PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR ASING TINGKAT DASAR (BEGINNER) DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh: Elisabeth Oktaviani Hanggu 101224070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR ASING TINGKAT DASAR (BEGINNER) DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA TAHUN 2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh: Elisabeth Oktaviani Hanggu 101224070
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Everything will be okay in the end, if it’s not okay, it’s not the end. “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (Matius 7:7-12)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas segala berkat dan rahmat melimpah kepada saya selama ini. Rencana-Mu sungguh indah, Tuhan. Orang tua tercinta Mikael Hanggu dan Kristina Jenjaya, atas segala kasih dan cinta yang telah diberikan kepada saya. Terima kasih dan syukur karena kalian selalu ada dan mendukung saya setiap saat. Adik-adik tercinta Yulianus, Matias, dan Paskalisia, atas segala dukungan dan motivasi yang kalian berikan sampai saat ini.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 1 Okober 2015
Elisabet Oktaviani Hanggu
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Elisabet Oktaviani Hanggu Nomor Mahasiswa
: 101224070
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: PENGEMBANGAN
MODUL
PEMBELAJARAN
SEBAGAI
MEDIA
PENGAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA BAGI PEMBELAJAR ASING TINGKAT
DASAR
(BEGINNER) DI WISMA BAHASA
YOGYAKARTA
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untu kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 1 Oktober 2015 Yang menyatakan
Elisabet Oktaviani Hanggu
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Hanggu, Elisabet Oktaviani. 2015. Pengembangan Modul Pembelajaran sebagai Media Pengajaran Membaca Bahasa Indonesia Bagi Pembelajar Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini merupakan penelitian pengembangan media pembelajaran dengan memanfaatkan modul sebagai media pembelajaran dalam pengajaran membaca bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Penelitian ini diawali dengan kegiatan analisis kebutuhan pembelajar. Instrumen yang digunakan untuk analisis kebutuhan adalah instrumen wawancara dan kuesioner (need analysis). Kuesioner analisis kebutuhan pembelajar ditujukan kepada lima orang pembelajar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Dari hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti telah mengembangkan materi ajar yang akan digunakan oleh pembelajar tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta. Materi ajar tersebut, yaitu: (1) Nama Anda siapa?, (2) Anda mau makan apa?, dan (3) Bisa tolong saya?. Pada masing-masing unit terdapat indikator pembelajaran dan empat kegiatan pembelajar, yaitu: (1) percakapan (membaca dialog), (2) struktur, (3) kosakata, (4) latihan. Pengembangan modul ini dilakukan dengan menggunakan model Sadiman. Langkah-langkah pengembangan tersebut adalah sebagai berikut: (a) mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik pembelajar, (b) merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas, (c) merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, (d) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (e) menulis naskah media, dan (f) mengadakan tes dan revisi. Untuk mengetahui kualitas dan hasil dari pengembangan media ini, peneliti mengadakan uji coba produk dan validasi dari para ahli. Uji coba dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) penilaian dari pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta, dan dosen ahli Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (2) uji coba lapangan kepda satu pembelajar tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Hasil uji coba dan penilaian validasi tersebut menyatakan bahwa, ketiga unit media yang dikembangkan ini sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran membaca bahasa Indonesia untuk penutur tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta. Selain itu, modul juga dapat digunakan di rumah untuk kegiatan pembelajaran tanpa adanya pengajar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Hanggu, Elisabet Oktaviani. 2015. The Design of Learning Module as Teaching Media to Teach Bahasa Indonesia for Beginner Foreign Learners In Wisma Bahasa Yogyakarta. Yogyakarta: Sanata Dharma University. This research focused on teaching materials designed by using module as the media to teach beginner foreign learners of Wisma Bahasa Yogyakarta. This research was started with the learners needs analysis. To analysis the learners needs, the researcher used some instruments. Those instruments were interview and questionnaires of learners needs analysis. Those questionnaires were referred to five learners of Wisma Bahasa Yogyakarta. Based on the result of the learners needs analysis, researcher designed teaching materials which would be used by beginner foreign learners of Wisma Bahasa Yogyakarta. The teaching materials were: (1) What is your name? (2) What do you want to eat? (3) Could you please help me? Each unit had its learning objectives and four activities, those were: (1) conversation (reading dialogue), (2) structure, (3) vocabularies, and (4) exercises. This material designed was done by using Sadirman’s model. The steps of material designed were: (a) identifying learners needs and characteristics, (b) formulating instructional purposes and specification, (c) designing appropriate materials, (d) developing appropriate materials, (d) designing learning assessment, (e) designing module, and (f) conducting test and revision. In determining the quality and result of the material designed, the researcher tried-out the product and validation from experts. There were two steps on conducting this validation: (1) Assessments from teachers of Wisma Bahasa Yogyakarta, the expert teacher of Wisma Bahasa, and the expert lecture of Sanata Dharma University. (2) Trying out the materials designed to the beginner learners of Wisma Bahasa Yogyakarta. The result of trial and validation showed that those three materials designed were appropriate to be implemented as teaching materials in Wisma Bahasa Yogyakarta. Besides, the learners could learn the materials by themselves at home without any mentoring from teacher.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Modul Sebagai Media Pengajaran Membaca Bahasa Indonesia Bagi Pembelajar Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta, dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak akan diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah selayaknya peneliti menyampaikan serangkaian ucapan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih,
selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan banyak dukungan, pendampingan, saran, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan sebagai validator materi materi ajar dalam penelitian yang telah membantu peneliti dan memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 1 yang dengan sabar dan penuh ketelitian membimbing, mengarahkan dan memberikan bebagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum., selaku dosenpembimbing 11 yang telah memberikan banyak dukungan, pendampingan, saran, pengarahan, dan nasihat kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Petrus Haryanto, M.Pd., selaku validator media penelitian yang telah memberikan banyak masukan dan kritik sehingga produk menjadi lebih baik. 7. Agus Soehardjono, selaku Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah memberikan peneliti izin untuk melakukan penelitian di wisma bahasa Yogyakarta. 8. Agung Siswanto, S.Pd., selaku pengajar ahli di Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah banyak membantu peneliti selama melakukan penelitian di lembaga. 9. Dewi Anggoro, selaku pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta dan sebagai validator yang telah banyak memberikan masukan sehingga membuat media modul menjadi lebih layak untuk digunakan. 10. Seluruh dosen PBSI yang dengan karakteristik masing-masing telah membekali peneliti dengan berbagai ilmu pengetahuan yang peneliti butuhkan. 11. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan sabar memberikan pelayanan administratif kepada peneliti. 12. Seluruh siswa BIPA tingkat dasar di Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan penilaian terhadap produk modul pembelajaran. 13. Teman- teman seperjuangan Devita Lombogia, Lola Permatasari, Maya Febriani, Giska Arindra, Eko Prasetyo, Agustinus Datu, Maria Ratna, Frendiayu Ragil, Etik Safilah, Yuni Lundiarti, Indy Magong, Kristin Anggreani, dan Juliana Purnama Sari yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Teman-teman Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia angkatan 2010 kelas B terima kasih atas persahabatan dan kekompakan kita selama ini. 15. Semua pihak yang belum disebutkan yang dengan caranya sendiri telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. 16. Valerius Door yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan memberikan inspirasi bagi penelitian selanjutnya.
Penulis
Elisabet Oktaviani Hanggu
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
HALAMAN MOTO .........................................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................
vi
KARYA LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........
vii
ABSTRAK ........................................................................................................
viii
ABSTRACT .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
DAFTAR ISI .....................................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................
3
C. Tujuan Pengembangan ..............................................................................
4
D. Spesifikasi Produk.....................................................................................
4
E.
Pentingnya Pengembangan .......................................................................
5
F.
Definisi Istilah ...........................................................................................
6
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Sistematika Penulisan ...............................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .........................................................................
9
A. Penelitian Relevan .....................................................................................
9
B. Sejarah Singkat Wisma Bahasa Yogyakarta .............................................
11
C. Landasan Teori ..........................................................................................
14
1. Pengertian, Fungsi, Dan Tujuan Pengajaran BIPA .............................
14
2. Media Pembelajaran Bahasa ...............................................................
17
3. Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing .............................
22
4. Model Keterampilan Membaca ...........................................................
23
5. Pengembangan Modul Bahasa Indonesia............................................
25
D. Kerangka Berpikir .....................................................................................
29
BAB III METODE PENELITIAN................................................................
30
A. Model Pengembangan ...............................................................................
30
B. Prosedur Pengembangan ...........................................................................
31
1. Analisis Kebutuhan .............................................................................
31
2. Perumuan Tujuan ................................................................................
32
3. Perumusan Butir-Butir Materi ............................................................
32
4. Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan .............................................
32
5. Penulisan Naskah Media .....................................................................
32
6. Pembuatan Media Modul ....................................................................
32
7. Penilaian Media Pembelajaran ............................................................
33
8. Uji Coba ..............................................................................................
34
9. Revisi ..................................................................................................
34
10. Produk Akhir .......................................................................................
34
C. Uji Coba Produk........................................................................................
35
1. Desain Uji Coba ..................................................................................
36
2. Subjek Uji Coba ..................................................................................
37
3. Jenis Data ............................................................................................
37
4. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................
38
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Teknik Analisis Data ...........................................................................
41
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ..........................................................
43
A.
Hasil Penelitian ........................................................................................
43
1. Hasil Wawancara Pengembangan Media Modul ................................
43
2. Hasil Kuesioner Kebutuhan Pengembangan Media Modul ...............
45
3. Hasil Kuesioner Data Pribadi dan Tujuan Pembelajaran ....................
48
4. Hasil Kuesioner Kebutuhan Cara Belajar ...........................................
49
Hasil Uji Coba Produk Pengembangan ...................................................
52
1. Draft Produk Materi Ajar dan Modul Pembelajaran ...........................
52
a. Draft Pengembangan Materi Ajar ........................................
53
b. Modul Pembelajaran ............................................................
58
C. Hasil Uji Coba Lapangan..........................................................................
63
D. Produk Akhir ............................................................................................
64
E. Pembahasan ..............................................................................................
64
BAB V PENUTUP .........................................................................................
68
A. Kesimpulan .................................................................................................
68
B. Implementasi ..............................................................................................
70
C. Keterbatasan Penelitian ..............................................................................
71
D. Saran-Saran .................................................................................................
71
1. Saran Pemanfaatan Produk ...................................................................
71
2. Saran Untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut .........................
72
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
74
LAMPIRAN ....................................................................................................
76
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................
144
B.
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Pengembangan Model Sadiman ........................................................
31
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Modul .......................................................
35
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rancangan Awal Materi Ajar...........................................................
54
Gambar 2. Hasil Revisi Rancangan Materi Ajar ................................................
61
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Modul ...............................................
33
Tabel 3.2 Kisi- Kisi Kuesioener Penilaian Produk Materi .................................
36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Produk Media .................................
37
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Media Modul ..................................................
38
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioneranalisis Kebutuhan Pembelajar Tingkat Dasar ..
39
Tabel 3.6 Kebutuhan Kontak Bahasa .................................................................
40
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Kebutuhan Cara Belajar .....................................................
40
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Dengan Skala Sikap ..............................................
42
Tabel 3.10 Kebutuhan Cara Belajar ...................................................................
42
Tabel 3.9 Kebutuhan Kontak Bahasa .................................................................
42
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Kebutuhan Kontak Bahasa ......................................
46
Tabel 4.2 Topik –Topik Pilihan Pembelajar ......................................................
47
Tabel 4.3 Kebutuhan Cara Belajar Pembelajar ..................................................
49
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Materi Ajar................................................................
57
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Modul........................................................................
59
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan
melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan adalah mengantarkan para siswa menuju perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan itu siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar
yang diatur guru melalui proses pengajaran.
Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metodelogi pengajaran dan penilaian pengajaran. Unsur-unsur tersebut biasa dikenal dengan komponen pengajaran. Dalam metodelogi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodelogi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru (Sujana dan Rivai, 1990:1). Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) memiliki karakteristik yang berbeda dengan pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Pembelajar BIPA adalah pembelajar yang telah memiliki bahasa pertama dan memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Pembelajar bahasa Indonesia sebagai bahasa asing pada umumnya orang dewasa, yang telah menguasai bahasa pertama, serta memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan bangsa
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Indonesia. Peneliti memilih pembelajar asing tingkat dasar (beginner) sebagai subjek penelitian. Peneliti mengamati bahwa pembelajar asing yang sedang di Indonesia, tidak dapat dengan mudah memahami materi jika dituturkan secara lisan. Dalam pembelajaran tersebut sangat dibutuhkan media yang dapat membantu proses pemahaman pembelajar, sehingga dengan adanya penelitian ini dapat berguna bagi peneliti sendiri, juga bagi rekan-rekan mahasiswa yang lain sebagai calon pengajar BIPA. Menurut Pranowo, agar pembelajar dapat belajar secara efektif, media pembelajaran tidak cukup hanya menggunakan papan tulis yang dipakai guru untuk menulis. Media pembelajaran juga dikatakan tidak cukup jika hanya dengan menggunakan buku teks. Guru harus kreatif mengembangkan berbagai macam media yang dapat mempermudah siswa belajar. Materi pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru adalah pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Jika materi tersebut hanya disampaikan secara lisan melalui ceramah atau secara tertulis dengan buku teks, siswa sering sulit menangkap isinya. Oleh karena itu, materi tersebut dapat dibantu dengan menggunakan media yang memungkinkan siswa dapat menyerap dengan mudah (Pranowo, 2002:5). Dalam penelitian media pembelajaran ini, peneliti akan memusatkan perhatian pada media modul. Media ini diharapkan dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, menciptakan pembelajaran yang lebih kondusif, dapat mempertajam daya serap pembelajar dalam memahami materi, dapat memberikan variasi lain dalam proses belajar mengajar, dan mengaktifkan pembelajar asing pada tingkat dasar (beginner) dalam belajar bahasa Indonesia. Media modul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dipilih penulis karena media ini merupakan media yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih mudah dipahami oleh pembelajar. Modul memusatkan perhatian pada hal-hal yang terjadi disekitar kita. Seorang guru dapat menggunakan modul yang tepat untuk memotivasi siswa dalam meningkatkan kemapuan membaca. Peran utama modul dalam pengajaran bahasa adalah untuk memotivasi keinginan pembelajar mempelajari bahasa asing. Penggunaan media modul ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para pembelajar yang mungkin menginginkan suatu variasi media dalam kegiatan pembelajaran bahasa asing. Gambar dalam modul diharapkan dapat menjadi pemicu dalam pengajaran kosa kata, pengolahan kalimat dan sehingga dengan sendirinya pembelajar dapat membuat suatu dialog, karena pada dasarnya gambar adalah media pembelajaran yang paling mudah dalam mempelajari bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan membaca. Dialog-dialog dalam modul dapat membantu pengajar untuk menghadirkan situasi yang terjadi diluar kelas kepada para pembelajar. Dengan demikian, pembelajar bisa membayangkan seperti apakah kejadiankejadian yang terjadi disekitar mereka. B.
Rumusan masalah Dalam
penelitian
ini
rumusan
masalah
yang
diangkat
yaitu
“Bagaimanakah pengembangan modul pembelajaran sebagai media dalam pengajaran membaca Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing tingkat dasar (beginner)?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
4
Tujuan Pengembangan Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti mengemukakan tujuan
pengembangan
yakni
menghasilkan
media
pembelajaran
berupa
modul
pembelajaran dalam pengajaran membaca Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing tingkat dasar (beginner). D.
