PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Deddy Setiawan NIM 091114086
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 )
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh: Deddy Setiawan NIM 091114086
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri” (Q.S. Ar Ra’du : 11)
“ Jangan pernah takut akan lelah dan jangan pernah takut akan kesulitan” (Didi Prayitno)
“Berpikir positif, optimis, diiringi usaha keras dan doa” (Deddy Setiawan)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini ku persembahkan untuk: Allah SWT Setiap orang yang mencintai dunia pendidikan khususnya bimbingan dan konseling...
Keluargaku tercinta: Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Didi Prayitno dan Ibu Suratmi Ketiga adikku Arif Edy Sugiarto, Andy Sulistiono, Erwin Setyo Pamungkas Simbah Tukiyem dan Simbah Siti Sudarmi serta Puteri Rahmawati Cahyani Teman-temanku BK USD angkatan 2009
“Semoga Allah SWT selalu memberikan berkah di setiap jalan yang kita tempuh”
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pernyataan Keaslian Karya
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang lazim.
Yogyakarta, 17 Desember 2013 Penulis
Deddy Setiawan
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pernyataan Persetujuan Publikasi Saya yang bertanda tangan di bawah ini mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Deddy Setiawan
Nomor Induk Mahasiswa
: 091114086
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 ) beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 17 Desember 2013 Yang menyatakan
Deddy Setiawan
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI SISWA MENGIKUTI LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL MELALUI PENERAPAN DINAMIKA KELOMPOK (PERMAINAN) ( Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 )
Deddy Setiawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2013
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa dan mengetahui seberapa baik peningkatan motivasi siswa tersebut dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui dinamika kelompok yang berbentuk permainan pada siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 32 orang. Data hasil penelitian diperoleh dari kuesioner motivasi siswa yang didukung oleh hasil observasi selama kegiatan bimbingan klasikal berlangsung, catatan lapangan, wawancara, skala kiraan, dan dokumentasi. Hasil pada penelitian ini adalah ada peningkatan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan dengan rincian sebagai berikut: (1) pra penelitian terdapat 1 siswa (3,12%) yang motivasinya sangat rendah, 5 siswa (15,62%) motivasinya sedang, 20 siswa (62,50%) motivasinya tinggi, dan 6 siswa (18,75%) motivasinya sangat tinggi. (2) Kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 1 siswa (3,12%) yang motivasinya rendah, 2 siswa (6,25%) motivasinya sedang, 16 siswa (50%) motivasinya tinggi, dan 13 siswa (40, 62%) motivasinya sangat tinggi. (3) Pada perbaikan siklus 2 menjadi 9 siswa (28,13%) yang motivasinya tinggi dan 23 siswa (71,87%) motivasinya sangat tinggi. Dari hasil uji t, didapatkan bahwa Ho ditolak sehingga kesimpulannya adalah ada peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan dinamika kelompok (permainan) pada siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Kata kunci: motivasi, bimbingan klasikal, dinamika kelompok, permainan
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE IMPLEMENTATION OF GAMES IN GROUP DYNAMIC TO INCREASE STUDENT MOTIVATION IN CLASSROOM GUIDANCE (Guidance and Counseling Action Research on Class XF Students of State Senior High School 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, Academic Year 2012/2013)
Deddy Setiawan Sanata Dharma University Yogyakarta 2013 This research aimed to increase students’ motivation and to know the effect of using games in group dynamics to increase students’ motivation to engage in classroom guidance on students of class XF State Senior High School 1 Depok, Sleman Academic Year 2012/2013. This research is action research in guidance and counseling (PTBK) and was conducted into two cycles. Each cycle was conducted in one session of classroom guidance. The subjects of this research were 32 students of class XF State Senior High School 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. The data was gathered through questionnaire on students’ motivation and was completed by data on observation during classroom guidance process, field notes, interview, asessment scale, and documentation. Research findings showed that the used group dynamic games were able to increase students’ motivation to engage in classroom guidance process. The percentage of students’ motivation were as followed: 1) In pre research there was one student (3,12%) showed very low motivation, 5 students (15,62%) showed moderate motivation, 20 students (62,50%) showed high motivation, and 6 students (15,62%) showed very high motivation. 2) In the first cycle there was 1 student (3,12%) showed low motivation, 2 students (6,25%) showed moderate motivation, 16 students (50%) showed high motivation, and 13 students (40,62%) showed very high motivation. 3) In the second cycle there were 9 students (28,13%) showed high motivation and 23 students (71,87%) showed very high motivation. The result of t-test revealed that Ho was rejected. It was concluded that the implementation group dynamic games were able to increase motivation of students of class X F State Senior High School 1 Depok, Sleman, Yogyakarta, Academic Year 2012/2013 to engage in classroom guidance session. Keywords: motivation, classroom guidance, group dynamics, games
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkah dan rahmat Allah SWT, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Penulis banyak menerima bantuan, semangat, dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini 2. A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., P.Si., M.A, selaku sekretaris Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini 3. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan mendampingi penulis pada setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah mencurahkan ilmunya dengan sepenuh hati sehingga berguna untuk bekal hidup
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Drs. Maskur, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Depok, Sleman yang berkenan menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian 6. Drs. Joko Wuryono, S.Pd, selaku koordinator Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Depok, Sleman yang bersedia membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan penelitian 7. Seluruh staf Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Depok, Sleman yang berkenan menerima dan memberikan saran bagi penulis dalam melaksanakan penelitian 8. Seluruh siswa SMA Negeri 1 Depok, Sleman khususnya siswa kelas XF Tahun Ajaran 2012/2013 atas kebersamaan dan kebahagiaannya saat penulis melaksanakan penelitian 9. Kedua orangtua tersayang, Bapak Didi Prayitno dan Ibu Suratmi yang tiada henti-hentinya memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan segalanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan 10. Adik-adikku Arif Edy Sugiarto, Andy Sulistiono, dan Erwin Setyo Pamungkas yang selalu mendukung penulis dengan penuh kasih sayang, kebahagiaan, dan kebersamaan 11. Simbah Tukiyem, yang selalu memotivasi dan memberikan dukungan dari penulis masih kecil hingga dewasa 12. Simbah Siti Sudarmi, yang selalu memotivasi dan memberikan doa kepada penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Puteri Rahwamati Cahyani yang selalu menemani, memberikan motivasi dan semangat pada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan 14. Sahabat-sahabatku Vitally R. Fernando, Thomas Kris Susanto, Wiratama Rahman, Franciska Wening Panitis, Galih Herwin Prasetyo, Nupik Wahyu Widagdo, Aldian Putranto Hadi, Uut Triwiyarto, Rino Novidianta, Sadtya Edy Nugroho, Lisbeth Riany dan seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2009 yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan kebahagiaan 15. Teman-teman kos “Amanah” atas kebersamaannya dan kebahagiaannya 16. Mas A. Priyatmoko, atas kesabaran dalam membantu penulis mengurus administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini 17. Perpustakaan USD beserta karyawan perpustakaan atas pelayanan pada penulis selama penulis menyelesaikan studi 18. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Deddy Setiawan
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................
iii
HALAMAN MOTTO .............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................
vii
ABSTRAK ..............................................................................................
viii
ABSTRACT..............................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ............................................................................
x
DAFTAR ISI...........................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
xvii
DAFTAR GRAFIK.................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................
1
B. Identifikasi Masalah ..............................................................
7
C. Batasan Masalah....................................................................
8
D. Rumusan Penelitian...............................................................
9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................
9
F. Manfaat Penelitian ................................................................
9
G. Definisi Operasional..............................................................
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Bimbingan dan Bimbingan Klasikal .....................................
13
1. Pengertian Bimbingan.....................................................
13
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pengertian Bimbingan Klasikal.......................................
15
B. Motivasi ................................................................................
16
1. Pengertian Motivasi ........................................................
16
2. Teori-Teori tentang Motivasi ..........................................
19
3. Jenis – Jenis Motivasi .....................................................
24
4. Fungsi Motivasi...............................................................
26
5. Motivasi Partisipasi.........................................................
28
C. Hakikat Dinamika Kelompok ...............................................
31
1. Pengertian Dinamika Kelompok .....................................
31
2. Tujuan, Fungsi, Manfaat Dinamika Kelompok ..............
33
3. Prinsip – Prinsip Penggunaan Dinamika Kelompok.......
35
4. Permainan........................................................................
36
5. Efektivitas Dinamika Kelompok.....................................
38
D. Kerangka Pikir ......................................................................
40
E. Hipotesis Tindakan................................................................
41
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian......................................................................
43
B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................
44
C. Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................
44
D. Setting Penelitian...................................................................
45
E. Prosedur Penelitian................................................................
47
F. Langkah Penelitian................................................................
48
G. Teknik Pengumpulan Data....................................................
51
H. Instrumen Pengumpulan Data ...............................................
52
I. Teknik Analisis Data.............................................................
57
J. Kriteria Keberhasilan ............................................................
65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .....................................................................
67
1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan................................
67
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I ............................................................................
75
3. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II ...........................................................................
93
4. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan ................................
101
5. Hasil Uji Hipotesis ..........................................................
102
B. Pembahasan...........................................................................
104
C. Keterbatasan Penelitian.........................................................
108
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
109
B. Saran......................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
111
LAMPIRAN...........................................................................................
114
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Penyusunan Kuesioner Motivasi .................................
54
Tabel 2 Kriteria Panduan Pengamatan .........................................................
55
Tabel 3.Kriteria Panduan Wawancara Terstruktur Siswa .......................
56
Tabel 4. Kriteria Skala Kiraan Sikap ......................................................
56
Tabel 5. Daftar Indeks Korelasi ..................................................................
61
Tabel 6. Kategorisasi Skor Subjek ..........................................................
63
Tabel 7. Kategorisasi Skor Item..............................................................
64
Tabel 8. Kriteria Keberhasilan.........................................................................
65
Tabel 9. Rancangan Kegiatan Pra Penelitian Tindakan Bimbingan .......
68
Tabel 10. Data Hasil Skala Kiraan Sikap................................................
71
Tabel 11. Perkembangan Skala Kiraan Sikap pada Siklus I ...................
89
Tabel 12. Perkembangan Skala Kiraan Sikap pada Siklus II..................
98
Tabel 13. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan ........................................
102
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Hipotesis Tindakan...............
104
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan Penelitian Tindakan Model Hopkins (1993)..............
47
Gambar 2. Kurva Hipotesis...................................................................
103
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Hasil Perbandingan Skor Item Pra penelitian dan Siklus I....
87
Grafik 2. Hasil Perbandingan Skor Subjek Pra penelitian dan Siklus I...................................................................................
88
Grafik 3. Perbandingan Skor Skala Kiraan Sikap Pra Penelitian dan Siklus I ...................................................................................
90
Grafik 4. Perbandingan Skor Item Pada Siklus II .................................
97
Grafik 5. Perkembangan Skor Subjek Pada Siklus II ...........................
98
Grafik 6. Perkembangan Skala Kiraan Sikap Siklus II .........................
99
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Silabus ............................................................................
115
Lampiran 2.
Satuan Layanan Bimbingan............................................
117
Lampiran 3.
Kisi-Kisi Penelitian.........................................................
139
Lampiran 4.
Instrumen Penelitian .......................................................
142
Lampiran 5.
Rekapitulasi Data Penelitian...........................................
151
Lampiran 6.
Tabulasi Data Penelitian.................................................
155
Lampiran 7.
Hasil Uji SPSS 15...........................................................
159
Lampiran 8.
Presensi Siswa ................................................................
162
Lampiran 9.
Foto-Foto Penelitian .......................................................
165
Lampiran 10. Surat Ijin Penelitian ........................................................
168
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses yang terjadi dalam kehidupan individu agar individu tersebut semakin berkembang dalam setiap tahap kehidupannya. Pendidikan dapat pula dipahami sebagai proses perkembangan diri individu yang bertanggung jawab untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan secara lebih mendalam dapat diartikan sebagai kegiatan yang mampu mengembangkan berbagai
aspek kehidupan peserta didik
dan
mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. Pendidikan dapat pula dijadikan sebagai sarana perkembangan diri. Pendidikan terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal dapat berupa pendidikan yang berasal dari lingkungan keluarga, sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan yang berada pada lingkup sekolah.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2 Proses pendidikan formal atau sekolah didukung oleh berbagai aspek. Aspek pendidikan di sekolah meliputi aspek pengajaran dan bimbingan. Keduanya merupakan 2 komponen yang berbeda secara teoritis namun dalam praktis keduanya saling berkaitan dan mendukung. Aspek pengajaran difungsikan untuk mengetahui perkembangan kognitif peserta didik. Aspek bimbingan berfungsi sebagai sarana untuk mengetahui perkembangan peserta didik secara afeksi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tugas perkembangannya. Aspek pengajaran merupakan kajian guru bidang studi yang mengampu mata pelajaran. Aspek bimbingan di sekolah menjadi bidang kajian konselor sekolah yang mengampu bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling memandang peserta didik secara menyeluruh dan utuh. Hal terpenting dalam bimbingan dan konseling adalah sisi afektif peserta didik. Jelasnya bimbingan dan konseling lebih memandang, menyentuh, dan memfasilitasi peserta didik agar mampu berkembang secara utuh melalui sisi emosional atau afektif peserta didik. Bimbingan dan konseling memiliki peran membantu peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam diri meliputi pribadi, sosial, belajar dan karier. Selain itu bimbingan dan konseling di sekolah juga dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi dalam dirinya secara optimal. Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang baik dan tepat sasaran memerlukan strategi yang baik pula. Strategi yang baik dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tentunya dapat mengikuti atau mentaati komponen dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Pelaksanaan layanan bimbingan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3 konseling di sekolah meliputi pemberian layanan bimbingan klasikal dan layanan konseling. Layanan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki empat komponen yaitu layanan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan individual dan dukungan sistem (Santoadi: 2010). Layanan bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dengan tujuan mengembangkan potensi atau skill yang dimiliki peserta didik. Layanan bimbingan dilaksanakan melalui kegiatan di kelas dan di luar kelas. Layanan bimbingan di kelas biasa disebut bimbingan klasikal. Menurut Winkel dan Hastuti (2004:545) bimbingan klasikal adalah bimbingan kelompok yang dilakukan secara klasikal atau dilaksanakan dengan melibatkan seluruh siswa dalam suatu kelas di sekolah pada umumnya. Bimbingan klasikal dapat dipahami pula sebagai bimbingan secara kelompok yang besar (20-40 orang) dan berada dalam kelas. Bimbingan klasikal secara umum membantu peserta didik tanpa memandang ragam permasalahan peserta didik tetapi lebih memandang berdasarkan kebutuhan peserta didik. Bimbingan klasikal merupakan bagian penting program bimbingan dan konseling dalam mengembangkan potensi peserta didik. Bimbingan klasikal mampu mendeteksi gejala awal masalah peserta didik sebelum menjadi lebih parah. Lebih jauh lagi, bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang diberikan oleh seorang guru bimbingan dan konseling yang bertujuan mencegah tidak terpenuhinya tugas-tugas perkembangan, mengembangkan, dan menerapkan sikap dan nilai kemanusiaan agar individu mampu meyelesaikan tugas-tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4 perkembangannya. Paparan tersebut memberikan gambaran pentingnya peran bimbingan klasikal bagi perkembangan peserta didik Pelaksanaan layanan bimbingan klasikal agaknya kurang menarik bagi peserta didik. Hal tersebut dapat ditandai dengan aktivitas peserta didik yang cenderung lebih senang dengan mengobrol di kelas, bemain HP atau membuat gaduh. Fakta tersebut sejalan dengan Djamarah dan Zain (2007:97) yang mengatakan bahwa gejala negatif dari bimbingan klasikal yaitu (1) peserta didik merasa bosan, (2) menyebabkan peserta didik menjadi pasif, (3) merasa tidak tertarik, (4) yang visual menjadi rugi, yang mendengarkan merasa jenuh. Kenyataan yang ada di lapangan tersebut, secara umum menunjukkan bahwa layanan bimbingan klasikal belum optimal menjadi pondasi dari layanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Layanan bimbingan klasikal merupakan bagian layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah. Hal tersebut menjadi tanggung jawab guru bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling dituntut lebih kreatif dalam merancang program bimbingan klasikal agar peserta didik benar-benar termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Selain itu dalam bimbingan klasikal, guru bimbingan dan konseling diharapkan lebih mampu mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan ide yang baru guna mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Guru bimbingan dan konseling hendaknya mampu mengembangkan suasana bimbingan yang lebih kondusif selama kegiatan layanan bimbingan klasikal berlangsung. Suasana bimbingan tersebut adalah adanya umpan balik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5 interaktif antara guru bimbingan dan konseling dan peserta didik. Adanya umpan balik tersebut berawal dari adanya motivasi peserta didik untuk mengikuti proses layanan bimbingan klasikal. Selain itu layanan bimbingan klasikal juga didukung dengan pemberian materi yang menarik. Peran guru bimbingan dan konseling sangat penting dalam memastikan bahwa materi yang diberikan dapat membuat peserta didik termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Memotivasi peserta didik agar dengan senang hati mengikuti layanan bimbingan klasikal bukan suatu hal yang mudah. Guru bimbingan dan konseling dapat dengan kreatif menggunakan berbagai teknik dalam penyampaian materi bimbingan klasikal. Seperti diskusi, ceramah, dinamika kelompok, atau bermain peran. Namun salah satu teknik penyampaian materi yang dapat diberikan oleh guru bimbingan dan konseling adalah dengan dinamika kelompok. Dinamika kelompok adalah studi mengenai interaksi dan interdepensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain dengan adanya feedback dinamis atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis antar individu sebagai anggota kelompok dengan memiliki tujuan tertentu. Dinamika kelompok dianggap dapat membuat suasana kelas terutama dalam bimbingan klasikal dapat berjalan dengan baik dan memiliki daya tarik untuk peserta didik. Menurut Nurihsan (2006:24) bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana dan penyelesaian masalah. Dinamika kelompok menyuguhkan berbagai nilai-nilai afeksi yang dapat diserap oleh peserta didik. Nilai-nilai seperti kepemimpinan, kerjasama,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 pemecahan masalah (problem solving), sosialisasi, tanggung jawab dan lain sebagainya bisa didapatkan jika prosesnya dilakukan dengan baik dan benar. Dinamika kelompok tidak hanya berbentuk diskusi saja namun bisa bermacammacam seperti permainan. Permainan mengandung unsur dinamika kelompok yang kental. Permainan mengarah pada kekuatan dinamika kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah. Permasalahan yang dialami peserta didik dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat berakar pada banyak faktor. Antara lain adalah faktor penggunaan metode bimbingan, media, dan materi bimbingan. Masalah-masalah tersebut dapat ditemukan di sekolah formal, baik negeri maupun swasta termasuk SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta peserta didik terutama di kelas X masih memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Hal tersebut dapat ditandai dengan banyak siswa yang mengobrol dengan teman lain saat kegiatan bimbingan klasikal, pasif, ribut di kelas, berteriak di kelas hingga adanya siswa yang terlambat masuk kelas tiap kegiatan bimbingan klasikal akan dilaksanakan. Data wawancara tersebut kemudian dikembangkan menjadi panduan pengamatan di kelas yang dilakukan oleh peneliti. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa peserta didik masih banyak beraktivitas sendiri di luar bimbingan. Peserta didik kurang memiliki inisiatif untuk bertanya. Lebih jauh lagi, peserta didik terlihat malu untuk sharing mengenai pengalamannya. Peserta didik membuat gaduh di kelas dan tidak memperhatikan guru bimbingan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7 konseling. Masalah ini kemudian bercabang menjadi beberapa permasalahan yaitu: peserta didik kurang aktif dalam kegiatan bimbingan klasikal, gaduh, dan acuh tak acuh saat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Berangkat dari kenyataan tersebut peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dengan judul “Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal Melalui Dinamika Kelompok (Permainan) Pada Kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013”. Penelitian ini dilakukan terutama terhadap kelas yang berdasarkan observasi dan data angket (pre-test) kurang memiliki motivasi dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal di SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya penelitian tindakan yang dilakukan akan membuat kualitas bimbingan yang diberikan guru bimbingan dan konseling dapat meningkat. Sehingga peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan data pengamatan serta data wawancara masalah-masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Peserta
didik
kurang
memiliki
keberanian
dalam
bertanya
atau
berpendapat, peserta didik hanya menjawab saat ditanya oleh guru saja 2. Peserta didik gaduh saat bimbingan klasikal 3. Peserta didik lebih banyak mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat bimbingan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8 4. Peserta didik lebih banyak aktif membicarakan hal lain bersama teman sehingga mengabaikan guru BK 5. Peserta didik tidak memahami sepenuhnya materi dalam layanan bimbingan klasikal 6. Peserta didik cenderung bosan pada materi bimbingan klasikal
C. Batasan Masalah Bimbingan dan konseling pada dasarnya sangat luas jika dijabarkan menggunakan berbagai sudut pandang. Begitu pula kegiatan bimbingan klasikal yang menjadi sebuah pondasi dari bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membantu peserta didik mencapai tugas perkembangan secara optimal. Pada penelitian ini, dibatasi masalah pada kegiatan bimbingan klasikal di kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman. Begitu pula dalam kegiatan kelompok, mengingat luasnya pengertian kelompok maka yang menjadi fokus masalah pada penelitian ini adalah dinamika yang terjadi dalam kelompok kecil dalam permainan. Dinamika kelompok adalah sebuah proses interaksi yang terjadi diantara 2 orang atau lebih yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah bersama. Jenis kegiatan dinamika kelompok dalam penelitian ini adalah permainan. Bentuk permainan dipilih peneliti karena melihat permainan mampu menjadi sarana untuk mendapatkan berbagai macam nilai. Permainan mampu memfasilitasi adanya dinamika kelompok yang lebih koheren, sinergis, dan padu guna mengembangkan kepribadian peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui dinamika kelompok (permainan) pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013? 2. Seberapa baik peningkatan motivasi siswa pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui penerapan dinamika kelompok (permainan)?
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui dinamika kelompok (permainan) pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Mengetahui seberapa baik peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui dinamika kelompok (permainan) pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 F. Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat: 1. Teoritis Mampu memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan bidang pendidikan khususnya pada Bimbingan dan Konseling (BK). Menggali upaya-upaya meningkatkan kualitas terutama layanan bimbingan klasikal dengan adanya penerapan dinamika kelompok yang semakin inovatif. 2. Praktis a. Bagi peserta didik Memiliki motivasi dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan klasikal sehingga mampu mengeksplorasi seluruh potensi-potensi dalam diri peserta didik yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi peserta didik. b. Bagi guru BK Menambah wawasan dan gambaran mengenai berbagai teknik penyampaian materi yang digunakan saat ini dalam memberikan layanan bimbingan klasikal khususnya dinamika kelompok (permainan). Selain itu, guru diharapkan mampu untuk semakin kreatif menyusun sendiri teknik penyampaian materi bimbingan yang mampu membuat peserta didik memiliki motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal yang tinggi dan akhirnya adalah adanya peningkatan mutu pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11 c. Bagi peneliti lain Dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk penelitian sejenis.
