas pada pucuk batang. Bila tunas pada pucuk batang dipangkas, maka tunas-tunas yang ada di ketiak daun mulai tumbuh. Bila awalnya tuans pada pucuk batang tidak dipangkas, pertumbuhan tunas yang ada di ketiak daun terhambat oleh tunas yang ada di pucuk.
f.
Pengaruh auksin terhadap sel-sel meristem Pada percobaan suatu tanaman dipangkas, kemudian luka itu diberi pasta yang mengandung AIA dalam konsentrasi tinggi, maka terjadi pembelahan dan pengembangan sel-sel meristem, sehingga terjadilah suatu kutil (tumor). Auksin juga mempercepat terjadinya deferensiasi di daerah
meristem dan menggiatkan
kambium
membentuk sel-sel baru. g.
Pengaruh auksin terhadap gugurnya daun dan buah Laibach cs. (1933) menemukan peran auksin yang berupa kemampuan mencegah gugurnya daun dan buah. Pada dasar tangkai daun maupun dasar tangkai buah terdapat suatu lapis sel-sel yang pada suatu waktu menua; dinding-dindingnya menjadi lunak, sehingga daun atau buah menjadi terlepas dari induk batang. Kejadian ini dapat dicegah, bila tanaman tersebut disemprot dengan larutan AIA. Pengetahuan ini berguna bagi petani buah-buahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil
penelitian
menunjukkan,
bahwa
gugurnya
28
daun
dipengaruhi oleh suatu hormon yang diberi nama asam absisat atau dormin. Asam absisat terdapat pada banyak tumbuhan semak maupun tumbuhan berkayu. Fungsinya ialah menghambat pertumbuhan, jadi berlawanan dengan fungsi auksin maupun giberelin (Dwijoseputro, 1992). Auksin dapat dinonaktifkan dalam sel tanaman oleh enzim sebagai oksidase, peroksidase, dan phenolase (Meyer, 1973). 2. Sitokinin Seperti halnya dengan auksin, maka kinin juga merupakan suatu nama sekumpulan zat-zat yang mempunyai fungsi sama. Berdasarkan fungsi yang dimiliki zat ini, Letham (1963) menyebutnya sitokinin. Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin, suatu hormon yang terdapat di dalam batang tembakau. Zat ini meningkatkan pembelahan sel (cytokinesis). Selain itu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas-tunas serta akar-akar. Penelitian lebih lanjut menyatakan, bahwa di dalam air kelapa muda dan dalam ragi terdapat juga sejumlah kinetin. Menurut susunan kimianya, maka kinetin itu suatu 6-furfurilaminopurin. Sitokinin ditemukan dalam tahun 1950-an, dan Skoog (1957) berhasil mengungkapkan, bahwa sitokinin bukanlah suatu zat tunggal, melainkan kumpulan senyawa-senyawa yang fungsinya mirip antara satu dengan yang lain. Loveless (1991) menjelaskan, bahwa sitokinin yang disintesis dalam akar, diedarkan ke daun melalui pembuluh xilem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dimana,
sitokinin
diperlukan
untuk
pertumbuhan
normal
29
dan
diferensiasi, serta meningkatkan pembelahan sel dan menahan ketuaan (senescence). Sebagai misal sitonin yang lain ialah zeatin, suatu sitokinin yang
terdiri
atas
adenine
dan
gugusan
hidroksimetil-meti-lalil
(Dwijoseputro, 1992). Loveless (1991) mengungkapkan, bahwa sitokinin menahan menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil seimbang dalam daun. Ketuaan (senescence) merupakan peristiwa menguningnya daun, yang terjadi karena protein pecah dan klorofil rusak. 3.
Giberelin Dalam tahun 1926, F. Kurusawa menemukan suatu zat yang mempunyai sifat-sifat mirip dengan sifat-sifat auksin. Giberelin merupakan suatu zat yang diperoleh dari jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada tanaman padi. Jamur itu di dalam fase sempurna dikenal sebagai Gibberella fujikuroi dan di dalam fase tidak sempurna dikenal sebagai Fusarium moniliforme. Tanaman yang terkena giberelin itu menunjukkan gejala-gejala yang aneh, sehingga orang Jepang menyebut bakanae yang artinya sinting. Adapun khasiat giberelin: a. Menyebabkan tanaman menghasilkan bunga sebelum waktunya. b. Menyebabkan terjadinya buah tanpa proses penyerbukan. Buah menjadi besar-besar dan tidak berbiji.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
c. Menyebabkan tanaman yang kerdil menjadi tanaman raksasa dalam waktu yang singkat. d. Menyebabkan tumbuhnya biji dan tunas dengan cepat. e. Menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 sampai 5 kali tinggi normal. Suatu kol yang biasanya hanya 3 dm tingginya, setelah diberi giberelin, maka kol tersebut mencapai tinggi 3½ m. percobaan ini dilakukan di University of Michigan. f. Mempercepat tumbuhnya sayur-sayuran, dapat menyingkat waktu panen sampai 50%. Sayuran-sayuran yang biasanya baru dapat dipetik setelah 4 atau 5 minggu, maka dengan penggunaan giberelin, sayursayuran tersebut sudah dapat dipetik setelah 2 atau 3 minggu (Dwijoseputro, 1992). Antara auksin dan giberelin terdapat banyak kesamaan fungsi, namun peneliti-peneliti berhasil mengungkapkan beberapa perbedaan antara kedua fitohormon tersebut. Hasil eksperimen mereka menunjukkan adanya perbedaan seperti terdaftar di bawah ini. Perbedaan efek auksin dan giberelin terhadap kegiatan berbagai tumbuhan, disadur dari buku Hendry T. Northen Introductory Plant Science 1986, The Ronald Press Company, New York:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Tabel 2.2 Perbedaan efek auksin dan giberelin terhadap kegiatan berbagai tumbuhan
Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
11
Membengkokkan koleoptil (Avena) Memperlambat gugurnya daun Menggalakkan tumbuhnya akar samping Larutan yang tidak terlalu pekat menghambat pemanjangan akar Menghambat perkembangan tunas ketiak Menggalakkan perkembangan jaringan kalus Membantu pertumbuhan jenis tanaman yang kerdil Mempercepat perkecambahan, memperpendek Dormansi Menggalakkan perbungaan tumbuhan dua tahunan Menggalakkan perbungaan tumbuhan-haripanjang yang ditempatkan dalam kondisi hari-hari pendek Memudahkan terjadinya partenokarpi
Ada-tidaknya efek oleh: Auksin Giberelin Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Ya
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Ya Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
(Dwijoseputro, 1992) C.
Unsur-Unsur Nutrisi yang Diperlukan Tumbuhan Tubuh tanaman itu sebagian besar terdiri atas tiga unsur, yaitu C 43,6%, O 44,4% dan H 6,2%. Unsur-unsur ini diambilnya dari udara berupa CO2 dan O2 serta dari tanah berupa H2O. Tanaman tak mungkin hidup dengan ketiga unsur ini saja, ia memerlukan unsur-unsur lain lagi yang sangat penting untuk pembentukan bermacam-macam protein, zatlemak dan zat-zat organik lainnya (Dwijoseputro, 1992). Adapun elemen-elemen yang hampir selalu ada di dalam tiap tanaman ialah 14 saja jumlahnya, yaitu: C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg, Fe,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
sedang unsur-unsur seperti Zn, Mn, Cu, B, Mo ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur lainnya seperti Si, Al, Cl pun sering kedapatan di dalam jumlah yang sangat kecil. Unsur-unsur C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg ada kedapatan di dalam jumlah agak besar dan oleh karenanya kesembilan unsur-unsur ini disebut makro-elemen, sedang sisanya disebut mikro-elemen (Dwijoseputro, 1992). Unsur Hara Makro Esensial 1. Nitrogen (N) Unsur N di dalam tanah dijumpai dalam bentuk anorganik atau organik yang bergabung dengan C, H, O dan terkadang dengan S untuk membentuk asam-asam amino, enzim-enzim amino, asam nukleat, klorofil, alkaloid dan basa purin. Meskipun N-an-organik dapat berakumulasi membentuk nitrat, N-organik dominan dalam bentuk protein berbobot-molekul tinggi (Jones et al., 1991). Menurut Mengel dan Kirkby (1978), unsur N sangat berhubungan dengan perkembangan jaringan meristem, sehingga sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Unsur N berperan sebagai penyusun semua protein, klorofil dan asam-asam nukleat, serta berperan penting dalam pembentukan koenzim. Di dalam sel-sel tanaman, N-nitrat yang diserap mengalami serangkai proses reduksi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
a. Nitrat direduksi menjadi nitrit (NO2¯), lalu b. Nitrit direduksi menjadi ammonia (NH3) (identik dengan nitrifikasi dalam tanah) (Kemas, 2004). Kekurangan nitrogen mengakibatkan daun tidak tampak hijau segar, melainkan kekuning-kuningan. Jika kekurangan nitrogen cukup banyak dan terus-menerus, maka daun-daun yang berada di bawah tanaman menjadi kuning dan akhirnya gugur. Tanaman tomat menjadi ungu
atau
kemerah-merahan
apabila
kekurangan
nitrogen.
Pembentukan klorofil terganggu dan sebaliknya terjadi pembentukan antioksidan. Tumbuhan Leguminosae mengambil nitrogen dalam bentuk NO3ˉ atau NH4+ dari tanah. Jika ketrsediaan N2 melimpah, maka daundaun tanaman menjadi tebal dan berwarna hijau-tua, sedang batang terlihat agak lemah, meskipun pertumbuhannya subur. Penanganan tanah yang kekurangan nitrogen adalah memberikan pupuk hjau atau pupuk buatan yang mengandung N (Dwijoseputro, 1992). 2. Fosfor (P) Unsur P diambil tanaman dalam bentuk ion orthofosfat primer dan sekunder (H2PO42-). Tingkat penyerapan kedua ion ini dipengaruhi oleh pH area perakaran tanaman: a. Pada pH lebih rendah, tanaman lebih banyak menyerap ion orthofosfat primer, tetapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
b. Pada pH yang lebih tinggi ion orthofosfat sekunder yang lebih banyak diserap tanaman. Pemanfaatan fosfat dalam sel-sel tanaman terjadi melalui 3 fase, yaitu: a. P-anorganik diserap akar dan diinkorporasikan (digabung) ke molekul-molekul organik atau dengan P-radikal lainnya; b. Transfosforilasi, proses transfer gugus fosforil dari senyawasenyawa P {dari tahap (1)} ke molekul-molekul lain. Senyawa ini disebut
“senyawa
antara-terfosforilasi”
(the
phosphorilated
intermediate), dan kemudian c. Proses pelepasan energi kimiawi melalui hidrolisis senyawa (2) ini yang melepaskan fosfat atau pirofosfat dan energi kimiawi, atau melalui proses substitusi P-radikal pada molekul-molekul organik. Energi yang digunakan dalam perubahan fosfat ini terutama berasal dari energi potensial oksidasi – reduksi hasil metabolisme oksidatif (Kemas, 2004). Gejala-gejala kekurangan pospor tidak tampak jelas seperti kekurangan nitrogen. Pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua, kadang-kadang terlihat terbentuk antioksidan. Pada lembaran dan tangkai daun tampak bagian-bagian yang mati dan akhirnya daun rontok (Dwijoseputro, 1992). 3. Kalium (Potassium) (K) Secara fisiologis, unsur ini berfungsi dalam:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
a. Metabolisme karbohidrat seperti pada pembentukan, pemecahan, dan translokasi pati; b. Metabolisme nitrogen dan sintesis protein; c. Pengaturan pemanfaatan berbagai unsur hara utama; d. Netralisasi asam-amino organik penting; e. Aktivasi berbagai enzim; f. Percepatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem (pucuk, tunas); dan g. Pengaturan buka-tutup stomata dan hal-hal yang terkait dengan penggunaan air. Tanaman yang mengalami defisiensi unsur K mudah terlihat dengan: a. Melemahnya turgor batang, sehingga mudah patah atau tanaman mudah rebah; b. Kerentanan terhadap serangan penyakit, seperti Powdery-mildew pada tanaman gandum, kerusakan batang, busuk akar dan winterkilled pada alfalfa; c. Rendahnya kualitas produksi bebuahan dan sesayuran; d. Secara fisiologis menyebabkan terganggunya aktivitas enzim invertase, diastase, peptase, dan katalase pada tebu, dan piruvik kinase pada beberapa tanaman lain;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
