PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS (Studi pada Perusahaan Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Oleh: Teofila Ika Widiani NIM : 101334035
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Karena ada tertulis,
apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
ukjizat, suka dukanya adalah Keindahan-
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Kedua orang tuaku yang terbaik dan terhebat, Adik-adikku tercinta dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukungku, You who always in my heart and my prayers. v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 November 2014 Penulis
Teofila Ika Widiani
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Teofila Ika Widiani Nomor Mahasiswa : 101334035 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 28 November 2014 Yang menyatakan
Teofila Ika Widiani
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI TINGKAT LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS (Studi pada Perusahaan Sektor Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009 sampai dengan 2013) Teofila Ika Widiani Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013; (2) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013; (3) bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014. Sumber data penelitian adalah laporan keuangan konsolidasian perusahaan food and beverages yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio yang terdiri dari likuiditas (current ratio dan quick ratio), solvabilitas (debt to total assets ratio dan debt to total equity), dan profitabilitas (profit margin, return on assets ratio dan return on equity ratio), analisis perbandingan berdasarkan rata-rata industri, dan time series. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa: (1) ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah ADES, DLTA, INDF, MYOR, ULTJ dan yang memiliki kinerja keuangan buruk adalah SKLT, STTP, AISA, CEKA; (2) ditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah DLTA, INDF, SKLT, ULTJ dan kinerja keuangan buruk adalah ADES, MYOR, STTP, AISA, CEKA; (3) ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 perusahaan yang memiliki kinerja keuangan baik adalah ADES, DLTA, INDF, MYOR, dan yang memiliki kinerja keuangan buruk adalah SKLT, STTP, AISA, ULTJ, CEKA.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE ANALYSIS OF THE COMPANY’S FINANCIAL PERFORMANCE IN TERMS OF LIQUIDITY, SOLVABILITY, AND PROFITABILITY (A case study in Food and Beverages Sector Corporations Listed in Indonesia Stock Exchange for the period 2009 until 2013) Teofila Ika Widiani Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 This research aims to find out: (1) how financial performance of each food and beverages company perceived from liquidity for the period 2009 to 2013; (2) how financial performance of each food and beverages company perceived from solvability for the period 2009 to 2013; (3) how financial performance of each food and beverages company perceived from profitability for the period 2009 to 2013. This research was conducted from May until June 2014. The source of research data was financial consolidate statement of food and beverages company which published in Bursa Efek Indonesia from www.idx.co.id. The techique of sampling used in this research was purposive sampling method. The technique of the data analysis were ratio analysis consisting of liquidity (current ratio and quick ratio), solvability (total debt to total assets ratio and debt to total equity), and profitability (profit margin, return on assets ratio and return on equity ratio), comparison analysis based on industry ratio, and time series. The result of this research shows that: (1) perceived from liquidity from 2009 to 2013, the financial performance companies which could be categorized in a good condition are ADES, DLTA, INDF, MYOR, ULTJ and the financial performance companies which could be categorized in a bad condition are SKLT, STTP, AISA, CEKA; (2) perceived from solvability from 2009 to 2013, the financial performance companies which could be categorized in a good condition are DLTA, INDF, SKLT, ULTJ and the financial performance company which could be categorized in a bad condition are ADES, MYOR, STTP, AISA, CEKA; (3) perceived from profitability from 2009 to 2013, the financial performance company which could be categorized in a good condition are ADES, DLTA, INDF, MYOR and the financial performance companies which could be categorized in a bad condition are SKLT, STTP, AISA, ULTJ, CEKA.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa yang Maharahim dan Putera-Nya, Tuhan kami Yesus Kristus atas berkat kasihNya yang melimpah kepada penulis sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Ibu Rita Eny Purwanti S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, dukungan, saran dan bimbingan untuk kesempurnaan skripsi ini. 5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama proses perkuliahan sehingga menjadi bekal dalam penyusunan skripsi ini. 6. Staf sekertariat Program Studi Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. 7. Bapak dan Mama tersayang yang selalu memberikan doa, nasihat, semangat, dukungan, kesabaran, kasih sayang yang tak terhingga dan perhatian yang luar biasa dan untuk segala kebutuhan selama saya masih kuliah. Kalian memang yang terbaik. Sayang kalian selalu!! 8. Adik-adikku tersayang, Sari dan Febi yang selalu mendukung dan menghiburku. Serta keluarga besar baik di Surabaya dan Jakarta serta
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta dan Klaten, terima kasih untuk doa dan semangatnya. Sayang kalian selalu!! 9. Sahabat dan teman-teman seangkatan Pendidikan Akuntansi 2010 yang menemaniku dalam suka dan duka, mbok bet, ndot, gondes, ntong, ninil, ayu, komplong, magelangan’s group terima kasih untuk dukungan dan doanya. Kebersamaan kita tak akan pernah kulupakan!! Keep in touch,ya! 10. Temen-temen seperjuangan di kelas Seminar Penelitian bersama Ibu Rita, Aan yang sudah ‘didadar’ mendahului kita, Desi yang masih di Melbourne, Evi, Dian Ayu, Dayang, Sista, mbak Lusia, terima kasih untuk masukan, sharing dan semangatnya. Ayoo, kalian pasti bisa!! 11. Teman-teman dari Cana Community, terima kasih atas kebersamaannya dan pengalaman sebagai pembelajaran hidup yang pernah kita lalui bersama meskipun penuh tantangan. 12. Rekan-rekan Mitra Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, terima kasih untuk kegokilan, kekocakan, kerjasama, kelelahan dan kegembiraan saat kebersamaan kita bekerja di perpustakaan. 13. Bapak, Ibu dan teman-teman Kos Putri Tunggorono 1b, terima kasih untuk segala dukungan, doa dan kebersamaannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, Penulis membuka diri terhadap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Penulis,
Teofila Ika Widiani
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ......................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ HALAMAN MOTTO .................................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... ABSTRAK .................................................................................................. ABSTRACT .................................................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.......................................................................... B. Batasan Masalah ....................................................................... C. Rumusan Masalah .................................................................... D. Tujuan Penelitian ...................................................................... E. Manfaat Penelitian ....................................................................
i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv
1 3 4 4 5
BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Laporan Keuangan.................................................................... B. Analisis Laporan Keuangan ..................................................... C. Analisis Rasio Keuangan .......................................................... D. Kinerja Keuangan ..................................................................... E. Model Penelitian .......................................................................
6 12 19 30 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian. ........................................................................ B. Tempat dan Waktu Penelitian. ................................................. C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................ E. Definisi Operasional Variabel .................................................. F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... G. Teknik Analisis Data ................................................................
34 34 34 35 36 40 40
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia .................................... B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel ....................................... C. Deskripsi Data.............................................................................
47 49 56
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data ............................................................................... B. Pembahasan ................................................................................
57 76
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 150 B. Keterbatasan................................................................................ 168 C. Saran .................................................................................... 169 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................170 LAMPIRAN ............. .......................................................................................173
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel III.1
Daftar Perusahaan Sektor Food and Beverage ..............................
35
Tabel IV.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ...................................
48
Tabel IV.2 Daftar Perusahaan Sektor Food and Beverages yang diteliti .....
50
Tabel IV.3 Rasio Likuiditas Perusahaan Tahun 2009 sampai dengan 2013 .
57
Tabel IV.4 Rasio Solvabilitas Perusahaan Tahun 2009 sampai dengan 2013
57
Tabel IV.5 Rasio Profitabilitas Perusahaan Tahun 2009 sampai dengan 2013
58
Tabel V.1
Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri .............
59
Tabel V.2
Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri.................
61
Tabel V.3
Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri
64
Tabel V.4
Perbandingan Debt to Equity Ratio dengan Rata-rata Industri ...
66
Tabel V.5
Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri ....
68
Tabel V.6
Perbandingan Return on Assets Ratiodengan Rata-rata Industri
70
Tabel V.7
Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Rata-rata industri
72
Tabel V.8
Kondisi Keuangan Perusahaan Sektor Food & Beverages dari Tahun 2009 sampai dengan 2013 ...............................................
x
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indikator pertumbuhan ekonomi di suatu negara dapat ditentukan dengan berbagai macam faktor salah satunya adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB). PDB merupakan pendapatan dari suatu negara yang didapat melalui penjumlahan dari beberapa komponen yaitu konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor bersih. Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Investasi di suatu negara bisa berasal dari dalam negeri dan luar negeri dimana seorang investor menanamkan modalnya dengan tujuan tertentu di suatu entitas. Investasi dalam suatu entitas dapat berbagai bentuk seperti investasi pada aktiva riil atau investasi pada sekuritas seperti saham atau obligasi. Sebelum memutuskan untuk melakukan suatu investasi, investor yang cerdas dan bijak akan
melakukan
analisis-analisispada
laporan
keuangan
serta
kondisi
perekonomian yang dapat berpengaruh pada suatu entitas. Disaat itulah, kinerja manajemen dalam pengelolaan perusahaan khususnya dalam bidang keuangan berperan penting dalam pengambilan keputusan investor dalam melakukan investasi. Pengelolaan yang efektif dan efisien dapat membangun kredibilitas perusahaan di mata masyarakat meningkat sehingga dapat membuka peluang investor untuk menanamkan investasinya di perusahaan.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan tahunan perusahaan dengan cara-cara yang diajarkan secara akademis atau dari perkembangan perekonomian suatu negara. Banyak cara yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang dapat membantu investor dan juga manajemen dalam pengambilan keputusan. Salah satu cara analisis laporan keuangan yang biasa digunakan adalah analisis rasio. Dengan menggunakan analisis rasio, pengguna dapat menguraikan, menelaah dan mempelajari substansi dari laporan keuangan. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir resiko yang mungkin akan ditanggung investor dari investasi yang akan dilakukan. Dewasa ini, semakin banyak pebisnis yang memilih untuk terjun dalam investasi sekuritas seperti saham. Hal tersebut dikarenakan prospek investasi pada saham cukup menjanjikan, berupa keuntungan dan pengembalian dalam waktu singkat. Menurut sebuah artikel dari surat kabar onlineyang berjudul “Prospek Investasi Saham 2014” yang dirilis tanggal 10 Februari 2014 disebutkan bahwa pada tahun 2013, prospek investasi saham memang belum cerah atau paling tidak tak secerah tahun 2012. Hal ini terlihat dari pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang secara konsisten masih tertekan. Namun, hal tersebut tidaklah harus menyurutkan investor untuk tetap berinvestasi. Di tahun 2014, masih ada harapan bagi IHSG untuk bangkit dan menaikkan grafik pertumbuhannya. Artikel tersebut juga menyebutkan sektor industri yang diperkirakan berprospek cerah yaitu industri konstruksi dan properti lahan industri, industri
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pakan ternak, industri semen, industri farmasi, industri makanan dan minuman, serta industri periklanan. Penulis tertarik melakukan penelitian terhadap perusahaan yang termasuk ke dalam industri makanan dan minuman.Industri ini merupakan industri yang dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Dengan demikian, industri ini akan selalu mengalami perkembangan yang baik dan persaingan yang ketat agar masyarakat berminat kepada produk yang ditawarkan. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin menunjukkan bagaimana kinerja keuangan perusahaan dalam kelompok industri food and beverages melalui analisis rasio laporan keuangan seperti likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Dengan hal tersebut, diharapkan dapat membantu para manajemen perusahaan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan diantara perusahaan-perusahaan sejenis yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para investor untuk menentukan keputusan investasi dari segi fundamentalis perusahaan. Untuk itu penulis tertarik menulis
skripsi
yang
PERUSAHAAN
berjudul
DITINJAU
“ANALISIS DARI
KINERJA
TINGKAT
KEUANGAN LIKUIDITAS,
SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS“. B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, meliputi:
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.
2.
Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan di sektor food and beveragesdan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2013.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dirumuskan diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beverages ditinjau dari tingkat likuiditas selama tahun 2009 sampai dengan 2013?
2.
Bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaan food and beveragesditinjau dari tingkat solvabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013?
3.
Bagaimana kinerja keuangan masing-masing perusahaanfood and beverages ditinjau dari tingkat profitabilitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013?
D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing perusahaan ditinjau dari tingkat likuiditas.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing perusahaan ditinjau dari tingkat solvabilitas.
3.
Untuk mengetahui kinerja keuangan masing-masing perusahaan ditinjau dari tingkat profitabilitas.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1.
Bagi manajemen perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
2.
Bagi calon investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam kegiatan investasi pada perusahaan-perusahaan food and beveragedi Indonesia.
3.
Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau sebagai penelitian yang relevan bagi penelitian selanjutnya.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN TEORITIK
A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan perusahaan yang mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya terjadi di suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan komponen utama dari laporan tahunan (annual report) perusahaan go public yang wajib dilaporkan kepada BAPEPAM-LK dan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melindungi publik yang juga pemilik perusahaan. Menurut Rahman Pura (2013:86), laporan keuangan diartikan sebagai media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan pemilik atau pihak lain yang mempunyai hubungan dengan perusahaan tersebut. Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Sementara menurut Financial Accounting Standard Board (FASB), definisi laporan keuangan adalah Financial statements are product of a process in which a large volume of data about aspect of economics activities of an enterprise are accumulated, analyzed, and reported. This process should be carried out in accordance with generally accepted accounting principles. Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam Analisis Kinerja Keuangan (Fahmi, 2011:39) menjelaskan bahwa “Laporan
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
keuangan ialah neraca dan perhitungan laba laporan perubahan modal (misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.
2. Pengguna dan Tujuan Laporan Keuangan Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, pemberi pinjaman, karyawan, pemasok, kreditur lainnya, pelanggan, pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Pengguna tersebut menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut (Dwi Martani et al, 2012:33): a. Investor: menilai entitas dan kemampuan entitas membayar deviden di masa mendatang. Investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham entitas. b. Karyawan: kemampuan memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja dari perusahaan. c. Pemberi jaminan: kemampuan membayar utang dan bunga yang akan mempengaruhi keputusan apakan akan memberikan pinjaman. d. Pemasok dan kreditur lain: kemampuan entitas membayar liabilitasnya pada saat jatuh tempo. e. Pelanggan: kemampuan entitas menjamin kelangsungan hidup perusahaan. f. Pemerintah: menilai bagaimana alokasi sumber daya. g. Masyarakat: menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Manajemen entitas merupakan penanggung jawab utama penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan yang wajar dapat menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan demikian, informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dapat benar-benar menunjukkan kondisi keuangan suatu entitas yang sebenarnya. Menurut kerangka konseptual IFRS dalam (Dwi Martani et al, 2012:33), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan akan menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen dan merupakan pertanggungjawaban sumber daya entitas yang telah dipercayakan. Menurut PSAK No. 1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
3. Jenis Laporan Keuangan Laporan keuangan secara lengkap menurut ED PSAK No. 1 (Revisi 2013) terdiri dari laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain (laporan laba-rugi komprehensif), laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
perusahaan serta informasi komparatif. Berikut penjelasan masing-masing laporan keuangan: a. Laporan posisi keuangan (neraca) Laporan posisi keuangan menyediakan informasi mengenai posisi keuangan entitas pada satu waktu tertentu. Posisi keuangan menggambarkan sumber daya yang dikendalikan oleh sebuah entitas dan sumber pendanaan dari sumber daya tersebut (Dwi Martani et al, 2012:34). Ada tiga elemen statemen keuangan yang tercantum dalam laporan posisi keuangan yaitu aset (asset), kewajiban (liabilities) dan ekuitas (equity). Tiap elemen dibagi lagi menjadi beberapa subklas sebagai berikut (Giri, 2012:67-68): LAPORAN POSISI KEUANGAN Aset Aset lancar Kas dan setara kas Piutang dagang Sediaan barang `Aset bukan lancar Investasi jangka panjang Aset tetap Aset tak berujud Aset lain-lain
Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas lancar (jangka pendek) Liabilitas bukan lancar Utang jangka panjang Ekuitas Modal saham Agio saham Saldo laba Laba komprehensif akumulasian Kepentingan nonpengendali
b. Laporan laba-rugi komprehensif. Laporan keuangan yang menjelaskan kinerja entitas dalam satu periode terdapat dalam laporan laba-rugi komprehensif. Informasi tentang kinerja diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Di samping itu, informasi tersebut digunakan untuk memprediksi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
dari sumber daya yang dimiliki. Profitabilitas yang dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif memberikan informasi efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya yang dikendalikan suatu entitas (Dwi Martani et al, 2012:34). Laporan laba rugi komprehensif minimal menyajikan berbagai pos-pos antara lain (1).pendapatan; (2).biaya keuangan; (3).bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures; (4).beban pajak; (5).laba-rugi setelah pajak dari operasi dihentikan; (6).laba/rugi tahun berjalan; (7).setiap komponen laba komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai sifat; (8).bagian laba komprehensif dari entitas asosiasi dan ventura bersama; (9).total laba-rugi komprehensif (Giri, 2012:56). c. Laporan perubahan ekuitas. Menurut PSAK No. 1 paragraf 107 (Revisi 2009), laporan perubahan ekuitas entitas di antara awal dan akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periode. d. Laporan arus kas. Laporan arus kas akan menggambarkan perubahan sumber daya yang dikendalikan entitas dengan menggunakan basis kas. Informasi dalam arus kas dapat digunakan oleh pemakai dalam menilai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama periode pelaporan. Pemakai dapat menilai perubahan posisi keuangan diperoleh dari aktivitas yang mana karena masing-masing memiliki makna yang berbeda (Dwi Martani et al, 2012:34). e. Catatan atas laporan keuangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam laporan keuangan yang berisikan kebijakan akuntansi, informasi yang menjelaskan pos-pos dalam laporan keuangan dan daftar detail dari apa yang telah disajikan dalam laporan keuangan. Pemakai dapat menilai risiko, ketidakpastian atas sumber daya dan liabilitas yang dikendalikan oleh entitas (Dwi Martani et al, 2012:35).
4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi, laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report laporan keuangan terdiri dari data-data merupakan hasil kombinasi antara lain (Munawir, 2010:5): a.
Fakta yang telah dicatat
b.
Prinsip-prinsip dan kebiasan-kebiasaan di dalam akuntansi.
c.
Pendapat pribadi Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan antara lain (Munawir, 2010:9) : a.
Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
12
Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya bersifat pasti dan cepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang atau nilai penggantinya.
c.
Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli uang tersebut semakin menurun, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu mencerminkan unit yang dijual semakin besar, mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut yang diikuti kenaikan tingkat harga-harga.
d.
Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktorfaktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang, misalnya reputasi dan prestasi perusahaan.
B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Secara harfiah, analisis laporan keuangan terdiri dari dua bagian, yaitu analisis dan laporan keuangan. Ini berarti juga bahwa analisis laporan keuangan merupakan suatu kegiatan menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “analis” sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
didefinisikan sebagai „Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarn bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan‟ (Prastowo dan Julianty, 2005:56). Menurut Leopold A. Bernstein dalam Prastowo dan Julianty (2005), memberi definisi analisis laporan keuangan sebagai berikut: „Financial statement analysis is the judgement process that aims to evalute the current and past financial positions and results of operation of an enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and predictions about future conditions and performance.‟
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses penentuan, penguraian dan penelaahan bagian dari laporan keuangan itu sendiri serta hubungan antar bagian dari laporan keuangan yang bertujuan untuk mengevaluasi posisi keuangan saat ini dan periode lalu dan menghasilkan interpretasi dari operasi suatu perusahaan secara menyeluruh dengan tepat.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan ini pada dasarnya ingin bertanya “Apa yang akan diperoleh dari analisis keuangan yang dilakukan?”. Tujuan ini menenetukan arah analis, batasan-batasan dalam analisis, dan hasil yang diharapkan. Berikut ini beberapa contoh tujuan analisis keuangan (Hanafi dan Halim, 2012:6-8) : a.
Investasi Pada Saham
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang diharapkan untuk masa mendatang relatif terhadap risiko perusahaan. Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati masa sulit dan kemudian memproyeksikan kemampuan untuk periode mendatang. b.
Pemberian Kredit Menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
c.
Kesehatan Pemasok Menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehariharinya dan kemampuan membayar kewajibannya saat jatuh tempo.
d.
Kesehatan Pelanggan Apabila perusahaan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan, maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan utamanya kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
e.
Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan Karyawan barangkali tertarik memastikan apakah perusahaan mempunyai prospek keuangan yang bagus antara lain dari sisi profitabilitas, dan kemampuan menghasilkan kas.
f.
Pemerintah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri dan menganalisis layak tidaknya perusahaan melakukan go public. g.
Analisis Internal Menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan sebagai bahan evaluasi prestasi manajemen dan digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan perencanaan serta untuk evaluasi perubahan strategi.
h.
Analisis Pesaing Menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing yang digunakan untuk penentuan strategi perusahaan misalnya penentuan harga, strategi merebut pangsa pasar.
i.
Penilaian Kerusakan Menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dalam rangka untuk mengganti kerugian.