G. Definisi Operasional Menurut Suryabrata (dalam Purwanto, 2007:93) definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Berdasarkan pengertian tersebut maka definisi operasional mengarah pada sifat konkrit yang dapat diamati. Definisi operasional pada penelitian ini adalah: 1. Motivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal Motivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal merupakan dorongan yang dipicu oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam dan luar diri peserta didik kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman yang mendasari tingkah laku siswa dan ditunjukkan dengan sikap aktif, terlibat, bertanya, mendengarkan, memperhatikan, mencatat, memecahkan masalah, senang, menjawab pertanyaan, mengikuti perintah, tekun, semangat dan tertarik dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. 2. Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kegiatan interaksi 2 orang atau lebih yang memiliki hubungan psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama dan sifatnya saling bergantung positif guna memecahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12 masalah yang dihadapi dan mencapai tujuan secara efektif dan efisien di kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman. 3. Permainan Permainan adalah aktivitas yang dilakukan sekelompok kecil siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman yang melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan, disiplin diri dan adopsi peran-peran pemimpin yang berguna untuk mengembangkan komunikasi, penyaluran energi emosional yang terpendam, memecahkan masalah, merangsang kreativitas siswa dan dalam rangka mencari kesenangan serta kepuasan yang ditandai dengan adanya “menang-kalah” 4. Siswa Siswa yaitu semua peserta didik yang terdaftar pada kelas XF SMA Negeri Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN Bab ini berisi paparan mengenai kajian teori relevan yang mendasari bangunan konseptual penelitian tindakan ini yang meliputi: bimbingan klasikal, motivasi, hakikat dinamika kelompok, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. A. Bimbingan Klasikal 1. Pengertian Bimbingan Mortensen
dan
Schmuller
(1976)
(dalam
Nurihsan,
2006:7)
menyatakan: Guidance may be defined as that part of the total educational program that helps provide the personal opportunities and specialized staff services by which each individual can develop to the fullest of his abilities and capacities in term of the democratic idea. Bimbingan dapat pula didefinisikan sebagai bagian dari program pendidikan secara keseluruhan yang membantu individu
meraih kesempatan dan
pelayanan dari konselor dimana setiap individu diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan kompetensinya secara terkonsep. Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut memahami dirinya sendiri (Sukardi dan Kusmawati, 2008). Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial (Natawijaya, 1987:31). Lebih lanjut lagi Prayitno (2004:99) mengatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14 mengembangkan
kemampuan
dirinya
sendiri
dan
mandiri;
dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Surya (1988:12) menyatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan. Prayitno dan Amti (2004) menjelaskan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku. Berdasarkan pengertian di atas bimbingan dapat diartikan sebagai suatu arahan atau pemberian bantuan yang bersifat sistematis yang diberikan oleh ahli kepada individu demi terpenuhinya tugas perkembangan individu. Melalui bimbingan diharapkan individu mampu mengembangkan pribadinya dan mandiri secara psikologis hingga akhirnya aktualisasi diri individu. Individu mampu berprestasi baik secara akademik maupun matang dari sisi psikologis namun tetap memperhatikan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15 2. Pengertian Bimbingan Klasikal Menurut Winkel (1997: 519) bimbingan klasikal merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalamannya di sekolah bagi dirinya sendiri. Bimbingan klasikal dilaksanakan dengan mengadakan sejumlah kegiatan bimbingan dengan topik-topik bimbingan yang relevan dan sejalan dengan kebutuhan siswa. Pada dasarnya bimbingan klasikal merupakan bentuk dan sarana pelayanan bimbingan yang diberikan konselor di dalam kelas dengan menyajikan materi yang telah disiapkan sebelumnya untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing siswa, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri (Winkel dan Hastuti, 2004). Bimbingan klasikal merupakan layanan bimbingan kelompok yang diberikan dalam suasana kelompok kelas di sekolah. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal diberikan oleh konselor kepada kelompok dalam kelas-kelas tertentu di sekolah. Sehingga dalam perkembangannya bimbingan kelompok semacam ini sering disebut bimbingan klasikal. Bimbingan klasikal diberikan secara kontinyu dan sistematis sebagai bagian dari program bimbingan dan konseling. Peserta didik diharapkan mampu menyerap, mengevaluasi, dan merefleksikan nilai-nilai dalam bimbingan klasikal serta menyusun rencana dalam setiap langkap hidupnya dan dan mengambil keputusan dengan tepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16 B. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari bahasa Latin, yaitu motivum. Kata motivum menunjuk pada alasan tertentu mengapa sesuatu itu bergerak. Dalam bahasa Inggris, kata motivasi disebut motivation yang berasal dari kata motivum (Wuryani, 2008: 329). Secara etimologi, motivasi berasal dari kata “motif”. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Suryabrata (2006:70) menyatakan bahwa motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan. Sependapat dengan hal itu, Handoko (1992;9) mengatakan pula bahwa motif adalah dorongan/ alasan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/ melakukan tindakan/ bersikap tertentu. Petri (1981:3) menyatakan bahwa “motivation is the concept we use when we described the forces acting on or within an organism to initiate and direct behavior. Motivasi adalah sebuah konsep untuk menggambarkan kekuatan tindakan sadar dan atau spontan suatu organisme. Motif juga dapat diartikan sebagai daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu (Hamzah, 2008:3). Jadi motivasi adalah suatu daya, energi dan tenaga yang telah aktif dalam diri seseorang, yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya (Handoko,1992: 9). Dengan motivasi seseorang didorong untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17 baik dalam memenuhi kebutuhannya (Hamzah, 2008:3). Jadi motif adalah sesuatu yang bersifat internal diri seseorang yang melatarbelakangi timbulnya berbagai perilaku untuk mencapai tujuan tertentu. Djamarah (2008:148) mendefinisikan bahwa motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berarti pula sebuah jembatan yang menjembatani antara konsep abstrak dalam diri manusia ke perilaku yang lebih konkrit. Sebagai contoh, jika manusia lapar maka ia akan membeli makan atau memasak. Motivasinya adalah manusia ingin kenyang, maka timbul perilaku memasak atau membeli makan. Intinya adalah setiap perilaku manusia baik positif maupun negatif semua didasari oleh adanya motivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Mc Donald sebagaimana dikutip oleh Sardiman (2007:73) menjelaskan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan Mc. Donald (dalam Sardiman 2007:73) mengandung tiga elemen penting yaitu: a. Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18 b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau “feeling”, afeksi seseorang. Motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang
muncul
dari
dalam
diri
manusia,
tetapi
kemunculannya karena dorongan oleh adanya unsur lain yaitu tujuan; tujuan tersebut akan menyangkut soal kebutuhan. Berdasarkan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi akan menyebabkan terjadi suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan membuat persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Hal ini di dorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan dan bila seseorang tidak senang, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak senang tersebut. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi tersebut tumbuh dalam diri seseorang. Menurut Hull sebagaimana dikutip oleh Handoko (1992:71), motivasi merupakan kesatuan atau kumpulan umum dari energi yang bisa mengaktifkan baik tingkah laku-tingkah laku instingtif maupun tingkah laku-tingkah laku yang dipelajari. Sejalan dengan itu, Mulyani sebagaimana dikutip oleh Nasution (1996) menyatakan bahwa motivasi adalah suatu konstruksi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19 potensial dan laten, yang dibentuk oleh pengalaman-pengalaman, yang secara relatif dapat bertahan meskipun kemungkinan berubah masih ada, dan berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku ke tujuan tertentu. Motivasi dapat dibentuk oleh berbagai pengalaman hidup individu sehingga akan sangat mempengaruhi perilaku manusia secara umum. Konsep dasar motivasi adalah bahwa motivasi manusia merupakan sesuatu dari dalam diri manusia yang mendorong terjadinya perilaku. Motivasi didasari adanya akan pemenuhan kebutuhan manusia. Motivasi sangat penting dalam menggerakkan manusia secara umum. Daya-daya penggerak inilah yang kemudian membentuk, melakukan, dan mengarahkan perilaku seseorang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa motivasi adalah sebagai penentu (determinan) perilaku. Pendapat tersebut sejalan dengan Irwanto, dkk (1994) yang menjelaskan bahwa motivasi adalah suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku. Sejalan dengan pengertian di atas motivasi dapat diartikan sebagai dorongan dari dalam diri maupun dari luar diri individu yang melatar belakangi terjadinya perilaku individu. Motivasi tersebut digunakan dalam memenuhi kebutuhan individu. 2. Teori-Teori tentang Motivasi Motivasi merupakan bidang kajian yang sering dipelajari oleh para ahli psikologi di dunia. Ini dapat dimengerti mengingat banyaknya variabel yang mendasari terjadinya perilaku manusia. Pengetahuan akan motivasi ini akan banyak membantu dalam meramalkan dan mengendalikan dampak-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 dampak dari suatu keadaan tertentu terhadap kehidupan manusia. Motivasi dapat berasal dari dalam diri manusia baik yang bersifat biologis maupun psikologis serta dari lingkungan maka teori-teori banyak didasarkan pada aspek yang menjadi pusat perhatian para ahli. Handoko (1992) menyebutkan teori-teori motivasi sebagai berikut: a. Teori Kognitif Dasar pandangan ini adalah bahwa manusia adalah makhluk rasional yang digerakkan oleh kemampuan berpikirnya. Semakin individu inteligen dan berpendidikan otomatis individu tersebut akan semakin baik perbuatan-perbuatannya, dan secara sadar melakukan perbuatan-perbuatan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku tidak digerakkan oleh motivasi melainkan oleh rasio. Oleh karena itu dalam pandangan ini tidak dikenal perbuatan-perbuatan di luar kontrol rasio. Teori ini juga melihat pentingnya fungsi kehendak yang disejajarkan dengan fungsi perasaan dan berpikir. Namun kelemahan teori ini adalah tidak dapat menjelaskan perbuatan-perbuatan manusia di luar kontrol manusia. Sehingga teori ini tidak mampu menjelaskan adanya perbuatan-perbuatan yang tidak disadari. Pertanyaan yang muncul pada teori ini adalah jika kemampuan berpikir seorang individu semakin rendah maka apakah mungkin jika perilakunya akan semakin tidak baik?. b. Teori Hedonistis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21 Teori ini berpendapat bahwa segala perbuatan manusia itu bertujuan hanya satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan. Entah disadari atau tidak disadari dan entah timbul dari kekuatan luar maupun kekuatan dalam manusia adalah makhluk hedonis. Teori ini menuai kritikan dari banyak ahli karena dianggap hanya hanya memandang pengalama seseorang saja sehingga subjektivitasnya tinggi. Sebagai contoh adalah jika perbuatan menyuntik tangan dengan narkoba dianggap mencari kesenangan maka orang lain belum tentu berpendapat demikian. Orang lain akan menganggap bahwa itu adalah sesuatu yang menyakitkan. Jika teori ini dikaitkan dengan motivasi maka dapat dikatakan bahwa tindakan seseorang sangat bergantung pada antisipasi/ ekspektansi seseorang terhadap objek/ rangsang yang dihadapinya. Antisipasi positif terhadap rangsang akan menimbulkan reaksi mendekat, sedangkan antisipasi negatif terhadap rangsang akan menimbulkan reaksi menjauh terhadap rangsang. Teori hedonistis ini menggunakan “affectivearousal model” yang intinya mengatakan bahwa setiap rangsang pada hakikatnya telah membawa keadaan yang menimbulkan rasa enak atau tidak enak. c. Teori Insting Teori ini memiliki dasar pemikiran bahwa kekuatan-kekuatan biologis yang membuat seseorang bertindak menurut cara tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22 Irwanto, dkk (1994:198) menambahkan bahwa insting merupakan suatu disposisi (kecenderungan) yang ditentukan secara genetis untuk berperilaku dengan cara tertentu bila dihadapkan pada rangsangrangsang tertentu. Teori ini menyebutkan bahwa perilaku manusia dan binatang tidak ada perbedaan yang berarti karena perilaku keduanya didasarkan pada kekuatan biologis yang dibawa sejak lahir. Kritik pada teori ini adalah sulitnya membuat daftar mengenai insting manusia. Karena manusia selalu berkembang maka setiap kali akan menambahkan daftar insting, maka akan timbul insting baru yang belum pernah dialami. Teori insting sangat mempengaruhi perilaku manusia namun demikian tidak mampu menjelaskan perilaku manusia secara keseluruhan. d. Teori Psikoanalitis Teori psikoanalitis merupakan pengembangan dari teori insting. Sigmund Freud, tokoh dari teori ini mengatakan bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh dua kekuatan dasar yaitu insting kehidupan (eros) dan insting kematian (thanatos). Insting kehidupan mendorong manusia untuk tetap hidupa dan berkembang, sedangkan insting kematian mendorong ke arah penghancuran diri. Berdasarkan dua kekuatan inilah Freud membagi motif manusia menjadi 2 yaitu motif seksual dan motif menyerang. Teori ini juga menjelaskan adanya perilaku yang timbul akibat motif yang tidak disadari. Motif yang tidak disadari timbul akibat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 adanya batasan atau larangan yang menekan seksual dan motif menyerang. Berbeda dengan teori lain, teori psikoanalitis telah menjelaskan adanya perilaku yang timbul akibat motif tidak sadar manusia walaupun belum secara kompleks. Kritik terhadap teori ini bahwa mimipi, salah ucap, dan lain-lain adalah akibat dari motif tidak disadari. e. Teori Keseimbangan Teori keseimbangan (homeostasis) berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena adanya ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Manusia selalu ingin mempertahankan keseimbangan dalam dirinya. Jika manusia mengalami ketidakseimbangan maka manusia akan segera bertindak untuk mencari keseimbangan. Manusia bisa dikatakan selalu mencari keseimbangan yang didasarkan pada kebutuhan agar terpenuhi. Berbeda dengan binatang jika mereka merasa lapar maka binatang akan mencari makan setelah itu selesai. Manusia jika merasa lapar akan mencari makan namun belum tentu selesai misalnya setelah makan manusia merasa mengantuk maka ia membutuhkan tidur. Manusia tidak pernah diam karena selalu mencari keseimbangan. f. Teori Dorongan Teori ini tidak berbeda dengan teori keseimbangan, perbedaannya hanya teori dorongan lebih menekankan pada hal yang mendorong terjadinya perilaku. Ada suatu tenaga dari dalam diri manusia yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24 menyebabkan
manusia
berbuat
sesuatu.
Teori
dorongan
ini
mendukung adanya teori keseimbangan. Dorongan adalah suatu usaha (otomatis) untuk dapat mengembalikan keadaan seimbang dalam diri manusia. Jika melihat beberapa teori yang telah dipaparkan di atas, maka teori yang paling relevan dengan adanya perilaku siswa yang kurang termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal adalah teori hedonistis. Seperti yang telah dipaparkan bahwa teori hedonistis berpendapat bahwa perilaku manusia pada dasarnya adalah untuk mencari kesenangan dan menghindari sesuatu yang menyakitkan. Kaitannya dengan penelitian ini adalah siswa cenderung melihat bahwa penyampaian materi guru bimbingan dan konseling ada indikasi membosankan bagi siswa dan itu dianggap menyakitkan bagi siswa. Oleh sebab itu, siswa kemudian mengalihkan perhatiannya dan dirinya ke hal-hal yang menyenangkan dan membuat dirinya senang seperti mengobrol dengan teman lain, gaduh, jalan-jalan di kelas dan lain sebagainya. 3.
Jenis – Jenis Motivasi Motivasi pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu, motivasi yang
pemicunya berasal dari dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan motivasi yang pemicunya berasal dari luar diri individu (motivasi ekstrinsik). Pembagian motif menjadi motif intrinsik dan motif ekstrinsik didasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan (Handoko, 1992:41). a. Motivasi Intrinsik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25 Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Djamarah, 2008: 149). Motivasi itu intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam mata pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapatkan pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah, dan sebagainya. Anak didik yang memiliki motivasi intrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Anak didik yang memiliki motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat, memiliki kemauan belajar secara terus-menerus, belajar secara terencana dan terjadwal, dan senang membaca buku pelajaran. Anak didik belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda, tetapi karena keinginan kuat untuk maju dan memperoleh keberhasilan. Tanpa diberikan janji-janji yang mulukmuluk pun siswa rajin belajar. Perintah tak diperlukan, karena tanpa perintah, siswa sudah taat belajar pada jadwal belajar yang dibuatnya sendiri. Peserta didik yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26 memiliki motivasi intrinsik memiliki antusias yang tinggi dalam mengikuti, melaksanakan proses yang terjadi dan menerapkan apa yang didapatkan dalam bimbingan klasikal. Siswa mau dengan sendirinya memiliki “greget” dalam menguasai kompetensi tertentu. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar (Djamarah,2008:151). Motivasi ekstrinsik ini bukan berarti tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan tetap dibutuhkan. Hal ini dikarenakan keadaan siswa yang dinamis, berubah-ubah, dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga perlu motivasi ekstrinsik (Sardiman, 2007:91) 4. Fungsi Motivasi Siswa didik dalam kegiatan di sekolah merupakan subjek utama pendidikan. Diharapkan siswa mampu berprestasi dengan mencurahkan perhatian sepenuhnya dalam kegiatan di sekolah. Berkaitan dengan kegiatan bimbingan klasikal, siswa diharapkan menaruh perhatian terhadap materi bimbingan klasikal. Sehingga kompetensi yang disampaikan dapat dikuasai. Faktanya, ada siswa yang malah tidak memperhatikan bahkan tidak terlibat secara psikis dalam kegiatan bimbingan klasikal. Motivasi intrinsik siswa tidak ada sehingga dibutuhkan suntikan motivasi ekstrinsik. Guru BK
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27 harus lebih aktif dalam memaksimalkan fungsi-fungsi motivasi tersebut. Sejalan dengan itu Djamarah (2008) menyatakan baik motivasi intrinsik dan motivasi motivasi ekstrinsik, keduanya berfungsi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi tingkah laku. Ketiganya menyatu dan terimplikasi dalam perbuatan siswa. Lebih lanjut lagi fungsi motivasi dibagi menjadi 3 (Djamarah, 2008:157), yaitu : a. Motivasi sebagai pendorong kegiatan Motivasi diawali dengan adanya ketertarikan pada suatu hal sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan usaha konkrit untuk mendapatkannya atau untuk melakukannya. Bisa pula motivasi diawali dengan adanya rasa tidak suka sehingga timbul keinginan untuk menjauhi atau mengabaikan suatu hal tersebut. Pendorong kegiatan ini tidak terlepas dari adanya rasa ingin tahu yang ingin dicari oleh manusia sehingga muncullah minat sebagai awal terjadinya motivasi. Rasa ingin tahu dari seseorang mendorong individu tersebut untuk berusaha memuaskan rasa ingin tahunya. b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan Setelah adanya rasa ingin tahu maka seseorang akan mulai melakukan tindakan demi memuaskan rasa ingin tahunya tersebut. Individu akan mulai aktif melakukan tindakan setelah didorong oleh rasa ingin tahu. Sikap ini terjadi sebagai akibat dari adanya motivasi yang menggerakkan perilaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28 c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan Motivasi sebagai pengarah perbuatan ini tidak terlepas dari tujuan yang akan dicapai oleh individu. Tujuan yang akan dicapai ini mengarahkan individu untuk semakin kuat meraih tujuan. Jika motivasi dikaitkan dengan siswa maka Sardiman (2001:81), menyebutkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin f. Dapat mempertahankan pendapatnya g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya h. Senang mencari dan memecahkan masalah 5. Motivasi partisipasi Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation”, adalah pengambilan bagian atau pengikutsertaan (Suryosubroto 2002:278). Keit Davis (dalam Suryosubroto, 2002:279) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Menurut Tjokrowinoto (dalam Suryosubroto, 2002:278) partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29 dan
perasaan
mereka
bagi
tercapainya
tujuan-tujuan,
bersama
bertanggungjawab terhadap tujuan tersebut. Berdasarkan definisi partisipasi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi di mana siswa diikutsertakan dalam suatu penyelesaian masalah dan juga memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya. Partisipasi siswa dalam suatu kegiatan bimbingan dapat terlihat pada aktivitas siswa. Menurut Sardiman (2009:101) partisipasi dapat terlihat aktivitas fisiknya, yang dimaksud adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, berbuat sesuatu, bermain, atau bekerja. Peserta didik tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Aspek aktivitas fisik dan aktivitas psikis antara lain: 1. Visual activities
: membaca dan memperhatikan
2. Oral activities
: menyetakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi, dan sebagainya 3. Listening activities: mendengarkan uraian, percakapan, diskusi 4. Writing activities : menulis, menyalin 5. Drawing activities:
menggambar,
membuat
grafik,
sebagainya 6. Motor activities
: melakukan percobaan, membuat model
peta
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30 7. Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan 8. Emotional activities: menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi partisipasi siswa merupakan adanya dorongan dari dalam maupun luar diri siswa sehingga siswa mau, tertarik, dan melibatkan diri atau psikisnya dalam suatu kegiatan bimbingan klasikal untuk mencapai suatu tujuan yaitu penguasaan nilai-nilai kehidupan. Berbagai macam partisipasi siswa di kelas tersebut akan mempengaruhi proses bimbingan itu sendiri. Semakin siswa memiliki partisipasi tinggi maka akan semakin tercipta suasana bimbingan yang efektif. Motivasi partisipasi siswa pada bimbingan klasikal dapat membantu siswa mendapatkan pengetahuan yang bermakna. Dengan berpartisipasi, siswa akan berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga secara sadar akan menuntun kemandirian sekaligus belajar berinteraksi dengan sesama. Tidak ada proses bimbingan tanpa partisipasi dan keaktifan peserta didik yang melakukan kegiatan. Setiap peserta didik pasti termotivasi dalam mengikuti bimbingan. Perbedaannya hanya terletak pada kadar/ bobot motivasi peserta didik dalam mengikuti bimbingan, ada yang rendah, sedang, atau tinggi. Guru dapat meningkatkan motivasi partisipasi siswa dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat direncanakan sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31 Kebanyakan siswa tidak akan melakukan partisipasi aktif dengan inisiatif mereka sendiri tanpa stimulus dan dorongan yang dilakukan oleh guru BK melalui berbagai metode yang telah disiapkan. Untuk itu diperlukan kreativitas dan komitmen guru BK dalam memberikan dorongan-dorongan tersebut agar siswa terbiasa dan dapat berpartisipasi aktif dalam bimbingan klasikal. Guru bimbingan dan konseling tidak hanya melakukan kegiatan menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa. Namun guru bimbingan dan konseling mampu membawa sikap untuk aktif dalam berbagai metode pada bimbingan klasikal. Guru bimbingan dan konseling dapat pula mengarahkan siswa untuk lebih berperan serta, lebih terbuka, dan sensitif dalam kegiatan bimbingan klasikal, sehingga mampu menciptakan suasana kelas yang hidup, yaitu ada interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan siswa. Dengan melibatkan siswa berperan dalam kegiatan bimbingan klasikal, berarti kita mengembangkan kapasitas diri siswa dan potensi siswa secara penuh.
