PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun oleh : Raisa Vienlentia 109114111
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Philippians 4:13
“
I can do everything through him who gives me strength.”
“Tuhan tidak menciptakan produk gagal, kamu indah dengan segala yang kamu punya” -penulis-
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kupersembahan karya sederhana ini untuk : Tuhan Yesus Kristus sahabat sejatiku Kesayangan aku > Kanjeng Mami, Tuan Papi, dan adikku Ika Seluruh orangtua dan semua orang yang mengasihi anak berkebutuhan khusus
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA IBU YANG MEMILIKI ANAK DOWN SYNDROME Raisa Vienlentia ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara selfesteem dengan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Hipotesis yang di ajukan adalah adanya hubungan negatif antara self-esteem dengan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Subjek dalam penelitian ini adalah 40 ibu yang memiliki anak down syndrome. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dengan menyebar kuisioner. Alat pengumpul data yang digunakan terdiri dari dua alat ukur yaitu: skala self-esteem dan skala tingkat depresi yaitu dengan mengadaptasi skala Beck Depression Inventory. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas pada skala self-esteem diperoleh 57 item valid dengan koefisien reliabilitas alpha cronbach 0,919. Sedangkan untuk skala BDI diperoleh 20 item valid dengan koefesien reliabilitas alpha cronbach 0,821. Data penelitian dianalisi dengan menggunakan teknik korelasi Spearman. Koefesien korelasi yang diperoleh adalah r= -0,366 dengan nilai p=0,020 (signifikansi two-tailed) yang berarti nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini menunjukan adanya hubungan negatif antara variabel self-esteem dan depresi yang berarti menunjukan bahwa hipotesis diterima.
Kata kunci : depresi, self-esteem, ibu, down syndrome
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RELATION BETWEEN SELF-ESTEEM WITH LEVEL OF DEPRESSION ON MOTHER WHO HAVE A CHILDREN WITH DOWN SYNDROME Raisa Vienlentia ABSTRACT This research is aimed to examine the relationship between self-esteem with level of depression among mother who have a children with down syndrome. The proposed hypothesis is that there is a negative corelation between self-esteem and level of depression.the subjects of the research were 40 mothers who have a children with down syndrome. The sample taking technique in this research uses purposive sampling. The data was collected through a scale questionaire. The instruments of this research used two measurements which is a self-esteem scale and level of depression scalewhich is adapted by Beck Depression Inventory scale.based on validity and reliability examination on self-esteem has got 57 valid items with alpha cronbach reliability 0.919. Meanwhile the level of depression BDI scale has got 20 valid item with alpha cronbach reliability 0.821. the research data was analyzed using Spearman correlation technique. The correlation coefficient (r)gotten as -0.366 with the value of p=0,020 (sig twotailed) it means that the value of p is lower than 0,05 (p<0,05). The result of the data analysis showed that the research hypothesis proves that there is a negative relationship between self-esteem eith level of depression it means that the hypothesis is aprroved.
Key words : depression, self-esteem, mother, down syndrome
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah Bapa di surga karena atas kasih dan bimbingan tanganNya yang kuat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari keterbatasan yang dimiliki penulis, sehingga dengan bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 2. Ibu Ratri Sunar Astuti M.Si selaku Ketua Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma 3. Ibu Debri Pristinella M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah dengan sangat sabar membimbing penulis. Ibu juga telah banyak memberikan bimbingan, koreksi, ilmu pengetahuan dan saran dalam penulisan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama penulis kuliah di Fakultas Psikologi Sanata Dharma
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M.S dan ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari, M.Si selaku dosen penguji. Terima kasih atas masukan saran dan kritikan yang sungguh membangun. 6. Semua Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi Sanata Dharma yang telah membagikan pengetahun dan ilmunya kepada penulis 7. Mas Muji, Mas Gandung, Mas Doni, Bu Nanik, dan Pak Gie yang dengan kerendahan hati dan keramahan membantu penulis selama di Fakultas Psikologi. 8. Kepala Bidang dan Pengendalian dan Evaluasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sleman, yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini. 9. Kedua orang tuaku Tuan Papi Fritz Tommy dan Kanjeng Mami Katrin yang teramat sangat aku kasihi. Tidak cukup rasa terima kasihku untuk membalas segala semua apapun yang kalian berikan selama aku hidup. Terima kasih seribu Ma,Pa aku bahagia karena dicinta. Terima kasih. 10. Adik Ika kesayanganku, partner kelahi dan bercanda hidupku. Aku mengasihimu. 11. Para Kepala Sekolah Luar Biasa dan seluruh Instansi tempat saya melakukan penelitian baik saat tryout sampai selesainya penelitian ini. Tetap semangat melayani 12. Semua ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus, yang bersedia menjadi subjek penelitianku. Tetap semangat, kalian hebat. Aku mengasihimu dan anakmu
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Seluruh keluarga yang menyemarakkan rumah di Kalimantan Om Pompong, Mina Ina, Ais, Teus, Ella, Ayen,Lala. Seluruh keluarga di Palangka dan Kapuas, terima kasih. Walaupun kita jauh terpisah Love Will Be Our Home. 14. Rani Oktaviani Sidauruk, partner “mesin waktu”ku, partner ketawa, galau, dan segalanya. Terima kasih untuk bantuan dan dukunganmu dari awal aku di Jogja sampai saat ini. Aku mengasihimu 15. My “perempuan-perempuan hebat” Silya dan Andin (beserta dedek Nathan). Terima kasih untuk kegilaan, kebersamaan kita selama ini. Aku mengasihi kalian 16. Fiona Valentina Damanik, terima kasih untuk sharing berkualitas dan bantuan untuk mengerjakan BAB III skripsi ini disaat aku kehilangan arah. Aku mengasihimu 17. Teman-teman Gen XIII SMAN5 PLUS Palangka Raya yang seperjuangan di Jogja Rani, Wulan,Almira, Kak Zeki, Kak Andik. Serta GEN XIII yang lain yang sedang berjuang dan sudah bekerja. Kesatuan hati yang terbuka, yang membuat kita kuat. Aku mengasihi kalian. 18. Syela, Kak Anggi, Neneng, Oni, kerandoman kalian selalu buat aku kangen. Aku mengasihi kalian 19. Kak Alvia Natalia Tarigan, makasih buat sharing pengalaman hidup dan yang sudah menemani juga berjuang bersama dalam penyusunan skripsi ini. Aku mengasihimu
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Kerabat Dewi yang gila, kak Alvi, kak Anggi, kak Rea, Koh Diki, Silya, Mita, Nanda, Rani, Istri. Aku kangen dan mengasihi kalian. Ayok main UNO! 21. Teman-teman PMK EBEN-HAEZER kak Rea, Koh Diki, kak Alvi, Fiona, Leo, Nona Lidya, Ita, Mauren. Tetap semangat melayani Tuhan. Aku mengasihi kalian. 22. Teman-teman PSF Angels Voice Fakultas Psikologi. Saya rindu berdendang bersama kalian. 23. Teman-teman P2TKP. Pak Carolus Wijoyo Adinugroho M.Psi. dan Pak Yohanes Heri Widodo M.Psi yang pernah menjabat sebagai Kepala P2TKP, Pak Tony, Mba Tia, Pak Landung, dan teman-teman asisten lain. Terima kasih untuk dinamika dan pengalaman kerja kita. Aku mengasihi kalian. 24. Teman-teman Psikologi angkatan 2010, senang bisa kenal dan berdinamika bersama. Aku mengasihi kalian 25. Teman-teman Tim Lektor GKI Gejayan, Om Rio selaku pelatih terima kasih sudah memberi ilmu baru. Semangat Melayani Tuhan. Aku mengasihi kalian. 26. Ibu-Bapak dan teman sepelayanan dalam Tim Doa GKI Gejayan, terima kasih untuk support dan terima kasih sudah menjadi pengganti orangtua kami di Jogja ini. Aku mengasihi kalian 27. Last but not least keluarga kecil kesayanganku KBU Choir GKI Gejayan, kak Dita dan kak Grety yang sudah mengajakku bergabung dalam tim ini
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..........................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
ABSTRACT .......................................................................................................
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xx
DAFTAR BAGAN ..........................................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A.
Latar Belakang
............................................................
1
B.
Tujuan Penelitian ......................................................................
10
C.
Rumusan Masalah ....................................................................
11
D.
Manfaat Penelitian ....................................................................
11
1. Manfaat Teoritis ................................................................
11
2. Manfaat Praktis ..................................................................
11
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. A.
Depresi
13
....................................................................
13
1. Pengertian Depresi ...............................................................
13
2. Gejala-gejala Depresi ...........................................................
16
3. Jenis-jenis Depresi ...............................................................
20
4. Sebab-sebab Terjadi Depresi................................................
22
5. Teori-teori Depresi ...............................................................
29
B. Ibu
....................... ...............................................................
35
1. Peran Wanita sebagai Ibu .....................................................
35
C. Down Syndrome
....................................................................
37
1. Pengertian Down Syndrome .................................................
37
2. Penyebab Down Syndrome...................................................
39
3. Karakteristik Anak Down Syndrome ...................................
43
D. Ibu dengan Anak Down Syndrome ...............................................
49
1. Reaksi Orangtua ...................................................................
49
E. Self-esteem
..... ....................................................................
51
1. Pengertian Self-esteem .........................................................
51
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Self-esteem .....................
53
3. Aspek-aspek Self-esteem ......................................................
55
4. Ciri-ciri Self-esteem pada Individu.......................................
59
F. Hubungan Self-esteem Dengan Tingkat Depresi .........................
61
G. Bagan Hubungan
....................................................................
65
H. Hipotesis
....................................................................
66
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
67
A. Identifikasi Variabel .....................................................................
67
1. Variabel Tergantung ............................................................
67
2. Variabel Bebas ....................................................................
67
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian .....................................
67
1. Depresi ................................................................................
67
2. Self-esteem............................................................................
68
C. Populasi dan Subjek Penelitian ...................................................
68
1. Populasi ...............................................................................
68
2. Sampel .................................................................................
70
3. Metode Pengambilan Sampel...............................................
70
D. Instrumen Penelitian ....................................................................
70
1. Skala Tingkat Depresi .........................................................
71
2. Skala Self-Esteem .................................................................
75
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................
76
1. Uji Validitas Alat Ukur .......................................................
76
a. Skala Depresi ............................................................
77
b. Skala Self-esteem ......................................................
77
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur .....................................................
78
a. Seleksi Item ..............................................................
78
b. Skala Depresi ...........................................................
82
c. Skala Self-esteem ......................................................
83
F. Teknik Analisis Data .......................................................................
84
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Uji Asumsi Analsis Data .....................................................
84
a. Uji Normalitas ...........................................................
84
b. Uji Linearitas ...........................................................
84
2. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................
84
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................
85
A. Persiapan Penelitian .......................................................................
85
B. Data Penelitian
........................................................................
87
1. Deskripsi dan Data Demografis Subjek ...............................
87
2. Kategorisasi Skor Skala .......................................................
90
a. Depresi .....................................................................
90
b. Self-esteem ...............................................................
91
........................................................................
92
1. Uji Normalitas .....................................................................
92
2. Uji Linearitas .......................................................................
93
C. Uji Asumsi
D. Hasil Penelitian
........................................................................
94
1. Uji Hipotesis Utama ............................................................
94
2. Analisis Data Tambahan .....................................................
96
a. Uji U tingkat depresi pada usia ..............................
97
b. Uji U tingkat self-esteem pada status pernikahan ....
98
E. Pembahasan BAB V PENUTUP
........................................................................ 100
............................ .......................................................... 108
A. Kesimpulan
........................................................................ 108
B. Saran
........................................................................ 109
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA
………………………. ................................... 112
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………. ................... 116
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 : Kategorisasi Tingkat Depresi ..........................................................
72
Tabel 2 : Aspek-aspek Depresi ........................................................................
72
Tabel 3 : Blue print skala Self-esteem (sebelum analisis dan seleksi item) .....
75
Tabel 4 : Blue print skala Self-esteem (setelah seleksi item) ...........................
79
Tabel 5 : Blue print skala Beck Depression Inventory (setelah seleksi item) ..
81
Tabel 6 : Hasil try out untuk skala depresi .......................................................
83
Tabel 7 : Hasil try out skala self-esteem...........................................................
83
Tabel 8 : Data usia subjek penelitian ...............................................................
87
Tabel 9 : Data usia anak down syndrome subjek penelitian.............................
88
Tabel 10 : Data status pernikahan subjek .........................................................
89
Tabel 11 : Mean dan SD Skala Depresi ...........................................................
90
Tabel 12 : Kategorisasi tingkat depresi subjek ...............................................
91
Tabel 13 : Mean dan SD Skala Self-esteem .....................................................
91
Tabel 14 : Kategorisasi Tingkat Self-esteem ....................................................
92
Tabel 15 : Uji Normalitas depresi (BDI) dan self-esteem ................................
93
Tabel 16 : Uji Linearitas Variabel ....................................................................
94
Tabel 17 : Hasil analisis korelasi .....................................................................
95
Tabel 18 : Tingkat korelasi dan Kekuatan Hubungan ......................................
96
Tabel 19 : Hasil Uji U pada tingkat Depresi dan usia ......................................
98
Tabel 20 : Hasil Uji U pada tingkat self-esteem dan status subjek ..................
99
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 1 : Bagan Hubungan..............................................................................
xxi
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran I : Skala Uji Coba ............................................................................ 117 Lampiran II : Reliabilitas Skala ....................................................................... 154 Lampiran III : Skala Penelitian ........................................................................ 165 Lampiran IV : Hasil Penelitian ........................................................................ 187 Lampiran V : Surat-surat ................................................................................. 191
xxii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam hidup, merupakan hal yang wajar ketika seseorang mengalami suatu masalah. Permasalahan yang dialami seringkali begitu berat sehingga menimbulkan perasaan sedih dan tertekan. Semakin kompleks permasalahan hidup yang dialami seseorang, makin kompleks pula tuntutan bagi setiap orang untuk mampu menyesuaikan diri. Namun, tidak semua orang memiliki sumber daya (terutama psikologis) yang cukup untuk menghadapi setiap tuntutan yang ada. Hasilnya makin banyak orang yang mengalami gangguan mental yaitu depresi (Widyarini, 2009). Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebut, prevalensi nasional penderita gangguan mental emosional (cemas dan depresi) pada penduduk berusia lebih dari 15 tahun mencapai 11,6 persen (sekitar 20 juta orang). Hal ini berarti penduduk di Indonesia yang mengalami gangguan emosional berupa cemas dan depresi dapat dikategorikan dalam tingkat yang cukup tinggi jika dilihat dari keseluruhan penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 250 juta jiwa. Mengutip data dari World Health Report 2001 menyatakan bahwa depresi merupakan penyakit keempat penyebab hilangnya waktu produktif (disability adjusted life years) tertinggi pada tahun 2000. Depresi diperkirakan akan naik ke peringkat kedua penyebab hilangnya waktu produktif pada tahun 2020. Jakarta merupakan provinsi
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
dengan jumlah penderita gangguan jiwa berat tertinggi di Indonesia. Prevalensi pada 2007 mencapai 2,03 persen atau sekitar 150.000 orang (Kompas 6 Oktober 2012). Nugroho (dalam Sustyani dkk, 2012) menyatakan bahwa depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan seseorang, rasa pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Lebih dari sekedar perasaan sedih, depresi merupakan hal krusial yang perlu diperhatikan mengingat depresi bukan sesuatu yang cepat untuk dihilangkan. Supratiknya (1995) mengatakan depresi merupakan gangguan afektif (mood) yang bersifat ekstrim dan tidak sesuai, meliputi : kegembiraan (elation) dan kesedihan (depression) yang ekstrim seperti : berteriak dengan histeris, murung atau jadi sangat pendiam dan pasif, keinginan untuk bunuh diri, dan meningkatkan ketergantungan pada bantuan orang lain. Keadaan ini merupakan reaksi yang normal terhadap stres kehidupan. Gangguan perasaan yang muncul berulang-ulang tersebut bila dibiarkan maka akan menjadi gangguan depresi yang sifatnya tidak normal. Penting bagi seseorang untuk dapat menghindari kondisi perasaan dan emosi negatif dalam dirinya yang dapat menyebabkan seseorang mengalami depresi. Hal ini sangat penting karena orang dengan depresi menyebabkan produktifitas menurun, dan ini sangat buruk akibatnya bagi
dirinya sendiri,
disekitarnya.
bagi keluarga, bagi pasangan, dan orang-orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Hal ini bisa terjadi pada siapa saja, baik pada usia muda atau dewasa, baik laki-laki atau perempuan. Spesialis Kesehatan Jiwa dari Universitas Indonesia, Dr. Suryo Dharmono, SpKJ (dalam Susanto, 2013) menyebutkan bahwa wanita bisa mengalami depresi dua kali lebih sering dibanding pria karena dalam hidupnya wanita mengalami proses melahirkan, menopause, mengkonsumsi obat kontrasepsi, dan banyak hal lain. Hal ini didukung oleh penelitian Sue dkk (1986), penelitian in menunjukan bahwa depresi lebih mudah mengenai kaum perempuan daripada laki-laki. Hasil penelitian ini didukung pula dalam buku DSM III (Sue dkk, 1986), yang mengemukakan pula bahwa 18 sampai 23 persen wanita mempunyai kecenderungan menderita depresi sedangkan pria hanya 8 sampai 11 persen. Berdasarkan asumsi di atas peran wanita sebagai seorang ibu merupakan sumber stres tersendiri dan stres akan semakin besar jika ibu memiliki anak berkebutuhan khusus (Maulina, 2005). Hasil penelitian juga menunjukan bahwa ibu yang mempunyai anak cacat cenderung mengalami stres yang lebih besar daripada ibu yang memiliki anak normal (Adams, 1999). Mangunsong
(1998)
mengatakan
bahwa
saat-saat
yang
menegangkan dan menggembirakan saat menunggu kelahiran seorang anak bagi orang tua, dapat berubah menjadi kekecewaan, manakala suamiistri (orangtua) menyaksikan anaknya tidak sempurna. Seorang wanita, pada umumnya menginginkan anak yang lahir dengan sehat dan normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Hal ini akan berbeda jika seorang wanita melahirkan anak dengan kebutuhan khusus seperti down syndrome. Mempunyai anak dengan down syndrome dapat dikatakan sebagai stresor atau peristiwa menekan yang menyebabkan seorang ibu mengalami depresi Hal ini didukung pula oleh pernyataan Telford dan Sawrey (dalam Mangunsong, 1998) yang mengelompokkan berbagai reaksi orang tua ketika mengetahui anak yang dilahirkan mempunyai kecacatan salah satunya adalah reaksi depresi. Rusli dkk, (2011) menyatakan bahwa melahirkan merupakan peristiwa yang dimana seorang ibu dituntut menjalani kehidupan yang berbeda. Lebih lanjut Rusli mengatakan bahwa orangtua yang baru saja menerima kelahiran seorang anak lebih banyak membutuhkan tanggung jawab daripada sebelumnya. Selain itu, setiap ibu tentu mengharapkan halhal yang baik terjadi dalam tumbuh kembang anak mereka masing-masing, yaitu tidak memiliki hambatan, tumbuh normal, dan kelak berhasil baik itu dalam bidang pendidikan dan kehidupan sehingga menjadi kebanggaan keluarga. Berbagai harapan yang muncul pada diri orang tua terkadang menimbulkan berbagai tekanan ketika harapan yang diimpikan tidak sesuai dengan kenyataan. Down syndrome adalah kondisi dimana seseorang memiliki kelainan dalam tampilan fisik yang sama dan penampilan wajah yang mirip satu dengan lainnya. Hal ini terjadi karena penderita down syndrome memiliki kelebihan kromosom pada kromosom nomor 21 dalam tubuhnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Perkembangan fisik, kognitif, maupun mental anak down syndrome yang lamban dan berbeda dengan anak normal lainnya tentu akan membuat orangtua terutama ibu yang memiliki anak down syndrome memiliki kerentanan akan depresi yang tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki anak down syndrome. Hal ini juga dikarenakan karakteristik
anak
down
syndrome
yang
berbeda
dengan
anak
berkebutuhan khusus lainnya misalnya anak dengan keterbatasan fisik saja seperti tuna netra atau tuna rungu serta anak dengan keterbatasan fisik lainnya seperti anak yang tidak memiliki lengan. Anak dengan keterbatasan down syndrome memiliki keterbatasan secara keseluruhan yang merupakan kombinasi fisik, mental, dan kognitif. Keterbatasan tersebut merupakan keluhan utama bagi orang tua karena dengan keterbatasan fisik, mental, terlebih intelektual, anak tidak dapat mandiri sepenuhnya dan akan selalu membutuhkan dukungan yang berkepanjangan dan secara terus menerus dari keluarga maupun intitusi lain seperti sekolah dan lain sebagainya (Hoffnung, 1997). Di bawah ini terdapat berbagai kasus dan peristiwa yang menunjukkan bahwa seorang ibu yang mempunyai anak dengan down syndrome memiliki potensi besar untuk mengalami depresi. Dalam latar belakang terbentuknya Persatuan Orang Tua Anak dengan (2003) menyebutkan bahwa mendapatkan anak dengan down syndrome dapat membuat orang tua, akan mengalami sedih, stres, perasaan bersalah, sakit hati tidak dapat menerima kenyataan, dan lain sebagainya. Sebuah cerita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
berdasarkan pengalaman pribadi dari orangtua dengan anak down syndrome lainnya mengatakan bahwa tidak sedikit para ibu yang mengatakan bahwa ia memikirkan nasib anaknya kelak. Anak mereka yang mengalami down syndrome akan sekolah yang berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain, dijauhi masyarakat dan lingkungan, anak mereka akan menjadi pribadi yang hanya dilihat sebelah mata oleh orang lain. (sudyusbarbassy | 27 Maret 2009 dalam blogdetik.com). Hal senada diungkapkan oleh seorang ibu yang memiliki anak down syndrome. Mendapatkan anak dengan kelainan merupakan pukulan tersendiri bagi orang tua, dan rata rata orang tua akan mengalami tahap-tahap seperti marah, sedih, merasa bersalah, tak mau menerima kenyataan, sampai depresi dan ingin bunuh diri. (Diah Novayanti, 17 Januari 2012). Depresi yang dialami oleh ibu yang mempunyai anak down syndrome tidak hanya disebabkan oleh perilaku anak dan perasaan pesimis terhadap masa depan anak. Faktor penyebab lain yang menyebabkan seorang ibu yang memiliki anak down syndrome mengalami depresi adalah self-esteem yang rendah. Beck (dalam Burns, 1988) menyatakan bahwa umumnya terdapat suatu perasaan self dislike atau ketidaksukaan dalam diri yang dialami oleh seseorang yang mengalami depresi. Orang yang mengalami depresi tersebut memandang diri mereka sebagai orang-orang yang lemah dalam berbagai kualitas yang justru mereka anggap sangat penting dalam kehidupan mereka, seperti misalnya intelegensi, prestasi, popularitas, daya tarik, kesehatan, kekuatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Hampir semua reaksi emosional negatif tersebut adalah sebagai akibat dari rendahnya self-esteem. Coopersmith (dalam Prasetyo, 1994) menyatakan pendapat bahwa self-esteem itu mengarah pada evaluasi diri yang dirancang dan dilakukan individu yang dilakukan sebagian besar berasal dari interaksi dengan lingkungan dan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Rakhmat (dalam Sriyanti, 2009) menyebutkan bahwa dalam konsep diri mengandung dua faktor yaitu, faktor kognitif dan faktor afektif. Selfesteem, merupakan salah satu kebutuhan yang terdapat dalam piramida hierarki kebutuhan Abraham Maslow. Kebutuhan akan self-esteem merupakan kebutuhan manusia harus terpenuhi agar self-actualization individu tersebut dapat terwujud. Sriyanti (2009) mengungkapkan bahwa kebutuhan ini lahir karena manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan interaksi yang harmonis dengan orang lain, dalam berinteraksi itulah timbul kebutuhan akan self-esteem. Kartono (1992) mengatakan bahwa rasa percaya diri dan selfesteem akan muncul setelah seorang wanita melahirkan anak yang sesuai dengan harapan pasangannya
yaitu memiliki anak yang normal dan
sebaliknya seorang ibu cenderung merasakan self-esteem yang menurun jika melahirkan anak yang tidak sesuai dengan harapannya dan pasangannya yaitu anak yang cacat dalam hal ini dapat berarti anak down syndrome. Hal ini diperkuat oleh Telford & Sawrey (dalam Mangunsong, dkk, 1998) bahwa orangtua yang memiliki anak penyandang cacat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
cenderung merasakan self-esteem yang menurun. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beresford (dalam Botsari, 2000) juga menunjukkan bahwa seorang ibu akan merasakan self-esteem yang menurun ketika ia memiliki anak penyandang cacat. Self-esteem yang menurun pada orangtua dapat terlihat dari perasaan malu yang dialami oleh orangtua terhadap kehadiran anaknya yang cacat (Mangunsong, dkk, 1998). Para ibu yang mempunyai anak down syndrome jika mengalami self-esteem yang rendah akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perilaku sosialnya, merasa rendah diri, canggung, dan bahkan tidak percaya diri akan kemampuan dirinya. Namun, ada beberapa fakta yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat yang menunjukan sikap ibu yang yang memiliki anak down syndrome tetapi tidak menunjukan perasaan negatif yang mengarah pada kemurungan depresi ataupun self-esteem yang rendah. Hal ini ditunjukan dengan tidak membatasi kehidupan sosial anak down syndrome dengan bermain atau berkomunikasi didalam rumah atau lingkungan keluarga saja, tetapi dengan berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan sekitar. Salah satu contohnya diungkapkan oleh Mawarwati yang memiliki anak down syndrome yang berprestasi (dalam BOG, 2011). Mawarwati mengatakan bahwa bukan hal mudah menemukan potensi dalam diri seorang anak down syndrome. Mawarwati menerangkan, anak down syndrome bisa berprestasi dengan dukungan dari orangtua yang tidak membatasi keinginan anak untuk berkarya untuk menggali potensi dari mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Self-esteem yang rendah akan membuat seseorang dekat dengan hal-hal yang negatif sehingga memengaruhi dinamika psikologis seseorang. Self-esteem yang rendah dan negatif jug dapat memengaruhi keadaan emosi dan psikologis seseorang yaitu mudah mengalami frustasi dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya (Taylor, dalam Maulina, 2005) . Hal serupa juga diungkapkan oleh Atkinson dan Horbi (dalam Irawati, 2012), mereka mengatakan bahwa self-esteem yang rendah merupakan faktor utama depresi, penyakit mental dan ketidakbahagiaan. Jika seorang ibu memiliki keadaan emosi yang tidak stabil maka hal itu akan berpengaruh besar pada pengasuhan anak dengan down syndrome. Sebagai contoh adalah ketika ibu merasa malu ketika memiliki anak dengan down syndrome maka ibu cenderung malas untuk membawa anaknya bersosialisasi ke dalam lingkungan sosialnya, sehingga potensipotensi anak akan terhambat dalam masa perkembangannya. Namun apabila tingkat self-esteem berada dalam kategori yang baik kemungkinan para ibu ini akan memperoleh pengakuan dalam lingkungan sosialnya, tampil dengan lebih percaya diri, dan merasa lebih bernilai dalam lingkungannya. Cohen (Azwar 1989) menyatakan bahwa kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri pada diri seseorang sangat berkaitan dengan persepsi seseorang akan self-esteemnya sendiri, dimana seseorang yang memiliki self-esteem positif cenderung lebih percaya diri dalam hidupnya dibandingkan dengan orang-orang yang mempunyai self-esteem negatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Jika seorang ibu memperoleh self-esteem yang baik , maka ia tidak akan malu dan ragu untuk membawa anaknya yang memiliki keterbatasan dengan down syndrome untuk dapat bergaul dengan lingkungan serta memberikan pengetahuan bagi anak tentang lingkungan sosialnya, dengan begitu seorang ibu dapat memiliki dan memberikan pola pengasuhan yang baik terhadap anak yang mengidap down syndrome (Irawati, 2012). Pola pengasuhan yang baik oleh ibu pada anak dengan down syndrome membuat anak dengan down syndrome dapat mencapai potensi-potensi yang dimiliki oleh anak. Selain itu apabila self-esteem seorang ibu yang memiliki anak down syndrome dapat lebih tinggi maka dapat berpengaruh baik juga dalam peningkatan kepribadian seseorang agar dapat lebih menghargai dirinya dan menilai positif dirinya sendiri dan tidak menutup kemungkinan hal ini dapat membuat kualitas hidup yang lebih baik terhadap ibu dan anaknya yang mengidap down syndrome. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin meneliti hubungan antara self-esteem dan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome.
B. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
C. Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dan tingkat depresi ibu yang memiliki anak down syndrome?
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia psikologi, terutama dibidang kesehatan mental dan klinis mengenai tingkat depresi ibu yang memiliki anak down syndrome. 2. Manfaat Praktis Bagi Ibu a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada keluarga terutama ibu yang memiliki anak down syndrome, dengan memiliki pengetahuan mengenai dinamika self-esteem seorang ibu yang memiliki anak down syndrome serta dampak dari self-esteem yang negatif maupun keuntungan dari memiliki selfesteem positif. Maka, ibu dapat mengelola kondisi psikologis agar semakin baik dan maksimal, sehingga dapat mengoptimalkan diri dalam komunikasi yang baik dengan masyarakat atau lingkungan sekitar. b. Diharapkan juga ibu dengan pengetahuan akan tingkat depresi dan faktor penyebab depresi serta dampaknya terhadap ibu dan anak,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
maka, ibu dapat sesegera mungkin mencegah dan mengelola diri perihal kecenderungan depresi yang mungkin dialami. Sehingga perilaku ibu yang negatif tidak termanifestasi dalam pengasuhan terhadap anaknya yang menderita down syndrome. c. Bagi para ibu, penelitian ini akan memberikan informasi mengenai tingkat self-esteem sehingga para ibu dapat meningkatkan kemampuan untuk bersosial dengan lingkungan yang ada disekitarnya. Bagi Anak a. Manfaat lain bagi anak down syndrome itu sendiri adalah ketika memiliki pengasuhan yang baik dari ibu dengan self-esteem yang baik dan kecenderungan depresi yang rendah, maka, anak dapat pula memiliki kualitas hidup yang baik, secara fisik maupun secara psikologis, dan dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya secara maksimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Depresi 1. Pengertian Depresi Istilah depresi sudah begitu populer dalam masyarakat dan banyak orang sudah mengetahuinya, baik itu orang awam dalam bidang kedokteran dan psikologi. Sebagian besar orang pernah mengalami perasaan sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh masalah, merasa kecewa, kehilangan, frustrasi, yang dengan mudah menimbulkan ketidakbahagiaan dan keputusasaan. Kadang seseorang juga merasa putus asa tanpa alasan yang jelas atau suasana hati yang tidak seimbang dengan keadaan lingkungan dan apa saja yang dilakukan tampaknya tidak dapat mengubah perasaan itu. Depresi biasanya terjadi saat stres yang tidak kunjung reda, dan depresi yang yang dialami terkadang berkorelasi dengan kejadian dramatis yang dialami seseorang, misalnya kematian seseorang yang sangat dicintai, atau mendapatkan sesuatu hal yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Depresi merupakan gangguan mental yang sering terjadi ditengah masyarakat. Berawal dari stres yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi (Lubis, 2009). Selanjutnya Rathus (dalam Lubis, 2009) juga mengungkapkan bahwa orang yang mengalami depresi
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional dan gerakan tingkah laku serta kognisi. Hal ini didukung oleh pendapat Beck (1985) yang mengatakan bahwa depresi merupakan suatu “primary mood disorder” atau sebagai suatu “affective disorder”. Kemudian Beck memandang depresi dalam komponen- komponen sebagai berikut: a. Depresi merupakan kesedihan yang berkepanjangan dan keadaan jiwa yang apatis (komponen afektif) b. Depresi merupakan cara berpikir yang salah dalam memandang realitas di luar dan di dalam diri sendiri, sehingga terbentuk konsep diri yang negatif yang berlanjut pada perasaan rendah diri (komponen kognitif) c. Depresi merupakan gangguan terhadap fungsi fisiologis yang antara lain menyebabkan sukar tidur dan hilangnya nafsu makan serta seksual (komponen fisiologis) d. Depresi merupakan hilangnya kemampuan untuk berfungsinya secara wajar serta hilangnya dorongan dan energi untuk bertindak (komponen perilaku) Menurut Atkinson (1987) depresi sebagai suatu gangguan afeksi atau perasaan yang memiliki ciri yaitu tak ada harapan, patah hati, ketidakberdayaan yang berlebihan, ketidakmampuan dalam mengambil suatu keputusan penting, atau ketidakmampuan dalam memulai segala sesuatu, kehilangan konsentrasi, tegang bahkan terkadang seseorang masuk dalam fase ingin bunuh diri. Feldman (dalam Lubis,2009) menyatakan bahwa depresi adalah suatu kelainan yang menyebabkan suatu gangguan dalam perasaan (mood disorder) dan emosi yang dimiliki oleh individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Selain itu depresi juga merupakan kondisi dalam kurun waktu tertentu yang melibatkan menurunnya mood (suasana hati), perhatian yang menjadi selektif hanya terhadap hal-hal negatif di lingkungan, keyakinan pesimistik, perilaku yang menyalahkan diri sendiri hingga gangguan pola makan dan pola tidur (Bramastyo, 2009). Hal ini didukung oleh Kaplan (dalam Simanjuntak, 2012) depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa, dan tidak berdaya serta bunuh diri. Selanjutnya menurut Kaplan depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai dengan hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Dalam penelitian ini depresi adalah suatu perasaan yang muncul ketika seseorang berada dalam fase kehidupan yang menekan. Kondisi itu biasanya muncul ketika sesuatu yang tidak diharapkan terjadi pada hidup seseorang. Misalnya mendapatkan suatu hal yang buruk atau kehilangan sesuatu yang berharga. Kondisi ini mengakibatkan seseorang kehilangan kemampuan untuk melakukan segala aktivitas hidupnya sehari-hari, sehingga mengganggu kehidupan sosial seseorang terhadap lingkungan yaitu keluarga, anak, orangtua, kerabat atau saudara, pasangan, dan orangorang yang berada di sekitarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
2. Gejala-gejala Depresi Gejala adalah sekumpulan peristiwa, perilaku, atau perasaan yang sering (namun tidak semua kondisi) muncul pada waktu yang bersamaan. Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokan sebagai depresi. Beck (1985) memberikan batasan mengenai depresi dengan atribut-atributnya yaitu : perubahan suasana hati yang spesifik seperti kesedihan, kesepian dan apati : konsep diri yang negatif disertai dengan perasaan-perasaan menyalahkan dan mencela diri sendiri : keinginan untuk menghindar, sembunyi atau mati : perubahan-perubahan vegetatif seperti tidak ada nafsu makan, tidak dapat tidur dan kehilangan dorongan seksual: perubahan tingkat aktivitas seperti retardasi atau agresi. Lubis (2009) mengelompokkan gejala depresi dari tiga segi, yaitu segi fisik, psikis, dan sosial. Secara jelasnya, dapat dilihat melalui uraian berikut : a.
Gejala fisik Menurut beberapa ahli, gejala depresi yang tampak mempunyai rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang relatif mudah dideteksi yaitu: 1) Gangguan pola tidur. Misalnya sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur. 2) Menurunnya tingkat aktivitas. Pada umumnya, orang yang terkena depresi menunjukan perilaku yang pasif, menyukai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti menonton TV, makan, dan tidur. 3) Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit memfokuskan diri yaitu perhatian atau pikiran pada suatu hal atau pekerjaan. Sehingga mereka juga akan sulit untuk memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Orang yang menderita depresi akan terlihat dari metode kerjanya yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya menajdi kacau atau bahkan bekerja dengan lebih lamban. 4) Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang mengalami depresi akan kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerja yang ia miliki. Akibatnya ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi yang ada dan sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya. 5) Mudah merasa letih dan sakit. Depresi adalah situasi yang membuat memandang segala hal negatif bagi dirinya. Jika seseorang menyimpan pandangan negatif tentang segala hal, maka jelas akan membuat letih karena membebani
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
pikiran dan perasaan itu sendiri, sehingga menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman pada organ tubuh tertentu.
b.
Gejala Psikis Beberapa gejala psikis menurut (Lubis, 2009) yang ditunjukan oleh penderita derpresi adalah sebagai berikut : 1) Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Para penderita depresi sering kali membandingkan antara dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan, dan pikiran negatif tentang diri lainnya. 2) Sensitif.
Orang
yang
mengalami
depresi
seringkali
mengaitkan segala sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sangat sensitif, sehingga sering peristiwa yang netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan. Akibatnya, para penderita depresi akan mudah tersinggung, mudah marah, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung dan lebih suka menyendiri. 3) Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa menjadi orang yang gagal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
terutama dibidang atau lingkungan ynag seharusnya mereka kuasai. 4) Perasaaan bersalah. Perasaaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang mengalami depresi mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebut. 5) Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.
c.
Gejala Sosial Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya akan memengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Hal ini terjadi karena lingkungan tertentu akan bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi yang pada umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan kerabat, keluarga atau saudara, pasangan, dan lingkungan tempat tinggal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan malu, cemas, minder jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun ada kesempatan. (Lubis, 2009)
3. Jenis-jenis Depresi Penggolongan dan klasifikasi jenis-jenis depresi berdasarkan tingkat penyakitnya yang diungkapkan organisasi kesehatan dunia WHO (dalam Lubis, 2009) adalah sebagai berikut :
a. Mild depression/ minor depression dan dysthymic disorder. Pada depresi ringan, mood yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah kejadian stressful yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi depresi jenis ini.
b.
Minor depression Depresi ini ditandai dengan adanya dua gejala pada depressive episode namun tidak lebih dari lima gejala depresi muncul selama dua minggu berturut-turut, dan gejala itu bukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
karena pengaruh obat-obatan ataupun penyakit. Bentuk depresi yang kurang parah disebut distimia (dystymic disorder). Depresi ini menimbulkan gangguan mood ringan dalam jangka waktu yang lama sehingga seseorang tidak dapat bekerja optimal. Gejala depresi ringan pada gangguan distimia dirasakan minimal dalam jangka waktu dua tahun.
c.
Moderate depression. Pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung terus dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap individu. Perubahan gaya hidup saja tidak cukup dan bantuan profesional diperlukan untuk mengatasinya.
d.
Severe depression/ major depression. Depresi berat adalah penyakit yang tingkat depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam kemampuan untuk
bekerja,
tidur,
makan,
dan
menikmati
hal
yang
menyenangkan. Depresi pada jenis ini penting untk mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Depresi ini dapat muncul sekali atau dua kali atau beberapa kali selama hidup. Major depression ditandai dengan adanya lima atau lebih simtom yang ditunjukan dalam major depression episode dan berlangsung selama dua minggu berturut-turut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
4. Sebab-sebab Terjadi Depresi Lubis (2009) menjelaskan bahwa gangguan depresi pada umumnya dicetuskan atau disebabkan oleh peristiwa hidup tertentu. Misalnya kehilangan seseorang yang sangat dicintai, mendapatkan sesuatu hal yang tidak diharapkan. Seperti halnya penyakit lain, penyebab depresi yang sesungguhnya tidak dapat diketahui secara pasti namun telah ditemukan sejumlah faktor yang dapat memengaruhinya. Kemungkinan ada unsur bawaan penting (secara genetis) yang membuat seseorang lebih mudah mendapat serangan depresi. Selain itu peristiwa hidup yang tidak menyenangkan dan penyakit fisik tertentu mempermudah serangan depresi ini
karena
pengaruh
psikologis
dan
biokimia.
Gabungan
dari
ketidakseimbangan biologis dan psikologis menyebabkan timbulnya depresi. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya depresi atau meningkatkan resiko seseorang terkena depresi. Berikut adalah jabaran dari sebab-sebab terjadinya depresi menurut Lubis (2009): a.
Faktor Fisik 1) Faktor Genetik Menurut McKenzie (dalam Lubis, 2009) seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki resiko lebih besar menderita gangguan depresi daripada msyarakat pada umumnya. Gen (kode biologis yang diwariskan dari orangtua) berpengaruh dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
terjadinya depresi. Gen lebih berpengaruh juga dalam depresi berat dibandingkan depresi ringan dan lebih berpengaruh pada individu yang muda dibandingkan dengan individu yang lebih tua. Selain itu gen mempunyai pengaruh pada orang-orang yang punya periode dimana mood mereka tinggi dapat seketika mood mereka menjadi rendah atau seringkali disebut bipolar. 2) Faktor Kimia Otak dan Tubuh Majalah Kompas (dalam Lubis, 2009) menjelaskan bahwa beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam mengandalikan emosi seseorang. Pada orang yang menderita depresi ditemukan adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. hormon tertentu yang memegang peranan utama dalam mengendalikan otak dan aktivitas tubuh, tampak berkurang pada mereka yang menderita depresi. Pada wanita, perubahan hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menopause juag dapat meningkatkan resiko terjadinya depresi. 3) Faktor Usia Berbagai
penelitian
mengungkapkan
bahawa
golongan usia muda, yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
usia tersebut terdapat tahap-tahap serat tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa pubertas hingga ke pernikahan. 4) Gender Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Ada perubahan hormonal dalam siklus menstruasi yang berhubungan juga denga kehamilan dan kelahiran juga menopause yang membuat wanita lebih rentan
menjadi
depresi.
Lebih
banyaknya
wanita
mengalami depresi disebabkan oleh pola komunikasinya. Pease & Pease (dalam Lubis, 2009) menerangkan jika seorang wanita mendapat masalah, maka wanita tersebut ingin mengkomunikasikannya dengan orang lain dan memerlukan dukungan atau bantuan orang lain, sedangkan pada pria cenderung untuk memikirkan masalahnya sendirian hingga mendapat jawaban atas masalahnya, pria juga jarang menunjukan emosinya sehingga kasus depresi pada pria jarang ditemui dan diketahui. 5) Gaya Hidup Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga dapat memicu kecemasan sehingga seseorang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
menderita depresi.tingginya tingkat stres dan cemas digabung dengan pola hidup (makan, tidur) yang tidak sehat dapat menjadi faktor beberapa orang mengalami depresi. 6) Penyakit Fisik Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit psikis. Perasaan terkejut karena mengetahui diri sendiri memiliki penyakit serius dapat mengarahakan pada hilangnya kepercayaan diri dan penghargaan diri
, juga depresi.
Misalnya depresi sering terjadi setelah serangan jantung, mungkin karena seseorang merasa mereka baru saja mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian atau karena mereka tiba-tiba menjadi orang yang tidak berdaya. 7) Obat-obatan Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi. Namun bukan berarti obat tersebut menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat berbahaya daripada depresi. Menurut McKenzie (dalam Lubis, 2009) ada beberpa obat yang menyebabkan depresi, beberapa
diantaranya
yaitu:
obat
penenang,
tablet
antiepilepsy, obat antiparkinson dan masih banyak lagi lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
8) Obat-obatan Terlarang Obat-obatan
terlarang
telah
terbukti
dapat
menyebabkan depresi karena pengaruhnya yang kuat pada kimia dalam otak dan menimbulkan ketergantungan. Menurut Bress (dalam Lubis, 2009) beberapa obat terlarang yang menimbulkan depresi yaitu: Marijuana/ Ganja, Heroin/ Putauw, Kokaina, ekstasi, Meth/ Sabu-sabu.
b.
Faktor Psikologis 1) Kepribadian Aspek-aspek kepribadian ikut pula memengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap depresi. Ada individu-individu yang lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvert. Penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih (2012) yang didukung oleh Supriani (2011) yang melakukan penelitian yang sama, menunjukan bahwa tingkat depresi lebih tinggi di dominasi oleh individu dengan tipe kepribadian introvert. Hal ini juga terlihat dari jumlah total prosentase tertinggi terletak pada tipe kepibadian introvert dengan tingkat depresi sedang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
2) Pola Pikir Pada tahun 1967 psikiatri Amerika Aaron Beck menggambarkan pola pemikiran yang umum pada depresi dan dipercaya membuat seseorang rentan terkena depresi. Secara singkat, Beck percaya bahwa seseorang yang merasa negatif mengenai diri sendiri rentan terkena depresi. Hal ini didukung oleh riset yang dilakukan oleh Burns (1988) yang menemukan bahwa setiap perasaan buruk yang seseorang miliki adalah akibat dari pemikiran atau persepsi negatif yang menyimpang, yang ada pada diri individu tersebut. Pemikiran atau persepsi negatif yang intensif selalu menyertai suatu episode depresi, atau bahkan emosi mana pun yang menyakitkan. 3) Self-esteem Self-esteem merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku individu. Menurut Rosenberg (dalam Lubis, 2009) self-esteem adalah sikap suka atau tidak suka terhadap diri sendiri. Secara umum Butler, Hokanson, & Flynn (dalam Lubis, 2009) berpendapat bahwa self-esteem yang rendah akan berpengaruh negatif pada individu yang bersangkutan dan mengakibatkan individu tersebut akan menjadi stres dan depresi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
4) Stres Kematian
orang
yang
dicintai,
kehilangan
pekerjaan, perceraian, mendapatkan anak cacat, atau stres berat yang lain dianggap dapat menyebabkan depresi. Reaksi terhadap stres seringkali ditangguhkan dan depresi dapat terjadi beberapa bulan sesudah peristiwa itu terjadi. Brehm (dalam Lubis, 2009) menyatakan bahwa depresi dapat diakibatkan oleh adanya peristiwa-peristiwa negatif yang menyababkan perubahan, pengalaman penuh stres yang ekstrem. 5) Lingkungan Keluarga Ada beberapa faktor yang memengaruhi seseorang rentan mengalami depresi dalam lingkungan keluarga yaitu kehilangan
orangtua
ketika
masih
anak-anak,
jenis
pengasuhan, dan ada atau tidaknya penyiksaan fisik dan seksual ketika masa kecil. 6) Penyakit Jangka Panjang Ketidaknyamanan pada diri, dan ketidakmampuan, ketergantungan, serta ketidakamanan dapat membuat seseorang cenderung menjadi depresi. Orang yang sakit keras menjadi rentan terhadap depresi saat mereka dipaksa dalam posisi dimana mereka tidak berdaya atau karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
energi yang mereka perlukan untuk melawan depresi sudah habis untuk penyakit jangka panjang.
5. Teori-teori Depresi Terdapat beberapa teori yang mendasari pemikiran dari beberapa ahli tentang terjadinya depresi pada seseorang yang dituliskan oleh Saranson & Saranson; Strongman (dalam Lubis, 2009) berikut ini :
a.
Teori Psikoanalisis Pendekatan psikoanalisis dari Freud menyebutkan bahwa depresi disebabkan oleh kebutuhan oral pada masa anak-anak yang kurang terpuaskan atau, sebaliknya, terpuaskan secara berlebihan. Akibatnya anak akan mengembangkan ketergantungan yang berlebihan terhadap self-esteem, sehingga apabila kehilangan seseorang yang sangat berarti secara tiba-tiba, akan muncul reaksi yang kompleks seperti rasa sedih dan berkabung yang berlarutlarut, perasaan marah, dendam, membenci diri sendiri sehingga merasa tertekan dan depresi. Perspektif psikodinamika mengatakan bahwa depresi bukan suatu simtom ketidakberfungsian organis, namun pertahanan dari ego untuk mengatasi konflik intrapsikis. Inti asumsi dari teori ini termasuk:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
1) Depresi berakar dari gangguan di masa-masa awal perkembangan manusia, miaslnya kehilangan orangtua 2) Luka lama yang diaktifkan kembali oleh peristiwa misalnya perceraian atau kehilangan pekerjaan 3) Konsekuensi utama dari depresi adalah ketidakberdayaan dan tiada harapan 4) Keadaan ambivalen terhadap objek yang disukai adalah fondasi masalah emosional 5) Kehilangan kepercayaan diri adalah fitur yang penting dari depresi
b.
