PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN MOTIVASI MENURUT PERSPEKTIF SELF DETERMINATION THEORY (SDT) DAN PRESTASI AKADEMIK
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Adventia Emilia Krysna Sipi Seda 099114004
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bersyukur dan Berani Bertindak untuk Mengejar Impian Maka Segalanya akan Terjadi Baik Adanya
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KARYA INI DI DIPERSEMBAHKAN UNTUK, TUHAN YESUS YANG SELALU MEMBANTU DI SETIAP LANGKAHNYA, MAMA PAPA TERCINTA, DAN CHIPUTERA
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2013 Penulis
Adventia Emilia Krysna S.S
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN MOTIVASI MENURUT PERSPEKTIF SELF DETERMINATION THEORY (SDT) DAN PRESTASI AKADEMIK Studi Pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Adventia Emilia Krysna Sipi Seda ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui hubungan antara motivasi intrinsik dan prestasi akademik dan 2) Mengetahui hubungan antara keempat tipe motivasi ekstrinsik yaitu external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation dengan prestasi akademik. Penelitian ini melibatkan 222 subjek yaitu mahasiswa yang berada di semester akhir. Hipotesis dalam penelitian ialah 1) hubungan yang positif antara motivasi intrinsik dan prestasi akademik mahasiswa, 2) hubungan yang negatif antara external regulation dan prestasi akademik mahasiswa, 3) hubungan yang negatif antara introjected regulation dan prestasi akademik, 4) hubungan yang positif antara identified regulation dan prestasi akademik mahasiswa, dan 5) hubungan yang positif antara integrated regulation dan prestasi akademik mahasiswa. Alat pengumpulan data yang digunakan ialah skala motivasi dan nilai IPK yang diperoleh. Skala motivasi terdiri dari 61 item yang baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) motivasi intrinsik dan prestasi akademik memiliki hubungan yang positif (r=0.178, p= 0.008; p<0.01), 2) external regulationdan prestasi akademik tidak memiliki hubungan satu sama lain(r= 0.124, p=0.064; p<0.05), 3) intojected regulationdan prestasi akademik memiliki hubungan yang positif (r=0.162, p= 0.016; p<0.05), 4) identified regulation tidak memiliki hubungan dengan prestasi akademik (r= 0.083, p=0.218; p<0.05), 5) integrated regulationmemiliki hubungan yang positif dengan prestasi akademik(r=0.271, p=0.000; p<0.01). Kata kunci: prestasi akademik, motivasi, motivasi intrinsik, external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RELATION OF MOTIVATION ACCORDING TO SELF DETERMINATION THEORY (SDT) PERSPECTIVE AND ACADEMIC ACHIEVEMENT Study in Psychology in Sanata Dharma University Adventia Emilia Krysna Sipi Seda ABSTRACT This research aimed for 1) knowing the relation between intrinsic motivation and academic achievement and 2) Knowing the relation between four types of extrinsic motivation, consist of external regulation, introjected regulation, identified regulation, and integrated regulation with academic ahievement. This research involved222 subjects, they were students in 7th semester at collage. The hypotheses of this research were : 1) there was a positive relation between inrinsic motivation and academic achievement, 2) there was a negative relation between external regulation and academic achievement, 3) there was a negative relation between introjected regulation and academic achievement, 4) there was a positive relation between identified regulation and academic achievement, and 5) there was a positive relation between integrated regulation and academic achievement. The used instruments were motivation scale and achieved GPA. The motivation scale consist of 61 good items. Result of this research showed that 1) intrinsic motivation had a positif relation with academic achievement, (r=0.178, p= 0.008; p<0.01), 2) external regulation and academic achievement had no relation one to another (r= 0.124, p=0.064; p<0.05), 3)intojected regulation had a positive relation with academic achievement (r=0.162, p= 0.016; p<0.05), 4) identified regulation had no relation with academic achievement (r= 0.083, p=0.218; p<0.05), 5) integrated regulation had a positive relation with academic achievement (r=0.271, p=0.000; p<0.01). Keyword: academicachievement, intrinsic motivation, external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama
: Adventia Emilia Krysna Sipi Seda
Nomor Mahasiswa
: 099114004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN MOTIVASI MENURUT PERSPEKTIF SELF DETERMINATION THEORY (SDT) DAN PRESTASI AKADEMIK beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 23 Juli 2013 Yang menyatakan,
(Adventia Emilia Krysna S.S.)
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Saya mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu membantu saya dan mendampingi saya dalam setiap langkah pembuatan skripsi ini, serta memberikan berkat yang melimpah untuk saya. Terimakasih saya ucapkan kepada Dekan Universitas Sanata Dharma dan seluruh dosen Universitas Sanata Dharma yang membantu saya selama ini dalam mempelajari pengetahuan baru yang berguna untuk masa depan saya. Secara khusus saya berterimakasih kepada dosen pembimbing akademik, yang selama ini membantu yaitu Ibu Tjipto Susana. Terimakasih pula saya ucapkan kepada dosen pembimbing skripsi saya pak Agung yang selalu mendampingi saya dalam pembuatan skripsi ini. Skripsi ini terbentuk karena bantuan dan pertanyaan kritis yang membangun sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik. Saya ucapkan terimakasih kepada orang tua saya MAMA dan PAPA tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa walaupun kami berjauhan. Mereka adalah orang tua yang selalu membuat saya bersemangat dan bangun dari kemalasan untuk mengejar masa depan saya. Terimakasih karena telah menjadi orang tua yang sabar untuk membantu Vivin. Ucapan terimakasih juga saya berikan kepada Chiputera yang selalu cerewet menanyakan kemajuan skripsi saya, dan selalu siap sedia membantu saya. Terimakasih pula untuk cinta dan pembelajaran hidup yang banyak dibagikan kepada saya, yang membuat saya selalu merasa bersyukur karena menjadi orang x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang sangat beruntung dalam hidup ini. Terimakasih selama ini selalu menjadi My Super Hero. Terimakasih untuk teman sekaligus sahabat saya Fheni, yang selalu menyemangati dalam setiap proses perkuliahan yang saya jalani. Terimakasih karena sudah mendorong saya untuk tetap mengerjakan skripsi ini hingga selesai dan selalu menjadi tempat untuk berbagi baik senang maupun susah. I will miss all moment with u. Dan terimakasih pula kepada teman-teman terbaik yang saya miliki Dian, Yuyun, Via, Okvi, Brigit, Manik, dan Jeanet yang selalu mendukung dan membantu saya selama ini. Saya ucapkan terimakasih pula untuk seluruh teman-teman angkatan 2009 terutama anak kelas a dan teman-teman P2TKP yang selalu membantu saya. Saya juga mengucapkan termakasih atas bantuannya dalam pembuatan skripsi ini kepada Okvi, Manik, Jeanet, Novi, Dian, Erti, Yoga, Nawang, Pingkan, Osri, dan lain-lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kepada Novi terimakasih karena merelakan laptopnya untuk saya gunakan untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Selain itu terimakasih untuk mimi yang selalu mengantar kemanapun saya pergi dan menjaga saya. Kepada seluruh pihak yang telah saya sebutkan maupun yang belum saya sebutkan, yang mendukung saya dan membantu saya, saya ucapkan terimakasih atas segalanya.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ........................... Error! Bookmark not defined.iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................ viiii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xvii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I. .................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7 BAB II ..................................................................................................................... 9 A. Prestasi Akademik ........................................................................................ 9 1.
Definisi Prestasi Akademik ...................................................................... 9
2.
Pengukuran Prestasi Akademik .............................................................. 10
3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ........................ 13
B. Motivasi ..................................................................................................... 19 1.
Definisi Motivasi .................................................................................... 19
2.
Motivasi dalam Perspektif Self Determination Theory (SDT) .............. 20
3.
Pengukuran ............................................................................................. 30
C. Dinamika antar Variabel ............................................................................ 32 D. Kerangka Berpikir Penelitian ..................................................................... 36 E. Hipotesis..................................................................................................... 37 BAB III ................................................................................................................. 38 A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 38 B. Identifikasi Variabel ................................................................................... 38 C. Definisi Operasional................................................................................... 38 D. Subjek Penelitian........................................................................................ 40 E. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 42 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
Kuesioner................................................................................................ 42
2.
Dokumentasi ........................................................................................... 47
F.
Validitas dan Relibilitas Alat Ukur ............................................................ 47 1.
Validitas Skala Motivasi ........................................................................ 47
2.
Seleksi Item Skala Motivasi ................................................................... 47
3.
Reliabilitas Skala Motivasi ..................................................................... 50
4.
Metode Analisis Data ............................................................................. 51
BAB IV ................................................................................................................. 53 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................... 53 B. Deskripsi Subjek ........................................................................................ 55 C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 57 1.
Uji Normalitas ........................................................................................ 57
2.
Uji Linearitas .......................................................................................... 59
3.
Uji Hipotesis ........................................................................................... 62
D. Pembahasan ................................................................................................ 66 E. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 72 BAB V................................................................................................................... 74 A. Kesimpulan ................................................................................................ 74 B. Saran ........................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1.
RUMUS IPK...................................................................................................12
2.
KUALIFIKASI IPK ...................................................................................... 13
3.
TABEL BLUE PRINT SKALA MOTIVASI ............................................... 45
4.
TABEL SPESIFIKASI SKALA MOTIVASI ............................................... 46
5.
TABEL BLUE PRINT SKALA MOTIVASI SELEKSI ITEM......... ...........49
6.
TABEL RELIABILITAS SKALA MOTIVASI ........................................... 50
7.
TABEL INTEPRETASI r ............................................................................. 51
8.
TABEL DESKRIPSI JUMLAH SUBJEK.................................................. 56
9.
TABEL DESKRIPSI ASAL SUBJEK.....................................................56
10. TABEL UJI NORMALITAS .................................................................57 11. TABEL HASIL UJI HIPOTESIS ............................................................63
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR 1.
NORMAL P-P PLOT DARI INTRINSIC MOTIVATION .............................59
2.
NORMAL P-P PLOT DARI IDENTIFIED REGULATION .........................59
3.
UJI LINEARITAS MOTIVASI DAN PRESTASI AKADEMIK .................60
4.
UJI LINEARITAS MOTIVASI INTRINSIK DAN PRESTASI AKADEMIK..................................................................................................60
5.
UJI LINEARITAS EXTERNAL REGULATION DAN PRESTASI AKADEMIK ..................................................................................................61
6.
UJI LINEARITAS INTROJECTED REGULATION DAN PRESTASI AKADEMIK ..................................................................................................61
7.
UJI LINEARITAS IDENTIFIED REGULATION DAN PRESTASI AKADEMIK ..................................................................................................61
8.
UJI LINEARITAS INTEGRATED REGULATION DAN PRESTASI AKADEMIK ..................................................................................................62
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
1.
LAMPIRAN 1
: BLUE PRINT SKALA MOTIVASI...................75
2.
LAMPIRAN 2
: SKALA UJI COBA ...........................................82
3.
LAMPIRAN 3
: RELIABILITAS SKALA ..................................93
4.
LAMPIRAN 4
: SKALA PENELITIAN ...................................100
5.
LAMPIRAN 5
: UJI ASUMSI ...................................................109
6.
LAMPIRAN 6
: UJI HIPOTESIS ..............................................116
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Prestasi pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah dan memprihatinkan jika dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Pada bidang Matematika di tahun 1999 Indonesia hanya menempati peringkat 34 dari 38 negara, di tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 35 dari 46 negara, sedangkan tahun 2007 Indonesia berada pada peringkat 36 dari 49 negara yang mengikuti. Selain itu peringkat prestasi Indonesia di bidang Sains juga tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia berturut-turut hanya menempati peringkat 32, 37, dan peringkat 35 pada setiap periodenya (TIMSS:1999, 2003, 2007 dalam litbang, 2012). Rendahnya prestasi akademik di Indonesia juga terlihat pada kemampuan membaca anak usia sekolah. Pada tahun 2006 Indonesia hanya menempati peringkat 41 dari 45 negara (PIRlS dalam litbang, 2012). Skor rata-rata kemampuan membaca, matematika, dan sains di negara Indonesia berada pada posisi di bawah rata-rata internasional (PISA dalam litbang, 2012). Oleh sebab itu rendahnya prestasi akademik di Indonesia masih memerlukan perhatian khusus agar dapat terus ditingkatkan dan mampu bersaing dengan negara lain. Rendahnya pencapaian prestasi akademik di Indonesia dapat dipengaruhi oleh banyak hal, baik berasal dari dalam diri peserta didik sendiri 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
maupun dari luar. Beberapa faktor yang dapat menentukan prestasi belajar siswa diantaranya faktor fisiologis (Dalyono, 2010; Syah, 2003), faktor psikologis (Dalyono, 2010; Santrock, 2009; Slavin, 2009), faktor sosial (Weiner & Craighead, 2010), faktor lingkungan keluarga (McClelland, 1976; Wiwiek, 2007), faktor lingkungan sekolah (Juwarsih, 2007; Weiner & Craighead, 2010). Beberapa studi memperlihatkan bahwa banyak murid yang memiliki dukungan otonom diri sendiri dalam bentuk motivasi, memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan yang tidak memiliki motivasi (Guay, Rattele & Chanal, 2008; Kristini & Mere, 2010). Hal ini dikarenakan mereka dapat belajar lebih baik, dan mereka lebih dipuaskan dengan pengalaman yang positif di sekolah. Vallerand dan Bissonnette (1992) menemukan bahwa banyak siswa yang drop out dari sekolahnya dan mengalami kegagalan disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa sehingga mereka kurang mampu mengatasi kesulitan akademik dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan motivasi juga memiliki peranan penting dalam proses pencapaian prestasi akademik. Di Indonesia terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk melihat pengaruh motivasi terhadap pencapaian prestasi siswa (Fatchiah, 2008; Kristini & Mere, 2010; Setiawan, 2010). Adanya peran motivasi baik ekstrinsik maupun intrinsik sangat mempengaruhi semangat siswa dalam belajar
(Setiawan,
2010).
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Suciati
memperlihatkan kontribusi motivasi sebesar 36% terhadap prestasi belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
Bahkan dalam studi yang dilakukan oleh Mc. Clelland menunjukkan kontribusi motivasi terhadap prestasi belajar mencapai hingga 64% dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi (dalam Wahyudi, 2010). Beberapa penelitian yang telah dilakukan di Indonesia secara teoretik membagi motivasi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Fatchiah, 2008; Setiawan, 2010; Kristini & Mere, 2010; Wiwiek, 2007). Namun dalam proses pengukurannya penelitian-penelitian tersebut tidak membedakan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, melainkan mengukur keduanya sebagai satu variabel yang sama. Penelitianpenelitian tersebut banyak membahas mengenai bagaimana tinggi rendahnya seseorang termotivasi (kuantitas) dalam mempengaruhi hasil perilaku, tanpa melihat kualitas dari motivasi tersebut (Fatchiah, 2008; Setiawan, 2010; Kristini & Mere, 2010; Wiwiek, 2007). Kualitas motivasi banyak dijabarkan dalam kerangka teoretik mengenai motivasi yang disebut Self Determination Theory (SDT) (Deci, Vallerand, Pelletier, & Ryan, 1991; Vansteekenkiste, Soenens, Sierens, Luyckx, & Lens, 2009). SDT membagi peran motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dalam memberikan kontribusi yang berbeda, juga menambahkan amotivasi dalam kerangka teoretiknya (Ryan & Deci, 2000a). Dalam hal ini motivasi ekstrinsik terbagi dalam beberapa tipe pengaturan karena adanya proses internalisasi dari dalam individu tersebut. Beberapa tipe pengaturan motivasi ekstrinsik ialah external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation (Ryan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
& Deci, 2000a). External regulation didefinisikan sebagai perilaku yang terbentuk karena adanya konsekuensi dari luar individu, baik dalam bentuk reward maupun punishment (Ryan & Deci, 2000a). Introjected regulation merupakan bentuk perilaku yang dipengaruhi adanya perasaan yang menekan di dalam diri baik untuk menghindari perasaan negatif maupun untuk mendapatkan perasaan positif. Perilaku yang didasari oleh identified regulation terjadi karena adanya tujuan tertentu yang hendak dicapai oleh individu tersebut. Sedangkan integrated regulation merupakan dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu uang sesuai dengan self concept yang dimiliki individu (Deci, & dkk, 1991). SDT melihat motivasi sebagai bagian dalam proses pengaturan perilaku. Proses pengaturan perilaku yang berasal dari dalam diri disebut pilihan, sedangkan proses pengaturan perilaku yang terjadi karena adanya kontrol disebut kepatuhan. Seseorang yang memiliki self determinant / penentuan perilaku yang berasal dari dalam diri yang tinggi akan membuat seseorang menjadi lebih adaptif dibandingkan yang tidak (Liu, Wang, Tan, Koh, & Ee, 2009). Hal ini berbeda dengan kerangka teoretik motivasi yang selama ini digunakan, khususnya dalam penelitian di Indonesia. Motivasi hanya dimaknai sebagai pendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuannya (Deci, Vallerand, Pelletier, & Ryan, 1991). Banyak penelitian yang sudah dilakukan dengan kerangka kerja SDT untuk mengetahui pengaruh motivasi (motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
dan amotivasi) dalam proses belajar, dan pencapaian prestasi akademik. Namun penelitian-penelitian tersebut memberikan hasil yang berbeda-beda. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pretasi belajar (Vallerand, Pelletier, Blais, Briere, Senecal, & Vallieres, 1992; Vallerand, Pelletier, Blais, Briere, Senecal, & Vallieres 1993; Areepattamannil, Freeman, & Klinger, 2011; Vansteenkiste, & dkk, 2009; Guay, Rettelle, & Chanal, 2008). Namun, terdapat perbedaan kontribusi motivasi intrinsik terhadap prestasi akademik pada subjek yang tinggal di negara yang berbeda (Areepattamannil, Freeman & Klinger, 2010). Sedangkan penelitian lain menunjukkan hasil sebaliknya bahwa prestasi akademik tidak memiliki hubungan
korelasi
dengan
motivasi
intrinsik
(Cookley,
Bernard,
Cunningham, & Motoike, 2001). Beberapa penelitian lain mengenai motivasi ekstrinsik dan amotivasi menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik dan amotivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar (Vallerand & dkk, 1992; Vallerand & dkk, 1993), dan secara signifikan tidak dapat dijadikan prediktor prestasi akademik siswa (Areepattamannil, Freeman, & Klinger, 2010). Beberapa perbedaan hasil penelitian tersebut di atas diduga diakibatkan adanya pengaruh budaya (Areepattamannil, Freeman, & Klinger, 2010). Hal ini dapat mempengaruhi besarnya kontribusi motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan amotivasi pada seseorang dalam pencapaian prestasi akademik. Guay, Ratelle, dan Cannal (2008) menjelaskan bahwa budaya, cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
pengasuhan dan lingkungan sangat mempengaruhi munculnya peran motivasi dalam pencapaian prestasi akademik seseorang. Beberapa perbedaan tersebut memperlihatkan bahwa kontribusi motivasi dalam diri seseorang menjadi tidak jelas dan beragam. Berdasarkan paparan di atas, perlu adanya penelitian lain mengenai kaitan antara motivasi dan prestasi belajar di Indonesia. Penelitian ini diperlukan untuk memberikan informasi mengenai hubungan antara tiap jenis motivasi terhadap prestasi belajar di dalam budaya Indonesia berdasarkan kerangka kerja SDT. Dengan demikian penelitian ini ditujukan untuk melihat apakah ada hubungan motivasi intrinsik terhadap tingginya prestasi akademik. Selain itu, penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana hubungan
motivasi
ekstrinsik
yaitu
external
regulation,
introjected
regulation, identified regulation dan integrated regulation dengan prestasi akademik pada tingkat mahasiswa yang dilihat berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara tiap jenis motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan prestasi akademik?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
C. Tujuan Penelitian Beberapa tujuan dari penelitian ini, ialah: 1. Mengetahui hubungan antara motivasi intrinsik terhadap prestasi akademik. 2. Mengetahui hubungan keempat tipe motivasi ekstrinsik yaitu external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation dengan prestasi akademik.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis a.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kontribusi motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan amotivasi pada prestasi akademik di Indonesia, untuk menguatkan temuan-temuan sebelumnya terkait perbedaan hasil antar budaya.
b.
