PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN (STUDI KASUS TENTANG TIGA GURU DI DUA SEKOLAH)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Veronika Princesta Srikamti NIM : 081424016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN (STUDI KASUS TENTANG TIGA GURU DI DUA SEKOLAH)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Veronika Princesta Srikamti NIM : 081424016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau sebagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 30 Juli 2013 Penulis
Veronika Princesta Srikamti
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Veronika Princesta Srikamti
NIM
: 081424016
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul: KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN (STUDI KASUS TENTANG TIGA GURU DI DUA SEKOLAH) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 30 Juli 2013 Yang menyatakan
Veronika Princesta Srikamti v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI TERSEBUT DALAM PEMBELAJARAN (STUDI KASUS TENTANG TIGA GURU DI DUA SEKOLAH) Oleh: Veronika Princesta Srikamti 081424016
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui (1) kompetensi pedagogik guru IPA (2) dan persepsi siswa tentang guru khususnya mengenai aspek-aspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik. Penelitian ini dilaksanakan di SMP X dan SMP Y di kota Yogyakarta pada bulan Oktober – November 2012. Subyek penelitian ini adalah 3 guru IPA yang terdiri dari 2 guru senior dan 1 guru muda, serta siswa kelas 7A dan 7F dari SMP X, serta siswa kelas 7.1 dan 7.2 dari SMP Y. Instrumen pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari observasi kelas, wawancara, serta kuesioner persepsi siswa. Penelitian diawali dengan penyusunan instrumen, observasi kelas, kuesioner persepsi siswa, dan wawancara guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) masing-masing narasumber sebagai guru IPA kelas 7 telah berupaya memenuhi kompetensi pedagogik sebagaimana yang diidealkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, (2) Dalam realitasnya masing-masing narasumber sudah melaksanakan kompetensi pedagogik dengan baik namun belum dapat dikatakan sempurna bila dibandingkan dengan kompetensi pedagogik sebagaimana yang diidealkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. (3) dengan total skor maksimum 4,00 (sangat baik), keseluruhan siswa di masing-masing kelas dan sekolah memiliki persepsi yang baik tentang guru khususnya mengenai aspekaspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik, yaitu dengan masing-masing skor 2,87 oleh siswa kelas 7.1 SMP Y, 3,01 oleh siswa kelas 7.2 SMP Y, 2,68 oleh siswa kelas 7A SMP X, dan, 2,91 oleh siswa kelas 7F SMP X.
Kata kunci : kompetensi pedagogik guru, persepsi siswa
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT PEDAGOGICAL COMPETENCE OF SCIENCE TEACHERS AND STUDENTS' PERCEPTIONS ABOUT THE COMPETENCE OF LEARNING (CASE STUDIES OF THREE TEACHERS IN TWO SCHOOLS) By: Veronika Princesta Srikamti 081424016
This research is a qualitative descriptive study aimed to determine (1) science teachers' pedagogical competence (2) and students' perceptions of teachers, especially regarding aspects related to teachers' pedagogical competence. The research was conducted in the junior X and Y in the city of Yogyakarta SMP in October-November 2012. The subjects of this study were 3 science teachers consisting of 2 senior teachersand a young teacher, and students of the class 7A and 7F Junior X, as well as class 7.1 and 7.2 grade students of SMP Y. Instrument collection and processing of data in this study consists of classroom observation, interviews, and questionnaire of student perceptions. The research begins with the preparation of instruments, classroom observations, questionnaire of student perceptions, and teacher interviews. The results showed that (1) each speaker as a 7th grade science teacher has tried to meet the pedagogical competence as idealized by Government Regulation No. 19 Year 2005 on National Education Standards and the Ministerial Regulation No. 16 of 2007, (2) In reality each sources already implement pedagogical well but can not say perfect when compared with pedagogical competence as an idealized by Government Regulation No. 19 Year 2005 on National Education Standards and the Ministerial Regulation No. 16 of 2007. (3) with a maximum total score of 4.00 (very good), the entire students in each class and the school has good perception of the teacher particularly on aspects related to teachers' pedagogic competence, with each score 2.87 by SMP 7.1 grade Y, 3.01 by 7.2 grade SMP Y, 2.68 by junior 7A grade X, and, by 2.91 7F junior grade X.
Keywords: pedagogical competence of science teachers, students' perceptions
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan karena atas segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Kompetensi Pedagogik Guru Ipa dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Tersebut Dalam Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Tiga Guru Di Dua Sekolah). Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan baik dalam hal material, dukungan, saran maupun gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang ini, penulis secara khusus mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.
Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, saran serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Br. Valentinus Naryo FIC, M.Pd selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
3.
Ibu Kristiyani, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan semua dosen penguji atas semua saran dan masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.
5.
Segenap dosen Jurusan Pendidikan Fisika yang telah sabar membimbing serta telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.
6.
Segenap staff karyawan Sekertariat JPMIPA, Pak Sugeng, Mbak Heni, Mas Arif, atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Mama, Papa, Nio, Sio, Deo, Inma, dan semua kerabat dekat, atas segala dukungan baik materi, spritual, atas kasih sayang dan doa yang tiada henti kepada penulis.
8.
Sahabat-sahabatku “Power Rangers” : Astrid, Berta, Laras, Siska, dan Yeni serta Katrin, Eka, Taat, dan Yanti atas bantuan dan semangat yang diberikan selama penelitian.
9.
Sahabat-sahabatku “ORS” : Nana, Paskalis, Charles, dan Yosep yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman seperjuangan dari Pendidikan Fisika angkatan 2008 atas kebersamaan kita selama kuliah. 11. Teman-teman FKPMKS atas kebersamaan kita dalam berorganisasi dan berjuang dalam suka dan duka sebagai teman satu daerah di kota Yogyakarta ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas segala bantuan, dukungan, dan juga bimbingan yang diberikan.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis
Veronika Princesta Srikamti
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .........................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .....................................iv HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA..................................... v ABSTRAK .......................................................................................................vi ABSTRACT ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI ....................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Batasan Masalah ........................................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5 BAB II. KAJIAN TEORI ............................................................................... 6 A. Kompetensi Guru ......................................................................................... 6 1. Pengertian Kompetensi ............................................................................ 7 2. Kompetensi Guru ..................................................................................... 7 3. Kompetensi Pedagogik ............................................................................. 8 B. Persepsi....................................................................................................... 14 1. Pengertian Persepsi ................................................................................ 14 2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran ......................................................................................... 15 3. Aspek-aspek Persepsi ............................................................................. 16 4. Prinsip Dasar Persepsi ............................................................................ 16
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Faktor-faktor Persepsi ............................................................................ 18 6. Pengukuran Persepsi .............................................................................. 18 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 20 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 20 B. Subyek Penelitian ....................................................................................... 20 C. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 20 D. Desain Penelitian ........................................................................................ 21 1. Tahap I : penyusunan instrumen ............................................................ 21 a. Kuesioner profil kompetensi pedagogik guru ................................... 21 b. Kuesioner persepsi siswa .................................................................. 21 2. Tahap II : pengamatan guru mengajar di kelas...................................... 21 3. Tahap III: wawancara dengan guru ....................................................... 21 4. Tahap IV : pengisian kuesioner persepsi oleh siswa ............................. 22 E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 22 1. Observasi kelas ...................................................................................... 22 2. Kuesioner persepsi ................................................................................. 23 3. Wawancara guru .................................................................................... 24 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 24 G. Metode Analisis Data ................................................................................. 25 1. Profil Kompetensi Pedagogik Guru ....................................................... 25 2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran ......................................................................................... 26 BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 31 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 31 B. Data, Analisis Data dan Pembahasan ......................................................... 32 1. Kompetensi Pedagogik Guru IPA ......................................................... 32 a. Pemahaman Terhadap Siswa ............................................................ 32 b. Perancangan Pembelajaran ............................................................... 48 c. Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................ 55 d. Evaluasi Hasil Belajar ....................................................................... 68
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Pengembangan Siswa Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi Yang Dimilikinya................................................................. 75 f. Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis ..................................... 80 g. Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran.............................................. 87 2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran ......................................................................................... 99 a. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran ..................................................................................... 99 b. Persepsi Siswa Tentang Guru Khususnya Mengenai Aspek-Aspek Guru Terkait Dengan Kompetensi Pedagogik ................................ 106 C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 107
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 110 A. Kesimpulan............................................................................................... 110 B. Saran ......................................................................................................... 111
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 113
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran A1. Kuesioner Persepsi Siswa Oleh Pramusanti Nur ................... 115 Lampiran A2. Kuesioner Persepsi Siswa ...................................................... 119 Lampiran B1. Hasil Pengisian Kuesioner Persepsi Siswa ............................ 124 Lampiran B2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Persepsi Siswa........................ 132 Lampiran B3. Fieldnotes ............................................................................... 136 Lampiran B4. Kronologi Kejadian ............................................................... 164 Lampiran B5. Transkrip Wawancara ............................................................ 197 Lampiran B6. RPP Subyek Penelitian .......................................................... 232 Lampiran C. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................. 245
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ...................................... 28 Tabel 3.2. Penggolongan Pernyataan Positif dan Negatif............................... 28 Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Persepsi Siswa ................................ 29 Tabel 3.4. Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa ............................ 30 Tabel 3.5. Kategori Hasil Kuesioner Persepsi Siswa ...................................... 31 Tabel 4.1.Data Tiga Guru Yang Menjadi Subyek Penelitian ......................... 31 Tabel 4.2.Kesimpulan Kompetensi Pemahaman Terhadap Siswa .................. 47 Tabel 4.3.Kesimpulan Kompetensi Perancangan Pembelajaran ..................... 54 Tabel 4.4.Kesimpulan Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran ..................... 66 Tabel 4.5.Kesimpulan Kompetensi Evaluasi Hasil Belajar ............................ 75 Tabel 4.6.Kesimpulan Kompetensi Pengembangan Siswa Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi Yang Dimilikinya .............. 80 Tabel 4.7.Kesimpulan Kompetensi Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis .......................................................................................... 87 Tabel 4.8.Kesimpulan Kompetensi Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran .................................................................................. 92 Tabel 4.9. Kesimpulan Kompetensi Pedagogik Masing-masing Subyek ...... 94 Tabel 4.10Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7.1 SMP Y .......................................................................................... 99 Tabel 4.11. Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7.2 SMP Y ........................................................................................ 101 Tabel 4.12. Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7A SMP X ........................................................................................ 102 Tabel 4.13. Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7F SMP X ........................................................................................ 104 Tabel 4.14. Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Secara Keseluruhan................................................................................ 105 Tabel 4.15. Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Guru Khususnya Mengenai Aspek-Aspek Guru Terkait Dengan Kompetensi Pedagogik............................................................... 107 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan dana dan usaha yang cukup besar serta merupakan kebutuhan utama tiap manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa yaitu kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara ini mutu pendidikan di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan, terbukti dengan masih banyaknya siswa yang belum lulus karena tidak mencapai standar nilai yang sudah ditetapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang turut menentukan mutu pendidikan adalah guru. Di dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “guru” adalah pendidik profesional
dengan
tugas
utama
mendidik,
mengajar,
membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal ini sekaligus merupakan pengakuan bahwa guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
pengajaran yang dilaksanakan, hingga pada akhirnya berperan dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru sebagai standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh guru dalam melaksanakan profesinya. Standar kompetensi guru ini terdiri atas empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Dari empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru, penelitian ini difokuskan pada kompetensi pedagogik. Karena dalam proses belajar mengajar kompetensi pedagogik lebih dominan berperan dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan merencanakan program belajar-mengajar, kemampuan melaksanakan proses belajar-mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. Kemampuan-kemampuan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa apabila dikelola dengan baik oleh guru. Hal ini sejalan dengan pernyataan Farida (2008 : 19), bahwa kompetensi pedagogik juga meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Dalam proses belajar-mengajar dapat timbul persepsi siswa terkait dengan penglihatannya terhadap seorang guru. Persepsi adalah tanggapan langsung atas pengamatan tentang obyek, peristiwa, dan informasi melalui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
pancaindra. Persepsi siswa mengenai kompetensi guru dapat berbeda-beda. Hal ini tergantung bagaimana penguasaan kompetensi yang baik oleh guru, sehingga dapat memberikan persepsi siswa yang baik pula sehingga tercipta keberhasilan siswa dalam belajar. Jadi disini, persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik dalam pembelajaran adalah sejauh mana seorang guru dapat mengaplikasikan keterampilannya dalam proses belajar mengajar di kelas di mata siswa. Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mengetahui sejauh mana penguasaan kompetensi pedagogik guru IPA, serta persepsi siswa tentang kompetensi tersebut dalam pembelajaran maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Kompetensi Pedagogik Guru IPA dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Tersebut Dalam Pembelajaran (Studi Kasus Tentang Tiga Guru Di Dua Sekolah)”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
B. Batasan Masalah Peneliti membatasi permasalahan untuk penelitian sebagai berikut: 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian dibatasi pada 4 orang guru IPA yang terdiri dari 2 guru senior dan 2 guru muda dengan masa pengalaman mengajar masih dibawah 5 tahun serta siswa-siswi dari kelas yang diampu oleh guru tersebut. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah kompetensi pedagogik guru serta bagaimana persepsi siswa tentang guru khususnya mengenai aspek-aspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru IPA yang menjadi responden? 2. Bagaimanakah persepsi siswa tentang guru khususnya mengenai aspekaspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru IPA yang menjadi responden. 2. Mengetahui persepsi siswa tentang guru khususnya mengenai aspek-aspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik.
E. Manfaat Penelitian Dari informasi yang ada diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru: - Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan kualitas kompetensi pedagogik guru dalam mata pelajaran IPA sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menumbuhkan persepsi yang positif dalam diri siswa terhadap guru. - Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran. 2. Bagi Peneliti: - Merupakan
pengalaman
melakukan
penelitian
ilmiah
sehingga
menambah wawasan dan kemampuan peneliti tentang penelitian ilmiah, khususnya dalam bidang keguruan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Menurut Lefrancois dalam Asmani (2009:37), kompetensi merupakan kapasitas untuk melakukan sesuatu yang dihasilkan dari proses belajar. Kompetensi juga diartikan sebagai suatu keterampilan atau kemahiran yang bersifat aktif. Kompetensi dikategorikan dari tingkat sederhana atau dasar hingga tingkat lebih sulit atau kompleks yang pada gilirannya akan berhubungan dengan proses penyusunan bahan atau pengalaman belajar, yang lazimnya terdiri dari: (1) penguasaan minimal kompetensi dasar; (2) praktik kompetensi dasar; (3) penambahan, penyempurnaan, atau pengembangan terhadap kompetensi atau keterampilan. Tiga kategori proses tersebut dapat terus berlanjut selama masih ada kesempatan untuk melakukan penyempurnaan atau pengembangan kompetensi. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
2. Kompetensi Guru Seorang guru baru dapat dikatakan sebagai guru yang profesional bila sudah
menguasai
4
kompetensi
utama
guru.
Kompetensi
guru
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Empat kompetesi utama guru dapat dideskripsikan sebagai berikut: a. Kompetensi pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b. Kompetensi kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. c. Kompetensi sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
d. Kompetensi profesional Kompetensi
profesional
merupakan
kemampuan
guru
dalam
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
3. Kompetensi Pedagogik Pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak lakilaki, dan “agogos” yang berarti mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berarti pembantu anak laki-laki pada zaman Yunani kuno yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Kemudian secara kiasan pedagogik ialah seorang ahli yang membimbing anak ke arah tujuan hidup tertentu. Meskipun kompetensi pedagogik merupakan bagian yang tak terpisahkan dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang guru, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogik sendiri merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis. Agar mencapai perubahan yang pesat dan produktif, seorang guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogik baik secara teori dan praktik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, kompetensi pedagogik guru mata pelajaran pada tingkat SMP terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkum dalam 10 kompetensi inti yang disajikan berikut ini: a. Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. d. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. e. Memanfaatkan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
untuk
kepentingan pembelajaran. f. Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa. h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i. Memanfaatkan
hasil
penilaian,
evaluasi
untuk
kepentingan
pembelajaran. j. Melakukan
tindakan
reflektif
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dijelaskan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
siswa
yang
meliputi:
pemahaman
terhadap
siswa,
10
perancangan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, serta pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dalam penelitian ini selain menggunakan 5 komponenutama kompetensi pedagogik yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, peneliti juga menambahkan 2 komponendari 10 inti kompetensi pedagogik guru yang tertera dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, yaitu komponen tentang pembelajaran yang mendidik serta pemanfaatan teknologi pembelajaran. a. Pemahaman terhadap siswa Selama proses pembelajaran berlangsung tentu ada terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang terjadi antara guru dan siswa menandakan bahwa adanya usaha untuk saling memahami. Seorang guru harus terlebih dahulu memahami situasi siswanya, agar kemudian guru dapat menentukan perlakuan apa yang paling tepat untuk diterapkan pada siswa hingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Terdapat 5 hal yang harus dipahami guru dari siswa, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, kondisi fisik, perkembangan kognitif serta kesulitan belajar yang dialami siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
b. Perancangan pembelajaran Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru, karena hal ini akan menjadi dasar pada pelaksanaan pembelajaran. Dalam merancang pembelajaran guru pertama-tama harus mengetahui segala hal yang diperlukan dalam pembelajaran nantinya, misalnya: materi apa yang akan disampaikan, sumber belajar apa yang akan digunakan, metode maupun media apa yang akan digunakan, apa tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta daya dukung lainnya. Setelah semua daya dukung telah diidentifikasi, selanjutnya guru tinggal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
telah
disusun
sebelumnya. c. Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan atau implementasi adalah proses yang memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi danmencapai tujuan yang diinginkan. d. Evaluasi hasil belajar Tujuan dari evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang sudah dilakukan. Bentuk evaluasi belajar pada siswa dapat berupa tes tertulis, tes lisan, tes praktik, pemberian tugas, dan kumpulan hasil kerja siswa. Dengan melakukan evaluasi hasil belajar siswa, akan muncul ide untuk menemukan solusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
permasalahan
kiat
mengembangkan
proses
pembelajaran,
12
dan
mendapatkan suntikan semangat baru dalam melakukan modernisasi proses pendidikan (Asmani, 2009 : 96). e. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya Pengembangan siswa merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa. Dalam prosesnya, guru harus memberikan kesempatan aktualisasi potensi anak didik secara luas, maksimal, dan memuaskan (Asmani, 2009 : 94). Pengembangan siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui pengayaan, remedial, bimbingan dan konseling (BK), serta melalui kegiatan ekstrakurikuler. Apabila seorang guru dapat mengenali potensi masing-masing siswa, menyediakan wahana aktualisasi, serta terus memberikan semangat untuk mengeluarkan kemampuan terbaik dan pada akhirnya dapat memperoleh prestasi yang optimal, maka pada akhirnya guru tersebut akan terus dikenang siswanya sebagai sosok guru yang sangat mendukung siswanya. f. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Dalam proses pembelajaran, guru tidak cukup hanya dengan melakukan transfer limu pada siswa. Melainkan juga harus dapat memberikan pengalaman yang mendidik bagi siswa. Selanjutnya, menurut Budi (2009), pada prinsipnya dalam pembelajaran yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
mendidik hendaknya berlangsung sebagai proses atau usaha yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi dalam diri individu banyak ragamnya, baik sifatnya maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran yang mendidik berupa perubahan tingkah laku yang disadari, kontinu, fungsional, positif, tetap, bertujuan, dan komprehensif. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, pertama-tama guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan dialogis. Yaitu dimana guru tidak melulu mendominasi pembelajaran yang dapat mematikan kreativitas dan potensi siswa, melainkan siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran, antara lain diskusi, pengamatan, penelitian, praktikum, tanya jawab, karya wisata, studi kasus, bermain peran, dan kegiatan-kegiatan lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran (Asmani, 2009 : 89). g. Pemanfaatan teknologi pembelajaran Pada saat ini, teknologi informasi dan komunikasi sudah merupakan hal yang sangat biasa. Sedangkan dalam pembelajaran di sekolah, masih ada beberapa guru yang belum mengikutsertakan unsur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
teknologi dikarenakan
informasi oleh
dan
komunikasi
alasan-alasan
dalam
tertentu.
14
pembelajarannya Padahal
dengan
mengikutsertakan unsur teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, tidak hanya dapat memacu semangat siswa dan mengurangi rasa jenuh, tapi juga dapat membantu memudahkan serta mengefektifkan proses pembelajaran. Selain itu hal ini juga merupakan tantangan bagi guru untuk terus mengikuti dinamika publik yang ada. Bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran, antara lain: komputer, internet, laboratorium, digital library, kelompok diskusi, majalah dinding, lapangan olahraga, serta lingkungan yang dapat membuat siswa merasa nyaman menikmati proses pembelajaran.
B. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Menurut
Slameto
(2010:102),
persepsi
adalah
proses
yang
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Persepsi pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap individu dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik itu obyek, peristiwa, maupun informasi. Selain itu menurut Rahmanto (1985 : 64), persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hasil
hubungan-hubungan
yang
informasi dan menafsirkan perasaan.
diperoleh
dengan
mengumpulkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Kunci untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan penafsiran yang unik terhadap suatu situasi.Oleh karena persepsi merupakan proses individu dalam menafsirkan sesuatu, tentunya persepsi akan dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan penerima rangsangan. Sehingga dapat terjadi perbedaan persepsi antara seseorang atau kelompok dengan persepsi seseorang atau kelompok lain. Merujuk pada uraian di atas, maka yang dimaksud persepsi siswa adalah suatu proses pengamatan, pemaknaan, dan penafsiran yang dilakukan oleh siswa terhadap suatu objek, sehingga siswa dapat menyadari, menanggapi, memperoleh kesan dan pandangan terhadap objek tersebut.
2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas terjadi interaksi antara guru dan siswa. Selama proses interaksi ini terjadi, guru dan siswa dapat saling mempersepsi satu sama lain. Dalam penelitian ini peneliti mencoba mencari tahu bagaimana persepsi siswa terhadap realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran IPA, dengan guru dan segala aktifitasnya sebagai objek. Berdasarkan uraian di atas maka persepsisiswa tentang kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran diartikan sebagai proses siswa mengamati, memaknai, dan menafsirkan sehingga siswa dapat menyadari,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
menanggapi, memperoleh kesan dan pandangan terhadap segala aktivitas guru selama kegiatan belajar mengajar.
3. Aspek-aspek Persepsi Schiffman dalam Pramusanti (2011:34) memaparkan 2 aspek persepsi, yaitu: a. Kognisi Aspek kognisi meliputi bagaimana pandangan atau pemaknaan individu mengenai obyek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami individu dalam lingkungan sosialnya. b. Afeksi Aspek afeksi meliputi bagaimana perasaan individu terhadap obyek sosial dan kejadian-kejadian yang dialami individu dalam lingkungan sosialnya.
4. Prinsip Dasar Persepsi Berikut adalah beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar dapat mengetahui siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif. a. Persepsi itu relatif bukan absolut Sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu tidak mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
b. Persepsi itu selektif Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak rangsangan yang ada di sekeliling pada saat-saat tertentu. Hal ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya. Ini berarti juga bahwa seseorang memiliki keterbatasan dalam menerima rangsangan. c. Persepsi itu mempunyai tatanan Dalam menerima rangsangan, seseorang akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok. Bila rangsangan yang diterima tidak lengkap maka ia akan melengkapinya sendiri hingga hubungan itu menjadi jelas. d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan) Harapan
dan
kesiapan
penerima pesan
akan
menentukan
pesanmana yang akan dipilih untuk diterima. Selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan bagaimana pula dengan pesan tersebut akan diinterpretasikan. e. Persepsi seseorang atau kelompok lain, sekalipun situasainya sama Perbedaan persepsi ini dapat diakibatkan karena adanya perbedaan individual. Perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
5. Faktor-faktor Persepsi Bimo (1994 : 54) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi individu dalam membuat persepsi antara lain: a. Internal (keadaan individu) Terdapat dua keadaan individu yang dapat mempengaruhi hasil persepsi yaitu: keadaan fisiologis dan keadaan psikologis individu. Bila sistem fisiologis terganggu maka akan berpengaruh dalam persepsi seseorang, sedangkan psikologis antara lain: pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, maupun motivasi, akan berpengaruh pada seseorang melakukan persepsi. b. Eksternal (obyek itu sendiri dan lingkungan) Agar suatu obyek dapat dipersepsi, maka obyek tersebut harus cukup kuat. Hal ini bertujuan untuk mencapai ketepatan persepsi. Bila suatu obyek bukan dalam bentuk fisik maka ketepatan persepsi jauh lebih terletak pada individu yang mengadakan persepsi. Sedangkan lingkungan atau situasi melatarbelakangi obyek persepsi. Obyek dan lingkungan sebagai faktor eksternal dan individu sebagai faktor internal saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi.
6. Pengukuran Persepsi Menurut Azzahy (2008), mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur, dimana sikap terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Selanjutnya menurut Azwar dalam Suparyanto (2011), memaparkan bahwa pengukuran persepsi dapat dilakukan dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert sendiri merupakan suatu skala yang biasa digunakan untuk menghitung skala yang berkaitan dengan teori dan teknik dalam pengukuran
pendidikan
dan
psikologis,
mencakup
pengukuran
pengetahuan, kemampuan, sikap, dan sifat kepribadian. Skala Likert umum
digunakan
dalam
kuesioner.
Saat
menanggapi
pernyataan/pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan persetujuan mereka dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Dalam skala sikap model Likert biasanya terdiri atas beberapa pertanyaan/pernyataan yang bersifat favourable dan unfavourable yang sudah terpilih berdasarkan kualitas isi dan analisis statitiska terhadap kemampuan pertanyaan/pernyataan tersebut dan mengungkap sikap kelompok. Pilihan jawaban dalam skala Likert biasanya disediakan 5 pilihan kategori persetujuan sebagai berikut: a. Sangat tidak setuju/sangat tidak sesuai (STS) b. Tidak setuju/tidak sesuai (TS) c. Ragu-ragu/netral (N) d. Setuju/sesuai (S) e. Sangat setuju/sangat sesuai (SS)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
C. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru IPA dan persepsi siswa tentangguru khususnya mengenai aspek-aspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik. Penelitian ini juga bersifat naturalistic observation, yaitu dimana peneliti meneliti subyek dalam setting yang natural. Peneliti juga tidak membuat manipulasi apa pun, hanya mengamati, mencatat, dan merekam apa yang terjadi (Suparno, 2010 : 155).
D. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 4 orang guru IPA yang terdiri atas 2 guru senior dan 2 guru muda, serta siswa-siswi yang berasal dari salah satu kelas yang diampu oleh masing-masing guru.
E. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMP X dan SMP Y di kota Yogyakarta pada bulan Oktober – November 2012.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
F. Desain Penelitian Penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu : (1) penyusunan instrumen kuesioner persepsi siswa, (2) pengamatan guru mengajar di kelas, (3) wawancara dengan guru, dan (4) pengisian kuesioner persepsi oleh siswa. 1. Tahap I : penyusunan instrumen kuesioner persepsi siswa Kuesioner persepsi diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran. 2. Tahap II : pengamatan guru mengajar di kelas Pengamatan guru mengajar di kelas dilakukan oleh peneliti dengan mengikuti proses pembelajaran di kelas guru yang bersangkutan. Selama mengikuti proses pembelajaran, peneliti melakukan kegiatan merekam, mengamati, dan mencatat apa saja yang terjadi. 3. Tahap III : wawancara dengan guru Wawancara
bersama
gurudilakukan
setelah
pengamatan
guru
mengajar di kelas selesai dilaksanakan. Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang bebas menanyakan apa saja yang diperlukan namun tetap menggunakan pedoman wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pertanyaan wawancara yang akan diberikan berdasarkan pada hasil pengamatan di kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
4. Tahap IV : pengisian kuesioner persepsi oleh siswa Kuesioner persepsi yang merupakan kuesioner tertutup diberikan pada siswa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian
(Suparno,
2010:56).
Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu dengan observasi kelas, wawancara guru, serta kuesioner untuk siswa. 1. Observasi kelas Observasi kelas dilakukan beberapa kali di kelas X selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan handy camera. Halhal yang akan direkam dalam penelitian ini adalah: a. Situasi kelas saat guru mengajar b. Situasi kelas saat guru berinteraksi dengan siswa Selain itu peneliti juga menggunakan catatan lapangan deskriptif yaitu semua catatan tentang segala sesuatu yang didengar, dilihat, diamati, dialami, dipikirkan, dan direfleksikan oleh peneliti baik itu setting, orang, tindakan, maupun pembicaraan yang terjadi di dalam proses pembelajaran (Suparno, 2010 : 118).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2. Kuesioner persepsi Kuesioner
merupakan
sejumlah
pertanyaan
tertulis
untuk
memperoleh informasi dari sampel yang ingin diketahui (Suparno, 2010 : 61). Ada pun kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner persepsi siswa tentang realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran. Kuesioner persepsi diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa tentang realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran.Kuesioner persepsi ini merupakan kuesioner tertutup, yaitu dimana sampel tinggal menjawab sesuai dengan pilihan yang sudah tersedia. Item-item dalam kuesioner ini merupakan kombinasi antara aspek persepsi dan ciri-ciri kompetensi pedagogik guru, yaitu kognisi dan afeksi terhadap kompetensi guru. Secara kognisi, siswa akan memandang, menafsirkan, menilai kemampuan dan keterampilan guru dalam hal kompetensi
pedagogik
yang
meliputi
kemampuan
mengelola
pembelajaran, pemahaman siswa, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi pembelajaran serta pengembangan siswa. Sedangkan aspek afeksi meliputi perasaan siswa mengenai kemampuan dan keterampilan gurunya dalam hal kompetensi pedagogik yang meliputi kemampuan mengelola pembelajaran, pemahaman siswa, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi pembelajaran serta pengembangan siswa (Pramusanti, 2011 : 56). Kuesioner persepsi dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk skala likert dengan empat alternatif jawaban, sehingga sampel tinggal memberi tanda lingkaran (O) pada jawaban yang tersedia. Jenis pernyataan ada dua macam, yaitu pernyataan positif dengan skor 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif dengan skor 1, 2, 3, 4. Kuesioner ini terdiri dari 44 item pernyatan yang dikembangkan oleh Nur Pramusanti (2011) yang telah diuji validitas dan realibilitasnya.
3. Wawancara guru Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara yang bebas menanyakan apa saja yang diperlukan namun tetap menggunakan pedoman wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Pertanyaan wawancara yang akan diberikan berdasarkan pada hasil pengamatan di kelas. Proses wawancara akan direkam dalam bentuk suara.
H. Validitas dan Reliabilitas Perhitungan validitas pada instrumen kuesioner persepsi siswa dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product momentdari Pearson. Perhitungan tersebut yaitu mencari korelasi antara skor tiap-tiap item dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
skor total item dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for Windows Release 15.0. Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan yaitu formula Alpha Cronbach, dimana data yang diperoleh dari hasil skoring akan diolah dengan menggunakan SPSSfor Windows Release 15.0. Koefisien realibilitas yang makin mendekati angka satu akan menunjukkan semakin reliabelnya variabel yang sedang diteliti. Subyek yang digunakan untuk uji coba berjumlah 100 responden. Dari hasil uji validitas item terdapat 45 item yang valid. Item yang valid mempunyai koefisien validitas corrected item-total correlation bergerak dari 0,204 sampai 0,620 dan koefisien reliabilitas alpha = 0,886 (Nur Pramusanti, 2011 : 73-74). Akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan 44 item dari total 45 item yang sudah diuji validitas tersebut, dikarenakan ada 1 item pernyataan positif yang kemudian disebutkan lagi di nomor selanjutnya namun pernyataan positif tersebut dikelompokkan sebagai pernyataan negatif. Oleh sebab itu peneliti memutuskan untuk tidak menggunakan 1 item yang dikelompokkan dalam pernyataan negatif tersebut. (Kuesioner persepsi siswa oleh Pramusanti Nur terlampir pada lampiran A1).
I.
Metode Analisis Data 1.
Profil Kompetensi Pedagogik Guru Untuk mengetahui profil kompetensi pedagogik guru, peneliti menggunakan
analisis
dari
fieldnotes
dantranskrip
wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Setelahsemua data terkumpul, kemudian peneliti membandingkan data yang satu dengan yang lain untuk melihat apakah data tersebut konsisten atau tidak. Setelah itu data-data tersebut dikumpulkan dan ditentukan gagasan utama yang mewakili. Gagasan utama inilah yang disebut dengan kategori dalam data dan kemudian dapat ditarik kesimpulannya.
2.
Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Gurudalam Pembelajaran Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran, peneliti menggunakan analisis dari kuesioner yang diberikan pada siswa. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 44 item yang dikembangkan oleh Nur Pramusanti (2011) yang telah diuji validitas dan realibilitasnya. Dalam pernyataan pada kuesioner disediakan 4 alternatif jawaban dimana siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dirasa paling sesuai. Alternatif jawaban tersebut menggunakan skala Likert yang terdiri atas pernyataan positif dan pernyataan negatif. Setelah data terkumpul, kemudian langkah-langkah pengolahan data dapat dibagi secara garis besar yaitu: a. Pemeriksaan kuesioner. Kuesioner
yang
terkumpul
dan
telah
diisi
kelengkapannya diperiksa kembali secara menyeluruh.
responden,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
b. Pemberian kode Pemberian kode atau skor diberikan untuk setiap pilihan dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada. Adapun pola pembobotan untuk pemberian kode tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 : Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert Alternatif Jawaban Sangat Sesuai (SS) Sesuai (S) Tidak Sesuai (TS) Sangat Tidak Sesuai (STS)
Skor Untuk Pernyataan Positif Negatif 4 1 3 2 2 3 1 4
Sedangkan untuk penggolongan pernyataan positif dan negatif pada kuesioner persepsi siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 : Penggolongan Pernyataan Positif dan Negatif No 1
2
Nomor Item Positif Negatif Kognisi terhadap kompetensi pedagogik guru: Pemahaman terhadap siswa 1, 2, 7, 10, 11, 24 12 Perancangan dan pelaksanaan 4, 14, pembelajaran 3, 13 15, 16, 19 Pelaksanaan pembelajaran yang 17, 21 mendidik dan dialogis Evaluasi hasil belajar 8, 18 20, 22 Pemanfaatan teknologi 6, 9 pembelajaran Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai 5 23 potensi yang dimilikinya Afeksi terhadap kompetensi pedagogik guru: Pemahaman terhadap siswa 25, 26, 40, 41, 27 42 Aspek
Jumlah
7 7 2 4 2 2
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nomor Item Positif Negatif 28, 30, 35, 39, 38 43
Aspek Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yangmendidik dan dialogis Evaluasi hasil belajar Pemanfaatan teknologi pembelajaran Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya TOTAL
28
Jumlah 6
-
34, 36
2
37
29, 31
3
32
44
2
-
33
1
23
21
44
c. Penyusunan dalam bentuk tabel Yaitu dimana hasil pemeriksaan kuesioner dituangkan dalam bentuk tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item. Adapun pola rekapitulasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.3:RekapitulasiHasil Kuesioner Persepsi Siswa Responden
1
Skor Item 2 3 .....
N
Total
1 2 3 N
d. Pembagian kategori Untuk menentukan kategori dari skor rata-rata, melalui perhitungan frekuensi skor jawaban responden pada setiap alternatif jawaban, dapat ditentukan skor rata-ratanya dengan menggunakan rumus:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Panjang kelas interval =
29
Rentang Banyak kelas interval
Sesuai dengan skor alternatif jawaban kuesioner yang memiliki rentang dari 1 hingga 4, maka banyak kelas interval adalah sebanyak 4 kelas, sehingga diperoleh panjang kelas interval sebagai berikut: Panjang kelas interval =
4−1 = 0.75 4
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh skala penafsiran skor rata-rata jawaban responden seperti pada tabel berikut: Tabel 3.4: Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Skor rata-rata 1.00 – 1.74 1.75 – 2.49 2.50 – 3.24 3.25 – 4.00
Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Setelah hasil skor rata-rata masing-masing siswa diketahui, data tersebut dimasukkan ke dalam tabel berikut ini: Tabel 3.5 : Kategori Hasil Kuesioner Persepsi Siswa No
No Urut Siswa
Skor Total
Skor Rata-rata
Kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Sedangkan untuk mengetahui persepsi keseluruhan siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Persepsi keseluruhan =
Jumlah skor total siswa keseluruhan jumlah siswa × jumlah pernyataan
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian diperoleh skor rata-rata keseluruhan, yang kemudian dapat ditentukan dalam kategori persepsi siswa: kurang, cukup, baik, atau sangat baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
J.
Pelaksanaan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, subyek yang diteliti terdiri atas 2 guru senior dari SMP X dan 1 guru muda dari SMP Y. Jumlah subyek guru yang diteliti tidak sesuai dengan yang sudah peneliti rencanakan sebelumnya, yaitu 2 guru senior dan 2 guru muda. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mencari guru muda di wilayah Sleman, Yogyakarta. Baik dikarenakan sekolah yang dituju tidak memiliki guru IPA muda atau ketika sudah menemukan guru IPA muda, justru guru tersebut sedang berhalangan untuk menjadi subyek penelitian. Setelah kurang lebih 1 bulan lamanya (19 September – 18 Oktober 2012) peneliti mencari subyek guru untuk diteliti, dan setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing akhirnya peneliti memutuskan untuk hanya meneliti 3 orang guru yang sudah bersedia untuk menjadi subyek penelitian peneliti. Berikut data 3 guru yang menjadi subyek penelitian: Tabel 4.1 : Data Tiga Guru Yang Menjadi Subyek Penelitian No
Subyek
Sekolah
1
Subyek I
SMP X
2
Subyek II
SMP X
3
Subyek III
SMP Y
Ket Guru senior (1994 – sekarang)
Guru senior (1999 – sekarang)
Guru muda (2012 – sekarang)
Sedangkan sampel siswa yang mengisi kuesioner adalah berasal salah satu kelas yang diajar oleh masing-masing sampel guru.
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
K. Data, Analisis Data dan Pembahasan Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang memperlihatkan bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran serta persepsi siswa tentang kompetensi tersebut dalam pembelajaran. Data penelitian ini diolah dalam 2 cara yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif yaitu data yang diperoleh dari video pengamatan guru mengajar di kelas, fieldnotes dan transkrip wawancara guru. Sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif adalah hasil kuesioner persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran. 1. Kompetensi Pedagogik Guru IPA Pada penelitian ini, untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru IPA masing-masing sampel, peneliti menggunakan data video pengamatan guru mengajar di kelas, fieldnotes dan transkrip wawancara guru. Adapun kompetensi pedagogik masing-masing guru IPA adalah sebagai berikut: a.
Pemahaman Terhadap Siswa 1) Subyek I Dalam usaha memahami karakter dan kemampuan siswa, subyek I berusaha memperoleh informasi mengenai anak didiknya baik dari pengamatan selama pembelajaran, informasi dari orangtua maupun dari Bimbingan Konseling (BK) seperti yang dituturkan oleh subyek I berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
“Jadi segala informasi dibutuhkan, baik dari orang tua, dari anak itu sendiri, dari subyek, teman-temannya dan khususnya BK. Biasanya BK itu secara khusus memberikan dialog pribadi (dengan siswa), itu (dapat menjadi) masukanmasukan (sebagai penentu) prioritas bagi anak-anak tertentu.” Dari hasil wawancara dan pengamatan di kelas, subyek I sudah hapal sebagian besar nama siswa terutama siswa yang membutuhkan perhatian khusus. Siswa yang tergolong membutuhkan perhatian khusus misalnya siswa yang menurut subyek I belum memiliki mental untuk belajar. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang lebih sering ngobrol dengan sesama siswa dibandingkan memperhatikan pelajaran. Siswa yang sudah terbentuk mental belajarnya sehingga sering dijadikan contoh teladan bagi siswa lainnya juga lebih gampang untuk diingat namanya. Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan subyek I: “Ya sebagian besar hapal tapi tidak semua, khususnya anak-anak yang butuh perhatian khusus, taruhlah misalnya yang butuh perhatian khusus ada beberapa siswa yang mungkin agak, mungkin secara mental untuk anak, itu belum terbentuk mental belajar atau anak yang bisa dipakaisebagai teladan bagi teman temannya itu juga (gampang untuk dihapal namanya).” Subyek
I
menyatakan
bahwa
dengan
mengetahui
karakteristik siswa, selain dapat membantu dalam memetakan kondisi siswa yang memang sudah menjadi kewajiban guru, tapi
juga
sebagai
pendampingan
belajar
langkah
awal
yang tepat
untuk bagi
menentukan
siswa.
Bentuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
pendampingan belajar siswa yang sering dilakukan subyek I di kelas berupa beberapa hal, misalnya pengkondisian tempat duduk siswa. Siswa yang dilihat dari segi akademis dianggap masih kurang oleh subyek I dan ternyata di kelas sering ribut akan diminta untuk duduk di barisan depan agar lebih terpantau oleh guru selama proses belajar berlangsung, serta agar tidak mengganggu siswa lain sehingga suasana belajar dapat menjadi lebih kondusif. Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan subyek I: “Penempatan tempat duduk itu sudah mulai kita atur dengan melihat kondisi siswa. Kalau anak-anak misalnya si a secara akademis kurang dan ternyata dia di kelas ribut, ya ini kan harus kita sesuaikan, berarti anak ini supaya bisa konsentrasi dalam belajar, kita pindahkan (tempat duduknya). Selain itu juga agar terciptanya suasana belajar dengan baik.” Selama 4 kali pengamatan di kelas, terjadi aktivitas subyek yang mengatur tempat duduk. Aktivitas tersebut terjadi pada pertemuan ke-3, pada hari Senin, tanggal 3 November 2012, menit ke-5. (Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3). Subyek I juga menyatakan bahwa siswa di kelas 7F ini sering mengalami kesulitan ketika menghadapi soal hitungan pengaplikasian rumus. Namun subyek beranggapan bahwa hal ini dapat terjadi bukan karena siswa tidak bisa, namun karena siswa kurang gigih dan sifat ingin serba instan dalam belajar. Menghadapi hal ini subyek I mengakui harus selalu tetap sabar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
dalam mendampingi siswa, karena masing-masing siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda. Bentuk pendampingan siswa yang lain yaitu dapat berupa memanggil langsung siswa yang bermasalah atau dengan pemanggilan orangtua siswa untuk mengetahui apakah ada faktor penyebab yang berasal dari luar sekolah. Berikut kutipan hasil wawancara dengan subyek I: “Kalau kesulitan belajar (pada siswa) secara makro gak ya, mungkin kalau dalam mengitung, mengaplikaskan (rumus). Tapi dari segi itu sebenarnya bukan karena anak itu tidak mampu, tapi anak itu kurang gigih dalam belajar. Jadi maunya kan (serba) instan (dalam mengerjakan soal). (Dalam menghadapi siswa yang kurang gigih dalam belajar) butuh kesabaran, butuh waktu, dan pendampingan. (Pendampingan dapat berupa) pemanggilan, kontak dengan orang tuanya, (agar orang tuanya) juga tahu (masalah yang terjadi pada analnya), dan minimal nanti kalau ada hal-hal yang terkait dengan siswa terutama tentang nilai dan lainnya, orang tua bisa tau.” Dikarenakan kondisi kelas yang belum terlalu kondusif untuk belajar, subyek I sering menggunakan metode mendikte dalam menyampaikan materi pelajaran. Subyek I menyatakan hal ini dilakukan untuk memancing siswa agar lebih memperhatikan dan siswa menjadi terbiasa menulis. Kegiatan tanya jawab dengan siswa juga sering dilakukan dengan tujuan untuk merangsang siswa berpikir. Berikut kutipan hasil wawancara dengan subyek I: “Ya karena satu karena situasi kelas memang belum kondusif tadi, maka saya memancing anak untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memperhatikan dengan membaca/mendikte. membaca/mendikte, anak otomatis mau menulis.”