Spesifikasi produk Spesifikasi produk yang akan dihasilkan dalam pengembangan media ini
adalah media modul pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia untuk orang asing khususnya bagi penutur dasar (beginner). Media modul akan disediakan sesuai dengan jumlah unit pelajaran bagi penutur dasar (beginner). Peneliti akan membuat modul sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada setiap unit. Modul tersebut juga akan menyajikan gambar dan warna yang akan menarik minat pembelajar. Kata-kata yang digunakan dalam modul adalah kata-kata yang biasa digunakan oleh penutur asli dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, penutur BIPA akan terbantu dalam proses pemahaman bahasa Indonesia. Kekhususan modul pembelajaran ini adalah modul terdiri dari gambar dan serangkaian kata-kata yang melengkapinya, serta terdapat percakapan pada setiap unit pembelajaran. Gambar adalah media yang paling baik digunakan dalam mempelajari bahasa. Gambar yang bagus dan menarik dapat memacu minat seseorang untuk mempelajarinya. Dalam konteks pembelajaran BIPA, modul akan sangat membantu pembelajar untuk menambah kosa kata dan memahami kalimatkalimat yang akan sering mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajar dapat berdialog dengan percaya diri.
5
Spesifikasi produk yang
dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah buku ajar dalam bentuk modul. Buku ajar disesuaikan dengan kebutuhan dasar pembelajar. Pada modul ini terdapat (1) silabus, (2) materi, (3) latihan, dan (4) glosarium. Berdasarkan kemampuan peneliti dan keterbatasan waktu penelitian, tidak semua pelajaran di buku akan disajikan dalam media modul. Pelajaran yang disajikan dalam modul adalah pelajaran atau struktur yang dianggap sangat perlu disajikan dengan modul. Peneliti akan menentukan pelajaran atau struktur yang akan dibuat berdasarkan kuesioneryang akan dibagikan kepada pengajar dan pembelajar. E.
Pentingnya Pengembangan Pentingnya pengembangan produk media modul bagi penutur BIPA
tingkat dasar (beginner), yaitu: 1) Produk pengembangan ini digunakan sebagai salah satu contoh pengembangan media pembelajaran bagi penutur BIPA tingkat beginner diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar dan mengarah kepada tujuan utama pembelajar dalam mengikuti pembelajaran. 2) Produk pengembangan media pembelajaran diharapkan dapat menciptakan situasi belajar yang lebih aktif, menyenangkan, menarik bagi pembelajar BIPA. 3) Produk ini diharapkan dapat memberikan motivasi dan wawasan bagi pengajar BIPA untuk mengembangkan media yang lebih sederhana dan tepat sasaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F.
Defenisi Istilah
1.
Modul
6
Modul adalah keseluruhan bahan yang akan diajarkan kepada siswa sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi dasarnya (Widharyanto, 2003:51).
Modul adalah alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Depdiknas, 2003:4). Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa modul adalah alat atau saran yang berisi materi, batasan, dan cara mengevaluasi kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi dasar siswa. 2.
Media Kata media berasal dari bahasa latin, yang merupakan bentuk jamak dari
“medium”, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutub) atau suatu alat. Anitah (2009: 22) mengatakan “media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di tengah dalam bentuk jenjang, atau alat apa saja yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak atau dua hal”. 3.
Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai
untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku dan sebagainya. Media pembelajaran tidak hanya berupa alat atau bahan saja melainkan hal-hal lain yang memungkinkan pembelajar dapat memperoleh pengetahuan (Sanjaya, 2010:204).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
7
Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Tarigan, 1979:10). Membaca merupakan salah satu aspek kebahasaan yang diajarkan dalam kegiatan pembelajaran BIPA. Pembelajar diarahkan untuk dapat membaca dialog-dialog atau bacaan-bacaan dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
G.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dapat dideskripsikan atas lima hal, yaitu: (1)
pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metode pengembangan, (4) hasil pengembangan, (5) penutup. Bab pendahuluan, bab ini mengemukakan tentang uraian pendahuluan yang terdiri dari bagian awal tentang latar belakang masalah. Dari fakta yang ada penulis menemukan bahwa kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran BIPA, oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengembangkan media modul agar dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran BIPA. Selanjutnya penulis menjelaskan sedikit tentang produk yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran BIPA, yaitu modul. Penulis juga mengemukakan beberapa alasan pentingnya pengembangan modul sebagai media pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
BIPA. Bab Kajian Pustaka, bab ini peneliti menjelaskan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Bagian awal, peneliti memaparkan tentang teori-teori terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Pada bab ini dijabarkan teori antara lain: (1) pengertian media, (2) pengertian media pembelajaran BIPA, (3) jenis-jenis media BIPA, (4) model pembelajaran kompetensi membaca, (5) modul sebagai media pembelajaran dan (6) kerangka berpikir. Bab Metode Pengembangan, bab ini bagian awal peneliti menjelaskan model pengembangan dalam bentuk skema, prosedur pengembangan dan terakhir mengenai uji coba produk. Bab Hasil Pengembangan, bab ini menjelaskan tentang analisa data dari hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti terhadap pembelajar. Hasil uji coba yang dilakukan berasal dari validasi dan nilai akhir yang ada di dalam media pembelajaran berupa script nilai. Terakhir adalah memaparkan data dari penilaian dosen ahli atau expertjusment yang berasal dari Universitas Sanata Dharma. Bab Penutup, bab ini peneliti memaparkan tentang kajian produk pengembangan berdasarkan paparan hasil penelitian selanjutnya peneliti memaparkan implikasi produk pengembangan dengan bidang lain. Saran- saran yang bermanfaat bagi pihak lain yang terkait dengan penelitian ini dan juga memaparkan kesimpulan hasil penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab
ini,
penulis akan menguraikan tentang penelitian yang
relevan dengan media pembelajaran. Pengembangan tersebut didasarkan atas teori yang dijabarkan pada bab ini, antara lain: (1) pengertian media, (2) pengertian media pembelajaran BIPA, (3) jenis-jenis media BIPA, (4) model pembelajaran keterampilan membaca, (5) media modul dan (6) kerangka berpikir. A.
Penelitian Relevan Ada dua penelitian yang dianggap relevan oleh peneliti dengan penelitian
ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hermawati (2004) dan Ekaresta (2010). Skripsi yang berjudul Pengembangan Media Gambar Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar (Begginer) Di Puri Bahasa Yogyakarta yang disusun oleh Hernawati (2004) bertujuan untuk menghasilkan media gambar untuk pembelajaran bahasa Indonesia bahasa Indonesia bagi penutur asing tingkat dasar (beginner) di puri bahasa Yogyakarta. Penelitian ini adalah jenis penelitian pengembangan. Penelitian di atas menghasilkan produk berupa media gambar berdasarkan materi modul 1b yang digunakan khusus di Puri Bahasa Yogyakarta dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, akan tetapi media yang digunakan peneliti berbeda dengan media yang digunakan oleh peneliti di atas. Peneliti akan menggunakan media modul sedangkan media yang digunakan peneliti di atas yaitu media gambar.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Selanjutnya skripsi yang berjudul Pengembangan Media PowerPoint Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar Di Lembaga All Plus Alam Bahasa yang disusun oleh Ekaresta Prihardjati Saputro (2010) mengembangkan media powerpoint sebagai media pembelajaran di All Plus Alam Bahasa dan bertujuan untuk menghasilkan produk yang digunakan lembaga tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Ekaresta menganggap penelitian tersebut penelitian tersebut penting karena (1) pengembangan powerpoint merupakan salah satu cara untuk menyajikan media pembelajaran baru dalam bentuk multimedia yang mampu menjelaskan target secara konkret dan menghadirkan situasi atau konsep yang tidak mungkin dijangkau pembelajar secara langsung, (2) produk tersebut mampu menstimulus pembelajar untuk menguasai empat keterampilan berbahasa seperti berbicara, menyimak, menulis, dan membaca, (3) produk pengembangan tersebut diharapkan oleh peneliti mampu meningkatkan daya serap pembelajar dalam memahami materi di buku satu, (4) produk pengembangan ini bisa dimiliki oleh pembelajar untuk belajar kembali, mengulang kembali proses belajar yang sudah didapatkan di dalam kelas sebelumnya, (5) dengan adanya produk ini diharapkan pembelajar bahasa Indonesia di All Plus Alam Bahasa akan lebih kondusif dan menarik. Dari dua penelitian terdahulu, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait dengan skripsi ini. Dari penelitian Hernawati, peneliti mendapatkan contoh bentuk media yang sesuai dengan metode langsung. Media tersebut berupa media gambar yang sekarang dipakai oleh para pengajar di All Plus Alam Bahasa. Penelitian pertama yang dilakukan Hernawati relevan dengan penelitian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
akan dilaksanakan oleh peneliti. kesesuaian topik yang diteliti walaupun berbeda media yang digunakan. Selain itu, tempat penelitian yang digunakan peneliti pun berbeda dengan tempat penelitian yang digunakan peneliti di atas.
Kendati
demikian kesamaan yang muncul terletak pada jenis penelitian yaitu penelitian pengembangan (Research and Development/ R&D). Dari penelitian Ekaresta, peneliti mendapatkan contoh bentuk media berupa power point yang sekarang digunakan di All Plus Alam Bahasa. B.
Sejarah singkat Wisma Bahasa Yogyakarta Wisma Bahasa merupakan lembaga kursus bahasa Indonesia pertama di
Yogyakarta. Wisma Bahasa didirikan pada tahun 1982. Wisma Bahasa pada awalnya disebut Yogyakarta Indonesia Language Centre (YILC). Diprakarsai oleh Mr. Daniel Pearlmen dari USA. Wisma Bahasa sekarang dimiliki oleh Suara Bhakti Foundation. Wisma Bahasa telah menjalankan program pelatihan Bahasa Indonesia bagi pelajar multi-etnis yang membutuhkan layanan bahasa Indonesia untuk tujuan umum dan khusus. Lebih dari 30 tahun pengalaman Wisma Bahasa telah memberikan pelayanan bahasa yang sangat konsisten dan berkualitas tinggi melalui komitmen perbaikan. Dari satu jenis layanan bahasa pada tahun-tahun awal, sekarang organisasi telah meningkatkan dan memperluas produknya dengan menyediakan Bahasa Inggris, Jawa, dan Tetun (Timor Leste ) pelatihan bahasa. Para pelajar di seluruh dunia telah menemukan dan menunjukan minat mereka Di Wisma Bahasa karena visi dan misi dari Wisma Bahasa dipegang teguh oleh pengajarnya. Pelajar berasal dari berbagai displin ilmu dan latar belakang, dan sebagian besar terkait dengan lembaga terkemuka dan organisasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Para pengajar di Wisma Bahasa tidak memposisikan diri sebagai seorang guru untuk peserta didik, tapi sebagai teman. Wisma bahasa tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi menciptakan situasi di mana pelajar menikmati berkomunikasi dalam bahasa target. “Restoran” adalah prinsip Wisma Bahasa. Inilah sebabnya mengapa lembaga Wisma Bahasa tidak menamai lembaganya dengan sebutan sebuah perguruan tinggi atau sekolah, tapi sebuah rumah bahasa, Wisma Bahasa. Organisasi Wisma Bahasa Yogyakarta adalah lembaga bahasa yang berada di bawah sebuah yayasan yang bernama Yayasan Suara Bakti. Wisma Bahasa dipimpin oleh seorang direktur. Di bawah organisasi ini terdapat divisi-divisi. Divisi ini dipimpin oleh seorang manager. Divisi tersebut adalah (1) Divisi Pengajaran, (2) Divisi Marketing, (3) Divisi Keuangan, (4) Divisi Umum, dan (5) Divisi Research and Development. Adapun kelas yang di buka di Wisma Bahasa adalah sebagai berikut: (1) Tingkat 1A, (2) Tingkat 1B, (3) Tingkat 2A, (4) Tingkat 2B, (5) Tingkat 3A, (6) Tingkat 3B, dan (7) Tingkat 4. Lingkungan fisik dan fasilitas lembaga kursus sangat memadai. Observasi lingkungan fisik dan fasilitas lembaga kursus dilakukan di Wisma Bahasa 1 (satu), Wisma Bahasa 2 (dua) dan Wisma Bahasa 3 (3). Dalam ruangan kelas baik di Wisma Bahasa 1 (satu), Wisma Bahasa 2 (dua) dan Wisma Bahasa 3 (tiga) terdapat 1 (satu) meja luas dengan taplak Batik, 3 (tiga) kursi, AC, 1 (satu) jam dinding, beberapa foto budaya Indonesia, 1 (satu) peta pulau di Indonesia, 1 (satu) hasil karya seperti anyaman. Fentilasi di kelas cukup banyak, tetapi paling banyak jendela di Wisma Bahasa 1 (satu).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Perpustakaan berada di Wisma Bahasa 1 (satu) dengan buku-buku yang cukup lengkap dan menunjang pembelajaran BIPA seperti, novel, cerita rakyat, buku tata bahasa, dan masih banyak lainnya. Media penunjang pembelajaran juga tersedia sehingga pembelajar dapat menggunakannya sewaktu-waktu. Terdapat juga fasilitas untuk internet sehingga pengajar dapat melakukan skype dengan pembelajar di luar Wisma Bahasa. Kegiatan tersebut merupakan salah satu aktivitas e-Learning yang dilakukan di Wisma Bahasa. Untuk perlengkapan penunjang media seperti: (1) laptop, (2) komputer, dan
(3) sound sudah
menunjang untuk digunakan sebagai media dalam pembelajaran interaktif. Ruang staf pengajar berada di Wisma Bahasa 1 (satu). Terdapat 4 ruang: ruang pengajar, ruang pengajaran, dan ruang untuk divisi keuangan serta ruang direktur. Dalam setiap ruang terdapat AC dan ruangan cukup luas. Dalam ruang pengajar terdapat beberapa komputer yang terhubung dengan internet sehingga ketika terjadi jeda pembelajaran, pengajar dapat mencari informasi tambahan untuk mengajar. Di Wisma Bahasa 1 (satu), terdapat 7 (tujuh) kelas: Melayu, Maluku, Bugis, Sunda, Asmat, Jawa dan Bali. Terdapat juga ruang santai untuk minum dan makann snack atau sekedar bercakap-cakap, gazebo, 2 (dua) toilet, dapur dan kantin yang menjual makanan Indonesia, taman, ruang tengah terdapat 1 (satu) televisi dengan beberapa computer untuk pembelajar dan beberapa kursi. Biasanya presentasi pembelajar dilakukan di ruang tengah. Terdapat juga ruang tamu dan kantor depan. Tempat parkir Wisma Bahasa cukup luas dengan sedikit taman dan terdapat pos jaga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Di Wisma Bahasa 2 (dua), tempatnya tidak begitu besar namun tetap nyaman untuk belajar. Terdapat 5 (lima) kelas di Wisma Bahasa 2 (dua) yaitu: Ternate, Sumba, Mentawai Tengger, dan Nias. Terdapat 1 (satu) toilet, 1 (satu) ruang tamu, taman, dapur, dan halaman depan yang tidak begitu luas. Ruang kelas di Wisma Bahasa 2 (dua) sama dengan Wisma Bahasa 1 (satu), tetapi di Wisma Bahasa 1 (satu) lebih banyak jendela. Wisma Bahasa 3 (tiga), lebih luas dari Wisma Bahasa 2 (dua) tetapi tidak seluas Wisma Bahasa 1 (satu). Terdapat 10 kelas di Wisma Bahasa 1 (satu): Lombok, Madura, Badui, Batak, Aceh, Dayak, Flores, Minang, Toraja, dan Betawi. Ruang kelas di Wisma Bahasa 3 (tiga) juga sama dengan Wisma Bahasa 1 (satu) dan 2 (dua). Terdapat taman, ruang santai, 2 (dua) toilet, dan halaman depan. Tempat parkir di Wisma Bahasa 3 (tiga) cukup luas. Terdapat telepon sama seperti di Wisma Bahasa 1 (satu). C.
Landasan Teori
1.
Pengertian, Fungsi, dan Tujuan Pengajaran BIPA Para ahli bahasa telah merumuskan
pengertian, fungsi dan tujuan
pengajaran BIPA dalam GBPP. Hal ini menjadi patokan bagi setiap pengajar BIPA untuk melakukan pengajaran BIPA. Berikut perumusan pengertian, fungsi dan tujuan pengajaran BIPA yang ada dalam GBPP. a.