3. Metode Analisis Laporan Keuangan Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu analisis time series technique yang merupakan analisis horisontal dan analisis cross-section tecnique yang merupakan analisis vertikal (Munawir, 2008:57). Analisis time series adalah membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihar dalam bentuk angka-angka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dan juga secara grafik (Fahmi, 2011:221). Menurut Lukas Setia Atmaja (Fahmi, 2011:223), trend analysis adalah pendekatan yang menggunakan perbandingan rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu. Jika tren membaik disimpulkan bahwa kinerja keuangan perusahaan relatif baik, demikian sebaliknya. Misalnya garis trend current ratio perusahaan meningkat dari tahun ke tahun, maka dikatakan bahwa kondisi likuiditas perusahaan relatif baik. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode horisontal antara lain teknik analisis perbandingan, analisis trend, analisis sumber dan penggunaan dana dan analisis perubahan laba kotor (Prastowo dan Julianty, 2005:59) Analisis cross-section adalah melakukan suatu teknik analisis dengan melakukan perbandingan terhadap suatu hasil hitungan, terutama hitungan dalam bentuk rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam ruang lingkup sejenis (Fahmi, 2011:214). Penegasan bahwa analisis cross-section harus dilakukan pada perusahaan yang ruang lingkupnya sejenis ditegaskan oleh Ilya Avianti dalam (Fahmi, 2011:214-215) bahwa „Syarat dapat dilakukannya
analisis
cross-section
adalah
kesamaan
entitas
yang
dibandingkannya untuk paling tidak satu atribut. Macam-macam atribut kesamaan entitas adalah kesamaan dari sisi pemasok, kesamaan dari sisi peminta, kesamaan dalam atribut pasar modal dan kesamaan dalam pemilik secara hukum‟. Kesamaan perusahaan yang sejenis juga dapat dilihat dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
daftar perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia berdasarkan klasifikasinya. Teknik-teknik analisis yang termasuk pada klasifikasi metode vertikal antara lain teknik analisis persentase komponen (common size), analisis ratio dan analisis impas (break even) (Prastowo dan Julianty, 2005:59).
4. Teknik Analisis Laporan keuangan Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut (Munawir, 2010:36-37) : a.
Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan menunjukkan data absolut, kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah, kenaikan atau penurunan dalam prosentase, perbandingan yang dinyatakan dengan rasio dan prosentase dari total. Analisa dengan menggunakan metode ini dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
b.
Trend atau tendensi posisi dan kemajuan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.
c.
Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d.
Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
e.
Analisa Sumber dan Penggunaan Kas (Cash flow statement analysis), adalah suatu analisa unruk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
f.
Analisa Ratio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atas kombinasi dari kedua laporan tersebut. Ratio merupakan teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan (Prastowo dan Julianty, 2005:80).
g.
Analisa Perubahan Laba Kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu oerusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tertentu.
h.
Analisa Break-Even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
C. Analisis Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim, rasio merupakan hubungan antara satu jumlah dengan jumlah lain. Dimana Agnes Sawir menambahkan perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan (Fahmi, 2011:106). Penggunaan kata rasio ini sangat fleksible penempatannya, dimana itu sangat dipengaruhi oleh apa dan dimana rasio itu dipergunakan. Rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Informasi tentang kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan (Fahmi, 2011:107).
2. Pengertian Analisis Ratio Keuangan Menurut Warsidi dan Bambang (Fahmi, 2011:45-46), „Analisis rasio keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai
hubungan
dan
indikator
keuangan,
yang
ditujukan
untuk
menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan bersangkutan‟.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz (Fahmi, 2011:46) bahwa „To evaluate the financial condition and performance of a firm, the financial analyst need certain yardstick. The yardstick frequently used is a ratio, index, relating two pieces of financial data of to each other’. Jadi untuk menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan. Dari pendapat ini dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan kinerja perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu neraca, perhitungan laba-rugi, dan laporan arus kas. Perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas jika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain dalam industri yang sama (Fahmi, 2011:108). Menurut Agnes Sawir, analisis rasio keuangan adalah menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan penilaian posisinya pada saat ini (Ningtias et al, 2014).
3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan Menurut Fahmi (2011:109) manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan yaitu, a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat suatu perencanaan. c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan. d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan
adanya
jaminan
kelangsungan
pembayaran
bunga
dan
pengembalian pokok pinjaman. e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.
4. Klasifikasi Rasio Keuangan Rasio keuangan ada banyak jumlahnya dan setiap rasio memiliki kegunaan masing-masing. Ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja suatu perusahaan yaitu (Fahmi, 2011:53): a.
Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini penting karena kegagalan dalam membayar kewajiban dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang lancarnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
(Hanafi dan Halim, 2012:75). Dua ratio likuiditas yang sering digunakan adalah: 1). Current ratio Rasio lancar (current ratio) mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti dalam penentuan rasio lancar yang seharusnya (Hanafi dan Halim, 2012:75). Adapun rumus current ratio adalah (Fahmi, 2011:121) :
Current ratio
=
Current assets Current liabillities
Current assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar. Current liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha (Fahmi, 2011:121). Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca).
2). Quick ratio Rasio cepat (quick ratio/acid test ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan. Hal ini dilakukan karena inventories (sediaan barang) dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya (Kasmir, 2013: 137). Adapun rumus quick ratio adalah (Fahmi, 2011:125) :
Quick ratio
=
Current assets - Inventories Current liabilities
Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca). Inventories (sediaan barang) merupakan bagian dari current assets yang juga terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca).
b. Rasio Solvabilitas. Rasio solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya (Kasmir, 2013:151). Ada beberapa macam rasio yang bisa dihitung: 1). Debt to total assets ratio atau Debt Ratio Debt to total assets merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva (Kasmir, 2013:156). Adapun rumus debt to total assets ratio atau debt ratio adalah (Fahmi, 2011:128):
Debt to total assets ratio
=
Total Liabilities Total assets
Semakin rendah ratio ini semakin baik (Fahmi, 2011:128) karena perusahaan memiliki resiko kerugian yang lebih rendah. Total liabilities dan total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan (konsolidasi).
2). Debt to equity ratio Mengenai debt to equity ratio ini, Joel G. Siegel dan Jae K Shim dalam Analisis Laporan Keuangan (Fahmi, 2011:128) mendefinisikan sebagai „Ukuran yang dipakai dalam menganalisa laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor‟. Rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang (Kasmir, 2013:158). Adapun rumus debt to equity ratio adalah (Fahmi, 2011:128):
P
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Debt to Equity Ratio
25
Total Liabilities Total Shareholder's equity
=
Total shareholder’s equity adalah total modal sendiri diperoleh dari total aset dikurangi total utang. Semakin rendah ratio ini semakin baik karena aman bagi kreditor saat likuidasi (Fahmi, 2011:128).
c.
Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2013:196). Semakin
tinggi
rasio
profitabiilitas
maka
semakin
baik
menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Ada beberapa rasio yang sering muncul yaitu: 1). Net Profit margin Net profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di perusahaan (Halim dan Hanafi, 2012:81). Adapun rumus net profit margin adalah (Fahmi, 2011:136):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Net Profit Margin
=
Net Profit Sales
×
26
100%
Net profit merupakan laba bersih yaitu laba setelah pajak atau earning after tax (Fahmi, 2011:136). Net profit maupun sales terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
2). Return on total asset (ROA) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA (Return on total asset) juga sering disebut juga ROI ( Return On Investment) (Hanafi dan Halim, 2012:81). Rasio ini bisa dihitung sebagai berikut:
Return on assets
=
Net profit Total assets
×
100%
Net profit terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi konsolodasian. Total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan.
3). Return on equity (ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
(Kasmir, 2013:204). Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Adapun rumus return on equity adalah sebagai berikut (Fahmi, 2012:137):
Return on equity
=
Net Profit Shareholder's equity
×
100%
Ukuran kinerja keuangan berfokus pada aspek-aspek keuangan suatu organisasi. Dari hasil pnelitian-penelitian yang dilakukan, banyak sekali istilah
Debt to total assets ratio
Profit Margin
yang digunakan untuk menyebut ukuran kinerja keuangan. Para peneliti tersebut sepakat bahwa ukuran kinerja keuangan adalah ukuran-ukuran kinerja
Fixed charge coverage
yang berdasarkan akuntansi (laporan laba rugi dan neraca) yang fokusnya pada D e b t to to ta l a sse ts ra tio kinerja suatu Return on organisasi seperti currentNetratio, incomereturn on investment, residual
assets
=
Total assets
×
100%
P ro fit M a rg in
income, profit margin, return on assets, earning per share, economic value added, market value added, dan debt to total assets ratio. Ukuran-ukuran tersebut digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam dimensidimensi yang penting bagi kesehatan dan keberlangsungan organisasi tersebut yaitu dari dimensi tingkat likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas (rentabilitas) (Krismiaji dan Aryani, 2011:348).
5. Penggunaan Standar pada Analisis Rasio Analisis keuangan akan lebih tajam jika angka-angka dibandingkan dengan standar/norma tertentu. Dengan melakukan perbandingan, akan terlihat
F ix e d c h a rg e c o v e ra g e
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
baik atau tidaknya suatu angka. Menurut Munawir (2008:111), pada umumnya, ada empat jenis standar sebagai pembanding: a. Standar objektif, yang diperoleh dari pengalaman penganalisa. b. Rasio yang dianggarkan, yang ditetapkan pada awal periode yang direview berdasarkan data anggaran. c. Data historis, yang menunjukkan kinerja perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. d. Kinerja perusahaan lain terutama yang menjadi pesaing atau rata-rata industri. Menurut Bambang Riyanto (2013:329), penganalisa keuangan dalam mengadakan analisa rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam cara perbandingan, yaitu: a. Rasio tahun lalu (rasio historis), membandingkan rasio sekarang dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu dari perusahaan yang sama. b. Rasio rata-rata industri, membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri akan diketahui apakah perusahaan bersangkutan berada di atas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average), atau terletak di bawah ratarata (below average). Penganalisa keuangan sedapat mungkin menghindari penggunaan the rule of the thumb, pedoman kasar dalam mengadakan analisa laporan keuangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
suatu perusahaan. Penganalisa harus menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan dalam hubungannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang bekerja dalam bidang usaha yang sama dengan perusahaan yang dianalisa. Dengan demikian adalah tidak tepat apabila seorang penganalisa mengatakan bahwa untuk semua perusahaan, current ratio kurang dari 200% adalah kurang baik, yang hanya mendasarkan pada pedoman kasar (Riyanto, 2013:330). Selain itu pula, angka pembanding “standar ratio” untuk Indonesia sampai saat ini belum dapat dilaksanakan karena belum ada lembaga atau badan yang menyusun ratio industri atau standar rasio tersebut (Munawir, 2007:102). Jika standar ratio tidak ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat membuat standar rasio tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut (Munawir, 2007:66-67) : a. Pengumpulan
laporan
keuangan
dari
perusahaan
yang
dapat
diperbandingkan dalam industri. b. Menghitung angka ratio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri. c. Menyusun ratio-ratio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan ratio yang ekstrim. d. Menghitung rata-rata hitungnya. Rata-rata hitung (Mean) adalah suatu nilai yang diperoleh dengan jalan membagi seluruh nilai pengamatan dengan banyaknya pengamatan. Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Yang biasanya ditulis dalam rumus sederhana:
Dengan keterangan
adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda jumlah, X
adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknnya subjek yang memiliki nilai.
D. Kinerja Keuangan 1. Pengertian Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011:2), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Sedangkan menurut IAI (2007), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Menurut S. Munawir, kinerja keuangan adalah kemampuan dari suatu perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mendapatkan hasil yang maksimal (Ningtias et al, 2014). Kinerja keuangan digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan yaitu ratio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan lain (Sawir, 2005:6).
2.
Tahap-tahap Menganalisis Kinerja Keuangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankan. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis pertambangan maka itu akan berbeda dengan perusahaan yang bergerak pada bisnis pertanian dan perikanan. Maka, menurut Irham Fahmi (2011:240-241) ada lima tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu: a.
Melakukan review terhadap data laporan keuangan. Review di sini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia
akuntansi,
sehingga
hasil
laporan
keuangan
dapat
dipertanggungjawabkan. b.
Melakukan perhitungan. Penerapan
metode
perhitungan
disesuaikan
dengan
kondisi
dan
permasalahan yang sedang dilakukuan sehingga hasil dari perhitungan tersebut dalam memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analis yang diinginkan. c.
Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh. Dari hasil
hitungan
yang sudah diperoleh
kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode paling umum yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua yaitu: 1) Time series analysis, yaitu membandingkan antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
2) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan. d.
Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
e.
Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
E. Model Penelitian Gambar II.1 Model Penelitian Analisis laporan keuangan perusahaan (data laporan keuangan telah diaudit tahun 2009 sampai dengan 2013)
Perhitungan rasio-rasio keuangan
Likuiditas CR QR
Solvabilitas DAR DER
Profitabilitas NPM ROA ROE
Diperbandingan dengan
Rasio histori
Rasio rata-rata industri
Kinerja Keuangan Perusahaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalahpenelitian terapan dimana dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis (Sugiyono, 2011:4).
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. WaktuPenelitian Penelitian ini akan dilakukan selama bulan Mei – Juni 2014. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan melalui data dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang dapat diperoleh di internet.
C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah perusahaan-perusahaan go public dalam sektor food and beveragesyang terdaftar di BEI periode tahun 2009 sampai dengan 2013. 2. Objek Penelitian Objek penelitian merupakan bagian atau unsur-unsur yang diteliti. Dalam penelitian ini, yang objek penelitian adalah laporan keuangan
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
perusahaan dan entitas anak konsolidasian periode 2009 sampai dengan 2013 sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi dari penelitian ini adalahperusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor food and beverages. Berikut ini merupakan daftar perusahaan-perusahaan sektor food and beveragesyang terdaftar BEI :
Tabel III.1 Daftar Perusahaan Subsektor Makanan & Minuman Nama Perusahaan Bussiness No. Kode 1. PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES Boottled mineral water 2. PT. Davomas Abadi Tbk DAVO Cocoa 3. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA Beverage Industry 4. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP Noodles 5. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDV Food Processing 6. PT. Mayora Indah Tbk MYOR Confectionery 7. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI Beverages 8. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI Breads & Bakery Manufacture of coffee, rubber, 9. PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN chocolate, vanilla 10. PT. Sekar Bumi Tbk SKBM Food (Fishery Processing) 11. PT. Sekar Laut Tbk SKLT Confectionery 12. PT. Siantar Top Tbk STTP Snack noodles, crackers and candy 13. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA Noodles 14. PT. Tri Banyan Tirta Tbk ALTO Water drink packing 15. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ Milk and Juice Company Tbk 16. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Sumber : www.idx.co.id 2. Sampel
CEKA Edible Oil Producer
Terdaftar IPO 13 Juni 1994 22 Desember 1994 27 Februari 1984 07 Oktober 2010 14 Juli 1994 04 Juli 1990 15 Desember 1981 28 Juni 2010 18 Oktober 1994 28 September 2012 08 September 1993 16 Desember 1996 11 Juni 1997 26 Juni 2012 02 Juli 1990 09 Juli 1996
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini digunakan jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tertentu
didalam
pengambilan
sampel
(Budiasih, 2012:26).Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan sebagai pemilihan sampel adalah: a.
Perusahaan sektor food and beverages.yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal sejak tahun 2008.
b.
Perusahaan sektorfood and beveragesyang melaporkan laporan posisi keuangan dan laporan laba-rugi komprehensif secara berturut-turut selama periode penelitian.
c.
Perusahaan sektor food and beverages yang memiliki akhir tahun buku 31 Desember dalam laporan keuangannya.
d.
Perusahaan sektor food and beverages yang tidak memiliki ekuitas, net profit bernilai negatif dan tidak melakukan kuasi reorganisasi selama periode penelitian.
e.
Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya.
E. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah 1. Rasio Likuiditas Rasio ini mengukur pada kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
lancarnya (Hanafi dan Halim, 2012:75). Semakin tinggi ratio maka semakin baik. Rasio yang digunakan: a. Current Ratio Perhitungan
current
ratio
atau
rasio
lancar
adalah
membandingkan current asset (aset lancar) dengan current liabilities (utang lancar).Current assets merupakan pos-pos yang berumur satu tahun atau kurang, atau siklus operasi usaha normal yang lebih besar. Current liabilities merupakan kewajiban pembayaran dalam satu tahun atau siklus operasi yang normal dalam usaha (Fahmi, 2011:121). Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca). b. Quick Ratio Perhitungan quick ratio atau rasio cepat adalah membandingkan current asset yang sudah dikurangi dengan inventories dengan current liabilities. Current assets dan current liabilities terdapat dalam laporan posisi keuangan (neraca). Inventories (sediaan barang) merupakan salah satu komponen dari current assets yang juga terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca).
2. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang, artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
(Kasmir, 2013:151). Semakin rendah ratio ini semakin baik (Fahmi, 2011:128) karena perusahaan memiliki resiko kerugian yang lebih rendah. Rasio yang dihitung: a. Debt to Total Assets Ratio Perhitungan debt to total assets ratio adalah membandingkan total liabilities (total utang) dengan total assets (total aset). Angka total liabilitas adalah total liabilitas jangka pendek ditambah dengan total liabilitas jangka panjang. Total aset merupakan total aset lancar ditambah dengan total aset tidak lancar. Total liabilities dan total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca). b. Debt to equity ratio Perhitungan debt to equity ratio adalah membandingkan total liabilities dengan total shareholders equity. Total shareholder’s equity adalah total modal sendiri diperoleh dari total aset dikurangi total utang. Total shareholders equity dan total assets terdapat dalam laporan posisi keuangan konsolidasi (neraca).
3. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2013:196). Semakin tinggi rasio profitabiilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan (Fahmi, 2011:135). Rasio yang digunakan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
a. Net Profit Margin Perhitungan net profit margin adalah membandingkan net profit (laba bersih) dengan sales (penjualan). Angka laba bersih yang digunakan adalah laba komprehensif dikurangi dengan laba yang belum terealisasi dari aset keuangan, selisih kurs penjabaran laporan keuangan dan pendapatan komprehensif lainnya yang kemudian disebut dengan laba tahun berjalan.Sales (penjualan) merupakan total penjualan selama periode berjalan.Net profit dan sales terdapat dalam laporan laba rugi komprehensif (konsolidasian). b. Return on Total Assets Ratio Perhitungan return on total assets ratio adalah membandingkan net profit (laba bersih) dengan total assets. c. Return on Equity Ratio Perhitungan return on equity ratio adalah membandingkan net profit (laba bersih) dengan shareholders equity. Shareholder’s equity merupakan total shareholder’s equity setelah dikurangi saham preferen. Pengukuran variabel penelitian yaitu dengan menggunakan standar rasio atau rata-rata industri. Jika standar ratio tidak ada dalam bentuk yang tetap maka penganalisa dapat membuat standar rasio tersebut dengan langkahlangkah sebagai berikut (Munawir, 2007:66-67) : a. Pengumpulan
laporan
keuangan
diperbandingkan dalam industri.
dari
perusahaan
yang
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
b. Menghitung angka rasio yang dipilih untuk tiap-tiap perusahaan dalam industri. c. Menyusun rasio-rasio tersebut dari yang tertinggi sampai yang terendah dan menghapuskan rasio yang ekstrim. d. Menghitung rata-rata hitungnya. Rata-rata hitung (Mean) adalah suatu nilai yang diperoleh dengan jalan membagi seluruh nilai pengamatan dengan banyaknya pengamatan. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri akan diketahui apakah perusahaan bersangkutan berada di atas rata-rata industri (above average), berada pada rata-rata (average), atau terletak di bawah rata-rata (below average) (Riyanto, 2013:329).
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan (Sanusi, 2013:114). Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain (Budiasih, 2012:12). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah gambaran umum perusahaan dandata laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit periode tahun 2009-2013.
G. Teknik Analisis Data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Untuk menjawab permasalahan yang telah diungkapkan pada rumusan masalah, teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data perusahaan sektor food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara lain : A. Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari likuiditas 1. Menghitung rasio likuiditas perusahaan dengan formula current ratio dan quick ratioyaitu: Current ratio
=
Quick ratio
=
a.
b.
Current assets Current liabillities Current assets - Inventories Current liabilities
2. Menentukan rasio likuiditas dalam rata-rata industri a. Menentukanrasio likuiditas setiap perusahaan dalam industri yang telah dihitung. b. Menghitung rata-rata hitung dalam industri danmenghapus nilai rasio pengamatan apabila ada rasio yang ekstrim (Munawir, 2007:66). Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):
Dengan keterangan
adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda
jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknnya subjek yang memiliki nilai. 3. Melakukan analisis vertikal dengan membandingkan rasio likuiditas rata-rata industri dengan rasio likuiditas pada masing-masing
Ea
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
perusahaan. Pembandingan antar rasio ini dapat dilakukan dengan membuat tabel cross section analysissebagai berikut: Perbandingan Ratio "......." dengan Rata-rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 No. Kode Perusahaan 1. 2.
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
dst. Rata- Rata Industri Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
4. Menarik kesimpulan. Apabila nilai rasio-rasio likuiditas perusahaan lebih besar dari nilai rasio-rasio industri (above average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan baik.Apabila nilai rasio-rasio likuiditas perusahaan sama dari nilai rasio-rasio industri (average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan cukup. Apabila nilai rasio-rasio likuiditas perusahaan lebih kecil dari nilai rasio-rasio industri (below average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan buruk. Disarikan berdasarkan buku Analisis Laporan Keuangan(Kasmir,2013:136-138).
B. Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari solvabilitas. 1. Menghitung rasio solvabilitas perusahaan dengan formula debt to total assets ratio dan debt to equity ratioyaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
=
a.
Debt to total assets ratio
Total Liabilities Total assets
=
b.
Debt to Equity Ratio
Total Liabilities Shareholder's equity
43
2. Menentukan rasio solvabilitas dalam rata-rata industri. a. Menentukan rasio solvabilitas setiap perusahaan dalam industri yang telah dihitung. b. Menghitung rata-rata hitung dalam industri dan menghapus nilai rasio pengamatan apabila ada rasio yang ekstrim (Munawir,
Pro
2007:66). Rata-rata hitung dalam industri dihitung dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):
F
Dengan keterangan
adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda
jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknya subjek yang memiliki nilai. 3. Melakukan analisis vertikal dengan membandingkan rasio solvabilitas rata-rata industri dengan rasio solvabilitas pada masing-masing perusahaan. Pembandingan antar rasio ini dapat dilakukan dengan membuat tabel cross section analysis sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Perbandingan Ratio "......." dengan Rata-rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 No. Kode Perusahaan 1. 2.
