PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI i
PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh : Dian Puspita Sari NIM : 031424020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian. Maju terus pantang mundur
Skripsi ini kupersembahkan untuk keluargaku & saudaraku yang telah memberikan semangat dalam hidupku orang-orang yang kusayangi yang membuat hidupku lebih berarti
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vi
ABSTRAK
Penelitian tentang pengembangan konsep lensa cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar pada seorang siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perkembangan pemahaman seorang siswa pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar. Partisipan penelitian adalah seorang siswa yang semula dipilih secara acak. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan pretes yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index) serta pencatatan perkembangan konsepsi siswa selama proses fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya jawab dan postes. Soal pretes dan postes berupa tes essay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep awal yang dimiliki siswa tentang Lensa Cembung masih kurang. Setelah melalui fasilitasi dan tanya jawab secara individual siswa dapat menjelaskan dan mengerjakan soal postes dengan baik sesuai dengan konsep yang benar.
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI vii
ABSTRACT
Research about development conception convex lens through guidance and discussion using picture on a child. The goals of the research were to find out understanding growth of a student conception convex lens through guidance and discussion using picture Partisipant of this research was a owning conception at most and most complex selected from 5 students which at random. This research has the character of descriptive and qualitative. Data in this research were collected through pretest provided with CRI (Certainty Of Response Index), student conception growth through fasilitasi in the form guidance and discussion using picture and post test. Pretest and post test are essay. Result of the research indicated that student pre-concepts student about Convex Lens were still less. After passing guidance and discussion using picture, student could explain and did pos test problem better as according to correct concepts.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI viii
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ix
KATA PENGANTAR
Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan penyertaanNya yang senantiasa baru setiap hari, sehingga penelitian dengan judul ”PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR” dapat terselesaikan dengan baik. Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FPMIPA Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan, gagasan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu untuk membimbing dengan penuh kesabaran. 2. Dosen-dosen Pendidikan Fisika, untuk ilmu yang telah diberikan kepada saya. 3. Sekretariat FKIP dan JPMIPA untuk segala bantuannya selama saya menempuh pendidikan. 4. Bapak, Ibu, Adikku Aji, atas segala kasih sayang, kepercayaan, kesabaran dan dukungan dalam doa, semangat dan biaya sehingga saya dapat menyelesaikan studi ini. 5. Mas Yoseph dan keluarga atas segala cinta, semangat, kesabaran, doa dan dukungannya.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI x
6. Alphon, Cornel dan Dewi yang selalu memberi semangat pada akhir-akhir pengerjaan skripsi ini. 7. Lusia dan Ervan yang selalu SMS memberi dukungannya. 8. Teman-teman Pendidikan Fisika Angkatan 2002, yang telah bekerja sama dalam menempuh studi di Pendidikan Fisika. 9. Semua pihak yang belum dapat disebutkan. Peneliti sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Yogyakarta, ……………………… Penulis
DIAN PUSPITA SARI
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi ABSTRAC ....................................................................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 3 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4 A. Konsep .......................................................................................... 4 B. Pemahaman Konsep ...................................................................... 6 C. Miskonsepsi .................................................................................. 8 D. Materi yang terkait dengan penelitian ........................................... 10
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xii
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 14 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 14 B. Partisipan ....................................................................................... 14 C. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 14 D. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 15 E. Metode Analisis Data .................................................................... 16 F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 17 G. Validitas Instrumen ....................................................................... 18 BAB IV DATA DAN ANALISIS .................................................................. 19 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 32 A. Kesimpulan ................................................................................... 32 B. Saran .............................................................................................. 33 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 34 LAMPIRAN
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Pretes
Lampiran 2.
Postes
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan yang pokok. Kegiatan belajar-mengajar melibatkan dua pihak yaitu guru sebagai fasilitator atau pengajar dan siswa sebagai pembelajar. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat bergantung pada interaksi antara keduannya. Dalam perkembangannya siswa mengalami perubahan dalam hal pemikiran. Pemikiran siswa sejak lahir sampai dewasa berbeda, semakin maju dan berkembang. Karena itu konsep yang akan disampaikan kepada siswa harus memperhatikan tingkat pemikirannya, dari materi yang mudah ke materi yang sulit. Pengetahuan yang dibentuk siswa adalah konstruksi siswa sendiri maka siswa harus dibantu agar aktif dalam mengolah, mendalami dan membangun
pengetahuannya.
