PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Isa Sawiji Handayani 111134115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan untuk: 1. Alloh SWT yang senantiasa memberikan kelancaran dalam setiap langkah bagi hamba-Nya. 2. Orang tua tercinta Bapak Sabarjo dan Ibu Wajirah serta Mertuaku Bapak Ngatijan dan Ibu Kasirah yang selalu memberikan doa dan dukungannya. 3. Suami tercinta Dwi santoso
yang juga selalu menguatkanku ketika
berproses . 4. Adikku, Tatak Gangsar Sejati yang juga memberikan semangat. 5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma. 6. Semua teman-temanku kelas F, kelompok payung modul praktikum IPA dan kelompok PPL SDN Gejayan yang telah berproses bersama. 7. Pembaca skripsi ini.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. (Al Mujadillah:11) Selalu mengerjakan yang terbaik yang aku bisa, jangan malu bertanya jika tidak mengerti. Percaya bahwa setiap masalah yang datang berarti menambah kepandaian. Jadi selesaikan masalah dengan sebaik-baiknya. Datanglah ombak yang besar karena aku sudah siap melaluimu.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN MODUL PRAKTIKUM IPA SEBAGAI SUPLEMEN KURIKULUM 2013 UNTUK MENDORONG BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Oleh: Isa Sawiji Handayani NIM : 111134115 Universitas Sanata Dharma Modul praktikum sebagai media pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi pelajaran IPA. Akan tetapi modul praktikum IPA yang mengacu kurikulum 2013 belum digunakan guru ketika mengajar siswa di kelas. Hal ini dibuktikan melalui analisis kebutuhan menggunakan instrumen lembar wawancara, catatan observasi langsung dan kuesioner berupa lembaran pertanyaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA kelas V dan mengetahui kualitas penggunaan modul praktikum IPA serta mengetahui hasil penggunaan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini memodifikasi metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R and D) dari Sanjaya yang meliputi studi pendahuluan, pengembangan, validasi ahli, dan uji coba. Subjek uji coba di kelas terdiri dari 8 siswa kelas V SDN Gejayan. Produk yang dikembangkan melalui validasi ahli untuk mengetahui kualitas produk. Sedangkan lembar pengamatan berpikir kritis digunakan untuk mengamati berpikir kritis siswa. Validasi ahli dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan tata bahasa. Berdasarkan hasil penilaian kedua pakar, produk yang dikembangkan memperoleh rata-rata 3,82 dengan kategori “baik” dari pakar pembelajaran IPA dan tata bahasa. Penilaian persepsi siswa SDN Gejayan terhadap kualitas modul praktikum mendapat rata-rata 6,93 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan mempunyai kualitas baik. Berdasarkan hasil lembar pengamatan indikator berpikir kritis ketika uji coba produk, siswa memperlihatkan sikap berpikir kritis sesuai indikator pada lembar pengamatan.. Kata kunci : metode penelitian dan pengembangan, modul, IPA, dan berpikir kritis
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT THE DEVELOPMENT OF MODULE PRACTICAL WORK OF SCIENCE MOTIVATED STUDENTS’ CRITICAL THINKING AT FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL AS A SUPPLEMENTS OF CURRICULUM 2013 By: Isa Sawiji Handayani NIM :111134115 Sanata Dharma University The practical work module as a learning media helped students to understand the science learning media. This time the module practical work of science based on curriculum 2013 has not use in class. It proved using observation, interview, questions to analyze that the teacher and students needed. The objective of this study was to improve and to know how to development the module practical work of science at fifth grade, to know the qualities of using the module practical work of science and the results to improve students’ critical thinking at fifth grade the first semester SDN Gejayan. This study was research and development method or R and D. The module development procedures conducted in this research was a modification of the development and research steps developed by Sanjaya which includes: the though, development, design validation, and design trials. The design trials involve 8 of the fifth grade students of SDN Gejayan. Product made should be tested through expert validation step to identify its product qualities. While the critical thinking observation sheet was to identify students’ critical thinking. And the expert validation has done by the scientists and Indonesian Grammar. The action taken as the result from both, that, the development product gave 3.82 score in ‘good’ category while the students’ perception who got 6.93 in ‘very good’ category. It conclude, this development product has good quality. The result of observation based on indicators of critical thinking the students showed to critical thinking.
Key words: Research and Development (R&D) method, module, Science, Critical Thinking.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Allah SWT atas segala anugerah, hidayah dan inayah-Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Untuk Mendorong Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti menyadari sepenuhnya, bahwa penelitian skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma dan Dosen Pembimbing. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. 4. Wahyu Wido Sari, S.Si, M. Biotech. selaku dosen pembimbing yang memberikan
bimbingan,
masukan,
dan
memotivasi
dalam
penyelesaian karya ilmiah ini. 5. Bapak Bambang Purwaka, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SDN Gejayan. 6. Ibu Ika Juni Istikhomah, A.Ma. selaku guru kelas V SDN Gejayan 7. Ibu Eny Winarti, S.Pd. M.Hum., Ph.D dan Ibu Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A. selaku dosen validator instrumen analisis kebutuhan. 8. Ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si dan Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku dosen validator modul. 9. Seluruh siswa kelas V tahun ajaran 2014/2015 SDN Gejayan. 10. Kedua orang tuaku terkasih Bapak Sabarjo dan Ibu Wajirah, mertuaku Bapak Ngatijan dan Ibu Kasirah, serta suamiku Dwi Santoso dan adikku Tatak Gangsar Sejati yang memberikan doa, motivasi, dan dukungan kepada peneliti.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... iv HALAMAN MOTTO.........................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................vii ABSTRAK......................................................................................................... viii ABSTRACT......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR......................................................................................... x DAFTAR ISI.......................................................................................................xii DAFTAR BAGAN............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ...xvii DAFTAR TABEL..............................................................................................xviii DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xx BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang..............................................................................................1 1.2 Batasan Masalah........................................................................................... 5 1.3 Rumusan Masalah.........................................................................................5 1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6 1.5 Manfaat Penelitian....................................................................................... 6 1.6 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan..................................................... 7 1.7 Definisi Operasional.................................................................................... 7
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka............................................................................................. 9 2.1.1 Metode Penelitian dan Pengembangan..................................................... 9 2.1.1.1 Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan................................ 9 2.1.1.2 Produk-Produk Hasil R&D dalam Bidang Pendidikan..........................10 2.1.1.3 Karakteristik R&D................................................................................. 11 2.1.1.4 Tahapan dan Langkah-langkah R&D
12
2.1.2 Media Pembelajaran..................................................................................13 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran............................................................ 13 2.1.2.2 Fungsi Media Pembelajaran...................................................................14 2.1.3 Modul........................................................................................................15 2.1.4 Kurikulum 2013........................................................................................ 17 2.1.5 Berpikir Kritis........................................................................................... 19 2.1.5.1 Pengertian Berpikir Kritis...................................................................... 19 2.1.5.2 Ciri-Ciri Berpikir Kritis......................................................................... 20 2.1.5.3 Indikator Berpikir Kritis........................................................................ 21 2.1.5.4 Melatih Berpikir Kritis melalui Sains.................................................... 22 2.1.6 IPA............................................................................................................ 23 2.2 Penelitian yang Relevan...............................................................................24 2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul........................................... 24 2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis.............................. 25 2.3 Desain Diagram........................................................................................... 28 2.4 Kerangka Berpikir........................................................................................29
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................30 3.2 Setting Penelitian......................................................................................... 31 3.2.1 Objek Penelitian........................................................................................31 3.2.2 Subjek Penelitian...................................................................................... 31 3.2.3 Lokasi Penelitian.......................................................................................31 3.2.4 Jadwal Penelitian...................................................................................... 31 3.3 Prosedur Pengembangan..............................................................................31 3.4 Uji coba Produk........................................................................................... 34 3.4.1 Desain Uji Coba........................................................................................34 3.4.2 Subjek Uji Coba Lapangan....................................................................... 35 3.4.3 Instrumen Penelitian................................................................................. 36 3.4.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 42 3.4.5 Teknik Analisis Data................................................................................. 43 3.4.5.1 Analisis Kebutuhan................................................................................ 43 3.4.5.2 Analisis Validasi Ahli............................................................................. 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan...................................................................................... 47 4.2 Pengembangan Produk.................................................................................53 4.2.1 Ide/Gagasan...............................................................................................54 4.2.2 Pengembangan.......................................................................................... 55 4.2.3 Uji Coba Produk....................................................................................... 64 4.3 Data Validasi dan Revisi Produk..................................................................64 4.3.1 Data Validasi pakar pembelajaran IPA dan revisi..................................... 65
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN 4.3.2 Data Validasi pakar tata bahasa dan revisi................................................ 66 4.4 Data Uji Coba Kelompok Kecil...................................................................67 4.5 Data Uji Coba Kelas.................................................................................... 71 4.6 Produk Akhir................................................................................................77 4.7 Pembahasan..................................................................................................79 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 82 5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................................83 5.3 Saran............................................................................................................ 84 DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................85 LAMPIRAN.......................................................................................................87
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Desain Diagram Penelitian Terdahulu.............................................. 28 Bagan 3.1 Prosedur Pelaksanaan R & D Sanjaya.............................................. 30 Bagan 3.2 Prosedur yang Dikembangkan Peneliti.............................................32 Bagan 4.1 Peta Konsep Setelah Diperbaiki....................................................... 66
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Sampul modul praktikum...............................................................57 Gambar 4.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar........................................ 60 Gambar 4.3 Materi............................................................................................. 61 Gambar 4.4 Percobaan....................................................................................... 61 Gambar 4.5 Lembar pengamatan dan pertanyaan..............................................62 Gambar 4.6 Pertanyaan berpikir kritis............................................................... 63 Gambar 4.7 Catatan tambahan...........................................................................63 Gambar 4.8 Pertanyaan berpikir kritis halaman 8 sebelum perbaikan.............. 70 Gambar 4.9 Pertanyaan berpikir kritis halaman 8 setelah perbaikan.................71 Gambar 4.9 Cara kerja mengamati benda padat sebelum diperbaiki.................76 Gambar 4.10 Cara kerja mengamati benda padat sesudah diperbaiki............... 77
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah............................................... 36 Tabel 3.2 Kisi-Kisi Wawancara Guru................................................................ 37 Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara Siswa............................................................... 38 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner Guru.................................................................. 38 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Siswa................................................................. 38 Tabel 3.6 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis............................................... 39 Tabel3.7 Komponen Penilaian Validasi Instrumen Wawancara ...................... 40 Tabel 3.8 Komponen Penilaian Validasi Kuesioner .........................................40 Tabel 3.9 Pedoman Kelayakan Instrumen Analisis Kebutuhan......................... 41 Tabel 3.10 Hasil Validasi Ahli Instrumen Analisis Kebutuhan..........................42 Tabel 3.11 Rumus Konversi Mardapi................................................................ 44 Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk..................................................45 Tabel 3.13 Perhitungan Standar Baku Sampel...................................................45 Tabel 3.14 Pedoman Penentuan Skor Validasi Kualitas Modul.........................46 Tabel 4.1 Rekapitulasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa........................... 49 Tabel 4.2 Komentar Pakar Pembelajaran IPA....................................................65 Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Berpikir Kritis Siswa Kelompok Kecil................ 68 Tabel 4.4.Rekapitulasi Hasil Persepsi Siswa Uji Coba Kelompok Kecil.......... 69 Tabel 4.5 Komentar siswa Uji Coba Kelompok Kecil.......................................70 Tabel 4.6 Komentar validator............................................................................ 71 Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Berpikir Kritis Kelas............................................ 72 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Persepsi Siswa Uji Coba Kelas............................75 Tabel 4.9 Komentar siswa dan revisi................................................................. 75
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Halaman Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Validasi Modul...................................................80
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian....................................................................... 87 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.............................. 88 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................................. 89 Lampiran 4. Penilaian Instrumen Wawancara Dosen Ahli I...............................92 Lampiran 5.Penilaian Instrumen Kuesioner Dosen Ahli I..................................94 Lampiran 6.Penilaian Instrumen Wawancara Analisis II Dosen Ahli II.............95 Lampiran 7. Penilaian Instrumen Kuesioner Dosen Ahli II............................... 96 Lampiran 8. Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa............................................ 97 Lampiran 9. Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru..............................................99 Lampiran 10. Instrumen Validasi Pakar Pembelajaran IPA................................102 Lampiran 11. Instrumen Validasi Pakar Tata Bahasa......................................... 107 Lampiran 12. Lembar Jawaban Siswa Uji Coba Kelompok Kecil.....................112 Lampiran 13. Lembar Jawaban Siswa Uji Coba Kelas...................................... 113 Lampiran 14. Kualitas Modul pada Uji Coba Kelas.......................................... 114 Lampiran 15 Kualitas Modul pada Uji Coba Kelompok Kecil ........................ 117 Lampiran 16 Dialog Wawancara Kepala Sekolah.............................................. 119 Lampiran 17 Dialog Wawancara Guru Kelas..................................................... 122 Lampiran 18 Dialog Wawancara Siswa Kategori Kemampuan Tinggi..............124 Lampiran 19 Dialog Wawancara Siswa Kategori Kemampuan Sedang............ 126 Lampiran 20 Dialog Wawancara Siswa Kategori Kemampuan Rendah............ 127 Biografi Peneliti..................................................................................................129
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai 1.1 latar belakang, 1.2 batasan masalah, 1.3 rumusan masalah, 1.4 tujuan penelitian, 1.5 manfaat penelitian, 1.6 spesifikasi yang dikembangkan, dan 1.7 definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Belajar merupakan suatu kegiatan yang menghasilkan pengetahuan baru. Kegiatan belajar dilakukan manusia selama manusia masih hidup di dunia. Aunurrahman (2012:33) mengatakan tidak ada ruang dan waktu dimana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang menyelenggarakan kegiatan belajar bagi siswa. Guru sebagai pendidik mengarahkan siswa ketika belajar agar memperoleh ilmu. Proses belajar di sekolah akan berjalan dengan baik apabila ada suatu pedoman yang digunakan oleh Pemerintah sebagai Badan Penyelenggara Pendidikan Negara dalam mengajar peserta didiknya. Saat ini Pemerintah telah menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuan tersebut. Pemerintah melalui Permendiknas nomor 54 tahun 2013 pasal 2 menyebutkan dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Maka kurikulum yang digunakan sebelumnya diganti dengan kurikulum 2013.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Penggunaan kurikulum 2013 sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada tahun pertama dimulai dengan beberapa sekolah terpilih. Guru dan kepala sekolah terpilih selanjutnya diberikan seminar tentang implementasi kurikulum 2013. Pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015 kurikulum 2013 diimplementasikan di seluruh sekolah. Namun beberapa guru di sekolah yang baru mengimplementasikan kurikulum ini mengalami kebingungan pada kegiatan belajar siswa. Contohnya di SDN Gejayan. Seperti yang dikatakan bapak Bambang Purwaka, S.Pd selaku kepala sekolah SDN Gejayan. Pada saat wawancara beliau mengatakan bahwa guru belum paham mengenai kurikulum 2013 dan pelaksanaannya. Pembelajaran kurikulum 2013 dilakukan secara tematik integratif. Pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain (Mulyasa, 2012:170). Mata pelajaran yang diajarkan pada siswa di sekolah tidak terpisah-pisah tetapi terdiri dari beberapa mata pelajaran yang disatukan oleh tema. Jadwal pelajaran pun sudah tidak dituliskan nama mata pelajaran tetapi tematik. Sumber belajar berupa buku kurikulum 2013 untuk mengimplementasikan pembelajaran menggunakan kurikulum yang baru telah disiapkan pemerintah. Buku tersebut ada dua yaitu buku guru dan buku siswa. Buku guru berisi tujuan pembelajaran, media, langkah pembelajaran serta penilaian. Buku siswa berisi materi dan soal-soal. Satu buku berisi satu tema yang memuat beberapa subtema. Tiap subtema berisi beberapa pelajaran yang harus diselesaikan setiap harinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Berdasarkan buku guru mata pelajaran yang diintegrasikan salah satunya adalah IPA. Pada hakikatnya mata pelajaran IPA memiliki 3 komponen yaitu Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk, proses dan sikap ilmiah. Sehingga dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran IPA harus memuat 3 komponen di atas. Siswa tidak cukup dengan membaca buku tetapi perlu melakukan percobaan secara langsung. Percobaan yang dilakukan merupakan proses belajar secara langsung yang membantu siswa memahami suatu pengetahuan. Sayangnya pelajaran IPA dengan menggunakan praktikum tidak dilakukan guru. Hal ini dikatakan oleh tiga siswa saat peneliti melakukan wawancara. Pembelajaran IPA yang menekankan pada percobaan langsung melatih siswa berpikir kritis. Ketika anak menguji coba sesuatu yang memancing rasa ingin tahunya, sebenarnya dia telah mencoba berlatih untuk berpikir kritis (Yulianti, 2008:71). Berpikir kritis membuat siswa belajar lebih banyak karena rasa ingin tahunya tinggi. Kenyataannya, melatih keterampilan berpikir kritis siswa masih kurang dilakukan oleh guru. Hal ini dibuktikan melalui observasi guru mengajar di kelas. Samatowa (2011:4) berpendapat IPA merupakan suatu pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis, misalnya IPA diajarkan dengan mengikuti metode ”menemukan sendiri”. Masalahnya pada buku guru kelas V, mata pelajaran IPA yang diintegrasikan tidak semua materi ada kegiatan praktikumnya. Sumber belajar yang digunakan guru masih terbatas dengan menggunakan buku pegangan guru kurikulum 2013. Sesuai dengan jawaban guru kelas V SDN Gejayan sewaktu melakukan wawancara pada tanggal 5 November
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
2014. Beliau menambahkan bahwa materi yang diajarkan sedikit dan ada yang diulang pada subtema berikutnya. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 5 November 2013 dengan seorang siswa kelas V di SDN Gejayan. Peneliti bertanya mengenai pemahaman materi IPA yang dijelaskan oleh guru. Siswa menjawab masih kurang paham dan belum puas dengan pelajaran IPA yang disampaikan oleh guru. Guru mengajarkan sesuai dengan materi di buku kemudian siswa diminta menjawab soal. Siswa mengalami kesulitan ketika menjawab soal karena materi yang ada pada buku hanya sedikit. Modul merupakan salah satu sumber belajar siswa yang dapat digunakan guru ketika mengajar di kelas. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SDN Gejayan mengatakan bahwa beliau belum menggunakan modul ketika mengajar. Hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa menunjukkan sebanyak
52,6%
sangat
membutuhkan
modul
praktikum
IPA
untuk
mempermudah melakukan praktikum IPA. Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti mencoba memberikan solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Peneliti mencoba membantu dengan mengembangkan sebuah modul praktikum IPA
kelas V dengan kurikulum 2013
untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Produk yang dikembangkan berisi praktikum-praktikum yang mudah dilakukan siswa, menggunakan pendekatan saintifik dan bahan sederhana. Peneliti berharap agar modul ini dapat membantu guru dalam mengajarkan praktikum IPA dan membantu siswa berpikir kritis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1.2 Batasan Masalah Agar pembahasan masalah lebih mengarah pada tujuan penelitian maka peneliti membatasi masalah-masalah sebagai berikut: 1.2.1
Modul IPA yang dikembangkan yaitu Tema I Benda-benda di Lingkungan Sekitar.
