PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD SOKOWATEN BARU YOGYAKARTA
SKRIPSI HALAMAN JUDUL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Hijjah Wikantri NIM. 121134238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD SOKOWATEN BARU YOGYAKARTA
SKRIPSI HALAMAN JUDUL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Hijjah Wikantri NIM. 121134238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ilmiah sederhana ini Peneliti persembahkan kepada: 1. Allah SWT yang selalu memberikan jalan terbaik dalam hidupku. 2. Ayah dan Ibuku yang sangat luar biasa mendidikku. 3. Adikku yang telah memberiku banyak motivasi. 4. Sahabat-sahabatku yang selalu menemani dan membantuku. 5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang kucinta.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO Belajarlah mengalah sampai tak seorangpun mengalahkanmu. Belajarlah merendah sampai tak seorangpun bisa merendahkanmu. ~ Gobind Vashdev ~
Seseorang yang tidak pernah berbuat kesalahan maka ia tidak pernah mencoba suatu hal yang baru. ~ Albert Einstein ~
Belajar dari pengalaman hidup, berlandaskan jiwa pantang menyerah untuk menggapai suatu cita-cita yang indah. ~ Hijjah ~
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 Januari 2016 Penulis,
Hijjah Wikantri
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Nama
: Hijjah Wikantri
Nomor Mahasiswa
: 121134238
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENGARUH
PENERAPAN
METODE
KEMAMPUAN
MENGINGAT
DAN
INKUIRI
MEMAHAMI
TERHADAP PADA
MATA
PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD SOKOWATEN BARU YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 19 Januari 2016 Yang menyatakan,
Hijjah Wikantri
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Wikantri, Hijjah. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, pelajaran IPA. Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya prestasi IPA sesuai studi TIMSS 2007, PISA 2009 dan 2012. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Sokowaten Baru dengan jumlah 79 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA sebanyak 27 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB sebanyak 27 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) yakni 0,00 atau (p ˂ 0,05) dengan df = 52; t = -4,05. Rerata pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan M = 0,91; SD = 0,62; SE = 0,12; n = 27; dan df = 52 pada kelompok kontrol, sedangkan M = 1,55; SD = 0,52; SE = 0,10; n = 27; dan df = 52 pada kelompok eksperimen. Besarnya pengaruh metode inkuiri adalah r = 0,49 atau 24% yang setara dengan efek besar. (2) penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) yakni 0,01 atau (p ˂ 0,05) dengan df = 52; t = -3,35. Rerata pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan M = 0,92; SD = 0,72; SE = 0,13; n = 27; dan df = 52 pada kelompok kontrol, sedangkan M = 1,51; SD = 0,56; SE = 0,10; n = 27; dan df = 52 pada kelompok eksperimen. Besarnya pengaruh metode inkuiri adalah r = 0,42 atau 17% yang setara dengan efek besar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Wikantri, Hijjah. (2016). The effect of inquiriy method application towards the ability to remember and understand of science subject of fourth grade students of Sokowaten Baru Yogyakarta Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Key words: inquiry method, ability, understand, remember, science subject. The background of the research was the researcher’s concern on the low result of Science subject resulted by the study of TIMSS in 2007, PISA in 2009 and 2012. The research was intended to know the effect of inquiry method application toward the ability to remember and understand of science subject of fourth grade students’ of Sokowaten Baru Elementary School in the academic year of 2015/2016. This research used Quasi Experimental Non-Equivalent Control Group Design. The population of the research involved 79 students of grade four of Sokowaten Baru. The samples of the research were 27 students of IV A class as the experimental group and 27 students of IV B class as the control group. The result of the research showed that (1) the application f inquiry method effected on the students’ ability to remember. This was proved by the value of Sig (2-tailed) 0,00 or (p < 0,05) with the df = 52, t =-4,05. The average score of the control group was lower than that of the experimental group. This was showed by the value of M=0, 91; SD=0,52; SE=0,10; n=27 and df= 52 gained by the experimental group. The effect of the inquiry method showed by the r value, that was 0,49 or 24%. That represented a big effect. (2) the application of inquiry method effected on the students’ ability to understand. This was showed by the value of Sig (2-tailed) 0,01 or (p < 0,05) with the df =52; t=-3,35. The average score of the control group was lower than that of the experimental group. This was explained by the M=0,92; SD =0,72; SE=0,13; n=27’ and df=52 of the control group, while M=1,51; Sd=0,56; Se=0,10; n=27, df 52 of the experimental group. The effect of the inquiry method showed by the r value that was 0,42 or 17% represented a big effect.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmad, hidayah, dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD SOKOWATEN BARU YOGYAKARTA” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini dengan tepat waktu dan lancar berkat adanya bantuan dan dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memberi motivasi dari awal hingga penyusunan skripsi. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberi motivasi dengan penuh kesabaran. 5. Wahyu Wido Sari, M.Biotech. Dosen penguji ke-3 yang telah memberikan saran dan menguji dengan penuh kesabaran. 6. Siti Maryani, S.Pd. Kepala SD Sokowaten Baru yang telah memberikan izin dalam melaksanakan penelitian. 7. Gundari, S.Pd.Si. Guru mitra peneliti yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian. 8. Siswa kelas IVA dan IVB SD Sokowaten Baru yang telah bersedia menjadi sampel dalam penelitian sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dalam proses perizinan penelitian hingga skripsi selesai.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Kedua orangtuaku, Sarijan, S.E. dan Warsinah, S.Pd. Selalu memberikan dukungan, doa, dan nasihat. 11. Adikku, Annursina yang selalu memberikan motivasi dan semangat. 12. Tri Wahyu Budi Santoso dan Felisha Nixie Alfita yang telah menjadi penyemangat dalam hidupku. 13. Sahabat-sahabatku penelitian kolaboratif payung inkuiri Dewi, Tira, Nindya, Agnes, Andan, Stevani, Ami, Desti, Vega, Adi, Dea, dan Bayu yang telah memberikan banyak bantuan dan saran selama menyelesaikan skripsi. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu namun telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaannya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Penulis
Hijjah Wikantri
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix PRAKATA ............................................................................................................. x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6 1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 8 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung .................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ............................................................... 8 2.1.1.2 Metode Pembelajaran ..................................................................... 12 2.1.1.3 Metode Inkuiri ................................................................................ 13 1.
Pengertian Metode Inkuiri............................................................... 13
2.
Keunggulan Metode Inkuiri ............................................................ 14
3.
Prinsip-prinsip Metode Inkuiri ........................................................ 14
4.
Jenis-jenis Metode Inkuiri ............................................................... 16
5.
Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing ........................................... 17
6.
Langkah-langkah Metode Inkuiri .................................................... 17
2.1.1.4 Teori Kognitif Bloom..................................................................... 19 2.1.1.5 Kemampuan Mengingat ................................................................. 20 2.1.1.6 Kemampuan Memahami ................................................................ 21 2.1.1.7 Pembelajaran IPA........................................................................... 23
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.8 Materi tentang IPA ......................................................................... 24 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 29 2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri ...................................................................... 29 2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif .................................. 31 2.2.3 Literature Map ...................................................................................... 33 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 34 2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 35 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 36 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 36 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 38 3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................... 38 3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 38 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 39 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 41 3.4.1 Variabel Independen ............................................................................. 41 3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................... 41 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42 3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 43 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 44 3.7.1 Validitas ................................................................................................ 45 3.7.2 Reliabilitas ............................................................................................ 46 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 47 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 48 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 48 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 48 3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 49 3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri ............................................... 50 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 52 3.8.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ... 52 3.8.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............... 52 3.8.3.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest ............................. 53 3.8.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan..................................................... 54 3.8.3.5 Dampak Pengaruh Perlakuan ......................................................... 55 3.8.3.6 Pembahasan Lebih Lanjut .............................................................. 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 58 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 58
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.1 Implementasi Penelitian........................................................................ 58 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian......................................................... 58 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................... 59 1.
Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol............. 59
2.
Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ...... 60
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ............................................................ 62 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 62 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 63 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 65 4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 67 4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 68 1.
Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest..... 68
2.
Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ................ 70
3.
Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest .............................. 71
4.
Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 73
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ........................................................... 75 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 75 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 76 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 78 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 80 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 81 1.
Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest..... 81
2.
Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ................ 82
3.
Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest .............................. 84
4.
Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 85
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 88 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat ................ 89 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami ............... 91 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................ 94 4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut ..................................................................... 97 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 99 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 99 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 100 5.3 Saran .......................................................................................................... 100 DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 101 LAMPIRAN ....................................................................................................... 105
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CURRICULUM VITAE ..................................................................................... 187
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Benda padat bentuknya tetap..............................................................25 Gambar 2.2 Benda padat dapat diubah dengan cara tertentu .................................26 Gambar 2.3 Benda padat memiliki massa/berat .....................................................26 Gambar 2.4 Benda cair bentuknya dapat berubah sesuai tempatnya .....................27 Gambar 2.5 Benda cair memiliki massa/berat .......................................................27 Gambar 2.6 Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar ..........................27 Gambar 2.7 Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah ....................................................................................................................28 Gambar 2.8 Benda cair meresap melalui celah-celah kecil ...................................28 Gambar 2.9 Benda cair menekan ke segala arah .................................................. 29 Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan ..................................... 33 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 37 Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian............................................................ 42 Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 51 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 51 Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ...... 52 Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi........................................................... 55 Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat ............................................................................................................. 67 Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Mengingat...................................... 69 Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat .. 74 Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Memahami ............................................................................................................. 80 Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Memahami ..................................... 82 Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami.. 87
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data...................................................................... 39 Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 43 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 44 Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen ..................................................................... 46 Tabel 3.5 Hasil Uji Aspek Setiap Variabel ........................................................... 46 Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ........................................... 47 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 47 Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 51 Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan ............................................................................................................................... 56 Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Mitra Setelah Perlakuan ......................... 57 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ............ 63 Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians Data .................................................... 64 Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Mengingat ............................................................................................................. 64 Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Varians Data .................................................... 66 Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ... 66 Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Mengingat ........................ 68 Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat ........................................................................ 68 Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat ........................................................................................ 70 Tabel 4.9 Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat ............................................................................................................. 71 Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat ............................................................................................................. 72
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest II Kemampuan Mengingat ............................................................................................................. 73 Tabel 4.12 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ........ 73 Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami.......... 76 Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Varians Data .................................................. 77 Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Memahami ............................................................................................................. 77 Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Varians Data .................................................. 79 Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami 79 Tabel 4.18 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Memahami ..................... 81 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami ....................................................................... 81 Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami ....................................................................................... 83 Tabel 4.21 Hasil Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami ....................................................................................... 84 Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Memahami ............................................................................................................. 84 Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest II Kemampuan Memahami ............................................................................................................. 86 Tabel 4.24 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami........ 86
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian...................................................................... 106 Lampiran 1.2 Surat Izin Validitas Instrumen ...................................................... 107 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 107 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 111 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 119 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 124 Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................... 138 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 142 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................... 147 Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgemen ............................................. 150 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 151 Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................ 154 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat ........................................................................................................... 155 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami ........................................................................................................... 158 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data .................................. 161 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 162 Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................ 164 Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................ 166 Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............................................................................................................................. 167 Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest .... 171 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest ..................... 173 Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .............................. 175
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara ................................................................. 178 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 184 Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian .......................................................... 186
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini peneliti membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang penelitian berisikan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian ini. Rumusan masalah berisikan pertanyaan tentang masalah yang akan diteliti. Manfaat penelitian berisikan manfaat penelitian bagi sekolah, guru, peneliti, dan siswa.
1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trens in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat 36 dari 49 negara, sedangkan dalam IPA peringkat 35. Program for International Student Assessment (PISA) juga melakukan penelitian dalam bidang matematika, membaca, dan sains. Hasil PISA tahun 2006 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 48 dari 56 negara dalam membaca, peringkat 52 dalam sains, dan 51 dalam matematika (Chang, 2014: 23-24). Indonesia mengalami penurunan peringkat dalam bidang matematika, membaca, dan sains. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian PISA pada tahun 2009 bahwa Indonesia peringkat 57 dari 65 negara dengan skor 371 dalam matematika, 402 dalam membaca, dan 383 dalam sains. Perolehan skor tersebut masih di bawah rata-rata skor Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yakni kurang dari 500 (OECD, 2010: 8). PISA tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara dalam sains (OECD, 2013: 232). Hal tersebut membuktikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia semakin menurun khususnya dalam bidang sains. Kualitas pendidikan yang semakin menurun khususnya dalam bidang sains diimbangi dengan rendahnya kemampuan kognitif siswa. Bloom (dalam Anderson & Krathwohl, 2010: 6-7) mengklasifikasikan dimensi proses kognitif menjadi 6 tahapan dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi yakni mengingat,
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Mengingat dan memahami merupakan kemampuan paling rendah yakni pada level pertama dan kedua dalam taksonomi Bloom. Mengingat adalah mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Kemampuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks serta meretensi materi pelajaran sama seperti materi yang diajarkan. Kemampuan mengingat terdiri dari dua aspek yakni mengenali dan mengingat kembali. Mengenali adalah menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Kata lain dari mengenali adalah mengidentifikasi, sedangkan mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Kata lain dari mengingat kembali adalah mengambil (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-105). Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, dituliskan, dan digambarkan oleh guru. Kemampuan memahami penting untuk menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama, artinya pengetahuan yang baru masuk dipadukan dengan skema-skema dan kerangka-kerangka kognitif yang telah ada. Kemampuan memahami terdiri dari tujuh aspek yakni menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan,
membandingkan,
dan
menjelaskan (Anderson & Krathwohl, 2010: 105-106). Menafsirkan adalah mengubah satu bentuk gambaran jadi bentuk lain. Mencontohkan adalah menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip. Mengklasifikasikan adalah
menentukan
sesuatu
dalam
satu
kategori.
Merangkum
adalah
mengabstraksikan tema umum atau poin pokok. Menyimpulkan adalah membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima. Membandingkan adalah menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamnya. Menjelaskan adalah membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem (Anderson & Krathwohl, 2010: 106-115). Rendahnya kemampuan kognitif ditunjukkan dari hasil PISA tahun 2012 dalam bidang sains yakni lebih dari 60% siswa yang berumur 15 tahun berada pada tingkat kemampuan level 1 yang setara dengan kemampuan memahami
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(OECD, 2013: 232). Pada tingkat kemampuan level 1, siswa memiliki keterbatasan pengetahuan ilmiah dan itu hanya dapat diterapkan dalam beberapa situasi. Mereka dapat menyajikan penjelasan ilmiah disertai dengan bukti yang eksplisit (OECD, 2013: 231). Pemerintah telah berusaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui UU Guru dan Dosen tahun 2005 yakni dengan program sertifikasi guru serta penerimaan tunjangan khusus dan tunjangan profesional (Chang, 2014: 2). Namun, usaha yang dilakukan pemerintah tersebut belum berhasil karena tidak terjadi kenaikan kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa masih rendah (Chang, 2014: 117). Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Chang (2014: 120-121) bahwa tidak ada bukti mengenai prosedur sertifikasi dan tunjangan khusus serta tunjangan profesional telah menyebabkan kinerja guru di dalam kelas lebih baik. Barber dan Mourshed (dalam Chang, 2014: 40) mengungkapkan bahwa kualitas pendidikan tidak terlepas dari kualitas guru. Hal ini berarti kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat mempengaruhi kualitas pendidikan. Guru perlu memberikan kurikulum yang relevan dan menggunakan teknik pembelajaran yang aktif dan lebih berpusat pada siswa (Chang, 2014: 40). Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui teknik pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Usaha memperbaiki kualitas pembelajaran dapat dimulai dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan usia anak (Suyono & Hariyanto, 2011: 212). Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran supaya tercapai dengan optimal dengan mengimplementasi suatu rencana yang telah disusun dalam suatu kegiatan yang nyata (Sanjaya, 2006: 145). Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan metode pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan suatu pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan kualitas pendidikan dapat meningkat. Metode pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan pembelajaran salah satunya adalah metode inkuiri. Metode inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
suatu penelitian ilmiah. Tujuan utamanya adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri (Ngalimun, 2012: 33). Gulo (dalam Trianto, 2009: 166) mengemukakan bahwa strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa mengembangkan
metode inkuiri adalah
kemampuan
siswa
dalam
metode pembelajaran mencari
dan
yang
memecahkan
permasalahannya sendiri secara sistematis, kritis, dan logis. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang sangat efektif. Hal ini ditunjukkan dari penelitian yang dilakukan oleh Kitot, Ahmad, dan Seman (2010) tentang efektifitas pengajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode pengajaran inkuiri pada kelompok perlakuan atau eksperimen adalah efektif. Setiawan (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap ketuntasan hasil belajar siswa di SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Asni dan Novita (2015) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses siswa. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa rerata keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pada pertemuan I sampai dengan IV tergolong sangat baik sehingga peningkatan keterampilan proses siswa sebesar 70,85% yang termasuk dalam kategori tinggi. Dari beberapa hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran. Susanto (2013: 172) mengemukakan bahwa metode pembelajaran inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA. Hasil penelitian Schlenker (dalam Trianto, 2009: 167) menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berpikir kreatif,
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan siswa menjadi terampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Berdasarkan paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan metode pembelajaran inovatif yang sesuai digunakan dalam pembelajaran IPA. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Simsek dan Kabapinar (2010) menunjukkan bahwa pengajaran berbasis inkuiri tidak memiliki dampak yang signifikan atassikap ilmiah siswa. Berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, perlu diujicobakan penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami dalam mata pelajaran IPA sebagai sarana penelitian. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA materi wujud dan sifat benda, siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SD Sokowaten Baru Yogyakarta karena sekolah tersebut memiliki tiga kelas paralel disetiap jenjangnya. Selain itu, sekolah tersebut memiliki banyak prestasi dibidang akademik maupun non akademik sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian. Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah “6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya”. Kompetensi Dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah “6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu”. Aspek-aspek kemampuan mengingat dibatasi pada kemampuan mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali, dan mengambil. Aspek-aspek kemampuan memahami
dibatasi
pada
kemampuan
menafsirkan,
memberi
contoh,
mengklasifikasikan, dan menjelaskan (Anderson & Krathwohl, 2010: 100-101). Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV sebagai populasi. Kelas IVA digunakan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelas IVB digunakan sebagai kelompok kontrol. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimental dengan tipe non-equivalent control group design.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1
Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
1.2.2
Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1
Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
1.3.2
Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1
Bagi Sekolah Sekolah dapat mengetahui bahwa dengan menerapkan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat meningkat.
1.4.2
Bagi Guru Penelitian ini dapat mengenalkan salah satu metode pembelajaran inovatif yakni metode inkuiri sehingga mampu menginspirasi guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri. Metode inkuiri ini dapat diterapkan pada mata pelajaran lain untuk membantu proses
pembelajaran
sehingga
berpengaruh
terhadap
kemampuan
mengingat dan memahami. 1.4.3
Bagi Peneliti Peneliti memperoleh pengalaman dan wawasan dalam menerapkan salah satu metode inovatif yakni metode inkuiri dalam mata pelajaran IPA
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada materi wujud dan sifat benda sehingga dapat diterapkan ketika melaksanakan pembelajaran. 1.4.4
Bagi Siswa Siswa
dapat
memperoleh
pengalaman
belajar
dengan
menggunakan metode inkuiri. Selain itu, siswa dapat belajar menemukan suatu permasalahan dan menyelesaikannya sendiri serta mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk merumuskan
pertanyaan
yang berarti
dan
mencoba
menemukan
jawabannya dengan tujuh langkah pembelajaran yakni orientasi, merumuskan eksperimen,
permasalahan, menarik
merumuskan
kesimpulan,
hipotesis,
mempresentasikan
melakukan hasil,
dan
mengevaluasi. 1.5.2
Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilaksanakan dengan disertai bimbingan dari guru secara intensif.
1.5.3
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang gejalagejala alam beserta seluruh isinya.
1.5.4
Kemampuan mengingat adalah proses mengambil pengetahuan baik pengetahuan faktual maupun konseptual dalam memori jangka panjang yang meliputi mengingat kembali dan mengenali.
1.5.5
Kemampuan memahami adalah proses mengkonstruksi makna atau materi dari
pembelajaran
yang
meliputi
menafsirkan,
mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 1.5.6
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II ini berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Kajian teori membahas mengenai teori-teori yang mendukung yakni teori perkembangan anak, metode pembelajaran, metode inkuiri, teori kognitif Bloom, kemampuan mengingat, kemampuan memahami, pembelajaran IPA, dan materi tentang IPA. Hasil penelitian yang relevan membahas mengenai penelitian terdahulu yang berisi penelitian tentang inkuiri, penelitian tentang kemampuan proses kognitif, dan literature map.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Supratiknya
(2002:
26)
mengungkapkan
bahwa
ada
dua
teori
konstruktivisme sosial yang terkemuka yaitu teori konflik sosiokognitif Jean Piaget (1896-1980) dan teori sosiokultural Lev Semenovich Vygotsky (18961934). Jean Piaget memiliki pendapat mengenai teori perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif tergantung pada empat faktor yaitu pertumbuhan biologis, pengalaman dengan lingkungan fisik, pengalaman dengan lingkungan sosial, dan ekuilibrasi (Piaget, dalam Schunk, 2012: 331). Ekuilibrasi merupakan faktor utama dan dorongan motivasi di belakang perkembangan kognitif. Ekuilibrasi mengkoordinasikan tindakan-tindakan dari tiga faktor lainnya dan membuat struktur-struktur mental dan realitas lingkungan eksternal. Ekuilibrasi mengacu pada dorongan biologis untuk menciptakan sebuah kondisi keseimbangan atau ekuilibrium yang optimal antara struktur-struktur kognitif dan lingkungan (Duncan, dalam Schunk, 2012: 331). Ekuilibrium adalah mekanisme yang diusulkan Piaget untuk menjelaskan bagaimana anak-anak berpindah dari satu tahap pemikiran ke pemikiran berikutnya. Pergeseran ini terjadi karena anak-anak mengalami konflik kognitif atau disEkuilibrium dalam mencoba memahami dunia (Piaget, dalam Santrock, 2014: 44).