Sebagai
seorang
pendidik
kita
perlu
menciptakan suasana yang menantang siswa berfikir, merumuskan pikiran dan mengekspresikan apa yang diketahuinya. Menurut Euwe van de Berg, “Inti pengetahuan fisika mencakup konsep-konsep. Tahap awal mempelajari fisika adalah memahami konsepkonsep dasar secara benar. Semenjak kecil siswa sudah memiliki pengetahuan awal sebelum mereka mengikuti pembelajaran formal di sekolah. Siswa yang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
memasuki kelas sudah penuh dengan pra-konsepsi atau pra-anggapan dan terkadang konsep awal yang sudah mereka dapatkan di lingkungan tidak sesuai dengan konsep pengetahuan ilmiah. Sayangnya kebanyakan siswa secara konsisten mengembangkan konsep–konsep yang telah mereka miliki tersebut terus–menerus yang akhirnya dapat mengganggu proses belajar fisika. Konsep atau gagasan–gagasan yang didapatkan dari pengalaman akan sulit diperbaiki (Berg, 1991: 1) yang tentu saja hal ini dapat mengganggu proses pemahaman siswa. Untuk dapat mengubah miskonsepsi ini, pendidik perlu merancang suatu metode pendampingan yang bertujuan agar siswa dapat mengerti dan memahami konsep yang sebenarnya. Metode yang digunakan adalah pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan percobaan. Dengan metode ini siswa diharapkan dapat mengerti kesalahan konsep yang mereka miliki dan bagaimana konsep yang benar. Siswa diharapkan dapat menemukan sendiri kesalahan konsep yang telah mereka miliki dan dapat menemukan sendiri pula konsep yang sebenarnya. Tugas pendidik di sini hanyalah mengarahkan dan menuntun siswa. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis memilih judul : “PENGEMBANGAN KONSEP LENSA CEMBUNG PADA SEORANG ANAK MELALUI BIMBINGAN DAN TANYA JAWAB DENGAN BANTUAN GAMBAR”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, permasalahan yang akan diungkap adalah apakah metode pendampingan individual melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dapat meningkatkan pemahaman konsep Lensa Cembung pada seorang anak?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui peningkatan pemahaman seorang anak pada pokok bahasan Lensa Cembung melalui bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar.
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa, membantu terjadinya perubahan konsep dan membantu membangun pengetahuannya. 2. Bagi guru dan calon guru, dapat digunakan sebagai masukan untuk memahami perubahan konsep yang terjadi pada diri siswa 3. Bagi peneliti, sebagai acuan untuk merancang pembelajaran yang sesuai pada materi yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
BAB II DASAR TEORI
A. Konsep Dalam kehidupan sehari-hari dapat dijumpai berbagai macam konsep. Dalam proses pembelajaran sering kali diawali dengan konsep sebelum sampai pada penerapannya. Dalam proses pembelajaran fisika, guru dan siswa selalu menghadapi dan berhubungan dengan sejumlah konsep sesuai pokok bahasan yang sedang dipelajarinya. Konsep adalah gambaran mental tentang sesuatu (Kartika Budi, 1987: 234). Gambaran mental itu diperoleh melalui generalisasi dari contoh-contoh, data-data, dan peristiwa-peristiwa khusus. Dalam pembelajaran fisika konsep dapat berupa obyek (benda), gejala, situasi (kondisi), sifat–sifat, dan atribut dari suatu obyek (Euwe Van Den Berg, 1991: 8). Dalam penelitian Vygotsky (Suparno,1997: 52) konsep dibedakan dua macam yaitu konsep spontan dan konsep ilmiah. Konsep spontan diperoleh dari kehidupan sehari–hari dan konsep ilmiah diperoleh dari pelajaran di sekolah. Kedua konsep itu saling berhubungan terus–menerus. Yang dipelajari anak di sekolah dapat mempengaruhi perkembangan konsep yang diperoleh dalam kehidupan sehari–hari atau sebaliknya. Konsep spontan didasarkan pada kejadian khusus dan tidak merupakan bagian yang bertalian secara logis dari suatu sistem pemikiran, sedangkan konsep ilmiah disajikan sebagai suatu bagian dari suatu sistem.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