Pengertian BIPA BIPA adalah bentuk singkat dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing.
Sejalan dengan itu, pengajaran BIPA berarti pengajaran bahasaa Indonesia yang dilakukan terhadap para penutur asing (GBPP, 2004). Penutur asing merupakan orang-orang yang bukan warga Negara Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
15
Fungsi BIPA Bahasa Indonesia merupakan materi utama yang diajarkan dalam kursus-
kursus BIPA ataupun di sekolah-sekolah yang pembelajarnya terdiri atas orangorang asing. Dalam kaitan itu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana komunikasi dan sebagai alat untuk memahami berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat Indonesia, baik aspek ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, maupun seni budaya Indonesia (GBPP, 2004). c.
Tujuan Pengajaran BIPA Tujuan pengjaran BIPA adalah agar pembelajar mampu berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, yang meliputi empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa yang dimaksud adalah berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Keterampilan dan kemampuan tersebut diharapkan dapat dicapai sesuai dengan jenjang kursus yang ditempuh (GBPP, 2004). d.
Karakteristik Pembelajar BIPA Pembelajar BIPA memiliki prinsip-prinsip belajar yang berbeda dengan
siswa di sekolah. Pembelajar BIPA umumnya pembelajar dewasa dengan prinsiprinsip belajar sebagai berikut . 1) Orang dewasa yang menilai pengalamannya sendiri sebagai sumber belajar lebih lanjut atau pengalamannya dinilai orang lain adalah pelajar yang lebih baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
2) Orang dewasa pelajar baik kalau mereka terlibat dalam pengembangan tujuan belajar bagi mereka sendiri yang serupa dengan konsep diri saat ini dan yang diidamkan. 3) Orang dewasa telah mengembangkan cara-cara yang teratur untuk memusatkan pada pengolahan informasi. 4) Pelajar berkreasi terhadap semua pengalaman sebagai apa yang ia amati, bukan sebagai apa yang diberikan oleh guru. 5) Orang dewasa masuk ke dalam kegiatan belajar dengan serangkaian gambaran
dan
perasaan
yang
teratur
tentang
dirinya
yang
mempengaruhi proses belajar. 6) Orang dewasa lebih berkepentingan dengan apakah mereka berubah kearah konsep diri yang diidamkan mereka sendiri dari pada apakah mereka menemukan standard an tujuan dari orang lain. 7) Orang dewasa tidak belajar apabila terlalu diransang atau mengalami tekanan atau kecemasan berat. 8) Orang dewasa yang dapat memproses informasi melalui berbagai saluran dan telah belajar “bagaimana belajar” adalah pelajar yang paling produktif. 9) Orang dewasa beelajar paling baik apabila bahan pelajaan secara pribadi relevan dengan pengalaman masa lalu atau kepentingangan sekarang dan proses belajar relevan dengan pengalaman hidup. 10) Orang dewasa belajar paling baik apabila informasi baru disajikan melalui suatu jenis cara yang berhubungan dengan panca indra dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
pengalaman dengan ulangan dan variasi tema yang cukup. (Brundage dan MacKercher seperti dikutip Nunan, 1988:22-23 dalam Y.Karmin “Mengembangkan BIPA yang Ramah terhadap Pelajar”) 2.
Media Pembelajaran Bahasa
a.
Pengertian Media Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (Miarso dkk. 1994:47). Sedangkan menurut Koyok dan Zulkarnaen (dalam Zainudin, 1984:35), media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, yang dapat merangsang pikiran, perasaaan, dan kemauan mahasiswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya. Menurut Romiszowki (dalam Wibawa & Mukti, 2002:12) media dalah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah siswa. Sedangkan menurut Rohani, (1997:3) media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian-pengertian tersebut dapat dirangkum menjadi segala sesuati atau perantara yang dapat menyalurkan pesan dari sumber pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan serta kemauan siswa untuk mendorong terciptanya suatu proses belajar dalam dirinya. b.
Kriteria Pemilihan Media Menurut Sudjana dan Rivai (1990:4) dalam memilih media untuk
kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar
tujuan-tujuan
intruksional
yang
telah
ditetapkan.
Tujuan-tujuan
instruksional yang berisikan unsur pemahaman, aplikasi, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pengajaran, (2) dukungan terhadap isi pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa, (3) kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat pada waktu mengajar. Media grafis pada umumnya dapat dibuat tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya, (4) keterampilan guru yang menggunakannya, apapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak prnggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila guru tidak dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mempertinggi kualitas pengajaran, (5) tersedianya waktu menggunakannya, dengan adanya waktu, media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung, (6) sesuai dengan taraf berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai degan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung didalamnnya dapat dipahami oleh para siswa. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa sekolah dasar kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam bentuk gambar atau poster.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
19
Jenis-jenis Media Jenis-jenis media menurut Koyok dan Zulkarnaen (dalam Zinudin,
1984:39), antara lain adalah sebagai berikut: 1)
Media visual a. Gambar/foto, merupakan media yang paling umum dinikmati di mana-mana. Gambar merupakan bahasa umum, yang paling dapat dimengerti. b. Sketsa, merupakan gambar sederhana, atau coretan kasar yang melukiskan bagian-bagian pokonya tanpa detail c. Diagram, adalah suatu gambar yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol geometris yang konvensional, diagram yang menggambarkan struktur dari obyeknya. Struktur itu bisa berupa ide, suatu masyarakat, kalimat dan sebagainya. d. Grafik, adalah suatu jenis yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar untuk menyampaikan informasi statistik yang saling berhubungan. e. Kartun, adalah suatu gambar interpreatif yang menggunakan simbolisme dan seringkali melebih-lebihkan secara berani untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat atas suatu sifat seseorang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. 2) Media dengar a. Radio, media ini mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media lainnya, diantaranya yaitu : harganya relatif murah,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
variasi programnya lebih banyak daripada televisi; sifatnya mobile. Radio dapat dipindah-pindahkan dari suatu ruangan keruangan lainnya dengan mudah; radio dapat mengembangkan imajinasi anak, dan lain sebagainya. b. Laboratorium bahasa, merupakan alat untuk melatih siswa mendengar dan mengucapkan bahasa dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. 3) Projected still media a. Slide, media ini penting dalam proses pengajaran film. Ada dua tipe film slide, yaitu : bentuk tradisional, adalah lepas satu-satu, frame demi frame; bentuk baru adalah dibungkus dalam tempat khusus lalu dimasukan ke dalam proyektor dan secara otomatis berputar seperti film biasa. b. Film strip, berbeda dengan slide, gambar/frame pada film strip berurutan merupakan satu kesatuan. Sebagaimana halnya slide, film strip bisa tanpa suara bisa juga dengan suara. Selain dengan suara, penjelasan bisa pula dalam bentuk buku pedoman atau narasi tulis di bawah gambar. c. Opaque projector, disebut demikian karena yang diproyeksikan bukan transparansi, tetapi bahan sebenarnya, benda-benda datar, tiga dimensi seperti mata uang, model-model dapat pula diproyeksikan, warna dan anyamannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
d. Overhead projector (OHP), adalah alat yang dirancang sedemikian rupa sehingga bahan yang bebentuk sheet dan transparan diletakkan di sumber-sumber cahaya dan gambarnya diproyeksikan lewat atas kepala dari jarak dekat ke layar yang terletak di belakang operatornya. 4) Projected film media, a. Film, film dibuat oleh lembaga lain di luar sekolah, tetapi guru berhak
menyeleksinya
dan
mengatur
pemutarannya.
Film
pendidikan ada yang tak bersuara dan bersuara. Pada yang tak bersuara, guru memberikan komentar selama film diputar. b. Filmloop/loopfilm, adalah jenis film yang terdiri dari film ukuran 8 mmm atau 16 mm, yang ujung-ujungnya saling berhubungan, sehinggga film ini akan berputar terus berulang-ulang kalau tidak dimatikan. c. Televisi, sebagai suatu media pendidikan, televisi mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya yaitu: televisi dapat menerima, menggunakan dan menrubah atau membatasi semua bentuk media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai; televisi merupakan medium yang menarik, up to date yang selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah dan lain sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
d. Video tape recorder, media ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain: sejumlah besar audience dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/ spesialisasi. demonstrasi yang sulit bisa disiapkan dan direncanakan sebelumnya dan lain-lain. 3.
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Permasalahan-permasalahan tentang pengajaran bahasa Indonesia bagi
penutur asing memberikan gambaran betapa penting upaya peningkatan jumlah dan mutu pembelajaran bahasa Indonesia dalam persiapan memasuki era global. Menurut Iskandarwasid (2011:266),
diperlukan kebijakan nasional tentang
pengajaran bahsa Indonesia untuk orang asing. Kebijakan tersebut menyangkut (1) Kurikulum,
merupakan landasan berpijak dalam pelaksanaan pengajaran
bahasa Indonesia. Berbagai perkembangan telah terjadi dalam dunia pengajaran, baik dalam pendekatan, metode, tekhnik, bahan ajar maupun perkembangan perilaku kehidupan masyarakat penutur Indonesia. Untuk itu diperlukan kurikulum mutakhir yang dapat menampung berbagai perkembangan tersebut. Pada kenyataannya sampai saat ini belum ada kurikulum BIPA yang bersifat standar. Selama ini penyelenggara pendidikan memiliki kebebasan untuk menyusun kurikulumnya sendiri, (2) bahan ajar,
menurut Iskandarwassid
(2011:271), ada dua jenis penggunaan bahasa resmi dan penggunaan bahasa tak resmi. Bahan ajar yang lebih tepat ialah bahasa Indonesia sebagai satu keseluruhan berdasarkan konteks penggunaannya yang ditunjukan untuk penguasaan dan kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dengan tidak mengabaikan berbagai ragam bahasa Indonesia yang hidup di masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Maryanto dalam Iskandarwassid (2011:271), mengemukakan bahwa kruntutan topic dan sistematika tatabahasa sekaligus dalam suatu bahan ajar amat diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat penguasaan bahasa indoesia bagi pembelajar BIPA. Hal ini mengingat keterbatasan waktu belajar mereka. (3) tenaga pengajar, bulletin pengajaran BIPA Volume 1/1 (1991:1) dalam Iskandarwassid (2011:272),” pokok permasalahan BIPA adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak terlatih. Kita belum memiliki tenaga pengajar BIPA yang memiliki kualifikasi karena program BIPA memang belum menjadi salah satu program studi di LPTK. Pengajar-pengajar BIPA yang ada sekarang tidak pernah mengenal lelah untuk belajar dan mencoba berbagai kiat pengajaran. Mereka itu seperti seorang bayi yang hendak belajar berjalan, tidak pernah lelah untuk bangkit kembali setelah kaki mereka terpeleset. (4) Sarana, keberhasilan penguasaan bahasa Indonesia dalam proses belajar terlihat dari tes yang mereka jalani. Untuk mengetahui tingkat-tingkat keberhasilan itu, diperlukan sarana uji kemahirann berbahasa. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) sebagai salah satu sarana pengukur keberhasilan dalam belajar bahasa indoesia. UKBI dapat dijadikan standar evaluasi dalam bahan belajar BIPA. 4.
Model Pembelajaran Keterampilan Membaca Tarigan (1979:9) mengambil kesimpulan bahwa membaca adalah
memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Pengertian membaca yang diungkapkan tersebut nampaknya memiliki keterbatasan. Membaca juga merupakan aktivitas memahami, menafsirkan, mengingat, serta menulis kembali berdasarkan analisis pikiran kita sendiri. Sebelumnya Tarigan (1994:7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
mengatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Membaca merupakan aktivitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca yang dilakukan oleh orang dewasa (dapat membaca) merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan modal tertentu. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil simpulan bahwa membaca merupakan aktivitas yang melibatkan
penglihatan, ingatan, dan
pemahaman yang mencakup pengubahan tulisan atau lambang-lambang yang menjadi bunyi bermakna yang melibatkan kemampuan fisik dan psikis untuk berfikir kritis dan kreatif menggunakan kemampuan membaca yang dimiliki dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang disampaikan oleh penulis. Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan bahasa yang tidak kalah pentingnya dengan keterampilan yang lain. Kita ketahui bahwa pada masa sekarang ini banyak buku, majalah, koran serta tulisan yang berbentuk lain sebagai penyampai informasi. Untuk itu keterampilan membaca sangat diperlukan untuk memahami informasi atau isi pesan yang ada dalam teks bacaan. Dalam kegiatan pembelajaran BIPA membaca, menulis, berbicara dan menyimak adalah aspek-aspek kebahasaan yang sangat penting untuk dipelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Kegiatan membaca BIPA dilakukan agar pembelajar dapat memahami suatu bacaan dan dapat menarik isi pokok dari bacaan tersebut. Pembelajar BIPA dapat membaca buku, cerpen, Koran, dialog, atau apapun bentuk bacaan baik cetak maupun elektronik. Bagi para pembelajar BIPA tentunya memiliki tahapantahapan dalam kegiatan membaca bahasa Indonesia, karena bagi mereka bahasa indoenesia merupakan bahasa kedua. Mempelajari bahasa kedua tidak seperti mempelajari bahasa pertama. Bagi pembelajar BIPA, mereka akan terlebih dahulu mempelajari hal-hal sederhana lalu kemudian mempelajari hal-hal yang rumit. Demikian pula dalam kegiatan membaca, pembelajar BIPA akan terlebih dahulu diberikan bacaan-bacaan ringan kemudian seiring dengan perkembangan pembelajar tersebut bacaan-bacaan yang diberikan pun akan semakin meningkat. Bacaan-bacaan bagi penutur BIPA tidak harus berbentuk teks narasi, deskripsi dan lain-lain, bisa juga berupa dialog-dialog atau pun berupa modul. Terutama bagi para penutur BIPA beginner, media modul akan membantu pembelajar untuk memahami kosa kata dan memahami suatu teks bacaan. Karena pada dasarnya gambar merupakan media yang paling mudah dipahami oleh pembelajar. Modul dapat menambah perbendaharaan kosa kata bagi pembelajar, misalnya kata-kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan menggunakan media modul media pembelajaran akan semakin bervariasi. 5.
Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Pengembangan modul bahasa Indonesia adalah bagian dari pengembangan
kurikulum bahasa, seperti juga pengembangan kurikulum bidang studi yang lain, pengembangan kurikulum bahasa tentunya melalui prosedur yang biasa digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
dalam pengembangan bahan suatu pengajaran. Prinsip-prinsip prosedur itu meliputi perencanaan, pengelolaan, dan penilaian program belajar (Siahaan,1987). Modul adalah keseluruhan bahan yang akan diajarkan kepada siswa sebagai dasar untuk mengembangkan kompetensi dasarnya (Widharyanto, 2003:51). Dalam konteks penelitian ini peneliti menggunakan pengertian modul dari Depdiknas, modul adalah alat atau sarana pembelajran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya (Depdiknas, 2003:4). Sampai saat ini terdapat dua pandangan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa, yaitu pembelajaran yang focus pada guru dan pembelajaran yang berfokus pada siswa. Penyampaian materi pembelajaran yang berfokus pada guru terjadi apabila guru mendominasi keseluruhan kelas selama proses penyampaian materi pembelajaran. Pandangan ini telah banyak dikritik orang karena guru dianggap terlalu otoriter sebagai sumber kebenaran, sementara siswa hanya sebagai konsumen yang pasif mengikuti kehendak guru, dan tidak boleh berinisiatif (Widharyanto, 2003:52). Penyampaian materi pembelajaran yang berfokus pada pembelajar adalah penyampaian materi yang dilakukan oleh siswa dan untuk siswa. Siswalah yang lebih banyak beraktivitas di kelas. Mereka membaca, menyimak, melaporkan, dan mendiskusikan materi tersebut dengan siswa yang lain maupun dengan guru (Widharyanto, 2003:52).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Di sekitar kita banyak sekali bahan yang dapat dipakai untuk kegiatan pembelajaran di kelas. Namun demikian tidak setiap bahan dapat diambil begitu saja tanpa mempertimbangkan siswa. Dalam kaitan dengan pemilihan bahan ini, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah (1) usia siswa (kelas) yang mencerminkan tingkat kemapuan siswa, (2) potensi yang ada di lingkungan social budaya sisa, (3) kondisi social ekonomi siswa, (4) minat dan perhatian siswa, (5) arah dan tujuan belajar siswa sperti yang terdapat dalam kurikulum. Setelah guru memperhatikan kriteria tersebut, langkah yang harus dilakukan selanjutnya adalah (1) mengumpulkan bahan, (2) menyeleksi, (3) mengurutkan bahan, (4) menyajikan bahan, dan (5) mengevaluasi bahan (Widharyanto, 2003:52). Dalam membuat materi, syarat-syarat yang harus diperhatikan adalah (Puskur, 2002:13): 1. Sahih (valid), materi yang diajarkan akan dituangkan dalam pembelajaran benar-benar harus teruji kebenaran dan kesahihannya. Pengertian ini juga berkaitan dengan keaktualan materi, sehingga materi yang diberikan dalam pembelajarn tidak ketinggalan jaman dan memberikan kontribusi untuk pemahaman kedepan. 2. Otentik, prinsip keotentikan bahan dan materi pelatihan berbahasa dipilih yang banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk, (1) mengembangkan kemahiran fungsi bahasanya, (2) menekankan fungsi komunikatif bahasa, dan (3)
memenuhi
kebutuhan
berbahasa
siswa.