Teori Perilaku atau Behavioral Pendekatan
behavioral
mengatakan
bahwa
perilaku
manusia adalah hasil dari lingkungannya karena manusia merespon rangsangan dari luar. Teori behavioral menjelaskan bawha depresi muncul
sebagai
akibat
dari
seseorang
kurang
menerima
penghargaan (reward) dan lebih banyak menerima hukuman (punishment). Charles Ferster (dalam Lubis, 2009), seorang peneliti yang menemukan hubungan antara depresi dan perilaku membuat hipotesis bahwa depresi berkembang sebagai hasil dari kurangnya positive reinforcement (dukungan yang positif) untuk tindakantindakan penderita depresi. Ferster mengatakan bahwa kurangnya motivasi dan kontrol pada penderita depresi adalah akibat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
menerima umpan balik negatif dari oranglain. Behavioris lain cenderung setuju pada pandangan ini dan melihat bahwa hadirnya reinforcement negatif sebagai penyebab awal dari depresi dengan menyebabkan hilangnya self-esteem.
c.
Teori Biologi Menurut teori biologi kecenderungan berkembangnya gangguan afektif, terutama gangguan manic-depresive (bipolar) merupakan bawaan sejak lahir (Atkinson, dalam Lubis 2009). Ada bukti bahwa perubahan biologis muncul pada individu yang depresi. Bahkan simtom yang menjadi karakteristik depresi termasuk perubahan fisiologis, misalnya: anoreksia, konstipasi, insomnia, kelelahan, dan kesulitan konsentrasi individu yang mengalami depresi mungkin saja mengeluh danya rasa sakit yang kronis, ketidaknyamanan saluran pencernaan, psuing atau pegalpegal pada tubuh yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh dan status kesehatan fisik. Terdapat penjelasan dalam teori fisiologis mengenai depresi. Pertama, adanya gangguan metabolisme elektrolit pada pasien depresi. Sodium dan potasium klorida sangat penting bagi pemeliharaan daya kerja dan fungsi kontrol terhadap rangsang perasaan bersemangat atau perasaan gembira yang terdapat dalam sistem syaraf. Bila distribusinya pada neuron terhambat, dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
membawa individu pada kondisi depresi. Penjelasan yang kedua, yaitu bahwa depresi disebabkan adanya hambatan dalam transmisi neural yang terjadi dalam sistem saraf simpatik serta melibatkan transmiter neuralnya, yaitu norepinephrine. Selain itu, hormon adrenalin, kekurangan hormon wanita yaitu esterogen dan kekurangna hormon kortisol dipercaya menyebabkan depresi (Lubis, 2009). Pada orang yang sehat, kortisol biasanya dikeluarkan oleh kelenjar pituitary di otak dalam jumlah yang besar pada pagi hari dan makin berkurang pada sore hari.
Sedangkan
pada
penderita
depresi
hormon
kortisol
dikeluarkan dengan jumlah yang sama sepanjang hari.
d.
Teori Stres Teori stres awalnya digunakan untuk menjelaskan depresi berdasarkan asumsi bahwa gangguan mood adalah respon dari stres. Sebagai contoh, pasien yang depresi mendapatkan kejadian atau peristiwa yang menekan (stresor) tiga kali lebih banyak dalam enam bulan terakhir sebelum munculnya depresi. Bukti dari studi longitudinal
dan
cross-sectional
mendukung
dampak
dari
kekeresan rumah tangga sebagai stresor depresi. Campbell dan Kub (dalam Lubis, 2009) menemukan bahwa stresor sehari-hari yang diukur dengan Daily Hassles Scales adalah prediktor yang paling kuat dalam depresi, lebih kuat daripada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
kekerasan sewaktu kecil. Stres yang berlangsung setiap hari dapat membebani pikiran dan melemahkan daya tahan tubuh terhadap stres. Ketika seseorang tidak dapat lagi bertahan dengan stres yang ada, maka depresi akan muncul.
e.
Teori Kognitif Beck (dalam Lubis, 2009) berpendapat bahwa adanya gangguan depresi adalah akibat dari cara berpikir seseorang terhadap dirinya. Penderita depresi cenderung menyalahkan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena adanya distorsi kognitif terhadap diri, dunia dan masa depannya, sehingga dalam mengevaluasi diri dan menginterpretasi hal-hal yang terjadi mereka cenderung mengambil kesimpulan yang tidak cukup dan berpandangan negatif. Model kognitif depresi timbul dari observasi-observasi klinis yang sistematis dan pengujian-pengujian eksperimen yang berulang kali. Saling pengaruh antara pendekatan klinis dan eksperimen ini memungkinkan perkembangan model kognitif depresi.
f.
Teori Humanistis-Eksistensial Teori humanistis-eksistensial mengatakan depresi adalah hasil dari rendahnya self-esteem yang diakibatkan oleh kehilangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Toeir Maslow menyatakan ada kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi untuk dapat berfungsi optimal yaitu: 1) Basic need, disebut juga kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan makan dan minum 2) Safety need, kebutuhan akan keamanan terhadap ancaman, misalnya kebutuhan akan tempat tingga 3) Love and belonging need, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai 4) Esteem need, kebutuhan untuk dihargai 5) Self-actualizaton need, kebutuhan untuk aktualisasi diri atau menampilkan diri. Ketiga kebutuhan pertama merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh setiap individu dan kekurangan dari kebutuhan tersebut mendorong seseorang untuk berusaha memenuhinya. Namun jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam waktu yang lama akan menimbulkan frustasi dan depresi. Teori humanistis lebih menekankan pada perbedaan antara ideal self seseorang dengan persepsinya terhadap kenyataan sebagai sumber kecemasan serta depresi. Apabila perbedaan itu terlalu besar akan membawa individu pada kondisi depresi.
Berdasarkan semua teori yang diuraikan di atas dan mengacu pada pendapat Beck (1985) maka dapat disimpulkan bahwa depresi tidak hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
berupa gangguan afek saja, tetapi dapat muncul dalam bentuk indikator sebagai berikut: a. Perubahan suasana hati yang spesifik, seperti kesedihan, merasa sendiri dan apatis. b. Konsep diri yang negatif diikuti dengan menyalahkan diri dan mencela diri sendiri. c. Keinginan regresif dan menghukum diri sendiri, keinginan untuk menghindar, bersembunyi dan keinginan untuk mati. d. Perubahan-perubahan vegetatif seperti anoreksi, insomnia dan kehilangan nafsu makan. e. Perubahan dalam tingkat aktivitas seperti retardasi dan agitasi.
B. Ibu 1. Peran Wanita sebagai Ibu Bila berbicara tentang perempuan atau wanita, tidak terhindarkan untuk langsung mengaitkannya dengan peran dan statusnya sebagai ibu. Justru karena peran dan statusnya sebagai (calon) ibu-lah, yang membuat para perempuan dipersepsikan melalui berbagai konstruksi sosial. Namun apa dan bagaimana makna ibu terhadap perilaku manusia, itulah hal yang paling kurang disentuh oleh masyarakat banyak (Nurrachman, 2011). Kartono (1992) memberikan penjelasan mengenai peran-peran wanita sebagai berikut : a. Peran sebagai isteri, mencakup sikap hidup yang mantap, bisa mendampingi suami dalam situasi yang bagaimanapun juga disertai rasa kasih-sayang, kecintaan, loyalitas, dan kesetiaan pada partner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
hidupnya. Juga mendorong suami untuk berkarier dengan cara yang sehat. b. Peranan sebagai partner seks suami, mengimplikasi hal sebagai berikut: terdapatnya hubungan heteroseksual yang memuaskan, tanpa disfungsi (gangguan-gangguan fungsi) seks. Ada relasi seksual yang tidak berlebih-lebihan, tidak hiperseksual; juga tidak kurang. c. Fungsi sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anaknya, bila seorang ibu mampu menciptakan suasana atau “iklim psikis” yang gembirabahagia dan bebas; sehingga suasana rumah tangga menjadi semarak akan memberikan “vitamin” psikologis yang merangsang pertumbuhan anak-anak menuju kedewasaan. d. Peranan sebagai pengatur rumah tangga. Dalam hal ini terdapat relasi-relasi formal dan semacam pembagian kerja (devision of labour); dimana suami bertindak sebagai pencari nafkah, dan isteri berfungsi sebagai pengurus rumah tangga, tetapi ada juga yang berperan sebagai pencari nafkah. e. Peranan sebagai partner hidup. Dalam perkawinan diperlukan seorang isteri yang bijaksana, isteri yang mampu mendampingi suaminya dan bersedia mengasuh serta mendidik anak-anaknya dengan kasih sayang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
C. Down Syndrome 1. Pengertian Down Syndrome Irdawati (2009) mengatakan penyakit down syndrome sudah diketahui sejak tahun 1866 oleh Dr. Langdon Down dari Inggris , tetapi baru pada awal tahun 60-an ditemukan diagnosis secara pasti yaitu dengan pemeriksaan kromosom. Soetjiningsih (1995) menambahkan sumbangan Down yang terbesar adalah kemampuannya untuk mengenali karakteristik fisik yang spesifik dan deskripsinya yang jelas tentang keadaan ini. Karakteristik fisik yang dideskripsikan oleh Down adalah karakteristik fisik anak down syndrome yang keseluruhan berbeda dengan anak normal, karena matanya yang khas seperti bangsa Mongol dahulu penyakit ini diberi nama Mongoloid. Tetapi setelah diketahui bahwa penyakit ini terdapat pada seluruh bangsa di dunia, dan sekitar 30 tahun yang lalu pemerintah Republik Mongolia mengajukan keberatan kepada Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) yang menganggap nama tersebut kurang etis, maka WHO menganjurkan untuk mengganti nama tersebut dengan down syndrome (Irdawati, 2009). Herlina (2012) juga menambahkan pengertian down syndrome yaitu suatu keadaan keterbelakangan perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom. Keadaan yang paling sering terjadi pada sindrom down adalah terbentuknya kromosom 21 (trisomy 21) kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom yang saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Soetjiningsih (1995) juga menyebutkan bahwa anak dengan down syndrome adalah individu yang dapat dikenali dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang berlebih. Diperkirakan bahwa materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya menghasilkan suatu perubahan homeostatis yang memungkinkan terjadinya peyimpangan perkembangan fisik dan susunan saraf pusat. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa down syndrome merupakan kelainan kromosom autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Down syndrome juga merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki materi genetik yang berlebih
(abnormal),
yang
juga
menyebabkan
keterlambatan
perkembangan dan pertumbuhannya. Keterlambatan ini terkadang mengacu pada retardasi mental. Anak dengan down syndrome memiliki kelainan genetis yang tidak sebagaimana mestinya sehingga informasi genetika menjadi terganggu. Hal ini pula yang mengakibatkan anak mengalami penyimpangan secara fisik. Down syndrome dapat terjadi pada semua ras dan angka kejadian pada berbagai golongan sosial ekonomipun adalah sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
2. Penyebab Down Syndrome Pada tahun 1990, Epstein (dalam Irdawati, 2009) menyebutkan beberapa penyebab kelebihan kromosom 21 yang mengakibatkan seseorang mengalami down syndrome, yaitu :
a.
Penuaan sel telur wanita (aging of ova). Ada pengaruh intrinksik maupun ekstrinsik (lingkungan) dalam sel induk, yang menyebabkan pembelahan selama fase meiosis menjadi non-disjunction. Sel telur wanita telah dibentuk pada saat masih dalam kandungan yang akan dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut mengalami menstruasi. Dan pada saat wanita menjadi tua kondisi sel telur tersebut kadangkadang menjadi
kurang baik dan pada waktu dibuahi oleh
spermatozoa, sel benih ini mengalami pembelahan yang salah.
b.
Keterlambatan pembuahan (delayed fertilization). Akibat penurunan frekuensi bersenggama pada pasangan tua dan mungkin juga pada ibu-ibu yang sangat muda, telah meningkatkan kejadian keterlambatan pembuahan, dimana saat itu terjadi penuaan ovum pada meiosis II setelah ovulasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
40
Penuaan sel spermatozoa laki-laki (aging of sperm). Pematangan sperma dalam alat reproduksi pria, yang berhubungan dengan bersenggama infrekuen, berperan dalam efek ekstra kromosom 21 yang berasal dari ayah.
Faktor genetika seorang ibu sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan seorang anak, namun kelainan genetika dari seorang ibu juga dapat diturunkan kepada anak-anaknya, termasuk diantaranya down syndrome. Pengaruh itu sedemikian besar karena tingkat kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu. Untuk mengetahui apakah janin mempunyai kelainan genetik, di negara-negara maju sudah dilakukan pemeriksaan kromosom secara rutin sebelum bayi lahir yang disebut diagnosis prenatal. Bila seorang ibu umur >35 tahun atau dicurigai akan melahirkan bayi dengan down syndrome, dilakukan pengambilan cairan ketuban atau sedikit bagian dari plasenta pada minggu ke 8-15 kehamilan (Irdawati, 2009). Hal ini juga didukung oleh Shriver (2007) yang menyatakan bahwa usia ibu juga salah satu hal yang memengaruhi seseorang dapat menderita down syndrome. Shriver mengatakan usia ibu diatas 35 tahun lebih rentan untuk memiliki anak dengan down syndrome. Teori lain yang mengungkapkan penyebab adanya down syndrome adalah Soetjiningsih (1995) yang menyebutkan bahwa semenjak ditemukannya kelainan kromosom pada down syndrome pada tahun 1959,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
maka sekarang perhatian lebih dipusatkan pada kejadian non-disjunctional (trisomi 21) yaitu:
d.
Genetik. Diperkirakan terdapat predisposisi genetik terhadap “nondisjunctional”. Bukti yang mendukung teori ini adalah berdasarkan atas hasil penelitian epidemiologi yang menyatakan adanya peningkatan resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak down syndrome
e.
Radiasi. Penelitian mengatakan radiasi merupakan salah sau penyebab terjadinya “non-disjunctional” pada down syndrome ini. Uchida 1981 menyatakan bahwa sekitar 30% ibu yang melahirkan anak dengan down syndrome, pernah mengalami radiasi didaerah perut sebelum terjadinya konsepsi.
f.
Infeksi. Infeksi juga dikatakan sebagai salah satu penyebab terjadinya down syndrome.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
g.
42
Autoimun. Autoimun diperkirakan menjadi salah satu penyebab down syndrome. Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan
tiroid.
Penelitian
Fialkow
1966
secara
konsisten
mendapatkan adanya perbedaan autoantibodi tiroid pada ibu yang melahirkan anak dengan down syndrome dengan ibu lain yang melahirkan anak normal dengan umur yang sama.
h.
Usia Ibu Usia juga merupakan salah satu
penyebab terjadinya
kelainan kromosom yang menyebabkan seseorang menderita down syndrome. Apabila umur ibu diatas 35 tahun, diprkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan“non-disjunctional” pada kromosom.
i.
Usia Ayah Selain pengaruh umur ibu terhadap down syndrome, juga dilaporkan adanya pengaruh dari umur ayah. Penelitian sitogenetik pada orangtua dari anak dengan down syndrome mendapatkan bahwa 20-30% kasus ekstra kromosom 21 bersumber dari ayahnya. Tetapi korelasinya tidak setinggi dengan umur ibu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Faktor lain seperti gangguan bahan kimia, frekuensi koitus dan lain sebagainya masih banyak didiskusikan kemungkinan sebagai penyebab dari down syndrome. Sehingga pada penelitian ini penyebab seseorang menderita down syndrome karena kesalahan yaitu kegagalan kromosom 21 untuk memisahkan diri saat pembelahan. Kegagalan pemisahan atau pembelahan kromosom 21 ini juga banyak disebabkan oleh faktor usia orangtua sehingga sel-sel dalam tubuhnya tidak banyak mendukung kinerja sel dengan baik. Akibatnya perkembangan sel dalam tubuh menjadi tidak sempurna.
3. Karakteristik Anak Down Syndrome Selikowitz (2001) menjabarkan karakteristik anak down syndrome yaitu
karakteristik
fisik.
Mangunsong
(1998)
juga
memberikan
karakteristik pada anak down syndrome dalam sisi kognitif. Selain itu terdapat pula pengertian dan uraian karakteristik anak down syndrome dari segi psikologis yaitu mental dan kepribadiannya. Adapun penjelasan dari berbagai karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: a.
Karakteristik Fisik 1) Wajah Wajah anak yang menderita down syndrome akan terlihat bulat apabila terlihat dari depan dan akan terlihat datar apabila terlihat dari samping
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2) Kepala Kepala bagian belakang anak yang menderita down syndrome terlihat cenderung rata. Hal ini biasa disebut brachycephaly 3) Mata Anak dengan down syndrome memiliki mata yang sedikit miring ke atas. Mata anak dengan down syndrome juga terkesan juling. Hal ini disebabkan oleh lipatan vertikal yang terdapat antara sudut mata dan jembatan hidung. Berikutnya adalah terdapat bintik putih atau kuning terang yang terletak di selaput pelangi mata (bagian yang berwarna dalam mata) yang biasa disebut brushfield. 4) Rambut Rambut anak dengan down syndrome biasanya lurus dan lemas. 5) Leher Bayi yang baru dilahirkan yang menderita down syndrome memiliki lipatan kulit berlebih pada bagian belakang leher. Namun, hal ini akan berkurang seiring pertumbuhan sang anak. Saat dewasa seorang penderita down syndrome memiliki leher yang pendek dan lebar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
6) Mulut Anak dengan down syndrome memiliki rongga mulut yang kecil dan lidah yang cenderung lebih besar. Hal ini membuat anak dengan down syndrome terlihat sering menjulurkan lidahnya 7) Tangan Jari-jari yang dimiliki anak down syndrome cenderung pendek dengan telapak tangan yang lebar. Jari kelingking yang dimiliki pun sedikit melengkung ke arah jari-jari yang lain. Kondisi ini biasa disebut klinodaktili. Selain itu, garis tangan yang dimiliki penderita down syndrome hanya memiliki satu alur, berbeda dengan orang pada umumnya yang memiliki garis tangan berbentuk huruf “M” 8) Kaki Bentuk jari kaki yang dimiliki penderita down syndrome terlihat gemuk dan terdapat jarak yang lebar antara ibu jari kaki dengan jari-jari lainnya. Terdapat pula alur pendek pada telapak kaki yang berawal dari celah antara jari lalu kebelakang sampai beberapa sentimeter. 9) Tonus Tonus yang rendah pada penderita down syndrome menyebabkan
individu
menderita
hipotonia
atau
kelembekan pada otot sehingga tungkai dan leher anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
dengan down syndrome yang masih kecil masih terkulai lemas. Tonus adalah tahanan otot terhadap tekanan sewaktu otot berada dalam kondisi relaksasi. 10) Ukuran Tubuh Berat badan anak dengan down syndrome biasanya kurang dibandingkan anak-anak pada umumnya. Panjang tubuh sewaktu lahir juga biasanya lebih pendek dari bayi-bayi normal lainnya. Ketika dewasa penderita down syndrome memiliki ukuran tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anggota keluarga lainnya.
b.
Karakteristik Kognitif Mangunsong
(1998)
memberikan
jabaran
mengenai
karakteristik kognitif anak dengan down syndrome yaitu: 1) Mild mental retardation. Anak down syndrome dengan karakteristik mild mental retardation termasuk anak yang masih mampu dididik, bila dilihat dari segi pendidikan. Anak penderita mild mental retardation masih bisa dididik di sekolah umum namun dengan pengawasan khusus dari orangtua ataupun guru yang mendampingi. Pada umumnya individu memiliki penyesuaian diri yang rendah dari anak-anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
normal pada umumnya. Mereka terkadang memperlihatkan rasa malu atau pendiam. 2) Moderate mental retardation Karakteristik anak dalam tipe ini digolongkan sebagai anak yang mampu dilatih, dimana mereka mampu dilatih untuk suatu keterampilan tertentu. 3) Severe mental retardation Anak down syndrome pada tipe ini memiliki karakteristik yaitu sudah tidak mampu untuk mengurus dirinya sendiri. Oleh karena itu mereka butuh perlindungan hidup dan pengawasan yang teliti. Mereka membutuhkan pelayanan dan pemeliharaan serius dan terus-menerus. Tanda-tanda kelainan fisik yang sering muncul adalah seringkali menjulurkan lidah, keluarnya air liur secara terus-menerus, kondisi fisik yang lemah. Mereka hanya bisa dilatih
keterampilan
khusus
selama
kondisi
fisik
memungkinkan. 4) Profound mental retardation Karakteristik
anak
down
syndrome
profound
mempunyai problem yang serius, baik menyangkut kondisi fisik, intelegensi serta program pendidikan yang tepat bagi mereka. Kemampuan berbicara dan berbahasa mereka sangat rendah. Penyesuaian diri mereka juga sangat kurang,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dan bahkan seringkali tanpa bantuan oranglain mereka tidak mampu utnuk berdiri
c.
Karakteristik Kepribadian Berdasakan
aspek
kepribadian
Mangunsong
(1998)
menjelaskan bahwa pada umumnya anak-anak dengan down syndrome ini sering tertawa dan cepat melekat pada seseorang yang memiliki sikap yang ramah-tamah. Merekapun tidak mengenal seksualitas itu sebabnya mereka tidak mengenal pubertas yang biasanya sering mengganggu dalam usia remaja.