Dalam kehidupan sehari–hari, dapat dijumpai berbagai macam konsep. Neil Bolton dalam Kartika Budi (1991: 39) mengklasifikasikan konsep ada tiga kelompok yaitu konsep fisis (physical concepts), konsep logika matematis (logico-mathematical concepts), dan konsep filosofis (philosophical concepts). Konsep fisis adalah konsep yang mengacu pada (1) obyek, (2) sifat yang menyatu (inherent) pada obyek, (3) proses yang terjadi pada obyek, dan (4) relasi antara konsep yang satu dengan yang lain. Konsep logika matematik adalah konsep tentang sesuatu di luar obyek, yaitu yang mengacu pada struktur operasi yang dilakukan terhadap suatu obyek seperti konsep asosiatif, komunikatif, distributif dan lain-lain, sedangkan konsep-konsep yang berkaitan dengan sifat manusia disebut dengan konsep filosofis. Konsep fisis dapat dibedakan menjadi konsep obyek dan konsep proses (Kartika Budi, 1991: 40). Konsep obyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsep konkret dan konsep abstrak. Berikut beberapa contoh masingmasing konsep. Konsep obyek yang mengacu pada obyek–obyek konkret misalnya magnet, lensa, mikroskop, zat cair, cahaya, muatan, dan garputala; sedangkan yang mengacu pada obyek-obyek yang abstrak misalnya suhu, tenaga, dan panas. Konsep yang mengacu pada sifat atau atribut yang menyatu dengan obyeknya misalnya: massa, panjang gelombang, dan berat. Setiap konsep memiliki ciri khas yang hanya dimiliki konsep tersebut dan tidak dimiliki oleh konsep lain. Dengan ciri yang dimilikinya konsep tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling berhubungan. Hubungan-hubungan antar konsep tersebut dapat memberi arti, walau tidak semua konsep dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
dilambangkan. Hubungan antara konsep-konsep yang saling berkaitan dalam sebuah jaringan disebut juga sebagai peta konsep. Dengan adanya peta konsep siswa akan lebih memahami sebuah konsep. Konsep yang sudah dikuasai dengan benar, akan membantu siswa dalam memecahkan suatu masalah. Sementara itu, tidak tertutup kemungkinan konsep yang telah dikuasai siswa tidak tepat atau salah, karena konsep awal siswa resisten terhadap perubahan. Hal ini terjadi karena siswa percaya bahwa pengertian awal mereka telah berjasa dalam memahami dunia ini. Karena itu dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru harus membantu siswa dalam mengembangkan perubahan konsep sehingga siswa mendapatkan pengetahuan yang lebih lengkap dan benar.
B. Pemahaman Konsep Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah adalah usaha agar siswa memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari. Guru sebagai mediator dan fasilitator harus membimbing dan menekankan siswa pada pemahaman
tersebut.
Pemahaman
mencakup
kemampuan
untuk
menterjemahkan dari satu bentuk ke bentuk yang lain dalam kata-kata, angka ataupun interpretasi berbentuk penjelasan, ringkasan, prediksi dan hubungan sebab-akibat (Bloom dalam Suparno, 2001: 7). Memiliki kemampuan untuk memahami hal yang dipelajari adalah salah satu hal penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Menurut Kartika Budi (1987: 233) pemahaman merupakan salah satu aspek kognitif dalam pelaksanaan pembelajaran di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
sekolah. Aspek ini merupakan aspek yang sangat penting pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran karena menjadi aspek yang paling ditonjolkan. Bila diadakan kegiatan pembelajaran, pertama-tama yang akan dicapai adalah memahami atau mengerti apa yang kita pelajari. Oleh karenanya belajar harus mengerti makna, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi permasalahan. Memahami adalah tujuan akhir dari belajar. Pemahaman bukan sekedar tahu tetapi juga menghendaki agar siswa dapat memanfaatkan apa yang telah dipahami. Dengan demikian belajar akan bersifat mendasar. Tetapi pada kenyataannya banyak siswa yang belajar di sekolah melupakan unsur pemahaman. Misalnya saja belajar di malam hari menjelang ujian pada keesokan harinya. Kegiatan belajar yang demikian cenderung hanya sekedar mengetahui sesuatu bahan yang akan diujikan tetapi bila ditanyakan pada hari yang berbeda mereka akan lupa yang telah mereka pelajari. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki pemahaman yang kuat. Untuk dapat mengetahui pemahaman siswa diperlukan indikatorindikator yang menunjukkan pemahaman tersebut (Kartika Budi, 1992: 114). Indikator tersebut adalah sebagai berikut. 1. Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi dengan menggunakan kalimat sendiri. 2. Dapat menjelaskan makna dari konsep yang bersangkutan kepada orang lain. 3. Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