1.2.2
Subjeknya yaitu siswa kelas V SDN Gejayan semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.3.1
Bagaimana mengembangkan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar sebagai suplemen kurikulum 2013 kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
1.3.2
Bagaimana kualitas penggunaan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar sebagai suplemen kurikulum 2013 kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
1.3.3
Bagaimana hasil penggunaan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1.4.1
Mengetahui cara mengembangkan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar sebagai suplemen kurikulum 2013 kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015.
1.4.2
Mengetahui kualitas penggunaan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar sebagai suplemen kurikulum 2013 kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015
1.4.3
Mengetahui hasil penggunaan modul praktikum IPA pada materi tema I benda-benda di lingkungan sekitar untuk mendorong berpikir kritis siswa kelas V SDN Gejayan pada semester gasal tahun pelajaran 2014/2015
1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya: 1.5.1
Bagi Peneliti Peneliti sebagai calon guru dapat mengembangkan modul sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk sumber belajar siswa kelas V sekolah dasar dan menambah pengalaman baru membuat modul praktikum yang dapat membantu siswa berpikir kritis
1.5.2
Bagi guru Guru dapat memperoleh dan menggunakan modul praktikum IPA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
suplemen kurikulum 2013 untuk siswa kelas V serta menambah referensi dalam penggunaan sumber belajar modul praktikum IPA suplemen kurikulum 2013 1.5.3
Bagi siswa Siswa terbantu memahami pelajaran IPA dengan menggunakan modul praktikum IPA suplemen kurikulum 2013
1.6 Spesifikasi yang Dikembangkan Spesifikasi produk yang dikembangkan adalah: 1.6.1
Modul disusun dengan memperhatikan materi tema I kelas V sekolah dasar kurikulum 2013
1.6.2
Kegiatan belajar disusun dengan menggunakan pendekatan saintifik.
1.6.3
Modul praktikum berisi materi, alat dan bahan yang mudah didapat pertanyaan dan informasi tambahan
1.7 Definisi Operasional Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut: 1.7.1
Modul praktikum adalah sumber belajar yang disesuaikan dengan buku tema I kelas V yang memuat materi, alat dan bahan, dan cara kerja dengan melakukan suatu tindakan pengamatan oleh siswa sehingga membuat siswa menjadi aktif.
1.7.2
IPA adalah ilmu yang mempelajari kejadian, fenomena, keragaman dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
menyesuaikan diri terhadap lingkungan. 1.7.3
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran secara ilmiah dengan melakukan kegiatan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan
data,
menarik
kesimpulan
dan
mengkomunikasikan konsep yang telah ditemukan. 1.7.4
Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema atau topik sehingga memungkinkan siswa aktif melakukan kegiatan.
1.7.5
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengoreksi informasi baru melalui aspek kecakapan interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini, landasan teori dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya 2.1 kajian pustaka yang akan menjelaskan tentang metode penelitian dan pengembangan (R&D), media pembelajaran, modul, kurikulum 2013, berpikir kritis, IPA, 2.2 penelitian yang relevan, 2.3 desain diagram, dan 2.4 kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka yang digunakan peneliti meliputi metode penelitian dan pengembangan, media pembelajaran, modul, kurikulum 2013, berpikir kritis dan IPA. 2.1.1 Metode Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian dan pengembangan akan membahas tentang pengertian metode penelitian dan pengembangan, produk-hasil R&D dalam bidang pendidikan, karakteristik R&D, dan tahapan langkah R&D. 2.1.1.1 Pengertian Metode Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian yang mengembangkan produk atau menghasilkan produk yaitu model penelitian dan pengembangan (R&D). Borg dan Gall (1979) dalam Sanjaya (2013:129) menjelaskan bahwa our use of the term ”product” includes not only material objects, such as textbooks, instructional films and so forth, but it also intended to referto established procedures and processes, such as a method of teaching or method for organizing instruction. Peneliti
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
mengartikan bahwa produk pendidikan yang dihasilkan tidak hanya berupa bahan pembelajaran berbentuk perangkat keras tetapi bisa proses atau metode pembelajaran. Hampir sama dengan pendapat Sukmadinata (2011:164) bahwa penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau
langkah-langkah
untuk
mengembangkan
suatu
produk
baru
atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang dimaksud tidak harus berbentuk perangkat keras, misalnya buku, modul, dan berbentuk alat , tetapi bisa juga perangkat lunak, misalnya program komputer, model pendidikan dan lain sebagainya. Berdasarkan pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R and D) adalah metode yang digunakan untuk mengembangkan atau memperbaiki produk pendidikan berupa perangkat media dan model-model pembelajaran.
2.1.1.2 Produk-Produk Hasil R&D dalam Bidang Pendidikan Banyak bidang-bidang yang mengembangkan produknya menggunakan penelitian R&D salah satunya bidang pendidikan. Produk-produk dalam bidang pendidikan hasil R&D menurut Sanjaya (2012:131-132) di antaranya: 1.
Media pembelajaran dalam baik media cetak seperti buku dan bahan ajar cetak, maupun media noncetak seperti pembelajaran melalui audio, video, dan audiovisual, termasuk media CD.
2.
Strategi pembelajaran, langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
perbaikan proses dan hasil belajar. 3.
Paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri, seperti modul pembelajaran, atau pengajaran berprogram.
4.
Desain sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan kurikulum.
5.
Metode dan prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan isi/materi pembelajaran.
6.
Sistem perencanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan lembaga dan kebutuhan peserta didik ataupun sesuai dengan tuntutan kurikulum Penelitian ini termasuk bidang pendidikan yang menghasilkan modul
sebagai produk penelitiannya. Modul ini berisi tentang materi dan praktikum IPA kelas V pada tema I sesuai dengan kurikulum 2013. Modul dapat dipelajari siswa secara mandiri karena alat dan bahan mudah didapatkan. Cara kerja yang perlu dilakukan tidak membahayakan bagi siswa.
2.1.1.3 Karakteristik R&D Metode penelitian dan pengembangan (R&D) memiliki ciri-ciri yang khas, menurut Sanjaya (2012:132-133) salah satu metode dalam penelitian pendidikan, R&D memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
R&D bertujuan menghasilkan produk dalam bidang pendidikan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. R&D tidak menguji suatu teori, atau menghasilkan prinsip-prinsip tertentu seperti pada jenis penelitian lain.
2.
Proses pelaksanaan R&D diawali dengan survey pendahuluan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
memahami segala sesuatu yang terlaksana di lapangan sesuai dengan objek pengembangan yang dapat digunakan. Survei pendahuluan diperlukan sebagai dasar dalam pengembangan desain. Survei pendahuluan dilakukan dengan studi lapangan dan studi kepustakaan. 3.
Proses pengembangan dilakukan secara terus-menerus dalam beberapa siklus dengan melibatkan subjek penelitian dalam lapangan yang nyata tanpa mengganggu sistem dan program yang sudah direncanakan dan ditata sebelumnya.
4.
Pengujian validasi dilakukan untuk menguji keandalan model hasil pengembangan baik keandalan dilihat dari validasi eksternal dan internal. Subjek penelitian yang terlibat dalam pengujian validasi adalah subjek di luar pengembangan yang terdiri atas subjek berkategori kurang, sedang, dan baik.
5.
R&D tidak menguji teori tertentu atau menghasilkan prinsip, dalil atau hukum kecuali yang berkaitan dengan apa yang sedang dikembangkan.
2.1.1.4 Tahapan dan Langkah-langkah R&D Merujuk pada tahapan penelitian dan pengembangan Borg yang ideal, Sanjaya menyederhanakan tahapan itu menjadi empat. Menurut Sanjaya (2013:129) tahapan ini tidak mengurangi nilai penelitian sesuai yang dikembangkan Borg. Langkah-langkah penelitian dan pengembangannya yaitu: 1.
Tahap pertama terdiri dari kegiatan memunculkan ide/gagasan tentang produk yang ingin dihasilkan dengan melaksanakan studi pendahuluan yang terdiri dari survey lapangan dan survey kepustakaan. Setelah itu lahirlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
produk awal yang akan dikembangkan. 2.
Tahap kedua adalah pengembangan produk yakni mengimplementasikan produk awal dan menilainya dari sudut pandang proses .
3.
Tahap ketiga adalah tahap uji coba produk terdiri dari uji coba terbatas dan apabila memungkinkan peneliti selanjutnya melakukan uji coba yang luas.
4.
Tahap keempat adalah tahap validasi produk dan desiminasi. Validasi produk dilakukan setelah kegiatan pengembangan. Kegiatan yang dilakukan yaitu validasi produk untuk menilai keandalan produk hasil pengembangan. Berdasarkan tahapan di atas, peneliti hanya melakukan 3 tahap. Karena
tahap keempat pada kegiatan validasi produk sudah dilakukan peneliti sebelum produk diujicobakan pada siswa yakni saat produk awal selesai dibuat. Uji coba lapang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu uji kelompok kecil dan uji kelas.
2.1.2 Media Pembelajaran Berikut akan dijelaskan mengenai media pembelajaran antara lain pengertian media pembelajaran dan fungsi media pembelajaran. 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Pembelajaran yang dilakukan di kelas melibatkan komunikasi antara guru dan siswa. Saat guru menjelaskan materi kepada siswa merupakan bentuk komunikasi. Kit IPA, hewan, daun dan benda-benda lain yang digunakan guru menjelaskan materi disebut media. Deborah, dkk (2012:4) menyebutkan derived from the latin medium (“between”), the term refers to anything that carries information between a source and a receiver. The purpose of media is to facilitate
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
communication and learning. Peneliti mengartikan media yang digunakan saat pembelajaran membantu guru untuk menjelaskan materi sehingga siswa mudah memahami materi. Senada dengan pendapat Munadi (2010:5) media pembelajaran juga berarti adalah sumber belajar selain guru yang dimana merupakan suatu alat untuk menyalurkan suatu pembelajaran yang diciptakan secara terencana. Media diciptakan secara terencana agar penjelasan yang diberikan kepada siswa dapat sistematis tidak menimbulkan kebingungan. Media juga dapat membantu merangsang kognitif dan motorik siswa. Dari beberapa pendapat yang dijelaskan oleh beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa media merupakan alat yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan konsep materi kepada siswa. Pada penelitian ini misalnya modul yang digunakan guru saat mengajar membantu siswa dalam memahami materi.
2.1.2.2 Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran yang digunakan guru dalam melancarkan kegiatan pembelajaran perlu dipersiapkan sebaik mungkin agar membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Media pembelajaran memiliki fungsi-fungsi menurut Munadi (2010:37) yaitu 1) media sebagai sumber belajar, media yang sering digunakan sebagai sumber belajar di kelas juga digunakan sebagai penyalur informasi, 2) fungsi sematik yaitu kemampuan media untuk menambah perbendaharaan kata kepada siswa sehingga siswa dapat mengenal kata-kata baru yang belum diketahui, 3) fungsi manipulatif yaitu materi yang ditampilkan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
bentuk gambar. Benda yang sulit dihadirkan dapat ditampilkan melaui gambar, 4) fungsi psikologis terdiri dari fungsi atensi, afektif, kognitif, imajinatif, motivasi, dan sosio kultural. Fungsi atensi yaitu media dapat meningkatkan perhatian siswa dalam belajar. Fungsi afektif yaitu media dapat menggugah perasaan siswa. Fungsi kognitif yaitu media menggunakan benda-benda yang sesuai dengan yang dihadapi. Fungsi imajinatif yaitu media dapat mengembangkan imajinasi siswa. Fungsi motivasi yaitu media dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Fungsi sosio kultural mengatasi hambatan perbedaan karakteristik siswa atau siswa dengan guru. Misalnya adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman dan lainnya.
2.1.3 Modul Salah satu klasifikasi media pengajaran yaitu bahan berupa modul. Para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda tentang modul. Prastowo (2013:106) modul pada dasarnya adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistemastis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Sejalan dengan pandangan di atas, Sakiman (2012:132) mengemukakan bahwa modul adalah paket program yang disusun secara terencana dalam bentuk satuan tertentu guna membantu peserta didik secara individual dalam mencapai tujuan belajar. Setiap modul memiliki tujuan yang akan dicapai siswa dalam suatu pembelajarannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Surahman dalam Prastowo (2012:105) menyebutkan bahwa modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik secara perseorangan (self instructional). Setelah peserta menyelesaikan satu satuan dalam modul, selanjutnya peserta dapat melangkah maju dan mempelajari satuan modul berikutnya. Apabila peserta didik sudah paham dengan materi awal pada suatu modul maka siswa dapat melanjutkan materi berikutnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis memuat tujuan belajar, lembar petunjuk dan pertanyaan bagi peserta didik sehingga dapat belajar secara mandiri. Modul sebagai bahan ajar berfungsi membantu siswa memahami materi dan sebagai bahan rujukan yang memberikan informasi. Suatu modul memiliki unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Vembriarto (1981:37-38) menyebutkan unsur-unsur yang dimiliki modul antar lain: a) rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik, b) petunjuk guru, c) lembaran kegiatan siswa, d) lembaran kerja bagi siswa, e) kunci lembaran kerja, f) lembaran evaluasi, dan g) kunci lembaran evaluasi. Unsur-unsur yang terdapat pada modul penelitian mencakup tujuan yang akan dicapai tertulis pada kolom tabel. Lembar kegiatan siswa yang berisi alat/bahan dan petunjuk melakukan praktikum. Lembar kerja bagi siswa yang berisi pertanyaan seputar praktikum dan pertanyaan berpikir kritis. Pembuatan modul dilakukan tidak asal membuat tetapi perlu melalui beberapa langkah. Diknas dalam Prastowo (2012:118-121) dalam membuat modul ada empat tahap yang harus dilalui yaitu: a) analisis kurikulum, sebelum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
menentukan materi perlu melihat inti materi, kompetensi dan hasil belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik, b) menentukan judul, kompetensi dasar dan materi pokok dalam kurikulum menjadi acuannya, c) pemberian kode modul, maksudnya dalam pengelolaan modul bisanya menggunakan angka sebagai kode modul, d) penulisan modul. Sesuai dengan langkah-langkah membuat modul di atas pada modul ini tidak memberikan kode modul karena di sekolah dasar pembelajaran IPA tidak digolongkan menjadi fisika, biologi dan kimia. Sehingga pemberian modul tidak perlu dicantumkan. Modul ini disesuaikan dengan materi pada buku tematik kurikulum 2013 kelas V. Materi pokok, kompetensi inti dan kompetensi dasar disesuaikan dengan kurikulum 2013 kelas V semester 1 pada tema 1.
2.1.4 Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 bersifat dinamis selalu berubah seiring dengan perkembangan zaman. Sejak tahun 2013 beberapa sekolah ditunjuk pemerintah untuk mengimplementasikan kurikulum 2013. Pada semester gasal tahun 2014/2015 seluruh sekolah dasar di Indonesia menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum ini diharapkan mampu meningkatkan kompetensi peserta didik baik dari segi sikap dan tingkah laku. Mulyasa (2013:99) mengemukakan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Guru sebagai pendidik memberikan bimbingannya kepada peserta didiknya. Seperti yang diungkapkan Mulyasa (2013:100) guru harus menguasai prinsip-prinsip pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, keterampilan menilai hasil-hasil belajar peserta didik, serta memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan pembelajaran. Kurikulum 2013 mengembangkan berbagai ranah pendidikan yaitu keterampilan, sikap dan pengetahuan. Keterampilan, sikap, dan pengetahuan tersebut merupakan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dan dinilai oleh guru. Kegiatan belajar yang diselenggarakan di sekolah hendaknya mencakup tiga hal tersebut. Pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik integratif untuk semua kelas. Mulyasa (2013:170) menyebutkan bahwa pembelajaran berbasis tematik integratif yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang dikombinasikan menyesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Apabila antar kompetensi dalam beberapa mata pelajaran dapat dikaitkan maka dapat dikombinasikan. Jumlah mata pelajaran di sekolah dasar pada kurikulum sebelumnya berjumlah 10 berkurang menjadi 8 yaitu agama, PPKn, Matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni Budaya, IPA, dan IPS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Kegiatan Pramuka dan pelajaran bahasa Inggris menjadi ekstrakurikuler sama dengan Palang Merah Remaja dan UKS. Jam belajarnya juga bertambah. Kelas I-III sebelumnya belajar selama 26-28 jam per minggu menjadi 30-32 jam per minggu. Kelas IV-VI yang semula 32 jam per minggu menjadi 36 per minggu. Selain yang telah disebutkan di atas yang membedakan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah pendekatannya. Proses pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan ilmiah, Daryanto (2014:51) penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pendekatan saintifik menurut Daryanto (2014:59) meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan. Kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjut dengan menganalis, menalar. Selanjutnya menyimpulkan dan mencipta. Ada saatnya mata pelajaran tertentu tidak sesuai jika diajarkan menggunakan pendekatan ilmiah secara prosedural tetapi tetap dalam mengajar perlu menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah. 2.1.5 Berpikir Kritis Berikut akan dibahas mengenai pengertian berpikir kritis, ciri-ciri berpikir kritis, indikator berpikir kritis dan melatih berpikir kritis. 2.1.5.1 Pengertian Berpikir Kritis Salah satu upaya untuk menghasilkan peserta didik yang berkualitas adalah
menumbuhkan
berpikir
kristis.