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
dst. Rata- Rata Industri Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
4. Menarik kesimpulan. Apabila nilai rasio-rasio solvabilitas perusahaan lebih besar dari nilai rasio-rasio industri (above average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan buruk. Apabila nilai rasio-rasio solvabilitas perusahaan sama dari nilai rasio-rasio industri (average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan cukup. Apabila nilai rasio-rasio solvabilitas perusahaan lebih kecil dari nilai rasio-rasio industri (below average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisikeuangan perusahaan baik. Disarikan berdasarkan buku Analisis Laporan Keuangan (Kasmir, 2013:157-159).
C. Analisis kinerja keuangan perusahaan ditinjau dari tingkat profitabilitas 1. Menghitung rasio profitabilitas perusahaan dengan formula net profit margin ratio, return on assets ratio dan return on equity ratio yaitu:
a.
Net Profit Margin
=
Net Profit Sales
× 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
=
b.
Return on assets
c.
Return on equity
=
Net profit Total assets
×
Net Profit Shareholder's equity
45
100%
×
100%
Debt to total assets ratio
2. Menentukan rasio profitabilitas dalam rata-rata industri
a. Menentukan rasio profitabilitas setiap perusahaan dalam
Profit Margin
industri yang telah dihitung. b. Menghitung rata-rata hitung dalam industri dan menghapus
Fixed charge coverage
nilai rasio pengamatan apabila ada rasio yang ekstrim D e b t to to ta l a sse ts ra tio 2007:66). Rata-rata hitung dalam industri dihitung Return (Munawir, on Net income
assets
=
Total assets
×
100%
P ro fit M a rg in
dengan rumus (Arikunto, 2013:284-285):
F ix e d c h a rg e c o v e ra g e
Dengan keterangan
adalah rerata nilai, ∑ adalah tanda
jumlah, X adalah nilai mentah yang dimiliki subjek, dan N adalah banyaknnya subjek yang memiliki nilai. 3. Melakukan analisis vertikal dengan membandingkan rasio likuiditas rata-rata industri
dengan
rasio
likuiditas pada masing-masing
perusahaan. Pembandingan antar rasio ini dapat dilakukan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membuat
tabel
cross
section
analysis
sebagai
46
berikut:
Perbandingan Ratio "......." dengan Rata-rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 No. Kode Perusahaan 1. 2.
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
dst. Rata- Rata Industri Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
4. Menarik kesimpulan. Apabila nilai rasio-rasioprofitabilitas perusahaan lebih besar dari nilai rasio-rasio industri (above average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi
keuangan
perusahaan
baik.
Apabila
nilai
rasio-
rasioprofitabilitas perusahaan sama dari nilai rasio-rasio industri (average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaancukup
baik.
Apabila
nilai
rasio-rasioprofitabilitas
perusahaan lebih kecil dari nilai rasio-rasio industri (below average) maka dapat diasumsikan bahwa kondisi keuangan perusahaan buruk. Disarikan berdasarkan buku Pengantar Manajemen Keuangan (Kasmir, 2010:134-139).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI) 1.
Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.
Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintahan kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak sejalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahaan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintahan Republik Indonesia dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintahan rebuplik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Tabel IV.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia (Desember 1912) (1914-1918) (1926-1942) (Awal tahun 1939) (1942-1952) (1956) (1956-1977) (10 Agustus 1977)
(1977-1987)
(1987)
(1988-1990)
(2 Juni 1988)
(Desember 1988)
(16 Juni 1989)
(13 Juli 1992)
(22 Mei 1995)
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintahan Hindia Belanda Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup. Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II Program nasionalisasi perusahaan Belanda, Bursa Efek semakin tidak aktif Perdagangan di Bursa Efek vakum Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT. Semen Cibinong sebagai emiten pertama 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkakn. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 1988 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanalan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading System
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia (lanjutan) (10 1995 )
November Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-undang mulai diberlakukan mulai Januari 1996 (1995) Bursa Pararel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya (2000) Sistem Peerdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di Pasar Modal (2002) BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) (2007) Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) (02 Maret 2009) Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG Sumber: www.idx.co.id
2. Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia a. Visi Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia b. Misi Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good governance.
B. Gambaran Umum Perusahaan Sampel Perusahaan-perusahaan yang masuk kedalam sektor food and beverages dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 16 perusahaan. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, ada 9 perusahaan food and beverage yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Tujuh lainnya belum masuk kriteria karena ada empat perusahaan yaitu PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk, PT. Sekar Bumi Tbk, PT.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Nippon Indosari Corpindo Tbk. dan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. melakukan initial public offering (IPO) setelah tahun 2008. Satu perusahaan yaitu PT. Multi Bintang Indonesia, pada tahun 2012 melaporkan laporan keuangannya dengan periode berakhir 30 September 2012 (9 bulan) sehingga tidak dapat diperbandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya selain itu, laporan keuangan pada tahun 2009 tidak diterbitkan di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Dua perusahaan yaitu PT. Davomas Abadi Tbk, melakukan peningkatan jumlah modal dasar perseroan karena telah terjadi kerugian yang signifikan dan menyebabkan nilai ekuitas perusahaan negatif dan PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk yang melakukan kuasi reorganisasi tahun 2011 sehingga yang menyebabkan ekuitas meningkat. Berikut ini merupakan gambaran umum perusahaan yang memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel penelitian :
Tabel IV.2 Daftar Perusahaan Subsektor Makanan & Minuman yang Diteliti Nama Perusahaan Bussiness No. Kode 1. PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES Boottled mineral water 2. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA Beverage Industry 3. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF Food Processing 4. PT. Mayora Indah Tbk MYOR Confectionery 5. PT. Sekar Laut Tbk SKLT Confectionery 6. PT. Siantar Top Tbk STTP Snack noodles, crackers and candy 7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA Noodles 8. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading ULTJ Milk and Juice 9. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk CEKA Edible Oil Producer Sumber : (data diolah)
1. PT. Akasha Wira International Tbk.
Terdaftar IPO 13 Juni 1994 27 Februari 1984 14 Juli 1994 04 Juli 1990 08 September 1993 16 Desember 1996 11 Juni 1997 02 Juli 1990 09 Juli 1996
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
PT. Akasha Wira International Tbk (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Alfindo Putrasetia pada tahun 1985. Nama perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir kali pada tahun 2010, ketika nama Perseroan diubah menjadi PT Akasha Wira Internasional Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Perkantoran Hijau Arkadia, Jl. TB. Simatupang Kav. 88, Jakarta. Pabrik pengolahan air minum dalam kemasan berlokasi di Jawa Barat. Ruang lingkup kegiatan perseroan adalah industri air minum dalam kemasan, industri kue dan roti, kembang gula, makaroni, kosmetik dan perdagangan besar. Sesuai dengan Surat Ketua Bapepam No. S-774/PM/1994 tanggal 2 Mei 1994 mengenai “Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran”, Perseroan telah melakukan penawaran umum kepada masyarakat melalui pasar modal sejumlah 15.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1000 (dalam angka penuh) per saham. Perseroan mencatatkan seluruh sahamnya sejumlah 38.000.000 saham di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 14 Juni 1994.
2. PT. Delta Djakarta Tbk. Pabrik “Anker Bir” didirikan pada tahun 1932 dengan nama Archipel Brouwerij. Dalam perkembangannya, kepemilikan dari pabrik ini telah mengalami beberapa kali perubahan sehingga berbentuk PT Delta Djakarta pada tanggal 15 Juni 1970. Perusahaan dan pabrik berlokasi di Jalan Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur, Jawa Barat. Ruang lingkup kegiatan perusahaan yaitu memproduksi dan menjual bir plisener dan bir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
hitam dengan merek “Anker”, “Carlsberg”, “San Miguel”, “San Mig Light” dan “Kuda Putih”. Perusahaan juga memproduksi dan menjual produk minuman non-alkohol dengan merek “Sodaku”. Pada tanggal 27 Februari 1984, sejumlah 347.800 saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 1000 per saham telah dicatat di Bursa Efek Indonesia sebagai hasil dari penawaran perdana kepada masyarakat.
3. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk didirikan di Republik Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma. Ruang lingkup kegiatan perusahaan antara lain terdiri dari mendirikan dan menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, minyak goreng, penggilingan biji gandum dan pembuatan tekstil karung terigu. Kantor pusar perusahaan berlokasi di Sudirman Plaza, Indofood Tower, Lantai 27, Jl. Jendral Sudirman Kav. 76-78, Jakarta, Indonesia. Pabrik dan perkebunan perusahaan dan entitas anak berlokasi di berbagai tempat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Malaysia. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Pada tanggal 17 Mei 1994, perusahaan melakukan penawaran umum perdana sebesar 21.000.000 saham dengan nilai nominal per saham Rp 1000 dan jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 763.000.000.
4. PT. Mayora Indah Tbk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
PT. Mayora Indah Tbk didirikan pada tanggal 17 Februari 1977. Ruang lingkup kegiatan perusahaan saat ini yaitu menjalankan bidang usaha industri mekanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl. Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik perusahaan terletak di Tangerang dan Banten. Perusahaan melakukan penawaran umum atas 3.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 1000 per saham dan ditawarkan seharga Rp 9.300 per saham kepada masyarakat dan telah dicatat pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Juli 1990.
5. PT. Sekar Laut Tbk. PT. Sekar Laut Tbk didirikan pada tanggal `9 Juli 1976 di Surabaya. Entitas ini bergerak dalam bidang industri pembuatan kerupuk, saos tomat, sambal dan bumbu masak serta menjual produknya di dalam negeri maupun di luar negeri. Entitas beroperasi secara komersial sejak tahun 1976. Pabrik berlokasi di Jalan Jenggolo II/7 Sidoarjo, Jawa Timur. Kantor cabang Entitas di Jalan Darmo No. 23-25, Surabaya, Jawa Timur. Pada tanggal 8 September 1993, Entitas telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia untuk penawaran umum atas 6.000.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per lembar saham kepada masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
6. PT. Siantar Top Tbk. PT. Siantar Top Tbk didirikan pada tanggal 12 Mei 1987 di Sidoarjo. Ruang lingkup kegiatan usaha ini bergerak dalam bidang industri makanan ringan, yaitu mie, kerupuk, dan kembang gula. Entitas berdomisili di Sidoarjo, Medan, Bekasi, dan Makassar. Kantor pusat entitas beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo. Entitas mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1989. Hasil produksi dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Pada tanggal 25 November 1996, entitas memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM untuk melakukan penawaran umum atas 27.000.000 saham kepada masyarakat. Pada tanggal 16 Desember 1996, saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 di Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang perdagangan, perindustrian, perkebunan, pertanian, ketenagalistrikan dan jasa. Sedangkan kegiatan usaha entitas anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan dan distribusi beras. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990. Kantor pusat perusahaan beralamat di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Pada tanggal 14 Mei 1997, perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM untuk melakukan penawaran umum 45.000.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 500 per lembar kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni 1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
8. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk., didirikan pada 2 November 1971 di Bandung. Perseroaan memiliki kantor pusat dan pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Cimamere 131 Padalarang Kabupaten Bandung 40552. Perseroan bergerak dalam bidang industri makanan dan minuman. Di bidang minuman, perseroaan memproduksi minuman seperti susu cair, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman kesehatan yang diolah dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton
aseptik. Di bidang makanan,
perseroan
memproduksi susu kental manis, susu bubuk dan konsentrat buah-buahan tropis. Pada tanggal 15 Mei 1990, perseroan melakukan penawaran umum perdana sebanyak 6.000.000 saham dengan harga perdana Rp 7.500 per saham.
9. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk., dahulu bernama CV. Tjahaja Kalbar didirikan di Pontianak pada tanggal 3 Februari 1968. Pada tanggal 18 April 1984 diputuskan dilakukannya perpindahan kedudukan perusahaan dari Pontianak ke Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1971. Ruang lingkup kegiatan usaha perusahaan meliputi produksi minyak nabati dan minyak nabati khusus untuk industri makanan dan perdagangan umum termasuk impor dan ekspor. Kantor pusat perusahaan terletak di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. Industri Selatan 3 Blok GG No. 1, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pada tanggal 10 Juni 1996 perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM dalam rangka melakukan penawaran umum perdana atas 34.000.000 saham perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham kepada masyarakt melalui Pasar Modal Indonesia.
C. Deskripsi Data Pada bagian ini akan disajikan tabel-tabel yang memuat data dari rasiorasio keuangan perusahaan yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk., PT. Delta Djakarta Tbk., PT. Indofood Sukses Makmur Tbk., PT. Mayora Indah Tbk., PT. Sekar Laut Tbk., PT. Siantar Top Tbk., PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk., PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk., dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk., selama 5 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. 1. Rasio Likuiditas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel IV.3 Rasio Likuiditas Perusahaan (Current Ratio dan Quick Ratio ) Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode 2009 2010 2011 2012 2013 Perusahaan CR QR CR QR CR QR CR QR CR QR ADES 2,258 2,018 1,511 1,414 1,709 1,192 1,942 1,185 1,810 1,030 DLTA 4,531 4,039 6,331 5,398 6,009 5,130 5,265 3,996 4,705 3,625 INDF 1,163 0,704 2,036 1,464 1,942 1,426 2,049 1,441 1,667 1,248 MYOR 2,290 1,690 2,581 2,102 2,219 1,495 2,761 1,982 2,443 1,890 SKLT 1,890 0,914 1,925 0,914 1,697 0,934 1,415 0,730 1,234 0,673 STTP 1,688 0,669 1,709 0,852 1,035 0,502 0,997 0,573 1,142 0,665 AISA 1,203 0,571 1,285 0,466 1,894 1,530 1,269 0,774 1,750 1,018 ULTJ 2,116 1,118 2,001 1,252 1,521 0,914 2,018 1,454 2,470 1,626 CEKA 4,799 3,346 1,672 0,493 1,687 0,622 1,027 0,456 1,632 0,928 Sumber : www.idx.com (data diolah) 2. Rasio Solvabilitas
Tabel IV.4 Rasio Solvabilitas Perusahaan (Debt to Total Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio ) Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode 2009 2010 2011 2012 2013 Perusahaan DTA DTE DTA DTE DTA DTE DTA DTE DTA DTE ADES 0,617 1,613 0,692 2,249 0,602 1,513 0,463 0,861 0,400 0,666 DLTA 0,211 0,272 0,163 0,199 0,177 0,215 0,197 0,250 0,220 0,282 INDF 0,616 1,606 0,474 0,902 0,412 0,700 0,425 0,740 0,509 1,035 MYOR 0,500 1,000 0,536 1,156 0,633 1,722 0,630 1,706 0,594 1,465 SKLT 0,422 0,729 0,407 0,685 0,426 0,743 0,482 0,929 0,538 1,162 STTP 0,263 0,357 0,311 0,452 0,476 0,907 0,536 1,156 0,528 1,118 AISA 0,583 1,462 0,695 2,283 0,490 0,959 0,474 0,902 0,531 1,130 ULTJ 0,311 0,452 0,352 0,542 0,356 0,554 0,307 0,444 0,283 0,395 CEKA 0,470 0,886 0,637 1,755 0,508 1,033 0,549 1,218 0,506 1,025 Sumber : www.idx.com (data diolah)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
3. Rasio Profitabilitas
Tabel IV.5 Rasio Profitabilitas Perusahaan (Net Profit Margin, Return on Assets dan Return on Equity) Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode 2009 2010 2011 2012 Perusahaan PM ROA ROE PM ROA ROE PM ROA ROE PM ROA ROE PM ADES 0,121 0,092 0,239 0,145 0,098 0,317 0,086 0,082 0,206 0,175 0,214 0,399 0,111 DLTA 0,100 0,166 0,214 0,116 0,197 0,242 0,109 0,218 0,265 0,124 0,286 0,362 0,135 INDF 0,076 0,071 0,184 0,102 0,083 0,158 0,107 0,091 0,155 0,095 0,080 0,140 0,059 MYOR 0,080 0,118 0,236 0,069 0,114 0,245 0,051 0,073 0,199 0,071 0,090 0,243 0,088 SKLT 0,046 0,065 0,113 0,015 0,024 0,041 0,017 0,028 0,049 0,020 0,032 0,061 0,020 STTP 0,065 0,075 0,102 0,056 0,066 0,095 0,042 0,046 0,087 0,058 0,060 0,129 0,068 AISA 0,065 0,022 0,055 0,114 0,041 0,136 0,086 0,042 0,082 0,092 0,066 0,125 0,085 ULTJ 0,038 0,035 0,051 0,057 0,053 0,082 0,048 0,046 0,072 0,126 0,146 0,211 0,094 CEKA 0,041 0,087 0,164 0,041 0,035 0,096 0,078 0,117 0,238 0,052 0,057 0,126 0,026 Sumber : www.idx.com (data diolah) Keterangan : CR : Current Ratio QR : Quick Ratio DTA : Debt to Total Assets DTE : Debt to Equity PM : Net Profit Margin Ratio ROA : Return to Total Assets Ratio ROE : Return to Equity ADES : PT. Akasha Wira Internasional Tbk DLTA : PT. Delta Djakarta Tbk INDF : PT. Indofood Sukses Makmur Tbk MYOR : PT. Mayora Indah Tbk SKLT : PT. Sekar Laut Tbk STTP : PT. Siantar Top Indonesia Tbk AISA : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk ULTJ : PT. Ultrajaya Milk Industry and trading Tbk CEKA : PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
2013 ROA 0,126 0,312 0,044 0,109 0,038 0,078 0,069 0,116 0,061
ROE 0,210 0,400 0,089 0,269 0,082 0,165 0,147 0,161 0,123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1.
Rasio Likuiditas a.
Current ratio
Tabel V.1 Perbandingan Current Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 ADES 225,8% * 151,1% *** 170,9% *** 194,2% * DLTA 453,1% * 633,1% * 600,9% * 526,5% * INDF 116,3% *** 203,6% * 194,2% * 204,9% * MYOR 229,0% * 258,1% * 221,9% * 276,1% * SKLT 189,0% * 192,5% * 169,7% *** 141,5% *** STTP 168,8% *** 170,9% *** 103,5% *** 99,7% *** AISA 120,3% *** 128,5% *** 189,4% * 126,9% *** ULTJ 211,6% * 200,1% * 152,1% *** 201,8% * CEKA 479,9% * 167,2% *** 168,7% * 102,7% *** 1260,8% 1472,0% 1370,4% 1347,8% Jumlah Rata-rata Industri 180,1% 184,0% 171,3% 168,5% Sumber : Tabel IV.3 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
2013 181,0% * 470,5% * 166,7% *** 244,3% * 123,4% *** 114,2% *** 175,0% * 247,0% * 163,2% *** 1414,8% 176,9%
Perhitungan rata-rata industri current ratioadalah sebagai berikut:
Rata-rata Industri = tahun 2009
(225,8% + 453,1% + 116,3% + 229,0% + 189,0% + 168,8% + 120,3% + 211,6% + 479,9%) - 479,9% - 453,1% 7
1260,8% 7 = 180,1% =
Rata-rata industri = tahun 2010
(151,1% + 633,1% + 203,6% + 258,1% + 192,5% + 170,9% + 128,5% + 200,1% + 167,2%) - 633,1% 8
1472,0% 8 = 184,0% =
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rata-rata industri = tahun 2011
60
(170,9% + 600,9% + 194,2% + 221,9% + 169,7% + 103,5% + 189,4% + 152,1% + 168,7%) - 600,9% 8
1370,4% 8 = 171,3% =
Rata-rata industri = tahun 2012
(194,2% + 526,5% + 204,9% + 276,1% + 141,5% + 99,7% + 126,9% + 201,8% + 102,7%) - 526,5% 8
1347,8% 8 = 168,5% =
Rata-rata industri = tahun 2013
(181,0% + 470,5% + 166,7% + 244,3% + 123,4% + 114,2% + 175,0% + 247,0% + 163,2%) - 470,5% 8
1414,8% 8 = 176,9% =
Current ratio merupakan perbandingan antara current asset dengan current liabilities. Pada tabel V.1 dapat diketahui bahwa kinerja keuangan ditinjau dari current ratio perusahaan berfluktuasi satu sama lain terhadap rata-rata industrinya selama lima tahun berturut-turut yaitu 2009 sampai dengan 2013. PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) tergolong memiliki rasio di atas rata-rata industri selama empat tahun dan terjadi penurunan pada tahun 2010. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) mampu menunjukkan peningkatan kinerja menjadi lebih baik dilihat dari current ratio perusahaan yang berada di atas rata-rata industri pada tahun 2010 sampai dengan 2012 sementara pada tahun 2009 dan 2013, current ratio perusahaan di bawah rata-rata industri. PT. Siantar Top Tbk (STTP) memiliki kinerja buruk yang ditunjukan pada current ratiodi bawah ratarata industri selama lima periode. PT. Sekar Laut (SKLT) mengalami penurunan angka current ratio terhadap rata-rata industri pada tahun 2011, 2012 dan 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
terhadap rata-rata industri menunjukkan kinerja yang menurun. Sementara itu, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) mengalami penurunan current ratio terhadap rata-rata industri selama tigaperiode menunjukkan kinerja yang menurun. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading (ULTJ) memiliki kinerja baik yang ditunjukan pada current ratio di atas rata-rata industri selama empat periode. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) dan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) mampu mempertahankan nilai current ratio perusahaan di atas rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut. Hal ini menunjukkan kinerja keuangan ditinjau dari current ratio untuk kedua perusahaan tersebut adalah baik pada kurun waktu tersebut.
b. Quick ratio Tabel V.2 Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 ADES 201,8% * 141,4% * 119,2% * 118,5% * DLTA 403,9% * 539,8% * 513,0% * 399,6% * INDF 70,4% *** 146,4% * 142,6% * 144,1% * MYOR 169,0% * 210,2% * 149,5% * 198,2% * SKLT 91,4% *** 91,4% *** 93,4% *** 73,0% *** STTP 66,9% *** 85,2% *** 50,2% *** 57,3% *** AISA 57,1% *** 46,6% *** 153,0% * 77,4% *** ULTJ 111,8% * 125,2% * 91,4% *** 145,4% * CEKA 334,6% * 49,3% *** 62,2% *** 45,6% *** 768,4% 895,7% 861,5% 859,5% Jumlah Rata-rata Industri 109,8% 112,0% 107,7% 107,4% Sumber : Tabel IV.3 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
Perhitungan rata-rata industri quick ratioadalah sebagai berikut:
2013 103,0% *** 362,5% * 124,8% * 189,0% * 67,3% *** 66,5% *** 101,8% *** 162,6% * 92,8% *** 907,8% 113,5%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rata-rata Industri = tahun 2009
62
(201,8% + 403,9% + 70,4% + 169,0% + 91,4% + 66,9% + 57,1% + 111,8% + 334,6%) - 403,9% - 334,6% 7
768,4% 7 = 109,8% =
Rata-rata industri = tahun 2010
(141,4% + 539,8% + 146,4% + 210,2% + 91,4% + 85,2% + 46,6% + 125,2% + 49,3% ) - 539,8% 8
895,7% 8 = 112,0% =
Rata-rata industri = tahun 2011
(119,2% + 513,0% + 142,6% + 149,5% + 93,4% + 50,2% + 153,0% + 91,4% + 62,2%) - 513,0% 8
861,5% 8 = 107,7% =
Rata-rata industri = tahun 2012
(118,5% + 399,6% + 144,1% + 198,2% + 73,0% + 57,3% + 77,4% + 145,4% + 45,6%) - 399,6% 8
859,5% 8 = 107,4% = Rata-rata industri = tahun 2013
(103,0% + 362,5% + 124,8% + 189,0% + 67,3% + 66,5% + 101,8% + 162,6% + 92,8%) - 362,5% 8
907,8% 8 = 113,5% =
Quick ratio merupakan perbandingan antara current asset setelah dikurangi dengan inventories lalu dibandingkan dengan current liabilities.Tabel V.2 menunjukkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada perusahaan sektor food & beveragespada tahun 2009 sampai dengan tahun 2013. PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) memiliki quick ratio diatas rata-rata industri selama empat periode yaitu tahun 2009 sampai 2012, menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
kinerja yang baik. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA), PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) memiliki kinerja yang baik dengan tingkat quick ratio di atas rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut. Secara umum, PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) juga memiliki kinerja yang baik selama empat periode yaitu tahun 2010 sampai 2013. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) menunjukkan peningkatan kinerja, dimana quick ratio di atas rata-rata industri terjadi selama empat periode yaitu tahun 2009, 2010, 2012 dan 2013. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) hanya memiliki satu periode dimana tingkat quick rationya berada di atas rata-rata industri. Sementara itu, PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) dan PT Siantar Top Tbk (STTP) memiliki tingkat quick ratio di bawah rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut sejak 2009 sampai dengan 2013. Keempat perusahaan tersebut menunjukkan penurunan kinerja karena secara umumquick ratio masing-masing perusahaan berada di bawah rata-rata industri.