4. Dapat menerapkan konsep untuk : a. Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus. b. Memecahkan masalah fisik baik secara teoritis maupun praktis. c. Memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tersebut terpenuhi. 5. Dapat mempelajari konsep lain yang saling berkaitan dengan lebih cepat. 6. Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling berkaitan. 7. Dapat membedakan konsepsi yang benar dan konsepsi yang salah dan dapat membuat peta konsep dari konsep–konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan. Berdasarkan kriteria atau indikator–indikator tersebut, seorang guru dapat mengetahui siswa dalam kegiatan pembelajaran fisika, apakah mengalami perubahan konsep baik yang memperluas konsep ataupun membetulkan konsep yang salah. Dengan semakin bertambahnya konsep yang diketahui dan dipahami, dan sekaligus semakin tepat konsep fisika dimengerti, mereka benar–benar menguasai bidang fisika.
C. Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada salah satu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima oleh pakar dalam bidang itu (Suparno, 2005: 4). Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
Miskonsepsi pada siswa muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Suparno (1998: 95) memandang miskonsepsi sebagai pengertian yang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konsep-konsep yang tidak benar. Berg menekankan bahwa tidak semua konsep siswa yang berbeda dengan fisikawan dikatakan sebagai miskonsepsi, hanya konsep–konsep yang bertentangan saja yang dikatakan sebagai miskonsepsi. Hal ini dikuatkan lagi oleh Brown dan Novak seperti dikutip Suparno (2005 : 4) yang menyatakan bahwa miskonsepsi adalah suatu interpretasi konsep-konsep yang tidak sesuai dengan penelitian ilmiah yang sekarang diterima. Miskonsepsi yang banyak terjadi adalah salah pengertian siswa atau ketidaktepatan konsep awal siswa yang terus dibawa selama proses belajar mengajar. Miskonsepsi terjadi karena dalam kehidupan sehari–hari konsep awal siswa dapat digunakan untuk memecahkan masalah sehari–hari sehingga miskonsepsi akan sangat sulit dibenahi. Miskonsepsi juga dapat disebabkan oleh kesalahan guru, buku teks, konteks dan metode pengajaran (Suparno, 2005 : 29). Miskonsepsi sebenarnya adalah hal yang wajar dalam proses pembentukan pengetahuan seorang yang sedang belajar. Bahkan dengan terjadinya miskonsepsi siswa akan dapat lebih memahami suatu konsep. Miskonsepsi tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi miskonsepsi dapat dikurangi dengan cara guru harus dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
menimbulkan keraguan, konflik dan kebingungan akan konsep awal yang dimiliki siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan peristiwa– peristiwa yang bertentangan dengan konsep awal siswa (Suparno, 2005: 7)
D. Materi yang terkait dengan Penelitian Lensa cembung Lensa cembung adalah benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi oleh dua bidang lengkung atau atu bidang lengkung dan satu bidang datar. Lensa merupakan bahan utama pada alat-alat optik. Contoh alat optik yang sering dipergunakan adalah kaca mata. Jadi kaca mata menggunakan lensa bukan kaca. Salah satu jenis lensa adalah lensa cembung yaitu lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari pada bagian tepinya dan bersifat mengumpulkan berkas sinar (konvergen). Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung ada 3 jenis , yaitu a. Lensa cembung-cembung atau lensa cembung dua atau lensa bikonveks b. Lensa cembung–datar atau lensa plankonveks c. Lensa cembung–cekung atau lensa konkaf–konveks Akibat dari permukaan lensa yang melengkung, cahaya yang datang pada lensa cembung akan dibiaskan dengan arah tertentu. Pembiasan yang terjadi pada lensa mengikuti hukum pembiasan. Oleh karena kelengkungan pada lensa cembung, cahaya yang keluar dari lensa akan mendekati sumbu. Lensa cembung bersifat mengumpulkan cahaya atau bersifat konvergen. Pada jarak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
tertentu dari lensa akan dapat ditentukan satu titik di mana cahaya itu terkumpul, dan titik tersebut dinamakan titik api atau fokus lensa. Bila sebuah benda berada di depan lensa cembung, akan terbentuk bayangan. Bayangan dari sebuah benda diperoleh dari perpotongan sinar bias. Untuk mendapat bayangan dari sebuah benda, dapat digunakan sinar istimewa pada lensa cembung.
Sinar-sinar istimewa lensa cembung 1. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F2 ).
2. Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
3. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan.
Berkas sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Bayangan adalah pada perpotongan sinar-sinar bias dan bayangannya bersifat nyata. Apabila perpotongan sinar-sinar bias terjadi di depan lensa atau bayangan terbentuk dari perpanjangan sinar-sinar bias, bayangan bersifat maya (semu). Bayangan maya ini selalu terbentuk di depan lensa. Perpanjangan sinar bias dan bayangan maya dilukiskan dengan garis putus– putus. Beberapa contoh lukisan pembentukan bayangan pada lensa cembung ditunjukkan gambar berikut: 1. Benda terletak pada ruang I di depan lensa cembung, maka bayangan terbentuk di depan lensa dengan sifat maya, tegak, dan diperbesar.
Bayangan
Benda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
2. Apabila benda berada di ruang II di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk di belakang lensa pada ruang III dengan sifat nyata, terbalik, dan diperbesar.
benda
bayangan
3. Apabila benda diletakkan pada ruang III di depan lensa cembung maka bayangan terbentuk nyata, terbalik, diperkecil.
benda
bayangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah studi kasus dan bersifat deskriptif kualitatif untuk memaparkan perkembangan konsepsi seorang siswa SMP pada pokok bahasan Lensa Cembung dan mengidentifikasi fasilitasinya yang sesuai.
B. Partisipan Partisipan dari penelitian ini adalah seorang siswa SMP kelas IX yang dipilih dari 5 siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan komplek. Penentuannya didasarkan atas hasil tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index).
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu bulan Juni 2011 Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 – 16 Juni 2011 Tempat Rumah siswa ( Tangkisan Towangsan Gantiwarno Klaten )
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
D. Metode Pengumpulan Data 1. Data Pretes Dalam Penelitian ini peneliti mengambil 5 siswa
yang dipilih
secara acak. Kemudian diambil 1 siswa yang mempunyai miskonsepsi terbanyak dan terkompleks. Untuk itu digunakan pretes tertulis sebanyak 20 soal essay yang dilengkapi CRI (Certainty of Response Index).
2. Data Perkembangan konsepsi siswa melalui fasilitasi dalam bentuk gambar dan tanya Jawab. Fasilitasi dengan bantuan gambar diberikan sesuai dengan konsep lensa cembung sedangkan fasilitasi dalam bentuk tanya jawab bersifat fleksibel, sesuai dengan kebutuhan.
3. Data Postes Dalam Postes ini siswa diberi soal essay sebanyak 5 soal. Jawaban siswa digunakan untuk meyakinkan konsepsi akhir siswa setelah melalui tahap fasilitasi yang diberikan yang sebelumnya telah diketahui dari proses fasilitasi. Dengan demikian data postes hanya bersifat melengkapi data konsep akhir siswa yang telah diperoleh dalam proses fasilitasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
E. Metode Analisis Data 1. Analisis Pretes Data pretes dianalalisis dari hasil pengerjaan soal siswa yang dilengkapi dengan CRI (Certainty of Response Index). Skala 0-2 menunjukkan bahwa siswa menjawab soal dengan cara menerka, baik itu jawaban benar atau jawaban salah, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan siswa. Skala 3-4 menunjukkan bahwa siswa tidak menerka dalam menjawab soal, melainkan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada jawaban yang dipilih. Jika jawaban siswa itu salah, ini menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Kesalahan penerapan pengetahuan dalam menjawab soal yang dimiliki siswa menunjukkna indikasi adanya miskonsepsi.
