PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Sisilia Bety Ratnasari NIM: 121134101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Sisilia Bety Ratnasari NIM: 121134101
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk: Tuhan Yesus Kristus Kedua orangtuaku tercinta yang selalu mendoakan dan mendukungku. Kakakku tersayang yang selalu memberiku semangat. Para sahabat yang bersedia berjuang bersama dan saling memberikan semangat. Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Urusan kita dalam kehidupan bukanlah mendahului orang lain, tetapi maju mendahului diri sendiri. (Stuart B. Johnson) Janganlah menjadi diri anda sendiri. Jadilah lebih besar daripada diri anda yang kemarin. (Anonim)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN GEOMETRI MATERI BANGUN DATAR SEDERHANA BERDASARKAN TEORI VAN HIELE UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR
Sisilia Bety Ratnasari Universitas Sanata Dharma 2016 Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait kurangnya pemahaman siswa kelas II di SD Negeri Sendangadi 2 terhadap macam dan unsur bangun datar sederhana. Potensi yang ada adalah konsep bangun datar sederhana dapat membantu mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan ruang-visual siswa. Masalah yang ada pada siswa adalah 48% belum paham macam-macam segitiga, 30% belum paham macam-macam segiempat, 43% belum paham sisi lingkaran, dan 39% belum paham sudut lingkaran karena model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi. Maka peneliti mengembangkan prototipe dengan tujuan untuk menjelaskan proses pengembangan dan mendeskripsikan kualitas produk yang dikembangkan. Penelitian dan pengembangan (R & D) ini menggunakan 6 langkah menurut Sugiyono meliputi: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana untuk kelas II SD berdasarkan lima fase van Hiele yaitu: (1) fase informasi, (2) fase orientasi langsung, (3) fase penjelasan, (4) fase orientasi langsung, dan (5) fase integrasi. Prototipe telah divalidasi dengan skor rata-rata 3,75 dengan kategori sangat baik, sehingga layak diujicobakan. Uji coba terbatas dilakukan di SD Negeri Sendangadi 2 pada tanggal 16 Desember 2015. Peneliti hanya mengujicobakan pembelajaran tentang macammacam segi empat berdasarkan lima fase van Hiele. Dari fase integrasi, peneliti mendapatkan data bahwa siswa memahami macam-macam segi empat (persegi dan persegi panjang). Data tersebut ditunjukkan dari fase integrasi yaitu 28% siswa mendapat nilai 60, 50% siswa mendapat nilai 70, 14% siswa mendapat nilai 80 dan 7% siswa mendapat nilai 93. Kata kunci: pengembangan, perangkat pembelajaran, bangun datar sederhana, van Hiele.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF LEARNING GEOMETRY INSTRUMENT PROTOTYPE ABOUT BASIC GEOMETRIC SHAPES BASED VAN HIELE THEORY FOR 2ND GRADE STUDENTS OF ELEMENTARY SCHOOL
Sisilia Bety Ratnasari Sanata Dharma University 2016 This research started from the potential and problems related to a lack of understanding second grade students of SD Negeri Sendangadi 2 about various and basic geometric shapes elements. The potential is basic geometric shapes concept can help students to develop logical-mathematical intelligence and visualspace. The problems are 48% of students do not understand the various triangular, 30% of student do not understand the various quadrilateral, 43% of students do not understand the circle, and 39% of students do not understand the angle circle because of learning model which used by teacher is less variation. Researcher then develop the prototype with the aim to explain the development process and describe the quality of the products developed. This research and development (R & D) used 6 steps by Sugiyono, which named: (1) the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of the product, (4) design validation, (5) the revision of the design, and (6) testing the product. The product is instrument prototype of geometry learning based on the five phases of van Hiele which named: (1) information phase, (2) direct orientation phase, (3) explication phase, (4) free orientation phase, and (5) integration phase. The prototype has been validated with the average score of 3.75, the result mean excellent category then deserves tested. Limited trial implementable at SD Negeri Sendangadi 2 on 16 December 2016. Researcher just implement a learning instrument the various of quadrilateral based on five phases of van Hiele. From the last phase mean the integration phase, researcher get data that students understand the various of quadrilateral (square and rectangular). The data is showed on the integration phase, 28% of students get scored 60, 50% of students get scored 70, 14% of students get scored 80 and 7% of students get scored 93. Keywords: development, learning instrument, basic geometric shapes, van Hiele.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini mendapat banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST.,M.A selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma. 3. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum selaku dosen pembimbing 1 yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran serta memberikan kritik, saran, semangat, dan dorongan yang positif dalam menyelesaikan skripsi. 4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberi pengarahan dan nasehat dalam membimbing peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi instrumen dan produk. 6. Sumayarti, S.Pd.,S.D selaku Kepala Sekolah SD Negeri Sendangadi 2 yang
memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SD Negeri
Sendangadi 2.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. HALAMAN MOTTO .................................................................................. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... ABSTRAK ................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ DAFTAR TABEL ........................................................................................ DAFTAR BAGAN ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 1.5 Spesifikasi Produk ...................................................................... 1.6 Definisi Operasional .................................................................. BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 2.1 Kajian Teori ............................................................................... 2.1.1 Pembelajaran Matematika .......................................................... 2.1.2 Teori van Hiele ........................................................................... 2.1.3 Pembelajaran Kontekstual .......................................................... 2.1.4 Teori Inteligensi Ganda Howard Gardner .................................. 2.2 Penelitian yang Relevan ............................................................. 2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran Berdasarkan Teori van Hiele . 2.2.2 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ........................................ 2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................... 2.4 Pertanyaan Penelitian ................................................................. BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 3.2 Setting Penelitian ....................................................................... 3.3 Rancangan Penelitian ................................................................. 3.4 Prosedur Pengembangan ............................................................ 3.5 Instrumen Penelitian .................................................................. 3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 3.7 Tenik Analisis Data .................................................................... 3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................
xii
i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi xvii 1 1 5 5 5 6 12 13 13 13 19 24 25 27 27 30 31 32 33 33 34 35 37 39 49 50 51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 4.2 Pembahasan ................................................................................ BAB V PENUTUP ....................................................................................... 5.1 Kesimpulan ................................................................................ 5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 5.3 Saran ........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN .................................................................................................
xiii
53 53 78 84 84 84 85 86 88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi ........................................................ Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Guru ............................... Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Siswa .............................. Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru untuk Dosen Ahli ................................................................................................... Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa untuk Dosen Ahli ................................................................................................... Tabel 3.6 Kisi-Kisi Lembar Validasi Produk untuk Dosen Ahli ................. Tabel 3.7 Kisi-Kisi Lembar Validasi Produk untuk Guru ........................... Tabel 3.8 Instrumen Tes Fase Informasi ....................................................... Tabel 3.9 Instrumen Tes Fase Orientasi Langsung ...................................... Tabel 3.10 Instrumen Tes Fase Penjelasan .................................................. Tabel 3.11 Instrumen Tes Fase Orientasi Bebas .......................................... Tabel 3.12 Instrumen Tes Fase Integrasi ..................................................... Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Produk ........................................................... Tabel 4.1 Rekapan Hasil Observasi Pembelajaran ..................................... Tabel 4.2 Rekapan Hasil Angket oleh Guru ................................................ Tabel 4.3 Persentase Ketidaktercapaian Angket Pra-Penelitian Siswa......... Tabel 4.4 Persentase Ketidaktercapaian Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian Siswa ..................................................................................... Tabel 4.5 Rekapan Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli ......................... Tabel 4.6 Rekapan Hasil Validasi Produk oleh Guru ................................... Tabel 4.7 Rata-rata Skor Validasi ................................................................. Tabel 4.8 Rekapan Hasil Rubrik Penilaian ..................................................
xiv
40 41 41 42 43 44 45 47 47 48 48 49 51 54 56 57 58 62 63 66 77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan ......................................... 30 Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan menurut Sugiyono ......................................................................................... 34
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Segitiga Sama Sisi .................................................................... Gambar 2.2 Segitiga Sama Kaki .................................................................. Gambar 2.3 Segitiga Sembarang (sisi) ......................................................... Gambar 2.4 Segitiga Siku-siku .................................................................... Gambar 2.5 Segitiga Sembarang (sudut) ...................................................... Gambar 2.6 Persegi ...................................................................................... Gambar 2.7 Persegi Panjang ........................................................................ Gambar 2.8 Lingkaran ................................................................................. Gambar 4.1 Siswa melakukan tanya jawab mengenai isi lagu .................... Gambar 4.2 Siswa menemukan perbedaan bentuk benda dengan mengamati kertas HVS dan ubin lantai ............................................ Gambar 4.3 Siswa melakukan observasi dan mencatat hasilnya ................. Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil observasinya ........................... Gambar 4.5 Siswa menyusun puzzle persegi dan persegi panjang .............. Gambar 4.6 Siswa menggambar rumah impian dan salah satu hasil gambaran siswa ............................................................ Gambar 4.7 Siswa mengerjakan soal evaluasi ............................................. Gambar 4.8 Siswa merangkum materi pembelajaran .................................. Gambar 4.9 Siswa menuliskan refleksi ........................................................
xvi
16 16 17 17 17 18 18 19 68 68 69 71 72 73 74 75 76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI ............. 1.1 Lembar Observasi ................................................................................... 1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi I ................................................... 1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi II ................................................... LAMPIRAN 2. HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN .............................. 2.1 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Guru ........................................... 2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian oleh Guru .................................................. 2.3 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Siswa .......................................... 2.4 Hasil Angket Pra-Penelitian oleh Siswa ................................................ 2.5 Rekapan Skor Hasil Angket Pra-Penelitian Siswa ................................. LAMPIRAN 3. HASIL VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN ......... 3.1 Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru untuk Dosen .................. 3.2 Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian Guru oleh Dosen ........................ 3.3 Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa untuk Dosen ................. 3.4 Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen ....................... LAMPIRAN 4. HASIL VALIDASI PRODUK ........................................... 4.1 Lembar Validasi Produk untuk Dosen ................................................... 4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen ......................................................... 4.3 Lembar Validasi Produk untuk Guru ..................................................... 4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru ........................................................... LAMPIRAN 5. HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP FASE ............................................................................................................. 5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi .......................................... 5.2 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Langsung ........................... 5.3 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan ......................................... 5.4 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas ................................. 5.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi ............................................ 5.6 Rekap Nilai Soal Evaluasi ...................................................................... 5.7 Hasil Rubrik Penilaian ........................................................................... LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG DIUJICOBAKAN ................................................................................................... 6.1 Silabus .................................................................................................... 6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................... 6.3 Rubrik Penilaian ..................................................................................... 6.4 Lembar Kerja Siswa ............................................................................... LAMPIRAN 7. FOTO PRAKTEK UJI COBA PRODUK .......................... LAMPIRAN 8. CURRICULUM VITAE ......................................................
xvii
89 89 90 91 92 92 94 98 100 102 103 103 105 107 109 111 111 113 115 118 121 121 125 126 127 131 134 135 136 136 139 149 154 166 169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB 1 PENDAHULUAN Bab I ini terdiri dari enam bagian. Enam bagian tersebut yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. 1.1
Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
sekolah dasar. Beth dan Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Tujuan pembelajaran matematika di SD yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan
sehari-hari.
mengembangkan
Pembelajaran
kecerdasan
matematika
matematis-logis.
juga
Kecerdasan
bertujuan
untuk
matematis-logis
merupakan kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah (Lwin,dkk, 2008: 43). Materi yang dipelajari dalam matematika salah satunya adalah geometri. Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang (Haryono, 2014: 139). Siswa perlu belajar geometri agar mereka dapat menggunakan matematika secara lebih luas dalam kehidupannya dan sebagai dasar untuk belajar matematika lanjutan (Runtukahu, 2013: 149). Tujuan mempelajari geometri diantaranya adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir logis, mengembangkan intuisi keruangan, menanamkan pengetahuan untuk materi yang lain, dan dapat membaca serta menginterpretasikan argumen-argumen matematik (Budiarto, 2000: 439). Bangun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
datar merupakan salah satu bagian dari kajian geometri. Batasan materi bangun datar yang diajarkan pada kelas bawah hanya sebatas pengenalan berbagai bentuk bangun datar. Materi bangun datar yang diajarkan pada kelas II khususnya meliputi pengenalan macam-macam bentuk bangun datar sederhana (segitiga, segiempat, dan lingkaran) dan pengenalan unsur-unsur (sisi dan sudut) segitiga, segiempat, dan lingkaran. Berdasarkan buku pelajaran matematika kelas II, siswa kelas II harus memahami tentang macam-macam bentuk bangun datar sederhana (segitiga, segiempat, dan lingkaran) dan siswa mengetahui unsur-unsur (sisi dan sudut) segitiga, segiempat, dan lingkaran. Apabila siswa memahami konsep tentang bangun datar sederhana maka akan dapat mengembangkan kecerdasan ruang-visual siswa. Kecerdasan ruang-visual merupakan kemampuan untuk memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Armstrong, 2002: 20). Pada
saat
peneliti
melaksanakan
kegiatan
Program
Pengamatan
Lingkungan (Probaling), peneliti berkesempatan untuk melakukan pengamatan pembelajaran matematika di kelas II tentang materi bangun datar sederhana. Berdasarkan pengamatan selama Probaling, peneliti mengamati kecenderungan guru mengajar tentang materi bangun datar sederhana dengan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Guru kurang memaksimalkan penggunaan media dalam menjelaskan materi dan siswa kurang diberi kesempatan untuk mengeksplorasi media tersebut. Guru juga tidak menerapkan model pembelajaran tertentu dalam mengajarkan materi, guru hanya menerapkan pembelajaran yang konvensional dan saat pembelajaran yang tampak seperti menerapkan model pembelajaran kontekstual, penerapannya tersebut pun kurang maksimal. Masalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
tampak pada beberapa siswa yang masih bingung dalam membedakan macammacam bentuk segitiga dan namanya saat mempelajari materi segitiga. Siswa juga masih kesulitan membedakan dan memahami sudut dan sisi persegi dan persegi panjang saat mempelajari materi segi empat. Kesulitan siswa dan cara mengajar guru tersebut tentunya dapat menimbulkan miskonsepsi pada pemahaman macammacam bentuk bangun datar dan unsur-unsur bangun datar. Peneliti bersama teman-teman penelitian kolaboratif membagi angket kepada 11 guru kelas yang terdiri dari guru 1 guru kelas I, 2 guru kelas II, 2 guru kelas III, 2 guru kelas IV, dan 4 guru kelas V. Pembagian angket tersebut bertujuan untuk menetahui metode, model, dan media yang digunakan saat mengajarkan materi geometri sekaligus menanyakan tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi geometri. Data yang diperoleh dari 11 guru kelas tersebut secara keseluruhan dominan menggunakan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan presentasi dalam mengajarkan materi geometri. Model pembelajaran yang dominan diterapkan yaitu model pembelajaran kontekstual atau CTL. Peneliti menggarisbawahi pernyataan guru kelas II yang mengatakan jika siswa memiliki kesulitan dalam siswa masih kesulitan membedakan macammacam
bentuk
segitiga
maupun
segiempat,
siswa
juga
belum
bisa
membentuk/menggambarkan bangun datar secara simetris, dan masih ada beberapa siswa yang kesulitan membedakan sisi dan sudut bangun datar. Peneliti kemudian memberikan angket kepada siswa untuk memperkuat data tersebut. Angket diberikan kepada siswa kelas III di SD Negeri Sendangadi 2 pada semester ganjil karena siswa tersebut sudah mempelajari tentang materi bangun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
datar sederhana di kelas II pada semester genap. Data yang peneliti peroleh adalah sebagai berikut: dari jumlah keseluruhan 23 siswa, 48% siswa belum paham tentang macam-macam segitiga, 30% siswa belum paham tentang macam-macam segiempat, 43% siswa belum paham tentang sisi lingkaran, dan 39% siswa belum paham tentang sudut lingkaran. Kesulitan belajar tersebut
hendaknya harus
segera diatasi agar masalah yang menunjukkan bahwa siswa belum memahami konsep geometri dengan benar dapat diminimalisir dengan menggunakan model pembelajaran geometri yang sesuai. Berdasarkan data-data tersebut, peneliti tertarik untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar. Peneliti menerapkan teori van Hiele karena van Hiele adalah seorang ahli matematika yang khusus mencetuskan teori tentang tahapan berpikir geometri siswa dalam mempelajari geometri. Teori pembelajaran van Hiele terdiri dari lima tingkatan/ level cara pemahaman ide-ide ruang, yakni level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan). Seseorang bisa memahami konsep geometri berdasarkan level-level tertentu apabila pemahaman berdasarkan level-level tertentu tersebut dikemas dalam pembelajaran dengan menginterasikan lima fase van Hiele meliputi: 1) fase informasi, 2) fase orientasi langsung, 3) fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?.
1.2.2
Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri model van Hiele dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana?.
1.3
Tujuan Penelitian
1.2.3
Untuk
menjelaskan
proses
pengembangan
prototipe
perangkat
pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. 1.2.4
Untuk mengembangkan dan mendeskripsikan kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri model van Hiele dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1.4.1
Bagi Siswa
1.4.1.1 Membantu memahami materi tentang bangun datar sederhana dengan mudah melalui penerapan teori van Hiele dalam pembelajaran. 1.4.1.2 Mendapat pengalaman baru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.4.2
6
Bagi Guru
1.4.2.1 Menambah pengetahuan baru dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari konsep bangun datar sederhana menggunakan teori van Hiele. 1.4.2.2 Menambah wawasan baru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif menggunakan teori van Hiele. 1.4.2.3 Mengetahui dan memahami tingkatan berpikir geometri siswa dalam teori van Hiele. 1.4.3
Bagi Sekolah
1.4.3.1 Menambah sumber referensi dan informasi tentang teori van Hiele yang diterapkan dalam prototipe perangkat pembelajaran. 1.4.4
Bagi Peneliti
1.4.4.1 Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman baru dalam melakukan penelitian Research and Development (R&D) dengan menerapkan teori van Hiele.