36
Dengan
Pada pertemuan pertama, lama subyek I mendikte yaitu 10 menit 40 detik dari total mengajar 80 menit. Pada pertemuan kedua, lama subyek I mendikte yaitu 16 menit 38 detik dari total mengajar 40 menit. Pada pertemuan ketiga, lama subyek I mendikte yaitu 24 detik dari total mengajar 40 menit. Dan pada pertemuan keempat, lama subyek I mendikte yaitu 10 menit 37 detik dari total mengajar 80 menit. (Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3). “(Kegiatan tanya jawab dengan siswa) ya untuk merangsang (siswa) yang lain juga (agar mau bertanya/menjawab).” (Wawancara dengan subyek I, guru IPA kelas 7F SMP X, tanggal 30 November 2012.) Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek I telah melakukan upaya pemahaman terhadap siswa, khususnya siswa kelas 7F dengan cara memperoleh informasi dari orangtua siswa, memperoleh informasi dari bimbingan konseling, serta melakukan interaksi komunikasi secara langsung dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan, subyek I menjadi tahu bagaimana karakteristik siswa kelas 7F, seperti: siapa saja siswa yang membutuhkan
perhatian
khusus
selama
pembelajaran
berlangsung, baik karena siswa tersebut sering ramai di kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
atau siswa yang dari segi akademis masih kurang, kesulitankesulitan belajar yang dialami siswa seperti ketika menghadapi soal hitungan pengaplikasian rumus, serta sifat siswa yang kurang gigih dalam belajar. 2) Subyek II Dalam usaha memahami karakter dan kemampuan peserta didik, berdasarkan pengalaman mengajar dibeberapa sekolah dan setelah 10 tahun mengajar sebagai subyek IPA di SMP X, subyek II berpendapat bahwa mengajar IPA pada siswa SMP harus
pertama-tama
mengenalkan
konsep-konsep
yang
sederhana dikarenakan menurut subyek II, kebanyakan siswa masih belum bisa untuk diajak berpikir asbtrak, seperti yang dituturkan berikut ini: “Susah memang anak SMP itu, kadang-kadang sangat sulit, hanya beberapa yang bisa berfikir abstrak. Makanya saya menyampaikan hal-hal yang sederhana saja, hal-hal yang berkaitan dengan hal yang dia kenal, kalau kita melampaui abstraknya dia, atau perkembangan, itu sulit sekali. (Siswa yang bisa diajak berpikir abstrak) hanya ada beberapa, bisa dihitung dengan jari lima.” “Makanya saya memasukkan konsep-konsep yang sederhana seperti misalnya rumus fisika massa jenis dan sebagainya gak pakai lambang. Sulit sekali, lambang massa jenis gak tau. Misalnya rumus massa jenis sama dengan m dibagi v (c = m/v) jarang sekali yang tahu. Kalau misal massa jenis, massa dibagi volume, mereka tau.” “Makanya, kalau saya, jalan tengahnya dengan dihapal pelan-pelan. Dengan menghapal akan terbiasa, misalnya rumus kimia air H2O itu anak sudah tau tapi gak ngerti, H itu apa.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Subyek II juga mengutarakan bahwa jumlah siswa di kelas 7A yang sudah terlihat memiliki potensi terutama dalam pembelajaran IPA, jumlahnya masih sedikit, sisanya adalah siswa dengan kemampuan yang sedang. Meskipun demikian, subyek II mengakui bahwa keseluruhan siswa di sekolah termasuk siswa di kelas 7A, memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa dari sekolah lain. Subyek II berpendapat bahwa tingginya motivasi belajar yang dimiliki siswa bisa saja disebabkan karena sebagian besar siswa yang berasal dari latar belakang keluarga dengan ekonomi yang juga tinggi. Selanjutnya menurut subyek II, para orangtua siswa yang berlatar belakang ekonomi tinggi ini cenderung untuk lebih memperhatikan pendidikan anaknya, termasuk baik secara langsung maupun tidak langsung menekan anaknya untuk berprestasi di sekolah. Berikut kutipan wawancara dengan subyek II: “(Potensi siswa terutama dalam pelajaran IPA) kalau dilihat dalam satu kelas itu, mungkin bisa dihitung lima.” “Siswa di sini tuh kalau saya bandingkan dengan SMP yang lain, mendingan di sini. Di sini motivasi belajarnya lebih tinggi. Mungkin karena taraf ekonomi juga. Anak-anak, kalau orang-orang yang punya taraf ekonomi (tinggi) itu motivasi belajarnya tinggi, paling tidak dikejar-kejar orangtua nya. Orang tua itu kadang, (sampai) tanya ke wali kelas (tentang perkembangan anaknya), referensinya banyak sekali, perhatiannya banyak.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Subyek II mengakui bahwa penerapan gaya mengajar di tiap kelas berbeda-beda, tergantung dengan kondisi kelas, karakteristik siswa, serta komposisi tingkat kecerdasan siswa dalam satu kelas. Menurut subyek II, siswa di kelas 7A termasuk ramai. Meskipun demikian, siswa di kelas 7A termasuk siswa dengan tingkat kecerdasan yang tinggi terutama bila dibandingkan dengan kelas 7 lainnya, misalnya dengan kelas 7B. Berikut kutipan wawancara dengan subyek II: “Penerapan gaya ya berbeda-beda, pertimbangannya keadaan kelas. Misalnya, karakter anak yang satu kelas tenang, yang satu kelas ramai. Kemudian yang kedua pertimbangannya peta kelas, artinya oh kelas ini anak-anak dominasinya lebih bagus disini, tingkat kecerdasannya lebih bagus, perlakuannya jadi lebih santai. Jadi kalau yang (kelas dengan tingkat kecerdasan) agak rendah memang pertama harus banyak energi, lebih ekstra untuk memasukkan materi. Kalau yang seperti 7A ini termasuk kelas yang ramai tetapi tinggi tingkat Iqnya. (Kalau pun ada yang) tidak tinggi, tapi bisa. Saya juga kaget ketika dibandingkan dengan 7B, ternyata ulangannya lebih bagus rata-ratanya ketimbang 7B.” Saat melakukan wawancara dengan subyek II, subyek II sempat bercerita tentang salah satu kasus yang pernah dialaminya bersama salah satu siswa, meskipun siswa tersebut bukan merupakan siswa kelas 7A. Dari hal ini dapat dilihat bahwa subyek II sungguh berusaha memahami permasalahan yang sedang dihadapi siswa, seperti yang dituturkan berikut ini: “Misalnya Clarissa, siswa 7B. (Selama ini) tugasnya baik, anaknya aktif, tapi akhirnya ulangannya kok 70. Sampai-sampai orangtuanya saya panggil. Dari penuturan orangtua, Clarissa belajarnya semangat sekali, bahkan sampai jam dua pagi. Tapi akhir akhir ini dia konsentrasinya agak terpecah karena sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
banyak sosialisasi (sering main), kenal teman-teman dan sebagainya. Kemudian saya beri tahu Clarissa, Ibunya kemarin bertanya kenapa Clarissa nilainya kok gak seperti biasanya. Trus saya kroscek dengan Ibunya, ternyata Clarissa juga kurang konsentrasi (dalam belajar). Jadi match gitu (yang saya amati dengan yang terjadi di rumah).” (Wawancara dengan subyek II, guru IPA kelas 7A SMP X, tanggal 3 Desember 2012). Dari uraian di atas, terlihat bahwa subyek II telah melakukan upaya pemahaman terhadap siswa, khususnya siswa kelas 7A dengan cara memperoleh informasi dari orangtua siswa, memperoleh informasi dari bimbingan konseling, serta melakukan interaksi komunikasi secara langsung dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dari upaya-upaya yang telah dilakukan, subyek II menjadi tahu bagaimana karakteristik siswa kelas 7A, seperti: sebagian besar siswa yang belum bisa untuk belajar tentang abstrak, siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, siswa kelas 7A sering ramai selama pembelajaran namun termasuk cerdas bila dibandingkan dengan kelas 7 lain yang juga diajar oleh subyek II. 3) Subyek III Subyek III selaku guru muda yang mengampu mata pelajaran IPA kelas 7.1 dan 7.2 di SMP Y telah berusaha memahami karakter dan kemampuan siswa, dengan cara mencoba untuk akrab dengan para siswa. Usaha mengakrabkan diri dengan siswa berupa baik menghapal nama siswa, sering
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bercanda
dengan
kemampuan
siswa,
kognitif
hingga
mencari
masing-masing
tahu
siswa
41
tingkat melalui
dokumentasi daftar nilai. Subyek III juga berpendapat bahwa dengan mengakrabkan diri dengan siswa, maka dalam proses belajar akan menjadi lebih gampang dalam berinteraksi dengan siswa. Dengan cara-cara tersebut subyek III dapat mengetahui bahwa para siswa kelas 7.1 dan 7.2
memiliki minat serta
perhatian yang bagus pada mata pelajaran IPA yang diampunya. Dalam
wawancara,
subyek
III menuturkan
bahwa
kemampuan kognitif siswa sangat mempengaruhi sikap siswa tersebut di kelas. Selain itu, subyek III juga mengutarakan bahwa meskipun pada dasarnya baik kelas 7.1 dan 7.2 samasama ramai, namun tetap ada yang membedakan kedua kelas tersebut. Subyek III berpendapat bahwa siswa di kelas 7.1 lebih baik dari aspek kognitifnya dibandingkan dengan siswa kelas 7.2. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Rata-rata semakin mereka pintar, makin anteng, manut, diam, gak berisik sama yang lain, gak ngerusuhi. Aku pernah bilang (ke siswa), 'yang rame-rame itu belum tentu pinter', mereka langsung komentar 'wo Bapak ki'. Tapi ya bener, yang nilainya 89 an, diem loh, biasa aja, manut aja. Yang rata-rata nilainya buruk ya itu, modelannya pecicilan gitu.” “Tapi itu yang buat saya kagum, mereka (siswa kelas 7.1) pas dikasi tugas, (hasilnya) bagus-bagus terus. Dibanding 7.2.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Salah satu upaya yang dilakukan oleh subyek III untuk lebih memahami siswanya adalah dengan menghapal nama siswa. Untuk dapat menghapal keseluruhan nama siswa kelas 7.1 dan 7.2 ini, subyek III mengaku memerlukan waktu selama 3 minggu. Menurut subyek III, dengan menghapal nama siswa maka subyek III dapat lebih memahami dan merasa dekat dengan siswa. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Oo dengan sendirinya, tapi itu sekitar 3 minggu, 3 minggu awal. Karena saya ya lumayan sepat mengahapal kalo waktu gak ngajar kelas 9, yah hapal nama. Kadang ya akrab di facebook, ya jadi hapal.” “Ya, ini kalo menurut saya ya, kita itu kan sebagai pendidik, ya mau gak mau kan harus kenal dulu. Serba salah kalo sebagai subyek itu. Kalo kita membatasi diri, anak kayak tertekan, kayak gimana. Tapi kalo misalnya saya membaur, ya anak kadang nyeleneh kadang gimana. Ini saya coba, ada keuntungannya, untuk mengahapal itu dia merasa diperhatikan. Sekarang kan udah mulai itu toh, kalo gak hapal berarti kan mereka (siswa bisa merasa) kayak gak diperhatikan.” Di sela-sela pembelajaran IPA di kelas, subyek III sering berinteraksi dalam bentuk bercanda dengan siswa. Hal ini diakui karena subyek III berpendapat bahwa dengan bercanda berarti mau terbuka dengan siswa dan siswa juga diharapkan mau terbuka dengan guru. Selain itu subyek III juga mengatakan bahwa apabila suatu saat ada kasus yang menimpa salah satu siswanya, maka kedekatan yang sudah dibangun antara guru dan siswa dapat sangat membantu dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
menyelesaikan masalah tersebut. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Tapi intinya mereka itu senang bercanda ceria. Ya itu untuk mengetahui dalamnya mereka, karena kan nati kalo ada kasus-kasus, malah yang lebih hapal itu yang akrab. Hanya itu mengenal lebih dekat aja lah, biar mengenal informasiinformasi tentang siswa.” Subyek III mengakui melalui aktivitas tanya jawab selama pembelajaran, beliau dapat mengetahui kisaran jumlah siswa yang benar-benar sudah paham dengan materi ajar yang disampaikan, bukan hanya sekedar menghapal. Yaitu masingmasing 60% pada kelas 7.1 dan 20% pada kelas 7.2. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Untuk apersepsi itu diwajibkan kalo dalam pembelajaran. Apersepsi pertanyaan, jadi saya tahu indikator siswa ini menghapal tidaknya. Kan ada sebagian (siswa yang cuma menghapal). Kayak di kelas 7.1 itu kan 60% udah bisa, kalo di kelas 7.2 baru 20%.” Dalam mengahadapi situasi kelas yang ramai, baik itu kelas 7.1 atau 7.2, subyek III akan menangani dengan teguran keras namun tanpa menggunakan kekerasan fisik, atau justru dengan mendiamkan saja hingga pada akhirnya kelas menjadi tenang sendiri, seperti yang dituturkan berikut ini: “Kalo kelas 7 (ramai), langsung keras tapi pelan. Intinya kalo pas rame banget, keras langsung, tapi gak berani mukul. Sama kalo masih rame sedikit-sedikit, didiemin aja, dia nanti diam sendiri. Makanya, yah menurut subyek-subyek disini harus halus. Tetep kalo halus itu menangan, nanti dia manut sendiri.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Subyek III juga mengutarakan bahwa ada beberapa siswa baik di kelas 7.1 maupun 7.2 yang suka sekedar ikut-ikutan menjawab saat subyek III mengajukan pertanyaan kepada kelas. Oleh sebab itu subyek III mengadakan aktivitas tanya jawab dengan individu siswa untuk mengetes kemampuan siswa yang bersangkutan, seperti yang dituturkan berikut ini: “Jadi intinya saya pengen tau (kemampuan) mereka sampe mana. Kalo belum tahu ya baru (materinya) diulangin lagi. Tapi itu aslinya ada (siswa) yang cuma bersuara tok. Yang pinter, misalnya Yani atau siapa gitu, nanti ada yang bersuara yang ikut-ikutan. Nah itu yang gak bisa dipercaya. Pas dibuktikan ya bingung. Kayak misalnya hitungan, kalo yang pinter pasti tau, (waktu anaknya) mau ngomong di depan umum kan (subyek bilang) 'jangan disebutin dulu', nanti ada yang ikut-ikutan.” Selanjutnya, subyek III mengatakan bahwa pondasi matematika yang dimiliki oleh siswanya masih kurang, hal ini diketahui ketika subyek III memberi soal hitung-hitungan pada siswa, dan siswa tidak bisa mengerjakannya, berikut kutipan wawancaranya: “Waktu saya kasi soal awal itu, mereka langsung bengong, kayak yang bingung gitu, padahal kan cuma 0, bagi. ‘Wah jangan-jangan parah ini’, ada feeling seperti itu. Ternyata malah bener. Awalnya gak ada pikiran (kalo siswa tidak bisa perhitungan matematika), ini paling udah bisa lah, karena udah dari SD. Wah ternyata parah, ini pondasi awalnya gak tahu, parah banget, perkalian aja masih dibimbing.” “Jadi mau gak mau saya yang bertindak, dari pada nanti berantakan. Kan fisika perlu pembagian-pembagian gitu. Di kelas 7.1 aja masih ada 4-6 orang yang belum bisa pembagianpembagian seperti itu.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Selain itu, saat ulangan sedang berlangsung, sering terlihat beberapa siswa yang kasak-kusuk meminta jawaban dari siswa lain. Meskipun pada awalnya subyek III menegur siswa tersebut namun pada akhirnya lebih sering mengacuhkan perilaku siswa tersebut. Berikut alasan yang diutarakan oleh subyek III: “Ya iya lah temennya aja bodoh, ya gak bisa lah (percuma nyontek). Lah ini temennya udah salah, ya biarin aja lah. Tapi saya bilangin kok kadang, 'wes jangan nyontoh, temennnya aja belum tentu bener', (siswa) tetap aja gak ngerti.” Dari hasil wawancara dengan subyek III, dapat diketahui bahwa subyek III cenderung tidak mengalami kesulitan dalam mengetahui karakter dan kemampuan siswa. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang belum dapat membuka diri sehingga subyek III mengalami kebingungan bagaimana agar siswa yang bersangkutan mau ikut aktif selama pembelajaran IPA. Dalam menghadapi kasus yang seperti ini, subyek III biasanya langsung memasrahkan permasalahan siswa yang bersangkutan langsung ke wali kelas, seperti yang dituturkan berikut ini: “(Alexsius) jarang masuk sekolah. Mungkin dari latar belakang, mungkin keluarganya kurang mampu atau gimana.” “Alexsius tadi, dari ulangan 2 sampe tadi (nilainya) belum masuk. Aku sudah tanya wali kelas, ya (wali kelas) diem aja. Kalo yang (siswa) lainnya gak ada (yang bermasalah seperti ini). Makanya tadi (Alexsius) dipanggil, mau saya marahin, malah anaknya hilang, yang datang malah Zaenal Arifin sama Ega. Alex ini malah tetap pergi.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
“Mendekati siswa yang seperti itu (Alexsius) saya paling bilangin ke wali kelas. Itu kan urusan wali kelas, saya gak berani sampe dekat sampe gimana. Paling (pas kasi tugas), ‘ayo dikerjakan!' lama-lama digertak terus. Intinya saya gak terlalu mau bertindak di kelas, kan ada wali kelas.” (Wawancara dengan subyek III, guru IPA kelas 7 SMP Y, tanggal 28 November 2012). Berdasarkan uraian di atas dapat terlihat bahwa subyek III mencari informasi tentang siswa dengan melakukan interaksi komunikasi secara langsung dengan siswa selama proses pembelajaran, sebagai upaya pemahaman terhadap siswa. Karakteristik siswa kelas 7.1 dan 7.2, menurut subyek III adalah kelas yang sama-sama ramai, sama-sama memiliki minta serta perhatian yang bagus pada mata pelajaran IPA, sama-sama memiliki pengetahuan dasar seperti kemampuan berhitung yang masih kurang. Namun yang membedakan dari kedua kelas tersebut adalah bahwa dari segi kemampuan kognitif, siswa kelas 7.1 lebih unggul dibandingkan dengan siswa kelas 7.2, serta jumlah siswa yang benar-benar sudah paham dengan materi ajar yang disampaikan, yaitu masingmasing 60% pada kelas 7.1 dan 20% pada kelas 7.2. Selanjutnya dapat diketahui bahwa masing-masing subyek telah melakukan upaya pemahaman terhadap siswa dengan caranya masing-masing. Baik dengan cara interaksi komunikasi dengan siswa, memperoleh informasi dari orangtua siswa,maupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
memperoleh informasi dari bimbingan konseling. Dari sini pula peneliti menyimpulkan bahwa adanya perbedaan antara guru senior dan guru muda yang menjadi subyek penelitian dalam upaya pemahaman terhadap siswa. Yaitu dimana upaya memperoleh informasi untuk memahami siswa yang dilakukan oleh guru muda lebih terfokus pada interaksi komunikasi langsung dengan siswa. Sedangkan kedua guru senior selain interaksi komunikasi dengan siswa juga mengandalkan informasiinformasi dari orangtua siswa dan bagian bimbingan konseling Berikut kesimpulan kompetensi pemahaman terhadap siswa masing-masing subyek dalam bentuk tabel: Tabel 4.2 : Kesimpulan Kompetensi Pemahaman Terhadap Siswa Subyek I Subyek II Subyek III 1. Subyek tahu 1. Subyek tahu 1. Subyek tahu siapa saja siswa bahwa sebagian bahwa baik kelas yang besar siswa belum 7.1 dan 7.2 kelas membutuhkan bisa untuk belajar sama-sama ramai, perhatian khusus tentang abstrak. namun juga samaselama sama memiliki pembelajaran minat serta berlangsung, baik perhatian yang karena siswa bagus pada mata tersebut sering pelajaran IPA, ramai di kelas serta sama-sama atau siswa yang memiliki dari segi pengetahuan dasar akademis masih seperti kurang. kemampuan berhitung yang masih kurang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Subyek tahu kesulitankesulitan belajar yang dialami siswa seperti ketika menghadapi soal hitungan pengaplikasian rumus, serta sifat siswa yang kurang gigih dalam belajar.
2. Subyek 2. Subyek mengetahui mengetahui bahwa siswa bahwa dari segi memiliki motivasi kemampuan belajar yang kognitif, siswa tinggi kelas 7.1 lebih unggul dibandingkan dengan siswa kelas 7.2
3. Subyek tahu bahwa meskipun siswa kelas 7A sering ramai selama pembelajaran namun termasuk cerdas bila dibandingkan dengan kelas 7 lain yang juga diajar oleh subyek.
b.
48
3. Subyek mengetahui jumlah siswa yang benar-benar sudah paham dengan materi ajar yang disampaikan, yaitu masingmasing 60% pada kelas 7.1 dan 20% pada kelas 7.2.
Perancangan Pembelajaran 1) Subyek I Subyek I selaku guru IPA kelas 7F di SMP X telah memiliki RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai rancangan belajar untuk kelas 7 SMP dengan menggunakan format yang berasal dari Dinas Pendidikan untuk kelas 7 SMP. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas, meskipun subyek I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
memiliki rancangan pembelajaran berupa silabus dan RPP, subyek I tetap mengedepankan kondisi kelas, sehingga kadang kala urutan pembelajaran tidak sama dengan yang sudah direncanakan dalam RPP. Subyek I juga selalu mengikuti perubahan-perubahan kurikulum dengan ikut merubah format silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum yang sedang berlaku. Berikut kutipan hasil wawancara dengan subyek I: “Kalau dari awal yang namanya silabus RPP pasti (dibuat). Tapi berdasarkan (pengalaman) mengajar, dari administrasi secara tertulis bisa berbeda dalam penerapan. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan pada silabus, kemudian materi ajar (disampaikan) disesuaikan dengan situasi (kelas). Jadi (urutan) pembelajaran mungkin tidak sama dengan (yang di RPP), tapi inti materi tetap tersampaikan pada siswa.” “(Perubahan RPP terjadi) beberapa kali, dan itu pun terjadi serentak. Jadi kita susun, kita ubah, dan kita edit bersama-sama” (Wawancara dengan subyek I, guru IPA kelas 7F SMP X, tanggal 30 November 2012).Adapun contoh RPP dapat dilihat dalam lampiran B5 (dokumen subyek I, RPP dicopy pada tanggal 17 November 2012). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek I mengakui bahwa meskipun sudah memiliki RPP, namun dalam pelaksanaannya
dapat
bagaimana kondisi kelas.
berubah
sewaktu-waktu
sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
2) Subyek II Subyek II selaku guru IPA kelas 7A di SMP X telah memiliki RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan silabus untuk kelas 7 SMP menggunakan format yang berasal dari Dinas Pendidikan untuk kelas 7 SMP. Dalam proses pembelajaran IPA di kelas subyek II mengakui sangat mementingkan tercapainya RPP yang sudah dibuat. RPP bagi subyek
II
dipandang
sebagai
pengontrol
ketercapaian
pembelajaran siswa. Dari situ hasil belajar siswa dapat menjadi indikator keberhasilan kegiatan belajar mengajar, seperti yang dituturkan berikut ini: “Makanya ya, RPP yang dulu yang penting ini tercapai. Sederhana kalau saya, artinya tujuannya tercapai, improvisasi gak masalah asal tujuan yang harus dicapai, wong yang digariskan di silabus sudah ada, minimal itu.” “Ya untuk ngontrol, yang jelas untuk ngontrol ketercapaian pembelajaran anak. Artinya ketika sudah dapet, misalnya dengan tujuan yang sudah dirumuskan, ada evaluasi misalnya sudah tuntas, ada batas ketuntasan, kalau udah tuntas, berarti belajar kita berhasil. Itu untuk mengontrol memang, kalau gak ada kontrol itu, kita ngajar ya seperti gak punya tujuan, kontrolnya gak ada. Artinya tiap kali hanya membuang waktu. Kalau tercapai, (bisa) tahu anak mana yang belum tercapai, tau anak mana yang sudah tercapai. (Rasanya) itu puas, meskipun sederhana.” “Pengalaman aja, dan iya memang harus begitu RPP sangat penting untuk mengontrol keberhasilan. Kalau (tingkat) keberhasilan itu (sudah) tahu, saya pribadi puas, meskipun (ternyata) masih banyak yang remidi. (Dengan ini) tahu saya peta-petanya, trus ya dikasi remidi jadi mudah, jadi gak usah ngladrah, ngajar tuh gak usah spaneng.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Subyek II juga mengikuti perubahan-perubahan kurikulum dengan ikut merubah format silabus dan RPP sesuai dengan kurikulum
yang sedang berlaku.
Berikut
kutipan hasil
wawancara dengan subyek II: “Ya hanya setiap awal semester aja, jadi membuat sekalian semuanya terus dipakai. Jadi ketika awal tahun pelajaran dibuat langsung, klip jadi perangkat. Ketika setahun lagi, awal semester lagi ada perubahan, ya kita hanya (tinggal) sedikit merubah.” (Wawancara dengan subyek II, subyek IPA kelas 7A SMP X, tanggal 3 Desember 2012). Adapun contoh RPP dapat dilihat dalam lampiran B5 (dokumen subyek I, RPPdicopy pada tanggal 20 November 2012). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek II memandang RPP sebagai acuan ketercapaian pembelajaran. Sehingga
dalam
pelaksanaannya,
subyek
II
sangat
mementingkan tercapainya RPP yang sudah dibuat. 3) Subyek III Subyek III selaku guru IPA kelas 7.1 dan 7.2 di SMP Y, telah memiliki RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan silabus untuk kelas 7 SMP menggunakan format yang berasal dari Dinas Pendidikan untuk kelas 7 SMP. Meskipun dalam keseharian kegiatan belajar mengajar, subyek III mengaku tidak pernah menggunakan RPP yang dimilikinya sebagai acuan. Seperti yang dituturkan berikut ini: “Itu kalo masalah RPP, saya gak pernah lihat. Walaupun disuruh bikin, saya gak pernah (menggunakannya sebagai acuan). Yah lihat dari keseharian aja. Kalo (siswa) udah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
paham langsung (lanjut materi) aja. Ini materi perubahan zat kemarin (sudah selesai) cuma 1 kali pertemuan, kalo di RPP kan 2 pertemuan. Trus saya (juga) lihat SKL, kalo bikin soal UAS, (juga mengacu) lihat SKL. Jadi misalnya materi suhu, di buku gak ada materi suhu, intinya cuma diterangkan saja (pada siswa). Kita lihat kondisi.” Meskipun demikian, subyek III tetap menganggap bahwa RPP itu penting, seperti yang dituturkan berikut: “Ya penting, aku kan baru awal di sini, belum tahu. Pas bikin RPP, kok ya beda semua (antara RPP dan praktek). Sekarang lihat (kondisi) dulu, besok-besok jadi tahu, o kemampuannya (siswa) segini. Padahal udah tak bikin loh latihan-latihannya (di RPP), eh ternyata kondisinya begini. Kalo semester ini gak sesuai blas (antara RPP dan praktek).” (Wawancara dengan subyek III, guru IPA kelas 7 SMP Y tanggal 28 November 2012). Adapun contoh RPP dapat dilihat dalam lampiran B5 (dokumen subyek III, RPP dan dicopy pada tanggal 12 November 2012). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek III mengakui meskipun telah membuat RPP sesuai dengan format dari Departemen Pendidikan, namun RPP tersebut tidak pernah
benar-benar
digunakan
sebagai
acuan
dalam
pelaksanaan pembelajaran.Dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara RPP yang sudah dibuat dengan praktiknya dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam tahun pertama subyek III mengajar di sekolah, subyek III baru membuat RPP setelah proses pembelajaran berlangsung. Kemudian pada tahun berikutnya akan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Selanjutnya peneliti dalam menyimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan antara guru senior dan guru muda yang menjadi subyek penelitian dalam upaya membuat perancangan pembelajaran. Ketiga subyek sama-sama telah membuat RPP seperti yang sudah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan untuk kelas 7 SMP. Meskipun demikian,seperti yang telah diuraikan di atas, ketiga subyek tersebut memiliki sudut pandangnya masingmasing tentang RPP sebagai perancangan pembelajaran. Apabila subyek I mengakui meskipun sudah memiliki RPP, namun dalam pelaksanaannya dapat berubah sewaktu-waktu sesuai bagaimana kondisi kelas, maka subyek II memandang RPP sebagai acuan ketercapaian pembelajaran dan mementingkan tercapainya RPP yang sudah dibuat. Sedangkan subyek III mengakui tidak pernah menggunakan
RPP
sebagai
acuan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran dikarenakan adanya ketidaksesuaian antara RPP yang sudah dibuat dengan praktiknya dalam pembelajaran. Selanjutnya menurut peneliti sendiri dalam hal perancangan pembelajaran, membuat RPP sesuai dengan format yang berasal dari Departemen Pendidikan sudah merupakan hal yang baik. Namun akan lebih baik bila RPP yang sudah dibuat kemudian digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan pembelajaran. Karena selain berguna sebagai panduan mengajar juga berguna sebagai tolak ukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Meskipun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
dalam realitanya ada kemungkinan untuk melakukan hal yang berbeda dari RPP sesuai dengan kondisi kelas. Berikut
kesimpulan
kompetensi
perancangan
pembelajaran masing-masing subyek dalam bentuk tabel: Tabel 4.3 : Kesimpulan Kompetensi Perancangan Pembelajaran Subyek I Subyek II Subyek III 1. Subyek I telah 1. Subyek II telah 1. Subyek III telah membuat RPP membuat RPP membuat RPP seperti yang seperti yang seperti yang sudah ditetapkan sudah ditetapkan sudah ditetapkan oleh Departemen oleh Departemen oleh Departemen Pendidikan untuk Pendidikan untuk Pendidikan untuk kelas 7 SMP. kelas 7 SMP. kelas 7 SMP. 2. Dalam 2. Dalam 2. Dalam penerapan, penerapan, penerapan, subyek I sebagai subyek II sebagai subyek III guru senior guru senior sebagai guru mengakui memandang RPP muda mengakui meskipun sudah sebagai acuan tidak pernah memiliki RPP, ketercapaian menggunakan namun dalam pembelajaran dan RPP sebagai pelaksanaannya mementingkan acuan dalam dapat berubah tercapainya RPP pelaksanaan sewaktu-waktu yang sudah pembelajaran sesuai bagaimana dibuat. dikarenakan kondisi kelas. ketidaksesuaian antara RPP yang sudah dibuat dengan praktiknya dalam pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
55
Pelaksanaan Pembelajaran 1) Subyek I Untuk
mengetahui
bagaimana
berlangsungnya
pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas 7F SMP X, peneliti melakukan 4 kali pengamatan langsung pada jam belajar IPA yang diampu oleh subyek I. Sebagaimana data kronologi kejadian dan fieldnotes yang terlampir pada lampiran, subyek I melaksanakan pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, inti, dan penutup. Dalam tahap awal, dari pertemuan pertama hingga pertemuan keenam subyek masuk kelas setelah bel sekolah berbunyi. Pada pertemuan pertama sebelum pembelajaran dimulai, subyek membagikan buku jadwal belajar pada siswa dan menjelaskan manfaatnya. Kemudian subyek I meminta siswa untuk menyiapkan buku pelajaran. Setelah itu subyek I keluar kelas selama 10 menit. Sekembalinya subyek I ke kelas, subyek I langsung mengulang materi disertai dengan tanya jawab mengenai materi pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang asam, basa, dan garam. Pada pertemuan kedua, begitu masuk ke kelas subyek I langsung meminta siswa untuk merapikan meja dan kursi serta membuang sampah yang bertebaran di lantai. Setelah itu subyek I meminta siswa untuk mengisi jadwal belajar pada buku yang dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Subyek I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
juga ada mengeluhkan pengadaan remedi yang sudah dua kali dilakukan namun masih ada beberapa siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai. Empat orang siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai tersebut kemudian namanya dipanggil dan diminta untuk mengerjakan soal remedi di luar kelas. Setelah itu, subyek I mulai mengulang materi pada pertemuan sebelumnya sambil sesekali melakukan sesi tanya jawab dengan siswa. Pada pertemuan ketiga, setibanya di kelas, subyek I langsung meminta siswa untuk membersihkan sampah yang bertebaran di lantai. Subyek I juga mengingatkan mengenai pengumpulan rapor dilanjutkan dengan membaca presensi nama siswa. Kemudian subyek I menyampaikan rencana pembelajaran yang akan disampaikan dilanjutkan dengan bertanya pada siswa tentang materi pertemuan sebelumnya dan juga mengecek tentang pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan. Pada pertemuan keempat yang dilaksanakan di ruang laboratorium IPA, subyekI sudah berada di kelas terlebih dahulu untuk menyiapkan media viewer yang akan digunakan. Setelah siswa duduk rapi, subyek I mulai menampilkan slide-slide mengenai materi-materi secara singkat.
sebelumnya
disertai
pertanyaan-pertanyaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tahapan inti pada pembelajaran IPA yang dilakukan oleh subyek I semuanya memiliki kesamaan yaitu dimana subyek dominan
mendikte
sementara
siswa
mencatat
saat
menyampaikan materi, sambil sesekali subyek I menjelaskan dan memberi contoh. Dari metode mendikte ini subyek I mengakui terdapat kekurangannya yaitu materi tidak dapat tersampaikan
secara
maksimal.
Akan
tetapi
dengan
membiasakan mendikte pada siswa maka siswa diharapkan dapat lebih bertanggung jawab dengan tugasnya sebagai siswa yaitu diwajibkan untuk memiliki catatan yang lengkap, yang nantinya juga akan berguna saat menjelang ujian seperti yang dituturkan oleh subyek I dalam kutipan wawancara berikut ini: “Kalau kekurangannya sih, kita tidak bisa menyampaikan materi secara full ya, jadi (mendikte) itu seperti hanya sekedar formalitas. Tapi dibalik itu kita kan namanya mendidik, mendidik membiasakan anak yang baik. Sehingga nanti misalnya dalam bentuk tugas-tugas soal uraian atau melengkapi BKS (catatan tadi bisa membantu). (Selain itu sebagai) tanggung jawab anak (juga), biasanya (catatan siswa) saya kumpulkan, lalu saya lihat kira-kira kalau satu jam anak harus dapat sekian, eh ternyata (catatannya) baru dapat sekian, hari berikutnya saya panggil untuk mengerjakan sendiri, menyelesaikan yang tertunda, tidak (dengan) kemarahan, tapi membiasakan tanggung jawabnya.” Selain memberikan
itu, soal
selama latihan
pembelajaran untuk
siswa.
subyek Selama
I
juga siswa
mengerjakan soal latihan ini, subyek I biasanya berkeliling untuk memastikan siswa mengerjakan soal sambil meladeni bila ada siswa yang bertanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Pada pertemuan kedua, saat subyek I menjelaskan mengenai materi pemisahan campuran, subyek I menawarkan pada siswa untuk maju ke depan kelas menjelaskan mengenai cara kerja seperangkat alat pemisah campuran destilasi yang telah digambar subyek di papan tulis. Pada akhirnya ada satu orang siswa yang maju dan menjelaskan di depan kelas. Setelah siswa tersebut selesai menjelaskan, subyek I bertanya pada siswa lain apakah ada kritik atau mau memberikan tambahan. Karena tidak ada yang mengajukan pertanyaan atau memberikan pendapat akhirnya subyek I meminta salah satu siswa yang ribut untuk menjelaskan ulang dan menuliskannya di papan tulis. Setelah itu subyek I bersama-sama dengan siswa lain mengoreksi tulisan yang salah dan menyimpulkan materi yang sudah dibahas hingga bel tanda berakhirnya jam pelajaran berbunyi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa subyek I melaksanakan pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, inti, dan penutup. Ceramah dan mendikte merupakan metode mengajar yang dominan dilakukan oleh subyek I dalam pembelajaran IPA. Alur penyampaian materi disesuaikan dengan situasi kelas. Sebagian besar siswa juga mau terlibat dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas, misalnya kegiatan tanya jawab. Meskipun selama proses belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
berlangsung, sebagian kecil siswa terkadang asyik mengobrol dengan sesama siswa lainnya. Selanjutnya peneliti berpendapat bahwa tentu akan menjadi lebih baik bila subyek I yang dominan ceramah dan mendikte, juga menggunakan metode dan media belajar yang bervariatif yang disesuaikan dengan materi dan kondisi kelas. Karena metode dan media belajar yang bervariatif berguna untuk mengantisipasi rasa suntuk siswa,
dan
pada
akhirnya
guru
dapat
lebih
mudah
mengkondisikan siswa menjadi lebih kondusif dalam kegiatan pembelajaran. (Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3). 2) Subyek II Untuk
mengetahui
bagaimana
berlangsungnya
pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas 7A SMP X, peneliti melakukan 2 kali pengamatan langsung pada jam belajar IPA yang diampu oleh subyek II. Sebagaimana data kronologi kejadian dan fieldnotes yang terlampir pada lampiran, subyek II melaksanakan pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, inti, dan penutup. Dalam tahap awal pada pertemuan pertama subyek II membuka kelas dengan mengabsen
siswa
kemudian
meminta
siswa
untuk
mengumpulkan tugas pertemuan yang lalu. Setelah itu subyek II melanjutkan dengan mengulang materi pada pertemuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
sebelumnya dan menyampaikan materi apa yang dipelajari. Sedangkan pada pertemuan kedua pertama-tama subyekII membagikan fotocopy ringkasan catatan. Tahapan inti pembelajaran IPA yang dilakukan oleh subyek II pada pertemuan pertama yaitu subyek II menulis materi pelajaran di papan tulis mengenai macam-macam pemisahan
campuran
kemudian
dilanjutkan
dengan
penjelasan. Setelah selesai menjelaskan, subyek II kembali menuliskan materi tentang perhitungan di papan tulis sementara siswa mencatat. Subyek II kemudian berkeliling kelas sambil sesekali menenangkan kelas yang mulai ramai. Setelah siswa selesai mencatat, subyek II mengajak siswa untuk bersama-sama menyelesaikan soal latihan yang ada di buku pegangan. Untuk soal hitungan, subyek II menuliskan kembali di papan tulis, kemudian bersama-sama dengan siswa menyelesaikan persoalan tersebut. Setelah beberapa soal selesai dikerjakan, subyek II meminta siswa untuk bersiap pulang dan tak lupa subyek II memimpin doa pulang. Sedangkan
pada
pertemuan
kedua,
setelah
ringkasan
dibagikan ke siswa, subyek II membaca ringkasan tersebut sambil
sesekali
memberi
penjelasan
singkat.
Gambar
rangkaian alat pemisah campuran kemudian dijelaskan oleh subyek II sambil sesekali menegur siswa yang ribut. Setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
itu subyek II kembali mengajak siswa bersama-sama menyelesaikan soal pilihan ganda yang ada di buku pegangan hingga bel berbunyi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa ceramah dan latihan soal merupakan metode mengajar yang dominan dilakukan oleh subyek II dalam pembelajaran IPA. Selama proses pembelajaran berlangsung, alur dan tempo penyampaian
materi
cenderung
cepat
yang
kemudian
dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal bersama-sama. Selanjutnya
peneliti
berpendapat
bahwa
tentu
proses
pembelajaran akan menjadi lebih baik lagi bila subyek II menggunakan metode dan media belajar yang lebih bervariatif yang sesuai dengan kondisi kelas. (Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3). 3) Subyek III Untuk
mengetahui
bagaimana
berlangsungnya
pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas 7 SMP Y, peneliti melakukan 6 kali pengamatan langsung pada jam belajar IPA yang diampu oleh subyek III, masing-masing 2 kali pengamatan di kelas 7.1 dan 4 kali pengamatan di kelas 7.2. Sebagaimana data kronologi kejadian dan fieldnotes yang terlampir
pada
lampiran,
subyek
III
melaksanakan
pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, inti,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
dan penutup. Dalam tahap awal pada pertemuan pertama di kelas 7.2, subyek III membuka kelas dengan membacakan presensi nama siswa kemudian doa bersama yang lalu dilanjutkan dengan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yaitu tentang unsur. Pada pertemuan kedua di kelas 7.2 yang dilaksanakan di laboratorium IPA, subyek III telah berada di laboratorium untuk mempersiapkan peralatan yang akan digunakan selama praktikum sebelum siswa masuk ke ruangan. Subyek III memulai pembelajaran dengan pertama-tama mengatur tempat duduk siswa dalam kelompok, kemudian subyek III mengecek barang yang siswa bawa untuk keperluan praktikum, dilanjutkan dengan mengulang materi pertemuan sebelumnya tentang menentukan volume dan massa jenis benda, sambil sesekali bertanya pada siswa. Pada pertemuan ketiga di kelas 7.2, subyek III memulai pembelajaran dengan sesi tanya jawab mengenai materi pertemuan tentang zat dan unsur sambil sesekali menenangkan siswa yang ramai. Pada pertemuan keempat di kelas 7.2, subyek III memulai pembelajaran dengan membacakan presensi nama siswa dilanjutkan dengan doa bersama kemudian melakukan tanya jawab mengenai materi pertemuan sebelumnya tentang persamaan muai panjang. Pada pertemuan kelima yang berlangsung di kelas 7.1, subyek III terlambat selama 5 menit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Begitu masuk kelas, subyek III langsung mengulang kembali materi dari awal secara singkat di papan tulis dilanjutkan dengan tanya jawab dengan siswa bagaimana mencari volume untuk membantu siswa mengingat materi sebelum diadakannya ulangan. Dan pada pertemuan keenam di kelas 7.1, subyek III terlambat selama 5 menit. Subyek III langsung memulai pembelajaran dengan sesi tanya jawab mengenai materi pertemuan sebelumnya. Tahapan inti pada pembelajaran IPA yang dilakukan oleh subyek III semuanya memiliki kesamaan yaitu dimana subyek menyampaikan materi dengan media papan tulis dengan menggunakan sumber buku yang juga menjadi buku pegangan siswa. Subyek III juga sering mengajak siswa untuk menyimak penjelasan sambil sesekali melontarkan pertanyaan pada siswa yang kemudian ditanggapi bersama-sama dengan siswa lainnya. Komunikasi antara subyek III dengan siswa juga tidak selalu mengenai pelajaran, sesekali subyek III berkeliling sambil memberi nasihat atau bercanda dengan siswa. Selanjutnya pada pertemuan kedua di kelas 7.2, proses pembelajaran berlangsung di laboratorium IPA. Di sini siswa dibagi dalam kelompok untuk bersama-sama melakukan pengukuran volume benda tidak beraturan sambil didampingi oleh subyek III. Situasi kelas selama kegiatan pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
berlangsung cukup ramai, karena beberapa siswa yang tidak ikut mengukur sibuk ngobrol sendiri, sedangkan perhatian subyek III tersita pada kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh siswa lainnya. Setelah kegiatan pengukuran selesai, subyek III meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil pengukuran di depan kelas secara bergiliran. Pada pertemuan ketiga di kelas 7.2, setelah subyek III selesai mengulang materi pertemuan sebelumnya dan melakukan sesi tanya jawab dengan siswa, subyek III kemudian memberi waktu selama 20 menit bagi siswa untuk mempersiapkan ulangan. Selama ulangan berlangsung, ada beberapa siswa yang ramai bertanya pada sesama siswa lainnya. Subyek III sempat beberapa kali memperingatkan siswa untuk mengerjakan sendiri-sendiri, namun tetap saja ada siswa yang tidak menghiraukan peringatan subyek III. Setelah ulangan selesai dan lembar jawaban siswa sudah dikumpulkan, subyek III membahas soal ulangan di depan kelas hingga bel berakhirnya jam pelajaran berbunyi. Demikian juga pada saat pertemuan kelima di kelas 7.1, setelah subyek III selesai mengulang kembali materi dari awal secara singkat di papan tulis dan dilanjutkan dengan tanya jawab dengan siswa, subyek III kemudian memberi waktu bagi siswa untuk mempersiapkan ulangan. Setelah itu subyek III mendikte soal ulangan dan memberikan waktu selama 45 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
bagi siswa untuk menyelesaikan soal. Setelah lembar jawaban siswa terkumpul, subyek menenangkan situasi kelas yang ramai dan melanjutkan menjelaskan materi mengenai pemuaian panjang serta meniskus cembung dan cekung hingga bel berakhirnya jam pelajaran berbunyi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa subyek III melaksanakan pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, inti, dan penutup. Ceramah dan latihan soal merupakan metode mengajar yang dominan dilakukan oleh subyek
III
pembelajaran
dalam
pembelajaran
berlangsung,
alur
IPA.
Selama
proses
penyampaian
materi
disesuaikan dengan situasi kelas. Hanya sebagaian kecil siswa yang mau terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas. Namun kegiatan tanya jawab merupakan aktivitas belajar yang sering terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Meskipun selama proses belajar berlangsung, sebagian kecil siswa terkadang asik mengobrol dengan sesama siswa lainnya. Selanjutnya peneliti berpendapat bahwa tentu akan lebih baik lagi bila subyek III menggunakan metode dan media belajar yang lebih bervariasi yang sesuai dengan kondisi kelas. (Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3). Selanjutnya dapat diketahui bahwa ketiga subyek samasama melaksanakan pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
tahap awal, inti, dan penutup. Akan tetapi ketiga subyek juga memiliki metode mengajar yang berbeda-beda. Bila subyek I dominan menggunakan metode mendikte dan ceramah dalam menyampaikan materi ajar, maka subyek II dan III lebih sering menggunakan metode ceramah dan memberikan latihan soal pada siswa. Selama pengamatan berlangsung, peneliti mengamati adanya perbedaan antara guru senior dan guru muda dalam pelaksanaan
pembelajaran,
yaitu
dimana
selama
proses
pembelajaran berlangsung, guru muda lebih dapat menciptakan suasana belajar yang akrab. Sedangkan suasana belajar yang diajar oleh guru senior lebih terkesan serius. Hal ini bisa saja disebabkan oleh perbedaan umur yang tidak terlalu jauh antara guru dan siswa. Namun bukan berarti semua guru senior tidak mampu berkomunikasi baik dengan siswa atau semua guru muda pasti
mampu
berkomunikasi
baik
dengan
siswa.
Faktor
karakteristik masing-masing individu guru juga mempengaruhi dalam hal berkomunikasi dengan siswa. Berikut kesimpulan kompetensi pelaksanaan pembelajaran masing-masing subyek dalam bentuk tabel: Tabel 4.4 : Kesimpulan Kompetensi Pelaksanaan Pembelajaran Subyek I 1. Subyek I melaksanakan
Subyek II 1. Subyek II melaksanakan
Subyek III 1. Subyek melaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran IPA dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, inti, dan penutup.
67
pembelajaran IPA pembelajaran IPA dalam tiga dalam 3 tahapan, tahapan, yaitu yaitu tahap awal, tahap awal, inti, inti, dan penutup. dan penutup. 2. Selama proses 2. Selama proses 2. Selama proses pembelajaran pembelajaran pembelajaran berlangsung, berlangsung, berlangsung, suasana belajar suasana belajar subyek III sebagai yang tercipta oleh yang tercipta oleh subyek muda subyek I sebagai subyek II sebagai lebih dapat subyek senior lebih subyek senior menciptakan terkesan serius jika lebih terkesan suasana belajar dibandingkan serius jika yang akrab. suasana belajar dibandingkan yang diajar oleh suasana belajar subyek muda. yang diajar oleh subyek muda. 3. Alur dan tempo 3. Alur dan tempo 3. Alur dan tempo penyampaian penyampaian penyampaian materi disesuaikan materi cenderung materi dengan situasi cepat yang disesuaikan kelas. biasanya dengan situasi kemudian kelas. dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal. 4. Sebagian besar 4. Sebagian besar 4. Hanya sebagaian siswa mau terlibat siswa mau terlibat kecil siswa yang aktif dalam aktif dalam mau terlibat aktif aktivitas-aktivitas aktivitas-aktivitas dalam aktivitasbelajar di kelas. belajar di kelas. aktivitas belajar Misalnya aktivitas Misalnya aktivitas di kelas. Kegiatan tanya jawab. tanya jawab. tanya jawab merupakan aktivitas belajar yang sering terjadi selama proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
pembelajaran berlangsung. d.
Evaluasi Hasil Belajar 1) Subyek I Subyek I berpendapat bahwa dalam pembelajaran IPA ada banyak yang bisa dinilai, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akan tetapi pada kelas 7 yang menjadi fokus utama penilaian pembelajaran IPA adalah dari aspek kognitifnya melalui latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester, dan ujian akhir semester. Sementara itu aspek afektif dan psikomotorik siswa dilihat dari keseharian aktivitas siswa selama pembelajaran, meskipun hasilnya penilaiannya tidak untuk didokumentasikan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan subyek I: “Ya sebenarnya kalau IPA sangat banyak ya aspeknya, misalnya kognitif, afektif, psikomotorik. (Untuk aspek psikomotorik) bisa dilihat dari eksperimen. Kalau di kelas, saya lebih mengedepankan proses logika berfikir. Cara untuk melihat (nilai kognitif) dari ulangan-ulangan harian. Sedangkan dari segi afektif dapat dilihat dari aktivitas di kelas, dari segi tatapannya, cara menjawab. (Namun tanpa menggunakan instrumen penilaian). Secara umum, (cukup dilihat dari) nilai tuntas atau tidak, tidak dari segi (masingmasing) aspeknya.” (Wawancara dengan subyek I, guru IPA kelas 7F SMP X, tanggal 30 November 2012.) Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek I dominan melakukan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif dengan instrumen berupa latihan soal, pemberian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester, dan ujian akhir semester. Sedangkan evaluasi hasil belajar siswa dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal. 2) Subyek II Subyek II selaku subyek IPA kelas 7A di SMP X mengakui bahwa selama ini hanya aspek kognitif saja yang dinilai dari siswa. Penilaian aspek kognitif ini diperoleh dari latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester, dan ujian akhir semester. Subyek II juga mengatakan meskipun mengetahui bagaimana keaktifan siswanya, akan tetapi tetap saja hal itu tidak dinilai dalam bentuk angka dalam rapor, melainkan hanya sebagai pemetaan kemampuan dan keaktifan
siswa
dalam
kategori-kategori
yang
tidak
didokumentasikan seperti yang dituturkan berikut ini: “Yang saya nilai, (misalnya soal yang) dikerjakan di rumah sebagai tugas, nanti ulangan sendiri, jadi saya punya banyak nilai. Bobotnya berbeda, kan ada yang dirumah (PR) itu kan buka buku, mungkin bobotnya satu, yang ulangan bobotnya dua.” “(Instrumen penilaian aspek kognitif)ya itu tadi pilihan ganda sama uraian. Instrumen afektif dan psikomotorik hanya (sekedar diketahui saja), tidak melakukan (untuk dinilai) terus menerus, artinya hanya tertentu saja, biasanya dalam kategori, sedang/cukup, baik dan istimewa, itu aja. (Kalau menilai aspek psikomotorik) paling kita praktikum, sama mungkin membuat terapan aja, misalnya aksi reaksi, roket-roketan air.” “Kalau (manfaat penilaian aspek) kognitif jelas ya prestasi siswa. Dengan begitu lebih mudah mengidentifikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
apa anak itu berhasil atau tidak, dan juga untuk kebutuhan sekolah. Ternyata yang dibutuhkan menonjol (untuk kebutuhan) itu pada kognitif. Rapot (yang tertulis aspek) kognitif, UAN juga kognitif. Jarang sekali yang afektifnya dimasukkan dalam rapot, ada sih sekolah tertentu yang sudah sampai tiga, kognitif, afektif dan psikomotorik, kalau disini belum.” (Wawancara dengan subyek II, guru IPA kelas 7A SMP X tanggal 3 Desember 2012). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek II dominan melakukan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif dengan instrumen berupa latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester, dan ujian akhir semester. Sedangkan evaluasi hasil belajar siswa dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal dan hasil penilaiannya tidak terarsip. 3) Subyek III Subyek III mengakui bahwa selama ini melakukan evaluasi hasil belajar siswa kelas 7.1 dan 7.2 hanya dengan menilai aspek kognitif saja, melalui pemberian tugas dan ulangan. Soal tertulis yang digunakan untuk ulangan harian dibuat dengan spontan baik sehari sebelum maupun beberapa jam sebelum ulangan berlangsung. Tak jarang subyek III memberi ulangan mendadak atau tugas yang tak terencana untuk melihat sejauh mana kemampuan siswa atau ketika suasana kelas sangat ramai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
“Instrumen evaluasi hasil belajar siswa berupa tugas, ulangan harian. Tugasnya banyak itu, kadang (memberi) tugas juga gak terencana itu. Misal kalo kelas rame banget, saya langsung kasi tugas.” “(Tujuan ulangan dadakan) ya aku pengen tau sebenarnya (kemampuan) bocah itu. Kayak bocah yang rame di pojokan itu sebenarnya bisa gak. Ternyata ya buktinya ada yang (nilainya) bagus. Sebenarnya kalo nilai itu dari situ. Itu masuk nilai, buat perbaikan juga.” Meskipun baru dari espek kognitif saja yang dinilai, subyek III mengakui sempat satu kali mencoba membagikan lembar penilaian ke siswa di kelas 7.1 untuk diisi siswa, untuk saling menilai satu sama lain sebagai istrumen penilaian afektif siswa. Demikian pula dengan instrumen penilaian aspek psikomotorik berupa praktikum yang menurut subyek III juga tidak efektif bagi siswanya.
Dan akhirnya hingga saat ini
aspek afektif dan psikomotorik siswa tetap belum dapat dinilai dengan angka meskipun subyek III tetap selalu memperhatikan sikap
dan
keaktifan
siswanya
meski
tidak
untuk
didokumentasikan. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Harusnya aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif dinilai semua. Cuma untuk buat indikator afektif saya belum bisa menilai. Pernah sekali saya sebar (lembar penilaian) di kelas 7.1. Untuk saling menilai (antar siswa), Akbar gimana, Ines gimana, Aiban gimana. Jadi yang nilai (siswa) sendiri masing-masing. Tapi ya tetap gak jalan, di sini yang ada (baru) format penilaian kognitif aja. Tapi yah ini kan buat saya aja. Psikomotorik pun gak, praktikum gak jalan.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Subyek III juga bercita-cita untuk membuat LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai tambahan instrumen penilaian. Namun hal ini belum dapat terwujud disebabkan oleh keterbatasan biaya yang dimiliki para siswa, seperti yang dituturkan berikut ini: “O iya saya pengennya buat LKS. Udah bisa (terealisasi) itu sebenarnya. Tapi ya gimana, lihat-lihat dulu (keadaan) siswanya, (biaya) fotocopynya. Bocah-bocah itu (ditawarin fotocopy malah bilang) 'masa segini bayar?’ Ya mau gak mau saya fotocopy selembar saja, tapi itu ya juga cuma soal, pengennya ya LKS lengkap.” Selanjutnya subyek III menambahkan, apabila menjelang ujian akhir semester, misalnya dari keseluruhan kelas 7 ada satu kelas yang hanya mencapai 3 bab materi, sedangkan ada kelas lain yang sudah mencapai 7 bab materi, maka guru mata pelajaran yang bersangkutan akan sepakat untuk membuat soal ujian hanya sampai 3 bab materi saja. Hal ini diakui karena mengikuti anjuran dari Dinas Pendidikan seperti yang dituturkan berikut ini: “Kalo saya perhatiin sekelas 7 ya emang 7.1 yang paling aktif, dalam tugas. Kalo kelas 7.2 masih banyak yang kurang, apalagi kelas 7.5, sangat sulit. Gimana ya, mau gak mau, kita 1 bab aja gak tau (materi 1 bab itu akan) kecapai atau gak (di kelas 7.5). Ini agak lumayan, 7 bab kecapai semua (di kelas 7.1). Tapi kalo di kelas 7.3, sulit, 3 bab kadang gitu (gak selesai). Nah disini perlu kerja sama, karena subyeknya (subyek IPA kelas 7) ada 2 toh, jadi pas UAS nanti bikin soalnya gak sampai target ketuntasan. Aturannya gitu pas di dinas, kalo belum tuntas, gak apa-apa. Jangan kejar bab berikutnya kalo belum tuntas. Misalnya mereka (siswa) paham cuma 1 bab aja, ya gak apa-apa.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
“Mau gak mau bikin soal UAS juga ikut yang kelas 7.5 sebagai acuan. Di kelas 7.1 saya bilangin, (materi tertentu) ini ini gak keluar (di soal). Kalo dibandingkan sama sekolah negeri, yah sama (ada juga kelas yang ketinggalan di sekolah negeri). Kan kemarin saya ikut lesson study, sama aja (situasinya).” Selain itu, subyek III juga sempat teramati melaksanakan kegiatan ulangan dadakan. Aktivitas ulangan dadakan ini sempat terjadi masing-masing 1 kali saat pengamatan di kelas 7.1 dan 7.2. Selain itu subyek III juga sempat bercerita tentang salah satu kejadian bagaimana subyek III memotivasi siswa saat ulangan dadakan selesai dilaksanakan, berikut kutipan wawancaranya: “Pernah kan ulangan dadakan, yang berhasil itu cuma 3 orang. Nilainya 97, 82, 82 kalo gak salah. Aku kan nanya (ke siswa lain), 'ini kenapa begini? kok nilainya (nilai siswa yang lain) buruk-buruk?’, (siswanya menjawab) ‘lah itu kan Yani Pak'. Malah jadi alasan (bagi siswa yang nilainya rendah). Ya saya balik, 'lah Yani podo makan gorengan apa bedanya?'.” (Wawancara dengan subyek III, guru IPA kelas 7 SMP Y tanggal 28 November 2012). Selama 6 kali pengamatan di 2 kelas yang berbeda, yaitu kelas 7.1 dan 7.2, terjadi beberapa 2 kali aktivitas pelaksanaan ulangan dadakan. Aktivitas tersebut terjadi pada pertemuan ke3 di kelas 7.2, pada hari Senin, tanggal 29 Oktober 2012 dan pada pertemuan ke-5 di kelas 7.1, pada hari Senin, tanggal 12 November 2012. (Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek III dominan melakukan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif dengan instrumen berupa latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester, dan ujian akhir semester. Sedangkan evaluasi hasil belajar siswa dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal. Selanjutnya peneliti menyimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan antara guru senior dan guru muda yang menjadi subyek penelitian dalam menyelenggarakan evaluasi hasil belajar siswa. Ketiga subyek sama-sama melakukan evaluasi hasil belajar siswa hanya dari segi kognitif saja, sedangkan evaluasi hasil belajar siswa dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal. Menurut peneliti, penyelenggaraan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif tentu akan menjadi baik bila dilengkapi pula dengan evaluasi hasil belajar dari segi afektif dan psikomotorik yang tentu saja juga didokumentasikan. Hal ini akan sangat berguna tidak hanya bagi guru dan sekolah, tapi juga bagi siswa. Melalui hasil dokumentasi hasil belajar siswa dari 3 segi tersebut, dapat dilihat perkembangan belajar siswa, kemudian dapat diidentifikasi kesulitan belajar siswa untuk kemudian dicari solusinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Berikut kesimpulan kompetensi evaluasi hasil belajar masing-masing subyek dalam bentuk tabel: Tabel 4.5 : Kesimpulan Kompetensi Evaluasi Hasil Belajar Subyek I Subyek II Subyek III 1. Subyek I dominan 1. Subyek II dominan 1. Subyek III melakukan melakukan evaluasi dominan evaluasi hasil hasil belajar siswa melakukan evaluasi belajar siswa dari dari segi kognitif hasil belajar siswa segi kognitif dengan instrumen dari segi kognitif dengan instrumen berupa latihan soal, dengan instrumen berupa latihan soal, pemberian tugas berupa latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid rumah, ulangan harian, ujian mid semester, dan ujian harian, ujian mid semester, dan ujian akhir semester. semester, dan ujian akhir semester. akhir semester. 2. Evaluasi hasil 2. Evaluasi hasil 2. Evaluasi hasil belajar siswa dari
belajar siswa dari
belajar siswa dari
segi afektif dan
segi afektif dan
segi afektif dan
psikomotorik
psikomotorik
psikomotorik
belum terlaksana
belum terlaksana
belum terlaksana
dengan maksimal.
dengan maksimal
dengan maksimal.
dan hasil penilaiannya tidak terarsip.
e.
