PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING Studi Kasus Pada Pertenunan Santa Maria Boro
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: Ignatius Anugrah Widya Pratama NIM: 112114038
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING (Studi Kasus Pada Pertenunan Santa Maria Boro)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: Ignatius Anugrah Widya Pratama NIM: 112114038
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skripsi
AI\ALISIS PERBANDINGAN PERHITINGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING (Studi Kasus Pada Pertenunan Santa Maria Boro)
*#flsa{r -&*€ us
fff *E
I
\ {*' qt
.'TL {ra
r*e
KB
g
tsse&eJ \.-
ft gi
ilF
A
a_
F4 {r-a
#).\:t
Tr
tFl a -*" iLE
B.t
LJSE
-aa' Eg
rri
ssB
E1l
-B
Y
i\
\E 5t 6lur-'ao4q
t.
tsaP,# F;;* ' '"* f* fu
--d
ryeec=-*
f, f.
^F
\F\
"v
{-eL
f!z
g. r\ tsc.
'1
411211406& '-f\ ell
ffi .i1#
,ry*LE
ts*@ 7
aF
.r+E
Disetuiui oleh: i=rg -h' J I
|
,.\,.\
.f^'*'
*{\
I
KffiF- ,r#
Pembimbing
Ir. Drs. Hansiadi Yuli. H.
Tanggal 21 Oktober 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skripsi
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENT]RUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING (Studi Kasus Pada Pertenunan Santa Maria Boro) Dipersiapkan dan ditulis oleh: Ignatius Anugrah Widya Pratama
}ffM:'t*2114038 .Tef61r dipe*ahar*qn-di-d9p6o Eiimr+.Penguji PaOa tangall I Desernber 2015' .
Dan dinyatakan memenuhi syarat '
,, r:_!i;--
':_
.Susuna$.*ryqpPenguji.;t.-i ,:: 1/
Sekretaris
Anggota
C.A.,,'''% () _ LisiaApriani, S.E- M.Si., Ak., QIA., C.c. \#
Dr. Fr. Reni
Ketua:,,.. ,
Rffi
A.;M.Si.,'ld<.,
-l-
Anggota Anggota
Yogyakarta, 31 Desember 2015 Ekonomi
lil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku Tidak Bilang Kalau Kau Akan Berhasil Jika Tidak Menyerah, Tapi Kalau Kau Menyerah, Tidak Ada Lagi Yang Tersisa (Aomine Daiki)
Kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus Ayah dan Ibu tercinta Alm. Embah Ros tercinta Semua teman seperjuangan akuntansi, yang selalu memberi kritik dan saran
iv
F I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
ANALISIS PERBANDINGAN PBRHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PBRUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING (Studi Kasus Pada Pertenunan Santa Maria Boro) dan diajukan untuk diuji pada tanggal 11 Desember 2015 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila dikemudian hari saya melakukan tindakan tersebut di atas, saya bersedia menerima sanksi berupa skripsi ini digugurkan, ijazah dikembalikan kepada Pimpinan Universitas Sanata Dharma dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan.
Yogyakarta, 31 Desember 2015 Yang membuat Pernyataan,
Ignatius Anugrah Widya Pratama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: : Ignatius Anugrah Widya Pratama
Nama
Nomor Induk
Mahasiswa
:112114038
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul "ANALISIS
PERBAI\DINGAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING (Studi Kasus
Pada
Pertenunan Surlu Maria Boro)" beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian
saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, lnendistribusikannya secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Desember 2015
Ignatius An
VI
Widya Pratama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat karunia dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dari awal hingga akhir. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dengan judul “Analisis Penerapan Metode Target Costing Sebagai Sarana Pengendalian Biaya Produksi Dalam Mencapai Target Biaya”. Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis menyadari banyak memperoleh bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian penulis. 2. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, QIA selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. 4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli. Hartanto M. Si., Akt selaku pembimbing yang dengan sabar membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Trisnawati Rahayu M. Si., Akt yang telah meluangkan waktu dan kesabarannya untuk memberi bimbingan, arahan dan motivasi bagi penulis. 6. Segenap dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberi bimbingan dan ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan. 7. Bruder Petrus Sutimin selaku pemimpin perusahaan dan segenap karyawan, khususnya Bapak Anto yang telah memberikan segala informasi penting yang dibutuhkan selama pengerjaan skripsi ini. 8. Kedua orangtua saya dan sanak saudara yang telah memberikan dukungan moral dan materiil serta doa yang tiada habisnya. 9. Teman-teman seperjuangan kuliah dari berbagai angkatan dan Universitas yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, atas segala bantuannya baik materi, doa dan sumbang saran serta kritik. Penulis menyadari sepenuhnya akan segala kelemahan dan kekurangan yang ada dalam skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Akhir kata, semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 31 Desember 2015
(Ignatius Anugrah Widya Pratama)
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ KATA PENGANTAR .......................................................................................... HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................... HALAMAN DAFTAR TABEL ........................................................................... HALAMAN DAFTAR GAMBAR ....................................................................... HALAMAN ABSTRAK ....................................................................................... ABSTRACT .......................................................................................................... Bab I PENDAHULUAN ...................................................................................... A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penelitian .................................................................................. D. Manfaat Penelitian ................................................................................ E. Sistematika Penulisan ........................................................................... Bab II LANDASAN TEORI A. Biaya ..................................................................................................... B. Harga Pokok Produk ............................................................................. C. Biaya Standar ........................................................................................ D. Akuntansi Biaya Proses ........................................................................ E. Strategic Cost Reduction ...................................................................... F. Target Costing ...................................................................................... G. Kaizen Costing, Kendali Operasional dan Lean Manufacturing .......... H. Rekayasa Nilai ...................................................................................... I. Rantai Nilai ........................................................................................... J. Penentuan Harga Jual ........................................................................... Bab III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. C. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... D. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................. E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... F. Teknik Analisis Data ............................................................................
ix
i ii iii iv v vi vii ix xi xiii xiv xvi 1 1 3 3 3 4 6 12 13 15 17 18 26 29 30 36 39 39 39 40 40 41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab VI GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ............................................................................... B. Lokasi Perusahaan ................................................................................ C. Tujuan Didirikan Perusahaan ............................................................... D. Modal dan Sumber Dana Perusahaan ................................................... E. Struktur Organisasi ............................................................................... F. Personalia ............................................................................................. G. Produk................................................................................................... H. Produksi ................................................................................................ I. Pemasaran ............................................................................................. Bab V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Biaya Produksi Yang Dilakukan Perusahaan ................... B. Perhitungan Biaya Produksi Dengan Metode Target Costing.............. C. Membandingkan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Dengan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Target Costing ............ Bab VI PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................... B. Keterbatasan Masalah ........................................................................... C. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... LAMPIRAN ..........................................................................................................
x
44 46 47 48 48 53 54 55 59 60 67 90 93 93 94 96 99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel Judul
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Halaman
Tabel 5.1. Proporsi Pemakaian Bahan Baku Dalam 1 Kali Produksi ............ 61 Tabel 5.2. Biaya Pemakaian Bahan Baku Selama Tahun 2014 ..................... 62 Tabel 5.3. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Selama 2014 ....... 63 Tabel 5.4. Total Biaya Overhead Pabrik Tahun 2014 ................................... 65 Tabel 5.5. Perhitungan Total Biaya Produksi Pertenunan Santa Maria Boro 66 Tabel 5.6. Perbandingan Harga Selimut Dengan Produk Pesaing ................. 68 Tabel 5.7. Pemakaian Bahan Baku Benang Cotton Dalam Mencapai Target Costing ........................................................................................................... 68 Tabel 5.8. Perbandingan Biaya Bahan Baku Benang Katun Menurut Perusahaan Dengan Target Costing (1 Tahun Produksi) .................................................. 72 Tabel 5.9. Total Biaya Bahan Baku Benang Katun Yang Dapat Dihemat (1 Kali Produksi) ........................................................................................................ 72 Tabel 5.10. Pemakaian Bahan Baku Tepung Kanji Dalam Mencapai Target Costing ........................................................................................................... 73 Tabel 5.11. Perbandingan Biaya Bahan Baku Tepung Kanji Menurut Perusahaan Dengan Target Costing (1 Tahun Produksi) .................................................. 73 Tabel 5.12. Total Biaya Bahan Baku Tepung Kanji Yang Dapat Dihemat (12 kali Produksi) ........................................................................................................ 73 Tabel 5.13. Pemakaian Bahan Baku Dalam Mencapai Target Costing ......... 74 Tabel 5.14. Total Biaya Bahan Baku Yang Dapat Dihemat .......................... 74 Tabel 5.15. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung Dalam Mencapai Target Costing ........................................................................................................... 76 Tabel 5.16. Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Yang Dapat Dihemat ....... 76 Tabel 5.17. Pemakaian Pewarna dan TRO Dalam Mencapai Target Costing 79 Tabel 5.18. Perbandingan Pemakaian Pewarna dan TRO Menurut Perusahaan Dengan Target Costing(12 kali Produksi) ..................................................... 79 Tabel 5.19. Total Pemakaian Pewarna dan TRO Yang Dapat Dihemat (12 kali Porduksi) ........................................................................................................ 79 Tabel 5.20. Pemakaian Overhead Pabrik Lain-Lain Dalam Mencapai Target Costing ........................................................................................................... 83 Tabel 5.21. Perbandingan Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain Menurut Perusahaan Dengan Target Costing (12 kali produksi) .................................................... 84 Tabel 5.22. Total Biaya Overhead Pabrik Lain-Lain Yang Dapat Dihemat (12 kali produksi) ................................................................................................. 85 Tabel 5.23. Pemakaian Overhead Pabrik Dalam Mencapai Target Costing . 86 xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24. Tabel 5.24. Perbandingan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan Dengan Target Costing(12 kali produksi) ................................................................... 87 25. Tabel 5.25. Total Biaya Overhead Pabrik Yang Dapat Dihemat (12 kali produksi) ........................................................................................................ 88 26. Tabel 5.26. Perhitungan Total Biaya Produksi Target Costing Yang Terealisasi ...................................................................................................... 89 27. Tabel 5.27. Perbandingan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Dengan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Metode Target Costing ........ 90 28. Tabel 5.28. Tabel Penghematan Biaya Produksi (1 Tahun Produksi) ........... 91 29. Tabel 5.29. Tabel penghematan Biaya Produksi Per Unit ............................. 91
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2.1 2. Gambar 2.2 3. Gambar 4.1
Halaman Target Costing Model...................................................... Prinsip Penerapan Target Costing ................................... Struktur Organisasi ..........................................................
xiii
24 25 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING
Ignatius Anugrah Widya Pratama NIM: 112114038 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan perhitungan biaya produksi menurut perusahaan dengan perhitungan biaya produksi menurut target costing. Penelitian ini penting karena mengurangi biaya produksi perusahaan yang akan menawarkan harga jual yang lebih kompetitif. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif untuk membandingkan perhitungan biaya produksi menurut perusahaan dengan perhitungan biaya produksi menurut metode target costing. Hasil dari analisis data menunjukan bahwa 1) Biaya produksi per unit berdasarkan target costing adalah Rp69.541,00, Rp20.501,00 lebih rendah dari biaya produksi sebelumnya. Laba kotor per unit adalah Rp15.459,00. 2) Perusahaan disarankan untuk mengganti distributor bahan baku dan bahan penolong yang menawarkan harga yang rendah dengan kualitas yang sama. 3) Selanjutnya, perusahaan juga disarankan untuk menggunakan lampu LED dan power saver untuk menghemat biaya produksi. Kata kunci: target costing, biaya produksi, rekayasa nilai, pembiayaan kaizen
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
ANALYSIS OF COMPARISON PRODUCTION COST CALCULATION OF COMPANY AND TARGET COSTING METHOD Ignatius Anugrah Widya Pratama NIM: 112114038 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
This research purposed to compare the production cost calculated by company with that of target costing method. This research is important because reducing costs of production will offer the more competitive sales price. The kind of this research is a case study. Data collecting techniques were observation, documentation and interview. The data analysis technique was descriptive analysis by comparing production cost calculated by company with production cost calculated based on target costing method. The results of analysis data showed that 1) The production cost per unit based on target costing was Rp69.541,00, Rp20.501,00 lower than the previous one. The gross profit per unit was Rp15.459,00. 2) The company was suggested to change its vendor of materials that offered lower price with the similar quality. 3) Furthermore, it is also suggested to use LED lamps and power saver to economize the production costs.
