PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOT UNTUK MEMINIMALKAN GALAT PADA PENGUKURAN JARINGAN KETINGGIAN MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Matematika Program Studi Matematika
Disusun Oleh : Sisilia Nov Ciptaning Pradini 103114018
PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
WEIGHTED LEAST SQUARES METHOD TO MINIMIZE THE ERROR IN THE MEASUREMENTS OF HEIGHT NETWORK
PAPER Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain the Degree of Sarjana Matematika Mathematics Study Program
By : Sisilia Nov Ciptaning Pradini 103114018
MATHEMATICS STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MATHEMATICS FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MAKALAII METODE KUADRAT TERKECIL TERBOBOT T]NTT]K MEMIMMALKAI\
GALAT PADA PENGUKURAN JARINGAI\I KETINGGIAN Disusun oleh
:
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
Dr.rer.nat. Herry Pribawanto Suryawan
tanggal 16 Februari 2015
ilt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERT{YATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa makalah yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutrpan dan daftar pustaka sebagai mana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 27 Februari 2015
""-w
Sisilia Nov Ciptaning Pradini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAN PIJBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAI\ AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawatr ini, saya matrasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama
:
:
SisiliaNov Ciptaning Pradini
Nomormahasiswa : 103114018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
Perpustakaan
:
Metode Kuadrat Terkecil Tebobot untuk Meminimalkan Galat pada Pengukuran Jaringan Ketinggian beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpn, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan datq mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selamatetap mencantumkan narnasaya sebagai penulis. Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 3 Februari 2015
Yang menyatakan
(Sisilia Nov Ciptaning Pradini)
vt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“There Is No Elevator to Success, You’ve to Take The Stairs”
Ku persembahkan Tugas akhir ini kepada : My beloved Jesus Mama dan Bapakku tercinta Adik-adikku tersayang Fifin, Benny dan Ella Teman-teman teralienku Anes, Bibi, Nyai, Yoyo, Juna, dan Ayu
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Dalam pengukuran ketinggian, masalah utamanya adalah menentukan titik-titik tinggi dengan ukuran galat sekecil mungkin. Salah satu metode yang dapat meminimalkan galat pada pengukuran ketinggian adalah metode kuadrat terkecil tebobot. Tugas akhir ini bertujuan untuk menunjukan hubungan antara masalah jaringan ketinggian dengan sebuah graf dimana titik-titik tinggi dilambangkan dengan simpul dan beda ketinggian dilambangkan dengan ruas. Kemudian masalah jaringan ketinggian yang telah direpresentasikan dengan sebuah graf akan diselesaikan dengan meggunakan metode kuadrat terkecil tebobot. Pada bagian akhir tugas akhir ini, akan diberi contoh penerapan dari sebuah graf yang mempresentasikan suatu masalah jaringan ketinggian dan penyelesaiaannya dengan menggunakan metode kuadrat terkecil tebobot.
Kata Kunci : galat, jaringan ketinggian, metode kuadrat terkecil terbobot, graf, simpul, ruas.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT In the measurements of height, the main problem is to find the point of height which the size of error as small as possible. One method that can minimize the error in the measurements of height is weighted least squares. This paper aims to show the relation of height network with a graph in which the points of height are assigned by nodes and the differences of height are assigned by edges. Then the height network’s problems that have been represented by a graph will be solved by weighted least squares method. At the end of this paper will be given an example of the application of a graph that presented a height network’s problem and it’s solution by weighted least squares method.
Keywords : error, height network, weighted least squares, graph, node, edge.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkatNya yang selalu menyertai penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Penulis menyadari, tugas akhir ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima atas segala bimbingan, dorongan, semangat, sehingga tugas akhir ini terselesaikan dengan baik, kepada: 1.
Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.
2.
Bapak Y.G.Hartono, Ph.D., selaku Ketua Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma.
3.
Bapak Dr.rer.nat. Herry Pribawanto Suryawan selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran, kesungguhan hati serta memberikan banyak ide serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
4.
Ir. Ignatius Aris Dwiatmoko, M.Sc. yang telah memberikan ide dan masukan untuk menulis tugas akhir ini dan selaku dosen pembimbing akademik.
5.
Seluruh Dosen Program Studi Matematika serta karyawan Fakultas Sains dan Teknologi. Terima kasih atas bimbingan, doa dan pelajaran yang diberikan selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma.
6.
Keluargaku tercinta, my big bos Paternus Dithu dan bu presdir Setyaning Prihati yang senantiasa memberi dukungan, semangat dan mendoakan anaknya x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang selalu bikin panik ini. Terima kasih atas kesabaran dan kasih sayang dalam mendidik anak-anaknya. Adik-adik penulis Fifin, Beni, Ella. 7.
Sahabat-sahabat penulis di Program Studi Matematika , Anes, Bibi, Nyai, Juna, Yoyo, Selly, Aster, Ayu, Arga, Tika, Ratri, Pandu, Roy, Yohan, yang selalu setia mendengar keluh kesah, menemani dan memberi semangat untuk penulis yang sangat berarti.
8.
Keluarga Besar Program Studi Matematika, terima kasih atas segala dukungan dan bantuannya kepada penulis.
9.
Teman-teman sekaligus keluarga penulis, Mbak Rub yang selalu siap menyediakan keperluan penulis, Apin, Mbak Astrid, Mbak Arin yang terus memberi semangat, dukungan dan doa. Banyak suka dan duka telah kita lewati bersama selama ini.
10.
Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih banyak atas semua bantuannya. Akhirnya penulis menyadari bahwa tugas akhir ini memiliki berbagai
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga tugas akhir ini dapat menjadi referensi bagi rekan-rekan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Yogyakarta, 11 Februari 2015
Penulis xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................................v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................................ viii ABSTRACT............................................................................................................................ ix KATA PENGANTAR ..............................................................................................................x BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................................1 I.1
Latar belakang ...........................................................................................................1
I.2
Rumusan Masalah .....................................................................................................6
I.4
Tujuan Penulisan .......................................................................................................7
I.5
Metode Penulisan ......................................................................................................7
I.6
Manfaat Penulisan .....................................................................................................7
I.7
Sistematika Penulisan ................................................................................................7
BAB II : LANDASAN TEORI ...............................................................................................10 II.1
Matriks Singular dan Tak singular ..........................................................................10
II.2
Ruang Vektor...........................................................................................................11
II.3
Ruang Bagian ..........................................................................................................13
II.4
Kebebasan Linear ....................................................................................................14
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
II.5
Basis dan Dimensi ...................................................................................................18
II.6
Ruang Baris dan Ruang Kolom ...............................................................................22
II.7
Rank.........................................................................................................................24
II.8
Ruang Nol (Kernel/ Nullspace) ...............................................................................25
II.9
Ruang Hasil Kali Dalam ..........................................................................................27
II.10
Norma ......................................................................................................................28
II.11
Ortogonalitas ...........................................................................................................33
II.12
Metode Kuadrat Terkecil .........................................................................................34
II.13
Matriks Definit Positif .............................................................................................37
II.14
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika ...............................................................37
II.15
Dasar-Dasar Teori Graf ...........................................................................................39
BAB III : JARINGAN KETINGGIAN ..................................................................................44 III.1
Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil ..............44
III.2
Kuadrat Terkecil Terbobot ......................................................................................66
III.3
Jaringan Ketinggian Dan Graf .................................................................................70
BAB IV : PENUTUP ..............................................................................................................81 IV.1
Kesimpulan ..............................................................................................................81
IV.2
Saran ........................................................................................................................82
Daftar Pustaka .........................................................................................................................83
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang Pada kehidupan sekarang ini, tak dapat dipungkiri bahwa manusia sangat
membutuhkan teknologi demi membantu kelangsungan hidup mereka. Contohnya adalah manusia sekarang tidak pernah terlepas dari alat komunikasi jarak jauh yang disebut handphone. Handphone selain dapat membantu manusia untuk dapat berkomunikasi dari jarak jauh, handphone juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang semakin memanjakan penggunanya. Contohnya adalah fitur kamera, radio, games, dan lain-lain. Semakin mahal harga handphone maka biasanya semakin lengkap fitur yang dimilikinya. Salah satu fitur yang dimiliki sebuah handphone adalah GPS. GPS tidak hanya terdapat pada handphone, tetapi banyak dijumpai juga di mobil. Hal ini dikarenakan oleh fungsi GPS yang membantu pengguna sebagai penunjuk arah. GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan penentuan posisi sebuah objek yang terletak pada permukaan bumi. Teknologi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat ini pada awalnya dikembangkan untuk kepentingan militer. Namun, mengingat kegunaannya terutama dalam bidang navigasi serta geografi, maka dalam perjalanannya sistem ini juga dikembangkan untuk keperluan sipil. GPS didesain untuk memberikan informasi dalam menentukan letak/posisi, kecepatan, percepatan, dan waktu yang teliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 1.1 (Global Positioning System) Dalam menentukan posisi dan letak pada GPS, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan tentang bumi yang disebut geodesi. Menurut IAG (International Association of Geodesy), geodesi adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dan perepresentasian dari bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu. Dengan kata lain, geodesi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan ukuran bumi termasuk berat dan kepadatannya. Dalam prakteknya, ilmuwan geodesi mengadakan pengamatan dan pengukuran secara teliti untuk menentukan posisi titik pada permukaan bumi untuk dipetakan. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam menentukan letak dan posisi pada GPS dengan mengacu pada ilmu geodesi adalah ketinggian. Ketinggian suatu tempat atau daerah diperoleh dari percobaan-percobaan serta pengukuran matematis. Arti
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengukuran secara umum menurut Umar (1991) adalah kegiatan yang sistematis untuk mendapatkan informasi mengenai suatu objek secara kuantitatif dengan alat ukur yang dimiliki. Seringkali dalam melakukan pengukuran ketinggian, data yang didapat untuk suatu tempat tidak selalu akurat karena terdapat galat (kesalahan/error). Galat yang dimaksud di sini adalah kesalahan dalam proses pengambilan data. Menurut buku karangan Suntoyo Yitnosumarto (1993), galat adalah keanekaragaman (variabilitas) hasil pengukuran yang disebabkan oleh ketidakmampuan materi pengukuran atau objek pengukuran untuk berperilaku sama dalam pengukuran tersebut. Galat dapat berfungsi untuk menunjukkan efisiensi dari satu jenis pengukuran
ke pengukuran yang lain. Secara normal, yang diharapkan dalam
pengukuran adalah galat yang bernilai kecil. Untuk itu dibutuhkan metode matematis yang dapat meminimalkan galat pada pengukuran tersebut (dalam hal ini pengukuran ketinggian).
Objek pengukuran
pengukuran 1
pengukuran 1
galat
Bagan (1.1)
3
Pengukuran 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bagan (1.1) menjelaskan pengukuran suatu objek yang dilakukan beberapa kali. Pengukuran-pengukuran tersebut menghasilkan galat. Selanjutnya, galat tersebut akan diestimasi untuk memperkirakan ukuran atau bentuk objek yang sesungguhnya. Salah satu metode yang dapat membantu meminimalkan galat adalah metode kuadrat terkecil. Matematikawan besar dari Jerman, Carl Friedrich Gauss adalah salah satu pencetus ide tentang metode kuadrat terkecil. Selain Gauss ada beberapa penemu lainnya yaitu Adrien Marie Legendre pada tahun 1805 dan Robert Adrian tahun 1808. Prinsip dari metode kuadrat terkecil adalah meminimalisasi jumlah kuadrat deviasi data dari pengukuran yang didapat. Persamaan untuk meminimalisasi jumlah galat pada metode kuadrat terkecil adalah x = b, dengan
adalah matriks koefisien yang berukuran m x n dan b adalah
vektor yang berisi hasil-hasil pengukuran yang didapat dari data. Dalam hal ini harus dicari vektor
sehingga ‖
panjang vektor
‖ seminimal mungkin, dengan ‖
. Maksudnya adalah harus dicari sebuah vektor
‖ adalah untuk
yang terdekat ke . Misalkan jarang ditemukan
= ‖ = 0. Jika
‖,
menotasikan galat pada perhitungan. Biasanya = 0 maka perhitungan x adalah perhitungan yang
eksak untuk persamaan Ax = b. Jadi harus ditemukan ̂, sehingga ukuran ‖
=
‖ adalah yang paling kecil. Sebut ̂ adalah solusi metode kuadrat terkecil.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yang dimaksud terkecil adalah jumlah kuadrat dari elemen-elemen Ax - b diminimalisasikan. Dalam mengukur ketinggian, masalahnya adalah menemukan x1,x2,...,xn dimana n ditentukan dan x1,x2,...,xn adalah titik-titik ketinggian yang akan dicari. Sebagai contoh, patokan-patokan pada gambar (1.1) di bawah melambangkan setiap titik x1,x2,...,x10
Gambar 1.1 Seringkali, dalam mengukur ketinggian, yang kita lakukan adalah menghitung beda tinggi dari satu titik ke titik yang lain. Maksud dari beda tinggi adalah jarak vertikal antara dua bidang datar yang melalui kedua titik tersebut (lihat gambar 1.2). Dalam hal ini, beda dari titik x1 ke titik x2 sama dengan jarak vertikal dari titik
ke titik
.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 1.2 Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang minimalisasi galat pada pengukuran ketinggian dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terbobot..
I.2
Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan metode kuadrat terkecil terbobot? b. Bagaimana menerapkan metode kuadrat terkecil terbobot tersebut ke dalam data jaringan ketinggian yang didapat?
I.3
Batasan Masalah a.
Perhitungan galat ini dilakukan hanya pada matriks yang mempunyai rank kolom penuh.
b. Makalah ini tidak membahas secara rinci tentang statistik. Dalam hal ini, tidak akan dibahas secara mendalam mengenai bagaimana memperoleh variansi yang akan digunakan sebagai entri-entri dari matriks terbobot.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I.4
Tujuan Penulisan a. Memahami metode kuadrat terkecil dalam meminimalkan galat dari suatu hasil pengukuran. b. Memahami bagaimana metode kuadrat terkecil terbobot diaplikasikan dalam jaringan ketinggian. c. Mengaplikasikan graf sebagai representasi dari jaringan untuk membantu memecahkan masalah menentukan titik-titik ketinggian.
I.5
Metode Penulisan Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan menggunakan buku-
buku referensi sebagai acuan penulisan serta pengambilan data.
I.6
Manfaat Penulisan a. Dapat mengaplikasikan metode kuadrat terkecil untuk meminimalkan galat pada pengukuran jaringan ketinggian. b. Membantu berbagai pihak dalam mengukur ketinggian agar galat dari hasil pengukuran yang diperoleh dapat diminimalkan.
I.7
Sistematika Penulisan Bab I : Pendahuluan I.1
Latar Belakang
I.2
Batasan Masalah
I.3
Rumusan Masalah
I.4
Tujuan Penulisan
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I.5
Metode Penulisan
I.6
Manfaat Penulisan
I.7
Sistematika Penulisan
Bab II : Landasan Teori II.1
Matriks Singular dan Taksingular
II.2
Ruang Vektor
II.3
Kebebasan Linear
II.4
Basis dan Dimensi
II.5
Ruang Baris dan Ruang Kolom
II.6
Rank
II.7
Ruang Nol (Kernel)
II.8
Ruang Hasil Kali Dalam
II.9
Norma
II.10
Ortogonalitas
II.11
Metode Kuadrat Tekecil
II.12
Matriks Definit Positif
II.13
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika A. Nilai Harapan Variabel Random B. Variansi Variabel Random C. Kovariansi dari Dua Variabel Random
II.14
Dasar-Dasar Teori Graf A. Teori Graf 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Graf Berarah C. Graf Lengkap Bab III : Jaringan Ketinggian III.1
Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil
III.2
Kuadrat Terkecil Terbobot
III.3
Jaringan Ketinggian dan Graf
Bab IV : Penutup IV.1
Kesimpulan
IV.2
Saran
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI II.1
Matriks Singular dan Tak singular
Definisi (2.1) : Suatu matriks A berorde n x n dikatakan tak singular (nonsingular) atau dapat dibalik (invertible) jika terdapat matriks B, sehingga AB = BA = I. Matriks B disebut sebagai invers perkalian (multiplicative inverse) dari A. Jika B dan C keduanya adalah invers perkalian dari A, maka : B = BI = B(AC) = (BA)C = IC = C Jadi, satu matriks memiliki paling banyak satu invers perkalian. Definisi (2.2) : Suatu matriks n x n dikatakan singular jika tidak memiliki invers perkalian. Sebut invers perkalian dari suatu matriks taksingular A sebagai invers dari A dan ditulis sebagai
.
Contoh : Matriks-matriks 0
1 dan *
+
adalah saling invers karena,
0
dan
1[
]
0
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
]0
1
0
1
Teorema (2.1) Suatu matriks A berorde n x n adalah singular jika dan hanya jika ( ) Bukti (Leon, teorema 2.2.2, hal.90)
II.2
Ruang Vektor Misalkan
adalah himpunan tak kosong di mana didefinisikan operasi-
operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar. Artinya bahwa untuk setiap pasangan elemen-elemen
dan
di dalam
yang tunggal yang juga berada di
dapat diasosiasikan dengan elemen
, dan dengan setiap elemen
di
dan
setiap skalar
, dapat diasosiasikan dengan elemen
yang tunggal di dalam
.
Himpunan
bersama-sama dengan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian
dengan skalar dikatakan membentuk ruang vektor jika aksioma-aksioma berikut dipenuhi : A.1.
untuk setiap
A.2.
(
A.3.
Terdapat elemen 0 di sehingga
A.4.
Untuk setiap
A.5.
)
dan
(
(
)
di
) untuk setiap
terdapat elemen –
= di
untuk setiap skalar
11
di untuk setiap sehingga dan setiap
di (- ) di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A.6.
(
) =
A.7.
(
)
(
A.8.
1.
=
setiap
untuk setiap skalar ) untuk setiap skalar
dan
dan
dan setiap
dan setiap
Elemen-elemen dari V disebut vektor. Istilah skalar biasanya adalah suatu bilangan real, meskipun dalam beberapa kasus adalah bilangan kompleks. Seringkali istilah ruang vektor real digunakan untuk menyatakan bahwa himpunan skalar-skalar adalah himpunan bilangan-bilangan real. Simbol 0 telah digunakan dalam Aksioma 3 untuk membedakan vektor nol dan skalar 0. Beberapa contoh Ruang vektor : 1. Ruang vektor Euclides Himpunan semua pasangan terurut *(
dengan entri-entri bilangan real: )|
+
2. Ruang vektor Misalkan
himpunan semua matriks (
real. Jika matriks didefinisikan
(
) dan
) yang berorde sebagai matriks
3. Ruang vektor , Misalkan
(
,
), maka jumlahan
dengan entri-entri bilangan didefinisikan sebagai
. Jika diberikan skalar dimana entri ke- adalah
, maka dapat .
- menyatakan himpunan semua fungsi bernilai real yang
didefinisikan dan kontinu pada interval tertutup ,
12
-. Dalam kasus ini himpunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
semestanya adalah himpunan fungsi-fungsi. Jadi vektornya adalah fungsi-fungsi di ,
-. Jumlah
dari dua fungsi di , (
untuk semua
di ,
)( )
- didefinisikan oleh ( )
( ),
-. Fungsi yang baru dari
karena jumlahan dari fungsi kontinu adalah kontinu. Jika dan
suatu bilangan real, maka
di ,
-,
adalah fungsi di ,
-
didefinisikan oleh (
untuk semua
,
adalah elemen dari
)( )
-. Jelas bahwa
( ),
berada di dalam ,
- karena jika konstan
dikalikan dengan fungsi kontinu selalu kontinu. 4. Ruang vektor Misalkan dan
adalah himpunan semua polinom dengan derajat didefinisikan (
dan )( )
. Untuk
oleh ( )
( )
dan (
II.3
)( )
( )
Ruang Bagian
Definisi (2.3) : Jika S adalah subhimpunan tak kosong dari suatu ruang vektor . Dan memenuhi syarat-syarat berikut : 1.
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. maka
disebut ruang bagian (subspace) dari .
Contoh : Misalkan jika
(
2.
) |
(
)
adalah ruang bagian dari
, karena
) dan (
. (
)
(
II.4
+. Maka
) , maka : (
1. jika
*(
) (
maka : ) )
Kebebasan Linear Pada bagian ini, akan dibatasi pada ruang-ruang vektor yang dibentuk dari
himpunan-himpunan berhingga. Setiap vektor dalam ruang vektor yang bersangkutan dapat dibentuk dari elemen-elemen dalam himpunan penghasil ini hanya dengan menggunakan operasi-operasi penjumlahan dan perkalian skalar. Himpunan penghasil ini biasanya disebut himpunan perentang. Lebih khususnya akan dicari himpunan perentang “minimal”. Kata minimal maksudnya adalah himpunan perentang tanpa elemen yang tidak diperlukan (artinya, semua elemen dalam himpunan tersebut diperlukan untuk merentang ruang vektor yang bersangkutan).
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk melihat bagaimana mencari himpunan perentang yang minimal perlu diperhatikan bagaimana vektor-vektor di dalam himpunan saling “bergantung” satu sama lain.
vektor-vektor
dalam ruang vektor
disebut bebas linear
(linearly independent) jika
mengakibatkan semua skalar
harus sama dengan 0.
Contoh :
Vektor-vektor . /dan . / adalah bebas linear, karena jika
. /
. /
. /
yaitu
maka satu-satunya penyelesaian dari sistem ini adalah
vektor-vektor
,
dan
dalam ruang vektor
linear (linearly dependent) jika terdapat skalar-skalar semuanya nol sehingga 15
.
disebut bergantung yang tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh :
Diberikan.
( )
Vektor-vektor
( )
( )
bergantung linear karena apabila
( )
( )
( )
( )
maka diperoleh :
Dalam kasus ini
= 1,
,
,
, jadi .
Teorema (2.2) Misalkan
adalah vektor dalam (
dan misalkan )
16
( )
( )
adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk
(
. Jika
), maka vektor-vektor
adalah bergantung linear jika dan hanya jika
adalah matriks singular.
Bukti (Leon, teorema 3.3.1, hal.122) Teorema (2.2) dapat digunakan untuk menguji apakah linear atau bergantung linear dalam
vektor adalah bebas
. Langkah awalnya adalah bentuk suatu
matriks yang elemen-elemennya adalah vektor-vektor yang akan diuji kebebasan linearnya, sebut matriks itu adalah matriks
. Untuk menentukan apakah matriks
singular atau tidak, hitunglah nilai dari det( ). Jika det( )= 0, maka vektorvektornya bergantung linear. Jika det ( ) ≠ 0 maka vektor-vektornya bebas linear. Contoh : Tentukan apakah vektor-vektor (
) (
) dan (
) bergantung linear
atau bebas linear? Penyelesaian :
Misalkan X = (
). Untuk menentukan apakah matriks
singular atau tidak
singular adalah dengan mencari nilai determinannya
( )
|
(
|
)
|
(
|
) 17
|
(
|
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
. ( )
Karena
, maka menurut teorema (2.2), vektor-vektor tersebut adalah
bergantung linear.
II.5
Basis dan Dimensi
Definisi (2.4) : Vektor-vektor
membentuk basis untuk ruang vektor
jika dan hanya jika : i.
bebas linear
ii.
merentang
Contoh :
“Basis baku” untuk
adalah {
( )
( )
terdapat banyak basis untuk yang dapat dipilih untuk
( )}, akan tetapi (basis dari ruang vektor
tidak tunggal). Sebagai contoh
{( )
( )
kedua-duanya adalah basis untuk
( )} dan {( )
( )
( )}
karena kedua-duanya memenuhi syarat basis
yaitu merentang dan bebas linear.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Buktinya adalah :
Diberikan {( )
( )
( )}, maka :
1. Harus dibuktikan bahwa himpunan vektor-vektor di atas merentang 4 5
( )
( )
( )
Menghasilkan :
maka,
jadi, 4 5
(
)( )
(
)( )
19
(
)( )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sehingga ketiga vektor tersebut merentang
.
2. Harus dibuktikan bahwa ketiga vektor tersebut bebas linear.
(
| )
(
(
(
| )
| )
(
(
| )
| )
| )
Jadi,
. Maka, ketiga vektor di atas adalah bebas linear.
Terbukti bahwa himpunan vektor {( )
( )
( )} adalah merentang dan bebas
linear. Maka himpunan vektor tersebut adalah basis untuk
.
Teorema (2.3) Jika *
+ adalah basis dari suatu ruang vektor , maka himpunan sebarang
vektor di , dengan
adalah bergantung linear.
Bukti (Leon, teorema 3.4.1, hal.129) Akibat (2.3.1)
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jika *
+ dan *
ruang vektor , maka
+ kedua-duanya adalah basis untuk suatu .
Bukti (Leon, akibat 3.4.2, hal. 130) Definisi (2.5) : Misalkan dari dari
adalah ruang vektor. Jika
vektor, maka dapat dikatakan bahwa dikatakan memilik dimensi 0.
memiliki dimensi . Ruang bagian * +
dikatakan memiliki dimensi hingga jika
terdapat himpunan berhingga vektor yang merentang demikian, maka dapat dikatakan bahwa
memiliki basis yang terdiri
dan bebas linear; jika tidak
memiliki dimensi tak hingga.
Contoh : Ruang vektor
memiliki basis *
basis tersebut, maka
+. Karena terdapat
vektor dalam
memiliki dimensi n.
Conotoh : Teorema (2.4) Jika
adalah ruang vektor dengan dimensi
1. Sembarang himpunan n vektor bebas linear merentang 2. Sembarang himpunan
vektor yang merentang
Bukti (Leon, Teorema 3.4.3, hal. 131)
21
adalah bebas linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh :
Tunjukkan bahwa {( )
Karena dim
(
)
( )} adalah basis untuk
.
, maka hanya perlu ditunjukkan bahwa ketiga vektor ini bebas
linear.
(
Misalkan
), maka
( )
|
|
(
)
|
|
(
|
|
)
Karena ketiga vektor di atas bebas linear, maka menurut teorema (2.4) ketiga vektor di atas merentang
II.6
. Jadi ketiga vektor di atas adalah basis untuk
.
Ruang Baris dan Ruang Kolom Jika
adalah matriks berorde
, maka setiap baris dari
bilangan-bilangan real sehingga dapat dianggap sebagai vektor dalam yang bersesuaian dengan baris-baris dari (row vector) dari sebagai vektor
.
vektor
akan disebut sebagai vektor-vektor baris
. Dengan cara yang serupa, setiap kolom dari dan dapat diasosiasikan
adalah tupel-n
dapat dianggap
vektor kolom dengan matriks . 22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Definisi (2.6) : Jika
adalah matriks berorde
yang direntang oleh vektor-vektor baris dari
disebut ruang baris (row space) dari
( ) . Ruang bagian dari
dilambangkan dengan vektor kolom dari
, maka ruang bagian dari
yang direntang oleh vektor-
disebut ruang kolom (column space) dari
dilambangkan
dengan ( ). Contoh :
.
Misalkan
Ruang baris dari
/
adalah himpunan tiga tupel yang berbentuk (
Ruang kolom dari
)
Jadi ruang baris dari adalah
)
(
)
adalah himpunan semua vektor yang berbentuk
. /
kolom dari
(
. /
. /
. /
adalah ruang bagian berdimensi dua dari
dan ruang
.
Teorema (2.5) Dua matriks A dan B yang ekivalen baris (B dapat dibetuk dari A dengan serangkaian operasi baris yang berhingga banyaknya, yaitu vektor-vektor baris dari B merupakan kombinasi linear dari vektor-vektor baris dari A) memiliki ruang baris yang sama. 23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bukti (Leon, teorema 3.6.1, hal. 144)
II.7
Rank Rank dari suatu matriks
adalah dimensi dari ruang baris dari
. Untuk
menentukan rank dari suatu matriks dapat dilakukan dengan cara mereduksi matriks yang bersangkutan menjadi bentuk eselon baris. Baris-baris taknol dari matriks eselon baris akan membentuk basis untuk ruang barisnya. Contoh : Misalkan
(
Dengan mereduksi
(
)
menjadi bentuk eselon baris
)
(
(
)
)
(
(
)
maka diperoleh matriks
(
)
24
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jelas bahwa ( dan
) membentuk basis untuk ruang baris dari . Karena
ekivalen baris, maka matriks
matriks
II.8
) dan (
sehinga rank dari
memiliki ruang baris yang sama dengan
adalah 2.
Ruang Nol (Kernel/ Nullspace) Misalkan
adalah matriks
semua penyelesaian dari sistem homogen ( ) Akan ditunjukan bahwa Jika
( ) dan
*
, maka : |
+
( ) adalah ruang bagian dari
( ).
)
( ), maka : (
Oleh karena itu,
) ( ). Ini berarti bahwa
Himpunan semua penyelesaian dari sistem homogen bagian dari
. Ruang bagian
( ) ruang bagian dari
( ) jika 25
.
membentuk ruang
( ) disebut ruang nol (kernel atau nullspace) dari .
Contoh : Tentukan
sebagai berikut :
suatu skalar, maka (
sehingga
( ) menyatakan himpunan
. Misalkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
.
/
Penyelesaian : Dengan menggunakan reduksi Gauss-Jordan untuk menyelesaikan , maka diperoleh :
.
.
| /
| /
.
| /
.
| /
Bentuk eselon baris tereduksi melibatkan dua variable bebas
jadi, jika didefinisikan
=
( )
adalah penyelesaian dari
dan
(
dan
, maka
)
(
. Ruang vektor
berbentuk
26
)
(
)
( ) terdiri dari semua vektor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
di mana
II.9
dan
)
(
)
adalah skalar.
Ruang Hasil Kali Dalam Hasil kali dalam pada ruang vektor
adalah sebuah operasi pada
yang
dengan sebuah bilangan real 〈
memetakan setiap pasang vektor-vektor ,
〉
yang memenuhi syarat berikut : 〈
〉
ii 〈
〉
i
iii 〈
, dengan kesamaan jika dan hanya jika 〈
〉 untuk semua 〉
(
semua skalar
dan
Ruang vektor
)
dan (
di dalam
) untuk semua
di dalam
dan
yang dilengkapi dengan sebuah hasil kali dalam disebut ruang hasil
kali dalam. Sifat-sifat dasar ruang hasil kali dalam Jika
adalah sebuah vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam , panjang atau
norma dari
diberikan oleh ‖ ‖
Dua vektor dikatakan ortogonal jika 〈
√〈 〉 = 0. 27
〉
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teorema (2.6) (Hukum Pythagoras) Jika
dan
adalah vektor-vektor ortogonal di dalam sebuah ruang hasil kali dalam
, maka : ‖
‖
‖ ‖
‖ ‖
Bukti (Leon, teorema 5.3.1, hal. 203) Teorema (2.7) (Ketaksamaan Cauchy-Schwarz) Jika
dan
adalah vektor-vektor di dalam sebuah ruang hasil kali dalam , maka |〈
Kesamaan berlaku jika dan hanya jika
〉|
‖ ‖‖ ‖ dan
bergantung linear.
Bukti (Leon, teorema 5.3.2, hal. 206)
II.10 Norma Definisi (2.7) : Sebuah ruang vektor
dikatakan ruang linear bernorma
(normed linear space) jika untuk setiap vektor bilangan real ‖ ‖ yang disebut norma dari i
‖ ‖
ii ‖ iii ‖
dikaitkan dengan sebuah
yang memenuhi :
dengan kesamaan berlaku jika dan hanya jika ‖
| |‖ ‖ untuk setiap skalar . ‖
‖ ‖
‖ ‖ untuk semua
28
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teorema (2.8) Jika
sebuah ruang hasil kali dalam, maka ‖ ‖
〉 untuk semua
√〈
mendefinisikan sebuah norma pada . Bukti (Leon, teorema 5.3.3, hal. 207) Ada banyak norma yang dapat didefinisikan pada sebuah ruang vektor yang diberikan. Sebagai contoh di i. ‖ ‖
∑
:
| |, untuk setiap
ii. ‖ ‖
=(
)
| |
iii. ‖ ‖
(∑
| | )
⁄
Secara khusus, jika p = 2, maka : ⁄
‖ ‖
(∑| | )
Bukti bahwa i, ii, iii adalah norma : i. Misalkan 1. ‖ ‖
( | |
) ‖ ‖ | |
|
| | |
‖ ‖ 29
| |
|
|
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
| |
| |
| |
|
dan | | dan
2. ‖
|
‖
dan
|
|
dan |
dan
|
|
dan
|
|
| || |
| || |
| |(| |
| |
| | ||
|
|
|)
| |‖ ‖ (
3. Misalkan ‖
‖
) ‖ ‖
|
|
| |
|
| |
(| |
| | |
| | |
| |
| |
‖ ‖
| |
|
| |
|)
| |
(| |
|
| | | |
| |)
‖ ‖
Jadi, terbutki bahwa (i) adalah norma. ii. Misalkan
(
1. ‖ ‖
)‖ ‖ *| | | |
|
*| | | |
|
|+
Jelas bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif maka ‖ ‖ ‖ ‖ *| | | | | |
dan | |
|
|+ dan
30
dan |
|
|+
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan
2. ‖
‖
*|
||
dan
dan
|
|+
|
*| || | | || |
| ||
| |*| | | |
|
|+
*| | | |
|
|+
| |
|+
| |‖ ‖ (
3. Misalkan ‖
‖
)‖ ‖ *|
||
*| |
|
| || |
*(| | | | *| | | | ‖ ‖
*| | | | |+
| |
| |
|
|) |+
| |+
|
|
| |+
(| | | |
| |)+
*| | | |
| |+
‖ ‖
Jadi terbukti bahwa (ii) adalah norma. (
iii. Misalkan 1. ‖ ‖
√〈
)‖ ‖
(∑
〉
√ ‖ ‖ √〈
〉
31
| | )
⁄
√〈
〉
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
√
2. ‖
‖
dan
dan
dan
dan
dan
dan
〉
√〈 √ √
(
√
√
)
| |‖ ‖ (
3. Misalkan ‖
‖
Diperoleh ‖
)‖ ‖
〈
(∑
| | )
⁄
√〈
〉
〉
〈
〉
〈
〉
〈
〉 〈
〈 〉
〉 〈
‖ ‖
‖ ‖ ‖ ‖
(‖ ‖
‖ ‖ )
‖
‖ ‖
〈
〉
〉 ‖ ‖
‖ ‖ .
Jadi terbukti bahwa (iii) adalah norma.
32
Ketaksamaan Cauchy-Schwarz
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh : Misalkan
adalah vektor (
) di
. Hitung ‖ ‖ ‖ ‖ ‖ ‖
Penyelesaian : ‖ ‖
| |
‖ ‖
√
‖ ‖
|
|
| | √
(| | |
| | |)
II.11 Ortogonalitas Definisi (2.8) : Dua ruang bagian untuk setiap
dan
dari
dikatakan ortogonal jika
. Notasi yang digunakan jika
Definisi (2.9) : Misalkan vektor di dalam
dan
adalah ruang bagian dari
dan
ortogonal adalah
. Himpunan semua vektor-
yang ortogonal pada setiap vektor di
akan dinotasikan dengan
. Jadi, * Himpunan
|
+
disebut komplemen ortogonal dari .
Teorema (2.9) Jika
adalah sebuah matriks
, maka
( )
33
(
) dan
(
)
( )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bukti (Leon, teorema 5.2.1, hal.196).
II.12 Metode Kuadrat Terkecil Masalah kuadrat terkecil pada umumnya dapat dirumuskan sebagai sebuah sistem kelebihan persamaan linear. Sistem kelebihan persamaan linear melibatkan lebih banyak persamaan daripada peubah yang tidak diketahui. Sistem yang demikian biasanya tidak konsisten (sistem persamaan tidak dapat diselesaikan). Jadi, jika diberikan sebuah sistem Misalkan
yaitu
dengan
adalah sebuah matriks
dengan
. . Untuk setiap
,
definisikan ‖ ‖
Tinjau sistem persamaan
√〈
〉
√
. Untuk setiap
dapat dibentuk sebuah vektor
sisa (residual) ( ) Jarak antara
dan
diberikan oleh ‖
‖
‖ ( )‖
sehingga ‖ ( )‖ minimum. Meminimumkan
Akan dicari sebuah vektor
‖ ( )‖ adalah sama dengan meminimumkan ‖ ( )‖ . Alasannya adalah dalam fungsi kuadrat, untuk setiap
dan
tak negatif, jika
34
maka
. Sebuah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vektor
yang memenuhi ini disebut sebagai penyelesaian kuadrat terkecil untuk
sistem
. Jika ̂ adalah penyelesaian kuadrat terkecil untuk sistem
maka
adalah sebuah vektor di dalam ruang kolom dari
̂,
dan
yang terdekat ke .
Teorema (2.10) Misalkan
adalah ruang bagian dari
sebuah elemen tunggal
dari
‖
‖
‖
di dalam . Lebih lanjut, vektor
paling dekat dengan vektor
terdapat
yang terdekat ke , artinya: ‖
untuk semua
. Untuk setiap
yang diberikan dalam
jika dan hanya jika
akan
.
Bukti (Leon, Teorema 5.4.1, hal. 212) Sebuah vektor ̂ akan menjadi penyelesaian masalah kuadrat terkecil dan hanya jika
̂ adalah vektor di dalam
dikatakan sebagai proyeksi dari
jika
( ) yang terdekat ke . Vektor
pada ( ). Berdasarkan Teorema (2.10) ̂
harus merupakan sebuah elemen dari
(̂)
( ) . Jadi (̂) adalah sebuah penyelesaian
masalah kuadrat terkecil jika dan hanya jika
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(̂)
( )
Kunci penyelesaian dari masalah kuadrat terkecil diberikan oleh Teorema (2.9) yang menyatakan bahwa : ( )
(
)
Sebuah vektor ̂ akan menjadi penyelesaian kuadrat terkecil dari sistem
jika
dan hanya jika: (̂)
(
)
atau, ekivalen dengan : (̂)
(
Jadi, untuk menyelesaikan masalah kuadrat terkecil
̂) , harus diselesaikan :
̂ Persamaan di atas menggambarkan sebuah persamaan linear
. Persamaan di atas
disebut sebagai persamaan normal (normal equation). Teorema (2.11). Jika
adalah matriks
yang memiliki rank , maka persamaan normal
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mempunyai sebuah penyelesaian tunggal (
̂
)
dan ̂ adalah penyelesaian kuadrat terkecil yang tunggal dari sistem Bukti (Leon, Teorema 5.4.2, hal. 214).
II.13 Matriks Definit Positif Suatu matriks A berorde
dikatakan definit positif jika matriks tersebut
simetris dan memenuhi
untuk setiap
II.14
=,
-
Konsep-Konsep Penting Dalam Statistika
A. Nilai Harapan Variabel Random Definisi (2.10) : Nilai harapan suatu variabel random
∫
Jika variabel random kontinu dengan fungsi densitas ( ) Jika variabel random diskret dengan fungsi probabilitas ( )
( )
( ) {
∑
didefinisikan oleh
( )
B. Variansi Variabel Random 37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Definisi (2.11) : Variansi dari suatu variabel random nilai harapan dari (
dengan
( )
adalah
) . Yaitu ,(
) -
Contoh : Dalam suatu keluarga, yang memiliki dua anak, distribusi probabilitas dari banyaknya anak yang terlahir, akan mengikuti ketentuan di bawah ini :
Banyaknya
anak
0
1
2
( )
¼
½
¼
perempuan X Probabilitas
Nilai harapan dan variansi dari banyaknya anak yang terlahir perempuan akan dihitung sebagai berikut :
( )
,(
) -
∑
(
( )
) ( )
( )
( )
(
) ( )
C. Kovariansi Dari Dua Variabel Random
38
( )
(
) ( )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Definisi (2.12) : Diberikan probabilitas bersama (
dan
adalah variabel random dengan distribusi
). Kovariansi dari
)(
[(
adalah )]
( )
( ) dan
dengan
dan
II.15 Dasar-Dasar Teori Graf A. Teori Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan (
Definisi (2.13) : Graf dalam hal ini *
+ dan *
yaitu
adalah himpunan tidak kosong dari simpul-simpul, yaitu adalah himpunan sisi yang menghubungkan sepasang simpul, +, atau dapat ditulis dengan notasi
menghubungkan simpul
dan
maka dapat ditulis
Contoh : Gambar 2.1 menyatakan graf * *
), yang
(
) dengan:
+ +
Gambar 2.1
39
( .
). Bila sisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Definisi (2.14) : Dua buah simpul pada graf
dikatakan berhubungan bila keduanya
terhubung langsung oleh suatu sisi. Untuk sebarang sisi
, sisi
dikatakan bersisian dengan titik
dan titik .
Contoh : Pada gambar 2.1, simpul
berhubungan dengan simpul
, tetapi simpul
tidak
adalah titik-titik dalam graf
, jalan
berhubungan dengan simpul . Definisi (2.15) : Misal dari dari
adalah graf,
dan
didefinisikan sebagai barisan titik-titik dan rusuk-rusuk yang dimulai
dan diakhiri dengan
sedemikian sehingga titik-titik dan rusuk-rusuk yang
berurutan saling bersisian. Sebuah jalan tanpa titik yang berulang disebut lintasan dan lintasan yang menghubungkan titik
dan
disebut lintasan
Definisi (2.16) : Misalkan hanya bila untuk setiap simpul
.
adalah graf. Graf dan
merupakan graf terhubung bila
di , ada jalan dari titik
Contoh :
Gambar 2.2
40
ke titik .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Graf
merupakan graf terhubung, sedangkan graf
merupakan graf tidak
terhubung. B. Terminologi Graf Berikut ini diberikan diberikan beberapa definisi dari jenis-jenis graf Definisi (2.17) : Garis parallel adalah dua buah garis yang menghubungkan titik yang sama. Loop adalah garis yang titik awal dan titik ujungnya sama. Contoh:
Gambar 2.3 Gambar 2.3 adalah contoh graf yang memuat garis parallel dan loop. C. Graf Lengkap
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Definisi (2.18) : Graf lengkap
adalah graf yang memiliki
dihubungkan satu sama lain oleh sebuah rusuk. Graf lengkap
titik dan setiap titik disebut juga graf
trivial. Contoh :
Gambar 2.4 Gambar 2.4 merupakan beberapa contoh graf lengkap. D. Graf Berarah Definisi (2.19): Suatu graf berarah (Directed Graph) D terdiri atas dua himpunan : (1) Himpunan V, anggotanya disebut simpul (2) Himpunan A, merupakan himpunan pasangan terurut, yang disebut sisi berarah. Graf berarah dinotasikan dengan D(V,A). Simpul anggota V, digambarkan sebagai titik. Sedangkan sisi a = (u,v), digambarkan sebagai garis dilengkapi dengan tanda panah mengarah dari simpul u ke simpul v. simpul u disebut titik pangkal, dan simpul v disebut titik terminal. Contoh :
Gambar 2.5
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar di atas adalah sebuah contoh dari graf berarah dengan : (1) V mengandung 4 simpul, yakni 1,2,3 dan 4 (2) A mengandung 4 sisi berarah yakni (1,4), (2,1),(4,2),(2,3),(4,3) dan (2,2) Definisi (2.18) : Apabila sisi berarah suatu graf berarah menyatakan suatu bobot, maka Graf Berarah tersebut dinamakan jaringan (network). Contoh :
Gambar 2.6 Gambar (2.5) menyatakan suatu jaringan karena setiap sisi berarahnya diberi bobot.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III JARINGAN KETINGGIAN
III.1 Pengukuran Ketinggian dengan Menggunakan Metode Kuadrat Terkecil Pertama diberikan sebuah contoh permasalahan di dalam geodesi yaitu masalah leveling, dalam hal ini adalah penentuan tinggi. Masalahnya adalah menentukan ketinggian dari n titik yang ditentukan x1, x2, ... , xn. Di dalam prakteknya yang seringkali diukur adalah beda ketinggian. Ketinggian dari titik i diukur dari titik j, dengan menggunakan prinsip beda ketinggian bij (mungkin tidak eksak) adalah: (
)
Beda-beda ketinggian ini diukur untuk pasangan tertentu (i,j). Dari pengukuran bij dapat diperkirakan ketinggian yang sebenarnya. Pertama, diasumsikan tidak ada galat dalam pengukuran. Maka diharapkan penyelesaian dapat diselesaikan secara eksak. Tapi, jika dilihat pada persamaan dengan n = 3 variabel dan m = 3 persamaan, akan ditemukan masalah yaitu :
}
(
)
Sistem persamaan linear ini bersifat singular. Matriks koefisien dari persamaan di atas adalah :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A=[
]
Matriks A tidak dapat dibalik (tidak invertibel). Determinan dari A sama dengan nol : det (A) = 0 |
|
|
|
|
|
= 0 (-1 – 0)+1(0-1)+1(1-0) = 0. Jika ketiga persamaan pada (3.2) tersebut dijumlahkan akan menghasilkan : 0=
(3.3)
Sebuah sistem persamaan linear singular mempunyai dua kemungkinan, tidak ada penyelesaian atau ada banyak penyelesaian : 1. Tidak konsisten, artinya adalah tidak ada penyelesaian. Jumlahan dari tidak sama dengan nol. (kasus 1) 2. Persamaan konsisten tapi penyelesaian x1, x2, x3 tidak tunggal. Ada tak hingga banyak penyelesaian ketika kekonsistenan pada (3.3) dipenuhi. (kasus 2) Bukti penyelesaian tidak tunggal adalah :
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
|
[
]R3:R3+R1[
|
|
]R3:R3+R2
]
Jika x3 = , x1 = x2 + b12, x2 = x3 + b23 Maka x2 =
23,
x1 = ( + b23) + b12 , x3 = ,
suatu skalar.
Untuk perhitungan dengan galat, diharapkan berada pada kasus 1 : tidak ada penyelesaian. Untuk perhitungan yang eksak, harus berada pada kasus 2 : banyak penyelesaian. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Tidak dapat menentukan ketinggian yang sebenarnya semata-mata hanya dari perhitungan beda tinggi. Satu atau lebih dari tinggi xj harus ditetapkan. Titik tinggi yang telah ditetapkan akan dihilangkan dari variabel. Misalkan titik ketinggian yang diketahui adalah x3 = H. Persamaan menjadi :
}
(
)
Sekarang terdapat tiga persamaan dan hanya dengan dua variabel. Catat bahwa persamaan tersebut memiliki kekonsistenan yang sama dengan (
) yakni
. Masih terdapat dua kemungkinan, tetapi persamaan ( dengan (
) karena matriks koefisiennya berbeda:
46
0 =
) berbeda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Tidak ada penyelesaian (perhitungan tidak konsisten) 2. Hanya ada satu penyelesaian (jika kekonsistenan dipenuhi) Bukti bahwa hanya ada satu penyelesaian :
[
[
|
]R3:R3+R1[
|
|
]R3:R3-R2
]
x1 = x2 + b12, x2 = b23+H, jika
.
Kolom-kolom dari matriks koefisien dari sistem persamaan (3.4) adalah bebas linear jika: c1v1+c2v2 = 0
c1[
[
] + c2 [
]= [ ]
] R3:R3+R1 [
] R3:R3+R2 [
]
maka, c1= c2 = 0.
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya, dinotasikan :
]
Areduced =[
Rank dari matriks Areduced adalah 2 (rank kolom penuh). Hanya terdapat dua kemungkinan yaitu tidak ada penyelesaian atau hanya ada satu penyelesesaian. Ruang nol dari matriks Areduced hanya terdiri dari vektor 0. Bukti bahwa rank dari matriks Areduced adalah 2 :
Areduced = [
]
Dengan mereduksikan matriks A menjadi bentuk eselon baris, maka diperoleh matriks U
[
]R3:R3+R1 [
]R3:R3+R2 [
]
Misalkan,
U=[
]
Jelas bahwa (1,-1) dan (0,1) membentuk basis untuk ruang baris dari U. Karena U dan Areduced ekivalen baris, maka matriks U memiliki ruang baris yang sama sehingga rank dari matriks Areduced adalah 2. 48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bukti ruang nol dari matriks Areduced hanya terdiri dari vektor nol : misalkan N(A) menyatakan himpunan semua penyelesaian dari sistem homogen Ax = 0. Jadi,
[
] R3:R3+R1 [
]R3 :R3 +R2[
]R1 :R1 +R2 [
]
Dan diperoleh x1 = 0, x2 = 0 ( )
*
|
+
2
0 13
Ulasan 3.1 Masalah ini mirip dengan permasalahan menghitung tegangan pada sebuah jaringan listrik. Kekonsistenan pada permasalahan jaringan listrik, yakni persamaan 0 =
dijamin oleh hukum tegangan Kirchhoff (perbedaan tegangan
pada suatu jaringan listrik tertutup adalah nol). Tinggi yang telah ditetapkan pada ketinggian x3 = H sama seperti tegangan yang telah ditetapkan, yang memungkinkan tegangan lain ditemukan secara tunggal. Menetapkan x3 = 0 adalah kasus untuk tegangan yang bagian ujung dari jaringan diletakan di tanah. Selanjutnya dapat dikembangkan lebih lanjut analogi antara ketinggian pada jaringan ketinggian dan tegangan pada jaringan listrik (tidak akan dibahas dalam makalah ini) Untuk perhitungan yang eksak, kekonsistenan akan dipenuhi. Dua dari persamaan dapat diselesaikan untuk x1 dan x2 dan persamaan yang ketiga akan secara 49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
otomatis terselesaikan. Walaupun hal ini adalah kasus yang mudah, tapi dalam prakteknya hampir tidak pernah terjadi. Untuk perhitungan dengan galat, diharapkan ketiga persamaan pada (3.4) menjadi tidak konsisten. Persamaan-persamaan tersebut tidak dapat diselesaikan, akan dicari sebuah penyelesaian terbaik, yang mana dapat membuat pengukuran dari galat seluruh sistem menjadi sekecil mungkin. Penyelesaian tersebut diharapkan menjadi penyelesaian terbaik untuk pengukuran galat. Salah satu metode yang memiliki penyelesaian terbaik untuk meminimalkan galat adalah kuadrat terkecil, dimana kuadrat terkecil meminimalkan jumlah kuadrat dari m persamaan : (
)
(
)
(
)
Persamaan di atas adalah kuadrat terkecil biasa. Ada beberapa pengukuran galat lain yang dapat memberikan penyelesaian-penyelesaian terbaik, yaitu : …..................................................(norma l2 terbobot)
2.
| |
| |
| |.......................................................................(norma l1) *| | | | | |+........................................................(norma l∞)
3.
Bukti bahwa ketiga pengukuran di atas adalah norma :
1. Bukti
adalah norma
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
), ‖ ‖= (∑
Misalkan r=( i.
‖ ‖
√〈
| |
)
〉
√
‖ ‖ √〈
〉
√
ii.
‖
‖
dan
dan
dan
dan
〉
√〈 √ √
(
)
51
√〈
〉
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
√
√
| |‖ ‖
iii.
Misalkan t= (t1t2,t3), ‖ ‖ ‖
‖
〈
√〈
〉
〈
〉
〉
〈
〉
= 〈
〉
〈
〉 〈
‖ ‖
〉
〈
‖ ‖
| |
| | adalah norma
), ‖ ‖
Misalkan r=( | |
| |
| |
| |
| |
| |
‖ ‖ | |
| |
| |
| |
dan | |
dan
dan
dan | |
r=0 ii.
‖
‖
Cauchy-Schwarz
adalah norma (norma l2 terbobot).
| |
‖ ‖
〉
‖ ‖)
Jadi, terbukti bahwa
i.
〈
〉
‖ ‖‖ ‖
(‖ ‖
2. Bukti
√
|
|
|
|
|
|
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
| || |
| || |
| | (| |
| |
| || | | |)
| |‖ ‖ iii.
Misalkan t= (t1t2,t3), ‖ ‖= | | ‖
‖
|
|
| |
|
| | | |
‖ ‖
‖ ‖
| |
Jadi, terbukti bahwa
|
|
| |
| |)
| |
| |
(| |
| |
| |
| |)
| | adalah norma (norma l1). *| | | | | |+ adalah norma
3. Bukti bahwa ), ‖ ‖
Misalkan r=( i.
| |
|
| |
(| |
| |
‖ ‖
*| | | | | |+
*| | | | | |+
Jelas bahwa nilai mutlak selalu bernilai positif maka ‖ ‖ ‖ ‖=0 *| | | | | |+ | |
dan | | dan
ii.
‖
‖
*|
dan | | dan
||
||
|+
53
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
*| || | | || | | || |+ | |*| | | | | |+ | |
*| | | | | |+
| |‖ ‖ iii.
Misalkan t= (t1t2,t3), ‖ ‖ ‖
‖
*| *| |
*| | | | | |+ ||
||
| || |
*(| | | | | |) *| | | | | |+
|+
| || |
| |+
(| | | | | |)+ *| | | | | |+
‖ ‖+‖ ‖ *| | | | | |+ adalah norma.
Jadi, terbukti bahwa
Selanjutnya, makalah ini akan lebih banyak terfokus pada kuadrat terkecil terbobot. Pertama, harus dijelaskan kenapa bobot tertentu dipilih dalam dan bagaimana bobot-bobot tersebut mempengaruhi penyelesaian dari estimasi ̂ ̂ . Kuantitas menentukan
disebut variansi-variansi. Variansi-variansi tersebut
tingkat
kekonsistenan
ketiga
pengukuran.
Semakin
konsisten
pengukuran akan mempunyai variansi-variansi yang kecil dan bobot yang besar (karena bobot 1/
adalah kebalikan dari variansi). Persamaan-persamaan yang
mempunyai bobot lebih besar akan diselesaikan lebih tepat ketika keseluruhan kesalahan
diminimalkan.
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Ulasan 3.2 Pada bagian selanjutnya akan dibahas lebih detail mengenai variansi dan kovariansi. Output dari masalah ini harus menjadi perkiraan ketinggian ̂ dan juga merupakan indikasi dari kekonsistenan perkiraan-perkiraan tersebut.
Akan dicari variansi dari output galat-galat ̂
diberikan variansi-variansi dari input perhitungan galat-galat
, . Hal ini akan
membuktikan bahwa output variansi-variansi adalah yang terkecil ketika bobot bersifat berkebalikan dengan input variansi. Hal ini yang menjadi alasan untuk bobot 1/
.
Lebih umum, suatu matriks bobot yang optimum adalah invers dari matriks kovariansi. Ulasan 3.3 Pengukuran galat
=∑
| | dan
=
*| |
kuadratik dan tidak terdiferensialkan karena adanya fungsi nilai mutlak. Bukti
dan
tidak terdiferensialkan
55
+ tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.1 ( ) tidak terdiferensialkan di titik 0.
Turunan kiri fungsi f di titik 0 adalah : ( )
( )
( )
Turunan kanan fungsi f di titik 0 adalah : ( )
( )
( )
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karena turunan kanan fungsi f di titik 0 tidak sama dengan turunan kiri fungsi f di titik 0, maka
( ) tidak ada, yaitu fungsi f tidak terdiferensialkan di titik 0.
Pada prakteknya hampir selalu ada galat-galat besar pada perhitunganperhitungan
. Hal ini terjadi karena seringkali pengamatan diidentifikasi secara
salah yang menyebabkan nilai-nilai pengamatan diproduksi kembali secara salah. Beberapa ilmuwan geodesi memperkirakan bahwa terdapat galat 5% dari data mereka. Sebuah kuadrat-terkecil yang sesuai akan memperkecil galat-galat tersebut. Dengan meminimalkan
bukan E, galat-galat besar dapat diidentifikasi pada sisa
̂. Penyelesaian dari sistem (3.3) Kembali pada ketiga persamaan dengan dua variabel :
}
57
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sistemnya adalah
yang akan diselesaikan dengan kuadrat terkecil dan
juga dengan kuadrat terkecil terbobot. Pada kuadrat terkecil terbobot akan dipilih bobot-bobot yang tepat agar dapat menghasilkan perkiraan yang baik. Jika melihat persamaan (3.5), matriks koefisien A dan b adalah :
A= [
] dan b = [
].
Untuk kuadrat terkecil biasa dengan bobot satuan, persamaan normalnya adalah ̂
̂
. Penyelesaian dari persamaan normal tersebut adalah perkiraan
( ̂ ̂ ) dari tinggi-tinggi yang tidak diketahui pada dua lokasi pengamatan
pertama dan lokasi yang ketiga sudah ditetapkan sebagai Mengalikan ̂
dengan matriks 2 x 3
.
untuk menemukan persamaan
̂
0
1[
0
Matriks
̂ ][ ] ̂
̂ 1[ ] ̂
0
[
1 [
]
]
(
)
ini memiliki sifat-sifat yang diharapkan yaitu matriks
adalah simetris dan dapat dibalik. Kolom ketiga dari A sudah dihilangkan dengan menetapkan
, meninggalkan dua kolom bebas linear. Invers dari matriks
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tidak mudah dihitung dalam masalah yang memiliki ukuran matriks besar, tapi dalam masalah ini penyelesaiannya dapat dengan mudah dicari. ̂ ̂
(
mempunyai sebuah penyelesaian tunggal : ) ̂ [ ] ̂
0
̂ [ ] ̂
0
̂ [ ] ̂
0
1[
]
1[
]
1[
]
(
)
(
)
Hal ini memberikan perkiraan kuadrat terkecil tidak terbobot : ( (
̂ [ ] ̂
[
̂ [ ] ̂
[
̂
(
̂
(
) (
)
(
) ] )
]
)
} )
Perhatikan bagaimana semua ketinggian muncul dengan nilai H yang sama.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Catat juga kemungkinan bahwa persamaan-persamaan asli (3.3) adalah konsisten : 0 =
. Pada kasus ini, perkiraan ̂ juga merupakan
penyelesaian x. Perkiraan ̂ adalah penyelesaian tunggal untuk Mengganti
.
dengan nol memberikan penyelesaian yang tepat
ketika hal tersebut muncul :
}
(
)
Sekali lagi, semua ketinggian memuat H. Tapi kuadrat terkecil mengatakan bahwa (3.8) adalah perkiraan yang lebih baik dari pada (3.9) ketika persamaan menjadi tak konsisten. Selanjutnya, ubah perhitungan galat tidak terbobot mejadi perhitungan galat terbobot, yaitu :
menjadi
Variansi
mewakili penyebaran dari rata-rata pengukuran galatnya.
Untuk masalah jaringan ketinggian, ada sebuah aturan empiris yaitu : variansi adalah sebanding dengan jarak antar titik-titik pengamatan. Jadi, dipilih
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Faktor
merupakan suatu satuan bobot dari variansi (variance of unit
weight). Untuk
menyelesaikan
kasus
pada
bagian
sebelumnya
tapi
dengan
menambahkan bobot, masih tetap dibutuhkan penempatan dari satu ketinggian yaitu . Ketiga persamaan masih tetap memiliki galat
:
(
̂ ̂
Penyelesaian terbaik
meminimalkan
. Variansi-variansi
menjadi penyebut. Ketika diambil turunan dari dan
terhadap
, maka akan didapat :
Dengan :
(
)
(
)
Dengan : ( (
)
)
61
)
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
(
)
(
)
)
(
)
Jika
Diturunkan terhadap
(
)
(
)
(
)
(
)
diturunkan terhadap
dan
maka akan didapat :
:
4
5
Diturunkan terhadap
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
)
(
)
(
)
(
)
4
5
(
)
sehingga :
(
}
)
(3.11)
Jika dilihat, akan sedikit susah untuk menentukan penyelesaian dari (3.11). Namun dengan notasi matriks, persamaan (3.11) di atas dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Bilangan 1/(
) = 1/(
) akan menjadi elemen-elemen dari sebuah
matriks terbobot C. Pada kasus sebelumnya (mencari penyelesaian terbaik ̂ ̂ pada persamaan (3.10)) memiliki matriks diagonal terbobot, karena ketiga galat diasumsikan bebas linear :
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
)
C=*
(
+
) (
*
+
)
Ketika Ax = b terbobot oleh C, persamaan normal menjadi
̂
Kalimat di atas merujuk pada persamaan (3.11). Akan digunakan notasi ) (dengan
daripada notasi 1/(
), tapi akan ditemukan koefisien yang
sama dari (3.11) pada matriks
=0
1*
+[
]
0
1
(
)
Misalkan, F=0
1
F adalah simetri dan invertibel (punya invers) dan positif definit. Dengan akan didapat matriks tidak terbobot sebelumnya. Determinan dari matriks F adalah: Det (F) = |
=(
|
)(
)-
=
64
yang sudah dihitung di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jadi determinan dari matriks F adalah Pada bagian kanan
0
juga mudah diselesaikan :
1*
+[
]
Secara eksplisit, matriks
[
]
(3.13)
̂=
dapat dibalik sehingga
dapat
diselesaikan: ̂ [ ] ̂
0
1[ ( (
[
) ( ) ( ( (
[
̂
̂
(
(
]
)
(
)
) )
]
) ( ) (
0 1
) )
]
0 1
)
(
)
Sekali lagi, semua ketinggian yang diperkirakan berubah naik atau turun membawa kembali hasil perkiraan ̂
dengan H. Ketinggian satuan tidak terbobot yang sudah dihitung sebelumnya.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
III.2 Kuadrat Terkecil Terbobot Pada bagian sebelumnya telah dibahas contoh dari kuadrat terkecil terbobot. Matriks terbobot C adalah matriks diagonal, karena pengamatan dari galat-galat tidak berkorelasi. Matriks C menjadi C = (atau sungguh menjadi
ketika seluruh galat
mempunyai variansi yang sama. Hal ini termasuk pada kasus galat bebas linear dan teridentifikasi secara identik (
independent and identically distributed errors).
Ketika galat-galat tidak bebas linear, maka setiap matriks simetris definit positif C = ∑
dengan C = ∑
adalah invers dari matriks kovariansi ∑ ̂
Pada bagian ini akan dikembangkan suatu persamaan normal
dan dasar teori untuk membentuk matriks C. Ukuran kuadrat yang sebelumnya menjadi
, termasuk juga bobot-bobot : ‖ ‖
berubah menjadi ‖ ‖
Ketika ukuran berubah, maka hasil kali dalam
. menjadi
juga
berubah. Sudutnya juga berubah, dua vektor a dan b sekarang menjadi tegak lurus ketika Pengertiannya adalah, matriks hasil
̂ dari kolom-kolom
masih sebuah
proyeksi tegak lurus dari b. Persamaan mendasar dari kuadrat terkecil masih mengharuskan galat Perkalian dalam
̂ tegak lurus tehadap semua kolom-kolom dari , di antara kolom-kolom dari
nol, maka kolom-kolomnya adalah baris-baris dari 66
dan galat , jadi
.
semuanya harus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
atau
̂)
̂
atau
(3.14)
Persamaan (3.14) adalah persamaan normal terbobot. ‖ ‖ sekecil mungkin :
Vektor ̂ dipilih untuk membuat Meminimalkan ‖ ‖ Jabarkan
(3.15)
(
) (
menjadi
(
)
)
(
(3.15) )
. Sekarang yang ada adalah murni masalah kalkulus. Untuk dapat mencari nilai minimal dari (3.15) dapat dilakukan dengan menurunkan persamaan (3.15). Penyelesaian dari masalah tersebut memberikan untuk setiap
persamaan-persamaan
komponen dari ̂. Persamaan-persamaan menjadi linear karena ‖ ‖
adalah kuadratik. Dalam aljabar, dapat ditemukan persamaan untuk mencari nilai ̂ (ada komponen) dengan menggunakan notasi matriks. Persamaan-persamaan tersebut adalah ̂
dengan
dan
:
Teorema (3.1): Ketika
adalah matriks simetri positif definit, bentuk kuadratik diminimalkan pada titik dimana
pada ̂
adalah (̂)
67
̂
( )
. Suatu nilai minimum dari ,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bukti : (̂) dengan semua
Bandingkan
( ), untuk membuktikan bahwa
(̂)
adalah yang terkecil : ( )
(̂)
(̂ ̂ ̂
( Karena pernah negatif. minimum dari
̂)
(
̂
̂
̂
̂
̂
̂
)
̂
̂
̂
̂
̂
̂)
adalah matriks definit positif, maka selisih dari
( )
(̂) adalah nilai terkecil yang mungkin. Pada titik ̂
(̂) tidak ,
adalah : (
)
(
)
(
)
(3.16)
Akibat (3.1.1): Minimum dari galat terbobot ‖ ‖ tercapai ketika ( minimumnya adalah : ‖ ‖
68
)̂
. Nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
( Jika
)
adalah sebuah matriks persegi yang invertibel (dapat dibalik), maka
keseluruhan galat akan dihilangkan menjadi nol! Penyelesaian ̂ menjadi penyelesaian yang eksak. Invers dari (
dapat ditulis menjadi
) . Tapi penulisan seperti ini tidak dapat dilakukan pada sebuah
matriks persegi panjang A (matriks berukuran bahwa
akan
). Hanya dapat diasumsikan
memiliki kolom-kolom yang bebas linear, yang membuat
definit positif
(dan invertibel).
Ruang dari
kolom
̂
= semua vektor-
vektor Ax
̂
Gambar (3.2) Gambar (3.2) proyeksi dari untuk setiap kolom
tegak lurus dalam perkalian dalam- :
dari . Maka
Segitiga siku-siku- memiliki ‖ ‖
adalah persamaan normal terbobot. ‖ ̂‖
‖ ‖ , yang adalah
.
Gambar (3.2) menunjukkan proyeksi secara geometri. Pengamatan yang dilakukan di atas adalah dengan menggunakan pengamatan hasil kali dalam. Jadi,
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
secara visual,
tidak kelihatan tegak lurus terhadap proyeksinya. Tapi sudut siku-
siku dalam perkalian dalam- , yang memberikan kunci persamaan ̂
adalah
.
Ulasan 3.4 Sejak jaman Gauss, metode kuadrat terkecil sudah disebut teori penafsiran (adjustment theory) dalam geodesi dan digunakan dalam ilmu sains lainnya. Notasi sederhana mendefinisikan sisa
oleh: (3.17)
Dalam statistik dan aljabar linear numerik terdapat kesepakatan untuk mendefinisikan sisa dengan tanda yang berlawanan : menggunakan notasi akan diubah notasi III.3
. Gauss
untuk bobot-bobot (latin : pondus). Untuk berbagai alasan menjadi .
Jaringan Ketinggian Dan Graf Hubungan antar titik atau yang disebut dengan graf sudah banyak ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah dibangunnya jalan besar yang menghubungkan beberapa kota. Dalam masalah mencari titik tinggi dari suatu ketinggian juga dapat disajikan dengan menggunakan graf. Sebagai contohnya, dalam mengukur ketinggian suatu gunung. Terdapat titiktitik tinggi yang akan dicari. Salah satu cara menentukan ketinggian adalah dengan
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan beda tinggi. Dalam graf, titik-titik tinggi tersebut dilambangkan dengan simpul-simpul dan beda tinggi dilambangkan dengan sisi. Suatu graf berubah menjadi sebuah jaringan ketika ditetapkan bilangan untuk setiap sisi. Setiap bilangan Secara statistik,
adalah
adalah suatu bobot dari pengamatan.
, suatu kebalikan dari variansi ketika diukur sebuah beda ⁄
ketinggian. Untuk masalah jaringan ketinggian
adalah sebanding dengan
suatu kebalikan dari suatu sisi. Bilangan-bilangan tersebut akan menjadi matriks yang mana berukuran
.
Masalah utamanya adalah menentukan titik-titik yang tidak diketahui. Permasalahan dapat dipecahkan dengan menggunakan graf dan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terbobot. Sebuah graf terdiri dari dari “simpul” dan “sisi”. Ada sebanyak (titik-titik di mana ketinggian dan simpul
ditentukan). Dan ada juga sisi di antara simpul
yang melambangkan beda tinggi
tersebut membentuk
sisi, umumnya dengan
. Pengukuran beda tinggi .
Semua simpul dinotasikan oleh setiap titik tinggi ̂ ̂ ketinggian sepanjang sebuah loop adalah jmlahan dari ( ̂ (̂
̂ )
simpul
.
71
̂ . Suatu beda ̂ )
(̂
̂ )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hukum loop : penjumlahan komponen-komponen dari
̂ adalah nol
pada setiap putaran. Untuk sisi , suatu galat terbobot Persamaan vektornya adalah atau
(
̂)
sama dengan
kali sisa
(
̂) .
. Persamaan normal terbobot adalah
. Persamaan terbobot tersebut sama halnya dengan Hukum
Arus Kirchhoff pada setiap simpul : ̂ Gambar (3.3) di bawah ini menunjukkan sebuah graf dengan 4 simpul dan 6 sisi. Gambar tersebut menunjukkan sebuah graf berarah, karena sisi-sisi pada graf tersebut diberikan oleh suatu tanda panah berarah.
Gambar (3.3) Beda tinggi dari simpul 1 ke simpul 2 adalah sesungguhnya dari beda tinggi adalah
(pengukuran
). Dalam hal ini, tanda panah tidak
mengartikan bahwa simpul 2 lebih tinggi dari simpul 1. Tanda panah itu hanya melambangkan beda sebagai
.
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya akan dibahas lebih lanjut mengenai matriks insidensi atau matriks diferensi atau matriks koneksi dari graf. Matriks insidensi
mempunyai baris yang menginformasikan setiap sisi dan
kolom yang menginformasikan setiap simpul. Pada contoh di atas, graf dengan 6 sisi dan 4 simpul memiliki matriks insidensi yang berukuran 6 x 4. Setiap baris memiliki dua entri tak nol yaitu +1 dan -1 untuk menunjukkan simpul mana yang ada tanda panah masuk dan simpul mana yang ditinggalkan. Maka membentuk matriks insidensi
adalah dengan cara melihat simpul dan sisi yang berhubungan. Contoh
pada gambar graf (3.3), ada 3 sisi yang menghubungkan simpul 1 yaitu sisi 1, sisi 2 dan sisi 4. Maka dalam matriks insidensi, entri tak nolnya adalah Karena sisi 1 menunjukan panah yang meninggalkan simpul 1, maka entri
dan
.
adalah
-1. Maka dengan cara yang sama dapat dibentuk sebuah matriks insidensi A dari sebuah graf.
Matriks
di atas memuat semua informasi tentang suatu graf pada gambar (3.3).
Contoh kasus seperti (3.3) ini disebut sebuah “graf lengkap” yang berarti bahwa setiap dua buah simpul dihubungkan dengan sebuah sisi. Sebuah graf lengkap
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
) sisi. Hubungan dari sebuah graf dengan matriks
insidensinya adalah
jika sebuah sisi dihilangkan dari graf maka sebuah baris
memiliki
dihilangkan dari matriks, dan lebih khususnya dalam masalah jaringan ketinggian, jika ada satu titik tinggi yang ditetapkan, maka suatu kolom yang berkorespondensi dengan simpul yang ditetapkan tersebut akan dihilangkan dari matriks insidensinya. Dalam masalah pengukuran jaringan ketinggian, tidak dapat dibuat dua buah sisi di antara simpul-simpul dan sebuah sisi dari sebuah simpul ke dirinya sendiri. Dua buah sisi hanya akan mengartikan bahwa beda ketinggian
dihitung dua kali.
Dalam jaringan ketinggian, suatu matriks insidensi
bukan hanya matriks
yang melambangkan hubungan antara sisi dan simpul dalam suatu graf. Matriks insidensi
berperan dalam menghitung beda tinggi dalam jaringan ketinggian.
Ketika matriks maka output dari
(
dikalikan dengan sebuah vektor
adalah sebuah himpunan dari 6 beda ketinggian ;
* + [
) dari ketinggian,
]
( [
)
]
Beda-beda dalam jari ini diukur oleh
. Ingat bahwa pengukuran
ini mengandung galat-galat. Keenam persamaan pada (3.18) akan diselesaikan dengan menggunakan kuadrat terkecil terbobot yaitu :
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
atau dalam bentuk matriks
)
Sistem dengan 6 persamaan dan 4 variabel mungkin tidak konsisten (karena terdapat galat dalam pengukurannya). Untuk menyelesaikan sistem dengan 6 persamaan dan 4 variabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil terbobot. Dibentuk persaman normal (terbobot) untuk mendapatkan perkiraan ̂. Tapi ada masalah yang harus ditangani terlebih dahulu : Karena
memiliki kolom yang bergantung linear, maka matriks
dan
tidak dapat dibalik. Langkah selanjutnya yang harus diambil adalah satu atau lebih dari titik tinggi harus ditetapkan. Dalam pengukuran yang sesungguhnya, menetapkan
dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya adalah dengan melihat data pengukuran yang telah dilakukan sebelumnya atau dapat dilakukan dengan percobaan lapangan secara langsung. Contohnya adalah dalam mengukur suatu gunung akan ditentukan satu titik yang akan ditetapkan. Dengan menggunakan alat yang bernama LIDAR (Light Detection And Ranging) akan ditemukan nilai titik tinggi yang dicari. Pada aljabar linear, persoalan seperti ini menyangkut tentang “ruang kolom” dari suatu matriks. Ruang nol dari matriks tersebut adalah berdimensi 1, berisi vektor (
). Rank dari matriks tersebut adalah n-1. Jika dihilangkan satu kolom, maka 75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
matriks baru
memiliki rank penuh dan matriks baru
ditetapkan satu titik ketinggian (seperti
dapat dibalik. Jika
pada bagian sebelumnya), maka
semua ketinggian lain dapat diperkirakan. Dengan bebas dapat ditentukan ketinggian dari matriks
(tidak hanya satu). Maka kolom
dapat dihilangkan. Matriks baru A (yang berorde
memiliki rank penuh
)
. Lalu dengan menyelesaikan persamaan normal terbobot
, maka dapat ditentukan estimasi dari nilai ̂. Dalam praktek jaringan ketinggian, harus ada satu atau lebih titik tinggi yang ditetapkan. Misalkan
adalah simpul yang telah ditetapkan tersebut, dan prosedur
dalam menyelesaikan masalah jaringan ketinggian adalah : 1.
Rincikan semua simpul dari 1 sampai . Rincikan juga simpul yang memiliki titik tinggi yang ditetapkan.
2.
Bentuk matriks bersisian berukuran
yang berukuran
, dan suatu matriks bobot
.
3.
Hapus kolom
pada matriks bersisian
4.
Kalikan kolom k dengan sebuah kolom yang berisi
titik tinggi tetap yang
telah diketahui, kemudian jumlahkan dengan vektor . Suatu memiliki persamaan diketahui memiliki 5.
Hitung
dan
dengan (
variabel tinggi yang tidak )(
, kemudian selesaikan sistem
76
pengukuran
) ̂
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh 3.1 Untuk suatu jaringan ketinggian, ditunjukkan pada gambar 3.4 sebagai sebuah graf berarah. Titik-titik tersebut memiliki titik tetap
Gambar 3.4 graf berarah untuk sebuah jaringan ketinggian Pengamatan dari beda-beda tinggi dan ukuran dari garis jaringan
77
adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Matriks bersisiannya berukuran 5 x 5
Matriks di atas adalah matriks bersisian dalam kasus tidak ada titik yang ditetapkan. Tapi, situasinya adalah ada 3 titik-titik tinggi yang telah ditetapkan. Berada pada simpul A,B, dan C. Hal ini berarti bahwa ketiga kolom pertama (
)
dari matriks bersisian A harus dihapus dan kolom-kolom pada bagian sisi kanan (
)
akan dimodifikasi. Modifikasi dari observasi persamaan
[ [
adalah
]
]
[
]
[ ]
Matriks terbobot untuk dua buah variabel yang tidak diketahui (D dan E) dengan
. Matriks (
berbentuk : ) (
) (
C=
) (
) (
[
78
) ]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
]
Oleh karena itu didapat :
[
]
0
1 [
=0
][
]
][
]
1
Dan pada bagian sebelah kanan dari tanda sama dengan adalah
0
1 [
=0
1
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
̂
Sekarang, persamaan normalnya menjadi
0
1[
]
0
1
Penyelesaiannya adalah : ̂
dan ̂
̂
0 [
1
]
[
̂ [
80
]
]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV PENUTUP
IV.1 Kesimpulan Jaringan ketinggian dideskripsikan oleh graf dan matriks insidensi
. Titik
tinggi yang akan dicari dilambangkan dengan sebuah simpul, sedangkan beda tinggi dari titik
ke titik
dinotasikan dengan sebuah sisi. Suatu graf berubah menjadi
sebuah jaringan ketika ditetapkan bilangan Setiap bilangan adalah ⁄
untuk suatu sisi.
adalah suatu bobot dari sebuah pengamatan. Secara statistik
, suatu kebalikan dari variansi ketika diukur sebuah beda ketinggian.
Untuk masalah jaringan ketinggian
⁄(
)
adalah sebanding dengan suatu
kebalikan panjang dari suatu sisi. Bilangan-bilangan tersebut akan menjadi matriks yang mana berukuran
.
Dalam jaringan ketinggian, masalahnya adalah menentukan titik-titik tinggi ̂ (n komponen) dengan ukuran galat yang sekecil mungkin. Salah satu metode yang dapat meminimalkan galat adalah metode kuadrat terkecil terbobot. Persamaan normal metode kuadrat terkecil terbobot adalah :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dalam praktek jaringan ketinggian, harus ada satu atau lebih titik tinggi yang ditetapkan. Misalkan
adalah simpul yang telah ditetapkan tersebut, dan prosedur
dalam menyelesaikan masalah jaringan ketinggian adalah : 1.
Rincikan semua simpul dari 1 sampai . Rincikan juga simpul yang memiliki titik tinggi yang ditetapkan.
2.
Bentuk matriks bersisian berukuran
yang berukuran
, dan suatu matriks bobot
.
3.
Hapus kolom
pada matriks bersisian
4.
Kalikan kolom k dengan sebuah kolom yang berisi
titik tinggi tetap yang
telah diketahui, kemudian jumlahkan dengan vektor . Suatu memiliki persamaan diketahui memiliki 5.
Hitung
dan
dengan (
pengukuran
variabel tinggi yang tidak )(
, kemudian selesaikan sistem
) ̂
.
IV.2 Saran Contoh dalam penulisan tugas akhir ini menggunakan data yang tidak real. Selain itu, tidak dibahas secara rinci pembahasan mengenai statistik pada penulisan tugas akhir ini. Sebaiknya untuk penulisan selanjutnya dapat menggunakan data yang real, dan pembahasan mengenai statistik sebaiknya juga dibahas lebih dalam lagi.
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Daftar Pustaka
Leon, S. J. 2001. Aljbar Linear dan Aplikasinya. Jakarta : Erlangga. Wackerley, D.D. Mendenhall, W. Scheaffer R.L. 2008. Mathematical Statistic with Applications, 7th ed. USA : Thomson Brooks/Cole. Buckley, F., and Lewinter, M. 2003. A Friendly Introduction to Graph Theory. New Jersey: Pearson Education Inc. Strang, G. and Borre, K. 1998. Linear Algebra, Geodesy, and GPS. USA : WellesleyCambridge Press. Husein, U. 1991 Metode Riset Akuntansi Terapan. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/197509122006041HELLI_IHSAN/ Pengertian_Pengukuran.pdf. 16 juli 2014, 16:00. Yitnosumarto, S. 1993. Percobaan : Perancangan, Analisis dan Interpretasinya. http://statforall.blogspot.com/2008/07/galat-data-error-data.html. 16 juli 2014, 16.00
83