e. Proses fotosintesis terhambat tetapi respirasi meningkat, sehingga menghambat transportasi karbohidrat (seperti gula pada tebu) dan secara keseluruhan menghambat pertumbuhan; f. Terhambatnya sintesis protein pada tebu akibat terakumulasinya N-non protein di dedaunan; g. Pada barley, terjadi akumulasi asam amino bebas di dedaunan dan menurutnya kadar asam-asam bebas dibanding kadar amida; dan h. Pada rerumputan terjadi penurunan produksi N-amida dan konversinya menjadi protein. Salah satu faktor spesifik unsur K adalah sebagai pengimbang atau penetral efek kelebihan N yang menyebabkan tanaman menjadi lebih sukulen (awet muda) sehingga lebih mudah terserang hamapenyakit, rapuh dan mudah rontoknya bunga/buah/daun/cabang. Hal ini karena unsur K berfungsi meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga mempercepat penebalan dinding-dinding sel dan ketegaran tangkai bunga/buah/cabang. 4. Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) a. Peranan dan fungsi fisiologis Ca Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca2+, berperan sebagai komponen dinding sel, dalam pembentukan struktur dan permeabilitas membran sel. Kalsium rata-rata menyusun 0,5% tubuh tanaman, banyak terdapat dalam daun dan pada beberapa tanaman mengendap sebagai Ca-oksalat dalam sel-sel. Kekurangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
unsur ini dapat menyebabkan terhentinya pertumbuhan tanaman akibat terganggunya pembentukan pucuk tanaman dan ujung-ujung akar (titk-titik tumbuh), serta jaringan penyimpanan. Hal ini sebagai akibat rusaknya jaringan meristematik karena rusaknya permeabilitas dan struktur membran sel. Unsur Ca bagi tanaman berperan penting dalam: 1) Mempertahankan integritas sel-sel, karena peranannya dalam sintesis Ca-pektat yang menyusun lamela tengah sel-sel; 2) Mempertahankan permeabilitas membran, karena Ca banyak terdapat pada daerah batas antara sitoplasma dan dinding sel atas dari plasmalema; 3) Pembentukan dan peningkatan kandungan protein mitokondria. Mitokondria ini berperan penting dalam respirasi aerobik yang mempengaruhi penyerapan garam, sehingga menyebabkan adanya hubungan langsung antara kadar Ca dan ion-ion yang diserap tanaman; 4) Berperan dalam menghambat pengguguran atau proses penuaan daun; Jones (1991) juga melaporkan peran Ca dalam: 5) Merangsang penyerbukan dan pertumbuhan tanaman; 6) Mengaktifkan sejumlah enzim yang berfungsi dalam mitosis, divisi dan elongasi sel-sel;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
7) Dalam pembelahan sel ini, Ca berperan secara spesifik pada organisasi benang kromatin atau spindle; 8) Berperan langsung dalam pemantapan dan sebagai penyusun kromosom; 9) Sintesis protein dan transfer karbohidrat; serta 10) Detoksifikasi logam-logam berat bagi tanaman. b. Peranan dan fungsi fisiologis Mg Magnesium diambil tanaman dalam bentuk ion Mg2+, berperan dalam penyusun klorofil (satu-satunya mineral), tanpa klorofil foto sintesis tanaman tidak akan berlangsung, dan sebagai aktivator enzim. Secara umum rata-rata menyusun 0,2% bagian tanaman, sebagian besar terdapat di daun tetapi seringkali dijumpai dalam proporsi cukup banyak pada biji padi, jagung, sorgum, kedelai dan kacang tanah. Defisiensi
Mg
ditandai
gejala
klorosis
di
anatara
pertulangan daun tua yang berwarna hijau, kemudian menguning atau lembayung kemerahan (pada kapas), kemudian menjadi coklat dan nekrotik. Unsur ini dibutuhkan dalam: 1) Aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat, terutama dalam Siklus Asam Sitrat yang berperan vital dalam respirasi sel; 2) Metabolisme N, sebagai katalisator pada reaksi fosforilasinya;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
3) Proses fotosintesis lainnya, sebagai kofaktor untuk hampir seluruh enzim yang terlibat, yaitu sebagai pembentuk jembatan antara struktur pirofosfat ATP/ADP dengan molekul enzim, sehingga terlibat dalam proses transfer energi pada fotosintesis, glikolisis, siklus asam trikarboksilat dan respirasi; 4) Berperan dalam seluruh proses metabolism lainnya; 5) Sintesis protein, sehingga jika defisit Mg terjadi penurunan kadar N-protein dan peningkatan kadar N-non protein yang mencerminkan terhambatnya sintesis protein. Hambatan ini bukan disebabkan terhambatnya sintesis asam amino seperti akibat defisiensi belerang (S), tetapi akibat terjadinya pengurain protein dalam ribosom menjadi unit-unit yang lebih kecil; sehingga 6) Unsur Mg juga berfungsi mempertahankan partikel-partikel ribosom dalam suatu bentuk yang diperlukan dalam sintesis protein; serta 7) Mengaktifkan transfer asam-asam amino dari t-RNA menjadi rantai-rantai polipeptida. 5. Sulfur (S) Gejala defisiensi unsur S mirip dengan unsur N, sehingga dapat menimbulkan keracunan. Perbedaannya terletak pada sifat unsur S yang immobil, seangkan unsur N bersifat mobil, sehingga gejala awal defisiensi S terjadi pada daun muda, sedangkan gejala defisiensi N
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
dimulai pada daun tua. Defisiensi S menyebabkan tanaman tumbuh terhambat dan kerdil dengan batang yang pendek dan kecil, serta klorotik. Di dalam jaringan dan cairan tanaman dijumpai ion-ion sulfat (SO42-) utuh dalam jumlah besar. Unsur ini berperan penting dalam: a. Sintesis protein, ion sulfat ini direduksi menjadi bentuk –S-S dan – SH; b. Pembentukan ikatan disulfida di antara rantai-rantai polopeptida. Pembentukan ikatan disulfida dari gugus –SH dalam sintesis dipeptida sistin. c. Sebagai salah satu unsur penting pada koenzim A (KoA) dan pada vitamin seperti biotin dan thiamin. Di dalam KoA situs aktif dari molekulnya adalah gugus –SH, yang dapat bereaksi dengan gugus OH. d. S merupakan komponen biotin yang terkait dengan fiksasi CO2 dan reaksi-reaksi dekarboksilasi, meskipun bukan sebagai gugus postetik dari enzim-enzim yang memfiksasi CO2 tersebut; e. Merupakan unsur esensial pada cincin tiazol, yang merupakan komponen vitamin thiamin (vitamin B1); f. Sebagai senyawa volatil (mudah menguap) yang menjadi bau khas pada bebrapa tanaman, seperti sulfoksida, pemedas mata pada bawang merah dan bau pengar pada bawang putih;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
g. Sebagai komponen Glucosinolat atau Glukosida minyak mustard pada famili Cruciferae, yang jika dihidrolisis akan menghasilkan isothonat, glukosa dan sulfat. Minyak mustard pada tanaman Cenil (Nasturtius officinale) disebut Gluconasturtius. Unsur Hara Makro Esensial Bentuk dan peranan umum unsur hara mikro tertera pada Tabel 2.3. Dari Tabel ini terlihat bahwa hampir semua unsur (kecuali B dan Cl) ini berperan dalam reaksi enzimatik; yang berperan dalam: 1. Sintesis klorofil adalah Fe, Mn, Cu dan Cl; 2. Fotosintesis adalah Fe, Mn, Cu dan Cl; 3. Sistem respirasi adalah B, Fe dan Cu; 4. Metabolisme karbohidrat adalah Fe dan Cu; 5. Fiksasi dan asimilasi N adalah Fe, Cu, Mo dan Co; serta 6. Aktivitas seluler/membran meliputi B dan Cl. Tabel 2.3. Bentuk dan Peran Hara Mikro bagi Tanaman Ion Hara B: (BO3¯, HBO3)
Peranan Hara Diperkirakan
penting
dalam
translokasi
gula,
metabolisme karbohidrat, proses sintesis asam nukleat {yaitu satu basa dari RNA (uracil)} dan berfungsi pada membran; Berperan dalam aktivitas seluler (divisi, differensiasi, maturasi, respirasi, pertumbuhan, dll); terkait dengan germinasi madu, pertumbuhan dan stabilitas tabung-tabung madu. Relatif immobil dan transportasi utamanya lewat xylem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fe: (Fe2+)
42
Dalam sintesis klorofil (sebagai katalisator atau bagian sistem enzimatik) dan bagian dari enzimenzim
tertentu,
seperti
cytochrom
oksidase
(Transport elektron) dan cytochrom (tahap respirasi terminal) pada fotosintesis dan respirasi, juga dalam proses
fiksasi
N;
sebagai
komponen
protein
ferredoksin yang dibutuhkan dalam reduksi nitrat dan sulfat, assimilasi N2 dan produksi energi (NADP); juga terlibat dalam sintesis protein dan pertumbuhan ujung akar meristem. Mn: (Mn2+)
Katalisator beberapa proses oksidasi-reduksi, seperti dalam sistem transport elektron fotosintetik; Esensial dalam fotosistem II pada fotolisis karena berfungsi sebagai jembatan ATP dengan enzim kompleks fosfokinase dan fosfotransferase, dan aktivator beberapa enzim, seperti IAA oksidase; stimulator pemecah molekul air pada fotosintesis (produksi O2), dan sebagai komponen struktural pada sistem membran kloroplas.
Cu: (Cu2+)
Sebagai bagian enzim sitokrom oksidase (dalam respirasi pada mitokondria), asam ascorbic oksidase dan polifenol oksidase, yang ketiganya mereduksi kedua atom dari molekul O2; salah satu penyusun plastosianin (protein kloroplas) yang bertindak sebagai bagian dari sistem transport elektron yang menghubungkan fotosistem I dan II; Berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat, serta dalam fiksasi N2; Juga terlibat dalam desaturasi dan hidroksilasi asam-asam lemak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Zn: (Zn2+)
43
Aktivator enzim yang mengatur bermacam-macam aktivitas metabolik (= fungsi Mn dan Mg), dan aktivator spesifik terhadap karbonik anhidrase. Berperan
dalam
pembentukan
klorofil
dan
pencegahan kerusakan molekul-molekulnya. Mo: (MoO42-)
Konstituen enzim nitrogenase (yang terlibat dalam konversi nitrat ke ammonium) (juga dalam proses fiksasi N) dan nitrat reduktase yang mengubah nitrat menjadi
nitrit,
sehingga
kebutuhan
Mo
jauh
berkurang dengan ketersediaan dan pemupukan NH4+. Co: (Co2+)
Penting dalam sistem enzim nitrogenase pada fiksasi N-simbiotik oleh Rhyzobium.
Cl: (Cl¯)
Aktivator sistem evolusi O2 (pemecahan molekul air) pada fotosintesis (fotosistem II) dan dalam proses pembelahan sel; Juga meningkatkan tekanan osmotik sel dan hidrasi jaringan tanaman, serta memengaruhi regulasi stomata; Terkait dengan pengurangan penyakit spot daun pada gandum.
(Kemas, 2004) Suatu tanaman yang kekurangan salah satu elemen pokok yang sangat diperlukan biasanya memperlihatkan tanda-tanda yang segera dapat di lihat dengan mudah. Ada kalanya tanda-tanda itu tidak tampak jelas, tetapi dengan menggunakan alat-alat yang lebih teliti gejala-gejala itu dapat diketahui juga. Salah satu gejala yang sangat menyolok apabila tanaman kekurangan suatu elemen ialah pertumbuhan yang terganggu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
1. Pospor Pada umumnya diambil oleh tanaman di dalam bentuk H2PO4ˉ. Elemen ini diperlukan sekali untuk pembentukan pospolipida, nukleoprotein. Terdapat pengaruh timbal-balik antara pengambilan pospor dan nitrogen. Jika pospat yang ada tersedia di dalam tanah itu tidak cukup banyak, maka nitrogen ada berkurang. Pospat lebih mudah diserap akar, jika nitrogen tersedia di dalam bentuk zatorganik,
misalnya
urea. Banyak pospor
menyebabkan
lekas
dewasanya tanaman. 2. Kalium Terdapat di dalam tubuh tanaman sebagai garam anorganik. Pada bagian-bagian tanaman yang melangsungkan pertumbuhan mengadung lebih banyak kalium daripada di dalam daun yang sudah tua. Unsur ini diduga mempunyai peranan penting sebagai katalisator, terutama di dalam pengubahan protein dan asam-amino. Jika kekurangan kalium, maka protein yang terdapat dalam tanaman sedikit, sedang prosentase asam-amino cukup tinggi. Sebaliknya, jika terdapat kalium yang cukup, prosentase asam-amino turun dan banyaknya protein bertambah, menunjukkan bahwa kalium membantu dalam pembentukan protein. Dalam penyusunan dan pembongkaran karbohidrat, kalium mempunyai peranan penting. Kekurangan kalium berakibat pernapasan.
terhambatnya
fotosintesis
dan
bertambah
giatnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
3. Kalsium (Ca) Diambil
dari
tanah
sebagai
kation.
Kekurangan
Ca
menyebabkan desintegrasi pada ujung-ujung batang maupun ujungujung akar. Daun-daun yang paling muda menjadi abnormal bentuknya. Kekurangan unsur kalsium di dalam tanah menyebabkan pengambilan unsur magnesium secara berlebihan sehingga tanaman menunjukkan tanda-tanda keracunan. Itulah sebabnya maka tanaman yang kekurangan kalsium perlu tambahan pupuk yang mengandug kalsium untuk memperoleh keseimbangan pengambilan unsur-unsur Ca dan Mg. Kalsium berguna untuk menguatkan dinding sel (lamel tengah) dan di dalam banyak tanaman, unsur ini terdapat sebagai kristal-kristal kalsium-oksalat.