Mangunsong menambahkan bahwa anak dengan down syndrome merupakan anak dengan emosi yang mendatar, kurang mendalam, dan cepat kabur, mereka terkadang dapat menjadi sedih dan marah, tetapi suasana hati seperti ini akan cepat hilang. Anak dengan down syndrome merupakan anak yang gembira dan akan lebih gembira lagi bila berada dalam lingkungan yang dikenal dan yang menyenangkan hatinya. Hal yang paling digemari oleh penderita down syndrome adalah musik. Mereka bukan hanya senang mendengar bunyi-bunyian, tetapi juga senang bila seseorang dapat mengajarkannya memainkan alat-alat musik dengan alat-alat yang mudah dan sederhana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
D. Ibu dengan Anak Down Syndrome 1. Reaksi Orangtua Dalam Mangunsong (1998) tahap pertama yang biasanya muncul ketika orangtua mengetahui bahwa anaknya seorang penderita down syndrome adalah perasaan shock, mengalami goncangan pada batinnya, terkejut dan tidak mempercayai kenyataan kecacatan yang diderita oleh anaknya. Pada tahap ini seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, orangtua juga akan banyak mencari tahu mengenai keadaan anaknya dan mencoba memperoleh berbagai diagnosa dari dokter maupun terapis yang bisa memberikan prognosis yang lebih positif. Tahap berikutnya orangtua akan merasa sedih, kecewa, dan mungkin merasa marah, ketika para orangtua ini mengetahui realitas yang harus dihadapi. Pada tahao ini orangtua seringkali merasa bersalah, inferior, dan juga terkadang menyangkal keadaan yang dihadapinya. Reaksi perasaan termanifestasi dalam bentuk pertanyaan “mengapa kami dicobai? apakah kesalahan kami?” dan seterusnya. Setelah itu perasaan tersebut diikuti dengan penerimaan kecacatan anaknya dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kecacatan tersebut. namun demikian proses penerimaan ini aan memakan waktu yang lama, selain itu juga mungkin akan berfluktuasi. Kekhawatiran juga kerap muncul karena masalah-masalah lain, misalnya masalah finansial, kesempatan yang terbentang didepan anaknya serta realitas yang akan dihadapi anak pada saat dewasa kelak. Sedangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
ibu seringkali merasa khawatir dengan masalah emosional yang akan muncul, kemampuan ibu dalam menyediakan kebutuhan anak akan kelekatan dengan orangtua ataupun kebutuhan secara fisik. Ketakutanketakutan dan kecemasan-kecemasan semacam ini tak jarang menjadi pemicu depresi bahkan perceraian pada orangtua dengan anak down syndrome. Bagaimana reaksi orangtua terhadap kecacatan anak tergantung pada penyebab kecacatan. Sejalan dengan pernyataan Lavelle dan Keogh (dalam Mangunsong, 1998) yang menyatakan bahwa faktor penyebab kecacatan dalam hal ini yaitu anak yang menderita down syndrome akan banyak mempengaruhi sikap dan pendekatan orangtua terhadap anaknya, serta keaktifan orangtua dalam partisipasi dalam program pendidikan anak. Ibu, merupakan tokoh yang sangat rentan terhadap masalah penyesuaian. Hal ini dikarenakan ibu berperan langsung dalam kelahiran anak. Pandangan yang terbentuk pada ayah ataupun ibu juga seringkali menyebabkan kesenjangan antara kegembiraan setelah masa penantian pada masa kehamilan dengan realitas keadaan anaknya. Mengatasi kesenjangan antara harapan dan kenyataan ini merupakan tantangan tersendiri bagi orangtua terutama ibu yang memiliki anak dengan down syndrome.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
E. Self-esteem 1. Pengertian Self-esteem Rahman (2013) mendefinisikan self-esteem sebagai sesuatu yang sangat penting dan berpengaruh pada proses berpikir, emosi, keinginan, nilai-nilai, dan tujuan pada diri seseorang. Brandon (dalam Rahman, 2013) menyebutkan bahwa self-esteem merupakan kunci yang sangat penting untuk mengenal perilaku seseorang. Wells dan Marwell (dalam Rahman, 2013) menyebutkan empat tipe pengertian self-esteem. Pertama, selfesteem dipandang sebagai sikap, seperti sikap-sikap lainnya, self-esteem menunjuk pada suatu objek tertentu yang melibatkan reaksi kognitif, emosi, dan perilaku, baik positif maupun negatif. Kedua, self-esteem dipandang sebagai perbandingan antara ideal self dan real self, kita akan memiliki self-esteem yang tinggi, jika real self kita mendekati ideal self kita, begitu juga sebaliknya. Ketiga, self-esteem dianggap sebagai respon psikologis seseorang terhadap dirinya sendiri lebih dari sekedar sikap. Selfesteem juga dianggap sebagai komponen dari kepribadian atau self-system seseorang. Mossman dan Ziller (dalam Prasetyo, 1993) mengatakan bahwa self-esteem adalah persepsi dari individu tentang dirinya sendiri apabila dibandingkan dengan orang-orang lain yang lebih penting di dalam lingkungannya. Hal ini didukung oleh Klass dan Hodge (dalam Prasetyo, 1993) yang menyatakan bahwa self-esteem merupakan suatu persepsi diri dari individu tentang rasa keberhargaan yang dimilikinya yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
dari hasil interaksi dengan lingkungan. Self-esteem juga dipahami sebagai evaluasi terhadap diri kita. Konsep diri merupakan kumpulan keyakinan mengenai atribut-atribut yang kita miliki. Evaluasi kita terhadap konsep diri tersebut tidaklah sama. Sebagian dari kita merasa suka, bangga, puas, dengan konsep dirinya, sebagian lagi justru sebaliknya. Evaluasi tersebut self-esteem. Evaluasi tersebut dilakukan dengan cara membandingkan antara konsep diri dengan ideal self. Jika konsep diri dinilai lebih baik dibandingkan dengan ideal self, maka self-esteem kita cenderung tinggi, sebaliknya, jika konsep diri dinilai lebih buruk dari ideal self maka selfesteem kita akan cenderung rendah. Pendapat lainnya dikemukakan oleh Coopersmith (dalam Prasetyo 1993), menyatakan bahwa self-esteem adalah suatu istilah yang digunakan untuk menerangkan sesuatu penilaian atau evaluasi diri individu yaitu seberapa jauh ia berharga yang dinyatakan dalam sikapnya mengenai dirinya. Branden (dalam Rahman, 2013) menambahkan bahwa self-esteem merupakan kecenderungan seseorang untuk merasa mampu didalam mengatasi suatu masalah dan merasa berharga. Dengan kata lain, selfesteem merupakan integrasi dari kepercayaan pada diri sendiri (selfconfidence) dan penghargaan pada diri sendiri (self-respect). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa self-esteem adalah suatu kompetensi yang dimiliki oleh seseorang untuk mengevaluasi dirinya dengan cara memberikan penilaian melalui perasaan berharga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Self-esteem Coopersmith
mengemukakan
bahwa
pertumbuhan
dan
perkembangan dari self-esteem dipengaruhi oleh lingkungan individu baik itu lingkungan fisik ataupun psikis. Sedangkan pendapat lain dikemukakan oleh Pudjijogyanti (dalam Prasetyo, 1993) menyatakan bahwa self-esteem bukan sesuatu hal yang dibawa sejak lahir oleh individu melainkan merupakan sesuatu hal yang dipelajari dan terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalamannya yang berhubungan dengan individu lainnya. Menurut
Coopersmith
(1967)
ada
beberapa
faktor
yang
mempengaruhi self-esteem, yaitu:
a.
Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan. self-esteem seseorang sangat dipengaruhi oleh keberadaan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan individu tersebut. Orangtua dan saudara merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
b.
Sejarah keberhasilan, status dan posisi yang pernah dicapai individu. Kedudukan
kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan,
pendapatan dan tempat tinggal. Individu yang memiliki pekarjaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
yang lebih bergengsi, pendapatan yang lebih besar dan memiliki rumah yang besar an mewah serta berlokasi ditempat yang elit akan dipandang lebih sukses dimata orang banyak. Hal ini akan menyebabkan individu dengan kelas sosial yang tinggi dan memiliki kesuksesan yang besar memiliki keyakinan dan kepercayaan bahwa mereka lebih berharga dari orang lain.
c.
Nilai dan Aspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman Kesuksesan
yang
mempengaruhi self-esteem
diterima
oleh
individu
tidak
secara langsung melainkan disaring
terlebih dahulu melalui tujuan dan nilai yang dipegang oleh individu.
d.
Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi Individu dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya, mialnya ketika orang lain mengkritik individu yang bersangkutan. Individu bisa saja menolak hak dari orang lain yang memberikan penilaian negatif terhadap diri mereka.
Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang memengaruhi selfesteem seseorang. Dalam penelitian ini faktor-faktor tersebut adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
bagaimana individu menghadapu devaluasi serta bagaimana penghargaan yang individu dapatkan dari orang-orang yang dianggap penting oleh individu tersebut.
3. Aspek-aspek Self-esteem Menurut Menurut Coopersmith (1967), salah satu komponen yang menjadi
sumber
dalam
pembentukan self-esteem individu
adalah
keberhasilan (successes). Terdapat empat tipe pengalaman berbeda yang mencoba mendefinisikan tentang keberhasilan. Setiap hal tersebut memberikan kreteria untuk mendefinisikan keberhasilan itu adalah area power, area significance, area competence dan area virtue. Berikut ini akan dijelaskan manifestasi keberhasilan dalam keempat area tersebut. Keempat
komponen
itu
adalah
Kekuasaan
(power),
Keberartian
(significance), Kemampuan (competence), Kebajikan (virtue),
a.
Keberhasilan dalam area power (Kekuasaan) Keberhasilan ini diukur oleh kemampuan individu untuk mempengaruhi aksinya dengan mengontrol tingkah lakunya sendiri dan
mempengaruhi
orang
tertentu, power tersebut
muncul
lain. melalui
Dalam pengakuan
situasi dan
penghargaan yang diterima oleh individu dari orang lain, dan melalui kualitas penilaian terhadap pendapat-pendapat dan hakhaknya. Efek dari pengakuan tersebut adalah menumbuhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perasaan
penghargaan
(sense
of
56
appreciation) terhadap
pandangannya sendiri dan mampu melawan tekanan untuk melakukan konformitas tanpa mempertimbangkan kebutuhankebutuhan dan pendapat-pendapatnya sendiri. Masing-masing perlakuan
tersebut
bisa
mengembangkan
kontrol
sosial,
kepemimpinan, dan kemandirian yang mampu memunculkan sikap asertif, energik, tingkah laku, eksplorasi.
b.
Keberhasilan dalam area significance (Keberartian) Keberhasilan ini diukur dengan adanya penerimaan, perhatian, dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh orang lain. Ekspresi dari penghargaan dan minat terhadap individu tersebut termasuk
dalam
pengertian
penerimaan
(acceptance) dan
popularitas, yang merupakan kebalikan dari penolakan dan isolasi. Penerimaan ditandai dengan kehangatan, responsifitas, minat, dan menyukai individu apa adanya. Dampak utama dari masing-masing perlakuan dan kasih sayang tersebut adalah menumbuhkan perasaan berarti (tense of importance) dalam dirinya. Makin banyak orang menunjukkan kasih sayang, maka makin besar kemungkinan memiliki penilaian diri yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
57
Keberhasilan dalam area competence (Kemampuan) Keberhasilan ini ditandai oleh tingkat pencapaian yang tinggi, dengan tingkatan, dan tugas yang bervariasi untuk tiap kelompok usia. White (dalam Coopersmith, 1967) menunjukkan bahwa pengalaman-pengalaman seorang anak mulai dari masa bayi yang diberikan secara biologis dan rasa mampu (sense of efficacy) yang memberikannya kesenangan, membawanya untuk selalu berhadapan dengan lingkungan dan menjadi dasar bagi pengembangan motivasi instrinsik untuk mencapai kompetensi yang lebih tinggi lagi. White menekankan pentingnya aktivitas spontan pada seorang anak dalam menumbuhkan perasaan mampu (feeling of efficacy) dan pengalaman-pengalaman dalam pencapaian kemandirian dapat sangat memberikan penguatan terhadap nilai-nilai personalnya dan tidak tergantung pada kekuatan-kekuatan di luar dirinya. Formulasi tersebut tidak menyangkal pentingnya persetujuan dan ketidaksetujuan secara sosial (social approval dan social disapproval), tetapi juga sumber kepuasan yang bersifat bawaan (innate) yang membuatnya menguasai lingkungan tanpa tergantung pada penguatan atau hukuman dari faktor sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
d. Keberhasilan dalam area virtue (kebajikan) Menurut Coopersmith (1967), keberhasilan ini ditandai oleh tingkah laku patuh pada kode etik, moral, dan prinsip-prinsip agama. Orang yang mematuhi kode etik dan agama dan kemudian menginternalisasikannya, menampilkan sikap diri yang positif dengan keberhasilan dalam pemenuhan terhadap tujuan-tujuan pengabdian terhadap nilai-nilai luhur. Perasaan berharga muncul diwarnai dengan sentiment-sentiment keadilan dan kejujuran, dan pemenuhan terhadap hal-hal yang bersifat spiritual.
Sesuai dengan pernyataan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini aspek-aspek self-esteem yang terdapat dalam diri individu adalah Kekuasaan (power) yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain. Berikutnya adalah keberartian (significance) yaitu adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. Ketiga adalah kebajikan (virtue) yang berarti ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan.
Terakhir
adalah
kemampuan
kesuksesan dalam memenuhi tuntutan prestasi.
(competence)
yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
4. Ciri-ciri Self-esteem pada Individu Coopersmith (1967) mengemukakan ciri-ciri individu
sesuai
dengan tingkat self-esteemnya:
a. Self-esteem Tinggi 1) Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama baiknya dengan orang lain yang sebaya dengan dirinya dan dapat menghargai orang lain. 2) Dapat mengontrol sikap perilaku maupun tindakannya terhadap dunia luar dirinya baik itu oranglain maupun lingkungan sekitarnya serta dapat menerima kritik dari luar (oranglain) dengan baik. 3) Menyukai sesuatu hal yang baru dan menantang serta tidak mudah bingung bila sesuatu berjalan di luar rencana sebelumnya. 4) Mempunyai berorganisasi
prestasi dalam
di suatu
bidang
akademik,
kelompok
aktif
dan
dapat
tetapi
tahu
mengekpresikan dirinya dengan baik. 5) Tidak
menganggap
dirinya
sempurna,
keterbatasan diri dan mengharapkan adanya pertumbuhan dalam dirinya. 6) Memiliki nilai-nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang realistis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
7) Lebih bahagia dan efektif menghadapi tuntutan dari lingkungan
b.
Self-esteem Rendah 1) Menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berharga dan tidak sesuai, sehingga takut gagal untuk melakukan hubungan sosial. Hal ini sering kali menyebabkan individu yang memiliki self-esteem yang rendah, menolak dirinya sendiri dan tidak puas akan dirinya. 2) Sulit mengontrol tindakan dan perilakunya tehadap dunia luar dirinya dan kurang dapat menerima saran dan kritikan dari orang lain. 3) Tidak menyukai segala hal atau tugas yang baru, sehingga akan sulit baginya untuk menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang belum jelas baginya. 4) Tidak yakin akan pendapat dan kemampuan diri sendiri sehingga kurang berhasil dalam prestasi akademis dan mengalami dengan baik.
kesulitan
untuk
mengekspresikan
dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Hubungan Self-esteem
61
Dengan Tingkat Depresi pada Ibu Yang
Memiliki Anak Down Syndrome Depresi dipandang oleh berbagai ahli sebagai suatu gangguan perasaan yang menyerang seorang individu. Menurut Beck, Neale dan Kring (2010) ditandai dengan berbagai macam perasaan ekstrem sedih bahkan ada yang ekstrem manik. Hal-hal yang muncul dalam depresi ini diasumsikan mempunyai hubungan yang erat dengan self-esteem. Lubis (2009) menyatakan bahwa self-esteem merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku seseorang. Pada ibu yang memiliki anak down syndrome terpenuhinya keperluan akan self-esteem akan menghasilkan sikap dan rasa percaya diri yang sangat kuat, menimbulkan rasa damai dan lain sebagainya. Namun, sebaliknya apabila keperluan penghargaan diri pada ibu yang memiliki anak down syndrome tidak terpenuhi dengan baik, maka hal tersebut akan memicu seseorang mempunyai mental yang lemah dan negatif. Hal ini dapat terjadi karena kondisi ibu dengan anak down syndrome merupakan keadaan dimana ibu mempunyai tuntutan hidup yang lebih kompleks sehingga apabila ibu tidak memiliki sumber daya psikologis yaitu self-esteem yang mumpuni maka dapat menimbulkan kecenderungan depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome. self-esteem memiliki variasi dari positif hingga sangat negatif. Keadaan ekstrem seperti terlalu positif maupun terlalu negatif membuat segala sesuatu dalam seluruh aspek kesehatan baik itu fisik maupun psikis menjadi kurang produktif. Adapun manifestasi dari variasi self-esteem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
tersebut yaitu self-esteem pada diri seseorang yang terlalu tinggi, selfesteem yang sehat, dan self-esteem yang rendah pada diri seseorang. Individu yang memiliki self-esteem terlalu tinggi akan memiliki pandangan yang cenderung tidak realistis mengenai diri sendiri dan orangorang ini akan merasa dirinya yang paling hebat. Selanjutnya Lubis (2009) mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki self-esteem terlalu tinggi akan menjadi arogan dan sombong. Beberapa kasus menyebutkan bahwa seseorang yang mengalami fase manik disorder dalam gangguan bipolar mempunyai self-esteem yang terlalu tinggi. Manifestasi berikutnya adalah self-esteem negatif. Seseorang yang memiliki self-esteem yang negatif percaya bahwa mereka adalah manusia yang tidak berharga. Mereka tidak menghargai pendapat dari diri sendiri dan merasa malu terhadap diri sendiri. Manifestasi terakhir dari variasi self-esteem adalah self-esteem yang sehat. Self-esteem sehat berada pada dua ekstrem manifestasi dari self-esteem tersebut. Artinya self-esteem sehat memiliki pandangan yang seimbang dan akurat, kita menghargai diri sendiri walaupun ada kesalahan dan kekurangan yang kita miliki. Kita menghargai individu namun tidak berpikir bahwa kita lebih baik ataupun lebih buruk dari orang lain tersebut. Pada ibu yang memiliki anak down syndrome diharapkan untuk memiliki self-esteem yang baik dan sehat, sehingga akan meminimalkan kecenderungan depresi pada dirinya.. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Butler, Hokanson, dan Flynn (dalam Lubis, 2009) yang berpendapat bahwa self-esteem yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
rendah akan membawa ibu yang memiliki anak down syndrome kepada hal hal negatif dimana individu yang bersangkutan dapat menjadi stres dan depresi. Hal itu dapat terjadi karena self-esteem yang rendah dapat membuat tidak terpenuhinya keperluan penghargaan diri yang akan menghasilkan sikap dan rasa percaya diri, rasa kuat menghadapi rasa sakit, rasa damai. Itulah sebabnya apabila self-esteem yang rendah dan apabila keperluan penghargaan diri ini tidak terpenuhi, maka akan membuat seseorang individu mempunyai mental yang lemah dan berpikir negatif. Selain itu menurut Coopersmith (1976) orang yang memiliki self-esteem rendah senantiasa mudah mengalami kecemasan, tidak bahagia, selalu putus asa, tidak percaya diri. Lebih dari itu orang yang memiliki selfesteem rendah sangat mudah dihinggapi oleh rasa takut, seperti perasaan ditolak dan tidak diterima, perasan dibenci oleh orang-orang disekitarnya, selalu merasa akan gagal, dan terlalu takut menghadapi dan kekurangan dirinya. Hal ini menyebabkan kecenderungan bahkan tingkat depresi pada diri seseorang semakin tinggi. Brehm dan Kassin (dalam Lubis, 2009) juga menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi mampu menghadapi situasi yang penuh dengan tantangan dan situasi yang penuh dengan stres sehingga terhindar dari resiko mengalami depresi. Self-esteem yang baik akan membawa ibu kearah individu yang baik sehingga pada pola pengasuhan dan perkembangan anak down syndrome pun akan lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
optimal dan segala potensi yang ada pada anak dan ibu akan bisa dikembangkan Berdasarkan uraian di atas nampak jelas bahwa terdapat dinamika hubungan pada depresi dan self-esteem pada ibu yang memiliki anak down syndrome. Depresi dan self-esteem dapat dilihat sebagai suatu lingkaran yang saling berhubungan. Ketidakmampuan untuk mengahadapi secara positif situasi sosial dapat menyebabkan rendahnya self-esteem yang mengakibatkan depresi. Depresi nantinya menyebabkan ketidakmampuan untuk berhubungan dengan oranglain dan menyebabkan perasaan semakin rendah self-esteem. Dalam artian self-esteem akan semakin turun atau memburuk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
G. Bagan Hubungan
Ibu dengan anak down syndrome
Reaksi Positif Bersyukur Berkonsultasi dengan dokter/ expert
Reaksi Negatif (Maulina 2005) Kemarahan dan agresi Apati Gangguan kognitif Kesedihan
self-esteem tinggi
self-esteem rendah
Perasaan berharga Dapat mengontrol tindakan Tidak menganggap diri sempurna tetapi tahu keterbatasan diri (Ciri-ciri self-esteem sehat)
Merasa tidak berharga Merasa tidak yakin Sulit mengontrol tindakan Tidak menyukai hal baru (Ciri-ciri self-esteem rendah)
Lebih bahagia Pola hidup sehat Memiliki produktivitas kerja yang baik Lebih efektif menghadapi tuntutan lingkungan
Kehilangan kepercayaan diri Perasaan bersalah Kehilangan nafsu makan Sulit tidur Mudah sakit Menurunnya produktivitas kerja
(Gejala depresi)
Tingkat depresi rendah
Tingkat depresi tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
H. Hipotesis Ada korelasi negatif antara self-esteem dengan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome, dimana bila seorang individu mempunyai self-esteem yang rendah maka ia mempunyai kecenderungan yang besar untuk memiliki tingkat depresi yang tinggi, begitu pula sebaliknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang mengolah data dalam bentuk angka. Menurut Azwar (2010) penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang dioleh dengan metode statistika.
Melalui metode kuantitatif akan diperoleh signifikansi
hubungan antar variabel yang diteliti.
A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Tergantung : Tingkat depresi 2. Variabel Bebas
: self-esteem
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Depresi
:
Depresi
merupakan
gangguan
yang
terutama ditandai oleh kondisi emosi sedih dan muram serta terkait dengan gejala-gejala kognitif, fisik, dan interpersonal. Tingkat depresi dalam penelitian ini akan diwakili oleh skor tingkat depresi. Untuk mengukur tingkat depresi ini akan digunakan modifikasi angket BDI (Beck Depression Inventory). Semakin tinggi skor yang diperoleh maka akan semakin tinggi tingkat depresi yang dimiliki oleh individu tersebut
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Self-esteem
68
: Self-esteem adalah salah satu komponen
yang lebih spesifik dari konsep diri, yang melibatkan unsur evaluasi atau penilaian terhadap diri. Tinggi rendahnya tingkat selfesteem seseorang akan diwakili oleh skor tingkat self-esteem yang akan diukur melalui angket yang dibuat berdasarkan aspekaspeknya yaitu keberhasilan individu dalam berbagai area yang ada dalam dirinya antara lain kekuasaan (power) yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain. Berikutnya adalah keberartian (significance) yaitu adanya kepedulian, penilaian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. Ketiga adalah kebajikan (virtue) yang berarti ketaatan mengikuti standar moral dan etika, ditandai oleh
ketaatan
untuk
menjauhi
tingkah
laku
yang
tidak
diperbolehkan. Terakhir adalah kemampuan (competence) yaitu kesuksesan dalam memenuhi tuntutan prestasi. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka akan semakin tinggi pula tingkat self-esteem pada individu tersebut.
C. Populasi dan Subjek Penelitian 1. Populasi Menurut Azwar (2010), populasi adalah kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sehubungan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
hal ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah individu dengan ciri-ciri sebagai berikut: a.
Seorang ibu (wanita), karena menurut penelitian Sue (1990) yang menyatakan bahwa wanita mempunyai tingkat depresi yang lebih tinggi daripada pria. Hal ini didukung oleh pendapat ahli kesehatan jiwa Dr. Suryo Dharmono, SpKJ (dalam Susanto, 2013) yang menyebutkan bahwa wanita (ibu) bisa mengalami depresi dua kali lebih besar dibanding pria karena dalam hidupnya wanita mengalami proses melahirkan, menapause, mengkonsumsi obat kontrasepsi, dan banyak hal lain. Selain itu menurut Lubis (2009) usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi depresi. Hal ini didukung pula oleh Soetjiningsih (1995) yang mengatakan semakin tua usia ibu saat melahirkan, maka akan semakin rentan ibu tersebut akan melahirkan anak dengan down syndrome.
b.
Ibu yang memiliki anak down syndrome, karena menurut Telford & Sawrey (dalam Mangunsong, dkk, 1998) bahwa orangtua yang memiliki anak penyandang cacat cenderung merasakan self-esteem yang menurun. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak penyandang cacat cenderung merasakan self-esteem yang menurun (Beresford dalam Botsari, 2000). Selain itu anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
down syndrome cenderung masih bergantung pada orangtua dan taraf kemandirian anak masih belum matang, sehingga memicu depresi pada orangtua terutama ibu.
2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah orangtua terutama ibu yang memiliki anak dengan down syndrome.