Dewey
dalam
Fisher
(2008:2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
mendefinisikan berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif persistent (terus-menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang
diterima
mendukungnya
begitu dan
saja
dipandang
dari
kesimpulan-kesimpulan
sudut
alasan-alasan
lanjutan
yang
yang
menjadi
kecenderungannya. Hal senada diungkapkan Glaser dalam Fisher (2008:3) mendefinisikan berpikir kritis sebagai: 1) suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, 2) pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penawaran yang
logis,
dan
3)
semacam
suatu
keterampilan
untuk
menerapkan
metode-metode tersebut. Hampir sama dengan pendapat Santrok (2007:359) pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah proses mencari tahu
dengan cara menganalisis, mengevaluasi bukti dan
keyakinannya terhadap pendapat orang lain kemudian mampu mengungkapkan idenya.
2.1.5.2 Ciri-Ciri Berpikir Kritis Seseorang dikatakan memiliki pemikiran kritis apabila memenuhi ciri-ciri berpikir
kritis.
Langher
dalam
Yulianti
(2011:67)
diantaranya:
1)
Mempertimbangkan konsekuensi, 2) Membedakan antar fakta dan opini, 3) Membedakan kesimpulan yang pasti dan yang belum pasti, 4) Mengidentifikasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
makna, 5) Mempertimbangkan sudut pandang alternatif, 6) Menunjukkan penyebab atau bukti, 7) Membedakan faktor relevan dan tidak relevan, 8) Mengambil keputusan, 9) Menguji reliabilitas suatu pernyataan yang dibuat, dan 10) Mengajukan pernyataan pribadi.
2.1.5.3 Indikator Berpikir Kritis Berpikir kritis siswa dapat diamati menggunakan indikator. Indikator berpikir kritis menurut Ennis dalam Kuswana (2012:198-199): 1.
Menjelaskan meliputi a) Mengidentifikasi fokus masalah, pertanyaan dan kesimpulan, b) Menganalisis argumen, c) Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi atau tantangan, dan d) Mengidentifikasi istilah keputusan dan menangani sesuai alasan
2.
Menduga meliputi a) mengidentifikasi asumsi tak tertulis, b) Menyimpulkan dan menilai keputusan
3.
Membuat pengandaian dan mengintegrasikan kemampuan meliputi a) Mempertimbangankan alasan tanpa membiarkan ketidaksepakatan atau keraguan yang mengganggu pemikiran (berpikir yang disangka benar)
4.
Menggunakan kemampuan berpikir kritis seperti a) dengan melakukan secara berurutan sesuai situasi seperti tindak lanjut langkah-langkah pemecahan masalah, memantau pemikiran, menandai pemikiran kritis yang rasional, b) Peka terhadap perasaan, tingkat pengetahuan dan derajad kehebatan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
2.1.5.4 Melatih Berpikir Kritis melalui Sains Berpikir kritis memerlukan sebuah proses latihan yang terarah dan jelas. Sains merupakan pelajaran yang mempelajari fenomena dan gejala-gejala alam. Pembelajaran sains memerlukan suatu percobaan untuk menggali suatu informasi. Kegiatan ini merupakan salah satu latihan untuk berpikir kritis. Latihan-latihan yang dapat menumbuhkan berpikir kritis menurut Yulianti (dalam Yulianti, 2011:73-74) antara lain: 1.
Anak diajak untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru. Misalnya anak diminta untuk mencari arah benda jatuh walaupun arah menjatuhkan benda berbeda-beda
2.
Anak dapat diajarkan untuk menemukan kesalahan-kesalahan dengan menggunakan gambar. Misalnya anak diberi gambar yang kurang lengkap kemudian mereka diminta untuk menemukan kesalahan dari gambar tersebut
3.
Anak dapat diajarkan untuk membedakan sebuah pernyataan yang merupakan semua fakta atau opini. Misalnya anak diminta untuk menentukan alat ukur yang lebih bermanfaat atau berguna untuk mengukur panjang
4.
Memperkirakan penyebab. Anak dapat dilatih mencari benda-benda yang dibuat untuk dipengaruhi gravitasi dan benda-benda yang dibuat untuk melawan gravitasi. Misalnya dengan diberi gambar benda-benda. Kemudian siswa disuruh memilih benda yang dipengaruhi gravitasi dan benda yang dibuat untuk melawan gravitasi.
5.
Dalam melatih kemampuan berpikir mengambil keputusan, anak dilatih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
mengambil keputusan jika menghadapi masalah. Jika ikan yang ada dalam kolam tak dapat diambil maka siswa dapat mengambil dengan menggunakan alat apa? Siswa diminta untuk memutuskan sesuatu melalui gambar-gambar.
2.1.6 IPA Alam dan seisinya sesungguhnya menyimpan rahasia. Semua rahasia tersebut dapat dibuka menggunakan ilmu pengetahuan alam (IPA). Samatowa (2011:3) berpendapat
ilmu pengetahuan
alam
(IPA) atau
science itu
pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini. Pendapat yang berbeda menurut Winaputra (dalam Samatowa (2011:3) ilmu pengetahuan alam tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah. Karena untuk menemukan sebuah informasi memerlukan usaha-usaha dan proses. Pada hakikatnya IPA dibangun atas: 1) dasar produk ilmiah terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta teori-teori, 2) proses ilmiah, pemilihan metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut juga metode ilmiah, dan 3) sikap ilmiah mengenai keyakinan, pendapat, dan nilai yang harus dipertahankan sebagai seorang ilmuwan dalam mencari atau mengembangkan pengetahuan baru Donoseppetro (dalam Trianto, 2010:137).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2.2 Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dibagi menjadi 2 yaitu penelitian yang berhubungan dengan modul dan berpikir kritis. 2.2.1 Penelitian yang Berhubungan dengan Modul Tinjuan pustaka ini digunakan untuk mengkaji hasil penelitian yang relevan dengan penelitian penulis. Berikut penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya; Andreas Ricky Proklamanto (2013) yang berjudul rancangan dan pengembangan modul elektronik materi turunan fungsi dengan program geogebra. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 5 SMA Kolese de Britto tahun ajaran 2012/2013. Langkah-langkah membuat modul mengadaptasi model pengembangan ADDIE yaitu; 1) analisis 2) design 3) development 4) implementasi.
Berdasarkan
hasil
pengembangan
modul
dan
perangkat
pembelajaran dilihat dari aspek kevaildan, kepraktisan, dan keefektifan modul elektronik yang dikembangkan mendapatkan penilaian mutu baik berbasis kecerdasan interpersonal pada siswa berprestasi rendah di kelas V SD Kristen Kalam Kudus Yogyakarta. Feridiana Telaumbanua (2014) yang berjudul pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta. Sampel dalam penelitian adalah 10 siswa kelas III SDK Gayam. Pengambilan sampel berdasarkan hasil wawancara dan analisis raport. Penelitian menggunakan metode R&D. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut berupa kuesioner dan tes. Validasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dilakukan oleh 4 pakar yaitu pakar multiple intelligences, pakar pembelajaran PKn, guru PKn, dan pakar tata bahasa Indonesia. Hasil validasi guru PKn terhadap kualitas desain produk 3,92. Validasi pakar tata bahasa Indonesia 5. Validasi pakar pembelajaran PKn 5 dan validasi pakar multiple intelligences 4, 64. Produk yang dikembangkan memiliki kualitas baik dan layak digunakan. Huda Restu Pramudhita (2014) pengembangan modul bimbingan belajar matematika berbasis kecerdasan naturalis pada siswa berprestasi rendah kelas III A di SDN Percobaan 3 Pakem. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan hasil validasi kualitas produk modul yang berbasis kecerdsan naturalis pada siswa berprestasi rendah pada mata pelajaran matematika. Subyek berasal dari siswa kelas III A yang memiliki kelemahan pada mata pelajaran matematika namun memiliki kecerdasan naturalis. Validitas kualitas desain modul meliputi aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, berbahasa, topik dan metodologi mendapatkan nilai rata-rata 3,80 termasuk dalam kategori baik.
2.2.2 Penelitian yang Berhubungan dengan Berpikir Kritis Penelitian yang berkaitan dengan berpikir kritis, antara lain: Lisa Dwi Aryani ( 2011) yang berjudul pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap prestasi belajar siswa dan mengetahui pengaruh metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap berpikir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
kritis. Soal essay digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Jawaban siswa yang diukur menggunakan rumus independent sample t-test menunjukkan bahwa metode inkuiri meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Benedicta Saptika Candra (2011) Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Demangan Baru I. Berpikir kritis yang diteliti adalah kategori kognitif dilihat melalui tiga sasaran yaitu kenaikan pre-test ke post-test, berpikir kritis kategori kognitif yang terjadi di kelompok eksperimen dan yang terjadi di kelompok kontrol, dan rata-rata kenaikan kecakapan berpikir kritis kategori kognitif pada masing-masing aspek kognitif. Dilihat dari harga signifikansi dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif. Kenaikan skor rata-rata pada masing-masing aspek berpikir kritis metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar. Penerapan metode inkuiri tidak meningkatkan enam aspek kecakapan berpikir kritis kategori kognitif. Yani (2013) Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada materi “sistem pencernaan manusia”melalui metode PQ4R. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui metode PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui metode PQ4R dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Metode penelitian menggunakan model penelitian tindakan kelas gabungan Sanford
dan
Kemmis
yang
dikembangkan
Ditjen
Dikti
Depdiknas.
Perkembangan kekritisan siswa menggunakan metode PQ4R membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
ketuntasan belajar siswa mencapai 67,57%. Pada siklus II meningkat 32,43% dari nilai kekritisan pada pre-test. Hasilnya pembelajaran metode PQ4R dapat meningkatkan kekritisan siswa dengan tipe pembuatan pertanyaan dan jawaban pertanyaan dari C1 (ingatan) hingga C4(analisis). Hasil pre-test dan post-test pada siklus I dapat dikatakan metode PQ4R tidak menunjukkan keberhasilan. Siklus II menunjukkan peningkatan yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2.3 Desain Diagram Modul Proklamanto,
Berpikir kritis
Andreas
Ricky
(2013)
Aryani, Lisa Dwi (2011) Pengaruh Metode
Rancangan dan Pengembangan Modul
Inkuiri
Elektronik materi Turunan Fungsi dengan
kemampuan
Program Geogebra.
dilihat dari aspek
kognitif pada mata pelajaran IPA SDK
kevaildan, kepraktisan, dan keefektifan
Wirobrajan. Hasil tes menunjukkan bahwa
modul elektronik yang dikembangkan
metode inkuiri meningkatkan kemampuan
mendapatkan penilaian mutu baik
berpikir kritis siswa.
Telaumbanua,
Feridiana
(2014)
Pengembangan modul bimbingan belajar PKn berbasis kecerdasan linguistik pada siswa berprestasi rendah di kelas III SD Kanisius Gayam I Yogyakarta. Produk yang dikembangkan memiliki kualitas baik
terhadap
Candra, Pengaruh
prestasi
berpikir
Benedicta penerapan
belajar
kritis
dan
kategori
Saptika
(2011)
metode
inkuiri
terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Demangan Baru I. aspek berpikir kritis metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar. Penerapan
dan layak digunakan.
metode inkuiri tidak meningkatkan enam Pramudhita,
Huda
Restu
(2014)
pengembangan modul bimbingan belajar
aspek kecakapan berpikir kritis kategori kognitif.
matematika berbasis kecerdasan naturalis
Yani (2013) Meningkatkan hasil belajar
pada siswa berprestasi rendah kelas III A di
dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas
SDN Percobaan 3 Pakem. Validitas kualitas
VIII B SMP Kanisius Kalasan Sleman
desain modul meliputi aspek tujuan dan
Yogyakarta
pada
materi
“sistem
pendekatan, desain dan pengorganisasian,
pencernaan
manusia”melalui
metode
isi,
metodologi
PQ4R. Hasil pre-test dan post-test pada
mendapatkan nilai rata-rata 3, 80 termasuk
siklus I dapat dikatakan metode PQ4R
dalam kategori baik.
tidak menunjukkan keberhasilan. Siklus II
berbahasa,
topik
dan
menunjukkan peningkatan yang baik.
Yang akan diteliti: Modul Praktikum IPA dengan Kurikulum 2013 mendorong kemampuan berpikir kritis SDN Gejayan Bagan 2.1 Desain Diagram Penelitian Terdahulu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
2.4 Kerangka Berpikir Kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh sekolah dasar di Indonesia menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik melibatkan keterampilan proses seperti pada hakikat pembelajaran IPA. Siswa mengamati langsung, bertanya, dan melakukan percobaan untuk menemukan jawabannya merupakan cara mengasah keterampilan proses siswa. Dalam IPA kegiatan itu dapat dilakukan menggunakan praktikum. Di sekolah guru menggunakan buku tematik kurikulum 2013 yang diberikan pemerintah sebagai sumber belajarnya. Tidak semua mata pelajaran IPA yang diintegrasikan dengan mata pelajaran lain menggunakan praktikum sedangkan guru belum menggunakan buku praktikum ketika mengajar di kelas. Sesuai dengan analisis kebutuhan siswa senang jika pelajaran IPA menggunakan praktikum karena dapat membantu memahami pelajaran. Pembelajaran IPA dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa dapat menemukan kemungkinan, kesalahan dan memperkirakan penyebabnya. Apabila kemampuan berpikir siswa baik maka dia dapat hidup lebih baik karena dapat bertindak
dengan
benar. Guru
sebagai pendidik
harus mampu
menumbuhkan berpikir kritis peserta didiknya dalam kegiatan belajarnya. Bermula dari alasan di tersebut, maka peneliti mengembangkan modul praktikum IPA suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Modul dapat digunakan guru sebagai sumber belajar di kelas. Modul ini menggunakan pendekatan saintifik sehingga siswa dapat belajar langsung mengamati dan melakukan percobaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini metodologi penelitian dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu 3.1 jenis penelitian, 3.2 setting penelitian, 3.3 prosedur pengembangan, 3.4 uji coba produk terdiri dari subjek uji coba lapang, desain uji coba, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Research and Development (R&D). Penelitian ini mengembangkan modul praktikum IPA kelas V tema I. Prosedur penelitian dan pengembangan modul memodifikasi prosedur penelitian menurut Sanjaya (2012:133-146) yang terdiri dari 4 tahap. Prosedur penelitian dan pengembangan menurut Sanjaya dapat dilihat pada bagan 3.1. TAHAP I
TAHAP III
TAHAP II
IDE/GAGASAN Pengembangan STUDI PENDAHULUAN
Survei Lapangan Survei Literatur
Subjek Terbatas Orientasi pada Proses Belajar
Uji Coba Terbatas Luas
Uji Validasi Deseminasi
Subjek Lebih Besar Orientasi pada Proses& Hasil
Kriteria Sekolah yang berbeda Validasi Internal &Ekstern al
Bagan 3.1 Prosedur Pelaksanaan R& D Sanjaya
30
TAHAP IV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah modul praktikum IPA tema I untuk kelas V sebagai suplemen kurikulum 2013. 3.2.2 Subjek Penelitian Subjek uji coba kelompok kecil dilakukan kepada siswa kelas V yang tinggal di sekitar rumah peneliti. Subjek uji coba kelas pada penelitian ini adalah siswa kelas V semester gasal 2024/2015 SDN Gejayan. 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian uji kelompok kecil dilakukan di rumah peneliti yang beralamatkan Godegan, Poncosari, Srandakan, Bantul. Uji coba kelas dilaksanakan di SDN Gejayan, di Jalan Anggajaya III, Gejayan, Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY. 3.2.4 Jadwal Penelitian Waktu penelitian pengembangan modul praktikum dimulai dengan membuat instrumen analisis kebutuhan pada bulan September 2014 sampai dengan revisi pada bulan Februari 2015. 3.3 Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan penelitian yang dilakukan peneliti mengacu pada prosedur penelitian dan pengembangan menurut Sanjaya. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 3 tahap saja yaitu (1) Ide/gagasan (2) Pengembangan (3) Uji Coba Produk, karena tahap keempat validasi telah dilakukan saat modul selesai dikembangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Langkah I Ide/Gagasan Potensi masalah Kuesioner Analisis kebutuhan Pengumpulan Data
Wawancara
validasi ahli instrumen analisis kebutuhan
observasi
Langkah II Pengembangan Produk
Survey literatur
Buku kurikulum 2013 Materi
Tujuan
Modul Awal
SK/KD
Revisi modul I
Validasi
Tema Validasi produk: Ahli pembelajaran IPA Tata bahasa
Langkah III Uji Coba modul
RPP Revisi modul II
Uji coba kelas
Uji coba kelompok kecil
Revisi modul III
Modul Praktikum IPA kelas V untuk Mendorong Berpikir Kritis Bagan 3.1 Prosedur yang Dikembangkan Peneliti
Tahap pertama dimulai dengan ide/gagasan. Ide muncul dari peneliti ketika melihat implementasi guru mengajar IPA dengan kurikulum 2013 di lapangan. Peneliti melakukan survey lapang dengan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan observasi guru mengajar, wawancara dan menyebarkan angket di SDN Gejayan. Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru, dan 6 siswa. Siswa terdiri dari 2 siswa pandai, sedang dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
rendah. Kemampuan siswa ini berdasarkan nilai KKM kelas. Peneliti juga melakukan survey literatur untuk melihat teori yang dijadikan sebagai landasan mengadakan pengembangan produk agar sesuai dengan kebutuhan. Teori yang digunakan antara lain cara membuat modul, kegiatan yang mendorong berpikir kritis, isi buku kurikulum 2013 kelas V, percobaan-percobaan yang akan dituliskan pada modul dan standar isi. Tahap kedua yaitu pengembangan. Data yang diperoleh dari analisis kebutuhan digunakan peneliti sebagai pertimbangan mengembangkan produk. Studi literatur digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan produknya. Selanjutnya peneliti mendesain produk berupa modul praktikum IPA kelas V sebagai suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Langkah dimulai dengan menentukan tema, menganalisis KI dan KD kurikulum 2013, menentukan tujuan pembelajaran, menentukan isi, dan membuat RPP. Setelah produk selesai dibuat kemudian dilakukan validasi oleh validasi ahli. Validasi ahli dilakukan oleh 2 dosen Universitas Sanata Dharma yaitu sebagai ahli pembelajaran IPA dan tata bahasa. Ahli pembelajaran IPA dan ahli tata bahasa menilai kelayakan modul sehingga dapat diketahui kelemahan dan kelebihan sebagai dasar melakukan revisi modul. Tahap ketiga melakukan uji coba lapang secara terbatas. Modul yang telah selesai dibuat kemudian diujikan kepada siswa. Uji coba produk terbatas dilakukan sebanyak 2 kali terdiri dari uji coba kelompok kecil dan uji coba kelas. Subjek uji coba kelompok kecil dilakukan pada siswa kelas V yang dipilih secara acak. Uji coba kelas dilakukan di SDN Gejayan. Subjeknya adalah siswa kelas V
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
pada semester gasal 2014/2015. RPP yang dibuat peneliti dan telah dinilai oleh dosen serta guru digunakan saat melakukan uji coba kelas. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji coba luas karena keterbatasan waktu.
