PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS (PSYCHOLOGICAL WELLBEING) PADA ORANG TUA YANG HIDUP DALAM KEMISKINAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S. Psi.) Program Studi Psikologi
Oleh: RARA PISCA DEWI NIM : 079114133
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Jika ingin memperoleh kesuksesan janganlah hanya menjadi seorang pemimpi tapi jadilah pribadi penuh aksi.
Seseorang dinyatakan gagal ketika seseorang itu menyerah. Ketika seseorang masih terus berusaha meskipun terasa berat, tetap berjalan walaupun terseok, bangkit kembali setelah terjatuh seseorang tersebut dapat diakatakan sukses dalam kehidupan. Kesuksesan bukan hanya terletak pada kekayaan materi tetapi juga kekayaan hati dan kemauan untuk terus berjuang.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang yang dengan tulus mencintaiku
Kedua orang tuaku Bapak Yohanes Jumbidi dan Ibu Fransisca Surami yang selalu menjadi cahaya dalam hidupku dan selalu menerangi jiwaku sehingga aku tidak pernah tersesat dan terjatuh dalam gelap. Kedua saudaraku Veronica Isnawati dan Mikael Mario Putra Prapaska yang telah membakar semangatku untuk menjadi yang terbaik. Kalian adalah obor bagiku, tak hanya menyala memberi terang tetapi juga menghangatkan jiwaku. Penguasa Hatiku Yusup Agung Joko Nugroho yang hadir dalam hidupku untuk menjadi pelangi jiwaku, memberikan berbagai macam warna indah yang tak pernah kulihat sebelumnya. Sahabat-sahabatku yang telah meninggalkan jejak-jejak indah dalam perjalanan kita bersama.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS (PSYCHOLOGICAL WELLBEING) PADA ORANG TUA YANG HIDUP DALAM KEMISKINAN
Rara Pisca Dewi
ABSTRAK
Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dan bertujuan untuk mendeskripsikan kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan. Subjek dalam penelitian ini adalah suami maupun istri yang belum maupun sudah memiliki anak. Kesehatan mental sangat diperlukan sejak awal hidup berkeluarga agar dapat membangun keluarga yang sejahtera dan sehat mental terlebih pada orang tua yang sudah memiliki anak karena orang tua memiliki peran penting dalam perkembangan mental anak. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dan berusia antara 24-40 tahun yang terdiri dari 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian teridentifikasi memiliki kesejahteraan psikologis. Hal tersebut ditunjukkan subjek dengan memenuhi kriteria orang yang memiliki kesejahteraan psikologis yang meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi. Adanya kesejahteraan psikologis pada subjek penelitian diharapkan dapat membuat subjek memiliki kesehatan mental yang baik. Kesehatan mental perlu ditingkatkan agar subjek menjadi lebih produktif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup.
Kata kunci : orang tua yang hidup dalam kemiskinan, kesejahteraan psikologis
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PSYCHOLOGICAL WELLBEING ON PARENTS WHO LIVE IN POVERTY
Rara Pisca Dewi
ABSTRACT
This research has a qualitative descriptive design which meant to describe the psychological wellbeing on parents who live in poverty. Subject in this research are husband or wife who has or has no children. Mental health is extreamly needed from the first time they start the family life so that it can help on building a good mentally healthy family and have well being, especially to the parents because parents have an important role in children mental development. The research involving six subject that consist of three subject female and three subject men which has average rate in between 24-40 years old. The data were collected using interview methods. The result shows that subject in this research have psychological well-being. It is shown by subject by fulfilment the criteria of a person who has psychological well being which contains self acceptance, enviromental mastery, positive relations, purpose in life, personal growth, and autonomy. The existance of psychological well-being is expected to make the subject owns a good mental health. Mental health need to be promoted to make subject more productive, so that it expected to increase the life level.
Key words: parents who live in poverty, psychological well-being
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa karena berkat karunia dan cinta kasihNya, sehingga skripsi yang berjudul “Kesejahteraan Psikologis (Psychological Wellbeing) Pada Orang Tua Yang Hidup Dalam Kemiskinan” ini dapat terselesaikan. Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik tidak terlepas dari kerjasama, bantuan, gagasan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Psikologi atas kesempatan yang telah diberikan selama proses studi. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Psi., selaku Ketua Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 3. Ibu Aquillina Tanti Arini, S.Psi, M.si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan waktunya, dorongan, bimbingan, saran dan kesabaran selama proses penulisan skripsi ini. 4. Bapak Y. Heri Widodo, Ibu A. Tanti Arini, S. Psi, M.si, Ibu M.M Nimas Eki S.Psi., M.Si dan Bapak V. Didik Suryo Hartoko, S. Psi., M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis menempuh kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan pengetahuan, ilmu, dan pengalamannya kepada penulis. 6. Mas Gandung, Pak Gi, Bu Nanik, Mas Muji, Mas Doni yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 7. Kedua orang tuaku, Bapak Yohanes Jumbidi dan Ibu Fransisca Surami, kedua saudaraku, mbak Veronica Isnawati dan adik Mikael Mario Putra Prapaska untuk segala cinta kasih, perhatian, dorongan, doa, bantuan, fasilitas, kesabaran, harapan, dan kebahagiaan yang diberikan kepada penulis. 8. Belahan jiwaku Yusup Agung Joko Nugroho untuk segala cinta, ketulusan, perhatian, kepedulian, kepercayaan, dukungan, doa, fasilitas, kesabaran dan harapan yang tak henti selalu diberikan kepada penulis. 9. Pelipur laraku, Felisitas Saskara Padma Kirana yang selalu ada memberikan keceriaan dan tawa ketika penulis merasa jenuh dan kesepian. 10. Sahabat-sahabatku, Elisabeth Talita, Elisabeth Mila, Maria Yesia, Regina Pinasthika, Yosephin Febrina, dan Florentina Mutia yang telah memberikan warna dalam hidupku, berbagi kisah dalam perjalanan hidup kita. 11. Para subjek penelitian ini, SM, MY, EL, AH, GM, HR yang rela menyediakan waktu dan bersedia membagikan pengalamannya dalam proses wawancara demi keberhasilan penelitian ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12. Transletor Ibu Mustika., S.Pd dan Elisabeth Milaningrum., S.Pd yang telah bersedia meluangkan waktu untuk mentranslate skala penelitian. Transletor Wisnu Panuntun yang telah bersedia membantu mentranslate abstrak. 13. Teman-teman angkatan 2007 Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma yang telah mengisi hari-hari dan memberi pengalaman yang berharga bagi penulis selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk doa, dukungan dan kerjasamanya selama ini.
Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang yang membacanya.
Penulis
Rara Pisca Dewi
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii HALAMAN MOTTO ......................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8 1. Manfaat Teoritis ................................................................................ 8 2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10 A. Kemiskinan .............................................................................................. 10 1. Pengertian Kemiskinan ...................................................................... 10 2. Kategori Kemiskinan.......................................................................... 11 3. Kriteria Kemiskinan ........................................................................... 14 4. Efek Kemiskinan bagi Kesehatan Mental Keluarga .......................... 19 B. Keluarga ................................................................................................... 19 1. Pengertian Keluarga ........................................................................... 19 2. Fungsi Keluarga ................................................................................. 20 3. Batasan Orang Tua dalam Penelitian ................................................. 23 C. Kesejahteraan Psikologis ........................................................................ 24 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis ................................................. 24 2. Nilai Penting Kesejahteraan Psikologis ............................................. 25 3. Aspek Kesejahteraan Psikologis ........................................................ 25 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis ........................................................................................... 29 D. Dinamika Kesejahteraan Psikologis pada Orang Tua yang Hidup dalam Kemiskinan ....................................................................... 31 E. Skema Penelitian ..................................................................................... 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 37 A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 37 B. Subjek Penelitian ..................................................................................... 38
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Metode Pengambilan Data ..................................................................... 38 D. Analisis Data ............................................................................................ 41 1.
Organisasi Data .................................................................................. 42
2.
Koding ................................................................................................ 42
3.
Interpretasi .......................................................................................... 44
E. Kredibilitas Penelitian ............................................................................ 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 46 A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 46 B. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Subjek ...................................... 47 C. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................ 52 D. Hasil Penelitian ........................................................................................ 54 E. Pembahasan ............................................................................................. 64 1.
Penerimaan Diri.................................................................................. 64
2.
Penguasaan Lingkungan ..................................................................... 67
3.
Hubungan Positif ................................................................................ 69
4.
Tujuan Hidup...................................................................................... 73
5.
Pertumbuhan Pribadi .......................................................................... 75
6.
Otonomi.............................................................................................. 78
F. Diskusi Umum ......................................................................................... 80 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 87 A. Kesimpulan .............................................................................................. 87 B. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 87
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Saran ......................................................................................................... 88 1.
Bagi Peneliti Selanjutnya ................................................................... 88
2.
Bagi Praktisi Kesehatan Mental ......................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89 LAMPIRAN ......................................................................................................... 93
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Pedoman Wawancara ............................................................................ 40 Tabel 2. Contoh Hasil Koding ........................................................................... 44 Tabel 3. Pelaksanaan Konfirmasi Data dan Analisis pada Subjek...................... 45 Tabel 4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ......................................... 46 Tabel 5. Karakteristik Subjek Penelitian ............................................................. 52 Tabel 6. Kategori Hasil Penelitian ...................................................................... 54 Tabel 7. Hasil Koding ......................................................................................... 94
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SKEMA Halaman Skema 1. Dasar Penelitian................................................................................... 35 Skema 2. Pentingnya Penelitian .......................................................................... 36
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami oleh bangsa Indonesia. Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup (Badan Pusat Statistik, 2011). Kemiskinan diukur dengan dengan dua jenis ukuran, yaitu ukuran pendapatan dan ukuran nonpendapatan.
Ukuran
pendapatan
melihat
kemiskinan
dari
tingkat
pendapatan/pengeluaran individu untuk memenuhi konsumsi/kebutuhan pokok, sedangkan ukuran non-pendapatan melihat kemiskinan dari rendahnya tingkat konsumsi/akses masyarakat kepada pelayanan dasar, seperti: perumahan, pendidikan, pelayanan kesehatan, fasilitas sanitasi dan layanan air bersih/minum, keterbatasan terhadap akses pendanaan dan kapasitas usaha minimum masyarakat (Bappenas,2010) Sebuah majalah bisnis ternama di Amerika Serikat, Global Finance, pada tahun 2010 yang lalu telah merilis peringkat dari 182 negara di dunia berdasarkan tingkat produk domestik bruto (PDB) per kapita. Dimulai dari negara yang dengan tingkat
produk domestik bruto (PDB) per kapita yang tinggi hingga negara
dengan tingkat produk domestik bruto (PDB) per kapita yang rendah. Berdasarkan data ranking 182 negara tersebut, Indonesia berada di urutan ke 122 dengan PDB per kapita US$4.380 atau Rp39,4 juta per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara miskin dengan PDB per kapita yang rendah. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
Besar kecilnya jumlah penduduk miskin di Indonesia ditentukan oleh Garis Kemiskinan. Garis kemiskinan merupakan standar kehidupan minimun per orang per kapita perbulan dan dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran makanan dan non makanan per kapita. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pendapatan per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Kemiskinan membuat orang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar dengan baik sehingga hanya dapat mempertahankan tingkat kehidupan yang minimum sehingga memberi dampak yang negatif dalam kehidupan. Kemiskinan dan himpitan ekonomi menjadi penyebab tingginya jumlah orang yang mengakhiri hidup. Menurut Prayitno (2010), faktor penyebab orang nekat bunuh diri karena kemiskinan yang terus bertambah, mahalnya biaya sekolah dan kesehatan, serta penggusuran. Semua itu berpotensi meningkatkan depresi akibat bertambahnya beban hidup. Menurut Prayitno, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization yang dihimpun tahun 2005-2007 sedikitnya 50 ribu orang Indonesia bunuh diri akibat kesulitan ekonomi. Kasus-kasus bunuh diri akibat depresi menghadapi himpitan ekonomi di Indonesia banyak terjadi. Misalnya saja di Kalimantan Selatan pada Desember 2008, Mardiana (30) seorang ibu yang tega mengajak anak perempuannya Aisyah (7) bunuh diri dengan cara menenggak racun. Keduanya meninggal tidak lama setelah menenggak
racun. Suami Mardiana, Udin (37) yang kesehariannya
bekerja sebagai tukang becak hanya bisa pasrah. Mardiana nekat bunuh diri diduga karena himpitan ekonomi. Mardiana menginginkan Udin memperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
penghasilan lebih agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka namun, Udin yang bekerja sebagai tukang becak hanya memiliki penghasilan sebesar Rp.5000 – Rp.20.000 per hari.(www.kompas.com). Di Indonesia, tidak hanya Mardiana yang memutuskan untuk mengakhiri hidup hanya karena himpitan ekonomi. Pada Oktober 2010 lalu, di Situbondo Jawa Timur, Abdul Bahar (43) nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena tidak mampu membiayai pengobatan istrinya, Suariya (35) yang dirawat di salah satu rumah sakit di Malang karena menderita kanker rahim stadium tiga. (www.tempointeraktif.com). Kasus tersebut memperlihatkan bahwa di Indonesia, kemiskinan dapat mengakibatkan orang mengalami depresi dan akhirnya mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Bunuh diri dilakukan karena mereka merasa bahwa menjalani kehidupan yang serba kekurangan adalah beban yang sangat berat sehingga menganggap bahwa kematian merupakan cara yang tepat untuk melepaskan diri dari beban tersebut. Di Indonesia, masih banyak orang yang hidup dalam kemiskinan sehingga mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Bunuh diri karena himpitan ekonomi merupakan salah satu potret kemiskinan di Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang dengan finansial yang buruk seringkali dinilai memiliki kehidupan yang tidak berkualitas karena tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya Kualitas
kehidupan
seseseorang
seringkali
dilihat
dari
tingkat
kebahagiaannya. Seseorang memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi akan puas terhadap kehidupannya dan memiliki kualitas kehidupan yang baik karena karakteristik dari kehidupan yang baik adalah adanya perasaan bahagia (Bentham,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
1789 dalam Diener, Lucas, Oishi, 2003). Sedangkan orang yang memiliki tingkat kebahagiaan yang rendah, kualitas kehidupannya tidak baik dan menjadi tidak puas akan kehidupannya. Kebahagiaan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Orang percaya bahwa kebahagiaan merupakan tujuan pokok dalam kehidupan sehingga setiap orang akan berusaha untuk mencapai kebahagiaannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) kebahagiaan berasal dari kata bahagia yang berarti keadaan atau perasaan senang dan tentram atau bebas dari segala yang menyusahkan. Kebahagiaan sendiri memiliki arti kesenangan dan ketentraman hidup atau lahir batin, keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin. Kebahagiaan dapat diperoleh apabila seseorang tidak mendapatkan ketegangan sehingga merasa aman dan mendapatkan kepuasan biologis maupun memenuhi kebutuhan psikologis serta dapat mencapai tujuannya (Higgins 1997, dalam Diener, Lucas, Oishi, 2003). Dengan demikian, untuk dapat memperoleh kebahagiaan orang harus memenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar dapat dipenuhi apabila seseorang memiliki finansial yang cukup baik. Apabila seseorang mengalami masalah finansial, maka orang tersebut akan kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya dan dapat mengalami depresi karena masalah finansial merupakan prediktor kuat dalam DSM depresi (Wheaton, 1994 dalam Diener dan Diener, 2001). Namun, kemiskinan belum tentu membuat orang tidak mendapatkan kebahagiaan karena sebuah penelitian menunjukkan bahwa kekayaan memiliki sedikit atau bahkan tidak memberikan efek tehadap kebahagiaan (Steel & Ones,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
2002). Easterlin (1995) dalam dalam studinya di beberapa negara seperti Jepang, Eropa, dan Amerika menemukan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat,
namun kebahagiaan dilaporkan tidak meningkat, selain itu,
pendapatan yang meningkat tidak dapat meningkatkan kebahagiaan seseorang. Penelitian Easterlin menunjukkan bahwa kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh faktor kekayaan. Hal ini membuktikan bahwa kekayaan tidak dapat menjelaskan secara lengkap mengenai kebahagiaan. Hal itu berarti bahwa belum tentu orang yang hidup dalam kemiskinan di Indonesia tidak mendapatkan kebahagiaan karena orang miskin belum tentu lebih tidak bahagia dari orang kaya. Hal itu berarti bahwa ada kemungkinan orang yang hidup dalam kemiskinan dapat memperoleh kebahagiaan. Penelitian Easterlin didukung oleh pengalaman yang dialami oleh Dahlan Iskan dalam wawacara dengan Andy F. Noya (Kick Andy,2012). Dahlan merupakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dahlan berasal dari keluarga miskin yang tinggal di pelosok pedesaan di daerah Magetan Jawa Timur. Kemiskinan membuat Dahlan harus berjalan tanpa menggunakan alas kaki sejauh 6 km dari rumah menuju sekolahnya. Ayah Dahlan adalah seorang buruh tani dan ibunya sudah meninggal sejak Dahlan kelas 6 Sekolah Dasar. Hal tersebut membuat Dahlan dan saudara-saudaranya harus mencari uang untuk membiayai kehidupannya. Dahlan memiliki prinsip bahwa hidup bagi orang miskin harus dijalani dan disyukuri apa adanya, tidak perlu menyesali keadaan dan terpenting adalah berusaha dan bekerja keras.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
Hidup dalam kemiskinan tidak membuat Dahlan kehilangan semangat. Dahlan memiliki kemampuan untuk mensyukuri dan menjalani hidup apa adanya. Hal itu menunjukkan bahwa dahlan memiliki penerimaan diri. Dahlan juga memiliki kemauan untuk berusaha dan bekerja keras. Dahlan memiliki kemampuan dalam penguasaan lingkungan dan menyadari ada kualitas mental dalam dirinya yang dapat digunakan untuk berkembang. Kemampuan Dahlan merupakan bagian dari dimensi kesejahteraan psikologis. Kemampuan tersebut mampu menghantarkan Dahlan pada kesuksesan. Kesejahteraan psikologis perlu diketahui untuk mencegah timbulnya gangguan terlebih gangguan depresi. Tekanan ekonomi yang dialami oleh orang yang hidup dalam kemiskinan, menjadi salah satu risiko berkembangnya gangguan depresi. Orang dengan gangguan depresi memiliki pandangan yang negatif mengenai dirinya, lingkungan, dan masa depan (Beck, dalam Rathus, dan Grene, 2005). Hal tersebut mengakibatkan orang dengan gangguan depresi dapat memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Berkebalikan dengan pandangan orang yang mengalami depresi, orang yang bahagia memiliki pandangan yang positif dalam kehidupannya sehingga dapat berusaha untuk menggali dan merealisasikan potensi yang ada dalam dirinya. Hal ini membuat orang yang bahagia memiliki keyakinan dalam menghadapi distress yang dialaminya. Meskipun hidup dalam kemiskinan, individu yang sehat mental ketika membangun keluarga diharapkan dapat membangun kesejahteraan psikologis dalam keluarganya, terlebih pada orang yang telah memiliki anak. Orang tua yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
terdiri dari ayah dan ibu memiliki peran penting dalam membangun kesehatan mental keluarga. Orang tua memberikan pengaruh terhadap perkembangan, pertumbuhan dan pendidikan anak-anaknya. Anak-anak yang hidup dalam kemiskinan juga memiliki risiko dalam perkembangan kesehatan mentalnya. Anak-anak sebagai generasi penerus dengan masa depan yang masih panjang seharusnya terhindar dari risiko yang negatif. Risiko tersebut dapat diatasi dengan memiliki orang tua yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap anakanaknya (Dalton, Elias, dan Wondersman, 2005). Orang yang hidup dalam kemiskinan rentan dengan resiko gangguan depresi. Sebuah penelitian di Kanada menunjukkan bahwa kemiskinan memiliki kaitan yang erat salah satunya dengan tingkat depresi yang tinggi pada orang tua (Beiser, Fou, Hyman, dan Tousignant, 2002). Gangguan depresi tersebut perlu dicegah agar tidak mengakibatkan terjadinya disfungsi keluarga. Upaya awal dalam pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan mengetahui adanya faktor protektif yang dapat digunakan sebagai perisai diri terhadap gangguan depresi. Menurut Wood dan Joseph (2010), Kesejahteraan Psikologis yang tinggi merupakan faktor protektif dari depresi. Identifikasi mengenai dimensi kesejahteraan psikologis perlu dilakukan sebagai informasi awal mengenai adanya faktor protektif yang dimiliki oleh individu. Informasi mengenai hasil identifikasi dimensi kesejahteraan psikologis pada individu tersebut dapat digunakan berbagai pihak sebagai dasar untuk mengembangkan suatu program promosi kesehatan mental untuk mencegah gangguan depresi. Adanya kesehatan mental yang baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
pada individu dapat menciptakan keluarga yang sehat mental sehingga dapat menbentuk keluarga yang sejahtera.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah pokok penelitian ini adalah bagaimana kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan kajian di bidang kesehatan mental pada komunitas, khususnya mengenai kesejahteraan psikologis bagi kesehatan orang tua yang hidup dalam kemiskinan.
2. Manfaat Praktis Kesejahteraan psikologis pada orang tuayang hidup dalam kemiskinan perlu diketahui untuk mencegah timbulnya gangguan terlebih gangguan depresi karena kesejahteraan psikologis merupakan faktor proteksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
terhadap gangguan depresi. Oleh karena itu, penelitian ini bermanfaat sebagai identifikasi agar dapat membantu berbagai pihak dalam pencegahan gangguan tersebut sehingga dapat menjadi faktor promotif kesehatan mental dan terbentuk keluarga yang sejahtera.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan Kemiskinan dapat digambarkan sebagai kondisi yang serba kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia, yaitu meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kebutuhan akan hidup sehat, dan kebutuhan akan pendidikan. Penduduk miskin tidak berdaya dalam memenuhi kebutuhannya, dikarenakan mereka tidak memiliki aset sebagai sumber pendapatan, juga karena struktur sosial ekonomi tidak membuka peluang orang miskin keluar dari lingkungan kemiskinan (Mubyarto, dalam Andayani Listyowati, 2003). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2011), kemiskinan adalah ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan pangan maupun non pangan yang diukur dari sisi pengeluaran. Badan Pusat Statistik
mengukur
kemiskinan dengan membandingkan tingkat konsumsi penduduk dengan garis kemiskinan atau jumlah rupiah untuk konsumsi orang perbulan. Konsep yang dipakai BPS adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Kemiskinan merupakan kondisi yang dialami seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar tersebut antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun bagi laki-laki (Bappenas, 2010). Kemiskinan dari beberapa uraian di atas, dapat diartikan sebagai kondisi hidup baik pada laki-laki maupun perempuan yang serba kekurangan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Kemiskinan juga mengakibatkan seseorang tidak mampu untuk memenuhi hak-hak dasarnya. Hak-hak tersebut antara lain terpenuhinya rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial-politik. Hak-hak tersebut dapat bermanfaat untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.
2. Kategori Kemiskinan Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2011), pada dasarnya kemiskinan dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu: a. Kemiskinan absolut Kemiskinan
secara
absolut
ditentukan
berdasarkan
ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.
b. Kemiskinan relatif Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian terfokus pada golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut pendapatan/pengeluaran. Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin. Dengan demikian, ukuran kemiskinan relatif sangat tergantung pada distribusi pendapatan/pengeluaran penduduk.
Kategori lain selain kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif juga pernah dikemukakan sebagai wacana, yaitu: kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
a. Kemiskinan Struktural Kemiskinan disebabkan
oleh
struktural kondisi
merupakan struktur
atau
situasi tatanan
miskin
yang
yang
tidak
menguntungkan atau menjadikan penduduk tidak sejahtera.
b. Kemiskinan Kultural Kemiskinan kultural diakibatkan oleh faktor-faktor adat dan budaya suatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap melekat dengan indikator kemiskinan.
Kemiskinan dikategorikan menjadi empat macam, yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif, kemiskinan struktural, dan kemiskinan kultural. Kemiskinan absolut yaitu bila pendapatannya di bawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kemiskinan relatif yang didasarkan pada kondisi hidup suatu wilayah dan bergantung pada pendapatan maupun pengeluaran penduduk. Kemiskinan struktural berdasar kondisi stuktural kehidupan yang tidak mendukung. Kemiskinan kultural diakaibatkan karena faktor adat dan budaya. Penelitian ini menggunakan kategori kemiskinan absolut karena berdasarkan data dari BPS (2011), yang menghitung kemiskinan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin.
3. Kriteria Kemiskinan Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa tingkat kesejahteraan rakyat pada umumnya digambarkan pada pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan kehidupan lainnya. Untuk dapat memenuhi kesejahteraan tersebut, maka dicari variabel atau jenis kebutuhan yang harus dipenuhi dan ukurannya dikatakan
untuk
menunjukkan
memiliki
kesejahteraan
tingkat yang
pemenuhannya. cukup
apabila
Seseorang terpenuhi
kebutuhannya pada tingkat tertentu dan kurang atau sering disebut miskin apabila pemenuhan kebutuhannya tidak mencapai tingkat minimum yang dinilai mencukupi. Dalam sejarah pembangunan Indonesia, kemiskinan atau tidak sejahteranya seseorang diukur dengan dua jenis ukuran, yaitu ukuran pendapatan dan ukuran non pendapatan (Bappenas, 2008).
a. Ukuran Pendapatan Kemiskinan dilihat dari tingkat pendapatan/ pengeluaran individu untuk memenuhi konsumsi/kebutuhan pokok minimum masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
b. Ukuran Non-Pendapatan Rendahnya
tingkat
konsumsi/akses
masyarakat
kepada
pelayanan dasar, seperti: (i) Perumahan; (ii) Pendidikan; (iii) Pelayanan kesehatan; (iv) Fasilitas sanitasi dan layanan air bersih/minum; dan (v) Keterbatasan terhadap akses pendanaan dan kapasitas usaha, dll.
Untuk mengukur tingkat kemiskinan di Indonesia, BPS menyediakan 2 jenis data yaitu data kemiskinan makro dan mikro. a. Data kemiskinan makro Salah
satu
konsep
penghitungan
kemiskinan
yang
diaplikasikan di banyak negara termasuk Indonesia adalah konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan konsep ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Dalam aplikasinya dihitung garis kemiskinan absolut. Garis kemiskinan merupakan standar kehidupan minimun per orang per kapita perbulan dan dihitung berdasarkan rata-rata pengeluaran makanan dan non makanan per kapita yaitu sebesar Rp. 248.700,00. Penduduk yang memiliki rata‐rata pendapatan per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan disebut penduduk miskin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
b. Data kemiskinan mikro Data mikro kemiskinan diperoleh melalui Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2005 (PSE-05) dan terdapat 14 kriteria kemisikinan yaitu ; 1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 M2 per orang. 2. Jenis
lantai
bangunan
tempat
tinggal
terbuat
dari
tanah/bambu/kayu murahan. 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/rumbia/kayu berkualitas rendah/tembok tanpa di plester. 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain. 5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik. 6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan. 7. Bahan
bakar untuk
memasak sehari-hari adalah kayu
bakar/arang/minyak tanah. 8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam seminggu 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari. 11. Tidak
sanggup
Puskesmas/poliklinik
membayar
biaya
pengobatan
di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: Petani dengan luas lahan 0.5 ha; buruh tani; nelayan; buruh bangunan; buruh perkebunan; atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp. 600.000 per bulan. 13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD. 14. Tidak memiliki tabungan/barang yang dengan mudah di jual dengan nilai minimal Rp.500.000, seperi motor (kredit/non kredit), emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Pada Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2008 (PPLS-08), 14 kriteria yang diperoleh melalui Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2005 (PSE-05) diperbaharui. Pembaharuan dilakukan dengan menggunakan kriteria akses terhadap kebutuhan dasar yang tercermin dalam 14 kriteria. Kriteria yang dihilangkan adalah kriteria nomor 8,9,10, dan 11 karena tidak dapat dilihat secara nyata, sehingga sulit diketahui kejujuran responden. Kriteria tersebut diperbaharui menjadi ; 1. Jenis
atap
bangunan
tempat
tinggal
terluas
adalah
sirap/genteng/seng/asbes dengan kondisi jelek/kualitas rendah atau ijuk/rumbia/lainnya. 2. Sering berhutang untuk memenuhi kebutuhan makan seharihari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
Secara umum penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis (chronic poor) dan miskin sementara (transient poor). a. Miskin kronis (chronic poor) adalah penduduk miskin yang berpenghasilan jauh di bawah garis kemiskinan dan biasanya tidak memiliki akses yang cukup terhadap sumber daya ekonomi. b. Miskin sementara (transient poor) adalah penduduk miskin yang berada dekat garis kemiskinan. Jika terjadi sedikit saja perbaikan dalam ekonomi, kondisi penduduk yang termasuk kategori miskin sementara ini bisa meningkat dan statusnya berubah menjadi penduduk tidak miskin.
Dari uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemiskinan atau tidak sejahteranya seseorang diukur dengan dua jenis ukuran, yaitu ukuran pendapatan dan ukuran non pendapatan. BPS menyediakan 2 jenis data untuk mengukur tingkat kemiskinan di Indonesia, yaitu data kemiskinan makro dan mikro. Dari data tersebut, penduduk miskin dapat dibedakan menjadi dua yaitu miskin kronis (chronic poor) dan miskin sementara (transient poor). Subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti berasal dari data penduduk miskin yang telah disusun oleh kelurahan. Data kemiskinan tersebut diambil berdasarkan data kemiskinan makro dan data kemiskinan mikro. Data kemiskinan makro menggunakan standar garis kemiskinan untuk menentukan penduduk miskin yaitu Rp. 248.700,00. Sedangkan data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
kemiskinan makro menggunakan ukuran yang telah disusun oleh BPS melalui Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk Tahun 2005 (PSE-05) dan yang telah diperbaharui melalui Pendataan Program Perlindungan Sosial Tahun 2008 (PPLS-08).
4. Efek Kemiskinan bagi Kesehatan Mental Keluarga Kemiskinan dapat membuat orang tidak bahagia. Ketidakbahagiaan dapat mengakibatkan orang mengalami depresi. Depresi merupakan gangguan mental yang dapat terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa, dan orang yang sudah tua. Orang yang mengalami depresi memiliki perasaan sedih, kesepian, marah, tidak berharga, putus asa, gelisah, dan rasa bersalah yang mungkin disertai dengan gejala fisik (Sharp dan Lipsky, 2002). Masalah ini dapat menjadi kronis dan mengarah pada ketidakmampuan individu menjalankan kehidupan sehari-harinya sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang dan keluarga. Depresi yang terjadi pada orang tua dapat mengakibatkan sejumlah anak akan terpengaruh dalam perkembangannya dan adanya penyesuaian diri yang buruk pada anak (Santrock, 2002).
B. Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiawati, dalam Setyaningrum, Fitria, dan Hernawaty, tanpa tahun). Pada awal penikahan, keluarga terdiri dari suami dan istri. Ketika memiliki anak, suami dan istri akan menjadi orang tua. Orang
tua
merupakan
pemegang
peranan
penting
dalam
membangun kesejahteraan keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pengasuhan anak dan memiliki peranan yang sangat penting dalam, pertumbuhan, perkembangan dan pendidikan anak. Orang tua yang sehat secara mental diharapkan mampu untuk membangun kesehatan mental keluarga.