1.5
Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan ini mengambil materi bangun datar sederhana
untuk kelas II Sekolah Dasar dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele. Penelitian ini akan mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran yang terdiri dari 3 bagian, yaitu: 1.5.1
Bagian 1: bahan ajar menggunakan model pembelajaran van Hiele Bahan ajar ini dikembangkan sesuai dengan 5 fase van Hiele, yaitu: 1) fase
informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi. Materi pada bahan ajar disusun pada setiap pembelajaran. Bahan ajar terdiri dari 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
pembelajaran, yakni pembelajaran 1 dengan materi segitiga, pembelajaran 2 dengan materi segi empat, dan pembelajaran 3 dengan materi lingkaran. Bahan ajar memuat langkah-langkah pembelajaran dan dilengkapi dengan foto atau gambar media yang digunakan dalam pembelajaran. Bahan ajar juga memuat kekhasan tahapan berpikir geometri siswa berdasarkan teori van Hiele yakni pada level visualisasi. 1.5.2 Bagian 2: Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1.5.1.1 Silabus Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik. Silabus ini disusun menggunakan tabel yang memiliki komponen: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus yang dibuat memuat rincian kegiatan inti pembelajaran selama tiga pembelajaran. Kegiatan inti pada setiap pembelajaran dalam silabus ini menunjukkan fase-fase dalam model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran matematika yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK dan IPA. Format silabus KTSP dapat dilihat pada lampiran 6.1. 1.5.2.1.1 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
1.5.2.1.2 Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai SK mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. 1.5.2.1.3 Materi pembelajaran Materi pembelajaran
adalah
materi pokok yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. 1.5.2.1.4 Kegiatan Pembelajaran Langkah kegiatan pada silabus menggunakan pendekatan tematik pada 2 mata pelajaran lain yaitu SBK dan IPA yang dikaitkan dengan pokok bahasan bangun datar sederhana pada mata pelajaran Matematika dan memadukan fase-fase pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. Kegiatan pembelajaran pada silabus ini menguraikan langkah-langkah inti dalam pembelajaran pada setiap pembelajaran. 1.5.2.1.5 Penilaian Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Penilaian dalam kegiatan pembelajaran ini menyesuaikan dengan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. 1.5.2.1.6 Alokasi Waktu Alokasi waktu ini diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Satu jam pelajaran (1 JP) berdurasi 35 menit. Setiap muatan pelajaran berdurasi 2 JP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
1.5.2.1.7 Sumber belajar Sumber
belajar
mencakup
sumber
rujukan,
lingkungan,
media,
narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar ini berupa media cetak atau elektronik dan lingkungan alam serta sosial. 1.5.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat 3 RPP tentang materi bangun datar sederhana untuk kelas II. RPP disusun dengan menerapkan 5 fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran. RPP terdiri dari 3 pembelajaran. RPP pembelajaran 1 dengan materi macam-macam segitiga yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK. RPP pembelajaran 2 dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK. RPP pembelajaran 3 dengan materi unsur lingkaran yang dikaitkan dengan mata pelajaran IPA. yang dikembangakan
memiliki
komponen
identitas,
standar
RPP
kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, model/ pendekatan/ metode pembelajaran, media/ alat/ sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Format RPP dapat dilihat pada lampiran 6.2. 1.5.2.2.1 Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran berisi
penguasaan kompetensi yang operasional
yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
1.5.2.2.2 Materi Pembelajaran Materi pembelajaran tujuan
pembelajaran.
adalah Materi
materi yang digunakan untuk mencapai pembelajaran
dikembangkan
dengan
mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus. Materi yang dibahas dalam kegiatan pembelajaran adalah pelajaran matematika materi macammacam bangun datar segitiga, segiempat, dan unsur lingkaran serta dikaitkan dengan pelajaran SBK materi seni rupa, dan pelajaran IPA materi kegunaan panas dan cahaya matahari. 1.5.1.2.3 Model, pendekatan, dan metode pembelajaran Model, pendekatan, dan metode pembelajaran pembelajaran merupakan cara atau strategi yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran van Hiele. Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan tanya jawab, ceramah, observasi, diskusi kelompok, kerja kelompok, presentasi, dan pemberian tugas. 1.5.1.2.4 Media, alat, bahan dan sumber belajar Media, alat, bahan dan sumber belajar merupakan komponen pendukung pembelajaran yang memudahkan siswa dalam mempelajari materi dan menanamkan konsep. Pembelajaran menggunakan media, alat, bahan dan sumber belajar yang ada di sekitar siswa, lingkungan kelas maupun sekolah. Media dalam pembelajaran bersifat kontekstual, sehingga menggunakan benda-benda konkret di sekitar siswa. Media yang disebutkan berkaitan dengan bangun datar segitiga (sama sisi, sama kaki,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
siku-siku, dan sembarang), segi empat (persegi dan persegi panjang), dan lingkaran sehingga membantu siswa memahami konsep geometri. 1.5.1.2.5 Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Kegiatan ini merupakan serangkaian langkah-langkah pembelajaran yang menerapkan fase-fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi pada mata pelajaran matematika materi macam-macam bangun datar segitiga, segiempat, dan unsur lingkaran serta dikaitkan dengan pelajaran SBK materi seni rupa, dan pelajaran IPA materi kegunaan panas dan cahaya matahari. Kegiatan pada RPP meliputi kegiatan awal, akhir, dan penutup. RPP juga dilengkapi dengan rubrik penilaian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa. 1.5.1.2.6 Penilaian Rubrik penilaian memuat penilaian yang diperoleh dari penjabaran kompetensi dasar pada RPP yang berupa penilaian yang mengacu pada penilaian kognitif, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama proses pembelajaran yang berupa rubrik penilaian. Penilaian juga diperoleh dari pemberian soal evaluasi pada setiap akhir pembelajaran dalam setiap pertemuan untuk memperoleh komponen penilaian pemahaman siswa. Penilaian soal evaluasi berupa penghitungan skor dari hasil jawaban siswa dengan menggunakan rumus yang telah dicantumkan pada lembar rubrik penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.2
12
Bagian 3: Lembar Kerja Siswa Komponen pada LKS memuat identitas sekolah pada bagian atas, tujuan pmbelajaran yang terletak pada awal sebelum kegiatan pembelajaran. LKS ini memuat aktifitas siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran baik secara mandiri maupun kelompok. Setiap kegiatan siswa di LKS disesuaikan dengan kegiatan yang mengacu pada 5 fase van Hiele. LKS juga dilengkapi dengan gambar yang menarik supaya siswa terdorong untuk melakukan kegiatan pada LKS.
1.6
Definisi Operasional
1.6.1
Prototipe adalah bentuk asli atau bentuk dasar suatu produk.
1.6.2
Matematika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan dasar-dasar penghitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk objek.
1.6.3
Pembelajaran geometri adalah bagian dari matematika yang mempelajari tentang bangun-bangun yang ada hubungannya antara titik, garis dan bidang.
1.6.4
Fase van Hiele adalah lima tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) informasi (information), 2) orientasi langsung (directed orientation), 3) penjelasan (explication), 4) orientasi bebas (free orientation), dan 5) integrasi (integration).
1.6.5
Bangun datar adalah bagian dari bidang datar yang dibatasi oleh garisgaris lurus dan lengkung.
1.6.6
Siswa kelas II adalah peserta didik yang berada pada umur sekitar 8-9 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
BAB II LANDASAN TEORI Bab II ini terdiri dari 4 bagian yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian. 2.1
Kajian Teori Kajian teori akan membahas empat bagian. Bagian pertama pembelajaran
matematika. Bagian kedua teori pembelajaran van Hiele. Bagian ketiga pembelajaran kontekstual. Bagian keempat teori intelegensi ganda Howard Gardner. 2.1.1
Pembelajaran Matematika
2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika berasal dari bahasa Latin, manthanein atau mathema yang berarti “belajar atau hal yang dipelajari,” sedangkan dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang semuanya berkaitan dengan penalaran (Susanto, 2013: 186). Beth dan Piaget (dalam Runtukahu, 2014: 28) menjelaskan bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga terorganisasi dengan baik. Pengertian matematika lain juga diungkapkan oleh Kline (dalam Runtukahu, 2014: 28) bahwa matematika adalah pengetahuan yang tidak berdiri sendiri tetapi dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan tentang berbagai struktur abstrak dan hubungan antar struktur tersebut sehingga dapat membantu manusia untuk memahami dan memecahkan masalah dalam kehidupannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
2.1.1.2 Tujuan Matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Pembelajaran matematika sangat diperlukan bagi siswa sejak di jenjang Sekolah Dasar. Permendiknas (dalam Wijaya, 2012: 7) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran matematika yaitu supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) memahami konsep matematika yakni menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika sangat penting dan diperlukan bagi siswa. Materi yang dipelajari dalam matematika salah satunya adalah geometri. Geomeri merupakan bagian dari pembelajaran matematika. Materi geometri terdiri dari materi tentang bangun datar dan bangun ruang. 2.1.1.3 Geometri Geometri adalah cabang matematika yang mempelajari hubungan di dalam ruang (Haryono, 2014:139). Tujuan pengajaran geometri menurut Zeeman (dalam Mateya, 2008: 10) adalah: 1) untuk mengembangkan kesadaran spasial, intuisi geometris dan kemampuan untuk memvisualisasikan; 2) untuk memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
keluasan pengalaman geometris bangun 2 dan 3 dimensi;
15
3) untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk menggunakan sifat dan teorema geometri; 4) untuk mengembangkan keterampilan menerapkan geometri melalui pemodelan dan pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata; 5) untuk mendorong pengembangan dan penggunaan dugaan, penalaran deduktif dan bukti; 6) untuk mengembangkan ICT yang berguna (teknologi komunikasi informasi) khusus dalam konteks geometris; 7) untuk menimbulkan sikap positif terhadap matematika; 8) untuk mengembangkan kesadaran tentang warisan sejarah dan budaya geometri di masyarakat, dan aplikasi kontemporer geometri. Siswa perlu belajar geometri agar mereka dapat menggunakan matematika secara lebih luas dalam kehidupannya dan sebagai dasar untuk belajar matematika lanjutan (Runtukahu, 2014: 149). Pengajaran geometri di Sekolah Dasar dimulai dari bangun-bangun datar (bangun dua dimensi) kemudian bangun-bangun ruang (bangun tiga dimensi) (Runtukahu, 2014: 150). Bangun datar yang dipelajari siswa SD antara lain adalah segitiga, segiempat, dan lingkaran. Materi bangun datar yang diajarkan kelas II SD meliputi pengenalan macam-macam bentuk bangun datar sederhana (segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran) dan pengenalan unsur-unsur (sisi dan sudut) segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran. 2.1.1.4 Bangun Datar Sederhana Bangun datar atau bangun dua dimensi adalah kurva tertutup sederhana yang terletak pada bidang (Runtukahu, 2014: 153). Jenis bangun datar diantaranya ialah persegi, persegi panjang, segitiga, jajar genjang, trapesium, layang-layang, belah ketupat, dan lingkaran. Bangun datar yang dipelajari oleh siswa kelas bawah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
ialah bangun datar sederhana yang terdiri dari segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran. 2.1.1.4.1 Segitiga Segitiga adalah bangun geometri yang dibuat dari tiga sisi yang berupa garis lurus dan tiga sudut (Djuwita, 2015: 8). Besar jumlah sudut pada segitiga adalah 1800. Segitiga memiliki beberapa bentuk. Berdasarkan sisinya, segitiga dibedakan menjadi 3 yaitu: 1)
Segitiga sama sisi, adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan ketiga sudutnya sama besar (Djuwita, 2015: 10). Sifat-sifat segitiga sama sisi yaitu: 1) mempunyai tiga sisi yang sama panjang, 2) mempunyai tiga sudut sama besar yaitu 600, 3) mempunyai tiga simetri putar, 4) mempunyai tiga simetri lipat.
Gambar 2.1 Segitiga sama sisi 2)
Segitiga sama kaki, adalah segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang dan memiliki dua sudut yang sama besar (Djuwita, 2015: 12). Sifat-sifat segitiga sama kaki yaitu: 1) mempunyai sepasang sisi yang sama panjang, 2) mempunyai sudut lancip yang sama besar dan saling berhadapan, 3) mempunyai satu simetri lipat dan simetri putar.
Gambar 2.2 Segitiga sama kaki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3)
17
Segitiga sembarang (sisi), adalah segitiga yang sisinya tidak sama panjang (Djuwita, 2015: 16). Sifat-sifat segitiga sembarang yaitu sisinya tidak sama panjang.
Gambar 2.3 Segitiga sembarang (sisi) Berdasarkan sudutnya, segitiga dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1)
Segitiga siku-siku, adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya sama dengan 900 dan sisi di depan sudut 900 disebut sisi miring atau hipotenusa (Djuwita, 2015: 14). Sifat-sifat segitiga siku-siku yaitu: 1) salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku sebesar 900, 2) mempunyai satu sisi miring, 3) tidak mempunyai simetri lipat dan simetri putar, 4) mempunyai dua sisi yang saling tegak lurus.
Gambar 2.4 Segitiga siku-siku 2)
Segitiga sembarang (sudut), adalah segitiga yang sudutnya tidak sama besar (Djuwita, 2015: 16). Sifat-sifat segitiga sembarang yaitu ketiga sudutnya tidak sama besar.
Gambar 2.5 Segitiga sembarang (sudut) 2.1.1.4.2 Persegi Persegi adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh empat buah rusuk yang sama panjang dan memiliki empat buah sudut siku-siku (Djuwita,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
2015: 4). Sifat-sifat persegi yaitu: 1) mempunyai empat titik sudut, 2) mempunyai empat sudut siku-siku 900, 3) mempunyai dua diagonal yang sama panjang, 4) mempunyai empat simetri lipat, 5) mempunyai empat simetri putar. Contoh benda yang berbentuk persegi adalah ubin, saputangan, dll.
Gambar 2.6 Persegi 2.1.1.4.3 Persegi Panjang Persegi panjang adalah bangun datar dua dimensi yang dibentuk oleh dua pasang rusuk yang masing-masing sama panjang dan sejajar dengan pasangannya, dan memiliki empat buah sudut siku-siku (Djuwita, 2015: 6). Sifat-sifat persegi panjang yaitu: 1) sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar, 2) sisi-sisi persegi panjang saling tegak lurus, 3) mempunyai empat sudut siku-siku 900, 4) mempunyai dua diagonal yang berpotongan di satu titik, 5) mempunyai dua simetri lipat, 6) mempunyai dua simetri putar. Contoh benda yang berbentuk persegi panjang adalah papan tulis, uang kertas, pintu rumah, dll.
Gambar 2.7 Persegi Panjang 2.1.1.4.4 Lingkaran Lingkaran adalah kurva tertutup sederhana beraturan, membagi bidang menjadi bagian luar dan bagian dalam (Djuwita, 2015: 28). Sifat-sifat lingkaran yaitu: 1) mempunyai satu titik pusat, 2) jumlah derajat lingkaran sebesar 3600,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
3) memiliki simetri lipat dan simetri putar yang jumlahnya tak terhingga. Contoh benda berbentuk lingkaran adalah uang koin, roda, dll.