Hasil dari penelitian ini, dapat memberikan sumbangan pengetahuan baru mengenai kontribusi motivasi terhadap prestasi akademik ditinjau dari proses penentuan perilakunya (SDT) yang ada di budaya Indonesia.
c.
Penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan kerangka teoretik baru dalam penelitian mengenai motivasi di Indonesia, yaitu dengan menggunakan kerangka kerja SDT.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
2.
Manfaat Praktis a.
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukkan kepada pendidik dalam rangka meningkatkan prestasi pendidikan Indonesia dengan informasi mengenai pentingnya meningkatkan kualitas motivasi seseorang sehingga perilaku yang dihasilkan lebih efektif dalam pengoptimalkan proses pengajaran. Adanya hubungan antara tiap tipe motivasi SDT terhadap prestasi akademik, diharapkan dapat memberikan gagasan kepada orang tua maupun para pendidik untuk meningkatkan
motivasi
melalui
tipe
motivasi
yang
dapat
memberikan hasil yang paling optimal. b.
Hasil penelitian ini juga dapat memperlihatkan motivasi subjek baik secara umum maupun untuk setiap tipe motivasi yang ada. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada para peserta didik, untuk meningkatkan motivasi secara selektif, dilihat dari tipe motivasi yang dapat memberikan hasil optimal pada perilaku untuk meningkatkan prestasi akademiknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prestasi Akademik 1. Definisi Prestasi Akademik Prestasi akademik atau prestasi belajar (Syah, 1997) merupakan salah satu bentuk hasil evaluasi dari proses pembelajaran yang sudah berlangsung (Suryabrata, 2004). Oleh sebab itu prestasi belajar sering kali dijadikan acuan dalam melihat keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran, yang ditunjukkan melalui tingkatan hasil yang diperoleh (Dagun, 1997). Tingkatan hasil kinerja tersebut dapat dijadikan landasan evaluasi dan perbandingan baik dengan diri sendiri maupun peserta didik lain dalam penentuan penguasaan hasil belajar melalui sistem norma tertentu (Syah, 1997). Hal ini didukung oleh Spence dan Helmreich yang menyatakan bahwa prestasi akademik merupakan perilaku seseorang yang berorientasi pada tugas berdasarkan kinerjanya, sehingga memungkinkan individu tersebut untuk dievaluasi dan dibandingkan baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain dalam ranah pendidikan (dalam Weiner & Craighead, 2010). Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik atau prestasi belajar merupakan acuan untuk melihat keberhasilan seseorang dalam proses penguasaan pembelajaran yang
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
biasanya dinyatakan dalam bentuk tingkatan hasil, berdasarkan evaluasi dan perbandingan kinerja baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
2. Pengukuran Prestasi Akademik Pencapaian prestasi akademik seseorang perlu di lihat baik oleh diri sendiri maupun orang lain untuk mengetahui keberhasilan proses belajar yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan prestasi akademik, dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan yang telah dicapai, kedudukan kemampuan seseorang dalam kelompoknya, mengetahui tingkat usaha yang telah dilakukan dan sebagainya (Syah, 1997). Kunci pokok dalam melakukan pengukuran prestasi belajar adalah adanya garis-garis besar indikator atau petunjuk adanya prestasi tertentu yang dikaitkan dengan jenis prestasi yang akan diukur. Terdapat dua pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi belajar yaitu pendekatan penilaian dengan acuan norma (Norm-Referenced Assessment) dan pendekatan penilaian dengan acuan kriteria (Criterion-Referenced Assessment) (Syah, 2003; Woolfolk, 1990). Dalam penilaian acuan norma, prestasi belajar diukur dengan cara membandingkan prestasi belajar seseorang dengan teman sekelompoknya (Tardif dalam Syah, 2003; Woolfolk, 1990) sehingga, skor yang diperoleh merupakan hasil perbandingan antara skor yang diperoleh teman-teman sekolompoknya dan diri sendiri (Nasoetion dalam Syah, 2003). Disamping itu penilaian acuan norma juga dapat dilakukan dengan menghitung persentase jawaban benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
yang dihasilkan seseorang dengan jawaban benar yang dihasilkan teman sekelompoknya. Sedangkan dalam pendekatan acuan kriteria prestasi belajar dilihat dengan cara membandingkan pencapaian keberhasilan seseorang atas berbagai ranah materi pembelajaran sesuai dengan tujuan ranah materi
yang sebelumnya telah ditetapkan, sehingga nilai
keberhasilan dilihat berdasarkan penguasan materi hingga batas yang sesuai dengan tujuan (Tardif dalam Syah, 2003; Woolfolk, 1990). Prestasi akademik atau prestasi belajar dapat dilihat melalui ragam evaluasi di antaranya ialah pre-test dan post-test, evaluasi prasyarat, evaluasi sumatif, kuis, ujian akhir (Syah, 2003), karangan, maupun tugas sehingga menghasilkan nilai untuk melihat tingkat keberhasilannya (Ercikan dalam Weiner & Craighead, 2010; Azwar, 1987). Dalam hal ini pre-test dan post-test masuk dalam salah satu bentuk evaluasi proses pembelajaran karena digunakan untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Begitu pula dengan evaluasi prasyarat, yang dilakukan untuk mengidentifikasi pengusaan siswa terhadap materi lama yang mendasarkan materi baru yang akan diberikan. (Syah, 1997). Beberapa hal di atas digunakan oleh para pendidik dalam melakukan evaluasi pembelajaran, dan menghasilkan pencapaian prestasi belajar peserta didiknya. Setelah mendapatkan pencapaian hasil belajar pada peserta didik, para pengajar juga perlu untuk menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) para siswanya. Kriteria ketuntasan minimal dibuat menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai. Pengungkapan pencapaian hasil belajar dapat dilihat menggunakan norma, baik berupa norma angka maupun norma yang menggunakan simbol huruf (A, B, C, D, dan E). Setiap norma yang
digunanakan
haruslah
sejalan
dengan
aturan
institusional
kependidikan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang berwenang (Syah, 2007). Dalam ranah perguruan tinggi, evaluasi prestasi atau keberhasilan mahasiswa dalam proses belajar dilihat berdasarkan Indeks Prestasi (IP), baik Indeks Prestasi Semester (IPS) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Indeks prestasi (IP) dihitung berdasarkan jumlah hasil kali antara besar kredit (K) pada setiap mata kuliah yang telah diambil dan bobot nilai (N) yang diperoleh, kemudian dibagi dengan jumlah kredit yang direncanakan. IP = ………………….(1) Keterangan: K = Kredit N = Nilai IP = Indeks Prestasi Standart pencapaian prestasi yang diperoleh di lihat berdasarkan norma IP yang dicapai berdasarkan pada norma acuan kriteria. Setiap mahasiswa menyelesaikan mata kuliah yang diambil berdasarkan standart
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
nilai pengusaan tertentu, sesuai dengan batas tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Hasil standar nilai IP dapat di kualifikasikan sebagai berikut: Tabel 2. Kualifikasi IPK (Universitas Sanata Dharma, 2009, halaman 18) IPK Predikat 3.51 – 4.00
Dengan Pujian
2.76 - 3.50
Sangat Memuaskan
2.25 - 2.75
Memuaskan
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Pencapaian prestasi akademik atau prestasi belajar yang maksimal sangat diharapkan oleh peserta didik ataupun para pendidik (Wiwiek, 2007; Syah, 2003). Dengan demikian terdapat beberapa penelitian yang dilakukan demi mendapatkan pencapain prestasi belajar yang optimal bagi para peserta didik (Benware & Deci, 1984; Eppler & Harju, 1997; Guay, Rettelle, & Chanal, 2008; Kertamuda, 2008; Silalahi, 2008; Setiawan, 2010, dll). Dalam mencapai prestasi belajar ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya: a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi pencapaian prestasinya (Dalyono, 2010; Syah, 2003; Guay, Rettelle & Chanal, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
Kesehatan fisik masuk dalam faktor internal yang berpengaruh pada proses pembelajaran dalam pencapaian prestasi akademik. Jika keadaan fisik seseorang terganggu seperti demam, sakit kepala, batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan konsentrasi dan gairah seseorang menjadi berkurang dalam proses belajar, sehingga mempengaruhi pencapaian prestasinya (Dalyono, 2010; Syah, 2003). Disamping itu kesehatan jiwa (rohani) yang kurang baik juga dapat mengganggu kualitas seseorang dalam melaksanakan kegiatan belajar (Dalyono, 2010). Salah satu contoh seseorang yang mengalami masalah atau mengalami gangguan pikiran dapat menjadi kurang bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang kurang optimal akan berpengaruh pada pencapaian prestasi belajar yang dihasilkan. Inteligensi merupakan salah satu faktor penentu dari dalam diri seseorang berkaitan dengan pencapaian prestasi akademik (Wiwiek, 2007; Syah, 2003; Dalyono, 2010). Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Reber dalam Syah, 2003). Ormrod (2008) mendefinisikan inteligensi sebagai suatu kemampuan seseorang dalam menerapkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya guna menghadapi tugas-tugas baru. Dengan demikian seorang siswa yang memiliki inteligensi yang baik, mampu untuk menerapkan pengetahuan yang telah diberikan, sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan khususnya di bidang akademik. Semakin tinggi kemampuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
inteligensi seseorang, maka semakin besar pula kemampuan untuk mendapatkan keberhasilan dan peluang untuk mencapai kesuksesan (Syah, 2003). Maka, dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi akan pembelajaran
yang
dilakukan
lebih mudah dalam menyerap proses sehingga
keberhasilan
penguasaan
pembelajaran akan semakin besar yang ditunjukkan melalui prestasi belajar yang memuaskan. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diminati tersebut (Dalyono, 2010). Seseorang yang memiliki minat dalam belajar yang tinggi cenderung menghasilkan pencapaian prestasi belajar yang tinggi (Santrock, 2009; Dalyono, 2010). Bakat yang merupakan kemampuan potensial seseorang dalam mencapai keberhasilan (Chaplin & Reber dalam Syah, 2008) juga mempengaruhi tinggi rendahnya pencapaian prestasi seseorang. Bakat dan minat seseorang dapat meningkatkan motivasi dalam belajar karena melakukan proses pembelajaran sesuai dengan kemampuannya. Motivasi merupakan faktor lain yang banyak dibahas sebagai salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian pretasi siswa dalam proses belajar (Guay, Rattele & Chanal, 2008; Kristini & Mere, 1991; Setiawan, 2010; Vallerand, & dkk 1992; Deci, & dkk, 1991). Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan, penggerak, pengendalian tingkah laku seseorang dalam mencapai tujuan (Santrock, 2009; Mustaqim, 2008; Dalyono, 2010; Schunk, Pintrich, & Meece, 2008; Ryan & Deci, 2000a).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Seseorang yang memiliki motivasi dalam memahami lingkungannya akan dapat memproses informasi secara efisien (White dalam Santrock 2009). Oleh sebab itu motivasi berperan penting dalam menentukan seberapa banyak siswa mempelajari kegiatan atau menerima informasi yang diberikan untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan (Slavin, 2009). Motivasi dapat terbentuk secara eksternal maupun internal (Santrock, 2009; Makmun, 2007; Ryan & Deci, 2000a). Siswa yang memiliki motivasi secara intrinsik meyakini bahwa mereka melakukan sesuatu atas pilihan dan keinginan sendiri, bukan karena keinginan untuk mendapatkan penghargaan eksternal (Santrock, 2009). Motivasi intrinsik biasanya berkorelasi positif dengan pencapaian prestasi belajar yang baik, sedangkan
motivasi
ekstrinsik
memiliki
korelasi
negatif
dengan
pencapaian prestasi belajar seseorang (Santrock, 2009; Deci & dkk 1991; Ryan & Deci, 2000a).
b. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang mempengaruhi pencapaian prestasinya (Dalyono, 2010; Syah, 2003; Guay, Rettelle, & Chanal, 2008). Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar ialah lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga dan peran orang tua memiliki pengaruh yang positif dalam pencapaian prestasi belajar seseorang (McClelland, 1976; Wiwiek, 2007; Guay, Rettelle, & Chanal,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
2008). Hal ini dikarenakan orang tua berkontribusi langsung untuk memberikan kesempatan anak dalam mendapatkan pengetahuan melalui fasilitas yang diberikan sehingga anak mendapatkan kepuasan dalam belajar. Jika kesempatan yang diberikan kecil maka anak akan merasa kurang tertarik untuk mengejar prestasinya (McClelland, 1976). Hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi status ekonomi keluarga, anak yang berada pada status ekonomi yang tercukupi akan mendapatkan fasilitas pembelajaran yang lebih memadahi dari pada yang tidak (Weiner & Craighead, 2010). Disamping itu orang tua juga berperan dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi anak dalam berprestasi di sekolah (Wiwiek, 2007). Faktor lingkungan sosial pada mahasiswa khususnya teman sebaya dapat mempengaruhi pencapaian prestasi (Weiner & Craighead, 2010). Seseorang yang berada di sekolah yang memiliki teman-teman dengan keinginan berkompetisi yang tinggi akan cenderung memiliki prestasi yang tinggi, demikian pula sebaliknya (Steinberg, Brown, Dornbuch dalam Weiner & Craighead, 2010). Masyarakat di lingkungan sekitar juga akan mempengaruhi aktivitas belajar, sebagai contoh anak yang berada di lingkungan kumuh akan kesulitan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan kesulitan ketika memerlukan teman belajar (Syah, 2008). Disamping itu seorang anak yang memiliki keterikatan dengan teman sebayanya di sekolah, dapat mendukung prestasi belajarnya. Hal ini dikarenakan teman sebaya berkorelasi dengan harga diri anak dan mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
meningkatkan kepercayaan diri serta mempengaruhi motivasi seseorang (Ryan, Stiller, & Linch, 1994). Lingkungan sekolah juga berperan dalam pencapaian prestasi melalui metode pembelajaran yang diterapkan (Juwarsih, 2007; Weiner & Craighead, 2010). Hal ini di dukung hasil penelitian yang menemukan bahwa penetapan metode pembelajaran tematik dapat meningkatkan prestasi akademik siswa, karena siswa tidak mempelajari materi secara terpisah tetapi mendapatkan pengetahuan yang berhubungan sehingga membantu dalam proses berpikir dan memusatkan perhatian (Juwarsih, 2007). Selain itu iklim kelas juga mampu mempengaruhi prestasi melalui situasi pembelajaran yang mendukung sehingga meningkatkan keinginan berprestasi, mengurangi stress dalam proses pembelajaran (Weiner & Craighead, 2010), dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Silalahi, 2008). Kemampuan para pendidik dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi siswa dalam pencapaian prestasi belajar (Setiawan, 2010; Weiner & Craighead, 2010; Guay, Rettelle, & Chanal, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
B. Motivasi 1.
Definisi Motivasi Pada awalnya motivasi didefinisikan sebagai dasar penggerak seseorang dalam menentukan perilaku, ketekunan, semangat (Beck, 1978; Passer & Smith, 2007), serta perasaan dalam mencapai tujuan tertentu (Winkel, 1983). Disamping itu motivasi juga diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan munculnya tingkah laku kearah pencapaian tujuan (Morgan dalam Wahyudi, 2010; Sobur, 2003). Beberapa definisi lama lebih menekankan pada dorongan, pencapaian tujuan, penguatan yang dilakukan, dan mengesampingkan mengapa orang tersebut dapat termotivasi untuk mendapatkan tujuan tertentu (Weiner, 1980; Wigfield dalam Weigner & Craighead, 2010). Ryan dan Deci (2000a) yang merupakan tokoh dikenal dalam SDT memberikan gagasan bahwa kita juga perlu melihat kebutuhan sebagai dasar seseorang dalam menginginkan atau memperoleh sesuatu. SDT melihat motivasi sebagai bentuk penentuan diri seseorang terlibat dengan kehendak seutuhnya dan didukung oleh kesadaran diri dalam memenuhi kebutuhan. Ini berbeda dengan teori motivasi sebelumnya yang banyak membahas mengenai bagaimana tinggi rendahnya seseorang (kuantitas) termotivasi dalam mempengaruhi hasil perilaku, tanpa melihat kualitas dari motivasi tersebut (Deci & dkk, 1991; Vansteekenkiste
& dkk,
2009). Ryan & Deci (2000a) juga melihat motivasi berdasarkan kualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
motivasi yang dimiliki seseorang (apakah motivasi tersebut lebih di kontrol atau bergerak secara otonom) dalam mengoptimalkan perilaku yang dihasilkan. Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan penggerak atau pendorong tingkah laku seseorang dalam bentuk penentuan diri terlibat seutuhnya untuk memenuhi kebutuhan dan pencapaian tujuan seseorang dengan mengoptimalkan perilaku yang dihasilkan.
2.
Motivasi dalam Perspektif Self Determination Theory (SDT) a.