3.4 Uji Coba Produk Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data sehingga terlihat kualitas modul praktikum mendorong berpikir kritis siswa. Data yang diambil dari siswa setelah uji coba produk yaitu mengenai persepsi siswa terhadap kualitas modul. Data yang diperoleh tersebut digunakan untuk memperbaiki produk. 3.4.1 Desain Uji Coba Desain uji coba dilakukan untuk mengetahui produk yang dihasilkan layak atau tidak untuk digunakan. Pengujian desain produk dilakukan melalui 2 tahap yaitu validasi produk oleh pakar pembelajaran IPA dan tata bahasa serta validasi lapang yang diperoleh dari siswa saat melakukan uji coba di lapangan. Penilaian produk dari pakar diperoleh dari angket yang diberikan oleh peneliti. Caranya validator melingkari 1, 2, 3, atau 4 pada angket tersebut sesuai dengan penilaian validator. Selain itu, validator dapat memberikan saran dan komentar pada kolom yang telah disediakan. Masukan yang diberikan akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki modul. Desain uji coba modul dilakukan sebanyak 2 kali. Pertama produk yang telah diperbaiki diujicobakan pada uji kelompok kecil. Pengujian ini dilakukan untuk melihat kualitas modul sebelum diujikan di kelas. Setelah melakukan uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
coba kemudian siswa diberikan angket persepsi siswa terhadap kualitas modul. Masukan dari siswa digunakan acuan untuk memperbaiki modul. Modul yang telah diperbaiki selanjutnya dilakukan uji coba di kelas. Subjeknya yaitu siswa kelas V SDN Gejayan. Pengujian dilakukan untuk melihat kualitas modul praktikum untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Setelah selesai melakukan uji coba kemudian peneliti memberikan angket persepsi siswa terhadap kualitas modul pada siswa. Masukan digunakan untuk memperbaiki modul sekaligus menjadi produk akhir. 3.4.2 Subjek Uji Coba Lapang Subjek uji coba dalam pengembangan modul praktikum IPA pada kelompok kecil terdiri dari 4 siswa. Subjek dipilih secara acak dengan ketentuan siswa kelas V. Subjek uji coba kelas dilakukan kepada seluruh siswa kelas V tetapi yang datang berjumlah 8 siswa. Terdiri dari 3 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki. Karakteristik siswa yang pertama berinisial An berjenis kelamin perempuan. Nilai tes kendali mutu semester I melebihi KKM. Siswa kedua berinisial Ac berjenis kelamin perempuan. Nilai tes kendali mutu kurang dari KKM. Siswa ketiga berinisial Cy merupakan siswa perempuan yang mengalami penurunan nilai. Nilai tes kendali mutu kurang dari KKM. Siswa keempat berinisial Ra merupakan siswa laki-laki hasil tes kendali mutu kurang dari KKM. Siswa kelima berinisial Fa nilainya kurang dari KKM. Siswa keenam berinisial Ay merupakan siswa laki-laki. Hasil tes pengendalian mutu kurang dari KKM. Siswa ketujuh berinisial Ah berjenis kelamin laki-laki, nilainya masih belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
memenuhi KKM. Siswa kedelapan berinisial AJ merupakan siswa laki-laki yang nilai ulangannya belum memenuhi KKM.
3.4.3 Instrumen Penelitian Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari perhitungan instrumen analisis kebutuhan yang diberikan oleh dua dosen yaitu ibu Eny Winarti, S.Pd., M. Hum. dan ibu Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi.,M.A., kuesioner analisis kebutuhan siswa, kuesioner validasi kualitas modul praktikum IPA dari dosen bahasa dan dosen IPA. Selain itu data kuantitatif juga diperoleh dari hasil kuesioner kualitas modul praktikum IPA dari uji terbatas kelompok kecil dan uji kelas. Data kualitatif diperoleh dari instrumen berupa lembar daftar pertanyaan wawancara yang dikembangkan oleh peneliti untuk kepala sekolah, guru dan siswa, lembar observasi berpikir kritis, saran dan komentar validasi ahli, serta video uji coba produk yang dideskripsikan. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru dan siswa. Kisi-kisi wawancara dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara kepala sekolah No
Topik Pertanyaan
No. Pertanyaan
1
Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum
1,2
2013 2
Adanya kegiatan praktikum dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada pembelajaran IPA
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Topik Pertanyaan
No. Pertanyaan
3
Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013
4
Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain:
4,5,6 7,8
a. Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah. 5
Ketersediaan anggaran sekolah untuk pengadaan modul praktikum dan
9
kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA. 6
Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran.
10
7
Pendapat Bapak/Ibu kepala sekolah mengenai modul praktikum IPA yang
11
baik dan menarik. 8
Pendapatan rata-rata orang tua siswa dan kemampuan siswa untuk
12
membeli modul.
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara guru No
Topik Pertanyaan
No Pertanyaan
1
Informasi yang berkaitan dengan pendekatan saintifik pada kurikulum
1,2
2013 2
Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013
3,4
3
Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013
5
4
Adanya kegiatan praktikum dalam pelaksanaan kurikulum 2013 pada
6
pembelajaran IPA 5
6
Ketersediaan sumber belajar yang digunakan di sekolah antara lain: a.
Modul praktikum IPA kelas IV yang sudah ada di sekolah
b.
Pengadaan modul praktikum IPA di sekolah
Kesulitan
yang
dialami
guru
dalam
menyampaikan
7
materi
8
dalam
9
pembelajaran IPA 7
Usaha
yang
dilakukan
untuk
mengatasi
kesulitan
menyampaikan materi. 8
Pendapat bapak/ibu guru dalam penggunaan modul praktikum IPA
10,11
sebagai suplemen kurikulum 2013. 9
Pendapat Bapak/Ibu guru mengenai modul praktikum IPA yang baik dan menarik.
12
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara siswa No
Topik Pertanyaan
No Pertanyaan
1
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas.
1.
2
Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran di kelas.
2.
3
Pemahaman siswa terhadap materi IPA yang diajarkan
3.
4
Penggunaan sumber belajar
4.
5
Penggunaan modul praktikum
5,6
6
Pendapat siswa tentang modul yang menarik
7
Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
7 8,9
Instrumen yang digunakan selanjutnya yaitu kuesioner. Kuesioner dilakukan 3 tahap yaitu kuesioner sebagai analisis kebutuhan yang ditujukan untuk siswa dan guru. Kuesioner kualitas modul yang diberikan kepada pakar pembelajaran IPA dan pakar tata bahasa. Kisi-kisi kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3. 4 Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner guru No.
Indikator
No. Item
1.
Penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran.
1,2,3,10
2
Kriteria modul praktikum IPA
3
Isi modul praktikum IPA
6,7
4
Kegiatan praktikum IPA
8
4,5,9
Tabel 3.5 Kisi-kisi kuesioner siswa No.
Indikator
No. Item
1.
Adanya penggunaan modul praktikum IPA dalam pembelajaran IPA di
1
kelas. 2
Pendapat siswa tentang cara belajar
2
4
Keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Indikator
39
No. Item
5
Penggunaan sumber belajar
4,5
6
Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar IPA
6,7
7
Pendapat siswa tentang modul yang baik dan menarik
8,9
Peneliti menggunakan indikator berpikir kritis untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa. Lembar pengamatan observasi yang digunakan untuk menunjukkan siswa memiliki kemampuan berpikir kritis terlihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Indikator kemampuan berpikir kritis No 1. 2
Indikator Siswa dapat menjelaskan fokus masalah yang muncul dalam praktikum Siswa menyiapkan alat dan bahan sesuai yang dituliskan pada modul Siswa mengajukan pertanyaan yang jelas sesuai
3.
materi yang belum dipahami ketika praktikum berlangsung.
4. 5. 6. 7. 8. 9
Siswa menyimpulkan sendiri hasil dari praktikum yang telah dilakukan Siswa menjawab pertanyaan menggunakan bahasanya sendiri Siswa melaksanakan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tertulis dalam modul secara urut Siswa mengkonsultasikan kepada guru hal-hal yang belum dipahami saat praktikum Siswa tidak memaksakan pendapat/ kehendak pribadinya saat melakukan kegiatan praktikum Siswa bertukar pendapat (berdiskusi) dengan temannya ketika praktikum berlangsung
Terlihat
Tidak terlihat
Ket.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Sebelum melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner kepada siswa dan guru, peneliti memberikan instrumen tersebut kepada dosen ahli. Yang menjadi validasi ahli pada instrumen analisis kebutuhan yaitu Eny Winarti, Ph. D. dan Laurensia Aptik, S.Psi., M.A. Komponen penilaian validasi instrumen wawancara analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara analisis kebutuhan No.
Komponen Penilaian
1.
Kelengkapan unsur-unsur pedoman wawancara
2.
Kesesuaian antara kisi-kisi dengan pertanyaan yang
Skor 1
2
Komentar 3
4
/ Saran
akan diajukan 3.
Ketepatan pemilihan kata untuk menggambarkan jawaban atas pertanyaan yang diajukan.
4.
Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis dalam pedoman
5.
Terdapat kriteria penskoran dalam pedoman wawancara
Adapun komponen penilaian validasi kuesioner analisis kebutuhan dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Komponen penilaian validasi kuesioner analisis kebutuhan
No.
Komponen Penilaian
1.
Kelengkapan unsur-unsur pedoman kuesioner
2.
Kesesuaian antara kisi-kisi dengan indikator
Skor 1
2
3
Komentar/ 4
Saran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Komponen Penelitian
Skor 1
3.
2 3
41
Komentar/ 4
Saran
Ketepatan pemilihan kata untuk menggambarkan kondisi yang diamati
4.
Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis dalam pedoman
5.
Terdapat kriteria penskoran dalam pedoman kuesioner
Lembar komponen penilaian validasi analisis kebutuhan tersebut diberikan kepada dosen ahli. Cara penilaian yang dilakukan adalah dengan memberi tanda centang pada skor 1, 2, 3 atau 4 sesuai dengan pendapat ahli berdasarkan kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara yang akan digunakan peneliti untuk memperoleh data awal. Total skor diperoleh dengan menjumlahkan nilai perkomponen skor terbobot. Skor terbobot diperoleh dari total skor yang dibagi 5 kemudian dikalikan 10. Selanjutnya hasil skor terbobot dikonversikan ke dalam tabel 3.9, melalui tabel ini dapat dilihat kategori kelayakan instrumen kebutuhan yang akan digunakan. Saran dan komentar yang digunakan dosen ahli digunakan untuk memperbaiki instrumen analisis kebutuhan. Tabel 3.9 Pedoman Kelayakan Instrumen Analisis Kebutuhan Bobot
Skor terbobot
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
31-40
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
21-30
Keseluruhan instrumen belum layak digunakan
11-20
Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan
1-10
Berdasarkan pedoman pada tabel 3.9 maka dapat dilihat kategori kelayakan instrumen analisis kebutuhan yang diberikan oleh validasi ahli instrumen analisis kebutuhan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel 3.10 Hasil Validasi Ahli Instrumen Analisis Kebutuhan Validasi
Nilai
Kategori
Wawancara
24
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Kuesioner
26
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Validasi
Nilai
Kategori
Wawancara
28
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Kuesioner
28
Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki
Ahli I
Ahli II
3.4.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada analisis kebutuhan yang digunakan adalah observasi, kuesioner, dan wawancara. Wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara semi terstruktur. Wawancara menggunakan kisi-kisi sebagai pedoman wawancara dan mengembangkan pertanyaan sendiri. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru dan siswa. Kuesioner yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan diberikan kepada guru dan siswa. Kuesioner yang digunakan untuk melihat kualitas modul diberikan kepada pakar pembelajaran IPA dan pakar tata bahasa setelah modul awal selesai dikembangkan. Cara penilaian tersebut yaitu para ahli dapat melingkari angka 1, 2, 3, dan 4. Para ahli dapat memberikan saran dan komentar pada tempat yang telah disiapkan. Observasi pengamatan langsung ketika guru mengajar digunakan untuk memperoleh data awal mengenai kebutuhan modul praktikum untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa kelas V. Observasi dilakukan di kelas V SDN Gejayan
saat
guru
mengajar. Peneliti mencatat
kejadian-kejadian
saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
pembelajaran. Catatan-catatan tersebut digunakan untuk data awal. Dokumentasi digunakan peneliti pada saat uji coba lapang. Dokumentasi digunakan peneliti untuk mengamati siswa saat uji coba berlangsung. Hal-hal yang diamati yaitu sikap siswa yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis. Peneliti melihat kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan indikator lembar pengamatan berpikir kritis melalui dokumentasi.
3.4.5 Teknik Analisis Data Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan saran validasi ahli. Data kuantitatif diperoleh dari nilai validasi instrumen analisis kebutuhan dan kualitas modul. 3.4.5.1 Analisis Kebutuhan Teknik analisis data yang digunakan dalam analisis kebutuhan interpretasi data, dan penghitungan kuesioner analisis kebutuhan siswa dalam bentuk persen. Interpretasi data dilakukan terhadap hasil wawancara dan observasi guru saat mengajar. Perhitungan persen pada kuesioner analisis kebutuhan siswa bertujuan untuk mengetahui persentasi per item pada kuesioner. Rumus persentase jawaban pada kuesioner yaitu, Persentase jawaban=
jumlahjawabansiswaperitem jumlahkeseluruhansiswa
x100%
3.4.5.2 Analisis Validasi Ahli Teknik analisis data dilakukan untuk mengetahui kualitas modul. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa saran dan komentar para ahli, Data kuantitatif dikonversikan menggunakan acuan menurut Mardapi (2008:123) instrumen yang telah diisi dicari skor keseluruhannya, sehingga tiap hasil validasi memiliki skor. Selanjutnya, dicari rerata skor keseluruhan hasil validasi dan simpangan bakunya. Kategori hasil pengukuran menggunakan distribusi normal dan untuk skala Likert dengan ketentuan seperti tabel 3.11 Tabel 3.11 Rumus Konversi Mardapi Interval X>
X +1. SBx
Kategori Sangat Baik
X +1. SBx>X≥ X
Baik
X >X≥ X -1.SBx
Kurang Baik
X<
X -1.SBx
Sangat Kurang Baik
Keterangan: X
: Rata-rata skor keseluruhan hasil validasi
SBx : Simpangan baku skor keseluruhan hasil validasi X
: Skor hasil validasi Pada penelitian ini peneliti menentukan skala penilaian modul menjadi 4
kategori yaitu, (1)sangat kurang baik (2) kurang baik (3) baik (4) sangat baik. Berdasarkan rumus konversi tersebut, maka perlu dilakukan perhitungan data-data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Terlebih dahulu peneliti mencari SBx atau Standar Deviasi. Pakar yang melakukan validasi kualitas produk terdiri dari pakar pembelajaran IPA dan tata bahasa. Hasil rekapitulasi nilai yang diberikan dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Validasi Produk Pakar/Validator
Nilai
Pembelajaran IPA
3,96
Tata Bahasa Indonesia
3,69
Total
7,65
Rata-rata
3.82
Berdasarkan nilai rata-rata yang diberikan oleh kedua validator lalu peneliti menghitung SBx atau Standar Deviasi. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13 Perhitungan SBx/Standar Deviasi No
Pakar/Validator
Nilai (X)
Simpangan
Simpangan kuadrat (xi- x )2
(xi- x ) 1
Pembelajaran IPA
3, 96
0,14
0,0196
2
Tata Bahasa Indonesia
3,69
-0,13
0,0169
Total
7,65
Rata-rata
3,82
0,0365
Selanjutnya, peneliti menghitung simpangan baku sampel sesuai data pada tabel. ( xi xrata rata ) 2 Simpangan baku sampel = ( n 1)
=
0 , 0365 ( 2 1)
= 0,0365 = 0,19 Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya maka diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala empat seperti pada tabel 3.14.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.14 Pedoman Penentuan Skor Validasi Kualitas Modul Interval
Patokan Skor
X +1. SBx
X≥4,01
X +1. SBx>X≥ X
4,01>X≥3,82
Baik
X >X≥ X -1.SBx
3,82>X>3,63
Kurang Baik
X>
X<
X<3,63
X -1.SBx
Diperoleh dari: 1.
X> X +1. SBx
= X > 3,82+1.0,19 = X > 3,82 + 0,19 = X > 4,01
2.
X +1. SBx>X≥ X
= 3,82+1.0,19 > X ≥ 3,82 = 3,82+0,19 > X ≥3,82 = 4,01 > X ≥ 3,82
3.
X >X≥ X -1.SBx
= 3,82 > X ≥3,82-1.0,19 = 3,82 > X ≥3,82-0,19 = 3,82 > X ≥3,63
4.