Gambar 2.8 Lingkaran Materi geometri tentang bangun datar sederhana yang merupakan salah satu materi yang penting untuk dipelajari dalam matematika hendaknya dipelajari dengan cara yang tepat. Pembelajaran geometri dalam pengajarannya dapat menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan konsep pembelajaran geometri. Salah satu model pembelajaran yang secara khusus dapat diterapkan dalam pembelajaran geometri yaitu model pembelajaran berdasarkan teori van Hiele. van Hiele merupakan tokoh matematika yang ahli dalam teori tentang konsep pembelajaran geometri. 2.1.2
Teori Pembelajaran van Hiele
2.1.2.3 Sejarah van Hiele Teori van Hiele dicetuskan oleh dua tokoh pendidikan matematika dari Belanda, yaitu Pierre van Hiele dan isterinya yaitu Dina van Hiele yang mengungkapkan tentang proses perkembangan kognitif yang dilalui siswa dalam mempelajari geometri (Mason, 2002: 4). van Hiele telah mengadakan penelitian di lapangan, melalui observasi dan tanya jawab, kemudian hasil penelitiannya ditulis dalam disertasi pada tahun 1954. Penelitian yang dilakukan oleh van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri. Penelitian tersebut mereka selesaikan bersama di
Universitas Utrecht. Sejak Dina van Hiele meninggal tak lama setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
menyelesaikan disertasinya, Pierre van Hiele kemudian mengklarifikasi, mengubah, dan memajukan teorinya sehingga muncullah teori pembelajaran van Hiele (Crowley, 1987: 1). Teori van Hiele telah diakui secara internasional dan memberikan pengaruh yang kuat dalam pembelajaran geometri di sekolah. Uni Soviet dan Amerika Serikat adalah contoh negara yang telah mengubah kurikulum geometri berdasar pada teori van Hiele. Uni Soviet melakukan perubahan kurikulum menjadi sesuai dengan teori van Hiele pada tahun 1960-an, sedangkan di Amerika Serikat pengaruh teori van Hiele mulai terasa sekitar permulaan tahun 1970-an. Sejak tahun 1980-an, terjadi peningkatan minat penelitian yang memusatkan pada teori van Hiele (Crowley, 1987: 1). Penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut membuktikan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak yang positif dalam pembelajaran geometri. 2.1.2.4 Tahapan Berpikir Geometri menurut van Hiele Model pembelajaran van Hiele memiliki hierarki lima tingkat dari cara dalam pemahaman ide-ide ruang. Tiap tingkatan menggambarkan proses pemikiran yang diterapkan dalam konteks geometri. Tingkatan-tingkatan tersebut menjelaskan tentang cara kita berpikir dan jenis ide-ide geometri yang kita pikirkan. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tahapan berpikir geometri menurut van Hiele (Walle, 2007: 151-154) : a)
Level 0: Visualisasi Siswa-siswa pada tingkatan awal ini mengenal dan menamakan bentuk-
bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Tujuan umum tingkatan ini yaitu menelusuri bagaimana bentuk-bentuk serupa atau berbeda, serta menerapkan ide-ide ini untuk membuat berbagai kelompok dari bentuk-bentuk (baik secara fisik maupun mental). b)
Level 1: Analisis Objek-objek pemikiran pada level 1 berupa kelompok-kelompok bentuk
bukan bentuk-bentuk individual. Siswa pada tingkat analisis dapat menyatakan semua bentuk dalam golongan selain bentuk satuannya. Siswa juga mulai mengerti bahwa kumpulan bentuk tergolong serupa berdasarkan sifat/ ciri-cirinya. Hasil pemikiran pada tingkat 1 adalah sifat-sifat dari bentuk. c)
Level 2: Deduksi Informal Objek pemikiran pada tingkat 2 adalah sifat-sifat dari bentuk. Siswa pada
tingkat 2 akan dapat mengikuti dan mengapresiasi pendapat-pendapat informal, deduktif tentang bentuk dan sifat-sifatnya. Hasil pemikiran pada level 2 adalah hubungan diantara sifat-sifat objek geometri. d)
Level 3: Deduksi Objek pemikiran pada tingkat 3 berupa hubungan diantara sifat-sifat objek
geometri. Siswa pada tingkat ini mampu bekerja dengan pernyataan-pernyataan abstrak tentang sifat-sifat geometri dan membuat kesimpulan lebih berdasarkan pada logika daripada naluri. e)
Level 4: Ketepatan Objek pemikiran pada tingkat 4 berupa sistem-sistem deduktif dasar dari
geometri. Tingkat teratas dalam tingkatan van Hiele, objek-objek perhatian adalah sistem dasarnya sendiri, bukan hanya penyimpulannya dalam sistem. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
pemikiran dari tingkat 4 berupa perbandingan dan perbedaan diantara berbagai sistem-sistem geometri dasar. Siswa kelas II termasuk ke dalam level 0 yaitu visualisasi. Penekanan pada level 0 terdapat pada bentuk-bentuk yang dapat diamati, dirasakan, dibentuk, dipisahkan, atau digunakan dengan beberapa cara oleh siswa. Sehingga kegiatan pembelajaran mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi benda-benda disekitar siswa yang dapat diamati dan dirasakan sendiri oleh siswa. 2.1.1.2 Lima Fase Model Pembelajaran van Hiele van Hiele menegaskan bahwa kemajuan melalui tingkat lebih tergantung pada usia atau pematangan metode, instruksi organisasi, konten dan bahan yang digunakan merupakan area penting yang menjadi perhatian pedagogis. Mengatasi masalah ini, van Hiele mengungkapkan lima fase urutan pembelajaran yaitu penyelidikan, orientasi langsung, penjelasan, orientasi bebas, dan integrasi (Crowley, 1987: 5), berikut adalah penjelasannya: a)
Fase 1: Penyelidikan/ Informasi Fase awal ini, guru dan siswa terlibat dalam percakapan dan aktivitas
tentang obyek belajar pada tingkat ini. Pengamatan dilakukan, pertanyaan dimunculkan, dan tingkat spesifik kosakata diperkenalkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah guru belajar memahami pengetahuan yang siswa miliki tentang topik yang dibahas dan siswa belajar tentang arah penyelidikan lebih lanjut yang akan diambil. b)
Fase 2: Orientasi Langsung Siswa mengeksplorasi topik pembelajaran melalui bahan-bahan yang telah
diurutkan oleh guru secara cermat seperti pelipatan, pengukuran, atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
pengkonstruksian. Kegiatan ini secara bertahap harus mengungkapkan kepada siswa struktur karakteristik pada fase ini. Oleh karena itu, banyak materi akan menjadi tugas singkat yang dirancang untuk memperoleh respon tertentu. c)
Fase 3: Penjelasan Pada fase ini, untuk membangun pengalaman siswa sebelumnya, siswa
saling mengekspresikan dan bertukar pandangan yang muncul tentang topik yang telah diamati dengan kata-kata mereka sendiri. Guru membantu siswa dalam menggunakan kosa kata yang benar dan akurat dan guru memperkenalkan istilahistilah matematika yang relevan. Selain untuk membantu siswa dalam menggunakan bahasa yang akurat dan tepat, peran guru menjadi lebih minim. Hal ini terjadi selama fase ini sehingga sistem hubungan pada tingkat ini mulai menjadi jelas. d)
Fase 4: Orientasi Bebas Siswa menerapkan hubungan-hubungan yang sedang mereka pelajari
untuk memecahkan soal dan memeriksa tugas yang lebih terbuka (open-ended). Siswa dengan mengorientasikan diri di bidang investigasi, banyak hubungan antara obyek penelitian menjadi eksplisit bagi siswa. e)
Fase 5: Integrasi Siswa meringkas/ membuat ringkasan dan mengintegrasikan apa yang
telah dipelajari, dengan mengembangkan gambaran dari suatu jaringan baru objek-objek dan relasi-relasi. Pada akhir fase kelima, siswa telah mencapai tingkat baru pemikiran. Domain baru pemikiran menggantikan yang lama, dan siswa siap untuk mengulang tahapan pembelajaran di tingkat berikutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Secara kolektif, lima fase tersebut membuat masa, yang merupakan proses pembelajaran yang mengarahkan siswa dari satu tingkat ke tingkat berikutnya. Siswa harus dialihkan melalui setiap fase dalam rangka mengembangkan pemahaman konsep (Martin, 2007: 23). Model pembelajaran van Hiele yang telah diuraikan di atas tidak terlepas dari pembelajaran yang kontekstual. Hal tersebut terbukti dari sumber belajar dan media yang digunakan dalam model pembelajaran van Hiele. Sumber belajar dan media yang digunakan diperoleh dari pengalaman siswa dan lingkungan sekitar siswa. 2.1.3
Pembelajaran Kontekstual Pengertian dari pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) menurut Nurhadi (dalam Rusman, 2011: 189) adalah konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pengertian lain dari pembelajaran kontekstual menurut Johnson (dalam Sugiyanto, 2011: 14) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Tujuan pembelajaran kontekstual adalah untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan (skill) yang lebih realistis karena inti pembelajaran ini adalah untuk mendekatkan hal-hal yan teoritis ke praktis (Taniredja, 2014: 50). Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
kontekstual adalah sebuah konsep belajar dalam pendidikan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari. Penerapan model pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran matematika materi geometri yang telah diuraikan, secara garis besar bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan atau inteligensi yang dimiliki setiap siswa. Salah satu teori yang membahas tentang macam-macam kecerdasan yang dimiliki setiap orang adalah Howard Gardner. Howard Gardner mengungkapkan ada sembilan kecerdasan atau inteligensi ganda yang dimiliki setiap orang. 2.1.4
Teori Intelegensi Ganda Howard Gardner
2.1.4.1 Pengertian Intelegensi Kemampuan atau intelegensi merupakan kemahiran atau keterampilan yang ditunjukkan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesulitan yang ditemunya dalam kehidupan (Suparno, 2004: 21). Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah dan menciptakan produk yan mempunyai nilai budaya (Armstrong, 2002: 19). Menurut Gardner, inteligensi seseorang bukan hanya dapat diukur dengan tes tertulis, melainkan lebih cocok dengan cara begaimana orang tersebut memecahkan persoalan dalam hidup nyata. Inteligensi seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan intelegensi itu banyak jumlahnya. 2.1.4.2 Inteligensi Ganda Teori intelegensi ganda (multiple intellegences) dikembangkan oleh Howard Gardner. Howard Gardner adalah seorang ahli psikologi perkembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mengusulkan dalam bukunya “Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences”, bahwa kecerdasan memiliki sembilan komponen dan menamakan kesembilan komponen tersebut sebagai sembilan kecerdasan ganda (Lwin,dkk, 2008: 2). Sembilan kecerdasan ganda yang diungkapkan oleh Howard Gardner adalah: 1) inteligensi linguistik (linguistic intelligence), 2) inteligensi matematis-logis (logical mathematical intelligence), 3) inteligensi ruang-visual (spatial intelligence), 4) inteligensi kinestetik-badani (bodily-kinesthetic intelligence), 5) inteligensi musikal (musical intelligence), 6)
inteligensi
interpersonal
(interpersonal
intelligence),
7)
inteligensi
intrapersonal (intrapersonal intelligence), 8) inteligensi lingkungan (naturalist intelligence), dan 9) inteligensi eksistensial (existential intelligence). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan kecerdasan ruang-visual. 2.1.4.2.1 Kecerdasan matematis-logis (logical mathematical intelligence) Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan untuk menangani bilangan, perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah (Lwin,dkk, 2008: 43). Cara mengembangkan kecerdasan matematis-logis yang dimiliki siswa adalah siswa dapat dilatih membuat simbol, membuat kesimpulan dari konkret ke abstrak, membuat garis besar jalan pikiran, membuat grafik, mengurutkan bilangan, berhitung, membiasakan problem solving. Hal tersebut membantu siswa untuk mengembangkan penalaran dengan selalu melihat sebab-akibatnya (Suparno, 2004: 67). Pada penelitian ini siswa diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan matematis-logis dalam materi bangun datar sederhana dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
menghitung jumlah sisi dan sudut macam-macam bangun datar sederhana (segitiga, segi empat, dan lingkaran). 2.1.4.2.2
Kecerdasan ruang-visual (spatial intelligence)
Kecerdasan
ruang-visual
merupakan
kemampuan
untuk
memvisualisasikan gambar di dalam kepala seseorang atau menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Armstrong, 2002: 20). Cara mengembangkan kecerdasan ruang-visual yang dimiliki siswa adalah siswa dapat dilatih membayangkan sesuatu bentuk/ benda di otaknya, berlatih dengan warna, menggambar, membuat peta, membangun suatu bangun petak-petak yang mengembangkan gambaran, mematung, bermain mencari jejak, mengamati gambar 3 dimensi sesuai dengan situasi kelas (Suparno, 2004: 70). Pada penelitian ini siswa diarahkan untuk mengembangkan kecerdasan ruang-visual dalam materi bangun datar sederhana dengan mengenal dan memahami bentuk benda 2 dimensi yang merupakan bangun datar sederhana (segitiga, segi empat, dan lingkaran).
2.2
Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Pembelajaran Berdasarkan teori van Hiele Peneliti memaparkan 4 hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya tentang pembelajaran menggunakan model van Hiele yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Berikut ini adalah penjelasan dari keempat penelitian tersebut. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Lonnie pada tahun 2002 dengan judul “Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan pemahaman geometri siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol melalui penerapan teori van Hiele. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan teori van Hiele memberikan dampak positif yang nyata pada hasil kinerja kelompok eksperimen dan hasil tersebut ditunjukkan dalam persentase hasil nilai pre-test dan post-test. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Pareka pada tahun 2014 dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran van Hiele terhadap Kemampuan Memahami pada Kosep Geometri Bangun Datar dalam Pelajaran Matematika Kelas V SD”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Hasil penelitian menujukkan bahwa penggunaan model pembelajaran van Hiele berpengaruh
terhadap
kemampuan
memahami.
Kemampuan
memahami
kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan kelompok kontrol. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sasmita, dkk pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Teori Belajar van Hiele dalam Pembelajaran Geometri terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Desa Sinabun”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di desa Sinabun. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan teori van Hiele lebih baik dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pada hasil belajar kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran geometri dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Kusumawati pada tahun 2015 dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan perangkat pembelajaran, untuk menghasilkan perangkat pembelajaran geometri dan untuk mengetahui hasil implementasi perangkat pembelajaran geometri materi lingkaran berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (R & D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi siswa yang diperoleh sebelum menggunakan teori van Hiele lebih rendah dibanding setelah siswa menggunakan teori van Hiele. Keempat penelitian yang telah dipaparkan di atas digunakan peneliti untuk menambah referensi terhadap penelitian yang menggunakan model van Hiele dalam pembelajaran geometri di sekolah dasar. Semua penelitian relevan yang dipaparkan tersebut menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan dan pengaruh terhadap penelitian yang dilakukan. Semua penelitian yang dipaparkan sudah relevan dengan penerapan model pembelajaran van Hiele dalam pembelajaran geometri, namun penelitian-penelitian tersebut belum ada yang membahas tentang pengaruh atau penerapan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan memahami konsep geometri bangun datar di kelas bawah. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk membuat penelitian baru untuk melengkapi, memperkaya, dan menambah wawasan tehadap penelitian-penelitian sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.1
30
Peta Konsep Penelitian yang Relevan
Lonnie (2002)
Pareka (2014)
Teori van Hiele meningkatkan hasil kinerja siswa yang tampak pada nilai post-test kelompok eksperimen.
Model pembelajaran van Hiele meningkatkan kemampuan memahami konsep bangun datar siswa kelas V.
Yang akan diteliti Ratnasari, Sisilia Bety (2016) “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar”
Sasmita, dkk (2012)
Kusumawati (2015)
Hasil belajar siswa kelas V yang mengikuti pembelajaran geometri menggunakan teori van Hiele lebih baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.
Teori van Hiele meningkatkan prestasi siswa V dalam memahami materi lingkaran.
Bagan 2.1 Peta Konsep Penelitian yang Relevan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.3
31
Kerangka Berpikir Penelitian Lonnie (2002) menginspirasi peneliti jika teori van Hiele
meningkatkan hasil kinerja siswa yang tampak pada nilai post-test kelompok eksperimen. Penelitian Pareka (2014) menginspirasi peneliti jika model pembelajaran van Hiele meningkatkan kemampuan memahami konsep bangun datar siswa kelas V. Menurut penelitian Sasmita (2012), hasil belajar siswa pun bisa lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Selain itu, menurut penelitian Kusumawati (2015), prestasi siswa dalam mempelajari materi lingkaran dapat meningkat. Keempat penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran kelas II tentang bangun datar sederhana, khususnya mengenai macam dan unsur bangun datar segitiga, segi empat (persegi dan persegi panjang), dan lingkaran dengan menerapkan model pembelajaran van Hiele. Ada 3 perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan. Pembelajaran I tentang materi mengenal macam-macam segitiga, pembelajaran II tentang materi mengenal macam-macam segi empat, dan pembelajaran III tentang materi unsur-unsur lingkaran. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti susun untuk menjawab permasalahan siswa di SD Negeri Sendangadi 2. Permasalahan yang ada ialah siswa belum paham tentang macam-macam segitiga, macam-macam segiempat, dan unsur (sisi dan sudut) lingkaran. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut peneliti kembangkan juga untuk menjawab kebutuhan guru yang memerlukan satu contoh model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami materi geometri tentang bangun datar sederhana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Prototipe
perangkat
pembelajaran
peneliti
kembangkan
32
dengan
memperhatikan tingkat berpikir siswa kelas II yang termasuk ke dalam level 0 yaitu visualisasi. Tujuannya adalah mengarahkan siswa untuk mengeksplorasi benda-benda berbentuk bangun datar sederhana di sekitar siswa dengan mengamati dan merasakan sendiri bentuk benda tersebut. hal tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam menyusun RPP menggunakan lima fase van Hiele yaitu: 1) fase informasi, 2) fase orientasi langsung, 3) fase penjelasan, 4) fase orientasi bebas, dan 5) fase integrasi.
2.4
Pertanyaan Penelitian
2.4.1
Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar?
2.4.2
Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri model van Hiele dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
BAB III METODE PENELITIAN Bab III ini terdiri dari enam bagian. Enam bagian tersebut akan membahas jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, instrumen penelitian teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan atau biasa
disebut R&D (Research and Development). Penelitian pengembangan (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010: 407). Pengertian penelitian pengembangan lain juga diungkapkan oleh Sukmadinata (2011: 164), yaitu suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang proses atau langkah-langkahnya bertujuan untuk menghasilkan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2011: 298) penelitian R&D memiliki 10 langkah yang terdiri dari: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi masal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Desain Produk
Validasi Desain
Uji coba pemakaian
Revisi Produk
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Revisi Produk
Produksi Masal
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan menurut Sugiyono 3.2
Setting Penelitian
3.2.1
Tempat Penelitian Tempat penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah SD Negeri Sendangadi 2. Sekolah tersebut terletak di Tegalturi, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri Sendangadi merupakan sekolah inklusi yang memiliki beberapa siswa berkebutuhan khusus.
3.2.2
Waktu Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan Mei 2015 sampai Februari 2016. Tahap pelaksanaan penelitian dideskripsikan pada jadwal penelitian.
3.2.3
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II di SD Negeri Sendangadi 2. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas II. Adapun siswa di kelas ini berjumlah 14 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2.4
35
Objek Penelitian Objek penelitian berupa pengembangan produk prototipe perangkat pembelajaran geometri menggunakan model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran matematika materi bangun datar sederhana.
3.3
Rancangan Penelitian Sugiyono (2011: 298) menguraikan 10 langkah penelitian R&D yang
terdiri dari: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10) produksi massal. 3.3.1
Potensi dan Masalah Penelitian dapat dilakukan berdasarkan adanya
potensi dan masalah.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang diungkapkan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data yang empirik. 3.3.2
Pengumpulan data Langkah selanjutnya setelah mengetahui potensi dan masalah yaitu mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Metode yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang akan dicapai.
3.3.3
Desain Produk Desain produk penelitian dan pengembangan berupa desain produk baru yang disesuaikan dengan kesulitan yang dialami siswa dan kebutuhan guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
dalam pembelajaran geometri yang telah diketahui sebelumnya. Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS dan penilaian. Penilaian yang didesain berupa rubrik penilaian proses pembelajaran dan penilaian soal evaluasi. 3.3.4
Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang. Setiap pakar atau tenaga ahli diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.
3.3.5
Revisi Desain Langkah selanjutnya setelah desain produk divaidasi oleh pakar atau para ahli, maka kelemahannya akan dapat diketahui. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Orang yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang akan menghasilkan produk tersebut.
3.3.6
Uji Coba Produk Desain yang telah direvisi kemudian diujicobakan pada kelompok yang terbatas. Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi keefektifan dan keefisiensian metode mengajar yang baru dan metode mengajar yang lama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3.7
37
Revisi Produk Revisi produk dilakukan agar produk yang telah dibuat dapat benar-benar teruji baik untuk digunakan. Revisi perlu terus dilakukan jika produk masih memiliki kelemahan dan kekurangan.
3.3.8
Uji Coba Pemakaian Produk dapat diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas apabila pengujian produk dan telah direvisi. Penerapan produk tersebut masih tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
3.3.9
Revisi Produk Revisi produk perlu dilakukan apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Revisi pada tahap ini merupakan revisi tahap akhir untuk menyempurnakan dan membuat produk baru lagi.
3.3.10 Produksi Massal Pembuatan produk masal dillakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Pembuatan produk masal dapat diterapkan pada pembelajaran selanjutnya. 3.4
Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti menerapkan prosedur penelitian pengembangan menurut Sugiyono, namun langkah prosedur yang diterapkan hanya sampai pada tahap uji coba produk. Peneliti melakukan langkah-langkah pengembangan dengan penjabaran sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.4.1
38
Potensi dan masalah Peneliti mencari potensi dan masalah di SD Negeri Sendangadi 2 menggunakan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan mengobservasi pembelajaran matematika materi bangun datar sederhana di kelas II.
3.4.2
Pengumpulan data Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket pra-penelitian kepada 2 guru kelas II di SD Negeri Sendangadi 2 dan SD Negeri Gunungpring 3. Peneliti juga menyebarkan angket kepada siswa kelas III di SD Negeri Sendangadi 2 pada awal semester ganjil. Angket disebarkan kepada siswa kelas III pada awal semester ganjil karena siswa telah mengalami pembelajaran materi bangun datar sederhana saat di kelas II. Data yang diperoleh akan digunakan peneliti untuk mengetahui kesulitan siswa dan membantu menentukan kebutuhan guru dalam pembelajaran geometri agar dapat menjadi acuan untuk merancang produk prototipe berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori van Hiele.
3.4.3
Desain produk Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk kelas II SD. Prototipe terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama: a) tentang kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, b) lima fase dalam pembelajaran van Hiele, c) proses pembelajaran menggunakan van Hiele. Bagian kedua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
berisi silabus dan 3 RPP tentang materi bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran. Bagian ketiga berisi LKS untuk pembelajaran 1 materi segitiga, pembelajaran 2 materi persegi dan persegi panjang, dan pembelajaran 3 materi lingkaran. 3.4.4
Validasi desain Produk divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika dan 1 guru kelas II. Validasi desain dilakukan dosen ahli dan guru dengan memberi skor pada lembar validasi yang memuat pernyataan tentang produk yang dibuat.
