PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) HALAMAN JUDUL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: YOAKIM L. TABOY NIM: 111 434 041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) HALAMAN JUDUL
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: YOAKIM L. TABOY NIM: 111 434 041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jalani dan Nikmati Hidup Ini Apa Adanya Dan Teruslah Berusaha Maka Kebahagiaan akan Datang dengan Sendirinya
Saya persembahkan buat: Kedua orang tuaku, Bapak dan Mama Kakak dan Adik-adikku Konggregasi Frater CMM Almamaterku
Salam Hormat dan Baktiku
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarya, 21 Juli 2015 Penulis
(Yoakim L. Yaboy)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta:
Nama : Yoakim L. Taboy NIM
: 111434041
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (Capsicum annuum)
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di
: Yogyakarta
Pada tanggal : 03 Juli 2015
Yang menyatakan,
Yoakim L. Taboy
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA DARI UMBI GADUNG (Dioscorea hispida dennst.), DAUN NIMBA (Azadirachta indica A. Jus) DAN DAUN TEMBAKAU (Nicotiana tabacum) TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI (Capsicum annuum) Yoakim L. Taboy 111434041 Universitas Sanata Dharma Salah satu kendala yang sering dihadapi petani tanaman cabai adalah masalah serangan hama dan penyakit. Solusi penanggulangan menggunakan pestisida kimia cukup efektif namun dampak yang ditimbulkan ternyata sangat berbahaya bagi lingkungan dan organisme lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tanaman mana antara umbi gadung, daun nimba dan daun tembakau serta pada perbandingan konsentrasi berapa yang paling baik menekan serangan hama dan penyakit tanaman cabai. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Percobaan dilakukan pada 100 sampel tanaman cabai yang terdiri dari 9 perlakuan dan 1 kontrol yang didesain menjadi penelitian dua faktor yakni menguji tiga jenis bahan tanaman dan tiga perbandingan konsentrasi. Aplikasi pestisida dilakukan seminggu sekali dengan cara menyemprotkan ekstrak pestisida ke semua bagian tanaman. Penyemprotan diberikan pada sore hari. Pengambilan data dilakukan sekali seminggu selama sepuluh minggu dengan menghitung intensitas serangan dalam bentuk persen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan hama kutu putih dan virus. Aplikasi pestisida tidak memberikan pengaruh yang berbeda signifikan antara tiap perlakuan terhadap penurunan intensitas hama kutu putih. Sedangkan pada virus, aplikasi pestisida memberikan pengaruh yang berbeda signifikan terhadap intensitas virus yakni terdapat pada perlakuan dengan bahan tembakau pada konsentrasi 1:4 (P3K1). Kata Kunci: Pestisida, hama, penyakit, tanaman cabai, umbi gadung, daun nimba, daun tembakau.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE IMPACT OF APPLYING ORGANIC PESTICIDE MADE OF GADUNG TUBER (Dioscorea hispida dennst.), NIMBA LEAVES (Azadirachta indica A. Jus), AND TOBACCO LEAVES (Nicotiana tabacum) TOWARDS PESTS AND DISEASES OF CHILI PLANT (Capsicum annuum) Yoakim L. Taboy 111434041 Sanata Dharma University
One of the obstacles often faced by chili farmers is the problem of pests and disease. The solution to reduce those problems by using chemical pesticide is quite effective but the impact generated is very dangerous for the environment and other organisms .This research was conducted to determine which organic pesticide source plants between gadung tuber, nimba leaves and tobacco leaves and in what comparison of concentration is the best way in pressing both pests and disease of chili.This research was a kind of experimental research. Experiments were performed in 100 samples of chili plants consisting 9 treatments and 1 control which was designed to be two factors research which were testing three types of plant material and three comparisons of concentration. The application of pesticides was done once a week by spraying an extract of pesticide to all parts of plants. The spray was given in the afternoon .The data was collected once a week for ten weeks by counting the intensity of the attacks in the form of percent. The results of research showed that white lice pests and virus were found. The application of pesticides didn’t show significantly the different impact in every treatmentdone to decrease the intensity of white lice pests. Whereas on the virus, the application of pesticides showed different impact to the intensity of virus which was also found in tobacco treatment in the concentration of 1:4 (P3KI). Keywords: Organic pesticide, pests, disease, and chili plants, gadung tuber, nimba leaves, tobacco leaves
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang berlimpah penulis haturkan kehadirat Tuhan Sang Pemberi Kehidupan dan Sumber Pengharapan karena atas tuntunan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Banyak hal yang dialami dan dirasakan oleh penulis selama menjalankan dinamika perkuliahan di Universitas Sanata Dharma tercinta ini. Ketercapaian yang dialami penulis sampai sejauh ini tak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah mendukung, memberi semangat dan harapan untuk terus berjuang mencapai cita. Untuk itu semua pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Nikolas Leok dan mama Maria Amafnini yang telah melahirkan dan merawat serta membesarkan dan yang selalu memanjatkan doa yang tulus kepada Tuhan untuk penulis 2. Kakak Anina, adik Korry, Yanti, Ance, Ricco dan Jello yang selalu memberikan penghiburan serta percakapan yang hangat 3. Konggregasi Frater CMM yang ikut berperan besar bagi penulis untuk tumbuh dan berkembang secara dewasa 4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang utuh 5. Program Studi Pendidikan Biologi yang telah menjadi wadah bagi penulis untuk menimba ilmu 6. Kaprodi dan para Dosen Pendidikan Biologi yang telah meluangkan waktu untuk membagikan ilmu dan juga telah berdinamika bersama baik saat menjalani perkuliahan di kelas maupun di luar kelas 7. Romo Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J yang telah mendampingi dengan tulus dan sabar selama penulis menjalankan perkuliahan maupun selama mengerjakan tugas akhir serta selalu memberikan teladan bagi penulis 8. Teman – teman “VIRION” Pendidikan Biologi angkatan 2011 yang dengan caranya masing-masing telah mendukung, menyemangati, mencintai dan
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjadi sahabat seperjuangan selama menjalani dan menempuh perkuliahan di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma. 9. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan. Itu semua bukanlah hal yang disengaja atau direkayasa melainkan disadari penulis sebagai manusia yang terbatas. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi melengkapi dan membuat tulisan ini menjadi layak untuk dibagikan dan dipercaya. Akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................. vi KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Batasan Penelitian ........................................................................................ 4 D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5 E.
Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Dasar Teori ................................................................................................... 6 1. Hama ......................................................................................................... 6 2. Penyakit..................................................................................................... 7 3. Pestisida .................................................................................................... 7 4. Pestisida Organik ....................................................................................... 10 5. Tanaman Cabai (Capsicum annuum) ......................................................... 10 6. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) ..................................................... 16 7. Nimba (Azadirachta indica A. jus) ......................................................... 19 8. Tembakau (Nicotiana tabacum) ............................................................. 21 B. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 22 C. Hipotesis..................................................................................................... 23 BAB III ................................................................................................................. 24 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 24 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 24 B. Alat dan Bahan ........................................................................................... 25 C. Cara Kerja .................................................................................................. 26 1. Penyemaian Benih .................................................................................. 26 2. Persiapan Media Tanam .......................................................................... 26 3. Penanaman .............................................................................................. 27 4. Pemeliharaan ........................................................................................... 27 5. Pembuatan Larutan Pestisida .................................................................. 27 6. Teknik Penyemprotan ............................................................................. 28 7. Teknik Pengambilan Data .......................................................................... 29 D. Metode Analisis Data ................................................................................. 30 E. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ................ 30 BAB IV ................................................................................................................. 31 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 31 A. Hama Kutu Putih ........................................................................................ 32 1. Uji Anova Dua Faktor................................................................................ 35
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan ...................................................... 36 B. Penyakit Virus ............................................................................................ 41 1. Uji Anova Dua Faktor ............................................................................. 44 2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan ...................................................... 50 C. Aplikasi Hasil Penelitian pada Materi Pembelajaran SMA ....................... 55 BAB V................................................................................................................... 57 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 57 A. Kesimpulan ................................................................................................ 57 B. Saran ........................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59 LAMPIRAN .......................................................................................................... 61
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai .................................................... 16 Tabel 1.2 Sasaran hama dan penyakit ................................................................... 20 Tabel 3.1 Kategori serangan berdasarkan tingkat serangan .................................. 29 Tabel 4.1 Intensitas Hama Kutu Putih pada Tanaman Cabai (dalam %) .............. 32 Tabel 4.2 Intensitas serangan hama Kutu Putih .................................................... 34 Tabel 4.3 Uji anova two factor with replication untuk hama kutu putih ............. 35 Tabel 4.4 Intensitas Penyakit Virus pada Tanaman Cabai (dalam %) .................. 41 Tabel 4.5 Intensitas penyakit Virus ....................................................................... 43 Tabel 4.6 Uji anova two factor with replication penyakit virus ........................... 44 Tabel 4.7 Perbandingan mean tiap perlakuan ....................................................... 46
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Azas penggunaan pestisida (Djojosumarto, 2008) ............................. 9 Gambar 4.1. Gejala Penyakit Virus pada Tanaman Cabai .................................... 47
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Data Pengamatan Hama Kutu Putih dan Penyakit Virus ................. 61 A. Kutu Putih .................................................................................................. 61 B. Penyakit Virus ............................................................................................ 62 Lampiran II : Uji Statistik Hama Kutu Putih ........................................................ 63 A. Uji Normalitas Kutu Putih ............................................................................ 63 B. Uji Homogenitas Hama Kutu Putih .............................................................. 68 C. Uji Anova Dua Faktor .................................................................................. 68 D. Uji Anova Satu Faktor .................................................................................. 69 Lampiran III : Uji Statistik Penyakit Virus ........................................................... 70 A. Uji Normalitas .............................................................................................. 70 B. Uji Homogetitas ............................................................................................ 70 C. Uji Anova Dua Faktor .................................................................................. 71 D. Uji critical differences (CD) ......................................................................... 72 E. Uji Anova Satu Faktor .................................................................................. 72 Lampiran IV: Rancangan Hasil Penelitian untuk Pendidikan............................... 75 SILABUS .......................................................................................................... 75 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ......................................... 82 Instrumen Tes Tertulis....................................................................................... 91 Instrumen Penilaian Observasi .......................................................................... 95 Instrumen Penilaian Proyek............................................................................... 96 Lampiran V : Dokumentasi penelitian .................................................................. 97 A. Tata Letak Tanaman .................................................................................. 97 B. Serangan Kutu Putih pada Tanaman Cabai .................................................. 97 C. Gejala dan Serangan Virus pada Tanaman Cabai ......................................... 98 D. Bahan yang Digunakan................................................................................ 98 E. Pengambilan Data ......................................................................................... 99
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Tanaman cabai ( Capsicum annuum) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dibudidayakan hampir di seluruh wilayah pertanian di Indonesia. Tanaman cabai termasuk tanaman yang mampu tumbuh pada iklim tropis di Indonesia sehingga dapat ditanam sepanjang tahun. Buah cabai menjadi buah sayuran yang digemari. Selain karena memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi, buah cabai telah menjadi “teman” para ibu rumah tangga dalam menyajikan setiap masakan dalam rumah tangga. Budidaya tanaman cabai memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan. Peningkatan konsumsi buah cabai setiap saat mengalami peningkatan dan memberi dampak yang baik bagi para petani cabai. Pada saat-saat tertentu di Indonesia, harga buah cabai melambung begitu tinggi dan dapat mencapai harga Rp.70.000/kg. Buah cabai pantas disebut tanaman yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan dapat bersaing menjadi tanaman ekspor. Permasalahan yang sering muncul terkait dengan budidaya tanaman adalah hama dan penyakit. Akibat yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit ini dapat menurunkan jumlah produksi buah cabai dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi para petani cabai. Pengendalian hama selama ini dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik atau kimia. Penggunaan pestisida sintetik sebagai pengendali hama dan penyakit cukup efektif. Namun jika dilihat dampak yang akan ditimbulkan ternyata berbahaya bagi
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
tanaman, hewan non terget bahkan manusia. Maka, perlu dicari alternatif lain yang lebih ramah lingkungan sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru terkait dengan pengendalian hama tersebut. Harian
online
Kedaulatan
Rakyat
Yogyakarta
(KRJogja.com,
17/1/2014) mengungkapkan bahwa di Kebumen terjadi serangan penyakit mematikan pada tanaman cabai. Ribuan tanaman yang mati ini diduga terserang virus dan mengakibatkan produktifitas tanaman cabai terhenti. Selain itu, di Kediri terjadi hal yang serupa. Virus ini menyerang tanaman cabai di tiga kecamatan yakni kecamatan Kepung, kecamatan Siman dan kecamatan Kebonrojo. Tamanan cabai yang diserang langsung kering dan menyebabkan 80% gagal panen tulis harian kompas online (Kompas.com, 17/1/2010). Berdasarkan hasil observasi ke salah satu desa pertanian di kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah ditemukan bahwa masalah hama dan penyakit menjadi masalah utama petani yang menyebabkan terjadinya gagal panen. Umumnya hama yang sering menyerang tanaman pertanian adalah hama walang sangit, belalang, kutu putih dan beberapa hama lain yang diberi nama sendiri oleh para petani. Sedangkan penyakit yang sering menyerang tanaman cabai adalah jamur, penyakit layu dan virus. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sintetik yang dibeli di toko-toko pertanian. Kurangnya pengetahuan dan juga pemahaman mengenai penggunaan pestisida membuat para petani menakar dosis sesuai keinginan tanpa mengikuti petunjuk penggunaan. Jika hama maupun penyakit yang
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
disemprot belum mati, maka dosisnya akan ditambahkan lagi. Hal ini tentu saja sangat berpengaruh bagi keberlanjutan pertanian. Penggunaan pestisida sintetik secara berlebihan dan terus – menerus dapat mendatangkan masalah yang lebih berat terutama terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup lain termasuk manusia. Indonesia
dikenal
memiliki
banyak
kekayaan
alam
termasuk
keanekaragaman makhluk hidupnya. Hampir di semua pelosok wilayah mempunyai
kebiasaan
menggunakan tanaman sebagai
bahan untuk
dikonsumsi maupun digunakan untuk berbagai kepentingan manusia. Salah satunya yaitu penggunaan jenis tanaman yang dapat mengusir serangga. Dalam berbagai studi pustaka, kekayaan alam Indonesia memiliki berjuta-juta tanaman yang berkasiat dalam berbagai bidang termasuk pada bidang pertanian yang dapat dimanfaatkan dan digunakan sebagai bahan penyubur tanah maupun bahan dasar pembuatan pestisida. oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menguji tingkat keefektifan beberapa tanaman yang mempunyai kemampuan sebagai pengendali hama dan penyakit. Pemanfaatan tanaman lokal yang dapat ditemui di lingkungan sekitar sebagai bahan pengganti pestisida sintetis menjadi alternatif untuk mengendalikan hama dan penyakit yang lebih ramah lingkungan. Banyak penelitian yang telah memanfaatkan tanaman sebagai bahan pengendalian hama maupun penyakit secara organik. Maka pentingnya uji tingkat keefektifan setiap bahan yang digunakan sangat pertlu untuk diteliti lebih
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
lanjut karena setiap tanaman yang digunakan memiliki kandungan yang berbeda.
B. Rumusan Masalah 1. Apakah ekstrak dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennts.), daun nimba (Azadirachta indica A. jus) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai? 2. Konsentrasi berapakah yang paling efektif dalam menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai?