Kategori
X< X -1.SBx
= X < 3,82-1.0,19 = X < 3,82- 0,19 = X < 3,63
Sangat Baik
Sangat Kurang Baik
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian (1) analisis kebutuhan (2) pengembangan produk (3) Data Validasi dan revisi produk (4) data uji coba kelompok kecil (5) data uji coba kelas (6) produk akhir (7) pembahasan
4.1 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan diperoleh dari wawancara, observasi guru mengajar, dan hasil perhitungan kuesioner. Wawancara semi terstruktur dilakukan dengan kepala sekolah, guru dan siswa kelas V berjumlah 6 anak yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 1 November 2014 di SDN Gejayan. Wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat peneliti dan mengembangkan pertanyaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa guru masih kurang paham dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan kurikulum 2013. Hasil wawancara kepala sekolah ini dapat dilihat pada lampiran 16. Kurang pahamnya guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan kurikulum 2013 diakibatkan dari kurangnya pengetahuan mengenai kurikulum 2013 dan pelaksanaannya. Selama ini sekolah menggunakan buku dari pemerintah sebagai media pembelajaran di kelas. Sedangkan materi yang ada pada buku pemerintah dibahas kurang mendalam. Hal ini dikatakan kepala sekolah saat peneliti bertanya mengenai ketersediaan modul IPA di sekolah. Kepala sekolah menjawab bahwa
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
modul praktikum IPA dengan kurikulum 2013 belum ada di sekolah. Kepala sekolah menambahkan bahwa sebagian besar guru lebih suka menggunakan buku kurikulum 2013 dari pemerintah. Masih sedikit guru yang kreatif mencari sumber lain. Kepala sekolah mengatakan sangat membutuhkan modul praktikum IPA dengan kurikulum 2013 agar pembelajaran IPA menjadi lebih baik. Selain kepala sekolah peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas V. Menurut guru pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 sangat baik karena dapat membuat siswa lebih aktif tetapi siswa masih perlu melakukan penyesuaian dengan pendekatannya. Pada buku tematik 2013 kegiatan praktiknya lumayan banyak tetapi tidak semuanya dipraktikkan oleh guru. Beliau beralasan bahwa alat yang digunakan susah diperoleh. Misalnya pada mata pelajaran IPA tentang isolator dan konduktor. Peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan sesuai yang ada dibuku menggunakan rangkaian listrik. Beliau mengatakan bahwa alat tersebut susah diperoleh maka kegiatan praktikumnya tidak dilakukan. Ketika mengajar guru menggunakan buku tematik 2013 dari pemerintah. Modul praktikum IPA dengan kurikulum 2013 belum digunakan guru sebagai sumber mengajar di kelas. Guru mengatakan sangat membutuhkan apabila modul tersebut ada. Alat-alat yang diperlukan untuk melakukan praktikum mudah diperoleh sehingga memudahkan guru dan siswa. Hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan 6 siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah hampir memiliki kesamaan. Siswa masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
kurang paham dengan materi IPA. 3 anak menjawab materi yang kurang dimengerti adalah terjadinya tsunami dan tanah longsor. Empat siswa mengatakan bahwa materi yang kurang dipahami adalah perubahan wujud. Materi yang disebutkan siswa tersebut merupakan materi pada tema I. Kuesioner analisis kebutuhan siswa terdiri dari 10 pertanyaan diberikan kepada siswa kelas V SDN Gejayan berjumlah 19 anak. Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa pada hari Senin, 27 Oktober 2014. Hasil rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Rekapitulasi kuesioner analisis kebutuhan siswa No.
Pertanyaan
Item 1
Jumlah
Persenta
Responden
se
Apakah gurumu pernah menggunakan modul praktikum dalam
pembelajaran
IPA
sebagai
sumber
belajar
kurikulum 2013(tematik)?
2
3
a. pernah, sebutkan
7
36,8%
b. tidak pernah
12
63,2%
a. belajar IPA dengan melakukan praktikum
17
89,6%
b. belajar IPA tidak dengan melakukan praktikum
2
10,4%
a. sangat aktif
2
10,4%
b. aktif
15
79,2%
c. kurang suka
2
10,4%
a. buku paket
13
68,4%
b. LKS
3
15,8%
Bagaimana cara belajar IPA yang kamu suka?
Apakah kamu terlibat aktif ketika praktikum IPA di kelas?
d. tidak aktif 4
Apa sumber belajar yang kamu gunakan untuk membantu memahami materi pembelajaran IPA?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Lainnya No 5
3 Pertanyaan
50
15,8% Jumlah
Persenta
Responden
se
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk
melakukan praktikum IPA
sebagai pendukung kurikulum 2013 (tematik)?
6
a. pernah, pada saat belajar materi........
17
89,6%
b. tidak pernah
2
10,4%
a. sangat sering
1
5,25%
b. sering
4
21,05%
c. jarang
11
57,9%
d. tidak pernah
3
15,8%
a. sangat butuh
10
52,6%
b. butuh
9
47,4%
c. tidak butuh
0
0
a. terdapat banyak gambar
17
89,6%
b. warnanya cerah
2
10,4%
a. sangat suka
7
36,8%
b. suka
7
36,8%
c. kurang suka
5
26,4%
d. tidak suka
0
0
Apakah kamu mengalami kesulitan ketika melakukan praktikum IPA tanpa menggunakan modul praktikum?
7
Apakah kamu membutuhkan modul praktikum untuk mempermudah melakukan praktikum IPA di kelas?
8
Bagaimana pendapatmu tentang modul praktikum IPA yang menarik untuk pelajari?
9
Apakah kamu menyukai modul IPA yang mempunyai banyak gambar dibandingkan banyak tulisan?
Berdasarkan hasil kuesioner pada tabel 4.1 pertanyaan 1 dan wawancara, guru belum menggunakan modul praktikum IPA dalam pembelajaran di kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Hal ini juga dibuktikan saat peneliti melakukan observasi guru mengajar. Sebanyak 63,2% siswa menjawab guru tidak pernah menggunakan modul praktikum dalam pembelajaran IPA sebagai sumber belajar kurikulum 2013. Selain itu, guru masih menggunakan buku tematik dari pemerintah sebagai sumber belajarnya. Padahal pembelajaran IPA dengan praktikum banyak diminati siswa. Hal ini dibuktikan pada hasil kuesioner siswa sebanyak 89,6% menjawab lebih senang dengan praktikum. Pembelajaran IPA menggunakan praktikum membuat siswa aktif karena siswa diajak untuk mempraktikkan cara kerjanya. Selama ini siswa masih menggunakan buku paket dari pemerintah sebagai sumber belajarnya. Jadi pembelajaran di kelas sesuai dengan buku tersebut. Sama seperti hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah. Kepala sekolah mengatakan bahwa guru menggunakan buku dari pemerintah sebagai sumber belajarnya. Sumber lain seperti modul praktikum IPA belum ada di SDN Gejayan. Modul praktikum IPA sangat dibutuhkan oleh sekolah. Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, sekolah sangat senang dan membutuhkan apabila ada modul praktikum IPA. Pada kuesioner yang diberikan kepada guru, guru juga menuliskan sangat membutuhkan modul praktikum IPA untuk menambah pengetahuan tentang materi yang dapat dipraktikkan. Selain itu, modul praktikum juga dapat mempermudah praktikum bagi siswa. Seperti yang disebutkan oleh Nasution (2008:206) tentang keuntungan penggunaan modul salah satunya adalah modul mempunyai tujuan yang jelas dengan demikian usaha murid menjadi terarah dan tujuan yang ditetapkan segera tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Selain data yang diambil dari wawancara dan kuesioner peneliti melakukan observasi langsung guru mengajar di kelas. Data ini digunakan peneliti untuk menguatkan data sebelumnya. Observasi dilakukan di kelas V SDN Gejayan pada hari Jumat, 24 Oktober 2014. Materi yang diajarkan guru yaitu cara merawat organ tubuh. Pelajaran dimulai pukul 07.05 WIB. Pada saat pelajaran berlangsung guru menggunakan buku tematik sebagai media pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas yaitu meminta siswa untuk membaca materi yang ada pada buku. Selanjutnya guru menjelaskan kepada siswa cara merawat tubuh. Beberapa siswa mendengarkan penjelasan guru. Saat menjelaskan materi tidak ada siswa yang bertanya kecuali guru bertanya pada siswa. Pelajaran selanjutnya siswa diminta mengerjakan soal yang ada pada buku. Setelah selesai mengerjakan siswa mengoreksi bersama. Siswa yang akan menjawab mengacungkan tangan kemudian membacakan jawabannya. Ada 7 siswa dari 19 anak yang ingin menjawab. Siswa yang lain ada yang mengobrol, bermain kartu, dan bermain telepon genggam. Pada akhir pembelajaran guru memberikan pekerjaan rumah seperti yang ada pada buku tematik. Berdasarkan hasil observasi guru mengajar di kelas sikap siswa ketika mengikuti pelajaran belum menunjukkan kemampuan berpikir kritis. Seperti yang disebutkan oleh Ennis dalam Kuswana (2012:198-199) indikator berpikir siswa antara lain adalah 1) Siswa mampu menjelaskan masalah, pertanyaan dan dapat menyimpulkan pelajaran, 2) siswa mampu menduga dengan mengidentifikasi secara lisan dan menyimpulkan keputusan yang diambil, 3) siswa mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
mengintegrasikan kemampuan yaitu siswa mampu mempertimbangkan alasan dengan keyakinan tidak ragu-ragu, dan 4) siswa mampu mampu memikirkan kegiatan selanjutnya sesuai urutan dan peka terhadap perasaan orang lain. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis kebutuhan maka pengembangan modul praktikum IPA dengan kurikulum 2013 sangat dibutuhkan oleh guru dan siswa. Hal ini sesuai dengan kuesioner pertanyaan ke-7 mengenai kebutuhan siswa dalam menggunakan modul sebanyak 52,6% menjawab sangat butuh dan wawancara yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan siswa mengatakan sangat membutuhkan. Alat dan bahan praktikum menggunakan alat yang ada di sekitar sehingga guru mudah untuk mempraktikkan bersama siswa. Modul yang disusun dibuat menarik dengan banyak gambar sesuai kuesioner pertanyaan ke-9 sebanyak 36,8% menjawab siswa lebih suka modul yang banyak gambar. Alat-alat yang digunakan berasal dari lingkungan sekitar yang sering dijumpai siswa. Sesuai dengan pendapat Piaget bahwa usia 7-12 tahun termasuk dalam tahap operasional konkret sehingga penggunaan alat dalam pembelajaran membantu siswa dalam memahami konsep.
4.2 Pengembangan Produk Pengembangan Modul Praktikum IPA Suplemen kurikulum 2013 untuk kelas V SD dilakukan dengan memodifikasi penelitian dan pengembangan menurut Sanjaya yaitu pada tahap keempat tentang validasi dan deseminasi. Modifikasi yang dilakukan peneliti yaitu tahap validasi dilaksanakan pada saat modul selesai dikembangkan. Sedangakna tahap deseminasi tidak dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
peneliti karena keterbatasan waktu. Tahapan yang telah dilakukan peneliti meliputi: 4.2.1 Ide/Gagasan Ide datang dari peneliti saat melihat guru mengajar di sekolah yang baru menggunakan kurikulum 2013 sebagai acuannya. Selanjutnya peneliti melakukan survey lapangan dan literatur untuk mengetahui kondisi di lapangan. Survey lapangan dilakukan dengan melakukan analisis kebutuhan yang dilakukan di SDN Gejayan. Survey lapangan diperoleh menggunakan teknik wawancara, observasi dan kuesioner. Berdasarkan analisis kebutuhan dapat disimpulkan bahwa guru belum paham dengan kurikulum 2013 dan mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya. Adanya buku tematik pegangan guru membantu dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. Isi buku tersebut memuat langkah kegiatan belajar siswa dimulai dari awal hingga akhir serta materi ajar. Sehingga guru tinggal melaksanakan kegiatan belajar sesuai yang ada pada buku tersebut. Akan tetapi materi yang tertulis pada buku masih sedikit sehingga siswa merasa kurang jelas dengan penjelasan guru. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan siswa pada pertanyaan mengenai pemahaman siswa terhadap materi IPA. Tiga dari enam siswa menjawab kurang jelas dengan penjelasan guru. Materi yang belum dipahami siswa antara lain mengenai tsunami, tanah longsor, dan perubahan wujud. Materi tersebut terdapat pada tema I. Siswa membutuhkan sumber belajar lain untuk membantu memahami pelajaran IPA. Sebanyak 52,6% siswa menjawab sangat membutuhkan modul untuk memahami praktikum IPA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Berdasarkan analisis kebutuhan maka peneliti memiliki ide untuk membantu guru dan siswa agar pembelajaran IPA di kelas dapat dilakukan sesuai dengan hakikatnya dan kurikulum 2013. Peneliti merasa bahwa modul praktikum IPA dengan kurikulum 2013 dapat membantu guru dan siswa dalam melakukan pembelajaran di kelas. Agar produk yang dikembangkan berlandaskan teori dan kebutuhan maka peneliti melakukan survey literatur. Survey literatur didapatkan dari membaca buku mengenai cara membuat modul yang benar, standar isi kurikulum 2013 yang digunakan pada Tema I kelas V dan percobaan yang sesuai dengan Kompetensi Inti 3 dan 4 serta Kompetensi Dasar 3.4 dan 4.7.
4.2.2 Pengembangan Berdasarkan hasil analisis kebutuhan maka dapat diketahui masalah yang sebenarnya. Selanjutnya peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan modul yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan modul praktikum IPA ini merupakan suplemen kurikulum 2013. Modul yang dikembangkan adalah praktikum IPA Tema I karena siswa menyebutkan materi yang kurang dipahami yaitu perubahan wujud, tanah longsor, dan tsunami. Materi tersebut termasuk dalam materi tema I. Pada buku tematik kurikulum 2013 memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai acuan dalam kegiatan belajar siswa. Materi yang ada pada modul disesuaikan dengan KI dan KD seperti yang tertera pada buku pegangan guru kurikulum 2013 Tema I. Berdasarkan buku tematik yang dibuat oleh Pemerintah, kompetensi inti dan kompetensi dasar pada setiap subtema sama. Kompetensi Inti yang digunakan ada dua yaitu KI 3, 4 dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 3.4 dan 4.7. Sehingga Komptensi Inti dan Kompetensi Dasar pada modul pun sama. Meskipun Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar pada modul sama tetapi tujuan dan percobaannya berbeda. Pada praktikum Subtema I tujuan pembelajarannya yaitu mengamati sifat-sifat benda serta mengamati perubahan. Tujuan praktikum Subtema II yaitu siswa melakukan percobaan perubahan fisika dan perubahan kimia dengan bahan sederhana. Tujuan praktikum Subtema III adalah mengetahui proses terjadinya tanah longsor dan tsunami. Setelah tujuannya ditentukan kemudian peneliti menyusun materi modul. Materi yang disusun mempertimbangkan subtema pada buku guru. Apabila pelajaran pada subtema belum ada percobaan maka peneliti menuliskan percobaan yang sesuai. Materi yang telah disusun selanjutnya dipraktikkan oleh peneliti terlebih dahulu. Saat melakukan percobaan bahan dan cara kerja diambil gambarnya. Gambar dilampirkan pada modul agar siswa mudah memahami. Modul yang telah selesai dibuat selanjutnya diberikan kepada pakar pembelajaran IPA dan tata bahasa untuk dilakukan penilaian kualitas modul. Selain itu pakar dapat memberikan saran dan komentar yang digunakan peneliti untuk
memperbaiki
modul
awal.
Modul
awal
dirancang
dengan
mempertimbangkan analisis kebutuhan. Desain modul dibuat menarik dengan menggunakan bermacam-macam warna dan
gambar. Modul pembelajaran
yang
dikembangkan
peneliti
menggunakan program Adobe Flash CS6 dan kingsoft office. Aplikasi program Adobe Flash CS6 digunakan untuk mengedit gambar kartun, membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
percakapan dan sampul modul. Kingsoft office digunakan untuk mengetik materi ajar. Font yang digunakan Comic Sans MS agar lebih menarik. Modul dicetak berukuran A4 dan terdiri dari 25 halaman. Bahan ajar terdiri atas beberapa komponen yaitu 1) sampul modul pembelajaran, 2) isi, dan 3) penutup. Desain produk awal adalah sebagai berikut: 1.
Sampul Modul Pembelajaran Sampul modul didesain menggunakan program Adobe Photoshop CS6.
Sampul depan terdapat keterangan modul praktikum IPA benda-benda di lingkungan sekitar. Dibawahnya terdapat keterangan tema I. Bagian tengah terdapat garis lengkung berwarna merah muda yang diatasnya terdapat tulisan suplemen kurikulum 2013. Sasaran yang dituju yaitu kelas V maka ada angka 5. Bagian sudut kanan bawah tertulis nama peneliti Isa Sawiji Handayani, NIM peneliti 111134115 dan Universitas Sanata Dharma. Background sampul berwarna hijau kemudian terdapat gambar es, daun serta garis lengkung berwarna merah muda. Berikut desain sampul modul praktikum IPA yang dikembangkan.
Gambar 4.1 Sampul modul praktikum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
58
Isi Isi modul terdiri dari 25 halaman yang terbagi atas kata pengantar, daftar
isi, perkenalan, percobaan-percobaan yang terbagi atas 3 subtema dan biografi penulis.
