PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF PADA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SOROWAJAN YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Alisia Ika Ratnawati NIM: 111134001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberkati dan menyertai setiap langkahku, memberikan kesehatan, serta mendengarkan dan mengabulkan permohonanku. 2. Kedua orangtua dan Adik yang selalu memberikan semangat dan banyak dukungan. 3. Semua sahabat yang selalu memberikan banyak dukungan dan bantuan. 4. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO Pendidikan bukanlah sesuatu yang diperoleh seseorang tetapi pendidikan adalah sebuah proses seumur hidup. -
Gloria Steinem –
Salah satu tanda seorang pendidik yang hebat adalah kemampuan memimpin murid-murid menjelajahi tempat-tempat baru yang bahkan belum pernah didatangi sang pendidik. -
Thomas Groome –
Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi tuk menang. -
Kartini –
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Ratnawati, Alisia Ika. (2015). Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Menerapkan dan Mengembangkan Perspektif pada Pelajaran IPA Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengembangkan perspektif, mata pelajaran IPA.
menerapkan,
kemampuan
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya tingkat literasi IPA sesuai studi PISA 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Desain penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta sebanyak 51 siswa. Sampel penelitian ini adalah kelas VA sebanyak 27 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 24 siswa sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2tailed)sebesar 0,015 atau (p < 0,05), pada kelompok eksperimen M = 1,09 SE = 0,12 SD =0,61, pada kelompok kontrol M = 0,66 SE = 0,12 SD =0,59. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t= -2,52dan df = 49. Besarnya effect size adalah r = 0,86 atau 74 % yang setara dengan efek besar. 2) metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan pesrpektif. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,000 atau (p < 0,05), pada kelompok eksperimen M = 0,93 SE = 0,12 SD =0,64, pada kelompok kontrol M = 0,21 SE = 0,95 SD =0,46. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai t = -4,56dan df = 49. Besarnya effect size adalah r = 0,83 atau 69 % yang setara dengan efek besar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Ratnawati, Alisia Ika. (2015). The Effect ofUsing inquiry method on the Apply and Develop Perspectives Ability on Science for 5th Grade in Kanisius Sorowajan Yogyakarta Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education of Sanata Dharma University. Keywords: inquiry methods, apply ability, develop perspectives ability, science. This researched background was concerned about the low level of science literacy according to PISA 2009 and 2012 studied. This researchedaim’s to found out the effect of inquiry method for apply and develop perspectives ability on science the student’s grade V Kanisius Sorowajan Elemntary School academic year 2014/2015. This researched used quasi experimental design with non-equivalent control group design type. Population of this researched was all student Kanisius Sorowajan School Grade V which consistedof 51 students. Sample researched was VA class which consisted of 27 students as experimental group and VB class which consisted of 24 students as control group. The result showed that 1) inquiry method considering the effect on the ability of apply. This is indicated by a valueSig. (2-tailed) is 0,015 or (p < 0,05), in experimental group M= 1,09 SE= 0,12 SD= 0,61, in control groupM = 0,66 SE = 0,12 SD = 0,59. This is indicated by a value t = -2,52 and df = 49. High effect size is r =0,86 or 74% which equivalent to a high effect. 2) inquiry method considering the effect on the ability of develop perspectives. This is indicated by a valueSig. (2-tailed) is 0,000 or (p < 0,05), in experimental group M = 0,93 SE = 0,12 SD = 0,64, in control groupM = 0,21SE = 0,95 SD = 0,46. This is indicated by a value t = -4,56and df = 49. High effect size is r =0,36 or 69% which equivalent to a high effect.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENGEMBANGKAN PERSPEKTIF
PADA
PELAJARAN
IPA
KELAS
V
SD
KANISIUS
SOROWAJAN YOGYAKARTA” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Peneliti
menyadari bahwa tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai
pihak, terasa sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sekaligus dosen Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dengan penuh kesabaran dari awal hingga akhir penyusunan skripsi. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis dengan penuh kesabaran dari awal hingga akhir penyusunan skripsi. 5. Suwardi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. 6. Vitus Gading Sasongko, selaku guru kelas VA yang telah bersedia menjadi guru mitra dalam penelitian sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 7. Siswa-siswi kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang telah ikut berpartisipasi dan bersedia menjadi subjek penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai. 9. Kedua orangtua terkasih, Ciprianus Sutrisna dan Christina Suratmi yang selalu setia dalam doa, memberikan dukungan, motivasi dan semangat kepada penulis. 10. Adikku tercinta Agatha Heni Puspitaningtyas yang selalu memberikan semangat. 11. Teman-teman penelitian kolaboratif payung IPA (Shandy, Yulita, Rossa, Ratri, Sisca, Linda, Eta, Eli, Eden, Era, Silvi) yang memberikan banyak masukkan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan dalam penulisan karena keterbatasan kemampuan. Karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca skripsi ini. Peneliti berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB IPENDAHULUAN ........................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5 1.4 Manfaat .......................................................................................................... 5 1.5Definisi Operasional ....................................................................................... 6
BAB IILANDASAN TEORI .................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8 2.1.1 Teori-teori yang mendukung .................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ............................................................... 8 2.1.1.2 Metode Pembelajaran ..................................................................... 11 2.1.1.3Metode Inkuiri ................................................................................. 12 1. Pengertian metode inkuiri .................................................................. 12
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Prinsip Metode Inkuiri ........................................................................ 13 3. Jenis-Jenis metode inkuiri .................................................................. 14 4.Metode Inkuiri Terbimbing ................................................................. 15 5.Langkah-langkah metode inkuiri......................................................... 15 2.1.1.4 Kemampuan Menerapkan .............................................................. 15 2.1.1.5 Kemampuan Mengembangkan Perspektif...................................... 17 2.1.1.6 Pembelajaran IPA........................................................................... 18 2.1.1.7 Kompas Sederhana ......................................................................... 20 2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 25 2.1.2.1 Metode Inkuiri ................................................................................ 25 2.1.2.2 Kemampuan Menerapkan .............................................................. 26 2.1.2.3 Kemampuan Mengembangkan Perspektif...................................... 27 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 28 2.3 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 30
BAB IIIMETODE PENELITIAN......................................................................... 31 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 31 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 32 3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................... 32 3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 33 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 34 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 35 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 36 3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 37 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 39 3.7.1 Uji Validitas .......................................................................................... 40 3.7.1.1 Validitas Isi .................................................................................... 40 3.7.1.2 Validitas Konstruk ......................................................................... 40 3.7.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 42 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 43 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 43 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 44
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 44 3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest-Posttest .................................................... 45 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 46 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor ..................................................................... 46 3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 47 3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan..................................................... 48 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ......................................................... 49 3.8.3.4.1 Wawancara Guru ..................................................................... 50 3.8.3.4.2 Observasi ................................................................................. 50
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 52 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 52 4.1.1 Implementasi Penelitian........................................................................ 52 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian......................................................... 52 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................... 53 1. Deskripsi Kelompok kontrol .............................................................. 53 2.Deskripsi Kelompok eksperimen ........................................................ 55 4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I ...................................................................... 57 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 57 4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 58 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 59 4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 60 1. Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest ............................................... 60 2.Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) ......................................... 62 3.Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .......................................................... 64 4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian II..................................................................... 66 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 66 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 67 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 68 4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 70 1. Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest .................................... 70 2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) ........................................ 72
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ......................................................... 73 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 75 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiriterhadap Kemampuan Menerapkan .............. 75 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiriterhadap Kemampuan Mengembangkan Perspektif ....................................................................................................... 76 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................ 77 4.2.4 Konsekuensi Lebih Lanjut .................................................................... 82
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 85 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 85 5.2Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 86 5.3Saran ............................................................................................................. 87
DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 88 LAMPIRAN .......................................................................................................... 92 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 175
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Pengumpulan Data ................................................................... 34 Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen ....................................................... 38 Tabel 3.3 Rubrik Penilaian ................................................................................... 39 Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Semua Variabel ..................................................... 41 Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Semua Variabel ........................................................... 42 Tabel 3.6 Topik Wawancara ................................................................................ 50 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menerpakan .................................. 57 Tabel 4.2 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menerapkan.......... 58 Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Kemampuan Menerapkan ................................ 59 Tabel 4.4 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Menerapkan ......... 61 Tabel 4.5 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I perindikator Menerapkan .......................................................................................................... 62 Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan .......... 63 Tabel 4.7 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan perindikator Menerapkan ........... 63 Tabel 4.8 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Menerapkan ..... 64 Tabel 4.9 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II perindikator Menerapkan........................................................................................................... 65 Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif ....... 67 Tabel 4.11 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Mengembangkan Perspektif .... 68 Tabel 4.12 Hasil Uji Selisih Skor Kemampuan Mengembangkan Perspektif ...... 69 Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest IMengembangkan Perspektif............................................................................................................... 70 Tabel 4.14 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I perindikator Mengembangkan Perspektif .................................................................................. 71 Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Perspektif............................................................................................................... 72 Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan perindikator Kemampuan Mengembangkan Perspektif .................................................................................. 72 Tabel 4.17 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Mengembangkan Perspektif .............................................................................................................. 73 Tabel 4.18 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II perindikator Mengembangkan Perspektif .................................................................................. 74
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah Pertama kompas sederhana ................................................ 21 Gambar 2.2 Langkah Kedua kompas sederhana .................................................. 21 Gambar 2.3 Langkah Ketiga kompas sederhana .................................................. 22 Gambar 2.4 Langkah Keempat kompas sederhana .............................................. 22 Gambar 2.5 Benda yang dapat ditarik magnet ...................................................... 23 Gambar 2.6 Kompas alat penunjuk arah ............................................................... 24 Gambar 2.7 Radio yang menggunakan speaker ................................................... 24 Gambar 2.8 Lampu yang menggunakan magnet untuk dapat menyala ................ 24 Gambar 2.9 Literature Map .................................................................................. 28 Gambar 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 32 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ........................................................................... 36 Gambar 4.1 Perbandingan Rerata Selisih Skor pretest-posttest menerapkan ....... 60 Gambar 4.2 Perbandingan Rerata Selisih Skor pretest-posttestmengembangkan perspektif ............................................................................................................... 70 Gambar 4.3 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menerapkan ....... 66 Gambar 4.4 Grafik Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengembangkan Pespektif ................................................................................................................ 75
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Ijin Melakukan Penelitian ..................................................... 93 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol ............................................................. 94 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen ...................................................... 97 Lampiran 2.3 RPP Kelompok Kontrol ................................................................ 102 Lampiran 2.4 RPP Kelompok Eksperimen ........................................................ 106 Lampiran 2.5Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Eksperimen ..................... 111 Lampiran 2.6 Uji Validitas Soal Semua Variabel ............................................... 117 Lampiran 2.7 Uji Reliabilitas Soal Semua Variabel .......................................... 118 Lampiran 2.8 Resume Expert Judgement ........................................................... 119 Lampiran 2.9 Hasil Wawancara siswa ................................................................ 122 Lampiran 2.9.1 Hasil Wawancara siswa pretest Kontrol.................................... 122 Lampiran 2.9.2 Hasil Wawancara siswa posttest Kontrol .................................. 123 Lampiran 2.9.3 Hasil Wawancara siswa pretest Eksperimen ............................. 125 Lampiran 2.9.4 Hasil Wawancara siswa posttest Eksperimen ............................ 127 Lampiran 2.10 Hasil Wawancara Guru ............................................................... 129 Lampiran 2.10.1Hasil Wawancara Guru Sebelum Perlakuan ............................. 129 Lampiran 2.10.2 Hasil Wawancara Guru Setelah Perlakuan .............................. 130 Lampiran 3.1 Instrumen Soal .............................................................................. 131 Lampiran 3.2 Rubrik Penelitian ......................................................................... 136 Lampiran4.1Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Posttest II Menerapkan............. 137 Lampiran4.2Rekapitulasi Nilai ........................................................................... 143 Lampiran 4.3Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan ..................................... 145 Lampiran 4.4 Uji Perbandingan Rerata Skor Pretest Menerapkan..................... 146 Lampiran 4.5 Uji Normalitas Selisih Kemampuan Menerapkan ........................ 147 Lampiran 4.6Uji Selisih Skor Pretest Posttest Kemampuan Menerapkan ......... 148 Lampiran 4.7Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Menerapkan ............ 149 Lampiran 4.8Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I perindikator Menerapkan......................................................................................................... 150 Lampiran 4.9Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Menerapkan ....... 151 Lampiran4.10Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II perindikator Menerapkan......................................................................................................... 153
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.11 Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) Menerapkan ................... 155 Lampiran 4.12Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) perindikator Menerapkan 156 Lampiran 4.13Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif .......... 158 Lampiran 4.14Uji Perbandingan Rerata Skor Pretest Mengembangkan Perspektif ............................................................................................................................. 159 Lampiran 4.15Uji Normalitas Selisih Kemampuan Mengembangkan Perspektif ............................................................................................................................. 160 Lampiran 4.16Uji Selisih Skor Pretest Posttest Kemampuan Mengembangkan Perspektif............................................................................................................. 161 Lampiran 4.17Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif............................................................................................................. 162 Lampiran 4.18Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I perindikator Mengembangkan Perspektif ................................................................................ 163 Lampiran 4.19Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest IIMengembangkan Perspektif............................................................................................................. 165 Lampiran 4.20Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II perindikator Mengembangkan Perspektif ................................................................................ 166 Lampiran 4.21Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) Mengembangkan Perspektif ............................................................................................................................. 168 Lampiran 4.22Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) perindikator Mengembangkan Perspektif ................................................................................ 169 Lampiran 5.1 Foto-foto Penelitian ...................................................................... 171 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 175
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN BAB I ini peneliti akan memaparkan tentang (1) latar belakang (2) rumusan masalah (3) tujuan penelitian (4) manfaat penelitian (5) definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka dapat melakukan sesuatu yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo, 2003:16).Pendidikan mempunyai tujuan, menurut (Notoatmodjo, 2003:16) tujuan pedidikan adalah menanamkan pengetahuan/pengertian, pendapat dan konsepkonsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Pendidikan dapat mengembangkan karakter dan potensi diri dari setiap pribadi seseorang. Pendidikan dapat diperoleh dan digali setiap orang di dalam lingkungan sekolah maupun di dalam lingkungan masyarakat. Pemerintah melakukan perbaikan dalam bidang pendidikan dengan membuat UU Guru dan Dosen tahun 2005 serta menentukan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN (Chang, dkk, 2014: 5). Usaha pemerintah dalam memperbaiki pendidikan melalui sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada keyataannya tidak berpengaruh terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang, dkk, 2014: 117). PISA (Program for International Student Assessment) melakukan penelitian dalam bidang matematika, membaca, dan sains setiap tiga tahun sekali. Penelitian ini dilakukan di 65 negara dan diikuti oleh lebih dari 510.000 siswa. Hasil penelitian tahun 2009 menunjukkan Indonesia memperoleh peringkat 57 dari 65 negara di dunia (OECD, 2010: 8). Pada tahun 2012 peringkat yang diperoleh Indonesia mengalami penurunan menjadi 64 dari 65 negara di dunia (OECD, 2013: 232). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh PISA dapat diketahui bahwa kualitas pendidikan di Indonesia mengalami penurunan. Usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia belum berhasil. Kualitas pendidikan dapat dimulai
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dengan memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa dan dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pengetahuannya. Metode pembelajaran merupakan salah satu unsur penting yang dapat menentukan keberhasilan sebuah pengajaran. Seorang guru harus pandai memilih dan mentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia anak dan sesuai dengan materi yang ingin disampaikan kepada siswa sehingga siswa akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara atau metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, dan dapat menghubungkan antara fenomena-fenomena yang lain pengertian IPA ini menurut Nash (dalam Kaligis, 1992: 3). IPA juga merupakan program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap (Depdikbud, 1997). Pelajaran IPA di sekolah dasar diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” dengan menggunakan cara atau metode pada pelajaran IPA yang harus bersifat analitis dan menghubungkan fenomenafenomena, sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif yang dimiliki siswa. Dalam pembelajaran IPA siswa diminta untuk dapat memahami setiap hal yang diajarkan dalam pelajaran IPA, jika siswa sudah dapat memahami hal-hal tersebut maka siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam memahami hal-hal yang diajarkan dalam pelajaran IPA siswa harus berpikir kritis dan menerima semua pendapat dari sudut pandang siswa, dengan berpikir kritis maka siswa sudah dapat mengembangkan perspektif. Tujuan mata pelajaran IPA, siswa dapat memahami konsep-konsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam (Depdikbud, 1997). IPA juga mempunyai tujuan bagi siswa yaitu memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, prinsip dan konsep IPA, serta ketertarikan siswa dengan lingkungannnya, siswa dapat meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, dapat memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dapat disampaikan
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kepada siswa dengan menggunakan cara eksperimen atau percobaan sehingga siswa mendapatkan sebuah pengalaman melalui kegiatan percobaan yang dilakukan, siswa diberikan suatu masalah dan siswa diminta untuk memecahkan masalah tersebut dengancara siswa sendiri, maka siswa dapat mengembangkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif yang dimiliki siswa. Wiggins dan McTighe (2005: 84) mengungkapkan bahwa pemahaman terdiri dari enam kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Siswa dikatakan telah mampu memahami suatu peristiwa apabila ia memiliki keenam kemampuan tersebut. Kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan secara efektif dalam situasi baru dan konteks yang beragam dan realistis. Memahami sesuatu harus dengan menggunakan, beradaptasi, dan menyesuaikan. Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan tentang kontras sudut pandang mengenai sama acara, topik, atau situasi, sehingga siswa diharapkan dapat berpikir kritis dalam memberikan sudut pandang. Sikap kritis ini dapat diwujudkan dengan pertanyaan-pertanyaan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas VA pada hari Sabtu, 15 Maret 2014, pada pukul 07.00 WIB di SD Kanisius Sorowajan, peneliti memperoleh informasi mengenai kesulitan yang dialami siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran IPA, yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menerapkan pelajaran IPA dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan rendahnya kemampuan mengembangkan perspektif siswa ketika pembelajaran IPA, misalnya ketika pembelajaran siswa diminta memberikan contoh oleh guru tetapi siswa mengalami kesulitan memberikan contoh, tetapi siswa dapat menjelaskannya. Peneliti tertarik untuk melakukan peningkatan dan tindakan-tindakan perbaikan terhadap kemampuan-kemampuan yang dirasa sulit dipahami oleh siswa kelas VA. Upaya untuk meningkatkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif, peneliti menggunakan metode inkuiri. Peneliti memilih menggunakan metode inkuiri sebagai upaya mengembangkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif, karena di dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri siswa berperan aktif dalam memecahkan masalah yang diberikan
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
oleh guru, siswa berusaha untuk memecahkan masalah yang mereka temukan dalam pelajaran IPA, sehingga dengan cara ini siswa dapat dengan mudah untuk mengembangkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif yang dimiliki oleh siswa. Metode inkuiri dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari hasil menemukan sendiri berbasis kontekstual (Trianto, 2009:114). Metode inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis. Siswa diajak
untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar, guru juga memilih masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Gulo (2004) berpendapat Metode Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang menanamkan dasar berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Metode inkuiri berorientasi kepada siswa,
siswa
ditempatkan
sebagai
subjek
belajar
(student
centered
approach).Langkah-langkah dalam menggunakan metode inkuiri adalah (1) orientasi;(2) merumuskan masalah;(3) merumuskan hipotesis; (4) melakukan eksperimen;(5) menarik kesimpulan;(6) mempresentasikan hasil; dan (7) melakukan refleksi. Penelitian ini, oleh peneliti dibatasi pada permasalahan pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan
mengembangkan
perspektifpada siswa kelas VA semester gasal di SDK Sorowajan pada tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran IPA.Aspek-aspek kemampuan menerapkan dibatasi pada kemampuan membuat, menggunakan, dan merancang. Aspek-aspek kemampuan mengembangkan perspektif dibatasi pada kemampuan membuat argumen, membandingkan, dan menyimpulkan. Kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif diukur dari hasil pretest dan posttest. Kelas yang digunakan untuk penelitian oleh peneliti yaitu kelas VA dan VB, kelas VA
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Kompetensi inti yang digunakan yaitu Kompetensi Inti
4. Menyajikan
pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi dasar 4.4 Membuat kompas sederhana untuk mendeteksimedan magnet bumi. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah magnet dan kompas sederhana. Materi yang dibahas mulai dari pengenalan jenisjenis magnet, cara membuat magnet, penggunaan magnet yang terdapat dalam benda, kemudian pengenalan kompas sederhana, langkah membuat kompas sederhana, dampak positif dan negatif dari penggunaan kompas sederhana.
1.2 Rumusan Masalah 1.1.1
Apakah penggunaan metode inkuiri pada pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan siswa kelas VA SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015?
1.1.2
Apakah penggunaan metode inkuiri pada pelajaran IPA berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif siswa kelas VA SDK Sorowajan pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015?
1.3 Tujuan 1.1.3
Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan pada pelajaran IPA di kelas VA SDK Sorowajan.
1.1.4
Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengembangkan perspektif pada pelajaran IPA di kelas VA SDK Sorowajan.
1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Sekolah Penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi sekolah untuk
lebih
mengembangkan kualitas dan efektivitas pembelajaran.
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.4.2
Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat bagi guru sebagai inspirasi untuk dapat meningkatkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. 1.4.3
Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman kepada siswa khususnya ketika menggunakan metode inkuiri yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerapkan dan mengembangkan perspektif dalam pembelajaran IPA. 1.4.4
Bagi Peneliti
Penelitian ini bagi peneliti bermanfaat untuk menambah pengalaman dalam penggunaan metode inkuiri untuk meningkatkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif siswa kelas VA pada pelajaran IPA.
1.5 Definisi Operasional 1.5.1 Metode pembelajaran adalah metode atau cara atau teknik-teknik kerja yang digunakan dalam melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. 1.5.2
Inkuiri adalah kegiatan yang dapat merangsang siswa untuk berpikir aktif
dan kritis. 1.5.3
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk
menemukan sendiri jawaban terhadap permasalahan yang diperlajari dengan menggunakan tujuh langkah pembelajaran, yaitu orientasi, merumuskan permasalahan,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi. 1.5.3
Metode inkuiri terbimbing adalah metode inkuiri yang dilaksanakan dalam
pembelajaran oleh siswa dengan bimbingan dari guru secara intensif. 1.5.4
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala di lingkungan alam sekitar yang didapat melalui percobaan atau eksperimen dan observasi pada lingkungan alam.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.5
Kemampuan memahami adalah kegiatan berpikir yang dilakukan oleh
manusia untuk mengerti maksud dari suatu hal yang sedang dihadapi atau kegiatan mempelajari suatu hal dengan baik supaya mengetahui maksudnya. 1.5.6
Kemampuan menerapkan adalah kemampuan yang dimiliki siswa untuk
dapat mengkaitkan materi pembelajaran dalam kontek kehidupan yang nyata atau dalam kehidupan sehari-hari siswa. 1.5.7
Kemampuan mengembangkan perspektif adalah kemampuan yang dimiliki
oleh siswa dalam mengembangkan proses berpikir kritis siswa melalui mendengar dan melihat suatu teori, dalam mengembangkan perspektif ini siswa dapat mengembangkan asumsi atau pendapat siswa dalam menanggapi sebuah teori. 1.5.8
Kompas adalah salah satu alat yang dapat menunjukkan arah mata angin
dan mempermudah perjalanan manusia. 1.5.9
Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta
semester 1 tahun ajaran 2014/2015 yang menjadi subjek penelitian.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI BAB II ini peneliti akan memaparkan tentang (1) kajian pustaka (2) kerangka berpikir (3) hipotesis penelitian 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Perkembangan dalam hal kognitif dialami oleh setiap anak dengan perkembangan kognitif yang berbeda. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori perkembangan kognitif adalah Piaget. Peneliti memilih teori perkembangan anak menurut Piaget karena dalam perkembangan anak ini Piaget memaparkan tahap-tahap perkembangan anak yang dialami oleh anak pada kenyataannya. Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif pada anak, teori perkembangan kognitif disebut juga teori perkembangan intelektual atau teori perkembangan mental. Teori ini bertujuan untuk kesiapan anak belajar yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual sejak lahir hingga dewasa (Suyono, 2012: 82). Menurut Piaget (dalam Suyono, 2012: 83) perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Menurut Piaget (dalam Suyono, 2012: 83) setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahapan yang teratur. Perkembangan anak menurut Slameto (2010: 102) sangat dipengaruhi oleh persepsi yang dapat diartikan sebagai proses masuknya informasi ke dalam otak manusia yang terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya lewat indra penglihat, pendengar, perasa, peraba, dan pencium. Makin baik suatu objek, orang, peristiwa atau hubungan diketahui melalui indra, maka akan semakin mudah diingat. Saat proses pembelajaran berlangsung guru harus menghindari terjadinya salah pengertian agar siswa tidak mengalami salah pengertian yang menentukan keberhasilan belajar siswa selanjutnya. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh bakat, minat serta pengalaman dari lingkungan yang setiap hari siswa jumpai. Guru harus dapat
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menyajikan pembelajaran yang dapat merangsang minat siswa dengan menggunakan benda-benda yang kongkret atau nyata. Piaget
(dalam Suyono, 2012: 83) mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap: 1.
Tahap Sensorikmotor (0-2 tahun) Pada
dua
tahun
pertama
kehidupannya,
bayi
dapat
memahami
lingkungannya dengan jalan melihat, meraba, memegang, mengecap, mencium, mendengarkan, dan menggerakkan anggota tubuh (Suyono, 2012: 83). Pada tahap sensorikmotor kemampuan yang sudah dimiliki anak antara lain (a) suka memperhatikan sesuatu lebih lama; (b) melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dengan objek disekitarnya. Pada akhir tahap sensorikmotor, anakanak telah mencapai perkembangan kognitif yang memadai untuk berlanjut ke karakteristik
pikiran
konseptual-simbolik
dari
tahapan
pra-operasional
(Wadsworth, 1996). 2.
Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun) Pada tahap ini kecenderungan anak untuk selalu mengandalkan dirinya
pada penjelasan tentang kenyataan sangat terlihat. Pada tahapan ini juga anak mampu membayangkan masa mendatang dan berpikir tentang masa yang telah lewat. Anak lebih meyakini bahwa 10 koin yang diajarkan melintang dalam sebuah baris lebih banyak daripada 10 koin yang ditumpuk ke atas. Anak tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda. Anak juga belum bisa berpikir lebih dari satu dimensi pada satu saat, jadi ketika mereka fokus pada panjang, mereka akan cenderung berpikir bahwa benda yang lebih panjang (sebuah tiang ukur) itu lebih besar daripada benda yang lebih pendek (sebuah batu bata) meskipun benda yang lebih pendek lebih lebar dan dalam. Anak dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antarderet. 3.
Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) Pada tahap ini ditandai dengan pertumbuhan kognitif yang luar biasa dan
merupakan tahapan formatif dalam pendidikan sekolah. Anak-anak mulai menunjukkan beberapa pemikiran abstrak meskipun biasanya didefinisikan dengan karakter-karakter atau tindakan-tindakan. Anak mulai mengerti tentang
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
alam sekelilingnya mereka tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datang dari pancaindera tetapi dengan menggunakan pengalaman-pengalaman mereka. Anak sudah mulai menggunakan pikiran logis yang jelas untuk melakukan sesuatu hal, sehingga tahap operasional konkret ini yang sedang dialami oleh anak SD kelas V. 4.