C. Hakikat Dinamika Kelompok 1. Pengertian Dinamika Kelompok Jika kita berbicara mengenai kelompok maka ruang lingkupnya akan sangat luas. Membicarakan mengenai dinamika kelompok tidak dapat dilepaskan dari tokoh pentingnya yaitu Kurt Lewin. Lewin merupakan tokoh penting yang menunjukkan hubungan antara pengetahuan dinamika kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32 dengan keterampilan kelompok kecil yang ada pada dunia nyata. Dinamika kelompok adalah suatu lingkup pengetahuan sosial yang lebih berkonsentrasi pada pengetahuan tentang hakikat kehidupan berkelompok yang menunjukkan kemajuan (Johnson dan Johnson, 2012). Bukan hanya mengenai apa saja yang ada dalam kelompok namun dinamika kelompok lebih menekankan pada interaksi dalam kelompok dan adanya usaha bersama menumbuhkembangkan pribadi dalam kelompok. Berbeda dengan kegiatan instruksional (pembelajaran) mata pelajaran yang pada umumnya menekankan prosedur didaktis, penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok/ klasikal lebih menekankan penggunaan teknik dinamika kelompok (group dynamic) atau cara-cara kegiatan kelompok lainnya (Winkel & Sri Hastuti, 2004). Cartwright (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2004:549) menunjukkan beberapa implikasi dari dinamika kelompok yang diterapkan dalam layanan bimbingan atau konseling kelompok terhadap kerjasama antarpeserta dalam kelompok yang berusaha menghasilkan berbagai perubahan dalam pribadi para anggota, yaitu rasa keterikatan yang kuat terhadap kelompok; daya tarik terhadap kegiatan kelompok bagi masingmasing anggota; relevansi dari sikap, pandangan, dan perilaku yang akan diubah bagi semua anggota kelompok; penghargaan dari anggota yang satu terhadap yang lain, sehingga semua sumbangan pikiran dan perasaan diakui dan diterima; kesepakatan bersama mengenai tuntutan untuk berubah diri dan ke arah mana perubahan itu harus diusahakan. Menurut Sudjarwo (2011:16)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33 kata kunci dari dinamika kelompok adalah pada kekompakan atau kesatuan kelompok (unity). Prayitno, dkk (1998:90-91), menegaskan bahwa layanan bimbingan kelompok maupun konseling kelompok pada dasarnya difasilitasi dengan penerapan dinamika kelompok atau group proccess yang menekankan keterlibatan aktif seluruh anggota kelompok untuk melahirkan kualitaskualitas sebagai berikut: (1) Membina keakraban dalam kelompok, (2) Melibatkan diri secara penuh dalam suasana kelompok, (3) Bersama-sama mencapai tujuan kelompok, (4) Membina dan mematuhi aturan kegiatan kelompok, (5) Ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok, (6) Berkomunikasi secara bebas dan terbuka, (7) Membantu anggota lain dalam kelompok, (8) Memberikan kesempatan kepada anggota lain dalam kelompok, dan (9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok. Nurihsan (2006:24) menyatakan pula bahwa bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman, rencana dan penyelesaian masalah. 2. Tujuan, Fungsi, Manfaat Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan studi mengenai interaksi dan ketergantungan positif antara masing-masing individu dalam kelompok. Dinamika kelompok mengedepankan proses dalam sebuah kelompok untuk membangun karakter individu. Melalui proses dalam kelompok tersebut diharapkan potensi-potensi individu menjadi berkembang secara optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34 Memahami konsep dinamika kelompok akan lebih mudah jika kita memahami tujuan dari dinamika kelompok. Tujuan dinamika kelompok antara lain: a. Membangkitkan kepekaan diri seorang anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan rasa saling menghargai b. Menimbulkan rasa solidaritas anggota sehingga dapat
saling
menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain c. Menciptakan komunikasi yang terbuka terhadap sesama anggota kelompok d. Menimbulkan adanya i’tikad yang baik diantara sesama anggota kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok adalah: a. Individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling membutuhkan (individu tidak dapat hidup sendiri dalam masyarakat) b. Dinamika kelompok memudahkan segala pekerjaan (dalam dinamika kelompok ada saling bantu antara anggota satu dengan anggota yang lain) c. Melalui dinamika kelompok segala pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dapat teratasi, mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat diatur secara tepat, efektif, dan efisien (dalam dinamika kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35 pekerjaan besar akan dibagi-bagi sesuai dengan bagian kelompoknya masing-masing) d. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, individu satu dengan yang lain dapat memberikan masukan atau berinteraksi dengan lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat. 3. Prinsip – Prinsip Penggunaan Dinamika Kelompok Dinamika kelompok sesungguhnya mengacu pada perkembangan individu melalui proses dalam kelompok. Proses dalam kelompok tersebut menjadi kuat karena didasari kesamaan tujuan dari masing-masing individu. Begitu pula dalam persamaan struktur dasar dalam tiap kelompok. Semua kelompok mempunyai struktur dasar, yaitu peraturan dan norma-norma. Produktivitas kelompok bergantung pada lima unsur dasar (saling ketergantungan yang positif, pertanggung jawaban individu, interaksi yang memajukan, penggunaan keterampilan kelompok yang sesuai, proses dalam kelompok). Hal ini dikarenakan semua kelompok itu efektif. Menurut Johnson dan Johnson (2012) untuk menjadi efektif semua kelompok harus memenuhi: a. Adanya komitmen satu sama lain untuk memperjelas tujuan bersama yang menekankan saling ketergantungan anggotanya b. Adanya komunikasi yang tepat dan lengkap sesama anggotanya c. Adanya sikap kepemimpinan dan pengaruh yang sesuai antar sesama anggota kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36 d. Adanya prosedur pengambilan keputusan yang sesuai dengan situasi yang dihadapi sehingga meyakinkan bahwa semua cara penyelesaian masalah itu baik dan penghargaan atas pendapat masing-masing anggota kelompok e. Adanya pemecahan konflik dengan cara yang membangun 4. Permainan Dinamika
kelompok
merupakan
studi
yang
mempelajari
perkembangan individu dalam proses kelompok. Melalui kegiatan kelompok yang beraneka ragam diharapkan individu mampu memperkuat karakternya sebagai individu yang utuh. Salah satu jenis kegiatan yang mampu mengusung aktivitas dinamika kelompok adalah permainan. Games menurut Echols dan Shadily (1996) dalam kamus Inggris-Indonesia berarti permainan. Permainan, bermain atau padanan kata dalam bahasa Inggris disebut “games” (kata benda), “to play” (kata kerja), “toys” (kata benda) ini berasal dari kata main berarti melakukan perbuatan untuk tujuan bersenang-senang (dengan alat-alat tertentu atau tidak); perbuatan sesuatu dengan sesuka hati, berbuat asal saja. (Wardani, 2009). Sejalan dengan pendapat di atas Ahmadi & Sholeh (2005) menyatakan permainan adalah suatu perbuatan yang mengandung keasyikan dan dilakukan atas kehendak diri sendiri, bebas tanpa paksaan dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan pada waktu melakukan kegiatan tersebut. Zulkifly (2003) menjelaskan bahwa permainan merupakan kesibukan yang dipilih sendiri tanpa ada unsur paksaan, tanpa didesak oleh rasa tanggung jawab. Secara umum permainan adalah sesuatu yang menyenangkan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37 menghibur, yang tidak memiliki tujuan ekstrinsik dan tujuan praktis. Permainan tersebut bersifat sukarela. Games atau permainan adalah aktivitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai dengan adanya pencarian “menang-kalah” (Ismail, 2006). Pada pengertian games, kesenangan dan kepuasan diperoleh melalui keterlibatan orang lain, tanpa hadirnya pihak kedua sebagai lawan, maka games tidak akan terjadi. Bermain dipandang sebagai suatu perilaku yang muncul secara alamiah yang dapat ditemukan dalam kehidupan manusia dan binatang. Adakalanya bermain merupakan aktivitas sukarela dan spontan yang tidak memiliki titik akhir atau tujuan tertentu. Bermain secara intrinsik didorong oleh hasrat untuk bersenang-senang (Schaefer, 2001). Bermain mempunyai sifat: simbolis, penuh arti, aktif, menyenangkan, kerelaan, pembangunan peran, episode. Menurut Santrock (2006) bermain (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Bermain merupakan suatu bentuk penyesuaian diri manusia yang sangat berguna menolong anak menguasai kecemasan dan konflik. Bermain sebagai suatu metode yang meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak. Hurlock (1997) berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar suatu kesenangan dan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Kegiatan bermain dilaksanakan secara sukarela, tanpa paksaan atau tekanan dari pihak luat. Intinya, games bersifat sosial, melibatkan proses belajar, mematuhi peraturan, pemecahan masalah, disiplin diri, dan kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38 emosional dan adopsi peran pemimpin dengan pengikut yang kesemuanya merupakan komponen penting dari sosialisasi (Rusmana, 2009). Melalui games, seseorang dapat mengekpresikan agresi dalam cara-cara yang dapat diterima secara sosial. Hal ini sesuai dengan teori bahwa bermain dan permainan yang diciptakan oleh manusia untuk memberikan keluarankeluaran (outlets) kemarahan dan permusuhan yang dapat diterima yang merupakan jiplakan dari respons bertempur atau berkelahi (Rusmana, 2009). Hurlock (1991) berpendapat bahwa bermain memiliki andil yang sangat besar terhadap perkembangan anak. Pengaruh bermain bagi perkembangan anak adalah: dapat mengembangkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya, belajar berkomunikasi, penyaluran bagi energi emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan, merangsang kreativitas
anak,
membandingkan
kemampuan
yang
mereka
miliki,
membangun konsep diri yang lebih nyata, belajar bermsyarakat, menemukan standar moral, belajar bermain peran, belajar bekerja sama, melatih kejujuran, sportivitas dan lain sebagainya.
5. Efektivitas Dinamika Kelompok Penelitian
tentang
penerapan
dinamika
kelompok
khususnya
permainan telah banyak dilakukan oleh orang lain. Salah satu penelitian tentang dinamika kelompok adalah penelitian Sofiyatun dari IKIP PGRI Semarang. Penelitian tersebut merupakan skripsi yang berjudul “Efektivitas Permainan Dinamika Kelompok Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa (Penelitian Eksperimen Kelas X. TSM) SMK
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39 N 1 Sayung Tahun Ajaran 2012/2013”. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut sebanyak 36 orang siswa. Hasil penelitian menyatakan bahwa dari perhitungan uji t hitung (5,246) > t tabel (2,03), maka hipotesis kerja (Ha) “Permainan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan Kelompok Efektif dalam Meningkatkan Kerja Sama Siswa Kelas X SMK N 1 Sayung Tahun Ajaran 2012/2013” dapat diterima. Penelitian lain mengenai dinamika kelompok dilakukan oleh Yulia Risma Dame, Rahma Widyana, & Sri Muliati Abdullah dari Fakultas Psikologi Universitas Wangsa Menggala Yogyakarta sekarang Universitas Mercubuana Yogyakarta. Penelitian tersebut berjudul “Pengaruh Pendidikan Seksualitas Dasar dengan Menggunakan Dinamika Kelompok Terhadap Penurunan Kecenderungan Perilaku Seksual Pada Remaja”. Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dengan subjek 40 orang siswa kelas XI SMA. 40 orang siswa kemudian terbagi atas 2 kelompok kecil. Kelompok eksperimen terdiri atas 20 orang siswa yang mendapatkan pendidikan seksual dasar menggunakan dinamika kelompok. Sedangkan kelompok kontrol terdiri dari 20 orang siswa yang tidak mendapatkan perlakuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mengalami penurunan kecenderungan perilaku seksual lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Dapat dikatakan bahwa berdasarkan analisis data pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendidikan seksualitas dasar dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 menggunakan metode dinamika kelompok efektif untuk menurunkan kecenderungan perilaku seksual remaja. Berdasarkan kedua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dinamika kelompok efektif dalam meningkatkan suatu variabel tertentu. Dengan kata lain dinamika kelompok telah teruji dalam meningkatkan atau menurunkan suatu variabel penelitian. Berangkat dari hal tersebut maka dinamika kelompok khususnya dalam bentuk permainan dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Dinamika kelompok selain menyajikan suatu kegiatan yang berbeda dengan kegiatan bimbingan konvensional, dinamika kelompok mampu membuat suasana kelas yang berbeda, dinamis, dan interaktif. Sehingga siswa diharapkan dapat merasa senang dalam belajar sehingga seperti belajar sambil bermain.
D. Kerangka Pikir Peneliti menggunakan dinamika kelompok sebagai upaya perbaikan terhadap motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal. Selama ini guru dengan berbagai usaha telah menyiapkan metode bimbingan yang inovatif namun dalam kenyataannya belum bisa meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan klasikal. Siswa lebih banyak aktif bukan dalam kegiatan terkait dengan materi bimbingan namun lebih banyak aktif dalam hal seperti ribut, ramai dan gaduh di kelas. Siswa cenderung pula malu atau bersikap tertutup dalam mengungkapkan masalah. Siswa merasa bahwa dirinya mampu menyelesaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41 masalah tersebut sendiri sehingga permasalahan siswa dipendam sendiri. Hal ini yang membuat bimbingan klasikal kurang efektif sampai pada siswa. Padahal jika melihat visi dan misi pendidikan nasional yang mengangkat tema character building, masalah-masalah yang timbul seperti di atas akan menghambat tercapainya visi dan misi tersebut. Untuk itulah perlu ada sebuah metode yang membuat motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal benar-benar tinggi. Salah satu metode yang dimungkinkan mampu meningkatkan motivasi siswa adalah metode dinamika
kelompok.
Dinamika
kelompok
memiliki
keunggulan
dalam
membangkitkan semangat, gairah, minat, dan motivasi siswa untuk terlibat dalam mengikuti kegiatan layanan. Sehingga dengan demikian siswa senang, puas, gembira dalam mengikuti layanan, dan muncul niat untuk memperbaiki diri setelah mengikuti kegiatan tersebut. Jika sudah ada motivasi dari dalam diri siswa untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal maka hal ini akan berdampak pada perilaku di kelas. Hal ini juga akan membuat siswa mau dan mampu meresapi pengalaman karena siswa tertarik terlebih dahulu dengan bimbingan klasikal.
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha
: Motivasi siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan dengan menggunakan dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam bentuk permainan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42 Ho
: Motivasi siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal tidak dapat ditingkatkan dengan menggunakan dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam bentuk permainan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi paparan mengenai penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Metodologi penelitian meliputi: jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, setting penelitian, prosedur penelitian, langkah penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis data dan kriteria keberhasilan. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) yang dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) adalah proses pengkajian masalah bimbingan di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009: 26). Menurut Joni (1998: 5) penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersifat reflektif, terencana dan dilaksanakan secara sistematis guna memperbaiki suatu masalah yang ada pada kelas tertentu sehingga masalah tersebut dapat diatasi dan kegiatan pendidikan dapat berlangsung secara optimal. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dalam konteks
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44 proses pelaksanaan bimbingan dan konseling. Sehingga penelitian ini menjadi bagian dari penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Penelitian ini mengkaji masalah motivasi siswa yang masih rendah dalam mengikuti proses layanan bimbingan klasikal. Selanjutnya diberikan tindakan perbaikan berupa penerapan metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan sebagai upaya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal di sekolah.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Kelas ini terdiri dari 32 siswa dengan 10 siswa laki-laki dan 22 siswi perempuan. Objek penelitian ini adalah motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan dengan menggunakan metode dinamika kelompok yang diterapkan dalam bentuk permainan.
C. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada jam bimbingan klasikal. Selanjutnya, penelitian ini dilaksanakan pada jam ke 0 setiap hari Kamis tiap minggunya. Pelaksanaannya pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan April hingga Juni. Tempat penelitian ini adalah di kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. Lokasi SMA Negeri 1 Depok, Sleman terletak di Desa Babarsari, kecamatan Depok, kabupaten Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45 D. Setting Penelitian Penelitian ini menggunakan setting kelas dan setting kelompok. Data diperoleh pada saat proses bimbingan klasikal yang dilaksanakan di dalam kelas dan kelompok. 1. Partisipan dalam Penelitian Pelaksanaan penelitian ini, peneliti dibantu oleh mitra kolaboratif dan beberapa teman pengamat, yaitu: a. Mitra Kolaboratif Nama
: Drs. R. Joko Wuryono
NIP
: 19571207 198803 1 001
Pangkat/ Gol.
: Pembina / IV. a
Jabatan
: Koordinator BK SMA Negeri 1 Depok
b. Pengamat 1 Nama
: Puteri Rahmawati Cahyani
NIM
: 091114061
Status
: Mahasiswa BK USD
c. Pengamat 2 Nama
: Thomas Kris Susanto
NIM
: 091114085
Status
: Mahasiswa BK USD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46 2. Topik Bimbingan Upaya perbaikan akan dilaksanakan selama 2 siklus. Masing-masing siklus adalah satu pertemuan selama 45 menit. Adapun topik bimbingan pada siklus-siklus perbaikan adalah sebagai berikut: a. Siklus 1 Fokus Penelitian : Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal Topik Bahasan
: Komunikasi yang baik
Waktu
: 16 Mei 2013 Pukul 06.30 – 07.15 WIB
Tempat
: Ruang kelas XF dan Halaman Upacara SMA Negeri 1 Depok
Jumlah Siswa
: 32 Orang
b. Siklus 2 Fokus Penelitian : Meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal Topik Bahasan
: Kerjasama
Waktu
: 28 Mei 2013 Pukul 06.30 – 07.15 WIB
Tempat
: Ruang kelas XF dan Halaman Upacara SMA Negeri 1 Depok
Jumlah Siswa
: 32 Orang
3. Pengorganisasian Kelas Pengorganisasian kelas dalam penelitian ini dibagi menjadi kelompok kecil. Kelompok tersebut terdiri atas 5-6 siswa atau 8-9 siswa tergantung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47 kebutuhan setiap permainan yang dimainkan. Melalui pengamatan dalam kelompok kecil, data-data akan lebih kaya sehingga mempermudah untuk analisis data.
E. Prosedur Penelitian Menurut model Hopkins (1993) PTK mencakup empat langkah utama namun diawali dengan adanya identifikasi masalah. Keempat langkah utama tersebut, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus (Wiriatmadja, 2005: 66). Keempat langkah tersebut tergambar dalam gambar di bawah ini:
Gambar 1. Bagan Penelitian Tindakan Model Hopkins (1993) (dalam Sanjaya, 2009:54)
Bagan PTK di atas dapat diartikan bahwa setiap tahapan penelitian wajib dilakukan agar memperoleh hasil yang sesuai dengan kriteria keberhasilan PTK itu sendiri. Berdasarkan bagan PTK dapat diketahui bahwa kegiatan penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48 diawali dari tahap identifikasi masalah. Tahap identifikasi masalah dapat dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara, FGD (Focus Group Discussion) dan observasi. Kegiatan tersebut dilakukan untuk merumuskan akar masalah agar lebih mempermudah peneliti untuk membuat tahap perencanaan. Tahap perencanaan disusun berdasarkan hasil identifikasi masalah. Tahap ini digunakan sebagai acuan pemberian tindakan bimbingan. Tahap tindakan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Pada tahap tindakan ini peneliti memberikan tindakan kepada siswa sesuai dengan pokok permasalahan yang akan diteliti. Pada pelaksanaan tahapan tindakan ini peneliti tetap melakukan observasi, wawancara dan membagikan angket untuk mengetahui hasil yang dicapai melalui tindakan yang diberikan. pada tahapan ini peneliti akan melihat kesesuaian proses dengan pelaksanaan dan membuat refleksi setiap siklusnya. Tahap terakhir yang dilakukan adalah membuat refleksi setelah melakukan tindakan. Refleksi ini berisi renuangan dari peneliti dan juga hasil yang diperoleh melalui observasi dan skala kiraan. Pada tahapan refleksi ini selaian hasil penelitian dan renuangan dari peneliti juga berisi evaluasi proses. Jika pada tahap ini peneliti masih belum mencapai tujuan dari patokan yang telah dibuat maka peneliti akan melaksanakan siklus selanjutnya dengan perbaikan yang telah dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49 F. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian tindakan bimbingan dan konseling dapat dijabarkan sesuai dengan bagan PTK di atas. Secara teknis penelitian tindakan bimbingan dan konseling sama dengan PTK namun perbedaan yang muncul adalah PTK dilaksanakan pada mata pelajaran tertentu dan PTBK dilaksanakan pada program bimbingan dan konseling. Tahapan pada bagan di atas dapat diuraikan dibawah ini. 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan hasil observasi. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa motivasi siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal cukup rendah. hasil wawancara tersebut diperkuat oleh hasil observasi yang menunjukkan bahwa ± 10 siswa dari 32 siswa terlambat saat bimbingan klasikal dilaksanakan. ± 5 siswa dari 32 siswa mengobrol dengan teman dan mengerjakan tugas mata pelajaran lain. 1. Siklus 1 a. Tahap Perencanaan 1) Mempersiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) dan materi layanan bimbingan klasikal dengan topik “Komunikasi yang Baik” 2) Mempersiapkan jenis dan alat permainan “Tali Kehidupan” 3) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa skala motivasi, lembar observasi, pedoman wawancara, dan skala kiraan sifat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50 4) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi seperti kamera dan catatan lapangan b. Tahap Pelaksanaan 1) Pengenalan awal dan penjelasan tujuan bimbingan klasikal 2) Ice breaking sebagai penyegar suasana 3) Tanya jawab dan penjelasan singkat terkait dengan materi yang disampaikan 4) Kegiatan inti berupa permainan “Tali Kehidupan” di luar kelas 5) Evaluasi dan refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan 6) Penjelasan materi layanan bimbingan dikaitkan dengan hasil refleksi siswa 7) Penutupan berupa pengisian skala kiraan dan skala kiraan sifat Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan sesuai dengan yang ada pada SPB. Catatan waktu dalam SPB tercatat 45 menit. c. Tahap Pengamatan Tahap ini mitra kolaboratif dan pengamat mengamati proses jalannya bimbingan klasikal. Pengamatan dilakukan guna mendapatkan rekam data mengenai layanan bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan. d. Tahap Refleksi Tahap ini peneliti, mitra kolaboratif, dan pengamat lain berdiskusi mengenai proses jalannya bimbingan klasikal yang telah dilaksanakan. Melalui data observasi maka akan didapatkan rekam data untuk mendukung skala motivasi dan skala kiraan. Diharapkan melalui diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51 ini, peneliti mendapatkan umpan balik sehingga akan didapatkan hasil refleksi yang akan digunakan sebagai upaya perbaikan siklus selanjutnya. 2. Siklus II Setelah melakukan refleksi dan evaluasi dari upaya perbaikan siklus 1 maka disusun upaya perbaikan siklus 2 sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan 1) Menyiapkan SPB sebagai skenario proses jalannya layanan bimbingan klasikal 2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa skala motivasi, lembar observasi, pedoman wawancara, dan skala kiraan sifat 3) Menyiapkan dokumentasi berupa kamera dan lembar catatan lapangan b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan upaya perbaikan siklus 2 dilakukan sesuai tahapan dalam SPB dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus 1. Layanan bimbingan klasikal pada siklus 2 diharapkan proses dinamika kelompok yang terjadi lebih padu, siswa lebih terlibat dalam seluruh kegiatan, dan aktif. c. Tahap Pengamatan Tahap ini, mitra kolaboratif dan pengamat lain mengamati proses jalannya kegiatan layanan bimbingan klasikal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52 d. Tahap Refleksi Seperti upaya perbaikan siklus 1, peneliti bersama mitra kolaboratif dan pengamat lain melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan.
G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan : 1. Menyebarkan Angket/ skala motivasi Angket yang digunakan merupakan skala motivasi yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang telah dipaparkan oleh ahli. Skala disebarkan setiap pelaksanaan kegiatan bimbingan klasikal tiap siklus selesai. Skala motivasi isi oleh siswa setelah mengikuti bimbingan klasikal. Melalui Skala akan diketahui tanggapan siswa yang kemudian akan digunakan untuk membandingkan hasil pre-test dan post-test. 2. Lembar Pengamatan Lembar pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan aspek-aspek pada teori yang dipaparkan ahli.
Lembar
pengamatan berguna untuk merekam data secara langsung oleh pengamat sehingga akan diketahui perubahan-perubahan yang terjadi selama proses pelaksanaan layanan bimbingan klasikal. Lembar pengamatan diisi oleh pengamat atau observer.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53 3. Wawancara Wawancara dilakukan setiap berakhirnya kegiatan layanan bimbingan klasikal. Wawancara dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa setelah dilaksanakan bimbingan dengan menggunakan dinamika kelompok. 4. Studi Dokumen Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah foto selama proses penelitian tindakan bimbingan dan konseling berlangsung dan catatan lapangan yang disusun oleh mitra kolaboratif dan pengamat lain.
H. Instrumen Penelitian Penyusunan instrumen dalam penelitian ini berdasarkan fungsi motivasi yang telah dipaparkan pada bab II. Berdasarkan fungsi motivasi yang dipaparkan oleh Djamarah (2008) maka disusun instrument untuk mengungkap motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal di kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman, Yogyakarta. 1. Jenis Instrumen a. Skala Motivasi Skala motivasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Skala motivasi ini merupakan alat ukur utama yang digunakan dalam penelitian ini. Melalui Skala, diharapkan akan mendapatkan gambaran secara objektif mengenai tingkat motivasi siswa kelas XF dalam bimbingan klasikal di SMA Negeri 1 Depok. Skala ini disusun oleh peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54 berdasarkan fungsi motivasi. Fungsi motivasi dapat dituliskan pada Tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Blue Print Penyusunan Kuesioner Motivasi
Aspek
Indikator
Motivasi sebagai pendoron g perbuatan
a. Memiliki rasa tertarik terhadap kegiatan b. Memiliki rasa ingin tahu terhadap kegiatan c. Memiliki rasa senang terhadap kegiatan
Motivasi sebagai penggerak perbuatan
a. Memperhatikan penjelasan guru BK b. Mengikuti perintah guru BK c. Disiplin mengikuti bimbingan
Motivasi sebagai pengarah perbuatan
a. Aktif bertanya di dalam kelas b. Berpikir manfaat bimbingan c. Berefleksi untuk mendapatkan nilai bimbingan
No Item + 9
6
Jumlah 2
7,23 10,16
4
1,18
3
3
21
2
2
15 8
14 11
2 2
5 20 17 19,22 4,13 12
Jumlah
2 3 3
23
b. Pedoman Pengamatan/Observasi Pedoman pengamatan/observasi merupakan pendekatan utama dalam penelitian kualitatif. Menurut Asy’ari (1983:82) observasi merupakan suatu pengamatan yang khusus dan yang ditujukan pada satu atau beberapa fase masalah di dalam rangka penelitian, dengan maksud untuk mendapatkan data yang diperlukan untuk pemecahan persoalan yang dihadapi. Untuk kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh teman sejawat dan guru BK sebagai mitra kolaboratif sekaligus pengamat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55 Lembar pengamatan/observasi motivasi siswa merupakan lembar yang berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa pada saat bimbingan di dalam kelas dan kelompok. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan bimbingan klasikal berlangsung. Lembar observasi ini dibuat oleh peneliti dan diisi oleh mitra kolaboratif dan pengamat lain setiap pelaksanaan kegiatan berdasarkan kisi-kisi yang terdapat pada lampiran 3. Setiap indikator diberikan nilai sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa dalam satu kelompok dengan kriteria panduan pengamatan terdapat pada Tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Kriteria Panduan Pengamatan
Aspek Responsi siswa terhadap layanan bimbingan klasikal
Indikator a. Perilaku siswa yang menunjukan tidak termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal b. Perilaku siswa yang menunjukan termotivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal
Jumlah 17 butir
12 butir
c. Pedoman Wawancara Menurut Nasir (1988:234) wawancara adalah teknis dalam upaya menghimpun data yang akurat tentang keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai dengan data. Wawancara dilakukan kepada 2 orang siswa yang mengikuti layanan bimbingan klasikal. Wawancara dilakukan setelah kegiatan layanan bimbingan klasikal dilaksanakan sehingga akan mendapatkan data yang cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56 objektif. Data wawancara akan digunakan untuk mendukung data angket dan data pengamatan. Kriteria panduan wawancara terdapat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Kriteria Panduan Wawancara Terstruktur Siswa
Aspek Responsi siswa terhadap layanan bimbingan klasikal menggunakan dinamika kelompok (permainan)
Indikator a. Materi Bimbingan b. Dinamika Kelompok c. Penggunaan Dinamika Kelompok dalam bentuk Permainan d. Ketercapaian Motivasi Siswa yang Tinggi
Sumber
Siswa kelas XF
d. Skala Kiraan Sifat Skala kiraan sifat bertujuan untuk mengetahui komentar dari siswa mengenai kegiatan bimbingan klasikal. Skala kiraan sifat sangat sederhana dan diharapkan mampu menggali banyak informasi dari siswa. Kisi-kisi skala kiraan sifat selengkapnya terdapat pada lampiran. Berikut ini adalah kriteria skala kiraan sifat yang disebarkan pada siswa: Tabel 4. Kriteria Skala Kiraan Sifat
Aspek Responsi siswa
Indikator a. Siswa menunjukkan sikap
terhadap layanan
positif terhadap kegiatan
bimbingan
layanan bimbingan klasikal
klasikal
b. Siswa menunjukkan sikap negatif terhadap kegiatan layanan bimbingan klasikal
Jumlah 9 butir
9 butir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57 e.