2. Fungsi Keluarga Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 2012) terdapat 8 fungsi keluarga yang dijalankan oleh orang tua sebagai tugas pokok mereka sebagai pemegang peranan penting dalam membangun kesehatan mental keluarga.
a. Fungsi Keagamaan Keluarga adalah wahana pembinaaan kehidupan ber Agama yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME. Setiap langkah yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga hendaknya selalu berpijak pada tuntunan agama yang dianutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
b. Fungsi Sosial Budaya Keluarga menjadi wahana pembinaan dan persemaian nilai-nilai luhur budaya yang selama ini menjadi panutan dalam tata kehidupan sehingga nilai luhur yang selama ini sudah menjadi panutan dalam kehidupan bangsa tetap dapat dipertahankan dan dipelihara. c. Fungsi Cinta Kasih Keluarga harus menjadi tempat untuk menciptakan suasana cinta dan kasih sayang dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan keluarga cinta kasih dan kasih sayang antara anggota keluarga akan dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab yang besarterhadap keharmonisan keluarga. d. Fungsi Perlindungan Keluarga merupakan wahana terciptanya suasana aman, nyaman, damai dan adil bagi seluruh anggota keluarganya sehingga setiap anggota keluarga akan selalu merasa bahwa tempat yang paling baik dan pantas adalah didalam lingkungan keluarganya sendiri. e. Fungsi Reproduksi Keluarga tempat diterapkannya cara hidup sehat, khususnya dalam kehidupan reproduksi. Diharapkan setiap anggota keluarga harus memahami cara hidup sehat dan mengerti tentang kesehatan reproduksinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan Keluarga adalah wahana terbaik dalam proses sosialisasi dan pendidikan bagi anak-anaknya. Pendidikan dalam keluarga ini sebetulnya adalah pendidikan inti yang
menjadi fondasi untuk
perkembangan anak. g. Fungsi Ekonomi Kelurga
tempat
membina
kualitas
kehidupan
ekonomi,
dan
kesejahteraan keluarga. Setiap anggota keluarga punya kewajiban yang sama untuk melakukan kegiatan yang akan menambah kesejahteraan keluarga. Hal ini bermakna bahwa seluruh anggota keluarga dapat bersikap ekonomis, relistis dan mau berjuang untuk peningkatan kesejahteraan keluarga. h. Fungsi Pembinaan Lingkungan Keluarga adalah wahana untuk menciptakan warganya agar mampu hidup harmonis dengan lingkungan masyarakat sekitar dan alam, dalam bentuk keharmonisan antar anggota keluarga, keharmonisan dengan tetangga serta keharmonisan terhadap alam sekitarnya.
Fungsi keluarga yang harus dilaksanakan dan dibina orang tua menunjukkan bahwa orang tua dalam keluarga memegang peranan yang penting dalam membangun kesehatan mental keluarga dengan cara memantau perkembangan mental anak dan keluarga sehingga orang tua yang memiliki kesehatan mental yang baik dinilai lebih mampu untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
menjalankan peran dalam keluarga. Sehingga terbentuk keluarga yang sejahtera. Orang tua yang memiliki kesehatan mental yang buruk dan cenderung mengalami depresi akan berdampak buruk bagi kesehatan mental anak dan keluarga. Hal tersebut dapat mengakibatkan sejumlah anak akan terpengaruh dalam perkembangannya dan adanya penyesuaian diri yang buruk pada anak (Santrock, 2002). Penting bagi orang tua untuk sehat secara mental agar dapat menjalankan fungsi keluarga secara penuh dan membentuk keluarga sejahtera.
3. Batasan Orang Tua dalam Penelitian Orang tua yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perempuan maupun laki-laki yang telah menikah baik yang sudah memiliki anak maupun yang belum memiliki anak. Baik perempuan maupun laki-laki yang telah menikah perlu memiliki kesiapan secara fisik dan mental untuk memiliki anak. Kesehatan mental sangat diperlukan tidak hanya setelah memiliki anak, namun kesehatan mental juga sangat diperlukan sejak awal untuk membangun keluarga yang sejahtera dan sehat mental. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya fokus dengan orang tua yang telah memiliki anak, namun juga orang tua yang belum memiliki anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
C. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis. Kebahagiaan merupakan komponen yang penting dalam dalam konsep seseorang
untuk hidup yang baik dan menjadi bagian dari
masyarakat yang baik (Ed Diener, Richard E.Lucas, dan Shigehiro Oishi,2008). Setiap orang memiliki
tujuan untuk dapat mencapai
kebahagiaan karena menurut Richard Layard, 2003, kebahagiaan dapat membuat seseorang merasa dalam keadaan yang baik, menikmati hidup dan merasa segala sesuatunya luar biasa. Kebahagiaan Eudamonic atau
yang biasa disebut dengan
Psychological Wellbeing merupakan kesejahteraan psikologis jangka panjang dihasilkan dari keterlibatan pengembangan individu dan tantangan eksistensial dalam makna kehidupan dan refleksi diri. (Keyes et al., 2002; Ryan and Deci, 2001; Waterman, 1993 dalam John Maltby, Liza Day and Louise Barber, 2005). Kesejahteraan psikologis melihat kebahagiaan sebagai selfrealization (realisasi diri) dengan cara merealisasikan potensi yang ada dalam diri. Kesejahteraan psikologis memiliki kesamaan dengan psikologi humanistik yang memiliki konsep aktualisasi diri dan orang yang berfungsi penuh sebagai kriteria perkembangan yang sehat dan fungsi yang optimal (Maslow dan Roger dalam Ryff dan Keyes, 1995) Orang yang sehat secara mental merupakan individu yang berfungsi secara penuh. Hal tersebut berarti bahwa individu tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
adalah orang yang bahagia menurut teori Euadamonic atau kesejahteraan psikologis.
2. Nilai Penting Kesejahteraan Psikologis. Orang dengan Kesejahteraan psikologis yang tinggi akan terhindar dari kemungkinan depresi. Kesejahteraan psikologis yang rendah dapat meningkatkan faktor risiko untuk penyakit jiwa. Kesejahteraan psikologis sangat berkorelasi dengan depresi. Kesejahteraan psikologis yang rendah dapat mengakibatkan munculnya depresi. Hal tersebut memperlihatkan bahwa Kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat menjadi faktor protektif dari depresi ( Joseph dan Wood, 2010).
3. Aspek Kesejahteraan Psikologis Ryff membuat enam dimensi dari Kesejahteraan psikologis (Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995), yaitu: a. Penerimaan Diri Evaluasi positif pada diri dan diri masa lalu. Orang dinyatakan dapat menerima diri dengan baik apabila ; 1. Memiliki sikap positif terhadap diri 2. Menerima kualitas diri yang buruk 3. Merasa positif terhadap kehidupan masa lalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
b. Penguasaan Lingkungan Memiliki kompetensi dalam mengatur hidup dan lingkungannya. Orang dinyatakan
memiliki
kemampuan
dalam
menguasai
lingkungannya apabila ; 1. Memiliki pemahaman dalam penguasaan dan kompetensi mengatur lingkungan. 2. Dapat mengontrol aktfitas eksternal 3. Dapat mengefektifkan kesempatan yang ada di sekelilingnya 4. Dapat menciptakan ataupun memilih konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai dalam dirinya
c. Hubungan Positif Memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang lain Orang dapat memiliki relasi yang positif apabila ; 1. Memiliki kehangatan dan dapta dipercaya dalam hubungannya dengan orang lain 2. Berkonsentrasi terhadap kesejahteraannya dan orang lain 3. Memiliki empati yang kuat, afeksi dan intimasi 4. Mengerti aturan dalam hubungan dengan sesama manusia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
d. Tujuan dalam Hidup Memiliki pengertian terhadap makna dan tujuan hidup Orang yang memiliki tujuan hidup adalah orang; 1. Memiliki cita-cita dalam kehidupan dan pemahaman tentang keberlangsungannya 2. Memahami pengertian masa depan dan masa lampau 3. Mempunyai keyakinan terhadap tujuan hidup 4. Memiliki tujuan dan objektif untuk kehidupan
e. Pertumbuhan Pribadi Memahami keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu Orang yang memiliki pertumbuhan pribadi adalah orang yang ; 1. Memiliki pemikiran mengenai keberlanjutan perkembangan 2. Melihat dirinya sebagai pribadi
yang bertumbuh dan
berkembang 3. Terbuka pada pengalaman baru 4. Memilki pehamaman mengenai potensi yang dimiliki diri 5. Melihat kemajuan dalam diri dan tingkah laku sepanjang waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
f. Otonomi Memahami diri sebagai keberlangsungan dan penentuan aksi maupun pilihan. 1. Dapat menentukan dirinya sendiri dan mandiri 2. Dapat menghadapi tekanan sosial 3. Dapat meregulasi diri dari dalam 4. Dapat mengevaluasi diri dengan standar personal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menurut perspektif kesejahteraan
psikologis,
kesejahteraan
merupakan
konsep
untuk
memenuhi potensi seseorang dalam suatu proses realisasi diri yang memperlihatkan keberberfungsian penuh seseorang, kebermaknaan, aktualisasi diri dan vitalitas. Kesejahteraan psikologis memiliki fokus yang menyangkut potensi manusia dan kekuatan pribadi (Ryff & Singer, 1996) sehingga kesejahteraan psikologis yang tinggi dapat menjadi faktor protektif dari depresi. Ryff membuat enam dimensi kesejahteraan psikologis meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi (Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis. a. Status Sosial Ekonomi Ryff dkk., (dalam Ryan & Decci, 2001) mengemukakan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan dimensi penerimaan diri, tujuan hidup, penguasaan lingkungan dan pertumbuhan diri. Banyak efek negatif dari status sosial ekonomi yang rendah pada dimensi ini. Hal tersebut tampaknya hasil dari proses perbandingan sosial, di mana individu miskin merasa dirinya kurang beruntung dibandingkan dengan orang lain dan individu tersebut merasa tidak mampu untuk mendapatkan sumber daya yang bisa menyesuaikan kesenjangan yang dirasakan.
b. Usia Ryff (1989) menemukan adanya
perbedaan tingkat kesejahteraan
psikologis pada orang dari berbagai kelompok usia. Dalam dimensi penguasaan lingkungan terlihat profil meningkat seiring dengan pertambahan usia. Semakin bertambah usia seseorang maka semakin mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya. Oleh karenanya, individu tersebut semakin dapat pula mengatur lingkungannya menjadi yang terbaik sesuai dengan keadaan dirinya. Individu yang berada dalam usia dewasa akhir memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih rendah dalam dimensi tujuan hidup dan pertumbuhan diri; individu yang berada dalam usia dewasa madya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dalam dimensi penguasaan lingkungan; individu yang berada dalam usia dewasa awal memiliki skor yang lebih rendah dalam dimensi otonomi dan penguasaan lingkungan dan memiliki skor kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dalam dimensi pertumbuhan diri. Dimensi penerimaan diri dan dimensi hubungan positif dengan orang lain tidak memperlihatkan adanya perbedaan seiring dengan pertambahan usia (Ryff dalam Ryan & Deci, 2001).
c. Budaya Christopher (1999) mengatakan bahwa sistem nilai individualismekolektivisme memberi dampak terhadap kesejahteraan psikologis yang dimiliki suatu masyarakat. Budaya yang menganut sistem nilai individualisme memiliki skor yang tinggi dalam dimensi penerimaan diri dan dimensi otonomi, sedangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai kolektivisme, memiliki skor yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain.
d. Jenis Kelamin Ryff (1989) mengemukakan bahwa pada dimensi kesejahteraan psikologis, perempuan memiliki hubungan positif dengan orang lain dan memiliki kecenderungan skor yang lebih tinggi pada pertumbuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
pribadi.
Perempuan
menunjukkan
kekuatan
pada
dimensi
interpersonal, sebagai pusat perkembangan konsepsi perempuan.
e. Agama Agama diasosiasikan dengan kesehatan mental. Pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Ritcher (2006) mengungkapkan bahwa tingkat kegamaan yang tinggi pada individu berasosiasi dengan karakteristik kepribadian yang sehat ditunjukkan dengan kesejahteraan psikologis yang tinggi.
D. Dinamika Kesejahteraan Psikologis pada Orang Tua yang Hidup dalam Kemiskinan Kemiskinan dapat diartikan sebagai kondisi hidup baik pada laki-laki maupun perempuan yang serba kekurangan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan, kesehatan, dan pendidikan. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan seseorang menjadi tidak bahagia. Orang yang tidak bahagia memiliki pandangan yang negatif mengenai dirinya, lingkungan, dan masa depan. Ketidakbahagiaan tampak pada rendahnya kesejahteraan psikologis pada diri seseorang sehingga dapat meningkatkan faktor risiko untuk penyakit jiwa. Kebahagiaan eudamonic atau kesejahteraan psikologis sangat berkorelasi dengan depresi. Kesejahteraan psikologis yang rendah dapat mengakibatkan munculnya depresi (Joseph dan Wood, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
Depresi merupakan gangguan mental yang dapat terjadi pada anakanak, remaja, dewasa, dan orang yang sudah tua. Orang yang mengalami depresi memiliki perasaan sedih, kesepian, marah, tidak berharga, putus asa, agitasi, dan rasa bersalah yang mungkin disertai dengan gejala fisik yang ditandai dengan kesehatan yang memburuk (Sharp, dan Lipsky, 2002). Masalah ini dapat menjadi kronis dan mengarah pada ketidakmampuan individu menjalankan kehidupan sehari-harinya sehingga berdampak pada penurunan kualitas hidup seseorang dan keluarga. Depresi yang terjadi pada orang tua dapat mengakibatkan sejumlah anak akan terpengaruh dalam perkembangannya dan adanya penyesuaian diri yang buruk pada anak (Santrock, 2002). Penting bagi orang tua untuk sehat secara mental agar dapat menjalankan fungsi keluarga secara penuh sehingga keluarga menjadi sejahtera. Depresi
dapat
diantisipasi
dengan
adanya
faktor
protektif.
kesejahteraan psikologis yang tinggi merupakan faktor protektif dari depresi (Joseph dan Wood, 2010). Kesejahteraan psikologis merupakan kesejahteraan psikologis jangka panjang dihasilkan dari keterlibatan pengembangan individu dan tantangan eksistensial dalam makna kehidupan dan refleksi diri. (Keyes et al., 2002; Ryan and Deci, 2001; Waterman, 1993 dalam Maltby, Day and Barber, 2005). Kesejahteraan psikologis melihat kebahagiaan sebagai self-realization (realisasi diri) dengan cara merealisasikan potensi yang ada dalam diri. Ryff (1989) membuat enam dimensi dari kesejahteraan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
psikologis meliputi
penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan
positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi. Kondisi ekonomi yang buruk dapat berpengaruh pada kesejahteraan psikologis pada orang yang hidup dalam kemiskinan. Orang yang hidup dalam kemiskinan memiliki kondisi hidup yang serba kekurangan dari segi ekonomi menyebabkan ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga orang yang hidup dalam kemiskinan tersebut mengalami keterbatasan dalam kehidupannya dan dapat mengakibatkan rendahnya penerimaan diri, tidak adanya tujuan hidup, penguasaan lingkungan yang kurang dan pertumbuhan diri yang terhambat. Meskipun demikian, pada orang yang hidup dalam kemiskinan yang menganut budaya kolektivisme, kemiskinan belum tentu mengakibatkan kesejahteraan psikologis yang rendah karena budaya yang menganut nilai kolektivisme memiliki skor yang tinggi pada dimensi hubungan positif dengan orang lain (Ryff, 1995). Selain itu, orang yang hidup dalam kemiskinan juga dapat memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi karena ada faktor usia yang mempengaruhinya dimana semakin bertambah usia seseorang maka semakin mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya (Ryff, 1989). Hal tersebut dikuatkan juga oleh faktor agama (spiritualitas). Orang yang hidup dalam kemiskinan dengan tingkat spiritualitas yang tingi akan membuat pribadi yang sehat mental karena agama membantu seseorang untuk menemukan makna kehidupan sehari-hari sehingga akan menemukan kebermaknaan hidup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
Uraian diatas menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis seseorang dapat berbeda satu sama lain tergantung pada bagaimana individu tersebut dapat mengembangkan diri dan menghadapi tantangan eksistensial dalam mencapai makna kehidupan dan refleksi diri sehingga menjadi individu yang berfungsi secara penuh. Maka penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan. Apakah orang tua yang hidup dalam kemiskinan dengan segala keterbatasannya dapat memiliki kesejahteraan psikologis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
E. Skema Penelitian
Kemiskinan
Kondisi hidup baik pada laki-laki maupun perempuan yang serba kekurangan dari segi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar
Faktor lain yang mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis: -
Dukungan sosial Usia Jenis kelamin Agama (spiritualitas) Budaya
Kesejahteraan Psikologis - Penerimaan Diri - Penguasaan Lingkungan - Hubungan Positif - Tujuan Dalam Hidup - Pertumbuhan Pribadi - Otonomi.
Orang yang hidup dalam kemiskinan belum tentu memiliki Kesejahteraan Psikologis yang buruk
Bagaimana Kesejahteraan Psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan?
Skema 1. Dasar Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Orang Tua yang Hidup dalam Kemiskinan
Kesejahteraan Psikologis
Kesejahteraan Psikologis
positif
negatif
Faktor proteksi: gangguan mental
Faktor Risiko: Gangguan depresi
Faktor promotif: kesehatan mental
Penurunan kualitas dan kesejahteraan keluarga Keluarga berkualitas dan sejahtera
Skema 2. Pentingnya Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Metodologi Penelitian merupakan suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian, yaitu meliputi kegiatan-kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis hingga menyusun laporan, berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala ilmiah, sehingga sampai pada sebuah pemahaman yang dapat dipercaya kebenarannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Narbuko & Achmadi, 2007). Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kulitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya (Poerwandari, 1998). Penelitian kualitatif digunakan karena dapat memungkinkan peneliti untuk dapat mempelajari isu-isu tertentu secara mendalam dan mendetail, karena pengumpulan data tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu. Penelitian kualitatif digunakan untuk penelitian ini karena tujuan penelitian ini ingin melihat gambaran yang lebih
jelas mengenai konsep
Kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan.
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
B. Subjek Penelitian Peneliti mengambil sampel penelitian dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Subjek yang dipilih dalam penelitian ini adalah suami maupun istri yang belum maupun sudah memiliki anak dan merupakan penduduk miskin dan telah tercatat dalam data keluarga miskin di Kelurahan Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Penelitian menggunakan subjek dari Kelurahan Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang karena kondisi fisik desa yang berada diaeral perbukitan sehingga membuat desa belum maju dan perekonomian masyarakat yang kurang, selain itu terdapat 9 warga desa yang mengalami cacat mental, 6 diantaranya mengalami gangguan depresi dan sisanya mengalami cacat mental bawaan. Berdasakan dari informasi tersebut, maka peneliti akan mencoba melihat bagaimana konsep Kesejahteraan psikologis pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan yang berada di Kelurahan Kembanglimus, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
C. Metode Pengambilan Data Pengambilan wawancara.
data
Metode
dalam
wawancara
penelitian
ini
merupakan
menggunakan metode
utama
metode dalam
penggambilan data. Wawancara dilakukan dengan subjek yang telah ditentukan sebelumnya
dan
proses
menggunakan tape recorder.
wawancara
yang
dilakukan
akan
direkam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai
tujuan
tertentu.
Wawancara
dilakukan
untuk
memperoleh
pengetahuan tentang makna-makna subjekif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud untuk melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut (Banister dkk, 1994 dalam Poerwandari 2005). Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum. Dalam proses wawancara ini, peneliti dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek (checklist) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dipertanyakan (Patton, 1990 dalam Poerwandari,2005). Pedoman
wawancara
di
susun
berdasarkan
Ryff’s
Scales
of
Psychological Wellbeing (RPWB) yang telah diuji dan digunakan oleh Springer dan Hauser (2006) dalam penelitiannya untuk mengukur kesejahteraan psikologis pada National Survey of Families and House Holds II (NFSH II). Ryff’s Scales of Psychological Wellbeing (RPWB) tersebut kemudian peneliti kembangkan dalam bentuk pertanyaan terbuka untuk mengidentifikasi bagaimana kesejahteraan psikologis pada subjek penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
Tabel 1. Pedoman Wawancara No.
Aspek yang
Penjelasan
diungkap
Evaluasi positif pada 1.
Penerimaan Diri
diri dan diri masa lalu.
Pertanyaan 1. Bagaimana
Anda
mensyukuri
keadaan hidup Anda? 2. Apakah ada penyesalan terhadap keadaan hidup Anda? 1. Apakah
Anda
merasa
kesulitan
dengan hidup Anda dan merasa tidak berdaya dalam menghadapi kesulitan Memiliki 2.
hidup?
Penguasaan
kompetensi
dalam 2. Apa yang membuat Anda merasa
Lingkungan
mengatur hidup dan lingkungannya.
kesulitan? 3. Dalam keterbatasan Anda, apakah Anda dapat mengatasi kesulitan? 4. Bagaimana cara Anda mengatasi kesulitan hidup? 1. Apakah Anda memiliki hubungan yang baik dengan orang lain? 2. Bagaimana hubungan
cara
Anda
baik?
menjalin
Apakah
Anda
merasa kesulitan?
3.
Hubungan Positif
Memiliki hubungan 3. Bagaimana yang
berkualitas
dengan orang lain
Anda
mengatasi
kesulitan tersebut? 4. Ketika hubungan baik sudah terjalin, apakah
Anda
merasa
kesulitan
menjaga hubungan baik tersebut? 5. Bagaimana
cara
hubungan baik?
Anda
menjaga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
No.
Aspek yang diungkap
Penjelasan
Pertanyaan 1. Apa tujuan hidup Anda?
4.
Tujuan
Dalam
Hidup
Memiliki pengertian 2. Bagaimana terhadap makna dan tujuan hidup
cara
Anda
berusaha
untuk mencapai tujuan? 3. Apakah
Anda
menyerah
untuk
mencapai tujuan hidup? 1. apakah
Memahami
5.
Pertumbuhan Pribadi
dan
perkembangan
6.
Otonomi
dalam kehidupan Anda? 2. Apakah Anda menyadari potensi yang ada pada diri Anda untuk dapat
sebagai individu. Memahami
merasakan
pertumbuhan dan perkembangan diri
keberlanjutan pertumbuhan
Anda
tumbuh dan berkembang? diri 1. Apakah Anda dapat
mengambil
sebagai
keputusan hidup anda sendiri atau
keberlangsungan dan
Anda tergantung orang lain?
penentuan maupun pilihan.
aksi 2. Apakah
Anda
yakin
dengan
keputusan yang Anda ambil?
D. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik. Analisis tematik merupakan proses mengkode informasi, yang dapat menghasilkan daftar tema, model tema atau indikator yang kompleks, kualifikasi yang biasanya terkait dengan tema itu atau hal-hal diantara atau dgabungan dari yang telah disebutkan. Tema tersebut secara minimal dapat mendeskripsikan fenomena dan secara maksimal dapat menginterpretasikan fenomena tersebut (Poerwandari,2005). Suatu tema dapat diidentifikasi pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
dua tingkat yaitu, tingkat termanifestasi (manifest level), yakni yang dapat secara langsung terlihat dan juga tingkat latent (latent level), yang secara eksplisit tidak dapat terlihat namun mendasari atau membayangi (underlying the phenomenon) ( Boyatzis, 1998 dalam Poerwandari, 2005) Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk menganalisis data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara (Poerwandari, 2005) adalah : 1. Organisasi data Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Data yang telah didapat diorganisasikan dengan rapi, sistematis, dan selengkap mungkin (Poerwandari, 2005). Organisasi data yang sistematis akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan kualitas data yang baik, dapat mendokumentasikan analisis yang diperlukan dan dapat menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesiana penelitian (Highlen dan Finley, 1996 dalam Poerwandari 2005).
2. Koding Menurut Poerwandari (2005). Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan ganmbaran tentang topik yang dipelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Koding dilakukan melalui: a. Peneliti menyusun transkripsi verbatim (kata demi kata) atau catatan lapangan sehingga ada kolom kosong yang cukup besar disebelah kiri dan kanan transkrip. Hal ini akan memudahkan untuk memberikan kode-kode atau catatan tertentu pada transkrip tersebut. b. Peneliti secara urut dan kontinyu melakukan penomoran pada baris-baris transkrip dan atau catatan lapangan tersebut. c. Peneliti memberikan nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Kode yang dipilih adalah kode yang mudah diingat dan dianggap paling tepat untuk mewakili data tersebut. d. Kode dibuat berdasarkan aspek yang akan digali, yang kemudian aspek tersebut dikategorikan kedalam tema yang didapat dari pedoman wawancara dan yang muncul pada hasil wawancara. Tema-tema tersebut memunculkan subtema yang didapat dari hasil jawaban subjek penelitian. e. Setelah didapatkan aspek,tema, dan sub-tema, maka kode dibuat berdasarkan penomoran pada tiap-tiap aspek, tema, dan sub tema yang sesuai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
Tabel 2. Contoh Hasil Koding No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
a. Mengambil keputusan sendiri b. Orang 1. pengambilan keputusan
lain
pertimbangan
sebagai dan
F.1.a
bahan
dibutuhkan F.1.b
bila keputusan berat/sulit c. Yakin dengan keputusan
F.1.c
a. setiap keputusan ada resiko yang harus ditanggung sendiri 1. F. Otonomi
F.2.a
b. keputusan yang diambil tanpa 2. pandangan
terhadap
keputusan
memikirkannya terlebih dahulu F.2.b akan membuat menyesal c. Pertimbangan
orang
lain
dibutuhkan karena keputusan diri F.2.c sendiri sering tidak sesuai 3. penyesalan
dalam a. pernah menyesali keputusan yang
pengambilan keputusan
diambil
3. Interpretasi Interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara lebih
ekstensif
sekaligus
mendalam
(Kvale,
1996
dalam
Poerwandari, 2005)
E. Kredibilitas Penelitian. Kredibilitas digunakan untuk mengganti konsep validitas dan dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai
F.3.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
maksud mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 2005). Kredibilitas dalam penelitian ini dicapai melalui Validitas Komunikatif yang dilakukan melalui dikonfirmasikannya kembali data dan analisisnya pada responden penelitian.
Tabel 3. Pelaksanaan Konfirmasi Data dan Analisis pada Subjek Subjek
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
SM
Ruang tamu rumah SM
Kamis, 27 September 2012
MY
Ruang tamu rumah MY
Minggu, 23 September 2012 09.30-10.00 WIB
EL
Teras rumah EL
Sabtu, 9 Oktober 2012
16.45-17.07 WIB
AH
Ruang tamu rumah AH
Senin, 24 September 2012
18.40-19.05 WIB
GM
Ruang tamu rumah GM
Minggu, 7 Oktober 2012
10.05-10.25 WIB
HR
Ruang tamu rumah HR
Sabtu, 13 Oktober 2012
17.10-17.35 WIB
16.15-16.35 WIB
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitan
Tabel 4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian Subjek
Tempat
Hari/Tanggal
Waktu
Ruang tamu rumah SM
Minggu, 20 Mei 2012
11.10- 12.00 WIB
Ruang tamu rumah SM
Kamis, 27 September 2012
16.15-16.35 WIB
Ruang tamu rumah MY
Selasa, 27 Juni 2012
17.20-17.55 WIB
Ruang tamu rumah MY
Minggu, 23 September 2012
09.30-10.00 WIB
Ruang tamu rumah EL
Sabtu, 21 Juli 2012
17.05-17.50 WIB
Teras rumah EL
Sabtu, 9 Oktober 2012
16.45-17.07 WIB
Teras rumah AH
Kamis, 6 September 2012
18.35- 19.10 WIB
Ruang tamu rumah AH
Senin, 24 September 2012
18.40-19.05 WIB
Ruang tamu rumah GM
Rabu, 26 September 2012
17.25- 18.05 WIB
Ruang tamu rumah GM
Minggu, 7 Oktober 2012
10.05-10.25 WIB
Ruang tamu rumah HR
Jumat, 5 Oktober 2012
18.35- 19.15 WIB
Ruang tamu rumah HR
Sabtu, 13 Oktober 2012
17.10-17.35 WIB
SM
MY
EL
AH
GM
HR
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
B. Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Subjek
1. Subjek 1: SM SM tinggal di dusun Bogelan. Untuk menuju dusun tempat tinggal SM, harus melewati dusun lain karena letak dusun Bogelan berada paling atas, sekitar 10 menit dari jalan utama dengan mengendarai sepeda motor dan sekitar 30 menit bila berjalan kaki. Jalan menuju dusun Bogelan sudah berupa corblok, yaitu jalan yang dibuat dari cor-coran semen. Rumah SM berada di ujung desa. Bangunan fisik rumah SM sempit dan dindingnya masih berupa dinding bambu, berlantai tanah, atapnya sudah berupa genting dan untuk mandi, SM mandi di tempat mandi umum karena dirumahnya tidak ada fasilitas kamar mandi. SM tinggal bersama mertuanya. Rumah tersebut dihuni oleh 6 orang yang terdiri dari ibu dan ayah mertua,adik ipar, suami SM, SM, dan anak SM. Rumah SM terdiri dari 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 3 kamar tidur dengan ruangan yang kecil, 1 dapur yang berfungsi sebagai tempat memasak, tempat makan, sekaligus tempat berkumpul keluarga.
2. Subjek 2: MY MY menetap di dusun Sembungan sejak 4 tahun lalu semenjak menikah. Dusun Sembungan berada dekat dengan jalan utama, masuk ke dalam gang sekitar 200 meter langsung terdapat pemukiman penduduk. Akses jalan di dusun sembungan sebagian sudah di corblok, sebagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
masih berupa jalan tanah. Jalan corblok hanya menghubungkan antar dusun. Rumah MY berada di tengah-tengah dusun, dari jalan corblok masih masuk gang melewai jalan-jalan dari tanah. Rumah MY berdekatan dengan rumah tetangganya. Rumah MY tidaklah bagus. Rumah tersebut bangunan fisiknya masih berupa rumah dengan dinding bambu dan kayu, lantainya sudah di cor dengan semen dan atapnya dari genting. Rumah MY sudah terdapat kamar mandi meski sederhana. MY dan anaknya tinggal di rumah mertuanya meski suaminya tidak dirumah karena bekerja di Malaysia sejak beberapa tahun yang lalu dan untuk beberapa tahun kedepan. Meski demikian, MY tetap tinggal dirumah mertuanya dan hanya sesekali pulang ke rumah orang tuanya karena tidak tega meninggalkan mertuanya yang tinggal di rumah tanpa ada anak yang merawat.
3. Subjek 3: EL Sama halnya dengan SM, EL juga tinggal di dusun Bogelan. Namun, rumah EL berada di tengah-tengah dusun. Jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain saling berdekatan. Rumah EL berada di tepi jalan corblok. EL dan suaminya tinggal bersama dirumah orang tua EL. Selain EL dan suaminya, dirumah orang tua EL juga tinggal kakak, kakak ipar, 2 orang ponakan EL yang masih kecil dan adik EL. Rumah EL sudah berupa bangunan dengan dinding dari bata dan sudah di cat, lantai berupa cor semen, dan atap yang sudah berbentuk genting. Namun untuk dapur, masih berdinding bambu dan berlantai tanah. Selain itu, untuk urusan MCK,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
keluarga EL meggunakan kamar mandi umum atau menumpang di tempat tetangga karena di rumah EL tidak ada tempat MCK. Rumah EL tidak besar, hanya terdiri dari 1 ruang tamu yang disekat dengan ruang keluarga, 2 kamar tidur dan 1 dapur di belakang rumah. Bahkan orang tua EL hanya tidur di dapur dan adik EL tidur di ruang keluarga yang sempit.
4. Subjek 4: AH AH tinggal di dusun Ngasinan. Dusun Ngasinan berada tepat di pinggir jalan utama. Namun untuk menuju rumah AH harus melewati gang dan jalan menanjak, sekitar 300 meter dari jalan utama. Rumah AH dekat dengan sungai irigasi dan berada di bawah tebing, sehingga ada ancaman tanah longsor. Jalan dekat dengan rumah AH belum di corblok dan masih berupa tanah, sehingga licin ketika turun hujan dan jalan menjadi basah. AH baru 9 tahun tinggal di dusun Ngasinan. AH tinggal di rumah mertuanya bersama istri dan anaknya. Rumah tersebut tidaklah besar meski bangunan fisiknya sudah cukup baik. Rumah AH terdiri dari beberapa ruang yaitu 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Meski dihuni 5 orang anggota keluarga, yang terdiri dari ayah dan ibu mertua AH, AH, istri dan anaknya, namun rumah tidak terasa sempit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
5. Subjek 5: GM GM merupakan penduduk asli desa Kembanglimus. GM menetap di dusun Wonotigo. Untuk menuju desa Wonotigo, harus melewati desa Sembungan terlebih dahulu atau bisa melewati dusun Gombong. Sekitar 15 menit dari jalan utama dengan mengendarai kendaraan bermotor. Jalan menuju dusun Wonotigo menanjak, namun jalanan sudah baik karena sudah di corblok, sehingga perjalanan terasa lebih mudah. Rumah GM berada di tengah desa, rumahnya tepat di pinggir jalan tanjakan. Di sekitar rumah GM terdapat rumah penduduk lainnya karena antara rumah yang satu dengan yang lainnya saling berdekatan. Rumah GM hanyalah gubuk kecil berdinding anyaman bambu, berlantai tanah, dan beratap genting. Rumah tersebut terdiri dari 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi sederhana. Rumah tersebut merupakan rumah milik GM sendiri. GM tinggal bersama dengan istri dan anaknya.