3.4.5
Revisi desain Revisi dilakukan apabila mendapatkan kritik dan saran dari hasil validasi oleh dosen ahli dan guru kelas II. Kekurangan tersebut selanjutnya direvisi oleh peneliti sesuai dengan masukan dari 1 dosen ahli dan 1 guru kelas tersebut. Revisi desain produk tersebut bertujuan agar produk yang dibuat menjadi lebih berkualitas.
3.4.6
Uji coba produk Peneliti melakukan uji coba produk terbatas di kelas II SD Negeri Sendangadi 2. Uji coba produk tersebut bertujuan untuk memperkuat keyakinan peneliti bahwa perangkat pembelajaran yang dibuat layak untuk digunakan di sekolah.
3.5
Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpulan data
dalam suatu penelitian, sehingga skala pengukuran instrumen dapat menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data (Siregar, 2010: 138). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
angket pra-penelitian, lembar validasi angket pra-penelitian, lembar validasi produk, dan instrumen tes fase van Hiele. 3.5.1
Lembar Observasi Peneliti melakukan observasi dengan menggunakan instrumen penelitian
berupa lembar observasi sebagai pedoman dalam melakukan observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mencatat cara guru dalam mengajarkan materi bangun datar sederhana dan kesulitan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 1.1. Adapun kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi
3.5.2
No
Aspek
Pernyataan
1.
Media yang digunakan
Penggunaan media dalam pembelajaran
2.
Metode yang diterapkan
Penerapan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
3.
Model yang diterapkan
Penerapan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
4.
Kesulitan siswa
Kesulitan yang sering muncul pada siswa.
Angket pra-penelitian Angket pra-penelitian diberikan kepada guru dan siswa. Berikut ini adalah
angket pra penelitian yang diberikan kepada guru dan siswa: 3.5.2.1 Angket pra-penelitian untuk guru Angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada 2 guru kelas II. Angket tersebut diberikan untuk mengetahui cara dan permasalahan guru dalam mengajarkan materi bangun datar sederhana. Angket pra-penelitian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
digunakan peneliti dapat dilihat pada lampiran 2.1. Adapun kisi-kisi angket prapenelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Guru Aspek 1.
No Item
Cara guru mengajarkan bangun datar kepada anak: a. Segitiga b. Segiempat c. Lingkaran
Pertanyaan 1. 2. 3.
1-4
4.
5.
2.
Cara guru mengajarkan unsurunsur bangun datar: a. Segitiga b. Segiempat c. Lingkaran
6.
7. 5-8
8.
9.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan macammacam bentuk bangun datar? Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat pembelajaran macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami unsur-unsur bangun datar? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami unsur-unsur bangun datar? Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan unsur-unsur bangun datar? Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat pembelajaran unsur-unsur bangun datar?
3.5.2.2 Angket pra-penelitian untuk siswa Angket pra-penelitian untuk siswa diberikan kepada siswa kelas II. Angket tersebut diberikan untuk mengetahui pemahaman siswa akan materi bangun datar sederhana dan materi bangun datar sederhana yang sulit dipahami oleh siswa. Angket pra-penelitian untuk siswa yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 2.3. Adapun isi-kisi angket pra-penelitian untuk siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian untuk Siswa No 1.
Aspek Manfaat mempelajari geometri bagi anak :
Nomor item 1-2
Pernyataan
1. Mengetahui macam-macam bentuk segitiga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Macam-macam bentuk bangun datar: a. Segitiga
2. Mengetahui macam-macam
2.
b.
Segiempat
3-5
c.
Lingkaran
6
Unsur-unsur yang ada pada bangun datar: a. Segitiga
b.
c.
3.5.3
bentuk segiempat.
3. Mengetahui bentuk lingkaran. 4.
Mengetahui unsur-unsur yang ada pada bangun datar segitiga.
5.
Mengetahui unsur-unsur yang ada pada bangun datar segiempat.
6.
Mengetahui unsur-unsur yang ada pada bangun datar lingkaran.
7-8
Segiempat
9-11
Lingkaran
12-13
Lembar validasi angket pra-penelitian Lembar validasi angket pra-penelitian untuk guru dan siswa diberikan
kepada dosen ahli matematika. Lembar validasi berisi komponen penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan atau kesesuaian instrumen yang akan digunakan. 3.5.3.1 Lembar validasi angket pra-penelitian guru oleh dosen ahli Angket pra-penelitian untuk guru kelas II divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika dengan memberikan skor pada lembar validasi. Lembar validasi angket pra-penelitian guru untuk dosen ahli yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 3.1. Adapun kisi-kisi lembar validasi angket pra-penelitian guru untuk dosenahli dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru untuk Dosen Ahli No 1.
Aspek
Nomor item
Bahasa
Pernyataan a.
Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b.
Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Pertanyaan
2
43
c.
Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian.
a.
Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui metode yang digunakan guru dalam mengajarkan tentang macam-macam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar.
b.
Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang digunakan guru dalam mengajarkan macammacam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar.
c.
Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang digunakan guru dalam mengajarkan macammacam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar.
d.
Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mempelajari macam-macam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar.
3.5.3.2 Lembar validasi angket pra-penelitian siswa untuk dosen ahli Angket pra-penelitian untuk siswa kelas II divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika dengan memberikan skor pada lembar validasi. Lembar validasi angket pra-penelitian siswa untuk dosen ahli yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 3.3. Adapun kisi-kisi adalah lembar validasi angket prapenelitian siswa untuk dosen ahli dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa untuk Dosen Ahli No 1.
Aspek
Nomor item
Bahasa
1
Pernyataan a.
Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b.
Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa.
c.
Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Pertanyaan
a.
Pernyataan yang diajukan berkaitan dengan pemahaman anak tentang macam-macam bentuk bangun datar: - Segitiga - Segiempat - Lingkaran
b.
Pernyataan yang diajukan berkaitan dengan pemahaman anak tentang unsur-unsur yang ada pada bangun datar: - Segitiga - Segiempat - Lingkaran
2
3.5.4
44
Lembar validasi produk Lembar validasi yang digunakan yaitu lembar validasi prototipe perangkat
pembelajaran yang berupa bahan ajar, RPP, dan LKS. Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi produk awal yang telah didesain. Lembar validasi diberikan kepada 1 dosen ahli matematika dan 1 guru kelas II. Lembar validasi ini berisi komponen penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kualitas dan kekurangan produk yang dibuat. 3.5.4.1 Lembar validasi produk untuk dosen ahli Lembar validasi produk untuk dosen ahli diberikan kepada 1 dosen ahli matematika. Lembar validasi produk untuk dosen ahli yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 4.1. Adapun kisi-kisi lembar validasi produk untuk dosen ahli dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk untuk Dosen Ahli No 1.
Aspek
Nomor item
Bahasa
Pernyataan a.
Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
b.
Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
3
Format Penulisan Prototipe
45
a.
Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan buku.
b.
Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele.
a.
Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele.
b.
Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 3 RPP materi pembelajaran bangun datar sederhana untuk kelas II.
c.
Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang segitiga (sama sisi, sama kaki, siku-siku, sembarang), segi empat (persegi, persegi panjang), dan lingkaran sesuai dengan tahap operasional konkret siswa.
d.
Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar segitiga (sama sisi, sama kaki, siku-siku, sembarang), segi empat (persegi, persegi panjang), dan lingkaran sehinga membantu siswa memahami konsep geometri.
e.
Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep bangun datar.
2
Isi
3
3.5.4.2 Lembar validasi produk untuk guru Lembar validasi produk untuk guru diberikan kepada 1 guru kelas II. Lembar validasi produk untuk guru yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran 4.3. Adapun kisi-kisi lembar validasi produk untuk guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.7 Kisi-kisi Lembar Validasi Produk untuk Guru No
Aspek
1.
Indikator
2.
Materi
3.
Apersepsi
4.
Fase Informasi
Nomor item 1
Pernyataan Kesesuaian indikator dengan KD.
2
Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang).
3
Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang). a.
Berisi tentang materi bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang).
b.
Memuat bahasa yang sederhana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
c.
Memuat pengantar tentang bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang) secara kontekstual.
a.
Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang segi empat (persegi dan persegi panjang).
b.
Memuat tugas/aktivitas sederhana.
a.
Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri.
b.
Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat.
a.
Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang).
b.
Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep segi empat dengan kehidupan sehari-hari.
a.
Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) dari keseluruhan kegiatan.
b.
Memuat soal evaluasi tentang materi segi empat (persegi dan persegi panjang).
c.
Memuat aktivitas siswa untuk mengintegrasikan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk refleksi yang imajinatif.
a.
Konteksual
b.
Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa.
c.
Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) memudahkan siswa untuk megimajinasikan/membayangkan benda tersebut.
d.
Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep segi empat (persegi dan persegi panjang) kepada siswa.
4
Fase Orientasi Langsung
Fase Penjelasan
Fase Orientasi Bebas
Fase Integrasi
5.
6.
Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam mengajarkan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) secara:
4
4
4
4
5
RPP 6
RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guru-guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.5.5
47
Instrumen tes untuk fase van Hiele Instrumen ini berupa tes ini digunakan untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap model pembelajaran van Hiele. 3.5.5.1 Fase informasi Tabel 3.8 Instrumen Tes Fase Informasi Kegiatan
Soal atau perintah
Memahami isi lagu “Segi Empat”
Jawablah pertanyaan tentang lagu “Segi Empat” di bawah ini!
Mengamati benda berbentuk segi empat (ubin, meja, kertas HVS) yang ditunjukkan guru.
Amatilah berbagai macam benda berbentuk segiempat yang ditunjukkan gurumu!
Instrumen pada fase informasi ini menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika melaksanakan perintah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. Siswa dikatakan tidak tercapai jika tidak melaksanakan perintah sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh guru. 3.5.5.2 Fase orientasi langsung Tabel 3.9 Instrumen Tes Fase Orientasi Langsung Kegiatan
Observasi
Soal atau perintah Bergabunglah bersama anggota kelompokmu dan coba carilah benda-benda berbentuk persegi maupun persegi panjang yang ada di dalam dan di luar kelas! Kemudian, catatlah nama benda tersebut pada tabel di bawah ini! (waktu 15 menit)
Instrumen pada fase orientasi langsung ini menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika mampu menyebutkan minimal 10 benda dengan benar. Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dikatakan tidak tercapai jika belum mampu menyebutkan minimal 10 benda dengan benar. 3.5.5.3 Fase penjelasan Tabel 3.10 Instrumen Tes Fase Penjelasan Kegiatan
Soal atau perintah Sampaikan hasil pengamatan benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang yang telah kelompokmu temukan!
Presentasi
Instrumen pada fase penjelasan ini menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dapat dikatakan tercapai jika siswa mampu menyampaikan hasil pengamatannya dengan baik dan benar. Siswa dikatakan tidak tercapai jika belum mampu menyampaikan hasil pengamatannya dengan baik dan benar. 3.5.5.4 Instrumen fase orientasi bebas Tabel 3.11 Instrumen Tes Fase Orientasi Bebas Kegiatan Menyusun puzzle persegi panjang.
persegi
Menggambar dan mewarnai
Soal atau perintah dan
Susunlah puzzle dari korek api, sedotan, dan lidi yang dibagikan gurumu menjadi 3 buah bentuk persegi dan 3 buah bentuk persegi panjang! Gambarlah sebuah rumah impianmu masing-masing di lembar kerja yang telah dibagikan gurumu! Kemudian warnailah!
Instrumen pada fase orientasi bebas ini menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai” Siswa dikatakan tercapai jika siswa dalam kelompok mampu menyusun 6 buah puzzle persegi dan persegi panjang dengan rapi pada kegiatan menyusun puzzle persegi dan persegi panjang dan siswa secara individu mampu menggambar sesuai dengan perintah yang diberikan. Siswa dikatakan tidak tercapai jika siswa siswa dalam kelompok belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
mampu menyusun 6 buah puzzle persegi dan persegi panjang dengan rapi pada kegiatan menyusun puzzle persegi dan persegi panjang dan siswa secara individu belum mampu menggambar sesuai dengan perintah yang diberikan. 3.5.5.5 Fase integrasi Tabel 3.12 Instrumen Tes Fase Integrasi Kegiatan
Soal atau perintah
Mengerjakan soal evaluasi
Jawablah soal-soal di bawah ini dengan tepat!
Merangkum
Tuliskan dalam buku tulis kalian masing-masing rangkuman materi yang telah kita pelajari hari ini!
Refleksi
Jawablah pertanyaan refleksi tentang pembelajaran hari ini di lembar refleksi yang tersedia!
Instrumen pada fase integrasi ini menggunakan kategori penilaian sebagai berikut: “Tercapai” dan “Tidak Tercapai”. Siswa dikatakan tercapai jika seluruh siswa mampu mendapatkan nilai rata-rata kelas mencapai KKM nilai rata-rata kelas pada mata pelajaran matematika di kelas II SD Negeri Sendangadi yaitu ≥60 pada kegiatan mengerjakan soal evaluasi, siswa mampu merangkum materi dengan benar pada kegiatan merangkum materi, dan siswa mampu menuliskan refleksi sesuai dengan pertanyaan refleksi. Siswa dikatakan tidak tercapai jika seluruh siswa belum mampu mencapai nilai rata-rata kelas ≥ 60 pada kegiatan mengerjakan soal evaluasi, belum mampu merangkum materi dengan benar pada kegiatan merangkum materi, dan belum mampu menuliskan refleksi sesuai dengan pertanyaan refleksi. 3.6
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi dan penyebaran angket. Berikut ini adalah penjelasan dari masingmasing teknik pengumpulan data tersebut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.6.1
50
Observasi Observasi
atau
pengamatan
merupakan
suatu
teknik
atau
cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2011: 220). Peneliti menggunakan jenis observasi secara terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2012: 146). 3.6.2
Angket Kuesioner/ angket merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden) (Sukmadinata, 2011: 219). Peneliti memberikan angket pra-penelitian kepada dua responden yaitu guru dan siswa. Angket ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap macam-macam bentuk maupun unsur-unsur yang ada pada bangun datar sederhana. 3.6.3
Tes Anastari (dalam Sugiyono, 2015: 208) menyatakan bahwa tes merupakan
pengukuran yang objektif dan standar. Cronbach (dalam Sugiyono, 2015: 208) menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna mengobservasi dan memberi deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan bantuan skala numerik atau suatu sistem kategoris. 3.7
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yang berupa data kualitatif
dan kuantitatif. Teknik tersebut dilakukan dengan mengolah data yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
dari responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif oleh peneliti. 3.7.1
Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, angket pra-penelitian guru yang disebarkan dan hasil uji coba perangkat pembelajaran ke-2 dengan materi persegi dan persegi panjang. Data hasil observasi dianalisis dengan merekap masalah yang tampak dalam pembelajaran. data hasil uji coba dianalisis dengan membahas dokumentasi foto tiap fase selama proses pembelajaran berlangsung. 3.7.2
Data kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh peneliti berupa penghitungan data hasil angket pra-penelitian siswa dan hasil validasi produk dari 1 dosen ahli dan 1 guru kelas. Angket pra-penelitian dan validasi produk dianalisis dengan cara menghitung rata-rata skor kemudian disesuaikan dengan interval pada tabel kriteria penilaian produk. Adapun kriteria penilaian produk yang digunakan menurut Widoyoko (2012: 144) adalah sebagai berikut: Tabel 3.13 Kriteria Penilaian Produk Interval Tingkat Pencapaian 3,25 < M < 4,00 2,50 < M < 3,25 1,75 < M < 2,50 0,00 < M < 1,75
Kualifikasi Sangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik
Penghitungan hasil validasi produk dilakukan dengan cara skor tiap item pada lembar validasi produk dijumlahkan lalu dirata-rata. Skor rata-rata selanjutnya disesuaikan dengan interval pada tabel kriteria penilaian produk untuk menentukan revisi atau tidak terhadap produk yang dikembangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8
Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Bulan Mei
1.
Observasi pembelajaran Pembuatan
2.
angket
pra-
penelitian 3.
4.
5. 6. 7. 8.
9.
Penyebaran angket prapenelitian Penyusunan proposal penelitian Penyusunan produk Uji coba produk dan Pengolahan data Penyusunan laporan penelitian Ujian skripsi
10 Revisi skripsi .
52
Jun
Jul
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian tentang hasil penelitian yang terdiri dari: 1) penjelasan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar dan 2) deskripsi kualitas prototipe perangkat pembelajaran model van Hiele dapat membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana dan pembahasan. 4.1
Hasil Penelitian Hasil penelitian pengembangan ini peneliti lakukan dengan menerapkan
prosedur pengembangan menurut Sugiyono namun hanya sampai pada tahap uji coba produk terbatas. 4.1.1
Penjelasan Proses Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar
4.1.1.1 Potensi dan masalah Potensi yang peneliti temukan adalah tentang materi geometri penting untuk siswa kelas II. Pembelajaran geometri dapat membantu pemahaman konsep anak tentang macam & unsur bangun datar sederhana yang merupakan bagian dari materi geometri. Selain itu, pembelajaran geometri dapat melatih siswa untuk mengembangkan kecerdasan matematis logis dan ruang visual. Masalah yang peneliti lihat pada saat peneliti melakukan Probaling II di SD Negeri Sendangadi 2 yaitu saat peneliti melakukan observasi di kelas II pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
hari Selasa tanggal 5 Mei 2015 dan Kamis tanggal 7 Mei 2015. Peneliti melihat jika siswa mengalami kesulitan memahami macam dan unsur bangun datar sederhana. Adapun hasil observasinya dapat dilihat pada lampiran 1.2 dan 1.3. Berikut ini adalah hasil rekapan observasi pembelajaran I dan II: Tabel 4.1 Rekapan Hasil Observasi Pembelajaran Sekolah / Kelas
: SD Negeri Sendangadi 2
Hari/ Tanggal
: Selasa, 5 Mei 2015 dan Kamis, 7 Mei 2015
Materi
: - Mengenal bangun datar segitiga - Mengenal bangun datar segi empat dan lingkaran
No
Aspek yang diamati media
Deskripsi Hasil Pengamatan
1.
Penggunaan pembelajaran
dalam
Pembelajaran I: tidak menggunakan media Pembelajaran II: benda-benda di dalam kelas.
2.
Penerapan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Pembelajaran I: ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Pembelajaran II: ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas.
3.
Penerapan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
Pembelajaran I: konvensional Pembelajaran II: kontekstual namun belum begitu maksimal.
4.
Kesulitan yang muncul pada siswa.