3. Metode Pengambilan Sampel Lebih lanjut sehubungan dengan sampel yang akan diambil dalam penelitian ini, maka teknik pengambilan sampel yang akan dipergunakan
adalah
probability
sampling
dengan
metode
purposive sampling yaitu teknik menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai yang dikehendaki (Azwar,2010). Dalam penelitian ini peneliti memilih partisipan (unit; seperti komunitas, sekolah) secara acak untuk dijadikan sampel yang mewakili populasi.
D. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data usia dan jenis kelamin, penulis menggunakan daftar identitas diri dari subjek. Selanjutnya untuk mendapatkan data variabel tergantung dan variabel bebas dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam alat ukur yang masing-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
masing mengukur variabel-variabel yang telah ditentukan di atas. Berhubungan dengan alat ukur yang akan digunakan, berikut ini akan dijelaskan kedua macam alat ukur tersebut : 1. Skala Tingkat Depresi Penulis menggunakan alat ukur kecenderungan depresi yaitu Beck Depression Inventory (BDI). Beck Depression Inventory, atau BDI, adalah tes dengan 21 pernyataan yang dikembangkan untuk mengevaluasi tingkat keparahan dan tandatanda serta gejala depresi. Awalnya dibuat pada tahun 1961. Beck Depression
Inventory
mencakup
21
pernyataan
yang
mengidentifikasi intensitas tanda-tanda depresi dan gejala tertentu dalam periode dua minggu. Pernyataan dari BDI mengarah pada gejala psikologis, seperti bunuh diri, penyesalan, pesimisme, suasana hati, dan perasaan marah. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan dalam BDI mempertimbangkan gejala fisik, seperti gangguan tidur, nafsu makan, kelemahan, dan penurunan berat badan. Setiap pernyataan memiliki empat kemungkinan untuk dipilih, dan setiap jawaban diberi sebuah nomor dari 0-3, berdasarkan intensitas gejala spesifik. Skor total penderita menunjukkan ruang lingkup dalam gangguan depresi subjek. Kategorisasi tingkat depresi pada ibu dengan anak down syndrome dilakukan dengan mengacu pada ratarata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjadi lima kategori yaitu Sangat Rendah x - 1,5 < x + 0,5
- 0,5 , Sedang
x
-0,5 < x
+ 1,5 , Sangat Tinggi x
72
- 1,5 , Rendah + 0,5 , Tinggi + 1,5
. Dari
perhitungan diperoleh rata-rata (mean hipotetik) sebesar 30 dan SD hipotetik sebesar 10. Sehingga kategorisasi tingkat depresi ibu dengan anak down syndrome menjadi seperti berikut Tabel 1 Kategorisasi tingkat depresi Kategori
Rentang
Sangat Tinggi
x > 45
Tinggi
35 < x < 45
Sedang
25 < x < 35
Rendah
15 < x < 25
Sangat Rendah
x < 15
Adapun aspek yang diungkapkan dalam 21 pertanyaan Beck Depression Inventory ini adalah sebagai berikut: Tabel 2 Aspek-aspek Depresi No
Aspek yang diungkap
1
Kesedihan
2
Pesimisme
3
Kegagalan
4
Ketidakpuasan
5
Perasaan bersalah
6
Hukuman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Kekecewaan pada diri sendiri
8
Menyalahkan diri sendiri
9
Keinginan bunuh diri
10
Menangis
11
Kemarahan
12
Menarik diri dari lingkungan sosial
13
Ketidak
mampuan
73
dalam
pengambilan keputusan 14
Penyimpangan citra tubuh
15
Kehilangan
16
Gangguan tidur
17
Kelelahan
18
Gangguan makan
19
Penurunan berat badan
20
Psikosomatis
21
Gangguan libido
produktivitas
kerja
Meskipun hanya membutuhkan 5 sampai 10 menit untuk menyelesaikan skala ini penulis memutuskan untuk memakai skala Beck Depression Inventory ini karena memungkinkan para pakar untuk tidak hanya menentukan intensitas tanda-tanda yang tepat, tetapi juga ekstra akurat mendiagnosis berbagai bentuk gangguan depresi, misalnya dysthymia (kronis tetapi kurang parah kelas depresi) dan gangguan depresi berat. Adapun modifikasi yang dilakukan penulis dalam skala BDI ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
a. Instruksi pengerjaan. Pada BDI yang asli, subjek boleh memilih lebih dari satu pernyataan tetapi dalam penelitian ini subjek hanya boleh memilih satu pernyataan. Hal ini mengacu pada Beck Depression Inventory yang diadaptasi oleh Burn (1980) dan hal ini juga dilakukan untuk melihat dan mengetahui keadaan subjek yang sebenarnya. b. Menghilangkan skor yang terdapat di depan setiap pernyataan Hal ini dilakukan agar subjek tidak cenderung memilih pernyataan dengan skor yang paling rendah. c. Penggunaan istilah pon menjadi kilogram Pada item nomor 19, penulis mengganti istilah pon menjadi
kilogram
(1
pon=0,5
kilogram)
dengan
pertimbangan bahwa di Indonesia lebih dikenal istilah kilogram dibandingkan dengan istilah pon d. Kata-kata dalam pernyataan di beberapa aspek disesuaikan Hal ini dilakukan agar pernyataan dalam tiap aitem disesuaikan dengan kondisi subjek (seorang ibu yang memiliki anak down syndrome) sehingga dapat dimengerti. Hal ini mengacu pada buku yang ditulis oleh Burn (1988) yang sudah diterjemahkan oleh alih bahasa Drs. Santosa serta divalidasi bersama dosen pembimbing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
2. Skala Self-esteem Untuk mendapatkan data mengenai self-esteem ini penulis menggunakan alat ukur yang penulis susun sendiri berdasarkan aspek-aspek yang membentuk self-esteem yaitu keberhasilan dalam area kekuasaan (power), keberartian (significance), kemampuan (competence), kebajikan (virtue). Oleh karena itu penulis masih perlu menguji validitas dan reliabilitasnya. Skala ini menggunakan empat kategori pilihan jawaban, yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk item favorable penilaian jawaban adalah sebagai berikut: SS= 3, S=2, TS=1, STS=0 Sedangkan untuk item unfavorable adalah sebagai berikut: SS=0, S=1, TS=2, STS=3 Tabel 3 Blue print skala self-esteem (sebelum analisis dan seleksi item) No Indikator 1
Keberhasilan
Favorable dalam 15 = 15%
area kekuasaan (power)
Unfavorable
Total
15 = 15%
30%
(32, 91, 51, (67, 35, 92, 50, 75, 46, 49, 17, 88, 56, 25, 9, 10, 11, 53, 77, 24, 37, 44, 31, 72, 73, 2, 43)
2
Keberhasilan
dalam 13 = 13%
63, 21, 52) 13 = 13%
26%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
area
keberartian (40,
(significance)
100,
76
(19, 8, 80,
20, 3, 87, 76, 38, 7, 86, 69, 83, 48, 82, 71, 58, 55, 90, 70, 54, 26, 96) 29, 4)
3
Keberhasilan area
dalam 12 = 12%
12 = 12%
24%
kemampuan (30, 81, 23, (39, 15, 57,
(competence)
28, 98, 68, 42, 89, 79, 61, 5, 64, 1, 74, 65, 12, 94, 78)
4
Keberhasilan
dalam 10 = 10%
area kebajikan (virtue)
47, 99, 45) 10 = 10%
20%
(36, 97, 62, (59, 34, 60, 95, 85, 6, 27, 14, 22, 41, 33, 93, 16, 18, 84,
Total
66)
13)
50 (50%)
50 (50%)
100 (100%)
E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Uji Validitas Alat Ukur Azwar (2012) mengatakan untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas.Validitas mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
77
Skala Depresi Untuk skala Beck Depression Inventory (BDI) Beck (1985) telah melalukan evaluasi validitas terhadap tes ini yaitu menggunakan validitas konkuren. Validitas konkuren dievaluasi dengan menunjukkan seberapa baik nilai tes sesuai dengan pengukuran tingkat depresi yang lain, seperti evaluasi klinis dan nilai pada tes psikometri lain dari depresi. Beck (1985) menemukan bahwa BDI berkorelasi signifikan dengan berbagai tes antara lain Depression Adjective
Check
List
dan
Minnesota
Multiphasic
Personality Inventory. Hal ini didukung oleh Robinson (dalam Retnowati 2004) mencatat bahwa BDI memiliki validitas berkisar antara 0,6 – 0,9. Selain itu peneliti juga melakukan validitas isi dengan cara meminta pendapat ahli (judgement expert) yaitu dosen pembimbing setelah instrument disusun dan dimodifikasi oleh peneliti.
b.
Skala Self-esteem Untuk mengetahui validitas skala self-esteem, penelitian ini menggunakan validitas isi. Matondang (2009) menyatakan bahwa validitas isi menunjukkan sejauhmana pertanyaan dalam instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang dikenai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
skala tersebut. Artinya skala itu valid apabila item-item tersebut mencerminkan keseluruhan konten atau aspek. Oleh karena itu validitas isi suatu tes tidak mempunyai besaran tertentu yang dihitung secara statistika tetapi dipahami bahwa tes itu sudah valid berdasarkan telaah blueprint. Oleh karena itu, validitas isi sebenarnya mendasarkan pada analisis logika atau analisis rasional dan professional judgment yang dilakukan peneliti bersama dosen pembimbing. Validitas isi tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung secara statistika.
2. Uji Reliabilitas Alat Ukur Azwar (2012) menyatakan konsep pokok dari reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
a. Seleksi item Uji
kesahihan
item
dalam
penelitian
ini
menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows versi 16.0. Azwar (2012) menyatakan bahwa tidak ada batasan universal mengenai angka minimal yang harus diperoleh agar suatu alat ukur dapat dikatakan valid. Kita tidak dapat menuntut koefisien validitas yang tinggi sekali seperti koefisien reliabilitas. Akan tetapi, jika diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
koefisien validitas dibawah 0,3 dianggap tidak memuaskan. Maka item yang memiliki daya indeks diskriminasi dibawah 0,3 dinyatakan gugur. Seleksi item pada skala self-esteem menghasilkan 57 item sahih dengan koefisien korelasi > 0,30. Item-item yang sahih meliputi 11 item untuk aspek keberhasilan dalam area power (kekuasaan), 18 item untuk aspek keberhasilan dalam area significance (keberartian), 12 item untuk
aspek
keberhasilan
dalam
area
competence
(kemampuan), dan 16 item untuk aspek keberhasilan dalam area virtue (kebajikan). Berikut ini dapat dilihat tabel blueprint skala selfesteem setelah dilakukan seleksi item. Tabel 4 Blue print skala self-esteem (setelah seleksi item) No Indikator 1
Favorable
Keberhasilan
dalam 32,
area kekuasaan (power)
Unfavorable
Total
91*, 67*, 35*, 92, 11
51*,
50*, 49, 17, 88*,
75*,
46, 10, 11, 53,
56*, 25*, 9, 44, 31*, 72*, 77*,
24*, 63*, 21*, 52*
37, 73*, 2*, 43* 2
Keberhasilan area
dalam 40,
100, 19, 8, 80, 76, 18
keberartian 20*, 3, 87*, 38, 7*, 86,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(significance)
69, 83, 48, 82*,
80
71*,
55, 90*, 70, 58*, 54, 26, 29*, 4 3
Keberhasilan area
dalam 30*,
kemampuan 23*,
(competence)
96 81*, 39, 15, 57*, 12 28*, 42*, 89*, 79,
98,
68*, 74, 65, 12*,
61*,
5*, 47, 99, 45*
64*, 1*, 94, 78 4
Keberhasilan
dalam 36, 97, 62*, 59, 34*, 60*, 16
area kebajikan (virtue)
95*, 85, 6, 27, 14, 22, 41, 33, 93, 16, 18, 84, 13 66
Total
24
33
57
. Seleksi item pada skala depresi menghasilkan 20 item sahih dengan koefisien korelasi > 0,30. Item-item yang sahih meliputi 20 item untuk aspek kesedihan, pesimisme, kegagalan, ketidakpuasan, perasaan bersalah, hukuman, kekecewaan pada diri sendiri, menyalahkan diri sendiri, keinginan bunuh diri, menangis, kemarahan, menarik diri dari
lingkungan
pengambilan
sosial,
keputusan,
ketidak
mampuan
penyimpangan
citra
dalam tubuh,
kehilangan produktivitas kerja, gangguan tidur, kelelahan, gangguan makan, penurunan berat badan, psikosomatis. keberhasilan dalam area virtue (kebajikan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Berikut ini dapat dilihat tabel blueprint skala Beck Depression Inventory setelah dilakukan seleksi item: Tabel 5 Blue print skala Beck Depression Inventory (setelah seleksi item) No
Aspek yang diungkap
1
Kesedihan
2
Pesimisme
3
Kegagalan
4
Ketidakpuasan
5
Perasaan bersalah
6
Hukuman
7
Kekecewaan pada diri sendiri
8
Menyalahkan diri sendiri
9
Keinginan bunuh diri
10
Menangis
11
Kemarahan
12
Menarik diri dari lingkungan sosial
13
Ketidak
mampuan
dalam
pengambilan keputusan 14
Penyimpangan citra tubuh
15
Kehilangan
16
Gangguan tidur
17
Kelelahan
18
Gangguan makan
19
Penurunan berat badan
20
Psikosomatis
21*
Gangguan libido*
produktivitas
kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Item-item yang gugur tidak digantikan dengan item yang baru. Disamping itu, jumlah item untuk setiap aspek tidak diseragamkan. Maka, 57 item untuk skala self-esteem dan 20 item untuk skala depresi yang sahih langsung digunakan untuk menganalisis hasil penelitian lebih lanjut
b.
Skala Depresi Robinson (dalam Retnowati, 2004) mencatat bahwa BDI memiliki reliabilitas konsistensi internal yang baik, yaitu 0,93, dengan reliabilitas test-retest 0,70. Reliabilitas BDI versi Indonesia sebesar 0,775, sedangkan Prabandari (1989) menemukan angka reliabilitas 0,93. Selanjutnya peneliti juga melakukan tryout untuk melihat koefisien reliabilitas pada skala BDI dan akan dianalisis menggunakan kriteria koefisien Alpha Cronbach menggunakan aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Koefisien reliabilitas untuk skala tingkat depresi adalah sebesar 0,821. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa skala tingkat depresi dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Tabel 6 Hasil try out untuk skala depresi Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.821
c.
21
Skala self-esteem Untuk skala self-esteem penelitian ini menggunakan reliabilitas analisis skala atau Alpha Cronbach menggunakan aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Reliabilitas analisis skala atau Alpha Cronbach memiliki rentang 0,00 sampai dengan 1,00 dengan asumsi bahwa apabila angka reliabilitas mendekati 1,00 maka nilai reliabilitas semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Koefisien reliabilitas untuk skala self-esteem adalah sebesar 0,919. Besarnya nilai koefisien tersebut menunjukan bahwa skala self-esteem dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang tinggi Tabel 7 Hasil try out skala self-esteem Reliability Statistics Cronbach's Alpha .919
N of Items 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
F. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Analisis Data a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran variabel bebas dan variabel tergantung bersifat normal atau tidak melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0.
b.
Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel berupa garis lurus atau tidak melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0.
2. Pengujian Hipotesis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang bermaksud mencari hubungan antara self-esteem sebagai variabel bebas dengan tingkat depresi sebagai variabel tergantung, maka teknik analisa data yang akan digunakan adalah teknik korelasi menggunakan Product Momen Pearson melalui aplikasi SPSS for Windows versi 16.0. Teknik analisa ini digunakan untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dengan variabel Y serta untuk menyatakan besarnya sumbangan variabel satu terhadap yang lainnya yang dinyatakan dalam persen (Usman, 2000)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian Sebelum
melaksanakan
rangkaian
penelitian,
peneliti
mempersiapkan alat ukur berupa skala self-esteem dan memodifikasi skala depresi yaitu Beck Depression Inventory. Setelah kedua hal itu siap, peneliti mencari subjek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian uji coba sampai penelitian yang sebenarnya adalah selama 2 bulan dan 1 minggu yaitu dimulai dari tanggal 1 Oktober 2014 sampai 7 Desember 2014. Peneliti mensosialisasikan penelitian yang akan dilakukan melalui pendekatan personal dengan berbagai sekolah luar biasa dan beberapa anggota persatuan orang tua dengan anak down syndrome yang juga mengikuti terapi di tempat-tempat fisioterapi anak. Akhirnya peneliti memutuskan untuk mengambil data tryout (uji coba) di beberapa sekolah di daerah Sleman, Yogyakarta. Untuk dapat mengambil data di berbagai sekolah di Sleman Yogyakarta, peneliti harus mendapatkan surat ijin dari BAPPEDA, oleh sebab itu peneliti meminta surat keterangan dan permohonan rekomendasi dari fakultas untuk diserahkan pada kantor kesatuan bangsa agar juga dapat diserahkan ke BAPPEDA bagian Sleman sebagai rekomendasi penelitian. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
dari BAPPEDA Sleman, peneliti langsung mengadakan uji coba pada beberapa sekolah yang memiliki anak down syndrome. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya
angket
tersebut
bila
dipergunakan
sebagai
instrumen
pengambilan data. Setelah uji coba yang pertama ternyata angket untuk skala self-esteem dapat dikatakan layak sebagai instrumen penelitian namun, untuk skala depresi (BDI) belum layak digunakan dikarenakan item yang gugur terlampau banyak sehingga dikhawatirkan tidak merepresentasikan keadaan tingkat depresi subjek dengan sesungguhnya. Selanjutnya peneliti melakukan ujicoba kedua untuk skala BDI. Setelah mengadakan koreksi dan perbaikan modfikasi skala BDI, peneliti melakukan
uji coba kedua. Setelah hal itu dilakukan instrumen BDI
dikatakan layak untuk mengukur tingkat depresi pada ibu dengan anak down syndrome. Uji coba dilaksanakan pada beberapa Sekolah Luar Biasa yaitu dengan menemui ibu yang memiliki anak down syndrome. Pada beberapa sekolah peneliti menitipkan kuisioner pada pihak sekolah untuk dibawa pulang oleh ibu dengan anak down syndrome dan beberapa minggu kemudian peneliti mengambil hasil dari pihak sekolah. Beberapa subjek juga merupakan kenalan dari peneliti. Pada saat melakukan penelitian peneliti juga mendatangi di tempat-tempat fisioterapi, dimana beberapa subjek juga merupakan anggota dari persatuan orangtua dengan anak down syndrome. Jumlah subjek pada uji coba pertama dan kedua adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
sebanyak 35 orang. Pada penelitian yang sebenarnya subjek yang dipakai untuk diambil datanya adalah sebanyak 40 orang dan hampir 100% didapatkan dari sekolah luar biasa.
B. Data Penelitian 1. Deskripsi dan Data Demografis Subjek Subjek penelitian memiliki kriteria. Diantaranya adalah jenis kelamin yaitu wanita yang juga berperan sebagai ibu. Dalam hal ini peneliti tidak membatasi usia ibu atau anak down syndrome yang dimiliki ibu dengan asumsi dan teori yang menyatakan bahwa anak down syndrome bahkan ketika berusia dewasa pun akan sulit untuk menjadi anak yang mandiri. Akan tetapi peneliti tetap mememasukan data tambahan yaitu usia ibu, anak down syndrome, dan status pernikahan ibu. Berikut ini merupakan tabel data deskripsi demografi subjek penelitian berdasarkan usia subjek Tabel 8 Data usia subjek penelitian Kategori Usia
Jumlah
Persentase
Dewasa Awal
8
20%
32
80%
40
100%
20-40 tahun Dewasa Madya 41-60 Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat 8 orang (20%) subjek yang memasuki kategori usia dewasa awal yaitu berada dalam rentang usia 20-40 tahun. Tiga puluh dua subjek (80%) subjek memasuki kategori usia dewasa madya dengan rentang usia 41-60 tahun. Berikut ini merupakan tabel data deskripsi demografi subjek penelitian berdasarkan usia anak subjek Tabel 9 Data usia anak down syndrome subjek penelitian Kategori Usia
Jumlah
Persentase
Infancy
1
2,5%
5
12,5%
22
55%
12
30%
40
100%
0-2 tahun Early Childhood 4-6 tahun Middle and Late Childhood 7-11 tahun Adolesence 12-19 tahun Total
Tabel 10 di atas menerangkan bahwa terdapat 1 orang anak down syndrome (2,5%) berada dikategori usia infancy dalam rentang usia 0-2 tahun. Sebanyak 5 orang anak down syndrome (12,5%) berada dikategori usia Early Childhood dalam rentang usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
5-6 tahun. Dua puluh dua anak down syndrome lainnya (55%) berada dalam kategori usia Middle and Late Childhood dalam rentang usia 7-11 tahun. Sisanya yaitu 12 orang anak down syndrome (30%) berada dikategori usia remaja/ adolesence dalam rentang usia 12-19 tahun. Berikut ini merupakan tabel data deskripsi demografi subjek penelitian berdasarkan status penikahan subjek. Tabel 10 Data status pernikahan subjek Status penikahan
Jumlah
Persentase
Menikah
24
60%
Janda karena berpisah/
3
7,5%
13
32,5%
40
100%
cerai Janda karena pasangan meninggal Total
Tabel 11 di atas menunjukan bahwa terdapat 24 orang ibu (60%) yang berstatus menikah dan memiliki suami. Tiga orang ibu (7,5%) berstatus janda yang dikarenakan oleh berpisah atau bercerai dan 13 orang ibu (32,5%) berstatus janda karena pasangan/suami mereka meninggal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
2. Kategorisasi Skor Skala a.
Depresi Tabel 11 Mean dan SD Skala Depresi
Variabel
N
Data Hipotetik Mean
Skor
Data Empirik SD
Mean
Min Max Depresi
40
30
0
60
10
6,88
Skor Min
Max
0
23
SD
5,9 88
Kategorisasi tingkat depresi pada ibu dengan anak down syndrome dilakukan dengan mengacu pada rata-rata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi menjadi lima kategori yaitu Sangat Rendah x Rendah
- 1,5 < x
+ 0,5 , Tinggi x
+ 0,5
- 0,5 , Sedang x
- 1,5 ,
-0,5 < x
+ 1,5 , Sangat Tinggi
+ 1,5 . Dari perhitungan diperoleh rata-rata (mean)
sebesar 30 dan SD sebesar 10. Sehingga kategorisasi tingkat depresi ibu dengan anak down syndrome menjadi seperti berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Tabel 12 Kategorisasi tingkat depresi ibu yang memiliki anak down syndrome
Kategori
Rentang
Jumlah Subjek
Persentase
Sangat Tinggi
x > 45
-
-
Tinggi
35 < x < 45
-
-
Sedang
25 < x < 35
-
-
Rendah
15 < x < 25
5
12,5%
Sangat Rendah
x < 15
35
87,5%
40
100%
Total
b. Self-esteem Tabel 13 Mean dan SD Skala self-esteem Variabel
N
Data Hipotetik Mean
Skor
Data Empirik SD
Mean
Min Max selfesteem
40
85,5
0
171
28, 5
109,85
Skor Min
Max
79
138
SD
13, 118
Kategorisasi tingkat self-esteem pada ibu dengan anak down syndrome dilakukan dengan mengacu pada ratarata skor dan standar deviasi. Penggolongan tersebut terbagi menjadi tiga kategori yaitu Tinggi x
+ 1,0 , Sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- 1,0
< x
+ 1,0 , Rendah
x
92
- 1,0 . Dari
perhitungan, diperoleh rata-rata (mean hipotetik) sebesar 85,5 dan SD (hipotetik) sebesar 28,5 . Sehingga kategorisasi tingkat self-esteem ibu dengan anak down syndrome menjadi seperti berikut : Tabel 14 Kategorisasi Tingkat self-esteem ibu yang memiliki anak down syndrome Kategori
Rentang
Jumlah Subjek
Persentase
Tinggi
x > 114
19
47,5%
Sedang
57 < x < 114
21
52,5%
Rendah
x < 57
-
-
40
100%
Total
C. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Pengujian
dilakukan
dengan
Shapiro-Wilk
Test
menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0. Menurut Santoso (2010) Shapiro-Wilk Test dianggap lebih akurat dalam mendapatkan hasil analisis normalitas jika subjek yang digunakan kurang dari 50. Dalam hal uji normalitas ini distribusi dikatakan normal apabila Sig. atau (p) > 0,1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Hasil uji normalitas pada skala depresi adalah 0,002. Maka sebaran depresi pada ibu dengan anak down syndrome dinyatakan tidak normal. Hasil uji normalitas pada skala self-esteem adalah 0,762. Maka sebaran self-esteem pada ibu dengan anak down syndrome dinyatakan normal. Tabel 15 Uji normalitas depresi (BDI) dan self-esteem Tests of Normality Kolmogorov-
Shapiro-Wilk
a
Smirnov
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig. Skor_Total_BDI
Skor_Total_Self_Esteem
.126
40 .111
.898
40 .002
.128
40 .099
.982
40 .762
a. Lilliefors Significance Correction
2. Uji Linearitas Uji linearitas ini dilakukan dengan SPSS 16.00 for windows. Hasil uji lineraritas ini menunjukan hubungan linear antara kedua variabel dengan ketentuan jika linearity p < 0,05 maka hubungan dinyatakan linear dan jika deviation from linearity memiliki p < 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak linear. Berdasarkan hasil penghitungan maka didapatkan data linearity 0,04 yaitu di bawah p < 0,05 dan deviation from linearity 0,86 yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
p > 0,05 (selengkapnya dapat dilihat di lampiran). Maka hubungan kedua variabel dikatakan linear. Tabel 16 Uji Linearitas Variabel ANOVA Table
Sig.
