PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SUMBANGAN GAGASAN KASIH DAN KESETIAAN ALLAH MENURUT HOSEA UNTUK BAHAN KATEKESE PERSIAPAN CALON PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
OLEH
OLEH : THERESIA SAKO NIM : 101124016
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Roh Kudus mencari hati yang murah, di mana Ia dapat membangun Kerajaan Cinta Kasih-Nya. Hati yang murah adalah hati yang berelasi dengan Allah, Sesama dan terhadap segala hal yang berkenan kepada Allah. (Konstitusi SSpS 1891)
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
1. Allah Tritunggal Mahakudus yang telah menyertai seluruh perjalanan hidup panggilan dan studi saya. Kasih dan kesetiaan-Nya tidak pernah terlambat padaku. 2. Para Suster SSpS Provinsi Maria Bunda Allah-Jawa, dan Komunitas SSpS Biara Roh Suci Yogyakarta, yang telah memberi kepercayaan, perhatian, kasih, dukungan, doa kepada saya. 3. Paroki Marganingsih Kalasan, Para Tim Pewartaan khususnya bagian Persiapan Perkawinan, yang telah membantu saya dengan caranya masing-masing. 4. Almamaterku Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “SUMBANGAN GAGASAN KASIH DAN KESETIAAN ALLAH MENURUT HOSEA UNTUK BAHAN KATEKESE PERSIAPAN CALON PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN”. Penulisan skripsi ini berawal dari ketertarikan penulis ketika belajar tentang Kitab Para Nabi, baik Nabi besar maupun Nabi kecil. Salah satu Nabi kecil yang menarik perhatian penulis adalah Nabi Hosea. Penulis mempunyai harapan agar para calon suami istri di Paroki Marganingsih Kalasan ini, dapat meneladani kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup perkawinan menurut Nabi Hosea. Terutama pesanpesan pewartaanya mengenai: Kasih dan kesetiaan, dosa dan pengampunan, perjanjian (janji Allah dengan Umat Israel), anugerah dan pertobatan. Beberapa kutipan dari Kitab Hosea yang ditafsirkan mengenai kasih dan kesetiaan Allah adalah : Hosea 1:2-12 ; 2:1-22; 3:1-5; 6:6; 10:9-15 ; 11:1-11; 12:1-15 dan 14:2-9. Semua kutipan-kutipan ini, mengungkapkan kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan sebagai Hosea dan Gomer digambarkan sebagai Israel (istri) yang tidak setia kepada Allah. Mengingat hidup perkawinan suami istri di zaman sekarang ini, mengalami tantangan dan banyak keluarga yang tidak harmonis, karena terjadi perselingkuhan, masalah ekonomi bahkan ada keluarga yang pada akhirnya berujung pada perceraian. Namun tidak dipungkiri bahwa masih banyak pasangan suami istri yang saling setia hingga saat ini. Dengan keprihatinan ini, penulis ingin memasukkan pesan pewartaan Hosea kedalam bahan katekese persiapan perkawinan. Oleh karena itu persiapan perkawinan sangat penting, maka dipersiapkan melalui bahan katekese persiapan perkawinan, yang di dalamnya memuat tentang pesan-pesan pewartaan Nabi Hosea. Hasil analisis bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, penulis menemukan beberapa kekurangan yaitu pertama waktu “Sharing” kurang mendapat tempat istimewa, padahal dalam katekese sharing itu sangat penting untuk menguatkan satu sama lain, dan yang kedua tidak ada penekanan khusus tentang kasih dan kesetiaan Allah, untuk menanggapinya, maka ditawarkan katekese model Shared Christian Praxis (SCP), yang dapat membantu para calon suami istri untuk menemukan kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup berkeluarga, melalui sharing pengalaman hidup. Katekese model SCP ini dapat menghantar, para calon suami istri, sampai pada aksi konkrit untuk dapat menghayati dan menghidupi kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea dalam kehidupan mereka sehari-hari.
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT The title of this thesis is "The Contribution of the Concept of God‟s Love and Faithfulness according to Hosea as a Material of Catechesis for Marriage Preparation in Marganingsih Parish of Kalasan”. The knowledge of the author about the Prophets, especially to Hosea, a Minor Prophet who proclaimed God‟s love and faithfulness, draws her to write this thesis. The goal is to portray this proclamation of Hosea, as a model to imitate for the couples in Marganingsih Parish of Kalasan. Today couples are encountering many challenges like lack of harmony, infidelity, financial problems and even worse, divorces. That is why couples preparing for marriage should go deep into the message of Hosea, especially the messages on love and faithfulness, sin and forgiveness, covenant, grace and repentance. The messages on God‟s love and faithfulness are found in Hosea 1:2-12; 2:1-22; 3:1-5; 6:6; 10:915; 11:1-11; 12:1-15 and 14:2-9. These texts express the greatness of God‟s love and faithfulness to Israel, his people. God with his love and faithfulness is figured in the Prophet Hosea and Gomer (the wife of the prophet) portrays the unfaithful people of Israel. These messages of Hosea on God‟s love and faithfulness are emphasized by the author as important materials in the catechesis of the preparation for a lifelong marriage. After analyzing the materials of catechesis for the preparation of marriage in the Marganingsih Parish of Kalasan, the author proposes the model of catechesis of „Shared Christian Praxis‟ (SCP) to help the couples find the love and faithfulness of God in family life and to be able to surmount weaknesses. Through this SCP catechesis, the couples are guided to live the love and faithfulness of God according to Hosea in their day to day encounter.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah Tritunggal Mahakudus karena atas kasih dan kesetiaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul SUMBANGAN GAGASAN KASIH DAN KESETIAAN ALLAH MENURUT HOSEA UNTUK BAHAN KATEKESE PERSIAPAN CALON PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN. Skripsi ini diinspirasi oleh Kitab Nabi Hosea, realitas hidup perkawinan yang terjadi saat ini, dan dari berbagai sumber, khususnya pesan pewartaan Hosea yang menginspirasi penulis untuk mengevaluasi bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan
di Paroki Marganingsih Kalasan. Maksud penulis mengevalusi
bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan adalah agar pesan pewartaan Hosea dapat dijadikan sebagai bahan katekese persiapan perkawinan, sehingga para calon suami istri yang akan membentuk keluarga baru dapat meneladani kasih dan kesetiaan Nabi Hosea. Kasih dan kesetiaan Allah menurut Nabi Hosea digambarkan sebagai suami istri. Nabi Hosea adalah gambaran Allah yang setia pada istrinya. Sedangkan Gomer adalah gambaran umat Israel yang tidak setia pada Allah atau tidak setia pada suaminya. Pesan Allah,
pewartaan Nabi Hosea adalah mengenai “Kasih dan kesetiaan
dosa dan pengampunan, perjanjian,
anugerah dan pertobatan”.
Model
katekese yang ditawarkan adalah katekese model Shared Christian Praxis sebagai
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sumbangan bahan katekese Kursus persiapan Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini, dari hati yang tulus dan iklas penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Allah Tritunggal Mahakudus yang selalu menjadi kekuatan, semangat dan menjadi inspirator utama bagi penulis dalam penulisan skripsi ini. 2. Kongregasi SSpS (Suster-suster Misi Abdi Roh Kudus), yang mendukung penulis dengan doa, perhatian dan kasih. 3. Sr. Ines Setiono, SSpS, sebagai Provinsial Provinsi Maria Bunda Allah- Jawa, yang telah mempercayakan penulis untuk studi sampai pada penulisan skripsi ini. 4. Sr. Rosa Indrawikan, SSpS, selaku Pimpinan Komunitas, dimana penulis tinggal dan Para Suster SSpS di Biara Roh Suci Yogyakarta, yang telah dengan caranya masing-masing mendukung, menyemangati dan mendoakan penulis sampai selesainya skripsi ini. 5. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung SJ, M. Ed, selaku Kaprodi IPPAK Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah mendukung dan memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi hingga akhir penulisan skripsi ini. 6. Dr. V. Indra S. Tanureja, Pr, selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, semangat, siap sedia untuk meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, setia memberi masukan, saran, sehingga penulis termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 7. YH. Bintang Nusantara, SFK, M.Hum selaku dosen pembimbing yang kedua dengan setia membimbing, mengarahkan dan mendampingi penulis sampai selesainya penulisan skripsi ini.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. F.X. Dapiyanta, SFK, M. Pd, selaku dosen penguji dan sekaligus dosen pembimbing akademik yang selalu memberi dukungan dan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini. 10. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK beserta seluruh karyawan yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 11. Rm. Robertus Tri Widodo, Pr, selaku ketua pelaksana persiapan perkawinan Paroki Marganingsih Kalasan, beserta tim, yang telah membantu penulis dengan bahan-bahan katekese yang selama ini digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan. 12. Br. Ferdinando Koesbijanto, SVD, yang telah membantu penulis dalam menterjemahkan beberapa bahan skripsi dari Bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. 13. Bapak, Ibu, kakak, adikku yang mendukung penulis dengan doa, kekuatan, semangat selama penulis studi di Yogyakarta. 14. Teman-teman mahasiswa khususnya angkatan 2010/2011
yang telah
memberi dukungan dan perhatian, kegembiraan yang menguatkan penulis untuk menjadi pewarta kabar gembira di zaman sekarang. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini dengan caranya sendiri telah membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Hal Halaman Judul………………………………………………………………………....i Halaman Persetujuan Pembimbing........……………………………………………....ii Halaman Pengesahan………………………………………………………………....iii Halaman Motto dan Persembahan…………………………………………………....iv Pernyataan Keaslian Karya…………………………………………………………....v Abstrak………………………………………………………………………………..vi Abstract ………………………………………………………………….…………..vii Kata Pengantar……………………………………………………………………...viii Daftar Isi …………………………………………………………………..……..….xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………………...1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………13 C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………..13 D. Manfaat Penulisan……………………………………………………………14 E. Metode Penulisan……………………………………………………………14 F. Sistematika Penulisan………………………………………………………..15
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
KASIH DAN KESETIAAN ALLAH DALAM KITAB
NABI
HOSEA
A. Pengantar……………………………………………………………………17 B. Kitab Nabi Hosea-Latar Belakang…………………………………………18 1. Konteks Sejarah…………………………………………………………..18 2. Teks Kitab Nabi Hosea ………………………………………………….21 3. Pengarang…………………………………………………………………23 4. Struktur……………………………………………………………………26 C. Pokok Pewartaan Nabi Hosea ………………………………………………27 1. Kasih dan Kesetiaan Allah ………………………………………………27 2. Dosa dan Pengampunan …………………………………………………33 3. Perjanjian………………………………………………………………….37 4. Anugerah dan Pertobatan ………………………………………………..41 D. Rujukan………………………………………………………………………44
BAB III TAFSIRAN BEBERAPA KUTIPAN DARI KITAB HOSEA
A. Pengantar……………………………………………………………………46 B. Hosea 1:2-12…………………………………………………………………47 1. Pembagian Teks…………………………………………………………47 2. Analisis Bagian Teks……………………………………………………47 a. Hosea 1:1-9…………………………………………………………..47 b. Hosea 1:10-12………………………………………………………..54 3. Kesimpulan……………………………………………………………...57 C. Hosea 2:1-22………………………………………………………………..59 1. Pembagian Teks…………………………………………………………60 2. Analisis Bagian Teks……………………………………………………60
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. Hosea 2:1-14…………………………………………………………60 b. Hosea 2:15-22………………………………………………………..70 3. Kesimpulan……………………………………………………………...77 D. Hosea 3:1-5………………………………………………………………....78 1. Pembagian Teks…………………………………………………………79 2. Analisis Bagian Teks……………………………………………………79 a. Hosea 3:1-2…………………………………………………………..79 b. Hosea 3:3-5…………………………………………………………..81 3. Kesimpulan……………………………………………………………...85 E. Hosea 6:6 …………………………………………………………………85 1. Analisis Bagian Teks………………………………………………......85 2. Kesimpulan. .…………………………………………………………87 F. Hosea 10:9-15………………………………………………………………87 1. Pembagian Teks
………………………………………………………88
2. Analisis Bagian Teks................................................................................88 a. Hosea 10:9-10………………………………………………………..88 b. Hosea 10 : 11-15……………………………………………………..90 3. Kesimpulan……………………………………………………………...95 G. Hosea 11:1-11
……………………………………………………….......96
1. Pembagian Teks ……………………………………………………….97 2. Analisis Bagian Teks……………………………………………………97 a. Hosea 11:1-7
………………………………………………………97
b. Hosea 11:8-11………………………………………………………104 3. Kesimpulan.............................................................................................109 H. Hosea 12:1-15 ............................................................................................111 1. Pembagian Teks………………......…………………...……………….111 2. Analisis Bagian Teks…………………...……………………………...111 a. Hosea 12:1-3.........................................................................................111 b. Hosea 12:4-7.........................................................................................114 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Hosea 12:8-15.......................................................................................116 3. Kesimpulan…………………………………………………….………122 I.
Hosea 14:2-9 ………………………………………….…………………123 1. Pembagian Teks .....................................................................................124 2. Analisis Bagian Teks..............................................................................124 a. Hosea 14:2-4......................................................................................124 b. Hosea 14:5-9 .....................................................................................127 3. Kesimpulan.............................................................................................129
J. Penutup……………………………………………………………………130
BAB IV ANALISIS TERHADAP BAHAN KATEKESE PERSIAPAN CALON PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN
A. Pengantar………………………………………………………………….134 B. Arti Katekese Persiapan Perkawinan……………………………………...136 C. Persiapan-Persiapan Perkawinan ......……...…………………………......138 1. Persiapan Jangka Panjang...................................................................139 2. Persiapan Jangka Pendek…………………………..….…………….139 3. Persiapan Terakhir (Menjelang Perkawinan)……..………...………139
D. Tujuan Katekese Persiapan Perkawinan ......................…………………...142 E. Analisis Bahan-Bahan Katekese Persiapan Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.................................................................................145 1. Bahan-Bahan Kursus Persiapan Perkawinan
……….…………….146
2. Analisis…………………..……………………...…………..………148
F. Kesimpulan…………………………………………………………….….170
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB
V
SUMBANGAN PERSIAPAN
GAGASAN
CALON
BAHAN
PERKAWINAN
KATEKESE
UNTUK
SEBAGAI
USAHA
MENEMUKAN PESAN KASIH DAN KESETIAAN ALLAH MENURUT HOSEA DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN A. Pengantar ……………………………………………..…………………....174 B. Katekese Persiapan Perkawinan Model Shared Christian Praxis sebagai Usaha Menemukan Kasih dan Kesetiaan Allah Menurut Hosea................175 1. Komponen Shared Christian Praxis ......................................................176 2. Langkah-langkah Katekese Model Shared Christian Praxis ...................178 C. Usulan Bahan Katekese untuk Persiapan Calon Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan...................................................................................181 1. Rumusan Tema Katekese Persiapan Perkawinan ...................................181 2. Persiapan Bahan Katekese .......................................................................186
BAB VI PENUTUP A. Rangkuman………………………………………………………………....205 B. Kesimpulan....................................................................................................208 C. Saran dan Usulan …………………………………………………….…….211
DAFTAR PUSTAKA………………………..…………………………………...213
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
1. Gender.............................................................................................................(1) 2. Perkawinan dalam Pandangan Katolik...........................................................(4) 3. Moral Perkawinan........................................................................................(17) 4. Psikologi Keluarga.......................................................................................(19) 5. Ekonomi Rumah Tangga..............................................................................(22) 6. Komunikasi / Relasi Suami Istri...................................................................(25) 7. Faal Pria dan Wanita.....................................................................................(28) 8. Menyambut Permata Hati............................................................................(30) 9. Keluarga Berencana......................................................................................(33) 10. Penyesuaian Seksualitas dalam Perkawinan.................................................(39) 11. Pendidikan Iman Anak dan Pendidikan Seksualitas Anak...........................(42)
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab Suci Perjanjian Lama merupakan sejarah mengenai tindakan penyelamatan Allah bagi segenap umat manusia yang berpuncak pada keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir. Sedangkan Kitab Suci Perjanjian Baru merupakan penyempurnaan dari Kitab Suci Perjanjian Lama. Dengan demikian Kitab Suci Perjanjian Baru merupakan yang paling penting. Mengapa dikatakan paling penting? Karena Yesuslah yang melaksanakan rencana Allah itu. Melalui
wafat dan
kebangkitan Yesus seluruh umat manusia diselamatkan. Bersama Tradisi Gereja, Kitab Suci, seperti yang telah diwariskan para rasul secara tertulis merupakan sumber pegangan yang menyangkut segala sesuatu untuk menjalani hidup suci dan untuk mengembangkan iman, seperti yang dinyatakan dalam (Dei Verbum. 8). Sebagai sumber pegangan berarti Kitab Suci memberikan pegangan yang dapat menjadi pedoman untuk menjalani hidup suci. Iman dapat berkembang melalui Kitab Suci. Iman itu ibarat pupuk dan air yang akan menumbuhkembangkan tanaman hingga berbuah. Tanpa pupuk dan air tanaman akan kering dan mati. Demikian manusia beriman dengan Kitab Suci sebagai pupuk dan air yang akan tumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah. Begitu pula sebaliknya, tanpa Kitab Suci sebagai pupuk dan air, iman akan kering dan mati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
Konsili Vatikan II mengajak segenap lapisan jemaat supaya membaca dan merenungkan Alkitab serta memperdalam pemahamannya tentang firman Tuhan itu. Kristus hadir dalam sabda-Nya, sebab Ia sendiri bersabda bila Kitab Suci dibacakan dalam Gereja, seperti yang dinyatakan dalam Sacrosanctum Consilium (SC.7), maka kaum beriman perlu dipertemukan dengan sabda Tuhan yang tertulis, tidak hanya melalui ibadat saja tetapi mereka diajak supaya membaca dan mempelajari Kitab Suci dalam kehidupan sehari-hari dan ditanggapi dalam penghayatan hidup seharihari pula.1 Maka inilah yang menjadi alasan mengapa inspirasi Kitab Suci Perjanjian Lama, dalam hal ini pengalaman pribadi Nabi Hosea perlu masuk dalam kehidupan sebagai suami istri. Melihat kenyataan hidup sekarang, sudah menurun nilai kesetiaan sebuah perkawinan. Banyak kasus keruwetan perkawinan yang terjadi dan berujung pada perceraian, perselingkuhan, hidup bersama tanpa ikatan nikah. Dalam situasi seperti ini, Kitab Nabi Hosea dapat digunakan sebagai contoh hidup suami istri, atau teladan hidup bagi calon suami istri yang
dalam proses persiapan
perkawinan. Kesetiaan menjadi landasan kehidupan bersama yang amat penting peranannya bagi bangunan kehidupan berkeluarga. 2
Nabi Hosea adalah seorang nabi yang berasal dari kerajaan utara yang diperintahkan Tuhan untuk pergi menikah dengan Gomer, seorang perempuan sundal (Hos 1:2). Sebagai orang Katolik yang normal pasti
akan bertanya bagaimana
1
S. Leks, Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta. 1992, 66.
2
St. Darmawijaya, Pr, Kesetiaan Suatu Tantangan, Kanisius, Yogyakarta, 1989, 46.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
mungkin Tuhan memerintahkan Nabi Hosea untuk menikah dengan orang yang tidak benar hidupnya? Tetapi Hosea di sini bukan menggambarkan kita sebagai orangorang Katolik dan Gomer bukan menggambarkan orang-orang yang tidak benar. Nabi Hosea menggambarkan Tuhan sendiri sedangkan Gomer menggambarkan kita sebagai umat-Nya, yang tidak setia kepada Tuhan. Kesalahan Israel adalah karena mereka tidak ada kasih dan kesetiaan pada Tuhan. Hubungan antara Allah bangsa Israel dengan umat-Nya adalah hubungan perjanjian. Demi perjanjian, Tuhan rela mengorbankan diri-Nya dan umat Israel merupakan umat pilihan Tuhan sendiri. Gambaran umat Tuhan adalah seperti perempuan yang dinikahi tetapi tidak setia dan berzinah dengan allah lain. Bahkan umat Israel menyembah kepada allah orang Kanaan dan mereka melakukan perzinahan secara terang-terangan.3
Kitab Nabi-nabi kecil mencatat bahwa pada waktu Hosea memulai pelayanannya, Israel sangat makmur dan berhasil yaitu pada masa pemerintahan raja Yerobeam II. Namun ketika Yerobeam meninggal dunia dan pemerintahannya yang dulu kuat, kini tidak terasa lagi maka timbullah kekacauan, pembunuhan, korupsi dan kemerosotan spiritual merajalela. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan moral bangsa Israel semakin memburuk. Keadaan tersebut membuka jalan pada
3
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII , Kanisius, Yogyakarta, 1991, 79, St. Darmawijaya, Pr, Seluk beluk-beluk Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta, 2009, 193, 195-196, M. Tabb, Taurat Nabinabi Sastra Injil Surat-surat, Yayasan Gloria, 2011, 118-119, Groenen, P. Dr. C, OFM, Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 1980, 256-257.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
kejatuhan Israel. Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga sangat memburuk.
Hosea telah mengalami banyak penderitaan dan rasa malu karena sikap istrinya. Pengalaman pahit ini telah menyiapkannya untuk memahami dukacita yang Allah rasakan atas kejahatan yang dilakukan bangsa Israel. Nabi Hosea juga menyadari bahwa dosa-dosa mereka bukan hanya pelanggaran terhadap Hukum Allah, melainkan juga merupakan penghinaan kepada-Nya dan kasih-Nya bagi mereka. Karena kasih Hosea yang rela mengampuni istrinya yang telah menyeleweng, maka hubungan dengan istrinya itu dipulihkan. Lewat pengalaman ini ia pun mengajak orang-orang Israel untuk bertobat dari perzinahan rohani yakni penyembahan berhala dan berbalik kepada Allah yang karena kasih dan kemurahanNya akan memulihkan dan berkat-Nya turun ke atas bangsa Israel. Hosea berarti “tindakan penyelamatan atau penyelamat” Hosea menekankan cinta kasih Allah yang akrab dengan Israel.4 Dapat dikatakan bahwa Allah membaharui ciptaan-Nya secara total, ciptaan jasmani diselamatkan dari malapetaka untuk berbahagia bersama-Nya.5
Kasih dan kesetiaan Allah dapat digambarkan seperti hubungan suami istri. Hal ini dapat dilihat dalam Kitab (Hosea 1-3). Bagaimanapun juga hubungan Allah dengan Israel memang tercermin dalam kehidupan keluarga Nabi Hosea. Tetapi Hosea mencoba menghayati kesetiaan seperti halnya Allah setia kepada bangsa yang 4
St. Darmawijaya, Pr., Seluk Beluk Kitab Suci, 195, F . M. Boyd, The books of the minor prophets, (Kitab Nabi-nabi kecil), Gandum Mas Malang 2006, 58-60 5 A. Bakker, SVD, Ajaran iman Katolik II, Kanisius, Yogyakarta, 1988, 142.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
dikasihinya. Pernikahan antara Nabi Hosea dan Gomer merupakan sebuah gambaran bagaimana Allah mencintai dan memperjuangkan hubungan yang dekat dengan Israel (3:1-5). Hosea dalam hidupnya yang nyata adalah seorang suami yang setia dan Gomer adalah pelacur yang berdosa. Mereka yang dimaksud sebagai pelacur yang tidak setia adalah umat Israel yang tidak setia kepada Tuhan.6
Saat bangsa Israel melihat Nabi Tuhan menikahi perempuan yang tidak benar, bangsa Israel bisa melihat bahwa Nabi Hosea dipakai Tuhan secara ekstrim. Pernikahan ini digunakan Tuhan sebagai contoh hubungan antara Tuhan dengan bangsa Israel. Tuhan ingin menyadarkan bahwa bangsa Israel seperti Gomer, yang tidak setia pada Tuhan, tetapi Tuhan mau mengambil bangsa Israel menjadi istriNya. Umat Israel harus mengakui dengan jujur bahwa mereka adalah umat yang tidak setia, tetapi Tuhan mau berkorban bagi mereka. Tujuan penciptaan dari awal sampai akhir adalah Tuhan mengambil dan menyelamatkan umat-Nya. Umat Israel percaya bahwa mereka
adalah kaum pilihan, tetapi seringkali umat pilihan ini
kurang ajar sehingga Tuhan membiarkan umat-Nya. Seharusnya umat Israel yang adalah pilihan Tuhan harus hidup baik dan suci dihadapan Tuhan, tetapi nyatanya umat Israel seringkali berdosa, kembali ke dosa yang sama, tetapi Tuhan masih bersabar. Tuhan menebus umat-Nya dengan penghukuman, karena dosa tidak pernah
6
St. Darmawijaya Warta Nabi Abad VIII , 83, M. Tabb, Taurat Nabi-nabi Sastra Injil Surat-surat, 119.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
bisa diganti dengan perbuatan baik. Dalam Perjanjian Baru yang menanggung hukuman adalah Yesus Kristus (2 Tim 2:10).
Tuhan telah mengumpulkan, menyatukan, mencintai, dan menjadikan umat pilihan-Nya sebagai umat yang memperoleh kasih karunia yang berlimpah-limpah di dalam-Nya. Umat Israel bukan Hosea, umat Israel adalah Gomer yang seharusnya dibuang, tidak dikasihi, dan tidak dijadikan umat pilihan, sehingga setelah diselamatkan mempunyai tugas yaitu menjadi umat Tuhan, untuk memberitakan perbuatan-Nya yang sangat besar (1Ptr.2:9).7
Dalam bab 11-13 diungkapkan kesedihan Allah dan kasih Allah terhadap umatNya digambarkan dengan sangat indah dalam 11:1-9, Kasih itu merupakan jaminan bahwa pada akhirnya umat-Nya akan dipulihkan setelah masa hukuman (1:10-11). Israel menganggap diri makmur namun kemakmuran sejati hanya terdapat di dalam ketaatan kepada Allah yang telah diwahyukan kepada para nabi (12:1-15). Kecongkakan Israel dalam penyembahan berhala (13:1-3), walaupun Allah telah sekian
lama
membimbingnya
dengan
penuh
cinta
kasih
(13:4-5),
akan
mengakibatkan kehancuran dan kesudahannya (13:6-14:1).
Hosea 11:1-11 mengungkapkan Kasih Tuhan pada umat Israel. Pada ayat pertama ditekankan bahwa Allah mengasihi si anak sebelum Israel mengetahui bagaimana menjawab (1 Yoh 4:7-11).
7
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII , 83.
Gambaran
Israel disini berubah dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
pasangan yang berzinah ke anak haram. Di hati Hosea diungkapkan seperti sebuah pulau yang akarnya terbentang di bawah aliran sungai. Bab 11:1-7 menunjuk kepada penggembaraan Israel di gunung Sinai, ayat 8-11 menuju ke tempat tinggal Israel di Tanah Kanaan, tanah yang dijanjikan Allah kepada umat Israel, berlimpah susu dan madu serta memiliki masa depan yang cerah, meski perlu suatu tahap pertobatan.8
Hal utama yang ingin disampaikan oleh Nabi Hosea adalah menegaskan tiga kualitas yang harus dipedulikan Israel yaitu: kasih setia, belarasa, dan pengenalan akan Allah. Ketiga kualitas itu Hosea menekankan pengenalan akan Allah bukan dalam arti harus hafal rumusan perintah Allah dan hukum-hukumnya, melainkan intensitas hubungan personal dengan Allah dalam hidup bersama, seperti orang bicara tentang mengenal keluarga dan sanak-saudaranya. Realitas pengenalan akan Allah inilah yang menyebabkan Hosea menyampaikan kecaman keras atas para raja, pemimpin bangsa yang lain, para imam, dan nabi-nabi di lingkungan kerajaan agar mereka tanggap atau peka terhadap apa yang dikehendaki Yahwe. Inilah juga yang menyebabkan Hosea menyampaikan kritik tajam pada kenisah kosong, karena setiap pribadi terus menerus berdosa dan tidak beribadat secara benar.9
Perkawinan Nabi Hosea dengan Gomer merupakan suatu metafor. Metafor adalah simbol yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu dengan sangat dalam
8
I. Suharyo.Pr. Mengenal Tulisan-tulisan Perjanjian Lama, Kanisius Yogyakarta, 1995, 100-101, St. Darmawijaya, Pr, Warisan Para Nabi, Kanisius, Yogyakarta, 1992,66. 9 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII , 71-72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
(sesuatu yang kurang dikenal melalui sesuatu yang sudah dikenal dengan baik). Dalam hal ini metafor yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara Allah dan umat-Nya adalah gambaran seperti suami istri dan orangtua dengan anaknya. Hosea sangat menekankan bahwa hanya kasih setia dan belas kasihan Allah yang dapat mendatangkan anugerah bagi bangsa Israel. Namun, dosa membuat bangsa Israel mengalami
hukuman
dari
Allah,
yaitu
hukuman
yang
bertujuan
untuk
mendisiplinkan umat Israel. Menurut Hosea hal ini terjadi, sebab Israel tidak sungguh-sungguh mengenal, memahami dan melakukan kehendak Allah, mereka hanya terjebak dengan pertobatan yang formalitas saja. Nubuat Hosea adalah usaha Allah untuk memanggil orang Israel supaya bertobat dari penyembahan berhala dan kefasikan mereka yang tak kunjung berakhir sebelum menyerahkan mereka kepada hukuman atas dosa-dosa mereka. Kitab Hosea ini ditulis untuk menyatakan bahwa Allah mempertahankan kasih-Nya kepada umat perjanjian-Nya dan dengan sungguhsungguh ingin menebus mereka dari kejahatan mereka.10
Dalam kisah hidup Nabi Hosea, dapat dimengerti bahwa kehidupan Hosea sungguh dipenuhi oleh Allah. Dia menaati perintah Allah kepadanya dan tetap setia dan taat kepada-Nya. Kasih Hosea kepada Gomer juga bukan kasih yang dangkal, kasih yang dapat hilang begitu saja. Kasih tersebut berasal dari Allah. Dalam kehidupan Hosea, umat Israel juga dapat mengetahui betapa besar kasih Allah kepada mereka, walaupun Israel sering berpaling dan meninggalkan Allah, Allah 10
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII , 76-77, 81,83, M. Tabb, Taurat Nabi-nabi Sastra Injil Surat-surat, 119.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
tidak membinasakan umat Israel dengan keadilan dan kekudusannya, akan tetapi Allah tetap menyayangi umat-Nya karena Ia adalah Allah yang pengasih dan penyayang. Allah mengasihi dan menyayangi umat-Nya seperti seorang ibu mencintai buah rahimnya sendiri. Walaupun anaknya berpaling dan tidak setia, seorang
ibu
tetap
menyayangi
anaknya
dengan
kasih-setia.
Allah
tetap
memperlakukan umat Israel sebagai “anak-Nya”. Oleh sebab itu, Allah akan menyayangi kembali “Lo-ruhama” (yang tidak disayangi) 2:6 dan menyayangi lagi “Lo-Ami” (yang bukan umat-Ku) 2:9. Hosea mengungkapkan situasi yang amat gelap dalam kehidupan Israel sebagai bangsa beriman. Situasi moral dan sosial sangat diwarnai oleh kebobrokan. Namun dalam situasi seperti itu masih ada suara yang berani menyatakan pesan istimewa. Pesan itu muncul dari Kasih Ilahi yang dirasakan dalam lubuk hati manusia yang sangat mendalam.11 Unsur-unsur yang perlu diteladani sebagai suami istri adalah : Kasih, yang merupakan landasan yang kuat bagi suami istri agar tetap mempertahankan kasih dan kesetiaan itu sendiri sebagai suami istri, pengampunan, menerima dan mengambil kembali istrinya yang berzinah merupakan ungkapan nyata bagaimana Hosea mengampuni istrinya dengan kasih dan kesetiaan, pertobatan. Hosea 6:1 merupakan bab yang dapat dilihat sebagai suatu pertobatan. Bab ini pertama-tama dapat dilihat sebagai pertobatan sejati. Pertobatan bagi Nabi Hosea merupakan hal yang sukar.
11
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 78, St. Darmawijaya, Pr, Seluk Beluk Kitab Suci, 196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
Namun Hosea melihat bahwa pertobatan ini harus dilakukan dengan dengan sepenuh hati sebagai ungkapan akan kasih dan kesetiaannya pada Tuhan.12
Kasih dan kesetiaan Hosea menjadi ideal bagi hubungan suami istri, karena kasih sejati dalam keluarga merupakan kasih yang membuahkan kebaikan bagi semua anggota keluarga. Oleh karena itu suami istri perlu mewujudkan kasih dan kesetiaan melalui tindakan konkret untuk kebahagiaan, kesejahteraan dan keselamatan keluarga. Kasih dan kesetiaan antara suami istri Katolik adalah kasih Kristus kepada Gereja, maka suami istri haruslah saling mengasihi seperti Kristus mengasihi Gereja-Nya (Ef 5:25-32). Persatuan mesra suami istri mengambil bagian dalam persatuan mesra antara Kristus dan Gereja. Kasih dan kesetiaan suami istri merupakan kekuatan keluarga yang utama karena kalau tidak demikian suami istri tidak akan mengalami, merasakan kebahagiaan, kesatuan yang mesra sebagai suami istri. Maka nilai kasih dan kesetiaan ini sangat baik dan sangat ideal untuk diwujudkan dalam kehidupan sebagai suami istri. Mengapa hal ini perlu diwujudkan? Melihat situasi perkembangan teknologi di zaman modern ini, selain memberi kemudahan, kenyamanan, kecepatan, juga menimbulkan dampak negatif bagi suami istri yaitu munculnya persoalan-persoalan besar yang mempengaruhi sikap, mentalitas, gaya hidup serta relasi suami istri. Salah satu contoh adalah ketidak
12
C. H. Benson, Litt. D, pengantar Perjanjian Lama, Puisi dan Nubuat, Gandum Mas, Malang, 1980, 68-69, St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 83.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
nyamanan dalam relasi, mendorong suami istri untuk melakukan perceraian.13 Kasih dan kesetiaan di zaman modern ini, seperti apapun bentuknya, entah itu dalam hubungan antar kawan, keluarga atau masyarakat, tampaknya menimbulkan persoalan besar. Misalnya dari lingkungan hidup berkeluarga, suami istri tidak saling setia satu sama lain sehingga terjadi perselingkuhan.14
Dengan melihat situasi yang terjadi seperti ini, maka perlu adanya katekese dengan melihat bahan kursus persiapan perkawinan, dan memasukan gagasan Hosea, untuk mendorong dan membantu calon suami istri tetap menghayati nilai kasih dan kesetiaan dalam perkawinan mereka. Bila calon suami istri memiliki kesetiaan pada janji perkawinan mereka yang akan mereka ucapkan, maka mereka akan mengalami kebahagiaan dalam hidup berkeluarga, namun bila tidak maka penderitaanlah yang akan mereka alami dalam hidup berkeluarga.
Bahan katekese persiapan calon perkawinan merupakan salah satu bentuk pembinaan iman suami istri untuk mewujudkan kasih dan kesetiaan Allah dalam kehidupan sehari hari. Realitas yang terjadi dan ditemui saat ini, banyak keluargakeluarga dalam hal ini, suami istri yang tidak saling setia satu sama lain dan berakhir pada perceraian. Maka dengan demikian penulis akan menyumbangkan gagasan bahan katekese bagi calon persiapan perkawinan dengan memasukan gagasan Hosea 13
Dr. A. Purwa Hadiwardoyo, MSF, Perkawinan dalam Tradisi Katolik, Kanisius,Yogyakarta, 1988,
24, Dr. T. I Ketut Adi Hardana, MSF, Kursus Persiapan Perkawinan, Obor, Jakarta 2010, 1-2. 14
St. Darmawijaya, Pr, Kesetiaan Suatu Tantangan, Kanisius, Yogyakarta, 1989, 9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
yang akan digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, sebagai langkah pembinaan iman suami istri dalam menghayati kasih dan kesetiaan Allah seperti yang dihayati oleh Nabi Hosea.
Dengan demikian salah satu bentuk pendekatan agar umat beriman semakin menghayati sabda Tuhan dalam kehidupan mereka sehari-hari adalah dengan berkatekese. Menurut Th. Huber, SJ, rujukan berkatekese berarti berusaha menerangi eksistensi manusia sebagai tindakan penyelamatan Allah dengan memberikan kesaksian akan rahasia Kristus dalam bentuk memaklumkan sabda, melalui seluruh eksistensi, kristiani, peri hidup kegiatan keterlibatan baik perorangan maupun seluruh komunitas demi penghayatan hidup iman yang dewasa. Sedangkan dalam PKKI II katekese merupakan komunikasi iman. Melalui katekese, umat dapat dibantu untuk memahami, menemukan dan menghayati sabda Tuhan yang disampaikan oleh Nabi Hosea. Kasih dan kesetiaan Allah yang disampaikan oleh Nabi Hosea dapat menjadi usulan bahan katekese calon persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.
Dengan demikian dari semua pemaparan yang telah penulis sampaikan itu, maka Penulis sangat tertarik untuk menulis skripsi dengan judul : “SUMBANGAN GAGASAN KASIH DAN KESETIAAN ALLAH MENURUT HOSEA UNTUK BAHAN KATEKESE PERSIAPAN CALON PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang muncul, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan kasih dan kesetiaan menurut Hosea? 2. Bagaimanakah menafsirkan dan menemukan pesan dari kisah Nabi Hosea? 3. Bagaimana memasukkan kasih dan kesetiaan Hosea untuk bahan katekese kursus persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan? 4. Mengapa kasih dan kesetiaan Hosea perlu dimasukkan untuk bahan katekese kursus persiapan perkawinan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah : 1.
Memahami kasih dan kesetiaan Allah dalam Kitab Nabi Hosea.
2. Menafsirkan dan menemukan pesan dari kasih dan kesetiaan Allah dalam Kitab Nabi Hosea. 3. Memasukkan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea untuk bahan katekese kursus persiapan perkawinan sebagai usaha dalam membantu calon suami istri menghayati nilai kasih dan kesetiaan dalam kehidupan mereka sehari-hari di Paroki Marganingsih Kalasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
4. Memenuhi salah satu syarat kelulusan Sarjana Strata I Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
D. Manfaat Penulisan
1. Para persiapan calon perkawinan mampu memahami kasih dan kesetiaan Allah menurut
Hosea, agar dapat menghayatinya dalam kehidupan mereka sehari-
hari. 2. Para persiapan calon perkawinan mampu menafsirkan dan menemukan pesan dari Kitab Nabi Hosea. 3.
Para persiapan calon perkawinan mampu menemukan pesan Kitab Hosea dalam bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.
4.
Bagi penulis : Penulis semakin mengerti, memahami secara mendalam dan menghayati akan kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup dan
panggilan
sebagai seorang religius.
E. Metode Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode studi pustaka, studi teks, dan analisis bahan katekese Persiapan Perkawinan. Metode studi pustaka ini merupakan metode belajar secara keseluruhan.
Sedangkan
studi teks dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
menggunakan historis kritis dalam mendekati kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea. Disebut historis karena metode ini mencoba menerangkan proses-proses historis yang memunculkan teks-teks biblis, suatu proses diakronis yang seringkali kompleks dan membutuhkan waktu yang lama. Disebut kritis karena metode ini bekerja dengan bantuan kriteria ilmiah untuk mencapai hasil seobjektif mungkin. Untuk menemukan realitas bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan, penulis mengumpulkan bahan yang selama ini digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan dan penulis mendalami buku-buku yang digunakan sebagai bahan persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan. Bahan-bahan katekese yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan ini, akan dianalisis berdasarkan pesan pewartaan Nabi Hosea.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan. Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB II : Kasih dan kesetiaan Allah dalam Kitab Nabi Hosea. Berisi Pengantar, Kitab Nabi Hosea-latar belakang, pokok pewartaan Nabi Hosea.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
BAB III : Tafsiran tentang Kitab Hosea Berisi tafsiran perikop 1:2-12 ; 2:1-22; 3:1-5; 6:6; 10:9-15 ; 11:1-11; 12:1-15 dan 14:2-9. BAB IV : Analisis Terhadap Bahan Katekese Persiapan Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan. Berisi pengantar, arti katekese persiapan perkawinan,
persiapan-persiapan
perkawinan,
tujuan
katekese
persiapan perkawinan, analisis bahan-bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan, kesimpulan.
BAB V : Sumbangan gagasan bahan katekese untuk calon persiapan perkawinan sebagai usaha menemukan pesan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea di Paroki Marganingsih Kalasan. Berisi pengantar, persiapan katekese perkawinan model Shared Christian Praxis (SCP), usulan bahan katekese menutut Hosea bagi calon persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.
BAB VI : Penutup Berisi rangkuman, kesimpulan, saran dan usulan dari keseluruhan bab yang sudah dibahas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
KASIH DAN KESETIAAN ALLAH DALAM KITAB NABI HOSEA
A. Pengantar
Di antara para Nabi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Nabi Hosea lebih menekankan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat Israel. Kasih dan kesetiaan Allah ini sungguh luar biasa bagi umat Israel. Ketika umat Israel meninggalkan Allah dengan menyembah allah lain (patung lembu emas, Baal), Allah tidak memperhitungkan kesalahan atau ketidaksetiaan mereka pada-Nya. Kasih dan kesetiaan Allah yang ada dalam Kitab Hosea digambarkan seperti hubungan kasih suami istri. Hubungan kasih suami istri menggambarkan hubungan dengan Allah sendiri, kesetiaan suami istri menyangkut kesetiaan pada Allah sendiri pula. Pengalaman Nabi Hosea dalam hidup berkeluarga, dalam hal ini menikah dengan wanita sundal, yang tidak setia dengan Hosea, namun Hosea tetap menerimanya sebagai istrinya. Nabi
Hosea
disini
menggambarkan
kasih
Allah.
Gomer
istrinya
menggambarkan umat Israel yang tidak setia kepada Allah. Gomer tidak setia pada Hosea, ia selingkuh, bersundal, bahkan menjual dirinya pada laki-laki lain, namun Hosea tetap menerimanya sebagai istrinya. Allah sungguh-sungguh mencintai dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
mengasihi umat Israel dengan kasih yang sempurna. Allah menghukum umat Israel bukan untuk menyiksa atau menyengsarakan mereka tetapi mendidik, mengajar umat Israel untuk kembali dan percaya kepada Allah. Dalam bab II ini penulis akan menyampaikan tentang Kitab Nabi Hosea, latar belakang dan pokok pewartaan Kitab Nabi Hosea, serta ayat-ayat atau perikop-perikop yang ada dalam Kitab Nabi Hosea yang merupakan ungkapan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat Israel. Ayat-ayat ini akan menjadi bahan tafsiran dalam bab III. B. Kitab Nabi Hosea - Latar Belakang 1. Konteks Sejarah Hosea berarti “tindakan penyelamatan” atau “penyelamat”. Hosea adalah anak dari Beeri s u k u Y a h u d a . Nama Beeri tidak ditemukan dalam Perjanjian Lama sebagai nama diri, tetapi ada sebuah desa dekat Betel disebut dengan Beeri. Beeri berarti “air mancurku” atau “O, air mancur”1. Nabi Hosea mengawali karyanya sekitar tahun 750-an, di Kerajaan Utara pada zaman pemerintahan raja Yerobeam II. Dalam Kitab Hosea 1:1 disebutkan beberapa nama raja-raja Yehuda yang semasa dengan raja Israel yaitu Nabi Hosea berkarya sekitar zaman Uzia (781-740 SM), Yotam (740-736 SM), Ahas (736-716 SM), dan Hizkia (716-687 SM) raja Yehuda, yang sezaman dengan raja Israel, Yerobeam II (783-743 SM). Yang membedakan Amos dan Hosea sebagai nabi yang berkarya di Kerajaan Utara adalah : Amos 1
B. Dianne, CSA, R. J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, 630.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
pendatang dari Tekoa, dan ia menekankan keadilan sosial. Sedangkan Hosea penduduk asli Kerajaan Utara, menekankan cinta kasih, sehingga kecaman terhadap situasi bangsa dan negaranya menjadi lebih berwarna belaskasih. Hosea lebih peka daripada Amos, kepekaan ini mirip dengan yang dimiliki oleh Yeremia pada zamannya. Yang khas pada Hosea dapat diamati dalam Kitab Hos 1-3, dimana digunakan bahasa yang beraneka warna, penuh puji, kutukan yang berasal dari hubungan perjanjian, suasana pengadilan dan terutama dalam bahasa perumpamaan yang menantang untuk direnungkan apa yang sudah dilakukan pada Allah. Kisah tragis kehidupan berkeluarga yang dilukiskan pada awal kumpulan itu menunjukkan bagaimana hubungan dengan Yahwe yang dikasihinya berkembang lewat percobaan yang menuntut perjuangan panjang dan berat.2
Permulaan pelayanan Hosea sebagai Nabi, ia bekerja bersama seorang temannya yang terkenal yaitu Amos, nabi gembala. Pelayanan Hosea lebih lama, dan hampir sampai kepada kejatuhan kerajaan Israel di Utara tahun 721 SM. Oleh karena Hosea sezaman dengan Amos, maka latar belakang mereka itu serupa, tetapi dapat dibandingkan perbedaannya dalam II Raja-raja 14:23-17:41. Pada waktu itu Yerobeam II memerintah di Israel, dan Israel sangat makmur dan berhasil. Masa itu penuh kedamaian, kelimpahan,kemakmuran dan kemewahan, namun muncullah suatu penyembahan berhala yang hebat. Secara rohani dan jasmani bangsa Israel ini
2
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, Kanisius, Yogyakarta 1990, 68-69.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
lemah dan cabul. Ketika Yerobeam meninggal dunia, tangannya yang kuat yang telah mencegah pergolakan dan pelanggaran hukum bangsa Israel tidak terasa lagi, maka muncullah kekacauan, pembunuhan dan huru hara. Ciri khas bangsa Israel pada waktu itu adalah anarki, kerusuhan, permusuhan dan pengingkaran janji pada Yahwe. Dikisahkan juga bahwa Zakharia, anak Yerobeam sesudah memerintah enam bulan, ia dibunuh oleh Salum yang merampas tahta itu, sebulan kemudian Salum di bunuh oleh salah seorang Panglimanya, Menahem, yang memerintah selama 10 tahun. Sementara pemerintahannya, bangsa Asyur menyerbu negeri Israel di bawah pimpinan Pul, yang mengambil nama Tiglat-Pileser. Saat itu Menahem harus membayar upeti kepada bangsa Asyur dan diharuskan membayar seribu talenta perak, yang dikumpulkan dari rakyat yang kaya. Dengan demikian kerajaannya akan dikokohkan. Pekahnya, puteranya, sesudah pemerintahan yang kacau dua tahun lamanya, dibunuh oleh Pekah, salah seorang perwiranya, yang merebut takhta itu. Pekah ditaklukkan oleh bangsa Asyur dan dibunuh tahun 734 SM. Bangsa Asyur mengangkat Hosea mengantikan raja Pekah dan setiap tahun ia harus membayar upeti kepada mereka. “Hosea berhenti membayar upeti karena mengadakan persekongkolan dengan Mesir yang menjanjikan bantuan yang tidak pernah ditepati. Hal ini mengakibatkan serangan lain dari bangsa Asyur di bawah Salmaneser IV, pengganti Tiglat-Pileser. Hosea bernubuat selama tahun-tahun yang penuh anarki, penumpahan darah, pemberontakan dan keruntuhan bangsa itu. Mereka tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
mendengarkan Amos dan Hosea, namun Hosea tetap bertahan di Utara untuk mewartakan kasih dan kesetiaan Allah.3
2. Teks Kitab Nabi Hosea Teks-teks Kitab Nabi Hosea menyajikan kepada kita informasi mengenai Nabi Hosea. Kedukaan, frustrasi dan pengharapan dari perkawinannya memberi sebagian besar gambaran dalam bab 1-3, mengenai dosa dan ketidaksetiaan Israel. Dalam diri Nabi Hoseapun muncul emosi yang kuat yang memberikan ciri dalam Kitab Hosea dan pribadi Nabi Hosea sendiri. Hal ini menonjol sekali seperti Allah berseru dengan penuh perasaan : “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan (Hos 11:9). Pengharapan yang bercampur dengan belas kasih memaksa Hosea untuk melemahkan penghukuman dari Ulangan, Kitab yang dekat dengannya dalam hal semangat dan kata-kata. Teks Ibrani Kitab Hosea tampaknya sangat kacau. Berbagai macam penjelasan ditemukan. Teks ini lebih mencerminkan gaya Utara daripada gaya Ibrani yang biasa di Yerusalem. Secara emosional, Nabi Hosea terganggu dan hal ini meninggalkan
3
F . M. Boyd, The books of the minor prophets, (Kitab Nabi-nabi kecil), Gandum Mas Malang 2006, 58-59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
bekas dalam Kitab atau penulis lain yang menganggap teks dengan cara yang tidak memuaskan.4 Ciri pribadi baik dari segi bahasa maupun dari segi gaya pewartaan sangat terasa. Gayanya bisa lembut, tetapi juga tegas. Bahasanya indah namun menyimpan teka-teki besar. Rumusannya pendek-pendek, ritmis, tetapi kerap kali kurang sambung. Dengan demikian memberi kesan seperti puisi ekspresionis. Dalam bahasa aslinya, Kitab Hosea sulit untuk dibaca.5
Pengaruh wawasan Nabi Hosea cukup kuat, terutama terasa pada Yeremia (Yer 2:2-3; bdk Hos 2:17). Gambaran Hosea mengenai hubungan Yahwe dengan umat Israel, yang dilukiskan dengan hubungan nikah, zina dan pelacuran, juga nampak kembali dalam Yer 2:23-24; 3:1; 30:14; 31:22 dan Yeh 16 dann 23; Yes 50:1; 54:4-7; 62:4-5. Gambaran ini berpengaruh dalam Kitab Perjanjian Baru, dimana melukiskan Yesus dengan umat-Nya, (Mrk 2:19-20; Ef 5:25). Bahkan Perjanjian Baru mengutip Hosea sebanyak 17 kali. Namun pengaruh Hosea tidak hanya ditentukan oleh kutipan dan gagasannya yang diulang kembali, tetapi hubungan Allah dengan umat-Nya yang dilukiskan sebagai hubungan kasih yang mesra. Kasih Allah tampak terutama dalam kepedulian-Nya terhadap umat, bagaikan seorang bapa, atau suami yang mencintai keluarganya. Allah dilukiskan sebagai Allah yang jatuh cinta. Nabi Hosea mengungkapkan tentang keinginannya, perasaan
4 5
B. Dianne, CSA, R. J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 628-629. St. Darmawijaya, Pr, Seluk Beluk Kitab Suci, Kanisius, Yogyakarta 2009, 197.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
dan gairahnya, tetapi juga mengungkapkan kemarahan dan kekecewaannya. Pesan utama yang disampaikan Nabi Hosea adalah Allah mau tinggal dalam hati umat Manusia. Hosea mempunyai misi yang lebih luas dan bukan sekedar kesetiaan.6
3. Pengarang Kitab Hosea di dalam Alkitab ditulis oleh Nabi Hosea yang mempunyai nama lengkap Hosea Ben Beeri dan kemungkinan juga oleh para pengikutnya yang tidak diketahui namanya. Kitab ini merupakan salah satu Kitab dalam Perjanjian Lama yang termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil. Kitab ini merupakan kitab pertama dari keduabelas kitab nabi-nabi kecil. Tempat penulisannya di daerah Samaria, sekitar 700 sM. Gaya penulisan Hosea, sesuai dengan kisah Hosea sebagai gambaran hubungan Allah dengan umat Israel. Nubuat yang disampaikan oleh Hosea adalah : “Efraim, engkau tidak setia kepada Tuhan, seperti seorang istri yang tidak setia kepada suaminya” dengan demikian dapat dikatakan bahwa tujuan penulisan Kitab Hosea ini adalah supaya seluruh umat dapat mengenal isi Kitab Hosea, mengerti akan kasih setia Allah yang selalu nyata kepada umat-Nya, walaupun umat-Nya tidak setia kepada Allah, serta mengerti betapa besar kebencian Allah terhadap umat-Nya yang berpegang pada penyembahan berhala. Kitab Nabi Hosea ada 14 bab yang
6
St. Darmawijaya, Pr, Seluk Beluk Kitab Tantangan, Kanisius, Yogyakarta, 1989, 11
Suci, 198,
St. Darmawijaya, Pr,
Kesetiaan Suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
berisikan gambaran kehidupan bangsa Israel dalam hubungannya sebagai umat pilihan Allah.7
Kitab Hosea kemungkinan ditulis oleh para pengikut Nabi Hosea yang menyimpan pewartaan Hosea antara rentang waktu sekitar 45 tahun. Dari Kitabnya terungkap salah satu karakter utamanya adalah : Hosea disebut juga “Nabi dengan hati yang hancur”. Sedangkan tempat penulisan adalah di Israel (Kerajaan Utara). Maksud penulisan Kitab ini mulanya ditujukan kepada rakyat di Kerajaan Utara. Dan isinya adalah tentang kehidupan pribadi Hosea jelas sekali mengambarkan pesan kenabiannya. Sesuai perintah Allah, Nabi Hosea menikahi Gomer seorang pelacur, namun, bukannya menjadi setia kepada suaminya yang telah memaafkan dan mengasihinya. Gomer justru kembali pada para kekasihnya yang dulu. Meskipun demikian, Hosea adalah seorang yang tekun, dan iapun dengan penuh belas kasihan berusaha membawanya kembali. Pesan yang disampaikan Hosea juga dinyatakan melalui arti nama yang diberikan kepada ketiga anaknya : Yizreel, Lo-Ruhama, dan Lo-Ami. Sama dengan Gomer, Israel yang sama seperti perempuan jalang mengejar “kasih” yang lain dan bukannya setia dalam “pernikahan” kepada Allah. Namun, pemberontakan, kemurtadan, dan perzinahan Israel akhirnya memberi jalan bagi
7
D. Noel Freedman, Eerdmans Dictionary of the Bible, Grand Rapids, Michigan, Wm B. Eerdmans. 2010, 609-610.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
kasih Allah. Akhirnya, Hosea menguraikan secara garis besar pemulihan atas Israel dan Perjanjian Pernikahan yang baru.8
Kitab Nabi Hosea ini termasuk dalam Kitab keduabelas nabi (nabi kecil). Kapan keseluruhan “kita keduabelas nabi” disusun dan dikumpulkan? Pertanyaan ini sukar untuk dijawab, tetapi pasti sudah cukup lama untuk menyusun dan mengumpulkannya sebelum tarikh masehi, karena di dalam Perjanjian Baru keduabelas itu sudah dikutip. Di dalam Septuaginta (terjemahan Perjanjian Lama kedalam bahasa Yunani), yang mulai dikerjakan pada abad ke 2 SM, kitab-kitab nabi kecil mendahului kitab-kitab nabi besar. Apalagi urutannya tidak sama dengan yang ada dalam Alkitab Ibrani atau dalam terjemahan-terjemahan Kitab yaitu: Hosea, Amos, Micha, Yoel, Obaja, Yunus, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia dan Maleakhi. Pertimbangannya adalah Nabi Hosea dan Amos bertindak lebih dahulu daripada Nabi Yesaya, apalagi Nabi Yeremia dan Yehezkiel. Pada umumnya dapat dilihat kecenderungan dalam menyusun kitab para nabi itu secara kronologis menurut urutan waktu, tetapi dapat dilihat juga kecenderungan mengatur kitab para nabi menurut besarnya kitab masing-masing (dari yang besar sampai yang kecil).9
8 9
S. Natanael, “Kitab Hosea dalam Biblika”, Majalah 14 Desember 2010. Dr. A. de Kuiper, Tafsiran Hosea, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1979, 9-10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
4. Struktur
Naskah dalam bahasa aslinya merupakan naskah yang paling jelek tersimpan dalam Perjanjian Lama, sehingga banyak kesulitan dalam menerjemahkan teks tersebut. Tiga bab pertama menunjukkan situasi yang paling baik dan merupakan satu kesatuan yang tersimpan rapi. Bab yang lain merupakan kumpulan berbagai nubuat yang sulit sekali untuk diikuti jalan pemikirannya. Berdasarkan pembagian ada 3 (tiga) bagian pokok utama dalam Kitab Hosea yaitu:
1. Hosea 1-3 : Menggambarkan keretakan rumah tangga Nabi Hosea sebagai lambang hubungan bangsa Israel dengan Yahwe. Keretakan keluarganya terlihat dalam Istri Hosea yang melakukan perzinahan melambangkan bangsa Israel yang melakukan penyembahan berhala. Nabi Hosea sebagai suami yang mengampuni perzinahan istrinya, melambangkan betapa Allah selalu mengampuni kesalahan (penyembahan berhala) bangsa Israel. 2. Hosea 4-13 : Merupakan kumpulan nubuat yang disampaikan Nabi Hosea selama ia berkarya. 3. Hosea 14 : Merupakan bagian penutup yang didalamnya menjanjikan harapan bagi masa depan Israel, (Janji pengampunan Allah terhadap pertobatan bangsa Israel).10
10
St. Darmawijaya Warta Nabi Abad VIII, 69-70.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
Dari beberapa sumber yang penulis temukan ada struktur dari Kitab Nabi Hosea yang pada umumnya hampir sama bentuk strukturnya, hanya ada yang menggunakan pembagian ayat-ayat dalam Kitab Nabi Hosea. Bagi penulis, tulisan dari Darmawijaya ini sudah mewakili dari tulisan-tulisan yang lainnya.
C. Pokok Pewartaan Nabi Hosea 1. Kasih dan Kesetiaan Allah
Secara keseluruhan pewartaan Nabi Hosea sama dengan pewartaan Amos. Keduanya menyampaikan kecaman atas pelanggaran keadilan dan penindasan bagi kaum lemah, tersingkir, yang menunjukkan bagaimana Israel tidak setia terhadap perjanjian dengan Yahwe. Ketidaksetiaan ini menantang Israel untuk kembali setia pada perjanjian itu. Nabi Hosea mewartakan belaskasih Allah kepada umat Israel yang tidak setia pada-Nya, dan mengungkapkan kasihan karena telah menghukum Israel yang melanggar perjanjiaannya dengan Yahwe. Gambaran yang digunakan Nabi Hosea adalah masa pengembaraan di Padang gurun dimana hal ini merupakan pengalaman mesra bersama Yahwe. Selain itu juga Nabi Hosea menggunakan bahasa pengadilan untuk menuntut Israel agar dapat hidup menurut hukum Allah atau menepati kembali perjanjiaannya dengan Yahwe. Allah menghukum umat Israel dengan maksud mengantar Israel kembali kepada-Nya dan mengembalikan sukacita dan kasih yang pernah mereka alami. Kumpulan nubuat-nubuat yang disampaikan Nabi Hosea adalah :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
“Dengarlah firman TUHAN, hai orang Israel, sebab TUHAN mempunyai perkara dengan penduduk negeri ini, sebab tidak ada kesetiaan dan tidak ada kasih, dan tidak ada pengenalan akan Allah di negeri ini. Hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah. Sebab itu negeri ini akan berkabung, dan seluruh penduduknya akan merana; juga binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, bahkan ikanikan di laut akan mati lenyap” (Hos 4:1-3). Untuk menyatukan nubuat-nubuat singkat ini, Darmawijaya, tidak menemukan adanya kesepakatan, maka yang perlu diperhatikan adalah ayat-perayat sesuai dengan konteksnya. Dalam Hos 4:1, yang sangat menonjol adalah soal tuntutan pengadilan, dimana Israel dituntut untuk menjawab perkara, di depan hakim. Dalam hal ini bukan karena Israel melanggar kejahatan khusus, tetapi karena secara umum Israel pantas diadili. Hos 4:2, mengungkapkan kekurangan mutu penghayatan dan cara hidup yaitu menolak mengakui Allah sebagai sumber hidup Israel, yang terdiri dari kutukan, bohong, pembunuhan, pencurian dan kekerasan lainnya. Sedangkan dalam Hos 4:3, gejala alam yang terjadi dan manusia kurang peduli akan hidup sekelilingnya. Hal ini terlihat dimana binatang di padang mati, burung merana, ikanikan yang tercemar, semua ini memberi tanda bahwa manusia tidak peduli, tetapi Hosea peka dengan isyarat alam ini.
Pokok pewartaan Nabi Hosea : Israel yang diberi cap sebagai istri pezinah, tidak setia, tidak tahu berterima kasih atas kasih karunia Yahwe, hal ini nampak dalam Hos 1-3; 7:13-6; 11:-4. Dimana-mana terdapat isyarat
kehancuran yang
mengancam, ibadat hanya nampak secara lahiriah saja, pemujaan berhala-berhala,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
kurang beriman kepada Yahwe, kekejaman, pembunuhan dan tindakan kekerasan lainnya. Pada dasarnya Israel kehilangan semangat cinta kepada Yahwe yang sudah mereka hayati sejak keluar dari Mesir, (Hos 11;1-4; 13:4-8). Maka Hosea mewartakan kasih Allah kepada umat Israel yang tidak setia dengan perjanjian Allah, untuk kembali kepada Allah, sebagai umat yang disayangi-Nya.11 Allah adalah Allah yang penuh kasih dan pengampunan, Allah tidak menghitung-hitung lagi kesalahan umat Israel, tetapi Allah mencintai umat Israel dengan kasih dan kesetiaan-Nya. “Aku adalah Tuhan Allahmu sejak di tanah Mesir” (Hos 13:4), dari Mesir Kupanggil anak-Ku (Hos 11:1), ini merupakan penegasan yang terkait dengan arah utama untuk mengartikan
cerita dan pewartaan yang disampaikan Nabi Hosea,
secara teologis dan gagasan kenabian yang sangat menarik. Maksudnya dalam pewartaan Nabi Hosea ini ia berusaha memikat hati umat Israel untuk kembali ke Padang Gurun. Kembali ke Padang Gurun ini merupakan bagian dari tipologi pernikahan Hosea dan perjanjian antara Allah dan umat Israel. Padang Gurun merupakan tempat dimana terjadinya perjanjian antara Allah dan umat Israel yang berfungsi sebagai tempat masa depan pembaharuan pernikahan. Hal ini merupakan Eskatologi Hosea yang digunakan sebagai konsep tentang restorasi Israel di masa depan, yang berpola pada masa lalu.12
11 12
St. Darmawijaya Warta Nabi Abad VIII , 70-74. J. Andrew Dearman, The Book of Hosea, 21-22.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
Salah satu ayat kunci dalam Kitab Hosea yaitu Hosea 6:6. Ayat ini juga mengulangi kembali atau menggemakan Mikha 6:8. Hosea menulis “sebab Aku menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah lebih daripada korban-korban bakaran”. Perkataan ini mengungkapkan hati Tuhan dan menunjukkan segala sesuatu yang ia cari dalam diri istrinya atau mempelainya. Hanya sayangnya Israel tidak pernah ingin mengenal Tuhan dan tidak peduli akan belas kasihan-Nya. Namun demikian Tuhan tetap mencintai umat Israel yang tidak setia Pada-Nya.13 Ciri khas dari pewartaan Hosea adalah menekankan kasih Allah yang didasarkan pada perjanjian (“kasih setia” 2:18, 6:6, 10:12), menekankan pengenalan akan Allah, yaitu kepercayaan akan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Tuhan pada masa yang lalu. Allah akan mengembalikan bangsa Israel kepada keadaan semula dimana akan muncul pengharapan baru (Hos 2:14) dan hubungan kasih antara Yahwe dan Israel akan pulih kembali (Hos 2:15), sehingga umat Israel akan mengenal Allah lagi.14 Dasar pemberitaan yang diwartakan Hosea adalah “Kasih Allah yang dalam terhadap umat-Nya.15
Nabi Hosea juga menyampaikan tema pengadilan. Ia mengingatkan bangsanya akan bahaya yang mendekat (13:15), yang akan datang seperti angin berputar (8:7), dalam waktu singkat (10:15), membawa kehancuran (8:14 ; 12:12) dan kematian
13
14 15
M. Tabb, Taurat Nabi-nabi Sastra Injil Surat-surat, Yayasan Gloria, 2011, 119-120. Dr. A. de Kuiper, Tafsiran Hosea, 14-15. Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta. 1979, 127.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
(14:1). Namun yang menjadi gagasan utamanya tetaplah kebaikan dan kemurahan hati Tuhan. Karena kebaikan Tuhan inilah bangsa Israel ada (11:1-9) dan menentukan keberadaan selanjutnya. Kebaikan Ilahi ini menuntut “Kasih setia dan pengenalan akan Allah” (6:6). Agama yang benar menyangkut tindakan, menerima Allah dalam kasih, hal ini menyangkut hati “
Nabi Hosea sadar akan masa-masa keemasan Musa. Ia melihat ke belakang ketika tradisi Israel mulai muncul yaitu masa padang gurun (13:5), ketika Israel masih muda dan setia akan perjanjian (2:17). Pengaruh materialisme membuat Israel lupa akan Tuhan (13:6), sehingga Tuhan membawa mereka kembali ke padang gurun, agar dapat berbicara menyentuh hati mereka (2:16; 12:10). Disini peristiwa dalam sejarah Israel muncul kembali yaitu keluaran. Nabi Hosea mengingatkan umat mengenai campur tangan ilahi yang menjadikan Israel dan sebagai bangsa pilihan Allah dari antara bangsa-bangsa. Tuhan telah memanggil anak-Nya keluar dari Mesir (11:1). Hosea merupakan orang pertama yang menggambarkan hubungan perjanjian antara Tuhan dengan umat sebagai perkawinan. Yang terpenting dalam gambaran ini adalah segi kasih, khususnya kasih suami terhadap istrinya. Dengan pengalamannya Hosea sampai pada pemahaman bahwa cinta manusiawi dapat menjelaskan rahasia kasih Tuhan terhadap manusia. Sang suami telah dikhianati oleh istri yang telah menjadi pelacur. Usaha Hosea adalah mengembalikan istri itu kepada dirinya sendiri. Kalau istri itu ia buat supaya menderita, tujuan terakhir sangat jelas. Pasti istri itu akan ia bawa kembali masuk ke suasana keluaran, masa bulan madu bagi dua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
kekasih (2:16). Bahkan ia melangkah lebih jauh dan menjanjikan keselarasan yang dialami di taman firdaus (2:18). Kasih mereka akan menjadi mahkota cinta manusia pertama : ”Aku akan menjadikan engkau istri-Ku selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau istri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang” (2:18).16 Dalam Kitab Hosea 11:3-4 dilukiskan bagaimana Allah dengan setia selalu memberi makan kepada umat-Nya, seperti seorang ibu yang harus memelihara anaknya yang begitu sulit diurus. Gambaran-gambaran kasih Allah yang lain dalam Kitab Suci melukiskan Allah bagaikan seorang perempuan yang menggendong, memberi
makan,
melindungi,
menyembuhkan,
mendisiplinkan,
(mendidik),
menghibur dan menguatkan, mencuci serta mengenakan pakaian bagi anak-anakNya.17 Ketika penulis membaca Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru, penulis juga menemukan bagaimana Allah menggambarkan Kasih dan Kesetiaan-Nya kepada umat Israel. Nabi Yesaya 46:3-4, menggambarkan bagaimana Allah menggendong anak-anak-Nya, Yes 66 : 13-14, mengatakan bagaimana seorang ibu, Allah akan menghibur umat-Nya. Nabi Yehezkiel 36:25, diungkapkan bagaimana Allah membersihkan anak-anak-Nya dari segala macam kotoran. Kitab Kej 3:21, Allah yang membuat pakaian dari kulit binatang bagi Adam dan Hawa, 16 17
I. Suharyo, Pr, Mengenal Tulisan-tulisan Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 1995, 100-101
E. Kristiyanto, OFM, Sinar Sabda Dalam Prisma Hermeneutika Kontekstual, Kanisius, Yogyakarta, 2005, 86.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
serta mengenakannya pada mereka. Kitab Wahyu 21:4, menggambarkan bagaimana Allah menghapus segala air mata dari mata manusia. Dalam Injil Lukas 12:28, melukiskan bagaimana Allah yang mendandani rumput-rumput di ladang juga akan mendandani kita umat-Nya. Tuhan mengasihi Israel, ketika ia masih muda (Hos 11:1) dan tetap mengasihinya dengan sukarela (Hos 14:5). Hosea adalah Nabi pertama yang berani mengatakan bahwa Allah tidak hanya mengenal dan memilih Israel tetapi juga mengasihi dan mencintainya (kata ahab mencakup kasih dan cinta). Ketidaksetiaan Israel dengan ikatannya pada Baal terjadi di masa lampau, sedangkan kini Tuhan memperhatikan kembali dengan penuh sayang “istri dan anak” yang kelak akan bersatu dengan Allah secara sempurna di tanah yang diberkati. Hukuman yang dinyatakan dengan sejelas-jelasnya dan Tuhan yang kudus mengasihi dan mengasihi umat-Nya serta menjanjikan hidup damai di tanah yang diberkati. Kasih Allah bagi Israel bagaikan anak-Nya.18
2. Dosa dan Pengampunan Kesalahan Israel adalah karena mereka tidak ada kasih dan kesetiaan pada Tuhan. Hubungan antara Allah bangsa Israel dengan umat-Nya adalah hubungan perjanjian. Demi perjanjian, Tuhan rela mengorbankan diri-Nya dan umat Israel merupakan umat 18
pilihan Tuhan sendiri. Gambaran umat Tuhan adalah seperti
Dr. C. Barth, M. C. Barth, M.TH. Frommel, Teologi Perjanjian Lama 2, PT. Gunung Mulia, 2010, 324-325.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
perempuan yang dinikahi tetapi tidak setia dan berzinah dengan allah lain. Bahkan umat Israel menyembah kepada allah orang Kanaan dan mereka melakukan perzinahan secara terang-terangan.19 Dalam Hosea 1: 4 ditunjukkan hancurnya keluarga Yehu. Hal ini muncul dari awal kegiatan atau pewartaan Nabi Hosea. Sedangkan dalam Hos 5, menunjukkan adanya perang Syro Efraim (5:10), akhir kumpulan itu menyebut kehancuran Kerajaan Utara sudah dekat (Hos 13:9-14:1). Dalam berbagai situasi kehidupan sungguh sangat memprihatinkan baik terhadap situasi kehidupan Religius maupun situasi hidup moral bangsa yang mengalami kemerosotan atau kehancuran yang sangat besar.20 Kira-kira 732-7321 SM, Hosea berada pada masa kerajaan Asyur merebut tahkta dan ia tidak memiliki pilihan lain kecuali menyerah pada tuntutan TiglatPileser untuk menyerahkan upeti. Beberapa waktu sesudah Salmaneser V, kira-kira 727-722 menggantikan Tiglat-Pileser, dan Hosea bangkit menentang Asyur dan meminta bantuan Mesir (2 Raja-raja 17:4). Salmaneser menyapa Israel dan membumi hanguskan Samaria. Dengan gaya profetik, ia melihat Asyur sebagai alat Allah belaka yang harus mengadili kebebasan Israel yang tidak terkendalikan dan kemerosotan moral spiritual yang tak pernah pulih. Sikap mereka menghina
19 20
St. Darmawijaya, Pr. Warta Nabi Abad VIII, 71. St. Darmawijaya, Pr. Seluk Beluk Kitab Suci, 196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
perjanjian Allah yang tidak punya pilihan lain kecuali penghukuman, ini merupakan dosa politik yang terjadi dalam pemimpin pemerintahan. 21 Dalam Kitab Hosea 7:3-16, diungkapkan dengan lebih jelas tentang dosa Israel dibidang agama dan kenegaraan. Dosa yang dilakukan dalam bidang keagamaan adalah Israel melarikan diri dari Tuhan, pergi kepada Asyur dan menyembah kepada Baal sebagai allah mereka, inilah yang disebut dengan perzinahan rohani. Sedangkan dosa yang dilakukan umat Israel dalam bidang kenegaraan adalah mereka menyukakan raja dengan kejahatan mereka dan membohongi para pemuka. Kerajaan Asyur waktu ini sangat kuat, sehingga negara-negara kecil mendapat ancaman dari kekuatan mereka. Karena dosa yang sudah diperbuat oleh umat Israel, maka Allahpun kecewa dan menghukum mereka karena ketidaktaatan dan ketidaksetiaan mereka kepada Allah. Allah menghukum mereka bukan karena Allah tidak mengasihi umat Israe lagi, tetapi Allah mau mendidik, umat Israel agar mereka kembali kepada Tuhan dan mengakui Allah sebagai Allah Israel yang telah menyelamatkan mereka dari Mesir. Dengan demikian umat Israel akan mengalami kehidupan baru atau pertobatan. Bagi penulis, dosa, pertobatan dan pengampunan tidak dapat dipisahkan dalam sejarah hidup umat Israel. Ada dosa, ada pertobatan, pasti ada pengampunan dari Tuhan dan ketika ada pengampunan dari Tuhan maka ada keselamatan dalam Tuhan pula.
21
W. S Lasor, D. A. Hubbard, F.W. Bush, BPK Gunung Mulia, Jakarta 2012, 388-389
Pengantar Perjanjian Lama I, Taurat dan Sejarah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
Umat Israel tidak setia kepada Allah, menyembah berhala, berzinah, walaupun umat Israel berbuat dosa yang sangat besar, tetapi Allah tetap mengampuni mereka dan menerima kembali sebagai umat yang terpilih. Allah mencintai dan mengampuni orang yang mau bertobat, dan mohon pengampunan kepada-Nya, dan kembali kepada-Nya. Inilah yang dirindukan oleh Allah, kembali kepada-Nya dan memperoleh keselamatan daripada-Nya. Nabi Hosea menjadi ”corong Allah” untuk mewartakan kesetiaan Allah kepada bangsa-Nya, walaupun mereka tidak setia kepada-Nya. Israel yang menyimpang dari Allah ia gambarkan sebagai seorang istri yang tidak setia kepada suaminya. Tetapi Tuhan tetap menawarkan cinta kasih-Nya dan membujuk agar kembali kepada-Nya. Sabda Tuhan kepada Hosea bahwa ia harus mengalami ketidaksetiaan seorang perempuan jalang, namun ia sendiri tetap setia kepadanya, merupakan tindakan simbolis cinta Allah kepada umat-Nya yang menyeleweng kepada berhalaberhala kafir. Sejarah Israel adalah sejarah penyelamatan. Allah bersama dengan bangsa Israel terlibat dalam sejarah ini. Di satu pihak, Israel sering kali tidak setia kepada Allah dan malahan melarikan diri kepada allah-allah kafir. Di lain pihak bangsa Israel adalah bangsa yang sangat religius. Sesudah berdosa mereka kembali kepada Allah memohon ampun. Sejarah Israel memperlihatkan perbuatan-perbuatan Allah terhadap bangsa yang dikasihi-Nya. Allah menghukum mereka agar mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
bertobat. Allah mengampuni dan memberkati mereka merupakan ungkapan kasih dan kesetiaan Allah yang sungguh luar biasa.22 Dalam Kitab Hosea, tema kedaulatan Allah sangat kental terlihat yang dinyatakan dalam bentuk larangan terhadap penyembahan berhala karena hanya Allah satu-satunya Pribadi yang kudus (11:9), dengan demikian Israel yang menyembah berhala pada allah lain inilah dosa yang dibuat umat Israel.23 3. Perjanjian Teologi Perjanjian Nabi Hosea, adalah menekankan kualitas perjanjian, yaitu perjanjian dalam kasih dan sifat dapat dipercaya yang kuat. Penekanan perjanjian ini mengingatkan kembali apa yang diucapkan Yahwe, ketika Musa berdiri diatas gunung Sinai dengan dua loh batu ditangannya (Kel 34:6-9). Pengalaman perkawinan yang pahit yang dialami oleh Nabi Hosea, ia mengubah kerangka yang agak berbau hukum dari perjanjian Musa, ke dalam persekutuan perkawinan yang akrab dan penuh kasih. Perjanjian memungkinkan Hosea untuk mengemukakan nilai belas kasih. Disamping itu juga menyajikan cara yang langsung untuk menyingkirkan permohonan maaf, yang menyebut dosa dengan nama yang sopan (sumpah, berbohong, pembunuhan, pencurian dan pelacuran). Nabi Hosea melihat bahwa hal inipun sedang terjadi.
22 23
A. Bakker, SVD. Ajaran iman Katolik I, Kanisius, Yogyakarta, 1988, 68-69. D. A Hubbard, Hosea, 3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
Dosa-dosa Israel telah membawa kembali Israel ke Mesir (8:13;9:3; 11:5), tidak secara geografis karena mereka tetap tinggal di tanah suci atau dibawa menuju pembuangan di Timur laut, tetapi secara tipologis, Mesir adalah lambang atau tipe dari dosa dan perbudakan. Nabi Hosea mampu melihat nilai masa kini dalam tindakan penyelamatan Allah masa lalu. Hosea tidak dapat menyebut Allah begitu saja dan secara umum sebagai Allah. Paling sedikit ia menggunakan nama suci Yahwe (Kel 3:11-15), sebanyak 45 kali. Jika ia menunjuk kepada Allah sebagai Elohim atau El, maka ini selalu sebagai “Allah-mu” atau Allah-ku.24 Wawasan teologis Hosea muncul secara kuat dari kepercayaanya bahwa Yahwe sangat mencintai, menyayangi umat Israel dan menyelamatkan mereka sejak Yahwe membimbing dan menuntun umat Israel keluar dari tanah Mesir, hingga saat ini. Perjanjian kasih Allah ini, bukan sekedar mengatur hubungan kasih dengan hukum serta pengerahan dari kedua pihak, tetapi merupakan suatu hubungan personal yang mendalam, penuh perhatian dan tanggungjawab. Hal ini sangat membutuhkan iman dan pengetahuan yang benar akan Allah dari umat Israel. Nabi Hosea menemukan peristiwa-peristiwa kelabu yang dialami oleh umat Israel sebagai bangsa beriman. Nabi Hosea mengingat kembali kejadian-kejadian masa lalu, yang melibatkan hidup umat Israel, sebagai bangsa yang terpilih dan Allah menyatakan
24
B. Dianne, CSA, R. J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 629.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
kasih-Nya kepada mereka, meskipun ada kegagalan masa lalu yang memalukan bangsa Israel. Allah mencintai dan mengasihi umat Israel seperti suami atau bapa, yang dapat mendisiplinkan atau menertipkan istri dan anak-anaknya, agar kembali mencintainya. Diumpamakan seperti anak nakal atau anak yang keras kepala, yang tidak taat pada aturan di sekolah perluh
diberikan hukuman padanya, namun hukuman itu
dijatuhkan dengan rasa kasih, yang dapat membawa anak itu pada sebuah perubahan hidup atau menghantar dia pada pertobatan. Nabi Hosea memintah kepada umat Israel agar memanfaatkan kemungkinan, dalam hal bertobat agar Allah memulai sesuatu yang baru bagi umat Israel. Dengan berani Nabi Hosea menggambarkan dan melukiskan dengan jelas pengalaman keluarganya yang hancur atau retak. Praktek persetubuhan bakti yang dilakukan di Kenisah Baal Kanaan oleh para imam-imam dengan pelayan bakti Kenisah, untuk memohon kesuburan tanah dan usaha peternakan. Cara hidup seperti ini dibutuhkan sebuah pertobatan hati.25 Tema paling penting dalam Kitab Hosea ini adalah perjanjian. Penekanan pada tema ini ditunjukkan melalui beragam cara. Yang pertama, kesamaan yang sangat dekat antara Kitab Hosea dan perjanjian di Sinai. Kesamaan ini mencakup kesamaan 25
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII , 77-78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
kosa kata yang dipakai maupun jenis hukuman yang diberitakan. Douglas Stuart mengatakan: “Understanding the message of the book of Hosea depends upon understanding the Sinai covenant. The book contains a series of blessings and curses announced for Israel by God through Hosea. Each blessing or curse is based upon a corresponding type in the Mosaic law. Some blessings and curses so specifically parallel the pentateuchal formulations that they border on “citation,” though citation per se was unknown in ancient legal procedure; others, more generally, merely allude to the pentateuchal wordings”.
Sebagai contoh, Stuart menyatakan bahwa berita penghukuman dalam Hosea 4:10-11a sama dengan hukuman kelaparan dan kemandulan dalam Ulangan 28:1718; 32:24-28. Yang kedua, penggunaan perkawinan Hosea-Gomer sebagai gambaran ketidaksetiaan bangsa Yehuda. Kaitan antara perkawinan dan perjanjian sudah menjadi konsep yang umum dalam Alkitab (Kej 2:24; Mal 2:14-15). Ketika Allah menggambarkan ketidaksetiaan umat-Nya melalui keretakan perkawinan HoseaGomer, hal itu menyiratkan bahwa sebuah perjanjian telah dilanggar. Makna ini menjadi semakin terlihat jelas apabila dikaitkan dengan peringatan bahwa TUHAN tidak akan menganggap bangsa Israel sebagai umat-Nya dan Ia bukan Allah mereka (1:9). Ungkapan ini jelas merujuk pada relasi Allah dengan bangsa Israel dalam konteks perjanjian. Tema lain yang penting adalah nilai penting kesetiaan kepada perjanjian dan pengenalan kepada TUHAN. Salah satu bagian penting dalam kitab ini adalah 6:4-6, ketika Hosea mengajarkan superioritas pengenalan kepada Allah diatas korban bakaran. Bagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
inipun dikutip Yesus sebanyak 2 kali (Mat 9:13; 12:7). Dari teks ini terlihat bahwa bangsa Israel waktu itu sebenarnya tidak mendahulukan formalitas ibadah kepada TUHAN. Mereka masih mempersembahkan korban (5:6; 8:13). Bagaimanapun, ibadah ini tidak disertai dengan kesetiaan kepada perjanjian maupun pengenalan yang benar terhadap TUHAN. Jika mereka mengenal TUHAN, maka mereka tidak akan menyembah dewa lain (5:4) Menurut Nabi Hosea penyembahan berhala ini terjadi, sebab Israel tidak sungguh-sungguh mengenal, memahami dan melakukan kehendak Allah. Dengan demikian Nabi Hosea dipanggil untuk menghayati hidup yang secara mendalam dijiwai oleh perjanjian, ikatan antara Allah dan umat-Nya.26
4. Anugerah dan Pertobatan Pertobatan berasal dari kata “Tobat” yang artinya sesal, menyesal akan dosanya dan berniat untuk memperbaiki hidupnya, mengaku salah dan ingin kembali kepada Tuhan. ”Bertobat” dalam Alkitab berarti “berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kis 26:20 menyatakan, “Tetapi mulamula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Perjanjian Lama menekankan bahwa cakupan pertobatan melebihi duka cita penyesalan dan
26
D. Stuart, Word Biblical Commentary : Hosea, Jonah, vol. 31, 1998, 6, F. J. Moloney SDB, I. Suharyo, Pr, Menjadi Murid dan Nabi, Kanisius, Yogyakarta, 1988, 56.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
perubahan tingkah laku lahiriah. Dalam keadaan apa pun pertobatan yg sungguh kepada Allah mencakup merendahkan diri batiniah, perubahan hati yg sungguh, dan benar-benar merindukan Yahweh (Ul 4:29 ; 30:2, 10; Yes 6:9 ; Yer 24:7), disertai pengenalan yang jelas dan baru akan diri-Nya dan jalan-Nya (Yer 24:7; 2 Raj 5:15; 2 Taw 33:13).27
Hosea 6:1-3 merupakan respon yang Tuhan rindukan dari setiap manusia yang Dia kasihi. Bab ini pertama-tama dapat dilihat sebagai pertobatan sejati. Pertobatan bagi Nabi Hosea merupakan hal yang sukar. Hosea 5:15 mengatakan “Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajahKu. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku” Mari berbalik kepada-Nya! Itulah kerinduan Allah. Allah rindu dan Dia sudah mendisiplinkan, menghukum umat Israel, sehingga mereka tahu akan kesalahannya. Allah menghukum bukan karena Dia membenci umat-Nya, tetapi Allah tidak mau agar umat Israel hidup seterusnya dalam dosa. Allah rindu umat-Nya mengaku bersalah dan dalam kesesakannya merindukan Allah. Karena hanya orang yang merindukan Allah yang akan mengatakan : "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita. Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya. Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh 27
St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi sebelum Pembuangan, Kanisius, Yogyakarta,1990,115-
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L, “Pertobatan” Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1993.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:1-3). Tuhan menginginkan umat-Nya berbalik (return) kepada Dia. Berbalik bukan berarti umat Israel kembali ke posisi awal di mana mereka berdosa, tetapi Allah menginginkan mereka kembali ke titik di mana Israel menyesali apa yang sudah mereka perbuat. Allah ingin Israel berbalik dari kejahatan yang sudah dilakukan dengan penyesalan yang medalam. Hosea pun menekankan bahwa pertobatan merupakan hal yang sukar untuk dilakukan, sebab seseorang mungkin saja terjebak pada pertobatan formalitas saja. Pandangan mengenai anugerah dibagi ke dalam tiga hal. Bagian pertama merupakan anugerah pada waktu lampau di mana Allah telah mengambil prakarsa memanggil Israel, yang terdapat dalam Hosea 11:1 (Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Ku-panggil anak-Ku itu). Bagian kedua merupakan anugerah masa kini yang merupakan pengharapan dari bangsa Israel. Anugerah dalam hal ini berfungsi sebagai suatu cara Allah untuk mengembalikan Israel kepada Allah. Bagian akhir adalah anugerah pada masa mendatang di mana anugerah dipahami sebagai suatu harapan bahwa Israel akan kembali kepada Allah. Dalam Kitab Nabi Hosea, dapat dilihat bagaimana Allah dalam kekayaan kasih-Nya menyayangi seseorang yang seharusnya tidak harus Dia sayangi. Bagaimana Allah tetap menyayangi umat Israel yang sebenarnya tidak layak lagi disebut sebagai umatNya?. Ini berarti sifat dari kasih Allah yang hakiki adalah kasih yang tanpa syarat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
(unconditional of love), Allah mengasihi karena hakikat-Nya. Dia adalah kasih (I Yoh. 4:8). Sehingga Allah tetap mengasihi dengan setia kepada umat yang sebenarnya tidak setia dan tidak mengasihi Dia. Semua yang diterima oleh Israel ini merupakan semata-mata adalah anugerah Allah.
Hosea sangat menekankan bahwa hanya kasih setia dan belas kasihan Allah yang dapat mendatangkan anugerah bagi bangsa Israel. Namun, dosa membuat bangsa Israel mengalami hukuman dari Allah, yaitu hukuman yang bertujuan untuk mendisiplinkan umat.
D. Rujukan Pada bagian ini, penulis memilih beberapa kutipan Kitab Nabi Hosea yang akan dijadikan sebagai bahan untuk bab III dalam menafsirkan Kasih dan Kesetiaan Allah menurut Kitab Nabi Hosea. Kutipan-kutipan yang dipilih oleh penulis adalah sebagai berikut : 1:2-12 ; 2:1-22; 3:1-5; 6:6; 10:9-15 ; 11:1-11; 12:1-15 dan 14:2-9. Alasan mendasar mengapa memilih kutipan-kutipan Kitab Nabi Hosea ini? Karena kutipan-kutipan yang penulis pilih ini sungguh-sungguh menekankan kasih dan kesetiaan Allah pada umat Israel. Umat Israel yang tidak setia dan tidak mengenal Allah (bersundal, menyembah berhala), namun kasih dan kesetiaan Tuhan tidak berubah, pada umat Israel. Umat Israel pantas untuk tidak menerima kasih dan belaskasih Tuhan, karena kesalahan mereka yang sangat besar, tetapi bagi penulis Tuhan adalah luar biasa Ia tidak memandang kesalahan atau dosa umat Israel, namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
dengan kelembutan kasih-Nya mengajak umat Israel untuk kembali kepada-Nya dan mendapatkan kehidupan baru, harapan baru serta menerima kembali kasih dan keselamatan dari Tuhan yang sudah diterima pada masa yang lampau. Allah mengasihi umat pilihan-Nya dengan kasih yang tanpa batas. Saat Allah menghukum atau mengadili umat Israel, Ia menghukum, mengadili dengan kasih, agar umat kesayangannya itu dapat kembali kepada-Nya. Kasih Allah inilah yang mengembalikan Israel untuk mengalami kembali kasih dan kesetiaan Allah yang menyelamatkan. Kasih Allah adalah cuma-cuma bagi umat Israel, bagi alam ciptaan-Nya dan bagi seluruh umat manusia termasuk penulis. Kasih dan kesetiaan Allah ini sungguh mengagumkan dan tidak ada yang seperti Tuhan. Ayatayat yang penulis pilih ini semuanya mengungkapkan kasih dan kesetiaan Allah pada umat kesayangan-Nya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III
TAFSIRAN BEBERAPA KUTIPAN DARI KITAB HOSEA A. Pengantar
Dalam Kitab Perjanjian Lama khususnya dalam Kitab Nabi Hosea diungkapkan kasih dan kesetian Allah, yang digambarkan dengan kasih dan kesetiaan suami istri. Suami yang setia merupakan gambaran Allah yang setia. Sedangkan istri yang tidak setia adalah gambaran umat Israel yang tidak setia pada Allah. Walau demikian Allah yang pada dasarnya adalah kasih tetap mengasihi Israel, walaupun Israel tidak setia pada-Nya. Untuk lebih memahami tentang kasih dan kesetiaan Allah itu, maka dalam bab III ini akan ditafsirkan beberapa kutipan dari Kitab Hosea yang menunjukkan kasih dan kesetiaan Allah kepada Israel, umat Allah yang tidak setia. Menafsirkan Kitab Suci bukanlah sesuatu yang mudah. Maka penulis mengumpulkan gagasan-gagasan dari berbagai sumber yang memberikan inspirasi dan mendukung penulis dalam menafsirkan kasih dan kesetiaan Allah menurut Kitab Nabi Hosea. Beberapa kutipan dari Kitab Nabi Hosea yang akan ditafsirkan adalah : Hosea 1:2-12 ; 2:1-22; 3:1-5; 6:6; 10:9-15 ; 11:1-11; 12:1-15 dan 14:2-9. Kutipan-kutipan yang dipilih ini merupakan kutipan yang mengungkapkan tentang kasih dan kesetiaan Allah secara nyata kepada umat Israel yang digambarkan dalam perkawinan Nabi Hosea dengan Gomer sebagai suami istri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
B. Hosea 1:2-12 2 Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN." 3 Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki. 4 Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. 5 Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel." 6 Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Lo-Ruhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka. 7 Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda." 8 Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. 9 Lalu berfirmanlah Ia: "Berilah nama LoAmi kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu." 10 Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup." 11 Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu. 12 Katakanlah kepada saudara-saudaramu laki-laki: "Ami!" dan kepada saudarasaudaramu perempuan: "Ruhama!" 1. Pembagian Teks a. Hosea 1:2-9 : Keluarga Hosea sebagai gambaran Israel yang tidak setia atau lukisan keluarga retak. b. Hosea 1:10-12 : Janji Allah tentang Keselamatan. 2. Analisis Pembagian Teks a. Hosea 1:2-9 Ayat 2. “Ketika TUHAN mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN”. Dikatakan bahwa bagian pertama dari ayat ini dapat dianggap sebagai judul atas seluruh Bab 1-3. “Kepada” dalam bahasa Ibrani „el‟, Calvin mencatat artinya “di tempat ini tak dapat diragukan bahwa sang Nabi memperkenalkan diri selaku organum Spiritus Sancti (alat Roh Kudus)”. Kata “Berfirmanlah Ia kepada Hosea” artinya: sabda Allah atau firman Allah itu disampaikan lewat perantaraan manusia yaitu melalui Nabi Hosea. Firman yang datang dari Allah kepada Nabi Hosea pertama-tama adalah suatu perintah untuk mengerjakan sesuatu. Perintah yang harus dikerjakan Nabi Hosea adalah “Pergi kawin dengan seorang perempuan sundal”. Perempuan sundal itu harus diambilnya sebagai istrinya. “Bersundal” mengandung makna : seorang perempuan yang mempunyai kecenderungan dan watak untuk bersundal atau dengan kata lain perempuan yang memiliki roh perzinahan. Dalam bahasa Ibrani zenunim berarti persundalan bukan seorang perempuan Sundal.1 “Perempuan sundal” diartikan dengan dua cara yaitu: Gomer sudah bersundal sebelum diperistri oleh Hosea. Cara kedua ia menjadi sundal setelah menikah dengan Hosea.2 “Berfirmanlah Ia kepada Hosea” ini mau mengungkapkan peristiwaperistiwa penting yang terjadi dalam hidup Nabi Hosea, yang merupakan penyelenggaraan Allah sendiri. Allah sudah merencanakan dan mengaturnya dalam diri Nabi Hosea. Anak-anak yang dilahirkan dari perempuan itu disebut “anak-anak 1 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1979, 23-24 2 Catatan Kaki pada Hos 1:2, Kitab Suci Katolik, Arnoldus Ende, 2011, 1595.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
sundal”
karena mereka lahir dari seorang “perempuan Sundal”.3 Firman Allah
kepada Hosea itu terutama adalah firman agar Hosea mengerjakan sesuatu. Yang menjadi tanda dan peringatan
bagi bangsanya. “Pergilah kawinilah seorang
perempuan sundal” maksudnya Hosea harus mengawini Gomer istrinya yang bersundal, tidak setia, sebagai tanda bahwa Yahwe juga berbuat yang sama yaitu : mengawini Israel yang berzinah terus-menerus dengan mengabdi Baal, artinya kawin dengan seorang perempuan
yang tidak setia.4 “Kawinilah seorang perempuan”
artinya hidup Nabi Hosea menjadi lambang yang menyingkapkan rahasia rencana Allah. Hosea mencintai seorang perempuan yang hanya menanggapi cintanya dengan ketidaksetiaan, begitu juga Tuhan terus mengasihi Israel, istrinya yang tidak setia. 5 Negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN artinya : Perkawinan Hosea digambarkan dengan adanya ketidaksetiaan Israel terhadap Yahwe dan ketidaksetiaan itu digambarkan sebagai persundalan. Negeri menyangkut tanah (soal kesuburan) dan umat Israel yang berdosa dengan menyembah berhala.6 Ayat 3.“Maka pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim, lalu mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak lakilaki” “Pergilah ia dan mengawini Gomer binti Diblaim” merupakan suatu
perintah
yang harus segera dilaksanakan oleh Nabi Hosea, dengan tanpa ada kata protes, membantah atau rasa keragu-raguan. Nabi Hosea melaksanakannya sesuai dengan 3B. Dianne CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002, 630-631. 4 St . Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, Kanisius, Yogyakarta, 1991, 78-79 5 Catatan Kaki pada Hos 1:2, Kitab Suci Katolik, 1595. 6 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
perintah
Tuhan.
Istrinya
bernama
Gomer,
anak
perempuan
Diblaim.
“Mengandunglah perempuan itu dan melahirkan baginya seorang anak laki-laki” artinya:
Perkawinan Nabi Hosea itu akhirnya diberkati dengan kelahiran anak
sulung, seorang laki-laki. “Melahirkan baginya” adalah ungkapan mengenai seorang anak sah yang memang diperanakkan ayahnya yang resmi, dan dengan jelas disebut sebagai bapak anak itu.7 Ayat 4-5 : “Kemudian berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel di lembah Yizreel." Firman TUHAN kepada Hosea, yang kedua kalinya mengenai suatu peristiwa penting dalam hidup Nabi Hosea yaitu anak sulung Nabi Hosea dinamai Yizreel. Yizreel mempunyai banyak arti dan makna.8 Nama “Yizreel” artinya Allah menabur.9 Dan melambangkan janji Allah mengenai kelahiran suatu umat yang baru.10 Yizreel menunjuk kepada lembah subur yang membentang dari Gunung Karmel disebelah barat ke pegunungan di atas laut Galilea disebelah timur. Yizreel berarti “keranjang roti” Yizreel juga berarti wilayah yaitu sebuah lembah yang pernah menjadi ajang peperangan dasyat ketika Yehu menghancurkan dinasti Omri dan menggantikannya dengan dirinya sendiri. Allah berkata : sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan 7 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 23-24, B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 630 8 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 24 9 O. James, M.A., D.D, “Jezreel” Bible Encyclopedia, New York, 1915. 10 Catatan Kaki pada Hos 1:5, Kitab Suci Katolik, 1595.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel sabda ini mengungkapkan pengalaman masa lalu dimana terjadi penumpahan darah yang mengerikan seperti yang telah dilakukan hampir seratus tahun yang lalu, masih diingat dan menjadi dasar tuduhan terhadap seluruh dinasti (keturunan) Yehu yakni : Yehu, Yoahas, Yoas, Yerobeam II dan Zakharia. Peristiwa ini masih ditunjuk sebagai noda bagi keluarga raja Israel Utara, malah sebagai hutang darah yang akan dihukum Allah. Isi penghukuman itu adalah: Tuhan akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel, artinya Israel akan berdiri sendiri sebagai sebuah Negara. “Mematahkan busur panah” berarti : meniadakan kuasa-kuasa militer. Berita penghukuman ini senantiasa dibawa dan diingatkan oleh anak Sulung Hosea : dosa membawa siksaan dan kebinasaan bagi keturunan raja dan rakyatnya.11 Dalam ayat 4 Allah sedang menghamburkan atau menyebarkan umat-Nya, diantara musuh mereka, dan Ia menyebar mereka di negerinya sendiri supaya mereka berbuah. 12 “Nama Yezreel” artinya Allah menyuruh Nabi Hosea untuk memberi anak-anaknya nama tertentu, karena nama merupakan nubuat.13
11 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 630-631, Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 24-25, St. Darmawijaya, Pr, Tindak Kenabian, Kanisius, Yogyakarta, 1991, 76 12 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, Gandum Mas, Malang, 2006, 64. 13 Catatan Kaki pada Hos 1:4, Kitab Suci Katolik, 1595.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
Ayat 6 : “Lalu perempuan itu mengandung lagi dan melahirkan seorang anak perempuan. Berfirmanlah TUHAN kepada Hosea: "Berilah nama LoRuhama kepada anak itu, sebab Aku tidak akan menyayangi lagi kaum Israel, dan sama sekali tidak akan mengampuni mereka”. “Lo-Ruhama” artinya tidak disayangi atau tidak dikasihani. Dalam bahasa Ibrani, bentuk dasar kata Ruhama menunjuk kepada rahim ibu, dimana seorang anak berkembang dalam keadaan aman. Ruhama menunjuk kepada sifat wanita dari Allah. Hosea menafsirkan nama anak sebagai tujuan dari perjanjian.14 Nama anak perempuan Hosea dan Gomer ini adalah habisnya belas kasihan Allah bagi umat Israel, karena penyembahan berhala yang merajalela, sehingga belas kasihan Allah tidak semestinya diberikan.15 Yang tidak dikasihani artinya sama sekali tidak akan mengampuni mereka, dan kasih-Nya akan diambil dari mereka.16 Ayat 7 “Tetapi Aku akan menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi TUHAN, Allah mereka. Aku akan menyelamatkan mereka bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda dan orang-orang berkuda”. Ayat ini merupakan satu janji singkat kepada Yahuda dan suatu teguran terhadap Israel. Bangsa Yehuda akan diselamatkan karena mereka mengakui Yahwe sebagai Allahnya, dan sebaliknya jika Israel tidak mempercayai Yahwe, dan mengandalkan kekuatan angkatan perangnya, maka akan dihancurkan karena tidak percaya pada Yahwe.17 Keselamatan akan datang demi Tuhan, Allah mereka… bukan dengan panah atau pedang, dengan alat perang atau dengan kuda. “Orang-orang 14 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 630, Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 26. 15 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 63. 16 Catatan Kaki pada Hos 1:6, Kitab Suci Katolik, 1596 . 17 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 63.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
berkuda” artinya keselamatan Yehuda tidak dapat dinantikan dari pihak militer, tetapi dari bantuan Tuhan sendiri. Ayat ini juga mengingatkan akan keselamatan Yerusalem secara ajaib dari tangan Sanhenrib (701), 2 Raja-raja 19:32-34. Para nabi pada umumnya berkeyakinan bahwa kuasa Allah yang menyelamatkan itu melebihi kuasa persenjataan.18 Ayat 8-9 : “Sesudah menyapih Lo-Ruhama, mengandunglah perempuan itu lagi dan melahirkan seorang anak laki-laki. 9 Lalu berfirmanlah Ia: "Berilah nama Lo-Ami kepada anak itu, sebab kamu ini bukanlah umat-Ku dan Aku ini bukanlah Allahmu”. “Lo-Ami” artinya bukan umat-ku atau bangsaku. Aku ini bukan Allahmu. (LoAmi) merupakan nama yang tidak diakui atau diterima oleh Yahwe yang mengungkapkan akhir dari anugerah khusus bagi Israel dan menurunkan derajat Israel menjadi sama dengan bangsa-bangsa lain. Nama ketiga anak Hosea ini, memperlihatkan sikap Allah yang bertambah keras, dan hubungan Allah dengan Israel terputus sama sekali.19 “Aku ini bukanlah Allah-Mu” artinya Aku tidak akan ada lagi bagimu, Israel Utara bukan lagi umat Allah. Dalam bahasa Ibrani ditunjukkan nama seperti diwahyukan oleh Allah kepada Musa Aku adalah Aku jika diucapkan oleh orang Israel dibaca dalam orang ketiga “Ia yang ada” atau Yahwe” Yahwe (Kel 3:14-15).20
18 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 26-27. 19 Catatan Kaki pada Hos 1:9, Kitab Suci Katolik, 1596. 20 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
Ungkapan Aku ini bukanlah Allah-Mu sangat mengejutkan karena Allah sendiri meniadakan perjanjian-Nya dengan Israel. Israel sangat besar dosanya, mereka tidak setia pada Allah. Maka datanglah firman Allah yang keempat kalinya kepada Hosea yang berbunyi tentang peristiwa penting dalam hidupnya yaitu mengenai anak ketiga yang lahir tidak akan disebut baginya.21
b. Hosea 1:10-12 Ayat 10 : “Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: Kamu ini bukanlah umat-Ku, akan dikatakan kepada mereka: Anak-anak Allah yang hidup”.
Ayat ini melukiskan 2 (dua) keadaan atau situasi bangsa Israel yaitu pertama dilukiskan keadaan lahiriah dari bangsa Israel pada zaman keselamatan. Jumlah orang Israel akan seperti laut yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Hal ini mengingatkan kita akan janji Allah kepada Abraham (Kej 22:17), anugerah Allah lebih kuat dari hukuman-Nya. Janji kepada Abraham akan dipenuhi meskipun bangsa Israel berdosa. Kedua: keadaan batiniah dari bangsa Israel pada zaman keselamatan. Ungkapan “kamu ini bukanlah umatku”, nama Lo-Ami akan diganti dengan nama baru “Anak-anak Allah yang hidup” Israel yang dianggap sebagai anak 21 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 27-28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
sundal, karena menyerahkan diri pada Baal akan pulih kembali. Yang dimaksudkan adalah pemulihan dan pembaruan perjanjian seperti semula. Perjanjian dengan Allah yang hidup dan yang menghidupkan itu adalah dasar ciptaan baru, sehingga menjadi suatu jumlah yang tak terhitung. Penerimaan sebagai anak Allah adalah dasar kehidupan dan kelimpahan (Yoh 10:10).22
Ayat ini
mengungkapkan penawaran pada masa yang akan datang dan meniadakan segala penyembahan berhala dengan kegembiraan yang duniawi.23
Nabi Hosea
mendapatkan kembali perjanjian Musa, serta diingatkan kembali akan perjanjian Abraham dan para istri mereka yang dijanjikan keturunan seperti pasir ditepi laut (Kej 22:17), anak-anak Allah yang hidup dan lahir dari orang tua yang terlalu tua untuk mengandung atau melahirkan. Yahwe tidak mati seperti dewa-dewa kesuburan palsu dari orang Kanaan.24 Ayat 11: “Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu”. Ayat ini mengungkapkan Keadaan yang sama sekali baru secara lahir-bathin akan tampak dalam tindakan Israel adalah : 1. Berdamai satu sama lain. Israel yang baru akan menjadi Israel yang bersatu lagi, dimana orang Yahuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama. 22 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 29-30 23 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 65. 24 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 632
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
Perpecahan antara orang Israel Utara dan Yahuda di Selatan akan berakhir (Yeh 37:15-23). 2. Perdamaian yang diteguhkan, dimana mereka akan mengangkat seorang pemimpin atau kepala bagi mereka. 3. Pada masa yang akan datang mereka akan berangkat menduduki negeri yang dijanjikan Allah yaitu tanah suci. Ini dapat dihubungkan dengan arti Yizreel (Allah menabur). Pada zaman keselamatan Israel akan menempati dan menguasai lagi tanahnya sendiri yang dirampas oleh kuasa asing. Zaman keselamatan itu merupakan hari Yizreel yang besar suatu kemenangan yang gilang-gemilang. Penghukuman diganti dengan penyelamatan, dimana arti nama Yizreel yang sebenarnya yakni Allah menabur turut didengarkan. Apa yang ditabur Allah mendapatkan hasil yang berkelimpahan.25 “Akan menduduki negeri ini” artinya Israel akan merambat, berkembang ke luar negeri atau akan menggenangi negeri itu dan akan kembali dari negeri pembuangan mereka.26 Sumber-sumber bantuan Israel yang diharapkan dari bangsa-bangsa lain yang menyembah berhala akan disingkirkan sama sekali, untuk mengalami perdamaian dengan Allah sendiri.27 Yizreel akan menjadi sumber keselamatan, seperti beberapa kali dialami kemenangan di lembah yang terkenal ini. Berkat kekuatan ilahi, Nabi 25 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 30-31. 26 Catatan Kaki pada Hos 1:11, Kitab Suci Katolik, 1596. 27 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 63, 65.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
Hosea menunjukkan bahwa Yehuda juga akan dihancurkan, tetapi kemudian akan dipersatukan sehingga seluruh bangsa disebut Umat-Ku dan yang Kukasihi.28 Ayat 12: “Katakanlah kepada saudara-saudaramu laki-laki: "Ami!" dan kepada saudara-saudaramu perempuan: "Ruhama”. Nama hukuman Yizreel, Lo-Ruhama, dan Lo-Ami, akan berubah menjadi yang dikasihi oleh Allah. Persaudaraan yang semula akan dipulihkan kembali. Keluarga Nabi Hosea yang tadinya retak akan dipulihkan kembali menjadi sebuah keluarga yang baru. Israel Utara akan memanggil Yehuda saudara-saudara laki-laki dan saudari-saudari perempuan, Ami dan Ruhama. Perjanjian Allah dengan umat-Nya dibaharui sebab rahmat Allah melebihi murka-Nya.29 Menggambarkan pemulihan yang mulia dari seluruh bangsa Israel. Ami dan Ruhama, telah mendapat belaskasih dari Allah. Lo yang merupakan suatu kata ingkar dihapuskan untuk memperbaharui hubungan dengan umat-Nya.30
3. Kesimpulan
Secara keseluruhan dari perikop ini, Nabi Hosea mengungkapkan pengalaman hidup pribadinya ketika ia dikianati oleh istrinya. Pengkianatan yang dilakukan oleh istrinya itu adalah ia tidak setia pada suaminya, bersundal dengan laki-laki lain. Nabi 28 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 80 29 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 31-32. 30 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 64.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
Hosea menikah dengan istri yang tidak setia, bersundal merupakan gambaran bahwa Allah mengasihi dan mencintai Israel. Nama yang diberikan kepada anak-anaknya itu memiliki arti masing-masing. Nama Yizreel, Lo-Ruhama, Lo-Ami, yang tidak dikasihi akan berubah menjadi yang dikasihi oleh Allah. Tempat penghukuman menjadi tempat keselamatan. Bangsa yang kecil akan menjadi bangsa yang tak terhitung banyaknya. Perceraian akan menjadi persatuan, permusuhan akan menjadi perdamaian, pemimpin palsu akan diganti dengan pemimpin yang benar (Daud). Perjanjian diperbaharui. Yang dulu “Lo-ruhama” (yang tidak disayangi) akan disayangi kembali, dan “Lo-Ami” (yang bukan umat Allah) sekarang
akan menjadi lagi umat Allah.
Keadaan putus asa berubah menjadi pengharapan. Kasih Allah senantiasa memiliki lingkup yang lebih besar dari pada kesalahan dan dosa umat-Nya. dalam Kitab Nabi Hosea, dapat dilihat bagaimana Allah dalam kekayaan kasih-Nya menyayangi seseorang yang sebenarnya tidak Dia sayangi. Bagaimana Allah tetap menyayangi umat Israel yang sebenarnya tidak layak lagi disebut sebagai umat-Nya? Allah sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi Israel walaupun mereka tidak setia padaNya. Allah memulihkan hubungan-Nya kembali dengan Israel dan Israel mendapatkan belaskasih Allah kembali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
C. Hosea 2:1-22 1."Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya; biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya, dan zinahnya dari antara buah dadanya. 2. supaya jangan Aku menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang, dan membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan, membuat dia seperti padang gurun, dan membuat dia seperti tanah kering, lalu membiarkan dia mati kehausan. 3.Tentang anak-anaknya, Aku tidak menyayangi mereka, sebab mereka adalah anak-anak sundal. 4. Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku. 5. Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya. 6. Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka; dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang. 7. Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal. 8. Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang harus menutupi auratnya. 9. Dan sekarang, Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya, dan seorang pun tidak akan melepaskan dia dari tangan-Ku. 10. Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya dan segala perayaannya. 11. Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan pohon aranya, yang tentangnya dikatakannya: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku! Aku akan membuatnya menjadi hutan, dan binatang-binatang di padang akan memakannya habis. 12. Dan Aku akan menghukum dia karena hari-hari ketika dia membakar korban untuk para Baal, berhias dengan anting-antingnya dan kalungnya, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku," demikianlah firman TUHAN. 13. "Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya. 14. Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir. 15. Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku! 16. Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
tidak lagi disebut. 17. Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram. 18. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selamalamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. 19. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN. 20. Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi. 21. Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel. 22. Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku!"
1. Pembagian Teks a.
Hosea 2:1-14 : Israel yang tidak setia ditolak.
b.
Hosea 2 : 15-22 : tentang perjanjian Baru.
2. Analisis Bagian Teks a.
Hosea 2:1-14 Ayat 1 : "Adukanlah ibumu, adukanlah, sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya; biarlah dijauhkannya sundalnya dari mukanya, dan zinahnya dari antara buah dadanya”. "Adukanlah ibumu” artinya anak-anak dipanggil untuk turut mengadukan ibu
mereka di depan pengadilan, meskipun anak-anak itu tidak bersalah seperti ibu mereka. Dengan jalan ini, anak-anak, dalam hal ini umat Israel diajak menjauhkan diri dari ibu mereka atau umat. Pengadilan menggambarkan caranya Tuhan mencela dan menghukum umat-Nya.31 Gomer atau ibu dari anak-anak Hosea menunjukkan
31 Catatan Kaki pada Hos 2:1, Kitab Suci Katolik, 1596.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
pada negeri yang bersundal, dan anak-anaknya adalah bangsa Israel yang diajak untuk memihak pada ayah yaitu pada Yahwe. “Sebab dia bukan isteri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya” artinya Israel meninggalkan Allah dan melanggar perjanjianNya, sehingga hubungan nikah sudah tidak ada lagi, yang menggantikannya adalah sundal dan zinah. Sundal dan zinah adalah benda perhiasan, jimat-jimat dan tanda lain yang dipakai wanita tunasusila, atau pelacur. Dapat juga dihubungkan dengan bukit-bukit pengorbanan atau tempat-tempat tinggi yang ada diatas permukaan tanah dan mezbah yang didirikan diantara bukit-bukit. Istri harus menjauhkan segala sesuatu ini. Yang dikehendaki Yahwe adalah pertobatan, sehingga dengan demikian Israel masih ada harapan untuk mengalami kasih Allah seperti semula.32 Walaupun Hosea mengasihi Gomer sebagai ibu anak-anaknya, dan menjamin segala kebutuhan istrinya, ia tetap berpaling kepada kekasih dan kawan-kawannya yang berdosa dan menjadi istri yang berzinah.33 Gagasan dari ayat ini adalah perceraian dalam pengadilan. Istri diadukan sebagai pezinah, sebab dia bukan istriku dan Aku bukan suaminya. Di Israel dengan mudah orang menceraikan istri, demikian juga Yahwe akan begitu mudah menolak Israel sebagai Istrinya. Isi pengaduan untuk pengadilan ini amat menjijikan. Wanita pezinah harus ditelanjangi.34
32 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 34-35, Joseph Rhymer, The Prophets and the Law, London, 1964, 57. 33 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 64. 34 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 81.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Ayat 2: “Supaya jangan Aku menanggalkan pakaiannya sampai dia telanjang, dan membiarkan dia seperti pada hari dia dilahirkan, membuat dia seperti padang gurun, dan membuat dia seperti tanah kering, lalu membiarkan dia mati kehausan”. Kata-kata dari ayat ini merupakan suatu perintah dan sekaligus ancaman terakhir. Istri yang tidak setia akan menjadi seperti pada hari dia dilahirkan yaitu pakaiannya akan ditanggalkan dan ia telanjang. Disini keadaan tanpa pertolongan dan keadaan yang memalukan diungkapkan sebagai ancaman supaya Israel kembali kepada Yahwe. “Seperti padang gurun” artinya: pandangan beralih dari istri yang tidak setia kepada tanah yang dilambangkan oleh istri itu.
Tanah yang subur
diterima dari Baal akan diubah menjadi padang gurun. Kembalinya ke padang gurun sebagai jalan keselamatan yang terakhir, karena siksaan penggurunan (tanah subur menjadi gurun atau tanah tandus) sehingga mereka akan mati kehausan. Hukuman seperti di padang gurun akan ditiadakan apabila Israel menjauhkan diri dari mezbahmezbah, penyembahan-penyembahan berhala.35 Jika masih tetap menyembah berhala maka kekayaan negeri Kanaan harus punah lenyap, karena kekayaan itulah yang menyebabkan Israel berdosa.36 Ayat 3: “Tentang anak-anaknya, Aku tidak menyayangi mereka, sebab mereka adalah anak-anak sundal”. “Anak-anaknya” dalam hal ini bangsa Israel tidak lagi disapa, tetapi menjadi obyek penghukuman. Semua rakyat bersalah karena murtad kepada Yahwe. Ibu 35 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 35. 36 Catatan Kaki pada Hos 2:2, Kitab Suci Katolik, 1596.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
bersama anak-anaknya telah meninggalkan ayah, sehingga mereka disebut sebagai anak-anak sundal, anak-anak yang diterlantarkan. “Sundal” dalam arti mereka turut aktif dalam persundalan yaitu penyembahan berhala kepada Baal. Dengan demikian Allah tidak menyayangi mereka karena tidak kepada Allah.37 Ayat 4: “Sebab ibu mereka telah menjadi sundal; dia yang mengandung mereka telah berlaku tidak senonoh. Sebab dia berkata: Aku mau mengikuti para kekasihku, yang memberi roti dan air minumku, bulu domba dan kain lenanku, minyak dan minumanku”. Ibulah yang bersalah karena telah menjadi sundal dan dia berlaku tidak senonoh, dengan demikian seluruh penduduk negeri turut bersalah. Ayat ini mengungkapkan dengan jelas apa yang menjadi dosa pokok. “Aku mau mengikuti para kekasihku” zinah dilakukan dengan sadar dan dengan pertimbangan pikiran dan pengetahuan yang dimilikinya. Para kekasih yang dimaksud adalah: Baal, dewadewa negeri Kanaan, andalan palsu, andalan di luar Yahwe, kepercayaan kepada kuasa politik, atau kuasa keagamaan di luar Tuhan. Baal memberi roti dan minum, bulu domba dan kain lenan, minyak (zaitun) dan minuman (keras), ini merupakan kebutuhan sehari-hari, sandang dan pangan. Pemberian ini tidak lain adalah upah sundal.38 Israel melakukan zinah rohani dengan Baal, dan mereka menyangka pasti akan membawa keuntungan jasmani yaitu hubungan perdagangan dengan bangsa lain yang menyembah Baal.39 37 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 35. 38 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 36. 39 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 64-65.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
Ayat 5: “Sebab itu, sesungguhnya, Aku akan menyekat jalannya dengan duri-duri, dan mendirikan pagar tembok mengurung dia, sehingga dia tidak dapat menemui jalannya”. Tindakan penghukuman pada Israel akan dilakukan oleh Allah, tindakan Allah ini bertujuan agar Israel dapat bertobat dan kembali kepada-Nya. Di jalan akan disekat-Nya dengan “duri-duri” disini diungkapkan lagi tentang penggurunan (semak duri dan rumput duri akan tumbuh diatas mezbah-mezbahnya). Allah akan “mengurung Israel dengan pagar tembok” artinya pengisolasian atau kesendirian Israel untuk dapat mengoreksi diri, agar mampu menghadapi godaan dari para kekasih-kekasihnya.40 Yahwe bermaksud meniadakan segala hal yang nampaknya menguntungkan Israel secara jasmani, tetapi secara rohani mereka tidak setia kepada Allah. Allah akan memagari Israel supaya pada masa krisis mereka tidak mendapat pertolongan atau bantuan dari para kekasihnya.41 Ayat 6: “Dia akan mengejar para kekasihnya, tetapi tidak akan mencapai mereka, dia akan mencari mereka, tetapi tidak bertemu dengan mereka. Maka dia akan berkata: Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama, sebab waktu itu aku lebih berbahagia dari pada sekarang”. “Dia akan mengejar para kekasihnya” ini diungkapkan dengan tajam betapa aktifnya peranan Israel sendiri dalam dosa penyembahan berhalah. Israel sendiri mengejar dan mencari para kekasihnya, tetapi karena tindakan Allah, pertemuan itu tidak dapat berlangsung karena penggurunan itu. “Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama atau yang semula” artinya mengalami kesendirian dan padang 40 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 36-37 41 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 65.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
gurun menghasilkan pertobatan yaitu Israel kembali kepada Yahwe. Perkawinan dipulihkan dan perjanjian dibaharui. Motif untuk kembali masih bersifat materialis : sebab waktu itu aku lebih berbahagia atau baik dari pada sekarang. Pengakuan ini juga bersifat kenangan kepada kekasihnya yang pertama yaitu ketika waktu di padang belantara. Pengalaman ini masih dikenang oleh umat Israel
sebagai
pengalaman keselamatan semula.42 Ayat 7: “Tetapi dia tidak insaf bahwa Akulah yang memberi kepadanya gandum, anggur dan minyak, dan yang memperbanyak bagi dia perak dan emas yang dibuat mereka menjadi patung Baal”. Disini Israel dituduh tidak insaf dari dosa dan kesalahannya. Keinsafan secara harafiah merupakan pengenalan yang berarti : persekutuan dengan Tuhan. Israel tidak ingat kalau yang memberi gandum, anggur dan minyak itu adalah Yahwe, tetapi mereka menganggap bahwa itu semua adalah pemberian dari Baal. Dalam hal ini hubungannya dengan ibadah kesuburan adalah bila Israel tidak menyembah Baal, maka hasil panennya akan berlimpah (gandum, anggur dan minyak), tetapi jika menyembah Baal maka tidak akan mendapat hasil panen. Gandum, anggur dan minyak ini merupakan kebutuhan seorang istri yang wajib diberikan oleh suaminya. Yahwe sudah melakukan apa yang semestinya mereka dapatkan, bahkan lebih dari itu, juga perak dan emas (zaman kemakmuran pemerintahan Yerobeam II) adalah pemberian tangan-Nya. Seluruh ekonomi adalah pemberian Allah kepada umat-Nya, tetapi Israel tidak mau menerimanya, bahkan sebaliknya menyalahgunakannya dalam 42 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 36-37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
persundalannya yaitu penyembahan berhala. Kekayaan itu dibuat mereka menjadi patung Baal.43 “
Dibuat mereka menjadi patung Baal”. Baal adalah dewa-dewa (dewata) negeri
Kanaan dan sekitarnya. Dipakai mereka buat Baal artinya Israel menjadikan barangbarang yang didapatkan itu untuk memuji Baal.44 Ini merupakan sifat Israel yang tidak tahu berterima kasih, kepada Yahwe sebagai sumber segala berkat dalam hidup mereka. Israel menyalagunakan berkat-berkat itu dengan menyembah Baal.45 Hosea akan menceraikan istrinya dan Yahwe akan menceraikan Israel, hal ini dilakukan bukan untuk menghancurkan Israel, tetapi untuk menyelamatkan Israel. Hukuman yang dijatuhkan Yahwe sama keras seperti Amos, hanya pada Hosea hukuman itu untuk pembaharuan hidup, bukan semata-mata untuk kehancuran.46 Ayat 8: “Sebab itu Aku akan mengambil kembali gandum-Ku pada masanya dan anggur-Ku pada musimnya, dan akan merampas kain bulu domba dan kain lenan-Ku yang harus menutupi auratnya”. “Allah akan mengambil kembali” artinya pemberian-pemberian Allah itu, akan diambil kembali atau ditarik kembali dari Israel, karena Israel melupakan Allah sebagai sang pemberi segala kebutuhan hidup mereka. Allah akan memperlihatkan siapa sebenarnya yang telah memberi atau memenuhi kebutuhan hidup mereka itu? Siapa Allah atas segala sesuatu itu? Gandumku ….anggurku…. bulu domba dan kain lenan-Ku. Seluruh usaha pertanian dan peternakan akan sia-sia belaka kalau tanpa 43 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 37-38 44 Catatan Kaki pada Hos 2:7, Kitab Suci Katolik, 1597 45 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 65. 46 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
berkat Tuhan atau tanpa campur tangan Tuhan. Oleh karena itu hasilnya disebut : gandum-Ku, bertentangan dengan sikap si istri yang tidak setia yang membanggakan miliknya : rotiku. Tidak akan ada panen pada masanya dan pada musimnya. Jerih payah manusia maupun upacara-upacara keagamaan akan tidak ada gunanya. Di Timur Tengah Kuno seorang istri yang berzinah, diusir tanpa makanan dan pakaian yang harus menutupi auratnya. Begitu juga Yahwe akan merampasnya. Ayat 9-12: “Dan sekarang, Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya, dan seorang pun tidak akan melepaskan dia dari tangan-Ku. 10: Aku akan menghentikan segala kegirangannya, hari rayanya, bulan barunya dan hari Sabatnya dan segala perayaannya. 11: Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan pohon aranya, yang tentangnya dikatakannya: Ini semuanya pemberian kepadaku, yang dihadiahkan kepadaku oleh para kekasihku! Aku akan membuatnya menjadi hutan, dan binatang-binatang di padang akan memakannya habis. 12: Dan Aku akan menghukum dia karena hari-hari ketika dia membakar korban untuk para Baal, berhias dengan anting-antingnya dan kalungnya, dan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku," demikianlah firman TUHAN”. “Aku akan menyingkapkan kemaluannya, di depan mata para kekasihnya” artinya: si istri itu akan dirampas kehormatannya seperti yang dilakukan terhadap wanita berzinah. Kemaluannya akan diperlihatkan atau dipermalukan di depan mata para kekasihnya. Dan tidak ada seorangpun yang dapat membantunya. Baal tidak berkuasa atas-Nya, tetapi Tuhanlah yang berkuasa atas segala sesuatu. “Bulan baru” adalah pestanya orang Kanaan karena muncul bulan sabit baru. “Hari sabat” dihubungkan dengan sejarah keselamatan dan penyembahan berhala atau Baal akan segera dihentikan atau diakhirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
“Aku akan menghentikan segala kegirangannya” artinya jika tidak ada hasil tanah lagi, maka tidak akan ada pesta panen dengan segala kegirangannya. Segala perayaan dihentikan oleh Allah, (sabat berarti hari perhentian). Seluruh agama dan ibadah akan diakhiri karena arahnya salah. “Aku akan memusnahkan pohon anggurnya dan pohon arannya” artinya kesuburan tanah itu akan segera berakhir. “Pohon anggur dan pohon aran” merupakan lambang damai, keadaan makmur dan sentosa baik sekarang maupun pada zaman yang akan datang. Duduk dibawah pohon anggurnya dan dibawah pohon arannya berarti damai sejahtera, tetapi Israel telah mendapat damai dan keadaan makmur yang palsu. Hal ini diterima sebagai pemberian upah sundal dari pihak kekasihnya. Di dalam murka-Nya, Ia akan membuat tanah yang subur itu menjadi hutan. Dan di dalam rimba hanya ada tempat bagi binatang yang akan memakan habis sisa tumbuh-tumbuhan. “Allah akan menghukum” (mengunjungi, membalas dosa) Israel, karena hari-hari itu dia membakar korban untuk para Baal (menyembah berhala). Mereka berziarah sambil “berhias dengan anting-anting dan kalungnya” ini menandakan seorang perempuan sundal. “Mereka mengadakan suatu arak-arakan mengikuti para kekasihnya dan melupakan Aku” artinya: umat Israel lupa akan Tuhan dan menyembah pada Baal atau dewa-dewa. Dalam segala-galanya umat Israel telah melupakan Yahwe. Lupa adalah lawan dari tahu artinya memutuskan persekutuan. Torah atau pengajaran dilupakan. “Demikianlah firman Tuhan” ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
merupakan rumusan yang memberi kewibawaan ilahi kepada apa yang diungkapkan dalam firman Tuhan.47 Ayat 13 : “Sebab itu, dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia, menenangkan hatinya”. “Sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia”. Kata “membujuk “ artinya Allah membawa kembali Israel kepada-Nya. Ini berarti bujukan dalam bidang seks, dimana Allah membujuk Israel untuk meninggalkan kejahatan mereka. “Padang gurun”artinya proses penghukuman atas seluruh bangsa Israel atau suatu hukuman untuk mengalami
pembaharuan, pertobatan dan bukan semata-mata untuk
kehancuran.48 Jika Yahwe menarik penyelenggaraan-Nya, maka Israel akan menderita. Maka yang harus dilakukan Israel adalah kembali kepada iman semula, meninggalkan ibadat buatan sendiri. Ingatan akan masa bulan madu di padang gurun inilah yang digunakan untuk memancing kesediaan Israel untuk berkelana bersama Yahwe.49 Ayat 14 : “Aku akan memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana, dan membuat lembah Akhor menjadi pintu pengharapan. Maka dia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya, seperti pada waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir”. “Memberikan kepadanya kebun anggurnya dari sana” artinya : Ia akan memelihara istrinya. Kebun anggur adalah lambang kesuburan, kekayaan, kegirangan, kebudayaan. Dan itu diberi “dari sana” artinya: dari hubungan yang 47 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 38-39 48 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631 49 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
baru, dari keadaan bersama, dari perjanjian baru di padang belantara. Tempat penghukuman akan terbuka menjadi pintu pengharapan. Nama “lembah Akhor itu” mengenai janji bahwa Israel akan masuk lagi ke tanah suci dan sekarang benar-benar menjadi tanah Yahwe. “Ia akan merelakan diri di sana seperti pada masa mudanya” artinya penyerahan kesetiaan mengikuti kepatuhan sukacita. Kasih sebagai jawaban atas penerimaan rahmat. “waktu dia berangkat keluar dari tanah Mesir” artinya pada waktu itulah hubungan kasih mulai diadakan antara Allah dan umat Israel.50 “Lembah Akhor” merupakan sebuah lembah di dekat Yerikho. Lembah ini pernah dilakukan suatu ketidaksetiaan yang dihukum keras oleh Tuhan (Yos 7:2426).51 Namun sekarang Israel diundang untuk mengikuti Allah, taat pada Allah sebagai harapan untuk masuk kembali ke tanah terjanji dan kemenangan atas semua orang Kanaan. “Mesir” menandakan “kelepasan Israel yang gemilang dari perhambaan”.52
b. Hosea 2 : 15-22 Ayat 15 : “Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku: Baalku” “Maka pada waktu itu” : artinya zaman keselamatan di masa yang akan datang. “Engkau akan memanggil Aku: Suamiku, dan tidak lagi memanggil Aku Baalku 50 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 41- 42 51 Catatan Kaki pada Hos 2:14, Kitab Suci Katolik, 1598 52 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631, Frank. M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 66.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
(suamiku)” merupakan sebuah hubungan mesra (intim), dalam perkawinan, penyerahan sukarela, dalam memberi diri. “Baal” artinya: tuan yang dipergunakan untuk menyatakan hak milik suami atas istrinya (Ul 24:4; Kej 20:3). Arti lain lagi adalah : “Yahwe tidak lagi akan disebut Baal”.53 “engkau akan memanggil Aku suamiku” artinya sebuah perjanjian ikatan perkawinan dimana Israel akan memanggil Allah sebagai suami-Nya. Ketika “Israel memanggil Allah suamiku” merupakan ungkapan kasih sejati, hubungan baru Israel dengan Yahwe.54 Dalam ayat 15-16 diungkapkan bahwa Israel tidak akan menyebut dewa-dewi yang dinamakan suami, “Baal” yaitu nama dewa Kanaan, sebutan suami atau tuan, tetapi Yahwe yang akan menjadi tuan seperti dalam hubungan antar manusia. Hubungan Israel dengan Allahnya akan menjadi lebih personal.55 Ayat 16: “Lalu Aku menjauhkan nama para Baal dari mulutmu, maka nama mereka tidak lagi disebut”.
Maksud dari ayat ini bahwa Allahlah yang akan menjauhkan nama para Baal (dewa-dewa) dari mulut umat Israel. Para Baal artinya segala berhala, dewa-dewa. Nama mereka tidak akan diucapkan lagi oleh umat Israel dan “tidak lagi disebut” artinya tidak lagi diingat. Hubungan kasih yang baru antara Yahwe dengan Israel berarti: meninggalkan para kekasih. Hukum pertama dari sepuluh perintah Allah yang akan dipatuhi (tidak menyembah berhala lagi tetapi percaya kepada Tuhan 53 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 43- 44 54 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631 55 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
sebagai satu-satunya Allah mereka) oleh umat Israel. Kembalinya Israel kepada Allah merupakan berkat campur tangan Allah semata-mata. Ayat 17 : “Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi; Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri, dan akan membuat engkau berbaring dengan tenteram”. “Aku akan mengikat perjanjian bagimu” artinya Allah akan membuat perjanjian atau hubungan yang baru dengan umat Israel. Perjanjian atau hubungan yang baru itu adalah kerajaan damai di masa depan dan hubungan terhadap dunia sekitar. Ada tiga segi yang menyangkut dunia sekitar : 1. Hubungan terhadap dunia binatang. “Aku akan mengikat perjanjian bagimu pada waktu itu dengan binatang-binatang di padang dan dengan burung-burung di udara, dan binatang-binatang melata di muka bumi” ungkapan mengikat perjanjian, biasa dipakai untuk hubungan antara dua partner, khususnya Yahwe dan Israel (wakil-wakil Israel). Disini Yahwe bertindak sebagai perantara perjanjian. Ia memulihkan hubungan antara umat-Nya dengan kuasa-kuasa penciptaan dunia binatang. Hal ini mengingatkan kita akan ular yang dikutuki (Kej 3:15) dan akan perjanjian dengan Nuh dan segala yang hidup, bahwa bumi tidak akan dimusnakan lagi oleh air bah (Kej 9:10-17). Artinya relasi antara umat Tuhan yang baru dengan dunia yang tadinya bermusuhan sudah pulih kembali dan Tuhan menjamin perjanjian yang baru (Yes 11:6-10).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
2. Damai dengan bangsa-bangsa sekitar. “Aku akan meniadakan busur panah, pedang dan alat perang dari negeri” artinya damai dimana-mana, damai internasional, khusus di negeri Israel. Alat-alat perang yang mengganggu umat Tuhan dihancurkan. Damai sejahtera mulai dari Israel dan kehadiran Tuhan di antaranya (Yes 2:1-5). 3. Sejahtera dan sentosa bagi Israel. “Aku akan membuat engkau berbaring dengan tenteram” artinya Allah menjauhkan bahaya dari pihak dunia binatang dan ancaman perang dari pihak bangsa-bangsa sekitar dengan tujuan supaya Israel hidup tenteram.56 Kasih sejati tidak pernah memikirkan diri sendiri, Hosea melihat akibat baik dari hubungan baru Israel dengan Yahwe berkisar keluar bahkan juga untuk melindungi burung-burung dan binatang yang melata.57 Ayat 18-19 : “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selamalamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN”. “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya” artinya hubungan perkawinan baru antara Allah dan umat Israel akan menjadi dekat atau intim sampai kekal abadi atau seumur hidup. “Menjadikan engkau istri-Ku” merupakan pembicaraan antara dua kekasih dimana sekarang Israel adalah pengantin perempuan dan bukan perempuan pelacur. Yahwe atau Tuhan menganugerahkan sebagai mas kawin dalam “keadilan dan kebenaran” (adil artinya : sikap yang benar 56 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 44- 45 57 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
secara moral yang memberikan kedamaian dan kepuasan: memberi hak kepada mereka yang biasanya diperlakukan dengan tidak adil, memihak pada orang-orang yang tidak mempunyai penolong, miskin, janda dan yatim piatu). “Kebenaran” artinya : ungkapan umum dan otoritatif bahwa yang demikian adalah benar), dalam kasih setia dan kasih sayang (kasih setia : perasaan antara mereka yang terikat oleh darah atau perjanjian. “Kesetiaan” artinya kesungguhan, kejujuran, kepastian yang dipercayai, artinya Israel dapat mengandalkan kesetiaan Tuhan. Dengan demikian perjanjian berlaku untuk selama-lamanya. “kasih sayang” : Allah menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi Tuhan, Allah mereka. “Kasih sayang“ tidak lain dari rahmat (Lo-Ruhama 1:6), Pengantin perempuan ada di bawah rahmat Tuhan, dialah yang disayangi (1:12, 2:22). “Engkau akan mengenal Tuhan” kata Ibrani “mengenal” kerap dipakai untuk hubungan dalam perkawinan (Kej 4:1, 17, 25) dan menekankan segi pengalaman atau intuitif. “Mengenal“ dalam Kitab Hosea berarti persekutuan hidup dan persekutuan kasih seutuhnya.58 “Aku akan menjadikan engkau istri-Ku” merupakan tanda ikatan resmi, seperti dalam perkawinan. Istri adalah Israel dan ikatan itu untuk selamanya. Ikatan itu akan menjadikan Israel dalam kebenaran, keadilan, dalam kesetiaan dan dalam kerahiman.59 “Mengenal Tuhan”artinya Allah memperkenalkan diri kepada manusia 58 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631, Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 45- 46 59 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 82- 83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
dalam mengikat perjanjiaan dengan Israel, dan menyatakan kasih-Nya melalui anugerah-anugerah-Nya. Dengan demikian manusia mengenal Allah melalui sikap hati yang mencakup kesetiaan pada perjanjian Tuhan, rasa syukur karena anugerahanugerah Tuhan. Dalam Kitab Kebijaksanaan “mengenal” berarti berhikmat.60 Ayat 20-22: “Maka pada waktu itu, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mendengarkan langit, dan langit akan mendengarkan bumi. Bumi akan mendengarkan gandum, anggur dan minyak, dan mereka ini akan mendengarkan Yizreel. Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku” Ayat-ayat ini mengungkapkan kasih yang intim, antara Allah dan Israel, sehingga menghasilkan suatu penciptaan baru. Umat Israel yang dikatakan melacur dan bagi orang kafir tidak mungkin mendapatkan kasih Allah, namun karena kasih Allah, Ia bertindak secara mengagumkan, sebagai Yizreel, menjadi keranjang roti yang makmur dan subur, Lo-Ruhama serta Lo-Ami menjadi anak-anak Allah yang sah. Apa yang secara biologis tidak mungkin yaitu mengubah orang tua anak yang asli sekarang terjadi.61 Ungkapan “maka pada waktu itu” merupakan janji mengenai masa yang akan datang yang akan dipenuhi dengan keselamatan. Ungkapan “demikianlah firman Tuhan” merupakan ungkapan peneguhan dan dengan tegas mengungkapkan kewibawaan ilahi. Perjanjian baru dan janji-janji mengenai zaman keselamatan itu menyangkut berkat-berkat di bidang “materiil”. Di dalam pernikahan baru itu, 60 Catatan Kaki pada Hos 2:19, Kitab Suci Katolik, 1598-1599 61 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
Yahwe akan memelihara Israel. Inti dari ayat-ayat ini adalah “Aku akan mendengarkan……Yizreel”. Kita ingat akan masa kelaparan yang diderita setelah penyerangan oleh Asyur (tahun 733). Lembah Yizreel yang subur itu telah dirampas dan diduduki, sehingga rakyat Israel hampir mati kelaparan. Dan bangsa yang tadinya dibawah penghukuman Tuhan, akan didengarkan-Nya lagi keluhan dan penderitaan mereka. Garis tingkat urutan yang dapat dilihat dari kalimat ini adalah: Yahwe- langit- bumi-hasil bumi-bangsa. Yahwe memberikan hujan kepada langit, yang kemudian menurunkannya keatas bumi sehingga mengairi bumi dan membuatnya subur” (Yes 55:10), dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan bagi manusia : gandum, anggur dan minyak. Bila dibalik urutan dari ayat-ayat ini : orang lapar berteriak minta makan dan makanan berteriak kepada bumi untuk dihasilkan, dan bumi berteriak kepada langit untuk diairi dan dihujani, dan langit memohon berkat kepada Allah. Semesta alam dikuasai Allah sehingga berjalan dengan semestinya, menurut hukum-hukumnya sendiri. Kasih itu meliputi pemeliharaan hidup sehari-hari di bumi, yang menyangkut hidup materiil.62 Ayat 22 : “Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi, dan akan menyayangi Lo-Ruhama, dan Aku berkata kepada Lo-Ami: Umat-Ku engkau! dan ia akan berkata: Allahku” Ayat ini menyinggung ketiga nama hukuman. Yang dimaksud adalah si istri, si pengantin yakni Israel. “Aku akan menaburkan dia bagi-Ku di bumi” artinya Israel 62 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 46- 47, St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Masa Pembuangan dan Sesudahnya, Kanisius, Yogyakarta, 1990, 50.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
akan dimulai secara baru, ditaburkan secara baru, ditempatkan di tempat baru, ditanamkan secara baru ke dalam negeri Kanaan, setelah disingkirkan atau diusir ke padang gurun. Aku akan menyayangi Lo-Ami, ini mau mengungkapkan bahwa hukuman telah ditarik kembali. Dan berkata kepada Lo-Ami : umat-Ku engkau. Israel akan menjadi Lo-Ruhama dan Lo-Ami sebagai : rahmat Tuhan atas umat-Nya, segala percabulannya telah dilupakan dan diampuni. Kasih Allah yang berinisiatif untuk memulihkan umat Israel, dimana mereka dulu bukan umat Allah dan sekarang menjadi umat-Nya karena Kristus.63 Israel umat Tuhan akan memperoleh berkat yang berlimpah yang sudah disediakan oleh langit dan bumi.64 Ayat 21-22 mengungkapkan optimisme yang besar yaitu Yizreel akan menjadi keselamatan, umat Israel akan dikasihi dan yang tersingkir akan disebut umat-Ku. dalam bahasa Ibrani Zer‟ati sedangkan Yizreel yang berarti Allah menabur. Allah menabur berkar, rahmat, belaskasih bagi Israel. Nabi Hosea memang menumbuhkan pengertian bahwa Yahwe adalah belaskasih.65
3. Kesimpulan
Umat Israel tidak setia kepada Allah, dalam hal ini menyembah pada Baal namun Allah tidak menggantikan kasih-Nya dengan kebencian. Tindakan 63 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 47-48 64 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 66. 65 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
penghukuman Allah kepada Israel, merupakan suatu usaha untuk mengembalikan umat Israel kepada kesetiaan dan kasih Allah. Tuhan menguji kesetiaan Israel dan pada akhirnya Ia berhasil mengembalikan Israel kepada kesetiaan-Nya dengan menjadikan Israel sebagai istri-Nya. Dan ketika umat Israel kembali kepada-Nya, maka Allah melimpahkan berkat-Nya kepada Israel. Hubungan Allah dan Israel mulai diperbaharui, serta mempunyai pengharapan akan masa depan yang jelas. Hubungan Allah dengan manusia dan seluruh alam ciptaan-Nya akan terjalin baik dan saling berdamai satu sama lain, atau terjalinnya suatu hubungan baru. Israel bertobat dan mendapatkan kembali kasih dan pengharapan baru dari Allah. Berkatberkat dari Allah akan melimpah pada umat Israel sebagai bukti kasih Allah kepada umat Israel, sebagai umat yang dikasihi-Nya.
C. Hosea 3:1-5 1.Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis." 2. Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. 3. Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau." 4. Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. 5. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikanNya pada hari-hari yang terakhir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
1. Pembagian Teks a. Hosea 3:1-2 : Allah mengambil kembali Israel yang berzinah. b. Hosea 3:3-5 : Allah menjaga Israel agar tidak berzinah lagi. 2. Analisis Bagian Teks a.
Hosea 3:1-2 Ayat 1 : “Berfirmanlah TUHAN kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti TUHAN juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis." “Berfirmanlah Tuhan kepadaku” artinya : firman Allah berisi suatu panggilan
kepada Hosea yang sukar dilaksanakan, namun karena ketaatannya kepada Allah ia siap melaksanakan firman itu. Inti dari tugas dan panggilan ini adalah kasih atau cinta. “Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah” artinya Hosea tidak mengambil istri lain yang sundal, tetapi ia harus kembali kepada istrinya dulu yang suka bersundal. Hal ini menunjukkan bagaimana Yahwe memperlakukan Israel, tidak dengan mengambil bangsa lain, tetapi membangun hubungan baru dengan bangsa yang sama yaitu Israel. Hosea mencerminkan apa yang dilakukan Yahwe terhadap bangsa terpilih. Yahwe menyelamatkan Israel karena berkat kerahiman melulu. Kata “mencintai” mengungkapkan ikatan fisik dan emosional. Sama seperti Tuhan mencintai umat Israel, maka Hoseapun melaksanakan dan meneladani apa yang dibuat Allah dengan mencintai istrinya itu. Kita mengasihi karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita, (1 Yoh 4:19). Bila tidak ada kasih Allah, pastilah tidak ada kasih balasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
“Mereka berpaling kepada allah-allah lain” artinya : umat Israel melanggar hukum Allah atau perjanjian Allah dengan menyembah allah-allah lain (tidak setia kepada Yahwe). Kasih Yahwe adalah eksklusif artinya tidak mentolerir atau memperkenankan allah-allah lain untuk disembah. “yang suka bersundal dan berzinah” dapat diartikan : yang dicintai oleh orang lain dan yang bersundal atau dengan kata lain berzinah, ketidaksetiaan, mencari pelarian karena menyembah Baal. “Dan menyukai kue kismis” artinya : umat Israel mengabdi kepada Baal hanya karena keenakan dan kemanisan, maka Yahwe ditinggalkan. Umat Israel
lebih
menyukai materi dari pada Tuhan.66 “Perempuan yang suka bersundal” dalam naskah Ibrani artinya yang dikasihi orang lain. “Cintailah” artinya Gomer yang dahulu dikasihi Hosea akan terus dikasihinya. Gomer yang dahulu tidak setia dan terus tidak setia, namun karena kemurahan hati Hosea ia tetap mencintai istrinya yang tidak setia itu. Hal ini merupakan ungkapan kasih Tuhan kepada Israel yang tiada batasnya. Kasih dan kesetiaan Allah sangat erat hubungannya dengan kasih karuniaNya bagi manusia. Allah mencintai, mengampuni, dengan cuma-cuma.67 Ayat 2: “Lalu aku membeli dia bagiku dengan bayaran lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai”. “Aku membeli dia” artinya Hosea menebus istrinya entah dari majikannya yang baru atau dari sebuah kuil tempat Gomer bersundal.68 Perintah ilahi langsung 66 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 52-53, St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 83, St. Darmawijaya, Pr, Tindak Kenabian, Kanisius, Yogyakarta, 1991, 78-79. 67 St. Darmawijaya, Pr, Kesetiaan Suatu Tantangan, Kanisius, Yogyakarta, 1989, 66-67, Catatan Kaki pada Hos 3:1, Kitab Suci Katolik, 1599. 68 Catatan Kaki pada Hos 3:2, Kitab Suci Katolik, 1599.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
ditaati dan dilaksanakan dalam bentuk suatu pembelian. Kemungkinan Gomer telah berada dalam keadaan melarat atau telah menjual diri sebagai budak. Dan sekarang Hosea ditugaskan untuk membeli dia kembali. Ia harus membayar lima belas syikal perak dan satu setengah homer jelai. Satu syikal adalah sama beratnya dengan ±11,5 gram. Jelai (bukan gandum) dan memang tidak mahal. Satu homer ± 400 liter. Jadi seluruh jelai itu ada 600 liter. Barangkali harganya adalah sekitar 15 syikal perak (2 Raja-raja 7). Jadi jumlah harga keseluruhannya adalah 30 syikal perak dan itulah harga seorang budak (Kel 21:32). Hosea bukanlah seorang berada, ia benar-benar harus berkorban untuk mendapat kembali istrinya dan mencintai dia lagi. Kasih dihargai dengan hadiah tinggi.69 Rincian tentang harga jual beli atau tebusan, lima belas syikal perak dan setengah homer jelai tidak ada sangkut paut dengan pesan Nabi. Kebiasaan untuk menunjukkan bahwa orang-orang sudah bersatu, berdamai kembali dengan Allahnya, selalu dinyatakan dalam adat tertentu. ini semua adalah suatu janji.70 b. Hosea 3:3-5 Ayat 3: “Aku berkata kepadanya: "Lama engkau harus diam padaku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang lakilaki; juga aku ini tidak akan bersetubuh dengan engkau”. “Lama” artinya banyak hari, bukan selama-lamanya, berarti hanya sementara waktu saja. “Engkau harus diam padaku” artinya tinggallah di rumahku, akulah yang empunyai engkau, jangan ada orang lain lagi atau dengan kata lain tidak lagi 69 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 53 70 St. Darmawijaya, Pr, Warta Nabi Abad VIII, 83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
bersundal dan tidak menjadi kepunyaan laki-laki lain. Ia tidak boleh memanggil Baal kepada siapapun juga. Dia adalah istri Hosea saja. Untuk sementara waktupun ia tidak melakukan hubungan kelamin dengan istrinya itu. Ia menerima kembali istrinya dan sekaligus mau menjauhkannya dari dosa lainnya. Berkat ketaatan itu, diharapkan akan timbul suatu kerinduan kepada suami yang pertama (Hosea 2;6).71 “Lama engkau harus diam” artinya suatu masa percobaan, yang akan mendahului pembaharuan perjanjian Tuhan dengan umat Israel.72 Ayat 4-5: Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala dan tiada efod dan terafim. 5: Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gementar kepada TUHAN dan kepada kebaikan-Nya pada hari-hari yang terakhir. Kedua ayat ini memuat interpretasi tentang perbuatan perumpamaan Nabi Hosea. Muncullah pandangan hidup yang akan datang. Dalam ayat 4 diungkapkan bahwa Israel disiksa untuk sementara dan dijauhkan dari godaan- godaan, sedangkan dalam ayat 5 Israel kembali kepada Allah. Ayat 4 mengulangi dua kata dari ayat 3 yaitu : lama dan diam. Tindakan penertiban diterapkan kepada Israel. Batu sandungan akan diambil dari mereka. Disini enam kali dan keenam godaan yang akan diambil itu dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:
71 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 53-54 72 Catatan Kaki pada Hos 3:3, Kitab Suci Katolik, 1599
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
1. Godaan politik (raja, pemimpin) : raja, penjabat dan pegawainya disangsikan oleh Hosea dan dihukum karena mereka menjadi perangkap dan jaring bagi rakyat,dan bahkan Allah tidak menghendaki adanya raja (8:4). 2. Godaan kultis (ibadah) : korban, tugu berhala : Allah tidak mengakui, tidak menyukai ibadah korban, karena mengakibatkan dosa. Yang dimaksudkan adalah ibadah korban kepada berhala dibukit-bukit pengorbanan. 3. Godaan di bidang ramalan (efod, terafim) : efod kita kenal dari cerita-cerita kuno sebagai sebagian dari pakaian jabatan imam, khusus sebagai bagian tutup dada dengann kedua batu pernyataan keputusan, Urim dan Tumim (Kel 28:15-30). Sedangkan terafim semacam patung dewa, khusus dewa nenek moyang, dewa suku (Kej 31:19, 34 dan 1 Sam 19:13. Terafim disamakan dengan penyembahan berhala. Pemulihan itu berdasarkan pertobatan (berbalik). Pada masa depan nanti, pertobatan akan berarti berpaling kepada Tuhan : Israel akan mencari Tuhan, rindu untuk bersatu atau bersekutu dengan Allah. Israel tidak mau lagi mencari yang lain dan mengakui Yahwe sebagai Allah mereka, Allah perjanjian dan bukan lagi Baal yang disembah sebagai Allah. Di kemudian hari Daud yang akan menjadi Raja mereka. Mencari Tuhan itu diikuti dengan datang gementar kepada Tuhan. “Kegentaran” menyatakan rasa hormat maupun rasa sesal dan rasa malu atas segala sesuatu yang telah terjadi, tetapi juga ada rasa suka cita dan pengharapan. “Israel akan datang kepada kebaikan-Nya” artinya Israel kembali kepada Allah untuk mengalami seluruh tindakan penyelamatan Tuhan, dengan hasil-hasil kesuburan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
sesudah tanah tidak ditanami untuk sementara waktu (2:14), Israel menerima kelimpahan, persekutuan dan perjanjian Allah dan tidak lagi
menyalahgunakan
kebaikan Tuhan.73 Kedua ayat ini menceritakan kembali sejarah rekonsiliasi Hosea dengan Gomer. Hosea tidak pernah menceraikan Gomer atau ia menikah lagi dengan seseorang yang lain. Disini kita melihat tahap-tahap manusiawinya Gomer ketika ia kembali kepada Hosea. Dalam ayat 1 (satu) kata mencintai diulang sampai tiga kali dengan menggunakan kata kerja dalam bahasa Ibrani “mencintai” yang mengungkapkan ikatan fisik dan emosional. Hosea taat kepada Tuhan dan menerima Gomer sebagai istrinya. Sesudah pengasingan hubungan perkawinan Hosea, tidak sekedar tindakan fisik saja, atau suatu ungkapan kasih manusiawi saja, tetapi ungkapan kasih dan kesetiaan Allah yang tanpa batas pada Israel, Allah memenuhi perjanjian-Nya yaitu membawa Israel kepada keselamatan. Ayat 5 mengingatkan kembali janji kepada bangsa Daud di Yerusalem yang memperluas janji itu sampai hari-hari terakhir. Ungkapan yang sama juga ditemukan di antara para Nabi kerajaan selatan disaat mereka berbicara mengenai kedamaian Yerusalem baru.74
73 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 54-55 74 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 631-63.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
3. Kesimpulan Secara keseluruhan kutipan ini mau mengungkapkan kasih Allah terhadap umat Israel yang berdosa atau yang menyembah Baal, tidak setia pada Allah, namun karena kasih Allah, Ia mengambil kembali umat-Nya yang berdosa atau yang tidak setia itu. Segala sesuatu terarah pada pertobatan dan hubungan yang baru antara Allah dan Israel. Nabi Hosea mengumpamakan perbuatan Allah bukan hanya dengan kata-kata tetapi dengan kehidupannya sendiri. Nabi Hosea menghayati kasih Allah, yang berkorban bagi dia yang dikasihi-Nya. Kehidupan Nabi Hosea sungguhsungguh mengungkapkan belaskasih Allah yang tiada batas, dengan terus mencintai Istrinya. Sunggah Allah adalah kasih (1 Yoh 4:6).
D. Hosea 6:6 “Sebab Aku menyukai kasih setia, bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran”.
1. Analisis bagian Teks “Aku menyukai Kasih setia ….bukannya korban sembelihan” artinya: Allah lebih menyukai sikap atau tindakan nyata yang keluar dari hati untuk selalu setia dan mempersembahkan diri kepada-Nya. Kesetiaan untuk tinggal di dalam-Nya itulah yang dikehendaki Allah. Dalam hal ini Allah bertindak selaku penghukum agar umat Israel bisa mencapai kembali kasih setia Allah dan tinggal tetap dalam perjanjian-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Nya. Kasih setia dan pengenalan akan Allah dalam hidup Hosea merupakan tujuan terakhir dan menjadi titik tolak dari segala tindakan Allah ( Hos 2:18-19; 4:1-6; 5:4). Yesuspun meneruskan hal ini, dalam arti bukanlah menolak ibadah korban, tetapi mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari mengenai kesetiaan dan perjanjian Tuhan. Lalu apa yang ditolak? Yang ditolak ibadah adalah perasaan aman, keyakinan palsu, dimana ibadah dimutlakkan sebagai jaminan keselamatan. Lalu apa yang diutamakan? Perbuatan-perbuatan manusia yang sesuai dengan kebebasannya dari perbudakan di Mesir. Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Amos : apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku kurban-kurban sajian, selama empat puluh tahun dipadang gurun itu, hai orang Israel? (Am 5:25). Apa yang harus diserahkan kepada Tuhan? kepentingan diri sendiri, kemakmuran diri sendiri, keamanan diri sendiri. Hanya sikap demikianlah yang berkenan kepada Allah (6:6), dan dapat mengalami kebangkitan dari kematian. Oleh sebab itu kurban Yesus Kristus diterima karena Ia datang untuk melayani dan menyerahkan dirinya sebagai kurban dosa yang berkenan kepada Allah. Maka dengan demikian Yesus Kristus berhak mengutip Hosea 6:6 dan menambahkan“ karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat 9:13).75 Sikap pengurbanan dimaksudkan untuk mengungkapkan sikap batiniah dari ketaatan dan penyembahan diri dihadapan Allah. Tanpa kasih dan pengenalan akan Allah, maka umat Israel dapat dikatakan seperti kata-kata Yehezkiel “omong kosong” (Yeh 22:28).76 “Bukan 75 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 83-84 76 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 633
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
korban sembelihan” artinya satu-satunya korban yang berkenan pada Allah adalah pertobatan yang sungguh-sungguh.77
2. Kesimpulan
Ayat ini mau mengatakan ibadat korban tidak mencukupi kalau tidak disertai oleh sikap berkorban dan pertobatan hati. Yang harus dikorbankan atau diserahkan kepada Tuhan adalah kepentingan diri sendiri, keamanan diri sendiri, kemakmuran diri sendiri. Hanya sikap seperti inilah yang dikendaki oleh Allah. Sikap seperti ini yang diharapkan agar dapat mengalami kebangkitan atau hidup baru. Dalam Perjanjian Baru kita melihat kurban Yesus diterima, karena Ia datang melayani dan menyerahkan diri-Nya sebagai korban tebusan bagi banyak orang. Kurban Kristus diterima sebagai kurban dosa yang berkenan dihadapan Allah. Aku datang bukan memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (Mrk 9:13). Allah menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, artinya Allah lebih menyukai suatu perkumpulan suci, sikap batiniah dari ketaatan yang selalu mengandalkan Allah atau dengan kata lain Allahlah yang patut disembah dan tidak ada Allah lain selain Tuhan.
E. Hosea 10 : 9-15 9. Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel; di sana mereka bangkit melawan. Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? 10. Aku telah datang untuk menghajar mereka; bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka, apabila mereka dihajar karena salahnya yang 77 Catatan Kaki pada Hos 6:6, Kitab Suci Katolik, 1602
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
berganda. 11. Efraim dahulu seekor anak lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya sendiri. 12. Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan. 13. Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu. 14. maka keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan seperti Salman menghancurkan Bet-Arbel pada hari pertempuran: ibu beserta anak-anak diremukkan. 15. Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh karena dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel.
1. Pembagian Teks a. Hosea 10:9-10 : Tuhan menghajar Israel karena berdosa. b. Hosea 10:11-15 : Allah mengajak Israel untuk mencari Tuhan 2. Analisis Bagian Teks a. Hosea 10:9-10 Ayat 9-10 : “Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel; di sana mereka bangkit melawan. Tidakkah perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? 10. Aku telah datang untuk menghajar mereka; bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka, apabila mereka dihajar karena salahnya yang berganda”. “Sejak hari Gibea engkau telah berdosa, hai Israel” ini memperlihatkan kenangan sejarah bahwa dosa umat Israel, telah berakar dalam masa lampau. “Harihari Gibea” : bersangkut paut dengan perbuatan yang menjijikan dari pihak orangorang Benyamin terhadap seorang Lewi. Penyiksaan itu dilakukan karena perbuatan mereka yang bersikeras melawan hukum atas perbuatan yang tidak senonoh itu (Hak 19-21). Di sana
mereka bangkit melawan: mengenai kemurtadan yang sejak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
dahulukala. Bisa dikatakan juga : di sana mereka tetap berdiri : artinya Israel masih tetap bertahan dalam dosanya seperti dahulukala. Tidak ada pertobatan (5:4). Sejarah masa lampau masih aktual. Kesalahan yang ditimbun dahulu masih memberatkan bangsa itu sampai sekarang. Tidakkah (pasti) perang melawan orang-orang curang akan mencapai mereka di Gibea? Sama seperti dahulu orang-orang Benyamin, demikian sekarang segenap bangsa itu adalah “orang-orang curang” artinya : murtad, jahat dan durhaka. “Aku telah datang untuk menghajar mereka” artinya Allah mempunyai tujuan, keinginan untuk mendidik dan menghajar umat-Nya. Bukan dalam teori, tetapi dalam praktik sejarah dunia : bangsa-bangsa akan berkumpul melawan mereka. Dengan perantaraan bangsa-bangsa itu hukuman akan terlaksana dan merupakan pelajaran yang keras, seperti yang terjadi di Gibea, itulah “hari Tuhan” (Am 5:18-20), hari penghukuman (Hos 9:7). Tidak ada yang terluput, mereka dihajar karena salahnya yang berganda. Dalam Kitab Hosea penyelewengan yang dilakukan Israel di bidang politik, selalu digabungkan dengan dosa-dosanya di bidang agama, dan keduanya disebut sebagai dasar kemurtadan Israel.78 Dosa Israel melampaui dosa orang suku Benyamin di Gibea, karena Allah menyatakan tekad-Nya untuk menghukum mereka dan mempertahankan keadilan-Nya sebagai yang kudus.79 Kata “hajar” menyatakan hukuman disiplin, penderitaan yang memurnikan, menguatkan dan mengubah atau 78 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 125-126. 79 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 77-78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
memperbaharui. Unsur pengharapan mulai muncul ketika dalam upacara-upacara mengenai kehancuran.80
b. Hosea 10:11-15 Ayat 11-13: “Efraim dahulu seekor anak lembu yang terlatih, yang suka mengirik, dan Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok, Aku memasang Efraim; Yehuda harus membajak, Yakub harus menyisir tanah baginya sendiri. 12. Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan. 13. Kamu telah membajak kefasikan, telah menuai kecurangan, telah memakan buah kebohongan. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawanpahlawanmu”.