Bahan
berisi
petunjuk/pelatihan/tugas yang memanfaatkan media cetak atau elektronik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
seoptimal mungkin, didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa, sedapat mungkin bersifat otentik, mengandung pemakain unsur bahasa yang bersifat selektif dan fungsional serta mendukung terbentuknya performansi komunikatif siswa yang andal. 3. Kepentingan, bahan-bahan yang kita pilih hendaknya benar-benar penting bagi program dan pembelajar itu sendiri. Penting di sini berarti bahwa bahan itu memang fundamental untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Dalam memilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan berikut: (1) sejauh mana materi tersebut penting dipelajari?, (2) penting untuk siapa?, (3) dimana?, dan (4) mengapa penting?. 4. Kebermanfaatan, manfaat harus dilihat dari semua sisi, baik secara akademis maupun non akademis. Bermanfaat secara akademis artinya guru harus yakin bahwa materi yang diajarkan dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjut pada jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Bermanfaat secara nonakademis maksudnya adalah materi yang diajarkan dapat mengembangkan kecakapan hidup dan sikap yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. 5. Layak dipelajari, materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitan (tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit) maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat. 6. Menarik minat, materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi siswa untuk mempelajari lebih lanjut setiap materi yang diberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
kepada siswa harus menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, sehingga memunculkan dorongan untuk mengembangkan sendiri kemampuan mereka.
D.
Kerangka Berpikir Pada bagian ini akan memaparkan kerangka berpikir peneliti yang
digunakan dalam mengembangkan produk berupa media modul. 1) Subjek penelitian dalam pengembangan produk ini adalah pembelajar asing tingkat dasar (beginner), pengajar bahasa Indonesia, dan dosesn ahli bahasa Indonesia. 2) Teori yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah: (a) pengertian media BIPA, (b) jenis-jenis media BIPA, (c) keterampilan membaca bahasa Indonesia (d) media pembelajaran bahasa: modul. 3) Model yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah model sadiman. 4) Pengembangan media modul berdasarkan buku materi yang digunakan oleh penutur BIPA tingkat beginner. 5) Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan menyebarkan kuisioner. 6) Uji coba produk dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) penilaian dilakukan oleh dosen ahli bahasa Indonesia dari Universitas Sanata Dharma dan pengajar bahasa Indonesia dari lembaga BIPA , dan (2) uji coba lapangan. 7) Revisi dilakukan berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan, (3) uji coba produk meliputi desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data. A.
Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan model pengembangan yang disusun oleh
Sadiman. Model sadiman ini memuat langkah-langkah yang secara prosedural sesuai untuk penelitian pengembangan media. Model Sadiman ini terdiri dari komponen-komponen pengembangan yang dibutuhkan seperti adanya analisis kebutuhan, perumusan tujuan, materi dan evaluasi. Menurut Sadiman (1986:102), untuk mengembangkan media perlu dilakukan persiapan dan perencanaan yang teliti.
Oleh
sebab
itu,
Sadiman
mengutarakan
langkah-langkah
untuk
menggunakan media. Langkah-langkah dalam pengembangan program media yaitu: (1) menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas, (3) merumuskan butur-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan,
(4)
pengembangan
alat
pengukur
keberhasilan,
(5)
menulis naskah media, (6) mengadakan tes dan revisi. Bila langkah-langkah tersebut digambarkan maka diperoleh model pengembangan sebagai berikut.
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Bagan 3.1 Pengembangan Media Model Sadiman (1986:103) Analisis kebutuhan
Perumusan
Perumusan butir materi
Perumusan alat pengukur keberhasilan
tujuan
revisi Penulisan
naskah
media
Naskah Tes / uji coba
B.
produksi
Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan modul sebagai media pengajaran bahasa
Indonesia bagi penutur BIPA tingkat beginner akan dipaparkan dibawah ini. 1.
Analisis Kebutuhan Kuesionerdigunakan sebagai alat bantu peneliti untuk mengetahui
kebutuhan pembelajar tingkat beginner terhadap media modul dan kegiatan membaca. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh, media yang diharapkan adalah media yang efektif, yaitu media yang dapat membantu pemahaman pembelajar, ataupun membantu kelancaran proses pembelajaran; menarik, yaitu dengan adanya media tersebut maka pembelajaran akan menarik sehingga menambah motivasi belajar; dan sesuai dengan karakteristik pembelajar asing, maksudnya media modul yang dibuat sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan pembelajar asing.
siap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
32
Perumusan Tujuan Peneliti merumuskan tujuan berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Tujuan
pembelajaran tersebut dapat mempermudah pembuatan/penyusunan media modul. Pembelajar ingin mempelajari bahasa Indonesia dengan berbagai tujuan tertentu misalnya untuk bekerja, mengajar dan lain sebagainya. 3.
Perumusan Butir- Butir Materi Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan akan membantu peneliti
untuk merumuskan butir-butir materi pembelajaran. Perumusan butir-butir materi pembelajaran akan dijabarkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Peneliti merumuskan butir-butir materi dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. 4.
Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan Perumusan alat ukur keberhasilan perlu dilakukan agar dapat diketahui
apakah media modul tersebut sudah layak atau belum sebagai media membaca bagi penutur BIPA tingkat beginner. 5.
Penulisan Naskah Media Dalam tahap ini peneliti membuat naskah cerita berdasarkan materi yang
akan disajikan. Peneliti akan memilih beberapa unit pembelajaran dan selanjutnya membuat naskah berdasarkan topik dan tema dari masing-masing unit pembelajaran. 6.
Pembuatan Media Modul Setelah membuat maskah maka langkah selanjutnya adalah pembuatan
media modul. Naskah cerita yang telah dibuat kemudian diilustrasikan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
bentuk gambar dan dialog. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan media modul ini adalah kertas HVS dan pensil untuk menggambar. Modul akan digambar sesuai naskah yang telah dibuat sebelumnya. Modul yang telah digambar selanjutnya akan di scan sehingga selanjutnya dapat disajikan dalam buku ajar. Modul akan disajikan dalam buku ajar beserta dengan tujuan, rumusan materi, latihan dan glosarium. 7.
Penilaian Media Pembelajaran Setelah media modul dibuat, selanjutnya dilakukan penilaian terhadap
media modul. Penilaian media modul perlu dilakukan karena hasil penilaian tersebut akan digunakan sebagai dasar perbaikan media. Penilaian media modul dilakukan oleh dosen ahli Bahasa Indonesia USD. Berikut adalah kisi-kisi kuesioneryang akan digunakan sebagai penilaian subjek uji coba. Tabel 3.1 kisi-kisi kuesioner penilaian media modul
No
Butir-butir penilaian
Jumlah
1
Kesesuaian dengan tujuan instruksional
1
2
Ketepatan dengan tema yang dipelajari
1
3
Kesesuaian dengan taraf berpikir pembelajar
1
4
Kejelasan modul
1
5
Kesederhanaan modul
1
6
Kombinasi warna
1
7
Daya tarik modul
1
8
Keautentikan modul
1
9
Keterpahaman modul
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
34
Uji Coba Setelah melakukan penilaian dosen ahli, peneliti mengidentifikasi
kesalahan-kesalahan pada desain semula. Kesalahan-kesalahan tersebut akan diperbaiki oleh peneliti. Setelah dilakukan perbaikan terhadap media modul yang dihasilkan, media modul yang telah diperbaiki kemudian diujicobakan kepada para penutur BIPA beginner. 9.
Revisi Revisi dilakukan setelah peneliti memperoleh hasil penilaian media modul
dan hasil uji coba media modul. Perbaikan dilakukan untuk memperbaiki media modul yang dihasilkan agar media modul layak digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya media pembelajaran membaca. Peneliti juga akan mendeskripsikan hal-hal apa saja yang menjadi pedoman atau perlu diperhatikan ketika hendak melakukan revisi. Dengan demikian revisi akan menghasilkan media modul yang bermanfaat. 10.
Produk Akhir Setelah melalui kesembilan tahapan tersebut
media modul dapat
digunakan sebagai salah satu media pembelajaran membaca bagi penutur BIPA tingkat beginner. Media modul yang dihasilkan bisa menjadi media yang efektif untuk para penutur BIPA beginner . Modul diharapkan mampu menarik minat pembelajar BIPA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Bagan 3.2 Prosedur Pengembangan Media Modul 1. Analisis kebutuhan . 2. Pembuatan silabus
3.Draft pengembangan media
4.Penilaian media oleh
5. Revisi
6.Uji coba
dosen ahli
7. Konsultasi media dengan
8. Revisi
dosen ahli
9.Produk Akhir
C.
Uji Coba Produk Uji coba produk ditujukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk
penggunaan media modul sebagai media pengajaran membaca bagi penutur asing tingkat beginner. Selain itu, uji coba dimaksudkan untuk memperoleh masukan, tanggapan, kritikan dan penilaian terhadap kelayakan produk yang dibuat. Uji coba produk ini memuat desain uji coba, subjek uji coba, jenis data, instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Desain Uji Coba
1.
Sebelum dilakukan uji coba ke pembelajar, media yang telah dibuat akan dinilai terlebih dahulu oleh dosen ahli Bahasa Indonesia USD dan pengajar BIPA di lembaga BIPA bersangkutan. Setelah dilakukan penilaian, media diujicobakan ke pembelajar. Hasil penilaian tersebut nanti akan digunakan sebagai dasar revisi, apakah media modul yang dihasilkan sudah layak atau belum digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur BIPA. Berikut adalah kisi-kisi kuesioner yang akan digunakan sebagai penilaian, dari para subjek uji coba. Tabel 3.2 Kisi- Kisi Kuesioener Penilaian Produk Materi
No
Butir penilaian
Jumlah
1.
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
1
2.
Ketetapan teks materi dengan topik yang dipelajari
1
3.
Kesesuaian materi dengan taraf berpikir pembelajar
1
4.
Kesesuaian materi dengan latihan-latihan
1
5.
Kesesuaian materi dengan catatan budaya
1
6.
Kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar
1
7.
Efektifivitas soal dengan indikator
1
8.
Kemenarikan desain materi
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel 3.3 Kisi-Kisi KuesionerPenilaian Produk Media
No.
2.
Butir penilaian
Jumlah
1.
Kesesaian media dengan tujuan pembelajaran
1
2.
Ketetapan media denga topik yang dipelajari
1
3.
Kesesuaian media dengan taraf berpikir pembelajar
1
4.
Kejelasan gambar dan warna modul
1
5.
Kejelasan tulisan modul
1
6.
Kejelasan petunjuk dan latihan modul
1
7.
Keterpahaman modul
1
8.
Keautentikan modul
1
9.
Daya tarik modul
1
Subjek Uji Coba Subjek uji coba dalam pengembangan ini adalah pembelajar asing tingkat
beginner yang akan dipilih oleh peneliti atau ditentukan oleh pengajar dari lembaga bahasa Wisma Bahasa Yogyakarta yang akan dijadikan tempat penelitian oleh peneliti. 3.
Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif diperoleh dari hasil pengolahan data analisis kebutuhan, penilaian media modul, dan uji coba media modul. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan pengajar dan pembelajar. Wawancara dilakukan pada dua tahap yaitu wawancara dengan siswa sebelum uji coba media modul dilaksanakan dan wawancara dengan siswa setelah uji coba media modul dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Instrumen Pengumpulan Data
4.
Penelitian ini akan memiliki dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Oleh sebab itu, peneliti akan menggunakan instrumen kuesioneranalisis kebutuhan, wawancara, dan penilaian media modul. Wawancara dilakukan secara informal, yang digunakan untuk mencari informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan media modul. Kuesioneranalisis kebutuhan digunakan sebagai alat untuk mencari informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan pembelajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu, angket penilaian yang ditujukan kepada para subjek coba, digunakan untuk menilai produk pengembangan media modul. Hasil penilaian nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyempurnakan produk pengembangan, berupa media modul. Berikut adalah kisi-kisi instrumen pengumpulan data tersebut, apabila disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara media modul No
Butir-butir pertanyaan
Jumlah
1
Kosa kata yang diajarkan pada pembelajar asing
1
2
Media yang digunakan dalam pembelajaran
1
3
Kesulitan penggunaan media dalam pembelajaran
1
4
Kemampuan pembelajar dalam pemahaman media
1
5
Kesulitan yang dihadapi dalam pengembangan media
1
modul 6
Bagaimana media modul yang baik
1
7
Saran-saran yang diberikan kepada peneliti
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Di bawah ini adalah kisi-kisi instrumen kuesioner analisis kebutuhan pembelajar (need analysis) yang digunakan sebagai instrumen pengembangan media pembelajaran dan bahan ajar. Secara lebih lengkap instrumen ini disajikan di dalam lampiran. Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioneranalisis kebutuhan pembelajar tingkat dasar (beginner)
No
Butir-butir data
Jumlah
1
Nama
1
2
Umur
1
3
Sejarah belajar bahasa
1
4
Pekerjaan
1
5
Tujuan belajar bahasa Indonesia
1
6
Dengan siapa akan berkomunikasi
1
7
Tingkat (level) penguasaan bahasa Indonesia
1
8
Latar belakang pendidikan
1
9
Bahasa lain yang dikuasai
1
10
Keahlian
1
11
Di mana bahasa Indonesia akan digunakan
1
12
Ragam bahasa yang diperlukan
1
Peneliti menyajikan instrumen analisis kebutuhan pengembangan dengan menggunakan skala tiga, yaitu Sangat Perlu (SP), Perlu (P), dan Tidak Perlu (TP).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Tabel 3.6 Kebutuhan kontak bahasa No
Butir-butir pertanyaan
Jumlah
No. instrumen
1
Berkaitan dengan diri sendiri
2
1,2
2
Berkaitan dengan orang lain
2
3,4
3
Transportasi
1
5
4
Berkaitan dengan aktivitas
2
6,7
5
Berkaitan dengan memberi, menerima dan menolak undangan
1
8
6
Berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari
2
9,10
7
Berkaitan dengan makanan
2
11, 12
Tabel 3.7 Kisi-kisi Kebutuhan cara belajar No
Butir-butir pernyataan
Jumlah No. inst
1
Cara belajar
1
1
2
Pekerjaan rumah
1
2
3
Belajar di kelas
1
3
4
Jenis belajar
1
4
5
Memperbaiki kesalahan
1
5
6
Penggunaan media pembelajaran
1
6
7
Kegiatan dalam belajar
1
7
8
Motivasi berbahasa
1
8
9
Apresiasi belajar
1
9
Penggunaan media modul
1
10
10
Peneliti menyajikan kuesioner kebutuhan cara belajar dengan memberikan pilihan jawaban disetiap butir pertanyaan. Dari beberapa pilihan jawaban tersebut,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
pembelajar memilih jawaban ya atau tidak, untuk lebih lengkap disajikan dalam lampiran. 5.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data adalah analisis
deskriptif dan analisis isi. Data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioneranalisis kebutuhan dan kuesioner penilaian produk pengembangan. Data tersebut dideskripsikan dengan menggunakan teknik deskriptif rata-rata (mean). Mean atau rata-rata tingkat kebutuhan dan hasil uji coba produk tersebut diinterpretasikan kemudian dijelaskan secara kualitatif. Mean dianalisis untuk setiap butir pertanyaan, pada setiap pelajaran. Menurut Nurgiyantoro (1987:326-327), berikut adalah rumus untuk mencari nilai rata-rata kebutuhan tersebut:
= Rumus mencari nilai rata-rata hasil penilaian adalah sebagai berikut:
= Keterangan: : rataan : jumlah skor N : jumlah subjek Data kualitatif diperoleh dari evaluasi para subjek coba, berupa masukan, tanggapan, kritik dan saran. Data tersebut digunakan untuk merevisi produk pengembangan berupa media modul. Kriteria yang digunakan untuk mengambil keputusan terhadap penilaian produk pengembangan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel 3.8 Kriteria penilaian dengan skala sikap Interval hasil perhitungan
Bobot
Penilaian sikap
X> 4,21
5
Sangat baik
3,40 < X≤ 4,21
4
Baik
2,60 < X ≤ 3,40
3
Cukup
1,79 < X ≤ 2,60
2
Kurang
X ≤ 1,79
1
Sangat kurang (Sukardjo, 2008:101)
Penilaian pengambilan keputusan terhadap analisis kebutuhan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Kebutuhan kontak bahasa Bobot
Penilaian sikap
3
Sangat dibutuhkan
2
Dibutuhkan
1
Tidak dibutuhkan
Tabel 3.10 Kebutuhan cara belajar Bobot
Penilaian sikap
2
Dibutuhkan
1
Tidak dibutuhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
Pada bab ini peneliti memaparkan beberapa hasil analisis data diantaranya, (1) hasil penelitian, meliputi: (a) hasil wawancara pengembangan media modul, (b) hasil kuesioner kebutuhan pengembangan media modul, (c) hasil kuesioner data pribadi dan tujuan pembelajaran (2) hasil uji coba produk pengembangan, meliputi: (a) draft produk materi ajar dan modul pembelajaran, (b) hasil uji coba lapangan. Pada bagian yang terakhir berisi pembahasan. A.