2. a.
Rasio Solvabilitas
Debt to Total Assets
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Tabel V.3 Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013 ADES 61,7% *** 69,2% *** 60,2% *** 46,3% *** 40,0% * DLTA 21,1% * 16,3% * 17,7% * 19,7% * 22,0% * INDF 61,6% *** 47,4% ** 41,2% * 42,5% * 50,9% *** MYOR 50,0% *** 53,6% *** 63,3% *** 63,0% *** 59,4% *** SKLT 42,2% * 40,7% * 42,6% * 48,2% *** 53,8% *** STTP 26,3% * 31,1% * 47,6% *** 53,6% *** 52,8% *** AISA 58,3% *** 69,5% *** 49,0% *** 47,4% *** 53,1% *** ULTJ 31,1% * 35,2% * 35,6% * 30,7% * 28,3% * CEKA 47,0% *** 63,7% *** 50,8% *** 54,9% *** 50,6% *** 399,3% 426,7% 408,0% 406,3% 410,9% Jumlah Rata-rata Industri untuk 44,4% Debt to Total 47,4% Assets Ratio 45,3% 45,1% 45,7% Sumber : Tabel IV.4 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
Perhitungan rata-rata industri debt to total assets adalah sebagai berikut:
Rata-rata Industri = tahun 2009
(61,7% + 21,1% + 61,6% + 50,0% + 42,2% + 26,3% + 58,3% + 31,1% + 47,0%) 9
399,3% 9 = 44,4% =
Rata-rata industri = tahun 2010
(69,2% + 16,3% + 47,4% + 53,6% + 40,7% + 31,1% + 69,5% + 35,2% + 63,7%) 9
426,7% 9 = 47,4% =
Rata-rata industri = tahun 2011 408,0% 9 = 45,3% =
(60,2% + 17,7% + 41,2% + 63,3% + 42,6% + 47,6% + 49,0% + 35,6% + 50,8%) 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rata-rata industri = tahun 2012
65
(46,3% + 19,7% + 42,5% + 63,0% + 48,2% + 53,6% + 47,4% + 30,7% + 54,9%) 9
406,3% 9 = 45,1% =
Rata-rata industri = tahun 2013
(40,0% + 22,0% + 50,9% + 59,4% + 53,8% + 52,8% + 53,1% + 28,3% + 50,6%) 9
410,9% 9 = 45,7% =
Tabel V.3 menunjukkan perbandingan debt to total asset dengan rata-rata industri sektor food and beveragesselama tahun 2009 sampai dengan 2013. PT. Akasha Wira International Tbk (ADES) memiliki debt to total assets ratio di atas rata-rata industri selama tahun 2009 sampai dengan 2012, ini menunjukkan kinerja perusahaan tersebut buruk. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA), dan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) memiliki tingkat debt to total assets di bawah rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut yaitu tahun 2009 sampai 2013 dan menunjukkan kinerja perusahaan baik. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan memiliki tingkat debt to total assets di atas ratarata industri selama dua periode yaitu tahun 2011 dan 2012. Selain itu, INDF memiliki kinerja yang sama dengan rata-rata industri pada tahun 2010. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) memiliki tingkat debt to total assets di atas rata-rata industri selama tiga periode. Sedangkan PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA)dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mengalami kinerja yang buruk dari sisi debt to total assets ratio dimana selama lima tahun berturut-turut, debt to total asset ketiga perusahaan tersebut selalu di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
atas rata-rata industri. PT. Siantar Top Tbk (STTP) mengalami penurunan kinerja dimana sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 rasio debt to total assets perusahaan berada di atas rata-rata industri.
b. Debt to Equity Tabel V.4 Perbandingan Debt to Equity Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 ADES 161,3% *** 224,9% *** 151,3% *** 86,1% * DLTA 27,2% * 19,9% * 21,5% * 25,0% * INDF 160,6% *** 90,2% * 70,0% * 74,0% * MYOR 100,0% *** 115,6% *** 172,2% *** 170,6% *** SKLT 72,9% * 68,5% * 74,3% * 92,9% *** STTP 35,7% * 45,2% * 90,7% * 115,6% *** AISA 146,2% *** 228,3% *** 95,9% *** 90,2% * ULTJ 45,2% * 54,2% * 55,4% * 44,4% * CEKA 88,6% * 175,5% *** 103,3% *** 121,8% *** 837,7% 1022,3% 834,6% 820,5% Jumlah Rata-rata Industri 93,1% 113,6% 92,7% 91,2% Sumber : Tabel IV.4 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
2013 66,6% * 28,2% * 103,5% *** 146,5% *** 116,2% *** 111,8% *** 113,0% *** 39,5% * 102,5% *** 827,8% 92,0%
Perhitungan rata-rata industri debt to total equityadalah sebagai berikut:
Rata-rata Industri = tahun 2009
(161,3% + 27,2% + 160,6% + 100,0% + 72,9% + 35,7% + 146,2% + 45,2% + 88,6%) 9
837,7% 9 = 93,1% =
Rata-rata industri = tahun 2010 1022,3% 9 = 113,6% =
(224,9% + 19,9% + 90,2% + 115,6% + 68,5% + 45,2% + 228,3% + 54,2% + 175,5%) 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rata-rata industri = tahun 2011
67
(151,3% + 21,5% + 70,0% + 172,2% + 74,3% + 90,7% + 95,9% + 55,4% + 103,3%) 9
834,6% 9 = 92,7% =
Rata-rata industri = tahun 2012
(86,1% + 25,0% + 74,0% + 170,6% + 92,9% + 115,6% + 90,2% + 44,4% + 121,8%) 9
820,5% 9 = 91,2% =
Rata-rata industri = tahun 2013
(66,6% + 28,2% + 103,5% + 146,5% + 116,2% + 111,8% + 113,0% + 39,5% + 102,5%) 9
827,8% 9 = 92,0% =
Tabel V.4 menunjukkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri sektor food and beverages selama tahun 2009 sampai 2013.PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) memiliki tingkat debt to equity di atas rata-rata industri selama empat periode, menunjukkan kinerja yang memburuk. PT. Akasha Wira International Tbk (ADES) dan) memiliki tingkat debt to equity ratio di atas rata-rata industri selama tiga periode, menunjukkan kinerja perusahaan buruk. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) dan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) memiliki tingkat debt to equity ratio di bawah rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut, ini menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT. Indofood Sukses Makmur (INDF) dan PT. Siantar Top Tbk (STTP) memiliki tingkat debt to equity di bawah rata-rata industri selama tiga periode menunjukkan kinerja yang membaik. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) memiliki tingkat debt to equity ratio dibawah rata-rata industri selama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
lima periode yaitu tahun 2009 sampai dengan 2013. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) memiliki tingkat debt to equity ratio dibawah rata-rata industri selama empat periode yaitu tahun 2009 sampai dengan 2011 dan tahun 2012.
3.
Rasio Profitabilitas a.
Profit Margin
Tabel V.5 Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 ADES 12,1% * 14,5% * 8,6% * 17,5% * DLTA 10,0% * 11,6% * 10,9% * 12,4% * INDF 7,6% * 10,2% * 10,7% * 9,5% * MYOR 8,0% * 6,9% *** 5,1% *** 7,1% *** SKLT 4,6% *** 1,5% *** 1,7% *** 2,0% *** STTP 6,5% *** 5,6% *** 4,2% *** 5,8% *** AISA 6,5% *** 11,4% * 8,6% * 9,2% * ULTJ 3,8% *** 5,7% *** 4,8% *** 12,6% * CEKA 4,1% *** 4,1% *** 7,8% * 5,2% *** 63,2% 71,5% 62,4% 81,3% Jumlah Rata-rata Industri 7,0% 7,9% 6,9% 9,0% Sumber : Tabel IV.5 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
2013 11,1% * 13,5% * 5,9% *** 8,8% * 2,0% *** 6,8% *** 8,5% * 9,4% * 2,6% *** 68,6% 7,6%
Perhitungan rata-rata industri profit margin ratio adalah sebagai berikut:
Rata-rata Industri = tahun 2009 = =
(12,1% + 10,0% + 7,6% + 8,0% + 4,6% + 6,5% + 6,5% + 3,8% + 4,1%) 9 63,2% 9 7,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rata-rata industri = tahun 2010 = =
(14,5% + 11,6% + 10,2% + 6,9% + 1,5% + 5,6% + 11,4% + 5,7% + 4,1%) 9 71,5% 9 7,9%
Rata-rata industri = tahun 2011 = =
(8,6% + 10,9% + 10,7% + 5,1% + 1,7% + 4,2% + 8,6% + 4,8% + 7,8%) 9 62,4% 9 6,9%
Rata-rata industri = tahun 2012 = =
(17,5% + 12,4% + 9,5% + 7,1% + 2,0% + 5,8% + 9,2% + 12,6% + 5,2%) 9 81,3% 9 9,0%
Rata-rata industri = tahun 2013 = =
69
(11,1% + 13,5% + 5,9% + 8,8% + 2,0% + 6,8% + 8,5% + 9,4% + 2,6%) 9 68,6% 9 7,6%
Tabel V.5 menunjukkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Tingkat profit margin ratio untuk PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) dan PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA), mampu berada di atas rata-rata industri secara berturut-turut pada periode tahun 2009 sampai dengan 2013. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mampu berada di atas rata-rata industri secara berturut-turut pada periode tahun 2009 sampai dengan 2012, namun pada tahun 2013 terjadi penurunan rasio. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mampu berada di atas rata-rata industri secara berturut-turut pada periode tahun 2010 sampai dengan 2013, meskipun pada tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
2009 profit margin ratio perusahaan berada dibawah rata-rata industri. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) dan PT. Siantar Top Tbk (STTP) memiliki profit margin ratio yang buruk dimana selama tahun 2009 sampai 2013, tingkat profit marginnya berada di bawah rata-rata industri, menunjukkan kinerja yang buruk. Selain itu, PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) juga memiliki tingkat profit margin yang buruk dimana selama empat periode keempat perusahaan tersebut memiliki profit margin rasio di bawah rata-rata industri. PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) memiliki tingkat profit margin rasio di bawah rata-rata industri selama tiga periode yang menunjukkan kinerja selama tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah buruk.
b. Return on Assets Tabel V.6 Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013 ADES 9,2% * 9,8% * 8,2% *** 21,4% * 12,6% * DLTA 16,6% * 19,7% * 21,8% * 28,6% * 31,2% * INDF 7,1% *** 8,3% * 9,1% * 8,0% *** 4,4% *** MYOR 11,8% * 11,4% * 7,3% *** 9,0% *** 10,9% * SKLT 6,5% *** 2,4% *** 2,8% *** 3,2% *** 3,8% *** STTP 7,5% *** 6,6% *** 4,6% *** 6,0% *** 7,8% *** AISA 2,2% *** 4,1% *** 4,2% *** 6,6% *** 6,9% *** ULTJ 3,5% *** 5,3% *** 4,6% *** 14,6% * 11,6% * CEKA 8,7% * 3,5% *** 11,7% * 5,7% *** 6,1% *** 73,1% 71,1% 74,3% 103,1% 95,3% Jumlah Rata-rata Industri 8,1% 7,9% 8,3% 11,5% 10,6% Sumber : Tabel IV.5 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
Perhitungan rata-rata industri return on assets ratio adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Tabel V.6 menunjukkan perbandingan return on assets ratio dengan ratarata industri sektor food and beverages pada tahun 2009 sampai tahun 2013. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT), PT Siantar Top Tbk (STTP), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)memiliki return on assets di bawah rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut pada tahun 2009 sampai dengan 2013 memiliki kondisi yang buruk.PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ), PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) memiliki tingkat return on assets ratio di bawah industri selama tiga periode yang menunjukkan kondisi buruk. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) memiliki tingkat return on assets ratio di atas rata-rata industri selama lima tahun berturut-turut yaitu tahun 2009 sampai dengan 2013. PT. Akasha Wira International Tbk (ADES) memiliki return on assets ratio yang baik bila dibandingkan dengan ratarata industri ditunjukkan pada tahun 2009, 2010, 2012 dan 2013 return on assets rasio perusahaan berada di atas rata-rata industri sedangkan tahun 2011 rasionya berada dibawah rata-rata industri. PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) memiliki tingkat return on assetsratio di atas rata-rata industri selama tiga periode.
c. Return on Equity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Tabel V.7 Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Rata-Rata Industri Tahun 2009 sampai dengan 2013 Kode Perusahaan 2009 2010 2011 2012 2013 ADES 23,9% * 31,7% * 20,6% * 39,9% * 21,0% * DLTA 21,4% * 24,2% * 26,5% * 36,2% * 40,0% * INDF 18,4% * 15,8% * 15,5% * 14,0% *** 8,9% *** MYOR 23,6% * 24,5% * 19,9% * 24,3% * 26,9% * SKLT 11,3% *** 4,1% *** 4,9% *** 6,1% *** 8,2% *** STTP 10,2% *** 9,5% *** 8,7% *** 12,9% *** 16,5% *** AISA 5,5% *** 13,6% *** 8,2% *** 12,5% *** 14,7% *** ULTJ 5,1% *** 8,2% *** 7,2% *** 21,1% * 16,1% *** CEKA 16,4% * 9,6% *** 23,8% * 12,6% *** 12,3% *** 135,8% 141,2% 135,3% 179,6% 164,6% Jumlah Rata-rata Industri 15,1% 15,7% 15,0% 20,0% 18,3% Sumber : Tabel IV.5 (data diolah) Ket : * = Baik ** = Cukup *** = Buruk
Perhitungan rata-rata industri return on equity ratioadalah sebagai berikut:
Rata-rata Industri = tahun 2009
(23,9% + 21,4% + 18,4% + 23,6% + 11,3% + 10,2% + 5,5% + 5,1% + 16,4%) 9
135,8% 9 = 15,1% =
Rata-rata industri = tahun 2010
(31,7% + 24,2% + 15,8% + 24,5% + 4,1% + 9,5% + 13,6% + 8,2% + 9,6%) 9
141,2% 9 = 15,7% =
Rata-rata industri = tahun 2011 135,3% 9 = 15,0% =
(20,6% + 26,5% + 15,5% + 19,9% + 4,9% + 8,7% + 8,2% + 7,2% + 23,8%) 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rata-rata industri = tahun 2012
73
(39,9% + 36,2% + 14,0% + 24,3% + 6,1% + 12,9% + 12,5% + 21,1% +12,6%) 9
179,6% 9 = 20,0% =
Rata-rata industri = tahun 2013
(21,0% + 40,0% + 8,9% + 26,9% + 8,2% + 16,5% + 14,7% + 16,1% + 12,3%) 9
164,6% 9 = 18,3% =
Tabel V.7 menunjukkan perbandingan return on equity ratio dengan ratarata industri. PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) memiliki tingkat return on equity ratio yang buruk dimana selama lima periode yaitu tahun 2009 sampai 2013, ratio tersebutberada di bawah rata-rata industri. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) dan PT. Siantar Top Tbk (STTP) memiliki tingkat return on equity ratio yang buruk dimana selama empat periode rasio tersebut berada di bawah rata-rata industri. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) memiliki tingkat return on equity ratio yang buruk dimana selama tiga periode rasio tersebut berada di bawah rata-rata industri. PT. Akasha Wira Internasional Tbk (ADES), PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) dan PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) memiliki tingkat return on equity ratio yang baik karena selama lima periode yaitu tahun 2009 sampai dengan 2013, tingkat return on equity perusahaan berada di atas rata-rata industri.PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) memiliki tingkat return on equity ratio yang baik dimana terdapat tiga periode rasio tersebut berada diatas rata-rata industri. Untuk mempermudah melakukan pembahasan dan penarikan kesimpulan, berikut ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
adalah rangkuman singkat seluruh kondisi keuangan perusahaan ditinjau dari likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas kesembilan perusahaan yang termasuk ke dalam sektorfood and beverages dari tahun 2009 sampai dengan 2013 dalam bentuk tabel. Tabel V.8 Kondisi Keuangan Perusahaan Sektor Food & Beverages Kode Tahun perusahaan
ADES
DLTA
INDF
MYOR
SKLT
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Likuiditas
Solvabilitas
Profitabilitas
CR
QR
DTA
DTE
PM
ROA
ROE
Baik Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk
Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk
Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Buruk Buruk Baik Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
(lanjutan Tabel V.8) Kode Tahun perusahaan
STTP
AISA
ULTJ
CEKA
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
Likuiditas
Solvabilitas
Profitabilitas
CR
QR
DTA
DTE
PM
ROA
ROE
Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Baik Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Buruk Baik Buruk Buruk
Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Buruk Baik Baik Buruk Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk
Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk
Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Baik Baik Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Buruk
Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Baik Buruk Buruk Buruk Baik Baik Buruk Buruk Baik Buruk Buruk
Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Baik Baik Buruk Baik Buruk Buruk
Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Buruk Baik Buruk Baik Buruk Baik Buruk Buruk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
B. Pembahasan 1. Kinerja Keuangan ditinjau dari Rasio Likuiditas. Rasio likuiditas yang digunakan adalah current ratio dan quick ratio. Rasio-rasio tersebut merupakan beberapa jenis rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio yang semakin tinggi menunjukkan semakin mampunya perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya.
a. PT. Akasha Wira Internasional Tbk. (ADES) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Akasha Wira Internasional Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.1. sebagai berikut: Gambar V.1 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 250.0% 200.0% 150.0%
225.8% 180.1%
100.0%
184.0% 151.1%
171.3% 170.9%
194.2% 168.5%
181.0% 176.9%
50.0% 0.0% 2009
2010 Rata-rata industri
2011
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Akasha Wira Internasional Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.2. sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Gambar V.2 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 250.0% 200.0%
201.8% 141.4%
150.0%
119.2%
118.5%
113.5%
100.0% 50.0%
109.8%
112.0%
107.7%
107.4% 103.0%
0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Nilai current ratio perusahaan menunjukkan rasio yang berfluktuatif. Pada tahun 2009, 2012 dan 2013 nilai current ratio mengalami peningkatan sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 nilai current ratio menunjukkan penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata industri. Nilai quick ratio bila dibandingkan dengan rata-rata industri, menunjukkan peningkatan selama tahun 2009 sampai 2012 sedangkan pada tahun 2013 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan rata-rata industri. Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 225,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaansebesar 45,7%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 225,8 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 151,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 32,9%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 201,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 92,0%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 201,8 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 103,0% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 10,5%. Pada tahun 2010, current ratio menurun sebesar 74,7% dari current ratio tahun 2009 yang disebabkan oleh current assets perusahaan meningkat karena adanya peningkatan investasi jangka pendek sebesar Rp 10.557.000.000 kepada Limegreen Capital Ltd dan kenaikan piutang usaha sebesar Rp 74.991.000.000 sehubungan dengan transaksi perusahaan. Penurunan quick ratio tahun 2013 dikarenakan adanya peningkatan utang lancar sebesar Rp 10.106.000.000 dibandingkan dengan utang lancar pada tahun 2012. Komponen utang lancar yang berpengaruh secara signifikan adalah pada akun pinjaman bank jangka pendek, dimana perusahaan melakukan pinjaman sebesar Rp 12.100.000.000 kepada PT. Bank Internasional Indonesia (BII).
b. PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Delta Djakarta Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.3 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Gambar V.3 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 700.0% 600.0% 500.0% 400.0% 300.0% 200.0% 100.0% 0.0%
633.1% 453.1% 184.0%
526.5% 600.9% 171.3%
180.1% 2009
168.5% 2010
470.5%
2011
Rata-rata industri
2012
176.9% 2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Delta Djakarta Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.4 sebagai berikut: Gambar V.4 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 600.0%
539.8%
500.0% 400.0%
513.0% 399.6%
403.9%
300.0%
362.5% 113.5%
200.0% 100.0% 0.0%
109.8% 2009
112.0% 2010
Quick Ratio
107.7% 2011
107.4% 2012
2013
Rata-rata Industri
Nilai current ratio dan nilai quick ratio menunjukkan fluktuasi naik maupun turun selama tahun 2009 sampai 2013. Meskipun demikian, masing-masing rasio perusahaan dari segi likuiditas tetap berada di atas rasio industrinya. Perusahaan ini memiliki ratio likuiditas yang ekstrim.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Rasio likuiditas yang sudah diperhitungkan bila dibandingkan dengan rasio industri maka akan didapatkan perbedaan yang sangat tinggi (ekstrim) dimana rata-rata perbedaan current ratio mencapai 455,8% sedangkan rata-rata perbedaan quick ratio mencapai 413,8%. Berdasarkan data dari laporan keuangan perusahaan, kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan terlalu banyak dan mengindikasikan banyaknya kas yang mengganggur. Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013, kas dan setara kas yang dimiliki perusahaan memiliki nilai rata-rata sebesar Rp 321.220.391.000 sedangkan rata-rata aset lancar sebesar Rp 627.205.810.000. Hal tersebut membuktikan kas dan setara kas memiliki porsi 51,2% dalam menentukan jumlah aset lancar. Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 633,1% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 449,1%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 633,1 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratioterendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 453,1% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 273,0%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 453,1 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 539,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 427,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 539,8 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
quick ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 362,5%. Meskipun demikian, tingkat quick ratio pada tahun 2013 tetap berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 249,0%. Tingkat quick ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 362,5 aktiva lancar. Dengan demikian, secara likuiditas, perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
c. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.5sebagai berikut: Gambar V.5 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 250.0% 200.0%
180.1%
150.0% 100.0%
203.6% 184.0%
194.2% 171.3%
204.9%
168.5%
176.9% 166.7%
116.3%
50.0% 0.0% 2009
2010 Rata-rata industri
2011
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.6 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Gambar V.6 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 200.0% 146.4%
150.0%
142.6%
144.1% 124.8%
109.8% 100.0% 50.0%
70.4% 112.0%
107.7%
107.4%
113.5%
0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 204,9% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 36,4%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 204,9 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 116,3% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 63,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 116,3 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 146,4% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 34,4%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 146,4 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 70,4% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 39,4%. Tingkat quick
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 70,4 aktiva lancar. Peningkatan rasio likuiditas perusahaan diiringi pula dengan peningkatan current asset. Selama tahun 2009 sampai dengan 2013, ratarata peningkatan current asset adalah sebesar Rp 4.874.314.000.000 sedangkan
rata-rata
peningkatan
current
liabilities
adalah
Rp
2.080.695.000.000. Secara historis, penurunan rasio likuiditas cukup besar terjadi pada tahun 2013, dimana current ratio turun sebesar 38,2% dari current ratio tahun 2012 dan quick ratio turun sebesar 19,3% dari quick ratio tahun 2012. Hal tersebut terjadi karena terjadi kenaikan current asset sebesar Rp 6.228.507.000.000 dari current asset tahun 2012 dan kenaikan current liabilities sebesar Rp 6.666.109.000.000 dari current liabilities tahun 2012. Komponen akun current asset yang berubah secara signifikan adalah munculnya akun baru yaitu deposito berjangka sebesar Rp 3.398.300.000.000. Komponen akun current liabilities yang berpengaruh terhadap perubahan rasio likuiditas adalah kenaikan utang bank sebesar Rp 2.336.642.000.000 dari tahun 2012.
d. PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Mayora Indah Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.7sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Gambar V.7 PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 276.1%
300.0% 250.0%
258.1%
229.0%
244.3%
221.9%
200.0% 150.0%
180.1%
184.0%
171.3%
100.0%
176.9%
168.5%
50.0% 0.0% 2009
2010
2011
Rata-rata industri
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Mayora Indah Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.8 sebagai berikut: Gambar V.8 PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 250.0%
210.2%
200.0% 150.0% 100.0%
109.8%
189.0%
149.5%
169.0%
50.0%
198.2%
112.0%
107.7%
107.4%
113.5%
0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 276,1% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 107,6%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 276,1 aktiva lancar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 221,9% dan masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 50,6%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 221,9 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 210,2% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 98,2%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 210,2 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 169,0% dan masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 59,2%. Tingkat quick ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 169 aktiva lancar. Rasio likuiditas perusahaan berada di atas rata-rata industri selama tahun 2009 sampai dengan 2013. Meskipun demikian, pada tahun 2011 dan tahun 2013, perusahaan mengalami penurunan rasio likuiditas secara signifikan, masing-masing turun sebesar 36,2%; 31,8% dari rasio tahun sebelumnya. Penurunan rasio paling tinggi yaitu pada tahun 2011 dikarenakan adanya peningkatan jumlah current asset sebesar Rp 1.410.444.943.272 dari jumlah sebelumnya pada tahun 2010. Peningkatan current aset dikarenakan oleh peningkatan nilai persediaan menjadi sebesar Rp 1.336.250.118.104 atau naik sebesar 168,1% dari akhir tahun 2010. Selain itu, pada tahun 2011 juga terjadi kenaikan current liabilities sebesar Rp 805.458.069.131 dari saldo tahun 2010. Jumlah current
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
liabilities meningkat dipengaruhi oleh naiknya pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 450.000.000.000 dan naiknya utang usaha sebesar Rp 374.758.980.980. Sedangkan pada tahun 2013, terjadi kenaikan utang lancar sebesar Rp 707.212.350.538 (36,7%) dari tahun 2012 yang disebabkan kenaikan saldo pada akun-akun yang termasuk ke dalam kelompok utang lancar yang terdiri dari utang bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain.
e. PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Berdasarkan Tabel V.1 (hal.59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Sekar Laut Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.9 sebagai berikut: Gambar V.9 PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 250.0% 200.0% 150.0%
189.0% 180.1%
192.5% 184.0%
171.3% 169.7%
100.0%
168.5% 141.5%
176.9%
123.4%
50.0% 0.0% 2009
2010 Rata-rata industri
2011
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Sekar Laut Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.10 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120.0%
Gambar V.10 PT. Sekar Laut Tbk (SKLT) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 109.8% 112.0% 107.7% 107.4%
100.0% 80.0%
87
113.5% 91.4%
91.4%
93.4% 73.0%
60.0%
67.3%
40.0% 20.0% 0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 192,5% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 8,5%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 169,7 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 123,4% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 53,5%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 123,4 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 93,4% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 14,3%. Ini berarti bahwa perusahaan hanya mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 93,4 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 67,3% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 46,2%. Tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
quick ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 67,3 aktiva lancar. Sejak tahun 2011 sampai dengan 2013, current ratio perusahaan mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan paling tinggi terjadi pada tahun akhir 2012 dengan nilai current ratio turun sebesar 28,3% dibandingkan nilai current ratio tahun 2011. Berdasarkan data laporan keuangan yang telah dianalisis, peningkatan rata-rata seluruh current asset dari tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah Rp 16.797.974.138 dan peningkatan rata-rata current liabilities dari tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah Rp 19.799.971.799. Peningkatan current liabilities yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan current assets menyebabkan nilai current ratio menurun sehingga kemampuan perusahaan dalam melunasi utangutang jangka pendeknya juga mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri, quick ratio perusahaan selama lima periode berada di bawah rata-rata industri yang menyebabkan kinerja keuangan dari sisi likuiditas buruk. Selain itu, dari tahun 2011 sampai dengan 2013, quick ratio perusahaan juga mengalami penurunan dengan penurunan tertinggi pada tahun 2012 yaitu turun sebesar 20,4% dibandingkan dengan quick ratio tahun 2011. Berdasarkan data laporan keuangan yang telah dianalisis, peningkatan rata-rata current asset setelah dikurangi inventories dari tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah Rp 8.403.833.023 sedangkan peningkatan rata-rata current asset adalah Rp 16.797.974.138, berarti bahwa akun persediaan memiliki porsi 50% dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
menentukan jumlah asset lancar, hal tersebut menandakan persediaan barang belum terjual atau belum dikelola secara optimal oleh perusahaan.
f. PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Siantar Top Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.11 sebagai berikut: Gambar V.11 PT. Siantar Top Indonesia Tbk (STTP) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 200.0%
180.1%
150.0%
168.8%
184.0%
171.3%
168.5%
176.9%
170.9%
100.0% 103.5%
99.7%
114.2%
50.0% 0.0% 2009
2010
Rata-rata industri
2011
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Siantar Top Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.12 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120.0%
Gambar V.12 PT. Siantar Top Indonesia Tbk (STTP) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 109.8%
100.0% 80.0% 60.0%
90
112.0% 66.9% 85.2%
107.7% 50.2%
107.4% 57.3%
113.5% 66.5%
40.0% 20.0% 0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 170,9% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 13,1%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 170,9 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 99,7% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 68,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 99,7 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 85,2% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 26,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 85,2 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 50,2% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 57,5%. Tingkat quick
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 50,2 aktiva lancar. Rasio likuiditas perusahaan berada di bawah rata-rata industri dari tahun 2009 sampai dengan 2013, hal tersebut menyebabkan kinerja perusahaan dari sisi likuiditas buruk. Secara historis, rasio likuiditas perusahaan berfluktuasi naik maupun turun. Penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 67,4% untuk current ratio dan 35,1% untuk quick ratio. Penurunan tersebut dikarenakan perusahaan menambah utang lancar yaitu komponen hutang bank yang naik sebesar Rp 102.171.079.895 (138,2%) dari tahun 2010.
g. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. (AISA) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.13 sebagai berikut: Gambar V.13 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 200.0% 150.0%
184.0%
189.4%
168.5%
180.1%
176.9% 175.0%
171.3% 100.0%
120.3%
126.9%
128.5%
50.0% 0.0% 2009
2010
Rata-rata industri
2011
2012 Current ratio
2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.14 sebagai berikut:
Gambar V.14 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 200.0% 153.0%
150.0%
107.4%
109.8% 100.0% 50.0%
112.0% 57.1%
107.7%
113.5% 101.8%
77.4% 46.6%
0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 189,4 % dan berada di bawah ratarata industri dengan perbedaan sebesar 34,3%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 189,4 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 120,3% dan masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 52,9%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 120,3 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 153,0% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 49,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
liabilitas jangka pendek dengan Rp 153,0 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratioterendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 57,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 56,4%. Tingkat quick ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 57,1 aktiva lancar. Rasio likuiditas perusahaan mengalami fluktuasi naik turun lalu naik kembali selama tahun 2009 sampai dengan 2013. Secara historis, peningkatan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 60,9% untuk current ratio dan 106,3% untuk quick ratio dari tahun sebelumnya. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 62,4% untuk current ratio dan 75,5% untuk quick ratio dari tahun sebelumnya. Peningkatan rasio tahun 2011 dikarenakan bertambahnya aset lancar sebesar Rp 1.060.571.000.000 (159,2%) dari tahun 2010. Akun yang paling berpengaruh terhadap peningkatan aset lancar adalah kas dan setara kas yang meningkat sebesar Rp 619.246.000.000 (4014,0%) dari tahun 2010. Kenaikan kas dan setara kas juga diiringi dengan meningkatnya utang lancar pada tahun 2011 sebesar Rp 393.541.000.000 (75,9%) dari tahun 2010. Penurunan rasio tahun 2012 dikarenakan menurunnya aset lancar sebesar Rp 181.641.000.000 (10,5%) dari tahun 2011 dan meningkatnya utang lancar sebesar Rp 305.161.000.000 (33,5%) dari tahun 2011 . Akun yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2012 adalah kas dan setara kas yang menurun sebesar Rp 532.498.000.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
(83,9%) dan adanya akun baru yaitu utang bank dan lembaga keungan jangka pendek sebesar Rp 702.537.000.000.
h. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading (ULTJ) Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.15 sebagai berikut: Gambar V.15 PT. Ultrajaya Milk Industry and TradingTbk (ULTJ) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 300.0% 250.0%
247.0% 211.6%
200.1%
200.0% 150.0%
180.1%
171.3%
184.0%
201.8% 168.5%
176.9%
152.1%
100.0% 50.0% 0.0% 2009
2010 Rata-rata industri
2011
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.24 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200.0% 150.0% 100.0% 50.0%
95
Gambar V.16 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk (ULTJ) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 162.6% 145.4% 125.2% 111.8% 107.7% 113.5% 112.0% 109.8% 107.4% 91.4%
0.0% 2009
2010 Quick Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 247,0% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 94,1%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 247,0 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 152,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,0%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 152,1 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 162,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 60,2%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 162,6 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 91,4% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 11,7%. Tingkat quick
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 91,4 aktiva lancar. Secara historis, peningkatan rasio likuiditas tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 49,7% untuk current ratio dan 54,0% untuk quick ratio dari tahun 2011. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 48,0% untuk current ratio dan 33,7% untuk quick ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun 2012 dikarenakan bertambahnya aset lancar sebesar Rp 272.346.312.785 (29,5%) dari tahun 2011 dan berkurangnya utang lancar sebesar Rp 14.771.862.799 (2,4%) dari tahun 2011. Akun yang paling berpengaruh terhadap perubahan aset lancar tahun 2012 adalah kas dan setara kas
yang meningkat sebesar Rp
293.113.417.810 (120,7%) dari tahun 2011 dan untuk perubahan utang lancar adalah pinjaman jangka pendek yang berkurang sebesar Rp 46.757.876.176 (89,9%). Penurunan rasio tahun 2011 dikarenakan menurunnya aset lancar sebesar Rp 31.361.599.520 (3,3%) dari tahun 2010 dan meningkatnya utang lancar sebesar Rp 130.036.637.218 (27,2%) dari tahun 2010. Akun yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2011 adalah kas dan setara kas yang menurun sebesar Rp 140.344.198.420 (36,6%) dari tahun 2010 dan meningkatnya utang usaha sebesar Rp 171.347.064.016 (71,8%) dari tahun 2010.
i. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Berdasarkan Tabel V.1 (hal. 59), perbandingan current ratio dengan rata-rata industri pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.17 sebagai berikut: Gambar V.17 PT. Wilamr Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) Perbandingan Current Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 550.0% 500.0% 450.0% 400.0% 350.0% 300.0% 250.0% 200.0% 150.0% 100.0% 50.0% 0.0%
479.9% 184.0% 180.1%
167.2%
171.3%
168.5%
168.7%
176.9% 163.2%
102.7% 2009
2010
2011
Rata-rata industri
2012
2013
Current ratio
Berdasarkan Tabel V.2 (hal. 61), perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.18 sebagai berikut:
Gambar V.18 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) Perbandingan Quick Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 400.0% 300.0%
334.6%
200.0% 109.8%
112.0%
107.7%
107.4%
2009
49.3% 2010
62.2% 2011
45.6% 2012
113.5%
100.0% 0.0%
Quick Ratio
Rata-rata Industri
92.8% 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Perusahaan memiliki tingkat current ratio tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 479,9% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 299,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 168,7 aktiva lancar. Sedangkan untuk tingkat current ratio terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 102,7% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 65,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu menjamin Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 102,7 aktiva lancar. Untuk tingkat quick ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 334,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 224,8%. Ini berarti bahwa perusahaan mampu melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 334,6 aktiva lancar. Sedangkan, tingkat quick ratio terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 45,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 61,8%. Tingkat quick ratio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi Rp 100 liabilitas jangka pendek dengan Rp 45,6 aktiva lancar. Secara historis, peningkatan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 60,5% untuk current ratio dan 47,1% untuk quick ratio dari tahun 2012. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2010 sebesar 312,6% untuk current ratio dan 285,3% untuk quick ratio dari tahun 2009. Peningkatan rasio tahun 2013 dikarenakan bertambahnya aset lancar sebesar Rp 286.786.163.192 (51,2%) dari tahun 2012 dan berkurangnya utang lancar sebesar Rp 26.505.143.041 (4,9%) dari tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
2012. Akun yang paling berpengaruh terhadap peningkatan aset lancar tahun 2013 adalah piutang usaha pihak berelasi yang meningkat sebesar Rp 108.031.666.902 (163,3%) dari tahun 2012. Akun yang paling berpengaruh terhadap penurunan utang lancar tahun 2013 adalah pinjaman bank jangka pendek yang menurun sebesar Rp 233.625.500.000 (48,3%) dari tahun 2012. Penurunan rasio tahun 2010 dikarenakan meningkatnya utang lancar sebesar Rp 306.064.472.029 (387,4%) dari tahun 2009 . Akun yang paling berpengaruh pada peningkatan utang lancar tahun 2010 adalah munculnya
akun
pinjaman
bank
jangka
pendek
sebesar
Rp
296.703.000.000 yang menandakan perusahaan meminjam sejumlah dana untuk operasi perusahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
2. Kinerja Keuangan ditinjau dari Solvabilitas Debt to total assets ratio dan debt to equity ratio merupakan beberapa jenis rasio solvabilitas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aliran dana perusahaan yang disediakan atau diperoleh dari kreditor. Rasio yang semakin tinggi menunjukkan semakin banyaknya aliran dana yang berasal dari kreditor. Selain itu, hal tersebut menunjukkan resiko kerugian yang lebih tinggi bagi perusahaan untuk melunasi utang-utangnya dengan jaminan aset perusahaan atau dengan shareholder’s equity.
a. PT. Akasha Wira Internasional Tbk. (ADES) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total assets ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Akasha Wira International Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.19 sebagai berikut: Gambar V.19 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 80.0% 61.7%
69.2% 60.2%
60.0% 40.0%
45.7%
46.3% 44.4%
47.4%
45.3%
45.1%
40.0%
20.0% 0.0% 2009
2010
Debt to total assets ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Akasha Wira International Tbkdapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.20 sebagai berikut: Gambar V.20 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 250.0% 200.0%
224.9% 161.3%
151.3%
150.0%
50.0%
92.0%
86.1%
100.0% 93.1%
113.6%
92.7%
91.2%
66.6%
0.0% 2009
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Nilai debt to total assets ratio berada di bawah rata-rata industri pada tahun 2013 dan debt to equity ratio berada di bawah rata-rata industri pada tahun 2012 sampai dengan 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan dapat mengurangi tingkat liabilitas (utang) perusahaan yang ditanggung oleh aset dan ekuitasnya pada tahun-tahun tersebut. Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 40,0% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 5,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 40. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 69,2% dan berada di atas rata-rata industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
dengan perbedaan sebesar 21,8%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 69,2. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 66,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 25,4%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang sebesar Rp 66,6. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 224,9% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 111,3%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 224,9. Kenaikan nilai debt to total assets ratio perusahaan pada tahun 2010 dipengaruhi oleh kenaikan total aset sebesar Rp 146.206.000.000 dari total aset akhir tahun 2009. Kenaikan piutang usaha sebesar Rp 74.991.000.000 dankenaikan investasi jangka pendek sebesar Rp 10.557.000.000 menjadi komponen yang berpengaruh cukup signifikan pada kenaikan total aset tahun 2010. Kenaikan pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 37.500.000.000, kenaikan pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun sebesar Rp 19.432.000.000 dan kenaikan pinjaman jangka panjang sebesar Rp 54.571.000.000 menjadi komponen yang berpengaruh cukup signifikan pada kenaikan total liabilitas tahun 2010. Kenaikan nilai debt to total equity ratio pada tahun 2010 dikarenakan oleh kenaikan total shareholders equity sebesar Rp 31.659.000.000 sedangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kenaikan
total
liabilities
tahun
2010
mencapai
sebesar
103
Rp
114.547.000.000 bila dibandingkan dengan tahun 2009. Kenaikan total liabilities yang terlalu tinggi tidak diimbangi dengan dengan kenaikan total shareholders equity menyebabkan debt to equity ratio meningkat pada tahun 2010. Berdasarkan analisa tersebut diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai dengan 2011, perusahaan ini memiliki solvabilitas yang buruk, namun perusahaan mampu menunjukkan kinerja yang mulai membaik dimana perusahaan mampu melunasi utangnya sehingga pada tahun 2012 dan 2013 tingkat solvabilitas dapat mengalami perbaikan.
b. PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total assets ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Delta Djakarta Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.21 sebagai berikut: Gambar V.21 PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 50.0% 40.0% 30.0%
44.4%
47.4%
45.3%
21.1%
20.0%
16.3%
17.7%
45.1%
45.7%
19.7% 22.0%
10.0% 0.0% 2009
2010
Debt to total assets ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT.Delta Djakarta Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.22 sebagai berikut: Gambar V.22 PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0%
92.7%
91.2%
92.0%
113.6% 93.1% 27.2% 19.9%
21.5%
25.0% 28.2%
2009
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2010 yaitu sebesar 16,3% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 31,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 16,3. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 22,0% dan masih berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 23,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 22,0. Meningkatnya debt to total assets pada tahun 2013 salah satunya dikarenakan oleh kenaikan total aset sebesar Rp 121.733.967.000 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012. Akun kas dan setara kas naik sebesar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Rp 143.007.306.000 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 dan menjadi akun yang berpengaruh cukup signifikan terhadap kenaikan total aset. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 19,9% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 93,7%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang sebesar Rp 19,9. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 28,2% dan masih berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 63,8%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 28,2. Berdasarkan analisa tersebut diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai dengan 2013, perusahaan ini menunjukkan kinerja yang baik dari sisi solvabilitas.
c. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Indofood Sukses Makmur Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.23 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Gambar V.23 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
61.6% 45.3%
47.4% 44.4%
2009
47.4%
2010
41.2%
2011
Debt to total assets ratio
45.1% 42.5%
2012
50.9% 45.7%
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Indofood Sukses MakmurTbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.24 sebagai berikut: Gambar V.24 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 200.0%
160.6%
150.0%
113.6% 92.7%
100.0% 50.0%
93.1%
90.2% 70.0%
91.2% 74.0%
103.5% 92.0%
0.0% 2009
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2011 yaitu sebesar 41,2% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 4,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 41,2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 61,6% dan berada di atasrata-rata industri dengan perbedaan sebesar 17,2%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 61,6. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 70,0% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 22,7%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp 70. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 160,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 67,5%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 160,6. Berdasarkan analisa laporan keuangan diketahui bahwa selama tahun 2010 sampai dengan 2012, perusahaan ini menunjukkan kinerja yang baik dimana dari tahun ketahun perusahaan mampu mempertahankan rasio solvabilitas menjadi lebih baik. Namun, pada tahun 2013, rasio solvabilitas mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan rasio solvabilitas tahun 2009 dan rata-rata industri tahun 2013. Hal tersebut disebabkan total liabilities perusahaan naik sebesar Rp 14.470492.000.000 daritahun 2012. Terjadi kenaikan karena ada peningkatan utang jangka pendek yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu
satu
tahun
yaitu
akun
utang
obligasi
sebesar
Rp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
2.336.642.000.000dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012 dan adanya kenaikan utang usaha sebesar Rp 1.178.029.000.000 dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2012.
d. PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Mayora Indah Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.25 sebagai berikut: Gambar V.25 PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
50.0% 44.4%
2009
53.6%
47.4%
2010
Debt to total assets ratio
63.3% 45.3%
2011
63.0% 45.1%
2012
59.4% 45.7%
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Mayora Indah Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.26 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Gambar V.26 PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 200.0%
172.2%
146.5%
150.0% 100.0% 100.0% 50.0%
170.6%
93.1%
115.6% 113.6%
92.7%
91.2%
92.0%
0.0% 2009
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2009 yaitu sebesar 50,0% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 5,6%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 50. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratiotertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 63,3% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 18,0%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 63,3. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 100,0% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 6,9%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp 100. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 172,2% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 79,5%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 172,2. Berdasarkan analisa solvabilitas diketahui bahwa selama tahun 2009 sampai dengan 2013, perusahaan ini menunjukkan kinerja yang buruk dimana dari tahun ketahun perusahaan masih harus menambah pinjaman. Hal tersebut terlihat dari rata-rata peningkatan total liabilities selama tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah sebesar Rp 1.036.908.532.753 dan peningkatan total utang paling tinggi terjadi pada tahun2011 dimana total utang pada akhir tahun 2011 naik sebesar Rp 2.200.654.397.793 (50,0%) dari tahun 2010.
e. PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT.Sekar Laut Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.27 sebagai berikut: Gambar V.27 PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 60.0% 50.0%
44.4%
47.4%
42.2%
40.7%
40.0% 30.0%
45.3% 42.6%
48.2% 45.1%
53.8%
45.7%
20.0% 10.0% 0.0% 2009
2010
Debt to total assets ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Sekar Laut Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.28 sebagai berikut: Gambar V.28 PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 140.0% 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0%
113.6% 93.1%
92.7%
72.9%
68.5%
2009
2010
Debt to total equity ratio
74.3%
2011
92.9% 91.2%
2012
116.2%
92.0%
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2010 yaitu sebesar 40,7% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 6,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 40,7. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 53,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 8,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 53,8. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 68,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 45,1%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
sebesar Rp 68,5. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 116,2% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 24,2%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 116,2. Secara historis, rasio solvabilitas mengalami peningkatan pada tahun 2011, 2012 dan 2013. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2013 dengan perbedaan 5,6% untuk debt to total assets ratio dan 23,4% untuk debt to equity ratio bila dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan terjadi peningkatan pada komponen perhitungan debt to total assets ratio maupun debt to equity ratio. Pada tahun 2013, total utang naik sebesar Rp 42.075.228.255 (35,0%) dibandingkan tahun 2012. Akun yang cukup berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan total utang adalah akun utang usaha kepada pihak ketiga yang mengalami kenaikan sebesar Rp 16.263.823.245 (42,8%) dibandingkan tahun 2012. Peningkatan total aset pada tahun 2013 sebesar Rp 52.243.020.943 (20,9%) dibandingkan tahun 2012. Akun yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan total aset adalah aset tetap yang mengalami kenaikan sebesar Rp 24.303.317.695 (23,9%) dibandingkan tahun 2012. Sementara, total shareholders equity mengalami kenaikan sebesar Rp 10.167.792.688 (7,9%) dibandingkan tahun 2012.
f. PT. Siantar Top Tbk. (STTP)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Siantar Top Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.29 sebagai berikut: Gambar V.29 PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 60.0% 50.0%
44.4%
53.6%
47.4%
40.0%
45.3%
30.0% 20.0%
26.3%
52.8%
47.6% 45.1%
45.7%
31.1%
10.0% 0.0% 2009
2010
2011
Debt to total assets ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 60), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Siantar Top Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.30 sebagai berikut: Gambar V.30 PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 140.0% 120.0% 100.0% 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0%
115.6% 111.8%
113.6% 93.1%
92.7% 90.7%
35.7% 2009
91.2%
92.0%
45.2%
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2009 yaitu sebesar 26,3% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 18,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 26,3. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratiotertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 53,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 8,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 53,6. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 35,7% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 57,4%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp 35,7. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 115,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 24,4%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 115,6. Secara historis, rasio solvabilitas mengalami peningkatan sejak tahun 2009 sampai dengan 2012 dan terjadi penurunan pada tahun 2013. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011memiliki perbedaan 16,5% untuk debt to total assets ratio dan 45,6% untuk debt to equity ratio bila dibandingkan dengan rasio tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan terjadi peningkatan pada komponen perhitungan debt to total assets
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
ratiomaupun debt to equity ratio. Pada tahun 2011, total utang naik sebesar Rp 242.766.797.469 (120,2%) dibandingkan tahun 2010. Akun yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan total utang adalah akun utang bank yang mengalami kenaikan sebesar Rp 102.171.079.895 (138,2%) dibandingkan tahun 2010. Peningkatan total aset pada tahun 2011 sebesar Rp 285.491.952.316 (44,0%) dibandingkan tahun 2010. Akun yang cukup berpengaruh terhadap peningkatan total aset adalah aset tetap yang mengalami kenaikan sebesar
Rp 260.736.959.701 (81,7%)
dibandingkan tahun 2010. Sementara, total shareholders equity mengalami kenaikan sebesar Rp 42.925.152.947 (9,6%) dibandingkan tahun 2010.
g. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.31 sebagai berikut: Gambar V.31 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 80.0% 60.0% 40.0%
69.5% 58.3%
44.4%
47.4%
49.0%
47.4%
45.3%
45.1%
53.1% 45.7%
20.0% 0.0% 2009
2010
Debt to total assets ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 60), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.32 sebagai berikut: Gambar V.32 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 250.0%
228.3%
200.0% 150.0%
146.2% 95.9%
100.0% 50.0%
93.1%
113.6%
92.7%
90.2% 91.2%
113.0% 92.0%
0.0% 2009
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaanmemiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2012 yaitu sebesar 47,4% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 2,3%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 47,4. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 69,5% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 22,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 69,5. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 90,2% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,0%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
90,2. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 228,3% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 114,7%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 228,3 Rasio solvabilitas perusahaan mengalami fluktuasi naik turun lalu naik kembali selama tahun 2009 sampai dengan 2013. Secara historis, peningkatan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 11,3% untuk debt to total assets ratio dan 82,0% untuk debt to equity ratio dari tahun 2009. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 20,6% untuk debt to total assets ratiodan 132,4% untuk debt to equity ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun 2010 dikarenakan bertambahnya total liabilities sebesar Rp 421.025.234.525 (45,5%) dari tahun 2009 dan total shareholders equity yang menurun sebesar Rp 43.125.130.419 (6,8%) dari tahun 2009. Akun yang berpengaruh terhadap peningkatan rasio pada tahun 2010 adalah hutang bank jangka panjang yang meningkat sebesar Rp 84.043.317.229 (17,1%) dari tahun 2009. Penurunan rasio tahun 2011 dikarenakan meningkatnya total asetsebesar Rp 1.653.359.000.000 (85,3%) dari tahun 2010 dan meningkatnya total shareholders equity sebesar Rp 1.242.748.000.000 (210,6%) dari tahun 2010. Akun yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2011 adalah kas dan setara kas yang meningkat sebesar Rp 619.246.000.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
(4014,0%) dan akun saldo laba perusahaan yang bertambah sebesar Rp 127.707.000.000 (705,2%).
h. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading (ULTJ) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Ultrajaya Milk Indusrty and Trading Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar
V.33
sebagai
berikut:
50.0% 40.0%
Gambar V.33 PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. (ULTJ) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 44.4%
30.0% 20.0%
31.1%
47.4%
45.3%
35.2%
35.6%
45.1% 30.7%
45.7% 28.3%
10.0% 0.0% 2009
2010
Debt to total assets ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.34 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Gambar V.34 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. (ULTJ) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 250.0% 224.9% 200.0% 161.3% 151.3% 150.0% 92.0% 86.1% 100.0% 113.6% 93.1% 92.7% 91.2% 50.0% 66.6% 0.0% 2009 2010 2011 2012 2013 Debt to total equity ratio
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 28,3% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 17,4%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 28,3. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 35,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 9,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 35,6. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 39,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 52,5%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp 39,5. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 55,4% dan berada di bawah rata-rata industri dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
perbedaan 37,3%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 55,4. Rasio solvabilitias perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun selama 2009 sampai dengan 2013. Secara historis, peningkatan rasio solvabilitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 4,1% untuk debt to total assets ratio dan 9,1% untuk debt to equity ratio dari tahun 2009. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 4,6% untuk debt to total assets ratio dan 11,0% untuk debt to equity ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun 2010 dikarenakan bertambahnya total liabilities sebesar Rp 167.308.111.459 (31,1%) dari tahun 2009 sementara total shareholders equity hanya meningkat sebesar Rp 105.540.247.983 (9,2%) dari tahun 2009. Akun yang berpengaruh terhadap peningkatan rasio pada tahun 2010 adalah hutang bank jangka pendek yang meningkat sebesar Rp 64.642.857.143 (73,9%) dari tahun 2009. Penurunan rasio tahun 2012 dikarenakan menurunnya total liabilities sebesar Rp 32.461.010.975 (4,2%) dari tahun 2011 sementara kenaikan total aset sebesar Rp 241.611.402.595 (11,1%) dari tahun 2011. Akun yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2012 adalah kas dan setara kas yang meningkat sebesar Rp 293.113.417.810 (120,7%) dan pinjaman jangka pendek yang menurun sebesar Rp 46.757.876.176 (89,9) dari tahun 2011.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
i. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Berdasarkan Tabel V.3 (hal. 64), perbandingan debt to total ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.35 sebagai berikut:
70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0%
Gambar V.35 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Perbandingan Debt to Total Assets Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 63.7% 54.9% 50.6% 50.8% 47.0% 44.4%
2009
47.4%
45.3%
2010
45.1%
2011
2012
Debt to total assets ratio
45.7%
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.4 (hal. 66), perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.36 sebagai berikut: Gambar V.35 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Perbandingan Debt to Total Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 200.0%
175.5%
150.0%
121.8%
93.1% 100.0% 50.0%
102.5%
103.3% 113.6%
88.6%
92.7%
91.2%
92.0%
0.0% 2009
2010
Debt to total equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Perusahaan memiliki tingkat debt to total assets ratio terendah pada tahun 2009 yaitu sebesar 47,0% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 47,0. Sedangkan untuk tingkat debt to total assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 63,7% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 14,3%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 total asset perusahaan, yang didanai dengan total utang adalah sebesar Rp 63,7. Untuk tingkat debt to equity ratio terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 88,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 5,1%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, yang didanai dengan total utang yaitu sebesar Rp 88,6. Tingkat debt to equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 175,5% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan 74,1%. Tingkat debt to equity ratio tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total ekuitas yang dimiliki perusahaan, didanai dengan total utang sebesar Rp 175,5. Secara historis, peningkatan rasio tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 16,7% untuk debt to total assets ratio dan 86,9% untuk debt to equity ratio dari tahun 2009. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 12,9% untuk debt to total assets ratio dan 72,2% untuk debt to equity ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun 2010 dikarenakan bertambahnya total liabilities sebesar Rp 274.617.238.269
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
(102,8%) dari tahun 2009 sementara total shareholders equity meningkat sebesar Rp 7.249.560.490 (2,4%) dari tahun 2009. Akun yang berpengaruh terhadap peningkatan rasio pada tahun 2010 adalah munculnya akun baru yaitu pinjaman bank jangka pendek sebesar Rp 296.703.000.000. Penurunan rasio tahun 2011 dikarenakan menurunnya total liabilities sebesar Rp 123.414.939.542 (22,8%) dari tahun 2010 dan meningkatnya total shareholders equity sebesar Rp 96.305.943.766 (31,2%) dari tahun 2010. Akun yang paling berpengaruh pada penurunan rasio tahun 2011 adalah pinjaman daru pihak berelasi yang menurun sebesar Rp 108.112.000.000 (298,1%) dari tahun 2010 dan meningkatnya saldo laba sebesar Rp 96.305.9443.766 ( 210,4%) dari tahun 2010.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
3. Kinerja Keuangan ditinjau dari Profitabilitas Rasio profitabilitas bermanfaat untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva dan/atau ekuitas dalam menghasilkan keuntungan perusahaan. Semakin tinggirasio profitabiilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan.
a. PT. Akasha Wira Internasional Tbk. (ADES) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratiodengan rata-rata industri pada dapat PT. Akasha Wira International Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.37 sebagai berikut: Gambar V.37 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 20.0% 15.0%
17.5% 12.1%
14.5%
10.0% 5.0%
11.1%
8.6% 7.0%
7.9%
9.0% 7.6%
6.9%
0.0% 2009
2010
Profit Margin Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Akasha Wira International Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.38 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Gambar V.38 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 25.0%
21.4%
20.0% 15.0% 10.0% 5.0%
12.6% 9.2% 8.1%
9.8%
8.3% 8.2%
11.5%
7.9%
10.6%
0.0% 2009
2010
2011
Return on assets ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Akasha Wira International Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.39 sebagai berikut: Gambar V.39 PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 50.0%
39.9%
40.0% 30.0%
31.7% 23.9%
20.6%
21.0%
20.0% 10.0%
15.1%
15.7%
15.0%
20.0%
18.3%
0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Peningkatan atau penurunan nilai rasio pada perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh komponen yang terdapat dalam perhitungan net profit margin ratio, return on assets ratio dan return on equity ratio.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Komponen yang mempengaruhi adalah net profit, sales, total assets dan total shareholder’s equity. Perusahaan memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 17,5% dan berada di atasrata-rata industri dengan perbedaan sebesar 8,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 17,5. Sedangkan untuk tingkatnet profit margin terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 8,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,7%. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 21,4% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 9,9%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 21,4. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 8,2% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 0,1%. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 39,9% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 19,9%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 39,9. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 20,6% dan masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 5,6%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Penurunan rasio net profit margin yang terjadi pada tahun 2011 dikarenakan adanya penurunan laba bersih sebesar Rp5.791.000.000 dari laba bersih tahun 2010. Sementara itu, penjualan mengalami kenaikan sebesar Rp 80.661.000.000 dari laba bersih tahun 2010. Hal tersebut mengindikasikan beban usahamenjadi komponen yang berpengaruhpada penurunan rasio tersebut.Penurunan rasio return on assets yang terjadi pada tahun 2011 dikarenakan adanya penurunan laba bersih sebesar Rp 5.791.000.000 dari saldo akhir tahun 2010 dan penurunan total aset sebesar Rp 8.445.000.000 dari saldo akhir tahun 2010.Rasio return on equity perusahaan tidak pernah mengalami kondisi buruk selama tahun 2009 sampai tahun 2013 bila dibandingkan dengan rata-rata industri. Dari tahun 2009 sampai 2013, total shareholder’s equity perusahaan mengalami peningkatan rata-rata sebesar Rp 49.139.750.000.
b. PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Delta Djakarta Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.40 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Gambar V.40 PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 15.0% 10.0%
11.6% 10.9%
13.5%
12.4%
10.0% 5.0%
7.0%
7.9%
9.0% 7.6%
6.9%
0.0% 2009
2010
2011
Profit Margin Ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Delta Djakarta Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.41 sebagai berikut: Gambar V.41 PT. Delta Djakarta Tbk. (DLTA) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 35.0% 30.0% 25.0% 20.0% 15.0% 10.0% 5.0% 0.0%
28.6%
31.2%
21.8% 16.6%
8.1% 2009
19.7%
7.9% 2010
Return on assets ratio
8.3% 2011
11.5% 2012
10.6% 2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Delta Djakarta Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.42 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Gambar V.42 PT. Delta DjakartaTbk. (DLTA) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 50.0% 36.2%
40.0% 30.0%
40.0%
26.5% 21.4%
24.2%
20.0% 10.0%
15.1%
15.7%
15.0%
20.0%
18.3%
0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 13,5% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 5,9%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 13,5. Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,0% dan masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,0%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 10,0. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 31,2% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan yang cukup ekstrimsebesar 20,6%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 31,2. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 16,6% dan berada di bawahrata-rata industri dengan perbedaan 8,5%. Tingkat return on assetstersebut menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 16,6. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 40,0% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 21,7%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 40,0. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 21,4% dan masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 6,3%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 21,4. Rasio profitabilitas perusahaan selama tahun 2009 sampai 2013 tergolong baik karena selama tahun-tahun tersebut rasionya berada di atas rata-rata industri. Hal tersebut ditunjukan oleh rata-rata peningkatan laba bersih dari tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah sebesar Rp 35.998.500.000 dan rata-rata peningkatan penjualan dari tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah sebesar Rp 184.126.864.000. Sedangkan ratarata peningkatan total aset selama tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah sebesar Rp 26.653.793.000 dan rata-rata peningkatan total ekuitas selama tahun 2009 sampai dengan 2013 adalah sebesar Rp 21.582.940.000.
c. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Indofood Sukses Makmur Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.43 sebagai berikut: Gambar V.43 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 12.0% 10.0% 8.0% 6.0%
10.2%
10.7%
9.5%
7.6%
7.6% 9.0%
7.0%
7.9%
6.9%
5.9%
4.0% 2.0% 0.0% 2009
2010
2011
Profit Margin Ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.44 sebagai berikut: Gambar V.44 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
11.5% 8.1%
8.3%
7.1%
7.9%
2009
2010
Return on assets ratio
9.1% 8.3%
2011
10.6%
8.0%
2012
4.4%
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.45 sebagai berikut: Gambar V.45 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 25.0% 20.0%
15.8%
15.0% 10.0%
20.0%
18.4%
15.1%
15.7%
18.3%
15.5% 15.0%
14.0%
8.9%
5.0% 0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 10,7% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,8%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 10,7. Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,9% dan berada dibawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 5,9. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011yaitu sebesar 9,1% dan berada diatas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,8%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
9,1.Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 4,4% masih berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 6,2%. Tingkat return on assetstersebut menunjukkan setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4,4. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 18,4% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,3%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 18,4. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,9% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 9,4%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 8,9. Terjadinya
penurunan
rasio
profitabilitaspada
tahun
2013
dikarenakan oleh menurunnya laba bersih sebesar Rp 1.362.811.000.000 (28,5%) dari saldo laba bersih akhir tahun 2012. Berdasarkan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian perusahaan, akun beban keuangan meningkat sebesar Rp 1.690.508.000.000 (156,2%) dari saldo pada akhir tahun 2009 dan merupakan akun yang berpengaruh cukup signifikan terhadap penurunan laba bersih. Padahal tingkat penjualan meningkat sebesar Rp 7.530.450.000.000 (15,0%) dari penjualan akhir tahun 2012. Sementara untuk total aset pada tahun 2013 juga mengalami peningkatan sebesar Rp 18.703.384.000.000 (31,5%) dibandingkan akhir tahun 2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Akun yang paling berpengaruh terhadap peningkatan total aset adalah deposito berjangka naik sebesar Rp 3.398.300.000.000, utang obligasi naik sebesar Rp 2.336.642.000.000 dan utang bank naik sebesar Rp 9.301.972.000.000. Pada tahun 2013, total shareholder’s equity naik sebesar Rp 4.232.892.000.000 (12,4%) dari akhir tahun 2012. Secara umum, penurunan rasio profitabilitas perusahaan pada tahun 2013 dikarenakan perusahaan banyak melakukanakuisisi perusahaan lain yang ada di Brazil, China dan Filipina pada tahun tersebut sehingga perusahaan masih belum optimal dalam meningkatkan laba bersih.
d. PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Mayora Indah Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.46 sebagai berikut: Gambar V.46 PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 10.0%
8.0%
8.0% 6.0%
7.0%
7.9%
8.8%
7.1%
7.6%
6.9%
6.9%
4.0%
9.0%
5.1%
2.0% 0.0% 2009
2010
Profit Margin Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Mayora Indah Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.47 sebagai berikut: Gambar V.47 PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
11.8%
11.5%
11.4%
10.9%
8.3% 9.0% 8.1%
2009
7.9%
2010
10.6%
7.3%
2011
Return on assets ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Mayora Indah Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.48 sebagai berikut: Gambar V.48 PT. Mayora Indah Tbk. (MYOR) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 30.0% 25.0%
23.6%
24.5%
24.3%
26.9%
19.9%
20.0% 20.0%
15.0% 10.0%
15.1%
15.7%
15.0%
18.3%
5.0% 0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Perusahaanmemiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,2%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 8,8. Sedangkan untuk tingkat net profit marginterrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 5,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,8%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 5,1. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 11,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,7%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 11,8. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 7,3% dan berada di bawahrata-rata industri dengan perbedaan 1,0%. Tingkat return on assetstersebut menunjukkan setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 7,3. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 26,9% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 8,6%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 26,9. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 19,9% masih berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
sebesar 4,9%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 19,9. Ketiga rasio profitabilitas perusahaan mengalami menurunan pada tahun 2011. Rasio net profit margin turun sebesar 1,8% dari tahun sebelumnya, return on asset turun sebesar 4,0% dari tahun sebelumnya dan return on equity turun 4,7% dari tahun sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan laba bersihtahun 2011 turun sebesar Rp 18.154.438.985 dari tahun 2010 namun penjualan meningkat sebesar Rp 2.229.701.001.019 dari tahun 2010. Sedangkan total aset mengalami peningkatan sebesar Rp 2.200.654.397.793 dari tahun 2010 dan total ekuitas menurun sebesar Rp 384.505.657.166 dari tahun sebelumnya.
e. PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Sekar Laut Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.49 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Gambar V.49 PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 10.0% 8.0%
7.0%
6.0% 4.0%
9.0% 7.9%
4.6% 1.5%
2.0%
7.6%
6.9% 1.7%
2.0%
2.0%
0.0% 2009
2010
2011
Profit Margin Ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Sekar LautTbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.50 sebagai berikut: Gambar V.50 PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
8.1%
7.9%
6.5%
8.3%
11.5%
2.8%
10.6% 3.8%
3.2%
2.4% 2009
2010
Return on assets ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Sekar Laut Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.51 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Gambar V.51 PT. Sekar Laut Tbk. (SKLT) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 25.0% 20.0%
15.1%
15.7%
15.0% 10.0%
11.3%
18.3% 15.0%
20.0% 6.1%
4.9%
8.2%
4.1%
5.0% 0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaanmemiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 4,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 2,4%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4,6. Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 1,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 6,4%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 1,5. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,5% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,6%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 6,5. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 2,4% dan berada di bawahrata-rata industri dengan perbedaan 5,5%. Tingkat return on assetstersebut menunjukkan setiap Rp 100 total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 2,4. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 11,3% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,8%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 11,3. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 4,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 11,6%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4,1. Ketiga rasio profitabilitas perusahaan berada di bawah rasio rata-rata industri dan menyebabkan kinerja perusahaan buruk. Secara historis, rasio profitabilitas perusahaan mengalami penurunan signifikan pada tahun 2009 dan tahun-tahun selanjutnya sampai dengan tahun 2013 mengalami kenaikan yang kecil yaitu kurang dari 2,0%. Penurunan rasio profitabilitas pada tahun 2010 dikarenakan penurunan laba bersih sebesar Rp 7.968.996.045 (165%) dari tahun 2009. Komponen yang paling berpengaruh terhadap penurunan laba bersih adalah jumlah pendapatan lain-lain turun sebesar Rp 10.256.316.316 (2294%) dari tahun 2009. Berdasarkan laporan keuangan, laba usaha tahun 2009 lebih kecil dibandingkan pendapatan lain-lain tahun 2009 mengindikasikan aktivitas operasi perusahaan tidak optimal dan hanya mengandalkan dari pendapatan lain-lain. Dan sejak tahun 2010 sampai dengan 2013,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
pendapatan lain-lain perusahaan lebih kecil dibandingkan dengan laba usaha dari operasi perusahaan.
f. PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Siantar Top Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.52 sebagai berikut: Gambar V.52 PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 10.0% 8.0% 6.0%
7.9%
9.0%
7.6%
7.0% 5.8% 6.5%
4.0%
6.9%
6.8%
5.6% 4.2%
2.0% 0.0% 2009
2010
Profit Margin Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Siantar Top Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.53 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Gambar V.53 PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
11.5% 8.1%
7.9%
7.8% 6.0%
4.6% 7.5%
2009
10.6%
8.3%
6.6%
2010
2011
Return on assets ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Siantar Top Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.54 sebagai berikut: Gambar V.54 PT. Siantar Top Tbk. (STTP) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 25.0% 20.0% 15.0%
20.0% 15.1% 10.2%
10.0%
15.7% 9.5%
15.0%
18.3%
12.9% 16.5%
8.7%
5.0% 0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PT. Siantar Top Tbk memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 6,8% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,2%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 6,8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 4,2% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,3%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4,2. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 7,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,4%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 7,8. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 4,6% dan berada di bawahrata-rata industri dengan perbedaan 4,0%. Tingkat return on assetstersebut menunjukkan setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4,6. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 16,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 1,0%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 16,5. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 8,7% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 11,0%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 8,7. Ketiga rasio profitabilitas perusahaan berada di bawah rasio rata-rata industri dan menyebabkan kinerja perusahaan buruk. Secara historis, rasio
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
profitabilitas perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2009 sampai tahun 2011 dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013. Pada tahun 2009 sampai 2011, rata-rata penurunan rasio profitabilitas sebesar 1,1% dengan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011. Pada tahun 2012 sampai 2013, rata-rata peningkatan rasio profitabilitas sebesar 2,3% dengan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2012. Penurunan rasio profitabilitas pada tahun 2011 disebabkan oleh peningkatan penjualan sebesar Rp 265.071.169.226 (34,8%) namun laba bersih hanya meningkat sebesar Rp 44.395.747 (0,1%). Kenaikan laba bersih yang tidak diimbangi dengan peningkatan penjualan dikarenakan meningkatnya taksiran beban pajak tangguhan pada tahun 2011 sebesar Rp 10.635.691.039 (244,2%) dari tahun 2010. Peningkatan rasio profitabilitas pada tahun 2012 dikarenakan peningkatan laba bersih sebesar Rp 31.951.028.627 (74,9%).
g. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.55 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12.0% 10.0% 8.0%
Gambar V.55 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 11.4% 9.2% 8.6% 8.5% 7.0%
6.0% 4.0%
145
9.0% 7.9%
6.5%
7.6%
6.9%
2.0% 0.0% 2009
2010
2011
Profit Margin Ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.56 sebagai berikut: Gambar V.56 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
11.5% 8.1%
2.2%
2009
7.9% 4.1%
2010
Return on assets ratio
10.6%
8.3% 6.9%
6.6% 4.2%
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.57 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
Gambar V.57 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. (AISA) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 25.0% 20.0%
20.0% 15.0% 10.0%
15.1% 5.5%
15.7% 13.6%
18.3%
15.0% 8.2%
14.7% 12.5%
5.0% 0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar 11,4% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 11,4. Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 6,5. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 6,9% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,7%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 6,9. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,2% dan berada di bawahrata-rata industri dengan perbedaan 5,9%. Tingkat return on assetstersebut menunjukkan setiap Rp 100 total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 2,2. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 14,7% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,6%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 14,7. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 9,6%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 5,5. Secara historis, peningkatan rasio profitabilitas tertinggi terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 4,8% untuk profit margin ratio, 1,9% untuk return on assets ratio dan 8,1% untuk return on equity ratio dari tahun 2009. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebesar 2,8% untuk profit margin ratio, 0,1% untuk return on assets ratio dan 5,4% untuk return on equity ratio dari tahun 2010. Peningkatan rasio tahun
2010
dikarenakan
bertambahnya
laba
bersih
sebesar
Rp
45.302.796.183 (130,3%) dari tahun 2009. Penurunan rasio tahun 2011 dikarenakan meningkatnya total aset sebesar Rp 1.653.359.000.000 (85,3%), total shareholders equity sebesar Rp 1.242.748.000.000 (210,6%) dan sales sebesar Rp 1.047.582.000.000 (148,5%) sementara laba bersih hanya meningkat sebesar Rp 69.885.000.000 (87,3%).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
h. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading (ULTJ) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar
V.58
sebagai
berikut:
15.0%
Gambar V.58 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. (ULTJ) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 12.6%
10.0% 5.0%
7.0% 3.8%
9.4%
7.9% 6.9% 5.7%
9.0% 7.6%
4.8% 0.0% 2009
2010
Profit Margin Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.59 sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20.0%
Gambar V.59 PT. Ultrajaya Milk Industry and TradingTbk. (ULTJ) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.6%
15.0% 10.0%
149
11.6% 8.1%
7.9%
8.3%
11.5%
10.6%
5.0% 0.0%
3.5% 2009
5.3% 2010
4.6% 2011
Return on assets ratio
2012
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.60 sebagai berikut:
25.0% 20.0% 15.0% 10.0%
Gambar V.60 PT. Ultrajaya Milk Industry and TradingTbk. (ULTJ) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 21.1% 18.3% 15.0% 15.7% 15.1% 20.0% 16.1% 8.2% 7.2% 5.1%
5.0% 0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
Perusahaan memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2012 yaitu sebesar 12,6% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,7%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 12,6.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,8% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 3,1%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 3,8. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 14,6% dan berada di atasrata-rata industri dengan perbedaan sebesar 4,7%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 14,6. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 3,5% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan 4,3%. Tingkat return on assets tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 3,5. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 21,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,4%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 21,1. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 5,1% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 10,8%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 5,1. Secara historis, peningkatan rasio profitabilitas tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 7,8% untuk profit margin ratio, 10,0% untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
return on assets ratio dan 13,9% untuk return on equity ratio dari tahun 2011. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 3,2% untuk profit margin ratio, 3,0% untuk return on assets ratio dan 4,9% untuk return on equity ratio dari tahun 2012. Peningkatan rasio tahun
2012
dikarenakan
bertambahnya
laba
bersih
sebesar
Rp
252.108.345.892 (248,8%) dari tahun 2011. Penurunan rasio tahun 2013 dikarenakan menurunnya laba bersih sebesar Rp 28.304.198.821 (8,0%) dari tahun 2012 dan meningkatnya total aset sebesar Rp 390.827.600.113 (16,1%), total shareholders equity sebesar Rp 338.627.420.664 (20,2%) dan sales sebesar Rp 6650.379.941.636 (23,1%) dari tahun 2012.
i. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Berdasarkan Tabel V.5 (hal. 68), perbandingan net profit margin ratio dengan rata-rata industri pada dapat PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk secara sederhana dilihat melalui Gambar V.61 sebagai berikut: Gambar V.61 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Perbandingan Profit Margin Ratio dengan Rata-rata Industri Tahun 2009-2013 10.0%
7.9%
7.8%
9.0%
7.6%
8.0% 6.0%
7.0%
6.9%
4.0% 4.1% 2.0%
5.2%
2.6%
4.1%
0.0% 2009
2010
Profit Margin Ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
Berdasarkan Tabel V.6 (hal. 70), perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.62 sebagai berikut: Gambar V.62 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Perbandingan Return on Assets Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 14.0% 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
11.7% 8.7%
11.5%
10.6%
7.9% 6.1%
5.7%
8.3%
8.1% 3.5% 2009
2010
2011
2012
Return on assets ratio
2013
Rata-rata Industri
Berdasarkan Tabel V.7 (hal. 77), perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri pada PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dapat secara sederhana dilihat melalui Gambar V.63 sebagai berikut: Gambar V.63 PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. (CEKA) Perbandingan Return on Equity Ratio dengan Ratarata Industri Tahun 2009-2013 25.0% 20.0%
23.8% 16.4%
20.0%
18.3%
15.7%
15.0% 10.0%
15.1%
15.0% 12.6%
9.6%
5.0%
12.3%
0.0% 2009
2010
Return on equity ratio
2011
2012
2013
Rata-rata Industri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
Perusahaan memiliki tingkat net profit margin ratio tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 7,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,4%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 7,8. Sedangkan untuk tingkat net profit margin terrendah terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 2,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 4,5%. Ini berarti bahwa setiap Rp 100 penjualan, perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 2,6. Untuk tingkat return on assets ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 8,7% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 0,9%. Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 8,7. Tingkat return on assets ratio terrendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 3,5% dan berada di bawahrata-rata industri dengan perbedaan 4,5%. Tingkat return on assets tersebut menunjukkan setiap Rp 100 total asset yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 3,5. Tingkat return on equity ratio tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 23,8% dan berada di atas rata-rata industri dengan perbedaan sebesar 4,0%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 23,8. Tingkat return on equity ratio terrendah terjadi pada tahun 2010 yaitu sebesar 9,6% dan berada di bawah rata-rata industri dengan perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
sebesar 10,2%.Dapat diartikan bahwa setiap Rp 100 total ekuitas yang dikelola perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 9,6. Secara historis, peningkatan rasio profitabilitas tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 3,7% untuk profit margin ratio, 8,2% untuk return on assets ratio dan 14,2% untuk return on equity ratio dari tahun 2010. Sedangkan penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2012 sebesar 2,6% untuk profit margin ratio, 6,0% untuk return on assets ratio dan 11,2% untuk return on equity ratio dari tahun 2011. Peningkatan rasio tahun
2011
dikarenakan
bertambahnya
laba
bersih
sebesar
Rp
66.743.883.276 (225,8%) dari tahun 2010. Penurunan rasio tahun 2012 dikarenakan meningkatnya total aset sebesar Rp 204.331.800.136 (24,8%) dan total shareholders equity sebesar Rp 58.344.233.476 (14,4%) sementara laba bersih menurun sebesar Rp 637.961.706.290 (39,4%) dari tahun 2011.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan a. PT. Akasha Wira International Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, kinerja PT. Akasha Wira International adalah baik dengan nilai selisih lebih 45,7%; 25,7%; dan 4,1%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, kinerja PT. Akasha Wira International adalah baik dengan nilai selisih lebih 92,0%; 29,4%; 11,5%; dan 11,1%.
2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, kinerja PT. Akasha Wira International adalah buruk dengan nilai selisih lebih 17,3%; 21,8%; 14,9% dan 1,1%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, kinerja PT. Akasha Wira International adalah buruk dengan nilai selisih lebih 68,2%; 111,3%; dan 58,6%. 3. Profitabilitas 155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Akasha Wira International adalah baik dengan nilai selisih lebih 5,1%; 6,6%; 1,7%; 8,5% dan 3,5%.. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Akasha Wira International adalah baik dengan nilai selisih lebih 1,1%; 1,9%; 9,9% dan 2,0%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Akasha Wira International adalah baik dengan nilai selisih lebih 8,8%; 16,0%; 5,5%; 19,9% dan 2,7%
b. PT. Delta Djakarta Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Delta Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih lebih 273,0%; 449,1%; 429,6%; 358,0% dan 293,7%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT.
Delta
Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih lebih 294,2%; 427,9%; 405,4%; 292,2% dan 249,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Delta Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih kurang 23,2%; 31,1%; 27,6%; 25,4% dan 23,7%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Delta Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih kurang 65,8%; 93,6%; 71,2%; 66,2% dan 63,8%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Delta Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih lebih 3,0%; 3,6%; 4,0%; 3,4%; dan 5,9%. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. PT. Delta Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih lebih 8,5%; 11,8%; 13,5%; 17,2% dan 20,6%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Delta Djakarta Tbk. adalah baik dengan nilai selisih lebih 6,3%; 8,5%; 11,4%; 16,3% dan 21,7%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
c. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 19,6%; 22,9% dan 36,4%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 34,4%; 34,9%; 36,6% dan 11,3%.
2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2012, maka kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah baik dengan nilai selisih kurang 0,0%; 4,2% dan 2,6%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2012, maka kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah baik dengan nilai selisih kurang 23,4%; 22,8% dan 17,2%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
Indofood Sukses Makmur Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 0,6%; 2,3%; 3,8%; 0,5% dan 1,9%. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 1,0%; 3,4% dan 6,2%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 3,3%; 0,1%; dan 0,4%.
d. PT. Mayora Indah Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 48,9%; 74,1%; 50,6%; 107,6% dan 67,5%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 59,3%; 98,2%; 41,8%; 90,8% dan 75,5%.
2. Solvabilitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 5,6%; 6,2%; 17,9%; 17,9% dan 13,8%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 6,9%; 2,0%; 79,5%; 79,5%; dan 54,5%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2012, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 1,0%; 1,8% dan 2,0%. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009, 2010 dan 2013, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 3,7%; 3,5% dan 0,3%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Mayora Indah Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 8,5%; 8,8%; 4,9%; 4,3% dan 8,6%.
e. PT. Sekar Laut Tbk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
161
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk. adalah buruk dengan nilai selisih kurang 1,6%; 27,0% dan 53,5%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 18,3%; 20,5%; 14,2%; 34,3% dan 46,2%.
2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk adalah baik dengan nilai selisih kurang 2,2%; 6,7% dan 2,7%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2012, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk adalah baik dengan nilai selisih kurang 20,2%; 45,1%; dan 18,4%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 2,4%; 6,4%; 5,2%; 7,1% dan 5,6%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 1,6%; 5,5%; 5,5%; 8,3% dan 6,8%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Sekar Laut Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 3,8%; 11,6%; 10,2%; 13,8% dan 10,1%.
f. PT. Siantar Top Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 11,3%; 13,1%; 67,8%; 68,7% dan 62,6%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 42,9%; 26,7%; 57,5%; 50,2% dan 47,0%.
2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 2,2%; 8,5% dan 7,1%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, maka kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 2,0%; 24,4% dan 19,8%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 0,5%; 2,4%; 2,8%; 3,2% dan 0,9%. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2012, maka kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 0,6%; 1,3%; 3,7%; 5,5% dan 2,8%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Siantar Top Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 4,9%; 6,2%; 6,3%; 7,1% dan 1,8%.
g. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2012, maka kinerja PT. Tiga Pilar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
Sejahtera Food Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 59,8%; 55,5%; 41,5% dan 1,8%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 52,7%; 65,3%; 30,0% dan 11,7%. 2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 13,9%; 22,1%; 3,6%; 2,3%; dan 7,4%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 53,1%; 114,7%; 3,2% dan 21,1%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2010 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 3,4%; 1,6%; 0,2% dan 0,9%. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Tiga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Pilar Sejahtera Food Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 5,9%; 3,8%; 4,1%; 4,9% dan 3,7%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 9,6%; 2,1%; 6,9%; 7,5% dan 3,6%.
h. PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk adalah baik dengan nilai selisih lebih 31,5%; 16,1%; 33,3% dan 70,2%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2010, 2012 dan 2013, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. adalah baik dengan nilai selisih lebih 2,1%; 13,2%; 38,0%; dan 49,1%.
2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. adalah baik dengan nilai selisih kurang 13,3%; 12,3%; 9,7%; 14,4% dan 17,3%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. adalah baik dengan nilai selisih kurang 47,9%; 59,4%; 37,4%; 46,8% dan 52,5%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk. adalah buruk dengan nilai selisih kurang 3,2%; 2,2% dan 2,1% 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2011, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 4,6%; 2,5% dan 3,6%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 10,0%; 7,4%; 7,8% dan 2,2%.
i. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk. 1.
Likuiditas 1). Berdasarkan perbandingan current ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Wilmar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 16,8%; 2,6%; 65,8% dan 13,6%. 2). Berdasarkan perbandingan quick ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 62,6%; 45,5%; 61,8%; dan 20,7%. 2. Solvabilitas 1). Berdasarkan perbandingan debt to total assets dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 2,6%; 16,3%; 5,5%; 9,8% dan 5,0%. 2). Berdasarkan perbandingan debt to equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih lebih 61,9%; 10,5%; 30,6% dan 10,5%. 3. Profitabilitas 1). Berdasarkan perbandingan profit margin ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 2,9%; 3,8%; 3,8% dan 5,1%. 2). Berdasarkan perbandingan return on assets ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 4,4%; 5,8%; dan 4,5%. 3). Berdasarkan perbandingan return on equity ratio dengan rata-rata industri tahun 2009 sampai dengan 2013, maka kinerja PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk adalah buruk dengan nilai selisih kurang 6,1%; 7,4% dan 6,0%.
B. Keterbatasan Penelitian Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa penelitian ini memiliki kelemahan-kelemahan antara lain : a. Rasio yang digunakan hanya terbatas pada current ratio dan quick ratio untuk rasio likuiditas, debt to total assets ratio dan debt to total equity ratio untuk rasio solvabilitas dan profit margin ratio, return on assets ratio dan return on equity ratio untuk rasio profitabilitas yang belum mencakup seluruh rasio yang ada. b. Perusahaan yang diteliti bukan perusahaan BUMN sehingga tidak ada informasi tentang ukuran kinerja perusahaan apakah baik atau buruk sehingga penulis mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan rasio perusahaan dengan rata-rata industri food and beverages. c. Nilai rasio ekstrim yang dihapus hanya ditentukan berdasarkan nilai rasio yang memiliki perbedaan 200% dari selisih nilai rasio tertinggi dengan nilai rasio terrendah diantara nilai rasio-rasio perusahaan lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
d. Penggunaan rata- rata industri memiliki keterbatasan karena rata-rata industri memiliki sensitifitas pada rasio masing-masing perusahaan sehingga klasifikasi kinerja perusahaan masih dapat berubah.