2. Analisis Perkembangan konsep siswa melalui fasilitasi berupa Tanya jawab dan fasilitasi dalam bentuk gambar. Pada tahap ini dikelompokan sesuai dengan konsep yang terdapat dalam materi Lensa Cembung. Bagan fasilitasi sebagai berikut : Konsep Lensa Cembung
Gambar
Tanya jawab
Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
3. Analisis Postes Setelah melalui beberapa fasilitasi yang sudah dilakukan, siswa mengerjakan postes yaitu tes akhir berupa soal essay sebanyak 5 soal untuk mengetahui pemahaman konsep Lensa Cembung dan melihat perkembangan siswa sebelum dan sesudah difasilitasi.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes tertulis pretes dan postes, bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar. 1. Pretes Pretes diberikan kepada siswa berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep awal yang dimiliki setiap anak tentang lensa cembung.
2. Desain Fasilitasi Pengembangan Konsep Proses pembangunan konsep dapat diamati dari tanya jawab dengan bantuan gambar. Tanya jawab dilakukan oleh peneliti terhadap siswa yang diteliti saja yaitu satu siswa yang mempunyai miskonsepsi paling banyak dan paling kompleks.
3. Postes. Instrumen ketiga yang digunakan untuk mengetahui konsep akhir siswa adalah dengan menggunakan tes pemahaman akhir siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa selama pembangunan konsep ini akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
tertuang dalam tes tersebut. Dalam tes ini siswa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari melalui Tanya jawab dan gambar.
G. Validitas Instrumen Instrumen yang berupa pretes dan persiapan bimbingan dan tanya jawab dengan bantuan gambar dan postes tidak diujicobakan, tetapi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrumen diuji melalui keandalan isi yaitu bentuk pertanyaan dan kegiatan yang akan dilaksanakan apakah sesuai dengan konsep yang akan dibangun tentang lensa cembung. Berdasarkan kritik, saran, dan petunjuk yang diberikan semua instrumen siap digunakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
BAB IV DATA DAN ANALISIS
1. Hasil Pretes Data pretes diperoleh dari jawaban siswa setelah mengerjakan soal essay sebanyak 20 soal. Soal yang diberikan sesuai dengan konsep lensa Cembung. Ada beberapa soal yang telah dikerjakan yang menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab
soal.
Kesalahan
tersebut
menunjukkan
miskonsepsi (soal no 8, 18, 19, 20). Soal No.8 Gambarkan bayangan yang terbentuk! Soal
Jawaban
+
2F1
F1
+
F2 2F2
2F1 F1
F2 2F2
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
19
4
indikasi
adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
Partisipan menjawab soal tidak didasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung. Kemudian dilihat dari angka skala tingkat keyakinan jawaban skala 3 yang dilingkari menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Soal no.18 Apabila benda berada di atas sumbu utama. gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Soal
Jawaban +
2F1 F1
+
F2 2F2
2F1 F1
F2 2F2
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
Sama seperti soal no.8, pada soal ini siswa menjawab pertanyaan tanpa di- dasarkan pada konsep sinar istimewa pada lensa cembung tetapi siswa tersebut yakin benar dalam menjawab pertanyaan dilihat dari skala 3 yang dilingkari pada tingkat keyakinan jawaban. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan pemahaman penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
Soal no.19 Apakah akan terbentuk bayangan pada layer dari lilin yang menyala?Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda !
Jawaban : Akan terbentuk bayangan (benar) Alasan : karena cahaya lilin akan diteruskan oleh lensa kemudian akan tampak pada layar. Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
Siswa hanya menjawab secara teoritis tanpa disertai dengan gambar yang mengatakan bahwa akan terbentuk bayangan. Skala tingkat keyakinan siswa yang dilingkari angka 4 menunjukkan bahwa partisipan mempunyai pengetahuan dalam menjawab soal, tidak menerka tetapi menunjukkan adanya kesalahan penerapan pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
Soal no.20 a. Jika tidak terbentuk bayangan pada soal No. 19, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan! Jawaban : Mungkin lensa terhalang sesuatu. Alasan : karena jika lensa terhalang sesuatu maka cahaya dari lilin tidak dapat diteruskan. Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
b. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan! Jawaban : Sifat bayangan nyata. Alasan : Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
Siswa dalam menjawab pertanyaan tidak yakin karena menggunakan kata mungkin. Skala tingkat keyakinan jawaban siswa yang dilingkari angka 3 yang
menunjukkan
adanya
kesalahan
pemahaman
penerapan
pengetahuan yang dimiliki siswa dalam menjawab soal. Banyak juga soal yang tidak dikerjakan karena tidak mengetahui jawabannya (soal no. 7, 11, 12, 13, 14, 16).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
2. Hasil fasilitasi dengan bantuan gambar dan tanya jawab Dilihat dari hasil pretes yang sudah dikerjakan siswa, maka peneliti melakukan bimbingan secara individual melalui fasilitasi gambar dan tanya jawab. Langkah-langkahnya sebagai berikut: 2.a. Bagian-Bagian Lensa.
Pertanyaan
: Liat gambar! Apa kamu mengetahui gambar di atas?
Jawaban siswa : Iya….gambar lensa cembung Pertanyaan
: Bagian
lensa
cembung,
apakah
kamu
mengetahuinya? Jawaban siswa : Apa ya….? Pertanyaan
: Coba lihat lagi gambar berikutnya.Apa kamu mengetahuinya?
Jawaban siswa : Tidak tahu..
Permukaan Lensa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
Pertanyaan
: Masih ada tidak bagian lensa yang lain?
Jawaban siswa : Sudah tidak ada. Pertanyaan
: Coba lihat gambar lagi, bagian tengah lensa namanya apa?
Bidang Lensa
Jawaban siswa : Bidang lensa Siswa dapat menjawab dengan benar pertanyaan yang disampaikan.
2.b. Titik Fokus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Pertanyaan
: Apakah kamu mengetahui yang dimaksud dengan titik fokus itu?
Hasil
: Siswa
kesulitan
dalam
menjawab
pertanyaan
kemudian saya perlihatkan gambar mengernai titik fokus, kemudian ada titik fokus sejati dan titik fokus maya.
2.c. Sumbu Utama & Pusat Lensa
Pertanyaan
: Coba sekarang buatlah gambar sumbu utama! Sebenarnya berupa apa sumbu utama tersebut?
Hasil
: Siswa menjawab dengan benar apa itu sumbu.
Pertanyaan
: Setelah membuat sumbu utama, di mana pusat lensa itu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
Hasil
: Siswa menjawab benar karena ada kata inti yaitu pusat maka di jawab di tengah.
2.d.
Sumber Cahaya
Pertanyaan
: Apakah sumber cahaya itu? Apakah memancar ke segala arah?
Hasil
: Siswa
kesulitan
dalam
menjawab
pertanyaan,
kemudian saya jelaskan dengan bantuan gambar.
2.e. Berkas sinar yang relevan.
Pertanyaan
: Apa itu sinar yang relevan? Mengapa disebut dengan sinar yang relevan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
Hasil
: Siswa
kesulitan
dalam
menjawab
pertanyaan,
kemudian saya jelaskan apa itu berkas dan apa artinya relevan, kemudian siswa berusaha menjawab pertanyaan.
2.e. Sinar istimewa
Pertanyaan
: Mengapa dari sinar-sinar yang relevan tadi, kita temukan sinar istimewa pada Lensa Cembung?
Hasil
: Siswa berusaha menjawab pertanyaan dengan perlahan-lahan, kemudian siswa bisa menjawab pertanyaan dengan benar.