Kalsium
mempergiat
pembelahan
sel-sel
di
meristem, membantu pengambilan nitrat dan mengaktifkan berbagaibagai enzim. Di dalam daun yang tua ada terdapat lebih banyak kalsium daripada di dalam daun-daun yang muda. Jika suatu tanamanpercobaan tiba-tiba dipindahkan ke suatu larutan yang tidak mengandung kalsium, maka daun-daun yang terbentuk kemudian tidak mendapatkan distribusi kalsium dari daun-daun yang sudah tua. Ini berarti bahwa unsur-unsur kalsium tersebut dalam keadaan immobil (tidak pindah) di dalam tanaman (Dwijoseputro, 1992).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
4. Magnesium (Mg) Merupakan faktor untuk pembentukan klorofil. Kekurangan Mg mengakibatkan klorosis yang dimulaikan dari batang bagian bawah, kerap kali diikuti dengan matinya bagian-bagian atau daun seluruhnya. Menguningnya daun tidak dimulai dari pangkal, melainkan dari ujung, sedang tulang-tulang daun tetap beerwarna hijau. Magnesium memegang peranan di dalam pertukaran zat pospat, ikut serta mempengaruhi proses pernapasan dan pula mengaktifkan enzim-enzim transposporilase, dehidrogenase dan karboksilase. Magnesium yang berlebihan menimbulkan gejala-gejala keracunan, akan tetapi hal ini dapat dihindari dengan memberikan kalsium yang cukup. 5. Belerang (S) Merupakan penyusun macam-macam asam-amino, tiamin, biotin; kedua zat yang terakhir ini sangat penting sebagai vitamin. Bawang merah dan bawang putih memerlukan unsur ini di dalam jumlah yang cukup besar. Belerang biasanya diserap akar sebagai ionion SO4ˉ, akan tetapi dapat juga masuk melalui daun berupa SO2. Kekurangan
belerang
hampir
serupa
gejalanya
seperti
kekurangan nitrogen, yaitu daun-daun yang muda menjadi kuning, sedang daun-daun yang tua pun berubah menjadi pucat, apabila kekurangannya belerang terus-menerus. Belerang tersusun dari zat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
organik yang dapat diubah menjadi belerang yang anorganik untuk diedarkan ke jaringan tumbuhan untuk pembentukan zat organik. Hal ini terjadi di dalam daun, dimana belerang dilepaskan untuk didistribusikan ke buah dan biji yang akan dewasa. Jadi belerang bersifat mobil (dapat pindah ke lain tempat). 6. Besi (Fe) Diperlukan tanaman untuk pembentukan klorofil. Kekurangan besi dalam bentuk ion-ion Fe2+ menyebabkan klorosis. Defisiensi kekurangan besi adalah daun menjadi kuning atau pucat, tetapi uraturat daun tetap berwarna hijau. Besi berperanan sebagai ko-enzim dalam berbagai proses pernapasan, selain itu merupakan bagian dari enzim katalase, peroksidase, sitokrom. Tanah yang terlampau banyak mengandung kapur, pula tanah yang netral atau sedikit basa itu pada umumnya kekurangan zat besi. Besi yang ada di dalam tanaman tidak mudah lagi didistribusikan ke bagian lain yang membutuhkannya, dengan kata lain, besi merupakan unsur yang immobil di dalam tubuh tanaman. Daun-daun yang tua tidak dapat memberikan persediaan besi kepada daun-daun yang muda yang memerlukan elemen tersebut. 7. Borium (B) Seperti besi juga merupakan mikro-elemen yang penting, akan tetapi fungsinya di dalam tubuh tanaman belum diketahui jelas. Hanya gejala kekurangan borium adalah cepat matinya bagian-bagian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
mengalami pertumbuhan seperti “penyakit pucuk” (top sickness) pada tembakau, menguningnya kobis, menggulungnya daun kentang (Dwijoseputro, 1992). 8. Mangan (Mn) Mikro-elemen yang mengaktifkan beberapa enzim seperti dehidrogenase dan karboksilase. Kekuranagn Mn mempunyai efek yang sama seperti kekurangan besi atau kekurangan Mg, yaitu klorosis. Ada beberapa penyakit defisiensi tertentu yang disebabkan oleh kekurangan unsur ini. Tanah yang cukup basa kurang mengandung Mn. 9. Tembaga (Cu) Suatu mikro-elemen yang mempunyai peranan dalam prosesproses oksidasi-reduksi. Terlalu banyak Cu menyebabkan racun. Akibat kekurangan unsur ini adalah menyusutnya ujung daun, yang akhirnya mengakibatkan gugurnya seluruh daun. 10. Seng (Zn) Suatu mikro-elemen yang penting dalam mengaktifkan beberapa enzim, diperlukan di dalam pembentukan asam indol-asetat. Kekurangan Zn mengakibatkan kerdil pada ujung akar dan menghambat pertumbuhan seluruhnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
11. Molybdenum (Mo) Mikro elemen yang paling sedikit dibutuhkan, penting di dalam mereduksikan nitrat. Kekurangan Mo mengakibatkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Terlalu banyak Mo mengakibatkan racun. 12. Aluminium (Al) Mikro-elemen banyak terdapat di tanaman. Unsur ini sebenarnya tidak termasuk unsur yang esensial, tetapi diperlukan kebanyakan tanaman. Unsur Al banyak terdapat di dalam tanah yang sedikit asam. 13. Silisium (Si) Diperlukan oleh ganggang Diatomeae, suku Gramineae dan beberapa suku lainnya, tetapi untuk banyak suku yang lain unsur ini tidak esensial (Dwijoseputro, 1992). D. Penelitian yang Relefan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2008) dengan judul penelitian “Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri”, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh komposisi media dan macam zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanaman Anthurium hookeri. Zat pengatur tumbuh yang paling berpengaruh adalah BPA, dimana zat pengatur tumbuh ini paling unggul dalam pertumbuhan tanaman yang meliputi jumlah daun dan lebar daun. Sedangkan tinggi tanaman paling unggul adalah zat pengatur tumbuh GA3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Berikut adalah tabel rata-rata tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun tanaman Anthurium hookeri pada penelitian ini: Tabel 2.4. Rata-rata tinngi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun tanaman Anthurium hookeri Rata-Rata Pengamatan pada Parameter Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm)
Lebar Daun (cm)
Jumlah Daun (helai)
IAA
11,30
2,34
6,50
BAP
12,56
2,39
6,67
GA3
13,50
2,24
6,17
E. Hipotesis 1. Hipotesis Alternatif (H1) : Ada pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetis Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan sayuran sawi pakcoy (Brassica rapa L. Kelompok chinensis) 2. Hipotesis Nol (H0) : Tidak ada pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh sintetis Auksin, Sitokinin, dan Giberelin terhadap kecepatan pertumbuhan sayuran sawi pakcoy (Brassica rapa L. Kelompok chinensis)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu mulai dari Februari sampai dengan April 2015.
2.
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Anggur Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
B. Jenis Rancangan Penelitian dan Variabel Penelitian 1.
Jenis rancangan penelitian Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 kelompok, dimana masing-masing terdapat 10 ulangan yaitu sebagai berikut: Kelompok pertama (A) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin. Kelompok kedua (S) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Sitokinin. Kelompok ketiga (G) dengan perlakuan pemberian ZPT sintetik Giberelin. Kelompok keekmpat (K) tidak diberi perlakuan karena sebagai kontrol.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
a. Metode pengambilan data Data penelitian yang diambil meliputi data kuantitatif dan kualitatif. 1) Data kuantitatif Pengambilan data penelitian kuantitatif dilakukan dengan cara pengukuran pertumbuhan tanaman sayuran sawi pakcoy (Brassica chinensis) yang meliputi tinggi tanaman (cara pengukuran dari kotiledon sampai dengan ujung daun), lebar daun (cara pengukuran dari tepi sisi kiri sampai dengan tepi sisi kanan daun), dan jumlah daun (dihitung per helai daun) yang diukur
selama
masa
pertumbuhan
serta
berat
basah
(pengukuran dengan cara ditimbang) yang diukur pada akhir penelitian atau panen. 2) Data kualitatif Pengambilan data kualitatif dilakukan dengan cara pengamatan fisiologis tanaman sayuran sawi pakcoy yang meliputi warna daun, struktur daun/batang, keadaan daun/batang apakah segar atau layu, dan sebagainya. Hasil pengamatan berupa foto dapat dilihat di data hasil pengamatan BAB IV. b. Pengolahan data Data yang diperoleh diolah menggunakan program SPSS Statistics 17.0 dengan uji One-Way Anova, bila hasil signifikan maka diteruskan dengan uji lanjutan yaitu Metode Duncan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
c. Analisis data Data yang telah diperoleh dan diolah kemudian dianalisis dengan cara kuantitatif dan kualitatif (deskriptif). Data yang telah diolah dengan uji One-Way Anova dengan uji lanjutan yaitu Metode Duncan dianalisis dengan mengkaitkan landasan teori dengan data yang telah didapat. Data kualitatif yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dengan mengkaitkan landasan teori dengan data yang telah didapat. 2. Variabel penelitian a. Variabel bebas : pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin dengan pengenceran 1:10 (1 ZPT, 10 air). Zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin harganya sama dan tempat produksinya juga sama. b. Variabel terikat: pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat basah, warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit. c. Variabel kontrol: media tanam (tanah, sekam, coco fit), pupuk, air, intensitas cahaya, suhu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
C. Obyek Penelitian dan Sampel Penelitian 1.
Obyek Penelitian Obyek penelitian yang dilakukan adalah tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) yang diberi perlakuan berbeda, yaitu pemberinan zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin.
2.
Sampel Penelitian Sampel penelitian yang dilakukan adalah 10 tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) pada setiap perlakuan. Pada penelitian ini menggunakan tiga perlakuan dan satu kontrol. Jadi total sampel adalah 40 tanaman sawi pakcoy.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan pencatatan.
Observasi Observasi dilakukan selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy dengan mengamati morfologinya yang meliputi warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/ penyakit serta mengukur pertumbuhannya yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah pada saat masa panen.
Pencatatan Pencatatan dilakukan pada saat pengamatan morfologi yang meliputi warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/ penyakit selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Selain itu juga pencatatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
dilakukan pada saat mengukur tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun selama pertumbuhan, dan berat basah pada saat masa panen. E. Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan pembahasan secara deskriptif mengenai tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah selah dilakukan penghitungan dengan pengolahan data melalui SPSS Statistics 17.0, berat basah, warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit tanaman sawi pakcoy selama pertumbuhan hingga panen. Analisis kuantitatif dilakukan dengan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS Statictics 17.0 dengan uji One-Way Anova untuk mengetahui hasil yang signifikan. Bila hasil signifikan, maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan Metode Duncan untuk mengetahui beda nyata. Sebelum data diolah menggunakan uji One-Way Anova, terlebih dahulu dilakukan uji Normalitas dan Homogenitas untuk mengetahui apakah jarak pertumbuhan tanaman selama pengamatan normal dan homogen. F. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian ini dikatakan berhasil apabila: 1.
Data terkumpul dengan lengkap Data yang terkumpul dengan lengkap dapat diolah untuk mengetahui hasil pertumbuhan secara kuantitatif (tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat basah) dan kualitatif (warna daun, kesegaran daun, serangan hama/penyakit).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
56
Metode analisa sesuai dengan tujuan Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil pengamatan harus sesuai dengan tujuan sehingga dapat mengetahui apakah penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan.
G. Alat, Bahan, dan Cara Kerja 1.
Alat a. Sekop
f. Penggaris
b. Ember
g. Ballpoint
c. Timbangan
h. Log Book
d. Hand Sprayer
i. Kamera
e. Gunting 2.
3.