Pembelajaran I: siswa masih kesulitan membedakan macam-macam bentuk segitiga dan namanya. Pembelajaran II: siswa masih kesulitan membedakan dan memahami sudut dan sisi persegi dan persegi panjang.
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kurang memaksimalkan penggunaan media dalam menjelaskan materi dan siswa kurang diberi kesempatan untuk mengeksplorasi media tersebut. Pengajaran yang dilakukan guru kelas II tersebut hanya dominan menjelaskan materi melalui metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Guru kurang menggali pengetahuan siswa dan guru hanya dominan menjelaskan materi sedangkan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
hanya banyak mendengarkan. Tugas yang diberikan kepada siswa hanya berupa soal-soal latihan dan kemudian membahasnya bersama-sama. Guru juga tidak menerapkan model pembelajaran tertentu dalam mengajarkan materi, guru hanya menerapkan pembelajaran yang konvensional dan saat pembelajaran yang tampak seperti menerapkan model pembelajaran kontekstual, penerapannya tersebut pun kurang maksimal. Masalah tampak pada beberapa siswa yang mengalami kesulitan memahami macam-macam bentuk bangun datar dan unsur-unsur bangun datar. Siswa masih bingung dalam membedakan macam-macam bentuk segitiga dan namanya saat mempelajari materi segitiga. Siswa juga masih kesulitan membedakan dan memahami sudut dan sisi persegi dan persegi panjang saat mempelajari materi segi empat. 4.1.1.2 Pengumpulan data Instrumen pra-penelitian untuk guru dan siswa divalidasi oleh 1 validator dengan latar belakang seorang dosen matematika. Hasil skor rata-rata validasi angket pra-penelitian untuk guru adalah 2,90 dengan kategori baik. Hasil skor rata-rata validasi angket pra-penelitian untuk siswa adalah 3,00 dengan kategori baik. Berdasakan hasil hasil skor rata-rata validasi angket pra-penelitian yang menunjukkan kategori baik tersebut maka instrumen tersebut layak untuk dibagikan kepada guru dan siswa. Angket pra-penelitian tersebut peneliti susun untuk memperkuat pengamatan peneliti pada saat kegiatan Probaling yakni pengamatan pembelajaran matematika tentang materi mengenal macam dan unsur bangun datar sederhana. Kisi-kisi untuk pertanyaan angket untuk guru berkaitan dengan cara guru mengajarkan materi bangun datar sederhana di kelas II berupa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
10 pertanyaan, sedangkan kisi-kisi untuk pernyataan angket untuk siswa berkaitan dengan materi macam dan unsur bangun datar sederhana di kelas II berupa 13 pernyataan. 4.1.1.2.1
Hasil angket pra-penelitian untuk guru
Angket pra-penelitian untuk guru diberikan kepada 2 orang guru kelas II di SD Negeri Sendangadi 2 dan di SD Negeri Gunungpring 3 pada tanggal 28 Juli 2015. Hasil angket pra-penelitian untuk guru dapat dilihat pada lampiran 2.2. Berikut ini adalah rekapan hasil angket pra-penelitian: Tabel 4.2 Rekapan Hasil Angket oleh Guru No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jawaban
Pertanyaan Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami macammacam bentuk bangun datar?
Guru 1: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Guru 2: ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan macam-macam bentuk bangun datar?
Guru 1: kontekstual Guru 2: kontekstual
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa pada materi macam-macam bentuk bangun datar? Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat pembelajaran macam-macam bentuk bangun datar?
Guru 1: 70% Guru 2: 75%.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami unsur-unsur bangun datar? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami unsur-unsur bangun datar? Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan unsur-unsur bangun datar?
Guru 1: ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. Guru 2: demonstrasi dan tanya jawab.
Guru 1: benda-benda berbentuk bangun datar di sekitar siswa. Guru 2: gambar dan alat peraga berbentuk bangun datar.
Guru 1: Jika disuruh menggambarkannya, masih ada yang belum bisa menggambarkannya dengan rapi. Guru 2: Cara membentuk bangun datar belum simetris.
Guru 1: kontekstual Guru 2: kontekstual
Guru 1: gambar atau benda konkret Guru 2: benda-benda konkret berbentuk bangun datar di sekitar anak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
9.
Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa pada materi unsur-unsur bangun datar?
Guru 1: 70% Guru 2: 75%.
10.
Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat pembelajaran unsur-unsur bangun datar?
Guru 1: Belum bisa membedakan atau menentukan sudut dan sisinya. Guru 2: Masih ada sebagian kecil siswa yang masih bingung membedakan sisi dan sudut.
Berdasarkan tabel 4.2 tersebut, data yang diperoleh peneliti dari 2 guru kelas II khususnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan materi geometri adalah metode ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. Model pembelajaran yang diterapkan yaitu model pembelajaran kontekstual. Kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mempelajari macammacam dan unsur bangun datar adalah siswa masih kesulitan membedakan macam-macam bentuk segitiga maupun segiempat, siswa juga belum bisa membentuk/menggambarkan bangun datar secara simetris, dan masih ada beberapa siswa yang kesulitan membedakan sisi dan sudut bangun datar. 4.1.1.2.2
Hasil angket pra-penelitian untuk siswa
Angket pra-penelitian untuk siswa diberikan kepada siswa kelas III di SD Negeri Sendangadi 2 dengan jumlah 23 siswa pada tanggal 28 Juli 2015. Angket pra-penelitian diberikan kepada siswa kelas III karena siswa tersebut sebelumnya sudah mengikuti pembelajaran materi bangun datar sederhana di kelas II pada semester genap. Contoh pengisian angket prapenelitian dapat dilihat pada pada lampiran 2.4. Berikut ini adalah rekapan hasil angket pra-penelitian yang diberikan kepada siswa: Tabel 4.3 Persentase Ketidaktercapaian Angket Pra-Penelitian Siswa No
Pernyataan
Persentase Ketidaktercapaian
1.
Macam-macam segitiga ada 4 yaitu segitiga sama kaki, sama sisi,
48%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
siku-siku, dan sembarang. Gambar-gambar berikut adalah macam-macam bentuk segitiga:
13%
Persegi dan persegi panjang adalah segi empat.
30%
Gambar berikut ini adalah persegi:
9%
Gambar berikut ini adalah persegi panjang:
9%
Gambar berikut ini adalah lingkaran:
9%
Segitiga memiliki 3 buah sisi.
13%
Segitiga memiliki 3 sudut.
13%
Segiempat berikut ini memiliki 4 sisi:
4%
Persegi memiliki 4 sudut.
13%
Persegi panjang memiliki 4 sudut.
4%
Lingkaran hanya memiliki 1 sisi.
43%
Lingkaran memiliki sudut.
39%
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
10. 11. 12. 13.
Tabel 4.4 Presentase Ketidaktercapaian Kisi-Kisi Angket Pra-Penelitian Siswa No
Indikator pernyataan
1.
Mengetahui macam-macam bentuk segitiga.
2.
Mengetahui macam-macam bentuk segiempat.
3. 4.
5.
Mengetahui bentuk lingkaran.
Nomor Item 1-2
Persentase Ketidaktercapaian 23 %
16 % 3-5 6
8% 13 %
Mengetahui unsur-unsur yang ada pada bangun datar segitiga.
7-8
Mengetahui unsur-unsur yang ada pada bangun datar segiempat.
9-11
7%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Mengetahui unsur-unsur yang ada pada bangun datar lingkaran.
59
41 % 12-13
Berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 dapat diketahui bahwa 4 item yang memiliki persentase ketidaktercapaian terbesar adalah item nomor 1, 3, 12, dan 13. Item nomor 1 memiliki persentase 48% dengan indikator mengetahui macam-macam segitiga karena dari jumlah keseluruhan 23 siswa, terdapat 11 siswa yang menjawab salah. Item nomor 3 memiliki persentase 30% dengan indikator mengetahui macam-macam bentuk segiempat karena terdapat 7 siswa yang menjawab salah. Item nomor 12 memiliki persentase 43% dengan indikator mengetahui unsur-unsur (sisi) bangun datar lingkaran karena terdapat 10 siswa yang menjawab salah. Item nomor 13 memiliki persentase 39% dengan indikator mengetahui unsur-unsur (sudut) bangun datar lingkaran. Berdasarkan 4 item yang memiliki persentase kasalahan terbesar tersebut, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran yang memuat materi pada
indikator 4 item
tersebut. Materi tersebut adalah: 1) mengenal macam-macam segitiga, 2) mengenal macam-macam segiempat, dan 3) mengenal unsur-unsur lingkaran. 4.1.1.3 Desain produk Berdasarkan hasil observasi dan angket, peneliti merancang prototipe perangkat pembelajaran yang berjudul “Prototipe Perangkat Pembelajaran Geometri Bangun Datar Sederhana berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar”. Prototipe terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama terdiri dari: a) kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan van Hiele, b) lima fase model pembelajaran van Hiele, dan c) penerapan model pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
van Hiele. Bagian kedua berisi silabus dan 3 RPP tentang materi bangun datar segitiga, persegi, persegi panjang, dan lingkaran. Bagian ketiga berisi LKS untuk pembelajaran 1 tentang materi segitiga, pembelajaran 2 tentang materi persegi dan persegi panjang, dan pembelajaran 3 tentang materi lingkaran. 4.1.1.3.1
Bagian pertama
Bagian pertama ini merupakan pendahuluan untuk mengantarkan para pembaca prototipe untuk mengetahui dam memahami teori pembelajaran van Hiele. Bagian pertama terdiri dari 3 sub judul, yaitu: 1) Kekhasan tingkat berpikir dalam belajar geometri berdasarkan teori van Hiele, yaitu: yaitu: level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (ketepatan). 2) Lima fase dalam model pembelajaran van Hiele, yaitu: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi. 3) Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran van Hiele, menjelaskan tentang uraian langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan yang dilengkapi dengan materi dan foto atau gambar media yang digunakan dalam pembelajaran. 4.1.1.3.2
Bagian kedua
Bagian kedua terdiri dari silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang digunakan dalam pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana (segitiga, segi empat (persegi dan persegi panjang), dan lingkaran) untuk kelas II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
1) Silabus Silabus disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas bawah yang menggunakan pendekatan tematik. Silabus yang dibuat memuat rincian kegiatan inti pembelajaran selama 3 pembelajaran. Kegiatan inti pada setiap pembelajaran dalam silabus ini menunjukkan fase-fase dalam model pembelajaran van Hiele pada mata pelajaran Matematika yang dikaitkan dengan mata pelajaran SBK dan IPA. 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP disusun dengan menerapkan 5 fase model pembelajaran van Hiele yang terdiri dari: 1) fase informasi, 2) orientasi langsung, 3) penjelasan, 4) orientasi bebas, dan 5) integrasi dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran. RPP terdiri dari 3 pembelajaran. RPP pembelajaran 1 tentang materi macam-macam segitiga yang dikaitkan dengan materi seni rupa dalam mata pelajaran SBK. RPP pembelajaran 2 tentang materi segi empat (persegi dan persegi panjang) yang dikaitkan dengan materi seni rupa dalam mata pelajaran SBK. RPP pembelajaran 3 tentang materi unsur lingkaran yang dikaitkan dengan materi kegunaan panas dan cahaya matahari dalam mata pelajaran IPA. RPP yang dikembangkan memiliki komponen identitas, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, model/ pendekatan/ metode pembelajaran, media/ alat/ sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.1.3.3
62
Bagian ketiga
Bagian ketiga ini berisikan tentang Lembar Kerja Siswa (LKS) dan lampiran soal evaluasi pada setiap pembelajaran. Setiap kegiatan siswa di LKS disesuaikan dengan kegiatan yang mengacu pada 5 fase van Hiele. LKS terdiri dari 3 pembelajaran, yaitu: pembelajaran 1 tentang materi macam-macam segitiga, pembelajaran 2 tentang materi segi empat (persegi dan persegi panjang), pembelajaran 3 tentang materi unsur lingkaran. 4.1.1.4 Validasi desain Prototipe sudah divalidasi oleh 1 dosen ahli matematika dan 1 guru kelas II. Hasil validasi produk oleh dosen ahli dapat dilihat pada lampiran 4.2. Berikut ini adalah rekapan hasil validasi produk oleh dosen ahli: Tabel 4.5 Rekapan Hasil Validasi Produk oleh Dosen Ahli No.
Item yang dinilai Bahasa a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
Skor
4
1. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa.
4
Format Penulisan Prototipe e. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan buku.
4
2. f.
3.
Menggunakan kepustakaan sesuai dengan teori van Hiele.
yang 4
Isi f. g.
Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele.
4
Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 3 RPP materi pembelajaran bangun datar sederhana untuk kelas II.
4
Saran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
h.
i.
j.
Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang segitiga (sama sisi, sama kaki, siku-siku, sembarang), segi empat (persegi, persegi panjang), dan lingkaran sesuai dengan tahap operasional konkret siswa.
4
Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar segitiga (sama sisi, sama kaki, siku-siku, sembarang), segi empat (persegi, persegi panjang), dan lingkaran sehinga membantu siswa memahami konsep geometri. Memuat rubrik penilaian mengetahui pemahaman tentang konsep bangun datar.
63
4
untuk siswa
4
Total Skor
36
Penghitungan rata-rata skor validasi: Rata-rata skor validasi = = = 4,00 Jumlah rata-rata skor validasi produk oleh dosen ahli adalah 4,00. Hasil penghitungan rata-rata skor tersebut berdasarkan kriteria penilaian produk menurut Widoyoko menunjukkan interval tingkat pencapaian dengan kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa produk berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri yang telah dikembangkan termasuk ke dalam kategori sangat baik sehingga produk tersebut layak untuk diujicobakan. 4.1.1.4.1
Hasil validasi produk oleh guru kelas II
Berikut ini adalah rekapan hasil validasi produk oleh guru: Tabel 4.6 Rekapan Hasil Validasi Produk oleh Guru No.
Item yang dinilai
1.
Kesesuaian indikator dengan KD.
2.
Materi sesuai dengan pokok bahasan
Skor 4 4
Komentar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang). 3.
Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang).
4
Kegiatan inti memuat : Fase Informasi d. Berisi tentang materi bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang). 4.
e.
Memuat bahasa yang sederhana.
f.
Memuat pengantar tentang bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang) secara kontekstual.
Fase Orientasi Langsung c. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang segi empat (persegi dan persegi panjang). d.
Memuat tugas/aktivitas sederhana.
Fase Penjelasan c. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. d.
Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat.
Fase Orientasi Bebas c. Memuat tugas yang lebih kompleks sesuai dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang). d.
Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep segi empat dengan kehidupan sehari-hari.
Fase Integrasi d. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) dari keseluruhan kegiatan. e.
Memuat soal evaluasi tentang materi segi empat (persegi dan persegi panjang).
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
4
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f.
5.
3
Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam mengajarkan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) secara : e.
Konteksual
f.
Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa.
g.
h.
6.
Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk refleksi yang imajinatif.
65
4
Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) memudahkan siswa untuk megimajinasikan/membayangkan benda tersebut. Kelima fase van Hiele memudahkan guru untuk mengajarkan konsep segi empat (persegi dan persegi panjang) kepada siswa.
RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guruguru. Total Skor
3
3
3
Meski fase van Hiele memudahkan guru perlu diperhatikan SDM dari siswa.
4
70
Penghitungan rata-rata skor validasi: Rata-rata skor validasi = = = 3,50 Jumlah rata-rata skor validasi produk oleh guru kelas II adalah 3,50. Hasil penghitungan rata-rata skor tersebut berdasarkan kriteria penilaian produk menurut Widoyoko menunjukkan interval tingkat pencapaian dengan kualifikasi sangat baik. Hal tersebut membuktikan bahwa produk berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri yang telah dikembangkan termasuk ke dalam kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
sangat baik sehingga produk tersebut layak untuk digunakan dalam pembelajaran geometri di sekolah. Tabel 4.7 Rata-rata Skor Validasi Validator I
4,00
Validator 2
3,50
Total Skor
7,50
Rata-rata
3,75
Berdasarkan tabel 4.7 jumlah rata-rata skor validasi produk oleh dosen ahli dan guru adalah 3,75. Hasil rata-rata skor tersebut termasuk ke dalam kategori sangat baik. 4.1.1.5 Revisi desain Berdasarkan penilaian dan komentar dari validator, tidak ada bagian produk yang memerlukan revisi. Bagian produk yang sedikit direvisi oleh peneliti hanya melengkapi penulisan kata-kata yang kurang lengkap atau biasa disebut typo. 4.1.1.6 Uji coba produk Produk yang peneliti hasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk kelas II sekolah dasar. Prototipe terdiri dari 3 RPP. RPP pembelajaran I tentang macammacam segitiga. RPP pembelajaran II tentang macam-macam segi empat. RPP pembelajaran III tentang unsur-unsur lingkaran. Uji coba terbatas peneliti lakukan hanya untuk RPP pembelajaran II tentang macam-macam segi empat (persegi dan persegi panjang) (lihat lampiran 6). Uji coba tersebut dilakukan di kelas II SD Negeri Sendangadi 2 pada hari Rabu tanggal 16 Desember 2015 pukul 07.30 –
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
09.45 WIB. Uji coba produk dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah dengan jumlah siswa sebanyak 14 anak. Perangkat pembelajaran yang diujicobakan hanya 1 pembelajaran, yakni pembelajaran ke-2 dengan materi bangun datar persegi dan persegi panjang dikarenakan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah hanya 4 x 35 menit (4 JP). Alasan pemilihan materi pembelajaran yang diujicobakan tersebut karena kegiatan pembelajaran pada materi tersebut bisa disesuaikan dengan alokasi waktu yang diberikan pihak sekolah. 4.1.2
Deskripsi kualitas prototipe perangkat pembelajaran geometri dalam membantu siswa kelas II memahami konsep bangun datar sederhana Peneliti saat melakukan uji coba prototipe mengajarkan materi macam-
macam segi empat dengan menerapkan lima fase van Hiele dengan tujuan supaya siswa memahami konsep segi empat. Adapun proses pembelajaran pada tiap fasenya adalah sebagai berikut: 4.1.2.1
Fase Informasi Pembelajaran dimulai dengan guru mempersiapkan keadaan siswa untuk
siap menerima pelajaran. Guru mengajak siswa untuk berdoa terlebih dahulu dan kemudian melakukan absensi. Fase informasi mulai ditunjukkan dengan guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu tentang materi persegi dan persegi panjang sebagai kegiatan apersepsi, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab mengenai isi lagu. Kegiatan tersebut mengarahkan siswa untuk memahami tentang materi yang akan dipelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Gambar 4.1 Siswa melakukan tanya jawab mengenai isi lagu. Guru kemudian menunjukkan benda yang berbentuk persegi yaitu ubin lantai kelas dan benda yang berbentuk persegi panjang yaitu kertas HVS dan meja. Siswa diminta mengamati bentuk kedua benda tersebut dan menemukan perbedaannya. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai perbedaan bentuk kedua benda tersebut. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membantu siswa untuk mulai memahami materi yang akan disampaikan.
Gambar 4.2 Siswa menemukan perbedaan bentuk benda dengan mengamati kertas HVS dan ubin lantai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Berdasarkan pengamatan guru, dari keseluruhan kegiatan fase informasi yang telah dilakukan, seluruh siswa telah melakukan kegiatan fase informasi dengan baik sesuai dengan perintah. Hal tersebut berarti seluruh tujuan dari fase informasi telah “tercapai” oleh seluruh siswa. 4.1.2.2
Fase Orientasi Langsung Kegiatan pada fase informasi telah membantu siswa untuk memperoleh
informasi awal dan mendorong siswa untuk memunculkan ide atau pertanyaan mengenai materi yang akan dipelajari. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan yang menunjukkan fase orientasi langsung. Fase orientasi langsung ditunjukkan dengan siswa diberi tugas sederhana yaitu mencari dan mencatat benda-benda di dalam kelas yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Kegiatan tersebut bertujuan mendorong siswa untuk bereksplorasi. Kegiatan tersebut dilakukan siswa secara berkelompok agar siswa dapat saling bekerjasama dan berdiskusi dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Gambar 4.3 Siswa melakukan observasi dan mencatat hasilnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah melakukan kegiatan yang menunjukkan fase orientasi langsung. Siswa dapat bereksplorasi langsung melalui kegiatan mencari benda-benda di dalam kelas yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Siswa mengamati bentuk benda dan menentukan bentuk benda tersebut termasuk benda berbentuk persegi atau persegi panjang. Melalui kegiatan tersebut, siswa didorong untuk menemukan karakteristik bentuk masing-masing benda dengan menunjukkan ukuran sisi benda. Berdasarkan hasil observasi siswa di lembar kerja, masing-masing kelompok telah mampu menyebutkan lebih dari 10 benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang dan mengelompokkannya dengan benar walau ada beberapa kelompok yang masih salah dalam mengelompokkan bentuk beberapa benda. Maka, hal tersebut berarti keseluruhan tujuan dari fase orientasi langsung telah “tercapai” oleh seluruh siswa. 4.1.2.3
Fase Penjelasan Kegiatan pada fase penjelasan ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan
siswa pada orientasi langsung, yaitu menyampaikan hasil diskusi kelompoknya pada kegiatan pengamatan mencari benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang. Masing-masing kelompok diminta menyampaikan hasil pengamatannya ke depan kelas secara bergantian. Masing-masing siswa diberi kebebasan untuk menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda di dalam kelas yang ditemukan dan menentukan bentuk benda tersebut termasuk bentuk persegi atau persegi panjang. Apabila pernyataan siswa belum tepat, guru dapat mengkoreksi hasil pernyataan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan hasil observasinya. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa siswa sudah melalui kegiatan penjelasan tentang benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang yang ada di dalam kelas. Berdasarkan pengamatan guru, masing-masing kelompok telah melakukan presentasi dengan menyampaikan benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang dari hasil pengamatan bersama kelompoknya dengan baik dan benar. Maka, hal tersebut berarti keseluruhan tujuan dari fase penjelasan telah “tercapai” oleh seluruh siswa. 4.1.2.4
Fase Orientasi Bebas Kegiatan selanjutnya setelah siswa melalui fase penjelasan adalah kegiatan
yang menunjukkan fase orientasi bebas. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyusun 3 puzzle persegi dan 3 puzzle persegi panjang) dari batang korek api, lidi, dan sedotan. Sebelumnya, guru memberikan contoh cara menyusun puzzle segi empat tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi sehingga dapat membantu memperkuat pemahaman siswa tentang perbedaan bentuk persegi dan persegi panjang dari jumlah sisi yang disusun dari batang korek api, lidi, dan sedotan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Gambar 4.5 Siswa menyusun puzzle persegi dan persegi panjang
Tugas selanjutnya yang diberikan kepada siswa adalah menggambar rumah impian secara individu. Kegiatan menggambar dilakukan sebagai integrasi materi matematika dengan SBK. Kegiatan menggambar rumah impian bertujuan untuk memberikan contoh penerapan bentuk persegi dan persegi panjang pada bangunan rumah, seperti pintu rumah yang berbentuk persegi panjang, jendela yang berbentuk persegi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Gambar 4.6 Siswa menggambar rumah impian dan salah satu hasil gambaran siswa. Gambar 4.6 menunjukkan bahwa siswa sudah melaksanakan kegiatan orientasi bebas dengan menyusun puzzle persegi dan persegi panjang. Berdasarkan pengamatan guru, siswa dalam kelompok sudah mampu menyusun 6 buah puzzle dengan tepat, cukup rapi dan bervariasi sesuai dengan yang diharapkan, walau pada pengerjaannya siswa masih sedikit membutuhkan bimbingan dan bantuan guru. Siswa juga sudah mampu menggambar dan mewarnai rumah impian masing-masing dengan rapi dan cukup menarik. Saat kegiatan menggambar, masing-masing siswa sudah mampu menggambar sesuai kreativitas masing-masing tanpa bantuan guru. Seluruh hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan dari fase penjelasan telah “tercapai” oleh seluruh siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.5
74
Fase Integrasi Fase terakhir dalam kegiatan pembelaran adalah fase integrasi. Kegiatan
pada fase integrasi ditunjukkan dengan siswa mengerjakan soal evaluasi, merangkum dan meringkas materi persegi dan persegi panjang yang telah dipelajari serta melakukan refleksi tentang pembelajaran hari itu. Kegiatan mengerjakan soal evaluasi bertujuan untuk mengetahui atau mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
Gambar 4.7 Siswa mengerjakan soal evaluasi. Semua siswa sudah mengerjakan soal evaluasi secara individu. Siswa juga mampu mengerjakan soal dengan tenang dan cukup kondusif. Hanya ada beberapa siswa yang bertanya tentang maksud beberapa soal yang kurang dipahaminya. Berdasarkan pengerjaan soal evaluasi, persentase siswa yang mendapat nilai 60 sebanyak 28% (4 siswa), persentase siswa yang mendapat nilai 70 sebanyak 50% (7 siswa), persentase siswa yang mendapat nilai 80 sebanyak 14% (2 siswa), dan persentase siswa yang mendapat nilai 93 sebanyak 7% (1 siswa). Sedangkan hasil rata-rata nilai kelas II yang berjumlah 14 siswa adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
69,9 melampaui KKM nilai rata-rata kelas II SD Negeri Sendangadi 2 pada mata pelajaran matematika yaitu ≥ 60 dengan nilai tertinggi 93,3 dan nilai terendah 53,3. Hasil nilai rata-rata kelas tersebut menunjukan bahwa tujuan fase integrasi telah “tercapai”, yaitu siswa mampu mengintegrasikan materi yang dipelajari. Kegiatan selanjutnya yaitu guru membimbing siswa untuk membimbing siswa untuk merangkum materi pembelajaran yang sudah dipelajari dari awal sampai akhir.
Gambar 4.8 Siswa merangkum materi pembelajaran. Kegiatan fase integrasi yang terakhir yaitu siswa menuliskan refleksi pembelajaran secara individu. Berdasarkan pengamatan guru, sebagian besar siswa sudah mampu menjawab pertanyaan refleksi dengan lancar, hanya ada beberapa yang bertanya kepada guru karena kesulitan memahami maksud beberapa pertanyaan refleksi, sehingga guru membimbingnya dengan menjelaskan maksud pertanyaan refleksi yang sulit dipahami beberapa siswa tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Gambar 4.9 Siswa menuliskan refleksi. Berikut ini adalah rangkuman hasil jawaban refleksi 14 siswa: 1. Hari ini kita telah belajar tentang bangun datar persegi dan persegi panjang. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran tersebut? Jawaban: tahu dan mengenal tentang persegi dan persegi panjang, tahu benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang. 2. Di lingkungan sekitar kita ada banyak benda berbentuk persegi dan persegi panjang. Coba kamu sebutkan benda-benda yamg berbentuk persegi dan persegi panjang! Jawaban: Benda berbentuk persegi itu ubin, jam dinding. Benda berbentuk persegi panjang itu meja, papan tulis, almari, kalender, pintu, jendela. 3. Coba sebutkan manfaat belajar persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari! Jawaban: supaya tahu bentuk benda-benda persegi dan persegi panjang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Berdasarkan rangkuman hasil refleksi siswa tersebut, ternyata siswa dapat mengetahui dan mengenal tentang persegi dan persegi panjang serta bendabendanya. Siswa dapat menyebutkan benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang. Siswa juga dapat menyebutkan manfaat mempelajari persegi dan persegi panjang yaitu supaya mengetahui bentuk benda-benda persegi dan persegi panjang. Hasil refleksi siswa tersebut menunjukkan bahwa tujuan pada fase integrasi telah “tercapai”. Berdasarkan fase integrasi nampak jelas jika siswa memahami macammacam bentuk segi empat (persegi dan persegi panjang). Hal tersebut juga tampak pada hasil rubrik penilaian. Hasil rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran 5.7. Guru mendapatkan data sebagai berikut: Tabel 4.8 Rekapan Hasil Rubrik Penilaian No
1 2 3 4
Indikator Mengidentifikasi minimal 5 benda berbentuk segi empat yang ada di dalam dan di luar kelas melalui kegiatan pengamatan. Menjelaskan 2 definisi bentuk benda berbentuk segiempat melalui kegiatan pengamatan. Menyusun minimal 4 puzzle berbagai macam bentuk segiempat. Menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok.
Jumlah siswa yang mendapatkan skor 10 15 20 25 14%
21%
42%
21%
-
7%
57%
36%
-
14%
43%
43%
-
21%
50%
29%
Berdasarkan hasil rubrik penilaian indikator ternyata dapat membantu siswa memahami macam-macam segi empat sesuai dengan level 0 yaitu visualisasi yang berkaitan dengan kemampuan mengenal tampilan bentuk bangun datar sederhana. Hal tersebut terbukti dari persentase siswa yang memperoleh skor 25. Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 1 sebanyak 21% (3 siswa). Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 2 sebanyak 36% (5 siswa). Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
indikator 3 sebanyak 43% (6 siswa). Persentase siswa yang memperoleh skor 25 pada indikator 4 sebanyak 29% (4 siswa). 4.2
Pembahasan Hasil validasi prototipe oleh dosen ahli dan guru mendapatkan skor rata-
rata 3,75 dengan kategori sangat baik. Berdasarkan skor rata-rata tersebut maka produk tersebut layak untuk diujicobakan. Hasil uji coba produk menunjukkan bahwa siswa dapat melakukan kegiatan dengan cukup baik dan lancar pada setiap fase pembelajaran tersebut. Hal tersebut terbukti dari lima fase van Hiele yang telah dilakukan siswa sebagai berikut: 1. Fase Informasi Siswa cukup aktif dan antusias saat kegiatan menyanyikan lagu “Segi Empat”, tanya jawab tentang isi lagu, dan mengamati contoh benda persegi dan persegi panjang yang ditunjukkan guru. 2. Fase Orientasi Langsung Siswa mampu melaksanakan tugas kelompok yaitu mencari benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang di dalam atau di luar kelas dengan antusias. 3. Fase Penjelasan Siswa mampu menjelaskan hasil observasinya dengan menyebutkan benda-benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang dengan tepat dan lancar. 4. Fase Orientasi Bebas Siswa
mampu melakukan kegiatan kelompok yaitu menyusun puzzle
persegi dan persegi panjang dengan rapi, lancar, dan tepat sesuai perintah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Masing-masing siswa juga mampu menggambar rumah impian yang terdiri dari bentuk persegi dan persegi panjang dengan rapi, menarik, dan bervariasi. 5. Fase Integrasi Siswa mendapatkan nilai yang cukup memuaskan dari hasil pengerjaan soal evaluasi, siswa mampu merangkum materi yang telah dipelajari dengan kata-kata mereka sendiri, berdasarkan hasil refleksi siswa, siswa juga mampu memahami materi dan manfaat dari materi yang dipelajari. Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan membuat siswa cukup antusias dan cukup membantu pemahaman siswa akan materi persegi dan persegi panjang. Dengan demikian, model pembelajaran van Hiele ini dapat membantu siswa dalam memahami macam dan unsur bangun datar yang merupakan salah satu bagian dari konsep geometri. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam pengembangan prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar, peneliti memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1.
Prototipe perangkat pembelajaran geometri untuk siswa kelas II tersebut disesuaikan dengan pemahaman ide-ide ruang siswa kelas II berdasarkan lima tahapan berpikir geometri menurut van Hiele. Tahapan berpikir geometri siswa kelas II termasuk ke dalam level 0 yakni visualisasi. Terbukti siswa terbantu untuk mengenal dan menamakan bentuk-bentuk berdasarkan pada karakteristik luas dan tampilan dari bentuk-bentuk tersebut. Berdasarkan hasil rubrik penilaian, masih ada 14% siswa yang belum mampu mengidentifikasi 5 benda berbentuk segi empat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
di dalam dan luar kelas melalui kegiatan pengamatan karena siswa mengalami kesulitan untuk menyebutkan 5 benda berbentuk segi empat (persegi dan persegi panjang). Buktinya siswa masih salah dalam menyebutkan 2 benda berbentuk persegi dan benda berbentuk persegi panjang yang bentuk bendanya memiliki sedikit perbedaan antara bentuk persegi dan persegi panjang pada tabel pengamatan, dengan demikian siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bentuk benda tersebut. Maka guru perlu melatih kebiasaan siswa tersebut agar lebih cermat dalam mengamati
benda-benda
berbentuk
persegi
dan
persegi
panjang
disekitarnya sehingga siswa lebih tepat dalam menentukan benda yang diamati termasuk ke dalam bentuk persegi atau persegi panjang. Dengan demikian, hal tersebut juga dapat mengasah kecerdasan ruang-visual siswa. 2.
Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan ruang-visual pada siswa. Kecerdasan
ruang-visual
memvisualisasikan
gambar
merupakan di
dalam
kemampuan kepala
seseorang
untuk atau
menciptakannya dalam bentuk dua atau tiga dimensi (Armstrong, 2002: 20). Prototipe tentang perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori van Hiele terbukti dapat membantu siswa memiliki kemampuan untuk memahami berbagai bentuk yang berkaitan dengan bangun datar persegi dan persegi panjang. Terbukti dari hasil rubrik penilaian, yaitu: 1) 21% siswa mampu mencapai skor 25 pada indikator 1, 2) 36% siswa mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
mampu mencapai skor 25 pada indikator 2, 3) 43% siswa mampu mampu mencapai skor 25 pada indikator 3, dan 4) 29% siswa mampu mampu mencapai skor 25 pada indikator 4. Namun persentase siswa yang mencapai skor 25 pada tiap indikator belum mencapai 100%, maka pembelajaran dengan model van Hiele perlu diterapkan terus-menerus sehingga dapat mengasah kecerdasan ruang-visual. Pembelajaran juga dapat dikemas dengan pembelajaran yang lebih menarik dengan penggunaan media benda-benda konkret berbentuk bangun datar yang ada di dalam kelas dan media permainan puzzle. Kegiatan pembelajaran juga diantaranya dapat dilakukan dengan mengajak siswa untuk melakukan kegiatan observasi di dalam dan di luar kelas, mengeksplorasi contoh benda konkret berbentuk bangun datar, melakukan permainan yang berkaitan dengan materi bangun datar, dll. 3.
Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele dapat mengasah kecerdasan matematislogis pada siswa. Kecerdasan matematis-logis merupakan kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola, pemikiran logis dan ilmiah (Lwin,dkk, 2008: 43). Siswa pada fase integrasi diberi soal evaluasi yang berupa soal isian singkat. Soal isian singkat dapat dilihat pada lampiran (lihat lampiran 6.4). Soal evaluasi isian singkat tersebut bertujuan untuk melatih siswa untuk: 1) membiasakan problem solving dalam pengerjaan soal tentang pengertian persegi dan persegi panjang, 2) membuat kesimpulan dari konkret ke abstrak dalam pengerjaan soal tentang mengidentifikasi nama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
dari gambar bangun persegi dan persegi panjang, dan 3) berhitung dalam pengerjaan soal tentang penghitungan jumlah sisi dan jumlah gambar persegi. Dengan demikian, prototipe tersebut dapat membantu siswa dalam mengasah kecerdasan matematis-logis. Produk berupa prototipe perangkat pembelajaran geometri untuk siswa kelas II yang dikembangkan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan tersebut adalah: a. Kelebihan produk: 1) Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana untuk siswa kelas II sekolah dasar dikemas dengan menggunakan fase van Hiele disertai dengan gambar dan desain perangkat pembelajaran yang menarik bagi siswa. 2) Perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II sekolah dasar disertai dengan media pembelajaran yang berkaitan dengan materi bangun datar sederhana sehingga dapat membantu pemahaman siswa tentang bentuk dan unsur bangun datar melalui benda konkret. 3) Pemahaman setiap fase van Hiele terlihat dari hasil deskripsi jawaban siswa pada instrumen yang tersedia. b. Kekurangan produk: 1) Produk berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori van Hiele hanya bisa dibuat oleh seseorang yang sungguh mengerti tentang teori van Hiele.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
2) Penyusunan produk berupa perangkat pembelajaran geometri berdasarkan teori van Hiele membutuhkan waktu yang lama karena harus mengintegrasikan lima fase van Hiele ke dalam langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V ini terdiri dari tiga bagian. Tiga bagian tersebut yaitu: kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 5.1
Kesimpulan
5.1.1
Prosedur
pengembangan
produk
berupa
“Prototipe
Perangkat
Pembelajaran Geometri Materi Bangun Datar Sederhana Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar” dilakukan melalui langkah-langkah
berikut:
(1)
analisis
potensi
dan
masalah,
(2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba produk. 5.1.2
Produk prototipe perangkat pembelajaran geometri materi bangun datar sederhana berdasarkan teori van Hiele untuk siswa kelas II Sekolah Dasar yang dikembangkan oleh peneliti divalidasi oleh 2 validator. Nilai rata-rata dari validator adalah 3,75. Dari hasil uji coba kepada 14 siswa di SD Negeri Sendangadi 2, peneliti mendapatkan data berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap materi macam-macam segi empat yaitu: 28% siswa mendapat nilai 60, 50% siswa mendapat nilai 70, 14% siswa mendapat nilai 80 dan 7% siswa mendapat nilai 93.
5.2
Keterbatasan Penelitian
5.2.1
Perangkat pembelajaran yang terdiri dari 3 pembelajaran hanya bisa diujicobakan 1 pembelajaran saja dikarenakan sekolah hanya mengijinkan peneliti untuk mengajar sebanyak 4 JP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2.2
85
Pembelajaran diujicobakan sendiri oleh peneliti, bukan oleh guru kelas II, karena guru kelas II belum mendapatkan pelatihan tentang pembelajaran menggunakan model van Hiele.