3. Hasil Postes Setelah melalui fasilitasi dengan gambar dan tanya jawab siswa mengerjakan soal postes sebanyak 5 soal essay. Siswa merasa mudah mengerjakan Soal dikerjakan sesuai dengan konsep yang benar meskipun dalam mengerjakan siswa masih perlu pendampingan peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! beri penjelasan ! Jawaban : +
F1
F2
a. Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan melewati titik fokus kedua lensa ( F2 ) b. Sinar yang datang melewati titik api pertama lensa ( F1) akan dibiaskan sejajar sumbu utama c. Sinar yang datang melewati pusat optik lensa ( O ) tidak dibiaskan
2. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal. Jawab : Soal +
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
Jawaban +
F1
F2
3. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ? Soal
Titik benda
+
F1
F2
Jawaban +
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ? Soal
F1
F2
Jawaban +
A
F1
F2
A’
5. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal. Soal
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
Jawaban +
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian dan menyelesaikan berbagai tahaptahap, maka kesimpulan yang dapat di ambil adalah sebagai berikut : 1. Pada tes tertulis yang diberikan waktu tahap awal, materi yang disampaikan adalah materi yang sudah mereka dapatkan di kelas VIII tetapi dalam menjawab pertanyaan tentang konsep lensa cembung, mereka kelihatan seperti mendapatkan materi baru. Tidak ada pemahaman yang benar berada di pikiran mereka. Banyak hal yang menjadikan alasan mereka, ada yang bilang lupa, ada yang memang belum memahami materi lensa cembung di kelas VIII. 2. Siswa mengalami pemahaman yang meningkat setelah difasilitasi dengan gambar. Misalnya pada soal di bawah ini
2F1
F1
F2 2F2
Setelah difasilitasi melalui gambar mulai dari pengenalan tentang bagian lensa, titik fokus, sumbu utama, pusat lensa dan sinar istimewa, siswa dapat mengerjakan soal dengan lancar.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
Hasil
2F2
F1
F2
2F2
B. Saran Proses penelitian telah dilakukan oleh peneliti. Banyak kekurangan dari penelitian ini. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk dapat menyempurnakan penelitian ini. 1. Peneliti harus menguasai konsep lensa cembung terutama penyampaian dalam bentuk gambar dengan sungguh-sungguh supaya mendapatkan hasil yang lebih maksimal. 2. Proses yang dipakai untuk pengembangan konsep bisa lebih bervariasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
DAFTAR PUSTAKA
Kartika Budi, Fr. Y. 1987. “Konsep Pembentukan dan Penanamannya” Sumbangan Terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Kartika Budi, Fr. Y. 1992. Pemahaman Konsep Gaya dan Beberapa Salah Konsepsi yang Terjadi. Yogyakarta : Widya dharma Th. III. No.1, Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Pieget. Yogyakarta : Kanisius. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi & Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta : Grasindo.
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
Lampiran 1 Pretes Nama : Kelas :
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh ! 1. Cahaya merambat lurus. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda ! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
2. Cahaya merambat tanpa membawa energi. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
3. Cahaya merambat membawa energi. Benar / salah? Berikan alasan Anda! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
4. Untuk merambat cahaya memerlukan medium. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
5. Untuk merambat cahaya tidak memerlukan medium. Benar atau Salah ? Berikan alasan Anda ! Jawaban :
Alasan
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
6. Mengapa benda yang terkena cahaya matahari memiliki bayangan yang serupa dengan bentuk benda aslinya? Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
7. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung ! Jawaban :
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
8. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal! +
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
9. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? +
F1
F2
Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
10. Lanjutan dari soal No. 9. Seandainya lensa terhalangi sebuah benda, apakah terbentuk bayangan? +
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
11. Bila sebuah benda berada di ruang II ( antara F dan 2F ) dari lensa cembung, Bagaimana sifat bayangan yang terjadi ! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
12. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk ? +
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
13. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ? +
A
Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
14. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
+
F1
F2
Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
15. Kacamata, kamera, proyektor termasuk benda yang menggunakan lensa cembung. Benar atau salah? Berikan alasanmu! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
16. Bagaimana sinar biasnya? Jawaban langsung ditulis pada lembar soal! +
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
17. Jika benda tepat berada di titik focus ( F2 ). Terbentuk bayangan atau tidak? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
18. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
+
F1
F2
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
19. Apakah akan terbentuk bayangan pada lilin yang menyala? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda !
Jawaban :
Alasan
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
20. Lanjutan soal no 19 a. Jika tidak terbentuk bayangan mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda ! Jawaban
Alasan
:
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
a. Jika terbentuk bayangan, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk? Jelaskan jawabanmu dan beri alasan Anda! Jawaban
Alasan
:
:
Lingkari angka skala tingkat keyakinan jawaban anda : 0
1
2
3
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
Lampiran 2 Postes Nama : Kelas :
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan sungguh-sungguh ! 1. Lukiskan jalannya sinar istimewa pada lensa cembung! Beri penjelasan! Jawaban :
2. Gambarkan bayangan yang terbentuk! Jawaban langsung pada soal! +
F1
F2
3. Perhatikan gambar dibawah ini, bagaimana sifat bayangan yang terbentuk jika benda berupa titik ? +
F1
F2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
4. Perhatikan gambar di bawah ini! Bagaimana bayangan yang terbentuk ? +
A
5. Apabila benda berada di atas sumbu utama. Gambarkan bagaimana bayangan terbentuk ? Jawaban langsung pada dikerjakan pada soal! +
F1
F2