Studi Dokumen Dokumentasi dalam penelitian ini adalah catatan lapangan dan
foto-foto selama proses layanan bimbingan klasikal. 2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas berarti proses untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 173). a. Validitas Konstrak Sugiyono (2011) menjelaskan untuk menguji validitas konstrak dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji oleh ahli yaitu Dr. Gendon Barus, M.Si. Hasil yang diperoleh melalui uji ahli tersebut yaitu perlu dilakukan perbaikan pada butir-butir kuesioner agar setiap butir kuesioner menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir kuesioner secara logis sesuai dengan kisi-kisi kuesioner. b. Uji Validitas Empirik Setelah melakukan uji validitas konstrak maka tahap selajutnya adalah melakukan uji coba kuesioner (uji empirik). Menurut Purwanto (2007) teknik uji yang digunakan menggunakan rumus korelasi productmoment sebagai berikut:
rXY =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58 Keterangan :
rXY = korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir n = jumlah subyek X = skor butir atau aspek Y = skor skala XY = hasil perkalian antara skor X dan skor Y Menurut Sugiyono (2011: 178) bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik. Namun apabila kurang daripada 0,3 biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan (Azwar, 2011: 103). Jadi dapat dikatakan bahwa jika item kurang dari 0,3 maka tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Pelaksanaan uji coba terhadap kuesioner dilakukan pada tanggal 29 April 2013. Hasil uji coba kemudian dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product-moment dengan jumlah subjek (n) sebanyak 32 siswa. Perhitungan validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0. Berdasarkan penghitungan melalui SPSS 15 didapatkan 4 item yang tidak valid. Item yang tidak valid kemudian dibuang untuk mendapatkan itemitem yang valid sehingga tersisa 23 item yang siap digunakan. Hasil uji validitas pada SPSS selengkapnya terdapat pada lampiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59 c. Uji Reliabilitas Reliabilitas
sebenarnya
mengacu
kepada
konsistensi
atau
keterpercayaan hasil ukur (Azwar, 2011; 83). Reliabilitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Bila dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama. Untuk mengukur reliabilitas kuesioner digunakan dua rumus. Rumus yang pertama adalah rumus dari Pearson yaitu rumus korelasi product-moment. Hasil dari perhitungan rumus Pearson kemudian dimasukan ke dalam rumus Spearman Brown. Rumus koefisien skor-skor belahan ganjil-genap dengan teknik korelasi product-moment disajikan sebagai berikut: Rumus Korelasi Product-Moment (Pearson)
rXY =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Keterangan: rxy
= koefisien reliabilitas belahan ganjil-genap
X
= belahan ganjil
Y
= belahan genap
N
= jumlah siswa Koefisien korelasi antar item-item ganjil dan item-item genap yang
diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas baru mencerminkan taraf reliabilitas separuh atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60 satu tes digunakan formula koreksi dari Spearman Brown. Rumusnya adalah sebagai berikut: 2rb
r1 = 1+rb Keterangan: r1
= Reliabilitas internal seluruh instrumen
rb
= korelasi belahan ganjil-genap Kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman
dengan daftar indeks korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995: 209) seperti yang disajikan dalam tabel 5. Hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya terdapat pada lampiran. Tabel 5. Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi ±0,91 - ±1,00 ±0,71 - ± 0,90 ±0,41 - ± 0,70 ±0,20 - ± 0,40 0,00 - ± 0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Hasil penghitungan uji reliabilitas 2rb
r1 = 1+rb 2. 0,900
r1 = 1+ 0,900 1,800
r1 = 1,900 r1 = 0,947 Setelah dikoreksi dengan rumus Spearman Brown diperoleh koefisien reliabilitas r1 = 0,947. Atas dasar taraf signifikasi 5% untuk N = 31 dituntut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61 rxy = 0,355 (Sugiyono, 2011). Jadi taraf reliabilitas yang diperoleh ternyata signifikan pada taraf 5% (r1 = 0,947 > 0,355); ini termasuk tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel.
I.
Teknik Analisis Data Moleong (2005) dalam Hidayat dan Aib Badrujaman (2012: 170)
menyatakan bahwa analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga data ditemukan dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Analisis data kuantitatif digunakan untuk data yang berasal dari skala motivasi dan skala kiraan sedangkan analisis data kualitatif digunakan pada data yang diperoleh dari pengamatan, wawancara dan studi dokumen. 1. Analisis Data Skala Motivasi dan Skala Kiraan a. Skala Motivasi Skala motivasi pada penelitian ini di analisis dengan menggunakan pengkatagorisasian lima jenjang ordinal. Azwar (2010:6) menjelaskan bahwa mengkategorikan subjek dan butir item berdasarkan kriteria kategori. Oleh karena itu perlu dihitung untuk mendapatkan rentang kategori subjek dan rentang kategori butir item. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
1) Kategori skor subjek Kategori ini untuk menentukan nilai skor tiap subjek berada dalam daerah kategori tertentu. Kategori skor subjek didapatkan berdasarkan perhitungan berikut ini: Xmaksimum
: 23 x 4 = 92
Xminimum
: 23 x 1 = 23
Range
: 92 – 23 = 69
σ (simpangan baku)
:
69 6
= 11,5
μ (mean teoritik) : (92+23)/2 = 57,5
Sehingga akan didapatkan kategorisasi pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Kategorisasi Skor Subjek
Formula Kategori X ≤ µ - 1,5 σ µ - 1,5σ < X ≤ µ 0,5σ µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ µ + 1,5σ < X
Rentang Nilai Skoring Subjek Angket Motivasi X ≤ 40,25
Kategori
40,25 < X ≤ 51,75
Motivasi Sangat Rendah Motivasi Rendah
51,75 < X ≤ 63,25
Motivasi Sedang
63,25 < X ≤ 74,75
Motivasi Tinggi
74,75 < X
Motivasi Sangat Tinggi
2) Kategori Skor Item Kategori skor item ini bertujuan agar mudah untuk menentukan tinggi atau rendahnya suatu item. Sehingga jika item itu rendah maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63 item itu yang digunakan sebagai pedoman perbaikan pada siklus selanjutnya. Kategori skor item didapatkan melalui perhitungan berikut ini: Xmaksimum
: 32 x 4 = 128
Xminimum
: 32 x 1 = 32
Range
: 128 – 32 = 96
σ (simpangan baku)
:
= 16
μ ( mean teotitik) : (128+32)/2 = 80 Sehingga akan didapatkan tabel seperti dibawah ini: Tabel 7. Kategorisasi Skor Item
Formula Kategori X ≤ µ - 1,5 σ µ - 1,5σ < X ≤ µ 0,5σ µ - 0,5σ < X < µ + 0,5σ µ + 0,5σ < X ≤ µ + 1,5σ µ + 1,5σ < X
Rentang Skoring Item Angket Motivasi X ≤ 56
Item Sangat Rendah
56 < X ≤ 72
Item Rendah
72 < X ≤ 88
Item Sedang
88 < X ≤ 104
Item Tinggi
104 < X
Item Sangat Tinggi
Kategori
b. Skala Kiraan Sifat Data skala kiraan sifat setelah pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan klasikal dihitung jumlah turusnya kemudian dipersentasekan. Rumus untuk menghitung skala kiraan sebagai berikut: Jumlah siswa (%) = (Jumlah turus/Jumlah seluruh siswa)x100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64 2. Analisis Data Wawancara, Pengamatan dan Studi Dokumen Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan, wawancara siswa dan guru serta studi dokumen. Data kualitatif yang diperoleh kemudian diolah sehingga menjadi paparan data yang sistematis. Data yang diperoleh melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumen ini dianalisis dengan teknik triagulasi data. Analisis data kualitatif bersifat induktif (Sugiyono, 2011). Proses analisis data dilakukan sejak sebelum penelitian, proses penelitian dan setelah selesai penelitian. Dalam analisis data kualitatif diperlukan validitas dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas dalam analisis data kualitatif disebut uji keabsahan dan uji dependability. Reliabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit tersebut dilakukan oleh auditor untuk mengetahui proses yang terjadi dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari manipulasi data dalam penelitian.
J.
Kriteria Keberhasilan Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini memiliki kriteria
keberhasilan pada tiap pelaksanaan perbaikan. Kriteria keberhasilan sebagai tolak ukur keberhasilan yang harus dicapai. Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65 a. Kuantitatif Tabel 8. Kriteria Keberhasilan
Kriteria Keberhasilan Peubah
Indikator
Motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan menggunakan dinamika kelompok (permainan)
Pra Penelitian
a. Rata-rata kuesioner skor 67 % subjek motivasi siswa b. Rata-rata persentase 139(+) skala kiraan 101 (-) sifat siswa
Siklus 1
Siklus 2
70 %
75 %
150 (+) 50 (-)
200 (+) 20 (-)
b. Kualitatif 1. Bertanya kepada guru atau merespon pertanyaan/instruksi guru Siswa mengajukan pertanyaan, baik kepada guru maupun kepada siswa lainnya. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan materi yang dipelajari pada saat proses belajar mengajar. Siswa menjawab pertanyaan guru jika guru mengajukan pertanyaan. Ketika guru menyampaikan suatu instruksi, siswa memberikan respon instruksi tersebut. 2. Mengajukan pendapat kepada guru atau kepada siswa lain Siswa berani mengajukan pendapatnya baik kepada guru atau kepada siswa lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66 3. Berpartisipasi dalam kelompok Siswa tidak hanya berdiam diri ketika belajar secara berkelompok namun siswa terlibat aktif dalam kegiatan kelompok. 4. Siswa memperhatikan penjelasan guru BK Siswa tidak mengobrol dengan teman lain atau mengganggu teman lain saat kegiatan bimbingan klasikal berlangsung 5. Siswa melakukan refleksi dengan baik Siswa melakukan refleksi dengan benar dan baik serta sesuai dengan yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti kegiatan bimbingan klasikal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi paparan secara berurutan mengenai hasil penelitian, pembahasan, dan ketebatasan penelitian. Hasil penelitian terdiri dari hasil pra penelitian, siklus I dan siklus II. A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tindakan bimbingan dan konseling diuraikan dalam tiga bagian yaitu bagian pra penelitian, siklus I, dan siklus II. Data hasil penelitian ini kemudian dijadikan bahan untuk dijabarkan dalam pembahasan. 1. Pra Penelitian Tindakan Bimbingan Kegiatan pra penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini bertujuan untuk mengetahui hal apa saja yang perlu disiapkan untuk melakukan penelitian. Pra penelitian ini berisi perencanaan, pelaksanaan tindakan pra penelitian dan refleksi pra penelitian. a. Perencanaan Tahap perencanaan dalam pra penelitian ini berfungsi untuk mempermudah peneliti untuk melakukan tindakan bimbingan pada siklus I. tahap ini berisi rancangan kegiatan yang akan dilakukan peneliti saat pelaksanaan pra penelitian. Perencanaan pra penelitian tindakan bimbingan berisi kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat pengambilan data awal penelitian. Data awal yang diperoleh melalui pra penelitian ini dijadikan sebagai tolak ukur ketercapaian kriteria peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Perencanaan pra penelitian tindakan bimbingan disusun berdasarkan hasil wawancara
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
terstruktur dengan guru bimbingan dan konseling dan pengamatan kelas yang bersangkutan. Menurut guru bimbingan dan konseling ada satu kelas yang memiliki motivasi rendah dalam mengikuti bimbingan klasikal yaitu kelas XF. Kelas XF tergolong kelas yang sering gaduh dan beberapa siswa yang berada di kelas tersebut sering terlambat saat bimbingan klasikal berlangsung dan membolos mengikuti layanan bimbingan klasikal. Hasil pengamatan kelas XF yang dilakukan oleh peneliti dan teman pengamat pada 30 April 2013 menunjukkan penilaian yang sama seperti yang diungkapkan oleh guru bimbingan dan konseling. Bertolak dari data wawancara dan pengamatan tersebut peneliti membuat rencana pra penelitian. Dalam rencana pra penelitian tindakan bimbingan peneliti akan memberikan bimbingan klasikal pada kelas XF SMA Negeri 1 Depok. Susunan kegiatan pra penelitian berada dalam tabel dibawah ini: Tabel 9. Rancangan Kegiatan Pra penelitian Tindakan Bimbingan
Hari/Tanggal Senin 6 Mei 2013
Topik Bimbingan Gaya Belajar
Waktu 45’
Metode Ceramah & tanya jawab
Kegiatan -Siswa mendengarkan materi dari peneliti - Siswa terlibat dalam bimbingan klasikal
b. Pelaksanaan Pra Penelitian Pelaksanaan pra penelitian sesuai dengan perencanaan yang disusun berdasarkan hasil wawancara guru bimbingan dan konseling serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
hasil observasi kelas XF. Hasil pelaksanaan pra penelitian dibagi menjadi tiga bagian yaitu: kuesioner motivasi, rekaman fakta, hasil pengamatan. 1) Hasil Rekaman Fakta a) Pembukaan Peneliti membuka kegiatan bimbingan klasikal dengan memberikan salam pembuka dilanjutkan dengan perkenalan. Peneliti berbasa-basi untuk mencairkan suasana kelas yang masih terlihat lelah setelah mengikuti upacara bendera. Peneliti lalu menjelaskan materi bimbingan klasikal secara singkat. b) Inti Kegiatan inti dalam bimbingan klasikal pra penelitian ini berisi penjelasan materi gaya belajar dengan menggunakan metode ceramah. Kegiatan yang dilakukan peneliti hanya menjelaskan dan tanya jawab singkat. Siswa siswi kelas XF hanya mendengarkan dan sesekali ada yang bertanya maksud dari materi yang disampaikan. Setelah menjelaskan dan tanya jawab singkat, peneliti melakukan evaluasi dan refleksi dengan cara membagikan selembar kertas kepada siswa. Lembar evaluasi dan refleksi tersebut diisi sesuai dengan materi yang telah disampaikan oleh peneliti. Setelah lembar evaluasi dan refleksi selesai diisi oleh siswa, peneliti meminta beberapa siswa untuk membacakan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
evaluasi dan refleksinya sesuai dengan materi gaya belajar yag telah disampaikan. c) Penutup Akhir dari bimbingan klasikal, peneliti dibantu oleh teman pengamat membagikan skala motivasi dan skala kiraan sifat. Peneliti mengatakan “Silahkan angket tersebut diisi sesuai dengan keadaan kalian saat mengikuti bimbingan hari ini”. Seluruh siswa mengikuti perintah yang diberikan oleh peneliti. Di akhir pertemuan peneliti mengucapkan salam dan memberikan penguatan kepada siswa. 2) Hasil Skala Motivasi dan Skala Kiraan Sifat a) Skala Motivasi Skala motivasi disusun berdasarkan kisi-kisi motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Dari hasil skala motivasi pada pra penelitian diperoleh data skor item dan data skor subjek. Data skor item bertujuan untuk menunjukkan item yang memiliki nilai kurang sehingga menjadi titik fokus perbaikan. Berdasarkan kategori diperoleh data 17,39 % item menunjukkan kategori sedang yang berarti item-item tersebut menjadi fokus perbaikan. 78, 26 % item berada pada kategori tinggi yang berarti item tersebut sudah menunjukkan motivasi siswa dan 4,34 % item berada dalam kategori sangat tinggi yang berarti item tersebut tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
perlu diperbaiki. Tabel data skor dan kategori data skor item selengkapnya terdapat pada lampiran. Data skor subyek merupakan data yang bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa pada bimbingan klasikal pra penelitian dengan materi bimbingan gaya belajar dan metode yang digunakan adalah ceramah serta tanya jawab. Pada data skor subyek di peroleh 3,12% siswa memiliki motivasi sangat rendah, 15,62% siswa memiliki motivasi sedang. 62,59% siswa memiliki motivasi tinggi dan 18,75% siswa memiliki motivasi sangat tinggi. Tabel skor subyek dan tabel kategori skor subyek selengkapnya terdapat pada lampiran. b) Skala Kiraan Sifat Skala kiraan sifat digunakan untuk mengetahui sikap siswa siswi dalam mengikuti bimbingan klasikal. Skala sifat terdiri dari sifat-sifat positif dan sifat-sifat negatif. Skala ini diisi oleh siswa kelas XF setelah kegiatan bimbingan klasikal. Pada pra penelitian diperoleh data skala kiraan sifat sebagai berikut: Tabel 10. Data Hasil Skala Kiraan Sikap Pra Penelitian
No. 1. 2.
Sifat Positif Negatif
Hasil Pra Penelitian 139 (48 %) 101 (35%)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Tabel hasil skala kiraan sifat di atas menyatakan jumlah sifat positif yang ditunjukkan oleh siswa memiliki jumlah yang jauh lebih baik dibandingkan dengan jumlah sifat negatif yang ditunjukkan oleh siswa. Dari data tersebut secara implisit dapat diartikan bahwa siswa memiliki motivasi untuk mengikuti bimbingan klasikal pada pra penelitian. 3) Hasil Pengamatan dan Hasil Wawancara a) Hasil Pengamatan Hasil pengamatan dalam pra penelitian menunjukkan bahwa ada 20 dari 32 siswa di kelas XF terlibat aktif dalam kegiatan bimbingan
klasikal
yang
ditandai
dengan
mau
bertanya,
memperhatikan penjelasan peneliti, mengerjakan tugas yang diberikan peneliti dan tidak ramai sendiri dengan teman. Ada 6 dari 32 siswa yang membuat gaduh kelas dengan bercanda atau bergurau dengan teman. Selain itu ada sekitar 3 siswa yang mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Siswa terlambat mengikuti bimbingan klasikal sebanyak 5 siswa dan sedikitnya ada 10 siswa yang bermain HP di kelas saat bimbingan berlangsung. Pada pra penelitian siswa yang datang terlambat mendapatkan hukuman yang sudah ditetapkan sejak awal semester yaitu jongkok selama lima menit. Hasil data pengamatan di atas menurut catatan pangamatan pada dua kegiatan atau lebih dilakukan oleh satu siswa. Misalnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
saja ada satu siswa yang membuat gaduh dan bermain HP secara bersamaan ikut mengobrol dengat teman satu meja. b) Hasil Wawancara Wawancara dilakukan dengan menggunakan wawancara terstruktur. Wawancara pada pra penelitian ini dilakukan kepada satu orang guru bimbingan dan konseling yang mengampu kelas XF dan dua orang siswa kelas XF. Hasil wawancara dalam pra penelitian digunakan untuk memperkuat data pengamatan, skala motivasi, skala kiraan dan dokumen yang sudah didapatkan saat pra penelitian berlangsung. Hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling diperoleh data secara garis besar bahwa penggunaan metode ceramah yang digunakan dalam pra penelitian tidak secara signifikan meningkatkan motivasi sehingga perlu memberikan tindakan bimbingan dengan menggunakan dinamika kelompok yang diusulkan oleh peneliti. Menurut guru bimbingan dan konseling sebagai mitra kolaboratif siswa kelas XF tergolong anakanak yang “spesial” sehingga diperlukan penanganan bimbingan yang berbeda. Hasil wawancara dengan siswa menyatakan bahwa adanya jadwal bimbingan klasikal pada pukul 06.30 membuat mereka lebih refresh. Jadwal bimbingan klasikal yang seminggu sekali membuat repot karena sulit menyesuaikan diri. Menurut siswa materi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
disampaikan peneliti cukup ringan tetapi membosankan. Metode yang diberikan peneliti sama dengan yang diberikan oleh guru sehingga siswa kurang bersemangat dan siswa-siswi menginginkan ada kegiatan lain yang berbeda. 4) Hasil Refleksi dan Evaluasi Pra penelitian tindakan bimbingan dan konseling dalam upaya rangkaian meningkatkan motivasi siswa melalui dinamika kelompok (permainan) telah dilakukan dengan baik. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti
menunjukkan
bahwa
tindakan
bimbingan
dengan
menggunakan metode ceramah dirasakan kurang efektif dalam meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal. Peneliti merasakan bahwa siswa cenderung tidak mau terlibat dalam kegiatan bimbingan secara penuh. Peneliti juga merasa bingung mengenai katakata yang akan diucapkan lagi karena hampir 45 menit peneliti berbicara di depan kelas. Peneliti sesekali mengajak siswa berdiskusi namun setelah itu kembali bingung. Peneliti mendapatkan informasi lebih detail mengenai siswa siswi XF yang akan dijadikan sebagai subyek penelitian. Dari hasil pra penelitian dinyatakan motivasi yang dimiliki siswa siswi kelas XF sudah ada tetapi masih belum memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Sehingga kelas XF akan mendapatkan tindakan bimbingan lebih intensif. Hasil evaluasi pra penelitian yang dilakukan oleh mitra kolaboratif dan observer menyatakan bahwa tindakan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
diberikan saat pra penelitian kurang menggugah motivasi siswa. Menurut pengamat, peneliti sudah memberikan bimbingan dengan baik namun masih perlu perbaikan dalam mengelola kelas. Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan peneliti. Peneliti perlu memberikan perhatian lebih terhadap siswa siswi yang dirasa “spesial”. Data dalam pra penelitian ini diperkuat oleh data dokumentasi/foto. Dokumentasi/foto selengkapnya terdapat pada lampiran 9. 2. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus I Siklus I dalam penelitian tidakan bimbingan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal. Pada siklus I atau perbaikan I ini hal-hal yang diperhatikan oleh peneliti adalah fokus data yang perlu diperbaiki pada pra penelitian. Fokus yang perlu diperbaiki dalam siklus I ini adalah motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal dengan tidak terlambat mengikuti bimbingan klasial, aktif, memperhatikan, bersemangat, tidak mengobrol dan bermain handphone serta tidak gaduh di kelas. a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disiapkan oleh peneliti adalah dengan membuat susunan kegiatan, satuan layanan bimbingan klasikal, menentukan bentuk metode dinamika kelompok (permainan), lembar evaluasi dan refleksi, skala motivasi, skala kiraan, dokumentasi serta panduan observasi dan wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Peneliti pada siklus I memberikan materi komunikasi yang efektif di kelas XF. Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2013 pada pukul 06.30 – 07.15 WIB. Metode yang digunakan dalam tindakan perbaikan ini adalah dinamika kelompok (permainan). Bimbingan dilaksanakan di luar kelas. Data satuan layanan bimbingan klasikal selengkapnya terdapat pada lampiran. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan bimbingan siklus I berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan hasil data pra penelitian. Pelaksanaan tindakan perbaikan I ini peneliti dibantu oleh dua observer atau pengamat yaitu guru bimbingan dan konseling serta teman mahasiswa. Berikut data hasil pelaksanaan tindakan bimbingan dan pengamatan. 1) Rekaman Fakta a) Pembukaan Peneliti memasuki ruang kelas XF dan disambut oleh siswa
siswi
dengan
suasana
gaduh.