5.3
Saran Berdasarkan keterbatasan dari penelitian ini, maka peneliti mengemukakan beberapa saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu:
5.3.1
Sebaiknya 3 materi pembelajaran tentang bangun datar sederhana yang sudah dikembangkan oleh peneliti diujicobakan semua, sehingga peneliti dapat mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep bangun datar sederhana.
5.3.2
Berdasarkan hasil penilaian produk oleh guru, guru mengharapkan perlunya
pelatihan
tentang
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran van Hiele. Maka sebaiknya guru diberikan pelatihan tentang pembelajaran menggunakan model pembelajaran van Hiele.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Thomas. 2002. Setiap Anak Cerdas: Panduan Mambantu Anak Belajar dengan Memanfaatkan Multiple Intelligence-nya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Budiarto, MT. 2000. Pembelajaran Geometri dan Berfikir Geometri dalam Prosiding Seminar Nasional Matematika “Peran Matematika Memasuki Milenium II”. Surabaya: Jurusan Matematika PMIPA ITS. Crowley, Mary L. 1987. The van Hiele Model of The Development of Geometric Thought. Dalam Learning and Teaching, K-12. Reston: Handbook of National Council of Teachers of Mathematics. Djuwita. 2015. Bangun Datar dan Bangun Ruang. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Haryono. 2014. Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi dan Filosofis. Bandung: Alfabeta. Kusumawati. 2015. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Geometri Materi Lingkaran Berdasarkan Teori van Hiele untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Lonnie 2002. Assessing The Effect of an Instructional Intervention on The Geometric Understanding of Learners in a South African Primary School. SMEC Curtin University. Lwin, dkk. 2008. How To Multiply Your Child’s Intelligence (Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan). Indonesia: Indeks. Martin, Joan D. 2007. Children’s Understanding of Area of Rectangular Regions and Volumes of Rectangular Shapes and the Relationship of These Measures to Their Linear Dimensions. MSTE Education Tufts University. Mason, Marguerite. 2002. The van Hiele Levels of Geometric Understanding. Virginia: Professional Handbook for Teachers. Mateya, Muhongo. 2008. Using The van Hiele Theory to Analyse Geometrical Conceptualisation in Grade 12 Students: A Namibian Perspective. Mathematic Education: Rhodes University. Pareka, Putri El. 2014. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran van Hiele terhadap Kemampuan Memahami pada Konsep Geometri Bangun Datar dalam Pelajaran Matematika Kelas V SD. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Purnomosidi,dkk. 2007. Matematika 2 untuk SD/MI Kelas 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. Runtukahu, J. T. & Kandau, S. 2014. Pembelajaran Matematika Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Ar-Ruzz Media. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sarbini & Neneng. 2011. Perencanaan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Sasmita. 2013. Pengaruh Teori van Hiele dalam Pembelajaran Geometri Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD di Desa Sinabun. Skripsi. Singaraja: Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Siregar, Syofian. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo. Sugiyanto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian & Pengembangan Development). Bandung: Alfabeta.
(Research
and
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Taniredja, dkk. 2014. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta. Walle, J. A. 2007. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga. Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijaya. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1. HASIL ANALISIS KEBUTUHAN OBSERVASI
1.1 Lembar Observasi Sekolah / Kelas
: SD Negeri Sendangadi 2
Hari/ Tanggal
:
Materi
:
No 1.
Aspek yang diamati Penggunaan media dalam pembelajaran
2.
Penerapan metode pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi. Penerapan model pembelajaran tertentu untuk membantu siswa dalam memahami materi.
3.
4.
Kesulitan yang muncul pada siswa.
Deskripsi Hasil Pengamatan
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi I
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3 Hasil Analisis Kebutuhan Observasi II
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2. HASIL ANGKET PRA-PENELITIAN
2.1 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Guru
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pertanyaan Bagaimana Bapak/ Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa pada materi macammacam bentuk bangun datar? Kesulitan apa yang sering muncul pada siswa saat pembelajaran macam-macam bentuk bangun datar? Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan metode pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami unsur-unsur bangun datar?
Jawaban
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
8.
9.
10.
Bagaimana Bapak/Ibu menerapkan model pembelajaran tertentu untuk membantu anak dalam memahami unsur-unsur bangun datar? Bagaimana cara Bapak/Ibu menggunakan media pembelajaran pada saat mengajarkan unsur-unsur bangun datar? Bagaimana ketercapaian nilai KKM siswa pada materi unsurunsur bangun datar? Kesulitan apa muncul pada pembelajaran bangun datar?
yang sering siswa saat unsur-unsur
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2 Hasil Angket Pra-Penelitian oleh Guru
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
2.3 Lembar Angket Pra-Penelitian untuk Siswa
No.
1.
Pernyataan Macam-macam segitiga ada 4 yaitu segitiga sama kaki, sama sisi, siku-siku, dan sembarang. Gambar-gambar berikut adalah macam-macam bentuk segitiga:
2.
3.
Persegi dan persegi panjang adalah segiempat.
Gambar berikut ini adalah persegi: 4.
Gambar berikut ini adalah persegi panjang: 5.
Gambar berikut ini adalah lingkaran: 6.
7.
8.
Segitiga memiliki 3 buah sisi.
Segitiga memiliki 3 sudut.
Segiempat berikut ini memiliki 4 sisi: 9.
Jawaban Ya
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10.
11.
12.
13.
99
Persegi memiliki 4 sudut.
Persegi panjang memiliki 4 sudut.
Lingkaran hanya memiliki 1 sisi.
Lingkaran memiliki sudut.
Tuliskan komentarmu tentang pentingnya mempelajari bangun datar di bawah ini!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.4 Hasil Angket Pra-Penelitian oleh Siswa
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
2.5 Rekapan Skor Hasil Angket Pra-Penelitian Siswa N o
Safira
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
It e m 1 2 0
1
8
6,1
2
Yola
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
9,2
3
Toni
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
11
8,4
4
Vega
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
7,6
5
Eri
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
10
6
Marva
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
12
9,2
7
Faris
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
8
6,1
8
Engga
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
10
7,6
9
Nama
1
It e m 1
It e m 2
Ite m 3
Ite m 4
Ite m 5
It e m 6
It e m 7
It e m 8
It e m 9
Ite m 10
Ite m 11
It e m 13
Sk or Tot al
Nilai
Devi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
10
10
Jufan
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
11
8,4
11
Chika
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
0
7
5,3
12
Devana
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
9
6,9
13
Naila Nirmal a
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
13
10
14
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
9,2
15
Farros
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
9
6,9
16
David
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
9
6,9
17
Reza
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
11
8,4
18
Ardi
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
12
9,2
19
Gesit
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
9
6,9
20
Reyhan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
12
9,2
21
Maura
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
9
6,9
22
Doni
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
12
9,2
23
Eko
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
9
6,9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3. HASIL VALIDASI ANGKET PRA-PENELITIAN
3.1 Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Guru untuk Dosen
No.
1.
2.
Komponen yang dinilai Bahasa c. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. d. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru. e. Susunan kalimat mendukung pencarian data yang berkaitan dengan tema penelitian. Pertanyaan g. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui metode yang digunakan guru dalam mengajarkan tentang macam-macam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar. h. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui media yang digunakan guru dalam mengajarkan macammacam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar.
1
Skor 2 3
Saran 4
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
i. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui model yang digunakan guru dalam mengajarkan macam-macam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar.
j. Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui kesulitan yang sering muncul pada siswa saat mempelajari macammacam bentuk dan unsur-unsur yang ada pada bangun datar. Total Skor
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2 Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian Guru oleh Dosen
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.3 Lembar Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa untuk Dosen
No.
Komponen yang dinilai Bahasa
1
a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh siswa.
1. c.
Susunan
kalimat
mendukung
pencarian
data
berkaitan
yang
dengan tema penelitian.
Pertanyaan a. Pernyataan diajukan
yang berkaitan
dengan pemahaman anak tentang
macam-macam
bentuk bangun datar:
2.
Skor
-
Segitiga
-
Segiempat
-
Lingkaran
b. Pernyataan diajukan
yang berkaitan
dengan pemahaman anak tentang unsur-unsur yang ada pada bangun datar: -
Segitiga
-
Segiempat
2
3
Saran 4
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Lingkaran
Total Skor
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.4 Hasil Validasi Angket Pra-Penelitian Siswa oleh Dosen
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4. HASIL VALIDASI PRODUK
4.1 Lembar Validasi Produk untuk Dosen
No.
Item yang dinilai Bahasa a. Bahasa sesuai dengan kaidah penulisan yang baik dan benar.
1. b. Susunan kalimat dapat dipahami oleh guru dan siswa.
2.
Format Penulisan Prototipe a. Format penulisan prototipe sesuai dengan kaidah penulisan buku. b. Menggunakan kepustakaan yang sesuai dengan teori van Hiele.
3.
Isi k. Memuat 5 fase model pembelajaran van Hiele. l. Memuat penerapan 5 fase van Hiele dalam 3 RPP materi pembelajaran bangun datar sederhana untuk kelas II. m. Memuat kekhasan tahapan berpikir tentang segitiga (sama sisi, sama kaki, siku-siku, sembarang), segi empat (persegi, persegi panjang), dan lingkaran sesuai dengan
1
Skor 2 3
Saran 4
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tahap operasional konkret siswa.
n. Memuat media yang berkaitan dengan bangun datar segitiga (sama sisi, sama kaki, siku-siku, sembarang), segi empat (persegi, persegi panjang), dan lingkaran sehinga membantu siswa memahami konsep geometri. o. Memuat rubrik penilaian untuk mengetahui pemahaman siswa tentang konsep bangun datar. Total Skor
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2 Hasil Validasi Produk oleh Dosen
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.3 Lembar Validasi Produk untuk Guru No.
Item yang dinilai
1. 2.
Kesesuaian indikator dengan KD. Materi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang). Apersepsi sesuai dengan pokok bahasan bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang). Kegiatan inti memuat : Fase Informasi g. Berisi tentang materi bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang). h. Memuat bahasa yang sederhana. i. Memuat pengantar tentang bangun datar segi empat (persegi dan persegi panjang) secara kontekstual. Fase Orientasi Langsung e. Memuat kegiatan mengeksplorasi media pembelajaran untuk memperoleh konsep awal tentang segi empat (persegi dan persegi panjang). f. Memuat tugas/aktivitas sederhana. Fase Penjelasan e. Memuat kegiatan siswa untuk menjelaskan topik yang diamati dengan bahasa mereka sendiri. f. Memuat kegiatan siswa untuk saling bertukar pendapat. Fase Orientasi Bebas e. Memuat tugas yang lebih
3.
4.
1
Skor 2 3
4
Komentar
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
kompleks sesuai dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang). f. Memuat aktivitas/kegiatan yang memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan antara konsep segi empat dengan kehidupan sehari-hari. Fase Integrasi g. Memuat aktivitas siswa untuk menyimpulkan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) dari keseluruhan kegiatan. h. Memuat soal evaluasi tentang materi segi empat (persegi dan persegi panjang). i. Memuat aktivitas siswa untuk menginegrasikan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) dalam bentuk refleksi yang imajinatif. Model pembelajaran van Hiele memberi inspirasi dalam mengajarkan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) secara : i. Konteksual j. Bahasa yang disampaikan kepada siswa sesuai dengan pemahaman siswa. k. Bahasa yang disampaikan kepada siswa berkaitan dengan materi segi empat (persegi dan persegi panjang) memudahkan siswa untuk megimajinasikan/membayan gkan benda tersebut. l. Kelima fase van Hiele
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
memudahkan guru untuk mengajarkan konsep segi empat (persegi dan persegi panjang) kepada siswa. RPP dengan model van Hiele tersebut layak untuk dilatihkan kepada guru-guru. Total Skor
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.4 Hasil Validasi Produk oleh Guru
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5. HASIL PEKERJAAN SISWA PADA SETIAP FASE
5.1 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Informasi
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Langsung
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.3 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Penjelasan
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.4 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Orientasi Bebas
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.5 Hasil Pekerjaan Siswa pada Fase Integrasi
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
5.6 Rekap Nilai Soal Evaluasi pada Fase Integrasi
No
Nama
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
Item 14
Item 15
Skor Total
Nilai
1
Tita
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
11
7.33
2
Wahyu
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
12
8
3
Adelia
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
12
8
4
Fauzan
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
0
1
1
10
6.66
5
Apin
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
10
6.66
6
Ibeth
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
7.33
7
Basith
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
7.33
8
Meila
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
9
6
9
Dias
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
9
6
10
Cheryl
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
10
6.66
11
Salsa
1
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
10
6.66
12
Dewi
0
0
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
8
5.33
13
Diva
1
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
9
6
14
Sandy
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
9.33 69,9
Rata-rata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
5.7 Hasil Rubrik Penilaian
Skor tiap indikator No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama A B C D E F G H I J K L M N
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
Indikator 4
Skor Total
20 20 10 25 10 25 20 15 15 20 15 20 20 25
20 25 20 20 20 25 20 15 20 25 20 20 25 25
20 20 20 15 25 25 25 20 25 25 15 20 20 25
20 25 15 20 15 25 15 20 20 20 20 20 25 25
80 90 65 80 70 100 80 70 80 90 70 80 90 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
LAMPIRAN 6. PERANGKAT PEMBELAJARAN YANG DIUJICOBAKAN
6.1 Silabus SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN
Standar Kompetensi
1.
Kompetensi Dasar
Matemat 1. ika 4.Menge nal unsurunsur bangun datar sederhana .
Matemat ika 4.1Menge lompokka n bangun datar.
Materi Pokok dan Uraian Materi Macammacam segiempat (persegi dan persegi panjang).
Kegiatan Belajar
Indikator Pencapaian Kompetensi
Fase Informasi Melakukan tanya 4.1.1 Mengidentifi jawab mengenai kasi minimal bangun segiempat. 5 benda Menyanyikan lagu berbentuk “Segi Empat”. segi empat Mengamati contoh yang ada di benda berbentuk dalam dan di segi empat yang luar kelas ditunjukkan guru. melalui kegiatan Fase Orientasi pengamatan. Langsung Mengamati dan 4.1.2 Menjelaska n 2 definisi mencatat benda-
Penilaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Observas i
Lembar Pengamatan
Alokasi Waktu Contoh Instrumen Amatilah dan catatlah benda berbentuk persegi dan persegi panjang yang ada di di dalam dan di luar kelas!
2 JP
Sumber/ Bahan/ Alat
buku, ubin lantai kelas, buku ajar dan LKS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
benda berbentuk bentuk persegi dan persegi benda panjang yang ada di berbentuk dalam dan luar segiempat melalui kelas. kegiatan Fase Penjelasan pengamatan Mempresentasikan . hasil pengamatannya ke depan kelas. Fase Orientasi Bebas Menyusun puzzle berbagai macam segiempat dari korek api, lidi, dan sedotan. Fase Integrasi Mengerjakan soal latihan di LKS. . Menyimpulkan 4.1.3 Menyusun pembelajaran hari minimal 4 ini. puzzle Menulis refleksi berbagai tentang macam pembelajaran hari bentuk ini. segiempat melalui kegiatan kerja kelompok.
Tes
Penugasa n
Tes Lisan
Perintah
1. Apakah itu persegi? 2. Apakah itu persegi panjang ? 3. Bagaim anakah bentuk persegi? 4. Bagaim anakah bentuk persegi panjang ? Buatlah 4 puzzle bentuk persegi dan persegi panjang dari korek api, lidi, dan sedotan yang telah dibagikan gurumu!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
4.1.4 Menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok. 2.
SBK 8. Mengenal , menginga t, dan mengeks presikan unsur rupa dan perpadua nnya melalui kepekaan indarwi ke dalam karya seni rupa.
2.SBK 8.1 Mengekp resikan diri dengan berekplor asi gagasan imajinatif dalam berkarya seni rupa.
Menggamba r rumah impian.
Fase Orientasi Bebas Menggambar dan mewarnai rumah impian masingmasing yang bentuknya terdapat bentuk segi empat.
8.1.1 Menggamba r 1 rumah impian yang terdiri dari bentuk segi empat melalui kegiatan individu. 8.1.2 Menunjukka n sebuah sikap aktif melalui kegiatan kerja individu.
Tes
Perbuatan
Tes
Perbuatan
Tes
Perbuatan
Gambarlah rumah impianmu semenarik mungkin!
2 JP
LKS, alat tulis, pensil warna/ crayon
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Sekolah
:
Kelas / Semester
:I/2
Tema
: Lingkungan
Mata Pelajaran
: Matematika, SBK
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
Pembelajaran ke-
:2
A. Standar Kompetensi (SK) Matematika : 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana. SBK
:
8. Mengenal, mengingat dan mengekpresikan unsur rupa dan perpaduannya melalui kepekaan indrawi ke dalam karya seni rupa.
B. Kompetensi Dasar Matematika : 4.1 Mengelompokkan bangun datar SBK
:
8.2 Mengekpresikan diri dengan berekplorasi gagasan imajinatif dalam berkarya seni rupa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
C. Indikator Matematika : 4.1.5
Mengidentifikasi minimal 5 benda berbentuk segi empat yang ada di dalam dan di luar kelas melalui kegiatan pengamatan.
4.1.6
Menjelaskan 2 definisi bentuk benda berbentuk segiempat melalui kegiatan pengamatan.
4.1.7
Menyusun minimal 4 puzzle berbagai macam bentuk segiempat melalui kegiatan kerja kelompok.
4.1.8
SBK 8.2.1
Menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok.
: Menggambar 1 rumah impian yang terdiri dari bentuk segi empat melalui kegiatan individu.
8.2.2
Menunjukkan sebuah sikap aktif melalui kegiatan kerja individu.
D. Tujuan Pembelajaran Matematika : 4.1.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi minimal 5 contoh benda berbentuk segiempat yang ada di dalam dan di luar kelas melalui kegiatan pengamatan. 4.1.2.1 Siswa mampu menjelaskan 2 definisi bentuk benda berbentuk segiempat melalui kegiatan pengamatan. 4.1.3.1 Siswa mampu menyusun minimal 4 puzzle berbagai macam bentuk segiempat melalui kegiatan kerja kelompok. 4.1.8.1 Siswa mampu menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok melalui kerja kelompok.
SBK
:
8.1.1.1 Siswa mampu menggambar 1 rumah impian yang terdiri dari bentuk segi empat melalui kegiatan individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
8.1.2.1 Siswa mampu menunjukkan sebuah sikap aktif melalui kegiatan kerja kelompok.
E. Materi Ajar Matematika
: Macam-macam segiempat (persegi dan persegi panjang).