C. Saran Berdasarkan analisis data, pembahasan dan kesimpulan yang dijabarkan sebelumnya, penulis mengemukakan saran bagi pihak-pihak berkepentingan antara lain : a. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti menambahkan rasio-rasio keuangan lainnya yang belum mencakup dalam penelitian ini seperti EPS dan PER. Selain itu, peneliti selanjutnya dapat menggunakan pendekatan statistika dalam melakukan analisis. b. Dalam pemilihan perusahaan tempat berinvestasi, sebaiknya calon investor tidak terpaku hanya pada satu sumber analisis laporan keuangan saja tetapi juga melakukan analisis pada kondisi perekonomian
negara
dan
juga
perkembangan kondisi perusahaan.
mengamati
bagaimana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Budiasih, Yanti. 2012. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis: Edisi Pertama. Tangerang: Jelajah Nusa. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan bagi Akademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis. Bandung: CV. ALFABETA. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: CV. ALFABETA. Giri, Efraim Ferdinan. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah 1: Perspektif IFRS. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. Oktober 2012. Analisis Laporan Keuangan: Edisi Keempat. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Krismiaji dan Y. Anni Aryani. Februari 2011. Akuntansi Manajemen: Edisi Kedua. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Martani, Dwi et al. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba Empat.
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Munawir. Juli 2007. Analisa Laporan Keuangan: Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Munawir. April 2008. Analisa Informasi Keuangan. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Munawir. April 2010. Analisa Laporan Keuangan: Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta Ningtias, et al. (2014). “Analisis Perbandingan antara Rasio Keuangan dan Metode
Economic Value Added (EVA) sebagai Pengukur Kinerja
Keuangan Perusahaan : studi kasus pada PT Indofood Sukses Makmur, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012”. Dalam Jurnal Administrasi Bisnis [Online], Vol.
9
(2).
Tersedia:
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/downloa d/428/626 Pura, Rahman. 2013. Pengantar Akuntansi 1: Pendekatan Siklus Akuntansi versi IFRS. Jakarta: Erlangga. Prastowo, Dwi dan Rifka Julianty. Maret 2005. Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Aplikasi Edisi Ketiga. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan: Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Jakarta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. ___. 2012. Buku Pedoman Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. ___. ED PSAK No.1 Revisi 2013 ___. PSAK No. 1 Revisi 2009 ___. (2014, Februari, 10). Prospek Investasi Saham 2014. [On-line]. Tersedia: http://www.analisaforex.com/10/02/2014/prospek-investasi-saham2014/4983.html [ 6 Maret 2014] ___. www.idx.co.id
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN PERHITUNGAN RASIO
1. PT. Akasha Wira International Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset
Current Liabilities
Inventories
Rp 66.860.000.000 Rp 131.881.000.000 Rp 128.835.000.000 Rp 191.489.000.000 Rp 196.755.000.000
Rp 29.613.000.000 Rp 87.255.000.000 Rp 75.394.000.000 Rp 98.624.000.000 Rp 108.730.000.000
Rp 7.088.000.000 Rp 8.488.000.000 Rp 38.965.000.000 Rp 74.592.000.000 Rp 84.788.000.000
Total Liabilities
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp 110.068.000.000 Rp 224.615.000.000 Rp 190.302.000.000 Rp 179.972.000.000 Rp 176.286.000.000
Rp 178.287.000.000 Rp 324.493.000.000 Rp 316.048.000.000 Rp 389.094.000.000 Rp 441.064.000.000
Rp 68.219.000.000 Rp 99.878.000.000 Rp 125.746.000.000 Rp 209.122.000.000 Rp 264.778.000.000
Current Ratio 225,8% 151,1% 170,9% 194,2% 181,0%
Quick Ratio 201,8% 141,4% 119,2% 118,5% 103,0%
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Debt to Total Asset Ratio 61,7% 69,2% 60,2% 46,3% 40,0%
Debt to Equity Ratio 161,3% 224,9% 151,3% 86,1% 66,6%
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Profitabilitas Net profit
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Rp Rp Rp Rp Rp
16.321.000.000 31.659.000.000 25.868.000.000 83.376.000.000 55.656.000.000
Sales Rp 134.438.000.000 Rp 218.748.000.000 Rp 299.409.000.000 Rp 476.638.000.000 Rp 502.524.000.000
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp 178.287.000.000 Rp 324.493.000.000 Rp 316.048.000.000 Rp 389.094.000.000 Rp 441.064.000.000
Rp 68.219.000.000 Rp 99.878.000.000 Rp 125.746.000.000 Rp 209.122.000.000 Rp 264.778.000.000
Profit Margin Ratio 12,1% 14,5% 8,6% 17,5% 11,1%
Return Return on on Assets Equity Ratio Ratio 9,2% 23,9% 9,8% 31,7% 8,2% 20,6% 21,4% 39,9% 12,6% 21,0%
2. PT. Delta Djakarta Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp612.986.583.000 Rp565.953.705.000 Rp577.644.536.000 Rp631.333.221.000 Rp748.111.003.000
Current Liabilities Rp135.281.571.000 Rp89.396.759.000 Rp96.129.303.000 Rp119.919.552.000 Rp158.990.741.000
Inventories Rp66.544.644.000 Rp83.359.766.000 Rp84.457.599.000 Rp152.086.013.000 Rp171.744.931.000
Current Ratio 453,1% 633,1% 600,9% 526,5% 470,5%
Quick Ratio 403,9% 539,8% 513,0% 399,6% 362,5%
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Solvabilitas Tahun
Total Liabilities
Total Asset
Total Shareholder's Equity
2009 2010 2011 2012 2013
Rp160.807.930.000 Rp115.224.947.000 Rp123.231.249.000 Rp147.095.322.000 Rp190.482.809.000
Rp760.425.630.000 Rp708.583.733.000 Rp696.166.676.000 Rp745.306.835.000 Rp867.040.802.000
Rp590.226.233.000 Rp577.667.914.000 Rp572.935.427.000 Rp589.211.513.000 Rp676.557.993.000
Debt to Total Asset Ratio
Debt to Equity Ratio
21,1% 16,3% 17,7% 19,7% 22,0%
27,2% 19,9% 21,5% 25,0% 28,2%
Profitabilitas Tahun
Net profit
Sales
Total Asset
Total Shareholder's Equity
2009 2010 2011 2012 2013
Rp126.504.062.000 Rp139.566.900.000 Rp151.715.042.000 Rp213.421.077.000 Rp270.498.062.000
Rp1.264.851.082.000 Rp1.205.482.258.000 Rp1.394.152.938.000 Rp1.719.814.548.000 Rp2.001.358.536.000
Rp760.425.630.000 Rp708.583.733.000 Rp696.166.676.000 Rp745.306.835.000 Rp867.040.802.000
Rp590.226.233.000 Rp577.667.914.000 Rp572.935.427.000 Rp589.211.513.000 Rp676.557.993.000
Profit Return on Return on Margin Assets Ratio Equity Ratio Ratio 10,0% 16,6% 21,4% 11,6% 19,7% 24,2% 10,9% 21,8% 26,5% 12,4% 28,6% 36,2% 13,5% 31,2% 40,0%
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp12.967.241.000.000 Rp20.077.994.000.000 Rp24.608.559.000.000 Rp26.235.990.000.000 Rp32.464.497.000.000
Current Liabilities Rp11.148.529.000.000 Rp9.859.118.000.000 Rp12.670.150.000.000 Rp12.805.200.000.000 Rp19.471.309.000.000
Inventories Rp5.117.484.000.000 Rp5.644.141.000.000 Rp6.547.161.000.000 Rp7.786.166.000.000 Rp8.160.539.000.000
Total Liabilities
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp24.886.781.000.000 Rp22.423.117.000.000 Rp22.114.722.000.000 Rp25.249.168.000.000 Rp39.719.660.000.000
Rp40.382.953.000.000 Rp47.275.955.000.000 Rp53.715.950.000.000 Rp59.389.405.000.000 Rp78.092.789.000.000
Rp15.496.172.000.000 Rp24.852.838.000.000 Rp31.601.228.000.000 Rp34.140.237.000.000 Rp38.373.129.000.000
Current Ratio 116,3% 203,6% 194,2% 204,9% 166,7%
Quick Ratio 70,4% 146,4% 142,6% 144,1% 124,8%
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Debt to Total Asset Ratio 61,3% 47,4% 41,2% 42,5% 50,9%
Debt to Equity Ratio 160,6% 90,2% 70,0% 74,0% 103,5%
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Profitabilitas
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit
Sales
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Profit Margin Ratio
Rp2.856.781.000.000 Rp3.934.808.000.000 Rp4.891.673.000.000 Rp4.779.446.000.000 Rp3.416.635.000.000
Rp37.397.319.000.000 Rp38.403.360.000.000 Rp45.768.144.000.000 Rp50.201.548.000.000 Rp57.731.998.000.000
Rp40.382.953.000.000 Rp47.275.955.000.000 Rp53.715.950.000.000 Rp59.389.405.000.000 Rp78.092.789.000.000
Rp15.496.172.000.000 Rp24.852.838.000.000 Rp31.601.228.000.000 Rp34.140.237.000.000 Rp38.373.129.000.000
7,6% 10,2% 10,7% 9,5% 5,9%
Return Return on on Assets Equity Ratio Ratio 7,1% 18,4% 8,3% 15,8% 9,1% 15,5% 8,0% 14,0% 4,4% 8,9%
4. PT. Mayora Indah Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp1.750.424.018.336 Rp2.684.853.761.819 Rp4.095.298.705.091 Rp5.313.599.558.516 Rp6.430.065.428.871
Current Liabilities Rp764.230.447.224 Rp1.040.333.647.369 Rp1.845.791.716.500 Rp1.924.434.119.144 Rp2.631.646.469.682
Inventories Rp458.602.867.325 Rp498.464.228.419 Rp1.336.250.118.104 Rp1.498.989.460.205 Rp1.456.454.215.049
Current Ratio 229,0% 258,1% 221,9% 276,1% 244,3%
Quick Ratio 169,0% 210,2% 149,5% 198,2% 189,0%
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Total Liabilities
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp1.623.443.299.810 Rp2.359.027.500.267 Rp4.175.176.240.894 Rp5.234.655.914.665 Rp5.771.077.430.823
Rp3.246.498.515.952 Rp4.399.191.135.535 Rp6.599.845.533.328 Rp8.302.506.241.903 Rp9.709.838.250.473
Rp1.623.055.216.142 Rp2.040.163.635.268 Rp2.424.669.292.434 Rp3.067.850.327.238 Rp3.938.760.819.650
Debt to Total Asset Ratio
Debt to Equity Ratio
50,0% 53,6% 63,3% 63,0% 59,4%
100,0% 115,6% 172,2% 170,6% 146,5%
Profitabilitas
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit
Sales
Rp382.503.008.746 Rp4.777.175.386.540 Rp499.655.171.512 Rp7.224.164.991.859 Rp483.486.152.677 Rp9.453.865.992.878 Rp744.428.404.309 Rp10.510.625.669.832 Rp1.058.418.939.252 Rp12.017.837.133.337
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp3.246.498.515.952 Rp4.399.191.135.535 Rp6.599.845.533.328 Rp8.302.506.241.903 Rp9.709.838.250.473
Rp1.623.055.216.142 Rp2.040.163.635.268 Rp2.424.669.292.434 Rp3.067.850.327.238 Rp3.938.760.819.650
Profit Margin Ratio 8,0% 6,9% 5,1% 7,1% 8,8%
Return Return on on Assets Equity Ratio Ratio 11,8% 23,6% 11,4% 24,5% 7,3% 19,9% 9,0% 24,3% 10,9% 26,9%
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. PT. Sekar Laut Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp87.916.215.514 Rp94.511.915.285 Rp105.144.724.612 Rp125.666.621.792 Rp155.108.112.066
Current Liabilities Rp46.512.224.823 Rp49.094.298.504 Rp61.944.022.033 Rp88.824.705.832 Rp125.712.112.019
Inventories Rp45.383.872.790 Rp49.618.684.163 Rp47.259.842.444 Rp60.792.067.626 Rp70.556.604.227
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Current Ratio 189,0% 192,5% 169,7% 141,5% 123,4%
Quick Ratio 91,4% 91,4% 93,4% 73,0% 67,3%
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Total Liabilities Rp82.714.835.051 Rp81.070.404.211 Rp91.337.531.247 Rp120.263.906.808 Rp162.339.135.063
Rp196.186.028.659 Rp199.375.442.469 Rp214.237.879.424 Rp249.746.467.756 Rp301.989.488.699
Rp113.467.922.079 Rp118.301.454.013 Rp122.900.348.177 Rp129.482.560.948 Rp139.650.353.636
Debt to Total Asset Ratio 42,2% 40,7% 42,6% 48,2% 53,8%
Debt to Equity Ratio 72,9% 68,5% 74,3% 92,9% 116,2%
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Profitabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit Rp12.802.527.979 Rp4.833.531.934 Rp5.976.790.919 Rp7.962.693.771 Rp11.440.014.188
Sales
Total Asset
Rp276.312.034.061 Rp314.145.710.944 Rp344.435.729.830 Rp401.724.215.506 Rp567.048.547.543
Rp196.186.028.659 Rp199.375.442.469 Rp214.237.879.424 Rp249.746.467.756 Rp301.989.488.699
Total Shareholder's Equity Rp113.467.922.079 Rp118.301.454.013 Rp122.900.348.177 Rp129.482.560.948 Rp139.650.353.636
Profit Return Margin on Assets Ratio Ratio 4,6% 6,5% 1,5% 2,4% 1,7% 2,8% 2,0% 3,2% 2,0% 3,8%
Return on Equity Ratio 11,3% 4,1% 4,9% 6,1% 8,2%
6. PT. Siantar Top Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp185.734.810.467 Rp291.292.859.125 Rp313.985.981.919 Rp569.839.536.195 Rp684.263.795.106
Current Liabilities Rp110.001.009.598 Rp170.422.732.529 Rp303.434.183.764 Rp571.296.021.580 Rp598.988.885.897
Inventories Rp112.157.066.768 Rp146.012.968.638 Rp161.699.916.410 Rp242.653.601.169 Rp285.793.392.774
Current Ratio 168,8% 170,9% 103,5% 99,7% 114,2%
Quick Ratio 66,9% 85,2% 50,2% 57,3% 66,5%
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Total Liabilities Rp144.211.201.036 Rp201.933.973.559 Rp444.700.771.028 Rp670.149.495.580 Rp775.930.985.779
Total Asset Rp548.720.445.825 Rp649.273.975.548 Rp934.765.927.864 Rp1.249.840.835.890 Rp1.470.059.394.892
Total Shareholder's Equity Rp404.509.244.789 Rp447.140.003.889 Rp490.065.156.836 Rp579.691.340.310 Rp694.128.409.113
Debt to Total Asset Ratio 26,3% 31,1% 47,6% 53,6% 52,8%
Debt to Equity Ratio 35,7% 45,2% 90,7% 115,6% 111,8%
Profitabilitas
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit
Sales
Total Asset
Rp41.072.367.353 Rp42.630.759.100 Rp42.675.154.847 Rp74.626.183.474 Rp114.437.068.803
Rp627.114.839.010 Rp762.612.830.093 Rp1.027.683.999.319 Rp1.283.736.251.902 Rp1.694.935.468.814
Rp548.720.445.825 Rp649.273.975.548 Rp934.765.927.864 Rp1.249.840.835.890 Rp1.470.059.394.892
Total Shareholder's Equity Rp404.509.244.789 Rp447.140.003.889 Rp490.065.156.836 Rp579.691.340.310 Rp694.128.409.113
Profit Margin Ratio 6,5% 5,6% 4,2% 5,8% 6,8%
Return on Assets Ratio 7,5% 6,6% 4,6% 6,0% 7,8%
Return on Equity Ratio 10,2% 9,5% 8,7% 12,9% 16,5%
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp447.961.331.139 Rp666.010.000.000 Rp1.726.581.000.000 Rp1.544.940.000.000 Rp2.445.404.000.000
Current Liabilities Rp372.272.935.227 Rp518.295.000.000 Rp911.836.000.000 Rp1.216.997.000.000 Rp1.397.224.000.000
Inventories Rp235.350.313.196 Rp424.332.000.000 Rp331.899.000.000 Rp602.660.000.000 Rp1.023.728.000.000
Total Liabilities
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp925.855.765.475 Rp1.346.881.000.000 Rp1.757.492.000.000 Rp1.834.123.000.000 Rp2.664.051.000.000
Rp1.588.829.044.878 Rp1.936.950.000.000 Rp3.590.309.000.000 Rp3.867.576.000.000 Rp5.020.824.000.000
Rp633.194.130.419 Rp590.069.000.000 Rp1.832.817.000.000 Rp2.033.453.000.000 Rp2.356.773.000.000
Current Ratio 120,3% 128,5% 189,4% 126,9% 175,0%
Quick Ratio 57,1% 46,6% 153,0% 77,4% 101,8%
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Debt to Total Asset Ratio 58,3% 69,5% 49,0% 47,4% 53,1%
Debt to Equity Ratio 146,2% 228,3% 95,9% 90,2% 113,0%
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Profitabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit
Sales
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp34.763.203.817 Rp80.066.000.000 Rp149.951.000.000 Rp253.664.000.000 Rp346.728.000.000
Rp533.194.383.227 Rp705.220.000.000 Rp1.752.802.000.000 Rp2.747.623.000.000 Rp4.056.735.000.000
Rp1.588.829.044.878 Rp1.936.950.000.000 Rp3.590.309.000.000 Rp3.867.576.000.000 Rp5.020.824.000.000
Rp633.194.130.419 Rp590.069.000.000 Rp1.832.817.000.000 Rp2.033.453.000.000 Rp2.356.773.000.000
Profit Return Margin on Assets Ratio Ratio 6,5% 2,2% 11,4% 4,1% 8,6% 4,2% 9,2% 6,6% 8,5% 6,9%
Return on Equity Ratio 5,5% 13,6% 8,2% 12,5% 14,7%
8. PT. Ultrajaya Milk Industri and Trading Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp813.389.917.761 Rp955.441.890.578 Rp924.080.291.058 Rp1.196.426.603.843 Rp1.565.510.655.138
Current Liabilities Rp384.341.997.966 Rp477.557.754.724 Rp607.594.391.942 Rp592.822.529.143 Rp633.794.053.008
Inventories Rp383.588.600.255 Rp357.743.682.574 Rp368.496.687.848 Rp334.169.035.934 Rp534.977.217.239
Current Ratio 211,6% 200,1% 152,1% 201,8% 247,0%
Quick Ratio 111,8% 125,2% 91,4% 145,4% 162,6%
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Total Liabilities Rp538.164.224.542 Rp705.472.336.001 Rp776.735.279.582 Rp744.274.268.607 Rp796.474.448.056
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp1.732.701.994.634 Rp2.006.595.762.260 Rp2.179.181.979.434 Rp2.420.793.382.029 Rp2.811.620.982.142
Rp1.191.583.178.276 Rp1.301.123.426.259 Rp1.402.446.699.852 Rp1.676.519.113.422 Rp2.015.146.534.086
Debt to Total Asset Ratio
Debt to Equity Ratio
31,1% 35,2% 35,6% 30,7% 28,3%
45,2% 54,2% 55,4% 44,4% 39,5%
Profitabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit
Sales
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Rp61.152.852.190 Rp107.339.358.519 Rp101.323.273.593 Rp353.431.619.485 Rp325.127.420.664
Rp1.613.927.991.404 Rp1.880.411.473.916 Rp2.102.383.741.532 Rp2.809.851.307.439 Rp3.460.231.249.075
Rp1.732.701.994.634 Rp2.006.595.762.260 Rp2.179.181.979.434 Rp2.420.793.382.029 Rp2.811.620.982.142
Rp1.191.583.178.276 Rp1.301.123.426.259 Rp1.402.446.699.852 Rp1.676.519.113.422 Rp2.015.146.534.086
Profit Return Margin on Assets Ratio Ratio 3,8% 3,5% 5,7% 5,3% 4,8% 4,6% 12,6% 14,6% 9,4% 11,6%
Return on Equity Ratio 5,1% 8,2% 7,2% 21,1% 16,1%
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. PT. Wilmar Cahaya Indonesia Tbk Likuiditas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Current Asset Rp379.162.439.639 Rp643.986.428.116 Rp619.191.085.387 Rp560.259.611.424 Rp847.045.774.616
Current Liabilities Rp79.014.869.434 Rp385.079.341.463 Rp367.059.939.107 Rp545.466.774.883 Rp518.961.631.842
Inventories Rp114.748.838.674 Rp454.029.258.210 Rp390.950.112.458 Rp311.261.459.337 Rp365.614.090.062
Total Asset
Total Shareholder's Equity
Current Ratio 479,9% 167,2% 168,7% 102,7% 163,2%
Quick Ratio 334,6% 49,3% 62,2% 45,6% 92,8%
Solvabilitas Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Total Liabilities Rp267.099.870.809 Rp541.717.109.078 Rp418.302.169.536 Rp564.289.732.196 Rp541.352.365.829
Rp568.603.115.385 Rp850.469.914.144 Rp823.360.918.368 Rp1.027.692.718.504 Rp1.069.627.299.747
Rp301.503.244.576 Rp308.752.805.066 Rp405.058.748.832 Rp463.402.982.308 Rp528.274.933.918
Debt to Total Asset Ratio 47,0% 63,7% 50,8% 54,9% 50,6%
Debt to Equity Ratio 88,6% 175,5% 103,3% 121,8% 102,5%
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Profitabilitas
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
Net profit Rp49.493.129.474 Rp29.562.060.490 Rp96.305.943.766 Rp58.344.237.476 Rp65.068.958.558
Sales
Total Asset
Rp1.194.543.761.621 Rp718.204.875.108 Rp1.238.169.022.036 Rp1.123.519.657.631 Rp2.531.881.182.546
Rp568.603.115.385 Rp850.469.914.144 Rp823.360.918.368 Rp1.027.692.718.504 Rp1.069.627.299.747
Total Shareholder's Equity Rp301.503.244.576 Rp308.752.805.066 Rp405.058.748.832 Rp463.402.982.308 Rp528.274.933.918
Profit Margin Ratio 4,1% 4,1% 7,8% 5,2% 2,6%
Return Return on on Assets Equity Ratio Ratio 8,7% 16,4% 3,5% 9,6% 11,7% 23,8% 5,7% 12,6% 6,1% 12,3%
186