Bahan a. Bibit sawi pakcoy
g. Sekam
b. ZPT sintetik Auksin
h. Tanah
c. ZPT sintetik Sitokinin
i. Air
d. ZPT sintetik Giberelin
j. Polybag
e. Pupuk kandang
k. Kertas label
f. Coco fit
l. Timbangan
Cara Kerja a. Pembibitan tanaman sayuran sawi pakcoy 1) Menyiapkan alat dan bahan. 2) Membuat media pembibitan dari campuran tanah, coco fit, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:½.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
3) Menyiapkan polybag dan mengisinya dengan campuran media tanam yang telah dibuat. 4) Memberi label pada polybag dengan ketentuan: a) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Auksin diberi label A. b) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Sitokinin diberi label S. c) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Giberelin diberi label G. d) Pada perlakuan kontrol diberi label K. 5) Menanam bibit sawi pakcoy ke dalam polybag. 6) Menyiram media tanam yang berisi bibit sawi pakcoy dengan air agar. 7) Menyemprot ZPT sintetik sesuai label perlakuan. 8) Menempatkan media yang berisi benih sawi pakcoy pada tempat yang teduh dan sejuk hingga tumbuh menjadi bibit. b. Penanaman dan perawatan tanaman sayuran sawi pakcoy 1) Menyiapkan alat dan bahan. 2) Membuat media tanam dari campuran tanah, coco fit, sekam, dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1:½. 3) Membuat lubang pada polybag dengan cara menggunting polybag pada bagian bawah untuk saluran udara dan air.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
4) Mengisi polybag dengan campuran media tanam yang telah dibuat. 5) Memberi label pada polybag dengan ketentuan: a) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Auksin diberi label A dengan pengulangan sebanyak 15 buah. b) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Sitokinin diberi label S dengan pengulangan sebanyak 15 buah. c) Pada perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT) sintetik Giberelin diberi label G dengan pengulangan sebanyak 15 buah. 6) Menanam bibit sawi pakcoy pada polybag yang berisi media tanam dan berlabel sesuai dengan ketentuan perlakuan. 7) Menyiram bibit sawi pakcoy yang telah ditanam dengan menggunakan air. 8) Menempatkan bibit sawi pakcoy pada tempat yang teduh dan sejuk. 9) Merawat tanaman sawi pakcoy dengan ketentuan: a) Penyiraman dilakukan setiap dua hari sekali. b) Pemupukan dilakukan pada: (1) Pupuk dasar (pada saat penanaman) (2) Hari ke-10 (3) Hari ke-17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
(4) Hari ke-22 c) Penyemprotan zat pengatur tumbuh dilakukan setiap satu minggu sekali (tiga kali semprot pada setiap tanaman). 10) Mengamati dan mengukur pertumbuhan tanaman sawi pakcoy dua kali dalam satu minggu dan mencatatnya dalam log book. 11) Ketika masa panen menimbang berat basah tanaman sawi pakcoy dan mencatatnya dalam log book.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Data Kuantitatif Dalam penelitian ini terdapat 40 polybag tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) yang diberi perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh Auksin, Sitokinin, dan Giberelin, serta perlakuan kontrol. Tanaman sawi pakcoy dipanen pada usia 39 hst (hari setelah tanam). Berikut ini adalah tabel rata-rata hasil pengukuran selama pertumbuhan hingga panen. Tabel 4.1. Rata-rata tinngi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) Rata-Rata Pengamatan pada Parameter Perlakuan
Tinggi Tanaman
Lebar Daun
Jumlah Daun
Berat Basah
(cm)
(cm)
(helai)
(gr)
Auksin
21.1
6.81
7.3
2.9
Sitokinin
25.58
9.26
9.6
4.53
Giberelin
23.17
7.29
7.6
2.24
Kontrol
22.9
7.79
7.4
4.3
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin paling mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah. Data yang telah diperoleh dihitung dengan menggunakan program SPSS Statistics 17.0, yang
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji anova. Bila uji anova hasilnya signifikan makan dilanjutkan dengan uji Duncan. Sebelum dilakukan uji anova, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas atau test of normality bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Bila p value (sig) seluruh kelompok data > 0,05 maka H0 tidak ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan tes homeogenitas atau tes of homogeneity of variance bertujuan untuk mengetahui apakah dua data atau lebih, kelompok data sampel memiliki variasi homogen atau tidak.bila p value (sig) setiap kelompok data > 0,05 maka H0 tidak ditolak, sehingga kesimpulannya bahwa variasi pada seluruh kelompok data adalah homogeny. Uji anova bertujuan untuk mengetahui apakah data berbeda secara statistik atau tidak. Bila p value (sig) < 0,05 maka dapat dikatakan signifikan. Jika hasil uji anova menunjukkan bahwa data berbeda secara statistik maka dilanjutkan dengan uji Duncan. Uji Duncan atau Duncan Multile Range Test (DMRT) bertujuan untuk menunjukkan data berbeda secara statistik. Data hasil pengamatan pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah. Data hasil pengamatang yang diuji normalitas, homogenitas, anova, dan Duncan meliputi tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun karena data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
diperoleh selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Sedangkan berat basah tidak diollah dengan ke empat uji tersebut karena data diperoleh pada waktu panen. Hasil uji normalitas, uji homogenitas, uji anova, dan uji Duncan pada data pertumbuhan sawi pakcoy yang meliputi tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun dijelaskan sebagai berikut: a. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanman sawi pakcoy dimulai dari tumbuhnya kotiledon pertama sampai dengan ujung daun yang paling tinggi pada tanaman yang diamati, dengan satuan ukur centimeter (cm). Data yang telah diperoleh terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitasnya. Bila hasil uji normalitas dan homogenitas menunjukkan p value (sig) > 0,05 maka H0 ditolak sehungga dapat disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok data adalah normal dan homogen. Berikut ini adalah data hasil pengamatan tinggi tanaman sawi pakcoy pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel 4.2. Data hasil pengamatan tinggi tanaman pada tanaman sawi pakcoy Pertambahan Tinggi Tanaman Nomor Berdasarkan Perlakuan (cm) Polybag Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol 1
21.2
23
23.6
26.3
2
23
26.7
20.3
20.4
3
24.5
28.9
23
9.9
4
25.6
27.1
17.8
24.7
5
18.2
25.3
28.9
25.3
6
21.8
28.5
26.8
23.5
7
24.3
22.3
22.9
22.9
8
20.5
23.3
22.0
26.3
9
19.1
27.4
22.1
25.8
10
22.8
23.3
24.3
23.9
Jumlah
221
255.8
231.7
229
Rata-rata
22.1
25.58
23.17
22.9
Dari data hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin paling unggul, yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 25.58 cm. Perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin dan giberelin lebih unggul dari pada perlakuan kontrol. Selisih tinggi tanaman pada perlakuan kontrol dan perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh giberelin adalah 0,27 cm. Perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh auksin paling pendek, yaitu dengan rata-rata tinggi tanaman 22,1 cm. Hasil uji normalitas tinggi tanaman diperoleh p value (sig) = 0,195 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok data adalah normal (lihat lampiran 3). Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,668 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi pada seluruh kelompok data adalah homogen. Hasil uji One-Way Anova, dapat diketahui bahwa 0,136 > 0,05 maka hasil tersebut berbeda tidak signifikan. Jadi pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman. Berikut adalah grafik pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy:
Pertambahan Tinggi Tanaman (cm)
Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman pada Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) 30 25 20 Auksin
15
Sitokinin
10
Giberelin
5
Kontrol
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Pengamatan Ke-
Grafik 4.1. Hasil pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman pada tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy. Akan tetapi, pada uji anova
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
pemberian ZPT sintetik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy hasilnya tidak signifikan. b. Lebar Daun Pengukuran lebar daun dimulai dari mengukur tepi sisi kiri sampai dengan tepi sisi kanan daun, dengan satuan ukur centimeter (cm). Berikut ini adalah data hasil pengamatan lebar daun tanaman sawi pakcoy pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol. Tabel 4.3. Data hasil pengamatan lebar daun pada tanaman sawi pakcoy Pertambahan Lebar Daun Berdasarkan Nomor
Perlakuan (cm)
Polybag
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
1
5.7
9.1
8.6
9.1
2
5.1
10
5.7
9.2
3
8.2
8.4
6
2.1
4
8.6
11.1
6.6
7.7
5
5.7
10.2
8.4
8.3
6
5.4
11.2
7.7
7.4
7
8.8
6.7
7.2
8.9
8
5.9
8.8
7.6
8.4
9
6
8.4
6.9
9.4
10
8.7
8.7
8.2
7.4
Jumlah
68.1
92.6
72.9
77.9
Rata-rata
6.81
9.26
7.29
7.79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Berdasarkan data di atas, daun paling lebar adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin yaitu dengan lebar daun rata-rata 9,26. Bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol, selisih rata-ratanya adalah 1,47 cm. daun paling sempit adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh auksin dengan rata-rata lebar daun 6.81 cm. Hasil uji normalitas pada lebar daun diperoleh p value (sig) = 0,195 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok data adalah normal (lihat lampiran 4). Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,512 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi pada seluruh kelompok data adalah homogen. Hasil uji One-Way Anova, dapat diketahui bahwa 0,008 < 0,05 maka hasil tersebut signifikan. Jadi pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin mempengaruhi pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy. Setelah dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan, dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin paling beda terhadap pertumbuhan lebar daun. Pertumbuhan lebar daun pada tanaman sawi pakcoy yang tidak beda adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik auksin dan giberelin,
serta
perlakuan
kontrol.
Berikut
pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy:
adalah
grafik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Pertambahan Lebar Daun (cm)
Grafik Pertumbuhan Lebar Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) 12 10 8
Auksin
6
Sitokinin
4
Giberelin
2
Kontrol
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Pengamatan Ke-
Grafik 4.2. Hasil pengamatan pertumbuhan lebar daun pada tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy. c. Jumlah Daun Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan menghitung masing-masing helai daun pada setiap tanaman sawi pakcoy. Berikut ini adalah data hasil pengamatan jumlah daun tanaman sawi pakcoy pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Tabel 4.4. Data hasil pengamatan jumlah daun pada tanaman sawi pakcoy Pertambahan Jumlah Daun Berdasarkan Nomor
Perlakuan (helai)
Polybag
Auksin Sitokinin Giberelin Kontrol
1
7
10
9
8
2
6
11
5
8
3
9
8
7
3
4
7
8
6
9
5
7
9
9
8
6
7
10
9
7
7
8
11
10
9
8
7
10
7
7
9
6
9
7
8
10
9
10
7
7
Jumlah
73
96
76
74
Rata-rata
7.3
9.6
7.6
7.4
Berdasarkan data di atas, daun yang paling banyak adalah perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin, yaitu dengan jumlah daun 96 helai. Perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sitokinin dan giberelin lebih unggul dari perlakuan kontrol. Selisih antara perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh giberelin dan perlakuan kontrol pada jumlah daun tanaman sawi pakcoy adalah 2 helai. Jumlah daun paling sedikit adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh auksin yaitu 73 helai, dan berselisih satu helai dengan perlakuan kontrol. Hasil uji normalitas pada jumlah daun diperoleh p value (sig) = 0,195 > 0,05 maka H0 diterima sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
dapat disimpulkan bahwa variasi pada setiap kelompok data adalah normal (lihat lampiran 5). Hasil uji homogenitas diperoleh p value (sig) = 0,521 > 0,05 maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi pada seluruh kelompok data adalah homogen. Hasil uji One-Way Anova, dapat diketahui bahwa 0,002 < 0,05 maka hasil tersebut signifikan. Jadi pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik auksin, sitokinin, dan giberelin mempengaruhi pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Setelah dilakukan uji lanjutan yaitu uji Duncan, dapat diketahui bahwa pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin paling beda terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Pertumbuhan jumlah daun pada tanaman sawi pakcoy yang tidak beda adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik auksin dan giberelin, serta perlakuan kontrol. Berikut adalah grafik pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Pertambahan Jumlah Daun (helai)
Grafik Pertumbuhan Jumlah Daun pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) 14 12 10 8
Auksin
6
Sitokinin
4
Giberelin
2
Kontrol
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11 12
Pengamatan Ke-
Grafik 4.3. Hasil pengamatan pertumbuhan jumlah daun pada tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. d. Berat Basah Pengukuran berat basah tanaman sawi pakcoy dilakukan pada waktu panen, masing-masing tanaman sawi pakcoy ditimbang untuk mengetahui berat basahnya dengan satuan gram (gr). Berikut ini adalah data hasil pengamatan berat basah tanaman sawi pakcoy pada perlakuan pemberian ZPT sintetik Auksin, Sitokinin, Giberelin, dan Kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Tabel 4.5. Data hasil pengamatan berat basah pada tanaman sawi pakcoy Pertambahan Berat Basah Berdasarkan Nomor Polybag
Perlakuan (gram) Aiksin
Sitokinin Giberelin Kontrol
1
20
45
30
65
2
20
55
15
35
3
40
45
19
50
4
30
60
15
35
5
25
35
25
25
6
25
60
25
40
7
45
35
20
40
8
20
30
20
50
9
30
38
35
60
10
35
50
20
30
Jumlah
290
453
224
430
Rata-rata
2.9
4.53
2.24
4.3
Tanaman sawi pakcoy paling berat adalah dengan perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin dengan rata-rata berat basah 4,53 gram. Bila dibandingkan dengan kontrol, hasilnya tidak jauh berbeda yaitu 4,3 gram, hanya berselisih 0,23 gram. Pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh sintetik auksin lebih unggul daripada pemberian zat pengatur tumbuh auksin dan giberelin, dimana berat kedua perlakuan tersebut setengah dari berat perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin. Berikut adalah grafik berat basah tanaman sawi pakcoy:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Nilai Berat Basah (gram)
Grafik Berat Basah pada Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) 50 40 30
Auksin
20
Sitokinin
10
Giberelin Kontrol
0 Auksin
Sitokinin
Giberelin
Kontrol
Perlakuan
Grafik 4.4. Hasil pengamatan berat basah pada tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin lebih unggul dalam pertumbuhan berat basah tanaman sawi pakcoy.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
2. Data Kualitatif Data kualitatif pada penelitian ini meliputi warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit. Data diambil selama pertumbuhan tanaman sawi pakcoy. Berikut ini adalah gambar tanaman sawi pakcoy sebelum dipanen.