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proses kognitif dapat dipangaruhi oleh ekuilibrasi yaitu dorongan untuk mencapai keseimbangan (Ekuilibrium) dan menyebabkan terjadinya pergeseran pemikiran sehingga anak mengalami konflik (disEkuilibrium). Konflik tersebut dapat diselesaikan dan mencapai keseimbangan (Ekuilibrium) dengan adanya asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses merespons lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang (Hergenhahn, 2010: 314). Asimilasi terjadi ketika orang memasukkan informasi baru ke dalam pengetahuan skema yang ada. Akomodasi terjadi ketika orang menyesuaikan skema pengetahuan mereka terhadap informasi baru. Skema adalah tindakan atau representasi mental yang mengorganisasikan pengetahuan (Piaget, dalam Santrock, 2014: 43). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa asimilasi dan akomodasi sangat berkaitan erat dengan skema. Anak menggunakan skema mereka dengan cara asimilasi dan akomodasi. Perkembangan
kognitif
seseorang
akan
berjalan
seiring
dengan
bertambahnya usia. Perkembangan tersebut berlangsung melalui tahapan-tahapan yang berbeda dan semakin kompleks. Piaget (dalam Santrock, 2014: 45-52) mengusulkan empat tahapan perkembangan kognitif yakni sensorimotorik, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal. Keempat tahapan tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 1. Tahap Sensorimotorik Tahap sensorimotor berlangsung dari lahir sampai dengan 2 tahun (0-2 tahun). Pada tahap ini bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan mengoordinasikan pengalaman sensorik mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan tindakan motorik mereka (mencapai, menyentuh). Pada awal tahap ini, bayi lebih menunjukkan pola refleksif untuk beradaptasi dengan dunia. Pada akhir tahap ini, mereka menampilkan pola sensorimotor yang jauh lebih kompleks (Piaget, dalam Santrock, 2014: 45). 2. Tahap Pra Operasional Tahap pra operasional berlangsung dari anak usia 2 sampai 7 tahun. Tahap ini lebih simbolis dari cara berpikir sensorimotor, namun tidak melibatkan
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemikiran operasional. Pemikiran pra operasional dapat dibagi menjadi subtahap fungsi simbolis dan pikiran intuitif. Sub-tahap fungsi simbolis terjadi antara usia 2 sampai 4 tahun. Sub-tahap ini, anak mendapatkan kemampuan untuk merepresentasikan secara mental benda yang tidak ada, namun mereka masih memiliki keterbatasan yakni egosentrisme. Sub-tahap pemikiran intuitif terjadi antara usia 4 sampai 7 tahun. Pada sub-tahap ini, anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin mengetahui jawaban atas segala macam pertanyaan (Piaget, dalam Santrock, 2014: 46-48). 3. Tahap Operasional Konkret Tahap operasional konkret berlangsung antara usia 7 sampai 11 tahun. Pemikiran operasional konkret melibatkan penggunaan operasi. Penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Operasi konkret adalah tindakan mental yang dapat dibalik yang berkaitan dengan benda nyata (konkret). Pada tahap operasional konkret, anak-anak dapat melakukan secara mental yang dapat mereka lakukan sebelumnya dan dapat membalikkan operasi konkret. Tahap operasional konkret melibatkan penyusunan
stimulus
sepanjang
dimensi
kuantitatif
(seriation)
dan
kemampuan untuk berpikir serta menggabungkan hubungan secara logis atau transitivitas (Piaget, dalam Santrock, 2014: 49). 4. Tahap Operasional Formal Tahap operasional formal berlangsung antara usia 11 sampai 15 tahun. Pada tahap ini, individu bergerak melampaui penalaran tentang pengalaman konkret dan masuk berpikir dengan cara yang lebih abstrak, idealis, serta logis. Pada tahap ini, anak mulai mewujudkan konsep dan mengembangkan hipotesis mengenai cara untuk memecahkan masalah dan mencapai kesimpulan secara sistematis (Piaget, dalam Santrock, 2014: 50-52). Setiap anak akan mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia anak. Perkembangan yang dialami setiap anak dapat berbeda-beda sesuai dengan kecepatan anak untuk berkembang. Tahap perkembangan kognitif yang digunakan peneliti adalah tahap operasional konkret yakni antara usia 7 sampai 11 tahun karena subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar. Anak dalam tahap operasional konkret dapat berpikir secara rasional yang dapat diterapkan
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada masalah-masalah yang konkret. Mereka dapat mengatasi atau menyelesaikan permasalahan berdasarkan hal-hal yang konkret atau nyata. Pemikiran atau pengetahuan yang semakin kompleks tidak lepas dari peran lingkungan sosial yang berada disekeliling individu sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan dan pembelajaran. Teori pembelajaran yang didasarkan pada gagasan tersebut adalah teori pembelajaran konstruktivis yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky. Slavin (2011: 4) mengemukakan teori ini mempunyai implikasi terhadap pengajaran karena menjadikan siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran mereka sendiri sehingga dapat disebut pengajaran yang berpusat pada siswa. Vygotsky (dalam Slavin, 2011: 4) berpendapat bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu melalui proyek kooperasi. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konstruktivis adalah pembelajaran yang kooperatif yakni siswa saling berinteraksi dengan orang dewasa atau teman sebaya sehingga siswa secara aktif mengikuti pembelajaran. Interaksi memberikan peranan penting bagi perkembangan dan pemikiran manusia. Perbedaan perkembangan dan pemikiran manusia didasarkan pada kultur masing-masing individu. Pandangan Vygotsky dikenal sebagai teori sosiokultural yang berarti bahwa teori ini menekankan pembelajaran berlangsung melalui interaksi anak dengan seseorang yang berpengetahuan, baik itu orang dewasa seperti orang tua atau guru dan teman sebaya (Vygotsky, dalam Salkind, 2009: 373). Berdasarkan paparan tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
teori
Vygotsky
menekankan
pada
perkembangan dipengaruhi oleh interaksi sosial dan kultural, yakni anak dapat berinteraksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui pembelajaran yang aktif. Vygotsky mengemukakan bahwa siswa paling baik memelajari konsep yang berada dalam zona perkembangan proksimal (zone of proximal development) atau ZPD. Zona perkembangan proksimal atau ZPD adalah jarak antara tingkatan perkembangan aktual yang berupa pemecahan masalah secara mandiri dan tingkatan perkembangan potensial yang berupa pemecahan masalah di bawah
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bimbingan orang dewasa atau bekerja sama dengan teman sebaya yang mampu. ZPD dapat digambarkan sebagai perbedaan antara kemampuan anak untuk memecahkan masalah dengan dibantu. ZPD mencakup semua fungsi dan aktivitas yang bisa dilakukan anak hanya dengan bantuan orang lain. Orang lain dalam proses ini memberikan intervensi yang terstruktur yang disebut sebagai perancahan atau scaffolding (Vygotsky, dalam Salkind, 2009: 375-376). Perancahan atau scaffolding dapat diartikan sebagai teknik-teknik yang digunakan oleh pendidik untuk membangun jembatan antara apa yang sudah diketahui oleh anak dan apa yang harus diketahui olehnya. Perancahan atau scaffolding terdiri atas kegiatan-kegiatan yang disediakan oleh pendidik untuk menopang dan menuntun anak melalui zona perkembangan proksimal. Perancahan dapat diberikan oleh guru atau teman sebaya. Teman sebaya yang tahu dapat menjadi pendidik bagi anak agar berhasil mempelajari apa yang harus diketahui (Vygotsky, dalam Salkind, 2009: 379-380). Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa ZPD merupakan daerah saat anak membutuhkan bantuan dari orang dewasa baik orang tua maupun guru serta teman sebaya yang lebih terampil dalam memecahkan suatu permasalahan. Bantuan yang diberikan oleh orang lain disebut sebagai perancahan atau scaffolding. Perancahan atau scaffolding berarti upaya-upaya yang dilakukan guna mengatasi permasalahan ketika anak berada pada daerah ZPD. Bantuan dari orang lain atau teman sebaya yang lebih terampil dapat menjadikan anak meraih ide berpikir yang baru. Upaya dalam mengatasi permasalahan tidak terlepas dari teknik atau metode yang digunakan agar anak mencapai suatu keberhasilan sehingga pemilihan metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. 2.1.1.2 Metode Pembelajaran Setiap pembelajaran tidak terlepas dari metode yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi kepada anak. Metode merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran supaya tercapai dengan optimal dengan mengimplementasi suatu rencana yang telah disusun dalam suatu kegiatan yang nyata (Sanjaya, 2006: 145). Metode pembelajaran adalah seluruh
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
perencanaan dan prosedur maupun langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan pada pembelajaran di kelas (Suyono dan Hariyanto, 2011: 19). Bagi Majid (2009: 135) metode merupakan cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini sejalan dengan pendapat Surakhmad (dalam Suryosubroto, 2002: 148) bahwa metode pengajaran adalah langkah-langkah pelaksanaan dalam proses pengajaran atau teknisnya suatu bahan pelajaran yang diberikan kepada murid-murid di sekolah. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah suatu proses atau langkah-langkah yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran serta cara penilaiannya. Ada berbagai macam metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar tetapi metode tersebut harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Berdasarkan paparan Piaget dan Vygotsky, metode pembelajaran yang dipilih sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yaitu pada tahapan operasional konkret adalah metode yang membuat siswa aktif sendiri untuk memecahkan suatu permasalahan melalui kegiatan kelompok dan dengan bantuan atau bimbingan orang lain yang lebih terampil. Metode yang cocok digunakan dan dapat melibatkan siswa secara aktif dengan bantuan orang lain yang lebih terampil adalah metode inkuiri.
2.1.1.3 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa secara aktif mengikuti pembelajaran. Pendekatan inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu penelitian ilmiah. Tujuan utamanya adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri (Ngalimun, 2012: 33). Inkuiri berarti mengetahui bagaimana menemukan sesuatu dan bagaimana mengetahui cara untuk memecahkan masalah. Menginkuiri tentang sesuatu berarti mencari informasi, memiliki rasa ingin tahu, menanyakan
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pertanyaan, menyelidiki dan mengetahui keterampilan yang akan membantunya memecahkan masalah (Seif, dalam Ngalimun, 2012: 34). Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk bertanya dan dan bertindak secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Metode inkuiri melibatkan siswa berpikir menemukan sesuatu dan mencari solusi untuk memecahkan permasalahannya sendiri.
2. Keunggulan Metode Inkuiri Melalui pendekatan inkuiri, siswa dikondisikan untuk berpikir secara kritis dan kreatif, dan untuk mendorong kesimpulannya sendiri atas observasi yang mereka lakukan (Nagalski, dalam Ngalimun, 2012: 40). Pendekatan ini memungkinkan siswa membangun jalur discovery dan investigasinya melalui pengalaman kelas dan perpustakaan yang dapat membimbing mereka memahami konsep-konsep yang bernilai (Fredericks, dalam Ngalimun, 2012: 40). Sanjaya (2006: 206) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan antara lain sebagai berikut. 1. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna. 2. Strategi pembelajaran inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
3. Prinsip-prinsip Metode Inkuiri Ada lima prinsip dalam metode inkuiri yakni (1) berorientasi pada pengembangan intelektual, (2) prinsip interaksi, (3) prinsip bertanya, (4) prinsip
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
belajar untuk berpikir, dan (5) prinsip keterbukaan (Sanjaya, 2006: 197-199). Kelima prinsip tersebut adalah sebagai berikut. 1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual Tujuan utama strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Strategi ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan ditentukan oleh sejauh mana siswa beraktivitas untuk mencari dan menemukan sesuatu sehingga gagasan yang dikembangkan adalah gagasan yang ditemukan. 2. Prinsip Interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru sebagai pengatur lingkungan atau interaksi, bukan sebagai sumber belajar. 3. Prinsip Bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam pembelajaran inkuiri adalah sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya merupakan sebagian dari proses berpikir. Kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai teknik pertanyaan perlu dikuasi guru baik untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, mengembangkan kemampuan, atau untuk menguji. 4. Prinsip Belajar untuk Berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran bepikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Belajar tidak hanya memanfaatkan otak kiri tetapi juga memanfaatkan otak kanan yang mendukung untuk belajar berpikir logis dan rasional. 5. Prinsip Keterbukaan Siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis
yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas
guru adalah
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyediakan
ruang
untuk
memberikan
kesempatan
pada
siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebebasan hipotesis yang diajukan.
4. Jenis-jenis Metode Inkuiri Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006: 109) mengemukakan bahwa metode inkuiri ada tiga macam, yakni sebagai berikut. a. Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Salah satu metode inkuiri yang dalam penerapannya atau pendekatan pembelajarannya masih membutuhkan bantuan guru dalam memberikan bimbingan dan pengarahan bagi siswa. Pada tahap awal, guru memberikan bimbingan serta pengarahan secara luas, kemudian pada tahap berikutnya guru mengurangi sedikit demi sedikit bantuan bagi siswa. Bimbingan serta pengarahan dari guru diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan diskusi yang memancing siswa untuk berpikir. b. Inkuiri Bebas (Free Inquiry) Pada metode inkuiri ini, siswa melakukan penelitian sendiri layaknya seorang ilmuan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri. Siswa harus dapat mengidentifikasi serta merumuskan sendiri topik permasalahan yang akan diselidiki. c. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasi (Modified Free Inquiry) Merupakan metode campuran dari metode inkuiri terpimpin dan metode inkuiri bebas. Guru memberikan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Berdasarkan paparan di atas, peneliti memilih menggunakan metode inkuiri terbimbing karena siswa masih membutuhkan bimbingan atau arahan dari guru dalam proses pembelajaran.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing Inkuiri terbimbing merupakan kegiatan pembelajaran dimana guru menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa (Amien, 1987: 137). Guru memberikan petunjuk yang cukup luas kepada siswa bagaimana menyusun dan mencatat. Langkah sebelum memberikan petunjuk kepada siswa, guru terlebih dahulu harus mengarahkan siswa untuk membuat rumusan hipotesis. Merumuskan hipotesis merupakan salah satu langkah dalam metode inkuiri terbimbing.
Dalam
merumuskan
hipotesis,
rumusan
dituliskan
dengan
menggunakan kata tanya apakah. Kata tanya apakah digunakan sebagai dasar untuk menjawab hipotesis penelitian (Amien, 1987: 137). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa inkuiri terbimbing adalah kegiatan pembelajaran inkuiri yang melibatkan peran guru sebagai pembimbing atau fasilitator terhadap proses belajar siswa.
6. Langkah-langkah Metode Inkuiri Langkah-langkah metode inkuiri adalah (1) orientasi, (2) merumuskan masalah, (3) mengajukan hipotesis, (4) mengumpulkan data, (5) menguji hipotesis, dan (6) merumuskan kesimpulan (Sanjaya, 2006: 199-203). Keenam langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 1. Orientasi Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran dan merangsang serta mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Hal yang dapat dilakukan dalam tahap orientasi adalah menjelaskan topik atau tujuan pembelajaran, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan, dan menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. 2. Merumuskan Masalah Merumuskan masalah merupakan langkah untuk membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri sehingga melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. 3. Mengajukan Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis harus memiliki landasan berpikir yang kokoh sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. 4. Mengumpulkan Data Mengumpulkan
data
adalah
aktivitas
menjaring
informasi
yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. 5. Menguji Hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Hal yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi
harus
didukung
oleh
data
yang
ditemukan
dan
dapat
dipertanggungjawabkan. 6. Merumuskan Kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
merupakan akhir dalam proses pembelajaran. Penarikan kesimpulan yang akurat dapat dilakukan melalui peran guru yang mampu menunjukkan pada siswa data yang relevan. Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo (dalam Trianto, 2009: 169) bahwa kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran inkuiri adalah (1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, (2) merumuskan hipotesis, (3) mengumpulkan data, (4) analisis data, dan (5) membuat kesimpulan. Dari beberapa langkah dalam inkuiri, peneliti memilih menggunakan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi.
2.1.1.4 Teori Kognitif Bloom Bloom (dalam Anderson & Krathwohl, 2010: 6-7) menjelaskan dimensi proses kognitif dibagi menjadi beberapa kategori pengklasifikasian proses-proses kognitif yang terdapat pada tujuan di bidang pendidikan berdasarkan 6 tahapan taksonomi Bloom yang sudah direvisi. Terdapat enam tahapan pada dimensi proses kognitif (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-133), yaitu sebagai berikut. 1. Mengingat Proses mengingat adalah proses mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan yang dibutuhkan dapat berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan tersebut. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah. Proses kognitif mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali. 2. Memahami Proses memahami terjadi ketika siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2010: 105-128). Proses kognitif dalam kategori memahami
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3. Mengaplikasi Proses kognitif mengaplikasi melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal-soal latihan atau menyelesaikan masalah. Proses kognitif dalam ketegori mengaplikasi meliputi mengeksekusi dan mengimplementasikan. 4. Menganalisis Proses kognitif menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 5. Mengevaluasi Proses kognitif mengevalusasi adalah membuat keputusan berdasarkan kriteris dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kategori proses kognitif mengevaluasi meliputi memeriksa dan mengkritik. 6. Mencipta Proses kognitif mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Proses mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Kategori proses mencipta meliputi merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Peneliti akan membahas lebih lanjut mengenai kemampuan mengingat dan memahami dalam penelitian ini karena kedua kemampuan tersebut menjadi variabel dependen pada penelitian ini.
2.1.1.5 Kemampuan Mengingat Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Pengetahuan dapat berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif. Pengetahuan mengingat penting
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebagai bekal untuk belajar bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-105). Ada dua kategori dalam proses kognitif mengingat yaitu mengenali dan mengingat kembali (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-105). Kedua kategori tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 1. Mengenali Proses mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima. Di dalam mengenali, siswa mencari di memori jangka panjang suatu informasi yang identik atau mirip sekali dengan informasi yang baru diterima. Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi (Anderson & Krathwohl, 2010: 103). 2. Mengingat Kembali Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan
yang
dibutuhkan dari memori jangka panjang. Di dalam mengingat kembali, siswa mencari informasi di memori jangka panjang dan membawa informasi tersebut ke memori kerja untuk diproses. Istilah lain untuk mengingat kembali adalah mengambil (Anderson & Krathwohl, 2010: 104).
2.1.1.6 Kemampuan Memahami Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Di dalam memahami tujuan utama pembelajarannya adalah menumbuhkan kemampuan transfer. Siswa dikatakan memahami bila mereka dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2010: 105-115). Proses-proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum,
menyimpulkan,
membandingkan, dan menjelaskan (Anderson & Krathwohl, 2010: 106-115). Ketujuh kategori tersebut adalah sebagai berikut.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Menafsirkan Menafsirkan berupa pengubahan kata-kata menjadi kata-kata lain (memparafrasakan). Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain. Nama lain dari menafsirkan adalah menerjemahkan, memparafrasakan, menggambarkan, dan mengklarifikasi (Anderson & Krathwohl, 2010: 106). 2. Mencontohkan Proses kognitif mencontohkan terjadi manakala siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum. Mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum dan menggunakan ciri-ciri ini untuk memilih atau membuat contoh. Nama lain untuk mencontohkan adalah mengilustrasikan dan memberi contoh (Anderson & Krathwohl, 2010: 108). 3. Mengklasifikasikan Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang “sesuai” dengan contoh dan konsep atau prinsip tersebut. Mengklasifikasikan adalah proses kognitif yang melengkapi proses mencontohkan. Mengklasifikasikan dimulai dengan contoh tertentu dan mengharuskan siswa menemukan konsep atau prinsip umum. Nama
lain
dari
mengklasifikasikan
adalah
mengategorikan
dan
mengelompokkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 109). 4. Merangkum Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat
yang
merepresentasikan
informasi
yang
diterima
atau
mengabstraksikan sebuah tema. Merangkum melibatkan proses membuat ringkasan informasi. Nama lain untuk merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi (Anderson & Krathwohl, 2010: 110). 5. Menyimpulkan Menyimpulkan adalah membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang
diterima.
Proses
kognitif
menyimpulkan
menyertakan
proses
menemukan pola dalam sejumlah contoh. Menyimpulkan terjadi ketika siswa
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya dengan menarik hubungan di antara ciri-ciri tersebut. Proses menyimpulkan melibatkan proses kognitif membandingkan seluruh contohnya. Nama lain dari menyimpulkan adalah mengekstrapolasi, menginterpolasi, memprediksi, dan menyimpulkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 111). 6. Membandingkan Membandingkan adalah menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamnya. Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi. Membandingkan meliputi pencarian koresponden satu-satu antara elemen-elemen dan pola-pola pada satu objek, peristiwa, atau ide lain. Membandingkan dapat mendukung penalaran dengan analogi. Nama lain
dari
membandingkan
adalah
mengontraskan,
memetakan,
dan
mencocokkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 113). 7. Menjelaskan Menjelaskan adalah membuat model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem. Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-114).
2.1.1.7 Pembelajaran IPA IPA adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan dedukasi untuk menghasilkan penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya (Trianto, 2010: 102). IPA merupakan pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang ada di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya keterangan serta keteraturannya (Trianto, 2010: 142-143). Prihantoro (dalam Trianto, 2010: 130) mengatakan bahwa IPA merupakan suatu produk, proses, dan aplikasi. IPA sebagai produk dapat diartikan sebagai sekumpulan pengetahuan, konsep, dan bagan konsep. IPA sebagai proses dapat diartikan sebagai proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi,
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menemukan, dan mengembangkan produk sains. IPA sebagai aplikasi dapat diartikan sebagai teori-teori IPA yang melahirkan teknologi yang berguna bagi kehidupan manusia. Carin dan Sund (dalam Samatowa, 2011: 20) mengatakan bahwa unsur-unsur sains terdiri dari tiga macam, yakni proses, produk, dan sikap. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang membahas mengenai gejala-gejala alam yang di dalamnya terdapat unsur proses, produk, dan sikap.
2.1.1.8 Materi tentang IPA Standar Kompetensi IPA kelas IV yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar penelitian ini adalah 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Berikut ini diuraikan materi tentang wujud benda dan sifat-sifatnya. Zat terdiri atas bagian-bagian yang sangat kecil yang disebut dengan partikel. Partikel-partikel zat berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Walaupun demikian, susunan dan sifat partikel tersebut sangat menentukan wujud suatu zat, apakah berwujud padat, cair, atau gas. Setiap zat tersusun dari partikel-partikel yang memiliki jarak dan kebebasan gerak yang berbeda-beda (Purwoko, 2008: 51). Oleh karena itu, berdasarkan wujudnya benda dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yakni benda padat, benda cair, dan benda gas (Rositawaty & Muharam, 2008: 83). Zat padat mempunyai susunan partikel yang sangat rapat dan teratur serta gaya tarik-menarik antar partikelnya sangat kuat. Dengan demikian zat padat mempunyai volume dan bentuk tetap. Pada zat cair, letak partikelnya lebih rapat dibandingkan zat gas dan gaya tarik-menarik partikel-partikelnya agak kuat disbanding zat gas. Partikel-partikel dapat berpindah-pindah, tetapi tidak mampu meninggalkan kelompoknya. Partikel zat cair dapat mengalir karena gaya tarikmenarik antar partikel tidak terlalu kuat. Pada zat gas, letak partikel-partikelnya sangat renggang dan gaya tarik-menarik antar partikel sangat kecil. Gerak partikelnya sangat cepat dan saling bertumbukan, baik dengan partikel lain maupun dengan dinding pembatasnya (Sally, 2014: 51). Masing-masing benda
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tersebut memiliki sifat yang dapat membedakan jenis benda yang satu dengan benda yang lainnya. 1. Benda Padat Benda padat mempunyai sifat yang berbeda dengan benda cair atau benda gas. Sifat-sifat dari benda padat di antaranya adalah wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa (Sulistyanto & Wiyono, 2008: 75). a. Bentuknya tetap Buku dan pensil tidakakan berubah bentuk jika kita pindahkan dari suatu tempat ke tempatyang lain. Penggaris yang memanjang tidak mengikuti bentuk gelas. Hal itu menunjukkan bahwa setiap benda yang berwujud padat bentuknya selalu tetap.
Gambar 2.1 Benda padat bentuknya tetap Sumber: Rositawaty&Muharam (2008: 83)
b. Benda padat dapat diubah dengan cara tertentu Benda-benda yang digunakan sehari-hari bentuknya sudah berubah dari bentuk aslinya, misalnya baju. Bentuk semula adalah sehelai kain, kemudian dipotong dan dijahit sehingga berubah bentuk menjadi sebuah baju. Untuk dapat mengubah benda padat menjadi bentuk lain, benda tersebut harus mendapat perlakuan tertentu, misalnya ditekan, dipahat, dipotong, diraut, dibor, digergaji, diamplas, dan sebagainya.
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.2 Benda padat dapat diubah dengan cara tertentu Sumber: Sulistyanto&Wiyono (2008: 76)
c. Mempunyai massa Benda padat mempunyai berat/massa. Berat benda berbeda-beda bergantung pada jenis benda padat tersebut. Berat atau ringan suatu benda tidak hanya ditentukan oleh besar atau kecil benda itu. Berat benda bergantung pula pada jenis benda padat tersebut.
Gambar 2.3 Benda padat memiliki massa/berat Sumber: Devi&Anggraeni (2008: 84)
2. Benda Cair Contoh benda cair yaitu air, minyak, susu, kecap, dan sebagainya. Benda cair memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya Jika menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas. Akan tetapi jika menuangkan air ke dalam mangkok maka bentuknya seperti mangkok, dan jika menuangkan air ke dalam botol maka bentuk air seperti botol. Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.4 Benda cair bentuknya dapat berubah sesuai tempatnya Sumber: Sulistyanto&Wiyono (2008: 77)
b. Benda cair memiliki massa Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika mengangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika mengangkat gelas yang berisi air. Jika air semakin banyak, beratnya pun bertambah, maka benda cair mempunyai berat, dan berat benda cair bergantung pada volumenya.
Gambar 2.5 Benda cair memiliki massa/berat Sumber: Devi&Anggraeni (2008: 86)
c. Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar Saat keadaan tenang, permukaan air selalu datar. Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar. Sifat ini dapat dimanfaat oleh tukang bangunan seperti untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin.
Gambar 2.6 Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar Sumber: Sulistyanto&Wiyono (2008: 77)
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Benda cair mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah Air di sungai mengalir mulai dari hulu sampai ke hilir. Hulu sungai berada dipegunungan sementara hilir berada dimuara, biasanya berakhir di laut. Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Gambar 2.7 Benda cair mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah Sumber: Sulistyanto&Wiyono (2008: 78)
e. Benda cair dapat melarutkan zat tertentu Air dapat melarutkan zat atau bahan tertentu sehingga air disebut zat pelarut. Air dan zat yang terlarut di dalamnya disebut larutan. Contohnya larutan gula artinya air yang di dalamnya terdapat gula seperti pada teh manis.
f. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil Air yang berada dalam toples pot airnya menjadi berkurang. Air tersebut berkurang karena habis diambil oleh tanaman bunga yang hidup di atasnya. Air tersebut naik karena air memiliki sifat kapilaritas, yaitu dapat naik melalui pipa-pipa kecil.