Masing-masing
subtema
terdapat
keterangan
Kompetensi
Inti,
Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran, materi, gambar kartun ajakan melakukan praktikum untuk menarik siswa, alat dan bahan, cara kerja, foto alat dan bahan, foto cara kerja, pertanyaan setelah melakukan praktikum, kolom pertanyaan berpikir kritis, penjelasan dan referensi. Pendekatan yang digunakan pada pendekatan ini yaitu pendekatan saintifik sesuai dengan kurikulum 2013. Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar pada setiap subtema sama sesuai dengan buku tematik pegangan guru. Namun tujuan dan percobaan yang dilakukan berbeda. Pada praktikum Subtema I tujuan pembelajarannya yaitu mengamati sifat-sifat benda serta mengamati perubahan. Tujuan praktikum Subtema II yaitu siswa melakukan percobaan perubahan fisika dan perubahan kimia dengan bahan sederhana. Tujuan praktikum Subtema III adalah mengetahui proses terjadinya tanah longsor dan tsunami. Percobaan yang ada dalam modul ini terdiri dari 11 praktikum.Subtema I tentang Wujud Benda dan Cirinya terdiri dari 7 praktikum yaitu mengamati benda padat, mengamati tekanan air, balon hidup, membuat es, airku kemana?, mengamati tutup gelas, dan memisahkan kapur dengan pasir. Percobaan pada Subtema I ini berisi tentang sifat benda dan perubahan wujud benda. Pada buku tematik siswa halaman 18 siswa diminta untuk menyebutkan sifat-sifat benda tanpa ada percobaan sebelumnya maupun materi pengantar. Praktikum-praktikum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
ini dapat digunakan untuk membantu siswa menjawab pertanyaan. Melalui pengamatan sewaktu melakukan praktikum siswa mencari sendiri jawabannya. Selain itu,
Pada buku tematik siswa kurikulum 2013 tema I halaman 19 siswa
diajak bereksplorasi. Salah satu eksplorasinya yaitu siswa diminta untuk merebus air selama 30 menit. Percobaan ini menurut peneliti tidak efisien jika dilakukan di kelas. Sehingga peneliti mengganti percobaan yang lebih sederhana dan dapat dilakukan oleh siswa dengan menggunakan alat yang sederhana. Subtema II tentang perubahan wujud benda. Percobaan yang dilakukan ada satu yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia. Berdasarkan buku siswa tematik kurikulum 2013 halaman 71 menjelaskan tentang perubahan fisika dan kimia sehingga modul praktikum menyesuaian dengan yang ada pada buku. Praktikum yang dituliskan pada modul mengambil referensi dari buku siswa. Akan tetapi peneliti menyederhanakan praktikumnya. Alat yang digunakan lebih sedikit dan mudah diperoleh. Pada modul bahan yang digunakan lilin dan kertas. Sedangkan pada buku bahan yang digunakan terdiri dari lilin, bensin, dan es batu. Percobaan pada Subtema III terdiri dari 2 percobaan yaitu membuat percobaan tsunami dan tanah longsor. Pada subtema III buku tematik siswa materi yang dibahas lebih dominan tentang penyebab dan cara mengatasi bencana alam. Tanah longsor dan tsunami merupakan contoh bencana alam. Berdasarkan wawancara, siswa belum paham tentang proses terjadinya tanah longsor dan tsunami maka peneliti memasukkan kedua percobaan tersebut pada modul. Agar siswa mengetahui proses terjadinya bencana tersebut sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada pada buku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Gambar 4.2 merupakan materi pada subtema 1 tentang wujud benda dan cirinya. Pada lembar pertama paling atas tertera keterangan subtema dan judulnya. Judul pada setiap subtema disesuaikan dengan buku tematik pegangan guru kurikulum 2013. Setelah itu tabel kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan yang dituliskan dalam bentuk tabel seperti pada tabel 4.2. Di bawahnya materi singkat seperti pada gambar 4.2. Penyajian materi ada yang dituliskan secara singkat atau bentuk percakapan tokoh dalam modul. Tokoh tersebut ada yang berperan menjadi narasumber dan ada yang menjadi penanya. Sesuai hasil analisis kebutuhan sebanyak 89,6% siswa lebih menyukai modul yang banyak gambar dan warna.
Gambar 4.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.3 Materi
Gambar 4.4 Percobaan
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Setelah siswa membaca materi kemudian siswa melakukan percobaan. Percobaan yang akan dipraktikkan dituliskan judulnya, alat dan bahan, cara kerja, foto alat dan bahan serta foto cara kerjanya. Foto digunakan untuk memudahkan siswa melakukan praktikum. Contoh lembar percobaan dapat dilihat pada gambar 4.5. Jika sudah selesai maka siswa mengerjakan pertanyaan untuk melihat kemampuan berpikirnya. Pertanyaan yang tertulis pada modul contohnya seperti berikut.
Gambar 4.5 Lembar pengamatan dan pertanyaan
Modul praktikum dilengkapi pertanyaan berpikir kritis untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa. Pertanyaan dituliskan pada kolom tersendiri di bawah
pertanyaan
seputar
praktikum
seperti
pada
gambar
4.6.
Pertanyaan-pertanyaan yang ada pada modul antara lain bagaimana hal itu bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
terjadi dan menjelaskan alasan. Saat siswa menjawab pertanyaan maka siswa akan berpikir.
Gambar 4.6 Pertanyaan berpikir kritis
Percobaan yang ada pada modul ini mengambil referensi dari buku dan youtube. Percobaan yang bersumber pada buku kemudian dikembangkan penulisan cara kerjanya agar siswa mudah memahami. Bahan dan alatnya ada yang diganti agar siswa mudah menyiapkannya. Percobaan yang bersumber pada youtube dituliskan alat dan cara kerjanya oleh peneliti. Modul juga dilengkapi catatan tambahan seperti gambar 4.6. Catatan ini merupakan informasi tambahan sesuai dengan percobaan yang dilakukan.
Gambar 4.7 Catatan tambahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
64
Penutup Penutup pada bagian akhir modul terdapat biografi peneliti. Riwayat yang
dituliskan tentang sekolah, kegiatan yang pernah diikuti, motto peneliti dan foto peneliti.
4.2.3 Uji Coba Produk Modul yang telah diperbaiki sesuai dengan saran pakar selanjutnya dilakukan uji coba lapang. Uji coba lapang yang dilakukan peneliti sebanyak 2 kali yaitu pada kelompok kecil dan kelas. Subjek uji coba kelompok kecil terdiri dari 4 siswa kelas V. Setelah selesai melakukan uji coba, peneliti memberikan kuesioner persepsi kepada 4 siswa tersebut. Saran dan komentar yang diberikan menjadi dasar peneliti untuk memperbaiki modul. Kemudian modul yang diperbaiki digunakan untuk uji coba kelas di SDN Gejayan. Sewaktu mengajar di kelas peneliti menggunakan RPP yang telah divalidasi oleh dosen dan guru kelas V SDN Gejayan. Sama seperti uji coba kelompok kecil pada uji coba kelas juga memberikan kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas modul. Saran dan komentar siswa digunakan untuk memperbaiki modul sehingga tercipta produk akhir.
4.3 Data Validasi dan Revisi Data validasi terdiri atas data validasi pakar pembelajaran IPA dan tata bahasa. Berikut akan dijelaskan hasil validasi pakar serta revisi yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki modul:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
4.3.1 Data validasi pakar pembelajaran IPA dan revisi Pakar pembelajaran IPA yang menjadi validator pada penelitian ini adalah ibu Ir. Sri Agustini Sulandari, M. Si. Validasi dilakukan pada tanggal 21 November 2014. Berdasarkan hasil validasi diperoleh skor rata-rata yaitu 3,96 dengan kategori ”baik”. Aspek yang dinilai pakar berdasarkan beberapa aspek yaitu (1) aspek tujuan dan pendekatan (2) aspek desain dan pengorganisasian (3) aspek isi (4) aspek topik (5) aspek metodologi. Beliau juga memberikan saran dan komentar pada modul yang diberikan. Saran dan komentar yang diberikan selanjutnya digunakan peneliti untuk memperbaiki modul praktikum yang dikembangkan. Saran dan tindak lanjut yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Komentar pakar pembelajaran IPA No.
Komentar
Tindak Lanjut
1
Pada kalimat “berdasarkan wujudnya
Kalimat menjadi berdasarkan wujudnya
benda memiliki sifat ditambahi kata
benda memiliki beberapa sifat.
beberapa sebelum kata sifat 2
Kata berat dicoret menjadi massa
Pergantian kata berat menjadi massa.
Modul awal yang diberikan validator mendapat koreksi pada penggunaan kata ’berat’’ dan penambahan kata “beberapa”. Selanjutnya peneliti melakukan perbaikan pada halaman 5 yaitu bagian peta konsep. Peta konsep berisi materi singkat tentang sifat benda padat, cair dan padat. Berdasarkan komentar pakar pembelajaran IPA selanjutnya peneliti melakukan perbaikan. Perbaikan yang dilakukan yaitu mengganti kata berat menjadi massa. Jumlah kata yang diganti ada 3. Bagan berikut merupakan perubahan bagan sesudah dilakukan perbaikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Benda
Cair
Padat
Bentuk dan isi tetap Memiliki massa
Gas
Bentuk sesuai tempatnya
Bentuk sesuai tempat
Mempunyai massa
Memiliki massa
Mengalir dari tempat yang
Memberi tekanan
tinggi
ke
tempat
yang
rendah
Dapat
Menekan ke segala arah Meresap
Dapat mengalir memuai
dan
menyusut
melalui
celah-celah kecil Bagan 4.1 Peta konsep setelah dilakukan perbaikan
4.3.2 Data validasi pakar tata bahasa dan revisi Validator pakar tata bahasa pada penelitian ini dilakukan oleh bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M. Pd. Validasi dilakukan pada tanggal 21 November 2014. Validasi pakar tata bahasa dilakukan untuk meningkatkan kualitas modul praktikum IPA meliputi (1) aspek tujuan dan pendekatan (2) aspek desain dan pengorganisasian (3) aspek isi (4) aspek topik (5) aspek metodologi (6) aspek bahasa. Hasil penilaian validasi pakar tata bahasa diperoleh rata-rata nilai 3,69 termasuk dalam kategori kurang baik. Pakar tidak memberikan saran dan komentar tetapi modul yang diberikan beliau untuk divalidasi mendapatkan tanda centang pada tabel kompetensi inti dan kompetensi dasar. Berdasarkan nilai yang diberikan oleh pakar kemudian dari sudut pandang peneliti melakukan perbaikan penggantian jenis huruf yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
digunakan. Semula jenis huruf yang digunakan masih berbeda-beda kemudian disamakan menjadi Comic Sains. Berdasarkan hasil validasi, validator menyatakan modul praktikum yang dikembangkan layak untuk digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Modul yang telah diperbaiki kemudian digunakan untuk uji coba kelompok kecil.
4.4 Data Uji Coba Lapang Kelompok Kecil Modul praktikum yang telah diperbaiki berdasarkan saran dan komentar para ahli kemudian diujicobakan secara terbatas. Subjek dalam uji coba ini terdiri dari 4 anak yang merupakan siswa kelas V. Subjek ini dipilih secara acak dengan ketentuan siswa kelas V. Pada uji coba ini subjek terdiri dari 3 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki. Uji coba dilakukan pada hari Minggu, 14 Desember 2014 sebanyak satu kali. Uji coba dilakukan selama 60 menit. Percobaan yang dilakukan satu yaitu mengamati benda padat. Sebelum melakukan percobaan peneliti memberikan pengantar dan bertanya jawab pada siswa seputar siswa sifat-sifat benda.. Selama uji coba berlangsung siswa bertanya pada peneliti dan melakukan diskusi dengan temannya. Pada saat uji coba peneliti mendokumentasikannya. Hasil dokumentasi digunakan untuk mengamati kemampuan berpikir kritis siswa. Indikator berpikir kritis yang diamati sesuai dengan kisi-kisi yang ada pada lembar pengamatan. Adapun hasil pengamatan berpikir kritis siswa dapat dilihat pada tabel 4.3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Berpikir Kritis Siswa Kelompok Kecil No
Indikator
Terlihat
Siswa dapat menjelaskan fokus 1.
masalah
yang
muncul
√
dalam
√
sesuai yang dituliskan pada modul. Siswa mengajukan pertanyaan yang
√
benda
padat
guru
saat
Siswa menyiapkan alat dan
Siswa bertanya maksud pertanyaan yang tertulis
dipahami
pada modul dan apa yang
ketika
praktikum
dimaksud kesimpulan.
dari
praktikum
yang
√
telah
Siswa menjawab pertanyaan
Siswa menyimpulkan percobaan pada buku
dilakukan.
modul masing-masing. √
menggunakan bahasanya sendiri.
Siswa menyebutkan sifat dan contoh benda padat.
√ 6.
sifat
jelas sesuai materi yang belum
Siswa menyimpulkan sendiri hasil
5.
menjelaskan
bahan secara mandiri.
berlangsung. 4.
Siswa
tidak berubah bentuk.
Siswa menyiapkan alat dan bahan
3.
Komentar
terlihat
bertanya mengapa pulpen
praktikum.
2
Tidak
Ada 3 anak yang dapat
Siswa melaksanakan praktikum
melaksanakan percobaan
sesuai dengan langkah kerja yang
secara runut dan satu siswa
tertulis dalam modul secara urut.
masih memerlukan bimbingan.
Siswa mengkonsultasikan kepada 7.
√
guru hal-hal yang belum dipahami
yang dilakukan kepada
saat praktikum.
guru. √
8.
Siswa memastikan langkah
Siswa mau menerima saran
Siswa tidak memaksakan pendapat/
yang diberikan temannya
kehendak pribadinya saat
ketika menanyakan
melakukan kegiatan praktikum.
langkah yang belum dimengerti.
Siswa bertukar pendapat 9
√
Siswa saling berdiskusi
(berdiskusi) dengan temannya
langkah percobaan yang
ketika praktikum berlangsung.
dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Setelah selesai melakukan uji coba produk, subjek diberikan lembar kuesioner untuk menilai modul praktikum yang telah digunakan. Lembar kuesioner tersebut merupalan persepsi siswa terhadap kualitas modul praktikum IPA. Lembar kuesioner diisi oleh 4 anak dengan memberikan tanda centang pada kolom yang mewakili penilaiannya. Kuesioner mengadopsi skala Likert (1-4). Berdasarkan kuesioner yang telah diisi oleh siswa, modul praktikum IPA yang dikembangkan memperoleh rata-rata skor 3,85. Sesuai pada tabel 3.14 Pedoman Penentuan Skor Validasi Kualitas Modul termasuk kategori baik. Adapun rekapitulasi hasil persepsi siswa terhadap kualitas modul praktikum IPA dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Persepsi Siswa Uji Coba Kelompok Kecil Resp
Item pertanyaan
Jum
Rata-
lah
rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
47
3,91
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
47
3,91
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
46
3,83
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
45
3,75
Skor
16
16
15
16
16
16
16
15
14
15
15
15
185
keseluruhan Skor total
185
Rata-rata
3,85
Kategori
Baik
Siswa juga dapat menuliskan saran dan komentar pada lembar kuesioner yang diberikan. Dua siswa menuliskan komentar pada lembar kuesioner yang dapat dilihat pada tabel 4.5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tabel 4.5 Komentar siswa Uji Coba Kelompok Kecil No 1 2
Komentar siswa
Revisi
Saya kurang jelas pertanyaan berpikir kritis
Memperbaiki
pertanyaan
menjadi
nomor satu, saya pikir hanya mengerjakan satu
lebih rinci.
Modulnya terlalu besar.
Modul menjadi berukuran lebih kecil.
Berdasarkan komentar yang diberikan oleh siswa tersebut, peneliti melakukan perbaikan pada bagian yang disarankan. Perbaikan tersebut yaitu pada halaman 8 mengenai pertanyaan berpikir kritis diubah menjadi lebih sederhana agar siswa mudah memahami. Penulisan pertanyaan pada kata dipotong, dibakar, dan dibiarkan dibuat lebih rinci dengan memberikan nomor. Selain itu peneliti juga mencetak modul untuk uji kelas menjadi A5 dari yang sebelumnya A4. Adapun perubahan yang dilakukan peneliti pada pertanyaan berpikir kritis dapat dilihat pada gambar 4.8.
Jika pensil pada percobaan di atas kamu perlakukan seperti: 1. Dipotong 2. Dibakar 3. Dibiarkan Apakah yang terjadi pada pensil tersebut?
Buatlah kesimpulan sifat benda padat dari perlakuan tersebut?
Gambar 4.8 Pertanyaan berpikir kritis halaman 8 sebelum perbaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Jika pensil pada percobaan di atas kamu perlakukan seperti; dipotong, dibakar dan dibiarkan.Apakah yang terjadi pada pensil tersebut? Jika dipotong: Jika dibakar : Jika dibiarkan
:
Buatlah kesimpulan sifat benda padat dari perlakuan tersebut?
Gambar 4.9 Pertanyaan berpikir kritis halaman 8 setelah mengalami perbaikan
4.5 Data Uji Coba Kelas Setelah modul praktikum IPA mengalami perbaikan dari uji coba terbatas, selanjutnya dilakukan uji coba kelas. Uji coba dilaksanakan hari Jumat, 19 Desember 2014. Uji coba kelas dilaksanakan satu kali di kelas V SD Gejayan yang diikuti oleh 8 anak. Pelaksanaan dilakukan pada jam pertama karena sekolah sudah selesai ujian dan tidak ada kegiatan KBM di kelas. Sebelum mengajar peneliti membuat RPP yang divalidasi oleh pakar yaitu ibu Wahyu Wido Sari, S.Si, M. Biotech dan guru kelas V, ibu Ika Juni Istikhomah, A. Ma. Saran dan komentar yang diberikan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki RPP. Tabel 4.6 Komentar validator Pakar Wahyu
Wido
S.Si, M. Biotech
Sari,
Komentar
Tindak Lanjut
Cek langkah pembelajaran/samakan
Memperbaiki
saja dengan K-13
pembelajaran kurikulum
metode sesuai
2013
pembelajaran.
dan
dengan langkah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Pakar
Komentar
Tindak Lanjut
Ika Juni Istikhomah,
RPP lengkap
Mengganti Semester II menjadi
A. Ma
Penulisan semester salah
Semester I
Berdasarkan saran dan komentar pakar selanjutnya peneliti memperbaiki RPP. Bagian-bagian yang diperbaiki yaitu menyesuaikan metode pembelajaran dengan pendekatan saintifik, langkah-langkah pembelajarannya dan penggantian semester. Setelah selesai kemudian peneliti menggunakan RPP untuk mengajar di kelas. Sewaktu melakukan uji coba di kelas peneliti menggunakan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Sama seperti uji coba terbatas, hasil dokumentasi digunakan untuk mengamati berpikir kritis siswa. Indikator yang digunakan untuk mengukur berpikir kritis siswa mengacu pada Ennis (dalam Kuswana, 2012:198-199).
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Berpikir Kritis Kelas No
Indikator
Terlihat
Siswa dapat menjelaskan 1.
fokus
masalah
√
Siswa menjelaskan perbedaan cair.
muncul dalam praktikum
2
Komentar
terlihat
sifat benda padat dan benda
yang
Siswa menyiapkan alat
Tidak
√
Siswa menyiapkan alat dan
dan bahan sesuai yang
bahan
secara
berkelompok
dituliskan pada modul
tetapi ada satu anak yang hanya duduk dan menyuruh temannya
untuk
alat dan bahan.
mengambil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
3.