Gambar 4.1. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Auksin
Gambar 4.2. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan Pemberian ZPT Sintetik Sitokinin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Gambar 4.3. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Giberelin
Gambar 4.4. Tanaman Sawi Pakcoy (Brassica chinensis) dengan Perlakuan Kontrol Setiap pengamatan pertumbuhan tanamna sawi pakcoy dilakukan penncatatan data kualitatif yang meliputi warna daun, kesegaran daun, dan serangan hama/penyakit. Berikut ini adalah data kualitatif hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
a. Warna daun 1) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin semua daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-6, sedangkan pada pengamatan ke-7 salah satu daun pada tanaman mulai menguning. Rata-rata daun menguning pada pengamatan ke-12. Hanya ada dua tanaman sawi pakcoy yang daun keseluruhannya hijau, dan ada satu tanaman yang daunnya coklat (lihat lampiran 2 – warna daun; auksin). 2) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin semua daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-7, sedangkan pada pengamatan ke-8 salah satu daun pada tanaman mulai menguning. Rata-rata daun menguning pada pengamatan ke-12. Sembilan dari sepuluh tanaman sawi pakcoy daunnya berwarna hijau (lihat lampiran 2 – warna daun; sitokinin). 3) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin semua daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-6, sedangkan pada pengamatan ke-7 salah satu daun pada tanaman mulai menguning. Rata-rata daun menguning pada pengamatan ke-12. Hanya ada satu tanaman sawi pakcoy yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
daun keseluruhannya hijau (lihat lampiran 2 – warna daun; giberelin). 4) Pengamatan kontrol Pada perlakuan kontrol semua daun berwarna hijau sampai dengan pengamatan ke-9, sedangkan pada pengamatan ke-10 salah satu daun pada tanaman mulai kuning. Rata-rata daun menguning pada pengamatan ke-12. Hanya ada dua tanaman sawi pakcoy yang daun keseluruhannya hijau (lihat lampiran 2 – warna daun; kontrol). b. Kesegaran daun 1) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-8, tetapi pengamatan ke-9 salah satu daun pada tanaman mulai layu. Pada pengamatan ke-11 terdapat satu daun yang kering. Ratarata keadaan daun pada pengamatan ke-12 segar, hanya saja ada tiga daun yang kering (lihat lampiran 2 – kesegaran daun; auksin). 2) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-11. Pada pengamatan ke-12 setengah dari jumlah tanaman layu dan kering (lihat lampiran 2 – kesegaran daun; sitokinin).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
3) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-11. Pada pengamatan ke-12 rata-rata keadaan daun segar dan hanya ada tiga tanaman sawi pakcoy yang daunnya kering (lihat lampiran 2 – kesegaran daun; giberelin). 4) Pengamatan kontrol Rata-rata kesegaran semua daun pada tanaman sawi pakcoy segar sampai dengan pengamatan ke-11. Pada pengamatan ke-12 hampir semua tanaman sawi pakcoy segar, hanya ada satu tanaman sawi pakcoy yang daunnya layu (lihat lampiran 2 – kesegaran daun; kontrol). c. Serangan hama/penyakit 1) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik auksin, hama mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan ke-2. Penyerangan hama berlanjut sampai dengan pengamatan ke-12. Penyerangan hama pada tanaman sawi pakcoy terbanyak adalah pada pengamatan ke-12, hanya ada satu tanaman yang sama sekali tidak terkena serangan hama selama penelitian. Hama yang menyerang adalah ulat grayak (Spodoptera exigua), ulat jengkal (Thysanoplusia orichalcea) dan kutu putih (Bemisia tabaci). Hama terbayak yang menyerang tanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
sawi pakcoy adalah ulat grayak (Spodoptera exigua) (lihat lampiran 2 – serangan hama/penyakit; auksin). 2) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik sitokinin, hama mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan ke-2. Penyerangan hama berlanjut sampai dengan pengamatan ke-7. Pada pengamatan ke-8 dan ke-9 tidak terjadi serangan hama, dan hama mulai menyerang lagi pada pengamatan ke-10 hingga sampai dengan pengamatan ke-12. Pada pengamatan ke-12 hampir semua tanaman sawi pakcoy terserang hama, hanya ada satu tanaman yang tidak terserang hama. Hama yang menyerang
tanaman
sawi
pakcoy
adalah
ulat
grayak
(Spodoptera exigua) dan kutu daun (Aphis gossypii). Hama terbanyak yang menyerang tanamna sawi pakcoy adalah ulat grayak (Spodoptera exigua) (lihat lampiran 2 – serangan hama/penyakit; sitokinin). 3) Pengamatan perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin Pada perlakuan pemberian ZPT sintetik giberelin, hama mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan ke-2. Penyerangan hama berlanjut sampai dengan pengamatan ke-8. Pada pengamatan ke-9 dan ke-10 tidak terjadi serangan hama, dan hama mulai menyerang lagi pada pengamatan ke-11 hingga sampai dengan pengamatan ke-12. Pada pengamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
ke-12 semua tanaman sawi pakcoy terserang hama. Hama yang menyerang
tanaman
sawi
pakcoy
adalah
ulat
grayak
(Spodoptera exigua) dan kutu daun (Aphis gossypii). Hama terbanyak yang menyerang tanamna sawi pakcoy adalah ulat grayak (Spodoptera exigua) (lihat lampiran 2 – serangan hama/penyakit; giberelin). 4) Pengamatan kontrol Pada perlakuan kontrol, hama mulai menyerang tanamn sawi pakcoy pada pengamatan pertama. Hampir disemua pengamatan terjadi serangan hama pada tanaman sawi pakcoy, kecuali pada pengamatan ke-2 dan pengamatan ke-8. Penyerangan hama pada tanaman sawi pakcoy terbanyak adalah pada pengamatan ke-12, hanya ada satu tanaman yang sama sekali tidak terkena serangan hama selama penelitian. Hama yang menyerang adalah ulat grayak (Spodoptera exigua) dan belalang hijau (Atractomopha crenulata). Hama terbayak yang menyerang tanaman sawi pakcoy adalah ulat grayak (Spodoptera
exigua)
hama/penyakit; kontrol).
(lihat
lampiran
2
–
serangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
B. Pembahasan 1.
Data kuantitatif Data
kualitatif
yang
diperoleh,
kemudian
diolah
dengan
menggunakan uji One-Way Anova untuk mengetahui apakah data berbeda secara statistik atau tidak. Sebelum data diolah dengan uji OneWay Anova, terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitasnya. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua data atau lebih, kelompok data sampel memiliki variasi yang homogen atau tidak. Bila hasil data signifikan, maka dilakukan uji lanjutan dengan Metode Duncan. Berdasarkan perhitungan data melalui uji One-Way Anova dapat dilihat bahwa pemberian zat pengatur tumbuh sintetik ada yang berpengaruh secara signifikan dan ada yang berpengaruh secara tidak signifikan terhadap keceptan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis). Zat pengatur tumbuh sintetik berpengaruh secara signifikan adalah pada pertumbuhan lebar daun, jumlah daun, dan tinggi tanaman. Sedangkan zat pengatur tumbuh sintetik berpengaruh secara tidak signifikan adalah pada pertumbuhan tinggi tanaman. Zat pengatur tumbuh yang paling berpengaruh dalam mempercepat pertumbuhan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) adalah sitokinin. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil monitoring data observasi yang dilakukan selama penanaman hingga panen (lihat Lampiran Data Hasil Pengamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Kuantitatif). Pemberian perlakuan zat pengatur tumbuh menyebabkan dampak perubahan secara morfologis yang berbeda-beda pada tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis). a. Tinggi tanaman Menurut Sitompul (1995), tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Auksin terkenal dengan fungsinya untuk pertumbuhan memanjang pada tanamnan. Akan tetapi, pada kenyataannya perlakuan pemberian sitokinin lebih unggul dalam menumbuhkan tanaman sawi pakcoy daripada perlakuan pemberian auksin. Peristiwa tidak bekerjana auksin tersebut seperti yang terjadi pada percobaan Bonner (1949), dimana konsentrasi auksin yang efektif bagi pertumbuhan ujung batang justru menghambat pertumbuhan ujung akar. Terhambatnya pertumbuhan ujung akar mempengaruhi pertumbuhan tanaman sawi pakcoy karena akar berfungsi untuk mengambil air dan nutrisi di dalam tanah untuk tumbuh, bila pertumbuhan akar terhambat maka pertumbuhan tanaman sawi pakcoy juga lambat karena kurangnya suplai air dan nutrisi. Salah
satu
faktor
tidak
unggulnya
auksin
dalam
menumbuhkan tanaman sawi pakcoy adalah tingkat konsentrasi auksin yang diberikan. Auksin yang diberikan dalam konsentrasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tinggi
memberi
efek
dapat
menghambat
82
pertumbuhan
pemanjangan sel. Pada percobaan konsentrasi auksin tergolong tinggi bila diberikan pada tanaman sawi pakcoy. Konsentrasi auksin yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan seperti teori yang
diungkapkan
Meyer
(1973),
bahwa
auksin
dapat
meningkatkan dan menghambat pertumbuhan, dimana merupakan respon dari efek yang diberikan, tergantung pada konsentrasi auksin. Efektivitas auksin diberikan tidak hanya tergantung pada konsentrasi, tetapi juga jenis tertentu respon pertumbuhan yang dipengaruhi. Beberapa efek penghambatan auksin, terutama pada pemanjangan segmen batang beberapa spesies dan pertumbuhan tunas pada organ lain. Selain
itu
ia
juga
mengungkapkan
banwa
auksin
menyebabkan pemanjangan sel. Kisaran konsentrasi optimum untuk pemanjangan sel bervariasi pada jaringan yang berbeda, dan pemberian konsentrasi yang relatif tinggi dapat menghambat fase pertumbuhan. Bila auksin diberikan pada tanaman sawi pakcoy dengan konsentrasi yang sesuai makan dapat meningkatkan pertumbuhan pemanjangan, seperti yang diungkapkan Meyer (1973),
bahwa
dalam
konsentrasi
yang
sesuai,
auksin
menyebabkan peningkatan panjang batang, koleoptil, hipokotil dan epikotil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Pada umumnya orang beranggapan bahwa pemberian giberelin pada tumbuhan akan menyebabkan tinggi tanaman menjadi 3 sampai 5 kali tingginya yang normal. Hal tersebut memang benar seperti percobaan yang telah dilakukan pada tanaman kobis yang diberi perlakuan hormon giberelin, dimana tanaman
kobis
jarak
antar
ruas
daun
pada
batang
pendek/berdekatan dan setelah diberi hormon giberelin jarak antar ruas daun pada batang panjang/berjauhan. Giberelin yang digunakan pada percobaan tersebut adalah giberelin dengan konsentrasi tinggi, sedangkan pada penelitian ini menggunakan giberelin dengan konsentrasi sedang. b. Lebar daun Berdasarkan data yang diperoleh, daun tanaman sawi pakcoy yang paling lebar adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur
tumbuh
sintetik
sitokinin,
sedangkan
perlakuan
pemberian auksin paling lambat untuk pertumbuhan lebar daun tanaman sawi pakcoy. Hal tersebut berkaitan dengan efek dari kerja sitokinin yaitu memacu kecepatan pertumbuhan tanaman karena berperan dalam proses pembelahan dan pembesaran sel. Seperti teori Meyer (1973), bahwa sitokinin terbukti dapat mempercepat pembelahan sel pada jaringan bila diberikan pada konsentrasi yang tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
c. Jumlah daun Pada percobaan ini jumlah daun yang paling banyak adalah pada perlakuan pemberian sitokinin dengan jumlah daun sebanyak 96 helai, sedangkan perlakuan pemberian auksin paling sedikit yaitu sebanyak 73 helai. Hal tersebut berkaitan dengan efek dari kerja sitokinin yaitu berperan dalam pembentukan tunas-tunas baru. Seperti yang diungkapkan Loveless (1991), bahwa sitokinin yang disintesis dalam akar, diedarkan ke daun melalui pembuluh xilem. Dimana, sitokinin diperlukan untuk pertumbuhan normal dan diferensiasi, serta meningkatkan pembelahan sel dan menahan ketuaan (senescence). d. Berat basah Berat basah merupakan hasil dari semua pertumbuhan tanaman baik tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah daun. Berat basah diukur pada waktu panen, dimana pengukuran atau penimbangannya adalah keseluruhan dari bagian tanaman sawi pakcoy. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat pada grafik di atas bahwa sawi pakcoy paling berat adalah pada perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh sintetik sitokinin, dimana berat basah rata-rata adalah 4,53 gram. Sitokinin berperan dalam memacu kecepatan pertumbuhan tanaman karena berperan dalam proses pembelahan dan pembesaran sel, pembentukan tunas-tunas baru, penundaan penuaan/kerusakan pada hasil panen sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
lebih awet, menaikkan tingkat mobilitas unsur-unsur dalam tanaman, dan meningkatkan sintesis pembentukan protein. 2. Data kualitatif a. Warna daun Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa warna daun tanaman sawi pakcoy dengan diberi ZPT sitokinin lebih tahan lama daripada perlakuan pemberian ZPT auksin dan giberelin. Pada perlakuan pemberian ZPT sitokinin daun tanaman sawi pakcoy mulai menguning pada pengamatan ke-8, sedangkan pada perlakuan pemberian ZPT auksin dan giberelin daun tanaman sawi pakcoy menguning pada pengamatan ke-7. Perlakuan kontrol warna daun tanaman sawi pakcoy paling tahan lama yaitu mulai menguning pada pengamatan ke-10, walaupun demikian penelitian ini lebih mengamati pengaruh dari pemberian ketiga ZPT tersebut. Pengaruh ZPT sitokinin terhadap ketahanan warna daun tanaman sawi pakcoy sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anestis (2011), bahwa hormon sitokinin berperan dalam memperlambat penuaan daun. Selain itu, Weaver (1972) telah melakukan percobaan yang membuktikan bahwa sitokinin dapat menghambat penuaan. Percobaan yang dilakukan yaitu selembar daun terdapat dua belahan kanan dan kiri. Belahan kiri sebagai kontrol, sedangkan belahan kanan diberi perlakuan dibubuhi BA. Daerah daun yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
dibubuhi BA tersebut menunjukkan penarikan nutriea kearah tersebut dan terjadi penundaan proses penuaan. Jadi hasil dari percobaan tersebut adalah daun yang tidak diberi perlakuan (kontrol) lebih cepat mengalami penuaan dibandingkan daun yang diberi
perlakuan
BA.