Definisi Motivasi menurut Self Determination Theory (SDT) Teori penentuan diri atau Self Determination Theory (SDT) menggunakan cara kerja teori humanistik dalam melihat motivasi. SDT juga melihat bagaimana motivasi berperan dalam mendorong orang berperilaku mencapai tujuan yang diakibatkan adanya kebutuhan yang hendak terpenuhi. Oleh sebab itu, SDT berfokus pada peran kebutuhan psikologis seseorang yaitu kompetensi (competence), keterikatan (relatedness), dan otonomi (autonomy) dalam terbentuknya motivasi. Ketiga kebutuhan tersebut dianggap sebagai kebutuhan yang mendasar pada diri seseorang. Hal ini dikarenakan seseorang akan merasa lebih sejahtera dan bahagia dalam hidupnya apabila telah memenuhi ketiga kebutuhan tersebut (Passer & Smith, 2007; Kasser & Ryan, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
Kebutuhan berkompetensi dalam SDT dimaknai dengan cara seseorang memahami bagaimana mencapai suatu hasil dengan cara yang efektif dan melakukannya sesuai yang diperlukan (Deci & dkk, 1991). Salah satu contoh SDT memandang pencapaian prestasi sebagai bagian dari pemenuhan kebutuhan kompetensi dalam mendapatkan hasil yang memuaskan (Passer & Smith, 2007). Kebutuhan untuk kompetensi (competence) hampir serupa dengan kebutuhan untuk menguasai lingkungan (White dalam Schunk, Pintrinch & Meece, 2008), dan hampir sama pula dengan kebutuhan untuk menguasai atau memahami yang diasumsikan dalam teori atribusi (Weiner dalam Schunk, Pintrinch & Meece, 2008), yaitu individu membutuhkan penguasaan dalam melakukan aktivitas, tugas, berinteraksi dengan orang lain, dan sebagainya. Otonomi (Autonomy) dimaknai sebagai keinginan untuk bebas dan mengatur diri sendiri serta kebutuhan untuk merasakan memegang kendali dalam interaksi dan perilakunya (Schunk, Pintrinch, dan Meece, 2008; Deci & dkk, 1991). Dalam hal ini otonomi dapat terlihat, melalui individu yang memutuskan pilihannya
sendiri
untuk
melakukan
sesuatu
baik
karena
kesenangannya ataupun karena pengaruh dari luar. Sedangkan keterikatan
(Relatedness) berkaitan dengan
mengembangkan rasa aman dan kebahagiaan dalam menjalin hubungan dengan orang lain melalui kebersamaan dalam kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
(Deci & dkk 1991; Schunk, Pintrinch, dan Meece, 2008). Sebagai contoh individu yang menjalin relasi dengan orang lain, baik teman, keluarga, ataupun pasangan. SDT melihat motivasi berdasarkan penentuan dari diri (selfdetermined) ataupun penentuan karena adanya kontrol dari luar. Apabila perilaku tersebut ditentukan dari dalam diri, perilaku tersebut dianggap sebagai pilihan individu, tetapi jika perilaku tersebut di kontrol dari luar, maka perilaku tersebut dianggap sebagai bentuk kepatuhan. Hal inilah yang akan mempengaruhi kualitas motivasi seseorang (Deci & dkk, 1991; Ryan & Deci, 2000a). Seseorang dapat dikatakan memiliki kualitas motivasi yang baik apabila orang tersebut memiliki penentuan diri yang tinggi dan kontrol yang rendah (highself-determined dan low control). Sedangkan yang dimaksud kualitas motivasi yang buruk yaitu motivasi yang lebih banyak ditentukan oleh faktor luar dari pada penentuan diri sendiri (low self-determined dan high control) (Ryan&Deci, 2000a). Murid yang memiliki tingkat penentuan diri (self – determined) yang tinggi akan lebih adaptif dan mendapatkan kepuasan di sekolah. Sedangkan murid yang memiliki kontrol yang tinggi cenderung kurang dapat beradaptasi dengan baik dan memperlihatkan hasil pencapaian prestasi yang kurang optimal (Liu, Wang, Tan, Koh & Ee, 2009). Seorang yang memiliki kualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
motivasi yang baik (highself-determined dan low control) cenderung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan yang tidak (Vansteenkiste & dkk, 2009). Jadi dalam hal ini SDT menekan bahwa kualitas motivasi yang baik yaitu memiliki pengaturan diri yang tinggi dan kontrol dari luar yang rendah dapat memberikan hasil perilaku yang lebih baik. Sedangkan seseorang yang memiliki kontrol dari luar yang tinggi dan memiliki pengaturan diri yang rendah dapat memberikan hasil perilaku yang kurang optimal.
b. Tipe-tipe Motivasi dalam Kerangka SDT SDT membedakan tipe motivasi berdasarkan perbedaan alasan atau tujuan seseorang melakukan perilaku tertentu, mengapa perilaku tersebut terjadi: apakah karena adanya kontrol atau didasarkan oleh penentuan dirinya sendiri (Ryan & Deci, 2000a). SDT juga memberikan tambahan penting dalam melihat perilaku tidak hanya perilaku yang dimotivasi namun juga perilaku yang tidak dimotivasi (amotivasi). Hal inilah yang mendasari SDT membagi motivasi menjadi tiga yaitu motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan amotivasi. Seseorang
yang
melakukan
sesuatu
karena
adanya
ketertarikkan atau kesenangan dari dalam diri orang tersebut sehingga mendapatkan kepuasan diri, merupakan bentuk perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
yang dimotivasi secara intrinsik. Motivasi intrinsik merupakan bagian dari self-determinant yang didorong dari dalam diri seseorang untuk
mendapatkan
kepuasan
diri
daripada
mendapatkan
konsekuensi yang akan diterima (Deci & dkk, 1991; Ryan & Deci, 2000a). Jadi, motivasi intrinsik merupakan dorongan seseorang dalam
melakukan
sesuatu
karena
adanya
kesenangan
atau
ketertarikan dalam melakukannya sehingga mendapatkan kepuasan dalam diri. Seseorang yang melakukan sesuatu bukan karena tertarik, tetapi karena adanya akibat yang akan diterima atau karena adanya kontrol dari luar merupakan perilaku yang termotivasi secara ekstrinsik (Deci & dkk, 1991; Ryan & Deci, 2000a; Vallerand & Bissonnette,1992). Dalam motivasi ekstrinsik perilaku diasumsikan tidak memiliki unsur self determinant karena perilaku tersebut dikendalikan dari luar dan bukan oleh diri sendiri. Namun bukan berarti perilaku yang dimotivasi secara ekstrinsik sama sekali tidak memiliki unsur self determinant, melainkan memiliki variasi self determinant yang berbeda (Righy, Deci, Patrick, &Ryan, 1992). Variasi ini terjadi karena adannya proses internalisasi. Internalisasi
merupakan
proses
proaktif
seseorang
dalam
menentukan nilai atau pengaturan dari luar menjadi proses internal (Ryan & Deci, 2000a; Deci & dkk, 1991). Internalisasi juga merupakan proses perubahan dari pengaturan eksternal menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
pengaturan internal, dan ketika proses tersebut berfungsi secara optimal pengaturan tersebut akan masuk menjadi bagian dalam diri seseorang (Deci & Ryan dalam Deci, Eghrari, Patrick, & Leone, 1994). Variasi inilah yang membagi motivasi ekstrinsik menjadi empat tipe pengaturan berdasarkan tingkat efektifitas proses internalisasi yang terjadi yaitu external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation (Deci & dkk 1991). External regulation merupakan perilaku yang terbentuk karena adanya konsekuensi eksternal dari luar individu, baik dalam bentuk reward maupun punishment (Righy, Deci, Patrick, & Ryan, 1992; Guay Chanal, Ratelle, Marsh, Larose & Boivin, 2010). Sebagai contoh seorang murid ikut berpartisipasi di dalam kelas karena takut dihukum oleh gurunya, dan ada pula murid yang giat belajar untuk mendapatkan hadiah yang dijanjikan orang tuanya (Vallerand & Bissonnette, 1992). External regulation merupakan bentuk perilaku yang dikontrol dan memiliki kadar self determinant yang paling lemah dari tipe motivasi ekstrinsik lainnya (Deci, Vallerand, & Ryan, 1991; Ryan&Deci, 2000a). Jadi external regulation ialah dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu karena adanya faktor dari luar individu baik baik berupa reward atau punishment.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
Introjected regulation dideskripsikan sebagai bentuk dari pengaturan internal, namun masih dikontrol karena seseorang melakukan sesuatu dengan perasaan yang menekan dari dalam dirinya untuk menghindari perasaan bersalah, cemas, untuk mencapai ketenangan atau kebanggaan diri (Ryan & Deci, 2000a). Seseorang yang didasari dengan introjected regulation mengambil pengaturan yang ada, namun tidak menerima pengaturan sebagai dasar dari diri sendiri. Sebagai contoh, seorang mahasiswa datang kuliah tepat waktu untuk menghindari rasa cemas. Perilaku tersebut dilakukan karena tidak ada pilihan untuk menghindari konsekuensi yang diterima jika perilaku tersebut tidak dilakukan (Deci & dkk, 1991). Dengan kata lain seseorang melakukan sesuatu karena adanya nilai yang mengharuskannya untuk melakukan hal tersebut (Vallerand & dkk, 1992). Dengan demikian introjected regulation ialah dorongan dalam melakukan sesuatu untuk mendapatkan perasaan positif (ketenangan, kebanggaan diri) atau menghindari perasaan negatif (rasa bersalah, cemas, khawatir) dalam diri yang mengharuskan seseorang melakukannya karena tidak adanya pilihan. Identified regulation terjadi ketika suatu perilaku atau pengaturan yang ada dianggap sebagai sesuatu yang penting bagi dirinya (Ryan & Deci, 2000a; Righy & dkk, 1992). Sebagai contoh seorang mahasiswa yang memilih untuk giat belajar memahami matakuliah yang sedang diambilnya, karena ia percaya mata kuliah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
tersebut sangat penting dan bermanfaat di kemudian hari. Dalam hal ini
mahasiswa tersebut
termotivasi
secara
ekstrinsik
untuk
mendapatkan manfaat di kemudian hari dan bukan karena keterarikan atau untuk kepuasan diri. Meskipun demikian perilaku tersebut relatif ditentukan oleh diri sendiri, karena mahasiswa tersebut belajar dan melakukannya secara rela dari dalam diri sendiri untuk alasan kepentingan pribadi yang telah ditetapkan, dan bukan karena adanya tekanan dari luar (Righy & dkk, 1992; Deci & dkk 1991). Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa identified regulation merupakan dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu karena perilaku tersebut dianggap penting dalam mencapai tujuannya. Dalam integrated regulation seseorang melakukan sesuatu berdasarkan kemauan dan adanya pengaturan diri (self-regulation) yang sesuai dengan konsep diri yang dimiliki (Vallerand & Bissonnette, 1992). Seseorang melakukan perilaku tersebut secara rela karena perilaku tersebut dianggap penting untuk mencapai tujuannya dan secara utuh dihayati sesuai dengan konsep diri yang dimiliki (Deci & dkk, 1994). Integrated regulation merupakan proses identified dari beberapa tujuan yang ada dan di integrasikan dalam diri individu. Oleh sebab itu integrated regulation tidak memunculkan konflik terhadap adanya dua aktivitas yang dipilih, karena tujuan-tujuan tersebut telah terintegrasi dalam konsep dirinya. Integrated regulation merupakan bentuk motivasi ekstrinsik yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
paling otonom dan mendekati pengaturan diri, sehingga hampir menyerupai motivasi intrinsik. Perbedaan
antara
motivasi
intrinsik
dan
integrated
regulation, terletak pada seseorang yang dimotivasi secara intrinsik melakukan sesuatu untuk kesenangan dan kepuasannya, sedangkan integrated regulation melakukan sesuatu karena perilaku tersebut sesuai dengan self concept yang dimiliki (Deci&dkk, 1991) dan bertujuan untuk mendapatkan hasil tertentu. Jadi, integrated regulation
didefinisikan
sebagai
dorongan
seseorang
dalam
melakukan sesuatu yang sesuai dengan self concept yang dimiliki dan mendapatkan hasil tertentu, sehingga perilaku tersebut dianggap penting dan dihayati seutuhnya didalam diri. Sedangkan seseorang yang merasa tidak termotivasi baik secara intrinsik ataupun ekstrinsik, dan tidak mempertimbangkan hasil dan tindakan yang dilakukannya adalah orang yang masuk dalam kategori amotivasi (Ryan & Deci, 2000a; Vallerand & dkk, 1993; Deci, & dkk 1991; Vallerand & dkk, 1992). Seseorang yang masuk
dalam
kategori
amotivasi,
menjalani
sesuatu
tanpa
dilandaskan dorongan apapun dan hanya mengikuti proses pengaturan
yang
ada
(Vallerand
&
dkk,
1992).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TIPE PENGATURAN
MOTIVASI EKSTRINSIK
AMOTIVASI
External regulation
PROSES ASOSIASI
TEMPAT MUNCULNYA HUBUNGAN SEBAB AKIBAT
Merasa tidak adanya kemungkinan Merasa memiliki kompetensi yang rendah Tidak relevan Tidak secara sengaja Tidak mengenai orang tertentu
29
Mementingkan reward dan punishment Pemenuhan/ Menjauhi
Dari Luar
Introjected regulation Keterlibatan ego Fokus pada persetujuan diri sendiri dan orang lain
Sebagian dari luar
Bagan 1: Sistem dari Motivasi Manusia (Ryan & Deci, 2000a, halaman 61)
Identified regulation Kesadaran akan nilai dari aktivitas Memiliki persetujuan diri akan tujuan perilaku
Sebagian dari dalam
MOTIVASI INTRINSIK
Integrated regulation Perpaduan hirarki dari tujuan Harmonis/ Kesesuaian
Ketertarikan/ Kesenangan Kepuasan dalam diri
Dari dalam
Dari dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
30
Pengukuran Terdapat beberapa alat ukur yang telah dibuat dalam kerangka kerja SDT diantaranya The General Causality Orientation Scale (Deci&Ryan, 1985a), Perceived Autonomy Support: The Climate Questionnaires, The Self Regulation Questionnairs (Ryan & Connell, 1989), Self Determination Scale (Sheldon, Ryan & Reis, 1996), Academic Motivation Scale (Vallerand & dkk, 1992), dsb. Dari beberapa skala diatas yang menggunakan kerangka berpikir SDT, skala yang banyak digunakan dalam ranah pendidikan ialah Academic Motivation Scale (Vallerand, Pelletier, Brière, Senècal,& Vallières, 1992). Academic Motivaton Scale (AMS) berasal dari adaptasi I’èchelle de motivation en èducation (EME) kedalam bahasa Inggris. (Vallerand & dkk, 1992). EME adalah salah satu alat ukur pertama yang berasal dari Canada untuk melihat motivasi di bidang akademik yang menggunakan kerangka kerja SDT yang ditujukan untuk para pelajar di perguruan tinggi atau mahasiswa (Vallerand, Blais, Brière, & Pelletier, 1989).
Dengan
menggunakan kerangka berpikir SDT, AMS membagi tiga tipe besar motivasi yaitu motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, dan amotivasi. Motivasi intrinsik dibagi menjadi tiga sub kecil yaitu motivasi intrinsik untuk mengetahui (intrinsic motivation to know/ IM-to Know), motivasi intrinsik
untuk
menyelesaikan
sesuatu
(intrinsic
motivation
toward
accomplishment/ IM-to accomplish things), dan motivasi intrinsik untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
stimulasi pengalaman (intrinsic motivation to experience stimulation/ IM-to experience stimulation). IM-to Know diartikan sebagai motivasi dari dalam diri individu yaitu seseorang melakukan sesuatu untuk mendapatkan pengalaman belajar yang memuaskan dan menyenangkan. Sedangkan IM-to accomplish things merupakan motivasi yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mendapatkan pengalaman yang memuaskan ketika orang tersebut dapat menyelesaikan atau menghasilkan sesuatu. IM-to experience stimulation ialah seseorang melakukan sesuatu karena adanya keinginan untuk mendapatkan sensasi stimulus tertentu (Vallerand & dkk 1992). Sedangkan motivasi ekstrinsik dalam AMS menggunakan tiga tipe yang ada yaitu external regulation, introjected regulation, dan identified regulation. Amotivasi juga di masukkan kedalam AMS yang diartikan sebagai individu tidak termotivasi baik secara intrinsik maupun ekstrinsik, dan hanya mengikuti kegiatan yang ada tanpa alasan tertentu (Vallerand & dkk 1992). AMS telah diuji reliabilitas dan validitasnya. Didapatkan bahwa terdapat korelasi positif
terhadap motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi
intrinsik dan amotivasi memiliki korelasi yang negatif. Motivasi intrinsik memiliki korelasi yang lemah terhadap external regulation, dan berangsurangsur memiliki korelasi yang kuat terhadap identified regulation. (Vallerand &dkk, 1992; Cokle & dkk, 2001; Vallerand & dkk, 1993).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
C. Dinamika antar Variabel Salah satu faktor dari dalam individu yang berperan dalam pencapaian prestasi yang optimal ialah motivasi (Guay, Rattelen & Chanal, 2008; Kristini & Mere, 1991; Setiawan, 2010; Vallerand & dkk, 1992; Deci & dkk, 1991). Motivasi belajar dapat mendorong siswa dalam mempelajari sesuatu dan menangkap informasi yang diberikan, sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran yang ditandai dengan pencapaian prestasi yang optimal (Slavin, 2009). Disamping itu pada dasarnya faktor-faktor dari luar individu, tidak hanya berperan dalam memfasilitasi proses belajar namun juga meningkatkan motivasi seseorang dalam belajar agar mendapatkan pencapaian prestasi yang optimal (McClelland, 1976; Wiwiek, 2007; Ryan, Stiller, & Linch, 1994; Weiner & Craighead, 2010; Silalahi, 2008; Setiawan, 2010). Dalam mendapatkan hasil yang optimal, motivasi dalam prespektif SDT memfokuskan pada kualitas motivasi yang dimiliki oleh seseorang. Seseorang yang memiliki kualitas motivasi yang baik ditandai dengan adanya penentuan diri yang tinggi (high self-determined) dan memiliki kontrol pengaruh dari luar yang rendah (low control) (Deci & 1991; Ryan & Deci, 2000a; Vanstennkiste & dkk, 2009). Motivasi intrinsik memiliki kualitas motivasi yang baik, karena memiliki pengaturan diri yang tinggi. Hal ini dikarenakan motivasi intrinsik lebih didasari oleh self-determinant yang membuat orang melakukan sesuatu untuk kesenangan atau kepuasan dirinya, sehingga seseorang merasa senang dalam melakukannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
tanpa adanya kecemasan ataupun paksaan dari luar. Motivasi intrinsik cenderung memberikan hasil yang optimal seperti prestasi akademik (Areepattamannil, Freeman, & Klinger, 2011), konsentrasi di kelas, kepuasan akademik, rasa positif (Vallerand & dkk, 1993; Guay, Rettelle & Chanal, 2008), kebahagiaan (Kasser & Ryan, 1996), dll. Motivasi ekstrinsik (external regulation introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation) lebih didasari dengan kontrol walaupun memiliki variasi self-determinant tertentu. Oleh sebab itu seseorang yang memiliki motivasi ekstrinsik kemungkinan menimbulkan kecemasan sehingga memberikan hasil yang kurang optimal. Namun motivasi ekstrinsik memiliki variasi proses internalisasi yang berbeda-beda sehingga memungkinkan keempat tipe motivasi ekstrinsik memberikan hasil yang berbeda pula. Disamping itu Areepaattammannil, Freeman, & Klinger (2011) menenukan bahwa motivasi ekstrinsik tidak dapat dijadikan prediktor pada prestasi belajar seseorang. Perilaku yang didasari oleh external regulation dan introjected regulation memiliki proses internalisasi yang lemah, sehingga keduanya lebih didominasi oleh adanya kontrol dari luar. Dalam beberapa penelitian menunujukkan bahwa external regulation dan introjected regulation memiliki korelasi negatif terhadap konsentrasi (Vallerand & dkk, 1993), prestasi akademik (Areepaattammannil, Freeman, & Klinger, 2011), dan ketahanan di sekolah (Vallerand & Bissonnette, 1992). Hal ini dikarenakan keduanya memiliki hubungan dengan munculnya tekanan dan stress pada murid dalam proses pembelajaran, sehingga murid yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memilikinya
akan
cenderung
lebih
memiliki
prokastinasi.