Gambar 2.8 Benda cair meresap melalui celah-celah kecil Sumber: Rositawaty&Muharam (2008: 86)
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
g. Benda cair menekan ke segala arah Dari setiap lubang tabung, akan memancar air. Tekanan air di permukaan tabung akan diteruskan oleh air yang berada di bawahnya ke segala arah. Dengan demikian, air akan mengalir keluar tabung. Tekanan air makin ke bawah makin besar.
Gambar 2.9 Benda cair menekan ke segala arah Sumber: Rositawaty&Muharam (2008: 86)
3. Benda Gas Udara dan asap merupakan benda yang tergolong benda gas. Berbeda dengan benda padat dan cair, gas sulit diamati. Hanya gas-gas tertentu yang dapat dilihat. Misalnya, asap pembakaran dan asap knalpot kendaraan. Sifatsifat dari benda gas antara lain adalah (a) bentuknya menyerupai tempatnya, (b) menempati seluruh ruangan, (c) menekan ke segala arah, (d) memiliki berat/massa, dan (e) memiliki aliran.
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. 2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri Kitot, Ahmad, dan Seman (2010) melakukan penelitian tentang efektifitas pengajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan penelitian
ini
untuk
mengetahui
efektifitas
pengajaran
inkuiri
dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam mata pelajaran Sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian Quasy-Experimental yang dilaksanakan selama
delapan
minggu.
Penelitian
menggunakan
perhitungan
statistik
Independent samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode pengajaran inkuiri pada kelompok perlakuan atau eksperimen adalah
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
efektif. Data menunjukkan perbedaan rerata = 0,5392, t = -0.7347 dan Sig. = 0,00 atau (p < 0,05). Dari hasil perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dalam hal peningkatan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah metode pengajaran inkuiri dilaksanakan berdasarkan beberapa karakteristik berpikir kritis dalam Sejarah. Hal Ini berarti penggunaan metode pengajaran inkuiri telah meningkatkan tingkat berpikir kritis dan prestasi siswa pada kelompok perlakuan. Setiawan (2013) meneliti pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap ketuntasan hasil belajar siswa di SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskriptif tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran elektronika dengan strategi pembelajaran inkuiri pada kompetensi dasar elektronika optik. Dari hasil lembar aktivitas siswa menunjukkan metode pembelajaran inkuiri mempunyai hasil rata-rata setiap pertemuan sebesar 77% dikategorikan baik, sedangkan dari hasil belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar nilai siswa dapat dicapai dengan baik. Diketahui bahwa ttest sebesar 4,614 dan ttabel sebesar 2,00. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Asni dan Novita (2015) melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses siswa pada materi laju reaksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran, peningkatan keterampilan proses siswa dan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan rancangan penelitian yang digunakan adalah one-Group Pretest-Postest Design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Persentase rata-rata keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri pada pertemuan I sebesar 88,98% (sangat baik), pertemuan II sebesar 90,61% (sangat baik), pertemuan III sebesar 93,54% (sangat baik), dan pertemuan IV sebesar 96,23% (sangat baik); (2) Peningkatan keterampilan proses siswa sebesar 70,85% siswa mendapat peningkatan dengan kategori tinggi,
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebesar 25,30% siswa mendapat peningkatan dengan kategori sedang, sebesar 3,85% siswa mendapat peningkatan dengan kategori rendah.
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif Simsek dan Kabapinar (2010) melakukan penelitian tentang efek dari pembelajaran berbasis inkuiri pada siswa SD terhadap pemahaman konseptual materi, keterampilan proses ilmiah dansikap ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pembelajaran berbasis inkuiri (IBL) terhadap pemahaman konseptual materi pada siswa, keterampilan proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Temuan menunjukkan bahwa IBL memiliki dampak positif pada pemahaman konseptual siswa dan proses keterampilan ilmiah, tetapi tidak membuat perbedaan pada sikap ilmiah. Data pertama menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest dan posttest yakni dengan nilai t (19) = -7,282; p < 0,05. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri memiliki dampak positif pada pemahaman konseptual siswa. Data kedua menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest yang ditunjukkan dengan harga t (19) = - 2.742; p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan proses ilmiah siswa membaik setelah melibatkan pembelajaran berbasis inkuiri. Data ketiga menunjukkan tidak ada perubahan yang signifikan dalam skor sikap ilmiah yang ditunjukkan dengan harga t (19) = 0,435, p > 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa pengajaran berbasis inkuiri tidak memiliki dampak yang signifikan atas sikap ilmiah siswa. Yuniyanti, Winarno, dan Haryono (2012) melakukan penelitian tentang pembelajaran kimia menggunakan inkuiri terbimbing dengan media modul dan elearning ditinjau dari kemampuan pemahaman membaca dan kemampuan berpikir abstrak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing menggunakan media modul dan e-learning, kemampuan pemahaman membaca, dan kemampuan berpikir abstrak terhadap prestasi belajar siswa dan interaksinya. Hasil analisis General Linear Model (GLM) untuk hipotesis pertama diperoleh harga signifikansi sebesar 0,588 > 0,05, ini berarti H0 diterima. Kesimpulan penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing dengan media modul dan e-learning
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terhadap prestasi belajar siswa. Hasil analisis General Linear Model (GLM) untuk hipotesis kedua diperoleh harga signifikansi sebesar 0,02 < 0,05. Kesimpulan penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan pemahaman membaca siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil analisis General Linear Model (GLM) untuk hipotesis ketiga diperoleh harga signifikansi sebesar 0,03 < 0,05. Kesimpulan penelitian menunjukkan ada pengaruh kemampuan berpikir abstrak siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Kurniawan (2013) melakukan penelitian mengenai metode inkuiri terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran Biologi untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kreativitas siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode inkuiri terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman konsep dan kreativitas siswa. Dari hasil tes ditandai meningkatnya hasil prestasi siswa pada saat siklus I dengan nilai klasikal 78.04% dan dilanjutkan ke siklus II dengan hasil nilai klasikal 97.56%. Dari hasil penilaian kreativitas dari siklus I diperoleh nilai ketuntasan klasikal sebesar 97.56% dan siklus ke II mendapat nilai ketuntasan klasikal sebesar 97.56%. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA Biologi di SMP N 3 Kubu Raya dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan kreativitas siswa dalam membuat media pembelajaran. Penelitian-penelitian terdahulu belum ada yang meneliti mengenai penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.3 Literature Map Penerapan Metode Inkuiri
Kitot, Ahmad, & Seman (2010) Inquiry teaching – critical thinking
Kemampuan Mengingat dan Memahami
Simsek & Kabapinar (2010) Inquiry based learning – conceptual understanding, scientific process skills and science attitudes
Setiawan (2013) Inkuiri – hasil belajar
Yuniyanti, Winarno & Haryono (2012) Inkuiri terbimbing – kemampuan pemahaman dan kemampuan berpikir abstrak
Asni & Novita (2015) Inkuiri terbimbing – keterampilan proses
Kurniawan (2013) Inkuiri terbimbing – pemahaman konsep dan kreativitas siswa
Yang akan diteliti : Inkuiri – kemampuan mengingat dan kemampuan memahami Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian Terdahulu yang Relevan Gambar 2.11 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan
Penelitian tentang inkuiri yang dilakukan oleh Kitot, Ahmad, dan Seman (2010) menunjukkan bahwa penggunaan metode inkuiri efektif dan meningkatkan tingkat berpikir kritis serta prestasi siswa pada kelompok eksperimen. Setiawan (2013) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menggunakan metode inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Asni dan Novita (2015) menunjukkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran inkuiri sangat baik dan peningkatan keterampilan proses siswa dalam kategori tinggi. Penelitian tentang kemampuan proses kognitif yang dilakukan oleh Simsek dan Kabapinar (2010) menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis inkuiri memiliki dampak positif pada pemahaman konseptual siswa, namun tidak memiliki dampak yang signifikan atas sikap ilmiah siswa. Yuniyanti, Winarno, dan Haryono (2012) melakukan penelitian yang menunjukkan bahwa ada
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengaruh kemampuan pemahaman membaca siswa tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013) menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan kreativitas siswa dalam membuat media pembelajaran.
2.3 Kerangka Berpikir Metode inkuiri adalah metode yang dapat mendorong siswa untuk berpikir menemukan suatu permasalahan dan memecahkannya sendiri. Salah satu jenis dalam metode inkuiri adalah inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing merupakan metode pembelajaran dimana guru masih ikut andil dalam proses pembelajaran. Guru bertugas untuk memberikan bimbingan atau arahan pada siswa saat proses belajar mengajar berlangsung. Metode inkuiri terbimbing dapat mendorong siswa untuk mengembangkan kemampuan mengingat dan kemampuan memahami suatu materi. Mengingat merupakan salah satu dari keenam proses kognitif dalam Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Kemampuan mengingat berada pada level terendah atau pertama. Kemampuan mengingat adalah proses mengambil pengetahuan baik pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
maupun
metakognitif dari memori jangka panjang. Memahami merupakan level kedua dari proses kognitif dalam Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Kemampuan memahami adalah kemampuan mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran seperti yang diucapkan, dituliskan, dan digambarkan oleh guru. Melalui metode inkuiri terbimbing diharapkan dapat membantu kemampuan berpikir siswa SD pada level mengingat dan memahami khususnya pada mata pelajaran IPA. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari mengenai gejala-gejala alam semesta beserta isinya. IPA lebih efektif jika diajarkan dengan eksperimen atau percobaan karena siswa mendapat pengalaman yang nyata. Salah satu materi yang ada di IPA kelas IV SD adalah mengenai wujud dan sifat benda. Materi tersebut lebih efektif jika diajarkan dengan menerapkan metode inkuiri dan disertai
eksperimen.
Kelas
IVA
sebagai
kelompok
eksperimen
yang
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajarannya menerapkan metode inkuiri, sedangkan kelas IVB sebagai kelompok kontrol yang pembelajarannya dengan menerapkan metode ceramah. Diharapkan kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas IVA lebih tinggi yang pembelajarannya menerapkan metode inkuiri dibandingkan dengan kelas IVB yang menerapkan metode ceramah khususnya pada mata pelajaran IPA materi wujud dan sifat benda. Dengan demikian, jika metode inkuiri diterapkan pada pembelajaran IPA kelas IV SD materi wujud dan sifat benda, penerapan metode inkuiri akan mempengaruhi kemampuan mengingat dan memahami siswa.
2.4 Hipotesis Penelitian 2.4.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. 2.4.2 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisikan metode yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Metode penelitian tersebut mengenai jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian Quasi-Experimental dengan tipe non-equivalent control group design. Quasi experimental design merupakan pengembangan dari true experimental design yang mana desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2011: 73-77). Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 79). Penelitian ini termasuk jenis penelitian Quasi-Experimental karena adanya kelompok kontrol dan treatment, sedangkan responden tidak dipilih secara random atau acak. Hal ini disebabkan peneliti tidak memiliki otoritas atau kewenangan untuk mengubah kondisi kelas yang ada. Penelitian ini termasuk dalam tipe non-equivalent control group design karena kelompok kontrol menggunakan rancangan pembelajaran
yang berbeda dengan kelompok
eksperimental yakni dengan menggunakan metode ceramah, sedangkan kelompok eksperimental dengan metode inkuiri. Tipe ini menunjukkan bahwa responden kelompok kontrol jelas berbeda dengan responden kelompok eksperimental. Jenis penelitian ini memiliki dua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok yaitu kelompok kontrol kelas IVB dan kelompok eksperimen kelas IVA diberikan pretest untuk mengetahui keadaan awal sebelum adanya perlakuan (treatment). Setelah diberikan pretest, hasil kedua kelompok yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dibandingkan. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan 36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Sugiyono, 2013: 114). Kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode inkuiri, sedangkan kelompok eksperimen diberikan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode inkuiri. Setelah adanya perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen, kemudian kedua kelompok diberikan posttest. Posttest bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau treatment yang sudah dilakukan oleh kelompok eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan menggunakan tiga langkah, yaitu (1) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, dan (3) skor 1 dikurangi skor 2 (Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Jika hasilnya negatif maka pengaruh perlakuan juga negatif (Cohen, 2007: 277). Jika hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol maka ada pengaruh perlakuan. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut. Experimental
O1
X
O2
---------------Control
O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (sumber : Cohen, 2007: 283)
Keterangan: X
= treatment/perlakuan penerapan metode inkuiri
O1
= rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2
= rerata skor posttest kelompok eksperimen
O3
= rerata skor pretest kelompok kontrol
O4
= rerata skor posttest kelompok kontrol
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menggambarkan bahwa cara penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara random untuk mendapatkan dua kelompok dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Selain itu juga berfungsi sebagai pemisah
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang disebut dengan nonequivalent control group design (Cohen, 2007: 283).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Sokowaten Baru yang beralamat di Jalan Arimbi nomor 27, Sokowaten Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. SD Sokowaten Baru merupakan Sekolah Dasar Negeri yang letaknya sangat strategis karena berada di pinggir jalan raya. SD Sokowaten Baru termasuk dalam perbatasan antara Kabupaten Bantul dengan Kota Madya. Peneliti memilih SD Sokowaten Baru sebagai tempat penelitian karena memiliki kelas paralel dan berbagai prestasi dibidang akademik maupun non akademik. Di SD Sokowaten Baru, dalam satu tingkatan kelasnya terdapat tiga kelas yakni kelas A, kelas B, dan kelas C sehingga jumlah seluruh kelas SD tersebut adalah 18 kelas. SD ini memiliki banyak murid dengan jumlah seluruh murid dari kelas satu sampai dengan kelas enam adalah 548, 32 guru berserta karyawan, satu kepala sekolah, satu satpam, dan satu penjaga sekolah. Sekolah ini memiliki berbagai fasilitas sekolah yang mendukung pembelajaran seperti halaman sekolah, 18 ruang kelas, kamar mandi, ruang kepala sekolah, ruang guru, tempat parkir, laboratorium IPA, laboratorium komputer, perpustakaan, UKS, mushola, ruang gamelan, dan kantin sekolah. SD Sokowaten Baru memiliki berbagai prestasi dibidang akademik maupun non akademik. Prestasi yang sudah diraih SD Sokowaten Baru antara lain juara I OSN MIPA tingkat Kecamatan, juara III mendongeng tingkat Kecamatan, juara II pidato tingkat Kecamatan, juara III gladi kawruh tingkat Kecamatan, juara I futsal tingkat Nasional, juara III taekwondo tingkat Nasional, juara I taekwondo tingkat Provinsi, juara I tenis lapangan tingkat Provinsi, dan juara III senam lantai tingkat Kabupaten. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu pengambilan data pada penelitian ini dimulai pada tanggal 3 Agustus 2015. Lama waktu pengambilan data untuk pretest dan posttest dalam rentang waktu dua minggu di bulan Agustus 2015. Waktu pengambilan data pada
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1. Berikut ini pemaparan waktu pengambilan data di SD Sokowaten Baru. Tabel 3.1 Waktu Pengambilan Data Kelas Kontrol IVB Hari, PerteMateri Tanggal muan Selasa, 4 Agustus Pretest 2015 Benda padat bentuknya tetap/tidak dipengaruhi Kamis, 6 tempatnya. Agustus 1 Benda padat bentuknya dapat 2015 diubah dengan perlakuan tertentu. Benda padat memiliki berat/massa bergantung ukurannya. Benda gas menempati ruang. Sabtu, 8 Benda gas menekan ke segala Agustus 2 arah. 2015 Benda gas memiliki aliran.
Selasa, 11 Agustus 2015
3
Kamis, 13 Agustus 2015
4
Sabtu, 15 Agustus 2015
5
Selasa, 18 Agustus 2015 Selasa, 8 September 2015
Benda gas memiliki berat/massa. Benda gas bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya. Benda cair bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya. Benda cair dapat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Benda cair memiliki berat/massa. Benda cair dapat melarutkan zat tertentu. Benda cair dapat meresap melalui celah-celah kecil. Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar. Benda cair menekan ke segala arah. Posttest I
Posttest II
Hari, Tanggal Senin, 3 Agustus 2015
Kelas Eksperimen IVA PerteMateri muan Pretest
Rabu, 5 Agustus 2015
1
Jumat, 7 Agustus 2015
2
Senin, 10 Agustus 2015
3
Rabu, 12 Agustus 2015
4
Jumat, 14 Agustus 2015
5
Rabu, 19 Agustus 2015 Rabu, 9 September 2015
Benda padat bentuknya tetap/tidak dipengaruhi tempatnya. Benda padat bentuknya dapat diubah dengan perlakuan tertentu. Benda padat memiliki berat/massa bergantung ukurannya. Benda gas menempati ruang. Benda gas menekan ke segala arah. Benda gas memiliki aliran. Benda gas memiliki berat/massa. Benda gas bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya. Benda cair bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya. Benda cair dapat mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Benda cair memiliki berat/massa. Benda cair dapat melarutkan zat tertentu. Benda cair dapat meresap melalui celah-celah kecil. Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar. Benda cair menekan ke segala arah. Posttest I
Posttest II
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IVA, IVB dan IVC SD Sokowaten Baru dengan jumlah 79 siswa yang terdiri dari 40 siswa laki-laki dan 39 siswa perempuan. Rata-rata kondisi perekonomian keluarga seluruh siswa kelas IV termasuk dalam golongan ekonomi menengah sedangkan orang tua siswa kelas IV ada yang bekerja sebagai wiraswasta, guru, karyawan, dan PNS. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mugkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2011: 81). Kelas yang diambil sebagai sampel kelompok kontrol adalah kelas IVB dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki, sedangkan untuk kelompok eksperimen adalah kelas IVA dengan jumlah 27 siswa terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Best & Kahn (2006: 1819) mengemukakan bahwa teknik convenience sampling merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak. Siregar (2013: 60) mengungkapkan bahwa convenience sampling merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemukan peneliti, dan bersedia untuk menjadi responden untuk dijadikan sampel, atau peneliti memilih orang-orang yang terdekat saja. Pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak menggunakan random karena peneliti tidak memiliki kewenangan atau otoritas untuk mengubah kelas yang telah ada. Pembelajaran yang diajarkan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh satu guru yang sama yakni guru mitra. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kesenjangan atau perbedaan kemampuan guru dalam mengajar disetiap kelompok. Selain itu, guru juga lebih mengenal dan memahami karakteristik peserta didik yang digunakan sebagai penelitian sehingga lebih mudah dalam menerapkan penelitian. Peneliti bertugas sebagai pengamat atau observer selama pembelajaran berlangsung. Pembelajaran kelompok kontrol
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan menerapkan metode tradisional atau ceramah, sedangkan kelompok eksperimen diberikan treatment berupa metode inkuiri.
3.4 Variabel Penelitian Varibel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch & Farhadi dalam Sugiyono, 2011: 38). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kerlinger (dalam Sugiyono, 2011: 38) yang menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari atau suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Kidder (dalam Sugiyono, 2011: 38) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah suatu atribut atau nilai atau sifat dari orang/objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dapat dibedakan menjadi dua macam yakni variabel independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 3.4.1 Variabel Independen Variabel independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2011: 39). Variabel independen pada penelitian ini adalah metode pembelajaran inkuiri. 3.4.2 Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011: 39). Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. Pemetaan antara variabel independen dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini.
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel independen
Variabel dependen Kemampuan Mengingat
Metode Inkuiri Kemampuan Memahami Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan (Arikunto, 2012: 67). Tes yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes esai. Esai adalah bentuk tes yang menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-kata sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainnya (Arifin, 2009: 125). Kemampuan mengingat dan memahami diukur dengan menggunakan tujuh soal esai, akan tetapi soal yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami adalah soal nomor satu sampai dengan lima. Soal tes esai diberikan kepada dua kelas yakni kelas kelompok kontrol dan kelas kelompok eksperimen sebagai pretest dan posttest. Pretest diberikan kepada dua kelompok yang dilakukan sebelum pembelajaran mengenai materi wujud benda dan sifatnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi awal setiap kelompok yang akan digunakan untuk penelitian. Setelah adanya pembelajaran yang berbeda pada masing-masing kelompok, kemudian dilakukan posttest pada kedua kelompok. Posttest dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah dilaksanakannya pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest dilaksanakan dua kali yaitu posttest I dan posttest II. Posttest I dilaksanakan setelah adanya perlakuan pada dua kelompok, sedangkan posttest II dilaksanakan dua minggu setelah posttest I. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sensitivitas penelitian (Krathwohl, 2004: 546).
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian kuantitatif perlu digunakan elemen penelitian kualitatif dengan menggunakan metode triangulasi untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek dalam penelitian terhadap proses pembelajaran (Krathwohl, 2004: 546). Peneliti menggunakan metode triangulasi yakni dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Semua instrumen penelitian dan media disiapkan oleh peneliti, sedangkan guru mitra yang melaksanakan seluruh pembelajaran dan peneliti bertugas sebagai observer atau pengamat selama pembelajaran berlangsung. Proses pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari bias selama penelitian (Krathwohl, 2004: 547). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama dua minggu untuk menghindari bias. Pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data No Kelompok Variabel Mengingat 1 Kontrol Memahami Mengingat 2
Eksperimen Memahami
Data Skor pretest Skor posttest Skor pretest Skor posttest Skor pretest Skor posttest Skor pretest Skor posttest
Instrumen Soal uraian (nomor 1-3) Soal uraian (nomor 4-5) Soal uraian (nomor 1-3) Soal uraian (nomor 4-5)
3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 102). Instumen penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian. Instrumen penelitian berupa tes esai dengan jumlah 7 soal yang disusun sesuai dengan materi Ilmu Pengetahuan Alam mengenai wujud dan sifat-sifat benda. Penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi 6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya. Kompetensi Dasar yang digunakan adalah 6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu. Instrumen ini terdapat tujuh soal yang mewakili empat kemampuan yakni mengingat, memahami, mengevaluasi, dan mencipta. Instrumen ini digunakan oleh dua peneliti yang masing-masing meneliti dua kemampuan saja. Tes esai
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini memuat dua kemampuan yakni kemampuan mengingat dan memahami. Sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, perlu dibuat kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan instrumen supaya penyusunan instrumen lebih sistematis sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi, dan dikonsultasikan pada ahli (Sugiyono, 2011: 113). Berikut ini adalah matriks pengembangan instrumen dari kedua kemampuan yang akan diteliti. Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen No Variabel Aspek 1
Mengingat
Mengidentifikasi Mengingat kembali Mengenali Mengambil
2
Memahami
Menafsirkan Memberi contoh Mengklasifikasikan Menjelaskan
Indikator
Nomor Soal 1 2
Mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, cair, dan gas Menyebutkan contoh-contoh benda padat, cair, dan gas Mengenali berbagai peristiwa berdasarkan sifat-sifat benda padat, cair, dan gas Mengambil contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, atau gas Menafsirkan peristiwa yang sesuai dengan sifat benda padat, cair, atau gas Memberi contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, atau gas Mengklasifikasikan peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, atau gas Menjelaskan alasan yang sesuai dengan sifat benda padat, cair, atau gas
3
4
5
Selain matriks pengembangan instrumen, peneliti juga membuat rubrik penilaian. Rubrik penilaian digunakan peneliti guna dijadikan acuan untuk menilai setiap indikator dalam instrumen penelitian. Adapun rubrik penilaian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Instrumen penelitian ini perlu diujicobakan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada responden dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden, kurang jelas, maupun pertanyaan yang ambigu atau mengandung dua makna. Pengujian instrumen dilakukan sekali yaitu di kelas IV SD Negeri 1 Panjangrejo yang beralamat di Nglembu, Panjangrejo, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Peneliti memilih SD tersebut karena sama-sama mempunyai kelas paralel dan terakreditasi A. Dalam pengujian instrumen peneliti juga menguji validitas dan reliabilitas instrumen. Berikut ini penjabarannya. 44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7.1 Validitas Penelitian ini menggunakan validitas muka, validitas konstruk dan validitas isi untuk mengetahui validitas instrumen tes. Sugiyono (2011: 267) mengungkapkan bahwa validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Sugiyono (2011: 121) mengemukakan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data atau mengukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sugiyono (2011: 123) mengatakan bahwa validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Cohen (2007: 163) mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement, sedangkan validitas muka adalah kejelasan tampilan soal. Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Peneliti menggunakan validitas muka, isi, dan konstruk pada instrumen penelitian ini. Validitas muka dilakukan dengan mengujikan soal pada enam siswa kelas IV di sekolah yang sama. Mereka rata-rata mengerjakan soal dalam waktu 60 menit atau 1 jam. Sugiyono (2011: 129) mengungkapkan bahwa validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Validitas isi instrumen dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat lima ahli yakni dua dosen mata kuliah Fisika dan tiga guru kelas IV SD Sokowaten Baru. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur kesesuaian setiap butir soal dengan indikator (Arikunto, 2012: 83). Validitas konstruk digunakan dengan uji empiris atau pengalaman. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Peneliti melakukan uji empiris atau mengujikan soal instrumen kepada 47 siswa kelas IV SD N 1 Panjangrejo untuk memperoleh validitas konstruk. Setelah diujikan
data
tersebut
ditabulasi
dan
menghitung
validitasnya
dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan rumus Pearson Correlation dengan tingkat kepercayaan 95%. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji validitas berdasarkan Pearson Correlation
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah sebagai berikut jika Sig (2-tailed) Sig (2-tailed)
0,05 item tersebut dikatakan valid; Jika
0,05 item tersebut dikatakan tidak valid. Berikut ini adalah hasil
uji validitas instrumen penelitian (Hasil perhitungan validitas instrumen secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 3.5.5). Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen No Variabel Pearson Correlation 1 Mengingat 0,814** 2 Memahami 0,819**
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000
Keputusan Valid Valid
Uji validitas di atas dilakukan dengan mengorelasikan total seluruh skor dengan total dari masing-masing variabel. Berikut ini adalah hasil uji aspek setiap variabel. (Hasil perhitungan aspek setiap variabel dapat dilihat pada Lampiran 3.5.1; 3.5.2). Tabel 3.5 Hasil Uji Aspek Setiap Variabel No Variabel Aspek
1
Mengingat
2
Memahami
Mengidentifikasi Mengingat kembali Mengenali Mengambil Menafsirkan Memberi contoh Mengklasifikasikan Menjelaskan
Pearson Correlation 0,827** 0,691** 0,862** 0,859** 0,551** 0,519** 0,770** 0,790**
Sig. (2-tailed)
Keputusan
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 3.5 menunjukkan hasil uji validitas untuk setiap aspek dalam variabel mengingat dan memahami. Dari hasil uji validitas tersebut maka variabel mengingat dan memahami dapat dinyatakan valid karena nilai Sig. (2-tailed) 0,05 pada seluruh aspek yakni mengidentifikasi, mengingat kembali, mengenali, dan mengambil untuk aspek kemampuan mengingat, sedangkan menafsirkan, memberi contoh, mengklasifikasikan dan menjelaskan untuk aspek kemampuan memahami.