Selain
itu
Loveless
(1991)
juga
mengungkapkan, bahwa sitokinin menahan menguningnya daun dengan jalan membuat kandungan protein dan klorofil seimbang dalam
daun.
Ketuaan
(senescence)
merupakan
peristiwa
menguningnya daun, yang terjadi karena protein pecah dan klorofil rusak. b. Kesegaran daun Berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh, daun pada tanaman sawi pakcoy rata-rata hampir semuanya segar sampai dengan pengamatan ke-11, hanya saja pada perlakuan pemberian ZPT auksin pada pengamatan ke-9 ada yang layu kemudian pengamatan ke-10 segar kembali. Hal tersebut karena kurangnya air dan suhu udara yang panas sehingga terjadi penguapan yang berlebihan pada daun tanaman sawi pakcoy sehingga
menyebabkan
layu.
Dengan
demikian
dilakukan
penyiraman lebih banyak untuk menyegarkan kembali tanaman sawi pakcoy, sehingga pada hari ke-10 tanaman sawi pakcoy segar kembali. Pada hari ke-12 rata-rata tanaman sawi pakcoy layu dan kering. Hal tersebut terjadi karena efek dari penuaan tanaman sawi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
pakcoy. Keadaan kering juga dikarenakan efek dari kesalahan penggunaan pestisida yang dosisnya tinggi. c. Serangan hama/penyakit Rata-rata hama menyerang tanaman sawi pakcoy pada pengamatan ke-2, hanya pada perlakuan kontrol hama menyerang pada pengamatan pertama. Penyerangan hama terbanyak adalah pada perlakuan kontrol, sedangkan penyerangan hama paling sedikit adalah pada perlakuan pemberian ZPT giberelin. Berikut ini adalah gambar hama yang menyerang tanaman sawi pakcoy:
Gambar 4.5. Ulat Jengkal (Thysanoplusia orichalcea)
Gambar 4.6. Ulat Grayak (Spodoptera exigua)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.7. Ulat Tritip (Plutella xylostella), Sumber: http://lifetoscienceadventure.blogspot.com
Gambar 4.8. Belalang Hijau (Atractomopha crenulata), Sumber: http://omkicau.com
Gambar 4.9. Kutu Putih (Bemisia tabaci), Sumber: www.kebunpedia.com
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Gambar 4.10. Kutu Daun (Aphis gossypii), Sumber: http://pursuingmydreams.com Ulat jengkal berwarna coklat, cara berjalannya dengan melangkah cukup jauh karena kakinya terletak di depan dan belakang tubuh. Ulat ini menyerang tanaman sawi pakcoy dengan memakan daunnya. Ulat grayak (Spodoptera exigua) berwarna hijau kecoklatan dengan totol-totol hitam di ruas buku bandannya. Ulat
grayak
(Spodoptera
exigua)
memakan
daun
hingga
menyebabkan daun berlubang-lubang terutama pada daun muda. Ulat Tritip (Plutella xylostella) berwarna hijau muda, dengan panjang tubuh sekitar 7-10 mm. Pada saat melakukan penyerangan, ulat ini suka bergerombol dan lebih menyukai pucuk tanaman. Akibatnya daun muda dan pucuk tanaman berlubanglubang. Selain itu terdapat hama kutu daun yang menyerang daun bagian sisi bawah. Kutu daun menyerang secara bergerombol. Penanganan untuk mengatasi serangan ulat dan kutu daun tersebut adalah dengan cara mematikannya langsung dan penyemprotan insektisida.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Kendala dan penanganan selama penelitian: 1.
Pada awal penelitian tanaman mengalami etiolasi yang ditandai tingginya pertumbuhan tanaman yang pesat. Etiolasi disebabkan karena atap rumah tanaman berbahan paranet hitam sehingga cahaya yang masuk kedalam rumah tanaman kurang. Penanganan yang dilakukan adalah mengganti atap paranet dengan menggunakan plastik transparan.
2.
Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanah asam dan kadar air yang berlebihan. Hal tersebut juga dikarenakan masalah atap paranet yang strukturnya berlubang-lubang, sehingga air hujan masuk ke dalam rumah tanaman. Penanganan yang dilakukan adalah mengganti atap paranet dengan menggunakan plastik transparan.
3.
Tanaman mengalami kekurangan nutrisi pokok (unsur Natrium, Phospat, dan Kalium). Selama awal penelitian menggunakan pupuk kandang, yaitu kotoran sapi. Ternyata unsur-unsur yang terkandung dalam kotoran sapi sangat kurang sebagai nutrisi sawi pakcoy, sehingga tanaman menjadi kurang nutrisi dengan ditandai pertumbuhan sawi pakcoy memanjang berbentuk seperti sawi bakso. Padahal sawi pakcoy berbentuk seperti sendok dengan batang daun dan helai daun melebar ke samping. Penanganan yang dilakukan adalah memberi pupuk dasar NPK, dan beberapa hari setelah diberi NPK tanaman menjadi subur dan bentuk tanaman seperti sawi pakcoy pada umumnya.
4.
Kesalahan dalam pengendalian hama. Hama yang menyerang berupa ulat grayak (Spodoptera exigua), ulat jengkal, ulat tritip (Plitella xylostella),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
belalang hijau (Atractomopha crenulata), kutu daun (Aphis gossypii), dan kutu putih (Bemisia tabaci). Pada penelitian ini, seluruh tanaman sawi pakcoy bentuknya kurang sesuai dengan bentuk sawi pakcoy pada umumnya. Hal ini dikarenakan kesalahan pada saat pemberantasan hama dengan pestisida yang berdosis tinggi, sehingga menyebabkan tanaman sawi pakcoy mengkerut dan hampir mati. Pada grafik pengamatan ke-11 menuju pengamatan ke-12, garis grafik relatif naik karena pengaruh pemberian pupuk NPK untuk menmulihkan nutrisi pada tanaman sawi pakcoy akibat kekurangan suplay nutrisi dari pupuk kandang. Pemupukan tersebut juga memulihkan keadaan tanaman sawi pakcoyyang mengkerut akibat perlakuan pemberian pestisida yang berdosis tinggi. Berikut ini adalah perbandingan tanaman sawi pakcoy yang tidak terkena pestisida dosis tinggi dan tanaman sawi pakcoy yang terkena pestisida dosis tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Tabel 4.6. Perbandingan Tanaman Sawi Pakcoy Tidak Terkena Pestisida Dosis Tinggi dengan Terkena Pestisida Dosis Tinggi Tanaman sawi pakcoy yang Tanaman sawi pakcoy yang terkena pestisida dosis tidak terkena pestisida dosis tinggi tinggi Keterangan: Jarak antar buku pada batang lebih panjang/renggang. Tangkai daun lebih Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Auksin
lonjong.
batang lebih pendek/rapat.
Daun lebih tipis.
Tangkai daun lebih tebal.
Tangkai batang dan
Bentuk daun lebih bulat. Tangkai daun dan batang
menyusut. Bentuk daun agak
Keterangan: Jarak antar buku pada
Daun lebih tebal.
tipis karena
daun berwarna hijau Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Sitokinin
kecoklatan karena bekas luka
berwarna hijau.
penyusutan akibat
Jumlah daun lebih banyak.
pemberian pestisida. Jumlah daun lebih sedikit karena daun Perlakuan Pemberian ZPT Sintetik Giberelin
pucuk ada yang mati dan ada yang hampir mati akibat peemberian pestisida, sehingga butuh waktu lama untuk tumbuh kembali.
Perlakuan Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
C. Aplikasi Penelitian dalam Proses Pembelajaran Hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam dunia pendidikan melalui pembelajaran kelas XII SMA semester 1 pada materi BAB 1 yaitu Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Pada pembelajaran ini peserta didik dapat mempelajari atau bereksperimen untuk membuktikan pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan tanamn. Materi Pertumbuhan dan Perkembangan tercantum dalam Silabus dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada: Kompetensi Inti (KI): KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktifdan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar (KD): KD.1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. KD.2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. KD.3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil percobaan. KD.4.1. Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data, dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian zat pengatur tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kecepatan
pertumbuhan lebar daun, jumlah daun, dan berat basah tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis). Sedangkan pemberian zat pengatur tumbuh berpengaruh secara tidak signifikan hanya pada pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis). 2. Jenis zat pengatur tumbuh sintetik yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) adalah Sitokinin. B. Saran 1. Dalam penelitian sebaiknya memperhatikan faktor-faktor pokok terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 2. Untuk menghindari kekurangan nutrisi tanaman sawi pakcoy maka pertumbuhan selalu dipantau dengan memperhatikan morfologi dan fisiologi tanaman agar terdeteksi bila tanaman sawi pakcoy mengalami gejala-gejala defisiensi nutrisi. 3. Dalam pembasmian hama sebaiknya menggunakan pestisida alami dan memperhatikan dosis pemakaian.
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya pengendalian dilakukan secara mekanik. 5. Bila hama terlalu banyak dan sulit dikendalikan dengan cara mekanik, maka sebaiknya dikendalikan dengan menggunakan pestisida organik sesuai dosis yang telah ditentukan. 6. Budidaya tanaman sawi pakcoy dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bila lahan yang dimiliki sempit, maka budidaya sawi pakcoy dapat dilakukan dengan cara ditanam pada polybag, pot, dan hidroponik yang dapat ditempatkan di pekarangan rumah. Bila lahan yang dimiliki kurang luas atau tidak memiliki lahan, maka dalam pembudidayaan sawi pakcoy dapat menyewa lahan. 7. Untuk pengukuran parameter tinggi tanaman sebaiknya dilakukan pada tanaman yang tidak memiliki susunan daun roset (contoh: sawi, nanas, kelapa, dsb).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
Anestis, M., 2011, AP Biology 2010-2011, USA; The Mc Graw Hill Companies, Inc. Bonner, J. and Arthur W. G., 1952, Principles of Plant Physiology, USA; W. H. Freeman and Company. Campbell, N. A., Jane B. R., and Lawrence G. M., 2003, Biologi Edisi Ke Lima Jilid 2, Jakarta; Erlangga. Djafaruddin, 2000, Dasar-Dasar Pengendalian Penyakit Tanaman, Jakarta; PT Bumi Aksara. Dwidjoseputro, 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT Gramedia Jakarta; Pustaka Utama. Gardner, F. P., R. Brent P., and Roger L. M., Fisiologi Tanaman Budidaya, 1991, Jakarta; UI-Press. Hanafiah, K.A., 2013, Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Jakarta; Rajawali Pers Haryanto, E., Tia S., dan Estu R., 1995, Sawi dan Selada, Jakarta; Penebar Swadaya. Hoefnagels, M., 2009, Biology Concepts and Investigations, New York; The University of Oklahoma. Jumin, H.B, 2012, Dasar-Dasar Agronomi (Edisi Revisi), Jakarta; Rajawali Pers. Loveless, A. R., 1991, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1, Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama. Meyer, B. S., Donald B. A., Richard H. B., and Douglas H. F., 1973, Introduction to Plant Physiology: Second Edition, USA; Litton Educational Publishing, Inc. . Puspitasari, A. C., 2008, Pengaruh Komposisi Media dan Macam Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Tanaman Anthurium hookeri, Surakarta; Universitas Sebelas Maret.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
S, Alex, 2014, Sayuran dalam Pot, Yogyakarta; Pustaka Baru Press. Salisbury, F. B., and Cleon W. R., 1995, Fisiologi Tumbuhan (jilid 3), Bandung; Penerbit ITB. Sitompul, S. M., dan Bambang G., 1995, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Yogyakarta; Gajah Mada University Press. Tjitrosoepomo, G., 1985, Morfologi Tumbuhan, Yogyakarta; Gajah Mada University Press Weier, T. Elliot, C. Ralph S., and Michael G. B., 1974, Botany: An Introduction to Plant Biology: Fifth Edition, California; John Wiley & Sons, Inc.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 DATA HASIL PENGAMATAN KUANTITATIF A. Tinggi Tanaman (centimeter) 1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Kontrol
B. Lebar Daun (centimeter) 1. Auksin
2. Sitokinin
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Giberelin
4. Kontrol
C. Jumlah Daun (helai) 1. Auksin
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Kontrol
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Berat Basah (gram) 1. Auksin
3. Giberelin
2. Sitokinin
4. Kontrol
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 DATA HASIL PENGAMATAN KUALITATIF A. Warna Daun 1. Auksin
2. Sitokinin
3. Giberelin
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Kontrol
B. Kesegaran Daun 1. Auksin
2. Sitokinin
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Giberelin
4. Kontrol
C. Serangan Hama/Penyakit 1. Auksin
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Sitokinin
3. Giberelin
4. Kontrol
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 PERHITUNGAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS PADA TINGGI TANAMAN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis) 1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Anova
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Lampiran 4 PERHITUNGAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS PADA LEBAR DAUN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis) 1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Anova
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Uji Duncan
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 PERHITUNGAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SPSS PADA JUMLAH DAUN SAWI PAKCOY (Brassica chinensis) 1. Uji Normalitas
2. Uji Homogenitas
3. Uji Anova
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Uji Duncan
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
Lampiran 6 SILABUS SMA IPA Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Matapelajaran
: BIOLOG
Kelas
: XII
Kompetensi Inti
:
KI 1 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 :
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 :
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 :
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
Kompetensi Dasar 1.2.
Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
2.1.
Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.1.