Pengembangan Siswa Untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi Yang Dimilikinya 1) Subyek I Subyek I selaku guru IPA kelas 7F di SMP X berupaya untuk mengembangkan potensi siswa dengan cara memotivasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
siswa untuk bertanya, memberikan nasehat, pengaturan tempat duduk serta pemberian tugas rumah. Yang dimaksud dengan pengaturan tempat duduk yaitu bila ada satu orang siswa yang sering ribut di kelas dan dari segi akademis tergolong masih kurang maka posisi tempat duduk siswa tersebut akan dipindahkan oleh subyek I agar siswa tersebut dan siswa lainnya dapat lebih berkonsentrasi dalam belajar. Meskipun demikian, hingga pertengahan semester satu, subyek I belum menemukan potensi-potensi dari siswa meskipun proses menemukan potensi tersebut sudah dimulai seperti yang dituturkan berikut ini: “Ya secara individual klasikal belum, karena nanti targetnya sampai semester satu. Jadi kalau secara akademis itu akan terlihat dari hasil belajar. Secara proses sudah mulai, jadi pemetaan tadi sudah mulai dari hasil mid itu ya, namun itu semua kan masih dalam bentuk konteks proses, jadi anak belum bisa di lihat potensinya yang menonjol tetapi dari pemetaan dan proses tadi mulai bisa meruncing sebabsebabnya sudah mulai kelihatan sehingga untuk langkahlangkah selanjutnya entah pemberian nasehat, kemudian penempatan tempat duduk itu sudah mulai kita atur dengan melihat kondisi siswa.” (Wawancara dengan subyek I, guru IPA kelas 7F SMP X, tanggal 30 November 2012.) Aktivitas pemberian remedi bagi siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan juga sempat teramati pada pertemuan ke-2, pada hari rabu, tanggal 31 Oktober 2012. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek I melakukan
upaya
pengembangan
siswa
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dalam bentuk memberikan nasehat, memotivasi siswa, pengaturan tempat duduk, pengadaan remedi serta pemberian tugas rumah. 2) Subyek II Subyek II selaku guru IPA kelas 7A di SMP X telah menyadari adanya potensi-potensi yang baik di kelas yang diajarnya. Hal ini diketahui berdasarkan dari hasil ulangan maupun aktivitas di kelas selama pembelajaran. Oleh sebab itu subyek II pun terus berupaya untuk mengembangkan potensi siswa dengan cara memotivasi untuk lebih giat belajar, memberikan nasehat, serta pemberian tugas rumah, seperti yang dituturkan berikut ini: “Memang normalnya itu banyak yang sedang kalau dilihat dalam satu kelas. Mungkin bisa dihitung lima. Gak nyampai sepuluh itu memang pinter, abstraknya tinggi. Dua puluh persen tinggi, dua puluh persen rendah, yang sisanya enam puluh persen sedang, cukup.” “(Mengetahuinya) ketika ulangan, ketika aktivitas di kelas.” (Wawancara dengan subyek II, guru IPA kelas 7A SMP X tanggal 3 Desember 2012). Subyek II juga sering memberi nasehat pada siswa saat subyekII
berkeliling
kelas
sementara
siswa
mencatat,
mengerjakan soal, atau saat kondisi kelas mulai ramai. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek II melakukan
upaya
pengembangan
siswa
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dalam bentuk
memberikan
nasehat,
memotivasi
siswa,
serta
pemberian tugas rumah. 3) Subyek III Subyek
III
mengaku
telah
berupaya
untuk
mengembangkan potensi siswa dengan cara memotivasi siswa untuk bertanya, pemberian tugas rumah maupun dengan pemberian nasehat. Sejauh ini pula, subyek III telah menemukan masing-masing 3 orang di kelas 7.1 dan 5 orang lainnya di kelas 7.2 yang dianggap memiliki potensi yang baik, terutama dalam mata pelajaran IPA seperti yang dituturkan berikut ini: “O ketemu banyak itu, di kelas 7.2 ada 5 anak, di kelas 7.1 ada 3 lah. Malah di kelas 7.2 paling bagus tuh, ada yang menonjol banget. Di kelas 7.1 kan sebenarnya lebih bagus (peringkat kognitifnya), malah (ketemu yang punya potensi) cuma tiga. Kemarin kan ada lomba sains ya kalah. (padahal siswa yang ikut lomba itu) hitung-hitungan (matematikanya) cepat.” Siswa dengan potensi yang baik terutama pada mata pelajaran IPA ini ditemukan oleh subyek III sendiri selama proses pembelajaran berlangsung. Ketika peneliti bertanya apakah anak-anak berpotensi ini mendapat perlakukan khusus, subyek III menjawab: “Belum ada (perlakuan khusus) sampai saat ini. Tapi nanti di semester 2 ada. Itu nanti bisa dilepas sendiri (siswa belajar mandiri). Jadi membiasakan belajar sendiri, kalo (siswa) dimanja, nanti gak ada perkembangan itu. Nanti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
(siswa disuruh) belajar di perpus, terus laporan ke subyek. Kayak kemarin sama si Yani (siswa kelas 7.1),saya bilang 'udah besok gak usah ikut UAS, wawancara saja'. Wawancara kan bagus, nanti kan keluar kemampuannya.” (Wawancara dengan subyek III, guru IPA kelas 7 SMP Y tanggal 28 November 2012). Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyekIII melakukan
upaya
pengembangan
siswa
untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya dalam bentuk
memberikan
nasehat,
memotivasi
siswa,
serta
pemberian tugas rumah. Selanjutnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan antara guru senior dan guru muda yang menjadi subyek penelitian dalam upaya pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Ketiga subyek sama-sama telah melakukan upaya pengembangan siswa
untuk
mengaktualisasikan
berbagai
potensi
yang
dimilikinya berupa pemberian motivasi, nasehat, serta pemberian tugas. Selain itu subyek I juga sempat teramati mengadakan remedial bagi beberapa siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan. Berikut kesimpulan kompetensi pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya oleh masing-masing subyek dalam bentuk tabel:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tabel 4.6 : Kesimpulan Kompetensi Pengembangan Siswa Untuk Mengaktualisasikan
Berbagai
Potensi
Yang
Dimilikinya Subyek I 1. Subyek I melakukan upaya pengembangan siswa untuk mengaktualisasika n berbagai potensi yang dimilikinya dalam bentuk memberikan nasehat, memotivasi siswa, pengaturan tempat duduk, mengadakan remedial, serta pemberian tugas rumah.
f.
Subyek II Subyek III 1. Subyek II 1. Subyek III melakukan upaya melakukan upaya pengembangan pengembangan siswa untuk siswa untuk mengaktualisasik mengaktualisasik an berbagai an berbagai potensi yang potensi yang dimilikinya dalam dimilikinya dalam bentuk bentuk memberikan memberikan nasehat, nasehat, memotivasi memotivasi siswa, pengaturan siswa, pengaturan tempat duduk, tempat duduk, mengadakan mengadakan remedial, serta remedial, serta pemberian tugas pemberian tugas rumah. rumah.
Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis 1) Subyek I Menurut subyek I, pembelajaran IPA yang mendidik yaitu dengan memperkenalkan perkembangan ilmu pengetahuan dan mempersiapkan mental anak untuk lebih berkembang agar dapat menjadi bekal hidup serta dapat memberdayakan alam dan sekitarnya. Dengan mau terbukanya anak terhadap perkembangan ilmu pengetahuan ini, maka ke depannya anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
dapat menjadi lebih kreatif dan inovatif, seperti kutipan wawancara berikut ini: “Sistem pembelajaran yang baik untuk anak itu adalah mengena secara positif, memperkenalkan pada anak dan mempersiapkan anak untuk lebih berkembang. Menyiapkan mentalnya, supaya dia juga mau membuka wawasan lewat pengetahuan. Apalagi bila dikaitkan dengan berbagai macam kecerdasan ya. Di antara itu kan tujuan utama belajar itu kan untuk membekali diri. Dan membekali diri itu untuk bekal hidup, selain itu untuk memberdayakan alam dan sekitarnya. Nah kalo anak itu sendiri udah terbuka ke arah sana, kan dia lebih kreatif, lebih inovatif, ya kemudian dia jadi lebih mendalami.” (Wawancara dengan subyek I, guru IPA kelas 7F SMP X, tanggal 30 November 2012.) Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa subyek I telah melakukan upaya pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Selama 4 kali pengamatan di kelas, terjadi beberapa kali aktivitas belajar yang mengindikasikan bahwa subyek I telah berusaha melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis berupa diskusi dan tanya jawab. Selain itu subyek I juga terlihat beberapa kali menegur siswa yang ramai dan memberikan nasihat agar rajin belajar. 2) Subyek II Subyek II mengutarakan bahwa pembelajaran IPA yang mendidik yaitu tidak hanya dengan menuntut siswa agar pintar dalam bidang akademik tapi juga harus diimbangi dengan sikap sopan serta memiliki kemampuan untuk bersosialisasi, seperti yang dituturkan berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
“Pembelajaran yang mendidik itu artinya begini, anak itu gak usah dituntut pinter sekali, karena anak itu kapasitasnya memang masih bisa berkembang, tapi talenta nya itu kan tertentu ya tidak bisa disamakan. Artinya, kalau saya, masalah akademik itu gak usah diperas (dipaksa), pasti akan berkembang sendiri. Yang penting itu masalah sosialisasi kemudian masalah sikap, masalah kepribadian, masalah sopan santun, masalah etika, itu lebih penting, karena ada yang prestasinya tinggi tapi tidak bisa bersosialisasi.” (Wawancara dengan subyek II, guru IPA kelas 7A SMP X, tanggal 3 Desember 2012). Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa subyek II telah melakukan upaya pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Selama 2 kali pengamatan di kelas, terjadi beberapa kali aktivitas belajar yang mengindikasikan bahwa subyek II telah berusaha melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis berupa diskusi dan tanya jawab. Selain itu subyek II juga terlihat beberapa kali menegur siswa yang ramai dan memberikan nasihat agar rajin belajar. 3) Subyek III Subyek III mengutarakan bahwa pembelajaran yang mendidik tidak hanya sekedar transfer ilmu ke siswa tapi juga harus dapat memotivasi siswa terlebih dahulu agar pertamatama siswa menyukai subyek III supaya dalam pembelajaran subyek III dapat lebih mudah mengkondisikan kelas dan siswa menjadi lebih terbuka dengan subyek III. Selain itu subyek III juga beranggapan bahwa pembelajaran IPA yang mendidik pada akhirnya adalah dimana siswa menyadari bahwa alam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
semesta ada keterkaitannya dengan Tuhan sebagai penciptanya seperti yang tertulis dalam ayat-ayat kitab suci. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Ya intinya motivasi, kalo saya udah bisa akrab (dengan siswa). Mau gak mau apa yang kita lakukan ntar diperhatikan (oleh siswa). Kalo udah masuk (kelas) bisa dikondisikan.” “Intinya saya pengen ajarkan motivasi, itu yang sulit. Subyek yang berhasil itu, subyek yang bisa memotivasi, bukan (sekedar) pintarnya ilmu. Percuma kita punya ilmu tapi gak bisa masuk (ke siswa).” “Yang mendidik itu ya sikap. IPA alam semesta itu, ayatayat Qur'an, nanti kamu tahu Tuhan sebenarnya siapa, dibuktikan dari ayat-ayat Qur'an, ayat-ayat alkitab, atau ayatayat kitab masing-masing. Tapi masa bocah (diajarin) sampe segitu, paling ya sikap sehari-hari.” Dalam pembelajaran IPA di kelas, subyek III juga sering melakukan aktivitas tanya jawab dengan siswa. Hal ini diakui bermanfaat untuk mengetahui indikator pemahaman siswa akan materi ajar yang disampaikan, seperti yang dituturkan berikut ini: “Untuk apersepsi itu diwajibkan kalo dalam pembelajaran. Apersepsi pertanyaan, jadi saya tahu indikator siswa ini menghapal tidaknya. Kan ada sebagian (siswa yang cuma menghapal). Kayak di kelas 7.1 itu kan 60% udah bisa, kalo di kelas 7.2 baru 20%. Yah tujuannya apersepsi tersebut untuk mengetahui indikator pemahaman siswa tersebut sampai dimana. Misal di bab kalor, (saya bertanya) apa rumusnya? Rumusannya kalor. (Kalo siswa menjawab), perubahan suhu. Yah berarti udah lumayan siswanya.” Selama melakukan aktivitas tanya jawab dengan siswa, subyek III mengakui bahwa sering memberi apresiasi pada siswa bila dapat menjawab dengan benar. Selain itu subyek III
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
juga mengutarakan bahwa apabila kondisi waktu masih memungkinkan untuk melakukan aktivitas tanya jawab, maka subyek III sering melemparkan kesempatan menjawab bagi siswa lainnya hingga memperoleh jawaban/kesimpulan yang benar.
Namun
bila
waktu
sudah
tidak
cukup
dan
jawaban/kesimpulan yang ingin dituju belum juga tercapai, maka subyek III akan mempersingkat aktivitas tersebut dengan langsung memberitahu jawaban/kesimpulan yang benar. Berikut kutipan wawncara dengan subyek III: “Ya (dalam diskusi/tanya jawab) kalo jawabannya benar ya tak puji terus. Kalo salah, ya sebenarnya kode etik subyek kan gak boleh menghina. Aku sering nyeleneh aja, 'woo bodo' gitu.” “Ya tergantung kondisi waktu tadi. Kalo waktu mepet, saya langsung jawab, kalo ini (kalo waktu masih lama) dilempar (ke siswa lain). Kalo misalnya saya gak bisa jawab, saya salahnya suka ngomongnya 'gak tau' atau ‘nanti ya’ atau ‘dijadikan PR untuk yang akan datang’. Jangan sampe (siswa komentar) 'woo Bapaknya aja gak tau', (jadi kalo gak tau jawabannya) mending langsung ngomong (jujur) aja, ‘gak tau’ atau ‘nanti dibahas besok’, jangan sampe bohong, bahaya itu, anak-anak itu (bisa) kecewa loh.” Aktivitas eksperimen juga sempat terjadi 1 kali (kelas 7.2). Aktivitas eksperimen menghitung volume benda tidak beraturan
ini
berlangsung
di
laboratorium
IPA
dan
dilaksanakan dalam kelompok. Setelah aktivitas eksperimen selesai, subyek III meminta masing-masing kelompok untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil eksperimennya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Akan tetapi, menurut subyek III, aktivitas ekperimen ini tidak efektif bagi siswanya, seperti yang dituturkan berikut ini: “(Siswa diminta bereksperimen dan mempresentasikan hasilnya) alasannya ya itu, aku pengen coba. Kalo di (sekolah) negeri semua gitu, habis praktikum, (langsung hasilnya) presentasi. Habis kerja kelompok, presentasi, ternyata (di sekolahan ini) gak jalan kan. Ada yang disuruh maju ke depan malah diem, bahaya itu, (bisa) kelamaan nanti. Malah ada juga yang ‘preteli’ (model) tulang. Serba salah kita itu (sebagai subyek IPA), harusnya mau gak mau pake alat, kayak dosen saya itu, bawa alat terus. Kita paling ya (menjelaskan) konsep-konsep gitu. Dosen fisika saya itu bawa alat terus. Tapi ya gimana, kadang saya ya faktor malas (untuk bawa alat sendiri).” Selain
itu
subyek
III
juga
memiliki
keinginan
mengikutsertakan siswa-siswa berpotensi ini dalam kegiatan karya ilmiah. Akan tetapi hal ini belum dapat terwujud dikarenakan ekstrakurikuler karya ilmiah yang ada di sekolah tidak berjalan. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Saya kan pengennya (siswa ikut) karya ilmiah, (tapi di sekolahan) gak jalan di sini.” (Wawancara dengan subyek III, guru IPA kelas 7 SMP Y, tanggal 28 November 2012). Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa subyek III telah melakukan upaya pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Selama 6 kali pengamatan di 2 kelas yang berbeda, terjadi beberapa kali aktivitas belajar yang mengindikasikan
bahwa
subyek
III
telah
berusaha
melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis berupa diskusi, tanya jawab, dan kegiatan eksperimen di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
laboratorium. Selain itu subyek III juga terlihat beberapa kali menegur siswa yang ramai dan memberikan nasihat agar rajin belajar. Selanjutnya dapat diketahui bahwa ketiga subyek telah melakukan upaya pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Dalam upaya tersebut, ketiga subyek sama-sama melakukan aktivitas diskusi dan tanya jawab dengan siswa. Selama penelitian berlangsung, subyek III juga sempat melakukan aktivitas eksperimen yang berlangsung di laboratorium, juga mengakui memiliki keinginan mengikutsertakan siswanya dalam kegiatan karya ilmiah. Akan tetapi hal ini belum dapat terwujud dikarenakan ekstrakurikuler karya ilmiah yang ada di sekolah tidak berjalan. Selain itu terdapat perbedaan antara antara guru senior dan guru muda yang menjadi subyek penelitian. Peneliti menyimpulkan bahwa guru muda lebih memiliki semangat dalam upaya pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis dibandingkan dengan guru senior. Hal ini tampak dari usahausaha yang dilakukan oleh guru muda untuk lebih akrab dengan siswa lebih intens dibandingkan usaha yang dilakukan oleh guru senior. Berikut
kesimpulan
kompetensi
pembelajaran
yang
mendidik dan dialogis masing-masing subyek dalam bentuk tabel:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Tabel 4.7 : Kesimpulan Kompetensi Pembelajaran Yang Mendidik dan Dialogis Subyek I Subyek II Subyek III 1. Subyek I telah 1. Subyek II telah 1. Subyek III telah melakukan upaya melakukan upaya melakukan upaya pelaksanaan pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran yang pembelajaran pembelajaran mendidik dan yang mendidik yang mendidik dialogis, salah dan dialogis, dan dialogis, satunya dengan salah satunya salah satunya menegur siswa dengan menegur dengan menegur yang ramai dan siswa yang ramai siswa yang ramai memberikan dan memberikan dan memberikan nasihat agar siswa nasihat agar siswa nasihat agar siswa rajin belajar. rajin belajar. rajin belajar. 2. Subyek III mengakui memiliki keinginan mengikutsertakan siswanya dalam kegiatan karya ilmiah. Akan tetapi hal ini belum dapat terwujud dikarenakan ekstrakurikuler karya ilmiah yang ada di sekolah tidak berjalan.
g.
Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran 1) Subyek I Subyek I menuturkan bahwa media pembelajaran yang efektif adalah kombinasi antara visualisasi dan ceramah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Subyek I selain menggunakan papan tulis sebagai media belajar, juga sesekali menggunakan media laptop dan viewer sebagai variasi pembelajaran. Dari 4 pertemuan yang peneliti ikuti di kelas subyek I ini, sempat terjadi dua kali dimana subyek I menjelaskan materi pelajaran menggunakan media laptop dan viewer dalam pembelajaran IPA. Subyek I beranggapan bahwa penggunaan media seperti ini sewaktuwaktu perlu untuk dilakukan sebagai variasi belajar siswa seperti kutipan wawancara berikut ini: “Ya sebenarnya (yang efektif) ada kombinasi antara visualisasi dan ceramah ya. Biasanya kan dalam proses belajar kan sudah punya catatan. Ini nanti bisa disampaikan secara visual. Itu maksudnya untuk (yang) kemarin secara sekilas dijabarkan gini, oh ternyata animasi seperti ini. (Sumber media) ada yang sendiri ya, artinya sambil menyusun sendiri, ada yang dari internet juga, ada yang dari teman. (Penggunaan media seperti animasi dan simulasi sebaiknya) tidak mendominasi tapi sewaktu-waktu perlu.” (Wawancara dengan subyek I, guru IPA kelas 7F SMP X, tanggal 30 November 2012.) Selama 4 kali pengamatan di kelas, terjadi 2 kali aktivitas pemanfaatan teknologi pembelajaran yang dilakukan oleh subyek. Aktivitas tersebut berupa penggunaan media laptop dan viewer. Aktivitas ini terjadi pada pertemuan ke-3, hari Senin, tanggal 5 November 2012, dan pada pertemuan ke-4 yang dilaksanakan di laboratotium IPA, hari Rabu, tanggal 7 November 2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa subyek I telah melakukan upaya pemanfaatan teknologi pembelajaran berupa penggunaan media laptop dan viewer. 2) Subyek II Subyek
II
mengakui
bahwa
dalam
pelaksanaan
pembelajaran IPA, selain menggunakan media papan tulis beliau juga sesekali menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran dengan pertimbangan kemudahan dalam mencari dan menggunakannya. Selain itu juga bertujuan untuk memvisualisasikan materi ajar yang disampaikan, seperti yang dituturkan berikut ini: “Ya kalau media itu kadang-kadang masih saya campur adukkan (media papan tulis) dengan alat peraga. Alat peraga saya artikan media, gitu aja. Banyak alat peraga KIT macem macem. Kadang alam sekitar disini tak pakai, misalnya untuk tumbuh-tumbuhan, tumbuhan monokotil, dikotil, ciri-ciri daun. Anak (siswa), abstrak belum bisa. Biar nyambung, saya berusaha, kalau ketika (ketika di materi pelajaran) ciri-ciri daun tumbuhan dikotil, daunnya sejajar, daunnya menyirip kaya apa, (dengan media alat peraga) biar tau daun menyirip kayak apa. Gambar juga bisa sih, gambar juga bagus, kalau ada yang tersedia saja, kalau ada yang lebih mudah aja, lebih mudah ditemui. Kalau saya belum menemukan, misalnya belum menemukan gambar-gambar itu ya saya ambil (cara) sederhana, langsung kita (suruh) dia gambar (buat ilustrasi sendiri).” Selanjutnya subyek II juga menuturkan kelebihan serta kekurangan
menggunakan
alat
peraga
sebagai
media
pembelajaran. Berikut kutipan hasil wawancaranya: “Kalau keuntungannya, dia sangat beruntung, bisa tahu, apa yang dia pikirkan dengan apa yang harus dia lihat jadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
nyambung. Kalau kerugiannya biasanya waktu, tapi gak masalah sih. Tapi memang kerugiannya waktu, waktunya jadi agak lebih panjang. Untung disini jam IPA nya agak longgar, kalau (cuma) empat jam itu sulit (sulit untuk menggunakan alat peraga sebagai media pembelajaran), tapi kalau disini itu tujuh jam malah.” (Wawancara dengan subyek II, guru IPA kelas 7A SMP X, tanggal 3 Desember 2012). Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti diketahui bahwa meskipun subyek II mengakui pernah menggunakan media alat peraga sebagai media belajar, namun selama 2 kali pengamatan yang peneliti lakukan, tidak terjadi penggunaan media alat peraga selama pembelajaran IPA. 3) Subyek III Subyek III selaku guru IPA kelas 7.1 dan 7.2 di SMP Y, mengakui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran IPA, selain menggunakan media papan tulis beliau juga sesekali menggunakan media laptop dan viewer sebagai variasi pembelajaran terutama apabila suasana belajar sudah mulai jenuh. Berikut kutipan wawancara dengan subyek III: “Pernah pake viewer, tapi mau ga mau ya di sini (di laboratorium), itu 2 kali pertemuan buat kelas 7.1. Kadang (yang ditunjukkan) motivasi. Kalo fisikanya ya simulasisimulasi, itu pasti, setiap kalo (suasana belajar) udah jenuh. (Terutama kalau) ini kelasnya udah banyak dikasi tugas, ‘yo nonton yo’.” Selanjutnya subyek II juga mengakui adanya kelebihan dan kekurangan menggunakan media laptop dan viewer
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
sebagai media pembelajaran, seperti yang dituturkan berikut ini: “(Kekurangannya) ya senang bocah itu (bukannya belajar), kerugiannya itu. Keuntungannya kan visual, (siswa) jadi tau.” (Wawancara dengan subyek III, guru IPA kelas 7 SMP Y, tanggal 28 November 2012). Selama 6 kali pengamatan di 2 kelas yang berbeda, tidak terjadi
penggunaan
media
laptop
dan
viewer
selama
pembelajaran IPA. Akan tetapi sempat terjadi 1 kali aktivitas praktikum yang dilaksanakan di laboratorium pada pertemuan pertama saat jam belajar kelas 7.2 pada hari Senin, tanggal 22 Oktober 2012.(Kronologi kejadian terlampir pada lampiran B3). Selanjutnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa ketiga subyek telah melakukan upaya pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran meskipun belum maksimal. Selama penelitian berlangsung, subyek I teramati telah 2 kali melakukan aktivitas pemanfaatan teknologi pembelajaran dengan menggunakan media laptop dan viewer. Sedangkan subyek II tidak teramati melakukan aktivitas
pemanfaatan
teknologi
belajar,
meskipun
dalam
wawancaranyasubyek II mengakui bahwa sesekali menggunakan media alat peraga sebagai media belajar. Subyek III juga sempat 1 kali teramati melakukan aktivitas eksperimen yang diadakan dilaboratorium. Selain itu tidak terdapat perbedaan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
signifikan antara guru senior dan guru muda dalam upaya pemanfaatan teknologi pembelajaran.Terlaksana maupun tidak terlaksananya pemanfaatan teknologi pembelajaran juga dapat dipengaruhi oleh kondisi fasilitas di masing-masing sekolah. Berikut kesimpulan kompetensi pemanfaatan teknologi pembelajaran masing-masing subyek dalam bentuk tabel: Tabel 4.8 : Kesimpulan Kompetensi Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Subyek I Subyek II Subyek III 1. Subyek I telah 1. Subyek II 1. Subyek III melakukan upaya mengakui pernah mengakui pernah pemanfaatan menggunakan menggunakan teknologi media alat peraga laptop dan viewer pembelajaran sebagai media sebagai media berupa penggunaan belajar, namun belajar, namun media laptop dan selama 2 kali selama 6 kali viewer. pengamatan yang pengamatan di 2 peneliti lakukan, kelas yang tidak terjadi berbeda, tidak penggunaan terjadi media alat peraga penggunaan selama media laptop dan pembelajaran viewer selama IPA. pembelajaran IPA. Namun sempat terjadi 1 kali aktivitas praktikum yang dilaksanakan di laboratorium.
Masing-masing subyek sebagai subyek IPA kelas 7 SMP telah berupaya memenuhi kompetensi pedagogik sebagaimana yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
diidealkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007, yaitu dengan melakukan pemahaman terhadap siswa, membuat perancangan serta pelaksanaan pembelajaran, melakukan pengadaan evaluasi hasil belajar, usaha mengembangkan peserta didik, melakukan pembelajaran
yang
mendidik
serta
memanfaatkan
teknologi
pembelajaran. Berikut adalah kesimpulan kompetensi pedagogik masing-masing subyek dalam bentuk tabel:
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 94
Tabel 4.9: Kesimpulan Kompetensi Pedagogik Masing-masing Subyek Kompetensi Pedagogik 1. Pemahaman terhadap siswa
Subyek I
Subyek II
Subyek III
1. Sudah hapal sebagian besar nama siswa. 2. Subyek tidak menyebutkan secara spesifik bagaimana kemampuan siswanya terutama kelas 7F dari segi kemampuan kognitif, namun subyek mengetahui siswa mana saja yang membutuhkan perhatian khusus. 3. Subyek mengetahui kesulitan belajar belajar yang paling sering terjadi pada siswanya yaitu kesulitan ketika menghadapi soal hitungan. 4. Subyek mengetahui bahwa sebagian siswanya masih kurang gigih dalam belajar. 5. Subyek mengendalikan kelas yang sedang tidak dalam situasi kondusif untuk belajar yaitu dengan
1. Sudah hapal sebagian besar nama siswa. 2. Subyek mengetahui bahwa siswanya terutama kelas 7A termasuk siswa yang lebih cerdas bila dibandingkan dengan siswa kelas 7 lain yang juga diajar oleh subyek. 3. Subyek tidak menyebutkan secara spesifik kesulitan belajar yang terjadi pada siswa. 4. Subyek mengetahui bahwa siswanya memiliki motivasi belajar yang tinggi. 5. Subyek mengendalikan kelas yang sedang tidak dalam situasi kondusif untuk belajar misalnya ketika siswa ribut yaitu dengan menegur langsung baik secara halus maupun secara tegas.
1. Sudah hapal sebagian besar nama siswa. 2. Subyek mengetahui bahwa siswa kelas 7.1 lebih unggul dibandingkan kelas 7.2 bila dilihat dari segi kemampuan kognitifnya. 3. Subyek mengetahui kesulitan belajar yang paling sering terjadi yaitu ketika mengahadapi soal hitungan. 4. Subyek mengetahui bahwa siswanya memiliki minat serta perhatian yang bagus pada mata pelajaran IPA 5. Subyek mengendalikan kelas yang sedang tidak dalam situasi kondusif untuk belajar misalnya ketika siswa ribut yaitu dengan menegur langsung baik secara halus maupun secara tegas.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 95
Kompetensi Pedagogik
2. Perancangan pembelajaran
3. Pelaksanaan pembelajaran
Subyek I
Subyek II
mendikte sehingga siswa akhirnya akan lebih fokus mendengarkan dan mencatat. 1. Subyek membuat RPP 1. Subyek membuat RPP seperti yang sudah seperti yang sudah ditetapkan oleh Departemen ditetapkan oleh Departemen Pendidikan untuk kelas 7 Pendidikan untuk kelas 7 SMP. SMP. 2. Subyek menggunakan RPP 2. Subyek menggunakan RPP dalam pelaksanaan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas pembelajaran. Karena namun dapat berubah subyekmemandang RPP sewaktu-waktu sesuai sebagai acuan ketercapaian bagaimana kondisi kelas. pembelajaran maka subyek juga mementingkan tercapainya RPP yang sudah dibuat. 1. Subyek melaksanakan 1. Subyek melaksanakan pembelajaran IPA dalam pembelajaran IPA dalam tiga tahapan yaitu tahap tiga tahapan yaitu tahap awal, inti, dan penutup. awal, inti, dan penutup. 2. Suasana belajar yang 2. Suasana belajar yang tercipta oleh subyek I tercipta oleh subyek II sebagai guru senior lebih sebagai guru senior lebih terkesan serius jika terkesan serius jika
Subyek III
1. Subyek membuat RPP seperti yang sudah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan untuk kelas 7 SMP. 2. Subyek mengakui tidak pernah menggunakan RPP sebagai acuan dalam pelaksanaan pembelajaran.
1. Subyek melaksanakan pembelajaran IPA dalam tiga tahapan yaitu tahap awal, inti, dan penutup. 2. Suasana belajar yang tercipta oleh subyek III sebagai guru muda lebih terkesan akrab, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 96
Kompetensi Pedagogik
3.
4.
5.
4. Evaluasi hasil belajar
1.
Subyek I
Subyek II
dibandingkan suasana belajar yang diajar oleh guru muda. Alur dan tempo penyampaian materi disesuaikan dengan situasi kelas. Subyek sering menggunakan metode ceramah dan mendikte secara bergantian serta menggunakan media papan tulis. Sebagian besar siswa mau terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas. Misalnya aktivitas tanya jawab. Subyek dominan melakukan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif, sedangkan dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal.
dibandingkan suasana belajar yang diajar oleh guru muda. Tempo penyampaian materi cenderung cepat yang biasanya kemudian dilanjutkan dengan mengerjakan latihan soal bersama-sama. Subyek sering menggunakan metode ceramah dan menggunakan media papan tulis. Sebagian besar siswa mau terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas. Misalnya aktivitas tanya jawab. Subyek dominan melakukan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif, sedangkan dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal.
3.
4.
5.
1.
Subyek III
3.
4.
5.
1.
subyek sering melemparkan candaan pada siswanya. Alur dan tempo penyampaian materi disesusaikan dengan situasi kelas. Subyek sering menggunakan metode ceramah dan menggunakan media papan tulis. Hanya sebagian kecil siswa yang mau terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas belajar di kelas. Kegiatan tanya jawab merupakan aktivitas belajar yang sering terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Subyek dominan melakukan evaluasi hasil belajar siswa dari segi kognitif, sedangkan dari segi afektif dan psikomotorik belum terlaksana dengan maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 97
Kompetensi Pedagogik
5. Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
6. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Subyek I 2. Subyek menggunakan instrumen penilaian berupa latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester dan ujian akhir semester. 1. Upaya yang dilakukan oleh subyek yaitu dalam bentuk memberikan nasehat, memotivasi siswa, pengaturan tempat duduk siswa, mengadakan remedial, serta pemberian tugas rumah. 1. Subyek mengadakan kegiatan belajar yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, seperti diskusi, tanya jawab, pengamatan. 2. Subyek I sebagai guru senior tidak secara spesifik menyebutkan pernah mengikutsertakan siswa dalam kegiatan apa saja
Subyek II 2. Subyek menggunakan instrumen penilaian berupa latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester dan ujian akhir semester. 1. Upaya yang dilakukan oleh subyek yaitu dalam bentuk memberikan nasehat, memotivasi siswa, pengaturan tempat duduk siswa, mengadakan remedial, serta pemberian tugas rumah. 1. Subyek mengadakan kegiatan belajar yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, seperti diskusi, tanya jawab, pengamatan. 2. Subyek II sebagai guru senior tidak secara spesifik menyebutkan pernah mengikutsertakan siswa dalam kegiatan apa saja
Subyek III 2. Subyek menggunakan instrumen penilaian berupa latihan soal, pemberian tugas rumah, ulangan harian, ujian mid semester dan ujian akhir semester. 1. Upaya yang dilakukan oleh subyek yaitu dalam bentuk memberikan nasehat, memotivasi siswa, pengaturan tempat duduk siswa, mengadakan remedial, serta pemberian tugas rumah. 1. Subyek mengadakan kegiatan belajar yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, seperti diskusi, tanya jawab, pengamatan. 2. Subyek mengakui memiliki keinginan mengikutsertakan siswanya dalam kegiatan karya ilmiah. Akan tetapi hal ini belum dapat
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 98
Kompetensi Pedagogik
7. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Subyek I
Subyek II
Subyek III
selain kegiatan belajar selain kegiatan belajar terwujud dikarenakan mengajar di kelas. mengajar di kelas. ekstrakurikuler karya ilmiah 3. Subyek juga menegur siswa 3. Subyek juga menegur siswa yang ada di sekolah tidak yang ramai dan yang ramai dan berjalan. memberikan nasihat agar memberikan nasihat agar 3. Subyek juga menegur siswa siswa rajin belajar. siswa rajin belajar. yang ramai dan memberikan nasihat agar siswa rajin belajar. 1. Subyek teramati melakukan 1. Subyek mengakui pernah 1. Subyek mengakui pernah upaya pemanfaatan menggunakan media alat menggunakan laptop dan teknologi pembelajaran peraga sebagai media viewer sebagai media berupa penggunaan media belajar, namun selama 2 belajar, namun selama 6 laptop dan viewer. kali pengamatan yang kali pengamatan di 2 kelas peneliti lakukan, tidak yang berbeda, tidak terjadi terjadi penggunaan media penggunaan media laptop alat peraga selama dan viewer selama pembelajaran IPA. pembelajaran IPA. Namun sempat terjadi 1 kali aktivitas praktikum yang dilaksanakan di laboratorium.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Persepsi
Siswa Tentang
Kompetensi
Pedagogik
Guru
99
dalam
Pembelajaran Pada penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa mengenai realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran, peneliti menggunakan data skor kuesioner persepsi siswa. Rangkuman dari hasil kuesioner pada 4 kelas sampel dapat dilihat pada lampiran B2. a. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dalam Pembelajaran Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa mengenai realisasi kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran secara umum, peneliti menggunakan data skor kuesioner persepsi siswa. Setelah diperoleh skor total, kemudian dihitung skor rata-ratanya dengan cara membagi skor total dengan jumlah pernyataan pada kuesioner. Berdasarkan skor rata-rata tersebut dapat ditentukan kategori persepsi siswa. Pemberian kategori dari hasil analisis pada kuesioner persepsi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 : Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7.1 SMP Y No 1 2 3 4 5 6
Skor total 147 122 107 121 134 138
Skor rata-rata 3,34 2,77 2,43 2,75 3,05 3,14
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 ∑
No 1 2 3 4
Skor total 131 137 126 129 126 131 106 120 135 132 115 148 111 108 129 148 141 166 96 134 134 122 134 108 141 100 116 107 4300
Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Skor rata-rata 2,98 3,11 2,86 2,93 2,86 2,98 2,41 2,73 3,07 3,00 2,61 3,36 2,52 2,45 2,93 3,36 3,20 3,77 2,18 3,05 3,05 2,77 3,05 2,45 3,20 2,27 2,64 2,43
Frekuensi 0 7 23 4
Kategori Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.11 : Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7.2SMP Y No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 ∑
Skor total 134 126 130 149 130 122 134 136 116 140 125 133 115 130 131 141 136 147 118 127 123 127 148 126 144 145 134 142 134 125 115 126 162 4371
Skor rata-rata 3,05 2,86 2,95 3,39 2,95 2,77 3,05 3,09 2,64 3,18 2,84 3,02 2,61 2,95 2,98 3,20 3,09 3,34 2,68 2,89 2,80 2,89 3,36 2,86 3,27 3,30 3,05 3,23 3,05 2,84 2,61 2,86 3,68
Kategori Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 1 2 3 4
Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Frekuensi 0 0 27 6
Tabel 4.12 : Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7A SMP X No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Skor total 121 121 109 96 99 108 122 113 99 129 136 121 115 145 122 105 113 118 122 116 110 116 99 111 149 141 145 120
Skor rata-rata 2,75 2,75 2,48 2,18 2,25 2,45 2,77 2,57 2,25 2,93 3,09 2,75 2,61 3,30 2,77 2,39 2,57 2,68 2,77 2,64 2,50 2,64 2,25 2,52 3,39 3,20 3,30 2,73
Kategori Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Sangat baik Baik
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 ∑
112 111 96 132 118 115 120 122 110 146 103 96 113 132 4947
2,55 2,52 2,18 3,00 2,68 2,61 2,73 2,77 2,50 3,32 2,34 2,18 2,57 3,00
No 1 2 3 4
Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Cukup Baik Baik
Frekuensi 0 10 29 3
Tabel 4.13 : Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7F SMP X No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Skor total 125 137 154 144 132 141 137 113 134 124
Skor rata-rata 2,84 3,11 3,50 3,27 3,00 3,20 3,11 2,57 3,05 2,82
Kategori Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 ∑
No 1 2 3 4
Skor total 107 142 135 125 141 145 131 132 126 126 125 89 112 134 142 122 129 144 130 113 124 117 141 118 111 115 123 4740
Kategori Kurang Cukup Baik Sangat Baik
Skor rata-rata 2,43 3,23 3,07 2,84 3,20 3,30 2,98 3,00 2,86 2,86 2,84 2,02 2,55 3,05 3,23 2,77 2,93 3,27 2,95 2,57 2,82 2,66 3,20 2,68 2,52 2,61 2,80
Frekuensi 0 2 32 3
Kategori Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Kemudian untuk mengetahui persepsi keseluruhan masingmasing kelas dapat dihitung dengan menggunakaan rumus: Persepsi keseluruhan =
Jumlah skor total siswa keseluruhan jumlah siswa × jumlah pernyataan
Dari hasil perhitungan tersebut kemudian diperoleh skor ratarata keseluruhan, yang kemudian dapat ditentukan dalam kategori persepsi siswa. Pemberian kategori dari hasil analisis persepsi keseluruhan siswa pada kuesioner persepsi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.14 : Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Secara Keseluruhan No
Subyek
Kelas
1 2 3
Subyek I Subyek II Subyek III
7F 7A 7.1 7.2
Persepsi Keseluruhan 2,91 2,68 2,87 3,01
Kategori Baik Baik Baik Baik
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui persepsi keseluruhan masing-masing kelas terhadap realisasi kompetensi pedagogik yang dilaksanakan guru IPA dalam pembelajaran. Dari keseluruhan siswa di masing-masing kelas dan sekolah memiliki persepsi yang cukup terhadap realisasi kompetensi pedagogik yang dilaksanakan oleh subyek IPA dalam pembelajaran. Dengan total skor maksimum 4,00 (sangat baik), siswa kelas 7.1 SMP Y memiliki persepsi baikdengan skor 2,87. Siswa kelas 7.2 SMP Y memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
persepsi baik dengan skor 3,01. Siswa kelas 7A SMP X memiliki persepsi baik dengan skor 2,68. Dan siswa kelas 7F SMP X memiliki persepsi baikdengan skor 2,91. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keseluruhan siswa di masing-masing kelas dan sekolah memiliki persepsi yang baik tentang kompetensi pedagogik guru dalam pembelajaran.
b.
Persepsi Siswa Tentang Guru Khususnya Mengenai Aspek-Aspek Guru Terkait Dengan Kompetensi Pedagogik Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa terhadap masingmasing aspek kompetensi pedagogik yang dimiliki guru, peneliti menggunakan hasil kuesioner tertutup yang telah diisi siswa. Total jumlah item yang terdapat dalam kuesioner yaitu berjumlah 44 item. Berikut hasil persepsi siswa untuk masing-masing aspek pedagogik yang dimiliki guru disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 4.15 : Pembagian Kategori Kuesioner Persepsi Siswa Tentang Guru Khususnya Mengenai Aspek-Aspek Guru Terkait Dengan Kompetensi Pedagogik
No
Aspek Kompetensi
1
Pemahaman terhadap siswa
2
Perancangan dan pelaksanaan pembelajaran
3
Evaluasi hasil belajar
4
Pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan
Sub I (kls 7F) 3,05 Baik 2,75 Baik 2,90 Baik 2,96 Baik
Sub II (kls 7A) 2,84 Baik 2,83 Baik 2,71 Baik 2,52 Baik
Sub III (kls 7.1) 2,83 Baik 2,90 Baik 2,92 Baik 3,02 Baik
Sub III (kls 7.2) 3,04 Baik 3,09 Baik 2,94 Baik 3,04 Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
5 6
Aspek Kompetensi berbagai potensi yang dimilikinya Pembelajaran yang mendidik dan dialogis Pemanfaatan teknologi pembelajaran
107
Sub I (kls 7F)
Sub II (kls 7A)
Sub III (kls 7.1)
Sub III (kls 7.2)
2,76 Baik 2,40 Cukup
2,32 Cukup 2,10 Cukup
2,79 Baik 2,85 Baik
2,98 Baik 2,77 Baik
L. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memilki beberapa keterbatasan yang dijumpai oleh peneliti, antara lain: 1. Situasi kelas yang ramai saat mengisi kuesioner. Peneliti membagikan kuesioner persepsi pada siswa untuk diisi dan waktu yang diberikan untuk menyelesaikan kuesioner adalah 30-40 menit yang mana diharapkan siswa dapat menyelesaikan mengisi kuesioner dengan teliti dan tepat waktu. Akan tetapi dalam pelaksanaannya, ketika lembar kuesioner dibagikan, situasi kelas mulai ramai dan beberapa siswa ada yang malas-malasan mengisi kuesioner, sehingga ketika mendekati waktu pengumpulan lembar kuesioner, beberapa siswa tersebut mulai mengisi kuesioner dengan terburu-buru. Hal ini dikhawatirkan dapat membuat hasil akhir persepsi siswa tersebut terhadap subyek tidak terlalu akurat. 2. Jumlah pengamatan yang peneliti terhadap masing-masing subyek tidak sama. Yaitu, peneliti melakukan 4 kali pengamatan terhadap subyek I, 2 kali pengamatan terhadap subyek II, serta 6 kali pengamatan terhadap subyek III. Pada mulanya peneliti ingin melakukan 4 kali pengamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
pada masing-masing subyek dengan materi ajar sama yaitu materi fisika pada mata pelajaran IPA. Akan tetapi ketika peneliti menemui subyek II untuk meminta jadwal kapan bisa melakukan pengamatan ke kelas, subyek II mengutarakan bahwa baru bisa di lain waktu, yang mana berbeda satu minggu dari yang peneliti perkirakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan subyek II sedang sibuk mempersiapkan kegiatan yang akan diadakan di sekolah. Dan ketika peneliti baru melakukan pengamatan selama 2 kali, diketahui bahwa pertemuan selanjutnya sudah memasuki materi ajar yang berbeda, sehingga peneliti memutuskan untuk berhenti setelah melakukan 2 kali pengamatan pada subyek II. Sedangkan jumlah pengamatan pada subyek III bisa mencapai 6 kali dikarenakan, setelah 4 kali melakukan pengamatan, peneliti melakukan kegiatan wawancara bersama subyek III. Dari hasil wawancara, subyek III menyebutkan bahwa beliau hanya mengajar 2 kelas di kelas 7, namun kedua kelas tersebut sangat berbeda baik karakteristiknya termasuk dari segi kemampuan kognitifnya. Hasil wawancara ini peneliti sampaikan pada dosen pembimbing, setelah mendengarkan penjelasan peneliti, kemudian dosen pembimbing menyarankan untuk melakukan pengamatan juga di kelas yang berbeda tersebut untuk melihat apakah ada perbedaanmetode mengajar yangsubyek III terapkan di kedua kelas tersebut. Akhirnya peneliti melakukan pengamatan di kelas yang berbeda tersebut namun hanya bisa sebanyak 2 kali pengamatan dikarenakan masa ijin penelitian di sekolah tersebut sudah akan segera berakhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
3. Jumlah pengamatan terhadap subyek yang sangat terbatas dikhawatirkan dapat mempengaruhi penilaian dan persepsi dari peneliti terhadap subyek itu sendiri. Terlebih lagi yang menjadi fokus penelitian ini adalah bagaimana kompetensi pedagogik masing-masing subyek dalam realita pembelajaran IPA di kelas. Selama waktu yang terbatas ini belum tentu subyek sudah mengerahkan seluruh kemampuannya dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini terbukti ketika melakukan wawancara dengan masing-masing subyek maupun dari hasil jawaban kuesioner persepsi yang diisi oleh siswa, bahwa ada beberapa kegiatan belajar mengajar yang tidak sempat teramati namun sudah pernah dilakukan di waktu sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik masing-masing guru IPA SMP yang menjadi subyek penelitian, serta bagaimana persepsi siswa tentang kompetensi tersebut oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Dari hasil pengumpulan data dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Masing-masing narasumber sebagai guru IPA kelas 7 SMP telah berupaya memenuhi kompetensi pedagogik sebagaimana yang diidealkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. 2. Dalam realitasnya masing-masing narasumber sudah melaksanakan kompetensi pedagogik dengan baik namun belum dapat dikatakan sempurna
bila
dibandingkan
dengan
kompetensi
pedagogik
sebagaimana yang diidealkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik fasilitas sekolah maupun kesiapan guru. 3. Dengan total skor maksimum 4,00 (sangat baik), siswa kelas 7.1 SMP Y memiliki persepsi baik dengan skor 2,87. Siswa kelas 7.2 SMP Y
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
memiliki persepsi baik dengan skor 3,01. Siswa kelas 7A SMP X memiliki persepsi baik dengan skor 2,68. Dan siswa kelas 7F SMP X memiliki persepsi baik dengan skor 2,91. 4. Keseluruhan siswa masing-masing kelas dan sekolah memiliki persepsi yang baik tentang kompetensi guru dalam pembelajaran maupun tentang guru khususnya mengenai aspek-aspek guru terkait dengan kompetensi pedagogik.
B. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Kepala Sekolah: a. Agar proses pembelajaran berlangsung dengan efektif, maka perlu adanya peningkatan kegiatan pemantauan kualitas pembelajaran guru. b. Demi
kelancaran
proses
pembelajaran,
maka
diperlukan
penyediaan fasilitas dan media pembelajaran seperti laboratorium yang lengkap, alat peraga, dan lain-lain. 2. Bagi Guru IPA dan Calon Guru IPA: a. Agar dapat terciptanya suasana kelas yang kondusif maka guru harus dapat mengkondisikan siswa secara maksimal dengan bantuan penggunaan metode yang variatif, menarik, dan sesuai dengan materi serta kondisi siswa dalam pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
b. Agar siswa dapat lebih maksimal dalam memahami materi ajar, maka guru harus memanfaatkan pula fasilitas belajar yang tersedia dengan maksimal. c. Untuk mengoptimalkan potensi siswa, maka guru harus terlebih dahulu memberikan pemahaman tujuan tiap aktivitas belajar dalam pembelajaran, serta mendorong siswa untuk ikut serta atau diadakannya kegiatan ekstrakurikuler yang berhubungan dengan IPA sebagai sarana aktivitas dan kreativitas siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta: Power Books (IHDINA). Azzahy, Ghana Syakira. 2008. Tentang Persepsi. Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 dari http://syakira-blog.blogspot.com/2008/11/tentang-persepsi.html Bimo, Walgito. 1994. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI OFFSET. Budi, Eko. 2009. Prinsip Pembelajaran Yang Mendidik. Diakses pada tanggal 2 Januari 2013 dari http://ekoguru.blogspot.com/2009/05/prinsip-pembelajaran-yangmendidik.html Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia. Farida, Sarimaya. 2008. Sertifikat Guru (Apa, Mengapa, dan Bagaimana?). Bandung: Yrama Widya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademi dan Kompetensi Guru. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Pramusanti, Nur. 2011. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMP AlIslam 1 Surakarta. Skripsi : Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahmanto, Jalaludin. 1985. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya.
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Sadulloh, Uyoh, dkk. 2011. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparyanto. 2011. Konsep Persepsi. Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 dari http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/07/konsep-persepsi.html Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Wikipedia. 2011. Skala Likert. Diakses pada tanggal 6 Februari 2013 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Skala_Likert
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran A1. Kuesioner Persepsi Siswa Oleh Pramusanti Nur
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Lampiran A2. Kuesioner Persepsi Siswa
KUESIONER PERSEPSI SISWA MENGENAI REALISASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN
Petunjuk Pengisian 1. Tulislah identitas responden terlebih dahulu pada kolom yang telah disediakan. 2. Bacalah setiap pernyataan yang ada dengan seksama dan hubungkan dengan aktivitas keseharian anda sebelum menentukan jawaban. 3. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan memberi tanda lingkaran (O) pada alternatif jawaban yang tersedia.
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
Hari/tanggal
:
Mata Pelajaran
:
Nama Guru
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Keterangan : SS
: Bila anda sangat setuju
S
: Bila anda setuju
TS
: Bila anda tidak setuju
STS
: Bila anda sangat tidak setuju
1.
2.
3.
4. 5. 6. 7. 8.
9. 10. 11.
12. 13.
Pernyataan Guru saya selalu memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum paham dengan penjelasannya. Apabila ada teman yang mengalami cacat fisik, guru saya selalu memerintahkannya untuk selalu duduk di depan agar mampu mengikuti pembelajaran. Guru senantiasa mendorong siswa untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Guru saya menyampaikan materi secara acak. Guru saya senantiasa menganjurkan siswanya untuk aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler. Dalam proses pembelajaran, guru saya sering menggunakan komputer sebagai sumber belajar. Guru saya jarang mempedulikan siswa yang tertinggal dalam memahami pelajaran. Setelah menyelesaikan satu pokok bahasan materi, guru saya senantiasa memberikan soal sebelum pelajaran ditutup. Di sela-sela pembelajaran guru saya sering memberi tayangan ataupun cerita yang inspiratif. Guru saya kurang mampu menjembatani siswanya untuk berkreativitas. Guru saya senantiasa menyediakan sumber dan bahan-bahan untuk menyusun ide dan gagasan baru. Guru saya jarang memperhatikan siswanya yang belum paham materi yang disampaikan. Di awal pertemuan pembelajaran, guru saya selalu memaparkan silabus dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam satu
Pilihan Jawaban SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pernyataan 14. 15. 16.
17. 18.
19.
20. 21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
semester. Guru saya tidak pernah menegur siswa yang ramai ketika proses belajar di kelas. Guru saya jarang memberikan sumber pembelajaran yang baru. Pada awal pertemuan, guru saya tidak pernah mendiskusikan hambatan-hambatan belajar yang akan dialami siswa dalam proses belajar mengajar. Guru saya lebih menyukai apabila di dalam proses belajar lebih sering terjadi diskusi. Sebelum memulai pelajaran, guru saya sering memberikan soal-soal yang berkaitan dengan materi pada pertemuan sebelumnya. Di awal pertemuan guru tidak pernah menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dicapai selama satu semester. Evaluasi materi pelajaran hanya dilakukan pada saat ujian semester. Guru saya selalu memberikan kesempatan pada siswanya untuk mengkritisi penjelasan yang disampaikannya. Di akhir proses belajar, guru saya jarang memberikan kesempatan bertanya pada siswanya. Guru saya kurang memberikan dukungan apabila siswanya mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Guru saya memberi jam tambahan untuk mengikuti les, agar siswa lebih paham dengan pelajaran. Saya bangga kepada guru yang selalu memperhatikan siswanya yang tertinggal dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Saya senang karena guru saya senantiasa memfasilitasi siswanya untuk membuat ide-ide maupun penemuan baru. Saya senang karena guru juga memperhatikan masalah-masalah siswa dalam belajar.
121
Pilihan Jawaban SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28.
29. 30.
31. 32. 33.
34.
35.
36.
37.
38. 39.
40. 41.
Pernyataan Saya senang karena di awal pertemuan, guru selalu menyampaikan silabus dan tujuan pembelajaran selama satu semester. Saya kecewa karena guru tidak pernah memberikan evaluasi pada hasil ujian. Saya senang karena guru menyajikan dan menyampaikan materi secara menarik, runtut dan dengan metode yang bervariasi. Saya kecewa karena guru jarang memberikan evaluasi setelah pembelajaran berakhir. Saya kagum dengan kemampuan guru dalam penggunaan sumber belajar yang variatif. Saya sedih karena guru kurang memberikan dukungan pada siswa yang aktif mengikuti kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Saya kecewa karena guru hanya menjelaskan materi sesuai dengan buku teks tanpa memberikan contoh-contoh yang ada di lingkungan sekitar. Saya merasa nyaman ketika proses belajar mengajar berlangsung, karena guru mampu menguasai kelas sehingga siswa tidak ramai sendiri. Saya tidak bersemangat ketika pelajaran berlangsung, karena guru jarang memberikan kesempatan siswanya untuk berdiskusi. Evaluasi yang diberikan guru di setiap akhir pembelajaran membuat saya senang untuk belajar. Saya bosan karena penyajian materi dari guru yang monoton. Saya senang karena guru senantiasa menyampaikan pokok materi pembelajaran sebelum pembelajaran dimulai. Saya kecewa karena guru kurang mempedulikan siswanya yang tertinggal mengikuti pelajaran. Guru hanya memberikan perhatiannya kepada siswa yang pintar saja.
122
Pilihan Jawaban SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pernyataan 42. Saya jengkel karena guru menyebutkan nama siswa yang memiliki nilai terendah di depan kelas. 43. Saya senang karena guru memberikan kesempatan bertanya pada siswa ketika ada materi yang belum dipahami. 44. Saya bosan karena guru jarang menggunakan media elektronik sebagai sumber belajar di kelas.
