PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA INDAHNYA PENINGGALAN SEJARAH KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Satber Duplimar Benu NIM. 111134304
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS KRISTUS Yang selalu melindungi, memberi kemudahan dan kelancaran dalam mengerjakan penelitian ini
Ayahanda dan Ibunda Tercinta Ayah Cornelis Benu dan Ibu Sarce Ireni Benu Yang selalu memberi do’a, dan semangat
Adik-adikku Stella Minria Benu, Roy Santo Benu, Bony Edralin Benu Dan Aninda Carissa Benu yang selalu mendukung
Keluarga Besarku Yang menjadi panutan untuk meraih kesuksesan
Sahabat-sahabatku mahasiswa PPGT Angkatan 2011 Terima kasih atasa segala semangat, perhatian, bantuan, dan kasih sayang yang kalian berikan
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO
Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka maka pintu akan dibukakan bagimu (Matius 7 : 7)
Mengapa tak mencoba, mencoba tak mengapa
Striving for excellence motivates you, striving for perfection is demoralizing
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Maret 2015
Satber Duplimar Benu
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Satber Duplimar Benu
Nomor Mahasiswa
: 111134304
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah Kelas IV Sekolah Dasar
Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan,
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 24 Maret 2015
Yang menyatakan
Satber Duplimar Benu
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRAK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGACU KURIKULUM SD 2013 SUBTEMA INDAHNYA PENINGGALAN SEJARAH KELAS IV SEKOLAH DASAR
Satber Duplimar Benu Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini dilakukan karena masih banyak guru yang membutuhkan contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajarnya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 5 langkah yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, hingga menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 Sleman, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh dua orang Pakar Kurikulum 2013, dua guru kelas IV SD. Berdasarkan validasi dua orang Pakar Kurikulum 2013 menghasilkan skor 4,31 (sangat baik) dan 3,91 ( baik), dua guru kelas IV SD menghasilkan skor 4,15 ( baik) dan 4,26 ( sangat baik). Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh rerata skor 4,15 dan termasuk dalam kategori “baik”. Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum 2013.
Kata kunci : Kurikulum SD 2013, perangkat pembelajaran
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ABSTRACT DEVELOPMENT OF LEARNING INSTRUMENT BASED ON 2013 ELEMENTARY CURRICULUM SUBTHEME INDAHNYA PENINGGALAN SEJARAH FOURTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL Satber Duplimar Benu Universitas Sanata Dharma 2015 This research was conducted because there were still many teachers who needed example of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum. The main objective of this research was to produce learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum and using integrative thematic approach, scientific approach, character building based on local culture and authentic assesment in the learning activity. This research was research and development. The development of learning instrument used a procedure of development of learning instrument by Jerold E Kemp. It also used research and development procedure which proposed by Bord and Gall. Those two development procedures were adapted to be a simpler learning model, which became the base of the research. The development procedure used in this research covered five steps, they were (1) potentian and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) experts’ validation, (5) design revision, which finally produced final product design in the form of learning instrument referring to 2013 Elementary School Curriculum for fourth grade students of elementary school. The research instrument was need analysis interview and questionnaire. The interview was used for the need analysis of teachers of the fourth grade of SD Negeri Kalasan 1 Sleman. While the questionnaire was used to validate the quality of the learning instrument by two experts of 2013 curriculum and two teachers of the fourth grade of elementary school. According to the validation, the two experts of 2013 curriculum showed result on the score of 4,31 (very good) and 3,91 (good), and the two teachers of the fourth grade of elementary school showed result on the score of 4,15 (very good) and 4,26 (very good). The learning instrument got mean score 4,15 and it was categorized as good. The result of the validation was based on 11 aspects which were: (1) daily lesson plan identity, (2) formulation of indicators, (3) formulation of learning objective, (4) choice of learning material, (5) choice of learning source, (6) choice of learning media, (7) learning method, (8) learning scenario, (9) assessment, (10) student task, and (11) language. Therefore, the learning instrument which was developed has been approriate to be used in the learning instrument referring to 2013 curriculum.
Keywords: 2013 elementary school curriculum, learning instrument
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah Kelas IV Sekolah Dasar, dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Peneliti
menyadari
bahwa
dalam
menyelesaikan
skripsi
ini,
peneliti
banyak
mendapatkan bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Romo. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,S.S.,B.S.T.,MA. selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Rusmawan, S.Pd.,M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah memberikan
bantuan
dalam penelitian
ini dengan melakukan validasi produk
penelitian. 7. Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku validator Pakar KurikulumSD 2013 yang telah memberikan
bantuan
dalam penelitian
ini dengan melakukan validasi produk
penelitian. 8. Sarjono, S.Pd.,SD. selaku kepala sekolah SD Negeri Kalasan 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah. 9. Sri Rejeki, A,Ma., selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan I yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian. 10. Kartika Kirana, S.S., selaku guru kelas IV SDKE Mangunan yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11. Bapak dan Mama tersayang, Bapak Cornelis Benu dan Mama Sarce Ireni Benu yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Keluarga besarku, Adik-adikku dan Kakak-kakakku,
yang selalu memberi motivasi,
dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman-teman seperjuangan 35 mahasiswa PPGT Angkatan 1 yang berjuang bersama selama ini. 14. Segenap pihak yang menjadi perpanjangan tangan Tuhan, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini. Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhir kata peniliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 24 Maret 2015 Peneliti
Satber Duplimar Benu
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................................
iv
HALAMAN MOTTO.......................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.........................................
vi
ABSTRAK.........................................................................................................................
viii
ABSTRACT........................................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR......................................................................................................
x
DAFTAR ISI.....................................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
10
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................
10
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................
10
E. Batasan Istilah...........................................................................................................
11
F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan...................................................................
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka...........................................................................................................
15
1. Kurikulum SD 2013.............................................................................................
15
a.
Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013.................................
15
b.
Penguatan Pendidikan Karakter....................................................................
19
c.
Pendekatan Tematik Integratif .....................................................................
23
d.
Pendekatan Saintifik......................................................................................
28
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e.
Penilaian Otentik...........................................................................................
2. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran................................................
37 42
B. Penelitian yang Relevan............................................................................................
62
C. Kerangka Pikir..........................................................................................................
65
D. Pertanyaan Penelitian................................................................................................
67
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian..........................................................................................................
67
B. Prosedur Pengembangan...........................................................................................
72
1. Potensi dan Masalah.............................................................................................
72
2. Pengumpulan Data...............................................................................................
73
3. DesainProduk......................................................................................................
74
4. Validasi Ahli.........................................................................................................
75
5. Revisi Desain........................................................................................................
75
C. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................
76
D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013............................................................................
76
E.
Intrumen Penelitian...................................................................................................
76
F.
Teknik Pengumpulan Data........................................................................................
77
G. Teknik Analisis Data.................................................................................................
77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan...................................................................................................
83
1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan.................................................................
84
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan............................................
88
B. Deskripsi Produk Awal.............................................................................................
88
1. Silabus..................................................................................................................
89
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)..........................
90
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013........................................................
92
D. Data Hasil Validasi Guru Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk.......................................................................................................................
96
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan.....................................................................
100
1. Kajian Produk Akhir............................................................................................
101
2. Pembahasan..........................................................................................................
103
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................................................
107
B. Keterbatasan Penelitian.............................................................................................
108
C. Saran..........................................................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
110
LAMPIRAN......................................................................................................................
104
BIODATA PENULIS.......................................................................................................
158
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1. Hal-hal yang berubah dalam kurikulum......................................................................5 Tabel 2. Ciri-ciri pembelajaran tematik integratif....................................................................27 Tabel 3. Jadwal kegiatan penelitian............. ..........................................................................77 Tabel 4. Konversi nilai skala 5..............................................................................................79 Tabel 5. Kriteria skor skala 5..............................................................................................81 Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013...............................................................................94 Tabel 7. Saran guru SD kelas IV pelaksana kurikulum 2013 .................................................98 Tabel 8. Rekapitulasi validasi pakar kurikulum 2013 dan guru SD kelas IV pelaksana kurikulum 2013......................................................................................................................100
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Model Jerold. E. Kemp...............................................................................42 Gambar 2. Kerangka Pikir ......................................................................................................65 Gambar 3. Langkah-langkah Pengembangan Borg dan Gall...................................................69
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian...............................................................................
109
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian...................................................................
111
Lampiran 3 Rangkuman Wawancara Survei Kebutuhan............................................
112
Lampiran 4 Data Mentah Skor Validasi Pakar Kurikulum SD 2013.........................
115
Lampiran 5 Data Mentah Skor Validasi Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum
125
SD 2013................................................................................................. Lampiran 6 Silabus...............................................................................................
132
Lampiran 7 Biodata Penulis...................................................................................
161
Lampiran 8 Produk Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah)...............................
163
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seruan-seruan tentang perkembangan dunia, kemajuan dunia dalam berbagai bidang dan oleh berbagai kalangan masyarakat terdengar dimana-mana. Pihak-pihak yang terkait dengan perkembangan dan kemajuan Indonesia juga tidak berhenti memikirkan hal ini, dengan berbagai ide dan cara yang dipertimbangkan matangmatang selalu berevolusi mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan adalah salah satu faktor yang berperan sangat penting dalam mencapai hal yang diinginkan. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sangat memprihatinkan, dengan melihat perilaku pelajar-pelajar Indonesia yang semakin hari semakin menuju ke arah yang tidak diharapkan. Hal ini menjadi hambatan sekaligus tantangan besar bagi kita pemerhati pendidikan untuk berpikir dan bekerja keras merubah sistem pendidikan saat ini agar generasi penerus bangsa memiliki moral yang baik, moral yang membangun bangsa ini yang sedang berkembang agar dapat bersaing dengan negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Guru sebagai pemimpin kegiatan belajar mengajar di kelas berperan dalam menciptakan suasana belajar yang yang memungkinkan siswa dalam menjalani proses belajar secara nyaman dan produktif. Tercapainya kondisi pembelajaran yang efektif ditandai dari perubahan yang terjadi berulang-ulang dalam berbagai aspek yang berkaitan dengan kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk mencapai sebuah perubahan yang berulang-ulang tersebut pendidik dalam hal ini adalah seorang guru 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
selalu dituntut untuk menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dalam memberikan ilmu kepada siswa. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang mengedepankan 5 aspek yaitu, mengamati,
menanya,
menalar,
mengumpulkan
informasi
dan
mengkomunikasikannya, sehingga dengan adanya pendekatan saintifik ini, siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam bentuk pengetahuan yang berdasarkan interaksi dan sosialisasi dengan lingkungannya agar bisa mendapatkan pengalaman yang bermakna dalam kehidupannya. Melihat dunia pendidikan saat ini yang diwarnai dengan berbagai tindakantindakan tidak terpuji, jelas menggambarkan bahwa pemahaman dan pengamalan karakter peserta didik sangat kurang. Berdasarkan pernyataan di atas maka, menumbuhkan dan mengembangkan karakter anak yang baik (positive character) merupakan satu tujuan utama pendidikan di negeri ini. Agar positive character terbentuk dalam diri setiap anak, maka anak perlu dibimbing dan dikembangkan karakternya
melalui dari pembiasaan-pembiasaan
atau kegiatan-kegiatan dalam
kesehariannya dan itu harus dimulai sejak dini dan dalam berbagai lingkungan anak, sehingga kelak anak dewasa karakter-karakter baik yang sering dilakukan anak sudah tertanam dalam diri anak dan menjadi kebiasaan anak. Harapannya dengan penulisan ini semua elemen yang turut berperan dengan perkembangan
anak-anak, seperti keluarga, sekolah, lingkungan bermain dan lain
sebagainya, dapat memahami dalam membimbing anak-anak sebagai calon penerus bangsa menuju kehidupan yang lebih manusiawi dan berkarakter. Secara etimologis, istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang berarti “pelari”, dan curere yang berarti “tempat berpacu” (Arifin, 2011:2). Secara terminologis istilah kurikulum (dalam bidang pendidikan) ada sejumlah mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
pelajaran yang harus ditempuh atau harus diselesaikan peserta didik di sekolah untuk memperoleh ijazah. Menurut Mulyasa, (2013:60) perubahan kurikulum diperlukan karena ada beberapa kelemahan yang ditemukan dalam KTSP 2006 sebagai berikut: 1.
Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat, yang ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2.
Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional.
3.
Kompetensi yang dikembangkan lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum
sepenuhnya
menggambarkan
pribadi
peserta
didik
(pengetahuan,
keterampilan dan sikap). 4.
Berbagai kompetensi yang diperlukan sesuai dengan perkembangan masyarakat, seperti pendidikan karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode konstruktifistik,
keseimbangan
soft
skills
and
hard
skills
serta
jiwa
kewirausahaan, belum terakomodasi di dalam kurikulum. 5.
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan, sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional maupun global.
6.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru.
7.
Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala. Selain beberapa hal di atas juga diidentifikasi ada kesenjangan kurikulum
(kesenjangan antara konsep saat ini dan konsep yang ideal), sebagai berikut: 1.
Kompetensi lulusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.
Materi pembelajaran
3.
Proses pembelajaran
4.
Penilaian
5.
Pendidik dan tenaga kependidikan
6.
Pengelolaan kurikulum
4
Tabel 1 : hal-hal yang berubah dalam kurikulum
No. 1. 2.
3.
4. 5.