Menganalisis hubungan antara faktor internal
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Observasi Mengamati Pertumbuhan
dan eksternal
dan
berdasarkan hasil
perkembangan
percobaan.
pada tumbuhan
Mengamati pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman sawi pakcoy pada percobaan yang dilakukan
4 JP
LKS pertumbuhan dan perkembangan Buku Biologi kelas XII Buku pendukung,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
Kompetensi Dasar 4.1.
Melakukan percobaan
Materi Pembelajaran Faktor luar dan
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Membaca data hasil
Alokasi Waktu
Sumber Belajar Artikel, dan
tentang faktor luar yang
faktor dalam
pengamatan
Laporan Hasil
memengaruhi proses
yang
pertumbuhan tanaman
Penelitian
pertumbuhan dan
mempengaruhi
pada percobaan yang
perkembangan
pertumbuhan
dilakukan
tanaman, dan
pada tumbuhan Membaca teks
melaporkan secara
pertumbuhan pada
tertulis dengan
tumbuhan
menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
Tes Konsep pertumbuhan dan perkembangan Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan
Internet
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Menanya peserta didik dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang
Mengapa tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan
Konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Macam-macam pertumbuhan pada tumbuhan
Faktor–faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi) Menggali informasi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui pengamatan pada percobaan yang dilakukan Diskusi tentang faktorfaktor yang mempengaruhi petumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Mengasosiasikan Membaca dan menganalisis data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy selama penelitian untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan padapercobaan yant telah dilakukan Menarik kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
mempresentasikan
Mengkomunikasikan Presntasi hasil kajian dan diskusi tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan pada mahluk hidup
Pertumbuhan
Mengamati
Observasi
dan
Mengkaji laporan hasil
Unjuk kerja
perkembangan
penelitian tentang
pelaksanaan
tumbuhan
pertumbuhan dan
eksperimen
Faktor luar dan faktor dalam yang
perkembangan pada tumbuhan Bagaimana langkah-
mempengaruhi
langkah melakukan
pertumbuhan
percobaan menurut kerja
8 JP
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran pada tumbuhan
Kegiatan Pembelajaran ilmiah dari hasil diskusi dan mengkaji contoh karya ilmiah dari berbagai sumber
Menanya Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang
Langkah-langkah eksperimen dan penyusunan laporan hasil eksperimen
Faktor eksternal yang dapat dimodifikasi menjadi variabel penelitian
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran Mengumpulkan Data (Eksperimen/Eksplorasi) Melaksanakan penelitian tentang faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan Melakukan pengamatan eksperimen, mencatat data hasil pengamatan
Mengkomunikasikan Melaporkan hasil eksperimen secara lisan (presentasi) dan tertulis (laporan ilmiah).
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Matapelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XII / I
Alokasi Waktu
: 4 X 45 menit
A. Kompetensi Inti KI.1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI.2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan proaktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI.3 : Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah. KI.4 : Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
B. Kompetensi Dasar KD.1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. KD.2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. KD.3.1. Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada Mahluk Hidup berdasarkan hasil percobaan. KD.4.1. Melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, dan melaporkan secara tertulis
dengan menggunakan tatacara penulisan ilmiah yang benar.
C. Indikator 1.2.1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas ciptaannya dalam wujud pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2.1.1 Teliti dalam melakukan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 2.1.2 Cermat dalam melakukan percobaan pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap kecepatan pertumbuhan sawi pakcoy. 3.1.1. Mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.2. Mengkaitkan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.3. Mengidentifikasi gejala perubahan fisiologis pada tanaman sawi pakcoy dengan faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 4.1.1. Melakukan
percobaan
terkait
pengaruh
pemberian
pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman yang diteliti.
perlakuan
terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
D. Tujuan Pembelajaran 1.2.1 Melalui kegiatan praktikum peserta didik mampu menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan atas ciptaannya dalam wujud perumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2.1.1 Dengan melakukan observasi peserta didik dapat bersikap teliti dalam melakukan pengamatan serta pengukuran pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 2.1.2 Melalui kegiatan praktikum peserta didik cermat dalam melakukan percobaan pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh terhadap kecepatan pertumbuhan sawi pakcoy. 3.1.1. Setelah melakukan pengamatan di lingkungan sekitar, peserta didik dapat mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.2. Dengan melakukan analisis permasalahan peserta didik dapat mengkaitkan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.3. Setelah melakukan diskusi peserta didik dapat mengidentifikasi gejala perubahan fisiologis pada tanaman sawi pakcoy dengan faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 4.1.1. Peserta didik dapat mempublikasikan hasil dan analisis percobaan yang telah dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas
E. Materi Pembelajaran 1. Petumbuhan dan perkembangan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman
F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif
Metode Pembelajaran
: Diskusi, Eksperimen, Presentasi, dan Ceramah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
G. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan I Kegiatan (waktu)
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
Menyiapkan
1. Mengucapkan salam dan checking.
(15 menit)
kondisi belajar
2. Menciptakan suasana belajar yang mendukung dengan menyampaikan pengantar materi berupa ilustrasi pengalaman siswa.
Melakukan
3. Mengajukan pertanyaan kepada peserta
apersepsi,
didik: “Apakah tumbuhan tersebut
menyampaikan
langsung tumbuh besar seperti yang
tujuan dan
kamu lihat?”
memotivasi siswa
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Inti
Mengamati
(60 menit)
5. Mengamati gambar pertumbuhan tanaman mulai dari biji hingga menjadi tanaman.
Menanya
6. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik “Proses apa saja yang dialami tumbuhan sehingga dapat tumbuh besar?”.
Mengumpulkan informasi
7. Mengorganisasikan siswa duduk dalam kelompok dan wakil tiap-tiap kelompok mengambil LKS serta alat dan bahan eksperimen. 8. Peserta didik membaca buku panduan dan mencari referensi di internet.
Mencoba
9. Melakukan pengamatan pada gambar yang ditayangkan. 10. Peserta didik melakukan eksperimen
Menalar
menanam bibit sawi pakcoy. 11. Menjawab pertanyaan yang diajukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
guru. 12. Menganalisis gambar dan mengkaitkan dengan referensi yang ada. Mengasosiasi
13. Guru dan peserta didik menarik kesimpulan awal dari hasil kegiatan.
Penutup
Rangkuman
(15 menit)
14. Membimbing peserta didik merangkum butir-butir pembelajaran. 15. Mengajak peserta didik untuk merefleksikan hasil belajarnya. 16. Memberi tugas melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman sawai pakcoy pada percobaan yang dilakukan selama seminggu dan membuat laporan ilmiah.
2. Pertemuan II Kegiatan (waktu)
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
Menyiapkan kondisi
1. Mengucapkan salam dan checking.
(15 menit)
belajar Melakukan apersepsi, menyampaikan tujuan dan
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3. Mengumumkan urutan kelompok presenntasi hasil eksperimen.
memotivasi siswa Inti (60 menit)
Mengkomunikasikan
4. Peserta didik mempersentasikan hasil eksperimen sesuai urutan kelompok persentasi yang telah ditentukan dan kelompok lain menanggapinya. Kemudian guru mengkonfirmasi pernyataan peserta didik bila ada yang kurang tepat. 5. Post test.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Penutup
Evaluasi
128
6. Memberikan penghargaan pada
(15 menit)
kelompok yang mempresentasikan hasil eksperimennya dengan baik. 7. Membimbing peserta didik merangkum butir-butir pembelajaran. 8. Mengajak peserta didik untuk merefleksikan hasil belajarnya. 9. Memberi tugas membaca materi yang akan dibahas selanjutnya.
H. Sumber Belajar 1. Buku SMA Biologi Kelas XII 2. Buku pendukung, Artikel, dan Laporan Hasil Penelitian 3. Internet
I.
Alat dan Bahan 1. Gambar pertumbuhan tumbuhan
8. ZPT sintetik auksin, sitokinin, giberelin
2. Viewer
9. Pupuk
3. Power Point
10. Pena
4. Polybag
11. Log Book
5. Bibit sawi pakcoy
12. Penggaris
6. Media tanam
13. LKS
7. Air
J.
Penilaian 1. Jenis/ Teknik Penilaian a. Tes tertulis b. Lembar penilaian sikap c. Lembar penilaian kerja d. Lembar penilaian hasil laporan e. Lembar penilaian presentasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Penilaian produk a. Instrumen penilaian sikap (afektif) b. Instrumen penilaian keterampilan (psikomotor) c. Instrumen penilaian hasil belajar (kognitif)
Jenis Penilaian
: Tes (post test) dan Non Tes (laporan ilmiah)
Instrumen
: Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Lampiran 8 LEMBAR KERJA SISWA Judul
: Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
A. Tujuan Setelah melakukan kegiatan diskusi dan percobaan, peserta didik dapat menjelaskan dan
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pertumbuhan
dan
perkembngangan tanaman serta menjelaskan proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman secara tepat.
B. Alat dan Bahan 1. Polybag
6. Pupuk
2. Bibit sawi pakcoy umur seminggu
7. Alat tulis
3. Media tanam
8. Logbook
4. Air
9. Sprayer
5. ZPT sintetik auksin, sitokinin, giberelin
10. Label
C. Cara Kerja 1. Siapkan alat dan bahan. 2. Siapkan media tanam yang telah dicampur pupuk pada polybag dan beri label A (perlakuan pemberian auksin), S (perlakuan pemberian sitokinin), G (perlakuan pemberian giberelin), dan K (perlakuan kontrol). 3. Tanam bibit sawi pakcoy sesuai label yang ditentukan. 4. Semprot bibit sawi pakcoy yang telah ditanam dengan ZPT sintetik sesuai label yang telah ditentukan. 5. Amati pertumbuhan dan perkembangan sawi pakcoy setiap hari selama seminggu. 6. Ukur tinggi tanaman dan jumlah daun, kemudian catat dalam logbook. 7. Analisislah data hasil pengamatan yang diperoleh dengan membuat laporan ilmiah, dan presentasikan hasilnya di depan kelas. Format laporan ilmiah a. Judul b. Rumusan masalah c. Tujuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
d. Landasan teori e. Metodologi penelitian 1) Alat dan bahan 2) Cara kerja 3) Variabel penelitian 4) Hipotesis f. Hasil penelitian dan pembahasan g. Kesimpulan dan saran
D. Hasil Pengamatan Tabel hasil pengamatan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) Auksin
Sitokinin
Giberelin
Kontrol
Pengamatan Ke-
Tingggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
Tinggi
Jumlah
tanaman
daun
tanaman
daun
tanaman
daun
tanamna
daun
1 2 3 4 5 6 7
E. Analisis 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan? Sebutkan dan jelaskan! 2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! 3. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor dalam (internal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
4. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai tinggi tanaman paling tinggi? 5. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai jumlah daun paling banyak? 6. Dari ke empat perlakuan tersebut, ZPT sintetik manakah yang paling cepat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)? Mengapa? Jelaskan dan kaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya! 7. Perlakuan pemberian ZPT sintetik merupakan faktor luar (eksternal) atau dalam (internal)? Mengapa? Jelaskan!
F. Kesimpulan .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Lampiran 9 KUNCI JAWABAN LKS 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan? Sebutkan dan jelaskan! Jawab: Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor dalama (internal) adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan. Faktor luar (eksternal) adalah faktor yang berasal dari luar tumbuhan atau lingkungan tempat hidup tumbuhan. 2. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor dalam (internal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! Jawab: Faktor-faktor dalam (internal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah: -
Gen, berfungsi mengendalikan seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, termasuk pertumbuhan.
-
Hormon pertumbuhan, senyawa kimia yang mengatur aktivitas pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. Secara umum dikenal enam macam hormone tumbuhan, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, etilena (etana), asam absisat, dan kalin.
3. Sebutkan
dan
jelaskan
faktor-faktor
luar
(eksternal)
yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan! Jawab: Faktor-faktor luar (eksternal) yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah: -
Air, tumbuhan membutuhkan air sebagai pelarut, medium berlangsungnya reaksi kimia di dalam sel, serta pembentukan dan pengangkutan zat makanan.
-
Udara (O2 dan CO2), Oksigen (O2) digunakan tumbuhan untuk proses penguraian zat makanan di dalam sel sehingga menghasilkan energy (respirasi). Karbon Dioksida (CO2) digunakan tumbuhan untuk proses pembentukan makanan (fotosintesis).
-
Suhu, pertumbuhan dapat berlangsung pada kisaran suhu 4 sampai 45⁰C dan optimal pada suhu 28 sampai 33⁰C. Pertumbuhan membutuhkan suhu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
optimum karena aktivitas pertumbuhan merupakan peristiwa enzimatis yang memerlukan bantuan enzim. Enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. -
Cahaya, tumbuhan memerlukan cahaya untuk proses fotosintesis.
-
Unsur hara dalam tanah, tumbuhan memerlukan unsur hara untuk menyusun zat organik di dalam sel.
4. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai tinggi tanaman paling tinggi? Jawab: Tanaman sawi pakcoy yang paling tinggi adalah sesuai pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan.
5. Pada perlakuan apakah tanaman sawi pakcoy mempunyai jumlah daun paling banyak? Jawab: Tanamna sawi pakcoy yang mempunyai jumlah daun paling banyak adalah sesuai pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan.
6. Dari ke empat perlakuan tersebut, ZPT sintetik manakah yang paling cepat berpengaruh dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis)? Mengapa? Jelaskan dan kaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya! Jawab: ZPT sintetik yang paling cepat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) adalah sesuai pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan. Penjelasan sesuai dengan teori yang berkaitan dengan hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan.