123
Pilihan Jawaban SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B1. Hasil Pengisian Kuesioner Persepsi Siswa
LAMPIRAN B
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 132
Lampiran B2. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Persepsi Siswa Tabel B2.1: Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7.1 SMP Y No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 2
2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3
3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3
4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 3 1 4 4 2 3 3 3 1 4 3 2 1
5 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 1 4 1 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4
6 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4
7 3 4 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 1 2 4 2 3 1 4 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3
8 3 1 2 2 3 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 1 3 3 2 3 4 3 2 3 4
9 10 11 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 4 2 4 2 3 4 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2
12 3 3 2 3 3 3 3 2 2 4 3 2 2 2 3 4 3 1 3 1 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 4 1 2 3
13 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2
14 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3
15 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2
16 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 1 2 1 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3
Nomor Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 1 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 2 4 4 1 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 1 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 1 2 4 1 1 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 3 1 3 2 1 2 3 1 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 2 4 1 2 1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2
29 4 4 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 2 2 1 4 4 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3
30 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 1 4 1 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 4 3 3 2
31 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 2 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3
32 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2
33 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 4 3 3 4 4 2 2 2 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3
34 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 4 4 4 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3
35 3 1 1 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 2 1 4 1 2 4 4 4 4 1 3 3 4 4 2 3 1 3 2
36 3 1 1 2 3 4 3 2 3 1 3 3 2 2 4 4 3 4 3 1 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2
37 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
38 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 1 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3
39 4 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 2
40 4 1 1 3 3 4 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 1 4 1 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 1 2 2
41 4 1 2 3 3 3 3 4 3 1 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 1 3 2
42 4 1 2 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 2 4 3 1 4 1 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 1 3 2 1 1
43 4 1 2 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 2 3 2
44 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3 1 2 2 3 2 3 4 3 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3
Skor Total 147 122 107 121 134 138 131 137 126 129 126 131 106 120 135 132 115 148 111 108 129 148 141 166 96 134 134 122 134 108 141 100 116 107
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 133
Tabel B2.2: Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7.2 SMP Y No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4
2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3
3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4
4 3 2 3 1 3 3 4 3 4 2 3 2 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 2 3 3
5 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3
6 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 4
7 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4
8 3 4 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 2 2 4 3 4 3 3 2 3 4
9 10 11 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3
12 3 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 2 4
13 3 4 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4
14 4 3 2 4 1 3 3 4 3 3 3 4 1 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4
15 4 2 4 4 2 2 2 4 3 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4
16 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3
Nomor Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 4 1 4 1 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 4 4 3 3 2 3 3 2 2 1 3 1 1 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 2 4 1 4 2 2 3 4 1 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 1 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 1 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 3 3 3 4 2 3 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 1 4 3 3 3 3 1 4 3 1 4 4
30 3 3 3 3 4 2 3 3 1 3 3 2 4 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4
31 2 1 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 2 1 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2
32 4 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 1 3 2 4 4
33 2 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 1 4 3 3 2 4 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 4
34 3 4 3 4 4 3 3 1 4 3 3 3 1 4 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 1 4
35 3 4 3 4 4 3 3 4 1 3 3 4 1 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 1 3 3 4 4
36 3 3 2 4 4 2 3 2 4 3 3 1 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3
37 3 4 3 3 1 3 3 3 1 3 2 4 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 4 4 3 4 3 4
38 2 1 3 4 4 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 2 4 4 3 3 1 2 3
39 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4
40 2 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3
41 1 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 4
42 3 3 4 4 4 3 3 3 2 4 3 1 2 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 4
43 4 1 3 1 1 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 1 3 4
44 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 1 2 2 4 2 3 3 1 2 2 4 3 3 2 2 1 3 2 1 2 3
Skor Total 134 126 130 149 130 122 134 136 116 140 125 133 115 130 131 141 136 147 118 127 123 127 148 126 144 145 134 142 134 125 115 126 162
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 134
Tabel B2.3: Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7A SMP X No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3
2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 1 2 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 4 4 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 4 4 3 4 2 1 3 2
4 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 2 1 2 3 4 3 2 4 2
5 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2
6 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 1 2 2 1 2 1 1 2 4 2 4 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2
7 3 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2 2 3 2 2 3 3 2 4 3
8 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 1 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3
9 2 1 1 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 4 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 4 4 4 2 4 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1
Nomor Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 4 3 3 1 3 3 2 2 2 2 3 3 1 1 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 1 3 4 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 4 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 4 3 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 2 2 3 4 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 1 4 2 2 3 2 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 1 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3 2 4 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 1 3 3 3 2 3 2 1 4 2 2 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 2 4 1 3 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2 2 3 2 3 3 2 1 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 1 2 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 1 1 2 3 1 2 1 3 1 2 4 3 4 4 1 2 3 1 4 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 4 2 2 2 2 3 1 1 3 3 3 4 1 3 2 3 2 3 4 3 2 1 1 2 1 2 3 3 3 4 1 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 4 4 4 2 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 4 4 1 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 1 3 3 1 1 1 1 4 3 2 3 2 2 2 3 1 2 3 3 2 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 2 3 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 3 1 1 2 2 2 1 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 2 3 2 4 2 1 2 3 4 1 1 2 2 3 1 2 2 3 4 2 2 2 1 3 3 2 2 3 2 2 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 3 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 2 1 3 4 4 3 2 2 2 1 3 3 2 2 4 2 3 3 2 4 2 2 3 3 4 2 4 3 4 1 3 2 4 1 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 4 2 2 1 2 2 2 3 1 4 4 3 2 3 1 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 4 4 4 1 2 4 2 3 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 1 4 3 2 2 2 2 4 3 1 2 3 3 3 2 3 2 1 4 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 1 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 4 3 2 3 1 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3 2 2 1 3 2 3 1 3 2 4 3 4 2 3 3 3 4 4 4 2 2 2 3 4 1 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3
Skor Total 121 121 109 96 99 108 122 113 99 129 136 121 115 145 122 105 113 118 122 116 110 116 99 111 149 141 145 120 112 111 96 132 118 115 120 122 110 146 103 96 113 132
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 135
Tabel B2.4: Hasil Analisis Kuesioner Persepsi Siswa Kelas 7F SMP X No Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4
2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3
3 2 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4
4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2 4 3 2
5 2 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 4 2 3 2 3 4 2 2 4
6 3 4 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 2 2 3 1 3 3 1 2 2 3 2 2 2 2
7 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 2 4 2 3 3 3 4 3 2 3 2
8 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3 2
9 10 11 2 4 3 4 2 1 2 3 3 2 4 3 1 2 3 2 4 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 1 1 4 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3 1 2 2 1 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 1 2 1 2 3 3 2 3 3
12 2 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3
13 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2
14 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 2 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3
15 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3
16 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3
Nomor Pernyataan Kuesioner Persepsi Siswa 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 4 3 2 3 1 4 4 1 4 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 2 2 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 3 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 4 2 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 1 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 4 3 4 2 2 2 3 3 3 4 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 1 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 3 1 3 2 1 3 1 2 1 2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 2 3 4 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 1 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 4 1 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3
29 3 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 1 4 3 4 4 3 3 2 3 4 2 4 3 3
30 3 1 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 2 1 2 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2
31 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3
32 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 2 3
33 3 1 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 4 2 1 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3
34 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 1 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 3 3
35 2 4 3 3 2 2 1 1 1 4 3 2 2 1 3 4 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 1 4 3 1 1 2
36 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 2 2 3 1 1 2 3
37 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 4
38 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 2 2 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3
39 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3
40 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 4 3 3 2 3 4 3 2 2 3
41 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3
42 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 1 3 2 4 2 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 4
43 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3
44 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1 2 4 2 2 4 3 3 1 3 1 2 1 2 1 2
Skor Total 125 137 154 144 132 141 137 113 134 124 107 142 135 125 141 145 131 132 126 126 125 89 112 134 142 122 129 144 130 113 124 117 141 118 111 115 123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Lampiran B3. Fieldnotes 1. Fieldnotes Narasumber I a. Pengamatan hari ke-1 Hari / tanggal : Rabu, 24 Oktober 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :10.50 – 12.30 WIB (Jam ke-6) Materi : Unsur, Zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) • Guru membagikan buku jadwal belajar siswa • Meminta ketua kelas membagi buku jadwal belajar ke kelas • Guru menyuruh siswa untuk memberi nama, buku jadwal belajar yang sudah dibagikan sambil menerangkan isi dari buku tersebut • Guru menanyakan apakah ada siswa yang bertanya lagi • Ada siswa bertanya, dan guru menjawab, masih seputar buku jadwal belajar yang diberikan • Guru menjelaskan manfaat dari buku yaitu untuk memantau kegiatan belajar siswa • Guru meminta siswa memasukkan buku dan segera mempersiapkan pelajaran • Guru keluar kelas sebentar, kemudian masuk lagi,kelas menjadi agak ramai • Guru mengingatkan kembali materi pertemuan kemarin mengenai, asam, basa, dan garam • Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari sampai pertemuan terakhir • Beberapa siswa menjawab sampai pada materi basa • Guru bertanya pada siswa mengenai sifat basa • Siswa menjawab secara serentak • Guru meminta siswa menjawab satu persatu • Guru kembali bertanya mengenai materi yang lalu, yaitu mengenai Ph • Siswa kembali menjawab serentak namun hanya beberapa siswa yang menjawab dengan suara keras dan jelas • Siswa aktif dalam menjawab pertayaan guru • Guru mengulang jawaban siswa dan menegaskan kembali jawaban yang benar • Guru memulai penjelasan mengenai pengertian, siswa diam dan mencatat apa yang didiktekan guru • Guru mengambil buku pegangan di meja guru, dibawa ke depan kelas, berdiri, mendikte siswa dan memberi contoh yang kemudian ditulis siswa • Guru meminta siswa melihat buku pegangannya masing-masing • Siswa ikut membuka buku yang diperintahkan oleh guru • Guru menjelaskan, sambil sesekali melontarkan pertanyaan pada siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
• Guru menjelaskan sambil membawa buku dan menyuruh siswa mencatat mengenai contoh garam dalam kehidupan sehari-hari • Guru menambahkan tabel yang ada dibuku pegangan siswa dengan menulis di papan tulis • Siswa menulis apa yang ditulis guru di papan tulis • Selama guru menulis di papan tulis, guru sambil guru menjelaskan singkat apa yang ditulis • Guru menambahkan satu contoh yang berasal dari buku pegangan yang hanya dimiliki guru, selesai menulis guru menjelaskan • Guru berjalan ke belakang, memantau yang ditulis siswa sambil sesekali menjelaskan pada siswa yang bertanya • Guru mengingatkan bahwa siswanya harus rajin • Guru menunggu siswa yang masih mencatat • Guru mulai memasuki sub bab materi baru, mengenai unsur senyawa dan campuran • Guru menulis judul di papan tulis dan meminta siswa berhenti mencatat supaya bisa mendengarkan penjelasan materi • Guru bertanya pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi • Guru mengomentari jawaban dari siswa yang hanya membaca dari buku pegangan • Guru menerangkan sedikit sambil menulis di papan tulis • Guru berhenti menulis dan menunggu siswa mencatat sambil berkeliling kelas • Guru melanjutkan dengan mendiktekan pengertian • Siswa meminta guru memelankan tempo mendikte • Guru mendikte dengan pelan dan sering diulang-ulang • Guru kembali menulis di papan tulis • Ada siswa yang bertanya mengenai tulisan guru • Guru berjanji akan menjelaskan kembali setelah istirahat • Guru masih menyelesaikan tulisan meskipun sudah terdengar bel istirahat • Siswa ada yang keluar terlebih dahulu sebelum guru, namun dilarang oleh guru Hari / tanggal : Rabu, 24 Oktober 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :10.50 – 12.30 WIB (Jam ke-7) Materi : Unsur, Zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) • Guru masuk kelas dan menulis kembali di papan tulis, sambil menunggu siswa yang belum masuk kelas • Guru mengecek siswa yang belum masuk dalam kelas • Guru menjelaskan apa yang sudah dicatat di depan • Guru mengulang penjelasannya sekali lagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
• Siswa mencatat yang ditulis guru di papan tulis, dengan tenang • Guru kembali mendikte, siswa mencatat sambil membuka buku dan mencocokkan dengan apa yang didikte • Guru memberi contoh mengenai materi yang dijelaskan • Guru kembali mendikte dengan pelan dan diulang-ulang • Siswa menjadi ramai ketika ada pengumuman dari sekolah • Siswa kembali diam, ketika guru kembali mendikte materi yang harus dicatat siswa • Guru kembali mengajak siswa, membuka buku pegangan yang dimiliki masing-masing siswa • Beberapa siswa ada yang masih ngobrol selagi teman-temannya membuka buku • Guru membacakan beberapa bagian dalam buku pegangan • Guru meminta siswa mengarisbawahi bagian yang penting dalam buku pegangan • Guru meminta siswa menyimak dengan buku pegangan masing-masing • Guru berkeliling untuk menjawab pertanyaan dari siswa • Guru menanyakan pada siswa mengenai kejelasan dan pemahaman siswa mengenai materi tersebut • Guru menghapus tulisan di papan tulis dan memberi contoh soal dari buku pegangan yang hanya dimilki oleh guru • Guru menulis soal sambil menyelesaikan soal pertama, sambil bertanya pada siswanya • Siswa ramai, hanya beberapa siswa di bagian depan yang menjawab pertanyaan guru • Guru memberi latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa • Guru mengingatkan dan meminta siswa untuk memperhatikan penulisan unsur • Beberapa siswa bertanya mengenai penyelesaian soal, guru menjawab dan membahas untuk semua kelas • Guru menyuruh siswa melanjutkan latihan soal di rumah b. Pengamatan hari ke-2 Hari / tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :10.55 – 11.30 WIB (Jam ke-6) Materi : Campuran Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) • Guru meminta siswa merapikan kelas terlebih dahulu (meluruskan meja, menyapu lantai oleh petugas piket) • Guru meminta siswa menyiapkan pelajaran hari ini • Guru meminta siswa mengisi jadwal belajar pada buku yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya, yang nantinya akan diperiksa guru sebelum memulai pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
• Para siswi menunjukkan buku jadwal belajar mereka pada guru, sambil bertanya mengenai buku jadwal belajar tersebut • Keadaan kelas cukup tenang, siswa yang tidak bertanya menunggu dengan tenang di bangku mereka masing-masing • Guru mengeluhkan pengadaan remidi sudah dilakukan dua kali namun masih ada siswa yang hasilnya tetap sama saja • Guru memanggil siswa yang tidak mengalami peningkatan nilai untuk membenahi soal di luar kelas saat jam pelajaran • Guru meminta siswa mengerjakan soal remidi tersebut di kertas lain • Ketika siswa yang dipanggil maju, guru menasehati siswa yang nilainya jelek pasti di kelas banyak ngomong • Guru kembali meminta siswa meluruskan bangku mereka • Guru menanyakan pada siswa mengenai materi terakhir yang diajarkan • Murid menjawab, dan untuk meyakinkan guru, guru meminta siswa membuka catatan • Guru meminjam catatan salah satu siswa, untuk melihat sampai mana materi terakhir diajarkan • Guru melanjutkan materi mengenai sub bab baru yaitu campuran • Guru membaca buku pegangan, mendikte siswa, dan siswa dengan tenang menulis • Guru mendikte dengan berulang-ulang dan pelan pelan • Guru menanyakan pengertian homogen dan heterogen pada siswa • Beberapa siswa menjawab, guru menyimpulkan dan menambahkan jawaban yang kurang • Guru kembali mendikte, dan siswa dengan tenang mencatat • Guru mendikte sambil melihat buku pegangan yang dimiliki guru • Guru meralat kesalahan dalam mendikte, sambil meminta maaf sebelumnya, dan meralat bagian yang salah • Guru mendikte sambil memberikan contoh, siswa terkadang menanggapi contoh tersebut dengan lelucon • Guru menerangkan didepan kelas, sambil sesekali bertanya pada siswanya • Guru melanjutkan mendikte, dan siswanya mencatat • Guru mengulang kata-kata sulit yang ditanyakan siswa, dengan menuliskannya di papan tulis • Guru mendikte kembali dengan membuat kolom perbedaan di papan tulis • Guru meminta siswa mencari perbedaan (isi dari kolom) dari buku pegangan masing-masing, yang nantinya akan ditulis bersama di papan tulis • Siswa sibuk mencari perbedaan untuk mengisi kolom di papan tulis namun beberapa siswa ramai sendiri (tidak membuka buku tapi mengobrol) • Guru bertanya sudah adakah yang menemukan perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
• Salah satu siswa menjawab, guru membenarkan jawaban dan melengkapi jawaban sembari menulisnya di papan tulis • Guru kembali bertanya untuk mengetahui perbedaan yang kedua • Guru memancing siswa agar bisa mengungkapkan perbedaan dari pernyataan implisit dari penjelasan buku pegangan • Siswa yang tadi sudah menjawab, ingin menjawab lagi namun guru melarang dengan alasan agar teman lainnya diberi kesempatan • Guru kembali memancing agar siswa melihat dari pengertian, dan beberapa siswa menjawab namun jawabannya kurang tepat • Akhirnya guru memberikan jawaban, sambil sesekali bertanya agar siswa dapat melengkapi jawaban guru, dan guru menuliskan di papan tulis • Guru kembali menanyakan perbedaan yang lain • Guru memancing kembali siswa, dengan memberikan contoh yang akhirnya disimpulkan oleh guru dan siswa secara bersama-sama • Guru menambahkan lagi satu perbedaan yang dilihatnya dari kebalikan perbedaan yang pertama • Guru memberikan contoh dengan benda-benda yang ada di sekitar Hari / tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :11.55 – 12.20 WIB (Jam ke-7) Materi : Campuran Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) • Guru menutup pintu kelas, supaya suara dari luar tidak mengganggu proses belajar di kelas • Guru menjelaskan kembali apa yang sudah ditulis dan didapat dari hasil diskusi bersama • Guru melanjutkan mendikte judul sub bab baru sambil berjalan ke belakang, memantau siswa yang mencatat • Guru menulis di papan tulis sambil melihat rangkuman yang sudah dibuat guru • Siswa mencatat apa yang ditulis guru di depan, beberapa siswa mengobrol sendiri • Sekolah mengajak siswanya bersama-sama berdoa malaikat Tuhan, guru mengajak siswa mempersiapkan diri berdoa bersama • Guru melanjutkan menulis di papan tulis, siswa mencatat, sebagian siswa ramai sendiri • Guru menunda membagikan kartu pelajar, supaya perhatian siswa tidak terganggu • Guru kembali membacakan lagi yang sudah ditulisnya di papan tulis dari belakang kelas, sambil memantau catatan siswa • Guru menanyakan apakah siswa sudah selesai mencatat, sambil menunggu siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
• Guru menjelaskan contoh dari catatan yang sudah dituliskan di depan kelas tadi dengan benda-benda dalam kehidupan sehari-hari • Siswa bagian belakang mulai ramai • Murid bertanya, guru menjawab (secara personal) • Guru kembali mendikte siswa dengan membaca rangkuman yang di punyai guru • Siswa mencatat dengan tenang kembali. Guru sambil memberi nasehat pada siswa yang malas belajar dan mencatat • Guru kembali melanjutkan pelajaran dengan menggambarkan materi yang ditulis tadi di papan tulis • Guru menggambar juga seperangkat alat yang digunakan sebagai salah satu cara memisahkan campuran yang berbeda titik didihnya • Guru memberi kesempatan pada siswa untuk membuat ringkasan mengenai apa yang terjadi pada proses pemisahan di dalam gambar tersebut • Guru berjalan ke belakang untuk memeriksa catatan siswa terutama siswa di bagian belakang • Guru menasehati siswa yang berada di bangku belakang, yang sering ramai sendiri • Guru mendekati siswa yang ramai sendiri dan menasehati mereka • Guru memberikan waktu pada siswa untuk menjelaskan proses destilasi sesuai dengan gambar tersebut di depan kelas • Guru kembali memancing-mancing penjelasan dari siswa, supaya penjelasan siswa lengkap • Ada satu siswa yang berani maju dan menjelaskan kepada temantemannya • Guru menenangkan siswa lainnya yang ramai • Siswa yang maju dikritik temannya supaya suaranya agar sedikit keras • Guru mempersilahkan siswa yang duduk untuk bertanya kepada siswa yang menjelaskan di depan • Guru bertanya pada siswa yang lain, guru menambahkan penjelasan siswa yang di depan kelas • Guru menyimpulkan dan menambahkan hal penting pada penjelasan siswa yang maju dan menjelaskan kembali proses destilasi, sambil sesekali bertanya pada siswa • Guru meminta siswa yang banyak bicara untuk maju ke depan menulis kembali apa yang sudah disampaikan temannya • Guru menasehati supaya sekarang sudah mendekati akhir semester satu, jadi siswa harus berubah, tidak ramai terus • Guru mengomentari jawaban yang ditulis siswa di depan, siswa yang mejelaskan tadi diminta untuk mendikte temannya yang menulis di papan tulis • Setelah selesai menulis, guru membaca ulang tulisan yang sudah ada di depan kelas, dan mengkoreksinya • Guru meminta pendapat kelas, apakah tulisan yang ditulis sudah sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
• Beberapa siswa membenarkan kalimat yang salah dan menambahi kalimat yang kurang dalam penjelasan proses tersebut • Guru meminta siswa yang maju untuk mengulang jawabannya, dan memberikan kesempatan siswa yang lain berpendapat • Guru menyimpulkan hasil diskusi kelas, dan mengulang kembali penjelasan proses, sembari siswa yang menulis di depan • Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru • Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang sudah dibahas c. Pengamatan hari ke-3 Hari / tanggal : Senin, 5 November 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP Pangudi Luhur Timoho Jam pel. : 08.55 – 09.15 WIB Materi : Pemisahan campuran, zat dan wujudnya Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 18 siswa) • Guru masuk kelas langsung mengingatkan siswa tentang sampah di kelas (plastik di bawah kursi) • Guru mengingatkan pengumpulan rapor sementara bagi siswa yang belum mengumpulkan • Guru membacakan presensi siswa dengan memanggil nama siswa satu per satu, namun awalnya guru salah menyebutkan nama di absen siswa kelas 9F • Siswa menanggapi ketika dipanggil guru dengan mengangkat tangan, keadaan kelas menjadi sedikit ramai • Guru mengatur tempat duduk siswa • Guru mengingatkan bagi siswa yang belum remedi agar segera memperbaiki nilainya, dan bagi siswa yang banyak remedi harus lebih bersemangat • Guru mengungkapkan rencana pembelajaran (materi yang akan disampaikan) • Guru mengecek kembali materi yang sudah di dapat siswa • Guru menyebut nama siswa untuk menjawab pertanyaan guru mengenai materi sebelumnya • Guru menguatkan jawaban (membenarkan) dan melanjutkan penjelasan mengenai materi tersebut • Guru mengecek pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan • Guru mengajak siswa membuka buku pegangan yang dimiliki masingmasing siswa • Guru meminta murid mencatat, guru mendikte • Guru meminta siswa mengamati gambar yang ada di buku pegangan • Guru menjelaskan cara kerja gambar alat yang ada dibuku pegangan siswa, siswa diminta menyimak dan memperhatikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
• Guru menggambar di papan tulis (memperjelas gambar di buku) • Guru bersama siswa mengambil kesimpulam mengenai pengertian dan cara kerja alat tersebut • Guru meminta siswa mempelajari sendiri materi yang lain, guru hanya memberikan poin-poinnya • Guru menunggu siswa mencatat yang ada di papan tulis • Guru bertanya “apa ada yang masih perlu dijelaskan?” • Guru langsung melanjutkan ke materi selanjutnya, karena tidak ada yang bertanya • Guru meminta siswa membuka materi selanjutnya pada buku pegangan masing-masing siswa • Guru meminta siswa membaca terlebih dahulu materi tersebut secara pribadi • Guru membuka laptop dan mempersiapkan materi selanjutnya • Guru meminta siswa supaya menggaris bawahi hal-hal yang penting sambil membaca, supaya nantinya bisa membuat ringkasan sendiri • Guru mempersiapkan pemasangan, penggunaan viewer • Guru meminta siswa merangkum dari buku pegangan, poin-poin yang diberikan oleh guru • Guru kembali mempersiapkan viewer sambil mengulang poin-poin yang harus diringkas siswa • Guru meminta apakah ada siswa yang bisa menunjukkan pengertian zat • Salah satu siswa menjawab, guru memberi penguatan (membenarkan) dan sedikit membetulkan • Guru meminta siswa mencatat apa yang sudah dibahas bersama guru barusan • Guru meminta siswa merangkum sifat zat dalam bentuk tabel sambil menggambarkan rancangan tabel di papan tulis • Guru memberi contoh pengisian tebel sesuai dengan pendapat siswa • Guru meminta siswa mengisi tabel secara mandiri –29.50 • Guru meminta siswa membantu menyalakan viewer karena kelas tidak dilengkapi dengan remote • Viewer belum menyala, guru keluar untuk meyalakan dari pusat • Akhirnya viewer dapat dihidupkan, guru meminta siswa agar laptop guru bisa dihubungkan dengan viewer • Siswa menjadi sedikit ramai, sedangkan viewer belum dapat digunakan • Guru melanjutkan materi dan meminta siswa merangkum dari buku pegangan sambil guru mempersiapkan penggunaan viewer • Guru memberi contoh supaya siswa mengembangkan kreativitas dalam merangkum perubahan zat • Guru kembali mencoba mengoperasikan laptop, meminta siswa untuk membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
• Sembari siswa membantu guru mengoperasikan, guru berkeliling kelas memantau catatan siswa, sembari menasehati siswa yang paling ramai di kelas • Guru mencocokkan rangkuman dari para siswa sambil memberikan sedikit penjelasan • Guru meminjam laptop siswa supaya bisa terbuhung ke viewer • Guru melanjutkan poin yang harus dirangkum siswa selanjutnya, tapi siswa masih dalam keadaan ramai • Guru akhirnya kembali ke kegiatan mencatat siswa, bertanya pada siswa “siapa yang sudah menemukan materi?” • Guru mendikte sambil membuka buku pegangan, siswa mencatat mengenai pengertian massa jenis zat • Guru meminta siswa membuka buku pegangan untuk melihat persamaan massa jenis • Guru meminta siswa membaca persamaan di buku tersebut, sambil membetulkan cara membaca rho yang merupakan simbol massa jenis • Guru menulis keterangan persamaan sambil menulis di papan tulis • Guru kembali menjelaskan apa yang ditulisnya di papan tulis • Guru meminta siswa melihat contoh soal di buku pegangan, kemudian menulis soal contoh dari guru yang didiktekan • Guru menggambar soal di papan tulis, siswa melanjutkan menulis, dan sesekali guru berjalan ke belakang part • Guru meminta siswa melihat contoh soal yang ada di buku pegangan, dan mengerjakan contoh soal yang diberikan guru • Siswa bertanya satuan yang dipakai, guru menjawab dan menjanjikan akan menjelaskan ketika siswa sudah selesai mengerjakan • Guru berkeliling, memantau siswa, menjawab pertanyaan siswa secara individu (mengenai satuan dan persamaan) • Guru mengecek pekerjaan siswa, mengkoreksi sekilas pekerjaan siswa, membetulkan pekerjaan siswa yang salah konsep mengenai apa yang diketahui dari soal tersebut • Guru menerangkan kembali apa yang diketahui dari soal dan untuk mencari apa, guru membebaskan penggunaan satuan • Siswa yang sudah menemukan jawaban, dikumpulkan jawabannya oleh guru. Guru berjanji pada pertemuan selanjutnya pekerjaan siswa akan diperiksa karena bel istirahat sudah terdengar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
d. Pengamatan hari ke-4 Hari / tanggal : Rabu, 7 November 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :10.55 – 11.30 WIB (Jam ke-6) Materi : Partikel penyusun zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) • Guru mempersiapkan komputer yang digunakan untuk menyampaikan materi • Siswa ramai, siswa duduk di kursi yang tidak ditentukan • Guru menampilkan intisari materi pertemuan yang lalu secara cepat, hanya untuk mengulang materi sebentar, dan menambahkan catatan tambahan • Guru membuka slide, membaca tulisan yang ada disana, dan memberikan penjelasan dan pertanyaan singkat • Siswa menanggapi setiap pertanyaan guru sambil memperhatikan slide • Tulisan di slide agak tidak terbaca karena tampilan layar berwarna merah, tidak bisa menunjukkan warna asli • Guru meminta siswa untuk diam dan memperhatikan • Guru kembali membuka slide, sambil menjelaskan dan membaca tulisan dislide • Guru menjelaskan secara cepat • Siswa diam, tapi masih ada yang bicara pelan-pelan • Guru menampilkan slide yang isinya materi tambahan, dan meminta siswa untuk menambahkan dalam catatan • Siswa ada yang menanyakan masalah kejelasan tulisan, kemudian guru mendikte yang tertulis di slide • Guru bertanya “sudah selesai menulisnya?” • Guru mengganti tulisan di slide yang salah ketik • Guru menjelaskan gambar yang ada di slide, siswa jadi lebih mengerti jika disertai dengan gambar • Guru tidak menjelaskan semua slide, ada beberapa slide yang dianggap kurang penting, tidak dijelaskan oleh guru • Guru menampilkan gambar bunga dalam slide sebagai contoh pengukur Ph, supaya siswa juga mengetahui secara langsung jenis bunganya • Guru menunjukkan bentuk alat praktikum yang bernama buret yang ada dalam proses titrasi • Tiba-tiba viewer tidak terkoneksi dengan laptop karena tegangan turun • Siswa menjadi ramai • Guru menampilkan animasi tapi sedikit terkendala dari koneksi internetnya • Guru melanjutkan materi mengenai massan jenis, dan guru membacakan pengertian massa jenis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
• Guru memancing pengetahuan siswa mengenai konsep massa jenis, dengan menunjukkan perbedaan massa gabus dan massa batu yang sama, yang membedakan adalah volume • Siswa aktif menjawab, pada awalnya siswa kesulitan, namun akhirnya siswa dapat menebak kalau V (volume) nya berbeda • Guru menyimpulkan bersama siswa konsep dalam massa jenis • Guru memberikan catatan tambahan pada siswa, guru mendikte siswa mencatat • Guru menampilkan slide mengenai animasi pengukuran massa jenis untuk benda tak beraturan • Guru memperingatkan siswa yang ramai • Guru belum memainkan animasi mengenai pengukuran massa jenis benda tak beraturan, sambil menayakan pada siswa bagaimana cara mengukurnya • Siswa menjawab dan menjelaskan pada teman sekelas (guru meminta siswa bersuara keras) • Guru meminta siswa yang ramai, untuk mengulang apa yang dijelaskan siswa pertama • Guru kemudian bertanya pada siswa yang lain, bagaimana cara mengukur volume benda tak beraturan • Siswa menjawab, guru meminta siswa mengulang jawaban agar lebih jelas • Guru kembali meminta siswa yang ada di sebelahnya mengulang kembali • Guru memberikan apresiasi pada siswa yang sudah bisa menjawab dan mengajak siswa lain tepuk tangan • Guru memberikan pertanyaan tentang perhitungan massa jenis • Beberapa siswa menjawab, guru bertanya dari mana asalnya kemudian menjelaskan secara singkat apa yang sudah dijelaskan siswa dengan sedikit tambahan Hari / tanggal : Rabu, 7 November 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :12.00 – 12.40 WIB (Jam ke-7) Materi : Partikel penyusun zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) • Siswa masuk kelas ramai, setelah istirahat • Guru kembali menampilkanslide mengenai animasi pengukuran massa jenis benda tak beraturan namun animasi tersebut sudah dimainkan • Guru bertanya pada siswa, “siapa yang masih belum mengerti menghitung massa jenis” • Guru membetulkan jawaban siswa tentang soal yang diberikan sebelum isrtirahat • Guru meminta siswa untuk memperhatikan animasi untuk mengukur massa jenis benda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
• Siswa diminta menghitung massa jenis benda yang ada di animasi tersebut dengan mengamati nilai yang tertera sebagai hasil timbangan dan volume yang ada pada gelas ukur • Pertama siswa menjawab, namun salah karena siswa hanya melihat dari hasil perhitungan yang ada di bawah animasi • Guru mengingatkan kembali para siswa untuk mengamati angka yang tertera pada animasi • Guru menanyakan jawabnya, siswa berdebat mengenai jawaban mana yang benar • Guru mengumpulkan jawaban siswa, sambil menanyakan dari mana diperoleh jawaban tersebut • Beberapa siswa ada yang salah jawabannya karena berbagai faktor, ada yang terbalik dalam menggunakan persamaan, ada yang salah dalam perhitungan • Guru memberikan jawaban yang benar, membetulkan jawaban siswa yang salah • Guru melanjutkan materi dengan menampilkan animasi perubahan wujud zat, sambil membaca slide dan memancing siswa untuk menjawab • Guru melanjutkan menampilkan materi mengenai susunan partikel sambil memberikan pertanyaan pada siswa • Siswa menjawab dengan benar, namun guru kembali meminta siswa melihat dari sudut pandang teori partikel zat • Siswa diminta menjawab perbedaannya sesuai dengan contoh tabel yang dituliskan guru di papan tulis • Guru meminta siswa menggambar partikel dalam zat sambil sesekali guru menampilkan animasi bergerak dari pergerakan partikel itu sendiri • Guru kemudian membahas secara bersama siswa mengenai sifat zat padat, dengan mengumpulkan jawaban dari siswa dan melihat materi yang ada di slide • Guru menegaskan kembali dengan mendikte sifat gas dari materi yang ada di slide • Guru mengulang kembali sifat sifat partikel zat padat • Guru meminta siswa membuka bukuuntuk melihat penjelasan mengenai sifat partikel zat padat • Guru mengulang kembali sifat zat cair, guru menunggu pendapat dari siswa untuk melengkapi catatan • Guru menunggu siswa untuk melengkapi catatan mengenai zat cair • Guru melanjutkan materi selanjutnya, dan meminta siswa membuka buku pegangan • Guru meminta siswa merangkum pengertian adhesi dan kohesi dan memberi contoh kejadian sehari-hari • Guru mendikte catatan tambahan dari slide • Guru memantau catatan siswa, melihat siapa saja siswa yang tidak mencatat • Selagi siswa mencatat, guru memberi informasi tambahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
• Guru mendikte, dan siswa mencatat • Guru mengingatkan pada siswa untuk memberi contoh kejadian adhesi atau kohesi • Guru mengecek tapi ternyata siswa belum memberi contoh, kemudian guru mendikte contoh, siswa mencatat • Guru melibatkan siswa dengan menanggapi pendapat siswa 2. Fieldnotes Narasumber II a. Pengamatan hari ke-1 Hari / tanggal : Senin, 29 Oktober 2012 Kelas : 7A Sekolah : SMP X Jam pel. :12.30 – 13.05 WIB Materi : Pemisahan campuran Jumlah siswa : 42 siswa (terdiri dari 19 siswi dan 23 siswa) • Guru membacakan presensi siswanya yang tidak masuk hari itu • Perwakilan siswa tiap baris bangku diminta guru untuk membantu mengumpulkan tugas pertemuan lalu teman-temannya • Masih ada siswa yang baru saja memulai mengerjakan tugasnya dikelas, dengan mencontoh tugas temannya • Keadaan siswa masih cukup ramai • Guru meminta siswa membuka buku pegangan masing-masing siswa • Guru mengulang materi pada pertemuan yang lalu, dan menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini • Guru meminta siswa yang menuliskan judul sub bab yang akan dibahas hari ini • Sambil membawa buku pegangan, guru menuliskan tujuan pelajaran sub bab hari ini • Guru menulis materi di papan tulis, sambil sesekali memberikan sedikit penjelasan • Siswa menulis, apa yang ditulis guru di depan, namun ada beberapa siswa yang masih ramai • Guru membuka buku pegangan dan melanjutkan mencatat di papan tulis • Guru membaca ulang apa yang sudah ditulisnya di papan tulis, sambil memberikan sedikit penjelasan • Ada siswa yang menanyakan tentang ketidakjelasan tulisan • Guru menjawab dan melanjutkan menulis di bagian papan yang lain • Siswa menjadi cukup ramai • Siswa ada yang maju ke depan kelas karena ada tulisan yang tidak terlihat dari bangku belakang • Guru berkeliling mengecek catatan siswa • Kelas menjadi gaduh karena ada satu siswa yang menjadi bahan bercandaan • Guru menenangkan kelas, dan menjelaskan apa yang ditulis di papan dengan memberikan abstraksi contoh (perhitungan)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
• Siswa menulis dan sebagian siswa ramai • Siswa yang duduk di pojok belakang, maju kedepan karena kurang jelas penglihatannya • Guru duduk dan menunggu siswa mencatat sambil membaca buku-buku pegangannya • Guru meminta siswanya untuk cepat dalam mencatat • Guru mejelaskan pada siswa yang bertanya mengenai tulisan guru di papan • Guru meminta siswa membuka buku pegangan di halaman 94 • Siswa diminta melingkari soal pilihan ganda no.14 • Siswa diminta untuk meminta siswa menulis soal yang diligkari tersebut di buku catatan sebagai contoh soal • Guru memperingatkan kelas agar tidak ramai di kelas • Guru menulis kembali yang diketahui dalam soal di papan tulis • Guru mengerjakan contoh soal di papan tulis dengan melibatkan siswa (guru bertanya, siswa menjawab) • Siswa yang menjawab pertanyaan guru hanya siswa di bagian depan, sedangkan bagian belakang ramai sendiri • Guru menjelaskan tiap tahapan dalam menyelesaikan soal sambil menulis di papan tulis • Guru kembali memperingatkan siswa agar tidak ramai • Guru kembali melanjutkan contoh soal yang dibahas di depan • Guru kembali memberi peringatan cukup keras pada siswa yang ramai • Guru kembali meminta siswa melingkari soal dalam buku pegangan sebagai contoh soal yang kedua • Guru meminta siswa memperhatikan soal tersebut • Guru mengulang pertanyaan • Guru menulis kembali apa yang diketahui di soal • Siswa mencatat apa yang ditulis guru • Guru menyelesaikan sendiri, soal yang yang ditulis di depan kelas • Guru mengulang penjelasan, dan cara menyelesaikan soal yang baru saja ditulis • Guru menegur siswa yang jalan-jalan di kelas • Guru meminta siswa membereskan barang-barang, persiapan pulang • Guru memimpin doa pulang b. Pengamatan hari ke-2 Hari / tanggal : Kamis, 1 November 2012 Kelas : 7A Sekolah : SMP X Jam pel. : 09.30 – 10.55 WIB Materi : Campuran Jumlah siswa : 42 siswa (terdiri dari 19 siswi dan 23 siswa) • Siswa masih ramai saat guru masuk dalam kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
• Guru datang, guru duduk di kursi guru, membuka buku • Guru meminta uang pada bendahara untuk mengganti uang fotokopi materi yang sudah diringkaskan oleh guru • Guru membagikan ringkasan pada siswa, masing-masing satu fotokopian ringkasan • Guru meminta siswa untuk memelankan suara dan mempersiapkan pelajaran • Guru meminta siswa membuka fotokopi lembar 1 • Siswa berubah menjadi tenang dan menyimak apa yang dibacakan guru • Guru membaca ringkasan sembari sesekali memberikan penjelasan singkat dan mengikutsertakan siswa dalam menanggapi pembahasan • Guru bertanya tentang pemahaman siswa mengenai materi yang dijelaskan tadi • Guru langsung melanjutkan ke materi selanjutnya • Guru mengulang penjelasandari awal ketika ada siswa yang bertanya • Guru menggambarkan materi di papan tulis, siswa menjadi sedikit ramai • Sambil menulis dipapan tulis, siswa lain diminta untuk melengkapi, dimintai tanggapan mengenai materi • Guru kembali menenangkan siswa yang ramai • Guru menjelaskan, meminta siswa memperhatikan • Guru kemali menerangkan dengan menggambar di papan tulis • Guru menjelaskan apa yang sudah digambar di papan tulis • Guru menegur siswa yang ramai di sebelahnya • Guru menanyakan kembali kejelasan siswa mengenai materi • Guru meminta siswa membuka materi yang akan dijelaskan selanjutnya • Guru sedikit melakukan selingan dengan bercanda yang membuat siswa sedikit terhibur • Suara guru cukup keras, apalagi ketika siswa ramai, guru biasa mengeraskan suara agar masih bisa di dengar oleh siswa • Guru kembali menggambar di papan tulis, sambil memberikan penjelasan singkat • Siswa menegur temannya sendiri yang ramai • Guru memberikan contoh dengan menggambar di papan tulis • Guru meminta siswa membuka buku pegangan masing-masing untuk melihat gambar • Guru menjelaskan satu per satu nama benda yang ada di gambar tersebut, siswa menyimak • Guru menegur siswa yang ramai • Guru mengajak siswa untuk belajar dengan cepat • Guru diminta siswa mengulang penjelasan karena dirasa penjelasan guru terlalu cepat • Guru kembali menjelaskan materi • Guru mengajak siswa mencocokkan tugasnya • Guru keluar kelas sebentar untuk mengisi spidol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
• Ada siswa yang halaman dalamringkasan kurang lengkap, ternyata ada salah satu teman yang mempunyai halaman double • Guru melanjutkan penjelasan dengan membaca • Guru bersama-sama dengan siswa mengerjakan soal pilihan ganda dengan cepat, beberapa siswa dengan cepat juga mengikuti, namun beberapa siswa ada juga yang ketinggalan dan harus bertanya dengan temannya • Guru menggerjakan soal esai bersama-sama dengan siswa • Guru menayakan jawaban pada siswa terlebih dahulu, baru memberikan pembenaran • Guru menerangkan gambar yang seblumnya sudah digambar di papan tulis • Untuk soal yang dirasa guru mudah, guruhanya menanyakan apakah siswa dapat mengerjakan, jika ada yang menjawab bisa, maka guru akan menganggap bahwa siswa memang bisa dan melanjutkan ke soal berikutnya • Guru menuliskan hasil perhitungan di papan tulis, hasil dari pembahasan dengan siswa • Materi selesai, guru istirahat di meja guru, siswa mencatat yang ada di papan tulis 3. Fieldnotes Narasumber III a. Pengamatan hari ke-1 Hari / tanggal : Senin, 22 Oktober 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 08.00 – 09.00 WIB Materi : Zat Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) • Guru membacakan presensi siswa, menanyakan siapa siswa yang tidak masuk • Guru memulai pelajaran dengan mengajak para siswa untuk berdoa • Guru mulai bertanya mengenai “apa itu unsur?” • Ada beberapa siswa yang menjawab tanpa mengacungkan jari • Ada beberapa siswa yang masih ngobrol sendiri dengan temannya • Guru menegur dengan menghampiri siswa yang dianggap ramai atau menegur dari jauh • Guru hapal nama siswa dan siswanya • Guru menujuk siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai unsur • Ada siswa yang bisa menjawab pertanyaan mengenai unsur • Suara guru cukup keras • Siswa mulai tenang • Guru mulai bercanda agar siswa tenang • Guru menutup pintu • Guru memulai pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
• Guru mulai bertanya kepada siswa mengenai pengertian “zat”. Pertanyaan yang sama ditanyakan berulang-ulang pada siswa yang berbeda • Guru menyampaikan pentingnya “mendengarkan” • Menunjuk murid untuk menjawab pertanyaan • Guru memamncing agar siswa dapat menjawab pertanyaan • Menggali informasi dari siswa mengenai macam-macam zat dan contohnya • Menerangkan sifat dan karakter zat padat • Menerangkan sifat dan karakter zat cair • Menerangkan sifat dan karakter gas • Menunjukkan salah satu siswa untuk maju ke depan kelas, dan menjawab pertanyaan • Menjelaskan perkalian sebagai basic dalam perhitungan volum • Menjelaskan mengenai konversi tingkatan satuan volume • Menjelaskan persamaan mas jenis (rho) • Mengilustrasikan volume benda padat dengan menggambar di papan tulis • Menanyakan pada siswa tentang rumus volume • Menggali kemampuan siswa mengenai volume benda, meskipun volume sama (balok dan gabus) tapi kerapatan berbeda yang menjadikan massanya berbeda • Guru memberikan tugas pada siswa secara kelompok • Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai dengan no urut presensi • Siswa menjadi ramai lagi karena mereka berpindah tempat, mengikuti kelompok masing masing • Ssiwa duduk berkelompok • Guru memberikan tugas pada siswa untuk menuliskan benda-benda padat yang ada di lingkungan sekitar dengan ukuran kira-kira sebesar jari telunjuk orang dewasa • Ada satu kelompok yang terdiri dari 5 siswa menolak bergabung dengan kelompok lain yang jumlah anggotanya hanya terdiri dari 3 siswi • Guru menegur dan menyuruh kelima siswa bergabung yang akhirnya mereka bergabung • Selama siswa mengerjakan tugas kelompok, guru sesekali menegur siswa yang mengobrol • Guru memberi soal berikutnya yaitu mencari nilai volume • Guru berkeliling, melihat siswanya dalam mengerjakan tugas, jika siswa kurang mengerti, guru memberi penjelasan. • Guru juga menghampiri setiap kelompok, memastikan siswanya mengerjakan tugas atau hanya bermain • Guru memeberikan soal lagi, sambil sesekali menegur siswa yang mengobrol sendiri “perhatikan!” • Guru memberi tugas mencari nilai volume kerucut, dan tabung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