3.7.2 Reliabilitas Reliabilitas instrumen menunjukkan berapa kali pun data tersebut diambil akan memberikan hasil yang sama atau konsisten dan adanya keterandalan suatu tes (Setyosari, 2010: 180). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
data yang sama (Sugiyono, 2013: 168). Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) mengungkapkan bahwa suatu instrumen dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach ˃ 0,60. Masidjo (2007: 209) mengemukakan klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas suatu tes adalah sebagai berikut. Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah
Kualifikasi
Peneliti menghitung reliabilitas instrumen dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan rumus Alpha Cronbach. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen penelitian (lihat Lampiran 3.6). Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Cronbach’s Alpha Uji reliabilitas instrumen 0,811
N 47
Keterangan Reliabel
Tabel 3.7 menunjukkan hasil dari uji reliabilitas instrumen variabel mengingat, memahami, mengevaluasi, dan mencipta. Teknik pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik konsistensi internal. Berdasarkan perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach dari keempat variabel yang valid memiliki nilai Alpha sebesar 0,811 sehingga semua instrumen dinyatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber
data
lain
terkumpul.
Kegiatan
dalam
analisis
data
adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari keseluruhan responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2011: 147). Analisis data pada penelitian ini menggunakan IBM SPSS Statistics 20
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Ada beberapa langkah dalam melakukan teknik analisis data yaitu sebagai berikut.
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam kurva normal atau tidak (Priyatno, 2012: 132). Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan statistik non parametrik yakni dengan menggunakan OneSample Kolmogorov-Smirnov Test. Priyatno (2012: 136) mengemukakan bahwa distribusi data dikategorikan normal jika harga Sig. (2-tailed) data dikategorikan tidak normal jika harga Sig. (2-tailed)
0,05 dan distribusi 0,05. Jika distribusi
data normal maka teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik dengan Independent samples t-test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Jika distribusi data tidak normal maka teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik dengan Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345). Setelah data diuji normalitasnya, data dapat diuji dengan uji statistik. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: ada deviasi dari normalitas
Hnull
: tidak ada deviasi dari normalitas Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut (Field, 2009: 147).
a. Jika harga Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, data berdistribusi normal. b. Jika harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, data berdistribusi tidak normal.
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen terdapat perbedaan. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menganalisis hasil pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis parametrik Independent samples t-test untuk data
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
normal, sedangkan untuk data tidak normal analisis statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik Mann-Whitney U-test (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kondisi yang ideal untuk penelitian eksperimental adalah jika kemampuan awal kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen sama. Berikut adalah hipotesis statistiknya. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria untuk menguji perbedaan adalah sebagai berikut (Santoso, 2012: 256) a. Jika harga Sig. (2-tailed)
0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. b. Jika harga Sig. (2-tailed)
0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor pretest kelompok eksperimen, dengan
kata
lain
kedua
kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang tidak sama.
3.8.2.2 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk melihat perbedaan rerata selisih skor pretest ke posttest I kedua kelompok sehingga diketahui pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan dengan cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 276-277). Uji ini menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data normal dan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, perlu dilakukan uji asumsi untuk melihat homogenitas varians dengan mengacu pada harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria untuk menilai perbedaan tersebut adalah sebagai berikut. a. Jika Sig. (2-tailed)
0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain penerapan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. b. Jika Sig. (2-tailed)
0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya terdapat
perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
3.8.2.3 Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri Uji besar pengaruh metode inkuiri bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi pengaruh perlakuan belum bisa menunjukkan apakah pengaruh tersebut cukup substansif atau tidak. Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat dilihat dengan mencari effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Jika data terdistribusi dengan normal maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57 & 179). Dalam koefisien korelasi Pearson, r sebagai ukuran efek karena berada antara 0 yang menunjukkan tidak berpengaruh dan 1 menunjukkan efek yang sempurna (Field, 2009: 332).
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan: r = besar pengaruh (effect size) dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson t = harga uji t df = harga derajat kebebasan (degrees of freedom) Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r (Field, 2009: 57). Perhitungan untuk mengambil t untuk melakukan uji besar pengaruh perlakuan dengan menggunakan Independent samples t-test. Persentase pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami dapat dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi R2 (Field, 2009: 179). Jika distribusi data tidak normal maka uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus effect size (Field, 2009: 550).
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan: r = besar pengaruh (effect size) Z = harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari uji Mann-Whitney) N = 2 x jumlah responden yang bersangkutan Kriteria besar pengaruh perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut (Field, 2009: 57). Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan r (effect size)
Kriteria
Kriteria Efek
0,10
0,00-0,19
0,30
0,20-0,39
0,50
≥ 0,40
Efek kecil, setara dengan 1% pengaruh perlakuan Efek sedang, setara dengan 9% pengaruh perlakuan Efek besar, setara dengan 25% pengaruh perlakuan
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Persentase
pengaruh
perlakuan
dihitung
terlebih
dulu
koefisien
2
determinasi (R ) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau R2 x 100% (Field, 2009: 179).
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada setiap kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Persentase peningkatan rerata skor dari pretest ke posttest I dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Untuk melihat perbedaan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol apakah lebih besar atau lebih kecil dari kelompok eksperimen maka dilakukan perhitungan gain score atau selisih skor pretest ke posttest I yang dominan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Fraenkel, 2012: 250). Analisis perhitungan gain score dilakukan dengan menggunakan scatterplot dan koefisien korelasi. Scatterplot menggambarkan semua data visual, sedangkan koefisien korelasi menyajikan ringkasan data numerik (Fraenkel, 2012: 251).
3.8.3.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui besarnya penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol dan metode inkuiri pada kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah dengan rumus koefisien korelasi Pearson jika data terdistribusi normal (Field, 2009: 57 & 179). Jika distribusi data tidak normal maka uji statistik yang digunakan dengan rumus effect size (Field, 2009:57). Penghitungan mengambil t untuk melakukan uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I dengan Paired samples t-test, sedangkan penghitungan mengambil Z dengan Wilcoxon.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Adapun hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain terdapat peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode ceramah pada kelompok kontrol dan metode inkuiri pada kelompok eksperimen, rumus yang digunakan jika data terdistribusi normal seperti pada gambar 3.3, sedangkan jika data terdistribusi tidak normal adalah seperti pada gambar 3.4.
3.8.3.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I dari masing-masing kelompok positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi pretest maka semakin tinggi pula posttest I. Signifikan berarti hasil korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Data yang terdistribusi normal maka digunakan statistik Pearson Correlation dengan tipe bivariate, sedangkan data yang tidak terdistribusi normal digunakan statistik Kendall’tau Correlation (Field, 2009: 175). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut: Hi
: Ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hnull
: Tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 dan harga r negatif maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan harga r positif maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada korelasi yang positif dan signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
3.8.3.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Krathwohl
(2014:
546) mengemukakan
bahwa dalam
penelitian
pembelajaran untuk meningkatkan ketelitian analisis dianjurkan untuk melakukan posttest kedua setelah sekian waktu dari posttest pertama dilakukan. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan (metode inkuiri) masih kuat sesudah dua minggu dilakukan treatment sehingga digunakan data dari skor posttest I dan posttest II baik dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terdistribusi tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Hnull
: Tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Jika harga Sig. (2-tailed)
0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain tidak
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II. b. Jika harga Sig. (2-tailed)
0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen, dengan kata lain terjadi penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase kenaikan skor dari posttest I ke posttest II dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575).
Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi
3.8.3.5 Dampak Pengaruh Perlakuan Dampak pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui sudut pandang dari subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Perlu digunakan elemen penelitian kualitatif sederhana dengan menggunakan metode triangulasi data dari peneliti, guru, dan siswa (Krathwohl, 2004: 546). Teknik triangulasi dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan data. Peneliti menggunakan teknik triangulasi melalui tiga cara yakni dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011: 145). Hadi (dalam Sugiyono, 2011: 145) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi diperoleh peneliti dari catatan aktivitas siswa selama pembelajaran baik dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2011: 137). Kusumah & Dwitagama (2009: 77) juga mengungkapkan bahwa wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara terstruktur terhadap guru mitra dan tiga siswa pada kelompok eksperimen. Ketiga siswa tersebut adalah siswa yang memiliki kemampuan kognitif rendah, menengah, dan tinggi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011: 240). Peneliti dalam penelitian ini menggunakan dokumen yang berupa nilai siswa dan foto-foto kegiatan pembelajaran. Nilai siswa diperoleh dari hasil pretest, posttest I, dan posttest II. Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan wawancara terhadap guru mitra dan tiga siswa kelompok eksperimen sesudah adanya perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.9 dan tabel 3.10. Tabel 3.9 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Setelah Perlakuan No Pertanyaan 1 Apakah anda senang belajar IPA? 2 Apakah senang belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? 3 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajar IPA dengan metode inkuiri? 4 Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajarkan materi IPA? 5 Apakah anda mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri? Jika ya, apa kesulitannya? 6 Apakah anda lebih mudah mengingat materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? 7 Apakah anda lebih dapat memahami materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? 8 Saat anda mengerjakan soal, manakah yang anda anggap paling mudah antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? 9 Saat anda mengerjakan soal, manakah yang anda anggap paling sukar antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? 10 Saat anda mengerjakan soal, manakah yang anda anggap paling mudah antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? 11 Saat anda mengerjakan soal, manakah yang anda anggap paling sukar antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? 12 Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, anda lebih bisa mengingat materi IPA? 13 Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, anda lebih bisa memahami materi IPA? 14 Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami peningkatansaatposttest I? 15 Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami penurunan saatposttest II?
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Mitra Setelah Perlakuan No Pertanyaan 1 Apakah Ibu pernah menerapkan metode inkuiri selama mengajar IPA? 2 Bagaimana pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri? 3 Apakah kelebihan dari metode inkuiri jika diterapkan dalam pembelajaran? 4 Apakah kendala yang Ibu hadapi ketika mengajar dengan menerapkan metode inkuiri? 5 Bagaimana kemampuan mengingat siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah pembelajaran? 6 Bagaimana kemampuan memahami siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah pembelajaran? 7 Bagaimana keadaan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat pembelajaran? 8 Apakah metode inkuiri efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA?
3.8.3.6 Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut dilakukan untuk melihat apakah penerapan metode inkuiri pada pembelajaran IPA memiliki efek yang besar atau menengah atau kecil terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan atau tidak pada populasi yang lebih luas. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas mengenai hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian berisikan implementasi penelitian yang meliputi deskripsi populasi penelitian dan deskripsi implementasi pembelajaran. Hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I dan II yang meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada bagian pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan beserta dampaknya.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Penelitian eksperimental ini menggunakan dua kelas yakni sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pemilihan kelas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara undian oleh guru mitra. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan tipe convenience sampling. Best & Kahn (2006: 18-19) mengemukakan bahwa teknik convenience sampling merupakan pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak. Dari hasil undian menunjukkan bahwa kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Secara garis besar, kegiatan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdiri dari pretest, pelaksanaan pembelajaran, posttest I, dan posttest II. Berikut ini uraian mengenai populasi penelitian dan implementasi
pembelajaran
terhadap
kelompok
kontrol
dan
kelompok
eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Sokowaten Baru yang terdiri dari tiga kelas paralel yakni kelas IVA, IVB, dan IVC. Penentuan kelas dilakukan secara acak baik dari segi prestasi akademik siswa dan
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
latar belakang keluarga. Rata-rata setiap kelasnya memiliki prestasi akademik yang sama dan termasuk dalam kalangan ekonomi menengah. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IVA sebagai sampel pertama dalam penelitian ini yakni kelompok eksperimen pada hari Sabtu, 1 Agustus 2015 mengemukakan bahwa siswa kelas IVA berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Siswa kelas IVA rata-rata berasal dari keluarga ekonomi menengah dan orang tua siswa berpendidikan SMA hingga S1. Sampel kedua dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVB sebagai kelompok kontrol dengan jumlah 27 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Siswa kelas IVB rata-rata berasal dari keluarga ekonomi menengah dan orang tua siswa berpendidikan SMA hingga S1.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran Penelitian ini dilaksanakan mulai dengan pretest di kelompok kontrol yakni pada tanggal 4 Agustus 2015 dan kelompok eksperimen yakni pada tanggal 3 Agustus 2015. Pretest dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Siswa mengerjakan soal pretest dengan jumlah 7 soal uraian. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen masing-masing adalah 2 x 35 menit. Pelaksanaan pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh satu guru yang sama yakni guru mitra. Sebelum siswa mengerjakan soal pretest, guru memberikan arahan dan petunjuk pengerjaan soal. Siswa dipersilakan untuk bertanya jika ada soal-soal yang kurang dipahami. Peneliti dalam hal ini berperan sebagai pengamat selama proses pretest berlangsung. Peneliti hanya membantu mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini dan tidak sedikit pun mengambil peran selama proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini adalah deskripsi implementasi pembelajaran kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol Pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode tradisional yakni metode ceramah. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan berpedoman
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pada kurikulum 2006 (KTSP) sehingga waktu pembelajaran dilaksanakan selama empat jam pelajaran yakni 4 x 35 menit setiap pertemuannya. Pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dengan sub materi yang berbeda-beda. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra di dalam kelas dengan materi pokok wujud dan sifat benda. Guru melakukan apersepsi diawal pembelajaran dengan bertanya jawab dengan siswa. Pada kegiatan inti guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah selama proses pembelajaran berlangsung dan mencatat hal-hal penting di papan tulis. Siswa hanya menerima penjelasan materi yang disampaikan guru dan mencatat materi yang dituliskan guru di papan tulis. Pada akhir pembelajaran, guru menyimpulkan pembelajaran dan memberikan umpan balik terhadap siswa. Pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan posttest I yakni pada hari Selasa, 18 Agustus 2015 dengan waktu 2 x 35 menit. Posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Tujuan dari posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah. Dua minggu setelah diadakannya posttest I, siswa diberikan soal posttest II yakni 7 soal uraian. Soal tersebut sama seperti soal pretest dan posttest I. Posttest II dilaksanakan pada hari Selasa, 8 September 2015.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen Pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan berpedoman pada kurikulum 2006 (KTSP) sehingga waktu pembelajaran dilaksanakan selama empat jam pelajaran yakni 4 x 35 menit untuk setiap pertemuannya. Pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dengan sub materi yang berbedabeda. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru mitra di dalam kelas dan untuk percobaan dilaksanakan di luar kelas dengan materi pokok wujud dan sifat benda. Pembelajaran pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima dilaksanakan dengan menggunakan metode inkuiri. Langkah-langkah kegiatan
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran dimulai dengan apersepsi yakni guru bertanya jawab dengan siswa dan mengemukakan tujuan pembelajaran. Guru kemudian menjelaskan materi dan menuliskan poin-poin penting di papan tulis. Kegiatan inti yang pertama adalah orientasi. Guru sebelum melakukan percobaan, membagi siswa ke dalam 5 kelompok. Guru kemudian menjelaskan langkah-langkah percobaan. Kegiatan inti yang kedua adalah merumuskan permasalahan. Guru membimbing siswa dalam merumuskan permasalahan dengan menggunakan kata tanya “apakah”. Siswa berdiskusi untuk merumuskan masalah yang berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan. Kegiatan inti yang ketiga yakni merumuskan hipotesis. Guru membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis yakni dengan menjawab pertanyaan yang telah mereka buat. Siswa bersama kelompoknya mendiskusikan rumusan hipotesis yang berkaitan dengan percobaan yang akan dilakukan. Kegiatan inti yang keempat adalah melakukan percobaan atau eksperimen. Setiap kelompok melakukan 3 percobaan dalam setiap pertemuannya dengan sub materi yang berbeda-beda. Siswa mengamati dan mencatat hasil percobaan di LKS dan mendiskusikan kesimpulan dari percobaan yang dilakukan. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kegiatan diakhiri dengan guru mengajak siswa untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan posttest I yakni pada hari Rabu, 19 Agustus 2015 dengan waktu 2 x 35 menit. Posttest I dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Tujuan dari posttest I adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri. Dua minggu setelah diadakannya posttest I, siswa diberikan soal posttest II yakni 7 soal uraian. Soal tersebut sama seperti pada soal pretest dan posttest I. Posttest II dilaksanakan pada hari Rabu, 9 September 2015.
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I Hipotesis penelitian I adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud dan sifat benda kelas IV SD Sokowaten Baru tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan mengingat, sedangkan variabel independen pada hipotesis tersebut adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 3 soal uraian. Item soal nomor 1 mengandung indikator mengidentifikasi. Item soal nomor 2 mengandung indikator mengingat kembali, dan item soal nomor 3 mengandung indikator mengenali dan mengambil. Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program statistik yakni IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan analisis data selanjutnya apakah dengan menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Data yang diuji normalitasnya adalah skor pretest, posttest I, selisih pretest ke posttest I, dan posttest II. Data tersebut merupakan data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kriteria pengambilan keputusan dari hasil analisis uji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika nilai Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka data berdistribusi normal dan analisis data selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik. 2) Jika nilai Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 maka data berdistribusi tidak normal dan analisis data selanjutnya dengan menggunakan statistik non parametrik. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan mengingat dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.3.1). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat No Aspek Sig. (2-tailed) 1 Pretest mengingat kelompok kontrol 0,117 2 Posttest I mengingat kelompok kontrol 0,912 3 Posttest II mengingat kelompok kontrol 0,845 4 Selisih rerata skor pretest-posttest I mengingat 0,573 kelompok kontrol 5 Pretest mengingat kelompok eksperimen 0,315 6 Posttest I mengingat kelompok eksperimen 0,524 7 Posttest II mengingat kelompok eksperimen 0,455 8 Selisih rerata skor pretest-posttest I mengingat 0,714 kelompok eksperimen
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Data pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 untuk semua aspek. Hal ini berarti bahwa semua aspek yakni pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest ke posttest I untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi data normal sehingga analisis statistik selanjutnya yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data dari kelompok yang berbeda yakni antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dengan menggunakan Independent samples t-test, sedangkan analisis data dari kelompok yang sama yakni antara kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen menggunakan Paired samples t-test. 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji rerata skor pretest pada kelompok kontrol dengan rerata skor pretest pada kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan karena pengambilan
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sampel tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan data diambil dari kelompok yang berbeda yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum
melakukan
uji
perbedaan
rerata
skor
pretest
dengan
menggunakan Independent samples t-test, perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan menggunakan Levene’s test. Jika harga Sig. ˃ 0,05 maka ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. ˂ 0,05 maka tidak ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Hasil uji homogenitas varians data dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.4.1). Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Kelompok Levene’s test F Sig. Kontrol dan eksperimen 0,253 0,617
Keterangan Homogen
Tabel 4.2 menunjukkan hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa harga F = 0,253 dan harga Sig. = 0,617. Berdasarkan hasil Levene’s test tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians dari dua kelompok yang dibandingkan yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 152). Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan rerata skor pretest dari dua kelompok yang berbeda adalah dengan menggunakan taraf kepercayaan 95%. Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.1). Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Mengingat Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-test 0,215 Tidak ada perbedaan
Mean (M) pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada Mean pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat dari hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 2,53; Standard Deviation (SD) = 0,51; Standard Error Mean (SE) =
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0,09; size of a particular group (n) = 27; dan Degrees of freedom (df) = 52. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 2,34; SD = 0,61; SE = 0,11; n = 27; dan df = 52. Analisis data dengan menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh hasil Sig. (2-tailed) = 0,215 dan t = -1,255. Hal ini menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap rerata skor pretest kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan kemampuan awal yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama terhadap kemampuan mengingat.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya
dilakukan
dengan
menggunakan
statistik
parametrik
yakni
Independent samples t-test karena data yang dianalisis berasal dari dua kelompok yang berbeda yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus (O2-O1) – (O4O3). Perhitungan dengan mengurangkan selisih pretest-posttest I eksperimen dengan selisih pretest-posttest I kontrol. Jika hasilnya negatif maka pengaruh perlakuan juga negatif, sedangkan jika hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol maka ada pengaruh perlakuan. Perhitungannya adalah (4,09 -2,54) – (3,26-2,34). Hasil perhitungan menunjukkan harga sebesar 0,64 yang bernilai positif. Hasil tersebut mengonfirmasi hasil uji statistik bahwa ada pengaruh perlakuan. Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yakni Independent samples t-test.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebelum melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menggunakan Independent samples t-test, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians. Jika harga Sig. ˃ 0,05 maka ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. ˂ 0,05 maka tidak ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Hasil uji homogenitas varians data dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.5.1). Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Kelompok Levene’s test F Sig. Kontrol dan eksperimen 0,040 0,843
Keterangan Homogen
Tabel 4.4 menunjukkan hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa harga F = 0,040 dan harga Sig. = 0,843. Berdasarkan hasil Levene’s test tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians dari dua kelompok yang dibandingkan yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 152). Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dari dua kelompok yang berbeda adalah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-test 0,000 Ada perbedaan
Mean pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 1,55; SD = 0,52; SE = 0,10; n = 27; dan df = 52. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 0,91; SD = 0,62; SE = 0,12; n = 27; dan df = 52. Analisis data dengan menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh hasil Sig. (2-tailed) = 0,000 dan t = 4,056. Hasil menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, dengan demikian ada perbedaan yang signifikan terhadap rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dalam gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Tujuan dari uji besar pengaruh perlakuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Besar pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Kriteria untuk menentukan besarnya efek adalah, jika effect size (r) = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 57). Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r (Field, 2009: 57). Perhitungan mengambil t untuk melakukan uji besar pengaruh perlakuan dengan menggunakan Independent samples t-test. Penghitungan persentase pengaruh atau coefficient of determination (R2) dapat
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilakukan dengan cara mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah r = 0,49 atau 24%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek besar. Tabel 4.6 halaman 65 adalah hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.6.1). Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel t t2 df r (effect size) R2 Mengingat -4,05 16,45 52 0,49 0,24
% 24
Efek Besar
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest bertujuan untuk mengetahui persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan dengan mengambil data dari uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Data yang diambil dari hasil uji normalitas adalah rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1). Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat No Kelompok Rerata Peningkatan (%) Pretest Posttest I 1 2
Kontrol Eksperimen
2,34 2,53
3,25 4,09
39,13 61,31
Hasil perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol yaitu 39,13%, sedangkan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen adalah 61,32%. Dari hasil
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
persentase menunjukkan bahwa peningkatan pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Tabel 4.7 menjelaskan bahwa ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I terhadap kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Untuk melihat seperti apa perbedaan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka dilakukan perhitungan gain score atau selisih skor pretest ke posttest I yang dominan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selisih skor pretest ke posttest I yang dominan dari kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan pada gambar 4.2. 7
Frekuensi
6 5 4 3
kontrol
2
eksperimen
1 0 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 Gain Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Mengingat
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa gain terendah yakni -0,25 sedangkan gain tertinggi yakni 3,00. Skor diambil kurang lebih 50% dari gain tertinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya siswa yang diuntungkan dengan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada kelompok kontrol. Siswa yang diuntungkan pada kelompok kontrol sebanyak 4 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen sebanyak 17 siswa. Selisih skor pretest ke posttest I atau gain yang dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Frekuensi (f) yang paling besar pada kelompok kontrol memiliki nilai gain yang lebih kecil dari kelompok eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen yang dominan nilainya lebih besar dari pada selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol. Persentase gain score ≥ 1,50 pada kelompok kontrol sebesar 14,81%, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 62,96%.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest Tujuan uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Sebelum melakukan uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, perlu dilihat normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Hasil uji normalitas data pada pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah data terdistribusi normal. Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1). Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengingat Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan Kontrol 0,000 Ada perbedaan Eksperimen 0,000 Ada perbedaan
Mean pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 1,55; SD = 0,52; SE = 0,10; n = 27; dan df = 26. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 0,91; SD = 0,62; SE = 0,12; n = 27; dan df = 26. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini (lihat Lampiran 4.8.1). Tabel 4.9 Persentase Peningkatan Rerata Mengingat No. Kelompok t t2 1 Kontrol 7,63 58,26 2 Eksperimen 15,26 232,95
Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan df 26 26
r 0,83 0,94
R2 0,69 0,89
% 69 89
Efek Besar Besar
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol memiliki persentase yang lebih kecil dari pada penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah r = 0,83 atau 69% yang setara dengan efek besar, sedangkan besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah r = 0,94 atau 89% yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Data yang diambil adalah rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan harga r positif (Field, 2009: 179). Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini (lihat Lampiran 4.9.1).