Tahap Operasional Formal (11 tahun dan seterusnya) Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak, yaitu berpikir
mengenai ide, mereka sudah mampu memikirkan beberapa alternatif pemecahan masalah, sehingga pada tahap ini anak sudah dapat bekerja secara efektif dan sistematis, secara proporsional, serta menarik generalisasi secara mendasar. Piaget percaya bahwa anak-anak seperti ilmuwan, bertindak sendiri terhadap bahan-bahan dunia yang logis, fisis, dan matematis untuk mengerti kenyataan. Mereka lebih dibantu oleh teman-teman daripada oleh orang dewasa. Teori perkembangan anak yang dikembangkan oleh Piaget juga sering disebut dengan teori konstruktivisme, yang berarti teori tentang pembelajaran yang menggambarkan bagaimana suatu pengetahuan didapatkan (dalam Basleman& Mappa, 2011: 128). Konstruktivisme adalah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis
bahwa
dengan
merefleksikan
pengalaman,
kita
membangun,
mengkonstruksikan pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup (Suyono, 2012: 105).
Teori konstruktivisme menekankan pada
pemerolehan ilmu dan pengetahuan yang dilakukan secara aktif. Piaget merumuskan filsafat konstruktivisme melalui proses yang berlaku (Basleman & Mappa, 2011: 128): a.
Skema
: struktur mental atau kognisi yang dengan seseorang
beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya. b. Asimilasi
: Proses kegiatan di mana seorang mengintegrasikan
persepsi, konsep ataupun pengalaman baru dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. c. Akomodasi
:Pencocokan proses mencakupkan pengetahuan baru
1. Membentuk skema yang ada sehingga sesuai dengan rancanga baru. 2. Memodifikasi skema yang ada sehingga mekanis untuk dengan rancangannya.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Equilibrium
:
Pengaturan diri
secara
mekanis
untuk
mengatur
keseimbangan proses dan mengembangkan proses asimilasi dan akomodasi Teori konstruktivisme menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Peneliti memilih teori Piaget sebagai sumber untuk teori perkembangan anak karena menurut peneliti teori Piaget ini mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak dari bayi hingga dewasa. Piaget juga beranggapan bahwa anak-anak mempunyai kemampuan layaknya seorang ilmuwan. Proses berpikir anak merupakan suatu aktivitas gradual, tahap demi tahap dari fungsi intelektual, dari konkret menuju abstrak. Peneliti juga menggunakan teori perkembangan kognitif anak dari Piaget sebagai acuan untuk menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan usia anak SD.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara pengorganisasian siswa untuk mencapai tujuan pendidikan (Knowles, 1977: 133). Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai prosedur atau proses teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran (Suyono, 2012: 19). Metode pembelajaran adalah seperangkat komponen yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas yang telah dikombinasikan secara optimal untuk kualitas pembelajaran (Riyanto, 2002: 32). Sanjaya (2006: 145-147) menjelaskan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.Pengertian metode pembelajaran dari keempat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan metode pembelajaran adalah langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang telah disusun secara sistematis untuk membantu mencapai tujuan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode inkuiri karena metode
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
inkuirimemiliki langkah-langkah kegiatan yang jelas dan dapat membantu siswa untuk lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran. 2.1.1.3 Metode Inkuiri 1. Pengertian metode inkuiri Definisi metode inkuiri menurut para ahli adalah sebagai berikut. Metode inkuiri membantuperkembangan (Susanto, 2013: 174), antara lain: literasi sains dan pemahaman proses-proses ilmiah, pengetahuan perbendaharaan kata, dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Metode inkuiri tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam IPA saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan pada diri siswa (Susanto, 2013: 174). Inkuiri merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Inkuiri berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu. Metode inkuiri oleh Piaget (Sund & Trowbridge, 1973) didefinisikan sebagai belajar mengajar yang mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melaksanakan eksperimen. Metode inkuiri oleh Sanjaya (2006: 194) mengungkapkan bahwa metode inkuiri adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran dengan mengutamakan proses berpikir kritis tentang suatu masalah dan menganalisisnya untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya. Metode inkuiri merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran berbasis kontekstual yang membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari hasil menemukan sendiri (Trianto, 2009: 114). Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis. Siswa diajak untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar, guru juga memilih masalah yang akan dipecahkan oleh siswa.Metode inkuiri menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung kepada siswa melainkan guru membuat materi yang akan disampaikan tersebut ke dalam sebuah masalah. Peran siswa dengan menggunakan metode inkuiri ini adalah mencari dan
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menemukan sendiri materi pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator (Sanjaya, 2006: 193) Ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi siswa berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua,siswa diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief), maka strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar melainkan sebagai fasilitator dan motivator belajar. Ketiga,tujuan penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis. Dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. (Sanjaya, 2006: 194). 2. Prinsip Metode Inkuiri Di dalam metode inkuiri terdapat beberapa prinsip-prinsip metode inkuiri yang harus diperhatikan oleh guru menurut Sanjaya (2006: 197) adalah sebagai berikut: 1. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utamanya adalah mengembangkan kamampuan berpikir. Strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. 2. Prinsip interaksi Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa mampu mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. 3. Prinsip bertanya Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, maka kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think) yaitu proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan 5. Prinsip keterbukaan Anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya. 3. Jenis-Jenis metode inkuiri Tiga jenis metode inkuiri Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006: 109) sebagai berikut. 1.
Guided discovery-inquiry Jenis metode inkuiri ini guru lebih banyak berperan. Guru memberikan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa tentang bagaimana menyusun dan mencatat.
2. Modified Inquiry Pada jenis metode inkuiri ini guru hanya memberikan masalah dan siswa diajak untuk memecahkan masalah tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan melalui prosedur penelitian untuk memperoleh jawabannya. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pendorong yang dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan. 3. Free Inquiry Pada jenis metode inkuiri ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam masalah yang akan dipelajari. Berdasarkan jenis-jenis metode inkuiri di atas, maka jenis guided discovery-inquiry atau metode inkuiri terbimbing sesuai digunakan untuk siswa sekolah dasar, karena pada umumnya siswa sekolah dasar masih sangat memerlukan bimbingan atau tuntunan dari guru. Hartono mengungkapkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang menyediakan bimbingan dan
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
petunjuk kegiatan pada siswa yang dilakukan oleh guru. Inkuiri yang dimodifikasi adalah pembelajaran inkuiri yang menjadikan tugas guru menjadi pembimbing hanya ketika siswa membutuhkan (Hartono, 2013: 73). 4.Metode Inkuiri Terbimbing Inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan sendiri pemecahan sesuatu dengan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing (Mulyasa, 2006: 109).Hartono (2013: 72) mengungkapkan bahwa inkuiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang menyediakan bimbingan dan petunjuk kegiatan pada siswa yang dilakukan oleh guru. Dari kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa inkiri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang memberikan bimbingan melalui pertanyaan-pertanyaan membimbing dalam proses menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang diberikan. 5.Langkah-langkah metode inkuiri Langkah-langkah inkuiri menurut Sanjaya (2006: 194) menyampaikan enam rangkaian kegiatan dalam inkuiri yaitu penjelasan dan pengarahan oleh guru atau orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis atau jawaban sementara, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan. Trianto (2009: 114) mengemukakan langkah-langkah kegiatan inkuiri antara lain merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, dan menyajikan hasil. Sedangkan langkah inkuiri menurut Komalasari (2010: 74), ada lima langkah yaitu: merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, menyajikan hasil, mengkomunikasikan hasil, melakukan refleksi dari hasil kegiatannya, memajang hasil. Pendapat para ahli memiliki kesamaan dalam langkah-langkah inkuiri dan pendapat tersebut saling melengkapi. Berdasarkan pendapat dari ketiga ahli tersebut, diperoleh tujuh langkah inkuiri, yaitu: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. 2.1.1.4 Kemampuan Menerapkan Kemampuan
menerapkan
adalah
kemampuan
untuk
menggunakanpengetahuan yang dipelajaridalam situasibaru, unik, atau tidak terdugadan
konteks,
termasukkemampuan
untuk
membangun, 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membuat,menciptakan, melakukan,memproduksi,memecahkan, dan tes (Wiggins, 1947: 16).Kemampuan untuk menggunakanpengetahuan secara efektifdalam situasi yang barudan konteksyang berbeda (McTighe, 2005: 92). Wiggins & Tighe (2005: 93) mengatakan bahwa kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan secara efektif dalam situasi baru dan konteks yang beragam dan realistis. Implikasi untuk mengajar dan penilaian yang mudah dan berada di tengah dari penampilan era reformasi yang tlah kita bagi untuk dua dekade terakhir ini. Ditunjukkan bahwa memahami sesuatu harus dengan menggunakan, beradaptasi, dan menyesuaikan. Ketika harus bernegosiasi dari berbagai kendala dalam konteks sosial, tujuan, dibuka pemahaman sebagai kinerja pengetahuan, kemampuan untuk menyelesaikan tugas hingga berhasil, dengan kasih karunia di bawah tekanan, dan dengan bijaksana. Kemampuan menerapkan dilihat dari pandangan Gardner (dalam Wiggins & Tighe, 2005: 94) bahwa ujian pemahaman yang dilibatkan baik pengulangan informasi yang dipelajari maupun pelaksanaan praktek-praktek yang menguasai. Selain itu, melibatkan aplikasi yang sesuai tentang konsep dan prinsip pertanyaan atau masalah yang baru diajukan. Sedangkan tes jawaban singkat secara lisan, maupun tanggapan, dalam kelas, bisa memberikan petunjuk bagi siswa untuk memahami, hal ini umumnya diperlakukan untuk melihat lebih mendalam. Tujuan ini dilakukan untuk masalah baru dan masalah yang masih asing didengar, untuk memecahkan masalah tersebut maka dapat dilakukan dengan pengamatan ataupun dengan wawancara. Ini merupkan salah satu cara yang terbaik untuk membangun tingkat pemahaman. Sedangkan menurut Jean Piaget (dalam Wiggins & Tighe, 2005: 94)berpendapat bahwa siswa memahami mengungkapkan dirinya oleh manusia inovasi dalam aplikasi. Piaget mengatakan bahwa banyak masalah disebut aplikasi, terutama dibidang matematika, tidak benar-benar baru dan karena tidak menunjukkan pemahaman nyata, pemahaman gagasan. Setelah anak mampu mengulangi pengertian tertentu dan menggunakan beberapa aplikasi ini dalam mempelajari situasi ia sering memberikan kesan pemahaman. Pemahaman yang benar akan memanifestasikan dirinya oleh aplikasi spontan yang baru. Dengan demikian, pengajaran dan penilaian implikasi dari tiga segi panggilan untuk
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
penekanan pada pembelajaran berbasis kinerja, pekerjaan yang terfokus dan berkecamuk dalam tugas-tugas yang lebih otentik, dan ditambah dengan tes lebih konvensial. Berdasarkan pengertian kemampuan menerapkan dari tiga tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang sudah dipelajari dalam situasi baru secara efektif. Cara penggunaan pengetahuan secara efektif dapat dilakukan dengan melibatkan aplikasi yang sesuai dengan konsep dan prinsip pertanyaan atau masalah yang baru diajukan. Hal ini adalah salah satu cara untuk mencapai tingkat pemahaman. 2.1.1.5 KemampuanMengembangkan Perspektif Kemampuan
mengembangkan
untukmenganalisis
perspektif
adalah
danmenarik
kemampuan kesimpulan
tentangkontraspandanganmengenaiacara yang sama, topik, atau situasi (Wiggins, 1947:
16).Titik
kritisdan
berwawasanpandang
(McTighe,
2005:
95).
Mengembangkan Perspektif menurut Wiggins & Tighe (2005: 95) adalah bersikap kritis dan mendalam terhadap sudut pandang. Perspektif melibatkan disiplin bertanya, diharapkan utnuk lebih kritis terhadap suatu hal yang terjadi. Sikap kritis ini dapat diwujudkan dengan pertanyaan-pertanyaan. Jenis ini adalah bentuk yang kuat dari perspektif wawasan, karena dengan menggeser perspektif yang bisa menciptakan teori baru, cerita, dan aplikasi. Darwin (dalam Wiggins & Tighe, 2005: 96) mencatat bahwa sikap kritis ini kunci keberhasilan dalam membela teori konvensional. Perspektif dianggap sebagai salah satu aspek dari pemahaman yaitu sebuah prestasi yang matang, dan pemahaman yang diterima dari bagaimana ide serta terlihat dari berbagai titik pandang. Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas mengenai kemampuan mengembangkan
perspektifmaka
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan
mengembangkan perspektif adalah kemampuan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan tentang sudut pandang siswa mengenai topik atau situasiyang ada dengan memberikan pertanyaan atau memberikan pendapat.
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.6 Pembelajaran IPA Burner membedakan antara teori pembelajaran, (instructional theory) dan teori belajar, (learning theory). Menurut Burner (dalam Degeng, 1989) pembelajaran adalah perspektif dan teori belajar adalah deskriptif. Dikatakan perspektif, karena tujuan utama teori pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal, sedangkan dikatakan deskriptif karena tujuan utama teori belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasi dalam teori belajar agar memudahkan belajar (Budiningsih, 2005: 11). Reigeluth (dalam Degeng, 1989) mengembangkan teori Burner dengan menytakan bahwa sifat preskriptif dan deskriptif ini dimiliki baik oleh teori pembelajaran maupun teori belajar bergantung kepada tujuan atau proposisi yang dipergunakan. Smith (1982: 34) berpendapat bahwa pembelajaran tidak dapat didefinisikan dengan tepat karena istilah tersebut dapat digunakan dalam banyak hal. Pembelajaran digunakan untuk menunjukkan: (1) pemerolehan dan penguasaan tentang apa yang telah diketahui mengenai sesuatu; (2) penyuluhan dan penjelasan mengenai arti pengalaman seseorang; (3) suatu proses pengujian gagasan yang terorganisasi yang relevan dengan masalah. Konsensus Knowles (1973) Pembelajaran adalah suatu proses tempat perilaku diubah, dibentuk, atau dikendalikan. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melaui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (dalam Susanto, 2013: 167). Hakikat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diartikan sebagai ilmu tentang alam yang disebut ilmu pengetahuan alam, dan dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu: ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap (dalam Susanto, 2013: 167). Sutrisno(dalam Sutanto, 2013: 167) menambahkan bahwa IPA sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Jenis-
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jenis sikap yang dimaksud antara lain: (1) sikap ingin tahu; (2) percaya diri; (3) jujur; (4) tidak tergesa-gesa; (5) objektif terhadap fakta. Pertama, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai produk adalah kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk lain dari produk, antara lain: (1) fakta-fakta (2) prinsip (3) hukum (4) teori-teori IPA.Kedua, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai proses adalah untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. IPA adalah kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasikan oleh ilmuwan. Proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Ketiga, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai sikap. Sikap ilmiah yang dikembangkan dalam pembelajaran sains(dalam Sutanto, 2013: 168). IPA sebagai sikap, sikap dalam pembelajaran IPA yang dimaksud adalah sikap ilmiah, sehingga dengan pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuwan. Menurut Sulistyorini (dalam Sutanto, 2013: 169) ada sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA, yaitu (1) sikap ingi tahu; (2) ingin medapat sesuatu yang baru; (3) sikap kerja sama; (4) tidak putus asa; (5) tidak berprasangka; (6) mawas diri; (7) bertanggung jawab; (8) berpikir bebas; (9) kedisiplinan diri. Karakteristik IPA yang dikemukakan oleh Jacoboson dan Bergman (dalam Sutanto, 2013: 170) ada lima karakteristik. Karakteristik IPA tersebut antara lain (1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori; (2) proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati fenomena alam, termasuk juga penerapannya; (3) sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam; (4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja; (5) keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
konsep IPA. Di dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan melakukan eksperimen atau percobaan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi dan percobaan sederhana. Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam BSNP (dalam Sutanto, 2013: 171) antara lain (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya; (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan
dapat
diterapkan
dalam
kehidupan
sehari-hari;
(3)
mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, masyarakat; (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputasan; (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; (6) meningkatkam kesadaran untuk menghargai alam ciptaan Tuhan; dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling pas digunakan dalam pembelajaran IPA (Sutanto, 2013: 172). Dicantumkan di dalam kurikulum 2004 dan standar isi BSNP yang mencatumkan inkuiri sebagai proses maupun sebagai produk yang diterapkan secara terintegrasi di kelas. Proses pembelajaran inkuiri diawali dengan pertanyaan yang dapat menumbuhkan keingintahuan siswa dalam melihat fenomena. Pembelajaran berbasis inkuiri mempunyai tujuan menurut National Research Council (dalam Susanto, 2013: 173), antara lain (a) mengembangkan keinginan dan motivasi siswa untuk mempelajari prinsip dan konsep IPA; (b) mengembangkan keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu bekerja seperti layaknya seorang ilmuan; (c) membiasakan siswa bekerja keras untuk memperoleh pengetahuan. 2.1.1.7 Kompas Sederhana Kompas
adalah
alat
navigasi
untuk
menentukan
arah
dengan
menggunakan sebuah panah sebagai penunjuk magnetis dengan medan magnet
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang akurat. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat.Kompas juga disebut sebagai alat petunjuk arah yang sangat di butuhkan dalam kegiatan perjalanan. Meskipun kompas bukan satu-satunya alat petunjuk arah, tetapi kompas adalah alat yang relatif mudah digunakan disaat membutuhkan alat untuk menentukan arah. Kompas dapat dibuat secara sederhana dengan menggunakan benda-benda yang terdapat di sekitar, misalnya dengan menggunakan jarum atau benda logam. Jarum tersebut kemudian digosokkan ke sebuah medan magnet, bisa menggunakan magnet atau digosokkan pada kain. Berikut adalah cara membuat kompas sederhana, alat dan bahan yang digunakan adalah jarum, piring, sedotan, dan magnet. Langkah pertama membuat kompas sederhana yaitu menggosok jarum dengan magnet kurang lebih 50 kali, cara menggosoknya satu arah agar jarum memiliki medan magnet satu arah.
Gambar 2.1 Langkah pertama kompas sederhana Langkah kedua yaitu memasang pelampung atau sedotan pada jarum. Ada beberapa cara untuk membuat pelampung jarum, pada contoh gambar di bawah ini dengan menggunakan sedotan. Namun kita bisa menggunakan bahan lain seperti gabus, plastik, daun atau lainya (pada intinya pelampung ringan namun bisa mengapungkan jarum). Untuk membuat pelampung bisa memotong sedotan menjadi ukuran kecil.
Gambar 2.2 Langkah kedua kompas sederhana 21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Langkah ketiga yaitu memasang sedotan yang sudah dipotong pada jarum dengan cara menusukkan jarum pada bagian depan dan belakang jarum agar bisa seimbang seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3 Langkah ketiga kompas sederhana Langkah keempat yaitu meletakkan jarum pada cawan berisi air. Setelah diletakkan di atas cawan yang berisi air, dapat dilihat jarum yang sudah memiliki medan magnet akan berputar dan menunjukan arah utara dan selatan. Ujung jarum yang sudah digosok dengan magnet tadi dapat menunjukkan arah utara. Wadah yang berisi air dapat diberi tetesan sabun cair agar jarum tidak menempel pada dinding gelas/piring/baskom tempat air seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.4 Langkah keempat kompas sederhana Medan Magnet Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet di mana magnet lain masih dapat dipengaruhi oleh gaya magnet jika berada pada daerah itu. Garis gaya magnet adalah pola garis yang terbentuk di sekitar medan magnet. Sifat garis gaya magnet adalah: 1. Garis gaya magnet keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan. 2. Garis gaya magnet tidak pernah berpotongan
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Tempat yang mempunyai garis gaya magnet yang rapat, menunjukkan medan magnet yang kuat. Gaya antar kutub magnet. Magnet mempunyai 2 kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Magnet memiliki 2 kutub yaitu Kutub utara (U): selalu menunjuk ke arah utara bumi. Kutub selatan (S) selalu menunjuk ke arah selatan bumi. Kutub yang sejenis akan tolak-menolak sedangkan kutub yang tidak sejenis akan tarik-menarik. Cara membuat magnet, ada tiga cara membuat magnet yaitu (1) dengan cara menggosok, misalnya penggaris yang digosokkan di rambut; (2) dengan cara induksi (didekatkan tanpa menyentuh), misalnya magnet yang didekatkan dengan benda yang terbuat dari besi; (3) dengan menggunakan arus listrik, misalnya elektromagnet. Sedangkan untuk menghilangkan sifat kemagnetannya dapat dilakukan dengan cara memanaskan magnet tersebut dan dengan dipukul. Kegunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari yaitu, (1) mengambil benda-benda dari logam. Benda yang dapat ditarik kuat oleh magnet adalah benda yang terbuat dari logam seperti baja, besi, dan nikel. Dengan adanya sifat itu, magnet digunakan pada beberapa peralatan untuk mempermudah mengambil benda dari logam. Peralatan tersebut antara lain guntuing, obeng, tang, dan alat pengangkat besi tua.
Gambar 2.5 Benda yang dapat ditarik magnet (2) Sebagai penunjuk arah. Magnet dapat digunakan untuk menunjukkan arah karena kutub-kutub magnet selalu menunjukkan arah utara dan selatan. Alat yang memanfaatkan sifat magnet tersebut adalah kompas. Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin. Di dalam kompas terdapat magnet berbentuk jarum yang selalu menunjukkan arah utara dan selatan. Sehingga dapat digunakan untuk menunjukkan arah mata angin. Kompas digunakan oleh pelaut, pendaki gunung, dan pilot untuk membantu menunjukkan jalan. 23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2.6 Kompas alat penunjuk arah (3) Membantu dalam perubahan energi. Beberapa peralatan seperti radio, klakson menggunakan magnet pada bagian pengeras suara. Fungsi magnet pada speaker adalah mengubah energi listrik menjadi energi bunyi.
Gambar 2.7 Radio yang menggunakan speaker (4) Menghasilkan listrik. Magnet dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar dan kecil. Salah satu alat yang menggunakan magnet untuk menghasilkan listrik adalah dinamo sepeda.Pada dinamo sepeda, magnet menghasilkan energi listrik dalam jumlah kecil yang digunakan untuk menyalakan lampu sepeda.
Gambar 2.8 lampu yang menggunakan magnet untuk dapat menyala (5) Merapatkan dua benda seperti lemari es. Pintu lemari es dapat menutup dengan kuat dan rapat karena disekeliling sisi pintu lemari es terdapat magnet.
24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sebuah magnet yang panjang diletakkan di dalam karet sepanjang pintu lemari es. Lemari es terbuat dari baja, jadi magnet akan membuat pintu lemari es menutup dengan rapat ketika kamu menutupnya. Pintu lemari es yang tertutup rapat dapat menjaga suhu di dalam tetap dingin sehingga makanan dan minuman di dalamnya tetap segar.
2.1.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan 2.1.2.1 Metode Inkuiri Deta (2013) menggunakan metode inkuiri untuk mempengaruhi kreativitas serta prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terbimbing dan proyek, kreativitas serta keterampilan proses sains terhadap belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Papar tahun ajaran 2011/2012. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas IX IA, sampel kelas diambil dengan metode cluster random sampling atau secara acak. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil analisis, yaitu terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif antara siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode inkuri terbimbing dan proyek dengan yang diberi pembelajaran menggunakan PBL. Terdapat prestasi belajar afektif antara siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah. Terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif, psikomotorik dan afektif antara siswa dengan keterampilan proses sains tinggi dan rendah. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif, afektif dan psikomotorik. Ria (2012) menggunakan metode inkuiri sebagai pengaruh terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA (Fisika). Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan pengaruh metode pembelajaran inkuiri dan metode pembelajaran konvensional terhadap proses IPA dan hasil belajar siswa. Peneliti mengambil populasi dan sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja yang berjumlah 72 siswa dan ditentukan dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini adalah (1) keterampilan proses IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses IPA siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional; (2) hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
inkuiri lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar degan metode pembelajaran konvensional; (3) keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunkan metode pembelajaran inkuiri lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses IPA dan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Lestari (2013) menggunakan metode inkuiri sebagai pengaruh terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA dengan menggunakan rancangan the posttest-only control group design. Peneliti mengambil populasi dan sampel siswa kelas IV SD Negeri di Kelurahan Kaliuntu dengan jumlah siswa 64 siswa dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penelitian menunjukkan (1) terdapat perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional (F=29,110; P<0,05) (2) terhadap perbedaan sikap ilmiah dalam pembelajran IPA secara siqnifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional (F-22,649; P<0,05); (3) terdapat perbedaan hasil belajar secara signifikan antar siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran konvensional (F39,144:p<0,05). 2.1.2.2 Kemampuan Menerapkan Dewi (2014) meneliti model pembelajaran berbasis masalah terhadap pemahaman konsep fisika dan keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep fisika dan keterampilan berpikir kritis siswa antara kelas PBL dengan kelas konvensional, (2) mendeskripsikan perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa kelas PBL dengan kelas konvensional. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Denpasar yang berjumlah 6 kelas dengan 2 kelas sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahawa (1) terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika dan keterampilan berpikir kritis antara kelas PBL dengan kelas konvensional (2) terdapat perbedaan pemahaman konsep fisika antara siswa kelas PBL dengan kelas konvensional.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.2.3 Kemampuan Mengembangkan Perspektif Anggraeni (2013) mengimplementasikan strategi pembelajaran inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA siswa SMP. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan: (1) kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung; (2) kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung; (3) pemahaman konsep antara siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung. Peneliti menggunakan metode penelitian inkuiri. Peneliti mengambil populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negri 2 Kintamani tahun ajaran 2012/2013. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah teknik simple random sampling. Hasil penelitian ini adalah (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep antar kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung (F=68,151; p<00,5); (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung
(Fhitung=85,601>Ftabel=3,94;
p<0,05);
(3)
Terdapat
perbedaan
pemahaman konsep antara kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran inkuiri dibandingkan kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran langsung (Fhitung=88,474>Ftabel=3,94; p<0,05). Sochibin (2009) menggunakan metode inkuiri untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep siswa terhadap pokok bahasan air dan sifatnya, selain itu juga untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa. Peneliti mengambil populasi dan sampel siswa kelas IV semester gasal SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang tahun ajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 44. Hasil dari penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri
dapat
meningkatkan
pemahaman
konsep
siswa
dan
menumbuhkembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air dan sifatnya.
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan. Belum pernah ada peneliti yang melakukan penelitian mengenai kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan di atas dapat diperjelas dengan bagan berikut.
Literature Map
Kemampuan menerapkan & mengembangkan perspektif
Metode Inkuiri
Deta (2013)
Dewi (2014)
Metode inkuiri dan kreativitas serta prestasi belajar siswa
Pemahaman dan ketermpilan berpikir kritis
Ria (2012)
Sochibin (2009)
Metode inkuiri dan keterampilan proses serta hasil belajar
Pemahaman dan keterampilan berpikir kritis
Lestari (2013)
Anggraeni (2013)
Metode inkuiri dan sikap ilmiah
kemampuan berpikir kritis
Yang perlu diteliti: Metode inkuiri-kemampuan menerapkan , mengembangkan perspektif
Gambar 2.9Literature Map
2.2 Kerangka Berpikir Kemampuan menerapkan merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Kemampuan menerapkan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk membantu siswa dalam belajar dengan menggunakan pemahaman dan
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa terhadap situasi baru yang sedang dialami siswa, sehingga siswa dapat menggunakan pemahaman dan pengetahuan yang siswa miliki dalam kehidupan siswa sehari-hari. Kemampuan mengembangkan perspektif
merupakan
kemampuan
yang
harus
dimiliki
siswa
dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan diharapkan dapat melihat gambaran besar atau memberikan kesimpulan dalam menghadapi sesuatu hal yang baru. Metode inkuiri dapat digunakan sebagai alat atau sarana yang efektif dan efisien untuk digunakan oleh guru dalam melangsungkan kegiatan pembelajaran IPA. Metode inkuiri juga menekankan pada pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan terampil dalam memecahkan masalah dengan menggunakan cara eksperimen. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakkan metode inkuiri antara lain: orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan,
mempresentasikan hasil, dan melakukan refleksi. Dalam metode inkuiri siswa berperan sebagai subjek sedangkan guru hanya berperan sebagai pendamping dan fasilitator saja. Kaitan penggunaan metode inkuiri dengan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif yaitu dengan menggunakan langkah-langkah metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran. Jika metode inkuiri diterapkan dalam pelajaran IPA pada kelas eksperimen dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif, karena langkah dari metode inkuiri sangat berkaitan dengan pengembangan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif karena metode inkuiri menuntut siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru hanya berperan sebagai fasilitator, sehingga siswa harus berperan aktif dalam memecahkan suatu masalah yang diberikan oleh guru. Dalam kegiatan memecahkan masalah tersebut siswa dapat mengembangkan kemampuan menerapkan seperti merancang sebuah kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut, membandingkan antara dua hal, dan mengembangkan perspektif seperti siswa memberikan pendapat atau siswa dapat berpikir kritis mengenai masalah yang ingin dipecahkan.Dalam langkah pada metode inkuiri kemampuan menerapkan dapat dikembangkan ketika siswa
29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menguji hipotesisdan mengambangkan perspektif dapat dikembangkan ketika siswa merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data.
2.3 Hipotesis Penelitian 2.3.1 Penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadapkemampuan menerapkan siswa kelas VA SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015pada pelajaran IPA. 2.3.2
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
mengembangkan perspektif siswa kelas VA SDK Sorowajan pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015pada pelajaran IPA.
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN BAB III ini peneliti akan memaparkan tentang (1) jenis penelitian (2) setting penelitian (3) rencana tindakan (4) instrumen penelitian (5) teknik pengumpulan data (6) teknik pengumpulan dan analisis data (7)
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group designdengan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tanpa random assigment (Cohen, 2007: 282).Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengkontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2014: 114). Tipe non-equivalent control group design memiliki dua kelompok yang dipilih tidak secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan dari masing-masing kelompok tersebut (Sugiyono, 2014:116). Tujuan utama pemilihan teknik random pada penelitian eksperimental adalah untuk memastikan bahwa kemampuan awal siswa dalam dua kelompok yang dibandingkan tersebut setara atau sama. Kelompok eksperimen yang diberi perlakuan atau treatment dengan menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran yaitu kelasVA. Kelompok kedua yaitu kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri yaitu kelas VB. Sebelum diberi perlakuan dilakukan pretest pada masingmasing kelompok, kemudian dilakukan perlakuan pada kelompok eksperimen. Setelah diberikan perlakuan dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest
dilakukan
untuk
mengetahui
besar
pengaruh
perlakuan
atau
treatmentyang sudah dilakukan pada kelompok eksperimen. Menurut Campbell & Stanley (dalam Cohen, 2007: 276),hasil penelitian dikendalikan menggunakan pretest dan posttest. Pengaruh kausal dari sebuah intervensi bisa dihitung menggunakan tiga langkah:(1) kurangi skor pretest dari skor posttest untuk kelompok eksperimen sehingga menghasilkan skor 1;
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(2)kurangi skor pretest dari skor posttest untuk kelompok kontrol sehingga menghasilkan skor 2; (3) kurangi skor 2 dari skor 1. Jika hasil negatif maka pengaruh kausal negatif atau tidak ada pengaruh, begitupula sebaliknya jika hasil positif maka pengaruh kausal positif atau ada pengaruh (Cohen: 2007: 277).Jadi berdasarkan penjelasan di atas, desain penelitian dengan tipe non-equivalent control group designdapat dilihat pada gambar berikut:
O1
X
O2
---------------O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Cohen, 2007: 283)
Keterangan: O1 = hasil pretest kelompok eksperimen O2 = hasil posttest kelompok eksperimen O3 = hasil pretest kelompok kontrol O4 = hasil posttest kelompok kontrol X = perlakuan atau treatment Garis putus-putus menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan eksperimen tidak menggunakan cara random untuk mendapatkan dua kelompok dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Garis putus-putus tersebut juga sebagai pemisah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut non-equivalent control group design(Cohen, 2007: 283).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Sorowajan No 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Letak SD Kanisius Sorowajan yang sangat strategis yaitu berada di segitiga emas antara Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kotamadya Yogyakarta.SD Kanisius Sorowajan berada di daerah perkotaan dan mudah dijangkau oleh
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
masyarakat sehingga siswa-siswi yang bersekolah di SD Kanisius Sorowajan berasal dari daerah mana saja. Walaupun SD Kanisius Sorowajan terletak di daerah perkotaan, tetapi SD ini terletak agak jauh dari jalan raya, sehingga dapat tercipta suasana belajar yang mendukung kegiatan belajar mengajar. SD Kanisius Sorowajan menggunakan model pembelajaran Pendekatan Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran setiap harinya. Sekolah ini terdiri atas beberapa bangunan, yaitu bangunan ruang kelas 1 sampai kelas 6 SD Kanisius Sorowajan merupakan sekolah dengan kelas pararel yaitu dalam setiap kelas terdapat dua kelas A dan B sehingga semua kelas berjumlah 12 ruang kelas, sebuah ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang UKS, ruang perpustakaan. Di SD Kanisius Sorowajan juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler yaitu, pramuka, paduan suara, karawitan, biola, karetendo, English club, ansambel musik, keterampilan, membatik, Madas. Jumlah tenaga pendidik di SD Kanisius Sorowajan yaitu 14 guru, 2 tenaga administrasi, 1 satpam. Siswasiswa SD Kanisius Sorowajan memiliki banyak prestasi yang sudah diraih baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang non akademik. Peneliti memilih SDK Sorowajan sebagai tempat melakukan penelitian karena SD tersebut merupakan salah satu SD terbaik, hal ini terbukti dari siswa yang bersekolah di SD Kanisius Sorowajan banyak dan berasal dari berbagai daerah, SD Kanisius Sorowajan juga memiliki siswa yang aktif kreatif sehingga menjadikan SD tersebut mendapatkan banyak prestasi yang dapat dibanggakan. Mayoritas orangtua siswa SDK Sorowajan merupakan wiraswasta dan tergolong dalam golongan ekonomi menengah atas.
3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan JuliSeptember 2014. Pengambilan data dilakukan selama 2 minggu.
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Kelompok Kelompok kontrol
Kelompok experimen
Kegiatan Pretest Pembelajaran tentang pengenalan magnet dan sifat-sifat magnet Pembelajaran tentang pembuatan kompas sederhana Post test I Post test II Pretest Pembelajaran tentang pengenalan magnet dan medan magnet bumi Pembelajaran tentang pembuatan kompas sederhana Post test I Post test II
Alokasi Waktu 3 x 40 menit 3 x 40 menit
20 September 2014 24 September 2014
3 x 40 menit
25 September 2014
3 x 40 menit 3 x 40 menit 3 x 40 menit 3 x 40 menit
2Oktober 2014 16Oktober 2014 19 September 2014 29 September 2014
3 x 40 menit
30 September 2014
3 x 40 menit 3 x 40 menit
2 Oktober 2014 16 Oktober 2014
Hari dan tanggal
3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannyaSugiyono (2014: 117). Menurut Notoadmodjo (2010) populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti atau diselidiki, dapat terjadi di dalam alam, atau yang sedang terjadi di masyarakat. Populasi bukan hanya orang, tetapi terdapat juga objek dan bendabenda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi semua karakteristik yang dimiliki oleh subjek atau objek. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan covenience sampling, yaitu pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 1819). Kelas dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pembagian dilakukan dengan teknik undi yang disaksikan guru kelas V. Hasil undian menunjukkan kelas VB sebagai kelompok kontrol dan kelas VA sebagai kelompok eksperimen. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VA dan VBSDK Sorowajan Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 yang memiliki rentang usia 1011 tahunyang berjumlah 51 siswa. Kelas VA yang berjumlah 27 siswa adalah
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen dan kelas VB yang berjumlah 24 siswa adalah kelompokkontrol. Sampel adalah bagian dari populasi. Sugiyono (2014: 118) berpendapat sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Semua yag dipelajari dari sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dalam penelitian ini sebagai kelas eksperimen adalah kelas VA dengan jumlah 27siswa dan kelas VBmenjadi kelas kontrol dengan jumlah 24siswa.
3.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian adalahsuatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010: 38). Variabel adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan oleh peneliti menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, 2007: 504).Dinamakanvariabel karena ada variasinya. Jika variabel tidak ada variasinya maka dikatakan bukan sebagai variabel. Variabel yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel independen(bebas)dan variabel dependen(terikat). 1. Variabel independen (bebas) Variabel independen disebut juga sebagai variabel stimulus, prediktor, atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadi perubahan pada variabel lain atau variabel dependen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah metode inkuiri. 2. Variabel dependen (terikat) Variabel dependen disebut juga sebagai variabel output, kiteria, konsekuen, atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat. Variabel dependen adalahvariabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam penelitian ini variabel dependen yaitu kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif.
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kemampuan menerapkan terdiri dari tiga aspek kegiatan, yaitu menggunakan, menerapkan, dan menyesuaikan. Kemampuan mengembangkan perspektif terdiri dari tujuh aspek kegiatan yaitu mengkritik, menempatkan fakta, menyingkap asumsi-asumsi, mengetahui keterbatasan, mendeteksi argumen, melihat dan menjelaskan, dan mengambil sikap kritis (Wiggins & McTighe, 2005: 163).
Variabel Independen
Variabel Dependen Kemampuan Menerapkan
Metode Inkuiri Kemampuan Mengembangkan Perspektif
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes menurut Eko (2012: 50) adalah alat untuk melakukan pengukuran, alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek.Menurut Djemari (dalam Eko, 2012: 57) tes adalah salah satu cara untuk menafsir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, melalui respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pretest dan posttest. Masing-masing kelompok yaitu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan pretest, pretest dilaksanakan sebelum diberikan perlakukan terhadap siswa.Kemudian hasil pretestdianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda. Kemudian diberikan perlakuan yang dapat membedakan kemampuan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan metode inkuri pada saat pembelajaran sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran tradisional atau metode ceramah. Setelah itu, pada pertemuan terakhir masing-masing kelompok diberikan soal posttest untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri yang sudah diberikan saat pembelajaran. Soal pretest dan posttest yang diberikan sama.
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh satu guru kelas V yang sudah dipilih oleh peneliti. Peneliti hanya berperan sebagai observer selama pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan semua instrumen dan alat peraga pembelajaran untuk penelitian. Proses pengumpulan data dilakukan selama dua minggu untuk menghindari bias selama pelaksanaan penelitian (Krathwohl, 2004: 547). 3.6 Instrumen Penelitian Gulo (2005: 123) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah pedoman tertulis tentang wawancara, pengamatan, atau daftar pertanyaan yang dipersiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden. Dengan melakukan pengukuran akan diperoleh data yang objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian yang objektif pula. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal essai. Menurut Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (dalam Eko, 2012: 83) tes essai atau tes uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan mengekspresikan pikiran siswa. Tes essai memiliki ciri khas yaitu jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh siswa. Arikunto (2008: 162) berpendapat ciri pertanyaan dalam tes essai selalu didahului dengan kata-kata seperti: uraikan, jelaskan, bandingkan, mengapa, bagaimana, simpulkan. Tes essai atau tes uraian ini menuntut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Peneliti memilih Kompetensi Inti 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Kompetensi Dasar 4.4 Membuat kompas sederhana untuk mendeteksimedan magnet bumi. Dalam penelitian ini terdapat enam soal essai yang dapat mewakili tingkatan dalam kemampuan menjelaskan, menginterpretasikan, menerapkan, mengembangkan perspektif, empati, dan memahami diri. Instrumen ini digunakan oleh 3 peneliti, sehingga setiap peneliti hanya membahas dua kemampuan saja. Soal essai yang dibuat peneliti sendiri yaitu kemampuan menerapkan dan kemampuan
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengembangkan perspektif. Berikut matriks pengembangan instrumen yang digunakan untuk membuat instrumen oleh peneliti:
Tabel 3.2 Matriks pengembangan instrumen
Kompetensi Inti
: 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Kompetensi dasar
:4.4 Membuat kompas sederhana untuk mendeteksimedan magnet bumi.
No
Variabel
Kata Kerja Membuat
1
Kemampuan menerapkan
Menggunakan Merancang Membuat argumen
2
Kemampuan mengembangkan perspektif
Membandingkan Menyimpulkan
No. Soal
Indikator Membuat contoh lain benda yang dapat dibuat menggunakan magnet Menggunakan media kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin Merancang kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin Membuat argumen dari benda yang menggunakan magnet Membandingkan cara pembuatan kompas sederhana Menyimpulkan cara kerja benda yang menggunakan magnet
38
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kriteria penentuan skor pada uraian, sebagai berikut: Tabel 3.3 Rubrik Penilaian No
Variabel
Indikator
Membuat contoh lain benda yang dapat dibuat menggunakan magnet
1
Kemampuan menerapkan
Menggunakan media kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin Merancang kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin
Membuat argumen dari benda yang menggunakan magnet
2
Kemampuan mengembangkan perspektif
Membandingkan cara pembuatan kompas sederhana
Menyimpulkan cara kerja benda yang menggunakan magnet
Kriteria Jika dapat menyebutkan 3 contoh benda yang menggunakan magnet Jika dapat menyebutkan 2 contoh benda yang menggunakan magnet Jika dapat menyebutkan 1 contoh benda yang menggunakan magnet Jika tidak dapat menyebutkan contoh benda yang menggunakan magnet Jika dapat menggunakan dengan benar Jika dapat menggunakan dengan cukup benar Jika menggunakan dengan kurang benar Jika menggunakan tidak dengan benar Jika alat dan langkah-langkah benar Jika alat dan langkah-langkah cukup benar Jika alat dan langkah-langkah kurang tepat Jika alat salah dan tidak menyebutkan langkah-langkah Jika memberikan 3 alasan dengan jelas dan tepat Jika memberikan 2 alasan dengan jelas dan tepat Jika memberikan 1 alasan dengan jelas dan tepat Jika tidak memberikan alasan Jikamenyebutkan 3 perbandingan yang logis Jika menyebutkan 2 perbandingan yang logis Jika menyebutkan 1 perbandingan yang logis Jika menyebutkan perbandingan namun tidak logis Jika memberikan kesimpulan dengan benar Jika kurang tepat dalam memberikan kesimpulan Jika memberikan kesimpulan salah Jika tidak memberikan kesimpulan
3.7 Teknik Pengujian Instrumen Instrumen penelitian perlu diuji coba terlebih dahulu sebelum diberikan kepada responden, karena untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas, bahasa yang digunakan dalam membuat pertanyaan kurang tepat. Uji coba instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen yang telah dibuat. Teknik pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan reliabilitas.
39
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7.1 Uji Validitas Sugiyono (2014: 363) berpendapat bahwa validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Eko (2012: 141) mengatakan instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur, maka validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Penelitian ini menggunakan validitas isi, dan konstruk untuk mengetahui validitas instrumen tes. Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan dan tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Cohen mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). 3.7.1.1 Validitas Isi Validitas isi adalah suatu validitas yang berkaitan dengan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya diukur.Cohen mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas isi dalam lenelitian ini diperoleh dari pendapat tiga ahli, yaitu dosen IPA, guru kelas V dan guru kelas VI. Validitor 1 berpendapat bahwa soal nomor 3a, 3b, 3c sudah baik tetpi perlu diperhatikan pemilihan kata. Validator 2 berpendapat bahwa soal nomor 3a, 4a, dan 4c sudah baik. Validator 2 juga memberikan saran untuk soal nomor 3b, 3c, dan 4b yaitu sebaiknya diawali dengan penjelasan macam-macam jenis magnet, dapat dipraktekkan dengan alat yang sesuai (daun, air, dsb), anak dibimbing untuk menyatukan gagasan menjadi kesimpulan (Lihat Lampiran 3.8). 3.7.1.2 Validitas Konstruk Validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes pengukur tersebut.Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan 1 untuk memperoleh validitas konstruk. Sekolah ini beralamat di Jalan Hos Cokro Aminoto No 8 Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Wirobrajan 1 karena memiliki kelas pararel untuk setiap tingkat kelas. Sekolah ini juga memiliki siswa yang prestasi belajarnya kurang lebih sama dengan siswa di SD Kanisius Sorowajan. SD Kanisius Wirobrajan 1 juga memiliki siswa dengan latar belakang ekonomi keluarga yang kurang lebih sama, yaitu menengah ke atas. Jumlah responden adalah 40 siswa. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 siswa agar mendapatkan distribusi data normal (Field, 2009: 42). Kemudian soal dihitung validitasnya dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.Kriteria jika harga Sig. (2tailed)< 0,05 item tersebut dikatakan valid, sedangkan jika harga Sig (2-tailed) > 0,05 item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177). Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas dari Semua Variabel No
Variabel
1
Menjelaskan
2
Mengintepretasi
3
Menerapkan
4
Mengembangkan perspektif
5
6
Membangun empati
Memahami diri
Indikator
r tabel
r hitung
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Menunjukkan Menjabarkan Menggambarkan Menyimpulkan Menentukan Menceritakan Mengevaluasi Melihat hubungan sebab akibat Membuat Menggunakan Merancang Membuat argumen
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
0,775 0,779 0,728 0,774 0,508 0,452 0,477 0,477
0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,003 0,002 0,002
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0,502 0,393 0,396 0,336
0,001 0,012 0,011 0,034
0,674 0,616 0,358
0,000 0,000 0,023
0,360 0,416 0,443 0,421 0,334 0,391 0,411
0,023 0,008 0,004 0,007 0,035 0,012 0,008
Membandingkan Menyimpulkan Mengambil peran sebagai Mempertimbangkan Membayangkan Menghubungkan Menyadari diri Mengenali diri Merefleksikan diri Menilai diri
0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312 0,312
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan hasil uji validitas di atas, peneliti hanya menggunakan dua instrumen yaitu instrumen nomor 3 dan 4. Hasil perhitungan Pearson Correlation kemampuan menerapkan sebanyak 0,695 dengan nilai Sig. (2-tailed) di bawah 0,05 sehingga dinyatakan valid. Sedangkan hasil perhitungan Pearson Correlation kemampuan mengembangkan perspektif sebanyak 0,789 dengan nilai Sig. (2tailed) di bawah 0,05 sehingga dinyatakan valid.
3.7.2 Uji Reliabilitas Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan hasil atau konsistensi hasil dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama (Cohen, 2007: 146).Masidjo (1995: 209) reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Azwar (2008: 4) berpendapat realibilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jadi instrumen disebut reliabel jika instrumen tersebut menghasilkan data yang sama dalam beberapa kali pengukuran. Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Eko (2012: 87) mengungkapkan bahwa soal essai memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari soal essai yaitu mudah digunakan untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan mendorong siswa untuk berani mengungkapkan pendapat. Sedangkan untuk kekurangan soal essai yaitu validitas dan reliabitas hanya rendah dan sulit untuk mencapai hasil yang tinggi, karena jawaban setiap siswa bervariasi. Prayitno (2008: 25) mengungkapkan bahwa metode yang digunakan untuk menghitung reliabilitas teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan Alpha Cronbach karena metode ini cocok digunakan pada skor berbentuk skala. Untuk itu digunakan program komputer IBM SPSS 19 for Windowsdengan tingkat kepercayaan 95%. Suatu konstrak dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46). Berikut ini hasil uji reliabilitas semua variabel kemampuan memahami.
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.5 Perhitungan Reliabilitas Semua Variabel N of item
N Siswa
6
40
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0,795
Berdasarkan uji reliabilitas di atas, nilai Alpha Cronbach untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,795 (p> 0,05) sehingga instrumen yang dibuat dapat digunakan dan sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data Analisis data merupakan rangkuman dari distribusi data prestest dan data posttest. Data dianalisis menggunakan analisis non parametrik yang mempertimbnagkan distribusi data untuk mengetahui data tersebut terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Teknik dalam data ini mempunyai langkah-langkah untuk menguji data, sebagai berikut. 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dalam kurva normal atau tidak normal (Priyanto, 2012: 11). Uji normalitas data yang digunakan pada penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnovdengan tingkat kepercayaan 95%. Field menyatakan bahwa distribusi data normal jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05. Sebaliknya jika harga Sig. (2tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05, maka distribusi data tidak normal. Metode pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05 maka data berdistribusi normal. Jika data terdistribusi normal maka teknik analisis selanjutnya menggunakan teknik statistik parametrik, dalam hal ini dapat digunakan independent samples ttest atau paired samples t-test (Priyanto, 2012: 17-25). 2. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika data tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon.
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan Uji pengaruh perlakuan meliputi uji perbedaan kemampuan awal, uji selisih skor pretest dan postest. Pada penelitian ini analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% untuk mengetahui hasil uji perbedaan kemampuan awal, uji selisih skor pretest dan postest, dan uji peningkatan skor pretest dan postest. Peneliti menggunakan teknik statistik parametrik dengan Independent sampel T-test jika data
terdistribusi
normal.
Peneliti
juga
menggunakan
teknik
statistik
nonparametrik dengan Mann-Whitney U testjika data terdistribusi tidak normal. 3.8.2.1 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji perbedaan skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan kemampuan awal ini bertujuan untuk memastikan apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga kedua kelompok tersebut bisa dibandingkan. Kondisi yang ideal terjadi jika kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama. Data pretest yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut ini (1) Uji kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data normal. (2) Uji kemampuan awal menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data tidak normal(Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test.Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig.>0,05 maka terdapathomogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%.Uji hipotesisnya yaitu sebagai berikut: Hnull
: Tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama.
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hi
: Ada perbedaan skor pretest yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain kemampuan awal kedua kelompok tersebut tidak sama.
Kriteria yang digunakan adalah: a. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. b. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.8.2.2 Uji Selisih Skor Pretest-Posttest Uji selisih skor Pretest-Posttest I digunakan untuk mengetahui pengaruh dalam perlakuan (metode inkuiri) terhadap pengaruh perlakuan kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif dengan rumus (O2-O1)-(O4-O3). Cara yang digunakan adalah dengan mengurangkan selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest-pretest pada kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah independent sampel t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal(Field, 2007: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesisi statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain pengunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menerapkan dan mengembangkan perspektif. Hnull
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain pengunaan metode inkuiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif.
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. b. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor pretest yang signifikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.8.3 Analisis Lebih Lanjut 3.8.3.1 Uji Peningkatan Skor Uji peningkatan skor dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttestI baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah paired sampels t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal(Field, 2009: 345). Teknik analisis data yang digunakan adalah Independent sampels t-test jika data terdistribusi dengan normal atauMann-WhitneyU-testjika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Hnull
: tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut. a. jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05 maka Hnullditerima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. b. jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 maka Hnullditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest(Field, 2009: 53).
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut.
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Uji signifikansi sering dianggap tidak memberikan informasi seberpa substantif pengaruh perlakuan. Untuk itu digunakan uji besar pengaruh perlakuan (effect size) untuk lebih memastikan seberapa besar efek atau pengaruh yang ditimbulkan (Cohen, 2007: 292). Jika data terdistribusi dengan normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 57 & 179)
Keterangan : r
= besar pengaruh (affect size) dengan menggunakan koefisiensi Pearson
t
= harga uji t
df
= derajat kebebasan (degree of freedom)
Jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).
Keterangan : Z = harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program SPSS 47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
N = dua kali jumlah responden yang dihitung atau yang bersangkutan Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Field, 2009: ). r = 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan r = 0,30 termasuk efek menengah yang setar dengan 9% pengaruh perlakuan r = 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau R2 × 100%. 3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh dianjurkan dilakukan dengan posttest II sesudah sekian waktu dari posttest I untuk lebih mengetahui sensitivitas perbedaan perlakuan(Krathwohl, 2004: 546).Dianjurkan untuk melakukan pengumpulan data dalam waktu singkat untuk mengurangi bias karena eksperimen dilakukan terlalu lama (Krathwohl, 2004: 547). Pengambilan data atau treatment dilakukan 2 minggu. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah satu bulan dilakukan treatmentuntuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik statistik yang digunakan adalah paired samples ttestjika data terdistribusi dengan normal atau Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal. Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. Hi
: ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
Hnull
: tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen dan/atau kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terdapat penurunan/kenaikan skor yang signifikan dariposttest I ke posttest II.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a. jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05 maka Hnullditerima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. b. jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 maka Hnullditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest(Field, 2009: 53).
3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan Penelitian eksperimen sebaiknya dilengkapi dengan eksperimen penelitian kualitatif untuk membantu lebih memahami sudut pandang subjek yang diteliti (Krathwohl, 2004: 546).Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dalam mengumpulkan
data
penelitian.
Triangulasi
dapat
didefinisikan
sebagai
penggunaan dua atau lebih metode pengumpulan data dalam penelitian suatu aspek perilaku manusia(Cohen: 141). Sugiyono (2014: 330) mendefinisikan triangulasi sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Campbell dan Fiske(dalam Cohen, 2007: 141) menggunakan teknik segitiga, di dalam Gorard dan Taylor (2004)
ditunjukkan
nilai
yang
menggabungkan
metode
kualitatif
dan
kuantitatif.Triangulasi adalah cara yang tepat untuk menunjukkan validitas konkuren, terutama di dalam penelitian kualitatif. Terdapat tiga cara dalam triangulasi untuk mengumpulkan data, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan metode observasi di dalam kelas selama penelitian berlangsung dan menggunakan metode wawancara kepada guru serta siswa.
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.6 Topik Pertanyaan Wawancara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Topik Penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran selain IPA Metode inkuiri membantu dalam belajar Sikap siswa selama pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri Pemahaman materi menggunakan metode inkuiri Tanggapan menggunakan metode inkuiri pada awal pelajaran Tanggapan menggunakan metode inkuiri pada pertemuan berikutnya Kemampuan menerapkan dalam menerima materi dengan metode inkuiri Kemampuan mengembangkan perspektif pada pelajaran Metode inkuiri membantu dalam memahami materi Metode inkuiri membantu lebih mudah dalam menerima materi yang diberikan Metode inkuiri membantu menumbuhkan sikap ingin tahu Metode inkuiri membantu untuk menarik kesimpulan
3.8.3.4.1 Wawancara Guru Margono (2003: 165) mengemukakan bahwa wawancara merupakan suatu cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan juga. Arikunto (2006: 227) mendefinisikan wawancara semi struktur yaitu wawancara yang mula-mula interviewer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam untuk mendapatkan keterangan lebih mendalam. Jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap serta mendalam. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas VA SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Apabila jawaban dari guru belum memberikan data yang cukup untuk penelitian, maka peneliti akan memberikan tambahan pertanyaan untuk mendapatkan data sesuai yang dibutuhkan peneliti. Ketika wawancara berlangsung, peneliti akan mencatat pokok-pokok dari jawaban yang diberikan guru. Selain mencatat pokok-pokok jawaban, peneliti juga menggunakan alat perekam untuk merekam percakapan ketika wawancara. 3.8.3.4.2 Observasi Margono (2003: 158) mengemukakan observasi sebagai pengamatan dan pencatatan serta sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Arikunto (2006: 229) berpendapat dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian yang digambarkan akan terjadi. Pengamatan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung di setiap siklus yang berpedoman dengan lembar pengamatan. Tujuan melakukan observasi untuk memperoleh data tentang perilaku siswa khususnya 50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemampuan menerapkan dan kemampuan mengembangkan perspektif sehingga didapat hasil yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki pembelajaran siswa kelas VA SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di kelas. Cara pencatatan hasil observasi menggunakan lembar observasi untuk merekam kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif. Pencatatan dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru ketika kegiatan belajar berlangsung.
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas tentang pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan menerapkandan pengaruh penggunaan metode inkuiripada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengembangkan perspektif.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Implementasi Penelitian Peneliti melakukan penelitian ini di dua kelas yaitu kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Pemberian treatment atau perlakuan diberikan dalam waktu dua minggu yaitu dengan memberikan pretest, perlakuantreatment, posttest I, dan posstest II. Pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan oleh guru yang sama dalam mengajarkan materi kompas sederhana. Di kelas kontrol guru menjelaskan materi dengan ceramah dan tanya jawab, sedangkan di kelas eksperimen guru berperan sebagai fasilitator, semua kegiatan yang melakukan adalah siswa. Peneliti hanya berperan sebagai observer ketika pembelajaran berlangsung baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen dan mengambil gambar pelaksanaan pembelajaran serta membatu guru menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol terdiri dari 24 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 10siswa dan siswa perempuan sebanyak 14 siswa. Keadaan fisik semua siswa pada kelompok kontrol memiliki bentuk fisik yang normal dan sehat. Dari data yang diperoleh dari guru, latar belakang ekonomi keluarga pada kelas kontrol tergolong dalam golongan ekonomi keluarga menengah ke atas. Sebagian besar orangtua siswa dari kelas kontrol berprofesi sebagai wiraswasta. Dari hasil wawancara dengan guru kelas kontrol, prestasi belajar yang dimiliki oleh kelas kontrol dari tahun ke tahun selalu mengalami
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
peningkatan, tetapi peningkatan belajar yang dialami oleh kelas kontrol masih kurang maksimal dibandingkan kelas eksperimen. Dilihat dari hasil selisih pretest dan posttest pada kedua kelas ditunjukkan bahwa prestasi kelas kontrol berada di bawah prestasi yang dimiliki kelas eksperimen. Karakter siswa di kelas kontrol terlihat kurang aktif selama mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa kelas kontrol cenderung lebih suka mendengarkan penjelasan dari guru daripada diminta melakukan suatu percobaan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok eksperimen terdiri dari 27 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 7 siswa dan siswa perempuan sebanyak 20 siswa. Keadaan fisik semua siswa pada kelompok kontrol memiliki bentuk fisik yang normal dan sehat. Dari data yang diperoleh dari guru, latar belakang ekonomi keluarga pada kelas eksperimen tergolong dalam golongan ekonomi keluarga menengah ke atas. Sebagian besar orangtua siswa dari kelas eksperimen berprofesi sebagai wiraswasta sama dengan kelas kontrol. Prestasi belajar yang dimiliki oleh kelas eksperimen dari tahun ke tahun juga selalu mengalami peningkatan, tetapi peningkatan belajar yang dialami oleh kelas eksperimen selalu tinggi dibandingkan kelas kontrol. Prestasi kelas eksperimen berada di atas prestasi yang dimiliki oleh kelas kontrol. Karakter siswa di kelas eksperimen terlihat sangat aktif dan kreatif selama mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa kelas eksperimen cenderung lebih suka melakukan suatu percobaan daripada diminta untuk mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru. Siswa kelas eksperimen juga mudah untuk merasa bosan jika pembelajaran yang diberikan hanya dengan ceramah dan mencatat saja. 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran 1. Deskripsi Kelompok kontrol Pelaksanaan pembelajaran di kelompok kontrol dilakukan di kelas VB yang terdiri dari 24 siswa diimplementasikan dalam tiga bagian setiap pertemuannya. Kegiatan dilaksanakan dalam tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan hari Rabu, 24 September 2014, di pertemuan awal guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang alat-alat yang digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kegiatan pembelajaran hari ini dengan mempelajari magnet dan kompas sederhana. Setelah itu, siswa menjelaskan tentang magnetdi kegiatan inti. Guru menjelaskan mengenai jenis-jenis magnet dan penerapan magnet pada bendabenda yang ada di sekitar siswa, guru juga memberikan contoh nyata dalam kehidupan siswa benda-benda yang menggunakan magnet, serta guru menjelaskan tentang manfaat dari magnet. Kemudian siswa mendapatkan LKS (Lembar Kerja Siswa) dari guru, siswa diminta mengklasifikasikan manfaat dari magnet sesuai dengan penjelasan yang sudah diberikan oleh guru. Kemudian siswa mendengarkan pembahasan hasil kerja LKS yang dijelaskan oleh guru. Setelah itu guru melakukan percobaan tentang cara membuat magnet dengan menggunakan magnet dan penggaris, kemudian siswa diminta memberikan kesimpulan tentang hasil percobaan yang sudah dilakukan oleh guru. Pada kegiatan akhir siswa diminta memberikan kesimpulan mengenai pelajaran yang sudah dipelajari pada hari ini yaitu tentang prinsip magnet dengan bimbingan guru. Kemudian guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran tentang prinsip magnet pada hari ini. Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan pada hari Kamis, 25 September 2014, pada pertemuan awal guru mengulang kembali materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yaitu tentang magnet dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Guru kemudian memberikan rangsangan kepada siswa supaya tertarik dengan pembelajaran yang akan disampaikan dengan pertanyaan pendorong seperti “pernahkah kalian melihat kompas sederhana?”, “apa kegunaan dari kompas sederhana?”. Guru menunjukkan alat-alat yang digunakan untuk membuat kompas sederhana, guru menjelaskan cara membuat kompas sederhana, guru memberikan pertanyaan rangsangan yaitu “apa yang terjadi jika jarum yang terdapat pada daun diletakkan di atas piring yang berisi air?”, kemudian siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Guru membagikan LKS kepada siswa tentang kompas sederhana. Guru melakukan percobaan membuat kompas sederhana. Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang pengaruh pergerakkan jarum yang mengapung pada kompas sederhana. Kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan tanya jawab tentang hal yang belum diketahui selama mengikuti
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pelajaran tentang kompas sederhana. Pada kegiatan akhir siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai pelajaran tentang kompas sederhana yang telah dipelajari pada hari ini. Siswa kemudian diminta untuk mengerjakan soal evaluasi tentang kompas sederhana untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar kompas sederhana. 2. Deskripsi Kelompok eksperimen Pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen yang terdiri dari 27 siswa
dilaksanakan
dalam
tiga
bagian
setiap
pertemuannya.
Kegiatan
dilaksanakan dalam tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pemberian treatment diberikan sebanyak dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Senin, 29 September 2014, di pertemuan awal guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang magnet, contoh benda apa saja yang dapat ditarik oleh magnet, jika magnet saling berdekatan apa yang akan terjadi. Materi yang akan diperkenalkan kepada siswa adalah Magnet. Setelah itu, siswa dibagi menjadi enam kelompok untuk saling bekerjasama sampai penelitian selesai dan dapat tercapai secara optimal dan dapat melatih kekompakan siswa. Selanjutnya siswa dalam kelompok mendengarkan penjelasan singkat dari guru mengenai magnet dan contoh benda yang dapat ditarik magnet dan benda yang memanfaatkan magnet. Kegiatan selanjutnya siswa bersama teman satu kelompok menuliskan contoh-contoh benda yang dapat ditarik dan tidak dapat ditarik oleh magnet dan benda yang menerapkan magnet. Langkah selanjutnya siswa dalam kelompok mencoba untuk membuat magnet dengan menggunakan magnet yang didekatkan dengan benda-benda, penggaris yang digosokkan pada rambut, dengan alat elektromagnet. Setelah itu, setiap kelompok mendapatkan lembar kerja siswa, siswa diminta menuliskan benda-benda yang dapat ditarik dan tidak dapat ditarik oleh magnet. Pada akhir kegiatan siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dipelajari hari ini tentang prinsip magnet yaitu terdapat tiga cara membuat magnet. Lalu siswa mengerjakan soal evaluasi dan siswa diberi pekerjaan rumah mengamati benda-benda disekitarnya yang dapat ditarik dan tidak dapat ditarik magnet serta benda yang memanfaatkan magnet.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan hari Selasa, 30 September 2014, di pertemuan awal guru melakukan tanya jawab untuk mengulang materi pada pertemuan sebelumnyayaitu tentang magnet. Pada kegiatan pertama siswa dibagi ke dalam enam kelompok seperti pertemuan sebelumnya, kemudian siswa diperkenalkan tentang Kompas Sederhanadi kegiatan inti. Materi yang diperkenalkan adalah Kompas Sederhana. Guru memperlihatkan pada siswa contoh dari Kompas Sederhana. Selanjutnya, siswa dalam kelompok berlatih untuk membuat Kompas Sederhana, dengan menggunakan jarum yang digosokkan dengan magnet, jarum yang digosokkan dengan silet, dan jarum yang ditusukkan dengan kain. Di dalam proses pembuatan Kompas Sederhana, guru sebagai fasilitator belajar mendampingi siswa dalam kelompok. Setelah itu, setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil kerjanya membuat kompas sederhana. Ketika presentasi siswa diminta untuk memberikan kesimpulan tentang kompas sederhana yang telah dibuat, lalu kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi. Kelompok yang sedang presentasi mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan dengan bantuan guru. Kemudian guru memberikan rangsangan kepada siswa dengan menggunakan pertanyaan yaitu “Apa yang akan terjadi jika jarum diganti dengan sebatang pensil?”,“Mengapa jarum mengarah ke arah utara dan selatan?”,“Adakah bahan lain yang dapat digunakan untuk menggantikan magnet untuk menggosok jarum?”. Berdasarkan percoban tersebut, “apa yang dapat kamu manfaatkan dengan
prinsip
kerja
magnettersebut?”.
Dalam
hal
ini
kemampuan
mengembangkan perspektif siswa dapat dikembangkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa merangkum materi yang telah disampaikan, lalu siswa diminta menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang sudah dipelajari hari ini tentang cara membuat kompas sederhana dan manfaat kompas sederhana bagi kehidupan sehari-hari.Lalu siswa mengerjakan soal evaluasi. Kemudian siswa menuliskan refleksi kegiatan pada gantungan yang telah disiapkan guru.
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I Pada penelitian ini dibahas pengaruh penggunaan Metode Inkuiriterhadap kemampuan menerapkan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menerapkan sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri.Instrumen yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah tiga soal uraian pada nomor 3a, 3b, dan 3c. Setiap item soal mengandung satu indikator yang berurutan yaitu membuat, menggunakan merancang.Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil analisis statistik. Seluruh analisis statistik ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Data yang diperoleh diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan jenis statistik yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika nilai Sig. (2-tailed)> 0,05 maka data berdistribusi normal (Sarwono, 2010: 25). Berdasarkan kriteria di atas diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut (lihat Lampiran 4.3). Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan No 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Skor Pretest Menerapkan kelompok kontrol Skor Posttest I Menerapkan kelompok kontrol Skor Posttest II Menerapkan kelompok kontrol Selisih skor Pretest-Posttest I Menerapkan kelompok kontrol Skor Pretest Menerapkan kelompok eksperimen Skor Posttest I Menerapkan kelompok eksperimen Skor Posttest II Menerapkan kelompok eksperimen Selisih skor Pretest-Posttest I Menerapkan kelompok eksperimen
Sig.(2-tailed) 0,58 0,53 0,23 0,36 0,57 0,53 0,10
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
0,33
Normal
Dari data di atas diperoleh seluruh hasil uji normalitas data kemampuan menerapkan di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed)>0,05. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian distribusi seluruh data dikatakan normal. Oleh karena itu uji statistik selanjutnya menggunakan uji statistik parametrikmenggunakan Independent samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan awal yang setara. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random.Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test(Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan(Field, 2009: 150). Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat signifikansi 95% menunjukkan harga F = 0,12 dan harga sig. 0,75 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan uji statistik Independent samples ttest untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan menerapkan(lihat Lampiran 4.4). Tabel 4.2 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menerapkan Hasil pretest Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menerapkan
Sig.(2-tailed)
Keterangan
0,10
Tidak Ada Perbedaan
Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan analisis uji perbandingan skor pretest, pada kelompok eksperimen diperolehM = 2,07, N = 27, SD = 0,51 dan SE = 0,10. Pada kelompok kontrol M = 1,83, N= 24,
SD= 0,49, dan SE= 0,10. Hasil uji
perbandingan skor pretest kemampuan menerapkan menunjukkan bahwa t = 1,68, df = 49, harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,10 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga dapat dibandingkan. Teknik pengambilan sampel secara random untuk memastikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benar-benar memiliki kemampuan
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
awal yang sama (Cohen, 2007:276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai. 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiriterhadap kemampuan menerapkan. Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dihitung dengan cara mengurangkan selisih skor posttest Ipretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I-pretest pada kelompok kontrol.Uji selisih skor pretest dan posttest I kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 0,018 dan harga sig. 0,89 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan uji statistik Independent samples ttest untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent sampel t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menerapkan. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Berikut adalah tabel hasil uji selisih kemampuan menerapkan(lihat Lampiran 4.6). Tabel 4.3 Hasil Uji Selisih Skor Kemampuan Menerapkan Hasil pretest Selisih skor menerapkan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig.(2-tailed)
Keterangan
0,02
Ada Perbedaan
Rerata selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan analisis uji selisih skor pada kelompok eksperimen diperoleh M = 1,09, N= 27, SD = 0,61 dan SE = 0,12. Pada kelompok kontrol diperolehM = 0,66, N= 24, SD= 0,59, dan SE= 0,12.Hasil uji selisih skor
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemampuan menerapkan menunjukkan bahwa t= -2,52, df= 49, harga Sig. (2tailed)kelompok kelompok kontrol dan eksperimen sebesar 0,02 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuriberpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan. Berikut adalah Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
Gambar 4.1 Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest Kemampun Menerapkan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
4.1.2.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Peningkatan Skor Pretest-Posttest Uji peningkatan skor pretest dan posttest Idilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan skor pretest dan posttest I. Uji peningkatan skor pretest dan posttest I kemampuan menerapkan pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji parametrik dalam Paired samples t-testdalam programIBM SPSS statistics 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05 dan jika rerata skor posttest lebih tinggi daripada rerata skor pretest berarti ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Berikut adalah tabel
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hasil uji perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan menerapkan(lihat Lampiran 4.7). Tabel 4.4 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Menerapkan No
Kelompok
Rerata Pretest Posttest I
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
1
Kontrol
1,83
2,49
36,06
0,00
2
Eksperimen
2,07
3,14
51,69
0,00
Keterangan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Pada kelompok eksperimen rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor
pretest. Dari hasil uji statistiktersebut diperoleh harga Sig. (2-
tailed)sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima (Yulius, 2010: 82). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Rerata skor postest I juga lebih tinggi dari rerata skor pretestpada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest sebesar51,69%. Pada kelompok eksperimen diperoleh SE= 0,12, SD = 0,63, M = 1,07, df = 26, dan t = 8,86. Dari hasil uji statistik tersebut diperoleh harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,00 (p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima (Yulius, 2010: 82). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Rerata skor postest I juga lebih tinggi dari rerata skor pretestpada kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest sebesar36,06%. Pada kelompok kontrol diperoleh SE = 0,12, SD = 0,60, M = 0,66, df = 23, dan t = 5,38. Secara detail hasil uji perbandingan skor pretest dan posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan menerapkan dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.8).
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I MenerapkanPerindikator
1 2
Membuat Menggunakan
Rerata Peningkatan (%) Pre Post I Kelompok Kontrol 1,38 1,92 39,13 1,79 2,79 55,86
3
Merancang
2,33
1 2 3
Membuat Mernggunakan Merancang
2,22 2,04 1,93
No
Indikator
2,79
19,74
Kelompok Eksperimen 3,00 35,13 3,19 56,37 3,26 68,91
Sig. (2tailed) 0,00 0,00 0,05 0,00 0,00 0,00
Keterangan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor
pretest. Dengan demikian tejadi
peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator Merancang dengan peningkatan sebesar 68,91%. Pada indikator merancang ini diperoleh SE = 0,24, SD = 1,24, M = 1,33, df = 26, dan t = 5,59. Dari tabel pada kelompok kontrol hanya terdapat dua indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan, yaitu indikator membuat dan menggunakan.Dari kelompok kontrol yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator menggunakan dengan peningkatan sebesar 55,86%. Pada indikator menggunakan ini diperoleh SE = 0,20, SD = 0,98, M = 1,00, df = 23, dan t= 5,01. 2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan (effect size) digunakan koefisien korelasi dari Pearson dengan kriteria r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Cara yang digunakan untuk mengetahui korelasi adalah sebagai berikut karena distribusi data normal, harga tdiubah menjadi harga r dengan menggunakan rumus sebagaimana yang telah disebutkan di bab 3 pada halaman 52 (Field, 2009: 23).Selanjutnya berikut ini adalah tabel hasil uji besar pengaruh perlakuan pada kemampuan menerapkan (lihat lampiran 4.11)
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menerapkan Kelompok Kontrol Eksperimen
t 5,38 8,86
t2 28,94 78,49
df 23 26
r 0,74 0,86
R2 0,55 0,74
% 55 74
Keterangan Efek Besar Efek Besar
Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan menerapkan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Peningkatan kemampuan menerapkan di kelompok kontrol sebesar 55% dari r = 0,74 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Peningkatan pada kemampuan menerapkandi kelompok eksperimen sebesar 74% dari r = 0,86 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Secara detail hasil uji besar pengaruh perlakuan dari masing-masing indikator pada kemampuan menerapkan dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.12). Tabel 4.7 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan MenerapkanPerindikator t
t2
Membuat Menggunakan Merancang
3,68 5,01 2,04
13,54 25,10 4,16
Membuat Menggunakan Merancang
3,99 5,11 5,59
15,92 26,11 31,24
Indikator
df r Kelompok Kontrol 23 0,61 23 0,72 23 0,39 Kelompok Eksperimen 26 0,61 26 0,71 26 0,74
R2
%
Keterangan
0,37 0,52 0,15
37 52 15
Efek Besar Efek Besar Efek Menengah
0,37 0,51 0,55
37 51 55
Efek Besar Efek Besar Efek Besar
Dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator Merancang dengan peningkatan sebesar 55% dari r = 0,74 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Dari tabel pada kelompok kontrol hanya terdapat dua indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan, yaitu indikator membuat dan menggunakan.Dari kelompok kontrol yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator menggunakan dengan peningkatan sebesar 52% dari r = 0,72 dengan koefisien korelasi efek besar.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui pengaruh perlakuan perlakuan sesudah dua minggu masih sekuat pengaruh perlakuan pada posttest I (Krathwohl, 2004: 546). Setelah satu bulan dilakukan posttest I dilakukan posttest II pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test(Field, 2009: 325). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent sampel t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor posttest ke I posttest II kemampuan menerapkan (Lihat Lampiran 4.9). Tabel 4.8 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II kemampuan menerapkan No
Kelompok
Rerata Posttest I Posttest II
Peningkatan (%)
Sig. (2-tailed)
1
Kontrol
2,49
2,31
-7,23
0,26
2
Eksperimen
3,14
3,42
8,9
0,01
Keterangan Tidak Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Pada kelompok eksperimen skor posttest II lebih tinggi daripada rerata skor posttest I.Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed)kelompok eksperimen sebesar 0,01(atau p < 0,05) sehingga sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest Idan posttest IIpada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen sebesar 8,9 %. Pada kelompok eksperimen diperoleh SE = 0,11SD = 0,55, M = 0,28, df = 26, dan t = 2,68. Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed)kelompok kontrol sebesar 0,26 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase penurunan skor pada kelompok kontrol sebesar -7,23%. Pada kelompok kontrol diperoleh SE kelompok kontrol = 0,16 , SD = 0,77, M = -0,18, df = 23, dan t = -1,14.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Secara detail hasil uji perbandingan skor posttest I dan posttest II dari masing-masing indikator pada kemampuan menerapkan dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.10). Tabel
4.9
Hasil
Uji
Perbandingan
Skor
Posttest
I
ke
Posttest
IIkemampuan
Sig. (2tailed)
Keterangan
menerapkanPerindikator No
Indikator
Rerata Peningkatan (%) Posttest I Posttest II Kelompok Kontrol
1
Membuat
1,91
1,95
2,09
0,86
2
Menggunakan
2,79
2,50
-10,39
0,23
3
Merancang
2,79
2,50
-10,39
0,23
Tidak Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan
Kelompok Eksperimen 1
Membuat
3,00
3,29
9,67
0,10
2
Mernggunakan
3,18
3,48
9,43
0,07
3
Merancang
3,25
3,48
7,07
0,21
Tidak Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan
Dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa tidak ada indikator yang mengalami peningkatan skor yang signifikan. Dari kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator membuat dengan peningkatan sebesar 9,67%. Pada indikator membuat ini diperoleh SE = 0,18, SD = 0,91, M = 0,30, df = 26, t = 1,69. Dari tabel pada kelompok kontrol tidak ada indikator yang mengalami peningkatan skor yang signifikan.Dari kelompok kontrol yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator membuat dengan peningkatan sebesar 2,09%. Pada indikator membuat ini diperoleh SE = 0,23, SD = 1,12, M = 0,04, df = 23, t = 0,18. Sedangkan indikator yang mengalami penurunan yaitu indikator menggunakan dan merancang dengan presentase penurunan skor sebesar -10,39%. Pada indikator menggunakan dan merancang diperoleh SE = 0,24, SD = 1,16, M = -0,30, df = 23, t = -1,23.Berikut adalah grafik retensi pengaruh perlakuan pada kemampuan menerapkan.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4,00 3,50
3,42 3,14
3,00 2,50
2,49
2,31
2,07 1,83
2,00
Kontrol Eksperimen
1,50 1,00 0,50 0,00 Pretest
Posttest I
Posttest II
Grafik 4.3 Retensi Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Menerapkan
4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian II Pada penelitian ini dibahas pengaruh penggunaan Metode Inkuiriterhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengembangkan perspektifsedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri.Instrumen yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen adalah tiga soal uraian pada nomor 4a, 4b, dan 4c. Setiap item soal mengandung satu indikator yang berurutan yaitu membuat argumen, membandingkan, dan menyimpulkan.Pada bagian berikut akan dipaparkan hasil analisis statistik. Seluruh analisis statistik ini menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 19 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data Data yang diperoleh diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menentukan jenis statistik yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika nilai Sig. (2-tailed)> 0,05 maka data berdistribusi normal (Sarwono, 2010: 25). Berdasarkan kriteria di atas diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut (lihat Lampiran 4.13).
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif No
Aspek
1 2 3
Skor Pretest Mengembangkan Perspektif kelompok kontrol Skor Posttest I Mengembangkan Perspektif kelompok kontrol Skor Posttest II Mengembangkan Perspektif kelompok kontrol Selisih skor Pretest- Posttest I Mengembangkan Perspektif kelompok kontrol Skor Pretest Mengembangkan Perspektif kelompok eksperimen Skor Posttest I Mengembangkan Persepektif kelompok eksperimen Skor Posttest II Mengembangkan Perspektif kelompok eksperimen Selisih skor Pretest- Posttest I Mengembangkan Perspektif kelompok eksperimen
4 5 6 7 8
Sig.(2tailed) 0,54 0,55 0,61
Keterangan Normal Normal Normal
0,01
Normal
0,61
Normal
0,08
Normal
0,07
Normal
0,70
Normal
Dari data di atas diperoleh seluruh hasil uji normalitas data kemampuan mengembangkan perspektif di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2tailed)>0,05. Data yang dimaksud adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian distribusi seluruh data dikatakan normal. Oleh karena itu uji statistik selanjutnya menggunakan uji statistik parametrikmenggunakan
Independent samples t-test untuk analisis data dari
kelompok yang berbeda, sedangkan untuk analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test. 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen memiliki kemampuan awal yang setara. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest kemampuan mengembangkan perspektifpada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples ttest(Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan(Field, 2009: 150).
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat signifikansi 95% menunjukkan harga F = 2,19 dan harga Sig. 0,15 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan uji statistik Independent samples ttest untuk analisis selanjutnya. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan mengembangkan perspektif(lihat Lampiran 4.14). Tabel 4.11 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengembangkan Perspektif Hasil pretest Kelompok kontrol dan kelompok mengembangkan perspektif
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,62
Tidak Ada Perbedaan
Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan analisis uji perbandingan skor pretest, pada kelompok kontrol diperoleh M = 2,08, N = 24, SD = 0,51, dan SE = 0,10. Pada kelompok eksperimen diperoleh M = 2,17, N = 27, SD = 0,73, dan SE = 0,14. Hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan mengembangkan perspektif menunjukkan bahwa t = -0,51, df = 49, harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,62 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak (Yulius, 2010: 85), maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama sehingga dapat dibandingkan.Teknik pengambilan sampel secara random untuk memastikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benarbenar memiliki kemampuan awal yang sama (Cohen, 2007:276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai. 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiriterhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dihitung dengan cara mengurangkan selisih skor posttest I-pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih posttest I-pretest pada kelompok kontrol.Uji selisih skor pretest dan posttest I kemampuan mengembangkan perspektifpada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini Independent samples ttest(Field, 2009: 326). Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
digunakan adalah jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 4,44 dan harga Sig. 0,04 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan uji statistik Independent samples ttest untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent sampel t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed)< 0,05(Field, 2009: 53). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Berikut adalah tabel hasil uji selisih kemampuan mengembangkan perspektif (lihat Lampiran 4.16). Tabel 4.12 Hasil Uji Selisih Skor Kemampuan Mengembangkan Perspektif Hasil Uji Selisih Selisih skor mengembangkan perspektif kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,00
Ada Perbedaan
Rerata selisih skor pretest pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Berdasarkan analisis uji selisih skor pada kelompok kontrol diperoleh M = 0,21, N = 24, SD = 0,46, dan SE = 0,95. Pada kelompok eksperimen diperoleh M = 0,93, N = 27, SD = 0,64, dan SE = 0,12. Hasil analisis menunjukkan bahwa t = -4,56, df = 49, harga Sig. (2-tailed)selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengembangkan perspektif sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretestposttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiriberpengaruh terhadap kemampuan mengembangkan perspektif.Berikut adalah Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.2 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengembangkan Perspektif Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
4.1.3.4 Analisis Lebih Lanjut 1. Uji Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest Uji peningkatan skor pretest dan posttest Idilakukan untuk mengetahui adanya peningkatan skor pretest dan posttest I. Uji peningkatan skor pretest dan posttest I kemampuan mengembangkan perspektif pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik Parametrik dalam hal ini Paired samples t-test(Field, 2009: 325).Berikut adalah Tabel Hasil Uji Perbandingan
Skor
Pretest
ke
Posttest
IKemampuan
Mengembangkan
Perspektif(lihat Lampiran 4.17). Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Pretest Posttest I 2,08 2,31 2,17 3,11
Peningkatan (%) 11,06 43,32
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,04 0,00
Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Pada kelompok eksperimen skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor pretest.Hasil uji perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan mengembangkan perspektifpada kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2tailed)sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima (Yulius, 2010: 82). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke 70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
posttest adalah 43,32%. Pada kelompok eksperimendiperoleh SE = 0,12, SD = 0,64, M = 0,94, df = 26, dan t = 7,65. Hasil uji perbandingan skor pretest ke posttest I kemampuan mengembangkan perspektifpada kelompok kontrol diperoleh hargaSSig. (2tailed)sebesar 0,04 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima (Yulius, 2010: 82). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Dengan kata lain terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest adalah 11,06%. Pada kelompok kontrol diperoleh SE =0,10, SD = 0,50, M = 0,23, df = 23 dan t = 2,22. Secara detail hasil uji perbandingan skor pretest dan posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan mengembangkan perspektif dapat dilihat pada tabel berikut(lihat Lampiran 4.18). Tabel 4.14 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest I Mengembangkan Perspektif Perindikator Rerata Peningkatan (%) Pretest Posttest I Kelompok Kontrol 2,00 2,46 23
No
Indikator
1
Membuat Argumen
2
Membandingkan
2,13
2,38
11,74
0,14
3
Menyimpulkan
2,13
2,08
-2,35
0,81
1 2 3
Membuat Argumen Mernbandingkan Menyimpulkan
2,00 2,07 2,44
Kelompok Eksperimen 3,15 57,5 3,19 54,11 2,96 21,31
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,01
Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan Tidak Ada Perbedaan
0,00 0,00 0,02
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa seluruh rerata skor posttest I lebih tinggi daripada rerata skor
pretest. Dengan demikian tejadi
peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator membuat argumen dengan peningkatan sebesar 57,5%. Pada indikator membandingkan ini diperoleh SE= 0,19, SD = 0,98, M = 1,15, df = 26, dan t = 6,04. Dari tabel pada kelompok kontrol hanya terdapat satu indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan, yaitu indikator membuat argumen.Dari kelompok kontrol yang mengalami peningkatan paling tinggi 71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah indikator membuat argumen dengan peningkatan sebesar 23%. Pada indikator membuat ini diperoleh SE= 0,15, SD = 0,72, M = 0,46, df = 23, dan t = 3,11. 2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan (effect size) Untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan (effect size) digunakan koefisien korelasi dari Pearson dengan kriteria r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah) yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field, 2009: 179). Cara yang digunakan untuk mengetahui koefisien korelasi adalah sebagai berikut karena distribusi data normal, harga t diubah menjadi harga r dengan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 332). Berikut adalah tabel Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif(lihat lampiran 4.21). Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan Perspektif Kelompok t t2 df r R2 % Keterangan Kontrol 2,22 4,93 23 0,41 0,17 17 Efek Menengah Eksperimen 7,65 58,5 26 0,83 0,69 69 Efek Besar
Selanjutnya dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan mengembangkan perspektif di kelompok kontrol. Peningkatan kemampuan mengembangkan perspektif di kelompok kontrol sebesar 17% dari r = 0,41 dengan koefisien korelasi yaitu efek menengah. Peningkatan pada kemampuan mengembangkan perspektif di kelompok eksperimen sebesar 69% dari r = 0,83 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Secara detail hasil uji besar pengaruh perlakuan dari masing-masing indikator pada kemampuan mengembangkan perspektif dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.22). Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan pada Kemampuan Mengembangkan PerspektifPerindikator Indikator t t2 df r R2 % Keterangan Kelompok Kontrol Membuat Argumen 3,11 9,67 23 0,55 0,30 30% Efek Besar Membandingkan 1,54 2,37 23 0,3 0,09 9% Efek Besar Menyimpulkan -0,24 0,06 23 0 0 0% Efek Kecil Kelompok Eksperimen Membuat Argumen 6,04 36,48 26 0,76 0,58 58% Efek Besar
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Membandingkan Menyimpulkan
6,18 2,56
38,19 6,55
26 26
0,77 0,45
0,59 0,20
59% 20%
Efek Besar Efek Besar
Dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator membandingkan dengan peningkatan sebesar 59% dari r = 0,77 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar. Dari tabel pada kelompok kontrol hanya terdapat dua indikator saja yang mengalami peningkatan skor yang signifikan, yaitu indikator membuat argumen dan membandingkan.Dari kelompok kontrol yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator membuat argumen dengan peningkatan sebesar 3,39% dari r = 1,84 dengan koefisien korelasi efek besar. 3. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk lebih mengetahui retensi pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Setelah satu bulan dilakukan posttest I dilakukan posttest II pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini Paired samples t-test. Berikut adalah Tabel Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan mengembangkan perspektif (lihat Lampiran 4.19) Tabel 4.17 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II mengembangkan perspektif No
Kelompok
1 2
Kontrol Eksperimen
Rerata Posttest I Posttest II 2,21 2,24 3,11 3,39
Peningkatan (%) 1,36 9,00
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,00 0,00
Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Pada kelompok eksperimen skor posttest II lebih tinggi daripada rerata skor posttest I. Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa hargaSig. (2-tailed)kelompok eksperimen sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase peningkatan skor pada kelompok eksperimen sebesar 9,00%. Pada kelompok eksperimen diperoleh SE = 0,55, SD = 0,29 , M = 0,27, df = 26, dan t = 4,973. 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil uji perbandingan skor posttest I ke posttest II di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed)kelompok kontrol sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Persentase peningkatan skor pada kelompok kontrol sebesar 1,36%. Pada kelompok kontrol diperoleh SE = 0,086, SD = 0,42, M = -0,07, df = 23, dan t = -0,821. Secara detail hasil uji perbandingan skor posttest I dan posttest II dari masing-masing indikator pada kemampuan mengembangkan perspektif dapat dilihat pada tabel berikut (lihat Lampiran 4.20). Tabel 4.18 Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II mengembangkan perspektifPerindikator Rerata Peningkatan (%) PosttestI Posttest II Kelompok Kontrol
No
Indikator
Sig. (2-tailed)
1
Membuat Argumen
2,46
2,29
-6,91
0,00
2
Membandingkan
2,38
2,21
-7,14
0,00
3
Menyimpulkan
2,08
2,21
6,25
0,00
Keterangan Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Kelompok Eksperimen 1
Membuat Argumen
3,15
3,41
8,25
0,03
2
Membandingkan
3,19
3,44
7,83
0,02
3
Menyimpulkan
2,96
3,30
11,49
0,02
Ada Perbedaan Ada Perbedaan Ada Perbedaan
Dari tabel pada kelompok eksperimen diketahui bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari kelompok eksperimen yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator menyimpulkan
dengan
peningkatan
sebesar
11,49%.
Pada
indikator
menyimpulkan ini diperoleh SE= 0,13 SD= 0,68 M= 0,33 df= 26 t= 2,55. Dari tabel pada kelompok kontrol juga diketahui bahwa terjadi peningkatan skor yang signifikan pada seluruh indikator yang diteliti. Dari kelompok kontrol yang mengalami peningkatan paling tinggi adalah indikator menyimpulkan dengan peningkatan sebesar 6,25%. Pada indikator menyimpulkan ini diperoleh SE = 0,15 SD = 0,74 M = 0,125, df = 23 t = 0,82.Selanjutnya, berikut
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah grafik retensi pengaruh perlakuan pada kemampuan mengembangkan perspektif.
4,00 3,50
3,39 3,11
3,00 2,50 2,00
2,17 2,08
2,31
2,24
Kontrol Eksperimen
1,50 1,00 0,50
0,00 Pretest
Posttest I
Posttest II
Grafik 4.4 Retensi Pengaruh perlakuan pada kemampuan mengembangkan perspektif
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiriterhadap Kemampuan Menerapkan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemapuan menerapkan. Pengaruh ini dapat terlihat dari perbedaaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,015 (atau p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest kelompok kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya penggunaan metode inkuiriberpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan. Dari hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menerapkan, sama dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika pemberian perlakuan oleh guru di kelas eksperimen. Siswa pada kelas eksperimen atau pada kelas yang menggunakan metode inkuiri mampu secara aktif dan kreatif menerapkan pengetahuannya mengenai pembuatan 75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kompas sederhana dalam sebuah percobaan membuat kompas sederhana. Ketika melakukan
percobaan
membuat
kompas
sederhana
siswa
menerapkan
pengetahuan yang diketahuinya tentang cara membuat magnet, cara menggunakan media kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin, membuat rancangan kompas sederhana yang benar sehingga siswa menjadi paham cara membuat kompas sederhana dan cara menggunakan kompas sederhana, karena siswa melakukan percobaan sendiri. Siswa juga mampu mengidentifikasi masalah dan dapat memahami maksud dari pertanyaan yang diberikan. Kondisi seperti ini berbeda dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan menggunakan metode ceramah dan siswa mendengarkan guru menjelaskan dan siswa hanya mencatat materi yang dijelaskan guru sehingga kemampuan kognitif siswa tidak berkembang. Siswa juga diminta mengerjakan LKS tanpa mencoba membuat kompas sederhana. Siswa pada kelompok kontrol hanya duduk dengan tenang mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami berkaitan dengan materi yang belum dimengerti, justru sebaliknya guru yang terlihat aktif bertanya kepada siswa. Siswa juga terlihat mengalami kesulitan ketika siswa diminta menjelaskan materi tentang magnet dan kompas sederhana sehingga alasan-alasan yang diberikan kurang begitu meyakinkan dan juga ketika siswa diminta menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat masih bingung dan tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiriterhadap Kemampuan Mengembangkan Perspektif Sama seperti pada kemampuan menerapkan, hasil penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemapuan mengembangkan perspektif. Pengaruh ini ditunjukkan dengan selisih skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,000 (atau p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontroldan eksperimen. Dengan demikian Hnull ditolak dan Hi diterima yang
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
artinya penggunaan metode inkuiriberpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. Berdasarkan uji statistik yang menunjukkan bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengembangkan perspektif. sama dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika pemberian perlakuan oleh guru di kelas eksperimen. Siswa pada kelas eksperimen atau pada kelas yang menggunakan metode inkuiri mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan mengungkapkan pendapatnya karena selama pembelajaran siswa terlibat aktif dalam memberikan argumen atau pendapat mengenai benda yang menggunakan magnet, siswa juga terlibat aktif dalam membandingkan benda yang menggunakan magnet dan benda yang tidak menggunakan magnet, dan siswa dengan tepat menentukan kesimpulan yang sesuai dengan materi yang dibahas yaitu magnet dan kompas sederhana. Kondisi seperti ini berbeda dengan kelompok kontrol yang diberikan perlakuan menggunakan metode ceramah dan siswa mendengarkan guru menjelaskan dan siswa hanya mencatat materi yang dijelaskan guru sehingga kemampuan kognitif siswa tidak berkembang. Siswa juga diminta mengerjakan LKS tanpa mencoba membuat kompas sederhana. Siswa pada kelompok kontrol mendengarkan penjelasan dari guru tetapi siswa tidak mempunyai inisiatif untuk bertanya mengenai kesulitan yang dialami berkaitan dengan materi yang belum dimengerti, justru sebaliknya guru yang terlihat aktif bertanya kepada siswa. Siswa juga terlihat mengalami kesulitan ketika siswa diminta menjelaskan materi tentang magnet dan kompas sederhana sehingga alasan-alasan yang diberikan kurang begitu meyakinkan dan juga ketika siswa diminta menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa terlihat masih bingung dan tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan Dampak perlakuan terhadap siswa bertujuan untuk mengetahui sudut pandang subjek-subjek
yang terlibat
dalam
penelitian terhadap
proses
pembelajaran yang berlangsung untuk itu perlu digunakan elemen penelitian kualitatif sederhana. Untuk mengetahui dampak perlakuan terhadap siswa peneliti
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan metode triangulasi data. Triangulasi data diperoleh dari hasil observasi di kelas selama proses pembelajaran dan wawancara. Wawancara dilakukan kepada siswa dan guru sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Wawancara dengan guru dilakukan untuk mengetahui dampak pengajaran sebelum dan sesudah menggunakan metode inkuiri, sedangkan wawancara siswa dilakukan untuk mengetahui respon siswa sebelum dan selama belajar menggunakan metode inkuiri. Siswa yang dipilih sebagai responden yaitu 2 siswa dengan nilai tertinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai terendah dari kelas eksperimen. Berikut adalah hasil wawancara yang telah dilakukan. Berdasarkan wawancara dengan siswa, wawancara dilakukan kepada empat siswa dari kelompok kontrol dan empat siswa di kelompok eksperimen mengenai proses pembelajaran IPA yang biasa dilakukan oleh guru. Sebelum diberikan perlakuan peneliti bertanya apakah siswa senang belajar IPA. Siswa A, B, dan C menjawab “Senang, karena pengetahuan tentang alam sekitar kita”, (Wawancara siswa, terdapat pada WS. B3-6). Sedangkan siswa D menjawab “Tidak terlalu senang, karena yang dipelajari hanya itu-itu saja”, (Wawancara siswa, terdapat pada WS. B7-8). Dari keempat siswa tersebut, semua siswa merasa senang belajar IPA karena dianggap mudah dan mempelajari tentang alam. Selanjutnya peneliti menanyakan cara guru mengajarkan materi IPA. Siswa A dan D menjawab “Seperti guru yang lain, pakai buku paket, gambar di papan tulis”, siswa B menjawab “dulu pernah dijelaskan tentang listrik menggunakan gambar rangkaian listrik, ada lampu, dan kabel”, dan siswa C menjawab lumayan menyenangkan”, (Wawancara siswa, terdapat pada WS. B11-18). Berdasarkan hasil wawancara dari guru dan siswa terlihat adanya kesesuaian bahwa guru memang lebih sering mengajar menggunakan metode ceramah. Siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru. Guru lebih berperan aktif dibandingkan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti bertanya kepada siswa media yang sering digunakan guru ketika belajar IPA, Siswa A menjawab “sepertinya belum, mungkin menggunakan gambar-gambar”, (Wawancara siswa, terdapat pada WS. B21-22). Sedangkan siswa B, C, dan D menjawab “pernah, menggunakan lingkaran yang ada warna-
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
warnanya terus diputar” (Wawancara siswa, terdapat pada WS. B23-28). Berdasarkan hal yang dikatakan siswa, menunjukkan bahwa guru jarang menggunakan media ketika menjelaskan materi IPA. Setelah diberi perlakuan oleh guru dengan menggunakan metode inkuiri selama dua kali pertemuan, peneliti melakukan wawancara lagi kepada empat siswa yang sama pada saat wawancara sebelum diberikan perlakukan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri ternyata memberi dampak positif bagi siswa di kelas eksperimen. Peneliti ingin mengetahui
dampak yang terjadi setelah siswa diberi perlakuan
menggunakan metode inkuiri, maka peneliti bertanya kepada keempat siswa tersebut apakah dengan menggunakan metode inkuiri dapat membantu siswa dalam belajar IPA, maka jawaban keempat siswa “Ya” dengan berabagai alasan jawaban yaitu “karena bisa menggunakan ide-idenku sendiri, aku bisa belajar dan melakukan percobaan, lebih mudah dipahami, bisa lebih kreatif”(Wawancara siswa sesudah perlakuan, terdapat pada W.S. B3-6). Berdasarkan hasil jawaban siswa tersebut menunjukkan bahwa dengan metode inkuiri dapat membantu siswa untuk lebih memahami materi IPA yang diberikan. Peneliti bertanya lagi kepada siswa untuk lebih mengetahui dampak yang terjadi peneliti bertanya lagi kepada keempat siswa tersebut, apakah kamu bosan ketika melakukan percobaan membuat kompas sederhana, keempat siswa menjawab “Tidak” dengan berbagai alasan jawaban yaitu “karena belajarnya tidak seperti biasanya, bisa melakukan percobaan bersama kelompokku, menjadi tahu cara membuat kompas sederhana” (Wawancara siswa sesudah perlakuan, terdapat pada W.S. B9-12). Berdasarkan jawaban keempat siswa tadi menunjukkan bahwa siswa tidak merasa bosan seperti pelajaran-pelajaran sebelumnya, siswa menjadi semangat dan antusias untuk mendapatkan pengetahuan.
Pertanyaan
selanjutnya
untuk
mengetahui
apakah
siswa
mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat kompas sederhana dengan menggunakan metode inkuiri, semua siswa menjawab “Iya, karena bisa mengetahui
alat
lain
untuk
menunjukkan
arah
jika
aku
tersesat
nanti”(Wawancara siswa sesudah perlakuan, terdapat pada W.S. B15-20), dari hasil jawaban siswa dapat diartikan kalau dengan menggunakan metode inkuiri siswa lebih cepat memahami materi yang disampaikan. Siswa mengatakan jika
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tidak ada kesulitan ketika mengerjakan soal posttest nomor 1 sampai 6“Iya, karena aku bercerita tentang kompas sederhana yang aku sebutkan tadi, Sangat Mudah, karena hanya menuliskan perasaanku ketika mengalami hal seperti pada cerita”, (Wawancara siswa sesudah perlakuan, terdapat pada W.S. B38-43 dan W.S. B64-70). Berdasarkan jawaban siswa dapat diartikan bahwa siswa sudah tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal yang diberikan. Wawancara dengan guru juga dilakukan sebelum dan sesudah memberikan perlakuan. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan metode inkuiri di kelas eksperimen, peneliti melakukan wawancara pada guru yang menjadi mitra dalam penelitian ini. Guru mitra mengatakan bahwa metode inkuiri belum pernah dicoba diterapkan dalam pembelajaran IPA. “Belum pernah mbak”(Wawancara guru, terdapat pada baris W.G. B24). Karena itu, peneliti bersama dua rekan peneliti lain melakukan pertemuan selama dua kali pertemuan bersama guru untuk memberi gambaran dan pelatihan pada guru supaya dapat menerapkan metode inkuiri di kelas ketika memberikan perlakuan. Selama proses penelitian berlangsung peneliti melakukan observasi kegiatan pembelajaran dan cara mengajar guru menggunakan metode inkuiri. Guru terlihat sangat percaya diri ketika menyampaikan materi kepada siswa, dan guru tidak banyak melakukan kesalahan ketika mengajar dengan menggunakan metode inkuiri. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri, peneliti melakukan wawancara lagi dengan guru. Berdasarkan wawancara dengan guru tentang pendapat guru tentang pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri. Jawaban dari guru “ternyata siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran mbak, Lebih semangat apalagi sewaktu mengikuti kegiatan percobaan.” (Wawancara guru, terdapat pada baris W.G. B4-6). Berdasarkan hal yang dikatakan guru, menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri lebih menarik dan menyenagkan. Hal ini dikarenakan menggunakan media percobaan dan melibatkan siswa secara aktif. Respon yang ditunjukkan siswa juga baik karena dengan menggunakan metode inkuiri siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan menjadi aktif saat kegiatan pembelajaran di kelas. Menggunakan metode inkuri pada proses pembelajaran mampu membuat siswa mejadi lebih aktif dan dapat membantu siswa untuk memecahkan suatu
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
masalah dengan cara siswa sendiri. Berbeda dengan kelompok eksperimen, kelompok kontrol hanya mendengarkan penjelasan guru, mencatat dan mengerjakan soal dari guru. Hal ini membuat siswa menjadi pasif dan tidak dapat mengembangkan kreatifitas yang dimiliki siswa karena hanya menerima informasi dan tidak menemukan sendiri. Siswa tidak diberi kesempatan untuk secara mandiri menyelesaikan masalah dari suatu pokok pembahasan sehingga ketika diminta menjelaskan siswa mengalami kesulitan dalam meberikan alasan atau bukti yang mendukung pernyataan yang dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
menerapkan
dan
mengembangkan
perspektif
kurangdapat
dikembangkan jika kelas menggunakan metode ceramah. Observasi juga dilakukan peneliti di kelas eksperimen untuk melihat cara guru mengajar, respon dari siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri dan melihat proses kegiatan pembelajaran. Selama melakukan pengamatan, peneliti melihat cara guru mengajar dapat membuat siswa lebih tertarik dan tidak membosankan, karena guru tidak lagi berperan aktif dalam proses pembelajaran, tetapi siswa yang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Siswa banyak dilibatkan secara langsung dalam kegiatan belajar dengan meminta siswa melakukan percobaan secara langsung bersama kelompok yang sudah dibuat sebelumnya, kemudian melakukan demonstrasi atau presentasi di depan kelas, melakukan tanya jawab. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru membebaskan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya dan guru hanya sesekali memberikan penjelasan tambahan dan sedikit membantu jika siswa mengalami kesulitan. Selain untuk melihat cara guru mengajar, observasi juga dilakukan untuk melihat respon siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa siswa terlihat sangat teratik, senang, tampak aktif, dan tidak bosan terutama ketika melakukan percobaan
membuat
kompas
sederhana.
Selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung siswa tampak sangat antusias dalam bertanya ketika mengalami kesulitan dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa begitu menikmati kegiatan pembelajaran dan tidak terlalu tegang seperti biasanya, karena siswa diberikan kebebasan oleh guru dalam menentukan cara dalam menyelesaikan suatu masalah
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang diberikan pada saat melakukan percobaan membuat kompas sederhana. Siswa juga diberikan kebebasan saat memberikan alasan dan bukti-bukti dari kesimpulan yang mereka buat. Metode inkuiri dapat membantu siswa untuk dapat berpikir lebih kritis, aktif dan kreatif dan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan mengembangkan perspektif, karena ketika mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri siswa dituntut untuk aktif memecahkan masalah yang ada dengan menggunakan cara siswa sendiri, memberikan alasan yang mendukung dalam menjelaskan sehingga siswa tidak kesulitan saat menarik kesimpulan, ini berarti metode inkuiri mampu membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan mengembangkan perspektif. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan keempat siswa, dapat disimpulkan adanya persamaan yaitu dengan menggunakan metode inkuiri dalam kegiatan pembelajaran akan berdampak positif terhadap minat belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan metode inkuiri dapat melatih kemampuan siswa dan dapat melatih kerja sama siswa saat melakukan percobaan membuat kompas sederhana dalam kelompok. Selain itu siswa dapat lebih mudah memahami materi magnet dan kompas sederhana dengan menggunakan metode inkuiri.
4.2.4 Konsekuensi Lebih Lanjut Hasil yang diperoleh PISA (Program for International Student Asessment) bahwa di anara 64-65 negara yang diteliti tersebut Indonesia menduduki peringkat kedua dari bawah (OECD, 2013:232). Hali ini merupakan penurunan dari hasil PISA tahun 2009 di mana saat itu Indonesia menduduki peringkat 57 (OECD, 2010: 8). Padahal kita sebagai calon guru tahu usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia sudah cukup besar yang salah satunya dengan mengubah kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013, menaikkan gaji pengajar dan pemberian sertifikasi kepada guru. Upaya yang dilakukan pemerintah tersebut ternyata belum menjawab permasalahan tentang pendidikan di Indonesia, karena program sertifikasi yang diberikan untuk guru hanya dapat memperbanyak pengeluaran biaya pendidikan dan tidak dapat mengimbangi dengan naiknya kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia. Tujuan
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dari diberikannya program sertifikasi bagi guru oleh pemerintah diharapkan guru dapat meningkatkan empat kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogi, sosial, personal, dan profesional, sehingga mutu pendidikan di Indonesia dapat lebih baik. Selama ini, pendidikan pemerintah Indonesia yang menghabiskan trilyunan tidak menjawab esensi masalah kualitas pendidikan. Masalah ini tidak akan terselesaikan jika metode pembelajarannya tidak dirubah, karena kebanyakan metode yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia hanya menggunakan metode ceramah. Salah satu upaya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia yaitu dengan memberikan pembelajaran yang inovatif dengan menggunakan metode-metode pembelajaran yang benar-benar efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri membantu siswa untuk dapat berpikir lebih kritis dan kreatif, dengan menggunakan metode inkuiri ini siswa dituntut untuk aktif dan kreatif ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga siswa diberikan kebebasan untuk mencari tahu dan memecahkan masalah dari suatu pokok bahasan dengan menggunakan cara siswa sendiri dan siswa menjadi lebih paham dengan materi yang dipelajarinya. Melalui metode inkuiri siswa dapat menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar, sebab siswa berpikir untuk memecahkan suatu masalah dengan cara siswa sendiri, mencari langkah-langkah pemecahan masalah sendiri, siswa juga dapat mengembangkan cara berpikir kritis seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan. Peneliti akan meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif pada siswa kelas IV SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Soal yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri yaitu soal uraian. Bentuk soal uraian ini dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
menerapkan
dan
mengembangkan
perspektif.
Hal
tersebut
ditunjukkan dengan selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,015 (atau p <0,05),
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
maka Hnull ditolak dan Hi diterima dengan nilai t = -2,52 dan df = 49. Dengan demikian penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan. Pada kemampuan mengembangkan perspektif diperoleh dari selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan nilai Sig. (2-tailed)sebesar 0,000 (atau p <0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima dengan nilai t = -4,56 dan df = 49. Dengan demikian penggunaan metode
inkuiri
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kemampuan
mengembangkan perspektif. Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa metode inovatif dalam hal ini metode inkuiri berdampak besar terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam belajar. Apabila metode inkuiri diterapkan pada proses pembelajaran pada siswa dengan latar belakang kemampuan yang hampir sama maka dapat dipastikan bahwa kemampuan belajar siswa akan meningkat. Penggunaan metode inovatif akan membatu mengatasi masalah rendahnya hasil belajar siswa di Indonesia.
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V ini akan membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Kesimpulan menunjukkan hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kendala yang dialami ketika penelitian dilakukan. Saran berisikan saran peneliti untuk penelitian berikutnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1
Penggunaan
metode
inkuiriberpengaruh
terhadap
kemampuan
menerapkansiswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015pada mata pelajaran IPA. Hasil dari uji statistik terhadap selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed)sebesar 0,015 (atau p <0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang berarti penggunaan metode inkuriberpengaruh terhadap kemampuan menerapkan. Pada kelompok eksperimen diperoleh M= 1,09, SD= 0,61 dan SE= 0,12.Peningkatan pada kemampuan menerapkan di kelompok eksperimen sebesar 74% dari r = 0,86 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, hal ini dapat dilihat dari uji besar efek perlakuan (effect size). Dari hasil analisis data pada perbandingan skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2tailed)kelompok eksperimen sebesar 0,13(atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.Peningkatan pada kemampuan menerapkan di kelompok kontrol sebesar 55% dari r = 0,74 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, hal ini dapat dilihat dari uji besar efek perlakuan (effect size). Dari hasil analisis data pada perbandingan skor posttest I dan posttest II kelompok kontrol diperoleh harga Sig. (2-tailed)kelompok kontrol sebesar 0,26(atau p > 0,05)sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. 5.1.2
Penggunaan
metode
inkuiriberpengaruh
terhadap
kemampuan
mengembangkan perspektifsiswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015pada mata pelajaran IPA. Hasil dari
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
uji statistik terhadap selisih skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan nilai Sig. (2-tailed)sebesar 0,000 (atau p <0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Pengaruh ini diikuti dengan M = 0,93, SD = 0,64, dan SE = 0,12.Peningkatan pada kemampuan mengembangkan perspektif di kelompok eksperimen sebesar 69% dari r = 0,83 dengan koefisien korelasi yaitu efek besar, hal ini dapat dilihat dari uji besar efek perlakuan (effect size).Dari hasil analisis data pada perbandingan skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen diperoleh harga Sig. (2tailed)kelompok eksperimen sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.Peningkatan pada kemampuan mengembangkan perspektif di kelompok kontrol sebesar 17% dari r = 0,41 dengan koefisien korelasi yaitu efek menengah, hal ini dapat dilihat dari uji besar efek perlakuan (effect size). Dari hasil analisis data pada perbandingan skor posttest I ke posttest IIkelompok kontrol diperoleh harga harga Sig. (2tailed)kelompok eksperimen sebesar 0,000 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II.
5.2 Keterbatasan Penelitian 5.2.1 Waktu yang digunakan dalam pembelajaran di kelas eksperimen tidak dilakukan pada pagi hari atau pada jam pembelajaran pertama, tetapi dilakukan setelah jam pembelajaran ketiga atau setelah istirahat pertama, sehingga semangat siswa untuk mengikuti pelajaran sudah mulai berkurang, konsentrasi siswa dalam mengikuti pelajaran tentang magnet dan kompas sederhana juga sudah berkurang. 5.2.2 Keterbatasan dalam penggunaan metode inkuiri, karena penelitian ini hanya dilakukan terbatas di SD Kanisius Sorowajan, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan pada SD lainnya.
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.3 Saran 5.3.1
Pemilihan waktu penelitian untuk pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri sebaiknya dilakukan pada jam pembelajaran pertama sebelum siswa belajar mata pelajaran yang lain pada hari itu, sehingga siswa dapat secara optimal mengikuti kegiatan pembelajaran tentang kompas sederhana.
5.3.2
Untuk penelitian selanjutnya dapat diadakan penelitian yang serupa, yaitu fokus untuk meneliti kemampuan menerapkan dan mengembangkan perspektif dengan menambah atau menggunakan metode inkuiri sebagai treatment pada SD lainnya.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Arikunto, S. (2006a). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006b). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Anggraeni. N.W. (2013). Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Vol 3. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Asmawi & Noehi. (2005). Penilaian hasil belajar.Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional. Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Azwar, S. (2012). Tes presentasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Basleman, Anisah,&Syamsu. Teori belajar orang dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. BNSP. (2006). Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA Sekolah Dasar. Jakarta: BNSP. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education (sixth edition). New York: Routledge. Dwitagama& Kusumah (2008). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage. Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gulo, W. (2005). Metodologi penelitian. Jakarta: Grasindo. Hartono, R. (2013). Ragam model mengajar yang mudah diterima murid. Yogyakarta: Diva Press. Kartika, D. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Pemahaman Konsep Fisika dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.Jurnal Pembelajaran, 4. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Komalasari, K. (2010). Pembelajaran kontekstual: konsep dan aplikasi. Bandung: Refika Aditama. Krathwohl, D. R. (2004). Method of educational and social science research: An integreted approach (Second Edition). Illinois: Waveland press. Lestari, N. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar IPA. Jurnal Pendidikan, 3. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Mardapi, D. (2008). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Jogyakarta: Mitra Cendikia Press. Margono, S. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius. Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013 ). PISA 2012 results: What students know and can do-student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava Media.
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Putro, E. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ria. (2012). Pengaruh metode inquiry terhadap keterampilan proses dan hasil belajar IPA (Fisika) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Singaraja. Jurnal Pendidikan, 2. Bogor: UIKA. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sanjaya, W. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group. Schunk, D. H. (2012). Learning theories an educational perspective. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. (2010). Belajar & faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sochibin, A. (2009). Penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan bepikir kritis siswa SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia ISSN: 1693-1246, Juli. Semarang: UNNES. Suparmi, D. (2013). Pengaruh metode inkuiri terbimbing dan proyek, kreativitas, serta keterampilan proses sains terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia ISSN: 1693-1246, Januari. Semarang: UNNES. Susanto, A. (2013). Teori belajar & pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. (2009a). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Trianto. (2009b). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif, konsep, landasan, dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Predana Media Group.
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (expanded second edition). Alexandria: ASCD.
Yulius, O. (2010). Kompas IT kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka.
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 1.1 Surat Ijin Penelitian dari FKIP
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.1 Silabus Kelompok Kontrol
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.2 Silabus Kelompok Eksperimen
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.3 RPP Kelompok Kontrol
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.4 RPP Kelompok Eksperimen
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelompok Eksperimen LEMBAR KERJA SISWA (1) Magnet 1.1 Lakukanlah percobaan di bawah ini! Alat dan Bahan:
Magnet Paku Potongan kertas kecil Potongan plastik kecil Paku Penggantungan kunci
Jarum jahit Potongan kain Uang logam Daun Isi staples Peniti
Langkah Kerja: Tempelkan paku pada batang magnet. Dekatkanlah ujung paku yang menempel pada magnet dengan bendabenda pada alat dan bahan yang di sebutkan di atas. (kecuali magnet dan paku) Kesimpulan: 1. 2. 3. 4.
Apa yang terjadi pada paku saat di dekatkan dengan benda-benda tersebut? Apakah ada benda-benda yang dapat ditarik oleh paku? Apakah ada benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh paku? Sebutkan benda-benda yang dapat ditarik oleh paku yang telah di tempelkan pada batang magnet dengan cara mengisi tabel di bawah ini! Beri tanda () pada kolom yang kamu anggap benar!
Kamu juga dapat menambahkan benda lain yang ada di sekitarmuyang dapat ditarik oleh paku, kemudian tuliskan pada tabel di bawah ini! No
Nama benda
Dapat ditarik paku
Tidak dapat ditarik paku
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.2 Lakukanlah percobaan di bawah ini! Alat dan Bahan:
Penggaris Potongan kertas kecil Potongan plastik kecil Paku
Jarum jahit Potongan kain Uang logam Daun
Langkah Kerja: Gosokkan penggaris pada rambut yang tidak berminyak atau basah. (minimal 30 kali gosokkan) Tempelkan penggaris di atas potongan kertas kecil, potongan plastik kecil, paku, jarum jahit, potongan kain, uang logam, dan daun. Kesimpulan: 1. 2. 3. 4.
Apa yang terjadi saat penggaris berada di atas benda-benda tersebut? Apakah ada benda-benda yang dapat ditarik oleh penggaris? Apakah ada benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh penggaris? Sebutkan benda-benda yang dapat ditarik oleh penggaris yang telah digosokkan pada rambut dengan cara mengisi tabel di bawah ini! Beri tanda () pada kolom yang kamu anggap benar!
Kamu juga dapat menambahkan benda lain yang ada di sekitarmu kemudian tuliskan pada tabel di bawah ini! No
Nama benda
Dapat ditarik penggaris
Tidak dapat ditarik penggaris
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3 Lakukanlah percobaan di bawah ini! Alat dan Bahan:
Kawat tembaga Batu baterai Potongan kertas kecil Potongan plastik kecil Paku
Jarum jahit Potongan kain Uang logam Daun
Langkah Kerja: Lilitkan kawat tembaga pada sebatang paku dengan rapat, sisakan ujung-ujung kawat sepanjang ±5cm. Tempelkan ujung-ujung kawat pada kedua kutub baterai. Dekatkan ujung paku pada benda-benda yang terdapat pada alat dan bahan. Kesimpulan: 1. 2. 3. 4.
Apa yang terjadi saat ujung paku berada di dekat benda-benda tersebut? Apakah ada benda-benda yang dapat ditarik oleh ujung paku? Apakah ada benda-benda yang tidak dapat ditarik oleh ujung paku? Sebutkan benda-benda yang dapat ditarik oleh ujung paku yang telah digosokkan pada rambut dengan cara mengisi tabel di bawah ini! Beri tanda () pada kolom yang kamu anggap benar!
Kamu juga dapat menambahkan benda lain yang ada di sekitarmu kemudian tuliskan pada tabel di bawah ini! No
Nama benda
Dapat ditarik ujung paku
Tidak dapat ujung paku
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR KERJA SISWA (2) Kompas Sederhana
Kompas Sederhana dengan Menggunakan Magnet Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Magnet Sedotan Jarum jahit Piring kecil Air Sabun cair
Cara membuat: 1. Gosoklah secara searah satu sisi jarum jahit (ujung yang lancip) menggunakan magnet ± 50 kali. 2. Potong sedotan ± 5 cm, sebanyak 2 batang. 3. Tusukkan jarum pada sedotan dengan cara melintang.
4. Isi piring kecil dengan air ± bagian dari piring. 5. Letakkan jarum yang sudah ditusukkan pada sedotan di atas piring yang berisi air. 6. Beri sedikit sabun cair pada piring kecil yang berisi air. 7. Tunggu sampai air benar-benar tenang. 8. Amati arah pergerakkan jarum. 9. Ubahlah arah gerak jarum, amatilah apa yang akan terjadi pada jarum. Kesimpulan: 1. Apa yang terjadi pada jarum? Arah mana yang ditunjukkan oleh jarum? 2. Mengapa jarum selalu menunjukkan dua arah tersebut? 3. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab yang telah disiapkan guru!
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kompas Sederhana dengan Menggunakan Silet
Kompas Sederhana dengan menggunakan silet Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Silet Sedotan Jarum jahit Piring kecil Air Sabun cair
Cara membuat: 1. Gosoklah secara searah satu sisi jarum jahit (ujung yang lancip) menggunakan silet ± 50 . 2. Potong sedotan ± 5 cm, sebanyak 2 batang. 3. Tusukkan jarum pada sedotan dengan cara melintang.
4. Isi piring kecil dengan air ± bagian dari piring. 5. Letakkan jarum yang sudah ditusukkan pada sedotan di atas piring yang berisi air. 6. Beri sedikit sabun cair pada piring kecil yang berisi air. 7. Tunggu sampai air benar-benar tenang. 8. Amati arah pergerakkan jarum. 9. Ubahlah arah gerak jarum, amatilah apa yang akan terjadi pada jarum. Kesimpulan: 1. Apa yang terjadi pada jarum? Arah mana yang ditunjukkan oleh jarum? 2. Mengapa jarum selalu menunjukkan dua arah tersebut? 3. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab yang telah disiapkan guru!
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kompas Sederhana dengan Menggunakan Kain Kompas sederhana dengan menggunakan kain Alat dan bahan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kain Sedotan Jarum jahit Piring kecil Air Sabun cair
Cara membuat: 1. Tusuk-tusukkan secara searah satu sisi jarum jahit (ujung yang lancip) menggunakan kain handuk ± 50 kali. 2. Potong sedotan ± 5 cm, sebanyak 2 batang. 3. Tusukkan jarum pada sedotan dengan cara melintang.
4. Isi piring kecil dengan air ± bagian dari piring. 5. Letakkan jarum yang sudah ditusukkan pada sedotan di atas piring yang berisi air. 6. Beri sedikit sabun cair pada piring kecil yang berisi air. 7. Tunggu sampai air benar-benar tenang. 8. Amati arah pergerakkan jarum. 9. Ubahlah arah gerak jarum, amatilah apa yang akan terjadi pada jarum. Kesimpulan: 1. Apa yang terjadi pada jarum? Arah mana yang ditunjukkan oleh jarum? 2. Mengapa jarum selalu menunjukkan dua arah tersebut? 3. Tuliskan jawabanmu pada lembar jawab yang telah disiapkan guru!
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.6 Uji Validitas Soal Validitas Total Total
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
1
Item12
40
Pearson Correlation
,775
Sig. (2tailed) N
,000
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,779
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,728
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,774
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,508
Pearson Correlation
,452
Sig. (2tailed) N
,003
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,477
Pearson Correlation
,477
Sig. (2tailed) N
,002
Item13
40 Item14
,000 40 Item15
,000 40 Item16
,000 40 Item17
,001 40 Item18
40 Item19
,002 40
40
Item20
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
Total ,336 ,034 40
Pearson Correlation
,674
Sig. (2tailed) N
,000
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,616
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,358
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,360
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,416
Pearson Correlation
,443
Sig. (2tailed) N
,004
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,421
Pearson Correlation
,334
Sig. (2tailed) N
,035
40
,000 40
,023 40
,023 40
,008 40
40
,007 40
40
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Item9
Item10
Item11
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,502
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,393
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,396
Item21
,001 40
,012 40
Item22
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,391
Pearson Correlation Sig. (2tailed) N
,411
,012 40
,008 40
,011 40
LAMPIRAN 2.7 Uji Reliabilitas Soal Case Processing Summary N % Valid 40 100,0 Cases Excludeda 0 ,0 Total 40 100,0
Reliability Statistics Cronbach's N of Alpha Items ,795 23
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.8 Resume Expert Judgement
No
Indikator
Menunjukkan cara membuat kompas sederhana Menjelaskan bagaimana cara membuat kompas sederhana.
1
3
4
Variabel Menjelaskan Penguji Saran 2 3 4 Penguji 2 Butuh ketegasan dan kejelian saat mendampingi anak supaya tidak 4 3 4 bermain-main dgn jarum karena dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain
4
4
4
Penguji 4 Kalimat yang digunakan terlalu panjang Penguji 2 Siswa diberi pengertian tentang sifat magnet dan karakteristiknya sehingga mampu menghasilkan berbagai kreasi kompas yang sederhana.
1 Mengambarkan hasil pembuatan kompas sederhana
3
3
2
4
Memberi kesimpulan mengenai apa itu kompas sederhana
3
4
3
3
Menentukan alat untuk membuat kompas sederhana
Menceritakan cara kerja kompas sederhana
2
Mengevaluasi pembuatan komas sederhana
Mengidentifikasi mengenai benda apa saja yang dapat dibuat untuk kompas sederhana
Penguji 3 Perlu diperhatikan urutan soal
Variabel Menginterpretasi Penguji 1 Pertanyaan perlu dibuat lebih jelas, 3 4 3 3 agar siswa paham
3
3
3
3
4
4
4
4
Penguji 2 Sebaiknya ditambahi penjelasan mengenai kutub utara dan selatan magnet bumi dan hubungan dgn jarum kompas yang selalu mengarah ke utara dan selatan. Penguji 2 Sebaiknya menggambar menggunakan pensil terlebih dahulu supaya hasil lebih rapi dan bersih. Penguji 2 Sudah baik
4
4
4
4
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Indikator Menggunakan media kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin
3
Menemukan contoh lain benda yang dapat dibuat menggunakan magnet
Merancang kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin
Membuat argumen dari benda yang menggunakan magnet
4
Menyimpulkan cara kerja benda yang menggunakan magnet
Membandingkan dampak positif dan negatif penggunaan kompas sederhana
Variabel Menerapkan Skor 2 3 4 Penguji 2 Sudah baik
1
4
4
4
Saran
4
Penguji 2 Sebaiknya diawali dgn penjelasan macam-macam jenis magnet. 3
4
3
3 Penguji 3 Perlu menunjukkan fungsi magnet
3
3
3
3
Penguji 2 Dapat dipraktekkan dgn alat yang sesuai (daun, air, dsb)
Variabel Mengembangkan Perspektif Penguji 2 Sudah baik 3 4 3 4
3
4
4
3
Penguji 2 Anak dibimbing untuk menyatukan gagasan menjadi kesimpulan.
Penguji 2 Sudah baik 4
4
4
4
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Indikator Mengambil peran sebagai orang yang berada pada situasi orang lain Mempertimbangkan cara menggunakan kompas dalam kehidupan sehari-hari
5
Membayangkan manfaat kompas dalam kehidupan sehari-hari
1
3
Variabel Empati Skor 2 3 4
3
3
3
Saran Penguji 2 Carilah teknik supaya anak lebih mudah mendalami perasaan dan situasi tersesat. Penguji 2 Sudah baik
3
2
4
4
4
4
3
3
Penguji 1 Perlu berhati-hati saat memberikan skor karena hampir mirip dengan soal sebelumnya Penguji 2 Sudah baik
Menghubungkan pentingnya kompas dalam kehidupan sehari-hari
Penguji 2 Sudah baik 3
4
4
4
Variabel Mengembangkan Diri Mengenali kemampuan diri sendiri dalam menghadapi kesulitan Menyadari kemampuan diri dalam menyebutkan kesulitan yang dihadapi
4
4
4
4
3
4
3
3
6 Merefleksikan pengetahuan baru yang didapatkan
Menilai diri dengan menyebutkan pengetahuan baru yang didapatkan
3
4
4
Penguji 2 Sudah baik
Penguji 2 Sudah baik 3
4
3
4
Keterangan: Sangat baik tanpa revisi Baik tanpa revisi Cukup dengan revisi Kurang baik dengan revisi
Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.9 HASIL WAWANCARA SISWA LAMPIRAN 2.9.1 HASIL WAWANCARA SISWA pretest Kontrol Baris 1 2 3 4 5
Wawancara Wawancara pretest kelas kontrol P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu? S1 : Senang, karena saya suka dengan pelajaran IPA S2 : Senang, karena berhubungan dengan alam dan makhluk hidup S3 : Senang, karena saya mendapat tambahan ilmu tentang IPA S4 : Senang, karena bisa melakukan percobaan
Koding
6 7 8 9 10
P : Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini? S1 : Dengan cara menjelaskan S2 : Dengan cara menjelaskan dan merangkum S3 : Kadang-kadang menjelaskan dan merangkum S4 : Kadang-kadang menjelaskan dan percobaan
Alasan cara guru menjelaskan materi IPA W.S.B7-10
11 12 13 14 15 16
P : Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA? Sebutkan! S1 : Iya, dengan menggunakan buku paket dan LKS S2 : Iya, dengan menggunakan buku paket dan LKS S3 : Kadang-kadang menggunakan gambar, buku paket dan LKS S4 : Iya, Kadang-kadang dengan menggunakan gambar
Alasan penggunaan media yang digunakan guru ketika menjelaskan materi IPA W.S.B12-16
17 18 19 20 21 22 23 24 25
P : Apakah kegiatan belajar IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan? Alasannya! S1 : Kadang-kadang, karena kadang-kadang pelajaran IPA membuat bosan S2 : Iya, karena guru menjelaskannya dengan jelas S3 : Iya, karena guru menjelaskan materi IPA dengan menggunakan contoh S4 : Kadang-kadang, karena kadang-kadang guru hanya menjelaskan saja
Alasan menarik atau tidak kegiatan belajar IPA selama ini W.S.B18-25
26 27 28 29 30 31
P : Materi apa yang kamu suka di pelajaran IPA? Alasannya! S1 : Magnet, karena aku dapat mengetahui manfaat magnet S2 : Gaya, karena aku dapat mengetahui jenis- jenis gaya S3 : Cahaya, karena aku dapat mengetahui sifat cahaya dan manfaat dari cahaya S4 : Magnet, karena aku dapat mengetahui manfaat magnet
Alasan materi yang disukai oleh siswa dalam pelajaran IPA W.S.B27-31
Alasan siswa senang belajar IPA W.S.B2-5
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.9.2 HASIL WAWANCARA SISWA posttest Kontrol Baris 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Wawancara Wawancara posttest kelas kontrol P : Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai magnet dan kompas sederhana? S1 : Tidak, karena saya mendapatkan pengetahuan baru tentang magnet dan kompas sederhana. S2 : Tidak, karena saya mendapatkan pengetahuan baru tentang magnet dan kompas sederhana. S3 : Tidak, karena saya mendapatkan pengetahuan baru tentang magnet dan kompas sederhana. S4 : Iya, karena hanya dijelaskan saja tidak dengan percobaan
Koding
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
P : Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran magnet dan kompas sederhana? S1 : Senang, karena dapat mengetahui benda- benda yang menggunakan magnet, mengetahui cara menentukan arah dengan kompas sederhana S2 : Senang, karena dapat mengetahui benda- benda yang menggunakan magnet, mengetahui cara menentukan arah selain menggunakan kompas. S3 : Senang, karena dapat mengetahui benda- benda yang menggunakan magnet, mengetahui cara menentukan arah dengan kompas sederhana S4 : Sedikit membosankan, karena tidak ada percobaannya tetapi saya senang belajar magnet dan kompas sederhana, karena saya mendapat pengetahuan baru.
Alasan mengenai pendapat siswa mengenai pembelajaran magnet dan kompas sederhana W.S.B10-23
24 25 26 27 28 29
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena sudah diberi contoh kompas sederhana yang lain S2 : Iya, karena sudah diberi contoh kompas sederhana yang lain S3 : Tidak, karena saya masih bingung dengan soalnya. S4 : Tidak, karena saya masih bingung memahami soal.
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 1 atau tidak W.S.B24-29
30 31 32 33 34 35 36 37
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena saya tinggal bercerita dan menggambar kompas sederhana yang saya sebutkan S2 : Iya, karena saya bercerita tentang kompas yang saya sebutkan tadi. S3 : Tidak, karena saya belum mengerti soal. S4 : Tidak, karena saya belum begitu memahami soal.
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 2 atau tidak W.S.B30-37
38 39 40 41 42 43 44 45 46
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena tadi sudah diberikan contoh benda yang menggunakan magnet S2 : Iya, karena saya diminta bercerita ketika membuat dan menggunakan kompas sederhana. S3 : Iya, karena tadi sudah diberikan contoh dan penjelasan tentang magnet dan kompas sederhana. S4 : Tidak, karena saya masih kebingungan dengan soalnya.
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 3 atau tidak W.S.B38-46
Alasan kesulitan yang dialami siswa setelah mengikuti pembelajaran W.S.B1-9
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47 48 49 50 51 52 53 54 55
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena saya sudah memahami soalnya. S2 : Iya, karena tadi sudah diberikan penjelasan tentang pintu kulkas yang memerlukan magnet. S3 : Tidak, karena harus menuliskan kesimpulan dan membandingkan dampak positif dan negatif. S4 : Iya, karena tadi sudah diberi penjelasan sehingga saya dapat dengan mudah mengerjakan soal
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 4 atau tidak W.S.B47-55
56 57 58 59 60 61 62 63
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 5 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena tadi sudah diberi penjelasan S2 : Sangat mudah, karena hanya menuliskan perasaan ketika mengalami hal seperti pada cerita. S3 : Sangat mudah, karena hanya menuliskan perasaan ketika mengalami hal seperti pada cerita. S4 : Iya, karena soal mudah dipahami
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 5 atau tidak W.S.B56-63
64 65 66 67 68 69 70 71
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 6 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena saya juga pernah tersesat S2 : Sangat mudah, karena hanya menuliskan kesulitan ketika mengalami hal seperti pada cerita. S3 : Sangat mudah, karena hanya menuliskan kesulitan ketika mengalami hal seperti pada cerita. S4 : Iya, karena mendapatkan pengetahuan baru
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 6 atau tidak W.S.B64-71
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.9.3 HASIL WAWANCARA SISWA pretest Eksperimen Baris 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Wawancara P : Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasannya? S1: Senang S2 : Senang S3: Senang S4 : Tidak terlalu senang P : Bagaimana cara gurumu mengajarkan materi IPA selama ini? S1: seperti guru-guru yang lain, ya pakai buku paket S2 : dulu pernah menjelaskan tentang listrik menggunakangambar rangkaian listrik, adalampu, sama kabel-kabel gitu
Koding
karena pengetahuan tentang alam sekitar kita (W.S1.B3-4) karena bisa dipelajari (W.S1.B5) Senang aja (W.S3) karena yang dipelajari hanya itu-itu saja (W.S.4B8)
(W.S1.B11-12)
(W.S2.B13-15)
S3 : lumayan menyenangkan S4: dengan buku paket dan gambar di papan tulis P : Apakah gurumu pernah menggunakan media saatbelajar IPA? Sebutkan?
(W.S3.B16)
S1: sepertinya belum
mungkin gambar-gambar gitu bu (W.S1.B21-22) tapi lupa aku (W.S2.B23) waktu itu menggunakan lingkaran yang ada warna-warnanya terus diputar (W.S3.B24-25)
S2 : pernah S3: pernah
S4: kayaknya pernah
(W.S4.B17-18)
waktu itu aku sakit jadi tidak tahu seperti apa medianya(W.S4.B27-28)
P : Apakah kegiatan belajar IPA selama ini berlangsung menarik dan menyenangkan?Alasannya? S1: cukup menyenangkan
soalnya sering memakai gambargambar di papan tulis gitu (W.S1.B3233)
S2: menyenangkan S3: menyenangkan bu
karena menarik (W.S2.B35) karena guru sering bercanda tapi juga serius (W.S1.B36-37) karena aku sering ngantuk kalau pelajaran IPA jadi ya lumayan menyenangkan bu (W.S4.B38-40)
S4 : lumayan
P : Materi apa yang kamu suka pada pelajaran IPA?Alasannya? S1: tumbuhan S2: magnet
S3: listrik
aku suka berkebun (W.S1.B43) karena magnet itu bisa buat mainan gitu seperti mobil-mobilan gitu (W.S2.B44-45) karena bisa melakukan percobaan dengan kabel dan lampu (W.S3.B4748)
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
S4 : suka materi listrik tapi tidak suka banget
karena ada angka-angkanya, aku kan suka Matematika bu (W.S4.B5051)
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.9.4 HASIL WAWANCARA SISWA posttest Eksperimen Baris 1 2 3 4 5 6
Wawancara Wawancara posttest kelas eksperimen P : Apakah dengan menggunakan metode inkuiri dapat membantu kamu dalam belajar IPA? Jelaskan! S1 : Ya, karena aku bisa menggunakan ide-ideku sendiri S2 : Ya, karena aku bisa belajar dan melakukan percobaan S3 : Ya, karena lebih mudah memahami S4 : Ya, karena bisa lebih kreatif
Koding Alasan penggunaan metode inkuiri membantu belajar IPA pada siswa W.S.B3-6
7 8 9 10 11 12
P : Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan membuat kompas sederhana? Alasannya ya! S1 : Tidak, karena belajarnya tidak seperti biasanya S2 : Tidak, karena aku bisa melakukan percobaan bersama kelompokku. S3 : Tidak, karena aku menjadi tahu cara membuat kompas sederhana S4 : Tidak, karena aku suka belajar dengan percobaan.
Alasan sikap siswa selama pembelajaran menggunakan metode inkuiri W.S.B9-12
13 14 15 16 17 18 19 20
P : Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat kompas sederhana dengan menggunakan metode inkuiri? S1 : Iya, karena aku menjadi tahu cara lain mengetahui arah mata angin
Alasan pemahaman siswa terhadap materi menggunakan metode inkuiri W.S.B15-20
21 22 23 24 25 26 27 28
P : Bagaimana pendapatmu ketika awal pelajaran menggunakan metode inkuiri? S1 : Sedikit sulit, karena biasanya hanya diberi penjelasan oleh guru.
29 30 31 32 33 34 35
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan mudah? Jelaskan alasannnya!
36 37 38 39 40 41 42
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 2 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena aku tinggal bercerita dan menggambar kompas sederhana yang aku sebutkan S2 : Iya, karena aku bercerita tentang kompas yang aku sebutkan tadi. S3 : Iya, karena aku sudah belajar sebelumnya.
S2 : Iya, karena aku bisa mengetahui cara membuat kompas sederhana S3 : Iya, karena bisa mengetahui alat lain untuk menunjukkan arah jika aku tersesat nanti. S4 : Iya, karena bisa mengetahui alat lain untuk menunjukkan arah jika aku tersesat nanti
S2 : Sulit, karena biasanya tidak pakai percobaan dan disuruh mencari jawaban sendiri, biasanya kan cuma diberi penjelasan oleh guru.
Alasan pendapat menggunakan metode inkuiri pada awal pelajaran W.S.B23-28
S3 : Mudah, karena aku suka kalau belajar dengan percobaan S4 : Mudah, karena aku bisa lebih kreatif lagi.
S1 : Iya, karena hanya disuruh menyebutkan contoh dan langkah-langkah membuat kompas sederhana yang lain.
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 1 atau tidak W.S.B31-35
S2 : Iya, kan Cuma menyebutkan contoh kompas sederhana yang lain S3 : Iya, karena tadi sudah diberi contoh kompas sederhana yang lain. S4 : Iya, karena tadi sudah diberi contoh kompas sederhana yang lain. Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 2 atau tidak W.S.B38-43
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
S4 : Tidak, karena saya belum begitu memahami soal.
44 45 46 47 48 49 50 51 52
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena tadi sudah diberikan contoh benda yang menggunakan magnet S2 : Iya, karena saya diminta bercerita ketika membuat dan menggunakan kompas sederhana. S3 : Iya, karena tadi sudah diberikan contoh dan penjelasan tentang magnet dan kompas sederhana. S4 : Iya, karena aku sudah belajar.
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 3 atau tidak W.S.B46-52
53 54 55 56 57 58 59 60 61
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena sudah belajar sebelumnya. S2 : Iya, karena tadi sudah diberikan penjelasan tentang pintu kulkas yang memerlukan magnet. S3 : Tidak, karena harus menuliskan kesimpulan dan membandingkan dampak positif dan negatif. S4 : Iya, karena tadi sudah diberi penjelasan jadi aku dapat dengan mudah mengerjakan soal.
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 4 atau tidak W.S.B55-61
62 63
P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 5 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena hanya menuliskan perasaanku dan pentingnya menggunakan kompas
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 5 atau tidak W.S.B64-70
64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78
S2 : Sangat mudah, karena hanya menuliskan perasaanku ketika mengalami hal seperti pada cerita. S3 : Sangat mudah, karena hanya menuliskan perasaanku ketika mengalami hal seperti pada cerita. S4 : Kayaknya mudah P : Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 6 dengan mudah? Jelaskan alasannya! S1 : Iya, karena aku juga pernah tersesat S2 : Sangat mudah, karena aku pasti akan mengalami banyak kesulitan ketika tersesat. S3 : Sangat mudah, karena aku pasti menghadapi banyak kesulitan ketika aku tersesat. S4 : Iya, karena aku sudah mendapatkan pengetahuan baru
Alasan siswa dapat mengerjakan soal nomor 6 atau tidak W.S.B73-78
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.10 HASIL WAWANCARA Guru LAMPIRAN 2.10.1 HASIL WAWANCARA Guru Sebelum Perlakuan Baris 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Pertanyaan Sebelum adanya perlakuan. P : Apakah metode lain yang bapak gunakan untuk mata pelajaran selain IPA? G : Tergantung materi yang akan disampaikan mbak.tapi lebih seringnya ceramah, atau bekerja dengan kelompok diluar kelas. Kalau percobaan sangat jarang mbak, waktunya kurang. P : Bagaimana dengan sikap atau respon siswa selama pembelajaran? G : Beberapa terlihat aktif mendengarkan, bertanya, dan menjawab, tetapi banyak juga yang malah ngobrol atau melakukan suatu kegiatan misalnya menggambar, bermain bolpoin, atau bermain rautan. P : Bagaimana dengan hasil belajar siswanya pak? G : Hasil belajarnya ya gitu mbak. Beberapa ada yang diatas KKM, ada yang pas KKM, tapi juga banyak yang dibawah. P : Apakah bapak pernah mendengar atau melihat ditempat lain tentang pengajaran yang menggunakan metode inkuiri belum? G : Kayanya pernah dengar mbak, untuk melihatnya pernah sekali.
22 23 24
P : Apakah bapak pernah mencoba menyampaikan materi dengan menggunakan metode inkuiri pak? G : Belum pernah mbak. Sepertinya menarik ya.
Koding Alasan guru menggunakan metode untuk mengajar IPA W.G.B3-6 Alasan guru tentang respon siswa selama pembelajaran W.G.B9-12 Alasan guru mengenai hasil belajar siswa W.G.B13-16 Alasan guru mengenai pengajaran yang menggunakan metode inkuiri W.G.B17-21 Alasan guru mengenai penyampaian materi menggunakan metode inkuiri W.G.B24
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 2.10.2 HASIL WAWANCARA Guru Setelah Perlakuan Baris 1 2 3 4 5 6
Wawancara Sesudah dilakukan perlakuan. P : Bagaimana menurut bapak tentang pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen? G : Wah, ternyata siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran mbak! Lebih semangat, apalagi sewaktu mengikuti kegiatan percobaan.
7 8 9 10 11 12
P : Bagaimana dengan kelas kontrol yang hanya diberi penyampaian materi dengan metode ceramah? G : Kalau di kelas kontrol memang siswanya cenderung pendiam mbak. Mereka juga lumayan mampu memahami materi dibanding siswa di kelas eksperimen. Mereka juga terlihat bosan.
13 14 15 16 17 18 19 20
P : Lalu, bagaimana dengan hasil belajar di kelas eksperimen dan kontrol pak? G : Hasilnya terlihat sekali mbak. Siswa di kelas kontrol terlihat bosan, apalagi setelah diminta mengerjakan soal yang kemarin itu. Jawabannya kurang lebih sama dengan yang kemarin. Kalau siswa di kelas eksperimen sangat terjadi peningkatan. Jawaban mereka cukup logis. terlihat jauh lebih baik.
Koding Alasan guru mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri dikelompok eksperimen W.G.B4-6 Alasan guru mengenai penyampaian materi di kelompok kontrol W.G.B9-12 Alasan guru mengenai hasil belajar di kelompok eksperimen dan kontrol W.G.B15-20
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3.1 Instrumen Penelitan Tersesat di hutan Pada akhir semester, SD Sanata Dharma memiliki kegiatan berkemah bersama untuk siswa kelas 5 dan 6. Perkemahan diikuti oleh 10 regu penggalang. Salah satu regunya bernama regu Elang. Semua siswa bersemangat mengikuti perkemahan ini, mereka mengangkut barang-barang yang dibutuhkan untuk mendirikan tenda di pinggir sebuah hutan. Pada pagi harinya seluruh siswa diminta untuk menjelajah alam. Mereka dibekali sebuah kertas petunjuk arah yang dapat digunakan untuk menjelajah alam. Saat tiba di sebuah tempat yang ada di hutan belantara, regu elang kebingungan melihat papan penunjuk arah yang sudah lepas dari tiangnya. Sedangkan dalam lembar petunjuk arah yang diberikan, mereka harus melanjutkan perjalanan menuju ke matahari hari terbit. Saat itu keadaan hutan cukup gelap dan mereka tidak membawa kompas sebagai penunjuk arah. Mereka hanya memiliki sebuah silet dan jarum jahit. Mereka melihat genangan air di samping tempat mereka berdiri. Mereka kemudian berpikir untuk membuat alat penentu arah atau kompas sederhana dengan menggunakan silet, jarum, dedaunan, dan genangan air. Mereka menggosok jarum jahit menggunakan silet kemudian jarum tersebut mereka letakkan di atas daun. Jarum yang sudah berada di atas daun tersebut kemudian mereka letakkan di atas genangan air. Dengan cara tersebut maka jarum akan menunjuk ke arah utara dan selatan. Mereka menentukan arah matahari terbit dengan melihat tumbuhan di sekitarnya yang mengarah ke arah matahari. Dengan cara itu, mereka mampu melanjutkan perjalanan menuju arah matahari terbit.
Jawablahpertanyaan di bawahinidenganmemperhatikancerita di atas! 1. a.
Kisah di atas menceritakan salah satu cara membuat kompas sederhana. Berikan contoh lain dari pembuatan kompas sederhana!
b.
Susunlah sebuah rancangan cara membuat kompas sederhana dari contoh yang kamu sebutkan pada jawaban soal a!
2. a.
Ceritakan cara kerja kompas sederhana yang kamu buat tadi dengan kata-katamu sendiri!
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Gambarlah hasil pembuatan kompas sederhana yang kamu buat serta berilah keterangannya!
3. a.
Ceritakan pengalamanmu di dalam membuat kompas sederhana dan menggunakannya sebagai alat penentu
b.
arah!
Rancanglah langkah-langkah untuk membuat kompas sederhana pada saat kamu tersesat di hutan!
c.
Berilah 4 contoh penerapan penggunaan magnet yang terdapat di rumahmu!
4. a.
Coba bandingkan dampak positif dan dampak negatif yang akan timbul jika kamu menggunakan kompas sederhana?
b.
Mengapa pintu lemari es perlu menggunakan magnet? Sebutkan 2 alasan jawabanmu!
c. 5. a.
Apa yang akan terjadi jika tidak terdapat magnet di pintu kulkas? Bagaimana perasaanmu jika kamu berada pada situasi yang dialami regu elang pada cerita “Tersesat di hutan” tersebut?Mengapa kamu merasa demikian? Apa yang dapat kamu lakukan dengan memanfaatkan benda-benda yang dibawa regu elang?
b. 6. a.
Sebutkan minimal 2 pentingnya kompas dalam kehidupan sehari-hari! Apabila kamu mengalami hal yang sama seperti pada cerita “di hutan” kesulitan apa yang akan kamu alami saat membuat alat penentu arah tersebut? Sebutkan minimal 2 kesulitan tersebut!
b.
Berdasarkan pengalaman regu elang yang telah membuat alat penentu arah sederhana atau kompas sederhana. Sebutkan minimal 2 macam pengetahuan baru yang kamu dapatkan?
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KUNCI JAWABAN 1.
a.
Ya, saya dapat membuat sendiri kompas sederhana yang berbeda dengan
yang
dibuat
oleh
regu
elang.
Pertama
dengan
menggunakan jarum, daun, dan air. Kedua, dengan jarum, cawan, dan sterofoam. Ketiga dengan menggunakan magnet yang digantungkan dalam gelas aqua. b. Saya menyiapkan cawan kecil, air, potongan sterofoam berbentuk kubus, dan jarum jahit. Pertama saya akan menggosok-gosokkan jarum menggunakan baju saya lalu tusukkan jarum pada sterofoam dengan posisi seimbang antara kanan dan kiri. Kedua, saya akan masukkan air kedalam cawan kecil. Ketiga, saya masukkan potongan sterofoam yang tadi sudah ditusuk oleh jarum kedalam cawan yang berisi air.
2.
a.
Cara kerja kompas sederhana yang saya buat yaitu jarum yang tadi sudah digosok dengan magnet lalu ditusukkan pada sterofoam, kemudian cawan kecil diisi air setengahnya saja. Kemudian sterofoam yang sudah ditusuk dengan jarum di letakkan diatas air yang ada dicawan. Kemudian kita tunggu sampai sterofoam tenang. Kita dapat melihat kutub utara dan selatan.
b.
3.
a.
Iya saya dapat menggunakan kompas sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Saya menggunakannya ketika saya berada di suatu tempat dan saya kehilangan arah. Maka saya menggunakan kompas sederhana untuk menemukan arah mata angin.
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
1. Digunakan pada pintu lemari es 2. Digunakan dalam dinamo sepeda 3. Digunakan pada televisi 4. Digunakan pada tempat pensil 5. Digunakan pada pengeras suara
c. Langkah membuat kompas sederhana, saat saya tersesat di hutan: - menyiapkan daun, air, jarum, tempat air - menggosokkan jarum pada kain - meletakkan jarum yang sudah digosok kain di atas daun - meletakkan daun diatas air - menunggu proses kerja kompas sederhana, sampai kompas sederhana tersebut dapat menunjukkan arah utara dengan berpedoman pada jarum yang sudah digosokkan kain tadi.
4.
a. Iya pintu lemari es perlu menggunakan magnet. 2 alasan jawaban: - jika pintu lemari es menggunakan magnet maka pintu lemari es akan tertutup rapat. - jika pintu lemari es menggunakan magnet maka temperatur dingin yang ada di dalam lemari es akan tetap terjaga sehingga semua yang disimpan di dalam kulkas akan tetap segar pintu lemari es yang menggunakan magnet dapat meredam bunyi ketika pintu lemari es ditutup sehingga tidak menimbulkan bunyi. b. Kesimpulan saya mengenai pintu lemari es yang perlu menggunakan magnet, supaya dapat menjaga temperatur atau suhu dalam lemari es tetap dingin dan semua yang disimpan dalam lemari es menjadi awet. c. - dampak positif jika menggunakan kompas sederhana: 1. Dapat dengan mudah mengetahui arah mata angin 2. Dapat lebih tenang dan nyaman ketika akan bepergian jauh.
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- dampak negatif jika menggunakan kompas sederhana: 1. Saya dapat salah arah jika kompas sederhana yang digunakan kurang akurat 2. Saya menjadi bingung ketika membaca kompas sederhana, karena dalam kompas sederhana tidak terdapat tulisan arah mata anginnya.
5.
a. Sedih, panik, kebingungan, cemas. Saya akan membuat alat penunjuk arah agar dapat menemukan jalan keluar. Saya akan membuat kompas sederhana dengan mengosokkan silet dengan jarum maka jarum akan mengarah ke arah utara dan selatan dan saya dapat berjalan sesuai denga arah pada kertas petunjuk. b.
Membantu menunjukkan arah mata angin, membantu menentukan arah kiblat, mempelajari/mengetahui kutub-kutub bumi
6
Saya akan mengalami kesulitan karena belum pernah membuat kompas sederhana/ saya akan mengalami kesulitan karena terlalu panik -
Alat tidak bekerja dengan baik
-
Belum mengetahui cara membuat kompas sederhana
-
Kondisi alam tidak mendukung
Saya dapat mengetahui cara membuat kompas sederhana, dapat menentukan arah mata angin, mengetahui kutub-kutub bumi -
Saya dapat mengetahui keguanaan magnet
-
Saya dapat menentukan arah dengan baik
-
Saya dapat menunjukkan kutub-kutub bumi
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 3.2 Rubrik Penilaian Skor No
1
Variabel
Kemampuan menerapkan
Indikator Menggunakan media kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin
Membuat contoh lain benda yang dapat dibuat menggunakan magnet
Merancang kompas sederhana untuk menunjukkan arah mata angin
Membuat argumen dari benda yang menggunakan magnet
2
Kemampuan mengembangkan perspektif
Membandingkan cara pembuatan kompas sederhana
Menyimpulkan cara kerja benda yang menggunakan magnet
Kriteria Jika dapat menggunakan dengan benar Jika dapat menggunakan dengan cukup benar Jika menggunakan dengan kurang benar Jika menggunakan tidak dengan benar Jika dapat menyebutkan 3 contoh benda yang menggunakan magnet Jika dapat menyebutkan 2 contoh benda yang menggunakan magnet Jika dapat menyebutkan 1 contoh benda yang menggunakan magnet Jika tidak dapat menyebutkan contoh benda yang menggunakan magnet Jika alat dan langkah-langkah benar Jika alat dan langkah-langkah cukup benar Jika alat dan langkah-langkah kurang tepat Jika alat salah dan tidak menyebutkan langkah-langkah Jika memberikan 3 alasan dengan jelas dan tepat Jika memberikan 2 alasan dengan jelas dan tepat Jika memberikan 1 alasan dengan jelas dan tepat Jika tidak memberikan alasan Jika menyebutkan 3 perbandingan yang logis Jika menyebutkan 2 perbandingan yang logis Jika menyebutkan 1 perbandingan yang logis Jika menyebutkan perbandingan namun tidak logis Jika memberikan kesimpulan dengan benar Jika kurang tepat dalam memberikan kesimpulan Jika memberikan kesimpulan salah Jika tidak memberikan kesimpulan
136
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest IIKemampuan Menerapkan dan Kemampuan Mengembangkan Perspektif
Kelas Kontrol Pretest No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Menerapkan Indikator Jumlah 1 2 3 1 1 2 4,00 2 2 2 6,00 1 2 3 6,00 1 2 3 6,00 1 2 2 5,00 1 1 3 5,00 2 1 1 4,00 1 2 2 5,00 1 2 3 6,00 1 1 1 3,00 2 1 2 5,00 1 1 1 3,00 2 2 3 7,00 2 2 2 6,00 2 2 4 8,00 1 3 3 7,00 1 2 1 4,00 3 3 3 9,00 1 2 2 5,00 1 1 2 4,00 1 2 3 6,00 1 1 3 5,00 2 2 3 7,00 1 3 2 6,00 1,38 1,79 2,33 5,50
Rerata
No
1,33 2,00 2,00 2,00 1,67 1,67 1,33 1,67 2,00 1,00 1,67 1,00 2,33 2,00 2,67 2,33 1,33 3,00 1,67 1,33 2,00 1,67 2,33 2,00 1,83
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Mengembangkan Perspektif Indikator Jumlah Rerata 1 2 3 3 2 2 7,00 2,33 1 3 2 6,00 2,00 2 2 2 6,00 2,00 1 3 3 7,00 2,33 2 1 1 4,00 1,33 3 3 2 8,00 2,67 2 3 3 8,00 2,67 2 3 3 8,00 2,67 2 3 3 8,00 2,67 1 1 1 3,00 1,00 2 3 2 7,00 2,33 3 3 2 8,00 2,67 3 1 2 6,00 2,00 2 1 2 5,00 1,67 2 3 2 7,00 2,33 1 2 1 4,00 1,33 1 1 2 4,00 1,33 3 2 3 8,00 2,67 2 2 1 5,00 1,67 2 2 3 7,00 2,33 2 2 3 7,00 2,33 2 2 2 6,00 2,00 2 1 2 5,00 1,67 2 2 2 6,00 2,00 2,00 2,13 2,13 6,25 2,08
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Eksperimen Pretest No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Menerapkan Indikator Jumlah 1 2 3 2 3 3 8,00 1 2 3 6,00 3 2 2 7,00 2 3 1 6,00 2 2 1 5,00 3 2 3 8,00 2 1 2 5,00 3 3 1 7,00 3 1 1 5,00 2 3 3 8,00 3 3 1 7,00 3 2 2 7,00 2 1 3 6,00 3 3 2 8,00 2 3 3 8,00 2 2 3 7,00 2 1 2 5,00 2 3 1 6,00 2 2 4 8,00 2 1 1 4,00 2 3 1 6,00 3 2 1 6,00 1 1 1 3,00 1 2 2 5,00 3 2 3 8,00 3 1 1 5,00 1 1 1 3,00 2,22 2,04 1,93 6,19
Rerata
No
2,67 2,00 2,33 2,00 1,67 2,67 1,67 2,33 1,67 2,67 2,33 2,33 2,00 2,67 2,67 2,33 1,67 2,00 2,67 1,33 2,00 2,00 1,00 1,67 2,67 1,67 1,00 2,06
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Mengembangkan Perspektif Indikator Jumlah Rerata 1 2 3 2 2 4 8,00 2,67 3 2 3 8,00 2,67 1 1 1 3,00 1,00 1 2 3 6,00 2,00 1 2 1 4,00 1,33 4 3 3 10,00 3,33 3 2 4 9,00 3,00 3 4 4 11,00 3,67 2 1 4 7,00 2,33 3 3 4 10,00 3,33 3 2 1 6,00 2,00 3 2 3 8,00 2,67 3 3 2 8,00 2,67 2 1 3 6,00 2,00 1 4 1 6,00 2,00 1 2 3 6,00 2,00 2 3 3 8,00 2,67 3 2 2 7,00 2,33 2 2 1 5,00 1,67 1 3 3 7,00 2,33 2 2 3 7,00 2,33 2 2 1 5,00 1,67 1 2 3 6,00 2,00 2 1 3 6,00 2,00 1 1 1 3,00 1,00 1 1 1 3,00 1,00 1 1 1 3,00 1,00 2,00 2,07 2,44 6,52 2,17
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Kontrol Posttest I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Menerapkan Indikator Jumlah 1 2 3 2 3 1 6,00 3 4 3 10,00 2 3 2 7,00 2 3 4 9,00 2 2 3 7,00 1 2 3 6,00 2 3 3 8,00 2 1 1 4,00 1 2 4 7,00 1 1 3 5,00 4 4 4 12,00 1 4 3 8,00 2 3 3 8,00 1 3 4 8,00 2 2 3 7,00 3 4 2 9,00 2 3 2 7,00 3 3 4 10,00 1 3 2 6,00 1 2 2 5,00 2 2 3 7,00 1 3 2 6,00 3 3 4 10,00 2 4 2 8,00 1,92 2,79 2,79 7,50
Rerata
No
2,00 3,33 2,33 3,00 2,33 2,00 2,67 1,33 2,33 1,67 4,00 2,67 2,67 2,67 2,33 3,00 2,33 3,33 2,00 1,67 2,33 2,00 3,33 2,67 2,50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Mengembangkan Perspektif Indikator Jumlah Rerata 1 2 3 3 2 1 6,00 2,00 2 3 2 7,00 2,33 2 2 3 7,00 2,33 3 2 3 8,00 2,67 2 2 1 5,00 1,67 3 4 2 9,00 3,00 1 3 3 7,00 2,33 2 1 1 4,00 1,33 2 3 2 7,00 2,33 2 1 2 5,00 1,67 3 3 2 8,00 2,67 4 2 3 9,00 3,00 2 2 2 6,00 2,00 3 2 1 6,00 2,00 2 4 2 8,00 2,67 2 2 1 5,00 1,67 2 1 2 5,00 1,67 4 2 3 9,00 3,00 2 2 2 6,00 2,00 2 3 2 7,00 2,33 3 3 2 8,00 2,67 2 3 2 7,00 2,33 3 2 4 9,00 3,00 3 3 2 8,00 2,67 2,46 2,38 2,08 6,92 2,31
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Eksperimen Posttest I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Menerapkan Indikator Jumlah 1 2 3 4 4 4 12,00 3 3 4 10,00 2 4 3 9,00 4 3 3 10,00 2 2 3 7,00 3 4 3 10,00 2 2 4 8,00 3 4 3 10,00 2 4 4 10,00 3 4 4 11,00 4 4 4 12,00 4 3 4 11,00 2 3 4 9,00 3 1 4 8,00 3 2 4 9,00 3 4 3 10,00 2 3 4 9,00 4 3 4 11,00 3 2 2 7,00 3 3 1 7,00 3 4 3 10,00 4 4 1 9,00 4 4 4 12,00 3 2 3 8,00 4 4 2 10,00 2 3 3 8,00 2 3 3 8,00 3,00 3,19 3,26 9,44
Rerata
No
4,00 3,33 3,00 3,33 2,33 3,33 2,67 3,33 3,33 3,67 4,00 3,67 3,00 2,67 3,00 3,33 3,00 3,67 2,33 2,33 3,33 3,00 4,00 2,67 3,33 2,67 2,67 3,15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Mengembangkan Perspektif Indikator Jumlah Rerata 1 2 3 4 3 4 11,00 3,67 3 4 3 10,00 3,33 3 2 3 8,00 2,67 3 4 4 11,00 3,67 3 4 2 9,00 3,00 4 3 3 10,00 3,33 2 4 4 10,00 3,33 3 4 4 11,00 3,67 3 3 3 9,00 3,00 3 3 3 9,00 3,00 4 2 3 9,00 3,00 4 3 4 11,00 3,67 2 3 3 8,00 2,67 3 2 3 8,00 2,67 4 3 2 9,00 3,00 3 3 2 8,00 2,67 3 4 4 11,00 3,67 4 4 3 11,00 3,67 3 3 2 8,00 2,67 2 4 2 8,00 2,67 4 2 2 8,00 2,67 3 3 3 9,00 3,00 3 4 2 9,00 3,00 3 3 4 10,00 3,33 3 3 3 9,00 3,00 3 4 2 9,00 3,00 3 2 3 8,00 2,67 3,15 3,19 2,96 9,30 3,10
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Kontrol Posttest II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Menerapkan Indikator Jumlah 1 2 3 2 3 2 7,00 3 3 3 9,00 3 3 2 8,00 2 2 3 7,00 3 3 3 9,00 1 2 3 6,00 2 3 2 7,00 1 2 3 6,00 1 3 3 7,00 2 2 3 7,00 1 1 3 5,00 2 2 2 6,00 2 3 3 8,00 3 3 1 7,00 1 1 3 5,00 2 4 3 9,00 1 2 3 6,00 3 3 2 8,00 2 3 3 8,00 2 3 2 7,00 2 3 2 7,00 3 2 3 8,00 2 3 2 7,00 1 1 1 3,00 1,96 2,50 2,50 6,96
Rerata
No
2,33 3,00 2,67 2,33 3,00 2,00 2,33 2,00 2,33 2,33 1,67 2,00 2,67 2,33 1,67 3,00 2,00 2,67 2,67 2,33 2,33 2,67 2,33 1,00 2,32
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Mengembangkan Perspektif Indikator Jumlah Rerata 1 2 3 4 1 2 7,00 2,33 2 3 3 8,00 2,67 1 2 3 6,00 2,00 3 2 3 8,00 2,67 2 2 2 6,00 2,00 3 4 2 9,00 3,00 1 2 3 6,00 2,00 1 2 1 4,00 1,33 3 2 2 7,00 2,33 1 2 2 5,00 1,67 2 3 2 7,00 2,33 4 1 3 8,00 2,67 2 2 1 5,00 1,67 3 1 2 6,00 2,00 2 3 1 6,00 2,00 2 2 2 6,00 2,00 2 2 3 7,00 2,33 4 3 2 9,00 3,00 2 1 2 5,00 1,67 2 3 2 7,00 2,33 3 3 1 7,00 2,33 3 3 3 9,00 3,00 1 1 3 5,00 1,67 2 3 3 8,00 2,67 2,29 2,21 2,21 6,71 2,24
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Eksperimen Posttest II
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Menerapkan Indikator Jumlah 1 2 3 4 4 4 12,00 4 3 4 11,00 2 3 4 9,00 2 3 3 8,00 3 4 3 10,00 4 4 3 11,00 3 3 3 9,00 4 4 3 11,00 2 4 4 10,00 3 4 4 11,00 3 3 3 9,00 4 4 4 12,00 3 4 3 10,00 4 3 4 11,00 3 4 4 11,00 2 3 4 9,00 4 3 4 11,00 3 3 3 9,00 4 2 3 9,00 4 3 4 11,00 3 4 3 10,00 4 4 2 10,00 4 4 4 12,00 3 3 3 9,00 4 4 4 12,00 4 3 4 11,00 2 4 3 9,00 3,30 3,48 3,48 10,26
Rerata
No
4,00 3,67 3,00 2,67 3,33 3,67 3,00 3,67 3,33 3,67 3,00 4,00 3,33 3,67 3,67 3,00 3,67 3,00 3,00 3,67 3,33 3,33 4,00 3,00 4,00 3,67 3,00 3,42
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Mengembangkan Perspektif Indikator Jumlah Rerata 1 2 3 4 4 4 12,00 4,00 3 3 4 10,00 3,33 3 3 3 9,00 3,00 3 4 4 11,00 3,67 3 4 3 10,00 3,33 3 3 4 10,00 3,33 3 4 4 11,00 3,67 3 4 4 11,00 3,67 3 3 3 9,00 3,00 4 4 4 12,00 4,00 4 3 4 11,00 3,67 4 3 4 11,00 3,67 3 4 3 10,00 3,33 3 3 3 9,00 3,00 4 3 3 10,00 3,33 3 3 3 9,00 3,00 4 4 4 12,00 4,00 4 4 4 12,00 4,00 3 3 3 9,00 3,00 3 4 2 9,00 3,00 4 3 2 9,00 3,00 4 4 3 11,00 3,67 3 4 2 9,00 3,00 4 3 2 9,00 3,00 2 3 4 9,00 3,00 4 4 3 11,00 3,67 4 2 3 9,00 3,00 3,41 3,44 3,30 10,15 3,38
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4.2 Rekapitulasi Nilai Kemampuan Menerapkan dan Kemampuan Mengembangkan Perspektif
a. Kemampuan Menerapkan Menerapkan No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pretest 1,33 2,00 2,00 2,00 1,67 1,67 1,33 1,67 2,00 1,00 1,67 1,00 2,33 2,00 2,67 2,33 1,33 3,00 1,67 1,33 2,00 1,67 2,33 2,00
1,83
Kontrol PosttestI PosttestII 2,00 2,33 3,33 3,00 2,33 2,67 3,00 2,33 2,33 3,00 2,00 2,00 2,67 2,33 1,33 2,00 2,33 2,33 1,67 2,33 4,00 1,67 2,67 2,00 2,67 2,67 2,67 2,33 2,33 1,67 3,00 3,00 2,33 2,00 3,33 2,67 2,00 2,67 1,67 2,33 2,33 2,33 2,00 2,67 3,33 2,33 2,67 1,00
2,50
2,32
Selisih 0,67 1,33 0,33 1,00 0,67 0,33 1,33 -0,33 0,33 0,67 2,33 1,67 0,33 0,67 -0,33 0,67 1,00 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 1,00 0,67
0,67
Pretest 2,67 2,00 2,33 2,00 1,67 2,67 1,67 2,33 1,67 2,67 2,33 2,33 2,00 2,67 2,67 2,33 1,67 2,00 2,67 1,33 2,00 2,00 1,00 1,67 2,67 1,67 1,00 2,06
Eksperimen PosttestI PosttestII 4,00 4,00 3,33 3,67 3,00 3,00 3,33 2,67 2,33 3,33 3,33 3,67 2,67 3,00 3,33 3,67 3,33 3,33 3,67 3,67 4,00 3,00 3,67 4,00 3,00 3,33 2,67 3,67 3,00 3,67 3,33 3,00 3,00 3,67 3,67 3,00 2,33 3,00 2,33 3,67 3,33 3,33 3,00 3,33 4,00 4,00 2,67 3,00 3,33 4,00 2,67 3,67 2,67 3,00 3,15 3,42
Selisih 1,33 1,33 0,67 1,33 0,67 0,67 1,00 1,00 1,67 1,00 1,67 1,33 1,00 0,00 0,33 1,00 1,33 1,67 -0,33 1,00 1,33 1,00 3,00 1,00 0,67 1,00 1,67 1,09
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Kemampuan Mengembangkan Perspektif No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Pretest 2,33 2,00 2,00 2,33 1,33 2,67 2,67 2,67 2,67 1,00 2,33 2,67 2,00 1,67 2,33 1,33 1,33 2,67 1,67 2,33 2,33 2,00 1,67 2,00
2,08
Mengembangkan Perspektif Kontrol PosttestI PosttestII Selisih Pretest 2,00 2,33 -0,33 2,67 2,33 2,67 0,33 2,67 2,33 2,00 0,33 1,00 2,67 2,67 0,33 2,00 1,67 2,00 0,33 1,33 3,00 3,00 0,33 3,33 2,33 2,00 -0,33 3,00 1,33 1,33 -1,33 3,67 2,33 2,33 -0,33 2,33 1,67 1,67 0,67 3,33 2,67 2,33 0,33 2,00 3,00 2,67 0,33 2,67 2,00 1,67 0,00 2,67 2,00 2,00 0,33 2,00 2,67 2,00 0,33 2,00 1,67 2,00 0,33 2,00 1,67 2,33 0,33 2,67 3,00 3,00 0,33 2,33 2,00 1,67 0,33 1,67 2,33 2,33 0,00 2,33 2,67 2,33 0,33 2,33 2,33 3,00 0,33 1,67 3,00 1,67 1,33 2,00 2,67 2,67 0,67 2,00 1,00 1,00 1,00 2,31 2,24 0,22 2,17
Eksperimen PosttestI PosttestII 3,67 4,00 3,33 3,33 2,67 3,00 3,67 3,67 3,00 3,33 3,33 3,33 3,33 3,67 3,67 3,67 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,67 3,67 3,67 2,67 3,33 2,67 3,00 3,00 3,33 2,67 3,00 3,67 4,00 3,67 4,00 2,67 3,00 2,67 3,00 2,67 3,00 3,00 3,67 3,00 3,00 3,33 3,00 3,00 3,00 3,00 3,67 2,67 3,00 3,10 3,38
Selisih 1,00 0,67 1,67 1,67 1,67 0,00 0,33 0,00 0,67 -0,33 1,00 1,00 0,00 0,67 1,00 0,67 1,00 1,33 1,00 0,33 0,33 1,33 1,00 1,33 2,00 2,00 1,67 0,93
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.3 Uji Normalitas Kemapuan Menerapkan
N Norm al Param etersa, b
Mea n Std. Dev iatio n Most Abs Extre olut me e Differ Posi ences tive Neg ativ e KolmogorovSmirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
PreKo nMen er 24 1,8333
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Post1K Post2K SelisihK PreEk Post1E onMen onMen onMene sMen ksMen er er r er er 24 24 24 27 27 2,070 2,4958 2,3167 ,6625 3,1444 4
Post2E ksMen er 27
SelisihE ksMene r 27
3,4259
1,0889
,49314
,61959
,46780
,58815
,5105 2
,50179
,39477
,61478
,159
,166
,194
,189
,151
,156
,238
,183
,159
,166
,181
,189
,110
,156
,193
,180
-,143
-,087
-,194
-,186
-,151
-,140
-,238
-,183
,781
,812
,951
,928
,782
,811
1,235
,952
,576
,525
,326
,355
,573
,527
,095
,325
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN Menerapkan
4.4
Uji
Perbandingan
Rerata
Skor
PretestKemapuan
Group Statistics Kelompok PreKonEksMener
Pretest Kontrol Menerapkan Pretest Eksperimen Menerapkan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
24
1,8333
,49314
,10066
27
2,0704
,51052
,09825
Independent Samples Test Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means of Variance s
PreKonEksM ener
Equal varian ces assum ed Equal varian ces not assum ed
Df
Sig. (2taile d)
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lowe Upp r er
1,68 2
49
,099
-,23704
,14095
,5203 0
,046 22
1,68 5
48,6 43
,098
-,23704
,14066
,5197 6
,045 69
F
Sig .
t
,11 6
,73 5
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.5 Uji Normalitas SelisihKemapuan Menerapkan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SelisihKonMener SelisihEksMener N 24 27 Normal Mean ,6625 1,0889 Parametersa,b Std. ,58815 ,61478 Deviation Most Absolute ,189 ,183 Extreme Positive ,189 ,180 Differences Negative -,186 -,183 Kolmogorov-Smirnov Z ,928 ,952 Asymp. Sig. (2-tailed) ,355 ,325
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.6 Uji Selisih Skor Pretest PosttestKemapuan Menerapkan Group Statistics Kelompok SelisihKonEksMener
Selisih Pretest Posttest Kontrol Menerapkan Selisih Pretest Posttest Eksperimen Menerapkan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
24
,6625
,58815
,12006
27
1,0889
,61478
,11831
Independent Samples Test Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means of Variance s
SelisihKonEks Mener
Equal varian ces assum ed Equal varian ces not assum ed
df
Sig. (2taile d)
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Low Uppe er r
2,52 3
49
,015
-,42639
,16901
,7660 2
,0867 6
2,53 0
48,7 19
,015
-,42639
,16856
,7651 7
,0876 1
F
Si g.
t
,01 8
,89 3
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.7 Uji Perbandingan Skor Pretestke Posttest IKemampuan Menerapkan Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Post1KonMener PreKonMener Post1EksMener PreEksMener
Pair 1 Pair 2
Post1KonMener – PreKonMener Post1EksMener – PreEksMener
N
2,4958 1,8333 3,1444 2,0704
24 24 27 27
Std. Deviation ,61959 ,49314 ,50179 ,51052
Paired Samples Correlations N Correlation Post1KonMener & 24 ,430 PreKonMener Post1EksMener & 27 ,226 PreEksMener
Mean Pair 1 Pair 2
Mean
Std. Error Mean ,12647 ,10066 ,09657 ,09825
Sig. ,036 ,257
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper
t
Df
Sig. (2tailed)
,66250
,60348
,12318
,40767
,91733
5,378
23
,000
1,07407
,62977
,12120
,82495
1,32320
8,862
26
,000
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.8 Uji Perbandingan IperindikatorKemapuan Menerapkan
Skor
Pretest
ke
Posttest
Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Post1KonMembuat PreKonMembuat Post1KonMenggunakan PreKonMenggunakan Post1KonMerancang PreKonMerancang Post1EksMembuat PreEksMembuat Post1EksMenggunakan PreEksMenggunakan Post1EksMerancang PreEksMerancang
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Mean
N
1,9167 1,3750 2,7917 1,7917 2,7917 2,3333 3,0000 2,2222 3,1852 2,0370 3,2593 1,9259
24 24 24 24 24 24 27 27 27 27 27 27
Std. Deviation ,82970 ,57578 ,88363 ,65801 ,93153 ,81650 ,78446 ,69798 ,87868 ,80773 ,90267 ,95780
Paired Samples Correlations N Correlation Post1KonMembuat & 24 ,523 PreKonMembuat Post1KonMenggunakan & 24 ,221 PreKonMenggunakan Post1KonMerancang & 24 ,210 PreKonMerancang Post1EksMembuat & 27 ,070 PreEksMembuat Post1EksMenggunakan & 27 ,044 PreEksMenggunakan Post1EksMerancang & 27 ,112 PreEksMerancang
Std. Error Mean ,16936 ,11753 ,18037 ,13431 ,19015 ,16667 ,15097 ,13433 ,16910 ,15545 ,17372 ,18433
Sig. ,009 ,299 ,326 ,728 ,827 ,578
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pai r1 Pai r2 Pai r3 Pai r4 Pai r5 Pai r6
Post1KonMembuat – PreKonMembuat Post1KonMenggunaka nPreKonMenggunakan Post1KonMerancang PreKonMerancang Post1EksMembuat PreEksMembuat Post1EksMenggunaka nPreEksMenggunakan Post1EksMerancang PreEksMerancang
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Mean Deviatio Error Difference n Mean Lower Upper ,1471 ,54167 ,72106 ,23719 ,84614 9
t
df
Sig. (2tailed )
3,68 0
2 3
,001
1,0000 0
,97802
5,00 9
2 3
,000
,45833
1,10253
,77778
1,01274
2 3 2 6
1,1481 5
1,16697
1,3333 3
1,24035
,1996 4
,58702
1,4129 8
,00723
,92389
,37715
1,1784 0
2,03 7 3,99 1
,2245 8
,68651
1,6097 9
5,11 2
2 6
,000
,2387 0
,84267
1,8240 0
5,58 6
2 6
,000
,2250 5 ,1949 0
,053 ,000
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.9 Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest IIKemapuan Menerapkan Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Post2KonMener Post1KonMener Post2EksMener Post1EksMener
Pair 1 Pair 2
Pair 2
Post2KonMener Post1KonMener Post2EksMener Post1EksMener
N
2,3167 2,4958 3,4259 3,1444
24 24 27 27
Std. Deviation ,46780 ,61959 ,39477 ,50179
Paired Samples Correlations N Correlation Post2KonMener & 24 ,024 Post1KonMener Post2EksMener & 27 ,277 Post1EksMener
Mean
Pair 1
Mean
Std. Error Mean ,09549 ,12647 ,07597 ,09657
Sig. ,910 ,161
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper
T
Df
Sig. (2tailed)
-,17917
,76725
,15661
-,50315
,14482
-1,144
23
,264
,28148
,54564
,10501
,06563
,49733
2,681
26
,013
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.10Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest IIKemapuan Menerapkanperindkator Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Post2KonMembuat Post1KonMembuat Post2KonMenggunakan Post1KonMenggunakan Post2KonMerancang Post1KonMerancang Post2EksMembuat Post1EksMembuat Post2EksMenggunakan Post1EksMenggunakan Post2EksMerancang Post1EksMerancang
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Mean
N
1,9583 1,9167 2,5000 2,7917 2,5000 2,7917 3,2963 3,0000 3,4815 3,1852 3,4815 3,2593
24 24 24 24 24 24 27 27 27 27 27 27
Std. Deviation ,75060 ,82970 ,78019 ,88363 ,65938 ,93153 ,77533 ,78446 ,57981 ,87868 ,57981 ,90267
Paired Samples Correlations N Correlation Post2KonMembuat & 24 -,006 Post1KonMembuat Post2KonMenggunakan & 24 ,032 Post1KonMenggunakan Post2KonMerancang & 24 -,035 Post1KonMerancang Post2EksMembuat & 27 ,316 Post1EksMembuat Post2EksMenggunakan & 27 ,422 Post1EksMenggunakan Post2EksMerancang & 27 ,340 Post1EksMerancang
Std. Error Mean ,15322 ,16936 ,15926 ,18037 ,13460 ,19015 ,14921 ,15097 ,11158 ,16910 ,11158 ,17372
Sig. ,978 ,884 ,870 ,108 ,028 ,082
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Pai r1 Pai r2 Pai r3 Pai r4 Pai r5 Pai r6
Post2KonMembuat Post1KonMembuat Post2KonMenggunak an Post1KonMenggunak an Post2KonMerancang Post1KonMerancang Post2EksMembuat Post1EksMembuat Post2EksMenggunaka nPost1EksMenggunaka n Post2EksMerancang Post1EksMerancang
Mean
Std. Deviatio n
Std. Error Mean
,04167
1,12208
,2290 4
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper ,5154 ,43215 8
t
D f
Sig. (2tailed )
,182
2 3
,857
,29167
1,16018
,2368 2
,78157
,1982 3
1,232
2 3
,231
,29167
1,16018
,2368 2
,78157
,1982 3
1,232
2 3
,231
,29630
,91209
,1755 3
,06451
,6571 1
1,688
2 6
,103
,29630
,82345
,1584 7
,02945
,6220 4
1,870
2 6
,073
,22222
,89156
,1715 8
,13047
,5749 1
1,295
2 6
,207
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.11 Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) Kemampuan Menerapkan Koefisien Korelasi pada Kelompok Kontrol
Koefisien Korelasi Eksperimen
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiripada Kelompok Kontrol
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiripada Kelompok Eksperimen
Metode
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,742 × 100%
R2 = 0,862 × 100%
R2 = 0,55 × 100%
R2 = 0,74 × 100%
R2 = 55%
R2 = 74%
pada
Kelompok
Metode
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
4.12Uji
Besar
Efek
Pengaruh
(Effect
Size)
perindikatorKemampuan Menerapkan Koefisien Korelasi pada Kelompok Kontrol
Koefisien Korelasi Eksperimen
pada
Kelompok
Indikator Membuat Indikator Membuat
0,61
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiripada Kelompok Kontrol
Metode
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Eksperimen
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,612 × 100%
R2 = 0,612 × 100%
R2 = 0,37 × 100%
R2 = 0,37 × 100%
R2 = 37%
R2 = 37%
Indikator Menggunakan
Indikator Menggunakan
Presentase
Pengaruh
Penggunaan
Metode
Presentase
Pengaruh
Penggunaan
Metode
Metode
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Inkuiri pada Kelompok Kontrol
Inkuiri pada Kelompok Eksperimen
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,722 × 100%
R2 = 0,712 × 100%
R2 = 0,52 × 100%
R2 = 0,51 × 100%
R2 = 52%
R2 = 51%
Indikator Merancang
Indikator Merancang
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiripada Kelompok Kontrol
Metode
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Eksperimen
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,392 × 100%
R2 = 0,742 × 100%
R2 = 0,15 × 100%
R2 = 0,55 × 100%
R2 = 15%
R2 = 55%
Metode
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.13 Uji Normalitas Kemampuan Mengembangkan Perspektif
N Nor mal Para met ersa ,b
M ea n St d. De via tio n Mos Ab t sol Extr ute eme Po Diff siti eren ve ces Ne gat ive Kolmogor ovSmirnov Z Asymp. Sig. (2tailed)
PreKon Menge mbPers p 24
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Post1K Post2K SelisihK PreEks Post1E onMeng onMeng onMeng Menge ksMeng embPer embPer embPers mbPer embPer sp sp p sp sp 24 24 24 27 27
Post2E ksMeng embPer sp 27
SelisihE ksMeng embPers p 27
2,0833
2,3083
2,2375
,2083
2,1741
3,1111
3,3852
,9296
,51302
,49160
,46608
,46337
,73201
,37656
,38601
,63900
,164
,162
,155
,328
,147
,246
,248
,136
,115
,132
,155
,297
,113
,246
,248
,123
-,164
-,162
-,131
-,328
-,147
-,163
-,200
-,136
,802
,795
,759
1,609
,763
1,276
1,290
,709
,542
,553
,611
,011
,606
,077
,072
,696
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.14 Uji Perbandingan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengembangkan Perspektif Group Statistics Kelompok PreKonEksMengmbPersp
Pretest Kontrol Mengembangkan perspektif Pretest Eksperimen Mengembangkan perspektif
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
24
2,0833
,51302
,10472
27
2,1741
,73201
,14088
Independent Samples Test Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means of Variance s
PreKonEksMeng mbPersp
Equal varian ces assum ed Equal varian ces not assum ed
Df
Sig. (2taile d)
Mean Differe nce
Std. Error Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Low Upp er er
,50 6
49
,615
,09074
,17917
,450 79
,269 31
,51 7
46,5 91
,608
,09074
,17553
,443 95
,262 47
F
Si g.
t
2,1 93
,1 45
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.15Uji Normalitas Selisih Kemampuan Mengembangkan Perspektif One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SelisihKonMengembPersp SelisihEksMengembPersp N 24 27 Normal Mean ,2083 ,9296 Parametersa,b Std. ,46337 ,63900 Deviation Most Extreme Absolute ,328 ,136 Differences Positive ,297 ,123 Negative -,328 -,136 Kolmogorov-Smirnov Z 1,609 ,709 Asymp. Sig. (2-tailed) ,011 ,696
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.16 Uji Selisih Mengembangkan Perspektif
Skor
Pretest
Posttest
Kemampuan
Group Statistics Kelompok SelisihKonEksMengmbPersp
Selisih Pretest Posttest Kontrol Mengembangkan Perspektif Selisih Pretest Posttest Eksperimen Mengembangkan Perspektif
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
24
,2083
,46337
,09458
27
,9296
,63900
,12298
Independent Samples Test Levene's Test for Equality t-test for Equality of Means of Variance s
SelisihKonEksMen gmbPersp
Equal varian ces assum ed Equal varian ces not assum ed
df
Sig. (2tail ed)
Mean Differ ence
Std. Error Differ ence
95% Confidence Interval of the Difference Lowe Upp r er
4,5 63
49
,00 0
,72130
,15806
1,038 94
,403 66
4,6 49
47,1 91
,00 0
,72130
,15514
1,033 37
,409 22
F
Si g.
t
4,4 42
,0 40
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.17 Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest IKemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Post1KonMengembPersp PreKonMengembPersp Post1EksMengembPersp PreEksMengembPersp
Pair 1 Pair 2
Mean
N
2,3083 2,0833 3,1111 2,1741
24 24 27 27
Std. Deviation ,49160 ,51302 ,37656 ,73201
Paired Samples Correlations N Correlation Post1KonMengembPersp & 24 ,513 PreKonMengembPersp Post1EksMengembPersp & 27 ,495 PreEksMengembPersp
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Difference Mean Deviatio Error n Mean Lowe Upper r Pai r1 Pai r2
Post1KonMengembPer sp PreKonMengembPersp Post1EksMengembPers pPreEksMengembPersp
Std. Error Mean ,10035 ,10472 ,07247 ,14088
Sig. ,010 ,009
t
D f
Sig. (2tailed )
,2250 0
,49629
,1013 0
,0154 3
,43457
2,22 1
2 3
,036
,9370 4
,63618
,1224 3
,6853 7
1,1887 0
7,65 3
2 6
,000
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.18Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Iperindikator Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Post1KonMembuatArgumen PreKonMembuatArgumen Post1KonMembandingkan PreKonMembandingkan Post1KonMenyimpulkan PreKonMenyimpulkan Post1EksMembuatArgumen PreEksMembuatArgumen Post1EksMembandingkan PreEksMembandingkan Post1EksMenyimpulkan PreEksMenyimpulkan
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Mean
N
2,4583 2,0000 2,3750 2,1250 2,0833 2,1250 3,1481 2,0000 3,1852 2,0741 2,9630 2,4444
24 24 24 24 24 24 27 27 27 27 27 27
Std. Deviation ,72106 ,65938 ,82423 ,79741 ,77553 ,67967 ,60152 ,91987 ,73574 ,87380 ,75862 1,15470
Paired Samples Correlations N Correlation Post1KonMembuatArgumen & 24 ,457 PreKonMembuatArgumen Post1KonMembandingkan & 24 ,521 PreKonMembandingkan Post1KonMenyimpulkan & 24 ,309 PreKonMenyimpulkan Post1EksMembuatArgumen & 27 ,209 PreEksMembuatArgumen Post1EksMembandingkan & 27 ,337 PreEksMembandingkan Post1EksMenyimpulkan & 27 ,459 PreEksMenyimpulkan
Std. Error Mean ,14719 ,13460 ,16824 ,16277 ,15830 ,13874 ,11576 ,17703 ,14159 ,16816 ,14600 ,22222
Sig. ,025 ,009 ,141 ,297 ,086 ,016
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Mean Deviatio Error Difference n Mean Lower Upper Pai r1
Pai r2 Pai r3 Pai r4
Pai r5 Pai r6
Post1KonMembuatArgu men – PreKonMembuatArgume n Post1KonMembandingka nPreKonMembandingkan Post1KonMenyimpulkan - PreKonMenyimpulkan Post1EksMembuatArgu men – PreEksMembuatArgume n Post1EksMembandingka nPreEksMembandingkan Post1EksMenyimpulkan - PreEksMenyimpulkan
,1538 6
t
df
Sig. (2tailed )
,76281
3,11 4
2 3
,005
,58528
1,54 3
2 3
,137
,32092
,238
2 3
,814
,45833
,72106
,1471 9
,25000
,79400
,1620 7
,04167
,85867
,1752 8
1,1481 5
,98854
,1902 4
,7571 0
1,5392 0
6,03 5
2 6
,000
1,1111 1
,93370
,1796 9
,7417 5
1,4804 7
6,18 3
2 6
,000
,51852
1,05139
,2023 4
,1026 0
,93443
2,56 3
2 6
,017
,0852 8 ,4042 5
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.19 Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Pair 1 Pair 2
Post2KonMengembPersp Post1KonMengembPersp Post2EksMengmbPersp Post1EksMengembPersp
Mean
N
2,2375 2,3083 3,3852 3,1111
24 24 27 27
Std. Deviation ,46608 ,49160 ,38601 ,37656
Paired Samples Correlations N Correlation Post2KonMengembPersp & 24 ,612 Post1KonMengembPersp Post2EksMengmbPersp & 27 ,718 Post1EksMengembPersp
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Interval of the Mean Deviatio Error Difference n Mean Lower Upper Pai r1
Pai r2
Post2KonMengembPers pPost1KonMengembPers p Post2EksMengmbPersp Post1EksMengembPers p
Std. Error Mean ,09514 ,10035 ,07429 ,07247
Sig. ,001 ,000
t
df
Sig. (2tailed )
,07083
,42270
,0862 8
,24933
,1076 6
-,821
2 3
,420
,27407
,28635
,0551 1
,16080
,3873 5
4,97 3
2 6
,000
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.20Uji Perbandingan Skor Posttest I ke Posttest II Kemampuan Mengembangkan Perspektif Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Post2KonMembuatArgumen Post1KonMembuatArgumen Post2KonMembandingkan Post1KonMembandingkan Post2KonMenyimpulkan Post1KonMenyimpulkan Post2EksMembuatArgumen Post1EksMembuatArgumen Post2EksMembandingkan Post1EksMembandingkan Post2EksMenyimpulkan Post1EksMenyimpulkan
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
Mean
N
2,2917 2,4583 2,2083 2,3750 2,2083 2,0833 3,4074 3,1481 3,4444 3,1852 3,2963 2,9630
24 24 24 24 24 24 27 27 27 27 27 27
Std. Deviation ,95458 ,72106 ,83297 ,82423 ,72106 ,77553 ,57239 ,60152 ,57735 ,73574 ,72403 ,75862
Paired Samples Correlations N Correlation Post2KonMembuatArgumen & 24 ,682 Post1KonMembuatArgumen Post2KonMembandingkan & 24 ,641 Post1KonMembandingkan Post2KonMenyimpulkan & 24 ,512 Post1KonMenyimpulkan Post2EksMembuatArgumen & 27 ,488 Post1EksMembuatArgumen Post2EksMembandingkan & 27 ,704 Post1EksMembandingkan Post2EksMenyimpulkan & 27 ,581 Post1EksMenyimpulkan
Std. Error Mean ,19485 ,14719 ,17003 ,16824 ,14719 ,15830 ,11016 ,11576 ,11111 ,14159 ,13934 ,14600
Sig. ,000 ,001 ,011 ,010 ,000 ,001
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Pai r1
Pai r2
Pai r3
Pai r4
Pai r5
Pai r6
Post2KonMembuatArgu men Post1KonMembuatArgu men Post2KonMembandingk an Post1KonMembandingk an Post2KonMenyimpulka nPost1KonMenyimpulka n Post2EksMembuatArgu men Post1EksMembuatArgu men Post2EksMembandingka nPost1EksMembandingka n Post2EksMenyimpulkan Post1EksMenyimpulkan
Mean
Std. Deviati on
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Uppe Lower r
,1666 7
,70196
,1432 9
,4630 8
,1666 7
,70196
,1432 9
,1250 0
,74089
,2592 6
t
D f
Sig. (2taile d)
,1297 5
1,163
2 3
,257
,4630 8
,1297 5
1,163
2 3
,257
,1512 3
,1878 5
,4378 5
,827
2 3
,417
,59437
,1143 9
,0241 3
,4943 8
2,267
2 6
,032
,2592 6
,52569
,1011 7
,0513 0
,4672 2
2,563
2 6
,017
,3333 3
,67937
,1307 4
,0645 9
,6020 8
2,550
2 6
,017
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.21 Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) Kemampuan Mengembangkan Perspektif Koefisien Korelasi pada Kelompok Kontrol
Koefisien Korelasi Eksperimen
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Kontrol
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Eksperiemen
Metode
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,412 × 100%
R2 = 0,832 × 100%
R2 = 0,17 × 100%
R2 = 0,69 × 100%
R2 = 17%
R2 = 69%
pada
Kelompok
Metode
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4.22 Uji Besar Efek Pengaruh (Effect Size) perindikatorKemampuan Mengembangkan Perspektif Koefisien Korelasi pada Kelompok Kontrol
Koefisien Korelasi Eksperimen
pada
Kelompok
Indikator Membuat Argumen Indikator Membuat Argumen
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Kontrol
Metode
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Kontrol
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,552 × 100%
R2 = 0,762 × 100%
R2 = 0,30 × 100%
R2 = 0,58 × 100%
R2 = 30 %
R2 = 58%
Indikator Membandingkan
Indikator Membandingkan
Presentase
Pengaruh
Penggunaan
Metode
Presentase
Pengaruh
Penggunaan
Metode
Metode
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Inkuiri pada Kelompok Kontrol
Inkuiri pada Kelompok Eksperimen
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 0,32 × 100%
R2 = 0,772 × 100%
R2 = 0,09 × 100%
R2 = 0,59 × 100%
R2 = 9%
R2 = 59%
Indikator Menyimpulkan
Indikator Menyimpulkan
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Kontrol
Metode
Presentase Pengaruh Penggunaan Inkuiri pada Kelompok Eksperimen
R2 = r2 × 100%
R2 = r2 × 100%
R2 = 02 × 100%
R2 = 0,452 × 100%
R2 = 0 × 100%
R2 = 0,20 × 100%
R2 = 0%
R2 = 20%
Metode
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5.1 Foto-foto Penelitian
Kelas Kontrol
Perlakuan di Kelas Kontrol
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelas Eksperimen
Perlakuan Kelas Eksperimen
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 5.2 Surat Telah Penelitian
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Alisia Ika Ratnawati merupakan anak pertama dari pasangan Ciprianus Sutrisna dan Christina Suratmi. Lahir di Bantul, pada tanggal 22 Oktober 1993. Pendidikan awal dimulai di TK Indriyasana Sedayu pada tahun 1995-1999. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar Pangudi Luhur Sedayu tahun 1999-2005. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Sedayu, dan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Sedayu, dan lulus pada tahun 2011. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar pada tahun 2011. Selama menempuh pendidikan banyak kegiatan kemahasiswaan yang diikuti oleh penulis. Beberapa kegiatan tersebut di antaranya.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12
13
Nama Kegiatan
Peran
Tanggal/tahun
English Club Progran INISIASI FKIP SANATA DHARMA Seminar Wirausaha muda mahaasiswa mandiri Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 1 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar Pendidikan etika pengguna perpustakaan Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2 Studium Generale: Family Problems and Children’s Motivation to Learn Public Lecture on Teaching Multiculturalism to Young People: Learning from Post-war German Experince Bedah buku spiritualitas guru kristiani “ROH SANG GURU” Lomba Blog Pembelajaran FKIP USD Seminar for studium generale entitled “Learning from the past for a better future: We and the 1965 tragedy” Una Seminar Anti Bias Curriculum And Teaching
Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta
Agustus 2011 11 September 2011 11 November 2011 25 Januari 2012 2 Februari 2012 24 April 2012 27 Oktober 2012 10 Maret 2013
Peserta
15 Maret 2013
Peserta
6 April 2013
Peserta Peserta
20 Juni 2013 6 September 2013
Peserta
4 Oktober 2012
176