• Siswa ada yang bertanya • Guru terus berkeliling sambil bertanya • Ada siswa yang bertanya karena kurang jelas dengan soal yang diberikan, guru menjelaskan kembali pada siswa tersebut • Guru kembali menghampiri dari satu kelompok ke kelompok lain untuk memastikan siswa mengerti dan mengerjakan sambil sesekali menegaskan apa yang sudah dimengerti siswa • Guru menegur kembali kelas yang ramai sendiri • Guru bertanya kembali mengenai materi yang sudah disampaikan di awal kepada siswa, memastikan siswa mengerti atau tidak • Guru bersama siswa bersama mencari satuan (derajat kubik) yang benar kg/m2 adalah salah, harus diubah menjadi kg/m3 • Guru membahas satu soal dipapan tulis • Guru melibatkan siswa dalam menjawab soal hitungan, tapi ternyata siswa belum memahami konsep matematik bilangan pangkat • Guru menutup pelajaran, siswa kembali ramai karena kembali ke tempat duduk masing-masing sehingga guru tidak sempat menyelasaikan kalimatnya • Setelah siswa kembali ke tempat duduk itu lagi, guru mengingatkan kembali materi di awal dan mengingatkan tugas yang sudah diberikan dengan membawa barang-barang pada kelas yang akan dilanjutkan pada hari selasa b. Pengamatan hari ke-2 Hari / tanggal : Selasa, 23 Oktober 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 07.00 – 08.30 WIB Materi : Zat Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) • Guru mengatur tempat duduk dalam kelompok (aktivitas di laboratorium) • Guru mengecek bahan yang dibawa siswa • Guru mepersiapkan alat praktikum • Guru mengulang materi kemarin mengenai cara menentukan volume dan massa jenis benda teratur • Guru menjelaskan kembali bahwa massa jenis dapat menentukan karakteristiknya • Guru mengajarkan cara mengukur volume benda tidak teratur dengan menerapkan hukum Archimedes • Guru mengulang cara mengkonversikan satuan rho ("), satuan digunakan g/ml • Guru menjelaskan cara kerja praktikum, dimana siswa diminta mengukur massa benda menggunakan timbangan ohaus, untuk mengukur volume, siswa diminta mengisi gelas ukur dengan air pada ukuran tertentu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
154
kemudian memasukkan benda yang akan diukur, dan melihat perubahan volume air, dan mencatat sebagai volume benda. Guru meminta perwakilan 3 orang dari setiap kelompok, sedangkan siswa yang lain diminta melihat dan mengamati Peralatan praktikum di lab disediakan 3 buah gelas ukur, dan 3 buah timbangan ohaus Ukuran lab agak sempit untuk 38 siswa Guru membagikan lembar satu lembar pengamatan untuk masing-masing kelompok Siswa ramai saat sebelum memulai kegiatan praktikum Guru meminta siswa untuk segera melaksanakan praktikum, namun siswa masih malu-malu dan enggan maju. Beberapa siswa dari satu kelompok mulai maju, disusul beberapa kelompok yang lain Saat siswa dari satu kelompok pertama maju guru menanyakan neraca apa yang digunakan dalam praktikum kali ini, siswa menjawab neraca ohaus Siswa mulai terlihat tertarik dengan kegiatan praktikum, beberapa siswa maju dan berebut untuk melihat ataupun menggunakan peralatan Siswa bergerombol di depan, di meja tempat peralatan praktikum berada, ada yang mengamati, ada yang mencoba mengukur, bahkan ada juga siswa yang hanya bermain Guru menjelaskan kembali cara kerja pengukuran secara mendetail dengan menyertakan penggunaan persamaan mencari massa jenis Guru memberi contoh mengisi gelas ukur dengan air, dapat diisi dengan volume bebas, namun harus tetap dicatat perubahan volumenya Siswa laki-laki cenderung ingin tahu dan bekerja di depan Siswa yang tidak praktikum cenderung ramai, bermain dan mengobrol di belakang Guru menegur siswa yang bermain Guru menyuruh siswa yang tidak maju untuk mengukur, untuk memperhatikan temannya yang mengukur Guru berkeliling sambil menerangkan cara kerja pada setiap meja, menerangkan siswa yang bertanya Guru mengkoreksi kerja siswa, dan menunjukkan cara menimbang yang benar Guru mengingatkan kembali agar siswa tidak lupa mengukur volume benda tidak beraturan Guru kembali berkeliling memantau apa saja yang sudah didapatkan siswa Guru kembali mengingatkan siswa agar tidak mengisi gelas ukur dengan air yang terlalu banyak Guru meminta siswa yang belum pernah mengukur untuk mencoba mengukur di depan Guru kembali mengingatkan siswanya supaya detail dalam mencari data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
• Setelah kegiatan praktikum selasai, siswa kembali duduk ke meja masing-masing tapi masih dalam satu kelompok • Guru menjelaskan fungsi sikat pembersih gelas ukur • Guru mendatangi tiap kelompok untuk memastikan siswa menyelesaikan soal " = m/v • Guru menyuruh masing-masing kelompok untuk maju mempresentasikan hasil pengamatan mereka di depan kelas • Perwakilan dari salah satu kelomok mempresentasikan hasil perhitugan yang ditemukan, sambil sesekali di arahkan guru, setelah selesai guru menanyakan kesimpulan yang diperoleh dari kelompok itu • Guru menyuruh kelompok ke dua untuk mempresentasikan hasil temuannya di kelas • Kelompok maju, salah satu anggota bicara sendiri, kemudian guru menegur • Siswa lain ngobrol sendiri, guru menegur, kelompok melanjutan presentasi, beberapa siswa masih ada yang mengobrol • Guru kembali menegur, siswa melanjutkan presentasi, guru bertanya apa kesimpulan yang diperoleh kelompok tersebut • Selesai presentasi, siswa mengucapkan terima kasih dan kembali ke tempat duduk • Guru bertanya pada kelas, mengenai kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil percobaan kali ini, sambil sesekali menegur siswa yang ramai • Saat ada siswa yang menjawab, siswa lain ramai, guru menegur dan meminta siswa untuk memperhatikan, siswa lain lanjut menjawab, dan kelas mulai tenang, guru menjelaskan karakteristik benda dengan analogi macam-macam benda bahan sepeda • Guru menyurh siswa kembali ke kelas c. Pengamatan hari ke-3 Hari / tanggal : Senin, 29 Oktober 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. :08.15 – 09.15 WIB Materi : Zat, Senyawa, dan Massa jenis Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) • Guru masuk kelas, mengulas materi yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya • Guru bertanya mengenai pengertian zat • Siswa menjawab dengan ramai • Guru menguatkan jawaban dari siswa, mengulang jawaban yang benar • Guru mengulang bertanya pada siswa mengenai pengertian unsur • Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan • Siswa kembali menjawab pertanyaan dengan ramai • Guru kembali memberikan penguatan mengenai jawaban yang benar • Siswa cukup tenang dalam mengikuti pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
• Guru menulis di papan tulis, sambil menerangkan dan bertanya pada siswa untuk melengkapi bagan yang dibuat guru • Guru memberi waktu siswa untuk mencari apa nama alat pengukur panjang sambil berkeliling memastikan siswa menulis bagan yang sudah ditulis guru • Guru memberi waktu pada siswa untuk belajar terebih dahulu sebelum ulangan (mendadak) • Siswa bertanya mengenai bahan yang akan diujikan nanti • Guru kembali mengulang secara singkat materi-materi yang sudah dipelajari • Guru bertanya pada bebarapa siswa, bagaimana mencari volume untuk membantu siswa mengingat materi sebelum ulangan • Ulangan dimulai pukul 08.35, guru meminta siswa menyiapkan selembar kertas, dan menutup semua buku • Guru membacakan soal pertama “jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai klasifikasi mater” • Selama ulangan berlangsung, ada siswa yang tetap ramai, tidak mengerti bagaimana jawabannya, lupa soal, atau tidak mengerti maksud soal. Karena ramai, guru tidak mendengar apa yang ditanyakan siswa padanya • Guru kemudian membacakan soal kedua “jelaskan konsep yang mengenai zat” • Selama mengerjakan soal, sebagian siswa ada yang berjalan menuju meja temannya untuk bertanya jawaban ulangan, guru tidak menegur karena guru berpikiran mereka sama-sama tidak bisa mengerjakan, jadi dibiarkan saja • Soal ketiga berupa soal matematis mengenai mencari massa jenis jika diketahui massa benda dan volume • Soal keempat juga matematis, namun disini siswa diminta menghitung massa jenis benda tabung, sehingga siswa diminta terlebih dahulu menghitung volume dari tabung • Ditengah siswa mengerjakan soal guru merubah angka untuk nilai massa benda, dengan pertimbangan agar siswa tidak bingung dalam menghitung • Karena dirasa perhitungan cukup rumit, guru memutuskan, siswa tidak perlu mengerjakan perhitungan yang rumit tersebut d. Pengamatan hari ke-4 Hari / tanggal : Senin, 6 November 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. :07.55 – 09.15 Materi : Perhitungan matematis pembagian dan perkalian Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa ) • Guru membacakan presensi siswa dan bertanya siapa yang tidak masuk, kondisi siswa masih ramai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
• Guru menenangkan siswa, dan menunjuk satu siswa untuk memimpin doa • Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari pertemuan yang lalu mengenai persamaan muai panjang • Siswa menjawab tapi dalam kondisi kelas ramai, siswa menjawab dengan saling bersahutan satu sama lain • Guru membenarkan jawaban siswa, kemudian bertanya lagi pada siswa mengenai rumus volume benda beraturan • Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaannya, jika siswa yang satu tidak bisa menjawab, guru melempar jawaban ke siswa yang lain • Guru kemudian menuliskan persamaan muai panjang di papan tulis, dan meminta siswa kembali menghitung nilai akhir dari soal yang kemarin diberikan • Guru berkeliling, memantau siswa agar mau menghitung pembagian dan perkalian dalam bentuk desimal • Tiba-tiba guru lain meminta waktu untuk meminta biodata siswa, kelas menjadi ramai lagi dan fokus sudah terpecah • Beberapa siswa ada yang terlambat masuk kelas • Guru mematau lagi hasil perhitungan siswa dengan berkeliling kelas, melihat pekerjaan siswa, dan mengkoreksi secara singkat pekerjaan siswa • Guru memberikan contoh soal lagi, masih mengenai perhitungan matematis, dan meminta siswa megerjakan • Siswa yang sudah mendapatkan jawaban, mengajukan jawaban dengan bersahut sahutan • Guru kemudian membenarkan jawaban siswa yang dianggap benar • Guru kemudian memberikan soal lain lagi pada siswa • Guru meminta siswa yang tadi menjawab benar, untuk menjawab soal kedua • Guru mengkoreksi singkat hasil pekerjaan siswa dengan menilai jawaban itu benar atau salah • Guru kemudian menerangkan di depan cara perhitungan yang benar, namun beberapa siswa yang duduk di bagian pojok belakang ramai sendiri • Guru menanyakan siswa mengenai pemahaman setelah dijelaskan dari guru, melihat banyak yang menjawab “paham”, guru melanjutkan memberikan ke soal berikutnya • Guru kembali berkeliling dan mengkoreksi singkat pekerjaan siswa tersebut • Guru mengulang lagi cara pembagian desimal dengan menggunakan soal tersebut • Guru akhirnya mengerjakan secara bersama-sama dengan siswa soal itu di papan tulis • Guru memberikan jawaban yang benar dari soal awal yang diberikan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
• Siswa sebelah kanan guru pasif, sedangkan siswa sebelah kiri guru aktif dalam menjawab • Guru kembali berkeliling, mengkoreksi jawaban siswa yang benar namun tanpa menggunakan cara • Guru menjawab siswa yang bertanya dengan hanya membalikan pendapat siswa itu sudah benar atau belum, jadi siswa memang diajak untuk berpikir, itu benar atau salah • Guru menyuruh siswa untuk majy dan mengerjakan soal di depan, meyakinkan siswa bahwa ini adalah belajar jadi tidak apa-apa jika jawaban salah • Guru menenangkan siswa lainnya yang masih ramai • Guru melihat jawaban siswa yang lain, sampai terkadang siswa yang angkat tangan tidak terhiraukan • Guru menanyakan jawaban teman yang mengerjakan soal di depan apakah sudah benar, siswa kelas menjawab bahwa jawaban itu salah, guru pun meminta siswa yang lain membenarkan • Guru hanya tertawa mendengar celotehan siswa yang sedang bercanda, sambil menguatkan dan menyakinkan siswa agar mau maju ke depan • Guru kemudian menyuruh siswa yang maju pertama mundur, guru menenangkan, dan membetulkan jawaban siswa tadi • Guru kembali menenangkan siswa, karena ada seorang siswa yang telat masuk kelas, dan kemudian melanjutkan perhitungan kembali • Guru memberikan beberapa soal pembagian desimal pada siswa, meminta siswa mengerjakan secara mandiri, kemudian guru melemparkan soal ke kelas mengumpulkan berbagai jawaban siswa, dan kemudian membenarkan jawaban siswa dengan menghitung sendiri jawaban yang benar, hal itu dilakukan beberapa kali dengan beberapa soal • Guru menanyakan pemahaman siswa mengenai materi ini • Guru mengingatkan hapal perkalian adalah kewajiban dan sangat penting, guru bertanya soal perkalian secara spontan kepada beberapa siswa yang ditunjuk langsung • Guru mengingatkan materi mengenai massa jenis, mengingatkan konversi satuan volume • Guru memberi soal mengenai massa jenis, dan siswa diminta mengerjakan soal tersebut • Guru keliling kelas dan melihat hasil pekerjaan siswa, kemudian mengingatkan hubungan persamaan massa jenis jika salah menerapkan merupakan kesalahan fatal • Guru mengumpulkan jawaban dari siswa • Guru meminta siswa memperhatikan, guru mengerjakan soal tadi bersama-sama dengan siswa • Guru memberikan soal lagi, dengan tingkat kesulitan diatas yang tadi, dimana siswa harus mencari volume terlebih dahulu • Guru mengulang kembali cara mengkonversikan satuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
• Guru mengumpulkan jawaban dari siswa, dan kemudian membahas bersama siswa di depan kelas • Guru memberi contoh soal lagi dengan variasi untuk mencari volume • Guru bersemangat dan segera mengumpulkan jawaban dari siswa dan membahas jawaban di depan kelas secara bersama-sama • Guru melanjutkan materi ke materi pemuaian, guru meminta siswa membuka buku pegangannya • Guru menanyakan pengetahuan awal siswa mengenai pengertian pemuaian • Guru meminta siswa membaca selama 10 menit dan menyuruh siswa tenang • Kerena kelas cukup ramai, maka guru langsung menunjuk salah satu siswa untuk memberikan pengertian pemuaian • Siswa semakin ramai, karena mereka mengejek siswa yang menjawab diminta guru menjewab pertanyaan • Guru kemudian menenangkan, memancing pengetahuan siswa mengenai materi penyusun zat padat • Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai sifat partikel zat padat • Guru kemudian mengulang kembali dan menuliskan kembali skema perubahan wujud di papan tulis, sambil melibatkan siswa • Guru menjelaskan mengenai pemuaian dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari • Guru melanjutkan materi dan memberikan materi mengenai persamaan muai panjang • Guru menerangkan materi mengenai koefisien muai panjang • Guru meminta siswa mmbuka contoh soal yang ada di buku pegangan, dan menyuruh siswa belajar secara mandiri • Guru memperingatkan beberapa siswa yang ramai terus • Guru membahas contoh soal bersama siswa, sambil menulis di papan tulis • Siswa aktif dalam membantu guru mengerjakan soal bersama-sama • Guru membimbing pengerjaan sampai memasukkan nilai pada perhitungan, dan meminta siswa menghitung • Guru berjalan ke belakang, mamantau pekerjaan siswa • Guru mengingatkan, kebiasaan belajar harus muncul karena kemauan dan rasa suka, bukan karena paksaan • Guru membuka laptop untuk melihat materi yang ada dalam laptop • Guru menanyakan jawaban akhir dari soal pada siswa • Guru akhirnya membahas bersama jawaban di papan tulis terlebih bagian perhitungan matematis • Siswa aktif saat membahas jawaban bersama-sama • Guru mencocokkan jawaban dengan jawaban yang ada di buku, setelah dilihat tidak tepat, guru meminta maaf pada siswa dan memperbaiki perhitungan yang salah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
• Guru memberikan soal dari laptopnya mengenai pemuaian, dan siswa mencatat soal tersebut • Guru membebaskan pemakaian satuan, dan mengulangi soal • Guru mengecek nilai alpha kuningan pada buku pegangan e. GuruPengamatan hari ke-5 Hari / tanggal : Senin, 12 November 2012 Kelas : 7.1 Sekolah : SMP Y Jam pel. :09.20 – 10.25 WIB Materi : Ulangan Harian II dan Materi Pemuaian Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) • Guru menenangkan siswa, sebagian siswa masih ada yang makan dan jalan-jalan • Guru meminta siswa menyiapkan kertas untuk ulangan • Guru memperingatkan siswa untuk memasukkan semua barang yang ada di meja kecuali alat tulis dan kertas ulangan • Guru kembali menasehati siswa untuk diam dan menghargai bahwa siswa lain masih bisa belajar • Guru sedikit menaikkan nadanya ketika banyak siswa yang tidak setuju diadakannya ulangan padahal sudah disetujui dari awal • Guru menegur siswa secara individu dengan menyebut nama masingmasing siswa • Guru mendikte soal ulangan, dan meminta siswa untuk menulis soal terlebih dahulu • Guru mengulang-ulang soal yang didiktekan • Guru memberikan waktu mengerjakan dari 09.32 sampai 10.15 • Guru menuliskan angka/bilangan dari soal di papan tulis • Guru berjalan ke belakang untuk mengecek soal yang ditulis siswa • Untuk soal matematis, guru meminta siswanya yang ada di depan mendikte soal dan guru menulis soal di depan kelas • Guru berkeliling ke belakang, sambil menasehati siswa • Guru mengajak ngobrol beberapa siswa, saat ulangan berlangsung • Guru menjelaskan kembali cara menjawab soal • Siswa ada yang mengadukan kecurangan temannya, guru menegur • Guru mengambil tindakan untuk siswa yang diadukan temannya • Guru mengajak ngobrol siswa kembali, untuk menasehati siswa • Guru menyuruh siswa untuk cepat dalam mengerjakan soal • Siswa menjadi ramai, ada siswa yang bertanya, namun respon guru lama karena siswa sangat ramai dan banyak yang bertanya • Guru duduk di bangku siswa, mengobrol dan menasehati • Guru memberi penjelasan lagi pada siswa mengenai pengerjaan soal • Guru berkeliling sambil memantau pekerjaan siswa dan menjawab pertanyaan siswa secara individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
161
Siswa ada yang menghampiri guru, untuk menanyakan soal Siswa menjadi ramai kembali karena ada bau kentut Guru menenangkan sambil menasehati siswa Guru membacakan presensi siswa dan menanyakan siapa siswa yang tidak masuk Guru bercanda dengan siswa, menanggapi celotehan siswa Guru kembali diam dan mengawasi siswa Guru mengingatkan pemberian indetitas siswa pada kertas ulangan Guru mengingatkan waktu pengerjaan yang hampir habis Guru meminta siswa mengkoreksi ulang pekerjaannya Guru meminta siswa yang sudah selesai untuk mengumpulkan ulangan di atas meja guru Guru merapikan kertas ulangan siswa yang ada di atas meja Guru mengecek nama siswa yang ada di kertas ulangan siswa Siswa yang belum selesai diminta angkat tangan Guru mengingatkan waktu pengerjaan ulangan bagi siswa yang belum selesai, siswa lain yang sudah selesai mulai ramai Guru meminta siswa mengumpulkan kertas ulangan, karena waktu sudah habis Guru menenangkan siswa yang ramai dan mempersiapkan untuk melanjutkan materi Guru mulai bertanya mengenai contoh pemuaian Siswa aktif menjawab, namun kelas masih belum kondusif (masih ramai) Guru menenangkan, tapi siswa masih tetap ramai, guru diam melihat siswa yang ramai Guru marah dengan menaikkan volume suaranya Guru menasehati agar siswa memperhatikan terlebih dahulu Guru melanjutkan bertanya, siswa menjawab Guru membenarkan jawaban siswa dan meminta siswa memberikan contoh pemuaian pada zat cair Guru meminta siswa untuk membuka buku dan melihat persamaan pemuaian panjang Guru bertanya mengenai pemahaman siswa mengenai pengertian dan contoh pemuaian Guru menulis persamaan di papan tulis Guru meminta siswa mencatat keterangan dalam persamaan pemuaian Guru memberi contoh penerapan persamaan dengan menggunakan angka (matematis) Guru menjelaskan pada siswa penerapan perhitungan persamaan pemuaian panjang Siswa diminta untuk memperhatikan nilai koefisien muai panjang suatu benda yang ada di buku pegangan Guru meminta siswa untuk menulis hal yang diketahui di dalam soal mengenai pemuaian panjang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
• • • •
Guru mendikte, siswa mencatat yang diketahui Guru menjelaskan pemuaian pada logam bimetal Siswa diminta melihat nilai koefisien muai di buku pegangan Guru menjelaskan dan akhirnya menyimpulkan bersama siswa setelah memberi contoh dan diskusi bersama bahwa pada logam bimetal koefisien muai yang lebih kecil akan menyebabkan logam tersebut bengkok ke arahnya • Guru melanjutkan penjelasan mengenai meniskus cembung dan meniskus cekung • Guru mendiktekan contoh kejadian meniskus cembung dan meniskus cekung • Guru mengakhiri pelajaran
f. GuruPengamatan hari ke-6 Hari / tanggal : Senin, 19 November 2012 Kelas : 7.1 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 09.20 – 10.30 Materi : Pengulangan Materi dengan membuat Peta Konsep Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) • Guru menenangkan siswa yang ramai • Guru mulai pelajaran dengan bertanya pada siswa mengenai materi pada pertemuan sebelumnya • Siswa menjawab dengan tidak beraturan • Guru kembali bertanya pada siswa mengenai cara belajar IPA yang pada pertemuan sebelumnya sudah dijelaskan guru • Guru menasehati siswa agar mau giat belajar • Guru melanjutkan pengulangan materi sambil menuliskan peta konsep di papan tulis • Dalam pembuatan peta konsep, guru melibatkan siswa dengan bertanya pada siswa dan siswa menjawab • Guru menanggapi sambil menulis dan melengkapi peta konsep di papan tulis • Siswa aktif menjawab, walaupun tidak disiplin • Guru terus bertanya dan melengkapi peta konsep yang ada di papan tulis • Guru sesekali memberi pujian pada siswa yang menjawab dengan benar • Sebagian besar siswa ikut memperhatikan apa yang ditulis guru didepan • Guru sesekali menjelaskan materi tambahan yang belum diketahui siswa • Guru biasa memberikan contoh mengenai konsep dengan contoh yang ada di kehidupan sehari-hari ataupun materi yang sudah diberikan • Guru membetulkan jawaban siswa yang tidak sistematis agar tidak menjadi kebiasaan • Guru menanyakan pemahaman siswa • Guru mengajak siswa untuk melihat buku pegangan masing-masing • Guru sesekali bercanda bersama siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
• Guru menerangkan dengan cepat, dan menulis dengan cepat cara pembuatan peta konsep • Guru meminta siswa membuat peta konsep seperti yang sudah dicontohkan oleh guru, setelah guru selesai menghapus papan • Guru berkeliling untuk menjawab pertanyaan siswa yang kurang mengerti perintah yang diberikan guru • Guru berkeliling, mengecek secara sekilas, sesekali membetulkan siswa yang salah, dan memuji siswa yang benar pekerjaannya • Guru sesekali memberikan contoh pengerjaan peta konsep dari hasil peta konsep yang dimiliki siswa yang sudah benar • Guru memberi waktu pengerjaan sampai pukul 10.15 dan akan menilai tugas ini • Guru membicarakan rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, dan menjadwalkan ulangan harian • Guru masih berkeliling, memantau pekerjaan siswa, bercanda dengan siswa, dan memuji pekerjaan siswa • Guru membetulkan pekerjaan siswa yang kurang benar, sambil menjelaskan di papan tulis • Guru memuji pekerjaan siswa yang sudah bagus • Guru menambahkan bagi pekerjaan siswa yang kurang lengkap • Guru memutuskan tugas pembuatan peta konsep bisa dikerjakan di rumah, dikarenakan waktu yang diberikan guru dirasa kurang oleh para siswa • Guru melanjutkan materi perhitungan matematis mengenai pembagian dan perkalian bilangan desimal • Guru menuliskan soal, meminta siswa mengerjakan • Guru menanyakan jawaban pada siswa, jika jawaban siswa benar maka guru akan memberikan soal lagi • Jika siswa banyak yang jawabnnya salah, guru mengerjakan soal secara bersama di papan tulis • Guru melanjutkan memberi contoh penggunaan persamaan muai panjang • Guru menulis di papan tulis, yang diketahui dan ditanyakan dari soal • Guru meminta siswa mengerjakan secara mandiri terlebih dahulu • Guru mengerjakan bersama dengan siswa, dan memperingatkan siswa untuk memperhatikan • Guru menjelaskan tahap demi tahap pengerjaan samapai perhitungan • Guru memperingatkan materi yang diajarkan ini adalah materi penting, oleh sebab itu siswa harus memperhatikan • Guru menyelesaikan materi
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 164
Lampiran B4. Kronologi Kejadian 4. Kronologi Kejadian Narasumber I e. Pengamatan hari ke-1 Hari / tanggal : Rabu, 24 Oktober 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. :10.50 – 12.30 WIB (Jam ke-6) Materi : Unsur, Zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru membagikan buku jadwal belajar siswa dan menjelaskan manfaatnya 2 Guru meminta siswa memasukkan buku dan segera mempersiapkan pelajaran 3 Guru keluar kelas sebentar, kemudian masuk lagi membuat kelas menjadi agak ramai 4 Guru mengingatkan kembali materi pertemuan kemarin mengenai, asam, basa, dan garam Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari sampai pertemuan terakhir Beberapa siswa menjawab sampai pada materi basa 5 Guru bertanya pada siswa mengenai sifat basa Siswa menjawab secara serentak Guru meminta siswa menjawab satu persatu 6 Guru kembali bertanya mengenai materi yang lalu, yaitu mengenai Ph Siswa kembali menjawab serentak namun hanya beberapa siswa yang menjawab dengan suara keras dan jelas Siswa aktif dalam menjawab pertayaan guru 7 Guru mengulang jawaban siswa dan menegaskan kembali jawaban yang benar 8 Guru memulai penjelasan mengenai pengertian dan siswa diam dan mencatat apa yang didiktekan guru
Waktu 00.00 – 05.41 05.42 – 06.19 06.20 – 07.29 07.50 – 08.25
08.28 – 09.25
09.27 – 10.15
10.16 – 10.40 10.47 – 11.41
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 165
9 10 11
129 13 14 15 16 17
18 19 20 21
22
Guru mengambil buku pegangan di meja guru, dibawa ke depan kelas, berdiri, mendikte siswa untuk memberikan contoh yang kemudian ditulis siswa Guru meminta siswa melihat buku pegangannya masing-masing Siswa ikut membuka buku yang diperintahkan oleh guru Guru menjelaskan, sambil sesekali melontarkan pertanyaan pada siswa Guru menjelaskan sambil membawa buku dan menyuruh siswa mencatat mengenai contoh garam dalam kehidupan sehari-hari Guru menambahkan tabel yang ada dibuku pegangan siswa belum ada, dengan menulis di papan tulis Siswa menulis apa yang ditulis guru di papan tulis Selama guru menulis di papan tulis, guru sambil menjelaskan secara singkat apa yang ditulis Guru menambahkan satu contoh yang berasal dari buku pegangan yang hanya dimiliki guru, selesai menulis guru menjelaskan Guru berjalan ke belakang, memantau yang ditulis siswa sambil sesekali menjelaskan pada siswa yang bertanya Guru mengingatkan bahwa siswanya harus rajin Guru menunggu siswa yang masih mencatat Guru mulai memasuki sub bab materi baru, menganai unsur senyawa dan campuran Guru menulis judul di papan tulis dan meminta siswa berhenti mencatat supaya bisa mendengarkan penjelasan materi Guru bertanya pada siswa untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi dulu Guru mengomentari jawaban dari siswa yang hanya membaca dari buku pegangan Guru menerangkan sedikit sambil menulis di papan tulis Guru berhenti menulis dan menunggu siswa mencatat dan berkeliling kelas Guru melanjutkan dengan mendiktekan pengertian Siswa meminta guru memelankan dalammendikte Guru mendikte dengan pelan dan sering diulang-ulang Guru kembali menulis di papan tulis
11.42 – 12.25 12.26 – 12.30 12.31 – 16.04
16.05 – 17.39 17.40 – 17.50 18.56 – 19.56 20.05 – 22.32 22.33 – 23.29 23.19 – 24.35
24.40 – 25.15 25.16 – 27.24 27.25 – 28.4 28.45 – 30.54
31.01 – 33.46
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 166
23 24 25
Ada siswa yang bertanya mengenai tulisan guru Guru berjanji akan menjelaskan kembali setelah istrahat Guru masih menyelesaikan tulisan meskipun sudah terdengar bel istirahat Siswa ada yang keluar terlebih dahulu sebelum guru, namun dilarang oleh guru Hari / tanggal Kelas Sekolah Jam pel. Materi Jumlah siswa
: Rabu, 24 Oktober 2012 : VII.F : SMP X : 11.45 – 12.25 WIB (Jam ke-7) : Unsur, Zat : 38 siswa ( terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa ) Kejadian dalam Pembelajaran
No. Bagian I 26 Guru masuk kelas dan menulis kembali di papan tulis, sambil menunggu siswa yang belum masuk kelas 27 Guru mengecek siswa yang belum masuk dalam kelas 28 Guru menjelaskan apa yang suda dicatat di depan Guru mengulang penjelasannya sekali lagi Siswa mencatat yang ditulis guru di papan tulis, dengan tenang 29 Guru kembali mendikte, siswa mencatat sambil membuka buku dan mencocokkan dengan apa yang didikte 30 Memberi contoh mengenai materi yang dijelaskan dengan analogi contoh materi yang sudah pernah diajarkan 31 Guru kembali mendikte dengan pelan dan diulang-ulang 32 Siswa menjadi ramai ketika ada pengumuman dari sekolah Bagian II 33 Siswa kembali diam, ketika guru kembali mendikte materi yang harus dicatat siswa
33.47 – 34.02 34.03 – 35.01 34.44 – 34.46
Waktu
00.12 – 02.42
02.45 - 03.40 03.41 – 04.33 04.34 – 09.22 09.23 01.26 – 02.25
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 167
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Guru kembali mengajak siswa, membuka buku pegangan yang dimiliki masing-masing siswa Beberapa siswa ada yang masih ngobrol selagi teman-temannya membuka buku Guru membacakan beberapa bagian dalam buku pegangan Guru meminta siswa mengaris bawahi bagian yang penting dalam buku pegangan Guru meminta siswa mnyimak dengan buku pegangan masing-masing, siswa menyimak, guru membaca Guru menuliskan contoh di papan tulis, siswa mencatat, guru sambil menjelaskan Guru berkeliling sambil menjawab siswa yang bertanya Guru kembali menjelaskan di papan tulis Guru mendikte, siswa mencatat Guru menghapus papan tulis dan memberi contoh soal dari buku pegangan yang hanya dimilki oleh guru Guru menulis soal sambil menyelesaikan soal pertama, sambil bertanya pada siswanya Siswa ramai, hanya beberap siswa di bagian depan yang menjawab pertanyaan guru Guru menulis di papan tulis memberi latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa Beberapa siswa bertanya mengenai penyelesaian soal, guru menjawab dengan membahas untuk semua kelas Guru menyuruh siswa melanjutkan latihan soal di rumah
02.33 – 03.24 03.26 – 05.48 05.49 – 09.42 09.43 – 13.29 13.32 – 14.08 14.10 – 14.43 14.54 – 16.04 16.23 – 16.46 16.55 – 17.50 18.15 – 20.42 21.04 – 24.13 24.14
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 168
f. Pengamatan hari ke-2 Hari / tanggal : Rabu, 31 Oktober 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. : 10.50 – 11.30 WIB (Jam ke-6) Materi : Campuran Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru meminta siswa merapikan kelas terlebih dahulu ( meluruskan meja, menyapu lantai oleh petugas piket ) 2 Guru meminta siswa mengisi jadwal belajar pada buku yang sudah dibagikan pada pertemuan sebelumnya, yang nantinya akan diperiksa guru sebelum memulai pelajaran Para siswi menunjukkan buku jadwal belajar mereka pada guru, sambil bertanya mengenai buku jadwal belajar tersebut 3 Guru mengeluhkan pengadaan remedi sudah dilakukan dua kali namun masih ada siswa yang hasilnya tetap sama saja 4 Guru memanggil siswa yang tindak mengalami peningkatan nilai untuk membenahi soal di luar kelas saat jam pelajaran Guru meminta siswa mengerjakan soal remidi tersebut di kertas lain Ketika siswa yang dipanggil maju, guru menasehati siswa yang nilainya jelek pasti di kelas banyak ngomong 5 Guru kembali meminta siswa meluruskan bangku mereka 6 Guru menanyakan pada siswa menganai materi terakhir yang diajarkan Murid menjawab, dan untuk menyakinkan guru, guru meminta siswa membuka catatan 7 Guru meminjam catatan salah satu siswa, untuk melihat sampai mana materi terakhir diajarkan 8 Guru melanjutkan materi mengenai sub bab baru yaitu campuran, guru mengambil buku pegangan 9 Guru membaca buku pegangan, mendikte siswa, dan siswa dengan tenang menulis Guru mendikte dengan berulang-ulang dan pelan pelan
Waktu 00.03 – 00.45 02.57 – 07.21
07.23 – 07.30 07.34 – 09.15
09.24 – 09.35 09.37 – 10.21 10.23 -11.00 10.57 – 11.41 11.42 – 12.36
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 169
10 11
12 13 14 15
16
17
Guru menanyakan pengertian homogen dan heterogen pada siswa Beberapa siswa menjawab, guru menyimpulkan dan menambahkan jawaban yang kurang Guru kembali mendikte, dan siswa dengan tenang mencatat Guru mendikte sambil melihat buku pegangan yang dimiliki guru Guru meralat kesalahan dalam mendiktek, sambil meminta maaf sebelumnya, dan meralat bagian yang salah Guru mendikte sambil memberikan contoh, siswa terkadang menanggapi contoh tersebut dengan lelucon Guru menerangkan didepan kelas, sambil sesekali bertanya pada siswanya Guru melanjutkan mendikte, dan siswanya mencatat Guru mengulang kata-kata sulit yang ditanyakan siswa, dengan menuliskannya di papan tulis Guru membuat kolom perbedaan di papan tulis Guru meminta siswa mencari perbedaan (isi dari kolom) di buku pegangan masing-masing siswa, yang nantinya akan ditulis bersama didepan Siswa sibuk mencari perbedaan untuk mengisi kolom di papa tulis namun beberapa siswa ramai sendiri (tidak membuka buku tapi mengobrol) Guru bertanya sudah adakah yang menemukan perbedaan Salah satu siswa menjawab, guru membenarkan jawaban dan melengkapi jawaban sembari menulisnya di papan tulis Guru kembali melakukan tanya jawab dengan siswa untuk melengkapi tabel yang ada di papan tulis. Sesekali guru memberi contoh yang ada di kehidupan sehari-hari.
12.37 – 12.57 12.58 – 20.00
20.02 – 21.20 21.28 – 24.10 24.16 – 24.46 24.49 – 25.10
26.40 – 27.58
30.22 – 36.04
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 170
Hari / tanggal Kelas Sekolah Jam pel. Materi Jumlah siswa
: Rabu, 24 Oktober 2012 : 7F : SMP X : 11.45 – 12.25 WIB (Jam ke-7) : Campuran : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) Kejadian dalam Pembelajaran
No. Bagian I 18 Guru menutup pintu kelas, supaya suara dari luar tidak mengganggu proses belajar di kelas 19 Guru menjelaskan kembali apa yang sudah ditulis dan didapat dari hasil diskusi bersama 20 Guru melanjutkan mendikte judul sub bab baru sambil berjalan ke belakang, memantau siswa yang mencatat 21 Guru menulis di papan tulis sambil melihat rangkuman yang sudah dibuat guru Siswa mencatat apa yang ditulis guru di depan, beberapa siswa mengobrol sendiri 22 Sekolah mengajak siswanya bersama-sama berdoa malaikat Tuhan, guru mengajak siswa mempersiapkan diri berdoa bersama Bagian II 23 Guru melanjutkan menulis di papan tulis, siswa mencatat, sebagian siswa ramai sendiri 24 Guru kembali membacakan lagi yang sudah ditulisnya di papan tulis dari belakang kelas, sambil memantau catatan siswa 25 Guru menanyakan apakah siswa sudah selesai mencatat 26 Guru menjelaskan contoh dari catatan yang sudah dituliskan di depan kelas tadi dengan benda-benda dalam kehidupan sehari-hari 27 Guru kembali mendikte siswa dengan membaca rangkuman yang di punyai guru 28 Guru kembali melanjutkan pelajaran dengan menggambarkan materi yang ditulis tadi di papan tulis Guru menggambar juga seperangkat alat yang digunakan sebagai salah satu cara memisahkan campuran yang berbeda titik didihnya
Waktu 00.32 00.33 – 02.14 02.15 – 02.29 02.37 – 05.42 05.42
00.13 – 01.31 01.59 – 02.34 03.05 03.20 – 03.40 04.25 – 07.35 08.28 – 14.13 14.27 – 17.00
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 171
29 30 31
32 33 34 35
36 37 38 39
40 41
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk membuat ringkasan mengenai apa yang terjadi pada proses pemisahan di dalam gambar tersebut Guru berjalan ke belakang untuk memeriksa catatan siswa terutama siswa di bagian belakang Guru memberikan waktu pada siswa untuk menjelaskan proses destilasi sesuai dengan gambar tersebut di depan kelas Guru kembali memancing-mancing penjelasan dari siswa, supaya penjelasan siswa lengkap, ketika maju Ada satu siswa yang berani maju dan menjelaskan kepada teman-temannya Guru menenangkan siswa lainnya yang ramai Siswa yang maju dikritik temannya supaya suaranya agar sedikit keras Guru mempersilahkan, teman yang duduk untuk bertanya kepada siswa yang menjelaskan di depan Guru bertanya pada siswa yang lain, guru menambahkan penjelasan siswa yang di depan kelas Guru menyimpulkan dan menambahkan hal penting pada penjelasan siswa yang maju dan menjelaskan kembali proses destilasi, sambil sesekali bertanya pada siswa Guru meminta siswa yang banyak bicara untuk maju ke depan menulis kembali apa yang sudah disampaikan temannya Guru menasehati supaya sekarang sudah mendekati akhir semester satu, jadi siswa harus berubah, tidak ramai terus Guru mengomentari jawaban yang ditulis siswa di depan, siswa yang mejelaskan di diminta untuk mendikte temannya yang menulis di papan tulis Setelah selesai menulis, guru membaca ulang tulisan yang sudah ada di depan kelas, dan mengkoreksinya Guru meminta pendapat kelas, apakah tulisan yang ditulis sudah sesuai Beberapa siswa membenarkan kalimat yang salah dan menambahi kalimat yang kurang dalam penjelasan proses tersebut Guru meminta siswa yang maju untuk mengulang jawabannya, dan memberikan kesempatan siswa yang lain berpendapat. Siswa aktif dalam menjawab pertanyaan guru Guru memberikan penjelasan singkat mengenai materi yang sudah dibahas
17.49 – 17.55 18.00 – 20.20 21.24 – 21.34
21.40 – 21.59 22.06 22.36 23.00 – 24.36
24.40 – 25.12 25.13 – 25.33 26.30 – 26.50 28.27 – 28.58
29.19 – 30.09 32.39 – 33.32
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 172
g. Pengamatan hari ke-3 Hari / tanggal : Senin, 5 November 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. : 08.35 – 09.15 WIB (Jam ke-3) Materi : Pemisahan Campuran, Zat dan wujudnya Jumlah siswa : 38 siswa ( terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa ) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru masuk kelas langsung mengingatkan siswa tentang sampah dikelas (plastik di bawah kursi) 2 Guru mengingatkan pengumpulan rapor sementara bagi siswa yang belum mengumpulkan 3 Guru mengabsen siswa dengan memenggil nama siswa satu per satu, namun awalnya guru salah menyebutkan nama di absen siswa kelas 9F 5 Siswa menanggapi ketika dipanggil guru dengan mengangkat tangan, keadaan kelas menjadi sedikit ramai 6 Guru mengatur tempat duduk siswa 7 Guru mengingatkan bagi siswa yang belum remedi segera memperbaiki nilainya, dan bagi siswa yang banyak remedi harus lebih bersemangat 8 Guru mengungkapkan rencana pembelajaran (materi yang akan disampaikan) 9 Guru mengecek kembali materi yang sudah di dapat siswa 10 Guru menyebut nama siswa untuk menjawab pertanyaan guru mengenai materi sebelumnya 12 Guru menguatkan jawaban (membenarkan) dan melanjutkan penjelasan mengenai materi tersebut 13 Guru mengecek pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan 14 Guru mengajak siswa membuka buku pegangan yang dimiliki masing-masing siswa 15 Guru meminta murid mencatat, guru mendikte 16 Guru meminta siswa mengamati gambar yang ada di buku pegangan Guru menjelaskan cara kerja gambar alat yang ada dibuku pegangan siswa, siswa diminta menyimak dan memperhatikan 17 Guru menggambar di papan tulis (memperjelas gambar di buku)
Waktu 00.00 – 00.28 00.29 – 00.50 01.15 01.37 – 04.58 05.00 - 06.50 07.29 - 08.15 08.18 - 08.36 08.39 - 09.08 09.09 - 09.42 09.46 - 10.45 10.50 - 11.09 11.19 - 12.08 12.09 - 14.05 14.06 – 14.45
14,57 - 15.58
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 173
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
28
29
30 31 32
Guru bersama siswa mengambil kesimpulam mengenai pengertian dan cara kerja alat tersebut Guru meminta siswa mempelajari sendiri materi yang lain, guru hanya memberikan poin-poinnya Guru menunggu siswa mencatat yang ada di papan tulis Guru bertanya “apa ada yang masih perlu dijelaskan?” Guru langsung melanjutkan ke materi selanjutnya, karena tidak ada yang bertanya Guru meminta siswa membuka materi selanjutnya pada buku pegangan masing-masing siswa Guru meminta siswa membaca terlebih dahulu materi tersebut secara pribadi Guru membuka laptop dan mempersiapkan materi selanjutnya Guru meminta siswa supaya menggaris bawahi hal-hal yang penting sambil membaca, supaya nantinya bisa membuat ringkasan sendiri Guru mempersiapkan pemasangan, penggunaan viewer secara Guru meminta siswa merangkum dari buku pegangan, poin-poin yang diberikan oleh guru Guru kembali mempersiapkan viewer sambil mengulang poin-poin yang harus diringkas siswa Guru meminta apakah ada siswa yang bisa menunjukkan pengertian zat Salah satu siswa menjawab, guru memberi penguatan (membenarkan) dan sedikit membetulkan Guru meminta siswa merangkum sifat zat dalam bentuk tabel sambil menggambarkan rancangan tabel di papan tulis Guru memberi contoh pengisian tebel sesuai dengan pendapat siswa Guru meminta siswa mengisi tabel secara mandiri Guru meminta siswa membantu menyalakan viewer karena kelas tidak dilengkapi dengan remote Viewer belum menyala, guru keluar untuk menyalakan daya dari pusat Akhirnya viewer dapat dihidupkan, guru meminta siswa agar laptop guru bisa dikoneksikan dengan viewer Siswa menjadi sedikit ramai, sedangkan viewer belum dapat digunakan Guru melanjutkan materi dan meminta siswa merangkum dari buku pegangan sambil guru mempersiapkan penggunaan viewer Guru memberi contoh supaya siswa mengembangkan kreativitas dalam merangkum perubahan zat Guru kembali mencoba mengoperasikan laptop, meminta siswa untuk membantu
16.25 - 16.30 16.31 – 16.49 16.50 - 16.55 17.12 - 17.24 17.36 – 18.33 18.35 – 21.20 21.33 – 21.50 21.50 – 26.25 26.27 - 26.29 26.35 – 27.09
27.54 – 29.50
32.10 – 38.53
38.54 - 39.11 39.12 - 39.57 39.58 - 42.39
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 174
33 34 35 36 37
38 39
40
41
Sembari siswa membantu guru mengoperasikan, guru berkeliling kelas memantau catatan siswa, sembari menasehati siswa yang paling ramai di kelas Guru melanjutkan poin yang harus dirangkum siswa selanjutnya, tapi siswa masih dalam keadaan ramai Guru lanjut mengecek di laptop Guru mendikte sambil membuka buku pegangan, siswa mencatat mengenai pengertian massa jenis zat Guru meminta siswa membuka buku pegangan untuk melihat persamaan massa jenis Guru meminta siswa membaca persamaan di buku tersebut, sambil membetulkan cara membaca rho yang merupakan simbol massa jenis Guru menulis keterangan persamaan sambil menulis di papan tulis Guru kembali menjelaskan apa yang ditulisnya di papan tulis Guru meminta siswa melihat contoh soal di buku pegangan, kemudian menulis soal contoh dari guru yang didiktekan Guru menggambar soal di papan tulis, siswa melanjutkan menulis, dan sesekali guru berjalan ke belakang Guru meminta siswa melihat contoh soal yang ada di buku pegangan, dan mengerjakan contoh soal yang diberikan guru Bagian II Siswa bertanya satuan yang dipakai, guru menjawab dan berjanjikan akan menjelaskan ketika siswa sudah selesai mengerjakan Guru berkeliling, memantau siswa, menjawab pertanyaan siswa secara individu (mengenai satuan dan persamaan) Guru mengecek pekerjaan siswa, mengkoreksi sekilas pekerjaan siswa, membetulkan pekerjaan siswa yang salah konsep mengenai apa yang diketahui dari soal tersebut Guru menerangkan kembali apa yang diketahui dari soal dan untuk mencari apa, guru membebaskan penggunaan satuan Guru menulis sambilmenjelaskan di papan tulis
42.40 - 44.25 44.30 - 45.58 46.03 - 49.08 49.25 – 49.49 49.50 – 53.00
54.00 – 55.20 56.10 – 00.39 (part II)
01.50 – 03.49
03.50 – 06.18
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 175
h. Pengamatan hari ke-4 Hari / tanggal : Rabu, 7 November 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. : 10.50 – 11.30 WIB (Jam ke-6) Materi : Partikel penyusun zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru mempersiapkan komputer yang digunakan untuk menyampaikan materi, sementara siswa masih rame sendiri. 2 Guru mulai menjelaskan secara cepat dari slide yang ditampilkan disertai pertanyaan-pertanyaan singkat. 3 Guru menjelaskan gambar yang ada di slide, siswa jadi lebih mengerti jika disertai dengan gambar 4 Guru menampilkan gambar bunga dalam slide sebagai contoh pengukur Ph, supaya siswa juga mengetahui secara langsung jenis bunganya 5 Guru menunjukkan bentuk alat praktikum yang bernama buret yang ada dalam proses titrasi 6 Tiba-tiba viewer tidak terkoneksi dengan laptop karena tegangan turun siswa menjadi ramai 7 Guru menampilkan animasi tapi sedikit terkendala dari koneksi internetnya 8 Guru melanjutkan materi mengenai massa jenis, dan guru membacakan pengertian massa jenis 9 Guru memancing pengetahuan siswa mengenai konsep massa jenis, dengan menunjukkan perbedaan massa gabus dan massa batu yang sama, yang membedakan adalah volume Siswa aktif menjawab, pada awalnya siswa kesulitan, namun akhirnya siswa dapat menebak kalau V (volume) nya berbeda Guru menyimpulkan bersama siswa konsep dalam massa jenis 10 Guru memberikan catatan tambahan pada siswa, guru mendikte siswa mencatat 11 Guru menampilkan slide mengenai animasi pengukuran massa jenis untuk benda tak beraturan 12 Guru memperingatkan siswa yang ramai
Waktu 00.00 – 04.23 04.32 – 11.30 11.40 – 12.50 13.14 – 15.00 15.15 – 15.55 16.15 – 17.20 17.32 18.00 – 20.20 20.24 – 23.13
23.16 – 25.25 25.35 – 25.56 25.57 – 25.53
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 176
13 14 15 16
17 18 19 20 21
Guru belum memainkan animasi mengenai pengukuran massa jenis benda tak beraturan, sambil menayakan pada siswa bagaimana cara mengukurnya Siswa menjawab dan menjelaskan pada teman sekelas (guru meminta siswa bersuara keras) Guru meminta siswa yang ramai, untuk mengulang apa yang dijelaskan siswa pertama Guru kemudian bertanya pada siswa yang lain, bagaimana cara mengukur volume benda tak beraturan Siswa menjawab, guru meminta siswa mengulang jawaban agar lebih jelas Guru kembali meminta siswa yang ada di sebelahnya mengulang kembali Guru memberikan apresiasi pada siswa yang sudah bisa menjewab dan mengajak siswa lain tepuk tangan Guru memberikan penguatan Guru memberi pertanyaan tentang perhitungan massa jenis Beberapa siswa menjawab, guru bertanya dari mana asalnya kemudian menjelaskan secara singkat apa yang sudah dijelaskan siswa dengan sedikit tambahan, kemudian istirahat
Hari / tanggal : Rabu, 7 November 2012 Kelas : 7F Sekolah : SMP X Jam pel. : 11.45 – 12.25 WIB (Jam ke-7) Materi : Partikel penyusun zat Jumlah siswa : 38 siswa (terdiri dari 17 siswi dan 21 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran Bagian I 22 Siswa masuk kelas ramai, setelah istrahat Guru kembali menampilkan slide mengenai animasi pengukuran massa jenis benda tak beraturan namun animasi tersebut sudah dimainkan 23 Guru bertanya pada siswa, “siapa siswa masih belum mengerti menghitung massa jenis 24 Guru membetulkan jawaban siswa tentang soal yang diberikan sebelum istirahat
25.57 – 27.04 27.06 – 28.51 27.38 – 30.22
30.24 – 30.59 31.01 31.08 – 31.36 31.38 – 32.00 32.06 – 32.46
Waktu 00.00 – 01.14
01.15 – 01.20 01.25
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 177
25 26
Guru meminta siswa untuk memperhatikan animasi untuk mengukur massa jenis benda Siswa diminta menghitung massa jenis benda yang ada di animasi tersebut dengan mengamati nilai yang tertera sebagai hasil timbangan dan volume yang ada pada gelas ukur 27 Pertama siswa menjawab, namun salah karena siswa hanya melihat dari hasil perhitungan yang ada di bawah animasi Guru mengingatkan kembali para siswa untuk lebih mengamati angka yang tertera pada animasi 28 Guru menanyakan jawabnya, siswa berdebat mengenai jawaban mana yang benar 29 Guru mengumpulkan jawaban siswa, sambil menanyakan dari mana diperoleh jawaban tersebut 30 Guru memberikan jawaban yang benar, membetulkan jawaban siswa yang salah 31 Guru melanjutkan materi dengan menampilkan animasi perubahan wujud zat, sambil membaca tulisan di slide dan memancing siswa untuk menjawab 32 Guru melanjutkan menampilkan materi mengenai susunan partikel sambil memberikan pertanyaan pada siswa Siswa menjawab dengan benar, namun guru kembali meminta siswa melihat dari sudut pandang teori partikel zat 33 Siswa diminta menjawab perbedaannya sesuai dengan contoh tabel yang dituliskan guru di papan tulis guru menggambar tebel Bagian II 34 Guru meminta siswa menggambar partikel dalam zat sambil sesekali guru menampilkan animasi bergerak dari pergerakan partikel itu sendiri 35 Guru menunggu siswa macatat 36 Guru kemudian membahas secara bersama siswa mengenai sifat zat padat, dengan mengumpulkan jawaban dari siswa dan melihat materi yang ad di viewer Guru menegaskan kembali dengan mendikte sifat gas dari materi yang ada di viewer 37 Guru mengulang kembali sifat sifat partikel zat padat 38 Guru meminta siswa membuka buku untuk melihat penjelasan mengenai sifat partikel zat padat, kemudia menjelaskan kembali 39 Guru menulang kembali sifat zat cair, guru menunggu pendapat dari siswa untuk melengkapi catatan
01.50 02.00 02.30
02.35 – 03.05 03.06 04.01 04.29 – 05.21 05.31 - -6.03
07.25 – 09.36
00.15 – 00.35 00.36 – 03.18 03.20 – 06.00
06.05 – 06.35 06.36 – 07.18 07.20 – 08.45
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 178
40 41 42