C. Batasan Penelitian 1. Subjek dalam penelitian ini adalah tanaman cabai keriting (Capsicum annuum) jenis Yosii F1. 2. Jumlah tanaman yang digunakan sebanyak 100 tanaman yang ditanam pada polybag ukuran 50 cm x 50 cm. 3. Setiap faktor yang diuji terdiri dari 3 kelompok sehingga total perlakuan berjumlah sembilan ditambah satu kontrol. 4. Penelitian ini menggunakan pestisida dari tiga bahan tanaman antara lain umbi Gadung (Dioscorea hispida Dennst) yang diperoleh dari kebun kawasan Omah Petruk, daun Nimba (Azadirachta indica A. Juss) yang diambil dari pohon yang terdapat di kebun biologi Babadan dan kebun samping Laboratorium P. Biologi dan daun Tembakau (Nikotiana
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
tabacum) berupa bahan kering yang dibeli di pasar tradisional Beringharjo, Yogyakarta. 5. Setiap bahan terdiri dari tiga perbandingan konsentrasi yaitu 1:4, 1:8 dan 1:12.
D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui ekstrak dari umbi gadung (Dioscorea hispida Dennts.), daun nimba (Azadirachta indica A. jus) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum) yang dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai 2. Mengetahui konsentrasi berapa yang paling efektif menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai
E.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Sebagai syarat untuk mengembangkan pengetahuan di bidang pertanian terutama tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cabai 2. Bagi Pertanian Sebagai masukan informasi bagi petani dalam membuat pestisida 3. Bagi Dunia Pendidikan Sebagai masukan informasi mengenai khasiat tanaman-tanaman yang tumbuh di setiap wilayah Indonesia
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Dasar Teori Menurut Widada dalam Sibarani (2008), dalam budidaya tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan masalah hama dan penyakit merupakan kendala yang utama. Keberhasilan dalam budidaya tanaman ditentukan oleh banyak faktor namun jika tanaman yang dibudidaya terserang hama dan penyakit maka akan sangat menentukan produktifitas budidaya tanaman tersebut. Usaha pengendalian hama harus dilakukan secara terpadu. Oleh karena itu, pengendalian hama harus dapat dikendalikan dengan baik melalui cara-cara yang ramah lingkungan, tidak mencemari lingkungan, tidak meracuni lingkungan, tidak meracuni tanah, tanaman, binatang dan manusia (Pracaya, 2008). 1. Hama Hama tanaman adalah makhluk hidup pengganggu berupa hewan yang umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang. sebagian besar hama tanaman adalah serangga. Hewan lain yang sering menjadi hama selain serangga adalah tungau (acarinae), binatang lunak (mollusca) seperti siput dan vertebrata seperti monyet, tikus, burung dan babi hutan. Hama merusak tanaman dengan berbagai cara misalnya memakan daun tanaman, membuat korok-korok pada daun, melubangi dan membuat korok-korok pada batang, menggerek umbi, mengisap cairan tanaman,
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memakan
bunga
dan
bagian-bagian
bunga
dan
7
sebagainya
(Djojosumarto, 2008).
2. Penyakit Menurut Djojosumarto, 2008, penyakit infeksi pada tanaman dapat disebabkan oleh kekurangan unsur tertentu, cendawan (jamur, fungi), bakteri, virus, nematoda, mikoplasma dan tumbuhan parasit. Penyebab penyakit tanaman tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Oleh sebab itu, kebanyakan penyakit hanya dapat diidentifikasi dari gejalanya yang khas misalnya terdapat bercak pada daun dan batang, ujung buah membusuk, daun tanaman layu dan menggulung (Pitojo, 2003)
3. Pestisida Pestisida (Inggris: pesticide) secara harafiah berarti pembunuh hama (pest: hama; cide: membunuh). Menurut Peraturan Pemerintah No. 7/1973, pestisida adalah semua jenis zat kimia atau bahan aktif lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk: a. mengendalikan atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian; b. mengendalikan rerumputan; c. mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan; d. mengendalikan atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
e. mengendalikan hama-hama air; f. mengendalikan
atau
mencegah
binatang-binatang
yang
dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi. Teknik aplikasi pestisida pertanian harus memperhatikan prinsipprinsip berikut: 1) Penggunaan secara legal, yakni penggunaan pestisida pertanian yang tidak bertentangan dengan semua peraturan yang berlaku di Indonesia. 2) Penggunaan secara benar, yakni penggunaan pestisida sesuai dengan metode aplikasinya sehingga pestisida yag diaplikasikan efektif dan mampu mengendalikan hama organisme pengganggu tanaman sasaran. 3) Penggunaan pestisida secara bijaksana yakni: a) Penggunaan pestisida yang mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan resiko (risk management), untuk menjamin keselamatan pengguna, konsumen dan lingkungan. b) Penggunaan pestisida sejalan dengan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT). c) Penggunaan pestisida yang ekonomis dan efisien. (Djojosumarto, 2008)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Secara ringkas azas penggunaan pestisida pada budidaya pertanian dapat dilihat pada gambar 1:1 berikut:
LEGAL
APLIKASI PESTISIDA
Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia
BENAR
Pestisida yang diaplikasikan mampu menampilkan efikasi biologisnya yang optimal. (efektif, ampuh)
BIJAKSANA
Menekan dampak negatif pestisida terhadap pengguna, konsumen dan lingkungan serta ekonomis dan efisien
Gambar 1.1: Azas penggunaan pestisida (Djojosumarto, 2008)
Tujuan aplikasi pestisida di bidang pertanian dapat dikelompokkan menjadi dua yakni: a. Bila aplikasi dilakukan sebelum tanaman terserang, maka aplikasi bertujuan untuk menghindari atau mencegah agar tanaman tidak diserang. Aplikasi ini disebut aplikasi preventif, protektif, atau propilaktit. b. Bila aplikasi dilakukan setelah ada gejala serangan maka tujuannya adalah untuk menghentikan serangan agar tidak berlanjut. Aplikasi yang dilakukan setelah ada gejala serangan disebut aplikasi kuratif dan eradikatif. (Djojosumarto, 2008)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
4. Pestisida Organik Berdasarkan asalnya, pestisida organik dibedakan menjadi dua yakni pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji, batang dan akar yang mengandung senyawa metabolik sekunder yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati umumnya digunakan untuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit (bersifat bakteriasidal). Pestisida organik yang berasal dari bahan-bahan alam tidak meracuni tanaman dan tidak mencemari lingkungan. Pemakaian ekstrak bahan alami secara terus-menerus diyakini tidak menimbulkan resistensi terhadap hama. Pestisida hayati merupakan formulasi yang mengandung mikroba tertentu baik berupa jamur, bakteri maupun virus yang bersifat antagonis terhadap mikroba penyebab penyakit tanaman atau menghasilkan senyawa tertentu yang bersifat racun baik bagi serangga (hama) maupun nematoda. Pestisida organik dapat dibedakan dalam herbisida, fungisida dan insektisida (Djunaedy, 2009) .
5. Tanaman Cabai (Capsicum annuum) Tanaman cabai bukan tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Sejarah mencatat bahwa orang-orang Indian yang merupakan penduduk asli Amerika telah memanfaatkan cabai sebagai bumbu masak sejak tahun 7000 SM, sedangkan budidaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
cabai telah dimulai sejak tahun 5200-3400 SM. Tanaman cabai pertama kali ditemukan oleh Columbus. Tahun 1493, cabai dibawa ke Spanyol dan selanjutnya berkembang di Eropa. Diperkirakan, tanaman cabai sampai ke Indonesia karena dibawa oleh orang-orang Eropa, hingga akhirnya berkembang di Nusantara (Pitojo, 2003).
a. Taksonomi Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae Kelas
: Dicotyledonae
Subkelas
: Metachlamidae
Ordo
: Tubiflora
Famili
: Solanaceae
Genus
: Capsicum
Spesies
: Capsicum annuum
b. Morfologi i) Akar Perakaran tanaman cabai cukup kuat, terdiri atas akar tunggang, akar cabang, dan akar serabut. Jika tanaman tumbuh menahun, panjang akar dapat mencapai satu meter ke dalam tanah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Oleh karena itu, budidaya cabai untuk pembenihan perlu disesuaikan dengan kondisi kesuburan tanah sebagai tempat tumbuh perakaran tanaman. ii) Batang Batang tanaman cabai besar licin, berkayu pada bagian pangkal, tegak, dapat mencapai ketinggian 50 cm – 150 cm dan membentuk banyak percabangan di atas permukaan tanah sehingga habitus tanaman relatif rimbun pada saat daun-daun tanaman masih muda. Warna batang hijau hingga keunguan, tergatung varietasnya. iii) Daun Tanaman cabai besar berdaun tunggal sederhana. Daun terletak berselang dan tidak memiliki daun penumpu. Bentuk daun bulat telur dengan ujung meruncing, berlekuk dangkal hingga dalam, dan kadang-kadang ada yang berlekuk majemuk. Panjang daun berkisar antara 5 cm – 12 cm, lebar 1,5 cm – 4 cm, dan panjang tangkai daun berkisar antara 1cm - 1,25 cm. Daun berwarna keunguan, tergantung varietasnya. iv) Bunga Tanaman cabai besar memiliki bunga sempurna. Bunga muncul dari ketiak daun, berkedudukan menggantung atau berdiri, dan merupakan bunga tunggal. Bunga memiliki lima kelopak bunga yang saling berlekatan. Mahkota bunga berbentuk seperti bintang, corong, atau terompet; bersudut 5-6; berwarna putih; dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
berdiameter 8 mm – 15 mm. Jumlah benang sari 5 – 6 buah, dengan kepala benang sari berwarna kebiruan dan berbentuk memanjang. Kepala putik berwarna kuning kehijauan. Bakal buah beruang dua atau lebih. v) Buah Buah cabai besar adalah buah buni, memiliki 3 ruang, berukuran panjang atau pendek dengan variasi ukuran antara 1cm – 30 cm, dan berbentuk bulat atau kerucut. Pada saat masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah, kuning atau oranye, tergantung varietasnya. vi) Biji Biji cabai besar berukuran kecil, antara 3 mm – 5 mm, berwarna kuning, serta berbentuk bulat, pipih, dan ada bagian yang sedikit runcing.
c. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Tanaman cabai dapat tumbuh di daerah-daerah dengan ketinggian tempat hingga 2.000 mdpl. Syarat tumbuh tanaman cabai yang meliputi keadaan iklim dan keadaan tanah adalah sebagai berikut: i) Iklim Persyaratan iklim dalam penanaman tanaman cabai meliputi keadaan suhu, cahaya (sinar matahari) dan curah hujan. a) Suhu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Suhu udara yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah antara 24oC – 27oC, sedangkan suhu udara optimal bagi pembentukan buah adalah 16oC – 23oC. Perbedaan antara suhu siang dan suhu malam yang terlalu besar kurang menguntungkan bagi pembentukan bunga dan warna buah cabai. Kelembapan udara yang rendah disertai dengan suhu udara yang tinggi akan meningkatkan proses penguapan air pada tanaman. Hal ini dapat mengakibatkan tanaman kekurangan air sehingga kuncup bunga dan buah cabai yang masih kecil berguguran. b) Cahaya Tanaman cabai menghendaki tempat yang terbuka dan tidak ternaungi. Tanaman cabai juga dapat hidup di perkarangan dan mendapat sedikit naungan dari tanaman lain.Tanaman cabai bukan merupakan tanaman hari panjang, hanya memerlukan sinar matahari selama 9 jam per hari. c) Curah Hujan Curah hujan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman hingga akhir pertumbuhan berkisar antara 600 mm – 1.250 mm. Curah hujan yang terlalu rendah dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Sebaliknya,
curah
hujan
yang
terlalu
tinggi
menyebabkan kelembapan udara meningkat dan cenderung mendorong pertumbuhan penyakit tanaman. ii) Tanah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Persyaratan keadaan tanah bagi pertumbuhan tanaman cabai meliputi jenis tanah, kesuburan tanah, keasaman tanah, dan sifat biologi tanah. a) Jenis tanah Tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah tanah yang memiliki sifat fisik gembur, remah, dan memiliki drainase yang baik. Jenis tanah yang memiliki karakteristik tersebut antara lain adalah tanah lempung berpasir, liat berpasir, lempung liat berpasir, dan lempung bedebu, atau tanah andosol, regosol, dan latosol. Tanah yang berat dan becek jika turun hujan atau tanah
yang memiliki drainase kurang baik sering
menyebabkan daun tanaman cabai gugur dan tanaman mudah terserang penyakit layu. b) Kesuburan Tanah Tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman cabai adalah tanah yang subur dan kaya akan bahan organik yang telah terurai sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. c) Keasaman Tanah Derajat keasaman tanah yang ideal bagi pertumbuhan tanaman cabai berkisar antara 5,5 – 6,8. Pada kondisi pH tanah kurang dari 5,5 atau lebih dari 6,8 produksi cabai kurang optimal. Tanah asam cenderung menimbulkan permasalahan keracunan unsur alumunium, zat besi, dan mangan; sedangkan tanah basa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
cenderung menimbulkan permasalahan hambatan serapan hara tanah karena terdapatnya unsur bikarbonat yang merintangi penyerapan ion-iom yang diperlukan oleh tanaman. d) Sifat Biologi Tanah Tanah yang subur dan memiliki sifat baik berkorelasi dengan mikrobiologi tanah. Jasad renik di dalam tanah berkompetisi sesuai dengan dukungan milieu, fisika, dan kimia. Mikroba patogen yang merugikan tanaman cabai antara lain antraknosa dan virus (Pitojo, 2003).
Tabel 1.1. Hama dan Penyakit Tanaman Cabai Hama Penyakit Kutu Persik Antraknosa (Myzus persicae Sulz) (Colletotrichum capsici) 2 Kutu Thrips Penyakit Layu (Tabaci lindeman ) (Fusarium oxysporum) 3 Kutu Apis Bercak Daun (Aphis gossypii Glov.) (Cercospora capsici) 4 Kutu Putih Busuk Buah (Bemisia tabaci) (Phytophthora capsici Leonian) 5 Lalat Buah Semai Roboh (Dacus dorsalis Hend.) (Damping-off) 6 Ulat Grayak Virus (Spodoptera sp.) (Pitojo, 2003) No 1
6. Gadung (Dioscorea hispida Dennst.) Tanaman gadung mula-mula ditemukan di India barat, kemudian penyebarannya meluas ke Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia serta kepulauan Karibia, Afrika Barat, Amerika Selatan, Kepulauan Pasifik, dan seluruh daerah tropis. Di Indonesia sendiri gadung ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
banyak diusahakan sebagai tanaman perkarangan, tumbuh liar di hutanhutan, kadang-kadang ditanam di perkarangan atau tegalan. Gadung tumbuh dan berkembang secara luas di seluruh daerah tropis, baik di hutan hujan tropis maupun di padang rumput (savana). Kombinasi kelembapan yang cukup dan drainase yang baik sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini. Suhu yang diperlukan untuk tumbuh dan menghasilkan umbi yang baik adalah diantara 20-30oC. Diatas suhu 30oC, gadung akan tumbuh merana apalagi ditambah dengan keadaan udara yang kering. Walaupun umumnya gadung tahan terhadap kekeringan, tanaman ini membutuhkan kelembapan yang cukup selama masa pertumbuhan dan ada korelasi positif antara curah hujan, pertumbuhan merambat, dan hasil umbinya. Tanaman gadung dapat menghasilkan panen utama berupa umbi sebanyak 19,7 ton/ha, (Tropical Product Institue, 1973). Melalui pengusahaan yang lebih intensif, kemungkinan besar tanaman ini dapat menghasilkan umbi yang lebih banyak lagi, khususnya di Indonesia karena tanaman ini tumbuh dan berkembang dengan baik di iklim tropis. Di seluruh Indonesia tanaman ini dijumpai tumbuh liar, sedangkan pembudidayaan gadung terutama terdapat di Jawa dan Madura. Dalam umbi gadung terkandung senyawa alkaloid yang bersifat racun dan diosgenin yang tidak berancun. Juga dalam umbi gadung terkandung saponin berupa dioscin yang bersifat racun. Umbi yang tua jika dibiarkan akan berwarna menjadi hijau dan kadar racunnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
meningkat. Di samping golongan alkaloid, umbi gadung juga terkandung senyawa sianida yang beracun. Dioskoroin tergolong senyawa alkaloid, yang ditunjukkan dengan sifatnya yang basa, mengandung satu atau lebih nitrogen heterosiklik, dan umumnya beracun bagi manusia. Di alam alkaloid dioskorin variasinya sangat beragam dalam hal struktur, stabilitas, kemampuan untuk menguap dan polaritasnya. Alkaloid dioskarin (C13H19O2N) dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dan isolasi dari tepung gandum. Dioskorin berwarna kuning kehijauan, bersifat higroskopis, dan merupakan senyawa basa kuat yang rasanya sangat pahit. Senyawa ini mudah larut dalam air, etanol dan klorofom, tetapi sukar larut dalam eter dan benzene. Kadar dioskorin dalam umbi gadung sekitar 0,044 persen berat basa atau 0,221 persen berat kering. Di dunia terdapat 3000 spesies dari 110 famili yang dapat melepaskan hydrogen sianida melalui proses yang disebut cyanogenesis. Salah satunya adalah gadung yang dalam umbinya mengandung asam sianida dalam bentuk bebas maupun prekursornya berupa sianogenik glukosida. HCN disintesis dari linamarin dan lotaustralin yag umumnya terdapat dalam tanaman dengan perbandingan kuantitatif 93 dan 7%. Pada konsentrasi tinggi, sianida terutama dalam bentuk bebas sebagai HCN dapat mematikan. Dari umbi gadung segar bisa menghasilkan sekitar 400 mg sianida per kilogram (Koswara, 2011)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
7. Nimba (Azadirachta indica A. jus) Tanaman nimba termasuk dalam famili Meliaceae dan ordo Rutales. Tanaman ini berasal dari India yang dimanfaatkan sebagai obat untuk kesehatan manusia dan sebagai obat insektisida pada tanaman. Penyebaran tanaman nimba telah tersebar di Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika, Fiji, Mauritius, dan Amerika Tengah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah setengah kering dan setengah basah serta dapat hidup di daerah yang curah hujannya kurang dari 500 mm per tahun serta dapat tumbuh di segala macam jenis tanah baik tanah tandus maupun tanah subur. Nimba berbuah pada umur 4 – 5 tahun dan dapat menghasilkan sekitar 30 – 50 kg buah per pohon. Semua bagian tanaman nimba efektif sebagai insektisida. Myanmar (Birma) dan India telah menggunakan tanaman nimba sebagai obat bagi manusia maupun insektisida pada tanaman sejak 2.500 tahun lalu. Biji dan daun tanaman nimba paling efektif digunakan sebagai insektisida karena mengandung senyawa azadirachtin baik A maupun B yang berperan sebagai pengendali hama. Selain itu, pada daun nimba terdapat kandungan zat-zat kimia lain seperti salannin dan meliantriol yang mempunyai efek penolak
dan zat nimbin/nimbodin yang
mempunyai efek anti virus. Beberapa zat tersebut saling menyokong sehingga menimbulkan efek senergistik. Kegunaan zat-zat dalam nimba adalah sebagai insektisida, penolak hama, akarisida, penghambat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
pertumbuhan, neumatisida, fungisida dan anti virus. Zat-zat tersebut sebagai racun perut dan sistematik (Pracaya, 2008). Tabel 1.2 Sasaran hama dan penyakit Jenis Hama Jenis Penyakit Wereng padi punggung putih
Bercak daun kelapa kelabu
(Sogatella furcifera)
(Pestalotiopsis palmarum)
Wereng cokelat
Busuk pangkal batang kelapa
(Nilaparvata lugens)
(Ganoderma lucidum)
Wereng hijau
Jamur tepung
(Nephotettix virescens) Ulat tritip (Plutella xylostella) Ulat terowongan daun jeruk (Phillocnistis citrella) Ulat tanah (Agrotis sp.) Ulat grayak (Spodtera litura) Tungau (Tetranychus sp.) Kumbang badak (Oryctes rhinocheros) Thrips (Heliothrips sp.) Kutu putih (Bemisia tabaci) Semut Penggerek batang pisang (Cosmopolites sordidus) Penggerek batang padi
Virus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jenis Hama
21
Jenis Penyakit
Lembing (Epilachna varivestis) Bubuk
beras
(Sitophilus
jagung
(Sitophilus
oryzae) Bubuk zeamays) (Pracaya, 2008)
8. Tembakau (Nicotiana tabacum) Tembakau berasal dari Barat Laut Argentina, Amerika Selatan, namun sekarang sudah ditanam di seluruh dunia. Pertumbuhan tembakau tidak baik pada lahan yang tergenang air dan tanahnya banyak mengandung garam. Tembakau dapat hidup dengan baik di daerah panas. Tembakau memerlukan cukup air, terutama pada tembakau yang masih muda. Varietas tembakau bermacam-macam dan kandungan nikotinnya pun bermacam-macam. Bagian tanaman tembakau yang baik untuk digunakan sebagai pengendali hama ataupun penyakit adalah daun dan batangnya, karena bagian ini memiliki kandungan nikotin yang tinggi, terutama pada tangkai dan tulang daun. Sasaran Hama dan Penyakit i.
Hama: Aphis, ulat, ulat kobis (tritip), kumbang kecil, pembuat terowongan daun, tungau, pembor batang, dan thrips. Ekstrak daun tembakau ini sangat efektif bila disemprotkan di atas suhu 30oC.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii.
22
Penyakit: karat pada buncis dan gandum, jamur kentang, virus keriting daun. (Pracaya, 2008)
B.
Kerangka Berpikir Pada dasarnya hama yang sering menyerang tanaman adalah jenis serangga. Serangga biasanya sensitif terhadap aroma dan rasa. Tanaman dengan aroma yang disukai serangga menyebabkan serangga tersebut akan tinggal menetap pada tanaman tersebut sebaliknya jika aroma tanaman tersebut tidak disukai maka serangga tersebut akan meninggalkan tanaman tersebut. Begitu juga dengan rasa. Ketiga bahan yang digunakan memiliki rasa yang sangat pahit yang tidak disukai serangga dan memiliki aroma yang menyengat. Selain itu, senyawa kimia yang terkandung dalam bahanbahan tersebut juga mampu untuk mempengaruhi daya makan, daya reproduksi, pertumbuhan dan juga dapat menurunkan daya tetas telur. Masing-masing bahan tumbuhan memiliki kandungan metabolik sekunder berupa senyawa saponin yang bersifat racun, senyawa nimboid sebagai anti virus dan nikotin yang juga beracun bagi hama dan juga sebagai anti virus. Maka dapat dibuat dugaan bahwa ketiga bahan yang digunakan ini mampu mengendalikan hama terutama hama jenis insecta serta penyakit pada tanaman cabai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
23
Hipotesis 1.
Pemberian pestisida dari ekstrak umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst.), daun nimba (Azadirachta indica A.jus) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum) dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai (Capsicum annuum).
2.
Pestisida dengan konsentrasi pekat (perbandingan 1:4) paling baik mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai (Capsicum annuum).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2014 - Desember 2014 di lahan kebun Biologi, Babadan, Maguwoharjo. A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang dilakukan dengan menguji tiga jenis tanaman dan tiga macam konsentrasi sebagai bahan pembuatan pestisida organik. Penelitian ini sendiri bersifat kuantitatif deskriptif. Pengaruh pemberian pestisida organik ini akan dilihat berdasarkan jumlah tanaman yang terserang serta intensitas serangan hama dan penyakit. Penelitian ini didesain menjadi dua faktor yakni jenis bahan dan konsentrasi. Jenis bahan (faktor pertama) terdiri dari tiga taraf yaitu umbi gadung (P1), daun nimba (P2) dan daun tembakau (P3). Macam konsentrasi (faktor kedua) terdiri dari tiga taraf yaitu konsentrasi dengan perbandingan 1:4 (K1), perbandingan 1:8 (K2) dan perbandingan 1:12 (K3). Selain itu penelitian ini juga didesain menggunakan kontrol negatif tanpa diberi perlakuan (TP). Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat, variabel bebas dan variabel kontrol. Variabel terikat terdiri atas pestisida (umbi gadung, daun nimba dan daun tembakau) dan perbandingan konsentrasi (1:4, 1:8 dan 1:12). Variabel bebas terdiri atas hama dan penyakit tanaman cabai. Sedangkan variabel kontrol terdiri atas jenis tanaman cabai, media tanam dan volume penyemprotan.
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Cangkul b. Polybag 100 buah c. Tempat Pembibitan d. Parang e. Sprayer f. Lumpang g. Timbangan h. pH meter i. Saringan j. Ember k. Baskom l. Karung m. Alat tulis menulis n. sarung tangan o. masker p. penutup kepala 2. Bahan a. Umbi Gadung b. Daun Nimba c. Daun Tembakau d. Benih Cabai e. Tanah
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
f. Kompos g. Detergen
C. Cara Kerja 1. Penyemaian Benih Penyemaian benih bertujuan untuk menyiapkan benih cabai yang berbentuk biji hingga menjadi bibit atau tanaman muda yang ditanam di lahan. Tempat persemaian dibuat di kotak pembibitan yang berukuran 20 x 50 cm dengan jumlah lubang pembibitan 70 lubang sebanyak 2 buah. Media tanah yang digunakan adalah campuran antara tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Biji tanaman cabai yang telah ditabur pada masing-masing lubang ditutupi dengan paranet untuk melindungi dari sinar matahari langsung. Persemaian disiram setiap hari.
2. Persiapan Media Tanam Penyiapan media tanam bertujuan untuk menciptakan tempat dan media tanam yang gembur dan berdrainase baik. Lahan penetilian ini menggunakan polybag ukuran 50 x 50 cm. Media tanah yang digunakan adalah campuran pupuk kandang, tanah dan pasir dengan perbandingan 1:2:1/2.
Tambahan
pasir
pada
media
tanam
dimaksudkan
agar
memperlancar proses drainasi media karena masa penelitian memasuki musim penghujan sehingga perlu menyiasati agar tidak terlalu banyak air tertinggal pada media tanam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
3. Penanaman Bibit yang digunakan untuk menanam adalah bibit dengan umur 3 – 4 minggu dengan helaian daun 3-4 helai daun. Bibit yang dipilih adalah bibit yang tidak terserang hama maupun penyakit. Sebelum ditanam pada media, tanah pada media tanam dilubangi 10 cm kemudian ditanami dengan bibit cabe yang telah disiapkan.
4. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman mulai dilakukan sejak pertama kali bibit dipindahkan ke polybag yang meliputi penyiraman, pemberian ajir pada saat tamanan berusia 2-3 minggu serta pemupukan. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan seksama agar pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat terjadi dengan optimal.
5. Pembuatan Larutan Pestisida Pembuatan pestisida dilakukan setiap kali melakukan penyemprotan sehingga pestisida yang digunakan selalu dalam keadaan fresh tanpa difermentasi. Selain itu larutan pestisida yang digunakan diberi tambahan detergen yang berperan sebagai perekat. Cara membuat larutan pestisida adalah sebagai berikut: a. Larutan Gadung Umbi gadung dibersihkan dan diambil sebanyak 1,5 kg dan ditumbuk sampai halus kemudian ditambahkan air 1,5 liter dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
disaring. Hasil saringan gadung dapat langsung digunakan. Sebelum digunakan,
hasil
saringan
gadung
diencerkan
lagi
dengan
menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan pada penelitian.
b. Larutan Nimba Daun nimba dibersihkan dan diambil sebanyak 1,5 kg dan ditumbuk sampai halus kemudian ditambahkan air 1,5 liter dan disaring. Hasil saringan daun nimba dapat langsung digunakan. Sebelum digunakan, hasil saringan daun nimba diencerkan lagi dengan menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan pada penelitian.
c. Larutan Tembakau Daun tembakau kering sebanyak 1,5 kg direndam dalam air panas (mendidih) 1,5 liter dan didiamkan selama satu malam. Daun tembakau yang direndam, disaring sebelum digunakan. Sebelum digunakan hasil saringan daun tembakau diencerkan lagi dengan menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang akan digunakan pada penelitian.
6. Teknik Penyemprotan Larutan pestisida disemprotkan menggunakan sprayer dengan ukuran 800 ml. Volume larutan pestisida tiap perlakuan sebanyak 400 ml. Larutan disemprotkan secara merata ke seluruh bagian tanaman yakni pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
batang dan daun tanaman. Setiap daun tanaman cabai disemprotkan larutan pestisida sebanyak tiga semprotan.
7. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan sebanyak sepuluh kali selama sepuluh minggu. Data diambil setiap minggu dengan kelipatan 7 hari setelah tanam dan seterusnya. Data diambil berdasarkan intensitas serangan hama dan penyakit pada setiap tanaman dan ditulis dalam bentuk persen. Tingkat intesitas serangan hama dan penyakit setiap tanaman (Djafaruddin,2000) dihitung dengan rumus: x 100 % Ket: I = intensitas sampel yang terserang n = jumlah sampel yang terserang v = nilai skala sampel yang terserang N= jumlah sampel yang diamati Z= nilai skala kategori tertinggi dengan kategori kerusakan sebagai berikut: Tabel 3.1 Kategori serangan berdasarkan tingkat serangan Nilai Intensitas serangan (%0 Kategori 0 0 Normal 1 >0 – 25 Ringan 2 >25 – 50 Sedang 3 >50 – 75 Berat 4 >75 Sangat Berat (Leatimia dan R.Y. Rumthe, 2011)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
D. Metode Analisis Data Data mengenai intensitas serangan hama dan penyakit yang telah diperoleh selama masa pengamatan dilanjutkan dengan pengujian statistik menggunakan uji Anova two factor within replication. Digunakan confident interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil dari α, maka significant. Perhitungan anova two factor with replication menggunakan program microsoft excel 2007. Pengujian statistik ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan yang sungguh memberikan pengaruh secara signifikan.
E. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X semester Ganjil yakni pada bab Ruang Lingkup Biologi dengan sub bab Metode Ilmiah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian menyangkut uji pengaruh pemberian pestisida didesain menjadi percobaan eksperimen dua faktor. Faktor-faktor yang diuji adalah pengaruh variasi bahan tanaman (P) yang digunakan sebagai pestisida organik dan variasi konsentrasi (K) terhadap intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai yang terdiri dari 10 perlakuan yakni P1K1, P1K2, P1K3, P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2, P3K3 dan TP (kontrol). Untuk mengetahui apakah pestisida organik dengan tiga bahan tanaman dan tiga perbandingan konsentrasi yang digunakan itu mencegah terjadinya serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting, diukur menggunakan uji Anova two factor within repication. Digunakan confident interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil dari α, maka significant. Perhitungan anova two factor with replication menggunakan program microsoft excel 2007. Dua faktor yang diuji pada penelitian ini yakni kandungan tiga bahan tanaman yang digunakan (umbi Gadung, daun Nimba, dan Tembakau) dan tiga perbedaan konsentrasi (1:4, 1:8, 1:12) pada sembilan kelompok tanaman cabai. Tujuan dari percobaan ini yakni ingin mengetahui pestisida organik pada perlakuan mana yang paling baik dalam menekan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai. Data yang diambil berjumlah dua kelompok yakni data mengenai intensitas serangan hama dan intensitas serangan penyakit. Pemisahan pengambilan data antara hama dan penyakit dikarenakan terdapat dua variabel dependent yang
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
diukur yakni menyangkut intensitas hama dan intensitas penyakit. Kedua variabel dependent ini diasumsikan tidak saling berhubungan satu sama lain sehingga dapat dianalisa secara terpisah. Terdapat teori yang mengatakan bahwa penyebaran penyakit tidak terlepas dari serangga vektor. Walaupun demikian tidak diasumsikan bahwa akibat yang ditimbulkan akan sama karena masih ada faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap intensitas serangan hama maupun penyakit antara lain kondisi lingkungan, teknik bertani, serta kualitas tanaman itu sendiri. Hasil penelitian menyangkut pengaruh pemberian pestisida organik dengan beberapa bahan sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai memberikan hasil bahwa selama melakukan penelitian ditemukan satu jenis hama dan satu jenis penyakit dengan gambaran sebagai berikut:
A.
Hama Kutu Putih Diperoleh data hasil penelitian mengenai intensitas serangan hama kutu putih (dalam %) sebagai berikut: Tabel 4.1 Intensitas Hama Kutu Putih pada Tanaman Cabai (dalam %) No
Perla kuan
Pengamatan II 87,5
III 47,5
IV 35
V 30
VI 27,5
VII 25
VIII 22,5
IX 25
25
30
25
20,2
20,2
25
Total X 32,5 432,5 27 407,9
Rataan
27 407,7 32,5 430 25 427,5
40,8
1
P1K1
I 100
2
P1K2
100
90
45
3
P1K3
100
75
40
35
32,5
25
20,2
22,5
25
4
P2K1
100
75
70
22,5
37,5
25
25
25
25
5
P2K2
100
75
67,5
30
30
25
25
25
25
6
P2K3
100
85
42,5
27,5
25
25
25
25
25
25
405
40,5
7
P3K1
100
70
27,5
25
20,2
25
16
12,2
25
25
345,9
34,6
8
P3K2
100
77,5
42,5
37,5
31,5
25
18
12,2
25
25
394,2
39,4
9
P3K3
100
75
47,5
35
37,5
25
12,2
16
25
25
398,2
39,8
10
TP*
100
95
70
52,5
60
50
47,5
47,5
42,5
45
610
61
43,3 40,8 43 42,8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Keterangan: - P1
: Umbi Gadung
- P2
: Daun Nimba
- P3
: Daun Tembakau
- TP
: Tanpa Perlakuan (Kontrol)
- K1
: Pengenceran 1:4 (10 ml / 40 ml air)
- K2
: Pengenceran 1:8 (10 ml / 80 ml air)
- K3
: Pengenceran 1:12 (10 ml / 120 ml air)
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, intensitas serangan hama kutu putih mengalami penurunan setiap minggu pengamatan. Pada minggu pertama sebelum aplikasi pestisida organik, serangan hama kutu putih mencapai 100% pada tiap perlakuan (lihat tabel 4.1 pada minggu I). Pada minggu terakhir aplikasi pestisida, intensitas serangan hama menurun. Berdasarkan tabel 4.1 jika dilihat tingkat penurunan intensitas serangan pada minggu X mencapai 25% (P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2, P3K3), 27% (P1K2) dan 32,5% (P1K1, P2K3) sedangkan pada kontrol serangan hama juga menurun sampai 45%. Penurunan intensitas serangan kutu putih tersebut selain dipengaruhi oleh pemberian pestisida pada tiap perlakuan dipengaruhi juga oleh umur tanaman. Semakin tua umur tanaman semakin kurang disukai kutu putih sebagai tempat untuk meletakkan telurnya karena pada daun yang tua kandungan air yang menjadi makanan kutu putih berkurang. Populasi kutu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
putih meningkat pada fase vegetatif tanaman dan menurun pada generatif (Heinz et al., 1982 dalam Nasution, 2010). Jika dibandingkan rata-rata intensitas serangan hama kutu putih seperti pada tabel di atas, ditunjukkan bahwa intensitas terendah terdapat pada perlakuan P3K1 (34,6 %) dan intensitas tertinggi terdapat pada perlakuan TP (61 %). Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dikategorikan berdasarkan intensitas serangan menurut Leatimia dan R.Y. Rumthe (2011) yang menggolongkan tingkat intensitas serangan menjadi 5 kategori yakni: nilai skala 0 dengan intensitas serangan 0 % untuk kategori normal nilai skala 1 dengan intensitas serangan ≥ 0 - 25 % untuk kategori ringan nilai skala 2 dengan intensitas serangan ≥ 25 – 50 % untuk kategori sedang nilai skala 3 dengan intensitas serangan ≥ 50 – 75 % untuk kategori berat nilai skala 4 dengan intensitas serangan > 75 % untuk kategori sangat berat Maka intensitas serangan hama kutu putih yang diperoleh dapat digolongkan berdasarkan kategori intensitas serangan dengan gambaran sebagai berikut: Tabel 4.2 Intensitas serangan hama Kutu Putih Perlakuan Rata-rata Kategori P1K1
43,3
Sedang
P1K2
40,8
Sedang
P1K3
40,8
Sedang
P2K1
43
Sedang
P2K2
42,8
Sedang
P2K3
40,5
Sedang
P3K1
34,6
Sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perlakuan
Rata-rata
Kategori
P3K2
39,4
Sedang
P3K3
39,8
Sedang
TP
61
Berat
35
Tabel 4.2 di atas menunjukkan tingkat intensitas serangan hama kutu putih berada pada kategori sedang dan kategori berat. Kategori sedang terdapat pada perlakuan P1K2, P1K3, P2K1, P2K2, P2K3, P3K1, P3K2 dan P3K3. Kategori berat terdapat pada perlakuan TP (kontrol). 1. Uji Anova Dua Faktor Keseragaman variansi data setiap perlakuan diketahui dengan melakukan uji homogenitas menggunakan uji F-test two-sampel for varians. Hasil yang diperoleh seperti pada lampiran II bagian B, F hitung < F tabel, berarti data homogen. Data homogen artinya pada setiap perlakuan mempunyai keseragaman variansi data. Selanjutnya untuk menguji adanya perbedaan pengaruh antar perlakuan digunakan uji Anova two factor within repication. Digunakan confident interval 0,95 atau
α = 0,05. Bila probabilitas p
lebih kecil dari α, maka
significant. Perhitungan anova two factor with replication menggunakan program microsoft excel 2007 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.3 Uji anova two factor with replication untuk hama kutu putih Source of Variation Bahan (P)
SS 307,656
df 2
MS 153,828
F P-value F crit 0,19829 0,820529 3,109311
Konsentrasi (K)
8,948667
2 4,474333 0,005768 0,994249 3,109311
Interaction (P x K)
239,1153
4 59,77883 0,077057 0,989065 2,484441
Total
63393,36
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada faktor pertama (P) nilai F hitung (0,198) < F crit (3,109) berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh pada perlakuan yang diberikan. H0 diterima, H1 ditolak yang berarti pengaruh perbedaan tiga bahan tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap intensitas serangan hama kutu putih. Pada faktor kedua (K) nilai F hitung (0,005) < F crit (3,109) berarti tidak terdapat perbedaan pengaruh pada perlakuan yang diberikan. H0 diterima, H1 ditolak yang berarti pengaruh perbedaan tiga konsentrasi yang diberikan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Sedangkan pada pengaruh interaksi antara kedua faktor yang diuji (P x K) nilai F hitung (0,077) < F crit (2, 484) berarti tidak terdapat pengaruh pada perlakuan yang diberikan. H0 diterima, H1 ditolak yang berarti kedua faktor yang diberikan (P dan K) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman cabai.
2.
Uji Anova satu faktor tiap perlakuan Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap konsentrasi pada masing-masing perlakuan yang diberikan dengan kontrol. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: a.
Umbi Gadung Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (1,387) < F tabel (2,866) sehinggga dikatakan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
pengaruh perbandingan konsentrasi terhadap hama kutu putih pada tanaman cabai (Lihat lampiran II bagian D 1). b.
Daun nimba Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (1,308) < F tabel (2,866) sehinggga dikatakan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh perbandingan konsentrasi terhadap hama kutu putih pada tanaman cabai (Lihat lampiran II bagian D 2).
c.
Daun Tembakau Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (2,005) < F tabel (2,866) sehinggga dikatakan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh perbandingan konsentrasi terhadap hama kutu putih pada tanaman cabai (Lihat lampiran II bagian D 3). Maka dapat dikatakan bahwa perlakuan perbedaan tanaman dan variasi
konsentrasi pestisida organik yang digunakan tidak memiliki perbedaan nyata tiap perlakuan terhadap intensitas serangan hama kutu putih pada tanaman cabai. Beberapa hal yang menyebabkan tidak adanya perbedaan pengaruh antara perlakuan-perlakuan yang diberikan terhadap tingkat intensitas serangan hama kutu putih dapat dianalisis sebagai berikut: Menurut Anto dan Yul (2014) tanaman cabai merupakan salah satu tanaman inang untuk hama kutu putih (Bemisia tabaci). Tanaman inang menjadi media untuk perkembangbiakan serangga kutu putih serta media untuk memperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
makanan. Pada umur 3 hari setelah tanam (HST), hama kutu putih (Bemisia tabaci) menyerang semua tanaman cabai yang ditanam (lihat Lampiran VI bagian B). Hama ini menempati bagian bawah daun pada semua tanaman cabai. Setiap daun terdapat 8-10 imago kutu putih dan bertambah hingga dua kali lipat pada 7 HST. Telur yang diletakkan di bagian bawah daun akan menetas setelah 5 hari sejak telur diletakkan. Hal ini diperkuat dengan teori menurut Mau and Kessing dalam Nasution (2010) yang mengatakan bahwa Imago dapat meletakkan telur sebanyak 28-300 butir telur. Imago yang berumur 1-4 hari dapat langsung menghasilkan telur tanpa melakukan perkawinan
(Sanderson
dalam
Nasution,
2010).
Kecepatan
perkembangbiakan kutu putih berbanding lurus dengan kecepatan kerusakan yang ditimbulkan karena imago dan nimfa kutu putih memperoleh makanan dengan mengisap cairan daun dan menimbulkan becak nekrotik pada daun sehingga mengakibatkan kerusakan sel-sel dan jaringan daun. Selain itu, isapan imago dan nimfa juga menjadi vektor penyebaran gemini virus (Diltin Hortikultura dalam Nasution, 2010) yang mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada tanaman cabai (lihat Lampiran VI bagian C). Keadaan iklim ketika masa tanam berlangsung juga dapat menjadi penyebab tingginya intensitas serangan hama kutu putih. Penelitian dilakukan pada awal Oktober - Desember 2014. Pada masa itu, keadaan iklim di daerah Yogyakarta berada pada akhir musim panas dan mulai memasuki musim penghujan. Ketika musim hujan, pestisida yang diberikan kemungkinan memiliki pengaruh yang rendah. Hal ini diduga karena penyemprotan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
pestisida dilakukan pada sore hari antara pukul 16.00 WIB – 18.00 WIB. Pada awal musim penghujan, hujan turun pada waktu malam hari. Hal ini dapat mengakibatkan semprotan pestisida yang diberikan pada tanaman cabai terbawa oleh air hujan sehingga efek pestisida yang disemprotkan tidak berpengaruh. Perbedaan sumber pengambilan bahan yang digunakan sebagai pestisida berpengaruh terhadap kandungan zat yang terdapat dalam bahan yang digunakan. Daun nimba yang digunakan pada penelitian tidak diambil dari tanaman yang sama. Hal ini tentu berpengaruh juga terhadap umur daun antara daun yang muda dan daun yang tua. Sama halnya dengan umbi gadung yang digunakan. Variasi umur umbi yang digunakan juga berbeda sehingga berpengaruh terhadap jumlah atau takaran zat yang terkandung. Selain itu perbedaan penggunaan antara bahan fresh (umbi gadung dan daun nimba) dan bahan kering (daun tembakau) juga berpengaruh terhadap senyawa yang terkadung sehingga hasil yang diberikan juga kemungkinan berbeda (lihat Lampiran VI bagian D). Walaupun data menunjukkan bahwa setiap perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda, namun jika dilihat dari intensitas serangan hama yang ditunjukkan pada tabel 4.2, intensitas serangan hama tiap perlakuan berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga bahan yang digunakan cukup memberikan efek yang baik sehingga intensitas serangan hama dikategorikan sedang. Sedangkan pada kontrol, intensitas serangan hama dikategorikan berat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Bila dilihat dari tingkat intensitas serangan hama, perlakuan ekstrak tembakau dengan konsentrasi 1:4 (P3K1) menunjukkan intensitas serangan hama kutu putih yang paling rendah. Seperti yang telah dikemukakan di awal bahwa perlakuan yang menunjukkan intensitas serangan hama kutu putih paling rendah adalah perlakukan yang lebih efektif sehingga dapat dikatakan bahwa perlakuan ekstrak tembakau dengan konsentrasi 1:4 (P3K1) memberikan hasil yang
paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini
dimungkinkan karena bahan daun tembakau yang digunakan seragam sehingga berpengaruh terhadap jumlah zat metabolik sekunder yang terkandung. Daun tembakau yang digunakan berasal dari tanaman yang sama dan memiliki umur yang sama. Dari ketiga bahan yang digunakan, aroma ekstrak daun tembakau paling menyengat dan memiliki rasa paling pahit. Carl Friedrich Wilhelm Meissner dalam Sinaga (2014) mengemukakan bahwa secara organoleptik rasa pahit dan sepat yang dirasakan pada tanaman disebabkan oleh adanya alkaloid yang terkandung pada tanaman tersebut. Kandungan alkaloid merupakan senyawa metabolik sekunder yang dihasilkan tanaman yang berperan sebagai mekanisme pertahanan diri dari serangan hama maupun menyakit pada tanaman. Pada daun tembakau metabolik sekunder yang terkandung berupa nikotin dan neurotoksin. Nikotin adalah senyawa kimia antiherbivora dan kandungan neurotoksinnya sensitif bagi serangga. Hal ini yang memungkinkan mempengaruhi kecepatan populasi hama kutu putih sehingga laju pertumbuhannya dapat ditekan. Perlakuan P3K1 memiliki konsentrasi yang lebih pekat dibandingkan dengan perlakuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
P3K2 dan P3K3 sehingga kandungan nikotin dan neurotoksinnya lebih tinggi yang menyebabkan hasil yang diberikan lebih baik.
B. Penyakit Virus Diperoleh data hasil penelitian mengenai intensitas serangan virus (dalam %) sebagai berikut: Tabel 4.4 Intensitas Penyakit Virus pada Tanaman Cabai (dalam %) Perla kuan I P1K1 0 P1K2 0 P1K3 0 P2K1 0 P2K2 0 P2K3 10 P3K1 3,7 P3K2 5,2 P3K1 2,2 TP* 2,2
II 0 0 0 0 0 0,2 1 1,5 1,5 2,2
III 0 0 0 0 0 1,5 1 1,5 8,7 5
IV 0 0 0 0 0 13,5 3 3 3 2,5
Pengamatan V VI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,5 10 0,5 8 0,7 13,7 2,2 18 0,5 18
VII VIII 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,2 1 0,2 1 0,2 1 2 4 0,2 4
Keterangan: -
P1
: Umbi Gadung
-
P2
: Daun Nimba
-
P3
: Daun Tembakau
-
TP
: Tanpa Perlakuan (Kontrol)
-
K1
: Pengenceran 1:4 (10 ml / 40 ml air)
-
K2
: Pengenceran 1:8 (10 ml / 80 ml air)
-
K3
: Pengenceran 1:12 (10 ml / 120 ml air)
IX 0 0 0 0 0 4,5 5 3 2,2 4
X 0 0 0 0 0 56,2 56,2 49,5 40,5 42
Total
Rataan
23,3 2,3 6,4 0,6 17,7 1,7 25 2,5 4,4 0,4 67,7 6,8 2,8 0,3 11 1,1 18,7 1,9 244,4 24,4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh, intensitas serangan penyakit virus memiliki data yang tidak merata dan cenderung meningkat. Gejala serangan virus terlihat pada akhir minggu ke-5 dan kerusakan akibat serangan didata pada minggu ke-6 masa pengamatan. Tidak semua tanaman terserang virus. Jumlah tanaman yang terserang virus berbeda-beda antar tiap perlakuan. Jumlah tanaman terserang paling sedikit terjadi pada perlakuan P3K1 dengan rata-rata 1 tanaman terserang. Jumlah tanaman terserang paling banyak terjadi pada kontrol (TP) dengan rata-rata 9 tanaman terserang (Lihat lampiran I Bagian B) Intensitas serangan virus pada perlakuan P1K1 di awal sebesar 10 % dan menurun menjadi 2,2 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P1K2 di awal sebesar 0,2 % dan naik menjadi 2,2 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P1K3 di awal sebesar 1,5 % dan naik menjadi 5 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P2K1 di awal sebesar 13,5 % dan menurun menjadi 2,5 % di akhir pengamatan. Presentase serangan virus pada perlakuan P2K2 di awal sebesar 0,5 % dan di akhir pengamatan sebesar 0,5 %. Intensitas serangan virus pada perlakuan P2K3 di awal sebesar 10 % dan naik menjadi 18 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P3K1 di awal sebesar 0,2 % dan di akhir pengamatan sebesar 0,2 %. Intensitas serangan virus pada perlakuan P3K2 di awal sebesar 1 % dan naik menjadi 4 % di akhir pengamatan. Intensitas serangan virus pada perlakuan P3K3 di awal sebesar 4,5 % dan turun menjadi 4 % di akhir pengamatan. Sedangkan pada kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
(TP) intensitas serangan virus di awal sebesar 56,2 % dan turun menjadi 42 % di akhir pengamatan. Ditinjau berdasarkan rata-rata intensitas serangan virus, intensitas paling rendah terdapat pada P3K1 sebesar 0,3 % dan intensitas paling tinggi terdapat pada kontrol (TP) sebesar 24,4%. Hasil pengamatan yang diperoleh dapat dikategorikan berdasarkan intensitas serangan menurut Leatimia dan R.Y. Rumthe (2011) yang menggolongkan tingkat intensitas serangan menjadi 5 kategori yakni: nilai skala 0 dengan intensitas serangan 0 % untuk kategori normal nilai skala 1 dengan intensitas serangan ≥ 0 - 25 % untuk kategori ringan nilai skala 2 dengan intensitas serangan ≥ 25 – 50 % untuk kategori sedang nilai skala 3 dengan intensitas serangan ≥ 50 – 75 % untuk kategori berat nilai skala 4 dengan intensitas serangan > 75 % untuk kategori sangat berat Maka intensitas serangan virus yang diperoleh dapat digolongkan berdasarkan kategori intensitas serangan dengan gambaran sebagai berikut:
Perlakuan P1K1 P1K2 P1K3 P2K1 P2K2 P2K3 P3K1 P3K2 P3K3 TP
Tabel 4.5 Intensitas penyakit Virus Rata-rata Kategori 2,3 Ringan 0,6 Ringan 1,8 Ringan 2,5 Ringan 0,4 Ringan 6,8 Ringan 0,3 Ringan 1,1 Ringan 1,9 Ringan 24,4 Ringan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel 4.5 memberikan gambaran tingkat intensitas serangan penyakit virus < 25 %. Berdasarkan kategori intensitas serangan data diatas menunjukkan bahwa intensitas serangan virus berada pada kategori ringan.
1. Uji Anova Dua Faktor Keseragaman variansi data setiap perlakuan diketahui dengan melakukan uji homogenitas menggunakan uji F-test two-sampel for varians. Hasil yang diperoleh seperti pada lampiran III bagian B, F hitung < F tabel, berarti data homogen. Selanjutnya untuk menguji adanya perbedaan pengaruh antar perlakuan digunakan uji Anova two factor within repication. Digunakan confident interval 0,95 atau α = 0,05. Bila probabilitas p lebih kecil dari α, maka significant. Perhitungan anova two factor with replication menggunakan program microsoft excel 2007 diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Uji anova two factor with replication penyakit virus SS df MS F P-value
F crit
Bahan (P)
116,0087
2 58,00433 4,986744
Konsentrasi (K)
76,28067
2 38,14033 3,278998 0,042723 3,109311
Interaksi (PxK)
119,9427
4 29,98567 2,577926 0,043497 2,484441
Total
1254,4
0,00907 3,109311
89
Berdasarkan uji anova yang dilakukan, pada faktor pertama (P) nilai F hitung (4,98) > F Crit (3,109) berarti terdapat perbedaan pengaruh variasi bahan terhadap intensitas serangan virus pada tanaman cabai. Ho ditolak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
dan Hi diterima yang menunjukkan bahwa ketiga bahan yang digunakan sebagai pestisida organik memberikan pengaruh yang berbeda terhadap intensitas serangan virus. Pada faktor kedua (K) nilai F hitung (3,27) > F crit (3,109) berarti terdapat perbedaan pengaruh variasi konsentrasi ekstrak yang diberikan pada tanaman. Ho ditolak dan Hi diterima yang menunjukkan bahwa tiga konsentrasi yang digunakan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap intensitas serangan virus.
Sedangkan pada pengaruh interaksi
antara kedua faktor yang diuji (P x K) nilai F hitung (2,57) > F crit (2, 484) berarti terdapat pengaruh pada perlakuan yang diberikan. Ho ditolak, Hi diterima yang berarti kedua faktor yang diberikan (P dan K) menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap itensitas serangan penyakit virus pada tanaman cabai. Maka untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda secara signifikan, perhitungan dilanjutkan menggunakan multiple comparison procedures yaitu untuk mengetahui mean mana yang berbeda secara signifikan (Paul, 2011). Rumusan yang digunakan yaitu dengan critical differences (CD) dan diperoleh hasil CD = 2,58. Perhitungan dilanjutkan dengan membandingkan mean tiap perlakuan. Jika perbedaan 2 mean ≥ CD maka signifikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.7 Perbandingan mean tiap perlakuan P1K1 P1K2 P1K3 P2K1 P2K2 P2K3 P3K1 P1K1 0 -1,7 -0,5 0,2 -1,9 4,5 -2 P1K2 -1,7 0 1,2 1,9 -0,2 6,2 -0,3 P1K3 - 0,5 -1,2 0 1,7 -1,4 5 -1,5 P2K1 0,2 -1,9 -1,7 0 -2,1 4,3 -2,2 P2K2 -1,9 0,2 1,4 2,1 0 6,4 -0,1 P2K3 4,5 -6,2 -5 -4,3 -6,4 0 -6,5 P3K1 -2 0,3 1,5 2,2 0,1 0 6,5 P3K2 -1,2 -0,5 0,7 -1,4 0,7 5,7 -0,8 P3K3 -0,4 -1,3 -0,1 0,6 1,5 4,9 -1,6 Mean setiap perlakuan: P1K1: 2,3
P2K1: 2,5
P3K1: 0,3
P1K2: 0,6
P2K2: 0,4
P3K2: 1,1
P1K3: 1,8
P2K3: 6,8
P3K3: 1,9
P3K2 -1,2 0,5 -0,7 -1,4 -0,7 -5,7 0,8 0 -0,8
46
P3K3 -0,4 1,3 0,1 -0,6 -1,5 -4,9 1,6 0,8 0
TP: 24,4
Perhitungan perbandingan mean yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat 8 mean > CD maka dikatakan terdapat perbedaan pengaruh antara tiap perlakuan yang diberikan terhadap intensitas serangan virus. Perbedaan ini terdapat pada perbandingan antara perlakuan P2K3 dengan tujuh perlakuan lainnya. Dari perbandingan yang dilakukan nilai perbandingan terdapat pada perbandingan antara perlakuan P2K3 dan P3K1 sebesar 6,5. Jika dilihat nilai mean kedua perlakuan, mean terkecil terdapat pada perlakuan P3K1. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan P3K1 memberikan perbedaan paling baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Gambar 4.1. Gejala Penyakit Virus pada Tanaman Cabai Penyakit virus yang menyerang tanaman cabai disebarkan oleh vektor yakni kutu putih. Hal ini didukung dengan apa yang dikemukakan oleh Agrios (1996) yang mengatakan bahwa salah satu cara penularan virus adalah melalui serangga vektor yakni kutu putih. Gejala penyakit yang ditemukan ditunjukkan dengan timbulnya bercak berwarna kuning pada daun muda tanaman cabai. Bercak kuning ini lama kelamaan menyebar ke seluruh permukaan daun dan daun yang terserang menggulung sehingga daun tanaman terlihat mengeriting (Sudiono, 2008). Gejala penyakit seperti pada gambar 4.1 sama halnya seperti gejala yang
diungkapkan
Tuhumury
dan
Amanupunyo
(2013)
yang
mendeskripsikan bahwa gejala virus kuning pada cabai ditandai dari daun mulai menguning dan mengeriting dimulai dari pucuk daun berkembang menjadi warna kuning, tulang daun menebal dan menggulung ke atas. Penyakit ini umumnya menyebabkan penurunan laju fotosintesis dengan mengurangi jumlah klorofil pada daun. Hal ini menyebabkan tanaman menjadi kerdil (Tjahjadi, 1993).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Berdasarkan data yang diperoleh intensitas serangan virus pada tanaman cabai dikategorikan ringan. Baik pemberian perlakuan pestisida organik maupun kontrol menunjukkan bahwa serangan virus tidak tergolong berat. Namun jika dibandingkan tingkat intensitasnya terdapat perbedaan yang cukup jauh antara tiap perlakuan dengan kontrol. Intensitas serangan virus paling rendah terdapat pada perlakuan ekstrak tembakau dengan konsentrasi 1:4 (P3K1) dengan intesitas serangan virus sebesar 0,3 % sedang pada kontrol (TP) intensitas serangan virus mencapai 24,4 %. Rendahnya intensitas serangan virus ini dapat disebabkan oleh pengaruh kandungan ekstrak tanaman yang digunakan sebagai pestisida organik. Setiap tanaman pada umumnya memiliki kandungan metabolit sekunder yang bermanfaat sebagai mekanisme pertahanan diri dari serangan hama dan penyakit tanaman. Ketiga jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan untuk membuat pestisida organik masing-masing menghasilkan kandungan metabolit sekunder yang berbeda-beda. Umbi gadung diketahui memiliki kandungan senyawa yang bersifat racun. Sifat racun tersebut disebabkan oleh kandungan dioskorin, diosgenin, dan dioscin yang dapat menyebabkan gangguan syaraf. Oleh karena senyawa metabolit sekunder yang terbentuk pada bagian tertentu tumbuhan terdistribusi ke seluruh bagian tumbuhan, maka diduga umbi gadung juga mengandung senyawa yang bersifat toksik (Rahayu, 2010). Daun nimba memiliki beberapa kandungan yang berperan sebagai insektisida, penolak hama, akarisida, penghambat
pertumbuhan,
neumatisida,
fungisida
dan
anti
virus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Kandungan senyawa tersebut antara lain azadirachtin, salannin, meliantriol dan nimbin / nimbodin (Pitojo, 2003). Tanaman tembakau sangat dikenal dengan kandungan nikotinnya. Nikotin termasuk metabolit sekunder dari golongan alkaloid yang berperan mempengaruhi neurotransmisi dan menghambat
kerja
enzim
(dalam
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder). Tanaman dapat tumbuh dengan baik dan terhindar dari berbagai serangan hama dan penyakit jika terjadi keseimbangan antara faktor internal dan faktor eksternal yang dibutuhkan oleh tanaman. Faktor lingkungan seperti kecukupan sinar matahari, suhu, curah hujan dan ketersediaan air berperan penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Selain itu faktor internal seperti kemampuan tanaman menyerap air dan unsur hara, ketercukupan unsur hara, kemampuan melakukan fotosintesis juga berperan besar bagi tumbuhan. Jika terjadi keseimbangan maka tumbuhan tersebut akan tumbuh baik. Sebaliknya jika tidak terjadi keseimbangan antara kedua faktor tersebut maka akan ada masalah lain yang ditimbulkan salah satunya adalah mudahnya tanaman terserang hama dan penyakit. Tanaman cabai yang ditanam pada penelitian ini dikondisikan agar kedua faktor (internal dan eksternal) yang mempengaruhi dapat terjaga dan terpenuhi. Tanaman ditanam pada polibag dengan media
tanam yang
mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman cabai (lihat Lampiran VI bagian A). Selain itu tanaman cabai juga diletakkan di tempat terbuka yang memungkinkan terjadi penetrasi cahaya matahari secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
langsung sehingga kebutuhan cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tanaman cabai terpenuhi. Penyiraman juga dilakukan setiap sore hari untuk memenuhi ketersediaan air bagi tanaman cabai. Bibit cabai yang digunakan juga diseleksi agar mendapat bibit dengan kualitas yang baik. Bibit dengan kualitas yang baik memungkinkan tanaman memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik sehingga tidak mudah terserang hama dan penyakit tanaman. Kondisi ini diatur sedemikian rupa sehingga tanaman cabai yang ditanam dapat tumbuh sehat dan subur dan juga dapat terhindar dari berbagai macam serangan hama dan penyakit tanaman. Pitojo (2003) mengemukakan bahwa kurang lebih terdapat enam jenis hama dan enam jenis penyakit yang sering menyerang tanaman cabai (lihat tabel 2.1). Serangan hama dan penyakit dapat meningkat jika kondisi lingkungan kurang mendukung terutama pada musim penghujan. Satu jenis hama dan satu jenis penyakit yang ditemukan pada penelitian ini membuktikan bahwa selain faktor internal dan eksternal, pemberikan pestisida organik yang dilakukan mampu menghambat dan mengurangi jumlah hama dan penyakit yang menyerang tanaman cabai.
2. Uji Anova satu faktor tiap perlakuan Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh tiap konsentrasi pada masing-masing perlakuan yang diberikan dengan kontrol. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
a. Umbi Gadung Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (7,404) > F tabel (2,866) sehinggga dikatakan signifikan. Selanjutnya dilakukan uji CD untuk menentukan perbandingan konsentrasi mana yang memberikan hasil lebih baik. Diperoleh nilai CD sebesar 12,034. Berdasarkan perbandingan mean yang dilakukan (P1K1, P1K2, P1K3 dan TP) terdapat 3 perbandingan mean lebih besar dari CD. Ketiga perbedaan tersebut terdapat pada perbandingan masing-masing perlakuan dengan kontrol.
Nilai perbandingan paling tinggi terdapat pada
perbandingan TP (Kontrol) dan P1K2 (Ekstrak umbi Gadung pada konsentrasi 1:8). Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan P1K2
memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan P1K1 dan perlakuan P1K3 (Lihat lampiran III bagian E no.1).
b. Daun Nimba Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (6,229) > F tabel (2,866) sehinggga dikatakan signifikan. Selanjutnya dilakukan uji CD untuk menentukan perbandingan konsentrasi mana yang memberikan hasil lebih baik. Diperoleh nilai CD sebesar 12,515. Berdasarkan perbandingan mean yang dilakukan (P2K1, P2K2, P2K3 dan TP) terdapat 3 perbandingan mean lebih besar dari CD. Ketiga perbedaan tersebut terdapat pada perbandingan masing-masing perlakuan dengan kontrol.
Nilai perbandingan paling tinggi terdapat pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
perbandingan TP (Kontrol) dan P2K2 (Ekstrak daun Nimba pada konsentrasi 1:8). Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan P2K2
memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan P2K1 dan perlakuan P2K3 (Lihat lampiran III bagian E no.2).
c. Daun Tembakau Dari pengujian statistik menggunakan uji anova satu faktor diperoleh hasil F hitung (7,861) > F tabel (2,866) sehinggga dikatakan signifikan. Selanjutnya dilakukan uji CD untuk menentukan perbandingan konsentrasi mana yang memberikan hasil lebih baik. Diperoleh nilai CD sebesar 11,929. Berdasarkan perbandingan mean yang dilakukan (P3K1, P3K2, P3K3 dan TP) terdapat 3 perbandingan mean lebih besar dari CD. Ketiga perbedaan tersebut terdapat pada perbandingan masing-masing perlakuan dengan kontrol.
Nilai perbandingan paling tinggi terdapat pada
perbandingan TP (Kontrol) dan P3K1 (Ekstrak daun Tembakau pada konsentrasi 1:8). Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan P3K1
memberikan pengaruh yang paling baik dibandingkan dengan perlakuan P3K2 dan perlakuan P3K3 (Lihat lampiran III bagian E no.3). Berdasarkan uji anova satu faktor yang dilakkukan diketahui bahwa pada masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang berbeda dengan kontrol. Masing-masing perlakuan tersebut dapat mengurangi intensitas serangan virus pada tanaman cabai. Perbedaan perbandingan konsentrasi yang diberikan ternyata memberikan hasil yang berbeda juga. Pada perlakuan dengan bahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
umbi gadung dan daun nimba, perlakuan dengan konsentrasi 1:8 memberikan hasil paling baik dibandingkan dengan konsentrasi 1:4 dan 1:12. Sedangkan pada perlakuan dengan bahan daun tembakau, perlakuan dengan konsentrasi 1:4 memberikan hasil paling baik dibandingkan dengan konsentrasi 1:8 dan 1:12. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan konsentrasi 1:4 yang diduga dapat memberikan hasil paling baik tidak terbukti. Faktor yang kemungkinan mampengaruhi adalah tingkat penyerapan zat dari ekstrak yang disemprotkan berdasarkan sifat kepekatan masing-masing konsentrasi yang diberikan. Telah dikemukakan di atas bahwa bahan tanaman yang digunakan berupa bahan segar (umbi gadung dan daun nimba) dan bahan kering (daun tembakau). Ekstrak pada bahan segar diperoleh dengan cara diblender sedangkan pada bahan kering, diperoleh dengan cara merendam ke dalam air mendidih selama satu malam. Hasil blender bahan tanaman segar terdapat endapan dari partikelpartikel tumbuhan. Pada umbi gadung, endapan berupa partikel berwarna putih seperti endapan tepung dan pada daun tembakau endapat berupa partikel berwarna hijau berupa butiran-butiran halus. Sedangkan pada ekstrak tembakau tidak terdapat endapan. Endapan yang ada lebih banyak berada pada ekstrak dengan konsentrasi 1:4 dan paling sedikit ditemukan pada konsentrasi 1:12. Pada aplikasi pestisida yang dilakukan, ekstrak yang telah dimasukan ke dalam sprayer dikocok sebelum digunakan sehingga endapan yang ada tercampur dan ikut keluar pada waktu disemprotkan pada tanaman. Telah diketahui bahwa tanaman dapat menyerap zat-zat berupa cairan melalui stomata pada bagian daun dan lentisel pada bagian batang. Penyerapan lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
optimal terjadi jika partikel-partikel yang terdapat dalam ekstrak berukuran kecil. Sebaliknya penyerapan tidak optimal jika partikel-partikel yang terkandung berukuran besar ataupun dalam jumlah yang besar. Hal ini yang diduga mempengaruhi sehingga pada pemberian ekstrak dari umbi gadung dan daun nimba, konsentrasi 1:8 memberikan hasil lebih baik karena memiliki jumlah partikel dalam endapan ekstrak berjumlah sedikit dari konsentrasi 1:4 dan memiliki senyawa yang terkandung lebih banyak dari konsentrasi 1:12. Sedangkan pada ekstrak tembakau penyerapan dapat terjadi dengan optimal karena tidak terdapat endapan yang mempengaruhi tingkat penyerapan tumbuhan dan pada konsentrasi 1:4 jumlah senyawa terkandung lebih banyak dibandingkan dengan konsentrasi 1:8 dan 1:12 sehingga konsentrasi 1:4 memberikan hasil yang lebih baik. Jika dibandingkan aroma serta rasa dari ketiga bahan tanaman yang digunakan, ekstrak tembakau memiliki rasa yang lebih pahit dan aroma yang lebih menyengat. Selain itu, bahan tembakau yang digunakan berupa bahan kering sehingga senyawa yang terkandung lebih banyak dibandingkan dengan bahan umbi gadung dan daun nimba yang diambil dari bahan segar. Maka dapat dikatakan bahwa pada bahan tembakau pada konsentrasi tinggi lebih memberikan hasil lebih baik. Sedangkan pada bahan umbi gadung dan daun nimba hasil paling baik diperoleh dari perbandingan konsentrasi lebih rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
55
Aplikasi Hasil Penelitian pada Materi Pembelajaran SMA Pengujian berbagai jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida organik dapat menambah pengetahuan bagi siswa dalam mendukung proses belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat diajarkan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk mendukung proses belajarnya. Melalui pelajaran di sekolah siswa dapat membantu memperluas pengetahuannya tersebut untuk membantu masyarakat yang secara umum berperan sebagai penggiat pertanian terutama bagi masyarakat yang masih minim pengetahuannya mengenai pemanfaatan tanaman sekitar mereka yang dapat dijadikan pestisida organik. Selain itu, siswa sendiri dapat mengembangkan sikap ilmiah, keterampilan berproses secara ilmiah menggunakan metode ilmiah. Dengan demikian siswa dapat merancang dan melakukan penelitian dan percobaan biologi secara sederhana. Bahan belajar yang dapat mendukung kegiatan belajar tersebut terdapat pada materi SMA kelas X semester I yakni mengenai Ruang Lingkup Biologi bagian sub bab kerja ilmiah dan melakukan penelitian serta percobaan Biologi sederhana. Acuan kurikulum yang digunakan dalam desain pembelajaran terkait penelitian yang dilakukan menggunakan kurikulum 2013. Kompetensi dasar (KD) yang digunakan adalah KD 3.1: Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan),
metode ilmiah dan
prinsip keselamatan kerja berdasarkan
pengamatan dalam kehidupan sehari-hari dan KD 4.1: Menyajikan data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis (Lihat lampiran IV).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pengamatan dan pengolahan data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1.
Pemberian pestisida ekstrak umbi gadung (Dioscorea hispida Dennts.), daun nimba (Azadirachta indica A.jus) dan daun tembakau (Nicotiana tabacum) dapat menurunkan intensitas serangan hama dan penyakit pada tanaman cabai
2.
Perbedaan konsentrasi tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap intensitas hama kutu putih. Namun pada serangan virus, pada ekstrak dari umbi gadung dan daun nimba, konsentrasi 1:8 memberikan hasil yang paling baik sedangkan pada daun tembakau, konsentrasi 1:4 memberikan hasil yang paling baik.
B.
Saran Bagi Peneneliti selanjutnya a.
Bahan tanaman yang digunakan sebaiknya diseragamkan baik dalam bentuk fress atau dalam bentuk kering karena perbedaan penggunaan bahan antara bahan fresh dan bahan kering sangat berpengaruh terhadap senyawa metabotit sekunder yang terkandung.
b.
Dapat membuat perbandingan penggunaan bahan antara bahan fress dan bahan kering agar dapat mengetahui antara bahan kering dan
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
bahan fresh mana yang lebih baik digunakan sebagai pestisida organik c.
Dapat membandingkan waktu penyemprotan pestisida antara pagi dan sore hari untuk mengetahui waktu melakukan penyemprotan mana yang memberikan hasil paling baik.
d.
Penelitian sebaiknya tidak dilakukan pada musim penghujan karena curah hujan dan tingkat kelembapan tinggi akan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan optimal. Selain itu, jika pestisida yang baru disemprotkan terkena guyuran hujan maka tidak akan berpengaruh terhadap hama yang disemprot.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2014, Metabolit sekunder, Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder), Diakses 10 Maret 2015 Agrios, G.N., 1996, Ilmu Penyakit Tumbuhan, Edisi Ketiga Terjemahan Munzio Burnid, M.si., Gajah Mada Press, Yogyakarta. Anto A., dan Yul, 2014, Waspadai Serangan Kutu Kebul, Dalam http://balista.litbang.pertanian.go.id/ind/indeks.php/berita-terbaru/320 , diakses 10 Maret 2015. Djafaruddin, 2000, Dasar-dasar Pengendalian Hama dan Penyakit, Bumi Aksara, Jakarta. Djojosumarto P., 2008, Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian edisi revisi, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Djunaedy A., 2009, Biopestisida sebagai Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang Ramah Lingkungan, EMBRYO 6 (1): 88-95. Irnaningtyas, 2013, BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Penerbit Erlangga. Koswara, S., 2011, Teknologi Pengolahan Umbi-umbian Bagian 3: Pengolahan Umbi Gadung, Dalam http://Seafast.ipb.ac.id, Diakses 10 Maret 2015. Leatemia J. A dan R. Y. Rumthe, 2011, Studi Kerusakan Akibat Serangan Hama Pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Propinsi Maluku. Universitas Pattimura, Ambon. J. Agroforestri 6(1):53-56. Nasution, 2010, Hama Kutu Putih, Dalam http://repository.usu.ac.id/ bitstream/123456789/17786/5/chapter%20I, Diakses 10 Maret 2015. Pitojo S., 2003, Benih Cabai Seri Penangkaran, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Pracaya, 2008, Pengendalian Hama dan penyakit Tanaman secara Organik, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Rahayu, S., 2010, Senyawa aktif anti makan dari umbi gadung (dioscorea hispida dennts), Jurnal Kimia 4(1), 71-78. Sibarani, F.M., 2008, Uji Efektifitas beberapa Pestisida Nabati untuk Mengendalikan Penyakit Antraknosa pada Tanaman Cabai (Capsiccum Annuum) di Lapangan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan. Sinaga R., 2014, Metabolit Sekunder, Dalam https://rahmatsinaga10 .wordpress.com/2014/11/04/metabolitsekunder/, Diakses 21 Mei 2015. Sudiono. 2008. Pengendalian Penyakit Kuning Gunila. Dalam https://pengendalianpenyakitkuninggunila.wordpress.com/kategori/jurn al. Diakses 10 Maret 2015 Sunarti, dan Selly R., 2014, Penilaian dalam Kurikulum 2013, Penerbit Andi,Yogyakarta. Suparno P., 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi, Penerbit Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tenrirawe, A., 2011, Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L) terhadap Mortalitas Larva (Helicoverpa armigera H)pada Jagung, Balai Penelitian Tanaman Serealis, 521-529. Tjahjadi, N. 1993. Bertanam Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Tuhumury, G.N.C dan H.R.D. Amanupunyo. 2013. Kerusakan Tanaman Cabai akibat Penyakit Virus di desa Waimital Kecamatan Kairatu. Agroligia Jurnal Ilmu Budidaya Tanaman 2 (1): 36 – 42.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN Lampiran I : Data Pengamatan Hama Kutu Putih dan Penyakit Virus A. Kutu Putih Pengamatan Minggu ke-
P1K1
I II III IV V VI VII VIII IX X
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
I II III IV V VI VII VIII IX X
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3.5 1.9 1.4 1.2 1.1 1 0.9 1 1.3 P3K1 4 2.8 1.1 1 0.9 1 0.8 0.7 1 1
n 10 10 10 10 10 10 10 20.2 10 10 10 10 10 10 9 10 8 7 10 10
% 100 87.5 47.5 35 30 27.5 25 22.5 25 32.5 % 100 70 27.5 25 20.2 25 16 12.2 25 25
P1K2 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3.6 1.8 1 1.2 1 0.9 0.9 1 1.1 P3K2 4 3.1 1.7 1.5 1.4 1 0.9 0.7 1 1
n 10 10 10 10 10 10 9 9 10 10 10 10 10 10 9 10 8 7 10 10
% 100 90 45 25 30 25 20.2 20.2 25 27.5 % 100 77.5 42.5 37.5 31.5 25 18 12.2 25 25
P1K3 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3 1.6 1.4 1.3 1 0.9 0.9 1 1.3 P3K3 4 3 1.9 1.4 1.5 1 0.7 0.8 1 1
n 10 10 10 10 10 10 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 7 8 10 10
% 100 75 40 35 32.5 25 20.2 22.5 25 32.5 % 100 75 47.5 35 37.5 25 12.2 16 25 25
P2K1 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3 2.8 0.9 1.5 1 1 1 1 1 TP 4 3.8 2.8 2.1 2.4 2 1.9 1.9 1.7 1.8
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
% 100 75 70 22.5 37.5 25 25 25 25 25 % 100 95 70 52.5 60 50 47.5 47.5 42.5 45
P2K2 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 2.8 2.7 1.2 1.2 1 1 1 1 1
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
% 100 75 67.5 30 30 25 25 25 25 25
P2K3 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
V 4 3.4 1.7 1.1 1 1 1 1 1 1
61
n 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
% 100 85 42.5 27.5 25 25 25 25 25 25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Penyakit Virus Pengamatan Minggu keI II III IV V VI VII VIII IX X
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
I II III IV V VI VII VIII IX X
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P1K1 V 0 0 0 0 0 1 0.5 0.7 0.3 0.3 P3K1 0 0 0 0 0 0.1 0.1 0.1 0.4 0.1
n 0 0 0 0 0 4 3 3 3 3 0 0 0 0 0 1 1 1 2 1
% 0 0 0 0 0 10 3.7 5.2 2.2 2.2 % 0 0 0 0 0 0.2 0.2 0.2 2 0.2
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P1K2 V 0 0 0 0 0 0.1 0.2 0.3 0.3 0.3 P3K2 0 0 0 0 0 0.2 0.2 0.2 0.4 0.4
n 0 0 0 0 0 1 2 2 2 3 0 0 0 0 0 2 2 2 4 4
% 0 0 0 0 0 0.2 1 1.5 1.5 2.2 % 0 0 0 0 0 1 1 1 4 4
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P1K3 V 0 0 0 0 0 0.3 0.2 0.3 0.7 0.5 P3K3 0 0 0 0 0 0.6 0.5 0.6 0.3 0.4
n 0 0 0 0 0 2 2 2 5 4 0 0 0 0 0 3 4 2 3 4
% 0 0 0 0 0 1.5 1 1.5 8.7 5 % 0 0 0 0 0 4.5 5 3 2.2 4
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2K1 V 0 0 0 0 0 0.9 0.4 0.4 0.4 0.5 TP 0 0 0 0 0 2.5 2.5 2.2 1.8 2.1
n 0 0 0 0 0 6 3 3 3 2 0 0 0 0 0 9 9 9 9 8
% 0 0 0 0 0 13.5 3 3 3 2.5 % 0 0 0 0 0 56.2 56.2 49.5 40.5 42
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2K2 V 0 0 0 0 0 0.2 0.2 0.3 0.3 0.2
n 0 0 0 0 0 1 1 1 3 1
% 0 0 0 0 0 0.5 0.5 0.7 2.2 0.5
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2K3 V 0 0 0 0 0 0.8 0.8 1.1 1.2 1.2
n 0 0 0 0 0 5 4 5 6 6
% 0 0 0 0 0 10 8 13.7 18 18
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Lampiran II : Uji Statistik Hama Kutu Putih A. Uji Normalitas Kutu Putih Perlakuan = P1K1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N
10
Normal Parameters
a,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
43.2500 27.69000 .317
Positive
.317
Negative
-.227
Kolmogorov-Smirnov Z
1.003
Asymp. Sig. (2-tailed)
.267
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = P1K1
Perlakuan = P1K2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N Normal Parametersa,,b
10 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
.343 .343
Negative
-.243
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
c. Perlakuan = P1K2
29.50346
Positive
Kolmogorov-Smirnov Z
b. Calculated from data.
40.7900
1.084 .191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Perlakuan = P1K3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N
10
Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
40.7700 26.04454 .312
Positive
.312
Negative
-.215
Kolmogorov-Smirnov Z
.986
Asymp. Sig. (2-tailed)
.285
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = P1K3
Perlakuan = P2K1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N Normal Parametersa,,b
10 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
.340 .340
Negative
-.232
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
c. Perlakuan = P2K1
28.03272
Positive
Kolmogorov-Smirnov Z
b. Calculated from data.
43.0000
1.074 .199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Perlakuan = P2K2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N
10
Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
42.7500 27.54920 .378
Positive
.378
Negative
-.260
Kolmogorov-Smirnov Z
1.196
Asymp. Sig. (2-tailed)
.114
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = P2K2
Perlakuan = P2K3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N Normal Parametersa,,b
10 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
.378 .378
Negative
-.291
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
c. Perlakuan = P2K3
28.15631
Positive
Kolmogorov-Smirnov Z
b. Calculated from data.
40.5000
1.195 .115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Perlakuan = P3K1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N
10
Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
34.5900 27.89753 .400
Positive
.400
Negative
-.211
Kolmogorov-Smirnov Z
1.266
Asymp. Sig. (2-tailed)
.081
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = P3K1
Perlakuan = P3K2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N Normal Parametersa,,b
10 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
39.4200 27.92744 .256
Positive
.256
Negative
-.165
Kolmogorov-Smirnov Z
.810
Asymp. Sig. (2-tailed)
.528
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = P3K2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Perlakuan = P3K3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N
10
Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
39.8200 27.76092 .233
Positive
.233
Negative
-.160
Kolmogorov-Smirnov Z
.738
Asymp. Sig. (2-tailed)
.648
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = P3K3
Perlakuan = TP One-Sample Kolmogorov-Smirnov Testc KutuPutih N Normal Parametersa,,b
10 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
61.0000 20.85665 .258
Positive
.258
Negative
-.188
Kolmogorov-Smirnov Z
.816
Asymp. Sig. (2-tailed)
.518
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Perlakuan = TP
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
B. Uji Homogenitas Hama Kutu Putih F-Test Two-Sample for Variances
Mean Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Variable 1 42,13555556 758,7259798 45 44 1,120971765 0,353273423 1,650934533
Variable 2 38,95111111 676,8466465 45 44
C. Uji Anova Dua Faktor Anova: Two-Factor With Replication SUMMARY
P1
P2
P3 Total
K1 Count Sum Average Variance
10 10 10 30 432,5 407,9 407,7 1248,1 43,25 40,79 40,77 41,60333 766,7361 870,4543 678,3179 720,0086 K2
Count Sum Average Variance
10 10 10 30 430 427,5 405 1262,5 43 42,75 40,5 42,08333 785,8333 758,9583 792,7778 726,7601 K3
Count Sum Average Variance
10 10 10 30 345,9 394,2 398,2 1138,3 34,59 39,42 39,82 37,94333 778,2721 779,9418 770,6684 728,6005 Total
Count Sum Average Variance
30 30 30 1208,4 1229,6 1210,9 40,28 40,98667 40,36333 740,1217 749,6626 695,8852
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
ANOVA Source of Variation Sample Columns Interaction Within
SS 307,656 8,948667 239,1153 62837,64
Total
63393,36
df 2 2 4 81
MS F P-value F crit 153,828 0,19829 0,820529 3,109311 4,474333 0,005768 0,994249 3,109311 59,77883 0,077057 0,989065 2,484441 775,7733
89
D. Uji Anova Satu Faktor 1. Umbi Gadung ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 2862,405 24754,58
Total
27616,98
df
MS F P-value F crit 3 954,1349 1,387576 0,262251 2,866266 36 687,6271 39
2. Daun Nimba ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 2721,719 24953,13
Total
27674,84
df
MS F 3 907,2396 1,308879 36 693,1424
P-value F crit 0,2865 2,866266
39
3. Daun Tembakau ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 4156,547 24874,94
Total
29031,49
df
MS F P-value F crit 3 1385,516 2,005173 0,130608 2,866266 36 690,9706 39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Lampiran III : Uji Statistik Penyakit Virus A. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Virus N Normal Parameters
a,,b
100
100
4.214
5.500
11.0088
2.8868
Absolute
.351
.107
Positive
.338
.107
Negative
-.351
-.107
3.509
1.068
.000
.204
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
B. Uji Homogetitas F-Test Two-Sample for Variances
Mean Variance Observations df F P(F<=f) one-tail F Critical one-tail
Perlakuan
Variable 1 1,608888889 8,31810101 45 44 0,417383389 0,002271458 0,605717537
Variable 2 2,324444444 19,92916162 45 44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
C. Uji Anova Dua Faktor Anova: Two-Factor With Replication SUMMARY
P1
P2
P3
Total
K1 Count Sum Average Variance
10 23,3 2,33 10,68011
10 10 30 25 2,8 51,1 2,5 0,28 1,703333 17 0,375111 9,759644
10 6,4 0,64 0,698222
10 10 30 4,4 11 21,8 0,44 1,1 0,726667 0,460444 2,544444 1,22823
10 17,7 1,77 8,317889
10 10 67,7 18,7 6,77 1,87 60,15122 4,457889
Count Sum Average Variance
30 47,4 1,58 6,623724
30 30 97,1 32,5 3,236667 1,083333 31,27551 2,725575
ANOVA Source of Variation Sample Columns Interaction Within
SS 116,0087 76,28067 119,9427 942,168
K2 Count Sum Average Variance K3 Count Sum Average Variance
30 104,1 3,47 28,267
Total
Total
1254,4
Df 2 2 4 81 89
MS F P-value F crit 58,00433 4,986744 0,00907 3,109311 38,14033 3,278998 0,042723 3,109311 29,98567 2,577926 0,043497 2,484441 11,6317
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
D. Uji critical differences (CD) CD = (
)(
)
= (√2 . 2,48) (√11,6 / 10 = (√4,96) (√1,16) = (2,227) (1,07) = 2,38 Perbandingan Mean Tiap Perlakuan P1K1 P1K2 P1K3 P2K1
P2K2
P2K3
P3K1
P3K2
P3K3
P1K1
0
-1,7
-0,5
0,2
-1,9
4,5
-2
-1,2
-0,4
P1K2
-1,7
0
1,2
1,9
-0,2
6,2
-0,3
0,5
1,3
P1K3
- 0,5
-1,2
0
1,7
-1,4
5
-1,5
-0,7
0,1
P2K1
0,2
-1,9
-1,7
0
-2,1
4,3
-2,2
-1,4
-0,6
P2K2
-1,9
0,2
1,4
2,1
0
6,4
-0,1
-0,7
-1,5
P2K3
4,5
-6,2
-5
-4,3
-6,4
0
-6,5
-5,7
-4,9
P3K1
-2
0,3
1,5
2,2
0,1
6,5
0
0,8
1,6
P3K2
-1,2
-0,5
0,7
-1,4
0,7
5,7
-0,8
0
0,8
P3K3
-0,4
-1,3
-0,1
0,6
1,5
4,9
-1,6
-0,8
0
E. Uji Anova Satu Faktor 1. Umbi Gadung ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 3934,169 6375,51
Total
10309,68
Df
MS F 3 1311,39 7,404902 36 177,0975 39
P-value F crit 0,00055 2,866266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Uji Critical Differences (CD) CD = (
)(
)
= (√2 . 4,11) (√177,097 / 10 = (√8,22) (√17,709) = (2,86) (4,208) = 12,034
Perbandingan Mean P1K1
P1K2
P1K3
TP
P1K1
0
-1,7
-0,5
22,1
P1K2
-1,7
0
1,2
23,8
P1K3
-0,5
-1,2
0
22,6
TP
22,1
-23,8
-22,6
0
2. Daun Nimba ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 3580,345 6896,749
Total
10477,09
df
MS F P-value F crit 3 1193,448 6,229622 0,001613 2,866266 36 191,5764 39
Uji Critical Differences (CD) CD = (
)(
= (√2 . 4,11) (√191,576 / 10 = (√8,22) (√19,157) = (2,86) (4,376) = 12,515
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Perbandingan Mean P1K1
P1K2
P1K3
TP
P1K1
0
-2,1
4,3
22,1
P1K2
-2,1
0
6,4
24
P1K3
4,3
6,4
0
17,6
TP
21,9
24
17,6
0
3. Daun Tembakau ANOVA Source of Variation Between Groups Within Groups
SS 4104,149 6264,641
Total
10368,79
df
MS F P-value F crit 3 1368,05 7,861549 0,000368 2,866266 36 174,0178 39
Uji Critical Differences (CD) CD = (
)(
)
= (√2 . 4,11) (√174,017 / 10 = (√8,22) (√17,401) = (2,86) (4,171) = 11,929
Perbandingan Mean P1K1
P1K2
P1K3
TP
P1K1
0
4,8
5,2
26
P1K2
4,8
0
0,4
21,6
P1K3
5,2
-0,4
0
21,2
TP
26
-21,6
-21,2
0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran IV: Rancangan Hasil Penelitian untuk Pendidikan SILABUS Satuan Pendidikan
:
Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kelas
:
X
Semester
:
Ganjil
KI 1
:
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
:
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
:
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4
:
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MEDIA, KOMPETENSI DASAR
MATERI
PEMBELAJARAN
PENILAIAN
POKOK
ALOKASI
ALAT,
WAKTU
BAHAN
1. Ruang Lingkup Biologi, Kerja Ilmiah dan Keselamatan Kerja, serta karir berbasis Biologi 1.1.
1.2.
1.3.
Mengagumi keteraturan
Ruang lingkup Mengamati
dan kompleksitas
biologi:
Tugas
2
Laboratorium
Mengamati kehidupan
Laporan
minggu
biologi
x 4JP
sarananya
dan
ciptaan Tuhan tentang
Permasalahan
masa kini yang berkaitan
tertulis
keanekaragaman hayati,
biologi pada
dengan biologi seperti ilmu
tentang
(peralatan
ekosistem dan
berbagai
kedokteran, gizi,
permasalahan
yang
lingkungan hidup.
objek biologi,
lingkungan, makanan,
biologi dan
dipakai
Menyadari dan
dan tingkat
penyakit dll di mana semua
cabang-
selama
mengagumi pola pikir
organisasi
berhubungan dengan
cabang
tahun ajaran)
ilmiah dalam
kehidupan
biologi
biologi, serta
Buku
aspek kerja
panduan
ilmiah dan
kerja
lab
keselamatan
dalam
satu
kemampuan mengamati
Cabang-
bioproses
cabang ilmu
Peka dan peduli
dalam biologi
terhadap permasalahan
Menanya Apakah kaitan kegiatan-
akan
satu
kerja
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.
lingkungan hidup,
dan kaitannya
kegiatan tersebut dengan
menjaga dan
dengan
biologi?
menyayangi lingkungan
pengembangan
Apakah Biologi, apa yang
Sikap ilmiah
ilmiah
sebagai manisfestasi
karir di masa
dipelajari, bagaimana
saat
laporan
pengamalan ajaran
depan
mempelajari biologi, apa
mengamati,
ilmiah
agama yang dianutnya
Manfaat
metode ilmiah dan
melaporkan
tentang
Berperilaku ilmiah:
mempelajari
keselamatan kerja dan karir
secara lisan
bagaimana
teliti, tekun, jujur
biologi bagi
berbasis biologi?
dan saat
ilmuwan
terhadap data dan fakta,
diri sendiri dan
diskusi
bekerja
disiplin, tanggung
lingkungan,
Mengumpulkan
dengan
(dibahas
jawab, dan peduli dalam
serta masa
data(Eksperimen/Eksplorasi)
lembar
tentang cara
observasi dan
depan
Melakukan pengamatan
pengamatan
kerja
eksperimen, berani dan
peradapan
terhadap permasalahan
santun dalam
bangsa
biologi pada objek biologi
mengajukan pertanyaan
Metode Ilmiah
dan tingkat organisasi
Kompetensi
perilaku, dan
dan berargumentasi,
Keselamatan
kehidupan di alam dan
membuat
objek
peduli lingkungan,
Kerja
membuat laporannya.
laporan dari
diteliti)
Melakukan studi literatur
format, isi
Contoh
gotong royong,
tahun (LKS) Observasi
Artikel atau
ilmuwan, Portofolio
sikap
yang
bekerjasama, cinta
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.
damai, berpendapat
tentangcabang-cabang
laporan,
laporan
secara ilmiah dan kritis,
biologi, obyek biologi,
kesesuaian
tertulis
responsif dan proaktif
permasalahan biologi dan
isi, dan aspek
Daftar
dalam dalam setiap
profesi yang berbasis
komunikatif
peralatan
tindakan dan dalam
biologi (distimulir dengan
dan berbahasa
lab biologi
melakukan pengamatan
contoh-contoh dan
dan percobaan di dalam
diperdalam dengan
kelas/laboratorium
penugasan/PR)
Tertulis
keselamatan
maupun di luar
Diskusi tentang kerja
membuat
kerja
kelas/laboratorium
seorang peneliti biologi
bagan/skema
laboratorium
Peduli terhadap
dengan menggunakan
tentang ruang
biologi
keselamatan diri dan
metode ilmiah dalam
lingkup
Lembar
lingkungan dengan
mengamati bioproses dan
biologi, aspek
kesepakatan
menerapkan prinsip
melakukan percobaan
kerja ilmiah
yang
keselamatan kerja saat
dengan menentukan
dan
ditandatanga
melakukan kegiatan
permasalahan, membuat
keselamatan
ni
pengamatan dan
hipotesis, merencanakan
kerja
oleh
setiap
percobaan di
percobaan dengan
siswa
aspek
di
Lembar tata Tes
tertib
bersama
laboratorium dan di
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.1.
lingkungan sekitar.
menentukan variabel
keselamatan
Memahami tentang
percobaan, mengolah data
kerja.
ruang lingkup biologi
pengamatan dan percobaan
(permasalahan pada
dan menampilkannya dalam
berbagai obyek biologi
tabel/grafik/skema,
dan tingkat organisasi
mengkomunikasikannya
kehidupan), metode
secara lisan dengan
ilmiah dan prinsip
berbagai media dan secara
keselamatan kerja
tulisan dengan format
berdasarkan pengamatan
laporan ilmiah sederhana
dalam kehidupan sehari-
Diskusi aspek-aspek
hari.
keselamatan kerja laboratorium biologi dan
4.1.
Menyajikan data tentang
menyepakati komitmen
objek dan permasalahan
bersama untuk
biologi pada berbagai
melaksanakan secara
tingkatan organisasi
tanggung jawab aspek
kehidupan sesuai
keselamatan kerja di lab.
dengan metode ilmiah
Mengamati contoh laporan
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan memperhatikan
hasil penelitian biologi
aspek keselamatan kerja
dalam jurnal ilmiah
serta menyajikannya
berbahasa Indonesia atau
dalam bentuk laporan
Bahasa Inggris tentang
tertulis.
komponen/format laporan dan mengamati komponennya dan mengaitkannya dengan ruang lingkup biologi sebagai mata pelajaran kelompok ilmu alam
Mengasosiasikan Mendiskusikan hasil-hasil pengamatan dan kegiatan tentang ruang lingkup biologi, cabang-cabang biologi, pengembangan karir dalam biologi, kerja
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ilmiah dan keselamatan kerja untuk membentuk/memperbaiki pemahaman tentang ruang lingkup biologi
Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan secara lisan tentang ruang lingkup biologi, kerja ilmiah dan keselamatan kerja, serta rencana pengembangan karir masa depan berbasis biologi
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran
: IPA BIOLOGI
Kelas / Semester
: X / Gasal
Alokasi Waktu
: 3 X 45 Menit ( 2 X pertemuan)
A. Kompetensi Inti KI 1
: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2
: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3
: Memahami,
menerapkan,
menganalisis
pengetahuan
faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah KI 4
: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
B. Kompetensi Dasar KD 1.2
: Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses
KD 2.1
: Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat
secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium KD 3.1
: Memahami tentang ruang lingkup biologi (permasalahan pada berbagai obyek biologi dan tingkat organisasi kehidupan), metode ilmiah dan prinsip keselamatan kerja berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.1
: Menyajikan data tentang objek dan permasalahan biologi pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan sesuai dengan metode ilmiah dan memperhatikan aspek keselamatan kerja serta menyajikannya dalam bentuk laporan tertulis.
C. Indikator 1.1.1
: Mengagumi cara berpikir ilmiah
2.1.1
: Teliti, jujur, tanggung jawab dan bekerja sama dalam melakukan pengamatan
3.1.1
: Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah secara benar
3.1.2
: Menganalisis langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1
: Merencanakan percobaan tentang uji pengaruh ekstrak tumbuhan sebagai pestisida organik pada hama tanaman
4.1.2
: Melaksanakan percobaan tentang uji pengaruh ekstrak tumbuhan sebagai pestisida organik pada hama tanaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.3
84
: Menyusun laporan percobaan menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar
D. Tujuan Pembelajaran 1.1.1.1
: Melalui refleksi siswa menyadari kemampuan pola pikir ilmiah yang dimiliki sebagai anugerah dari Tuhan
2.1.1.1
: Melalui diskusi kelompok siswa mampu bekerja sama menemukan jawaban terkait langkah-langkah metode ilmiah
2.1.1.2
: Melalui kerja proyek, siswa dapat melakukan pengamatan secara teliti, jujur dan tanggung jawab
3.1.1.1
: Melalui diskusi kelompok siswa mampu mengidentifikasi langkahlangkah metode ilmiah dengan tepat
3.1.2.1
: Melalui video yang ditayangkan guru, siswa secara berkelompok menjelaskan langkah-langkah metode ilmiah
4.1.1.1
: Melalui studi kasus yang diberikan guru, siswa secara berkelompok merancang satu percobaan sederhana dan mempresentasikan hasil rancangan di depan kelas
4.1.2.1
: Melalui kerja proyek, siswa bekerja sama dalam kelompok melakukan percobaan sederhana berdasarkan rancangan yang dibuat
4.1.3.1
: Setelah melakukan percobaan, siswa mengkomunikasikan hasil percobaan melalui laporan percobaan secara tertulis menggunakan tata cara penulisan ilmiah yang benar
E. Materi Pembelajaran Metode Ilmiah dan Melakukan Penelitian dan Percobaan Biologi Sederhana
F. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Pembelajaran Inquiry
Metode Pembelajaran
: Studi kasus, tanya jawab, diskusi kelompok, presentasi dan kerja proyek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I No 1
Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam
Alokasi Waktu
2. Guru meminta salah satu siswa memimpin doa 3. Guru
memberikan
apersepsi
dengan
mengajukan pertanyaan sederhana kepada siswa
“siapa
yang
pernah
10 Menit
melakukan
pengamatan?” 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
Mengamati 1. Siswa secara berkelompok mencermati video mengenai penelitian biologi sederhana Menanya 1. Guru menanyakan langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam sebuah penelitian berdasarkan video yang ditayangkan
Mengumpulkan Data 1. Siswa mengkaji hasil kerja ilmiah dari berbagai sumber
Mengasosiasikan 1. Siswa secara berkelompok mendiskusikan langkah-langkah percobaan menurut kerja ilmiah
Mengkomunikasikan
60 Menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
1. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi mengenai menurut
langkah-langkah kerja
ilmiah
dan
percobaan teman
lain
memberikan tanggapan 3
Penutup
1. Guru mengajak siswa membuat rangkuman 10 Menit terhadap materi yang telah dipelajari 2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 3. Memberikan
penghargaan
kepada
semua
kelompok yang telah berpartisiasi dalam pembelajaran 4. Memberikan tugas untuk mencari referensi dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tentang permasalahan yang berkaitan dengan pertanian
Pertermuan II No 1
Kegiatan
Deskripsi
Pendahuluan
1. Guru mengucapkan salam
Alokasi Waktu
2. Guru memberikan apersepsi dan mengorganisasi siswa ke dalam kelompok
10 Menit
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2
Kegiatan Inti
Mengamati
25 Menit
1. Siswa secara berkelompok mencermati kasus mengenai organik
dampak sebagai
penyakit tanaman Menanya
pemberian
pengendali
pestisida hama
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
1. Guru memberikan petanyaan dampak apa saja yang dihasilkan dari pemberian pestisida organik
sebagai
pengendali
hama
dan
penyakit tumbuhan.
Mengumpulkan Data 1. Siswa mengkaji berbagai informasi mengenai pemanfaatan
macam-macam
tumbuhan
sebagai pestisida organik
Mengasosiasikan 1. Siswa
secara
rancangan
berkelompok
percobaan
membuat
sederhana
untuk
menguji ekstrak tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka sebagai pestisida organik
Mengkomunikasikan 1. Kelompok mempresentasikan hasil rancangan percobaan dan teman lain memberi tanggapan 3
Penutup
1. Guru mengajak siswa membuat
10 Menit
2. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 3. Memberikan
penghargaan
kepada
semua
kelompok yang telah berpartisiasi dalam pembelajaran 4. Memberikan percobaan
tugas yang
untuk
telah
dilakukan selama 2 minggu.
melakukan
dirancang
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Alat dan Sumber Belajar 1. Alat Pembelajaran a.
Laptop
b.
Viewer
c.
Lembar Observasi
d.
Lembar Kerja Siswa
e.
Video
2. Sumber Belajar
5.
a.
Buku Siswa
b.
Buku Guru
c.
Jurnal, Majalah Pertanian dan Internet
d.
Lingkungan Sekitar
Penilaian Hasil belajar 1. Tes a. Tes tertulis 2. Non Tes a. Observasi b. Proyek
6.
Instrument Penilaian Hasil belajar 1. Instrumen tes tertulis 2. Instrumen lembar observasi 3. Instrumen proyek
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan I)
A. Judul
: Metode ilmiah
B. Tujuan
: Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
C. Alat dan Bahan : Alat tulis menulis, video penelitian D. Langkah Kerja : 1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan 2. Amati dan cermati dengan
seksama video mengenai
penelitian biologi sederhana 3. Diskusikan dengan teman kelompok langkah - langkah metode ilmiah yang dilakukan berdasarkan video yang ditayangkan 4. Tulis dan urutkan secara benar langkah - langkah metode ilmiah serta definisinya 5. Presentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
E. Hasil No. 1 2 3 4 5 Dst.
Langkah Metode Ilmiah
Definisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Lembar Kerja Siswa (Pertemuan II)
A. Judul
: Melakukan percobaan Biologi sederhana
B. Tujuan
: Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
C. Alat dan Bahan : Alat tulis menulis D. Langkah Kerja : 1. Bergabunglah dalam kelompok yang telah ditentukan 2. Amati dan cermati studi kasus mengenai dampak pemberian pestisida organic sebagai pengendali hama dan penyakit tumbuhan 3. Pilihlah satu bahan tumbuhan dan satu hama untuk diujikan dalam percobaan yang akan dilakukan 4. Diskusikan dengan teman kelompok untuk
membuat
rancangan penelitian sesuai dengan langkah metode ilmiah 5. Presentasikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas
E. Hasil 1. Judul 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan 4. Alat dan Bahan 5. Langkah kerja
Tugas Lanjutan Lakukanlah Percobaan berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Percobaan dilakukan selama 2 minggu. Hasil percobaan dianalisis dan dilaporkan dalam bentuk makalah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Instrumen Tes Tertulis
Jumlah
Menciptakan (C6)
Mengevaluasi (C5)
2,5
Menganalisis (C4)
1
Menerapkan (C3)
Memahami (C2)
Indikator
Mengingat (C1)
Kisi-kisi soal
3.1.1 : Mengidentifikasi langkah-langkah metode ilmiah
3
secara benar 3.1.2 : Menganalisis langkah-langkah
3,4
2
metode ilmiah
Soal 1. Sebutkan
langkah-langkah
metode
ilmiah
dalam
melakukan
sebuah
penelitian!(10) 2. Jelaskan macam-macam variabel dalam sebuah penelitian! (20) Perhatikan permasalahan berikut! Permasalahan yang sering muncul terkait dengan budidaya tanaman adalah hama dan penyakit. Akibat yang ditimbulkan oleh hama dan penyakit ini dapat menurunkan jumlah produksi buah cabai dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi para petani cabai. Pengendalian hama selama ini dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik atau kimia. Penggunaan pestisida sintetik sebagai pengendali hama dan penyakit cukup efektif. Namun jika dilihat dampak yang akan ditimbulkan ternyata berbahaya bagi tanaman, hewan non target bahkan manusia. Maka, perlu dicari alternatif lain yang lebih ramah lingkungan yakni menggunakan pestisida organik sehingga tidak menimbulkan permasalahan baru terkait dengan pengendalian hama dan penyakit tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
3. Berdasarkan permasalahan di atas, solusi apa yang anda tawarkan dalam bentuk sebuah penelitian? Rumuskan dalam bentuk Judul, Rumusan masalah dan Tujuan masalah!(30) 4. Berdasarkan judul yang telah anda buat pada soal no. 3 buatlah hipotesisnya?(15) 5.
Apa isi dari abstrak suatu penelitian?(25)
Jawaban: 1. Judul, Rumusan Masalah, Tujuan, mengumpulkan data, membuat hipotesis, Alat dan Bahan, Waktu dan Tempat, Cara Kerja, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan 2. Variabel bebas adalah perlakuan yang diberikan dalam percobaan yang mempengaruhi hasil.
Variabel terikat adalah akibat yang dihasilkan oleh
variable bebas. Variable control adalah variable yang tidak diteliti pengaruhnya dan hanya digunakan sebagai pembanding. 3. Judul: Pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendali hama dan penyakit tumbuhan. Rumusan masalah: apakah ada pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendali hama dan penyakit tumbuhan?. Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendali hama dan penyakit tumbuhan. 4. Terdapat pengaruh pemberian pestisida organik sebagai pengendalian hama dan penyakit pada tumbuhan 5. Abstrak berisi uraian singkat makalah yang terdiri dari nama penulis, judul makalah, latar belakang masalah, tujuan penelitian, teknik pengambilan dan pengolahan data serta hasil penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Penilaian Tes Butir Soal No
Nama Siswa
1
2
3 Skor
1 2 3 4 5 Dst.
4
5
Jumlah
Nilai
Skor
Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rubrik Penilaian Soal
Skor
1
10 2-9
2
3
4
5
Aspek Menjawab benar dan lengkap Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1
Menjawab tetapi tidak benar
0
Tidak menjawab sama sekali
16 - 20
Menjawab benar dan lengkap
5 - 15
Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1- 4
Menjawab tetapi tidak benar
0
Tidak menjawab sama sekali
21 - 30
Menjawab benar dan lengkap
11 - 20
Menjawab benar tetapi kurang lengkap
1 - 10
Menjawab tetapi kurang tepat
0
Tidak menjawab sama sekali
11 - 15
Menjawab benar dan lengkap
5 - 10
Menjawab benar tetapi kurang tepat
1
Menjawab tetapi tidak benar
0
Tidak menjawab sama sekali
21 - 25
Menjawab benar dan lengkap
11 - 20
Menjawab benar tetapi kurang lengkap
5 - 10
Menjawab tetapi kurang tepat
0
Tidak menjawab sama sekali
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Instrumen Penilaian Observasi No 1
Aspek Keaktifan
Kategori
Indikator
Baik
Aktif mengemukakan pendapat Aktif bertanya Aktif menanggapi pendapat
2
Kerjasama
Bertanggung jawab terhadap tugas kelompok Mengerjakan
tugas
kelompok
bersama teman kelompok lain Menghargai pendapat orang lain 3
Percaya
Mampu berbicara dengan suara
Diri
lantang Mampu
mempresentasikan
hasil
diskusi di depan kelas Berani mempertahankan pendapat
Kategori: Baik
= 3 ( Jika tiga indikator terpenuhi)
Cukup = 2 ( Jika dua indikator terpenuhi) Kurang= 1 ( Jika satu indikator terpenuhi) Skor Perolehan Nilai Akhir =
x 100 Skor Maksimal
Keterangan Nilai 91 - 100 81 - 90 71 - 80 60 - 70 < 60
Kategori Amat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Cukup Kurang
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Instrumen Penilaian Proyek No 1
Aspek
Skor
Persiapan
1
a. Perumusan judul b. Penentuan masalah 2
Pelaksanaan a. Kerincian analisis data b. Ketepatan penarikan kesimpulan
3
Laporan a. Sistematika penulisan laporan b. Penggunaan bahasa yang baik dan benar
Keterangan: Baik
=3
Cukup = 2 Kurang= 1 Skor Perolehan Nilai Akhir =
x 100 Skor Maksimal
2
3
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran V : Dokumentasi penelitian A. Tata Letak Tanaman
(Tanaman Cabai dilihat dari bagian utara) B. Serangan Kutu Putih pada Tanaman Cabai
(Serangan Kutu Putih pada 3 HST)
(Telur Kutu Putih)
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Gejala dan Serangan Virus pada Tanaman Cabai
(Gejala serangan Virus: daun tanaman Cabai menguning)
(Akibat serangan Virus: daun tanaman Cabai mengeriting) D. Bahan yang Digunakan
(Daun Nimba)
(Daun Tembakau kering)
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Umbi Gadung)
(Benih Cabai Penelitian)
E. Pengambilan Data
(Pencatatan Data)
99