KBK 2014
KTSP 2006
Standar kompetensi lulusan diturunkan dari standar isi Standar isi dirumuskan berdasarkan tujuan mata pelajaran (standar kompetensi lulusan mata pelajaran) yang dirinci menjadi standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk pengetahuan Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
KURIKULUM 2013 Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan Standar isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran
Semua mata pelajaran harus berkonstribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti (setiap kelas)
Sumber: Mulyasa, (2013:63)
Untuk mencapai ketuntasan belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan, maka diperlukan perangkat pembelajaran sebagai acuan dalam menjalani proses kegiatan belajar mengajar. Beberapa perangkat pembelajaran yang paling penting dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
berpengaruh besar terhadap hasil dari proses pembelajaran adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Berdasarkan hasil wawancara survey kebutuhan yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber, SR adalah seorang guru kelas dan tim ahli kurikulum 2013 yang mengajar di SDN Kalasan 1 yang terletak di Kalasan Yogyakarta. Narasumber berpendapat
bahwa
kurikulum 2013
adalah
sebuah
kurikulum yang
holistik
(keseluruhan) dalam satu kesatuan yang utuh dengan berlandaskan tema, jadi yang mengetahui tentang materi hanya guru sehingga ketakutan anak terhadap mata pelajaran yang dianggap susah tidak terjadi. Dalam kegiatan pembelajaran semua mata
pelajaran
boleh
dibolak-balik
sesuai
dengan
kreatifitas
guru
dalam
menggabungkan semua materi sehingga menciptakan suasana belajar yang menarik, karena semua mata pelajaran boleh digabung dalam satu kegiatan pembelajaran hal ini menuntut guru agar harus selalu kreatif dalam merangkai kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan pembelajaran yang seperti dijelaskan di atas, penilaian yang dilakukukan juga harus mencakup semua aspek (penilaian proses dan penilaian hasil). Menurut pengalaman narasumber pelaksanaan penilaian otentik belum maksimal karena ada beberapa hal, (1). Sumber daya manusia (SDM), (2). Jumlah guru yang tidak mencukupi, (3). Jumlah murid terlalu banyak sehingga guru sulit menilai satupersatu, menurut pengakuan narasumber, sampai saat ini guru belum mendapatkan cara penilaian yang efektif dan efisien. Pengaruh masuknya pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai modal yang bagus dan dilandasi karakter yang baik sehingga tidak salah menggunakan pengetahuan. Dalam kurikulum 2013 terdapat 18 karakter, tetapi narasumber tidak menghafal semua jadi dalam proses penilaiannya guru hanya berpedoman pada hal yang baik atau sesuatu yang baik termasuk dalam karakter.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Kurangnya sumber daya yang memahami secara baik tentang penilaian berdampak pada perangkat pembelajaran yaitu penilaian yang efektif analis dan daya serap. Menurut narasumber perangkat pembelajaran (penilaian) sudah dibuat, namun penggunaannya masih belum maksimal karena yang banyak tersedia adalah penilaian hasil, tetapi penilaian proses sangat minim. Narasumber menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang masih diperlukan dan perlu diperhatikan oleh yang berwenang, yaitu penilaian yang berkaitan dengan sikap dan narasumber juga menyarankan, jika ingin kurikulum 2013 terealisasi dengan baik maka di lapangan butuh sumber daya manusia (SDM) yang paham dengan dengan penilaian. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan ibu Sri guru kelas IV SDN Kalasan 1 pada hari sabtu, 17 Mei 2014 pukul 10.00 WIB guru sudah memahami konsep-konsep yang mendasari adanya pergantian kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013 ini. Guru kelas sudah 2013
seperti pendekatan saintifik,
tematik
memahami teori-teori dasar Kurikulum integratif,
pendidikan karakter dan
penilaian otentik. Namun pada pelaksanaan di lapangan guru mengalami beberapa kesulitan seperti sebagian besar guru-guru yang mengajar adalah guru-guru tua yang sudah terbiasa dengan model mengajar yang lama. Guru-guru yang usianya sudah tua masih mengajar menggunakan model lama meskipun buku yang mereka gunakan merupakan
buku
tematik
integratif.
Guru
semata-mata
hanya
melaksanakan
Kurikulum 2013 di sekolah berdasarkan apa yang mereka dapatkan dari buku. Hal ini dikarenakan
tidak semua
guru mengikuti diklat mengenai Kurikulum 2013. Di
sekolah ini hanya guru yang mengajar di kelas I dan IV yang mengikuti diklat sehingga dalam pelaksanaanya hanya guru tersebut yang lebih banyak tahu tentang kurikulum baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Kesulitan lain yang dialami pihak sekolah yaitu mengalami kesulitan dalam menemukan afektif.
Instrumen penilaian atau perangkat penilaian yang efektif untuk aspek
Guru mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian sikap pada anak-anak
dikarenakan jumlah siswa yang banyak sehingga guru sangat membutuhkan format penilaian sikap yang efektif. Menghadapi siswa yang banyak dan harus menilai karakter mereka satu persatu merupakan salah satu kesulitan guru dalam menilai. Guru membutuhkan format penilaian yang efektif sehingga dalam menilai karakter anak di kelas dapat dilakukan dengan cermat dan utuh. Kendala lain yang dihadapi sekolah ialah keterbatasan sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Sarana dan prasarana merupakan salah satu kendala yang dihadapi guru-guru. Menghadapi Kurikulum 2013 ini diperlukan juga pemberdayaan sarana dan prasarana yang menunjang. Sarana dan prasarana yang baik tentunya dapat mendukung pembelajaran yang baik pula. Kesulitan lain yang dihadapi guru-guru adalah mengembangkan perangkat pembelajaran yang diberikan pemerintah. Masih sebagian besar guru mengajar mengikuti buku referensi. Sedangkan dalam buku
masih
ditulis
secara
umum.
beberapa kegiatan pembelajaran dalam
Seharusnya
guru
mampu
mengembangkan
perangkat pembelajaran dengan baik disesuaikan dengan kondisi kelas, peserta didik dan fasilitas yang ada. Berdasarkan masalah yang ditemukan peneliti dari hasil wawancara tersebut sangat penting diadakan contoh-contoh perangkat pembelajaran Kurikulum SD 2013, maka peneliti mencoba memberi solusi untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan Perangkat Pembelajaran Mengacu Kurikulum SD 2013 Pada Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang disimpulkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana mengembangkan produk berupa perangkat pembelajaran subtema Indahnya Peninggalan Sejarah, mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
2.
Bagaimana
kualitas
produk
perangkat
pembelajaran
subtema
indahnya
peninggalan sejarah mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk menghasilkan produk berupa
pengembangan perangkat pembelajaran
subtema Indahnya Peninggalan Sejarah, mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. 2.
Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema Indahnya Peninggalan Sejarah, mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi Peneliti Bagi peneliti, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat menjadi bekal ketika kelak menjadi guru.
2.
Bagi Guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Bagi guru,
9
penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif
komponen pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 3.
Bagi siswa Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari materi tentang sikap kepahlawanan pada siswa kelas IV semester 2 SD Kalasan 1 tahun ajaran 2013/2014.
4.
Bagi sekolah Bagi sekolah, penelitian ini dapat menambah referensi pada sekolah dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan materi sikap kepahlawanan.
5.
Bagi Prodi PGSD Bagi prodi, penelitian ini dapat menambah bahan pustaka prodi PGSD Universitas
Sanata
Dharma
terkait
dengan
pengembangan
perangkat
pembelajaran.
E. Batasan Istilah Beberapa istilah sebagai kata kunci dalam penelitian ini, penulis menuangkan dalam pengertian sebagai berikut: 1.
Kurikulum SD 2013 Kurikulum SD 2013 adalah
kurikulum yang merupakan penyempurnaan dari
KBK dan KTSP yang dalam penyusunannya menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter dan penilaian otentik dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. 2.
Pendidikan karakter
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penamaan nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. 3.
Pendekatan tematik integratif Pendekatan
tematik
integratif
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. 4.
Pendekatan saintifik Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar melalui masalah),
peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan merumuskan
mengumpulkan kesimpulan dan
data
masalah,
dengan
mengajukan
berbagai
mengomunikasikan
teknik,
konsep,
atau
merumuskan
hipotesis,
menganalisis data, menarik hukum
atau
prinsip
yang
“ditemukan”. 5.
Penilaian otentik Penilaian otentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
6.
Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari bahan ajar/LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
F. Spesifikasi Produk Yang Dikembangkan Berikut adalah produk-produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1.
Komponen RPPTH yang disusun lengkap.
2.
RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.
3.
RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif.
4.
RPPTH
disusun
berbasis
aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan
saintifik. 5.
Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik.
6.
RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Kurikulum SD 2013 a. Rasional Dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Inovasi pendidikan dalam bidang kurikulum dari KTSP menuju kurikulum 2013 tentunya tidak serta merta dilakukan pemerintah tanpa alasan tertentu yang memberi dampak perubahan positif ke arah yang lebih baik. Kurikulum 2013 yang dicanangkan pemerintah
saat ini lebih rasional dan syarat elemen perubahan dari kurikulum
sebelumnya. Menurut PERMENDIKBUD No.67 Tahun 2013 tentang kurikulum SD, rasional pengembangan kurikulum 2013 tersebut mencakup beberapa faktor, antara lain: 1) Tantangan Internal Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 20202035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ditransformasikan
menjadi
manusia-manusia
yang
memiliki
kompetensi
13
dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban. 2) Tantangan Eksternal Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh
dan
imbas
teknosains
serta mutu,
investasi,
dan transformasi bidang
pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. 3) Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut: a)
Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
b) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif
(interaktif
guru-peserta
didik-masyarakat-lingkungan
alam,
sumber/
media lainnya), c)
Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet),
d) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin
diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan
saintifik) e)
Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim)
f)
Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g)
Pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h)
Pola
pembelajaran
ilmu
pengetahuan
tunggal
(monodiscipline)
menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan i)
Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
4). Penguatan Tata Kelola Kurikulum Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif; 2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran. 5). Penguatan Materi Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik. Materi yang digunakan tidak hanya diperoleh dari buku sumber, melainkan guru dapat mengembangkan sendiri materi ajar dari berbagai sumber atau referensi yang tersedia melalui media cetak maupun internet sesuai kreatifitas guru 2. Penguatan Pendidikan karakter Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani “charassein” yang berarti barang atau alat untuk menggores, yang kemudian hari dipahami sebagai stempel/cap. Jadi karakter itu sebuah stempel atau cap, sifat-sifat yang melekat pada seseorang. Dumadi, dalam Adisusilo (2011: 76). a. Menurut Aristoteles dalam Lickona (2012) karakter yang baik adalah kehidupan dengan melakukan tindakan-tindakan yang benar sehubungan dengan diri seseorang dan orang lain. b. Menurut Novak dalam Lickona (2012) karakter merupakan “campuran kompatibel dari seluruh kebaikan yang
diidentifikasi oleh tradisi religius, cerita sastra, kaum bijaksana,
dan kumpulan orang berakal sehat yang ada dalam sejarah”. c. Menurut Foester dalam Adisusilo (2011: 77) menyatakan bahwa karakter adalah sesuatu yang mengualifiksi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang tetap, yang mengatasi pengalaman ontingen yang selalu berubah. Jadi, karakter merupakan kumpulan nilai yang ada dan melekat pada diri seseorang yang menjadi identitas dan sifat tetapnya. Karakter seseorang merupakan bawaan yang terdapat dalam pribadinya, setiap pribadi memiliki karakter yang berbeda. Namun, karakter seseorang dapat
berubah karena bisa dipengaruhi oleh lingkungannya.
Bila lingkungan tempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
tinggalnya baik maka, pengaruhnya juga akan baik, begitupun sebaliknya, karakter seseorang biasanya dipengaruhi oleh keluarga, pendidikan, pergaulan, tempat kerja dan lain-lain. Karakter sangat berguna dalam kehidupan, karena ukuran kesuksesan seseorang bukan hanya dinilai dari segi kognitifnya saja melainkan juga dari tingkah laku atau karakter yang dimilikinya. Pendidikan adalah proses menanamkan nilai-nilai dan budaya ke dalam diri seseorang atau masyarakat sehingga membuat seseorang dan masyarakat tersebut bisa lebih beradab. Pendidikan bukan hanya proses membagi ilmu pengetahuan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain atau masyarakat tetapi, pendidikan pada umumnya mempunyai fungsi sebagai sarana untuk membudayakan dan membagi atau menyalurkan nilai-nilai kepada orang lain. Dalam penyaluran nilai dan pembudayaan seperti yang telah disebutkan sebelumnya juga harus mencakup tiga aspek dasar kemanusian yaitu, (1) afektif, yang akan tercermin pada kualitas keimanan,ketakwaan akhlak mulia,serta kepribadian yang unggul. (2) kognitif, akan terlihat dari kemampuan berpikir dan daya intelektualitas untuk memahami ilmu pengetahuan dan teknologi serta bisa menggali dan mengembangkan ilmu tersebut. (3) psikomotorik,
akan
terlihat
dari
kemampuan
mengembangkan
keterampilan
teknis,
kecakapan praktis dan kompetensi kinestetis. Berikut adalah pendapat beberapa ahli tentang karakter, yang dikutip dari sebuah buku berjudul, “Model Pembinaan Pendidikan Karakter Di Lingkungan Sekolah” dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1.
Menurut Suyanto (2009), karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama,baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat, bangsa dan negara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.
17
Menurut Philips (2008), mengatakan bahwa karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku yang ditampilkan.
3.
Koesoma (2007), Menganggap bahwa karakter sama dengan kepribadian. Pendidikan karakter merupakan suatu usaha memajukan yang dilakukan secara sadar,
bertahap dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran yang relavan sehingga anak dapat
mengembangkan
potensi
dirinya.
Tujuannya
agar
anak
memiliki kepribadian,
berakhlak mulia dan budi pekerti sehingga karakter dapat terbentuk dan menjadi ciri khas dari anak didik. Menurut Suyanto (2009) dalam Direktorat Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (felling), dan tindakan (action). Menurut Sumantri (2010) dalam Direktorat Jenderal Manejemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Dalam pendidikan karakter terdapat enam etik utama yaitu (1) dapat dipercaya (trustworthy) seperti jujur,dan integritas. (2) memperlakukan orang lain dengan hormat treats (people with respect)
(3) bertanggung jawab (responsible) (4) adil (fair) (5) kasih sayang
(caring) (6) warga Negara yang baik (good citizen). Menurut F.W Foerster dalam, Adisusilo (2011), mengatakan bahwa ada 4 ciri dasar dari pendidikan karakter yaitu: 1.
Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan seperangkat nilai.
2.
Koherensi yang memberi keberanian, yang membuat seseorang teguh pada prinsip tidak mudah terombang-ambing pada situasi.
3.
Otonomi maksudnya,
seseorang
menginternalisasikan
nilai-nilai dari luar
sehingga
menjadi nilai-nilai pribadi, menjadi sifat yang melekat, melalui keputusan bebas tanpa paksaan dari orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4.
18
Keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik, dan kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.
Menurut Lickona dalam Adisusilo (2011) menyatakan bahwa ada 11 prinsip agar pendidikan karakter dapat terlaksana secara efektif antara lain: 1.
Kembangkan nilai-nilai universal/ dasar sebagai fondasinya
2.
Definisikan karakter secara komperhensif yang mencangkup pikiran,perasaan dan perilaku
3.
Gunakan pendekatan yang komperhensif, disengaja, dan proaktif.
4.
Ciptakan komunitas sekolah yang penuh perhatian
5.
Beri peserta didik kesempatan untuk melakukan tindakan moral.
6.
Buat kurikulum akademik yang bermakna dan yang menghormati semua peserta didik, mengembangkan sifat-sifat positif dan membantu peserta didik untuk berhasil.
7.
Mendorong motivasi peserta didik
8.
Melibatkan seluruh civitas sekolah sebagai komunitas pembelajaran dan moral
9.
Tumbuhkan kebersamaan dan kepimpinan moral
10. Libatkan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra 11. Evaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai pendidik karakter, dan sejauh mana peserta didik memanifestasikan karakter yang baik.
3. Pendekatan tematik integratif Berdasarkan Ahmadi & Amri (2014: 221) dalam buku Pengembangan & Model Pembelajaran Tematik Integratif menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif ini sudah dikenal pada kurikulum 1984. Intinya, tiap pelajaran harus berpijak pada tema atau subtema tertentu,
dan
tiap
bahan
pelajaran
tidaklah
berdiri
sendiri
melainkan
dipadukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
(diintegrasikan) dengan bahan pelajaran yang lain. Dalam belajar bahasa Indonesia, bahan pelajaran dapat dipadukan secara internal, misalnya keterampilan berbicara dengan tema pariwisata dengan keterampilan menulis, dengan aspek kebahasaan seperti kalimat dan frasa. Sedangkan secara eksternal dipadukan dengan sastra atau bahasa Indonesia dapat dipadukan dengan mata pelajaran yang lain. Misalnya,
untuk
pelajaran kalimat majemuk,
guru dapat memadukan kalimat
majemuk dengan keterampilan membaca, dan bacaan itu diambil dari buku teks Sejarah, Ekonomi, Biologi, IPA, IPS, dan sebagainya. Artinya, siswa dapat ditugasi untuk mencari dan menemukan contoh-contoh kalimat majemuk di dalam buku-buku teks itu. Pembelajaran di sekolah dasar dengan kurikulum 2013 dilakukan secara tematik integratif. Melalui sistem tematik integratif, indikator mata pelajaran IPA dan IPS akan muncul di kelas IV, V, dan VI SD. Di sekolah dasar, semua mata pelajaran dilaksanakan dengan tematik integratif berdasarkan tema-tema yang sudah disusun. 1.
Bagaimana menciptakan pembelajaran tematik integratif: a) Tema yang akan dibawakan dalam pembelajaran harus memiliki muatan rasa ingin tahu siswa. b) Tema harus didesain untuk membangun solusi dari konflik yang disampaikan. c) Kemampuan
mendengar
dan
menyimak
guru
lebih
diutamakan
daripada
berceramah. 2.
Kelebihan pembelajaran tematik integratif a) Premis utama pembelajaran tematik integratif terpadu bahwa peserta didik memerlukan peluang tambahan (additional opportunities) untuk menggunakan talentanya. b) Menyediakan waktu bersama yang lain untuk secara cepat mengkonseptualisasi dan mensintesis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
c) Relevan untuk mengakomodasi kualitatif lingkungan belajar. d) Menginspirasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar e) Memiliki perbedaan kualitatif (qualitatively different) dengan model pembelajaran lain, karena sifatnya memandu peserta didik mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher levels of thinking) atau keterampilan berpikir dengan mengoptimasi kecerdasan
ganda
(multiple thinking
skills),
sebuah proses inovatif bagi
pengembangan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 3.
Manfaat pembelajaran tematik integratif a) Suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan b) Menggunakan kelompok kerjasama, kolaborasi, kelompok belajar, dan strategi pemecahan konflik yang mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah c) Mengoptimasi lingkungan belajar sebagai kunci kelas yang ramah otak (brainfriendly classroom) d) Peserta didik secara cepat dan tepat waktu mampu memproses informasi. Proses itu tidak hanya menyentuh dimensi kuantitas dan kualitas mengeksplosi konsepkonsep baru dan membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan secara siap e) Proses pembelajaran di kelas mendorong peserta didik dalam kehidupan berada dalam format ramah otak. f)
Materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diaplikasikan langsung oleh peserta didik dalam keidupannya sehari-hari
g) Peserta didik yang relatif mengalami keterlambatan untuk menuntaskan program belajar dapat dibantu oleh guru dengan cara memberikan bimbingan khusus dan menerapkan prinsip belajar tuntas h) Program pembelajaran yang bersifat ramah otak memungkinkan guru untuk mewujudkan ketuntasan belajar dengan menerapkan cariasi cara penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
4. Tahap pembelajaran tematik integratif Adapun tahap-tahap dalam pembelajaran tematik yaitu: a) Menentukan tema. Dimungkinkan disepakati bersama dengan peserta didik. b) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang berlaku. Dengan mengedepankan dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. c) Mendesain rencana pembelajaran. Tahapan ini mencakup pengorganisasian sumber dan aktivitas ekstrakurikuler dalam rangka mendemostrasikan kegiatan dalam tema. Berdasarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Pengolaan Pembelajaran Tematik
Integratif dalam lampiran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan 2013 menyatakan bahwa pendekatan tematik integratif
merupakan
pendekatan
pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai
mata pelajaran ke dalam satu tema.
1.
Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Integratif (Pendekatan Saintifik) Tabel 2. Ciri-ciri pembelajaran tematik integratif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Langkah-langkah perencanaan a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan b. Menetapkan KD dan indikator yang akan dipadukan c. Menginventarisir tema yang akan digunakan d. Menyusun matrik e. Menyusun kalender tematik f. Merancang pembelajaran
3.
Prinsip pemilihan/penetapan tema Prinsip-prinsip pembelajaran tematik integratif: a. Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar b. Sesuai dengan kurikulum dan harapan masyarakat c. Mempertimbangkan peristiwa otentik (rill) d. Tema tidak terlalu luas e. Bermakna f. Sesuai dengan tingkat perkembangan siswa g. Mampu menunjukkan sebagian besar minat siswa
4.
Prinsip dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif a. Evaluasi diri dan penilaian lainnya b. Bersikap akomodatif, menampung ide-ide c. Tidak otoriter & bukan single actor d. Tanggung jawab individu jelas dalam kerja kelompok
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
4. Pendekatan Saintifik a. Pengertian Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah adalah sebuah pendekatan yang berbasis ilmiah dengan merujuk pada kegiatan menginvestigasi atas sesuatu atau beberapa fenomena, gejala dengan tujuan memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Dalam pendekatan saintifik menekankan kegiatan berbasis metode ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran. Pendekatan ilmiah ini mempunyai ciri tertentu yang terdiri dari dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Proses
pembelajaran
dalam pendekatan
saintifik
harus
dilaksanakan
dengan
menggunakan nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah (Modul guru Kelas SD, 2013) Barringer (2010) dalam Abidin (2014:125) mengemukakan bahwa “pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin (2014:127) juga menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah melalui serangkaian akrivitas inkuiri yang menuntut kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa. Menurut Kemendikbud 2013 kriteria pembelajaran dengan pendekatan saintifik antara lain: 1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika ataua penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami,
memecahkan
masalah,
dan mengaplikasikan materi
pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik
dalam melihat
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5) Mendorong
dan
menginspirasi
siswa
mampu
memahami,
menerapkan,
dan
mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. 7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya. Selain merujuk pada kriteria pendekatan saintifik yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran
dengan pendekatan saintifik
mempunyai langkah-langkah pembelajaran
dengan mengacu pada tiga ranah pengembangan yaitu,
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “mengapa”. Ranah pengetahuan menggamit tranformasi
subtansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang “apa”. Ranah keterampilan menggamit tranformasi
subtansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang “bagaimana”. Hasil
akhirnya adalah peningkatan dan kesimbangan antara kemampuan untuk memnjadi manusia yang baik (soft skill) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skill) dari peserta didik yang meliputi kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2013).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
b. Kriteria pendekatan saintifik Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik jika kegiatan pembelajaran metode yang digunakan memiliki kriteria yang dapat mendukung kegiatan pembelajaran. Di bawah ini adalah kriteria dari pendekatan saintifik, yaitu : 1) Substansi atau materi pembelajaran pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. 2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam
mengidentifikasi,
memahami,
memecahkan
masalah,
dan
mengaplikasikan
substansi atau materi pembelajaran. 4) Mendorong dan menginspirasikan peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran. 5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapakan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran. 6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan. c. Langkah-Langkah Pembelajaran Dalam Pendekatan Saintifik Dalam setiap pendekatan, model dan metode memiliki langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan. Di bawah ini adalah langkah-langkah pembelajaran dalam pendekatan saintifik, yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
1) Mengamati Langkah
awal dari pendekatan saintifik
adalah mengamati.
Mengamati
mempunyai peranan penting untuk dapat meneruskan ke langkah-langkah berikutnya. Dalam kegiatan mengamati yang menjadi tujuan utama adalah adanya pengalaman melihat langsung suatu objek, yang dialami oleh anak. Mengamati akan merangsang ke-ingintahuan anak. Melalui observasi anak bisa menyimpulkan bahwa materi yang disampaikan oleh guru atau pendidik memiliki hubungan yang erat dengan obyek yang diamati. Proses pengamatan atau mengamati dalam kegiatan pembelajaran memiliki langkah-langkah
tersendiri,
seperti
yang
tertera
dalam
Modul
Kebijakan
Pengembangan Profesi Guru SD (2013:210), Langkah-langkah pengamatan tersebut adalah: Menentukan objek apa yang akan diamati/diobservasi Membuat
pedoman observasi sesuai dengan lingkup
obyek
yang akan
diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang akan diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan
secara
jelas
bagaimana
observasi
akan
dilakukan
untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam dan lainlain. 2) Menanya Menanya adalah salah satu kegiatan yang biasa terjadi dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Menanya berarti mencari tahu tentang sesuatu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
belum jelas agar diperjelas oleh yang lebih mengerti. Dalam Modul Kebijakan Pengembangan Profesi Guru SD (2013:212), disebutkan ada beberapa fungsi bertanya yang dilakukan oleh anak yaitu: a) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topic pembelajaran. b) Mendorong
dan
menginspirasi
peserta
didik
untuk
aktif
belajar,
serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. c) Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. d) Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukan sikap, keterampilan dan pemahamannya atas substansi pelajaran yang diberikan. e) Membangkitkan
keterampilan
peserta
didik
dalam
berbicara,
mengajukan
pertanyaan dan memberi pertanyaan dengan logis, sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. f)
Mendorong
partisipasi
peserta
didik
dalam
berdiskusi,
berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. g) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. h) Membiasakan peserta didik spontan dan cepat serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. i)
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
3) Menalar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Menalar dalam konteks Kurikulum 2013 lebih menekankan pada situasi peserta didik yang lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Daya menalar atau daya berpikir anak akan lebih baik jika dalam kegiatan pembelajaran guru mampu menyusun beberapa kiat untuk meningkatkan daya menalar peserta didik. Dalam Modul Kebijakan Pengembangan Profesi Guru SD (2013:218), disebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam meningkatkan daya menalar anak adalah: a) Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum. b) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. tugas utama guru adalah memberi
instruksi singkat tetapi jelas dengan disertai contoh-contoh,
baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi. c) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai yang kompleks (persyaratan tinggi). d) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. e) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. f)
Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.
g) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik. h) Guru mencatat semua kemajuan pesereta didik untuk kemungkinan memberikan tindakan pelajaran perbaikan. 4) Mencoba Agar pengalaman
siswa semakin nyata dan mencapai hasil belajar yang maksimal
atau kontekstual, lalu membekas dalam ingatan anak maka, anak dituntut agar mencoba. Terutama untuk materi-materi yang bisa langsung dipraktekan. Misalnya tentang air, anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
bisa langsung diajak keluar kelas, ketempat yang adanya airnya dan meminta anak untuk membuktikannya secara langsung. 5) Membentuk jejaring Akhir dari langkah-langkah kegiatan pembelajaran menggunakan metode saintifik adalah
membentuk
jejaring
maksudnya
siswa
dituntut
agar
bisa
menyimpulkan
mengaitkan semua kegiatan pembelajaran yang dipelajari dari langkah awal sampai tahap mencoba, sehingga semuanya menjadi sebuah kesatuan yang utuh. d. Kelebihan pendekatan sains Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan sains memiliki kelebihan, Kelebihan-kelebihan tersebut adalah: 1) Kegiatan pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu 2) Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta pemikiran subyektif atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. 3) Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis dan tepat dalam mengidentifikasi,
memahami,
memecahkan
masalah
dan
mengaplikasikan
materi
pembelajaran. 4) Mendorong siswa dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran. 5) Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan dan mampu mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran. 6) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
5. Penilaian Otentik Dalam proses pembelajaran di kelas tentunya tidak terlepas dari aspek penilaian. Pada kurikulum 2013,
penilaian dilakukan dengan menggunakan penilaian otentik. Menurut
Kemendikbud (2013), penilaian otentik (authentic assesment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik mencakup ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah dari assessment merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi, sedangkan istilah authentic merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Penilaian otentik secara konseptual bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan ganda. Penerapan penilaian otentik digunakan untuk mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan kontruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar sekolah. Nurgiyantoro dalam Abidin (2014:77) mengemukakan bahwa penilaian otentik pada hakikatnya merupakan kegiatan penilaian yang tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa, melainkan proses kegiatan pengajaran itu sendiri, sehingga informasi yang diperoleh dapat menjadi umpan balik penilaian terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Secara lebih terfokus Johnson, et al. dalam Abidin (2014:79) mengatakan pada dasarnya penilaian otentik adalah
penilaian
performa yakni penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui proses
pengetahuan dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran dalam mencapai produk atau hasil belajar tertentu. Mueller dalam Nurgiyantoro (2011:23) juga menyatakan penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan esensi pengetahuan dan keterampilan. Hal senada juga dikemukakan oleh Abidin (2014:83) bahwa penilaian otentik menekankan pada pemberian tugas yang akan membentuk unsur-unsur metakognisi dalam diri peserta didik seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
kemauan mengambil resiko, kreatif, mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, dan tanggung jawab terhadap karya dan tugas yang dilakukan secara komprehensif. Berdasarkan pemaparan para ahli di atas terkait penilaian otentik maka dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input, proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Penilaian otentik lebih menekankan pada aktivitas pemberian tugas-tugas untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata yang akan membentuk metakognisi dalam diri peserta didik. Menurut Kemendikbud (2013) penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. a.
Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.
b.
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c.
Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.
d.
Transparan,
berarti prosedur penilaian,
kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak. e.
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
f.
Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK
merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut. a. Penilaian kompetensi sikap Pendidik
melakukan
penilaian
kompetensi sikap
melalui observasi,
penilaian diri,
penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik. 1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. 2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan
dan
kekurangan
dirinya
dalam konteks
pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. 3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antar peserta didik. 4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. 2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta
didik
mendemonstrasikan
suatu
kompetensi
tertentu
dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik. 1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. 2) Proyek
adalah
tugas-tugas
belajar
(learning
tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. 3) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
6. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Agar mendapatkan sebuah perangkat pembelajaran yang baik, diperlukan model yang sesuai dengan
dengan sistem pendidikan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
pengembangan perangkat pembelajaran menurut Kemp karena model ini lebih lengkap dibandingkan model pengembangan perangkat pembelajaran yang lain. Berikut merupakan bagan dan pemaparan pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp.
Gambar 1. Bagan Model Jerold E.Kemp
a. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems) Tahap ini bertujuan utnuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan kurikulum dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, baik dalam model, pendekatan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang dikembangkan, selanjutnya dapat disusun dengan cara pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam kurikulum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
b. Analisis siswa (Learner Characteristic) Tahap ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karakter peserta
didik meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman secara individu ataupun kelompok. Hasil dari analisis peserta didik dapat dijadikan acuan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran. Analisis tersebut antara lain: 1) tingkah laku awal peserta didik, menurut Kardi
dalam
Trianto
(2010:
83)
mengatakan
bahwa
perlunya
mengidentifikasi
keterampilan peserta didik sebelum melaksanakan proses pembelajaran., 2) karakteristik peserta didik, menurut Ibrahim dalam Trianto (2010: 83) analisis peserta didik dilakukan dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan
pengalaman peserta didik baik dalam
perseorangan ataupun dalam kelompok. Analisis dapat berupa kemampuan akademik, usia
dan
tingkat
kedewasaan,
motivasi terhadapat
mata
pelajaran,
pengalaman,
keterampilan psikomotor, kemampuan berkerja sama, keterampilan sosial dan lainnya. c. Analisis Tugas (Task Analysis) Analisis tugas merupakan kumpulan dari langkah untuk menentukan isi suatu pengajaran.
Analisis
tugas
bertujuan
pembelajaran untuk mencapai suatu
untuk
mengetahui
dan
menentukan
model
tujuan yang telah ditentukan. Analisis tugas tidak
lain dengan analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penugasan tentang tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPTH) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). d. Merumuskan Indikator (Intructional Objective) Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku
awal siswa. Indikator yang dirumuskan berfungsi sebagai alat untuk
merancang kegiatan pembelajaran,
kerangka kerja dalam
mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
merencanakan dan
cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e.
36
Urutan Isi (Content Sequencing) Urutan isi ditentukan berdasarkan tingkat kesulitan untuk membantu siswa memahami pelajaran.
f.
Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu menentukan
model, pendekatan,
metode, pemilihan format, yang diyakini dapat memberikan pengalaman yang berguna dalam pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan. g. Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery) Cara penyampaian pesan atau isi pembelajaran dengan memilih gambar atau media yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membantu siswa memahami pengetahuan tersebut. h. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument) Penyusunan mengukur ketuntasan pembelajaran.
Kriteria
hasil belajar merupakan alat penilaian yang digunakan untuk indikator dan penugasan peserta didik setelah mengikuti proses penilaian yang dilakukan adalah penilaian acuan patokan,
sehingga instrumen yang dikembangkan harus dapat mengukur ketuntasan pencapaian tujuan pembelajaran yang khusus telah dirumuskan. i.
Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources) Pemilihan media dan sumber pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil analisis tujuan, analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan media dan sumber pembelajaran yang digunakan. Pemilihan sumber pembelajaran yang baik dapat memotivasi peserta didik, melibatkan peserta didik, dan menjelaskan pembelajaran dengan lebih menarik.
j.
Pelayanan Pendukung (Support Services)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Pelayanan pendukung
adalah
37
semua pihak yang ikut terlibat antara lain, guru,
mitra, tata usaha, tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan. Selain itu anggaran, fasilitas, bahan, perlengkapan, pelayanan tenaga kerja, jadwal penyelesaian tahapan perencanaan dan pengembangan juga dibutuhkan. k. Evaluasi formatif (Formative) Evaluasi formatif merupakan bagian yang penting dari proses perancangan pembelajaran dan berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar. Evaluasi formatif dilakukan selama pengembangan dan uji coba. l.
Evaluasi Sumatif (Summarative Evaluation) Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil uji akhir unit dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.
m. Revisi Perangkat Pembelajaran (Revision) Revisi dilakukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan, saran, dan penilaian yang diperoleh dari validasi perangkat oleh pakar.
1. Silabus Berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono (2014: 6) dalam buku pengembangan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar) menyatakan bahwa silabus disusun berdasarkan Standar Isi, yang di dalamnya berisikan Identitas Mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran,
Alokasi Waktu,
Sumber Belajar,
dan Penilaian.
Dengan
demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
1) Kompetensi apa saja yang harus dicapai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). 2) Materi pokok apa sajakah yang perlu dibahas dan dipelajari peserta didik untuk mencapai Standar Isi. 3) Kegiatan pembelajaran yang bagaimanakah yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berintekrasi dengan objek belajar. 4) Indikator apa sajakah yang harus ditentukan untuk mencapai Standar Isi. 5) Bagaimanakah cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan dinilai. 6) Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai Standar Isi tertentu. 7) Sumber belajar apa sajakah yang dapat diberdayakan untuk mencapai Standar Isi tertentu. Untuk mendapatakan silabus yang baik maka harus memenuhi beberapa hal yang penting berkaitan dengan silabus yaitu: a. Pengembangan silabus Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau pusat kegiatan guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. 1) Guru Sebagai tenaga professional yang memiliki tanggung jawab langsung terhadap kemajuan belajar siswa, seorang guru diharapkan mampu mengembangkan silabus sesuai dengan kompetensi mengajarnya secara mandiri. 2) Kelompok guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Apabila guru kelas atau guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak seolah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru kelas atau guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan dipergunakan oleh sekolah tersebut. 3) Musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah dalam lingkup MGMP/PKG setempat. 4) Dinas pendidikan Dinas pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing- masing. b. Prinsip Pengembangan silabus 1)
Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2)
Relevan Cakupan, kedalam, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.
3)
Sistematis Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
4)
Konsisten
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Ada hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian. 5)
Memadai Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6)
Aktual dan kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan
perkembangan ilmu,
teknologi,
dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi. 7)
Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasikan variasi peserta didik, pendidikan, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8)
Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotorik).
9)
Desentralistik Pengembangan
silabus
ini
bersifat
desentralistik.
Maksudnya
bahwa
kewenangan pengembangan silabus bergantung pada daerah masing-masing, atau bahkan sekolah masing- masing. c. Tahap-tahap pengembangan silabus 1)
Perencanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tim
yang
ditugaskan
untuk
menyusun
silabus
terlebih
41
dahulu
perlu
mengumpulkan informasi dan mempersiapkan kepustakaan atau referensi yang sesuai untuk mengembangkan silabus. 2)
Pelaksanaan Dalam melaksanakan penyusunan silabus perlu memahami semua perangkat yang berhubungan dengan mata pelajaran yang bersangkutan dan kurikulum Tingkat satuan Pendidikan.
3)
Perbaikan Buram
silabus
perlu
dikaji
ulang
sebelum
digunakan
dalam
kegiatan
pembelajaran. pengkajian dapat melibatkan para spesialis kurikulum, ahli mata pelajaran, ahli didaktik-metodik, ahli penilaian, psikolog, guru/instruktur, kepala sekolah, pengawas, staf professional dinas pendidikan, perwakilan orang tua siswa, dan siswa itu sendiri. 4)
Pemantapan Masukan dari pengkajian ulang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk memperbaiki buram awal. Apabila telah memenuhi kriteria dengan cukup baik dapat segera disampaikan kepada Dinas Pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
5)
Penilaian silabus Penilaian
pelaksanaan
silabus
perlu
dilakukan
secara
berkala
dengan
menggunakan model-model penilaian kurikulum.
2.
RRPTH Menurut Kemendikbud tentang standar proses (2013:5-6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Komponen RPPTH terdiri atas: a. Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan b. Identitas mata pelajaran atau tema/subtema; c. Kelas/semester; d. Materi pokok; e. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai; f. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; g. Kompetensi dasar danindikatorpencapaiankompetensi; h. Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk kompetensi;
butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI i.
43
Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
j. Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; k. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; l.
Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan
m. Penilaian hasil pembelajaran. 3.
Lembar Kerja Siswa (LKS) Menurut Daryanto (2014:175-176) lembar kerja siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan siswa atau lembaran kegiatan yang berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktik. Tahapan dalam menyusun LKS adalah, melakukan analisis kurikulum yang terdiri dari KI, KD, indikator, dan materi pembelajaran, menyusun peta kebutuhan LKS, menentukan judul LKS, menulis LKS, menentukan alat penilaian. Struktur penyusunan LKS secara umum antara lain: a. Judul, mata pelajaran, semester, tempat b. Petunjuk belajar c. Kompetensi yang akan dicapai d. Indikator e. Informasi pendukung f.
Tugas-tugas dan langkah- langkah kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
g. Penilaian
4. Bahan Ajar Berdasarkan Daryanto & Aris Dwicahyono 2014 dalam buku pengembangan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar) menyatakan bahwa bahan ajar merupakan sebuah informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk yang digunakan untuk membantu guru/insektor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Selain itu, bahan ajar juga merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis
baik
tertulis
maupun
tidak
sehingga
tercipta
lingkungan/suasana
yang
memungkinkan siswa untuk belajar. Guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan:(1). Kurikulum, (2). Karakteristik sasaran, (3). Tuntutan pemecahan masalah belajar. Jadi, bahan ajar merupakan sebuah informasi atau seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas dan membangun suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. 1.
Tujuan dan manfaat penyusunan bahan ajar, bahan Ajar disusun dengan tujuan: a)
Menyediakan
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik b) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternative bahan ajar disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh c)
Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
2. Jenis Bahan Ajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a)
45
Bahan ajar pandang (visual) terdiri atas bahan cetak (printed) seperti antara lain handout,
buku,
modul,
lembar
kerja
siswa,
brosur,
leafleat,
wallchart,
foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti model/maket. b) Bahan ajar pandang dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. c)
Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
d) Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
5. Media Berdasarkan Iif Khoiru Ahmadi & Sofan Amri (2014: 237) dalam buku Pengembangan & Model Pembelajaran Temtik Integratif menyatakan bahwa media sebagai komponen strategi pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin disalurkan kepada penerima pesan, dan materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran dan tujuan yang ingin dicapai adalah proses pembelajaran.
Media mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi dengan peserta didik. Rudi dan Bretz (1971) mengklasifikasikan media menjadi tujuh kelompok, a.
Media audio visual gerak merupakan media yang paling lengkap yaitu menggunakan audio visual dan gerak.
b.
Media
audio
visual diam merupakan
media kedua dari segi kelengkapan
kemampuannya karena ia mempunyai semua kemampuan yang ada pada golongan sebelumnya kecuali penampilan gerak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI c.
46
Media audio semi gerak, memiliki kemampuan menampilkan gerakan nyata secara utuh.
d.
Media visual gerak,
memiliki kemampuan seperti golongan pertama kecuali
penampilan suara. e.
Media visual diam, mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan suara ataupun gerak.
f.
Media audio, media yang hanya memanipulasikan kemampuan secara semata.
g.
Media cetak, merupakan media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf, angka, dan symbol verbal tertentu. Sebagai bagian dari sistem pembelajaran, media mempunyai nilai-nilai praktis berupa kemamuan untuk: 1) Membuat konkret konsep abstark 2) Menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang 3) Mengamati gerakan yang cepat 4) Memungkin siswa untuk berinteraksi langsung dengan lingkungannya 5) Memungkinkan keseragaman dan persepsi antar peserta didik 6) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang ataupun disimpan menurut kebutuhan 7) Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak, mengatasi batasan ruang dan waktu.
6. Penilaian Berdasarkan Khoiru Ahmadi & Amri (2014: 240) dalam buku Pengembangan & Model
Pembelajaran
Temtik
Integratif
menyatakan
bahwa
penilaian
merupakan
pengumpulan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas belajar peserta didik. Penilaian juga dimaksudkan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan kesinambungan
sehingga
menjadi
informasi
yang
bermakna
dalam
pengambilan
keputusan (Tranto. 2007: 87). Tujuan dari penilaian adalah untuk mengetahui perkembangan yang telah dicapai anak didik selama mengikuti pembelajaran. 1. Fungsi penilaian sebagai berikut: a) Memberikan umpan balik kepada guru untuk menyempurnakan pembelajaran. b) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk membimbing perkembangan anak didik baik fisik maupun psikis sehingga dapat berkembang secara optimal. c) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik yang memerlukan bimbingan khusus. d) Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya. e) Memberikan informasi bagi orang tentang perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik sebagai pertanggungjawaban. f) Sebagai informasi kepada orang tua untuk menyesuaikan pendidikan keluarga dengan proses pembelajaran di sekolah. g) Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik. 2. Penilaian yang dilakukan harus secara terencana sesuai dengan aspek perkembangan yang dinilai sebagai berikut: a)
Sistematis
b) Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogaram. c)
Menyeluruh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
d) Penilaian mencakup semua aspek perkembangan anak baik moral dan nilai-nilai agama, sosial-emosional, kemandirian, berbahasa, kognitif, fisik motorik, dan seni. e)
Berkesinambungan
f)
Penilaian dilakukan secara bertahap
dan terus-menerus untuk memperoleh
gambaran tentang perkembangan peserta didik. g)
Obyektif
h)
Penilaian dilaksanakan terhadap semua aspek perkembangan sebagai adanya.
i)
Mendidik
j)
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi dan mengembangkan anak didik secara optimal.
k) Kebermaknaan l)
Hasil penilaian harus mempunyai arti dan bermanfaat bagi guru, orang tua, dan anak didik serta pihak lain. Sedangkan
berdasarkan
Daryanto
&
Aris
Dwicahyono
2014
pada
pengembangan perangkat pembelajaran (Silabus, RPP, PHB, Bahan Ajar) dalam buku pengembangan menyatakan
perangkat bahwa
pembelajaran
penilaian
adalah
(Silabus, proses
RPP,
sistematis
PHB, meliputi
Bahan
Ajar)
pengumpulan
informasi (angka atau deskripsi verbal), analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Selain itu, penilaian merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan,
penyusunan alat penilaian,
pengumpulan informasi
melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian dilaksanakan
melalui
berbagai
bentuk
anatara
lain:
penilaian
unjuk
kerja
(performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portofolio), dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta lainnya, tetapi dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk mencapai apa yang diharapkan. 3.
Prinsip-prinsip penilaian a)
Memandang penilaian dan kegiatan pembelajaran secara terpadu
b) Mengembangkan strategi yang mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri c)
Melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik
d) Mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik e)
Mengembangkan dan menyediakan system pencatatan yang bervariasi dalam pengamatan kegiatan belajar peserta didik
f)
Menggunakan cara dan alat penilaian yang bervariasi. Penilaian dapat dilakukan dengan cara tertulis, lisan, produk portofolio, unjuk kerja, proyek, dan pengamata tingkah laku.
g)
Melakukan
penilaian
secara
berkesinambungan
untuk
memantau
proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil, dalam bentuk: ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. h)
Penilaian kompetensi pada uji kompetensi melibatkan pihak sekolah dan institusi Pasangan/Asosiasi Profesi, dan pihak lain terutama DU/DI. Idealnya, lembaga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
yang menyelenggarakan uji kompetensi ini independen; yakni lembaga yang tidak dapat diintervensi oleh unsur atau lembaga lain. 4.
Kegunaan penilaian a)
Memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya dalam proses pencapaian kompetensi.
b) Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial. c)
Untuk umpan balik bagi pendidik/guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
d) Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan. e)
Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Dinas Pendidikan Daerah) dalam meningkatkan kualitas penilaian yang digunakan.
5. Fungsi penilaian a.
Menggambarkan sejauh mana peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
b.
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk perencanaan program belajar, pengembangan kepribadian, maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
c.
Menemukan kesulitan belajar,
kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
peserta didik, dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik/guru menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. d.
Menemukan
kelemahan
dan
kekurangan
proses
pembelajaran
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
yang
sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI e.
51
Pengendali bagi pendidik/guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum 2013 merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan pengembangan perangkat pembelajaran . Pertama, penelitian pengembangan yang dilakukan Andrea Galuh Pusporini (2012) dengan judul “ Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang mengakomodasi kontribusi siswa pada penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI kelas 1VA SD Negeri Adisucipto 1 “. Penelitian ini menghasilkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (R&D). Prosedur pelaksanaan penelitian ini terdiri dari enam tahap, yaitu: (1) Potensi dan masalah dicari dengan melakukan analisis kebutuhan. (2) Pengumpul dan data hasil analisis kebutuhan dan literatur yang mendukung. (3) Desain produk yang dikembangkan berupa: Silabus, RPP, LKS, Bahan ajar, dan soal evaluasi. (4) Validasi perangkat pembelajaran bersama 3 dosen dan 1 guru menghasilkan skor 3,54 (sangat baik). (5) Revisi produk berdasarkan validasi yang telah dilakukan. (6) Melaksanakan implementasi produk pada sampel terbatas di kelas 1VA. Pada tahap ini peneliti juga menyebarkan angket respon dengan hasil skor 3,52 (sangat baik). Kedua,
penelitian pengembangan yang dilakuan oleh De Dominggus Araujo (2013)
dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal”. Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter untuk keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Semester Gasal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar keterampilan menulis petunjuk melakukan sesuatu atau penjelasan cara membuat sesuatu terintegrasi karakter religious dan demokratis yang dikembangkan ditinjau dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, keterampilan berbahasa menulis, topik dan metodologi menurut pakar bahasa Indonesia, pakar pendidikan karakter, guru bahasa Indonesia dan sepuluh orang siswa kelas IV A SDN Langesari hasil bahwa
bahan
ajar
. Dari keseluruhan hasil validasi diperoleh
yang dikembangkan sudah layak
untuk
digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menulis kelas IV semester gasal dengan skor rerata 4, dan kategori “sangat baik”. Ketiga, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar yang Terintegrasi dengan Pendidikan Karakter untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal” yang dilakukan oleh Pungki Martinaningsih
(2013). Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar yang yang terintegrasi
dengan pendidikan karakter yaitu karakter cerdas ( sikap cermat, tepat dan cepat ) dan menghargai ( sikap mau mendengarkan orang lain) pada mata pelajaraan Bahasa Indonesia untuk keterampilan berbicara kelas IV SD semester gasal. Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi langkah-langkah model Kemp yang telah direvisi dan pengembangan Borg dan Gall. Penelitian tersebut menghasilkan rerata skor 4,07 dan termasuk “baik” setelah melakukan tahap uji coba di SD Negeri Banteng. Berdasarkan paparan ketiga penelitian di atas diketahui bahwa penelitian yang dilakukan hanya berfokus pada pendidikan karakter, pengembangan bahan ajar juga pengembangan perangkat pembelajaran namun berfokus pada pengembangan perangkat pembelajaran untuk
mata pelajaran matematika.
Penelitian pengembangan yang akan
dilakukan oleh peneliti diperluas sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 khususnya kebutuhan guru dalam perangkat pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Perangkat
pembelajaran
dikembangkan
menggunakan
pendekatan
saintifik
53
dan
pendekatan tematik integratif, terdapat penguatan pendidikan karakter, dan membantu guru dalam melakukan penilaian. Penilaian yang akan digunakan yaitu penilaian otentik yang berfungsi untuk menilai aktifitas belajar siswa yang alami dan sesungguh-sungguhnya sesuai dengan kenyataan proses belajar siswa dan mencakup 3 aspek yakni sikap, keterampilan dan pengetahuan.
C. Kerangka Pikir
Kurikulum SD 2013 1. Rasional dan elemen perubahan. 2. Pendidikan karakter. 3. Pendekatan yang digunakan yaitu tematik integratif dan saintifik. 4. Menggunakan penilaian otentik.
Analisis Kebutuhan Guru masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang baik mengacu Kurikulum SD 2013.
Mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Silabus, RPPTH beserta lembar kerja siswa dan penilaian otentik dengan mengguakan model Kemp dan proses penelitian R&D model Borg and Gall yang mengacu Kurikulum SD 2013.
Gambar 2. Kerangka Pikir Berdasarkan bagan di atas, maka disusun kerangka berfikir tentang pengembangan perangkat mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa sekolah dasar kelas IV. Kurikulum 2013 merupakan usaha pemerintah untuk mempersiapkan anak bangsa sebagai generasi penerus bangsa yang tidak hanya unggul dalam
aspek pengetahuannya akan tetapi, unggul juga
dalam aspek sikap dan keterampilannya. Pemerintah telah menyiapkan
perangkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, akan tetapi masih perlu adanya suplemen tambahan agar perangkat pembelajaran yang telah dibuat dapat semakin layak sesuai kebutuhan peserta didik. Berdasarkan
hasil analisis yang telah dilakukan oleh peneliti,
guru masih
mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran yang baik. Guru juga masih banyak membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013. Guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian yang digunakan. Dengan adanya alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan perangkat pembelajaran
yang sesuai
Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar kelas IV. Pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik merupakan ciri utama dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013 khususnya pada perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan oleh peneliti. Penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan adalah tujuan dari Kurikulum 2013, untuk mengukur kemampuan siswa menggunakan penilaian otentik dengan berbagai jenis penilaian untuk mempermudah guru dalam menilai peserta didik. Perangkat
pembelajaran yang dibuat
oleh peneliti yaitu subtema kebersamaan dalam keberagaman. Pendekatan tematik terpadu
(integratif)
dan
pendekatan
saintifik
menjadi pedoman
dalam menyusun
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru.. Penilaian bagi siswa menggunakan penilaian otentik. Perangkat pembelajaran yang ingin dikembangkan oleh peneliti pun belum sempurna dan masih perlu perbaikan. Mewujudkan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan karakter, diperlukan kegiatan pembelajaran yang disusun secara baik dan benar. Untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang
sesuai
dengan
yang
diharapkan
maka
diperlukan
kegiatan
pembelajaran yang tersusun secara baik dan menarik sehingga anak dapat termotifasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
D. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah menghasilkan Indahnya Peninggalan Sejarah
produk berupa perangkat pembelajaran subtema
mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar? 2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar menurut pakar
Kurikulum SD 2013 ? 3. Bagaimana
kualitas
perangkat
Indahnya Peninggalan Sejarah
pembelajaran
Subtema
pembelajaran
Subtema
mengacu Kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar menurut menurut guru kelas IV yang sudah melaksanakan Kurikulum SD 2013?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini menggunakan prosedur yang mengahasilkan produk final perangkat pembelajaran. Peneliti mengembangkan produk ini dengan mengikuti prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Pada dasarnya prosedur pengembangan ini memiliki 10 langkah, langkah-langkah tersebut adalah: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi dasain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revidi produk, (10) produksi masal. Namun pada prosedur pengembangan yang dilakukan oleh peneliti hanya menggunakan 5 langkah, hal ini disebabkan karena keterbatasan
waktu.
Prosedur pengembangan yang dipakai oleh peneliti dengan
menggunakan 5 langkah tersebut adalah sebagai berikut: langkah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, sampai
menghasilkan
desain
produk
final
perangkat
pembelajaran
yang
sesuai
Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD Subtema Indahnya Peninggalan Sejarah. Peneliti akan menjelaskan kelima langkah tersebut dalam bagan lengkap dengan penjelasan di bawahnya: Berikut peneliti memaparkan bagan lengkap lengkap pada bagan di bawah ini:
56
dengan keterangannya secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Gambar 3 : Langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran
Pada
pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan 5 langkah dalam mengembangkan, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Potensi dan masalah Dalam penelitian
ini dimulai dari suatu potensi dan masalah.
Untuk
mengetahui adanya potensi dan masalah peneliti melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan cara melakukan wawancara. Wawancara yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
dilakukan oleh peneliti adalah dengan ibu SR pada hari tanggal Sabtu 17 Mei 2014 di SD Negeri Kalasan I. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan mengenai perangkat pembelajaran yang digunakan
guru
sebagai
tujuan
dalam
pembelajaran,
sehingga
tujuan
dari
pengembangan perangkat pembelajaran disusun sesuai dengan kurikulum 2013 untuk kelas IV Sekolah Dasar. 2. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara. Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Pengumpulan data untuk membuat perangkat pembelajaran dilakukan dengan cara, studi pustaka, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber. 3. Desain Produk. Pada desain produk ini dimulai dengan menentukan desain awal perangkat pembelajaran. kemudian
Pertama desain diawali dengan menentukan tema, setelah tema
memilih kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
sesuai dengan
tema. Kemudian peneliti memilih subtema untuk pemetaan KI dan KD. Berdasarkan KI dan KD tersebut peneliti membuat silabus berdasarkan KD. Silabus dibuat berdasarkan indikator dan tujuan sesuai dengan subtema kemudian silabus diturunkan untuk
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Berdasarkan RPP
tersebut maka peneliti dapat membuat lembar kerja siswa (LKS) pada LKS tersebut terdapat soal-soal yang merupakan bagain dari rangkuman pembelajaran. Setelah itu peneliti
mulai
membuat
penilaian,
penilaian
yang
dipakai
dalam
perangkat
pembelajaran ini menggunakan penilaian yang autentik, dimana penilaian autentik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI merupakan penilaian yang
59
mencakup aspek, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penilaian ini dilakukan agar guru melakukan penilaian dengan baik dan guru mampu mengetahui ketercapaian pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti. 4. Validasi Desain Pada
validasi desain
ini peneliti menggunakan validasi pakar
(expert
judgment) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan perangkat pembelajaran. Produk yang akan dikembangkan akan divalidasi oleh satu validator ahli yaitu satu dosen, satu guru SD kelas IV, dan satu kepala sekolah. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peniliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan dikembangkan sebagai perbaikan terhadap bahan ajar. 5. Revisi Desain Revisi desain dilakukan, setelah peneliti mendapatkan kritik dan saran, peneliti melakukan revisi terhadap produk perangkat pembelajaran yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar dengan sub tema Indahnya Peninggalan Sejarah Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
B. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan penelitian ini menghasilkan desain produk final berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Pengembangan produk ini mengikuti prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg dan Gall bahwa penelitian dan pengembangan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Langkah-langkah pengembangan produk ini meliputi 10 tahap yaitu tahap (1) Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi desain, (5) Revisi desain, (6) Ujicoba produk, (7) Revisi produk, (8) Ujicoba pemakaian, (9)
Revisi
produk, (10) Produksi masal. Berikut dijelaskan ke-7 langkah-langkah tersebut. 1. Potensi dan masalah Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai contoh, di pantai selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar matahari, kedua potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau untuk turbin air. Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Pengangguran dan korupsi dapat dipandang sebagai masalah nasional.
Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola, atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Model, pola, dan sistem ini akan ditemukan dan dapat diaplikasikan secara efektif
kalau dilakukan melalui penelitian
dan pengembangan. Tahap pertama adalah melakukan penelitian untuk menghasilkan informasi tentang profil pengangguran dan korupsi di Indonesia. Metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey atau metode kualitatif. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik.
Misalnya potensi energi angin di pantai harus dapat
dikemukakan data berapa kekuatan dan kecepatan anginnya, berapa lama dalam satu hari, darimana arah angin dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.
61
Pengumpulan informasi Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual dan up to date, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Misalnya,
peneliti akan meneliti untuk
menghasilkan sistem,
metode kerja atau alat tertentu yang dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan pada berbagai Unit Pelayanan di Pemerintah Provinsi Jenggala. Misalnya, ditemukan 24
unit yang melakukan pelayanan. Berdasarkan 24 unit pelayanan tersebut
selanjutnya diteliti berapa produktivitas pelayanan yang dapat diberikan setiap hari. Misalnya,
produktivitas
yang dihasilkan termasuk
dalam kategori rendah bila
dibandingkan dengan tempat lain, maka harus dianalisis sebab-sebabnya, apakah karena sumber daya manusia yang tidak mendukung, sistem kerja, alat atau masyarakat yang dilayani tidak disiplin. Bila hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menyebabkan produktivitas kerja unit pelayanan tersebut karena faktor sistem kerja, maka peneliti akan membuat sistem kerja baru yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Sistem kerja baru adalah produk yang akan dihasilkan oleh peneliti. Bila yang menjadi masalah adalah sumber daya manusianya,
maka peneliti akan meneliti untuk
menghasilkan model diklat karyawan pelayanan yang efektif. 3. Desain produk Produk
yang
dihasilkan
dalam
penelitian
Research
and
Development
bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produkproduk pendidikan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model pembelajar tertentu, model unit produksi, model manajemen, sistem pembinaan pegawai, sistem pengajian dan lain-lain. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Dalam bidang teknik, desain produk harus dilengkapi dengan penjelasan mengenai bahan-bahan yang digunakan untuk membuat setiap komponen pada produk tersebut, ukuran dan toleransinya, alat yang digunakan untuk mengerjakan, serta prosedur kerja. Dalam produk yang berupa sistem perlu dijelaskan mekanisme penggunaan sistem tersebut, cara kerja, berikut kelebihan dan kekurangannya. 4.
Validasi desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
5.
Revisi desain Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk.
6.
Uji coba produk Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
dengan simulasi penggunaan metode mengejar tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diuji cobakan pada kelompok yang terbatas. 7.
Revisi produk Pengujian efektivitas metode mengajar baru pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa metode mengajar baru ternyata yang lebih efektif dari metode lama. Pengujian metode mengajar dengan pengumpulan data melalui kuesioner ini dipandang kurang akurat, maka dalam kenyataan pengujian kecepatan pemahaman terhadap pelajaran diukur dengan waktu yang sesungguhnya (satuan menit) dan hasil belajar tidak diukur dengan menggunakan kuesioner, tetapi melalui test dengan instrument yang valid dan reliabel.
8.
Ujicoba pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa metode mengajar baru tersebut diterapkan dalam lingkup lembaga pendidikan yang luas.
9. Revisi produk Revisi produk
ini dilakukan
apabila
dalam pemakaian
dalam lembaga
pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. 10. Pembuatan produk masal Bila produk yang berupa metode mengajar baru tersebut telah dinyatakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka metode mengajar baru tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga pendidikan. C. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Juli sampai Desember, yang dilaksanakan di SDN Kaasan Baru. SD ini beralamat di dusun Glondong, Tirtomartani, kecamatan Kalasan, kabupaten Sleman, Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3 : Jadwal Kegiatan Penelitian Bulan
Novemberr
Januari Desemberr
2.
Pengumpulan Data
√
3.
Menentukan tema
√
4.
Menentukan KI-KD dan subtema
√
5.
Merumuskan indikator dan tujuan
6.
Menyusun silabus dan RPP
7.
Menyusun urutan isi, strategi pembelajaran, kegiatan belajar, sumber belajar, dan evaluasi.
8.
Validasi ahli
√
√
9.
Analisis data validasi ahli
√
√
10.
Revisi Desain
√
√
11.
Ujian Skripsi
√
12.
Revisi akhir
√
13.
Pembuatan artikel ilmiah
√
Juli
Juni
Mei
Oktober
√
September
Potensi dan Masalah
Kegiatan
Agustus
1.
No.
√ √
√
√
√
√
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
D. Validasi Ahli Kurikulum SD 2013 Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan validator ahli kurikulum 2013 guna mendapatkan hasil yang baik, dimana validator-validator tersebut terdiri dari, 2 dosen, dan 2 guru kelas IV Sekolah Dasar.
E. Instrumen Penelitian Pada wawancara.
penelitian Dalam
ini,
peneliti
menggunakan
instrumen
penelitian
berupa
pedoman wawancara, peneliti menggunakan sejumlah daftar
pertanyaan dengan tujuan menganalisis kebutuhan terhadap perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
F. Teknik Pengumpulan Data Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan atau pakai oleh peneliti dalam penelitian ini berupa wawancara. Dimana wawancara ini bertujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Wawancara ini ditujukan kepada guru kelas IV SDN Kalasan 1 Yogyakarta. Data yang diperoleh peneliti, akan dianalisis untuk mendapatkan informasi menyangkut kebutuhan guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran yang pada mengacu kurikulum 2013.
Tabel 4. Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor
Kategori
X > ̅i + 1,80 Sbi
Sangat baik
̅i + 0,60 SBi< X ≤ ̅i + 1, 80Sbi
Baik
̅i – 0,60 SBi < X ≤ ̅i + 0,60Sbi
Cukup
̅i – 1,80 SBi < X ≤ ̅i – 0,60Sbi
Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI X ≤ ̅i – 1,80Sbi
66
Sangat Kurang
Keterangan: Rerata ideal (̅i)
: (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) : X
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
: Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (̅i)
:
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5+1) = 3 (5-1) = 0,67
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik. Jawaban: Kategori sangat baik
= X > ̅i + 1,80 SBi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + (1,21) = X > 4,21
Kategori baik
= ̅i + 0,60SBi < X ≤ ̅i + 1,80SBi = 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
= 3,40 < X ≤ 4,21 Kategori cukup baik
= ̅i - 0,60SBi < X≤ ̅i + 0,60SBi = 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40) = 2,60 < X≤ 3,40
Kategori kurang baik
= ̅i - 1,80SBi < X≤ ̅i - 0,60SBi = 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67) = 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40) = 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik =
≤ ̅i – 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 - (1,21) = X ≤ 1,79 Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut. Tabel 5. Kriteria Skor Skala Lima Interval Skor
Kriteria
4,22 – 5
Sangat Baik
3,41 - 4,21
Baik
2,61 - 3,40
Cukup
1,80 - 2,60
Kurang
1 - 1,79
Sangat Kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Hasil dari penghitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kebutuhan Langkah awal dalam melakukan penelitian pengembangan bahan ajar ini adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan oleh peneliti berdasarkan langkah-langkah pengembangan bahan ajar yang telah diuraikan di bab III. Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan cara wawancara. Wawancara dilakukan kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman yaitu Ibu tanggal 17
Mei
2014.
Sri Rejeki
pada hari Sabtu
Wawancara tersebut bertujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi di lapangan sesuai dengan fakta yang terjadi. Permasalahan tersebut berkaitan dengan pemahaman mengenai Kurikulum SD 2013 dan berkaitan dengan ketersediaannya perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran yang disusun sesuai dengan upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam Kurikulum 2013. 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman pada tanggal 17 Mei 2014. Wawancara tersebut berpedoman pada 13 butir pertanyaan untuk melakukan analisis
kebutuhan perangkat pembelajaran
dengan Kurikulum 2013. Berikut data hasil wawancara dengan guru kelas IV
sesuai SD
Negeri Kalasan 1 , Sleman akan dijelaskan setiap pertanyaan. Pertanyaan pertama yaitu sejauh mana pemahaman guru mengenai Kurikulum SD 2013. Narasumber menjawab bahwa mereka memahami Kurikulum SD 2013 sejauh yang diterima dan diberikan dari pemerintah. Guru memahami dalam kurikulum SD 2013 disampaikan secara utuh atau holistic yakni
69
menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
pendekatan saintifik, tematik integratif, dan penilaian autentik. Namun, sebagian besar guru yang memahami kurikulum 2013 ini hanya mereka yang sudah mengikuti sosialisasi kurikulum 2013. Pertanyaan kedua yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan perumusan indikator
dan
tujuan
pembelajaran
yang mempertimbangkan keutuhan pribadi.
Narasumber memberikan jawaban bahwa mereka memahami bahwa penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran harus terdiri dari 4 aspek yakni aspek spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Narasumber juga memaparkan bahwa dalam pembuatan rencana rancangan pembelajaran, indikator dan tujuan masih terpaku pada buku. Pertanyaan ketiga yaitu mengenai sejauh mana pemahaman narasumber terkait dengan pendekatan tematik integratif dalam pembelajaran. Narasumber memaparkan bahwa tematik integratif adalah pembelajaran yang saling terkait pada setiap muatan pelajarannya. Dalam perpindahan antar muatan pelajaran tidak terlihat dan sangat halus. Guru tersebut juga menjelasakan bahwa siswa SD itu masih belajar secara keseluruhan dan mengurangi rasa beban siswa pada muatan tertentu. Guru tersebut memberikan contoh anak-anak sebagian besar memiliki rasa takut dalam belajar matematika tetapi dengan menggunakan pendekatan tematik integrative anak-anak tidak menyadari adanya muatan matematika karena sejak awal sudah dikemas dengan menarik. Pertanyaan keempat yaitu tentang sejauh mana pemahaman guru terkait dengan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Narasumber tersebut juga memaparkan bahwa pendekatan saintifik meliputi 5 langkah yakni mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Selain itu, menurut guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
penggunaan 5 langkah ini dalam pembelajaran tidak harus berurutan intinya dalam setiap kegiatan pembelajaran memuat 5 langkah pendekatan saintifik tersebut. Pertanyaan kelima yaitu tentang pemahaman guru terkait dengan penilaian otentik. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa penilaian otentik adalah penilaian secara keseluruhan yaitu setiap menilai harus mencakup semua aspek yakni spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan. Narasumber juga menjelaskan dalam penilaian autentik terdapat 2 penilaian yakni penilaian proses dan hasil dan penilaian tersebut harus berkesinambungan karena tiap kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum 2013 tidak hanya dihabiskan dalam sekali pertemuan. Narasumber yang juga adalah seorang guru juga mengemukakan bahwa guru masih sangat merasa kesulitan mengenai penilaian otentik pada Kurikulum SD 2013 menurut narasumber penilaian yang cukup sulit itu terletak pada penilaian yang berkaitan dengan aspek spiritual dan sosial. Pertanyaan keenam yaitu mengenai keperluan guru tentang contoh-contoh rubrik penilaian non tes. Narasumber mengatakan bahwa guru sangat memerlukan contoh-contoh rubrik penialain yang lebih efektif. Narasumber mengatakan bahwa mereka sangat memahami penilaian otentik tetapi dalam pelaksanaanya mereka juga menemukan kesulitan karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan mereka belum mahir dalam melakukan penilaian dengan penilaian otentik. Selain itu kesulitan yang dihadapi guru tersebut berkaitan dengan penilaian otentik ialah karena jumlah siswa. Guru tersebut memberikan contoh jumlah kelas IV ada 40 orang dan guru mesti menilai 40 siswa mencakup 4 aspek pada setiap muatan dan itu belum dilakuakan
secara
maksimal.
Guru
menjelaskan
penilaian yang efektif atau mudah untuk dijalankan.
mereka
sangat
membutuhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Pertanyaan ketujuh yaitu mengenai pemahaman guru terkait dengan penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Menurut
narasumber pendidikan karakter
merupakan pendidikan yang terkait dengan sikap dan moral siswa. Narasumber menjelaskan dengan adanya pendidikan karakter siswa itu diimbangi dengan karakter yang baik selain pengetahuan yang dia dapat. Narasumber juga menjelaskan dengan karakter yang baik siswa mampu menggunakan pengetahuannya dengan baik pula. Pertanyaan kedelapan yaitu terkait pemahaman guru dengan jenis-jenis karakter yang akan dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. Narasumber menjelaskan karakter itu terdiri dari 18 karakter pilar bangsa namun narasumber kurang mengetahui ke-18 karakter tersebut. Narasumber juga menjelaskan bahwa dalam mengajar dia kurang menggunakan pedoman 18 karakter tersebut, menurutnya karakter yang baik itu sesuatu yang baik dan pantas untuk diajarkan kepada siswanya. Oleh karena itu, dia mengajar tidak berpatok pada pedoman permendikbud. Pertanyaan kesembilan yaitu terkait dengan kesulitan-kesulitan yang dialami guru dalam mengembangakan perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Narasumber sangat mengalami kesulitan mengenai perangkat pembelajaran lebih khusus pada instrumen penilaian. Guru belum menemukan penilaian yang efektif untuk digunakan. Narasumber menjelaskan saat diklat mereka hanya diberikan teori tetapi untuk praktek di lapangan belum maksimal. Saat mengajara narasumber juga mengalami kesulitan karena jumlah murid yang banyak dan sumber daya manusia (SDM) guru kurang. Guru mengatakan “ mungkin butuh waktu
5 tahun agar
kurikulum 2013 tersebut menyatu dengan jiwa saya “. Pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai tuntutan Kurikulum 2013 tersedia di Sekolah tersebut. Guru menjelaskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
bahwa perangkat pembelajaran tersedia di sekolah, namun hanya semampu mereka. Salah satu yang banyak tersedia adalah penilaian rubrik produk tetapi yang masih minim ialah penilaian rubrik sikap. Pertanyaan kesebelas yaitu mengenai apakah masih memerlukan contohcontoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Narasumber mengatakan bahwa masih sangat membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013. Narasumber mengharapkan pihak pemerintah dapat memberikan contoh yang baik pada saat diklat atau sosialisasi sehingga guru tidak mengalami kesulitan dan merasa bingung. Pertanyaan keduabelas yaitu mengenai karakteristik atau ciri-ciri RPPTH yang mengacu Kurikulum SD 2013 yang dibutuhkan. Narasumber tersebut RPPTH itu dibuat setiap hari. Narasumber
menjelaskan
juga tidak menjabarkan mengenai
karakteristik RPPTH yang dibutuhkan tetapi guru tersebut memaparkan bahwa sudah ada
karakteristik
atau
ciri-ciri
RPPTH
tetapi
belum
mengetahui
mengenai
kebenarannya. Pertanyaan ketigabelas yaitu mengenai saran yang dapat guru berikan terkait dengan penyusunan perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013. Narasumber tersebut memberikan saran kepada pemerintah untuk mohon diberikan contoh yang lengkap pada perangkat pembelajaran terutama perangkat penilaian otentik dan pengisian rapor. Mohon diberikan walaupun sedikit tetapi lengkap serta dilengkapi dengan media yang dapat mendukung pada setiap pembelajaran.
2. Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru yang juga adalah narasumber sudah paham tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kurikulum SD 2013.
74
Dalam membuat rancangan pembelajaran guru memang
mengikuti indikator dan tujuan yang sesuai dengan buku tetapi guru juga berusaha mengembangkannya
sesuai dengan
kemampuannya.
Pemahaman guru mengenai
pendekatan tematik integratif dan saintifik juga belum begitu mendalam karena berbagai alasan. Kesulitan yang dialami oleh guru berkaitan dengan perangkat pembelajaran
ialah penilaian otentik, sumber daya manusia (SDM), sarana dan
prasarana dan jumlah siswa yang banyak. Guru
telah
mampu
Kurikulum SD 2013
melaksanakan
pembelajaran
tetapi masih menemukan kesulitan.
yang
mengacu
pada
Guru masih sangat
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran efektif dan mudah dijalankan. Guru merasa sangat kesulitan dalam penilaian otentik terutama pada penilaian sikap sosial dan penilaian sikap spiritual.
B. Deskripsi Produk Awal Peneliti
melakukan
beberapa
langkah
dalam
pengembangan
perangkat
pembelajaran ini. Langkah awal yang dilakukan yaitu membagi tema dan subtema untuk setiap kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 orang yang akan dibagi menjadi
3-4
subtema.
Selanjutnya
peneliti menentukan
kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Setelah itu peneliti menentukan indikator dan memetakan indikator secara keseluruhan dalam satu semester, kemudian peneliti membuat jaring-jaring subtema pada kompetensi dasar dan indikator yang telah ditentukan. Langkah selanjutnya yaitu merancang silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan indikator dan tujuan pada setiap muatan pelajaran. Kemudian peneliti membuat lembar kerja siswa untuk siswa kelas IV yang menerapkan
pendekatan
tematik
integratif
dan
pendekatan
saintifik
pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
pembelajaran. Dalam lembar kerja siswa juga diterapkan nilai karakter pada kegiatan pembelajaran. Lembar Kerja Siswa juga berisikan materi pokok, soal-soal dan kegiatan yang dilakukan siswa. Langkah terakhir yang dilakukan peneliti yaitu memberikan evaluasi dan refleksi pada setiap akhir pembelajaran dalam lembar kerja siswa.
1. Silabus Silabus merupakan salah satu perangkat pembelajaran yang harus dibuat sebelum
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Silabus ini digunakan
sebagai pedoman dalam proses pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP dan produk
yang
dikembangkan.
Pendekatan
yang
dikembangkan dalam kegiatan
pembelajaran ini adalah pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik. Silabus disusun secara sistematis dan berisikan komponen-komponen yang saling berkaitan untuk memenuhi target kompetensi dasar yang ingin dicapai. Isi komponen silabus ini yaitu: (1) identitas sekolah, (2) muatan pelajaran, (3) kompetensi inti dan kompetensi dasar, (4) indikator pencapaian, (5) kegiatan pembelajaran, (6) penilaian yang terdiri dari teknik penilaian dan bentuk instrumen, (7) alokasi waktu, dan (8) sumber belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana atau rancangan kegiatan yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai suatu kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. RPP disusun secara sistematis sesuai dengan pendekatan yang digunakan oleh peneliti. RPP terdiri dari berbagai komponen, yaitu: (1) identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3) Kompetensi dasar, (4) indikator, (5) tujuan pembelajaran, (6) materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber pembelajaran,
(9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (10) penilaian, (11)
lampiran- lampiran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk enam mata pelajaran. Pembelajaran pertama sampai keempat memiliki alokasi watu (6x35 menit) setiap harinya. Pembelajaran kelima dan keenam memiliki alokasi waktu (4x35 menit) setiap harinya. RPP ini memiliki kelebihan yaitu memiliki desain yang dibuat secara terperinci namun sederhana sehingga mudah untuk dipahami dan digunakan guru untuk pembelajaran. Setiap pembelajaran dibuat sesuai langkah-langkah yang baik yang berfungsi untuk mengaktifkan siswa sehingga peran guru hanya sebagai fasilitator. Pada RPPTH dilampirkan pula penilaian otentik yang sesuai dengan kegiatan yang telah direncanakan. Lembar kerja siswa juga merupakan salah satu lampiran dari RPPTH. Lembar kerja siswa yang dikembangkan pada penelitian ini adalah lembar kerja siswa untuk siswa kelas IV SD yang mengacu pada tematik integratif Kurikulum SD 2013. Lembar kerja siswa berisi materi pokok yang dapat dipahami siswa dengan baik serta sesuai dengan kompetensi dan tujuan yang telah ditentukan. Kegiatan pembelajaran dalam lembar kerja siswa dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mengaktifikan siswa dalam pembelajaran. Selain itu pendidikan karakter juga diterapkan pada kegiatan pembelajaran seperti sikap percaya diri, bertanggung jawab, menghargai perbedaan serta sikap spiritual yang berhubungan antara kepribadian siswa dengan Tuhan Yang Maha Esa. Lembar kerja siswa berisikan tujuan pembelajaran, materi pokok, soal-soal latihan dan kegiatan yang dilakukan siswa. Refleksi, post test
dan evaluasi juga
terdapat pada lembar kerja siswa pada akhir kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
dirancang pada lembar kerja siswa sesuai dengan kegiatan yang telah dijabarkan pada RPPTH. Post test
yang terdapat pada akhir pembelajaran bertujuan untuk mengukur
sejauh mana siswa dapat memahami materi pada pembelajaran tersebut. Selain post test pada akhir pembelajaran terdapat refleksi, pada bagian refleksi siswa dapat menyimpulkan materi yang telah dipahami dan didapatkan pada pembelajaran tersebut, siswa juga dapat mengungkapkan perasaan dan sikap yang telah dilakukan pada pembelajaran tersebut. Dalam lembar kerja siswa juga terdapat kerjasama dengan orang tua. Kerjasama dengan orangtua bertujuan mengajak orangtua untuk ikut berperan dalam belajar siswa, sehingga orangtua dapat ikut berperan penting dalam tugas siswa di rumah. Pada akhir pembelajaran keenam terdapat ulangan evaluasi formatif. Ulangan evaluasi formatif bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan dalam satu subtema. Guru dapat mengukur tingkat kesulitan dan pemahaman yang siswa alami sehingga dapat mengulang kembali atau menegaskan materi yang masih belum dipahami oleh siswa.
C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 yaitu 2 orang dosen PGSD. Validasi bertujuan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran yang dibuat. Validator dapat memberikan saran dan kritik yang dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan revisi. Peneliti melakukan validasi
produk
yang
dihasilkan
dalam
penelitian
pengembangan
perangkat
pembelajaran ini, kepada dua orang pakar Kurikulum SD 2013. Pakar Kurikulum SD 2013 tersebut adalah R seorang dosen dan GK seorang dosen juga, produk divalidasi sebanyak dua kali yakni pertama 13 November 2015 dan pada tanggal 14 Januari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
2015. Terdapat beberapa aspek dalam instrumen penilaian yang digunakan. Aspek yang dinilai yaitu 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian dan 10) lembar kerja siswa dan 11) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berdasarkan hasil validasi pada kedua kompenen tersebut memperoleh skor rata-rata 4,31 dan 3,91 dengan “kategori sangat baik” dan “kategori baik” . Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/
uji coba lapangan dengan revisi
sesuai saran. Kedua pakar Kurikulum SD 2013 tersebut memberikan saran perbaikan untuk perangkat pembelajaran pada beberapa aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) skenario pembelajaran, 7) penilaian, 8) lembar kerja siswa dan 10) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam RPPTH. Komentar dan saran yang diberikan oleh validator yaitu: 1) KD dan Indikator ada yang berbeda, belum sesuai, 2) Komponen Audience, Behavior, Condition, Degree belum lengkap, 3) penggunaan bahasa dan tata cara penulisan kurang sesuai dengan EYD,
4) Dalam kegiatan inti, kurang menampilkan 5M (mengamati,
menanya, menalar, mencoba/ mempraktikan, mengkomunikasikan) tidak sepenuhnya muncul , 5) sumber belajar yang dikutip belum ditulis dengan tata tulis baku, 6) kesesuaian teknik, bentuk dan instrumen penilaian dan indikator yang akan dicapai masih kurang cocok, 7) kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian masih butuh perbaikan, 8) tampilan LKS dibuat lebih indah dan lebih menarik. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua pakar tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan. Saran dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 6. Saran Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi No.
Aspek yang dinilai
Saran/komentar
Revisi
B. Perumusan Indikator 2.
Kesesuaian
KD
dan
indikator Mengganti
indikator
penggunaan kata kerja berbeda tidak sama
yang berbeda dengan
operasional dengan
KD
kompetensi yang diukur. C. Perumusan Tujuan Pembelajaran 2.
Kelengkapan
Komponen
komponen ABCD
belum lengkap
ABCD Mengganti pembelajaran
tujuan yang
(audience, behavior,
komponen
ABCD-
condition, degree)
nya belum lengkap
dalam rumusan tujuan pembelajaran E. Pemilihan Sumber Belajar 4.
Sumber belajar yang
Penulisan
kurang Menulis
dikutip ditulis dengan
sesuai dengan EYD
tata tulis baku
belajar menggunakan
sumber dengan tata
tulis baku dan sesuai dengan EYD H. Skenario Pembelajaran 2.
Menampilkan
Kurang lengkap (5 M Menambahkan unsur
kegiatan inti sesuai
dan tidak sepenuhnya 5 M pada kegiatan
dengan pendekatan
muncul)
pembelajaran
yang
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI scientific (mengamati,
belum muncul atau
menanya, menalar,
masih kurang unsur
mencoba/
5M
mempraktikkan, mengkomunikasikan. I. Penilaian 2.
Kesesuaian teknik,
Perbaiki
bentuk dan instrumen
Beberapa penilaian
penilaian dengan
kurang
indikator yang akan
dengan indikator
perlu
penilaian
sesuai
Teknik
dicapai
yang
kurang
sesuai
dengan
indikator
pembelajaran
penilaian
yang akan dicapai
disesuaikan
dengan bentuk
Memperbaiki
Memperbaiki penilaian
yang
kurang
sesuai
dengan bentuk
4.
Kesesuaian tugas
Beberapa perbaiki
Memperbaiki
dengan rubrik
beberapa tugas yang
penilaian
belum sesuai dengan rubrik penilaian
J. Lembar Kerja Siswa 9.
Tampilan LKS indah
Buat
tampilan
dan menarik
lebih menarik
LKS Membuat
tampilan
LKS lbih menarik
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
K. Bahasa 1.
RPP menggunakan
Penggunaan
Bahasa Indonesia
baca
yang baik dan benar.
sesuai dengan EYD
yang
tanda Membenarkan tanda kurang baca,
agar
sesuai
dengan EYD
A. Data Validasi Guru SD Kelas IV yang Sudah Melaksanakan Kurikulum 2013 dan Revisi Produk. Guru yang menjadi validator dalam produk
penelitian ini adalah SR
merupakan guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1, Sleman dan KK merupakan guru kelas IV di SDKE Mangunan, Sleman. Validasi yang dilakukan oleh SR pada tanggal 10 Januari 2015 sedangkan KK pada tanggal 21 Januari 2015. Berdasarkan validasi dengan guru tersebut, Ibu SR. memberikan skor rata-rata 4,15 dengan kategori “baik” dan perangkat pembelajaran dapat dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Skor rata-rata yang diberikan oleh Ibu KK yaitu 4,26 dengan kategori “sangat baik” dan dinyatakan layak untuk digunakan/ uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Pada validasi dengan Ibu KK ada komentar yaitu, secara umum sudah cukup baik, dapat dilaksanakan dengan memperhatikan tingkat kemampuan anak.. Pada validasi dengan Ibu SR
hanya ada komentar yaitu, perangkat pembelajaran layak
digunakan/ujicoba di lapangan dengan revisi sesuai saran. Aspek-aspek tersebut meliputi (1) Perumusan indikator, (2) perumusan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan media, (4) skenario pembelajaran, (6) penilaian. Pada aspek perumusan indikator guru memberikan saran perbaikan karena ada bebeberapa KD yang belum dicantumkan dalam pembelajaran. Saran perbaikan juga pada perumusan tujuan yakni tujuan pembelajaran terlalu banyak agar bisa lebih difokuskan. Saran perbaikan pada media
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
belajar ialah agar dipilih yang lebih interaktif dan pada skenario pembelajaran perlu ditambah pengait antar penggalan. Saran perbaikan pada penilaian yakni hanya memilih satu teknik yang digunakan . Menurut Ibu SR perangkat sudah baik namun ada beberapa bagian yang perlu dibenahi. Saran perbaikan dari Ibu KK dan Ibu SR dapat dijabarkan sebagai berikut:
Tabel Saran Guru SD Kelas IV Pelaksana Kurikulum SD 2013 dan Revisi No. Aspek
Saran
Revisi
B. PERUMUSAN INDIKATOR
2.
Kesesuaian
Terdapat beberapa
Mengubah kata-kata
penggunaan kata
kata kerja yang
kerja yang belum
kerja operasional
belum operasional
operasional menjadi
dengan kompetensi
operasional
yang diukur C. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN 3.
Menggunakan kata
Terdapat beberapa
Mengubah kata kerja
kerja yang dapat
tujuan pembelajaran
pada tujuan
diamati dan diukur
yang belum
pembelajaran yang tidak
menggunakan kata
dapat diukur
kerja yang dapat diukur D. PEMILIHAN MATERI AJAR 3.
Kesesuaian materi
Sesuaikan materi ajar
Memperbaiki materi
ajar dengan waktu
dengan waktu yang
ajar yang terlalu banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI yang tersedia
tersedia
atau melebihi waktu pembelajaran yang tersedia
E. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR 2.
Kesesuain sumber
Perlu diperkaya. Ada
Mencari materi
belajar dengan
banyak buku sejarah
pembelajaran dari
materi
selain buku paket
sumber lain untuk
pembelajaran dan
memperkaya materi
pendekatan
pembelajaran
saintifik
4.
Belum ditulis
Memperbaiki
baku
penulisan
Sumber dari
sumber yang
yang dikutip ditulis
internet belum
salah
dengan tata tulis
ditulis
Sumber belajar
baku
Menulis sumber dari internet yang belum ditulis
F. PEMILIHAN MEDIA BELAJAR 1.
Kesesuaian media
Media matematika
belajar dengan
belum ada
indikator/tujuan pembelajaran
Menambahkan media matematika dalam kegiatan pembelajaran
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2.
Kesesuaian media
Belum tampak
Memperbaiki kegiatan-
belajar dengan
saintifiknya
kegiatan pembelajaran
materi
yang belum tampak
pembelajaran dan
Scietific
84
pendekatan Scietific I. PENILAIAN 4.
Kesesuaian tugas
Beberapa rubrik
Memperbaiki rubrik
dengan rubrik
masih diperlu
peenilaian yang masih
penilaian
diperbaiki
belum sesuai
J. LEMBAR KERJA SISWA 7.
Bahasa yang
Bahasanya perlu
Mengubah kata-kata
digunakan dalam
lebih disederhanakan
atau kalimat-kalimat
LKS sesuai dengan
yang tidak sesuai
tingkat
dengan perkembangan
perkembangan
siswa
siswa
E. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh kedua validator Pakar Kurikulum SD 2013 dan kedua guru kelas IV SD pelaksana Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan revisi pada produk awal yang dihasilkan. Revisi dilakukan sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh para validator. Revisi bertujuan untuk menghasilkan produk akhir yang lebih baik dari pada produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
awal. Produk akhir dikemas menjadi satu jilid Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian beserta penilaian dan lembar kerja siswa untuk kelas IV SD. 1. Kajian Produk Akhir Produk akhir yang dihasilkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) yaitu telah direvisi sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Peneliti menambahkan dan memperbaiki RPPTH beserta penilaian sesuai dengan saran yang diberikan. Komponen yang terdapat pada RPPTH yaitu (1) identitas sekolah, (2) Kompetensi inti Kurikulum SD 2013, (3) Kompetensi
dasar,
(4)
indikator,
(5)
tujuan
pembelajaran,
(6)
materi
pembelajaran, (7) pendekatan dan metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber
pembelajaran,
(9) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
(10)
penilaian, (11) lampiran- lampiran. Pertama,
identitas
RPPTH
berisikan
nama
satuan
instansi,
kelas/semester,mata pelajaraan, tema/subtema, pembelajaran ke-, dan alokasi waktu. Kedua adalah kompetensi inti, kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi yang harus dipelajari dalam aspek sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kemampuan khusus yang mencakup sikap sosial dan spiritual, pengetahuan dan keterampilan. Pada mata pelajaran kompetensi dasar spiritual tidak dicantumkan. Kompetensi dasar disusun dengan urutan kompetensi yang mencakup spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan.
Keempat indikator, indikator
dikembangkan sesuai karakter
siswa dan digunakan sebagai alat untuk penilaian. Indikator disusun dengan urutan kompetensi yang mencangkup pengetahuan, keterampilan dan sikap sosial dan spiritual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan menggunakan kata kerja yang operasional sehingga dapat diukur dan diamati. Tujuan pembelajaran mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree.
Keenam adalah materi pembelajaran hanya dituliskan materi pokok
saja. Ketujuh metode pembelajaran dan pendekatan. Metode pembelajaran dituliskan
sesuai
dengan
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
pembelajaran.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik. Kedelapan
yaitu media, alat dan sumber belajar yang digunakan pada
setiap pembelajaran berbeda-beda disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kesembilan, langkah-langkah pembelajaran yaitu urutan skenario pembelajaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Kesepuluh yaitu penilaian, penilaian
berisi
jenis/tekhnik
penilaian,
bentuk
instrumen
dan
pedoman
penskoran.. Kesebelas
yaitu,
lampiran-lampiran
pelajaran, LKS (Lembar kerja siswa )
memuat
penilaian
setiap
muatan
dibuat dengan semenarik mungkin baik
dalam kegaitan maupun tampilannya. Pada lembar kerja siswa juga terdapat refleksi. Refleksi berisikan beberapa pertanyaan untuk siswa yang bertujuan sebagai sarana siswa untuk menuangkan apa yang dirasakan dan apa yang telah dilakukan pada pembelajaran tersebut. Selain itu pada lembar kerjasiswa juga terdapat evaluasi. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terkait meteri yang telah diberikan. Pada setiap akhir pembelajaran juga terdapat kerjasama dengan orangtua yang berupa kegiatan yang dilakukan siswa dirumah dengan bantuan orangtua. Dalam pembelajaran
ke
enam
terdapat
ulangan
evaluasi
formatif
pada
akhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
pembelajaran. Ulangan evaluasi formatif tersebut dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi dalam satu subtema. Daftar pustaka berisi mengenai buku-buku dan referensi lain yang digunakan dalam pembuatan lembar kerja siswa yang mengacu Kurikulum SD 2013. 2. Pembahasan Berdasarkan pembuatan perangkat pembelajaran dan hasil validasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 serta dua orang guru SD Kelas IV pelaksana Kurikulum SD 2013 diperoleh hasil bahwa perangkat pembelajaran tersebut masuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rerata yaitu 4,7. Hasil tersebut peniliti jabarkan pada tabel sebagai berikut:
Tabel.7 Rekapitulasi Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas I Pelaksana Kurikulum SD 2013 Perangkat Pembelajaran No.
Validasi Skor
Kategori
1.
Pakar Kurikulum SD 2013
4,31
Sangat Baik
2.
Pakar Kurikulum SD 2013
3,91
Baik
3.
Guru SD Kelas IV
4,15
Baik
4.
Guru SD Kelas IV
4,26
Sangat Baik
Jumlah
16,63
Rerata (Jumlah total: Responden)
4,15
Kategori
Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Hasil validasi tersebut berpedoman pada 11 aspek yaitu 1) identitas RPP, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran, 8) skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11) bahasa. Pada validasi perangkat pembelajaran, pakar Kurikulum SD 2013 (A) memberi skor 4,31 dengan kategori “sangat baik”. Pakar Kurikulum SD 2013 (B) memberi skor 3,91 dengan kategori “baik”. Pada guru SD kelas IV (A) memberi skor 4,15 dengan kategori “baik”. Guru SD kelas IV (B) memberi skor 4,26 dengan
kategori
“sangat
baik”.
Dari keseluruhan
hasil validasi tersebut
didapatkan rerata skor dengan kategori “baik”. Perangkat pembelajaran dikategorikan “baik” karena sudah memenuhi semua aspek RPPTH. Dalam RPPTH yang dibuat memuat 1) identitas RPPTH sudah lengkap, 2) perumusan indikator sudah sesuai dengan SKL, KI dan KD dan sudah mencerminkan kegiatan berpikir tingkat tinggi, 3) perumusan tujuan pembelajaran sudah mengandung ABCD yaitu Audience, Behavior, Condition, dan Degree (Permendikbud, 2013:40) contohnya: Siswa mampu menemukan minimal 3 benda di kelas yang persegi dan persegi panjang., 4) pemilihan materi ajar sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 5) pemilihan sumber belajar sudah relevan, 6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai, 7) metode pembelajaran
sudah
menggunakan
pendekatan
tematik
integratif
yaitu
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada peserta didik (Ahmadi, 2014: 225) dan pendekatan saintifik yaitu pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran sains dan teknologi dalam konteks pengalaman yang nyata (Daryanto, 2014: 82), 8) skenario pembelajaran sudah mencerminkan kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
saintifik dalam pembelajaran contohnya siswa membuat , 9) penilaian sudah menggunakan penilaian otentik yaitu penilaian secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai intrumen penilaian seperti tes tertulis, tes lisan, dan obeservasi (Majid,2014: 35), 10) lembar kerja siswa dibuat semenarik mungkin dan sesuai dengan kegiatan pembelajaran, 11) bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan memiliki kualitas yang sangat baik dan layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum SD 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V PENUTUP Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 dikembangkan dengan langkah penelitian dan pengembangan dari hasil modifikasi antara model pengembangan perangkat pembelajaran model Kemp dan prosedur penelitian R&D model Borg dan Gall. Pengembangan tersebut meliputi lima langkah pengembangan yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desian produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, sampai dihasilkan desain produk akhir yang berupa perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 subtema Pengalaman Masa Kecil untuk siswa kelas I Sekolah Dasar. b. Berdasarkan hasil penelitian pengembangan yang telah melalui beberapa tahap antara lain validasi ahli yaitu validasi oleh dua orang pakar Kurikulum SD 2013 dan dua orang guru SD kelas IV. Pada validasi perangkat pembelajaran, pakar Kurikulum SD 2013 (A) memberi skor 4,22 dengan kategori “sangat baik”. Pakar Kurikulum SD 2013 (B) memberi skor dengan kategori “. Pada guru SD kelas IV (A) memberi skor 4,35 dengan kategori “sangat baik”. Pada guru SD kelas IV (B) memberi skor 3,91 dengan kategori “baik”. Dari hasil validasi tersebut diperoleh skor rerata perangkat pembelajaran . Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 subtema kebersamaan dalam keberagamaan untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar memiliki kualitas “sangat baik: yang dapat ditinjau pada 11
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
aspek yaitu 1) identitas RPPTH, 2) perumusan indikator, 3) perumusan tujuan pembelajaran, 4) pemilihan materi ajar, 5) pemilihan sumber belajar, 6) pemilihan media belajar, 7) metode pembelajaran,8)skenario pembelajaran, 9) penilaian, 10) lembar kerja siswa, 11)bahasa. B. Keterbatasan Penelitian Perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
pada
penelitian
ini memiliki
beberapa keterbatasan yang dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan satu orang guru SD kelas IV. b. Tidak dilaksanakannya uji coba lapangan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hal tersebut dikarenakan perangkat pembelajaran lebih kepada guru, dan keterbatasan waktu. c. Sumber gambar yang menggambarkan kebudayaan lokal Indonesia terbatas.
C. Saran Saran yang dapat diberikan kepada peneliti yang akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang mengacu Kurikulum SD 2013 selanjutnya adalah sebagai berikut: a. Wawancara untuk analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada beberapa guru SD kelas IV agar sumber yang didapat lebih banyak dan bervariasi. b. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan alangkah baiknya dilakukan uji coba lapangan sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan agar lebih sesuai dengan model pengembangan perangkat model Kemp. c. Menggunakan sumber yang lebih banyak pada lembar kerja siswa agar materi lebih berbobot.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Abidin, Yunus.(2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Rafika Aditama. Apriyani Prisca, Yohanna. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Arifin, Zainal. (2011). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta. Hidayat, Sholeh. (2013) Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hosnan. (2014) Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia.
J.R. Sutarjo, Adisusilo. (2012) Pembelajaran Nilai Karakter. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kunandar. (2013). Penilaian Autentik
Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Kurikulum 2013. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Kurinasih Imas. dan Berlin Sani. (2014) Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan Penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Majid, Abdul. (2014) Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Mahmud, H. (2012) Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.
Maksudin, H. (2013). Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Mulyasa, H.E. (2013) Pengembangan dan Implementasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. Martinaningsih, Pungki. (2013) Pengembangan Bahan Ajar Yang Terintegrasi Dengan Pendidikan Karakter Untuk Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas IV Semester Gasal. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Muslich, Masnur. (2010) Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Anggota Ikapi. Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Permendikbud. (2013). Kerangkan Dasar dan Struktur Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Permendikbud. (2013). Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Kemendikbud.
Permendikbud. (2013). Panduan Teknis Kurikulum 2013 SD. Jakarta: Kemendikbud
Rusman. (2010) Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Samani, Muchlas. dan Hariyanto.(2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Sanjaya Wina, H. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Sugiyanto H. (2010) . Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Trianto.
(2010).
Model
Implementasinya
Pembelajaran
Terpadu
Konsep,
Starategi,
Dan
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Sinar Grafika Offset. Wibowo Agus dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter . Yogyakarta: Pustaka Belajar
Wismantaka Ari
Winda Vitus. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Mengacu
Kurikulum 2013 Subtema Meneladani Sikap Pahlawan Bangsaku untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma http://aliciakomputer.blogspot.com/2008/05/peran-lembar-kerja-siswa-lksdalam.html. diakses tanggal 03 Agustus 2012. Pukul 21.30 WIB.