Key words: target costing, production cost, value engineering, kaizen costing
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia usaha di era globalisasi ini setiap tahun semakin ketat. Hal ini ditandai dengan disetujuinya perjanjian-perjanjian perdagangan antar kawasan dunia seperti AFTA yang nantinya tidak akan akan ada hambatan tarif (bea masuk 0-5%) ataupun hambatan non tarif untuk negara negara anggota ASEAN. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2014, secara kumulatif nilai impor mencapai US$178,18 miliar atau turun 4,53% dibandingkan periode tahun 2013 sedangkan nilai ekspor selama 2014 mencapai US$176,29 miliar turun 3,43% dibandingkan periode tahun 2013 sehingga pada tahun 2014 terdapat defisit pendapatan sebesar US$1,89 miliar. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI), Suryani SF Motik, menegaskan bahwa Indonesia belum siap menyambut AFTA 2015. Tingkat ekspor lebih kecil daripada impor mengindikasikan bahwa produk hasil karya dalam masih kurang diminati pasar mancanegara maupun domestik dikarenakan harga yang terlalu tinggi dan kualitas produk yang ditawarkan masih kalah dengan produk dari luar negeri. Padahal sesungguhnya dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah, faktor tersebut selayaknya dapat menjadi modal besar untuk bersaing di pasaran bebas apabila dikelola dengan baik dan benar. Dalam rangka untuk bersaing dalam persaingan global, sebaiknya pengusaha 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Indonesia perlu menciptakan produk inovatif dan berkualitas yang ditawarkan dengan harga kompetitif. Salah satu cara untuk menciptakan produk inovatif yang menawarkan kualitas dengan biaya yang rendah adalah dengan penggunaan metode target costing yang berbasis desain inovatif dan hemat biaya yang dapat dibangun dalam tahap desain, scout pemasok, sistem produksi dan pelaksanaan aktivitas yang tepat guna. Target costing merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi biaya produksi yakni dengan cara menentukan harga jual terlebih dahulu yang kemudian dikurangi perkiraan laba yang ingin dicapai. Metode ini diharapkan dapat membantu para pelaku bisnis dalam upaya mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan tanpa harus menaikkan harga jual untuk menciptakan produk yang berinovasi dengan biaya rendah. Pertenunan Santa Maria Boro yang berlokasi di Kulon Progo Provinsi D.I. Yogyakarta ini merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan industri pertenunan dengan produk andalannya adalah selimut sebagai perlengkapan tempat tidur. Disamping itu, Ketua Panita Pelaksana Deklarasi Busana Indonesia Iman Sucipto Umar menjelaskan bahwa pada tahun 2013, ekspor kain dalam bentuk pakaian dari Indonesia berjumlah US$ 7,52 miliar sebanyak 20% merupakan busana dengan bahan baku kain batik dan tenun. Hal ini menunjukan bahwa penjualan kerajinan tenun dapat menjadi komoditas andalan ekspor bagi Indonesia dalam meningkatkan rangka untuk meningkatkan pemasukan negara. Dengan menggunakan metode target costing ini, perusahaan diharapkan dapat menciptakan produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dengan harga yang kompetitif dan dapat memperoleh laba yang diinginkan sehingga segala sesuatu yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai. Topik yang dipilih oleh penulis: “Analisis Penerapan Metode Target Costing Sebagai Sarana Pengendalian Biaya Produksi Dalam Mencapai Target Laba Studi Kasus Pada Pertenunan Santa Maria Boro”. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana perbandingan perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan dengan perhitungan biaya produksi dengan metode target costing? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui perbandingan perhitungan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan perhitungan biaya produksi dengan metode target costing.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Perusahaan Sebagai alternatif dan sumbangan pemikiran bagi Pertenunan Santa Maria Boro di Kulon Progo dalam menerapkan metode perhitungan biaya berdasarkan target dalam upaya untuk menentukan biaya produksi yang disesuaikan dengan pengeluaran biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang efektif dan efisien.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
2. Bagi Universitas Sebagai karya tulis yang dapat digunakan sebagai referensi bacaan mengenai target costing bagi pihak yang membutuhkan dan untuk memperkaya kepustakaan. 3. Bagi Penulis Sebagai sarana dalam mengimplementasikan pengetahuan yang didapat selama studi kuliah melalui praktek penelitian dan menambah pengetahuan terkait sejauh mana teori ini dapat diterapkan dalam perusahaan. E. Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari enam bab, yang terdiri dari: Bab I : Pendahuluan Pada bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II: Landasan Teori Pada bab ini membahas mengenai teori-teori yang akan digunakan sebagai dasar untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian. Bab III:Metode Penelitan Pada bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data-data yang akan diperlukan, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Bab IV :Gambaran Umum Perusahaan Berisi tentang sejarah perkembangan perusahaan, tujuan pendirian perusahaan, struktur organisasi perusahaan, personalia dan proses produksi. Bab V : Analisis Data dan Pembahasan Pada bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasan data-data yang diperoleh selama penelitian. Bab VI : Penutup Berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil, keterbatasan penelitian, dan saran untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Setiap produk yang dihasilkan dalam sistem produksi mengandung unsurunsur biaya. Menurut Sprouse dan Moonits yang dikutip Suwardjono (2014: 399), biaya adalah sebuah pengorbanan yang dibuat untuk menjamin laba dengan harga dan diukur pertukaran. Menurut Hansen dan Mowen (2012: 47), biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang/ jasa yang dharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Menurut Carter (2006: 30), biaya adalah suatu nilai tukar, pengeluaran atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat. Adapun Witjaksono (2013: 3) berpendapat bahwa biaya atau cost dapat dikaitkan atau dihubungkan dengan manfaat sesuai prinsip dapat saling ditandingkan antara pengorbanan dengan manfaat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa biaya adalah suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh manfaat untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi biaya berbeda dengan beban, karena beban sendiri meruakan suatu arus keluar yang diukur dari barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Dalam mengklasifikasi biaya menurut hubungannya dengan produk, Carter (2006: 40) menggolongkan biaya menjadi dua, yakni: 1. Biaya Manufaktur/ Biaya Produksi Dalam biaya manufaktur terdapat tiga komponen utama, yakni terdiri dari: a. Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. b. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. c. Overhead pabrik sendiri terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik antara lain bahan tidak langsung atau bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung dan biaya tidak langsung lainnya. Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu produk tetapi tidak diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk. Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja tidak secara langsung ditelusuri ke konstruksi atau komposisi produk jadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
2. Biaya Komersial Dalam biaya komersial terdapat dua komponen utama, yakni terdiri dari: a. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan ketika proses manufaktur selesai dan produk ada dalam kondisi siap dijual. Contoh biaya pemasaran biaya pengiriman. b. Biaya administratif termasuk biaya yang terjadi dalam mengarahkan dan mengendalikan organisasi. Contoh biaya administratif: Gaji pegawai bagian keuangan. Dalam menunjang kegiatan operasional suatu perusahaan, diperlukan departemen-departemen
biaya
yang
bertanggung
jawab
untuk
mengumpulkan, menyusun dan mengkomunikasikan informasi mengenai aktivitas-aktivitas suatu perusahaan. Departemen biaya akan berkoordinasi berbagai departemen lainnya, yakni: 1. Departemen manufaktur, bertugas untuk mendesain dan mengendalikan produksi. 2. Departemen personalia, bertugas untuk melakukan wawancara dan memilih karyawan serta memelihara catatan karyawan, termasuk tingkat upah. 3. Departemen keuangan, bertanggung jawab atas administrasi finansial dari suatu perusahaan. 4. Departemen pemasaran, menggunakan data biaya utuk menentukan produk-produk yang menguntungkan dan untuk menentukan kebijakan penjualan, merencanakan promosi dan mengevaluasi segmen pasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
5. Departemen hubungan masyarakat, bertugas untuk memelihara hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakatnya, terutama pelanggan dan pemegang saham perusahaan. Departemen biaya menyediakan informasi untuk diumumkan kepada publik menyangkut informasi tentang harga, gaji dan dividen. Menurut Hansen dan Mowen (2007: 98), klasifikasi biaya berdasarkan perilaku biaya: 1. Biaya variabel, yaitu biaya yang dalam jumlah keseluruhan bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran. 2. Biaya tetap, yaitu biaya yang dalam jumlah keseluruhan konstan dalam relevan ketika tingkat keluaran aktivitas berubah. Yang dimaksud dengan rentang yang relevan adalah rentang keluaran dimana asumsi huungan biaya/ keluaran berlaku. 3. Biaya campuran, yaitu biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya variabel. Menurut Carter (2006: 43), klasifikasi biaya berdasarkan hubungannya dengan volume kegiatan: 1. Biaya variabel, yakni jumlah total biaya yang berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Contoh: upah lembur. 2. Biaya tetap, yakni biaya yang bersifat konstan secara total dalam rentang yang relevan. Tanggungjawab pengendalian biaya tetap merupakan tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
manajemen menengah atau manajemen eksekutif bukan tugas penyelia operasi. Contoh: biaya sewa. 3. Biaya semivariabel merupakan biaya yang memiliki elemen sifat biaya tetap dan biaya variabel. Contoh: biaya listrik. Dalam mengelompokkan biaya sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: 1. Biaya relevan, yaitu biaya yang mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan. 2. Biaya tidak relevan, yaitu biaya yang tidak mempengaruhi manajemen dalam pengambilan keputusan. Menurut Salman (2013: 26), klasifikasi biaya berdasarkan hubungannya dengan fungsi produksi, yakni: 1. Biaya bahan baku adalah besarnya penggunaan bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi unutk mengahasilkan produk jadi. Contoh: benang dalam perusahaan pertenunan, yaitu mengubah benang menjadi kain tenun. 2. Biaya pekerja langsung adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pekerja yang berkait langsung dengan proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. Contoh: gaji bagian pemotong kain dalam perusahaan pakaian. 3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan selain biaya bahan baku dan biaya pekerja langsung. Contoh: biaya overhead lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Menurut Riwayadi (2014: 16), klasifikasi biaya berdasarkan fungsi utama organisasi, yakni: 1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 2. Biaya pemasaran (marketing expenses) adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi pemasaran. Contoh: biaya iklan dan biaya gaji karyawan pemasaran. 3. Biaya administrasi dan umum (administrative and general expenses) adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Contoh: biaya gaji karyawan departemen personalia. Menurut Surjadi (2013: 11), klasifikasi biaya didasarkan pada hubungan biaya dengan periode akuntansi: 1. Capital expenditure adalah pengeluaran yang mempunyai manfaat untuk masa mendatang, yang dicatat sebagai aktiva. 2. Revenue expenditure adalah pengeluaran yang mempunyai manfaat hanya untuk periode sekarang, yang dicatat sebagai expense. Menurut Witjaksono (2013: 19-20), biaya berdasarkan pada pertanggung jawabannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Biaya terkendali (controllable cost) adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu tempat biaya dan atas pengeluaran biaya tersebut seseorang harus mempertanggung jawabkan. Contoh: dalam departemen produksi, manajer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
produksi bertanggung jawab atas biaya produksi yang masih dalam kendali kekuasaannya, misalnya total jam tenaga kerja karyawan. 2. Biaya tak terkendali (un-controllable cost) adalah biaya yang tidak bisa dibebankan tanggung jawab pengeluarannya pada seseorang manajer/ pimpinan pusat biaya. Contoh: manajer tidak bertanggung jawab atas kenaikan upah akibat naiknya Upah Minimum Provinsi. B. Harga Pokok Produk Menurut Surjadi (2013: 4), biaya diartikan dalam pengertian luas dan pengertian sempit. Biaya dalam arti luas diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan mata uang yang telah terjadi atau kemungkinan terjadi dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit, biaya dipandang sebagai bagian dari harga pokok yang dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan. Harga pokok itu sendiri diartikan sebagai bagian dari harga perolehan atau harga beli yang ditunda pembebanannya atau yang belum dimanfaatkan dalam rangka merealisasikan pendapatan. Menurut Witjaksono (2013: 16), harga pokok adalah sejumlah nilai aktiva (asset), tetapi apabila selama tahun berjalan aktiva tersebut dimanfaatkan untuk membantu memperoleh penghasilan, aktiva tersebut harus dikonversikan ke beban (expense). Menurut Hansen dan Mowen (2009: 55), harga pokok produk diartikan sebagai pembebanan biaya yang mendukung tujuan manajerial yang spesifik, sehingga harga pokok produk bergantung pada tujuan manajerial yang sedang berusaha untuk dicapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
C. Biaya Standar Menurut Horngen, et al. (2013: 256-257), standar adalah penentuan harga, biaya atau kuantitas yang digunakan secara hati-hati yang digunakan sebagai patok duga (benchmark) untuk menilai suatu kinerja. Terdapat dua komponen standar, yakni standard input dan standard price. Standard input adalah penentuan kuantitas input secara hati-hati yang dibutuhkan untuk output per unit. Standard price adalah penentuan harga secara hati-hati yang diharapkan oleh perusahaan untuk membayar input per unit. Menurut Witjaksono (2013: 133), biaya standar adalah patok duga (benchmark) yang secara efektif dan efisien ditetapkan dimuka untuk biaya-biaya yang seharusnya dikonsumsi oleh suatu produk. Penggunaan metode biaya standar memiliki beberapa keuntungan, yakni: 1. Biaya standar dapat dijadikan pijakan untuk perbandingan biaya, sehingga memungkinkan dilakukannya patok duga (benchmark). 2. Perhitungan
biaya
standar
diikuti
dengan
analisis
varian
yang
memungkinkan manajer untuk menerapkan Management By Exeption. 3. Varian dapat dijadikan alat untuk penilaian kinerja. 4. Motivasi bagi karyawan karena varian dijadikan salah satu indikator penilaian kinerja. 5. Penggunaan standar dalam penentuan harga produk menyebabkan biaya produk yang lebih stabil dibandingkan dengan penggunaan biaya aktual. 6. Sistem biaya standar lebih murah dari sistem biaya normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Tidak ada sistem yang sempurna, apabila suatu sistem memiliki keunggulan-keunggulan maka sistem tersebut memiliki suatu kelemahan. Berikut adalah kelemahan dalam sistem biaya standar: 1. Terlalu menekankan pada hal negatif berdampak pada moral 2. Laporan biaya standar tidak tepat waktu. 3. Insentif pembentukan persediaan. 4. Varian laba Favorable dapat saja salah diinterpretasikan. 5. Continous improvment mungkin lebih penting dari mencapai standar. 6. Penekanan pada standar mungkin mengabaikan objektif yang penting. Menurut Salman (2013: 206-208), sistem biaya standar bermanfaat untuk peningkatan perencanaan, pengendalian operasi dalam pengukuran efisiensi manajerial dan kalkulasi biaya produk. Biaya standar dapat digunakan untuk: 1. Penyederhanaan prosedur penentuan biaya produk. Penentuan biaya produk menjadi lebih mudah atau sederhana karena biaya standar telah ditetapkan sebelumnya. 2. Memudahkan pembuatan anggaran. Penggunaan biaya standar dapat mempermudah pihak manajemen dalam menyusun anggaran produksi, meliputi anggaran pembelian bahan baku, anggaran biaya bahan baku, anggaran tenaga kerja, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok produksi dan anggaran harga pokok penjualan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3. Pengendalian biaya. Biaya standar bertujuan untuk lebih memudahkan dalam melakukan pengendalian biaya. Pengendalian biaya dapat dilakukan melalui análisis varians atau selisih antara biaya atau volumen standar dengan biaya atau volume aktual. 4. Penentuan harga jual. Biaya standar merupakan salah satu jenis kalkulasi biaya produk, selain biaya penyerapan penuh (full absorption) dan biaya variabel (variable costing). Biaya standar dapat digunakan untuk menentukan harga jual. Berdasarkan praktiknya, terdapat dua jenis standar yang biasa digunakan sebagai patokan dalam merancang biaya standar: 1. Standar ideal merupakan efisiensi maksimum dan akan dapat tercapai apabila semua perencanaa berjalan dengan lancar. 2. Standar yang dapat dicapai merupakan jenis standar yang dapat dicapai dalam kondisi operasi efisien.
D. Akuntansi Biaya Proses Tujuan dalam sebuah sistem perhitungan biaya adalah menentukan biaya dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam perhitungan biaya proses, bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Menurut Carter (2007: 176), ada tiga bentuk aliran produksi fisik dalam perhitungan biaya berdasarkan: 1. Aliran Produk Berurutan (Sequential Product Flow) Pada aliran produk berurutan, setiap produk diproses secara berurutan dengan langkah-langkah yang sama. Contoh: mengolah tanah liat menjadi bentuk patung. Patung yang sudah jadi (sudah dibentuk) kemudian di jemur lalu di lakukan finishing. 2. Aliran Produk Paralel (Parallel Product Flow) Pada aliran produk paralel, ada beberapa proses untuk membentuk komponen dari suatu produk secara terpisah, kemudian setelah komponen selesai akan dilakukan penggabungan komponen dalam divisi perakitan. Setelah selesai dirakit maka akan dilakukan finishing. Contoh: dalam pabrik pembuat kacamata, ada dua proses dalam produksi. Pertama, proses membentuk bingkai kacamata dari bahan dasar besi. Kemudian ada proses membentuk lensa kacamata. Setelah kedua komponen selesai, kedua komponen akan dirakit di divsi perakitan untuk mencocokkan ukuran lensa dengan bingkai. Lalu dari divisi perakitan, barang dalam proses akan dikirim ke divisi selanjutnya untuk di finishing. 3. Aliran Produk Selektif (Product Selective Flow) Dalam aliran produk selektif, produk berpindah-pindah ke departemendepartemen berbeda dalam suatu pabrik, bergantung pada produk final yang dihasilkan. Manfaat dari aliran produk selektif diantaranya sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
alat
stabilisasi
ekonomi,
meningkatkan
pemerataan
17
pendapatan,
meningkatkan semangat usaha dan meningkatkan hubungan internasional. E. Strategic Cost Reduction Menurut Mulyadi (2007: 412-414), strategic cost reduction memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Bertujuan untuk menempatkan perusahaan pada posisi kompetitif 2. Berlingkup luas 3. Berjangka panjang 4. Bersifat berkelanjutan 5. Bersifat proaktif 6. Berfokus ke seluruh matarantai nilai 7. Berdasarkan mindset yang berfokus kepada customer dan improvment berkelanjutan Di berbagai perusahaan di Amerika Serikat telah mengembangkan berbagai upaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan global yaitu mengembangkan berbagai sistem informasi biaya untuk menunjang strategic cort reduction, yakni: 1. Target Costing 2. Kaizen Costing 3. Life Cycle Product Costing 4. Quality Cost System 5. ABC System 6. Contemporary Feedback Control
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
F. Target Costing Dalam upaya mengurangi jumlah biaya bersifat strategik, target costing merupakan metode yang tepat dalam mengelola biaya pada tahap desain dan pengembangan produk untuk mencapai harga kompetitif dalam rangka memperoleh laba yang diharapkan. Menurut Mulyadi (2007: 421), target costing adalah suatu metode penentuan kos produk atau jasa yang didasarkan pada harga yang diperkirakan dapat diterima oleh konsumen atau sering disebut price- driven costing. Menurut penjelasan MBASkool, target costing adalah proses penentuan harga biaya aktual dari setiap produk atau jasa setelah mempertimbangkan margin laba yang diinginkan di belakang yang sama. Menurut Rudianto (2006: 260), pendekatan yang digunakan antara target costing dan pendekatan lainnya dalam pembuatan produk sangat berbeda. Target biaya ditentukan pada tahap pertama, kemudian dirancang produk yang sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan tersebut, sedangkan pendekatan lainnya, merancang dan menghasilkan produk baru kemudian menghitung biayanya. Berikut formula target costing Target Biaya = Harga Pasar – Laba Kotor yang diinginkan
Ford dalam Blocher, et al. (2012: 176) menyatakan bahwa dengan menggunakan metode biaya berdasarkan target, para pelaku bisnis biasa menggunakannya untuk mengetahui apa yang akan diproduksi dan apa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
akan dijual kepada pasar. Apabila ingin mengetahui biaya yang akan dikeluarkan, sebaiknya biaya harus dihitung secara teliti. Dengan menetapkan biaya yang rendah, setiap orang akan dipaksa untuk mencapai tingkat tertinggi efisiensi. Para pelaku bisnis akan berlomba-lomba untuk menggali keuntungan, dengan demikian akan banyak penemuan-penemuan mengenai produksi dan penjualan. Apabila metode target costing diamati dengan seksama, sekilas bahwa metode target costing mirip dengan metode biaya standar. Namun hal itu tidak dibenarkan oleh Witjaksono (2013: 175) karena metode yang diterapkan dalam target costing lebih kompleks dari sistem biaya standar. Penentuan biaya dalam metode ini ditentukan oleh faktor harga. Perusahaan dituntut untuk menekan biaya menjadi lebih kompetitif, perbedaan sedikit saja dapat menarik pelanggan kepada produk dengan harga yang lebih rendah. Sedangkan menurut Rudianto (2006: 260), target biaya ditetapkan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang dianggap relevan dengan kondisi yang dihadapi perusahaan, seperti harga jual pesaing, daya beli masyarakat, keadaan perekonomian secara umum, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah dan sebagainya. Menurut Blocher, et al. (2012: 176-177), terdapat dua pilihan untuk mengurangi biaya menjadi sebuah tingkat biaya target: 1. Dengan menyatukan teknologi produksi yang baru, menggunakan teknik manajemen biaya yang lebih maju seperti pembiayaan berbasis aktivitas dan mencari produktifitas yang lebih tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
2. Dengan mendesain ulang produk dan jasa. Metode ini sangat menguntungkan banyak perusahaan karena menunjukan bahwa keputusan desain bernilai penting bagi kebanyakan biaya total siklus hidup produk. Dengan perhatian yang teliti terhadap desain, penghematan yang signifikan pada total biaya menjadi mungkin. Menurut Maciariello dan Kirby (1994) dalam Nababan (2011: 27), target costing mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Menyediakan informasi yang secara lengkap mengenai biaya produksi produk baru, sehingga memudahkan badan usaha untuk melakukan pemilihan dalam penggunaan material, desain produk dan proses manufaktur. 2. Mengurangi pengembangan siklus hidup produk yaitu biaya dapat ditentukan pada saat bersamaan dengan perancangan produk. 3. Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai biaya produksi, cara untuk mengeleminasi, mengurangi aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah, meningkatkan kualitas, menyederhanakan proses dan menentukan cost driver. 4. Meningkatkan profitabilitas produk baru melalui pengurangan biaya serta mempertahankan atau meningkatkan kualitas dan fungsinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Komponen-komponen dalam proses target costing menurut Meigh, et al. (1999) dalam Lucky (2011: 20-21) adalah sebagai berikut: 1. Sumber daya yang dikonsumsi dalam planning and market analysis. Selama
perencanaan,
tempat
pelanggan
diidentifikasi
dan
didokumentasikan seluruhnya. 2. Pengembangan
difokuskan
pada
product
feasibilities
studies.