“Dahulu seekor anak lembu yang terlatih” artinya : anak lembu atau lembu muda yang dapat dipakai bekerja di ladang, karena telah terlatih atau sudah terdidik. Lembu itu suka mengirik dan merupakan binatang yang digunakan untuk mengirik, berjalan bebas dan makan sesukanya (Ul 25:4). Pada awalnya Allah mendapati Israel yang suka bebas dalam melayani Allah. “Aku ini menyayangi tengkuknya yang elok” : inilah masa pengantin, masa muda, masa permulaan kasih. Israel belum lagi tegar tengkuk. Segenap bangsa Israel setia mengabdi kepada Tuhannya : Aku memasang Efraim (Utara), Yehuda (Selatan) harus membajak. “Yakub” yang berarti segenap umat Allah, harus menyisir tanah bagiannya sendiri. Sejak zaman dipadang belantara Allah memilih umatnya untuk bercocok tanam dalam perhambaan kepada80 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Nya dan membuat tanah yang baik sesuai dengan yang dijanjikan Tuhan sendiri. Ayat 12 diungkapkan Allah telah memilih orang-orang Israel yang mengerjakan tanah sebagai tani untuk melaksanakan pelayanan khusus yaitu menabur sesuai dengan keadilan. Allah telah berjanji akan menabur umat-Nya bagi diri-Nya di bumi (Hos 2:22). Israel harus meneruskan pekerjaan-Nya sesuai dengan “keadilan” yaitu berdasarkan hadiah-kawin dari Allah (Hos 2:18), keadilan dalam arti keagamaan yang berarti sesuai dengan kehendak Allah. Anugerah Allah adalah iklim dan suasana dimana mereka boleh hidup dan bekerja. Hasilnya adalah hubungan perjanjian antara Allah dan umat-Nya, dan sesama umatnya sendiri. “Menuailah menurut kasih setia” artinya bangsa Israel yang tinggal dalam perjanjian dan melayani Allah dengan kasih setia.“Bukalah bagimu tanah baru” artinya Allah memberi hasil tanah dan kesuburan serta satu kesempatan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya, untuk membuka hutan dan mengerjakan tanah baru. Hal ini akan terjadi jika Israel sadar bahwa sudah waktunya untuk mencari Tuhan. Israel akan menjadi subur di tanah Kanaan bila mereka membiarkan diri mereka dipimpin oleh Allah. Dengan demikian akan membawa hasil sampai Ia datang dan menghujani mereka dengan keadilan. Kedatangan Allah bukan untuk menghukum, tetapi penuh kelimpahan dan hujan, penuh dengan janji dan keselamatan, penuh dengan keadilan. “Kamu telah membajak kefasikan” artinya Israel tidak membajak dalam hal ini persiapan untuk menabur kesalehan dan kebaikan tetapi kefasikan, mereka tidak menuai kasih setia, tetapi kecurangan. Israel telah memakan buah kebohongan yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
perjanjian Yahwe diputar balikkannya menjadi dusta. Mereka masih mengabdi kepada allah-allah lain, dan inilah yang membuat mereka, tidak mencari Yahwe tetapi Baal. Perjanjian Allah dipalsukan, makanya janji Allah berubah menjadi kutuk. Oleh karena engkau telah mengandalkan diri pada keretamu, pada banyaknya pahlawan-pahlawanmu merupakan suatu nubuat baru yang mengecam Israel karena mengandalkan pada kekuatan atau kekuasaan militer.81 Aku akan mengenakan kuk pada tengkuknya yang gemuk adalah Efraim akan diberi pekerjaan yang lebih berat. Menurut Dr. Keil perkataan “Aku memasang Efraim” tidak berarti akan menunggang atau mengendarai, melainkan mengemudikan atau menggunakan untuk menghela dan menarik yaitu dipasang kepada luku dan penggaruk. Efraim dan Yehuda tidak mau menanggung kuk yang ringan dari penguasa ilahi mereka, karena kini mereka akan mengalami penguasaan manusia yang lalim. Kedudukan Efraim pada zaman dulu, pekerjaannya sangat mudah, keadaannya menyenangkan, bagaimana mungkin lembu pengirik diijinkan makan sesuka hatinya. Keadaan Efraim menyenangkan, makmur, puas dengan dirinya dan hidup mewah.82 Ayat 11-13 melukiskan gambaran panenan yang menuai kecurangan. Israel percaya pada kekuatan militer, dan akan dihancurkan oleh kekuatan militer juga. 83 “Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan” merupakan suatu panggilan pertobatan kepada umat Israel untuk bertindak benar pada Allah, manusia dan alam ciptaan-
81 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 127-128. 82 Frank M Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 78 83 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 636
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
Nya. Jika bertindak demikian maka akan menghasilkan tuaian yang berkelimpahan, oleh karena kemurahan hati Allah. Umat Israel diajak untuk bertobat, mencabut rumput-rumput dosa dan akar-akarnya, membuang jalan-jalan jahat dan mencari Tuhan. Dengan demikian Allah akan menghujani atau melimpahkan berkat-Nya sesuai dengan perbuatan mereka yang telah berubah. “Menuailah menurut kasih setia” artinya umat Israel diajak untuk tetap tinggal di dalam perjanjian dan melayani Allah dengan setia. (Ibr chesed : kasih perjanjian). “Bukalah bagimu tanah baru” artinya : Allah memberikan kesempatan untuk membuka hutan atau lahan baru dan mengerjakan tanah baru itu karena Allah yang memberinya. Hal ini terjadi jika Israel sadar bahwa sudah waktunya untuk mencari Tuhan. Israel akan hidup dengan makmur, berkelimpahan di tanah Kanaan yang subur, serta membiarkan dirinya dipimpin oleh firman Allah. Jika Israel mencari dengan cara demikian, pasti akan membawa hasil (sampai) Ia datang dan menghujani umat Israel dengan keadilan. Disini bukanlah kedatangan Allah untuk menghukum, tetapi dengan penuh kelimpahan dan hujan (bdk 6:3), penuh dengan janji dan keselamatan, penuh dengan keadilan.84 Ayat 14: “Maka keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan seperti Salman menghancurkan BetArbel pada hari pertempuran: ibu beserta anak-anak diremukkan”. “Keriuhan perang akan timbul di antara bangsamu, dan segala kubumu akan dihancurkan” artinya segala persiapan perang dan kebanggaan atas kekuasaan militer 84 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 127-128, Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
dan potensi militer itu hanya menghasilan perang saja. Kota-kota yang berkubu, yang menjadi kecongkakan Israel akan dibinasakan. Bencana yang akan terjadi sangat dasyat sekali seperti pada waktu Salman menghancurkan Bet-Arbel. Pertempuran, perang akan mendasyatkan “ibu beserta anak-anak diremukkan” (Maz 137 :9) artinya : ibu diremukkan diatas anak-anaknya, kekejaman ini terjadi dikala sebuah kota akan direbut. Pada hari penghukuman tentara Asyur akan membalas dendam terhadap ketidaksetiaan Israel, dan inipun atas nama Allah Israel.
Ayat 15: “Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel, oleh karena dahsyatnya kejahatanmu. Pada waktu fajar akan dilenyapkan sama sekali raja Israel”.
“Demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai kaum Israel” artinya suatu penghukuman yang dapat disimpulkan sebagai tindakan Allah, oleh karena dasyatnya kejahatan Israel. Secara khusus disebut raja Israel, karena kesalahannya maupun hukumannya adalah luar biasa yaitu pada permulaan pertempuran (pada waktu fajar) ia akan dilenyapkan sama sekali. Dan memang raja Hosea dari Israel ditangkap oleh Salmanasar V dari Asyur, sebelum kota Samaria dikepung dan pada akhirnya direbut (2 Raja-raja 17:4, bnd Hos 10:7).85 “Pada waktu fajar” artinya pertempuran kerap kali dimulai pada dini hari, maka pada dini hari pula Allahpun 85 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 128-129.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
memberi keselamatan (kemenangan) atau menghukum dengan membiarkan tentara dikalahkan.86
3. Kesimpulan Bangsa-bangsa lain dipergunakan Yahwe untuk melaksanakan hukuman-Nya atas Israel, sama seperti dahulu kala orang-orang Israel melaksanakan hukuman-Nya atas suku Benyamin yang melanggar kesusilaan (hari Gibea). Begitu juga kesalahan yang berganda (politik dan keagamaan) dibalaskan (ayat 9-10). Sebenarnya Allah memilih Israel untuk menjadi hamba-Nya, Ia telah mendidiknya, membebaskannya dan mengasihinya agar Israel menjadi pelayan yang bermanfaat dan bermutuh. Israel dipanggil untuk hidup dan bekerja di tanah yang dijanjikan, sesuai dengan keadilan Allah dan menurut kasih Allah. Hanya dengan jalan ini, Israel akan memiliki masa depan. Namun Israel menipu Allah dan ternyata ia sendiri harus memakan buah kebohongannya (Hos 11-13). Maka Allah mengancam Israel dengan berkata celakalah hai kamu yang tidak percaya pada Allah dan mengandalkan pertolongan dari pihak lain dalam hal ini pada Baal. Yesuspun menegur sikap ini dengan tajam dan mencapnya sebagai jalan menyimpang dari kerajaan Allah. Barang siapa yang menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang (Mat 26:52). Jalan umat Tuhan berlainan dari pada jalan dunia 86 Catatan Kaki pada Hos 10:15, Kitab Suci Katolik, 1608
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
yakni jalan keadilan, kasih setia, kepercayaan, singkatnya jalan salib.
Allah
memanggil Israel untuk bertobat dan datang kepada-Nya. Segala jalan yang tidak benar ditinggalkannya untuk dapat memasuki kehidupan baru bersama Allah, sehingga dengan demikian banyak berkat yang akan diterima oleh Israel karena perubahan hidup baru yang dialami Israel.
G. Hosea 11:1-11 1. Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. 2. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung. 3. Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka. 4. Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan. 5. Mereka harus kembali ke tanah Mesir, dan Asyur akan menjadi raja mereka, sebab mereka menolak untuk bertobat. 6. Pedang akan mengamuk di kota-kota mereka, akan memusnahkan palang-palang pintu mereka, dan akan memakan mereka di benteng-benteng mereka. 7. Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku; mereka memanggil kepada Baal dan berhenti meninggikan nama-Ku. 8. Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak. 9. Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyalanyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan. 10. Mereka akan mengikuti TUHAN, Ia akan mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat. 11. seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumahrumah mereka, demikianlah firman TUHAN.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
1. Pembagian Teks a. Hosea 11:1-7 : Menunjuk kepada pengembaraan Israel di gunung Sinai. b. Hosea 11:8-11: Kasih Allah mengalahkan murka umat Israel. 2. Analisis Bagian Teks a. Hosea 11:1-7 Ayat 1-2. “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu. 2. Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku; mereka mempersembahkan korban kepada para Baal, dan membakar korban kepada patung-patung”. “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia” : ini mengingatkan kembali akan bagaimana hubungan pertama antara Yahwe dan Israel. Yang diingat kembali adalah “masa mudanya” masa kasih pertama, permulaan kasih antara Bapa dan anak. Kasih Allah sebagai dasar pembebasan. “Dari Mesir Kupanggil anakKu itu” artinya : Suatu ikatan mesra seperti hubungan ayah dan anak, menandakan perjanjian Yahwe dengan Israel, Yahwe memilih dan mengangkat Israel sebagai anak-Nya. Dalam Kel 4:22 Israel disebut anakKu, anakKu yang sulung dan orang-orang Israel dalam Ul 14:1 anak-anak TUHAN. Dalam Mat 2:15 sebutan ini khusus kepada Anak Allah, yaitu Yesus Kristus. Israel adalah anak yang dikasihi Tuhan. Tuhan adalah Bapa Israel. Ia mendidik, memberi makan dan membesarkan Israel. Ia mengalirkan kasih-Nya dengan lembut agar Israel merasakan, menerima dan menjadi besar karena kasih itu. Cinta Yahwe dan panggilan Israel sebagai anaknya sendiri dengan jelas dilukiskan oleh Yahwe sebagai Allah yang mencintai bangsa Israel dan yang keluar dari Mesir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
disaat Israel mengalami pembuangan.87 “Kupanggil anak-Ku itu” di sini untuk pertama kalinya diungkapkan pikiran bahwa kasih Allahlah yang menjadi dasar mengapa Israel dipilih Allah. Menurut pendekatan Nabi Hosea, sejarah Israel dimulai dengan keluarnya Israel dari tanah Mesir. Hal ini menggambarkan masa kebahagiaan di padang gurun.88 Yahwe mengungkapkan diri dan cinta-Nya secara tulus kepada bangsa Israel dengan membangun sebuah relasi yang baik. Relasi itu diungkapkan dengan memanggil bangsa Israel sebagai anak yang dikasihi. Panggilan Israel sebagai anak yang dikasihi melukiskan bahwa Yahwe sebagai Allah yang mencintai bangsa Israel dan yang mengeluarkan atau menyelamatkan Israel ketika mengalami pembuangan di Mesir.89 Ayat 1-4: tak ada penderitaan yang lebih mendalam daripada penderitaan orang yang dikecewakan, penderitaan orang yang dikasihinya tidak terbalas. Semakin besar kasih itu semakin besar pula deritanya apabila tidak terbalas. Kasih dan derita itu selalu bersentuhan. Oleh karena belaskasih Tuhan, maka Ia melakukan hal ini karena melihat penderitaannya. Saat Israel sakit, Ia merawatnya dengan penuh kasih dan menyembuhkannya. “Makin Kupanggil mereka, makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku” artinya Israel menjadi anak pemberontak, Israel tidak lagi
87 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 132. 88 Catatan Kaki pada Hos 11:1, Kitab Suci Katolik, 1608 89 V. Chiari A. Dy. Liacco “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, (2008), 175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
mempunyai hati, seluruh kasih keBapaan Tuhan di masa lampau dilupakan sama sekali oleh Israel.90 “Mereka mempersembahkan korban kepada para Baal” artinya umat Israel mengabdi kepada dewa-dewa kesuburan, kelimpahan dan kekayaan yang menyesatkan mereka, sehingga mereka menyembah berhala, membakar korban kepada patung-patung, khususnya anak lembu, (korban mereka adalah Baal).91 Yahwe memanggil mereka lewat rahmat, tetapi mereka memanggil Baal (menyembah Baal). Israel melakukan : korban mereka untuk Baal dan pembakaran dupa bagi allah-allah lain.92 Ayat 3 : “Padahal Akulah yang mengajar Efraim berjalan dan mengangkat mereka di tangan-Ku, tetapi mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka”. “Akulah yang mengajar Efraim berjalan” artinya : Yahwe mengingatkan Israel bagaimana Ia memelihara mereka keluar dari Mesir, Anak yang masih muda harus dididik, dibimbing, dengan penuh kasih dan menunjukkan kebaikan-Nya kepada Israel. “Aku mengangkat mereka ditanganKu” artinya : Yahwe mendukung Israel seperti seseorang mendukung anaknya, di sepanjang jalan yang ditempuhnya dan menggantungkan hidup mereka pada Allah. “Mereka tidak mau insaf, bahwa Aku menyembuhkan mereka” artinya : Israel tidak ada pengetahuan, pengenalan akan 90 B. A. Pareira, O Carm, “Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani Tahun XLVI NO. 4 April (1999), 149. 91 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 133. 92 V. Chiari A.Dy. Liacco “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, (2008), 176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
Allah bahwa Allahlah yang membebaskan, menyembuhkan, menuntun
mereka
keluar dari Mesir. Kekurangan pengetahuan dan pengenalan akan Allah inilah yang membawa Israel kepada kebinasaan yaitu dengan menyembah Baal. 93 Dimulai dengan protes, “tetapi Aku bukanlah salah satu yang mengajarkan Efraim untuk berpaling” artinya Allahlah yang mendidik Efraim, dalam berjalan, mendukungnya serta menunjukkan kebaikan-kebaikan-Nya, dan bukan Baal atau para dewa (berhala), Yahwe menyatakan diri-Nya sebagai seorang yang sangat baik hati terhadap bangsa Israel, dan bangsa Israel menanggapinya dengan angkuh dan dideklarasikan dalam kenangan bagaimana Allah sangat memperhatikan bangsa Israel dan memberi bangsa Israel kelahiran baru sebagai bangsa.94 Ayat 4 : “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka; Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi mereka makan”. “Aku menarik mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih” artinya: Allah membebaskan, membimbing, menuntun dan memelihara umat Israel keluar dari Mesir, dengan tali kasih, kesetiaan, kebaikan dan kelembutan hati-Nya. “Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka” artinya untuk memulai hidup baru tidaklah mudah, namun ketika melepaskan ikatan dosa (percaya pada Allah), maka umat Israel akan bisa makan dengan bebas dan tanpa diperbudak lagi oleh dosa. “Aku membungkuk kepada mereka untuk memberi 93 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 133. 94 V. Chiari A.Dy. Liacco “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, (2008), 178.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
mereka makan” artinya : ungkapan kasih Allah yang tunduk dan merendahkan diri, untuk memberi mereka makan, terlebih dahulu (dengan manna) di padang gurun dan setelah memasuki negeri yang dijanjikan-Nya.95 Adam baru digambarkan dengan ditariknya kembali orang-orang yang berdosa kepada Allah dalam hal ini, Israel yang tidak setia kepada Allah, dengan menyembah Baal atau menjauh dari Allah, mereka akan ditarik kembali kepada-Nya. Tali kesetiaan Allah dapat dilihat ketika umat Israel mengalami kesakitan atau penderitaan, perbudakan di tanah Mesir, mereka ditarik keluar, dibebaskan dan diselamatkan dengan tali kesetiaan Allah sendiri, sehingga Allah mengatakan “Saya atau Aku” telah menarik mereka keluar dari tanah Mesir “.96 Ayat 5 : “Mereka harus kembali ke tanah Mesir, dan Asyur akan menjadi raja mereka, sebab mereka menolak untuk bertobat”. “Mereka harus kembali ke tanah Mesir” artinya : sesudah mengalami keselamatan, umat Israel harus kembali mengalami perbudakan, perhambaan dosa lagi seperti keadaan semula di Mesir. Umat Israel kembali ke Mesir karena Israel pergi dari hadapan Allah, tidak berterima kasih kepada Allah, tetapi menolak untuk bertobat atau kembali kepada Allah. “Asyur akan menjadi raja mereka” artinya Asyur sebagai raja bangsa Israel yang akan memperhambakan mereka dengan menjadi tuan atas mereka. Siapapun yang menjadi raja agung yang baru, hukuman 95 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 133. 96 V. Chiari A.Dy. Liacco “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, ( 2008), 179-180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
akan dilaksanakan oleh Asyur.97 “Asyur menjadi raja mereka” digambarkan sebagai kebesaran akan cinta Allah pada saat diramalkan oleh Hosea. Israel kembali ke tanah Mesir dan menjadikan Asyur sebagai raja mereka. Anderson dan Freedman menterjemahkan “Asyur sebagai rajanya” dapat diartikan sebagai penolakan akan Yahwe, yang menginginkan hubungan eksklusif dengan Israel, Asyur menolak untuk kembali kepada Allah.98 Ayat 5-6: “Israel harus kembali kepada perbudakan ke tanah Mesir” artinya biarlah Asyur yang merupakan kerajaan adikuasa memperhamba mereka dengan menjadi tuan atas mereka. Biarlah ia datang menaklukkan Israel dan mengamuk di kota-kota mereka dan menghancurkan para pembual mereka karena rencana mereka yang jahat.99 Ayat 6 : “Pedang akan mengamuk di kota-kota mereka, akan memusnahkan palang-palang pintu mereka, dan akan memakan mereka di benteng-benteng mereka”. “Pedang” adalah lambang perang. “Mengamuk di kota-kota mereka” artinya : kerusakan akan terjadi atas kota-kota Israel dan Asyur datang menaklukkan, menghancurkan Israel karena rencana mereka yang jahat. “Memusnahkan palangpalang pintu mereka” artinya : pintu-pintu gerbangnya akan dibongkar, dibuka dengan paksa dan kotanya akan diserbu dan diduduki. “Dimakan pedang” artinya : penduduknya akan mati karena pedang walaupun mereka memiliki benteng-benteng 97 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 134. 98 V. Chiari A.Dy. Liacco, “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, ( 2008), 183. 99 B.A. Pareira, O Carm, “Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani Tahun XLVI No. 4, April (1999), 150.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
yang kuat.100 Ayat 6-7: menjelaskan hukuman yang datang atas bangsa Israel. Yahwe (melalui Nabi Hosea) menyatakan bahwa kerusakan akan terjadi atas kota-kota Israel. Yahwe akhirnya menderita karena bangsa Israel keras kepala. Israel hidupnya akan menjadi tidak menentu.101 Ayat 7 : “Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku; mereka memanggil kepada Baal dan berhenti meninggikan nama-Ku”. “Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku” artinya kedegilan hati umat Israel yang membuat mereka memberontak dan jauh dari hadapan Allah dengan tetap tinggal dalam dosa. “Mereka memanggil kepada Baal” artinya umat Israel tidak setia kepada Allah tetapi mereka menyembah kepada Baal, atau kepada dewa-dewa. Israel tidak sadar bahwa Baal tidak dapat mengangkat mereka atau menyatakan kasih kepada mereka. Israel kurang berterima kasih terhadap kasih Allah, tetapi balasan mereka adalah memanggil Baal. “Berhenti meninggikan nama-Ku” artinya umat Israel menyangkal Tuhan. Kasih yang sangat dikecewakan berubah menjadi kasih yang penuh murka.102 “Umat-Ku betah dalam membelakangi Aku, mereka memanggil kepada Baal dan berhenti meninggikan nama-Ku”. Tuhan menderita karena kasih. Israel sangat mengecewakan Tuhan. Tuhan menderita karena Israel tidak sadar bahwa Baal tidak dapat mengangkat mereka artinya menyatakan kasih
100 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 134. 101 V. Chiari A.Dy, Liacco “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, (2008), 181-182 102 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 134.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
kepada mereka. Kasih yang sangat dikecewakan biasa berubah menjadi kasih yang penuh murka.103 Ayat 1-7 menekankan bahwa, Allah mengasihi si anak sebelum Israel mengetahui bagaimana menjawab (1 Yoh 4:7-11). Dari Mesir Ku panggil anak-Ku, (Mat 2:15), ini mau mengungkapkan rahasia Paskah dalam diri Yesus, melalui Laut Merah, lewat padang gurun, menuju hidup baru. “Israel anak-Ku yang sulung” pernah diwahyukan kepada Musa, sehingga diteguhkan dengan hubungan yang lebih pribadi. Dalam ayat 3-4, tindakan yang digambarkan adalah bersifat keibuan, dan gambaran yang mengesan mengenai Allah sebagai wanita dalam Kitab Ibrani. “Penyembuh” adalah salah satu sebutan Hosea bagi Yahwe (5:13). Ayat 5 : kembali ke tanah Mesir : tipologinya sangat jelas. Dosa dan perbudakan, di Asyur dilihat sebagai kembali ke Mesir. Dalam ayat 7 “umat-Ku ragu-ragu kembali pada-Ku”.104
b. Hosea 11:8-11 Ayat 8. “Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel? Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuat engkau seperti Zeboim? Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak”.
103 B.A. Pareira, O Carm, “Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani Tahun XLVI NO. 4 April (1999), 150 104 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 636
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
“Masakan Aku membiarkan engkau, hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel?” artinya : Allah tidak membiarkan Israel hancur binasa, tetapi Allah memelihara, melindungi dan mencintai Israel sebagai umat kesayangan-Nya. Apakah Israel mau dijadikan seperti Adma dan Zeboim, nama lain dari Sodom dan Gemora? Hati Allah bergejolak hebat, terjungkirbalik seperti ketika Sodom dan Gemora dijungkirbalikkan oleh gempa bumi sebagai hukuman atas dosa-dosa mereka. Tuhan merasa kasihan terhadap anak-Nya sehingga murka Tuhan tidak akan menimpa anak-Nya sendiri. “Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku” artinya : Kehendak Allah berubah, mau
mempertahankan rencana keselamatan-Nya yang semula.
Rahmat-Nya masih sama seperti pada waktu Ia menyelamatkan umat-Nya dari kesengsaraan di Mesir. “Belaskasihan-Ku bangkit serentak” artinya hati Allah yang penuh belaskasih membawa umat Israel pada keselamatan dan rahmat-Nya menang atas mereka.105 Adma dan Zeboim sebagai lambang belerang dan garam yang semuanya terbakar dalam satu tanah. Dia tidak akan terlihat atau tidak akan bertunas lagi. Akankah rumput tumbuh diatasnya? Seperti kutukan Sodom dan Gomora, Adma Zeboim dimana Allah membuang mereka dalam kemarahannya dan Ia murka (Ul 29:29).106 Allah berbicara lebih mesra memperlawankan permintaan untuk mati 105 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 135. 106 V. Chiari A.Dy. Liacco “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33, ( 2008), 186.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
seperti yang diharapkan manusia dan untuk pengampunan dan kesempatan lain untuk dikasihi (3:1) seperti diharapkan Allah. “Adma dan Zeboim” adalah nama-nama yang digunakan dalam tradisi Utara, sedangkan tradisi selatan disebutnya Sodom dan Gemora, ( Kej 19:28, Yes 1:9-10).107 Hati Tuhan tersentak melihat Israel. Yang dihantam adalah anak-Nya sendiri. Tuhan merasa ngeri dan belaskasihan menghadapi anak-Nya sendiri dan bangkit serentak. Israel anak-Nya sendirilah yang menjerit sakit di depan-Nya.108 Ayat 9 : “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan”. “Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu” artinya : Tuhan adalah Bapa, tetapi Ia sama sekali tidak seperti bapa-bapa dunia yang bisa lepas kendali dalam menghukum anak-anaknya. Ia adalah Allah dan buka manusia atau seperti bapa manapun di dunia. Pengadilan dan hukuman bukanlah kata akhir bagi-Nya. Hubungan-Nya dengan Israel harus dilanjutkan dan tidak putus karena dosa dan murka. Maka Allah tidak akan melaksanakan murka-Nya yang bernyalanyala itu, karena Ia datang dalam kekudusan-Nya dan bukan datang dalam kemurkaan. “Aku tidak akan membinasakan Efraim kembali” artinya Allah tidak 107 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris.,OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 636 108 B.A. Pareira, O Carm, “ Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani Tahun XLVI NO. 4 April (1999), 151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
mau memusnakan ciptaan-Nya, buah pilihan-Nya, anak-Nya sendiri. Allah tidak mau menyangkal hasil karya anugerah-Nya, sehingga Allah tidak akan menghancurkan pekerjaan tangan-Nya sendiri. “Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, yang Kudus di tengah-tengahmu” artinya Allah membiarkan anugerah-Nya untuk mengalahkan murka-Nya adalah tanda keilahian-Nya. Manusia bisa dihancurkan oleh keamarahannya sendiri, tetapi hakekat Allah adalah belaskasihan, penyelamatan, pengampunan. Allah tetap bebas dan berdaulat terhadap umat-Nya. Israel tidak mempunyai hak untuk mendapat pengampunan, tetapi Allah mengaruniakan-Nya sebab Allah adalah Kudus. Kekudusan-Nya nyata dalam keselamatan yang diberikan-Nya kepada Israel. Kekudusan-Nya menuntut agar umat Israel pun hidup dengan kudus selaku bangsa yang kudus. Untuk menarik mereka dengan ikatan kasih, makanya Ia ada ditengahtengah mereka. Allah disebut yang Mahakudus, Allah Israel para Nabi yang hidup pada jaman pembuangan, Ia diakui sebagai Allah pembebas : yang menebus engkau adalah yang Mahakudus Allah Israel (Yes 41:14). Israel menyadari dan merasakan penebusan-Nya dengan perantaraan penghukuman dan penyiksaan. Wujud-Nya bukanlah kebinasaan : Aku tidak datang untuk menghanguskan, maka belaskasihan bermegah terhadap hukuman (Yak 2:13).109 “Aku ini Allah” Nabi Hosea merumuskan Allah itu dengan bahasa kasih. Kekudusan Tuhan menyatakan diri melalui 109 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 135-136, B. A. Pareira, O Carm, “Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani Tahun XLVI NO. 4 April (1999), 151.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
belaskasih-Nya, yang mengampuni, sedangkan manusia biasanya melampiaskan amarahnya.110 Ayat 10 : “Mereka akan mengikuti TUHAN, Ia akan mengaum seperti singa. Sungguh, Ia akan mengaum, maka anak-anak akan datang dengan gemetar dari barat”. “Mereka akan mengikuti TUHAN” artinya umat Israel akan sungguh-sungguh bertobat. Dulu Israel menyembah allah-allah lain, mengikuti kesia-siaan, tetapi dimasa yang akan datang semuanya akan berubah. Faktor pembaharuan utama adalah firman Allah. “Ia akan mengaum seperti singa” artinya bukan lagi suara singa yang menerkam, tetapi suara yang memanggil kembali anaknya dan mengejutkan semua orang yang menghalangi. Anak-anak-Nya taat dan datang dengan gemetar dari segala penjuru. Terlebih anak-anak dari barat atau dari laut, yakni mereka yang terbuang kesebelah barat atau yang melarikan diri ke daerah pantai laut tengah karena ada kekerasan dari tentara Asyur.111 Sebutan singa mengaum adalah khas Amos, bukan Hosea. Ayat ini dipandang sebagai tambahan waktu, kemudian seseorang yang tak dikenal tetapi dari sumber yang terinspirasikan.112 Ayat 11 : “seperti burung dengan gemetar datang dari Mesir, dan seperti merpati dari tanah Asyur, lalu Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka, demikianlah firman TUHAN”. “Seperti burung dengan gemetar mereka datang dari Mesir dan seperti merpati dari tanah Asyur” artinya dahulu umat Israel tersesat di jalan, kehilangan arah dan 110 Catatan Kaki pada Hos 11:9, Kitab Suci Katolik, 1609 111 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 136 112 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 636
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
mencari pertolongan ke sana kemari, karena mereka meninggalkan Yahwe “seperti merpati tolol dan tidak berakal” ( Hos 7:11) yang Allah mau adalah menangkap Israel dalam jaringan-Nya (Hos 7:12). Allah akan menangkap Israel lagi di dalam kasih-Nya dan membawa mereka pulang, setelah penghukuman dan disucikan oleh Allah. Umat Israel gemetar penuh kagum dihadapan Allah, karena karya-Nya yang luar biasa bagi mereka. “Aku akan menempatkan mereka lagi di rumah-rumah mereka” artinya Tuhan sebagai Bapa membawa umat Israel kembali dan membiarkan mereka untuk tetap tinggal di negerinya sendiri. Penghukuman yang berupa pembuangan dari rumah Tuhan (9:15), ditarik kembali. Ayat ini berisi penghukuman dan sekaligus mengungkapkan kasih Allah kepada Israel yang berdosa.113 Perhambaan Israel di Asyur dan Mesir yang terjadi setelah keruntuhan kerajaan Israel pada tahun 722 SM akan berakhir. Mereka akan kembali dengan gemetar, seperti burung atau merpati. Mereka gemetar penuh kagum dihadapan Allah karena karya-Nya, tetapi kembali ke sarangnya. Gambaran Tuhan sebagai Bapa terungkap kembali dalam kata-kata terakhir “ Aku akan membawa mereka pulang ke rumah-rumah mereka”.114 3. Kesimpulan Ada dua point utama dalam perikop ini yaitu yang pertama : kasih Allah yang aktif dalam seluruh sejarah hidup umat Israel dan merupakan dasar Allah memilih 113 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 136-137 114 B.A. Pareira, O Carm, “Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani Tahun XLVI NO. 4 April (1999), 152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
umat Israel dan mengadakan perjanjian dengan mereka, membebaskan mereka dari bangsa Mesir, serta mengangkat mereka sebagai sebagai anak-Nya. Semua yang dialami oleh umat Israel ini merupakan kasih dan bimbingan Allah semata-mata. Yang kedua : Walaupun umat Israel menolak Allah, namun karena kesucian atau kekudusan-Nya,
Allah
tidak
mengubahnya
menjadi
murka,
tetapi
Allah
mengubahnya menjadi berkat atau menjadi anugerah bagi umat Israel. Sejarah yang lampau tidak menentukan, melainkan Allah yang selalu bersedia untuk membuat permulaan yang baru. Artinya sesudah hukuman, sesudah kesalahan dan sesudah pembuangan, Allah tetap mengasihi Israel. Siksaan bagi seorang yang durhaka adalah hukuman mati dengan jalan dilempari dengan batu, tetapi Allah tidak bersikap seperti itu pada umat Israel, hati Allah berbalik dalam diri-Nya (ayat 8). Allah sungguh bergumul dengan Israel bahkan dengan diri-Nya sendiri. Allah selalu memperbaharui dan memulai dengan yang baru karena “Ia Allah dan bukan manusia” (ayat 9). Yesus adalah anak Allah yang terpanggil dari Mesir (Mat 2:15), anak-Nya yang sulung yang taat. Didalam Dia menjelma dalam pergumulan Allah antara murka dan rahmat, antara hukuman dan pengampunan. Kristus menanggung murka Allah untuk “menggenapkan seluruh kebenaran” (Mat 3:15). Ia taat sampai mati (Fil 2), tetapi kematian-Nya menjadi titik permulaan kehidupan baru (Rom 6). Di dalam Dia menjadi nyata bahwa Allah itu kasih dan bahwa Anugerah-Nya lebih kuat dari pada hukuman-Nya (bdk Yak 2:13). Penderitaan Allah itu adalah penderitaan karena kasih, dan karena adanya dosa. Allah adalah Allah dan bukan manusia. Penderitaan Allah itu adalah penderitaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
sebagai Allah. Dalam Perjanjian Baru kita percaya bahwa Allah sungguh-sungguh menderita, Allah mengirim putera-Nya yang tunggal menjadi manusia sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Dialah gambaran Allah yang sempurna. Hos 11:1-9 dilukiskan tentang Allah sebagai Ibu yang mencintai atau ikatan cinta antara ibu dan anak yang ikut ambil bagian didalamnya, tentang perjanjian Allah dan hubungannya dengan bangsa Israel. Israel yang seharusnya dihukum, namun kasih Allah mengalahkan hukuman itu. Kasih Allah lebih kuat dari dosa yang sudah diperbuat umat Israel. Hati Allah adalah hati yang penuh kasih dan pengampun, menerima kembali yang berdosa sebagai anak kesayangan-Nya. Israel sungguh menjadi umat kesayangan-Nya dan mendapat tempat istimewa di hati Tuhan.
H. Hosea 12 :1-15 1. Dengan kebohongan Aku telah dikepung oleh Efraim, dengan tipu oleh kaum Israel; sedang Yehuda menghilang dari dekat Allah, dari dekat Yang Mahakudus yang setia. 2. Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan Asyur, dan membawa minyak kepada Mesir. 3. TUHAN mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai dengan perbuatanperbuatannya. 4. Di dalam kandungan ia menipu saudaranya, dan dalam kegagahannya ia bergumul dengan Allah. 5. Ia bergumul dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya. Di Betel ia bertemu dengan Dia, dan di sanalah Dia berfirman kepadanya. 6. yakni TUHAN, Allah semesta alam, TUHAN nama-Nya. 7. "Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa." 8. Sama seperti Kanaan, dengan neraca palsu di tangannya, dan suka memeras, 9. berkatalah Efraim: "Bukankah aku telah menjadi kaya, telah mendapat harta benda bagiku! Tetapi segala hasil jerih payahku tidak mendatangkan kesalahan yang merupakan dosa bagiku." 10. Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; Aku masih mau membuat engkau diam kembali di kemah-kemah seperti di hari-hari pertemuan raya. 11. Aku berbicara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
kepada para nabi dan banyak kali memberi penglihatan dan memberi perumpamaan dengan perantaraan para nabi. 12. Bila di Gilead ada kejahatan, maka mereka menjadi kesia-siaan belaka; di Gilgal mereka mempersembahkan lembu-lembu jantan, maka mezbah-mezbah mereka juga menjadi seperti timbunan batu di alur-alur ladang. 13. Yakub melarikan diri ke tanah Aram, dan Israel memperhambakan diri untuk mendapat isteri, ya, untuk mendapat isteri ia menjadi gembala. 14. Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, ia dijaga oleh seorang nabi. 15. Efraim telah menimbulkan sakit hati-Nya secara pahit, maka Tuhannya akan membiarkan hutang darahnya menimpa dia, dan akan membalas celanya kepadanya. 1. Pembagian Teks a. Hosea 12:1-3 : Allah menghukum Israel sesuai perbuatannya b. Hosea 12:4-7 : Allah mengajak Israel untuk kembali kepada-Nya. c. Hosea 12:8-15 : Allah menuntun Israel kepada-Nya melalui para Nabi. 2. Analisis Bagian Teks a. Hosea 12:1-3 Ayat 1-2 : .”Dengan kebohongan Aku telah dikepung oleh Efraim, dengan tipu oleh kaum Israel; sedang Yehuda menghilang dari dekat Allah, dari dekat Yang Mahakudus yang setia. 2.Efraim menjaga angin, dan mengejar angin timur sehari suntuk, memperbanyak dusta dan pemusnahan; mereka mengadakan perjanjian dengan Asyur, dan membawa minyak kepada Mesir”. “Dengan kebohongan Aku telah dikepung oleh Efraim” artinya Allah seakanakan mengeluh atas ketidakjujuran Israel Utara dan penduduknya. Mereka mengatakan bahwa mereka mengabdi kepada Allah, tetapi ternyata mereka melayani para Baal. Sedang Yehuda menghilang dari dekat Allah, dari dekat Yang Mahakudus yang setia. Hukuman Allah meliputi segenap umat Tuhan dari Selatan dan Utara. Allah bukan saja Mahakudus, tetapi “Ia setia” artinya Ia dapat dipercaya, tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
menipu. “Menjaga angin, dan mengejar angin timur” artinya sikap mereka sia-sia belaka. Segala praktek keagamaan mereka (ayat 11), praktek sosial (8-9) dan politik tidak membawa hasil, tetapi hanya memperbanyak dusta dan pemusnahan (dusta mendatangkan permusuhan). “Pemusnahan” menurut Hosea berarti pembinasaan secara politis, dimana dusta dan kebinasaan akan bergandengan atau bersatu, berdamai. Politik dusta ditegur dalam
perjanjian dengan Asyur. Nabi Hosea
menentang politik perjanjian, karena perjanjian Yahwe diabaikan. Dusta terhadap Yahwe dan bangsa hanya membawa penipuan diri sendiri.115 “Angin Timur” ini adalah angin panas terik yang melambangkan penyerbuan dari pihak negeri Asyur. 116 Tuduhan bohong dan menipu terhadap Efraim masa kini, diambil dari cerita kuno mengenai bapa bangsa yakni Yakub yang menipu ayahnya yang buta dan sudah tua. Ishak, untuk mendapat hak anak sulung (Kej 27) dan lagi pamannya, yang bernama Laban, dengan tidak memberitahukan kepadanya bahwa ia mau lari (Kej 31:20), sesudah Laban menipu Yakub mengenai jati diri istrinya (Kej 29:23-25).117 ”Efraim menjaga angin” angin menunjukkan sesuatu yang kosong dan sia-sia, harapan yang sia-sia belaka dan tidak mencari Allah sumber segala berkat.118 Ayat 3: TUHAN mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. 115 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 140 116 Catatan Kaki pada Hos 12:2, Kitab Suci Katolik, 1609 117 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 637 118 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 80-81.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
Tuhan mempunyai perbantahan (perkara) dengan Yehuda. Banyak penafsir yang ingin menggantikan Yehuda dengan Israel, sehingga dianggap sebagai tambahan terakhir saja. Yakub juga ditempatkan di bawah hukuman. Yang dimaksud dengan Yakub adalah Israel Utara.119 Efraim dengan jelas diidentifikasi sebagai sepotong kayu tua yang terus menerus berbohong seperti kakeknya Yakub (Hos 12:3b).120 Allah akan menghukum Yakub sesuai dengan perbuatannya, dimana ia telah menipu ayahnya, untuk mendapatkan berkat Tuhan.
b. Hosea 12:4-7 Ayat 4-7: “Di dalam kandungan ia menipu saudaranya, dan dalam kegagahannya ia bergumul dengan Allah. 5. Ia bergumul dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya. Di Betel ia bertemu dengan Dia, dan di sanalah Dia berfirman kepadanya. 6. yakni TUHAN, Allah semesta alam, TUHAN nama-Nya. 7 “Engkau ini harus berbalik kepada Allahmu, peliharalah kasih setia dan hukum, dan nantikanlah Allahmu senantiasa”. Ayat-ayat ini meneliti masa lampau untuk mencari kesalahan Efraim atau Israel. Yang disoroti adalah Yakub. Sebelum Yakub (Israel) lahir, ia sudah menipu saudaranya. “Yakub” diartikan
sebagai yang memegang tumit dan barulah
dihubungkan dengan penipuan terhadap kakaknya Esau (Kej 27:36) diartikan penipu. “Dalam kegagahannya ia bergumul dengan Allah” istilah kegagahan dalam bahasa Ibrani berarti “harta benda” (ayat 9). Yakub telah menjadi kaya raya dan disinilah 119 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 140-141 120 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 637
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
pergumulannya dilukiskan sebagai kecongkakan, kesombongan. Kecongkakan di zaman Hosea pada Israel yaitu Israel melakukan penipuan dan mengandalkan kekuatannya sendiri. Umat Tuhan mendapat nama baru yaitu Israel artinya ia bergumul melawan Allah (Kej 32:28). Ia bergumul dengan Malaikat dan menang, Yahwe dan malaikat-Nya disebut secara bergantian dalam Kejadian 32:24 hanya disebut orang itu, engkau telah bergumul dengan Allah dan manusia. Yakub menang atas dia (Kej 32:25, 28). Kemenangan itu diartikan sebagai suatu pemaksaan. “Ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya” : Yakub memaksa berkat dari Tuhan. Menurut Hosea nama Israel itu diterima dengan cara yang kurang mengesankan dan kurang baik. Masa lampau dan masa kini terjalin: di Betel ia bertemu dengan Dia. Yang dimaksud adalah kedatangan Yakub di Betel untuk yang kedua kalinya. Bergumul dengan Yakub di Jabok itu adalah Allah Israel, Allah perjanjian. Nama-Nya Yahwe Ia mau disebut turun temurun (Kel 3:15). Dari zaman Yakub sampai zaman Hosea yang tetap berfirman adalah Allah. Allah yang berkuasa atas segala tentara di langit dan di bumi (Allah semesta alam : Zebaot). Ayat 7 merupakan anjuran untuk kembali kepada-Nya, untuk memelihara kasih setia dan hukum (kebenaran). Memelihara berarti berpegang pada. “Dan nantikanlah Allahmu (Allah Yakub), senantiasa” artinya: barangsiapa yang kembali kepada Allah (bertobat), boleh mengharapkan anugerah-Nya. Pertobatan adalah satu-satunya jalan kearah keselamatan. Kalau ingin kembali pada Allah pasti ada pengharapan, ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
masa depan. Yang terpenting adalah firman Allah dan perjanjian-Nya serta kasih setia-Nya “dipelihara”.121
c. Hosea 12:8-15 Ayat 8-9 : “Sama seperti Kanaan, dengan neraca palsu di tangannya, dan suka memeras, 9. berkatalah Efraim: "Bukankah aku telah menjadi kaya, telah mendapat harta benda bagiku! Tetapi segala hasil jerih payahku tidak mendatangkan kesalahan yang merupakan dosa bagiku.” “Sama seperti Kanaan” artinya Israel disamakan dengan Kanaan yang terkutuk oleh Allah (Kej 9:25). Mengapa demikian? Mereka secara agama menyembah berhala dan secara ekonomi mereka tidak jujur, memeras, dengan menggunakan neraca palsu. Nama Kanaan berarti “dagangan-pedagang”. Hal yang salah adalah penipuan di dalam perdagangan, mereka tidak berbuat kasih, tetapi kecurangan, pemerasan. “Bukankah aku telah menjadi kaya, telah mendapat harta benda bagiku” ini adalah ungkapan kesombongan. Kekayaan dipandang sebagai suatu bukti dari berkat Tuhan, tetapi justru dapat menjadi alasan untuk berdosa, (misalnya pemerasan dan penindasan). Pemerasan dapat menjadikan kaya. Tetapi Efraim tidak menyadari bahwa ia terkurung dalam suatu lingkaran nasib yaitu : kekayaan-dosa-kekayaan-dosa. Ia menyangkal akar buruk dari kekayaannya (segala hasil jerih payahku) dan menyangkal akibat-akibat jelek dari kekayaannya, yang tidak mendatangkan 121 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 142-143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
kesalahan dan dosa baginya. Kasih setia dan hukum telah menghilang (ayat 7) diganti dengan tipu dan pemerasan, tetapi Efraim menyangkalnya. Ia berpaut pada dosa bapa leluhurnya, tidak mau bertobat, sehingga dengan demikian ia tidak mempunya harapan, tetapi terus berputar pada lingkaran dosanya.122 Efraim membanggakan kekayaan yang jasmani, meskipun diperoleh dengan jalan tipu daya dan kekerasan, namun dengan munafik ia menyatakan bahwa ia tidak bersalah dan tidak patut dihukum.123 Ayat 10 : “Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir; Aku masih mau membuat engkau diam kembali di kemah-kemah seperti di hari-hari pertemuan raya”. “Tetapi Aku adalah TUHAN, Allahmu sejak di tanah Mesir” artinya : Allah memperkenalkan diri sebagai Allah perjanjian (Tuhan), Allah pembebas (Allahmu sejak ditanah Mesir), Tuhanlah yang membawa keluar Israel dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan (Kel 20:1). Perdagangan kehidupan di dalam kota Kanaan akan ditiadakan. “Allah akan membuat mereka diam kembali di kemah-kemah”: Israel akan tinggal jauh dari godaan-godaan Kanaan, jauh dari kekayaan yang menjadi alasan untuk penipuan politik, jauh dari segala kebohongan dan Israel akan kembali kepada Yahwe, suami semula. “Seperti di hari-hari pertemuan raja” artinya: pada masa menjadi pengantin ataupun pada masa tatkala Yahwe mendapati Israel, maka mereka akan memiliki pengharapan karena kesediaan mereka untuk kembali 122 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 143-144 123 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 81.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
(berbalik atau bertobat).124 “Pertemuan raya” yang dimaksud adalah kemah pertemuan dan peristiwa di gunung Sinai yang ditentukan Tuhan sebagai tempat pertemuan dengan umat Israel. Ayat 11: “Aku berbicara kepada para nabi dan banyak kali memberi penglihatan dan memberi perumpamaan dengan perantaraan para nabi”. Ayat ini merupakan percakapan kasih antara Allah dan umat-Nya yang berlangsung terus, seperti pada masa lampau, Allah selalu mengutus Para nabi dan berbicara kepada mereka. Para nabi datang untuk menghukum bangsa, tetapi dengan perantaraan mereka, Allah menyerukan agar umat-Nya kembali kepada-Nya. Ia banyak kali memberi penglihatan dan memberi perumpamaan dengan perantaraan para Nabi. Para nabi yang dimaksudkan adalah Gad, Natan, Elia, Elisa, Mikha, yang semuanya mendahului Nabi Hosea dan sebagian besar mereka bertindak di Kerajaan Utara. Perumpamaan perbuatan dan perumpamaan hidup, sebagai ciri khas di dalam kehidupan dan panggilan Nabi Hosea, selain itu juga ia menggunakan perumpamaan lain, seperti : “Aku ini seperti singa bagi Efraim” Efraim dahulu sebagai seekor lembu yang terlatih (10:11). Untuk masa depan masih dinantikan keselamatan dari firman Allah melalui para Nabi. Allah itu setia dan kasih-Nya tanpa batas pada orang yang selalu mencari-Nya.125 Ayat 10-11, berbicara tentang permulaan baru dengan keluaran yakni pembaharuan dengan para Nabi “Gilead” (Gal + ed : bukit kesaksian), 124 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 143 125 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 143-144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
serupa dengan Gilgal, tempat kudus kuno yang gaya upacaranya memberi kesaksian terhadap Israel.126 Ayat 12 : “Bila di Gilead ada kejahatan, maka mereka menjadi kesia-siaan belaka; di Gilgal mereka mempersembahkan lembu-lembu jantan, maka mezbah-mezbah mereka juga menjadi seperti timbunan batu di alur-alur lading”. “Gilead diartikan Galed” yang berarti timbunan batu sebagai saksi. Walaupun Gilead menjadi tempat perjanjian antara Yakub dan Laban, namun di sana masih saja ada kejahatan. Segala janji Israel dan rencananya yang baik menjadi kesia-siaan belaka.
“Gilgal”
merupakan
tempat
penyembahan
berhala.
Mereka
mempersembahkan lembu-lembu jantan, namun mereka tidak tahu kepada siapa korban-korban itu dipersembahkan. Oleh karena itu penghukuman dimaklumkan : mezbah-mezbah mereka juga menjadi seperti timbunan batu di alur-alur ladang. Reruntuhan menjadi timbunan batu sebagai saksi dari kesetiaan Allah, karena Allah mau ditaati untuk tetap tinggal di dalan-Nya. Demi kasih dan janji Allah, ia memutuskan untuk berhubungan dengan berhala-berhala yang bersaing dengan Dia.127 Setumpuk batu menunjuk pada batu-batu kesaksian yang diletakkan dekat Gilgat, pada zaman Yosua (Yos 4).128 Allah selalu memelihara Israel dengan kesetiaan, demi kemakmuran rohani dan kekayaan jasmani.
Kesalahan Israel yang tidak bisa dimaafkan adalah mereka
126 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 637 127 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 144 128 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 637
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
meninggalkan Allah dan memperbanyak mezbah-mezbah berhala. Tidaklah cukup bahwa Israel membuat mezbah berhala di Gilgal saja, tetapi mereka membangun banyak mezbah di luar kota yang menyolok seperti timbunan batu di alur-alur ladang.129 Ayat 13-14 : “Yakub melarikan diri ke tanah Aram, dan Israel memperhambakan diri untuk mendapat isteri, ya, untuk mendapat isteri ia menjadi gembala. 14 : “Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, ia dijaga oleh seorang nabi“. Agar menyingkapkan kesalahan keturunannya, maka Yakub melarikan diri ke tanah Aram. Mengapa hal ini terjadi? Karena ia menipu saudaranya (ayat 4) dan karena takut akan dendam dari Esau (Kej 27:41-45). Ayahnya berpesan supaya tidak mengambil
istri
dari
antar
puteri-puteri
Kanaan
(Kej
28:1,6).
Israel
memperhambakan diri “untuk mendapat isteri, ia menjadi gembala” : yang ditentang disini
adalah
dosa-dosa
Israel
di
bidang
politik
“melarikan
diri”
dan
memperhambakan diri kepada kuasa-kuasa asing. Dan juga dosa-dosa Israel di bidang agama yaitu mereka menyerahkan diri kepada penyembahan berhala dengan segala macam upacaranya. Semua ini untuk mendapat untung, kemakmuran, kekayaan, dan kesuburan (untuk mendapat istri sampai dua kali), dari pada memelihara kasih setia dan hukum. Tuhan tidak menghendaki perhambaan melainkan pembebasan. Ia telah menuntun Israel keluar dari Mesir (ayat 14). Sesuai dengan kutipan ini, firman Allah berhadapan dengan penipuan umat itu, ada tertulis 129 Frank. M. Boyd, Kitab Nabi-Nabi Kecil, 81-82.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
dengan perantaraan seorang Nabi. Musa hamba Tuhan adalah seorang Nabi. Ia yang meneruskan firman tentang pembebasan itu kepada rakyat dan menjadi perantara dalam menyampaikan Torah. Dialah yang menjaga Israel. Allah adalah jalan satusatunya menuju pembebasan.130 Ayat 14 : “Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, ia dijaga oleh seorang nabi“. Israel dituntun oleh TUHAN keluar dari Mesir dengan perantaraan seorang nabi, ya, “ia dijaga oleh seorang nabi” artinya : Tuhan tidak menghendaki perhambaan, melainkan pembebasan, maka Ia telah menuntun Israel keluar dari Mesir. Dengan perantaraan seorang nabi yaitu Musa hamba Tuhan , ia mengeluarkan umat Israel dari tanah Mesir. Empat puluh tahun mereka berada di padang gurung. Israel dikawali oleh nabi yang telah diutus oleh Allah dan mereka tidak mengalami kekurangan apapun. Inilah Allah yang menunjukkan kemurahan-Nya kepada anakanaknya Israel. Ayat 15: “Efraim telah menimbulkan sakit hati-Nya secara pahit, maka Tuhannya akan membiarkan hutang darahnya menimpa dia, dan akan membalas celanya kepadanya”. Ayat ini menyimpulkan pandangan ke belakang dan menerapkannya kepada masa sekarang: Efraim telah menimbulkan sakit hati-Nya dan menyinggung perasaan secara pahit. Sikap berbohong terhadap teman-teman sebangsanya dan terhadap sekutu-sekutu politiknya adalah penipuan terhadap Allah sendiri. Inilah penderitaanNya dan “sakit hati-Nya”. Seluruh dosa dan penyelewengan Efraim disebut dengan 130 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 144-145.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
“hutang darahnya” dan itu akan tertimpa atas kepalanya sebagai dosa yang tidak ditebus (bnd Im 17:4). Celanya juga bahwa dia mengakui instansi lain sebagai Tuhannya dan tidak bertobat kepada-Nya. Maka Allah membalas celanya kepadanya. Dalam segala tindakan-Nya Allah disebut Tuhan Efraim, Dia berhak berbuat demikian dan justru itu ia tidak diakui umat-Nya.131
3. Kesimpulan Dalam bab 12 ini ada dua tema yang berbeda. Di satu pihak penipuan bangsa itu, sudah ada sejak zaman dahulukala, sedangkan bapak leluhurnya menipu saudaranya di dalam kandungan. Penipuan di bidang agama, politik, sosial dan ekonomi. Dorongan utama untuk menipu adalah keinginan menjadi kaya (4,9,13) dan kekayaan itu membawa kepada ketidakadilan dan pemerasan (ayat 8). Bersama dengan banyak Nabi, Hosea merintis jalan kepada sikap Yesus terhadap orang-orang kaya : celakalah kamu yang kaya karena dalam kekayaan kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu yang sekarang ini kenyang karena kamu akan lapar (Luk 6:24-25, Mat 19:23-26). Dan dipihak lain kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya, diharapkan agar umat-Nya kembali untuk “memelihara kasih setia dan hukum” perjanjian-Nya dan kesetiaan-Nya tidak akan gagal asal saja ada tanggapan berupa pertobatan, (ayat 7). Firman Allah berisi janji masa depan yang baru yakni suatu tahap baru di dalam 131 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 145.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
sejarah keselamatan. Ketika Israel kembali ke padang gurun dan kepertemuan semula adalah dengan dialog kasih (ayat 10). Israel kembali kepada Allah (bertobat), akan mengharapkan anugerah-Nya. Pertobatan merupakan jalan satu-satunya untuk mendapatkan keselamatan. Allah menuntun Israel, membebaskan umat Israel keluar dari Mesir melalui perantaraan Nabi Musa. Ia menuntun umat-Nya dan memberikan pengharapan baru kepada mereka. Kasih dan kesetiaan Allah membawa umat Israel kembali kepada-Nya.
I. Hosea 14 :2-9 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu. 3. Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami. 4. Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim." 5. Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka. 6. Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. 7. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. 8. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. 9. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
1. Pembagian Teks a. Hosea 14:2-4 : Undangan untuk bertobat bersama-sama b. Hosea 14:5-9 : Firman Allah yang berisi pengampunan. 2. Analisis Bagian Teks a. Hosea 14:2-4 Ayat 2 : “Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu”. “Bertobatlah, kepada Tuhan, Allahmu” artinya : umat Israel harus bertobat atau kembali kepada Allah, sebab umat Israel telah tergelincir karena kesalahan dan dosa. Pertobatan dapat membawa permulaan hidup baru dari Allah kepada umat Israel. Hanya pertobatan yang sungguh-sungguh yang dapat menghantar umat Israel kembali kepada Tuhan, kurban-kurban tidak perluh dipersembahkan lagi, tetapi yang dibutuhkan adalah pertobatan hati. Maksud “Tuhan Allahmu” menurut Nabi Hosea adalah : pengalaman pribadi dan hubungan relasi yang akrab antara umat Israel dengan Tuhan.132 Tuhan Allahmu menurut Nabi Hosea tidak berbicara tentang hakikat Allah dari suatu latar belakang filosofis, tetapi Hosea berbicara dari pengalaman pribadinya dan ingatan liturgis dari hubungan akrab Tuhan dalam hidup Israel.133
132 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 156 133 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 638
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
Ayat 3 : “Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami”. “Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN” artinya : Allah menghendaki kata-kata penyesalan, pertobatan yang sungguhsungguh kepada Tuhan. Yang pertama adalah doa pengampunan. “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik” artinya : kebaikan dan anugerah Allah, atau dapat dikatakan juga “terimalah yang baik” artinya terimalah penyesalan kami. Kata kurban (mempersembahkan), dalam arti kurban rohani (pengakuan kami), kurban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur, hati yang patah dan remuk redam tidak akan kupandang hina ya Allah. Dan akhirnya pertobatan itu dibutuhkan kesediaan diri untuk meninggalkan segala sesuatu yang selalu diandalkan. Dalam hal ini kuasa-kuasa semu harus disingkirkan terhadap yang Mahakuasa, Allah perjanjian. permohonan yang kuat dari hati Allah adalah agar Israel kembali Allah. Memberi sebagai persembahan : merupakan Allah sebagai satu-satunya sumber pengharapan yang telah memanggil umat Israel dari Mesir, mengajarnya berjalan dan membentuk perjanjian kasih di padang gurun.134 Memberi sebagai persembahan : banyak nabi yang mengalami menderita karena penyelewengan istrinya yang tidak setia, dan orang lain dalam tempat kudus, tetapi ia tetap berbicara positif mengenai ritual dan ibadat. Hal ini merupakan sumber dari pengharapannya kepada satu Allah yang memanggil umat Israel dari Mesir. Ia 134 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 156.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
mengajarinya berjalan dan membentuk perjanjian kasih di padang gurun (2:18-22, 11).135 “Kata-kata penyesalan” merupakan suatu pernyataan sesal sejati, dimana kurban-kurban tidak dapat menggantikannya.136 Ayat 4 : “Asyur tidak dapat menyelamatkan kami; kami tidak mau mengendarai kuda, dan kami tidak akan berkata lagi: Ya, Allah kami! kepada buatan tangan kami. Karena Engkau menyayangi anak yatim”. “Asyur tidak dapat menyelamatkan kami” artinya : umat Israel mengakui kesia-siaan mereka yang bersandar kepada “lengan manusia” yaitu bersandar pada Asyur yang tidak menyelamatkan mereka. “Kuda” artinya pasukan berkuda, yang dimaksud adalah kekuatan militer (Hos 10:13). “Kami tidak akan berkata lagi, ya Allah kami kepada buatan tangan kami” artinya : ungkapan hati umat Israel yang mau bertobat dengan meninggalkan kepercayaan akan patung-patung berhala, khususnya anak lembu. Umat Israel tidak percaya lagi pada dewa-dewa, tetapi percaya pada Tuhan sebagai penyelamat Israel. Pertobatan Israel ini
tidak lagi
berharap kepada lengan manusia dan menolak kecemaran penyembahan berhala. “Menyanyangi anak Yatim” ini menunjuk kepada umat Israel, dan juga kepada anaknya Hosea yang kedua dan ketiga yang dianggap tidak sah (1:6,8), namun ia anggap
sebagai
anaknya
sendiri,
seperti
Allah
menerima
Israel.
Allah
memperlakukan, memperhatikan yatim piatu secara khusus, karena mereka dianggap lemah, golongan yang tak berdaya sehingga mereka akan disayangi oleh Allah.137 135 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 638 136 Catatan Kaki pada Hos 14: 3, Kitab Suci Katolik, 1612 137 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 157, B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 638
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
b. Hosea 14:5-9 Ayat 5 : “Aku akan memulihkan mereka dari penyelewengan, Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela, sebab murka-Ku telah surut dari pada mereka” Maksud dari ayat ini adalah : Allah akan mendengarkan umat Israel yang telah bertobat dan mengaku salah, sebab Allah menyatakan pengampunan dan janji keselamatan melalui nabi-Nya. Ketidaksetiaan Israel akan diambil oleh Allah, sikap yang membelakangi Allah yakni tidak mau bertobat, akan dirubah-Nya, disembuhkan-Nya, sehingga hubungan atau relasi antara Allah dan umat Israel akan pulih kembali seperti semula. Anugerah Allah menjadi dasar : Aku akan mengasihi mereka dengan sukarela. Kata yang khas bagi Hosea : kasih dan khususnya kasih yang berasal dari kebebasan Allah. Dia bebas untuk mengasihi dan bebas pula untuk tidak mengasihi. Tuhan mengasihi kita dengan suka rela, oleh karena itu Ia tidak mendapati sesuatu alasan dalam diri kita, sehingga kita harus dikasihi, melainkan Ia menyatakan kasih-Nya kepada orang-orang yang tidak layak dikasihi-Nya. Dasar kasih Allah (sebab) murka-Ku telah surut dari pada mereka. “Allah hanya dapat menjadi Bapa kita, apabila Ia dahulu menjadi penyembuh kita, yang menyembuhkan segala penyelewengan”138 Ayat 6-9 : “Aku akan seperti embun bagi Israel, maka ia akan berbunga seperti bunga bakung dan akan menjulurkan akar-akarnya seperti pohon hawar. 7. Ranting-rantingnya akan merambak, semaraknya akan seperti pohon zaitun dan berbau harum seperti yang di Libanon. 8. Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon. 9. Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? 138 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 158.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah”. “Embun” adalah lambang dari hidup pemberian Allah. Embun muncul tanpa hujan dan merupakan suatu sumber yang penting untuk makanan tetumbuhan selama musim panas yang panjang dalam tanah yang kalau malam hari sangat dingin dan siang hari sangat panas. “ia akan berbunga seperti bunga bakung” merupakan kembang yang indah dan kuat, yang masih tumbuh diantara semak duri. Kehidupan baru, perkembangan baru, kekuatan baru, semuanya itu akan bertahan terus sebab akarnya kuat dan tinggi seperti pohon hawar, ia akan seumpama pohon zaitun yang selalu menghasilkan buah. Dan akan berbau harum seperti yang di Libanon. Israel akan menjadi menarik dan menyenangkan diantara bangsa-bangsa. Mereka akan kembali dan diam dalam naunganKu. Kembali berarti “bertobat” Israel akan diam sejahtera, berada dalam perlindungan kekasihnya (bukan lagi para Baal, melainkan Allah sendiri).139 “Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku” artinya mereka akan kembali dan diam dalam naungan Tuhan. Pohon sanobar merupakan pohon yang rindang dan mengibaratkan hidup yang sumbernya adalah Tuhan semata-mata. Pemujaan berhala yang terjadi dibawah pohon rindang itu sudah dikutuk.140 “Seperti embun” Embun adalah lambang dari hidup pemberian Allah. Embun ini muncul tanpa hujan dan merupakan sumber yang penting untuk makanan 139 Dr. A. De Kuiper, Tafsiran Hosea, 158-160. 140 Catatan Kaki pada Hos 14:8-9, Kitab Suci Katolik, 1612
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
tetumbuhan selama musim panas yang panjang dalam tanah, yang kalau malam hari sangat dingin, dan siang hari sangat panas. 141
3. Kesimpulan
Akhir dari semua yang disampaikan oleh Nabi Hosea adalah permulaan baru, kehidupan baru bagi Israel. Murka Allah dikalahkan oleh kasih-Nya. Allah tidak selamanya menuntut dan tidak selamanya mendendam. Apa yang telah dijanjikanNya sungguh terjadi, tidak mengingkarinya, termasuk kebebasan-Nya untuk mengasihi lagi umat Israel yang tidak setia pada-Nya. Israel kembali kepada Allah (pertobatan),
meninggalkan
penyembahan-penyembahan
berhala
(Baal)
dan
selamanya akan berada dibawah lindungan Allah. Allahlah yang menjadi kekasih bagi umat Israel. Allah memberi kehidupan baru, harapan baru serta menyembuhkan penyelewengan umat Israel. Umat Kristen mengetahui bahwa di dalam Kristus, Allah menawarkan kehidupan baru dengan kelimpahan anugerah-Nya. Satu-satunya jalan untuk menerima kehidupan baru itu Ia harus menderita di kayu salib. Di jalan salib inilah murka Allah dikalahkan oleh kasih-Nya. Ketidaksetiaan umat Israel kepada Allah, tidak mengubah sedikitpun kasih Allah kepada mereka. Allah mencintai dan mengasihi umat Israel, walaupun mereka tidak pantas dicintai. Kasih dan kesetiaan Allah mengalahkan kemurkaan umat Israel pada-Nya. Allah adalah kasih dan kasih141 B. Dianne, CSA, Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, 638
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
Nya sempurna bagi umat yang disayangi-Nya, dimana Israel mengalami kehidupan baru, karena telah kembali kepada Allah.
J. Penutup Dari setiap pembahasan kutipan, penulis dapat menyimpulkan bahwa kasih dan kesetiaan Allah sungguh nyata kepada umat Israel. Kasih dan kesetiaan Allah terlihat dalam beberapa kutipan dari Kitab Nabi Hosea yang sudah dibahas dan ditafsirkan sebagai berikut: 1. Hosea bab 1-3 : Mengungkapkan kasih dan kesetiaan Allah yang sungguh luar biasa, dimana umat Israel digambarkan sebagai istri yang tidak setia dan mengkianati suaminya, namun suami yang digambarkan sebagai Allah, terus mencintai dan mengasihi istrinya tanpa batas. Ketika istrinya bersundal dan berzinah, suaminya tidak pernah menolaknya tetapi menerimanya kembali dengan kasih dan kesetiaan. Umat Israel yang tidak setia, suka bersundal, berzinah, namun kasih Allah tidak pernah berubah untuk tetap mencintai, mengasihi umat Israel. Allah tetap setia pada kasih dan perjanjian-Nya. Walaupun Ia dikianati, namun kasih-Nya tidak pernah berubah. Pada kutipan ini yang ditekankan oleh Nabi Hosea adalah mengenai : kasih dan kesetiaan, pengampunan dan perjanjian. 2. Hosea 6:6 : Mengungkapkan dengan jelas bahwa Allah menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan. Satu-satunya kurban yang berkenan pada Allah adalah pertobatan. Pada ayat ini yang ditekankan adalah pertobatan hati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
3. Hosea 10:9-15 : Umat Israel sangat berdosa terhadap Tuhan, dan Tuhan menghajar, menghukum, Israel, bukan karena benci tetapi Tuhan bermaksud mau mendidik umat Israel agar dapat kembali kepada Tuhan dan menerima kembali anugerah-anugerah Allah yang sudah disediakan bagi mereka. penekanan dalam bab ini adalah anugerah dan pertobatan. 4. Hosea 11:1-11 : Kasih Allah merupakan dasar mengapa Allah memilih umat Israel sebagai umat kesayangan-Nya dan mengadakan perjanjian dengan mereka. Umat
Israel
tidak
setia
dengan
perjanjiannya
pada
Allah.
Israel
mempersembahkan korban dan bakaran pada allah-allah lain, menyembah Baal, menyembah patung-patung, melupakan kebaikan-kebaikan Allah yang telah menyelamatkan mereka, namun karena Allah itu adalah kasih, maka kasih-Nya mengalahkan murka-Nya kepada Israel. Karena kasih, Allah menarik Israel kembali kepada-Nya dan memperbaharui perjanjiannya dengan Allah. Bab ini menekankan tentang kasih dan kesetiaan Allah lebih kuat dari segala-galanya (baik itu murka ataupun penghukuman). 5. Hosea 12:1-15 : Allah menghukum Israel sesuai dengan perbuatannya, namun karena kasih Allah, Ia mengajak Israel untuk kembali kepada-Nya melalui para nabi. Israel tetap bersikap seperti bapak leluhurnya (menipu, memeras, tidak adil, tidak benar, sombong). Pada bab ini yang ditekankan adalah mengenai kasih Allah, yang selalu mengajak Israel untuk selalu bertobat. 6. Hosea 14:2-9 : Allah mengajak Israel untuk bertobat, dengan menyesali dosa dan kesalahan mereka. Akhir dari semua yang disampaikan oleh Nabi Hosea
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
adalah permulaan baru, kehidupan baru bagi Israel. Murka Allah dikalahkan oleh kasih-Nya. Allah tidak selamanya menuntut dan tidak selamanya mendendam.
Apa
yang
telah
dijanjikan-Nya
sungguh
terjadi,
tidak
mengingkarinya, termasuk kebebasan-Nya untuk mengasihi lagi umat Israel yang tidak setia pada-Nya. Penekanan dalam bab ini adalah pertobatan dan janji Allah. Dari penekanan setiap bab di atas, itulah yang akan diusulkan oleh penulis untuk dipergunakan sebagai tema dalam katekese persiapan calon perkawinan. Ada 4 tema yang diusulkan penulis yaitu: 1. Kasih dan kesetiaan : Kasih dan kesetiaan suami istri merupakan gambaran kasih dan kesetiaan Allah. Nabi Hosea menggambarkan Allah yang setia pada umat Israel, sedangkan istri menggambarkan umat Israel
yang tidak setia
kepada Allah atau kepada suaminya. Kasih dan kesetiaan Allah dilihat dalam diri Nabi Hosea, dimana ketika istrinya berzina, namun Nabi Hosea tetap menerimanya sebagai istri yang dikasihi walaupun ia tidak setia padanya. 2.
Dosa dan pengampunan : Ketika umat Israel menyembah allah-allah lain, (Baal), Allah mengampuni mereka. Allah tidak melihat berapa banyak dosa yang diperbuat
oleh
umat
Israel,
tetapi
Allah
mengampuni
untuk
menyelamatkan mereka agar mengalami kebahagiaan bersama-Nya. 3.
Perjanjian : Hubungan antara Allah dan Israel adalah hubungan perjanjian. Perjanjian kasih Allah dengan umat Israel. Hubungan ini
bukan sekedar
mengatur hubungan kasih dengan hukum serta penyerahan dari kedua pihak,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
tetapi merupakan suatu hubungan personal antara Allah dan umat kesayanganNya. 4.
Anugerah dan pertobatan: yang diharapkan oleh Allah adalah umat Israel bertobat dan kembali kepada-Nya, untuk menerima berkat-berkat yang dijanjikan Allah dan mengalami kebahagian dan suka cita yang sudah pernah dialaminya. Keempat tema inilah yang akan dimasukkan kedalam bahan katekese persiapan
perkawinan sebagai sumbangkan kepada Paroki Marganingsih Kalasan, dalam rangka mempersiapkan persiapan calon perkawinan. Namun sebelumnya, penulis akan menganalisis bahan-bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan. Analisis bahan katekese persiapan perkawinan ini akan dibahas dalam bab IV.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV
ANALISIS TERHADAP BAHAN KATEKESE PERSIAPAN PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN
A. Pengantar
Persiapan untuk memasuki pernikahan dan hidup berkeluarga sangatlah penting khususnya bagi kaum muda. Hal ini ditegaskan oleh Paus Yohanes Paulus II yang menyatakan bahwa mempersiapkan orang muda untuk menikah dan berkeluarga disaat ini sangatlah penting dibanding saat-saat sebelumnya. Menurut adat istiadat kuno, keluargalah yang menjamin penyaluran nilai-nilai hidup pernikahan dan keluarga kepada generasi muda. Mereka menjalankan itu melalui proses bertahap pendidikan atau inisiasi. Akan tetapi banyak perubahan-perubahan yang sudah berlangsung di masyarakat modern pada umumnya. Maka dalam hal ini, bukan hanya keluarga saja yang berusaha untuk menyiapkan kaum muda dalam persiapan pernikahan, tetapi masyarakat dan Gereja pun terlibat dalam usaha menyiapkan kaum muda dalam pelbagai tanggung jawab mereka di masa yang akan datang, khususnya dalam hidup berkeluarga. Banyak kendala-kendala yang sekarang ini muncul dalam kehidupan keluarga yang bersumber pada kenyataan hidup, bahwa dalam situasi yang serba baru, kaum muda tidak hanya kehilangan kesadaran akan tata nilai yang seharusnya, tetapi karena mereka tidak lagi mengenal norma-norma tertentu bagi perilaku mereka, bahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
sudah tidak tahu lagi bagaimana menghadapi dan menanggapi kesulitan-kesulitan yang baru. Menurut pengalaman kaum muda, yang telah dipersiapkan dengan baik, bagi hidup berkeluarga, pada umumnya hidup mereka lebih baik dan berhasil menjadi keluarga Kristen yang sejati. Oleh karena itu Gereja perlu mengembangkan programprogram persiapan perkawinan yang lebih baik dan lebih intensif. Para calon persiapan perkawinan ini dipersiapkan melalui bahan-bahan katekese yang digunakan, lamanya waktu persiapan perkawinan dan metode “Kursus-kursus Persiapan perkawinan” serta menjaga keseimbangan antara berbagai aspek segi ajaran, pedagogi, hukum dan medis mengenai pernikahan. Persiapan perkawinan yang dilakukan bermaksud agar para calon persiapan perkawinan tidak hanya menerima pembinaan pengetahuan saja, tetapi merasa juga secara aktif memasuki jemaat gerejawi, seperti yang dinyatakan dalam (Familiaris Consortio. 66). Persiapan Perkawinan itu penting supaya para calon persiapan perkawinan memahami dan meletakkan perkawinan mereka dalam rencana Allah. Paroki Marganingsih Kalasan juga, mempunyai program untuk para calon persiapan perkawinan. Persiapan bagi calon perkawinan ini dilaksanakan melalui pendalaman bahan-bahan katekese persiapan perkawinan. Menurut buku Pembinaan persiapan berkeluarga, Paroki Marganingsih Kalasan bahan-bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan adalah tentang : Gender, Ajaran Gereja Katolik tentang perkawinan, moral perkawinan, psikologi pria dan wanita, ekonomi rumah tangga, komunikasi keluarga atau relasi suami istri, reproduksi manusia dan pengaturannya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
menyambut permata hati, keluarga berencana, penyesuaian seksualitas dalam perkawinan, pendidikan iman anak dan pendidikan seksualitas anak. Dalam bab IV ini, penulis akan menganalisis bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan. Maksud penulis menganalisis bahan ketekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan ini adalah sebagai salah satu usaha untuk memasukkan pesanpesan pewartaan Nabi Hosea, ke dalam bahan katekese persiapan perkawinan. Pesan pewartaan Nabi Hosea itu adalah : Kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian , anugerah dan pertobatan.
B. Arti Katekese Persiapan Perkawinan Menurut Catechesi Tradendae dikatakan bahwa: “Katekese merupakan pembinaan iman anak-anak, kaum muda dan orangorang dewasa, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen” (CT. No18). Dari paham ini dapat dikatakan bahwa setiap umat Allah yang telah dibaptis, dalam hal ini para calon suami istri berhak mendapat pelayanan pembinaan iman. Penyampaian pengajarannya diberikan secara organis dan sistematis. Melalui pokokpokok ajaran Gereja yang disajikan diharapkan agar para calon suami istri semakin berkembang, dalam kasih dan kesetiaan, turut bertanggung jawab dan bersaksi tentang imannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
Para calon suami istri dipanggil untuk memasuki keluarga baru dan memasuki kepenuhan hidup Kristen artinya mereka dipanggil untuk mengalami kebahagiaan dan bersatu dengan pribadi Yesus Kristus. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa katekese persiapan perkawinan merupakan usaha pembinaan iman para calon suami istri untuk saling tolong menolong secara terus menerus dari mereka, dapat mengartikan dan mendalami hidup pribadi maupun bersama sebagai calon suami istri menurut pola Kristus menuju pada hidup keluarga Kristiani yang dewasa. Rumusan ini dapat diterapkan pada para calon keluarga baru, di mana mereka akan saling merasa terikat dan mempunyai tanggung jawab moril satu terhadap yang lain, sehingga usaha saling tolong menolong yang terus menerus dapat diusahakan dan diwujudkan dalam persiapan perkawinan atau persiapan untuk membentuk keluarga baru. Agar para kaum muda dan orang-orang dewasa yang mengikuti kursus persiapan perkawinan, mengalami kebahagiaan karena bersatu dengan Yesus sebagai pusat hidup, maka mereka berhak mendapat keempat elemen sebagai seorang Kristen Menurut (Catechesi Tradendae, No 23-25) keempat elemen itu adalah: kerygma untuk membangkitkan iman (pewartaan), pelayanan kepada umat, (Diakonia), perayaan sakramen-sakramen (liturgia), dan kesaksian apostolis missioner (martiria). Ciri khas dalam katekese adalah mengkomunikasikan iman. Komunikasi iman dilakukan melalui sharing pengalaman hidup sehari-hari yang sudah direfleksikan dan dimaknai sebagai pengalaman iman. Melalui sharing pengalamann iman ini, iman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
setiap pribadi akan diteguhkan, dikuatkan dan semakin berkembang atau dewasa lewat pergulatan dan pergumulan hidup yang dialami setiap hari.
C. Persiapan-Persiapan Perkawinan Persiapan
perkawinan
merupakan
suatu
proses
yang
bertahap
dan
berkelanjutan. Persiapan perkawinan ini dikatakan sebagai suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan karena mencakup tiga tahap persiapan pokok yaitu : persiapan jangka panjang, persiapan jangka pendek dan persiapan terakhir menjelang perkawinan. Kursus Persiapan Perkawinan merupakan salah satu upaya yang bertujuan untuk mempersiapkan para calon suami istri dalam memasuki kehidupan berumah tangga, membekali mereka dengan berbagai informasi, pemahaman, masukan dan sharing yang berkaitan dengan kehidupan perkawinan atau kehidupan berkeluarga. Berbagai input yang diberikan diharapkan akan menjadi bekal dan modal untuk membangun keluarga Kristiani yang sakinah.1 Tiga tahap persiapan pokok yaitu : persiapan jangka panjang, persipan jangka pendek dan persiapan terakhir atau persiapan menjelang perkawinan.
1
Dr. T.I. Ketut Adi Hardana, MSF, Kursus Persiapan Perkawinan, Obor, Jakarta, 2010, 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
1. Persiapan Jangka Panjang Hidup berkeluarga disiapkan semenjak anak dalam kandungan. Ketika seorang ibu sedang mengandung, ia dan suaminya mesti menjaga pikiran, emosi, dan tindakannya. Situasi hati dan kejiwaan orang tua berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak dalam kandungan. Ketika anak lahir, anak mulai diberi pendidikan : nilai manusiawi (kesehatan, kerapian, keramahan, ketekunan, keterbukaan, kejujuran dan keadilan), nilai Kristiani (iman, harapan dan kasih), dan nilai seksualitas (anatomi, dorongan, reproduksi). 2. Persiapan Jangka Pendek Hidup berkeluarga disiapkan secara intensif sejak masa pacaran : pacaran kristiani, untuk pengenalan karakter. Ajaran tradisi kuno : bibit (latar belakang keluarga), bobot (kualitas pribadi : kejiwaan, mentalitas dan iman), dan bebet (kesiapan seseorang dalam memberi nafkah keluarga). 3. Persiapan Terakhir : (Menjelang Perkawinan) Beberapa bulan menjelang pernikahan (± 3 bln), hidup berkeluarga disiapkan secara lebih intensif lagi. Calon persiapan perkawinan (sama-sama Katolik) perlu bersama-sama menghadap Pastor Paroki pihak calon mempelai puteri. Jika salah seorang bukan Katolik, hendaknya menghadap Pastor Paroki pihak calon yang Katolik. Yang perlu dibicarakan adalah kapan penyelidikan Kanonik, kapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
menikah, dimana menikah dan bagaimana liturgi perkawinan.2 Secara hukum Gereja poin-poin di bawah ini sangat perlu dan harus dipenuhi oleh calon suami istri diantaranya: a. Kursus persiapan perkawinan: pasangan menikah tanpa terlebih dahulu mendapat pembekalan ibarat orang maju perang membawa pedang, tapi tidak tahu teknik menggunakan pedang yang baik. b. Penyelidikan Kanonik : Tujuan : mendapatkan kepastian moral bahwa perkawinan valid dan licit (Kan 1066) : wajib dilaksanakan sebelum menikah. Cara : penyelidikan langsung atas calon pasangan, dengan focus pertanyaan tentang ajaran katolik tentang perkawinan, halangan nikah dan kesungguhan kehendak untuk menikah, dengan mengisih berkas kanonik oleh penyelidik atas dasar jawaban calon, Statuta Keuskupan Regio Jawa (SKRJ 113) : satu persatu demi menjamin kebebasan. Dokumen : surat baptis asli terbaru, (max 6 bulan, SKRJ 114), surat keterangan status bebas untuk non katolik, akta nikah atau cerai, dan lain-lain. c. Pengumuman : 3 kali dalam tiga minggu, di paroki domisili atau kuasi domisili calon (SKRJ 115), juga di paroki tempat baptis, serta di tempat perkawinan
2
Paus Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio, Jakarta, 2011, art. 66, Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 8-9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
akan dilaksanakan. Siapa saja yang tahu adanya halangan wajib lapor, kecuali berkaitan dengan pengakuan dosa, tidak boleh lapor.3 d. Sebelum nikah sedapat mungkin telah menerima sakramen penguatan dan tobat (Kan 1065). e. Pernikahan : Kan 1108, 1117, 1127. 1. Prinsip : para calon suami istri, kendati hanya satu saja dari pasangan terikat oleh tata peneguhan kanonik (forma canonica). 2. Forma canonica : para calon suami istri yang akan menerima tata peneguhan atau pernikahan harus : a) Dihadapan peneguh utama: ordinaris wilayah atau imam atau diakon tertabis (bukan prodiakon) atau delegates. b) Di hadapan saksi umum: dua orang beriman Katolik. 3. Nikah ganda : para calon suami istri yang merayakan dua bentuk kesepakatan nikah. a) Arti: ada dua bentuk perayaan yang sama-sama menanyakan kesepakatan nikah b) Prinsip : dilarang oleh Gereja(Kan 1127 $ 3) 4. Nikah ekumenis : para calon suami istri yang beda Gereja.
3
Para Wali Gereja Regio Jawa, Statuta Keuskupan Regio Jawa, Kanisius, Yogyakarta, 1996, No 113-115, Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 8-9.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142
a) Arti : pernikahan di hadapan imam dan pendeta, dengan imam menjadi peneguh utama. b) Prinsip : diperbolehkan untuk mendukung ekumenisme.4
D. Tujuan Katekese Persiapan Perkawinan
1. Membina hubungan personal dengan pribadi Yesus Kristus, supaya dapat mengalami cinta kasih-Nya. Tujuan ini, bukan saja menghubungkan para calon suami istri dengan Yesus Kristus, tetapi mengundang mereka untuk memasuki persekutuan hidup yang mesra dengan-Nya. Ketika hubungan mereka dengan Yesus semakin dekat, maka hubungan atau relasi diantara kedua calon suami istri pun akan semakin dekat dan harmonis, sehingga keduanya akan mengalami kasih dan kebahagiaan dari Yesus sendiri. Hanya Yesuslah yang dapat membimbing para calon suami istri kepada cinta kasih Bapa dalam Roh, dan mengajak mereka untuk ikut serta menghayati hidup Tritunggal Kudus dalam keluarganya yang baru.5
4
Kitab Hukum Kanonik, Kan 1065,1066, 1108,1117, 1127, Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 8-9. 5 Paus Yohanes Paulus II, Catechesi Tradendae, Jakarta, 1992, No 5,20, 25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143
2. Pengajaran dan pendewasaan iman. Bila calon suami istri
masih dalam tahap awal atau yang baru tumbuh,
mereka dapat merawat iman, dalam pengetahuan dan hidup Kristen pada umumnya. Tujuan inipun diharapkan agar para calon suami istri dapat mengembangkan pengertian, pemahaman tentang misteri Kristus dalam cahaya firman Allah, sehingga seluruh pribadi mereka diresapi oleh firman Allah sendiri. Para calon suami istri yang menerima pribadi Yesus sebagai satu-satunya Tuhan, serta menyerahkan diri mereka kepada-Nya, melalui pertobatan hati yang jujur, berusaha untuk mengenal Yesus, mengerti “misteri”-Nya, memahami kerajaan Allah yang diwartakan dalam injil-Nya, dan jalan yang telah digariskan-Nya bagi siapa pun yang ingin mengikuti-Nya. Menjadi keluarga Kristen berarti mengatakan “ Ya” untuk tetap setia pada janji perkawinan kepada Yesus. “Ya” mempunyai dua taraf yaitu: kesanggupan para calon suami istri berarti mereka berpasrah diri kepada sabda Allah dan mengandalkan-Nya dalam hidup, dan juga berarti mereka berusaha makin menyelami makna sabda itu yang mendalam.
3. Menyiapkan para calon suami istri yang akan memasuki hidup berkeluarga. Persiapan untuk hidup berkeluarga di laksanakan dalam bentuk kursus persiapan perkawinan. Persiapan itu diberikan melalui pendalaman bahan ketekese persiapan perkawinan. Persiapan perkawinan merupakan suatu usaha memberikan bekal, pegangan hidup, agar para calon suami istri mengambil tindakan, bertanggung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144
jawab dengan hidup,
dan mengatur hidup sendiri sesuai dengan ajaran moral
Kristiani. Selain itu juga kursus persiapan perkawinan untuk hidup berkeluarga, dapat melengkapi kebutuhan calon suami istri dalam segi psikologi, moral, seksualitas, kesehatan, ekonomi, dan informasi secara luas dan mendalam, mengenai berbagai macam hal yang berkaitan dengan masalah hidup berkeluarga melalui bahan-bahan katekese persiapan perkawinan.
4. Menanamkan benih panggilan Kristiani melalui keluarga-keluarga dan pendidikan iman anak. Kursus persiapan perkawinan dalam arti luas tidak hanya mempersiapkan para calon suami istri, untuk membentuk keluarga kristiani yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak saja, tetapi membangun keluarga kristiani dalam arti membangun keluarga Allah dan membangun Kerajaan Allah. Oleh karena itu penting untuk membuka wawasan baru dan luas bagi mereka, agar mampu melihat adanya panggilan hidup lain (hidup sebagai imam, suster, bruder), selain panggilan untuk hidup berkeluarga dan bahwa setiap umat katolik bertanggung jawab dalam menumbuh kembangkan panggilan itu melalui doa bersama dalam keluarga. Para calon suami istri mempunyai peranan yang penting dalam mempersiapkan, dan mendidik anak-anak yang akan dipercayakan kepada mereka dengan penuh tanggung jawab. Pendidikan iman anak, seharusnya di mulai sejak anak usia dini, sehingga iman anak dari hari ke hari semakin berkembang dan menjadi pribadi yang beriman dewasa, berani untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145
memilih dan menjawab panggilan Tuhan baik sebagai imam, suster, bruder maupun hidup berkeluarga yang tangguh dan bangga sebagai orang katolik.6
E. Analisis Bahan–Bahan Katekese Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan.
Pada zaman ini nilai kesetiaan dalam keluarga telah mendapat tantangan. Karena tersaing oleh keutamaan-keutamaan modern (hedonisme, budaya instan dll). Nilai kesetiaan sudah menjadi luntur di zaman sekarang ini. Di manakah kunci untuk menciptakan keluarga yang ideal itu? Bagaimana Gereja harus bersikap dan menghadapi hilangnya nilai kesetiaan pada pasutri Kristiani dalam dunia modern ini? Apa yang harus dilakukan agar keluarga tetap terbina sesuai dengan harapan Gereja, dan harapan keluarga itu sendiri? Tanggapan Gereja adalah diadakannya kursus persiapan perkawinan yang diselenggarakan di setiap Paroki, melalui bahan-bahan katekese calon persiapan perkawinan. Dengan demikian calon suami istri atau calon keluarga baru itu, dapat mempunyai pandangan yang lebih baik, memiliki kualitas pribadi yang handal dan membangun keluarganya berdasarkan kasih dan kesetiaan Allah sendiri.
Dalam penulisan Bab IV ini, penulis menganalisi bahan-bahan
katekese Kursus persiapan perkawinan yang digunakan di
6
Dr. T.I. Ketut Adi Hardana, MSF, Kursus Persiapan Perkawinan, Perkawinan Kristen, Kanisius, Yogyakarta, 1991., 66.
Paroki Marganingsih
2-4,
Bernard
Cooke,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146
Kalasan, dengan dasar analisisnya dari pesan-pesan pewartaan Nabi Hosea yaitu mengenai Kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, ikatan perjanjian (janji nikah) dan anugerah dan pertobatan. 1. Bahan-Bahan Kursus Persiapan Perkawinan a. Buku yang digunakan adalah : 1. Pembinaan Persiapan Berkeluarga (Buku Panduan Paroki Kalasan). 2. Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga, Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta. 3. Bersiap
untuk
Menikah,
Katekese
Persiapan
Perkawinan
(Komisi
Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang) 4. Kursus Persiapan Hidup Berkeluarga, Tim Pusat Pendampingan Keluarga “Brayat Minulyo” 5. Perkawinan Katolik Menurut Kitab Hukum Kanonik b. Isi buku 1. Buku-buku yang disebut di atas (No 1-4) berbicara tentang: a. Gender, yang isinya berbicara mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan, pengertian gender, seks, bentuk-bentuk ketidak adilan yang muncul dan kekerasan terhadap perempuan. b. Ajaran Gereja Katolik tentang perkawinan, menyampaikan bagaimana idealnya sebuah keluarga Kristiani, realitas perkawinan saat ini, bagaimana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147
menyiapkan keluarga kristiani agar siap menghadapi tantangan dan panggilan dasar keluarga Katolik dengan kasih dan kesetiaan Allah. c. Moral Perkawinan, meliputi : pedoman perkawinan dalam Kitab Suci, pokok-pokok ajaran Kitab Suci dan Gereja Katolik. d. Psikologi Pria dan Wanita, berbicara mengenai perbedaan pria dan wanita, perkembangan kejiwaan pria dan wanita menuju kedewasaan kepribadian, harapan-harapan menjelang dan dalam perkawinan, sebabsebab kegagalan perkawinan, dan saran demi keberhasilan perkawinan. e. Ekonomi Rumah Tangga, menyangkut pokok masalah ekonomi rumah tangga, pengendalian keuangan keluarga, rencana jangka panjang. f. Komunikasi / Relasi Suami Istri, meliputi : pola umum dalam berkomunikasi, membangun relasi dengan komunikasi, bahasa komunikasi dan dimensi sakramen dalam komunikasi. g. Reproduksi Manusia dan Pengaturannya, berbicara mengenai alat-alat reproduksi pria dan wanita. h. Menyambut Permata Hati, menyangkut sikap calon ayah dan ibu, masa kehamilan, gangguan-gangguan yang terjadi dalam masa kehamilan, cara hidup ibu hamil, tanda-tanda proses persalinan dan persiapan-persiapan menjelang persalinan. i. Keluarga Berencana, membahas mengenai KB menurut ajaran Gereja Katolik dan pencegahan kehamilan secara alamiah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148
j. Penyesuaian Seksualitas dalam Perkawinan, meliputi hakekat hasrat atau gairah seksual, dua masalah penyesuaian seksualitas, interstimulasi seksual, selaput darah dan bulan madu. k. Pendidikan Iman Anak dan Pendidikan Seksualitas Anak, membahas tentang prinsip-prinsip pendidikan katolik dan segi biologis dalam seksualitas. 2. Perkawinan Katolik Menurut Kitab Hukum Kanonik, khusus bagian perkawinan isinya mengenai, perkawinan dalam pandangan Katolik, paham dasar perkawinan yang meliputi : arti atau hakekat perkawinan, tujuan perkawinan, sifat perkawinan, sifat sakramen perkawinan dan halanganhalangan nikah.
2. Analisis Hasil analisis dari bahan-bahan katekese yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, dasarnya adalah melihat dari pesan pewartaan menurut versi Nabi Hosea tentang Kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, ikatan perjanjian (janji nikah) dan anugerah dan pertobatan. Dari analisis bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan dengan pesan pewartaan Nabi Hosea ditemukan ada kelebihan dan kekurangannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149
a. Kelebihan : Para calon suami istri memperoleh informasi dan pemahaman yang cukup mengenai berbagai segi kehidupan, baik itu menyangkut yang jasmaniah/ fisik maupun yang rohaniah tentang bagaimana hidup berkeluarga. Para calon suami istri dapat menghayati dan mengembangkan iman melalui ajaran-ajaran Gereja, Tradisi Gereja, Kitab Suci, dalam pengalaman hidup sehari- hari. b. Kekurangan : Dari seluruh bahan kursus persiapan perkawinan yang disajikan, masih bersifat informasi, tidak ada penekanan khusus tentang kasih dan kesetiaan yang merupakan dasar dari perkawinan itu sendiri. Hal ini dilihat dari pesan pewartaan menurut versi Nabi Hosea.
c. Gagasan Hosea : 1. Kasih dan Kesetiaan Allah : alasan yang mendasar mengapa umat Israel dipilih Allah menjadi umat kesayangan? Karena kasih dan kesetiaan Allah lebih kuat dari kemurkaan-Nya. 2. Dosa dan Pengampunan : Allah tidak menghitung dosa dan kesalahan umat Israel, tetapi Ia mengampuni umat Isreal karena kasih dan kesetiaan-Nya yang begitu besar pada umat pilihan-Nya itu. Allah adalah kasih, maka Ia mengalahkan kemurkaan-Nya pada Israel dengan kasih dan kesetiaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150
3. Perjanjian : hubungan Allah dan umat Israel adalah hubungan perjanjian. Begitu pula hubungan suami istri merupakan hubungan perjanjian perjanjian dengan Allah. Allah tidak pernah mengingkari janjinya pada umat Israel, Ia tetap memenuhi perjanjiannya walaupun Israel tidak setia pada-Nya. 4. Anugerah dan Pertobatan : Allah selalu mengharapkan agar umat Israel mengalami pertobatan, sehingga anugerah atau berkat yang sudah disediakan Allah kepada Israel dapat diterima kembali dengan penuh suka cita dan kebahagiaan seperti semula.
Gagasan Hosea di atas akan dimasukkan dalam bahan-bahan kursus persiapan perkawinan, yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan. Gagasan ini perlu dimasukkan karena ini menjadi kunci untuk membentuk sebuah keluarga yang bahagia secara rohaniah dan jasmaniah, sesuai dengan tujuan dan rencana Allah menurut Hosea.
1. Gender
Secara mendasar gender berbeda dari jenis kelamin secara biologis. Gender merupakan perbedaan laki-laki dan perempuan yang diciptakan manusia kerena budaya atau adat atau kebiasaan. Gender dapat diganti, tergantung pada kehendak, terikat pada ruang dan waktu. Sedangkan seks merupakan perbedaan laki-laki dan perempuan karena kodrat, tidak dapat ditukar, tidak terikat pada ruang dan waktu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151
Pada masa sekarang pembedaan laki-laki dan perempuan, masih dipersoalkan karena dalam relasinya banyak menimbulkan ketidakadilan khususnya bagi kaum perempuan.7 Bahan katekese tentang gender diberikan dengan maksud dan tujuan agar para calon suami istri, memahami perbedaan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dan mendukung satu sama lain serta bertanggung jawab atas tugas dan peranan masing-masing sebagai calon suami istri atau sebagai laki-laki dan perempuan. Saling menghargai, menghormati, tidak menomor satukan atau menomor duakan satu sama lain, merupakan suatu bentuk ungkapan kasih dan penghargaan harkat dan martabat manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Penghargaan itu bukan dipandang dari pekerjaannya tetapi dipandang sebagai seorang pribadi yang dicintai Tuhan. Tidak dapat kita pungkiri bahwa dalam keluarga-keluarga masih ada yang menomor satukan dan menomor duakan, entah itu laki-laki atau perempuan, sehingga saling hargai-menghargai, hormat-menghormati tidak dihidupi lagi dalam keluarga. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harkat dan martabat manusia, sebagai laki-laki dan perempuan. Para calon suami istri, diberi informasi dan penerangan agar mereka tetap menumbuhkan dan menghidupi nilai hormat-menghormati, hargaimenghargai satu sama lain sebagai pribadi yang sama di hadapan Tuhan.
7
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 3-5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152
Maka sumbangan menurut Hosea adalah saling menerima satu sama lain dengan segala keberadaannya sebagai suami istri. Hosea menerima pribadi istrinya dengan kasih dan kesetiaan, ia tidak melihat kekurangan istrinya tetapi melihat kasih Allah yang hadir dalam istrinya. Maka para calon suami istripun perlu meneladani sikap dari Nabi Hosea ini.
2. Ajaran Gereja Katolik tentang Perkawinan.
Ajaran Gereja Katolik tentang Perkawinan sangat penting untuk disampaikan dalam persiapan kursus perkawinan, karena bahan katekese ini dapat membantu dan menghantar para calon suami istri untuk dapat memahami tentang arti, hakekat perkawinan, tujuan perkawinan, sifat perkawinan, persiapan-persiapan dalam perkawinan, hukum-hukum dalam perkawinan Katolik, makna perkawinan secara umum dan memahami kekhasan perkawinan katolik sehingga memperoleh wawasan yang mendalam tentang ajaran Gereja Katolik mengenai perkawinan. Janji perkawinan sebagai kesatuan suami istri menjadi sempurna dalam sakramen perkawinan.8 Bahan katekese ini bila didalami secara lebih mendalam dapat ditarik satu benang merah dengan apa yang diwartakan oleh Nabi Hosea tentang kasih dan
8
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 6-8, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 15, 16, 19, 25.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153
kesetiaan Allah kepada umat Israel. Kasih dan kesetiaan Allah ini digambarkan seperti kasih dan kesetiaan suami istri. Benang merahnya adalah tentang “Janji Setia”. Perkawinan adalah sebuah perjanjian antara Allah dan manusia yang bernuansa cinta kasih. Begitu pula perjanjian antara Allah dan umat Israel bernuansa kasih dan kesetiaan. Umat Israel tidak setia pada perjanjian namun Allah tetap mencintai dan mengasihi Israel sebagai umat yang dikasihi-Nya. Perjanjian Allah dan umat Israel digambarkan pula seperti perjanjian antara suami istri. Inti pokok dari sebuah perkawinan adalah Janji setia. Inilah yang menjadi sumbangan Nabi Hosea, agar para calon suami istri tetap setia pada janji perkawinan, seperti Allah yang tetap setia pada perjanjiannya dengan umat Israel, walaupun Israel tidak setia pada Allah. Tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada pasangan suami istri yang tidak berkomitmen dengan janji setianya, karena kurang memahami atau menghidupi ajaran-ajaran Gereja Katolik mengenai arti perkawinan, hakekat perkawinan, tujuan perkawinan, dan sifat dari perkawinan itu sendiri. Suami istri pada zaman sekarang masih ada yang selingkuh, hal ini disebabkan karena tidak setia dengan janji perkawinan yang telah diucapkannya. Mereka tidak menjaga kesatuan dan keharmonian suami istri yang merupakan kesatuan yang otentik. Maka bahan katekese mengenai Ajaran Gereja Katolik tentang Perkawinan, sangat penting, agar para calon suami istri semakin mengembangkan iman mereka, semakin mantap untuk “Ya” mengikuti Yesus sang sumber kasih sejati, “Ya” untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154
selalu setia pada janji perkawinan, seperti Nabi Hosea yang menggambarkan Allah setia pada janji-Nya dengan umat Israel.
3. Moral Perkawinan
Moral merupakan suatu pedoman tentang baik dan buruk, halal dan haram, wajib, dan dosa, benar dan salah. Pedoman tentang hidup itu terdapat dalam Kitab Suci dan Pokok-pokok ajaran Gereja. Moral perkawinan ini diberikan agar para calon suami istri dapat memahami nilai-nilai moral dalam ajaran Gereja katolik sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Calon suami istri berusaha untuk menghayati janji setia perkawinan, sehingga keduanya bahagia sesuai dengan maksud Sang pencipta. Penghayatan ini didasari oleh cinta. Cinta yang mendalam dan indah dapat diibaratkan dengan orang sedang memasak. Dalam resepnya ada banyak bumbu, ada bumbu pokok, dan bumbu tambahan. Dengan berbagai resep dan bumbu, para calon suami istri dapat menghidupi nilai-nilai hidup maral Kristiani secara benar.9 Perintah Allah “ jangan berzinah” secara jelas mau melarang adanya hubungan intim seperti layaknya hubungan suami istri dengan pihak ketiga. Secara positif perintah ini berarti suami istri hendaklah setia satu sama lain. Paham moral Katolik perlu dibahas karena pemahaman yang tepat dapat mendukung penghayatannya. 9
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 16-17, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan,7,11.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155
Pada zaman sekarang banyak terjadi perselingkuhan-perselingkuhan, dan bahkan berakhir pada perceraian. Hal ini terjadi karena yang melakukan tidak bermoral lagi. Ketika suami atau istri jatuh dalam dosa, tidak ada pengampunan, tidak ada pertobatan hati, tidak setia dengan komitmen, tidak saling menerima satu sama lain. Para calon suami istri, diajak oleh Nabi Hosea untuk dapat saling menerima satu sama lain bila jatuh dalam kelemahan diri, belajar untuk mengampuni dan bertobat dari kesalahan yang telah diperbuat serta mau kembali kepada Allah. Israel yang dapat dikatakan berzinah namun Allah dengan kasih-Nya menerima kembali Israel sebagai umat kesayangan-Nya. Sebenarnya orang sudah mengetahui bahwa berzinah atau selingkuh itu tidak baik, namun orang tetap melakukannya. Dalam hal ini hati nuraninya sudah menjadi tumpul, sehingga hidup seperti orang yang tidak bermoral. Maka calon suami istri perlu menjalin hubungan yang dekat dengan Tuhan agar berjalan pada jalan yang benar dan selalu mengalami transformasi diri, seperti Israel yang mau bertobat dan kembali kepada Allah.
4. Psikologi pria dan wanita.
Perbedaan sifat-sifat psikologis pria dan wanita tidak mutlak, tetapi secara relatif lebih menonjol. Panggilan kaum pria terarah menjadi seorang ayah, sedangkan wanita terpanggil menjadi seorang ibu. Sejak semula Tuhan telah meletakkan perlengkapan yang berbeda pada kodrat pria dan wanita, baik perlengkapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156
jasmaniah maupun perlengkapan rohaniah. Tuhan menciptakan manusia sebagai makluk yang mempunyai seksualitas yaitu pria dan wanita. Secara mendasar perbedaan seks juga diikuti oleh perbedaan yang lain.10 Menurut penulis ini perlu diberikan agar para calon suami istri memahami psikologi pria dan wanita secara mendalam. Perbedaan ini dimaksud supaya pria dan wanita saling melengkapi, membahagiakan, serta manusia dapat tetap berlangsung terus di dunia ini. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa sebagai suami istri, kadang tidak ada yang saling memahami akan psikologi pasangannya. Inilah yang akhirnya terjadi kesalahpahaman, masing-masing ingin dipenuhi kebutuhannya tanpa memperhatikan
kebutuhan
pasangannya,
sehingga
keduanya
tidak
saling
membahagiakan, atau saling melengkapi, tetapi saling menuntut satu sama lain. Dengan demikian para calon suami istri diharapkan dapat saling menghargai, memahami kebutuhan psikologi pasangannya, sehingga keduanya dapat melengkapi satu sama lain, demi kebahagian bersama sebagai suami istri. Kesatuan pria dan wanita merupakan gambar Allah, sehingga keduanya harus melengkapi dengan cinta suami istri. Pengalaman pribadi Nabi Hosea, dimana ketika ia menerima kembali istrinya yang berzinah, ia sungguh memahami psikologi istrinya, sehingga ia tidak melakukan hubungan seperti layaknya suami istri, tetapi ia mendengarkan firman
10
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 12-13, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157
Tuhan dan melakukan apa yang diperintahkan kepadanya. Hal ini tidak mudah, namun para calon suami istri dapat meneladani pengalaman pribadi Nabi Hosea ini. 5. Ekonomi Rumah Tangga.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh keluarga pada umumnya adalah masalah ekonomi. Kebutuhan ekonomi bertambah secara otomatis ketika orang mengarungi hidup berkeluarga. Hal ini tidak timbul untuk memenuhi kebutuhan sendiri sebagai calon suami istri, tetapi juga dalam lingkup sosial, dimana menjadi salah satu keluarga di antara keluarga-keluarga lain di lingkungan sosial kemasyarakatan.11 Para calon suami istri diajak untuk menumbuhkan sikap keterbukaan antara suami istri dan anak dalam usaha mengelola dana, waktu, dan daya yang tersedia secara bertanggung jawab dan mengacu ke masa depan melalui anggaran dialog cinta. Kebahagiaan hidup berkeluarga tidak hanya tergantung dari kecukupan material tetapi urusan uang atau ekonomi rumah tangga merupakan hal yang penting. Ekonomi rumah tangga bukanlah tujuan tetapi sebagai sarana untuk penghayatan iman. Dalam persiapan perkawinan, masalah ekonomi rumah tangga diberikan sebagai salah satu perwujudan sikap dasar kristiani dan menjadi bidang yang penting dalam komunikasi sehari-hari. Para calon suami istri perlu mengetahui
11
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 14-15.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158
pokok masalah ekonomi dalam calon keluarga baru yang akan terjadi, sehingga dapat mengendalikan keuangan serta mempunyai rencana jangka panjang dalam keluarga, demi mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahterah secara kristiani. Israel menyembah para dewa-dewi, dengan tujuan utama adalah mendapatkan materiil yang berkelimpahan, Israel meninggalkan Allah hanya karena kekayaan jasmani saja atau materiil yang semu. Dalam hal ini umat Israel pun dapat dikatakan mereka mengejar kebutuhankebutuhan ekonomi, dimana terjadi pemerasan, penipuan dengan neraca palsu. Maka kehadiran Nabi Hosea menentang segala bentuk ketidakadilan, penipuan untuk mencari keuntungan sendiri bahkan
meninggalkan Allah demi kekayaan. Inilah
tantangan yang diberikan Nabi Hosea kepada para calon suami istri untuk berani menentang hal-hal yang tidak sesuai dan menjauhkan diri dari Allah. Di zaman sekarang ini, banyak keluarga-keluarga yang mengejar kekayaan, dan mengorbankan keluarganya. Pada umumnya orang berpendapat bahwa memiliki kekayaan atau ekonomi yang memadai, selalu memenuhi apa yang dibutuhkan oleh keluarga, itulah yang dinamakan keluarga bahagia. Kekayaan atau ekonomi yang memadai tidaklah menjamin kebahagiaan keluarga. Ekonomi dalam keluarga bukan hanya menyangkut soal uang, kekayaan, tetapi soal perhatian, hati dalam menanggapi berkat yang diberikan Allah kepada keluarga, dalam hal ini memiliki kekayaan atau ekonomi yang memadai digunakan untuk memuji dan memuliakan Allah, dan bukan untuk memegahkan diri, atau menyombongkan diri. Dengan demikian berbagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159
informasi yang diperoleh, pemahaman, pengetahuan, permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam hidup berkeluarga, semuanya itu hanya untuk menyiapkan para calon suami istri agar semakin mantap, dewasa dalam iman, dan dewasa dalam menanggapi setiap permasalahan hidup dengan bijaksana dan tetap setia pada Allah.
6. Komunikasi Keluarga atau relasi suami istri. Komunikasi adalah suatu proses timbal balik antara dua orang yaitu suami dan istri, yang seorang memberi informasi atau isyarat dan yang lain menerima informasi, sehingga terjadi kesatuan pemahaman. Syarat mutlak komunikasi adalah yang satu mau bicara, membuka hati dan secara jujur berani mengungkapkan keinginankeinginan dan isi hatinya, sedang yang lain mau mendengarkan, mau menerima dan mau mengerti. Relasi dekat antara suami istri merupakan relasi cinta. Cinta itu lebih dari sekedar perasaan. Perasaan selalu berubah-ubah, sedangkan “Cinta” adalah suatu keputusan untuk tetap setia dalam suka dan duka, keputusan untuk tetap saling menerima seperti apa adanya, saling membantu untuk berkembang dan menemukan kepribadian yang sejati tanpa mau memaksa yang lain untuk menjadi seperti yang diinginkan. 12
12
Dr. T.I. Ketut Adi Hardana, MSF, Kursus Persiapan Perkawinan, 46-47, Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 18-19, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160
Calon suami istri yang akan memasuki hidup perkawinan tentu mempunyai harapan untuk hidup bahagia dengan saling mencintai, saling akrab dan mesra dengan pasangannya. Harapan seperti ini memang sangat indah, tetapi tidak mudah. Realitas yang ada banyak keluarga mengalami kekecewaan, gagal dalam mewujudkan kebahagiaan. Oleh karena itu relasi calon suami istri harus dinomorsatukan di atas segalanya. Terutama menyangkut sikap, mau memperhatikan, mementingkan pasangan, mau menyediakan waktu, mau mendengarkan, mau menerima. Jika calon suami istri dari semula berusaha untuk tetap berkomunikasi, segala persoalan akan dapat dihadapi dan syukur bila diatasi secara bersama. Menurut penulis bahan ini sangat penting karena komunikasi atau relasi suami istri merupakan relasi dengan Allah sendiri. Maka calon suami istri dapat memahami peran komunikasi dalam membangun perkawinan yang sejahtera, menambah keterampilan berkomunikasi sehingga dapat mencapai tingkat komunikasi yang mendalam, sepenuh pikiran dan perasaan bahkan pengalaman rohani. Untuk dapat merasakan kebahagiaan dengan Tuhan orang tidak perlu menunggu sampai meninggal dan masuk surga. Kebahagiaan itu bisa mulai dirasakan di dalam keluarga. Nabi Hosea mengadakan komunikasi yang baik dengan Tuhan. Hosea mensyukuri, menikmati semua kebaikan dan anugerah-Nya. Ia berserah diri secara total pada kehendak Allah. Maka para calon suami istripun harus selalu berkomunikasi atau berelasi dengan Tuhan, agar relasi atau komunikasi sebagai calon suami istripun akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161
baik, harmonis dan mensyukuri anugerah Tuhan dalam hidup sebagai calon suami istri. Kemajuan teknologi zaman ini, yang bila digunakan secara baik dan benar, akan selalu mempermudah untuk berkomunikasi, dalam hal ini calon suami istri akan tetap langgeng. Namun tidak jarang pula dengan alat komunikasi yang semakin berkembang ini, para calon suami istri justru menimbulkan berbagai macam persoalan yang kompleks, kececokan, kekecewaan, salahpaham, perselingkuhan. Melihat situasi seperti ini orang pasti akan bertanya apa yang harus dilakukan supaya keluarga dapat bertahan dan tetap utuh? Jawabannya adalah “Komunikasi”. Komunikasi calon suami dengan istri, calon istri dengan suami, dan yang terpenting juga adalah komunikasi calon suami istri dengan Tuhan yang akan akan mempersatukan dan menyelamatkan keluarga dari berbagai tantangan hidup seperti pengalaman Nabi Hosea yang menyelamatkan keluarganya karena berelasi dekat dengan Allah.
7. Reproduksi Manusia dan Pengaturannya
Para calon suami istri perlu memahami pandangan kristiani mengenai seksualitas. Seksualitas dan seks sama sekali tidak tabu. Seksualitas adalah bahasa cinta, tidak ada seksualitas otentik di luar cinta kasih suami istri. Kesatuan suami istri merupakan gambar Allah. Dengan demikian bahan ini perlu agar dapat memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162
pemahaman baru kepada para calon suami istri tentang anatomi dan faal organ reproduksi manusia, serta cara mengendalikan kesuburan sehingga diperoleh wawasan yang menyeluruh mengenai kehidupan seksual suami istri. Pemahaman yang benar akan susunan dan fungsi alat reproduksi pria dan wanita justru akan meningkatkan iman para calon suami istri kepada Tuhan Sang pencipta. Maka mereka perlu saling mengenal, saling menghormati sebagai makluk yang diciptakan Tuhan serta saling menyesuaikan diri satu sama lain sebagai calon suami istri. Melalui pengenalan, diharapkan mereka semakin terbuka akan pasangannya, keterbukaan itu diawali dengan keterbukaan dalam pengenalan fisik akan pasangannya masing-masing. Keduanya sudah dipersatukan menjadi “satu daging” dan mereka bukan lagi dua melainkan satu (Mrk 10:8).13 Dengan hidup bersama dalam perkawinan, mereka sudah saling memiliki termasuk juga tubuh pasangannya. Banyak pasangan muda yang tidak memahami akan hal ini, sehingga kurang memahami cara mengendalikan kesuburan, mengenai kehidupan seksual sebagai calon suami istri. Hal yang sebenarnya belum saatnya dilakukan sebagai suami istri, namun mereka lakukan hanya untuk kenikmatan mereka sesaat saja, mereka kurang memahami pandangan Kristiani mengenai seksualitas, sifat, tujuan dan peranan alat reproduksi manusia. Maka para calon suami istri perlu mamahami “Misteri Allah”
13
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 20-21, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 17, 21-23.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 163
dalam hidup mereka, sebagai calon suami istri. Sumbangan Nabi Hosea adalah tetap setia pada istrinya, tidak pernah menggantikan istrinya dengan istri yang lain, karena Hosea mencintai istri pilihannya itu. Dengan demikian para calon suami istri dapat setia pada pilihannya dan tidak dapat menggantikannya dengan pilihan lain lagi seperti Nabi Hosea.
8. Menyambut Permata Hati.
Salah satu masa yang paling indah di dalam kehidupan berkeluarga adalah menyambut kehadiran “permata hati” yaitu hasil perpaduan cinta kasih antara suami istri. Dalam hal ini untuk menyambut permata hati diperlukan persiapan-persiapan baik fisik, psikis, maupun materi. Oleh karena itu para calon suami istri perlu memahami perawatan kehamilan dan perawatan bayi. Mempersiakan diri serta bersikap sebagai seorang calon ayah dan calon ibu dapat memahami dan mengatasi ganguan-gangguan yang akan terjadi dalam masa kehamilan, mengetahui tanda-tanda kehamilan, persiapan-persiapan menjelang kelahiran anak atau permata hati. Intinya kedua calon orang tua perlu mengetahui, memahami apa yang sedang terjadi dan mempersiapkan diri menghadapi kejadian-kejadian penting selama proses kehamilan sampai pada persalinan.14
14
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 22-24, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 33.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164
Peran calon ayah dan calon ibu jelas akan mempengaruhi hubungan mereka sebagai suami istri. Calon ayah, sedapat mungkin melibatkan diri dalam seluruh proses kehamilan sampai pada kehadiran anak dapat menikmati dengan kegembiraan. Tak jarang juga ada anak yang kurang mendapat kasih sayang dari ayahnya baik itu mulai dari proses kehamilan ibunya sampai pada kelahirannya, bahkan ada anak yang tidak mengenal ayahnya, dalam hal ini bisa jadi karena ibunya selingkuh dan tidak tahu jelas siapa ayahnya yang sebenarnya. Calon suami istri dipanggil untuk memelihara hidup, dan sebagai calon pendidik anak yang baik menurut ajaran Katolik. Pengalaman pribadi Nabi Hosea dimana ketiga anaknya yang lahir itu, ia tidak tahu apakah itu hasil hubungannya dengan istrinya atau tidak , namun ia mencintai dan menyayangi anak-anaknya dengan kasih tanpa batas, seperti Allah mencintai dan mengasihi Israel tanpa batas pula. Inilah tantangan yang diberikan Hosea kepada para calon suami istri beranikah kita bersikap seperti Nabi Hosea?
9. Keluarga Berencana.
Keluarga Berencana merupakan suatu upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan
keluarga,
peningkatan
kesejahteraan
keluarga,
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.15 Pada prinsipnya Gereja Katolik sudah berabad-abad lamanya mengajarkan Keluarga Berencana, dalam arti keluarga bertanggung jawab. Suami istri perlu mengatur dan merencanakan keluarganya, termasuk jumlah anak, kemampuan, kewenangan dan tanggung jawab. Semuanya itu telah diserahkan Tuhan kepada pasangan suami istri.16 Berkenaan dengan soal pengaturan kelahiran secara halal, persekutuan Gerejani pada saat sekarang ini harus mengemban tugas menanamkan keyakinan dan memberikan bantuan praktis kepada orang-orang yang ingin menghayati dan mengamalkan panggilan mereka sebagai orang tua dengan cara yang benar-benar bertanggung jawab. Hal ini mengandaikan usaha yang lebih luas, lebih menentu dan lebih sistimatis untuk membuat metodemetode alamiah, pengaturan kehamilan diketahui, dihormati, dan diterapkan. Kesaksian yang sangat berharga dapat dan harus diberikan oleh suami-suami dan istri-istri yang dengan melaksanakan bersama-sama pantang berkala, telah mencapai tanggung jawab pribadi yang lebih matang berkenan dengan cinta dan hidup. 17 Bahan katekese ini perlu dan penting agar para calon suami istri memahami keluarga berencana sesuai dengan ajaran Gereja Katolik serta memakai metode Ovulasi Billing (MOB) atau Pencegahan kehamilan secara alamiah. Gereja menolak 15
UU RI No. 10, “perkembangan Pendudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera” 1992 pasal 1 ayat 12 16 Tim Pusat Pendampingan Keluarga Brayat Minulyo Keuskupan Agung Semarang, Kursus Hidup Berkeluarga, Yogyakarta, Kanisius, 2007, 61, Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 25-29, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 29 17 Paus Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio, Jakarta, 2011, art. 35, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 3031.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166
keluarga berencana buatan karena itu menolak kehidupan atau tidak terbuka terhadap kehidupan. Bahan katekese ini menarik dan penting untuk dipahami oleh para calon suami istri agar membentuk keluarga berencana yang sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Bila kita melihat realitas yang terjadi disekitar kita, tak jarang juga ada ibu yang membuang bayinya, karena tidak mengerti akan keluarga berencana ini. Banyak bayibayi yang digugurkan, karena tidak tahu mencegah kehamilan secara alamiah. Para calon suami istri, diajak oleh Nabi Hosea untuk sungguh-sungguh memahami, mengerti
rencana Allah dalam diri mereka masing-masing, bertanggung jawab
dengan pilihannya sehingga menjadi keluarga yang bahagia. Hosea sungguh bertanggung jawab dengan istrinya, dimana ia membujuk istrinya untuk bertobat dan kembali kepada Allah, mencintai anak-anak yang mungkin bukan anaknya sendiri, hal ini merupakan suatu kebahagiaan rohani dalam keluarga Nabi Hosea.
10.
Penyesuaian Seksualitas dalam Perkawinan
Bahan katekese ini dapat memberikan petunjuk dan pengetahuan faktual yang berkaitan dengan cara dan proses penyesuaian seksual dalam perkawinan. Para calon suami istri perlu memiliki pemahaman, pengetahuan yang sama dengan calon pasangannya, karena ini merupakan salah satu modal penting dalam membina perkawinan yang bahagia. Tubuh seorang pria dan tubuh seorang wanita adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 167
berbeda, dan sungguh-sungguh berbeda. Namun jika mereka bersatu dalam perkawinan sebagai suami istri dan melakukannya dengan tepat, pada waktu yang tepat dan dengan sikap yang tepat mereka akan mendapatkan keselarasan seksual yang sungguh-sungguh indah sebagai ekspresi dari cinta mereka. Persoalan utama yang menjadi halangan bagi penyesuaian seksual pasangan suami istri adalah soal waktu dan soal tempat.18 Calon suami istri perlu memahami kehidupan seksual yang harmonis. Mengerti dan memahami tentang hakekat hasrat atau gairah seksual, masalah penyesuaian seksual antara calon suami istri. Kesalahpahaman, relasi yang kurang harmonis, kadang terjadi diantara suami istri, karena suami egois, hanya menuntut agar istrinya memenuhi kebutuhannya, tetapi tidak peduli dengan istrinya, atau begitu pula sebaliknya. Dalam hal ini para calon suami istri harus sungguh-sungguh mengerti, pada waktunya mereka dapat saling memenuhi satu sama lain dan tidak bersikap egois. Dengan demikian para calon suami istri semakin diterangi, serta menyiapkan diri untuk meletakkan perkawinan mereka pada rencana dan kehendak Tuhan, sehingga dapat menjalani hidup berkeluarga
dengan bahagia. Sumbangan Nabi
Hosea adalah setia melaksanakan rencana Allah dalam hidup berkeluarga, butuh
18
Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga, 30-32, Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang, Bersiap untuk menikah, Katekese Persiapan Perkawinan, 2223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 168
pengorbanan dan kasih yang mendalam, dalam hal ini mencintai istrinya tanpa batas agar memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dari Allah.
11.
Pendidikan iman Anak dan Pendidikan Seksualitas Anak.
Konsili Vatikan II mengingatkan “Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, maka terikat kewajiban amat berat untuk mendidik mereka. Oleh karena itu orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama. Tugas orang tua adalah mendidik anak, dan kewajiban orang tua adalah menciptakan lingkup keluarga yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama, sehingga mendukung keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Maka keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama keutamaan-keutamaan sosial yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat, ini dinyatakan dalam (Gravissimum Educationis. 3). Pembinaan cintakasih dalam penyerahan diri merupakan tuntutan mutlak bagi orang tua, yang diharapkan memberi anak-anak mereka tentang “pendidikan seksualitas” yang rumit secara jelas. Kebudayaan-kebanyakan memerosotkan seksualitas manusia menjadi sesuatu yang biasa sekali, karena mengartikan serta menghayatinya dalam arti yang dipersempit dan lebih miskin karena mengaitkannya dengan tubuh serta kenikmatan yang egois semata-mata. Menghadapi kebudayaan ini pengabdian orang tua selaku Pembina harus secara tegas mengarah kepada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 169
pendidikan di bidang seksualitas yang sungguh dan sepenuhnya bersifat pribadi. Pendidikan seksualitas merupakan hak dan kewajiban yang mendasar bagi orang tua dan selalu harus diselengggarakan di bawah bimbingan mereka yang penuh perhatian, entah di rumah maupun di pusat-pusat pembinaan yang mereka pilih sendiri dan mereka awasi. Maka Gereja menekankan prinsip subsidiaritas yang perlu diindahkan oleh sekolah, bila berperan serta dalam pendidikan seksualitas dengan mengenakan semangat yang menjiwai orang tua juga. Pendidikan seksualitas ini hendaknya tidak terpisah dari prinsip-prinsip moral, hal ini diungkapkan dalam (Familiaris Consortio .37 dan buku panduan persiapan perkawinan Paroki Marganingsih Kalasan). Dengan melihat dokumen-dokumen Gereja ini maka pendidikan iman dan pendidikan seksualitas bagi anak sangat penting. Para calon orang tua atau calon suami istri perlu memahami tentang penanaman nilai-nilai hidup Kristiani, agar dapat mendidik iman anak dengan baik dan berkembang dalam segi biologis, dalam seksualitas maupun dalam penghayatan iman dalam kehidupan anak sehari-hari. Calon orang tua harus mengerti tentang prinsip-prinsip pendidikan Katolik, segi biologis dalam seksualitas sehingga dengan demikian anak dapat berkembang dan matang secara utuh. Orang tua mempunyai andil dan peranan yang besar dan menentukan pendidikan anak-anaknya. Keluarga sebagai sekolah primer dan utama dimana anak belajar dan menemukan berbagai macam peristiwa yang dialami sendiri atau secara bersama yang ikut membentuk watak dan pribdinya. Keluarga juga merupakan suatu medan dimana anak dapat belajar bereksperimen dan sekaligus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 170
mewujudkan apa yang ia peroleh baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotoris. Para suami istri Kristiani adalah kooperator di dalam rahmat dan saksi-saksi iman satu terhadap yang lain, terhadap anak-anaknya dan terhadap semua orang di dalam rumah tangga mereka. Kita melihat di keluarga-keluarga, banyak anak yang dititipkan, atau diasuh dan dididik oleh pembantunya. Anak tidak mengalami pendidikan nilai dari orang tuanya, sehingga anak kehilangan nilai-nilai hidup kristiani, anak tidak memiliki pegangan yang kuat, iman mudah goyah. Maka tidak heran kalau ada yang pindah agama, ataupun pindah Gereja. Orang dapat bertanya ini salah siapa? Orang tua ataukah anaknya? Maka pendidikan iman dalam keluarga sangat penting dan menjadi fondasi yang kuat bagi anak. Para calon suami istri, diharapkan menjadi pendidik iman anak yang sungguh-sungguh bertanggung jawab. Dalam Kitab Nabi Hosea, Allah menghukum Israel bukan karena tidak sayang dengan Israel, tetapi Allah mau mendidik, mengajari dan mengajak umat Israel untuk kembali kepada-Nya, agar mengalamai kembali kasih Allah seperti yang sudah pernah dialami.
F. Kesimpulan
Secara keseluruhan bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan Paroki Marganingsih Kalasan, sudah memenuhi apa yang menjadi harapan Gereja dan keluarga pada khususnya. Bahan-bahan katekese yang digunakan sudah sejalan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 171
dengan tujuan katekese persiapan perkawinan. Mengapa penulis mengatakan demikian? Karena bahan-bahan katekese yang digunakan sudah mencakup berbagai segi hidup manusia, baik itu jasmaniah maupun rohaniah, yang di dalamnya tidak terlepas dari pengalaman hidup, ajaran-ajaran Gereja, tradisi, dan Kitab Suci. Tujuan katekese persiapan perkawinan yang sudah sejalan adalah mengenai bagaimana menyiapkan para calon suami istri yang akan hidup berkeluarga. Menyiapkan para calon suami istri dengan berbagai macam informasi, bahan katekese yang berhubungan dengan keluarga, agar dapat dihidupi, dihayati dalam kehidupan mereka sehari-sehari, sehingga terciptalah calon keluarga baru yang bahagia. Ajaran-ajaran Gereja Katolik, yang dapat mengembangkan iman para calon suami istri, memahami Kerajaan Allah yang diwartakan dalam injil, serta menyerahkan hidup mereka pada rencana Allah, sehingga iman mereka semakin berkembang, dan bahagia menjadi pengikut Kristus. Menanamkan benih panggilan dalam keluarga-keluarga dan pendidikan iman anak, merupakan hal penting bagi para calon suami istri, agar pada waktunya mereka menjadi orang tua yang bertanggung jawab atas pendidikan anakanak mereka. Manfaat dari bahan katekese ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan, menumbuhkan sikap, mengembangkan iman, keterampilan berkomunikasi baik dengan calon suami istri, dengan sesama dan dengan Tuhan serta menjadi pegangan dasar agar
mereka dapat meletakkan hidup perkawinannya pada rencana dan
kehendak Allah. Dari sisi lain bahan katekese yang digunakan ini, penulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 172
menemukan ada kekurangannya yaitu para calon suami istri kurang mendapat waktu khusus untuk refleksi yang kemudian
disharingkan sebagai pengalaman iman,
padahal sharing sangat penting dalam berkatekese, untuk saling meneguhkan, menguatkan dalam iman. Dari semua bahan yang ada tidak ada penekanan khusus tentang kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan dengan suami istri. Sedangkan bila dilihat dari tujuan katekese persiapan perkawinan, hubungan personal dengan Yesus, yang merupakan pokok penting dalam katekese, tidak mendapat tempat yang istimewa. Para calon suami istri mendapat pemahaman, pengetahuan tentang ajaranajaran Gereja, tradisi, Kitab Suci dan mempunyai pengalaman hidup, namun tidak diteguhkan dengan sabda Tuhan yang menjadi pusat dalam katekese. Oleh karena itu perlu adanya hubungan personal dengan Yesus, sebagai kekuatan dalam hidup berkeluarga. Berdasarkan apa yang diungkapkan dalam Familiaris Consortio art 66 dan Gaudium et Spes art 47 yang mengatakan bahwa mempersiapkan orang muda untuk menikah dan berkeluarga dalam hal ini, Kursus Persiapan Perkawinan itu sangat penting. Karena sangat penting, maka Persiapan Kursus Perkawinan itu dipersiapkan melalui bahan-bahan katekese Kursus persiapan perkawinan. Dengan demikian apa yang diharapkan oleh Gereja dan keluarga dapat terwujud. Bila di lihat dari versi pewartaan Nabi Hosea, penulis mengatakan bahwa dari hasil analisis bahan-bahan katekese kursus persiapan perkawinan yang digunakan di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 173
Paroki Marganingsih Kalasan, penulis tidak menemukan penekanan khusus tentang kasih dan kesetiaan yang merupakan kunci terbentuknya keluarga. Kasih dan kesetiaan Allah menurut versi Nabi Hosea yang digambarkan sebagai suami istri, kurang mendapat penekanan secara khusus. Maka dengan demikian penulis akan mengusulkan bahan katekese yang dilihat dari versi pewartaan Nabi Hosea. Pesanpesan pewartaan Nabi Hosea mengenai kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian, anugerah dan pertobatan yang akan dijadikan sebagai sumbangan bahan katekese Kursus persiapan Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan. Sumbangan dan usulan bahan katekese dari versi pewartaan Nabi Hosea akan disampaikan dalam bab V.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V
SUMBANGAN GAGASAN BAHAN KATEKESE UNTUK CALON PERSIAPAN
PERKAWINAN
PESAN KASIH DAN
SEBAGAI
USAHA
MENEMUKAN
KESETIAAN ALLAH MENURUT HOSEA DI
PAROKI MARGANINGSIH KALASAN
A. Pengantar
Berdasarkan hasil evaluasi bahan katekese persiapan perkawinan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, sudah sesuai dengan tujuan katekese Persiapan perkawinan, walaupun masih ada kekurangannya dalam hal ini hubungan personal dengan Yesus, belum mendapat tempat bagi para calon suami istri, padahal ini merupakan pokok penting dalam berkatekese. Sedangkan dari sisi bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan Paroki Marganingsih Kalasan, penulis menemukan, tidak ada penekanan khusus tentang Kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan sebagai suami istri, padahal ini merupakan dasar dari terbentuknya keluarga. Dengan demikian penulis akan menawarkan katekese model SCP (Shared Christian Praxis). Menurut penulis model katekese ini cocok untuk calon suami istri, karena mereka dapat saling sharing, bertukar pengalaman, memperoleh wawasan, disamping itu juga, para calon suami istri, dapat dibantu untuk menemukan inspirasi dalam menghayati dan menghidupi pesan-pesan pewartaan Hosea mengenai kasih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian, anugerah dan pertobatan. Pada bab V ini merupakan tindak lanjut dari hasil evaluasi bahan-bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, dengan memberikan sumbangan pemikiran melalui program katekese model Shared Christian Praxis, diantaranya mengenai pengertian dan langkah-langkah dalam proses katekese model Shared Christian Praxis. Kemudian penulis akan mengusulkan atau menawarkan 4 (empat) tema program katekese, yang akan dimasukkan dalam bahan katekese persiapan perkawinan dan menunjukkan satu contoh persiapan katekese model Shared Christian Praxis yang akan dilaksanakan di Paroki Marganingsih Kalasan. B. Katekese Persiapan Perkawinan Model Shared Christian Praxis Usaha Untuk Menemukan Kasih dan Kesetiaan Allah Menurut Hosea. Katekese Model Shared Christian Praxis merupakan katekese yang bertitik tolak dari pengalaman hidup peserta, dalam hal ini pengalaman para calon suami istri. Dengan bertolak pada pengalaman hidup mereka sehari-hari, katekese model Shared Christian Praxis diharapkan dapat membantu para calon suami istri dalam usaha untuk menemukan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea. Cara yang dilakukan untuk menemukan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea adalah dengan sharing pengalaman hidup, bagaimana para calon suami istri mengalami kasih dan kesetiaan Allah, dalam hidup mereka hingga saat ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
Penulis memilih katekese model SCP karena seperti yang dikatakan di atas bahwa katekese model SCP ini selalu bertitik tolak dari pengalaman hidup seharihari, kemudian disharingkan kepada para calon suami istri yang lain. Ketika pengalaman iman disharingkan, maka para calon suami istri yang lain akan merasa dikuatkan, diteguhkan, merasa tidak sendirian karena mempunyai pengalaman yang sama atau mirip dengan pengalaman sesama yang bersharing, sehingga iman mereka semakin diperkaya. Khas dari katekese adalah sharing pengalaman iman. Pengalaman iman yang disharingkan akan membantu orang lainpun
mengalami
perkembangan iman yang semakin kuat, dewasa, dan belajar dari pengalaman sesama yang bersharing. 1. Komponen Shared Christian Praxis Komponen dari katekese model Shared Christian Praxis terdiri dari : a. Shared Istilah shared menunjuk pengertian komunikasi iman yang timbal balik antar. peserta, dalam hal ini para colon suami istri, ikut parsipasi aktif dan kritis, terbuka pada kedalaman diri serta kehadiran sesama maupun rahmat Tuhan. Istilah ini menekankan proses katekese yang menggarisbawahi aspek dialog, kebersamaan, keterlibatan, dan solidaritas. Dalam “sharing” semua peserta diharapkan secara terbuka siap mendengar dengan hati dan berkomunikasi dengan kebebasan hati. Dalam “sharing” terkandung hubungan antara pengalaman hidup peserta dengan tradisi dan visi Kristiani. Para calon suami istri, ikut aktif, terbuka dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
mengkomunikasikan iman mereka dengan yang lain. Dalam sharing pengalaman iman ini, tidak ada yang dipaksa, tetapi dari kebabasan hati mau berbagi pengalaman iman, dan yang lain mendengarkan dengan hati. b. Christian Christian menunjuk salah satu komponen penting dalam SCP yaitu: mengusahakan agar kekayaan iman Kristiani makin terjangkau, dekat dan relevan untuk kehidupan para calon suami istri pada zaman sekarang. Dengan demikian kekayaan iman Gereja diharapkan dapat berkembang menjadi pengalaman iman jemaat atau pengalaman para calon suami istri. Komponen ini menekankan pengalaman hidup umat Kristiani sepanjang sejarah (tradisi) dan visi Gereja yaitu mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Tradisi Kristiani mengungkapkan realitas iman para calon suami istri yang hidup dan sungguh dihidupi oleh mereka. Dalam konteks ini tradisi perlu dipahami sebagai perjumpaan antara rahmat Allah dalam Kristus dan tanggapan manusia. Baik tradisi maupun visi Kristiani sama-sama mengutamakan nilai-nilai kerajaan Allah yang betul-betul dihidupi dan terus diusahakan. Disini para calon suami istri melihat nilai-nilai hidup Kristiani yang sudah dihidupi, dihayati oleh mereka, agar terus dihidupi dan diusahakan agar dapat menjadi milik, dan menjadi bagian dari diri para calon suami istri. c. Praxis Praxis mengacu pada tindakan manusia yang memiliki tujuan untuk tercapainya suatu transformasi hidup dimana di dalamnya terdapat suatu kesatuan antara teori dan praktek yaitu kreativitas, antara kesadaran historis dan refleksi kristis yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
keterlibatan baru. Para calon suami istri diajak untuk melihat realitas hidup mereka, perubahan-perubahan apa yang akan dibuat dalam hidup mereka, sehingga pada akhirnya dapat menemukan aksi nyata yang akan dilakukan untuk mewujudkan perubahan itu.1
2. Langkah –langkah Katekese Model Shared Christian Praxis ( SCP) Langkah-langkah SCP dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Langkah 0 (awal) : Pemusatan Aktivitas Langkah ini bertujuan untuk mendorong para calon suami istri agar menemukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan konkret mereka yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Dengan demikian tema dasar sungguh-sungguh
mencerminkan
pokok-pokok
hidup
keprihatinan,
permasalahan dan kebutuhan mereka sendiri. b. Langkah I : Pengungkapan pengalaman hidup peserta Langkah pertama ini membantu para calon suami istri untuk mengungkapkan pengalaman hidup mereka sesuai dengan kenyataan. Isi dari langkah pertama ini adalah pengalaman para persiapan calon perkawinan atau kehidupan dan permasalahan yang ada disekitar mereka. Sharing adalah salah satu cara yang
1 T. H. Groome, Shared Christian Praxis, : suatu model berkatekese, (F.X. Heryatno Wono Wulung, penyadur), Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat : Yogyakarta, 1997, 2-4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
dipakai oleh para calon suami istri untuk mengungkapkan pengalaman hidup mereka. c. Langkah II : Mendalami Pengalaman Hidup peserta Langkah kedua ini bertujuan untuk memperdalam sharing pengalaman para calon suami istri, melalui refleksi kritis sehingga mereka menemukan inti dari pengalaman yang dialami demi perkembangan hidup beriman yang lebih baik. Refleksi pada langkah ini menyatukan tiga mata waktu yaitu : para calon suami istri merefleksi pengalaman mereka pada masa lampau, pengalaman pada masa sekarang dan pengalaman pada masa yang akan datang atau yang disebut dengan seni berfantasi akan pengalaman yang akan datang. d. Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani Langkah ini bertujuan mengkomunikasikan nilai-nilai Tradisi dan visi Kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan para calon suami istri yang mempunyai konteks dan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Tradisi dan visi Kristiani mengungkapkan pewahyuan diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus, serta pengungkapan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Para calon suami istri, menyelami dasar-dasar terdalam dari semua pengalaman yang dialami mereka, dalam hubungan manusia dengan Tuhan melalui sabda Tuhan yaitu Injil. Melihat sapaan Tuhan di dalam pengalaman yang mereka dialami itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
e. Langkah IV : Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret. Langkah ini mengajak para calon suami istri, agar berdasarkan nilai Tradisi dan visi Kristiani, mereka dapat sampai pada pemaknan dan nilai hidup. Orang demikian akan selalu mentransformasi dirinya, dimana sikap-sikap pribadi yang tidak baik akan dihilangkan, dan nilai-nilai hidup yang baru akan dikembangkan. Para calon suami istri secara aktif dan kreatif mempribadikan nilai-nilai Kristiani dengan cara memperteguh identitas kekristenan yang sudah diyakini. Langkah ini bertujuan untuk menekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan visi para calon suami istri dengan nilai tradisi dan visi Kristiani. Interpretasi tersebut dapat melahirkan kesadaran, sikap-sikap, niatniat baru sebagai jemaat Kristiani yang memperjuangkan terwujudnya nilainilai kerajaan Allah di tengah hidup mereka. Para calon suami istri, diajak untuk membuat niat, sikap-sikap atau kesadaran baru, dalam diri masingmasing atau dengan pasangannya. f. Langkah V : Mengusahakan Aksi Konkret Langkah ini mengajak para calon suami istri agar sampai pada keputusan baru yang mengarah pada aksi konkret yang dipahami sebagai tanggapan mereka terhadap pewahyuan Allah. Langkah ini bertujuan untuk mendorong para calon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
suami istri, untuk terlibat, kemudian para calon persiapan perkawinan, mengusahakan metanoia : (pertobatan pribadi dan sosial yang berkelanjutan).2 C. Usulan Bahan Katekese untuk Persiapan Calon Perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan 1. Rumusan Tema Katekese Persiapan Perkawinan Bahan katekese Persiapan perkawinan yang penulis usulkan ada 4 tema pokok yaitu kasih dan kesetiaan Allah, perjanjian, dosa dan pengampunan, anugerah dan pertobatan yang dapat dipakai untuk beberapa kali pertemuan. Waktu pelaksanaanya bisa disesuaikan dengan program, situasi dan kondisi yang ada di Paroki Marganingsih Kalasan. Tema-tema yang penulis usulkan untuk program bahan ketekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan ini, berpangkal pada pewartaan pokok Nabi Hosea. Melalui bahan katekese persiapan perkawinan ini, calon suami istri dapat menemukan pesan kasih dan kesetiaan Allah menurut Nabi Hosea, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai ungkapan kasih dan kesetiaan mereka kepada Allah. Tujuan : Membantu para calon suami istri agar mampu menerima pesan pewartaan Nabi Hosea mengenai kasih dan kesetiaan Allah, dalam menghayati,
2 M. Sumarno, SJ, Pengantar PAK Paroki, Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2013, 18-22.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menghidupi tujuan katekese persiapan perkawinan
182
dalam kehidupan
mereka sehari-hari. Kisah dan pengalaman pribadi Nabi Hosea tentang kasih dan kesetiaan Allah dapat membantu para calon suami istri, untuk menghayati kasih dan kesetiaan Allah sebagai calon suami istri. Untuk semakin menumbuhkembangkan kasih dan kesetiaan para calon suami istri, maka mereka perlu mengikuti katekese persiapan perkawinan yang berpangkal dari pesan pokok pewartaan Nabi Hosea yaitu mengenai Kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, ikatan perjanjian (janji nikah) dan anugerah dan pertobatan. Dalam pelaksanaan bahan katekese persiapan perkawinan, bukan semata-mata untuk memberi pengetahuan sebanyak mungkin, tetapi berusaha menemukan pesan kasih dan kesetiaan Allah, dari pengalaman mereka dengan bantuan terang Kitab Suci, khususnya dalam pewartaan Nabi Hosea yang mengambarkan kasih dan kesetiaan Allah sebagai suami istri. Pengalaman hidup para calon suami istri dapat dikonfrontasikan dengan pesan-pesan pewartaan Nabi Hosea yang kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan perwujudan kasih dan kesetiaan mereka kepada Allah. a. Tema pertama : Kasih dan kesetiaan Allah Dengan melihat situasi dan perkembangan dunia saat ini, para calon suami istri pun mengalami tantangan untuk hidup setia satu sama lain sampai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
pada akhirnya menjadi suami istri. Maka dalam tema ini mereka diajak untuk sungguh-sungguh memahami arti kasih dan kesetiaan sebagai calon suami istri. Kasih dan kesetiaan
suami istri merupakan ungkapan kasih dan
kesetiaan mereka kepada Allah. Nabi Hosea menggambarkan Allah yang setia pada umat Israel, sedangkan Gomer menggambarkan (umat Israel), istri yang tidak setia kepada Allah atau kepada suaminya. Walaupun demikian karena kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan dalam diri Nabi Hosea, Nabi Hosea tetap menerima Gomer sebagai istrinya walaupun ia tidak setia padanya. Artinya para calon suami istri perlu mempertahankan kesatuan dan keutuhannya hingga membentuk keluarga baru. Mereka diajak untuk selalu ingat akan janji perkawinannya, agar saling setia satu sama lain dalam segala situasi suka maupun duka. b. Tema Kedua : dosa dan Pengampunan Tiada yang lebih indah dari pada merasa diampuni, diterima kembali sebagai manusia dan dihargai lagi meskipun telah bersalah. Sebaiknya orang yang bersalahpun harus mau diampuni dan tidak bertahan dibelakang rasa harga diri yang palsu. Orang akan merasa bahagia bila diampuni, karena kebutuhan akan dicintai dan harga diri terpenuhi. Bila mau mengampuni, maka ampunilah tanpa syarat, seperti Allah mengampuni umat Israel tanpa melihat kejahatan mereka, dimana mereka tidak setia pada janji Allah, namun Allah menerima mereka kembali sebagai umat yang disayangi-Nya. Allah mengampuni mereka sehingga mereka mengalami kembali kebahagiaan dan keselamatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
bersama Allah kembali seperti sediakala. Pada tema ini para calon suami istri perlu memahami dan menghidupi
arti pengampunan. Dalam kehidupan
sehari-hari sebagai calon suami istri, dapat diakui bahwa tidak pernah ada yang terluput dari suatu kesalahan. Sebagai calon suami istri, saling mengampuni dan diampuni sangatlah penting. Pengalaman pribadi Nabi Hosea yang sungguh-sungguh mengampuni Gomer, istrinya yang dapat dikatakan menjual diri pada laki-laki lain, tetapi karena kasih, ia mengampuni istrinya dan menerima kembali Gomer sebagai istrinya yang sah. Pengalaman Nabi Hosea ini menjadi inspirasi bagi para calon suami istri. c. Tema Ketiga : Ikatan perjanjian antara Allah dengan Israel Hubungan antara Allah bangsa Israel dengan umat-Nya adalah hubungan perjanjian. Perjanjian kasih Allah ini, bukan sekedar mengatur hubungan kasih dengan hukum serta penyerahan dari kedua pihak, tetapi merupakan suatu
hubungan
personal
yang
mendalam,
penuh
perhatian
dan
tanggungjawab. Hal ini sangat membutuhkan iman dan pengetahuan yang benar akan Allah dari umat Israel. Pengalaman perkawinan yang pahit yang dialami oleh Nabi Hosea, ia mengubah kerangka yang agak berbau hukum dari perjanjian Musa, ke dalam persekutuan perkawinan yang akrab dan penuh kasih. Perjanjian memungkinkan Hosea untuk mengemukakan nilai belas kasih. Ketika Allah menggambarkan ketidaksetiaan umat-Nya melalui keretakan perkawinan Hosea-Gomer, hal itu menyiratkan bahwa sebuah perjanjian telah dilanggar. Maka dalam tema ini, para calon suami istri diajak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
untuk selalu mengingat janji nikah mereka yang mereka janjikan. Perjanjian nikah antara suami dan istri merupakan perjanjian antara mereka sendiri dengan Allah. “Paus Yohanes Paulus II juga mengingatkan para pasutri untuk setia pada janji perkawinan yang telah mereka ucapkan “ persekutuan pertama adalah yang terbentuk dan berkembang antara suami istri berdasarkan perjanjian kasih perkawinannya suami istri „bukanlah dua, melainkan satu daging‟ mereka dipanggil untuk tetap tumbuh dalam persekutuan mereka melalui kesetiaan dari hari kehari terhadap janji pernikahan mereka untuk salin menyerahkan diri seutuhnya” (FC art. 19). d. Tema Keempat : Anugerah dan Pertobatan. Dosa, pertobatan dan pengampunan tidak dapat dipisahkan dalam sejarah hidup umat Israel. Ada dosa, ada pertobatan, dan pasti ada pengampunan dari Tuhan. Ketika ada pengampunan dari Tuhan maka ada keselamatan dalam Tuhan pula. Yang dikendaki Allah adalah ketika manusia jatuh dalam dosa atau jauh dari Allah, yang dibutuhkan adalah penyesalan, pertobatan batin dan kembali kepada Allah, karena Allah pasti akan menerima orang yang mau kembali kepada-Nya. Maka dalam tema ini para calon suami istri diajak untuk selalu sadar dan kembali kepada Tuhan, bila jatuh kedalam dosa atau jauh dari Tuhan. Pertobatan batin yang terus menerus akan membawa perubahan hidup yang baru dalam diri orang yang bertobat. Orang yang bertobat adalah orang yang mengalami keselamatan dari Allah. Allah mencintai dan mengasihi orang yang mau mau bertobat dan kembali kepada-Nya. Para calon suami istri juga perlu mengalami pertobatan terus menerus agar mengalami kasih dan pengampunan Allah yang menyelamatkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
2. Persiapan Bahan Katekese
Tema
: Kasih dan Kesetiaan Allah
Tujuan
: Bersama calon persiapan perkawinan semakin menyadari akan kasih dan kesetiaan Allah dalam kehidupan kita sehari-hari.
Peserta
: Para calon Persiapan perkawinan Paroki Marganingsih Kalasan
Tempat
: Aula Paroki Marganingsih Kalasan.
Hari / Tanggal
: Disesuaikan dengan jadwal Paroki
Waktu
: Disesuaikan dengan jadwal Paroki
Model
: Shared Christian Praxis (SCP)
Metode
: Sharing kelompok Diskusi kelompok Tanya jawab Informasi Refleksi
Sarana
: Buku Madah Bakti Teks cerita tentang “ Kasih dan kesetiaan seorang calon suami terhadap calon istrinya”. Teks pertanyaan pendalaman Teks Kitab Suci Perjanjian Lama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sumber Bahan
187
: Hosea 2:18-19, dan 6:6 Dianne Bergant, CSA & Robert J Karris, OFM, Ed, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Kanisius, Yogyakarta, 2002 Dr. A. de Kuiper,) . Tafsiran Hosea, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1979.
a. Pemikiran Dasar
Dari hasil analisis bahan-bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, penulis tidak menemukan penekanan khusus tentang kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan sebagai suami istri. Bahan-bahan katekese yang digunakan sudah sesuai dengan tujuan katekese persiapan perkawinan, memenuhi harapan Gereja dan keluarga pada khususnya. Namun berhubung bahan katekesenya tidak menekankan kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan sebagai suami istri, maka dengan demikian penulis ingin supaya kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan sebagai suami istri, dapat dimasukan kedalam bahan katekese Persiapan perkawinan. Kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan sebagai suami istri merupakan bahan yang penting untuk didalami oleh para calon suami istri, karena dasar dari perkawinan itu adalah kasih dan kesetiaan Allah sendiri. Menurut
penulis pewartaan Nabi Hosea ini perlu mendapat tempat untuk
dibagikan kepada para calon suami istri, agar mereka dapat menghayati, menghidupi kasih dan kesetiaan Allah yang digambarkan dengan kasih dan kesetiaan suami istri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
Pesan pewartaan Nabi Hosea yang ingin disampaikan adalah mengenai empat (4) nilai pokok yang perlu di hidupi atau dihayati oleh para calon suami istri yaitu mengenai “kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, ikatan perjanjian (janji nikah) dan anugerah dan pertobatan”. Keempat nilai pokok pewartaan Nabi Hosea ini, bisa membantu mereka untuk menemukan kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup mereka hingga saat ini. Dalam Kitab Hosea 2:18-19, 6:6 : diungkapkan Allah akan menjadikan Israel sebagai istrinya untuk selama-lamanya dalam kasih setia dan kasih sayang. Allah lebih menyukai kasih setia, pengenalan akan Allah dari pada korban-korban sembelihan dan bakaran. Dalam 6:6, Allah menyukai kasih setia dan bukan korban sembelihan, artinya Allah lebih menyukai suatu perkumpulan suci, sikap batiniah dari ketaatan yang selalu mengandalkan Allah atau dengan kata lain Allahlah yang patut disembah dan tiada Allah lain. Kasih dan kesetiaan suami istri merupakan lambang kasih dan kesetiaan kepada Allah sendiri. Kasih dan kesetiaan Allah pada manusia, tidak pernah luntur karena ketidaksetiaan manusia atau karena kedosaan manusia, tetapi Allah tetap mengasihi dan setia pada janji-Nya dengan memberikan kebahagiaan dan keselamatan kepada setiap pribadi yang percaya pada-Nya. Janji Allah tidak pernah Ia ingkari karena didasari oleh kasih dan kesetiaan-Nya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
b. Pengembangan Langkah-langkah 1) Pembukaan a. Pengantar Entah sadar atau tidak sadar hidup kita selalu dipenuhi dengan kasih dan kesetiaan Allah. Kita yang kadang tidak setia namun Ia tetap mencintai dan mengasihi kita sebagai orang yang disayangi-Nya. Kasih dan kesetiaan Allah dapat kita lihat dan rasakan dalam sejarah umat Israel, dimana Israel tidak setia dengan perjanjian Allah, mereka menyembah allah-allah, namun Allah dengan kasih-Nya yang sempurna mengampuni dan menerima umat Israel kembali untuk mengalami kasih dan keselamatan Allah seperti sediakala. Pada sore hari ini, kita akan mendalami kasih dan kesetiaan Allah yang dialami oleh Nabi Hosea dan juga melihat bagaimana kasih dan kesetiaan Allah yang masing-masing kita alami dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai calon suami istri. b. Lagu Pembukaan : Madah Bakti, No : 66 (Cinta kasih Allah tercurah dalam hati kita) c. Doa Pembukaan Allah Bapa yang Mahakasih dan setia, terima kasih atas kasih dan kesetiaanMu yang selalu menyertai hidup kami masing-masing sampai dengan saat ini. Karena kasih dan kesetiaan-Mu Engkau menyatukan kami semua yang hadir disini dengan penuh sukacita. Pada sore hari ini kami akan bersama-sama mendalami kasih dan kesetiaan Allah yang dialami oleh Nabi Hosea. Mampukan kami agar kami meneladani hidup Nabi Hosea yang selalu setia dan mengasihi Allah melalui hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
sebagai calon suami istri. Kami juga akan melihat dan mendalami kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup kami sebagai calon suami istri. Utuslah Roh-Mu dan baharuilah kami supaya hati kami
terbuka akan kasih dan kesetiaan-Mu yang senantisa
menyertai seluruh perjalanan hidup kami. Jadikan kami sebagai saksi kasih dan kesetiaan-Mu ditengah-tengah dunia saat ini. Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin. 2) Langkah I : Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta
a) Teks cerita dibagikan kepada para calon suami istri memberi kesempatan kepada mereka untuk membaca dan mencermati cerita tersebut secara pribadi. b) menceritakan kembali isi cerita. Pendamping meminta salah satu pasutri untuk mencoba menceritakan kembali
dengan singkat tentang isi pokok ceitra
tersebut. Dari cerita tadi apa yang membuat Pak Salim sehingga ia tidak bosan dalam merawat dan melayani istrinya setiap hari bahkan setiap jam! Apakah para calon suami istri ini juga pernah mengalami hal yang sama seperti itu atau mirip dengan pengalaman Pak Salim dan bagaimana mengatasinya? Bisa diceritakan. c) Intisari cerita : Pak Salim adalah seorang calon suami yang setia dan penuh kasih pada calon istrinya. Kasih dan kesetiaannya terlihat dengan jelas dimana selama 5 tahun ia merawat dan melayani calon istrinya yang stroke dengan sukacita dan tanpa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
mengeluh. Sejak calon istrinya stroke ringan, ia yang menggantikan posisi calon mertuanya untuk merawat dan menemaninya di rumahnya, setiap pagi ia bangun pagi-pagi dan pergi ke rumah calon istrinya untuk menemani latihan jalan, kemudian ia berangkat kerja. Semua yang dilakukan oleh Pak Salim ini didasari oleh kasih dan kesetiaannya pada calon istrinya. Kasih dan kesetiaan Pak Salim padacalon istrinya ini merupakan ungkapan kasih dan kesetiaannya pada Allah. Semuanya ini karena berkat dan kasih Allah semata-mata, yang hadir lewat Pak Salim.
d) Suatu arah rangkuman Sifat setia dan kasih adalah sifat langka yang tidak dimiliki oleh sembarang orang. Beruntunglah calon suami yang memiliki calon istri setia dan penuh kasih, dan beruntunglah calon istri yang memiliki calon suami yang setia dan penuh kasih, beruntunglah mereka yang bersahabat dengan orang-orang yang setia dan penuh kasih. Pak Salim adalah seorang calon suami yang memiliki sifat kasih dan setia, seandainya
Pak Salim tidak memiliki nilai kasih dan kesetiaan, ia pasti sudah
meninggalkan calon istrinya dan untuk apa ia mengurusi calon istrinya itu. Pak Salim bisa saja mencari calon istri yang lain, namun karena kasih dan kesetiaan itu maka ia tidak melakukan hal itu. Pak Salim selalu mengasihi, mencintai dan setia pada calon istrinya dalam suka dan duka, hingga pada akhirnya ia sembuh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
3) Langkah II : Mendalami Pengalaman Hidup Peserta a) Peserta diajak untuk merefleksikan sharing pengalaman hidupnya dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana pengalaman para calon suami istri merasakan kasih dan kesetiaan Allah, yang dirasakan dalam perjalanan hidup untuk membentuk keluarga baru sebagai calon suami istri. Kasih dan kesetiaan Allah seperti apa yang membangkitkan semangat hidup para calon persiapan perkawinan hingga saat ini? Bisa diceritakan? b) Arah rangkuman : Kita tidak bisa mengandalkan hidup kita hanya pada kekuatan manusiawi kita. Ada kekuatan lain yang lebih kuat dari diri kita yaitu kasih dan kesetiaan Allah sendiri. Kasih dan kesetiaan Allah dapat membangkitkan semangat hidup seseorang untuk dapat menghidupi kasih dan kesetiaan itu sendiri. Sebagai orang beriman kita menyadari bahwa kasih dan kesetiaan calon suami istri itu merupakan gambaran kasih dan kesetiaan Allah pada kita. Seperti pengalaman Pak Salim dalam cerita tadi, karena kasih dan kesetiaannya pada Allah, maka ia wujudkan dalam kasih dan kesetiaanya pada calon istrinya yang stroke ringan, dengan melayani, menemani calon istrinya sampai sembuh. Pengorbanan Pak Salim merupakan buah dari penghayatan kasih dan kesetiaan pada Allah, ia mengasihi dan setia pada calon istrinya dalam situasi apapun, baik dalam suka maupun dalam duka. Pak Salim melakukan semua ini tidak terlepas dari kekuatan Allah. Dalam situasi apapun ia pasti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
melibatkan Tuhan dalam hidupnya, sehingga ia mampu melakukannya dengan suka cita dan tanpa mengeluh pada Tuhan ataupun pada sesamanya. Kedekatannya dengan Allah inilah yang memampukan Pak Salim untuk mewujudkan kasih dan kesetiaan Allah melalui calon istrinya. 4) Langkah III : Menggali Pengalaman Iman Kristiani
a) Salah calon suami istri dimohon kesediaannya untuk membacakan teks Kitab Nabi Hosea 2:18-19, 6:6 atau dari foto copy yang sudah dibagikan. b) Para calon suami istri diberi kesempatan untuk membaca sendiri dalam hati sambil merenungkan isi dan pesan bacaan tersebut. Ayat mana yang menunjukan kasih dan kesetiaan Allah pada umat Israel yang merupakan gambaran kasih dan kesetiaan suami istri dalam bacaan tersebut? Apa yang bisa para calon suami istri petik dari bacaan tersebut mengenai kasih dan kesetiaan Allah pada Nabi Hosea ? Ceritakan! Apa yang menjadi kekuatan para calon suami istri, sehingga bisa bertahan sampai saat ini masih tetap saling setia satu sama lain? c) Pendamping
memberikan
interpretasi
atas
bacaan
tersebut
dan
menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungannya dengan tema dan tujuan. Mis: pokok persoalan di kalangan kita sendiri adalah adanya ketidaksetiaan para calon persiapan perkawinan karena belum ada komitmen atau janji pernikahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
Dalam Hosea 2:18-19 dikatakan : “Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya” artinya hubungan perkawinan baru antara Allah dan umat Israel akan menjadi dekat atau
intim sampai kekal abadi atau seumur hidup.
“Menjadikan engkau istri-Ku” merupakan pembicaraan antara dua kekasih dimana sekarang Israel adalah pengantin perempuan dan bukan perempuan pelacur. Yahwe atau Tuhan menganugerahkan sebagai mas kawin dalam “keadilan dan kebenaran” (adil artinya : sikap yang benar secara moral yang memberikan kedamaian dan kepuasan: memberi hak kepada mereka yang biasanya diperlakukan dengan tidak adil, memihak pada orang-orang yang tidak mempunyai penolong, miskin, janda dan yatim piatu). “kebenaran” artinya : pengumuman publik dan otoritatif bahwa yang demikian adalah benar), dalam kasih setia dan kasih sayang (kasih setia : perasaan antara mereka yang terikat oleh darah atau perjanjian. “Kesetiaan” artinya kesungguhan, kejujuran, kepastian yang dipercayai, artinya Israel dapat mengandalkan kesetiaan Tuhan. Dengan demikian perjanjian berlaku untuk selama-lamanya. “kasih sayang” : Allah menyayangi kaum Yehuda dan menyelamatkan mereka demi Tuhan, Allah mereka. “Kasih sayang“ tidak lain dari rahmat (Lo-Ruhama 1:6), Pengantin perempuan ada di bawah rahmat Tuhan, dialah yang disayangi (1:12, 2:22). “Engkau akan mengenal Tuhan” kata Ibrani “mengenal” kerap dipakai untuk hubungan dalam perkawinan (Kej 4:1, 17, 25) dan menekankan segi pengalaman atau intuitif. “Mengenal“ dalam Kitab Hosea berarti persekutuan hidup dan persekutuan kasih seutuhnyaAku akan menjadikan engkau istri-Ku” merupakan tanda ikatan resmi, seperti dalam perkawinan. Istri adalah Israel dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
ikatan itu untuk selamanya. Ikatan itu akan menjadikan Israel dalam kebenaran, keadilan, dalam kesetiaan dan dalam kerahiman. “Mengenal Tuhan”artinya Allah memperkenalkan diri kepada manusia dalam mengikat perjanjiaan dengan Israel, dan menyatakan kasih-Nya melalui anugerah-anugerah-Nya. Dengan demikian manusia mengenal Allah melalui sikap hati yang mencakup kesetiaan pada perjanjian Tuhan, rasa syukur karena anugerah-anugerah Tuhan. Dalam Kitab Kebijaksanaan “Mengenal” berarti berhikmat. Sedangkan dalam bab 6:6 : “Aku menyukai Kasih setia ….bukannya korban sembelihan” artinya: Allah lebih menyukai sikap atau tindakan nyata yang keluar dari hati untuk selalu setia dan mempersembahkan diri kepada-Nya. Kesetiaan untuk tinggal di dalam-Nya itulah yang dikehendaki Allah. Dalam hal ini Allah bertindak selaku penghukum agar umat Israel bisa mencapai kembali kasih setia Allah dan tinggal tetap dalam perjanjian-Nya. Kasih setia dan pengenalan akan Allah dalam hidup Hosea merupakan tujuan terakhir dan menjadi titik tolak dari segala tindakan Allah ( Hos 2:18-19; 4:1-6; 5:4). Yesuspun meneruskan hal ini, dalam arti bukanlah menolak ibadah kurban, tetapi mewujutkannya dalam kehidupan sehari-hari mengenai kesetiaan dan perjanjian Tuhan. Lalu apa yang ditolak? perasaan aman, keyakinan palsu, dimana ibadah dimutlakkan sebagai jaminan keselamatan. Lalu apa yang diutamakan? Perbuatan-perbuatan manusia yang sesuai dengan kebebasannya dari perbudakan di Mesir. Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Amos : apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku kurban-kurban sajian, selama empat puluh tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
dipadang gurun itu, hai orang Israel? (Am 5:25). Apa yang harus diserahkan kepada Tuhan? kepentingan diri sendiri, kemakmuran diri sendiri, keamanan diri sendiri. Hanya sikap demikianlah yang berkenan kepada Allah (6:6), dan dapat mengalami kebangkitan dari kematian. Oleh sebab itu kurban Yesus Kristus diterima karena Ia datang untuk melayani dan menyerahkan dirinya sebagai kurban dosa yang berkenan kepada Allah. Maka dengan demikian Yesus Kristus berhak mengutip Hosea 6:6 dan menambahkan“ karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Mat 9:13). Sikap pengurbanan dimaksudkan untuk mengungkapkan sikap batiniah dari ketaatan dan penyembahan diri dihadapan Allah. Tanpa kasih dan pengenalan akan Allah, maka umat Israel dapat dikatakan seperti kata-kata Yehezkiel “omong kosong” (Yeh 22:28). “Bukan korban sembelihan” artinya satu-satunya kurban yang berkenan pada Allah adalah pertobatan yang sungguh-sungguh.
5) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta konkret a) Pengantar Para calon suami istri yang terkasih, dalam sharing tadi telah banyak hal yang telah diungkapkan sehubungan dengan kasih dan kesetiaan Allah dalam hidup kita sehari-hari, sebagai calon suami istri ditengah dunia yang sudah berubah ini. Dari cerita tadi kita mengetahui bagaimana kasih dan kesetiaan Pak Salim pada calon istrinya. Pengorbanan Pak Salim, sungguh luar biasa karena memang kasih dan kesetiaan itu butuh
pengorbanan.
Sikap pengorbanan dimaksudkan untuk
mengungkapkan sikap batiniah dari ketaatan dan penyembahan diri dihadapan Allah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Hubungan calon suami istri adalah hubungan yang sangat dekat, hubungan yang sudah saling mengenal. Dalam kasih setia dan kasih sayang (“kasih setia” : perasaan antara mereka yang terikat oleh darah atau perjanjian. Kesetiaan, artinya kesungguhan,
kejujuran,
kepastian
yang
dipercayai,
artinya
Israel
dapat
mengandalkan kesetiaan Tuhan. Sebagai calon suami istri, nilai kasih dan kesetiaan ini, hendaknya dihidupi dan dihayati dalam keluarga agar sebagai calon persiapan perkawinan dapat saling membahagiakan satu sama lain dan lebih dari itu memperoleh keselamatan dari Allah karena kasih dan kesetiaan calon suami istri merupakan ungkapan kasih dan kesetiaaan kepada Allah sendiri. b) Sebagai bahan refleksi bersama, Para calon suami istri diajak untuk berefleksi dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut: Kasih dan kesetiaan mana yang memampukan para calon suami istri dalam menjalanani hidup hingga saat ini? Apa pengaruhnya jika hidup Para calon suami istri dapat menghayati kasih dan kesetiaan sebagai suami istri seperti yang dicontohkan oleh Nabi Hosea? c) Peserta diajak untuk mengungkakan hasil refleksinya d) Suatu arah rangkuman Tidak bisa disangkal bahwa dalam hidup sebagai
calon suami istri sudah
banyak hal yang diterima sebagai perwujudan kasih dan kesetiaan dari Allah sendiri. Secara tidak sadar setiap hari Para calon suami istri menerima kasih dan kesetiaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
Allah itu dengan cuma-cuma, entah dalam pengalaman sederhana maupun dalam pengalaman hidup yang besar. Hidup sebagai calon suami istri misalnya calon suami atau istri selalu berusaha untuk membuat calonnya selalu bahagia, saling memberi perhatian, saling memberi rasa aman satu sama lain, saling memaafkan, saling pengertian, saling setia satu sama lain, tidak mempunyai simpanan, inilah yang diharapkan oleh setiap keluarga baru. Sabar dalam menghadapi kesulitan hidup, baik suka maupun duka merupakan perwujudan kasih dan kesetiaan sebagai calon suami istri terhadap kasih dan kesetiaan Allah. Semoga para calon suami istri semakin yakin akan kasih dan kesetiaan Allah sebagai dasar kekuatan para calon persiapan perkawinan dalam menghayati janji pernikahan yang akan diucapkan nanti. Kasih dan kesetiaan Allah kepada Nabi Hosea menjadi contoh bagi para calon suami istri untuk selalu menghayati kasih dan kesetiaan Allah dalam kehidupan sehari-hari sebagai calon suami istri.
6) Langkah V : mengusahakan Suatu Aksi Kongkrit a) Pengantar Para calon suami istri yang terkasih, kita telah menyadari bahwa kasih dan kesetiaan Allah merupakan dasar dan kekuatan bagi para calon suami istri yang akan membentuk keluarga baru. Jika ada kasih dan kesetiaan dalam diri para calon suami istri, maka segala masalah yang terjadi dapat diatasi dengan kasih dan kesetiaan itu pula. Kita semakin yakin dan percaya akan kekuatan kasih dan kesetiaan Allah dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
hidup kita bila kita semakin berpasrah pada-Nya. Kita sudah membicarakan banyak hal dan menemukan banyak hal pula dari sharing kita sore ini. Ternyata para calon suami istri menemukan bahwa kasih dan kesetiaan itu merupakan kunci kebahagiaan dari pasangan calon suami istri. Bila kita melihat realitas yang terjadi, banyak pasangan suami istri yang sudah tidak saling setia satu sama lain, terjadi perselingkuhan yang membawa keluarga pada kehancuran. Maka kasih dan kesetiaan suami istri perlu dijaga keharmonisannya, karena dengan demikian itu juga menjaga keharmonisan dengan Allah sendiri. Kasih dan kesetiaan Allah memberi kekuatan kepada para calon suami istri untuk mampu menghayati janji perkawinan yang diucapkannya dalam situasi apapun. b) Memikirkan niat-niat dan bentuk keterlibatan yang baru baik pribadi maupun sebagai calon suami istri untuk lebih menghayati dan menghidupi nilai kasih dan kesetiaan sebagai pasangan calon suami istri Katolik yang sejati, seperti yang sudah diteladankan oleh Nabi Hosea. Sebaga para calon suami istri niat apa yang hendak diwujudkan agar kasih dan kesetiaan selalu dihidupi oleh para calon suami istri? Hal-hal apa saja yang perlu para calon suami istri perhatikan untuk mewujudkan niat itu? c) Setelah merenung sejenak, para calon suami istri diberi kesempatan untuk mengungkapkan niat mereka baik sebagai pribadi maupun bersama sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
calon suami istri. Setelah itu dilanjutkan dengan doa umat secara spontan yang diawali oleh pendamping sendiri. Doa Bapa Kami
7) Penutup a) Doa Penutup, dipimpin oleh salah satu pasangan calon suami istri. b) Lagu Penutup , Madah Bakti, No. 555 (Jadilah saksi Kristus)
Lampiran cerita. “Kesetiaan Seorang Calon Suami Terhadap Calon Istrinya” Seorang calon suami di Al Jazair menemani calon istrinya siang dan malam yang sakit stroke ringan akibat kecelakaan. Hal ini sudah berlangsung 2 tahun sejak mereka memutuskan untuk berlanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Kedua pasangan ini saling mencintai satu sama lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
Koran Syuruq yang memberitakan bahwa laki-laki itu bernama Salim (35 tahun) seorang guru sekolah dasar di sebuah kota kecil Almah. Dia mengenal calon istrinya ini sejak dibangku kuliah tahun 1996 dan kini ia bekerja sebagai guru SD. Kedua pasangan ini sungguh-sungguh sangat mencintai dan sudah saling mengenal dengan baik. Tapi pada tahun 2007 calon istrinya mengalami kecelakaan ketika menjalankan tugas dinasnya keluar kota. Sejak itu calon istrinya tidak lagi mampu berbuat apaapa, kegiatannya terbatas, dan selalu tergantung pada orang lain. bahkan untuk berbicara saja pun ia tak mampu lagi. Sejak saat itu Salim calon suaminya yang menemani dan menyemangati calon istri yang sakit. Pagi hari ia bangun pagi-pagi menemani istrinya untuk berlatih berbicara dan berjalan. Ia kemudian pergi untuk menunaikan tugasnya sebagai seorang guru sekolah dasar kemudian kembali lagi menemui calon istrinya setelah pulang sekolah. Ia membantu menyuapi calon istrinya, sebab untuk memegang sendok saja pun calon istrinya masih belum kuat. Ia kemudian meminumkan obat buat calon istrinya, membantu menidurkannya diatas tempat tidur, menopangnya dengan bantal-bantal. Di malam hari Salim menjaga dan menemani calon istrinya untuk membalikkan posisi tidur calon istrinya dari satu sisi ke sisi lainnya. Salim berkata : " kadangkala calon istrinya menahankan rasa sakitnya dan membiarkanku tidur karena merasa kasihan padaku " Subhanallah .... kesabaran itu memang pahit ... tapi juga indah sekali ... Wallahu'alam bishshawab, .. karena kasih dan kesetiaan Pak Salim dalam menemani dan merawat calon istrinya, maka setahun kemudian calon istrinya sembuh dan mereka mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan mereka yang sudah lama diimpikan. Semoga kita dapat mengambil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah .... Jika Allah Swt menguji kesabaranku.... belum tentu juga aku mampu berbuat seperti SALIM. Bacaaan Kitab Suci Hosea 2:18-19, 6:6 2:18. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku untuk selama-lamanya dan Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam keadilan dan kebenaran, dalam kasih setia dan kasih sayang. 2:19. Aku akan menjadikan engkau isteri-Ku dalam kesetiaan, sehingga engkau akan mengenal TUHAN. 6:6. Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lagu pembukaan : MB No 66 Refren : Cinta kasih Allah dicurahkan di dalam hati kita. Oleh Roh Illahi, sumber cinta kasih yang dianugerahkan bagi kita.
Walau kaya raya dan kuasa, walau cantik indah mempesona. Walau pandai dan gagah perkasa, percumalah tanpa cinta kasih.
Cinta kasih itu murah hati, cinta kasih sabar dan tawakal. Cinta kasih tak megahkan diri, tak mencari keuntungan diri.
Cinta kasih menutup segala, cinta kasih selalu percaya. Cinta kasih mengharap segala, menanggung kurban dengan gembira.
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Puji Tuhan hai segala bangsa, puji Tuhan karena cinta-Nya. Yang mengutus Roh-Nya bagi kita, agar kita satu dalam Bapa.
Lagu Penutup : MB No 555
Kubangunkan bahtera dengan kekasihku Kepada-Mu Tuhan kami datang Berkatilah Tuhan curahkanlah Roh-Mu Karena kami ingin mengabdi –Mu
Kini kan mengarungi samudra luas Tujuan gemilang pantai cita Walau penuh karang gelombang menghadang Namun penuh iman dalam Tuhan
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
Pada bab VI mengenai kesimpulan dan saran, penulis membaginya menjadi 3 bagian yaitu : rangkuman, kesimpulan,
saran dan usulan. Setelah penulis
memaparkan tentang kasih dan kesetiaan Allah menurut Nabi Hosea, Perjanjian, dosa dan pengampunan, anugerah dan pertobatan, tafsiran beberapa kutipan dari Kitab Nabi Hosea, analisis terhadap bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan, sumbangan bahan katekese untuk calon persiapan perkawinan sebagai usaha menemukan pesan kasih dan kesetiaan Allah menurut Nabi Hosea di Paroki Marganingsih Kalasan. Maka pada akhir skripsi ini, penulis menyampaikan rangkuman, kesimpulan, saran dan usulan. A. Rangkuman
Kitab
Suci
Perjanjian
Lama
merupakan
sejarah
mengenai
tindakan
penyelamatan Allah bagi segenap umat manusia yang berpuncak pada keluarnya Israel dari Mesir. Diantara para nabi dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Nabi Hosea diutus oleh Allah membawa keselamatan itu sesuai dengan arti namanya. Nabi Hosea lebih menekankan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat Israel dan dalam hubungannya dengan karya penyelamatan umat Israel. Hosea berarti “tindakan penyelamatan” atau “penyelamat”. Hosea adalah anak dari Beeri s u k u Y a h u d a . Nabi Hosea mengawali karyanya sekitar
tahun 750-an, di Kerajaan Utara pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 206
zaman pemerintahan raja Yerobeam II. Ciri khas dari pewartaan Hosea adalah menekankan kasih Allah yang didasarkan pada perjanjian (“kasih setia” 2:18, 6:6, 10:12), menekankan pengenalan akan Allah, yaitu kepercayaan akan perbuatanperbuatan besar yang dilakukan Tuhan pada masa yang lampau. Kasih dan kesetiaan Allah menurut Nabi Hosea digambarkan sebagai suami istri. Hosea (suami) digambarkan sebagai Allah yang setia, sedangkan Gomer (istri) digambarkan sebagai umat Israel yang tidak setia pada Allah, atau istri yang tidak setia pada suami. Kasih dan kesetiaan Allah sungguh luar biasa bagi umat Israel, dimana umat Israel digambarkan sebagai istri yang tidak setia dan mengkianati suaminya, namun suami yang digambarkan sebagai Allah, terus mencintai dan mengasihi istrinya tanpa batas. Ketika istrinya bersundal dan berzinah, suaminya tidak pernah menolaknya tetapi menerimanya kembali dengan kasih dan kesetiaan. Allah tetap setia pada kasih dan perjanjian-Nya, ini mau menggambarkan bahwa Allah tetap mencintai manusia, walaupun manusia berdosa dan mengkianati-Nya. Allah sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi umat Israel dengan kasih yang sempurna. Allah menghukum umat Israel bukan untuk menyiksa atau menyengsarakan mereka, tetapi mendidik, mengajar umat Israel untuk kembali dan percaya kepada Allah. Dengan demikian penulis dapat mengatakan bahwa Gomer dalam hal ini Israel, yang tidak setia pada perjanjian Allah, dengan menyembah Baal, melupakan kebaikan dan berkat Allah yang sudah diterima sejak keluar dari Mesir,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 207
umat Israel yang tidak tahu berterima kasih kepada Allah, namun Allah tidak membalas segala kejahatan dan dosa umat Israel. Yang diharapkan Allah dari Israel adalah bertobat dan kembali kepada-Nya, untuk mengalami kembali kasih, sukacita yang pernah dialami. Dengan demikian Perjanjian akan diperbaharui yang dulu “Loruhama” (yang tidak disayangi) akan disayangi kembali, dan “Lo-Ami” (yang bukan umat Allah) sekarang akan menjadi umat Allah. Keadaan putus asa berubah menjadi pengharapan. Kasih Allah senantiasa memiliki lingkup yang lebih besar dari pada kesalahan dan dosa umat-Nya. Maka Pesan pewartaan Nabi Hosea dan pengalaman Nabi Hosea dalam hidup berkeluarga, ingin diwartakan pula kepada para calon suami istri yang akan membentuk keluarga baru. Pesan pewartaan Nabi Hosea mengenai kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian, anugerah dan pertobatan, perlu dimasukan ke dalam bahan katekese kursus persiapan perkawinan. Bagi penulis pewartaan Nabi Hosea ini perlu dimasukkan dalam bahan katekese persiapan perkawinan, agar para calon suami istri, dapat menghidupi pesan pewartaan Nabi Hosea dalam kehidupan mereka sehari-hari. Untuk menghidupi pesan pewartaan Nabi Hosea ini, perlu ada kesiapan hati dan dilatih terus-menerus,
maka dalam hal ini persiapan untuk memasuki hidup
berkeluarga sangatlah penting. Di Paroki Marganingsih Kalasan, menanggapinya dengan mengadakan persiapan perkawinan melalui bahan-bahan katekese. Sesuai dengan analisis bahan katekese persiapan perkawinan yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, sudah sesuai dengan tujuan katekese persiapan perkawinan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 208
namun bila dilihat dari versi pewartaan Nabi Hosea mengenai kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian, anugerah dan pertobatan, belum mendapat tempat khusus untuk mendalaminya. Dengan demikian penulis menawarkan pesan pewartaan Nabi Hosea ini dapat dimasukkan dalam bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan,
dengan menggunakan katekese model SCP (Shared Christian Praxis).
Model SCP ini, merupakan salah satu model katekese yang akan membantu para calon suami istri untuk menemukan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pesan pewartaan Nabi Hosea ini akan membantu calon suami istri untuk memahami, menghayati dan meletakkan perkawinan mereka dalam rencana Allah, seperti pengalaman Nabi Hosea. B. Kesimpulan
Perjanjian Lama merupakan sejarah mengenai tindakan penyelamatan Allah kepada manusia yang berpuncak pada keluarnya Israel dari tanah Mesir. Penyelamatan Allah itu dilakukan melalui nabi-nabi yang diutus oleh Allah. Salah satu nabi yang merupakan utusan Allah dalam Perjanjian Lama adalah Nabi Hosea. Nabi Hosea adalah seorang Nabi kecil yang berasal dari Kerajaan Utara. Nabi Hosea memulai karya pelayanannya sekitar tahun 750-an, pada masa pemerintahan raja Yerobeam II. Pada saat ia memulai karyanya Israel sangat makmur, namun ketika raja Yerobeam II meninggal, hidup moral semakin memburuk dan tidak manusiawi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 209
Umat Israel berzinah dengan menyembah allah-allah lain. Disinilah Nabi Hosea mewartakan kasih dan kesetiaan Allah kepada umat Israel yang tidak setia pada perjanjian Allah. Kasih dan kesetiaan Allah
menurut Nabi Hosea digambarkan
sebagai suami istri. Hosea (suami) digambarkan sebagai Allah yang setia, sedangkan Gomer (istri) digambarkan sebagai umat Israel yang tidak setia pada Allah. Tuhan menyuruh Hosea untuk pergi menikah dengan Gomer, seorang perempuan sundal, ini menunjukkan bahwa betapa Allah sangat mengasihi Israel, walaupun Israel tidak setia kepada-Nya. Hosea menunjukkan belaskasihnya yang begitu besar, ia mengampuni dan menerima kembali istrinya penuh kasih. Pesan yang disampaikan Hosea juga dinyatakan melalui arti nama yang diberikan kepada ketiga anaknya : Yizreel (Allah menabur), Lo-Ruhama (yang tidak disayangi) dan Lo-Ami (yang bukan umat Allah). Sama dengan Gomer, Israel yang sama seperti perempuan jalang mengejar “kasih” yang lain dan bukannya setia dalam “pernikahan” kepada Allah. Namun, kemurtadan, dan perzinahan Israel memberi jalan bagi kasih Allah. Akhirnya, Hosea menguraikan secara garis besar pemulihan atas Israel dan perjanjian pernikahan yang baru dengan istrinya yang merupakan perjanjian baru dengan umat Israel sendiri. Allah menyayangi
kembali “Lo-ruhama” (yang tidak disayangi) menjadi yang
disayangi dan menyayangi lagi “Lo-Ami” (yang bukan umat Allah), menjadi umat Allah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 210
Dengan melihat pengalaman pribadi Nabi Hosea ini, maka sangat perlu untuk dibagikan kepada para calon suami istri. Kasih dan kesetiaan Hosea menjadi ideal bagi hubungan suami istri. Untuk membentuk keluarga seperti Nabi Hosea perlu ada persiapan. Dalam Familiaris Consortio, 66 dikatakan bahwa mempersiapkan orang muda untuk menikah dan berkeluarga disaat ini sangatlah penting dibanding saat-saat sebelumnya. Gereja menanggapi hal ini dengan mengadakan kursus persiapan perkawinan di setiap Paroki. Paroki Marganingsih Kalasan mempunyai program untuk mempersiapkan para calon suami istri melalui bahan-bahan katekese kursus persiapan perkawinan. Berdasarkan hasil analisis bahan katekese yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, bahan katekesenya sudah sejalan dan sesuai dengan tujuan persiapan perkawinan, namun masih ada kekurangannya yaitu dari semua bahan katekese yang ada, tidak menekankan secara khusus tentang pesan pewartaan Nabi Hosea mengenai : kasih dan kesetiaan Allah, perjanjian, dosa dan pengampunan, anugerah dan pertobatan. Sharing yang merupakan suatu hal yang penting dalam katekese kursus persiapan perkawinan, para calon suami istri tidak mendapat waktu khusus untuk saling bersharing pengalaman hidup atau pengalaman iman, untuk saling memperkaya, menguatkan dan meneguhkan satu sama lain. Selain itu juga para calon suami istri kurang mendapat waktu untuk berefleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 211
Dengan demikian penulis mengusulkan agar pesan pewartaan Nabi Hosea mengenai kasih dan kesetiaan, dosa dan pengampunan, perjanjian, anugerah dan pertobatan dapat dimasukkan dalam bahan katekese persiapan perkawinan di Paroki Marganingsih Kalasan. Dari bahan katekese yang dimasukkan ini, penulis menawarkan untuk menggunakan model katekese SCP (Shared Christian Praxis). Katekese model SCP ini merupakan salah satu bentuk usaha agar para calon suami istri menemukan kasih dan kesetiaan Allah menurut Hosea dalam kehidupan mereka sehari-hari. Melalui SCP inipun para calon suami istri mendapat waktu yang cukup untuk berefleksi dan mensharingkan pengalaman hidup iman mereka, sehingga dapat memperkaya, menguatkan, meneguhkan dan mengembangkan iman mereka satu sama lain, yang akan memulai atau membentuk keluarga baru. C. Saran dan Usulan
Berdasarkan hasil analisis bahan katekese yang digunakan di Paroki Marganingsih Kalasan, penulis mengemukakan saran sebagai berikut : 1. Dalam pelaksanaan katekese persiapan perkawinan, Romo Paroki dan seksi pewartaan hendaknya memberi ruang yang cukup kepada para calon suami istri
untuk
mengkomunikasikan
iman
mereka
atau
mensharingkan
pengalaman iman, agar diantara mereka dapat diteguhkan, dikuatkan, didewasakan, diperkaya dengan pengalaman iman sesama. Dalam hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 212
katekese bukan hanya pengajaran saja, tetapi merefleksikan pengalaman hidup sehari-hari dan mengkomunikasikannya melalui sharing iman. 2. Pesan pewartaan Nabi Hosea mengenai kasih dan kesetiaan Allah, dosa dan pengampunan, perjanjian, anugerah dan pertobatan, dapat dimasukkan kedalam bahan katekese persiapan perkawinan, agar para calon suami istri dapat menghidupi pesan Nabi Hosea dalam kehidupan mereka sebagai keluarga baru. Pesan pewartaan Nabi Hosea merupakan kunci utama dalam membentuk sebuah keluarga yang bahagia sesuai dengan rencana Tuhan.
Penulis mengusulkan katekese model SCP (Shared Christian Praxis), agar dapat membantu para calon suami istri, untuk menemukan kasih dan kesetiaan Allah menurut Nabi Hosea dalam kehidupan mereka sehari-hari. Usulan ini, penulis wujudkan dalam suatu persiapan katekese model SCP bagi calon suami istri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 213
DAFTAR PUSTAKA
Andersen. Fr. I-D. Noel Freedman. (1980). Hosea A New Translation with Introduction and Commentary, New York : Doubleday. Andrew Dearman. J. (2010). The Book of Hosea, Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publishing company. Bakker. A. (1988). Ajaran iman Katolik I, Yogyakarta: Kanisius. . (1988). Ajaran iman Katolik II, Yogyakarta: Kanisius. Benson. C.H. (1980). Pengantar Perjanjian Lama, Puisi dan Nubuat, Malang: Gandum Mas. Beeby. H.O. (1989). International Theological Commentary Hosea Grace Abounding, Wiliam B. Eerdmans Publishing company, Grand Rapids, Michigan. Bergant. Dianne, dkk. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius. Bush. F.W. (2012). Pengantar Perjanjian Lama I - Taurat dan Sejarah, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Buss. M.J. (1969). The Prophetic Word of Hosea, Berlin: Verlag Alfred Topelmann Blommendaal. J. (1979). Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Barth. C-M. C Barth. - M.TH. Frommel. (2010). Teologi Perjanjian Lama 2, Jakarta: PT. Gunung Mulia. Cooke. B. (1991). Perkawinan Kristen, Yogyakarta: Kanisius. Chiari. A.Dy. Liacco. V. “A Female Image of God in Hosea 11:1-9” Diwa 33. (2008) 173-188. Darmawijaya. St. (1989). Kesetiaan Suatu Tantangan, Yogyakarta: Kanisius. . (1990). Warta Sesudahnya, Yogyakarta : Kanisius. . Yogyakarta: Kanisius.
(1990).
Warta
Nabi Nabi
Masa
Pembuangan dan
sebelum
Pembuangan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 214
. (1991). Tindak Kenabian, Yogyakarta: Kanisius. . (1991). Warta Nabi Abad VIII, Yogyakarta: Kanisius. . (1992). Warisan Para Nabi, Yogyakarta: Kanisius. . (1992). Pesan Para Bijak Bestari, Jiwa dan Semangat Perjanjian Lama 3, Yogyakarta: Kanisius. . (1992). Iman Leluhur, Jiwa dan Semangat Perjanjian Lama 1, Yogyakarta: Kanisius. . (2009). Seluk Beluk Kitab Suci, Yogyakarta: Kanisius. Douglas Stuart. (1998). Hosea, Jonah, Word Biblical Commentary, vol. 31, Dallas: Word, Incorporated. Frank. M. Boyd. (2006). Kitab Nabi-Nabi Kecil, Malang: Gandum Mas. Green Dennis. (2001). Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas. Groenen. P. C. (1980). Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta : Kanisius . (1985). Pengantar ke dalam Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius. Groome. Th. H. (1997). Shared Christian Praxis : suatu model berkatekese, (F. X. Heryatno Wono Wulung, penyadur), Lembaga pengembangan Kateketik Puskat: Yogyakarta, (buku asli dicetak tahun 1991). Huber. Th. (1978). Arah katekese di Indonesia, Yogyakarta: Kanisius. Indra. S. Tanureja, V. (2010). The Prophetic Literatur - Diktat Kuliah Pengantar Perjanjian Lama Kitab Para Nabi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. I Ketut Adi Hardana. T. (2010). Kursus Persiapan Perkawinan, Jakarta: Obor.
Kuiper. A. De. (1979). Tafsiran Hosea, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Konsili Vatikan II. (1993). Dei Verbum, (Sabda Allah) Konstitusi dogmatis tentang Wahyu Ilahi. (terjemahan R. Hardawiryana). Jakarta: Obor. (dokumen asli diterbitkan 1966). Konsili Vatikan II. (1990). Sacrosanctum Concilium, (Konsili Suci) Konstitusi tentang Liturgi Suci. (terjemahan R. Hardawiryana), Departemen Dokumentasi dan Penerangan, Jakarta : KWI. Kristiyanto. E. (2005). Sinar Sabda dalam Prisma Hermeneutika Kontekstual, Yogyakarta: Kanisius. Lembaga Biblika Indonesia. (1996). Alkitab Deuterokanonika, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 215
Komisi Pendampingan Keluarga Keuskupan Agung Semarang. menikah, Katekese Persiapan Perkawinan.
(2011).
Bersiap untuk
Konferensi Waligereja Indonesia-Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (1993). Kasih setia dalam suka-duka pedoman persiapan perkawinan di lingkungan Katolik, Jakarta: KWI. Konferensi Waligereja Indonesia. (2011). Pedoman Pastoral Keluarga, Dokpen Jakarta : KWI. Lembaga Alkitab Indonesia. (2011). Kitab Suci Katolik, Arnoldus Ende. Leks. Stefan. (1992). Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, Yogyakarta: Kanisius. Lalu. Y. ( 2005). Katekese Umat , Komisi Kateketik, Jakarta: KWI. Luther Mays. J. (2008). Hosea The old Testament Library Commentary, Published by the Westminster press, Philadelphia, Penn sylvaria America. Lasor. W. S - Hubbard. D. A-Bush. F.W. (2012). Pengantar Perjanjian Lama I Taurat dan Sejarah, (diterjemahkan) oleh Werner Tan dkk, Judul Asli : Old Tastament Survey, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Moloney. F. J - Suharyo. I. (1988). Menjadi Murid dan Nabi, Yogyakarta: Kanisius. Natanael. S. (2010). Kitab Hosea dalam Biblika, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. Noel Freedman. D. (2010). Eerdmans Dictionary of the Bible, Grand rapids: Michigan. Orr. James. M.A, D.D. (1915). “Jezreel”, International Standard Bible Encyclopedia, (Halaman 215 ).
Pareira. B.A. “Penderitaan Allah Menurut Hosea 11:1-11” Rohani, Tahun XLVI NO.4. April (1999), 149-152. Paroki Marganingsih Kalasan, Pembinaan persiapan berkeluarga. Para Wali Gereja Regio Jawa. (1996).
Statuta Keuskupan Regio Jawa, Yogyakarta:
Kanisius. Purwa Hadiwardoyo. Al. (1988). Perkawinan dalam Tradisi Katolik, Yogyakarta: Kanisius. Rubiyatmoko. R. (2011). Perkawinan Katolik menurut Kitab Hukum Kanonik, Yogyakarta: Kanisius. Rhymer. J. (1964). The Prophets and the Law, Publisher London : Sheed and Ward
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 216
Sumarno. M. (2013). Pengantar PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki untuk Mahasiswa Semester VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tabb. M. (2011). Taurat Nabi-nabi Sastra Injil Surat-surat, Yogyakarta: Yayasan Gloria. Tim Pusat Pendampingan Keluarga Brayat Minulyo Keuskupan Agung Semarang. ( 2007). Kursus Hidup Berkeluarg, Yogyakarta: Kanisius.
Undang-Undang Republik Indonesia. No.10 “Perkembangan Pendudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera” (1992) pasal 1 ayat 12. Weiden. Van der, W. (2011). Sastra Kebijaksanaan Perjanjian Lama, Yogyakarta: Kanisius. Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae, (Penyelenggaraan Katekese), (terjemahan R. Hardawiryana, SJ), Jakarta: Dokpen KWI. Yohanes Paulus II. (1981). Familiaris Consortio,(Keluarga), Jakarta: Dokpen KWI. Yayasan Komunikasi Bina Kasih. (1993). Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAHAN- BAHAN KATEKESE PERSIAPAN CALON PERKAWINAN DI PAROKI MARGANINGSIH KALASAN
A. IDENTITAS Tema
: Gender
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan.
Pelaksanaan : 20 Jan, 17 Maret, 19 Mei, 21 Juli, 15 Sept, 17 November 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: Pukul 17.00 – 20.15.
Penyaji
: Bapak G. Sumardi.
B. TUJUAN : Membawa pasangan suami istri memahami perbedaan laki-laki dan perempuan (gender dan seks). C. MATERI 1. GENDER -
Laki-laki Kuat Gagah Berani Melindungi Rasional Egois Sok kuasa Kebapaan Bekerja menang penis kelenjar prostat
-
(1)
Perempuan lemah lembut halus sabar peka ingin dilindungi emosional suka gossip manja cantik mengalah vagina indung telus menyusui melahirkan hamil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Seks adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan karena kodrat, yang tidak dapat ditukar, bersifat ilahi, tidak terikat ruang dan waktu. Sedangkan gender adalah
pembedaan laki-laki dan perempuan diciptakan manusia (adat atau
kebiasaan). Hal ini dapat diganti, tergantung kehendak,terikat ruang dan waktu. Masa sekarang pembedaan laki-laki dan perempuan berdasarkan gender dipersoalkan, karena dalam relasinya banyak menimbulkan ketidakadilan khususnya bagi kaum perempuan. Ketidakadilan terjadi karena tidak menyadari kebiasaankebiasaan yang berlangsung. Bentuk-bentuk ketidakadilan yang muncul : 1. stereotype. Pembedaan warna (laki-laki biru, perempuan pink). Nama dengan huruf akhir a/I (Suharta-Suharti, Totok-Titik dst). Permainan anak-anak laki-laki, mainannya pistol, mobil-mobilan, perempuan : boneka, bunga-bunga, alat dapur dsb). Pendidikan : sekertaris, perawat, bidan untuk perempuan, yang lainnnya untuk laki-laki. 2. Marginalisasi Sistem hukum di Indonesia masih diskriminatif bagi perempuan. Sistem penggajian terutama bagi kaum buruh perempuan. 3. Subordinasi Perempuan dinomor duakan dan dianggap tidak penting, sebagai pelengkap. -
Jabatan strategis terbatas bagi perempuan dalam pengambilan keputusan, suara perempuan kurang didengarkan.
-
Pengembangan diri perempuan dianggap tidak penting.
4. Kekerasan terhadap perempuan Kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, kekerasan financial, kekerasan anti-sosial.
(2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Akibat – akibat kekerasan terhadap perempuan : a. Korban merasa sebagai obyek kekerasan. b. Korban menyalurkan atau memproyeksikan iklim kekerasan dibawahnya. c. Martabatnya sebagai perempuan direndahkan. d. Korban menjadi budak keinginan. e. Masa depannya dihancurkan. f. Bunuh diri. Kendala menuju keadilan gender : a. Konservatisme budaya b. Dogmatis agama c. Hukum yang tidak melindungi d. Kekurangan pengetahuan e. Kekurangan kesadaran. Cara-cara mengatasi masalah gender : a. Pembelaan secara hukum. b. Perbaikan hukum. c. Transformasi budaya. d. Re-interpretasi agama. e. Pendidikan yang adil. f. Sosialisasi gender. Lima kriteria untuk proses perubahan sosial menuju keadilan gender : 1. Tidak ada marginalisasi 2. Tidak ada dominasi dalam pengambilan keputusan 3. Tidak ada pembakuan ciri gender 4. Tidak membebani salah satu pihak 5. Tidak ada pelecehan atau kekerasan seksual.
(3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. IDENTITAS Tema
: Ajaran Gereja Katolik tentang Perkawinan
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan.
Pelaksanaan : 20 Jan, 17 Mart, 19 Mei, 21 Juli, 15 Sept, 17 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: Pukul 17.00 – 20.15.
Penyaji
: Rm. Tri Widodo, Pr
B. TUJUAN : Membawa calon mempelai untuk dapat memahami arti dan makna perkawinan secara umum dan memahami kekhasan perkawinan katolik sehingga diperoleh wawasan yang mendalam tentang ajaran Gereja Katolik mengenai perkawinan. C. MATERI
2. PERKAWINAN DALAM PANDANGAN KATOLIK. 1. Bagaimana Ideal sebuah Keluarga Kristiani Pola : Keluarga Kudus Nazaret a. Jumlah personil lengkap : Ayah, ibu dan anak (Yusup, Maria dan Yesus). b. Mempunyai landasan : Kehendak Allah Maria dan Yusup membangun keluarga karena kehendak Allah sendiri (Luk 1:26-38), bukan karena kemauan mereka berdua. Kehendak dan Sabda-Nya menjadi rambu dan pengatur dalam membangun rumah tangga dan diimani dengan sungguh. c. Tujuan : kebahagiaan dan harmoni. Unsur pembangunnya : cinta kasih, kerendahan hati, kesetiaan, pengorbanan, sadar dantahu tugas dan tanggungjawab masing-masing, saling dukung dan menyempurnakan, kemauan untuk mengampuni – menerima. d. Sarana mencapai tujuan : Komunikasi (Lukas 2:41-52), komunikatif, dialogis, seimbang dan best solution.
(4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Realita perkawinan dewasa ini Mulai banyak pasangan kristiani yang tidak mampu melihat perkawinan dari kacamata iman. Perkawinan hanya sebatas urusan manusia belaka. Padahal selain mempunyai aspek manusiawi, juga mempunyai aspek Ilahi (berurusan dengan Tuhan). Perkawinan sebagai gejala sosial belaka. Paham masyarakat : menikah itu wajib, menikah menaikkan status di tengah masyarakat, menikah untuk menunjukkan “kenormalan” : menikah sekedar kepatuhan. Tidak dapat membedakan perkawinan kanonik dan non kanonik. Setiap orang Katolik wajib menjalani perkawinan kanonik.akibatnya marak pernikahan di luar Gereja tanpa pemberesan. Karena sudah Super adulta : yang penting mendapat jodoh. Banyak yang murtad demi dapat jodoh. Iman digadaikan dengan jodoh. Marak perceraian. Factor pemicu perceraian menurut survai urut dari yang paling besar : perbedaankarakter, factor ekonomi, hadirnya orang ketiga, kehamilan sebelum menikah. 3. Bagaimana menyiapkan keluarga Kristiani agar siap Menghadapi Tantangan? Gereja berharap bahwa perkawinan dan hidup berkeluarga disiapkan dengan baik (Paus Yohanes Paulus II, dokumen Familiaris Consoritio, art 66) : a. Persiapan Jauh Hidup berkeluarga disiapkan semenjak anak dalam kandungan. Ketika seorang ibu sedang mengandung, ia dan suaminya mesti menjaga pikiran, emosi, dan tindakannya. Situasi hati dan kejiwaan orang tua berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak dalam kandungan. Semenjak lahir, anak mulai diberi pendidikan : nilai manusiawi (kesehatan, kerapian, keramahan, ketekunan, keterbukaan, kejujuran dan
(5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keadilan), nilai Kristiani (iman, harapan dan kasih), dan nilai seksualitas (anatomi, dorongan, reproduksi). b. Persiapan Dekat Hidup berkeluarga disiapkan secara intensif sejak masa pacaran : pacaran kristiani, untuk pengenalan karakter (bukan karak-ther). Ajaran tradisi kuna : bibit (latar belakang keluarga), bobot (kualitas pribadi : kejiwaan, mentalitas dan iman), dan bebet (kesiapan seseorang dalam member nafkah keluarga). c. Persiapan Akhir Beberapa bulan menjelang pernikahan (± 3 bln), hidup berkeluarga disiapkan secara lebih intensif lagi. Calon pasangan suami istri (sama-sama Katolik) perlu bersama-sama menghadap Pastor Paroki pihak calon mempelai puteri. Jika salah seorang bukan Katolik, hendaknya menghadap Pastor Paroki pihak calon yang Katolik. Yang perlu dibicarakan adalah kapan penyelidikan Kanonik, kapan menikah, dimana menikah dan bagaimana liturgi perkawinan. Yang dilakukan pada persiapan akhir : 1. Kursus persiapan perkawinan: pasangan menikah tanpa terlebih dahulu mendapat pembekalan ibarat orang maju perang membawa pedang, tapi tidak tahu teknik menggunakan pedang yang baik. 2. Penyelidikan Kanonik : Tujuan : mendapatkan kepastian moral bahwa perkawinan valid dan licit ( Kan 1066) : wajib dilaksanakan sebelum menikah. Cara : penyelidikan langsung atas calon pasangan, dengan focus pertanyaan tentang ajaran katolik tentang perkawinan, halangan nikah dan kesungguhan kehendak untuk menikah, dengan mengisih berkas kanonik oleh penyelidik atas dasar jawaban calon (SKRJ 113) : satu persatu demi menjamin kebebasan. Dokumen : surat (6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
baptis asli terbaru, (max 6 bulan. SKRJ 114), surat keterangan status bebas untuk non katolik, akta nikah atau cerai, dan lain-lain. 3. Pengumuman : 3 kali dalam tiga minggu, di paroki domisili atau kuasi domisili calon (SKRJ 115), juga di paroki tempat baptis, serta di tempat perkawinan akan dilaksanakan. Siapa saja yang tahu adanya halangan wajib lapor , kecuali berkaitan dengan pengakuan dosa, tidak boleh lapor. 4. Sebelum nikah sedapat mungkin telah menerima sakramen penguatan dan tobat (Kan 1065). 5. Pernikahan : Kan 1108, 1117, 1127. a. Prinsip : setiap orang Katolik, kendati hanya satu saja dari pasangan terikat oleh tata peneguhan kanonik (forma canonica). b. Forma canonica : tata peneguhan/ pernikahan 1. Dihadapan peneguh utama: ordinaris wilayah atau imam atau diakon tertabis (bukan prodiakon) atau delegates. 2. Di hadapan saksi umum: dua orang beriman Katolik. c. Nikah ganda : 1. Arti : ada dua bentuk perayaan yang sama-sama menanyakan kesepakatan nikah 2. Prinsip : dilarang oleh Gereja(Kan 1127 $ 3) d. Nikah ekumenis : 1. Arti : pernikahan di hadapan imam dan pendeta, dengan imam menjadi peneguh utama. 2. Prinsip : diperbolehkan untuk mendukung ekumenisme.
(7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Melihat Paham Dasar Perkawinan a. Arti atau Hakekat Perkawinan. Perkawinan adalah: sebagai sebuah perjanjian dengan tindakan kemauan antara seorang pria dan wanita untuk membentuk kebersamaan seluruh hidup (Kan 1055 $ 1) Arti perjanjian : (Kan1057) : 1. Tindakan kemauan untuk saling memberi serta kesempatan membuat perkawinan yang tidak dapat ditarik kembali. 2. Ekskusif dari pasangan yang mampu secara hokum membuat janji nikah antara seorang laki-laki dan perempuan yang tidak terkenah halanagan nikah (ad validitatem ; Kan 1083-1094) dan larangan nikah (ad liceitatem : Kan 1124). 3.
Dinyatakan secara puplik dan sah menurut norma hukum yaitu : janji nikah diucapkan di depan otoritas berwenang dan dua saksi. Forma kanonica : kan 1108 (dk kan 1117). Forma puplica : untuk non katolik (sipil, KUA) Tiga (3) sifat perjanjian atau kesepakatan : 1. Sungguh-sungguh : serius, tidak berpura-pura (kan 1101 $ 2), tanpa syarat (kan 1102). 2. Penuh : tidak mengecualikan unsur hakiki perkawinan (hakikat, tujuan, sifat hakiki dan sakramentalitas ) (kan 1101 $ 2). 3. Bebas : tanpa paksaan dan ketakutan besar dari luar (kan 1103).
b. Tujuan Perkawinan (Kan 1055 $ 1) 1. Kesejahteraan suami istri : lahir (sandang, pangan, papan) dan bathin (harmoni dan hubungan seksual). 2. Keterbukaan terhadap keturunan dan mendidik anak.
(8)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Sifat Hakiki Perkawinan (Kan 1056) 1. Kesatuan (unitas). 2. Monogami (menolak poligami, poligini dan poliandri). 3. Indissolubilitas (tak terceraikan) : Absoluta : tak terputuskan kecuali oleh kematian. Relativa : tak terputuskan kecuali oleh otoritas gereja dank arena alas an tertentu seperti dalam hukum. d. Sifat Sakramental Perkawinan : Kan 1055-1056 1. Sakramen dalam arti teknis – yuridis : perkawinan sah antara dua orang yang telah dibaptis (katolik atau non katolik) : Kan 1061. Perkawinan antara orang baptis dan tidak baptis, bukan sakramen. Hal ini terjadi dalam perkawinan beda agama. Perkawinan antara orang baptis katolik dan baptis tidak di gereja katolik ( bila pembaptisannya diakui oleh gereja katolik), menjadi sakramen. Perkawinan antara dua orang baptis tidak katolik di Gereja mereka juga dianggap sebagai sakramen walaupun mereka tidak mengganggapnya sakramen. Misalnya : perkawinan antara dua orang baptis GKJ di Gereja mereka dianggap sebagai sakramen meskipun mereka tidak mengganggapnya sakramen. Sakramentalitas perkawinan tidak terletak pada pemberkatan Pastor karena yang menjadi pelayan sakramen perkawinan adalah kedua mempelai sendiri yang berjanji. 2. Sakramen dalam arti teologis : lambang relasi kasih Kristus dan Gereja (dasarnya Ef 5: 22-33). Pasangan menjadi tanda kash Allah : melalui pasangan mencintai Allah. Relasi suami istri berpolakan pada relasi Kristus dan Gereja, sehingga dilandasi cinta yang makin subur dan dengan kesetiaan total sampai mati.
(9)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Halangan Nikah Artinya: halangan yang ditentukan dalam KHK (kan 1083-1094) dan membuat orang tidak mampu menikah secara sah atau membuat perkawinan tidak sah (impedimentum dirimens : kan 1073). Jenis : a. Halangan nikah kodrati : mengikat semua orang (baptis atau tidak baptis), tidak ada dispensasi. Berkaitan dengan kodrat perkawinan : impotensi, ikatan perkawinan, dan hubungan darah b. Halangan nikah gerejani : ditentukan oleh gereja sendiri dan mengikat hanya orang katolik, bisa ada dispensasi. 1. Halangan nikah Usia : Kan 1083 a. Norma : laki-laki berusia 16 tahun penuh, perempuan 14 tahun penuh. b. Motivasi dasar : maturitas fisik dan psikis ditandai oleh pubertas. Maturitas fisik : alat reproduksi sudah bisa berfungsi untuk reproduksi. Maturitas psikis : mampu bertanggungjawab atas perbuatan hukumnya. c. Sipil : laki-laki 19 tahun, perempuan 16 tahun. d. Ijin orang tua : wajib diminta sebelum berusia 21 tahun, kecuali dengan dispensasi pengadilan negeri 2. Halangan nikah impotensi : Kan 1084 a. Arti : ketidakmampuan seorang laki-laki atau perempuan untuk melakukan hubungan seksualitas (incapacitas coeundi atau didfungsi ereksi). Beda dengan lemah syahwat. b. Ciri-ciri: Antecedens : ada sejak sebelum menikah Insanabilis : tak tersembuhkan dengan cara biasa. Perpetua: abadi (10)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Absoluta : tidak mampu melakukan hubungan seksual dengan siapapun. Relativa : tidak mampu melakukan hubungan seksual hanya dengan pasangannya sendiri. c. Sterilisasi atau kemandulan : Ketidakmampuan memiliki keturunan (incapacitas generandi). Bukan halangan nikah ( kecuali dalam kasus penipuan : kan 1098). 3. Halangan nikah ikatan nikah : Kan 1085 a. Prinsip : yang masih terikat perkawinan sebelumnya tidak bisa nikah sah, sebelum dinyatakan putus atau batal oleh otoritas Gereja yang berwenang. b. Otoritas Gereja yang berwenang. Pemutusan : jika perkawinan sah dan pemutusan ini selalu diikuti oleh perkawinan baru secara gerejani. 1. Takhta Suci 2. Ordinaris Wilayah Kan .1143-1147 : privilegium paulinum – pasangan infidelis yang bertobat. Kan 1148 : privilegium pianum – poligami bertobat Kan 1149 : privilegium gregorianum – tak mampu hidup bersama lagi karena pemenjaraan atau penahanan. Anulasi atau pernyataan batal : jika perkawinan tidak sah sejak semula. 4. Halangan nikah beda agama : Kan 1086 a. Prinsip : Orang katolik tidak bisa menikah sah dengan orang non baptis. Setiap orang katolik berkewajiban untuk menikah dengan orang katolik atau baptis. (11)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Motivasi : Melindungi
iman
pihak
katolik
(murtad,
kesulitan,
indiferentisme) Pendidikan iman anak-anak. Setiap anak dari orang tua katolik dibaptis secara katolik. Yang penting ada jaminan atas pendidikan katolik. c. Kekecualian : bisa nikah beda agama dengan dispensasi dari ordinaris wilayah (kan 134), yang hanya akan didapat setelah memenuhi syarat-syarat dalam kan .1125-1126 : Pihak katolik bersedia menjauhi bahaya iman Pihak katolik berjanji untuk dengan sekuat tenaga mendidik dan membaptis anak-anak secara katolik Pihak tidak baptis diberitahu tentang janji pihak katolik Keduanya diberi informasi tentang perkawinan kanonik. 5. Halangan nikah tahbisan : Kan 1087 a. Prinsip : yang telah ditahbiskan tidak bisa menikah sah : Diakon tertahbis (tetap : nikah/tidak, calon imam), Imam, Uskup. b. Kekecualian : Ada dispensasi dari tahta Suci (Kongregasi untuk kaum klerus) atas halangan nikah selibat Diperoleh melalui proses laisisasi. 6. Halangan nikah kaul kekal publik kemurnian: Kan 1088 a. Prinsip : yang telah mengucapkan kaul kekal puplik kemurnian dalam suatu tarekat religious tidak bisa menikah sah. b. Kekecualian : Ada dispensasi dari Tahta Suci (kongregasi untuk para religious) atas halangan kaul. Diperoleh melalui proses sekularisasi.
(12)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Halangan nikah penculikan: Kan 1089 a. Prinsip : orang tidak bisa menikah sah dengan terlebih dahulu menculik calon pasangannya. b. Motivasi : melindungi kemauan dan kehendak bebas. c. Kekecualian : Pihak wanita sudah berada di tempat yang aman dan merdeka. Pihak wanita menghendaki perkawinan itu. 8. Halangan nikah pembunuhan : Kan 1090 a. Prinsip : Orang tidak bisa menikah sah dengan terlebih dahulu membunuh pasangannya sendiri atau pasangancalon. Tidak bisa menikah sah mereka (laki-perempuan) yang telah bekerjasama (fisik/moral) melakukan pembunuhan terhadap pasangan,meskipun awalnya tidak bermaksud pernikahan. b. Motivasi : Melindungi martabat suci perkawinan. Orang tidak bisa menikah dengan merusak perkawinan yang sudah ada. Menghukum orang yang bertindak criminal. c. Kekecualian : Kasusnya tersembunyi. Ada dispensasi dari Tahta Suci (Kan 1078 $ 2). 9. Halangan nikah hubungan darah: Kan 1091 a. Prinsip : Orang tidak bisa menikah sah dengan orang yang masih mempunyai hubungan darah dalam garis lurus tingkat manapun (tak ada dispensasi) : halangan nikah kodrati. Tidak bisa menikah sah dengan orang yang masih mempunyai hubungan darah dalam garis menyamping sampai tingkat IV. (13)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Motivasi : Cinta kasih yang makin meluas Medis : bdk .Teori Mendel Pastoral : menghindari konflik keluarga. c. Kekecualian : bisa ada dispensasi untuk hubungan darah garis menyamping tingkat III (paman – keponakan) dan IV (sepupu). 10. Halangan nikah hubungan kesemendaan : Kan 1092 a. Arti kesemendaan : hubungan yang muncul dari perkawinan sah antara suami dengan semua saudara pihak istri atau sebaliknya. b. Prinsip : orang tidak bisa menikah sah dengan orang yang masih mempunyai hubungan kesemendaan dalam garis lurus tingkat manapun. c. Motivasi : melindungi relasi kasih dalam keluarga. d. Kekecualian : bisa ada dispensasi. 11. Halangan nikah kelayakan puplik : Kan 1093 a. Arti : hubungan yang muncul dari perkawinan yang tidak sah atau kumpul kebo saja, setelah terjadi hidup bersama. b. Prinsip: orang tidak bisa menikah sah dengan orang yang masih mempunyai hubungan darah dalam garis lurus tingkat satu dengan pasangan tidak sah atau kumpul kebo. c. Motivasi : melindungi perasaan masyarakat. d. Kekecualian : bisa ada dispensasi. 12. Halangan nikah yang muncul karena adopsi Kan 1094 a. Prinsip : orang tidak bisa menikah sah dengan orang yang masih mempunyai pertalian hokum karena adopsi, dalam garis lurus tingkat manapun dan garis menyamping tingkat II. b. Motivasi : melindungi relasi kasih dalam keluarga. c. Kekecualian : bisa ada dispensasi.
(14)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Siapa yang tidak mampu memberikan consensus (Kan 1095) a. Yang tidak mampu menggunakan kal budi secukupnya : gila, idiot, embisil, debil, depresi berat. b. Yang tidak mampu membangun pandangan yang utuh mengenai hak dan kewajiban yang harus diberikan dalam perkawinan. c. Yang karena alas an-alasan psikis tidak mampu mengemban kewajiban hakiki perkawinan : homoseksual, lesbi, bisek, alkoholik berat, skizofrenia. 7. Ketakutan dan keterpaksaan (Kan 1103) a. Prinsip : orang mesti menikah dengan penuh kebebasan tanpa paksaan dan ketakutan besar dari luar. b. Motivasi : perkawinan merupakan suatu consensus yaitu: tindakan kemauan dan kehendak (kan 1057). c. Jenis keterpaksaan : 1. Paksaan fisik : pemukulan, kekerasan fisik 2. Paksaan moral : ancaman dibunuh, dipecat dari kerja. d.
Paksaan dan ketakutan yang menggagalkan : 1. Bersifat berat atau besar : serius meskipun relative 2. Berasal dari luar dirinya: meski tanpa sengaja 3. Tidak ada alternatif lain : orang terpaksa menikah untuk menghindarkan diri dari paksaan dan ketakutan.
8. Panggilan Dasar Keluarga Katolik a. Menyambut dan Mencintai kehidupan. Suami istri menjadi mitra Allah dalam menurunkan kehidupan baru (anak). Suami istri diundang untuk mencintai, merawat, menjaga dan membela kehidupan mulai dari pembuahan sampai kematian alamiah. Paham bahwa hidup manusia diukur dan dinilai berdasarkan kualitas dan prestasi tentu ditolak. Maka bila anak terlahir cacat sakit tak tersembuhkan, usia lanjut, tidak boleh dianggap sebagai beban keluarga dan layak diakhiri. Segala paksaan untuk memilih alat kontrasepsi buatan, dinilai melanggar kebebasan (15)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
suara hati dan melanggar nilai-nilai moral. Hubungan seksual tidak boleh dilepaskan dari pemberian diri secara timbal balik dan terbuka terhadap keturunan, tidak boleh dilakukan hanya untuk mencari kenikmatan. Pasangan hidup bukan pemuas nafsu seks. b. Menjadi Pendidik Utama dan Pertama Orang tua memiliki tugas dan tanggungjawab pertama dan utama dalam mendidik anak-anak di bidang iman, kemanusiaan dan seksualitas. Sekolah dan Gereja hanya meneruskan apa yang sudah dimulai di keluarga dan tidak pernah menggantikannya. Dalam bidang iman, orang tua hendaknya memberi teladan (doa bersama, membaca dan merenungkan Firman Tuhan). Mulai dari keluarga, anak mulai mengenal Allah. Orang tua juga memberi teladan dalam menerima sakramen rekonsiliasi agar tidak menjadi budak dosa, selalu dekat kepada Allah yang Maharahim. Orang tua hendaknya memberikan pendidikan moral dan kesusilaan, menghormati nilai-nilai kehidupan, menghormati sesame manusia. Ini dimulai dari lingkup keluarga. Orang tua hendaknya juga memberikan pendidikan seksualitas secara gradual dan proposional. Sekarang berbicara tentang sek bukan lagi barang yang tabu. c. Terlibat dalam Misi Pewartaan Keluarga katolik hendaknya menjadi Pewarta Kabar Gembira di mana pun mereka berada melalui kesaksian hidup yang baik dan nyata seperti diajarkan injil. d. Terlibat Aktif dalam Hidup Masyarakat. Keluarga Katolik adalah bagian dari masyarakat. Mereka hendaknya terlibat dengan keprihatinan, harapan dan sukacita masyarakat. Maka perlu mengembangkan semangat solider, setia kawan, semangat berkorban dan sehati dengan mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD).
(16)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. IDENTITAS Tema
: Moral Perkawinan
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 21 Jan, 18 Mart, 20 Mei, 22 Jul, 16 Sept, 18 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 17.00 – 18.30
Penyaji
: Bapak Andreas Seger. H.
B. TUJUAN : Membawa calon mempelai untuk dapat memahami nilai-nilai moral dalam ajaran Gereja katolik sehingga dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. C. MATERI 3. MORAL PERKAWINAN. A. Pedoman Dalam Kitab Suci 1. Kejadian 1:27-28, Kej 2:23-24, Ul 5:1-22 : tentang relasi dengan Tuhan dan sesama 2. Amsal 5, Kidung Agung tentang : bahasa cinta. 3. Matius 19:1-12, Markus 10:1-12 tentang : perceraian dan zinah. 4. Yoh 2:1-11, 13:35, 15 : 12 tentang : cinta mencintai 5. 1 Tesalonika 4:3-8, Kolese 3:12-21, Gal 5:18-24 tentang: hidup menurut daging atau roh. 6. 1 Kor 7:2-11, 6:12-20, 13:1-13 tentang : cinta kasih 7. Efesus 5:22-33 tentang : cinta suami istri sebagai sakramen. B. Pokok-pokok ajaran Kitab Suci dan Gereja Katolik 1. Dunia seisinya berasal dari Allah sang pencipta. Kasih Allah adalah sumber dan awal eksistensi kita. 2. Allah menciptakan manusia menurut citra-Nya sendiri, sebagaipria dan wanita. Pria dan wanita itu berbeda tetapi sama martabatnya. Seksualitas itu berasal dari Allah dan dinilai “sangat baik” oleh Allah sendiri.
(17)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Allah menciptakan pria dan wanita dan memanggil mereka untuk bersatu dalam keluarga. Keluarga terbentuk bila suami bersedia meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya serta membentuk keluarga baru. 4. Maka tujuan pokok perkawinan adalah : agar pria dan wanita menjadi satu dalam ikatan yang stabil. Kesatuan itu harus diwujudkan secara konkrit dalam hidup sehari-hari : sehati dan sejiwa, serumah, seranjang, setubuh. 5. Kristus dengan tegas menolak zinah dan perceraian. Secara positif hal ini berarti tuntutan mutlak untuk setia satu sama lain seumur hidup. 6. Kesatuan suami istri harus dibangun setiap hari dengan saling memperhatikan, keterbukaan dan kerelaan berkomunikasi, saling menerima apa adanya, dengan kasih saying, kelembutan dan kesabaran dengan kerelaan berkorban dan saling membantu, maaf-memaafkan, doa bersama dan saling menanggung beban. Karena perceraian tidaklah mungkin, semua konflik harus diselesaikan dengan sabar dan tekun. 7. Suami istri saling memiliki. Maka masing-masing mempunyai kewajiban suci untuk memenuhi kebutuhan seksual pasangannya. Seks itu bukan sesuatu yang tabu, kotor, atau memalukan karena telah disucikan dengan sakramen perkawinan. Sebaliknya hubungan sek diluar perkawinan merupakan zinah dan sungguh tidak sesuai dengan rencana Tuhan. 8. Seks hanyalah merupakan salah satu dari segi-segi pribadi manusia. Maka seks jangan dilepaskan dari segi-segi pribadi yang lain. Seperti yang lain seks adalah hal yang suci. 9. Setiap orang mengalmi godaan. Maka godaan bukanlah dosa, kecuali di ikuti dengan sadar dan sengaja. 10.
Hubungan seks dimaksud sebagai ungkapan kesatuan hati dari suami
istri dan sarana untuk menurunkan anak.
(18)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kesimpulan : Segala
sesuatu
yang
mendukung,
menunjang,
mewujudkan
atau
memperkuat kesatuan suami istri adalah baik. Segala sesuatu yang merusak, melanggar, mengancam, merongrong atau meretakkan kesatuan itu adalah tidak baik.
A. IDENTITAS Tema
: Psikologi pria dan wanita
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 21 Jan, 18 Mart, 20 Mei, 22 Juli, 16 Sept, 18 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 18.45 – 20.15.
Penyaji
: Bapak Ismulyadi.
B. TUJUAN
: Membawa pasangan suami istri memahami psikologi pria dan
wanita secara mendalam. C. MATERI 4. PSIKOLOGI KELUARGA A. Perbedaan antara pria dan wanita 1. Perbedaan Jasmani : a. Pria : tubuhnya perkasa, pinggulnya kecil, ototnya kuat, kaki dan tangannya kokoh, suaranya besar. b. Wanita : tubuhnya tak perkasa, ototnya tak begitu kuat, pinggulnya besar, suaranya kecil. 2. Perbedaan Kejiwaan : a. Pria : berwawasan global, suka bekerja di luar rumah, banyak menggunakan pikiran, suka melindungi. b. Wanita : punya perhatian pada hal-hal kecil, suka bekerja di dalam rumah, banyak menggunakan perasaan, suka dilindungi. (19)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Perkembangan Kejiwaan Pria dan Wanita 1. Fase kanak-kanak sampai awal pubertas : a. Pria : suka pada permainan yang memuat unsur kekuatan, suka keluar rumah, meniruh bapak atau pria lain. b. Wanita : suka pada permainan yang berunsur kelembutan, suka di dalam rumah, meniru ibu atau wanita lain. 2. Fase Pubertas sampai Dewasa : a. Pria : tertarik pada pengalaman seksual, tertarik pada para pemudi dan tak malu mengungkapkannya. b. Wanita : tertarik pada pengalaman seksual, tertarik pada para pemuda tapi malu mengungkapkannya. C. Menuju Kedewasaan Kepribadian 1. Pada pria : Gelombang nafsu seksual pria biasanya dipengaruhi oleh : a. Kondisi badan secara keseluruhan. b. Mutu dan tingkat pengisian hidup. Hal-hal yang perlu disadari oleh pria menjelang dewasa : a. Wanita membutuhkan sikap hormat dan pengertian darinya. b. Kepuasan seksual yang baik tidaklah pertama-tama bersifat fisik (ejakulasi) melainkan psikis (cinta kasih). 2. Pada wanita : Gelombang nafsu seksual wanita biasanya dipengaruhi oleh : a. Kondisi badan secara keseluruhan. b. Mutu dan tingkat pengisian hidup Hal-hal yang perlu disadari oleh wanita menjelang dewasa : a. Pria dapat terangsang dan tertarik secara seksualitas saja. b. Kepuasan seksual wanita lebih bersifat psikis dari pada fisik (orgasme).
(20)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Harapan-Harapan Menjelang dan dalam Perkawinan 1.
Harapan-harapan psikis: a. Harapan akan kebahagiaan bagi suami maupun istri b. Harapan-harapan akan kesetiaan dan kasih dari suami istri.
2.
Harapan-harapan biologis dan material : a. Harapan akan kepuasan di bidang seksual. b. Harapan akan adanya anak, rejeki yang cukup dsb.
3.
Harapan-harapan sosial : a. Harapan akan memperoleh status, nama baik, dsb. b. Harapan akan keberhasilan mendidik anak, bekerja, dsb.
E. Sebab-Sebab Kegagalan Perkawinan 1. Sebab-sebab yang sudah ada sebelum pernikahan : a. Motivasi perkawinan yang kurang matang, kurang kuat. b. Latar belakang kedua mempelai yang terlalu berbeda. 2. Sebab-sebab yang sudah ada setelah pernikahan: a. Dalam rumah sendiri : kemiskinan, sulitnya komunikasi, dsb. b. Dari luar rumah : godaan, gangguan, tekanan lingkungan, dsb. F. Beberapa Saran Demi Keberhasilan Perkawinan 1. Persiapan perkawinan sebaik mungkin, terutama dengan sungguh mengenal calon suami istri anda. 2. Terimalah calon suami istri anda apa adanya. Jangan memaksa dia berubah seturut kehendak anda. 3. Dewasakanlah kepribadian anda dan teguhkanlah iman anda, agar anda lebih mampu berkorban bagi suami istri anda. 4. Binalah komunikasi yang baik dengan calon suami istri anda dan dengan sanak saudaranya. 5. Binalah rasa solidaritas dan kekompakkan, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat yang lebih luas.
(21)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Binalah manajemen keluarga dengan baik, sehingga keluarga dapat berkembang tertib dan teratur. 7. Binalah kemampuan berkorban bagi orang lain. Sebab dengan demikian akan dapat tercapai kemajuan dan perkembangan.
A. IDENTITAS Tema
: Ekonomi Rumah Tangga
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 22 Jan, 19 Mart, 21 Mei, 23 Juli, 17 Sept, 19 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan : 17.00 – 18.30.
Waktu Penyaji B. TUJUAN
: Ibu Rini Hardanti (Dosen Pendidikan Ekonomi di USD) : Menumbuhkan sikap terbuka antara suami istri dan anak dalam
usaha mengelola dana, waktu, dan daya yang tersedia secara bertanggung jawab dan mengacu ke masa depan melalui anggaran dialog cinta. C. MATERI 5. EKONOMI RUMAH TANGGA A. Pokok Masalah Ekonomi Rumah Tangga 1. Pokok masalah rumah tangga adalah : bagaimana dengan penghasilan atau pemasukan yang ada dapat dicukupi semua kebutuhan seluruh keluarga? Atau bagaimana dapat dijaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran itu?. 2. Maka ada dua tantangan pokok bagi pengatur rumah tangga : a. Bagaimana mendapatkan penghasilan atau pemasukan uang? b. Bagaimana menggunakan penghasilan itu agar cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh rumah tangga?
(22)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Mengendalikan Keuangan Keluarga Pedoman untuk mengendalikan keuangan keluarga : 1. Menncatat dengan teliti semua pengeluaran uang. Untuk ini tidak perlu ada pembukuan yang berbelit-belit. Cukup sebuah catatan biasa, yang penting semua pemasukan dan pengeluaran dicatat dengan teliti dan lengkap. Catatan itu kemudian dipelajari bersama-sama oleh suami-istri menjadi bahan pembicaraan bagi mereka berdua atau bersama-sama dengan anakanak yang sudah dewasa. 2. Menyusun anggaran belanja keluarga. Perlu ada rencana yang cukup rinci mengenai penggunaan uang penghasilan yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan rumah tangga untuk jangka waktu tertentu, misalnya untuk satu bulan. Anggaran belanja itu dibuat dengan memperkirakan jumlah uang yang akan masuk dan jumlah pengeluaran yang direncanakan. Harus diusahakan agar ada keseimbangan antara pengeluaran dan pemasukan. 3. Berhemat
dan
mengatur
berbagai
kebutuhan.
Berhemat
berarti
mengeluarkan uang hanya bila sungguh perlu, karena itu suami-istri harus mengatur, manakah kebutuhan yang harus dipenuhi dan mana pula kebutuhan-kebutuhan yang dapat ditunda atau bahkan dibatalkan pemenuhannya. 4. Berbelanja dan memanfaatkan uang dengan tepat. Uang yang masuk harus digunakan sebaik mungkin yakni secara tepat guna, tepat tempat, tepat waktu, tepat harga, dan tepat kualitas. 5. Mengusahakan tambahan penghasilan. Sejauh mungkin suami istri harus mengusahakan
tambahan
penghasilan,
misalnya
dengan
pekerjaan
sambilan, beternak dan menanam sayur di rumah atau uang pinjaman yang digunakan secara produktif.
(23)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Rencana Jangka Panjang Untuk memenuhi rencana jangka panjang, suami istri harus mempunyai tabungan. Tabungan itu juga merupakan suatu cadangan untuk memenuhi kebutuhan tak terduga seperti pengobatan, kecelakaan, atau bahkan terkena PHK. Yang ditabung itu bukanlah uang yang kebutuhan tersisa, melainkan uang yang memang sengaja disisakan. D. Bahan Refleksi dan Sharing Suami Istri 1. Berapakah biaya hidup keluarga anda selama sebulan? 2. Anda sudah punyai rumah sendiri atau belum? Mengapa demikian? 3. Apakah secara ekonomis keluarga anda sudah mandiri? Mengapa? 4. Sejauh mana anda sudah berusaha menambah penghasilan anda? 5. Sejauh mana anda sudah berusaha berhemat dan menabung?
A. IDENTITAS Tema
: Komunikasi Keluarga atau Relasi Suami Istri
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 22 Jan, 19 Mart, 21 Mei, 23 Juli, 17 Sept, 19 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 18.45 – 20.15.
Penyaji
: Ibu Pratiwi – Bapak G. Sumardi.
B. TUJUAN
: Membawa calon mempelai untuk dapat memahami peran
komunikasi dalam membangun perkawinan yang sejahtera, menambah keterampilan berkomunikasi sehingga dapat mencapai tingkat komunikasi yang mendalam sepenuh pikiran dan perasaan bahkan pengalaman rohani. C. MATERI
(24)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. KOMUNIKASI / RELASI SUAMI ISTRI A. Pola Umum 1. Pada awal perkawinan, komunikasi suami istri biasanya mudah dan lancer karena masih diliputi cinta yang hangat. 2. Tetapi selang beberapa waktu, begitu dating anak pertama , perhatian suami istri mulai terbagi. Tanpa disadari hubungan suami istri dapat menjadi renggang. Bila kemudian timbul masalah-masalah lain seperti kesulitan ekononi atau godaan dari luar kerenggangan itu dapat berubah menjadi konflik yang meledak. B. Membangun Relasi dengan Komunikasi 1. Pengertian komunikasi : proses hubungan pribadi antara dua orang, yang satu member informasi yang lain menerima dan menanggapinya. 2. Prasyarat Komunikasi. Agar komunikasi dapat berlangsung perlu diusahakan suasana yang mendukung dan perlu diperhatikan: Relasi pribadi itu lebih penting dari pada prestasi Cinta itu keputusan untuk setia, bukan hanya perasaan. Istri harus menciptakan rumah yang membuat kerasan, sementara suami harus menciptakan perasaan aman baginya. Perlu ada doa malambersama, disusul dengan saling memaafkan antara suami istri, antara orang tua dan anak-anak. Semua masalah yang menyangkut keluarga harus dibicarakan dalamkebersamaan demi mencapai mufakat. Suami istri harus saling memuji dan jangan menghina. C. Bahasa Komunikasi 1. Isi kepala : Jenis komunikasi yang pertama adalah: komunikasi basa-basi, saling member informasi, diskusi, tukar pengalaman, atau tukar pendapat. 2. Isi hati : Jenis komunikasi yang kedua adalah komunikasi dari hati ke hati, dialog, sharing perasaan. Perasaan tidak boleh dibantah, hanya dapat diterima saja. Disana tidak ada yang menang dan tak ada yang kalah. (25)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Bahasa badan : Jenis komunikasi yang ketiga adalah komunikasi dengan bahasa badan yakni ungkapan cinta, perhatian dan kasih satu sama lain, tanpa kata-kata dan tidak merangsang secara seksual. Bahsa badan ini dimaksud untuk menciptakan suasana akrab dan mesra, misalnya dengan pandangan mata, senyuman, duduk berdampingan, dsb. a. Hubungan seksual : Jenis komunikasi yang paling intim adalah hubungan seks yang menyatukan suami istri, jiwa dan raga. Tetapi hubungan seks itu hanya dapat menyatukan suami istri, bila dilaksanakan dengan penuh semangat dan cara yang tepat. Mendengarkan adalah kunci komunikasi. Ada 4 tingkatan dalam mendengarkan : 1. Mendengarkan dengan telinga Dalam tingkatan ini biasanya tidak focus terhadap pasangan yang sedang berbicara sehingga apa yang dikatakan pasangan tidak direspon. 2. Mendengarkan dengan otak atau pikiran Pembicaraan yang disampaikan oleh pasangan ditangkap telinga dan dikirim ke otak, direspon atau diolah oleh otak atau pikiran sehingga ia mempunyai pemahaman tentang yang disampaikan pasangannya. 3. Mendengarkan dengan hati atau perasaan Dalam tingkat ini pembicaraan yang disampaikan pasangan lain, direspont dengan pikiran juga diresapkan dalam hati atau perasaan sehingga ia tidak hanya mampu memahami apa yang disampaikan pasangannya tetapi juga mampu menangkap perasaan hati pasangan yangsedang mengajak berkomunikasi. 4. Mendengarkan dengan hati dan bahasa tubuh. Dalam tingkat ini selain mendengarkan dengan perasaan juga merespon secara lngsung dengan bahasa tubuh, misalnya dengan (26)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pandangan mata, genggaman tangan, duduk berdampingan dsb. Mendengarkan
dalam
tingkat
ini
pasangan
yang
mengajak
berkomunikasi dapat merasakan langsung kesungguhan pasangan dalam mendengarkan serta ikut merasakan apa yang sedang dirasakan. D. Dimensi Sakramental Dalam Komunikasi Komunikasi (perkawinan yang disempurnakan dengan persetubuhan) antara suami dan istri yang telah dibaptis mempunyai cirri khusus dan merupakan sakramen. Komunikasi mereka merupakan tanda kehadiran Allah, dan selanjudnya dalam lembaga perkawinan Gereja, dibentuk ikatan yang takterputuskan. Maka realitas relasional perkawinan katolik ini mendapat suatu dimensi baru, makna baru nilai-nilai khusus kristiani. Artinya menjadi tanda dan wujud paling jelas bercirikan nilai-nilai penyelamatan Kristus, dengan kata lain meskipun suami istri yang mewujudkan perkawinan, tetapi sebagai sakramen merupakan tindakan atau karya Kristus sendiri. Kristuslah yang membuat perkawinan suami istri menjadi tanda yang menghadirkan peristiwa penyelamatan. Kristus itulah yang membuat relasi dinamis antara suami istri yang adalah anggota Gereja, dan menjadi tanda yang memperlihatkan relasi dinamis yang terus brlangsung antara Kristus dan Gereja-Nya. Dimensi sacramental ini perlu dipahami agar suami istri menghayati hidup perkawinan dalam relasi dan komunikasi yang akrab dan membawa kegembiraan dan kebahagiaan dan kebahagiaan yang menjadi wujud keselamatan yang dicar setiap orang.
(27)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. IDENTITAS Tema
: Reproduksi Manusia dan Pengaturannya.
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 23 Jan, 20 Mart, 22 Mei, 24 Juli, 18 Sept, 20 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 17.00 – 18.30.
Penyaji
: Tim Rumah Sakit Panti Rini
B. TUJUAN
: Memberikan pemahaman kepada pasangan suami istri tentang
anatomi dan faal organ reproduksi manusia, serta cara mengendalikan kesuburan sehingga diperoleh wawasan yang menyeluruh mengenai kehidupan seksual suami istri. C. MATERI 7. FAAL PRIA DAN WANITA A. Alat Reproduksi Pria 1. Buah pelir atau zakar. Inilah kelenjar kelamin yang membuat pria menjadi
pria
dan
sejak
semula
menghasilkan
hormon
kepriaan
(testosteron). Sejak usia remaja sampai usia lanjut, buah pelir menghasilkan sel-sel sperma atau benih hidup baru. Sel sperma itu membawa segala sifat si ayah yang diwariskan kepada anak-anaknya. Produksi sel sperma berlangsung terus menerus. Proses pematangan sel sperma memerlukan waktu sekitar 60 hari. 2. Anak buah pelir. Inilah tepat penyimpanan sel sperma yang telah matang. 3. Saluran sperma (atau vas deferens). Inilah saluran melalui mana sel sperma yang telah matang dibawa menuju prostate. 4. Kelenjar prostata. Inilah kelenjar dimana sel sperma dicampur dengan cairan yang dihasilkan oleh gelembung air mani menjadi cairan yang disebut air mani. 5. Zakar atau penis. Melalui zakar atau penis inilah air mani dipancarkan dalam proses yang disebut ejakulasi yang terjadi pada saat puncak (28)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hubungan seksual. Kepala zakar merupakan bagian yang peka akan rangsangan seksual dan dalam keadaan belum disunat masih tertutup oleh kulup (lapisan kulit). B. Alat Reproduksi Wanita 1. Indung telur (ovarium). Inilah kelenjar yang menghasilkan hormon – horman kewanitaan (progesterone dan estrogen), serta tempat pematangan sel telur (ovum). Indung telur ini mengandung ribuan calon sel telur dalam keadaan belum matang dan keluar dari indung telur. Peristiwa ini disebut ovulasi. 2. Rahim (uterus). Inilah tempat yang berfungsi sebagai semacam “kamar tamu” bagi calon bayi, setelah sel telur yang dibuahi berkembang menjadi beberapa sel (morula) lalu bersarang itulah rahim dilengkapi dengan selaput lender rahim (endometrium). 3. Liang sanggama (vagina). Ini adalah saluran yang menghubungkan rahim dengan alat kelamin bagian luar, tempat penerimaan zakar suami pada waktu hubungan seksual. Liang sanggama juga merupakan saluran kelahiran. Sebelum berhubungan seks untuk pertama kalinya, liang sanggama biasanya masih tertutup oleh selaput darah (hymen) yang berlubang-lubang (supaya dapat dilewati kotora haid (pada saat menstruasi). 4. Alat kelamin bagian luar, yang terdiri dari bibir besar (labia mayora), bibir kecil (labia minora),serta kelentit (klitoris), yang amat peka terhadap rangsangan seksual.
(29)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. IDENTITAS Tema
: Menyambut permata hati
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 23 Jan, 20 Mart, 22 Mei, 24 Juli, 18 Sept, 20 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 18.45 – 20.15
Penyaji
: Tim Rumah Sakit Panti Rini.
B. TUJUAN
: Membawa pasangan suami istri memahami perawatan kehamilan
dan perawatan bayi. C. MATERI 8. MENYAMBUT PERMATA HATI A. Sikap calon ayah Calon ayah diharap menyesuaikan diri dengan situasi baru yakni bahwa ia segera menjadi seorang ayah. Ia harus siap menghadapi : 1. Perubahan psikis istri yang segera melahirkan 2. Resiko yang ditanggung istri waktu hamil 3. Resiko yang ditanggung istri waktu melahirkan 4. Kehadiran bayi yang segera lahir. B. Sikap calon ibu Calon ibu juga harus menyesuaikan diri dengan situasi baru yakni bahwa ia segera menjadi seorang ibu. Ia harus siap menghadapi : 1. Perasaan mudah lelah, mudah tersinggung, cemas, dsb 2. Suhu badan yang terasa lebih panas 3. Kebiasaan makan yang berubah. C. Masa kehamilan 1. Tanda –tanda kehamilan . Tidak haid lagi, buah dada bertambah besar dan kencang Rasa mual dan bahkan muntah,sering kencing, sembelit, sulit tidur Sering sakit kepala, suka makan yang kecut. (30)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kehamilan 1-2 bulan dapat diketahui dengan tes laboratorium, dengan memeriksa air kencing yang keluar pada waktu paling pagi. Pada waktu umur kehamilan berikutnya rahim membesar, suhu badan naik, mulai da hiperpegmentasi pada wajah. Pada perut terdapat garis-garis dan sekitar puting susu tampak lebih hitam warnanya. Denyut jantung bayi dapat mulai didengar dan gerakkan-gerakkan anak mulai terasa di perut. 2. Gangguan –gangguan ringan yang sering terjadi. Mual sampai muntah, terutama pagi hari, pusing, sakit kepala, sakit pinggang, kejang betis. Pengeluaran lender putih karena hormon kehamilan, sembelit karena tekanan rahim yang membesar. Pada kehamilan trisemester III dapat terjadi varices (pembuluh darah yang berkelok-kelok pada kaki) atau wasir pada dubur, bengkak pada kaki, kencang pada perut secara tidak teratur. Kelainan yang serius, maka perlu konsultasi dengan dokter. Muntah terus-menerus, pendarahan, pusing yang berat disertai pembengkakan kaki, dan air kencing keruh. Kontraksi pada rahim yang sering dan terus-menerus padahal persalinan masih jauh, air ketuban keluar sebelum waktunya. D. Cara hidup ibu hamil 1. Pemeriksaan kehamilan hendaknya mulai dilakukan setelah ada tanda – tanda pertama kehamilan. Yang perlu diperiksakan adalah air seni, darah, tekanan darah dan kehamilannya. Perlu juga dilaporkan kapan hari pertama menstruasi terakhir. 2. Pakaian ibu hamil harus longgar, pantas dan sopan, sepatu yang tidak bertumit tinggi.
(31)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Ibu harus merawat diri dengan mandi secara teratur, memperhatikan kebersihan gigi geligi, rambut, kulit, buah dada, alat kelamin dan pakaian. Buah dada harus mulai dairwat pada bulan ketujuh kehamilan, untuk mempersiapkan produksi air susu ibu. 4. Hubungan seks tetap boleh dilakukan, agar
secara hati-hati, tetapi
sebaiknya tidak dilakukan sekitar 6 minggu sebelum dan 6 minggu sesudah persalinan, hal ini untuk menghindari infeksi pada pendarahan. Suami harus memperhatikan hal ini. 5. Selama kehamilan, perlu ibu melakukan senam ringan sesuai dengan petunjuk tenaga kerja kesehatan. Pekerjaan rutin boleh saja dilaksanakan tetapi jangan mengangkat barang berat. 6. Sewaktu hamil tua, ibu harus banyak beristirahat, sebab ia akan merasa mudah letih. Waktu berbaring sebaikkya kaki kadang diangkat lebih tinggi dari pada badan. 7. Ibu hamil dilarang minum obat-obatan kecuali yang disarankan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya, juga dilarang minum minuman keras maupun mengisap rokok. E. Tanda-tanda dan proses persalinan 1. Masa persalinan dimulai dengan kontraksi otot rahim (“His”) dan ditandai dengan rasa nyeri pada perut bagian bawah atau pinggang bagian bawah. 2. Salah satu tanda yang paling meyakinkan bahwa persalinan segera tiba adalah dengan keluarnya lendir bersemu darah, bersamaan dengan itu kantong ketuban pecah sehingga akan keluarlah cairan bening yang kadang berwarnah coklat, kehijau-hijauan. Maka jika kantong air ketuban pecah ibu hamil harus segera menghubungi bidang atau dokter atau datang ke klinik atau rumah sakit (rumah bersalin). 3. Waktu persalinan ibu diharapkan membantu kelancaran kelahiran anak dengan :
(32)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kekuatan mental, kesediaan menerima rasa sakit. Ketaatan kepada bidan atau dokter, melakukan yang diperintakan kepadanya, misalnaya untuk mengejangkan otot perutnya. F. Yang harus dibawa ke rumah sakit atau klinik bersalin 1. Keperluan ibu: daster blus dengan kancing di depan, kain panjang, setagen atau gurita, BH yang menyanggga, pembalut wanita, tali pinggang, selimut, handuk, bedak dll. 2. Keperluan bayi : gurita, popok, baju, topi, kaos kaki, kaos tangan, selimut, baju hangat, celemek, dsb. G. Kebutuhan pokok bayi. 1. Kasih sayang, rasa aman dan bimbingan dari kedua orang tuanya. 2. Istirahat, udara segar, sinar matahari, kebebasan bergerak 3. Pakaian, makanan, minuman, air dan mandi (kebersihan).
A. IDENTITAS Tema
: Keluarga Berencana
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 23 Jan, 20 Mart, 22 Mei, 24 Juli, 18 Sept, 20 Nov 2014 Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 18.45 -20.15
Penyaji
: Tim Rumah Sakit Panti Rini
B. TUJUAN
: Membawa pasangan suami istri untuk memahami keluarga
berencana dengan memakai metode Ovulasi Billing (MOB). C. MATERI 9. KELUARGA BERENCANA. A. Ajaran Gereja Katolik 1. Pada dasarnya Gereja Katolik sangat mendukung keluarga berencana, dalam
arti
bahwa
keluarga (33)
merencanakan
hidupnya
secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bertanggungjawab, termasuk merencanakan jumlah anak dan jarak kelahiran antara anak pertama, kedua dan berikutnya. 2. Tentang cara mencegah kehamilan, Gereja menolak dengan tegas sterilisasi tetap dan cara-cara yang bersifat aborsif. Cara alamiah paling dianjurkan, karena sesuai dengan rencana Allah yang sudah tertanam dalam tubuh wanita. Tetapi suami istri katolik yang sungguh tak dapat menggunakan cara alamiah itu, diijinkan dengan menggunakan cara-cara buatan, asal bukan sterilisasi tetap atau cara-cara yang bersifat abortif. B. Pencegahan Kehamilan Secara Alamiah. 1. Prinsip dasarnya : bila suami istri tidak menghendaki adanya anak, keduanya harus berpantang seksual pada waktu istri dalam keadaan subur. 2. Cara terbaik untuk mengetahui kesuburan istri adalah dengan metode ovulasi. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : a. Di antara dua masa haid, wanita mengalami bahwa dari liang sanggamanya suatu ketika akan keluar lender berwarna putih. b. Lendir putih itu adalah tanda bahwa wanita itu sedang dalam keadaan subur. Maka bila ia berhubungan seks, ia dapat hamil. c. Waktu mulai keluar, lendir itu biasanya lengket, berwarna putih keningkuningan. Makin lama lendir berubah makin cair, makin jernih dan member rasa basah atau licin, mudah mulur,mirip seperti putih telur yang mentah. Kemudian akan kembali menjadi lengket atau kental dan akhirnya berhenti. d. Hari-hari subur adalah sewaktu ada lendir yang membuat rasa basa atau licin dan selama 3 hari berikutnya. e. Kadang –kadang bisa terjadi sedikit pendarahan antara dua masa haid, itu bukan menstruasi dan tidak berbahaya. 3. Perlu juga memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Jika anda menginginkan anak :
(34)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perhatikan hari-hari di mana tampak atau terasa adanya lender yang member rasa basah atau licin dan lendir itu bisa mulur seperti putih telur mentah. Kemungkinan terbaik untuk menjadi hamil adalah jika hubungan seks dilakukan pada hari si wanita merasa adanya lendir yang licin dan membuat vagina basah. Kesuburan suami dapat dipertinggi jika beberapa hari sebelumnya tidak bersenggama dulu, agar spermanya banyak. Bila berhubungan seks diadakan hanya pada hari-hari awal adanya lendir kesuburan, biasanya yang akan lahir adalah anak perempuan. Sedang bila sanggama pada hari terakhir adanya lendir itu atau pada hari berikutnya yang akan lahir adalah anak laki-laki. b. Jika anda tidak menginginkan anak : Jangan bersanggama pada hari-hari haid, sebab dalam siklus haid yang pendek pada waktu itu sedah keluar lendir yang subur, walaupun tidak tampakdan tidak terasa, karena lendir lendir kesuburan tercampur dengan kotoran haid. Jangan bersanggama pada hari-hari keduanya lendir yang licin ditambah 3 hari 3 malam sesudahnya, sebab saat itu adalah saat kesuburan. Jangan bersanggama pada hari di mana terjadi sedikit pendarahan diantara kedua masa haid dan paling sedikit selama tiga hari sesudahnya. c. Pelaksanaan pencegahan kehamilan dengan metode ovulasi : Metode ovulasi dapat berhasil baik dalam keadaan apapun, karena wanita sewaktu-waktu dapat merasa sendiri apakah ia berada dalam keadaan subur atau tidak. Yang sangat penting adalah kerjasama dan pengertian dari pihak suami. Ia harus memperhatikan keadaan istrinya. (35)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Metode ovulasi ini menuntut kerelaan suami istri untuk berpantang seksual pada saat istri sedang subur. Tetapi suami istri tetap dan perlu bermesraan dengan cara yang lain. Dengan berhasilnya metode ovulasi ini, wanita harus membiasakan diri untuk memperhatikan tubuhnya sendiri, khususnya dalam hal lendir kesuburannya, untuk itu perlu dilakukan pengamatan dan pencatatan. d. Pedoman pencatatan lendir kesuburan: Supaya wanita dapat mengetahui tanda-tanda lendir dengan tepat, segala bentuk persentuhan kelamin hendaknya dihindari selama siklus menstruasi. Pengamatan diri dapat dilakukan sewaktu-waktu tetapi pencatatannya dilakukan pada malam hari sebelum tidur. Bila haid tiba, tulislah tanggal mulai haid pada kolom atau halaman baru. Setiap kali mulai siklus baru, pencatatan dimulai dengan kolom atau halaman baru. Untuk menandai hari pertama haid, tulislah haid dan berilah coretan merah pada ruang yang disediakan. Warna merah dipakai selama haid berlangsung, juga kalau hamper berhenti dan tingggal vlek-vlek saja. Meskipun sedang haid ada kemungkinan keluar lendir juga. Bila ada lendir keluar bersama dengan darah menstruasi, tulislah itu pada kolom keterangan dan berilah kode merah. Kalau haid sudah berhenti dan tidak ada lendir yang keluar dan bagian luar liang sanggama merasa kering, tulislah kering dan berilah kode warna hijau. Pada hari-hari merasa kering pakailah kode warna hijau sampai rasa kering berakhir. Hari-hari ini adalah hari-hari tidak subur, sehingga pada masa itu hubungan seksual tidak akan mengakibatkan kehamilan. (36)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hari kering sesudah haid biasanya sekitar 3-5 hari, tetapi kadangkadang hari kering tidak ada sama sekali dan kadang –kadang justru panjang sekali. Hal ini tergantung pada panjangnya siklus haid. Kalau rasa kering pada alat kelamin berhenti itu pertanda bahwa lendir sudah mulai dikeluarkan. Biasanya 1atau 2 hari lendir yang keluar terasa lengket dan kelihatan keruh. Isilah ini dengan warna kuning bila lendir itu keruh atau biru bila lendir sudah cair dan jernih. Makin mendekati ovulasi, lendir yang keluar biasanya semakin jernih, dan member rasa licin dan basah, mulur seperti putih telur mentah, berilah kode warna biru. Hari terakhir adanya lendir basah dan licin disebut hari puncak. Hari itulah ada puncak kesuburan. Pada hari berikutnya lendir menjadi lengket dan keruh lagi atau berhenti sama sekali sehingga ada rasa kering. Bila hal ini terjadi anda dapat menentukan hari puncak dan member tanda silang (× ) pada hari itu. Tetapi jika masih keluar lagi lendir yang membuat rasa basah atau licin anda belum melewati hari puncak. Hari pertama setelah hari puncak adalah hari ovulasi. Selama 3 hari setelah puncak anda tetap subur. Dalam waktu 3 hari itu masih ada lendir yang keluar yang lengket dan keruh, gunakanlah kode warna kuning. Jika lendir habis dan anda merasa kering, gunakanlah kode dengan warna hijau. Pada hari keempat setelah puncak, jika anda merasa kering berilah kode warna hijau polos. Tetapi jika masih ada lendir yang keruh berilah warna kuning. Haid berikutnya akan terjadi sekitar 2 minggu sesudah hari puncak. Jika haid berikutnya mulai lagi, mulailah mencatat siklus haid yang baru di halaman atau kolom yang baru.
(37)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setiap siklus haid mempunyai cirinya sendiri-sendiri, maka jangan mengira bahwa siklus yang baru pasti sama dengan siklus haid sebelumnya. Gambar atau label KBA
(38)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. IDENTITAS Tema
: Penyesuaian Seksualitas dalam Perkawinan
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 24 Jan, 21 Mart, 23 Mei, 25 Juli, 19 Sept, 21 Nov 2014. Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 16.30 -18.00
Penyaji
: Bapak YB. Adimassana
B. TUJUAN : Membawa pasangan suami istri memahami kehidupan seksual yang harmonis C. MATERI 10. PENYESUAIAN SEKSUALITAS DALAM PERKAWINAN A. Hakekat Hasrat atau Gairah Seksual Tubuh pria dan wanita itu sungguh berbeda. Namun kalau mereka bersatu secara tepat, mereka akan mendapat keselarasan seksual yang indah, sebagai ungkapan dari cinta mereka. Suami dan istri mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk saling memenuhi kebutuhan seksual pasangannya, selama seluruh hidup perkawinan mereka. Karena itu dalam 1 Kor 7: 2- 5, St. Paulus menulis : “Hendaklah suami memenuhi kewajibannya sebagai suami terhadap isterinya dan istrinya demikian pula terhadap suaminya”. B. Dua Masalah Penyesuaian Seksual 1. Masalah waktu : Dalam hal seks, pria dan wanita mempunyai pola atau irama yang berbeda. Pola dasar irama seks pria adalah cepat muncul dan cepat pula selesai. Pola dasar irama seks wanita adalah lambat, lambat berkembang dan lambat pula selesainya.
Karena perbedaan pola itu,
wanita perlu dibantu oleh suaminya agar mereka berdua dapat menyamakan keadaan seksual mereka. 2. Masalah tempat : Tempat –tempat pada tubuh pria dan wanita yang mudah terangsang juga agak berbeda. Pada pria, hanya penis atau zakar saja yang (39)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
peka terhadap rangsangan seksual, sedangkan pada wanita, bagian tubuh yang paling peka terhadap rangsangan adalah klitoris. Selain itu, masih banyak bagian-bagian lain dari tubuh wanita yang cukup mudah terangsang secara seksual seperti payudara, bibir, lida dan sebagainya. C. Interstimulasi Seksual. Pada saat tertentu, suami istri tidak dapat mengadakan hubungan seksual, padahal keduanya membutuhkan kemesraan. Pada saat-saat seperti itu dapat dilakukan interstimulasi seksual. 1. Ada suami istri yang tidak melakukan hubungan seksual pada saat istri sedang haid. Sebagai gantinya mereka dapat melakukan interstimulasi seksual. 2. interstimulasi seksual juga dapat dilakukan misalnya sekitar 6 minggu sebelum dan 6 minggu sesudah persalinan. Sebab pada waktu itu hubungan seksual dilarang demi kesehatan ibu. 3. Dapat juga terjadi bahwa interstimulasi seksual dilakukan sebagai ganti hubungan seksual, karena suami istri tidak mau mempunyai anak lagi atau istri habis melakukan operasi kandungan, tetapi tidak dapat memakai cara lain untuk mencegah kehamilan. D. Selaput Dara 1. Selaput dara adalah lipatan kulit tipis yang terletak tepat pada jalan masuk lubang vagina. Selaput dara ini sangat bervariasi ketebalannya. Ada yang tipis dan elastis ada yang kuat dan tebal. 2. Selaput dara itu terkoyak pada waktu hubungan
seks yang pertama,
mungkin timbul rasa nyeri dan sakit pendarahan. Berat –ringannya rasa nyeri dan pendarahan itu tergantung dari tebal-tipisnya selaput dara. E. Beberapa Pertanyaan Yang Sering Diajukan: 1. Sebaiknya berapa sering suami istri berhubungan seks? Jawaban : sebanyak mereka butuhkan atau mereka inginkan. Selama Minggu –minggu pertama,
(40)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hal ini biasanya lebih sering mereka lakukan. Makin tua usia mereka makin jarang mereka melakukan hubungan seksual. 2. Berapa kali suami istri mengalami orgasme? Jawaban : biasanya hanya satu kali orgasme dalam satu kali hubungan seks, ini terutama pada pria. Sedangkan pada wanita dapat terjadi beberapa kali orgasme atau malah tidak terjadi sama sekali. 3. Siapa yang sebaiknya mengajak hubungan seksual? Jawaban : salah satu dari
suami
istri.
Siapa
yang
mempunyai
keinginan
sebaiknya
mengutarakanlebih dahulu tanpa rasa malu. 4. Baikkah suami istri memakai berbagai posisi hubungan seks? Jawaban : baik juga asal saja posisi itu dikehendaki dengan bebas oleh kedua belah pihak. 5. Manakah cara pemanasan (foreplay) yang paling baik? Jawaban : ada banyak cara yang mungkin dipakai. Yang paling penting adalah bahwa suami istri belajar dari pengalaman dan keduanya terbuka satu sama lain. 6. Bolehkah hubungan seks dilakukan waktu istri sedang haid? Jawaban : biasanya hal itu tidak dianjurkan karena istri merasa kurang senang. Dalam agama Islam malah dilarang oleh agama. 7. Apa yang perlu dilakukan bila istri merasa sakit karena vaginanya kering waktu melakukan hubungan seks? Jawaban : istri perlu lebih dirangsang atau vaginanya diberi air liur atau diberi baby oil atau glycerin atau K-Y (lubricating) jelly yang dapat dibeli di apotik. 8. Apakah “oral sks” dapat dibenarkan? Jawaban : dapat dibenarkan, asal dapat diterima oleh kedua pihak. F. Bulan Madu. 1. Malam pengantin atau malam pertama hendaknya dilakukan dalam kepekaan satu terhadap yang lain. Tahap demi tahap keduanya merasa rikuh dan malu terhadap pasangannya.
(41)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pada malam pengantin atau malam pertama itu kedua mempelai dapat melakukan sanggama atau hanya isterstimulasi seksual saja, hal
ini
tergantung dari kedua mempelai. 3. Bagaimanapun interstimulasi seksual perlu diusahakan, agar istri sungguh – sungguh siap untuk berhubungan seksual, sehingga hubungan seksual tidak menimbulkan penderitaan. 4. Suami perlu berusaha menahan diri sambil merangsang istrinya, agar mereka dapat mencapai orgasme bersama-sama.
A. IDENTITAS Tema
: Pendidikan iman Anak dan Pendidikan Seksualitas Anak.
Peserta
: Para Kursus Persiapan Perkawinan di Paroki Kalasan
Pelaksanaan : 24 Jan, 21 Mart, 23 Mei, 25 Juli, 19 Sept, 21 Nov 2014. Tempat
: Panti Paroki Marganigsih Kalasan
Waktu
: 18.15 – 19.45
Penyaji
: Bapak R. Bintang Nusantara – Bapak Sumardi.
B. TUJUAN
: Membawa pasangan suami istri untuk memahami tentang
penanaman nilai – nilai hidup Kristiani, agar iman anak semakin tumbuh dan berkembang baik dalam segi biologis dalam seksualitas maupun dalam penghayatan iman dalam kehidupan sehari – hari. C. MATERI 11.
PENDIDIKAN IMAN ANAK
DAN PENDIDIKAN SEKSUALITAS
ANAK . a. Prinsip –Pinsip Pendidikan Katolik Dalam mendidik anak – anak di rumah, orang tua Katolik diharapkan memperhatikan prinsip-prinsi ini.
(42)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Tujuan pendidikan adalah berkembangnya orang-orang muda menuju kedewasaan sedemikian rupa sehingga akhirnya mereka menjadi orangorang dewasa yang manusiawi dan kristiani. 2. Proses pendidikan berlangsung selama bertahun-tahun, sekurangkurangnya sejak lahir sampai usia sekitar 21 tahun. Sehingga dalam proses pendidikan itu perlu ada ketekunan, ketelitian, kesabaran kesinambungan dan kebijaksanaan. 3. Peran pendidik adalah sebagai fasilitator dan animator yang memberi fasilitas dan semangat. Maka pendidikan bersifat demokratis, yang diwarnai oleh dialog yang terjadi dalam semangat hormat dan kasih. Orang-orang muda jangan dipandang dan diperlakukan sebagai robot yang boleh di dikte atau di cetak menurut kemauan orang tua. 4. Kepribadian setiap manusia itu unik dan rumit. Maka para pendidik hendanya menyadari dan menghargai keunikan orang-orang muda yang mereka didik. Pendidikan bersifat “multi dimensional” memperhatikan dan mengembangkan berbagai segi dari kepribadian orang-orang muda itu. 5. Selama hidup mereka, orang-orang muda tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua mereka, tetapi oleh guru-guru di sekolah, teman-teman sebaya, lingkungan masyarakat, serta media massa. Maka orang tua diharapkan mampu “ bersaing” dengan lingkungan ilhidup di luar rumah. Orang tua diharapkan memanfaatkan pengaruh-pengaruh positifnya sambil bersikap kritis dan waspada terhadap pengaruhpengaruh negatifnya. b. Segi Biologis Dalam Seksualitas Pendidikan dalam bidang seksual terdiri dari segi biologis, segi psikis dan segi moral. Hal-hal penting mengenai pendidikan seksualitas dari segi biologis yaitu :
(43)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Sejak awal, manusia dilengkapi oleh Allah dengan berbagai organ, termasuk organ seksual agar dapat hidup wajar dan melestarikan keberadaan manusia di dunia ini. 2. Jenis kelamin manusia terutama tampak dari organ seksualnya. Namun organ seksual itu hanyalah sebagian kecil dari seksualitas yang menjadikan seseorang itu pria atau wanita. 3. Perbedaan jenis kelamin sudah ada sejak awal kehidupan setiap manusia. Sembilan bulan sebelum lahir pun, sel pertama seorang manusia baru sudah punya jenis kelamin yang jelas (laki-laki atau perempuan), meskipun organ seksualnya sama sekali belum kelihatan. 4. Pendidikan seksual perlu dilakukan oleh orang tua pada anak-anak di rumah sejak usia pra sekolah. Pengajaran tentang cara-cara menjaga kebersihan anggota tubuh, misalnya : bentuk-bentuk konkrit dari pendidikan seksual. 5. Kehidupan seksual pada masa bayi dan masa kanak-kanak merupakan landasan atau fundamen kehidupan seksual pada masa dewasa. Peristiwa-peristiwa yang mengganggu perkembangan seksual pada masa-masa awal itu dapat menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan seksual pada masa-masa selanjutnya. 6. Sikap positif orang tua dalam masa perkembangan seksual anak-anak sangatlah perlu dan bermanfaat. Orang tua diharapkan membimbing anak-anaknya, agar dapat berkembang sesuai identitas seksual masingmasing. 7. Orang tua dapat memberikan penjelasan tentang seks dengan menggunakan berbagai strategi, misalnya menunggu sampai anakanak melontarkan pertanyaan. Jawaban orang tua atas pertanyaan anak, sebaiknya selalu sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak. Sejauh perlu sebaiknya digunakan buku pedoman yang baik dalam memberikan penjelasan kepada anak-anak. (44)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Ketika masih sangat mudah, anak-anak belum menyadari kekhasan seks maupun seksualitas mereka secara lengkap. Kesadaran akan kekhasan seks danseksualitas mereka barulah semakin lengkap saat mereka mencapai tahap usia akil balik.
Pendidikan seksual bagi anak-anak sebaiknya dilaksanakan dengan cara dan dalam bentuk yang sesuai dengan tahap-tahap tumbuh kembang mereka masingmasing. Oleh karena itu orang tua perlu memperhatikan proses pertumbuhan anakanaknya, baik itu laki-laki maupun yang perempuan. Orang tua perlu memahami tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak, agar dapat memberi informasi yang benar dan sesuai pemahaman anak-anak. Jika anaknya sudah remaja maka orang tua perlu mendampinginya agar tidak mengikuti dorongan-dorongan atau kesenangan sesaat, tetapi bersikap bijaksana dalam menghadapi godaan-godaan zaman, dengan mempertinggi penghayatan iman dan moral,menghargai dan setia menjaga kemurnian,memiliki prinsip, tidak ikut-ikutan, menghindari pergaulan yang tidak sehat dan memahami pola perkembangan seksual. Dalam Hukum Kanonik ditegaskan bahwa “orang tua mempunyai kewajiban sangat berat dan hak primer untuk sekuat tenaga mengusahakan pendidikan anak, baik fisik, social, kultur, moral dan religious (Kan 1136). Sedangkan Pendidikan anak menurut pendapat Gereja harus mengarah pada pendidikan demi masa depan anak-anak “anak harus dididik sedemikian rupa sehingga setelah mereka dewasa, dapat mengikuti dengan penuh rasa tanggung jawab panggilan mereka, termasuk juga panggilan suci dan memilih status hidup. Jika memilih status hidup perkawinan mereka diharapkan dapat membangun keluarganya sendiri dalam situasi moral, social ekonomi yang menguntungkan mereka” (GS 52 a). Jadi pemenuhan tujuan perkawinan tidak berhenti pada lahirnya anak tetapi anak harus dilahirkan kembali dalam permandian dan pendidikan kristiani, baik itu intelektualnya,moral, keagamaan, hidup sacramental dan sebagainya.
(45)