34
Munculnya
prokastinasi dan tekanan untuk melakukan ujian dengan baik, akan membuat mereka lebih mungkin untuk mencontek dan dapat mendapatkan nilai yang lebih rendah (Deci & dkk, 1991), sehingga hasil proses pembelajaran akan menjadi kurang optimal. Selain itu external regulation dan introjected regulation tidak memiliki hubungan terhadap menetapnya perilaku dalam diri induvidu tersebut, sehingga perilaku yang dimunculkan tidak akan bertahan lama dan berpengaruh terhadap hasil perilaku yang kurang optimal (Vallerand & Bissonnette, 1992). Perilaku yang dimunculkan hanya untuk mendapatkan konsekuensi dari luar, sehingga dalam proses pembelajaran individu tidak sungguh-sungguh melakukan dengan baik dan akan hilang jika konsekuensi sudah didapatkan. Hal ini juga dapat menjadikan individu memiliki kesulitan untuk beradaptasi secara adaptif saat menghadapi kegagalan (Ryan & Connel dalam Vansteenkiste, 2009). Dalam proses pembelajaran external regulation melakukan sesuatu hanya ditujukan untuk konsekuensi dari luar individu, sehingga proses pembelajaran tidak hayati sebagai bagian diri individu dan bersifat sementara saja. Sedangkan seseorang yang memiliki introjected regulation memiliki kecenderungan terhadap kecemasan jika tidak melakukannya karena individu tersebut merasa tidak memiliki pilihan untuk perilakunya, sehingga dapat memunculkan kegagalan dalam perilaku (Vallerand & dkk, 1993, Ryan & Deci, 200a). Dengan demikian individu yang memiliki external regulation dan introjected regulation yang tinggi, memiliki prestasi akademik yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Sedangkan identified regulation dan integrated regulation memiliki kemungkinan berkorelasi positif terhadap prestasi belajar, karena individu tersebut memiliki penentuan diri (self determinant) dalam berperilaku untuk mencapai tujuannya, sehingga perilaku tersebut dilakukan berdasarkan kesadaran diri, dan kehendak diri mengenai apa yang diinginkan tanpa adanya paksaan dari luar diri (Vallerand & Bissonnette, 1992). Hal ini dikarenakan individu akan melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan ataupun self concept yang dimiliki, sehingga memungkinkan individu tersebut menjadi optimal dalam proses pembelajaran seperti banyak membaca, meningkatkan pengetehuan tanpa disuruh, ataupun menambah porsi pembelajarannya. Perilaku yang didasari oleh kesadaran diri individu tersebutlah yang membuat proses perilaku yang dihasilkan menjadi optimal, seperti meningkatkan prestasi belajar seseorang. Amotivasi dimaknai sebagai perilaku yang tidak memiliki motivasi baik motivasi ekstrinsik maupun intrinsik didalamnya sehingga tidak memberikan dampak positif pada perilaku tersebut. Hal ini didukung dengan adanya penemuan bahwa amotivasi berkorelasi negatif dengan konsentrasi (Vallerand & dkk, 1993), prestasi akademik (Areepaattammannil, Freeman, & Klinger, 2011), dan ketahanan di sekolah (Vallerand & Bissonnette, 1992).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
D. Kerangka Berpikir Penelitian Bagan 2. Kerangka berpikir penelitian Motivasi SDT
Prestasi Akademik
Motivasi Intrinsik tinggi
Pengaturan diri tinggi
Sesuai dengan kesenangan diri
Proses pembelajaran optimal
Prestasi akademik tinggi
External Regulation tinggi
Kontrol dari luar tinggi
Kecemasan, tekanan, stress
Prokrastinasi, tidak tetap, coping failures
Prestasi akademik rendah
Introjected regulation tinggi
Kontrol dari luar tinggi
Kecemasan, tekanan, stress
Prokrastinasi, tidak tetap, coping failures
e x t r i
Identified regulation tinggi
Kontrol dari luar rendah, muncul
pengaturan diri
Sesuai kehendak diri/ kesadaran diri
Proses pembelajaran optimal
Prestasi akademik rendah Kecemasan, Prestasi tekanan, stress, akademik tinggi prokatinasi
s i k
Integrated regulation tinggi
Kontrol dari luar rendah, muncul
Dihayati seutuhnya
Proses pembelajaran optimal
M o t i v a s i
pengaturan diri
Kecemasan,
Kecemasan, tekanan, stress, tekanan, stress, Prestasi prokatinasi prokatinasi akademik tinggi Kecemasan, tekanan, stress, prokatinasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
E. Hipotesis Berdasarkan kajian teoritik diatas hipotesis yang dapat ditarik ialah : 1.
Hubungan yang positif antara motivasi intrinsik dan prestasi akademik mahasiswa.
2.
Hubungan yang negatif antara external regulation dan prestasi akademik mahasiswa.
3.
Hubungan yang negatif antara intojected regulation dan prestasi akademik mahasiswa.
4.
Hubungan yang positif antara indentified regulation dan prestasi akademik mahasiswa.
5.
Hubungan yang positif antara integrated regulation dan prestasi akademik mahasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian
ini
merupakan
penelitian
korelasional.
Penelitian
korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan antara setiap tipe motivasi yaitu motivasi intrinsik, external regulation, introjected regulation, identified regulation, serta integreated regulation dengan pencapaian prestasi belajar mahasiswa.
B. Identifikasi Variabel Variabel independen dalam penelitian ini ialah kelima tipe motivasi diantaranya: motivasi intrinsik, external regulation, introjected regulation, indentified regulation, serta integreated regulation. Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini ialah prestasi belajar.
C. Definisi Operasional 1.
Prestasi Belajar Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud ialah acuan untuk melihat keberhasilan seseorang dalam proses penguasaan pembelajaran yang biasanya dinyatakan dalam bentuk tingkatan hasil,
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
berdasarkan evaluasi dan perbandingan kinerja baik dengan diri sendiri maupun orang lain. Prestasi belajar pada mahasiswa dapat dilihat berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang telah dicapai. Pengukuran dilakukan melalui angket yang terdapat pertanyaan mengenai IPK yang telah dicapai subjek semasa kuliahnya.
2.
Motivasi Peneliti menggunakan kelima jenis motivasi pada motivasi SDT yaitu
tipe
motivasi
intrinsik,
external
regulation,introjected
regulation,identified regulation, integrated regulation. Motivasi intrinsik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu karena adanya kesenangan atau ketertarikan dalam melakukannya sehingga mendapatkan kepuasan dalam diri. Dalam penelitian ini external regulation, merupakan dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu karena adanya faktor dari luar individu baik berupa reward atau punishment. Introjected regulation didefinisikan sebagai dorongan dalam melakukan sesuatu untuk mendapatkan perasaan positif (ketenangan, kebanggaan diri, harga diri) atau menghindari perasaan negatif (rasa bersalah, cemas, khawatir) dalam diri yang mengharuskan seseorang melakukannya karena tidak adanya pilihan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
Identified regulation merupakan dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu karena perilaku tersebut dianggap penting dalam mencapai tujuannya. Sedangkan integrated regulation didefinisikan sebagai dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu yang sesuai dengan self concept yang dimiliki dan mendapatkan hasil tertentu, sehingga perilaku tersebut dianggap penting dan dihayati seutuhnya di dalam diri. Amotivasi dalam penelitian ini dimaknai sebagai perilaku yang tidak disertai dorongan apapun sehingga perilaku tersebut tidak mempertimbangkan hasil yang diperoleh. Amotivasi merupakan keadaan seseorang tidak termotivasi, sehingga apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi maka dapat dikatakan amotivasi yang dimiliki oleh orang tersebut rendah, demikian sebaliknya. Dalam penelitian ini kelima tipe motivasi SDT akan diukur menggunakan skala ukur motivasi SDT yang akan dibuat oleh peneliti sendiri dalam bentuk skala Likert. Sedangkan amotivasi tidak dimaksukan kedalam skala tersebut.
D. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini ialah mahasiswa yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Peneliti
menggunakan
subjek
mahasiswa
dengan
beberapa
pertimbangan. Mahasiswa yang berada pada masa dewasa awal memiliki fase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
mencapai prestasi, yaitu menggunakan pengetahuannya sebagai bekal dalam mencapai tujuan yang akan datang (Schaie dalam Santrock, 1995; Papalia, 2008). Mahasiswa yang berada pada tahap ini sudah memiliki kematangan diri, dan dianggap mampu dalam menentukan tindakannya atau perilakunya (Jahja, 2011). Dengan demikian peneliti dapat mengukur sejauh mana subjek dapat mencapai prestasi, khususnya dilihat dalam pencapaian prestasi akademik. Mahasiswa yang berada pada tahap ini ialah mahasiswa yang berada pada tingkatan semester akhir dan masih aktif dalam perkuliahan yaitu mahasiswa semester 8. Di samping itu mahasiswa semester akhir sudah memiliki gambaran keseluruhan mengenai rangkaian keberhasilan proses pembelajaran melalui hasil IPK yang diperoleh. Hal tersebut dapat mewakili bahwa nilai IPK yang diperoleh merupakan gambaran keseluruhan pencapaian prestasi akademik. Cara pengambilan sampel mahasiswa semester 8 pada penelitian ini ialah dengan menggunakan teknik kombinasi yaitu teknik sampling insidental dan teknik convenience sampling. Pada teknik sampling insidental peneliti menentukan sampel bersadasarkan kebetulan, sehingga sampel yang dipilih secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti, dan dipandang sesuai sebagai sumber data (Sugiyono, 2008). Sedangkan teknik convenience sampling dilakukan dengan cara memilih sampel yang tersedia dan dapat dijangkau oleh keterbatasan peneliti (Kountur,2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
E. Metode Pengumpulan Data 1.
Kuesioner Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan
menggunakan teknik kuesioner berupa skala, untuk mengukur tipe motivasi yang ada yaitu motivasi intrinsik, external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation. Sedangkan amotivasi tidak masuk dalam skala pengukuran ini. Peneliti memilih menggunakan skala karena dengan skala peneliti dapat memperoleh data lebih banyak, dan pemberian jawaban pada pernyataan yang ada sesuai dengan kondisi diri sehingga mengurangi adanya faking. Skala ini dibuat sendiri oleh peneliti, karena peneliti melihat skala pengukuran yang telah ada sebelumnya seperti AMS, tidak mengukur kelima motivasi secara menyeluruh. Hal ini ditunjukkan melalui integrated regulation yang di masukkan dalam skala pengukuran. Dengan demikian peneliti membuat skala baru, yang dapat mengukur integrated regulation didalamnya. Skala yang dibuat terdiri dari pernyataan dan empat kemungkinan jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Peneliti menggunakan empat pilihan kemungkinan jawaban karena dengan menggunakan lima pilihan jawaban terdapat fungsi netral diantaranya. Adanya pilihan jawaban netral dapat membuat seseorang memberikan jawaban seadanya atau kurang memaknai pernyataan yang ada sebagai bagian dari dirinya. Di sisi lain jawaban netral dapat menutupi karakter personal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
sesungguhnya (Friedenberg,1995). Subjek diminta untuk memilih salah satu kemungkinan jawaban yang menggambarkan keadaan diri subjek berdasarkan pernyataan yang telah disediakan. Penilaian pada jawaban “Sangat Sesuai” diberikan nilai 4, “Sesuai” adalah 3, “Tidak Sesuai” adalah 2, “Sangat Tidak Sesuai” adalah 1. Skala ini menggambarkan lima tipe motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik meliputi external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation. Indikator pada motivasi intrinsik ialah melakukan sesuatu untuk kepuasan dan kesenangan diri, dan tidak mempedulikan konsekuensi yang didapatkan. Indikator external regulation ialah melakukan sesuatu untuk menghindari punishment, dan melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah. Indikator pada introjected regulation ialah keharusan melakukan sesuatu untuk mendapatkan perasaan positif pada diri dan keharusan melakukan sesuatu untuk menghindari perasaan negatif pada diri. Indikator pada identified regulation ialah melakukan sesuatu yang dianggap penting mencapai tujuan. Sedangkan indikator pada integrated regulation yaitu melakukan sesuatu sesuai dengan konsep dirinya dan perilaku yang dilakukan dianggap penting untuk mencapai tujuan dan dihayati seutuhnya. Amotivasi tidak dimasukkan kedalam serangkaian pernyataan di dalam skala ini dikarenakan amotivasi dapat terlihat dari hasil uji skala motivasi yang dilakukan. Amotivasi merupakan keadaan seseorang yang tidak termotivasi, sehingga amotivasi dapat dilihat berdasarkan tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
rendahnya motivasi yang dimiliki. Apabila seseorang memiliki motivasi yang tinggi, maka dapat disimpulkan bahwa amotivasi yang dimilikinya rendah, begitupula sebaliknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
Tabel 3. Tabel Blue Print Skala Motivasi Tipe
Indikator
Motivasi
sesuatu
Jumlah Total
Motivasi
Melakukan
untuk
Intrinsik
kepuasan dan kesenangan diri Tidak mempedulikan konsekuensi
Persen (%)
7 14
20%
14
20%
14
20%
7
yang didapatkan External
Melakukan
Regulation
menghindari
sesuatu
untuk
7
punishment/
hukuman Melakukan
sesuatu
untuk
7
mendapatkan reward/ hadiah Introjected
Keharusan
Regulation
untuk
melakukan
mendapatkan
sesuatu
7
perasaan
positif pada diri Keharusan untuk
melakukan
menghindari
sesuatu
7
perasaan
negatif Identified
Melakukan
sesuatu
yang
Regulation
dianggap penting untuk mencapai
14
20% 14
tujuan Integrated
Melakukan sesuatu sesuai dengan
Regulation
konsep dirinya
7 14
Perilaku yang dilakukan dianggap penting dan dihayati seutuhnya
7
20%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
Tabel 4. Tabel Spesifikasi Skala Motivasi Tipe Motivasi
Indikator
Nomor Item
Motivasi
Melakukan
sesuatu
Intrinsik
kepuasan dan kesenangan diri Tidak
untuk 30, 68, 64, 56, 47, 21, 4
mempedulikan 46, 38, 69, 13, 63, 55, 20,
konsekuensi yang didapatkan External
Melakukan
sesuatu
Regulation
menghindari
46
untuk 31, 5, 24, 54, 65, 37, 14
punishment/
hukuman Melakukan
sesuatu
untuk 29, 39, 48, 62, 45, 19, 12
mendapatkan reward/ hadiah Introjected
Keharusan melakukan sesuatu 32, 6, 43, 28, 15
Regulation
untuk mendapatkan perasaan positif pada diri
57, 3
Keharusan melakukan sesuatu 22, 53, 49, 36, 18, 11, 40 untuk menghindari perasaan negative Identified
Melakukan
Regulation
dianggap
sesuatu penting
yang 25, 7, 33, 50, 58, 16, 66, untuk 61, 52, 41, 10, 35,
mencapai tujuan
44, 2
Integrated
Melakukan
Regulation
dengan konsep dirinya Perilaku
sesuatu
yang
sesuai 34, 51, 59, 8, 23, 27, 17, 7
dilakukan 1, 67, 70, 60, 42, 26, 9, 7
dianggap penting dan dihayati seutuhnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
2.
Dokumentasi Data dokumentasi dalam penelitian ini berupa pertanyaan mengenai pencapaian prestasi akademik melalui Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Data mengenai IPK yang diperoleh nantinya akan diolah dengan skala motivasi yang ada. Terdapat beberapa pertanyaan pendukung yang dapat digunakan sebagai data pelengkap ataupun data penelitian selanjutnya yaitu pertanyaan mengenai tingkat pendidikan, jurusan, tempat tinggal, kesesuaian jurusan, dan keaktifan dalam mengikuti penelitian sesuai dengan jurusan yang dipilih.
F. Validitas dan Relibilitas Alat Ukur 1. Validitas Skala Motivasi Sebuah skala haruslah memiliki item yang benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pada penelitian ini validitas yang digunakan ialah validitas isi untuk melihat apakah item yang ada sesuai dengan ranah dan batasan tujuan pengukuran (Murphy & Davidshofer, 2005). Penilaian akan kesesuaian item terhadap tujuan pengukuran dilakukan oleh expert judgment yaitu melalui penilaian dosen pembimbing (Gregory, 2000).