Skor_Total_BDI *
Between
(Combined)
.046
Skor_Total_Self_Esteem
Groups
Linearity
.004
Deviation
.086
from Linearity
D. Hasil Penelitian 1. Uji Hipotesis Utama Uji hipotesis dilakukan setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas. Penghitungan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0. Hal ini dilakukan karena hasil; uji normalitas pad skala Beck Depression Inventory menunjukan sebaran data yang tidak normal. Hipotesis utama dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada korelasi negatif antara self-esteem dengan tingkat depresi pada ibu yang memiliki anak down syndrome, dimana bila seorang individu mempunyai self-esteem yang rendah maka ia mempunyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
kecenderungan yang besar untuk memiliki tingkat depresi yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Tabel 17 Hasil analisis korelasi Correlations
Spearman
Skor_Total_B
Correlation
's rho
DI
Coefficient Sig. (2-tailed) N
Skor_Total_S
Correlation
elf_Esteem
Coefficient Sig. (2-tailed) N
Skor_Total_
Skor_Total_
BDI
Self_Esteem
1.000
-.366*
.
.020
40
40
-.366*
1.000
.020
.
40
40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien korelasi antara variabel self-esteem dan depresi sebesar r= 0,366 dengan nilai p=0,020 (signifikansi two-tailed) yang berarti nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini menunjukan adanya hubungan negatif antara variabel selfesteem dan depresi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bila seorang individu mempunyai self-esteem yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
rendah maka ia mempunyai kecenderungan untuk memiliki tingkat depresi yang tinggi, begitu pula sebaliknya. Dengan nilai r= -0,366 maka dapat diambil kesimpulan juga bahwa tingkat korelasi dan kekuatan hubungan kedua variabel berada dalam tingkat korelasi yang lemah. Tingkat korelasi dan kekuatan hubungan dapat dilihat dari tabel di bawah ini Siregar (2013). Tabel 18 Tingkat korelasi dan Kekuatan Hubungan No
Nilai Korelasi (r)
Tingkat Hubungan
1
0,00 – 0,199
Sangat lemah
2
0,20 – 0,399
Lemah
3
0,40 – 0,599
Cukup
4
0,60 – 0,799
Kuat
5
0,80 – 0,100
Sangat kuat
Koefisien determinasi (r2) yang didapat dari hasil kuadrat koefisien korelasi adalah r = 0,134 . Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa variabel bebas yaitu self-esteem memberikan kontribusi atau sumbangan efektif sebesar 13,4% terhadap variabel tergantung yaitu tingkat depresi.
2. Analisis data tambahan Penghitungan analisis data tambahan dilakukan untuk memberikan tambahan data agar analisis hipotesis utama dapat lebih jelas dan merepresentasikan keadaan subjek yang sebenarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Analisis data tambahan diuji dengan menggunakan Mann Whitney atau Uji U menggunakan program SPSS for Windows versi 16.0. Hal ini dilakukan karena hasil uji normalitas pada skala Beck Depression Inventory menunjukan sebaran data yang tidak normal.Uji Mann Whitney (Uji U) digunakan untuk analisis komparatif untuk menguji rata-rata dari dua sampel yang berukuran tidak sama berdasarkan survey data tambahan pada penelitian ini. Dengan hipotesis Ho= tidak ada perbedaan dan Ha= ada perbedaan. Selain itu digunakan juga kaidah pengujian sig.2-tailed > = Ho diterima, jika sig.2-tailed < a. .
= Ho ditolak ( =5%= 0,05).
Uji U tingkat depresi pada usia subjek dalam
rentang dewasa awal dan dewasa madya menunjukan bahwa nilai; Z = -0,882, dalam tabel distribusi normal nilai Ztabel = 1,96; dengan taraf signifikansi
= 5% (0,05) dan sig.2-
tailed = 0,378. Hasil yang ditunjukan adalah
sig.2-tailed >
=
0,378 > 0,05 = maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat depresi pada ibu dengan usia dewasa awal dengan dewasa madya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Tabel 19 Hasil Uji U pada tingkat depresi dan usia subjek Test Statisticsb Skor_Total_BDI Mann-Whitney U
102.000
Wilcoxon W
630.000
Z
-.882
Asymp. Sig. (2-tailed)
.378
Exact Sig. [2*(1-tailed
.396a
Sig.)] a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kategori_Usia_Subjek
b. .
Uji U tingkat self-esteem pada status pernikahan
subjek yaitu subjek yang menikah dan sudah menjadi janda baik itu karena bercerai ataupun pasangan meninggal menunjukan bahwa Z = -1,216, dan dalam tabel distribusi normal nilai Ztabel = 1,96; dengan taraf signifikansi
= 5%
(0,05) dan nilai sig.2-tailed = 0,224. Hasil yang didapatkan adalah, sig.2-tailed >
=
0,224 maka Ho diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat self-esteem pada ibu yang menikah dengan ibu yang sudah menjanda baik itu karena bercerai ataupun karena pasangan yang sudah meninggal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Tabel 20 Hasil Uji U pada tingkat self-esteem dan status subjek
Test Statisticsb Skor_Total_Self _Esteem Mann-Whitney U
148.000
Wilcoxon W
284.000
Z Asymp. Sig. (2-tailed) Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kategori_Status_Pernikahan
-1.216 .224 .233a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
E. Pembahasan Hasil uji hipotesis dengan menggunakan Spearman Rank menunjukan adanya hubungan negatif yang signifikan antara tingkat selfesteem dan depresi. Hal itu dapat diketahui dari koefisien korelasi sebesar 0,366 dengan signifikansi 0,020 (p<0,05). Semakin seorang ibu memiliki self-esteem yang rendah maka akan semakin tinggi tingkat depresi yang akan dialaminya dan jika seorang ibu memiliki self-esteem yang tinggi maka akan semakin rendah tingkat depresi yang akan dialaminya. Seseorang dikatakan memiliki self-esteem yang tinggi adalah ketika ia memiliki kemampuan untuk dapat mengontrol tindakannya dengan baik dalam menghadapi berbagai hal dalam hidupnya, selain itu juga memiliki produktivitas kerja yang baik sehingga individu dapat lebih efektif menghadapi tuntutan lingkungan. Berdasarkan data pada Tabel 14 dapat dilihat bahwa terdapat 19 subjek yang memiliki self-esteem yang tinggi (47,5%) dan self-esteem sedang sebanyak 21 subjek (52,5%). Dapat dikatakan bahwa ibu yang memiliki anak down syndrome memiliki selfesteem yang cukup baik. Hal ini didukung oleh data mean empirik pada Tabel 13 yang menunjukan nilai mean 109,85 yaitu lebih besar dari mean hipotetik 85,5. Apabila hal sebaliknya terjadi yaitu ketika individu tidak dapat mengontrol sikap perilaku maupun tindakannya terhadap dunia luar dirinya, baik itu oranglain maupun lingkungan sekitarnya, serta dapat menerima kritik dari luar (oranglain) dengan baik maka yang terjadi adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
individu akan merasa dan menganggap dirinya sebagai orang yang tidak berharga dan tidak sesuai, sehingga takut gagal untuk melakukan hubungan sosial (Coopersmith, 1967). Hal ini merupakan ciri-ciri orang yang mengalami self-esteem rendah. Dalam Tabel 14, data menunjukan bahwa tidak ada subjek yang memiliki self-esteem yang rendah (0%). Hal ini menerangkan bahwa ibu yang memiliki anak down syndrome memiliki self-esteem yang terbentuk dan dipelajari dengan baik berdasarkan pengalaman-pengalamannya berhubungan dengan individu lain (anak lain yang normal, suami, keluarga, lingkungan rumah, dan masyarakat pada umumnya). Salah satu contohnya adalah ketika ibu aktif dalam suatu komunitas yaitu persatuan orang tua dengan anak down syndrome. Komunitas tersebut seringkali mengadakan pertemuan-pertemuan dan diskusi mengenai pengasuhan serta perkembangan anak dengan down syndrome. Sehingga para orangtua dapat lebih sadar akan pertumbuhan dan perkembangan anak dan orangtua juga mendapatkan dukungan dari orangtua lain yang mengalami hal serupa dengan dirinya. Selain itu mereka juga mendapat support psikologis karena bertemu dengan ibu-ibu lain yang senasib dan sepenanggungan dengan dirinya. Sehingga ibu tidak mengalami perasaan menjadi ibu yang memiliki penderitaan seorang diri saja. Seorang ibu dapat belajar dari pengalamannya sehingga self-esteem dapat terbentuk dengan baik dapat terjadi juga karena self-esteem berperan pula dalam proses berpikir, emosi serta keputusan yang akan diambil oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
seseorang dalam hidupnya. Bahkan, dalam perkembangan selanjutnya selfesteem ikut andil dalam nilai, cita-cita serta tujuan yang ingin di capai. Dalam hubungan lebih lanjut dengan depresi yang telah diungkap dalam hasil penelitian ini, para ibu yang mengalami memiliki tingkat depresi rendah tidak akan ditemukan adanya kemunduran self-esteem. Dapat dilihat dalam Tabel 12 sebanyak 5 orang (12,5%) subjek berada dalam tingkat depresi yang rendah bahkan 35 (87,5%) subjek lainnya berada dalam kategori sangat rendah. Data ini didukung oleh data mean empirik yang lebih rendah yaitu dengan nilai 6,88 dibandingkan dengan mean hipotetik yaitu dengan nilai 3, pada Tabel 11. Hal ini mendukung temuan dalam Tabel 14 yang menunjukkan bahwa tidak ada satupun (0%) subjek yang berada dalam kategori self-esteem yang rendah. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Brehm dan Kassin (dalam Lubis, 2009) juga menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki selfesteem yang tinggi akan mampu menghadapi situasi yang penuh dengan tantangan dan situasi yang penuh dengan stres sehingga tidak mudah mengalami depresi. Pernyataan lain yang mendukung hasil penelitian ini adalah Lubis (2009) yang menyatakan terpenuhinya keperluan akan selfesteem akan menghasilkan sikap dan rasa percaya diri yang sangat kuat, menimbulkan rasa damai dan lain sebagainya. Menurut
Coopersmith
mempengaruhi self-esteem,
(1967)
salah
satu
faktor
yang
adalah penghargaan dan penerimaan dari
orang-orang yang signifikan. Self-esteem seseorang sangat dipengaruhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
oleh keberadaan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan individu tersebut. Keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan dalam hidup seorang ibu. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang. Dalam hubungannya dengan depresi apabila self-esteem individu atau ibu tidak mendapatkan penyaluran sebagaimana mestinya maka dapat diasumsikan bahwa individu dapat mengalami depresi. Berdasarkan data dalam penelitian ini, hal-hal yang mungkin saja terjadi pada subjek sehingga mendapatkan self-esteem yang baik dengan tingkat depresi yang rendah dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Adapun yang dapat terlihat yaitu dukungan dari orang-orang sekitar baik itu keluarga dan dukungan dari komunitas ataupun instansi terkait perkembangan
dan
pertumbuhan
anak
(sekolah
dan
klinik
fisioterapi,rumah sakit dsb). Sehingga seorang ibu dapat mendapatkan informasi-informasi yang berguna bagi diri dan anaknya. Adanya diskusi dalam komunitas, seminar oleh expert (misalnya dokter) di beberapa sekolah serta informasi dan sharing dari orangtua dengan anak down syndrome lainnya yang ditemui oleh subjek (di sekolah, tempat fisio dll) akan mendukung semakin besarnya penerimaan subjek terhadap dirinya terlebih terhadap anaknya. Hal ini juga dapat dilihat berdasarkan pengamatan peneliti pada karakteristik para ibu yang berada dalam karakteristik ekonomi dan sosial yang mumpuni, terlihat bahwa beberapa ibu mampu untuk menyekolahkan anaknya di Sekolah Luar Biasa,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
memberikan terapi di tempat- tempat fisioterapi, bahkan bergabung dalam komunitas orangtua dengan anak down syndrome. Saat ini banyak sekali campaign yang dilakukan oleh komunitas atau banyak instansi yang mengatakan bahwa anak dengan down syndrome dapat hidup seperti anak normal pada umumnya, dapat memiliki prestasi yang besar. Sehingga muncul kepercayaan diri pada ibu dan timbul semangat yang membuat self-esteem ibu menjadi tinggi dan terhindar dari depresi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya salah satu faktor yang mempengaruhi self-esteem,
adalah penghargaan dan penerimaan dari
orang-orang yang signifikan. Self-esteem seseorang sangat dipengaruhi oleh keberadaan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan individu tersebut. Suami salah satunya merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan dalam hidup seorang ibu. Suami merupakan partner seorang istri dalam hidupnya yang juga akan ikut andil dalam perkembangan dan pertumbuhan anak mereka. Tabel 20 menunjukan bahwa tidak ada perbedaan tingkat selfestem yang antara ibu yang masih memiliki suami (menikah) ataupun yang sudah menjanda baik karena perceraian atupun karena suami sudah meninggal. Hal ini menunjukan bahwa subjek berhasil memenuhi salah satu aspek self-esteem yang menumbuhkan perasaan mampu (feeling of efficacy) dan pengalaman-pengalaman dalam pencapaian kemandirian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
yang memberikan penguatan terhadap nilai-nilai personalnya dan tidak tergantung pada kekuatan-kekuatan di luar dirinya (suami). Formulasi tersebut tidak menyangkal pentingnya persetujuan dan ketidaksetujuan secara sosial (social approval dan social disapproval), tetapi juga sumber kepuasan yang bersifat bawaan (innate) yang membuatnya menguasai lingkungan tanpa tergantung pada penguatan atau hukuman dari faktor sosial. Temuan lainnya adalah perbedaan tingkat depresi berdasarkan umur subjek (dapat dilihat pada tabel 19). Dari hasil analisis data tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara subjek yang berada dalam kategori dewasa awal ataupun dewasa madya. Hal ini mungkin saja terjadi karena kondisi yang di alami oleh kedua kategori usia subjek adalah sama yaitu berjenis kelamin wanita dan seorang ibu yang memiliki anak down syndrome. Hal ini didukung oleh Pease & Pease (dalam Lubis, 2009) bahwa ada perubahan hormonal yang membuat wanita lebih rentan menjadi depresi. Selain itu jika seorang wanita mendapat masalah maka ia akan lebih membutuhkan dukungan dan bantuan orang lain. Berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa self-esteem menjadi salah satu faktor penyebab depresi seseorang. Dalam penelitian ini apabila individu yang memiliki evaluasi negatif terhadap dirinya maka akan semakin besar pula kemungkinan individu tersebut mengalami depresi begitu pula sebaliknya. Hal ini kemudian didukung oleh pendapat Simanjuntak (2012) bahwa kebanyakan dipicu karena pengalaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
eksternal maupun internal, salah satunya yaitu kurangnya self-esteem, dan diperlakukan secara tidak adil. Minder atau merasa tidak puas dengan apa yang ia miliki. Teori Maslow menyatakan ada kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi untuk dapat berfungsi optimal salah satunya yaitu esteem need, kebutuhan untuk dihargai. Didukung oleh Teori psikoanalisa Freud yang mengatakan bahwa kehilangan kepercayaan diri
adalah fitur
yang penting (salah satu faktor) dari depresi. Jika dilihat dari dinamika hubungan kedua variabel ini maka dapat disimpulkan bahwa apabila individu dalam hal ini adalah ibu yang memiliki anak down syndrome, dapat menjadi seseorang yang memiliki self-esteem yang tinggi. Hal ini dikarenakan keberadaan orang lain yang dianggap penting dalam kehidupan individu tersebut dapat memenuhi keperluan penghargaan diri pada ibu tersebut. Individu yang dapat meminimalisasi ancaman berupa evaluasi negatif yang datang dari luar dirinya (yang merupakan salah satu faktor yang membentuk self-esteem), misalnya ketika orang lain mengkritik individu yang bersangkutan, sehingga
dapat
mempengaruhi
self-esteemnya
menjadi
tinggi
(Coopersmith, 1967), maka individu tidak akan mudah untuk mengalami depresi. Ketika seseorang mempunyai tingkat depresi yang rendah, gejala yang tampak adalah merasa berharga, merasa yakin akan diri sendiri, lebih mudah untuk mengontrol tindakan, menyukai hal baru, efisiensi dan produktivitas kerja tidak menurun. Hal ini menunjukan aktivitas sosial
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
seperti interaksi dan pergaulan terhadap lingkungan sekitarnya menjadi baik. Misalnya, memiliki pergaulan dan pertemanan yang baik dengan tetangga karena tidak merasa malu dan minder terhadap keadaan diri sendiri. Situasi seperti ini mengarah kembali pada ciri-ciri orang yang mengalami self-esteem tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel ini saling mempengaruhi, ketika self-esteem tinggi maka depresi rendah, keadaan depresi tinggi ini memicu dalam situasi self-esteem tinggi yang mungkin akan semakin meningkat dan menjauhkan resiko depresi. Hal ini akan terjadi sebaliknya ketika individu merasa tidak berharga, tidak yakin akan dirinya dan buruk lainnya, maka akan berdampak pada pergaulan dengan lingkungan yang dapat menimbulkan depresi yang kembali menunjukan tanda-tanda self-esteem rendah yang semakin buruk lagi. Kemudian akan membawa seseorang pada tingkat depresi yang akan semakin buruk pula. Selanjutnya akan ada siklus yang saling mempengaruhi sehingga dianggap penting menyadari diri sejak awal agar terhindar dari self-esteem yang rendah yang dapat memicu depresi yang berkesinambungan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara tingkat self-esteem dan depresi. Hal itu dapat diketahui dari koefisien korelasi sebesar -0,366 dengan signifikansi 0,020 (p<0,05). Semakin seorang ibu memiliki self-esteem yang rendah maka akan semakin tinggi tingkat depresi yang akan dialaminya, begitu pula sebaliknya. 2. Depresi dan self-esteem dapat dilihat sebagai suatu lingkaran yang saling berhubungan. Ketidakmampuan untuk menghadapi secara positif situasi sosial dapat menyebabkan rendahnya self-esteem yang mengakibatkan depresi. 3. Depresi nantinya kembali menyebabkan ketidakmampuan untuk berhubungan dengan oranglain dan menyebabkan perasaan semakin rendah self-esteem seseorang. Dalam artian self-esteem akan muncul kembali bahkan dapat semakin turun atau memburuk. 4. Hubungan ini merupakan hubungan interaktif (timbal balik) yaitu hubungan antara dua variabel yang bersifat saling memengaruhi dimana kedudukan variabel depresi dan self-esteem dapat saling bergantian. Artinya pada suatu saat depresi memengaruhi self-
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
esteem atau sebaliknya self-esteem memengaruhi depresi. Dalam bentuk ini identitas kedua variabel diketahui atau dapat dibedakan.
B. Saran 1. Bagi seorang ibu yang memiliki anak dengan down syndrome dengan mengetahui tingkat depresi dan self-esteem mereka, kiranya perlu untuk memaksimalkan potensi yang ada pada diri sendiri, karena hal ini selain dapat meningkatkan kualitas ibu dapat pula meningkatkan self-esteem ibu sehingga para ibu dapat terhindar dari ancaman depresi. 2. Bagi pihak sekolah kiranya perlu juga untuk memaksimalkan potensi anak down syndrome sehingga dapat memunculkan bakatbakat bahkan kemandirian anak sehingga hal itu berdampak positif juga bagi keluarga anak terutama ibu agar dapat meningkatkan selfesteem sehingga dapat terhindar dari kecenderungan depresi. Selain itu pihak sekolah kiranya perlu untuk melakukan pendampingan secara psikologis kepada orangtua siswa-siswi yang dibina oleh sekolah. 3. Bagi komunitas persatuan orangtua dengan anak down syndrome di Indonesia
agar
dapat
mensosialisasikan
kepada
anggota
komunitasnya mengenai self-esteem dan depresi ini, baik dalam pertemuan rutin atau seminar-seminar. Diharapkan juga komunitas ini dapat memberikan ajakan atau pengaruh yang baik bagi para
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
orangtua dengan anak down syndrome agar mampu menerima kebreadaan dan keterbatasan anak down syndrome dengan baik. Pihak pengurus komunitas juga dapat memanfaatkan peran psikolog
dalam
komunitas
untuk
memfasilitasi
pembinaan
psikologis terhadap orangtua khususnya ibu. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengadakan penelitian berkaitan
dengan
depresi
atau
self-esteem
kiranya
mempertimbangan variabel yang dapat memengaruhi baik itu selfesteem atau depresi itu sendiri. Selain itu untuk pemilihan subjek yang “istimewa” bisa dalam artian subjek yang terbatas, atau memiliki sensitivitas tertentu hendaknya melakukan survei terlebih dahulu agar mempermudah proses pengambilan data nantinya. Selanjutnya adalah masih dibutuhkan perbaikan pada aitem-aitem depresi
maupun
self-esteem
agar
sesuai
dengan
konteks
lingkungan, budaya, bahkan hal-hal yang melekat pada diri subjek seperti jenis kelamin, usia, status sosial dan lain sebagainya.