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest-Posttest I 0,688 0,000 Ada korelasi Kelompok Eksperimen Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest-Posttest I 0,538 0,004 Ada korelasi
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah harga r = 0,688 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Nilai positif pada Pearson Correlation berarti bahwa semakin tinggi skor pretest maka semakin tinggi pula skor posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,000 dan r bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah harga r menunjukkan 0,538 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. (2tailed) ˂ 0,05 yakni 0,004 dan harga r bernilai positif, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat.
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Tujuan dilakukan uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan setelah beberapa waktu yakni pada posttest II masih sekuat pada posttest I terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest II dilakukan minimal dua minggu setelah dilaksanakannya posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan membandingkan skor rerata posttest I dengan skor rerata posttest II. Sebelum melakukan uji retensi pengaruh perlakuan, langkah pertama yang dilakukan adalah menguji normalitas distribusi data untuk posttest I dan posttest II. Hasil uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, menunjukkan bahwa posttest I dan posttest II memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya yang digunakan adalah dengan statistik parametrik. Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah 95%. Berikut ini adalah hasil normalitas distribusi data posttest II dengan Kolmogorov-Smirnov test (lihat Lampiran 4.3.1). Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest II Kemampuan Mengingat No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan 1 Posttest II kelompok kontrol 0,845 Normal 2 Posttest II kelompok eksperimen 0,455 Normal
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 sehingga
data
terdistibusi
normal
dan
analisis
selanjutnya
dengan
menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang dibandingkan berasal dari dua kelompok yang sama. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.12 (lihat Lampiran 4.10.1). Tabel 4.12 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat No Kelompok Rerata Peningkatan Sig. (2(%) tailed) Posttest I Posttest II 1 Kontrol 3,25 2,79 -14,20 0,000 2
Eksperimen
4,09
3,79
-7,23
0,000
Keterangan Ada perbedaan Ada perbedaan
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen yakni M = -0,46; SD = 0,30; SE = 0,05; t = -7,81; n = 27; dan df = 26. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = -0,29; SD = 0,17; SE = 0,03; t = -9,03; n = 27; dan df = 26. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Berdasarkan hasil harga Sig. (2tailed) ˂ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Penurunan skor dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan hasil persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar -14,20%, sedangkan untuk kelompok eksperimen sebesar -7,23%. Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini. 4.5
4.09
4
3.80
3.5 3
2.54
3.26
2.80
2.5 2
Kel. Kontrol
2.34
Kel. Eksperimen
1.5 1 0.5 0 Pretest
Posttest 1 Posttest 2
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud dan sifat benda kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan memahami, sedangkan variabel independen pada hipotesis tersebut adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 2 soal uraian. Item soal nomor 4 mengandung indikator menafsirkan dan memberi contoh. Item soal nomor 5 mengandung indikator mengklasifikasikan dan menjelaskan. Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program statistik yakni IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut. 1) Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan. 5) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 6) Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan. 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak normal dan untuk menentukan analisis data selanjutnya apakah dengan menggunakan statistik parametrik atau statistik non parametrik. Data yang diuji normalitasnya adalah skor pretest, posttest I, selisih pretest ke posttest I, dan posttest II. Data tersebut merupakan data dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengambilan keputusan dari hasil analisis uji normalitas distribusi data dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. 1) Jika nilai
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka data berdistribusi normal dan analisis data selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik. 2) Jika nilai Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 maka data berdistribusi tidak normal dan analisis data selanjutnya dengan menggunakan statistik non parametrik. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan memahami dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.3.2). Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami No Aspek Sig. (2-tailed) 1 Pretest memahami kelompok kontrol 0,379 2 Posttest I memahami kelompok kontrol 0,492 3 Posttest II memahami kelompok kontrol 0,809 4 Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami 0,564 kelompok kontrol 5 Pretest memahami kelompok eksperimen 0,895 6 Posttest I memahami kelompok eksperimen 0,395 7 Posttest II memahami kelompok eksperimen 0,564 8 Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami 0,848 kelompok eksperimen
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 untuk semua aspek. Hal ini berarti semua aspek yakni pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest ke posttest I untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi data normal sehingga analisis statistik selanjutnya yang digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data dari kelompok yang berbeda yakni antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dengan menggunakan Independent samples t-test, sedangkan analisis data dari kelompok yang sama yakni antara kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen dengan menggunakan Paired samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Tujuan dilakukan uji perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui apakah pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda pada kemampuan memahami. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji rerata skor pretest pada kelompok kontrol dengan rerata skor pretest kelompok eksperimen. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan karena pengambilan sampel tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan data 76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diambil dari kelompok yang berbeda yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum
melakukan
uji
perbedaan
rerata
skor
pretest
dengan
menggunakan Independent samples t-test, perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan menggunakan Levene’s test. Jika harga Sig. ˃ 0,05 maka ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. ˂ 0,05 maka tidak ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Hasil uji homogenitas varians data dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini (lihat Lampiran 4.4.2). Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Kelompok Levene’s test F Sig. Kontrol dan eksperimen 0,020 0,889
Keterangan Homogen
Tabel 4.14 menunjukan hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% bahwa harga F = 0,020 dan harga Sig. = 0,889. Berdasarkan hasil Levene’s test tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians dari dua kelompok yang dibandingkan yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 152). Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan rerata skor pretest dari dua kelompok yang berbeda adalah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Tabel 4.15 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Lihat lampiran 4.4.2). Tabel 4.15 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal terhadap Kemampuan Memahami Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-test 0,449 Tidak ada perbedaan
Mean pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 2,33; SD = 0,60; SE = 0,11; n = 27; dan df = 52. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 2,20; SD = 0,64; SE = 0,12; n = 27; dan df = 52. Analisis data dengan menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh hasil Sig. (2-tailed) adalah 0,449 dan t
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
= -0,763. Jika harga Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 maka Hnull diterima, dengan demikian tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap rerata skor pretest kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan kemampuan awal yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama terhadap kemampuan memahami.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga dapat diketahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami. Hasil uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya
dilakukan
dengan
menggunakan
statistik
parametrik
yakni
Independent samples t-test karena data yang dianalisis berasal dari dua kelompok yang berbeda yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Field, 2009: 326). Pengaruh perlakuan dapat dihitung menggunakan rumus (O2-O1) – (O4O3). Perhitungan dengan mengurangkan selisih pretest-posttest I eksperimen dengan selisih pretest-posttest I kontrol. Jika hasilnya negatif maka pengaruh perlakuan juga negatif, sedangkan jika hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol maka ada pengaruh perlakuan. Perhitungannya adalah (3,85 -2,33) – (3,13-2,20). Hasil perhitungan menunjukkan harga sebesar 0,59 yang berarti positif. Hasil tersebut mengonfirmasi hasil uji statistik bahwa ada pengaruh perlakuan. Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik yakni Independent samples t-test. Sebelum melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan menggunakan Independent samples t-test, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians. Jika harga Sig. ˃ 0,05 maka ada homogenitas varians dari dua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. ˂ 0,05 maka tidak ada homogenitas
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
varians dari dua data yang dibandingkan. Hasil uji homogenitas varians data dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.5.2). Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Kelompok Levene’s test F Sig. Kontrol dan eksperimen 2,551 0,116
Keterangan Homogen
Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa harga F = 2,551 dan harga Sig. = 0,116. Berdasarkan hasil Levene’s test tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians dari dua kelompok yang dibandingkan yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Jika terdapat homogenitas varians, data uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama pada output SPSS (Field, 2009: 340). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji signifikansi pengaruh perlakuan dari dua kelompok yang berbeda adalah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Tabel 4.17 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.5.2). Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan Independent samples t-test 0,001 Ada perbedaan
Mean pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 1,51; SD = 0,56; SE = 0,10; n = 27; dan df = 52. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 0,92; SD = 0,72; SE = 0,13; n = 27; dan df = 52. Analisis data dengan menggunakan Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh hasil Sig. (2-tailed) adalah 0,001 dan t = -4,359. Jika harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, dengan demikian ada perbedaan yang signifikan terhadap rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat dalam gambar 4.4.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami. Besar pengaruh inilah yang disebut dengan effect size. Data yang diperoleh berdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Kriteria untuk menentukan besarnya efek adalah, jika r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 57). Cara untuk mengetahui koefisien korelasi yaitu dengan mengubah harga t menjadi harga r (Field, 2009: 57). Perhitungan untuk mengambil t untuk melakukan uji besar pengaruh
perlakuan
dengan
menggunakan 2
Penghitungan persentase pengaruh atau R
Independent
samples
t-test.
dapat dilakukan dengan cara
mengkuadratkan hasil r kemudian dikalikan 100%. Besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah r = 0,42 atau 17%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek besar. Berikut ini
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah hasil perhitungan effect size terhadap kemampuan memahami (lihat Lampiran 4.6.2). Tabel 4.18 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel t t2 df r (effect size) R2 Memahami -3,35 11,28 52 0,42 0,17
% 17
Efek Besar
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Analisis perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan dengan mengambil data dari uji normalitas distribusi data menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Data yang diambil dari hasil uji normalitas adalah rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini (lihat Lampiran 4.7.2). Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami No Kelompok Rerata Peningkatan (%) Pretest Posttest I 1 Kontrol 2,20 3,12 42,01 2 Eksperimen 2,33 3,85 65,08
Hasil perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I menunjukkan bahwa terjadi peningkatan baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen yaitu 42,01%, sedangkan persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen adalah 65,08%. Tabel 4.19 menjelaskan bahwa ada perbedaan antara skor pretest ke posttest I terhadap kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Untuk melihat seperti apa perbedaan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan kelompok eksperimen maka dilakukan perhitungan gain score atau selisih skor pretest ke posttest I yang dominan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Selisih skor pretest ke posttest I yang dominan dari kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan pada gambar 4.5. 7 6 Frekuensi
5 4 3
kontrol
2
eksperimen
1 0 0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Gain Gambar 4.5 Grafik Gain Score Kemampuan Memahami
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa gain terendah yakni 0,00 sedangkan gain tertinggi yakni 2,50. Skor diambil kurang lebih 50% dari gain tertinggi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya siswa yang diuntungkan dengan metode inkuiri pada kelompok eksperimen dan metode ceramah pada kelompok kontrol. Siswa yang diuntungkan pada kelompok kontrol sebanyak 11 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen sebanyak 19 siswa. Selisih skor pretest ke posttest I atau gain yang dominan pada kelompok kontrol lebih kecil dari pada kelompok eksperimen. Frekuensi (f) yang paling besar pada kelompok kontrol memiliki nilai gain yang lebih kecil dari kelompok eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen yang dominan nilainya lebih besar dari pada selisih skor pretest ke posttest I kelompok kontrol. Persentase gain score ≥ 1,25 pada kelompok kontrol sebesar 40,74%, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 70,37%.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
baik dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Sebelum melakukan uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I, perlu dilihat normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Hasil uji normalitas data pada pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah data terdistribusi normal. Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.7.2). Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Memahami Kelompok Sig. (2-tailed) Keterangan Kontrol 0,000 Ada perbedaan Eksperimen 0,000 Ada perbedaan
Mean pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = 1,51; SD = 0,56; SE = 0,10; n = 27; dan df = 26. Hasil skor kelompok kontrol yakni M = 0,92; SD = 0,72; SE = 0,13; n = 27; dan df = 26. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini (lihat Lampiran 4.8.2).
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.21 Hasil Persentase Peningkatan Rerata Skor Kemampuan Memahami No. Kelompok t t2 df r 1 Kontrol 6,65 44,24 26 0,79 2 Eksperimen 14,01 196,42 26 0,93
Pretest ke Posttest I R2 0,62 0,88
% 62 88
Efek Besar Besar
Tabel 4.21 menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol memiliki persentase yang lebih kecil daripada penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami adalah r = 0,79 atau 62% yang setara dengan efek besar, sedangkan besar pengaruh penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah r = 0,93 atau 88% yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. Data yang diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Data yang diambil adalah rerata skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan harga r positif (Field, 2009: 179). Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.22 (lihat Lampiran 4.9.2). Tabel 4.22 Hasil Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I kemampuan Memahami Kelompok Kontrol Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest-Posttest I 0,518 0,006 Ada korelasi Kelompok Eksperimen Aspek Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan Pretest-Posttest I 0,487 0,010 Ada korelasi
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami adalah Pearson Correlation
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menunjukkan 0,518 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Nilai positif pada Pearson Correlation berarti bahwa semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi pula skor posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,006 dan harga r positif, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah Pearson Correlation menunjukkan 0,487 yang berarti Pearson Correlation bernilai positif. Nilai positif pada Pearson Correlation berarti bahwa semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi pula skor posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,010 dan harga r positif, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan setelah beberapa waktu yakni pada posttest II masih sekuat pada posttest I terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan memberikan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Posttest II dilakukan minimal dua minggu setelah dilaksanakannya posttest I baik pada kelompok kontrol
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
maupun kelompok eksperimen. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan membandingkan skor rerata posttest I dengan skor rerata posttest II untuk melihat perbedaan rerata skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sebelum melakukan uji retensi pengaruh perlakuan, langkah pertama yang dilakukan adalah menguji normalitas distribusi data untuk posttest I dan posttest II. Hasil uji normalitas distribusi data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test, menunjukkan bahwa posttest I dan posttest II memiliki distribusi data normal sehingga analisis selanjutnya yang digunakan adalah dengan statistik parametrik. Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji retensi pengaruh perlakuan adalah 95%. Berikut ini adalah hasil normalitas distribusi data posttest II dengan Kolmogorov-Smirnov test (lihat Lampiran 4.3.2). Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Posttest II Kemampuan Memahami No Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan 1 Posttest II kelompok kontrol 0,809 Normal 2 Posttest II kelompok eksperimen 0,564 Normal
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) ˃ 0,05 sehingga
data
terdistibusi
normal
dan
analisis
selanjutnya
dengan
menggunakan statistik parametrik Paired samples t-test karena data yang dibandingkan berasal dari dua kelompok yang sama. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.24 (lihat Lampiran 4.10.2). Tabel 4.24 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami No Kelompok Rerata Peningkatan Sig. (2Keterangan (%) tailed) Posttest I Posttest II 1 Kontrol 3,12 2,60 -16,86 0,000 Ada perbedaan 2 Eksperimen 3,85 3,46 -10,09 0,000 Ada perbedaan
Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari pada kelompok eksperimen yakni M = -0,52; SD = 0,21; SE = 0,04; t = -12,94; n = 27; dan df = 26. Hasil skor kelompok eksperimen yakni M = -0,38; SD = 0,16; SE = 0,03; t = -12,61; n = 27; dan df = 26. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami adalah harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami adalah harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 atau (p ˂ 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Berdasarkan hasil harga Sig. (2-tailed) ˂ 0,05 yakni 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Penurunan skor dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol lebih besar dari pada kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukkan dengan hasil persentase peningkatan kelompok kontrol sebesar -16,86%, sedangkan untuk kelompok eksperimen sebesar -10,09%. Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II terhadap kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut ini. 4.5
3.85
4 3.5 3
3.46 2.33
3.13
2.5 2 1.5
2.60
2.20
Kel. Kontrol Kel. Eksperimen
1 0.5 0 Pretest
Posttest 1 Posttest 2
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud dan sifat benda, siswa kelas IV SD Sokowaten Baru tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan dua kelas yakni kelas IVA sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebagai kelompok kontrol. Kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mendapatkan pretest, posttest I, posttest II, dan materi yang sama. Perbedaan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terletak pada perlakuan (treatmen) yang diterapkan. Kelompok kontrol menerapkan metode ceramah selama kegiatan pembelajaran, sedangkan kelompok eksperimen menerapkan metode inkuiri selama pembelajaran. Penelitian ini hampir sama dengan enam penelitian terdahulu yang relevan yakni sama-sama menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran. Variabel dependen pada penelitian ini hampir sama dengan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Simsek & Kabapinar (2010), Yuniyanti, Winarno, & Haryono (2012), dan Kurniawan (2013) yakni kemampuan memahami, namun belum ada penelitian yang meneliti mengenai kemampuan mengingat. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang relevan yakni mengenai materi, mata pelajaran, dan variabel dependennya. Penelitian terdahulu belum ada yang meneliti mengenai materi wujud dan sifat benda pada mata pelajaran IPA kelas IV SD serta kemampuan mengingat. Hasil dari penelitian ini yakni penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud dan sifat benda kelas IV SD Sokowaten Baru tahun ajaran 2015/2016. Hal ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simsek & Kabapinar (2010) dan Kurniawan (2013) yang mengemukakan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap pemahaman siswa. Pengaruh penerapan metode inkuiri memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Berikut ini akan diuraikan lebih dalam mengenai hasil penelitian terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengingat Hipotesis I pada penelitian ini yaitu, penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud dan sifat benda kelas IV SD Sokowaten Baru tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri khususnya pada mata pelajaran IPA materi wujud dan sifat benda berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Pengaruh penerapan metode inkuiri ditunjukkan pada perbedaan rerata selisih skor pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (p ˂ 0,05). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Metode inkuiri memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari uji besar pengaruh perlakuan bahwa harga r = 0,49 atau 24%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 24% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan yang 76% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan terhadap masing-masing kelompok adalah sebagai berikut. 1) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan mengingat. Hasil analisis uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan bahwa harga r = 0,83 atau 69%. 2) Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan harga r = 0,94 atau 89%. Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh sebesar 69% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan 31% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar variabel yang diteliti. Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh sebesar 89% terhadap kemampuan mengingat, sedangkan 11% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar variabel yang diteliti. Variabel lain diluar variabel yang diteliti dapat berasal dari faktor
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam diri siswa maupun lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa dapat berupa motivasi belajar, minat, keadaan jasmani, dan tingkat konsentrasi, sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan seperti kondisi ekonomi keluarga dan latar belakang pendidikan orang tua. Proses pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan kelompok eksperimen. Pembelajaran pada kelompok kontrol dengan menerapkan metode ceramah,
sedangkan
pembelajaran
pada
kelompok
eksperimen
dengan
menerapkan metode inkuiri. Siswa pada kelompok kontrol hanya duduk manis di tempat duduk, menerima dan mendengarkan materi yang disampaikan guru. Berbeda dengan siswa pada kelompok eksperimen. Siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif mengikuti pembelajaran, berinteraksi dengan guru, teman lainnya maupun lingkungan melalui kegiatan eksperimen (Sanjaya, 2006: 197199). Siswa kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Mereka lebih banyak melakukan interaksi baik kepada guru maupun teman satu kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa lebih banyak mengembangkan kemampuan mengingat melalui eksperimen yang mereka lakukan selama pembelajaran. Siswa lebih banyak mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana merumuskan rumusan masalah dengan menggunakan kata tanya “apakah”, merumuskan hipotesis, dan membuat kesimpulan. Melalui percobaan yang dilakukan, siswa mengembangkan kemampuan mengingat dengan melakukan diskusi untuk merumuskan rumusan masalah dengan mengajukan pertanyaan dan merumuskan hipotesis dengan menjawab pertanyaan tersebut. Siswa dalam satu kelompok berdiskusi mengenai hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan. Siswa juga dapat mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan presentasi dari percobaan yang dilakukan. Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kemampuan mengingat terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.1 yang menggambarkan diagram perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Terjadi peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebesar r = 0,91 atau 39,13%, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar r = 1,56 atau 61,31%. Persentase gain score ≥ 1,50 pada kelompok kontrol sebesar 14,81%, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 62,96%. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (p ˂ 0,05). Pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor yang positif dan signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok kontrol dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,004 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok eksperimen. Pengaruh metode inkuiri tidak sekuat pada posttest I setelah dua minggu dilakukannya perlakuan, dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sedangkan dikatakan terjadi penurunan skor karena hasilnya adalah negatif.
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Memahami Hipotesis II pada penelitian ini yaitu, penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA dengan materi wujud dan sifat benda kelas IV SD Sokowaten Baru tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode inkuiri khususnya pada mata pelajaran IPA materi wujud dan sifat benda berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. Pengaruh penerapan metode inkuiri ditunjukkan pada perbedaan rerata selisih skor pretest ke posttest I baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,001 atau (p ˂ 0,05). Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. Metode inkuiri memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari uji besar pengaruh perlakuan
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bahwa harga r = 0,42 atau 17%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 17% terhadap kemampuan memahami, sedangkan yang 83% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Pengaruh perlakuan terhadap masing-masing kelompok adalah sebagai berikut. 1) Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan harga r = 0,79 atau 62%. 2) Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang besar terhadap kemampuan memahami. Dari hasil analisis uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I menunjukkan bahwa harga r = 0,93 atau 88%. Metode ceramah pada kelompok kontrol memberikan pengaruh sebesar 62% terhadap kemampuan memahami, sedangkan 38% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar variabel yang diteliti. Metode inkuiri pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh sebesar 88% terhadap kemampuan memahami, sedangkan 12% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar variabel yang diteliti. Variabel lain diluar variabel yang diteliti dapat berasal dari faktor dalam diri siswa maupun lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa dapat berupa motivasi belajar, minat, keadaan jasmani, dan tingkat konsentrasi, sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan seperti kondisi ekonomi keluarga dan latar belakang pendidikan orang tua. Proses pembelajaran pada kelompok kontrol berbeda dengan kelompok eksperimen. Pembelajaran pada kelompok kontrol dengan menerapkan metode ceramah,
sedangkan
pembelajaran
pada
kelompok
eksperimen
dengan
menerapkan metode inkuiri. Siswa pada kelompok kontrol hanya duduk manis di tempat duduk, menerima dan mendengarkan materi yang disampaikan guru. Berbeda dengan siswa pada kelompok eksperimen. Siswa pada kelompok eksperimen lebih aktif mengikuti pembelajaran, berinteraksi dengan guru, teman lainnya maupun lingkungan melalui kegiatan eksperimen (Sanjaya, 2006: 197199). Siswa kelompok eksperimen lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Mereka lebih banyak melakukan interaksi baik kepada guru maupun teman satu kelompok selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa lebih banyak
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengembangkan kemampuan memahami melalui eksperimen yang mereka lakukan selama pembelajaran. Siswa lebih banyak mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana merumuskan rumusan masalah dengan menggunakan kata tanya “apakah”, merumuskan hipotesis, dan membuat kesimpulan. Melalui percobaan yang dilakukan, siswa mengembangkan kemampuan memahami dengan melakukan diskusi untuk merumuskan rumusan masalah dengan mengajukan pertanyaan dan merumuskan hipotesis dengan menjawab pertanyaan tersebut. Siswa dalam satu kelompok berdiskusi mengenai hasil pengamatan pada percobaan yang telah dilakukan. Siswa juga dapat mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan presentasi dari percobaan yang dilakukan. Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kemampuan memahami terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar 4.4. Gambar 4.4 tersebut menggambarkan diagram perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Terjadi peningkatan yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol sebesarr = 0,92 atau 42,01%, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar r = 1,52 atau 65,08%. Persentase gain score ≥ 1,25 pada kelompok kontrol sebesar 40,74%, sedangkan kelompok eksperimen sebesar 70,37%. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (p ˂ 0,05). Pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen mengalami peningkatan skor yang positif dan signifikan. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,006 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok kontrol dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,010 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok eksperimen. Pengaruh metode inkuiri tidak sekuat pada posttest I setelah dua minggu dilakukannya perlakuan, dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 atau (p ˂ 0,05) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Analisis dampak perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui sudut pandang dari subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Perlu digunakan elemen penelitian kualitatif sederhana dengan menggunakan metode triangulasi data dari peneliti, guru, dan siswa (Krathwohl, 2004: 546). Peneliti melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan menggunakan dua teknik yakni teknik pertama dengan tes dan teknik kedua dengan nontes. Peneliti menggunakan teknik nontes dengan metode triangulasi yakni dengan melakukan observasi selama pembelajaran di kelas eksperimen, wawancara kepada guru dan siswa pada kelas eksperimen setelah dilakukannya perlakuan, dan dokumentasi yang berupa foto-foto selama pembelajaran di kelas eksperimen. Berikut ini akan diuraikan mengenai hasil analisis dampak pengaruh perlakuan berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas eksperimen, sedangkan wawancara terhadap guru mitra dan siswa pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 4.11. Peneliti melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung di kelas eksperimen. Observasi dilakukan selama lima kali di kelas eksperimen karena perlakuan dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan. Siswa sangat antusias dan senang ketika guru menyampaikan akan melakukan percobaan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, secara garis besar langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kelima sama yakni guru menjelaskan mengenai langkah-langkah melakukan percobaan. Guru mengajak siswa untuk membuat rumusan masalah dengan membuat pertanyaan menggunakan kata tanya “apakah”. Guru memberikan contoh mengenai rumusan masalah. Guru meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “apakah” berdasarkan percobaan yang akan dilakukan dan membuat hipotesis dengan menjawab pertanyaan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa sangat bersemangat dan aktif berdiskusi dalam melakukan percobaan mulai merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menggunakan alat dan bahan, menuliskan hasil percobaan, menentukan kesimpulan maupun melakukan presentasi di depan kelas menyampaikan hasil percobaan.
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra setelah dilakukannya perlakuan pada hari Senin, 24 Agustus 2015. Guru mengungkapkan bahwa beliau belum pernah menerapkan metode inkuiri selama pembelajaran IPA (W G B3-4). Beliau juga mengungkapkan bahwa metode inkuiri sangat tepat diterapkan pada pembelajaran IPA. Metode inkuiri dapat membuat siswa lebih aktif dan membiasakan untuk melakukan penelitian sederhana melalui percobaan yang dilakukan seperti merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, dan membuat kesimpulan (W G B7-13). Guru tidak menemukan kendala ketika menerapkan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA. Siswa lebih senang dan antusias mengikuti pembelajaran dengan adanya percobaan (W G B21-29). Ada perbedaan kemampuan mengingat dan memahami siswa setelah adanya perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemampuan mengingat dan memahami pada kelompok kontrol lebih rendah dari pada kelompok eksperimen. Hal ini dikarenakan siswa kelompok kontrol hanya mendengarkan materi saja, sedangkan siswa kelompok eksperimen selain mendengarkan materi juga mendapatkan pengalaman belajar secara langsung melalui percobaan (W G B32-38; W G B41-50). Wawancara juga dilakukan terhadap tiga siswa pada kelompok eksperimen pada hari Rabu, 26 Agustus 2015. Ketiga siswa tersebut merupakan siswa yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, menengah, dan rendah. Wawancara pertama ini dilakukan setelah siswa melaksanakan posttest I. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa senang belajar IPA dengan metode inkuiri. Hal ini dikarenakan siswa dapat melakukan kegiatan percobaan untuk memahami materi (W1 SA B5-6; W1 SB B4). Siswa mendapatkan pembelajaran dengan metode inkuiri untuk pertama kalinya. Guru mata pelajaran IPA belum pernah melakukan percobaan dalam pembelajaran. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa disuruh untuk mencatat serta mengerjakan LKS (W1 SB B7-8; W1 SC B9-10). Siswa tidak mengalami kesulitan selama pembelajaran dengan penerapan metode inkuiri karena semua alat dan bahan telah disediakan. Guru juga membimbing dalam pelaksanaan percobaan sehingga siswa dapat melakukan percobaan dengan baik sesuai langkah-langkah percobaan (W1 SA B16-19).
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan mengingat materi dengan penerapan metode inkuiri. Siswa lebih mengingat materi setelah belajar dengan metode inkuiri (W1 SA B22-23; W1 SB B17; W1 SC B19). Lebih lanjut, ketiga siswa mengemukakan mengenai kemampuan memahami materi dengan penerapan metode inkuiri. Siswa lebih memahami materi setelah belajar dengan metode inkuiri (W1 SA B26-27; W1 SB B20; W1 SC B22-23). Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami materi. Wawancara tersebut menanyakan soal yang dianggap sulit dan mudah untuk dikerjakan siswa yang termasuk dalam variabel mengingat dan memahami. Ketiga siswa mengemukakan bahwa soal yang paling mudah adalah nomor 2, sedangkan soal yang dianggap sulit adalah nomor 3 (W1 SA B31-32; B35-36; W1 SB B23-24; B27-28; W1 SC B27-28; B31-32). Dua siswa mengemukakan bahwa soal yang mudah adalah nomor 4 dan yang sulit nomor 5, sedangkan satu siswa mengemukakan soal yang mudah nomor 5 dan yang sulit nomor 4 (W1 SA B39-40; B43-44; W1 SB B31; B34-35; W1 SC B35-36; B39). Peneliti melakukan wawancara terhadap tiga siswa yang sama setelah posttest II. Wawancara tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 September 2015. Wawancara dilakukan untuk mengetahui penyebab adanya peningkatan nilai saat posttest I pada soal nomor 1 sampai dengan 5 yang merupakan soal kemampuan mengingat dan memahami. Ketiga siswa mengemukakan bahwa penyebab adanya peningkatan nilai saat posttest I adalah karena soal yang dikerjakan pada posttest I sama seperti soal pretest sehingga mereka masih ingat soal dan jawabannya (W2 SA B3-5; W2 SB B3-4; W2 SC B3-4). Wawancara selanjutnya dilakukan untuk mengetahui penyebab adanya penurunan nilai dari posttest I ke posttest II pada soal nomor 1 sampai dengan 5 yang merupakan soal kemampuan mengingat dan memahami. Ketiga siswa mengungkapkan bahwa penyebab terjadinya penurunan nilai pada posttest II adalah mereka lupa akan materi yang disampaikan sehingga tidak dapat mengerjakan soal (W2 SA B8-10; W2 SB B7-8; W2 SC B7).
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.4 Pembahasan Lebih Lanjut Hasil dari penelitian ini ada dua yakni penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat dan penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. Pada penelitian ini terdapat penelitian relevan yang menunjukkan hasil bahwa metode pengajaran inkuiri telah meningkatkan tingkat berpikir kritis dan prestasi siswa pada kelompok perlakuan (Kitot, Ahmad, & Seman, 2010), metode pembelajaran
inkuiri lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa (Setiawan, 2013), penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan keterampilan proses siswa (Asni & Novita, 2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat terhadap bidang matematika, membaca, dan sains. Pada tahun 2006 Indonesia peringkat 48 dari 56 negara dalam membaca. Hal ini juga menjadikan Indonesia peringkat 52 dalam sains dan 51 dalam matematika (Chang, 2014: 24). Pada tahun 2009 Indonesia menduduki peringkat 57 dari 65 negara baik dalam membaca, sains, dan matematika (OECD, 2010: 8). Pada tahun 2012 Indonesia peringkat 64 dari 65 negara dalam membaca, sains, dan matematika (OECD, 2013: 232). Pendidikan di Indonesia yang semakin menurun, untuk itu perlu diadakan peningkatan kualitas pendidikan melalui pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami. Salah satu pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk memperbaiki kualitas pendidikan yaitu dengan menerapkan metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang melibatkan siswa secara aktif mengikuti pembelajaran. Pendekatan inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu penelitian ilmiah. Tujuan utamanya adalah mengembangkan sikap dan keterampilan siswa
yang
memungkinkan mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri (Ngalimun, 2012: 33). Strategi pembelajaran inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran lebih bermakna (Sanjaya, 2006: 206). Bloom
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjelaskan terdapat enam tahapan pada dimensi proses kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 99-133). Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA materi wujud dan sifat benda siswa kelas IV SD Sokowaten Baru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri memberikan efek yang besar terhadap kemampuan mengingat dengan nilai r = 0,49 atau sebesar 24%. Penerapan metode inkuiri memberikan efek yang besar terhadap kemampuan memahami dengan nilai r = 0,42 atau sebesar 17%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka metode inkuiri dapat diuji cobakan kepada sekolah lain sebagai metode pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA. Metode inkuiri dapat diuji cobakan pada mata pelajaran lain, kemampuan lain, dan kelas yang berbeda. Jika pembelajaran dilakukan oleh sekolah lain dengan setting yang sama dengan penelitian ini, maka kemungkinan juga akan berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami di sekolah tersebut.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bab ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Kesimpulan berisikan hasil penelitian yang telah dilakukan dan menjawab hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian mengemukakan kekurangan yang ada selama penelitian dilakukan. Saran berisikan masukan peneliti terhadap peneliti selanjutnya. Ketiga hal tersebut diuraikan lebih lanjut oleh peneliti sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan 5.1.1
Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data mengafirmasi hipotesis penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap uji signifikansi pengaruh perlakuan atau uji selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bahwa harga Sig. (2-tailed) yakni 0,00 atau (p ˂ 0,05) yang berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan M = 1,55; SD = 0,52; SE = 0,10; n = 27; dan df = 52, sedangkan kelompok kontrol yakni M = 0,91; SD = 0,62; SE = 0,12; n = 27; dan df = 52. Metode inkuiri memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan dengan harga r = 0,49 atau 24% yang setara dengan efek besar.
5.1.2
Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis data mengafirmasi hipotesis penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis statistik menggunakan Independent samples t-test terhadap uji signifikansi pengaruh perlakuan atau uji selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen bahwa harga Sig. (2-tailed) yakni 0,01 atau (p ˂
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0,05) yang berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan M = 1,51; SD = 0,56; SE = 0,10; n = 27; dan df = 52 pada kelompok eksperimen, sedangkan skor kelompok kontrol yakni M = 0,92; SD = 0,72; SE = 0,13; n = 27; dan df = 52. Metode inkuiri memiliki pengaruh yang besar terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan dengan harga r = 0,42 atau 17% yang setara dengan efek besar.
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1
Penelitian penerapan metode inkuiri ini hanya dilaksanakan di SD Sokowaten Baru Yogyakarta sehingga hasil penelitian ini belum bisa digeneralisasikan pada SD lainnya.
5.2.2
Siswa melaksanakan posttest II sesuai dengan jadwal sekolah yakni pada siang hari sehingga kondisi siswa sudah mulai lelah dan kurang berkonsentrasi. Hal tersebut membuat siswa tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal posttest II.
5.2.3
Siswa kurang memperhatikan saat pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang bermain-main dengan alat/bahan percobaan dan ada beberapa siswa yang ramai dengan teman satu kelompok.
5.3 Saran 5.3.1
Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian pada tempat lain dengan menambah atau menerapkan metode inkuiri terhadap kemampuan atau aspek lain, pada mata pelajaran lain, dan tingkat kelas yang berbeda.
5.3.2
Peneliti selanjutnya perlu merencanakan dengan lebih optimal agar seluruh kegiatan pembelajaran, pretest, posttest I, dan posttest II dapat dilaksanakan pada pagi hari sehingga siswa lebih berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.
5.3.3
Peneliti selanjutnya sebaiknya rutin melakukan koordinasi dengan guru mitra mengenai jadwal penelitian, alat dan bahan untuk penelitian, dan pembagian kelompok agar penelitian berjalan dengan optimal.
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan metode “discovery” dan “inquiry” bagian I. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan kebudayaan. Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran prinsip, tekhnik, prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara. Asni & Novita, D. (2015, Januari). Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan proses siswa pada materi laju reaksi. Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454, Vol 4, No 1, 11-17. Diakses pada 10 Juli 2015, dari http://ejournal.unesa.ac.id/article/14067/36/article.pdf Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth edition). New York: Routledge. Devi, P. K., & Anggraeni, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam: untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE. Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate research in education (eighth edition). New York: McGraw-Hill. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro. Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2010). Theories of learning, Ed. 7. Jakarta: Kencana. Kitot, Ahmad, A. R., & Seman, A. A. (2010). The effectiveness of inquiry teaching in enhancing students’critical thinking. Procedia Social and Behavioral Sciences, 264-273. Diakses pada 7 September 2015, dari http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042810020410 Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research an integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Kurniawan, A. D. (2013, April). Metode inkuiri terbimbing dalam pembuatan media pembelajaran Biologi untuk mengingkatkan pemahaman konsep dan kreativitas siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 8-11. Diakses pada 8 Juli 2015, dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii/article/viewFile/2503/2556 Kusumah, W., & Dwitagama, D. (2009). Mengenal penelitian tindakan kelas. Jakarta: Indeks. Majid, A. (2009). Perencanaan pembelajaran mengembangkan standar kompetensi guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Masidjo, I. (2007). Penilaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa, E. (2006b). Menjadi guru profesional: Menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ngalimun. (2012). Strategi dan model pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013). PISA 2012 results: What students know and can do-student performance in mathematics, reading and science (Volume I). Turkey: PISA, OECD Publishing. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Purwoko, Sulistyorini, A., & Prihantini, W. (2008). IPA Terpadu SMP Kelas VII. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan. Rositawaty, & Muharam, A. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4: untuk kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: Sejarah kemunculan, konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Yogyakarta: Nusa Media. Sally, V. K. (2014). Fisika 1 SMP Kelas VII. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan. Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Santoso, S. (2012). Analisis SPSS pada statistik parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo. Santrock, John W. (2014). Psikologi pendidikan, Ed. 5. Jakarta: Salemba Humanika. Schunk, D. H. (2012). Teori-teori pembelajaran: Perspektif pendidikan, Ed. 6. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Setiawan, D. (2013). Pengaruh metode pembelajaran inkuiri terhadap ketuntasan hasil belajar belajar siswa di SMKN 3 Buduran Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol 02, No 1. Diakses pada 10 Juli 2015, dari http://ejournal.unesa.ac.id/article/2069/44/article.pdf Setyosari. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana. Simsek, P., & Kabapinar, F. (2010). The effects of inquiry-based learning on elementary students’conceptual understanding of matter, scientific process skills and science attitudes. Procedia Social and Behavioral Sciences, 1190-1194. Diakses pada 7 September 2015, dari http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042810002107 Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Rajawali Pers. Slavin, R. E. (2011). Psikologi pendidikan: Teori dan praktik, Ed. 9. Jakarta: Indeks. Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. (2013). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta.
-------------
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sulistyanto, H., & Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI kelas IV. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Supratiknya. (2002). Service Learning, belajar dari konteks kehidupan masyarakat: Paradigma pembelajaran berbasis problem, mempertemukan Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suryosubroto, B. (2002). Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran teori dan konsep. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif konsep, landasan,dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. (2010). Model pembelajaran terpadu: Konsep, strategi, dan implementasi dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
-------------
Yuniyanti, E. D., Sunarno, W., & Haryono. (2012). Pembelajaran Kimia menggunakan inkuiri terbimbing dengan media modul dan e-learning ditinjau dari kemampuan pemahaman membaca dan kemampuan berpikir abstrak. Jurnal Inkuiri ISSN: 2252-7893, Vol 1, No 2, hal 112-120. Diakses pada 8 Juli 2015, dari http://eprints.uns.ac.id/1575/1/127-228-1SM.pdf
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Izin Validitas Instrumen
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol 107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.1 Soal Uraian KASUS Sebelum berangkat sekolah, Tiva selalu makan pagi bersama dengan keluarganya di ruang makan. Saat Tiva hendak menuangkan air putih ke dalam gelas, ia tak sengaja menumpahkan air di lantai. Tiva lalu mengambil kain pel untuk membersihkan air yang tumpah di lantai. Ketika Tiva akan berangkat sekolah, ia melihat ban sepedanya kempes. Ia memanggil ayahnya untuk memompa ban sepeda tersebut. Setelah ban sepeda dipompa, Tiva meletakkan buku, botol minum, dan boneka yang terbuat dari plastisin di keranjang sepeda. Kemudian ia berpamitan dengan orang tuanya dan berangkat ke sekolah.
Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan kasus di atas pada tempat jawaban yang telah disediakan! 1. Sebutkan masing-masing 3 sifat benda padat, cair, dan gas! Jawab : a. Sifat benda padat : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. b. Sifat benda cair : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. c. Sifat benda gas : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………...
2. Sebutkan masing-masing 3 contoh benda yang termasuk benda padat, cair, dan gas!
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jawab : a. Benda padat : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. b. Benda cair : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. c. Benda gas : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
3. Berikan masing-masing 2 contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan sifat benda padat, cair, dan gas pada soal nomor 1! Jawab : a) Benda padat : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. b) Benda cair : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. c) Benda gas : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
4. a. Termasuk sifat benda gas manakah kegiatan memompa ban sepeda? Jawab : ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. b. Berilah 3 contoh yang serupa dengan sifat benda gas pada soal nomor 4a! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Jelaskan mengapa air yang berada di lantai dapat dibersihkan dengan menggunakan kain pel! Jawab : ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….. a) Termasuk dalam sifat benda cair manakah peristiwa membersihkan air menggunakan kain pel? Jawab : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. b) Berilah 3 contoh yang serupa dengan sifat benda cairpada soal nomor 5a! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………..
6. Mana yang lebih efektif ketika membuat mainan dengan menggunakan plastisin atau kayu? Jawab : ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….. Jelaskan alasanmu! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………..
7. Buatlah rancangan percobaan mengenai sifat benda cair dapat menekan ke segala arah lengkap dengan pertanyaan (rumusan masalah), jawaban sementara (hipotesis), 5 alat dan bahan serta langkah percobaan secara runtut!
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a) Buatlah pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “apakah” ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. b) Buatlah jawaban sementara dari pertanyaan nomor 7a! ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. c) Sebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan nomor 7! 1. ………………………………………………………………………… 2. ………………………………………………………………………… 3. ………………………………………………………………………… 4. ………………………………………………………………………… 5. ………………………………………………………………………… d) Langkah percobaan : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………...
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban 1. Sifat benda padat, cair, dan gas a. Sifat benda padat Bentuknya tidak dipengaruhi oleh tempat/wadahnya atau bentuknya selalu tetap Bentuknya dapat diubah dengan perlakuan tertentu seperti dipotong, diraut, dipahat, ditekan, dan sebagainya Memiliki berat atau massa bergantung dengan jenis dan ukurannya b. Sifat benda cair Bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempat/wadahnya Mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah Memiliki berat/massa Dapat melarutkan zat-zat tertentu Meresap melalui celah-celah kecil Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar Menekan ke segala arah c. Sifat benda gas Memiliki berat/massa Menempati ruang Menekan ke segala arah Bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya Benda gas memiliki aliran
2. Contoh benda yang termasuk benda padat, cair, dan gas a. Benda padat Meja, kursi, buku, kain, batu, pensil, penghapus, dan sebagainya b. Benda cair Air, sirup, susu, kecap, saus, dan sebagainya c. Benda gas Udara, asap, uap, dan sebagainya
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari yang menunjukkan sifat benda padat, cair, dan gas a. Sifat benda padat Bentuknya tidak dipengaruhi oleh tempat/wadahnya atau bentuknya selalu tetap
pensil dimasukkan dalam kotak pensil, buku
dimasukkan dalam tas, uang disimpan dalam dompet, dan sebagainya Bentuknya dapat diubah dengan perlakuan tertentu seperti dipotong, diraut, dipahat, ditekan, dan sebagainya
kain dijahit menjadi baju,
batu dipahat menjadi patung, tanah liat dibuat menjadi gerabah, kayu dipotong menjadi meja, dan sebagainya Memiliki berat atau massa bergantung dengan jenis dan ukurannya buku ditimbang dengan menggunakan timbangan, buah ditimbang dengan menggunakan timbangan, dan sebagainya b. Sifat benda cair Bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempat/wadahnya
air
dalam gelas, air dalam botol minum, air dalam teko, dan sebagainya Mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah mengalirnya sungai, menuangkan minuman ke dalam gelas, air dari tampungan mengalir melalui peralon/pipa kecil, air terjun, air hujan, dan sebagainya Memiliki berat/massa
air jika ditimbang memiliki berat, sirup
memiliki berat jika ditimbang, dan sebagainya Dapat melarutkan zat-zat tertentu
gula dapat larut ke dalam air, susu
dapat larut dalam air, garam larut dalam air, dan sebagainya Meresap melalui celah-celah kecil
air meresap ke dalam batang
tumbuhan sehingga tumbuhan tidak layu, ketika mencuci piring spons akan basah terkena air, dan sebagainya Permukaan benda cair yang tenang selalu mendatar
permukaan air
dalam botol terlihat datar jika dimiringkan, permukaan air dalam galon tetap mendatar, dan sebagainya
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menekan ke segala arah
air dalam tampungan dapat mengalir
meskipun semua kran air dibuka, bendungan air dibuat semakin ke bawah semakin tebal, dan sebagainya c. Sifat benda gas Memiliki berat/massa
balon yang berisi udara akan lebih berat dari
pada balon yang kempes, ban yang berisi udara akan lebih berat dari pada ban yang kempes, dan sebagainya Menempati ruang
ketika pengharum ruangan disemprotkan baunya
akan menyebar ke seluruh ruang, ketika menyemprotkan obat pembasmi nyamuk atau serangga maka gas tersebut akan menyebar ke seluruh ruang, dan sebagainya Menekan ke segala arah
udara menekan ke segala arah ketika
seseorang memompa ban, ketika menggunakan farfum maka udara menekan ke segala arah, dan sebagainya Bentuknya dapat berubah sesuai dengan tempatnya
ketika meniup
balon udara bentuknya sesuai dengan bentuk balon, ketika memompa ban udara akan sesuai dengan bentuk ban, dan sebagainya Benda gas memiliki aliran
kita dapat merasakan angin, ketika
menyalakan kipas angin maka gas akan mengalir, dan sebagainya
4. Kegiatan memompa ban sepeda termasuk dalam sifat benda gas yaitu menekan ke segala arah dan menempati ruang. Contoh yang serupa dengan sifat benda gas tersebut adalah Ketika meniup balon Ketika menyemprotkan parfum ke badan Ketika menyemprotkan pengharum ruangan dan sebagainya
5. Alasan bahwa air yang berada di lantai dapat dibersihkan dengan menggunakan kain pel adalah kain pel memiliki celah-celah kecil sehingga air dapat meresap melalui celah-celah kecil
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a) Peristiwa membersihkan air menggunakan kain pel termasuk dalam sifat benda cair dapat meresap melalui celah-celah kecil b) Contoh yang serupa dengan sifat benda cair tersebut adalah Air dapat meresap melalui celah-celah kecil pada batang tumbuhan sehingga tumbuhan tidak layu Spons akan basah saat dimasukkan dalam air sabun untuk mencuci piring Tanah akan basah jika terkena air dan sebagainya
6. Lebih efektifmembuat mainan dengan menggunakan plastisin. Alasannya : Karena plastisin lebih mudah untuk di bentuk tanpa menggunakan peralatan, sementara kayu lebih susah untuk dibentuk. Kayu dapat dibentuk dengan cara tertentu misalnya dengan dipotong, diukir, dan sebagainya. 7. a. Pertanyaan (rumusan masalah) Apakah benda cair dapat menekan kesegala arah? b. Jawaban sementara (hipotesis) Benda cair dapat menekan ke segala arah. c. Alat dan atau bahan : 1. Botol plastik 2. Air 3. Paku 4. Baskom 5. Plester (double tip) d. Langkah kerja: 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Lubangi botol plastik sebanyak 3 atau lebih lubang pada bagian bawah menggunakan paku. 3. Tutup lubang pada botol menggunakan plester (double tip) 4. Masukkan air ke dalam botol 5. Buka plester (double tip)yang ada pada botol plastik 6. Amati yang terjadi.