2. Seleksi Item Skala Motivasi Dalam penyusunan skala, item yang buruk haruslah dihilangkan, agar skala tersebut benar-benar berkualitas yang baik. Kualitas skala
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
dilihat berdasarkan konsistensi antara fungsi item dengan fungsi skala atau dikenal dengan konsistensi item total. Dalam hal ini konsistensi item total bertujuan untuk memilih item yang hasil ukurnya sesuai dengan hasil ukur skala secara keseluruhan. Konsistensi ini dilihat berdasarkan koefisien korelasi item total yaitu bila koefisien korelasinya rendah atau mendekati nol, maka dapat dikatakan bahwa item tersebut berkualitas buruk. Begitu pula dengan hasil koefisien korelasi yang negatif, maka dapat dipastikan bahwa item tersebut terdapat cacat serius (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini perhitungan koefisien korelasi item total dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Setelah peneliti melakukan uji coba skala terhadap 123 subjek mahasiswa ditemukan bahwa dari 70 item yang dibuat, 61 item memiliki kualitas item yang baik. Dalam seleksi ini kisaran koefisien korelasi item total yang dipakai ialah 0,272 sampai dengan 0,685.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Tabel 5. Tabel Blue Print Skala Motivasi Seleksi Item Tipe Motivasi Indikator
sesuatu
untuk
Nomor
Nomor
Item Baik
Item Buruk
30, 68, 64,
4
Motivasi
Melakukan
Intrinsik
kepuasan dan kesenangan diri
56, 47, 21
Tidak
46, 38, 69,
mempedulikan
konsekuensi yang didapatkan
46
13, 63, 55, 20
External
Melakukan
sesuatu
Regulation
menghindari
untuk
31, 5, 24,
punishment/
54, 65, 37
14
hukuman Melakukan
sesuatu
untuk
29, 39, 48,
mendapatkan reward/ hadiah
62, 45, 19
Introjected
Keharusan melakukan sesuatu
32, 6, 43,
Regulation
untuk mendapatkan perasaan
28, 15
12
57, 3
positif pada diri Keharusan melakukan sesuatu
22, 53, 49,
untuk menghindari perasaan
36, 18, 11
40
negatif Identified
Melakukan
Regulation
dianggap
sesuatu penting
mencapai tujuan
yang
25, 7, 33,
untuk
50, 58, 16, 66, 61, 52, 41, 10, 35,
Integrated
Melakukan
sesuatu
Regulation
dengan konsep dirinya
sesuai 34, 51, 59, 8, 23, 27, 17
Perilaku
yang
dilakukan 1, 67, 70,
dianggap penting dan dihayati 60, 42, 26, seutuhnya
9
44, 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
3. Reliabilitas Skala Motivasi Kepercayaan atau konsistensi hasil ukur dapat dilihat berdasarkan reliabilitas dari alat ukur itu sendiri. Koefisiensi reliabilitas yang baik berada pada rentang angka 0 sampai dengan 1. Namun semakin semakin tinggi nilai reliabilitas suatu skala yaitu mendekati satu maka dapat dikatakan skala tersebut memiliki koefisiensi yang baik (Azwar, 2012; Gregory, 2000). Data yang telah diperoleh di masukkan kedalam SPSS 16.0 for windows untuk dihitung reliabilitasnya yang ditunjukkan melalui alpha cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan maka didapatkan besar alpha cronbach sebelum dilakukan seleksi item dan sesuadah dilakukan seleksi item, hasil tersebut sebagai berikut:
Tabel 6. Tabel Reliabilitas Skala Motivasi Alpha Cronbach
Alpha Cronbach
Sebelum Seleksi Item
Setelah Seleksi Item
Motivasi Intrinsik
0,787
0,800
External Regulation
0,768
0,787
Introjected Regulation
0,813
0,827
Identified Regulation
0,848
0,856
Integrated Regulation
0,846
0,846
Tipe Motivasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
Berdasarkan hasil diatas, maka kelima tipe motivasi yang ada pada skala motivasi yang telah dibuat dapat dikatakan reliabel.
4.
Metode Analisis Data Metode penelitian data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode korelasi product moment. Melalui metode ini peneliti dapat menemukan hubungan antara dua variabel sehingga peneliti dapat melihat bagaimana hubungan motivasi terhadap prestasi belajar yang dilihat berdasarkan koefisien korelasinya (Reksoatmodjo, 2009). Koefisien korelasi berkisar antara -1.0 sampai dengan +1.0 yang menunjukkan hubungan negatif maupun hubungan positif. Sedangkan taraf signifikansi yang digunakan ialah p<0.05. Dalam hal ini penggolongan interpretasi terhadap koefisien korelasi, sebagai berikut: Tabel 7. Tabel Intepretasi Nilai r (Usman & Akbar, 2006) R
Intepretasi
0
Tidak berkorelasi
0.01 – 0.020
Sangat rendah
0.21 – 0.40
Rendah
0.41 – 0.60
Agak rendah
0.61 – 0.80
Cukup
0.81 – 0.99
Tinggi
1
Sangat tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
Perhitungan koefisien korelasi antara dua variabel akan dilakukan menggunakan SPSS 16.00 for windows.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, peneliti melakukan uji coba skala terlebih dahulu. Skala yang akan di uji cobakan di awali dengan pembuatan blue print agar mempermudah peneliti dalam pembuatan skala, sehingga skala yang dibuat benar-benar sesuai dengan tujuan pengukuran. Setelah blue print tersedia, barulah peneliti memulai pembuatan item sesuai dengan bobot yang telah dibuat. Pembuatan item dilakukan secara cermat, agar item yang dibuat sesuai dengan indikator yang ada. Setiap indikator pada setiap tipe motivasi terdiri dari 7 item, sehingga jumlah seluruh
item
yang
dibuat
ialah
70
item.
Setelah
itu
peneliti
mengkonsultasikan item yang dibuat kepada dosen pembimbing, untuk mendapatkan penilaian kesesuaian item dengan indikator pengukuran yang telah dibuat. Dan kemudian dilakukan uji coba skala pada 125 subjek untuk melihat reliabilitas dan melakukan seleksi item. Berdasarkan hasil seleksi item diketahui 9 dari 70 item dinyatakan gugur, sehingga jumlah item dalam skala menjadi 61 item. Setelah item pada skala dinyatakan baik, maka peneliti melanjutkan dengan pengambilan data penelitian. Proses pengambilan data berlangsung dari tanggal 16 Mei 2013 sampai dengan 23 Mei 2013. Peneliti melakukan
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
pengambilan data baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pengambilan data secara langsung dilakukan di beberapa universitas di Yogyakarta. Peneliti mendatangi universitas yang dituju dan melakukan pengambilan data dengan cara menanyakan pada mahasiswa-mahasiswa yang ditemui untuk melihat kesesuaian karakteristik yang telah ditentukan peneliti sebelumnya untuk dijadikan subjek. Apabila mahasiswa tersebut sesuai dengan karakteristik subjek yang dibutuhkan, peneliti memberikan skala yang telah diuji cobakan untuk diisi ditempat. Dari 110 skala yang dibagikan hanya 103 skala yang yang memiliki kelengkapan data dan dapat digunakan. Peneliti juga mendapatkan data melalui beberapa orang yang dapat dipercaya untuk menyebarkan skala antara 10 hingga 20 skala per orangnya. Proses ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan data secara menyeluruh dan luas, mengingat subjek yang dibutuhkan pada penelitian ini rata-rata sudah tidak aktif dalam kegiatan perkuliahan sehingga sulit untuk ditemui. Akan tetapi, sebelum melakukan pengambilan data peneliti melakukan briefing kepada beberapa penyebar skala agar dapat mengadministrasikan skala dengan baik dan benar. Briefing yang dilakukan berisikan cara membacakan instruksi, pengisian kelengkapan identitas dan pertanyaan yang terdapat dalam skala, mendampingi subjek dalam pengisian skala, serta mengingatkan subjek atau responden untuk menjawab dengan jujur dan sesuai keadaan diri. Pemberian briefing kepada beberapa penyebar skala pembantu ditujukan agar proses pengadministrasian pengisian skala dapat berjalan lancar dan memiliki prosedur yang sama, sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
pengisian skala. Peneliti menyebar 60 skala, namun 5 skala tidak kembali dan 2 skala gugur karena kurangnya kelengkapan data yang diperoleh. Selain itu peneliti juga melakukan pengambilan data secara online. Penyebaran skala melalui online dimulai pada tanggal 18 Mei 2013 hingga 20 Mei 2013. Penyebaran secara online dilakukan dengan menggunakan aplikasi google.docs, yang memudahkan subjek menjawab skala yang ada. Walaupun penyebaran dilakukan secara online namun proses pengadministrasiannya diberikan perlangkah, agar responden benar-benar membaca intruksi yang dilakukan secara cermat. Melalui proses penyebaran secara online peneliti hanya mengambil data dari subjek yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan tingkatan pendidikan di perkuliahan dan tanggal lahir, yaitu sebanyak 62 subjek. Dari beberapa cara pengambilan data yang dilakukan jumlah subjek yang memenuhi karakteristik penelitian dan dapat digunakan sebanyak 222 subjek. Data tersebut selanjutnya di input dan dilakukan analisis data.
B. Deskripsi Subjek Dalam penelitian ini jumlah data yang diperoleh berasal dari 222 subjek. Data tersebut merupakan akumulasi dari proses pengambilan data baik secara langsung maupun tidak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 8. Tebel Deskripsi Jumlah Subjek Pengambilan Data Tidak Langsung Pengambilan Penyebaran Data Langsung Online Pihak Lain 103
57
Tabel 9. Tabel Deskripsi Asal Subjek Asal
62
Jumlah
Yogyakarta
56
Jawa Tengah
64
Jawa Timur
10
Jawa Barat
11
JABODETABEK
16
Bali
9
Sulawesi
6
Sumatera
15
Kalimantan
15
NTT
10
Maluku
3
Papua
6
Timor Leste
1
Total
222
Jumlah
222
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
C. Hasil Penelitian 1.
Uji Normalitas Sebelum melakukan uji hipotesis, penelitian harus mendasarkan pada salah satu asumsi bahwa data yang diperoleh memiliki sebaran secara normal, melalui uji normalitas (Nurgiyantoro,dkk, 2009). Uji normalitas dapat memberikan informasi mengenai data yang diperoleh melalui sampel dari populasi memiliki distribusi data yang normal atau tidak (Reksoatmodjo, 2009). Dalam hal ini uji normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.00 for windows. Tabel 10. Tabel Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov-
Signifikansi
Keterangan
Smirnov Z Prestasi Belajar
1.129
.156
Normal
Motivasi
1.036
.233
Normal
Intrinsic Motivation
1.620
.011
Tidak Normal
External Regulation
1.342
.054
Normal
Introjected
1.313
.064
Normal
1.413
.037
Tidak Normal
Integrated Regulation 1.342
.054
Normal
Regulation Identified Regulation
Data dapat dikatakan memiliki distribusi normal apabila memiliki nilai signifikansi diatas 5% atau diatas 0.05. Sedangkan data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
memiliki nilai signifikansi kurang dari 5% atau kurang dari 0.05 dinyatakan tidak memiliki distribusi data yang normal(Santoso, 2010). Berdasarkan data diatas dapat dikatakan bahwa motivasi dan prestasi belajar memiliki data distribusi normal. Sedangkan dari kelima tipe motivasi, tidak semua tipe memiliki distribusi data yang normal. Dalam hal ini external regulation, introjected regulation, dan integrated regulation memiliki distribusi data yang normal (p>0.05). Dua tipe motivasi lainnya yaitu intrinsic motivation dan identified regulation berdasarkan nilai kolmogorov-smirnov tidak memiliki distribusi data yang normal, karena memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.05. Namun hal ini tidak dapat menyimpulkan bahwa intrinsic motivation dan identified regulation tidak memiliki distribusi data yang normal. Pada dasarnya uji signifikansi normalitas menjadi sangat peka jika N yang digunakan dalam jumlah yang besar (N=222), sehingga penyimpangan sedikit saja dari distribusi normal akan menyebabkan penolakan asumsi. Dengan demikian perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan melihat grafik seperti P-P Plot. Jika P-P Plot tidak menunjukkan penyimpangan terlalu besar maka digunakan. Signifikansi menentukan apakah
tetap dapat
didasarkan pada hasil uji t, untuk
yang didapat dari sampel tidak sama dengan nol
dari populasi. Uji t itu sendiri memiliki sifat robust terhadap pelanggaran asumsi normalitas data. Berdasarkan grafik P-P Plot yang ada kedua variabel tersebut memiliki distribusi data yang normal. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
dikarenakan lingkaran kecil-kecil yang menunjukkan sebaran data, berada mendekati garis melintang, sehingga dapat dikatakan data memiliki distribusi yang normal (Santoso, 2010). (Gambar 3 dan 4) Gambar 1. (Normal P-P Plot dari intrinsic motivation)
Gambar 2. (Normal P-P Plot dari indentified regulation)
2.
Uji Linearitas Salah satu syarat dalam menyatakan hubungan antar variabel ialah dengan melihat apakah kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear. Hubungan linear dapat memperlihatkan bahwa kedua variabel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
memiliki hubungan yang tegak lurus (Hadi, 2004). Hubungan yang linear pada suatu data dapat dilihat melalui grafik seperti scater plot. Apabila grafik data menunjukkan bahwa sebaran data yang ditandai dengan titiktitik kecil tidak memiliki pola U atau S, maka data tersebut dapat dikatakan memiliki hubungan linear (Santoso, 2010). Gambar 3. Uji linearitas motivasi dan prestasi akademik
Gambar 4. Uji linearitas motivasi intrinsik dan prestasi akademik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 5. Uji linearitas external regulation dan prestasi akademik
Gambar 6. Uji linearitas introjected regulation dan prestasi akademik
Gambar 7. Uji linearitas identified regulation dan prestasi akademik
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Gambar 8. Uji linearitas integrated regulation dan prestasi akademik
Berdasarkan scater plot yang ditunjukkan, memperlihatkan bahwa motivasi, intrinsic motivation, external regulation, introjected regulation, integreated regulation,integrated regulation dan prestasi akademik tidak memiliki pola nonlinear, karena tidak terdapat pola U atau S.
3.
Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi product moment. Koefisien korelasi berkisar antara -1.0 sampai dengan +1.0, yang menunjukkan hubungan negatif maupun hubungan positif. Sedangkan taraf signifikansi yang digunakan ialah p<0.05. Perhitungan koefisien korelasi antara dua variabel akan dilakukan menggunakan SPSS 16.00 for windows.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 12. Tabel Hasil Uji Hipotesis Hubungan
Pearson
63
Signifikansi
Correlation Prestasi Akademik dan Motivasi
.205**
.002
Prestasi Akademik dan Intrinsic
.178**
.008
.124
.064
.162*
.016
.083
.218
.271**
.000
Motivation Prestasi Akademik dan External Regulation Prestasi Akademik dan Introjected Regulation Prestasi Akademik dan Identified Regulation Prestasi Akademik dan Integrated Regulation **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa ada hubungan antara prestasi akademik dan motivasi (r = 0.205, p = 0.002). Dalam hal ini prestasi akademik dan motivasi menggunakan taraf signifikansi sebesar 0.01. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi akademik dan motivasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi prestasi akademiknya. Demikian sebaliknya, apabila seseorang memiliki motivasi yang rendah, maka prestasi belajar yang dicapai cenderung rendah pula. Terdapat hubungan antara prestasi akademik dan intrinsic motivation (r= 0.178, P= 0.008). Dalam hal ini prestasi akademik dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
motivasi
menggunakan
taraf
signifikansi
sebesar
0.01.
Hal
64
ini
mengindikasikan bahwa terdapat hubungan positif yang tergolong sangat rendah dan signifikan antara prestasi akademik dan intrinsic motivation. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi intrinsic motivation yang dimiliki maka semakin tinggi pencapaian prestasi akademiknya. Namun, semakin rendah intrinsic motivation yang dimiliki, maka semakin rendah pula prestasi akademiknya. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan positif antara prestasi akademik dan intrinsic motivation diterima. Prestasi akademik dan external regulation memiliki hubungan yang positif (r= 0.124) namun tidak signifikan (p= 0.064), karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05. Dalam hal ini hubungan prestasi akademik dan external regulation menggunakan taraf signifikansi 0.05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara prestasi akademik dan external regulation. Hipotesis yang menyatakan bahwa prestasi akademik dan external regulation nmemiliki hubungan yang negatif ditolak, karena keduanya tidak memiliki hubungan yang signifikan. Prestasi akademik dan introjected regulation memiliki hubungan positif (r= 0.162) dan signifikan (p= 0.016). Dalam hal ini hubungan keduanya menggunakan taraf signifikansi sebesar 0.05. Semakin tinggi introjected regulation seseorang, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang dicapainya. Begitu pula sebaliknya, apabila introjected
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
regulation yang dimiliki seseorang rendah, maka prestasi belajarnya juga rendah. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa adanya hubungan negatif antara prestasi akademik dan intojected regulation ditolak, karena kedua variabel tersebut memiliki hubungan positif dan signifikan walaupun tergolong sangat rendah. Prestasi akademik dan identified regulation memiliki hubungan yang positif (r= 0.083) dan tidak signifikan (p= 0.218), karena memiliki nilai signifikansi diatas 0.05. Oleh sebab itu hipotesis awal yang menyatakan adanya hubungan yang positif antara prestasi akademik dan identified regulation ditolak, karena tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi akademik dan identified regulation. Sedangkan prestasi akademik dan integrated regulation memiliki hubungan yang positif (r= 0.271) dan signifikan (p= 0.000). Dalam hal ini hubungan
antara
prestasi
akademik
dan
integrated
regulation
menggunakan taraf signifikansi sebesar 0.01. Semakin tinggi integrated regulation seseorang, maka semakin tinggi pula prestasi belajarnya. Begitu pula sebaliknya, apabila seseorang memiliki integrated regulation yang rendah maka semakin rendah pula prestasi akademik yang dicapai. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan adanya hubungan positf antara prestasi akademik dan integrated regulation diterima walaupun keduanya memiliki korelasi yang tergolong rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
D. Pembahasan Berdasarkan hasil dari penelitian ini diketahui bahwa prestasi belajar dan motivasi memiliki hubungan positif dan signifikan. Jika seseorang memiliki motivasi belajar yang tinggi maka prestasi belajar yang dicapai akan cenderung tinggi. Demikian pula sebaliknya, jika seseorang memiliki motivasi yang rendah, maka prestasi belajar yang dicapai cenderung rendah. Koefisien korelasi antara prestasi belajar dan motivasi sebesar 0.205, sehingga dapat dikatakan bahwa keduanya memiliki korelasi yang sangat lemah. Namun rendahnya korelasi tersebut juga terlihat dalam penelitian yang dilakukan oleh Long, Monoi, Harper, Knoblauch, dan Murphy (2007) yaitu motivasi yang dilihat berdasarkan learning goals memiliki hubungan yang lemah terhadap prestasi belajar melalui IPK (r =239). Bahkan pada penelitian lain memperlihatkan bahwa motivasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa, yang dilihat berdasarkan nilainya (Wiwiek, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa nilai korelasi dalam penelitian ini masih tergolong cukup baik karena mendekati nilai korelasi temuan sebelumnya antara motivasi dan prestasi akademik. Korelasi yang positif dan signifikan antara motivasi dan prestasi akademik, dijelaskan dalam paragraf berikut ini. Adanya motivasi yang tinggi pada seseorang mampu berkontribusi untuk mendorong siswa dalam mempelajari dan menangkap informasi yang diberikan, sehingga dapat mencapai keberhasilan proses pembelajaran yang ditandai dengan prestasi yang optimal (Slavin, 2009). Upaya peningkatan motivasi pada diri seseorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
perlu menjadi perhatian, agar dapat mendukung keberhasilannya dalam proses pembelajaran. Peningkatan motivasi belajar perlu mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, seperti lingkungan keluarga, sosial, dan lingkungan sekolah. Hal ini dikarenakan faktor-faktor diluar individu pada dasarnya tidak hanya berperan dalam memfasilitasi proses pembelajaran melainkan juga meningkatkan motivasi seseorang dalam belajar agar mendapatkan pencapaian prestasi yang optimal (McClelland, 1976; Wiwiek, 2007; Ryan, Stiller & Linch, 1994; Weiner & Craighead, 2010; Silalahi 2008; Roy, 2010). Motivasi intrinsik memiliki kualitas motivasi yang baik, karena motivasi intrinsik memiliki taraf pengaturan diri yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian yang ada hipotesis pada penelitian ini diterima yaitu motivasi intrinsik dan prestasi akademik memiliki hubungan yang positif dan signifikan, walaupun korelasinya tergolong lemah (r=0.178). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Areepattamannil, Freeman, dan Klinger (2011), yaitu semakin tinggi motivasi intrinsik seseorang maka semakin tinggi pula pencapaian prestasi akademiknya, demikian sebaliknya.. Rendahnya korelasi motivasi intrinsik pada prestasi belajar, dapat dipengaruhi oleh kecilnya kontribusi motivasi terhadap prestasi akademik. Disamping itu pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa motivasi intrinsik memang memiliki korelasi yang kecil dengan prestasi akademik yang dilihat melalui nilai (Vallerand & dkk, 1993). Hal ini dikarenakan motivasi intrinsik merupakan dorongan seseorang dalam melakukan sesuatu untuk kepuasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
atau kesenangan dirinya, sehingga pencapaian prestasi akademik dalam bentuk nilai bukanlah satu-satunya tujuan utama dalam pencapaian seseorang yang memiliki motivasi intrinsik dalam proses pembelajaran. Dorongan dalam melakukan sesuatu untuk kepuasan dan kesenangan dalam proses pembelajaran,
dapat
memberikan
dampak
positif
dalam
kualitas
pembelajaran. Seseorang akan merasa senang dalam belajar tanpa adanya kecemasan atau paksaan dari luar, sehingga mampu belajar dengan optimal, dan mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan. Hipotesis mengenai hubungan antara external regulation dan prestasi akademik ditolak, yaitu kedua variabel memiliki hubungan yang tidak signifikan. Dalam hal ini external regulation merupakan perilaku yang terbentuk karena adanya konsekuensi dari luar individu dan memiliki proses internalisasi yang paling lemah, sehingga individu tidak termotivasi oleh proses pembelajarannya (Hayamizu, 1997). Dengan demikian dalam proses pembelajaran seseorang tidak sepenuhnya untuk mengoptimalisasikan pencapaian prestasi melalui nilai, namun juga dapat dipengaruhi karena adanya konsekuensi lain dari luar individu. Hasil penelitian lain mengenai hubungan antara external regulation dan prestasi akademik cenderung tidak koheren. Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa adanya hubungan yang negatif antara external regulation dan prestasi akademik (Areepaattammannil, Freeman, & Klinger, 2011). Namun ada pula yang menunjukkan hasil lain yaitu regulation memiliki korelasi yang positif terhadap prestasi akademik seseorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
(Vallerand & dkk, 1993). Adanya beberapa perbedaan hasil tersebut tidak terlepas dari adanya perbedaan budaya pada subjek penelitian yang digunakan. Selanjutnya, hasil korelasi antara prestasi akademik dan introjected regulation memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Hal ini berarti hipotesis awal mengenai hubungan prestasi akademik dan introjected regulation ditolak. Seseorang yang memiliki
introjected regulation
melakukan sesuatu karena tidak adanya pilihan untuk menghindari perasaan negatif maupun mendapatkan perasaan positif. Dalam hal ini seseorang yang ingin mendapatkan perasaan positif dapat memberikan dampak perilaku yang positif pula pada diri orang tersebut. Proses pembelajaran yang didasarkan untuk mendapatkan perasaan positif dapat mendorong seseorang untuk belajar secara optimal. Sebagai contoh, seseorang yang belajar sebelum ujian untuk mendapatkan ketenangan akan penguasaan bahan pengajaran, dapat memberikan hasil optimal saat ujian. Walaupun proses pengaturan introjected regulation merupakan perilaku yang mengharuskan seseorang untuk melakukan sesuatu, namun dalam proses pembelajaran hal tersebut dapat mendukung seseorang dalam belajar. Seseorang akan berusaha melakukan sesuatu untuk menghindari perasaan negatif maupun mendapatkan perasaan positif dalam proses pembelajaran dan secara tidak langsung mendukung pencapaian prestasi akademiknya. Disamping itu perbedaan hasil penelitian dari hipotesis sebelumnya ini tidak terlepas dari pengaruh budaya yang ada. Dalam penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
melibatkan subjek Indonesia dalam budaya asia yang cenderung memiliki budaya kolektif dalam masyarakat. Dalam hal ini introjected regulation yang erat kaitannya dengan mendapatkan perasaan positif atau menghindari perasaan negatif dalam diri, dilakukan untuk mengikuti norma yang ada dalam masyarakat. Seseorang yang merasa sesuai dan diterima dalam masyarakat akan merasa tenang dan terhindar dari kecemasan, sehingga menghasilkan perilaku yang positif karena sesuai dengan ketentuan masyarakat tanpa adanya tekanan tertentu (Berry, Poortinga, Segall, & Dasen, 1992). Hasil korelasi yang lainnya yaitu hubungan antara prestasi akademik dan identified regulation menunjukkan bahwa keduanya tidak memiliki hubungan. Hasil ini menyimpulkan bahwa hipotesis mengenai hubungan antara prestasi akademik dan identified regulation ditolak. Perilaku yang didukung oleh identified regulation relatif ditentukan oleh diri sendiri daripada orang lain, karena seseorang melakukan sesuatu yang dianggap penting dalam mencapai tujuannya. Dalam proses pembelajaran, tujuan dari perilaku dapat beraneka ragam dan tidak hanya ditujukan untuk mendapatkan nilai saja. Oleh sebab itu identified regulation yang hanya dikorelasikan dengan nilai tidak dapat dijadikan prediktor dalam pencapaian prestasi belajar. Hal ini hampir serupa dengan intrinsic motivation, yaitu identified regulation cenderung memiliki korelasi yang lemah terhadap prestasi akademik dalam bentuk nilai, dibandingkan korelasi terhadap perasaan positif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
di kelas, kepuasan akademik, dan perhatian di sekolah (Vallerand & dkk, 1993). Dalam hal ini seseorang yang memiliki intrinsic motivation melakukan sesuatu karena adanya kesenangan tertentu, sedangkan seseorang yang memiliki identified regulation melakukan sesuatu karena perilaku tersebut dianggap penting untuk mencapai tujuannya. Selain itu prestasi akademik dan integrated regulation memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Dengan demikian hipotesis awal mengenai hubungan antara prestasi akademik dan integrated regulation diterima. Semakin tinggi integrated regulation seseorang maka semakin tinggi pula pencapaian prestasi akademiknya. Berdasarkan hasil uji korelasi yang dilakukan integrated regulation memiliki koefisien korelasi yang paling tinggi diantara tipe motivasi lainnya. Hal ini dikarenakan seseorang melakukan sesuatu sesuai dengan self-concept yang dimiliki sehingga perilaku tersebut dihayati dan dianggap penting seutuhnya didalam diri. Dalam proses pembelajaran sesuatu yang sesuai dengan diri dapat memberikan hasil yang optimal, dan berpengaruh dalam pencapaian prestasi akademik, karena seseorang menghayati apa yang dilakukan secara maksimal. Disaat seseorang sudah menemukan self-concept yang dimiliki maka akan muncul integrasi dalam diri individu yang membuat seseorang tehindar dari konflik dan dapat mencapai tujuannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menemukan self-concept dari dalam individu dapat membantu proses pembelajaran yang optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dilihat bahwa tidak semua hipotesis diterima. Dalam hal ini motivasi bukanlah satu-satunya yang dapat mempengaruhi prestasi akademik seseorang karena masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Disamping itu motivasi seseorang dalam proses pembelajaran, tidak hanya berutujuan untuk mendapatkan nilai (IPK) saja, melainkan adanya tujuan lain dari proses pembelajaran, seperti untuk mendapatkan kepuasan atau kesenangan dari proses pembelajaran, menambah pengetahuan, menyelesaikan tugas, dll. Adanya perbedaan dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa adanya pengaruh budaya yang mengakibatkan kontribusi motivasi intinsik, external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan integrated regulation berbeda-beda dalam pencapaian prestasi akademik seseorang. Hal ini juga didukung oleh Guay, Ratelle, dan Cannal (2008) yang menjelaskan bahwa budaya, cara pengasuhan dan lingkungan sangat mempengaruhi muncul dan peran motivasi dalam pencapaian prestasi akademik seseorang.
E. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian yang didapatkan tidak terlepas dari keterbatasan peneliti dalam melakukan proses penelitian ini. Dalam penelitian ini proses pengambilan data pada subjek belum sepenuhnya mewakili sampel budaya orang di Indonesia. Hal ini dikarenakan peneliti mengambil subjek di salah satu tempat saja, walaupun subjek yang diperoleh berasal dari tempat yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
berbeda-beda. Akan tetapi berdasarkan deskripsi asal subjek, jumlah dari tiap daerah berbeda-beda. Daerah tempat asal subjek yang paling dominan dalam penelitian ini berasal dari Jawa Tengah dan Yogyakarta, sehingga belum seutuhnya menggambarkan keadaan subjek di Indonesia. Selain itu, proses pengabilan data yang dilakukan seharusnya lebih melihat beberapa variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dengan demikian dalam mendapatkan hasil data yang baik, peneliti perlu untuk menyiapkan proses pengambilan data lebih matang. Di sisi lain penelitian ini melihat prestasi akademik melalui IPK yang diisikan ke dalam skala motivasi. Nilai IPK yang dicantumkan kurang memiliki keakuratan karena memungkinkan subjek untuk mengisikan IPK yang diperoleh dengan tidak jujur atau faking good. Disamping itu ketidak akuratan nilai IPK juga dapat terjadi karena adanya pembulatan yang mengakibatkan skor yang diperoleh menjadi kurang variatif (misal : 3.51, hanya dituliskan 3,5). Dengan demikian ketidakakuran pengisisan nilai IPK dapat mempengaruhi hasil pengukuran dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh, terlihat bahwa motivasi dan prestasi belajar memiliki hubungan yang positif, walaupun memiliki korelasi yang tergolong sangat rendah. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi seseorang maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang dapat diperoleh. Di samping itu ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil yang didapatkan, yaitu: 1.
Terdapat hubungan positif yang signifikan meskipun tergolong sangat rendah antara prestasi akademik dan intrinsic motivation. Semakin tinggi intrinsic motivation seseorang maka semakin tinggi pula pencapaian prestasi akademiknya.
2.
Hasil menunjukkan bahwa, prestasi akademik dan external regulation tidak memiliki hubungan yang signifikan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa prestasi akademik dan external regulation memiliki hubungan yang negatif ditolak.
3.
Terdapat hubungan yang positif antara introjected regulation dan prestasi akademik pada mahasiswa. Semakin tinggi introjected regulation yang dimiliki, maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang dapat dicapai, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan 74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
bahwa adanya hubungan negatif antara prestasi akademik dan intojected regulation ditolak. Hasil ini bertentangan dengan hipotesis yang mengatakan bahwa adanya korelasi yang negatif antara introjected regulation dengan prestasi akademik. 4.
Tidak terdapat hubungan antara prestasi akademik dan identified regulation. Oleh sebab itu hipotesis awal yang menyatakan adanya hubungan yang positif antara prestasi akademik dan identified regulation ditolak, karena keduanya tidak memiliki hubungan yang signifikan.
5.
Terdapat hubungan positif yang tergolong rendah antara integrated regulation dan prestasi akademik mahasiswa. Dengan demikian semakin tinggi integrated regulation yang dimiliki, maka semakin tinggi pula pencapaian prestasi akademiknya.
B. Saran 1.
Bagi Peneliti Selanjutnya Apabila ingin melakukan penelitian lanjutan peneliti selanjutnya diharapkan dapat mempersiapkan proses pengambilan data yang lebih matang. Hal ini dapat dilakukan dengan mengontrol beberapa variabel yang mungkin dapat mempengaruhi hasil penelitian. Dengan demikian data yang diperoleh benar-benar dapat mewakili sampel yang diharapkan dan mendapatkan data yang lebih akurat. Selain itu bagi peneliti selanjutnya, dapat melakukan penelitian lanjutan mengenai kualitas motivasi yang dimiliki pada subjek di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
Indonesia, dan melihat bagaimana peran intrinsic motivation, external regulation, introjected regulation, identified regulation dan integrated regulation terhadap proses pembelajaran atau prestasi belajar, yang dilihat selain dari nilai.
2.
Bagi Pihak Pendukung Pembelajaran Berdasarkan hasil peneltian ini diketahui integrated regulation memiliki hubungan yang paling tinggi terhadap prestasi belajar mahasiswa dibandingkan tipe motivasi lainnya. Semakin tinggi integrated regulation seseorang maka semakin tinggi pula prestasi akademik yang dicapainya. Dengan demikian orang tua maupun institusi pendidikan yang dapat mendukung proses pembelajaran, diharapkan dapat berperan dalam menumbuhkembangkan motivasi peserta didik terutama integrated regulation dalam memaksimalkan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran yang terjadi dapat dihayati seutuhnya di dalam diri peserta didik.
3. Bagi Para Peserta Didik Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa tidak seluruhnya tipe motivasi memberikan sumbangan yang maksimal terhadap pencapaian prestasi akademik. Oleh sebab itu diharapkan para peserta didik lebih selektif dalam meningkatkan motivasi dalam dirinya. Diharapkan para peserta didik menemukan self concept dalam diri sehingga dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
menghayati setiap proses pembelajaran dan mendapatkankan pencapaian prestasi akademik yang maksimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Areepattamannil, S., Freeman, J.G., & Klinger, D.A. (2010). Intrinsic Motivation, Extrinsic Motivation, and Academic Achievement among Indian Adolescents in Canada and India. Soc Psychol Educ, 14, 427-439.
Azwar, S. (1987).Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Ed.2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Beck, R. C. 1978. Motivation (Theory and Principles).USA: Prentice-Hall.
Benware, C.A & Deci, E.L. (1984). Quality of Learning With an Active Versus Passive Motivation Set. American Educational Research Journal Winter, Vol.21. No. 4, Pp. 7.
Berry, J.W., Poortinga, Y.H., Segall, M.H., Dasen, P.R. (1992).Cross-Cultural Psychology: Research and Aplications. Cambridge University Press.
Buku Pedoman Program Studi Psikologi.(2009). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Cookley, K.O., Bernard, N., Cunningham, D., & Motoike, J. (Juli 2001). A Psychometric Investigation of the Academic Motivation Scale Using a United States Sample. Measurement and Evaluation in Counseling and Development : 34, 2.
Dagun, S. M.(1997). Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkaji Kebudayaan Nusantara. 68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
Dalyono, M. (2010).Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Deci, E. L., Eghrari, H., Patrick, B.C., & Leone, D.R. (1994).Facilitating Internalization: The Self-Determination Theory Perspective. Journal of Personality 62: 1, 119-142.
Deci, E. L., Vallerand, R.J., Pelletier, L. G., & Ryan, R.M. (1991). Motivation and Education: The Self Determination Prespective. Educational Psychologist, 26 (3&4), 325-346.
Deci, R.L., & Ryan, R.M. (1985). Intrinsic Motivation and Self-Determination Human Behavior. New York: Plenum.
Eppler, M.A, & Harju, B.L. (1997). Achievement Motivation Goals In Relation to Academic Performance in Traditional College Students. Research in Higher Education, Vol. 38, No.5.
Friedenberg, L. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Pg: 98. USA: Allyn and Bacon.
Gregory, R.J. (2007). Psychology Testing : History, Principles, and Applications. 5rd ed. Pg 100-101. USA : Allyn and Bacon atau Boston : Pearson education.
Greory, R.J. (2000). Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Ed.3. USA: Allyn and Bacon.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
Guay, F., Chanal, J., Retelle, C.F., Marsh, H.W., Larose, S., & Boivin, M. (2010). Intrinsic, Identified, and Controlled Types of Motivation For School Subjects In Young Elementary School Children. British Journal of Educational Psychology, 80, 711-735.
Guay, F., Ratelle, C.F., dan Chanal, J. (2008). Optimal Learning in Optimal Contexts: The Role of Self-Determination in Education. Canadian Psychology.Vol. 49, No. 3.
Hadi, S. (2004). Statistik. Jld.2. Yogyakarta: Andi.
Hayamizu, T. (1997). Between Intrinsic and Extrinsic Motivation: Examination of Reason Academic Study Based on The Theory of Internalization. Japanese Psychological Research. Vol.39, No.2, pg. 98-108.
http://litbang.kemdikbud.go.id/detail.php?id=11. Diunduh pada : 23 Oktober 2012, pukul : 07.38 http://litbang.kemdikbud.go.id/detail.php?id=214. Diunduh pada :23 Oktober 2012, pukul : 08.02 Kasser, T., Ryan, M.T. (1996).
Jahja, Y. (2011). Psikologi Perkembangan. Hal: 245-250. Jakarta: Kencana.
Juniman, S. (2008). Pengaruh Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar. Jurnal Pembelajaran, Vol2, 2.
Juwarsih, H. (2007). Penerapan Pembelajaran Tematik Dalam Rangka Meningkatkan Prestasi Belajar Bagi Siswa Kelas 1 SD Tarakanita 5 Rawa Mangun Jakarta. Jurnal Ilmiah Psiko-Edukasi, Vol.1.No.1, 51-68.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
Kasser, T., & Ryan, R.M. (1996). Further Examination the American Dream: Differential Correlates of Intrinsic and Extrinsic Motivation Goals. Vol. 22, No. 3, pg. 280-287. Kertamuda, Fatachiah. (Maret2008). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi. Vol.21, No.1.
Kountur, R. (2003). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM
Kristini, Rina E. & Mere, Florensia N. (Juli 2010). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Program A Angkatan 1 Stikes Rs. Baptis Kediri. Jurnal Stikes Rs. Baptis : Vol. 3, Ed. 1.
Liu, W.C., Wang, C.K.J., Tan, O.S., Koh, C., Ee, J. A. (2009). Self-Determination Approach to Understanding Student’s Motivation in Project Work. Learning and Individual Differences 19, 139-145.
Long, J.F., Monoi, S., Harper, B., Knoblauch, D., dan Murphy, P.K. (2007). Adolescents Academic
Motivation and Achievement among Urban.
Urban Education ; 42; 196. DOI: 10.1177/0042085907300447
McClelland & Clarence, D. (1976). Achievement Motivation. New York: Irvingtoon Publisher.
Murphy, K.R. & Davidshofer, C.O. (2005). Psychological Testing Principles and Aplication. Ed.6. pgl: 154-155. New Jersey: Prentice Hall.
Mustaqim, H. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
Nurgiyantoro, B., Gunawan & Marzuki. (2009). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Hal:110-115. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Papalia, D.E. (2008). Human Development. Jakarta: Prenada Media Group.
Passer, M. W. & Smith, R. E. (2007). Psychology The Science of Mind and Behavior. Ed.3. New York: Mc.Graw-Hill,Inc.
Petri, H. L. (1979). Motivation: Theory and Research. California: Wadsworth,Inc. Reksoatmodjo, T.N. (2009). Statistik untuk Psikologi dan Pendidikan. 4549. Bandung: PT. Refika Aditama.
Righy, C.S., Deci, E. L., Patrick, B.C. (1992). Beyond the Intrinsic-Extrinsic Dichotomy: Self-Determination in Motivation and Learning. Motivation and Emotion, Vol. 16, No. 3. University of Rochester.
Ryan, R.M. & Connell, J.P. (1989). Perceived Locus of Causality and Internalization: Examining Reasons for Acting in Two Domains. Journal of Personality and Social Psychology, 57, 749-427.
Ryan, R.M., Deci, E.L. (2000a). Intrinsic and Extrinsic Motivations: Classic Definitions and New Direction. Contemporary Educational Psychology 25, 54-67.
Ryan, R.M., Stiller, J., & Linch, J.H. (1994). Representations of Relationships To Teachers, Parents, and Friends as Predictors of Academic Motivation and Self-Esteem. Jornal of Early Adolescence, 14, 226-294.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta:USD.
Santrock, J.W. (1995). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Ed.5, Jil. II. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Pendidikan. Ed.3, Jilid:2. Jakarta: Salemba Humanika.
Setiawan, Roy. (Oktober 2010). Analisis Faktor Kemampuan Dosen, Motivasi Belajar Ekstrinsik dan Intrinsik Mahasiswa, serta Lingkungan Belajar Terhadap Semangat Belajar Mahasiswa di Dapertemen Mata Kuliah Umum Universitas Kristen Petra. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No. 2, 229-244.
Silalahi,
Juniman.
(2008).
Pengaruh
Iklim
Kelas
Terhadap
Motivasi
Belajar.Jurnal Pembelajaran. jurnal.pdii.lipi.go.id
Slavin, R.E.(2009). Psikologi Pendidikan. Ed.8, Jilid:2. Jakarta:PT. Indeks.
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum dalam Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. (2008). Statistik untuk Penelitian. Hal: 66-67. Bandung: CV.Alfabeta. Suryabrata, S. (2004).Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syah, M. (1997).Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Syah, M. (2003).Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Syamsuddin, H.A.(2007). Psikologi Kependidikan. Ed. Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Usman, H. & Akbar, P.S. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Vallerand, Pelletier, Blais, Briere, Senecal, Vallieres. (1993). On The Assessment of Intrinsic, Extrinsic, and Amotivation in Education : Evidence on The Concurrent and Construct Validity of The Academic Motivation Scale. Education and Psychologycal Measurement, 53. Vallerand, Pelletier, Briere,Senecal, Vallieres. (1992). The Academic Motivation Scale: A Measure of Intrinsik, Extrinsic, and Amotivation in Education. Educational and Psychological Measurement, 52.
Vallerand, R.J., Bissonnette, R. (1992). Intrinsic, Extrinsic, and Amotivational Styles as Predictors of Behavior: A Prespective Study. Journal of Personality, 60: 3. Duke University Press.
Vallerand,R,J., Pelletier,L.G., Blais,M.R., Briere, N.M., S., Vallieres, E.F. (1989). Construction et Validation de L’echelle de Motivation en Eduction (EME). Canada Journal Behavior, 21(3).
Vallerand,R,J., Pelletier,L.G., Blais,M.R., Briere, N.M., Senecal C., Vallieres, E.F. (1993). On The Assessment of Intrinsic, Extrinsic, and Amotivation in Education : Evidence on The Concurrent and Construct Validity of The Academic Motivation Scale. Education and Psychologycal Measurement, 53.
Vallerand,R,J., Pelletier,L.G., Blais,M.R., Briere, N.M., Senecal C., Vallieres, E.F.. (1992). The Academic Motivation Scale: A Measure of Intrinsik,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Extrinsic, and Amotivation in Education. Educational and Psychological Measurement, 52.
Vansteenkiste, M., Soenens, B., Sierens, E., Luyckx, K., & Lens, W. (2009). Motivational Profiles Form a Self Determiantion Prespective: The Quality of Motivation Matters. Journal of Educational Psychology, Vol. 101, No. 3, 671-688.
Wahyudi. (2010). Memahami Motivasi Belajar Siswa. Guru Membangun: Vol.25, No. 3.
Weiner, B. Human Motivation. (1980). Holt : Renehart and Wiston.
Weiner, I. B.& Craighead, W.E (2010). The Corisini Encyclopedia of Psychology. New York : Wiley. Wiwiek, Yustiana CB.(Oktober 2007). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Peran Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMU Tarakanita. Jurnal Vol. 2, No. 2. Woolfolk, A.E. (1990)). Educational Psychology. Ed. 4. New Jersey: Prentice Hall.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
LAMPIRAN 1 BLUE PRINT SKALA MOTIVASI
Motivasi Intrinsik A. Melakukan sesuatu untuk kepuasan dan kesenangan diri 1.
Saya merasa senang membaca buku-buku kesukaan saya
4
2.
Saya merasa puas dapat mengetahui hal baru yang menarik bagi
30
saya 3.
Saya mempelajari sesuatu karena saya menyukainya
68
4.
Masuk kuliah menyenangkan bagi saya
64
5.
Belajar dan berlatih menyenangkan bagi saya
56
6.
Saya ingin mengetahui banyak hal dan itu menyenangkan
47
7.
Saya merasa puas apabila saya menguasai suatu hal
21
B. Melakukan sesuatu tanpa mempedulikan konsekuensi yang didapatkan 1.
Saya suka membeli buku untuk memahami materi yang menarik
38
bagi saya walaupun mahal 2.
Mempelajari hal yang menarik, membuat saya lupa waktu
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
3.
Saya akan berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang ingin
13
saya ketahui walaupun sulit 4.
Saya akan membaca sebuah buku hingga selesai walaupun terasa
63
sulit, karena saya menyukainya 5.
Saya membaca buku tanpa harus diminta oleh dosen karena saya
55
tertarik dengan buku tersebut 6.
Mempelajari sesuatu terkadang membuat saya lupa segalanya
46
7.
Saya suka mempelajari hal baru walaupun dosen tidak meminta
20
saya untuk mempelajarinya External Regulation A. Melakukan sesuatu untuk menghindari punishment/ hukuman 1.
Saya mengerjakan tugas yang diberikan dosen tepat waktu agar
31
terbebas dari sanksi yang diberikan 2.
Saya berusaha memperoleh nilai baik agar tidak dimarahi orang
5
tua 3.
Saya mengikuti diskusi kelompok agar tidak mendapatkan masalah 24
4.
Saya masuk kuliah 75% agar tetap dapat mengikuti ujian
14
5.
Saya datang tepat waktu saat kuliah agar diijinkan mengikuti
54
kuliah 6.
Saya rajin belajar untuk menghindari nilai C pada matakuliah tersebut
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
7.
Saya mencoba melakukan yang terbaik saat kuliah agar tidak
37
terkena masalah oleh dosen B. Melakukan sesuatu untuk mendapatkan reward/ hadiah 1.
Saya ingin mendapatkan nilai bagus untuk mendapatkan hadiah
12
dari orang tua 2.
Saya menjawab pertanyaan yang diajukkan oleh dosen untuk
29
mendapatkan nilai keaktifan 3.
Saya mendapatkan nilai bagus agar dibanggakan oleh orang tua
39
saya 4.
Aktif saat pembelajaran dikelas membantu saya mendapatkan nilai
48
yang baik 5.
Orang tua saya akan bangga pada saya jika saya mendapatkan nilai
62
yang bagus 6.
Saya belajar untuk mendapatkan nilai A pada matakuliah tersebut
45
sehingga mendapatkan pujian dari teman saya 7.
Mengerjakan tugas sebagai sarana mendapatkan nilai yang baik
19
Introjected Regulation A. Keharusan melakukan sesuatu untuk mendapatkan perasaan positif pada diri 1.
Saya merasa bangga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen di kelas
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
2.
Saya merasa tenang apabila telah menguasai materi yang akan
6
diujikan esok harinya 3.
Saya merasa bangga mendapatkan nilai A
57
4.
Saya harus belajar sebelum ujian agar lebih percaya diri
43
5.
Mengerjakan tugas adalah kewajiban saya sebagai mahasiswa
28
6.
Menyelesaikan tugas sebelum waktu yang telah ditetapkan
15
membuat saya merasa tenang 7.
Mengerjakan tugas dengan baik membuat saya merasa terbebas
3
dari beban B. Keharusan melakukan sesuatu untuk menghindari perasaan negatif pada diri 1.
Apabila ada hal yang belum saya kuasaai saat ujian, saya merasa
22
khawatir 2.
Datang terlambat saat kuliah membuat saya merasa cemas
53
3.
Saya harus mengerjakan tugas agar tidak merasa cemas
49
4.
Apabila saya tidak mampu menjawab pertanyaan dari dosen saya
40
merasa bodoh 5.
Jika saya tidak sempat belajar sebelum menghadapi ujian saya
36
akan merasa khawatir 6.
Saya khawatir apabila saya belum menyelesaikan tugas yang diberikan
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
7.
Saya merasa sedih apabila IPK saya meleset dari target yang
11
ditentukan Identified Regulation A.Melakukan sesuatu yang dianggap penting mencapai tujuan 1.
Saya mempelajari sesuatu untuk mengetahui apakah pemahaman
25
saya sudah benar atau salah 2.
Saya pergi ke perpustakaan untuk meningkatkan pemahaman saya
7
terhadap matakuliah yang saya pelajari 3.
Saya akan menambah jam belajar saya untuk menguasai materi
33
4.
Saya memiliki jadwal belajar yang teratur untuk mendukung
50
keberhasilan saya di perkuliahan 5.
Saya belajar setiap hari untuk mempersiapkan bahan pembelajaran
58
sebelumnya 6.
Belajar secara rutin dapat meningkatkan IPK saya
16
7.
Saya akan membeli buku-buku yang menunjang pembelajaran
66
saya 8.
Saya akan berusaha masuk kelas karena saya ingin memahami
61
matakuliah tersebut 9.
Saya mencatat penjelasan dosen untuk digunakan sebagai bahan
52
pembelajaran saat ujian 10. Saya memperhatikan penjelasan dosen sehingga saya memahami materi yang diberikan
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
11. Belajar merupakan sesuatu yang penting bagi saya
10
12. Saya belajar untuk lulus dalam ujian
44
13. Belajar membuat saya mengerti apa yang saya butuhkan
35
14. Mengerjakan tugas penting bagi saya untuk mengikuti proses
2
pembelajaran di kelas Integrated Regulation A. Melakukan sesuatu sesuai dengan konsep dirinya 1.
Belajar merupakan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa
34
2.
Memahami materi matakuliah yang diberikan, bermanfaat untuk
51
mendukung profesi saya selanjutnya 3.
Saya belajar karena saya membutuhkannya sebagai calon sarjana
59
4.
Mengerjakan tugas merupakan bagian dari tanggung jawab saya
8
sebagai seorang mahasiswa 5.
Saya tertarik memahami materi di bidang profesi saya
23
6.
Kuliah merupakan sarana untuk belajar dibidang yang saya pilih
27
7.
Membaca buku dapat menambah pengetahuan mengenai profesi
17
saya nantinya B. Periaku yang dilakukan dianggap penting dan dihayati seutuhnya 1.
Membaca banyak buku membuat saya lebih memahami materi yang saya butuhkan di kelas
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
2.
Mengumpulkan tugas tepat waktu akan melatih saya menjadi
67
pribadi yang disiplin 3.
Belajar memberikan saya pengetahuan baru untuk menjalani
70
kehidupan 4.
Saya terus berusaha mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan
60
karena saya membutuhkannya 5.
Saya memilih untuk belajar walaupun tidak ada tugas ataupun
42
ujian keesokan harinya 6.
Saya belajar karena berguna untuk masa depan saya
26
7.
Mengerjakan tugas merupakan sarana untuk berkembang dan
9
bertanggung jawab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
LAMPIRAN 2 SKALA UJI COBA
DATA IDENTITAS Inisial
:
Tempat/ tanggal lahir : Umur
:
Asal
:
BAGIAN I Silahkan jawablah pertanyaan-pertanyaan ini secara singkat dan jelas! Pastikan tidak ada yang terlewati. 1. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) : 2. Tingkat pendidikan (Semester)
:
3. Jurusan
:
4. Dimanakah tempat tinggal anda saat ini? a. Kos b. Bersama orang tua/ wali c. Ngontrak (silahkan memberikan tanda silang pada pilihan diatas) 5. Apakah jurusan yang anda pilih sesuai dengan minat anda? Jawab : YA / TIDAK (silahkan coret yang tidak perlu)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
6. Apakah selama menjalani proses perkuliahan anda pernah mengikuti perlombaan atau mengikuti penelitian yang berkaitan dengan jurusan yang anda ambil? Jawab : YA/ TIDAK (Silahkan coret yang tidak perlu, jika YA berapa kali anda mengikutinya) Jika YA: …………………………………………………….......................
BAGIAN II Berikut ini terdapat 70 pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama.. Berilah tanda centang atau check list ( √ ) didalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu: SS
: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri anda.
S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri anda.
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan diri anda.
STS : Bila pernyataan tersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri anda. Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban anda sendiri. Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban anda mencerminkan diri anda sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Contoh cara pengisian: Pernyataan
SS
Saya rajin membaca buku materi perkuliahan
√
S
TS
STS
Ketika anda keliru dalam memilih jawaban dan memberi tanda centang (√ ), maka anda dapat mengganti pilihan jawaban dan memberi tanda centang (√ )pada pilihan jawaban yang lebih sesuai. Contoh koreksi: Pernyataan
SS
S
Saya rajin membaca buku materi perkuliahan
√
√
TS
STS
(Silahkan balik dan mulai mengerjakan)
Periksa kembali jawaban anda dan pastikan tidak ada yang terlewatkan! Selamat mengerjakan….. Tuhan memberkati. No. 1.
Penyataan Membaca banyak buku membuat saya lebih memahami materi yang saya butuhkan di kelas.
2.
Mengerjakan tugas penting bagi saya untuk
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
mengikuti proses pembelajaran di kelas. 3.
Mengerjakan tugas dengan baik membuat saya merasa terbebas dari beban.
No. 4.
Penyataan Saya merasa senang membaca buku-buku kesukaan saya.
5.
Saya berusaha memperoleh nilai baik agar tidak dimarahi orang tua.
6.
Saya merasa tenang apabila telah menguasai materi yang akan diujikan esok harinya.
7.
Saya pergi ke perpustakaan untuk meningkatkan pemahaman saya terhadap matakuliah yang saya pelajari.
8.
Mengerjakan tugas merupakan bagian dari tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa.
9.
Mengerjakan tugas merupakan sarana untuk berkembang dan bertanggung jawab.
10
Belajar merupakan sesuatu yang penting bagi saya.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
11.
Saya merasa sedih apabila IPK saya meleset dari target yang ditentukan.
12.
Saya ingin mendapatkan nilai bagus untuk mendapatkan hadiah dari orang tua.
13.
Saya akan berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang ingin saya ketahui walaupun sulit.
No. 14.
Penyataan Saya masuk kuliah 75% agar tetap dapat mengikuti ujian.
15.
Menyelesaikan tugas sebelum waktu yang telah ditetapkan membuat saya merasa tenang.
16.
Belajar secara rutin dapat meningkatkan IPK saya.
17.
Membaca buku dapat menambah pengetahuan mengenai profesi saya nantinya.
18.
Saya khawatir apabila saya belum menyelesaikan tugas yang diberikan.
19.
Mengerjakan tugas sebagai sarana mendapatkan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
nilai yang baik. 20.
Saya suka mempelajari hal baru walaupun dosen tidak meminta saya untuk mempelajarinya.
21.
Saya merasa puas apabila saya menguasai suatu hal.
22.
Apabila ada hal yang belum saya kuasaai saat ujian, saya merasa khawatir.
23.
Saya tertarik memahami materi di bidang profesi saya.
24.
Saya mengikuti diskusi kelompok agar tidak mendapatkan masalah.
No. 25.
Penyataan Saya mempelajari sesuatu untuk mengetahui apakah pemahaman saya sudah benar atau salah
26.
Saya belajar karena berguna untuk masa depan saya.
27.
Kuliah merupakan sarana untuk belajar dibidang yang saya pilih.
28.
Mengerjakan tugas adalah kewajiban saya sebagai
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
mahasiswa. 29.
Saya menjawab pertanyaan yang diajukkan oleh dosen untuk mendapatkan nilai keaktifan.
30.
Saya merasa puas dapat mengetahui hal baru yang menarik bagi saya.
31. Saya mengerjakan tugas yang diberikan dosen tepat waktu agar terbebas dari sanksi yang diberikan. 32. Saya merasa bangga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen di kelas. 33. Saya akan menambah jam belajar saya untuk menguasai materi. 34. Belajar merupakan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa.
No. 35.
Penyataan Belajar membuat saya mengerti apa yang saya butuhkan.
36.
Jika saya tidak sempat belajar sebelum
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
menghadapi ujian saya akan merasa khawatir. 37.
Saya mencoba melakukan yang terbaik saat kuliah agar tidak terkena masalah oleh dosen.
38.
Saya suka membeli buku untuk memahami materi yang menarik bagi saya walaupun mahal.
39.
Saya mendapatkan nilai bagus agar dibanggakan oleh orang tua saya.
40.
Apabila saya tidak mampu menjawab pertanyaan dari dosen saya merasa bodoh.
41.
Saya memperhatikan penjelasan dosen sehingga saya memahami materi yang diberikan.
42.
Saya memilih untuk belajar walaupun tidak ada tugas ataupun ujian keesokan harinya.
43.
Saya harus belajar sebelum ujian agar lebih percaya diri.
44.
Saya belajar untuk lulus dalam ujian.
45.
Saya belajar untuk mendapatkan nilai A pada matakuliah tersebut sehingga mendapatkan pujian dari teman saya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
No. 46.
Penyataan Mempelajari sesuatu terkadang membuat saya lupa segalanya.
47.
Saya ingin mengetahui banyak hal dan itu menyenangkan.
48.
Aktif saat pembelajaran dikelas membantu saya mendapatkan nilai yang baik
49.
Saya harus mengerjakan tugas agar tidak merasa cemas.
50.
Saya memiliki jadwal belajar yang teratur untuk mendukung keberhasilan saya di perkuliahan.
51.
Memahami materi matakuliah yang diberikan, bermanfaat untuk mendukung profesi saya selanjutnya.
52.
Saya mencatat penjelasan dosen untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran saat ujian.
53.
Datang terlambat saat kuliah membuat saya merasa cemas.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
54.
Saya datang tepat waktu saat kuliah agar diijinkan mengikuti kuliah.
55.
Saya membaca buku tanpa harus diminta oleh dosen karena saya tertarik dengan buku tersebut.
No.
Penyataan
56.
Belajar dan berlatih menyenangkan bagi saya.
57.
Saya merasa bangga mendapatkan nilai A.
58.
Saya belajar setiap hari untuk mempersiapkan bahan pembelajaran sebelumnya.
59.
Saya belajar karena saya membutuhkannya sebagai calon sarjana.
60.
Saya terus berusaha mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan karena saya membutuhkannya
61.
Saya akan berusaha masuk kelas karena saya ingin memahami matakuliah tersebut.
62.
Orang tua saya akan bangga pada saya jika saya mendapatkan nilai yang bagus.
63.
Saya akan membaca sebuah buku hingga selesai
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
walaupun terasa sulit, karena saya menyukainya. 64.