Hasil Penelitian
1.
Hasil Wawancara Pengembangan Media Modul Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran
dan penggunaan media yang ada di Wisma Bahasa Yogyakarta. Pada kesempatan tersebut peneliti mewawancarai Ibu Ana selaku pengajar dan penyedia media pembelajaran yang digunakan di Wisma Bahasa. Wawancara dilakukan pada tanggal 27 Mei 2014, hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Dalam pembelajaran di Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar pernah menggunakan media modul sebagai media pembelajaran. Media modul tersebut mereka dapatkan dari Koran Kompas. Selain itu pengajar juga menggunakan gambar-gambar yang didapatkan dari internet kemudian dibuat dalam bentuk kartu-kartu yang selanjutnya akan digunakan di dalam kelas.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2. Dalam pengajaran di dalam kelas pengajar menggunakan berbagai jenis media, tergantung pada tingkatan pembelajar. Media gambar biasa digunakan oleh pembelajar beginner. 3. Pengajar belum pernah menggunakan media modul bagi level beginner. Media yang biasa digunakan bagi level beginner yaitu media gambar dan realia. 4. Media yang baik adalah media yang dapat dipahami oleh siswa, mudah didapatkan dan bahasanya sederhana. 5. Media modul akan sangat membantu karena pada dasarnya gambar adalah media yang paling mudah dipahami oleh pembelajar. Media modul harus menggunakan bahasa yang baik dan dapat dipahami oleh pembelajar. 6. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan media yaitu ada pembelajar yang kurang suka diperlakukan seperti anak kecil. Misalnya, dalam penggunaan media gambar, pembelajar menganggap penggunaan media gambar hanya untuk anak kecil saja. Selain itu, ada beberapa media yang hilang misalnya media kartu, biasanya media tersebut setelah digunakan tidak diletakan pada tempatnya kembali sehingga sulit ditemukan pada saat akan digunakan kembali di kelas. 7. Lembaga menyediakan beberapa realia dan kartu. Selain itu, ada beberapa pengajar yang menyediakan media sendiri untuk digunakan saat kegiatan pembelajaran di kelas. Gambar-gambar biasa didapatkan dari internet atau ada pengajar yang dapat menggambar sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
8. Karakteristik pembelajar BIPA tingkat dasar adalah harus banyak menampilkan visualisasi seperti gambar, benda, dll. Hal tersebut dilakukan agar penyampaian pesan tersampaikan dengan baik. 9. Peneliti harus memperhatikan pemilihan kata yang akan digunakan dalam media modul. Gunakan kata-kata sederhana yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 10. Pengembangan media pada masa mendatang bisa lebih canggih dan mudah didapat; sederhana dan dapat diterima dengan baik oleh pembelajar BIPA. 2.
Hasil Kuesioner Kebutuhan Pengembangan Media Modul Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan topik-topik yang akan
dipergunakan di dalam silabus dan materi ajar yang selanjutnya dikemas dalam media modul. Data tersebut didapat dari instrumen kuesioner analisis kebutuhan (need analysis). Kuesioner tersebut dibagikan kepada lima orang pembelajar asing yang ada di Wisma Bahasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Kebutuhan Kontak Bahasa No. 1.
Pertanyaan Menceritakan tentang dirimu kepada orang lain
2.
Menceritakan tentang keluargamu kepada orang lain
3.
4.
5.
6.
2,6
2
Memberikan bantuan pada orang lain
3
Meminta bantuan pada orang lain
2,8
Pergi kesuatu tempat
2,6
Menceritakan tentang hobi anda kepada orang lain
7.
Keterangan
Menceritakan tentang kegiatan sehari-hari kepada orang lain
2
1,8
Sangat dibutuhkan Dibutuhkan
Sangat dibutuhkan Sangat dibutuhkan Sangat dibutuhkan Dibutuhkan
Dibutuhkan
8.
Memberi, menerima dan menolak undangan
2
Dibutuhkan
9.
Membeli barang di pasar tradisional
2
Dibutuhkan
10.
Menawar barang di pasar tradisional
2
Dibutuhkan
Memesan makanan
2,6
11.
12.
Membayar makanan
2,4
Sangat dibutuhkan Dibutuhkan
Keterangan SD
: Sangat dibutuhkan Artinya kontak bahasa tersebut sangat perlu diwujudkan dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia
D
: Dibutuhkan, Artinya kontak bahasa tersebut perlu diwujudkan dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia.
TD
: Tidak dibutuhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Artinya kontak bahasa tersebut tidak perlu diwujudkan dalam materi pembelajaran bahasa Indonesia. Data selanjutnya adalah topik-topik pilihan yang ingin dipelajari oleh pembelajar. Topik-topik ini merupakan topik-topik yang menurut pembelajar perlu dipelajarai terlebih dahulu dalam proses pembelajaran BIPA tingkat beginner. Tabel 4.2 Topik –topik Pilihan Pembelajar Siswa
Topik-topik Pilihan
A
Tell people about your self
Asking help Giving help
B
Tell people Asking help about your self Giving help Travelling
D
Tell people about your family Tell people about your self Giving help
E
Asking help
C
Tell people about your daily activity Pay food
Give, accept, and refuse invitations Order food
Buy goods
Pay food
Asking help Tell people about your self
Tell people about your hobby
Give, accept, and refuse invitations
Food
Tell people about your daily activity Tell people about your self
Keterangan A = Peter Gelling
D= Alex
B = Sharaya Cabansag
E= Laura Cramer
C= Shuji Tsubasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Skor tertinggi untuk rata-rata setiap butir pertanyaan dalam kebutuhan kontak bahasa pembelajar adalah tiga. Setelah dilakukan analisis terhadap data yang didapatkan dari analisis kebutuhan terhadap pembelajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta hasilnya didapatkan seperti yang terlihat dalam tabel analisis kebutuhan di atas. Berdasarkan hasil analisis dan data-data yang telah disajikan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa topik-topik yang ditawarkan sangat diminati oleh para pembelajar. Hal ini terbukti dari hasil rata-rata kebergunaan topik-topik yang tinggi. Peneliti memahami bahwa pembelajar sangat mengharapkan agar topiktopik di atas dapat diajarkan dalam proses pembelajaran karena sangat penting untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari pembelajar. Jadi, dari semua kebutuhan pembelajar terhadap kontak bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di atas, sangat baik apabila semua kebutuhan dijadikan variasi dalam pembuatan produk berupa media pembelajaran. 3.
Hasil Kuesioner Data Pribadi Dan Tujuan Pembelajaran Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui data pribadi pembelajar serta
tujuan belajar bahasa Indonesia. Dari kelima subjek penelitian dan pembelajar, peneliti mengetahui bahwa mereka adalah pekerja kantor dan sebagian adalah para pelajar yang ingin belajar secara langsung di Indonesia. Rata-rata umur mereka adalah 23-29 tahun. Mereka belajar bahasa Indonesia untuk dapat berkomunikasi dengan orang Indonesia saat bekerja dan ingin mempelajari bahasa Indonesia lebih dalam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
49
Hasil Kuesioner Kebutuhan Cara Belajar Tingkat kebutuhan cara belajar para pembelajar dalam pembelajaran
bahasa Indonesia, penutur BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta dapat
dilihat
dalam tabel berikut:
No. A A1 A2 A3 A4 B B1 C C1 C2 C3 D D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 E1 E2 F F1 F2
Tabel 4.3 Kebutuhan Cara Belajar Pembelajar Pertanyaan Aktivitas di kelas Individu Berpasangan Dalam kelompok kecil Dalam kelompok besar Durasi Mengerjakan Tugas ≤ 5 jam/ minggu Yang ingin dilakukan pembelajar Pembelajar ingin menghabiskan waktu belajar di kelas
2 2 1,6 1,2
1,6
1,4
Pembelajar ingin menghabiskan waktu belajar sebagian di 1,8 dalam kelas dan sebagian di luar kelas Pembelajar ingin menghabiskan waktu belajar sebagian di 1 dalam kelas dan sebagian waktu individual. Pembelajar senang belajar dengan cara 1,8 Ingatan 2 Pemecahan masalah 1,8 Memperolehan informasi untuk diri sendiri 1,4 Mendengarkan 1,2 Membaca 1 Menyalin dari papan tulis 1,4 Mendengar dan membuat catatan 1 Membaca dan membuat catatan 1,6 Pengulangan kembali dari apa yang didengar 1,4 Secara langsung 1,4 Diakhir pembelajaran Pembelajar lebih suka belajar dengan menggunakan media 1,8 Buku 1,8 Gambar
Keterangan Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Tidak dibutuhkan Dibutuhkan Tidak dibutuhkan Dibutuhkan Tidak dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Dibutuhkan Dibutuhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No F3 F4 F5 G G1 G2 G3 G4 G5 G6 H H1
Pertanyaan Foto Materi tertulis Poster Teknik pembelajaran yang disukai pembelajar Bermain peran Permainan bahasa Lagu-lagu Percakapan antar pembelajar Informasi dari pembicara Informasi dari perencanaan Cara memperbanyak kosakata bahasa Indonesia Menuliskan tugas dari guru
Keterangan 1,6 Dibutuhkan 1,2 Tidak dibutuhkan 1,6 Dibutuhkan 1,8 Dibutuhkan 1,6 Dibutuhkan 1,4 Tidak dibutuhkan 1,4 Tidak dibutuhkan 1,4 Tidak dibutuhkan 1,6 Dibutuhkan 1,2
Melakukan pembicaraan yang sederhana dan dikoreksi 1,4 oleh guru Mengecek kemampuan diri dengan tape, mendengarkan H3 1 kritik, dan membandingkan H 4 Belajar dari situasi nyata 2 I Rasa puas diperoleh dari Tingkat pekerjaan I1 1,4 H2
50
Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Tidak dibutuhkan Dibutuhkan
Tidak dibutuhkan I 2 Pemberitahuan tentang kemajuan yang diperoleh 2 Dibutuhkan I 3 Lebih percaya diri dari situasi yang sebelumnya 1,8 Dibutuhkan J Jika belajar dengan materi tertulis, materi tertulis apa yang disukai? Buku Tidak J1 1 dibutuhkan J 2 Modul 1,6 Dibutuhkan Poster Tidak J3 1 dibutuhkan Keterangan D
: Dibutuhkan Artinya cara belajar tersebut perlu diwujudkan dalam materi dan proses pembelajaran bahasa Indonesia.
TD
: Tidak dibutuhkan Artinya cara belajar tidak perlu diwujudkan dalam materi dan proses pembelajaran bahasa Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Skor tertinggi untuk rata-rata setiap butir pertanyaan dalam kebutuhan cara belajar pembelajar adalah dua. Dari data ini, peneliti dapat mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan pembelajar. Beberapa hal yang berkaitan dengan cara belajar yaitu tipe gaya belajar, cara belajar, pekerjaan rumah, media pembelajaran yang diharapkan, dll. Berdasarkan hasil analisis, tampak bahwa dari semua kebutuhan pembelajar terhadap cara belajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia di atas semua dibutuhkan, kecuali cara belajar dalam kelompok besar. Untuk durasi mengerjakan pekerjaan rumah rata-rata pembelajar adalah membutuhkan waktu ≥ 5 jam per minggu. Pembelajar lebih membutuhkan waktu untuk belajar di kelas dan sebagian diluar kelas. Pembelajar tidak membutuhkan untuk dikoreksi kesalahannya secara langsung dan tidak juga dilakukan sesegera mungkin di akhir kegiatan pembelajaran. Pembelajar lebih membutuhkan belajar dengan menggunakan foto, buku, gambar, serta poster dan tidak membutuhkan belajar dengan menggunakan materi tertulis. Teknik pembelajaran yang dibutuhkan oleh pembelajar adalah permainan bahasa, bermain peran dan informasi dari perencanaan. Teknik pembelajaran dengan menggunakan lagu-lagu, informasi antar pembelajar dan informasi dari pembicara, tidak dibutuhkan pembelajar. Pembelajar membutuhkan perbendaharaan kosakata dengan situasi yang nyata tidak dengan menulis tugas dari guru dan pembicaraan sederhana. Pembelajar membutuhkan guru untuk memberitahu mengenai kemajuan yang diperoleh dan rasa lebih percaya diri mengenai situasi sulit sebelumnya untuk kepuasan proses belajar. Butir pertanyaan yang terakhir mengenai jenis media tertulis yang disukai, tampak jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
pembelajar membutuhkan media pembelajaran seperti modul atau buku dalam kegiatan pembelajaran. Untuk itu, sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengembangkan media pembelajaran bahasa Indonesia, maka akan efektif apabila dalam mengembangkan media pembelajaran, peneliti menggunakan kebutuhankebutuhan pembelajar sebagai dasar pengembangan. Dalam mengembangkan media pembelajaran bahasa Indonesia, peneliti akan membuat media yang sederhana, menarik, bersih, mudah dimengerti, memberikan informasi bagi pembelajar, dan dapat melengkapi media lain seperti papan tulis, TV, dll. Selain itu, diharapkan media pembelajaran tersebut sesuai apabila digunakan untuk proses pembelajaran di kelas untuk jumlah pembelajar perorangan atau dalam kelompok kecil. B.