Terlihat
Indikator
Tidak
Komentar
terlihat
Siswa
mengajukan
pertanyaan
yang
√
jelas
air lebih fleksibel dari pada
sesuai materi yang belum dipahami
Satu anak bertanya mengapa pulpen.
ketika
praktikum berlangsung. Siswa
menyimpulkan
sendiri 4.
hasil
praktikum
yang
√
dari
Siswa menyimpulkan secara lisan percobaan yang telah
telah
selesai dilakukan.
dilakukan. √
Siswa menjawab 5.
pertanyaan menggunakan
contoh benda padat.
bahasanya sendiri. √
Siswa melaksanakan
6.
Siswa menyebutkan sifat dan
Satu kelompok masih
praktikum sesuai dengan
memerlukan bimbingan
langkah kerja yang
melakukan praktikum.
tertulis dalam modul secara urut. Siswa mengkonsultasikan
7.
√
Siswa memastikan langkah
kepada guru hal-hal yang
selanjutnya dengan bertanya
belum
pada guru.
dipahami
saat
praktikum. √ Siswa tidak memaksakan pendapat/ kehendak 8.
pribadinya saat melakukan kegiatan praktikum.
Satu kelompok sudah saling berdiskusi langkah selanjutnya yang akan dilakukan dan memutuskan masalah. Tetapi kelompok satunya ada salah satu siswa yang hanya memerintah temannya untuk mengambil alat dan bahan.
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Terlihat
Indikator
Tidak
Komentator
Terlihat √
9
74
Satu kelompok saling
Siswa bertukar pendapat
berdiskusi ketika melakukan
(berdiskusi) dengan
percobaan tetapi kelompok
temannya ketika
satu ada satu siswa yang selalu
praktikum berlangsung
memutuskan sendiri langkah selanjutnya.
Berdasarkan lembar pengamatan berpikir kritis dan rekaman yang diambil saat uji coba di kelas. Pada kegiatan awal saat guru meminta siswa mengamati air dan pulpen yang ada di gelas. Ada siswa yang bertanya mengapa bentuk pulpen dan air berbeda. Siswa yang lain memberikan pendapat atas pertanyaan tersebut. Ada satu siswa yang diam tidak berpendapat seperti yang lain. Saat uji coba di kelas siswa dibentuk menjadi 2 kelompok. Satu kelompok dapat bekerja sama melakukan praktikum tetapi kelompok satunya kurang kompak. Yang mengambil alat dan bahan hanya satu orang. Pembagian anggota pada kelompok tidak sama karena 3 anak datang terlambat sehingga kelompok satunya terdiri atas 3 anggota. Kelompok ini masih membutuhkan bimbingan. Kegiatan
akhir
setelah
melakukan
praktikum
kemudian
peneliti
memberikan kuesioner persepsi terhadap kualitas modul kepada siswa. Kuesioner diisi sesuai dengan penilaian masing-masing siswa. Kuesioner yang digunakan sama dengan kuesioner saat melakukan uji coba kelompok kecil. Caranya siswa memberikan tanda centang pada salah satu kolom dari empat kolom sesuai dengan penilainnya. Hasil rekapitulasi kuesioner persepsi siswa terhadap kualitas modul praktikum IPA dapat dilihat pada tabel 4.8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Persepsi Siswa Uji Coba Kelas Resp
Item pertanyaan
Jum
Rata-
lah
rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
43
3,58
2
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
42
3,5
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
44
3,66
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
43
3,58
5
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
42
3,5,
6
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
40
3,33
7
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
39
3,25
8
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
40
3,33
Skor
30
24
27
29
28
29
28
28
28
30
26
26
333
keseluruhan Skor total
333
Rata-rata
6,93
Kategori
Sangat baik
Hasil kuesioner persepsi siswa terhadap modul praktikum yang diberikan siswa memperoleh nilai 6,93 kategori baik. Pada kuesioner siswa juga mengisi saran dan komentar. Saran dan komentar yang dituliskan pada lembar kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Komentar siswa dan revisi No
Komentar
1
Penulisan biografi penulis seperti riwayat hidup.
2
Membuat saya memahami
3
Saya mengharapkan modul praktikum IPA
4
Lebih aktif dalam mengamati
5
Saya sangat ingin ada praktikum IPA karena lebih bagus
6
Saya sangat butuh praktikum IPA
Revisi Perbaikan penulisan riwayat hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Berdasarkan saran dan komentar siswa maka peneliti melakukan perbaikan pada penulisan biografi penulis. Sebelumnya penulisan biografi dituliskan secara rinci dengan tanda titik dua. Kemudian biografi penulis ditampilkan dalam bentuk paragraf. Selain itu, dari sudut pandang peneliti sewaktu mengamati siswa melakukan percobaan. Siswa kurang mengamati bentuk air dan pulpen pada saat diletakkan dalam plastik, gelas, dan mangkok. Peneliti merasa bahwa keterampilan mengamati yang sesuai dengan pendekatan saintifik perlu ditambahkan. Selanjutnya, peneliti menambahkan kalimat “kemudian amatilah”. Perbaikan yang telah dilakukan peneliti dapat dilihat pada gambar 4.10. Cara kerja 1. Beri tulisan angka satu dan dua menggunakan pensil pada kertas tempel! 2. Tempelkan angka 1 pada kantong plastik ke-1 dan angka 2 pada kantong plastik ke-2! 3. Tempelkan angka 1 pada gelas ke-1 dan angka 2 pada gelas ke-2! 4. Tempelkan angka 1 pada mangkuk ke-1 dan angka 2 pada mangkuk ke 2! 5. Masukkan air dari wadah ke kantung plastik I, masukkan pensil ke kantong 2! 6. Masukkan air dari kantong I ke gelas I. Masukkan pensil dari kantong 2 ke gelas 2! 7. Lihatlah bentuk kedua benda itu, lalu catatlah hasil pengamatanmu ke dalam tabel! 8. Masukkan air dari gelas I ke mangkuk I. Masukkan pensil dari gelas 2 ke mangkuk 2! 9. Lihatlah bentuk kedua benda itu, lalu catatlah hasil pengamatanmu!
Gambar 4.10 Cara kerja mengamati benda padat sebelum diperbaiki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Cara kerja 1. Beri tulisan angka satu dan dua menggunakan pensil pada kertas tempel! 2. Tempelkan angka 1 pada kantong plastik ke-1 dan angka 2 pada kantong plastik ke-2! 3. Tempelkan angka 1 pada gelas ke-1 dan angka 2 pada gelas ke-2! 4. Tempelkan angka 1 pada mangkuk ke-1 dan angka 2 pada mangkuk ke 2! 5. Masukkan air dari wadah ke kantung plastik I, masukkan pensil ke kantong 2 kemudian amati kedua benda tersebut! 6. Masukkan air dari kantong I ke gelas I. Masukkan pensil dari kantong 2 ke gelas 2! 7. Lihatlah bentuk kedua benda itu, lalu catatlah hasil pengamatanmu ke dalam tabel! 8. Masukkan air dari gelas I ke mangkuk I. Masukkan pensil dari gelas 2 ke mangkuk 2! 9. Lihatlah bentuk kedua benda itu, lalu catatlah hasil pengamatanmu!
Gambar 4.11 Cara kerja mengamati benda padat sesudah diperbaiki
4.6 Produk Akhir Produk akhir diperoleh berdasarkan masukan para siswa kelas V SD Gejayan saat melakukan uji coba produk di kelas. Ada beberapa bagian yang berbeda antara produk awal dengan produk akhir. Mulai dari saran dan komentar para pakar yang diberikan pada saat validasi modul I kemudian siswa pada saat uji coba produk terbatas dan yang terakhir saat uji coba produk di kelas. Revisi modul praktikum dilakukan perbaikan pada kompenen-komponen sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
78
Sampul Modul Sampul halaman modul secara desain tidak banyak mengalami perubahan
hanya ukurannya saja yang menjadi lebih kecil. Semula berukuran A4 kemudian menjadi A5. Kertas pada isi modul berganti dari kertas A4 menjadi A Paper 120. Kertas sampul halaman pada produk awal berasal dari kwarto berubah menjadi Ivory sehingga lebih awet dan tahan air. 2.
Isi modul Isi modul dilihat dari letaknya tidak mengalami perubahan. Pada
percobaan mengamati benda padat halaman 7 bagian cara kerja mengalami penambahan kalimat yaitu kemudian amatilah. Penambahan kalimat ini dilakukan peneliti setelah melihat siswa hanya memindahkan pensil dan air tanpa mengamati terlebih dahulu. Bagian pertanyaan berpikir kritis juga mengalami perubahan. Pertanyaan pada halaman 8 yang meminta siswa menyebutkan bentuk benda padat setelah menerima perlakuan dipotong, dibiarkan dan dibakar tidak berbentuk tulisan memanjang. Penulisan dipotong, dibiarkan dan dibakar ditulis ke bawah dengan tanda titik 2. Agar siswa menjawab satu persatu tidak lagi memilih. Setelah melakukan uji kelas, peneliti mengamati cara kerja yang dilakukan siswa. Ukuran kertas menjadi A5 dan bahan kertas isi menggunakan A Paper 120 sedangkan sampulnya menggunakan kertas Ivory sehingga lebih awet. 3.
Penutup Bagian akhir yaitu penutup yang berisi biografi peneliti mengalami
perubahan bentuk penulisan. Pada riwayat peneliti penulisannya diganti menjadi bentuk paragraf.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
4.7 Pembahasan Hasil penelitian pengembangan modul praktikum IPA tema I benda-benda di lingkungan sekitar suplemen kurikulum 2013 mendapatkan tanggapan yang baik dari kepala sekolah, guru dan siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan kepala sekolah, guru dan siswa serta kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa di SDN Gejayan. Modul praktikum yang dikembangkan disesuaikan dengan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik untuk mendorong berpikir kritis siswa. Buku tematik guru dari pemerintah yang digunakan guru sebagai media mengajar di kelas tidak seluruhnya berisi praktikum pada pelajaran IPA. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan guru menggunakan buku tematik sebagai acuan mengajar di kelas untuk menerapkan kurikulum 2013. Saat wawancara guru mengatakan memerlukan modul praktikum IPA sebagai sumber lain untuk melakukan praktikum IPA yang sesuai dengan kurikulum 2013. Adanya modul praktikum IPA suplemen kurikulum 2013 ini membantu guru untuk menambah referensi ketika mengajar di kelas. Daryono (2014:55) berpendapat bahwa kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pembelajaran yang dilakukan di kelas menggunakan pendekatan saintifik termasuk dalam melakukan pembelajaran IPA. Sehingga sumber belajar berupa modul praktikum disusun menggunakan pendekatan saintifik. Pengembangan modul praktikum IPA yang memodifikasi penelitian dan pengembangan menurut Sanjaya dilakukan melalui tiga tahap. Tahap pertama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
yaitu studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti dengan melakukan survey lapangan dan literatur. Tahap kedua yaitu pengembangan modul praktikum yang dilakukan dengan membuat modul awal kemudian divalidasi oleh kedua pakar. Tahap ketiga yaitu uji coba produk terbatas yang dilakukan sebanyak 2 kali pada kelompok kecil dan kelas. Validator modul praktikum yang dikembangkan peneliti divalidasi oleh pakar pembelajaran IPA dan pakar tata bahasa. Rekapitulasi hasil validasi modul dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Validasi Modul
Pakar/Validator
Nilai
Kategori
Pembelajaran IPA
3,96
Baik
Tata Bahasa Indonesia
3,69
Kurang Baik
Total
7,65
Rata-rata
3.82
Baik
Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran IPA dan tata bahasa, modul praktikum IPA suplemen kurikulum 2013 untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar memperoleh nilai rata-rata 3,82 kategori baik. Pelajaran IPA disebut juga sains dapat mendorong siswa berpikir kritis. Pembelajaran sains memerlukan suatu percobaan untuk menggali suatu informasi. Kegiatan ini merupakan salah satu latihan untuk berpikir kritis. Latihan-latihan dapat menumbuhkan berpikir kritis menurut Yulianti dalam Yulianti (2011:73-74). Modul pembelajaran IPA yang berisikan kegiatan siswa dengan melakukan percobaan, mengamati dan menjawab soal sesuai jika digunakan untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siwa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Pada lembar indikator berpikir kritis yang digunakan peneliti saat melakukan uji coba produk di kelas V SDN Gejayan siswa terlihat melakukan kegiatan tersebut. Siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami. Siswa saling berdiskusi dengan teman kelompoknya. Siswa melakukan percobaan dengan langkah yang berurutan. Siswa menjawab pertanyaan yang membuat siswa berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan modul praktikum IPA dapat mendorong berpikir kritis siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP Dalam bab ini diuraikan 5.1 kesimpulan, 5.2 keterbatasan penelitian, dan 5.3 saran.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengembangan modul praktikum IPA kelas V dengan kurikulum 2013 untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa SDN Gejayan, maka dapat disimpulkan bahwa: 5.1.1 Pengembangan modul praktikum IPA menggunakan langkah-langkah sebagai berikut (1) ide gagasan: diperoleh dari survey lapang dengan melakukan analisis kebutuhan. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan divalidasi oleh dosen ahli. Studi literatur dilakukan
untuk
meningkatkan
pemahaman
secara
teoritis,
(2)
pengembangan: diawali dengan pembuatan modul yang divalidasi oleh pakar ahli mendapatkan skor 3,82 masuk dalam kategori baik. Saran dan komentar pakar yang diberikan digunakan untuk memperbaiki modul, (3) uji coba produk: uji coba produk dilakukan secara terbatas sebanyak 2 kali yaitu uji coba kelompok kecil dan kelas. Uji coba kelompok kecil dilakukan kepada 4 siswa yang dipilih secara acak dengan ketentuan siswa kelas V dan uji coba di kelas dilakukan kepada 8 siswa kelas V SDN Gejayan.
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.1.2
83
Kualitas modul praktikum IPA yang diperoleh dari validasi ahli adalah 3, 82 termasuk dalam kategori baik. Persepsi siswa terhadap kualitas modul pada uji coba terbatas kelompok kecil diperoleh skor 3,85 kategori baik dan uji coba kelas mendapatkan skor 6,93 kategori sangat baik.
5.1.3
Berdasarkan lembar pengamatan berpikir kritis yang dilakukan dengan memberikan tanda centang pada indikatornya siswa terlihat mengajukan pertanyaan, melakukan percobaan secara mandiri, berdiskusi, saling menerima pendapat teman dan mengkonsultasikan pendapat. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang digunakan dapat mendorong berpikir kritis siswa.
5.2 Keterbatasan Penelitian Pengembangan
produk
yang
dirancang
ini
memiliki
keterbatasan,
diantaranya sebagai berikut: 5.2.1 Uji coba terbatas pada kelompok kecil dan uji coba produk di kelas dilakukan dengan sampel yang sangat sedikit yaitu berjumlah 4 siswa dan 8 siswa. 5.2.2
Uji coba terbatas di kelas dilakukan satu kali pada sekolah inklusi yang siswanya memiliki kebutuhan berbeda dengan sekolah bukan inklusi.
5.2.3
Modul yang dirancang untuk mendorong kemampuan berpikir kritis siswa belum mencantumkan kunci jawaban dan indikator berpikir kritits sehingga pengguna modul kritis atau tidak.
terutama guru dapat mengerti siswa berpikir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
5.3 Saran Bagi peneliti berikutnya yang akan mengembangkan modul praktikum, berikut beberapa saran ataupun masukan dari peneliti: 5.3.1 Uji coba terbatas dan uji coba kelas sebaiknya dilakukan dengan sampel yang lebih banyak. 5.3.2 Uji coba kelas sebaiknya dilakukan pada sekolah inklusi dan sekolah bukan inklusi yang memiliki kategori rendah, sedang dan tinggi. 5.3.3 Modul sebaiknya dilengkapi kunci jawaban dan lembar pengamatan berpikir kritis agar pengguna mengerti jawaban yang dituliskan dan guru mengerti kemampuan berpikir kritis siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media. Deborah, dkk. (2012). Instructional technology and media for learning. Pearson Fisher, Alec. (2008). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kuswana, Wowo S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Kosdakarya Mardapi, Djemari. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya. Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:Referensi. Prastowo, Andi. (2013). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta:Diva press. Rusmawan. (2008). Manajemen kurikulum. Jakarta:Rajawali Pers Samatowa. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian pendidikan jenis, metode, dan prosedur. Jakarta: Kencana Predana Media Grup. Santrok. (2007). Psikologi Pendidikan. Kencana Prenada: Jakarta. Sakiman. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. Sukmadinata, Nana Saodah. (2011). Metode penelitian pendidikan. Remaja rosdakarya: Bandung. Trianto. (2009). Mendesain model pembelajaran inovatif progresif. Kencana: Jakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Vembiarto, St. (1981). Pengantar Pengajaran Modul. Yayasan Pendidikan Paramita:Yogyakarta. Yuliati, Dwi. (2010). Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak. Kota: PT Indeks.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Satuan Pendidikan
: SDN Gejayan I
Hari/Tanggal
: Jumat/19 Desember 2014
Kelas/Semester
: V (lima)/I
Mata Pelajaran
: IPA
Tema/Subtema/pelajaran
: Tema I/Subtema I/Pembelajaran II
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit (2 JP)
A. Kompetensi Inti 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan mencoba [mendengar, melihat, membaca] serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain B. Kompetensi Dasar 3.4 Mengidentifikasi perubahan yang terjadi di alam, hubungannya dengan penggunaan referensi daya alam, dan pengaruh kegiatan manusia terhadap keseimbangan lingkungan sekitar C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.
Kognitif a.
Menyebutkan sifat-sifat benda padat
b.
Mengidentifikasi sifat benda padat
c.
Membandingkan sifat benda padat dengan benda cair
d.
Menyimpulkan sifat benda padat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Afektif a.
3.
90
Bertanggung jawab terhadap alat-alat praktikum
Psikomotorik a.
Melakukan praktikum sifat benda padat
D. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyebutkan minimal satu benda padat melalui praktikum
2.
Siswa dapat mengidentifikasi sifat benda padat dengan mengisi tabel pengamatan
3.
Siswa dapat membandingkan sifat benda padat dengan benda cair melalui praktikum
4.
Siswa dapat menyimpulkan sifat benda padat setelah melakukan praktikum
5.
Siswa dapat bertanggung jawab terhadap penggunaan alat dan bahan yang digunakan untuk melaksanakan praktikum
6.
Siswa dapat melakukan satu sifat benda padat melalui praktikum secara kritis
E. Materi Ajar 1.
Sifat-sifat Benda Padat
F. Metode Pembelajaran Pendekatan : Saintifik Metode
: Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi
G. Kegiatan Pembelajaran No Kegiatan
Deskripsi
Alokasi Waktu
1
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam. 2. Siswa memimpin doa. 3. Guru melakukan presensi.
15 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
4. Guru menunjukkan pulpen, buku dan air kepada siswa. Kemudian Guru bertanya”Apakah yang terjadi jika kalian memegang pulpen kemudian kalian memegang air?” 5. Guru bertanya,” coba bandingkan?siapa yang mau berpendapat?” 6. Siswa menjawab pertanyaan guru. 7. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2
Inti
1. Siswa
dibagi
menjadi
menjadi
5
kelompok 40 menit
masing-masing kelompok terdiri dari 3-4 anak. 2. Masing-masing siswa menerima modul. 3. Siswa membaca modul halaman 5 dan 6 4. Guru
bertanya,”adakah
yang
ingin
kalian
tanyakan?’ 5. Siswa bertanya mengenai materi yang belum jelas. 6. Guru menjelaskan kegiatan berikutnya. 7. Siswa melakukan praktikum secara berkelompok. 8. Siswa
mengamati
sifat
benda
padat
melalui
praktikum. 9. Siswa berdiskusi menuliskan hasil pengamatan. 10. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil praktikum di depan kelas. 3
Penutup
1.
Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2.
Siswa mengerjakan soal berpikir kritis secara
15 menit
individu. 3.
Salah satu siswa memimpin doa penutup.
4.
Salam penutup
H. Media Pembelajaran 1.
Alat dan bahan a) Kertas, plastik, pulpen, korek api, kantong plastik, air, gunting, gelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
dan mangkuk 2.
Sumber a) Handayani, Isa Sawiji. 2014. Modul Praktikum IPA Suplemen Kurikulum 2013 b) Sayekti, Titik dan Priyono. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional:Jakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Penilaian Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan Dosen Ahli I
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Dosen Ahli I
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Penilaian Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan Dosen Ahli II
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7.Penilaian Instrumen Kuesioner Analisis Kebutuhan Dosen Ahli II
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10. Instrumen Validasi Pakar Pembelajaran IPA
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11. Instrumen Validasi Pakar Tata Bahasa
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12. Lembar Jawaban Siswa Uji Coba Kelompok Kecil
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13. Lembar Jawaban Siswa Uji Coba Kelompok Kelas
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Lampiran 14. Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Kualitas Modul pada Uji Coba Kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Lampiran 15. Kuesioner Persepsi Siswa terhadap Kualitas Modul pada Uji Coba Kelompok Kecil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Lampiran 16. Dialog Wawancara Kepala Sekolah Peneliti
:
Bagaimana pendapat bapak/ibu dengan adanya pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013?
Kepala Sekolah :
Pendekatan saintifik sangat bagus tetapi kalau dikaitkan dengan materi seluruh kelas seperti kelas 5 dan 6. Banyak pihak yang khawatir karena jika ujiannya tidak UN tidak masalah yang terpenting adalah anak ditanamkan kepribadiannya tetapi untuk kurikulum 2013 penerapan materi kurang mengembangkan aspek kognitif sedikit sehingga jika suatu saat diuji dengan UN jika tidak dibarengi dengan penjelasan seperti biasa maka mengkhawatirkan. Tetapi ketika implementasi kurikulum sesuai dengan rambu-rambu dalam kurikulum, ujian diserahkan pada sekolah tidak masalah
Peneliti
:
Kepala sekolah :
Bagaimana cara bapak/ibu menyikapi pendekatan saintifik? Mengajak teman-teman berupaya memahami kurikulum 2013 semampunya sambil terus belajar, saling berdiskusi baik di KKG maupun sekolah, mungkin tersendat-sendat karena pemahaman kami termasuk guru masih...perlu kami sampaikan ketika kami mendapat sosialisasi kurikulum 2013 yang pertama hanya sekilas hanya ketugasan kepala sekolah sehingga tugas guru seperti apa tidak saya dapatkan, pengawas juga hanya tahu tugas pengawas tidak tahu tugas kepala sekolah. Tetapi kemarin waktu pertemuan saya mendapat informasi jadi kami sedikit tahu. Tetapi mungkin juga ada guru yang belum tahu.
Peneliti
:
Apakah terdapat praktikum dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kurikulum 2013?
Kepala Sekolah :
Ada.
Peneliti
Apakah guru-guru di SDN Gejayan mengalami kesulitan dalam
:
melaksanakan pembelajaran dengan kurikulum 2013? Kepala Sekolah :
Banyak yang kurang paham karena sedikit sosialisasi mengenai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
kurikulum 2013 Peneliti
:
Apa kesulitan yang dialami guru-guru di SDN Gejayan dalam melaksanakan pembelajaran mengenai IPA dengan kurikulum 2013?
Kepala sekolah :
Kurang pahamnya kurikulum 2013 serta pelaksanaannya di lapangan.
Peneliti
Bagaimana
:
cara
mengatasi
kesulitan-kesulitan
yang
dialami
guru-guru di SDN Gejayan? Kepala Sekolah :
Apabila ada keragu-raguan kita samakan persepsi apabila masalah belum terpecahkan kita bawa ke gugus kemudian BKS kemudian kecamatan.
Peneliti
:
Apakah di SDN Gejayan menggunakan modul praktikum IPA untuk mendukung praktikum?
Kepala sekolah :
Buku petunjuk KIT IPA itu ada tetapi buku modul yang dibuat SD Gejayan itu tidak ada. Tapi ketika mendapatkan sosialisasi itu kadang -kadang diberi petunjuk termasuk KIT IPA.
Peneliti
:
Apakah di SDN Gejayan menggunakan modul praktikum IPA untuk mendukung praktikum?
Kepala sekolah :
Sekolah menggunakan buku guru dan siswa dari pemerintah. Tetapi buku guru itu sedikit sekali jadi guru harus mencari yang hanya dangkal sekali tetapi jika guru kreatif menambah informasi yang banyak tidak masalah tetapi sebagian besar guru senangnya materi itu sudah ada di buku. Sedikit sekali guru yang kreatif mengembangkan materi. Tetapi untuk ke depannya saya harapkan guru-guru dapat kreatif meskipun materi di buku sedikit tetapi dapat mencari sumber lain.
Peneliti
:
Apakah sekolah membutuhkan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 dalam pembelajaran?
Kepala sekolah :
Sangat membutuhkan jika seandainya ada bagus syukur bisa membuat karena membuat modul itu mendapatkan nilai.
Peneliti
:
Apakah ada anggaran dari sekolah terkait dengan pengadaan sumber belajar berupa modul dan praktikumnya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kepala sekolah :
121
Sebenarnya bisa dianggarkan. Pengadaan alat-alat. Dari pihak guru membuat proposal.
Peneliti
:
Bagaimana pendapat bapak/ibu jika modul praktikum IPA digunakan dalam pembelajaran?
Kepala sekolah :
Lebih bagus bagi anak, mendorong kreativitas ingin tahu lebih besar. Pemahamannya tidak abstrak tidak belajar dari teori siswa dapat belajar langsung diingat anak lebih lama.
Peneliti
:
Menurut bapak/ibu kepala sekolah, apa kriteria modul praktikum IPA yang baik dan menarik untuk siswa?
Kepala sekolah :
Terdapat KI dan KD, bahan bisa didapatkan di lingkungan sekitar sehingga mencarinya mudah. Kriteria atau petunjuk jelas, mudah dipahami banyak gambar. Modulnya memancing kreativitas anak.
Peneliti
:
Berapakah pendapatan rata-rata orang tua siswa dan kemampuan siswa untuk membeli modul?
Kepala sekolah :
Sekarang itu di sekolah ada kendala yaitu ada slogan sekolah itu gratis. Sehingga banyak media disediakan sekolah tetapi dalam aturan pembelian LKS lewat bos tapi tidak boleh maka dibebankan oleh orangtua. Kalau di SD Gejayan rata-rata dibawah. Yang menengah itu sebagian kecil. Harganya sekitar sepuluh ribu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Lampiran 17. Dialog Wawancara Guru Kelas Peneliti
:
Bagaimana pendapat ibu/bapak mengenai pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013?
Guru
:
Sebenarnya pendekatan sudah bagus, karena mengaktifkan siswa. Tapi siswa masih memerlukan penyesuaian dengan pembelajaran yang seperti ini.
Peneliti
:
Bagaimana cara bapak /ibu dalam menyikapi pendekatan saintifik?
Guru
:
Saya berusaha untuk menggunakan pendekatan itu. Beberapa pelajaran saya mulai dari permasalahan kemudian anak-anak mencari solusi. Dalam kegiatan ini anak-anak masih membutuhkan bimbingan.
Peneliti
:
Apakah bapak/ibu mengalami kesulitan dalam mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013?
Guru
:
Kalau mengalami kesulitan tidak, pada dasarnya sudah dilakukan setiap hari. Kesulitannya adalah ketika satu pelajaran harus diselesaikan dalam satu hari tetapi ada anak yang belum paham mengenai materi tersebut. Guru untuk memberikan penjelasan susulan mengalami kekurangan waktu karena hari berikutnya sudah berganti pelajaran lagi.
Peneliti
:
Apa kesulitan yang bapak/ibu alami ketika pembelajaran?
Guru
:
Kesulitannya tidak karena pada dasarnya sudah kita lakukan pada setiap harinya hanya namanya saja berbeda.
Peneliti
:
Apa saja yang bapak/ibu siapkan untuk mengatasi kesulitan ketika mengajar berdasarkan kurikulum 2013?
Guru
:
Misal materi tidak ada dalam buku maka saya mencari sumber lain.
Peneliti
:
Apakah di dalam pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 terdapat praktikum IPA?
Guru
:
Praktikum IPA lumayan banyak.
Peneliti
:
Apakah semua pelajaran ada praktiknya?
Guru
:
Tidak semua ada praktik. Tidak semua praktek kita praktikkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Peneliti
:
Apakah buku yang digunakan ibu sewaktu mengajar?
Guru
:
Buku guru kurikulum 2013 dari pemerintah
Peneliti
:
Apakah ibu/bapak guru menggunakan modul praktikum IPA dalam pembelajaran tematik?
Guru
:
Kalau modul khusus tidak ada hanya menggunakan buku petunjuk guru dari pemerintah
Peneliti
:
Apa saja materi yang sulit ibu/bapak diajarkan kepada siswa ketika pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013?
Guru
:
Kesulitan menjelaskan materi mata pelajaran IPS. Apabila
Peneliti
:
Apa usaha yang bapak/ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut dalam menyampaikan materi pembelajaran?
Guru
:
Saya suruh mencatat tidak sekedar melihat saja.
Peneliti
:
Bagaimana pendapat Bapak/ibu guru jika menggunakan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 dalam pembelajaran?
Guru
:
Sangat bagus. Pada buku tematik ada percobaan isolator dan konduktor. Pada disebutkan bahannya ada tang listrik, listrik sebagai sumber panas. Alat-alat yang digunakan itu susah untuk dicari maka diganti dengan lilin. Jadi peralatan mudah didapat jika ada modulnya.
Peneliti
:
Apakah bapak/ibu membutuhkan modul praktikum IPA sebagai suplemen kurikulum 2013 dalam mengajar?
Guru
:
Sangat membutuhkan, krena bukunya sangat terbatas.
Peneliti
:
Apa kriteria modul yang baik dan menarik untuk siswa menurut Bapak/Ibu guru?
Guru
:
Peneliti
Benda-benda mudah didapat di sekitar, petunjuk jelas. Bagaimana menyusun materi yang baik menuurut ibu jika ada materi yang diulang pada sub tema berikutnya?
Guru
:
Percobaan yang dituliskan cukup satu saja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Lampiran 18. Dialog Wawancara Siswa Kategori Kemampuan Tinggi Peneliti :
Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa
Suka
:
Peneliti :
Apakah ada praktikum IPA pada pemebelajaran IPA?
Siswa
Belum ada
:
Peneliti :
Apakah gurumu menggunakan modul praktikum IPA saat mengajar di kelas?
Siswa
:
Tidak hanya menggunakan buku tematik saja
Peneliti :
Apakah kamu sudah dijelas belajar menggunakan buku itu saja?
Siswa
Masih belum jelas, kurang paham
:
Peneliti :
Apakah kamu jelas dengan yag diajarkan gurumu?
Siswa
Masih kurang, tapi kadang jelas.
:
Peneliti :
Apa sumber belajar yang digunakan gurumu ketika mengajar di kelas?
Siswa
Buku tematik
:
Peneliti :
Apakah kamu menyukai praktikum IPA?
Siswa
Suka soalnya asyik jadi tambah ngerti.
:
Peneliti :
Apakah kamu membutuhkan modul praktikum ketika belajar?
Siswa
Ya, sangat membutuhkan.
:
Peneliti :
Apakah modul praktikum IPA dapat membantumu memahami materi IPA?
Siswa
:
Peneliti :
Ya jelas dong. Bagaimana pendapatmu tentang modul praktikum IPA yang menarik untuk dipelajari?
Siswa
:
Yang banyak gambarnya dan warna-warni plus alatnya mudah.
Peneliti :
Memang kenapa?
Siswa
Enak dibaca kalau ada gambarnya. Kalau tulisannya banyak bikin
:
malas membaca. Peneliti :
Apa materi yang susah kamu pahami?
Siswa
Terjadinya tsunami dan tanah longsor
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Peneliti :
Masalah apa yang kamu hadapi ketika belajar IPA?
Siswa
Susah mencari jawaban misalnya di buku materi sedikit tapi
:
pertanyaannya banyak. Jadi bingung tambah bingung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Lampiran 19. Dialog Wawancara Siswa Kategori Kemampuan Sedang Peneliti :
Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa
Suka sih.
:
Peneliti :
Apakah ada praktikum IPA pada pembelajaran IPA?
Siswa
Belum ada
:
Peneliti :
Apakah gurumu menggunakan modul praktikum IPA saat mengajar di kelas?
Siswa
:
Tidak.kKita biasa menggunakan buku tematik.
Peneliti :
Apakah kamu sudah jelas belajar menggunakan buku itu saja?
Siswa
Kurang jelas.
:
Peneliti : Siswa
:
Apakah kamu jelas dengan yang diajarkan gurumu? Jelas.
Peneliti :
Apa sumber belajar yang digunakan gurumu ketika mengajar di kelas?
Siswa
Buku tematik
:
Peneliti :
Apakah kamu menyukai praktikum IPA?
Siswa
Suka.
:
Peneliti :
Apakah kamu membutuhkan modul praktikum ketika belajar?
Siswa
Ya, sangat membutuhkan.
:
Peneliti :
Apakah modul praktikum IPA dapat membantumu memahami materi IPA?
Siswa
:
Peneliti :
Ya. Bagaimana pendapatmu tentang modul praktikum IPA yang menarik untuk dipelajari?
Siswa
:
Ada gambarnya, berwarna.
Peneliti :
Apa materi yang susah kamu pahami?
Siswa
Sifat-sifat benda ada yang kurang jelas.
:
Peneliti :
Masalah apa yang kamu hadapi ketika belajar IPA?
Siswa
Materinya kurang paham karena lupa menghafal.
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Lampiran 20. Dialog Wawancara Siswa Kategori Kemampuan Rendah Peneliti :
Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa
Suka.
:
Peneliti :
Apakah ada praktikum IPA pada pembelajaran IPA?
Siswa
Ada, pernah satu kali mempraktikkan penjernihan air.
:
Peneliti :
Apakah gurumu menggunakan modul praktikum IPA saat mengajar di kelas?
Siswa
:
Tidak.
Peneliti :
Apakah kamu sudah jelas belajar menggunakan buku tematik saja?
Siswa
Sedikit
:
Peneliti :
Apakah kamu jelas dengan yag diajarkan gurumu?
Siswa
Jelas.
:
Peneliti :
Apa sumber belajar yang digunakan gurumu ketika mengajar di kelas?
Siswa
Buku tematik
:
Peneliti :
Apakah kamu menyukai praktikum IPA?
Siswa
Suka biar tambah jelas
:
Peneliti :
Mengapa bisa jadi tambah jelas?
Siswa
Soalnya belajarnya langsung bukan menghafal.
:
Peneliti :
Apakah kamu membutuhkan modul praktikum ketika belajar?
Siswa
Ya, saya membutuhkan.
:
Peneliti :
Apakah modul praktikum IPA dapat membantumu memahami materi IPA?
Siswa
:
Peneliti :
Ya Bagaimana pendapatmu tentang modul praktikum IPA yang menarik untuk dipelajari?
Siswa
:
Yang ada warnanya
Peneliti :
Memang kenapa?
Siswa
Biar tidak bosan.
:
Peneliti :
Apa materi yang susah kamu pahami?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa
:
Terjadinya tsunami.
Peneliti :
Masalah apa yang kamu hadapi ketika belajar IPA?
Siswa
Jawabannya tidak ada di buku..
:
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Biografi Peneliti
Isa Sawiji Handayani, lahir di Bantul pada tanggal 13 April 1990. Pendidikan
taman
kanak-kanak
diperoleh
di
TK ABA
Gambrengan. Selanjutnya pendidikan dasar diperoleh di SDN Godegan I, Bantul-Yogyakarta, tamat pada tahun 2002. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMPN 2 Srandakan, Bantul, Yogyakarta dan tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah umum diperoleh di SMAN 3 Bantul dan tamat pada tahun 2008. Pada tahun 2011, ia mulai studi di Universitas Sanata Dharma mengambil jurusan PGSD. Kegiatan yang pernah diikuti antara lain tahun 2006-2008 menjadi anggota Kyokushin Karate Indonesia, tahun 2011 menjadi Kabid Adpers UKM KSR USD, tahun 2012 menjadi anggota P3K Infisa, tahun 2013 menjadi Co P3K Parade Gamelan Anak 2013 se-Jawa dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-58 USD dan kegiatan wajib Prodi, Fakultas serta Universitas. Masa studi di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul”Pengembangan Modul Praktikum IPA Sebagai Suplemen Kurikulum 2013 Untuk Mendorong Berpikir Kritis Siswa Kelas V SD”.