Masuk kuliah menyenangkan bagi saya.
65.
Saya rajin belajar untuk menghindari nilai C pada matakuliah tersebut.
66.
Saya akan membeli buku-buku yang menunjang pembelajaran saya.
67.
Mengumpulkan tugas tepat waktu akan melatih saya menjadi pribadi yang disiplin.
No. 68.
Penyataan
SS
S
TS
Saya mempelajari sesuatu karena saya menyukainya.
69.
Mempelajari hal yang menarik, membuat saya lupa waktu.
70.
Belajar memberikan saya pengetahuan baru untuk menjalani kehidupan.
Periksa kembali pekerjaan anda dan pastikan tidak ada yang terlewatkan! Terimakasih… Tuhan Memberkati
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
LAMPIRAN 3 RELIABILITAS SKALA
A. Skala Intrinsic Motivation Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 122
100.0
0
.0
122
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .787
14
Item-Total Statistics Corrected
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
if Item Deleted
IM4
37.6639
21.101
.168
.795
IM30
37.6393
20.232
.418
.774
IM68
37.7705
20.393
.413
.775
IM64
37.9918
20.124
.359
.778
IM56
38.0164
19.520
.454
.770
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
IM47
37.7787
20.323
.418
.774
IM21
37.6230
20.799
.275
.785
IM38
38.5820
18.824
.464
.769
IM69
38.1066
19.352
.419
.773
IM13
37.9262
19.507
.529
.765
IM63
38.2377
19.241
.483
.768
IM55
38.3115
18.530
.604
.756
IM46
38.5328
20.400
.249
.790
IM20
38.2869
18.950
.460
.769
B. Skala External Regulation Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 122
100.0
0
.0
122
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .768
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Item-Total Statistics
Corrected
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
if Item Deleted
ER31
36.6393
23.307
.431
.750
ER5
36.8443
23.223
.332
.760
ER24
36.9262
24.003
.284
.763
ER14
36.4344
24.992
.131
.778
ER54
36.6721
23.197
.439
.749
ER65
36.7049
22.011
.565
.736
ER37
36.6557
23.302
.431
.750
ER12
37.5082
23.954
.197
.776
ER29
36.9426
22.269
.524
.740
ER39
36.9508
22.014
.466
.745
ER48
36.7295
23.488
.458
.749
ER62
36.2705
23.488
.431
.751
ER45
37.4426
22.811
.370
.756
ER19
36.5902
23.913
.408
.753
C. Skala Introjected Regulation Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded Total
a
% 122
100.0
0
.0
122
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .813
14
Item-Total Statistics Corrected
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
if Item Deleted
IR32
40.9918
22.091
.405
.804
IR6
40.6311
22.681
.310
.810
IR57
40.6885
23.109
.213
.818
IR43
40.9344
22.227
.377
.806
IR28
40.8689
22.644
.344
.808
IR15
40.8525
21.218
.599
.791
IR3
40.8607
22.650
.253
.816
IR22
40.8934
21.121
.589
.791
IR53
41.3934
19.513
.622
.785
IR49
41.1230
22.175
.454
.801
IR40
41.6393
21.770
.316
.814
IR36
40.9344
20.492
.651
.785
IR18
40.9508
21.617
.541
.795
IR11
40.9426
20.881
.524
.795
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
D. Skala Identified Regulation Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 122
100.0
0
.0
122
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .848
14
Item-Total Statistics Corrected
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
if Item Deleted
ID25
38.0164
24.545
.531
.837
ID7
38.3689
22.830
.615
.830
ID33
38.5246
22.764
.671
.826
ID50
38.6803
23.244
.519
.837
ID58
38.6639
23.250
.559
.834
ID16
38.2541
23.976
.434
.842
ID66
38.4590
23.424
.552
.834
ID61
37.9836
24.429
.545
.836
ID52
38.0574
24.286
.450
.841
ID41
37.9918
25.016
.436
.841
ID10
38.0410
23.676
.540
.835
ID44
37.8197
25.504
.249
.853
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
ID35
37.9590
24.569
.518
.837
ID2
37.8852
25.987
.261
.850
E. Skala Integrated Regulation Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded
a
Total
% 122
100.0
0
.0
122
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .846
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
Item-Total Statistics Corrected
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance
Item-Total
Alpha if Item
Item Deleted
Correlation
Deleted
if Item Deleted
INT34
40.7869
19.640
.451
.839
INT51
40.7541
20.088
.529
.835
INT59
41.0082
19.595
.399
.843
INT8
40.5492
20.068
.507
.836
INT23
40.7295
18.926
.597
.829
INT27
40.6803
20.004
.390
.843
INT17
40.8525
19.780
.483
.837
INT1
40.6803
19.376
.540
.833
INT67
40.5574
20.117
.520
.835
INT70
40.6148
19.759
.493
.836
INT60
40.8934
19.832
.494
.836
INT42
41.4918
18.946
.453
.841
INT26
40.4836
19.277
.589
.830
INT9
40.6393
20.249
.487
.837
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
LAMPIRAN 4 SKALA PENELITIAN DATA IDENTITAS Inisial
:
Tempat/ tanggal lahir : Umur
:
Asal
:
BAGIAN I Silahkan jawablah pertanyaan-pertanyaan ini secara singkat dan jelas! Pastikan tidak ada yang terlewati. 7. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) : 8. Tingkat pendidikan (Semester)
:
9. Apakah jurusan yang anda pilih sesuai dengan minat anda? Jawab : YA / TIDAK (silahkan coret yang tidak perlu) 10. Apakah selama menjalani proses perkuliahan anda pernah mengikuti perlombaan atau mengikuti penelitian yang berkaitan dengan jurusan yang anda ambil? Jawab : YA/ TIDAK (Silahkan coret yang tidak perlu, jika YA berapa kali anda mengikutinya) Jika YA: …………………………………………………….......................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
BAGIAN II Berikut ini terdapat 61- pernyataan, bacalah dan pahami setiap pernyataan yang ada dengan seksama..Berilah tanda centang atau check list ( √ ) didalam pilihan kotak yang tersedia, yaitu: SS: Bila pernyataan tersebut “SANGAT SESUAI” dengan diri anda. S
: Bila pernyataan tersebut “SESUAI” dengan diri anda.
TS
: Bila pernyataan tersebut “TIDAK SESUAI” dengan dirianda.
STS: Bilapernyataantersebut “SANGAT TIDAK SESUAI” dengan diri anda. Anda bebas untuk menentukan pilihan atas jawaban anda sendiri. Disini tidak ada jawaban benar atau salah, karena jawaban anda mencerminkan diri anda sendiri. Contoh cara pengisian: Pernyataan Saya rajin membaca buku materi perkuliahan
SS
S
TS
STS
√
Ketika anda keliru dalam memilih jawaban dan member tanda centang (√ ), maka anda dapat mengganti pilihan jawaban dan member tandacentang (√ )pada pilihan jawaban yang lebih sesuai. Contoh koreksi: Pernyataan Saya rajin membaca buku materi perkuliahan
SS
S
√
√
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Periksa kembali jawaban anda dan pastikan tidak ada yang terlewatkan! Selamat mengerjakan… Tuhan memberkati No 1.
Pernyataan Memahami materi matakuliah yang diberikan, bermanfaat untuk mendukung profesi saya selanjutnya.
2.
Saya harus mengerjakan tugas agar tidak merasa cemas.
3.
Saya suka membeli buku untuk memahami materi yang menarik bagi saya walaupun mahal.
4.
Mengerjakan tugas sebagai sarana mendapatkan nilai yang baik.
5.
Datang terlambat saat kuliah membuat saya merasa cemas.
6.
Saya mencatat penjelasan dosen untuk digunakan sebagai bahan pembelajaran saat ujian.
7.
Mengerjakan tugas merupakan sarana untuk berkembang dan bertanggung jawab.
8.
Belajar membuat saya mengerti apa yang saya butuhkan.
9.
Saya merasa sedih apabila IPK saya meleset dari target yang ditentukan.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
10.
Saya belajar untuk mendapatkan nilai A pada matakuliah tersebut sehingga mendapatkan pujian dari teman saya.
11.
Saya mengerjakan tugas yang diberikan dosen tepat waktu agar terbebas dari sanksi yang diberikan.
No 12.
Pernyataan Saya merasa puas apabila saya menguasai suatu hal.
13.
Saya mencoba melakukan yang terbaik saat kuliah agar tidak terkena masalah oleh dosen.
14.
Mengerjakan tugas adalah kewajiban saya sebagai mahasiswa.
15.
Saya mempelajari sesuatu untuk mengetahui apakah pemahaman saya sudah benar atau salah.
16.
Saya belajar karena saya membutuhkannya sebagai calon sarjana.
17.
Saya memilih untuk belajar walaupun tidak ada tugas ataupun ujian keesokan harinya.
18.
Belajar secara rutin dapat meningkatkan IPK saya.
19.
Menyelesaikan tugas sebelum waktu yang telah ditetapkan membuat saya merasa tenang.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
20.
Saya rajin belajar untuk menghindari nilai C pada matakuliah tersebut.
21.
Saya suka mempelajari hal baru walaupun dosen tidak meminta saya untuk mempelajarinya.
22.
Saya ingin mengetahui banyak hal dan itu menyenangkan.
23.
Saya menjawab pertanyaan yang diajukkan oleh dosen untuk mendapatkan nilai keaktifan.
24.
Saya merasa tenang apabila telah menguasai materi yang akan diujikan esok harinya.
No 25.
Pernyataan Saya belajar setiap hari untuk mempersiapkan bahan pembelajaran sebelumnya.
26.
Membaca buku dapat menambah pengetahuan mengenai profesi saya nantinya.
27.
Belajar merupakan sesuatu yang penting bagi saya.
28.
Saya khawatir apabila saya belum menyelesaikan tugas yang diberikan.
29.
Orang tua saya akan bangga pada saya jika saya mendapatkan nilai yang bagus.
30.
Saya akan membaca sebuah buku hingga
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
selesai walaupun terasa sulit, karena saya menyukainya. 31.
Belajar dan berlatih menyenangkan bagi saya
32.
Saya mendapatkan nilai bagus agar dibanggakan oleh orang tua saya.
33.
Apabila ada hal yang belum saya kuasaai saat ujian, saya merasa khawatir.
34.
Saya akan membeli buku-buku yang menunjang pembelajaran saya.
35.
Kuliah merupakan sarana untuk belajar dibidang yang saya pilih.
36.
Saya belajar karena berguna untuk masa depan saya.
37.
Jika saya tidak sempat belajar sebelum menghadapi ujian saya akan merasa khawatir.
38.
Aktif saat pembelajaran dikelas membantu saya mendapatkan nilai yang baik.
No 39.
Pernyataan Saya membaca buku tanpa harus diminta oleh dosen karena saya tertarik dengan buku tersebut.
40.
Saya pergi ke perpustakaan untuk meningkatkan pemahaman saya terhadap
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
matakuliah yang saya pelajari. 41.
Saya merasa puas dapat mengetahui hal baru yang menarik bagi saya.
42.
Saya berusaha memperoleh nilai baik agar tidak dimarahi orang tua.
43.
Saya merasa bangga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen di kelas.
44.
Saya akan menambah jam belajar saya untuk menguasai materi.
45.
Mengerjakan tugas merupakan bagian dari tanggung jawab saya sebagai seorang mahasiswa.
46.
Saya terus berusaha mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan karena saya membutuhkannya.
47.
Saya memperhatikan penjelasan dosen sehingga saya memahami materi yang diberikan.
48.
Saya harus belajar sebelum ujian agar lebih percaya diri.
49.
Saya datang tepat waktu saat kuliah agar diijinkan mengikuti kuliah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
No 50.
Pernyataan Saya akan berusaha mencari jawaban dari pertanyaan yang ingin saya ketahui walaupun sulit.
51.
Saya mempelajari sesuatu karena saya menyukainya.
52.
Masuk kuliah menyenangkan bagi saya.
53.
Saya mengikuti diskusi kelompok agar tidak mendapatkan masalah.
54.
Saya memiliki jadwal belajar yang teratur untuk mendukung keberhasilan saya di perkuliahan.
55.
Belajar merupakan kewajiban saya sebagai seorang mahasiswa.
56.
Belajar memberikan saya pengetahuan baru untuk menjalani kehidupan.
57.
Saya tertarik memahami materi di bidang profesi saya.
58.
Mempelajari hal yang menarik, membuat saya lupa waktu.
59.
Saya akan berusaha masuk kelas karena saya ingin memahami matakuliah tersebut.
60.
Mengumpulkan tugas tepat waktu akan melatih saya menjadi pribadi yang disiplin.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
61.
Membaca banyak buku membuat saya lebih memahami materi yang saya butuhkan di kelas.
Periksa kembali pekerjaan anda dan pastikan tidak ada yang terlewati! Terimakasih. Tuhan memberkati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
LAMPIRAN 5 UJI ASUMSI A. Uji Normalitas
NPar Tests Descriptive Statistics Percentiles Std. N
Mean
MOT
222 1.8273E2
XtotIM
222
xtotER
50th
Deviation
Minimum
Maximum
25th
(Median)
75th
18.92368
127.00
243.00
1.6800E2
181.0000
1.9400E2
36.2072
4.43886
25.00
48.00
33.0000
36.0000
39.0000
222
33.6847
5.23819
12.00
48.00
30.0000
33.0000
37.0000
xtotID
222
34.2793
4.55965
21.00
48.00
31.0000
34.0000
38.0000
xtotIR
222
34.5901
4.69316
20.00
44.00
32.0000
35.0000
38.0000
xtotINT
222
44.0000
4.81043
32.00
56.00
41.0000
43.0000
47.0000
IPK
222
3.1744
.37428
2.00
3.98
2.9800
3.2000
3.4525
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test MOT N Normal a
Parameters
XtotIM
XtotER
xtotID
xtotIR
xtotINT
222
222
222
222
222
Mean
1.8273E2
36.2072
33.6847
34.2793
34.5901
44.0000 3.1744
Std. Deviation
1.89237E
4.43886
5.23819
4.55965
4.69316
4.81043 .37428
1
222
IPK 222
Most
Absolute
.070
.109
.090
.095
.088
.090
.076
Extreme
Positive
.070
.109
.090
.095
.069
.090
.076
Negative
-.037
-.059
-.047
-.048
-.088
-.050
-.067
Kolmogorov-Smirnov Z
1.036
1.620
1.342
1.413
1.313
1.342
1.129
.233
.011
.054
.037
.064
.054
.156
Differences
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
B. PPLOT Uji Normalitas 1. PPLOT IPK
2. PPLOT Motivasi
3. PPLOT Intrinsic Motivation
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
4. PPLOT External Regulation
5. PPLOT Introjected Regulation
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
6. PPLOT Identified Regulation
7. PPLOT Integrated Regulation
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
C. Uji Liniearitas 1. IPK dan Motivasi ANOVA Table Sum of Squares IPK * MOT Between
df
Square
F
Sig.
10.978
72
.152
1.137
.255
1.297
1
1.297
9.670
.002
9.681
71
.136
1.017
.458
Within Groups
19.980
149
.134
Total
30.958
221
Groups
(Combined)
Mean
Linearity Deviation from Linearity
a. IPK dan Intrinsic Motivation ANOVA Table Sum of Squares IPK * xtotIM
Between
df
Square
F
Sig.
3.035
23
.132
.936
.551
.983
1
.983
6.972
.009
2.051
22
.093
.661
.873
Within Groups
27.924
198
.141
Total
30.958
221
Groups
(Combined)
Mean
Linearity Deviation from Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
2. IPK dan External Regulation ANOVA Table Sum of Squares IPK * xtotER Between (Combined)
Mean df
Square
F
Sig.
3.187
25
.127
.900
.606
.478
1
.478
3.376
.068
2.709
24
.113
.797
.739
Within Groups
27.771
196
.142
Total
30.958
221
Groups
Linearity Deviation from Linearity
3. IPK dan Introjected Reugaltion
ANOVA Table Sum of Squares IPK * xtotIR Between
df
Square
F
Sig.
4.407
22
.200
1.501
.076
.812
1
.812
6.082
.015
3.595
21
.171
1.283
.190
Within Groups
26.552
199
.133
Total
30.958
221
Groups
(Combined)
Mean
Linearity Deviation from Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
4. IPK dan Identified Regulation ANOVA Table Sum of Squares IPK * xtotID Between
df
Square
F
Sig.
3.651
23
.159
1.151
.294
.213
1
.213
1.544
.215
3.438
22
.156
1.133
.314
Within Groups
27.307
198
.138
Total
30.958
221
Groups
(Combined)
Mean
Linearity Deviation from Linearity
5. IPK dan Integrated Regulation ANOVA Table Sum of Squares IPK * xtotINT Between (Combined)
Mean df
Square
7.095
24
2.269
1
4.826
23
.210
Within Groups
23.863
197
.121
Total
30.958
221
Groups
Linearity
.296
F
Sig.
2.440
.000
2.269 18.732
.000
Deviation from Linearity
1.732
.024
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
LAMPIRAN 6 UJI HIPOTESIS
Correlations Descriptive Statistics Mean IPK
Std. Deviation
N
3.1744
.37428
222
1.8273E2
18.92368
222
xtotIM
36.2072
4.43886
222
xtotER
33.6847
5.23819
222
xtotIR
34.5901
4.69316
222
xtotID
34.2793
4.55965
222
xtotINT
44.0000
4.81043
222
MOT
Correlations IPK IPK
Pearson Correlation
MOT
MOT
xtotIM
Pearson Correlation
xtotIR
xtotINT
*
.083
.002
.008
.064
.016
.218
.000
222
222
222
222
222
222
222
**
1
.205
.002
N
222 .178
**
.681
**
**
.801
**
.863
**
.876
**
**
.000
.000
.000
222
222
222
222
222
222
**
1
.681
.000
N
222
222 .761
**
.291
**
.604
**
.608
**
.000
.000
222
222
222
222
222
**
1
.267
.000
.000
N
222
222
222
**
**
.000
.064
.801
.267
.000
Sig. (2-tailed)
*
.761
.271
.000
.008
.124
.178
.000
Sig. (2-tailed)
xtotER Pearson Correlation
xtotID
.162
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
xtotIR
.124
.205
**
xtotER
**
1
Sig. (2-tailed) N
xtotIM
.291
**
.679
**
.509
**
.510
**
.000
.000
.000
222
222
222
222
**
1
Pearson Correlation
.162
.679
Sig. (2-tailed)
.016
.000
.000
.000
N
222
222
222
222
222
.582
**
.619
**
.000
.000
222
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
xtotID
.000
.000
.000
.000
N
222
222
222
222
222
.876
**
.608
**
.510
**
.582
**
.218
**
.509
**
Sig. (2-tailed)
.271
.604
**
.083
xtotINT Pearson Correlation
.863
**
Pearson Correlation
.619
**
1
222
222
**
1
.766
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
222
222
222
222
222
222
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**
.000
Sig. (2-tailed)
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.766
222