Hasil Uji Coba Produk Pengembangan Berikut ini peneliti memaparkan hasil uji coba produk yang dilakukan di
Wisma Bahasa Yogyakarta pada bulan Januari-Februari 2014. Kemudian hasil validasi dari dosen ahli Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan pengajar di Wisma Bahasa Yogyakarta, serta penilaian produk oleh pembelajar di Wisma Bahasa. Pada subbab ini juga, peneliti memaparkan hasil evaluasi soal yang dikerjakan oleh pembelajar. 1.
Draft Produk Materi Ajar Dan Modul Pembelajaran Pada bagian ini, peneliti memaparkan draft produk pengembangan materi
ajar serta hasil validasi uji coba produk pengembangan materi ajar yang dilakukan oleh dosen ahli materi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan hasil validasi uji coba produk modul pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar dari Wisma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Bahasa Yogyakarta dan dosen ahli media dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. a.
Draft Pengembangan Materi Ajar Proses awal merancang materi ajar membaca bahasa Indonesia yang
dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan topik-topik yang telah ditentukan dari hasil analisis, ke dalam silabus dan mulai untuk merancang materi ajar. Dalam materi ajar memebaca bahasa Indonesia yang telah dirancang oleh peneliti, terdapat 3 unit kegiatan belajar. Masing-masing memeiliki sub (1) percakapan, (2) struktur, (3) latihan, (4) kosakata, (5) catatan budaya. Topik dari kelima unit tersebut, yaitu (1) Nama Anda siapa?, (2) Anda mau makan apa?, dan (3) Bisa tolong saya?. Berikut ini disajikan penjelasan komponen-komponen yang terdapat dalam rancangan materi ajar membaca bahasa Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 1. Rancangan Awal Materi Ajar
Halaman depan
Percakapan
Indikator
Struktur
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kosakata dan Latihan
55
Catatan Budaya
Kunci Jawaban Komponen-komponen yang terdapapat di dalam modul pembelajaran membaca untuk penutur BIPA tingkat begginer, yaitu:
(1) sampul halaman
depan, berisi judul modul dan nama dari pembuat modul pembelajaran, (2) indikator, berisi tujuan pembelajaran yang dicapai siswa setelah mempelajari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
topik-topik
pembelajaran,
(3)
percakapan,
berisi
dialog
singkat
56
yang
menggunakan gambar dan kosakata sehari-hari, sehingga pembelajar dapat berlatih dengan teman atau guru di kelas, (4) struktur, berisi beberapa contoh kalimat yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (5) kosakata dan latihan, berisi beberapa kata bahasa indonesia yang terdapat pada percakapan dan struktur, latihan berisi soal-soal yang digunakan untuk menguji pemahaman pembelajar terhadap topik yang diajarkan, (6) catatan budaya bahasa indonesia dan bahasa inggris, disajikan dalam dua bahasa sehingga pembelajar dapat lebih memahami beberapa konteks budaya yang terdapat dalam topik pembelajaran, (7) kunci jawaban latihan, mempermudah siswa dalam memeriksa kebenaran jawaban latihan, (8) sampul halaman belakang modul. Hasil dari pengembangan produk awal materi ajar membaca bahasa Indonesia tersebut, selanjutnya diujicobakan oleh peneliti. Uji coba dilakukan oleh dosen ahli sanata dharma Yogyakarta. Uji coba pada tahap ini bertujuan untuk mengujicobakan materi yang telah dirancang oleh peneliti . selanjutnya dilakukan penilaian dan validasi produk. Penilaian dilakukan dengan dengan cara tertulis berdasarkan kuesioner yang telah disediakan oleh peneliti karena keterbatasan biaya dan waktu. Produk materi ajar membaca bahasa Indonesia ini divalidasikan oleh Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum, selaku ahli materi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Aspek yang dinilai dari materi ajar adalah (1) kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, (2) ketepatan teks materi dengan topik yang dipelajari, (3) kesesuaian materi dengan taraf berpikir pembelajar, (4) kesesuaian materi dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
latihan-latihan, (5) kesesuaian materi dengan catatan budaya, (6) kesesuaian materi dengan karakteristik pembelajar, (7) efektivitas soal dengan indikator, (8) kemenarikan desain materi. Tabel 4.1 Hasil Penilaian Materi Ajar
No
Komponen penilaian
Unit Unit
Unit
1
2
3
1.
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran,
4
4
4
2.
Ketepatan teks materi dengan topik yang
3
4
4
4
4
4
dipelajari, 3.
Kesesuaian materi dengan taraf berpikir pembelajar,
4.
Kesesuaian materi dengan latihan-latihan,
4
4
4
5.
Kesesuaian materi dengan catatan budaya,
4
4
4
6.
Kesesuaian materi dengan karakteristik
4
4
4
pembelajar, 7.
Efektivitas soal dengan indikator,
4
4
4
8.
Kemenarikan desain materi
4
4
3
3,8
4,0
3,8
Skor rata-rata Rata-rata secara keseluruhan Keterangan
3,8 BAIK
Dari Tabel 4.1 di atas, dapat dilihat skor rata-rata hasil penilaian setiap unit. Pada unit 1 dengan topik “Nama Anda siapa?” diperoleh skor rata-rata sebesar 3,8 dengan kualifikasi “baik”. Pada unit 2 dengan topik “Mau makan apa?” diperoleh skor rata-rata sebesar 4,0 dengan kualifikasi “baik”. Pada unit 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
dengan topik “Bisa tolong saya?” diperoleh skor rata-rata 3,8 dengan kualifikasi “baik”. Berdasarkan hasil validasi yang terlihat pada Tabel 4.1 di atas, kualitas materi ajar yang dirancang oleh peneliti mendapat skor rata-rata penilaian secara keseluruhan 3,8. Mengacu pada Sukardjo
(2008: 101)
materi ajar dengan
rentang nilai 3,40 < X ≤ 4,21 berkategori “baik” atau memenuhi kelayakan sebagai materi ajar untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta.
Dari penilaian tersebut ada saran perbaikan pada setiap
unitnya, yaitu (1) tidak boleh ada kesalahan dalam penulisan konsep karena modul ini untuk orang asing, (2) terdapat beberapa kesalahan penulisan terutama pada unit 2, (3) catatan budaya perlu ditambah, dengan menunjukan latar yang berbedabeda. b.
Modul Pembelajaran Pada tahap selanjutnya peneliti kemudian mengembangkan materi ajar
kedalam sebuah modul pembelajaran. Modul pembelajaran ini dilengkapi dengan gambar dan dialog yang dapat menambah pemehaman pembelajar
terhadap
materi yang disampaikan. Modul ini terdiri dari halaman depan, kata pengantar, daftar isi, dan tiga unit pelajaran. Setiap unit pelajaran terdiri dari percakapan, struktur, kosakata, latihan, dan catatan budaya. Pada halaman terakhir modul terdapat kunci jawaban latihan dari setiap unit pelajaran. Hasil dari pengembangan produk media pembelajaran membaca bahasa Indonesia menggunakan modul tersebut selanjutnya oleh peneliti di uji cobakan dan divalidasi. Pertama, uji coba produk pengembangan dilakukan oleh pengajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Wisma Bahasa Yogyakarta. Selanjutnya, diadakan penilaian secara tertulis pada tanggal 16 Juni 2015 dan tanggal 17 Juni 2015. Produk media pembelajaran ini dinilai oleh Dewi Anggoro selaku pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta. Aspek penilaian media terdiri dari (1) kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran, (2) ketepatan media dengan topik yang dipelajari, (3) kesesuaian media dengan taraf berpikir pembelajar, (4) kejelasan gambar dan warna modul, (5) kejelasan tulisan modul, (6) kejelasan petunjuk dan latihan modul, (7) keterpahaman modul, (8) keautentikan modul, (9) daya tarik modul. Tabel 4.2 Hasil Penilaian Modul No
1.
Komponen penilaian
Unit 1
Unit 2
Unit 3
A
B
C A B C A B
C
Kesesuaian modul dengan tujuam 5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
4
taraf 5
5
5
4
5
4
4
5
5
pembelajaran 2.
ketepatan modul dengan topik yang 5 dipelajari
3.
Kesesuaian
media
dengan
berpikir pembelajar 4.
Kejelasan gambar dan warna modul
5
5
4
3
5
4
3
4
4
5.
Kejelasan tulisan modul
4
4
4
3
4
4
3
4
4
6.
Kejelasan petunjuk dan latihan modul 4
4
4
3
3
4
3
4
4
7.
Keterpahaman modul
4
4
4
3
4
4
3
4
4
8.
Keautentikan modul
4
5
4
4
5
4
3
5
4
9.
Daya tarik modul
5
5
4
4
5
4
3
5
4
Skor rata-rata
4,3
4
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keterangann Rata-rata skor keseluruhan Keterangan
Baik
Baik
60
Baik
4,1 Baik
Keterangan : A : Pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta B : Pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta C : Dosen ahli media Universitas Sanata Dharma Yogyakar
Dari Tabel 4.2 di atas terlihat skor rata-rata hasil penilaian setiap unit. Pada unit 1 dengan topik “Nama Anda siapa?” memperoleh skor rata-rata sebesar 4,3 dengan kualifikasi “baik”. Unit 2 dengan topik “Anda mau makan apa?” memperoleh skor rata-rata sebesar 4 dengan kualifikasi “baik”. Unit 3 dengan topik “Bisa tolong saya” memperoleh skor rata-rata sebesar 4 dengan kualifikasi “baik”. Data pada Tabel 4.2 menunjukan kualitas media pembelajaran menggunakan modul berkategori “baik”. Hal ini ditunjukan dengan nikai rata-rata hitung untuk media pembelajaran sebesar 4,1. Mengacu pada kriteria Sukardjo (2008:101) media pembelajaran dengan rentang nilai rata-rata 3,40 < X ≤ 4,21 berkategori baik atau memenuhi kelayakan sebagai media pembelajaran untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis di atas tampak bahwa media modul pembelajaran Bahasa Indonesia yang telah disusun peneliti memenuhi syarat dan sudah layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia untuk pembelajar asing tingkat dasar ( beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Berikut ini beberapa saran dari penilaian modul yang akan dijadikan dasar revisi media pembelajaran: (1) Memperhatikan penulisan yang sesuai dengan EYD, (2) menggunakan Bahasa Inggris dalam penulisan catatan budaya dan catatan lain, (3) kalimat berbahasa Inggris sebaiknya dicetak miring, (4) penggunaan gambar ditambah untuk mempermudah pembelajar. Gambar 2. Hasil Revisi Rancangan Materi Ajar
Sebelum
Sesudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sesudah
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebelum C.
63
Sesudah
Hasil Uji Coba Lapangan Pada bagian ini peneliti memaparkan hasil uji coba lapangan yang
dilakukan di kelas Wisma Bahasa Yogyakarta pada tingkat dasar (beginner). Sehubungan dengan terbatasnya jumlah pembelajar tingkat (beginner) yang sedang belajar di Wisma Bahasa Yogyakarta dan yang sedang mempelajari topik yang ada di dalam materi dan media pembelajaran ini, peneliti melakukan uji coba hanya pada satu pembelajar. Kekurangan tersebut tidak mengurangi esensi atau keabsahan uji coba produk, karena sebelum uji coba dilakukan, peneliti mengadakan validasi produk yang dinilai oleh para ahli. Dalam menguji coba, peneliti dibantu oleh pengajar bahasa Indonesia dari Wisma Bahasa Yogyakarta. Uji coba dilakukan dalam proses pembelajaran selama satu kali pertemuan, dengan pembelajar yang bernama Sebastian berasal dari Jerman. Uji coba dilakukan pada hari Jumat, 10 Juli 2015, pukul 08.00 sampai 10.00 WIB.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Pembelajar menggunakan media modul pada pembelajaran dengan sedikit dibantu oleh tutor. Pembelajar memberikan sedikit masukan kepada peneliti tentang penggunaan huruf besar pada kata “anda” yang seharusnya ditulis “Anda” pada dialog topik 1. Setelah selesai mengikuti pembelajaran, pengajar memberikan penilaian yang telah disediakan oleh peneliti. Pembelajar memberikan pernyataan “FAIR” atau “cukup” untuk media pembelajaran yang dirancang peneliti. Setelah dilakukan analisis dari uji coba tersebut, peneliti akan melakukan satu kali revisi terhadap media modul, sesuai dengan kritik yang sudah diberikan pembelajar. Tampak bahwa media pembelajaran ini cukup memberikan motivasi kepada pembelajar untuk memahami materi. Hal ini tampak dari kemampuan pengajar dalam memberikan materi, serta kemampuan pembelajar dalam menyerap materi. D.
Produk Akhir Produk akhir diperoleh berdasarkan masukan, saran, dan komentar yang
diberikan oleh ahli materi, pengajar, pengajar ahli, dan ahli media. Ada beberapa bagian dari produk awal yang direvisi oleh peneliti untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari produk awal dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Produk akhir akan dikemas dalam bentuk modul dan materi ajar akan dicetak menggunakan kertas HVS 80gr dan kemudian dijilid. Produk akhir dari penelitian ini dapat dilihat pada bagian lampiran. E.
Pembahasan Sebelum mengembangkan suatu media pembelajaran, terlebih dahulu
peneliti menentukan model pengembangan dan prosedur pengembangan media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model sadiman sebagai model pengembangan media modul membaca bahasa Indonesia bagi penutur BIPA tingat beginner. Model Sadiman terdiri atas menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas, merumuskan butur-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan,
pengembangan alat pengukur keberhasilan,
menulis naskah media, mengadakan tes dan revisi. Selanjutnya dari model Sadiman ini peneliti mengembangkan prosedur pengembangan media modul menjadi sembilan langkah yaitu: analisis kebutuhan, pembuatan silabus, draft pengembangan media, penilaian media oleh dosen ahli, revisi, uji coba, konsultasi media dengan dosen ahli, revisi, dan produk akhir. Penilai media modul adalah dosen ahli dari universitas Sanata Dharma, pengajar ahli dari wisma bahasa Yogyakarta dan pengajar di wisma bahasa Yogyakarta. Sedangkan peguji coba modul ini adalah seorang pembelajar tingkat beginner BIPA dari Jerman. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan, dapat diketahui penilaian modul yang dilakukan oleh pengajar, pengajar ahli, dan dosen ahli melalui kuesioner mendapatkan hasil yang baik. Modul yang dikembangkan oleh peneliti sudah baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran di Wisma Bahasa Yogyakarta, terutama pada pembelajar tingkat dasar (beginner). Produk materi ajar membaca ini dinilai dan divalidasi oleh Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku dosen ahli materi dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penilaian materi dilihat dari aspek isi materi yang dirancang oleh peneliti. Dalam materi ajar peneliti merancang tiga topik pembelajaran, yaitu: (1) Nama Anda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
siapa? (2) Mau makan apa? dan (3) Bisa tolong saya?. Nilai rata-rata keseluruhan rancangan materi ajar yang didapat adalah 3,8 dengan kategori baik. Tahap selanjutnya, dilakukan penilaian dan validasi terhadap rancangan modul pembelajaran membaca bahasa Indonesia. Produk media pembelajaran ini dinilai secara bertahap oleh pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta, dan dosen ahli Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh ketiga ahli, media pembelajaran ini mendapat nilai yang berbeda untuk setiap unitnya. Nilai rata-rata hitung secara keseluruhan untuk media pembelajaran sebesar 4,1 menunjukan kualitas media pembelajaran menggunakan modul berkategori “baik”. Namun demikian, dari hasil uji coba lapangan yang sudah dilakukan oleh pembelajar BIPA tingkat beginner di Wisma Bahasa Yogyakarta, belum memberikan hasil yang memuaskan bagi peneliti. Pembelajar memberikan penilaian “FAIR” atau “CUKUP” untuk media yang telah dikembangkan oleh peneliti. Hal ini membuktikan pengembangan media modul ini masih sangat perlu untuk disempurnakan lagi sehingga mendapat respon yang baik dari pembelajar. Dari hasil analisis data uji coba modul dapat disimpulkan, pengembangan materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul belum mampu menciptakan situasi yang lebih menarik bagi pembelajar BIPA. Namun demikian, pengembangan materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul sebenarnya dapat membantu pembelajar untuk mendapatkan pengalaman belajar yang mandiri dan efisien. Modul pembelajaran ini dapat menjadi salah satu alternatif media bagi pembelajar yang ingin belajar secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
mandiri. Umpan balik dari hasil analisis data yaitu tercapainya tujuan utama pembelajar. Hal ini dikarenakan materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul telah dikemas sedemikian rupa untuk meningkatkan pemahaman pembelajar dalam membaca bahasa Indonesia; serta meningkatkan kemampuannya dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa target sehingga hasilnya mendekati pelafalan penutur asli. Hasil dari penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai media pembelajaran. Salah satunya adalah teori yang diungkapkan oleh Kustandi dan Sutjipto (2011:11) bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk menjelaskan makna yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini, peneliti menyajikan beberapa hal, yaitu (1) kesimpulan, (2) implementasi, (3) keterbatasan penelitian, dan (5) saran-saran. A. Kesimpulan Dari penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa membuat suatu media pembelajaran diperlukan suatu prosedur pengembangan. Dalam prosedur pengembangan terdapat langkah-langkah pengembangan yang akan dilalui untuk menghasilkan media pembelajaran yang berguna bagi pembelajar. Penelitian pengembangan ini, peneliti terlebih dahulu menentukan prosedur pengembangan yang akan digunakan sebagai pedoman pengembangan media. Peneliti menggunakan model pengembangan Sadiman, yang terdiri dari beberapa langkah yaitu:
menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, merumuskan tujuan
instruksional (instructional objective) dengan operasional dan khas, merumuskan butur-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, pengembangan alat pengukur keberhasilan, menulis naskah media, mengadakan tes dan revisi. Selanjutnya dari model Sadiman ini peneliti mengembangkan prosedur pengembangan menjadi sembilan langkah yaitu: analisis kebutuhan, pembuatan silabus, draft pengembangan media, penilaian media oleh dosen ahli, revisi, uji coba, konsultasi media dengan dosen ahli, revisi, dan produk akhir Rancangan materi ajar dan modul pembelajaran membaca bahasa Indonesia untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
dikembangkan dengan prosedur penelitian yang meliputi analisis kebutuhan, pembuatan silabus, draft pengembangan media, penilaian media oleh dosen ahli, revisi, uji coba, konsultasi media dengan dosen ahli, revisi, dan produk akhir sehingga, menghasilkan prototipe produk materi ajar pembelajaran membaca bahasa Indonesia untuk pembelajar BIPA tingkat dasar (beginner). Pakar ahli materi Universitas Sanata Dharma menilai bahwa materi ajar yang dihasilkan tergolong dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 3,8. Sedangkan penilaian media modul oleh pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta, pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta, dosen ahli media Universitas Sanata Dharma mendapat skor rata-rata 4,1. Mengacu pada kriteria Sukardjo (2008:101) materi ajar dan media ajar dengan rentang nilai 3,40 < X ≤ 4,21 berkategori baik. Dengan demikian, media pembelajaran menggunakan modul yang layak dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran membaca bahasa Indonesia untuk pembelajar bahasa asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta. Namun demikian, setelah melakukan penelitian di Wisma Bahasa Yogyakarta peneliti memahami sepenuhnya bahwa media yang telah dibuat oleh peneliti masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya beberapa masukan dan saran dari ahli materi dan ahli media di Universitas Sanata Dharma serta penilaian dari pembelajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta. Pembelajar BIPA di Wisma Bahasa Yogyakarta memberi nilai “FAIR” atau “CUKUP”. Penilaian pembelajar BIPA tersebut membuktikan bahwa masih banyak kekurangan dalam media yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti telah melalui langkah-langkah prosedur pengembangan media yang berdasarkan pada model
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
pengembangan Sadiman. Hal ini mungkin belum cukup dilakukan untuk mencapai suatu media pembelajaran. Melalui penelitian ini dapat diketahui berbagai kekurangan dari media yang telah dibuat oleh peneliti, sehingga segala kritik dan saran yang telah diberikan akan menjadi pertimbangan peneliti dalam pembuatan modul selanjutnya. Modul yang sudah dihasilkan dapat digunakan untuk menambah variasi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran BIPA. B.
Implementasi Produk materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul yang
dikembangkan, diimplementasikan sebagai berikut: (1) pengembangan materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul ini, dapat diterapakan untuk pembelajaran asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta, (2) produk materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul ini, dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran asing tingkat dasar (beginner) di Wisma Bahasa Yogyakarta, karena produk yang dirancang tidak hanya melatih pembelajar untuk membaca bahasa Indonesia, tetapi membantu pembelajar untuk menyadari budayanya sendiri lewat pengenalan budaya Indonesia yang peneliti sajikan dalam catatan budaya. Jika materi ajar dan media pembelajar menggunakan modul ini digunakan atau diterapkan di lembaga lain, pengguna materi ajar dan media pembelajaran menggunakan modul ini harus memperhatikan hal berikut. a)
Kesesuaian materi dan media pembeljaran dengan tujuan intruksional yang akan dipelajari.
b)
Kesesuaian taraf berpikir pembelajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
c)
Kesesuaian metode pembelajaran yang diterapkan.
d)
Kesesuaian tahap-tahap pembelajaran yang dipakai di lembaga tersebut dengan tahap-tahap pembelajaran yang dipakai di Wisma Bahasa Yogyakarta.
C.
Keterbatasan Penelitian Produk yang dikembangkan ini, mempunyai beberapa keterbatasan, di
antaranya sebagai berikut. 1. Produk yang dikembangakan terbatas pada satu keterampilan saja. 2. Desain media yang dikembangakan masih terbatas pada penggunaan modul. D.
Saran-saran Saran-saran dalam pengembangan media modul ini terdiri dari dua hal,
yaitu (1) saran pemanfaatan produk dan (2) saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut. 1.
Saran Pemanfaatan Produk Saran untuk pemanfaatan produk pengembangan ini terkait dalam lima hal
yakni: 1)
Metode pembelajaran Produk ini hendaknya dipakai dan digunakan di Wisma Bahasa
Yogyakarta. Hal ini didasarkan atas hasil analisis kebutuhan yang diteliti di Wisma Bahasa Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2)
72
Pengajar Saran bagi pengajar adalah memahami penggunaan modul. Modul adalah
media yang sangat mudah untuk dipahami, namun karena itulah sebelum menggunakan modul alangkah baiknya jika pengajar membaca dan memahami isi modul terlebih dahulu. 3)
Pembelajar Kelebihan media ini adalah siswa dapat mempelajari sendiri dan
memahami sendiri isi dari modul, karena pada dasarnya modul dibuat agar siswa dapat belajar mandiri tanpa bantuan guru atau tutor. 4)
Lingkungan Lingkungan yang dimaksud adalah kondisi kelas atau ruangan belajar.
Pembelajar akan merasa nyaman apabila suasana kelas sangat kondusif atau tenang karena hal tersebut dapat memfokuskan pembelajar dalam kegiatan membaca yang ada dalam media ini. 2.
Saran Untuk Keperluan Pengembangan Lebih Lanjut Peneliti mengajukan beberapa saran yang ditujukan kepada lembaga
Wisma Bahasa Yogyakarta dan kepada peneliti lain berkaitan dengan pengembangan lebih lanjut, yaitu: 1)
Saran bagi Lembaga Wisma Bahasa Yogyakarta Sesudah peneliti mengadakan penelitian yang dilaksanakan di Wisma
Bahasa Yogyakarta, peneliti menemukan bahwa penggunaan media pembelajaran sebagai media ajar yang ada di lembaga ini belum maksimal. Peneliti menyarankan agar pengelolaan media pembelajaran perlu ditingkatkan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
dikembangkan agar pembelajar mendapatkan pengajaran yang menarik serta efisien. 2)
Saran bagi peneliti lain Media modul untuk pembelajar asing tingkat dasar (beginner) ini baru
pertama kali dikembangkan di Wisma Bahasa Yogyakarta dan Universitas Sanata Dharma, oleh karena itu apabila ingin mengembangkan lebih lanjut dapat dikembangkan dengan lebih menarik lagi.penelitian ini mengembangkan tiga unit pembelajaran,
tidak
menutup
kemungkinan
bagi
mengembangkan lebih banyak unit pembelajaran lagi.
peneliti
lain
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Pustaka Utama. Depdiknas. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Hernawati. 2004. Pengembangan Media Gambar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar (Beginner) di Puri Bahasa Yogyakarta. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Iskandarwassid, dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya Miarso, Yusuf Hadi. dkk. 1986. “Media Pendidikan”. Dalam Miarso, Yusuf Hadi dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Pranowo. 2002. Pengembangan Media Berfokus pada Pembelajar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Prosiding Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (KIPBIPA) 1V: Sambutan dan Kumpulan Makalah Terpilih KIPBIPA. Bali. Indonesian Australia Language Foundation (IALF). Pusat kurikulum Balitbang. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas. Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta, Cetakan Ke-I. Sadiman, Arief Sukadi. 1989. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta: PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain System Pembelajaran. Jakarta: Kencana Premade Media Group. Saputro, Ekaresta Prihardjati. 2010. Pengembangan Media Power Point sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Dasar di Lembaga All Plus Alam Bahasa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sudjana dan Rivai. 1990. Media Pengajaran: Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung: CV. Sinar Baru Bandung. Tarigan, H. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Membaca. Bandung: Angkasa. Wibawa, Basuki dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Maulana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Widharyanto, B dkk. 2003. Student Active Learning. Yogyakarta: Pusat Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia. PBSID. FKIP. USD. Zainuddin. 1984. Pusat Sumber Belajar. Jakarta: Depdikbud.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Lampiran 1: Hasil Analisis Kebutuhan Pembelajar
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Lampiran 2: Penilaian Materi Ajar
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Lampiran 3: penilaian media ajar
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Lampiran 4: Penilaian Media Oleh Pembelajar
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
5. Lampiran 5: Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Materi Ajar Oleh Ahli Materi Universitas Sanata Dharma
Unit Unit
Unit
Komponen penilaian
1
2
3
1.
Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran,
4
4
4
2.
Ketepatan teks materi dengan topik yang
3
4
4
4
4
4
No
dipelajari, 3.
Kesesuaian materi dengan taraf berpikir pembelajar,
4.
Kesesuaian materi dengan latihan-latihan,
4
4
4
5.
Kesesuaian materi dengan catatan budaya,
4
4
4
6.
Kesesuaian materi dengan karakteristik
4
4
4
pembelajar, 7.
Efektivitas soal dengan indikator,
4
4
4
8.
Kemenarikan desain materi
4
4
3
3,8
4,0
3,8
Skor rata-rata Rata-rata secara keseluruhan Keterangan
3,8 BAIK
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
6. Lampiran 6: Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian Media Ajar Oleh Ahli Materi Universitas Sanata Dharma
Unit 1
Unit 2
Unit 3
No
Komponen penilaian
A
B
C A B C A B
C
1.
Kesesuaian modul dengan tujuam 5 pembelajaran
5
4
4
5
4
4
4
5
2.
ketepatan modul dengan topik yang 5 dipelajari
5
4
4
5
4
4
4
4
3.
Kesesuaian media berpikir pembelajar
5
5
4
5
4
4
5
5
4.
Kejelasan gambar dan warna modul
5
5
4
3
5
4
3
4
4
5.
Kejelasan tulisan modul
4
4
4
3
4
4
3
4
4
6.
Kejelasan petunjuk dan latihan modul 4
4
4
3
3
4
3
4
4
7.
Keterpahaman modul
4
4
4
3
4
4
3
4
4
8.
Keautentikan modul
4
5
4
4
5
4
3
5
4
9.
Daya tarik modul
5
5
4
45
4
3
5
dengan
taraf 5
Skor rata-rata Keterangann Rata-rata skor keseluruhan Keterangan
4,3 Baik
4 Baik 4,1 Baik
Keterangan : A : Pengajar Wisma Bahasa Yogyakarta B : Pengajar ahli Wisma Bahasa Yogyakarta C : Dosen ahli media Universitas Sanata Dharma Yogyakar
4 4
Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Lampiran 7: Produk Akhir Media Modul
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
MODUL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT BEGINNER DI WISMA BAHASA YOGYAKARTA TAHUN 2015
DISUSUN OLEH ELISABETH OKTAVIANI HANGGU
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan bimbingan-Nya penyusunan buku ajar untuk penutur BIPA tingkat begginer ini telah selesai. Buku ajar ini disusun untuk memenuhi kebutuhan dan kondisi pembelajar dalam mengembangkan aspek keterampilan membaca Bahasa Indonesia terutama bagi pembelajar tingkat beginner. Buku ajar ini menyajikan tiga buah topik pilihan pembelajar yang disajikan dalam bentuk modul. Topik pilihan pembelajar ini merupakan hasil dari analisis kuisioner kebutuhan yang telah diisi oleh pembelajar. Materi yang disajikan dalam setiap topik telah sesuai pula dengan analisis buku ajar yang digunakan oleh lembaga kursus bahasa Indonesia yang menjadi tempat pengambilan data. Buku ajar ini juga menyajikan pepelatihan, kosakata, dan catatan Budaya pada setiap topik. Pepelatihan dibuat untuk menguji pemahaman pembelajar tentang materi yang sudah dipelajari. Dengan setiap topik disajikan tiga jenis pepelatihan yang berbeda. Kosakata disajikan agar menambah perbendaharaan kata bagi pembelajar. Setiap topik menyajikan kurang lebih dua puluh kosakata yang harus dikuasai pembelajar. Catatan Budaya bagi pembelajar sangatlah penting. Pembelajar perlu mengetahui situasi dan kondisi tempat mereka akan menggunakan bahasa yang mereka pelajari. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pengguna buku ajar media modul bahasa Indonesia ini dan kepada Wisma Bahasa Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan uji coba media.
Akhirnya, penulis
berharap agar buku ajar ini dapat berguna bagi siapa pun yang ingin menggunakannya. Selain itu, penulis berharap agar dalam pembuatan buku ajar selanjutnya dapat lebih baik dan tepat guna. Yogyakarta, 1 Desember 2014
Penulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Daftar isi Halaman muka ………………………………………………………………… i Kata pengantar ……………………………………………………………… .. ii Daftar isi ……………………………………………………………………… iii Silabus pembelajaran …………………………………………………………. iv Unit 1 Nama Anda siapa? ……………………………………………………… 1 A. Percakapan ……………………………………………………… 2 B. Struktur ……………………………………………………………. 4 C. Kosakata …………………………………………………………… 5 D. Pelatihan …………………………………………………………… 6 E. Catatan Budaya ……………………………………………………. 10 Unit 2 Anda mau makan? ……………………………………………………… 12 A. Percakapan ………………………………………………………… 13 B. Struktur ……………………………………………………………. 15 C. Kosakata …………………………………………………………… 16 D. Pelatihan …………………………………………………………… 17 E. Catatan Budaya …………………………………………………….. 19 Unit 3 Bisa tolong saya? ………………………………………………. 20 A. Percakapan …………………………………………………………. 21 B. Struktur ……………………………………………………………... 22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
C. Kosakata ……………………………………………………………. 22 D. Pelatihan ……………………………………………………………. 23 E. Catatan Budaya …………………………………………………….. 25 Kunci Jawaban Pelatihan ……………………………………………………….. 26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Unit 1 Setelah mempelajari unit ini pembelajar dapat: 1. memperkenalkan diri dan orang lain UNIT 1 kata ganti 2. menggunakan
3. memberikan sapaan sesuai dengan situasi.
After learning this unit, learners are be able to: 1. introduce their own self and others 2. use personal pronoun 3. greet people based on the situation
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Unit 1 Nama Anda siapa? \\ A. Percakapan : Percakapan antara Ana dan Paul. Mereka bertemu di sebuah tempat kursus. (The conversation between Ana and Paul. They meet in a course) .
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan percakapan mereka! Read the conversation once again, then practice it!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kenalkan. Nama saya Yoona.
Yoona
119
Agus dan Lina
saya berasal dari Korea.
Kenalkan. Nama mereka Agus dan Lina. Mereka berasal dari Indonesia
Paul
Kenalkan. Nama dia Paul. Dia berasal dari Amerika.
Pembagian waktu di Indonesia :
Pagi (12.00am-10.00am)
Sore (15.00pm-18.00pm)
Siang (10.00am-15.00pm)
Malam (18.00pm-24.00am)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
B. STRUKTUR 1) Apa kabar? (How are you?/ How is life? )
kabar saya baik. (I am fine/ good) Kabar saya kurang baik. (I am not fine/good)
2) Bagaimana kabar anda?
(How are you?)
kabar saya baik. (I am fine/good)
Kabar saya kurang baik. (I am not fine/good)
3) Bagaimana kabar dia?
kabar dia baik. (She/he is fine/good)
(How is she/he?)
Kabar dia kurang baik. (She/he is not
fine/good) 4) Bagaimana kabar mereka?
(How are they?) 5) Siapa nama anda?
kabar mereka baik. (They are good) Kabar mereka kurang baik. (They are not good) Nama saya Jesica. (My name is Jesica)
(What is your name?) 6) Siapa nama dia?
Nama dia Anton. (His name is Anton)
(What is his name?) 7) Siapa nama mereka? (What are their name?/
Who are they? )
Nama mereka Anis dan Budi. (They are Anis
and Budi) 8) Anda berasal dari mana? (Where do you come from?)
Saya berasal dari Jerman. (I come from
Germany) 9) Anda tinggal di mana? (Where do you live?)
Saya tinggal di Jalan Beo. (I live in Beo street)
10) Anda tinggal di sana dengan siapa? (With whom do you live there?)
Saya tinggal dengan teman saya. (I live there
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Catatan : Kata Tanya dari mana digunakan untuk menanyakan asal tempat. (The question word “where” is used to asked home town) Kata Tanya apa digunakan untuk menanyakan asal tempat. (The question word “what” is used to asked things) Kata Tanya bagaimana digunakan untuk menanyakan keadaan. (The question word “how” is used to asked conditions) Kata Tanya siapa digunakan untuk menanyakan orang. (The question word “who” is used to asked people)
Selamat pagi (Good morning)
selamat pagi
Selamat siang (Good afternoon)
selamat siang
Selamat sore (Good evening)
selamat sore
Selamat malam (Good night)
selamat malam
C. KOSAKATA
Selamat pagi (Good morning) Selamat siang (Good afternoon) Selamat sore (Good evening) Selamat malam (Good night) Kenalkan (Introduce) Mereka (They)
Tinggal (Live/stay) Bertemu (Meet) Dari (From) Saya (I) Dia (She/He) Tempat (Place)
Kalian (You) Kita (We) Kami (We) Maaf (Sorry) Berasal (Came from) Baik (Good/Fine)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
D. PELATIHAN : 1. Lengkapilah dialog berikut ini! (Complete the dialogue below!)
2. Lengkapilah kalimat di bawah ini! (Complete the sentences below!) 1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2)
3)
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4)
5)
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Praktikan dialog di bawah ini dengan teman atau guru anda ! (Practice the dialogue below with your classmate or teacher!) A : apa kabar? B : Kabar saya baik. A : nama anda siapa? B : nama saya …. A : anda berasal dari mana? B : saya berasal dari Indonesia A : anda tinggal di mana? B : saya tinggal di jalan Beo A : sampai jumpa. B : sampai jumpa.
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
E. CATATAN BUDAYA
Orang Indonesia merupakan orang yang ramah. Saat memperkenalkan diri orang Indonesia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan lawan bicara. Orang
Indonesia sering menanyakan hal-hal pribadi ketika berkenalan dengan seseorang misanya bertanya tentang umur, status, agama dan sebagainya yang dianggap pribadi. Mas
: digunakan untuk mengganti/mengarah kepada laki-laki.
Mbak
: digunakan untuk mengganti/mengarah kepada wanita.
Ibu or bu
: digunakan untuk mengganti/mengarah kepada wanita yang lebih tua.
Bapak or pak
: digunakan untuk mengganti/mengarah kepada laki-laki yang lebih tua.
Apa kabar? /Bagaimana kabar? / Gimana kabar? Apa kabar sama dengan “How are you?”. Gimana adalah bentuk tidak formal dan digunakan dalam percakapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Indonesian are friendly. When introducing their selves, Indonesia put their hand out and shake the interlocutor’s hand. Indonesian often ask about privat things when they pick acquaintance with somebody like age, status, religion, and many more are considered as privat things. Mas (Javanese) used to refer the older men/boys. Mbak (Javanese) used to refer the older women/girls. Ibu/Bu used to refer the older women. Bapak/Pak used to refer the older men. Apa kabar?/ Bagaimana kabar?/ Gimana kabar? Apa kabar is similar to “How are you?”. Gimana is more informal and used in everyday conversation.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Unit 2
Setelah mempelajari unit ini pembelajar dapat: 1. memesan makanan di tempat makan dengan baik dan secara alami tanpa bantuan tutor. 2. menggunakan beberapa kosakata: manis, pahit, asam, asin dalam masakan di Indonesia.
3. melakukan role play secara alami dengan teman atau tutor.
After learning this unit, learners are be able to: 1. reserve the food in the restaurant properly and naturally without help from the tutor
2. use some vocabularies: sweet, bitter and salty in the Indonesian food 3. do a roleplay naturally with friends and tutor
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Unit 2
Mau makan apa? A. PERCAKAPAN Jacob mau makan siang di warung Bu Ana. (Jacob wants to have lunch in warung Bu Ana)
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan percakapan mereka! Read the conversation once again, then practice it!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Jacob selesai makan siang di warung Bu Ana. (Jacob has finished lunch in warung Bu Ana)
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan percakapan mereka! Read the conversation once again, then practice it!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
B. STRUKTUR a) Anda mau makan apa? Saya mau makan rendang. Saya mau makan nasi goreng. Saya mau makan soto ayam. b) Anda mau makan nasi goreng? Anda mau minum es teh? Ya. Saya mau makan nasi goreng. Ya. Saya mau minum es teh. Tidak. Saya mau makan rendang. Tidak. Saya mau minum es jeruk.
c) Anda mau makan nasi pakai lauk apa? Saya mau makan nasi pakai lauk telur. Saya mau makan nasi pakai lauk ikan.
d) Bagaimana rasanya? Rasanya pedas. (manis, asam, asin) Rasanya enak.
a. What do you want to eat? I want to eat rending. I want to eat fried rice. I want to eat chicken soup. b. Do you want to eat fried rice? Do you want to drink ice tea? Yes. I do want to eat fried rice. Yes. I do want to drink ice tea. No. I don’t want to eat fried rice. No. I don’t want to drink ice tea. c. What do you want to eat rice serve with? I want to eat rice serve with an egg. I want to eat rice serve with a fish. d. How is the taste? Its spicy.(Sweet, sour, salty) Its delicious.
e) Anda sudah makan? Ya. Saya sudah makan. Belum. Saya belum makan.
e. Do you have your meal? Yes. I have. No. I haven’t.
f) Anda suka (rasa/makan) pedas? Ya. Saya suka
f. Do you like spicy food? Yes. I do. No. I don’t.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(rasa/makanan) pedas. Tidak. Saya tidak suka (rasa/makanan) pedas. g) Dibungkus atau makan di sini? Makan di sini. Dibungkus.
132
g. Take home or here? Here.
C. KOSAKATA Nasi Pedas Pahit (Rice) (Spicy) (Bitter) Sayur Lauk Enak (Vegetable) (Side dish) (Delicious) Soto Manis Tanpa (Soup) (Sweet) (Without) Rasa Asam Dibungkus (Taste) (Sour) (Take home) Jus Asin Pakai (Juice) (Salty) (Serve with) Goreng Mau Di sini (Fried) (Want) (Here) Beberapa makanan dan minuman di Indonesia:
Minum (Drink) The (tea) Es (Ice) Jeruk (Orange) Gula (Sugar)
Nasi Goreng
Rendang
Soto
Es teh
Es jeruk
Bakso
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
D. PELATIHAN 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! (Answer the questions below!) a.
(Anda) mau makan? Jawab : ……………..
b.
(Anda) mau makan apa? Jawab : …………….
c.
(Anda ) mau minum apa? Jawab : ………………..
d.
(Anda) suka makan pizza? Jawab : ……………….
e. (Anda) sudah makan? Jawab : ………………. 2. Lengkapilah dialog di bawah ini! (Complete these dialogue below!
Bu Harjo
: Mau …. apa, mas?
Adi
: Saya mau makan nasi goreng, Bu.
Bu Harjo
: Yang …. atau tidak pedas?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Adi
: Yang tidak pedas Bu. Karena saya tidak suka ….
Bu Harjo
: Mau pesan minum?
Adi
: Ya. Saya ……jus jambu satu. Tanpa gula.
Bu Harjo
: Anda tidak suka …. ?
Adi
: Ya. Saya tidak suka manis.
Bu Harjo
: Baik. Tunggu sebentar, Mas.
3. ROLE PLAY Anda pergi ke warung makan untuk makan siang. Anda mau makan makanan yang tidak pedas dan minum es jeruk. (You go to a warung for lunch. You want eat food which is not spice hot and a glass of ice lemon.)
Warung Makan Bu Harjo
Makanan
Harga
Minuman
Harga
Soto ayam Mie goreng Nasi gudeg Sate ayam Nasi campur
Rp5.000,00 Rp5.000,00 Rp6.500,00 Rp7.500,00 Rp5.000,00
Es teh Es jeruk Teh panas Jeruk panas Kopi panas
Rp500,00 Rp500,00 Rp500,00 Rp500,00 Rp500,00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
E. CATATAN BUDAYA Pada umumnya orang Indonesia menyukai makanan yang manis dan pedas. Oleh karena itu dalam setiap masakan khas Indonesia mereka menggunakan cabai dan kecap yang banyak. Masakan di Indonesia memiliki ciri khas yang bebeda di setiap daerah. Misalnya masakan di pulau Jawa cendrung manis karena mereka menggunakan kecap sebagai pemanisnya. Sedangkan masakan orang Indonesia bagian timur cendrung pedas, konon hal ini dikarenakan sifat orang timur yang keras dan tegas.
Generally, Indonesian love sweet and spicy food. Therefore, they often put chili and ketchup in every Indonesian traditional food. Every Indonesian traditional food has specific characteristic in every region. For example, Javanese traditional foods taste sweet because they often use ketchup as the sweetener. While, east Indonesian foods taste spicy because an old said the east people are firm and strong.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UNIT 3 Setelah mempelajari unit ini pembelajar dapat: 1. meminta orang lain melakukan sesuatu sewajarnya. 2. membedakan penggunaan kata: silakan, tolong, coba, jangan dan dilarang dengan benar. 3. menggunakan kalimat impertif tanpa bantuan dari guru atau tutor.
After learning this unit, learners are be able to: 1. ask other people to do something properly 2. differentiate the used of words: please, help, try 3. use imperative sentences without any help from teacher and tutor
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Unit 3 Bisa tolong saya? A. PERCAKAPAN Agatha mau bertemu Pak Agung untuk mengumpulkan tugas. Agatha pergi ke ruangan Pak Agung dan mengetuk pintunya. (Agatha wants to meet Pak Agung to submit the assignment. Agatha
goes to Pak Agung’s room and knock the door)
Bacalah percakapan di atas sekali lagi, lalu tirukan percakapan mereka! Read the conversation once again, then practice it!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
B. STRUKTUR
Masuk ! Duduk !
Ambil minum di kulkas ! Taruh kue itu di atas meja ! Tunggu sebentar !
Silakan masuk! (Please come in!) Silakan duduk! (Please sit down!)
Dilarang masuk! (Don’t enter!) Dilarang merokok di sini! (Don’t
smoke here!)
Tolong ambilakan minum !
Dilarang buang sampah! (Don’t
Tolong kecilkan suaramu !
litter here!)
Tolong matikan lampu !
Dilarang duduk di sini! (Don’t sit
here) C. KOSAKATA
Tolong (Please/
Jangan (Don’t )
Help)
Dilarang (Don’t /
Sebentar ( a
warned )
while)
Coba (Try)
Pulang (Come home)
Merokok (Smoke)
Buang (Throw)
Sampah (Rubbish)
Suara (Voice)
Mengumpulkan
Duduk (Sit down)
(Submit) Letakkan (Put
Laporan (Report)
Silakan (Please)
Masuk (Come in)
down) Tugas (Assignment)
Matikan (Turn off)
Meja (Table)
Minum (Drink)
Note : The word “Silakan” : ofer something to someone The word “Tolong” : ask someone to do something. When pronouncing with a high voice, the word “Tolong” will remain order/command.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
D. PELATIHAN : 1. Lengkapilah kalimat di bawah ini! ( Complete these sentences below!)
2. Buatlah kalimat dengan situasi sesuai dengan gambar berikut! (Make questions based on the pictures below!)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
3. Buatlah kalimat dengan kata “Tolong” atau “Silakan” dari gambar berikut ini! (Make sentences using “Tolong” or “Silakan” from the following picture!)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
E. CATATAN BUDAYA
Orang Indonesia santun dalam berbahasa, oleh karena itu gunakan kata-kata yang sopan ketika meminta tolong atau melarang seseorang untuk melakukan sesuatu. Ucapkanlah kata terima kasih sebagai bentuk apresiasi.
Indonesian are polite when speaking. Therefore, use polite words when asking someone’s hel or banning someone
to do something. Say the word “Thank you” as a kind of appreciation.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KUNCI JAWABAN LATIHAN UNIT 1 1. Elis : Selamat pagi. Elis : Nama saya Elisabet. Jhon : Saya tinggal di Jalan Beo. Elis : Senang bertemu Anda juga, Jhon. 2. a) b) c) d) e)
Anda, berasal Tinggal Tinggal, siapa Mereka, berasal, berasal Anda
a. b. c. d.
Ya. Saya mau makan. Saya mau makan nasi goreng. Saya mau minum es jeruk. Ya. Saya suka pizza Tidak. Saya tidak suka pizza.
UNIT 2 1.
2. A: Makan B: Makan B: Pedas B: Pedas B: Pedas UNIT 3 1. Silakan. 2. A. Dilarang merokok! B. Dilarang parkir! C. Tolong diam, ada ujian! 3. a) Silakan masuk! b) Silakan duduk! c) Tolong buatkan minum. d) Silakan minum! e) Tolong tutup jendela! f) Silakan makan!
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Lampiran 8: Surat Izin Penelitian
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
BIOGRAFI PENULIS
Elisabet Oktaviani Hanggu merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Lahir di Ruteng, Flores, NTT, 4 Januari 1992. Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Cewonikit Ruteng pada tahun 1998 dan melanjutkan kejenjang sekolah dasar pada tahun yang sama. Kemudian lulus SD pada tahun 2004 dan melanjutkan kesekolah menengah pertama di SMP St. Fransiskus Xaverius Ruteng. Penulis lulus SMP pada tahun 2007 dan melanjutkan kesekolah menengah atas pada tahun yang sama di SMA St Klaus Kuwu Ruteng, lulus pada tahun 2010. Selanjutnya penulis memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2010. Selama menempuh pendidikan di USD, penulis mengikuti mengikuti lomba-lomba antar prodi. Kegiatan organisasi yang terakhir diikuti selama masa pendidikan adalah panitia pementasan kelompok. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai salah satu tugas mata kuliah wajib.