Pengembangan melibatkan siklus pengujian dan pemformulasian ulang produk untuk memahami kebutuhan pelanggan. 3. Production design mengikuti pembentukan konsep produk dalam tahap pengembangan, perancangan dan personal produksi yang berpengalaman menggunakan
value
engineering
untuk
menentukan
kombinasi
sumberdaya dengan biaya paling rendah untuk menciptakan produk yang diinginkan oleh konsumen. 4. Permulaan production and continous improvement process digunakan untuk mencapai target costing. Menurut Blocher, et al. (2012: 177), terdapat lima langkah dalam menerapkan target costing, yaitu: 1. Melakukan riset pasar untuk menganalisis produk yang diinginkan oleh pelanggan. 2. Menentukan laba yang diinginkan. 3. Pembuatan perhitungan biaya target pada harga pasar dikurangi laba yang diinginkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
4. Penggunaan rekayasa nilai (value engineering) untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk. 5. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk menghemat biaya secara lebih baik. Terdapat enam keuntungan yang diperoleh dengan menerapkan target costing, yakni: 1. Meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagai desain yang berfokus pada nilai pelanggan. 2. Menekan biaya, melalui desain yang lebih efektif dan efisien. 3. Membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan yang diinginkan pada produk baru atau yang telah dirancang ulang. 4. Dapat menekan total waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan produk, melalui koordinasi desain yang telah ditingkatkan, produksi dan manajer pemasaran. 5. Dapat membantu menyediakan sebuah batasan persaingan pada waktu resesi ekonomi. 6. Dapat meningkatkan kualitas produk secara keseluruhan, sebagaimana desain
telah
ditingkatkan
secara
cermat
dipertimbangkan secara tegas pada tahap desain.
dan
isu-isu
produksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Menurut Witjaksono (2013: 179-180), dalam penerapannya, target costing menganut prinsip-prinsip, yakni: 1. Harga Menentukan Biaya (Price-Led Costing) Dalam praktiknya dalam persaingan yang ketat dan kompetitif, harga jual kerap ditentukan oleh pasar. 2. Fokus pada Pelanggan Kebutuhan pelanggan akan kualitas, biaya dan fungsi adalah aspek uatama yang digunakan dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan desain dan perhitungan harga pokok produksi. Bagi pelanggan, manfaat atas fitur dan fungsi barang yang ditawarkan dalam produk harus lebih besar daripada biaya perolehannya. 3. Fokus pada Desain Produk dan Desain Proses Pengendalian biaya ditekankan pada tahapan desain produk dan tahapan desain proses produksi. Tujuannya adalah untuk menekan biaya dan waktu apabila setiap perubahan dilakukan sebelum proses produksi. 2. Cross Functional Team Tim/ kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan produk, dimulai dari konsep produk hingga tahap produksi penuh. 3. Melibatkan Rantai Nilai Seluruh anggota yang terlibat dalam rantai, dimulai dari pemasok barang/jasa, distributor hingga pelanggan dilibatkan dalam proses target costing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
4. Orientasi Daur Hidup Produk Meminimalkan biaya selama daur hidup produk, diantara harga bahan baku, biaya operasi, pemeliharaan dan biaya distribusi serta biaya bauran pemasaran. Terdapat 4 siklus daur hidup produk, yaitu tahap pengenalan, tahap pertumbuhan, tahap kematangan dan tahap penurunan.
Target Costing Model
Market Share Objective
Product Functionality
Target Price
Target Costing Model Market Share Objective TargetPrice Cost Target Product Functionality Proft Design ProductTarget and Process Tidak
Target Cost tercapai YA
Produksi Produk
Gambar 2.1: Target Costing Mode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Priced Led Costing
Life-cycle Cost
Fokus Pada Process Design
25
Cross-functional Teams Key Principles of Target Costing
Value-Chain Orientation
Fokus Pada Product Design Fokus Pada Pelanggan
Gambar 2.2: Prinsip Penerapan Target Costing
Menurut Rudianto (2006: 260), terdapat dua alasan utama pentingnya target costing digunakan oleh perusahaan dalam situasi pasar yang sangat kompetitif: 1. Perusahaan tidak dapat menentukan dan mengendalikan harga jual produknya secara sepihak. Harga jual ditentukan oleh mekanime pasar, yaitu pertemuan anta penawaran dan permintaan terhadap suatu produk. Perusahaan yang mengabaikan hal tersebut akan menanggung risikonya sendiri. Oleh karena itu, harga jual produk yang direncanakan sebaiknya harga jual yang diantisipasi dengan mempertimbangkan mekanisme pasar yang berlaku. 2. Sebagian besar biaya produk ditentukan pada tahap desian. Setelah produk di desain dan masuk dalam prose produksi, tidak banyak yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi biayanya. Akan tetapi, jika di dalam tahap desain biaya telah dipatok dan ditentukan maka proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
produksi akan disesuaikan dengan desain yang telah dirancang sebelumnya. Dalam penerapannya sendiri, target costing dihadapkan dengan beberapa kendala, diantaranya: 1. Konflik antar kelompok dan atau antar anggota kelompok. 2. Karyawan yang mengalami burnout karena tuntutan target penyelesaian pekerjaan. 3. Target waktu penyelesaian yang terpaksa ditambah. Tim/ kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan produk, dimulai dari konsep produk hingga tahap produksi penuh. 4. Sulitnya
melakukan
pengaturan
atas
berbagai
faktor
penentuan
keberhasilan target costing. G. Kaizen Costing, Kendali Operasional dan Lean Manufacturing Tanpa mengabaikan telah terlaksananya target margin dan target cost, maka diperlukan perbaikan secara berkesinambungan dalam produksi secara massal. Teknik manufaktur yang digunakan untuk melakukan perbaikan sekaligus penurunan cost secara berkesinambungan saat ini adalah kaizen costing. Menurut Witjaksono (2013: 182), terdapat 2 macam kaizen, yaitu: 1. Paper kaizen merupakan seluruh proses kehidupan produk dari desain, produksi, pelayanan purna jual hingga daur hidup produk. 2. Kaizen costing merupakan pengembangan metode manufaktur baru dengan memanfaatkan berbagai teknik manajemen seperti pengendalian operasi, gugus kendali mutu dan theory of constraint.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Menurut Blocher, et al. (2012: 181), Kaizen merupakan suatu tahap untuk memperbaiki secara terus menerus, yaitu mencari cara baru untuk menekan biaya dalam proses pembuatan sebuah produk dengan desain dan fungsionalitas yang ada. Adapun fokus dari metode kaizen costing adalah sebagai berikut: Perencanaan Perbaikan Implementasi Evaluasi Perbaikan
Dalam penerapannya, produsen akan memfokuskan cost reduction target dalam pelaksanaan improvement yang telah direncanakan dalam satu tahun anggaran berdasarkan kondisi proses produksi yang ada. Pada saat mendesain ulang produk, perusahaan menggunakan kaizen untuk menekan biaya produk dalam proses produksi melalui penyederhanaan jaringan-jaringan pasokan serta meningkatkan metode produksi dan program produktivitas. Menurut Hansen dan Mowen (2012: 246-247), peranan standar kaizen adalah standar kaizen mencerminkan perbaikan yang direncanakan untuk periode mendatang. Perbaikan yang direncanakan tersebut diasumsikan dapat dicapai sehingga standar kaizen adalah jenis standar yang dapat dicapai. Setelah merencanakan bagian-bagian yang akan lakukan perbaikan, selanjutnya dilakukan berbagai kegiatan untuk mengimplementasikan perbaikan yang direncanakan (langkah lakukan). Setelah didapat hasil sesungguhnya, hasil sesungguhnya kemudian dibandingkan dengan standar kaizen untuk memberikan ukuran tingkat perbaikan yang dicapai (langkah periksa). Penetapan tingkat baru ini sebagai standar minimal untuk kinerja di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
masa mendatang akan mengunci perbaikan yang tercapai, serta memulai siklus pemeliharaan dan pencarian secara simultan untuk peluang perbaikan tambahan (langkah bertindak). Siklus pemeliharaan mengikuti urutan Standar-Lakukan-Periksa-Bertindak. Standar ditetapkan dengan berdasarkan pada perbaikan sebelumnya. Selanjutnya, kegiatan (langkah lakukan) dilakukan dan berbagai hasilnya akan diperiksa untuk memastikan kinerjanya sesuai dengan tingkat standar baru ini (langkah periksa). Jika tidak, tindakan perbaikan harus dilakukan untuk memulihkan kinerja (langkah bertindak). Menurut Witjaksono (2013: 182), lean manufacturing, mengacu pada pengertian kegiatan setelah peluncuran produk dan merupakan bagian dari rantai nilai. Manfaat yang didapat antara lain peningkatan arus persediaan, mengurangi pemborosan bahan, berkurangnya waktu setup dan optimalisasi tenaga kerja secara umum. Berdasarkan penjelasan mengenai kaizen costing dan lean manufacturing terdapat beberapa tujuan yang sama dengan target costing yakni berusaha untuk mengendalikan dan mengurangi biaya. Pada kaizen costing terdapat upaya untuk mengefektifkan biaya pada tahap produksi produksi sedangkan pada lean manufacturing berupaya untuk mendeteksi segala kegiatan yang memberi dan tidak memberi nilai tambah, target costing bertujuan untuk mengendalikan dan menekan biaya dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada dan berusaha menghapus biaya akibat kegiatan yang sebenarnya tidak memberi nilai tambah pada faktor produksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
H. Rekayasa Nilai (Value Engineering) Menurut Blocher, et al. (2012: 178), value engineering digunakan dalam menentukan biaya berdasarkan target untuk menekan biaya produk dengan cara menganalisis trade-off antara berbagai jenis fungsi produk (jenis fitur produk yang berbeda) dan biaya total produk. Terdapat dua jenis rekayasa nilai yang umum diterapkan di perusahaanperusahaan dalam penentuan biaya berdasarkan target: 1. Analisis fungsional adalah proses pemeriksaan kinerja dan biaya dari setiap fungsi atau fitur produk. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan keseimbangan yang diinginkan dari fungsi dan biaya. Sebuah tingkat keseluruhan yang diinginkan dari pencapaian kinerja untuk setiap fungsi diperoleh sambil menjaga biaya dari semua fungsi untuk tetap berada di bawah biaya target. 2. Analisis desain (design analysis) adalah bentuk umum dari rekayasa nilai untuk produk dalam kelompok kedua, produk-produk industri dan khusus. Tim desainer mempersiapkan beberapa kemungkinan desain untuk produk, masing-masing memiliki fitur yang serupa dengan berbagai tingkat kinerja dan biaya yang berbeda. Penentuan tolok ukur dan analisis rantai nilai membantu mengarahkan tim desainer dalam mempersiapkan desain berbiaya rendah dan kompetitif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Apabila ingin menciptakan produk dengan desain berbiaya rendah, diperlukan pendekatan pengurangan biaya, meliputi: a. Tabel biaya adalah basis data terkomputerisasi yang menyertakan informasi menyeluruh mengenai pemicu biaya perusahaan, misalnya ukuran produk dan bahan yang digunakan. b. Teknologi kelompok (group technology) adalah sebuah metode untuk mengidentifikasi kemiripan pada komponen-komponen produk yang diproduksi sehingga komponen yang sama dapat digunakan pada dua produk atau lebih, dengan demikian dapat menekan biaya. Rekayasa berkelanjutan adalah sebuah perkembangan baru dalam proses desain produk yang menggantikan pendekatan rekayasa dasar di mana desainer produk bekerja di tempat yang tertutup untuk komponen khusus dari proyek desain keseluruhan. Menurut Witjaksono (2013: 182), value engineering analysis bertujuan untuk meningkatkan manfaat produk bagi para pelanggan dengan cara mengubah desain suatu produk. Dengan mengubah desain produk dapat memicu peningkatan biaya secara signifikan. I.
Rantai Nilai Setiap perusahaan memiliki beberapa masalah dalam pengendalian dan pengurangan biaya. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk mengatasi masalah ini. Salah satu solusinya adalah melakukan analisis rantai nilai. Menurut Blocher, et al. (2012: 20), rantai nilai adalah alat analisis yang digunakan organisasi untuk mengidentifikasi langkah-langkah spesifik yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
dibutuhkan untuk menyediakan barang dan jasa yang kompetitif bagi pelanggan. Istilah rantai nilai digunakan untuk menggambarkan setiap aktivitas yang dimaksudkan untuk menambah nilai pada produk/ jasa bagi pelanggan dengan memahami dengan baik keunggulan kompetitif dan startegi perusahaan dalam memisahkan operasinya berdasarkan aktivitas. Menurut Hansen dan Mowen (2012: 237-240), dalam mengidentifikasi dan menilai isi nilai suatu komponen biaya akan ditemukan berbagai kegiatan yang bernilai-tambah dan tak-bernilai-tambah. 1. Aktivitas bernilai-tambah adalah berbagai aktivitas yang dibutuhkan untuk dapat bertahan dalam bisnis. Biaya bernilai-tambah timbul dari berbagai aktivitas bernilai-tamabah dengan efisiensi yang sempurna. Contoh: Aktivitas discretionary. Aktivitas discretionary meliputi aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi, perubahan kondisi yang tidak dapat dicapai melalui aktivitas sebelumnya dan aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan. 2. Aktivitas tak-bernilai-tambah adalah semua aktivitas selain aktivitas yang paling penting untuk tetap bertahan dalam bisnis sehingga dipandang tidak perlu. Aktivitas tak-bernilai-tambah dapat disebabkan oleh aktivitas yang memiliki kinerja yang tidak efisien dari aktivitas bernilai-tambah. Aktivitas
tidak-bernilai-tambah
dapat
diidentifikasikan
melalui
ketidakmampuan memenuhi salah satu dari tiga kriteria aktivitas bernilaitambah. Contoh: Aktivitas penjadwalan, perpindahan, waktu tunggu, pemeriksaan dan penyimpanan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Setiap aktivitas-aktivitas yang ada memiliki tujuan dan manfaat yang berbeda-beda. Setiap input yang ada akan mempengaruhi output yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan kegiatan produksi hendaknya perlu dilakukan analisis untuk mengetahui nilai dan manfaat dari setiap aktivitas-aktivitas. Menurut Hansen dan Mowen (2012: 240-241), dalam melakukan analisis aktivitas terdapat empat cara yang dapat mengurangi biaya, yaitu: a. Eliminasi aktivitas, berfokus pada berbagai aktivitas yang tak-bernilaitambah. Jika aktivitas akan gagal menambah nilai telah diidentifikasi, maka pengukuran harus dilakukan untuk mengarahkan perusahaan dalam mengeliminasi aktivitas-aktivitas tersebut. b. Pemilihan aktivitas, melibatkan pemilihan berbagai rangkaian aktivitas yang ditimbulkan oleh beberapa strategi yang saling bertentangan. c. Pengurangan aktivitas, mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan
suatu
aktivitas.
Pendekatan
ini
ditujukan
untuk
memperbaiki efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan atau menjadi strategi jangka pendek untuk memperbaiki berbagai aktivitas tak-bernilai-tambah sampai aktivitas tersebut dapat ditiadakan. d. Penyatuan aktivitas, digunakan untuk meningkatkan efisiensi dari berbagai aktivitas yang dibutuhkan dengan menggunakan economy of scale. Pada zaman modern ini, konsumen lebih selektif dalam memilih barang yang akan mereka konsumsi. Trend, keadaan ekonomi dan selera masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
yang ada sekarang ini sering kali mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Konsumen menginginkan suatu produk yang terjangkau dan memiliki manfaat yang lebih daripada bentuknya. Hal ini membuat setiap produsen berlomba-lomba untuk menciptakan suatu produk yang inovatif dan kompetitif. Untuk menciptakan atau menambah nilai suatu produk/ jasa yang memiliki keunggulan diperlukan sistem rantai nilai yang dapat menunjang terciptanya keunggulan kompetitf tersebut. Menurut Blocher et al. (2011: 64), terdapat tiga dalam penerapan sistem rantai nilai: 1. Fase hulu (manajemen rantai pasokan), mencakup pengembangan produk dan hubungan perusahaan dengan pemasok. 2. Fase operasi, mengacu pada operasi manufaktur atau peritel untuk perusahaan jasa. 3. Tahap hilir (manajemen hubungan pelanggan), mengacu pada hubungan dengan pelanggan, mencakup pengiriman, pelayanan dan aktivitas terkait lainnya. Bagian penting dari pelaksanaan analisis rantai nilai adalah menganalisis strategi berdasarkan pertimbangan keunggulan kompetitif. Tidak mungkin suatu perusahaan akan membuat sesuatu yang sama dengan pesaingnya. Hal itu akan dianggap plagiat atau menjiplak hasil karya perusahaan lain, tidak kreatif dan terjadi persaingan yang tidak sehat yang nantinya akan merugikan setiap perusahaan yang terlibat. Padahal setiap pelanggan atau konsumen menginginkan suatu produk yang inovatif, memiliki keunggulan tersendiri dan beragam sehingga konsumen akan memiliki pilihan tersendiri untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
kebutuhannya. Untuk itulah dengan menggunakan analisis rantai nilai, setiap perusahaan dapat menentukan strategi-strategi yang akan diterapkan untuk menciptakan produk dengan keunggulan kompetitif tertentu. Contohnya dalam industri teknologi, Texas Instrument berfokus pada teknologi chips, Intel berfokus pada teknologi prosessor atau Sony berfokus pada layar monitor. Ataupun produk sepatu olahraga Nike lebih berfokus pada desain stylist dan bahan yang ringan dipakai dan Adidas berfokus pada ketahanan sepatu yang kuat dan desain mewah/ elegan. Menurut Blocher et al. (2011:6465), dalam mencapai keunggulan kompetitif tersebut, terdapat dua langkah dalam analisis rantai nilai, yakni: 1. Mengidentifikasi aktivitas rantai nilai. Perusahaan melakukan identifikasi aktivitas nilai tertentu seperti proses perancangan, produksi dan penyediaan layanan pelanggan untuk melakukan pengembangan rantai nilai. 2. Mengembangkan keunggulan kompetitif dengan menurunkan biaya atau menambah nilai Hal ini bertujuan untuk mengetahui suatu potensi yang dapat dimanfaatkan melalui analisa aktivitas nilai dan penggerak biaya (cost driven). Dalam upaya untuk mengetahui potensi-potensi yang ada, terdapat hal-hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: a. Identifikasi keunggulan kompetitif. b. Identifikasi kesempatan untuk menambah nilai melalui identifikasi aktivitas yang dapat menambah nilai bagi pelanggan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
c. Identifikasi peluang untuk mengurangi biaya. Menurut Blocher, et al. (2012: 222-223), terdapat dua macam aktivitas yang memiliki tambah, yaitu: 1. Aktivitas bernilai tambah tinggi (high-value-added activity) dapat meningkatkan milai produk atau jasa secara signifikan. Contoh: aktivitas merencanakan penyiaran berita sehingga pemirsa dapat mengikuti transisi dari satu berita ke berita berikutnya. 2. Aktivtas bernilai tambah rendah (low-value-added activity) merupakan kegiatan yang menghabiskan waktu, sumber daya atau ruang tetapi menambah sedikit kontribusi untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Aktivitas bernilai tambah rendah adalah aktivitas yang: a. Dapat dihapuskan tanpa mempengaruhi bentuk, kesesuaian, atau fungsi produk atau jasa. b. Dimulai dengan awalan “re” (contoh: rework). c. Menyebabkan pemborosan dan menambahkan sedikit atau tidak sama sekali nilai bagi produk atau jasa. d. Diduplikasi pada departemen lain atau menambah tahap yang tidak dibutuhkan dalam proses bisnis. e. Menghasilkan output yang tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
J. Penentuan Harga Jual Menurut Supriyono (2008: 332), harga jual adalah sejumlah moneter yang dibebankan suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Mulyadi (2012: 78), menyatakan bahwa pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya ditambah markup. Menurut Rudianto (2006: 231), dalam melakukan penetapan harga jual produk diperlukan berbagai pertimbangan yang terintegrasi. Mulai dari biaya produksi, biaya operasional, target laba yang diinginkan perusahaan, daya beli masyarakat, harga jual pesaing, kondisi perekonomian secara umum, elastisitas harga produk dan sebagainya. Oleh sebab itu, penentuan harga jual produk sebaiknya meruapakan kebijakan yang benar-benar dipertimbangkan secara matang dan terintegrasi karena setiap kebijakan yang dipilh perusahaan akan berpengaruh secara langsung terhadap berhasil-tidaknya perusahaan mencapai tujuannya. Menurut Rudianto (2006: 232-242), terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan harga jual suatu produk berbasis pada besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan: 1. Metode maksimalisasi laba Dengan memaksimalkan laba usaha per unit yang besar tidak akan bisa diimbangi dengan penjualan yang optimal, maka akan menghasilkan laba usaha total yang tidak optimal. Sebaliknya, apabila menetapkan laba usaha per unit terlalu kecil tetapi diimbangi dengan tingkat penjualan produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
yang besar, mungkin tidak akan menghasilkan laba usaha total seperti yang diharapkan. Apabila faktor harga jual berpengaruh terhadap volume penjualan produk maka diperlukan alternatif dari kombinasi harga jual dan volume penjualan yang paling menguntungkan untuk mengoptimalkan perolehan laba usaha perusahaan. 2. Metode tingkat pengembalian atas modal Tingkat pengembalian yang diharapkan oleh penanam modal perusahaan mengharuskan
perusahaan
menggungkannya
sebagai
dasar
untuk
menetapkan harga jual produk pada kapasitas produksi yang dimilki perusahaan 3. Metode biaya konversi Jika perusahaan memproduksi lebih dari satu jenis produk dengan komposisi biaya berbeda satu dengan lainnya, sebaiknya perlu dilakukan pertimbangan untuk menentukan pilihan produk yang paling memberi keuntungan total yang paling besar bagi perusahaan. 4. Metode marjin kontribusi Marjin kontribusi adalah selisih antara harga jual dengan biaya produksi variabel yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut.
Jika
perusahaan telah mencapai titik impas maka biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pada periode tersebut telah dibebankan dan ditutup oleh volue titik impas tersebut. 5. Metode biaya standar Jika perusahan telah memiliki biaya standar yang dijadikan tolok ukur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
dalam menentukan besarnya biaya produksi maka penentuan harga jual dapat pula ditentukan berdasarkan biaya standar yang dimiliki perusahaan. Namun seringkali terdapat penyimpangan dalam praktiknya, maka perusahaan diharuskan segera mengambil tindakan cepat untuk merevisi keputusan harga jual yang telah ditetapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah studi kasus, dimana peneliti mengamati langsung objek secara langsung dengan menggunakan berbagai sumber data. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan, pada: Waktu : Februari – April 2015 Tempat : Pertenunan Santa Maria Boro, Kulon Progo, Yogyakarta C. Ruang Lingkup Penelitian 1. Subjek Penelitian a. Bagian Produksi b. Bagian Keuangan c. Bagian Gudang d. Bagian Administrasi 2. Obyek Penelitian Hasil wawancara dengan manajer dan perhitungan biaya produksi Pertenunan Santa Maria Boro.
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
D. Jenis Data dan Sumber Data 1. Jenis Data Data kualitatif terdiri atas gambaran umum perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan, proses produksi, struktur organisasi dan gambaran umum pesaing. Data kuantitatif terdiri atas laporan biaya produksi, penetapan harga jual, aset yang dimiliki, bahan baku, data pemasok dan tenaga kerja dalam proses produksi. 2. Sumber Data Data primer terdiri dari atas perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode target costing dan sumber-sumber pendukung yang berasal dari wawancara dengan bagian produksi dan bagian keuangan. Data sekunder terdiri atas: a. Data biaya bahan baku b. Biaya tenaga kerja c. Biaya overhead d. Data-data pendukung lainnya. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, yakni proses produksi guna meneliti kegiatan yang tidak memberi nilai tambah (value engineering).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
2. Dokumentasi Peneliti mengumpulkan data pendukung diantaranya gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data biaya produksi produk meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik 2-3 tahun terakhir, desain produk, biaya per unit produk, informasi mengenai barang substitusi bahan baku, laporan keuangan 2-3 tahun terakhir dan persentase laba yang diharapkan. 3. Wawancara Peneliti melakukan tanya jawab secara lisan dengan pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan sistem produksi, sistem pencatatan akuntansi keuangan, gambaran umum perusahaan yang sedang terjadi, data pola perilaku karyawan dan daftar distributor bahan baku. F. Teknik Analisis Data Langkah-langkah dalam teknik analisis data dengan rumusan masalah: Dengan membandingkan perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan dengan perhitungan biaya produksi dengan metode target costing. 1. Mendeskripsikan perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan. 2. Menganalisis penerapan pengendalian biaya produksi dengan metode target costing. Langkah-langkah penerapan target costing adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan informasi harga pasar/jual produk dari riset pasar yang dilakukan oleh perusahaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui produk yang diharapkan oleh konsumen dan selera produk yang sedang menjadi tren. Dalam pasaran produk tenun, umumnya pelanggan menaruh perhatian lebih terhadap fitur/bentuk produk, ukuran produk, bahan yang digunakan dalam pembuatan, keawetan produk, kualitas produk, harga yang ditawarkan dan fungsi produk. b. Mengumpulkan informasi tentang laba kotor yang diinginkan Target laba ditentukan berdasarkan pada keputusan pimpinan perusahaan. c. Pembuatan perhitungan target costing pada harga pasar dikurangi laba kotor yang diinginkan, yakni: 1) Menentukan
target
costing
dari
produk
tersebut
Formula:
Target Biaya = Harga Pasar – Laba Kotor yang diinginkan Sumber: Blocher, et al (2012: 177) 2) Merancang model produk yang mengandung komponen-komponen yang jumlah biayanya setara dengan biaya berdasarkan biaya yang sudah ditargetkan. d. Penggunaan rekayasa nilai untuk mengidentifikasi cara-cara untuk menghemat biaya produk, yakni: 1) Mengidentifikasi model rekayasa produk yang ada berdasarkan bentuk dan fungsinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
2) Menganalisis biaya yang terkandung dengan metode tabel biaya. 3) Apabila suatu produk inovasi masih tergolong tinggi sebaiknya dirancang kembali desain produk yang ada dengan menggunakan metode teknologi kelompok dan rekayasa gabungan. e. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk menghemat biaya secara lebih baik, yakni: 1) Menerapkan metode kaizen untuk memperbaiki desain produk secara terus menerus sampai menemukan desain produk sesuai harapan yang hemat biaya dan punya daya saing. 2) Menggunakan value eningeering untuk meminimalkan aktivitasaktivitas yang tidak memberikan nilai tambah pada produk yang dihasilkan. 3) Menentukan
target
costing
yang
sudah
disesuaikan
Setelah melakukan berbagai upaya untuk menghemat biaya, maka akan diperoleh target costing. 3. Membandingkan perhitungan biaya produksi menurut perusahaan dengan perhitungan biaya produksi menurut target costing beserta jumlah penghematan biaya yang terjadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro berlokasi di Dusun Boro Kelurahan Banjar Sari Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ini didirikan oleh seorang misionaris Eropa asal Belanda pada tahun 1938. Beliau adalah Bruder Joe Sue yang ditugaskan untuk Serikat Jesuit untuk menjalankan karya misi Kongregasi FIC di daerah D.I. Yogyakarta. Perusahaan Pertenunan ini berada dalam satu lokasi dengan biara bruder FIC, Panti Asuhan, dan SMP Pangbudi Luhur I dan II. Tujuan utama dari berdirinya perusahaan ini tak lain adalah untuk membantu taraf perekonomian dan kehidupan warga di sekitar
Boro.
Pertenunan
Santa
Maria
ini
didirikan
dalam
rangka
pengimplementasian dari visi dan misi kongregasi IFC yang berupaya untuk memberdayakan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Secara resmi Pertenunan Santa Maria Boro didirikan pada tanggal 6 Januari 1950 dibarengi dengan pendirian Sekolah Tenun Boro. Pimpinan yang memimpin dan bertugas untuk bertanggung jawab secara penuh atas segala kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah Bruder-Bruder FIC yang berkarya di Boro. Pada awal mula hingga sekarang, perusahaan yang berdiri pada tahun 1950 ini tidak menggunakan mesin operasi dalam kegiatan produksinya. Hal ini dilakukan guna menyerap sumber daya manusia di daerah sekitar Boro
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
yang dahulu didominasi oleh anak-anak putus sekolah, anak-anak yang berpendidikan rendah dan pengangguran. Pada tahun 1951, perusahaan dipimpin oleh Bruder Josue hingga tahun 1953. Kemudian pada tahun 1953, Kongregasi FIC memutuskan untuk mengutus Bruder Josue untuk berkarya diluar Boro. Untuk mengisi kekosongan pimpinan jabatan, Bruder Pachomeous ditunjuk untuk memimpin Perusahaan. Pada tahun 1977, pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan untuk melakukan penyetaraan sekolah tingkat pertama menjadi sekolah umum. Maka dengan diterbitkannya peraturan tersebut mau tidak mau Perusahaan harus menutup sekolah tenun yang didirikan oleh Bruder Josue tersebut. Dampaknya para siswa yang belajar di Sekolah Tenun Boro harus putus sekolah dan perusahaan harus mengambil alih alat-alat tenun milik sekolah sejumlah 22 buah. Kemudian para bruder dan Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC memutuskan untuk menarik para siswa yang tersebut untuk bekerja di Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro. Tahun 1985, terjadi pergantian kepengurusan dari Bruder Pachomeous ke Bruder Marcelinus. Di awal tahun 1995, pemerintah menetapkan Undang-Undang yang mengharuskan adanya pemisahan antara Yayasan dengan kepengurusan perusahaan. Jadi, perusahaan bergerak untuk membentuk kepengurusan sendiri, namun secara intern tetap berada dalam pengawasan Kongregasi FIC. Pada tahun 1998, Bruder Marcelinus menyerahkan jabatan pemimpin Perusahaan Pertenunan Santa Maria kepada Bruder Thomas Edison. Di bawah komando Bruder Thomas, Pertenunan ini mengalami perkembangan pesat. Hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
ini dapat dibuktikan dengan bertambahnya jumlah pesanan dari tahun ke tahun dan meningkatnya jumlah mesin yang dimiliki. Kemudian pada tahun 2008, tongkat kepemimpinan beralih kepada Bruder Petrus Sutimin yang menjabat hingga sekarang. B. Lokasi Perusahaan Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro berkedudukan di Dusun Boro, Desa Banjarsari, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kompleks perusahaan dibangun di atas tanah seluas 25 x 40 meter yang berada 1 lokasi dengan Biara Bruder-bruder FIC, Asrama Panti Asuhan Santa Maria, SMP Pangudi Luhur I dan II. 1. Faktor-faktor yang dipertimbangankan dalam pemilihan lokasi perusahaan: a. Tenaga Kerja Tersedianya sumber daya manusia yang memadai, cukup terampil dan relatif murah. b. Bahan Baku Lokasi pembelian bahan baku berada di wilayah Yogyakarta, Surabaya dan Solo. c. Sarana transportasi Lokasi perusahaan berada di desa Banjarsari yang sepi dan sangat dekat dengan jalan raya yang minim terjadi kemacetan lalu lintas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
d. Lingkungan Pabrik Suasana lingkungan di sekitar pabrik berada di lingkungan desa yang cukup tenang dan nyaman. e. Pesaing Perusahaan pesaing di daerah Yogyakarta dan sekitar sangat sedikit sehingga memungkinkan perusahaan dapat terus maju dan berkembang tanpa adanya persaingan secara ketat. f. Pelanggan Perusahaan sudah memiliki pelanggan tetap yang sebagian besar adalah rumah sakit, beberapa sekolah dari berbagai daerah di Indonesia dan kolega dari pemimpin perusahaan. g. Pasar Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro memiliki wilayah pemasaran yang cukup luas, meliputi Jakarta, Timika, Yogyakarta, beberapa Provinsi di Kalimantan, Magelang, Semarang, Muntilan, Palembang dan Ujung Pandang. C. Tujuan Didirikan Perusahaan Tujuan dari Perusahaan Pertenunan ini sendiri lebih berorientasi pada masyarakat. Tujuan perusahaan antara lain: 1. Melayani kebutuhan masyarakat yang paling dibutuhkan saat ini. 2. Membantu masyarakat sekitar yang sangat membutuhkan lapangan kerja sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. 4. Memanfaatkan sumber daya mesin dari hasil hibah Sekolah Tenun Boro yang ditutup. D. Modal dan Sumber Dana Perusahaan Modal usaha perusahaan berasal dari Dewan Propinsi Bruder-Bruder FIC selaku pemilik Perusahaan Pertenunan Boro dan donatur. Beberapa alat-alat tenun diperoleh dari hibah sekolah tenun yang ditutup pada tahun 1977. E. Struktur Organisasi Perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai di masa depan. Semua kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dilandasi pada tujuan perusahaan. Agar tujuan tersebut tercapai, setiap kegiatan harus dilakukan secara efektif dan efisien. Dengan struktur organisasi yang terorganisasi dengan baik maka akan membantu berjalannya aktivitas produksi dengan lancar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Struktur
organisasi
perusahaan
dapat
dilihat
4.1
Gambar 4.1: Struktur Organisasi Sumber: Pertenunan Santa Maria Boro
pada
49
gambar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Adapun tugas dan tanggungjawab dalam masing-masing bagian: 1. Kongregasi FIC Kongregasi FIC sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami
permasalahan-permasalahan
yang
tidak
dapat
ditanggung
perusahaan. 2. Pimpinan Perusahaan Pimpinan perusahaan bertanggungjawab secara penuh dalam mengelola perusahaan. Pimpinan perusahaan bertanggungjawab langsung kepada kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan,
memeriksa seluruh teknik
perusahaan khususnya proses produksi, administrasi dan pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan diimplementasikan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. 3. Kepala Bagian Gudang Kepala bagian gudang bertugas untuk: a. Mengawasi persediaan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. b. Melaporkan jumlah persediaan barang. c. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang. d. Menghitung dan menyiapkan pengiriman barang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
2. Kepala Bagian Produksi Kepala bagian produksi bertugas untuk: a. Menentukan jenis bahan yang berkualitas. b. Melakukan pemantauan pada proses produksi. c. Merencanakan jenis dan jumlah barang yang diproduksi. d. Menentukan standar kualitas dan kuantitas pemakaian bahan baku. e. Memperbaiki alat produksi jika terjadi kerusakan. f. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk. 3. Kepala Bagian Administrasi Kepala bagian administrasi bertugas untuk: a. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan. b. Membuat daftar gaji. c. Menerima pesanan pembelian. d. Mencatat semua peristiwa transaksi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, termasuk rencana dan pelaksanaan kebijakan perusahaan. e. Menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan bahan-bahan penolong yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi. f. Menentukan penyediaan, penerimaan dan pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan. 4. Bagian Wenter Bagian wenter bertugas untuk: a. Mencuci dan merebus benang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
b. Memberi kaporit agar pewarnaan pada benang dapat tercampur secara merata. c. Menjemur benang hingga kering. 5. Bagian Sekir Bagian Sekir bertugas untuk memindahkan benang dari kelos ke alat yang disebut sekir. Alat sekir digunakan untuk memadukan benang-benang yang akan digunakan sebagai motif dari kain yang akan dihasilkan. 6. Bagian Pintal Bagian Pintal bertugas untuk menggulung benang yang telah kering dengan menggunakan alat yang disebut kelos. 7. Bagian Tenun Bagian tenun bertugas untuk: a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang dibuat dari bagian sekir dengan alat yang digunakan untuk menenun. b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk. 8. Bagian Jahit Bagian jahit bertugas untuk: a. Memotong kain sesuai dengan kebutuhan pembeli. b. Menjahit pada bagian tepi dari kain yang telah dipotong.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
9. Bagian Pengepakan Bagian pengepakan bertugas untuk: a. Mengepak produk jadi yang telah siap untuk dikirimkan kepada pelanggan. b. Menyerahkan produk jadi yang telah dikemas ke bagian penjualan. 10. Bagian Pembukuan Bagian pembukuan bertugas untuk membantu bagian adinistrasi dan umum dalam menyelesaikan administrasi perusahaan. 11. Bagian Penjualan Bagian penjualan bertugas untuk: a. Melayani penjualan hasil produksi. b. Melakukan pengiriman barang. c. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon pembeli. F. Personalia 1. Klasifikasi Tenaga Kerja a. Kepala Bagian Produksi
: 1 orang
b. Kepala Bagian Administrasi
: 1 orang
c. Kepala Bagian Gudang
: 1 orang
d. Bagian Penjualan dan Pembelian : 2 orang e. Bagian Pembukuan
: 2 orang
f. Bagian Wenter
: 5 orang
g. Bagian Pintal
: 5 orang
h. Bagian Sekir
: 3 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
i. Bagian Tenun
: 15 orang
j. Bagian Jahit
: 2 orang
k. Bagian Pengepakan
: 8 orang
54
2. Sistem Pemberian Upah Bagi Karyawan Sistem pemberian upah yang diterapkan oleh perusahaan antara lain: a. Upah Bulanan Kepala bagian produksi, kepala bagian administrasi, kepala bagian gudang, bagian penjualan dan pembelian, dan bagian pembukuan b. Upah Borongan Bagian wenter, bagian pintal, bagian sekir, bagian tenun, bagian jahit dan bagian pengepakan c. Jam Kerja Karyawan Perusahaan menetapkan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan selama 7 jam dalam 5 hari kerja dan 6 jam dalam 1 hari kerja. Berikut pembagian alokasi jam kerja selama 6 hari kerja: 1) Senin – Jumat
: Jam 07.00 – 14.00
2) Sabtu
: Jam 07.00 – 13.00
G. Produk Pertenunan Santa Maria Boro merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri garmen yang memproduksi berbagai macam kebutuhan sandang seperti selimut, serbet, seragam dan taplak meja. Dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
penelitian ini, peneliti membatasi pada 1 jenis produk saja, yaitu selimut yang merupakan produk yang menjadi produk unggulan perusahaan dan paling banyak diminati oleh konsumen. H. Produksi 1. Bahan Baku Bahan baku untuk pembuatan selimut, perusahaan menggunakan bahan baku dan bahan penolong sebagai berikut: a. Benang ukuran 20/s b. Benang ukuran 12/s. c. Kanji 2. Bahan penolong yang digunakan adalah: a. Larutan TRO b. Pewarna: indantren br, hydro, pemutih dan kaporit 3. Alat-Alat Produksi a. Alat kelos b. Alat sekir c. Mesin Jahit d. Alat palet e. Alat streng 4. Proses Produksi Perusahaan Pertenunan Sanata Maria Boro menggunakan tiga tahap dalam proses produksi, yakni:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
a. Tahap Persiapan Penenunan Tahap persiapan penenunan dimulai dengan merendam benang dengan larutan TRO dan kanji yang berguna sebagai pelumas untuk membuat zat pewarna agar tercampur keseluruh bagian benang secara merata, selama 15 menit. Setelah proses perendaman selesai, benang kemudian direbus dan dicuci sampai bersih hingga warna putih terlihat mengkilap. Untuk bagian benang berwarna, petugas wenter akan mencampur pewarna saat proses perendaman benang dengan larutan TRO dan kanji, lalu direndam selama kurang lebih 20 menit kemudian merebus dan menjemur hingga kering. Setelah benang kering, benang akan dikirim ke bagian pintal. Bagian pintal mempersiapkan benang yang akan digunakan dalam tahap penenunan yang terdiri dari benang pakan dan benang lusi (ketting). 1) Benang Pakan Benang pakan adalah benang yang berposisi melintang pada penampang kain dan menunjukan lebar kain. Benang yang dipakai sebagai benang pakan untuk produk selimut adalah ukuran 20’s, yaitu benang dengan 1 lilitan. Benang pakan digulung pada alat yang deisebut palet. Penggulungan benang pada palet dibentuk dengan ukuran standar sehingga dapat dimasukkan kedalam teropong. 2) Benang Lusi (Ketting) Benang lusi adalah benang yang berposisi membujur dan dimasukkan kedalam alat yang disebut kelos. Benang yang dipakai sebagai benang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
lusi untuk produk selimut adalah benang ukuran 20’s. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan benang lusi adalah sebagai berikut: a) Benang lusi digulung pada kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya, untuk selanjutnya benang ini disebut dengan benang kelos. b) Proses berikutnya adalah menghani atau skermolen, yaitu proses menggulung benang kelos ke silinder hani. c) Gulungan hani tersebut kemudian dipindahkan ke boom lusi, yaitu alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun. d) Langkah selanjutnya adalah melakukan pencucukan, dimana boom lusi yang sudah berisi benang dipasang pada alat tenun, ujung dari setiap benang dari boom lusi dimasukkan dalam alat yang disebut gun. Gun adalah alat yang berlubang kecil untuk memasang benang. Pada gun dipasang sisir, yaitu alat yang berupa jajaran logam yang setiap jajarannya dilewati oleh dua utas benang. Selanjutnya memasang benang pakan, dengan demikian proses penenunan dapat dimulai.
b. Tahap Penenunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Setelah benang tenun telah siap untuk ditenun, maka akan dilakukan proses penenunan sebagai berikut: 1) Benang lusi yang telah siap untuk ditenun disilangkan dengan benang pakan yang tergulung pada palet-palet pada teropong. 2) Jika mesin tenun digerakkan satu tahap, maka akan terdapat celah antara dua jajaran benang lusi, kemudian teropong yang berisi benang pakan dimasukkan siantara dua celah tersebut dengan posisi melintang. Gerakan teropong ini terjadi karena didorong olet alat pendorong yang terletak pada bagian samping tenun. 3) Jika mesin tenun bergerak secara terus menerus, maka proses penembakan teropong terjadi secara berulang-ulang dan jajaran benang lusi akan bergerak memanjang secara perlahan. Dengan demikian akan diperoleh tenunan sebagai hasil penyilangan benang lusi dengan benang pakan. c. Tahap Penyelesaian Akhir Proses terakhir yang dilakukan dalam proses produksi adalah memotong produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Kemudian dilakukan penjahitan, yang disebut mengobras. Tujuannya agar benang yang sudah ditenun tidak lepas dan mempermudah dalam pengukuran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I.
59
Pemasaran Perusahaan pertenunan yang berbasis ATMB ini memiliki daerah pemasaran yang cukup luas, diantaranya Surabaya, Jakarta, Bandung, Pekalongan, Medan, Timika, Yogyakarta, Parakan, Blitar, Samarinda, Malang, Magelang, Semarang, Solo, Muntilan, Palembang dan Padang yang sebagian besar pelanggannya adalah rumah sakit dan sekolah-sekolah Katolik. Untuk pemesanan produk, konsumen dapat menghubungi via telepon ataupun datang langsung ke perusahaan. Untuk pesanan khusus, konsumen dapat mengirimkan model produk yang diinginkan melalui pos atau e-mail.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Biaya Produksi yang Dilakukan Perusahaan Dalam melakukan pengendalian biaya produksi, perusahaan perlu mengetahui komponen-komponen biaya yang digunakan untuk menghitung biaya produksi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Kemudian perusahaan mengumpulkan informasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang terjadi selama tahun 2014 yang kemudian diolah untuk menghitung biaya produksi tahun 2014. Setelah menghitung total biaya produksi, perusahaan dapat mengetahui biaya produksi per unit, yakni dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan selama tahun tersebut. 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan selimut terdiri dari bahan-bahan pilihan dari dalam negeri yang berkualitas tinggi. Bahan Baku tersebut antara lainterdiri dari benang cotton dan tepung kanji. Perusahaan membeli bahan baku dari distributor asal Solo, minimal pembelian benang cotton adalah 1 bal dan berat 1 bal sama dengan 180 kg sedangkan pembelian minimal untuk tepung kanji adalah 1 kg.
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Perusahaan memintal 1 bal benang cotton tersebut dan membaginya menjadi 2 jenis ukuran (benang ukuran 12/s dan 20/s) yang dikemas dalam pack-pack. Berat setiap pack benang ukuran 12/s dan 20/s masing-masing adalah 4,5 kg. Proses Produksi selimut dalam satu (1) kali produksi membutuhkan benang cotton ukuran 20/s sebanyak 15 pack dan benang cotton ukuran 12/s sebanyak 12 pack (Tabel 5.1) sedangkan tepung kanji seberat 400 gr. Dalam jangka waktu 1 tahun (pada tahun 2013, kapasitas normal perusahaan) perusahaan melakukan kegiatan produksi sebanyak 12 kali produksi, setiap kali produksi mampu menghasilkan selimut sebanyak 110 pack dengan panjang setiap pack 2 x 1,5 meter.Sehingga dalam 1 tahun, perusahaan memproduksi 1.320 pack. Tabel 5.1. Proporsi Pemakaian Bahan Baku Dalam 1 Kali Produksi No. Jenis Bahan Baku Satuan Jumlah 1 Benang cotton ukuran Pack 15 20/s Pack 12 Benang cotton ukuran 12/s 2 Kanji Gram 400 Ket. 1 Pack Benang Ukuran 20/s dan 12/s = 4,5 kilogram Sumber: Data yang diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Berikut adalah biaya bahan baku yang digunakan perusahaan untuk memproduksi 1.320 pack selama tahun 2014: Tabel 5.2. Biaya Pemakaian Bahan Baku Selama Tahun 2014 Jumlah Harga Bahan Baku Satuan Kebutuhan Produksi/ (satuan Rp) Tahun Benang cotton Pack 15 125.000 12 ukuran 20/s Benang cotton ukuran 12/s Pack 12 125.000 12 Kanji Gram 400 10 12 Jumlah Volume Produksi: 1.320 Unit (Dalam Satu Tahun = 300 hari)
Jumlah Biaya (satuan Rp) 22.500.000
18.000.000 48.000 40.548.000
Sumber: Data yang diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Keterangan Perhitungan Harga Benang Cotton Per Pack (satuan Rp) 1 Bal =180 kg Harga 1 Bal = 5.000.000 1 Pack = 4,5 kg (
)
= 125.000
Berikut ini adalah perhitungan biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk memproduksi setiap unit produk selama tahun 2014: Perhitungan Biaya Bahan Baku Yang Dikeluarkan Untuk Memproduksi Setiap Unit Produk Selama Tahun 2014 (satuan Rp)
= 30.718
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar tenaga kerja langsung atas jasanya mengkonversi atau mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Tabel 5.3 menunjukkan jumlah biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi selama tahun 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
untuk memproduksi 1.320 unit adalah Rp29.055.642,00 per tahun atau Rp22.012,00 untuk setiap unitnya. Tabel 5.3. Pemakaian Tenaga Kerja dan Biaya Selama 2014 Kebutuhan Biaya Jumlah Tenaga Kerja Satuan Per Gaji/Satuan Produksi/ Langsung Produksi (satuan Rp) Tahun Ngelos Benang Kg 67,5 3.801 12 20’s Ngelos Benang Kg 54 3.269 12 12’s Sentreng Pack 27 5.010 12 Mallet Benang Kg 67,5 3.788 12 20’s 3 Orang x Sekren 9 16.000 12 3 hari Dapur Wenter Orang 5 16.000 12 Gaji Borongan 1.200.000 12 Tenun Biaya Jahit 18.250 12 Kepala Bagian 85.000 12 Produksi Kepala Bagian 670.000 12 Gudang Total TKL Volume Produksi: 1.320 Pack (Dalam Satu Tahun = 300 hari)
Jumlah Biaya(satu an Rp) 3.078.810 2.118.312 1.623.240 3.068.280 1.728.000 960.000 14.400.000 219.000 1.020.000 840.000 29.055.642
Sumber: Data yang diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Berikut ini adalah perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi setiap unit produk selama tahun 2014: Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung Per Unit Yang Dikeluarkan Untuk Memproduksi Setiap Unit Produk Selama Tahun 2014 (satuan Rp)
22.012
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biaya bahan baku, bahan penolong dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead yang digunakan adalah biaya overhead yang dianggarkan, meliputi: a. Biaya Bahan Penolong Produk selimut menggunakan bahan penolong sebagai penunjang kegiatan produksi, diantaranya: 1) TRO (Turkey Red Oil) Digunakan sebagai pelumas benang agar zat pewarna dapat tercampur secara merata ke setiap bagian benang secara merata. 2) Pewarna Berfungsi untuk mewarnai benang agar lebih menarik. b. Biaya Tidak Langsung Lainnya Biaya tidak langsung lainnya terdiri dari keperluan gudang, bahan bakar kayu, listrik dan air.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Berikut ini adalah biaya overhead pabrik yang digunakan untuk memproduksi selimut selama 2014: Tabel 5.4. Total Biaya Overhead Pabrik Tahun 2014 Harga/ Biaya Overhead Gram Satuan Kebutuhan Pabrik (satuan Rp) Pewarna dan TRO: Gram Biru RSN 1.600 650 Hydro 1.600 600 Pemutih 1.000 600 Kaporit 800 160 TRO 1.000 500 Keperluan Gudang 27.000 Bahan Bakar Kayu 200.000 Listik 500.000 Air Alat Kantor Biaya Depresiasi Alat Kantor Biaya Dep. Bangunan Biaya Dep. Alat Produksi Jumlah
Jumlah Produksi/ Tahun 12
12 12 12 12
Jumlah Biaya (satuan Rp)
12.480.000 11.520.000 7.200.000 1.536.000 6.000.000 324.000 2.400.000 6.000.000 600.000 440.500 88.100 475.000 187.865 49.251.465
Sumber: Data diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Dasar pengalokasian biaya overhead pabrik yang digunakan adalah jam mesin, diketahui besarnya anggaran jam mesin selama tahun 2014 adalah 2.000 jam dan jam mesin sesungguhnya adalah 1.974 jam. Berikut merupakan tarif BOP anggaran per jam yang dibebankan: Perhitungan Tarif BOP Anggaran Per Jam Per Unit Yang Dikeluarkan Untuk Memproduksi Setiap Unit Produk Selama Tahun 2014 (satuan Rp)
= 24.626
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Besarnya biaya overhead pabrik yang dibebankan sesungguhnya: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Yang Dibebankan Sesungguhnya Yang Dikeluarkan Selama Tahun 2014 (satuan Rp)
= 48.611.196
Besarnya biaya overhead pabrik per unit yang dibebankan sesungguhnya: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Yang Dibebankan Sesungguhnya Yang Dikeluarkan Untuk Memproduksi Setiap Unit Produk Selama Tahun 2014 (satuan Rp)
= 36.827
Dari semua data produksi tersebut, maka besarnya biaya produksi selimut yang dihitung oleh perusahaan adalah: Tabel 5.5. Perhitungan Total Biaya Produksi Pertenunan Santa Maria Boro No. Unsur Biaya Jumlah (satuan Rp) 1 Biaya Bahan Baku 40.548.000 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 27.195.642 3 Biaya Overhead Pabrik 48.611.196 Jumlah 118.855.107 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Biaya produksi untuk menghasilkan produk per unit pada tahun 2014 adalah: Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Produk PadaTahun 2014 (satuan Rp)
90.042
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
B. Perhitungan Biaya Produksi dengan Metode Target Costing Penentuan harga berdasarkan target (target costing) adalah suatu metode penentuan harga secara mundur, yakni dimulai dengan menentukan harga pasar kompetitif yang berlaku dipasaran. Berikut merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan perusahaan untuk menerapkan target costing: 1. Mengumpulkan informasi harga pasar/ jual produk dari riset pasar Langkah
pertama
yang
harus
dilakukan
oleh
perusahaan
adalah
mengumpulkan informasi harga pasar produk. Untuk menentukan harga jual produk dapat disesuaikan dengan harga yang ditawarkan oleh pesaing. Namun untuk menilai kriteria suatu produk tersebut terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu jenis produk, kualitas bahan yang digunakan dan fitur/ bentuk produk. Dilihat dari kualitas dan fitur produk, penulis memilih selimut MyDream dan Rossana sebagai pesaing. Hal ini disebabkan karena kedua produk tersebut sudah memiliki pangsa pasar yang luas, harga yang murah dan kualitas sepadan. Tabel 5.6 menampilkan harga pasar produk selimut pesaing pada tahun 2015 beserta harga jual perusahaan. Harga jual yang yang berlaku dipasaran adalah Rp85.000 per pack. Informasi harga jual tersebut diperoleh penulis melalui survei harga yang ada di sejumlah retailer supermarket, pengecer dan situs resmi produk pesaing. Harga jual ditentukan berdasarkan harga pesaing yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
menawarkan harga yang cukup kompetitif. Informasi tersebut akan digunakan untuk melakukan penyesuaian harga jual. Tabel 5.6. Perbandingan Harga Selimut dengan Produk Pesaing Harga No. Nama Produk Produsen (satuan Rp) 1
Selimut MyDream
Galeri My Bisa
85.000
2 3.
Selimut Rossana Selimut SM
KBT Group Pertenunan Santa Maria Boro
90.000 106.600
Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
2. Mengumpulkan informasi tentang laba kotor yang diinginkan Langkah kedua dalam menentukan target costing adalah mengumpulkan informasi mengenai target laba yang ingin dicapai oleh perusahaan berdasarkan kebijakan pemimpin perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh penulis kepada bagian keuangan dan pimpinan perusahaan, perusahaan menargetkan laba kotor setiap produk adalah 10% dari harga pasar. Apabila perusahaan menginginkan laba kotor 10% dari harga pasar berdasarkan harga jual pasar yang disesuaikan per unit, yakni Rp85.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut: Perhitungan Laba Kotor Yang Diinginkan Perusahaan Berdasarkan Harga Pasar (satuan Rp)
x85.000 = 7.727
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
3. Pembuatan perhitungan target costing pada harga pasar dikurangi laba kotor yang diinginkan. Tahap ketiga dalam metode ini adalah menentukan biaya berdasarkan target berdasarkan perhitungan harga kompetitif dikurangi laba kotor yang diinginkan. Berikut ini adalah perhitungan biaya produksi untuk setiap unit produksi: Perhitungan Target Biaya Untuk Setiap Unit Produksi Yang Akan Dicapai Dengan Target Costing (satuan Rp)
77.273
Dalam upaya untuk mencapai biaya berdasarkan target, diperlukan pengendalian
biaya
untuk
melakukan
penghematan
biaya
produksi,
diantaranya penggunaan value engineering dan metode kaizen. 4. Penggunaan
rekayasa
nilai
untuk
mengidentifikasi
merupakan
suatu
aktivitas
cara-cara
untuk
digunakan
untuk
menghemat biaya produk Rekayasa
nilai
yang
mengidentifikasi komponen-komponen biaya yang menjadi pemicu biaya produksi yang bertujuan untuk menambah nilai atau mengurangi biaya produk berdasarkan fungsi utamanya. Blocher, et al. (2012: 179) berpendapat bahwa value engineering digunakan dalam menentukan biaya berdasarkan target untuk menekan biaya produk adalah benchmarking (menciptakan keunggulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
kompetitif) dengan cara mempersiapkan desain berbiaya rendah dan kompetitif yang paling sesuai dengan preferensi pelanggan sekaligus tidak melebihi biaya target (analisis desain) melalui mencari substitusi bahan (bahan baku dan bahan penolong) atau distributor bahan dan menciptakan desain berbiaya rendah. Dalam mencapai biaya berdasarkan target yang sudah ditetapkan, hal yang paling utama yang perlu diperhatikan adalah kualitas dan keunggulan produk yang ditawarkan. Penulis menawarkan beberapa alternatif yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk mengurangi biaya produksi tanpa mengurangi fungsi dan nilai produk. Berikut ini merupakan tabel biaya produksi (memuat informasi menyeluruh mengenai pemicu biaya) yang dianalisis untuk mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dikurangi dengan menggunakan value engineering dalam rangka pengendalian dan penghematan biaya beserta pembahasannya: a. Bahan Baku 1) Benang Cotton Untuk kategori bahan baku benang katun, pada tabel 5.2 biasanya perusahaan
membeli
benang
melalui
agen
di
Solo
seharga
Rp5.000.000,00 per bal (sudah termasuk biaya pengiriman). Berat 1 bal benang cotton 180 kg biasanya dipintal lagi oleh bagian pemintalan menjadi 2 jenis benang, yakni benang ukuran 20/s dan 12/s yang kemudian dikemas dalam pack-pack. Berat 1 pack adalah 4,5 kg. Jadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
diperkirakan dalam 1 kali produksi membutuhkan 67,5 kg (15 pack) benang katun ukuran 20/s dan 54 kg (12 pack) benang ukuran 12/s. Perhitungan Harga 1 Pack Benang Yang Dibeli Dari Distributor Asal Solo (satuan Rp)
= 125.000
Penulis menawarkan alternatif untuk mengganti distributor yang menawarkan harga lebih rendah dengan kualitas bahan yang sama baiknya. Untuk benang ukuran 20/s dan 12/s seperti yang ditampilkan pada tabel 5.7, perusahaan dapat memesan melalui agen benang katun dari Blitar seharga Rp4.500.000,00 per bal (sudah termasuk biaya pengiriman). Benang yang ditawarkan oleh distributor dari Blitar memiliki kualitas yang sama bagusnya dengan distributor dari Solo. Berdasarkan informasi yang diperoleh, minimal pembelian benang katun dari distributor asal Blitar adalah 1 bal atau 180 kilogram. Apabila dikemas dalam 1 pack, harga 1 pack setiap benang adalah Rp112.500,00 (Tabel 5.7). Perhitungan Harga 1 Pack Benang Yang Dibeli Dari Distributor Asal Blitar (satuan Rp)
= 112.500
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Maka dengan adanya pergantian distributor di sektor bahan baku benang katun, maka perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp4.050.000,00 (Tabel 5.9) setiap tahunnya. Tabel 5.7. Pemakaian Bahan Baku Benang Cotton Dalam Mencapai Target Costing Harga Jumlah Jumlah Biaya Bahan Baku Satuan Kebutuhan (satuan Produksi/ (satuan Rp) Rp) Tahun Benang Pack 15 112.500 12 20.250.000 ukuran 20/s Benang Pack 12 16.200.000 ukuran 12/s Jumlah Pembelian benang minimal 1 Pack
36.450.000 1 Bal atau 180 kg 4,5 kg
Sumber: Data diolah Pertenunan Santa Maria Boro
Tabel 5.8. Perbandingan Biaya Bahan Baku Benang Katun Menurut Perusahaan dengan Target Costing (1 Tahun Produksi) Bahan Baku
Perhitungan Perusahaan Jumlah Harga Kebutuh Biaya (dalam Rp) an (dalam Rp) 125.000 180 Pack 22.500.000
Benang ukuran 20/s Benang 125.000 144 Pack 18.000.000 ukuran 12/s Jumlah 40.500.000 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Perhitungan Target Costing Harga Jumlah Kebutuh (dalam Biaya an Rp) (dalam Rp) 112.500 180 Pack 20.250.000
144 Pack
16.200.000
36.450.000
Tabel 5.9. Total Biaya Bahan Baku Benang Katun Yang Dapat Dihemat (1 kali produksi) Bahan Baku Perhitungan Perhitungan Target Penghematan Perusahaan Costing Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya (dalam Rp) (dalam Rp) Benang 22.500.000 20.250.000 2.250.000 ukuran 20/s Benang ukuran 12/s 18.000.000 16.200.000 1.800.000 Jumlah 40.500.000 36.450.000 4.050.000 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
2) Bahan Baku Tepung Kanji Perusahaan dapat membeli kanji di Pasar Njingo, Boro. Saat ini perusahaan biasanya membeli di Pasar Tradisional Klewer Solo dikarenakan lokasi berdekatan dengan toko bahan pewarna. Harga kanji untuk satu kali produksi adalah Rp4.000,00 (Tabel 5.2) dan apabila perusahaan membeli bahan baku tersebut di Pasar Njingo seharga Rp3.200,00 per 1 kg (Tabel 5.10) untuk satu kali produksi, maka perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp9.600,00 (Tabel 5.12) per tahunnya. Tabel 5.10. Pemakaian Bahan Baku Tepung Kanji Dalam Mencapai Target Costing Harga Jumlah Jumlah Biaya Bahan Baku Satuan Kebutuhan (satuan Produksi/ (satuan Rp) Rp) Tahun Kanji Gram 400 8 12 38.400 Jumlah 38.400 Sumber: Data diolah Pertenunan Santa Maria Boro
Tabel 5.11. Perbandingan Biaya Bahan Baku Tepung kanji Menurut Perusahaan dengan Target Costing (1 Tahun Produksi) Perhitungan Perusahaan Kebutuh Jumlah Harga an Biaya (satuan Rp) (gram) (satuan Rp) Kanji 10 4.800 48.000 Jumlah 48.000 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro Bahan Baku
Perhitungan Target Costing Harga Kebutuh Jumlah (satuan an Biaya Rp) (gram) (satuan Rp) 8 4.800 38.400 38.400
Tabel 5.12.Total Biaya Bahan Baku Tepung Kanji Yang Dapat Dihemat (12 kali produksi) Bahan Baku Perhitungan Perhitungan Target Penghematan Perusahaan Costing Biaya (satuan Rp) Jumlah Biaya Jumlah Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) Kanji 48.000 38.400 9.600 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Berikut ini, total biaya bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan 1.320 unit produk dengan menggunakan target costing: Tabel 5.13. Pemakaian Bahan Baku Dalam Mencapai Target Costing Harga Jumlah Jumlah Biaya Bahan Baku Satuan Kebutuhan (satuan Produksi/ (satuan Rp) Rp) Tahun Benang Pack 15 112.500 12 20.250.000 ukuran 20/s Benang Pack 12 16.200.000 ukuran 12/s Kanji Gram Jumlah Pembelian benang minimal 1 Pack
400
8
12
38.400 36.488.400 1 Bal atau 180 kg 4,5 kg
Sumber: Data diolah Pertenunan Santa Maria Boro
Perhitungan Biaya Bahan Baku Per Unit Berdasarkan Target Costing(satuan Rp)
2
43
Berikut ini, total biaya bahan baku yang dapat dihemat dengan menggunakan target costing: Tabel 5.14.Total Biaya Bahan Baku Yang Dapat Dihemat Bahan Baku Perhitungan Perhitungan Target Perusahaan Costing Jumlah Biaya Jumlah Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) Benang 22.500.000 20.250.000 ukuran 20/s Benang ukuran 12/s 18.000.000 16.200.000 Kanji 48.000 38.400 Jumlah 40.548.000 36.488.400 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Penghematan Biaya (satuan Rp) 2.250.000
1.800.000 9.600 4.059.600
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Perhitungan Penghematan Biaya Bahan Baku Per Unit Yang Dapat Dilakukan Dengan Target Costing (satuan Rp)
= 3.075/ unit
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung Desain yang ada saat ini adalah motif lurik (garis-garis) dengan dua warna yang diperuntukan untuk selimut yang biasa dipesan oleh rumah sakit. Sebagian besar pelanggan yang bukan dari rumah sakit lebih tertarik pada produk motif lurik 3 warna atau 4 warna. Dalam pengerjaan produk selimut berbasis 3 warna motif garis-garis, maka terjadi perubahan biaya tenaga kerja langsung bagian sekren menjadi Rp24.000,00 per orang, dapur wenter menjadi
Rp24.000,00
per
orang,
gaji
borongan
tenun
menjadi
Rp1.800.000,00 per bulan dan biaya jahit menjadi Rp18.250 per bulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 5.15. Pemakaian Tenaga Kerja Langsung Dalam Mencapai Target Costing Kebutuhan Biaya Jumlah Jumlah Tenaga Kerja Satuan Per Gaji/Satuan Produksi/ Biaya(satu Langsung Produksi (satuan Rp) Tahun an Rp) Ngelos Benang Kg 67,5 3.801 12 3.078.810 20’s Ngelos Benang Kg 54 3.269 12 2.118.312 12’s Sentreng Pack 27 5.010 12 1.623.240 Mallet Benang Kg 67,5 3.788 12 3.068.280 20’s 3 Orang x Sekren 9 24.000 12 2.592.000 3 hari Dapur Wenter Orang 5 24.000 12 1.440.000 Gaji Borongan 1.800.000 12 21.600.000 Tenun Biaya Jahit 18.250 12 219.000 Kepala Bagian 85.000 12 1.020.000 Produksi Kepala Bagian 670.000 12 840.000 Gudang Total TKL 37.599.642 Sumber: Data diolah Pertenunan Santa Maria Boro
Tabel 5.16.Total Biaya Tenaga Kerja Langsung Yang Dapat Dihemat Perhitungan Perhitungan Target Biaya Tenaga Penghematan Perusahaan Costing Kerja Biaya Langsung Jumlah Biaya Jumlah Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) (satuan Rp) Ngelos Benang 3.078.810 3.078.810 0 20’s Ngelos Benang 2.118.312 2.118.312 0 12’s Sentreng 1.623.240 1.623.240 0 Mallet Benang 3.068.280 3.068.280 0 20’s Sekren 1.728.000 2.592.000 (864.000) Dapur Wenter 960.000 1.440.000 (480.000) Gaji Borongan 14.400.000 21.600.000 (7.200.000) Tenun Biaya Jahit 219.000 219.000 0 Kepala Bagian 1.020.000 1.020.000 0 Produksi Kepala Bagian 840.000 840.000 0 Gudang Total TKL 29.055.642 37.599.642 (8.544.000) Sumber: Data diolah Pertenunan Santa Maria Boro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
c. Biaya Overhead Pabrik 1) Pewarna Tekstil Biru RSN, Pemutih, Merah B, TRO dan Hydro Pewarna tekstil sebagai komponen biaya overhead pabrik yang biasanya digunakan perusahaan merupakan pewarna tekstil yang dibeli dari toko bahan kimia dan pewarna tekstil. Berdasarkan informasi yang ditampilkan pada tabel 5.4, Pertenunan Santa Maria Boro biasanya membeli bahan penolong tersebut di daerah Pasar Klewer Solo. Biasanya perusahaan membeli indantren b, hydro, pemutih dan TRO dari Pasar Klewer Solo dengan harga yang cukup mahal. Harga 1 gram Biru
RSN
Rp650,00/gram,
hydro
Rp600,00/gram,
pemutih
Rp600,00/gram, dan TRO Rp500,00/gram. Dalam hal pewarnaan, biasanya perusahaan menggunakan campuran Indatren biru dan hydro sebagai campuran warna biru dan pemutih digunakan sebagai bahan campuran untuk menghasilkan benang berwarna putih. Produk selimut yang dihasilkan biasanya hanya memiliki dua warna putih dan biru. Apabila penulis mengidentifikasi desain yang ada yakni motif lurik (garis-garis) dengan dua warna dikarenakan produk tersebut diperuntukan untuk selimut yang biasa dipesan oleh rumah sakit. Sebagian besar pelanggan yang bukan dari rumah sakit lebih tertarik pada produk motif lurik 3 warna atau 4 warna. Apabila perusahaan ingin mengembangkan produk agar lebih menjual di pasaran, penulis menawarkan perusahaan untuk menambah warna dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
motif lurik berdasarkan tren pasaran saat ini. Perusahaan dapat menambahkan warna merah. Pewarna biru (hasil campuran Biru RSN dan hydro), pemutih dan TRO dapat dibeli di Toko Ngasem Baru di Jalan Mayjen Sutoyo 35 Yogyakarta. Toko bahan kaos asal Kota Yogyakarta ini menawarkan harga yang cukup murah dan terjangkau. Untuk TRO, harga yang ditawarkan adalah Rp8.000,00/kg, pemutih 16.000,00/kg, Blue RSN Rp185.000,00/kg,
Merah
B
Rp111.000,00/kg
dan
hydro
Rp30.000,00/kg. Harga belum termasuk biaya angkut.Informasi diatas dapat dilihat pada Tabel 5.17. 2) Kaporit Kaporit merupakan bahan baku yang digunakan untuk sebagai penjernih air dan bahan campuran untuk warna putih. Pada tahun 2014, perusahaan membeli kaporit di Toko Ngasem Baru dengan harga Rp160.000,00/kg (Tabel 5.4). Berdasarkan hasil penelusuran informasi dari media elektronik, penulis memperoleh informasi bahwa di daerah Jakarta terdapat distributor yang menawarkan bahan baku kaporit dengan harga Rp5,00/gram (apabila membeli minimal 20kg maka biaya pengiriman sudah termasuk harga beli). Informasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.17.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Tabel 5.17. Pemakaian Pewarna Dan TRO Dalam Mencapai Target Costing Biaya Jumlah Jumlah Harga/Gram Pewarna Satuan Kebutuhan Produksi/ Biaya (satuan Rp) Dan TRO Tahun (satuan Rp) Biru RSN Gram 1.000 185 12 2.220.000 Pemutih Gram 1.600 16 12 307.200 Merah B Gram 1.000 111 12 1.332.000 Hydro Gram 1.000 30 12 360.000 TRO Gram 1.000 8 12 96.000 Kaporit Gram 400 5 12 24.000 Jumlah 4.339.200 Sumber: Data diolah Pertenunan Santa Maria Boro
Tabel 5.18. Perbandingan Pemakaian Pewarna dan TRO Menurut Perusahaan dengan Target Costing (12 kali produksi) Biaya Pewarna Dan TRO
Perhitungan Perusahaan Harga Kebutu Jumlah (satuan han Biaya Rp) (gram) (satuan Rp)
Pewarna: Biru RSN 650 19.200 12.480.000 Hydro 600 19.200 11.520.000 Pemutih 600 12.000 7.200.000 Merah Kaporit 160 9.600 1.536.000 TRO 500 12.000 6.000.000 Jumlah 38.736.000 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Perhitungan Target Costing Harga Kebutuh Jumlah Biaya (satuan an (satuan Rp) Rp) (gram) 185 30 16 111 5 8
12.000 12.000 19.200 12.000 9.600 12.000
Tabel 5.19. Total Pemakaian Pewarna dan TRO Yang Dapat Dihemat (12 kali produksi) Perhitungan Perhitungan Target Penghematan Perusahaan Biaya Pewarna Costing Biaya Dan TRO (satuan Rp) Jumlah Biaya Jumlah Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) Pewarna: Biru RSN 12.480.000 2.220.000 10.260.000 Hydro 11.520.000 360.000 11.160.000 Pemutih 7.200.000 307.200 6.892.800 Merah B 1.332.000 (1.332.000) Kaporit 1.536.000 48.000 1.488.000 TRO 6.000.000 96.000 5.904.000 Total 38.736.000 4.339.200 34.372.800 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
2.220.000 360.000 307.200 1.332.000 48.000 96.000 4.339.200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
4. Penggunaan pembiayaan kaizen dan kendali operasional untuk menghemat biaya secara lebih baik Kaizen merupakan perbaikan secara terus menerus, yaitu pencarian yang sedang berlangsung dalam mencari cara baru untuk menekan biaya dalam proses pembuatan sebuah produk dengan desain dan fungsionalitas yang ada. Tujuan dari perbaikan kaizen adalah untuk menekan biaya produksi dalam proses
produksi
melalui
penyederhanaan
jaringan-jaringan
pasokan.
Berdasarkan informasi diatas sebagai upaya untuk menekan biaya, penulis memberi sebuah solusi untuk mengganti distributor bahan pewarna tektil dan bahan baku utama benang cotton. Dan perusahaan dapat melakukan negosiasi untuk menawar bahan bakar kayu sehingga perusahaan dapat memperoleh harga yang lebih murah. Pada tahap pengendalian operasional, perusahaan dapat menghemat biaya listrik sebagai penunjang kegiatan produksi, yaitu mengganti lampu biasa dengan lampu LED hemat energi dan menggunakan daya listrik seperlunya. Kemudian
dari
segi
ketenagakerjaan,
dalam
rangka
meningkatkan
produktifitas produksi, perusahaan dapat menjanjikan bonus kepada karyawan apabila karyawan dapat memenuhi target produksi. a. Bahan Bakar Kayu Bahan bakar kayu digunakan untuk merebus bahan baku dan bahan penolong agar tercampur secara merata. Minimal pembelian bahan bakar kayu adalah 1 bak mobil. Menurut informasi yang ada pada Tabel 5.4,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar kayu yang digunakan selama 1 kali produksi ialah Rp200.000,00. Akan tetapi untuk bahan bakar kayu, dapat dilakukan negosiasi harga (dengan distributor yang sama) dari Rp200.000,00 menjadi Rp180.000,00 (syarat dan ketentuan dari pemasok: membeli secara borongan sebanyak 4 bak mobil atau 4 bulan produksi). Berdasarkan pada Tabel 5.20, biaya yang dikeluarkan adalah Rp180.000,00 untuk 1 kali produksi sehingga perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp240.000,00 (Tabel 5.22) per tahun. b. Pemakaian Listrik, Voltage Stabilizers dan Power Saver Item-item yang memerlukan tenaga listrik adalah penggunaan lampu penerangan dan alat elektronik seperti komputer. Penulis menyarankan perusahaan untuk menganti lampu penerangan pabrik dengan lampu hemat energi, menggunakan voltage stabilizers dan power saver untuk komputer atau mengganti komputer dengan laptop dan menggunakan listrik secara tepat guna. Pada Tabel 5.4 yang menampilkan total anggaran biaya overhead pabrik mengenai informasi pemakaian listrik. Apabila menggunakan lampu biasa dan komputer tanpa voltage stabilizers, setiap bulannya perusahaan harus membayar sebesar Rp500.000,00. Dengan mengganti lampu dengan lampu LED hemat energi, menggunakan voltage stabilizers dan power saver untuk komputer atau mengganti komputer dengan laptop serta menggunakan daya listrik hanya untuk keperluan produksi, perusahaan hanya perlu membayar biaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
listrik sebesar Rp300.000,00 per bulan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.20. Jadi, perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp2.400.000,00 (Tabel 5.22) per tahun. Biaya pembelian untuk membeli 1 unit power saver adalah Rp380.000,00 (termasuk ongkos kirim) sedangkan power stabiliters adalah hibah dari organisasi pemilik. c. Keperluan Gudang Biaya keperluan gudang meliputi minyak parapin sebagai minyak pelumas mesin jahit (pemeliharaan mesin jahit). Pada Tabel 5.4 yang menampilkan total anggaran biaya overhead pabrik tentang pengeluaran biaya keperluan gudang. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan gudang tahun lalu adalah Rp27.000,00 dikarenakan pembelian berasal dari distributor di Pasar Klewer. Pada Tabel 5.20, dengan adanya penemuan distributor dari Kota Yogyakarta, yakni Pasar Ngasem Baru, biaya yang dikeluarkan hanya berkisar Rp22.500,00/ satu bulan. d. Bahan Bakar Minyak dan Biaya Perawatan Kendaraan Berkaitan dengan letak Toko Ngasem Baru yang berada di jantung Kota Yogyakarta dan letak perusahaan yang berada di daerah Yogyakarta maka pihak Pertenunan Santa Maria Boro dapat membeli langsung ke toko dan mengangkut bahan penolong tersebut dengan alat transportasi sendiri. Tabel 5.18 memuat informasi mengenai jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar minyak (BBM). Biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar minyak kendaraan bermotor diperkirakan memakan biaya sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Rp592.000,00 atau diestimasikan menghabiskan 80 L bahan bakar minyak dengan harga Rp7.400,00/ liter. Sedangkan biaya perawatan kendaraan untuk 1 kali perawatan adalah Rp150.000,00. Servis kendaraan dapat secara rutin dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun, jadi biaya perawatan kendaraan selama 1 tahun adalah sebesar Rp600.000,00. Tabel 5.20. Pemakaian Biaya Tidak Langsung Lainnya Dalam Mencapai Target Costing Biaya Jumlah Jumlah Tidak Harga/Satuan Satuan Kebutuhan Produksi/ Biaya Langsung (satuan Rp) Tahun (satuan Rp) Lainnya Keperluan Botol 1 270.000 12 270.000 Gudang Bahan Bak 1 180.000 12 2.160.000 Bakar Mobil Kayu Listrik Bulan 300.000 12 3.600.000 Air Bulan 12 600.000 BBM Liter 80 7.400 592.000 Alat 440.500 Kantor Biaya 88.100 Depresiasi Alat Kantor Biaya Dep. 2.000.000 Kendaraan Biaya Dep. 475.000 Gedung Biaya Servis Perawatan 1 250.000 4 1.000.000 Kendaraan Biaya Dep. Alat 187.865 Produksi Lampu Unit 22 71.500 1.573.000 LED Power Unit 1 380.000 380.000 Saver Jumlah 13.366.465
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tabel 5.21. Perbandingan Pemakaian Biaya Tidak Langsung Lainnya Menurut Perusahaan dengan Target Costing (12 kali produksi) Perhitungan Perusahaan Perhitungan Target Costing Biaya Jumlah Jumlah Tidak Harga Kebutuh Harga Kebutuh Biaya Biaya Langsung (satuan an (satuan an (satuan (satuan Lainnya Rp) (Satuan) Rp) (Satuan) Rp) Rp) Keperluan 27.000 12 Botol 324.000 22.500 12 Botol 270.000 Gudang Bahan 200.000 12 Bak 2.400.000 180.000 Bak 2.160.000 Bakar Mobil Mobil Kayu Listrik 500.000 12 Bulan 6.000.000 300.000 12 3.600.000 Bulan Air 50.000 12 Bulan 600.000 50.000 12 600.000 Bulan BBM 7.400 80 Liter 592.000 Alat 440.500 440.500 Kantor Biaya 88.100 1 Tahun 88.100 Depresiasi Alat Kantor Biaya 1 Tahun 475.000 1 Tahun 475.000 Dep. Gedung Biaya 0 1 Tahun 2.000.000 Dep. Kendaraan Biaya 0 250.000 4 kali 1.000.000 Perawatan servis Kendaraan Biaya 1 Tahun 187.865 Dep. Alat Produksi Lampu 71.500 22 unit 1.573.000 LED Power 380.000 1 unit 380.000 Saver Jumlah 10.327.600 13.366.465 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.22. Total Pemakaian Biaya Tidak Langsung Lainnya Yang Dapat Dihemat (12 kali produksi) Perhitungan Perhitungan Penghematan Perusahaan Target Costing Biaya Biaya Tidak Langsung Lainnya (satuan Jumlah Biaya Jumlah Biaya rupiah) (satuan Rp) (satuan Rp) Keperluan Gudang 324.000 270.000 54.000 Bahan Bakar Kayu 2.400.000 2.160.000 240.000 Listrik 6.000.000 3.600.000 2.400.000 Air 600.000 600.000 0 BBM 296.000 (296.000) Alat Kantor 440.500 440.500 0 Biaya Depresiasi 88.100 88.100 0 Alat Kantor Biaya Dep. Gedung 475.000 475.000 0 Biaya Dep. 0 2.000.000 (2.000.000) Kendaraan Biaya Dep. Alat 187.865 187.865 0 Produksi Biaya Perawatan 0 1.000.000 (1.000.000) Kendaraan 0 1.573.000 Lampu LED (1.573.000) 0 380.000 Power Saver (380.000) 13.366.465 10.327.600 Jumlah (2.555.000) Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Berikut ini, total biaya overhead pabrik yang digunakan untuk menghasilkan 1.320 unit produk dengan menggunakan target costing: Tabel 5.23. Pemakaian Overhead Pabrik Dalam Mencapai Target Costing Biaya Jumlah Jumlah Harga/Gram Overhead Satuan Kebutuhan Produksi/ Biaya (satuan Rp) Pabrik Tahun (satuan Rp) Bahan Pewarnadan TRO: Biru RSN Gram 1.000 185 12 1.998.000 Pemutih Gram 1.600 16 12 153.600 Merah B Gram 1.000 111 12 1.332.000 Hydro Gram 1.000 30 12 324.000 TRO Gram 1.000 8 12 96.000 Kaporit Gram 400 5 12 48.000 Jumlah Biaya Pewarna dan TRO 4.897.200 Keperluan Botol 1 270.000 1 270.000 Gudang Bahan Bakar Bak 1 180.000 12 2.160.000 Kayu Mobil Listrik Bulan 300.000 12 3.600.000 Air Bulan 50.000 12 600.000 BBM Liter 80 7.400 12 592.000 440.500 Alat Kantor Biaya 88.100 Depresiasi Alat Kantor Biaya Dep. Tahun 1 475.000 Gedung Biaya Dep. Tahun 1 2.000.000 Kendaraan Biaya Perawatan Servis 1 150.000 4 1.000.000 Kendaraaan Biaya Dep. 187.865 Alat Produksi Lampu LED Unit 22 71.500 1.573.000 Power Saver Unit 1 380.000 380.000 Jumlah Biaya Overhead Pabrik 17.705.665 Sumber: Dolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.24. Perbandingan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan dengan Target Costing (12 kali produksi) Overhead Pabrik
Perhitungan Perusahaan Harga Kebutu Jumlah (satuan han Biaya Rp) (gram) (satuan Rp)
Biru RSN Hydro Pemutih Merah B Kaporit TRO Keperluan Gudang Bahan Bakar Kayu Listrik Air BBM
Alat Kantor Biaya Depresiasi Alat Kantor
900 900 900
19.200 19.200 12.000
12.480.000 11.520.000 7.200.000
23 900
9.600 12.000
1.536.000 6.000.000 324.000
Perhitungan Target Costing Jumlah Harga Kebutuhan Biaya (satuan Rp) (gram) (satuan Rp) 185 30 16 111 5 8
12.000 12.000 19.200 12.000 4.800 12.000
2.220.000 360.000 307.200 1.332.000 24.000 96.000 270.000
2.400.000
2.160.000
6.000.000 600.000
3.600.000 600.000 592.000
7.400
440.500
440.500
88.100
88.100
Biaya Dep. 475.000 Gedung Biaya Dep. 187.865 Alat Produksi Biaya Dep. 0 Kendaraan Biaya 0 Perawatan Kendaraan Lampu 0 LED Power 0 Saver Jumlah 49.251.465 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
475.000 187.865
2.000.000 1.000.000
71.500
22 unit
1.573.000
380.000
1 unit
380.000 17.705.665
Perhitungan Biaya Overhead Pabrik Per Unit Berdasarkan Target Costing (satuan Rp)
13.413/ unit
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Tabel 5.25. Total Biaya Overhead Pabrik Yang Dapat Dihemat (12 kali produksi) Perhitungan Perhitungan Perusahaan Target Costing Biaya Overhead Penghematan Pabrik Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) Pewarna dan TRO: Biru RSN 12.480.000 1.998.000 10.482.000 Hydro 11.520.000 324.000 11.196.000 Pemutih 7.200.000 153.600 7.046.400 Merah B 1.332.000 (1.332.000) Kaporit 1.536.000 24.000 1.512.000 TRO 6.000.000 96.000 5.904.000 Total Keperluan Gudang Bahan Bakar Kayu Listrik Air BBM Alat Kantor Biaya Depresiasi Alat Kantor Biaya Dep. Gedung Biaya Dep. Kendaraan Biaya Dep. Alat Produksi Biaya Perawatan Kendaraan Lampu LED Power Saver Jumlah
38.376.000
440.500 88.100
270.000 2.160.000 3.600.000 600.000 296.000 440.500 88.100
33.838.800 54.000 240.000 2.400.000 0 (296.000) 0 0
475.000
475.000
0
2.000.000
(2.000.000)
187.865
0
1.000.000
(1.000.000)
(1.573.000) (380.000)
(1.573.000) (380.000) 31.545.800
324.000 2.400.000 6.000.000 600.000
187.865
0 0
49.251.465 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
17.705.665
Perhitungan Penghematan Biaya Overhead Pabrik Per Unit Yang Dapat Dilakukan Dengan Target Costing (satuan Rp)
23.898/unit
5. Menentukan target costing yang sudah disesuaikan Setelah menjalankan kegiatan value engineering dan kaizen guna menekan biaya, kemudian dilakukan perhitungan secara target costing untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
menentukan biaya produksi akhir. Pada realisasinya target coting yang awalnya
diprediksi
adalah
Rp77.273
pada
kenyataannya
dengan
menggunakan target costing, biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan 1 unit produk adalah sebesar Rp65.065 (Tabel 5.24). Tabel 5.26. Perhitungan Total Biaya Produksi Target Costing Yang Terealisasi Unsur Biaya Jumlah No. (satuan Rp) 1 Biaya Bahan Baku 36.488.400 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 37.599.642 3 Biaya Overhead Pabrik 17.705.665 Jumlah 91.793.707 Sumber: Dolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Berikut ini merupakan realisasi biaya produksi per unit yang dikeluarkan dengan menggunakan target costing: Perhitungan biaya produksi per unit yang dikeluarkan dengan menggunakan target costing (satuan Rp)
69.541
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
C. Membandingkan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan Dengan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Metode Target Costing Tabel 5.27. Perbandingan Antara Perhitungan Biaya Produksi Menurut Perusahaan dengan Perhitungan Biaya Produksi Menurut Metode Target Costing Per Unit (satuan Rp) Target Costing Target Costing Target Costing Unsur Biaya Perusahaan Yang Akan Yang Dapat Dicapai Dicapai Rincian Biaya Produksi: Biaya Bahan Baku 30.718 27.643 Biaya Tenaga Kerja Langsung 22.012 28.485 Biaya Overhead Pabrik 24.646 13.413 Biaya Produksi 90.042 77.273 69.541 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Perhitungan Biaya Target Per Unit Yang Akan Dicapai (satuan Rp) = Harga Jual Pasar – Laba Yang Diinginkan (
)
= 85.000 – Rp7.727 =77.272
Pada tahun 2014 perhitungan biaya produksi perusahaan per unit sebesar Rp90.042,00. Diketahui pada awal penetapan target costing, biaya yang target yang akan dicapai perusahaan adalah Rp77.272,00 sehingga laba yang yang diperoleh adalah Rp7.727,00 untuk setiap unit (Tabel 5.25). Berdasarkan realisasi target costing sesungguhnya, biaya target costing yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit produk adalah Rp69.541,00 sehingga apabila perusahaan menjual 1 unit produk dengan harga Rp85.000 per unit maka akan memperoleh laba kotor sebesar Rp15.459,00 (Tabel 5.25). Laba kotor tersebut melebihi ekspetasi laba yang diharapkan dan dapat digunakan untuk membeli onderdil alat produksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 5.28. Tabel Penghematan Biaya Produksi (1 Tahun Produksi) Perhitungan Perhitungan Penghematan Perusahaan Target Costing Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) (satuan Rp) Biaya Bahan 40.548.000 36.488.400 4.059.600 Baku Biaya TKL 29.055.642 37.599.642 (8.544.000) Biaya 48.611.196 17.705.665 30.905.531 Overhead Jumlah 118.214.838 91.793.707 26.421.131 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Tabel 5.29. Tabel Penghematan Biaya Produksi Per Unit Perhitungan Perhitungan Penghematan Perusahaan Target Costing Biaya (satuan Rp) (satuan Rp) (satuan Rp) Biaya Bahan Baku 30.718 27.643 3.075 Biaya TKL 22.012 28.485 (6.473) Biaya Overhead 36.827 13.413 11.233 Jumlah 89.557 69.541 20.016 Sumber: Diolah oleh Pertenunan Santa Maria Boro
Perhitungan Total Penghematan Biaya Produksi Per Unit Yang Dapat Dilakukan Dengan Target Costing (satuan Rp)
20.016/ unit
Perhitungan Penghematan Biaya Bahan Baku Per Unit Yang Dapat Dilakukan Dengan Target Costing (satuan Rp)
= 3.075/ unit
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Perhitungan Penghematan Biaya Overhead Pabrik Per Unit Yang Dapat Dilakukan Dengan Target Costing (satuan Rp)
11.233/unit
Dari usulan yang dikemukakan oleh penulis, perusahaan dapat menghemat biaya produksi sebesar Rp26.421.131,00 (Tabel 5.28) atau Rp20.016,00 per unitnya. Dengan adanya perubahan distributor bahan baku dan bahan penolong serta adanya perbaikan dari desain sebelumnya maka biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil daripada biaya produksi sebelumnya dan lebih efisien dalam pengalokasian biaya dengan tetap mempertahankan kualitas produk yang sudah ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Untuk dapat menentukan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, perusahaan harus mengumpulkan informasi seluruh biaya produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Penentuan biaya berdasarkan target (target costing) pada pelaksanaannya, pertama harus menentukan harga jual terlebih dahulu, kemudian menentukan laba kotor yang diharapkan. Baru mengurangi harga jual yang ditetapkan dengan laba kotor yang diharapkan sehingga nantinya akan diperoleh target costing yang akan dicapai. Berdasarkan target costing yang dihitung oleh peneliti, diketahui bahwa biaya produksi berdasarkan target costing yang akan dicapai adalah sebesar Rp69.541,00 sedangkan perhitungan biaya produksi yang dilakukan perusahaan sebesar Rp89.557,00. Dengan menggunakan metode target costing, perusahaan dapat menghemat biaya produksi sebesar Rp26.421.131,00 atau Rp20.016,00 per unitnya. B. Keterbatasan Penelitian 1. Dalam penelitian ini, penulis tidak memperhitungkan produk cacat. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari perusahaan, hampir tidak ada
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
produk cacat dalam kegiatan produksi, walaupun ada hanya warna-warna tertentu seperti pembuatan selimut warna coklat. 2. Kurang lengkapnya data BOP yang dimiliki perusahaan sehingga penulis harus mengolah kembali dokumen yang dimiliki perusahaan. C. Saran 1. Untuk menciptakan suatu produk baru dengan metode biaya berdasarkan target, penulis menyarankan agar perusahaan perlu menambah variasi warna pada produk agar lebih menarik. 2. Untuk memperoleh bahan baku dan bahan penolong lebih murah, penulis menyarankan
agar
perusahaan
lebih
giat
mencari
distributor
yang
menawarkan harga bahan baku dan bahan penolong yang lebih murah dengan tetap memperhatikan kualitas barang yang ditawarkan distributor. Ada baiknya perusahaan membeli bahan baku secara massal guna menghindari kenaikan harga yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya produksi dan dapat menghemat biaya. 3. Untuk mempertahankan harga bersaing produk, perusahaan dapat menurunkan harga jual produk per unit dari Rp85.000,00 menjadi Rp76.495,00 (biaya produksi ditambah laba kotor 10% dari biaya produksi). 4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti mampu membantu perusahaan dalam penerapan target costing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ajie, Dias Pristya. 2012. Penerapan Target Costing Sebagai Dasar Penentuan Harga Jual (Studi Kasus pada Kerajinan Kayu “Pak Bowo”). Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Blocher, Edward J., David E. Stout, dan Gary Cokins. 2011. Cost Management: A Strategic Emphasis Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta. (Buku 1) Blocher, Edward J., David E. Stout, dan Gary Cokins. 2012. Cost Management: A Strategic Emphasis Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta. (Buku 2) Carter, William K. 2006. Cost Accounting. Edisi 14. Salemba Empat, Jakarta. “Empat Langkah Implementasi Target Costing (Capai Target Margin)”. (http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/07/empat-langkah-implementasitarget-costing-capai-target-margin. Diakses tanggal 20 Oktober 2014. Hansen, Don R. dan Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 8. Salemba Empat, Jakarta. Harsono, Patricia Anggit Sri. 2014. Analisis Target Costing Untuk Penetapan Harga Jual Produk Baru. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Herdinasari, Lucky Luvina. 2011. Penerapan Metode Target Costing dalam Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Pembuatan Tikar Tenun CV. Elresas di Lamongan. Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya. Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, Madhav V. Rajan. 2013. Cost Accounting A Managerial Emphasis. Edisi 14. Pearson Education Limited, Inggris. Jayanti, Fenny Dwi. 2006. Evaluasi Penentuan Harga Pokok Produksi Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro. Skripsi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Malue, Jurgen. 2013. “Analisis Penerapan Target Costing Sebagai Sistem Pengendalian Biaya Produksi Pada PT Celebes Mina Pratama”. Jurnal EMBA 957. Vol. 1, No. 3 Tahun 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MBASkool. 2008. Target Costing Google: http://www.mbaskool.com/businessconcepts/marketing-and-strategy-terms/2356-target-costing.html, diakses 20 Oktober 2014). Mulyadi. 2007. Activity- Based Cost System. Edisi 6. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Nababan, Riski Martinus. 2011. Penerapan Target Costing Dalam Pengendalian Biaya Produksi Studi Kasus Pada Perusahaan PT X Tahun 2011. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Riwayadi. 2014. Akuntansi Biaya Pendekatan Tradisional dan Kontemporer. Rudianto. 2006. Akuntuansi Manajemen Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Salman, Kautsar Riza. 2013. Akuntansi Biaya Pendekatan Product Costing. Akademia Permata, Jakarta. Sudono, Louise Indah Kurniati. 2005. Hubungan Antara Masa Kerja dan Disiplin Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Studi Kasus Pada Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro Kulon Progo. Skripsi Tidak Diterbitkan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Supriyadi, Heri. 2013. Penerapan Target Costing Dalam Upaya Pengurangan Biaya Produksi Untuk Peningkatan Laba Perusahaan (Studi Kasus Pada Usaha Dagang Eko Kusen). Skripsi. Universitas Syarif Hidayatullah, Jakarta. Surjadi, Lukman. 2013. Akuntansi Biaya. PT Indeks, Jakarta. Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta, Yogyakarta.
BPFE-
Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Revisi. Graha Ilmu, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
r--
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERTENI.INAN BORO "YAYASAI\ SANTA MARIA BORO" Pos Kalibawang Kulon Progo, Yogyakarta 55672 Hp. 0 8 2 I 3 5 5 426 65, email : tenunboro(@yahoo. co.id
T elp{027 4)7 4865 48,
SURAT KBTERANGAN Yang bertandatangan dibawah ini:
: :
Nama Jabatan
Br. Petrus Sutimin FIC Pimpinan Perusahaan I
Menerangkan bahwa, mahasiswa yang tersebut dibawah ini: Nama
Ignatius Anugrah Widya Pratama
No. Mhs
1l2r 14038
Program studi
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Sanata Dharma
-
Benar benar telah mengadakan penelitian di perusahaan kami, pada bulan Februari 2015 guna men)rusun Skripsi dengan judul:
-
Mei
*ANALISIS PERBANDINGAN PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENURUT PERUSAHAAN DENGAN METODE TARGET COSTING " Penelitian
ini
semata
Surat keterangan
-
mata bersifat keilrnuan dan tidak disajikan unhrk kepentingan umum.
ini kami buat dengan
sesungguhnya dan semoga dapat dimanfaatkan
seperlunya.
Boro, 23 Oktober 2015
PIMPINAN
n