Peneliti
kemudian
menempatkan diri di depan kelas dan pengamat berada di belakang kelas. Siswa siswi terlihat cukup antusias dengan bimbingan klasikal walaupun ada beberapa siswa siswi yang belum hadir. Siswa siswi juga terlihat mempersiapkan peralatan tulisnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Peneliti
mengawali
bimbingan
klasikal
77
dengan
mengucapkan salam dan menjelaskan tujuan dari bimbingan klasikal. Peneliti juga menyampaikan bahwa bimbingan klasikal pada hari ini berbeda dengan biasanya. Suasana kelas tampak ribut kembali karena siswa siswi terlihat penasaran dengan kegiatan apa yang akan dilakukan di luar kelas. Peneliti memberikan ice breaking agar siswa - siswi lebih santai dan lebih nyaman menerima materi bimbingan. Ice breaking yang digunakan adalah “Tes 3 menit” yang merupakan sebuah tes mudah tetapi sulit jika tidak memiliki ketelitian. Setelah ice breaking selesai dan keadaan kelas menjadi lebih tenang. Peneliti menjelaskan materi secara singkat komunikasi yang efektif. Peneliti kemudian bertanya kepada siswa siswi guna memanggil kembali pengetahuan mereka mengenai komunikasi, “Teman-teman, apa itu komunikasi menurut pendapatmu?”. Beberapa siswa saling melirik teman dan kelihatan ragu-ragu untuk menjawab. Suasana kelas cukup hening untuk beberapa saat karena siswa siswi masih kikuk dengan peneliti. Peneliti kemudian mengatakan,”Baiklah kalau teman-teman belum dapat menjawa, saya memiliki pertanyaan lain mengenai komunikasi. Begini, apakah teman-teman setiap hari berbicara, setiap hari telepon, atau chatting?”. Serempak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
siswa siswi menjawab, “Iya pak!!!”. “Nah, demikian adalah bentuk komunikasi.”kata peneliti. Peneliti kemudian menjelaskan berbagai macam jenis komunikasi yang digunakan oleh manusia. Suasana kelas tampak semakin ramai karena ada siswa yang bercanda dan membuat siswa lain tertawa. Peneliti mengamati pula ada siswi yang sedang mengerjakan tugas mata pelajaran lain. Peneliti juga mengamati ada beberapa siswi yang sedang makan serta minum di dalam kelas karena belum sarapan. Peneliti kemudian mengajak siswa siswi untuk keluar dari kelas dan berada di halaman sekolah. Pengamat mengikuti peneliti ke luar kelas dan menempatkan diri diantara siswa siswi. Suasana kelas sangat gaduh, ribut dan ramai sekali karena mereka merasa asing untuk belajar di luar kelas. Beberapa siswa ada yang menghampiri teman lain kelas untuk mengobrol dan tidak memperhatikan temannya yang sudah berkumpul. b) Inti Peneliti menjelaskan tujuan permainan dan aturan main dari permainan tersebut. Beberapa siswa siswi tampak tidak asing dengan permainan
yang akan dilakukan. Mereka
mengatakan bahwa pernah memainkannya tetapi berbeda nama permainannya. Peneliti kemudian membagi siswa menjadi dua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
kelompok kecil. Kelompok tersebut terdiri dari sekitar 10 orang siswa siswi. Saat pembagian kelompok beberapa siswa siswi tampak tidak cocok dengan teman kelompoknya. Ketidakcocokan tersebut membuat beberapa siswi tampak mengejek dan tidak mau mendekat dengan teman siswa. Ada pula siswa yang merasa senang
sekali
karena
mendapat
teman
kelompok
yang
diinginkan. Peneliti kemudian menenangkan suasana agar peneliti lebih bisa menjelaskan instruksi selanjutnya. Peneliti dibantu pengamat untuk menjalankan permainan. Permainan tersebut bernama “Tali Kehidupan”. Peratuan dalam permainan adalah
masing-masing
siswa
tidak
diperkenankan
untuk
memegang simpul dan hanya diperbolehkan memegang ujung tali saja. Siswa siswi juga diperkenankan untuk bergeser sesuai dengan posisi tali. Peneliti meyusun 2 kali permainan, pertama mengurai tali tanpa ada siswa siswi bersuara sedikitpun dan yang kedua boleh menggunakan suara atau berkomunikasi. Permainan “Tali Kehidupan tanpa menggunakan komunikasi pun dimulai dengan aba-aba dari peneliti. Permainan ini diberikan waktu selama 5 menit. Siswa siswi tampak serius memecahkan masalah sederhana yang ada di hadapannya. Permainan tampak semakin tegang karena beberapa siswa siswi menggunakan bahasa isyarat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Peneliti berkeliling bersama pengamat untuk mengawasi siswa siswi sehingga tidak ada yang bermain curang. Kelompok A tampak pelan-pelan bisa mengurai simpul tersebut. Kelompok B agak bersusah payah karena tampak mereka kurang memiliki komunikasi yang baik. Kelompok B tidak menggunakan isyarat seperti kelompok A namun langsung bergantian mencoba melepas simpulnya. Permainan semakin menegangkan karena peneliti mengatakan,”Oke teman-teman waktu kalian tinggal 1 menit lagi!”. Siswa siswi pun semakin bersemangat untuk menyelesaikan simpul tali. Peneliti juga mengingatkan kepada pengamat agar tidak lupa mencatat segala macam aktivitas siswa dengan cermat. Peneliti juga mengamati segala aktivitas siswa guna menambah bahan untuk refleksi. Setelah 5 menit sesuai waktu yang diberikan permainan ini berakhir. Permainan dimenangkan oleh kelompok B. Peneliti kemudian meminta siswa siswi untuk kembali berkumpul dalam kelompok. Setelah
permainan
“Tali
Kehidupan”
tanpa
berkomunikasi selesai peneliti mengajak siswa siswi unutk bermain “Tali Kehidupan” dengan memperbolehkan adanya komunikasi dalam kelompok. Peneliti meminta siswa siswi untuk sejenak berunding bagaimana caranya agar simpul terlepas secara cepat. Peneliti memberi aba-aba agar permainan segera dimulai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Permainan “Tali Kehidupan” yang kedua pun dimulai namun kali ini suasana menjadi ramai sekali. Siswa siswi saling tunjuk, saling berbicara, dan saling berteriak-teriak. Mereka terlihat berusaha sebaik mungkin dalam melepaskan simpul di tengah tali. Perbedaan terlihat pada komunikasi kelompok A dan kelompok B dalam melepaskan simpul.. Anggota kelompok A masing-masing berbicara sehingga terlihat kelompok A paling ramai. Kelompok B hanya 1 orang siswa yang berbicara dan anggota kelompok lain hanya diam dan mengikuti perintah dari siswa yang berbicara. Peneliti berkeliling untuk memastikan permainan yang dilaksanakan sesuai dengan aturan main. Saat waktu permainan sudah kurang 2 menit suasana masing-masing kelompok semakin tegang. Ada beberapa siswa di kelompok B yang telah berhasil melepaskan ikatan. Sementara kelompok A juga beberapa siswa telah melepaskan diri dari simpul. Siswa siswi yang berhasil melepaskan diri kemudian memberi semangat kepada anggota kelompok yang lain.
Mereka
berteriak-teriak
agar
kelompoknya
segera
menyelesaikan simpul yang belum terurai. Peneliti kemudian mengajak siswa siswi untuk berhenti sejenak beristirahat dan meninggalkan simpul yang masih terikat. Peneliti meminta siswa siswi untuk membentuk lingkaran yang rapat. Peneliti kemudian berdiri di tengah untuk mengajak siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
siswi mengevaluasi dan merefleksi permainan yang telah dimainkan. Peneliti bertanya kepada semua peserta didik, “Temanteman, apa makna yang teman-teman dapatkan setelah bermain tali yang pertama tadi?”. Beberapa siswa menjawab kompak, “Capek pak karena talinya gak mau lepas.”. Siswa lain menjawab, “Talinya benar-benar ribet pak jadi kami kesulitan.”. Ada pula siswi yang menjawab, “Kami kayak orang bisu pak mau bicara sulit, itu membuat kerjasama kelompok agak sulit.”. Peneliti kemudian menanggapi, “Begitukah?ada lagi yang mengalami kesulitan pada permainan pertama tadi?”.Sejenak siswa siswi diam dan saling melirik. Lalu salah satu siswi menjawab, “Kami ingin mengatakan sesuatu, kami ingin mengarahkan tetapi melanggar aturan jadi agak sulit karena memang membutuhkan bicara.”Siswa lain menambahkan, “Betul pak. Emosi juga pak ngliat teman lain tidak bergerak. Malah hanya diam melihat saja.”.“Jadi kesimpulannya permainan pertama tadi?”tanya peneliti. “Kita membutuhkan bicara pak tidak cukup hanya diam dan menggunakan isyarat saja. Kita perlu komunikasi yang baik apalgi dalam kelompok seperti permainan kedua tadi.”kata salah seorang siswi. Seorang siswa kemudian menambahkan lagi, “Bener banget tuh. Kita bisa bebas bicara
jadinya
lebih
gampang
menyelesaikan
simpul”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
“Kerjasama kita juga jauh lebih kompak saat semua bisa berbicara mengutarakan pendapatnya.”seorang siswa berbicara lagi. Peneliti kemudian mengaitkan refleksi permainan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Peneliti kemudian menanyakan, “Nah baiklah kalau demikian. Menarik sekali diskusi temanteman tetapi bagaimana kaitan antara makna permainan tadi dengan kehidupan sosial teman-teman?”.“Begini pak, jelas dalam kehidupan kami membutuhkan komunikasi yang baik. Saya makhluk sosial jadi komunikasi adalah satu-satunya cara agar manusia tetap menjadi makhluk yang utuh”. kata salah satu siswi. “Benar pak. Begitu sulitnya kelompok bekerjasama jika tanpa
komunikasi
yang
baik
dan
jelas.”seorang
siswa
menambahkan. “Lalu apa makna komunikasi jika demikian menurut teman-teman?”tanya peneliti. “Komunikasi itu sesuatu yang sangat penting, cara menyampaikan pendapat ke teman lain.”jelas seorang siswi. “Komunikasi yang baik dilakukan dua arah sehingga ada timbal balik. Jika sudah terjalin komunikasi yang
baik,
itu
sebuah
modal
utama
dalam
kerjasama
kelompok.”tambah seorang siswa lain. “Bagus sekali. Benarbenar bagus sekali.”kata peneliti. Peneliti kemudian mengakhiri kegiatan di luar kelas dengan sebuah kesimpulan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
didapatkan dari refleksi bersama. Siswa-siswi kemudian masuk ruang kelas kembali dan duduk di kursi masing-masing. c) Penutup Peneliti kembali menempatkan diri di depan kelas untuk menjelaskan dengan menggunakan Microsoft Power Point. Tayangan pada slide berisi tentang makna komunikasi, pentingnya menggunakan komunikasi dalam kelompok dan penggunaan komunikasi yang efektif. Peneliti menjelaskan secara ringkas, padat dan jelas mengenai beberapa hal terkait dengan komunikasi yang efektif terutama dalam sebuah kelompok. Peneliti dibantu oleh teman pengamat membagikan secarik kertas kepada seluruh siswa siswi. Peneliti meminta siswa siswi menuliskan pentingnya komunikasi yang efektif terutama dalam kelompok. Peneliti juga meminta siswa siswi menuliskan langkah yang akan dilakukan oleh siswa siswi agar kemampuan komunikasinya semakin efektif. Peneliti kemudian berkeliling melihat motivasi siswa siswi. Beberapa saat kemudian peneliti meminta 1 siswa dan 1 siswi orang untuk membacakan motivasinya. Siswa yang ditunjuk mengatakan, “Komunikasi merupakan alat utama untuk menyampaikan berbagai macam perasaan dan pikiran manusia. Saya ingin terlibat lebih jauh di beberapa kegiatan di masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
guna mengasah kemampuan berkomunikasi saya pak.” Peneliti bertanya, “Kira-kira apa kegiatannya di masyarakat itu?”. Siswa kemudian menjawab, “Karang taruna pak.”. “Bagus sekali.”, tanggapan dari peneliti. “Saya merasa komunikasi adalah bagaimana kita mengatakan tentang diri kita, memperlihatkan bahwa kita ada agar orang lain mengakui kita. Lalu saya akan mencoba memperbanyak teman karena selama ini saya agak kesulitan dalam membuka obrolan dengan teman terutama teman baru begitu pak.”kata seorang siswi. Peneliti
kemudian
menjelaskan
bahwa
manusia
membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Peneliti juga memotivasi siswa siswi agar terus mengembangkan diri dalam berbagai aspek melalui berbagai cara. Sehingga keterampilan berkomunikasinya juga akan berkembang. Peneliti kemudian melihat bahwa sisa waktu bimbingan hanya sekitar 9 menit. Peneliti kemudian membagikan angket kepada siswa dibantu oleh teman pengamat. Peneliti meminta siswa siswi mengisi angket sesuai dengan keadaan perasaan yang dialami pada saat bimbingan hari ini saja. Peneliti juga menyampaikan bahwa angket tidak mempengaruhi nilai siswa siswi dan hanya peneliti yang mengetahui motivasi dari siswa siswi. Suasana kelas tampak sunyi karena siswa siswi terlihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
sungguh-sungguh dalam mengisi angket yang diberikan. Setelah bel berbunyi, peneliti kemudian mengakhiri kegiatan bimbingan dan berpamitan kepada siswa siswi. 2) Skala Motivasi dan Skala Kiraan Sifat a) Skala Motivasi Skala motivasi pada siklus I ini memiliki dua data pokok yaitu data skor item dan data skor subyek. Data skor item pada siklus ini dijadikan perbandingan skor dengan pra penelitian. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui adanya peningkatan atau penurunan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal. Data skor item siklus I menunjukkan bahwa 65,22% item berada dalam kategori tinggi dan 34,78% item berada dalam kategori sangat tinggi. Angka tersebut menunjukkan peningkatan skor item yang baik. Peningkatan skor item menurut kategori mengalami peningkatan yang baik namun secara detail ada beberapa item yang tidak mengalami perubahan skor. Bahkan ada item yang mengalami penurunan. Hal tersebut dapat dilihat melalui grafik perbandingan skor item dapat digambarkan dibawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
140 120 Skor Item
100 80 60
Pre-Tes
40
Siklus 1
20 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 Item
Grafik 1. Hasil Perbandingan Skor Item Pra Penelitian dan Siklus I Grafik di atas menunjukkan adanya kenaikan skor pada item dalam skala motivasi kecuali pada item nomor empat dan item nomor dua puluh dua. Sedangkan item nomor tiga belas mengalami penurunan. Perbandingan skor ini akan dijadikan sebagai bahan refleksi dan evaluasi peneliti pada penelitian tindakan bimbingan dan konseling siklus II. Tabel perbandingan skor item dan tabel hasil kategorisasi siklus I selengkapnya terdapat pada lampiran. Data skor item didukung oleh data skor subyek. Data skor subyek pada skala motivasi menunjukkan peningkatan. Peningkatan tersebut terlihat dari skor rata-rata motivasi siswa. Peningkatan rata-rata terjadi karena adanya tindakan bimbingan
dan
konseling
dalam
bimbingan
klasikal
menggunakan dinamika kelompok (permainan). Peningkatan rata-rata motivasi siswa XF sebesar 5,09. Angkat tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
terlihat dari rata-rata pra penelitian sebesar 67,37 dan rata-rata tindakan bimbingan dan konseling siklus I sebesar 72,46. Adanya peningkatan motivasi subjek dapat juga dilihat melalui perbandingan skor setiap siswa siswi kelas XF. Perbandingan skor tersebut menunjukkan 71,88% siswa XF mengalami
peningkatan
motivasi
mengikuti
layanan
bimbingan klasikal. 3,12% siswa tidak mengalami perubahan motivasi dan 25% siswa mengalami penurunan motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal. Perbandingan tersebut
Skor Subjek
dapat dilihat dalam grafik berikut ini: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Pre-Tes Siklus 1
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Subjek
Grafik 2. Hasil Perbandingan Data Skor Item Subjek Pra Penelitian dan Siklus I
Hasil data skor subjek dapat pula dilihat melalui kategorisasi. Dari kategorisasi diperoleh data bahwa tidak ada siswa yang berada dalam kategori sangat rendah. pada kelas XF ada 3,12% siswa yang berada dalam kategori rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
6,25% siswa berada dalam kategori sedang. Dalam kategori tinggi ada 50 % siswa dan 40,62% siswa berada dalam kategori sangat tinggi. Tabel perbandingan skor subjek dan tabel kategori selengkapnya terdapat pada lampiran. b) Skala Kiraan Sifat Skala kiraan sifat yang digunakan dalam penelitian ini dijadikan alat pendukung data motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Seperti dalam pra penelitian, skala kiraan ini mengalami peningkatan pada sifat positif siswa kelas XF SMA N 1 Depok, Sleman. Tabel 11. Perkembangan Skala Kiraan Sikap Siklus 1
No. 1. 2.
Sikap Positif Negatif
Hasil Pra Penelitian 139 (48 %) 101 (35 %)
Siklus I 176 (61 %) 51 (17,50 %)
Perbandingan skor skala kiraan sikap pra penelitian dengan siklus I tergambar dalam grafik dibawah ini:
Jumlah
200 150
176
139 101
100
51
50
Positif
0
Negatif pre-tes
siklus 1 Perbaikan
Grafik 3. Perbandingan Skor Skala Kiraan Sikap Pra penelitian dengan Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Grafik di atas dengan jelas menunjukkan peningkatan sifat positif siswa kelas XF. Adanya peningkatan sifat positif siswa ditandai dengan jumlah skor sebanyak 42 poin. Pada sifat negatif juga terjadi penurunan. Hal tersebut ditandai dengan jumlah skor sebanyak 34 poin. 3) Hasil Pengamatan dan Hasil Wawancara a) Hasil Pengamatan Tindakan
bimbingan
dan
konseling
untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan klasikal siklus I menurut catatan pengamatan mendapatkan hasil yang baik. Hasil pengamatan pengamatan menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa lebih aktif dalam kegiatan. Namun saat penjelasan materi ada 6 siswa masih senang berbicara sendiri dengan teman satu meja. Masih ada 2 siswa yang datang terlambat hingga ± 10 menit pertama. Selebihnya semua siswa dapat mengikuti perintah peneliti dan aktif dalam kegiatan bimbingan klasikal. b) Hasil Wawancara Wawancara dalam siklus I dilakukan kepada siswa. Peneliti melakukan wawancara terstruktur kepada 3 siswa. Hasil data wawancara menunjukkan bahwa: 1) Siswa merasakan manfaat dari materi bimbingan klasikal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
2) Permainan dalam bimbingan itu lebih menyenangkan dan tidak membosankan 3) Penjelasan guru materi lebih mudah ditangkap karena langsung ada praktiknya 4) Materi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan 5) Permainan atau berdinamika dalam kelompok lebih membuat siswa tertarik dan termotivasi untuk mengikuti bimbingan klasikal Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan menggunakan dinamika kelompok bentuk permainan. Selain itu bimbingan klasikal dapat dilakukan tidak hanya di dalam kelas. Kreativitas guru bimbingan dan konseling dalam menentukan materi dan metode yang digunakan menjadi tolak ukur dalam ketercapaian kriteria bimbingan klasikal. c. Hasil Refleksi Siklus I dan Evaluasi Berdasarkan hasil refleksi siklus I ini peneliti merasa bahwa motivasi siswa XF dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal meningkat. Peneliti merasakan adanya semangat dalam diri peneliti melihat keaktifan siswa dan antusiasme siswa. Peneliti masih merasakan adanya kekurangan seperti peneliti kurang tegas dalam memberi perintah, banyak bercanda, dan masih gugup menghadapi siswa. Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
juga merasakan bahwa kekurangan dalam bimbingan siklus I ini adalah pembagian kelompok menyita banyak waktu dan membuat gaduh. Peneliti akan membagi kelompok sehari sebelum pelaksanaan siklus II sehingga kegaduhan bisa dikurangi. Peneliti yakin bahwa kriteria keberhasilan dalam meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui metode dinamika kelompok. Hasil evaluasi yang dilakukan bersama pengamat menunjukan adanya perbaikan dalam pemberian bimbingan sehingga secara langsung dapat meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal. Menurut pengamat siswa merasa nyaman dengan metode yang diberikan. d. Keputusan Tahap terakhir dalam siklus I ini adalah memberikan keputusan. Keputusan yang diberikan oleh peneliti berdasarkan hasil data penelitian siklus I. Adanya peningkatan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal melalui dinamika kelompok (permainan) membuat peneliti ingin mengetahui lebih pasti bahwa metode tersebut dapat benar-benar dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi siswa. Sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan perbaikan pada siklus II. Perbaikan ini berfungsi untuk memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang memenuhi kriteria keberhasilan peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
3. Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Siklus II a. Perencanaan Setelah mengakomodasi perbaikan pada siklus I, peneliti merencanakan upaya perbaikan siklus II. Upaya perbaikan yang dilakukan dengan berpijak pada item-item yang rendah dan pengamatan pada siklus I. Peneliti pada siklus II memberikan materi kerjasama di kelas XF. Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2013 pada pukul 06.30 – 07.15 WIB. Metode yang digunakan dalam tindakan perbaikan
ini
adalah
dinamika
kelompok
(permainan)
dengan
penambahan video pada sesi refleksi dan sehari sebelumnya telah dibagi kelompok. Bimbingan dilaksanakan di luar kelas. Data satuan layanan bimbingan klasikal selengkapnya terdapat pada lampiran. b. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan jadwal yang telah disusun peneliti melakukan perbaikan siklus II. Peneliti melaksanakan kegiatan bimbingan klasikal sesuai dengan skenario dalam SPB. Hasil perbaikan pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1) Rekaman Fakta a) Pembukaan Seperti pada siklus sebelumnya, peneliti mengawali kegiatan bimbingan dengan ice breaking “Tangkap Jari”. Setelah melakukan ice breaking, peneliti menyampaikan materi yang akan diberikan dan menjelaskan mengenai tujuan dari materi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Materi pada kegiatan bimbingan klasikal siklus II ini mengenai kerjasama dan problem solving. Peneliti selanjutnya mengajukan beberapa pertanyaan untuk membangun ingatan (recall) siswa mengenai sikap diri siswa selama ini terkait dengan materi yang akan disampaikan. Peneliti menyisipkan beberapa gurauan yang membuat siswa tertawa sehingga suasana kelas tidak terlalu menegangkan dan serius. b) Inti Peneliti mengajak siswa siswi untuk melakukan permainan di luar kelas seperti siklus sebelumnya. Siswa siswi kemudian berkumpul dengan tertib dan tenang pada masing-masing kelompoknya. Ternyata hal tersebut mengurangi intensitas siswa siswi mengobrol dengan teman di lain kelas. Permainan dimulai sesuai dengan yang direncanakan oleh peneliti bersama mitra kolaboratif. Siswa siswi tampak bersemangat dalam melaksanakan permainan. Siswa siswi tampak terhibur dengan ulah temannya yang memang membuat tertawa. Permainan dibatasi pula oleh waktu sehingga kegiatan terlaksana dengan baik. Suasana tampak ramai karena memang membutuhkan komunikasi yang banyak. Peneliti kemudian mengajak siswa siswi merefleksikan diri terkait dengan permainan dan materi bimbingan. Siswa siswi tampak lebih antusias dan lebih aktif berefleksi. Hampir semua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
siswa mengutarakan pendapatnya sehingga tidak didominasi oleh beberapa siswa siswi saja. Siswa siswi kemudian kembali ke kelas dengan tertib dan tenang. Peneliti kemudian memutarkan video sebagai pendukung untuk siswa siswi melakukan refleksi. Melalui video siswa siswi kembali diminta melakukan refleksi di secarik kertas warna yang telah dibagikan. Hampir semua siswa siswi tanpa diminta kemudian membacakan hasil refleksinya. c) Penutup Peneliti kemudian membagikan angket untuk kembali diisi oleh siswa siswi. Suasana kelas tampak lebih tertib, tenang dan santai karena semua siswa siswi berkonsentrasi mengisi angket. Kegiatan bimbingan klasikal pun diakhiri oleh peneliti dan beberapa siswi meminta kegiatan bimbingan terus dilakukan di luar kelas. 2) Hasil Angket dan Skala Kiraan Sifat a) Angket Data angket menunjukkan dua hal utama yang menjadi sorot perhatian dalam penelitian ini yaitu skor item dan skor subjek. Skor item menunjukkan bahwa 10 item atau 43,48 % berada pada kategori tinggi. Kemudian 13 item atau 56,52 % berada pada kategori sangat tinggi. Berdasarkan rekapitulasi data skor item menunjukkan bahwa skor item pada siklus II lebih baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
dibandingkan dengan skor item pada siklus I. Secara detail pun item-item pada siklus II meningkat dibandingkan dengan upaya perbaikan siklus I. Peningkatan skor item tergambar pada grafik di bawah ini: 140 120 Skor Item
100 80
Pre-Tes
60
Siklus 1
40
Siklus 2
20 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 Item
Grafik 4. Perbandingan Skor Item pada Siklus II
Pada upaya perbaikan siklus II, skor subjek sebagai indikator motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal menunjukkan hasil 9 orang atau 28,13 % siswa
memiliki
motivasi tinggi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Kemudian ada 23 siswa atau 71,87% siswa yang memiliki motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal sangat tinggi. Secara detail dapat terlihat bahwa sebanyak 19 siswa mengalami peningkatan motivasi dibandingkan dengan siklus I. Kemudian ada 7 siswa yang memiliki motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal tetap. Lalu 6 siswa mengalami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
penurunan motivasi jika dibandingkan dengan siklus I. Salah satu dugaan penyebab menurunnya motivasi siswa adalah kegiatan siklus II hampir mendekati ujian akhir sekolah sehingga siswa disibukkan dengan kegiatan belajar. Secara lengkap data skor subjek digambarkan dalam grafik sebagai berikut: 100
Skor Subjek
80 60 Pre-Tes
40
Siklus 1
20
Siklus 2
0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Subjek Grafik 5. Perkembangan Skor Subjek pada Siklus II
b) Skala Kiraan Sifat Data hasil skala kiraan sifat siswa sebagai respon siswa setelah menerima layanan bimbingan klasikal menggunakan dinamika kelompok adalah sebagai berikut: Tabel 12. Perkembangan Skala Kiraan Sikap Siklus II
No. 1. 2.
Sikap Positif Negatif
Pra Penelitian 139 (48 %) 101 (35 %)
Hasil Siklus I 176 (61 %) 51 (17,50 %)
Siklus II 208 (72 %) 20 (7 %)
Secara lebih jelas akan terlihat pada grafik sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
208
Skor
200 150
98
176 139 101
Positif
100 51
Negatif
50
20
0 Pre-tes
Siklus 1
Siklus 2
Perbaikan Grafik 6. Perkembangan Skala Kiraan Sikap Siklus II
3) Hasil Pengamatan dan Wawancara a) Pengamatan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa terlihat lebih
antusias
mengikuti
kegiatan
bimbingan
klasikal
dibandingkan pra penelitian dan siklus I. Seluruh siswa lebih aktif dan terlibat dalam kegiatan kelompok. Kemudian suasana kelas menjadi lebih kondusif saat kegiatan refleksi. Pemutaran video menjadikan kegiatan refleksi jauh lebih baik dibandingkan siklus. Pada tahap penjelasan materi ada 4 siswa yang masih terlihat aktif mengobrol dan bergurau. Namun saat kegiatan inti, penjelasan materi dan refleksi siswa tersebut tenang. Tidak ada lagi siswa yang terlambat dalam mengikuti bimbingan klasikal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
b) Wawancara Wawancara pada siklus II dilakukan kepada salah seorang siswa yang memiliki motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal rendah menurut kuesioner. Wawancara dilakukan dengan menggunakan
wawancara
tidak
terstruktur.
Data
hasil
wawancara adalah sebagai berikut: 1) Siswi tersebut merasa lebih senang dengan adanya permainan yang bernuansa dinamika kelompok 2) Materi yang diberikan belum sesuai dengan permasalahan yang dihadapi sehingga masih agak kurang tertarik 3) Permainan membuat siswa lebih sedikit termotivasi untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal 4) Materi lebih mudah dipahami dan tidak membuat bosan Permainan yang dilakukan di luar kelas memberikan efek refresh apalagi jika dilakukan tiap hari dengan variasi materi bimbingan klasikal.
Kegiatan
bimbingan
klasikal
yang dilaksanakan
membantu siswa untuk lebih siap menghadapi mata pelajaran. Siswa senang terhadap adanya kegiatan dinamika kelompok yang diterapkan melalui permainan. c. Refleksi Siklus II dan Evaluasi Upaya perbaikan siklus II telah selesai dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Peneliti melihat ada kelebihan dan kekurangan terhadap pemberian layanan bimbingan pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Peneliti juga melihat adanya perkembangan pada diri siswa dimana mereka menjadi lebih antusias mengikuti layanan bimbingan klasikal. Siswa jauh lebih tertarik dengan adanya permainan dalam bimbingan klasikal ditambah dengan video. Peneliti merasakan bahwa sebagai pembimbing menyiapkan bimbingan klasikal yang menarik untuk siswa itu butuh kerja keras. Namun jika melihat siswa tertarik dan senang dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal maka terasa puas. Peneliti merasakan bahwa dalam siklus II peneliti harus lebih banyak mengaplikasikan permainan dengan kegiatan lain dan dengan variasi materi serta variasi permainan yang lain. Hal ini ditujukan agar siswa tidak bosan selama mengikuti layanan bimbingan klasikal. d. Keputusan Peneliti melihat kriteria keberhasilan yang telah berhasil dicapai pada siklus II ini maka peneliti memutuskan untuk menghentikan upaya perbaikan pada siklus II. Diharapkan hasil yang telah dicapai tidak hanya menjadi ketercapaian yang sifatnya tentatif saja namun akan bersifat konstan melalui bentuk dinamika kelompok yang semakin variatif. 2. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan Untuk mengetahui lebih jelas berikut ini disajikan ketercapaian kriteria keberhasilan setelah dilaksanakan upaya perbaikan hingga siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Tabel 13. Ketercapaian Kriteria Keberhasilan
Peubah
Indikator
Pra
Angket Motivasi
Kriteria Keberhasilan Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian 70 % 72,5% 75 % 75,5% 150 (+) 176 (+) 200 (+) 208 (+) 50(-) 51 (-) 20 (-) 20 (-)
67% 139(+) 101 (-)
SKS
Ket: SKS : Skala Kiraan Sifat 2. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan tahap akhir pengujian data untuk mendapatkan hasil penelitian. Uji beda didapatkan berdasarkan hasil perhitungan sebagai berikut: a. Pair 1 (Pra penelitian – Siklus 1) 1. Ho : µ 1 = µ 2
Ha : µ 1 ≠ µ 2
2. σ = 0.05 maka daerah penolakan adalah jika t > 2,042 atau t ≤ -2,042 3. db : n-1
: 32-1 = 31
4. t hitung
s=
=
∑
2 − D
n
2 3883 − 163
32
=
{3883 − 830,28}
=
{3052,72}
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
=√98,474 = 9,92
t =
∑ √
=
=
, √
,
,
= -2,904
-2,904
-2,042
2,042 Gambar 2. Kurva Hipotesis
Berdasarkan perhitungan thitung -2,904 < -2,042 maka Ho ditolak. Jadi ada peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan dinamika kelompok (permainan) pada siklus I. b. Pair 2 (Siklus 1 – Siklus 2) Pada pair 2 perhitungan yang digunakan sama dengan pair 1. Hasilnya adalah thitung -2,348 < -2,042 sehingga Ho ditolak. Jadi ada peningkatan motivasi siswa mengikuti layanan bimbingan klasikal menggunakan dinamika kelompok (permainan) pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Tabel 14. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Hipotesis Tindakan
No. Perbandingan 1. Pair 1 Pra – siklus 1 2. Pair 2 Siklus 1 – siklus 2 3. Pair 3 Pra – siklus 2
Mean -5,094 -3,063 -8,156
t -2,904 -2,348 -6,991
Sig.(2-tailed) 0,007 0,025 0,000
B. Pembahasan Upaya peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti bimbingan klasikal telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan. Penelitian tindakan yang terdiri dari 2 siklus perbaikan menghasilkan beragam data mengenai kondisi nyata siswa di kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013. Beragam data tersebut telah terangkum pada hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Data tersebut dijadikan sebagai tolak ukur mengenai keberhasilan dalam penelitia tindakan ini. Data yang dihasilkan melalui berbagai macam teknik pengumpulan data menghasilkan data yang variatif pula namun terlihat sejalan. Sejatinya meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal bukan suatu hal yang mudah. Bimbingan klasikal melalui metode konvensional membuat siswa merasa bosan dan kurang tertarik. Hal tersebut terjadi karena berbagai macam faktor diantaranya guru bimbingan dan konseling kurang kreatif dalam menerapkan variasi metode, media bimbingan yang kurang menarik, kondisi fisik dan psikis siswa yang lelah, serta persepsi yang menganggap bimbingan dan konseling tidak penting. Semua faktor tersebut menjadikan bimbingan klasikal membuat siswa bosan dan merasa terpaksa untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
mengikuti. Kebosanan dan kepasifan siswa tersebut muncul pula pada pelaksanaan pra penelitian. Kegiatan pra penelitian yang menggunakan metode ceramah membuat siswa tidak ada antusiasme dalam mengikuti penjelasan peneliti. Siswa banyak berbincang-bincang dengan teman lain mengenai hal lain yang tidak ada kaitannya dengan materi bimbingan, siswa terlambat, siswa keluar kelas, berjalanjalan pada saat bimbingan, dan tidak aktif dalam bimbingan. Peneliti mengamati bahwa penyebab utama adalah karena metode ceramah yang digunakan. Kemudian penyebab lainnya adalah adanya figur peneliti yang kurang menarik dalam penyampaian materi, terlalu teoritisnya materi yang diberikan, dan faktor dari dalam siswa sendiri. Sejalan dengan peneliti, pengamat pun melihat masalah yang sama pada kelas XF. Keadaan yang berbanding terbalik justru terlihat pada pelaksanaan perbaikan siklus I dan II dimana metode dinamika kelompok diaplikasikan. Data kuantitatif dan data kualitatif keduanya menunjukkan adanya perbedaan dibandingkan dengan pra penelitian. Siswa menjadi lebih aktif, lebih menyenangkan, lebih tertarik dan suasana kelas menjadi lebih hidup. Disamping itu peneliti juga merasakan kepuasan pribadi melihat kondisi siswa yang terlihat banyak bergerak dan berkomunikasi dalam kelompok. Siswa merasakan adanya manfaat dari bimbingan klasikal sehingga kompetensi yang ingin dicapai melalui bimbingan klasikal dapat terlaksana. Nilai-nilai yang diharapkan tertanam dalam diri siswa semakin mengkristal melalui metode dinamika kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan dan konseling hendaknya diawali dengan adanya rasa tertarik atau rasa suka terhadap bimbingan klasikal. Kegiatan bimbingan klasikal yang menarik menjadi modal awal siswa untuk lebih termotivasi dalam mengikuti bimbingan klasikal. Jika minat siswa untuk mengikuti layanan bimbingan klasikal tinggi maka akan lebih mudah untuk siswa dalam mencapai kompetensi yang dituntut dalam bimbingan klasikal. Selain itu, bimbingan klasikal akan lebih terlihat hidup dengan adanya suasana yang berbeda. Antusiasme siswa dalam bimbingan klasikal akan menentukan ketercapaian dari indikator pelayanan bimbingan dan konseling. Jika minat atau rasa tertarik siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal tinggi maka dengan sendirinya siswa akan terdorong untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam bimbingan klasikal yang mendukung. Aktivitas-aktivitas tersebut seperti memperhatikan, terlibat aktif, bertanya, antusias dan lain sebagainya. Hal tersebut yang mendukung tumbuh kembang siswa melalui bimbingan klasikal. Siswa tidak melakukan kegiatan yang sifatnya menghalangi dirinya dan menghalangi rasa tertariknya. Sehingga manfaat dan tujuan dari adanya bimbingan klasikal akan tercapai dan dirasakan oleh siswa tersebut. Selain kedua hal diatas, motivasi siswa yang tinggi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal akan mengarahkan perilaku siswa tersebut untuk terus mencari tahu. Perilakunya akan menunjukkan ketidakpuasan dalam mendapatkan materi bimbingan. Sehingga siswa tersebut aktif dalam mengikuti kegiatan bimbingan klasikal. Arah perilakunya menuju hal yang positif dan menjauhi hal yang negatif. Ketiga hal diatas sejalan dengan Djamarah (2008) yang mengatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
bahwa motivasi sebagai pendorong perbuatan, motivasi sebagai penggerak perbuatan, dan motivasi sebagai pengarah perbuatan. Oleh karena itu, merancang sebuah kegiatan bimbingan klasikal yang mencakup ketiga hal diatas bukan pekerjaan yang mudah khususnya jika berkaitan dengan metode bimbingan klasikal. Penggunaan
metode dinamika kelompok yang diintegrasikan melalui
permainan dirancang untuk membuat siswa agar tidak bosan dalam mengikuti bimbingan klasikal. Dinamika kelompok dapat membuat siswa memiliki sikap positif yang lebih banyak dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Johnson & Johnson (2012) yang menyatakan pada kelompok yang efektif para anggotanya memutuskan untuk bekerjasama dan mereka dengan senang hati akan menjalankannya. Pendapat Johnson dan Johnson tersebut didukung pula oleh uji hipotesis dalam penelitian ini. Uji hipotesis menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara bimbingan klasikal dengan dinamika kelompok. Dinamika kelompok (permainan) diharapkan membuat suasana kelas menjadi lebih hidup dan kondusif. Sejalan dengan hal tersebut Nurihsan (2006:24) menyatakan bimbingan melalui aktivitas kelompok lebih efektif karena selain peran individu lebih aktif, juga memungkinkan terjadinya pertukaran pemikiran, pengalaman,
rencana
dan
penyelesaian
masalah.
Bimbingan
klasikal
menggunakan dinamika kelompok membuat siswa lebih antusias. Suasana kelas saat bimbingan klasikal menjadi lebih variatif, kondusif, dan atraktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menyumbangkan gagasan pada kemajuan bimbingan dan konseling khususnya pada bimbingan klasikal yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang membosankan oleh siswa. Sehingga secara tidak langsung akan membuat prestasi siswa meningkat karena semakin kuatnya motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal. Dinamika kelompok yang digunakan berkembang dengan semakin baik pula dengan tujuan utama yaitu membentuk karakter pribadi siswa yang kuat dan kokoh serta berprestasi tinggi.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang dilakukan di SMA Negeri 1 Depok, Sleman mengalami keterbatasan, diantaranya adalah: 1. Instrumen yang digunakan dalam penelitian banyak dan belum sempurna dalam mengungkap motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal 2. Kelengkapan data dan paparan hasil perolehan data belum sempurna sehingga harus diperbaiki 3. Kurangnya variasi dinamika kelompok dalam permainan khususnya pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan akhir dari penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Bab ini disertakan pula implikasi dan saransaran yang bertujuan untuk semakin memperbaiki metode dinamika kelompok dan kualitas bimbingan klasikal. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa: 1. Motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal dapat ditingkatkan melalui metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan pada siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui metode dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan skor motivasi siswa antar siklus dan pengamatan yang telah dilakukan. 3. Berdasarkan uji hipotesis, Ho ditolak sehingga didapatkan hasil bahwa ada peningkatan motivasi siswa dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal melalui dinamika kelompok yang diaplikasikan dalam permainan pada siswa kelas XF SMA Negeri 1 Depok, Sleman Tahun Ajaran 2012/2013.
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109 B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan serta demi terciptanya kualitas bimbingan klasikal yang semakin baik maka peneliti mengemukakan beberapa saran, diantaranya adalah: 1. Bagi Guru Pembimbing Guru pembimbing diharapkan dapat mempertimbangkan hasil penelitian ini. Sehingga penyampaian materi bimbingan akan lebih kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru pembimbing juga diharapkan mampu untuk terus menghasilkan metode yang lebih variatif sehingga peserta didik tidak bosan mengikuti layanan bimbingan dan konseling khususnya bimbingan klasikal. 2. Bagi Siswa Siswa diharapkan memiliki motivasi mengikuti bimbingan klasikal yang tinggi. Melalui motivasi khususnya motivasi intrinsik yang tinggi maka pribadi siswa akan menjadi semakin kuat dan kokoh. Motivasi yang tinggi tidak hanya saat bimbingan melalui metode yang menyenangkan saja namun setiap bimbingan klasikal. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti diharapkan semakin variatif, inovatif, dan kreatif dalam menyusun dinamika kelompok. Mengintegrasikan dinamika kelompok dengan media bimbingan serta metode lain seperti role playing guna meningkatkan kualitas pribadi peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu & Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Asdi Mahasatya. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Asy’ari, Safari Imam. 1983. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Usaha Nasional. Azwar, Syaifudin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baharuddin & E. N. Wahyuni. 2008. Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Bawani, Imam. 1997. Perkembangan Jiwa. Surabaya: Bina Ilmu. Dame, Yulia Risma dkk. 2009. Pengaruh Pendidikan Seksualitas Dasar Dengan Menggunakan Dinamika Kelompok Terhadap Penurunan Kecenderungan Perilaku Seksual Pada Remaja Ed. Agustus 2009. Yogyakarta: Jurnal INSIGHT Jurnal Ilmiah Psikologi Universitas Mercubuana. Djamarah, S.B. Psikologi Belajar. 2008. Jakarta: Rineka Cipta. Echols, John M. & Hassan Shadily. 1996. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia. Hamalik, Oemar. 2005. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Handoko, Martin. 1992. Motivasi (Daya Penggerak Tingkah Laku). Yogyakarta: Kanisius. Hidayat, Dede Rahmat & Aip Badrujaman. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta :PT. Indeks. Hurlock, Elizabeth B. 1991. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo). Jakarta : Penerbit Erlangga. -----------. 1997. Perkembangan Anak. Jilid 2. Jakarta: Gramedia. Ismail, Andang. 2006. Education Games. Yogyakarta: Pilar Media. Johnson, David W. & Frank P. Johnson. 2012. Dinamika Kelompok Ed. 9 (Teori dan Keterampilan). Jakarta: Indeks. Joni, T. Raka dkk, T. 1998. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111 Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasir, Moh. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Natawijaya, Rochman. 1987. Pendekatan-pendekatan dalam Penyuluhan Kelompok I. Bandung: Diponegoro. Nurihsan, Ahmad Juntika. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama. Petri, Herbert L. 1981. Motivation: theory and research. Towson State University, Baltimore, Maryland: Wadsworth Publishing Company. Prayitno, dkk. 1998. Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP (Buku II). Jakarta: Penebar Aksara. Prayitno & Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Purwanti, Heni. 2005. Upaya Meningkatkan Peran Aktif Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpasangan di Kelas VIII SMP Negeri 2 Depok Yogyakarta. Skripsi: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY. Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Rusmana, Nandang. 2009. Permainan (Game & Play). Bandung: Rizqi Press. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:Kencana Prenada Media Group. Santoadi, Fajar. 2010. Manajemen Bimbingan dan Konseling Komprehensif. Yogyakarta: Penerbit USD. Santrock, J.W. 2006. Life Span Development. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarwono, Wirawan Sarlito. 1999. Psikologi Sosial:Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka. Schaefer, Charles. 2003. Play Therapy With Adults. Canada: John Wileys & Sons Inc. Sofiyatun. 2013. Efektivitas Permainan Dinamika Kelompok dalam Bimbingan Kelompok untuk Meningkatkan Kerjasama Siswa (Penelitian Eksperimen Kelas X. Tsm) Smk N 1 Sayung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Semarang: IKIP PGRI Semarang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112 Sorsyth. 1983. Group Dynamics. California: Wadsworth, Inc. Sukardi, Dewa Ketut & Desak P.E. Nila Kusmawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi: Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. -----------------. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung: Maestro. Surya, Moh. 1988. Dasar-Dasar Konseling Pendidikan (Teori dan Praktek). Yogyakarta: Kota Kembang. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Sutrisno, Leo. 1994. Pengajaran dengan Pendekatan Tradisi Konstruktivisme, Makalah. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Belajar Ed. Revisi 7. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. UU No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Usman, Moh. User. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Wardani, Dani. 2009. Bermain Sambil Belajar. Jakarta: Edukasi. Winkel, W.S. 1985. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia. ------------. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. ------------. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia. Winkel, W.S dan M.M Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan( Revisi ). Yogyakarta: Media Abadi. Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zulkifly, L. 2003. Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Silabus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
SILABUS Satuan Pendidikan No. 1.
: SMA Negeri 1 Depok
Kelas/ Semester
Tugas Perkembangan Mengembangkan
Bidang Kompetensi Dasar Bimbingan PribadiSiswa mampu
Materi Layanan Penilaian Sumber Pengembangan Gaya belajar Bimbingan Laiseg, Metode : Ceramah
konsep dan
Sosial
mewujudkan
: X/ II
Klasikal
Waktu : 3 x 45 menit
Laijapan
Media : -
keterampilan
kegiatan belajar
Dryden, Gordon dan
intelektual yang
dalam kehidupan
Vos, Jeannette.
sangat diperlukan
mandiri dengan
2004. Revolusi Cara
untuk melakukan
gaya belajar yang
Belajar. Bandung:
peran sebagai
sesuai baginya
Mizan Media Utama.
anggota masyarakat 2.
Siswa memiliki
Pribadi-
Siswa mampu
Komunikasi
Bimbingan Laiseg,
Metode:Dinamika
ketrampilan pribadi
Sosial
berkomunikasi
yang Efektif
Klasikal
Kelompok
yang mendukung akademik
dengan baik
Leijapan
Media : Tali Rafia Muryanto.
2009.
Menciptakan Pribadi Anak
Mudah
Bergaul. Semarang: CV. Ghyyas Putra.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
3.
Mengembangkan keterampilan perilaku jawab
Pribadidan Sosial
tanggung sosial
yang
diperlukan
untuk
memasuki
dunia
dewasa
Siswa
mampu Kerjasama
meningkatkan
Bimbingan Laiseg
Metode
Klasikal
Kelompok
ketrampilan
Media
bekerjasama dengan
Koran
orang lain
Maddux 2001. Building. Erlangga
:Dinamika
:
Kertas
Robert. Team Jakarta:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Satuan Pelayanan Bimbingan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Depok
Waktu Pelaksanaan
: Mei Semester II
Tahun Ajaran
: 2012/2013
1. Topik / Permasalahan 2.
Tugas Perkembangan
: Gaya Belajar : Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
3. Sasaran Pelayanan
: Kelas X
4. Bidang Layanan
: Pribadi-sosial
5. Jenis Layanan
: Orientasi, informasi, penguasaan konten
6. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
7. Kompts yg ingin dicapai
: Siswa mampu mewujudkan kegiatan belajar dalam kehidupan mandiri dengan gaya belajar yang sesuai baginya
8. Bentuk Kegiatan
: Bimbingan Klasikal
9. Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
10. Metode Kegiatan
: Ceramah, Diskusi
11. Tempat Kegiatan
: Ruang kelas
12. Pelaksana Kegiatan
: Peneliti
13. Pihak yang disertakan
: Mitra kolaboratif dan pengamat
14. Alat dan perlengkapan
: Alat tulis
15. Materi Layanan
: Pengertian gaya belajar, tipe-tipe gaya belajar
16. Proses Kegiatan
:
Eksplorasi
: Konseli diminta menceritakan mengenai gaya belajarnya selama ini
Elaborasi
: Konseli diberi penjelasan singkat mengenai pengertian gaya belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116 Konseli diberi penjelasan mengenai tipetipe gaya belajar Konfirmasi
: Konseli diminta untuk menentukan gaya belajar yang sesuai dengan dirinya
17. Rencana Penilaian a. Laiseg
: Siswa dapat menentukan dan melakukan langkah konkrit tipe-tipe gaya belajar yang sesuai dengan dirinya
b. Rencana tindak lanjut
: 1. Konseling individu/ kelompok sesuai kebutuhan 2. Pemberian materi layanan BK selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117 Prosedur Layanan Bimbingan No 1.
2.
Pembimbing
Peserta didik
Tes 3 Menit (Ice
Siswa mengerjakan soal tes 3
Breaking)
menit
Pembimbing
Siswa menjawab dengan
menanyakan siswa
menceritakan gaya belajar
mengenai gaya belajar
dirinya selama ini
Waktu 5 menit
5 menit
siswa selama ini 3.
a. Pembimbing
Siswa mendengarkan aktif dan
20 menit
menjelaskan pengertian terlibat dalam penjelasan gaya belajar kepada
pembimbing mengenai gaya
siswa
belajar dan tipe-tipe gaya belajar
b. Pembimbing menjelaskan mengenai tipe-tipe gaya belajar 4.
Pembimbing mengajak
Peserta didik merefleksikan
10 menit
dengan membagikan
pengalaman belajarnya dengan
lembar refleksi untuk
mengerjakan lembar refleksi
dikerjakan siswa dan
sesuai dengan arahan guru
membahas hasil pekerjaan siswa lalu menutup kegiatan bimbingan 5.
Pembimbing
Peserta didik mengisi angket dan 5 menit
membagikan angket
skala kiraan sifat
dan skala kiraan sifat Yogyakarta, Mengetahui, Kepala Sekolah
Drs. Maskur
Guru Pembimbing
Drs. R. Joko Wuryono
Mei 2013 Peneliti
Deddy Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
GAYA BELAJAR
1. Pengertian Gaya Belajar Gaya belajar atau “learning style” siswa adalah cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar (Nasution, 1984). Dari beberapa penelitian, Nasution juga menyimpulkan bahwa gaya belajar merupakan cara yang konsisten yang dilakukan oleh siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan masalah.
2. Tipe-Tipe Gaya Belajar siswa Ada beberapa tipe gaya belajar yang dapat dicermati. Gaya belajar pertama adalah gaya belajar visual (learners visual) yaitu gaya belajar yang mengandalkan penglihatan untuk memahami atau mengingat sesuatu. Karakteristik orang yang memiliki gaya belajar visual tersebut adalah: (1) memiliki kebutuhan melihat secara visual, (2) memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, (3) memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, (4) memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, (5) sulit mengikuti anjuran secara lisan, (6) seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan, (7) tidak mudah terganggu oleh keributan. Pendekatan yang dapat digunakan untuk membantu siswa yang memiliki gaya belajar tersebut adalah dengan menggunakan bentuk-bentuk grafis untuk menjelaskan suatu informasi. Bentuk-bentuk grafis itu dapat berupa film, slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, tabel, grafik, atau catatan. Gaya belajar kedua, gaya belajar auditori (auditory learners) yaitu gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk dapat memahami dan mengingat suatu informasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119 Karakteristik orang yang memiliki gaya belajar tersebut adalah: (1) semua informasi hanya dapat diserap melalui pendengaran, (2) mengalami kesulitan bila harus menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, dan (3) mengalami kesulitan menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa yang memiliki gaya belajar auditori adalah pertama, menggunakan tape perekam sebagai alat Bantu. Alat tersebut dapat digunakan untuk merekam bacaan atau catatan yang dibacakan atau ceramah pengajar di depan kelas untuk didengarkan kembali. Kedua, mereka dapat diajak terlibat aktif dalam wawancara atau disksi kelompok. Ketiga, mereka dapat mencoba membaca informasi, lalu diringkas dalam bentuk lisan dan direkam untuk didengarkan dan dipahami. Keempat, mereka dapat melakukan review verbal dengan teman atau pengajar. Gaya belajar yang ketiga adalah gaya belajar kinestetik yaitu cara belajar yang dilakukan melalui gerak dan sentuhan. Karakteristik orang yang memiliki gaya belajar itu adalah: (1) tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan, (2) belajar dengan memanipulasi dan praktek, (3) merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat dalam bercerita, (4) menyukai buku-buku dan biasa mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca, (5) merasa dapat belajar dengan baik bila disertai dengan kegiatan fisik. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk membantu siswa tersebut adalah banyak melakukan pembelajaran praktek, belajar di luar kelas, seperti pengamatan atau terjun langsung ke lapangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120 Pertanyaan Refleksi: 1. Gaya belajar yang Anda miliki termasuk tipe gaya belajar yang mana ? ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ .................................................................................................................................... 2. Sudahkah gaya belajar yang Anda miliki diterapkan secara konsisten (terus-menerus) ? Jika belum, apa kendala yang Anda hadapi ? ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ .................................................................................................................................. 3. Bagaimana cara Anda dalam menaggulangi kendala tersebut ? ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ .................................................................................................................................. 4. Sebutkan manfaat setelah mengikuti kegiatan ini ! ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ ................................................................................................................................................ .................................................................................................................................
“Masa depan Anda ada ditanggan anda, buatlah Masa Depan Anda cerah KUNCINYA adalah BELAJAR”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Depok
Waktu Pelaksanaan
: Mei Semester II
Tahun Pelajaran
: 2012/2013
1. Topik / Permasalahan 2.Tugas Perkembangan
: Komunikasi : Siswa memiliki ketrampilan pribadi yang
mendukung akademik
3. Sasaran Pelayanan
: Kelas X
4. Bidang Layanan
: Pribadi-sosial
5. Jenis Layanan
: Orientasi, informasi, penguasaan konten
6. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
7. Kompts yg ingin dicapai
: Siswa mampu berkomunikasi dengan baik
8. Bentuk Kegiatan
: Bimbingan Klasikal
9. Alokasi Waktu
: 1x 45 menit
10. Metode Kegiatan
: Dinamika kelompok (permainan)
11. Tempat Kegiatan
: Ruang kelas
12. Pelaksana Kegiatan
: Peneliti
13. Pihak yang disertakan
: Mitra kolaboratif dan pengamat
14. Alat dan perlengkapan
: Tali Rafia
15. Materi Layanan
: Pengertian dan hambatan komunikasi
16. Proses Kegiatan : a. Eksplorasi
: Konseli diminta menceritakan bagaimana komunikasi dalam bekerjasama selama ini
b. Elaborasi
: 1. Konseli diberi penjelasan singkat mengenai pengertian komunikasi 2. Konseli diberi penjelasan mengenai tips-tips meningkatkan komunikasi yang baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122 c. Konfirmasi
:
Konseli diminta untuk menentukan langkah konkrit yang akan dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
17. Rencana Penilaian a.Laiseg
: Siswa dapat menentukan dan melakukan langkah konkrit untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi
b.Rencana tindak lanjut
: 1. Konseling individu/ kelompok sesuai kebutuhan 2. Pemberian materi layanan BK selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123 Prosedur Layanan Bimbingan No Pembimbing 1. Ice Breaking (Angin Berhembus) 2.
3.
Pembimbing menanyakan kepada siswa mengenai keterampilan komunikasinya selama ini a. Pembimbing mengajak siswa memainkan permainan “Tali Kehidupan”
b.Pembimbing mengajak peserta didik untuk memainkan permainan “Pesan Berantai”
Peserta didik Siswa berperan aktif mengikuti perintah guru dan mengikuti permainan dengan baik Siswa menjawab pertanyaan pembimbing dengan menceritakan pengalaman dan keterampilan berkomunikasinya selama ini
Waktu 5 menit
5 Menit
a.Siswa mematuhi peraturan 20 menit dengan baik dan mengikuti permainan “Tali Kehidupan” secara aktif.Siswa dibagi menjadi 2 kelompok kecil. Masing-masing siswa kemudian diminta untuk memegang ujung tali dengan simpul di tengahnya. Saat pembimbing mengatakan mulai maka simpul di tengah diuraikan siswa dengan aturan ujung tali tidak ditukar ke teman lain dan tidak ditukar oleh siswa ke tangan yang lain. Sesi pertama siswa menguraikan tali tanpa berbicara sedikitpun lalu sesi kedua siswa mengurai tali dengan berbicara ke masingmasing kelompok. Kelompok yang paling cepat mengurai tali dan mematuhi peraturan menjadi pemenang. b.Siswa terbagi dalam 3 kelompok kecil, siswa bekerjasama dalam merangkai kata agar sesuai dengan yang diberikan pembimbing. Siswa paling belakang dibisikkan kata oleh pembimbing lalu dibisikkan kembali ke siswa paling depan dan kalimat yang dibisikkan harus sama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
4.
Pembimbing mengajak siswa berdiskusi dilanjutkan dengan memberikan penjelasan mengenai pengertian komunikasi
5.
Pembimbing membagikan lembar refleksi dan mengajak siswa berefleksi sambil menjelaskan tips-tips meningkatkan ketrampilan komunikasi Pembimbing menutup kegiatan bimbingan lalu membagikan angket dan skala kiraan sifat
6.
Siswa paling depan kemudian menerima dan mengatakan kalimat yang dibisikkan dengan keras. Kelompok paling cepat dan benar menjadi pemenang. Siswa mendengarkan, 5 menit memperhatikan, menyimak dan aktif dalam diskusi serta penjelasan pembimbing serta mengaitkan dengan kegiatan dinamika kelompok yang telah dilaksanakan Peserta didik aktif 5 menit merefleksikan diri sesuai dengan pengalaman yang didapat dalam kegiatan dinamika kelompok dan mendengarkan aktif penjelasan pembimbing Siswa mengisi angket dan 5 menit skala kiraan sifat sesuai dengan yang siswa rasakan selama kegiatan bimbingan dilaksanakan Yogyakarta,
Mei 2013
Mengetahui, Kepala Sekolah
Drs. Maskur
Guru Pembimbing
Peneliti
Drs. R. Joko Wuryono
Deddy Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Handout “Komunikasi” A. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah aktifitas yang dilakukan oleh semua manusia dan membutuhkan sebuah keterampilan khusus agar dapat melahirkan kesuksesan. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran dan perasaan melalui bahasa, baik verbal maupun non verbal, mendengar, berbicara, gerak tubuh dan ungkapan emosi. B. Hambatan Komunikasi Beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu : 1. Mendengar. Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar. 2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui. 3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya. 4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan. 5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126 menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian. 6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung. 7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya. 8. Gangguan. Gangguan ini bisa berupa suara yang bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh, dan lain sebagainya. C. Usaha Meningkatkan Ketrampilan Berkomunikasi 1.Proses komunikasi secara primer. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. 2.Proses komunikasi sekunder. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127 D. Ragam Komunikasi 1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia. 2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. 3. Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. 4. Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. 5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128 demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129 Lembar Kerja Siswa
Nama
:
Kelas
:
1.Sebutkan kelebihanmu dalam berkomunikasi dengan orang lain ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. ................................................................................................. 2.Sebutkan kelemahanmu dalam berkomunikasi dengan orang lain? ................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. .................................................................................................. ..................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Satuan Pendidikan
: SMA Negeri 1 Depok
Waktu Pelaksanaan
: Mei Semester II
Tahun Pelajaran
: 2012/2013
1. Topik / Permasalahan
: Kerjasama
2. Tugas Perkembangan
: Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
3. Sasaran Pelayanan
: Kelas X
4. Bidang Layanan
: Pribadi-sosial
5. Jenis Layanan
: Orientasi, informasi, penguasaan konten
6. Fungsi Layanan
: Pemahaman dan pengembangan
7. Kompts yg ingin dicapai
: Siswa mampu meningkatkan ketrampilan bekerjasama dengan orang lain
8. Bentuk Kegiatan
: Bimbingan Klasikal
9. Alokasi Waktu
: 1x 45 menit
10. Metode Kegiatan
: Dinamika kelompok (permainan)
11. Tempat Kegiatan
: Ruang kelas
12. Pelaksana Kegiatan
: Peneliti
13. Pihak yang disertakan
: Mitra kolaboratif dan pengamat
14. Alat dan perlengkapan
: Koran bekas dan tali rafia
15. Materi Layanan
: Pengertian, manfaat dan prinsip kerjasama
16. Proses Kegiatan : a. Eksplorasi
: Konseli diminta menceritakan bagaimana ketrampilan bekerjasamanya saat ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131 b. Elaborasi
:1. Konseli diberi penjelasan singkat mengenai pengertian kerjasama 2. Konseli diberi penjelasan mengenai tips-tips meningkatkan ketrampilan bekerjasama
c. Konfirmasi
:
Konseli diminta untuk menentukan langkah konkrit yang akan dilakukan untuk semakin meningkatkan ketrampilan bekerjasamanya
17. Rencana Penilaian a.Laiseg
: Siswa dapat menentukan dan melakukan langkah konkrit untuk semakin meningkatkan ketrampilan kerjasama
b.Rencana tindak lanjut
: 1. Konseling individu/ kelompok sesuai
kebutuhan 2. Pemberian materi layanan BK selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132 Prosedur Layanan Bimbingan No Pembimbing 1. Permainan sederhana “Tangkap Jari” 2.
3.
Peserta didik Waktu Siswa mengikuti perintah guru 5 menit dengan menjalankan permainan Pembimbing Siswa menjawab pertanyaan 5 menit menanyakan siswa pembimbing dengan mengenai sikap menceritakan sikapnya dalam kerjasamanya selama ini kerjasama selama ini a.Pembimbing mengajak a. Siswa mengikuti perintah 20 menit siswa keluar kelas dan pembimbing dengan baik dan melakukan kegiatan melaksanakan permainan dinamika kelompok dengan aktif. Siswa yang dalam permainan telah terbagi dalam 2 “Kapal Karam” kelompok sehari sebelumnya, menempatkan diri masingmasing. Kemudian pembimbing memberikan kertas koran lalu mengatakan aturan permainannya. Aturan mainnya semua siswa harus berada di atas koran dan jangan sampai ada bagian tubuh yang berada di luar kertas koran. Lamanya waktu ditentukan dan kertas koran harus dilipat semakin kecil. Siswa sebelumnya dipersilakan berdiskusi untuk membicarakan strategi karena kertas koran semakin mengecil. b. Pembimbing mengajak b. Siswa diminta untuk siswa melakukan memposisikan diri sesuai dinamika kelompok dengan kelompoknya. Siswa dalam permainan melintang sedemikian rupa “Menyeberang Tali” dan saling bergandengan tangan. Siswa paling kiri akan diberi tali yang berbentuk cincin l dan semua siswa harus mengirim tali tersebut hingga ujung kanan tanpa melepas gandengan tangannya. Kelompok yang paling cepat talinya sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
4.
5.
6.
Pembimbing mengajak siswa berdiskusi sambil memberikan penjelasan mengenai manfaat kerjasama dalam kehidupan sehari-hari Pembimbing memutarkan video kemudian mengajak siswa berefleksi dan menjelaskan tips-tips meningkatkan sikap kerjasama dalam diri masing-masing siswa Pembimbing menutup kegiatan dan membagikan angket dan skala kiraan sifat
ujung satunya menjadi pemenang. Siswa mendengarkan aktif dan terlibat dalam diskusi secara aktif dengan mengaitkan dengan kegiatan permainan yang telah dilaksanakan Siswa berperan aktif merefleksikan kegiatan dinamika kelompok dalam permainan yang telah dilaksanakan untuk semakin mengkristalkan pengalaman yang telah didapatkan Siswa mengisi angket dan skala kiraan sifat
Yogyakarta,
5 menit
5 menit
5 menit
Mei 2013
Mengetahui, Kepala Sekolah
Drs. Maskur
Guru Pembimbing
Peneliti
Drs. R. Joko Wuryono
Deddy Setiawan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Handout “Kerjasama” B. Pengertian Kerjasama Kerjasama adalah kondisi dimana manusia membentuk suatu kesamaan dalam rencana dan rencana tersebut juga dilaksanakan secara bersama-sama. Dalam kerjasama sendiri selalu melibatkan orang lain, oleh karena itu kerjasama merupakan suatu kondisi yang tidak mudah dilaksanakan. Kerjasama
itu menuntut kemampuan dari setiap
anggota kelompok untuk saling menerima, saling menghargai, saling terbuka, saling mendukung satu sama lain. Hal yang paling penting dalam kerjasama adalah masingmasing anggota harus selalu berfikir ke arah tujuan bersama yang telah disepakati. Kerjasama juga memiliki dasar yang kuat karena mausia pada hakikatnya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Dalam pengalaman terbukti bahwa hanya melalui kerjasamalah tujuan-tujuan yang sulit dapat diselesaikan dengan mudah.
C. Manfaat Kerjasama a. Meringankan pekerjaan yang harus dipikul sendiri b.Memudahkan pekerjaan untuk cepat selesai c. Semakin mengenal karakter/ciri khas orang lain dalam kelompok d.Adanya keterbukaan antar satu dengan yang lain e. Meningkatkan tali persaudaraan
D. Prinsip-prinsip Kerjasama a. Ada Pemimpin Ada seorang dari anggota kelompok yang dipilih atau merelakan diri menjadi pemimpin kelompok, anggota yang lain secara sadar dan rela untuk dipimpin oleh pemimpinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135 c. Ada Pembagian Tugas Adanya pembagian tugas yang harus dikerjakan oleh setiap anggota kelompok atau termasuk dirinya sendiri. Pembagian tugas dapat dibicarakan bersaman sehingga dapat diterima oleh semua. d. Ada Penerimaan Diantara para anggota dan pemimpin harus dikembangkan sikap meneriama pribadipribadi yang ada didalam kelompok, baik kelebiahan maupun kekurangannya. e.Ada Komunikasi Kerjasama membutuhkan komunikasi yang efektif, sehingga antara pemimpin kelompok dan anggota kelompok harus mampu semaksimal mungkin untuk berkomunikasi yang
jelas dan terbuka, karena tanpa komunikasi yang baik
kerjasama yang dibentu tidak akan berjalan dengan baik dan mungkin bisa menjadi kerja paksa yang berakhir dengan kehancuran atau merugikan orang lain. f.Ada Kesadaran Sikap Saling Membantu Hal yang harus diperhatikan dalam kelompok adalah sikap bersedia untuk mau membantu orang lain selama kita mampu untuk melakukannya. D. Syarat-syarat Kerjasama a. Adanya rasa untuk mau saling berkorban dan mengalah b.Tidak mementingkan diri sendiri c. Mengutamakan kepentingan kelompok d.Terdapat kehendak yang kuat untuk bekerjasama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136 Lembar Kerja Siswa
Nama
:
Kelas
:
1.Sebutkan kelebihanmu dalam bekerjasama? .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... 2.Sebutkan kelemahanmu dalam bekerjasama? .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... .................................................................................................... ....................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
Kisi – Kisi Lembar Pengamatan Siswa Aspek Responsi Siswa
Sub Aspek/ Dimensi
a. Perilaku siswa yang menunjukan tidak termotivasi dalam mengikuti layanan bimbingan klasikal
b. Perilaku siswa yang menunjukan termotivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Item Siswa mengborol tentang topik lain selama bimbingan berlangsung Siswa tidur saat bimbingan berlangsung Siswa bermain-main selama mengikuti bimbingan Siswa membadut (melucu) selama kegiatan bimbingan sehingga suasana menjadi ramai Siswa berjalan-jalan saat bimbingan Siswa membuat keributan di kelas Siswa membaca buku lain selama bimbingan Siswa banyak melamun saat bimbingan Siswa bermain handphone saat bimbingan Siswa mengganggu teman lain Siswa asal bicara sehingga suasana kelas menjadi ramai Siswa pasif dalam kegiatan bimbingan Siswa sering keluar kelas saat bimbingan Siswa terlambat masuk saat akan bimbingan dilaksanakan Siswa terlihat bosan saat bimbingan Siswa menggambar saat bimbingan Siswa tidak terlibat saat kegiatan bimbingan Siswa aktif saat bimbingan Siswa banyak bertanya saat bimbingan Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa memperhatikan saat bimbingan Siswa mencatat materi yang diberikan guru Siswa berusaha memecahkan masalah Siswa terlihat senang dengan kegiatan bimbingan Siswa aktif menjawab pertanyaan guru Siswa mengikuti perintah yang diberikan oleh guru Siswa tekun mengikuti bimbingan Siswa terlihat bersemangat mengikuti bimbingan Siswa tertarik dengan kegiatan bimbingan
Jumlah
17 item
12 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
Kisi – Kisi Panduan Wawancara Terstruktur Siswa Aspek
Responsi siswa
a. Materi Bimbingan
Sub Aspek/ Dimensi 1. 2. 3. 4.
Item Komentar siswa mengenai topik bimbingan klasikal hari ini Kesesuaian antara materi yang diberikan guru dengan kebutuhan siswa Merasa terbantu dengan materi bimbingan Manfaat yang diperoleh dari materi yang diberikan
b. Dinamika Kelompok
1. 2. 3. 4.
Kegiatan yang dilakukan membantu siswa memahami materi bimbingan Penggunaan dinamika kelompok sesuai dengan materi yang diberikan Perasaan siswa mengenai penggunaan dinamika kelompok dalam bimbingan Ketertarikan siswa dengan dinamika kelompok
c. Penggunaan Dinamika Kelompok dalam bentuk Permainan d. Ketercapaian
1. Komentar siswa mengenai permainan dinamika kelompok yang digunakan dalam bimbingan 3 item 2. Permainan membantu siswa memahami materi dengan mudah 3. Perasaan siswa saat mengikuti bimbingan klasikal hari ini
terhadap layanan bimbingan klasikal
Jumlah
4 item
4 item
menggunakan dinamika kelompok (permainan)
Motivasi Siswa yang Tinggi
1. Melalui dinamika kelompok membuat siswa semakin senang mengikuti bimbingan klasikal 4 item 2. Dinamika kelompok lebih menarik daripada ceramah 3. Penggunaan dinamika kelompok (permainan) membuat siswa lebih termotivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal 4. Komentar siswa mengenai bimbingan hari ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
Kisi – Kisi Panduan Wawancara Terstruktur Guru Bimbingan dan Konseling Aspek Responsi guru terhadap layanan bimbingan klasikal menggunakan dinamika kelompok (permainan)
Sub Aspek/ Dimensi
Item Jumlah Motivasi siswa di kelas yang diampu oleh guru bimbingan dan konseling Alasan guru bimbingan dan konseling mengatakan motivasi siswa rendah/ tinggi Kelas yang memiliki motivasi mengikuti bimbingan klasikal rendah Indikator bahwa kelas tersebut memiliki motivasi rendah dalam mengikuti bimbingan 5 item klasikal 5. Cara yang telah ditempuh untuk meningkatkan motivasi siswa di kelas tersebut
a. Motivasi siswa
1. 2. 3. 4.
b. Pemberian materi bimbingan
1. 2. 3. 4.
c. Penggunaan Dinamika Kelompok
1. Penggunaan dinamika kelompok oleh guru bimbingan dan konseling 2. Keefektifan dinamika kelompok untuk kelas yang memiliki motivasi mengikuti layanan bimbingan klasikal rendah menurut guru bimbingan dan konseling 4 item 3. Perasaan siswa mengenai penggunaan dinamika kelompok menurut guru bimbingan dan konseling 4. Ketertarikan guru bimbingan dan konseling menggunakan dinamika kelompok dalam pemberian bimbingan klasikal
d. Penggunaan
1. Pendapat guru mengenai permainan akan membuat bimbingan klasikal lebih baik atau tidak 2 item 2. Pendapat guru mengenai permainan yang digunakan peneliti akan lebih mempermudah siswa menerima materi yang diberikan
Dinamika Kelompok dalam bentuk Permainan
Pemberian materi oleh guru bimbingan dan konseling Kesesuaian materi yang diberikan dengan kebutuhan siswa Cara guru mengetahui siswa telah menyerap materi yang diberikan Proses evaluasi dan refleksi guru bimbingan dan konseling
4 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Instrumen Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140 Petunjuk Pengisian:
LEMBAR PENILAIAN BIMBINGAN KLASIKAL OLEH SISWA dan SKALA KIRAAN
1.
Tuliskan Identitas Anda pada tempat yang sudah disediakan.
2.
Berilah tanda cek (√) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan bimbingan hari ini pada bagian A penilaian bimbingan klasikal, dengan keterangan alternatif jawaban: SS
= Sangat Setuju
TS
= Tidak Setuju
S
= Setuju
STS
= Sangat Tidak Setuju
Contoh: No. 1.
bimbingan hari ini:
091114086
S
TS
STS
√
Tuliskan hal-hal yang menarik perhatian Anda sesuai dengan apa yang Anda alami saat bimbingan klasikal berlangsung pada kolom yang
Disusun Oleh: Deddy Setiawan
SS
Saya senang dengan kegiatan bimbingan hari ini
3.
Alternatif Jawaban
Berikan komentarmu mengenai
sudah disediakan.
4.
Buatlah Pernyataan hasil belajar dengan menggunakan I Statement pada lembar yang sudah disediakan pada bagian B. Contoh: “Setelah Saya mengikuti bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa pengambilan keputusan didasari oleh pertimbangan-pertimbangan atau nilai-nilai yang penting dalam hidup saya.”
BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
Terimakasih atas kesediaan Anda mengisi lembar penilaian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141 Penulis
Nama
:
Kelas/No.Absen
:
Hari/ Tanggal
:
Sekolah
:
8.
9.
10.
Saya rasa tidak ada ilmu pengetahuan yang saya dapatkan melalui kegiatan bimbingan ini
11.
Saya lebih suka membolos kegiatan bimbingan
12.
Saya rasa saya tidak perlu merefleksikan nilai-nilai yang saya dapatkan dalam kegiatan bimbingan hari ini
13.
Refleksi kegiatan bimbingan menurut saya diperlukan agar kita menjadi lebih baik
14.
Perintah guru BK kurang jelas sehingga malas untuk mengikutinya
15.
Saya menghargai perintah guru BK karena saya rasa itu akan berguna untuk saya kelak
A. Penilaian bimbingan klasikal No 1.
Berikan komentarmu mengenai kegiatan bimbingan hari ini : Saya senang dengan kegiatan bimbingan hari ini
Alternatif Jawaban SS S TS STS
Saya berusaha untuk selalu datang tepat waktu saat kegiatan bimbingan akan dilaksanakan Banyak hal yang membuat saya tertarik terhadap kegiatan bimbingan hari ini
2.
Saya lupa terhadap penjelasan guru BK tadi
3.
Saya sebenarnya malas mengikuti kegiatan bimbingan
4.
Saya berusaha merefleksikan nilai-nilai yang terdapat dalam kegiatan bimbingan
5.
Saya meminta penjelasan guru jika ada hal yang kurang saya pahami
6.
Saya malas untuk datang mengikuti kegiatan bimbingan hari ini
16.
Saya malas mencari tahu mengenai kegiatan bimbingan hari ini
7.
Saya ingin tahu materi apa yang diberikan oleh guru BK pada kegiatan bimbingan hari ini
17.
Banyak manfaat yang saya dapatkan dalam kegiatan bimbingan hari ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142 18.
19.
20.
Saya gembira sekali karena bimbingan hari ini sesuai dengan masalah yang saya hadapi
1.
a. ............................................................................ b. ............................................................................
Lebih baik saya diam saja karena bimbingan ini tidak membuat saya tertarik Saya berusaha untuk lebih memperhatikan penjelasan guru daripada mengobrol dengan teman
22.
Menurut saya kegiatan bimbingan hari ini kurang ada manfaatnya untuk saya
Menurut Anda bagian mana dari bimbingan hari ini yang membuat Anda bersemangat?
Saya rasa tidak ada manfaatnya kegiatan bimbingan hari ini
21.
23.
B. Isilah kolom dibawah ini sesuai dengan yang kamu alami!
c. ............................................................................ d. ............................................................................ e. ............................................................................
2.
Urutkan bagian-bagian bimbingan hari ini, dari yang paling membuat Anda tertarik! (yang sudah dituliskan di no 1)
Saya penasaran dengan materi yang akan diberikan guru BK pada bimbingan hari ini
a. ......................................................................... (1) b. ......................................................................... (2) c. ......................................................................... (3) d. ......................................................................... (4) e. ......................................................................... (5) 3.
Berikan pernyataan hasil belajar Anda yang benar-benar Anda resapi dalam hati dengan menggunakan “I Statement”! ................................................................................................ ................................................................................................ ................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143 Skala Kiraan Sikap
Beri tanda centang () di depan kata sifat yang cocok dengan keadaan kamu selama mengikuti layanan bimbingan ini : ____ pasif
____ santai
____ membosankan
____ Tidak suka
____ rutin
____ melelahkan
____ berat
____ aktif
____ antusias
____ termotivasi mengikuti
____ mengasikkan
____ praktis
____ berguna
____ memperhatikan
____ tertarik
____ sulit
____ malas
____ bingung
Terimakasih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144 PANDUAN OBSERVASI SISWA YANG KURANG TERMOTIVASI Tanggal : Perilaku
5'
10'
15'
20'
Waktu 25'
30'
35'
40'
45'
30'
35'
40'
45'
Ngobrol Tidur Bermain-main Membadut Jalan-jalan Ribut Membaca buku Melamun Main hp Mengganggu Asal bicara Pasif Sering keluar kelas Terlambat Bosan Menggambar Tidak terlibat PANDUAN OBSERVASI SISWA YANG TERMOTIVASI Perilaku
5'
10'
15'
20'
Waktu 25'
Aktif Bertanya Mendengarkan Memperhatikan Mencatat Memecahkan masalah Senang Menjawab pertanyaan Membaca perintah Tekun Semangat Tertarik Mengetahui, Guru BK
Drs R. Joko Wuryono NIP. 19571207 198803 1 001
Pengamat
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145
PANDUAN WAWANCARA GURU
Berikut ini panduan wawancara guru BK mengenai
BIMBINGAN DAN KONSELING
bimbingan klasikal. Panduan wawancara ini digunakan
DI SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN
untuk memperoleh data mengenai keadaan siswa menurut guru BK. A. Motivasi Siswa 1. Bagaimana
motivasi
siswa
dalam
mengikuti
bimbingan klasikal pada kelas yang diampu Anda?
2. Apakah alasan Anda mengatakan bahwa motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal rendah/ tinggi?
3. Kelas mana yang menurut Anda memiliki motivasi mengikuti bimbingan klasikal rendah? Nama Narasumber
: 4. Apakah yang menjadi indikator Anda bahwa kelas
Jabatan
:
Hari/Tanggal wawancara
:
Topik Bimbingan
:
Pewawancara
:
tersebut memiliki motivasi mengikuti bimbingan klasikal rendah?
5. Cara apa saja yang telah Anda gunakan untuk meningkatkan motivasi siswa mengikuti bimbingan klasikal di kelas tersebut?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146
B. Pemberian Materi Bimbingan
3. Apakah Anda merasa siswa akan senang dengan
1. Bagaimana Anda memberikan materi bimbingan
kegiatan dinamika kelompok yang akan digunakan
klasikal?
2. Apakah menurut Anda materi yang diberikan sudah
peneliti?
4. Apakah
sesuai dengan kebutuhan siswa?
3. Bagaimana Anda tahu siswa menyerap informasi dari materi bimbingan klasikal?
Anda
tertarik
menggunakan
dinamika
kelompok dalam bimbingan klasikal?
D. Penggunaan
Dinamika
Kelompok
dalam
bentuk
Permainan 1. Bagaimana menurut Anda bimbingan klasikal akan
4. Bagaimana proses refleksi dari materi yang telah Anda
berjalan dengan lebih baik dengan permainan yang
berikan?
C. Penggunaan Dinamika Kelompok
digunakan oleh peneliti dalam penyampaian materi?
2. Apakah melalui permainan yang digunakan peneliti
1. Apakah selama ini dalam bimbingan klasikal Anda
dapat membantu siswa lebih mudah memahami materi
telah menggunakan metode dinamika kelompok?
bimbingan?
2. Apakah menurut Anda dinamika kelompok efektif digunakan pada kelas yang Anda katakan memiliki motivasi mengikuti bimbingan klasikal rendah?
Catatan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147
PANDUAN WAWANCARA SISWA
Berikut ini panduan wawancara mengenai motivasi siswa
PADA BIMBINGAN KLASIKAL
setelah diberikan bimbingan klasikal. Panduan wawancara
DI SMA NEGERI 1 DEPOK, SLEMAN
ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keadaan siswa setelah diadakan bimbingan klasikal pada setiap siklus. A. Materi Bimbingan 1. Bagaimana komentar Anda dengan topik bimbingan hari ini?
2. Menurut Anda materi yang diberikan guru BK sudah sesuai dengan kebutuhan siswa?
3. Apakah
Anda
merasa
terbantu
dengan
materi
bimbingan hari ini? Nama Narasumber
: 4. Manfaat apa yang Anda peroleh dari materi bimbingan
Kelas
:
Hari/Tanggal wawancara
:
Topik Bimbingan
:
Pewawancara
:
hari ini?
B. Dinamika Kelompok 1. Apakah kegiatan dinamika kelompok yang digunakan guru BK dalam kegiatan hari ini dapat membantu Anda dalam memahami materi bimbingan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148
2. Apakah menurut Anda dinamika kelompok yang
3. Bagaimana perasaanmu ketika mengikuti permainan
digunakan dalam topik bimbingan hari ini sudah sesuai
saat bimbingan klasikal tadi?
dengan materi bimbingan? D. Ketercapaian Motivasi Siswa yang Tinggi 3. Apakah Anda merasa senang dengan dinamika
1. Apakah melalui kegiatan yang dilakukan hari ini dapat
kelompok yang digunakan guru BK dalam bimbingan
membuat Anda berpikir bahwa bimbingan klasikal
hari ini?
menyenangkan?
4. Apakah Anda tertarik dengan dinamika kelompok
2. Apakah melalui kegiatan dinamika kelompok lebih
yang digunakan dalam kegiatan bimbingan hari ini?
C. Penggunaan
Dinamika
Kelompok
dalam
bentuk
membuat Anda tertarik daripada ceramah?
3. Apakah penggunaan permainan edukatif bimbingan
Permainan
hari ini dapat membantu Anda lebih termotivasi
1. Bagaimana menurut Anda dengan permainan yang
mengikuti layanan bimbingan di kelas?
digunakan oleh guru BK dalam penyampaian materi bimbingan hari ini?
4.
Bagaimana
komentarmu
bimbingan hari ini? 2. Apakah melalui permainan yang digunakan guru BK dapat membantu Anda lebih mudah memahami materi bimbingan?
Catatan:
mengenai
kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Rekapitulasi Data Instrumen Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149 Rekapitulasi Skor Item Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Item Saya senang... Saya lupa... Saya sebenarnya malas... Saya berusaha merefleksikan... Saya meminta penjelasan... Saya malas... Saya ingin tahu... Saya berusaha... Banyak hal yang... Saya rasa... Saya lebih suka... Saya rasa... Refleksi kegiatan... Perintah guru... Saya menghargai... Saya malas... Banyak manfaat... Saya gembira... Saya rasa... Lebih baik saya... Saya berusaha... Menurut saya... Saya penasaran... Jumlah Rata-rata Keterangan: ST : Sangat Tinggi T : Tinggi S : Sedang R : Rendah SR : Sangat Rendah
Analisis Pra Penelitian Siklus II Siklus II Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 97 T 118 ST 119 ST 91 T 99 T 102 T 91 T 100 T 103 T 97 T 97 T 98 T 96 T 97 T 103 T 94 T 101 T 104 ST 93 T 100 T 104 ST 91 T 98 T 102 T 88 T 111 ST 113 ST 97 T 104 ST 105 ST 103 T 105 ST 107 ST 96 T 101 T 105 ST 106 ST 105 ST 111 ST 87 S 96 T 102 T 102 T 104 ST 106 ST 91 T 97 T 102 T 96 T 106 ST 110 ST 85 S 93 T 104 ST 101 T 104 ST 108 ST 92 T 99 T 102 T 82 S 89 T 104 ST 97 T 97 T 101 T 83 S 98 T 102 T 2156 2319 2417 93,7 100,82 100,08
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150 Rekapitulasi Skor Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
No
Nama
Pra Penelitian
Analisis Siklus I
Siklus II
Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori 1 Aloysius Abimanyu MP 77 75 81 ST ST ST 2 Cornelius Hari Christiyadi 64 65 75 T T ST 3 Giovani Ega Charisma 57 61 75 S S ST 4 Lucia Shanti Desyana A. 65 67 69 T T T 5 Margareta Ayu Indah 69 71 76 T T ST 6 Maria Ivana Witanto 75 83 83 ST ST ST 7 Muhammad Yusuf 64 87 75 T ST ST 8 Oktavia Saraswati 75 81 83 ST ST ST 9 Ramadhista Hutama Putra 71 82 82 T ST ST 10 Raymunda Reni Vivianty 65 75 70 T ST T 11 Regina Ayudyaningsari P 65 70 76 T T ST 12 Rifki Nugroho Arifin 84 84 83 ST ST ST 13 Rizky Firdaus Subchan 80 81 81 ST ST ST 14 Satria Lala Saputra 66 68 69 T T T 15 Skolastika Shinta Desyana A. 61 75 75 S ST ST 16 Stya Adi Purnomo 70 76 78 T ST ST 17 Talitha Ardelia 64 69 69 T T T 18 Tamara Fitri Pratiwi 63 78 75 S ST ST 19 Titin Dwi Septyaningrum 70 81 78 T ST ST 20 Ulfah Atiqah Sari 71 70 75 T T ST 21 Ulfah Midiana 67 69 69 T T T 22 Ulinnuha Fahmi 68 73 76 T T ST 23 Vella Ardhea Ghanieyu Kasih 71 67 75 T T ST 24 Verrina Annisa Dikamantari 38 85 70 SR ST T 25 Vinda Aprillia Ardita 73 69 69 T T T 26 Whihelmina Sharllet RR 52 50 64 S R T 27 Widha Putri Pangestu 67 69 70 T T T 28 Yogi Hasna Meisyarah 69 72 76 T T ST 29 Yohanna Lawanda Da costa 66 70 75 T T ST 30 Yola Sekarini Utami 62 59 79 S S ST 31 Yustina Nur Widayanti 76 73 90 ST T ST 32 Yusuf Himawan Sutrisno 71 64 76 T T ST Jumlah 2156 2319 2417 Rata-rata 63,37 72,47 75,53 Keterangan: ST : Sangat Tinggi T : Tinggi S : Sedang
R : Rendah SR : Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151 Rekapitulasi Kategori Item Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Rendah (SR) Rendah (R) Sedang (S) Tinggi (T) Sangat Tinggi (ST)
Waktu Pelaksanaan Pra Penelitian Siklus I
Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 4 17,39% 0 0% 0 0% 18 78,26% 15 65,22% 10 43,48% 1 4,35% 8 34,78% 13 56,52%
Rekapitulasi Kategori Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
No 1 2 3 4 5
Kategori Sangat Rendah (SR) Rendah (R) Sedang (S) Tinggi (T) Sangat Tinggi (ST)
Waktu Pelaksanaan Pra Penelitian Siklus I
Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 3,12% 0 0% 0 0% 0 0% 1 3,12% 0 0% 5 15,63% 2 6,25% 0 0% 20 62,50% 16 50% 9 28,13% 6 18,75% 13 40,63% 23 71,87%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152 Rekapitulasi Skor Skala Kiraan Sikap Positif Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal
No
Sikap
Pra Penelitian
Waktu Pelaksanaan Siklus I
Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Antusias Mengasyikkan Berguna Tertarik Santai Aktif Termotivasi mengikuti Praktis Memperhatikan Jumlah
18 19 17 20 21 17 13 5 9 139
56% 59% 53% 63% 66% 53% 41% 16% 28% 48%
21 26 22 25 28 20 16 7 11 176
66% 81% 69% 78% 88% 63% 50% 22% 34% 16%
22 29 28 28 31 27 19 10 14 208
69% 91% 88% 88% 97% 84% 59% 31% 44%
72%
Rekapitulasi Skor Skala Kiraan Sikap Negatif Siswa Dalam Mengikuti Layanan Bimbingan Klasikal Waktu Pelaksanaan No
Sikap
Pra Penelitian
Siklus I
Siklus II
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Pasif 2 Membosankan 3 Rutin 4 Berat 5 Malas 6 Tidak suka 7 Melelahkan 8 Sulit 9 Bingung Jumlah
13 10 15 10 9 10 14 9 11 101
41% 31% 47% 31% 28% 31% 44% 28% 34% 35%
6 5 9 6 2 4 8 3 8 51
19% 16% 28% 19% 6% 13% 25% 9% 25% 17,5%
1 1 9 1 1 1 3 1 2 20
3% 3% 28% 3% 3% 3% 9% 3% 6%
7%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3
3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4
4 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3
5 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2
6 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4
7 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 4
8 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3
Tabulasi Data Angket Uji Coba 10 11 12 13 14 15 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 1 1 2 2 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 1 4 2 3 4 3 3 4
16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3
17 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3
18 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 2 3 3
19 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3
20 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 1 3 3 2 2 3 3
21 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3
22 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2
23 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3
24 3 2 1 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2
25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4
26 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3
27 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154 Skoring Pra Penelitian 6 Mei 2013 1 1 4 2 3 3 3 4 3 5 3 6 3 7 3 8 3 9 3 10 3 11 4 12 4 13 3 14 3 15 3 16 3 17 3 18 3 19 3 20 3 21 3 22 3 23 3 24 2 25 3 26 2 27 3 28 3 29 3 30 3 31 3 32 3 Jumlah 97 Rata-Rata 3 No Absen
2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 91 91 2,8 2,8
4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 4 4 97 3
5 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 4 4 96 3
6 7 8 9 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 1 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 94 93 91 88 2,9 2,9 2,8 2,8
10 11 12 13 14 15 16 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 1 2 2 2 2 1 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 2 4 4 1 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 97 103 96 106 87 102 91 3 3,2 3 3,3 2,7 3,2 2,8
17 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 96 3
18 19 20 21 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 1 2 2 2 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 85 101 92 82 2,7 3,2 2,9 2,6
22 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 97 3
23 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 83 2,6
Jumlah 77 64 57 65 69 75 64 75 71 65 65 84 80 66 61 70 64 63 70 71 67 68 71 38 73 52 67 69 66 62 76 71
Rata-Rata
3,347826 2,782609 2,478261 2,826087 3 3,26087 2,782609 3,26087 3,086957 2,826087 2,826087 3,652174 3,478261 2,869565 2,652174 3,043478 2,782609 2,73913 3,043478 3,086957 2,913043 2,956522 3,086957 1,652174 3,173913 2,26087 2,913043 3 2,869565 2,695652 3,304348 3,086957
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155 Skoring Siklus I 16 Mei 2013 1 2 3 4 1 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 5 4 3 3 3 6 4 3 4 3 7 4 3 1 4 8 4 4 4 3 9 4 4 3 3 10 4 3 3 3 11 4 3 3 2 12 4 4 4 4 13 4 3 4 3 14 3 3 3 3 15 4 3 4 3 16 3 3 4 3 17 3 3 3 3 18 4 3 3 3 19 4 4 4 3 20 4 3 3 3 21 3 3 3 3 22 4 3 3 3 23 4 3 3 2 24 4 4 4 4 25 3 3 3 3 26 3 2 2 2 27 3 3 3 3 28 4 3 3 3 29 4 3 3 3 30 3 3 1 3 31 4 3 4 4 32 3 3 3 3 Jumlah 118 99 100 97 Rata-Rata 3,7 3,1 3,1 3 No Absen
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 97 101 100 98 111 104 105 101 105 96 104 97 106 93 104 99 89 3 3,2 3,1 3,1 3,5 3,3 3,3 3,2 3,3 3 3,3 3 3,3 2,9 3,3 3,1 2,8
22 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 97 3
23 Jumlah Rata-Rata 3 75 3,26087 2 65 2,826087 3 61 2,652174 2 67 2,913043 3 71 3,086957 3 83 3,608696 4 87 3,782609 3 81 3,521739 3 82 3,565217 3 75 3,26087 4 70 3,043478 3 84 3,652174 3 81 3,521739 3 68 2,956522 3 75 3,26087 4 76 3,304348 3 69 3 4 78 3,391304 3 81 3,521739 3 70 3,043478 3 69 3 3 73 3,173913 3 67 2,913043 4 85 3,695652 3 69 3 2 50 2,173913 3 69 3 3 72 3,130435 3 70 3,043478 4 59 2,565217 3 73 3,173913 2 64 2,782609 98 3,1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156 Skoring Siklus II 28 Mei 2013 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Jumlah Rata-Rata 1 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 81 3,52174 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 75 3,26087 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 75 3,26087 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 69 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 76 3,30435 6 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 83 3,6087 7 4 3 2 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 75 3,26087 8 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 83 3,6087 9 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 82 3,56522 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 70 3,04348 11 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 76 3,30435 12 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 83 3,6087 13 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 81 3,52174 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 3 15 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 75 3,26087 16 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 4 1 4 78 3,3913 17 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 69 3 18 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 75 3,26087 19 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 78 3,3913 20 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 75 3,26087 21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 3 22 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 76 3,30435 23 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 75 3,26087 24 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 70 3,04348 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 3 26 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 64 2,78261 27 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 70 3,04348 28 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 76 3,30435 29 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 75 3,26087 30 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 79 3,43478 31 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 90 3,91304 32 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 76 3,30435 Jumlah 119 102 103 98 103 104 104 102 113 105 107 105 111 102 106 102 110 104 108 102 104 101 102 Rata-Rata 3,7 3,2 3,2 3,1 3,2 3,3 3,3 3,2 3,5 3,3 3,3 3,3 3,5 3,2 3,3 3,2 3,4 3,3 3,4 3,2 3,3 3,2 3,2 No Absen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Hasil Uji SPSS 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 32
100,0
0
,0
32
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,927
N of Items 27
Item Statistics
V1
Mean 3,03
Std. Deviation ,400
N
V2
3,06
,504
32
V3
2,84
,574
32
V4
2,84
,574
32
V5
2,56
,504
32
V6
3,03
,647
32
V7
3,00
,622
32
V8
2,94
,504
32
V9
2,91
,530
32
V10
2,84
,628
32
V11
2,78
,553
32
V12
3,03
,647
32
V13
3,16
,677
32
V14
3,00
,568
32
V15
3,31
,535
32
V16
2,72
,523
32
V17
3,19
,592
32
V18
2,84
,677
32
V19
3,00
,440
32
V20
2,66
,653
32
V21
3,16
,574
32
V22
2,69
,471
32
V23
2,88
,554
32
V24
2,56
,669
32
V25
2,97
,309
32
V26
3,03
,538
32
V27
2,59
,560
32
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158 Item-Total Statistics
V1
Scale Mean if Item Deleted 75,59
Scale Variance if Item Deleted 75,281
Corrected Item-Total Correlation ,626
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,924
V2
75,56
76,641
,328
,927
V3
75,78
74,757
,474
,925
V4
75,78
74,112
,541
,924
V5
76,06
77,544
,224
,929
V6
75,59
72,894
,587
,924
V7
75,63
72,435
,658
,923
V8
75,69
74,931
,528
,925
V9
75,72
73,951
,609
,924
V10
75,78
74,499
,452
,926
V11
75,84
73,104
,675
,923
V12
75,59
72,507
,623
,923
V13
75,47
70,193
,805
,920
V14
75,63
75,726
,379
,927
V15
75,31
73,190
,690
,922
V16
75,91
76,410
,340
,927
V17
75,44
72,060
,734
,922
V18
75,78
70,499
,777
,920
V19
75,63
73,984
,742
,922
V20
75,97
73,644
,510
,925
V21
75,47
72,967
,662
,923
V22
75,94
77,867
,205
,929
V23
75,75
74,452
,527
,925
V24
76,06
73,028
,552
,924
V25
75,66
78,233
,267
,927
V26
75,59
73,217
,683
,923
V27
76,03
75,193
,441
,926
Scale Statistics Mean 78,63
Variance 79,790
Std. Deviation
N of Items
8,933
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159
T-Test Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
N
Std. Error Mean 1,480
pra
Mean 67,38
32
Std. Deviation 8,373
V2
72,47
32
8,187
1,447
V2
72,47
32
8,187
1,447
V3
75,53
32
5,518
,975
Paired Samples Correlations N Pair 1
pra & V2
Pair 2
V2 & V3
32
Correlation ,282
Sig. ,118
32
,476
,006
Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 pra – V2 Pair 2 V2 – V3
Mean -5,094 -3,063
Std. Deviation 9,923 7,379
Std. Error Mean 1,754 1,304
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -8,672 -1,516 -5,723 -,402
t -2,904 -2,348
df 31 31
Sig. (2-tailed) ,007 ,025
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Presensi Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Foto – Foto Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Siswa bermain handphone saat bimbingan klasikal berlangsung (pra tindakan)
Siswa berbicara dengan teman lain tanpa menghiraukan penjelasan guru (pra tindakan)
Kelas menjadi ramai karena ada siswa yang membuat gaduh (pra tindakan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Dokumentasi Siklus I
Peneliti menjelaskan tujuan bimbingan
klasikal
pada
awal
pertemuan
Peneliti mengajak siswa untuk melaksanakan permainan di luar kelas
Peneliti membagi kelas menjadi beberapa kelompok kecil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dokumentasu Siklus II
Peneliti memulai permainan yang akan dimainkan oleh siswa
Siswa melaksanakan permainan dalam kelompok
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI