PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DAN PERBEDAAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN DALAM MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Yoana Maria Vianey 111424009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DAN PERBEDAAN GENDER TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN DALAM MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
Yoana Maria Vianey 111424009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu, janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai
kesusahannya
sendiri.
Kesusahan
sehari
cukuplah untuk sehari” (Matius 6:33-34).
Skripsiinikupersembahkanuntuk:
♥ Ayahku Agustinus Sarimin dan Ibuku Hermi Muryani yang aku cintai ♥ ♥ Kakakku tercinta Chornellia dan Suaminya ♥ ♥ 2 keponakanku El dan Marvel yang ngegemesin♥ ♥ My Lovely Fredy Sulistyo Bakti Prabowo ♥
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Yoana Maria Vianey. 2015 “Pengaruh Perbedaan Metode Eksperimen Terbimbing dan Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Klaten dalam Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika. Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar dan apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar dalam materi pembiasan cahaya pada lensa. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dan pengaruh gender tersebut, peneliti menggunakan soal pretest dan posttest untuk memperoleh data yang kemudian dianalisis secara statistika menggunakan uji T dan uji F. Penelitian ini dilaksanakan pada 30 April sampai 11 Mei 2015 di SMA Negeri 2 Klaten. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 2 Klaten kelas X MIA 2 untuk kelas kontrol yang terdiri dari 30 siswa dan X MIA 3 untuk kelas eksperimen berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Hasil dari penelitian ini adalah pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam materi pembiasan cahaya pada lensa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa baik untuk siswa laki-laki ataupun perempuan dan prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswa laki-laki.
Kata Kunci :
Prestasi Belajar, Eksperimen Terbimbing, Gender, Pembiasan Cahaya pada Lensa
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Yoana Maria Vianey. 2015 "The Influence of Guided Experiment and Gender to Learning Achievement of X SMA Negeri 2 Klaten Students in Learning Refraction of Light". Thesis. Physics Education Study Program. Education Department of Mathematics and Sciences Education. Faculty Of Teacher Training And Education. Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research was a quantitative research. The objectives of this study were 1) to find out whether the teaching of physics using a guided experiment could improve learning achievement; 2) to find out whether the gender influenced the learning refraction of light and lens’s achievement. Researcher conducted a pretest and posttest to find out specific data then the data analyzed statistically using T and F test. This research was conducted on April 30th, 2015 to May 11th, 2015 in SMA Negeri 2 Klaten. The sample of this research was 30 students of X MIA 2 SMA Negeri 2 Klaten as class control and 30 students which consisted of 11 male students and 19 female students as experimental class. The research findings were 1) a physics teaching using a guided experiment could improve learning achievement both female and male students; 2) learning achievement of female students better than male studens.
Key word: learning achievement, guided experiment, gender, learning refraction of light and lens
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen Terbimbing dan Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Klaten dalam Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dapat diselesaikan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengetahui apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan berbagai pihak yang berupa bimbingan, saran dan dukungan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1.
Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S. J., M.S.T selaku Dosen Pembimbing skripsi yang dengan penuh ikhlas, sabar membimbing dan memberi petunjuk dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2.
Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika sekaligus selaku dosen pembimbing akademik.
3.
Seluruh dosen JPMIPA yang telah memberikan pengalaman, pengetahuan, dan bimbingan selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4.
Ibu Netty Sukatmi, S.Pd yang telah memberikan bimbingan untuk pembuatan RPP dan memvalidasi soal pretest-posttest.
5.
Segenap Staff sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala sesuatu tentang administrasi selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6.
Drs. Yohanes Priyono, M. Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Klaten yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
Bapak Drs. Suwarno Endro selaku Wakasek Urusan Humas yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam mengurus ijin dan surat-surat.
8.
Siswa-siswi X MIA 2 dan MIA 3 yang telah bersedia menjadi partisipan dalam penelitian ini.
9.
Keluarga, ayah Agustinus Sarimin, ibu Hermi Muryani Anastasia, yang senantiasa mendoakan dan mendukung dalam setiap proses pendidikan.
10. Yohanes de Deo Fredy Sulistyo yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian sikripsi dan membantu proses penelitian. 11. Elisabeth Anindita Arjanggi yang dengan kasihnya menyemangati dan membantu penulis mendokumentasikan proses penelitian di SMA Negeri 2 Klaten. 12. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2011, terkusus Jejen, Johan, Maria dan Ginanjar yang selalu berbagi pengalaman indah, suka, duka dan pengetahuan selama empat tahun berproses dalam perkuliahan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 13. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telah diberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dalam bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......................... vi ABSTRAK .......................................................................................................... vii ABSTRACT....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR........................................................................................... ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5 D. Hipotesa...................................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7 A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika ............................................. 7 1. Inti Filsafat Konstruktivisme ................................................................ 7 2. Dampak Konstruktivisme bagi Siswa yang Belajar............................ 12 3. Dampak Konstruktivisme bagi Guru Fisika........................................ 12 B. Metode Eksperimen Terbimbing............................................................. 13 1. Pengertian Metode Eksperimen .......................................................... 13 2. Eksperimen Terbimbing...................................................................... 14
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Eksperimen ........................................................................... 16 4. Tahap Eksperimen............................................................................... 17 5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen ................................. 18 C. Prestasi Belajar........................................................................................... 21 1. Pengertian Prestasi Belajar.................................................................. 21 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ........................... 22 D. Gender........................................................................................................ 23 1. Pengertian Gender............................................................................... 23 2. Sejarah Perbedaan Gender .................................................................. 24 3. Stereotip Gender, Persamaan, dan Perbedaan Gender ........................ 24 4. Penghapusan Bias Gender................................................................... 25 E. Pembiasan Cahaya pada Lensa .................................................................. 26 1. Jenis-jenis Lensa ................................................................................. 26 2. Istilah dalam Pembahasan Lensa ....................................................... 27 3. Tiga Sinar Istimewa ............................................................................ 28 4. Pembentukan Bayangan pada Lensa................................................... 30 5. Perbesaran Bayangan oleh Lensa........................................................ 31 6. Menentukan Letak Bayangan pada Lensa........................................... 31 7. Rumus Umum Lensa Tipis ................................................................. 33 F. Dampak Teori ke Penelitian Berikutnya .................................................... 34 G. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 38 A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 38 B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................... 39 1. Tempat ................................................................................................ 39 2. Waktu ................................................................................................. 39 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 39 D. Treatment ................................................................................................... 39 1. Sebelum Eksperimen .......................................................................... 40 2. Tahap Eksperimen............................................................................... 41
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Setelah Eksperimen............................................................................. 42 E. Instrumentasi................................................................................................ 43 1. RPP dan LKS ...................................................................................... 43 2. Pretest-Posttest .................................................................................... 44 F. Validitas ....................................................................................................... 51 G. Analsisis Data Pretest dan Protest............................................................... 52 1. Mengetahui Kemampuan Awal atau Akhir di Kelas Eksperimen dan Kontrol ...................................................... 52 2. Mengetahui Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas Eksperimen....................................... 53 3. Mengetahui Pengaruh Perbedaaan Gender terhadap Prestasi Belajar Siswa di Kelas Kontrol ............................................. 54 BAB IV DATA DAN ANALISA DATA ............................................................. 55 A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 55 1. Pelaksanaan di Kelas Kontrol ............................................................. 58 2. Pelaksanaan di Kelas Eksperimen....................................................... 63 B. Data dan Analisis......................................................................................... 72 1. Data ..................................................................................................... 72 2. Analisis................................................................................................ 74 C. Pembahasan ................................................................................................. 90 1. Prestasi Belajar.................................................................................... 90 2. Gender ................................................................................................. 91 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 94 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 95 A. Kesimpulan ................................................................................................. 95 B. Saran ............................................................................................................ 95 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 96 LAMPIRAN........................................................................................................ 98
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 2. 1 Letak Bayangan pada Lensa Cembung ............................................. 31 Tabel 2. 2 Letak Bayangan pada Lensa Cekung ................................................ 32 Tabel 2. 3 Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa ............................................... 33 Tabel 3. 1 Distribusi soal-soal pretest materi pembiasan cahaya pada lensa dan aspek yang diukur ...................................................................... 45 Tabel 3. 2 Distribusi soal-soal posttest materi pembiasan cahaya pada lensa dan aspek yang diukur ...................................................................... 47 Tabel 3. 3 Kriteria penskoran pretest dan posttest ............................................. 48 Tabel 4. 1 Jadwal Persiapan Sebelum Penelitian ............................................... 55 Tabel 4. 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian.......................................................... 57 Tabel 4. 3 Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol................................................. 72 Tabel 4. 4 Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen .......................................... 73 Tabel 4. 5 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas Kontrol dan Eksperimen........................... 74 Tabel 4. 6 Tabel Multiple Comparison (Kemampuan Awal) ............................ 75 Tabel 4. 7 Perbandingan Kemampuan Akhir Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas Kontrol dan Eksperimen........................... 77 Tabel 4. 8 Tabel Multiple Comparison (Kemampuan Akhir)............................ 78 Tabel 4. 9 Perbandingan Selisih nilai Posttest-Pretest Siswa ........................... 80 Tabel 4. 10 Tabel Multiple Comparison (Selisih Posttest-Pretest) .................... 81 Tabel 4. 11 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Perempuan di Kelas Eksperimen ....................................................................... 82 Tabel 4. 12 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Laki-laki di Kelas Eksperimen ....................................................................... 84 Tabel 4. 13 Perbandingan Nilai Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki di Kelas Eksperimen ....................................................................... 85 Tabel 4. 14 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Perempuan di Kelas Kontrol .............................................................................. 86 Tabel 4. 15 Perbandingan Nilai Pretest-Posttest Siswa Laki-laki xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
di Kelas Kontrol ............................................................................. 88 Tabel 4. 16 Perbandingan Nilai Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki di Kelas Kontrol .............................................................................. 89
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1
Jenis Lensa Cembung.................................................................. 27
Gambar 2. 2
Jenis Lensa Cekung..................................................................... 27
Gambar 2. 3 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung........................................... 29 Gambar 2. 4 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung.............................................. 30 Gambar 2. 5 Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung............... 30 Gambar 4. 1 Observasi X MIA 3 ...................................................................... 57 Gambar 4. 2 Penilaian dari Seorang Siswa ....................................................... 57 Gambar 4. 3 Siswa X MIA 2 saat Pretest ......................................................... 59 Gambar 4. 4 Siswa X MIA 2 saat Pretest ......................................................... 59 Gambar 4. 5 Guru Mengajar di Kelas Kontrol.................................................. 61 Gambar 4. 6 Guru Membimbing Siswa ............................................................ 61 Gambar 4. 7 Siswa Berdiskusi saat Mengerjakan Soal..................................... 62 Gambar 4. 8 Siswa Mengerjakan Tugas dari Guru ........................................... 62 Gambar 4. 9 Posttest di X MIA 2 ..................................................................... 63 Gambar 4. 10 Posttest di X MIA 2 ..................................................................... 63 Gambar 4. 11 Siswa Memasuki Lab ................................................................... 64 Gambar 4. 12 Siswa Mengerjakan Pretest.......................................................... 64 Gambar 4. 13 Peralatan KIT untuk3Kelompok .................................................. 66 Gambar 4. 14 KIT untuk Eksperimen ................................................................. 66 Gambar 4. 15 Peralatan Sederhana untuk 3 Kelompok ...................................... 67 Gambar 4. 16 Alat Sederhana untuk Eksperimen ............................................... 67 Gambar 4. 17 Eksperimen dengan KIT............................................................... 68 Gambar 4. 18 Eksperimen dengan Alat Sederhana............................................. 68 Gambar 4. 19 Siswa sedang Berdiskusi .............................................................. 68 Gambar 4. 20 Perwakilan Siswa Presentasi ........................................................ 68 Gambar 4. 21 Kegiatan Eksperimen ................................................................... 71 Gambar 4. 22 Siswa Berdiskusi .......................................................................... 71 Gambar 4. 23 Kegiatan Posttest.......................................................................... 71 Gambar 4. 24 Kegiatan Posttest.......................................................................... 71
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4. 25 Kemampuan Awal Siswa ............................................................. 76 Gambar 4. 26 Kemampuan Akhir Siswa ............................................................ 79 Gambar 4. 27 Selisih Nilai Posttest-Pretest........................................................ 81
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA ............................ 98 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA............................................. 99 Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 100 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................................ 101 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Lensa Cembung ......................................... 112 Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Lensa Cekung ............................................ 117 Lampiran 7 Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa .................... 120 Lampiran 8 Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa................... 121 Lampiran 9 Jawaban Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa ..... 122 Lampiran 10 Jawaban Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa.... 124 Lampiran 11 Hasil LKS Lensa Cembung dari Diskusi Siswa .......................... 126 Lampiran 12 Hasil LKS Lensa Cekung dari Diskusi Siswa ............................. 132 Lampiran 13 Contoh Lembar Jawaban Pretest Siswa....................................... 135 Lampiran 14 Contoh Lembar Jawaban Posttest Siswa ..................................... 139 Lampiran 15 Data Sampel................................................................................. 144 Lampiran 16 Validitas dari Pakar ..................................................................... 146 Lampiran 17 Hasil Skor dan Kelayakan Instrumen .......................................... 150 Lampiran 18 Hasil Validitas ............................................................................. 151
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum 2013 diharapkan mampu memberdayakan semua potensi yang dimiliki peserta didik melalui upaya menumbuhkan dan mengembangkan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. Proses pembelajaran kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran tidak langsung dan langsung. Proses pembelajaran tidak langsung berhubungan dengan pengembangan nilai dan sikap,
sedangkan
dalam
pembelajaran
mengembangkan pengetahuan, kemampuan
langsung
peserta
didik
berpikir, dan ketampilan
psikomotorik. Proses pembelajaran langsung meliputi kegiatan belajar peserta didik: mengamati,
menanya,
melakukan
percobaan,
mengasosiasi
dan
mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh dalam kegiatan asosiasi. Peserta didik merupakan subjek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuannya. Hal tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 dimana menekankan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga diperoleh hasil belajar yang produktif, inovatif, kreatif, dan afektif.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Hosnan (2014: 34) menyatakan bahwa implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi
atau
menemukan
masalah),
merumuskan
masalah,
mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai
teknik,
menganalisis
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Langkah–langkah umum pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Meliputi: menggali informasi melalui
pengamatan,
questioning/bertanya,
experimenting/percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan
menganalisis,
associating/menalar,
kemudian
menyimpulkan, dan mencipta serta membentuk jaringan/networking (Hosnan, 2014:37). Langkah ketiga pada pendekatan ilmiah yaitu experimenting/percobaan. Kegiatan eksperimen ini sesuai dengan pembelajaran sains karena dengan bereksperimen peserta didik terlatih menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah atau membuktikan suatu hipotesis. Eksperimen atau percobaan tidak hanya dapat dilakukan di laboratorium tetapi dapat dilakukan juga di alam sekitar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Eksperimen yang digunakan sebagai metode pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu metode eksperimen bebas dan ekperimen terbimbing. Metode eksperimen bebas menantang peserta didik untuk merencanakan percobaan sendiri tanpa mendapat banyak bimbingan dari pendidik. Sedangkan, metode eksperimen terbimbing menekankan pendidik untuk merancang percobaan apa yang harus dilakukan oleh peserta didik. Peneliti pernah menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam pembelajaran saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Maria Immaculata Marsudirini Yogyakarta. Kegiatan eksperimen tersebut diwarnai dengan keterlibatan peserta didik, ada banyak peserta didik yang sangat aktif mengikuti seluruh rangkaian kegiatan tetapi ada juga peserta didik yang hanya diam berpangku tangan dan hanya melihat peserta didik lain bekerja, padahal dari segi alat dan bahan telah disesuaikan agar semua peserta didik dapat menggunakan alat tersebut secara bergantian. Peneliti diberikan tugas untuk mengajar IPA di kelas VII untuk kelas A, B, dan F. Untuk setiap kelas, peneliti melihat ada peserta didik baik siswa putra dan putri yang diam saja saat bereksperimen. Peserta didik tersebut hanya diam atau hanya mencatat saja atau bahkan mencatat pun tidak, tetapi di lain pihak banyak kelompok lain secara aktif bekerja sama antara siswa putri dan putra, ada siswa laki-laki saja yang bekerja, dan ada pula siswa perempuan saja yang bekerja. Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan putri dengan memperhatikan keadaan yang seperti itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Pembelajaran fisika di SMA Negeri 2 Klaten telah menggunakan metode eksperimen terbimbing, namun metode tersebut masih belum sepenuhnya mengaktifkan siswanya. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pedoman seperti lembar kerja siswa yang dipersiapkan bagi peserta didik, kurang adanya umpan balik dari guru, dan ditambah dengan alat-alat eksperimen yang belum lengkap. Dalam penelitian ini menerapkan metode eksperimen terbimbing dimana peserta didik dapat memperoleh hasil yang lebih cepat, teratur dan terarah sehingga siswa tidak kebingungan dalam melaksanakan eksperimen. Peserta didik juga menjadi lebih aktif dan terampil menggunakan alat, merangkai alat dan mengambil kesimpulan. Sehingga peserta didik dapat terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, dengan begitu akan muncul sikap ilmiah dalam pribadi setiap peserta didik. Peneliti menyadari bahwa eksperimen dapat dilakukan di laboratorium ataupun di luar kelas baik menggunakan alat yang disediakan atau membuat alat bersama dengan siswa, dengan begitu peneliti sebagai pendidik dan peserta didik dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu peneliti tertarik melaksanakan penelitian di sekolah tersebut karena berpanutan pada kurikulum 2013 dimana peserta didik turut terlibat secara aktif dalam kegiatan eksperimen meski ada faktor yang menghambat. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengetahui apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pengajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten materi pembiasan cahaya pada lensa? 2. Apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada proses pembelajaran fisika materi pembiasan cahaya pada lensa di SMA Negeri 2 Klaten?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Apakah pengajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten materi pembiasan cahaya pada lensa; 2. Apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas X pada proses pembelajaran fisika materi pembiasan cahaya pada lensa di SMA Negeri 2 Klaten.
D. Hipotesa 1. Metode eksperimen terbimbing meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan berbeda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
E. Manfaat Penelitian 1. Guru a. Mengetahui bahwa metode eksperimen terbimbing yang digunakan dalam pembelajaran fisika kelas X dalam materi Pembiasan Cahaya pada Lensa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. b. Untuk pembelajaran fisika berikutnya siswa laki-laki lebih diaktifkan sehingga prestasi belajar meningkat. 2. Penelitian a. Peneliti menambah 1 penelitian di dunia dalam bidang fisika mengenai pengaruh gender terhadap prestasi belajar siswa menggunakan metode eksperimen terbimbing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Fisika Menurut Suparno (2007:7), pada dasa warsa terakhir ini, filsafat konstruktivisme banyak mempengaruhi pembelajaran fisika khususnya, dan pembelajaran sains pada umumnya. Banyak percobaan pembelajaran, penelitian,
dan
seminar
internasional
tentang
pengaruh
filsafat
konstruktivisme dilakukan. Model pembelajaran fisika menjadi sangat berbeda dengan model pembelajaran yang klasik. Apa isi singkat filsafat konstruktivisme, dampaknya bagi siswa yang belajar, dan guru yang mengajar, dikupas dibawah ini. 1. Inti Filsafat Konstruktivisme a. Pengetahuan Menurut Suparno (2007: 8), filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Intinya, pengetahuan merupakan konstruksi (bentukan) dari individu dalam mengenal sesuatu dimana melalui suatu proses mengetahui dari tahap menggunakan indra sampai ke pikiran. Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang harus kita bentuk sendiri dalam pikiran kita. Jadi, pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
suatu konstruksi
kognitif melalui
kegiatan
8
berpikir seseorang
(Bettencourt, 1989, dalam Suparno, 2007: 8). Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dalam pengalaman ataupun dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru (Piaget, 1971, dalam Suparno, 2007: 8). Menurut
Suparno
(2007:
8-10),
orang
membentuk
pengetahuannya pertama-tama melalui indera. Dengan melihat, mendengar, menjamah, membau, dan merasakan, orang membentuk pengetahuan tentang sesuatu hal.Misalnya, pengetahuan seorang siswa tentang air diperoleh sewaktu dia melihat air, bermain dengan air, menjamah air, membau air, merasakan suhu air dll. Dan sewaktu siswa itu sudah di SMA pengetahuan tentang airnya bertambah karena ia menimbang air, menguapkan air, mengukur massa jenis air, dan mencari sifat-sifat kimiawi air. Dalam pembentukan awal pada anak, penggunaan indera ini semakin penting. Dari sini cukup jelas bahwa untuk dapat mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis dan akhirnya yang terpenting merangkumkannya sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri, mereka tidak akan mengerti apa-apa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Itulah sebabnya dalam suatu kelas setiap siswa dapat menangkap dan mengerti lain tentang suatu bahan yang sama yang diajarkan guru. Oleh karena pengetahuan itu merupakan konstruksi seseorang yang sedang mengolahnya, maka jelas bahwa pengetahuan itu bukanlah sesuatu yang sudah jadi dan tidak terubahkan. Pengetahuan merupakan suatu proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus akan berkembang semakin luas, lengkap, dan sempurna. Pembentukan pengetahuan jelas bukan sekali jadi, tetapi bertahap. Secara prinsipial para konstruktivis menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seorang kepada yang lain. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Pengetahuan yang sudah dipunyai guru fisika tidak dapat begitu saja dipindahkan atau dituangkan dalam otak siswa. Pengetahuan hanya dapat ditawarkan kepada siswa untuk dikonstruksi sendiri secara aktif oleh siswa itu sendiri. Banyaknya siswa yang salah menangkap dan mengerti dari apa yang diajarkan oleh gurunya menunjukkan bahwa pengetahuan itu harus dikonstruksikan sendiri atau paling sedikit diinterpretasikan sendiri oleh siswa dan tidak begitu saja dipindahkan. b. Konstruktivisme Personal dan Sosial Menurut Suparno (2007: 10-11), dalam pendidikan fisika ada dua aliran
konstruktivisme
digabungkan, yaitu:
yang
banyak
digunakan
dan
bahkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
1) Konstruktivisme Psikologis Personal (Piaget) Konstruktivisme psikologis diawali oleh Piaget yang meneliti bagaimana seorang anak membangun pengetahuan kognitifnya. Dalam penelitiannya Piaget mengamati bagaimana seorang anak itu pelan-pelan membentuk pengetahuannya sendiri. Ia menyoroti bagaimana seorang anak itu pelan-pelan membentuk skema, mengembangkan skema, dan mengubah skema. Ia lebih menekankan bagaimana si individu secara sendiri mengkonstruksi pengetahuan dari interaksinya dengan pengalaman dan objek yang dihadapi. Dalam pembentukan pengetahuan lewat skema-skema itu, seorang anak mengerjakannya sendiri tanpa orang lain. Jelas pendekatan Piaget ini lebih personal dan individual. Dalam kasus belajar fisika, maka anak diberi kebebasan untuk mempelajari sendiri dan kemajuannya dapat sendiri-sendiri. Tekanannya adalah siswa hanya dapat mengerti fisika bila ia sendiri belajar dan dengan demikian membangun pengetahuannya sendiri. 2) Sosiokulturalisme (Vygotsky) Vygotsky
meneliti
pembentukan
dan
perkembangan
pengetahuan anak secara psikologis. Vygotsky lebih menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik (Cobb, 1996, dalam Suparno, 2007: 11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Itulah sebabnya dalam pendidikan, siswa perlu berinteraksi dengan para ahli dan juga terlibat dengan situasi yang cocok dengan pengetahuan yang ingin diteliti. Misalnya, para siswa yang belajar fisika dipertemukan dengan para ahli fisika yang dapat bercerita tentang tugas dan pekerjaan serta penemuan-penemuan mereka. Sekaligus juga para siswa perlu dibawa pada laboratorium dimana para ahli bekerja dan meneliti.Dalam interaksi dengan mereka itulah, para siswa ditantang untuk mengkonstruksikan pengetahuannya lebih sesuai dengan konstruksi para ahli. c. Pengetahuan Fisis Menurut Suparno (2007: 12), fisika oleh Piaget dikelompokkan sebagai pengetahuan fisis. Pengetahuan fisis terjadi karena abstraksi terhadap alam dunia ini. Oleh karena fisika adalah pengetahuan fisis, maka sangat jelas bahwa untuk mempelajari fisika dan membentuk pengetahuan tentang fisika diperlukan kontak langsung dengan hal yang ingin diketahui. Siswa memperoleh pengetahuan fisis tentang suatu objek dengan mengerjakan atau bertindak terhadap objek itu melalui inderanya. Pengetahuan fisik ini didapat dari abstraksi langsung akan suatu objek. Pengetahuan yang akurat akan suatu objek tidak dapat diperoleh dari membaca, melihat gambar, mendengarkan orang bicara, tetapi hanya dapat diperoleh melalui campur tangan si anak terhadap suatu benda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Inilah sebabnya dalam fisika metode eksperimen dan inquiry, dimana siswa dapat mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisa data, dan menyimpulkan sangat cocok untuk mendalami fisika. Metode ilmiah yang sangat jelas menunjukkan proses abstraksi terhadap kejadian konkret, tepat untuk digunakan dalam pelajaran fisika.
2. Dampak Konstruktivisme Bagi Siswa yang Belajar Belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dari abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi. Proses konstruksi itu dilakukan secara pribadi dan sosial. Proses ini adalah proses yang aktif. Beberapa factor seperti pengalaman, pengetahuan yang telah dipunyai, kemampuan kognitif dan lingkungan berpengaruh terhadap hasil belajar. Kelompok belajar dianggap sangat membantu belajar karena mengandung beberapa unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang (Suparno, 1997: 64).
3. Dampak Konstruktivisme Bagi Guru Fisika Menurut Suparno (2007: 17), oleh karena tugas guru adalah membantu siswa membangun pengetahuan mereka dengan cara dan tingkat yang dapat berbeda, maka guru konstruktivis dituntut penguasaan bahan yang luas dan mendalam. Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai bahan fisika yang mau diajarkan. Pengetahuan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
luas dan mendalam akan memungkinkan seorang guru menerima pandangan
dan
gagasan-gagasan
siswa
yang berbeda
dan
juga
memungkinkan untuk menunjukkan apakah gagasan siswa itu jalan atau tidak. Kecuali menguasai bahan, guru konstruktivis perlu menguasai konteks dari bahan itu sehingga dapat menjelaskan bahan dengan latar belakang yang membantu siswa mengerti lebih mudah. Guru fisika kecuali mengerti isi bahan fisika juga perlu mengerti bagaimana isi itu dalam perkembangan sejarah fisika berkembang. Maka pengajaran fisika perlu dikaitkan dengan sejarah, perkembangan serta teknologi yang terkait.
B. Metode Eksperimen Terbimbing 1. Pengertian Metode Eksperimen Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan memang benar. Jadi metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan jelas akan teorinya. Sering disebut metode laboratorium karena percobaan biasanya dilakukan di laboratorium. Biasanya metode eksperimen bukan untuk menemukan teori, tetapi lebih untuk menguji teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Namun, dalam praktek guru dapat pula melakukan eksperimen untuk menemukan teorinya atau hukumnya. Dalam hal ini seakan-akan teori atau hukum belum ditemukan, dan siswa diminta untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
menemukan. Tentu guru sudah tahu teori atau hukum sebelumnya dan bagi guru arah eksperimen harus jelas! Dengan metode ini siswa dapat merasa bangga dan yakin karena seakan-akan menemukan sendiri (Suparno, 2007: 77-78). Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas. Dalam banyak pembelajaran fisika di SMA dan SMP, kebanyakan eksperimen dipilih yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah dengan model eksperimen terbimbing, hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga siswa tidak mudah bingung (Suparno, 2007: 78).
2. Eksperimen Terbimbing a. Maksud Metode Eksperimen Terbimbing Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkahlangkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah ditentukan sejak awal. Maka siswa tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan dibuat. Data yang harus dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju mereka cukup jelas. Tentu hasil kesimpulan tergantung data yang mereka lakukan. Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh siswa, ada lembar kerja (LKS lembar kerja siswa) (Suparno, 2007: 78).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
b. Tugas Guru Menurut Suparno (2007: 78-79), untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru punya peran sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah: 1) Memilih eksperimen apa yang akan ditugaskan kepada siswa; 2) Merencanakan langkah-langkah percobaan: apa tujuannya, peralatan yang digunakan, bagaimana memakai percobaan, data yang harus dikumpulkan siswa, bagaimana menganalisis data, dan apa kesimpulannya; 3) Mempersiapkan semua peralatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan lancar; 4) Pada saat percobaan sendiri guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa; 5) Bila ada peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat jalan dengan baik; 6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dengan percobaan yang dilakukan; 7) Bila siswa membuat laporan, maka guru harus memeriksanya; 8) Guru sebaiknya mempersiapkan petunjuk dan langkah percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan siswa bekerja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
c. Tugas Siswa Menurut Suparno (2007: 79), dalam eksperimen siswa entah sendiri atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. Ada baiknya kelompok dibuat kecil sehingga siswa dapat sungguh melakukan percobaan dan bukan hanya melihat percobaan teman. Dalam percobaan, siswa antara lain akan melakukan tindakan berikut: 1) Membaca petunjuk percobaan dengan teliti; 2) Mencari alat yang diperlukan; 3) Merangkaikan alat-alat sesuai dengan skema percobaan; 4) Mulai mengamati jalannya percobaan; 5) Mencatat data yang diperlukan; 6) Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan dari data yang ada; 7) Membuat laporan percobaan dan mengumpulkan; 8) Dapat juga mempresentasikan percobaannya di depan kelas.
3. Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan Metode Eksperimen Menurut Hosnan (2014: 60), agar penggunaan metode eksperimen itu efisien, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dalam eksperimen, setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
b. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih; c. Dalam eksperimen, siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaaran dari teori yang dipelajari itu; d. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka di samping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan,juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen; e. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya belum ada.
4. Tahap Eksperimen Pembelajaran dengan metode eksperimen, menurut Palendeng (2003: 82, dalam Hosnan, 2014: 61-62), meliputi tahap-tahap berikut: a. Percobaan awal; pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
b. Pengamatan; merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. c. Hipotesis awal; siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. d. Verifikasi; kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. e. Aplikasi konsep; setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. f. Evaluasi; merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Eksperimen Menurut Sumantri (1999: 158, dalam Hosnan, 2014: 63-64), kelebihan metode eksperimen adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
a. Membuat siswa percaya pada kebenaran kesimpulan percobaanya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku; b. Siswa aktif terlibat mengumpulkan fakta, informasi, atau data yang diperlukan melalui percobaan yang dilakukan; c. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berpikir ilmiah; d. Memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objetif, relistik, dan menghilangkan verbalisme; e. Hasil belajar menjadi kepemilikan siswa yang bertalian lama.
Menurut Hosnan (2014: 63), kelemahan metode eksperimen adalah: a. Metode ini memakan waktu yang banyak. Jika diterapkan dalam rangka pelajaran di sekolah, maka metode ini dapat menyerap waktu pelajaran; b. Kebanyakan metode ini cocok untuk sains dan teknologi, kurang tepat jika pada pelajaran lain, terutama bidang ilmu pengetahuan sosial; c. Pada hal-hal tertentu, seperti pada eksperimen bahan-bahan kimia, kemungkinan memiliki bahaya selalu ada. Dalam hal ini, faktor keselamatan kerja harus diperhitungkan; d. Metode ini memerlukan alat dan fasilitas yang lengkap. Jika kurang salah satu padanya, maka eksperimen tidak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan pendapat diatas, Hosnan (2014: 64) menjelaskan bahwa penerapan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
memiliki kelebihan dan manfaat. Kelebihan tersebut berorientasi pada optimalnya kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Di samping kelebihan yang dapat dirasakan oleh siswa dalam pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen, ada juga kekurangan atau kelemahannya. Hal ini menuntut kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran eksperimen dengan mengawasi proses kerja sama dalam belajar yang dilakukan oleh siswa. Hal ini berarti bahwa peran guru sangatlah penting dalam memberikan pengawasan sekaligus bimbingan bagi siswa. Menurut Hosnan (2014: 65), aplikasi/penerapan metode eksperimen atau mencoba dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: a. Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; b. Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia harus disediakan; c. Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; d. Melakukan dan mengamati percobaan; e. Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; f. Menarik simpulan atas hasil percobaan; g. Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Menurut Mulyasa ( 2013: 189), prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar, berupa perubahan-perubahan perilaku, yang oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokkan ke dalam kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar mempunyai ciri-ciri tertentu. Menurut Makmun (1999, dalam Mulyasa, 2013: 189-190), ciri-ciri perubahan perilaku hasil belajar adalah bersifat: a. intensional; artinya pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan disadari dilakukan dan bukan secara kebetulan. b. positif; sesuai dengan yang diharapkan (normatif),atau kriteria keberhasilan (criteria of success), baik dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi guru. c. efektif; artinya perubahan hasil belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlukan dapat direproduksikan dan dipergunakan, seperti dalam pemecahan masalah, ujian, maupun dalam penyesuaian diri dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Mulyasa (2013: 191-192), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Faktor Internal Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri (internal), baik secara fisiologis maupun secara psikologis, beserta usaha yang dilakukannya. - Faktor fisiologis, berkaitan dengan kondisi jasmani atau fisik seseorang, yang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada umumnya dan kondisi yang berkaitan dengan fungsifungsi jasmani tertentu terutama panca indera. - Faktor psikologis, berasal dari dalam diri seseorang seperti intelegensi, minat, sikap. Selain, faktor-faktor di atas prestasi belajar juga dipengaruhi oleh waktu dan kesempatan. Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
- Faktor sosial menyangkut hubungan antarmanusia yang terjadi dalam berbagai situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk lingkungan keluarga, sekolah, teman, dan masyarakat pada umumnya. - Faktor non-sosial adalah faktor-faktor lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik: misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar, buku-buku sumber, dan sebagainya.
Menurut peneliti, prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar tersebut berupa perubahan perilaku yang bersifat intensional, positif, dan afektif. Prestasi belajar dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal (faktor diri) dan faktor eksternal (faktor sosial dan non-sosial).
D. Gender 1. Pengertian Gender Menurut Mansour (2012: 7-8), untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dengan seks (jenis kelamin). Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Sedangkan konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2. Sejarah Perbedaan Gender Teori teoritikus berspekulasi bahwa beberapa faktor berkontribusi terhadap perbedaan gender. Karakteristik dan kecenderungan yang diturunkan memiliki peran substansial dalam sebagian perbedaan, sedangkan
faktor-faktor
lingkungan
lebih
berkontribusi
terhadap
perbedaan yang lain. Dalam banyak kasus, faktor biologis (yaitu, keturunan) dan pengalaman (yaitu, lingkungan) berhubungan dan saling melengkapi sehingga memperkuat pengaruh masing-masing (Lippa, 2002, dalam Ormrod, 2009: 182).
3. Stereotip Gender, Persamaan, dan Perbedaan a.
Stereotip Gender Menurut Santrock (2014: 184), Stereotip gender merupakan kategori yang mencerminkan kesan dan keyakinan tentang perilaku apa yang sesuai untuk perempuan dan laki-laki.
b.
Perbedaan Gender pada Ketrampilan Sains Dalam pencapaian nilai sains, anak laki-laki melakukan sedikit lebih baik dalam sains dibandingkan anak perempuan di kelas 4, 8, dan 12 (Penilaian Nasional terhadap Kemajuan Pendidikan di AS, 2005, dalam Santrock, 2014: 187). Dalam studi lain, kali ini difokuskan pada siswa kelas 8 dan 10, nilai anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan pada tes sains, terutama di kalangan siswa berkemampuan menengah dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
kemampuan di atas rata-rata (Burkham, Lee, & Smerdon, 1997, dalam Santrock, 2014: 187). Di kelas sains yang menekankan kegiatan laboratorium, nilai ujian sains anak perempuan membaik. Hal ini menunjukkan pentingnya keterlibatan aktif dari siswa kelas ilmu pengetahuan, yang dapat mempromosikan kesetaraan gender (Santrock, 2014: 187).
4. Penghapusan Bias Gender Bias gender hadir di ruang kelas. Guru berinteraksi lebih banyak dengan anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan di semua tingkat pendidikan (Blakemore, Berenbaum, & Liben, 2009, dalam Santrock, 2014: 92). Apa buktinya bahwa kelas bias terhadap anak perempuan? Pertimbangkan faktor-faktor berikut (Sadker & Sadker, 1994, 2005, dalam Santrock, 2014: 192-193): a.
Dalam kelas khusus, anak perempuan lebih patuh, anak laki-laki lebih kasar.
b.
Di
banyak
kelas,
guru
menghabiskan
lebih
banyak
waktu
memperhatikan dan berinteraksi dengan anak laki-laki, sedangkan anak perempuan bekerja dan bermain dengan tenang sendiri. c.
Anak laki-laki
mendapatkan instruksi
bantuan lebih banyak
dibandingkan anak perempuan ketika mereka mengalami kesulitan dengan pertanyaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Menurut Santrock (2014: 193), dengan demikian terdapat bukti atas bias gender terhadap anak laki-laki dan perempuan di sekolah-sekolah. Pengajar sekolah banyak yang tidak menyadari bias gender dari sikap mereka. Sikap-sikap ini sangat mengakar, dan didukung oleh budaya umum. Meningkatkan kesadaran bias gender di sekolah jelas merupakan strategi penting dalam mengurangi bias tersebut.
E. Pembiasan Cahaya pada Lensa Lensa adalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan lengkung. Sebuah lensa dapat terdiri dari satu bidang lengkung dan satu bidang datar atau juga dapat terdiri dari dua bidang lengkung (Raharja.dkk, 2013: 133). 1. Jenis-Jenis Lensa Lensa terbagi menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung (lensa kovergen atau lensa konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf). a. Lensa Cembung Lensa cembung ialah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dan bagian tepiannya lebih tipis. Berdasarkan bentuknya (lihat gambar 2.1), lensa cembung dikelompokkan menjadi: 1) lensa cembung-cembung (bikonveks); 2) lensa cembung-datar (plan-konveks); 3) lensa cembung-cekung (konveks-konkaf).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Gambar 2.1 Jenis Lensa Cembung b. Lensa Cekung Lensa cekung ialah lensa yang bagian tengahnya tipis dan bagian tepinya lebih tebal. Lensa cekung disebut juga dengan lensa divergen atau lensa konkaf. Berdasarkan bentuknya (lihat gambar 2.2), lensa cekung dikelompokkan menjadi: 1) lensa cekung-cekung (bikonkaf); 2) lensa cekung-datar (plan-konkaf); 3) cekung-cembung (konkaf-konveks).
Gambar 2.2 Jenis Lensa Cekung
2. Istilah dalam Pembahasan Lensa a.
Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat kedua bola yang membentuk permukaan lensa.
b.
Jari-jari kelengkungan merupakan jarak antara pusat kelengkungan dan pusat optik lensa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
28
Pusat optik adalah titik pada lensa yang merupakan pertemuan antara gari diameter lensa dan sumbu utama. Lensa bersifat tembus cahaya sehingga energi cahaya dapat
masuk dari kedua sisinya. Oleh sebab itu, ada dua titik fokus yang berjarak sama dari pusat optik dengan anggapan kedua sisi lensa berada pada medium yang sama. Titik-titik itulah yang sering disebut dengan titik fokus pertama F1 dan titik fokus kedua F2. 1) Lensa Cembung Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah menuju titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada sumbu utama dengan sinar yang melewatinya akan merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan. 2) Lensa Cekung Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah berasal dari titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada sumbu utama dengan sinar yang menuju kearahnya akan merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan.
3. Tiga Sinar Istimewa a. Lensa Cembung Tiga sinar istimewa pada lensa cembung yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus F1. 2) Sinar datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias (lihat gambar 2.3).
F1 F2
F2
F2
F1
F1
Gambar 2.3 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung b. Lensa Cekung Tiga sinar istimewa pada lensa cembung yaitu: 1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakanakan melalui titik fokus F1. 2) Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias (lihat gambar 2.4).
F2 F1
F2
F1
F2
F1
Gambar 2.4 Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung
4. Pembentukan Bayangan pada Lensa Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cembung yang telah dipaparkan pada penjelasan diatas maka dapat digambarkan pembentukan bayangan oleh lensa cembung. Berikut adalah contoh pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk salah satu posisi benda (lihat gambar 2.5). Jarak benda lebih besar dari 2 kali jarak fokus kedua (2f2). Maka, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan letak bayangannya di antara titik fokus pertama (F1) dan 2 kali jarak fokus lensa pertama (2f1).
Gambar 2.5 Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
5. Perbesaran Bayangan oleh Lensa Perbesaran lensa didefinisikan sebagai perbandingan antara ukuran bayangan dengan ukuran benda, atau jarak bayangan dibagi jarak benda
dengan h adalah tinggi benda, h’ adalah tinggi bayangan, s adalah jarak benda ke lensa, dan s’ adalah jarak bayangan ke lensa.
6. Menentukan Letak Bayangan pada Lensa a. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cembung (tabel 2.1) Tabel 2.1 Letak Bayangan pada Lensa Cembung Letak Benda Di tak berhingga
Letak Bayangan
Sifat Bayangan
Di titik fokus F1
Nyata, terbalik,
pada sisi seberang
diperkecil
lensa Di antara pusat
Di antara titik
Nyata, terbalik,
kelengkungan lensa
fokus F1 dan pusat
diperkecil
dan tak berhingga
kelengkungan di seberang posisi benda
Di pusat
Di pusat
kelengkungan lensa
kelengkungan pada sama besar sisi seberang lensa
Nyata, terbalik,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Di antara titik fokus
Di belakang pusat
dan pusat
kelengkungan pada diperbesar
kelengkungan lensa
sisi seberang lensa
Di titik fokus kedua
Di jarak tak
F2
berhingga pada sisi sangat
32
Nyata, terbalik,
Nyata, terbalik,
seberang lensa
diperbesar
Di antara titik fokus
Pada sisi yang
Maya, tegak,
dan pusat optik
sama dari lensa
diperbesar
dan di belakang benda
b. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cekung (tabel 2.2) Tabel 2.2 Letak Bayangan pada Lensa Cekung Letak Benda Di tak berhingga
Letak Bayangan
Sifat Bayangan
Di titik fokus F1 pada Nyata,
tegak,
sisi lensa yang sama sangat dengan benda
diperkecil
Di manapun di antara
Di antara pusat optik
Maya, tegak,
pusat kelengkungan
dan titik fokus F1 pada diperbesar
lensa dan tak berhingga sisi yang sama dengan benda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
7. Rumus Umum Lensa Tipis Lensa tipis merupakan lensa yang memiliki ketebalan dapat diabaikan terhadap diamater kelengkungan lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus (Kanginan, 2013: 412). Secara umum, jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus lensa memenuhi hubungan :
rumus tersebut sama seperti pada rumus cermin. Rumus di atas juga berlaku untuk lensa tipis. Lensa cekung merupakan lensa divergen, jarak fokusnya dianggap negatif. Ketentuan yang berhubungan dengan perjanjian tanda pada penggunaan rumus umum lensa tipis ditunjukkan pada tabel 2.3. Tabel 2.3 Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa Besaran
Simbol
Jarak benda
Bernilai Postif
Bernilai Negatif
Benda di depan lensa Benda di belakang S lensa
Jarak bayangan
s’
Bayangan di
Benda di depan
belakang lensa
lensa (maya)
(nyata) Tinggi
Bayangan tegak h’
Bayangan
Bayangan terbalik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jari-jari
Di belakang lensa
Di depan lensa
Lensa cembung
Lensa cekung
34
R kelengkungan Jarak fokus
F
F. Dampak Teori ke Penelitian Berikutnya Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah pengajaran Fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan (2) apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan pengajaran eksperimen terbimbing materi pembiasan cahaya pada lensa. Teori yang telah disajikan pada bab 2 mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut mendasari dalam pembuatan treatment, instrument, analisis data, dan kesimpulan. Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen terbimbing untuk kelas eksperimen dan metode ceramah untuk kelas kontrol. Berdasarkan teori tentang metode eksperimen terbimbing dan materi tentang pembiasan cahaya yang nantinya digunakan sebagai dasar pembuatan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sampel melakukan percobaan sesuai dengan LKS yang telah dibuat, memecahkan masalah dengan berdiskusi dalam kelompok, kemudian mempresentasikannya. Treatment tersebut sesuai dengan teori konstruktivisme dimana siswa dapat mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisa data, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
menyimpulkan sangat cocok untuk mendalami fisika. Metode ilmiah yang sangat jelas menunjukkan proses abstraksi terhadap kejadian konkret, tepat untuk digunakan dalam pelajaran fisika (Suparno, 2007: 12) Instrumen dibuat berdasarkan (1) teori tentang prestasi belajar siswa dan materi tentang pembiasan cahaya pada lensa yang mendasari pembuatan pretest dan posttest, (2) teori prestasi belajar dan teori perbedaan gender untuk mengetahui apakah prestasi belajar siswa putra dan putri berbeda. Analisa data dan kesimpulan, disusun berdasarkan teori tentang prestasi belajar siswa dan teori perbedaan gender untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan putri. Sedangkan, teori prestasi belajar dan materi pembiasan cahaya pada lensa untuk mengetahui apakah metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
G. Penelitian yang Relevan Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu, diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, yaitu: Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Putra dan Putri pada Subpokok Bahasan Perpindahan Kalor dengan Metode Eksperimen. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2008 oleh Varida Indrastuti (041424008), Mahasiswi Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada siswa kelas XA dan XC di SMA Negeri 1 Ngemplak. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode eksperimen dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa dan dengan pengajaran eksperimen, prestasi belajar antara siswa putra dan putri tidak berbeda. Pengaruh Gender dalam Hal Minat, Sikap, dan Pemahaman Fisika Siswa pada Pokok Bahasan Kinematika dengan Analisis Vektor. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 oleh Paulus Raja (081424024), Mahasiswa Program Studi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Siswa Kelas XI IPA SMA Frater Makassar. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa gender tidak mempengaruhi minat, sikap, dan pemahaman siswa. Hal ini terbukti dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan pada aspek-aspek yang telah diukur dalam penelitian tersebut. Dari kedua hasil penelitian terdahulu seperti yang telah dipaparkan di atas, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, yaitu penggunaan treatment eksperimen dalam pembelajaran fisika dan meneliti adakah perbedaan gender dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Akan tetapi dari kedua penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan diteliti. Penelitian Paulus Raja berbeda dengan penelitian ini karena tidak menggunakan treatment metode eksperimen terbimbing dalam pembelajaran fisika. Varida Indrastuti juga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan karena sampel dan materi yang digunakan berbeda. Dari pemaparan di atas telah jelas mengenai perbedaan dan persamaan antara penelitian yang akan dilakukan dengan hasil penelitian-penelitian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
sudah dilakukan. Oleh karena itu penelitian yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Gender Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Klaten dalam Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa Menggunakan Metode Eskperimen Terbimbing” dapat dilakukan karena masalah yang akan diteliti bukan duplikasi dari penelitian–penelitian yang sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian
ini
termasuk
penelitian
kuantitatif,
dimana
menggunakan data berupa skor atau angka yang selanjutnya akan dianalisa dengan statistik. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini ialah statistik inferensial. Menurut Suparno (2010: 90), statistik inferensial digunakan untuk membuktikan apakah suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan mengetahui pengaruh perbedaan gender terhadap prestasi belajar. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui perolehan data nilai siswa yang berupa angka dari hasil pretest-posstest kemudian dianalisa secara statistik. Kesimpulan dapat diperoleh berdasarkan data dari subyek yang diteliti dan diolah dengan menggunakan Uji-T dan Uji F dengan bantuan komputer program SPSS 17.00 for windows. Desain yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian eksperimental dengan desain Design Static Group Pretest-Posttest dengan skema sebagai berikut: Treatment group
O
X1
O
Control group
O
X2
O
Menurut Suparno (2010:137) riset eksperimen mempunyai kelompok yang digunakan sebagai percobaan, yaitu kelompok yang
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
menerima treatment disebut kelompok eksperimen. Dan juga mempunyai kelompok kontrol, yaitu kelompok yang tidak menerima treatment.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten (Jl. Angsana Trunuh, Klaten Selatan). 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015-11 Mei 2015.
C. Populasi dan Sampel Populasi merupakan kelompok yang lebih besar dimana hasil dari penelitian tersebut diharapkan berlaku untuk seluruh anggota grup yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri 2 Klaten yang terdiri dari 7 kelas peminatan IPA. Sampel adalah sebagian populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 2 Klaten kelas X MIA 2 untuk kelas kontrol yang terdiri dari 30 siswa dan X MIA 3 untuk kelas eksperimen yang terdiri dari 30 siswa.
D. Treatment Treatment merupakan perlakuan yang diberikan peneliti kepada subyek yang akan diteliti agar nantinya diperoleh data yang diinginkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Wujud treatment dalam penelitian ini berupa pemberian metode pembelajaran tertentu pada siswa yakni metode eksperimen terbimbing. Untuk melihat apakah dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa maka, metode ini dibandingkan dengan metode pembelajaran ceramah. Metode ceramah tersebut digunakan dalam proses pembelajaran di kelas kontrol, sedangkan metode eksperimen digunakan dalam proses pembelajaran di kelas eskperimen. Pembelajaran dengan mengunakan metode eksperimen terbimbing ini digunakan dalam materi pembiasan cahaya pada lensa. Eksperimen dilakukan dua kali pertemuan, yaitu: pertemuan pertama untuk eksperimen pembiasan cahaya pada lensa cembung dan pertemuan kedua untuk eskperimen pembiasan cahaya pada lensa cekung. Kegiatan eksperimen yang dilakukan seperti pada tahaptahap di bawah ini:
1. Sebelum Eksperimen a. Peneliti melakukan kegiatan observasi kelas sebelum melalukan pembelajaran bersama dengan siswa. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas. Sehingga, kelak peneliti dapat mengelola kelas dengan baik. b. Peneliti mempersiapkan pembelajaran 1) Menentukan materi yang akan dipelajari oleh para siswa di kelas. Materi tersebut disesuaikan dengan kurikulum yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
ditetapkan oleh pemerintah di sekolah tersebut. Materi yang dipilih ialah pembiasan cahaya pada lensa. 2) Menentukan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran ini ditunjukkan dalam bentuk indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. 3) Membuat rancangan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing. 4) Merencanakan langkah-langkah eksperimen. 5) Pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam eksperimen dimana jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. 6) Menguji coba alat tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengecek kondisi dan kevalidan dari alat dan bahan yang disediakan dan nantinya akan dipergunakan siswa. 7) Peneliti membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil, dimana pembagian dilakukan secara acak. c. Peneliti melaksanakan pretest bagi peserta didik sesuai dengan materi yang akan dieksperimenkan.
2. Tahap Eksperimen a. Peneliti membagikan LKS pada peserta didik kemudian meminta peserta didik untuk membaca dan memahaminya. LKS tersebut digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan eksperimen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
b. Peneliti bertanya jawab dengan peserta didik mengenai langkahlangkah eksperimen dan alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar c. Setelah itu, peneliti mengutarakan permasalahan yang akan diteliti. d. Peserta didik merangkai alat-alat percobaan yang telah disediakan bersama dengan kelompoknya. e. Peserta didik diminta memecahkan suatu masalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diberikan. Pada kegiatan ini setiap kelompok menentukan sendiri proses yang dilakukan agar setiap permasalahan dapat terpecahkan. f. Peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan peserta didik secara berkeliling di setiap kelompok untuk memberikan bimbingan sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Hal tersebut juga dilakukan untuk mengobservasi peserta didik pada saat kegiatan eksperimen adakah pengaruh gender dalam kegiatan ini.
3. Setelah Eksperimen a. Sesuai dengan proses pembelajaran yang menerapkan kurikulum 2013, setelah bereksperimen peserta didik berdiskusi dan mengkomunikasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
b. Bersama-sama dengan peserta didik, peneliti menyimpulkan kegiatan pembelajaran apa saja yang diperoleh hari ini. c. Peneliti melaksanakan posttest bagi peserta didik.
E. Instrumentasi Instrumentasi adalah seluruh proses pengumpulan data, termasuk mendesain instrumen dan menentukan keadaan agar instrumen tersebut dapat menghasilkan suatu data yang diinginkan. Instrumen ialah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Suparno, 2010: 56). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendukung
kegiatan
pembelajaran
berupa
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS) sedangkan, untuk mengumpulkan data ini berupa tes tertulis yakni pretest dan posttest. 1.
RPP dan LKS Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan pegangan bagi peneliti dalam mengajar di kelas. RPP tersebut disusun sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013 dan berdasarkan materi pembiasan pada lensa. Lembar Kerja Siswa (LKS) disusun oleh peneliti sebagai petunjuk peserta didik untuk bereksperimen. LKS berisi langkah kerja eksperimen dan hal apa saja yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar Kerja Siswa ini disusun berdasarkan materi praktikum optika yang diproduksi olah Laboratorium Fisika USD pada tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2013 yang telah peneliti pelajari selama kuliah (Fisika, 2013:10). Sesuai dengan judul penelitian, maka materi yang digunakan adalah pembiasan cahaya pada lensa. Namun, LKS tetap disusun sesuai porsi SMA kelas X agar tidak membuat siswa merasa bingung. LKS ini dikembangkan sesuai dengan tujuan pembelajaran dan lebih membantu siswa mengkonstruk pemikirannya.
2.
Pretest-Posttest Pretest bertujuan untuk mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki oleh peserta didik sebelum melakukan kegiatan eksperimen. Sedangkan,
posttest
bertujuan
untuk
mengetahui
sejauhmana
pemahaman peserta didik setelah melakukan kegiatan eksperimen. Dalam mengerjakan soal pretest, peserta didik diberikan waktu 30 menit dan untuk mengerjakan soal posttest diberikan juga waktu 30 menit. Pretest dan posttest diberikan bagi peserta didik berupa soalsoal uraian yang disesuaikan dengan indikator pembelajaran. Soal pretest dan posttest dibuat berdasarkan indikator pembelajaran karena indikator iniliah yang digunakan sebagai tolok ukur apakah peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini adalah indikator hasil belajar materi pembiasan cahaya pada lensa: 1) Siswa dapat menjelaskan pengertian lensa dan menyebutkan jenisjenisnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
2) Siswa dapat menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung-cekung dan menyatakan sifat-sifat bayangan. 3) Siswa dapat menyelesaikan soal hitungan mengenai pembiasan pada lensa. Tabel 3.1 di bawah ini adalah tabel distribusi soal-soal menurut materi pembiasan cahaya dan aspek yang diukur untuk soal pretest: Tabel 3.1 Distribusi soal-soal pretest materi pembiasan cahaya pada lensa dan aspek yang diukur Indikator
Aspek yang
No.
ke-
dicapai
Soal
Soal Pretest
Skor
Apakah yang dimaksud dengan Pengetahuan
1a
1,5 lensa?
1 Lensa dibagi menjadi 2 macam Pengetahuan
1b
1,5 yaitu: Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda
Analisa
4a
4 berada di:
2 a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa. b. Benda di antara tak Analisa
4b
4 berhingga dan pusat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
kelengkungan lensa. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifatAnalisa
5
sifat bayangan ketika benda
4
berada di antara pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga. Sebuah benda terletak pada jarak 18 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 2a 3
Penerapan
6 cm dan tinggi benda 6 cm.
5
2b Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b. Tinggi bayangan (h’) Sebuah benda setinggi 5 cm terletak pada jarak 10 cm dari sebuah lensa cekung yang 3a Penerapan
panjang fokusnya 15 cm.
5
3b Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b. Tinggi bayangan (h’)
Tabel 3.2 dibawah ini adalah tabel distribusi soal-soal menurut materi pembiasan cahaya dan aspek yang diukur untuk soal posttest:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Tabel 3.2 Distribusi soal-soal posttest materi pembiasan cahaya pada lensa dan aspek yang diukur Indikator
Aspek yang
No.
ke-
dicapai
Soal
Pengetahuan
1a
Soal Posttest
Skor
Apakah yang dimaksud dengan 1,5 lensa? 1 Lensa dibagi menjadi 2 macam Pengetahuan
1b
1,5 yaitu: Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda
Analisa
4a
4 berada di: a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa. b. Benda di antara tak
2 Analisa
4b
berhingga dan pusat
4
kelengkungan lensa. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifatAnalisa
5
4 sifat bayangan ketika benda berada di antara pusat kelengkungan lensa dan tak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
berhingga. Sebuah benda terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 2a Penerapan
3
20 cm dan tinggi benda 20 cm.
5
2b Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b. Tinggi bayangan (h’) Sebuah benda setinggi 6 cm terletak pada jarak 36 cm dari sebuah lensa cekung yang 3a Penerapan
panjang fokusnya 12 cm.
5
3b Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b. Tinggi bayangan (h’)
Tabel 3.3 di bawah ini adalah tabel kriteria penskoran soal pretest dan posttest: Tabel 3.3 Kriteria penskoran pretest dan posttest Nomor soal
Jawaban
Skor
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
1,5
benar dan lengkap 1a
b. Siswa menuliskan jawaban dengan
1
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi salah
0,5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Siswa tidak menuliskan jawaban a. Siswa menuliskan jawaban dengan
0 1,5
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 1b
1
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
0,5
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban a. Siswa menuliskan jawaban dengan
0 2,5
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 2a
2
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
0,75
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban a. Siswa menuliskan jawaban dengan
0 2,5
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 2b
2
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
0,75
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban a. Siswa menuliskan jawaban dengan
0 2,5
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 3a
2
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
0,75
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban 3b
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
0 2,5
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan
2
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
0,75
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban
0
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
4
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 4a
2,5
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
1
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban
0
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
4
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 4b
2,5
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
1
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban
0
a. Siswa menuliskan jawaban dengan
4
benar dan lengkap b. Siswa menuliskan jawaban dengan 5
2,5
benar tetapi kurang lengkap c. Siswa menuliskan jawaban tetapi
1
salah d. Siswa tidak menuliskan jawaban
0
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
F. Validitas Hasil penelitian dapat ditentukan valid atau tidaknya dilihat dari instrumen yang digunakan dalam penelitian itu baik atau tidak. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan. Apabila suatu instrumen yang dipergunakan tidak valid maka akan dihasilkan kesimpulan yang kurang valid sehingga hasil penelitian tersebut diragukan. Suatu ukuran yang mampu menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen disebut validitas. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas isi jika isi dari instrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang ingin diukur. Untuk mengetahui instrument yang digunakan dalam penelitian ini valid maka soal-soal pretest dan posttest yang telah dibuat peneliti berdasarkan indikator pembelajaran juga dikonsultasikan kepada seseorang yang memiliki keahlian dalam hal menyusun soal-soal tersebut, dalam hal ini ialah dosen pembimbing dan guru fisika kelas X di sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian. Lembar Validitas yang diisi oleh pakar disusun berdasarkan skripsi Oktavia (2014), namun lembar validitas tersebut dikembangkan untuk mempermudah pakar melakukan validasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
G. Analisis Data Pretest dan Posttest Teknik analisa data merupakan pengolahan data dari instrument pengukuran yang sudah dipersiapkan oleh peneliti.Teknik analisa data dengan menggunakan SPSS 17.00 for windows. 1....................................................................................................... M engetahui Kemampuan Awal atau Akhir di Kelas Eksperimen dan Kontrol Untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan dengan menggunakan test Anova. Tes Anova digunakan untuk mengetes kelompok lebih dari dua (Suparno, 2010: 90). Penelitian ini menggunakan analisis anova between design, analisis ini digunakan untuk kelompok yang dites independen. Apabila kelompok tersebut dites dengan hasil p = .000 < α = .05 maka signifikan. Maka, masih perlu dipertanyakan mean mana yang sungguh berbeda secara signifikan. Oleh karena itu diperlukan multiple comparison procedures yaitu untuk menemukan mean mana yang berbeda secara signifikan. Penelitian ini juga menganalisa selisih nilai posttest-pretest dengan menggunakan test anova. Analisa yang dilakukan untuk membuktikan kelompok siswa mana yang mempunyai prestasi belajar paling tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
53
Mengetahui pengaruh perbedaan gender terhadap prestasi belajar di kelas eksperimen a. Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan Untuk mengetahui apakah metode eskperimen terbimbing yang diberikan pada siswa perempuan dalam kelas eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest siswa perempuan. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen. b. Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki Untuk mengetahui apakah metode eskperimen terbimbing yang diberikan pada siswa laki-laki dalam kelas eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest siswa laki-laki. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen. c. Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas eksperimen diperlukan
data
posttest
siswa
laki-laki
dan
perempuan.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
54
Mengetahui pengaruh perbedaan gender terhadap prestasi belajar di kelas kontrol a. Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan Untuk mengetahui apakah metode cermah yang diberikan pada siswa perempuan dalam kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest siswa perempuan. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen. b. Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki Untuk mengetahui apakah metode ceramah yang diberikan pada siswa laki-laki dalam kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar diperlukan data posttest dan pretest siswa laki-laki. Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen. c. Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas kontrol diperlukan
data
posttest
siswa
laki-laki
dan
perempuan.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis secara statistik menggunakan uji T-test untuk kelompok dependen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV DATA DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten pada tanggal 30 April-11 Mei 2015. Jadwal pembelajaran fisika untuk kedua kelas yang akan digunakan sebagai subyek penelitian dilaksanakan satu kali tatap muka (3x45 menit) dalam satu minggu. Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 2 sebagai kelas kontrol dan X MIA 3 sebagai kelas eksperimen. Kelas X MIA 2 terdiri dari 33 siswa, namun pada saat penelitian ada 3 siswa tidak hadir pada pertemuan pertama karena 2 orang mengikuti lomba dan 1 orang sedang rapat osis. Kelas X MIA 3 juga terdiri dari 33 siswa, pada penelitian minggu pertama hadir semua tetapi pada saat pertemuan selanjutnya ada 2 siswa yang ijin karena sakit dan 1 orang mengikuti kegiatan dari sekolah. Jadi, sampel untuk penelitian ini ialah X MIA 2 yang berjumlah 30 siswa dan X MIA 3 yang berjumlah 30 siswa. Pada tabel 4.1 dan 4.2 dituliskan jadwal sebelum dan saat pelaksanaan penelitian dilaksanakan oleh peneliti: Tabel 4.1 Jadwal Persiapan Sebelum Penelitian No 1. 2.
Waktu Pelaksanaan Awal Bulan Maret 2015 Akhir Bulan Maret 2015
Kegiatan Ijin secara informal dengan kepala sekolah Ijin secara formal ke BAPPEDA Klaten dan memberikan tembusan55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
4.
5.
56
tembusan ke Dinas Pendidikan, dll. Ijin secara formal ke sekolah dengan memberikan surat ijin penelitian dari Awal Bulan April 2015 BAPPEDA Dipertemukan dengan Guru Fisika kelas X Konsultasi dengan Guru Fisika kelas Awal Bulan April 2015 X untuk meminta validitas instrument (pretest dan posttest) (sebelum UAN) Konsultasi RPP Observasi di kelas X MIA 3 Akhir Bulan April Mengecek kelengkapan alat-alat yang 2015 (setelah UAN) digunakan untuk eksperimen
Peneliti melakukan observasi pada kelas yang akan digunakan untuk mengenal siswa dan mengetahui situasi kelas sebelum melaksanakan penelitian. Pada saat observasi di kelas X MIA 3 pada hari Senin, 27 April 2015 siswa yang hadir adalah 32 siswa. Pembelajaran yang berlangsung saat itu menarik perhatian peneliti karena setiap siswa diberikan waktu 2 menit untuk menjelaskan suatu konsep dan teman-teman yang lain memberikan penilaian yang nantinya diserahkan ke guru. Siswa-siswa mengikuti pembelajaran begitu aktif namun ada 1 hal yang ditunggu oleh peneliti dari awal observasi sampai di akhir yakni tidak adanya umpan balik dan tanggapan dari guru maupun siswa lain. Jadi dalam kegiatan pembelajaran tersebut sering terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak ditanggapi atau dibenarkan oleh guru maupun siswa. Gambar 4.1 melukiskan keadaan waktu peneliti observasi dan gambar 4.2 merupakan contoh penilaian dari salah satu siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.1. Observasi X MIA 3
57
Gambar 4.2 Penilaian dari seorang siswa
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
No.
1.
Waktu (2015)
Jumlah Kelas
Kamis,
Siswa
Hadir
33
30
Tidak
Kegiatan
Hadir 3
30 April
Perkenalan, pretest, Pembelajaran
materi
Lensa Cembung dengan menggunakan
X MIA 2 2.
Kamis,
metode
ceramah 33
33
0
7 Mei
Pembelajaran Lensa
materi Cekung
(ceramah), posttest 3.
Senin,
33
33
0
3 Mei
Perkenalan, pretest, Pembelajaran
materi
Lensa Cembung dengan metode
X MIA 3 4.
Senin, 11 Mei
eskperimen
terbimbing 33
30
3
Pembelajaran Lensa
materi Cekung
(Eksperimen), posttest
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Rincian pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1. Pelaksanaan di Kelas Kontrol a. Kamis, 30 April 2015 Pertemuan pertama penelitian di kelas kontrol dilaksanakan di kelas X MIA 2. Awalnya hari tersebut adalah hari observasi namun, guru berkehendak untuk langsung melaksanakan penelitian mengingat waktu pertemuan yang tinggal beberapa pertemuan lagi dan adanya libur di hari Kamis. Penelitian ini sedikit mendadak karena peneliti saat itu hanya membawa soal pretest dan posttest tetapi
tidak
membawa
kertas
milimeter.
Akhirnya
guru
menyarankan untuk mengerjakan soal no. 4 dan 5 di lembar sebaliknya. Sebelum
membagikan
soal
pretest,
peneliti
memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menyampaikan maksud kedatangan. Setelah semua dijelaskan, peneliti membagikan soal pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Waktu yang disediakan untuk mengerjakan pretest 30 menit. Beberapa siswa mengeluh karena tidak bisa mengerjakan soalnya dan merasa kesulitan di no. 4 dan 5. Selama pretest berlangsung, peneliti berkeliling untuk memantau kegiatan siswa agar tidak ada siswa yang berbuat curang. Peneliti melihat ada 4 orang siswa yang berbuat curang. Peneliti tersenyum melihat siswa tersebut dan siswa menjadi malu serta kembali mengerjakan soal sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Gambar 4.3 dan 4.4 melukiskan keadaan waktu siswa mengerjakan pretest.
Gambar 4.3 Siswa X MIA 2
Gambar 4.4 Siswa X MIA 2
saat Pretest
saat Pretest
Setelah mengerjakan soal tersebut, guru memberikan waktu 10 menit untuk beristirahat. Kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti pembelajaran materi pembiasan cahaya pada lensa cembung. Guru mata pelajaran fisika yang mengajar. Sebelumnya, peneliti juga telah berkonsultasi dengan guru mengenai alokasi waktu, materi yang diajarkan, dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Peneliti
duduk
mendokumentasikan
di
kegiatan
belakang pembelajaran
mengamati yang
dan sedang
berlangsung. Kegiatan inti diawali oleh guru dengan menanyakan apakah siswa dapat mengerjakan soal pretest tersebut atau tidak. Sebelum memberikan materi pembiasan cahaya pada lensa cembung, guru mengingatkan kembali ingatan siswa mengenai hukum Snellius. Selanjutnya, ia memulai materi pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Kegiatan
pembelajaran
berlangsung
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
menggunakan metode ceramah. Guru hanya memberi ceramah tanpa
bertanya
ataupun
membuat
siswa
berpikir
secara
konstruktivisme. Guru mengajar dengan menulis di papan tulis, tetapi juga kadang mengajak siswa bersendau gurau agar suasana tidak sepi. Pada saat pembelajaran berlangsung ada simulasi gempa di sekolah ini yang diselenggarakan oleh pemerintah. Hal ini membuat kelas menjadi ribut dan proses pembelajarannya sedikit tersendat. Sekitar 10 menit pembelajaran terhenti karena suara sirene yang membuat suara guru tidak terdengar dan membuat siswa saling bercanda dan tertawa terbahak-bahak dengan temannya. Saat pembelajaran dilanjutkan kembali, siswa diberikan soal latihan mengenai pembiasan cahaya pada lensa cembung. Siswa ditunjuk secara acak untuk mengerjakan soal yang diberikan guru di depan tetapi hanya diberikan waktu 5 menit untuk mengerjakan di tempat duduk. Pada saat siswa mengerjakan soal di depan, guru membimbing dan membantu siswa. Di akhir pembelajaran guru memberikan rangkuman dan memberikan tugas rumah untuk siswa (lihat gambar 4.5 dan 4.6).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.5 Guru Mengajar
61
Gambar 4.6 Guru Membimbing
di Kelas Kontrol
Siswa
b. Kamis, 7 Mei 2015 Pertemuan kedua untuk kelas kontrol dibuka dengan doa, guru mengabsen siswa dan seperti sebelumnya guru mata pelajaran fisika yang mengajar. Pembelajaran dibuka dengan guru yang mengingatkan tugas yang lalu. Siswa ditunjuk untuk maju ke depan mengerjakan pekerjaan rumah yang telah diberikan guru, tugas tersebut dikoreksi oleh siswa lain dengan cara menukarkan buku ke teman sebelah. Setelah koreksi, salah satu siswa ditunjuk untuk menulis nilai teman-temannya di buku nilai. Kegiatan selanjutnya ialah kegiatan inti pembelajaran mengenai
pembiasan
cahaya
pada
lensa
cekung.
Proses
pembelajaran tak jauh berbeda dengan pembelajaran yang sebelumnya, yakni guru menerangkan materi denga metode ceramah dan materi tersebut ditulis di papan tulis. Guru menjelaskan dan siswa hanya mendengarkan. Saat siswa merasa bosan ada yang bermain hp atau cerita dengan temannya. Saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
kondisi menjadi ribut, guru menegur siswa dan siswa tenang kembali. Di akhir pembelajaran sebelum diadakannya posttest, guru memberikan soal latihan bagi siswa dan selanjutnya siswa mengerjakan di depan (lihat gambar 4.7 dan 4.8). Guru mengingatkan siswa untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan 2 minggu yang lalu mengenai pembuatan video alat-alat optik, guru memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi untuk menentukan waktu kapan mereka mempresentasikannya.
Gambar 4.7 Siswa Berdiskusi saat Mengerjakan soal
Gambar 4.8 Siswa mengerjakan tugas dari guru
45 menit terakhir guru memberikan waktu kepada peneliti untuk
melaksanakan
kegiatan
posttest.
Kegiatan
posttest
berlangsung selama 30 menit dan 15 menit waktu diberikan guru untuk siswa beristirahat ataupun untuk bertanya jawab dengan peneliti. Saat posstest berlangsung ada 3 siswa yang bingung karena minggu yang lalu mereka tidak mengikuti pelajaran karena 2 orang mengikuti lomba dan 1 orang sedang rapat osis. Oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
karena itu, peneliti hanya menggunakan 30 siswa sebagai sampel mengingat
3
siswa
tidak
mengikuti
proses
pembelajaran
sebelumnya. Gambar 4.9 dan 4.10 melukiskan keadaan waktu siswa mengerjakan posttest.
Gambar 4.9 Posttest di X MIA 2
Gambar 4.10 Posttest di X MIA 2
2. Pelaksanaan di Kelas Eksperimen a. Senin, 3 Mei 2015 Kegiatan pembelajaran fisika di kelas eksperimen ini dilaksanakan oleh peneliti sebagai pengajar yang dibantu salah seorang teman untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Sebelum melakukan eksperimen, peneliti mempersiapkan alat-alat yang digunakan untuk eksperimen dan teman peneliti mempersiapkan ruangan. Persiapan tersebut dilakukan pada saat siswa-siswi mengikuti upacara bendera. Kegiatan upacara bendera ini diselenggarakan setiap hari senin oleh karena itu setelah bel masuk berbunyi yang mana menjadi tanda kegiatan pembelajaran dimulai, selang 10 menit peserta didik baru memasuki laboratorium fisika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Hal itu terjadi karena siswa harus mempersiapkan buku-buku dan berjalan ke laboratorium. Saat siswa mulai memasuki ruangan laboratorium (lihat gambar 4.11), guru membuka pelajaran dengan berdoa dan memberikan penjelasan bahwa untuk hari ini jam pelajaran fisika akan diberikan pada peneliti untuk melaksanakan penelitiannya. Guru memberikan waktu sepenuhnya pada peneliti, oleh karena itu peneliti selanjutnya berkenalan dan menyampaikan maksud kedatangan
selanjutnya
memberikan
penjelasan
mengenai
pembagian waktu di jam pelajaran fisika kali ini yakni 30 menit untuk pretest dan 90 menit untuk melakukan eksperimen, berdiskusi serta melakukan kegiatan penutup.
Gambar 4.11 Siswa Memasuki Lab
Gambar 4.12 Siswa Mengerjakan Pretest
Pretest yang berlangsung selama 30 menit berjalan dengan lancar (lihat gambar 4.12). Kegiatan pretest dibuat peneliti sama dengan pretest di kelas kontrol dengan tidak membagikan kertas milimeter, hal tersebut dilakukan agar tidak ada perbedaan nilai. Ada beberapa siswa yang mengeluh tidak bisa mengerjakan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
bertanya dengan teman, tetapi peneliti tetap berkeliling dan menegurnya dengan tersenyum. Setelah kegiatan pretest usai, peserta didik dibagi menjadi 6 kelompok. Dengan cara meminta siswa menghitung 1-6 dimulai dari siswa perempuan kemudian siswa laki-laki. Hal ini dilakukan agar siswa laki-laki tersebar di seluruh kelompok. Untuk
memperlancar
kegiatan
pembelajaran,
setiap
kelompok diberikan 2 lembar kerja siswa dengan harapan 1 LKS untuk mereka dan 1 LKS dikumpulkan. Untuk pembagian alat, agar setiap siswa dapat mengikuti eksperimen dengan baik maka peneliti mempersiapkan kebutuhan siswa dalam belajar. Oleh karena
itu
guru
dan
peneliti
menyepakati
3
kelompok
menggunakan kit secara lengkap dan 3 kelompok diberikan alatalat yang digunakan dalam eksperimen yakni menggunakan lensa cembung, lilin, layar, dan mistar atau penggaris kayu (lihat gambar 4.13, 4.14, 4.15, dan 4.16). Sebelum eksperimen dilaksanakan, peneliti memberikan waktu untuk siswa mengamati alat-alat yang digunakan, membaca dan mencermati langkah kerja eksperimen dan memahami apa yang harus mereka kerjakan. Peneliti juga bertanya mengenai soal pretest yang mereka kerjakan sebagai motivasi belajar mereka dan menanyakan alat-alat apa saja yang digunakan beserta fungsinya. Disaat siswa ditanya mengenai soal pretest rata-rata siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
menjawab tidak bisa mengerjakan yang no.4 dan 5. Peneliti juga telah mengetahui hal itu sebelumnya karena saat berkeliling peneliti melihat beberapa siswa yang tidak dapat mengerjakan soal no. 4 dan 5. Awal eksperimen cuaca mendukung dimana langit sedikit gelap dan mendung, hal tersebut membuat eksperimen berjalan dengan lancar karena dengan menggunakan lampu atau lilin dapat terlihat jelas bayangan terbentuk. Tetapi, lama kelamaan cuaca berubah menjadi cerah dan ruangan lab menjadi sangat terang ditambah dengan tidak adanya gorden. Namun, tiba-tiba sinar matahari kembali tertutup oleh awan lagi. Karena hal tersebut membuat peserta didik menjadi gaduh karena kadang dapat melihat bayangan dengan jelas kadang tidak maka peserta didik mengganti lilin atau lampu dengan menggunakan senter dari hp mereka. Sehingga bayangan terbentuk sangat jelas dan ketika mereka menemukannya bersorak kegirangan.
Gambar 4.13 Peralatan KIT untuk 3 Kelompok
Gambar 4.14 KIT untuk Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.15 Peralatan Sederhana untuk 3 Kelompok
67
Gambar 4.16 Alat Sederhana untuk Eksperimen
Kejadian diatas cukup membuat waktu tersita, meskipun hal tersebut juga sudah diantisipasi oleh peneliti dengan menyiapkan sumber cahaya yang sesuai dengan eksperimen tetapi cuaca yang terjadi pagi itu tidak dapat diatasi oleh peneliti. Kegiatan eksperimen lensa cembung yang dilakukan peserta didik pembagian waktunya tetap diatur oleh peneliti agar peserta didik dapat bekerja sesuai dengan petunjuk dari LKS dan mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Di dalam LKS juga terdapat hal-hal yang harus didiskusikan oleh peserta didik yang nantinya dipresentasikan di depan kelas (lihat gambar 4.17, 4.18, 4.19, dan 4.20). Apabila peserta didik kebingungan dalam melakukan eksperimen dan bertanya peneliti tidak hanya langsung menjawab pertanyaan mereka. Peserta didik harus mampu membentuk pemikiran mereka disini. Jadi, peneliti menjawab pertanyaan siswa dengan memberikan arahan agar peserta didik dapat menemukan jawaban sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Akhir pembelajaran hari itu ditutup dengan presentasi peserta didik dan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dipelajari. Peneliti juga memberikan informasi bahwa pertemuan minggu depan kegiatannya adalah eksperimen lensa cekung dan posttest. Peneliti juga mengingatkan agar mereka belajar supaya dapat mengerjakan soal yang diberikan kepada mereka.
Gambar 4.17 Eksperimen dengan KIT
Gambar 4.18 Eksperimen dengan Alat Sederhana
Gambar 4.19 Siswa sedang Berdiskusi
Gambar 4.20 Perwakilan Siswa Presentasi
b. Senin, 11 Mei 2015 Hari itu SMA Negeri 2 Klaten tidak menyelenggarakan upacara bendera karena akan diadakan penilaian kebersihan dari pemerintah. Oleh karena itu, siswa-siswi diharuskan untuk melakukan bersih-bersih di kelas masing-masing. Laboratorium juga dibersihkan, sehingga membuat peneliti sedikit terganggu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
untuk menyiapkan peralatan eksperimen karena akses jalan terhalang oleh kegiatan kebersihan tersebut. Setelah bel masuk berbunyi siswa tidak langsung ke laboratorium, mereka beristirahat terlebih dahulu dan ada pula yang mencuci tangan dan membersihkan bajunya. Saat peserta didik sudah masuk ke ruangan, peneliti langsung mengarahkan mereka untuk duduk sesuai dengan anggota kelompoknya. Penelitian ini baru dapat dimulai setelah 15 menit setelah bel masuk berbunyi. Kegiatan pembelajaran dibuka dengan doa dan peneliti menanyakan apakah ada siswa yang tidak hadir. Selanjutnya peneliti mengingatkan kembali apa yang telah dipelajari minggu kemarin dengan secara acak menunjuk peserta didik untuk mengerjakan soal di depan. Peserta didik tersebut juga diminta untuk menjelaskan kepada peserta didik yang lain bagaimana ia dapat menemukan jawabannya. Waktu yang diperlukan untuk pembukaan 15 menit. Waktu untuk bereksperimen, berdiskusi, dan mempresentasikan, serta membuat rangkuman 75 menit. Kegiatan posttest menggunakan waktu 30 menit. Peneliti beruntung karena cuaca hari ini mendung sehingga dengan menggunakan lilin sudah terlihat bayangan dengan jelas. Peneliti melakukan kegiatan eksperimen sama dengan kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
eksperimen sebelumnya, seperti berkeliling mengecek kegiatan siswa dan membantu jika siswa kebingungan. Disini siswa merasa lebih susah melakukan kegiatan eksperimen karena mereka kebingungan menentukan mana jarak bayangan, jarak benda, tinggi bayangan, tinggi benda agar dapat menentukan fokus lensa cekung Untuk dapat menentukan fokus lensa cekung, eksperimen yang dilakukan berbeda dengan percobaan sebelumnya. Dalam percobaan ini digunakan juga lensa cembung untuk membantu menentukan fokus lensa cekung. Oleh karena itu, siswa menjadi bingung dengan kondisi tersebut. Hanya ada 2 kelompok yang dapat menemukan besarnya fokus lensa cekung mendekati hasil sebenarnya. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya beberapa faktor ketidaktelitian peserta didik mengukur jarak dan tinggi benda atau bayangan, posisi alat eskperimen yang tidak berada dalam satu garis lurus sehingga sinar tidak tepat masuk ke lensa. Setelah
peserta
didik
menyelesaikan
eksperimennya
dilanjutkan, dengan kegiatan diskusi dan mempresentasikan hasil diskusinya (lihat gambar 4.21 dan 4.22). Peserta didik dan peneliti bersama-sama membuat rangkuman apa yang telah dipelajari hari ini, terjadi juga tanya jawab antar peneliti dan siswa. Peneliti memberikan waktu 5 menit untuk siswa belajar sebelum mengikuti posttest.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.21 Kegiatan Eksperimen
Gambar 4.23 Kegiatan Posttest
71
Gambar 4.22 Siswa Berdiskusi
Gambar 4.24 Kegiatan Posttest
Selama posttest berlangsung (lihat gambar 23 dan 24), teman dari peneliti pulang karena memiliki keperluan lain. Jadi, yang mendokumentasikan kegiatan posttest adalah peneliti sendiri. Kadang peneliti bingung, di satu pihak harus mengawasi peserta didik saat mengerjakan soal dan di satu sisi juga harus segera membereskan ruangan. Setelah peneliti selesai membereskan alatalat tersebut, peneliti kembali mengawasi kegiatan posttest. Akhirnya penelitian di kelas eksperimen ini selesai dan berjalan dengan lancar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Data dan Analisis 1. Data Data hasil pretest-posttest di kelas kontrol seperti tabel 4.3. Tabel 4. 3 Nilai Pretest-Posttest Kelas Kontrol (X MIA 2) Laki-laki
Perempuan
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
84
94
43
48
31
41
40
62
32
48
46
52
32
72
43
68
31
41
46
98
33
25
28
58
72
100
37
60
46
53
35
60
32
72
46
100
39
84
46
84
39
64
28
60
47
74
39
41
34
42
42
56
39
65
46
64
56
64
28
56
Rata-rata 42. 82
63. 09
40. 47
63. 79
Standar Deviasi 18. 203
23. 814
7. 479
15. 981
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Data hasil pretest-posttest di kelas eksperimen seperti tabel 4.4. Tabel 4. 4 Nilai Pretest-Posttest Kelas Eksperimen (X MIA 3) Laki-laki
Perempuan
Pretest
Posttest
Pretest
Posttest
48
90
62
94
53
81
62
80
52
88
60
100
48
88
62
93
50
70
49
93
50
88
48
88
50
68
52
98
52
68
50
98
50
48
44
96
28
88
39
86
62
100
52
62
48
86
52
88
58
93
34
98
66
80
39
81
44
87
46
87
Rata-rata 49.36
79. 73
50. 89
88. 84
Standar Deviasi 8. 053
14. 725
8. 956
9. 032
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
2. Analisis a. Kemampuan awal siswa laki-laki dan perempuan Untuk mengetahui kemampuan awal siswa laki-laki dan perempuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen digunakan test Anova. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan keterangan EL1=laki-laki di kelas eksperimen, EP1= perempuan di kelas eksperimen, KL1=laki-laki di kelas kontrol, KP1= perempuan di kelas kontrol untuk hasil pretest. Tabel 4.5 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas Kontrol dan Eksperimen Descriptives
Pretest 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum Maximum
EL1
11
49.36
8.053
2.428
43.95
54.77
28
62
EP1
19
50.89
8.956
2.055
46.58
55.21
34
66
KL1
11
42.82
18.203
5.489
30.59
55.05
31
84
KP1
19
40.47
7.479
1.716
36.87
44.08
28
56
Total
60
45.83
11.411
1.473
42.89
48.78
28
84
ANOVA Pretest Sum of Squares
Mean Square
df
Between Groups Within Groups
1269.625
3
423.208
6412.708
56
114.513
Total
7682.333
59
F 3.696
Sig. .017
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Dari data tersebut dapat diketahui nilai F= 3.696. p = 0.017< α = .05 maka signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa laki-laki di kelas eksperimen, perempuan di kelas eksperimen, laki-laki di kelas kontrol, dan perempuan di kelas kontrol berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui mean siswa mana yang sungguh berbeda menggunakan multiple comparison yang dihitung menggunakan SPSS seperti pada tabel 4.6 Tabel 4. 6 Multiple Comparison (Kemampuan Awal) Multiple Comparisons Dependent Variable:Pretest (I) Gender Tukey HSD
EL1
EP1
Mean (J) Difference Gender (I-J)
KP1
95% Confidence Interval Sig.
Lower Bound
Upper Bound
EP1
-1.531
4.054
.981
-12.27
9.20
KL1
6.545
4.563
.484
-5.54
18.63
KP1
8.890
4.054
.138
-1.85
19.63
EL1
1.531
4.054
.981
-9.20
12.27
KL1
8.077
4.054
.203
-2.66
18.81
*
3.472
.020
1.23
19.61
EL1
-6.545
4.563
.484
-18.63
5.54
EP1
-8.077
4.054
.203
-18.81
2.66
KP1
2.344
4.054
.938
-8.39
13.08
EL1
-8.890
4.054
.138
-19.63
1.85
*
3.472
.020
-19.61
-1.23
-2.344
4.054
.938
-13.08
8.39
KP1 KL1
Std. Error
EP1 KL1
10.421
-10.421
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tabel 4. 6 Multiple Comparison (Kemampuan Awal) menunjukkan
bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
dapat dilihat pada kolom Mean difference terdapat tanda * maka dapat disimpulkan kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan. Untuk mempermudah mengetahui hasil kemampuan awal lihat Gambar 4.1.
Gambar 4.25 Kemampuan Awal Siswa
Gambar diatas menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen = 50.89 > mean siswa perempuan di kelas kontrol = 40.47. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang paling tinggi.
b. Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan Untuk mengetahui kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen test Anova. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.7 dengan keterangan EL2=laki-laki di kelas eksperimen, EP2= perempuan di kelas eksperimen, KL2=laki-laki di kelas kontrol, KP2= perempuan di kelas kontrol untuk hasil posttest.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tabel 4.7 Perbandingan Kemampuan Akhir Siswa Laki-laki dan Perempuan di Kelas Kontrol dan Eksperimen Descriptives Posttest 95% Confidence Interval for Mean N
Std. Deviation
Mean
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum Maximum
EL2
11
79.73
14.725
4.440
69.84
89.62
48
100
EP2
19
88.84
9.032
2.072
84.49
93.20
62
100
KL2
11
63.09
23.814
7.180
47.09
79.09
25
100
KP2
19
63.79
15.981
3.666
56.09
71.49
41
100
Total
60
74.52
19.189
2.477
69.56
79.47
25
100
ANOVA Posttest Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
7820.208 13904.775
3 56
Total
21724.983
59
2606.736 248.300
F 10.498
Sig. .000
Dari data tersebut dapat diketahui nilai F = 10.498. p = 0.000 < α = .05 maka signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki di kelas eksperimen, perempuan di kelas eksperimen, laki-laki di kelas kontrol, dan perempuan di kelas kontrol berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui mean siswa mana yang sungguh berbeda menggunakan multiple comparison yang dihitung menggunakan SPSS seperti pada tabel 4.8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 4.8 Multiple Comparison (Kemampuan Akhir) Multiple Comparisons Posttest Tukey HSD Mean (I) (J) Std. Difference Gender Gender Error (I-J)
EL2
95% Confidence Interval Sig.
Lower Bound
Upper Bound
EP2
-9.115 5.970
.429
-24.92
6.69
KL2
16.636 6.719
.075
-1.15
34.43
5.970
.047
.13
31.75
9.115 5.970
.429
-6.69
24.92
15.938
EP2
KP2 EL2
25.751
KL2
KL2 KP2 EL2
-25.751
KP2
EP2 KP2 EL2 EP2 KL2
-25.053
*
*
5.970
.000
9.94
41.56
*
5.112
.000
11.52
38.59
-16.636 6.719
.075
-34.43
1.15
*
5.970
.000
-41.56
-9.94
-.699 5.970
.999
-16.51
15.11
25.053
*
5.970
.047
-31.75
-.13
*
5.112
.000
-38.59
-11.52
.699 5.970
.999
-15.11
16.51
-15.938
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Tabel
4.8
Multiple
Comparison
(Kemampuan
Akhir)
menunjukkan bahwa mean siswa laki-laki di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan, mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa laki-laki di kelas kontrol berbeda secara signifikan, dan mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan . Hal ini dapat dilihat pada kolom Mean difference terdapat tanda * maka dapat disimpulkan kedua kelompok tersebut berbeda secara signifikan. Untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
mempermudah mengetahui hasil kemampuan akhir lihat diagram 4.26.
Gambar 4.26 Kemampuan Akhir Siswa Gambar diatas menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen (EP2) = 88.84 memiliki mean yang paling tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling tinggi.
c. Selisih Nilai Posttest-Pretest
Hasil analisis pretest menunjukkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang paling tinggi. Sedangkan, setelah data posttest dianalisis, menunjukkan juga bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling tinggi. Oleh karena itu untuk mengetahui apakah siswa perempuan di
kelas eksperimen sungguh memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa lainnya, maka peneliti menganalisis data selisih nilai posttest dengan pretest. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4. 9 dengan keterangan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
EL2-EL1 = 1;
EP2-EP1 = 2;
KL2-KL1= 3;
KP2-KP1 = 4.
80
Tabel 4. 9 Perbandingan Selisih nilai Posttest-Pretest Siswa Descriptives Posttest_Pretest 95% Confidence Interval for Mean N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Lower Bound
Upper Bound
Minimum Maximum
1
11
30.36
16.657
5.022
19.17
41.55
-2
60
2
19
37.95
13.057
2.996
31.65
44.24
10
64
3
11
20.27
16.680
5.029
9.07
31.48
-8
45
4
19
23.32
14.576
3.344
16.29
30.34
2
54
Total
60
28.68
16.175
2.088
24.50
32.86
-8
64
ANOVA Posttest_Pretest Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
2987.203 12449.780
3 56
Total
15436.983
59
995.734 222.317
F 4.479
Sig. .007
Dari data tersebut dapat diketahui nilai F = 4.479. p = 0.007 < α = .05 maka signifikan. Berarti dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa laki-laki di kelas eksperimen, perempuan di kelas eksperimen, laki-laki di kelas kontrol, dan perempuan di kelas kontrol berbeda. Oleh karena itu untuk mengetahui mean siswa mana yang sungguh berbeda menggunakan multiple comparison yang dihitung menggunakan SPSS seperti pada tabel 4.10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Tabel 4. 10 Tabel Multiple Comparison (Selisih Posttest-Pretest) Multiple Comparisons Posttest_Pretest Tukey HSD (I) (J) Gender Gender 1
2
3
4
Mean Difference (I-J)
95% Confidence Interval Std. Error
Sig.
Lower Bound Upper Bound
2
-7.584
5.649
.540
-22.54
7.37
3
10.091
6.358
.394
-6.74
26.93
4
7.048
5.649
.600
-7.91
22.01
1
7.584
5.649
.540
-7.37
22.54
3
17.675
*
5.649
.014
2.72
32.63
4
14.632
*
4.838
.019
1.82
27.44
1
-10.091
6.358
.394
-26.93
6.74
2
*
5.649
.014
-32.63
-2.72
4
-3.043
5.649
.949
-18.00
11.91
1
-7.048
5.649
.600
-22.01
7.91
2
*
4.838
.019
-27.44
-1.82
3.043
5.649
.949
-11.91
18.00
-17.675
-14.632
3
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Dari tabel 4.10 multiple comparison menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa laki-laki di kelas kontrol berbeda secara signifikan, dan mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol
berbeda
secara
signifikan.
Untuk
mempermudah
mengetahui hasil selisih nilai posttest-pretest lihat gambar 4.27.
Gambar 4.27 Selisih Nilai Posttest-Pretest
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Gambar diatas menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen (EP2) = 37.95 memiliki mean yang paling tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling tinggi.
d. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar di Kelas Eksperimen 1) Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan Untuk mengetahui apakah metode eskperimen yang diberikan
pada
siswa
dalam
kelas
eksperimen
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa perempuan menggunakan T-test untuk kelompok dependen. Hal yang diperlukan tersebut diperoleh dari hasil pretest-posttest siswa perempuan. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4. 11 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa perempuan di kelas eksperimen Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
pretest_putri
50.89
19
8.956
2.055
posttest_putri
88.84
19
9.032
2.072
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Paired Samples Test Paired Differences
Std. Std. Deviati Error Mean on Mean Pair pretest_putri - 13.057 1 posttest_putri 37.947
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
t
df
2.996 -44.241 -31.654 -12.668
18
Sig. (2tailed) .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.11 diketahui nilai t = -12. 668, p = .000 < α = .05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 50. 89 dan nilai mean posttest = 88. 84. Dengan melihat mean posttest > pretest maka dapat disimpulkan prestasi belajar peserta didik perempuan
meningkat
dengan
menggunakan
metode
eksperimen terbimbing yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke posstest.
2) Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki Untuk mengetahui apakah metode eskperimen yang diberikan
pada
siswa
dalam
kelas
eksperimen
dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa laki-laki menggunakan Ttest untuk kelompok dependen. Hal yang diperlukan tersebut diperoleh dari hasil pretest-posttest siswa laki-laki. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tabel 4. 12 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa laki-laki di kelas eksperimen Paired Samples Statistics Mean Pair 1 pretest_putra posttest_putra
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
49.36
11
8.053
2.428
79.73
11
14.725
4.440
Paired Samples Test Paired Differences
Std. Deviati Mean on Pair pretest_putra - -30.364 16.657 1 posttest_putra
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
5.022 -41.554 -19.173
t 6.046
df 10
Sig. (2tailed) .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.12 diketahui nilai t = -6. 046, p = .000 < α = .05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 49. 36 dan nilai mean posttest = 79. 73. Dengan melihat mean posttest > pretest maka dapat disimpulkan terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik laki-laki dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke posstest.
3) Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
eksperimen digunakan T-test untuk 2 grup yang independen. Data yang diperlukan diperoleh dari hasil posttest siswa laki-laki dan perempuan. Hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.13 Tabel 4. 13 Perbandingan Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki Group Statistics Gender
N
Posttest_MIA3 Putri Putra
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
19
88.84
9.032
2.072
11
79.73
14.725
4.440
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Postte Equal st_MIA variances 3 assumed Equal variances not assumed
4.074
Sig.
T
.053 2.1 11
Sig. Std. (2- Mean Error tailed Differ Differ Df ) ence ence Lower Upper 28
1.8 14. 60 451
.044 9.115 4.318
.270 17.95 9
.083 9.115 4.899 -1.363 19.59 2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.13 diketahui nilai t = 2.111, p = .044 < α = .05 maka hasilnya signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa perempuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan
laki-laki
dengan
menggunakan
metode
86
eksperimen
terbimbing. Nilai mean posttest siswa perempuan = 88.84 dan nilai mean posttest siswa laki-laki= 79. 73. Dengan melihat nilai mean posttest siswa perempuan > nilai mean posttest lakilaki
maka
dapat
disimpulkan
prestasi
belajar
siswa
perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswa lakilaki.
e. Pengaruh Perbedaan Gender terhadap Prestasi Belajar di Kelas Kontrol 1) Peningkatan prestasi belajar siswa perempuan Untuk mengetahui apakah metode ceramah yang diberikan pada siswa dalam kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar siswa perempuan menggunakan T-test untuk kelompok dependen. Hal yang diperlukan tersebut diperoleh dari hasil pretest-posttest siswa perempuan. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4. 14 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa perempuan di kelas kontrol Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest_putri
40.47
19
7.479
1.716
Posttest_putri
63.79
19
15.981
3.666
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the Difference
Mean
Std. Std. Deviati Error on Mean
Pair Pretest_putri - -23.316 14.576 1 Posttest_putri
Lower
Upper
3.344 -30.341 -16.291
t
df
-6.973 18
Sig. (2tailed) .000
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.14 diketahui nilai t = -6. 973, p = .000 < α = .05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 40.47 dan nilai mean posttest = 63.79, hal ini menunjukkan bahwa nilai posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar peserta didik perempuan meningkat dengan menggunakan metode ceramah yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke posstest.
2) Peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki Untuk mengetahui apakah metode ceramah yang diberikan pada siswa dalam kelas kontrol dapat meningkatkan prestasi belajar siswa laki-laki menggunakan T-test untuk kelompok dependen. Hal yang diperlukan tersebut diperoleh dari hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
pretest-posttest siswa laki-laki. Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.15 Tabel 4. 15 Perbandingan nilai prestest-posttest siswa laki-laki di kelas kontrol Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Pretest_putra Posttest_putra
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
42.82
11
18.203
5.489
63.09
11
23.814
7.180
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Std. Deviati Error on Mean
Pair Pretest_ -20.273 16.680 1 Posttest putra
5.029
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
t
- -9.067 31.478 4.031
df 10
Sig. (2tailed) .002
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.15 diketahui nilai t = -4. 031, p = .002 < α = .05 maka hasilnya signifikan. Nilai mean pretest = 42. 82 dan nilai mean posttest = 63. 09, hal ini menunjukkan bahwa nilai posttest lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pretest. Hal tersebut menandakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik laki-laki dengan menggunakan metode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
ceramah yang dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke posstest. 3) Kemampuan akhir siswa laki-laki dan perempuan Untuk mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-laki dan perempuan dalam kelas kontrol digunakan T-test untuk 2 grup yang independen. Data yang diperlukan diperoleh dari hasil posttest siswa laki-laki dan perempuan. Hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4. 16 Perbandingan Posttest Siswa Perempuan dan Laki-laki di Kelas Kontrol Group Statistics Gender
N
Posttest_MIA3 Putri Putra
Mean
Std. Error Mean
Std. Deviation
11
63.09
23.814
7.180
19
63.79
15.981
3.666
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Posttes Equal t_MIA3 variances assumed Equal variances not assumed
3.665
Sig.
t
.066 -.096
df
Std. Sig. Mean Error (2Differe Differe tailed) nce nce Lower Upper
28
.924
-.699
7.255
- 14.163 15.560
-.087 15.3 16
.932
-.699
8.062
- 16.454 17.851
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada tabel 4.16 diketahui nilai t = - .096, p = .924 > α = .05 maka hasilnya tidak signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa perempuan dan laki-laki dengan menggunakan metode ceramah.
C. Pembahasan 1. Prestasi Belajar Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten dalam materi pembiasan cahaya pada lensa. Analisis data dilakukan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa perempuan dan laki-laki; adakah peningkatan prestasi laki-laki dan perempuan saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing; mengetahui manakah prestasi belajar yang lebih baik antara siswa laki-laki dan perempuan di kelas eksperimen maupun kelas kontrol; mengetahui kemampuan akhir siswa perempuan dan laki-laki di kelas eksperimen dan kontrol. Hasil analisis menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa laki-laki dan perempuan saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
teori bahwa dengan menggunakan metode eksperimen siswa dapat mengamati, mengukur, mengumpulkan data, menganalisa data, dan menyimpulkan sangat cocok untuk mendalami fisika Dalam metode eksperimen terbimbing, siswa dituntut untuk dapat mengkonstruksi pemikirannya sendiri. Pada saat belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis dan akhirnya yang terpenting merangkumkannya sebagai suatu pengertian yang utuh. Metode eksperimen terbimbing juga melatih siswa untuk menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan suatu masalah atau membuktikan suatu hipotesis. Oleh karena itu prestasi belajar siswa lebih meningkat menggunakan metode ini.
2. Gender Tujuan penelitian yang kedua adalah untuk mengetahui apakah gender berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hasil analisis kemampuan awal menunjukkan bahwa mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol sungguh berbeda secara signifikan. Setelah dilihat dari hasil mean tersebut dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa kemampuan awal siswa perempuan di kelas eksperimen paling tinggi. Data posttest yang telah dianalisis menunjukkan bahwa mean siswa laki-laki di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan mean siswa laki-laki di kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
eksperimen = 79.73 > mean siswa perempuan di kelas kontrol = 63.79; mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa laki-laki di kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan mean siswa perempuan di kelas eksperimen = 88.84 > mean siswa laki-laki di kelas kontrol = 63.09; dan mean siswa perempuan di kelas eksperimen dan siswa perempuan di kelas kontrol berbeda secara signifikan dengan mean siswa perempuan di kelas eksperimen = 88.84 > mean siswa perempuan di kelas kontrol = 63.79. Melihat hasil mean tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling tinggi. Dari hasil pretest dan posttest menunjukkan kesimpulan yang sama. Untuk lebih membuktikan apakah siswa perempuan di kelas eksperimen sungguh memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa lainnya, maka peneliti menganalisis data selisih nilai posttest dengan pretest. Hasil dari analisis tersebut juga membuktikan bahwa siswa perempuan di kelas eksperimen memiliki prestasi belajar yang paling tinggi. Untuk lebih menguatkan kesimpulan tersebut, peneliti menganalisis data posttest siswa laki-laki dan perempuan di kelas eksperimen dengan menggunakan Test-T Independen. Dari hasil analisis yang dilakukan untuk siswa kelas 10 di kelas eksperimen dapat diketahui bahwa nilai t = 2.111, p = .044 < α = .05 maka hasilnya signifikan. Hal tersebut menandakan bahwa ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa perempuan dan laki-laki dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing. Selanjutnya, nilai mean posttest siswa perempuan = 88.84 dan nilai mean posttest siswa laki-laki= 79. 73. Dengan melihat nilai mean posttest siswa perempuan > nilai mean posttest laki-laki maka dapat disimpulkan prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswa laki-laki. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa perempuan membaik ditinjau dari peningkatan nilai pretest ke posttest dan nilai mean posttest siswa perempuan lebih baik dari siswa laki-laki. Hal ini juga dikuatkan dengan penglihatan peneliti dan dari hasil dokumentasi bahwa siswa perempuan lebih aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam dasar teori dipaparkan bahwa pencapaian nilai sains, anak laki-laki melakukan sedikit lebih baik dalam sains dibandingkan anak perempuan di kelas 4, 8, dan 12 sedangkan dalam studi lain, yang difokuskan untuk siswa kelas 8 dan 10, nilai anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan pada tes sains. Namun, dijelaskan juga dalam dasar teori bahwa kelas sains yang menekankan kegiatan laboratorium, nilai ujian sains anak perempuan membaik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini, pembuatan instrument pretest dan posstest yang digunakan untuk mengukur seberapa tinggi prestasi belajar siswa tidak mengukur ketrampilan siswa menggunakan alat-alat eksperimen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan yang telah disampaikan pada bab IV maka dapat disimpulkan: 1.
Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam materi pembiasan cahaya pada lensa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 2 Klaten baik untuk siswa laki-laki ataupun perempuan.
2.
Prestasi belajar siswa perempuan lebih baik daripada prestasi belajar siswa laki-laki.
B. Saran 1.
Guru fisika supaya menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam pembelajaran fisika karena metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
2.
Guru lebih mengaktifkan siswa laki-laki agar prestasi belajar lebih meningkat.
3.
Instrumen penelitian pretest-posttest dalam bidang fisika mengenai gender
dikembangkan
untuk
menggunakan alat.
95
mengukur
ketrampilan
siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Fisika, Lab. 2013. Praktikum Optika. Yogyakarta: Laboratorium Fisika USD. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia. Indrastuti, V. 2008. Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Putra dan Putri pada Subpokok Bahasan Perpindahan Kalor dengan Metode Eksperimen bagi Siswa Kelas XA dan XC SMA Negeri 1 Ngemplak. Dalam Skripsi. Kanginan, Marthen. 2013. Fisika untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga. Mansour, Fakih. 2012. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa, H. E.
2013. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Oktavia, Magdalena. 2014. Pengaruh perbedaan gender terhadap hasil belajar fisika aspek produk dan proses pada siswa kelas IX \"Honesty\" SMP Joannes Bosco semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada pokok bahasan hukum ohm dan rangkaian seri-paralel melalui metode inkuiri terbimbing. Dalam Skripsi. Ormrod, J. E. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang (Edisi keenam/Jilid 1). Jakarta: Erlangga. Raharja dkk. 2013. Panduan Belajar Fisika 1B SMA Kelas X sesuai Kurikulum 2013. Jakarta: Yudhistira.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Raja, Paulus. 2013. Pengaruh Gender dalam Hal Minat, Sikap, dan Pemahaman Fisika Siswa pada Pokok Bahasan Kinemtaika dengan Analisis Vektor di SMA Frater Makassar Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam Skripsi. Santrock, J. W. 2014. Psikologi Pendidikan (Edisi kelima/Buku 1). Jakarta: Salemba Humanika. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Suparno, P. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik & Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, P. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (R P P) Nama Sekolah
: SMA Negeri 2 Klaten
Mata Pelajaran
: Fisika
Kelas/Semester
: X/Satu
Materi
: Pembiasan Cahaya pada Lensa
Alokasi Waktu
: 6 JP (2 pertemuan)
A. Kompetensi Inti KI 1 : KI 2 :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :
Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 :
Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindaksecara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Kompetensi Dasar 1.1 Bertambah
keimanannya
Indikator dengan
menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI terhadap
kebesaran
Tuhan
102
yang
menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik matahari dan bumi
sehingga
memiliki
gaya
gravitasi, orbit, dan temperatur yang
1) Menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan yang menganugerahkan alatalat sebagai alat bantu penglihatan yang menggunakan prinsip pembiasan pada lensa.
sesuai untuk kehidupan manusia di muka bumi 2.1 Menunjukkan
perilaku
ilmiah Karakter
(memiliki rasa ingin tahu; objektif, 1) Siswa dapat menunjukkan rasa ingin jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati,
tahu dalam eksperimen dan diskusi.
bertanggung jawab, terbuka, kritis, 2) Siswa dapat menunjukkan sikap kreatif,
inovatif
dan
peduli
disiplin
lingkungan) dalam aktivitas sehari-
diskusi.
dalam
eksperimen
dan
hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 2.2 Menghargai
kerja
individu
dan Keterampilan Sosial
kelompok dalam aktivitas sehari-hari 1) Siswa dapat berkomunikasi dengan sebagai
wujud
melaksanakan
implementasi
percobaan
kelompok.
dan 2) Siswa dapat bekerjasama dalam
melaporkan hasil percobaan.
kelompok.
3.9 Menganalisis cara kerja alat optik 1) Siswa dapat menjelaskan pengertian menggunakan sifat pencerminan dan
lensa
pembiasan cahaya oleh cermin dan
jenisnya.
lensa.
2) Siswa diagram
dan
menyebutkan
dapat
jenis-
menggambarkan
pembentukan
bayangan
pada lensa cembung-cekung dan menyatakan sifat-sifat bayangan. 3) Siswa dapat menyelesaikan soal hitungan mengenai pembiasan pada lensa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
C. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan pembelajaran diharapkan peserta didik dapat: 1. menjelaskan pengertian dari lensa; 2. menyebutkan jenis-jenis lensa; 3. menganalisis perbedaan antara lensa cembung dan cekung; 4. menyebutkan tiga sinar istimewa lensa cekung; 5. menyebutkan tiga sinar istimewa lensa cembung; 6. menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan menyatakan sifat-sifat bayangannya; 7. menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan menyatakan sifat-sifat bayangannya; 8. menyelesaikan soal hitungan mengenai pembiasan pada lensa.
D. Materi Pembelajaran Lensa adalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan lengkung. Sebuah lensa dapat terdiri dari satu bidang lengkung dan satu bidang datar atau juga dapat terdiri dari dua bidang lengkung (Raharja, 2013: 133). 1. Jenis-Jenis Lensa Lensa terbagi menjadi 2 macam, yaitu lensa cembung (lensa kovergen atau lensa konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf). a. Lensa Cembung Lensa cembung ialah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dan bagian tepiannya lebih tipis. Berdasarkan bentuknya, lensa cembung dikelompokkan menjadi: 1) lensa cembung-cembung (bikonveks); 2) lensa cembung-datar (plan-konveks); 3) lensa cembung-cekung (konveks-konkaf).
Gambar 1. Jenis Lensa Cembung b. Lensa Cekung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Lensa cekung ialah lensa yang bagian tengahnya tipis dan bagian tepinya lebih tebal. Lensa cekung disebut juga dengan lensa divergen atau lensa konkaf. Berdasarkan bentuknya, lensa cekung dikelompokkan menjadi: 1) lensa cekung-cekung (bikonkaf); 2) lensa cekung-datar (plan-konkaf); 3) cekung-cembung (konkaf-konveks).
Gambar 2. Jenis Lensa Cekung
2. Istilah dalam Pembahasan Lensa a.
Sumbu utama adalah garis yang menghubungkan pusat kedua bola yang membentuk permukaan lensa.
b.
Jari-jari kelengkungan merupakan jarak antara pusat kelengkungan dan pusat optik lensa.
c.
Pusat optik adalah titik pada lensa yang merupakan pertemuan antara gari diameter lensa dan sumbu utama.
Lensa bersifat tembus cahaya sehingga energi cahaya dapat masuk dari kedua sisinya. Oleh sebab itu, ada dua titik fokus yang berjarak sama dari pusat optik dengan anggapan kedua sisi lensa berada pada medium yang sama. Titik-titik itulah yang sering disebut dengan titik fokus pertama F1 dan titik fokus kedua F2. 1) Lensa Cembung Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah menuju titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada sumbu utama dengan sinar yang melewatinya akan merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan.
2) Lensa Cekung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Titik fokus pertama F1 adalah titik pada sumbu utama dimana sinar datang yang sejajar sumbu utama setelah dibiaskan seolah-olah berasal dari titik itu. Sedangkan, titik fokus kedua F2 adalah titik pada sumbu utama dengan sinar yang menuju kearahnya akan merambat sejajar sumbu utama setelah dibiaskan.
3.
Tiga Sinar Istimewa a.
Lensa Cembung 1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus F1. 2) Sinar datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
F2
F2
F1
F1
F1 F2
Gambar 3. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung
b.
Lensa Cekung 1) Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan melalui titik fokus F1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
2) Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3) Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias. F2 F1
F2
F1
F1
F2
Gambar 4. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung
4.
Pembentukan Bayangan pada Lensa Dengan menggunakan ketiga sinar istimewa pada lensa cembung yang telah
dipaparkan
pada
penjelasan
diatas
maka
dapat
digambarkan
pembentukan bayangan oleh lensa cembung. Berikut adalah contoh pembentukan bayangan pada lensa cembung untuk salah satu posisi benda. Jarak benda lebih besar dari 2 kali jarak fokus lensa kedua (2F2) maka, dengan menggunakan sinar istimewa lensa cembung, diperoleh bayangan yang bersifat nyata, terbalik, diperkecil, dan letak bayangannya di antara titik fokus pertama (F1) dan 2 kali jarak fokus lensa pertama (2f1).
Gambar 5. Contoh Pembentukan Bayangan pada Lensa Cembung 5.
Perbesaran Bayangan oleh Lensa Perbesaran lensa didefinisikan sebagai perbandingan antara ukuran bayangan dengan ukuran benda, atau jarak bayangan dibagi jarak benda
dengan h adalah tinggi benda, h’ adalah tinggi bayangan, s adalah jarak benda ke lensa, dan s’ adalah jarak bayangan ke lensa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6.
107
Menentukan Letak Bayangan pada Lensa a. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cembung Tabel 1. Letak Bayangan pada Lensa Cembung Letak Benda Di tak berhingga
Letak Bayangan
Sifat Bayangan
Di titik fokus F1 pada Nyata, terbalik, sisi seberang lensa diperkecil
Di antara titik fokus F1 Di antara pusat dan pusat kelengkungan Nyata, terbalik, kelengkungan lensa dan di seberang posisi diperkecil tak berhingga benda Di pusat kelengkungan Di pusat kelengkungan Nyata, terbalik, lensa pada sisi seberang lensa sama besar Di antara titik fokus dan Di belakang pusat Nyata, terbalik, jari-jari kelengkungan kelengkungan pada sisi diperbesar lensa seberang lensa Di titik fokus kedua F2
Di jarak tak berhingga Nyata, terbalik, pada sisi seberang lensa sangat diperbesar
Pada sisi yang sama Di antara titik fokus dan Maya, tegak, dari lensa dan di pusat optik diperbesar belakang benda
b. Letak Relatif Bayangan pada Lensa Cekung Tabel 2. Letak Bayangan pada Lensa Cekung Letak Benda
Di tak berhingga
Letak Bayangan
Sifat Bayangan
Di titik fokus F1 pada sisi Nyata, tegak, lensa yang sama dengan sangat benda diperkecil
Di manapun di antara Di antara pusat optik dan Maya, tegak, pusat kelengkungan titik fokus F1 pada sisi diperbesar lensa dan tak berhingga yang sama dengan benda
7.
Rumus Umum Lensa Tipis Lensa tipis merupakan lensa yang memiliki ketebalan dapat diabaikan terhadap diamater kelengkungan lensa, sehingga sinar-sinar sejajar sumbu utama tepat difokuskan ke suatu titik, yaitu titik fokus (Kanginan, 2013: 412).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
Secara umum, jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus lensa memenuhi hubungan :
rumus tersebut sama seperti pada rumus cermin. Rumus di atas juga berlaku untuk lensa tipis. Lensa cekung merupakan lensa divergen, jarak fokusnya dianggap negatif. Ketentuan yang berhubungan dengan perjanjian tanda pada penggunaan rumus umum lensa tipis ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Ketentuan Penggunaan Rumus Lensa Besaran
Simbol
Bernilai Postif
Bernilai Negatif
Jarak benda
s
Benda di depan lensa
Jarak bayangan
s’
Bayangan di belakang Benda di depan lensa (nyata) lensa (maya)
Tinggi Bayangan
h’
Bayangan tegak
Bayangan terbalik
Jari-jari kelengkungan
R
Di belakang lensa
Di depan lensa
Jarak fokus
f
Lensa cembung
Lensa cekung
Benda di belakang lensa
Selain rumus yang tertera di atas, dikenal juga rumus pembuat lensa. Untuk lensa tipis, persamaan pembuat lensa yaitu:
dengan n
= indeks bias bahan lensa;
R1
= jari-jari kelengkungan lensa yang dekat sumber cahaya;
R2
= jari-jari kelengkungan lensa yang dekat sumber cahaya. Besaran disebut kekuatan lensa yang biasa dilambangkan dengan P.
Jika f diukur dalam meter, kekuatan lensa (P) bersatuan dioptri. E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1.
Pendekatan Pembelajaran
: Pendekatan Saintifik
2.
Model Pembelajaran
: Pengajaran Langsung (Direct Instructional = DI)
3.
Metode Pembelajaran
: Eksperimen Terbimbing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
F. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama (3 x 45 menit) Kegiatan
Rincian Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
Persiapan Situasi Kelas
20 menit
Mengkondisikan situasi kelas. Berdoa. Berkenalan dengan peserta didik dan menyampaikan maksud kedatangan. Apersepsi Siswa mengingat kembali tentang pembiasan cahaya. (Guru bertanya apa itu pembiasan cahaya) Motivasi Siswa
diminta
memberikan
contoh
pemanfaatan
pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi (Tujuan dan Kegiatan) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran Inti
Siswa dibagikan soal pretest.
100 menit
Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri atas 5-6 orang Mengamati Siswa dalam kelompok mengamati alat-alat yang akan digunakan dalam percobaan. Menanya Siswa diberikan pertanyaan
mengenai istilah-istilah
dalam pembahasan lensa. Mencoba Siswa melakukan percobaan “Lensa Cembung” dengan menggunakan LKS sebagai pedoman. Mengasosiasi Siswa melakukan diskusi membandingkan prediksi dengan hasil percobaan yang telah dilakukan. Siswa melakukan diskusi dalam menyelesaikan soal tentang pembiasan cahaya pada lensa cembung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Mengkomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Penutup
Umpan balik dan rangkuman
15 menit
Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai pembiasan pada lensa cembung. Evaluasi Bersama siswa mengevaluasi proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran Refleksi Bersama siswa merefleksikan hasil pembelajaran mengenai manfaat lensa cembung dalam kehidupan sehari-hari Tugas-tugas Menyampaikan informasi materi pada pertemuan berikutnya, yaitu: pembiasan pada lensa cekung. Pertemuan kedua (3 x 45 menit) Kegiatan Pendahuluan
Rincian Kegiatan
Waktu
Persiapan Situasi Kelas Mengkondisikan situasi kelas. Berdoa. Apersepsi Siswa mengingat kembali tentang pembiasan cahaya pada lensa cembung.
15 menit
Motivasi Siswa
diminta
memberikan
contoh
pemanfaatan
pembiasan cahaya pada lensa cekung dalam kehidupan sehari-hari. Orientasi (Tujuan dan Kegiatan) Menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran Inti
Siswa dibagi dalam kelompok, masing-masing terdiri atas 5-6 orang Mengamati Siswa dalam kelompok mengamati lensa cembung dan
70 menit
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI cekung. Menanya Siswa diberikan pertanyaan mengenai perbedaan lensa cembung dengan lensa cekung. Mencoba Siswa melakukan percobaan “Lensa Cekung” dengan menggunakan LKS sebagai pedoman. Mengasosiasi Siswa melakukan diskusi membandingkan prediksi dengan hasil percobaan yang telah dilakukan. Siswa melakukan diskusi dalam menyelesaikan soal tentang pembiasan cahaya pada lensa cekung. Mengkomunikasikan Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Penutup
Umpan balik dan rangkuman Bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran mengenai pembiasan pada lensa cekung. Evaluasi Bersama siswa mengevaluasi proses berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
45 menit
Siswa diberikan soal posttest. Refleksi Bersama siswa merefleksikan hasil pembelajaran mengenai manfaat lensa cekung dalam kehidupan sehari-hari. G. Sumber Belajar, Media, Alat/Bahan 1. Sumber Belajar: Buku Fisika SMA, Buku yang relevan, LKS. 2. Alat/Bahan: Lampu, lensa cekung, lensa cembung, layar, mistar, mideline, benda.
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Lensa Cembung
LEMBAR KERJA SISWA LENSA CEMBUNG
A. Tujuan 1. Menentukan fokus lensa cembung. 2. Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa cembung.
B. Alat-alat yang Digunakan 1. Lensa Cembung 2. Lampu 3. Layar 4. Benda 5. Mideline 6. Mistar 7. Bangku Optik 8. Kertas Milimeter
C. Dasar Teori Tiga sinar istimewa pada lensa cembung ialah: 1.
Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus F1;
2.
Sinar datang melalui titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama;
3.
Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias.
F1
F1
F2
F2
F1 F2
Gambar 1. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cembung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
D. Langkah Kerja a. Menentukan fokus lensa cembung. 1. Susunlah alat dengan urutan seperti pada gambar di bawah ini!
Lampu
Benda
Lensa
Layar
2. Geserlah layar sampai menghasilkan bayangan yang tajam! 3. Ukurlah jarak benda ke lensa dan jarak bayangan ke lensa! 4. Ukurlah tinggi benda dan tinggi bayangannya! 5. Masukkan data tersebut dalam tabel percobaan! Menentukan fokus lensa cembung. No.
s (cm)
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
f (cm)
1. 2. 3. 4. 5. Fokus lensa rata-rata
Bagaimana cara kalian menentukan nilai fokus (f ) ? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .......................................................................................................................... Sifat bayangan apa yang terbentuk? ................................................................................................................................. .......................................................................................................................... 6. Ulangi langkah 2 s/d 5 sebanyak 5 kali untuk berbagai nilai jarak benda!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
b. Menentukan sifat-sifat bayangan. 1. Dari perhitungan jarak fokus lensa yang diperoleh pada poin (a), letakkan benda di ruang II! Sebuah benda yang diletakkan di ruang II artinya apa? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ....................................................................................................................... Prediksikanlah terlebih dahulu sifat bayangan yang terbentuk, apabila benda diletakkan di ruang II! .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ........................................................................................................................ 2. Cari bayangan oleh lensa! Sifat bayangan apa yang terbentuk? .............................................................................................................................. ....................................................................................................................... 3. Ukurlah jarak benda ke lensa dan jarak bayangan ke lensa! 4. Ukurlah tinggi benda dan bayangan! 5. Masukkan data dalam tabel percobaan! No.
s (cm)
s’ (cm)
h (cm)
1. 2. 3. 4. 5. Fokus lensa rata-rata
h’ (cm)
f (cm)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Bagaimana cara kalian menentukan nilai fokus (f ) ? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ........................................................................................................................ 6. Ulangi langkah 1 s/d 5 sebanyak 4x! 7. Lakukan seperti langkah 1 s/d 6 tetapi dengan meletakkan benda di ruang III! Sebuah benda yang diletakkan di ruang III artinya apa? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ....................................................................................................................... Prediksikanlah terlebih dahulu sifat bayangan yang terbentuk, apabila benda diletakkan di ruang III .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ........................................................................................................................ 8. Cari bayangan oleh lensa! Sifat bayangan apa yang terbentuk? .............................................................................................................................. ....................................................................................................................... 9. Masukkan dalam tabel percobaan. No. 1. 2. 3. 4.
s (cm)
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
f (cm)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
5. Fokus lensa rata-rata
E. Diskusi Kelompok Dengan menggunakan kertas milimeter: 1. Gambarkanlah jalannya sinar untuk masing-masing percobaan diatas dan tuliskan sifat bayangannya! 2. Sebuah benda yang tingginya 20 cm terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 20 cm. a. Dengan menggambar diagram sesuai skala, tentukan jarak bayangan ke lensa, sifat, dan perbesaran bayangan! b. Dengan menggunakan rumus umum lensa tipis yaitu
Tentukan jarak bayangan (s’). Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil diagram, apakah jarak bayangan (s’) sama?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Lensa Cekung
LEMBAR KERJA SISWA LENSA CEKUNG
A. Tujuan 1.
Menentukan fokus lensa cekung.
2.
Mengenal sifat-sifat pembentukan bayangan oleh lensa cekung.
B. Alat-alat yang Digunakan 1. Lensa Cekung 2. Lensa Cembung 3. Lampu 4. Layar 5. Benda 6. Mideline 7. Mistar 8. Bangku Optik 9. Kertas Milimeter
C. Dasar Teori Tiga sinar istimewa pada lensa cekung ialah: 1. Sinar datang sejajar dengan sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan melalui titik fokus F1. 2. Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. 3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa membias. F2 F1
F2
F1
F2
F1
Gambar 1. Tiga Sinar Istimewa Lensa Cekung D. Langkah Kerja 1. Tentukan fokus lensa cembung! Seperti pada percobaan yang lalu. Fokus lensa cembung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
.................................................................................................................................... ............................................................................................................................. 2. Berdasarkan fokus lensa tersebut letakkan benda di ruang III! 3. Carilah bayangan lensa cembung! Bagaimana sifat bayangannya........................................................................ Dimana bayangan lensa cembung tersebut akan digunakan sebagai benda oleh lensa cekung. 4. Catat tinggi bayangan tersebut sebagai h! 5. Letakkan lensa cekung diantara lensa cembung dan layar! 6. Ukurlah jarak lensa cekung ke layar. Jarak ini sebagai s! 7. Geserlah layar tersebut hingga terlihat bayangan nyata! 8. Ukurlah jarak lensa cekung ke bayangan. Jarak ini sebagai s’! 9. Ukurlah tinggi bayangan tersebut sebagai h’! 10. Masukkan data dalam tabel percobaan! No.
s (cm)
s’ (cm)
h (cm)
h’ (cm)
f (cm)
1. 2. 3. 4. 5. Fokus lensa rata-rata
Bagaimana cara kalian menentukan nilai fokus (f ) ? .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... Bagaimana sifat bayangannya yang terbentuk ? .................................................................................................................................... ............................................................................................................................. 11. Ulangi langkah 1 s/d 6 sebanyak 4 x dengan s yang berbeda!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
E. Diskusi Kelompok Dengan menggunakan kertas milimeter: 1. Gambarkanlah jalannya sinar untuk percobaan diatas! 2. Sebuah benda yang tingginya 5 cm terletak pada sumbu utama sebuah lensa divergen yang mempunyai panjang fokus 15 cm. Benda diletakkan pada jarak 10 cm dari lensa. a. Dengan menggambar diagram sesuai skala, tentukan jarak bayangan ke lensa, sifat, dan perbesaran bayangan! b. Dengan menggunakan rumus umum lensa tipis yaitu
Tentukan jarak bayangan ke lensa (s’). Bandingkan hasil perhitungan dengan hasil diagram, apakah jarak bayangan (s’) sama?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Lampiran 7 Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
SOAL PRETEST MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA 1.
a. Apakah yang dimaksud dengan lensa? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... b. Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
2.
Sebuah benda terletak pada jarak 18 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 6 cm dan tinggi benda 6 cm. Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... b. Tinggi bayangan (h’) .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
3.
Sebuah benda setinggi 5 cm terletak pada jarak 10 cm dari sebuah lensa cekung yang panjang fokusnya 15 cm. Tentukan: a.
Jarak bayangan ke lensa (s’) ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
b.
Tinggi bayangan (h’) ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... Kerjakan di kertas milimeter
4.
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifatsifat bayangan ketika benda berada di: a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa. b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
5.
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifatsifat bayangan ketika benda berada di antara pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Lampiran 8 Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
SOAL POSTTEST MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA 1.
a. Apakah yang dimaksud dengan lensa? .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... b. Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
2.
Sebuah benda terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 20 cm dan tinggi benda 20 cm. Tentukan: a.
Jarak bayangan ke lensa (s’) .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
b.
Tinggi bayangan (h’) .................................................................................................................................... ....................................................................................................................................
3.
Sebuah benda setinggi 6 cm terletak pada jarak 36 cm dari sebuah lensa cekung yang panjang fokusnya 12 cm. Tentukan: a.
Jarak bayangan ke lensa (s’) ................................................................................................................................... ...................................................................................................................................
b.
Tinggi bayangan (h’) ................................................................................................................................... ................................................................................................................................... Kerjakan di kertas milimeter
4.
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifatsifat bayangan ketika benda berada di: a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa. b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
5.
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifatsifat bayangan ketika benda berada diantara pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Lampiran 9 Jawaban Soal Pretest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
JAWABAN SOAL PRETES MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
1. Lensa dalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan lengkung. Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: lensa cembung (lensa konvergen atau lensa konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf). 2. Diketahui : s = 18 cm; f = 6 cm; h = 6 cm Ditanyakan Jarak bayangan ke lensa (s’) . Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: 9 cm Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’ yakni: 3 cm 3. Diketahui : s = 10 cm; f = 15 cm; h = 5 cm Ditanyakan Jarak bayangan ke lensa (s’) . Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: -6 cm (tanda negatif berarti bayangan terletak di depan lensa dan bersifat maya) Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’ yakni: 3 cm. 4.
Menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda berada di:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a.
123
Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa.
Nyata, terbalik, diperbesar b.
Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
Nyata, terbalik, diperkecil 5.
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifatsifat bayangan ketika benda berada di antara pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
Maya, tegak, diperkecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Lampiran 10 Jawaban Soal Posttest Materi Pembiasan Cahaya pada Lensa
JAWABAN SOAL POSTTEST MATERI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA
1. Lensa dalah benda yang bening atau transparan yang memiliki 1 atau 2 permukaan lengkung. Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu: lensa cembung (lensa konvergen atau lensa konveks) dan lensa cekung (lensa divergen atau lensa konkaf). 2. Diketahui : s = 50 cm; f = 20 cm; h = 20 cm Ditanyakan Jarak bayangan ke lensa (s’) . Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: 33 cm Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’ yakni: 13 cm 3. Diketahui : s = 36 cm; f = 12 cm; h = 6 cm Ditanyakan Jarak bayangan ke lensa (s’) . Dari rumus diatas dapat dihitung berapa s’ yakni: -9 cm (tanda negatif berarti bayangan terletak di depan lensa dan bersifat maya) Tinggi bayangan (h’)
Dengan mengetahui nilai h, s, dan s’ maka dari rumus diatas dapat dihitung berapa h’ yakni: 1,5 cm. 4.
Menggambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda berada di:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa.
Nyata, terbalik, diperbesar b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa.
Nyata, terbalik, diperkecil 5. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifatsifat bayangan ketika benda berada di pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
Maya, tegak, diperkecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 11 Hasil LKS Lensa Cembung dari Diskusi Siswa
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 15 Data Sampel
Daftar Nama Siswa X MIA 2 (Kelas Kontrol) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama Alvira Yulian M Alif Ludfi Ambar Arum Handayani Andrean Ferry Wijanarko Andreas Hendra.R Aulia Gita. S Berta Livia Caraka Randi Yusuf Defany Satria Dikky Dwi Oktafiana Firda Suci Nur Aini Galang Huda N Giovanni Sasongko Adi Hanna. H Hesti Sekar. A Jonathan I. D. G Lilis Suryana Nita Y. S Nur H. Rustiwi G Ryan Adinato Sahara P Septida Asgar K Septian Siska. S Thea Griawati Ulfiyatul K Venna Meyrinda Wanda Damara Widyastuti
Gender Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Daftar Nama Siswa X MIA 3 (Kelas Eksperimen) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Nama Adhi Sanjaya Agata Della F. W Amalia Latifah Ananda A. K Ayu Fatimah Bernadeta Yuli Brigita Yuanita Rustomo Clara Devi Maharani Damasus Johan Dita Musthika N. I. K Ichan Jody. P Irene Ditya. M Juliana Anisa Tri H Kris Widiastuti Marselinus Rangga Margareta Rety P Natalia Ovi Nurul Dian Rifky Dewi Rosita Ariyani Rufina Espiana Safitri R.P Sinta Wahyu. S Stefanus Gilang Stefan Tiovandi Timotius Bima Tri Agung W Vincentius Aji Wibowo Vincentius B. E.S Wilheminus Huison
Gender Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki Laki-laki
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Skor dan Kelayakan Instrumen oleh Ahli 1.
2.
Klasifikasi Tingkat Kesesuaian Instrumen
Klasifikasi Tingkat Kesesuaian
Skor
Sangat Tidak Sesuai
1
Tidak Sesuai
2
Cukup Sesuai
3
Sesuai
4
Sangat Sesuai
5
Kategori Kelayakan Instrumen
Interval Skor
Keterangan
7 ≤x< 21
Tidak layak dipakai
21 ≤ x ≤ 35
Layak dipakai
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Hasil Validitas Test Kemampuan Awal (Pretest) oleh ahli
No. Soal
Soal Pretest
KESESUAIAN SOAL DENGAN INDIKATOR
KESESUAIAN SOAL DENGAN MATERI
KESESUAIAN SOAL DENGAN TINGKAT KOGNITIF
1a
Apakah yang dimaksud dengan lensa?
4
4
4
1b
Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4a
4b 5
2a 2b
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda berada di: a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa. b. Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda berada di pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga. Sebuah benda terletak pada jarak 18 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 6 cm dan tinggi benda 6 cm. Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b. Tinggi bayangan (h’)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3a 3b
Sebuah benda setinggi 5 cm terletak pada jarak 10 cm dari sebuah lensa cekung yang panjang fokusnya 15 cm. Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b. Tinggi bayangan (h’) SKOR TOTAL
152
5
5
5
31
31
31
Hasil Validitas Test Kemampuan Akhir (Postest) oleh ahli No. Soal
Soal Pretest
KESESUAIAN SOAL DENGAN INDIKATOR
KESESUAIAN SOAL DENGAN MATERI
KESESUAIAN SOAL DENGAN TINGKAT KOGNITIF
1a
Apakah yang dimaksud dengan lensa?
4
4
4
1b
Lensa dibagi menjadi 2 macam yaitu:
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4a
4b 5
Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cembung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda berada di: a. Benda di antara pusat kelengkungan lensa dan titik fokus lensa. b.Benda di antara tak berhingga dan pusat kelengkungan lensa. Gambarkan diagram pembentukan bayangan pada lensa cekung dan nyatakan sifat-sifat bayangan ketika benda berada di pusat kelengkungan lensa dan tak berhingga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2a 2b
3a 3b
Sebuah benda terletak pada jarak 50 cm dari sebuah lensa cembung yang panjang fokusnya 20 cm dan tinggi benda 20 cm. Tentukan: a.Jarak bayangan ke lensa (s’) b.Tinggi bayangan (h’) Sebuah benda setinggi 6 cm terletak pada jarak 36 cm dari sebuah lensa cekung yang panjang fokusnya 12 cm.. Tentukan: a. Jarak bayangan ke lensa (s’) b.Tinggi bayangan (h’) SKOR TOTAL
153
5
5
5
5
5
5
31
31
31
KESIMPULAN: Sesuai dengan kategori kelayakan instrument yang maka dapat instrument baik pretest maupun posttest layak digunakan untuk peneliti.