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Tulis dalam tabel 8. Analisis 9. Buat kesimpulan
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian Tabel 3.1 Rubrik Penilaian No Variabel Aspek
Mengidentifikasi
1
Indikator
Mengidentifikasi sifat-sifat benda padat, cair, dan gas
Mengingat
Mengingat kembali
Mengenali
Menyebutkan contoh-contoh benda padat, cair, dan gas
Mengenali berbagai peristiwa berdasarkan sifatsifat benda padat, cair, dan gas
Kriteria Jika menyebutkan 7-9 sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 4-6 sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 2-3 sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 1 sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika mampu menyebutkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan kurang tepat atau tidak menjawab Jika menyebutkan 7-9 contoh benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 4-6 contoh benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 2-3 contoh benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 1 contoh benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika mampu menyebutkan contoh benda padat, cair, dan gas dengan kurang tepat atau tidak menjawab Jika menyebutkan 5-6 peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 3-4 peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan 1-2 peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika menyebutkan peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan kurang tepat Jika tidak mampu menyebutkan peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat atau tidak
Skor
147
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian No Variabel Aspek
Mengambil
2
Memahami
Menafsirkan
Indikator
Mengambil contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, atau gas
Menafsirkan peristiwa yang sesuai dengan sifat benda padat, cair, atau gas
Kriteria menjawab Jika memberikan 5-6 contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika memberikan 3-4 contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika memberikan 1-2 contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat Jika memberikan contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan kurang tepat Jika tidak mampu memberikan contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, dan gas dengan tepat atau tidak menjawab Jika dapat menafsirkan 3 peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan tepat Jika dapat menafsirkan 2 peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan tepat Jika dapat menafsirkan 1 peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan tepat Jika dapat menafsirkan peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan kurang tepat Jika tidak dapat menafsirkan peristiwa berdasarkan sifat benda gas atau tidak menjawab
Skor
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
Jika dapat memberikan 3 contoh peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan tepat Jika dapat memberikan 2 contoh peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan tepat
5
4
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian No Variabel Aspek
Memberi contoh
Mengklasifikasikan
Menjelaskan
Indikator Memberi contoh peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, atau gas
Mengklasifikasikan peristiwa berdasarkan sifat benda padat, cair, atau gas
Menjelaskan alasan yang sesuai dengan sifat benda padat, cair, atau gas
Kriteria Jika dapat memberikan 1 contoh peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan tepat Jika dapat memberikan contoh peristiwa berdasarkan sifat benda gas dengan kurang tepat Jika tidak dapat memberikan contoh peristiwa berdasarkan sifat benda gas atau tidak menjawab Jika dapat menyebutkan 3 peristiwa berdasarkan sifat benda cair dengan tepat Jika dapat menyebutkan 2 peristiwa berdasarkan sifat benda cair dengan tepat Jika dapat menyebutkan 1 peristiwa berdasarkan sifat benda cair dengan tepat Jika dapat menyebutkan peristiwa berdasarkan sifat benda cair dengan kurang tepat Jika tidak dapat menyebutkan peristiwa berdasarkan sifat benda cair atau tidak menjawab Jika dapat menjelaskan alasan beserta sifat benda cair dengan kedua-duanya tepat Jika dapat menjelaskan alasan beserta sifat benda cair dengan salah satunya tepat Jika dapat menjelaskan alasan beserta sifat benda cair dengan kedua-duanya kurang tepat Jika dapat menjelaskan alasan atau sifat benda cair saja dengan kurang tepat Jika tidak dapat menjelaskan alasan beserta sifat benda cair atau tidak menjawab
Skor
149
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement No. Soal 1
1 3
2 4
Validator 3 4 5 5
5 5
Rerata 4,4
Komentar
2
3
4
5
5
5
4,4
3
3
4
5
5
5
4,4
4
3
4
3
3
3
3,2
5
3
4
3
3
3
3,2
Validator 1 Soal sebaiknya : Sebutkan masing-masing 3 sifat benda padat, cair, dan gas! Validator 1 Soal sebaiknya : Sebutkan masing-masing 3 contoh benda yang termasuk benda padat, cair, dan gas! Validator 1 Saran : kata mengenai diganti dengan menunjukkan. Soal sebaiknya : Berikan masing-masing 2 contoh peristiwa dalam kehidupan sehari yang menunjukkan sifat benda padat, cair, dan gas pada soal nomor 1! Validator 1 Saran: soal 4b lebih diperinci lagi. Soal 4b sebaiknya : Berilah 3 contoh yang serupa dengan sifat benda gas pada soal 4a ! Validator 3 Saran: sebaiknya soal 4a kalimatnya dibalik. Validator 4 Sebaiknya contohnya 1 saja karena siswa kesulitan mencari contoh lainnya. Validator 5 Sebaiknya contohnya 1 saja. Validator 1 Saran: kata alasan diganti dengan mengapa. Soal sebaiknya : Jelaskan mengapa air yang berada di lantai dapat dibersihkan dengan menggunakan kain pel! Soal 5b sebaiknya: Berilah 3 contoh yang serupa dengan sifat benda cair pada soal 5a! Validator 3 Siswa sulit mencari contohnya. Sebaiknya contohnya 1 saja. Validator 4 Sebaiknya contohnya 1 saja karena siswa kesulitan mencari contoh lainnya. Validator 5 Sebaiknya contohnya 1 saja.
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas 3.5.1 Kemampuan Mengingat Correlations total Pearson Correlation total
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
aspek1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
aspek2
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
aspek3
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
aspek4
1
Sig. (2-tailed) N
47 .827
**
.000 47 .691
**
.000 47 .862
**
.000 47 .859
**
.000 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5.2 Kemampuan Memahami Correlations total Pearson Correlation total
1
Sig. (2-tailed) N
47
Pearson Correlation aspek1
0.551
Sig. (2-tailed)
0.000
N
47
Pearson Correlation aspek2
0.519
Sig. (2-tailed)
47
Pearson Correlation
0.770
Sig. (2-tailed)
**
0.000
N
47
Pearson Correlation aspek4
**
0.000
N
aspek3
**
0.790
Sig. (2-tailed)
**
0.000
N
47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3.5.3 Kemampuan Mengevaluasi Correlations total Pearson Correlation total
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
aspek1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
aspek2
1
Sig. (2-tailed) N
47 0.937
**
0.000 47 0.927
**
0.000 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5.4 Kemampuan Mencipta Correlations total Pearson Correlation total
1
Sig. (2-tailed) N
47
Pearson Correlation aspek1
Sig. (2-tailed)
0.835
0.000
N
47
Pearson Correlation aspek2
Sig. (2-tailed)
0.931
**
0.000
N
47
Pearson Correlation aspek3
**
Sig. (2-tailed)
0.842
**
0.000
N
47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
3.5.5 Hasil Uji Validitas Keseluruhan Correlations total Pearson Correlation total
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
mengingat
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
memahami
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
mengevaluasi
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
mencipta
1
Sig. (2-tailed) N
47 0.814
**
0.000 47 0.819
**
0.000 47 0.868
**
0.000 47 0.747
**
0.000 47
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas Case Processing Summary N Valid Cases
a
Excluded Total
% 47
100.0
0
.0
47
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
N of Items
Alpha 0.811
4
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat 4.1.1 Resume Nilai PreKon Ing
Kontrol Post1 SelKon KonIng Ing
Post2 KonIng
PreEks Ing
2
3.25
1.25
2.25
3
3
4
1
3
2
1.75
3
1.25
2.25
2
Eksperimen Post1 SelEks EksIng Ing 1 4
Post2 EksIng 3.75
4.25
2.25
4
3.75
1.75
3.5 3.75
2
2.5
0.5
1.75
3.25
4
0.75
2
1.75
-0.25
1.5
3
4.25
1.25
4
2.5
3.5
1
2.75
3.25
3.75
0.5
3.5
5
2
4.5 4
2
2.25
0.25
2
3
2.75
3.5
0.75
3
3
4.25
1.25
2.25
2.5
0.25
2.25
2.25
3.75
1.5
3.5
2.5
4
1.5
3.75
1.5
4
2.5
3.75
5
2
4.5 3.25
3
3.75
0.75
3.25
3
2
3
1
2.75
2
3.5
1.5
3.5
4
0.5
3.25
2.25
4.25
2
3.75
2
5
3
4.25
2
3.5
1.5
3.25
3.5
1
3.5 3
1
2.25
1.25
2
2.5
3
3.5
0.5
3.5
2.25
3.25
1
2
3.25
1.25
2.75
2.5
5
2.5
4.75
2
2
0
2
2.25
4
1.75
3.75
5
1.75
4.5 3.5
1.75
2.5
0.75
2.25
3.25
2
3
1
2.5
2.25
3.5
1.25
3
4.5
1.5
4
3.5
4.75
1.25
4.75
2.5
3.25
0.75
3
2.5
4
1.5
3.5
5
2.5
4.25 3.25
2
2.5
0.5
2.5
2.5
2.25
3
0.75
2.75
2
3.5
1.5
2
3
1
2.75
3
4.75
1.75
4.5
4
5
1
4
2.5
3.5
1
3.25
3.5
1.5
3
2.5
4.25
1.75
3.5
2
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Rincian Nilai 4.1.2.1 Kelompok Kontrol No Resp.
Pretest Kontrol 1 2 3
Posttest I Kontrol
Rerata 1
2
Rerata
3
Posttest II Kontrol 1
2
Rerata
3
1
2
2
2
2
2
4
4
3
2
3.25
3
3
2
1
2.25
2
3
3
3
3
3
5
5
3
3
4
4
4
2
2
3
3
1
3
2
1
1.75
3
4
3
2
3
2
3
2
2
2.25
4
1
4
2
1
2
2
5
2
1
2.5
2
3
1
1
1.75
5
1
4
1
2
2
1
3
1
2
1.75
1
2
1
2
1.5
6
1
5
2
2
2.5
4
5
3
2
3.5
3
4
2
2
2.75
7
2
4
1
1
2
2
3
2
2
2.25
2
2
2
2
2
8
3
4
2
2
2.75
4
5
2
3
3.5
3
4
2
3
3
9
2
5
1
1
2.25
2
5
2
1
2.5
2
4
2
1
2.25
10
3
5
1
1
2.5
4
5
3
4
4
4
4
3
4
3.75
11
4
4
2
2
3
4
4
4
3
3.75
4
4
3
2
3.25
12
1
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2.75
13
3
4
4
3
3.5
4
5
3
4
4
3
4
3
3
3.25
14
1
4
2
1
2
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4.25
15
1
1
1
1
1
4
1
2
2
2.25
3
1
2
2
2
16
3
5
2
2
3
4
5
3
2
3.5
4
5
3
2
3.5
17
1
3
2
2
2
2
5
3
3
3.25
2
4
2
3
2.75
18
1
3
2
2
2
1
3
2
2
2
1
3
2
2
2
19
1
2
2
2
1.75
1
4
2
3
2.5
1
3
2
3
2.25
20
2
3
2
1
2
3
5
2
2
3
2
4
2
2
2.5
21
3
5
2
2
3
4
5
5
4
4.5
4
4
5
3
4
22
2
4
2
2
2.5
4
5
2
2
3.25
4
4
2
2
3
23
2
3
1
2
2
2
5
2
1
2.5
2
5
2
1
2.5
24
1
4
2
2
2.25
3
5
2
2
3
3
4
2
2
2.75
25
1
4
2
1
2
5
5
3
3
4
4
5
3
3
3.75
26
3
5
4
4
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
27
2
4
2
2
2.5
4
5
4
4
4.25
3
4
3
4
3.5
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.2 Kelompok Eksperimen No Resp.
Pretest Eksperimen 1
2
1
2
4
3
3
2
2
4
1
3
1
3
2
4
3
5
5
3
6 7
Posttest I Eksperimen
Rerata
3
Rerata
1
2
3
3
4
4
4
4
1
2
4
5
4
2
2
3
3
5
2
3
3.25
4
5
5
2
2
3
4
3
5
3
2
3.25
2
3
4
3
3
8
3
5
2
2
9
2
3
2
10
1
3
11
3
5
12
2
13
Posttest II Eksperimen
Rerata
1
2
3
4
4
4
3
3
4
4.25
3
4
4
3
4
4
3.75
3
3
4
3
3.5
4
3
4
3
5
3
3
3.75
5
4
4
4.25
4
4
4
4
4
3
5
4
3
3.75
3
5
3
3
3.5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4.5
3
4
5
4
4
4.25
3
4
4
4
4
2
2.25
4
4
4
3
3.75
3
4
3
3
3.5
1
1
1.5
3
5
4
4
4
2
4
3
4
3.75
2
2
3
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4.5
2
2
2
2
3
3
4
4
3.5
3
3
3
4
3.25
3
4
1
1
2.25
4
5
5
3
4.25
3
4
4
2
3.75
14
1
5
1
1
2
1
4
5
4
3.5
1
3
4
4
3.25
15
1
5
2
2
2.5
3
5
3
3
3.5
2
4
3
3
3.5
16
1
4
2
2
2.25
3
4
3
3
3.25
3
3
3
2
3
17
3
5
1
1
2.5
5
5
5
5
5
5
5
3
4
4.75
18
1
4
2
2
2.25
4
5
4
3
4
3
4
4
3
3.75
19
4
4
3
2
3.25
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4.5
20
1
4
2
2
2.25
4
3
4
3
3.5
4
3
3
3
3.5
21
3
5
3
3
3.5
4
5
5
5
4.75
3
4
5
5
4.75
22
1
4
3
2
2.5
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3.5
23
1
5
2
2
2.5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4.25
24
2
4
1
1
2
3
4
4
3
3.5
2
3
3
3
3.25
25
3
5
2
2
3
5
5
5
4
4.75
5
4
4
4
4.5
26
1
5
2
2
2.5
2
5
4
3
3.5
2
4
3
2
3.25
27
1
4
2
1
2
3
4
4
3
3.5
2
3
2
2
3
157
3.75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami 4.2.1 Resume Nilai PreKon Ham
Kontrol Post1 SelKon KonHam Ham
Post2 KonHam
PreEks Ham
Eksperimen Post1 SelEks EksHam Ham
Post2 EksHam
1.25
3.25
2
2.25
1.75
4
2.25
3.5
1.5
3.75
2.25
3
2.75
4
1.25
3.5
2
3.25
1.25
2.5
1.75
3.5
1.75
3.25
2.25
2.25
0
1.75
3
4.5
1.5
4
2.25
2.75
0.5
2
2.75
4
1.25
3.5
2.25
3.5
1.25
2.75
3
3.25
0.25
3
1.5
2.25
0.75
2
3.75
4.5
0.75
3.75
2.5
3.25
0.75
2.75
2.75
4.25
1.5
3.75
1.5
1.75
0.25
1.5
1.75
3.5
1.75
3
2
3.5
1.5
2.75
1.25
3.25
2
3
3
4.5
1.5
4
2.5
3.5
1
3.25
2.25
3.75
1.5
3.5
1.25
3.75
2.5
3.5
3.75
4
0.25
3.25
2
4
2
3.5
1.75
4.25
2.5
3.75
1.75
3.25
1.5
3
1.25
2
0.75
1.75
2.25
3.25
1
3
2.75
3.25
0.5
2.75
2
3
1
2.5
2.25
2.25
0
1.5
2.25
4.5
2.25
4.25
1.75
1.75
0
1.5
2
3.5
1.5
3.25
1.5
2.25
0.75
1.75
3
4.25
1.25
4
2.75
4
1.25
3.25
2.25
3.25
1
3
2.75
3.75
1
3.5
3.25
4.25
1
3.75
3
3
0
2.5
2.5
4
1.5
3.5
2.25
2.25
0
2
2.25
4.5
2.25
4
2
2.75
0.75
2.25
2.5
4.25
1.75
4
1.75
3.5
1.75
3
2.75
4.5
1.75
3.75
3.5
4
0.5
3.5
2.25
3.25
1
3
2.25
3.75
1.5
3.25
1.75
4.25
2.5
4
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2 Rincian Nilai 4.2.2.1 Kelompok Kontrol Pretest Kontrol 4 5
No Resp.
Rerata
1
2
1
1
1
2
2
1
2
1
3
2
2
2
2
4
3
2
2
2
5
2
2
3
2
6
2
2
2
3
7
1
2
1
2
8
3
2
3
2
Posttest I Kontrol 4 5
1.25
4
3
3
3
1.5
4
4
4
3
2
3
3
4
3
2.25
3
2
2
2
2.25
3
3
3
2
2.25
4
3
4
3
1.5
2
2
3
2
2.5
3
3
4
3
1.5
2
2
2
1
3
4
3
Rerata
Posttest II Kontrol 4 5
Rerata
3.25
3
2
2
2
2.25
3.75
4
3
3
2
3
3.25
3
2
3
2
2.5
2.25
2
2
2
1
1.75
2.75
2
2
2
2
2
3.5
3
2
3
3
2.75
2.25
2
2
2
2
2
3.25
3
2
3
3
2.75
1.75
2
1
2
1
1.5
2
3
3
2.75
9
2
2
1
1
10
2
2
2
2
2
4
3.5
3
11
3
3
3
3
3
5
4
5
4
4.5
4
4
4
4
4
12
3
2
2
2
2.25
4
3
4
4
3.75
4
3
4
3
3.5
13
4
3
4
4
3.75
4
3
4
4
3.75
3
3
4
3
3.25
14
2
2
2
1
1.75
5
4
4
4
4.25
4
4
3
4
3.75
15
1
1
2
1
1.25
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1.75
16
3
2
3
3
2.75
3
3
4
3
3.25
3
2
3
3
2.75
17
2
2
3
2
2.25
2
2
3
2
2.25
2
1
2
1
1.5
18
1
2
2
2
1.75
1
2
2
2
1.75
1
2
2
1
1.5
19
1
1
2
2
1.5
3
2
2
2
2.25
2
2
2
1
1.75
20
3
3
3
2
2.75
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3.25
21
3
2
3
3
2.75
4
3
4
4
3.75
4
3
4
3
3.5
22
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2.5
23
2
3
2
2
2.25
2
3
2
2
2.25
2
2
2
2
2
24
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2.75
3
3
2
1
2.25
25
2
1
2
2
1.75
3
3
4
4
3.5
3
2
4
3
3
26
4
3
4
3
3.5
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3.5
27
2
2
2
3
2.25
4
4
4
3
3.75
3
3
4
3
3.25
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.2.2 Kelompok Eksperimen No Resp.
Pretest Eksperimen 4 5
Posttest I Eksperimen 4 5
Rerata
Posttest II Eksperimen 4 5
Rerata
Rerata
1
2
2
2
1
1.75
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
3
3
3
2
2.75
4
4
4
4
4
4
3
4
3
3.5
3
2
1
2
2
1.75
4
3
4
3
3.5
3
3
4
3
3.25
4
3
3
3
3
3
5
4
5
4
4.5
4
4
4
4
4
5
3
2
3
3
2.75
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3.5
6
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3.25
3
3
4
2
3
7
3
4
4
4
3.75
5
4
5
4
4.5
4
4
4
3
3.75
8
3
2
3
3
2.75
5
4
4
4
4.25
4
3
4
4
3.75 3
3.5
9
2
2
2
1
1.75
4
3
4
3
3.5
3
3
3
3
10
2
1
1
1
1.25
4
3
3
3
3.25
4
3
3
2
3
11
3
3
2
2
2.5
4
4
3
3
3.5
4
3
3
3
3.25
12
2
1
1
1
1.25
4
4
4
3
3.75
3
4
4
3
3.5
13
2
2
2
2
2
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3.5
14
2
2
2
1
1.75
3
3
4
3
3.25
3
3
3
3
3
15
3
2
3
1
2.25
4
3
3
3
3.25
3
4
2
3
3
16
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2.5
17
2
2
3
2
2.25
5
5
4
4
4.5
5
4
3
5
4.25
18
2
2
2
2
2
4
4
3
3
3.5
4
3
3
3
3.25
19
3
3
3
3
3
4
5
4
4
4.25
4
4
4
4
4
20
3
2
2
2
2.25
3
3
4
3
3.25
3
2
4
3
3
21
3
3
4
3
3.25
4
4
5
4
4.25
4
3
5
3
3.75
22
3
2
3
2
2.5
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3.5
23
2
3
2
2
2.25
5
4
5
4
4.5
5
3
5
3
4
24
3
2
2
3
2.5
4
4
4
5
4.25
4
4
3
5
4
25
3
3
3
2
2.75
4
4
5
5
4.5
4
3
4
4
3.75
26
2
1
3
3
2.25
3
3
4
3
3.25
3
2
4
3
3
27
2
1
2
2
1.75
5
4
4
4
4.25
5
4
3
4
4
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Distribusi Data 4.3.1 Kemampuan Mengingat One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKonI PreEksI Post1KonI Post1EKsI SelisihK SelisihE ng N Mean
Normal
Std.
a,b
Parameters
Deviation
ng
ng
ng
onIng
ksIng
Post2K
Post2EksI
onIng
ng
27
27
27
27
27
27
27
27
2.3426
2.5370
3.2593
4.0926
0.9167
1.5556
2.7963
3.7963
0.61686 0.51750
0.85901
0.57658 0.62404 0.52957 0.72070
0.52366
Absolute
0.229
0.185
0.108
0.156
0.151
0.134
0.118
0.165
Positive
0.229
0.158
0.108
0.156
0.151
0.134
0.118
0.165
Negative
-0.178
-0.185
-0.085
-0.132
-0.104
-0.088
-0.067
-0.133
Kolmogorov-Smirnov Z
1.191
0.961
0.561
0.813
0.782
0.698
0.614
0.857
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.117
0.315
0.912
0.524
0.573
0.714
0.845
0.455
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
4.3.2 Kemampuan Memahami One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKon Ham N Mean
Normal a,b
Parameters
Std. Deviation
PreEks Post1KonH Post1Eks Ham
am
Ham
SelisihK
SelisihE
Post2K
Post2Eks
onHam
ksHam
onHam
Ham
27
27
27
27
27
27
27
27
2.2037
2.3333
3.1296
3.8519
0.9259
1.5185
2.6019
3.4630
0.80075
0.49643
0.72329 0.56298 0.74762
0.43690
0.64688
0.6004 8
Absolute
0.175
0.111
0.160
0.173
0.152
0.118
0.123
0.152
Positive
0.175
0.111
0.160
0.168
0.152
0.118
0.123
0.152
Negative
-0.084
-0.092
-0.152
-0.173
-0.100
-0.104
-0.103
-0.126
Kolmogorov-Smirnov Z
0.910
0.575
0.833
0.898
0.788
0.612
0.639
0.788
Asymp. Sig. (2-tailed)
0.379
0.895
0.492
0.395
0.564
0.848
0.809
0.564
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal 4.4.1 Kemampuan Mengingat Group Statistics N
Kelompok Pretest Kelompok Kontrol PreKonEksIng
Mengingat Pretest Kelompok Eksperimen Mengingat
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
27
2.3426
0.61686
0.11872
27
2.5370
0.51750
0.09959
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
Interval of the
tailed)
Difference
Difference
Difference Lower
Equal variances PreKon
assumed
EksIng
Equal variances
0.253
0.617
not assumed
Upper
-1.255
52
0.215
-0.19444
0.15496
-0.50539 0.11650
-1.255
50.474
0.215
-0.19444
0.15496
-0.50561 0.11673
4.4.2 Kemampuan Memahami Group Statistics Kelompok Pretest Kelompok Kontrol Memahami
N
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
27
2.2037
0.64688
0.12449
27
2.3333
0.60048
0.11556
PreKonEksHam Pretset Kelompok Eksperimen Memahami
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Sig.
t
df
Sig. (2tailed)
Mean
Std. Error
Interval of the
Difference Difference
Difference Lower
Equal variances PreKonEks assumed Ham
Equal variances not assumed
0.020
0.889
Upper
-0.763
52
0.449
-0.12963
0.16986
-0.47048
0.21122
-0.763
51.715
0.449
-0.12963
0.16986
-0.47053
0.21127
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan 4.5.1 Kemampuan Mengingat Group Statistics N
Kelompok Selisih Kelompok Kontrol Mengingat SelisihKonEksIng
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
27
0.9167
0.62404
0.12010
27
1.5556
.52957
0.10192
Selisih Kelompok Eksperimen Mengingat
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Equal variances SelisihKon assumed EksIng
0.040
0.843
Equal variances not assumed
Std. Error
Interval of the
Difference Difference
Difference Lower
Upper
-4.056
52
0.000
-0.63889
0.15751
-0.95496
-0.32282
-4.056
50.659
0.000
-0.63889
0.15751
-0.95516
-0.32262
4.5.2 Kemampuan Memahami Group Statistics Kelompok Selisih Kelompok Kontrol Memahami SelisihKonEksHam
N
Mean
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
27
0.9259
0.72329
0.13920
27
1.5185
0.56298
0.10835
Selisih Kelompok Eksperimen Memahami
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Equal variances SelisihKon
assumed
EksHam
Equal variances not assumed
2.551
Sig.