6. Subjek 6: HR HR tinggal di dusun Bumen. HR merupakan penduduk asli desa Kembanglimus. Dusun Bumen berada tepat di pinggir jalan utama, namun untuk menuju rumah HR harus melewati beberapa gang. Gang pertama tepat di pinggir jalan raya dan sudah diaspal, sekitar 200 meter, masuk ke dalam gang kecil dengan jalan corblok, perjalanan sekitar 200 meter. Rumah HR tepat berada di pinggir jalan corblok sehingga tidak ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
halaman di depan rumah HR, namun di samping rumah HR terdapat lapangan badminton yang sering digunakan warga dusun. Rumah HR berada di tengah dusun dan berdampingan dengan rumah orangtuanya. Bangunan fisik rumah HR sudah cukup baik, rumah HR sudah berdinding bata dan di cat, lantainya masih di cor semen tapi ditutup dengan karpet plastik khusus lantai dan beratap genteng, di dalam rumah HR terdapat beberapa ruang yaitu 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 dapur, dan 1 kamar mandi. Rumah tersebut adalah rumah yang dibangun HR dan istrinya. Rumah tersebut dibangun HR sedikit demi sedikit sambil mengumpulkan biaya. Rumah tersebut hanya ditinggali HR dan istrinya karena mereka belum memiliki anak meskipun sudah lama membina rumah tangga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 C. Karakteristik Subjek Penelitian
Tabel 5. Karakteristik Subjek Penelitian Nama
SM
MY
EL
AH
GM
HR
Usia
27 tahun
25 tahun
24 tahun
33 tahun
40 tahun
33 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Laki-laki
Laki-laki
Pendidikan Terakhir
SMK
SMK
SMP
SMA
SMP
SMP
Pekerjaan
Buruh Pabrik
Baby Sitter
Karyawan Toko
Operator Mesin
Office Boy
Rp.
Penghasilan
Per bulan Rp.
Pengeluaran Jumlah Keluarga
650.000 Rp.
Anggota
Tangga (ART)
350.000 Rp.
Per bulan
750.000 Rp.
Asisten Rumah
400.000 Rp.
Per bulan
700.000 Rp.
800.000 Rp.
Per bulan
600.000 Rp.
800.000 Rp.
Per bulan
950.000 Rp.
750.000
Per bulan
850.000 Rp.
850.000
Per bulan
Per bulan
Per bulan
Per bulan
Per bulan
Per bulan
3 orang
3 orang
2 orang
3 orang
3 orang
2 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 Ada Penyakit yang diderita
keluarga sakit
Lama menetap
4 tahun
4 tahun
anggota yang
(sedang dengan kandungan
hamil usia Tekanan
darah Gejala serangan
4 rendah
jantung
bulan) Sejak lahir
9 tahun Kerja
Sejak lahir bakti, Kerja
kegiatan Kegiatan sosial
Keagiatan keagamaan
Sejak lahir bakti, Kegiatan
di kegiatan
sosial
di di tempak kerja
lingkungan,
lingkungan,
dan aktif dalam
pernikahan,
pernikahan,
kegiatan
kematian.
kematian.
kepemudaan
Mujadahan,
Mujadahan,
yasinan,
pengajian.
pengajian.
pengajian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54 D. Hasil Penelitian
Tabel 6. Kategori Hasil Penelitian Subyek No
Aspek
Tema
Syukur Alasan syukur
1.
Penerimaan
Cara bersyukur
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
MY
EL
AH
GM
HR
V
V
V
V
V
V
V
V
Bisa bersyukur
A.1.a
Hidup tidak selamanya enak, pasti ada susahnya
A.2.a
Bisa bekerja dan makan sudah cukup
A.2.b
Ucap syukur kepada Tuhan
A.3.a
V
Tidak mengeluh
A.3.b
V
Jalani hidup apa adanya
A.3.c
V
Tetap senang dan tidak bersedih
A.3.d
V
V V
Diri Tidak sepenuhnya menerima: ada upaya untuk Menerima keadaan
Alasan menerima keadaaan
Laki-laki
keluar dari keadaan
A.4.a
Harus bisa menerima
A.4.b
Sadar keterbatasan: kemampuan diri terbatas,
A.5.a
V V V
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
MY
EL
Laki-laki AH
GM
HR
V
V
V
V
sulit mencari pekerjaan Kepasrahan kepada Tuhan: hidup berjalan sesuai keadaan, Rejeki ditentukan Tuhan Sesal
Alasan tidak sesal
A.5.b
Tidak menyesal
A.6.a
Sesal hanya menyakiti hati
A.7.a
Tuhan telah mengatur kehidupannya
A.7.b
V
Manusia sebaiknya berusaha dan berdoa
A.7.c
V
V
V
V
V
Penerimaan terhadap keadaan hidup tergantung Cara
pandang
terhadap
penerimaan keadaan hidup
dengan cara pandang dan pola pikir masing-
V
masing. masalah cukup atau tidak cukup itu relatif. Bila bersyukur pasti cukup.
Cara menerima keadaan
A.8.a
menikmati keadaan hidup
A.8.b
V
A.9.a
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Ada kesulitan hidup Kesulitan hidup
Masalah ekonomi: Sulit mencari uang, sulit mencukupi kebutuhan
Sebab kesulitan hidup
2.
Penguasaan
Masih
karyawan
kontrak
sehingga
dapat
diberhentikan kerja
Perempuan
Laki-laki
SM
MY
EL
AH
GM
HR
B.1.a
V
V
V
V
V
V
B.1.b
V
V
V
V
V
B.2.a
V
Makan seadanya
B.3.a
keharmonisan dalam keluarga terganggu
B.3.b
Dapat mengatasi
B.4.a
V
Bekerja
B.5.a
V
V
Dampak kesulitan hidup V
Lingkungan Kemampuan kesulitan hidup
Cara hidup
mengatasi
mengatasi
kesulitan Mengandalkan hasil panen Pengendalian diri: Menekan keinginan membeli, menghemat pengeluaran
B.5.b B.5.c
V V
V
V
V
V
V V
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Hubungan baik dengan orang lain Alasan hubungan baik
Punya hubungan baik
C.1.a
Tetangga juga baik-baik
C.2.a
Menentukan sikap: gotong royong, tidak ada iri dan dengki dengan orang lain Cara menjalin hubungan baik
Berinteraksi dengan orang lain Mengikuti kegiatan yang ada: Kerja bakti,
3.
Hubungan Positif
Mendapat undangan bersedia datang Kesulitan
dalam
menjalin Ada kesulitan
hubungan baik Sebab
kesulitan
menjalin
hubungan baik
Kode
MY
EL
AH
GM
HR
V
V
V
V
V
V
V V V
C.3.c
V
C.4.a
Waktu yang terbatas karena bekerja
C.5.a
V
V V
V
V
V V
C.5.b
V
Cara mengatasi kesulitan dalam Mendiamkan saja
C.6.a
V
menjalin hubungan baik
C.6.b
V
Berharap orang lain berubah dan mengetahui
V
C.3.b
C.4.b
yang tidak suka dengan kita
Laki-laki
SM
C.3.a
Tidak ada kesulitan
orang bermacam-macam: ada yang suka dan ada
Perempuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
MY
Laki-laki
EL
AH
GM
maksud baiknya. Menyadari bahwa setiap orang memiliki sifat masing-masing, ada yang baik juga yang
C.6.c
V
C.6.d
V
sombong. Baik terhadap orang tersebut berinteraksi dengan orang lain bila ada waktu senggang: Mengajak orang lain mengobrol,
C.6.e
V
Mendatangi rumah orang lain bila ada waktu Menyikapi dengan arif orang yang tidak menyukai dan membicarakan dibelakang mengambil sisi positif dari permasalahan Cara pandang terhadap orang lain Kesulitan
C.6.f
V
C.6.g
V
orang yang terpandang terkadang sombong, orang kadang ada yang baik hati, kadang
C.7.a
V
sombong dalam
menjaga Ada kesulitan
C.8.a
V
V
HR
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
hubungan baik Sebab
kesulitan
Tidak ada kesulitan
C.8.b
menjaga sulit menjaga sikap
C.9.a
hubungan baik Cara dalam
mengatasi menjaga
adanya selisih dan ketidakcocokan.
hubungan omongan, bicara baik-baik berusaha memperbaiki diri
AH
GM
C.10.a
orang lain menghargai orang lain
C.11.a
HR
V V V
V
C.10.b
Bersikap baik dan menjaga tingkah laku terhadap Cara menjaga hubungan baik
EL
C.9.b
kesulitan Komunikasi dengan tidak menyakiti: menjaga
baik
MY
Laki-laki
V
V V
C.11.b
V
C.12.a
V
hubungan baik dapat terjaga bila orang saling membutuhkan dan saling menghargai pendapat Cara pandang terhadap suatu dan masukan orang lain. Sehingga terjadi hubungan baik
hubungan yang saling menguntungkan Hubungan
dapat
terjalin
tergantung dengan diri sendiri
ataupun
terjaga
C.12.b
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
MY
Laki-laki
EL
AH
GM
V
V
HR
Kesejahteraan keluarga: Dapat menyekolahkan anak , Membahagiakan keluarga, Membimbing
D.1.a
keluarga dengan baik, Hidup tentram dalam
V
keluarga Kesejahteraan ekonomi: Hidup bahagia dan Tujuan yang dimiliki
sejahtera, Mempunyai rumah sendiri, Hidup
D.1.b
V
V
V
yang layak dan mapan 4.
Kehidupan bermasyarakat: Kehidupan dalam
Tujuan Hidup
masyarakat dapat berjalan sesuai harapan Untuk diri sendiri: Mencapai kesuksesan, Dapat memperbaiki perilaku diri sendiri Sikap
mental
kerja:
kerja
keras
pantang
menyerah Cara mencapai tujuan hidup
D.1.c
V
D.1.d
V
D.2.a
V
D.2.b
V
Sikap mental keikhlasan: ikhlas dalam bekerja meskipun
terasa
berat
memenuhi kebutuhan
akan
dilakukan
demi
V
V
V
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
dengan punya usaha sendiri (membuka toko)
D.2.c
Instropeksi diri: Koreksi dan perbaiki diri
D.2.d
Keterbatasan diri: Tidak bisa sendiri,
V
Keterbatasan ekonomi: Terbentur modal
D.3.b
V
Mencari alternatif solusi lainnya
D.4.a
hambatan Pasrah kepada Tuhan dalam mencapai tujuan hidup Minta pertimbangan kepada orang tua yang lebih tahu Menyerah Tidak menyerah: realistis tergantung keadaan diri Bentuk menyerah
AH
GM
V
V
V
V
HR
V
D.3.a
mengatasi
Menyerah dalam mencapai
EL
Tenaga
Hambatan dalam mencapai dan pikiran yang terbatas, kesulitan mengatasi beban hidup tujuan hidup
Cara
MY
Laki-laki
V
D.4.b
V
D.4.c
V
D.5.a D.5.b
Malas bekerja
D.6.a
Menangis
D.6.b
V
V
V
V V V
V
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 Subyek No
Aspek
Tema
Perkembangan
Sub Tema
dan Ada
pertumbuhan pribadi bentuk
perkembangan
dan
pertumbuhan
5.
Pertumbuhan Pribadi
PP. hambatan Pertumbuhan dan Perkembangan Pribadi
E.1.b
Memiliki anak dan membiayai hidup anaknya
E.2.a
Sudah memiliki pekerjaan
E.2.b
ada kemajuan pada keadaan diri: memiliki rumah
E.2.c
Kemampuan diri yang kurang berkembang
E.3.a
kurangnya relasi untuk bertukar pikiran agar
Tidak ada potensi dan kelebihan: tidak ada kemajuan Ada potensi dan kelebihan Bentuk potensi diri
E.1.a
Tidak Ada: belum ada kemajuan lagi
dapat melangkah maju
potensi diri
Kode
Kualitas mental: Tidak mudah putus asa dan tetap menjalani hidup
Perempuan
Laki-laki
SM
MY
EL
AH
V
V
V
V
GM
HR V
V V V V V
E.3.c
V
E.4.a
V
E.4.b
V
E.5.a
V
V
V V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Subyek No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
Perempuan SM
MY
Laki-laki
EL
AH
GM
HR
Kemampuan bidang tertentu: mampu belajar secara otodidak mengenai mesin meskipun tidak
E.5.b
V
mengenyam pendidikan Mengambil keputusan sendiri Orang lain sebagai bahan pertimbangan dan
pengambilan keputusan
dibutuhkan bila keputusan berat/sulit Yakin dengan keputusan setiap
6.
Otonomi
keputusan
ada
resiko
yang
harus
ditanggung sendiri pandangan
terhadap keputusan yang diambil tanpa memikirkannya
keputusan
terlebih dahulu akan membuat menyesal Pertimbangan orang lain dibutuhkan karena keputusan diri sendiri sering tidak sesuai
penyesalan pengambilan keputusan
dalam
pernah menyesali keputusan yang diambil
E.1.a
V
V
V
V
V
V
E.1.b
V
V
V
V
V
V
E.2.a
V
V
V
V
V
F.1.a
F.1.b
V
V
F.1.c
F.2.a
V
V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
E. Pembahasan Pembahasan akan dijelaskan berdasarkan masing-masing aspek menurut konsep kesejahteraan psikologis yang dikembangkan oleh Ryff.
1. Penerimaan Diri Penerimaan diri merupakan evaluasi positif pada diri dan diri masa lalu. Orang dinyatakan dapat menerima diri dengan baik apabila memiliki sikap positif terhadap diri, menerima kualitas diri yang buruk, merasa positif terhadap kehidupan masa lalu (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Penerimaan diri berarti bahwa menerima dan menyukai keadaan diri termasuk kelemahan maupun kekuatannya (Baumgardner dan Crothers,2009) Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek penelitian mempunyai penerimaan diri. Penerimaan diri terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semua subjek penelitian tidak menyesal dengan keadaan hidupnya. Penyesalan bagi subjek hanya akan menyakiti hati (W2.P.MY). Menurut subjek Tuhan sudah mengatur kehidupan manusia, sebaiknya manusia berdoa dan berusaha (W4.L.AH). Alasan itulah yang mewakili para subjek untuk tidak menyesali keadaan hidupnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa para subjek merasa positif terhadap kehidupan masa lalu karena semua subjek dalam penelitian ini tidak menyesali keadaan hidup yang telah dijalaninya sesuai dengan kriteria orang yang memiliki penerimaan diri yang diungkapkan oleh Ryff bahwa orang dinyatakan dapat menerima
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
diri dengan baik apabila memiliki sikap positif positif terhadap kehidupan masa lalu (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995) Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar subjek merasa harus dapat menerima keadaan hidupnya, hanya ada salah satu subjek yang tidak dapat sepenuhnya menerima keadaan diri. Meski subjek tersebut menyadari adanya keterbatasan dalam dirinya, namun subjek tetap berusaha untuk keluar dari keadaan dan tidak pasrah begitu saja. Subjek menghayati penerimaan diri sebagai perjuangan untuk menjadi lebih baik. Sebagian besar subjek dapat menerima keadaan hidup yang serba susah karena menyadari keterbatasannya dan memasrahkan keadaan tersebut kepada Tuhan karena bagi subjek rejeki sudah ditentukan oleh Tuhan (W6.L.HR) dan hidup sudah berjalan sesuai dengan keadaan (W5.L.GM ) sehingga keadaan tersebut dapat diterima dengan cara menikmati keadaan hidup (W6.L.HR). Menurut teori yang dikembangkan oleh Ryff mengenai aspek penerimaan diri bahwa orang memiliki sikap positif terhadap diri dan menerima kualitas diri yang buruk merupakan orang yang menerima diri dengan baik (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995) ada dalam diri semua subjek penelitian. Semua subjek penelitian mampu menerima kualitas diri yang buruk. Para subjek menyadari keterbatasannya, namun subjek-subjek tersebut memiliki sikap positif dalam diri dengan tidak pasrah dan menunjukkan usahanya untuk keluar dari keadaan. Hal tersebut juga didukung oleh nilai spiritual subjek penelitian terhadap Tuhan. Seperti diungkapkan oleh Ritcher
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
(dalam Sumule, 2008) nilai spiritual dapat membuat sesorang menemukan makna kehidupan karena pengalaman hidup keagamaan dapat memberikan makna dalam kehidupan sehari-hari. Nilai spiritual subjek tersebut membuat subjek dapat memahami makna kehidupan dan membuat subjek dapat menerima keadaan diri. Penerimaan diri pada semua subjek penelitian diungkapkan dengan rasa syukur. Semua subjek mesyukuri keadaan hidupnya. Subjek menyadari bahwa hidup tidak selamanya enak, pasti suatu saat ada kesusahannya dan bagi subjek, dapat bekerja dan makan dirasa sudah cukup dijadikan alasan dalam mensyukuri kehidupan. Subjek mensyukuri keadaan hidup dengan menjalani hidup apa adanya dan menjalaninya dengan senang dan tidak banyak mengeluh. Sebuah studi memperlihatkan bahwa perasaan syukur ditunjukkan dengan
pengalaman
emosi
yang
positif,
membuat
sesuatu
terasa
menyenangkan, ada kepuasaan dan dapat dinikmati (Bono et al., 2004; Emmons dan McCullough, 2004 dalam Baumgardner dan Cothers,2009). Rasa syukur merupakan sebuah ungkapan terimakasih dan apresisasi atas kehidupan
(Baumgardner
dan
Cothers,2009).
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan rasa syukur yang ditujukan kepada Tuhan. Hal tersebut dikuatkan oleh ungkapan subjek “ Teko bersyukur.. Alhamdulilah atas kenikmatan yang diberikan” (W3.P.EL)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
Bahkan ada 2 orang subjek yang memiliki pandangan terhadap penerimaan keadaan hidup yaitu penerimaan terhadap keadaan hidup tergantung dengan cara pandang dan pola pikir masing-masing (W5.L.GM). Masalah cukup atau tidak cukup itu relatif, bila bersyukur pasti cukup (W6.L.HR). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para subjek penelitian memiliki penerimaan terhadap dirinya. Subjek penelitian mampu menerima dan menyukai keadaan diri termasuk kelemahan maupun kekuatannya. Bukan hanya itu, para subjek bahkan mampu bersikap positif terhadap keadaan hidupnya dengan tidak pasrah terhadap keadaan dirinya dan dapat menunjukkan usahanya untuk keluar dari keadaan yang sulit.
2. Penguasaan Lingkungan Orang yang memiliki penguasaan lingkungan merupakan orang yang memiliki kompetensi dalam mengatur hidup dan lingkungannya. Orang dinyatakan memiliki kemampuan dalam menguasai lingkungannya apabila memiliki pemahaman dalam penguasaan dan kompetensi mengatur lingkungan, dapat mengontrol aktfitas eksternal, dapat mengefektifkan kesempatan yang ada di sekelilingnya, dapat menciptakan ataupun memilih konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai dalam dirinya (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Semua subjek penelitian dari hasil penelitian ini mengalami kesulitan hidup. Kesulitan hidup yang para subjek alami adalah karena masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
ekonomi yang berupa kesulitan mencari uang dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Kesulitan tersebut berdampak pada keharmonisan rumah tangga yang menjadi terganggu (W5.L.GM), selain itu juga membuat mereka hanya bisa makan seadanya (W2.P.MY). Meskipun memiliki kesulitan hidup, subjek-subjek tersebut memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan hidup yang membelenggu kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Ryff bahwa orang
dinyatakan memiliki
kemampuan dalam menguasai lingkungannya apabila memiliki pemahaman dalam penguasaan dan kompetensi mengatur lingkungan (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki pemahaman dalam penguasaan dan kompetensi mengatur lingkungan karena subjek menyadari kemampuannya dan menemukan cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kesulitan hidup. Cara yang digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut beragam. Salah satu subjek perempuan mencoba untuk
mengefektifkan kesempatan yang ada di sekelilingnya yaitu
mengandalkan hasil lain seperti panenan (W2.P.MY), sedangkan subjek lainnya berusaha untuk menciptakan ataupun memilih konteks yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai dalam dirinya dengan giat bekerja. Salah seorang subjek mengemukakan” Cari obyekan lain tha..” (W6.L.HR). Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek mengatasi kesulitannya dengan mencari aternatif solusi pekerjaan lainnya. Subjek memanfaatkan waktu luangnya setelah bekerja untuk mencari pekerjaan lain yang sesuai dengan dirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Subjek menciptakan keadaan yang sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
kemampuan untuk mengatasi kesulitannya. Sedangkan subjek lain mengatasi kesulitan hidup dengan cara melakukan pengendalian diri untuk menghemat pengeluaran hidup. Hal
tersebut
mengindikasikan
bahwa
para
subjek
memiliki
penguasaan lingkungan karena semua subjek memiliki kompetensi dalam mengatur hidup dan lingkungannya yang terlihat pada kemampuannya mengatasi kesulitan hidup yang dialaminya.
3. Hubungan Positif Orang yang memiliki Hubungan Positif merupakan orang yang memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang
lain. Orang dapat
memiliki relasi yang positif apabila memiliki kehangatan dan dapat dipercaya dalam
hubungannya
dengan
orang
lain,
berkonsentrasi
terhadap
kesejahteraannya dan orang lain, memiliki empati yang kuat, afeksi dan intimasi dan mengerti aturan dalam hubungan dengan sesama manusia (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Meskipun semua subjek penelitian mengalami kesulitan hidup karena keterbatasan ekonomi, namun para subjek tersebut tetap dapat memiliki hubungan baik dengan orang lain. Hubungan baik dijalin dengan cara menentukan sikap yang positif dengan mau bergotong royong, tidak iri dan dengki terhadap orang lain, berinteraksi dengan orang lain, dan mengikuti kegiatan yang ada seperti kerja bakti dan bersedia datang ketika mendapatkan undangan suatu acara. Semua subjek laki-laki menurut hasil data penelitian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan yang ada di desanya yang meliputi kegiatan sosial seperti kerja bakti, kegiatan lingkungan, maupun acara yang diadakan oleh masyarakat dan mengikuti kegiatan keagamaan seperti mujadahan, yasinan, dan pengajian. Laki-laki lebih banyak mengikuti kegiatan yag diadakan di desa karena pada budaya jawa yang menganut sistem patrialisme. Sistem patrialisme meletakkan perempuan menjadi subjek yang terdominasi dan tersubordinasi dan menempatkan laki-laki memiliki kekuasaan atas perempuan sehingga laki-laki memiliki tugas penting yaitu sebagai kepala keluarga (Bhasin, 1996). Sebagai kepala keluarga, laki-laki memiliki tugas untuk mewakili keluarga untuk melibatkan diri dalam sebuah sosialisasi masyarakat. Hal ini dilakukan laki-laki untuk menunjukkan identitas keluarga dan tanggung jawabnya sebagai laki-laki. Masyarakat sudah memberikan kemudahan untuk individu dalam membangun hubungan sosial dengan orang lain dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial. Hal tersebut dimaksudkan agar individu baik laki-laki maupun perempuan dapat memiliki hubungan sosial yang berkualitas dengan orang dan dapat membina hubungan baik dengan sesamanya dalam keadaan apapun, baik secara formal maupun informal. Dari hasil penelitian juga ditemukan adanya kesulitan dalam menjalin hubungan baik meski para subjek memiliki cara dalam menjalin hubungan baik. Terdapat 1 subjek perempuan dan 2 orang subjek laki-laki yang mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik. Subjek perempuan tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
memaparkan kesulitan yang dialami, namun subjek laki-laki memaparkan kesulitannya sebagai berikut : “ya saya sendiri kan kalo menjalin hubungan dengan orang kan kalo bisa juga cuman malem, ya jadi sulitnya itu.. nggak bisa bertemu. Ya kecuali kalo hari libur”. (W4.L.AH) Hal tersebut menjelaskan bahwa sebab kesulitan akibat waktu yang terbatas. Waktu yang terbatas diakibatkan karena subjek menggunakan waktunya untuk bekerja. Pekerjaan dianggap lebih penting karena bekerja merupakan cara untuk menghasilkan uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, disisi lain individu dituntut untuk dapat membina hubungan baik dengan orang lain dengan cara mengikuti pranata sosial yang diadakan masyarakat agar tidak mendapatkan dampak negatif seperti dikucilkan dan tidak dianggap. Selain itu ada masalah yang bersifat yang lebih personal yaitu akibat adanya bermacam-macam sifat orang yang tidak senang dengan diri subjek. Seperti yang diungkapkan subjek berikut ini: ”Ouw ya jelas ada. Masalahnya begini.. kesulitannya itu timbul biasanya itu kan orang kadang kan hubungan itu ya kadang ya berbeda-beda ya.. kadang perasaannya ada yang ndak seneng, ada yang seneng.. nah gitu.. kalo pas kita berjumpa dengan orang lain yang tidak suka dengan kita, dibelakangnya bicara beginibegini nah itu biasanya ada sifatnya yang... ya kita menyikapinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
dengan ya arif ya.. maksud’e masalah itu kan tergantung masalahnya”. (W5.L.GM)
Kesulitan-kesulitan yang timbul tersebut diatasi dengan cara yang beragam. Salah satu subjek menyadari bahwa setiap orang memiliki sifat yang berbeda, ada yang baik dan ada yang sombong bahkan subjek mengemukakan bahwa orang-orang yang terpandang kadang sombong (W2.P.MY). Hal tersebut memperlihatkan bahwa subjek mampu menerima keadaan orang lain sebagai bagian dari penerimaan sosial. Penerimaan sosial adalah salah satu dimensi dari Social Wellbeing. Penerimaan sosial memiliki sikap yang positif terhadap orang lain dan memahami kompleksitasnya (Baumgardner dan Crothers, 2009).
Sedangkan subjek lain mengatasi
kesulitan dengan cara berusaha untuk tidak menanggapi masalah-masalah tersebut dan berusaha mengambil sisi positif dari setiap permasalahan tersebut dengan tetap melakukan interaksi terhadap orang lain dengan meluangkan waktu untuk menjalin hubungan baik, sehingga orang lain dapat mengetahui maksud baiknya dan hubungan baik tetap dapat terjalin. Hubungan baik yang sudah terjalin belum tentu dapat terjaga. Hasil penelitian menunjukkan ada 2 orang subjek perempuan yang menyatakan adanya kesulitan dalam menjaga hubungan baik. Kesulitan dalam menjaga hubungan baik disebabkan karena adanya kesulitan dalam menentukan sikap terhadap suatu hubungan dan adanya selisih dan ketidakcocokan satu dengan yang lainnya. Kesulitan tersebut diatasi dengan cara memperbaiki diri sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
dan berkomunikasi dengan orang lain tanpa menyakitinya. Menurut subjek, hubungan baik dapat terjaga dengan cara bersikap baik dan menjaga tingkah laku terhadap orang lain (W2.P.MY) dan menghargai orang lain (W5.L.GM). Dua orang subjek laki-laki memiliki pandangan terhadap suatu hubungan baik bahwa hubungan dapat terjalin ataupun terjaga tergantung dengan diri sendiri (W6.L.HR), hubungan baik dapat terjaga bila orang saling
membutuhkan dan saling menghargai pendapat dan masukan orang lain, sehingga terjadi hubungan yang saling menguntungkan (W5.L.GM).
4. Tujuan Hidup Kehidupan yang sulit akibat keterbatasan ekonomi tidak membuat para subjek penelitian kehilangan tujuan hidupnya. Tujuan hidup tidak semata-mata untuk kesejahteraan ekonomi, tetapi juga untuk kesejahteraan keluarga, kemajuan diri sendiri dan bahkan untuk kehidupan dalam masyarakat. Dari hasil penelitian terlihat bahwa tujuan untuk kesejahteraan ekonomi merupakan sarana terpenuhinya kebutuhan hidup yang paling pokok, bukan merupakan fokus utama untuk mencapai kehidupan yang berlimpah materi. Meski demikian, terdapat 2 orang subjek perempuan yang pernah menyerah dalam mencapai kesejateraan ekonomi dan kemajuan untuk diri sendiri. Subjek menyerah dengan menangis dan malas bekerja, namun subjek tersebut tetap menunjukkan usahanya untuk mencapai tujuan. Semua subjek penelitian menunjukkan usahanya dalam mencapai tujuan. Usaha yang dilakukan subjek yang memiliki tujuan untuk mencapai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
kesejahteraan ekonomi dan keluarga serta untuk kemajuan diri sendiri yaitu dengan memunculkan sikap mental dalam bekerja. Sikap mental tersebut dimaksudkan untuk bekerja keras pantang menyerah. Selain itu, juga adanya sikap mental keikhlasan dalam melakukan pekerjaan dan ada subjek yang lebih spesifik menyebutkan caranya mencapai tujuan dengan membuka usaha toko sendiri. Sedangkan subjek yang ingin mencapai tujuan selain untuk kesejahteraan ekonomi, dilaporkan ada 2 orang subjek laki-laki yang berusaha mencapai tujuan tersebut dengan instropeksi diri. Usaha dalam mencapai tujuan hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa hambatan yang muncul, seperti dalam hasil penelitian ini ada 3 orang subjek yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan hidup. Hambatan tersebut muncul karena adanya keterbatasan yaitu keterbatasan diri dan keterbatasan ekonomi yang membuat subjek terbentur modal. Meski mengalami hambatan, namun subjek-subjek tersebut memiliki cara untuk mengatasi hambatan tersebut. Hambatan tersebut diatasi dengan sikap pasrah kepada Tuhan dan meminta saran kepada orang tua yang lebih berpengalaman sebagai bahan pertimbangan (W5.L.GM). Selain itu, subjek berusaha mencari alternatif solusi lainnya (W4.L.AH) Tujuan dalam hidup didefinisikan sebagai memiliki pengertian terhadap makna dan tujuan hidup. Orang yang memiliki tujuan hidup adalah orang yang memiliki cita-cita dalam kehidupan dan pemahaman tentang keberlangsungannya, memahami pengertian masa depan dan masa lampau,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
mempunyai keyakinan terhadap tujuan hidup dan memiliki tujuan dan objektif untuk kehidupan. (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Menurut hasil penelitian, semua subjek penelitian memiliki tujuan hidup dan berusaha untuk mewujudkan tujuannya. Meskipun ada beberapa hal yang membuat beberapa subjek menyerah, namun mereka tetap terus mencoba berbagai upaya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Subjek tersebut yakin dengan berusaha, apa yang mereka harapkan dapat menjadi kenyataan. Semua subjek penelitian memang belum mencapai tujuan hidupnya, namun dengan adanya tujuan hidup dapat menunjukkan perilaku subjek yang sehat mental karena tujuan merupakan motivasi dalam hidup yang membuat individu melakukan suatu tindakan dan memberikan arti, arahan, dan tujuan untuk melakukan aktivitas kehidupan (Baumgardner dan Crothers,2009). Bahkan ketika tujuan sudah dicapai, individu harus membuat tujuan hidup yang baru karena tujuan hidup merupakan usaha keras yang sangat penting untuk menemukan arti dari suatu usaha dan tantangan (Keyes, Shmotkin,dan Ryff,2002) sehingga diperlukan untuk melakukan tindakan yang selanjutnya.
5. Pertumbuhan Pribadi Personal growth atau Pertumbuhan Pribadi didefiniskan sebagai pemahaman akan keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu. Orang yang memiliki pertumbuhan pribadi adalah orang yang memiliki pemikiran mengenai keberlanjutan perkembangan, melihat dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
sebagai pribadi yang bertumbuh dan berkembang, terbuka pada pengalaman baru, memiliki pehamaman mengenai potensi yang dimiliki diri, melihat kemajuan dalam diri dan tingkah laku sepanjang waktu (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Lima dari 6 subjek penelitian merasakan adanya perkembangan dan pertumbuhan pribadi dalam dirinya. Perkembangan dan pertumbuhan pribadi dirasakan dan dihayati dalam bentuk kepemilikan seperti memiliki rumah dan pekerjaan, selain itu dirasakan dalam bentuk kemampuan berkembang biak dan menghidupi anaknya. Meski merasakan adanya perkembangan dan petumbuhan, namun ada salah satu subjek yang merasa perkembangan dan pertumbuhan pribadinya terhambat. Subjek menyadari adanya kemampuan diri yang kurang berkembang menghambatnya untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Sedangkan satu subjek lainnya tidak merasakan adanya perkembangan dan petumbuhan pribadi dalam dirinya. Subjek yang tidak merasakan perkembangan dan pertumbuhan dalam dirinya
menghayati
perkembangan dan pertumbuhan dalam bentuk
kepemilikan keahlian. Pemikiran subjek tersebut didukung dengan pekerjaan subjek sebagai operator mesin yang dituntut untuk memiliki keahlian khusus. Subjek merasa perkembangan dan pertumbuhan dirinya terhambat akibat kurangnya relasi untuk bertukar pikiran agar dapat melangkah maju. Keterbatasan ekonomi membuat subjek tidak bisa mengembangkan keahliannya dengan mengikuti kursus ataupun menemukan relasi yang mampu membantunya mengembangkan keahlian. Tidak adanya akses untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
bertukar pikiran dengan orang lain yang lebih mampu menghambat subjek untuk dapat bertumbuh dan berkembang. Namun, subjek dapat merasakan adanya potensi dalam dirinya yaitu kemampuannya belajar secara otodidak mengenai mesin. Meskipun demikian, kesejahteraan psikologis subjek dapat terganggu karena meski menyadari memiliki potensi, namun jika tidak menyadari akan adanya pertumbuhan dan perkembangan diri dapat membuat subjek tertekan. Seperti yang diungkapkan oleh Baumgardner dan Crothers (2009) bahwa pertumbuhan pribadi merujuk pada orang yang merasakan adanya keberlanjutan dalam perkembangan dan keefektifannya dan terbuka pada pengalaman dan tantangan yang baru. Subjek tidak merasakan keberlanjutan dalam pertumbuhan dan perkembangan sehingga subjek tidak mampu melihat kemajuan yang ada dalam dirinya. Berbeda dengan subjek yang tidak merasakan perkembangan dan pertumbuhan dalam dirinya. Subjek yang merasakan adanya perkembangan dan pertumbuhan dalam dirinya sebagian besar menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki potensi dalam diri. Meski tidak menyadari potensinya, namun subjek menyadari pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk bertambahnya barang kepemilikannya. 2 orang subjek yang merasakan merasakan perkembangan dan pertumbuhan juga menyadari akan potensinya. Subjek tersebut menyadari adanya kualitas mental yang tangguh pada dirinya yaitu kemampuan untuk tidak mudah putus asa dan tetap menjali kehidupan meskipun terasa sulit. Hal tersebut membuat subjek memiliki nilai pertumbuhan pribadi yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
6. Otonomi Otonomi dinyatakan dengan memahami diri sebagai keberlangsungan dan penentuan aksi maupun pilihan. Orang yang memiliki otonomi adalah orang yang dapat menentukan dirinya sendiri dan mandiri, dapat menghadapi tekanan sosial, dapat meregulasi diri dari dalam, dan dapat mengevaluasi diri dengan standar personal (Ryff,1989; Ryff dan Keyes,1995). Keputusan-keputusan yang diambil oleh para subjek semuanya diambil sendiri. Subjek-subjek tersebut memiliki kemampuan untuk mengambil keputusannya sendiri. Hal tersebut berarti subjek penelitian memiliki kemampuan untuk meregulasi diri. Regulasi diri adalah kemampuan individu untuk mengatur atau mengontrol diri sendiri (Bandura dalam Alwisol,2008). Subjek penelitian memang memutuskan sendiri setiap keputusan dalam hidupnya, namun subjek merasa orang lain perlu untuk membantu dan dibutuhkan bila keputusan yang diambil berat dan sulit. Saran yang orang lain berikan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Hal itu dilakukan karena keputusan sendiri terkadang tidak sesuai, sehingga dibutuhkan orang lain sebagai bahan pertimbangan. Hampir semua merasa yakin dengan keputusan yang diambil. Mereka berpandangan bahwa setiap keputusan memiliki risiko yang harus ditanggung sendiri. Keputusan yang diambil tanpa memikirkannya terlebih dahulu akan mengakibatkan penyesalan karena ada salah satu subjek yang pernah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
menyesal dengan keputusannya tersebut karena terburu-buru dalam mengambil keputusan tanpa memikirkan baik-buruknya keputusan tersebut. Meskipun ada salah satu subjek yng pernah menyesali keputusan dalam hidupnya, namun kebanyakan dapat mengambil keputusan sendiri dan merasa
yakin
dengan
keputusan
yang
diambilnya.
Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa para subjek memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan hidup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
F. Diskusi Umum Kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dari sisi ekonomi dalam memenuhi
kebutuhan
dasar
minimal
untuk
hidup
(Badan
Pusat
Statistik,2011). kemiskinan berdampak pada ketidakmampuan individu memenuhi
konsumsi/kebutuhan
pokok,
dan
rendahnya
tingkat
konsumsi/akses masyarakat kepada pelayanan dasar, seperti: perumahan, pendidikan, pelayanan kesehatan, fasilitas sanitasi dan layanan air bersih/minum, keterbatasan terhadap akses pendanaan dan kapasitas usaha minimum masyarakat (Bappenas,2010). Keadaan tersebut dapat membuat seseorang menjadi tidak bahagia. Orang yang tidak bahagia memiliki pandangan yang negatif mengenai dirinya, lingkungan, dan masa depan. Hal tersebut dapat dapat meningkatkan faktor risiko untuk penyakit jiwa seperti gangguan depresi. Kesejahteraan Psikologis sangat berkorelasi dengan depresi. Menurut penelitian yang dilakukan Joseph dan Wood (2010), Kesejahteraan Psikologis yang tinggi dapat menjadi faktor protektif dari depresi. Kesejahteraan psikologis melihat kebahagiaan sebagai self-realization (realisasi diri) dengan cara merealisasikan potensi yang ada dalam diri. Ryff membuat enam dimensi dari Kesejahteraan Psikologis (Ryff, 1989; Ryff dan Keyes, 1995), yaitu: penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi. Enam dimensi tersebut digunakan sebagai indikasi untuk mengetahui Kesejahteraan Psikologis pada individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Hasil penelitian menunjukkan bahwa para subjek penelitian memiliki Kesejahteraan Psikologis. Hal tersebut ditunjukkan subjek dengan memenuhi kriteria orang yang memiliki Kesejahteraan Psikologis yang meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi. Pada dimensi penerimaan diri, semua subjek penelitian mempunyai penerimaan diri. Penerimaan diri diungkapkan dengan rasa syukur. Subjek mensyukuri keadaan hidup dengan menjalani hidup apa adanya dan menjalaninya dengan senang dan tidak banyak mengeluh. 3 orang subjek penelitian mengungkapkan alasan subjek dapat menerima keadaan hidupnya karena sadar akan keterbatasan dan adanya sikap kepasrahan kepada Tuhan. Subjek pada penelitian ini tidak menyesali keadaan hidup yang telah di jalani sehingga subjek penelitian dapat dikatakan mampu bersikap positif terhadap keadaan hidupnya. Seorang subjek mengemukakan bahwa dirinya tidah pasrah terhadap terhadap keadaan hidup yang dijalani dan berusaha untuk keluar dari keadaan yang sulit. Semua subjek penelitian mengakui bahwa masalah ekonomi membawa dampak negatif dalam kehidupan mereka dan membuat mereka mengalami kesulitan hidup. Namun, kesulitan hidup tersebut tidak menjadikan mereka hidup dalam ketidakberdayaan. Meskipun memiliki kesulitan hidup, para subjek penelitian memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan hidup yang membelenggu kesulitan hidup mereka dengan cara bekerja dan melakukan pengendalian diri seperti menekan keinginan membeli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
dan menghemat pengeluaran. Seorang subjek mengatasi kesulitan dengan mengandalkan hasil lain yaitu hasil panenan. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki penguasaan lingkungan dalam menghadapi kesulitan yang mereka alami. Kesulitan hidup juga tidak membuat para subjek penelitian membatasi diri dalam menjalin hubungan baik dengan orang lain. Semua subjek penelitian mempunyai hubungan yang baik dengan orang lain. Namun, terdapat 1 subjek perempuan dan 2 orang subjek laki-laki yang mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan baik. Subjek perempuan tidak memaparkan
kesulitan
yang
dialami,
sedangkan
subjek
laki-laki
mengungkapkan bahwa sebab kesulitan akibat waktu yang terbatas. Waktu yang terbatas diakibatkan karena subjek menggunakan waktunya untuk bekerja. Selain itu juga adanya masalah yang lebih bersifat personal. Meskipun ada kesulitan, subjek mampu mengatasi kesulitan dalam menjalin hubungan. Hubungan baik yang sudah terjalin belum tentu dapat terjaga. Hasil penelitian menunjukkan ada 2 orang subjek perempuan yang menyatakan adanya kesulitan dalam menjaga hubungan baik. Kesulitan dalam menjaga hubungan baik disebabkan karena adanya kesulitan dalam menentukan sikap terhadap suatu hubungan dan adanya selisih dan ketidakcocokan satu dengan yang lainnya. Meskipun terdapat beberapa hambatan dalam menjalin maupun menjaga hubungan agar tetap berjalan dengan baik, namun para subjek mampu untuk mengatasi hambatan tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
dengan berbagai cara. Hal tersebut menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki hubungan positif dengan orang lain. Kehidupan yang sulit akibat keterbatasan ekonomi tidak membuat para subjek penelitian kehilangan tujuan hidupnya. Tujuan hidup tidak semata-mata untuk kesejahteraan ekonomi, tetapi juga untuk kesejahteraan keluarga, kemajuan diri sendiri dan bahkan untuk kehidupan dalam masyarakat. Meski tidak mudah untuk mencapai tujuan, namun semua subjek penelitian tetap berusaha dalam mencapai tujuan dengan cara memiliki sikap kerja keras, memiliki sikap mental keikhlasan dan instropeksi diri. Usaha dalam mencapai tujuan hidup tidak selalu berjalan mulus karena muncul beberapa hambatan. 3 orang subjek menyadari hambatan dalam mencapai tujuan. Namun para subyek tersebut mampu mengatasi hambatan tersebut. Bahkan ada 2 orang subjek pernah menyerah dalam mencapai tujuan hidup, namun mereka tetap menunjukkannya usahanya dengan terus berusaha agar tujuan dalam hidup mereka tercapai. Hasil penelitian juga menunjukkan 5 dari 6 subjek penelitian merasakan adanya perkembangan dan pertumbuhan pribadi dalam dirinya. Perkembangan dan pertumbuhan pribadi dirasakan dan dihayati dalam bentuk kepemilikan seperti memiliki rumah dan pekerjaan, selain itu dirasakan dalam bentuk kemampuan berkembang biak dan menghidupi anaknya. Sedangkan satu subjek lainnya tidak merasakan adanya perkembangan dan petumbuhan pribadi dalam dirinya menghayati perkembangan dan pertumbuhan dalam bentuk kepemilikan keahlian. Subjek yang tidak merasakan perkembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
dan pertumbuhan dalam dirinya merasakan adanya potensi. Meskipun demikian, kesejahteraan psikologis subjek dapat terganggu karena meski menyadari memiliki potensi, namun jika tidak menyadari akan adanya pertumbuhan dan perkembangan diri dapat membuat subjek tertekan. Subjek yang merasakan adanya perkembangan dan pertumbuhan dalam dirinya sebagian besar menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki potensi dalam diri. Meski tidak menyadari potensinya, namun subjek menyadari pertumbuhan dan perkembangannya dalam bentuk bertambahnya barang kepemilikannya. 2 orang subjek yang merasakan merasakan perkembangan dan pertumbuhan juga menyadari akan potensinya. Hal tersebut membuat subjek memiliki nilai pertumbuhan pribadi yang lebih baik. Keputusan-keputusan yang diambil oleh para subjek semuanya diambil sendiri Subjek-subjek tersebut memiliki kemampuan untuk mengambil keputusannya sendiri, orang lain dirasa perlu untuk membantu dan dibutuhkan bila keputusan yang diambil berat dan sulit. Saran yang orang lain berikan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa para subjek memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan hidup. Hidup dalam kemiskinan yang dialami oleh para subjek penelitian tidak membuat mereka memiliki kesehatan mental yang buruk. Para subjek penelitian mampu merealisasikan potensi yang ada dalam dirinya sehingga dapat dikatakan bahwa subjek penelitian memiliki Kesejahteraan Psikologis yang positif. Kesejahteraan Psikologis
yang positif tersebut dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
menghindarkan subjek dari depresi karena Kesejahteraan Psikologis yang tinggi dapat menjadi faktor protektif dari depresi (Joseph dan Wood, 2010). Adanya Kesejahteraan Psikologis sebagai faktor protektif, maka risiko gangguan depresi dapat tertanggulangi. Risiko gangguan depresi yang dapat tertanggulangi ini dapat membuat orang yang hidup dalam kemiskinan tetap dapat memiliki kesehatan mental yang baik. Kesehatan mental yang baik sangat diperlukan dalam kehidupan berkeluarga. Keluarga merupakan unit satuan terkecil di dalam masyarakat. Keluarga terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang tinggal bersama dan saling tergantung (Departemen kesehatan dalam Setiawati: Setyaningrum, Fitria, dan Hernawaty, tanpa tahun). Pada awal pernikahan, keluarga terdiri dari suami dan istri, suami dan istri tersebut akan menjadi orang tua setelah memiliki anak. Sejak awal kehidupan berkeluarga, kesehatan mental keluarga perlu dibangun. Individu yang sehat mental ketika membangun keluarga diharapkan dapat membangun kesejahteraan psikologis dalam keluarga, terlebih pada suami istri yang sudah memiliki anak. Orang tua yang memiliki kesehatan mental yang buruk dan cenderung mengalami depresi akan berdampak buruk bagi kesehatan mental anak dan keluarga. Penting bagi orang tua untuk sehat secara mental agar dapat menjalankan fungsi keluarga secara penuh dan membentuk keluarga yang sejahtera. Kesulitan ekonomi yang dialami subjek penelitian tidak berdampak pada buruknya kesejahteraan psikologis. Hal ini dapat mendukung kesehatan mental pada subjek. Kesehatan mental perlu dipromosikan. Promosi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
kesehatan mental berisi mengenai kebijakan, informasi maupun pendidikan dan dapat ditujukan untuk individu maupun kelompok dan dapat dilakukan di rumah, sekolah, tempat kerja maupun komunitas (Lehtinen, Riikonen, dan Lehtinen). Lembaga kesehatan masyarakat sebagai sarana penunjang kesehatan masyarakat dapat ikut serta dalam mengembangkan program promosi kesehatan mental yang berdasar pada dimensi kesejahteraan psikologis sehingga
individu dalam keluarga dan masyarakat dapat
terhindarkan dari gangguan depresi maupun gangguan mental yang lain. Kesehatan mental yang semakin meningkat akan membuat individu semakin produktif karena individu yang produktif adalah individu yang dapat merealisasikan semua potensinya (Fromm dalam Schultz, tanpa tahun) sehingga semakin sehat mental seseorang, berarti orang tersebut semakin dapat merealisasikan seluruh potensinya dan semakin produktif individu tersebut. Meningkatnya produktivitas pada setiap individu diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian teridentifikasi memiliki Kesejahteraan Psikologis. Hal tersebut ditunjukkan subjek dengan memenuhi kriteria orang yang memiliki Kesejahteraan Psikologis yang meliputi penerimaan diri, penguasaan lingkungan, hubungan positif, tujuan dalam hidup, pertumbuhan pribadi, dan otonomi. Kesejahteraan Psikologis pada para subjek penelitian diharapkan menghindarkan subjek dari gangguan depresi sehingga subjek mampu membangun keluarga yang sehat mental dan mewujudkan keluarga yang sejahtera.
B. Keterbatasan Penelitian 1. Pedoman wawancara yang digunakan berdasarkan Ryff’s Scales of Psychological Wellbeing (RPWB) yang kemudian dikembangkan dalam bentuk pertanyaan terbuka. Pedoman wawancara tersebut memiliki pertanyaan yang cenderung terstruktur dan terkesan formal. Hal tersebut mengakibatkan peneliti
kesulitan dalam mengembangkan bentuk
pertanyaan untuk menggali informasi dari subjek karena jawaban subjek cenderung singkat dan ketika diminta untuk menjabarkan lebih lanjut, subjek mengalami kesulitan dalam menyampaikan apa yang dialami.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
2. Keterbatasan
waktu
dan
sulitnya
mendapatkan
subjek
yang
memungkinkan untuk dapat diteliti membuat penelitian ini menemukan kendala. Keterbatasan tersebut mengakibatkan penelitian belum mencapai titik jenuh (saturation point) sehingga hasil penelitian tidak dapat disimpulkan pada area yang lebih luas.
C. Saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan penelitian tentang Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) pada orang tua yang hidup dalam kemiskinan, sebaiknya memperhatikan pedoman wawancara yang digunakan. Pedoman wawancara sebaiknya dibuat lebih umum dan dilakukan secara lebih informal supaya subjek penelitian dapat lebih memahami maksud pertanyaan sehingga informasi dari subjek lebih tergali.
2. Bagi Praktisi Kesehatan Mental Peran serta praktisi kesehatan mental diperlukan untuk mengembangkan program
promosi
kesehatan
Kesejahteraan Psikologis.
mental
yang
berdasar
dari
dimensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. (2008). Psikologi Kepribadian. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Art,S. (2012, 13 Juni). Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN): Delapan Fungsi Keluarga Wahana Menuju Keluarga Sejahtera. Dipungut 24 November 2012 dari: http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=35 Badan Pusat Statistik (BPS). (2008). Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2008. Jakarta: Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS). (2011). Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik (BPS). (2012). Kemiskinan: Jumlah dan presentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1), dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, Maret 2012. Dipungut 25 November 2012 dari: http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=2 3¬ab=1 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ( BAPPENAS). (2010). Data Kemiskinan Indonesia tahun 2010. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bashin, Kamla. (1996). Menggugat Patriarki. Yogyakarta: Kalyanamitra dan Bentang Baumgardner, S. R & Crothers, M. K. (2009). Positive Psychology. New Jersey: Prentice Hall Beiser, M., Hou, F., Hyman, I., Tousignant, M. (2002) Poverty, Family Process, and the Mental Health of Immigrant Children in Canada. American Journal of Public Health. February 2002, Vol. 92, No. 2, pp. 220-227. Dipungut 3 Desember 2012 dari: http://ajph.aphapublications.org/doi/abs/10.2105/AJPH.92.2.220 Christopher, John. C. (1999). Situating Psychological Well-Being; Exploring The Cultural Roots of Its Theory and Research. Journal of Counseling & Development. Spring 1999. Volume 77
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Cyrillus, Galih. (2008). Hubungan Kepribadian Hardiness dan Kesejahteraan Psikologis pada Lansia. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Sanata Dharma. Dalton, J. H., Elias, M. J., & Wandersman, A. (2001) Community Psychology: Linking Individuals and Communities. USA: Wadsworth Diener, E., Diener, R. B. (2002). Will Money Increase Subjective Well-Being? A Literature Review and Guide to Needed Research. Social Indicators Research. 57. 119-169 Diener, E., Lucas, R., and Oishi, S. (2009). Subjective Well-Being: The Science of Happiness and Life Satisfaction. Oxford Handbook of Positive Psychology. Oxford University Press. Easterlin, R. A. (1995). Will Raising The Incomes of All Increase The Happiness Of All?. Journal of Economic Behavior and Organization. Vol. 27, 35-47 Java Reconstruction Fund (2010). Dokumen Rencana Penataan Permukiman Desa Kembanglimus. Klaten: District Management Consultant (DMC). Joseph, S., Wood, A. (2010). Assessment of Positive Function in Clinical Psychology. Theoritical and Practical Issues. Clinical Psychology Review. 30, 830-838 Layard, R. (2003). Happines: Has a Social Science a Clue?. Dipungut 5 Agustus 2011 dari: http://stoa.org.uk/topics/happiness/HappinessHasSocialScienceAClue.pdf Lehtinen, V., Riikonen, E., Lehtinen, E. (tanpa tahun). Promotion of Mental Health on the European Agenda. Dipungut 11 Desember 2012 dari http://groups.stakes.fi/NR/rdonlyres/F744090C-6539-484D-A87A36BFDFE0CACE/0/Promotion.pdf Listyawati, A. (2003). Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Miskin Melalui Kube Di Desa Gayamharjo, Sleman. Media Informasi Penelitian. No. 175. Tahun Ke 27, Juli- September. 16-29 Maltby, J., Day, L., Barber, L, (2005). Forgiveness and Happiness : The Differing Context of Forgiveness Using The Distincion Between Hedonic and Eudamonic Happiness. Journal of Happiness Studies. 6, 1-13 Narbuko, C & Achmadi, A. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara Nevid, J. S, Rathus, S. A, & Grene, B. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Ningtyas, Eka. (2010, 02 Oktober). Tak Mampu Biayai Pengobatan Istri, Suami Gantung Diri. Tempo. Dipungut 5 Agustus 2011 dari: Http://Www.Tempo.Co/Read/News/2010/2010/10/02/180282095/TakMampu-Biayai-Pengobatan-Istri-Suami-Gantung-Diri Noya, Andy. F. (2012, 15 Juni). Kick Andy: Dahlan Iskan. Kick Andy. Metro TV. Poerwandari, E. Kristi; pengantar, Fuad Hasan -edisi ketiga-. (2005). Pendekatan Kualitatif Untuk Perilaku Manusia. Jakarta: LPSP3 UI. Ryan, R. M., Deci, E. L. (2001). On Happines and Human Potentials : A Review of Research on Hedonic and Eudamonic Well-Being. Annual Review of Psychology. 52, 141-166 Ryff, C. D. (1989). Happiness Is Everything, or Is It? Exploration on the Meaning of Psychological Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 57, No.6, 1069-1081 Ryff, C. D., Keyes, C. L. (1995). The Stucture of Psychological Well-Being Revisited. Journal of Personality and Social Psychology. Vol.57, No.6, 1069-1081 Ryff, C. D., Keyes, C. L., Shmotkin, D. (2002). Optimizing Well-Being : The Empirical Encounter of Two Tradition. Journal of Personality and Social Psychology. Vol. 82, No.6, 1007-1022 Ryff, C. D., Singer, B. H. (2008). Know Thyself and Become What You Are : a Eudamonic Approach to Psychological Well-Being. Journal of Happiness Studies. Dipugut 8 Juli 2012 dari: http://ioa126.medsch.wisc.edu/midus/findings/pdfs/692.pdf Santoso, T. W. (2007, 8 Oktober). Penyebab Utama Kemiskinan: 50.000 Orang Indonesia Bunuh Diri. VHRmedia.com. Dipungut 15 Agustus 2011 dari: Http://Www.Vhrmedia.Com/VhrNews/BeritaDetai.Php?.E=883&.G=News&.S=Berita Santrock, J. W. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup) Jilid 1. Jakarta: Erlangga Sawabi. (2008, 3 Desember). Mardiana Ajak Anak Ceweknya Tenggak Racun. Kompas. Dipungut 5 Agustus 2011 dari: Http://Regional.Kompas.Com/Read/2008/12/03/17041454/Mardiana.Ajak. Anak.Ceweknya.Tenggak.Racun Schultz, D. (tanpa tahun). Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Setyaningrum, D., Fitria, N., Hernawaty, T. (tanpa tahun). Gambaran Fungsi Keluarga Pada Warga Binaan Remaja Di Rumah Tahanan Kelas 1 Bandung. Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Padjajaran Bandung. Dipungut 17 Desember 2012 dari: http://jurnal.unpad.ac.id/index.php/ejournal/article/viewFile/741/787 Sharp, L. K., and Lipsky, M. S. (2002). Screening for Depression Across The Lifespan: A Review of Measures for Use in Primary Care Settings. Journal of American Academy of Family Psysicians. 66(6):1001-1009. Http://Www.Aafp.Org/Afp/2002/0915/P1001.Html Springer, K. W., Hauser, R. M. (2006). An Assessment of The Construct Validity of Ryff’s Scales of Psychological Well-Being : Method, Mode, and Measurement Effects. Elsevier. www. Elsevier.com/locate/ ssresearch. Social science research 35,1079-1101 Steel, P., Ones, D. S. (2002). Personality and Happiness: A National Level Analysis. Journal of Personality and Social Psychology. Vol.83, No.3, 767-781 Sugono, Dendy. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia Sumule, R. (2008). Psychological Wellbeing Pada Guru Yang Bekerja Di Yayasan Pesat Nabire. Universitas Gunadharma. Dipungut 20 Juli 2011 dari: http://repository.gunadarma.ac.id/handle/123456789/1905 Susanto, Heri, (2010, 22 September). Negara Terkaya-Termiskin, Di Mana Indonesia?. VivaNews.com. Dipungut 7 Agustus 2011 dari: Http://Bisnis.News.Viva.Co.Id/News/Read/178888-Negara-Terkaya--Termiskin--Dimana-Indonesia-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94 Koding
Tabel 7. Hasil Koding No
Aspek
Tema 1. Syukur 2. Alasan syukur
3. Cara bersyukur
1.
A. Penerimaan diri 4. Menerima keadaan
5. Alasan menerima keadaaan
Sub Tema
Kode
a. Bisa bersyukur
A.1.a
a. Hidup tidak selamanya enak, pasti ada susahnya
A.2.a
b. Bisa bekerja dan makan sudah cukup
A.2.b
a. Ucap syukur kepada Tuhan
A.3.a
b. Tidak mengeluh
A.3.b
c. Jalani hidup apa adanya
A.3.c
d. Tetap senang dan tidak bersedih
A.3.d
a. Tidak sepenuhnya menerima: ada upaya untuk keluar
A.4.a
dari keadaan b. Harus bisa menerima
A.4.b
a. Sadar keterbatasan: kemampuan diri terbatas, sulit
A.5.a
mencari pekerjaan b. Kepasrahan kepada Tuhan:
hidup
keadaan, Rejeki ditentukan Tuhan
berjalan
sesuai
A.5.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95 No
Aspek
Tema
Sub Tema
6. Sesal
7. Alasan tidak sesal
a. Tidak menyesal
A.6.a
a. Sesal hanya menyakiti hati
A.7.a
b. Tuhan telah mengatur kehidupannya
A.7.b
c. Manusia sebaiknya berusaha dan berdoa
A.7.c
a. Penerimaan terhadap keadaan hidup tergantung dengan 8. Cara
pandang
terhadap
penerimaan keadaan hidup
cara pandang dan pola pikir masing-masing. b. masalah cukup atau tidak cukup itu relatif. Bila bersyukur pasti cukup.
9. Cara menerima keadaan
Kode
a. menikmati keadaan hidup
A.8.a
A.8.b A.9.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96 No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
a. Ada kesulitan hidup 1. Kesulitan hidup
B.1.a
b. Masalah ekonomi: Sulit mencari uang, sulit mencukupi kebutuhan
2. Sebab kesulitan hidup
2.
B. Penguasaan
3. Dampak kesulitan hidup
Lingkungan 4. Kemampuan
mengatasi
kesulitan hidup
5. Cara mengatasi kesulitan hidup
a. Masih karyawan kontrak sehingga dapat diberhentikan kerja
B.1.b
B.2.a
a. Makan seadanya
B.3.a
b. keharmonisan dalam keluarga terganggu
B.3.b
a. Dapat mengatasi
B.4.a
a. Bekerja
B.5.a
b. Mengandalkan hasil panen
B.5.b
c. Pengendalian
diri:
Menekan
menghemat pengeluaran
keinginan
membeli,
B.5.c
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
No
Aspek
Tema 1. Hubungan
baik
Sub Tema dengan
orang lain 2. Alasan hubungan baik
a. Punya hubungan baik
C.1.a
a. Tetangga juga baik-baik
C.2.a
a. Menentukan sikap:
gotong royong, tidak ada iri dan
dengki dengan orang lain 3. Cara menjalin hubungan baik
b. Berinteraksi dengan orang lain c. Mengikuti kegiatan yang ada: Kerja bakti, Mendapat
3.
undangan bersedia datang
C. Hubungan Positif
4. Kesulitan dalam menjalin hubungan baik 5. Sebab kesulitan menjalin hubungan baik 6. Cara mengatasi kesulitan dalam menjalin hubungan baik
Kode
C.3.a C.3.b C.3.c
a. Ada kesulitan
C.4.a
b. Tidak ada kesulitan
C.4.b
a. Waktu yang terbatas karena bekerja
C.5.a
b. orang bermacam-macam: ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan kita a. Mendiamkan saja b. Berharap orang lain berubah dan mengetahui maksud baiknya.
C.5.b C.6.a C.6.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 No
Aspek
Tema
Sub Tema c. Menyadari bahwa setiap orang memiliki sifat masingmasing, ada yang baik juga yang sombong. d. Baik terhadap orang tersebut
Kode C.6.c C.6.d
e. berinteraksi dengan orang lain bila ada waktu senggang: Mengajak orang lain mengobrol, Mendatangi rumah
C.6.e
orang lain bila ada waktu f. Menyikapi dengan arif orang yang tidak menyukai dan membicarakan dibelakang g. mengambil sisi positif dari permasalahan 7. Cara
pandang
terhadap
orang lain 8. Kesulitan dalam menjaga hubungan baik 9. Sebab kesulitan menjaga hubungan baik 10. Cara mengatasi kesulitan dalam menjaga hubungan
a. orang yang terpandang terkadang sombong, orang kadang ada yang baik hati, kadang sombong
C.6.f C.6.g C.7.a
a. Ada kesulitan
C.8.a
b. Tidak ada kesulitan
C.8.b
a. sulit menjaga sikap
C.9.a
b. adanya selisih dan ketidakcocokan.
C.9.b
a. Komunikasi dengan tidak menyakiti: menjaga omongan, bicara baik-baik
C.10.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99 No
Aspek
Tema
Sub Tema
baik
Kode
b. berusaha memperbaiki diri
11. Cara menjaga hubungan baik
C.10.b
a. Bersikap baik dan menjaga tingkah laku terhadap orang lain b. menghargai orang lain a. hubungan
baik
dapat
C.11.b terjaga
bila
orang
saling
membutuhkan dan saling menghargai pendapat dan 12. Cara
pandang
terhadap
suatu hubungan baik
C.11.a
masukan orang lain. Sehingga terjadi hubungan yang
C.12.a
saling menguntungkan b. Hubungan dapat terjalin ataupun terjaga tergantung dengan diri sendiri
C.12.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
a. Kesejahteraan keluarga: Dapat menyekolahkan anak , Membahagiakan
keluarga,
Membimbing
keluarga
D.1.a
dengan baik, Hidup tentram dalam keluarga b. Kesejahteraan ekonomi: Hidup bahagia dan sejahtera, 1. Tujuan yang dimiliki
Mempunyai rumah sendiri, Hidup yang layak dan mapan c. Kehidupan
bermasyarakat;
Kehidupan
dalam
masyarakat dapat berjalan sesuai harapan 4.
d. Untuk
D. Tujuan Hidup
diri
sendiri:
Mencapai
kesuksesan,
Dapat
memperbaiki perilaku diri sendiri a. Sikap mental kerja: kerja keras pantang menyerah 2. Cara
mencapai
tujuan
hidup
3. Hambatan
dalam
mencapai tujuan hidup
b. Sikap mental keikhlasan: ikhlas dalam bekerja meskipun terasa berat akan dilakukan demi memenuhi kebutuhan
D.1.b
D.1.c
D.1.d D.2.a D.2.b
c. dengan punya usaha sendiri (membuka toko)
D.2.c
d. Instropeksi diri: Koreksi dan perbaiki diri
D.2.d
a. Keterbatasan diri: Tidak bisa sendiri,
Tenaga dan
pikiran yang terbatas, kesulitan mengatasi beban hidup
D.3.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101 No
Aspek
Tema
Sub Tema
Kode
b. Keterbatasan ekonomi: Terbentur modal
D.3.b
a. Mencari alternatif solusi lainnya
D.4.a
dalam mencapai tujuan
b. Pasrah kepada Tuhan
D.4.b
hidup
c. Minta pertimbangan kepada orang tua yang lebih tahu
D.4.c
a. Menyerah
D.5.a
b. Tidak menyerah: realistis tergantung keadaan diri
D.5.b
a. Malas bekerja
D.6.a
b. Menangis
D.6.b
4. Cara mengatasi hambatan
5. Menyerah mencapai 6. Bentuk menyerah
dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102 No
Aspek
Tema
Sub Tema
1. Perkembangan
dan
pertumbuhan pribadi 2. bentuk perkembangan dan pertumbuhan 3. PP.
5.
E. Pertumbuhan Pribadi
hambatan
Pertumbuhan Perkembangan Pribadi 4. potensi diri
dan
Kode
a. Ada
E.1.a
b. Tidak Ada: belum ada kemajuan lagi
E.1.b
a. Memiliki anak dan membiayai hidup anaknya
E.2.a
b. Sudah memiliki pekerjaan
E.2.b
c. ada kemajuan pada keadaan diri: memiliki rumah
E.2.c
a. Kemampuan diri yang kurang berkembang
E.3.a
b. kurangnya relasi untuk bertukar pikiran agar dapat melangkah maju a. Tidak ada potensi dan kelebihan : tidak ada kemajuan
E.4.a
b. Ada potensi dan kelebihan
E.4.b
a. Kualitas mental: Tidak mudah putus asa dan tetap menjalani hidup 5. Bentuk potensi diri
E.3.c
b. Kemampuan bidang tertentu:
mampu belajar secara
otodidak mengenai mesin meskipun tidak mengenyam pendidikan
E.5.a
E.5.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
No
Aspek
Tema
Sub Tema a. Mengambil keputusan sendiri
1. pengambilan keputusan
6.
F. Otonomi
2. pandangan
terhadap
keputusan
b. Orang lain sebagai bahan pertimbangan dan dibutuhkan bila keputusan berat/sulit
pengambilan keputusan
F.1.b F.1.c
a. setiap keputusan ada resiko yang harus ditanggung sendiri
F.2.a
b. keputusan yang diambil tanpa memikirkannya terlebih dahulu akan membuat menyesal
sendiri sering tidak sesuai dalam
F.1.a
c. Yakin dengan keputusan
c. Pertimbangan orang lain dibutuhkan karena keputusan diri
3. penyesalan
Kode
a. pernah menyesali keputusan yang diambil
F.2.b
F.2.c
F.3.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
Subjek 1 (SM)
1. Identitas Subjek W1.P.SM.20Mei12 Identitas Subjek
Keterangan
Nama
SM
Usia
27 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Pendidikan Terakhir
SMK
Pekerjaan
Buruh Pabrik
Penghasilan
Rp. 650.000
Per bulan
Pengeluaran
Rp. 750.000
Per bulan
Jumlah Keluarga
Anggota 3 orang
Terdiri dari : suami, anak dan subjek. Namun, subjek masih tinggal dengan mertuanya.
Penyakit yang diderita Lama menetap
Kegiatan sosial
Keagiatan keagamaan
4 tahun
SM pindah ke desa Kembanglimus tempat suaminya berasal semenjak menikah pada tahun 2008 Di desa Kembanglimus sendiri, terdapat pertemuan ibu-ibu PKK yang diadakan setiap bulannya, namun SM tidak pernah mengikutinya dan memilih tinggal dirumah mengurus anaknya yang masih kecil dan melakukan pekerjan rumah tangga. Di desa Kembanglimus terdapat beberapa kegiatan keagamaan seperti pengajian dan yasinan untuk ibu-ibu, namun SM juga tidak pernah mengikutinya. SM berpendapat bahwa berdoa juga bisa dilakukan dirumah dengan sholat tepat waktu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
2. Hasil Wawancara Subyek penelitian
: SM
Waktu
: Minggu, 20 Mei 2012 (11.10- 12.00 WIB)
Tempat
: Ruang tamu rumah SM
P
: Apakah mbak bersyukur dengan hidup mbak?
SM : Bersyukur P
: Gimana tha caranya mbak menyukuri dalam keadaan yang susah seperti ini?
SM : Menerima apa adanya dengan keadaan seperti ini. P
: Apakah ada penyesalan dalam diri mbak?
SM : Tidak P
: Sama skali nggak ada penyesalan?
SM : Tidak P
: Mbak sebenernya ngrasa kesulitan nggak tha dengan kehidupan ini? Terus merasa nggak berdaya gitu nggak dalam menghadapi kesulitan hidup?
SM : Merasa P
: Apa tha yang membuat mbak merasa kesulitan?
SM : Dalam hal menculupi kebutuhan. Terus untuk memenuhi kebutuhan hidup merasa kesulitan karena.. #diam... piye mbak.. bingung malahan.. le arep ngomong kie bingung malahan.. ditulis wae mbok’an mbak.. P
: Waduh mbak! Nggak bisa.. ini direkam aja.. kan ini maksudnya nggampangke mbak wong mbak tinggal ngomong.. ntar aku nyateteke.. ya... Mbak kie ngrasa kesulitan memenuhi kebutuhan gitu?
SM : He’eh.. P
: Nah,, nek ada kesulitan gitu, mbak bisa nggak le ngatasi?
SM : Bisa P
: Carane mbak ngatasi kesulitan’e itu bagaimana?
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
SM : Ya kita bekerja.. untuk mencari hasil untuk memenuhi kebutuhan hidup..hhmmm # diam P
: Mbak,, kalo hubungan baik ma orang lain,, mbak punya hubungan baik ma orang lain?
SM : Punya P
: Mbak merasa kesulitan dalam menjalin hubungan baik?
SM : Merasa sulit P
: Kalo ada kesulitan gitu.. mbak le ngatasi gimana?
SM : Misalnya ada temen yang pengen saya, pengen saya ajak.. opo.. hubungan baik dengan saya, nah.. tapi dia itu malah.. hmmm.. malah menilai aku yang buruk, tapi ya udah saya diemke aja. Mungkin besk kalo dia udah tau,, maksud’e,, latar belakang saya, mungkin dia berubah. P
: Nah...misalnya ada hubungan baik yang udah terjalin itu, mbak merasa kesulitan nggak jaga hubungan baik itu?
SM : Nek seumpamane wes terjalin hubungan baik kie kesulitan nggak,, gitu? P
: He’eh.. menjaga hubungan baik’e
SM : Piye yow.. piye yow kadang kesulitan,, kadang nggak P
: Kalo ada kesulitan, gimana tha carane mbak njaga hubungan itu biar tetep baik?
SM : Berusaha njaga hubungan baik? P
: He’eh.. gimana tha carane menjaga ben hubungan’e tetep baik?
SM : Sek,, piye tha iki maksud”e? P
: Kan klo tadi itu cara menjalin.. nah,, nek sekarang kan udah terjalin. Nah,, sekarang tuw gimana tha agar hubungan’e tetep terjaga??
SM : Yow maksud’e kie kita menjaga omongan kita supaya tidak menyakitkan hati orang lain. P
: Ooohh.. Mbak.. tujuan hidupnya mbak tuw apa?
SM : Tujuan’e yow mencapai hidup yang bahagia sejahtera. Bisa nyekolahin anak P
: Terus gimana tha caranya mbak berusaha supaya tujuannya mbak dapat tercapai?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
SM : Ya,, kita tidak boleh menyerah,, kita harus bekerja.. kita bekerja untuk mencari.. untuk mencari,, maksud’e.. untuk mencari peluang untuk memenuhi kebutuhan agar hidup kita bahagia dan sejahtera. P
: Apakah pernah mbak menyerah untuk mencapai tujuan?
SM : tidak. P
: Mbak,, apakah mbak merasa kalau dalam diri mbak itu ada pertumbuhan dan perkembangan diri?
SM : Merasa P
: Pertumbuhan dan perkembangan diri seperti apa yang mbak rasakan?
SM : Maksud’e contone apa gitu? P
: Iya..
SM : Ya dulu itu sementara saya belum bekerja, sekarang udah bekerja.. piye yow mbak.. piye... P
: Klo tentang potensi, apakah mbak menyadari kalo mbak tuw punay potensi untuk tumbuh dan berkembang?
SM : Maksud’e punya potensi pow nggak gitu pow ? P
: He’eh.. menyadari potensi nggak? Potensi dalam diri mbak tuw apa?
SM : Maksud’e piye mbak? P
: Yow mbak tuw potensinya apa?
SM : Opo y?.. yow potensi saya itu.. kan sekarang saya sudah bekerja, walaupun seberat apapun pekerjaan itu saya, akan saya lakuin dengan ikhlas karena untuk me,, untuk memenuhi kebutuhan kita. P
: Nek mengenai pengambilan keputusan. Apakah mbak itu memiliki keputusan hidup sendiri atau tergantung orang lain?
SM : Ya... keputusan saya sendiri tapi kadang didukung oleh orang lain P
:Maksudnya didukung itu, apakah orang lain ikut memberi keputusan?
SM : Nggak P
: Dengan keputusan itu, apakan mbak yakin dengan keputusan-keputusan yang mbak ambil?
SM : Yakin P
: seberapa yakin?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
SM : Ya... maksud’e kie keputusan sing tak ambil kie yakin pow ra? P
: Yakin banget ma keputusan sing mbak ambil atau terkadang yakin ma orang lain untuk ngambil keputusan?
SM : Ya aku yakin dengan keputusanku,, tapi aku juga membutuhkan bantuan dari orang lain. Nggo pertimbangan tha mbak.. P
: Untuk mengambil keputusan?
SM : He’eh untuk mengambil keputusan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109 3. Catatan Lapangan Subyek SM
Nama Berkas O1.P.SM.20Mei12
Sebelum Wawancara Sebelum
proses
Wawancara
Sesudah Wawancara
wawancara Saat diwawancara, SM menunjukkan Setelah proses wawancara selesai
dilakukan, peneliti melakukan raport raut muka yang gelisah dan terlihat dilakukan, SM terlihat lega, namun dengan
SM.
SM
terlihat
santai. gugup. Setiap ditanya, SM terdiam disis lain, SM merasa khawatir
Namun setelah meminta ijin untuk sangat lama. SM terlihat berpikir sangat dengan menggunakan alat perekam selama keras, proses
wawancara,
SM
mulutnya
hasil
komat-kamit diutarakannya.
langsung menyusun dahulu kata-kata yang ingin untuk
tetap
jawaban Peneliti
yang
berusaha
menenangkan
dan
menunjukkan wajah ketegangan.SM diucapkannya. Setelah kata-kata yang meyakinkan SM bahwa tidak perlu sempat tidak mau untuk diwawancarai disusunnya siap, SM baru berbicara ada yang dikhawatirkan. karena ia merasa tidak bisa. Namun dengan nada yang terdengar kaku. setelah dibujuk SM akhirnya mau.
Beberapa
pertanyaan
yang
tidak
dimengerti, SM menanyakan kembali maksud pertanyaan tersebut. SM juga merasa
tidak
percaya
diri
dalam
menjawab, bahkan ia ingin menuliskan jawabannya daripada harus berbicara. SM
berkali-kali
mengeluhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110 pertanyaan–pertanyaan yang diajukan. SM selalu berkata bahwa ia tidak bisa dan tidak mengerti, namun peneliti berusaha membujuknya perlahan-lahan agar
SM
tetap
mau
meneruskan
wawancara dan meyakinkan bahwa jawaban SM tidak ada yang salah dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Meskipun tetap mengeluh, namun SM tetap
mau
melanjutkan
proses
wawancara. Selama proses wawancara, anak SM beberapakali datang menghampiri dan merengek minta diperhatikan oleh SM. SM
menanggapinya
sebentar
dan
menyuruh anaknya masuk kedalam, lalu
SM
kembali
fokus
dengan
wawancara yang sedang dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111 4. Interpretasi dan Analisis Hasil Wawancara Subyek penelitian
: SM
Waktu
: Minggu, 20 Mei 2012 ( 11.10- 12.00)
Tempat
: Ruang tamu rumah SM
Nama Berkas
: W1.P.SM.20Mei12
Refleksi
Hasil wawancara 1.
Interpretasi
P : Apakah mbak bersyukur SM dengan hidup mbak?
bersyukur
Kode Analisis dengan PD. syukur
Kode A.1.a
keadaan hidupnya
2. SM : Bersyukur
Cara sebagai
bersyukur penerimaan
dipahami 3.
P : Gimana tha caranya mbak Bersyukur
dengan
terhadap
menyukuri dalam keadaan yang menerima
apa
keadaan.
susah seperti ini? 4.
SM
:
Menerima
keadaan hidupnya apa
adanya dengan keadaan seperti ini.
cara Menerima keadaan A.4.b
adanya menerima apa adanya keadaan hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112 Refleksi
Hasil wawancara 5.
Interpretasi
P : Apakah ada penyesalan SM dalam diri mbak?
tidak
Kode Analisis
menyesali PD.
keadaan hidupnya
6.
SM
7.
P : Sama skali nggak ada
Sesal
Kode tidak A.6.a
menyesal
: Tidak
penyesalan? 8.
SM
9.
P : Mbak sebenernya ngrasa Merasa kesulitan dan tidak PL. Kesulitan hidup kesulitan
: Tidak
nggak
tha
dengan berdaya
kehidupan ini? Terus merasa menghadapi nggak berdaya gitu nggak dalam hidup. menghadapi kesulitan hidup? 10. SM : Merasa
dalam keadaan
B.1.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
11. P : Apa tha yang membuat Kesulitan mbak merasa kesulitan? 12. SM
kebutuhan. Terus untuk memenuhi kebutuhan hidup merasa kesulitan #diam...
piye
mbak..
bingung malahan.. le arep ngomong kie bingung malahan.. ditulis wae mbok’an mbak..
13. P : Waduh mbak! Nggak bisa.. ini
direkam
aja..
kan
ini
maksudnya nggampangke mbak wong mbak tinggal ngomong.. ntar aku yang nyateteke.. ya... 14. Mbak
kie
ngrasa
kesulitan
memenuhi kebutuhan gitu? 15. SM
: He’eh..
Kode
dalam PL. Kesulitan hidup B.1.a
mencukupi dan memenuhi sulit
: Dalam hal mencukupi kebutuhan hidup
karena..
Kode Analisis
kebutuhan
mencukupi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
16. P : Nah,, nek ada kesulitan gitu, Dapat mengatasi kesulitan PL. mbak bisa nggak le ngatasi?
dapat mengatasi
Carane
mbak
ngatasi Kesulitan
kesulitan’e itu bagaimana? 19. SM untuk
Kemampuan B.4.a
mengatasi kesulitan
hidup
17. SM : Bisa 18. P :
Kode
hidup
diatasi PL.
dengan cara bekerja.
hasil
memenuhi
untuk
untuk Hasil
yang
memenuhi
didapat kebutuhan hidup
kebutuhan digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
hidup..hhmmm #diam
mengatasi B.5.a
kesulitan hidup
: Ya kita bekerja.. mencari
Cara
hidup 20. P : Mbak,, kalo hubungan baik Memiliki hubungan baik HP. Hubungan ma orang lain,, mbak punya dengan hubungan baik ma orang lain? 21. SM
baik C.1.a
orang-orang dengan orang lain
disekitarnya
punya
: Punya
22. P : Mbak merasa kesulitan Merasa kesulitan dalam HP. Kesulitan dalam C.4.a dalam menjalin hubungan baik? 23. SM
: Merasa sulit
menjalin hubungan baik
menjalin hubungan baik ada kesulitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
24. P : Kalo ada kesulitan gitu.. Kesulitan mbak le ngatasi gimana?
diatasi
Kode Analisis dengan HP.
Cara
mendiamkan saja orang yang kesulitan
Kode
mengatasi dalam
: Misalnya ada temen menilai buruk dirinya dan menjalin hubungan yang pengen saya, pengen saya berharap orang tersebut baik: ajak.. opo.. hubungan baik dapat berubah jika sudah 1. Mendiamkan saja C.6.a dengan saya, nah.. tapi dia itu mengetahui maksud SM. 2. Berharap orang C.6.b
25. SM
malah.. hmmm.. malah menilai
lain berubah dan
aku yang buruk, tapi ya udah
mengetahui
saya diemke aja. Mungkin besok
maksud baiknya.
kalo dia udah tau,, maksud’e,, latar belakang saya, mungkin dia berubah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116 Refleksi
Hasil wawancara 26. P :
Nah...misalnya
hubungan terjalin
baik itu,
yang mbak
Interpretasi
Kode Analisis
ada Kadang merasa kesulitan HP.
kesulitan
Kode
dalam C.8.a
udah dalam menjaga hubungan menjaga hubungan baik merasa baik
dengan
orang
kesulitan nggak jaga hubungan disekitarnya.
terkadang merasa
kesulitan
baik itu? 27. SM
: Nek seumpamane
wes terjalin hubungan baik kie kesulitan nggak,, gitu? 28. P : He’eh.. menjaga hubungan baik’e 29. SM
: Piye yow.. piye yow
kadang kesulitan,, kadang nggak 30. P : Kalo ada kesulitan, gimana Mengatasi kesulitan dalam HP.
cara
tha carane mbak njaga hubungan menjaga hubungan baik kesulitan itu biar tetep baik? 31. SM
:
Berusaha
hubungan baik?
dengan njaga omongan
cara agar
mengatasi C.10.a dalam
menjaga menjaga hubungan baik tidak menjaga omongan
menyakiti hati orang lain.
agar
tidak
menyakiti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
32. P : He’eh.. gimana tha carane
Kode
orang lain
menjaga ben hubungan’e tetep baik? 33. SM
: Sek,, piye tha iki
maksud”e? 34. P : Kan klo tadi itu cara menjalin.. nah,, nek sekarang kan udah terjalin. Nah,, sekarang tuw gimana tha agar hubungan’e tetep terjaga?? : Yow maksud’e kie
35. SM kita
menjaga
omongan
kita
supaya tidak menyakitkan 36. hati orang lain. 37. P : Ooohh..
Memiliki
tujuan
untuk TH. Tujuan hidup yang
38. Mbak.. tujuan hidupnya mbak memiliki kehidupan yang dimiliki tuw apa?
bahagia sejahtera dan bisa
1. Hidup bahagia dan D.1.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
39. SM : Tujuan’e yow mencapai menyekolahkan anaknya. hidup yang bahagia sejahtera.
Kode
sejahtera 2. Dapat
Bisa nyekolahin anak
D.1.b
menyekolahkan anak
40. P : Terus gimana tha caranya Berusaha mencapai tujuan TH.
Cara
mencapai D.2.a
mbak berusaha supaya tujuannya hidup tanpa menyerah dan tujuan mbak dapat tercapai?
bekerja
untuk
41. SM : Ya,, kita tidak boleh mendapatkan peluang agar menyerah,, kita harus bekerja.. dapat kita
bekerja
untuk
mencari.. kebutuhan hidup sehingga
untuk mencari,, maksud’e.. untuk tercapai mencari
memenuhi
peluang
untuk bahagia dan sejahtera.
memenuhi kebutuhan agar hidup kita bahagia dan sejahtera.
hidup
yang
1. Tidak menyerah 2. Bekerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119 Refleksi
Hasil wawancara 42. P :
Apakah
menyerah
Interpretasi
pernah
untuk
Kode
mbak Tidak pernah menyerah TH. Menyerah dalam D.5.b
mencapai dalam
tujuan?
Kode Analisis
mencapai
tujuan mencapai tidak
hidup.
43. SM : tidak.
44. P :
Mbak,,
apakah
mbak Merasakan
merasa kalau dalam diri mbak pertumbuhan itu
ada
pertumbuhan
dan perkembangan diri
adanya PP. perkembangan dan E.1.a dan pertumbuhan pribadi ada
perkembangan diri? 45. SM : Merasa
46. P :
Pertumbuhan
dan Pertumbuhan
perkembangan diri seperti apa perkembangan yang mbak rasakan?
dan PP. diri perkembangan
48. P : Iya..
dan
dirasakan dengan adanya pertumbuhan pribadi
47. SM : Maksud’e contone apa kemajuan dalam diri SM sudah gitu?
Bentuk E.2.b
yaitu SM sekarang sudah pekerjaan memiliki pekerjaan
memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
Kode
49. SM : Ya dulu itu sementara saya belum bekerja, sekarang udah bekerja.. piye yow mbak.. piye...
Tidak
memahami
pertanyaan sehingga
maksud 50. P : Klo tentang potensi, apakah Cara jawaban
tidak sesuai dengan pertanyaan.
mencapai
tujuan TH.
Cara
mencapai D.2.b
mbak menyadari kalo mbak tuw yaitu ikhlas dalam bekerja tujuan ikhlas dalam punya potensi untuk tumbuh dan meskipun terasa berat akan bekerja meskipun terasa berkembang? 51. SM
:
dilakukan demi memenuhi berat akan dilakukan Maksud’e
punya kebutuhan
potensi pow nggak gitu pow ? 52. P : He’eh.. menyadari potensi nggak? Potensi dalam diri mbak tuw apa? 53. SM
:
Maksud’e
piye
mbak? 54. P : Yow mbak tuw potensinya apa?
demi kebutuhan
memenuhi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121 Refleksi
Hasil wawancara 55. SM
:
Opo
y?..
Interpretasi
Kode Analisis
Kode
yow
potensi saya itu.. kan sekarang saya sudah bekerja, walaupun seberat apapun pekerjaan itu saya, akan saya lakuin dengan ikhlas karena untuk me,, untuk memenuhi kebutuhan kita.
56. P : Nek mengenai pengambilan SM memiliki keputusan O. keputusan. Apakah mbak itu sendiri
yang
Pengambilan F.1.a
kadang keputusan keputusan
memiliki keputusan hidup sendiri didukung oleh orang lain.
sendiri didukung orang
atau tergantung orang lain?
lain.
57. SM : Ya... keputusan saya sendiri tapi kadang didukung oleh orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122 Refleksi
Hasil wawancara 58. P :Maksudnya
Interpretasi
didukung
itu, Orang
lain
tidak
ikut O.
keputusan.
yakin
yakin
dengan O.
dengan keputusannya.
ambil? 61. SM : Yakin
dibutuhkan
untuk
62. P : seberapa yakin?
mengambil
keputusan
Ya...
maksud’e
kie sebagai
keputusan sing tak ambil kie pertimbangan.. yakin pow ra? 64. P : Yakin banget ma keputusan sing mbak ambil atau terkadang
keyakinan
1. Yakin Bantuan dari orang lain
:
campur
dalam F.1.b
pengambilan keputusan
keputusan-keputusan yang mbak
63. SM
ikut
memberi keputusan
60. P : Dengan keputusan itu, SM mbak
pengambilan
tidak
59. SM : Nggak
apakan
Kode
pengambilan keputusan orang lain
apakah orang lain ikut memberi dalam keputusan?
Kode Analisis
bahan
dengan
keputusan 2. Orang sebagai
lain bahan
pertimbangan
F.1.c
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123 Refleksi
Hasil wawancara yakin
ma orang
Interpretasi
lain untuk
ngambil keputusan? 65. SM
: Ya aku yakin dengan
keputusanku,,
tapi
aku
juga
membutuhkan bantuan dari orang lain. Nggo pertimbangan tha mbak.. 66. P :
Untuk
mengambil
keputusan? 67. SM
:
He’eh
mengambil keputusan.
untuk
Kode Analisis
Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
Subjek 2 (MY)
1. Identitas Subjek W2.P.MY.27Jun12 Identitas Subjek
Keterangan
Nama
MY
Usia
25 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Pendidikan Terakhir
SMK
Pekerjaan
Baby Sitter
Penghasilan
Rp. 350.000
Per bulan
Pengeluaran
Rp. 700.000
Per bulan
Jumlah Keluarga
Anggota 3
Terdiri dari: anak, suami (kini bekerja di Malaysia) dan subjek. Namun, subjek masih tinggal dengan mertuanya. Penyakit yang diderita Ada anggota keluarga ibu MY memiliki sakit katarak, yang sakit namun ibu MY sudah melakukan operasi gratis yang diberikan WALUBI beberapa waktu lalu. Lama menetap 4 tahun MY pindah ke Kelurahan Kembanglimus semenjak menikah dengan suaminya yang asli penduduk Kembanglimus pada tahun 2008. Kegiatan sosial MY tidak memilki waktu luang untuk mengikuti aktifitas sosial di kampungnya. Namun, jika ada kematian, acara pernikahan, maupun ada kelahiran, MY selalu menyempatkan diri untuk hadir. MY merasa bahwa berinteraksi dengan orang lain penting sehingga ia lebih baik ijin tidak masuk bekerja daripada tidak dapat hadir di acara penting di lingkungan sekitarnya. Keagiatan keagamaan MY terkadang mengikuti pengajian bila ada waktu luang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
2. Hasil Wawancara Subjek penelitian
: MY
Waktu
: Selasa, 27 Juni 2012 (17.20-17.55 WIB)
Tempat
: Ruang tamu rumah MY
P
: Dengan keadaan yang serba kekurangan,mbak bisa tetep bersyukur nggak?
MY : Yow bersyukur mbak, wong yo opo jeneng’e.. didunia ini kan nganu.. opo.. mbok ya hidup’e ora berkecukupan yo tetep saiki bersyukur tha mbak.. wong ya urip kie yo ora njuk penak terus, yo tetep ono rekasane tha mbak.. P
: Gimana mbak mengungkapkan rasa syukur?
MY : Mengungkapkan rasa syukur yo hidup yo teko jalani hidup apa adanya.... njuk mengungkapkan rasa syukur kie yo teko seneng wae ngono lho.. urip ono ra ono yo teko jalani ora njuk dumeh ra duwe njuk sedih gitu yow nggak P
: Ada penyesalan dalam hidup ini?
MY : Yow nggak ada yow mbak yo! Yow kan menyesal podho wae njuk ming nglara-nglarani ati tha nek menyesal.. yo teko wes dijalani hidup apa adanya. P
: Mbak merasa kesulitan nggak menghadapi kehidupan ini?
MY : Yow sulit mbak, wong yo opo yo mangan kie yow jan-jan’e podho wae yow mbak.. yo mangan’e ono ra ono. Kadang yo nek maem kuwi yo mbok yo ra mesti ono lawuh. Nek maem yo opo anane. Sayur’e yo sayur gori.. yo sak anane P
: Mbak mengatasi keadaan kayak gitu gimana?
MY : Yow bekerja mbak, bekerja yow. Nek nggak yo nganu itu kan disawah kan ada taneman. Ya itu,, hasil panen itu P
: Nek hubungan ma orang lain, tetangga sekitar, punya hubungan baik ma mereka?
MY : Yow baik mbak, biasa wae. tetanggane yow orang’e baik-baik semua P
: Bagi mbak, menjalin hubungan baik ada kesulitan nggak?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
MY : Yow nggak, yang penting kita baik sama orang kan nanti orang baik sama kita. Tapi kadang mbak sama orang-orang yang terpandang itu kan kadangkadang orangnya sombong. Orang kan macem-macem tha... orang itu kadang ada yang baik hati, kadang sombong gitu.. P
: Terus, cara mbak gimana?
MY : Ya yang penting kita baik sama orang itu. P
: Terus mbak le njaga hubungan baik sama orang-orang disekitar mbak gimana?
MY : Yo teko kita baik sama orangnya gitu.. Tingkah laku kita gimana gitu.. ya pokoknya kita baik sama orang itu P
: Punya tujuan hidup mbak?
MY : Tujuan hidup yo.. hehee...ya gimana ya.. pokoknya itu punya rumah sendiri. P
: Lainnya ada nggak mbak?
MY : Lainya.. pengen opo ya.. Pengen punya hidup yang layak gitu.. hehe.. pengen sukses tha mbak sing mesti P
: Apa usaha mbak untuk mencapai tujuan?
MY : Kalo saat ini belum ada mbak. Karna suami kan lagi di Malaysia. Nek usaha sendiri belum bisa mbak. Nanti tunggu suami. Pengen usaha.. pengen punya toko apa gitu. Tapi ya.. masih susah mbak.. hehehehe... modal’e belum ada.. P
: pernah nyerah untuk mencapai tujuan?
MY : Yow pernah mbak sampek kadang yo menyerah itu, ya sok nangis sendiri gitu lho.. kok kayaknya hidup ini kok kayaknya susuh banget.. mau cari uang aja susah’e minta ampun mbak.. P
: Tapi mbak ngrasa nggak klo ada pertumbuhan dan perkembangan dalam diri mbak?
MY : Yow merasa. Perkembangan hidup kie ya itu anak’e.. membiayai hidup anak, yang biayai ya saya sendiri ma orang tua.. P
: Mbak menyadari ada potensi dalam diri mbak?
MY : Sebener’e saya itu orang’e gak pernah putus asa yow maksud’e kie nggak pernah mudah putus asa, yow pokoknya orangnya kie ya apa adanya. Nggak pernah menyerah gitu nggak.. yow pokok’e jalani hidup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
P
: Nek dalam pengambilan keputusan. Mbak biasane ngambil keputusan sendiri atau tergantung orang lain?
MY: Biasanya saya sendiri. Kadang yow kalo keputusannya berat yow minta pertimbangan orang lain gitu.. P
: Biasanya mbak yakin ma keputusan mbak sendiri?
MY : Nek saya yow yakinlah mbak.. karna itu kan keputusan sendiri. Kan harusnya kalo ada resiko ya harus ditanggung sendiri..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128 3. Catatan Lapangan Subyek MY
Nama Berkas O2.P.MY.27Jun12
Sebelum Wawancara Ketika terlihat
akan
Wawancara
diwawancara
santai,
MY
MY Saat
diwawancara,
MY
Sesudah Wawancara menjawab Setelah proses wawancara selesai
tidak setiap pertanyaan dengan santai dan dilakukan, MY tersenyum dan tetap
menunjukkan ketegangan. Ketika percaya diri. Sesekali MY tertawa terlihat santai. Tidak terlihat ada peneliti
meminta
ijin
untuk dengan jawaban yang ia berikan. Proses keraguan dalam diri MY mengenai
menggunakan alat perekam, MY wawancara tidak
berkeberatan
bila
proses wawancara direkam.
selama lancar
dapat
karena
berjalan
sikap
dengan hasil
MY
yang muncul ketika proses wawancara MY
juga
memahami setiap pertanyaan
dapat yang
dilontarkan. MY juga bersedia proses wawancara
direkam,
bahkan
MY
mendekat ke arah perekam ketika ia mengutarakan jawabannya.
dan
jawaban-
yang jawaban yang diutarakannya.
kooperatif dan tidak adanya gangguan
berlangsung.
wawancara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129 4. Interpretasi dan Analisis Hasil Wawancara Subyek penelitian
: MY
Waktu
: Selasa, 27 Juni 2012 (17.20-17.55)
Tempat
: Ruang tamu rumah MY
Nama Berkas
: W2.P.MY.27Jun12
Refleksi
Hasil wawancara 1.
Interpretasi
P : Dengan keadaan yang serba MY kekurangan,mbak
bisa
dengan PD. Syukur
yo opo jeneng’e.. didunia ini kan susahnya juga. nganu.. opo.. mbok ya hidup’e ora yo
A.1.a
bagi MY hidup itu tidak PD. Alasan bersyukur A.2.a
MY : Yow bersyukur mbak, wong selamanya enak, pasti ada hidup
berkecukupan
Kode
tetep keadaan hidupnya karena
bersyukur nggak? 2.
bersyukur
Kode Analisis
tetep
saiki
bersyukur tha mbak.. wong ya urip
kie yo ora njuk penak terus, yo tetep ono rekasane tha mbak..
tidak
selamanya
enak, pasti ada susahnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130 Refleksi
Hasil wawancara 3.
P
:
Gimana
Interpretasi
MY
dengan
cara
: Mengungkapkan rasa menjalani
apa
adanya....
terus
1. Jalani hidup apa A.3.c
kehidupan
syukur yo hidup yo teko jalani dengan apa adanya hidup
Kode
mbak Rasa syukur diungkapkan PD. Cara bersyukur
mengungkapkan rasa syukur? 4.
Kode Analisis
dan
adanya
A.3.d
2. Tetap senang dan
njuk rasa senang. Hanya karena
tidak bersedih
mengungkapkan rasa syukur kie tidak punya, MY tidak yo teko seneng wae ngono lho.. lantas bersedih. urip ono ra ono yo teko jalani ora njuk dumeh ra duwe njuk sedih gitu yow nggak 5.
P
:
Ada
penyesalan Tidak
dalam hidup ini? 6.
MY
karena
ada
penyesalan PD.
menyasal
mbak yo! Yow kan menyesal podho wae njuk ming nglara- MY menjalani hidup apa
teko wes dijalani hidup apa adanya.
tidak A.6.a
hanya menyesal
: Yow nggak ada yow akan menyakiti hati.
nglarani ati tha nek menyesal.. yo adanya.
Sesal
PD. Alasan tidak sesal sesal hanya menyakiti hati
A.7.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131 Refleksi
Hasil wawancara 7.
P
:
kesulitan
Mbak nggak
Interpretasi
merasa Merasa kesulitan dalam PL. Kesulitan hidup menghadapi menghadapi
MY
kehidupan PL.
Dampak
Kode b.1.a
kesulitan B.3.a
dan membuatnya makan hidup makan seadanya
kehidupan ini? 8.
Kode Analisis
: Yow sulit mbak, wong apa adanya.
yo opo yo mangan kie yow janjan’e podho wae yow mbak.. yo mangan’e ono ra ono. Kadang yo nek maem kuwi yo mbok yo ra mesti ono lawuh. Nek maem yo opo anane. Sayur’e yo
sayur
gori.. yo sak anane 9.
P
:
Mbak
mengatasi Kesulitan dihadapi dengan PL.
keadaan kayak gitu gimana? 10. MY
cara
bekerja
Cara
mengatasi
dan kesulitan hidup
: Yow bekerja mbak, mengandalkan hasil panen
1. Bekerja
bekerja yow. Nek nggak yo
2. Mengandalkan
nganu itu kan disawah kan ada
hasil panen
taneman. Ya itu,, hasil panen itu
B.5.a B.5.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
11. P : Nek hubungan ma orang MY memiliki hubungan HP. lain, tetangga sekitar, punya yang baik dengan tetangga dengan hubungan baik ma mereka? 12. MY
: Yow baik mbak, biasa
sekitar.
Kode
Hubungan orang
baik C.1.a
lain
punya hubungan baik
Tetangga
sekitar
C.2.a
wae. tetanggane yow orang’e semuanya baik.
HP. Alasan hubungan baik
baik-baik semua
tetangga juga baik-baik
13. P
:
Bagi
mbak,
menjalin Tidak
merasa
kesulitan HP.
Kesulitan
dalam C.4.b
hubungan baik ada kesulitan dalam menjalin hubungan membangun hubungan baik nggak? 14. MY : Yow nggak, yang penting kita baik sama orang kan nanti orang
baik yang penting diri kita tidak merasa kesulitan baik maka orang akan baik juga kepada kita.
HP.
itu kan kadang-kadang orangnya sombong. Orang kan macem-macem tha... orang itu kadang ada yang baik hati, kadang sombong gitu..
pandang C.7.a
terhadap orang lain
baik sama kita. Tapi kadang mbak sama orang-orang yang terpandang
Cara
Menilai orang-orang yang terpandang
terkadang
sombong.
orang
yang
terpandang
terkadang sombong. Orang kadang ada yang baik hati,
Orang itu beragam. Ada yang kadang sombong. baik juga ada yang sombong
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133 Refleksi
Hasil wawancara 15. P
Kode Analisis
: Terus, cara mbak Cara menghadapi orang HP.
gimana? 16. MY
Interpretasi
yang
sombong
Cara
baik sama orang itu.
mengatasi
dengan kesulitan
: Ya yang penting kita cara tetap baik dengan membangun orang itu
Kode
dalam hubungan
baik 1. Menyadari
bahwa
setiap orang memiliki C.6.c sifat masing-masing, ada yang baik juga yang sombong. 2. Baik terhadap orang C.6.d tersebut 17. P
: Terus mbak le njaga Menjaga hubungan baik HP.
Cara
menjaga C.11.a
hubungan baik sama orang- dengan cara menjaga sikap hubungan baik orang disekitar mbak gimana? 18. MY
dan baik terhadap orang
: Yo teko kita baik lain
1. Baik orang
sama orangnya gitu.. Tingkah laku
2. Menjaga
kita gimana gitu.. ya pokoknya
laku
kita baik sama orang itu
terhadap
tingkah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
19. P : Punya tujuan hidup mbak? 20. MY
:
Tujuan
hidup
Kode Analisis
Kode
Tujuan hidup MY adalah TH. Tujuan hidup yang
yo.. memiliki rumah sendiri, dimiliki
hehee...ya gimana ya.. pokoknya hidup itu punya rumah sendiri.
yang
layak
dan
1. Mempunyai
mencapai kesuksesan.
rumah D.1.b
sendiri
D.1.d
21. P : Lainnya ada nggak mbak?
2. Hidup yang layak
22. MY : Lainya.. pengen opo ya..
3. Mencapai kesuksesan
Pengen punya hidup yang layak gitu.. hehe.. pengen sukses tha mbak sing mesti
Kurang
memahami
pertanyaan menimbulkan
maksud 23. P sehingga
jawaban
: Apa usaha mbak untuk Belum
mencapai tujuan?
yang 24. MY
dapat
berusaha TH. Cara mencapai tujuan D.2.c
karena menunggu suami hidup dengan punya
: Kalo saat ini belum pulang
dari
Malaysia. usaha sendiri (membuka
rancu.
ada mbak. Karna suami kan lagi Ingin punya usaha namun toko),
Pertanyaan “usaha” dipahami
di Malaysia. Nek usaha sendiri masih terbentur modal.
sebagai bisnis tertentu. Sehingga
belum bisa mbak. Nanti tunggu
jawaban
suami. Pengen usaha.. pengen
TH.
punya toko apa gitu. Tapi ya..
mencapai tujuan hidup
spesifik
membangun usaha tertentu.
yaitu
dicapai
dengan
Hambatan
dalam
bekerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
masih susah mbak.. hehehehe...
Dilakukan konfirmasi ulang
Kode
1. Tidak bisa sendiri D.3.a
modal’e belum ada..
sehingga
(konfirmasi : usahane ya.. apa ya
menunggu suami
mbak... yo nek saya usahane teko
2. Terbentur modal
D.3.b
kerja.. ndak pilih-pilih nek kerja.. apa-apa mau.. yang penting nanti bisa nabung juga)
Bentuk situasional
menyerah:
lebih 25. P
: pernah nyerah untuk Pernah
mencapai tujuan? 26. MY
menyerah
dam TH.
Menyerah
dalam D.5.a
mencapai pernah
mencapai tujuan
: Yow pernah mbak
sampek kadang yo menyerah itu, MY
menangis
ketika TH. Bentuk menyerah D.6.b
ya sok nangis sendiri gitu lho.. merasa menyerah.
menangis
kok kayaknya hidup ini kok kayaknya susuh banget.. mau cari MY
merasa
hidup
ini PL. Sebab kesulitan hidup uang aja susah’e minta ampun susah, mencari uang juga 1. Merasa hidup itu sulit B.1.b 2. Mencari uang juga mbak.. sangat susah. sulit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136 Refleksi
Hasil wawancara 27. P
Interpretasi
Kode Analisis
: Tapi mbak ngrasa Ada perkembangan dalam PP.
perkembangan
Kode dan E.1.a
nggak klo ada pertumbuhan dan diri MY yaitu memiliki pertumbuhan pribadi perkembangan dalam diri mbak? 28. MY
Yow
merasa. anaknya
E.2.a
Perkembangan hidup kie ya itu
PP. bentuk perkembangan
anak’e.. membiayai hidup anak,
dan pertumbuhan pribadi
yang biayai ya saya sendiri ma
orang tua..
membiayai hidup anaknya
Potensi dihayati sebagai kualitas 29. P mental.
:
anak dan membiayai hidup ada
: Mbak menyadari ada Potensi dalam diri MY PP. potensi diri
potensi dalam diri mbak? 30. MY
yaitu tidak mudah putus
: Sebener’e saya itu asa dan tetap menjalani
orang’e gak pernah putus asa hidup. yow maksud’e kie nggak pernah mudah putus asa, yow pokoknya orangnya kie ya apa adanya. Nggak pernah menyerah gitu nggak.. hidup.
memiliki anak dan
yow
pokok’e
jalani
1. Tidak mudah putus asa 2. Tetap menjalani hidup
E.4.b E.5.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Kode Analisis
Kode
31. P : Nek dalam pengambilan MY mengambil keputusan O. pengambilan keputusan keputusan.
biasane hidupnya sendiri. Orang mengambil keputusan F.1.a
Mbak
ngambil keputusan sendiri atau lain dimintai petimbangan sendiri tergantung orang lain?
keputusannya orang lain dibutuhkan F.1.b
apabila
32. MY: Biasanya saya sendiri. dirasa berat.
untuk
Kadang yow kalo keputusannya
membantu
bila
keputusan berat.
berat yow minta pertimbangan orang lain gitu..
33. P
: Biasanya mbak yakin Memiliki
ma keputusan mbak sendiri? 34. MY
:
Nek
saya
yow
keputusan sendiri. Kan harusnya resiko ada
resiko
ditanggung sendiri..
ya
keyakinan
dalam F.1.c
pengambilan keputusan
terhadap keputusannya.
yakinlah mbak.. karna itu kan Setiap
kalo
keyakinan O.
yakin keputusan yang
harus ditanggung sendiri.
ada
F.2.a
harus O.
pandangan
keputusan
terhadap setiap
keputusan ada resiko yang harus ditanggung sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
Subjek 3 (EL)
1. Identitas Subjek W3.P.EL.21Jul12 Identitas Subjek Nama
EL
Usia
24
Jenis Kelamin
Perempuan
Pendidikan Terakhir
SMP
Keterangan
Pekerjaan
Asisten Rumah Tangga (ART) Penghasilan Rp. 400.000 Per bulan Pengeluaran Rp. 600.000 Per bulan Jumlah Anggota 2 Yang terdiri dari : suami dan subjek. Keluarga Namun kini EL sedang hamil 4 bulan dan membutuhkan banyak biaya untuk persiapan kelahiran anaknya. EL dan suaminya tinggal di rumah orangtua EL. Penyakit yang diderita Lama menetap Kegiatan sosial
Keagiatan keagamaan
Sejak Lahir
EL merupakan warga asli desa Kembanglimus EL tidak memiliki waktu luang untuk mengikuti aktifitas sosial di kampungnya karena pekerjaanya yang dimulai dari pukul 07.00 hingga pukul 17.30. Namun, jika ada kematian, acara pernikahan, maupun ada kelahiran, EL selalu menyempatkan diri untuk memperlihatkan kepeduliannya terhadap sesama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
2. Hasil Wawancara Subyek penelitian
: EL
Waktu
: Sabtu, 21 Juli 2012 (17.05-17.50 WIB)
Tempat
: Ruang tamu rumah EL
P
: Mbak,, bisa bersyukur nggak dengan keadaan hidupnuya mbak?
EL : Ya,, bersyukurlah.. P
: Apa yang biasanya dilakukan untuk mengungkapkan rasa syukur?
EL : Alhamdulilah.. hmmmm.. yow wes alhamdulilah mbak.. P
: Mbak nggak ngeluh?
EL : Yow nggak,, nggak ngeluh P
: Terus rasa syukurnya mbak gimana?
EL : Opo ya... ra mudenk’e.. yow teko bersyukur.. alhamdulilah atas kenikmatan yang diberikan.. hooopp.. P
: Mbak ngrasa kesulitan, terus ngrasa nggak berdaya dengan kehidupan mbak nggak?
EL : Sedikit kesulitan P
: Kesulitannya karena?
EL : Hal uang. P
: Kenapa hal uang bisa membuat mbak ngrasa kesulitan?
EL : Opo ya mbak... ra ngerti.. P
: Apa mbak kesulitan dalam hal membeli kebutuhan?
EL : He’eh.. ngono kuwi.. P
: Ngono kuwi piye mbak? Coba diomongke ae...
EL : Ora aah mbak.. ora iso aku.. ora iso le njawab P
: Bisa... bisa.. gampang oq.. gur kenopo oq uang bisa buat mbak kesulitan?
EL : Karena sulit mencarinya.. P
: Mbak bisa mengatasi kesulitan’e?
EL : Sithik iso.. P
: Carane?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
EL : Carane opo ya?..... ngempet opo sing dipengenke ora semang dituku P
: Oooh... Terus nek hubungan baik sama orang lain. Mbak punya hubungan baik sama orang lain??
EL : Punya, yow iso. P
: Terus carane mbak mbangun hubungan baik kie kepiye?
EL : Yow menjaga sikap ,, satu sama lain P
: Terus dalam menjaga sikap itu, mbak ngrasa kesulitan nggak?
EL : Ora.. tidak.. P
: Nah,, misal’e mbak punya hubungan baik ma seseorang. Mbak ngrasa kangelan nggak njaga hubungan kuwi?
EL : Sithik kangelan’e.. P
: Kangelan’e gara-gara’ne?
EL : Yow kuwi mau njaga sikap. Nek seumpama kono kie ngene pow kepiye,, njuk kene kie memperbaiki.. ngono.. haiyo ngono kuwi.. PL : Terus mbak le ngatasi piye nek ono wong koyo ngono kuwi ? EL : Yow teko dihadapi.. diajak’i ngomong sing apik-apikan wae.. #ra mudenk oq.. aneh-aneh wae.. P
: Terus, tujuan hidup’e mbak apa?
EL : Tujuan’e ya... untuk mencari kesuksesan.. P
: Apa yang mbak lakukan untuk mencapai kesuksesan?
EL : Waduh! Opo ya mbak? Maksud’e baleni.. P
: Opo sing dilakukan mbak untuk mencapai kesuksesan?
EL : Mencapai? P
: Cara mu mencapai kesuksesan kie piye ngono lho?
EL : Yow berusaha P
: Usahanya tuw gimana?
EL : Kepiye ya? Aaahh mbuh! P
: Contone gini.. aku pengen sukses dalam hal bisnis. Jadi mulai sekarang aku harus mulai cari modal. Aku harus kerja cari modal.. gitu Lha nek mbak apa?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
EL : Piye mbak... aahhh mbuh ra ngerti... wah! Pertanyaan’e oq angel tha.. P
: Gampang lho.. aku cuma tanya mbak.. usahamu kie opo nggo mencapai tujuan hidupmu?
EL : Usahane yow kerjo.. P
: Ha ya gitu... Terus,, mbak pernah nyerah dalam mencapai tujuan hidup? Ngrasa kesel
opo gimana? EL : Pernah sich... paling.. P
: Nyerahnya gimana?
EL : Menyerah... opo ya mbak? P
: Yow contone... males mbut gawe... opo kepiye?
EL : Yow kuwi barang he’eh.. menyerah.. maksud’e putus asa le menghadapi? P
: He’eh.. misal’e,, mbak ngrasa tujuan’e abot,, aku oq ngroso piye ngono.. koyo aku males mbut gawe terus aku yow luweh ,, masa bodo’a..
EL : Menyerah opo ora ya mbak? .. aah mbuhlah mbak.. aku ra iso nek ditakoni sing aing-aing P
: Iki pertanyaan’e gur tentang hidupmu lho mak... Mbak,,, ngrasa nggak ono pertumbuhan dan perkembangan dalam diri mbak? Ngrasa nggkl uripku kie berkembang?
EL : Yow sithik.. sedikit berkembanglah.. P
: Mbak menyadari ada potensi dalam diri mbak?
EL : Aku ora duwe potensi P
: Apa kelebihanlah... kelebihanmu apa?
EL : Nggak ada kelebihan.. yow wes teko ngene-ngene kie wae P
: Kalo dalam hal mengambil keputusan, biasane mbak mengambil keputusan diri sendiri opo orang lain?
EL : Maksud’e keputusan dalam hal opo mbak? P
: Yow keputusan hidup. Semua keputusan dalam hidupmu kie diputuske dewe opo tergantung wong liyo?
EL : Yow... nganu.. keputusan’e dewe tha mbak P
: Wong liyo ngewangi ora?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142
EL : Yow tergantung orang lain.. maksud’e njuk ngei saran ngene-ngene ngono kuwi? P
: He’eh..
EL : Ha yow tergantung orang lain. P
: Biasane tergantung sopo mbak?
EL : Mbok’e P
: Diluar kuwi ono ora?
EL : Ora P
: Mbak biasane yakin karo keputusan’e kuwi
EL : Maksud’e? P
: Mbak kan duwe keputusan,, nah kan direwangi wong liyo.. nah, karo keputusan’e kuwi yakin ora?
EL : Yakin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143 3. Catatan Lapangan Subyek EL
Nama Berkas O3.P.EL.21Jul12
Sebelum Wawancara Sebelum
proses
Wawancara
wawancara Ketika
diwawancarai,
Sesudah Wawancara EL
terlihat Setelah proses wawancara selesai,
dilakukan, peneliti melakukan raport tegang. EL tampak tidak fokus dalam EL dengan EL. EL kooperatif dan memahami terlihat
santai.
Namun
setiap
setelah diberikan.
meminta ijin untuk menggunakan menghindari alat
perekam
wawancara,
selama EL
pertanyaan
kecewa
yang jawabannya.
dan
ragu
dengan
EL
berkata
pada
mencoba peneliti.. “ahh,, elek kuwi mbak, ra
EL
juga
alat
perekam
dengan mang
katutke
wae”
(catatan
proses menjauhkan diri dari alat perekam dan peneliti: ahh,, jelek itu mbak, tidak langsung berbicara lirih. EL juga memberikan usah
menunjukkan wajah ketegangan. EL jawaban
yang
singkat-singkat
sempat tidak mau menggunakan alat kurang terbuka dalam
disertakan
saja).
Peneliti
dan berusaha untuk tetap menenangkan
memberikan dan
meyakinkan
EL
bahwa
perekam. Namun setelah dibujuk EL jawaban karena beberapa kali EL hasilnya tidak jelek dan tidak perlu akhirnya mau.
menjawab “aah mbuh!” (cat peneliti: ada yang dikhawatirkan. catatan peneliti). Ketika jawaban akan digali lebih dalam, EL memberikan jawaban “opo ya.. ra mudenk’e..” (catatan peneliti: apa ya.. saya tidak mengerti).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144 4. Interpretasi dan Analisis Hasil Wawancara
Subyek penelitian
: EL
Waktu
: Sabtu, 21 Juli 2012 (17.05-17.50)
Tempat
: Ruang tamu rumah EL
Nama Berkas
: W3.P.EL.21Jul12
Refleksi
Hasil Wawancara 1.
P :
Mbak,,
bisa
Interpretasi
Analisis
Kode
bersyukur EL mensyukuri keadaan PD. Syukur
A.1.a
nggak dengan keadaan hidupnya hidupnya mbak? 2.
EL: Ya,, bersyukurlah..
3.
P :
Apa
yang
biasanya Rasa syukur diungkapkan PD. Cara bersyukur
dilakukan untuk mengungkapkan dengan mengucap syukur rasa syukur? 4.
EL: Alhamdulilah.. hmmmm.. mengeluh yow wes alhamdulilah mbak..
5.
kepada Tuhan dan tidak
P : Mbak nggak ngeluh?
1. Ucap
syukur A.3.a
kepada Tuhan 2. Tidak mengeluh
A.3.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
6.
EL: Yow nggak,, nggak ngeluh
7.
P : Terus rasa syukurnya mbak
Analisis
Kode
gimana? 8.
EL: Opo ya... ra mudenk’e.. yow teko
bersyukur..
alhamdulilah
atas kenikmatan yang diberikan.. hooopp. 9.
P : Mbak ngrasa kesulitan, EL terus
ngrasa
nggak
merasa
sedikit
PL. Kesulitan hidup
B.1.a
berdaya kesulitan dengan keadaan
dengan kehidupan mbak nggak?
hidupnya
10. EL: Sedikit kesulitan 11. P : Kesulitannya karena?
Kesulitan yang dihadapi PL. Kesulitan hidup B.1.b
12. EL: Hal uang.
adalah dalam hal keuangan uang
Sulit mengembangkan pemikiran 13. P : Kenapa hal uang bisa Kesulitan membuat mbak ngrasa kesulitan? keuangan 14. EL: Opo ya mbak... ra ngerti..
dalam membuat
hal PL. Kesulitan hidup B.1.b EL kesulitan
kesulitan dalam membeli kebutuhan
15. P : Apa mbak kesulitan dalam kebutuhan
membeli
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
hal membeli kebutuhan? 16. EL: He’eh.. ngono kuwi.. 17. P : Ngono kuwi piye mbak? Coba diomongke ae... 18. EL: Ora aah mbak.. ora iso aku.. ora iso le njawab 19. P : Bisa... bisa.. gampang oq.. EL
kesulitan
gur kenopo oq uang bisa buat mencari uang
dalam PL. Kesulitan hidup B.1.b uang sulit dicari
mbak kesulitan? 20. EL: Karena sulit mencarinya..
21. P :
Mbak
kesulitan’e?
bisa
mengatasi EL sedikit bisa mengatasi PL. kesulitan itu
mengatasi
kesulitan
hidup sedikit bisa
22. EL: Sithik iso..
23. P : Carane?
Kemampuan B.4.a
Kesulitan tersebut diatasi PL.
24. EL: Carane opo ya?..... ngempet dengan
Cara
menekan kesulitan
mengatasi B.5.c hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
opo sing dipengenke ora semang keinginannya dituku
membeli
Analisis untuk menekan
sesuatu
Kode
keinginan
yang membeli
diinginkan
25. P : Oooh...
EL
memiliki
hubungan HP.
Hubungan
baik C.1.a
Terus nek hubungan baik sama yang baik dengan orang dengan orang lain orang
lain.
hubungan
baik
Mbak sama
punya lain.
punya hubungan baik
orang
lain?? 26. EL: Punya, yow iso.
27. P :
Terus
carane
mbak EL membangun hubungan HP. Cara membangun C.3.a
mbangun hubungan baik kie yang kepiye?
baik
menentukan
dengan hubungan
sikapnya menjaga sikap
28. EL: Yow menjaga sikap ,, satu terhadap yang lain. sama lain
baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
29. P : Terus dalam menjaga sikap Tidak ada kesulitan dalam HP. itu,
mbak
ngrasa
kesulitan menjaga
nggak? 30. EL: Ora.. tidak..
sikap
membangun yang baik.
Ada
sedikit
Kesulitan
Kode
dalam C.4.b
guna membangun hubungan
hubungan baik
tidak
ada
kesulitan
kesulitan HP.
Kesulitan
dalam C.8.a
31. P : Nah,, misal’e mbak punya dalam menjaga hubungan menjaga hubungan baik hubungan baik ma seseorang. yang baik
ada sedikit kesulitan
Mbak ngrasa kangelan nggak njaga hubungan kuwi? 32. EL: Sithik kangelan’e..
33. P : Kangelan’e gara-gara’ne?
Kesulitan
dalam HP.
Sebab
kesulitan C.9.a
34. EL: Yow kuwi mau njaga sikap. menentukan sikap karena menjaga hubungan baik Nek seumpama kono kie ngene orang lain belum tentu
sulit
menentukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
pow kepiye,, njuk kene kie tahu maksudnya. memperbaiki..
ngono..
Kode
sikap
haiyo
ngono kuwi..
EL
berusaha
untuk HP.
memperbaiki dirinya.
Cara
mengatasi C.10.b
kesulitan
dalam
menjaga hubungan baik
berusaha
memperbaiki diri
35. P : Terus mbak le ngatasi piye Apabila ada orang lain HP. nek ono wong koyo ngono kuwi ?
Cara
mengatasi C.10.a
yang tidak tahu maksud kesulitan
dalam
36. EL: Yow teko dihadapi.. diajak’i sikap yang dilakukan, EL menjaga hubungan baik ngomong sing apik-apikan wae.. akan menghadapi dengan #ra mudenk oq.. aneh-aneh wae..
mengajak berbicara secara baik-baik.
1. mengahadapi kesulitan 2. mengajak baik-baik
bicara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
37. P : Terus, tujuan hidup’e mbak Tujuan hidup EL adalah TH. apa? 38. EL:
untuk Tujuan’e
ya...
untuk kesuksesan
maksud pertanyaan
untuk mencapai kesuksesan? Maksud’e baleni..
Cara
berusaha bekerja
41. P : Opo sing dilakukan mbak untuk mencapai kesuksesan? 42. EL: Mencapai? mu
mencapai TH.
kesuksesan, akan berusaha tujuan
40. EL: Waduh! Opo ya mbak? dengan bekerja
Cara
mendapatkan kesuksesan
terhadap 39. P : Apa yang mbak lakukan Untuk
43. P :
yang D.1.d
mendapatkan dimiliki
mencari kesuksesan..
Kurang pemahaman
Tujuan
Kode
mencapai
kesuksesan kie piye ngono lho? 44. EL: Yow berusaha 45. P : Usahanya tuw gimana? 46. EL: Kepiye ya? Aaahh mbuh!
mencapai D.2.a
hidup
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
47. P : Contone gini.. aku pengen sukses dalam hal bisnis. Jadi mulai sekarang aku harus mulai cari modal. Aku harus kerja cari modal.. gitu 48. Lha nek mbak apa? 49. EL: Piye mbak... aahhh mbuh ra ngerti... wah! Pertanyaan’e oq angel tha.. 50. P : Gampang lho.. aku cuma tanya mbak.. usahamu kie opo nggo mencapai tujuan hidupmu? 51. EL: Usahane yow kerjo..
52. P : Ha ya gitu...
Pernah merasa menyerah.
53. Terus,, mbak pernah nyerah dalam mencapai tujuan hidup? .
TH. Menyerah dalam D.5.a mencapai pernah
Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
Ngrasa kesel opo gimana? 54. EL: Pernah sich... paling.. Konsistensi yang kurang dalam 55. P : Nyerahnya gimana?
EL malas bekerja ketika TH. Bentuk menyerah D.6.a
memberikan jawaban
merasa menyerah
56. EL: Menyerah... opo ya mbak? 57. P : Yow contone... males mbut gawe... opo kepiye? 58. EL: Yow kuwi barang he’eh.. menyerah.. maksud’e putus asa le menghadapi? 59. P :
He’eh..
misal’e,,
mbak
ngrasa tujuan’e abot,, aku oq ngroso piye ngono.. koyo aku males mbut gawe terus aku yow luweh ,, masa bodo’a.. 60. EL: Menyerah opo ora ya mbak? .. aah mbuhlah mbak.. aku ra iso nek ditakoni sing aing-aing
malas bekerja
Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153 Refleksi
Hasil Wawancara 61. P :
Iki
Interpretasi
pertanyaan’e
gur Pertumbuhan
tentang hidupmu lho mak... 62. Mbak,,,
ngrasa
nggak
Analisis dan PP.
Pertumbuhan dan E.1.a
perkembangan dalam diri perkembangan ono EL
dirasa
hanya
Kode
pribadi
ada ada sedikit
pertumbuhan dan perkembangan sedikit perkembangan dalam diri mbak? Ngrasa nggkl uripku kie berkembang? 63. EL:
Yow
sithik..
sedikit
berkembanglah..
64. P :
Mbak
menyadari
ada EL
potensi dalam diri mbak? 65. EL: Aku ora duwe potensi 66. P :
Apa
merasa
tidak
ada PP. potensi diri tidak E.4.a
potensi maupun kelebihan ada dalam dirinya.
kelebihanlah...
kelebihanmu apa?
EL merasa dirinya hanya
ada kemajuan.
dan
kelebihan : tidak ada kemajuan
67. EL: Nggak ada kelebihan.. yow begitu-begitu saja, tidak wes teko ngene-ngene kie wae
potensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
68. P : Kalo dalam hal mengambil Setiap keputusan hidup EL O. keputusan,
biasane
mbak didasarkan
mengambil keputusan diri sendiri ibunya. opo orang lain? 69. EL: Maksud’e keputusan dalam hal opo mbak? 70. P :
Yow
keputusan
hidup.
Semua keputusan dalam hidupmu kie
diputuske
dewe
opo
tergantung wong liyo? 71. EL: Yow... nganu.. keputusan’e dewe tha mbak 72. P : Wong liyo ngewangi ora? 73. EL: Yow tergantung orang lain.. maksud’e njuk ngei saran ngenengene ngono kuwi? 74. P : He’eh..
pada
saran keputusan
Kode
pengambilan F.1.a
saran oleh ibu
diberi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155 Refleksi
Hasil Wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
75. EL: Ha yow tergantung orang lain. 76. P : Biasane tergantung sopo mbak? 77. EL: Mbok’e 78. P : Diluar kuwi ono ora? 79. EL: Ora
80. P : Mbak biasane yakin karo Dengan keputusan yang O. keputusan’e kuwi
diambilnya
81. EL: Maksud’e? 82. P :
Mbak
kan
duewe
liyo..
nah,
keputusan’e kuwi yakin ora? 83. EL: Yakin.
karo
dalam F.1.a
saran pengambilan keputusan
ibunya, EL merasa yakin
keputusan,, nah kan direwangi wong
atas
keyakinan
yakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156
Subjek 4 (AH)
1. Identitas Subjek W4.L.AH.6Sept12 Identitas Subjek Nama
AH
Usia
33
Jenis Kelamin
Laki-laki
Pendidikan Terakhir
SMA
Pekerjaan
Karyawan Toko
Penghasilan
Rp. Per bulan Pengeluaran Rp. Per bulan Jumlah Anggota 3 Keluarga
Keterangan
800.000 950.000
Terdiri dari: anak (masih sekolah di Sekolah Dasar), istri dan subjek. Namun, subjek masih tinggal dengan mertuanya. Penyakit yang diderita Tekanan darah rendah AH menderita tekanan darah rendah. Hal ini membuat AH mudah kelelahan dan sering tidak masuk kerja. Lama menetap 9 tahun AH menikah dengan istrinya 2003 dan sejak saat itu, AH pindah ke Kelurahan Kembanglimus. AH menetap disana dan hidup satu atap dengan mertuanya Kegiatan sosial Kerja bakti, kegiatan di AH mengikuti kegiatan sosial yang lingkungan, pernikahan, ada di lingkungannya. AH datang kematian. dalam setiap kegiatan sosial bila ada waktu luang. Keagiatan keagamaan Mujadahan, pengajian. AH mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungannya. AH datang dalam setiap kegiatan keagamaan bila ada waktu luang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157
2. Hasil Wawancara Subyek penelitian
: AH
Waktu
: Kamis, 6 September 2012 ( 13.35- 14.10)
Tempat
: Teras rumah AH
P
: Setiap orang memiliki kesulitan hidup, nah.. dalam menghadapi kesulitan hidup itu mas merasa kesulitan dan nggak berdaya?
AH : ya mungkin kalo sekarang ini aku ma.. masih bekerja, jadi kesulitan hidup itu mmm ya ada.. tapi nggak nggak terlalu.. buat kebutuhan sehari-hari memang kurang.. kurang ini mencukupi.. ya cukup-nggak cukup ya sing penting kita bekerja kan.. dah membantu keluarga.. P
: dengan keadaan yang semacam itu, mas bisa menerima keadaan itu?
AH : ya mungkin,, bisalah P
: mengapa menerima keadaan yang seperti itu?
AH : ya kemampuan kita kan cuma segini, skill kita kan cuman kayak gini ya harus menerima apa adanya, udah bisa bekerja, udah bisa makan kan itu buat saya udah cukup P
: terus menyesal nggak dengan keadan hidup ini?
AH : enggak, kenapa harus menyesal kan udah yang kuasa yang mengatur hidup. Kita kan berusaha dan berdoa P
: tujuan hidupnya mas apa?
AH : tujuan hidup bagi saya adalah apa ya namanya.. hehehehe.. tujuan hidup tuw kalo bisa membahagiakan orang tua, membahagiakan keluarga istilahnya gitukan ada istri, memperbaiki perilaku diri sendiri dan membimbing keluarga termasuk istri dan anak yang baik P
: terus gimana carane mas supaya tujuan hidup itu bisa tercapai?
AH : ya kita berusaha,, berusaha mera..diri kita, memperbaiki diri kita diajarkan kepada mereka P
: mereka itu maksudnya?
AH : ya keluarga, anak istri dibimbing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158
P
: terus pernah menyerah nggak dalam mencapai tujuan itu?
AH : dalam mencapai tujuan ya kalo.. ya tergantung kemampuan kita.. kalo saya ya... keadaan apa ya.. mungkin tenaga dan pikiran terbatas.. ya gitu.. P
: terbatasnya gimana?
AH : terbatasnya ya kalo sudah nggak... sudah mentok apa mau,, mau berusaha itu ya kelainnya.. dalam usaha opo apa gitu.. P
: mas merasa nggak ada pertumbuhan dan perkembangan dalam dirinya mas?
AH : maksudnya? P
: maksudnya pertumbuhan dan perkembangan itu mas merasa nggak stag gitu aj.. merasa bertumbuh dan berkembang nggak?
AH : ya kalo ini, sya merasakan yang terutama dalam kehidupan P
: pertumbuhan dan perkembangannya tuw apa? Bentuknya tuw apa gitu?
AH : fisik atau apa? P
: ya bebas.. fisik atau mungkin skill kemampuan
AH : ya kalo kemampuan seperti itu biasa-biasa saja. Kemampuan saya Cuma gitu oq mbak.. kayane kurang berkembang. P
: menyadari nggak dalam diri mas itu ada potensi? Punya kelebihan apa gitu?
AH : nggak punya’e.. P
: nggak merasa punya kelebihan sama skali?
AH : nggak ada mbak.. P
: terus nek dengan orang lain gitu,, punya hubungan yang baik nggak dengan orang lain itu,, tetangga sekitar mungkin?
AH : ya nek sama tetangga, sama keluarga, sama teman gitu ya baik. P
: terus gimana caranya mas menjalin hubungan baik?
AH : ya kita berinteraksi sama tetangga, sama teman.. dalam hal apa ajalah. Diantara kerja bakti,, apa ada acara apa ajalah, yang penting kita ada undangan ya kita berangkat,, datangi P
: terus dalam menjalin hubungan itu, ada kesulitan nggak?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159
AH : ya kalo sekarang ini di masyarakat ya memang nganu ya,, apa namanya.. dalam hubungan itu,, maksud’e,, piye ya... P
: maksud’e dalam menjalin hubungan kie kangelan gitu? Orang-orang’e sibuk atau gimana?
AH : ya saya sendiri kan kalo menjalin hubungan dengan orang kan kalo bisa juga cuman malem, ya jadi sulitnya itu.. nggak bisa bertemu. Ya kecuali kalo hari libur. P
: terus mengatasi kesulitannya itu gimana?
AH : ya mengatasinya,, ya kalo ada waktu meski sedikit ya kita ngobrol-ngobrol ma mereka,, datangin ke rumahnya.. kalo ada waktu. P
: kalo dalam pengambilan keputusan hidup, biasanya mas mengambil keputusan sendiri atau tergantung dengan orang lain
AH : ya kalo memang itu,, perlu atau sulit atau sulit ya kita minta bantuan. Ya kalo kita bisa memutuskan sendiri ya kita putuskan sendiri P
: terus yakin nggak dengan keputusan itu?
AH : ya kalo keputusannya baik, ya mungkin nggak menyesal P
: brarti ada kemungkinan menyesal?
AH : ya kalo kita nggak dipikir dulu, ambil keputusan itu ya menyesal kalo nggak dipikir dulu P
: brarti pernah menyesal dengan keputusan yang diambil itu?
AH :
yow
untuk
sekarang
pernah.
Dari
ajaran
hidup..
tapi
dalam
keluarga.maksud’e dalam keluarga saya.. nggak sama istri nggak. Cuma di keluarga saya gitu.. P
: brarti keluarga yang di Wonosari itu?
AH : iya.. hehehehehe.. dulu waktu SMA.. waktu sekolah,, pernah minta-minta tapi nggak dipikir dulu,, nggak dikasih terus malah menyesal ya.. P
: maksud’e waktu SMA kie minta ga sekolah atau gimana?
AH : yow maksud’e minta apalah.. mungkin kendaraan,, atau apa.. pokoknya oang tua belum ada,, dana atau duitnya.. P
: minta kendaraan,, atau apa gitu ga dibliin gitu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160
AH : iya.. hahahaha.. tapi kan 3 hari,, beberapa hari itu saya sadar tha,, menyesal gitu.. terutama itu.. mungkin ada lagi.. tapi ya itu cuma gambaran’e..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161 3. Catatan Lapangan Subyek AH
Nama Berkas O4.L.AH.6Sept12
Sebelum Wawancara
Wawancara
Sesudah Wawancara
Pada awalnya, AH tidak bersedia Pada awal proses wawancara, AH Setelah proses wawancara selesai untuk diwawancarai. AH tidak mau terlihat
tegang
menggunakan alat perekam. Namun jawabannya. ketika peneliti menawarkan alternatif AH
menjadi
dalam
Namun lebih
memberikan dilakukan,
AH
terlihat
santai.
lama-kelamaan Namun AH menyaakan bahwa ia rileks
dalam ragu
dengan
jawabannya.
AH
lain yaitu AH diminta menuliskan memberikan jawaban. AH juga dapat berkata “mbuh kuwi jawaban’e jawabannya, AH berdalih tulisannya menjawab pertanyaan dengan baik dan mbak, ngko nek salah barang” jelek dan dia tidak mau. Peneliti terbuka dalam memberikan jawaban. (tidak tahu itu jawabannya mbak, berusaha dengan memberikan alternatif Selama proses wawancara berlangsung,
nanti kalo salah). Peneliti kemudian
lain yaitu AH memberikan jawabannya tidak ada gangguan apapun sehingga menenangkan AH bahwa tidak ada secara lisan dan peneliti akan wawancara dapat berlangsung dengan yang salah dan hasilnya tidak perlu menuliskan jawabannya, namun AH
lancar.
tidak mau dan berkata bahwa ia tidak bisa. Peneliti berusaha membujuk
AH. Akhirnya AH bersedia untuk diwawancarai menggunakan
dan alat
perekam
bersedia untuk
merekam seluruh proses wawancara.
dikhawatirkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162
4. Interpretasi dan Analisis Hasil Wawancara Subyek penelitian
: AH
Waktu
: Kamis, 6 September 2012 ( 18.35- 19.10)
Tempat
: Teras rumah AH
Nama Berkas
: W4.L.AH.6Sept12
Refleksi
Hasil wawancara P :
individu
kesulitan hidup, nah.. dalam hidup, namun ia tidak
atau
tidak
bekerja.
orang
Analisis
Kesulitan hidup tergantung pada 1. bekerja
Setiap
Interpretasi
memiliki AH mengalami kesulitan PL. Kesulitan Hidup
menghadapi kesulitan hidup itu terlalu
2.
Kode
sulit
dalam PL.
Kemampuan B.4.a
mas merasa kesulitan dan nggak menghadapinya
mengatasi
berdaya?
hidup tidak terlalu
AH
: ya mungkin kalo Mengalami
sekarang ini aku ma.. masih dalam
B.1.a
kesulitan
kesulitan sulit dalam menghadapi mencukupi
bekerja, jadi kesulitan hidup itu kehidupan sehari-hari
PL. Kesulitan Hidup B.5.a
mmm ya ada.. tapi nggak nggak
kesulitan
terlalu.. buat kebutuhan sehari- Mengatasi
kesulitan memenuhi
dalam kebutuhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 163 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
hari memang kurang.. kurang ini dengan cara bekerja agar sehari-hari mencukupi.. cukup
Ingin keluar dari kaadaan.
3.
ya
cukup-nggak dapat membantu keluarga
ya sing penting kita
Cara
Mengatasi
Kesulitan
Hidup
bekerja kan.. dah membantu
bekerja
keluarga..
membantu keluarga
P :
dengan
keadaan
untuk
yang AH kurang yakin dapat PD. Menerima keadaan A.4.a
semacam itu, mas bisa menerima menerima keadaan
Ingin lepas dari kepasrahan.
PL.
kurang yakin
keadaan itu?
4.
AH
5.
P :
: ya mungkin,, bisalah
mengapa
menerima AH
keadaan yang seperti itu? 6.
AH
menerima
karena
cuman kayak gini ya harus menerima apa adanya, udah bisa bekerja, udah bisa makan kan itu buat saya udah cukup
sehingga
Alasan
menyadari keadaan
: ya kemampuan kita kemampuannya
kan cuma segini, skill kita kan
keadaan PD.
Menerima A.5.a sadar
terbatas, kemampuan diri terbatas
mengharuskan sehingga harus menerima
dirinya untuk menerima apa apa adanya adanya
PD. Syukur PD alasan syukur bisa
Bersyukur bisa kerja dan bekerja dan makan sudah makan
cukup
A.1.a A.2.b
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164 Refleksi
Hasil wawancara 7.
P :
terus
Interpretasi
menyesal
nggak AH
dengan keadan hidup ini? 8.
AH
:
enggak,
tidak
Analisis
Kode
menyesali PD. Sesal tidak sesal
A.6.a
keadaanya karena percaya PD. Alasan tidak sesal : kenapa Tuhan
telah
mengatur 1. Tuhan
harus menyesal kan udah yang kehidupannya. kuasa yang mengatur hidup. Kita Manusia kan berusaha dan berdoa
berusaha
telah A.7.b
mengatur dan
berdoa
kehidupannya 2. Manusia sebaiknya A.7.c berusaha dan berdoa
9.
P : tujuan hidupnya mas apa?
10. AH
Tujuan hidup AH adalah TH. Tujuan yang dimiliki:
: tujuan hidup bagi dapat
membahagiakan
saya adalah apa ya namanya.. keluarganya,
dapat
hehehehe.. tujuan hidup tuw kalo memperbaiki perilaku diri
1. Membahagiakan keluarga
D.1.a
2. Dapat
D.1.d
bisa membahagiakan orang tua, sendiri dan membimbing
memperbaiki
membahagiakan
perilaku
istilahnya
gitukan
keluarga keluarganya dengan baik. ada
istri,
memperbaiki perilaku diri sendiri dan
membimbing
keluarga
termasuk istri dan anak yang baik
diri
sendiri 3. Membimbing keluarga baik
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Ada kata yang tidak jelas dan 11. P : terus gimana carane mas Cara kurang lengkap sehingga tidak
supaya tujuan hidup itu bisa hidup
bisa dipahami
tercapai? 12. AH
mencapai dengn
memperbaiki
Analisis tujuan TH.
Cara
berusaha tujuan diri
Kode
mencapai D.2.d
hidup
dan berusaha memperbaiki
: ya kita berusaha,, hasilnya diajarkan pada diri dan hasil diajarkan
berusaha
mera..diri
kita, keluarga
pada keluarga
memperbaiki diri kita diajarkan kepada mereka 13. P : mereka itu maksudnya? 14. AH
: ya keluarga, anak
istri dibimbing 15. P :
terus pernah
menyerah Menyerah atau tidak dalam TH. Menyerah dalam D.5.b
nggak dalam mencapai tujuan mencapai itu? 16. AH
tujuan
hidup mencapai
tergantung pada keadaan realistis; :
dalam
mencapai diri
tujuan ya kalo.. ya tergantung
tujuan
D.3.a
tergantung
pada keadaan diri TH. Hambatan dalam
kemampuan kita.. kalo saya ya... AH memiliki tenaga dan mencapai
tujuan
keadaan apa ya.. mungkin tenaga pikiran yang terbatas
tenaga dan pikiran yang
dan pikiran terbatas.. ya gitu..
terbatas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Bahasa yang rancu dan sulit 17. P : terbatasnya gimana? dipahami
18. AH
Keterbatasannya
Analisis diatasi TH.
Cara
: terbatasnya ya kalo dengan cara mencari jalan hambatan
sudah nggak... sudah mentok apa keluar mau,,
mau
berusaha
itu
ya jalan
lainnya yang
Kode
mengatasi D.4.a dalam
apabila mencapai tujuan hidup dipilihnya mencari alternatif
kelainnya.. dalam usaha opo apa sudah mentok
solusi lainnya
gitu.. 19. P :
mas merasa nggak ada Merasakan
pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dalam dirinya mas? 20. AH
perkembangan
: maksudnya?
dalam kehidupan
21. P : maksudnya pertumbuhan dan
perkembangan
itu
mas
merasa nggak stag gitu aj.. merasa
bertumbuh
dan
berkembang nggak? 22. AH
: ya kalo ini, saya
merasakan yang terutama dalam kehidupan
ada PP. pertumbuhan dan E.1.a dan Perkembangan pribadi terutama ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 167 Refleksi
Hasil wawancara 23. P :
Interpretasi
pertumbuhan
perkembangannya
dan AH merasa kemampuan PP.
tuw
apa? dirinya
Bentuknya tuw apa gitu? 24. AH 25. P :
berkembang
bebas..
fisik
atau
26. AH seperti
hambatan E.3.a dan
Perkembangan Pribadi kemampuan
yang
mungkin skill kemampuan
Kode
kurang Pertumbuhan
: fisik atau apa? ya
Analisis
diri
kurang
berkembang
: ya kalo kemampuan itu
biasa-biasa
saja.
Kemampuan saya Cuma gitu oq mbak..
kayane
kurang
berkembang. 27. P : menyadari nggak dalam diri AH merasa dirinya tidak PP. potensi diri tidak E.4.a mas itu ada potensi? Punya memiliki potensi ataupun ada kelebihan apa gitu? 28. AH 29. P :
kelebihan
: nggak punya’e.. nggak
merasa
punya
kelebihan sama skali? 30. AH
: nggak ada mbak..
potensi
kelebihan
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 168 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
31. P : terus nek dengan orang lain Memiliki hubungan yang HP. gitu,, punya hubungan yang baik baik
Hubungan
memiliki
tetangga sekitar mungkin?
yang baik
:
ya
nek
baik C.1.a
tetangga, dengan orang lain
dengan
nggak dengan orang lain itu,, keluarga dan teman
32. AH
Kode
hubungan
sama
tetangga, sama keluarga, sama teman gitu ya baik. 33. P : terus gimana caranya mas AH menjalin hubungan baik? 34. AH
menjalin
hubungan HP.
Cara
menjalin
baik dengan orang lain hubungan yang baik
: ya kita berinteraksi dengan cara berinteraksi
sama tetangga, sama teman.. Mengikuti setiap kegiatan dalam hal apa ajalah. Diantara yang ada :
1. Berinteraksi dengan orang lain 2. Mengikuti
kerja bakti,, apa ada cara apa
1. Kerja bakti
kegiatan yang ada:
ajalah, yang penting kita ada
2. Mendapat
a. Kerja bakti
undangan ya kita berangkat,,
undangan, bersedia
datangi.
datang
C.3.b
b. Mendapat undangan, bersedia datang
C.3.c
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 169 Refleksi
Hasil wawancara
Kebingungan dalam merangkai 35. P : kata-kata
sehingga
muncul
kalimat yang tidak bermakna
terus
hubungan
Interpretasi
dalam
itu,
ada
menjalin Mengalami
yang
kesulitan HP. Kesulitan dalam C.4.a
baik
: ya kalo sekarang ini terbatasnya
di masyarakat ya memang nganu sehingga ya,,
apa
namanya..
karena ada kesulitan waktu
bisa
bertemu HP.
Sebab
dalam orang lain hanya pada saat dalam
kesulitan C.5.a menjalin
hubungan itu,, maksud’e,, piye malam hari atau hari libur
hubungan
ya...
waktu yang terbatas
37. P : maksud’e dalam menjalin hubungan kie kangelan gitu? Orang-orang’e
sibuk
atau
gimana? 38. AH
: ya saya sendiri kan
kalo menjalin hubungan dengan orang kan kalo bisa juga cuman malem, ya jadi sulitnya itu.. nggak bisa bertemu. Ya kecuali kalo hari libur.
Kode
kesulitan dalam menjalin hubungan menjalin hubungan baik
nggak? 36. AH
Analisis
baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 170 Refleksi
Hasil wawancara 39. P :
terus
Interpretasi
mengatasi Mengatasi kesulitan dalam HP.
kesulitannya itu gimana? 40. AH
Analisis Cara
mengatasi C.6.e
menjalin hubungan baik kesulitan
: ya mengatasinya,, ya dengan orang lain :
kalo ada waktu meski sedikit ya
1. Mengajak
kita ngobrol-ngobrol ma mereka,,
dalam
menjalin hubungan baik orang berinteraksi dengan
lain mengobrol
datangin ke rumahnya.. kalo ada
Kode
orang
lain
bila
ada
2. Mendatangi rumah waktu senggang :
waktu.
orang lain bila ada
1. Mengajak orang
waktu
lain mengobrol 2. Mendatangi rumah lain
orang bila
ada
waktu 41. P : kalo dalam pengambilan AH mengambil keputusan O.
pengambilan
keputusan hidup, biasanya mas hidupnya sendiri sejauh keputusan mengambil
keputusan
sendiri AH
bisa
memutuskan
atau tergantung dengan orang sendiri lain 42. AH
Orang : ya kalo memang itu,, membantu
mengambil F.1.a
keputusan sendiri lain
diminta
orang
apabila dibutuhkan
lain F.1.b untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 171 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
perlu atau sulit ya kita minta keputusannya berat dan membantu bantuan.
Ya
memutuskan
kalo sendiri
kita ya
bisa dirasa
perlu
Kode bila
untuk keputusan sulit.
kita membantu.
putuskan sendiri 43. P : terus yakin nggak dengan AH keputusan itu? 44. AH
:
tidak
menyesali O.
kputusannya ya
dalam
apabila pengambilan keputusan
kalo keputusannya baik
keputusannya baik, ya mungkin
keyakinan
keputusan baik tidak menyesal
nggak menyesal 45. P : brarti ada kemungkinan Menyesali menyesal? 46. AH
apabila : ya kalo kita nggak keputusan
dipikir dulu, ambil keputusan itu memikirkannya
keputusan O. pandangan terhadap mengambil keputusan anpa
keputusan
terlebih diambil
yang F.2.b tanpa
ya menyesal kalo nggak dipikir dahulu
memikirkannya terlebih
dulu
dahulu akan membuat
47. P : brarti pernah menyesal AH
pernah
dengan keputusan yang diambil keputusan itu?
menyesali menyesal yang O. penyesalan dalam F.3.a
diambilnya ketika mash pengambilan keputusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 172 Refleksi
Hasil wawancara 48. AH
Interpretasi
Analisis
: yow untuk sekarang bersama orang tuanya
pernah. Dari ajaran hidup.. tapi dalam keluarga.maksud’e dalam keluarga saya.. nggak sama istri nggak. Cuma di keluarga saya gitu.. 49. P : brarti keluarga yang di AH Wonosari itu? 50. AH dulu
pernah
menyesal
ketika masa sekolah. Ia
: iya.. hehehehehe.. meminta sesuatu kepada waktu
SMA..
waktu orang tuanya, tetapi tidak
sekolah,, pernah minta-minta tapi diberi nggak
dipikir
dulu,,
nggak
dikasih terus malah menyesal ya.. 51. P : maksud’e waktu SMA kie AH minta ga sekolah atau gimana? 52. AH apalah..
memutuskan
untuk
meminta sesuatu kepada
: yow maksud’e minta orang
tuanya,
namun
mungkin
tuanya
belum
kendaraan,, orang
pernah
Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 173 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
atau apa.. pokoknya oang tua memiliki biaya belum ada,, dana atau duitnya..
53. P : minta kendaraan,, atau apa Ah menyadari keputusan gitu ga dibliin gitu? 54. AH
yang
diambilnya
tidak
: tapi kan 3 hari,, baik dan ia menyesal
beberapa hari itu saya sadar tha,, menyesal gitu.. terutama itu.. Masih ada penyesalan lain mungkin ada lagi.. tapi ya itu dalam diri AH terhadap cuma gambaran’e..
setip
keputusan
diambilnya.
yang
Kode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 174
Subjek 5 (GM)
1. Identitas Subjek W5.L.GM.26Sept12 Identitas Subjek Nama
GM
Usia
40
Jenis Kelamin
Laki-laki
Pendidikan Terakhir
SMP
Pekerjaan
Operator Mesin
Penghasilan
Rp. Per bulan Rp. Per bulan
Pengeluaran
Jumlah Anggota 3 Keluarga Penyakit yang diderita Gejala Jantung Lama menetap Kegiatan sosial
Keagiatan keagamaan
Keterangan
800.000 850.000
Terdiri dari: anak (masih sekolah di Sekolah Dasar), istri dan subjek. Serangan GM baru saja mengetahui bahwa ia memiliki penyakit gejala serangan jantung. Sejak Lahir GM merupakan warga asli desa Kembang Limus Kerja bakti, kegiatan di GM mengikuti kegiatan sosial yang lingkungan, pernikahan, ada di lingkungannya. GM datang kematian. dalam setiap kegiatan sosial bila ada waktu luang. Mujadahan, pengajian. GM mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungannya. GM datang dalam setiap kegiatan keagamaan bila ada waktu luang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 175
2. Hasil Wawancara Subyek penelitian
: GM
Waktu
: Rabu, 26 September 2012 ( 17.25- 18.05)
Tempat
: Ruang tamu rumah GM
P
: Dalam keadaan yang serba susah, apakah bapak memiliki kesulitan hidup?
GM : Ya jelas ada, masalah ekonomi membuat masalah dalam keluarga. Jadinya ya keharmonisan keluarga itu larinya. P
: Dalam keterbatasan itu, bisa nggak mengatasi kesulitannya itu?
GM : Kadang yow.. kadang ada yang bisa diselesaikan walau tidak sempurna, biasanya bisa. P
: Cara mengatasinya?
GM : Dengan cara menghemat pengeluaran. P
: Bisa nggak menerima keadaan hidup yang susah?
GM : Bisa nggak bisa ya harus diterima, soal’e ngono kuwi ya tergantung cara pola pandang pikirnya dewe-dewe ya.. bisa nggak bisa harus bisa menerima. Harus bisa menerima P
: Kenapa menerima?
GM : Mengapa menerima ya... karena kehidupan itu berjalan supaya sesuai dengan keadaan yang ada. P
: Menyesal nggak tha dengan keadaan itu?
GM : Tidak. Yen jawaban sing iki tidak. P
: Sebenernya tujuan hidupnya bapak apa?
GM : Tujuan hidup..ya banyak skali sich.. pertama kie.. orang yang berkeluarga yow kie pandangaku ya.. tujuan hidup menjalani hidup apa adanya, tujuan.. tujuannya bisa hidup tentram.. ngono wae.. intine ngono kuwi.. yo terjalan kehidupan sesama di lingkungan. Kehidupan didalam mayarakat sesuai harapan. P
: Bagaimana caranya berusaha dalam mencapai tujuan itu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 176
GM : Misal’e kekurangan dalam diri pribadi terhadap kehidupan kemarin. Intine koreksi diri P
: Ada kesulitan nggak dalam mencapai tujuan hidup?
GM : Sangat ada.. banyak sekali P
: Kesulitannya?
GM : Yow mengatasi beban hidup. Jalan keluarnya ya kepasrahan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Yow pendekatanlah iki pendekatan.. kadang yow mengatasi beban hidup kie kadang yow kepiye yow? Nek ketidaktahuan diri sendiri yow curhat’e ke orang tua yang lebih taulah.. intine kan ngono. Sing cok nganu ngono kuwi.. larine ning kono kuwi. P
: Terus pernah menyerah pak?
GM : Kalo menyerah belum.. belum menyerah.. nek tidak yow ora.. belum menyerah P
: Merasa ada pertumbuhan perkembangan dalam dirinya bapak?
GM : Untuk perkembangan saya kira nak miturut aku dewe koyo ra ono. Tidak ada itu. Rumongso rung ono perkembangan. Itu masalah’e dalam arti tidak ada itu perkembangan masalah saya bisa melangkah maju lagi belum ada. Sementara itu P
: Terus menyadari ada potensi dalam diri nggak?
GM : Ada. Itu ada. P
: Apa potensinya?
GM : Dalam dunia kerja yo mbak ya.. aku ning kene ya.. nek pamane tak sesuaikan dalam kehidupan ngeneki.. itu saya tu nggak berpendidikan ya.. dalam arti nggak mengenyam cuma berdasarkan pengalaman kehidupan saja. Ibarat’e gampangan’e sing tak hadapi masalah mesin-mesin ya.. mbiyen’e ra iso, saiki iso yow intine mung kuwi. Otodidak ngono kuwilah le ngarani. Tanpa berdasarkan buku dan segala macam. P
: Hambatan apa tha sing dimiliki untuk berkembang?
GM : Yow ada hambatan’e ya.. untuk berkembang itu kan butuh relasi atau dengan orang yang biasanya bisa berhubungan langsung, bertukar pikiran njuk bisa mengajak melangkah maju. Lha itu.. larinya kesitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177
P
: Ada hubungan baik dengan orang lain nggak? Orang lain bisa tetangga disekitar sini..
GM : Ouw ya ada.. P
: Gimana tha cara menjalin hubungan baik tuw?
GM : Untuk menjaga hubungan baik diri kita dengan orang lain itu, pertama kita bisa menghargai. Saling menghargailah pendapat dan masukan orang lain. Bisa dibutuhkan dengan orang lain. Dan juga saling membutuhkan. Nah itulah untuk bisa terjadi hubungan baik. Yow kuwi saling menghargai. Paling tidak antara satu dengan yang lain saling menguntungkanlah hubungan itu. Kalo umpane di desa, menjalin hubungan itu ada sifat gotong royongnya dengan tetangngga, tidak ada sifat iri dan dengki. Yow kuwi jalan’e disitu. P
: Ada kesulitanya nggak dalam menjaga atau menjalin hubungan itu?
GM : Ouw ya jelas ada. Masalahnya begini.. kesulitannya itu timbul biasanya itu kan orang kadang kan hubungan itu ya kadang ya berbeda-beda ya.. kadang perasaannya ada yang ndak seneng, ada yang seneng.. nah gitu.. kalo pas kita berjumpa dengan orang lain yang tidak suka dengan kita, dibelakangnya bicara begini-begini nah itu biasanya ada sifatnya yang... ya kita menyikapinya dengan ya arif ya.. maksud’e masalah itu kan tergantung masalahnya. P
: Bagaimana cara mengatasinya?
GM : Kita ambil sisi positifnya, dalam arti hubungan bisa terjalin. Ada pertanyaan lagi yang lain lagi? P
: Ada,, nie tentang keputusan hidup. Biasanya bapak mengambil keputusan hidup sendiri atau tergantung orang lain?
GM : Itu tergantung masalah yang kita hadapi ya.. kalo kita mampu menghadapi masalah yang kita hadapi dalam berarti berat dan ringannya masalah ya.. kalo kita mampu masalah bisa diselesaikan sendiri. Biasanya kalo saya masalah berat intine curhat terhadap orang tua yang lebih mampu menghadapi tetapi kebanyakan masalah itu bisa terselesaikan sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 178
Dalam arti untuk masalah-masalah berat ya selama ini lho selama ini walaupun tetep nganu ya.. berat bisa terselesaikan sendiri P
: Terus yakin nggak dengan keputusan itu?
GM : Selalu yakin.. selalu yakin..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 179 3. Catatan Lapangan Subyek GM
Nama Berkas
Sebelum Wawancara
O5.L.GM.26Sept12 Ketika
akan
diwawancara,
Wawancara
Sesudah Wawancara
GM Selama proses wawancara GM terlihat GM
merasa
lega
setelah
terlihat santai. Peneliti memberikan santai namun serius dalam memberikan menyelesaikan proses wawancara. alternatif
kepada
GM
mengenai jawaban.
GM
dokumentasi hasil wawancara. GM menuliskan menginginkan jawabannya.
untuk Peneliti
memilih
jawabannya.
GM dapat menuliskan jawabannya. memutuskan
untuk
wawancara,
kondisi
peneliti
tangannya
wawancara.
GM
tidak
kemudian dan jawaban yang ditulis hanyalah poin menunjukkan kekhawatiran pada Peneliti
melihat
meregangkan
Sambil karena lelah menuliskan jawaban
menuliskan menulis, GM melisankan jawabannya dari
memberikan alat tulis untuk agar pentingnya.
Namun
untuk GM
kemudian jawaban yang telah diberikannya. merekamnya GM
terlihat
tetap
santai
dan
proses daripada kehilangan data yang penting. meminta peneliti mengembangkan
memutuskan GM terlihat tetap santai meski ia poin jawaban yang dituliskan GM.
untuk menggunakan alat perekam mengetahui untu merekam jawaban GM.
ada
alat
perekam Namun peneliti sudah memiliki
disebelahnya. Tidak ada kendala apapun acuan data yaitu melalui hasil selama proses wawancara berlangsung rekaman. sehingga
proses
wawancara
berlangsung dengan lancar.
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 180 4. Interpretasi dan Analisis Hasil Wawancara Subyek penelitian
: GM
Waktu
: Rabu, 26 September 2012 ( 17.25- 18.05)
Tempat
: Ruang tamu rumah GM
Nama Berkas
: W5.L.GM.26Sept12
Refleksi
Hasil wawancara 1. P
Interpretasi
Analisis
Kode
: Dalam keadaan yang serba GM mengalami kesulitan PL. Kesulitan Hidup
B.1.a
susah, apakah bapak memiliki hidup. kesulitan hidup? 2. GM : Ya jelas ada, masalah
PL.
ekonomi membuat masalah dalam Masalah keluarga. keharmonisan
Jadinya keluarga
Sebab
ekonomi hidup
kesulitan B.1.b Masalah
ya merupakan kesulitan hidup ekonomi itu yang dialami GM
larinya.
PL. Dampak Kesulitan B.3.b Kesulitan hidup tersebut Hidup membuat
keharmonisan keharmonisan
dalam keluarga terganggu.
membuat dalam
keluarga terganggu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 181 Refleksi
Hasil wawancara 3. P
Interpretasi
: Dalam keterbatasan itu, Kesulitan
bisa
nggak
mengatasi diatasi
kesulitannya itu?
hidup
Analisis dapat PL.
meskipun
Kode
Kemampuan B.4.a
tidak mengatasi kesulitan
sempurna
dapat
mengatasi
4. GM : Kadang yow.. kadang ada
meskipun
yang bisa diselesaikan walau
sempurna
tidak
tidak sempurna, biasanya bisa.
5. P
: Cara mengatasinya?
Kesulitan
hidup
diatasi PL.
Cara
6. GM : Dengan cara menghemat dengan cara menghemat kesulitan pengeluaran.
pengeluaran
mengatasi B.5.c hidup
menghemat pengeluaran
7. P
:
Bisa
nggak
menerima GM mengharuskan dirinya PD. Menerima keadaan A.4.b
keadaan hidup yang susah?
untuk menerima keadaan
8. GM : Bisa nggak bisa ya harus diterima, soal’e ngono kuwi ya Penerimaan
mengharuskan
dirinya untuk menerima terhadap keadaan
tergantung cara pola pandang keadaan hidup tergantung PD.
Cara
pikirnya dewe-dewe ya.. bisa dengan cara pandang dan terhadap
pandang A.8.b penerimaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 182 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
nggak bisa harus bisa menerima. pola pikir masing-masing.
keadaan
Harus bisa menerima
Penerimaan
hidup
Kode
terhadap
keadaan
hidup
tergantung dengan cara pandang dan pola pikir masing-masing.
9. P
: Kenapa menerima?
10.
GM:
ya...
Mengapa
karena
GM
menerima
menerima hidupnya
kehidupan
itu sudah
keadaan PD. Alasan Menerima A.5.b
karena berjalan
berjalan supaya sesuai dengan dengan keadaannya
hidup keadaan hidup sudah sesuai berjalan sesuai dengan keadaannya
keadaan yang ada.
11. P
: Menyesal nggak tha dengan GM
keadaan itu? 12. GM
: Tidak. Yen jawaban
sing iki tidak.
tidak
menyesali PD. Sesal tidak sesal
keadaan hidupnya.
A.6.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 183 Refleksi
Hasil wawancara 13. P
Interpretasi
Analisis
: Sebenernya tujuan hidupnya Tujuan hidup GM adalah TH.
bapak apa?
dalam
skali sich.. pertama kie.. orang hidup berkeluarga
pandangaku
ya..
yow tujuan
Tujuan
yang D.1.a
pandangan dimiliki :
14. GM : Tujuan hidup..ya banyak berkeluarga adalah dapat
yang
Kode
tentram
kie kehidupan
1. dapat
dan
hidup
tentram
dalam
hidup masyarakat dapat berjalan
D.1.c
dalam
keluarga 2. kehidupan
menjalani hidup apa adanya, tujuan.. sesuai harapan tujuannya bisa hidup tentram.. ngono
dalam
wae.. intine ngono kuwi.. yo terjalan
dapat
masyarakat
kehidupan sesama di lingkungan.
berjalan
sesuai harapan
Kehidupan didalam mayarakat sesuai harapan. 15. P
:
Bagaimana
caranya Cara
mencapai
tujuan TH.
berusaha dalam mencapai tujuan hidup dengan mengkoreksi tujuan itu?
diri
dan
16. GM : Misal’e kekurangan dalam dirinya. diri pribadi terhadap kehidupan kemarin. Intine koreksi diri
Cara
mencapai D.2.d
hidup
memperbaiki mengkoreksi diri dan memperbaiki dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 184 Refleksi
Hasil wawancara 17. P
Interpretasi
Analisis
Kode
: Ada kesulitan nggak dalam GM mengalami kesulitan TH. Hambatan dalam
mencapai tujuan hidup?
dalam
mencapai
tujuan mencapai tujuan ada
18. GM : Sangat ada.. banyak sekali
hidup
19. P
Kesulitan mencapai tujuan TH. Hambatan dalam D.3.a
: Kesulitannya?
20. GM :
Yow
hidup.
mengatasi
Jalan
beban hidup yang dirasakan GM mencapai
keluarnya
ya adalah kesulitan mengatasi kesulitan
kepasrahan terhadap Tuhan yang beban hidup
tujuan
mengatasi D4.b
beban hidup
D.4.c
Maha Esa. Yow pendekatanlah iki
pendekatan.. kadang
mengatasi
beban
hidup
yow Cara
GM
mengatasi TH.
Cara
kie kesulitan dalam mencapai hambatan
kadang yow kepiye yow? Nek tujuan
hidup
dalam
dengan mencapai tujuan hidup :
ketidaktahuan diri sendiri yow pasrah kepada Tuhan dan curhat’e ke orang tua yang lebih minta
mengatasi
1. pasrah
pertimbangan
Tuhan
taulah.. intine kan ngono. Sing kepada orang tua yang
2. minta
kepada
cok nganu ngono kuwi.. larine lebih tahu.
pertimbangan
ning kono kuwi.
kepada orang tua yang lebih tahu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 185 Refleksi
Hasil wawancara 21. P
Interpretasi
: Terus pernah menyerah GM
pak?
belum
Analisis
Kode
menyerah TH. Menyerah dalam D.5.b
untuk berusaha mencapai mencapai
22. GM : Kalo menyerah belum.. tujuan hidupnya.
tujuan
belum menyerah
belum menyerah.. nek tidak yow ora.. belum menyerah
23. P
: Merasa ada pertumbuhan Tidak
perkembangan
dalam
merasakan
dirinya pertumbuhan
bapak?
ada PP. pertumbuhan dan E.1.b dan Perkembangan pribadi
perkembangan dalam diri
24. GM : Untuk perkembangan saya
perkembangan.
Itu
masalah’e dalam arti tidak ada itu pertumbuhan perkembangan masalah saya bisa perkembangan
dan tidak
melangkah maju lagi belum ada. dirasakan karena belum Sementara itu
merasakan belum
kemajuan lagi
ra ono. Tidak ada itu. Rumongso ono
tidak
karena
kira nak miturut aku dewe koyo
rung
ada kemajuan lagi
ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 186 Refleksi
Hasil wawancara 25. P
:
Terus
Interpretasi
menyadari
Analisis
Kode
PP. potensi diri ada
ada Memiliki potensi diri
E.4.b
potensi dalam diri nggak? 26. GM : Ada. Itu ada. 27. P
: Apa potensinya?
Potensi
28. GM : Dalam dunia kerja yo mbak mampu
GM belajar
adalah PP. bentuk potensi diri E.5.b secara
mampu
ya.. aku ning kene ya.. nek otodidak mengenai mesin secara pamane
tak
sesuaikan
dalam meskipun
tidak mengenai
kehidupan ngeneki.. itu saya tu mengenyam pendidikan nggak berpendidikan ya.. dalam arti nggak
mengenyam
cuma
berdasarkan pengalaman kehidupan saja. Ibarat’e gampangan’e sing
tak hadapi masalah mesin-mesin ya.. mbiyen’e ra iso, saiki iso yow intine
mung
kuwi.
Otodidak
ngono kuwilah le ngarani. Tanpa berdasarkan buku dan segala macam.
meskipun
belajar otodidak mesin tidak
mengenyam pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 187 Refleksi
Hasil wawancara 29. P
Interpretasi
Analisis
: Hambatan apa tha sing Hambatan yang dimiliki PP.
dimiliki untuk berkembang?
GM
30. GM : Yow ada hambatan’e ya.. adalah untuk berkembang itu kan butuh untuk relasi atau dengan orang yang agar biasanya
bisa
untuk
Kode
hambatan E.3.b
berkembang Pertumbuhan
dan
kurangnya relasi Perkembangan Pribadi bertukar dapat
pikiran
kurangnya
relasi
melangkah untuk bertukar pikiran
berhubungan maju
langsung, bertukar pikiran njuk
agar dapat melangkah maju
bisa mengajak melangkah maju. Lha itu.. larinya kesitu
31. P
: Ada hubungan baik dengan Memiliki hubungan yang HP.
Hubungan
baik C.1.a
orang lain nggak? Orang lain baik dengan orang lain
dengan orang lain
bisa tetangga disekitar sini..
memiliki
32. GM : Ouw ya ada..
33. P
yang baik
: Gimana tha cara menjalin GM menjaga hubungan HP.
hubungan baik tuw?
hubungan
Cara
menjaga C.11.b
baik dengan menghargai hubungan yang baik C.12.a
34. GM : Untuk menjaga hubungan orang lain.
menghargai orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 188 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
baik diri kita dengan orang lain
C.3.a
itu, pertama kita bisa menghargai. GM Saling menghargailah pendapat hubungan
berpandangan, HP. baik
Cara
pandang
dapat terhadap
dan masukan orang lain. Bisa terjaga bila orang saling hubungan
suatu baik
dibutuhkan dengan orang lain. membutuhkan dan saling hubungan baik dapat Dan juga saling membutuhkan. menghargai pendapat dan terjaga bila orang saling Nah itulah untuk bisa terjadi masukan
orang
lain. membutuhkan
hubungan baik. Yow kuwi saling Sehingga terjadi hubungan saling menghargai. Paling tidak antara yang
dan
menghargai
saling pendapat dan masukan
satu dengan yang lain saling menguntungkan
orang lain. Sehingga
menguntungkanlah hubungan itu.
terjadi hubungan yang
Kalo umpane di desa, menjalin
saling menguntungkan
hubungan itu ada sifat gotong
HP.
Cara
menjalin
royongnya dengan tetangga, tidak GM menjalin hubungan hubungan yang baik ada sifat iri dan dengki. Yow didesa dengan sikap yang sikap yang mau gotong kuwi jalan’e disitu.
mau gotong royong, tidak royong, tidak ada iri ada iri dan dengki dengan dan orang lain.
dengki
orang lain.
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 189 Refleksi
Hasil wawancara 35. P
:
Ada
Interpretasi
kesulitanya
nggak Mengalami
Analisis
Kode
kesulitan HP. Kesulitan dalam C.4.a
dalam menjaga atau menjalin dalam menjalin hubungan menjalin hubungan baik karena orang bermacam- ada kesulitan
hubungan itu? 36. GM :
Ouw
ya
jelas
ada. macam: ada yang suka dan
Masalahnya begini.. kesulitannya ada
yang
tidak
suka HP.
Sebab
kesulitan C.5.b
itu timbul biasanya itu kan orang dengan kita.
dalam menjalin hubungan
kadang kan hubungan itu ya
baik orang bermacam-
kadang
ya
berbeda-beda
ya.. Mengatasi
kesulitan macam: ada yang suka
kadang perasaannya ada yang menjalin hubungan baik ndak seneng, ada yang seneng.. dengan
cara menyikapi
nah gitu.. kalo pas kita berjumpa dengan arif orang yang dengan orang lain yang tidak suka tidak
menyukai
dan
dengan kita, dibelakangnya bicara membicarakan dibelakang. begini-begini nah itu biasanya ada sifatnya
yang...
ya
kita
dan ada yang tidak suka dengan kita.
HP.
Cara
mengatasi
kesulitan dalam menjalin hubungan
baik
menyikapi
dengan
arif
orang
yang
menyikapinya dengan ya arif ya..
menyukai
maksud’e
membicarakan
masalah
tergantung masalahnya.
itu
kan
dibelakang
tidak dan
C.6.f
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 190 Refleksi
Hasil wawancara 37. P
:
Interpretasi
Bagaimana
cara Mengatasi
mengatasinya?
Analisis
kesulitan HP.
mengatasi C.6.g
menjalin hubungan baik kesulitan
38. GM : Kita ambil sisi positifnya, dengan dalam arti hubungan bisa terjalin. sisi Ada pertanyaan lagi
dalam
cara mengambil menjalin hubungan baik positif
dari
yang lain permasalahan.
mengambil
positif
lagi?
39. P
Cara
permasalahan.
hidup.
Biasanya
mengambil
pengambilan
bapak hidupnya sendiri sejauh keputusan
keputusan
mampu
hidup GM
mengambil F.1.a
sendiri atau tergantung orang mememutuskannya
keputusan sendiri
lain?
sendiri. :
Itu
tergantung Orang
tua
masalah yang kita hadapi ya.. membantu
orang
masalah yang kita hadapi dalam dirasa berat
dan
perlu
untuk
apabila membantu
bila
untuk
ringannya membantu.
masalah ya.. kalo kita mampu Namun
selama
lain F.1.b
diminta dibutuhkan
kalo kita mampu menghadapi keputusannya berat dan keputusan sulit.
berarti
sisi dari
: Ada,, nie tentang keputusan GM mengambil keputusan O.
40. GM
Kode
ini,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 191 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
masalah bisa diselesaikan sendiri. masalah
beerat
Analisis
Kode
yang
Biasanya kalo saya masalah berat dihadapi GM dapat GM intine curhat terhadap orang tua selesaikan sendiri. yang lebih mampu menghadapi tetapi kebanyakan masalah itu bisa terselesaikan sendiri. Dalam arti untuk masalah-masalah berat ya selama ini lho selama ini walaupun tetep nganu ya.. berat bisa terselesaikan sendiri
41. P
: Terus yakin nggak dengan Selalu
keputusan itu? 42. GM : Selalu yakin.. selalu yakin..
yakin
dengan O.
keputusan yang diambil
keyakinan
dalam F.1.c
pengambilan keputusan selalu yakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 192
Subjek 6 (HR)
1. Identitas Subjek W6.L.HR.5Okt12 Identitas Subjek Nama
HR
Usia
33
Jenis Kelamin
Laki-laki
Pendidikan Terakhir
SMP
Pekerjaan
Office Boy
Penghasilan
Rp. Per bulan Pengeluaran Rp. Per bulan Jumlah Anggota 2 Keluarga Penyakit yang diderita Lama menetap Kegiatan sosial
Keagiatan keagamaan
Sejak Lahir
Keterangan
750.000 850.000 Terdiri dari: istri dan subjek. Subjek belum dikaruniai anak.
HR merupakan warga asli desa Kembang Limus Kegiatan sosial di HR mengikuti kegiatan sosial yang tempak kerja dan aktif ada di lingkungannya seperti dalam kegiatan kegiatan sosial di lingkungan kerja kepemudaan dan aktif dalam kegiatan kepemudaan di kampungnya. yasinan, pengajian. HR mengikuti kegiatan keagamaan yang ada di lingkungannya. Namun,HR kurang aktif dalam mengikuti kegiatan keagamaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 193
2. Hasil Wawancara
Subyek penelitian
: HR
Waktu
: Jumat, 5 Oktober 2012 ( 18.35- 19.15)
Tempat
: Ruang tamu rumah HR
P
: Dalam keadaan hidup ini, apakah bapak punya kesulitan dalam menghadapi keadaan hidup yang serba susah?
HR : Wah! Yow nganu tha..ehmm opo ya.. yow kadang sulit, kadang-kadang yow setengah-setengah. P
: Sulitnya?
HR : Opo kuwi.. malah bingung aku ..masalah’e nek disini kie nganu ehm.. ekonomi kan menengah kebawah, ga menengah keatas tha.. dadine terus masalah ekonomi sek sekarang ini kan masalah musim kemarau kan banyak kendala tha.. kalau mau tani apa aja tuw kekurangan air, terus kesulitannya disitu itu. P
: Dapat mengatasi kesulitan nggak?
HR : Nek sementara ini belum. Cuman nek untuk air bersih aja kadang-kadang mati, kadang-kadang hidup. Untuk seharian untuk bertani kan kurang. P
: Mas tuw pekerjaannya apa?
HR : Aduh! Hahahaha.. buruh.. P
: Lha, pekerjaannya buruh tha.. lha nek kesulitannya mas sendiri apa?
HR : Lha banyak e..hahahaha.. otomatis lha nek di desa kan tani tha mayoritas.. P
: Lha nek mas sendiri kesulitannya apa?
HR : Wah! Banyak’e.. P
: Apa kesulitanya?
HR : Nek saya kan status’e sekarang masih karyawan kontrak, belum belum karyawan tetap. Jadinya kadang-kadang ngko misal’e apa bisa diberhentikan terus Belum aman tha sing mesthi P
: Terus mengatasinya gimana? Bisa nggak?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 194
HR : Ya insyaAllah bisa. Cari obyekan lain tha.. P
: Bisa menerima keadaan itu?
HR : Ya,, untuk sementara ya,, kok enjoy-enjoy aja.. P
: Kenapa kok menerima?
HR : Ha yow,, sekarang cari pekerjaan sulit. Terus asalkan kita bersyukur terus apa mmm mencari perlahan-lahan kan bisa. nanti dapet juga P
: Menyesal nggak dengan keadaan hidup ini?
HR : Nggak P
: Sebenernya tujuan hidupnya mas itu apa?
HR : Lha njuk opo.. lhak malah bingung tha.. yow teko sing penting urip’e mapan tujuan’e. Nek ngurusi cukup itu kan itu kan nggak.. nggak nganu tha.. nek itu kan relatif.. masalah’e angger’e kita bersyukur pasti cukup. P
: Usahanya ap untuk mencapai tujuan?
HR : Yow usaha keras, berusaha dengan keras, tekun nanti kan rejeki datang kan. Wong rejeki terus itu kan sing menentukan sing diatas tha.. P
: Pernah menyerah nggak dalam mencapai tujuan itu?
HR : Nggak P
: Mas merasa nggak dalam diri mas itu ada pertumbuhan dan perkembangan?
HR : Ya ada.. P
: Apa?
HR : Banyak.. contonya.. dulu saya tuw..ya ini pribadi saya tha.. belum punya rumah.. terus sekarang saya gimana caranya saya bisa bikin rumah.. terus apa ya? Ya intinya nganu dengan keadaan yang dulu sama yang sekarang kan mesthi berbeda tha? Ada perkembangan’e. P
: Terus potensi atau kelebihannya apa?
HR : Duh! Kelebihanku kie ya.. aah ra ono.. P
: Merasa ada potensi dan kelebihan nggak?
HR : Nek saya kie biasa-biasa saja. Ra tau duwe kelebihan.hahaha.. Aku arep muni duwe kelebihan tapi nek ora malah.. P
: Yakin nggak punya kelebihan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 195
HR : ra ono je mbak P
: Nek hubungan dengan orang lain, gimana hubungan’e dengan orang lain?
HR : Nek saya biasa-biasa aja. Terutama untuk tetangga, sebelah, rekan kerja itu teko enjoy-enjoy aja. Nggak ada masalah. P
: Nggak ada kesulitan dalam menjaga ataupun menjalin hubungan baik?
HR : Nggak tuw. Itu tergantung kita. P
: Nek ada kesulitan, bisa nggak le mengatasi?
HR : Insyaallah bisa. P
: Biasane kesulitannya itu apa?
HR : Yow kadang yow gimana ya.. antara temen tuw kadang-kadang ada selisih ada yang nggak kebeneran ada yang kebeneran gitu lho.. P
: Terus nek ada yang nggak kebeneran gitu le ngatasi gimana mas?
HR : Yow dari sedikit-sedikit kan nanti.. ya komunikasi terus.. insyaallah bisa. P
: Nek dalam pengambilan keputusan hidup, biasanya dalam pengambilan keputusan itu mas mengambil keputusan sendiri atau tergantung orang lain?
HR : Ya itu biasane,, saya tetep minta pertimbangan sama temen atau apa yang lebih tua. Nggak harus diputuskan sendiri tha. keputusannya sendiri nggak kebeneran. P
: Yakin nggak dengan keputusan itu?
HR : Asalkan saya cocok.. yow yakin.
Kadang-kadang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 196 3. Catatan Lapangan Subyek HR
Nama Berkas O6.L.HR.5Okt12
Sebelum Wawancara Ketika
akan
terlihat
tegang.
Wawancara
diwawancara,
Sesudah Wawancara
HR Selama proses wawancara, HR terlihat Setelah proses wawancara selesai
Ketegangan
itu grogi. Meskipun HR sering tertawa dilakukan,
HR
terlihat
santai.
membuat HR menjadi penasaran ketika menjawab, namun HR terlihat Bahkan HR tidak menyadari bahwa untuk mengetahui apa saja yang kurang ingin
ditanyakan.
HR
santai
dalam
memberikan proses wawancara telah selesai. HR sempat berkata “iki wezz tha,, wah
meminta jawaban.
peneliti untuk memberitahu susunan HR yang pada awalnya grogi, lama aku le mbayangke mau tak pikir pertanyaan Namun
yang
peneliti
halus.
akan
diajukan. kelamaan setelah proses wawancara arep diapakke” (catatan peneliti: ini
menolak
secara berlangsung, HR lebih santai.
sudah
wah
saya
Selama proses wawancara berlangsung, membayangkannya tadi saya kira
Ketika peneliti meminta ijin untuk tidak
ada
gangguan
apapun,
HR mau diapakan).
merekam seluruh proses wawancara kooperatif dalam memerikan jawaan HR dengan ala perekam, subyek terlihat sehingga salah tingkah.
tha,,
proses
wawancara
berjalan dengan lancar.
juga
tidak
menunjukkan
dapat kekhawatiran mengenai jawaban yang telah diutarakan, bahkan HR bersedia
untuk
diwawancarai
kembali bila ada kekurangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 197 4. Interpretasi dan Analisis Hasil Wawancara Subyek penelitian
: HR
Waktu
: Jumat, 5 Oktober 2012 ( 18.35- 19.15)
Tempat
: Ruang tamu rumah HR
Nama Berkas
: W6.L.HR.5Okt12
Refleksi
Hasil wawancara
1. P
Interpretasi
Analisis
: Dalam keadaan hidup ini, HR terkadang merasakan PL. Kesulitan Hidup
apakah bapak punya kesulitan kesulitan dalam
menghadapi
keadaan menghadapi
hidup yang serba susah? 2. HR :
Wah!
Yow
hidup yang susah. nganu
tha..ehmm opo ya.. yow kadang sulit,
kadang-kadang
setengah-setengah.
yow
dalam keadaan
Kode
B.1.a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 198 Refleksi Jawaban
yang
Hasil wawancara diberikan
mengacu pada kesulitan yang
3. P
Interpretasi
: Sulitnya?
Analisis
Kesulitan karena ekonomi PL.
4. HR : Opo kuwi.. malah bingung menengah kebawah.
terjadi di desa. Bukan kesulitan
aku ..masalah’e nek disini kie adanya
secara pribadi
nganu
ehm..
ekonomi
kendala
kan kemarau air
keatas tha.. dadine terus masalah bertani
kesulitan
hidup: musim
1. ekonomi
membuat
menengah kebawah, ga menengah kekurangan
Sebab
Kode
menengah
untuk
kebawah 2. musim
kemarau
ekonomi sek sekarang ini kan
mmbuat
masalah musim kemarau kan
kekurangan
banyak kendala tha.. kalau mau
untuk bertani
air
tani apa aja tuw kekurangan air, terus kesulitannya disitu itu 5. P
: Dapat mengatasi kesulitan Belum
nggak?
bisa
kesulitan karena air yang mengatasi
6. HR : Nek sementara ini belum. menjadi kendala. Cuman nek untuk air bersih aja kadang-kadang
mengatasi PL.
mati,
kadang-
kadang hidup. Untuk seharian untuk bertani kan kurang.
Kemampuan kesulitan
hidup belum bisa mengatasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 199 Refleksi
Hasil wawancara 7. P
Interpretasi
: Mas tuw pekerjaannya apa?
8. HR : Aduh! Hahahaha.. buruh.. 9. P
HR
memiliki
Analisis
Kode
banyak PL. Kesulitan Hidup
B.1.a
kesulitan dalam hidupnya
: Lha, pekerjaannya buruh
tha..nie sing dibahas malah tani.. hehehe. lha nek kesulitannya mas sendiri apa? 10.
HR
:
Lha
banyak
e..hahahaha.. otomatis lha nek di desa kan tani tha mayoritas..
11. P
:
Lha
nek
mas
kesulitannya apa?
sendiri HR
memiliki
banyak PL. Kesulitan Hidup
B.1.a
kesulitan dalam hidupnya
12. HR : Wah! Banyak’e.. 13. P
: Apa kesulitanya?
Kesulitan dalam hidup HR PL.
14. HR : Nek saya kan status’e sekarang adalah
statusnya
Sebab
yang hidup
masih karyawan kontrak, belum masih karyawan kontrak karyawan belum karyawan tetap. Jadinya membuat HR khawatir sehingga
kesulitan B.2.a masih kontrak dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 200 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
kadang-kadang ngko misal’e apa dapat dierhentikan kerja diberhentikan kerja. bisa diberhentikan terus Belum aman sewaktu-waktu. tha sing mesthi
15. P
:
Terus
mengatasinya HR mengatasinya dengan PL.
gimana? Bisa nggak?
mencari
sambilan kesulitan
16. HR : Ya insyaAllah bisa. Cari pekerjaan
mengatasi B.5.a hidup
mencari
obyekan lain tha..
17. P
Cara
sambilan
pekerjaan
: Bisa menerima keadaan itu? Sementara
waktu,
18. HR : Ya,, untuk sementara ya,, dapat kok enjoy-enjoy aja..
HR PD. Menerima keadaan
B.4.b
menerima PD.
keadaannya.
Cara
keadaan
menerima B.9.a menikmati
HR menikmati keadaan keadaan hidup hidupnya. 19. P
: Kenapa kok menerima?
HR
merasa
mencari PD. Alasan Menerima A.5.a
20. HR : Ha yow,, sekarang cari pekerjaan itu sulit. pekerjaan sulit. Terus asalkan kita bersyukur
terus
apa
mmm HR bersyukur dan terus
keadaan
pekerjaan sulit
mencari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 201 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
mencari perlahan-lahan kan bisa. mencari rejeki perlahan- PD. Syukur Nanti dapet juga rejekinya.
lahan, pasti rejeki akan PL.
A.1.a
Cara
mengatasi B.5.a
kesulitan hidup terus
didapatnya.
mencari rejeki agar rejeki bisa didapatkan.
21. P
: Menyesal nggak dengan HR tidak menyesal dengan PD. Sesal tidak sesal
keadaan hidup ini?
A.6.a
keadaan hidupnya
22. HR : Nggak
23. P
: Sebenernya tujuan hidupnya Tujuan hidup HR yang TH.
mas itu apa?
terpenting
adalah
Tujuan
yang
dapat dimiliki :
24. HR : Lha njuk opo.. lhak malah hidup mapan.
Dapat
bingung tha.. yow teko sing
hidup
yang A.1.b
mapan
penting urip’e mapan tujuan’e. HR berpikiran, masalah
A.8.a
Nek ngurusi cukup itu kan itu kan cukup atau tidak cukup it PD. nggak.. nggak nganu tha.. nek itu relatif.
Bila
Cara
bersyukur terhadap
pandang penerimaan
kan relatif.. masalah’e angger’e pasti cukup.
keadaan
hidup
kita bersyukur pasti cukup.
masalah
cukup
atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 202 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
tidak cukup itu relatif. Bila
bersyukur
pasti
cukup.
25. P
:
Usahanya
apa
untuk HR berusaha dengan keras TH.
mencapai tujuan?
dan tekun bekerja agar tujuan
26. HR : Yow usaha keras, berusaha rejeki datang dengan
keras,
Cara
tekun
mencapai D.2.a A.5.b
hidup
berusaha dengan keras
dalam
dan tekun bekerja agar
bekerja nanti kan rejeki datang Rejeki
ditentukan
oleh rejeki datang
kan. Wong rejeki terus itu kan Tuhan sing menentukan sing diatas tha..
PD. Alasan Menerima keadaan
Rejeki
ditentukan oleh Tuhan
27. P
: Pernah menyerah nggak HR tidak menyerah dalam TH. Menyerah dalam D.5.b
dalam mencapai tujuan itu? 28. HR : Nggak
mencapai tujuan hidupnya.
mencapai
tujuan
tidak menyerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 203 Refleksi
Hasil wawancara 29. P
Interpretasi
: Mas merasa nggak dalam Merasakan
Analisis
adanya PP. pertumbuhan dan E.1.a
diri mas itu ada pertumbuhan dan pertumbuhan perkembangan?
Kode
dan Perkembangan pribadi
perkembangan dalam diri
ada
30. HR : Ya ada..
31. P
: Apa?
HR merasakan keadaan PP.
bentuk E.2.c
32. HR : Banyak.. contonya.. dulu diri dulu dan sekarang perkembangan
dan
saya tuw..ya ini pribadi saya tha.. sudah berbeda dan ada pertumbuhan pribadi belum
punya
rumah..
terus kemajuannya.
ada
sekarang saya gimana caranya
kemajuan
pada
keadaan diri : memiliki
saya bisa bikin rumah.. terus apa Dengan
usahanya,
HR rumah
ya? Ya intinya nganu dengan sekarang sudah memiliki keadaan yang dulu sama yang rumah
sebagai
bentuk
sekarang kan mesthi berbeda tha? perkembangannya. Ada kemajuan’e. 33. P
:
Terus
potensi
kelebihannya apa?
atau HR merasa dirinya tidak PP. potensi diri tidak E.4.a memiliki potensi ataupun ada
34. HR : Duh! Kelebihanku kie ya.. kelebihan
potensi
kelebihan
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 204 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
Kode
aah ra ono.. 35. P
: Merasa ada potensi dan
kelebihan nggak? 36. HR : Nek saya kie biasa-biasa saja.
Ra
tau
duwe
kelebihan.hahaha.. Aku arep muni duwe kelebihan tapi nek
ora
malah.. 37. P
:
Yakin
nggak
punya
kelebihan? 38. HR : ra ono je mbak
39. P
:
Nek
hubungan
dengan Hubungan
HR
dengan HP.
Hubungan
baik C.1.a
orang lain, gimana hubungan’e orang lain terutama dengan dengan orang lain dengan orang lain?
tetangga
40. HR : Nek saya biasa-biasa aja. kerja Terutama
untuk
maupun
dirasa
rekan memiliki
biasa-biasa yang baik dan dapat
tetangga, saja dan HR menikmatinya menikmatinya
sebelah, rekan kerja itu teko
hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 205 Refleksi
Hasil wawancara enjoy-enjoy
aja.
Interpretasi
Nggak
Analisis
Kode
ada Tidak ada masalah dalam
masalah.
menjalin ataupun menjaga hubungan
baik
dengan
orang lain.
41. P
: Nggak ada kesulitan dalam Tidak ada kesulitan dalam HP. Kesulitan dalam C.4.b
menjaga
ataupun
menjalin menjalin ataupun menjaga menjalin hubungan baik C.12.b
hubungan baik?
hubungan baik.
HP.
42. HR : Nggak tuw. Itu tergantung kita.
tidak ada Cara
pandang
Hubungan dapat terjalin terhadap suatu hubungan ataupun terjaga tergantung baik Hubungan dapat dengan diri sendiri
terjalin ataupun terjaga tergantung
dengan
diri
sendiri
43. P
: Nek ada kesulitan, bisa Apabila ada kesulitan, HR HP. Kesulitan dalam
nggak le mengatasi? 44. HR : Insyaallah bisa.
dapat mengatasi.
menjalin hubungan baik dapat mengatasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 206 Refleksi
Hasil wawancara 45. P
Interpretasi
: Biasane kesulitannya itu Apabila
apa?
ada
biasanya
46. HR : Yow kadang yow gimana adanya
Analisis
kesulitan, HP.
Sebab
dikarenakan dalam selisih
kesulitan C.9.b menjaga
dan hubungan
baik
ya.. antara temen tuw kadang- ketidakcocokan.
adanya
kadang ada selisih ada yang
ketidakcocokan.
nggak
kebeneran
ada
Kode
selisih
dan
yang
kebeneran gitu lho.. 47. P
: Terus nek ada yang nggak Kalau ada ketidakcocokan, HP.
kebeneran gitu le ngatasi gimana diatasi mas?
komunikasi.
ya
komunikasi
dalam
menjaga hubungan baik
terus..
ketidakcocokan
diatasi
insyaallah bisa.
49. P
mengatasi C.10.a
dengan kesulitan
48. HR : Yow dari sedikit-sedikit kan nanti..
Cara
dengan
komunikasi
: Nek dalam pengambilan Keputusan hidup diambil O.
pengambilan
keputusan hidup, biasanya dalam berdasarkan pertimbangan keputusan pengambilan keputusan itu mas orang mengambil
keputusan
lain
dan
sendiri diputuskan sendiri.
tidak
tidak
mengambil F.1.a
keputusan sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 207 Refleksi
Hasil wawancara
Interpretasi
Analisis
atau tergantung orang lain?
Kode
keputusan F.1.b
50. HR : Ya itu biasane,, saya tetep Terkadang keputusan diri berdasarkan minta pertimbangan sama temen sendiri sering tidak sesuai.
pertimbangan
atau apa yang lebih tua. Nggak
lain
orang
harus diputuskan sendiri tha. Kadang-kadang
keputusannya
O. alasan pengambilan F.2.c keputusan keputusan
sendiri nggak kebeneran
diri sendiri sering tidak sesuai 51. P
:
Yakin
keputusan itu?
nggak
dengan HR
yakin
dengan O.
dalam F.1.c
keputusan tersebut apabila pengambilan keputusan
52. HR : Asalkan saya cocok.. yow sesuai dengan dirinya. yakin.
keyakinan
yakin
terhadap
keputusan yang sesuai dengan diri