7. Perlakuan pemberian ZPT sintetik merupakan faktor luar (eksternal) atau dalam (internal)? Mengapa? Jelaskan! Jawab: Perlakuan pemberian ZPT sintetik merupakan faktor luar (eksternal) karena berasal dari luar tumbuhan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Lampiran 10 RUBRIK PENIALAIAN LEMBAR KERJA SISWA
1.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
2.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
3.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
4.
Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
Bila peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan lengkap, benar dan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi penjelasannya kurang lengkap dan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi penjelasan belum tepat Peserta didik dapat menyebutkan, tetapi belum tepat Peserta didik belum dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan tepat dan lengkap Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan lengkap, benar dan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar dan menjelaskan dengan benar, tetapi kurang lengkap dan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi penjelasan belum tepat Peserta didik dapat menyebutkan, tetapi belum tepat Peserta didik belum dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan tepat dan lengkap Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan lengkap, benar dan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar dan menjelaskan dengan benar, tetapi kurang lengkap dan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi penjelasan belum tepat Peserta didik dapat menyebutkan, tetapi belum tepat Peserta didik belum dapat menyebutkan dan menjelaskan dengan tepat dan lengkap Peserta didik dapat menjawab dengan benar dan alasannya tepat Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi alasannya kurang tepat Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan memberi alasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5.
Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
6.
Skor 20 =
Skor 15 =
Skor 10 = Skor 5 = Skor 0 =
7.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
Peserta didik dapat menjawab dengan benar dan alasannya tepat Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi alasannya kurang tepat Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan memberi alasan Peserta didik dapat menjawab dengan benar, dapat menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor secara tepat dan lengkap Peserta didik dapat menjawab dengan benar, serta dapat menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor, tetapi kurang tepat Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi penjelasan dengan mengkaitkan faktor-faktor belum lengkap Peserta didik dapat menjawab dengan benar, tetapi belum bisa menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan menjelaskan dengan mengkaitkan faktor-faktor Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar dan menjelaskan dengan tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi penjelasan kurang tepat Peserta didik dapat menyebutkan dengan benar, tetapi penjelasan belum tepat Peserta didik dapat menyebutkan dan menjelaskan tetapi kurang tepat Peserta didik belum tepat dalam menjawab dan menjelaskan
Penilaian: Skor maksimal = 70 NILAI =
136
x 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11 RUBRIK PENILAIAN LAPORAN ILMIAH 1. Judul (Skor = 5) - Sesuai dengan penelitian: 5 - Kurang sesuai dengan penelitian: 3 - Sangat kurang sesuai dengan penelitian: 1 2. Rumusan Masalah (Skor = 10) - Sesuai dengan permasalahan penelitian: 10 - Kurang sesuai dengan permasalahan penelitian: 5 - Sangat kurang sesuai dengan permasalahan penelitian: 1 3. Tujuan (Skor = 10) - Sesuai dengan tujuan penelitian: 10 - Kurang sesuai dengan tujuan penelitian: 5 - Sangat kurang sesuai dengan tujuan penelitian: 1 4. Landasan Teori (Skor = 15) - Lengkap: 15 - Kurang lengkap: 10 - Sangat kurang lengkap: 5 5. Metodologi Penelitian a. Alat (Skor = 5) - Lengkap: 5 - Kurang lengkap: 3 - Sangat kurang lengkap: 1 b. Bahan (Skor = 5) - Lengkap: 5 - Kurang lengkap: 3 - Sangat kurang lengkap: 1 c. Cara kerja (Skor = 5) - Lengkap: 5 - Kurang lengkap: 3 - Sangat kurang lengkap: 1 d. Variabel: bebas (Skor = 5), terikat (Skor = 5), kontrol (Skor = 5) - Lengkap: 5 - Kurang lengkap: 3 - Sangat kurang lengkap: 1 e. Hipotesis: Ha(Skor = 5), H0 (Skor = 5) - Lengkap: 5 - Kurang lengkap: 3 - Sangat kurang lengkap: 1
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
6. Hasil Pengamatan (Skor = 15) dan Pembahasan (Skor = 20) Hasil pengamatan - Lengkap dan sesuai dengan yang diamati: 15 - Lengkap tetapi kurang sesuai yang diamati: 10 - Kurang lengkap dan kurang sesuai yang diamati: 5 - Sangat kurang lengkap dan kurang sesuai yang diamati: 1 Pembahasan -
Dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori yang ada dengan bahasa yang komunikatif: 20 - Dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori yang ada, tetapi bahasanya kurang komunikatif: 15 - Kurang dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori yang ada: 10 - Sangat kurang dapat mengnalisis hasil pengamatan dengan mengkaitan dasar teori yang ada: 5 7. Kesimpulan (Skor = 15) dan Saran (Skor = 10) Kesimpulan - Sesuuai dengan tujuan: 15 - Kurang sesuai dengan tujuan: 10 - Sangat kurang sesuai dengan tujuan: 5 Saran - Berkaitan dengan perkembangan penelitian yang telah dilakukan untuk kedepannya: 10 - Kurang berkaitan dengan perkembangan penelitian yang telah dilakukan untuk kedepannya: 5 - Sangat kurang berkaitan dengan perkembangan penelitian yang telah dilakukan untuk kedepannya: 1 8. Daftar Pustaka (Skor = 5) - Sesuai dengan landasan teori dan penyusunannya tepat: 5 - Sesuai dengan landasan teori, tetapi penyusunannya kurang tepat: 3 - Kurang sesuai dengan landasan teori dan penyusunannya kurang tepat: 1
Penilaian Nilai =
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Lampiran 12 KISI-KISI SOAL POST TEST
Indikator
C1
C2
3.1.1. Mendeskripsikan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
2
1
3.1.2. Mengkaitkan hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 3.1.2. Mengidentifikasi gejala perubahan fisiologis pada tanaman sawi pakcoy dengan faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. 4.1.1. Melakukan percobaan terkait pengaruh pemberian perlakuan terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman yang diteliti.
C3
C4
C5
3
4
5
C6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Lampiran 13 SOAL POST TEST
1. Apa yang dimaksud dengan faktor internal dan faktor eksternal? 2. Sebutkan apa saja yang termasuk faktor internal dan faktor eksternal! 3. Jelaskan kaitan antara variabel bebas dan variabel terikat, serta berikan contohnya! 4. Jelaskan bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman! Apa yang terjadi bila tanaman kurang mendapat cahaya? 5. “Pengaruh Pemberian ZPT Sintetik terhadap Pertumbuhan Sawi Pakcoy” Dari judul tersebut, tuliskan hipotesis alternatifnya!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Lampiran 14 KUNCI JAWABAN POST TEST 1. Faktor internal (dalam) adalah faktor yang berasal dari dalam tumbuhan. Faktor eksternal (luar) adalah faktor yang berasal dari luar tumbuhan atau lingkungan tempat hidup tumbuhan. (skor = 5) 2. Faktor internal: gen dan hormon. Faktor eksternal: air, udara, suhu, cahaya, dan unsur hara. (skor 10) 3. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel bebas. Contoh: pertumbuhan tanaman jagung dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang (skor = 10) 4. Cahaya mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena cahaya berperan dalam proses fotosintesis. Bila tanaman kurang mendapat cahaya maka proses fotosintesis terhambat. (skor = 10) 5. Ha = Ada pengaruh pemberian ZPT sintetik terhadap pertumbuhan sawi pakcoy. H0 = Tidak ada pengaruh pemberian ZPT sintetik terhadap pertumbuhan sawi pakcoy. (skor = 10)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Lampiran 15 RUBRIK PENILAIAN POST TEST 1.
Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
2.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
3.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 =
Skor 3 =
Skor 0 =
4.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
Bila peserta didik dapat menjawab pengertian kedua faktor dengan benar Bila peserta didik hanya menjawab pengertian salah satu faktor saja Bila peserta didik tidak dapat menjawab pengertian kedua faktor Bila peserta didik dapat menyebutkan kedua faktor dengan benar Bila peserta didik dapat menyebutkan kedua faktor, tetapi masih ada yang kurang benar Bila peserta didik hanya menyebutkan salah satu faktor saja dengan benar Bila peserta didik hanya menyebutkan salah satu faktor saja, tetapi masih kurang benar Bila peserta didik tidak dapat menyebutkan kedua faktor dengan benar Peserta didik dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel bebas serta dapat menyebutkan contohnya dengan benar Peserta didik dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel bebas serta dapat menyebutkan contohnya, tetapi kurang benar Peserta didik hanya dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel bebas atau hanya dapat menyebutkan contohnya saja dengan benar Peserta didik hanya dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel bebas atau hanya dapat menyebutkan contohnya saja, tetapi kurang benar Peserta didik tidak dapat menjelaskan kaitan variabel terikat dan variabel bebas serta tidak dapat menyebutkan contohnya Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh dan analisis pada kasus soal dengan tepat Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh dan analisis pada kasus soal, tetapi kurang tepat Peserta didik hanya dapat menjelaskan pengaruh atau analisis pada kasus soal saja dengan tepat Peserta didik hanya dapat menjelaskan pengaruh atau analisis pada kasus soal saja, tetapi kurang tepat Peserta didik tidak dapat menjelaskan pengaruh dan analisis pada kasus soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5.
Skor 10 = Skor 8 = Skor 5 = Skor 3 = Skor 0 =
Penilaian
Nilai =
143
Peserta didik dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (H0) dengan kalimat yang benar Peserta didik dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (H0), tetapi kurang benar Peserta didik hanya dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) atau hipotesis nol (H0) saja dengan benar Peserta didik hanya dapat menuliskan hipotesis alternatif (Ha) atau hipotesis nol (H0) saja, tetapi kurang benar Peserta didik tidak dapat menuliskan kedua hipotesis dengan benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Lampiran 16 LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF Kelas
:…………….
Hari/Tanggal :……………. Sikap yang Dinilai Nomor Absen
Nama Peserta Didik
Disiplin
Kerja Sama dalam Praktikum
Tanggung Jawab dalam Menggunakan Alat
Percaya Diri dalam Presentasi
Jumlah Skor
Nilai
1 2 3 Dst
Keterangan: Disiplin Skor 2 =
Peserta didik datang tepat waktu
Skor 1 =
Peserta didik datang terlambat
Skor 0 =
Peserta didik tidak datang
Kerja sama Skor 2 =
Peserta didik bekerja sama dan komunikatif dalam kegiatan praktikum
Skor 1 =
Peserta didik bekerja sama, tetapi kurang komunikatif dalam kegiatan praktikum
Skor 0 =
Peserta didik kurang kerjasama dan kurang komunikatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Tanggung jawab Skor 2 =
Peserta didik bertanggung jawab serta berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan pada kegiatan praktikum
Skor 1 =
Peserta didik kurang bertanggung jawab dan kurang berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan pada kegiatan praktikum
Skor 0 =
Peserta didik sangat kurang bertanggung jawab dan kurang berhati-hati dalam menggunakan alat dan bahan pada kegiatan praktikum
Percaya diri Skor 2 =
Peserta didik percaya diri dalam presentasi dan menanggapi maupun memberi argument
Skor 1 =
Peserta didik kurang percaya diri dalam presentasi dan menanggapi maupun member argumen
Skor 0 =
Peserta didik sangat kurang percaya diri dalam presentasi dan menanggapi maupun member argumen
Penilaian: NILAI =
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Lampiran 17 LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR :…………….
Kelas
Hari/Tanggal :…………….
Nomor Absen
Nama Peserta Didik
Sikap yang Dinilai Keteram -pilan
Presentasi
Jumlah Skor
Nilai
Berpikir kritis
1 2 3 Dst
Keterangan: Keterampilan Skor 2 =
Peserta didik terampil dalam menggunakan peralatan pada percobaan yang dilakukan
Skor 1 =
Peserta didik kurang terampil dalam menggunakan peralatan pada percobaan yang dilakukan
Skor 0 =
Peserta didik sangat kurang terampil dalam menggunakan peralatan pada percobaan yang dilakukan
Presentasi Skor 2 =
Peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis data pengamatan dengan mengkaitkan referensi yang ada secara tepat dan jelas
Skor 1 =
Peserta didik dapat mempresentasikan hasil analisis data pengamatan dengan mengkaitkan referensi yang ada, tetapi kurang tepat dan jelas
Skor 0 =
Peserta didik kurang tepat dan jelas dalam mempresentasikan hasil analisis data pengamatan dengan mengkaitkan referensi yang ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Berpikir kritis Skor 2 =
Peserta didik kritis dalam menanggapi analisis dan argumen terkait percobaan maupun hasil percobaan
Skor 1 =
Peserta didik kurang kritis dalam menanggapi analisis dan argument terkait percobaan maupun hasil percobaan
Skor 0 =
Peserta didik sangat kurang kritis dalam menanggapi analisis dan argumen terkait percobaan maupun hasil percobaan
Penilaian: NILAI =
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 18 DOKUMENTASI PENELITIAN
Penanaman bibit sawi pakcoy (Brassica chinensis)
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan pemberian ZPT Auksin dengan cara penyemprotan
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan pemberian ZPT Sitokinin dengan cara penyemprotan
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan pemberian ZPT Giberelin dengan cara penyemprotan
Tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis) dengan perlakuan kontrol
Zat Pengatur Tumbuh sintetik Auksin, Sitokinin, dan Giberelin
149