0.116
t
df
Sig. (2-
Mean
Std. Error
Interval of the
tailed)
Difference
Difference
Difference Lower
Upper
-3.359
52
0.001
-0.59259
0.17639
-0.94655
-0.23863
-3.359
49.045
0.002
-0.59259
0.17639
-0.94706
-0.23812
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan 4.6.1 Kemampuan Mengingat dan Memahami Koefisien korelasi kemampuan
Koefisien korelasi kemampuan
mengingat:
memahami:
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r = 0,49
r = 0,42
Persentase pengaruh penerapan metode
Persentase pengaruh penerapan metode
inkuiri terhadap kemampuan mengingat:
inkuiri terhadap kemampuan memahami:
2
R = r x 100%
R = r2 x 100%
= (0,49)2 x 100%
= (0,42)2 x 100%
= 0,24 x 100%
= 0,17 x 100%
= 24%
= 17%
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentas Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 4.7.1 Kemampuan Mengingat 4.7.1.1 Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonIng
3.2593
27
0.85901
0.16532
PreKonIng
2.3426
27
0.61686
0.11872
Post1EKsIng
4.0926
27
0.57658
0.11096
PreEksIng
2.5370
27
0.51750
0.09959
Pair 1
Pair 2
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonIng & PreKonIng
27
0.688
0.000
Pair 2
Post1EKsIng & PreEksIng
27
0.536
0.004
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1
Pair 2
Post1KonIng PreKonIng Post1EKsIng PreEksIng
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
0.91667
0.62404
0.12010
0.66981
1.16353
7.633
26
0.000
1.55556
0.52957
0.10192
1.34606
1.76505
15.263
26
0.000
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.7.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Persentase peningkatan rerata pretest ke
Persentase peningkatan rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol untuk
posttest I pada kelompok eksperimen
kemampuan mengingat:
untuk kemampuan mengingat:
= 39,13%
= 61,31%
4.7.1.3 Perhitungan Gain Score Kontrol
Eksperimen
Gain
f
Gain
f
3.00
1
2.50
3
1.75
1
2.25
1
1.50
2
2.00
3
1.25
4
1.75
4
1.00
6
1.50
6
0.75
5
1.25
4
0.50
4
1.00
4
0.25
2
0.75
1
0.50
1
≥ 1.50
17
0.00
1
-0.25
1
≥ 1.50
4
Persentase gain score ≥ 1.50 pada
Persentase gain score ≥ 1.50 pada
kelompok kontrol sebesar:
kelompok eksperimen sebesar:
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.7.2 Kemampuan Memahami 4.7.2.1 Hasil SPSS Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post1KonHam
3.1296
27
0.80075
0.15410
PreKonHam
2.2037
27
0.64688
0.12449
Post1EksHam
3.8519
27
0.49643
0.09554
PreEksHam
2.3333
27
0.60048
0.11556
Pair 1
Pair 2
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post1KonHam & PreKonHam
27
0.518
0.006
Pair 2
Post1EksHam & PreEksHam
27
0.487
0.010
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1
Pair 2
Post1KonHam PreKonHam Post1EksHam PreEksHam
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
0.92593
0.72329
0.13920
0.63980
1.21205
6.652
26
0.000
1.51852
0.56298
0.10835
1.29581
1.74123
14.015
26
0.000
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.7.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Persentase peningkatan rerata pretest ke
Persentase peningkatan rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol untuk
posttest I pada kelompok eksperimen
kemampuan memahami:
untuk kemampuan memahami:
= 42,01%
= 65,08%
4.7.2.3 Perhitungan Gain Score Kontrol
Eksperimen
Gain
f
Gain
f
2.50
1
2.50
2
2.25
1
2.25
3
2.00
1
2.00
2
1.75
1
1.75
4
1.50
4
1.50
5
1.25
3
1.25
3
1.00
1
1.00
6
0.75
5
0.75
1
0.50
3
0.25
1
0.25
2
0.00
5
≥ 1.25
11
≥ 1.25
19
Persentase gain score ≥ 1.25 pada
Persentase gain score ≥ 1.25 pada
kelompok kontrol sebesar:
kelompok eksperimen sebesar:
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 4.8.1 Kemampuan Mengingat Koefisien korelasi kemampuan
Koefisien korelasi kemampuan
mengingat pada kelompok kontrol:
mengingat pada kelompok eksperimen:
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r = 0,83
r = 0,94
Persentase pengaruh penerapan metode
Persentase pengaruh penerapan metode
ceramah pada kelompok kontrol untuk
inkuiri pada kelompok eksperimen untuk
kemampuan mengingat:
kemampuan mengingat:
R = r2 x 100%
R = r2 x 100%
= (0,83)2 x 100%
= (0,94)2 x 100%
= 0,69 x 100%
= 0,89 x 100%
= 69%
= 89%
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.8.2 Kemampuan Memahami Koefisien korelasi kemampuan
Koefisien korelasi kemampuan
memahami pada kelompok kontrol:
memahami pada kelompok eksperimen:
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r=
r = 0,79
r = 0,93
Persentase pengaruh penerapan metode
Persentase pengaruh penerapan metode
ceramah pada kelompok kontrol untuk
inkuiri pada kelompok eksperimen untuk
kemampuan mengingat:
kemampuan mengingat:
2
R = r x 100%
R = r2 x 100%
= (0,79)2 x 100%
= (0,93)2 x 100%
= 0,62 x 100%
= 0,88 x 100%
= 62%
= 88%
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest 4.9.1 Kemampuan Mengingat 4.9.1.1 Kelompok Kontrol Correlations PreKonIng Pearson Correlation PreKonIng
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Post1KonIng
1
Sig. (2-tailed) N
Post1KonIng 0.688
**
0.000 27
27
**
1
0.688
0.000 27
27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.1.2 Kelompok Eksperimen Correlations PreEksIng Pearson Correlation PreEksIng
1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Post1EKsIng
Post1EKsIng
Sig. (2-tailed) N
0.536
**
0.004 27
27
**
1
0.536
0.004 27
27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.9.2 Kemampuan Memahami 4.9.2.1 Kelompok Kontrol Correlations PreKonHam Pearson Correlation PreKonHam
1
Sig. (2-tailed)
0.518
**
0.006
N Pearson Correlation Post1KonHam
Post1KonHam
27
27
**
1
0.518
Sig. (2-tailed)
0.006
N
27
27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.2.2 Kelompok Eksperimen Correlations PreEksHam Pearson Correlation PreEksHam
1
Sig. (2-tailed)
0.487
*
0.010
N
Post1EksHam
Post1EksHam
27
27
*
1
Pearson Correlation
0.487
Sig. (2-tailed)
0.010
N
27
27
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan 4.10.1 Kemampuan Mengingat 4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonIng
2.7963
27
0.72070
0.13870
Post1KonIng
3.2593
27
0.85901
0.16532
Post2EksIng
3.7963
27
0.52366
0.10078
Post1EKsIng
4.0926
27
0.57658
0.11096
Pair 1
Pair 2
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Post2KonIng & Post1KonIng
27
0.939
0.000
Pair 2
Post2EksIng & Post1EKsIng
27
0.957
0.000
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference Lower
Pair 1
Pair 2
Post2KonIng Post1KonIng Post2EksIng Post1EKsIng
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
-0.46296
0.30778
0.05923
-0.58472
-0.34121
-7.816
26
0.000
-0.29630
0.17036
0.03279
-0.36369
-0.22890
-9.037
26
0.000
4.10.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II Persentase peningkatan rerata posttest I ke
Persentase peningkatan rerata posttest I ke
posttest II pada kelompok kontrol untuk
posttest II pada kelompok eksperimen untuk
kemampuan mengingat:
kemampuan mengingat:
= −14,20%
= −7,23%
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.2 Kemampuan Memahami 4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonHam
2.6019
27
0.74762
0.14388
Post1KonHam
3.1296
27
0.80075
0.15410
Post2EksHam
3.4630
27
0.43690
0.08408
Post1EksHam
3.8519
27
0.49643
0.09554
Pair 1
Pair 2
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
Post2KonHam & Post1KonHam Post2EksHam & Post1EksHam
Correlation
Sig.
27
0.965
0.000
27
0.949
0.000
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
Pair 1
Pair 2
Post2KonHam Post1KonHam Post2EksHam Post1EksHam
Std.
Std.
95% Confidence
Deviatio
Error
Interval of the
n
Mean
Difference Lower
Upper
Sig. (2t
df
tailed)
-0.52778 0.21183
0.04077
-0.61157
-0.44398
-12.946
26
0.000
-0.38889 0.16013
0.03082
-0.45223
-0.32554
-12.619
26
0.000
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Posttest I ke Posttest II Persentase peningkatan rerata posttest I ke
Persentase peningkatan rerata posttest I ke
posttest II pada kelompok kontrol untuk
posttest II pada kelompok eksperimen
kemampuan memahami:
untuk kemampuan memahami:
= −16,86%
= −10,09%
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara 4.11.1 Wawancara 1 Siswa A Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Rabu, 26 Agustus 2015
Baris
5
16
22
26
31
35
39
43
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? S1 : Ya, saya senang sekali. P : Apakah senang belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? S1 : Saya senang belajar IPA dengan percobaan karena saya lebih mudah mengingat dan memahami materinya. P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajar IPA dengan metode inkuiri? S1 : Belum pernah. P : Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajarkan materi IPA? S1 : Biasanya dengan menjelaskan materi di depan dan mencatatnya di papan tulis. P : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri? Jika ya, apa kesulitannya? S1 : Saya tidak mengalami kesulitan karena semua alat dan bahannya sudah disediakan. Guru juga membantu saat percobaan jadi ya bisa melakukan percobaan sesuai langkahlangkah P : Apakah kamu lebih mudah mengingat materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? S1 : Saya sangat bisa mengingat materi yang diberikan karena saya dapat belajar secara langsung dengan percobaan. P : Apakah kamu lebih dapat memahami materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? S1 : Setelah percobaan, saya lebih bisa memahami materinya dengan mudah. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? S1 : Kalo paling mudah soal nomor 2, karena saya masih ingat banget materi itu. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? S1 : Paling sulit mengerjakan soal nomor 3, karena saya ada yang bingung contohnya. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? S1 :Yang mudah soal nomor 5, karena saya ingat materi yang benda cair. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? S1 : Yang sulit soal nomor 4, karena saya ada sedikit bingung yang contohnya. P : Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, kamu lebih bisa mengingat materi IPA? S1 : Dengan metode inkuiri saya bisa dengan mudah mengingat materi. P : Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, kamu lebih bisa memahami materi IPA?
Keterangan
Senang (B5-6)
Tidak ada kesulitan (B16-19)
Mudah mengingat (B22-23)
Mudah memahami (B26-27)
Mudah mengerjakan soal nomor 2 (B31-32)
Sukar mengerjakan soal nomor 3 (B35-36)
Mudah mengerjakan soal nomor 5 (B39-40)
Sukar mengerjakan soal nomor 4 (B43-44)
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Baris
Wawancara ke-1 S1 : Dengan metode inkuiri saya bisa dengan mudah memahami materi.
Keterangan
4.11.2 Wawancara 2 Siswa A Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Sabtu, 19 September 2015 Baris
3
8
Wawancara ke-2 P : Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami peningkatansaatposttest I? S1 : Karena saya paham dengan materinya dan soal yang dikerjakan pada posttest I itu sama dengan soal yang dikerjakan pada pretest dulu. Jadi ya masih ingat. P : Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami penurunan saatposttest II? S1 : Saya sudah lupa dengan materi yang disampaikan karena kan sudah lama itu materi dan soalnya diberikan. Kalau testnya diberikan setelah percobaan ya saya masih ingat betul.
Keterangan
Paham dengan materi (B3-5)
Lupa (B8-10)
4.11.3 Wawancara 1 Siswa B Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Rabu, 26 Agustus 2015 Baris
17
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? S2 : Senang. P : Apakah senang belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? S2 : Senang sekali karena saya bisa melakukan banyak percobaan. P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajar IPA dengan metode inkuiri? S2 : Tidak. Bu guru biasanya kalau mengajar hanya ngomong di depan kelas, terus disuruh mencatat dan mengerjakan soal LKS. P : Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajarkan materi IPA? S2 : Menjelaskan materi terus disuruh mengerjakan soal. P : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri? Jika ya, apa kesulitannya? S2 : Tidak mengalami kesulitan. P : Apakah kamu lebih mudah mengingat materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? S2 : Saya lebih dapat mengingat materinya setelah percobaan.
20
P : Apakah kamu lebih dapat memahami materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? S2 : Saya sedikit paham materinya setelah percobaan.
4
7
23
P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? S2 : Yang paling mudah soal nomor 2 karena yang disebutin cuma contoh bendanya.
Keterangan
Senang (B4)
Guru belum pernah menerapkan metode inkuiri (B7-8)
Mudah mengingat materi (B17)
Sedikit memahami materi (B20)
Mudah mengerjakan soal nomor 2 (B2324)
P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa?
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Baris 27
31
34
Wawancara ke-1 S2 : Yang paling sukar mengerjakan soal nomor 3 karena saya bingung yang contoh dalam kehidupan sehari-hari. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? S2 : Yang mudah soal nomor 4 karena aku masih ingat. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? S2 : Yang sukar mengerjakan soal nomor 5 karena bingung yang contohnya itu.
Keterangan Sukar mengerjakan soal nomor 3 (B2728)
Mudah mengerjakan soal nomor 4 (B31)
Sukar mengerjakan soal nomor 5 (B3435)
P : Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, kamu lebih bisa mengingat materi IPA? S2 : Ya. Saya lebih bisa mengingat materi. P : Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, kamu lebih bisa memahami materi IPA? S2 : Ya lumayan bisa memahami materi.
4.11.4 Wawancara 2 Siswa B Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Sabtu, 19 September 2015 Baris
3
7
Wawancara ke-2 P : Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami peningkatansaatposttest I? S2 : Soalnya saya masih ingat. Itu kan soalnya sama seperti pretest dulu. Jadi saya ingat jawabannya setelah percobaan dulu. P : Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami penurunan saatposttest II? S2 : Karena saya udah lupa sama materi dan soalnya. Jadi ya nggak bisa ngerjain lagi.
Keterangan
Masih ingat (B3-4)
Lupa (B7-8)
4.11.5 Wawancara 1 Siswa C Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Rabu, 26 Agustus 2015 Baris
9
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? S3 : Ya, senang. P : Apakah senang belajar IPA dengan metode inkuiri? Mengapa? S3 : Ya senang karena aku dapat melakukan percobaan yang bermacam-macam.. P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajar IPA dengan metode inkuiri? S3 : Biasanya sih hanya mencatat. Bu guru belum pernah melakukan percobaan dan kemarin itu baru pertama kali.
Keterangan
Guru belum pernah menerapkan metode inkuiri (B9-10)
P : Bagaimana cara mengajar guru dalam mengajarkan materi IPA? S3 : Menulis di papan tulis terus disuruh mencatat.
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Baris
19
22
27
31
35
39
Wawancara ke-1 P : Apakah kamu mengalami kesulitan saat belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri? Jika ya, apa kesulitannya? S3 : Nggak. P : Apakah kamu lebih mudah mengingat materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? S3 : Kalau mengingat kayak contoh benda padat, saya masih ingat. P : Apakah kamu lebih dapat memahami materi jika menggunakan metode inkuiri? Mengapa? S3 : Masih bingung, walaupun sudah praktik. Jadi kurang paham sama materinya. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? S3 : Nomor 2 yang palinggampang karena saya ingat contoh bendanya. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 1 sampai dengan 3? Mengapa? S3 : Nomor 3 yang susah, karena saya lupa contohnya yang dalam kehidupan sehari-hari. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling mudah antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? S3 : Nomor 4 yang mudah karena saya ingat sifat dan contoh bendanya. P : Saat kamu mengerjakan soal, manakah yang kamu anggap paling sukar antara soal nomor 4 dan 5? Mengapa? S3 : Nomor 5 yang susah, karena saya lupa.
Keterangan
Mudah mengingat (B19)
Kurang memahami materi (B22-23)
Mudah mengerjakan soal nomor 2 (B27-28)
Sukar mengerjakan soal nomor 3 (B31-32)
Mudah mengerjakan soal nomor 4 (B35-36)
Sukar mengerjakan soal nomor 5 (B39)
P : Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, kamu lebih bisa mengingat materi IPA? S3 : Ya, bisa. P : Apakah setelah belajar dengan menggunakan metode inkuiri, kamu lebih bisa memahami materi IPA? S3 : Saya masih sedikit bingung.
4.11.6 Wawancara 2 Siswa C Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Sabtu, 19 September 2015 Baris
3
7
Wawancara ke-2 P : Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami peningkatansaatposttest I? S3 : Saya masih ingat jawabannya. Itu kan soalnya sama yang dulu yang pernah dikerjain. P : Apa yang menyebabkan nilaimu pada soal nomor 1 sampai dengan 5 mengalami penurunan saatposttest II? S3 : Aku udah lupa sama jawabannya.
Keterangan
Masih ingat (B3-4)
Lupa (B7)
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.11.7 Wawancara Guru Mitra Setelah Perlakuan Hari, tanggal : Senin, 24 Agustus 2015 Baris
3
7
21
32
41
Pertanyaan P : Apakah Ibu pernah menerapkan metode inkuiri selama mengajar IPA? G : Belum pernah menerapkannya pada pembelajaran, tapi pernah dengar metode inkuiri. P : Bagaimana pembelajaran IPA dengan menerapkan metode inkuiri? G : Metode inkuiri sangat baik digunakan untuk pembelajaran IPA karena dalam pembelajaran IPA juga lebih ditekankan untuk melakukan praktikum. Siswa juga lebih senang dan aktif selama pembelajaran. Siswa diajak untuk melakukan sebuah penelitian sederhana mulai merumuskan masalah hingga membuat kesimpulan. Jadi, metode inkuiri sangat baik diterapkan dipembelajaran IPA P : Apakah kelebihan dari metode inkuiri jika diterapkan dalam pembelajaran? G : Ya siswa lebih aktif selama pembelajaran dan dapat mengajarkan pada siswa melakukan penelitian sederhana yang selama ini belum pernah mereka dapatkan. P : Apakah kendala yang Ibu hadapi ketika mengajar dengan menerapkan metode inkuiri? G : Kendala saya kira tidak ada. Selama pembelajaran saya mengamati bahwa siswa lebih senang dan antusias ketika melakukan percobaan maupun presentasi di depan kelas. Namun, ketika melakukan percobaan terkadang ada siswa yang bermain-main dengan alat percobaan, sehingga pengawasan perlu ditingkatkan. Saya rasa guru mengalami kesulitan jika harus mempersiapkan alat dan bahan untuk percobaan, apalagi jika alat dan bahannya susah untuk didapatkan P : Bagaimana kemampuan mengingat siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah pembelajaran? G : Ya jelas berbeda kemampuan mengingat antara kelompok kontrol dan eksperimen. Kemampuan mengingat untuk kelompok kontrol lebih rendah dari kelompok eksperimen. Buktiknya ketika saya bertanya mengenai materi pada pertemuan sebelumnya, hanya ada beberapa siswa yang bisa menjawab. Itu dikelompok kontrol. Kalau di eksperimen, sebagian siswa itu mampu menjawab dengan benar dan rinci. P : Bagaimana kemampuan memahami siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah pembelajaran? G : Apalagi untuk kemampuan memahamisangat berbeda antara kelompok kontrol dan eksperimen. Siswa kelompok kontrol untuk mengingat saja sudah rendah apalagi untuk memahami materi karena mereka hanya mendengarkan materi yang disampaikan sehingga susah untuk memahami materi. Kalau kelompok eksperimen siswanya lebih dapat memahami materi karena mereka kan melakukan percobaan secara langsung sehingga mereka dapat membuktikan sendiri mengenai sifatsifat benda. Kalau mereka paham, ya kemungkinan ingat lah dengan materi yang disampaikan
Keterangan
Belum pernah (B3-4)
Sangat baik diterapkan (B7-13)
Guru tidak menemui kendala (B21-29)
Kemampuan mengingat antara kelompok kontrol lebih rendah dari kelompok eksperimen (B32-38)
Berbeda (B41-50)
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Baris
Pertanyaan P : Bagaimana keadaan siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen saat pembelajaran? G : Siswa dikelompok eksperimen lebih aktif selama pembelajaran dibandingkan dengan kelompok kontrol. Siswa juga dapat bekerja sama dengan teman satu kelompok dan mengasah keberaniannya untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Siswa kelompok kontrol kalau disuruh bertanya saja tidak mau. P : Apakah metode inkuiri efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA? G : Metode inkuiri sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena IPA kan lebih banyak praktikumnya jadi dengan inkuiri ini siswa diharapkan lebih banyak melakukan praktikum diimbangi dengan teori. Jadi siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Keterangan
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran 5.1.1 Kelompok Kontrol
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1.2 Kelompok Eksperimen
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CURRICULUM VITAE Hijjah Wikantri merupakan anak pertama dari pasangan Sarijan, S.E. dan Warsinah, S.Pd. Lahir di Bantul pada tanggal 24 Mei 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK ABA Pantisiwi, Serut, Palbapang, Bantul pada tahun 1999-2000. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Negeri 3 Bantul, Dukuh, Bejen, Bantul pada tahun 2000-2006. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bantul pada tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Penulis lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Swasta Budaya pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012. Penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012. Berikut ini daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Kegiatan Inisiasi FKIP Sanata Dharma English Club Program Seminar “Una Seminar and Workshop on Anti Bias Curriculum and Teaching” Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD) Week-end Moral Seminar “Learning from the past for a better future: We and the 1965 tragedy” Kuliah Umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Pendidikan Luar Biasa” Kuliah Umum “Mental Health in Children: Theory and Research” Seminar “Love Datting and Sex: Pacaran dengan Akal Sehat” Pandu Konservasi Lingkungan Kuliah Umum “Family Problems and Children’s Motivation to Learn” Kuliah Umum “Diseminasi Hasil Magang International Baccalaureate-Primary Years Programme (IB-PYP) Kuliah Umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum Cambridge” Pekan Kreativitas dan Malam Kreativitas Mahasiswa “The Future Educator” Penguasaan Bahasa Inggris Aktif
Tahun 2012 2012 2012
Peran Peserta Peserta Peserta
2013 2013 2013 2013
Peserta Peserta Peserta Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2014 2014 2014
Peserta Fasilitator Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2014
Anggota divisi usaha dana Peserta
2015
187