C. Keterbatasan Penelitian Skala adaptasi yang digunakan dalam penelitian ini (Beck Depression Inventory) masih membutuhkan revisi yang mendalam dan terstandar hingga dirasa cukup valid dan reliabel untuk digunakan kembali sebagai alat ukur yang bisa digunakan di Indonesia. Skala adaptasi ini juga perlu dievaluasi sehingga dapat disesuaikan dengan konteks lingkungan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
budaya, bahkan hal-hal yang melekat pada diri subjek seperti jenis kelamin, usia, status sosial dan lain sebagainya. Selain itu keterbatasan jumlah subjek yang dinilai sedikit dikhawatirkan belum mampu merepresentasikan keadaan populasi yaitu ibu dengan anak down syndrome yang sesungguhnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Daftar Pustaka
Adams, A. R; Gordon, C dan Spangler, A. A. (1999). Maternall Stress in Caring for Children with Feeding Disabilities: Implication for HealthCare Providers: Journal of the American Dietetic Assosiation Volume 99 Number 8. Atkinson, R. (1987). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga. Azwar, Saifuddin. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan Validitas, Edisi III. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (1989). Self-esteem dan Motivasi untuk Berprestasi pada Mahasiswa. Buletin Psikologi. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada No 1 (25-28) Beck, T. Aaron. (1985). Depression Causes and Treatment. Philadelphia: University of Pennsylvania Press. Botsari, M.E. (2000). Personality Characteristis of Greek Mothers of Children with Special Needs Who are Involved in Special Need Support Centres. Greece: University of Athens, Greece. Bramastyo, Wahyu. (2009). Depresi? No Way!. Yogyakarta: CV Andi Offset. Burn, D. David. (1988). Terapi Kognitif; Pendekatan Baru Bagi Penanganan Depresi. Jakarta: Erlangga Coopersmith, Stanley. (1967). The Antecedents of Self-esteem. San Fransisco: H.Freeman and Company. Emslie, C. et.al. (2006). Men’s Account of Depression ‘Reconstructing or Resisting Hegemonic Masculinity?’. UK: University of Westminster. Herlina; Asmijati dan Nurhayati. (2012). Karakteristik Sikap Ibu dengan Kejadian anak Sindrom Down. Jakarta: Jurnal Health Quality Vol.3. No.1 November 2012 Hoffnung, R.J dan Seifert, K.L. (1997). Child and Development, 4th Edition. Boston: Houghton Mifflin Irawaty, N dan Hajat, N. (2012). Hubungan Antara Harga Diri (Self-esteem) dengan Prestasi Belajar pada Siswa SMKN 48 di Jakarta Timur: Ecosains Volume X. Nomor 2 Agustus 2012.
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Irdawati dan Muh, A. (2009). Sindrom Down pada Anak diTinjau dari Segi Biomedik dan Penatalaksanaannya: Berita Ilmu Keperawatan ISSN 19792697 Vol 2. No.1 Maret 2009; hal 47-50 Kartono, Kartini. (1992). Psikologi Wanita; Mengenal Wanita Sebagai Ibu dan Nenek Jilid 2. Bandung: Mundur Maju. Killmartin, Christopher. (2005). Depression In Men:Communication,Diagnosis and Therapy. USA: Published by Elsevier Ireland Ltd. Vol. 2, No. 1, pp. 95–99, March 2005 Lubis, L.N. (2009). Depresi, Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Mangunsong, Frieda. (1998). Psikologi Pendidikan Anak Luar Biasa. Depok: LPSP3 UI Matondang, Zulkifli. (2009). Validitas dan Reliabilitas suatu Instrumen Penelitian: Jurnal Tabula Rasa PPS UniMed. Voi. 6. No.1 Juni 2009 Maulina, B. dan Suratminingsih, R. (2005). Stress diTinjau dari Harga Diri pada Ibu yang Memiliki Anak Penyandang Retardasi Mental. Sumatera Utara: Psikologia Volume I. Nomor 1. Miller, S.M. (1990). Anxiety in Children, Nature and Development: Handbook of Developmental Psychology. New York: Plerum Press Nurrachman, N. dan Bachtiar, I. (2011). Psikologi Perempuan; Pendekatan Kontekstual Indonesia. Jakarta: Universitas Atma Jaya. Prabandari, R.A.Y. (1989). Hubungan Antara Stres dan Motif Berprestasi dengan Depresi pada Mahasiswa Tingkat Lanjut. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Gajah Mada. Prasetyo, B.D. Antonius. (1994). Hubungan Antara Self-esteem dan Tipe Kepribadian A dengan Kecenderungan Depresi pada Remaja Putri. Skripsi (tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata. Purwaningsih S.A. dan Saifudin, M. (2012). Hubungan Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert dengan Depresi pada Lansia di Panti Werda Pasuruan Babat-Lamongan: Surya Vol.3. No. XIII Desember 2012 Rahman, Abdul Agus. (2013). Psikologi Sosial Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Retnowati, S. dan Aditomo, A. (2004). Perfeksionisme, Harga Diri, dan Kecenderungan Depresi pada Remaja Akhir. Yogyakarta: Jurnal Psikologi 2004, No.1, 1-14: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). (2008). Laporan Nasional 2007. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Rohmah, A.F. (2004). Pengaruh Pelatihan Harga Diri terhadap Penyesuaian Diri pada Remaja: Humanitas: Indonesia Psychological Journal Vol.1. N o.1 1 Januari 2004 53-63 Rusli, A.R; Meiyutariningsih, T. dan Endahingwarni, W. (2011). Perbedaan Depresi Pasca Melahirkan pada Ibu Primipara diTinjau dari Usia Ibu Hamil. Surabaya: Insan Vol.13. No.01 April 2011 Santoso, Agung. 2010. Statistika Untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Selikowitz, M, 2001. Down Syndrome The Facts. Newyork : Oxford University Simanjuntak, Julianto. (2012). Membangun Kesehatan Mental Keluarga dan Masa Depan Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, diLengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Spivey, L. Becky. (2006). What is Down Syndrome?. Super Duper Publication Number.16. www.superduperinc.com Sriyanti, Lilik. (2009). Membentuk Self-concept Positif pada Anak (Pendekatan Parenting Skill). Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN). Sue, David; Sue, D. dan Sue, S. (1986). Understanding Abnormal Behavior, second edition. USA: Houghton Mifflin Company. Supratiknya, A. (1995). Mengenal perilaku Abnormal. Yogyakarta : Kanisius. Supriani, Anik. (2011). Tingkat Depresi pada Lansia diTinjau dari Tipe Kepribadian dan Dukungan Sosial. Tesis (tidak diterbitkan). Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Sustyani, R.A; M.N, Supriyadi. dan SKM, Indriati P.A. (2102). Hubungan Antara Depresi dengan Kejadian Insomnia pada Lanjut Usia di Panti Werda Harapan Ibu Semarang (on-line) Widyarini, N. 2009. Seri Psikologi Populer : Kunci Pengembangan Diri. Jakarta : Elex Media Komputindo.
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sumber dari Internet BOG. (2011). Down Syndrome Tak Halangi Aurel untuk Berprestasi. http://news.liputan6.com/read/327602/down-syndrome-tak-halangi-aurel-untukberprestasi . 12 Februari 2015 http://www.about-depression.net/id/beck-depression-inventory/ 20 Juni 2014 http://www.e-psikologi.com/epsi/klinis.asp. 10 Oktober 2013 MZW.
(2012)
Jumlah
Penduduk
yang
Depresi
Meningkat.
http://health.kompas.com/read/2012/10/06/02221686/Jumlah.Penduduk.yang.Dep resi.Meningkat 20 September 2013 Novayanti. (2012). Biola Tak Berdawai. http://zanzha.blogspot.com/2012/01/biola-tak-berdawai.html 23 September 2013 POTADS. (2003). Latar Belakang Berdirinya POTADS. http://potads.or.id/about/ 23
September 2013 Shriver (2007). Causes and Prevention Down http://www.asu.edu/courses/css335/sbCauses.html . Juni 2014 Sudyusbarbassy.
(2009).
Anakku
Bukan
Syndrome
Syndrome. Down.
http://sudyusbarbassy.blogdetik.com/2009/03/27/anakku-bukan-syndrome-down/ 23 September 2013 Susanto. (2013). Wanita, Dua Kali Lebih Mudah Depresi Dibanding Pria, Kenapa?. http://health.liputan6.com/read/708245/wanita-dua-kali-lebih-mudahdepresi-dibanding-pria-kenapa Juli 2014
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN I SKALA UJI COBA 1
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh : Raisa Vienlentia
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta, Agustus 2014 Kepada: Yth. Ibu-ibu yang turut berpartisipasi Dalam penelitian ini
Dengan hormat, Saya Raisa Vienlentia dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta partisipasi dari ibu-ibu sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda. Hormat saya, Raisa Vienlentia 10/PSI/USD
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, September 2014
(..........................................)
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IDENTITAS DIRI Inisial/nama
:
Usia
:
Usia Anak
:
Status Pernikahan : o Menikah o Berpisah/ cerai o Janda Riwayat Penyakit : (jika ada)
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan Bagian I Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada kotak yang telah tersedia, yaitu: SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda
TS
: bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda
STS : bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda Contoh: No Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
1
Disaat saya sedih, saya akan mencari
S
TS
STS
kegiatan yang menyenangkan
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAGIAN I No
Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
1
Setelah menyusun rencana saya akan melaksanakan rencana itu dengan baik
2
Saya senang menjadi ibu dari anak dengan tuna grahita
3
Saya selalu diterima dalam lingkungan dan kelompok manapun
4
Banyak hal yang telah saya lakukan membanggakan orang lain
5
Saya dapat bertahan dalam lingkungan rumah ketika tuntutan masyarakat sekitar dirasa terlalu berat
6
Saya mengikuti kegiatan lain (kebaktian,syukuran) yang diadakan oleh masjid/ gereja/ wihara/ pura dilingkungan rumah saya
7
Saya hanya menjadi anggota biasa dalam kelompok yang saya ikuti
8
Orang lain sulit menerima keberadaan saya dan anak saya
9
Ketika marah pada anak, saya menyampaikan kemarahan saya dengan cara yang baik
10
Saya merasa terganggu saat beraktivitas ketika anak berada disamping saya
123
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Saya mengandalkan asisten rumah tangga dalam menyelesaikan kebutuhan sekolah anak saya
12
Saya merasa berat untuk melakukan sesuatu yang telah saya rencanakan
13
Saya bersikap acuh tak acuh terhadap orang-orang yang tidak memahami keadaan anak saya
14
Saya jarang pergi ke rumah ibadah
15
Apapun yang saya kerjakan tidak berhasil dengan baik
16
Saya tidak memberikan bantuan apapun pada rumah ibadah
17
Orang lain selalu dapat memecahkan masalahnya sendiri tanpa bantuan dari saya
18
Saya malas untuk membaca kitab suci
19
Saya merupakan orang yang kurang populer di lingkungan
20
Saat saya tidak datang dalam suatu pertemuan, teman-teman akan mencari saya
21
Terkadang saya berharap menjadi ibu dari anak yang normal
22
Saya lebih memilih dirumah dibandingkan mengikuti kegiatan
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keagamaan 23
Apapun hal yang saya lakukan kepada anak, memberikan saya kepuasan
24
Saya akan mengalihkan rasa marah dengan mendengarkan musik
25
Saya mengurus kebutuhan sekolah anak saya sendiri
26
Saya merasa semua orang mengabaikan keadaan saya dan anak saya
27
Saya sulit membagi waktu untuk keluarga dan teman-teman saya
28
Saya mampu melakukan pekerjaan tanpa bantuan orang lain
29
Saya mendapat banyak perhatian dari orang lain termasuk suami, saudara dan teman-teman
30
Saya mampu melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga
31
Saya tidak bisa menahan diri untuk berteriak saat marah
32
Saya bisa menahan marah ketika orang lain memandang aneh kepada anak saya
33
Saya rajin membaca kitab suci
34
Saya merasa Tuhan sedang menghukum
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ketika masalah datang dalam hidup 35
Saya memilih diam ketika memiliki masalah dengan orang lain
36
Saya berusaha selalu ada saat orang lain membutuhkan saya
37
Saya merasa bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan termasuk anak saya
38
Saya merasa dikucilkan dan dijauhi oleh orang lain
39
Saya merasa sulit melakukan apapun yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga
40
Saya dikenal oleh banyak orang
41
Saya bersedekah ke rumah ibadah
42
Saya membutuhkan orang lain untuk membantu dalam melakukan pekerjaan saya
43
Saya tidak dapat terganggu oleh gangguan dari anak saya ketika beraktivitas
44
Saya merasa malas untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok yang saya ikuti
45
Kesalahan terus terjadi dalam setiap hal yang saya lakukan ketika saya bekerja
46
Saya selalu memiliki energi dalam
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengikuti kegiatan dalam suatu kelompok 47
Apapun yang saya rencanakan kedepannya tidak pernah saya laksanakan
48
Orang lain selalu datang menghibur ketika saya merasa sedih
49
Gagasan yang saya berikan sering ditolak oleh orang lain
50
Orang lain mudah setuju dengan gagasan-gagasan yang saya berikan
51
Saya dapat menyampaikan pendapat saya dengan cara-cara yang dapat diterima orang lain
52
Hal-hal kecil yang dilakukan anak saya selalu mengganggu saya
53
Ketika marah terhadap anak, saya tidak dapat menahan diri untuk mengomel
54
Tidak ada orang yang peduli terhadap hasil yang telah saya lakukan
55
Orang lain menerima saya apa-adanya
56
Saya dapat melakukan pekerjaan saya di rumah dengan baik meskipun anak saya sedang rewel
57
Saya tidak pernah merasa puas dengan
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hasil yang saya kerjakan pada anak 58
Kehadiran saya tidak membawa dampak bagi keluarga saya
59
Saya tidak peduli dengan keadaan orang lain
60
Saya mencari-cari alasan ketika dihadapkan pada sesuatu yang merugikan saya.
61
Saya menyadari dan merasa baik-baik saja setelah mengambil keputusan untuk urusan kesehatan anak saya
62
Saya akan selalu berusaha jujur dalam setiap perilaku dan perkataan
63
Dengan memiliki anak yang berkemampuan berbeda dari anak lain saya merasa sedih
64
Saya merasa sanggup untuk melakukan segala sesuatu yang telah direncanakan
65
Saya memilih untuk berpindah rumah ketika tuntutan masyarakat sekitar dirasa terlalu berat
66
Saya bersikap toleran terhadap orangorang yang tidak memahami keadaan anak saya
67
Saya menegur orang yang memandang
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
aneh kepada anak saya 68
Saya merupakan pribadi yang dapat diandalkan
69
Saya menjadi bagian yang penting dalam lingkungan saya
70
Orang lain menghargai bantuan yang telah saya berikan pada mereka
71
Banyak hal yang harus saya penuhi agar diterima lingkungan saya
72
Saya merasa minder untuk memperkenalkan anak saya kepada orang lain
73
Saya merasa beruntung memiliki anak yang memiliki kemampuan yang berbeda dari anak lain
74
Saya merasa kecewa setelah mengambil keputusan untuk urusan masa depan anak saya
75
Saya sering dimintai pertimbangan oleh teman-teman saya
76
Sulit bagi saya untuk dapat diterima dalam sebuah lingkungan atau komunitas
77
Saya selalu mengikuti kegiatan yang diadakan oleh kelompok yang saya ikuti
78
Saya melakukan pekerjaan rumah seperti mengurus anak dan suami dengan benar
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Saya adalah seseorang yang tidak dapat diandalkan
80
Teman-teman terkadang tidak sadar akan kehadiran saya dalam suatu pertemuan
81
Saya dapat mengurus kebutuhan sekolah anak saya dengan baik
82
Saya selalu sendirian bahkan ketika saya merasakan kesedihan
83
Saya selalu ditunjuk menjadi panitia dalam suatu event
84
Saya sulit untuk bersikap baik kepada orang yang tidak saya sukai
85
Saya menyukai suasana saat berada di rumah ibadah
86
Saya selalu menjadi peserta dalam suatu event
87
Saya merasa disukai oleh orang lain
88
Saya mencari alasan untuk tidak mengikuti kegiatan kelompok ketika saya sedang malas
89
Saya seringkali gagal mengikuti berbagai kegiatan yang dibuat dalam kelompok
90
Saya merasa sebagai orang yang berguna dalam keluarga saya
91
Saya akan membahas masalah dengan orang yang berkonflik dengan saya
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Saya sulit untuk menyampaikan pendapat dengan benar sehingga sulit diterima orang lain
93
Saya berusaha untuk selalu bersikap baik kepada semua orang
95
Saya membagi waktu dengan baik untuk keluarga dan teman-teman saya
96
Setiap hal yang saya lakukan menyusahkan orang lain
97
Saya akan berusaha berpikir positif bahkan ketika masalah datang dalam hidup saya
98
Saya mampu mengikuti kegiatan positif yang diadakan komunitas saya
99
Tidak ada yang dapat saya lakukan untuk mengubah hidup saya
100 Orang lain menerima kehadiran saya dan anak saya dengan baik
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bagian II Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada lingkaran di setiap kalimat pernyataan yang telah tersedia. Contoh: 1. o Saya banyak meluangkan waktu untuk bersenang-senang o Saya meluangkan waktu untuk bersenang-senang o Saya merasa kurang meluangkan waktu untuk bersenangsenang o Saya tidak pernah meluangkan waktu untuk bersenangsenang Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAGIAN II
1. o Saya tidak merasa sedih o Saya merasa sedih o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa mehilangkan perasaan itu o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi rasanya
2. o Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan o Saya merasa tidak ada suatu pun yang dapat saya harapkan o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan bahwa semuanya tidak akan dapat membaik
3. o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang o Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh saya hanyalah kegagalan o Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama seperti sebelumnya o Saya tidak lagi menikmati banyak hal, seperti yang pernah saya rasakan dulu o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5. o Saya tidak terlalu merasa bersalah o Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu o Saya merasa bersalah hampir diseluruh waktu o Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum o Saya pikir saya akan dihukum o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7. o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri o Saya kecewa dengan diri saya sendiri o Saya muak terhadap diri saya sendiri o Saya membenci diri saya sendiri
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. o Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain o Saya mencela diri saya sendiri karena kelemahankelemahan atau kesalahan saya o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan saya o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi
9. o Saya tidak punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya tidak akan melakukannnya o Saya ingin bunuh diri o Saya akan bunuh diri jika ada kesempatan
10. o Saya tidak banyak menangis dibandingkan biasanya o Sekarang saya lebih banyak menangis daripada sebelumnya o Sekarang saya menangis sepanjang waktu o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak lagi dapat menangis walaupun saya menginginkannya
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. o Saya tidak terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu saya o Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12. o Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya o Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13. o Saya mengambil keputusan hampir sama baiknya dengan yang biasa saya lakukan o Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari yag biasa saya lakukan o Saya mengalami kesulitan yang lebih besar dalam mengambil keputusan daripada sebelumnya o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusankeputusan lagi
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14. o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari yang biasanya o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik
15. o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk melakukan sesuatu o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16. o Saya dapat tidur seperti biasa o Tidur saya tidak senyenyak biasanya o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar sekali untuk bisa tidur kembali o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya serta tidak dapat tidur kembali
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17. o Saya tidak merasa lelah seperti biasanya o Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya o Saya merasa lelah setelah mealkukan apa saja o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18. o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk o Saya tidak memiliki nafsu makan lagi
19. o Berat badan saya tidak turun banyak, atau bahkan tetap akhir-akhir ini o Berat badan saya turun lebih dari 2,5 kilogram o Berat badan saya turun lebih dari 5 kilogram o Berat badan saya turun lebih dari 7,5 kilogram
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya daripada biasanya o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan tidak enak badan, atau perut mual, dan sembelit o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk memikirkan banyak hal lainnya o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya
21. o Saya tidak melihat adanya perubahan dalam minat saya terhadap seks o Saya kurang berminat dibidang seks dibandingkan biasanya o Kini saya sangat kurang berminat terhadap seks o Saya telah kehilangan minat terhadap seks sama sekali
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA UJI COBA 2
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh : Raisa Vienlentia
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta, Agustus 2014 Kepada: Yth. Ibu-ibu yang turut berpartisipasi Dalam penelitian ini
Dengan hormat, Saya Raisa Vienlentia dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta partisipasi dari ibu-ibu sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda. Hormat saya, Raisa Vienlentia 10/PSI/USD
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, September 2014
(..........................................)