SBK
: Menggambar rumah impian.
F. Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
:
1. Model Pembelajaran
: van Hiele
2. Pendekatan Pembelajaran
: Pendekatan kontekstual
3. Metode Pembelajaran
: Ceramah, tanya jawab, demonstrasi, kerja
kelompok, pemberian tugas
G. Media, Alat, Bahan dan Sumber Belajar 1. Media
: buku, ubin lantai kelas, permainan puzzle
2. Alat
: gunting, pensil
3. Bahan
: korek api, lidi, sedotan, kertas lipat, lem, kertas
HVS 4. Sumber Belajar
: Buku Ajar dan LKS
H. Nilai-nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa : bekerjasama, aktif, tanggungjawab, ketelitian.
I. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Alokasi
Metode
Waktu Pendahuluan 1. Siswa mengucapkan salam
15 menit
Tanya jawab,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Salah
satu
siswa
memimpin doa. 3. Guru menanyakan kabar siswa. 4. Guru mengabsensi siswa. Fase Informasi Apersepsi: 5. Siswa
bersama
guru
melakukan tanya jawab mengenai segiempat.
bangun Guru
bisa
bertanya, misalnya “Pada pertemuan yang lalu, kita sudah
belajar
tentang
macam-macam
segitiga,
nah sekarang kita akan belajar tentang macammacam segiempat”. “Apa kalian tahu seperti apa bentuk bangun datar segi empat?”. bentuk
“Mengapa tersebut
disebut
segi empat?”. “Pernahkah kalian melihat benda yang berbentuk segi empat?”. Apakah semua bentuk segi empat sama?. Motivasi: 6. Siswa dibimbing untuk menyanyikan lagu “Segi
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Empat”. Orientasi: 7. Guru
dan
siswa
melakukan tanya jawab mengenai lagu yang telah dinyanyikan. Guru dapat bertanya : “Lagu yang telah kita nyanyikan tadi, berisi
apa?”.
tentang
“Macam
bentuk
segi
empat ada berapa?”. Coba sebutkan macamnya?”. 8. Siswa
mendengarkan
pengarahan
dari
guru
tentang kegiatan belajar yang akan dilaksanakan pada pertemuan hari ini. 9. Siswa
mendengarkan
penjelasan bahwa
dari
guru
ini
akan
hari
mempelajari
tentang
macam-macam
segi
empat. Kegiatan Inti
40 menit
Eksplorasi 10. Guru
membagi
siswa
Tanya jawab, kerja
menjadi 4 kelompok.
kelompok,
11. Guru memberikan LKS
pemberian
dan materi pembelajaran
tugas,
hari
demonstrasi.
ini
kepada
tiap
kelompok. 12. Guru
menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
contoh
benda
berbentuk
yang
segiempat
yaitu buku dan ubin. 13. Guru
meminta
siswa
untuk mengamati contoh benda yang ditunjukkan guru. 14. Guru menjelaskan bentuk benda tersebut. “Contoh benda
berbentuk
segi
empat atau biasa kita sebut kotak yaitu : bentuk ubin lantai adalah contoh benda
yang
berbentuk
persegi,
sedangkan
contoh
benda
berbentuk
yang persegi
panjang adalah buku tulis, bila
kalian
perhatikan,
perbedaanya benda yang berbentuk panjang
persegi dan
persegi
terletak pada kedua sisi persegi
panjang
yang
lebih panjang dari dua sisi lainnya”. 15. Guru
meminta
siswa
membaca materi tentang persegi
dan
persegi
panjang. 16. Guru berbagai
memperlihatkan bentuk
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
segiempat (persegi dan persegi panjang). 17. Guru
menjelaskan
mengenai macam-macam bentuk
segiempat
tersebut. “Persegi
Misalnya memiliki
: sisi
yang ukuran panjangnya sama semua, sedangakan persegi panjang hampir sama namun
seperti ada
persegi dua
sisi
berhadapan
yang
ukurannya lebih panjang dari dua sisi
lainnya,
maka dari itu disebut persegi panjang”. 18. Guru dan siswa bertanya jawab tentang berbagai bentuk
segiempat
tersebut.
Fase Orientasi Langsung 19. Guru kepada
memberi siswa
tugas untuk
mengamati dan mencatat benda-benda persegi
dan
panjang
yang
berbentuk persegi ada
di
dalam dan luar kelas. 20. Siswa
mulai
bekerja
bersama kelompok untuk
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengerjakan
tugas
tersebut. 21. Semua
kelompok
diberikan waktu 15 menit untuk
mencari
benda-
benda tersebut. 22. Siswa kembali masuk ke dalam
kelas
dan
mendiskusikan
hasil
pengamatannya
dengan
kelompoknya.
Fase Penjelasan 23. Masing-
masing
kelompok
secara
bergiliran mempresentasikan
hasil
pengamatannya ke depan kelas. 24. Guru menjelaskan bahwa disekitar benda
kita yang
banyak berbentuk
segiempat.
Fase Orientasi Bebas 25. Siswa
secara
berkelompok diberikan tugas
lagi
menyusun berbagai segiempat. 26. Masing-masing
untuk puzzle macam
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok
dibagikan
media
permainan
puzzle,
kertas
korek api,
HVS,
lidi,
dan
sedotan. 27. Masing-masing kelompok mulai bekerja dalam kelompok untuk menyusun
puzzle
tersebut. 28. Masing-masing kelompok depan
maju
kelas
ke untuk
memperlihatkan
hasil
kerja kelompoknya. 29. Siswa
diminta
mengumpulkan penyusunan
hasil
puzzlenya
kepada guru. 30. Siswa diberi tugas lagi yaitu menggambar dan mewarnai
rumah
impian masing-masing yang terdapat
bentuknya bentuk
segi
empat. 31. Siswa mengumpulkan gambarnya guru.
Fase Integrasi
diminta hasil kepada
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Konfirmasi 32. Siswa mengerjakan soal latihan di LKS. 33. Siswa
mengumpulkan
hasil pengerjaan soal latihan tersebut. 34. Guru
membimbing
siswa
menyimpulkan
materi
tentang
segiempat
dan
macamnya. 35. Guru
membuat
ringkasan
materi
tentang segiempat dan macamnya
di
papan
tulis. 36. Siswa
mencatat
ringkasan tersebut
materi di
buku
masing-masing. Kegiatan Akhir
37. Guru siswa
membimbing 15 menit menyimpulkan
tentang kegiatan dan materi
yang
telah
dipelajari hari ini. 38. Siswa
menuliskan
refleksi
tentang
pembelajaran hari ini. 39. Salah
satu
siswa
memimpin doa. 40. Siswa salam.
mengucapkan
Tanya jawab
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
6.3 Rubrik Penilaian RUBRIK PENILAIAN PEMBELAJARAN 2 MUATAN PELAJARAN : MATEMATIKA 4.1.1 Mengidentifikasi minimal 5 benda berbentuk
Indikator
segi empat yang ada di dalam dan di luar kelas melalui kegiatan pengamatan. Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
Rubrik Penilaian Tugas dan rubrik penilaian Amatilah dan catatlah benda berbentuk persegi dan persegi panjang yang ada di di dalam dan di luar kelas! Contoh benda : Persegi : ubin, stop kontak, serbet, dll. Persegi panjang : meja, papan tulis, kalender, papan data, jendela, pintu, dll.
Skor Ranah
Kompetensi
10
15
20
25
(kurang)
(cukup)
(baik)
(sangat baik)
Menyebutkan
Menyebutkan
Menyebutkan
Menyebutkan
3 benda yang 4 benda yang 5 benda yang 5 lebih benda
8.1.3
tepat
Indikator
tepat
4.1.2 Menjelaskan berbentuk
tepat
2
yang tepat
definisi
segiempat
bentuk
melalui
benda kegiatan
pengamatan. Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
Rubrik Penilaian Soal dan rubrik penilaian Amatilah bangun datar segiempat yang ditunjukkan gurumu! Soal 5. Bagaimana bentuk benda berbentuk persegi? 6. Bagaimana bentuk benda berbentuk persegi panjang?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Kunci Jawaban : 1. Persegi : - benda berbentuk persegi mempunyai 4 sisi. - semua panjang sisinya sama. 2. Persegi panjang : - benda berbentuk persegi panjang mempunyai 4 sisi - persegi panjang terdiri dari 2 sisi dengan panjang yang berbeda, sisi yang berhadapan sama panjang. Skor Ranah
10
15
20
25
(kurang)
(cukup)
(baik)
(sangat baik)
Menjelaskan 1 Kompetensi 3.1.2
Menjelaskan
jawaban 2
dari
Menjelaskan
jawaban 2
1 dari
Menjelaskan 2
jawaban jawaban dari 2
1 dari
1 pertanyaan
pertanyaan
pertanyaan
pertanyaan
dengan tepat.
dengan tepat.
dan 1 jawaban dari
dengan tepat.
1
pertanyaan dengan tepat. 4.1.3
Indikator
Menyusun minimal 4 puzzle berbagai macam bentuk segiempat.
Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
Rubrik Penilaian Aksi nyata dan rubrik penilaian Buatlah 4 puzzle bentuk persegi dan persegi panjang dari korek api, lidi, dan sedotan yang telah dibagikan gurumu! Tugas Susunlah 4 puzzle bentuk persegi dan persegi panjang dengan ukuran yang berbeda dari korek api, lidi, dan sedotan! Skor
Ranah
Kompetensi
10
15
20
25
(kurang)
(cukup)
(baik)
(sangat baik)
Mampu
Mampu
Mampu
Mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.1.3
151
menyusun 2
menyusun 3
menyusun 4
menyusun 4
puzzle
puzzle
puzzle
lebih puzzle
segiempat
segiempat
segiempat
segiempat
dengan tepat
dengan tepat
dengan tepat
dengan tepat
dan rapi.
dan rapi.
dan rapi.
dan rapi.
4.1.4
Indikator
Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
Menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok.
Rubrik Penilaian Aksi nyata dan rubrik penilaian Indikator sikap bekerjasama : - saling membantu - mendengarkan pendapat teman - mengerjakan tugas sesuai perintah - mengerjakan tugas tepat waktu - tidak mendominasi Skor
Ranah
Sikap 3.1.4
10
15
20
25
(kurang)
(cukup)
(baik)
(sangat baik)
Hanya
Mampu
Mampu
Mampu
mampu
menunjukkan
menunjukkan
menunjukkan 5
menunjukkan 3 1
atau
indikator 4
2 sikap
indikator
bekerjasama.
indikator indikator sikap
sikap
bekerjasama.
bekerjasama.
sikap bekerjasama. Penghitungan skor akhir :
jumlah indikator x skor total tiap indikator = 4 x 25 = 100
MUATAN PELAJARAN : SBK Indikator
8.1.1 Menggambar 1 rumah impian yang terdiri dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
bentuk segi empat melalui kegiatan individu. Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
Rubrik Penilaian Aksi nyata dan rubrik penilaian Menggambar rumah impian! Tugas Gambarlah rumah impianmu semenarik mungkin!
Skor Ranah
Kompetensi 8.1.2
20
30
40
50
(kurang)
(cukup)
(baik)
(sangat baik)
Belum
Mampu
Mampu
Mampu
mampu
menggambar
menggambar
menggambar
menggambar
dengan rapi
dengan rapi
dengan rapi,
dengan rapi
namun belum
dan menarik.
menarik, dan
dan menarik.
menarik.
tepat waktu.
8.1.1 Menunjukkan sebuah sikap aktif melalui kegiatan
Indikator
kerja kelompok. Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
Rubrik Penilaian Aksi nyata dan rubrik penilaian Indikator sikap aktif : - berinteraksi dengan kelompok - ikut bekerja dalam kelompok - menyampaikan ide atau pendapat - memberikan kritik atau saran terhadap pendapat teman Skor
Ranah
Sikap 8.1.3
20
30
40
50
(kurang)
(cukup)
(baik)
(sangat baik)
Hanya
Mampu
Mampu
Mampu
mampu
menunjukkan
menunjukkan
menunjukkan 4
menunjukkan 2 1
indikator 3
indikator sikap aktif.
indikator indikator sikap
sikap aktif.
aktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sikap aktif.
Penghtungan skor akhir :
jumlah indikator x skor total tiap indikator = 2 x 50 = 100
Penilaian Soal Evaluasi 1 soal = 1 poin Nilai =
benar x
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
van Hiele
LEMBAR KERJA SISWA Pembelajaran 2 Materi : Mengenal persegi dan persegi panjang
Nama
:
Kelas
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
6.4 Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa Satuan Pendidikan
:
Kelas / Semester
: II / Genap
Mata Pelajaran Terkait
: Matematika dan SBK
Tema
: Lingkungan
Pembelajaran
: 2
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
I. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menyebutkan minimal 4 contoh benda berbentuk segiempat yang ada di dalam dan di luar kelas melalui kegiatan pengamatan. Siswa mampu menjelaskan definisi 2 macam bentuk segiempat melalui kegiatan tanya jawab. Siswa mampu menyusun 4 puzzle berbagai macam bentuk
segiempat melalui kegiatan kerja kelompok. Siswa mampu menunjukan sikap bekerjasama saat mengerjakan tugas dalam kelompok melalui kerja kelompok. Siswa mampu menggambar 1 rumah impian yang terdiri dari bentuk segi empat melalui kegiatan individu. Siswa mampu menunjukkan sebuah sikap aktif melalui kegiatan kerja kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Fase Informasi Di sekitar kita banyak berbagai benda dengan bermacam-macam bentuk. Ada yang berbentuk segitiga, segiempat, dan lingkaran. Pernahkah kamu melihat benda yang berbentuk segiempat? Di dalam kelasmu apakah ada benda yang berbentuk segiempat? Apakah semua bentuk segi empat sama?
Ayo Menyanyi!
“Segiempat” (Gubahan lagu “Burung Kakak Tua”) Bangun segiempat Ada 2 macam Bangun datar persegi dan persegi panjang. Ayo coba cari apa bendanya buku, kertas, ubin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
Lagu yang telah kita nyanyikan tadi, berisi tentang apa? Di dalam lagu tadi macam bentuk segi empat ada berapa? Coba sebutkan macamnya?
Bacalah materi tentang macam-macam bentuk segiempat!
Amatilah berbagai macam benda berbentuk segiempat yang ditunjukkan gurumu! MENGENAL MACAM-MACAM SEGI EMPAT Segi Empat adalah bangun datar yang mempunyai empat sisi. Persegi
Persegi adalah bangun datar segiempat yang mempunyai empat sisi sama panjang. Persegi panjang
Persegi panjang adalah segiempat dengan dua sisi yang berhadapan sama panjang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
Fase Orientasi
Langsung Bergabunglah bersama anggota kelompokmu! Coba carilah benda-benda berbentuk persegi maupun persegi panjang yang ada di dalam dan d luar kelas! Kemudian, catatlah nama benda tersebut pada tabel di bawah ini! (waktu 15 menit) Nama Benda Papan tulis
Bentuknya Persegi
Bentuknya Persegi Panjang √
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Fase
Penjelasan Sampaikan hasil pengamatan benda-benda berbentuk persegi dan persegi panjang yang telah kelompokmu temukan! Contoh : Benda yang saya temukan adalah papan tulis. Papan tulis tersebut berbentuk persegi panjang.
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
Fase Orientasi Bebas Tugas 1 Kerjakan tugas berikut bersama kelompokmu! Susunlah puzzle dari korek api, sedotan, dan lidi yang dibagikan gurumu menjadi bentuk persegi dan persegi panjang! Tempelkanlah puzzle tersebut di kertas yang telah disediakan! Satu kertas untuk menyusun 3 puzzle persegi dan satu kertas lainnya untuk menyusun 3 puzzle persegi panjang! Seperti contoh di bawah ini! Tunjukkanlah puzzle tersebut kepada guru dan teman-temanmu! Kumpulkanlah puzzle segiempat tersebut kepada gurumu! Contoh puzzle :
Puzzle Persegi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Puzzle Persegi Panjang
Tugas 2
Gambarlah sebuah rumah impianmu seperti contoh rumah di bawah ini!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rumah Impianku!
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
Fase
Integrasi Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat! Perhatikan gambar di bawah ini!
1. Nama bangun di atas adalah......... 2. Sisi-sisinya adalah…,…….,…….,…….., 3. Ukuran keempat sisinya...... 4. Bangun datar yang mempunyai empat sisi disebut… 5. Bangun datar segiempat yang mempunyai empat sisi sama panjang disebut… 6.
Jumlah bangun persegi di atas ada........ 7.
Nama bangun di samping adalah…
8. Segi Empat dengan dua sisi yang berhadapan sama panjang disebut......... 9. Sisi yang berhadapan sama panjang pada bangun persegi panjang jumlahnya ada..............
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
10. Benda di bawah ini memiliki bentuk.........
11. Panjang sisi AB pada persegi panjang di bawah ini adalah………..
Perhatikan gambar berikut ini! A
B
C
D
12. Bangun datar di atas yang berbentuk persegi yaitu……… dan ………. 13. Bangun datar di atas yang berbentuk persegi panjang yaitu………. dan …….. 14. Bangun datar segiempat yang telah kita pelajari ada 2 macam yaitu…………. dan ……………….. 15. Contoh benda yang berbentuk persegi panjang adalah…..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Refleksiku! 1. Hari ini kita telah belajar tentang bangun datar persegi
dan persegi panjang. Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran tersebut?
2. Di lingkungan sekitar kita ada banyak benda berbentuk persegi dan persegi panjang. Coba kamu sebutkan benda-
benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang!
3. Coba sebutkan manfaat belajar persegi dan persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 7. FOTO PRAKTEK UJI COBA PRODUK
Siswa menyanyikan lagu “Segi Empat” dan tanya jawab tentang isi lagu.
Siswa mengamati contoh benda segi empat yang ditunjukkan guru
Siswa melakukan observasi dan berdiskusi
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa melakukan presentasi
Siswa menyusun puzzle segi empat
Siswa menggambar rumah impian
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa mengerjakan soal evaluasi
Siswa merangkum materi pembelajaran
Siswa menuliskan refleksi pembelajaran
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
LAMPIRAN 8. CURRICULUM VITAE
Penulis bernama lengkap Sisilia Bety Ratnasari lahir di Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 13 Maret 1994 merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Penulis lahir dari pasangan suami istri Bapak Sukijo Antonius dan Ibu Albertina Sumarni. Penulis sekarang bertempat tinggal di RT 02 RW 26 Dusun Setran Desa Sumberarum Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kanisius Jetis Depok Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman lulus pada tahun 2006, SMP Pangudi Luhur Moyudan Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman lulus pada tahun 2009, SMA Pangudi Luhur Sedayu Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul lulus pada tahun 2012, mulai tahun 2012 sampai dengan penulisan skripsi ini penulis masih terdaftar sebagai mahasiswa Program S1 PGSD Universitas Sanata Dharma.