Guru menunggu siswa untuk melengkapi catatan mengenai zat cair Guru melanjutkan materi selanjutnya, dan meminta siswa membuka buku pegangan Guru meminta siswa merangkum pengertian adhesi dan kohesi dan memberi contoh kejadian seharihari Bagian III 43 Guru mendikte catatan tambahan dari slide 44 Guru memantau catatan siswa, melihat siapa saja siswa yang tidak mencatat 45 Selagi siswa mencatat, guru memberi informasi tambahan 46 Guru mendikte, dan siswa mencatat Guru mengingatkan pada siswa untuk memberi contoh kejadian adhesi atau kohesi 47 Guru mengecek tapi ternyata siswa belum memberi contoh, kemudian guru mendikte contoh, siswa mencatat 48 Guru mendikte sambil sesekali mnejelaskan tentang adhesi kohesi 49 Guru mengingatkan untuk mengembalikan kursi pada tempatnya 5. Kronologi Kejadian Narasumber II a. Pengamatan hari ke-1 Hari / tanggal : Kamis, 29 Oktober 2012 Kelas : 7A Sekolah : SMP X Jam pel. : 12.30 – 13.05 WIB Materi : Pemisahan campuran Jumlah siswa : 42 siswa (terdiri dari 19 siswi dan 23 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru membacakan presensi siswa dan bertanya siapa siswa yang tidak masuk hari itu 2 Perwakilan siswa tiap baris bangku diminta guru untuk membantu mengumpulkan tugas pertemuan lalu teman-temannya 3 Guru memanggil bendahara
08.45 – 09.03 09.04 – 09.17 09.20 – 12.39
00.00 – 01.50 01.52 – 02.06 02.25 – 03.30 03.35 – 04.57 05.00 – 07.00 07.05 – 12.30 12.35 – 12.39
Waktu 00.00 – 00.06 00.12 – 14.20 03.17 – 03.35
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 179
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
Guru meminta siswa membuka buku pegangan masing-masing siswa Guru menerima surat dari guru lain (SPP) Guru mengulang materi pada pertemuan yang lalu, dan menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini Guru meminta siswa yang menuliskan judul sub bab yang akan dibahas hari ini Sambil membawa buku pegangan, guru menuliskan tujuan pelajaran sub bab hari ini Guru menulis materi di papan tulis sambil menjelaskan Guru memberikan sedikit penjelasan atas tulisannya di papan Guru membuka buku pegangan dan melanjutkan mencatat di papan tulis Guru menjawab dan melanjutkan menulis di bagian papan yang lain Guru berkeliling mengecek catatan siswa Guru menenangkan kelas, dan menjelaskan apa yang ditulis di papan dengan memberikan abstraksi contoh (perhitungan) Guru duduk, diam , berfikir dan menunggu siswa mencatat sambil membaca buku-buku pegangannya Guru mejelaskan pada siswa yang bertanya mengenai tulisan guru di papan Guru meminta siswa membuka buku pegangan di halaman 94 Siswa diminta melingkari soal pilihan ganda no.14 Siswa diminta untuk meminta siswa menulis soal yang dilingkari tersebut di buku catatan sebagai contoh soal, sambil guru kembali membacakan soal kembali Guru menulis kembali yang diketahui dalam soal di papan tulisdengan melibaatkan siswa (guru bertanya, siswa menjawab) mengenai yang diketahui dan ditanyakan Guru menjelaskan tiap tahapan dalam menyelesaikan soal sambil menulis di papan tulis Guru mengulang kembali penjelasannya Guru kembali memperingatkan siswa agar tidak ramai Guru kembali meminta siswa melingkari soal dalam buku pegangan sebagai contoh soal yang kedua Guru meminta siswa memperhatikan soal tersebut Guru mengulang pertanyaan
04.21 – 04.35 03.17 – 03.35 05.05 – 06.16 06.18 – 06.34 06.35 – 07.18 07.39 – 13.20 08.23 – 08.38 10.31 – 13.45 14.57 – 17.40 17.42 – 17.55 17.57 – 18.12 18.25 – 19.15 19.18 – 24.59 22.45 – 23.00 25.00 – 25.53
24.54 – 27.20 27.23 – 27.58 28.16 – 28.48 28.02 – 28.06 29.46 30.10 30.20 – 30.32
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 180
25 26 27 28 29 30
Guru menulis kembali apa yang diketahui di soal Guru menyelesaikan sendiri, soal yang yang ditulis di depan kelas sambil memberikan penjelasan singkat Guru mengulang penjelasan, dan cara menyelesaikan soal yang baru saja ditulis Guru mengur siswa yang jalan-jalan di kelas Guru meminta siswa membereskan barang-barang, persipan pulang Guru memimpin doa pulang
b. Pengamatan hari ke-2 Hari / tanggal : Kamis, 1 November 2012 Kelas : 7A Sekolah : SMP X Jam pel. : 09.30 – 10.55 WIB Materi : Campuran Jumlah siswa : 42 siswa (terdiri dari 19 siswi dan 23 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru datang, guru duduk di kursi guru, membuka buku Guru meminta uang pada bendahara untuk mengganti uang fotokopi materi yang sudah diringkasakan oleh guru 2 Guru membagikan ringkasan pada siswa, masing-masing satu fotokopian ringkasan 3 Guru meminta siswa membuka fotokopi lembar 1 4 Guru membaca ringkasan sembari sesekali memberikan penjelasan singkat dan mengikut sertakan siswa dalam menanggapi pembahasan dan melakukan pengulangan 5 Guru bertanya tentang pemahaman siswa menganai materi yang dijelaskan tadi 6 Guru langsung melanjutkan ke materi selanjutnya sambil membaca dan bertanya singkat 7 Guru mengulang penjelasan dari awal 8 Guru menegur siswa 9 Guru menggambarkan materi di papan tulis sambil memberikan sedikit penjelasan gambar
30.33 – 31.22 31.24 – 32.14 32.29 – 32.38 32.58 33.32 – 34.08 34.09 – 34.45
Waktu 00.00 – 01.21 01.27 – 02.33 02.59 – 03.02 04.35 –05.09 05.03 – 05.05 05.10 – 06.23 06.31 – 07.14 05.42 – 04.48 07.19 – 07.27
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 181
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23
Sambil menulis di papan tulis siswa diminta tnggapan untuk melengkapi materi Guru kembali menenangkan siswa yang ramai Guru membaca materi yang ada di ringkasan Guru menjelaskan materi yang sudah dibaca Guru kembali menerangkan dengan menggambar di papan tulis Guru menjelaskan apa yang sudah digambar di papan tulis Guru melanjutkan menjelaskan materi Guru menanyakan kembali kejelasan siswa mengenai materi Guru sedikit melakukan selingan dengan bercanda yang membuat siswa sedikit terhibur Guru kembali menggambar di papan tulis, sambil memberikan penjelasan singkat Guru meminta siswa membuka buku pegangan masing-masing untuk melihat gambar Guru menjelaskan satu per satu nama benda yang ada di gambar tersebut, siswa menyimak Guru menggambar di papan tulis sambil memberikan penjelasan Guru bersama-sama dengan siswa mengerjakan soal pilihan gandan dengan cepat, beberapa siswa dengan cepat juga mengikuti, namun beberapa siswa ada juga yang ketinggalan dan harus bertanya dengan temannya Untuk soal yang dirasa guru mudah, guruhanya menayakan apakah siswa dapat mengerjakan, jika ada yang menjawab bisa, maka guru akan menganggap siswa bisa dan melanjutkan ke soal berikutnya
08.15 – 08.27 08.33 – 08.39 08.42 – 09.03 09.03 – 09.11 09.38 – 09.50 09.51 – 10.10 10.19 –12.00 12.26 – 12.28 13.04 – 13.08 14.32 –15.18 15.18 – 18.13 18.43 – 19.43 21.22 – 22.47 22.48 – 39.26 39.48 – 41.03
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 182
6. Kronologi Kejadian Narasumber III a. Pengamatan hari ke-1 Hari / tanggal : Senin, 22 Oktober 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 08.00 – 09.00 WIB Materi : Zat Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru membacakan presensi siswa (dan menanyakan siapa siswa yang tidak masuk) 2 Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa berdoa bersama 3 Guru menutup pintu kelas 4 Guru bertanya pada siswa “pelajaran apa ini?” 5 Guru menenangkan siswa di kelas yang ramai Guru mulai bertanya mengenai “apa itu unsur?” dan “apa contoh unsur?” (mengulang pertanyaan sebanyak 3 kali) 6 Guru menganggapi jawaban siswa sambil mempersilakan siswa yang lain mengungkapkan pendapat 7 Guru menghampiri siswa yang ramai dan menegur Guru menasehati siswa pentingnya “mendengarkan” 8 Guru memulai pelajaran dengan menulis di materi di papan tulis 9 Guru menutup pintu kelas kembali 10 Guru bertanya kepada siswa mengenai pengertian “zat” 11 Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan (pertanyaan dilempar ke siswa lain dengan menunjuk) 12 Guru menyampaikan lagi pentingnya “mendengarkan” (sambil menghentikan jawaban siswa yang lain) 13 Guru mendengarkan jawaban siswa 14 Guru menanyakan pada siswa lain, mengenai benar/tidaknya jawaban teman yang sudah disampaikan
Waktu Tidak terekam 00.00 – 00.05 00.06 – 00.15 00.16 – 00.25 00.25 – 00.26 00.27 – 00.36 00.36 – 01.40 01.41 – 03.20 03.25 – 03.30 03.31 – 03.35 03.38 – 03.40 03.40 – 05.58 03.42 – 03.47 04.01 – 04.03 04.03 – 04.14 04.14 dan 04.25
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 183
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Guru meminta siswa lain mendengarkan dan meminta siswa yang menjawab untuk mengulangi jawabannya Guru mempersilakan siswa lain menjawab Guru menanggapi jawaban siswa Guru menulis pengertian zat yang benar sambil merumuskan bersama-sama dengan siswa Guru memancing siswa untuk dapat melengkapi pengertian zat Guru kembali bertanya pada siswa dengan menunjuk langsung siswa Guru menggali informasi dari siswa mengenai bermacam-macam zat dan contohnya Guru bertanya lagi pada siswa Guru menerangkan zat Guru bertanya “diruangan ini ada apa saja dan termasuk zat apa?” Guru bercanda beberapa kali dengan siswa
Guru menerangkan materi Bertanya pada siswa Guru menerangkan materi tentang zat yang memiliki massa Guru bertanya sambil sesekali menerangkan Guru kembali menegur siswa yang ramai Guru bertanya sambil sesekali menerangkan Guru menegur siswa yang ramai Guru menerangkan materi Guru bertanya sambil menunjuk siswanya untuk menjawab (mengecek pemahaman siswa) Guru meminjam barang dari siswa (botol minum) Guru menerangkan bentuk benda dengan menggunakan contoh (spidol dan aqua) sambil memancing jawaban siswa Mengingatkan siswa kalau waktunya hanya satu jam pelajaran saja
04.15 – 04.24 04.27 – 04.34 04.35 – 04.40 04.01 – 05.11 05.11 – 05.32 05.32 – 05.36 05.36 – 06.00 06.00 – 06.18 06.19 – 06.29 06.30 – 07.08 03.50 – 03.53 03.58 – 04.00 07.09 – 07.14 07.28 – 09.15 07.29 – 07.39 07.37 – 07.50 07.51 – 08.18 08.22 – 08.23 08.23 – 09.08 09.08 – 09.11 09.12 – 09.47 09.13 – 10.07 10.17 – 10.19 10.19 – 10.43 11.12 – 11.16
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 184
37 38 39 40
Menerangkan materi bertanya dan menyimpulkan jawaban dari siswa Menerangkan mengenai volume benda Menjelaskan mengenai konversi tingkatan satuan volume
41 42
Menunjuk salah satu siswa, untuk maju ke depan kelas untuk menjawab soal Melempar jawaban pada siswa lain untuk menjawab pertanyaan Menjelaskan perkalian sebagai dasar dalam perhitungan volume
43
Menjelaskan persamaan massa jenis (rho)
44 45 46 47
Bertanya pada siswa mengenai sifat bentuk dan volume zat padat Mengilustrasikan volume benda padat dengan menggambar di papan tulis Menanyakan pada siswa tentang rumus volume Menggali kemampuan siswa mengenai volume benda, meskipun volume sama tapi kerapatannya berbeda Guru memberikan tugas pada siswa secara berkelompok Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok sesuai dengan nomor urut daftar presensi Guru menenangkan siswa yang ramai sambil bercanda Guru memberikan tugas pada siswa untuk menuliskan benda-benda padat yang ada di lingkungan sekitar dengan ukuran kira-kira sebesar jari telunjuk orang dewasa Guru mengkondisikan siswa agar bisa mengerjakan tugasnya dan menegur siswa yang tidak mau bergabung dengan temannya Selama mengerjakan tugas, guru berkeliling, sesekali menegur siswa yang ramai Guru memberikan soal selanjutnya untuk mrncari nilai volume Guru membandingkan dengan siswa yang ada di sekolah negeri sambil menasehati supaya bekerja dengan tangan
48 49 50 51 52 53 54 55
11.17 – 11.41 11.41 – 12.31 12.32 – 13.02 13.03 – 13.31 18.18 – 18.48 13.32 – 13.42 15.35 – 16.10 13.32 – 15.34 16.10 – 17.32 17.33 – 18.17 18.18 – 18.48 18.18 – 18.34 18.35 – 19.21 19.22 – 19.24 19.25 – 23.28 23.28 – 23.35 23.36 – 30.20 30.21 – 30.49 30.50 – 32.35 32.48 – 33.10 33.11 – 34.57 34.58 – 35.41 35.41 – 36.38
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 185
56 57 58 59 60 61 62
Guru berkeliling menghampiri setiap kelompok, memantau siswa mengerjakan tugas sambil memberi penjelasan siswa yang bertanya Guru memberikan tugas selanjutnya untuk mencari nilai volume kerucut dan tabung Guru menanyakan rumus luas permukaan tabung sambil menggambar dan menulis di papan tulis Guru berkeliling kelas sambil menjelaskan ulang soal yang sudah diberikan Guru menulis dan melingkari rumus yang digunakan Mengapresiasi jawaban siswa sambil menjawab pertanyaan Guru membahas soal di papan tulis sambil melibatkan siswa dalam pembahasan soal tersebut
63
Guru bersama dengan siswa mencari satuan kg/m3, sambil memberi pertanyaan pada siswa
64 65 66
Guru kembali menegur kelas yang ramai Guru mengulang materi mengenai massa jenis Guru menutup pelajaran dengan mengingatkan kembali menganai materi dan tugas yang harus dibawa 01.00.00 – 01.02.53 besok sambil meminta siswa kembali ke tempat masing-masing
b. Pengamatan hari ke-2 Hari / tanggal : Selasa, 23 Oktober 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 07.00 – 08.30 WIB Materi : Zat (aktivitas di laboratorium) Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru mengatur tempat duduk masing-masing kelompok 2 Guru mengecek barang yang dibawa siswa sambil menasehati siswa ramai 3 Guru mempersiapkan alat praktikum 4 Guru mengulang materi kemarin mengenai cara menentukan volume dan massa jenis benda beraturan
36.38 – 38.49 38.50 – 41.25 42.02 – 42.31 41.25 – 47.37 47.38 – 48.08 48.09 – 48.32 48.33 – 51.30 55.03 – 59.59 51.31 – 52.50 53.37 – 54.27 52.50 – 53.36 54.28 – 55.03
Waktu 00.00 – 02.10 02.11 – 03.42 03.43 – 05.24 05.25 – 06.55
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 186
5 6 7 8
9 10 11
12 13 14
15 16
Guru menjelaskan kembali bahwa massa jenis dapat menentukan karakteristik suatu benda dan memberikan contoh benda, sambil sesekali bertanya pada siswa Guru mengajarkan cara mengukur volume benda tidak beraturan dengan menerapkan hukum Archimedes Guru mengulangi cara mengkonversikan satuan rho (massa jenis) yaitu g/ml Guru menjelaskan cara kerja praktikum sambil meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk mencoba Guru membagikan lembar pengamatan pada masing-masing kelompok Beberapa siswa mengawali maju ke depan, kemudian disusul kelompok lainnya Guru mencoba alat terlebih dahulu, sambil tetap menyuruh siswa maju Guru meminta siswa untuk mencoba mengukur/praktek Guru mengingatkan siswa mengenai data yang harus dicari Guru memberikan contoh cara mengukur dengan neraca dan gelas ukur Guru menegur siswa yang bermain Guru menyuruh siswa yang tidak mengukur untuk memperhatikan temannya yang sedang mengukur Guru berkeliling sambil menerangkan cara kerja pada setiap kelompok Guru mengkoreksi hasil kerja siswa Guru meminta siswa kembali ke tempat masing-masing setelah praktikum Guru menjelaskan fungsi sikat pembersih gelas ukur sambil mendatangi setiap kelompok untuk memastikan siswa menyelesaikan soal massa jenis Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil pengamatan mereka di depan kelas Guru membetulkan cara presentasi siswa Guru menanggapi presentasi siswa Guru menanyakan kesimpulannya pada siswa yang maju presentasi Guru menenangkan siswa, guru menegur siswa Guru bertanya pada kelas mengenai kesimpulan dari percobaan tadi Guru menegur siswa yang masih ramai
06.56 – 08.40 08.41 – 09.17 10.25 – 10.59 09.18 – 10.24 10.59 – 13.48 13.49 – 13.59
13.59 – 35.50
35.54 – 38.12 38.13 – 42.09
42.10 –49.03
49.04 – 50.04 50.04 – 55.12
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 187
17
Guru menjelaskan kesimpulan dari percobaan mengenai karakteristik benda dapat dilihat dari massa jenis benda dan memberikan contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari Guru meminta siswa kembali ke kelas
c. Pengamatan hari ke-3 Hari / tanggal : Senin, 29 Oktober 2012 Kelas : 7.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 08.15 – 09.15 WIB Materi : Zat, senyawa, dan massa jenis (ulangan mendadak) Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru masuk kelas, mengulas materi yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya Guru bertanya mengenai pengertian zat Guru menjawab dengan bersahutan Guru menguatkan jawaban dari siswa, mengulang jawaban yang benar 2 Guru mengulang bertanya pada siswa mengenai pengertian unsur Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan Siswa kembali menjawab pertanyaan dengan bersahutan Guru kembali memberikan penguatan mengenai jawaban yang benar 3 Guru memberi pertanyaan mengenai senyawa 4 Guru menerangkan mengenai sifat senyawa homogen dan heterogen 5 Guru menulis di papan tulis, sambil menerangkan dan bertanya pada siswa untuk melengkapi bagan yang dibuat guru 6 Guru memberi waktu siswa untuk mencari apa nama alat pengukur panjang sambil berkeliling memastikan siswa menulis bagan yang sudah ditulis guru 7 Guru memberi waktu pada siswa untuk belajar terebih dahulu sebelum ulangan (mendadak) 8 Guru kembali mengulang secara singkat materi-materi yang sudah dipelajari
55.13 – 55.36
Waktu 00.00 – 01.02
01.03 – 01.32 01.34 – 02.14 02.15 – 02.39 02.42 – 04.46 04.53 – 05.01 05.02 – 05.20 05.21 – 17.04
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 188
9 10
11
12
13
14 15
Guru bertanya pada beberapa siswa, bagaimana mencari volume untuk membantu siswa mengingat materi sebelum ulangan Ulangan dimulai pukul 08.35, guru meminta siswa menyiapkan selembar kertas, dan menutup semua buku, sambil menunggu kesiapan siswa Guru membacakan soal pertama “jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai klasifikasi mater” Diawal guru menegur siswa yang tidak mengerjakan secara mandiri Guru bercanda dengan siswa Guru melakukan pembiaran bagi siswa yang bertanya (situasi kelas ramai, guru tidak mendengar) Guru menambahkan poin-poin yang harus dikerjakan siswa Guru mengingatkan waktu pengerjaan Guru kemudian membacakan soal kedua “jelaskan konsep yang mengenai zat” Selama mengerjakan soal, sebagian siswa ada yang berjalan menuju meja temannya untuk bertanya jawaban ulangan, guru tidak menegur karena guru berfikiran meraka sama-sama tidak bisa mengerjakan, jadi dibiarkan saja Guru memberikan poin yang harus ditulis, mengingatkan / memancing Terkadang guru menegur Guru mengingatkan waktu pengerjaan Guru mengecek hasil salah satu pekerjaan siswa dan meminta siswa lain menambahkan penjelasan mengenai perubahan wujud zat Guru menyampaikan soal ketiga berupa soal matematis mengenai mencari massa jenis jika diketahui massa benda dan volume Guru menulis di papan tulis Guru menyampaikan soal keempat juga matematis, namun disini siswa diminta menghitung massa jenis benda tabung, sehingga siswa diminta terlebih dahulu menghitung volume dari tabung Guru menulis di papan tulis, menunjukkan yang harus dikerjakan siswa terlebih dahulu Guru merubah angka untuk nilai massa benda, dengan pertimbangan agar siswa tidak bingung dalam menghitung Guru melanjutkan pengawasan terhadap siswa, sambil memberi tahu rumus dan membetulkan
17.05 – 19.36
19.40 – 25.56
25.59 – 31.35
31.36 – 33.35
33.35 – 35.40 35.40 – 36.04 36.05 – 42.49
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 189
16 17
persamaan siswa Guru menutup buku siswa yang dibuka Guru membiarkan siswa mencontek Guru mulai mengumpulkan ulangan siswa yang sudah selesai Guru memutuskan siswa tidak perlu mengerjakan perhitungan yang rumit karena guru merasa perhitungan itu rumit Guru mencocokkan / membahas soal di depan kelas padahal ada siswa yang belum selesai ulangannya
d. Pengamatan hari ke-4 Hari / tanggal : Senin, 6 November 2012 Kelas : VII.2 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 07.55 – 09.15 WIB Materi : Perhitungan matematis pembagian dan perkalian Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru mengabsen dengan bertanya siapa yang tidak masuk, kondisi siswa masih ramai 2 Guru menenagkan siswa dan menunjuk satu siswa untuk memimpin doa 3 Guru menanyakan materi yang sudah dipelajari pertemuan yang lalu mengenai persamaan muai panjang Guru membenarkan jawaban siswa, kemudian bertanya lagi pada siswa mengenai rumus volume benda beraturan Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaannya, jika siswa yang satu tidak bisa menjawab, guru melempar jawaban ke siswa yang lain 4 Guru memberikan soal matematis pembagian dan perkalian bilangan desimal Guru memberi soal ( ± 2 detik ) Guru menunjuk langsung siswa untuk menjawab pertanyaan ( ± 2 menit 20 detik ) Guru memberikan waktu untuk siswa menjawab sambil berkeliling mengecek jawaban siswa ( ± 3
40.29 41.37
Waktu 00.00 – 02.55 03.00 – 03.07
03.17 – 05.04
05.19 – 30.54
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 190
5 6 7 8
9
10 11 12 13 14
15 16 17
menit 15 detik) Guru membahas soal bersama dengan siswa / diskusi kelas ( ± 1 menit 4 detik ) Guru mengoreksi jawaban siswa ( ± 20 detik ) Guru memberi waktu pada guru lain untuk mengumpulkan biodata dari para siswa Guru menenangkan siswa yang ramai Guru memberikan pertanyaan mengenai perkalian dengan langsung menunjuk siswa untuk menjawab Guru memberikan soal matematis fisika Guru menjelaskan kembali soal pada siswa sambil mengkonversikan satuan Guru memberika waktu pengerjakan secara pribadi sambil mengumpulkan jawaban siswa Diskusi pembahasan soal bersama para siswa Guru memberikan soal matematis fisika Guru menjelaskan kembali soal pada siswa sambil mengkonversikan satuan Guru memberika waktu pengerjakan secara pribadi sambil mengumpulkan jawaban siswa Diskusi pembahasan soal bersama para siswa Guru memberikan soal lagi Guru melanjutkan materi ke materi pemuaian, guru meminta siswa membuka buku pegangannya Guru menanyakan pengetahuan awal siswa mengenai pengertian pemuaian Guru meminta siswa membaca selama 10 menit dan menyuruh siswa tenang Kerena kelas cukup ramai, maka guru langsung menunjuk salah satu siswa untuk memberikan pengertian pemuaian Guru kemudian menenangkan, memancing pengetahuan siswa mengenai materi penyusun zat padat Guru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan mengenai sifat partikel zat padat Guru kemudian mengulang kembali dan menuliskan kembali skema perubahan wujud di papan tulis, sambil melibatkan siswa Guru menjelaskan mengenai pemuaian dan memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari Guru melanjutkan materi dan memberikan materi mengenai persamaan muai panjang Guru menerangkan materi mengenai koefisien muai panjang Guru meminta siswa membuka contoh soal yang ada di buku pegangan, dan menyuruh siswa belajar
07.38 – 08.30 11.16 – 11.49 31.05 – 32.23 32.24 – 35.10
35.52 – 39.40 39.22 – 42.08 42.25 – 43.00 43.01 – 44.37 44.38 – 46.19
46.20 – 50.10 50.07 – 50.14 50.13 – 51.25 51.26 –01.08.00
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 191
18 19
secara mandiri Guru memperingatkan beberapa siswa yang ramai terus Guru membahas contoh soal bersama siswa, sambil menulis di papan tulis Guru membimbing pengerjaan sampai memasukkan nilai pada perhitungan, dan meminta siswa menghitung Guru berjalan ke belakang, mamantau perkerjaan siswa Guru mengingatkan, belajar harus muncul karena kemauan dan rasa suka, buka karena paksaan Guru membuka laptop untuk melihat materi yang ada dalam laptop Guru memberikan soal dari laptopnya mengenai pemuaian, dan siswa mencatat soal tersebut Guru membebaskan pemakaian satuan, dan mengulangi soal Guru mengecek nilai alpha kuningan pada buku pegangan
e. Pengamatan hari ke-5 Hari / tanggal : Senin, 12 november 2012 Kelas : 7.1 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 09.20 – 10.25 WIB Materi : Ulangan harian II dan Meteri pemuaian Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru masuk kelas, mengulas materi yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya Guru bertanya mengenai pengertian zat Guru menjawab dengan bersahutan Guru menguatkan jawaban dari siswa, mengulang jawaban yang benar 2 Guru mengulang bertanya pada siswa mengenai pengertian unsur Guru menunjuk siswa untuk menjawab pertanyaan Siswa kembali menjawab pertanyaan dengan celometan Guru kembali memberikan penguatan mengenai jawaban yang benar
01.08.40 – 01.08.54 01.08.57 – 01.28.27
Waktu 00.00 – 01.02
01.03 – 01.32
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 192
3 4 5 6 7 8
9 10
11
12
Guru memberi pertanyaan mengenai senyawa Guru menerangkan mengenai sifat senyawa homogen dan heterogen Guru menulis di papan tulis, sambil menerangkan dan bertanya pada siswa untuk melengkapi bagan yang dibuat guru Guru memberi waktu siswa untuk mencari apa nama alat pengukur panjang sambil berkeliling memastikan siswa menulis bagan yang sudah ditulis guru Guru memberi waktu pada siswa untuk belajar terebih dahulu sebelum ulangan (mendadak) Guru kembali mengulang secara singkat materi-materi yang sudah dipelajari Guru bertanya pada beberapa siswa, bagaimana mencari volume untuk membantu siswa mengingat materi sebelum ulangan Ulangan dimulai pukul 08.35, guru meminta siswa menyiapkan selembar kertas, dan menutup semua buku, sambil menunggu kesiapan siswa Guru membacakan soal pertama “jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai klasifikasi mater” Diawal guru menegur siswa yang tidak mengerjakan secara mandiri Guru bercanda dengan siswa Guru melakukan pembiaran bagi siswa yang bertanya (situasi kelas ramai, guru tidak mendengar) Guru menambahkan poin-poin yang harus dikerjakan siswa Guru mengingatkan waktu pengerjaan Guru kemudian membacakan soal kedua “jelaskan konsep yang mengenai zat” Selama mengerjakan soal, sebagian siswa ada yang berjalan menuju meja temannya untuk bertanya jawaban ulangan, guru tidak menegur karena guru berpikiran meraka sama-sama tidak bisa mengerjakan, jadi dibiarkan saja Guru memberikan poin yang harus ditulis, mengingatkan / memancing Terkadang guru menegur Guru mengingatkan waktu pengerjaan Guru mengecek hasil salah satu pekerjaan siswa dan meminta siswa lain menambahkan penjelasan mengenai perubahan wujud zat Guru menyampaikan soal ketiga berupa soal matematis mengenai mencari massa jenis jika diketahui
01.34 – 02.14 02.15 – 02.39 02.42 – 04.46 04.53 – 05.01 05.02 – 05.20 05.21 – 17.04 17.05 – 19.36
19.40 – 25.56
25.59 – 31.35
31.36 – 33.35
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 193
13
14 15
16 17
massa benda dan volume Guru menulis di papan tulis Guru menyampaikan soal keempat juga matematis, namun disini siswa diminta menghitung massa jenis benda tabung, sehingga siswa diminta terlebih dahulu menghitung volume dari tabung Guru menulis di papan tulis, menunjukkan yang harus dikerjakan siswa terlebih dahulu Guru merubah angka untuk nilai massa benda, dengan pertimbangan agar siswa tidak bingung dalam menghitung Guru melanjutkan pengawasan terhadap siswa, sambil memberi tahu rumus dan membetulkan persamaan siswa Guru menutup buku siswa yang dibuka Guru membiarkan siswa mencontek Guru mulai mengumpulkan ulangan siswa yang sudah selesai Guru memutuskan siswa tidak perlu mengerjakan perhitungan yang rumit karena guru merasa perhitungan itu rumit Guru mencocokkan / membahas soal di depan kelas padahal ada siswa yang belum selesai ulangannya
f. Pengamatan hari ke-6 Hari / tanggal : Senin, 19 november 2012 Kelas : 7.1 Sekolah : SMP Y Jam pel. : 09.20 – 10.30 WIB Materi : Pengulangan materi dengan membuat peta konsep Jumlah siswa : 35 siswa (terdiri dari 11 siswi dan 24 siswa) No. Kejadian dalam Pembelajaran 1 Guru mengurus administrasi kelas 2 Guru menenangkan siswa yang ramai 3 Guru memulai pelajaran dengan bertanya pada siswa mengenai materi pada pertemuan sebelumnya Guru kembali bertanya pada siswa mengenai cara belajar IPA yang sudah disampaikan guru pada
33.35 – 35.40 35.40 – 36.04
36.05 – 40.29 41.37 42.49
Waktu 00.00 – 00.45 00.46 –01.40 00.53 – 04.05
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 194
4 5 6
7
pertemuan sebelumnya Guru menasehati siswa agar mau giat belajar Guru menghapus tulisan di papan tulis Guru melanjutkan pengulangan materi sambil menuliskan peta konsep di papan tulis Dalam pembuatan peta konsep, guru melibatkan siswa dengan bertanya pada siswa dan siswa menjawab Guru menanggapi sambil menulis dan melengkapi peta konsep di papan tulis Guru terus bertanya dan melengkapi peta konsep yang ada di papan tulis dan sesekali memberi pujian pada siswa yang menjawab dengan benar
8
Guru sesekali menjelaskan materi tambahan yang belum diketahui siswa
9
Guru biasa memberikan contoh mengenai konsep dengan contoh yang ada di kehidupan sehari-hari ataupun materi yang sudah diberikan
10 11
Guru ngobrol dengan siswa (guru yang bagus) Guru membetulkan jawaban celometan siswa agar tidak menjadi kebiasaan
12
Guru menanyakan pemahaman siswa
13 14 15 16 17 18
Guru mengajak siswa untuk melihat buku pegangan masing-masing Guru sesekali bercanda bersama siswa Guru menghapus papan Guru meminta siswa membuat peta konsep seperti yang sudah dicontohkan guru Guru menunggu siswa tenang sambil menasehati siswa Guru berkeliling untuk menjawab pertanyaan siswa yang kurang mengerti perintah yang diberikan
00.58 – 01.18 04.06 – 25.00 05.42 –05.59 04.10 – 15.58 09.05 – 09.26 10.05 – 10.07 12.11 – 12.41 18.25 – 18.33 06.52 – 07.23 15.00 – 15.04 16.06 – 16.41 17.06 – 17.32 18.35 – 19.27 04.30 – 05.35 11.59 – 12.10 15.25 – 15.29 25.20 – 25.22 18.02 – 18.08 20.35 – 20.39 25.26 – 25.51 25.52 – 25.35 25.50 – 27.27 27.28 – 27.37
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 195
19
guru Memberi contoh peta konsep di depan kelas
20
Berkeliling kelas
21
Menasehati siswa, mengobrol dengan siswa sambil bercanda
22
Mengecek pekerjaan siswa
23
Membetulkan/menyalahkan/menambahkan dan memuji pekerjaan siswa
24
Menambahkan materi
25 26 27 28
Mengulang cara pengerjaan Guru mengingatkan waktu pengerjaan Guru memutuskan tugas pembuatan konsep bisa dikerjakan di rumah Guru melanjutkan materi perhitungan matematis mengenai pembagian dan perkalian bilangan desimal
29
Guru menuliskan soal, meminta siswa untuk mengerjakan
28.31 – 30.29 27.44 – 28.31 48.28 – 48.37 49.46 – 52.52 56.17 – 56.40 30.30 – 33.08 33.51 – 38.02 39.49 – 44.17 45.23 – 46.41 38.04 – 38.25 38.29 – 38.35 38.41 – 38.45 44.18 – 44.44 45.14 – 45.22 46.42 – 46.48 46.52 – 48.01 48.38 – 48.48 52.53 – 53.36 38.50 – 39.00 48.50 – 49.05 55.57 – 56.16 48.22 – 48.24 28.22 – 28.24 01.01.24 – 01.01.38 01.02.11 – 01.02.15 01.02.16 – 01.02.23 01.02.23 – 01.02.41 01.03.32 – 01.04.01
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 196
30 31
Guru membenarkan jawaban siswa Guru memberikan soal lagi
32
Guru mengerjakan soal bersama siswa di papan tulis
33
Guru melanjutkan pemberian contoh soal penggunaan persamaan muai, guru menulis di papan tulis, yang diketahui dan ditanyakan
34
Guru meminta siswa matematisnya secara mandiri terlebi dahulu
35
Guru menjelaskan tahap demi tahap pengerjaan soal
36
Guru memperingatkan materi yang dibahas penting, oleh karena itu siswa diminta memperhatikan
01.05.20 – 01.05.28 01.05.29 – 01.06.08 01.03.18 01.03.22 – 01.03.31 01.04.42 – 01.05.13 01.06.09 – 01.07.07 01.07.33 – 01.08.16 01.08.17 – 01.08.37 01.09.28 – 01.10.40 01.10.41 – 01.12.35 01.08.38 – 01.09.27 01.12.35 – 01.14.36 01.09.18 – 01.12.53 01.12.53 – 01.12.58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Lampiran B5. Transkrip Wawancara 1. Transkrip Wawancara dengan Narasumber I Hari/Tanggal : Jumat, 30 November 2012 Waktu : 09.30 – 10.40 WIB Lokasi : SMP X Keterangan: P : Peneliti N : Narasumber P : Hmm, ini kan masalah karakteristik siswa, ya kalau menurut Bapak, yang paling penting diketahui Bapak dari masing-masing siswa itu apa Pak? N : Yang sangat penting bagi anak adalah kesiapan untuk belajar, ya kesiapan untuk belajar itu menerima dan mengembangkan dari pembelajaran itu sendiri, itu yang paling penting. Menyiapkan untuk belajar P : Kira-kira selama ini tuh Bapak, kelas yang 7F saja ya Pak ya, itu hapal nama setiap siswa ga Pak? Sebagian besar gitu? N : Ya sebagian besar hapal tapi tidak semua, khususnya anak-anak yang butuh perhatian khusus, taruhlah misalnya butuh perhatian khusus ada beberapa siswa yang mungkin agak ...... Gt, mungkin secara mental untuk anak, itu belum terbentuk mental belajar atau anak yang bisa dipakai sebagai teladan bagi teman temannya itu juga P : Kira-kira alasannya apa Pak? Kayak gitu tu perlu Bapak ketahui? N : Untuk memetakan jadi untuk memetakan kondisi siswa secara klasikal, jadi mana anak yang butuh perhatian khusus, kalo yang perlu pendampingan lebih kemudian ada anak yang memang, hhmm apa ya, secara kontak sosialnya itu belum, belum bisa, karena rata-rata kan anak sekarang cenderung untuk individu, egois tinggi dengan karena mungkin pengaruh di rumah ya, gitu, jadi perlu. P : Kalau menurut Bapak, perlu adanya pemetaan kan, itu dapat ide pemetaan itu dari mana? Apakah sudah kebiasaan Bapak dulu mengajar, atau mungkin waktu dulu Bapak kuliah, Bapak mendapatkan ini diharuskan untuk memetakan ini untuk mengetahui siswa atau gimana? N : Yang pertama memang itu sudah harus dilakukan oleh seorang guru, mau gak mau memang harus tahu masing-masing siswa, yang kedua memang dibutuhkan juga untuk sekolah dan yang ketiga untuk anak itu sendiri untuk perkembangan. Lalu terutama diperoleh berdasarkan pengalamanpengalaman, anak akan tetap maju, anak akan belajar dengan baik kalau, kalau kita bisa menyelami ya, permasalahan-permasalahan yang ada di diri anak khususnya tentang perkembangan P : Kira-kira kapan pak, waktu awal Bapak mengajar tuh, waktu awal memetakan itu mengalami kesulitan atau bisa lancar sampai sekarang? N : Ya proses, jadi proses itu tidak langsung begitu ketahuan lalu untuk, meskipun sudah ketahuan pun juga perlu ada pengkajian ulang, jadi segala informasi dibutuhkan, baik dari orang tua, dari anak itu sendiri, dan guru, teman-teman itu dan khususnya bk, biasanya bimbingan konseling itu secara khusus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
memberikan dialog pribadi itu terhadap, la itu masukan-masukan harus cukup, dan prioritas bagi anak-anak tertentu, jadi tidak lalu semua harus mengikuti itu, tapi oohh si ini kelas ini, yang tidak anu ini. Misalnya si a yuk kita itu, jadi prioritas, lalu yang sudah masuk kategori siswa umum ya kita P : Kalau pengaruhnya Bapak mengenal itu semua ke khususnya mata pelajaran ipa yang Bapak ampu itu? N :Ya itu juga untuk menjalin komunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran jadi pembelajaran yang diharapkan ada timbal balik, tidak hanya satu arah sehingga kalau ada komunikasi, kita bisa mengetahui titik-titik yang perlu kita sampaikan, kemudian situasi saat kapan kita bisa memasukkan materi intinya, kapan kita bisa mengadakan pendekatan secara humanisnya P : Kalau tentang potensi siswa pak, dikelas 7F itu Bapak sudah ada gak menemukan potensi baik dari kognitif, afektif, psikomotorik dari siswa? O, anak ini kayaknya kognitifnya nonjol deh, kalo anak ini afektifnya N : Ya secara individual klasikal belum, karena nanti targetnya sampai semester satu. Jadi kalau secara akademis itu akan terlihat dari hasil belajar. Secara proses sudah mulai, jadi pemetaan tadi sudah mulai dari hasil mid itu ya, namun itu semua kan masih dalam bentuk konteks proses, jadi anak belum bisa di lihat potensinya yang menonjol tetapi dari pemetaan dan proses tadi mulai bisa meruncing sebab-sebabnya sudah mulai kelihatan sehingga untuk langkah-langkah selanjutnya entah pemberian nasehat, kemudian penempatan tempat duduk itu sudah mulai kita atur dengan melihat kondisi siswa P : Jadi perlakuan khusus ke anak-anak yang kayaknya ada potensi ini yang pindah tempat duduk itu maksudnya gimana Pak? N : Ya kalau anak-anak misalnya owh si a ini secara akademis kurang ternyata dia di kelas ribut, ya ini kan harus kita sesuaikan, berarti anak ini supaya tidak, apa ya, bisa konsentrasi dalam belajar, kita pindahkan. Untuk menciptakan supaya kelasnya bisa belajar dengan baik dan sekali lagi itu tidak bisa secara pressure yang keras, jadi kita terus pendampingan P : Meskipun sudah ada namun belum terlalu digimanakan anak-anaknya itu, apakah anak-anak yang mempunyai potensi tersebut mempengaruhi kelas selama pembelajaran ipa? N : Untuk kelas satu belum, karena masih tanda petik ya, anak masih boleh dikatakan baru mencari jati diri, cuma kalau anak itu cenderung sudah mulai mengetahui antar teman, oh si a pinter ini, si b pinter ini, itu mulai, lalu dia akan mulai menata tanda petik belajarnya, bertemannya P : Sekarang tentang ini pak, kan siswa itu terkadang datang ke sekolah itu pikirannya sudah ada bekal. Mungkin gini pelajaran, pengetahuan awal itu lo pak, mungkin dia pernah mendapatkan mungkin macam-macam zat cair, padat gas itu sd kalau Bapak menilainya itu namanya bekal awal ajar siswa, Bapak pernah mengetahui gak yang semacam itu? N : Ya, kami lebih cenderung bukan menggali dari awal situ tapi dari kesiapan anak untuk menerima materi, jadi lebih dari itu untuk mengetahui kesiapan karena berdasarkan pengalaman bahwa untuk khususnya sekolah-sekolah swasta, tetep yang namanya keragaman sangat tinggi, jadi meskipun kita tahu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
ini kemampuannya sekian ini, tapi kita tetep akan memberikan materi yang sama P : Trus caranya Bapak mengetahui kalau siswa sudah mempunyai seperti itu, apa dengan pre test, kaya gitu-gitu pak, apa cuma melontarkan pertanyaan secara lisan? N : Pertanyaan-pertanyaan secara lisan dan nanti akan dilihat dari hasil yang lain, jadi tidak ada pre test khusus untuk mengetahui siswa P : Keuntungan kelas yang siswanya mempunyai bekal awal itu dengan yang tidak itu apa pak keuntungannya sama kerugiannya? N : Kalau di usia-usia SMP ini ya, biasanya anak itu sudah mempunyai kemapanan dalam me’menit’ waktu dalam belajar. Itu pasti akan merasa kalau bisa ini, ini, ini, jadi konteksnya adalah memenit kontinuitas belajar, nah yang menjadi kendala itu tidak semua anak seperti itu jadi yang namanya kebutuhan belajar, untuk apa belajar itu dari segi anak-anak itu, sekian persen anak belum mengetahui itu. P : Kalau tentang kesulitan belajar pak, di kelas 7F itu kesulitan belajar apa yang sering Bapak temui? N : Ya sebenarnya kalau dikatakan sulit, tapi kalau saya apa ya, kalau sulit belajar secara makro koq ya gak ya, mungkin kalau dalam mengitung, mengaplikaskan itu, tapi dari segi itu sebenarnya bukan karena anak itu tidak mampu, tapi anak itu kurang gigih dalam belajar gitu lo, jadi manya kan instan, kemudian yang siap saji itu tadi ya. Itu, jadi kalau apa, menurut saya bukan sulitnya itu tapi cenderung anak yang biasanya seperti itu adalah yang belum bisa memanfaatkan waktu dengan baik, nuka karena gak bisa P : Hal-hal ini Bapak tau dari mana? Bapak tau sudah nilai terkumpul atau selama proses? N : Dalam proses, jadi berdasarkan pengalaman, kalau saya simpulkan itu begini, jadi anak itu akan bisa bukan saat itu, tapi mungkin nanti di kelas dua dia akan juga semakin lancar jadi apa yang diberikan di kelas satu dia ingat, nah itu kuncinya ada di belajar kontinue tadi maka kalau saya katakan mungkin kondisi anak yang berbeda-beda tadi ya saat itu tidak bisa misalnya oh ternyata gak bisanya karena sesuatu hal ya. La ini perlu pendampingan secara khusus P : Kekurang gigihan siswa ini merata ga pak kalau di 7F? Kalau misalnya ga, bagi anak-anak yang masih jauh kurang dari temannya, ada perlakuan khusus ga? Mungkin asehatnya lebih gimana, atau personal? N : Lebih banyak yang tidak artinya lebih banyak yang belum bisa belajar, memang beberapa ada anak yang belum, ini memang apa ya, butuh kesabaran, butuh waktu, dan pendampingan jelas secara khusus jelas, mulai pemanggilan, kontak dengan orang tuanya itu jelas, sekaligus juga karena yang namanya ....... Orang tua juga tahu, dan minimal nanti kalau ada hal-hal yang terkait dengan siswa terutama tentang nilai dan lainnya, orang tua bisa tau P : Sekarang masalah perencanaan pembelajaran ya pak. Kalau dalam mengajar mestinya ada perencanaan, itu kalau saat ini tuh, perencanaan pembelajaran yang pernah Bapak buat apa pak, bentuknya pak? Kayak mungkin silabus,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
RPP mungkin atau mungkin nulis-nulis lagi kalau mau mengajar, mikir-mikir lagi? N : Kalau dari awal yang namanya silabus itu namanya perangkat pembelajaran itu pasti, tapi berdasarkan dengan sudah berjalannya mengajar itu, dari administrasi secara tertulis itu di tata di belakang ya istilahnya, tapi lebih dari itu lalu didalam penerapan adalah berdasarkan dengan kisi-kisi ya silabus, kemudian ya materi ajar di situ lalu dipetakan dalam kelompok kelompok disesuaikan dengan situasinya. Jadi pembelajaran mungkin tidak sama satu dengan yang lain urutannya gitu lo, urutannya tidak sama tetapi disampaikan kepada anak, kurang lebihnya intinya harus masuk, la kapan masukknya itu lihat juga situasi P : Terus kalau pembuatan RPP, yang administrasi itu mengalami perubahan secara personal? Dengan berjalannya kurikulum yang terus berubah? N : Kalau itu beberapa kali ya, dan itu pun bersama-sama, jadi kita susun, kita ubah, kita edit itu bersama-sama P : Kalau menurut Bapak, membuatan perencanaan pembelajaran, lepas dari RPP dan silabus yang itu administrasi, itu menurut Bapak perlu ga sih kayak gitu? N : Secara formal, formalnya perlu dan proses juga perlu tetapi nanti dalam acting di kelas kita perlu lihat yang paling penting adalah pemahaman dan mengetahui situasi anak. Jadi secara administrasi itu sangat perlu, diperlukan tetapi untuk konteks lapangan kita harus lebih mengedepankan kondisi itu P : Dari sejak awal pertama kali Bapak mengajar sampai sekarang, itu ada berapa kali pak perubahan gaya mengajar, pengalaman mengajar Bapak ke siswa? N : Kalau berapa kalinya, ya banyak kali tapi kalau itu digolongkan kan, saya sudah pernah mengajar di dua tempat ya, paling ga pengalaman situasi daerah, keluarga, lingkungan itu sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa itu. Terus untuk gaya mengajar tadi menyesuaikan, jadi dimana saat saya harus memang memasukkan inti yang saya sampaikan, saya harus memberikan dengan serius tapi disaat saya harus bisa mengkomunikasikan dengan anak, supaya anak itu juga ada komunikasi itu ya bisa disampaikan dengan rileks, entah itu dalam bentuk latihan, entah dalam bentuk diskusi kelompok lalu dari situ kita akan lihat pemetaannya. Salah satu contoh misalnya saya mengajar tentang ciri-ciri makhluk hidup, ternyata waktnya tinggal sedikit gitu ya, tinggal, untuk alokasi waktu itu tinggal sedikit, oh coba kalau saya bentuk kelompok ini, oh ternyata anak anak adalah kalau kelompok ini sudah ini, lalu nanti hari berikutnya gaya saya mengajar , yang sudah-sudah ini lalu disebar untuk kelompok berikutnya, begitu. Pernah sudah saya lakukan, kalau ini tempatnya di daerah-daerah terpelosok ya, itu artinya secara fasilitas itu kurang, itu adalah tutorial sejawat. Jadi kalau kita lihat anak-anak yang sudah bisa, misalnya satu kelas ada lima anak, nah lima anak ini kita berikan soal-soal sebelumnya lalu untuk melatihkan pada temantemannya P : Ada kesulitan-kesulitan ga pak, setiap kali mau mencoba pengalaman mengajar baru? N : Kalau kesulitan sih, kesulitan secara individu tidak ya, tapi yang dirasakan itu feedback dari anak jadi oh kalau begini kok hasilnya belum, kita yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
cenderung ke abstrak, jadi kesulitan itu bukannya dari kitanya, karena kita rencanakan sesuai kesenangan kita, kehendak kita tapi feedbacknya itu yang kita rasakan, karena gaya yang sama diberikan pada siswa yang beda atau kelas yang beda juga tidak sama P : Kalau masalah materi nih pak, Bapak tuh mengacu materinya itu berdasarkan buku pegangan yang dimiliki siswa atau mungkin berdasarkan skl yang dianjurkan pemerintah mungkin untuk uas akhirnya? N : Pertama dari silabus, materi dari silabus yang kedua, pegangan dari guru dan siswa artinya guru dan siswa itu mengadakan kesepakatan buku yang kita pakai untuk acuan bersama itu, lalu saya memberikan buku tambahannya. Jadi yang paling pokok dari buku yang sudah dimiliki oleh siswa itu P : Kalau gini pak, misalkan ada dua kelas ya pak, yang kelas mungkin sudah menghabiskan lima bab, trus yang kelas ini cuma tiga bab, itu modifikasi Bapak mengenai materi itu gimana pak? Apakah kelas ini Bapak beri ringkasan yang dua bab itu, atau kelas ini? N : Tergantung, jadi kadang yang saya lihat oh kelas ini ternyata banyak yang malas, oh kelas ini banyak yang rajin, bagi yang malas ya kontekstual belajarnya ya banyak menulis. Misalnya kalau ulangannya ya, tidak hanya sekedar menjawab abc, tetapi ya menjawab huruf dan kalimatnya, jadi untuk pembiasaan lalu kemudian bagi anak yang masih dalam koridor yang sangat malas nanti disendirikan dalam artian diberikan tugas tambahan, sementara kami berjalan, karena sudah saya utarakan tadi, jadi anak bisa iu bukan saat itu, tapi kita olah anak itu mau belajar dulu P : Bapak bilang diawal tadi tentang kognitif, afektif, psikomotorik siswa kan belum terlalu kelihatan pak di kelas satu semester satu, tapi emang baru agak kelihatan dari kognitifnya saja, ada ga pak untuk Bapak melihat afektifnya siswa dan psikomotorik siswa meskipun belum terlalu gimana,cara untuk melihatnya? N : Ya cara untuk melihatnya dari ulangan-ulangan harian ya, terus yang kemudian aktivitas di kelas jadi kalau anak itu dari segi tatapannya, dari segi cara menjawab, itu kan mulai kelihatan dari situ afektifnya. P : Jadi tidak memakai tugas tertentu yang, oh ini tugas ini saya kasi ke mereka untuk melihat afektifnya, gak ya pak? Ada blangko penilaian tersediri ga sih pak? Berarti dalam rapornya itu, hanya kognitif nilainya saja pak? N : Gak, biasanya secara umum. Gak ada. Untuk awal-awal ya secara umum. Iya P : Kalau pembelajaran ipa yang mendidik itu menurut Bapak itu gimana pak? N : Kalau saya katakan demikian ya, jadi dari sekian tahun saya mengejar itu ternyata bukan memandaikan anak tetapi anak itu menjadi pandai dengan siswtem pembelajaran yang baik. Sistem pembelajaran yang baik untuk anak itu adalah mengena secara positif. Contoh misalnya saya pernah mendengar dari siswa saya, sepuluh tahun silam, dia mengatakan bisa belajar ipa itu bukan saat saya mengajar ipanya, tetapi lebih cenderung gaya mengajar tadi ya, oh Bapak itu kalau mengajarkan ini dulu gini gini gini, dan dia lalu mencari. Contoh misalnya gampangannya saya bisa hukum newton bukan karena Bapak xx, tapi oh waktu Bapak xx mengajar hukum newton, lalu dia mengembangkan lagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
P : Kalau kegiatan pembelajaran ipa pak, media yang paling sering Bapak gunakan dan menurut Bapak paling efektif pada umunya apa pak? N : Ya sebenarnya ada kombinasi antara visualisasi dan ceramah ya, cuma kendala sekarang ini adalah kesulitan anak mendengarkan itu sudah mulai menurun menurut saya, ini agak sulit jadi media apapun kalau kondisi tadi ya kalau situasi anak untuk mendengarkan belum tercipta, metode apapun ya belum jalan. Misalnya dengan LCD, dengan power point misalnya tapi anak juga belum in juga gak akan jalan, jadi menurut saya adalah membuat suasana anak belajar dulu P : Cara untuk menarik perhatian mereka yang belum terlalu fokus ke Bapak mengajar gimana pak? N : Biasanya saya kan kadang kalau sudah membuat rangkuman ini ya, oh jadi anak ini memang belum merata gitu ya, oke mari kita ...... Catatannya ini dengan ditatap jadi anak menulis, jadi tidak hanya coba dibuka itu trus ditulis, tetapi kita ngomong. Jadi anak mau ga mau, entah berapa baris, dia menulis P : Gini pak, kalau sebelum mengajar kan ada perencanaan, ketika di lapangannya belum tentu semua rencana itu diterapkan di lapangan, mungkin Bapak kan harus mengajarkan materi ini sedangkan keadaan kelas masih ribut atau gimana tidak menerima Bapak itu contoh contoh keputusan yang Bapak ambil menghandle kelas ini supaya bisa menerima materi Bapak apa? N : Butuh kesabaran jangan lalu kita memprioritaskan dari materi yang akan kita sampaikan, contoh saya akan mengajarkan tentang tekanan, sudah dalam gambaran itu tekanan dalam zat padat, cair dan gas, lah rencana nya misalnya sampai tekanan hidrostastis, naha kalau kita punya waktu tadi kan seharusnya banyak latihan, eh ternyata koq belum misalnya kita kondisikan supaya anak juga tidak tertekan tadi tapi minimal masuk dari kompetensi dasar yang akan kita sampaikan, misalnya anak memang harus tau membedakan atau menghitung tekanan untuk zat padat dan zat cair, jadi tinggal dua kan, padahal harusnya sudah lima atau berapa gitu, jadi skalanya sudah sesuai dengan kompetensinya P : Pernah ga pak, tiba-tiba karena keadaan kelas sudah ramai, Bapak juga sudah pusing gitu ya pak, tiba-tiba ngasih ulangan mendadak atau apa yang bikin mereka mengerjakan sesuatu itu pernah ga atau tugas yang harus dikumpulkan hari itu juga? N : Kalau, kalau perubahan metode jelas dilakukan ya, tetapi tidak semata-mata hanya untuk emosional jadi misalnya kita saat itu akan menjelaskan tapi mungkin kondisinya lain, tidak hanya dari siswa ya, mungkin dari sekolah ada, ini ada panggilan untuk rapat dan sebagainya, maka saya harus segera untuk mengalihkan, ya itu juga jadi itu jelas sangat sering melakukan manuver dalam pembelajaran, entah dalam bentuk tugas atau mengerjakan soal-soal P : Komunikasi dengan siswa selain di sekolah, maksudnya untuk di luar sekolah apakah ada pak? N : Kalau secara khusus tidak ada tetapi secara program terbeban pun misalnya belajar studi di lapangan ya, jelas-jelas pernah ada atau di saat-saat kegiatan. Jadi biasanya anak-anak ini beberapa ya yang bertanya itu diluar jam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
pelajaran itu kondisinya sudah beda dalam kegiatan dalam apa. Biasanya anak yang aktif dalam kegiatan biasanya komunikasinya baik lalu kesulitan tidak hanya materi khusus ipa, tetapi materi yang lain-lain kadang juga P : Itu bentuk les atau pas ketemu lagi sama Bapak? N : Spontan, jadi ada rileksitas di situ P : Keuntungannya ada komunikasi seperti itu apa pak? N : Ya anak lebih enjoy dan itu lebih mengena, jadi tidak ada unsur keterpaksaan P : Masalah penilaian dan evaluasi pak, kalau menurut Bapak aspek apa, dalam pembelajaran IPA itu yang bisa dievaluasi atau dinilai? N : Ya sebenarnya kalau ipa sangat banyak ya, aspeknya misal kognitif, afektif, ya psikomotoriknya, tetapi itu kan bisa diberikan dalam bentuk eksperimen, kalau di ekseperimen itu jelas ya, itu ada, trus kalau di kelas, saya lebih mengedepankan proses logika berfikir. Jadi kalau kita mau mengajarkan, taruhlah kecepatan begitu ya, ya kadang kita ambil praktisnya dulu ya, anak biar tahu rumusnya, oh jarak ini rumusnya kecepatan kali waktu tapi suatu saat kita akan memberikan suatu umpan balik yang sifatnya untuk bermain logika ya, kalau kamu lari sini sampak sana cepat siapa? Waktunya berapa?jaraknya sama gak? Kecepatannya berapa? Artinya kita melatih anak untuk berlogika P : Kalau kelas satu itu pak, afektif dan psikomotorik belum terlalu di eksplore, kalau kelas delapan sembilan apakah udah? N : Kalau saya mengambilnya secara umum ya, jadi nilai tuntas tidaknya aja ya gitu, itu kalau sudah masuk ranah umum ya, tapi kalau secara khusus tadi kita menyampaikan kepada anak anak yang kurang tadi apalagi sekarang kecenderungannya adalah anak punya nilai minimum ketuntasan, ketuntasan minimum KKMnya. Jadi kita lihat dari situ, tidak dari segi per aspeknya itu tidak P : Apa ada pertimbangan khusus pak, untuk siswa yang misalnya dia aktif, aktif kan untuk diminta pendapat, untuk diminta bertanya dia aktif, tapi ketika tibatiba nilai ulangannya tau-tau jatuh, apakah ada pertimbangan oh anak ini aktif kok? N :Sangat banyak, sangat banyak pertimbangan, tidak hanya sekedar itu ya, tapi pertimbangannya misalnya anak dalam kondisi sakit, ya anak dalam kondisi sakit tidak ikut ulangan dan sebagainya, memang dia proses sakitnya lama itu juga ada pertimbangan-pertimbangan khusus. Sejauh anak bisa mengikuti pembelajaran. Ibaratnya kalau kesulitan tentang rumus-rumus ya, tapi anak itu sudah tau, oh mengukur jarak ini satu saja misalnya dia sudah, kita langsung memberikan tuntas gak masalah, meskipun sebenanya kalau diberikan sepuluh soal lagi, dia hanya bisa mengerjakan dua. Jadi pertimbangan khusus sangat banyak dan beragam. Dan lebih dari itu juga nuansanya adalah nuanasa perkembangan dari siswa itu sendiri. Jadi biasanya sekolah kami ini juga mempertimbangkan anak naik dan tidak itu bukan hanya di ....... Di salah satu mapel ya, tapi anak itu bisa mengikuti secara bersama sama atau tidak, kalau tidak kita menyarankanlah misalnya dikembalikan ke orang tua dengan pertimbangan bagaimana, orang tua menerimanya bagaimana, nah ini kan saya jelaskan tadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
P : Kalau kognitif sendiri pak, instrumennya selain ulangan kan ada tugas, itu variasi apa yang ada ditugas itu pak, misalnya cuma kasi soal mereka disuruh mengerjakan atau meraka? N : Kalau variasi ya biasanya soal yang spontan tadi ya,misalnya tadi yang saya katakan untuk melatih logika anak itu, biasanya anak yang kritis dan cerdas akan lebih cepat untuk menyampaikan, taruhlah misalnya kalau saya sudah punya gambaran kira-kira soal ini levelnya sudah level dua gitu, kita berikan ke anak, oh ternyata yang bisa sepuluh, yang sepuluh itu kita ambil contoh satu misalnya, oh ternyata memang bisa, lah itu lalu di share kan ke temantemannya. Seperti kemarin misalnya anak oh kira-kira materi ini anak mampu menjelaskan, harusnya lo ya, kita kan hanya, coba yang bisa menjelaskan tentang ini sapa, la dia mencoba, ya seberapa dia mencoba tujuannya kan tidak sekedar dia merocos di materinya itu tetapi sejauh mana anak itu mengembangkan cara logika berfikirnya P : Kalau manfaat dari evaluasi dan penilaian itu sendiri apa pak? Bagi Bapak, apa cuma sekedar dapat nilai isi rapot? N : Ya kalau penilaian itu kan akhirnya informasi yang perlu kita sampaikan secara tertulis kepada orang tua. Jadi olahan nilai tidak hanya sekedar ulangannya sekian diolah nilainya sekian tapi dari berbagai macam masukan tadi diolah hasilnya ini, jadi itu wujud laporan secara tertulis P : Selama empat kali kita masuk itu, Bapak kan dominan mendikte, itu ada alasan khusus ga pak, kenapa? N : Ya karena satu karena situasi kelas memang belum kondusif tadi, maka saya minta untuk perhatian itu kan kita untuk memancing anak untuk perhatian itu saya kan membacakan dengan membacakan anak otomastis mau menulis, jadi saya masih melihat latar belakang kebiasaan anak untuk belajar kan belum, nanti kalau sudah beda dengan kita memberikan les yang anak sudah siap, ya kita dengan nerocos aja, penjelasannya dari kita dah cukup gitu. Jadi cenderung menekan anak tapi tidak dengan “ayo diam” “awas-awas” tapi kita dengan komunikasi yang itu, memang kesannya materinya belum nyampeknyampek begitu ya, tapi ya ini, ini pembiasaan tadi P : Ini ni apakah sudah berjalan dari pertama kali Bapak mengajar atau menemukan ah untuk narik mereka biar mereka bisa diam dulu saya harus dikte aj deh, apakah dari pertama mengajar atau setelah ada proses ini? N : Ya, setelah proses, artinya pengalaman-pengalaman dulu saya mengajar dengan keras, tegas, spaneng. Itu juga hasil pengalaman juga jadi dulu saya mengajarnya, awal-awal saya usia usia muda boleh dikatakan saya keras, tegas, dan idealis. Itu ya mungkin akan dialami oleh, tapi setelah berjalan ternyata dengan seperti itupun hasilnya di belakangnya belum menjamin, bukan tidak berhasil ya, pasti ada yang berhasil, memang ada yang salut dengan model pembelajaran yang disiplin itu tetapi dengan keseluruhan banyak yang, apa ya, boleh dikatakan tidak mengena, artinya belajar karena takut, bisa sih bisa tapi karena takut tadi lalu menghilangkan hasil belajarnya itu, maka saya katakan tadi “wah saya dulu diajar Pak xx” , ngikuti tapi takut tadi, jadi yang terekam itu karena “Pak xx dulu galak”, jadi rekamannya kan tidak materinya lagi, maka saya sampaikan tadi, oh ternyata mentransferkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
ilmu tidak harus satu arah tadi,memang bagus seolah-olah saat itu, seolaholah bisa terkondisi belajar, kita kayaknya seolah-oalh puas dengan anak diam mengikuti tetapi dibelakang itu banyak, itu dari pengalaman P : Dari metode mendikte, terus menunggu siswa mencatat, apa kekurangan dan kelebihannya bagi siswa? N : Kalau kekurangannya sih, kita tidak bisa menyampaikan materi secara full ya, jadi itu kayak hanya sekedar formalitas. Tapi dibelakang itu kita akan namanya mendidik ya, mendidik itu membiasakan anak yang baik. Jadi saya masih melihatnya itu bukan metode yang baik, tapi minimal itu adalah untuk proses yang baik. Jadi bukan metode yang baik tapi proses, karena kalau metode yang baik itu saat itu juga sudah, misalnya RPPnya sekian ya harus sesuai ini P : Kalau sampai saking mereka tidak terlalu gimananya gitu pak, mau gak mau masih harus didikte lagi nih, terus ketinggalan materi padahal minggu depannya sudah harus sampai ini, cara Bapak mengejar ketinggalan ini, gimana pak? N : Maka kalau saya gini jadi tidak langsung menyekak anak untuk, kalau saat itu mungkin anak tidak menulis tidak apa-apa, tapi kalau catatan komplitnya kadang kan anak-anak macem macem ya, kalau bukunya pas bawa catet, gak tertinggal lalu pindah buku dan gak nyamung lagi, kan gitu to. La itu bagi saya itu nomor dua, yang pertama itu adalah pembiasaan tadi ya, kalau anak sudah mulai terbiasa pasti dia juga tidak merasa terbebani, menulis itu merasa tidak terbebani, sehingga nanti misalnya dalam bentuk tugas-tugas soal uraian atau melengkapi bks, ya nanti dilihat dari situ tanggung jawab dari anak, biasanya saya kumpulkan lalu saya lihat kira-kira kalau satu jam anak harus dapat sekian, eh ternyata baru dapat sekian, hari berikutnya saya panggil untuk mengerjakan sendiri, menyelesaikan yang tertunda, tidak kemarahan yang muncul tapi membiasakan tanggung jawabnya. Hasilnya seperti apa, ya nanti lalu mengikuti lagi P : Kemarin kita lihat juga kan pak, ada siswa yang mungkin sudah remidi dua kali yang tidak berhasil itu pak, terus Bapak kan memberikan tugas lagi pada mereka dan menyuruh menggerjakan di luar, itu menurut Bapak alasanntya apa pak? N : Ya tadi jadi lebih mengedepankan ke tanggung jawab anak, oh kalau ternyata saya itu kurang itu berarti saya harus menyelesaikan sendiri. Jadi kan, apa ya, belajar mandiri itu penting. Jadi kenapa disendirikan supaya anak itu juga tahu, disendirikan bukan karena diskriminasi ya, tapi anak itu lalu “wah aku nanti lek ga, nanti diginikan lagi” dan itu bukan hukuman, jangan sampai anak itu merasa anak itu “dicing” “ngecing”, tapi tahu permasalahannya jadi tau anak, oh berarti aku yang kurang ini, beda kalau “kamu, kurang....hasilnya kayak gini, gimana? Hayo kamu keluar” itu lain, nanti kesannya jadi lebih, tapi kalau dilihat dari keadaannya kamuni low, selesaikan P : Waktu selama belajar di kelas, Bapak kan sering keliling, kadang meriksa catatan siswa, kadang di sela-sela pembelajaran sering Bapak kasih nasehat-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
nasehat, itu kenapa pak? Apakah cuma berlaku di kelas 7F atau Bapak sering kayak gitu ke semua kelas yang Bapak masuki? N : Pada setiap kesempatan, saya kira semua siswa, itu untuk kembali lagi untuk pemetaan, dan mengetahui sejauh mana anak itu kondisi belajarnya, lalu nanti di macht kan dengan hasil belajarnya. Yah beda, anak itu kalau seirng di dekati, dengan kalau kita hanya belajar jaga jarak terus juga akan beda P : Waktu itu kita juga lihat kan, Bapak memberikan pertanyaan ke siswa, siswa a menjawab, Bapak memberikan pertanyaan lagi, kebetulan siswa a yang bisa lagi, siswa a menjawab, tiba-tiba Bapak “menyetop”, memberi kesempatan dulu pada teman yang lainnya. Apakah itu salah satu trik untuk mengkatifkan siswa yang lain? Atau gimana pak? N : Ya untuk merangsang yang lain juga, artinya bahwa yang lain juga harus mendapat pengajaran yang sama dan sekali lagi yang namanya swasta rentangnya sangat jauh dan beragam, jadi kita harus pandai-pandai untuk karena kan kita melayani ya, melayani yang pinter, melayani yang belum, itu kita harus punya apa ya, punya waktu P : Sebelum pelajaran dimulai, Bapak kan juga sering kasih penyampaian rencana belajar ke siswa, apa manfaatnya bagi siswa tau tentang rencana belajarnya? N : Maksudnya rencana bagaimana? Contohnya gimana? P : Kita nanti belajarnya ini, ini, ini, nanti setelah itu baru ulangannya tentang ini, itu manfaatnya kalau siswa tau itu apa pak? N : Itu tadi jasi saya lebih cenderung membiasakan belajar, jadi kalau anak itu tahu belajar yang mana kan lalu kalau itu terkait dengan penilaian ya khususnya dengan penilaian, saya sudah bersepakat dengan anak-anak itu, kalau yang namanya ulangan pasti saya beri tahu. Kalau saya tiba-tiba entah karena marah, atau karena apa lalu mengadakan ulangan, anda boleh berhak protes P : KemArin itu kan sempat ada penggunaan media viewer sama laptop itu kan pak, alasannya apa pak? Apa Bapak ingin menampilkan simulasi atau cuma variasi biar anak ga bosan? N : Biasanya kami kan dalam proses belajar kan sudah punya catatan ya, memo, oh ini nanti bisa disampaikan saat-saat nanti kalau gitu ya sambil liat gambar lah, liat apalah secara visual, itu kita kayak akumulasikan dulu gitu lo, jadi maka kadang kita menghadapnya di kelas ya kayak serampangan dulu, nanti suatu saat, kemarin agak terkendala dengan alat. Itu maksudnya supaya untuk, oh ternyata yang kemarin, menghubungkan, oh kemarin secara sekilas dijabarkan gini, oh ternyata animasi seperti ini. Jadi ya kesannya saat itu belum mengena ya, kita ngajarnya serampangan atau, sedikit sekali yang masuk, langsung didiktekan lalu sudah selesai tapi suatu saat kan lalu dimunculkan, ni low yang namanya destilasi bertingkat itu yang seperti ini P : Kalau animasi-animasi sama simulasi yang ada di laptop Bapak itu kira-kira Bapak cari sendiri atau referensi dari guru-guru temaN sejawat? N : Ada yang sendiri ya, artinya sambil menyusun sendiri, ada yang dari internet ya, ada yang dari teman, ini kok bagus untuk kita pakai, sekarang sangat mudah untuk mencari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
P : Menurut Bapak efektif ga pak, gambar-gambar tersebut, animasi, simulasi? N : Tidak mendominasi tapi sewaktu-waktu penting, perlu, jadi bukan lalu mengajar dengan ini sudah, itu gak, tapi penting, penting disampaikan dengan itu. P : Kan kemarin waktu di lab, kan ada kejadian yang siswa ramai trus Bapak menegur “kamu, jelasin ulang, apa yang baru Bapak jelasin” sudah selesai anaknya menjawab, sebelahnya ayo lagi, ulangi lagi yang barusan, itu kanapa pak? N : Ya kadang gini, yang namanya di lab, apalagi sudah masuk lab, anak ribut itu juga di luar batas memang kita harus memberi pressure tadi, dan preasurenya bukan secara fisik ya, kita hantam, kita tampar, meskipun dengan nada keras itu maksudnya juga melihat situasi kapan saya harus belajar ya saya harus belajar, harus menempatkan diri apalagi di lab, jadi pembiasaan tadi ya. P : Pemberian-pemberian tekanan pada siswa yang perilakunya ribut-ribut itu apakah pengaruhi siswa yang lain? N : Ya berpengaruh, jadi anak yang ribut diberi semacam feedback, coba jelaskan kamu, nanti yang lain juga “wah nanti aku juga akan kena ini nanti, kena ini. Tidak karena sakitnya di ini ya, P : Berarti efektif ya pak, pemberian tekanan seperti itu? N : Ya, berdasarkan pengalaman menurut saya lebih apa ya, lebih humanis untuk arah-arah semacam itu, meskipun kalau kembali lagi idealis untuk hasil yang dicapai memang kelihatannya memang belum, belum mengena ya P : Pernah ga pak menemukan siswa, menemukan kelas, yang diberi tekanan seperti itu tidak ngefek? N : Ya kalau secara langsung tidak ya, paling ga anak itu lalu ada reaksi ya, reaksinya bisa positif bisa negatif, yang namanya anak, dan kita jujur aja, tidak semua anak lalu senang pada kita, itu jelas tidak ya, tetapi paling gak kita akan memberikan apa to yang dimaksudkan dengan itu, jadi kalau misal saya marah, apa to yang dimarahi itu kenapa gitu, jadi kaitannya dengan itu, jangan sampai hanya emosional lalu diskriminasi, lalu tidak ya. Itu jangan sampai. Karena yang namanya pembelajaran, hasil belajarnya bukan untuk saya, tapi untuk siswa itu hasilnya P : Pak, alasan Bapak waktu awal pembelajaran itu, itu Bapak kan sering bertanya tentang materi pertemuan sebelumnya itu apa pak? N : Ya untuk mengingatkan kembali, mengingat kembali, kan nanti kan kalau kita sudah mau ulangan lah, udah mau mid semester kan kita anak juga, apalagi anak-anak sekarang ya namanya belajar, besok lupa itu hal biasa, ya perlu diulang-ulang jadi, kapan ada kesempatan ya disampaikan lagi, kalau misalnya situasi tertentu, kita ya kalau setengahnya namanya sudah guru lama keliatannya semau gue ya, mau pelajarannya dulu tanyakan lagi, bukan karena anak harus khusus belajar ini lalu, gerak ini kamu harus bisa, tidak, P : Ketika melemparkan pertanyaan misalnya, “siapa yang masih ingat pertemuan kita sebelumnya tentang apa? Itu Bapak lebih dominan melempar acak, atau menunggu sukarela siswa? N : Kalo saya, apa yang saja tuju, kalau yang saya tuju oh waktunya tinggal sedikit, saya butuh keterangannya saja, maka saya ambil yang kira-kira bisa,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
tapi kadang kalau saya sudah kira waktunya masi sampai, ya secara acak. Atau kalau sudah kira-kira yang lain sudah bisa, tapi kira-kira si a,b,c ni pasti belum belajar atau apa, sentil lewat pertanyaan mungkin yang lain sudah bisa. Meskipun di ramu, itu kan trik ya, itu kan gaya belajar juga, meskipun tidak langsung menunjuk nama anaknya tapi kita dibenak kan sudah hapal, oh anak ini no absen sekian, lalu kita gayanya coba no absen sekian, itu biar anak juga merasa semata-mata aku kok dipojokkan terus. Itu hanya gaya, sebenarnya sasarannya apa yang akan kita kehendaki, kalau hanya sekedar supaya yang kemarin supaya tau oh yang lain supaya mengingat kembali, ya langsung ja tembak ke yang bisa P : Pak gini, kalau tadi kan masalah belajarnya kan ada yang masalah matematis, ada yang mungkin menghapal rumus mereka belum bisa, itu ada strategi khusus ga pak? Mungkin Bapak mengulang matematisnya lagi? N : Tergantung dari materinya ya taruhlah sekarang kalau materinya itu tentang kecepatan, lebih cenderung saya lebih menekankan pada logika, logika anak berfikir. Misalnya soalnya bisa ditulis jarak sekian, waktunya sekian, kecepatannya berapa itu saat-saat tertentu, tapi kadang dilontarkan dalam kalau kamu ke sekolah, jarak sekolah kamu dengan rumah sekian, kamu berangkat jam sekian, supaya tidak terlambat bagaimana, la itu kan ramuan untuk berfikir, tapi kadang yang secara matematis misalnya tentang suhu, konversi suhu, konversi suhu kan lebih banyak ke putaran-putaran itu kita buatkan tabel, tergantung dari materi juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
2. Transkrip Wawancara dengan Subyek II Hari/Tanggal : Senin, 3 Desember 2012 Waktu : 09.40 – 10.50 WIB Lokasi : SMP X Keterangan: P : Peneliti N : Narasumber P : Kalo menurut Bapak sendiri itu, informasi apa saja yang penting perlu diketahui dari diri siswa itu apa pak? N : Ya apa, tingkat penguasaan apa ya, oh perkembangan, perkembangan usia sama perkembangan mental, sama perkembangan penguasaannya jadi kita harus tahu, kalo dikasih materi ini, dia belum cukup ya jangan dikasih. Itu tu karakternya. Susah memang anak SMP itu, kadang-kadang sangat sulit, hanya beberapa yang bisa berpikir abstrak. Jadi sulit sekali makanya banyak anakanak itu kalau ujian mid semester atau semesteran banyak yang remedi, karena belum nyampek abstrak itu, banyak meteri yang diturunkan dari SMA ke SMP itu yang, terutama matematika, IPA dsb P : Mengapa menurut Bapak itu perlu diketahui? N: Ya perlu, kalau saya secara pribadi ya harus tau makannya saya menyampaikan hal-hal yang sederhana saja, hal-hal yang berkaitan dengan hal yang dia kenal, kalau kita melampaui abstraknya dia, atau perkembangan, itu sulit sekali hanya ada beberapa, bisa dihitung dengan jari lima, beberapa itu yang bisa langsung bisa abstrak tapi kalau namana di SMP itu kalau dikasih rumus itu, untuk muter rumus itu masih sulit masih operasional, ya masih sulit sekali P : Sejauh ini, Bapak tau informasi itu sejauh apa pak? Sejauh ini, Bapak tau informasi dari diri siswa itu apa aja? Dalam bentuk apa saja? Sejauh ini, sampai mana Bapak tahu tentang siswa, mungkin mengenai perkembangan kemampuan untuk menerima pelajaran itu sejauh mana pak? Apa Bapak mungkin sudah mengerti banget sehingga Bapak menerapkan metode apa gitu? N : Ya kalau pasti saya sudah tahu kalau anak itu sulit dimasuki materi, makanya saya memasukkan konsep-konsep yang sederhana seperti misalnya rumus fisika massa jenis dan sebagainya gak pakai lambang. Sulit sekali, lambang massa jenis, sulit dia gak tau, lupa mungkin hanya ada beberapa misalnya rumus massa jenis sama dengan m/v jarang sekali. Kalau misal massa jenis, massa dibagi volume, ya mereka tau P : Dari mana Bapak tau informsi tentang siswa tersebut? N : Pengalaman, nilainya juga, yang jelas pengalaman sehari-hari sejak sepuluh tahun saya mengajar. Sepuluh tahun ngajar itu ya kayak gini, mentok hanya beberapa yang bisa abstrak hanya beberapa P : Sejauh ini, apakah Bapak sudah menemukan potensi-potensi di murid-murid terutama dalam pelajaran IPA? N : Ya tau, kalau saya langsung kategori rendah, sedang atau cukup,kemudian tinggi, pinter gitu, jadi mudah sekali. Memang normalnya itu banyak yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
sedang kalau dilihat dalam satu kelas itu, mungkin bisa dihitung lima, gak nyampai sepuluh itu memang pinter, tinggi abstraknya tinggi, sedang itu biasa yang rendah juga banyak tapi gak, ya pokoknya dua puluh persen, dua puluh persen, dua puluh persen tinggi, dua puluh persen rendah, yang sisanya, enam puluh persen sedang, cukup P : ketahuannya itu gimana pak? N : Ketika ulangan, ketika aktivitas di kelas, ketika aktifnya di kelas itu gimana, tapi disini tuh kalau saya bandingkan dengan SMPSMP yang lain, mendingan di sini, jadi meskipun kalau dibandingkan kan relatif kan ya, yang sedang gimana, mungkin disini yang rendah itu diatas mereka, jadi enak, disini tuh enak meskipun agak sulit, agak sulit seperti itu tapi tidak menyebabkan guru stress. Bener, kalau yang, coba kamu cari di SMP mana gitu, ya saya pernah gitu. Iya, disini motivasinya belajar lebih tinggi, motivasinya belajar lebih tinggi mungkin karena taraf ekonomi juga, anak anak, kalau orang-orang yang punya taraf ekonomi itu motivasi belajar tinggi, paling tidak dikejarkejar orang tua nya. Orang tua itu kadang, tanya ke wali kelas itu referensinya banyak sekali, perhatiannya banyak P : Anak-anak ini apa ada perlakuan khusus pak di kelas? Jadi biar, perhatian khusus dibanding teman-temannya jadi biar lebih N : Ya biasanya iya, ada, misalnya yang terlalu menonjol gitu mungkin anak yang kurang perhatian terus terlalu menonjol, itu yang kita berhubungan dengan wali kelas. Kalau kita tidak bisa mengatasi sendiri, sulit misalnya ada anak yang kurang perhatian ya kita ke wali kelas, wali kelas bahkan sampai dewan guru beberapa, karena sampai beberapa mata pelajaran juga mengalami anak, mengalami apa ya, sifat sesorang itu, seorang anak itu kadang ditemui seperti itu. Ada juga. P : Ragam macam macamnya potensi dikelas, itu memperngaruhi ga pak waktu selama pembelajaran IPA? N : Kalau saya pribadi enggak, artinya oh saya sudah tau, yang ini potensinya, petanya saya sudah tau, nama ini ini ini, kan ga banyak tadi, saya tau, kemudian yang bawah saya tau, yang sedang-sedang saya tau sisanya, kalau saya ngambil yang pinter dulu mana, oh ini ini ini, yang rendah mana dan pas diulangan atau itu ya kita liat eh misalnya dari empat puluh soal itu ya yang gak nyampe lima itu soal agak sulit, kemudian sedang, ada yang mudah, mungkin mudah sepuluh malah atau sampai lima belas begitu jadi yang mudah lima belasan, yang sedang, yang sulit dikasi juga mungkin ga nyampek lima. Kadang kalau saya pas ulangan itu tak berikan dulu tak berikan kisi-kisnya dulu bahkan kadang kecenderungannya memang enak, tapi saya membandingkan dengan yang lain, enggak low ya, membandingkan dengan yang lain ya lebih tinggi, tapi ketika saya berikan seperti itu masih belum dipelajari, tapi kalau dibandingkan dengan yang lain, motivasi belajar siswa itu bagus, meskipun itu tadi dikasi materi masih belum, tapi kalau kalian membandingkan dengan yang lain lebih ngeri. misalnya contohnya seperti ulangan seperti ini aja, ya disini tidak boleh keluar setelah selesai, bebas itu tidak, jadi harus sampai selesai, bahkan ujian nasional pun begitu. Ada yang, ada SMP yang belum keluar dulu, jadi dibiasakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
P : Gini pak, pernah gak Bapak memberikan istilahnya seperti pretest itu low pak, jadi Bapak cuma mengetes sejauh mana mereka mengetahui bahan sebelum Bapak menerangkan? Itu pernah gak pak? N : Ya pernah, seperti pengatur awal itu, seperti pengatur awal apa yang dia miliki itu. P : Tujuannya apa pak? N:Tujuannya untuk mengetahui kemampuannya sampai dimana, jadi ketika misalnya tentang, mau belajar tentang kalor, dulu di SD dia sudah belajar tentang suhu kan, paling gak pengenalan skala itu, batas batas bawah trus konversi itu kan perlu di anu, biar dia itu tergugah lagi, artinya teringat materinya di SD dulu. Paling sepuluh soal aja atau mungkin pertanyaan lisan untuk mengingat kembali, kalau dalam materi kalor tadi diingatkan materi suhu P : Keuntungan kerugiannya apa pak, Bapak mengadakan pretest itu? Mungkin Bapak lebih gampang menerangkannya atau gimana? N : Kalau, wo yo lebih gampang, mendingan memberi tahu pengatur awal itu tadi, tapi kita harus tau ya materi di SD itu apa apa apa, tapi kebanyakan dia nyambung, artinya materi SD itu nyambung, misalnya ada suhu, ada gaya, ada magnet, ada zat, itu kita ingat kembali. Lebih lebih, lebih enak kalau sudah terjaring konsep-konsep itu punya jaringan itu lebih enak. Ngajar itu juga lebih enak, kalau saya ngajar itu gak selalu tak berikan gak, ya langsung aja P : Awal mula penerapan pretest ini dari Bapak awal mengajar atau? N : Gak, pengalaman P : Waktu pertama mengajar sudah menerapkan pretest itu pak? N : Belum, belum, berjalannya waktu mungkin sejak saya disini 2002, mungkin 2005, tapi tidak terus menerus lo ya, artinya paling gak, misalnya ada kaitan yang menonjol itu, misalnya suhu dengan kalor itu saya ulang, misal gaya, SD itu banyak gaya sudah diajarkan. Maka di SMP kelas dua itu diberi pengatur awal, diingatkan kembali materi P : Itu dari mana pak, dari rekan sejawat ngerti pretest itu atau dari silabus? Tapi diterapinnya gak langsung awal? N : Yo dulu di kuliah, sudah ada pengaturan awal itu. Ow ndak, mungkin dari pengalaman, pengalaman kok ingat, oh ingat dulu, kok lebih baik ada pengatur awal, pengatur awal lo, saya istilahnya pengatur awal P : Selama belajar fisika, kesulitan belajar yang sering di temui di siswa apa pak? Siswa. N : Siswa atau saya? Siswa itu rumus, rumus itu dia gak ngerti, bener-bener sudah sekali untuk menghapal misalnya kecepatan, v pak, mana v apa gak volume. Makanya saya kalau ngajari rumus beda pakai rumus pakai simbol, kalau gaya ya misalnya massa kali kecepatan P : Itu Bapak ngertinya disitu, waktu Bapak njelasin atau ketahuannya waktu mereka ngerjain soal bareng? Jadi ketahuannya waktu ngerjain? N : Dia nulis tapi tidak ngerti, dia nulis tai tidak ngerti rumus itu apa dia gak ngerti, dia bisa ngitung tapi tidak bisa memasukkan, iya dia bisa ngitung sebenarnya tapi gak bisa memasukkan. Misalnya f = m kali a, diketahui ya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
gaya ini, dia gak tau jawab f sama dengan m kali a itu mau ditaruh dimana dia gak ngerti.. iya waktu ngerjain. Tapi kalau misalnya gaya adalah massa kali percepatan, dia tahu P : Kalau kesulitan dari Bapaknya sendiri? N : Kalau saya sih gak, kalau saya kesulitan, tapi sekarang sudah teratasi semua, Cuma memang kalau kelas dua itu zat aditif sama akditif kalo saya. Zat aditif gak maslah, sekarang zat akditif yang masih rancu itu, kadang-kadang macem-macem penggolongan, misalnya zat akditif itu apa, zat narkotika itu yang mana, psikotropika yang mana, stimulan yang mana, masi over lapping jadi belum jelas, anak-anak sekarang kalau ujian pasti keluarnya cuma gejala, gejala yang nampak bahkan hanya gejala psikologis atau fisik, jarang sekali gejala yang aneh-aneh dalam soal P :Selama ini Bapak pernah membuat, pengalaman membuat rencana pembelajaran, bentuk pembelajaran apa yang mungkin pernah Bapak buat, selain silabus, RPP, apa ada lagi gitu pak? N : Ya kalau saya paling jelas itu ketika mengikuti diklat sertifiksi itu, bentuknya itu praktis jadi operasional banget, jadi kalau membuat RPP itu harus operasional, sederhana, dan tujuannya itu gak kemana-mana artinya ketika yang diberikan improvisasi sih gak masalah ya ngajar itu tapi tujuan yang mau dicapai itu apa, materi pokoknya itu apa, kemudian evaluasinya juga harus korelasi artinya yang mau dicapai tadi tujuan la ini tadi yang harus di tes itu ini, kalau anak sudah bisa berart sudah tercapai, jadi gak usah ngladrah banget. Jadi sudah kurikulum, silabus kan diturunkan itu, apa yang ada di silabus aja diturunkan sederhana, tujuannya apa, gak usah nglasrah, anak SMP dikasih yang tinggi-tinggi gak usah, improvisasi gak masalah tetapi tujuan yang harus dirumuskan, harus sesuai dengan apa namanya silabus, kemudian teksnya apa yang mau disampaikan sesuai dengan tujuan kalau sudah berhasil tuntas sudah bagus P : Kalau menurut Bapak, rencana pembelajaran seperti itu perlu gak sih pak? Atau Cuma tuntutan kalau Bapak misal membuat silabus dan RPP? N : Kalau, kalau masalah realitas saja ya, realitas saja, kalau tuntuntan iya, karena kesibukan guru kalau misalnya sangat-sangat padat, kesibukan itu tuntutan oke tapi perlu memang baik, sebenarnya kalau hanya copy paste kemudian dilaksanakan tanpa perubahan sebenarnya gak masalah, tapi kalau setiap hari harus ada perubahan memang agak sulit, agak sulit melaksanakannya karena misalnya saya jam satu sampai jam tujuh delapan ngajar, kita harus menyiapkan RPP misalnya lima, malam, itu kalau periodik sulit sekali harus berubah, sulit. Makanya ya, RPP yang dulu yang penting ini tercapai, tercapai, tercapai gitu aja, sederhana kalau saya, sederhana, artinya tujuannya tercapai, improvisasi gak masalah asal tujuan yang harus dicapai, wong yang digariskan di silabus sudah ada, minimal itu P : Kalau penting RPP dalam pembelajaran itu apa pak? N : Ya untuk ngontrol, yang jelas untuk ngontrol ketercapaian pembelajaran anak, artinya ketika sudah dapet misalnya dengan tujuan yang sudah dirumuskan, ada evaluasi misalnya sudah tuntas, ada batas ketuntasan, kalau udah tuntas, berarti belajar kita berhasil. Itu untuk mengontrol memang, kalau gak ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
kontrol itu, kita ngajar ya seperti gak punya tujuan, kontrolnya gak ada, artinya hanya, tiap kali hanya membuang waktu, kalau tercapai, tau anak mana yang belum tercapai, tau anak mana yang sudah tercapai itu puas, meskipun sederhana, yang penting dekat setiap pembelajaran itu P : Trus darimana pak, Bapak bisa berpendapat kalau RPP itu karena bisa untuk mengontrol pembelajaran? N : Pengalaman aja, pengalaman, dan iya memang harus begitu RPP sangat penting untuk mengontrol keberhasilan, kalau keberhasilan itu tahu, saya pribadi puas, meskipun masih banyak yang remidi tapi tau, oh ini ini ini, tau saya peta-petanya anak ini trus ya dikasi remidi jadi mudah, jadi gak usah ngladrah, ngajar tuh gak usah spaneng P : Kalau selama ini, Bapak berapa kali melakukan perubahan RPP? N : Ya hanya setiap awal semester aja, jadi membuat sekalian semuanya terus dipakai, gak setiap malam nanti membuat untuk pagi gak, jadi ketika awal tahun pelajaran dibuat langsung kita klip jadi perangkat, ketika setahun lagi awal semester lagi ada perubahan ya kita hanya sedikit merubah P : Trus pak, selama ini yang Bapak yakini, tujuan pembelajaran IPA di SMP itu apa pak? N :Tujuan pembelajaran IPA di SMP itu ya mengenal lingkungan, contoh misalnya tentang kebersihan lingkungan itu biologinya, termasuk kebersihan lingkungan, saya kalau dengan kebersihan kalau secara pribadi ya, itu harus bersih maka anak-anak saya minta untuk bersih dengan lingkungan, artinya ada sampah ya dia saya ingatkan untuk mengambil kalau dari segi fisika kalau saya, bisa mengukur, bisa mengukur lalu tentang rumus itu yang penting dia mengenal, kalau di SMP kalau saya kalau dia bisa mengukur oke, kalau untuk konsep-konsep yang tinggi itu gak usah dulu, artinya ya pengenalan aja P : Darimana pak perumusan tujuan itu? Dari Bapak sendiri atau dari pengalaman juga? N : Saya melihat, melihat silabus trus pengalaman trus saya terapkan, kebanyakan kalau saya pengalaman, hal-hal susah pengalaman aja. Kalau sudah pengalaman, kalau sudah sepuluh tahun sudah enak kok, nanti kalian ngajar pertama kali pasti kesulitan, mau gimana itu, tapi kalau sudah lima tahun, sepuluh tahun, lima tahun itu masih susah, masih sulit, tapi kalau sudah mulai delapan tahun, mau kemana sudah tahu, sudah mengenal karakter siswa P : Pengalaman mengajar dimana aja pak selain disini? N : Saya dulu waktu mahasiswa di SMP Sang Timur terus, SMA 7, SMA 10 itu pas masih mahasiswa kalau lulus itu saya dua tahun di Mardiyana Depok Jakarta, trus pindah ke SMP 1 Pangli, trus kesni sudah. P : Dari pertama kali Bapak mengajar di sekolah itu, setiap guru kan punya gaya mengajar masing-masing, apakah ada perubahan pak dari dulu sampai sekarang? Apa pak? N : Ya ada, pengenalan materi. Jadi saya secara pribadi sudah tahu, materi tu jaringan konsepnya sudah ada dalam pikiran saya. Jadi santai tapi disini kalau belum terbentuk jaringan konsep kita akan bingung, jadi saya santai. Misalnya masalah energi listrik ya, itu yang mau diajarkan apa, disini itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
yang tidak mau diajarkan apa sudah ada semua, jadi kita disini harus, kita harus diluar jadi yang mau dikasihkan ke anak SMP itu mana mana, dan yang gak mau dikasihkan itu mana mana harus tahu, itu pengalaman, mulai pengalaman dari mengajar, apalagi kalau ada kisi kisi UAN itu, yang mau dikasihkan mana, yang tidak mana itu sudah ada P : Di setiap kelas yang Bapak ajar, apakah penerapan gaya mengajar Bapak berbeda-beda? Kalau berbeda beda pertimbangannya apa pak? N : Ya berbeda-beda, pertimbangannya keadaan kelas, pertama misalnya contoh karakter anak kok yang satu kelas tenang yang satu kelas ramai, itu ya berbeda. Kemudian yang kedua pertimbangannya peta kelas, artinya oh ini anak-anak dominasinya lebih bagus disini, tingkat kecerdasannya lebih bagus, perlakuannya lebih sanai jelas. Jadi kalau yang agak rendah memang pertama harus banyak energi, lebih ekstra untuk memasukkan materi kalau yang seperti 7A ini termasuk kelas yang ramai tetapi tinggi, apa tingkat IQnya tinggi, tidak tinggi tapi bisa, ketika saya juga kaget ketika dibandingkan dengan B ternyata tadi asumsi saya ini anak-anak kok kaya gini tu tidak, ternyata ulangannya lebih bagus rata-ratanya ketimbang B, B lebih tenang tapi memang disana potensinya banyak, banyak juga tapi saya kaget juga ya nah itu kan rame itu, tapi ternyata bagus nilainya P : Trus pak, mengenai susunan materi, susunan materi yang Bapak gunakan itu dari pemerintah, apa mungkin Bapak bertolak belakang dari SKL, atau mungkin dari materi buku pegangan siswa atau malah Bapak bikin sendiri, modifikasi sendiri? N : Ya dari silabus, dari silabus kemudian urutannya apa gitu, misalnya kelas satu besaran dan satuan, pengukuran, suhu itu sesuai silabus aja. Tidak, tidak bikin sendiri nggak, tapi kalau materi penyampaian bikin sendiri iya, jadi tapi bukan berarti materinya melenceng dari silabus, urut tapi kalau penyampaian sendiri, bikin handout agar lebih cepet P : Terus kendalanya apa pak kadang kalau penerapan materinya itu sesuai dengan Bapak, misalnya kalau mungkin materinya dari silabus, tapi penyampaian materinya Bapak bikin sendiri, menyesuaikan Bapak sendiri, itu kendalanya apa pak? N : Kendalanya mungkin urutan materi di silabus, urutan materi itu tidak hirarkis konsep, ada yang meloncat, misalnya contohnya pemuaian sampai kalor gak masalah ya, itu kan urut seperti itu, kadang dari ini, dari besaran, satuan, pengukuran, suhu mandeg, suhu mandeg trus lanjut zat wujud, ke asam basa, molekul itu gak anu. Suhu ini sudah ditinggalkan baru nanti pemuaian dan kalor. Jadi kalau urut kenapa suhu gak terakhir aja. P : Jadi kalau menurut Bapak itu sesuai dengan hirarkis materi? N : Iya urutan hirarkis materi P : Menurut Bapak sendiri, pembelajaran yang mendidik itu seperti apa? N : Pembelajaran yang mendidik itu artinya begini, anak itu gak usah dituntut pinter sekali, karena anak itu kapasitasnya memang masih bisa berkembang, tapi talenta nya itu kan tertentu ya tidak bisa disamakan, artinya kalau saya masalah akademik itu gak usah diperas, pasti akan berkembang sendiri. Yang penting itu masalah sosialisasi kemudian masalah sikap masalah kepribadian,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
masalah sopan santun, masalah etika itu lebih penting, karena ada yang prestasinya tinggi tapi tidak bisa bersosialisasi, orang yang itu sulit berarti dia gagal bersosisalisasi, la ini malah dalam perkembangan anak sampai dewasa itu sulit, sulit sekali kalau anak berfokus pada, misalnya ada memang anak itu gak pernah keluar, belajar dituntun orang tuanya supaya nilainya bagus, bagus, sembilan, sembilan tapi ternyata gagal dalam sosisalisasi itu malah sangat, kalau saya sangat berbahaya kemudian masalah sopan santun, kalau disini diterapkan sopan santun ya, etika berbicara yang tidak baik tidak boleh, berbicara kotor tidak boleh, disini merokok tidak boleh, jarang sekali, mungkin di SMP lain keluar itu diwarung, disini gak, dah terbiasa, meskipun dibuka, kecuali kalau sore, sore itu pun jarang sekali anak keluar ke warung depan P : Pak faktor apa saja yang biasanya Bapak pertimbangkan pembelajaran ini, jadinya pembelajaran yang mendidik? N : Latar belakang anak, saya harus tahu anak yang suka berbicara kotor, berbicara keras, anak yang lemah lembut anak yang sopan santun, ya itu latar belakang anak. Kadang saya kenal low, satu kelas ini kaya apa, kadang orang tuanya tahu, kemudian satu kelas ini, sampai dulu pernah kepikiran, maaf pernah kepikiran ngapain berat-berat saya, tapi karena tugas dan saya sadar sendiri ini tugas, hal seperti itu ya pelan-pelan, bahkan susah harus mengawal murid. Ada orang tua cuek, gak tau, dia gak tau perkembangan belajar anaknya kan wali keras harus ekstra P :Sekarang itu kan ada tiga aspek yang dinilai, ada kognitif, afektif, psikomotorik, kalau yang kognitifnya ni, bagaimana cara Bapak meningkatka kognitifnya siswa? N : Kalau saya sederhana, ada RPP tujuan yang mau dicapai, kognitif itu bisa dicapai ya misalnya kalau satuang gak bisa/sulit menghapal, ya dihapal, sederhananya gitu ya dihapal, kalau nanti sudah kita operasioanl pemahaman sedikit, tapai kalau saya, anak-anak disin itu susah untu paham, sulit makannya jalan satu-satunya menghapal dulu. Kalau saya itu, menghapal nani sejalan dengan menghapal itu akan mengerti. Kalau mengerti dulu sulit, jadi untuk menjembatani antara waktu, yang harus dicapai dengan waktu ya harus dihapal. Agak dipaksa dihapal. Dihapal baru nanti mengerti sendiri, kalau nungguin mengerti itu sudah, sampai waktunya habis nggak tercapai P : Jadi selama ini, kalau disini ini pemahaman siswa itu agak itu pak, jadi harus? N : Tidak disini, tapi perkembangan siswa SMP itu masih sulit untuk abstrak, pemahaman itu masih sulit, makanya kalau saya jalan tengahya dihapal pelanpelan, dihapal akan terbiasa kok, misalnya rumus kimia air, H2O itu anak sudah tau, wong sudah diajarkan, dia H2O itu hapal tapi gak ngerti, sulit, H2O itu apa, H itu apa, masih sulit, akalu kita akumulasi harus mengerti, harus dihabiskan gak mungkin P : Kalau itu kan dimensi kogntifnya kan pak, kalau dimensi afektifnya, psikomotorinya Bapak sudah mengamati belum? N : Kalau afektif ya tentang sikap harus dihubungkan, artinya kalau kita, siswa, anak-anak sudah tau air dan sebagainya, apa gunanya air, misalnya contoh saja afektifnya kita harus terapkan bahwa sekarang air sudah mahal, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
hemat air, jangan mencemari air dengan sampah trus dia harus mengerti air itu semakin mahal, jadi jangan dicemari dan hemat air, contohnya afektifnya kita hubungkan materi P : Kalau psikomotoriknya pak? N : Paling kita praktikum, sama mungki membuat terapan aja, misalnya aksi reaksi itu aja, roket-roketan, gak jauh-jauh praktikum trus yang kedua terapannya seperti tadi gaya aksi reaksi kita demo tentang roket air P :Dalam belajar IPA, kan pasti beberapa kali menggunakan media yang bermacam-macam, Bapak sudah pernah menggunakan media apa saja pak? N : Ya kalau media itu kadang-kadang masih saya campur adukkan dengan alat peraga, alat peraga saya artikan media gitu aja. Banyak alat peraga KIT macem macem. Kadang alam sekitar disini tak pakai, misalnya untuk tumbuh-tumbuhan, tumbuhan monokotil, dikotil, ciri-ciri daun P : Tujuannya Bapak menggunakan alat peraga ini biar apa pak? N : Tadi kan anak abstrak belum bisa, biar nyambung, saya berusaha biar nyambung tapi kalau ketika ciri-ciri daun tumbuhan dikotil, daunnya sejajar, daunnya menyirip kaya apa, biar tau daun menyirip kayak apa. P : Faktor pertimbangan Bapak memilih alat peraga bukan media yang lain itu kenapa pak? N : Gambar juga bisa sih, gambar juga bagus, kalau ada yang tersedia saja, kalau ada yang lebih mudah aja, lebih mudah ditemui, kalau saya belum menemukan misalnya belum menemukan gambar-gambar itu ya saya ambil, sederhana, langsung kita, trus dia suruh gambar P : Keuntugan kerugian menggunakan alat peraga itu apa pak? N : Kalau keuntungannya, dia sangat beruntng dia tahu apa yang dia pikirkan dengan apa yang harus dia lihat jadi nyambung , keuntungannya oh pasti siswa itu puas, oh ini nyambung, tapi kalo misal siswa itu daun menyiri, oke, dia gak anu, gak macht itu sudah juga, tapi kalau dia tahu, dia puas. Kalau kerugiannya biasanya waktu, tapi gak maslah sih, tapi memang kerugiannya waktu, waktunya agak lebih panjang. Untung disini jam IPA nya agak longgar tapi kalau empat jam itu sulit, tapi kalau disini itu tujuh jam malah P : Pak gini, kan di RPP itu sudah menyusun rencana-rencana apa saja yang mau istilahnya dilaksanakan pada waktu pembelajaran tapi terkadang kan kondisi siswa itu tidak kondusif, istilahnya kita menyampaikan materi apa samapai sini tapi ternyata siswa itu ramai jadi kita kadang tidak bisa menyampaikan materi seluruhnya, itu kan Bapak harus dengan tiba-tiba memutuskan kalau materinya samapi sini berarti anak harus begini, istilahnya untuk menghandle itu semua? N : Oh tidak, kalau saya misalnya dua jam ini RPP tidak tercapai tujuannya, saya lanjutkan besok gitu aja, oh gak. Syukur-syukur bisa, tapi saya berusaha, tapi jarang saya melakukan itu, tapi kalau saya menetapkan materi ini misalnya materi massa jenis selama latihan dua jam ......., tapi kalau memang kondisi anak sangat kecuali sekali, ya kita lanjutkan ke jam berikutnya, lain hari. Tapi masalah kondisi siswa itu saya bisa mengatasi, tidak masalah, itu bisa diatur anak-anak itu. Ngeyel kalau hanya ada satu dua orang perkecualian ya kita jangan sampai mengorbankan banyak yang lain, kita sisihkan saja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
P : Kalau kayak gitu ya pak, misal ada kejadian kelas 7A ini sudah menghabiskan materi ada 5 bab, mungkin kelas 7B itu masih 3 bab atau gimana itu cara ngajarnya gimana pak? Kalau kata Bapak kan RPP gak harus terpenuhi hari itu, ngejarnya gimana pak? N : Dari pengalaman gak, gak nyampai seperti itu, paling-paling sama dan hanya mungkin biasanya bab ini ya, bab kalor ya mungkin hanya selisih tema aja, sub babnya aja, gak nyampek yang terus ketinggalan satu bab itu nggak, masih jalan kalau gak ada kejadian kejadian artinya waktu untuk sekolah, jarang sekali. Paling sama kalor tapi dalam sub tema aja. P : Tapi masih bisa mengejar? N : Oh iya, jarang sekali saya mengalamai itu. P : Mengenai istrumen yang dipakai untuk menilai aspek kognitif apa pak? N : Ya itu tadi pilihan ganda sama uraian, saya selalu pakai empat puluh pilihan ganda, lima uraian P : Dalam waktu dua jam pelajaran? N : Dua jam pelajaran P : Selain itu ada gak pak bentuk tugas-tugas? Macamnya? N : Tugas ada. Tugasnya misalnya saya contoh sejarah atom, tugas dikasi aja perkembangan atom cari di internet P : Instrumen buat menilai aspek afektif dan psikomotorik? N : Instrumen afektif dan psikomotorik hanya, tidak melakukan terus menerus, artinya hanya tertentu saja, biasanya dalam kategori itu, sedang/cukup, baik dan istimewa, itu aja, misalnya skor sedang itu, kalau misal skor amat baik 5, kemudian baik 3 atau 4 kemudian yang sedang 2, yang buruk 3, yang jelek 2. P : Dari mana Bapak punya ide kalau tugas, itu kan ada macam-macam to pak, ada tugas yang mencari di internet sendiri, mengerjakan soal, darimana pak dapat itu, apa dari pengalaman? N : Kalau semua materi disampaikan tidak akan cukup waktunya makanya diberi tugas itu latar belakang yang pertama, yang kedua kita harus mengajari anak untuk mandiri, kalau kita menerangkan semua ya gak bisa, gak akan cukup waktunya. Disamping itu kan otomastis kan siswa apa kemandirian , kalau kita bimbing terus juga sulit dari siswa sendiri malah gimana to, kalau dia mau bicara mau gumrigah itu punya semangat belajar P : Trus yang tadi tentang afektif itu lo pak, kan tadi ada sedang, cukup, katergorikategori itu Bapak dapat dari mana? N : Dari skala yang sudah kita pelajari, juga sudah ada di pengalaman diklat dsb, kan ada nyambung ketika diklat dapet ya kita terapkan. Ternyata diklat-diklat itu juga penerapan pada kita saat kuliah P : Terus kalau menurut Bapak manfaat dari penilaian dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik itu apa pak? N : Kalau kognitif jelas ya prestasi siswa itu lebih mudah mengidentifikasi apa anak itu berhasil atau tidak dan juga kebutuhan sekolah nanti dan ternyata yang dibutuhkan menonjol itu pada kognitif, rapot juga kognitif, UAN juga kognitif, jarang sekali yang afektifnya dimasukkan dalam rapot, ada sih sekolah tertentu yang sudah sampai tiga, kognitif, afektif dan psikomotorik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
kalau disini belum, yang tertulis kognitifnya tapi pembelajaran kemarin ada pembagian ringkasan, itu kenapa pak? N : Itu kan pemisahan campuran, banyak sekali cara-cara pemisahan campuran itu kalau tidak diberi ringkasan sulit. Jadi saya kasih ringkasan supaya mudah, anak itu kalau saya itu kebutuhan praktis artinya tujuannya tercapai dalam waktu yang disediakan. Kalau saya nerangkan atau mencatatkan susah, mendingan kita kasih ringkasan kita terangin, dia sudah ngerti sambil jalan kita kenalkan kalau filtrasi seperti ini. La itu kan semuanya gak terjadi di sekolahan ini, misalnya kromatografi bisa, misalnya destilasi bertingkat kan gak. Itu kan, ya kita sesuai silabus, apa cara-cara disampaikan P : Kalau misal itu pak, pastinya ada siswa yang mengikuti, ada beberaoa siswa yang gak mengikuti, cara Bapak untuk siswa tetap bisa memahami apa yang kita sampaikan itu gimana pak? N : Pertama menegur, kalau saya lihat, saya flash, kasih pertanyaan apakah dia perhatian atau gak, soalnya sulit sih mbak, kalau anak begitu empat puluh empat itu, kalau saya heterogen seperti itu ya satu orang itu yang penting ya kita jalankan, yang penting ternyata antara tujuan yang harus dicapai tercapai kalau satu sisi dari segi afektif anak anak tetep kondisi oke, tetep kondisi dalam efektif yang baik, sudah gak masalah. P : Ada alasan khusus gak pak, kemarin ini sempat kita lihat ada soal dibuku itu membahasnya sama-sama, nomor ini baca soal, jawabnya sama-sama, kenapa gak mereka kerjain sendiri, nanti dibahas bersama-sama, koreksi bersama? Jadi sambil membahas, sambil memberi contoh? Berarti memang selalu begitu pak? N : Soalnya kita memberikan contoh, alasannya adlah saya memberikan contoh jadi kalau anak diterangkan langsung mengerjakan, saya jarang sekali langsung mengerjakan mandiri, jadi nanti ada latihan lagi yang harus tutup buku dan harus dia ngerjakan, dan nanti ada ulangan saya harus memberi contoh. Iya kalau misalnya pas massa jenis, kita berikan contoh, tidak langsung ini kasih materi terus mengerjakan. Kalau itu penting sekali kita harus memberi contoh. Iya, kita harus memberi contoh, selalu itu, kita kalau mau berhasil ya memberi contoh, apa penerapannya. Tapi kalau diculke langsung setelah materi, susah, terus terang susah dari pengalaman juga. Dari saya pengalaman juga sebagai siswa dulu juga sulit, saya melihat harus ada contoh P : Kalau kita lihat Bapak sering memberi tugas rumah gitu pak? N : Iya, kan itu ada BKS, kan ada modul, yang saya pakai, yang saya bahas modul sebagai contoh, kemudian yang saya nilai di BKS, yang saya nilai dikerjakan di rumah sebagai tugas, nanti ulangan sendiri, jadi saya punya banyak nilai, bobotnya berbeda, kan ada yang dirumah PR itu kan mbukak, mungkin bobotnya satu, yang ulangan bobotnya dua P : Kalau misal ada kasus anak aktif tapi suatu ketika nilai ulangannya rendah, ada pertimbangan gak pak untuk nilai? N : Saya kan tau BK, misalnya clarissa 7B, tugasnya baik, anaknya aktif, sempat itu tapi akhirnya ulangannya kok 70, sampai-sampai orang tuanya saya panggil betul itu Clarissa yang 7B itu. Ternyata ada perubahan, belajarnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
semangat seklai bahkan sampai jam dua, akhirnya, akhir akhir ini dia konsentrasinya agak terpecah karena sudah banyak sosialisasi, kemudian kenal temen-temen dan sebagainya akhirnya dia kurang konsentrasi, gak pada pelajaran, melenceng gitu. Akhirnya saya beri tahu Clarissa, ibugnya kemarin bertanya ni Clarissa mengapa nih pak nilainya kok gak seperti biasanya 70, trus saya kroscek dengan ibunya, ternyata Clarissa juga melakukan ketika konsentrasi jadi macht gitu, jadi kemudian kita berItahu orang tua, anaknya seperti ini, ada perubahan P : Kan gini pak, sempat kelas 7A kemarin ramai kan pak, terus Bapak menegurnya personal jadi kan gak ngebrak kelas gitu kan pak. Itu kenapa pak, Bapak tidak garang? N : Oh tidak, saya tidak mau mengorbankan siswa banyak orang, jadi saya langsung aja personal jadi kalau langsung aja personal, nanti kalau semuanya, jadi suasananya tegang, saya tidak mau terus terang. Kalau darurat iya, kalau darurat, tapi anak-anak masih dalam biasa, kalau darurat sudah berbuat kriminal atau apa terus mengganggu jalannya proses pembelajaran ya saya kasih, kita harus sabar P : Itu sejak pertama kali Bapak mengajar, biasa kan guru muda kalau mengajar galak dulu? N : Semakin berpengalaman, kita harus selalu sadar ternyata anak itu mungkin belum paham, banyak anak yang belum dunung yang gak tau, kita harus kasih tau, tugas kita harus kasih tau itu yang penting, dulu kan mungkin kalian di SMP gak tau harus kemana gitu kan, kadang gak tau arah, kita harus semakin sabar P : Tapi dulu Bapaknya sempat galak? N : Dulu, yang tegang, masih muda tegang ya iya, tapi semakin pengalaman artinya saya itu untuk siswa. Itu yang penting, saya itu untuk siswa, kalau anaknya dapat nilai jelek sedih juga, sudah gimana ni caranya, seperti itu kemudian yang jelas itu pikiran saya itu saya harus melapangkan dada, melapangkan ati, kalau kita sakit hati terus, diapakan anak sakit terus nanti dibawa pulang, jangan sampai, jadi guru dijalani sesuai kemampuan saya, yang penting tidak keluar dari koridor, anak dalam keadaan kondusif, anak dalam keadaan lurus dalam satu koridor, jangan sampai keluar koridor, kita menggiring anak dalam satu koridor, kalau itu ya sudah, gak usah berfikir terlalu melebar, arahkan anak dalam satu koridor dalam satu visi sekolah, tugas saya ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
3. Transkrip Wawancara dengan Subyek III Hari/Tanggal : Rabu, 28 November 2012 Waktu : 12.40 – 13.54 WIB Lokasi : SMP Y Keterangan: P : Peneliti N : Narasumber P : Bapak gini, kita pertama mau tanya masalah video yang waktu kita beberapa kali masuk kelas bapak. Kita kan mengamati Bapak itu hapal paling gak itu beberapa nama. Banyak nama yang ada di kelas 7.1 maupun 7.2. itu kalo bagi Bapak apa keuntungannya Pak hapal nama? N : Untuk hapal nama? Ya, ini kalo menurut saya ya, kita itu kan sebagai pendidik, ya mau gak mau kan harus kenal dulu. Walaupun, atau gimana, ya serba salah kalo sebagai guru itu. Kalo kita membatasi diri, anak kayak tertekan, kayak gimana. Tapi kalo misalnya saya membaur, ya anak kadang nyeleneh kadang gimana. Ini saya coba, ada keuntungannya, untuk mengahapal itu dia merasa diperhatikan. Sekarang kan udah mulai itu toh, kalo gak hapal berarti kanmereka kayak gak diperhatikan. Guru itu kayak apa ya? Ceramah jangka pendek atau mengajar sama anak? Gitu intinya, harus yah, harus hapal, harus kenal, yah berhubung hanya 2 kelas toh, yah. P : Trus kali waktu menghapal itu sendiri harus setiap hari manggil nama mereka atau dengan sendirinya mengalir aja gitu Pak? N : Oo dengan sendirinya, tapi itu sekitar 3 minggu, 3 minggu awal. Karena saya ya lumayan sepat mengahapal kalo waktu gak ngajar kelas 9, yah hapal nama. Kadang ya akrab di facebook, ya jadi hapal. P : Nah menurut Bapak itu mengahapal nama siswa itu kan penting, juga ada keuntungannya. Itu Bapak dapatkan dari mana? Maksudnya Bapa bisa berpendapat seperti itu apakah dari pengalaman dulu di bangku kuliah atau pengalaman Bapak waktu PPL? N : Oh itu dari dosen saya di UNY, namanya Pak apa ya? Itu dosen Fisika. Pas ngajar Fisika, malah saya kagum sama beliau. Setiap pertemuan beliau membawa alat, beda dari dosen-dosen yang lain yang gak pernah bawa alat. Saya kan juga termasuk tidak pake alat, hanya kadang kalo pas praktek, beliau setiap hari. Alatnya unik-unik lagi. Beliau mengajarkan harus kenali dulu, dari nama sampai definisi.Kalo udah beda nama, udah beda definisi. Ya sama aja dengan murid, harus hapal, beliau hapal (nama mahasiswa) juga. P :Pengaruhnya sendiri ke pembelajaranIPA di kelas sendiri gimana Pak? Apa siswa jadi lebih segan sama Bapak?Jadi merhatiin Bapak? N :Kurang. (Hapal nama) hanya sebagai motivasi toh. Intinya belajar kan di luar, udah bisa belajar sendiri. Saya juga masig gagal belum bisa membangkitkan. Kita juga percuma punya ilmu banyak, tapi tidak bisa memotivasi, tidak bisa menggerakkan rasa cintanya samaIPA, tetap aja gak akan jalan. Ya saya coba perlahan-lahan aja. Ya dengan akrab itu, tapi ya harus siap disinggung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
gitu(dibecandain siswa). Tapi sebenarnya ya dia menghormati, pas di jalan atau dimana. Hanya disni kan, namanya juga bocah toh, masih usil. P :Kalo dalam pembelajaran, Bapak sering bertanya sama siswa, menurut Bapak, manfaatnya bertanya pada siswa? Sama kalo misalnya ada siswa yang gak aktif, misalnya yang dibagian belakang, bagaimana caraBapak biar mereka mau bertanya? N :Untuk apersepsi itu? Itu diwajibkan kalo dalam pembelajaran. Apersepsi pertanyaan, jadi saya tahu indikator siswa ini menghapal tidaknya, kan ada sebagian (yang cuma menghapal). Kayak di kelas 7.1 itu kan 60% udah bisa, kalo di kelas 7.2 baru 20%. Yah tujuannya apersepsi tersebut untuk mengetahui indikator pemahaman siswa tersebut sampai dimana. Misal di bab kalor, (saya bertanya) apa rumusnya? Rumusannya kalor. (Kalo siswa menjawab), perubahan suhu. Yah berarti udah lumayan siswanya. P :Acuannya persepsi dari mana Pak? Itu mengacu dariRPP atau memang dibiasakan dari dulu?Atau sejak dariPPL udah seperti itu? N :Yah saya waktu PPL, apersepsi dibiasakan. Jadi saya tau celahnya mau menanyakan apa, gitu lo. P : Kalo menurut Bapak kelas 7.1 dan 7.2 udah aktif belum? N :Kalo saya perhatiin sekelas 7 ya emang 7.1 yang paling aktif, dalam tugas. Kalo kelas 7.2 masih banyak yang kurang, apalagi kelas 7.5, sangat sulit. Gimana ya, mau gak mau, kita 1 bab aja gaktau kecapai atau gak (di kelas 7.5).Ini agak lumayan, 7 bab kecapai semua (di kelas 7.1). Tapi kalo di kelas 7.3, sulit, 3 bab kadang gitu (gak selesai). Nah disini perlu kerja sama, karena gurunya ada 2 toh, jadi pas UAS nanti bikin soalnya gak sampai target ketuntasan. Aturannya gitu pas di dinas kan kalo belum tuntas, gak apa-apa. Jangan kejar bab berikutnya kalo belum tuntas. Misalnya mereka paham cuma 1 bab aja, ya gak apa-apa. P :Kalo dari perbedaan kelas 7.1 dan 7.5,nangkepnya aja beda yang kelas 7.1 udah 7 bab, yang kelas 7.5 baru 3 bab.Usahanya Bapak biar kelas 7.5 ini sampe nambah atau gimana? Atau dibiarin aja, toh dari dinas udah boleh. N :O ya kita mengalah tetap. Mau gak mau bikin soal UAS juga ikut yang kelas 7.5 sebagai acuan. Di kelas 7.1 sayabilangin, ini ini gak keluar (ada materi yang gak dikeluarkan di soal). Kalo dibandingkan sama sekolah negeri, yah sama (ada juga kelas yang ketinggalan).Kan kemarin saya ikut lesson study, sama aja, hanya sikapnya yang berbeda. Hanya sikapnya, (di sini lebih) rame.Ya mungkin (siswa lain) udah terpengaruh teman lain.Kalo dulu kan gak. Sebenarnya ya bagus aja (anak-anak sekolahan sini), hitungannya juga cepat, sama dengan yang di negeri, itu kelas 7.1. P :Di kelas Bapak sering memberi penjelasan ulang tentang matematika dasar. Kenapa itu Pak? N :O jelas, pertama alasannya saya minta tolong ke guru matematika belum berani.Karena saya guru awal to, baru masuk. Saya mau minta tolong ke guru matematika suruh ajarkan dulu materi ini ini ini, tapi intinya saya belum berani. Jadi mau gak mau saya yang bertindak, dari pada nanti berantakan. Kan fiiska perlu pembagian-pembagian gitu. Di kelas 7.1 aja masih ada 4-6 orang yang belum bisa pembagian-pembagian seperti itu, ya itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
P :Selain di kelas, cara Bapak meningkatkan ketrampilan matematika siswa? N :Selain di kelas? Tidak ada e. P :Bapak bisa tahu matematika mereka kurang dari mana Pak? Dari waktu mengerjakan soal? N :O ya waktu saya kasi soal awal itu, mereka langsung bengong, kayak yang bingung gitu, padahal kan cuma 0, bagi, wah jangan-jangan parah ini,ada feeling seperti itu. Ternyata malah bener. Awalnya gak ada pikiran, ini paling udah bisa lah, karena udah dari SD. Wah ternyata para, ini pondasi awalnya gak tau, parah banget, perkalian aja masih dibimbing. Saya juga pusing kalo matematika itu, tapi kan itu juga hak mereka (hak belajar). Makanya saya coba bikin pondasi, yah mau gak mau lah. Intinya ya ini, dalam pembelajaran itu jangan kejar target. Digodok terus, inti-intinya aja. Nanti kan, kayak ujian nasional, udah dirapatkan (guru rapat), udah dibatasi lagi berdasarkan SKL. Kita udah tau patokam SKL, jadi gak perlu kejar target. P : Nah kalo kami perhaikan Bapak itu kan jarang duduk di kelas, maksudnya keliling memantau siswa. Sewaktu memberi tugas, Bapak memantau, itu alasannya Bapak melakukan itu kenapa pak? Kenapa Bapak gak duduk aja memantau siswa dari depan? N : Kalo nyelenehnya gini, ibaratnya ini, kita kan sebagai pendidik, masa mengajar benda mati, gak mungkin to? Yang dididik mau gak mau, sekarang maaf aja ya, binatang-binatang aja misalnya burung ato ayam dikasi nama to, masa sama siswaya gak kenal, gitu, nyelenehnya gitu. Trus masa gurunya ngajar ke buku, udah bebas urusan, gak boleh, mau gak mau, setelah kita menerangkan di depan, mau gak mau pas kasi tugas kita pura-pura jalan aja, sambil bercanda. Padahal saya lihat, oh ini kemampuannya semene, jadi tau. Yah sambil dibecandain aja, biar gak tegang. Mereka itu aslinya tegang kalo dideketin, gemeter ato gimana. Yah kita, hilangkan itu, akrab aja, trus candain. P : Itu juga dari pengalaman mengajar? Pengalaman kuliah di UNY juga Pak? Terinspirasi dari dosen juga Pak? N : Gak, itu cuma ya saya senangnya gitu, senang akrab. Kalo dosen kan ya cuma paling, kalo ada kuliah, gak diperhatiin kita kan. P : Antara kelas 7.1 sama 7.2 itu kan berbeda karakteristik, trus cara mengajar Bapak ada perbedaannya juga? Perbedaannya seperti apakah dan kenapa? N : O iya, saya melihat kondisi. Pernah kejadian waktu matematika, 9.1, wah badannya besar itu, pernah mau nantang gelut itu. waduh aku kan gak berani kalo gitu. Tak lembutin malah anteng. Kalo orangnya kira-kira aku takut. Rata-rata guru gitu kalo pas misalnya besar, orangnya agak nakal, kan disini sering banyak kasus toh. Kelas 9 itu terutama, dilembutin, saya mainnya pake halus, malah nanti nunduk. Kalo kelas 7 langsung keras tapi pelan, langsung membaur. Intinya kalo pas rame banget, saya intinya keras langsung. Tapi gak berani mukul, sama kalo masih rame sedikit-sedikit, didiemin aja dia nanti ini sendiri (diam sendiri). Tapi kalo makin rame, nanti lembut lagi. Tapi kita candain aja. Ya gitu-gitu aja. Tapi kalo yang sering kasus, sebenarnya takut juga, tapi kalo diemosiin, lebih keras, lebih labil. Makanya, yah menurut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
guru-guru disini harus halus. Tetep kalo halus itu menangan, nanti dia manut sendiri. P : Berarti teguran nasehat dari Bapak itu memang didengerin sama siswa ya Pak? N : Ya didengar, tapi itu paling cuma berapa pertemuan nanti kambuh lagi, biasa kayak gitu tu. P : Trus kalo kelas yang rame itu kan bisa bikin kelas jadi kurang kondusif. Kiatkiat Bapak biar kelas rame tapi bisa kondusif gimana itu Pak? N : Saya belum mampu itu juga, eh bener, saya pas nerangin paling, rata-rata 60% yang memperhatikan, yang lain masih ini (masih belum memperhatikan). Yah kalo masalah mengkondisikan siswa itu dalam pembelajaran, saya akui belum bisa. Paling cuma bentak, paling 10 menit rame lagi. Makanya pas kemarin di 7.1 saya langsung ngomong, nanti rame lagi (maksudnya tiap habis ditegur pasti nantinya rame lagi). Tapi itu yang buat saya kagum, mereka pas dikasi tugas, (hasilnya) bagus-bagus terus. Cepat, trus bagus. Itu rata-rata kan, misalnya tak liat kalo ulangan harian bagus. Berarti saya nilai, mereka udah belajar sendiri. Dibanding 7.2, tapi saya belum mampu itu untuk (bikin suasana kelas) kondusif. Rata-rata harusnya kan kurva normal yang pintar yang meneng itu sedikit, yang banyak itu yang sedang, yang nakal sedikit, itu normal. Tapi ya itu kalo kalian observasinya di kelas 8.5 9.5, tidak normal itu, yakin. Banyak yang, wah kalo kalian lihat, 1 bab aja, bayangkan 1 bab gak masuk-masuk, nah kan bingung ya itu, tantangannya itu. P : Kalo Bapak kan emang suka becandaan dengan murid, itu tujuannya juga memotivasi secara gak langsung kan Pak? Itu berasal dari Bapaknya sendiri yang memang suka humor atau memang pengen mengenal siswa lebih dekat? N : Ya emang watak saya, senang becanda tapi ya harus siap diejek, bahkan sampe di facebook banyak itu, anak-anak itu pada senang bercanda.Saya itu prinsipnya begini, mereka itu takdirnya kita gak tau, kalo saya “wohh kamu ini”, kasian, ya emang ada yang sampe begitu, tapi ya gak berani. Mendidiknya perlahan-lahan lah, tapi ya itu harus siap diejek. Tapi intinya mereka itu senang bercanda ceria. Ya itu untuk mengetahui dalamnya mereka, karena kan nati kalo ada kasus-kasus, malah yang lebih hapal itu yang akrab. Hanya itu mengenal lebih dekat aja lah, biar mengenal informasiinformasi tentang siswa. P : Selama pembelajaran Bapak sering membagi dalam kelompok gak sih untuk diskusi bareng? N : Pernah 2 kali tapi gak berjalan. Tapi malah senang, malah ngobrol, jadi saya gak mau lagi. Ya udah paling menerangkan papan tulis. Untuk motivasi, saya pake notebook di ruang pertemuan sini, untuk yang penting-penting, cuma itu doang. P : Jadi bagi kelompok biar siswa senang? N : Gak jalan , kalo di SMP saya gak jalan, kalo dibagi kelompok malah senang, malah ngobrol gini. Kalo di SMP 6 jalan, gak ada yang ngobrol, ya diikuti. Makanya kalo di SMP swasta teori-teori yang ada dikuliah gak ada blas, mau teori pembelajaran apa, gak ada blas, susah, kita sendiri yang meraciknya. P : Jadi pada awal mencoba membagi kelompok itu untuk mencoba teori yang didapat dari kuliah tapi ternyata disini tidak berjalan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
N : Kemarin saya main ke pantai misalnya, temanku di Muhammadiah sana, malah lebih parah, dia bisa bikin LKS, (tapi siswa) gak mau fotocopy. Kalo (di sekolah) swasta itu gak bakal jalan. Mungkin kalo di (sekolah) negeri jalan. Mungkin mereka yang menciptakan metode apa atau pendekatan apa, mungkin penelitiannya di negeri saat itu. Tapi di swasta mungkin gak tau gimana. Ya ini kuliah yang terbaik ya disini. Mungkin kalo saya ke negeri, kan gak selamanya disini, mungkin enak. Tapi ini sebagai pengalaman juga lah, malah unik loh, bikin stres ilang loh kalo ngerjain orang satu (siswa). P : Jadi metode bapak di kelas, bagi kelompok itu buat siswa agar saling kerja sama menyelesaikan satu masalah, tapi ternyata bagi kelompok gak bisa (gak efektif). Cara Bapak gimana agar mereka tetap senang tapi tetap saling kerja sama? N : Belum bisa e, belum tau. Soalnya gara-gara bagi kelompok 2 kali kemarin itu, malah saya yang aktif. Kalo (siswa) di 7.1 malah gak aktif, langsung 'baca!'. Kadang malah pernah (siswa komentar), ' kok baca-baca terus Pak, tugas terus', saya bilang 'kalo kalian mau tau kemampuan saya, ini!’. Jadi 7 bab dalam seminggu, kalo 7.1 kan bagus, kritis-kritis lagi orang-orangnya. Intinya cuma itu, pengennya pembelajaran itu kita nyuruh tok, contoh misalnya master chef cuma nyuruh, dia (peserta) yang berlatih, bukan kitanya (chef). Intinya kita cuma nyuruh, asal kita punya ilmu loh. Kalo kita gak punya ilmu, wah bahaya kalo kita gak siap kan bahaya. Begitu, intinya semua pelatih atau guru (tinggal nyuruh aja). Hanya itu, eh ya tapi salah deh, malasahnya ini kan global jadi ya sulit. P : Bapak kan kadang-kadang aktif dan sukanya diskusi kelas. Jadi Bapak menerangkan, Bapak minta pendapat siswa ini apa, siswa kan menjawab, Bapak menulis. Nah itu manfaatnya buat Bapak sendiri atau buat siswa itu apa Pak? Apa siswanya biar aktif? N : Ya biar aktif P : Tapi emang benar-benar aktif juga? Maksudnya efektif gitu? N : Ya efektif, jadi intinya saya pengen tau (kemampuan) mereka sampe mana. Kalo belum tahu ya baru (materi) diulangin lagi. Tapi itu aslinya ada yang cuma bersuara tok. Yang pinter, misalnya Yani atau siapa gitu, nanti ada yang bersuara yang ikut-ikutan. Nah itu yang gak bisa dipercaya. Pas dibuktikan ya bingung. Kayak misalnya hitungan, kalo yang pinter pasti tau, (waktu anaknya) mau ngomong di depan umum kan (guru bilang) 'jangan disebutin dulu', nanti ada yang ikut-ikutan. P : Bapak tau nya ada yang suka ikut-ikutan itu gimana Pak? N : Kan setiap saya mengajar, tiap petemuan saya sering jalan, o ini, begitu (menilai siswa). Intinya saya pengen ajarkan motivasi, itu yang sulit. Guru yang berhasil itu, guru yang bisa memotivasi, bukan (sekedar) pintarnya ilmu. Percuma kita punya ilmu tapi gak bisa masuk (ke siswa). Kan transfer (transfer ilmu) to? P : Kiatnya bagi siswa yang suka ikut-ikut itu gimana Pak? N : Yah tak kerjain tadi, digarapin terus, tapi lama-lama (siswanya jadi) bisa. Aku kadang suka ngenyek-ngenyek itu loh nyeleneh, tapi (pada awalnya) dia kan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
malu, tapi ya udah lama-lama bisa. Tapi kadang dia juga (komentar) 'wuah Bapak ini', padahal ya gak (bermaksud jelek). P : Cara Bapak begitu itu (bercanda sebagai motivasi), muncul sejak Bapak mengajar menghadapi kelas di sini atau sudah pernah (mempraktekkan) sebelumnya di tempat lain? N : Oo kalo yang begitu mah, kan saya sering ngeles. Bocah-bocahnya ya seperti itu. Rata-rata 10 menit semangat trus males, 'Pak, cerita!', atau main game. Rata-rata kayak gitu. Padahal sebenarnya dia bisa, tapi kekuatan 10 menit udah males. Kalo (udah) gini tak manfaatin kasi banyak tugas. Kalo ngeles saya rata-rata anak-anaknya bukan orang mampu, anak-anak swasta di daerah saya. Rata-rata karakternya ya mirip gini (dengan siswa di sekolahan), jadi saya tau. P : Kalo misalnya diskusi di kelas, Bapak menerangkan, Bapak meminta pendapat dari siswa, Bapak pernah memuji gak? N : Ya kalo jawabannya benar ya tak puji terus. Kalo salah, ya sebenarnya kode etik guru kan gak boleh menghina. Aku sering nyeleneh aja, 'woo bodo' gitu. Ya karena udah dekat, ya kalo di facebook lebih parah loh. Ya intinya motivasi, kalo saya udah bisa akrab, udah seneng, mau gak mau apa yang kita lakukan ntar diperhatikan (sama siswa), kalo udah masuk (kelas) bisa dikondisikan. P : Kalo dalam diskusi, siswa kasi pendapat dan ternyata pendapatnya salah. Bapak lebih sering mengkoreksi atau melemparkan ke siswa yang lain? N : Melemparkan, tapi jarang itu. Ya modifikasi kadang, lihat kondisi waktu. Kadang saya langsung jawab. Kalo waktu masih lama, saya lempar (ke siswa lain). Tapi saya jeleknya (sering) langsung tunjuk, harusnya gak boleh loh. Pas (masih kuliah) di UNY kulih kan, (misalnya) ‘sekarang tanggal berapa ya? 28? O absen 28 siapa ya?’. Harusnya kan gitu, kalo saya, 'eh kamu, ayo berapa?', itu kan (siswanya) takut sebenernya. Tapi aku 'wis lah gak apa, kan udah akrab juga’. Harusnya ya cara halus (seperti yang di UNY). P : Itu udah dari awal emang suka main tunjuk apa gimana Pak? N : Iya dari awal. P : Kalo misalnya jawaban (siswa) salah, Bapak (langsung) koreksi, 'O kamu salah ini', atau langsung main lempar (ke siswa lain) aja? N : Ya tergantung kondisi waktu tadi. Kalo waktu mepet, saya langsung jawab, kalo ini (kalo waktu masih lama) dilempar. Kalo misalnya saya gak bisa jawab, saya salahnya suka ngomongnya 'gak tau' atau ‘nanti ya’ atau ‘dijadikan PR untuk yang akan datang’. Jangan sampe (siswa komentar) 'woo Bapaknya aja gak tau', (jadi kalo gak tau jawabannya) mending langsung ngomong (jujur) aja, ‘gak tau’ atau ‘nanti dibahas besok’, jangan sampe bohong, bahaya itu, anak-anak itu (bisa) kecewa loh. Kayak (di kelas) 7.2 kemarin, (ada anak yang) dikerasin sama guru, (saya) tak kerjain, ‘yo wis kamu aduin aja ke polisi’. Yah kasian lah (siswanya), lah kan kita gak tau takdirnya (siswa) nanti. Intinya guru ini menangan. Lah orang kalo mau ngajar, guru kan belajar dulu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
P : Kan pernah Pak, waktu di lab, siswa dibagi dalam kelompok, siswa disuruh mengerjakan apa, nanti hasilnya dipresentasikan di depan. Itu ada alasan gak Pak, kenapa siswa disuruh presentasi bukan dikumpulin aja (hasil tugasnya)? N : Alasannya ya itu, aku pengen coba. Kalo di (sekolah) negeri semua gitu, habis praktikum, (langsung hasilnya) presentasi. Aturan normal, kayak di UNY semua gitu. Habis kerja kelompok, presentasi, ternyata (di sekolahan ini) gak jalan kan. Ada yg disuruh maju ke depan malah diem, bahaya itu, (bisa) kelamaan nanti. Malah ada juga yang preteli tulang. Serba salah kita itu (sebagai guru IPA) harusnya mau gak mau pake alat, kayak dosen saya itu, bawa alat terus. Kita paling ya (menjelaskan) konsep-konsep gitu. Dosen fisika saya itu bawa alat terus. Tapi ya gimana, kadang saya ya faktor malas (untuk bawa alat sendiri). P : Waktu pembelajaran kadang Bapak menjelaskan materi dari awal, bar kemudian tanya jawa sedikit sama siswa, baru lanjut materi baru. Itu kenapa Pak? Apakah perlakuan terhadap kedua kelas sama seperti itu? Kenapa seperti itu Pak, apa mungkin (tuntutan) dari RPP? N : Itu kalo masalah RPP saya gak pernah lihat (gak mengacu pada RPP). Walaupun disuruh bikin (RPP), saya gak pernah (mengacu pada RPP tersebut). Yah lihat dari keseharian aja. Kalo (siswa) udah paham langsung (lanjut materi) aja. Kalo materi sulit, kemarin itu paling adhesi, kohesi, kapilaritas. Yang gampang itu perubahan zat, kan udah (dipelajari) dari SD. Ini materi perubahan zat kemarin (selesai) cuma 1 kali pertemuan, kalo di RPP kan 2 pertemuan. Trus saya lihat SKL, kalo bikin soal UAS, (juga) lihat SKL. Jadi misalnya materi suhu, di buku gak ada materi suhu, intinya cuma diterangkan aja. Kita lihat kondisi. P : Kalo di akhir (pembelajaran) Bapak beri kesimpulan? N : Iya, mengulang lagi 2 kali. P : Jadi mengulang materi dan menyimpulkan materi bukan (mengacu) dari RPP ya Pak? Tapi dari pengalaman? Kuliah? N : Kalo kuliah ya, dosen malah lebih parah. Sibuk sendiri. Kita presentasi, dosen malah asik sama tugas sendiri. Kan kalo udah masuk kelas mau gk mau Hp, laptop hilang (gak diaktifkan), (harusnya dosen) konsentrasi ke kita (mahasiswa), makanya guru menangan ya itu. Hati-hati loh, sekarang itu siswa, orang tua kritis-kritis loh. P : Kemarin sempat di kelas 7.2 ada ulangan dadakan, itu memang benar-benar dadakan atau udah direncanakan? Alasannya kenapa Pak? Biar muridny mau belajar apa gimana? N : Ya aku pengen tau sebenarnya (kemamouan) bocah itu. Kayak bocah yang rame di pojokan itu sebenarnya bisa gak. Ternyata ya buktinya ada yang (nilainya) bagus. Sebenarnya kalo nilai itu dari situ. Itu masuk nilai, buat perbaikan. Kayak kemarin ini bocah 7.2, ya diurus lah (nilainya), kan ada guru yang kadang gak ngurus, bahaya lah. Itu dari Bu Vinta (pengetahuan tentang menilai), dosen apa itu? Wah itu tiap 3 kali pertemuan (mesti kuis). Malah dia baru datang (langsung ngomong) ‘kertas selembar!'. Kalo ini (ulangan dadakan di sekolahan ini) kan masih dipersiapkan juga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
P : Kadang waktu ulangan, ada beberapa siswa yang nyontek., Bapak melihat tapi gak menegur. N : Ya iya lah temennya aja bodoh, ya gak bisa lah (percuma nyontek). Lah ini temennya udah salah, ya biarin aja lah. Tapi saya bilangin kok kadang, 'wes jangan nyontoh, temennnya aja belum tentu bener', (siswa) tetap aja gak ngerti. Ya bagus itu ya Bu Vinta kalo masalah ulangan itu, soalnya bedabeda, tapi ya gak efektif kalo (diterapkan) disini, malah bingung ntar anakanaknya. Harusnya (kalo ulangan) soalnya beda. Pengennya gitu kalo udah berjalan, tapi masih lihat kondisi itu. Kita lihat tahapan dulu. Jangan langsung gitu, gak bisa. P : Ini masalah memahami karakterisitik siswa. Kalo menurut Bapak apa saja yang ada di diri siswa yang perlu diketahui Bapak sebagai guru? Mungkin latar belakangnya, tingkat intelektualnya? N : Ya itu, psikomotorik, afektif, sama kognitif. Psikomotorik di praktikum, tapi praktikum gak jalan to. Yah tujuan utama saya sebenarnya sikap afektif bukan kognitif intelek itu. Kadang aku malah ikut terpengaruh siswa, bahasa siswa. Intinya pendidikan itu satu, sikap. Ya sekarang pendidikan berkarakter to? P : Pernah ketemu kasus begini gak pak? Ada siswa yang agak menonjol karena ada masalah di luar sekolah, entah masalah keluarga atau masalah temantemannya trus kebawa dalam belajar? N : Pas pelajaran saya belum (menemukan kasus seperti itu). Yah bocah kan biasanya curhat, yah kalo pun ada 1 atau 2, paling ya ribut (di kelas). Hanya Alexsius tadi, dari ulangan 2 sampe tadi (nilainya) belum masuk. Aku sudah tanya wali kelas, ya (wali kelas) diem aja. Kalo yang lainnya gak ada. Makanya tad dipanggil, mau saya marahin, malah anaknya hilang, yang datang malah Zaenal Arifin sama Ega. Alex ini malah tetap pergi. P : Emang dia (Alexsius) di kelas sering diam ya Pak? N : Jarang masuk. Mungkin dari latar belakang, mungkin keluarganya kurang mampu atau gimana. P : Ada cara khusus gak Pak untuk mendekati siswa yang begitu? N : Saya paling bilangin ke wali kelas. Itu kan urusan wali kelas, saya gak berani sampe dekat sampe gimana. Paling (pas kasi tugas), ‘ayo dikerjakan!' lamalama digertak terus. Intinya saya gak terlalu mau bertindak di kelas, kan ada wali kelas. Paling bilang ke wali kelas sekali dua kali, kalo (siswanya) masih tetap (bandel) gitu, yah antepin aja, mau nilai merah ya merah, mau nilai bagus, ya bagus. P : Yang penting tadi itu menurut Bapak, kognitif, afektif, dan psikomotorik. Itu kenapa menurut Bapak penting? Apa karena hanya untuk penilaiannya di rapor? Atau gimana Pak? N : Ya udah syaratnya toh? Syarat dari kuliah (juga begitu), harusnya psikomotorik, afektif, dan kognitif. Cuma untuk buat indikator afektif saya belum bisa menilai. Pernah sekali saya sebar (lembar penilaian) di kelas 7.1. Untuk saling menilai (antar siswa), Akbar gimana, Ines gimana, Aiban gimana. Jadi yang nilai sendiri masing-masing. Tapi ya tetap gak jalan, di sini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
yang ada (baru) format penilaian kognitif aja. Tapi yah ini kan buat saya aja. Psikomotorik pun gak, praktikum gak jalan. P : Berarti sejauh ini Bapak taunya kognitif mereka aja? N : Iya. P : Itu pengaruhnya ke pembelajaran IPA di kelas gimana Pak? N : O jelas. Rata-rata semakin mereka pintar, makin anteng, manut, diam, gak berisik sama yang lain, gak ngerusuhi. Aku pernah bilang (ke siswa), 'yang rame-rame itu belum tentu pinter', mereka langsung komentar 'wo Bapak ki'. Tapi ya bener, yang nilainya 89 an, diem loh, biasa aja, manut aja. Yang ratarata nilainya buruk ya itu, modelannya pecicilan gitu. Mempengaruhi sikap kok. Menilai yang terbaik itu dari facebook loh, serius, oh ternyata di luar gini toh bocah-bocah. P : Itu Bapak tau informasi kognitif siswa kan dari ulangan. Kalo afektif dan psikomotorik dari keseharian biasa? N : Ya, tapi gak dinilai secara kuantitas apa kualitas kalo angka itu? (gak dinilai dengan angka) P : Kalo tentang potensi siswa Pak, di 2 kelas ini udah ketemu belum Pak? ‘oh anak ini bisa nih buat ikut lomba’. N : O ketemu banyak itu, di kelas 7.2 ada 5 anak, di kelas 7.1 ada 3 lah. Malah di kelas 7.2 paling bagus tuh, ada yang menonjol banget. Di kelas 7.1 kan sebenarnya lebih bagus (peringkat kognitifnya), malah (ketemu yang punya potensi) cuma tiga. Kemarin kan ada lomba sains ya kalah. (Anak yang ikut lomba itu) hitung-hitungan cepat. Nanti kan setelah UAS ini diputar lagi, siapa yang menonjol masuk ke kelas 7.1. Eh habis kenaikan maskudnya. P : Itu bapak menemukan potensi-potensi ini selama pembelajaran? Atau kalau potensi seperti debat itu gimana Pak? N : Jarang itu (yang punya potensi debat). Saya kan pengennya (siswa ikut) karya ilmiah, (tapi di sekolahan) gak jalan di sini. Yang bagus ya baru 8 anak itu. P : Anak-anak yang potensinya udah ditemuin ini, dapat perlakuan khusus gak Pak? N : Belum ada sampai saat ini. Tapi nanti di semester 2 ada. Itu nanti bisa dilepas sendiri (belajar mandiri). Jadi membiasakan belajar sendiri, kalo dimanja, nanti gak ada perkembangan itu. Nanti belajar di perpus, terus laporan ke guru. Kayak kemarin sama si Yani (siswa kelas 7.1, saya bilang), 'udah besok gak usah ikut UAS, wawancara saja'. Wawancara kan bagus, nanti kan keluar kemampuannya. P : Jadi yangg punya potensi itu lebih sering didorong untuk mandiri nantinya? N : Ya intinya belajar kan belajar sendiri. P : Itu rencana Bapak di semester 2 seperti itu dari mana Pak? N : Oh itu ide saya. Yah saya belajar juga belajar dari diri sendiri. Kalo udah bisa belajar sendiri udah bagus. P : Berarti yang kelas 7 semester ini belum terlalu dibedakan? N : Ya belum. Tapi kan udah tau orang-orangnya. Trus kan ada juga yang pinter tapi anaknya nyeleneh, saya lihat dulu orangnya, yang patuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
P : Salah satu siswa atau beberapa siswa di kelas yang berpotensi ini, apa ada pengaruhnya ke siswa lain dalam pembelajaran? Misal dengan adanya dia, apakah yang lain jadi pengen aktif juga? N : Gak. Pernah kan ulangan dadakan, yang berhasil itu cuma 3 orang loh, nilainya 97, 82, 82 kalo gak salah. Aku kan nanya (ke siswa lain), ' ini kenapa begini? kok nilainya buruk-buruk?’, (siswanya menjawab) ‘lah itu kan Yani Pak'. Malah jadi alasan (bagi siswa yang nilainya rendah), ya saya balik 'lah Yani podo makan gorengan apa bedanya?'. Yah gak ada pengaruhnya. P : Siswa itu kan ada bekal ajar, pengetahuan awal, mungkin dapatnya dari luar. Cara Bapak untuk melihat sejauh mana sih pengetahuan awal anak sebelum diberi ilmu itu gimana Pak? N : Itu saya belum tau malah. P : Kayak pretest itu Pak? N : Belum, ya itu paling pas ulangan dadakan. P : Ketemunya (pengetahuan awal siswa) disaat tak terduga berarti? N : Nah itu. Kalo pas awal gak ada, yah dari RPP wong gak ada blas (gak ngikutin RPP). P : Kalo kesulitan belajar gimana Pak? Selain matematika dasar, mungkin konsep bingung, apa gimana gitu? N : Ya jarang, paling ya matematika. Yah hambatannya cuma satu itu, rame tok. Ada juga siswa di kelas 7.1 gak pernah garap tugas. Tapi intinya rame itu. P : Nah tadi kan Bapak bilang gak mengacu pada RPP, itu kenapa Pak? Apa karena prakteknya gak sama, apa gak penting? N : Ya penting, aku kan baru awal di sini, belum tau. Pas bikin RPP. Kok ya beda semua (antara RPP dan praktek). Sekarang lihat (kondisi) dulu, besok-besok jadi tahu, o kemampuannya segini. Padahal udah tak bikin loh latihanlatihannya, eh ternyata kondisinya begini. Kalo semester ini gak sesuai blas (antara RPP dan praktek). P : Berarti nanti di semester 2 ada rencana ubah RPP Pak? Jadinya semester 1 ini adaptasi dulu, nanti semester 2 baru perubahan RPP sedikit-sedikit? N : Ya karena kan RPP udah banyak toh. Aku ikut yang itu (mengikuti RPP), ternyata malah gak bisa. P : Jadi buat RPP, baru tahun ajaran kemarin ya Pak? N : Kan sebenarnya udah semua (sudah punya RPP), dokumen ada banyak, tapi ya salah semua (karena gak sesuai antara RPP dan praktek), gak sesuai, kalo cuma buat administrasi gampang itu. P : Untuk administrasi itu kapan (membuatnya) Pak? N : Setelah UAS, ada rapat. Ini juga udah dikerjakan. Tapi kan saya masuk (ke sekolah) baru-baru ini, belum tahu kondisi (sekolah dan siswa), tapi ya lamalama enak. P : Udah ketemu belum metode (mengajar) paling pas buat kelas yang Bapak ajar? N : Belum, masi rame. Tapi kalo saya perhatikan pengen modelnya kayak guruguru lain. Tapi ya yang (kelasnya) anteng itu (karena kebetulan dengan), ratarata guru-guru keras. Aku gak berani nya itu. (Siswa) merhatiin tapi gak dong, buktinya di tes ya gitu. Tetap belum bisa (dipraktekkan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
P : Kendala utamanya apa sih Pak kok belum menemukan metode paling pas? N : Ya tadi kan, karena rame, menandakan (siswa) belum siap. Aku pengennya humor, lembut, tapi (siswa) patuh gitu lo. Pas (waktunya) dengarkan, ya dengarkan. Pas gojekan, ya gojekan. Pengennya gitu, pas saya menerapkan yang pokok (menjelaskan materi pokok), malah rame, (jadinya ya) belum bisa. P : Menurut Bapak materi yang Bapak sampaikan ini sudah urut belum Pak? Sesuai buku apa gimana? N : Ya sesuai buku panduan yang udah dibagikan ke siswa, ya ikut aja. P : Kalo menurut Bapak pembelajaran IPA yang mendidik iu seperti apa? N : Yang mendidik itu ya sikap itu. IPA alam semesta itu, ayat-ayat Qur'an, nanti kamu tahu Tuhan sebenarnya siapa, dibuktikan dari ayat-ayat Qur'an, ayatayat alkitab, atau ayat-ayat kitab masing-masing. Tapi masa bocah (diajarin) sampe segitu, paling ya sikap. (Sikap) sehari-hari. P : Yang baru kebaca banget kan baru kognitif, efktif dan psikomotorik belum. Ada ide gak Pak untuk melihat afektif dan psikomotorik? N : Belum. P : Bapak kalo mengajar pernah pake media selain papan tulis? N : Pernah pake viewer, tapi mau ga mau ya di sini (di laboratorium), itu 2 kali pertemuan buat kelas 7.1. Kadang (yang ditunjukkan) motivasi. Kalo fisikanya ya simulasi-simulasi, itu pasti setiap kalo udah jenuh. Ini kelasnya udah banyak dikasi tugas, ‘yo nonton yo’. P : Bapak berpikiran itu kenapa Pak? N : Ya jenuh, aku juga udah kenuh, intinya (yang ditunjukkan ke siswa) motivasi sikap itu. P : Keuntungan kerugian pake media itu apa Pak? N : Ya senang bocah itu (bukannya belajar), kerugiannya itu. Keuntungannya kan visual, (siswa) jadi tau. Kayak dosenku ku itu yang sering bawa alat itu (dengan bawa alat bisa langsung lihat alatnya seperti apa, percobaannya seperti apa, tidak cuma membayangkan saja). P : Kadang kita kan sudah punya rencana, tapi ternyata waktu masuk kelas, keadaan kelas tidak mendukung. Mungkin rame, atau siswa gak mendengarkan. Lah kadang kita jadinya harus membuat keputusan yang berbeda dari rencana. Ada contoh dari Bapak gak yang seperti itu? N : (Kalo sampe rame dan gak memperhatikan) saya marah lah, bentak-bentak gitu, (nanti siswa) langsung diem. Kalo udah gaduh banget tapi (bentakbentaknya). Kalo (ramenya masih) biasa, paling (saya) liatin. Kadang saya juga sudah ngerencanain, ini bocah-bocah mau diapain ya. Intinya jangan serius lah. Tapi ini kalo di swata, kalo di negeri kita harus up to date. Waktu lesson study di SMP 6, wah pintar-pintar. Kita (sebagai guru) harus wawasannya luas juga, kalo wawasannya cuma buku, wah (bisa) kalah (dari siswa) itu. Kalo di sini, beli buku aja gak mampu. Tapi yang penting ya jalan (masih bisa belajar). P : Sering tidak ambil keputusan mendadak seperti itu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
N : O ya sering. Kadang di kelas pas kasi tugas, ada anak yang suka cari perhatian, 'ini bener gak Pak?', yang kayak gitu yah saya nilai juga itu. Tapi aslinya saya perhatikan banget (tingkah siswa yang seperti ini). P : Untuk saat ini yang bisa dipantau kan baru kognitifnya. Contoh instrumen yang biasa Bapak pake itu apa? N : Ya tugas, ulangan harian, bikin PR. Tugasnya banyak itu, kadang (memberi) tugas juga gak terencana itu. Misal kalo kelas rame banget, saya langsung kasi tugas. P : Keaktifan bisa jadi pertimbangan gak Pak? Misal ini anak aktif tapi tahu-tahu nilainya rendah. Ini bisa jadi pertimbangan gak Pak? N : Ya kadang saya juga mikir, tapi ya ditanyakan lagi, ini kenapa gini. Saya kan mintanya data angka, walaupun dia bagus. Pernah itu, tapi ya paling ditambahin sedikit (nilainya). P : Menurut Bapak manfaat dari ulangan dan tugas itu apa? Apa hanya untuk memenuhi tuntuan nilai di rapor apa gimana? N : Untuk lihat keaktifan siswa aja. Jadi kalo siswa nakal harus di dorong dulu (nilainya, dengan memberikan tugas-tugas), biar UN agak terjaga (nilainya). Sebelum itu kan dirapatkan (oleh guru-guru), KKM saya kan 72 untuk IPA, biar nanti bisa lulus (KKM rendah agar siswa yang bermasalah dengan nilai tetap bisa lulus). Kalo yang ngeyel (bandel) kayak Alexsius itu. Yah tugastugas terus untuk (nilai) keaktifan. Yah utamanya belajar sendiri yang buat pinter itu. Jangan (sampe guru) nerangin banyak, tapi malah gak ada hasilnya. P : Instrumen penilaian ini pernah gak dikembangin? N : O iya saya pengennya buat LKS. Udah bisa (terealisasi) itu sebenarnya. Tapi ya gimana, lihat-lihat dulu siswanya, fotocopy nya. Bocah-bocah itu, 'masa segini bayar?, ya mau gak mau saya fotocopy selembar, tapi itu ya juga cuma soal, pengennya ya LKS. P : Lembar praktikum kemarin dikumpulin gak pak? N : Cuma dibawa siswa, dilihat tok, gak dinilai, nanti (saya) tugas aja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
Lampiran B6. RPP Subyek Penelitian 1. RPP Subyek I RENCANA PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VIII/ Gasal Waktu : 2 jam pelajaran (1 x pertemuan ) Tahun Pelajaran : 2012/2013 A. StandarKompetensi 4. Menjelaskan konsep partikel materi B. KompetensiDasar : 4.3 Membandingkan molekul unsur dan molekul senyawa C. Indikator 1. Menjelaskan dengan simbol perbedaan antara molekul unsur . 2. Menunjukkan beberapa contoh molekul sederhana dalam kehidupan seharihari D. Tujuan Pembelajaran Khusus Siswa dapat: 1. memahami konsep molekul 2. membedakan molekul unsur dengan molekul senyawa 3. menyebutkan contoh molekul unsur dan molekul senyawa E. Materi Pokok Molekul unsur dan molekul senyawa F. Sumber Belajar 1. Buku pelajaran : IPA Biologi Yudistira 2. LKS FISIKA, Yayasan Pangudi Luhur 3. Alat dan Bahan : o Carta G. Metode 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Studi Pustaka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
H. Strategi Pembelajaran Bentuk Langkah-langkah Kegiatan Kegiatan Pendahuluan • Motivasi Tersusun dari apakah air itu? • Prasyarat
5menit
Molekul
Kegiatan inti
Penutup
Waktu
Siswa studi pustaka tentang pengertian molekul. Siswa menyebutkan macam macam molekul. Siswa mendiskusikan tentang perbedaan molekul unsur dan molekul senyawa. Siswa mempresentasikan hasil diskusi
75 menit
Dengan dipandu guru dalam menyimpulkan, siswa dapat : Menjelaskan pengertian molekul Membedakan molekul unsur dan molekul senyawa Menyebutkan contoh – contoh molekul unsur dan molekul senyawa menjawab tes tertulis
10 menit
I. Penilaian 1. Jenis Tagihan : Tes dan Non tes 4. Teknik : Tes Harian 5. Instrumen : Soal Uraian dan Panduan Observasi Diskusi 6. Bentuk Instrumen : Uraian Non Obyektif 1 1. Jelaskan perbedaan molekul unsur dengan molekul senyawa!
Yogyakarta, 20 Juli 2012 Mengetahui Kepala Sekolah
Br. Valentinus Naryo FIC, M.Pd
Guru Mata Pelajaran
Subyek I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
234
RPP Subyek II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Alokasi waktu
: : : :
SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta VII (tujuh)/Semester 1 IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) 3 X 40’
Standar Kompetensi
:
2.
Kompetensi Dasar
:
2.4. Membandingkan sifat unsur, senyawa, dan campuran.
Tujuan Pembelajaran
:
Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian campuran. 2. Mengidentifikasi sifat unsur, senyawa, dan campuran 3. Membedakan antara unsur, senyawa, dan campuran. 4. Menjelaskanpengertiancampuranhomogenda ncampuran hetero-gen. 5. Mengidentifikasi campuran homogen dan campuran heterogen. 6. Membedakan campuran homogen dan campuran heterogen. 7. Menuliskan contoh campuran homogen dan campuran heterogen yang ada di sekitarnya. 8. Membedakan antara koloid dan suspensi.
Memahami klasifikasi zat.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian( respect) Tekun( diligence ) Tanggungjawab( responsibility) Ketelitian( carefulness) Materi Pembelajaran
:
Unsur, Senyawa dan Campuran
Metode Pembelajaran
:
Model: Direct Instruction (DI) Cooperative Learning Metode: Diskusi kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
235
Ceramah
Langkah-langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA a. Kegiatan Pendahuluan . Motivasi dan apersepsi - Apakah awan tergolong campuran? - Apakah sifat campuran sama dengan zat penyusunnya? . Prasyarat pengetahuan - Apakah yang dimaksud dengan campuran? - Apakah ciri-ciri campuran? b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Menjelaskan pengertian campuran. Mengidentifikasi sifat unsur, senyawa, dan campuran Membedakan antara unsur, senyawa, dan campuran. Menjelaskan pengertian campuran homogen dan campuran heterogen. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian campuran. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan beberapa campuran yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan sifat dari unsur, senyawa dan campuran. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan antara senyawa dan campuran dengan mengisi tabel sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
No Dasar perbedaan Senyawa Campuran 1 Proses pembentukan 2 Proses pemisahan 3 Sifat dengan zat penyusun 4 Perbandingan zat penyusun Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; PERTEMUAN KEDUA a. Kegiatan Pendahuluan . Motivasi dan apersepsi - Tergolong campuran apakah larutan gula? - Apakah susu tergolong suspensi atau koloid? . Prasyarat pengetahuan - Apakah yang dimaksud dengan campuran homogen dan campuran heterogen? - Apakah yang dimaksud dengan suspensi dan koloid? b. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Mengidentifikasi campuran homogen dan campuran heterogen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
Membedakan campuran homogen dan campuran heterogen. Menuliskan contoh campuran homogen dan campuran heterogen yang ada di sekitarnya. Membedakan antara koloid dan suspensi. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian campuran homogen dan campuran heterogen. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan beberapa campuran homogen dan campuran heterogen yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik (dibimbing oleh guru) menuliskan penyusun campuran homogen dan campuran heterogen yang telah disebutkan oleh perwakilan dari tiap kelompok. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan jenis-jenis campuran heterogen (suspensi dan koloid) berikut contohnya. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
238
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: Guru memberi penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik. Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal. Sumber Belajar a. Buku IPA Terpadu. b. Buku referensi yang relevan. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Teknik Kompetensi Penilaian Tes unjuk • Membandingkan sifat kerja unsur, senyawa dan campuran berdasarkan Tes tulis pengamatan • Membuat bagan klasifikasi materi secara Tes unjuk sederhana kerja • Mengelompokkan zatzat kedalam campuran homogen dan heterogen dalam kehidupan sehari-hari
Bentuk Instrumen Tes identifikasi Tes uraian
Tes identifikasi
Instrumen/ Soal • Tentukan zat yang bersifat unsur , senyawa, dan campuran dari bahan yang disediakan • Buatlah bagan materi secara sederhan • Disediakan macammacam zat, kelompokkan zat-zat tersebut ke dalam campuran homogen dan campuran heterogen
Mengetahui, Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Yogyakarta, ____Juli 2012 Guru Mapel IPA
Br. Valentinus Naryo FIC, M.Pd
Subyek II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
239
RPP Subyek III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Kelas/Semester : VII/I (tujuh)/semester I Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Alokasi Waktu : 5 x 40’ (2 x pertemuan)
Standar Kompetensi : 2. Memahami klasifikasi zat. Kompetensi Dasar : 2.4. Membandingkan sifat unsur, senyawa, dan campuran. Indikator : - Membandingkan ciri unsur, senyawa dan campuran berdasarkan pengamatan. - Membuat bagan klasifikasi materi secara sederhana berdasarkan ciriciri zat (unsur, senyawa, dan campuran. - Mengelompokkan zat-zat ke dalam campuran homogen dan heterogen dalam kehidupan sehari-hari. A. Tujuan Pembelajaran : ● Peserta didik dapat : 1. Menjelaskan pengertian campuran. 2. Mengidentifikasi sifat unsur, senyawa, dan campuran. 3. Membedakan antara unsur, senyawa, dan campuran. 4. Menjelaskanpengertiancampuranhomogendancampuran hetero-gen. 5. Mengidentifikasi campuran homogen dan campuran heterogen.. 6. Membedakan campuran homogen dan campuran heterogen. 7. Menuliskan contoh campuran homogen dan campuran heterogen yang ada di sekitarnya. 8. Membedakan antara koloid dan suspensi. ● Karakter yang diharapkan : - Disiplin (Discipline). - Rasa hormat dan perhatian (Respect). - Tekun (Diligence). - Tanggung jawab (Responsibility). - Ketelitian (Carefulness).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
B. Materi Pembelajaran : Unsur, Senyawa dan Campuran Perbedaan unsur, senyawa dan campuran : UNSUR SENYAWA CAMPURAN Tidak dapat Dapat Dapat dipisahkandengan dibagilagimenjadi diuraikanlagimenjadizat yang mudah zat lain yang lebihsederhanamelaluireaksik lebihsederhana imia Materi yang Gabungan 2 unsurataulebih Terdiriatasgabungan 2 paling sederhana, zattunggalataulebih tersusundari 1 jenis atom Atom-atom Sifat senyawa Sifat campuran masih penyusunnyabersi berbedadariunsurpembentukn samadenganzatpenyusun fat sama ya nya Perbandinganmassadan Perbandinganmassadan volume unsure penyusunnya volume penyusunnya tetap tidak tetap C. Metode Pembelajaran Model: - Direct Instruction (DI) - Cooperative Learning Metode: - Diskusi kelompok - Eksperimen.
:
D.Langkah-langkah Kegiatan PERTEMUAN PERTAMA I. Kegiatan Pendahuluan . Motivasi dan apersepsi - Apakah awan tergolong campuran? - Apakah sifat campuran sama dengan zat penyusunnya? - Prasyarat pengetahuan - Apakah yang dimaksud dengan campuran? - Apakah ciri-ciri campuran? II. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: - menjelaskan pengertian campuran. - mengidentifikasi sifat unsur, senyawa, dan campuran - membedakan antara unsur, senyawa, dan campuran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
-
menjelaskan pengertian campuran homogen dan campuran hetero-gen. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; - menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain - memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; - melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan - memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan dengan cermat, tekun, teliti dan tanggungjawab Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: - guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. - peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian campuran. - perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan beberapa campuran yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. - peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan sifat dari unsur, senyawa dan campuran. - peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya mengenai perbedaan antara senyawa dan campuran dengan mengisi tabel sebagai berikut. No Dasar perbedaan Senyawa Campuran 1 Proses pembentukan 2 Proses pemisahan 3 Sifat dengan zat penyusun 4 Perbandingan zat penyusun - peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. - guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: - guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa - guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan III. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: - bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
242
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
PERTEMUAN KEDUA I. Kegiatan Pendahuluan . Motivasi dan apersepsi - Tergolong campuran apakah larutan gula? - Apakah susu tergolong suspensi atau koloid? . Prasyarat pengetahuan - Apakah yang dimaksud dengan campuran homogen dan campuran heterogen? - Apakah yang dimaksud dengan suspensi dan koloid? II. Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: - mengidentifikasi campuran homogen dan campuran heterogen. - membedakan campuran homogen dan campuran heterogen. - menuliskan contoh campuran homogen dan campuran heterogen yang ada di sekitarnya. - membedakan antara koloid dan suspensi. - melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; - menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; - memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; - melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan - memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan dengan rasa tanggungjawab, teliti, jujur dan tekun Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: - guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. - peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian campuran homogen dan campuran heterogen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
-
-
-
243
perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan beberapa campuran homogen dan campuran heterogen yang biasa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. peserta didik (dibimbing oleh guru) menuliskan penyusun campuran homogen dan campuran heterogen yang telah disebutkan oleh perwakilan dari tiap kelompok. peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan jenis-jenis campuran heterogen (suspensi dan koloid) berikut contohnya. peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari hasil diskusi. peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; membantu menyelesaikan masalah; memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
III. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: - guru memberi penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik. - peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman. - guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal E. Sumber Belajar 1. Buku IPA Terpadu. 2. Buku referensi yang relevan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Penilaian Hasil Belajar Indikator Pencapaian Teknik Kompetensi Penilaian Tes unjuk • Membandingkan sifat unsur, senyawa dan kerja campuran berdasarkan pengamatan Tes tulis • Membuat bagan klasifikasi materi secara sederhana Tes unjuk • Mengelompokkan zatzat kedalam campuran kerja homogen dan heterogen dalam kehidupan sehari-hari
Bentuk Instrumen Tes identifikasi Tes uraian
Tes identifikasi
244
Instrumen/ Soal • Tentukan zat yang bersifat unsur , senyawa, dan campuran dari bahan yang disediakan • Buatlah bagan materi secara sederhan • Disediakan macammacam zat, kelompokkan zat-zat tersebut ke dalam campuran homogen dan campuran heterogen
Mengetahui, Kepala Sekolah
Yogyakarta, Juli 2012 Guru Mata Pelajaran
Kristiyani, S.Pd
Subyek III
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246