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IDENTITAS DIRI Inisial/nama
:
Usia
:
Usia Anak
:
Status Pernikahan : o Menikah o Berpisah/ cerai o Pasangan meninggal Riwayat Penyakit : (jika ada)
Sebutkan anggota keluarga yang tinggal dengan anda saat ini : o Orangtua o Mertua o Suami o Anak o Lainnya (sebutkan) ____________________________________ ____
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada lingkaran di setiap kalimat pernyataan yang telah tersedia. Contoh: 1. o Saya banyak meluangkan waktu untuk bersenang-senang o Saya meluangkan waktu untuk bersenang-senang o Saya merasa kurang meluangkan waktu untuk bersenangsenang o Saya tidak pernah meluangkan waktu untuk bersenangsenang Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAGIAN II
1. o Saya tidak merasa sedih o Saya merasa sedih o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa mehilangkan perasaan itu o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga sayatidak tahan lagi rasanya
2. o Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan o Saya merasa tidak ada suatu pun yang dapat saya harapkan o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan bahwa semuanya tidak akan dapat membaik
3. o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang o Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh saya hanyalah kegagalan o Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama seperti sebelumnya o Saya tidak lagi menikmati banyak hal, seperti yang pernah saya rasakan dulu o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya
5. o Saya tidak terlalu merasa bersalah o Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu o Saya merasa bersalah hampir diseluruh waktu o Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum o Saya pikir saya akan dihukum o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7. o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri o Saya kecewa dengan diri saya sendiri o Saya muak terhadap diri saya sendiri o Saya membenci diri saya sendiri
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. o Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain o Saya mencela diri saya sendiri karena kelemahankelemahan atau kesalahan saya o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan saya o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi
9. o Saya tidak pernah punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya yakin tidak akan melakukannnya o Saya terkadang merasa ingin bunuh diri o Saya merasa akan bunuh diri jika ada kesempatan
10. o Saya tidak banyak menangis dibandingkan biasanya o Sekarang saya lebih banyak menangis daripada sebelumnya o Sekarang saya menangis sepanjang waktu o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak lagi dapat menangis walaupun saya menginginkanny
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. o Saya tidak terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu saya o Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12. o Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya o Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13. o Saya mengambil keputusan hampir sama baiknya dengan yang biasa saya lakukan o Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari yag biasa saya lakukan o Saya mengalami kesulitan yang lebih besar dalam mengambil keputusan daripada sebelumnya o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusankeputusan lagi
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14. o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari yang biasanya o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik
15. o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk melakukan sesuatu o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16. o Saya dapat tidur seperti biasa o Tidur saya tidak senyenyak biasanya o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar sekali untuk bisa tidur kembali o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya serta tidak dapat tidur kembali
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17. o Saya tidak merasa lelah seperti biasanya o Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya o Saya merasa lelah setelah mealkukan apa saja o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18. o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk o Saya tidak memiliki nafsu makan lagi
19. o Berat badan saya tidak turun banyak, atau bahkan tetap akhir-akhir ini o Saya kehilangan berat badan mungkin lebih dari 2,5 kilogram o Saya kehilangan berat badan sekitar lebih dari 5 kilogram o Saya kehilangan berat badan kira-kira lebih dari 7,5 kilogram
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya daripada biasanya o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan tidak enak badan, atau perut mual, dan sembelit o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk memikirkan banyak hal lainnya o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya
21. o Saya tidak melihat ada perubahan dalam minat saya terhadap hubungan seksual dengan pasangan saya o Saya menjadi kurang tertarik terhadap hubungan seksual dibandingkan sebelumnya o Saya hampir tidak tertarik pada hubungan seksual o Saya kehilangan ketertarikan pada hubungan seksual
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SELESAI (silahkan cek kembali apakah Anda sudah mengisi identitas dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewat)
TERIMA KASIH
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN II RELIABILITAS SKALA
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA DEPRESI TRY OUT 2 SKALA DEPRESI TRYOUT 2
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 35
100.0
0
.0
35
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.821
21
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
a1
.26
.443
35
a2
.06
.236
35
a3
.14
.430
35
a4
.14
.355
35
a5
.66
.591
35
a6
.60
.651
35
a7
.14
.355
35
a8
.51
.951
35
a9
.09
.284
35
a10
.29
.750
35
a11
.40
.553
35
a12
.09
.284
35
a13
.29
.572
35
a14
.29
.667
35
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a15
.74
.657
35
a16
.46
.780
35
a17
.63
.731
35
a18
.29
.458
35
a19
.03
.169
35
a20
.74
.780
35
a21
.40
.651
35
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
a1
6.97
30.440
.304
.817
a2
7.17
30.382
.649
.811
a3
7.09
29.728
.471
.811
a4
7.09
30.022
.508
.811
a5
6.57
29.429
.365
.814
a6
6.63
28.887
.402
.812
a7
7.09
30.492
.384
.815
a8
6.71
25.622
.581
.802
a9
7.14
30.773
.403
.815
a10
6.94
28.938
.325
.818
a11
6.83
29.852
.325
.816
a12
7.14
30.714
.422
.815
a13
6.94
29.879
.306
.817
a14
6.94
28.350
.468
.809
a15
6.49
28.787
.412
.812
a16
6.77
27.593
.478
.808
a17
6.60
27.482
.536
.804
a18
6.94
29.879
.406
.813
a19
7.20
31.459
.335
.819
a20
6.49
27.139
.538
.804
a21
6.83
31.499
.027
.832
Scale Statistics
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mean 7.23
Variance 32.123
Std. Deviation
N of Items
5.668
21
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA SELF-ESTEEM
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 35
100.0
0
.0
35
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.919
100
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
a1
2.23
.646
35
a2
1.83
.707
35
a3
2.09
.562
35
a4
2.00
.485
35
a5
1.94
.684
35
a6
2.26
.505
35
a7
.97
.514
35
a8
2.11
.758
35
a9
2.17
.568
35
a10
1.74
1.094
35
a11
2.29
.667
35
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a12
2.00
.642
35
a13
1.77
.808
35
a14
2.23
.731
35
a15
2.20
.719
35
a16
2.31
.676
35
a17
1.46
.780
35
a18
2.14
.648
35
a19
1.89
.758
35
a20
1.69
.676
35
a21
1.17
.664
35
a22
2.06
.838
35
a23
2.00
.686
35
a24
1.74
.780
35
a25
2.00
.804
35
a26
2.26
.741
35
a27
1.83
.747
35
a28
1.86
.772
35
a29
2.23
.646
35
a30
2.20
.719
35
a31
2.00
.642
35
a32
2.00
.642
35
a33
1.91
.445
35
a34
1.83
.822
35
a35
1.26
.852
35
a36
1.97
.568
35
a37
2.49
.507
35
a38
2.46
.561
35
a39
2.26
.505
35
a40
1.74
.505
35
a41
2.09
.373
35
a42
1.43
.608
35
a43
1.40
.775
35
a44
2.23
.547
35
a45
2.14
.648
35
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a46
1.74
.701
35
a47
2.23
.426
35
a48
1.89
.631
35
a49
2.14
.550
35
a50
1.54
.611
35
a51
1.94
.482
35
a52
2.09
.702
35
a53
1.69
.758
35
a54
2.14
.550
35
a55
2.34
.539
35
a56
1.89
.583
35
a57
1.63
.770
35
a58
2.06
.765
35
a59
2.14
.733
35
a60
1.89
.758
35
a61
1.86
.648
35
a62
2.51
.507
35
a63
1.94
.591
35
a64
1.97
.453
35
a65
2.37
.646
35
a66
2.11
.323
35
a67
1.60
.695
35
a68
1.66
.639
35
a69
1.43
.608
35
a70
2.17
.382
35
a71
1.54
.817
35
a72
2.26
.657
35
a73
1.80
.677
35
a74
2.09
.507
35
a75
1.69
.631
35
a76
2.17
.453
35
a77
1.83
.568
35
a78
2.17
.568
35
a79
2.11
.631
35
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a80
1.97
.618
35
a81
2.00
.542
35
a82
1.83
.664
35
a83
1.26
.657
35
a84
1.83
.785
35
a85
2.17
.568
35
a86
1.74
.505
35
a87
1.83
.568
35
a88
1.77
.770
35
a89
1.80
.719
35
a90
2.14
.494
35
a91
1.49
.781
35
a92
2.14
.601
35
a93
2.37
.490
35
a94
2.14
.550
35
a95
2.14
.494
35
a96
2.40
.553
35
a97
2.31
.471
35
a98
2.09
.373
35
a99
2.20
.632
35
a100
2.43
.608
35
Scale Statistics Mean
Variance
196.54
460.373
Std. Deviation
N of Items
21.456
100
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Scale Variance if Deleted
Item Deleted
Corrected Item-
Cronbach's Alpha
Total Correlation
if Item Deleted
a1
194.31
454.281
.206
.919
a2
194.71
461.328
-.048
.921
a3
194.46
448.491
.486
.918
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a4
194.54
450.432
.471
.918
a5
194.60
453.659
.215
.919
a6
194.29
451.151
.418
.918
a7
195.57
464.429
-.195
.921
a8
194.43
445.605
.443
.918
a9
194.37
452.476
.313
.919
a10
194.80
441.518
.384
.918
a11
194.26
451.020
.314
.919
a12
194.54
448.197
.433
.918
a13
194.77
441.652
.532
.917
a14
194.31
442.987
.548
.917
a15
194.34
445.232
.482
.918
a16
194.23
443.652
.571
.917
a17
195.09
442.492
.526
.917
a18
194.40
441.718
.669
.917
a19
194.66
440.997
.590
.917
a20
194.86
454.950
.172
.920
a21
195.37
455.946
.141
.920
a22
194.49
446.551
.370
.918
a23
194.54
452.961
.238
.919
a24
194.80
454.518
.158
.920
a25
194.54
454.844
.142
.920
a26
194.29
444.034
.505
.918
a27
194.71
449.622
.322
.919
a28
194.69
452.575
.219
.919
a29
194.31
453.281
.243
.919
a30
194.34
451.173
.284
.919
a31
194.54
452.961
.256
.919
a32
194.54
450.020
.365
.918
a33
194.63
452.299
.416
.918
a34
194.71
468.681
-.252
.923
a35
195.29
459.622
.001
.921
a36
194.57
452.664
.306
.919
a37
194.06
451.114
.418
.918
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a38
194.09
443.904
.684
.917
a39
194.29
447.916
.570
.918
a40
194.80
450.635
.442
.918
a41
194.46
453.491
.424
.919
a42
195.11
468.692
-.330
.922
a43
195.14
452.303
.227
.919
a44
194.31
451.163
.384
.918
a45
194.40
452.659
.264
.919
a46
194.80
449.929
.335
.919
a47
194.31
450.339
.545
.918
a48
194.66
449.526
.390
.918
a49
194.40
449.424
.457
.918
a50
195.00
457.000
.115
.920
a51
194.60
454.424
.278
.919
a52
194.46
452.726
.240
.919
a53
194.86
442.244
.551
.917
a54
194.40
442.776
.747
.917
a55
194.20
449.635
.457
.918
a56
194.66
454.997
.203
.919
a57
194.91
454.551
.159
.920
a58
194.49
459.022
.023
.921
a59
194.40
449.247
.341
.919
a60
194.66
451.997
.242
.919
a61
194.69
452.339
.276
.919
a62
194.03
453.734
.295
.919
a63
194.60
457.365
.105
.920
a64
194.57
454.899
.273
.919
a65
194.17
448.146
.432
.918
a66
194.43
453.664
.480
.918
a67
194.94
454.114
.195
.919
a68
194.89
452.928
.259
.919
a69
195.11
448.398
.451
.918
a70
194.37
451.829
.517
.918
a71
195.00
464.588
-.139
.922
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a72
194.29
453.328
.236
.919
a73
194.74
459.608
.011
.920
a74
194.46
447.550
.586
.918
a75
194.86
456.008
.147
.920
a76
194.37
447.240
.675
.917
a77
194.71
454.798
.217
.919
a78
194.37
451.005
.375
.918
a79
194.43
440.664
.729
.916
a80
194.57
442.782
.662
.917
a81
194.54
457.020
.132
.920
a82
194.71
459.151
.027
.920
a83
195.29
447.445
.449
.918
a84
194.71
444.210
.470
.918
a85
194.37
466.593
-.267
.921
a86
194.80
452.988
.331
.919
a87
194.71
453.151
.285
.919
a88
194.77
452.240
.230
.919
a89
194.74
450.255
.314
.919
a90
194.40
455.953
.198
.919
a91
195.06
462.467
-.080
.921
a92
194.40
449.365
.418
.918
a93
194.17
453.029
.340
.919
a94
194.40
451.306
.375
.918
a95
194.40
447.894
.586
.918
a96
194.14
446.303
.589
.917
a97
194.23
451.593
.428
.918
a98
194.46
453.314
.435
.918
a99
194.34
444.938
.564
.917
a100
194.11
445.928
.548
.917
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN III SKALA PENELITIAN
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh : Raisa Vienlentia
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta, Agustus 2014 Kepada: Yth. Ibu-ibu yang turut berpartisipasi Dalam penelitian ini
Dengan hormat, Saya Raisa Vienlentia dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sehubungan dengan penelitian dalam rangka tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, perkenankanlah saya meminta partisipasi dari ibu-ibu sekalian untuk meluangkan waktu mengisi kuisioner berikut ini. Kuisioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan anda diminta untuk memberi tanggapan terhadap pernyataan tersebut. Semua tanggapan yang anda berikan akan dijaga kerahasiaannya. Oleh sebab itu, saya mengharapkan anda untuk menjawab sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Tidak ada penilaian benar atau salah. Anda diharapkan untuk menanggapi semua pernyataan. Jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih atas partisipasi anda. Hormat saya, Raisa Vienlentia 10/PSI/USD
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, tetapi dengan sukarela demi sumbangsih pada ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini tanpa mencantumkan identitas saya.
Yogyakarta, September 2014
(..........................................)
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IDENTITAS DIRI Inisial/nama
:
Usia
:
Usia Anak
:
Status Pernikahan : o Menikah o Berpisah/ cerai o Pasangan meninggal Riwayat Penyakit : (jika ada) Sebutkan anggota keluarga yang tinggal dengan anda saat ini : o Orangtua o Mertua o Suami o Anak o Lainnya (sebutkan) ____________________________________ ____
Keterangan : Beri tanda silang (x) pada pernyataan yang sesuai
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bagian I Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada kotak yang telah tersedia, yaitu: SS
: bila pernyataan tersebut “Sangat Sesuai” dengan diri anda
S
: bila pernyataan tersebut “Sesuai” dengan diri anda
TS
: bila pernyataan tersebut “Tidak Sesuai” dengan diri anda
STS : bila pernyataan tersebut “Sangat Tidak Sesuai” dengan diri anda Contoh: No Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
1
Disaat saya sedih, saya akan mencari
S
TS
STS
kegiatan yang menyenangkan
Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai denag diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
1
Saya selalu diterima dalam lingkungan dan komunitas manapun
2
Banyak hal yang telah saya lakukan membanggakan orang lain
3
Saya mengikuti kegiatan lain (kebaktian,syukuran) yang diadakan oleh masjid/ gereja/ wihara/ pura dilingkungan rumah saya
4
Orang lain sulit menerima keberadaan saya dan anak saya
5
Ketika marah pada anak, saya menyampaikan kemarahan saya dengan cara yang baik
6
Saya merasa terganggu saat beraktivitas ketika anak berada disamping saya
7
Saya mengandalkan asisten rumah tangga dalam menyelesaikan kebutuhan sekolah anak saya
8
Saya merasa berat untuk melakukan sesuatu yang telah saya rencanakan
9
Saya bersikap acuh tak acuh terhadap orang-orang yang tidak memahami keadaan anak saya
10
Saya jarang pergi ke rumah ibadah
171
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Apapun yang saya kerjakan tidak berhasil dengan baik
12
Saya tidak memberikan bantuan apapun pada rumah ibadah
13
Orang lain selalu dapat memecahkan masalahnya sendiri tanpa bantuan dari saya
14
Saya malas untuk membaca kitab suci
15
Saya merupakan orang yang kurang populer di lingkungan
16
Saya lebih memilih dirumah dibandingkan mengikuti kegiatan keagamaan
17
Saya merasa semua orang mengabaikan keadaan saya dan anak saya
18
Saya sulit membagi waktu untuk keluarga dan teman-teman saya
19
Saya bisa menahan marah ketika orang lain memandang aneh kepada anak saya
20
Saya rajin membaca kitab suci
21
Saya berusaha selalu ada saat orang lain membutuhkan saya
22
Saya merasa bersyukur atas apa yang diberikan Tuhan termasuk anak saya
23
Saya merasa dikucilkan dan dijauhi oleh orang lain
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Saya merasa sulit melakukan apapun yang berhubungan dengan pekerjaan rumah tangga
25
Saya dikenal oleh banyak orang
26
Saya bersedekah ke rumah ibadah
27
Saya merasa malas untuk mengikuti kegiatan yang diadakan oleh komunitas yang saya ikuti
28
Saya selalu memiliki energi dalam mengikuti kegiatan dalam suatu kelompok
29
Apapun yang saya rencanakan kedepannya tidak pernah saya laksanakan
30
Orang lain selalu datang menghibur ketika saya merasa sedih
31
Gagasan yang saya berikan sering ditolak oleh orang lain
32
Ketika marah terhadap anak, saya tidak dapat menahan diri untuk mengomel
33
Tidak ada orang yang peduli terhadap hasil yang telah saya lakukan
34
Orang lain menerima saya apa-adanya
35
Saya tidak peduli dengan keadaan orang lain
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Saya memilih untuk berpindah rumah ketika tuntutan masyarakat sekitar dirasa terlalu berat
37
Saya bersikap toleran terhadap orangorang yang tidak memahami keadaan anak saya
38
Saya menjadi bagian yang penting dalam komunitas saya
39
Orang lain menghargai bantuan yang telah saya berikan pada mereka
40
Saya merasa kecewa setelah mengambil keputusan untuk urusan masa depan anak saya
41
Sulit bagi saya untuk dapat diterima dalam sebuah lingkungan atau komunitas
42
Saya melakukan pekerjaan rumah seperti mengurus anak dan suami dengan benar
43
Saya adalah seseorang yang tidak dapat diandalkan
44
Teman-teman terkadang tidak sadar akan kehadiran saya dalam suatu pertemuan
45
Saya selalu ditunjuk menjadi panitia dalam suatu event dalam komunitas
46
Saya sulit untuk bersikap baik kepada orang yang tidak saya sukai
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Saya selalu menjadi peserta dalam suatu event
48
Saya seringkali gagal mengikuti berbagai kegiatan yang dibuat dalam komunitas
49
Saya sulit untuk menyampaikan pendapat dengan benar sehingga sulit diterima orang lain
50
Saya berusaha untuk selalu bersikap baik kepada semua orang
51
Saya dapat mengubah banyak hal dalam hidup, meskipun saya memiliki anak yang berbeda dengan yang lain
52
Saya membagi waktu dengan baik untuk keluarga dan teman-teman saya
53
Setiap hal yang saya lakukan menyusahkan orang lain
54
Saya akan berusaha berpikir positif bahkan ketika masalah datang dalam hidup saya
55
Saya mampu mengikuti kegiatan positif yang diadakan komunitas saya
56
Tidak ada yang dapat saya lakukan untuk mengubah hidup saya
57
Orang lain menerima kehadiran saya dan anak saya dengan baik
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Petunjuk Pengerjaan Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat dan teliti. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan kondisi anda dengan memberi tanda checklist () pada lingkaran di setiap kalimat pernyataan yang telah tersedia. Contoh: 21. o Saya banyak meluangkan waktu untuk bersenang-senang o Saya meluangkan waktu untuk bersenang-senang o Saya merasa kurang meluangkan waktu untuk bersenangsenang o Saya tidak pernah meluangkan waktu untuk bersenangsenang Anda bebas untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan diri anda sendiri, tidak ada jawaban benar atau salah
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAGIAN II
1. o Saya tidak merasa sedih o Saya merasa sedih o Sepanjang waktu saya sedih dan tidak bisa mehilangkan perasaan itu o Saya demikian sedih atau tidak bahagia sehingga saya tidak tahan lagi rasanya
2. o Saya tidak terlalu berkecil hati mengenai masa depan o Saya merasa kecil hati mengenai masa depan o Saya merasa tidak ada suatu pun yang dapat saya harapkan o Saya merasa bahwa masa depan saya tanpa harapan dan bahwa semuanya tidak akan dapat membaik
3. o Saya tidak menganggap diri saya sebagai orang yang gagal o Saya merasa bahwa saya telah gagal lebih daripada kebanyakan orang o Saat saya menengok masa lalu, maka yang terlihat oleh saya hanyalah kegagalan o Saya merasa bahwa saya adalah orang yang gagal total
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. o Saya memperoleh banyak kepuasan dari hal-hal yang saya lakukan, sama seperti sebelumnya o Saya tidak lagi menikmati banyak hal, seperti yang pernah saya rasakan dulu o Saya tidak memperoleh kepuasan sejati dari apapun lagi o Saya tidak puas atau bosan dengan segalanya 5. o Saya tidak terlalu merasa bersalah o Saya agak merasa bersalah disebagian besar waktu o Saya merasa bersalah hampir diseluruh waktu o Saya merasa bersalah sepanjang waktu
6. o Saya tidak merasa seolah saya sedang dihukum o Saya merasa mungkin saya sedang dihukum o Saya pikir saya akan dihukum o Saya merasa bahwa saya sedang dihukum
7. o Saya tidak merasa kecewa terhadap diri saya sendiri o Saya kecewa dengan diri saya sendiri o Saya muak terhadap diri saya sendiri o Saya membenci diri saya sendiri
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. o Saya tidak merasa lebih buruk daripada orang lain o Saya mencela diri saya sendiri karena kelemahankelemahan atau kesalahan saya o Saya menyalahkan diri saya sepanjang waktu karena kesalahan-kesalahan saya o Saya menyalahkan diri saya untuk semua hal buruk yang terjadi 9. o Saya tidak pernah punya sedikitpun pikiran untuk bunuh diri o Saya mempunyai pikiran-pikiran untuk bunuh diri, namun saya yakin tidak akan melakukannnya o Saya terkadang merasa ingin bunuh diri o Saya merasa akan bunuh diri jika ada kesempatan
10. o Saya tidak banyak menangis dibandingkan biasanya o Sekarang saya lebih banyak menangis daripada sebelumnya o Sekarang saya menangis sepanjang waktu o Biasanya saya mampu menangis, namun kini saya tidak lagi dapat menangis walaupun saya menginginkannya
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. o Saya tidak terganggu oleh berbagai hal dibandingkan biasanya o Kini saya sedikit lebih pemarah daripada biasanya o Saya agak jengkel atau terganggu disebagian besar waktu saya o Kini saya merasa jengkel sepanjang waktu
12. o Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain o Saya agak kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya o Saya kehilangan hampir seluruh minat saya pada orang lain o Saya telah kehilangan seluruh minat saya pada orang lain
13. o Saya mengambil keputusan hampir sama baiknya dengan yang biasa saya lakukan o Saya menunda mengambil keputusan lebih sering dari yag biasa saya lakukan o Saya mengalami kesulitan yang lebih besar dalam mengambil keputusan daripada sebelumnya o Saya sama sekali tidak dapat mengambil keputusankeputusan lagi
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14. o Saya tidak merasa bahwa keadaan saya tampak lebih buruk dari yang biasanya o Saya khawatir saya tampak tua atau tidak menarik o Saya merasa bahwa ada perubahan-perubahan yang permanen dalam penampilan saya sehingga membuat saya tampak tidak menarik
15. o Saya dapat bekerja sama baiknya dengan waktu-waktu sebelumnya o Saya membutuhkan suatu usaha ekstra untuk melakukan sesuatu o Saya harus memaksa diri sekuat tenaga untuk melakukan sesuatu o Saya tidak mampu mengerjakan apapun lagi
16. o Saya dapat tidur seperti biasa o Tidur saya tidak senyenyak biasanya o Saya bangun 1-2 jam lebih awal dari biasanya dan merasa sukar sekali untuk bisa tidur kembali o Saya bangun beberapa jam lebih awal daripada biasanya serta tidak dapat tidur kembali
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17. o Saya tidak merasa lelah seperti biasanya o Saya merasa lebih mudah lelah dari biasanya o Saya merasa lelah setelah mealkukan apa saja o Saya terlalu lelah untuk melakukan apapun
18. o Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari biasanya o Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya o Nafsu makan saya kini jauh lebih buruk o Saya tidak memiliki nafsu makan lagi
19. o Berat badan saya tidak turun banyak, atau bahkan tetap akhir-akhir ini o Saya kehilangan berat badan mungkin lebih dari 2,5 kilogram o Saya kehilangan berat badan sekitar lebih dari 5 kilogram o Saya kehilangan berat badan kira-kira lebih dari 7,5 kilogram
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. o Saya tidak lebih cemas mengenai kesehatan saya daripada biasanya o Saya cemas mengenai masalah-masalah fisik seperti rasa sakit dan tidak enak badan, atau perut mual, dan sembelit o Saya sangat cemas mengenai masalah-masalah fisik dan sukar untuk memikirkan banyak hal lainnya o Saya begitu cemas mengenai masalah-masalah fisik saya sehingga tidak dapat berpikir tentang hal lainnya
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SELESAI (silahkan cek kembali apakah Anda sudah mengisi identitas dan jangan sampai ada pernyataan yang terlewat)
TERIMA KASIH
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN IV HASIL PENELITIAN
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk Sig.
Statistic
df
Sig.
Skor_Total_BDI
.126
40
.111
.898
40
.002
Skor_Total_Self_Esteem
.128
40
.099
.982
40
.762
a. Lilliefors Significance Correction
2) Uji Linearitas ANOVA Table Sum of
Mean
Squares Skor_Total_BDI *
Between
(Combined)
Skor_Total_Self_Este Groups
Linearity
em
Deviation from Linearity Within Groups Total
df
Square
R Squared
186
Sig.
1161.875
26
44.688
2.456
.046
219.877
1
219.877
12.086
.004
941.998
25
37.680
2.071
.086
236.500
13
18.192
1398.375
39
Measures of Association R
F
Eta
Eta Squared
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Measures of Association R Skor_Total_BDI * Skor_Total_Self_Esteem
R Squared -.397
.157
187
Eta
Eta Squared .912
.831
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Hasil Penelitian
1) Uji Korelasi
Correlations Skor_Total_Self_ Esteem Spearman's rho
Skor_Total_Self_Esteem
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Skor_Total_BDI
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Skor_Total_BDI 1.000
-.366*
.
.020
40
40
-.366*
1.000
.020
.
40
40
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
2) Uji U pada Tingkat Depresi dan Usia Subjek
Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Skor_Total_BDI
40
6.88
5.988
0
23
Kategori_Usia_Subjek
40
1.80
.405
1
2
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ranks Kategori_Usia_Subj ek Skor_Total_BDI
N
Mean Rank
Dewasa_Awal
Sum of Ranks
8
23.75
190.00
Dewasa_Madya
32
19.69
630.00
Total
40
Test Statisticsb Skor_Total_BDI Mann-Whitney U
102.000
Wilcoxon W
630.000
Z
-.882
Asymp. Sig. (2-tailed)
.378
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.396a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kategori_Usia_Subjek
3) Uji U pada Tingkat Self-Esteem dan Status Subjek
Descriptive Statistics N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
Skor_Total_Self_Esteem
40
109.85
13.118
79
138
Kategori_Status_Pernikahan
40
1.40
.496
1
2
Ranks Kategori_Status_Pernikahan Skor_Total_Self_Esteem
Menikah
N
Mean Rank 24
189
22.33
Sum of Ranks 536.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Janda Karena Pasangan Meninggal/Bercerai Total
40
Test Statisticsb Skor_Total_Self_ Esteem Mann-Whitney U
148.000
Wilcoxon W
284.000
Z
16
-1.216
Asymp. Sig. (2-tailed)
.224
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]
.233a
a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kategori_Status_Pernikahan
190
17.75
284.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN V SURAT-SURAT
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI