PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Nama : Maria Brighitta Corry Timmerman NIM : 089114111
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Nama : Maria Brighitta Corry Timmerman NIM : 089114111
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” Lukas 22:42
“Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak pemikiranmu. Jadilan anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!” 1 Korintus 14:20 iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh kerendahan hati, skripsi ini kupersembahkan untuk:
Allah Bapa Yang Maha Kuasa, yang memberikan komoditas paling berharga di jagad raya ini, yaitu waktu, untukku. Semoga anugerah terbesar dari Allah itu tidak lagi kusia-siakan.
Orang tuaku tercinta, Bapak Alex Cornelis Timmerman dan Ibu Rosa Rohyani Purwandari yang selalu membiarkan aku tumbuh dewasa dengan caraku.
Keluarga kecilku, suamiku Yustinus Budiono dan anakku Immanuela Nathania Pascanatalie Timmerman yang mencintaiku apa adanya.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Maria Brighitta Corry Timmerman ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa yang berjumlah 100 mahasiswa. Data penelitian diungkap menggunakan Skala Kematangan Emosi dan Skala Prokrastinasi Akademik. Skala Kematangan Emosi memiliki reliabilitas 0,902 dan Skala Prokrastinasi Akademik memiliki reliabilitas 0,942. Analisis data penelitian dilakukan menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Hasil korelasi antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik sebesar -0,487 dengan p = 0,000 (p < 0,01), yang berarti terdapat hubungan negatif signifikan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik. Kata kunci: kematangan emosi, prokrastinasi akademik, mahasiswa.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN EMOTIONAL MATURITY AND ACADEMIC PROCRASTINATION OF COLLEGE STUDENTS Maria Brighitta Corry Timmerman ABSTRACT This research aimed to know the relation between emotional maturity and academic procrastination of college students. The hypothesis in this research was a negatif corellation between emotional maturity and academic procrastination of college students. The subjects were 100 college students. The reability of emotional maturity scale was 0,902 and the reability of academic procrastination scale was 0,942. the data was analyzed using the Pearson productmoment correlation technique. Based on this correlation test, the result shows that the correlation between emotional maturity and academic procrastination was -0,487 with p = 0,000 (p < 0,01), which means there was a significant negative correlation between emotional maturity and academic procrastination. Keywords: emotional maturity, academic procrastination, college students.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga karena atas limpahan kasih-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Skripsi dengan judul “Hubungan antara Kematangan Emosi dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa“ ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan meraih gelar sarjana psikologi. Proses penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak yang dengan tulus hati memberikan bantuan dan dukungannya dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkenan membantu selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
yang memberikan
kelancaran perijinan
perpanjangan studi dan penelitian skripsi sekaligus sebagai dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan pengetahuan baru bagi penulis. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi sekaligus selaku Kaprodi yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini secepat mungkin. 3. Ibu Dr. Christina Siwi Handayani (R.I.P.) yang memberikan inspirasi dan semangat untuk terus berjuang menyelesaikan studi S1 dengan penuh kedisiplinan. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yunita Murtisari, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat dan kesempatan untuk meraih gelar sarjana tepat waktu serta selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan saran sehingga menjadikan skripsi ini semakin baik. 5. Romo Priyono Marwan yang selalu menyuguhkan senyum serta memberikan rosario pembakar semangat dalam menuntaskan studi S1. 6. Bapak C. Siswo Widyatmoko dan Ibu Haksi Mayawati yang membuat saya mencintai dunia riset dalam bidang psikologi, serta meminjamkan akun Survey Monkey tanpa syarat. 7. Ibu M. B. Rohaniwati, Bapak Gandung Widiyantoro, Bapak Muji, Bapak Doni, serta Bapak Gie, yang telah banyak membantu dalam segala hal terkait administrasi, praktikum, dan sebagainya selama penulis menempuh pendidikan sarjana. 8. Segenap dosen dan karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagi ilmu, inspirasi, dan karya. 9. Seluruh mahasiswa yang terlibat sebagai subjek dalam penelitian ini, terima kasih banyak atas kesediaan kalian mengisi skala penelitian. 10. Kedua orang tua penulis, Bapak Alex Cornelis Timmerman, S.H., MH.Li., MBA, Ph.D. dan Ibu Rosa Rohyani Purwandari, S.H. yang telah merawat dan membesarkan penulis dengan penuh cinta kasih serta selalu menagih ijasah S1 saya.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Kakak saya, Romo Bobby Steven Octavianus Timmerman yang selalu menanyakan “apa kabar skripsimu?” lewat sms, facebook, whatsapp, line, dan skype. 12. Adik saya, Augustinus Glen Calvin Timmerman, S.H. dan istrinya Monica Yustesia Nurcahyaningrum yang selalu mendoakan yang terbaik untuk saya. 13. Adik bungsu saya Valentina Marsellia Septy Claudia Timmerman yang selalu mendoakan dan menyemangati serta membantu mengoreksi tata bahasa dalam skripsi saya sehingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik. 14. Pendamping hidup saya, Yustinus Budiono dan putri saya Immanuela Nathania Pascanatalie Timmerman yang menjadi motivator utama penuntasan skripsi ini. 15. Om David Kisito Timmerman yang menjadi saluran berkat dalam membiayai kuliah S1 saya. 16. Segenap keluarga besar di Yogyakarta maupun di Jawa Barat yang selalu memberi saya doa dan semangat untuk menyelesaikan studi sarjana. 17. Teman-teman Psikologi yang sudah lulus mendahului penulis, membuat penulis semakin termotivasi untuk mengikuti jejak mereka, terutama Bernadetta Ditia Kristiani, Nathalia Nindi Kristianingrum, dan Maria Dessy Selviantari. 18. Teman-teman seperjuangan, yang masih bergulat dengan skripsi. Semangat!!! 19. Direktur Gloria Edukasindo, Bapak Drs. Eko Cahyono Tjia, Psi., M.M. yang memberikan fasilitas kredit dana tunai sehingga saya dapat membiayai perpanjangan studi 2 tahun demi mendapatkan gelar S. Psi. xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Teman-teman yang masih dan sempat bersama saya di Gloria Edukasindo, Bapak Donni, Mas Sigma, Mas Andhi, Mbak Heni, Ibu Apri, Mas Tyo, Mbak Desi, Mbak Sari, Mbak Ratna, Mas Bagus, Mbak Thea, Mas Weda, Mbak Yoche, Tata, Tita, Fili, Ibu Pauline, Mbak Santi, Yossy, Sabhi, Ayu, Christi, Laura, Lisa, Hardi, Gunawan, Satriya, Mbak Dika, Mbak Ferda, Mbak Niken, Mbak Eli, Mbak Milka, Mbak Esthi yang selalu menghargai kinerja saya. 21. Phunsukh Wangdu melalui film 3 Idiots yang menginspirasi saya menjadi “great teacher” seperti Sonam Wangchuk suatu saat nanti. Amin. 22. Semua pihak yang senantiasa menguatkan dalam doa dan dukungan demi kesuksesan saya dalam menunaikan kewajiban sebagai mahasiswa. Terima kasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan maupun kekurangan. Oleh karenanya, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Yogyakarta, 29 Juni 2015 Penulis,
Maria Brighitta Corry Timmerman
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.....................
ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
iii
HALAMAN MOTTO............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...........................
vi
ABSTRAK.............................................................................................
vii
ABSTRACT.............................................................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..........
ix
KATA PENGANTAR...........................................................................
x
DAFTAR ISI..........................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
xix
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................
1
A. Latar Belakang...................................................................
1
B. Rumusan Masalah..............................................................
9
C. Tujuan Penelitian...............................................................
9
D. Manfaat Penelitian.............................................................
10
BAB II. LANDASAN TEORI.................................................................
11
A. Prokrastinasi Akademik.....................................................
11
1. Pengertian Prokrastinasi Akademik..............................
11
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Tipe Prokrastinasi Akademik.......................................
14
3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik......................................................................
15
B. Kematangan Emosi............................................................
18
1. Pengertian Kematangan Emosi.....................................
18
2. Aspek-aspek Kematangan Emosi.................................
19
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi............................................................................
21
C. Mahasiswa.........................................................................
22
D. Dinamika Hubungan Kematangan Emosi dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa.........................
23
E. Hipotesis............................................................................
29
F. Skema Dinamika Hubungan antara Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik.............................................
30
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..............................................
31
A. Jenis Penelitian...................................................................
31
B. Identifikasi Variabel...........................................................
31
C. Definisi Operasional...........................................................
31
1. Kematangan Emosi.........................................................
31
2. Prokrastinasi Akademik..................................................
32
D. Subjek Penelitian................................................................
33
E. Metode Pengambilan Data.................................................
34
1. Skala Kematangan Emosi...............................................
34
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Skala Prokrastinasi Akademik........................................
36
F. Validitas, Reliabilitas, dan Analisis Aitem.........................
37
1. Validitas..........................................................................
37
2. Reliabilitas......................................................................
38
3. Analisis Aitem................................................................
39
G. Analisis Data.......................................................................
40
1. Uji Asumsi.......................................................................
40
a. Uji Normalitas.........................................................
40
b. Uji Linearitas...........................................................
40
2. Uji Hipotesis....................................................................
41
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................
42
A. Persiapan Penelitian............................................................
42
1. Pelaksanaan Uji Coba.....................................................
42
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian...............................
44
a. Skala kematangan emosi.........................................
44
b. Skala prokrastinasi akademik..................................
46
B. Deskripsi Data Penelitian...................................................
47
C. Hasil Penelitian...................................................................
54
1. Uji Asumsi.......................................................................
54
a. Uji Normalitas.........................................................
55
b. Uji Linearitas...........................................................
56
2. Uji Hipotesis....................................................................
57
D. Pembahasan.........................................................................
59
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.................................................
68
A. Kesimpulan.........................................................................
68
B. Saran..................................................................................
68
1. Bagi Mahasiswa.............................................................
68
2. Bagi Universitas.............................................................
69
3. Bagi Penelitian Selanjutnya...........................................
69
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
70
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................
74
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Kematangan Emosi (sebelum uji coba)......................................................................
35
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Akademik (sebelum uji coba)..................................................................... Tabel 3. Deskripsi Responden..................................................................
37 43
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kematangan Emosi (setelah uji coba)........................................................................
45
Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Akademik (setelah uji coba).......................................................................
46
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian.........................................................
48
Tabel 7. Uji Signifikansi Perbedaan Mean Empiris dan Teoretis..........
49
Tabel 8. Uji t Skala Kematangan Emosi................................................
49
Tabel 9. Uji t Skala Prokrastinasi Akademik.........................................
50
Tabel 10. Norma Kategorisasi................................................................
51
Tabel 11. Norma Kategorisasi Skor Kematangan Emosi.......................
51
Tabel 12. Norma Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik................
52
Tabel 13. Kategorisasi Skor Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Angkatan/Semester...........................
52
Tabel 14. Kategorisasi Skor Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Usia................................................... Tabel 15. Kategorisasi Skor Kematangan Emosi dan Prokrastinasi xviii
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Akademik Berdasarkan Angkatan/Semester...........................
54
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas ..............................................................
55
Tabel 17. Hasil Uji Linearitas.................................................................
56
Tabel 18. Hasil Uji Hipotesis...................................................................
57
Tabel 19. Uji Regresi...............................................................................
58
Tabel 20. Koefisien Korelasi antara Aspek-aspek Kematangan Emosi dengan Prokrastinasi Akademik...............................................
xix
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Skala Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik............................................................................... 75 Lampiran 2. Analisis Reliabilitas Skala Kematangan Emosi...................... 87 Lampiran 3. Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik.............. 96 Lampiran 4. Hasil Uji t Skala Kematangan Emosi dan Skala Prokrastinasi Akademik.......................................................... 101 Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas................................................................ 103 Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas.................................................................. 105 Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis................................................................... 115 Lampiran 8. Hasil Uji Regresi...................................................................... 118
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Sarwono (1978) menyatakan bahwa mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun. Menurut Hurlock (1994), rentang usia tersebut berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Beberapa tugas perkembangan masa dewasa awal adalah memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan suami/isteri, mulai membentuk keluarga, mengasuh anak, mengelola/mengatur rumah tangga, memulai pekerjaan, dan bertanggung jawab sebagai warga negara. Keberhasilan dalam mencapai tugas perkembangan tersebut akan mengarahkan pada kebahagiaan dan keberhasilan pada tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya, kegagalan menyelesaikan tugas perkembangan tersebut, akan membawa ketidakbahagiaan, celaan sosial, dan kesukaran menyelesaikan tugas perkembangan berikutnya (Havinghurst & Neugarten, 1962). Mahasiswa berupaya menyelesaikan tugas perkembangan tersebut sambil menempuh studi akademis. Sementara itu, tugas dan tanggung jawab akademis yang dihadapi tidaklah ringan. Sebagian mahasiswa dapat menyelesaikan tugas perkembangan dan memenuhi tuntutan akademisnya dengan baik. Namun, sebagian mahasiswa lainnya justru memilih menunda penyelesaian tugas akademiknya. Mereka tetap menunda 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
penyelesaian tugas akademik meskipun mereka sadar bahwa waktu yang dimiliki terbatas. Perilaku menunda tugas tersebut dalam kajian ilmu Psikologi sering disebut sebagai prokrastinasi. Steel (2007) mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan meskipun individu mengetahui bahwa penundaannya tersebut dapat menghasilkan dampak buruk. Sejatinya, prokrastinasi berpotensi menimbulkan kerugian dan bahaya. Namun disayangkan sampai saat ini masih banyak hal yang belum dipelajari sebagai faktor penyebab prokrastinasi. Oleh karena itu, penelitian lanjutan mengenai prokrastinasi seharusnya tidak ditunda, terutama karena prevalensinya yang semakin berkembang. Prokrastinasi menjadi masalah yang serius dalam masyarakat yang berorientasi pada prestasi karena individu diharapkan memenuhi kewajiban di masa tertentu kehidupannya (Van Eerde, 2003). Fakta penelitian yang ada menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan hal yang biasa dilakukan mahasiswa (Solomon & Rothblum, 1984; Tice & Baumiester, 1997). Hasil penelitian yang dilakukan Solomon dan Rothblum (1984) pada 322 orang mahasiswa di Amerika Serikat mengungkapkan
bahwa
46%
mahasiswa
melakukan
prokrastinasi
akademik. Selain itu, Rizvi, Prawitasari, dan Soetjipto (1997) meneliti mengenai prokrastinasi akademik ditinjau dari pusat kendali eksternal dan efikasi diri pada 111 mahasiswa dan menemukan bahwa 20,38% dari mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
melakukan prokrastinasi akademik. Gustina (2009) menemukan 34% dari 50 mahasiswa S1 di Yogyakarta memiliki prokrastinasi akademik tinggi. Selanjutnya, Kurniawati (2010) mengungkapkan bahwa 40% mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 20022006 tergolong memiliki prokrastinasi yang tinggi, bahkan 26,67% mahasiswa melakukan prokrastinasi yang tergolong sangat tinggi dalam penelitiannya mengenai hubungan self regulated learning dengan prokrastinasi. Hasil beberapa penelitian di atas membuktikan bahwa tingkat prevalensi prokrastinasi akademik yang ditemukan pada mahasiswa terbilang tinggi. Ellis dan Knaus (dalam Steel, 2007)
bahkan
memperkirakan bahwa sekitar 95% mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik di Amerika Serikat. Tingginya tingkat prevalensi prokrastinasi akademik tersebut merupakan prediktor dari buruknya prestasi akademik mahasiswa (Balkis, Duru, & Bulus, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Patrzek, Grunschel, dan Fries (2012) menyebutkan bahwa konsekuensi negatif dari prokrastinasi jauh lebih banyak daripada konsekuensi positif yang ditimbulkan. Konsekuensi negatif tersebut meliputi rendahnya gambaran diri, rasa malu, cemas, tidak puas, tertekan, kesukaran hidup, penyesalan atau kesedihan yang mendalam,
tidak
adanya
motivasi
untuk
berubah,
stres,
sakit,
berkurangnya relasi sosial, reaksi negatif dari orang lain, kerugian finansial,
gangguan
rencana
hidup,
akumulasi
tugas
akademik,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
pengulangan dalam mengerjakan tugas akademik, prestasi akademik yang buruk, penambahan waktu studi, bahkan dropped out (DO). Van Eerde (2003) menambahkan bahwa selain konsekuensi psikologis seperti rasa bersalah dan penurunan hasil performansi, prokrastinasi
membawa
konsekuensi
sosial,
yakni
pandangan
ketidakmandirian. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Kristiani (2013) yang mengindikasikan adanya korelasi negatif antara kemandirian dengan prokrastinasi pada mahasiswa. Perbedaan karakteristik tugas, seperti ketidaksukaan dan kesukaran tugas telah dipelajari sebagai faktor yang mendahului prokrastinasi (Steel, 2007). Tugas-tugas kuliah yang membutuhkan kemandirian, menuntut penyediaan sumber daya (waktu, tenaga, pikiran, dan mungkin juga uang), serta tidak memberikan imbalan seketika merupakan tugas-tugas yang dengan mudah atau memiliki kecenderungan tinggi untuk ditunda (Ursia, Siaputra, & Sutanto, 2013). Sebagaimana halnya pendapat Solomon dan Rothblum (1984) bahwa alasan mahasiswa melakukan prokrastinasi adalah tugas yang tidak menyenangkan dan rasa takut gagal. Penelitian Beswick, dkk (dalam Patrzek, Grunschel, & Fries 2012) mengindikasikan bahwa mahasiswa yang prokrastinasi seringkali memiliki harga diri yang rendah. Sebagaimana dikemukakan oleh Ferrari (dalam Chow, 2011) bahwa harga diri yang rendah atau perasaan tidak berharga mendorong ke arah menghindari tugas yang mungkin berujung pada kegagalan. Untuk prokrastinator, menghindar adalah raja pertahanan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
karena ketika mereka menghindari tugas, mereka juga menghindari banyak pikiran, perasaan, dan memori yang berkaitan dengannya (Burka & Yuen, 1983). Steel (2007) menyatakan bahwa kecenderungan menanggalkan pekerjaan dengan tenggat waktu yang sudah dekat juga biasa dilakukan oleh orang impulsif yang dapat dengan mudah merasa bosan. Ursia, Siaputra, dan Sutanto (2013) menyatakan hal yang serupa, yakni kecenderungan mahasiswa untuk bersikap impulsif selaras dengan kecenderungan mahasiswa untuk menunda pengerjaan tugas. Blatt & Quinn (dalam Steel, 2007) menerangkan bahwa individu yang impulsif lebih cenderung melakukan prokrastinasi, sebagaimana mereka cenderung dilanda dengan keinginan saat ini dan fokus perhatian pada keinginan tersebut. Individu tersebut tidak mempertimbangkan dengan matang keputusannya, sering mengejar gratifikasi segera, serta mengabaikan atau tidak memperdulikan tanggung jawab jangka panjang. Baumeister, Heatherton, dan Tice (dalam Tice & Baumiester, 1997) menemukan fakta bahwa prokrastinasi telah diidentifikasi sebagai maksud seseorang untuk meregulasi emosi negatif yang mungkin menyertai sebuah tugas setidaknya dalam jangka pendek. Regulasi emosi tersebut biasanya diwujudkan dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti menonton TV, tidur, bermain game, makan, berbincang dengan anggota keluarga atau teman-teman, serta berbicara melalui telepon (Pychyl, Lee, Thibodeau, & Blunt, 2000).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
Van Eerde (2003) mengemukakan bahwa seorang prokrastinator tidak mampu untuk menunda kesenangan karena mempunyai kontrol impuls yang kurang. Kontrol impuls berarti kemampuan untuk mengorbankan hasil jangka pendek yang biasanya tampak lebih menyenangkan demi hasil jangka panjang. Beberapa orang melakukan prokrastinasi karena mereka tidak mampu mengontrol keinginan mereka untuk melakukan aktivitas menyenangkan jangka pendek. Sebagaimana hasil penelitian yang telah ditemukan oleh Ferrari dan Emmons (1995) bahwa kontrol diri merupakan prediktor tunggal terbaik untuk setiap metode prokrastinasi, yakni prokrastinasi decisional, behavioral, dan dysfunctional. Penelitian lain yang dilakukan di Universitas Surabaya oleh Ursia, Siaputra, dan Sutanto (2013) mengungkapkan adanya korelasi negatif antara self control dan prokrastinasi pada mahasiswa skripsi. Steel (2007) mendefinisikan kontrol diri sebagai pengendalian diri individu terhadap waktu tunda penerimaan imbalan. Artinya, individu yang dapat mengendalikan diri dengan baik mampu menunda gratifikasi atau imbalan dari tindakan yang dilakukan. Selain itu, kemampuan individu melakukan kontrol diri terkait erat dengan kematangan emosi (Singh, Kaur, & Dureja, 2012). Secara esensi, kematangan emosi berarti mengendalikan emosi, bukan membiarkan emosi memegang kendali (Punithavathi, 2013). Tiwari (2014) menambahkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk menahan tekanan sehingga individu yang emosinya matang dapat bertahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
terhadap situasi frustrasi. Misalnya, ketika mendapatkan tugas yang tidak disukai atau sukar diselesaikan. Seperti halnya pendapat Hollingsworth dan Morgan (dalam Young, 1975) bahwa kematangan emosi merupakan perubahan respon emosi dari anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan pada tingkat toleransi terhadap frustrasi, penurunan dalam tingkat dan derajat emosi yang tidak diharapkan, perbedaan dalam perilaku impulsif, perbedaan sikap dalam memperhatikan diri sendiri, serta perbedaan dalam menampakkan perilaku emosi secara terbuka. Chaturvedi dan Kumari (2012) menambahkan bahwa seseorang yang matang secara emosi dapat menyesuaikan diri secara efektif dengan realitas kehidupan yang dihadapi. Swamy, Rao, Ancheril, Vegas, & Balasubramanian (2014) juga menyampaikan hal yang senada, yaitu agar dapat menuju ke arah kehidupan yang sukses dengan memuaskan, seseorang perlu memiliki perilaku kematangan emosi yang tinggi. Oleh karena itu, mahasiswa yang tidak mampu menangani emosi dan perasaan mereka akan mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk tantangan menyelesaikan tugas-tugas akademik. Swamy, dkk. (2014) menyatakan lebih lanjut bahwa tidak ada satu orang pun yang lahir dengan kematangan emosi karena hal itu dibentuk oleh pengasuhan dan pengalaman hidup. Artinya, kematangan emosi tidak didapatkan begitu saja, melainkan perlu dicapai dengan upaya yang sungguh-sungguh. Menurut Hurlock (1994), kematangan emosi dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
dibentuk melalui pelatihan, disiplin, dan pengalaman langsung berbagai peristiwa
yang
merangsang
bangkitnya
emosi.
Jogsan
(2013)
mengungkapkan bahwa kematangan emosi pada individu normal akan tercapai pada usia 21 tahun sampai awal 30 dan akan terus berkembang sampai usia sekitar 35 tahun sehingga dengan bertambahnya usia, kematangan emosi individu diperkirakan dapat bertambah pula. Sebaliknya, Hawadi dan Reni (2004) menegaskan bahwa mahasiswa yang tidak berhasil mencapai kematangan emosi akan merasa tertekan dengan tuntutan yang ada dan bisa menjadi mahasiswa underachiever atau bahkan memilih drop out. Individu tersebut akan merasa terisolasi atau bersifat agresif terhadap orang lain. Selain itu, individu tersebut akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri serta tidak dapat mengembangkan kreativitas dan potensi yang dimiliki. Dengan demikian, individu dengan tingkat kematangan emosi yang rendah kemungkinan akan melakukan prokrastinasi akademik untuk menghindari berbagai tugas akademik yang menjadi tanggung jawabnya. Hal itu disebabkan karena individu tersebut cenderung bertindak selayaknya anak-anak yang secara impulsif akan memilih aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas. Individu merasa kesulitan menyesuaikan diri dengan realitas tanggung jawab yang dimilikinya serta tidak dapat mengembangkan kreativitas dan potensi yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
Sedangkan, individu yang memiliki tingkat kematangan emosi tinggi kemungkinan tidak akan melakukan prokrastinasi akademik karena memiliki kendali diri yang kuat untuk mengelola emosi dan perasaan frustrasi menghadapi tanggung jawab dan tugas akademik yang dimiliki. Sampai saat ini penelitian mengenai kematangan emosi dan prokrastinasi akademik belum pernah dilakukan. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah pokok penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa?
C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris tentang ada tidaknya hubungan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai latihan pengembangan berpikir ilmiah dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatkan selama kuliah. b. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini bertujuan untuk menambah kajian teori di bidang ilmu psikologi pendidikan dan perkembangan khususnya
mengenai
kematangan
emosi
dan
prokrastinasi
akademik. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi para mahasiswa, terutama terkait dengan kematangan emosi dan prokrastinasi akademik. b. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana untuk meningkatkan
peran
universitas
dalam
menanggulangi
prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan referensi atau informasi dalam mengembangkan penelitian selanjutnya tentang kematangan emosi dan prokrastinasi akademik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. PROKRASTINASI AKADEMIK 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Menurut sejarah , kata prokrastinasi diperkirakan sudah ada sejak lama. Pada abad ke-17 kata ini telah dituliskan oleh Anthony Walker dalam kotbahnya di dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa, Canada. Prokrastinasi dianggap sebagai salah satu dosa serta kejahatan manusia. Dengan menunda-nunda pekerjaan, manusia akan kehilangan kesempatan dan dianggap telah menyia-nyiakan karunia Tuhan (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995). Secara etimologis, DeSimone (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) menjelaskan bahwa prokrastinasi berasal dari bahasa Latin “procrastinare” dengan awalan „pro‟ yang berarti bergerak maju (forward) dan akhiran „crastinus‟ yang berarti milik hari esok (belonging to tomorrow). Jika digabungkan, maka artinya menjadi “menangguhkan atau menunda hingga hari berikutnya”. Penjelasan yang serupa juga dapat ditemukan dalam The new shorter oxford English dictionary (Burka & Yuen, 1983) yang menjelaskan bahwa prokrastinasi berasal dari kata procrastinate yang berarti menunda, menghentikan, menangguhkan, memperpanjang.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) juga menyatakan bahwa perilaku menunda tugas disebut sebagai prokrastinasi. Steel (2007) mendefinisikan prokrastinasi sebagai perilaku menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan meskipun individu tersebut mengetahui bahwa penundaan dapat menghasilkan dampak buruk. Lebih lanjut, Solomon dan Rothblum (1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi lebih dari sekadar lamanya waktu dalam penyelesaian suatu tugas, tetapi juga meliputi penundaan yang dilakukan secara konsisten dan terus terulang. Sebenarnya prokrastinasi biasa terjadi setiap waktu dan merupakan masalah yang sangat serius (Burka & Yuen, 1983). Solomon dan Rothblum (1984) mengungkapkan bahwa prokrastinasi adalah penundaan yang tidak berguna dalam menyelesaikan tugas. Seorang prokrastinator sadar jika dirinya menunda tugas yang penting dan bermanfaat baginya dengan melakukan sesuatu yang tidak perlu dan nantinya
mengakibatkan
perasaan
yang
tidak
menyenangkan.
Prokrastinator sering melakukan penundaan dan menggantinya dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti menonton TV, tidur, bermain game, makan, berbincang dengan anggota keluarga atau temanteman, dan berbicara melalui telepon (Pychyl, dkk., 2000). Tice dan Baumiester (1997) menegaskan bahwa prokrastinasi merupakan kebiasaan diri menyerah pada rasa malas yang mengakibatkan pada penundaan pekerjaan tanpa ada alasan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Ferrari, Johnson dan McCown (1995) membagi prokrastinasi menjadi dua berdasarkan jenis tugasnya, yaitu prokrastinasi akademik dan non-akademik. Prokrastinasi akademik merupakan jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik. Misalnya, penundaan terhadap tugas sekolah, tugas kuliah, atau tugas kursus. Sedangkan, prokrastinasi non-akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas non-formal atau tugas yang berhubungan
dengan
kehidupan
sehari-hari.
Contohnya,
tugas
membersihkan rumah. Solomon dan Rothblum (1984) menyatakan bahwa mahasiswa yang sering melakukan prokrastinasi percaya bahwa kecenderungan mereka untuk prokrastinasi secara signifikan berdampak pada bidang akademis mereka, yakni kemampuan untuk menguasai materi kuliah hingga kualitas hidup mereka. Balkis, Duru, dan Bulus, (2013) mendukung pernyataan tersebut dengan menyimpulkan bahwa prokrastinasi akademis merupakan faktor penting dalam prestasi akademis di lingkup akademis. Solomon dan Rothblum (1984) menyebutkan bahwa prokrastinasi akademik sering dilakukan dalam lima area akademik, yaitu: a) tugas menulis/mengarang; b) tugas membaca mingguan; c) belajar menghadapi ujian; d) kewajiban dalam hal kehadiran; dan e) tugas-tugas administratif. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik adalah perilaku penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, seperti tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
menulis/mengarang, tugas membaca mingguan, belajar menghadapi ujian, kewajiban dalam hal kehadiran, serta tugas-tugas administratif.
2. Tipe Prokrastinasi Akademik Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, dan McCown, 1995) mengatakan bahwa pola prokrastinasi akademik dapat termanifestasi dalam beberapa tipe sebagai berikut: a. Kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi (intention delay). Intention delay disebabkan oleh gangguan emosional yang dimiliki prokrastinator. Gangguan emosional yang dimaksud adalah prokrastinator
memiliki
kesadaran
bahwa
dirinya
melakukan
penundaan, namun tidak berusaha menghentikan hal tersebut. b. Perilaku menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi (behavior delay). Prokrastinator memiliki ketakutan untuk gagal (fear of failure) yang menghasilkan perilaku menghindar, yakni mengulur-ulur waktu dalam mengerjakan tugas sehingga prokrastinator membutuhkan waktu lebih
lama
Prokrastinator
untuk
mengerjakan
menghabiskan
tugas
waktu
atau
yang
terkesan dimilikinya
lamban. untuk
mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak
dibutuhkan
dalam
penyelesaian
suatu
memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya.
tugas,
tanpa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
c. Kesenjangan antara kehendak dan tindakan (intention-behavior discrepancy) Prokrastinator melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kehendaknya. Misalnya, mahasiswa mendapatkan tugas beserta deadline pengumpulan tugas dari dosen. Kemudian ia merancang jadwal untuk mengerjakan tugas tersebut. Akan tetapi pada akhirnya ia tidak dapat memenuhi jadwal tersebut. d. Melakukan aktivitas lain (shift to other activities) Prokrastinator memilih menghindar untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan yang dimilikinya. Hal itu menyebabkan prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya. Ia menggunakan waktu yang dimiliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan, seperti menonton TV, tidur, bermain game, dan sebagainya sehingga menyita waktu yang ia miliki untuk mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. Dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik termanifestasi pada beberapa tipe, yaitu kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, perilaku menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, kesenjangan antara kehendak dan tindakan, dan melakukan aktivitas lain. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik Berdasarkan beberapa kajian teoritis, ada dua faktor utama yang mempengaruhi prokrastinasi akademik, yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
a. Faktor Internal (dari dalam diri individu), meliputi: 1) Faktor Fisik, yaitu kondisi fisiologis seseorang yang mendorong ke arah prokrastinasi, seperti rasa lelah (Strongman & Burt, dalam Steel, 2007). Seseorang yang merasa lelah berlebihan akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan prokrastinasi. 2) Faktor Psikologis, antara lain: a) Harga diri Penelitian Beswick, dkk (dalam Patrzek, Grunschel, & Fries 2012) mengindikasikan bahwa mahasiswa yang prokrastinasi seringkali memiliki harga diri yang rendah. Sebagaimana dikemukakan oleh Ferrari (dalam Chow, 2011) bahwa harga diri yang rendah atau perasaan tidak berharga mendorong ke arah menghindari tugas yang mungkin berujung pada kegagalan. b) Impusivitas Steel (2007) menyatakan bahwa kecenderungan menanggalkan pekerjaan dengan tenggat waktu yang sudah dekat juga biasa dilakukan oleh orang impulsif yang dapat dengan mudah merasa bosan. Ursia, Siaputra, dan Sutanto (2013) menyatakan hal yang serupa, yakni kecenderungan mahasiswa untuk bersikap impulsif selaras dengan kecenderungan mahasiswa untuk menunda pengerjaan tugas. Blatt & Quinn (dalam Steel, 2007) menerangkan bahwa individu yang impulsif lebih cenderung melakukan
prokrastinasi,
sebagaimana
mereka
cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dilanda dengan keinginan saat ini dan fokus perhatian pada keinginan tersebut. c) Kontrol diri Steel
(2007) menegaskan bahwa prokrastinasi
akademik
memiliki korelasi negatif yang kuat dengan kontrol diri. Hal senada diungkapkan oleh Ferrari dan Emmons (1995) bahwa kontrol diri merupakan prediktor tunggal terbaik untuk setiap metode prokrastinasi, yakni prokrastinasi decisional, behavioral, dan dysfunctional. b. Faktor Eksternal (dari luar diri individu), contohnya perbedaan karakteristik tugas, seperti ketidaksukaan dan kesukaran tugas (Steel, 2007). Tugas-tugas kuliah yang membutuhkan kemandirian, menuntut penyediaan sumber daya (waktu, tenaga, pikiran, dan mungkin juga uang), serta tidak memberikan imbalan seketika merupakan tugas-tugas yang dengan mudah atau memiliki kecenderungan tinggi untuk ditunda (Ursia, Siaputra, & Sutanto, 2013). Dari uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik terdiri dari faktor internal, yakni fisik (rasa lelah) dan psikologis (harga diri, impulsivitas, dan kontrol diri) serta faktor eksternal, yaitu perbedaan karakteristik tugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
B. KEMATANGAN EMOSI 1. Pengertian Kematangan Emosi Gunarsa (1986) menyatakan bahwa kematangan emosi merupakan dasar perkembangan individu dan sangat mempengaruhi tingkah laku. Dengan kata lain, kematangan emosi merupakan bagian penting dalam kehidupan individu (Punithavathi, 2013). Hal itu dapat terjadi karena kematangan emosi memampukan individu untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam hidup (Singh, Pant, & Valentina, 2014). Selain itu, kematangan emosi memungkinkan individu untuk menahan tekanan sehingga individu yang emosinya matang dapat bertahan terhadap situasi frustrasi. Oleh karenanya, individu yang memiliki kematangan emosi yang tinggi mampu mengarah pada kehidupan yang efektif dan berhasil, (Tiwari, 2014). Kematangan emosi dapat dipahami sebagai kemampuan kontrol diri yang pada gilirannya merupakan sebuah hasil pemikiran dan pembelajaran (Pastey & Aminbhavi, 2006). Lebih lanjut, menurut Aashra dan Jogsan (2013), kematangan emosi adalah ukuran kapasitas seseorang dalam menciptakan sebuah sikap mental positif. Secara esensi, kematangan emosi berarti mengendalikan emosi, bukan membiarkan emosi memegang kendali (Punithavathi, 2013). Jogsan (2013) mengungkapkan bahwa kematangan emosi pada individu normal akan tercapai pada usia 21 tahun sampai awal 30 dan akan terus berkembang sampai usia sekitar 35 tahun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
sehingga dengan bertambahnya usia, kematangan emosi individu diperkirakan dapat bertambah pula. Lebih lanjut, Yusuf (2011) menyatakan bahwa kematangan emosi merupakan kemampuan individu untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri, menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif. Individu yang memiliki kematangan emosi mampu bereaksi sesuai dengan tuntutan yang ada dalam situasi tersebut. Akibatnya, respon yang tidak sesuai dengan tuntutan yang dihadapi akan dihilangkan (Sari & Nuryoto, 2002). Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri, menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosi secara kontruktif dan kreatif.
2. Aspek-aspek Kematangan Emosi Walgito (2004) mengemukakan lima aspek kematangan emosi, yaitu: a. Dapat menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya. Individu mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri sehingga berani menjadi pribadi apa adanya. Selain itu, mudah menyesuaikan diri karena mampu menerima kelebihan dan kekurangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
orang lain. Hal ini disebabkan karena seseorang yang matang emosinya dapat berpikir secara lebih objektif. b. Tidak impulsif. Individu merespon stimulus dengan cara berpikir rasional tidak hanya berdasarkan pemikiran emosional dan menyadari akibat dari tindakan yang emosional. Mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi terhadap situasi tersebut sehingga cenderung memikirkan ulang tindakan emosional yang hendak dilakukan serta memilih ungkapan emosi yang tidak bersifat menyerang. c. Dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik. Individu yang mampu mengontrol emosi cenderung akan mempunyai emosi yang stabil, tidak berubah-ubah seperti yang terjadi pada masa perkembangan anak-anak, mampu mengekspresikan emosi tersebut secara wajar dengan mengelola emosi agar tidak mengarah pada tindakan destruktif. Selain itu, mampu menanggapi emosi orang lain dengan konstruktif dan mengekspresikan emosi pada orang lain dengan asertif. d. Bersifat sabar, penuh pengertian, dan memiliki toleransi yang baik. Individu dapat berpikir secara objektif dan realistis sehingga mampu menghadapi perlakuan maupun perkataan negatif dari orang lain dengan bijaksana. Selain itu, mampu menghargai ekspresi emosi orang lain karena memiliki toleransi yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
e. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah mengalami frustrasi. Individu mampu bertanggung jawab terhadap reaksi emosional yang dilakukan. Di samping itu, mampu mengubah emosi yang tidak menyenangkan menjadi pendorong melakukan tindakan konstruktif serta mampu mengelola tekanan emosi agar tidak melemahkan diri karena sifat mandiri dan tahan terhadap tekanan yang dimilikinya. Bersedia menerima saran dan kritik dari individu lain dengan sikap terbuka. Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kematangan emosi adalah dapat menerima keadaan diri sendiri dan orang lain apa adanya, tidak impulsif, dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kematangan Emosi Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa hal-hal berikut ini mempengaruhi kematangan emosi: a. Kesehatan Fisik Sari & Nuryoto (2002) mengungkapkan bahwa kematangan emosi berhubungan erat dengan kesehatan fisiologis individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Jenis Kelamin Beberapa penelitian mengungkapkan korelasi positif yang signifikan antara jenis kelamin dengan kematangan emosi (Roja, Sasikumar, & Fathima, 2013; Mallick, Singh, Chaturvedi, & Kumar, 2014). c. Tempat tinggal Mallick, dkk., (2014) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada kematangan emosi mahasiswa yang tinggal di asrama dan non asrama. Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Punithavathi (2013) mengungkapkan bahwa mahasiswi non asrama memiliki kematangan emosi yang lebih tinggi daripada mahasiswi yang tinggal di asrama. d. Struktur keluarga Sigh, Pant, dan Valentina, (2014) melakukan studi mengenai dampak struktur keluarga pada kematangan emosi remaja. Mereka menemukan bahwa kematangan emosi berkorelasi positif secara signifikan terhadap struktur keluarga. Dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan emosi antara lain, kesehatan fisik, jenis kelamin, tempat tinggal, dan struktur keluarga.
C. MAHASISWA Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat (6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dinyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Sarwono (1978) memperinci bahwa mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran-pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia antara 18-30 tahun. Menurut Hurlock (1994) rentang usia 18-40 tahun merupakan tahap perkembangan dewasa awal. Beberapa tugas perkembangan masa dewasa awal adalah memilih pasangan hidup, mengelola/mengatur rumah tangga, memulai pekerjaan, dan bertanggung jawab sebagai warga negara. Mahasiswa yang berhasil mencapai tugas perkembangan tersebut akan meraih kebahagiaan dan keberhasilan pada tugas perkembangan berikutnya. Sebaliknya, mahasiswa yang gagal menyelesaikan tugas perkembangan tersebut, akan mengalami ketidakbahagiaan, celaan sosial, dan kesukaran menyelesaikan tugas perkembangan berikutnya (Havinghurst & Neugarten, 1962). Di samping harus menyelesaikan tugas perkembangan, mahasiswa juga dihadapkan pada berbagai tugas akademik. Mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan berbagai tugas akademik, seperti tugas menulis/mengarang, tugas membaca mingguan, belajar menghadapi ujian, kewajiban dalam hal kehadiran, serta tugas-tugas administratif.
D. DINAMIKA
HUBUNGAN
KEMATANGAN
EMOSI
DENGAN
PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Mahasiswa dalam masa studinya menghadapi berbagai tuntutan akademik, termasuk di dalamnya tugas-tugas rutin seperti menulis, membaca,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
belajar menghadapi ujian, menghadiri kuliah, dan tugas administratif lainnya. Tidak semua tugas tersebut dipenuhi dengan baik oleh mahasiswa karena berbagai hal, salah satunya adalah penundaan atau prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik merupakan permasalahan yang penting untuk ditangani karena jumlah prevalensinya semakin meningkat dari hari ke hari. Hal tersebut menimbulkan kekhawatiran karena konsekuensi negatif yang dihasilkan oleh perilaku prokrastinasi akademik jauh lebih besar daripada konsekuensi positifnya. Bahkan, konsekuensi negatif yang dihasilkan dari prokrastinasi akademik dapat mengarah pada kegagalan studi mahasiswa atau dropped out. Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai prokrastinasi akademik sehingga terungkap berbagai
faktor
yang
mempengaruhi
terjadinya
prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa. Perbedaan karakteristik tugas, seperti ketidaksukaan dan kesukaran tugas telah dipelajari sebagai faktor yang mendahului prokrastinasi (Steel, 2007). Tugas-tugas kuliah yang membutuhkan kemandirian, menuntut penyediaan sumber daya (waktu, tenaga, pikiran, dan mungkin juga uang), serta tidak memberikan imbalan seketika merupakan tugas-tugas yang dengan mudah atau memiliki kecenderungan tinggi untuk ditunda (Ursia, Siaputra, & Sutanto, 2013). Harga diri yang rendah juga disinyalir sebagai penyebab mahasiswa melakukan prokrastinasi sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Beswick, dkk (dalam Patrzek, Grunschel, & Fries 2012). Ferrari (dalam Chow, 2011) juga menyatakan bahwa harga diri yang rendah atau perasaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
tidak berharga mendorong ke arah menghindari tugas yang mungkin berujung pada kegagalan. Steel (2007) mengemukakan bahwa orang impulsif biasa menanggalkan pekerjaan dengan tenggat waktu yang sudah dekat karena mudah merasa bosan. Ursia, Siaputra, dan Sutanto (2013) menyatakan hal yang serupa, yakni kecenderungan mahasiswa untuk bersikap impulsif selaras dengan kecenderungan mahasiswa untuk menunda pengerjaan tugas. Blatt & Quinn (dalam Steel, 2007) juga menegaskan hal yang sama bahwa individu yang impulsif lebih cenderung melakukan prokrastinasi. Individu tersebut tidak mempertimbangkan dengan matang keputusannya, sering mengejar gratifikasi segera, serta mengabaikan atau tidak memperdulikan tanggung jawab jangka panjang. Baumeister, Heatherton, dan Tice (dalam Tice & Baumiester, 1997) menemukan
fakta
bahwa
prokrastinasi
dilakukan
karena
seseorang
bermaksud untuk meregulasi emosi negatif yang mungkin menyertai sebuah tugas setidaknya dalam jangka pendek. Regulasi emosi tersebut biasanya diwujudkan dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti menonton TV, tidur, bermain game, makan, berbincang dengan anggota keluarga atau teman-teman, serta berbicara melalui telepon (Pychyl, dkk., 2000). Faktor penting lain yang ditemukan melatarbelakangi prokrastinasi adalah kontrol diri. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli mengungkapkan bahwa prokrastinasi secara negatif berkorelasi dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
kontrol diri (Ferrari dan Emmons, 1995; Steel 2007; Ursia, Siaputra, & Sutanto 2013). Kontrol diri dipahami sebagai pengendalian diri individu terhadap waktu tunda imbalan. Selain itu, ketidakmampuan menunda kesenangan tersebut terkait erat dengan kematangan emosi yang dimiliki mahasiswa. Beberapa peneliti mengartikan kematangan emosi sebagai kemampuan individu untuk dapat mengendalikan diri (Andrieş, 2009; Yusuf, 2011; Arumugam, 2014). Artinya, mahasiswa yang memiliki kematangan emosi tinggi tidak akan mudah terganggu atau teralihkan oleh rangsang-rangsang yang bersifat emosional sesaat, baik yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. Kematangan emosi mencakup lima aspek, yakni dapat menerima keadaan diri sendiri dan orang lain apa adanya, tidak impulsif, dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi. Individu yang mampu menerima keadaan diri secara apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangan akan lebih peka untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Kaitannya dengan prokrastinasi akademik adalah individu mampu menyesuaikan kemampuan diri sendiri dengan tugastugas yang didapatkan. Ketika individu tersebut menyadari bahwa tugas yang dimiliki banyak dan waktu pengumpulannya terbatas maka tugas tersebut akan segera dikerjakannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Individu yang memiliki kematangan emosi rendah akan bertindak impulsif dalam menghadapi rangsangan stimulus. Dalam kaitannya dengan prokrastinasi akademik, Blatt & Quinn (dalam Steel, 2007) menyatakan bahwa individu yang impulsif lebih cenderung melakukan prokrastinasi, sebagaimana mereka cenderung dilanda dengan keinginan saat ini dan fokus perhatian pada keinginan tersebut. Sebaliknya, jika individu yang memiliki kematangan emosi tinggi dihadapkan pada suatu tugas akademik, ia akan sukar teralihkan pada hal lain yang bersifat sesaat sehingga mampu memfokuskan perhatian pada tugas yang seharusnya dikerjakan. Selanjutnya, kemampuan untuk mengendalikan emosi dan ekspresi emosi dapat memperkecil kesenjangan antara kehendak dengan tindakan. Artinya, individu yang mampu mengendalikan emosi cenderung untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya meskipun banyak tawaran kegiatan lain yang lebih menyenangkan untuk dilakukan. Selain itu, kontrol emosi yang lemah menghasilkan prokrastinasi yang tinggi karena mahasiswa cenderung memilih untuk melakukan aktivitas menyenangkan dengan imbalan jangka pendek daripada mengerjakan tugas akademik yang memberikan imbalan jangka panjang. Sebaliknya, kontrol emosi yang kuat mengurangi tingkat prokrastinasi karena mahasiswa cenderung memilih menyelesaikan tugas akademik daripada melakukan aktivitas menyenangkan sesaat. Kesabaran, sifat penuh pengertian, dan toleransi yang baik juga terkait dengan prokrastinasi akademik. Individu yang sabar akan mengerjakan tugas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
akademiknya dengan tekun meskipun tugas tersebut dinilai sukar untuk dikerjakan. Selain itu, mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi mampu bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mandiri serta tidak mudah frustrasi ketika menghadapi permasalahan dalam hidup. Oleh karenanya, berbagai kewajiban dapat diselesaikan secara mandiri dengan penuh tanggung jawab tanpa menyebabkan frustrasi. Kemandirian yang dimiliki individu membuatnya mampu mengerjakan tugas tanpa tergantung pada orang lain. Apabila dikaitkan dengan prokrastinasi akademik, individu yang bertanggung jawab akan memiliki kecenderungan untuk tidak menunda memulai maupun menyelesaikan tugas akademik yang sedang dihadapi. Selain itu, individu tersebut tidak mudah menyerah saat menghadapi tugas yang banyak ataupun tugas dengan tenggat waktu pengerjaan yang terbatas. Pada akhirnya, berbagai jenis tugas akademik yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang tinggi akan memiliki prokrastinasi akademik yang rendah. Sedangkan, mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang rendah akan memiliki prokrastinasi akademik yang tinggi. Ketika mahasiswa yang memiliki kematangan emosi tinggi dihadapkan pada tuntutan kewajiban tugas akademik yang menantang, ia dapat memfokuskan diri dan energinya untuk mencari solusi menyelesaikan kewajibannya, bukan justru melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan untuk sesaat. Sementara itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
mahasiswa yang memiliki kematangan emosi yang rendah dapat dengan mudah menghindar dari tugas tersebut dengan cara prokrastinasi atau menundanya tanpa perlu.
E. HIPOTESIS Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil suatu hipotesis penelitian ada hubungan negatif antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Semakin tinggi tingkat kematangan emosi, maka akan semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kematangan emosi, maka akan semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
F. SKEMA DINAMIKA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN PROKRASTINASI AKADEMIK Tugas Akademik: -menulis/mengarang -membaca -belajar untuk ujian -menghadiri kuliah -tugas administratif Emosi negatif Deadline/ Batas Pengumpulan Tugas
Prokrastinasi Akademik
Dapat dicegah/ dikurangi Emosi positif
Kematangan Emosi: - Menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya. - Tidak impulsif - Mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik. - Sabar, penuh pengertian, dan memiliki toleransi yang baik. - Bertanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara dua variabel (Azwar, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik.
B. IDENTIFIKASI VARIABEL Menurut Arikunto (2002), variabel merupakan objek penelitian atau suatu hal yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Variabel bebas
: kematangan emosi
2. Variabel tergantung : prokrastinasi akademik
C. DEFINISI OPERASIONAL 1. Kematangan Emosi Kematangan emosi adalah kemampuan individu bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri, menerima diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosi secara konstruktif dan kreatif.
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Kematangan emosi akan diungkap dengan menggunakan skala kematangan emosi yang mengacu pada aspek kematangan emosi dari Walgito (2004), yaitu: a. Dapat menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya. b. Tidak impulsif. c. Dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik. d. Dapat berpikir secara objektif dan realistis, sehingga bersifat sabar, penuh pengertian, dan memiliki toleransi yang baik. e. Mempunyai tanggung jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah mengalami frustrasi. Hasil skala kematangan emosi tersebut akan menunjukkan tingkat kematangan emosi subjek. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi tingkat kematangan emosi subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek, maka tingkat kematangan emosi subjek semakin rendah.
2. Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, seperti tugas menulis/mengarang, tugas membaca mingguan, belajar menghadapi ujian, kewajiban dalam hal kehadiran, serta tugas-tugas administratif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Prokrastinasi akademik akan diungkap dengan menggunakan skala prokrastinasi akademik berdasarkan teori tipe prokrastinasi menurut Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, dan McCown, 1995), yaitu: a. Kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi. b. Perilaku menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi. c. Kesenjangan antara kehendak dan tindakan. d. Melakukan aktivitas lain. Hasil skala prokrastinasi akademik tersebut akan menunjukkan tingkat prokrastinasi akademik subjek. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek, maka semakin tinggi pula prokrastinasi akademik subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek, maka prokrastinasi akademik subjek semakin rendah.
D. SUBJEK PENELITIAN Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yakni yang mempunyai data mengenai variabel yang diteliti pada dirinya. Subjek penelitian akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2005). Karakteristik subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan berusia 18-25 tahun. Subjek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik non random sampling, yaitu pertama menggunakan voluntary sampling dengan menyebarkan tautan/link pengisian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
skala online menggunakan website Survey Monkey sehingga mahasiswa dapat mengakses di https://www.surveymonkey.com/s/keloladiridantugas secara
sukarela. Kedua,
menggunakan
accidental
sampling
dengan
memberikan skala kepada mahasiswa yang bertemu dengan peneliti pada saat pengambilan data, bersedia berpartisipasi, dan memenuhi kriteria.
E. METODE PENGAMBILAN DATA Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Skala adalah alat ukur psikologi yang dapat mengungkap atribut tertentu (Azwar, 2008). Skala dibuat menggunakan modifikasi penskalaan model Likert yang terdiri dari 4 respon jawaban. Modifikasi yang dimaksud adalah peniadaan alternatif jawaban tengah untuk menghindari subjek memberikan jawaban netral atau tidak bisa menentukan pilihan dan adanya central tendency effect, terutama bagi respon ragu-ragu dalam menentukan jawaban. Jawaban netral bagi orang Indonesia lebih mengarah pada tidak ada jawaban sehingga tidak perlu dinilai (Hadi, 2000). Di bawah ini akan diuraikan penyusunan aitem, pemberian skor, serta distribusi aitem sebelum uji coba.
1. Skala Kematangan Emosi Skala kematangan emosi dibuat oleh peneliti berdasarkan aspekaspek kematangan emosi menurut Walgito (2004), yaitu dapat menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya, tidak impulsif, dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, bersifat sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi. Skala kematangan emosi ini terdiri dari 4 respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Kategori penilaian untuk masing-masing aitem favorable adalah nilai 4 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sebaliknya, kategori nilai untuk aitem unfavorable, yaitu nilai 1 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Berikut ini diuraikan penyusunan aitem skala kematangan emosi dan distribusi aitem sebelum uji coba. Tabel 1. Distribusi Aitem Skala Kematangan Emosi (sebelum uji coba) No. Aspek No. Aitem Jumlah favorable unfavorable 1. Menerima keadaan diri 34, 19 38, 30 maupun orang lain apa 4, 16 12, 29 12 adanya. 15, 33 55, 1 2. Tidak impulsif. 11, 42 41, 22 12 9, 3 48, 53 14, 39 13, 26 3. Mengontrol emosi dan 27, 56 23, 47 ekspresi emosi dengan 21, 28 37, 8 12 baik. 18, 36 54, 31 4. Sabar, penuh pengertian, 17, 40 2, 25 dan memiliki toleransi 52, 50 10, 49 12 yang baik. 24, 45 20, 35 5. Bertanggung jawab, dapat 51, 59 5, 7 berdiri sendiri, dan tidak 58, 6 44, 60 12 mudah frustrasi. 57, 32 43, 46 Jumlah 60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
2. Skala Prokrastinasi Akademik Skala prokrastinasi akademik dibuat oleh peneliti berdasarkan aspekaspek prokrastinasi akademik menurut Schouwenburg (dalam Ferrari, Johnson, dan McCown, 1995), yakni kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, perilaku menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, kesenjangan antara kehendak dan tindakan, serta melakukan aktivitas lain. Skala yang digunakan untuk mengukur prokrastinasi akademik adalah modifikasi penskalaan model Likert. Skala prokrastinasi akademik ini terdiri dari 4 respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Kategori penilaian untuk masing-masing aitem favorable adalah nilai 4 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 3 untuk Sesuai (S), nilai 2 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 1 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Sebaliknya, kategori nilai untuk aitem unfavorable, yaitu nilai 1 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 4 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Berikut ini diuraikan penyusunan aitem skala prokrastinasi akademik dan distribusi aitem sebelum uji coba.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Akademik (sebelum uji coba) No. Aspek No. Aitem Jumlah Favorable Unfavorable 1. Kehendak untuk menunda memulai 30, 42, 49, 7 62, 32, 39, 51 maupun menyelesaikan 16 2, 43, 25, 41 56, 35, 5, 10 tugas yang sedang dihadapi. 2. Perilaku menunda memulai maupun 58, 14, 28, 13 38, 44, 18, 6 16 menyelesaikan tugas 37, 15, 31, 54 26, 4, 36, 29 yang sedang dihadapi. 3. Kesenjangan antara 23, 55, 27, 61 20, 1, 3, 24 16 kehendak dan tindakan. 57, 46, 19, 17 45, 47, 48, 53 4. Melakukan aktivitas 11, 8, 64, 12 21, 22, 50, 59 16 lain. 63, 60, 40, 16 34, 52, 9, 33 Jumlah
64
F. VALIDITAS, RELIABILITAS, DAN ANALISIS AITEM 1. Validitas Azwar (2008) mengatakan bahwa validitas berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas tinggi jika instrumen tersebut mampu menjalankan fungsi ukurnya atau sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Pada penelitian ini, skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik akan diuji validitas isinya melalui analisis rasional terhadap isi alat ukur, yang penilaiannya berdasarkan atas pertimbangan subjektif individual. Validitas isi ini bertujuan untuk mengungkap sejauh mana aitem-aitem dalam alat ukur tersebut mencakup keseluruhan kawasan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
isi yang akan diukur. Salah satu cara untuk mengetahui validitas isi telah terpenuhi adalah dengan melihat kesesuaian aitem (pernyataan) dalam alat ukur dengan blueprint dan memeriksa kesesuaian masing-masing aitem dengan indikator perilaku yang hendak diukur. Peneliti menggunakan pendapat dari ahli (expert judgement) untuk melakukan validasi isi yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Setelah itu, kumpulan aitem yang telah melewati proses review diujicobakan. Selanjutnya skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik yang telah diujicoba akan dilihat daya diskriminasi butir aitem untuk membedakan kelompok yang mempunyai dengan kelompok yang tidak mempunyai atribut yang diukur (Azwar, 2008). Daya diskriminasi ini diperoleh dengan cara mengkorelasikan tiap butir aitem dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Perhitungannya dengan menggunakan software SPSS versi 19.0.
2. Reliabilitas Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur, yang mengandung arti kecermatan pengukuran (Azwar, 2008). Reliabilitas pengukuran dalam penelitian ini diperoleh dengan metode konsistensi internal (internal consistency) karena metode ini dalam prosedurnya menggunakan single trial administration, yaitu hanya memerlukan satu kali pengenaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. Uji reliabilitas dilakukan pada aitem-aitem yang lolos dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
konsistensi internal. Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka, yaitu koefisien reliabilitas. Teknik analisis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien alpha dari Cronbach. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19.0.
3. Analisis Aitem Analisis aitem dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor aitem dengan skor total yang akan menghasilkan indeks daya diskriminasi aitem atau indeks konsistensi aitem total. Daya diskriminasi aitem menunjukkan sejauhmana aitem mampu membedakan kelompok yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang akan diukur. Indeks daya diskriminasi aitem menginformasikan tentang konsistensi antara hal yang hendak diukur oleh aitem dengan hal hendak diukur oleh skala. Semakin tinggi korelasi positif antar skor aitem dengan skor skala berarti semakin tinggi pula konsistensi aitem tersebut dengan skala secara keseluruhan atau dengan kata lain semakin tinggi daya bedanya. Sebaliknya, bila koefisiennya rendah, maka fungsi aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi ukur skala atau dengan demikian daya bedanya tidak cukup baik. Penghitungan koefisien aitem total dilakukan menggunakan SPSS versi 19.0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
G. ANALISIS DATA 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk dilakukan korelasi. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan linearitas.
a. Uji Normalitas Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS versi 19.0. Distribusi data dinyatakan normal apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka distribusi data dinyatakan tidak normal.
b. Uji Linearitas Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Test for Linearity pada program SPSS versi 19.0. Suatu hubungan dinyatakan linier apabila nilai signifikansi yang didapatkan lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), sedangkan hubungan dinyatakan tidak linier apabila nilai signifikansi yang didapatkan lebih besar dari 0,05 (p>0,05).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
2. Uji Hipotesis Teknik uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan korelasi Pearson-Product Moment yang terdapat dalam program SPSS versi 19.0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN 1. Pelaksanaan Uji Coba Pelaksanaan uji coba alat penelitian dilakukan menggunakan dua teknik sampling dengan waktu yang berbeda. Pertama, peneliti menyebarkan link/tautan pengisian skala online menggunakan website Survey Monkey sehingga mahasiswa yang memiliki akses internet dapat mengakses di https://www.surveymonkey.com/s/keloladiridantugas secara sukarela. Akses tautan tersebut dibuka pada tanggal 9 Juni 2015 dan ditutup pada tanggal 21 Juni 2015. Total responden yang mengisi skala dari tautan tersebut sampai tanggal 16 Juni 2015 adalah 29 orang dengan rincian 5 orang mengisi pada tanggal 9 Juni 2015, 4 orang mengisi tanggal 10 Juni 2015, 1 orang mengisi tanggal 11 Juni 2015, 5 orang mengisi pada tanggal 12 Juni 2015, 12 orang mengisi pada tanggal 15 Juni 2015, 1 orang mengisi pada tanggal 16 Juni 2015, 1 orang mengisi pada tanggal 17 Juni 2015, dan 1 orang mengisi pada tanggal 19 Juni 2015. Mempertimbangkan animo yang rendah dari para mahasiswa dalam mengisi skala secara online serta jumlah mahasiswa yang mengisi skala dengan lengkap hanya 15 orang, peneliti mencoba menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan skala yang sudah dicetak sejumlah 94 buah kepada mahasiswa yang bertemu dengan peneliti di kampus III Universitas Sanata
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Dharma Yogyakarta dan bersedia mengisi skala. Pertimbangan lokasi penyebaran skala tersebut adalah karena kemudahan akses yang dimiliki peneliti. Peneliti menyebarkan skala pada tanggal 15 Juni 2015 dan 19 Juni 2015. Dari 94 buah skala tersebut, 9 buah skala digugurkan karena tidak diisi dengan lengkap baik pada bagian identitas maupun pada bagian aitem skala tersebut sehingga tersisa 85 skala. Secara keseluruhan, responden yang mengisi skala baik online maupun cetak merupakan mahasiswa pada angkatan 2008-2014. Terdapat 4 orang mahasiswa angkatan 2008 yang mengisi skala, 3 orang angkatan 2009, 21 orang angkatan 2010, dan 17 orang angkatan 2011, 11 orang angkatan 2012, 21 orang angkatan 2013, dan 23 orang angkatan 2014. Dengan demikian, total responden yang mengisi skala adalah 100 orang.
Deskripsi Angkatan/ semester
Usia
Jenis Kelamin
Tabel 3. Deskripsi Responden Keterangan Jumlah 2008/XIV 4 2009/XII 3 2010/X 21 2011/VIII 17 2012/VI 11 2013/IV 21 2014/II 23 25 4 24 6 23 11 22 14 21 17 20 19 19 24 18 5 Perempuan 68 Laki-laki 32
Total 100
100
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Semua skala yang terisi lengkap tersebut digunakan untuk analisis uji coba alat ukur. Hasil uji coba ini digunakan untuk analisis aitem, estimasi validitas, serta estimasi reliabilitas. Setelah digunakan untuk analisis aitem dan estimasi validitas serta reliabilitas, data uji coba tersebut digunakan untuk membuat deskripsi dan analisis data penelitian. Pada uji coba skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik, seleksi aitem sahih dilakukan dengan ketentuan aitem yang memiliki daya diskriminasi ≥0,25. Teknik analisis reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan formula koefisien alpha dari Cronbach. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19.0.
2. Hasil Uji Coba Alat Ukur Penelitian Hasil uji coba alat ukur meliputi hasil perhitungan reliabilitas dan daya diskriminasi tiap aitem. Berikut ini merupakan hasil uji coba skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik. a. Skala kematangan emosi Uji validitas skala kematangan emosi yang digunakan adalah validitas isi melalui blue print skala yang kemudian diyakinkan dengan analisis konsistensi internal. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 42 dari 60 aitem skala kematangan emosi sahih dengan indeks daya diskriminasi aitem (rix) aitem sahih berkisar dari 0,255 sampai dengan 0,615. Aitem yang gugur karena memiliki daya diskriminasi aitem ≤ 0,25 berjumlah 16 aitem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Aitem yang digugurkan untuk sedikit menyeimbangkan proporsi lima aspek kematangan emosi berjumlah 2 aitem. Jadi, total aitem yang gugur 18 aitem dan total aitem sahih yang tersisa 42 aitem. Analisis reliabilitas skala kematangan emosi menghasilkan koefisien alpha (α) sebesar 0,902. Dengan demikian, skala kematangan emosi dinyatakan reliabel. Hal ini berdasarkan teori yang menyatakan bahwa suatu alat ukur dinyatakan reliabel apabila memiliki koefisien Alpha-Cronbach ≥ 0,600 (Azwar, 2011). Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kematangan Emosi (setelah uji coba) No. Aspek No. Aitem Jumlah Bobot Fav Unfav 1. Menerima 34, 19** 38, 30 keadaan diri 4, 16 12, 29 10 23,81% maupun orang 15**, 33 55, 1 lain apa adanya. 2. Tidak impulsif. 11*, 42* 41, 22* 9*, 3 48*, 53* 5 11,91% 14, 39 13*, 26 3. Mengontrol emosi 27, 56 23, 47 dan ekspresi 21, 28* 37, 8 9 21,43% emosi dengan 18*, 36 54, 31* baik. 4. Sabar, penuh 17, 40 2, 25 pengertian, dan 52, 50 10*, 49 10 23,81% memiliki toleransi 24, 45* 20, 35 yang baik. 5. Bertanggung 51, 59 5, 7 jawab, dapat 58, 6 44*, 60 berdiri sendiri, 57*, 32* 43, 46* 8 19.04% dan tidak mudah frustrasi. Jumlah 42 100% Keterangan: *) Aitem gugur karena memiliki daya diskriminasi ≤ 0,25. **) Aitem digugurkan untuk sedikit menyeimbangkan proporsi lima aspek.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
b. Skala prokrastinasi akademik Uji validitas skala prokrastinasi akademik dilakukan melalui validitas isi melalui blue print skala yang kemudian diyakinkan dengan analisis konsistensi internal. Hasil analisis menunjukkan sebanyak 49 aitem dari 64 aitem skala prokrastinasi akademik sahih dengan indeks daya diskriminasi aitem (rix) berkisar dari 0,253 sampai dengan 0,651. Aitem yang gugur karena memiliki daya diskriminasi ≤ 0,25 berjumlah 15 aitem. Analisis reliabilitas skala prokrastinasi akademik menghasilkan koefisien alpha (α) sebesar 0,942 sehingga skala prokrastinasi akademik dinyatakan reliabel. Hal ini berdasarkan teori yang menyatakan bahwa suatu alat ukur dinyatakan reliabel apabila memiliki koefisien Alpha-Cronbach ≥ 0,600 (Azwar, 2011). Tabel 5. Distribusi Aitem Skala Prokrastinasi Akademik (setelah uji coba aitem) No. Aspek No. Aitem Jumlah Bobot Fav Unfav 1. Kehendak untuk 30*, 42, 62, 32, menunda 49, 7 39, 51 memulai maupun 2, 43, 56*, 35, 13 26,53% menyelesaikan 25, 41 5, 10* tugas yang sedang dihadapi. 2. Perilaku menunda 58, 14, 38, 44*, memulai maupun 28*, 13 18, 6* menyelesaikan 37, 15, 26, 4, 12 24,49% tugas yang sedang 31, 54* 36, 29 dihadapi. 3. Kesenjangan 23*, 55, 20, 1, antara kehendak 27*, 61* 3, 24 dan tindakan. 57, 46, 45, 47, 12 24,49% 19, 17 48, 53*
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Melakukan aktivitas lain.
11, 8*, 64, 12 63, 60*, 40, 16
21, 22*, 50, 59 34, 52*, 9, 33
12
Jumlah 49 Keterangan: *) Aitem gugur karena memiliki daya diskriminasi ≤ 0,25
47
24,49% 100%
B. DESKRIPSI DATA Penelitian ini menggunakan data dari uji coba alat ukur penelitian atau try out terpakai dengan mempertimbangkan waktu pengambilan data yang terbatas. Peneliti menyelesaikan pembuatan alat pengambilan data, yakni skala kematangan emosi dan skala prokrastinasi akademik pada akhir semester. Oleh karenanya, pengambilan data dilakukan pada akhir semester menjelang masa Ujian Akhir Semester (UAS). Sementara itu, pada masa menjelang berlangsungnya UAS tidak memungkinkan bagi peneliti mengambil data dengan cepat terkait dengan kesediaan dan kesungguhan subjek mengisi skala penelitian di tengah kesibukan belajar. Pertama, peneliti bermaksud menggunakan metode penyebaran skala secara online yang dapat diakses melalui
tautan
https://www.surveymonkey.com/s/keloladiridantugas
agar
mahasiswa dapat mengisi skala di sela-sela kesibukan belajar. Akan tetapi, animo mahasiswa untuk mengisi skala online sangat rendah mengingat mereka sedang mempersiapkan dan menjalani UAS. Mulai tanggal 9 Juni 2015 tautan skala online diluncurkan. Pada tanggal 21 Juni 2019 tautan skala online ditutup karena total subjek yang mengisi skala hanya 29 orang dan 14 orang diantaranya gugur karena tidak mengisi aitem skala dengan lengkap sehingga hanya tersisa 15 orang. Mempertimbangkan hal tersebut, peneliti kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
mengambil keputusan untuk menyebarkan skala dalam bentuk cetak setelah masa UAS berakhir, yakni tanggal 15 Juni 2015 dilanjutkan tanggal 19 Juni 2015 hingga secara total terkumpul jumlah subjek yang mengisi skala cetak sebanyak 94 orang dan 9 diantaranya gugur karena 3 orang tidak memenuhi kriteria usia (masih 17 tahun) serta 6 orang tidak mengisi identitas maupun aitem skala dengan lengkap sehingga total didapatkan subjek sejumlah 85 orang. Dengan demikian, total subjek yang mengisi skala online dan cetak dijumlahkan menjadi 100 orang. Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan perhitungan reliabilitas dan daya diskriminasi tiap aitem hingga mendapatkan aitem yang memiliki daya diskriminasi ≥ 0,25. Peneliti melakukan perhitungan sebanyak 4 kali hingga mendapatkan aitem skala kematangan emosi yang sahih berkisar dari 0,255 sampai dengan 0,615 dan menghasilkan koefisien alpha (α) sebesar 0,902. Untuk skala prokrastinasi akademik, peneliti melakukan perhitungan sebanyak 2 kali hingga mendapatkan aitem skala prokrastinasi akademik yang sahih berkisar dari 0,253 sampai dengan 0,651 dan menghasilkan koefisien alpha (α) sebesar 0,942. Selanjutnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh deskripsi data sebagai berikut:
Deskripsi Data Xmin Xmax Mean SD
Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian Kematangan Emosi Prokrastinasi Akademik 124 109 199 218 165,60 158,37 14,548 16,509
Untuk dapat membuat interpretasi terhadap data kuantitatif pada skala kematangan emosi dan skala prokrastinasi akademik, diperlukan suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
pembanding sehingga dapat diinterpretasikan secara kualitatif. Untuk mengetahui kematangan emosi dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dilakukan uji perbandingan antara mean empiris dan mean teoretis serta standar deviasi dan standar hasil penelitian. Tabel 7. Uji Signifikansi Perbedaan Mean Empiris dan Teoretis Skala N Teoretis Empiris SD Min Max Mean Min Max Mean Kematangan 60 60 240 150 124 199 165,60 14,548 Emosi Prokrastinasi 64 64 256 160 109 218 158,37 16,509 Akademik Mean empiris diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata dari data hasil penelitian, sedangkan mean teoretis diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas diperoleh data sebagai berikut. Skala kematangan emosi memiliki mean teoretis sebesar 150, sedangkan mean empirisnya adalah 165,60. Mean empiris pada skala kematangan emosi lebih besar daripada mean teoretisnya. Tabel 8. Uji t Skala Kematangan Emosi Test Value = 150 T
Kematangan Emosi
Df
10,723 99
Sig. (2tailed)
,000
Mean Difference
15,600
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
12,71
18,49
Berdasarkan hasil uji t di atas, nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa mean empiris memiliki perbedaan yang signifikan terhadap mean teoretis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan emosi subjek tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Pada skala prokrastinasi akademik, mean teoretis yang diperoleh adalah 160, sedangkan mean empiris yang diperoleh adalah 158,37. Mean empiris pada skala prokrastinasi lebih kecil dari mean teoretisnya. Tabel 9. Uji t Skala Prokrastinasi Akademik Test Value = 160 t
Prokrastinasi Akademik
Sig. (2Df tailed)
-,987 99
Mean Difference
,326
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-1,630
-4,91
1,65
Berdasarkan hasil uji t di atas, nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05, yaitu 0,326. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean empiris dan mean teoretis. Maka dari itu, diketahui bahwa tingkat prokrastinasi akademik subjek rendah. Selanjutnya, tinggi rendahnya kematangan emosi maupun prokrastinasi akademik subjek dapat diketahui melalui cara pengkategorian skor yang diperoleh dari masing-masing subjek pada skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik. Tujuan pengkategorian adalah untuk menempatkan subjek ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur sehingga dapat diketahui kontinum jenjang dari rendah ke tinggi. Dasar pembuatan kategorisasi adalah asumsi bahwa skor subjek terdistribusi secara normal. Menurut Azwar (2008), batasan kategori variabel penelitian
disusun
berdasarkan
satuan
deviasi
memperhitungkan skor hipotetik minimal dan maksimal.
standar
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 10. Norma Kategorisasi Norma Kategori Kategori x ≤ (µ - 1,5 σ) Sangat rendah (µ - 1,5 σ) < x ≤ (µ - 0,5 σ) Rendah (µ - 0,5 σ) < x ≤ (µ + 0,5 σ) Sedang (µ + 0,5 σ) < x ≤ (µ + 1,5 σ) Tinggi (µ + 1,5 σ) ≤ x Sangat tinggi Keterangan: x : skor µ : mean empirik σ : deviasi standar Kategori variabel kematangan emosi ditentukan berdasarkan skor subjek pada skala kematangan emosi. Rentang minimum dan maksimum skala kematangan emosi adalah 60 sampai dengan 240. Standar deviasi skor kematangan emosi adalah 14,548 dan mean empirisnya 165,60. Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan kategorisasi untuk data pada variabel kematangan emosi sebagai berikut: Tabel 11. Norma Kategorisasi Skor Kematangan Emosi Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase x ≤ 143,778 Sangat rendah 6 6% 143,778 < x ≤ 158,326 Rendah 25 25% 158,326< x ≤ 172,874 Sedang 36 36% 172,874< x ≤ 187,422 Tinggi 26 26% 187,422 ≤ x Sangat tinggi 7 7% Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas, maka 6 subjek (6%) memiliki kematangan emosi yang sangat rendah, 25 subjek (25%) termasuk pada kategori yang rendah, 36 subjek (36%) berada pada kategori sedang, 26 subjek (26%) tergolong kategori tinggi, dan 7 subjek (7%) subjek tergolong kategori sangat tinggi. Kategorisasi
variabel
prokrastinasi
akademik
memiliki
rentang
minimum dan maksimum dari 109 sampai dengan 218. Standar deviasinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
sebesar 16,509 dan mean empirisnya 158,37. Kategorisasi data variabel prokrastinasi akademik dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 12. Norma Kategorisasi Skor Prokrastinasi Akademik Rentang Nilai Kategori Frekuensi Persentase x ≤ 133,6065 Sangat rendah 6 6% 133,6065< x ≤ 150,1155 Rendah 25 25% 150,1155< x ≤ 166,6245 Sedang 37 37% 166,6245< x ≤ 183,1335 Tinggi 28 28% 183,1335≤ x Sangat tinggi 4 4% Berdasarkan kategorisasi pada tabel di atas, maka 6 subjek (6%) memiliki prokrastinasi akademik yang sangat rendah, 25 subjek (25%) termasuk pada kategori yang rendah, 37 subjek (37%) berada pada kategori sedang, 28 subjek (28%) tergolong kategori tinggi, dan 4 subjek (4%) tergolong kategori sangat tinggi. Tabel 13. Kategorisasi Skor Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Angkatan/Semester Kematangan Emosi Prokrastinasi Akademik Angkatan/ N Semester Kategori Jumlah Kategori Jumlah Sangat Tinggi 0 Sangat Tinggi 0 Tinggi 3 Tinggi 0 2008/XIV 4 Sedang 0 Sedang 1 Rendah 1 Rendah 1 Sangat Rendah 0 Sangat Rendah 2 Sangat Tinggi 0 Sangat Tinggi 0 Tinggi 0 Tinggi 2 2009/XII 3 Sedang 2 Sedang 0 Rendah 1 Rendah 1 Sangat Rendah 0 Sangat Rendah 0 Sangat Tinggi 1 Sangat Tinggi 0 Tinggi 7 Tinggi 3 2010/X 21 Sedang 7 Sedang 9 Rendah 5 Rendah 8 Sangat Rendah 1 Sangat Rendah 1 Sangat Tinggi 3 Sangat Tinggi 0 Tinggi 4 Tinggi 5 2011/VIII 17 Sedang 7 Sedang 10 Rendah 3 Rendah 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2012/VI
11
2013/IV
21
2014/II
23
Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
0 1 1 6 0 3 2 5 7 6 1 0 6 7 9 1
Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
53
1 1 7 0 1 2 0 6 9 6 0 3 5 8 7 0
Tabel 14. Kategorisasi Skor Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Usia Kematangan Emosi Prokrastinasi Akademik Usia N Kategori Jumlah Kategori Jumlah Sangat Tinggi 0 Sangat Tinggi 1 Tinggi 1 Tinggi 2 25 tahun 4 Sedang 2 Sedang 0 Rendah 1 Rendah 1 Sangat Rendah 0 Sangat Rendah 0 Sangat Tinggi 0 Sangat Tinggi 0 Tinggi 1 Tinggi 2 24 tahun 6 Sedang 2 Sedang 1 Rendah 3 Rendah 3 Sangat Rendah 0 Sangat Rendah 0 Sangat Tinggi 0 Sangat Tinggi 0 Tinggi 4 Tinggi 1 23 tahun 11 Sedang 4 Sedang 7 Rendah 2 Rendah 3 Sangat Rendah 1 Sangat Rendah 0 Sangat Tinggi 2 Sangat Tinggi 2 Tinggi 1 Tinggi 2 22 tahun 14 Sedang 4 Sedang 7 Rendah 7 Rendah 3 Sangat Rendah 0 Sangat Rendah 0 Sangat Tinggi 0 Sangat Tinggi 0 Tinggi 5 Tinggi 9 21 tahun 17 Sedang 7 Sedang 2 Rendah 2 Rendah 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20 tahun
19
19 tahun
24
18 tahun
5
Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
3 4 3 8 3 1 1 8 9 5 1 0 3 0 2 0
Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
54
2 1 6 10 1 1 0 5 9 9 1 0 1 1 1 2
Tabel 15. Kategorisasi Skor Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik Berdasarkan Jenis Kelamin Kematangan Emosi Prokrastinasi Akademik Jenis N Kelamin Kategori Jumlah Kategori Jumlah Sangat Tinggi 6 Sangat Tinggi 4 Tinggi 15 Tinggi 21 Perempuan 68 Sedang 24 Sedang 27 Rendah 18 Rendah 14 Sangat Rendah 5 Sangat Rendah 2 Sangat Tinggi 1 Sangat Tinggi 0 Tinggi 11 Tinggi 7 Laki-laki 32 Sedang 12 Sedang 10 Rendah 7 Rendah 11 Sangat Rendah 1 Sangat Rendah 4
C. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk melihat apakah data yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk dilakukan korelasi (Hadi, 2000). Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan linearitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
a. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah bentuk sebaran dari skor jawaban subjek normal atau tidak. Dalam penelitian ini
pengujian
normalitas
dilakukan
terhadap
distribusi
skor
kematangan emosi dengan jumlah skor prokrastinasi akademik. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebuah data adalah jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test pada program SPSS versi 19.0. Hasil uji normalitas untuk skala kematangan emosi dan prokrastinasi akademik dengan menggunakan 100 subjek ternyata dapat memenuhi distribusi normal. Untuk skala kematangan emosi koefisien Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,536 dengan p = 0,937 (p>0,05). Sementara untuk skala prokrastinasi akademik, koefisien Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,755 dengan p = 0,619 (p>0,05). Rangkuman hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan hasil uji normalitas selengkapnya dapat dilihat di lampiran.
Variabel Kematangan Emosi Prokrastinasi Akademik
Tabel 16. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Z p>0,05 0,536 0,937 0,755
0,619
Ket. Normal Normal
Penghitungan uji normalitas untuk aspek kematangan emosi menghasilkan 0,109 untuk aspek dapat menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya, 0,531 untuk aspek tidak impulsif, 0,100 untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
aspek dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, 0,661 untuk aspek sabar, penuh pengertian, dan memiliki toleransi yang baik, serta 0,431 untuk aspek bertanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa sebaran data pada kelima aspek normal karena probabilitas pada aspek-aspek tersebut lebih besar dari 0,05 (p>0,05). b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang linier antara kematangan emosi sebagai variabel bebas dengan prokrastinasi akademik sebagai variabel tergantung. Uji linearitas yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan Test for Linearity pada program SPSS versi 19.0. Suatu hubungan dinyatakan linier apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p< 0,05), sedangkan hubungan dinyatakan tidak linier apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Tabel 17. Hasil Uji Linearitas Variabel F p<0,05 Prokrastinasi Akademik* 36,457 0,000 Kematangan Emosi
Keterangan Linier
Berdasarkan hasil uji linearitas, kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik memiliki F sebesar 36,457 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik memiliki hubungan yang linier karena memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Penghitungan uji linearitas untuk aspek kematangan emosi mendapatkan hasil sebesar 0,005 untuk aspek dapat menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya. Selanjutnya hasil sebesar 0,001 untuk aspek sabar, penuh pengertian, dan memiliki toleransi yang baik. Sedangkan hasil sebesar 0,000 untuk aspek tidak impulsif, aspek dapat mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, serta aspek bertanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi. Berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa hubungan antara aspek-aspek kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik adalah linier karena memiliki probabilitas untuk linearitas lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). 2. Uji Hipotesis Teknik uji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi PearsonProduct Moment yang terdapat dalam program SPSS versi 19.0. Teknik ini dipilih karena data kematangan emosi dan prokrastinasi akademik termasuk ke dalam distribusi normal. Hasil uji korelasi kematangan emosi dan prokrastinasi akademik disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 18. Hasil Uji Hipotesis Kematangan Prokrastinasi Emosi Akademik Kematangan Pearson 1 -,487** Emosi Correlation Sig. (1-tailed) ,000 N 100 100 Prokrastinasi Pearson -,487** 1 Akademik Correlation Sig. (1-tailed) ,000 N 100 100 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan
hasil
perhitungan,
kematangan
emosi
58
dengan
prokrastinasi akademik memiliki koefisien korelasi (r) sebesar -0,487 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,01 (p<0,01). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kematangan emosi
mahasiswa,
akademiknya.
maka
Begitu
pula
semakin
rendah
sebaliknya,
tingkat
semakin
prokrastinasi
rendah
tingkat
kematangan emosi mahasiswa, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademiknya. Untuk dapat memberikan besar kecilnya penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan, maka dapat dilihat dengan menggunakan nilai R Square yang didapatkan dari uji regresi, yakni 0,237.
Model 1
R
Tabel 19. Uji Regresi R Square Adjusted R Square
.487a .237
.229
Std. Error of the Estimate 14.491
Angka tersebut berarti variabel kematangan emosi memberikan sumbangan efektif sebesar 23,7% terhadap variabel prokrastinasi akademik. Sedangkan 76,3% merupakan sumbangan yang berasal dari variabel-variabel lain di luar kematangan emosi yang tidak dikontrol dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Berdasarkan hasil uji hipotesis aspek-aspek kematangan emosi dapat diketahui bahwa koefisien korelasi antara aspek-aspek kematangan emosi dan prokrastinasi akademik diperoleh sebagai berikut: Tabel 20. Koefisien Korelasi antara Aspek-aspek Kematangan Emosi dengan Prokrastinasi Akademik Koefisien Korelasi Aspek Prokrastinasi Keterangan Signifikansi Akademik Menerima keadaan diri -0,290 Ada Signifikan maupun orang lain apa hubungan adanya. negatif Tidak impulsif. -0,451 Ada Signifikan hubungan negatif Mengontrol emosi dan -0,326 Ada Signifikan ekspresi emosi dengan hubungan baik. negatif Sabar, penuh pengertian, -0,383 Ada Signifikan dan memiliki toleransi hubungan yang baik. negatif Bertanggung jawab, dapat -0,482 Ada Signifikan berdiri sendiri, dan tidak hubungan mudah frustrasi. negatif Hasil di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif signifikan antara setiap aspek kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik karena nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,01 (p<0,01).
D. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kematangan emosi mahasiswa sebagai variabel bebas dengan prokrastinasi akademik sebagai variabel tergantung. Berdasarkan hasil penelitian pada 100 sampel mahasiswa dengan menggunakan perhitungan korelasi Pearson Product Moment memperoleh hasil koefisien korelasi sebesar -0,487 dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01) sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan negatif antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik. Artinya, semakin tinggi tingkat kematangan emosi maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kematangan emosi, maka semakin tinggi tingkat prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa. Data yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan pada skala kematangan emosi menunjukkan bahwa mean teoretis yang diperoleh adalah 150 dan mean empiris yang diperoleh adalah 165,60, artinya mean empiris lebih besar daripada mean teoretis. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan emosi subjek tinggi. Sedangkan pada skala prokrastinasi akademik, mean teoretis yang diperoleh adalah 160 dan mean empiris yang diperoleh adalah 158,37. Mean empiris pada skala prokrastinasi akademik lebih kecil dari mean teoretisnya. Maka dari itu, diketahui bahwa tingkat prokrastinasi akademik subjek rendah. Secara lebih rinci, hasil kategorisasi untuk variabel kematangan emosi menunjukkan 6 subjek (6%) berada pada kategori kematangan emosi yang sangat rendah, 25 subjek (25%) termasuk pada kategori yang rendah, 36 subjek (36%) berada pada kategori sedang, 26 subjek (26%) tergolong kategori tinggi, dan 7 subjek (7%) memiliki kematangan emosi sangat tinggi. Sedangkan hasil kategorisasi skor prokrastinasi akademik menunjukkan 6 subjek (6%) memiliki prokrastinasi akademik yang sangat rendah, 25 subjek (25%) termasuk pada kategori yang rendah, 37 subjek (37%) berada pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
kategori sedang, 28 subjek (28%) tergolong kategori tinggi, dan 4 subjek (4%) termasuk kategori sangat tinggi. Tingginya tingkat kematangan emosi subjek penelitian ini dapat disebabkan oleh dua faktor, yakni usia dan pengalaman (Hurlock, 1994). Faktor usia memang tidak menjamin kematangan emosi seseorang, tetapi dengan bertambahnya usia, seseorang akan menjadi lebih matang secara emosi. Pertambahan usia memungkinkan pertambahan kemampuan seseorang dalam menerima berbagai hal yang mungkin menimbulkan perasaan marah, takut, cemas, dan sebagainya. Sebagaimana yang diungkapkan Jogsan (2013) bahwa kematangan emosi pada individu dapat terus berkembang sampai usia sekitar 35 tahun. Kaitan tingginya kematangan emosi mahasiswa dengan rendahnya tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa adalah ketika mahasiswa yang mempunyai kematangan emosi tinggi dihadapkan pada kewajiban menyelesaikan berbagai tugas akademik yang menantang, ia dapat memfokuskan diri dan energinya untuk mencari solusi menyelesaikan kewajibannya, alih-alih melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan untuk sesaat seperti menonton TV atau tidur. Hal tersebut dapat terjadi karena kematangan emosi dapat diartikan secara khusus sebagai kemampuan individu untuk mengendalikan diri (Andrieş, 2009; Yusuf, 2011; Arumugam, 2014). Artinya, mahasiswa yang matang emosinya tidak akan mudah terganggu atau teralihkan oleh rangsangrangsang yang bersifat emosional sesaat, baik yang berasal dari dalam maupun luar dirinya. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki kematangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
emosi yang rendah dapat dengan mudah menghindar dari tugas tersebut dengan melakukan prokrastinasi atau menundanya tanpa perlu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Patrzek, Grunschel, dan Fries (2012) bahwa salah satu faktor internal yang menjadi anteseden prokrastinasi adalah kompetensi, yaitu kurangnya regulasi diri. Lebih lanjut, hasil penelitian yang telah ditemukan oleh Ferrari dan Emmons (1995) menekankan bahwa kontrol diri merupakan prediktor tunggal terbaik untuk setiap metode prokrastinasi (decisional, behavioral, dan dysfunctional). Berdasarkan hasil uji hipotesis aspek-aspek kematangan emosi dapat membuktikan bahwa kelima aspek, yakni a) menerima keadaan diri sendiri dan orang lain apa adanya, b) tidak impulsif, c) mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, d) bersifat sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta e) mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi berkorelasi negatif dengan tipe-tipe prokrastinasi akademik, yaitu kehendak untuk menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, perilaku menunda memulai maupun menyelesaikan tugas yang sedang dihadapi, kesenjangan antara kehendak dan tindakan, serta melakukan aktivitas lain. Hasil uji hipotesis aspek kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik yang memiliki koefisien korelasi tertinggi (-0,482) adalah aspek bertanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi. Mahasiswa yang mampu bertanggung jawab akan menyelesaikan dengan baik segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya yang dalam hal ini berarti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
tugas-tugas akademik. Selanjutnya, Tiwari (2004) mengemukakan bahwa kematangan emosi memungkinkan individu untuk menahan tekanan sehingga individu yang emosinya matang dapat bertahan terhadap situasi frustrasi dalam mengatasi tuntutan atau tekanan dalam kehidupan. Artinya, mahasiswa yang memiliki kemampuan bertahan terhadap situasi frustrasi yang menuntut dan menekan tidak akan terjebak dalam perilaku menunda atau prokrastinasi, terutama dalam hal akademik. Selain itu, mahasiswa yang mandiri akan mengerjakan tugas tanpa tergantung pada orang lain. Mahasiswa tersebut tidak mudah menyerah saat menghadapi tugas yang sukar ataupun tugas dengan tenggat waktu pengerjaan yang terbatas. Pada akhirnya, berbagai jenis tugas akademik yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristiani (2013) yang mengindikasikan adanya korelasi negatif antara kemandirian dengan prokrastinasi pada mahasiswa. Aspek yang menempati urutan koefisien korelasi tertinggi kedua dengan prokrastinasi akademik adalah aspek tidak impulsif, yakni -0,451. Steel (2007) menyatakan bahwa kecenderungan menanggalkan pekerjaan dengan tenggat waktu yang sudah dekat biasa dilakukan oleh orang impulsif yang dapat dengan mudah merasa bosan. Ursia, Siaputra, dan Sutanto (2013) menyatakan hal yang serupa, yakni kecenderungan mahasiswa untuk bersikap impulsif selaras
dengan kecenderungan mahasiswa untuk
menunda
pengerjaan tugas. Blatt & Quinn (dalam Steel, 2007) menyatakan bahwa individu
yang
impulsif
lebih
cenderung
melakukan
prokrastinasi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
sebagaimana mereka cenderung dilanda dengan keinginan saat ini dan fokus perhatian pada keinginan tersebut. Oleh karena itu, ketika menghadapi tugas akademik, mahasiswa yang tidak impulsif akan sukar teralihkan pada hal lain yang bersifat sesaat sehingga mampu memfokuskan perhatian pada tugas yang seharusnya dikerjakan. Urutan ketiga dengan koefisien korelasi sebesar -0,383 yaitu aspek sabar, penuh pengertian, dan memiliki toleransi yang baik dengan prokrastinasi akademik. Terkait dengan prokrastinasi akademik, individu yang sabar akan mengerjakan tugas-tugas akademiknya dengan tekun meskipun tugas tersebut dinilai sukar untuk dikerjakan ataupun tidak disukainya. Urutan selanjutnya yang mempunyai koefisien korelasi sebesar -0,326 adalah aspek mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik dengan prokrastinasi akademik. Kemampuan untuk mengendalikan emosi dan ekspresi emosi dapat memperkecil kesenjangan antara kehendak dengan tindakan. Artinya, mahasiswa yang mampu mengendalikan emosi cenderung untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya
meskipun
banyak
tawaran
kegiatan
lain
yang
lebih
menyenangkan untuk dilakukan. Urutan terakhir mempunyai koefisien korelasi sebesar -0,290 yakni aspek menerima keadaan diri maupun orang lain apa adanya dengan prokrastinasi akademik. Mahasiswa yang menerima keadaan diri secara apa adanya, baik kelebihan maupun kekurangan akan lebih peka untuk melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Kaitannya dengan prokrastinasi akademik adalah mahasiswa mampu menyesuaikan kemampuan diri sendiri dengan tugas-tugas yang didapatkan. Ketika individu tersebut menyadari bahwa tugas yang dimiliki banyak dan waktu pengumpulannya terbatas maka tugas tersebut akan segera dikerjakannya. Koefisien determinasi (r2) yang diperoleh dari hasil kuadrat koefisien korelasi melalui perhitungan uji regresi adalah 0,237. Hasil tersebut berarti variabel kematangan emosi memberikan pengaruh sebesar 23,7% terhadap variabel prokrastinasi akademik mahasiswa, baik dalam hal menerima keadaan diri sendiri dan orang lain apa adanya, tidak impulsif, mengontrol emosi dan ekspresi emosi dengan baik, sabar penuh pengertian dan memiliki toleransi yang baik, serta mempunyai tanggung jawab, dapat berdiri sendiri, dan tidak mudah frustrasi. Peran kematangan emosi terhadap prokrastinasi akademik cukup kecil untuk subjek mahasiswa. Hal itu mungkin disebabkan oleh karena tidak semua mahasiswa dengan tingkat kematangan emosi tinggi mempunyai prokrastinasi akademik yang rendah. Artinya, kematangan emosi tidak serta merta mencegah mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa mahasiswa tingkat lanjut (graduate students) melakukan prokrastinasi akademik, bahkan dengan tingkat prokrastinasi yang lebih tinggi (Onwuegbuzie, 2004). Mengingat bahwa rentang usia mahasiswa tingkat lanjut (21-51 tahun) termasuk dalam kategori dewasa, seharusnya mereka sudah mencapai tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
kematangan emosi yang tinggi. Seperti yang diungkapkan Jogsan (2013) bahwa kematangan emosi pada individu normal akan tercapai pada usia 21 tahun sampai awal 30. Sebaliknya, tidak semua mahasiswa dengan tingkat kematangan emosi rendah mempunyai tingkat prokrastinasi akademik yang tinggi. Hal tersebut dapat terjadi jika lingkungan tempat tinggal mahasiswa tersebut tidak mendukungnya untuk melakukan prokrastinasi akademik, disebabkan jadwal belajar yang teratur serta intensitas pengawasan yang ketat layaknya kondisi dalam asrama. Namun, diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikan
asumsi
tersebut
dengan
melakukan
kajian
mengenai
prokrastinasi akademik dan kematangan emosi pada berbagai jenis lingkungan tempat tinggal yang berbeda (indekos, asrama, atau rumah orang tua). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada variabel lain yang cukup dominan (76,3%) di luar kematangan emosi yang mempengaruhi
prokrastinasi
akademik.
Variabel-variabel
lain
itu
kemungkinan adalah kelelahan fisik (Strongman & Burt dalam Steel, 2007), harga diri (Beswick, dkk dalam Patrzek, Grunschel, & Fries, 2012), dan karakteristik tugas (Steel, 2007). Selain hasil penelitian, penulis akan memaparkan keterbatasan penelitian dari proses persiapan penelitian sampai dengan penyusunan laporan penelitian. Penulis merasa kesulitan dalam proses mencari teori mengenai kematangan emosi karena adanya overlapping antara konstruk kematangan emosi dengan kecerdasan emosi dalam berbagai literatur yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
berhasil ditemukan oleh penulis. Selain itu, alat ukur yang dibuat penulis masih perlu diperbaiki karena banyaknya aitem yang gugur yang kemungkinan terjadi karena aitem-aitem tersebut kurang dapat membedakan respon subjek yang sesungguhnya. Penulis merasa kesulitan dalam membuat aitem yang terlepas dari pengaruh social desirability sehingga dimungkinkan banyak terjadi faking good pada saat uji coba alat ukur penelitian yang sekaligus digunakan sebagai data penelitian. Contohnya, ada 6 aitem skala kematangan emosi yaitu nomor 3, 4, 10, 24, 31, dan 51 serta 3 aitem skala prokrastinasi akademik yaitu nomor 11, 30, dan 51 yang tidak mendapatkan respon jawaban dengan skor 1. Artinya, tidak ada respon jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) pada aitem favorable dan begitu pula tidak ada respon jawaban Sangat Setuju (SS) pada aitem unfavorable. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan adanya kecenderungan faking good dari subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan tryout terpakai karena keterbatasan waktu yang dimiliki penulis dalam menyebarkan skala penelitian yang bertepatan dengan Ujian Akhir Semester (UAS) yang tengah dijalani subjek. Mengenai jumlah subjek uji coba, penulis sendiri merasa kurang dalam mencari subjek karena menurut Azwar (1995) subjek penelitian hendaknya berkisar antara 6-10 kali jumlah aitem yang akan diukur. Sementara itu, dimungkinkan penyebab banyaknya aitem yang gugur adalah karena jumlah subjek yang terbatas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Hasil perhitungan statistik dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yakni terdapat hubungan negatif antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik. Hubungan ini ditunjukkan dengan perolehan hasil koefisien korelasi sebesar -0,487 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kematangan emosi maka semakin rendah tingkat prokrastinasi akademik mahasiswa. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat kematangan emosi, maka semakin
tinggi
tingkat
prokrastinasi
akademik
mahasiswa.
Tingkat
kematangan emosi subjek tergolong tinggi dan tingkat prokrastinasi akademik subjek tergolong rendah. Kematangan emosi memberikan sumbangan sebesar 23,7% terhadap prokrastinasi akademik.
B. SARAN 1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan negatif antara kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Oleh karena itu, kematangan emosi mahasiswa perlu terus dilatih melalui berbagai pelatihan, terutama latihan disiplin diri dan pengolahan emosi.
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini hendaknya dapat menjadi wacana untuk meningkatkan peran universitas dalam menanggulangi prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa. Upaya penanggulangan tersebut dapat dilakukan dalam bentuk memberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan kematangan emosi serta pendampingan pribadi mengenai caracara mengelola emosi melalui lembaga konseling yang dimiliki oleh universitas.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian dalam bidang psikologi perkembangan dan pendidikan mengenai hubungan kematangan emosi dengan prokrastinasi akademik mahasiswa. Terdapat potensi penelitian yang masih luas terkait dengan kematangan emosi. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik sebenarnya sudah cukup banyak sehingga perlu ada penelitian yang dapat merangkum semua itu untuk dapat dilihat perbandingan besaran kontribusi masing-masing variabel. Penelitian selanjutnya perlu kiranya mempertimbangkan variabel-variabel lain yang belum dikontrol dalam
penelitian
ini.
Terkait
dengan
kematangan
emosi
perlu
mempertimbangkan variabel seperti tempat tinggal dan struktur keluarga. Sedangkan,
terkait
dengan
prokrastinasi
akademik
mempertimbangkan variabel seperti jenjang pendidikan.
perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Aashra, B. K. & Jogsan, Y. A. (2013). Emotional Maturity and Self-Actualization in Graduate and Post-Graduate Students. Quest Journals Journal of Research in Humanities and Social Science, Vol.1, Issue 4, 15-18. Andrieş, A. M. (2009). Emotions Management within Organizations. The Annals of “Dunarea de Jos” University of Galati Fascicle I – 2009. Economics and Applied Informatics, Years XV, No. 2, 17-34. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arumugam, G. (2014). A Study On Academic Achievement And Emotional Maturity Of B.Ed. Trainees In Cuddalore District. International Journal Of Modern Research And Reviews, Vol. 2, Issue 11, November, 497-500. Azwar, S. (1995) Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . (2005). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . (2011). Reliabilitas dan Validitas (edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Balkis, M., Duru, E. & Bulus, M. (2013). Analysis of The Relation Between Academic Procrastination, Academic Rational/Irrational Beliefs, Time Preferences to Study for Exams, and Academic Achievement: A Structural Model. Europe Journal of Psychology of Education, 28, 825-839. Burka, J. B. & Yuen, L. M. (1983). Procrastination: why you do it and what to do about it now. Rev. Ed. Cambridge: Da Capo Press. Chaturvedi, A. & Kumari, R. (2012). Role of Emotional Maturity and Emotional Intelligence in Learning and Achievement in School Context. Shaikshik Parisamvad (An International Journal of Education), Vol. 2, No. 2, July, 1-4. Chow, H. P. H. (2011). Procrastination Among Undergraduate Students: Effects of Emotional Intelligence, School Life, Self-Evaluation, and Self-Efficacy. Alberta Journal of Educational Research, Vol. 57, No. 2, Summer 2011, 234240. Ferrari, J. R. & Emmons, R. A. (1995). Methods of procrastination and their relation to self-control and self-reinforcement: An exploratory study. Journal of Social Behavior & Personality, Vol. 10 (1), March, 135-142.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., &. McCown, W. G. (1995). Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum. Gunarsa, S. D. (1986). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Gustina, A. (2009). Hubungan antara Manajemen Diri dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Naskah Publikasi Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Hadi, S. (2000). Statistik. Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Havinghurst, R. J. & Neugarten, B. L. (1962). Society and Education, ed-2. Boston: Allyn and Bacon, Inc. Hawadi, A. & Reni. (2004). Akselerasi: A-Z informasi program percepatan dan anak berbakat intelektual. Jakarta: Grasindo. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga. Jogsan, Y. A. (2013). Emotional Maturity and Adjustment in ADHD Children. Psychology & Psychotherapy. Vol. 3, Issue 2, 1-4. Kristiani, B. D. (2013). Hubungan antara Kemandirian dengan Prokrastinasi Mahasiswa. Skripsi Fakultas Psikologi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Kurniawati, F. Y. (2010). Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Sedang Menyusun Skripsi. Skripsi Fakultas Psikologi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Mallick, R., Singh, A., Chaturvedi, P., & Kumar, N. (2014). A Study On Higher Secondary Students‟ Emotional Maturity And Achievement. International Journal of Research & Development in Technology and Management Science –Kailash. Vol. 21, Issue 1, March. Onwuegbuzie, A. J. (2004). Academic Procrastination and Statistics Anxiety. Assessment & Education in Higher Education. Vol. 29, No. 1, February, 319.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Pastey, G. S. & Aminbhavi, V. A. (2006). Impact of Emotional Maturity on Stress and Self Cofidence of Adolescents. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, Vol. 32, No.1, January, 66-70. Patrzek, J., Grunschel, C., & Fries, S. (2012). Academic Procrastination: The Perspective of University Counsellors. International Journal for the Advancement of Counselling, 34, 185-201. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi. Diunduh tanggal 18 Mei 2015 dari www.hukumonline.com/pusatdata/detail/17214/node/537 Punithavathi, S. (2013). Emotional Maturity and Decision Making Styles among Arts and Science and Engineering College Women Students. Asia Pacific Journal of Marketing & Management Review, Vol. 2 (4), April, 46-49. Pychyl, T. A., Lee, J. M. Thibodeau, R., & Blunt, A. (2000). Five Days of Emotion: An Experience Sampling Study of Undergraduate Student Procrastination. Journal of Social Behavior & Personality, Vol. 15, Issue 5. Rizvi, A., Prawitasari, J.E., & Soetjipto, H. S. (1997). Pusat Kendali dan Efikasi Diri sebagai Prediktor terhadap Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Jurnal Psikologika, No. 3, tahun II. Yogyakarta. Roja, M. P., Sasikumar, N., & Fathima, M. P. (2013). A Study on Emotional Maturity and Self Concept at Higher Secondary Level. Research in Psychology and Behavioral Sciences, Vol. 1, No. 5, 81-8. Sari, E. P. & Nuryoto, S. (2002). Penerimaan Diri Pada Lanjut Usia Ditinjau Dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi. No. 2, 73 – 88. Sarwono, S. W. (1978). Perbedaan antara Pemimpin dan Aktivis dalam Gerakan Protes Mahasiswa. Jakarta: Bulan Bintang. Singh, D., Kaur, S., & Dureja, G. (2012). Emotional Maturity Differentials among University Students. Journal of Physical Education and Sports Management, Vol. 3 (3), May, 41-45. Singh, R., Pant, K. & Valentina, L. (2014). Impact Analysis: Family Structure on Social and Emotional Maturity of Adolescents. Anthropologist, 17 (2), 359365. Solomon, L. J. & Rothblum, E. D. (1984). Academic Procrastination: Frequency and Cognitive-Behavioral Correlates. Journal of Counseling Psychology, Vol. 31, No. 4, 503-509.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Steel, P. (2007). The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential Self-Regulatory Failure. Psychological Bulletin. Vol. 133, No. 1, 65-94. Swamy, V., Rao, S., Ancheril, A., Vegas, J., & Balasubramanian. (2014). Prevalence of Emotional maturity and Effectiveness of Counselling on Emotional Maturity among Professional Students of Selected Institutions at Mangalore, South India. Journal of Biology, Agriculture, and Healthcare, Vol. 4, No. 6, 33-37. Tice, D. M. & Baumiester, R. F. (1997). Longitudinal Study of Procrastination, Performance, Stress, and Health: The Costs and Benefits of Dawdling. Psychological Science, Vol. 8, No. 6, November, 454-458. Tiwari, P. K. (2014). Emotional Maturity of Sports Persons with Special Needs: with Reference to Gender. Academic Sports Scholar, Vol. 3, Issue. 7, July, 13. Ursia, N. S., Siaputra, I. B., & Sutanto, N. (2013). Prokrastinasi Akademik dan Self-Control pada Mahasiswa Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Makara Seri Sosial Humaniora, 17 (1), 1-18. Van Eerde, W. (2003). A Meta-analytically Derived Nomological Network of Procrastination. Personality and Individual Differences, 35, 1401-1418. Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: Andi Offset. Young, P. T (1975). Understanding Your Feeling and Emotions. Englewood Cliffs New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Skala Kematangan Emosi dan Prokrastinasi Akademik
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh: Maria Brighitta Corry Timmerman
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
PETUNJUK PENGISIAN Skala ini berisi dua bagian: 1. Bagian Pertama Berkaitan dengan kemampuan mengelola diri Anda dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagian Kedua Berkaitan dengan kemampuan mengelola tugas-tugas dalam kehidupan akademik. Bacalah dengan cermat dan pahami setiap pernyataan yang ada. Kemudian, pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih. Penggantian jawaban dapat dilakukan dengan cara memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang telah Anda pilih, kemudian berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda kehendaki. Pilihan jawaban yang disediakan adalah: SS = Untuk jawaban Sangat Sesuai dengan keadaan Anda. S = Untuk jawaban Sesuai dengan keadaan Anda. TS = Untuk jawaban Tidak Sesuai dengan keadaan Anda. STS = Untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan Anda. Pilihlah jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan Anda yang sesungguhnya karena tidak ada jawaban benar/salah. Anda diharapkan menjawab semua pernyataan. Oleh karena itu, pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan. Hasil dari jawaban Anda dijamin kerahasiaannya dan tidak akan memberikan pengaruh apapun pada diri Anda. Terima kasih atas perhatian dan partisipasi Anda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
IDENTITAS DIRI Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pria/Wanita *(coret yang tidak perlu) Semester : Angkatan : BAGIAN I (berkaitan dengan kemampuan mengelola diri Anda dalam kehidupan sehari-hari) NO. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN 1.
Ketika saya tidak suka pada orang lain, saya akan berusaha menghindarinya.
SS
S
TS
STS
2.
Saya masih menyimpan dendam pada kesalahan orang lain di masa lalu.
SS
S
TS
STS
3.
Saya memikirkan kembali akibat dari luapan emosi yang hendak saya lakukan.
SS
S
TS
STS
4.
Saya menampilkan diri saya apa adanya di hadapan orang lain.
SS
S
TS
STS
5.
Setelah merasa puas menyampaikan kekecewaan, saya pergi begitu saja.
SS
S
TS
STS
6.
Saya menganggap orang yang membenci saya sebagai pemacu semangat saya untuk memperbaiki diri.
SS
S
TS
STS
7.
Terkadang situasi dan kondisi memaksa saya bertindak emosional.
SS
S
TS
STS
8.
Saya cepat tersinggung oleh perkataan dan perbuatan orang lain.
SS
S
TS
STS
9.
Saya mengurungkan niat untuk mengumpat pada orang lain karena tidak ada gunanya.
SS
S
TS
STS
10.
Saya mengabaikan kritik dari orang lain.
SS
S
TS
STS
11.
Saya menyesal setelah mengungkapkan kekecewaan saya pada orang lain.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
12.
Saya menutupi diri saya sesungguhnya dari orang lain.
yang
SS
S
TS
STS
13.
Saya menunjukkan ekspresi marah dengan jelas.
SS
S
TS
STS
14.
Saya dapat menurunkan nada suara ketika marah.
SS
S
TS
STS
15.
Saya tidak segan memuji kelebihan yang dimiliki orang lain.
SS
S
TS
STS
16.
Saya mengungkapkan tanpa merasa malu.
saya
SS
S
TS
STS
17.
Saya mudah memaafkan orang lain yang berbuat salah pada saya.
SS
S
TS
STS
18.
Saya tidak malu menangis di depan umum.
SS
S
TS
STS
19.
Saya tidak mengeluhkan ketidaksempurnaan diri saya.
SS
S
TS
STS
20.
Saya segera meninggalkan orang yang mulai memarahi saya.
SS
S
TS
STS
21.
Saya bisa bersikap santai saat menghadapi kemarahan orang lain.
SS
S
TS
STS
22.
Saya tidak peduli pendapat orang lain mengenai ekspresi emosi saya.
SS
S
TS
STS
23.
Saya ingin melukai perasaan orang yang mengkhianati saya.
SS
S
TS
STS
24.
Saya mendengarkan keluh kesah orang lain dengan sabar.
SS
S
TS
STS
25.
Saya membalas orang mempermalukan saya.
berani
SS
S
TS
STS
26.
Saya menyerang orang lain dengan katakata yang menyakitkan hati saat saya kecewa.
SS
S
TS
STS
27.
Saya mampu menahan diri untuk tidak melukai orang yang membuat saya marah.
SS
S
TS
STS
kelemahan
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
28.
Saya dapat meredam emosi orang lain.
SS
S
TS
STS
29.
Orang lain tidak mengetahui beberapa sifat buruk saya.
SS
S
TS
STS
30.
Saya ingin menjadi seperti orang lain.
SS
S
TS
STS
31.
Saya kesulitan membuat orang lain memahami perasaan saya.
SS
S
TS
STS
32.
Saya tidak sedih berkepanjangan saat mengetahui bahwa saya gagal.
SS
S
TS
STS
33.
Saya tidak menuntut orang lain untuk berubah seperti keinginan saya.
SS
S
TS
STS
34.
Saya menerima kelemahan diri saya.
SS
S
TS
STS
35.
Saya tidak peduli dengan perasaan orang lain.
SS
S
TS
STS
36.
Saya dapat mengungkapkan perasaan saya dengan leluasa.
SS
S
TS
STS
37.
Saya langsung membalas perlakuan orang lain yang menyakiti saya.
SS
S
TS
STS
38.
Saya seringkali tidak menyadari kekurangan saya.
SS
S
TS
STS
39.
Ketika sedang marah, saya menahan diri untuk tidak mengeluarkan kata-kata kotor.
SS
S
TS
STS
40.
Saya dapat menenangkan diri saat mendengarkan fitnah mengenai diri saya.
SS
S
TS
STS
41.
Orang lain meninggalkan saya tanpa saya tahu alasannya.
SS
S
TS
STS
42.
Saya menjaga agar perkataan saya tidak melukai perasaan orang lain.
SS
S
TS
STS
43.
Saya mengurung diri saat saya kehilangan orang yang saya sayangi.
SS
S
TS
STS
44.
Ketika perasaan saya terganggu, saya tidak dapat fokus mengerjakan hal lain.
SS
S
TS
STS
45.
Saya mampu mendengarkan ungkapan hati orang lain dengan sabar.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
46.
Sekali merasa kecewa, sulit bagi saya untuk menghilangkannya.
SS
S
TS
STS
47.
Saya mencurahkan rasa kesal dengan membanting barang-barang.
SS
S
TS
STS
48.
Saya langsung mengumpat saat sedang kesal.
SS
S
TS
STS
49.
Saya merasa sulit untuk cepat pulih dari kekecewaan.
SS
S
TS
STS
50.
Saya menggunakan kritik dari orang lain untuk memperbaiki diri.
SS
S
TS
STS
51.
Saya mampu menenangkan orang lain yang telah saya buat menangis.
SS
S
TS
STS
52.
Saya dapat menerima kritik negatif dengan lapang dada.
SS
S
TS
STS
53.
Saya meluapkan kekesalan tanpa berpikir panjang.
SS
S
TS
STS
54.
Saya memilih diam daripada menegur perilaku buruk orang lain.
SS
S
TS
STS
55.
Saya tidak dapat mengerti mengapa orang lain tidak seperti yang saya harapkan.
SS
S
TS
STS
56.
Saya mudah melupakan rasa sakit hati yang saya alami.
SS
S
TS
STS
57.
Saat kehilangan orang yang saya cintai saya dapat pulih dengan cepat.
SS
S
TS
STS
58.
Saya tidak berlama-lama meratapi kegagalan saya.
SS
S
TS
STS
59.
Saya mampu mengakui kesalahan yang telah saya perbuat.
SS
S
TS
STS
60.
Saya menyerah saat gagal.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
BAGIAN II (berkaitan dengan kemampuan mengelola tugas-tugas dalam kehidupan akademik) NO. PERNYATAAN PILIHAN JAWABAN 1.
Target nilai yang saya buat sebagian besar tercapai.
SS
S
TS
STS
2.
Rasa penat memaksa saya untuk berhenti menyelesaikan tugas yang saya kerjakan.
SS
S
TS
STS
3.
Saya mengerjakan tugas dan mengumpulkannya sebelum batas waktu yang ditentukan.
SS
S
TS
STS
4.
Saya menyelesaikan tugas kuliah jauh sebelum waktu pengumpulan berakhir.
SS
S
TS
STS
5.
Saya tetap berusaha mengerjakan tugas semampu saya walaupun saya kesulitan.
SS
S
TS
STS
6.
Belajar bukanlah prioritas utama saya.
SS
S
TS
STS
7.
Saya tidak suka membaca buku-buku acuan karena hal itu membosankan.
SS
S
TS
STS
8.
Saya berjalan-jalan keluar rumah untuk menghilangkan rasa lelah saat sedang belajar.
SS
S
TS
STS
9.
Saya sabar menunggu jadwal bermain setelah tugas saya selesai.
SS
S
TS
STS
10.
Ketika menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas saya tetap menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
SS
S
TS
STS
11.
Saya mengecek pesan yang masuk ke handphone saat sedang belajar.
SS
S
TS
STS
12.
Saya lupa mengerjakan tugas karena asyik bermain.
SS
S
TS
STS
13.
Saya sering tidak mampu mengerjakan tugas dalam waktu singkat seperti yang ditentukan dosen.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
14.
Saya merasa dosen memberikan waktu terlalu singkat untuk mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
15.
Saya seringkali melamun di sela waktu kuliah.
SS
S
TS
STS
16.
Saya menerima ajakan teman untuk bermain meski tugas saya belum selesai.
SS
S
TS
STS
17.
Saya sukar memenuhi rencana target penyelesaian tugas yang telah saya buat sendiri.
SS
S
TS
STS
18.
Saya merasa memiliki waktu yang cukup untuk dapat mengerjakan tugas dengan baik.
SS
S
TS
STS
19.
Saya mengerjakan tugas mendekati akhir batas pengumpulan.
SS
S
TS
STS
20.
Saya membuat jadwal belajar dengan teratur.
SS
S
TS
STS
21.
Saya dapat menolak ajakan teman untuk melakukan hal lain saat sedang belajar.
SS
S
TS
STS
22.
Saya mematikan handphone saat sedang belajar.
SS
S
TS
STS
23.
Saya merasa target yang saya buat terlalu tinggi terkait deadline penyelesaian tugas kuliah.
SS
S
TS
STS
24.
Saya mengerjakan tugas dan mengumpulkannya sebelum batas waktu yang ditentukan.
SS
S
TS
STS
25.
Saya sesekali berhenti saat sedang mengerjakan tugas karena saya percaya masih memiliki waktu lain untuk mengerjakannya.
SS
S
TS
STS
26.
Saya dapat mengalokasikan waktu untuk belajar dengan efektif.
SS
S
TS
STS
27.
Saya merasa memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan semua tugas yang saya miliki.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
28.
Saya sering terlambat mengembalikan buku perpustakaan.
SS
S
TS
STS
29.
Saya segera melakukan hal yang ditugaskan dosen.
SS
S
TS
STS
30.
Saya dapat mengerjakan tugas dengan baik saat suasana hati saya menyenangkan.
SS
S
TS
STS
31.
Saya mengerjakan tugas sambil menonton televisi atau berbicara dengan teman.
SS
S
TS
STS
32.
Saya tidak terpengaruh oleh suasana hati dalam mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
33.
Saya tidak pernah meninggalkan kelas sebelum jam kuliah berakhir.
SS
S
TS
STS
34.
Saya belajar sampai materi kuliah habis meski saya sudah lelah.
SS
S
TS
STS
35.
Saya merasa cemas jika meninggalkan tugas yang belum selesai.
SS
S
TS
STS
36.
Saya menyingkirkan hal yang dapat mengalihkan perhatian saya saat belajar.
SS
S
TS
STS
37.
Saya banyak membuat jeda istirahat saat sedang mengerjakan tugas kuliah.
SS
S
TS
STS
38.
Saya mengumpulkan tugas tepat waktu.
SS
S
TS
STS
39.
Saya langsung belajar setelah tahu akan ada ujian.
SS
S
TS
STS
40.
Saya menunda menyelesaikan tugas saat menemui kesulitan.
SS
S
TS
STS
41.
Saya berhenti mengerjakan tugas saat menemui kesulitan.
SS
S
TS
STS
42.
Saya mengutamakan hal lain daripada mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
43.
Saya tidak merasa bersalah saat berhenti menyelesaikan tugas yang hampir selesai.
SS
S
TS
STS
44.
Beberapa tugas yang saya kerjakan tidak selesai tepat waktu.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
45.
Setiap hari saya dapat memenuhi jadwal belajar yang saya buat dengan baik.
SS
S
TS
STS
46.
Belajar di saat terakhir menjelang ujian lebih mudah bagi saya.
SS
S
TS
STS
47.
Saya telah mempelajari semua bahan ujian jauh sebelum ujian dilaksanakan.
SS
S
TS
STS
48.
Saya mampu menyelesaikan tugas sesuai sesuai target rencana yang telah saya buat.
SS
S
TS
STS
49.
Saya cepat menyerah saat menghadapi tugas yang sulit dikerjakan.
SS
S
TS
STS
50.
Saya menyelesaikan tugas sebelum saya menonton tv.
SS
S
TS
STS
51.
Saya belajar meskipun tidak ada ujian.
SS
S
TS
STS
52.
Saya tetap belajar meskipun mengantuk.
SS
S
TS
STS
53.
Saya dapat menghadiri setiap sesi kuliah.
SS
S
TS
STS
54.
Saya tidak buru-buru menyelesaikan tugas karena saya merasa memiliki waktu yang cukup.
SS
S
TS
STS
55.
Saya merasa kekurangan waktu untuk belajar sebelum ujian.
SS
S
TS
STS
56.
Saya mengerjakan semua tugas sekaligus sampai selesai.
SS
S
TS
STS
57.
Sulit untuk memenuhi jadwal belajar yang sudah saya rencanakan.
SS
S
TS
STS
58.
Saya membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengerjakan tugas yang sulit bagi saya.
SS
S
TS
STS
59.
Saya tidak bolos kuliah meski untuk melakukan hal lain yang lebih penting.
SS
S
TS
STS
60.
Saya memilih tidur saat sudah lelah meskipun tugas yang saya kerjakan hampir selesai.
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
61.
Saya mampu begadang/tidak tidur untuk mengerjakan tugas.
SS
S
TS
STS
62.
Saya langsung mengerjakan tugas yang saya dapatkan sepulang kuliah.
SS
S
TS
STS
63.
Saya tetap santai bermain meski meninggalkan tugas yang hampir selesai.
SS
S
TS
STS
64.
Saya lebih suka menonton televisi daripada membaca buku acuan.
SS
S
TS
STS
#Selesai# Mohon periksa kembali jawaban Anda Terima Kasih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Analisis Reliabilitas Skala Kematangan Emosi
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Analisis Reliabilitas Skala Kematangan Emosi (Putaran I) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,885
60
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Status
Aitem1
164,94
189,107
,449
,882
sahih
Aitem2
164,53
187,747
,554
,880
sahih
Aitem3
164,22
191,789
,438
,882
sahih
Aitem4
164,13
193,710
,318
,883
sahih
Aitem5
164,44
193,360
,311
,884
sahih
Aitem6
164,30
192,737
,294
,884
sahih
Aitem7
165,06
189,633
,446
,882
sahih
Aitem8
164,63
188,357
,520
,881
sahih
Aitem9
164,42
194,488
,191
,885
gugur
Aitem10
164,18
196,937
,120
,885
gugur
Aitem11
164,98
199,414
-,054
,888
gugur
Aitem12
164,29
192,652
,337
,883
sahih
Aitem13
164,83
195,536
,151
,886
gugur
Aitem14
164,46
189,685
,462
,882
sahih
Aitem15
164,05
193,644
,262
,884
sahih
Aitem16
164,39
194,200
,288
,884
sahih
Aitem17
164,38
192,016
,344
,883
sahih
Aitem18
165,08
200,135
-,085
,890
gugur
Aitem19
164,67
193,274
,285
,884
sahih
Aitem20
164,51
192,879
,328
,883
sahih
Aitem21
164,64
191,081
,467
,882
sahih
Aitem22
164,66
197,237
,058
,887
gugur
Aitem23
164,38
186,824
,579
,880
sahih
Aitem24
164,09
193,295
,342
,883
sahih
Aitem25
164,46
189,019
,524
,881
sahih
Aitem26
164,41
189,133
,501
,881
sahih
Aitem27
164,30
192,495
,352
,883
sahih
Aitem28
164,48
195,000
,242
,884
gugur
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aitem29
164,89
192,887
,314
,883
sahih
Aitem30
164,40
190,182
,417
,882
sahih
Aitem31
164,67
196,163
,155
,885
gugur
Aitem32
164,60
196,970
,086
,886
gugur
Aitem33
164,34
192,671
,342
,883
sahih
Aitem34
164,18
190,998
,480
,882
sahih
Aitem35
164,19
190,176
,452
,882
sahih
Aitem36
164,86
188,950
,448
,882
sahih
Aitem37
164,48
190,232
,459
,882
sahih
Aitem38
164,29
190,774
,424
,882
sahih
Aitem39
164,14
192,990
,305
,884
sahih
Aitem40
164,45
193,907
,294
,884
sahih
Aitem41
164,28
193,295
,279
,884
sahih
Aitem42
164,87
192,619
,282
,884
sahih
Aitem43
164,63
186,963
,582
,880
sahih
Aitem44
164,52
195,080
,156
,886
gugur
Aitem45
164,19
197,691
,077
,886
gugur
Aitem46
164,98
198,242
,011
,887
gugur
Aitem47
164,24
193,033
,311
,884
sahih
Aitem48
164,79
195,642
,126
,886
gugur
Aitem49
164,48
190,434
,415
,882
sahih
Aitem50
164,09
193,113
,277
,884
sahih
Aitem51
164,42
193,175
,342
,883
sahih
Aitem52
164,45
190,674
,412
,882
sahih
Aitem53
165,03
196,878
,052
,888
gugur
Aitem54
164,77
193,633
,260
,884
sahih
Aitem55
164,60
191,475
,378
,883
sahih
Aitem56
164,65
190,694
,447
,882
sahih
Aitem57
164,74
194,861
,169
,885
gugur
Aitem58
164,42
186,852
,570
,880
sahih
Aitem59
164,08
191,792
,422
,882
sahih
Aitem60
164,48
189,727
,453
,882
sahih
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Analisis Reliabilitas Skala Kematangan Emosi (Putaran II) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,908
45
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Status
Aitem1
125,74
160,053
,465
,905
sahih
Aitem2
125,33
159,597
,526
,904
sahih
Aitem3
125,02
162,909
,433
,906
sahih
Aitem4
124,93
163,581
,393
,906
sahih
Aitem5
125,24
164,528
,295
,907
sahih
Aitem6
125,10
162,919
,339
,907
sahih
Aitem7
125,86
161,334
,418
,906
sahih
Aitem8
125,43
159,035
,557
,904
sahih
Aitem12
125,09
162,931
,382
,906
sahih
Aitem14
125,26
161,083
,451
,905
sahih
Aitem15
124,85
164,391
,271
,907
sahih
Aitem16
125,19
164,378
,338
,906
sahih
Aitem17
125,18
163,381
,324
,907
sahih
Aitem19
125,47
164,151
,288
,907
sahih
Aitem20
125,31
163,509
,349
,906
sahih
Aitem21
125,44
162,249
,462
,905
sahih
Aitem23
125,18
158,331
,575
,904
sahih
Aitem24
124,89
163,735
,377
,906
sahih
Aitem25
125,26
160,962
,481
,905
sahih
Aitem26
125,21
160,652
,485
,905
sahih
Aitem27
125,10
163,929
,323
,907
sahih
Aitem29
125,69
163,509
,335
,907
sahih
Aitem30
125,20
161,475
,409
,906
sahih
Aitem33
125,14
163,293
,365
,906
sahih
Aitem34
124,98
161,717
,508
,905
sahih
Aitem35
124,99
161,909
,418
,906
sahih
Aitem36
125,66
159,883
,466
,905
sahih
Aitem37
125,28
161,981
,423
,906
sahih
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aitem38
125,09
162,083
,413
,906
sahih
Aitem39
124,94
162,905
,369
,906
sahih
Aitem40
125,25
164,694
,300
,907
sahih
Aitem41
125,08
163,691
,310
,907
sahih
Aitem42
125,67
164,264
,245
,908
gugur
Aitem43
125,43
157,864
,612
,903
sahih
Aitem47
125,04
163,332
,352
,906
sahih
Aitem49
125,28
161,901
,396
,906
sahih
Aitem50
124,89
163,856
,288
,907
sahih
Aitem51
125,22
163,345
,396
,906
sahih
Aitem52
125,25
161,826
,410
,906
sahih
Aitem54
125,57
164,308
,273
,907
sahih
Aitem55
125,40
161,960
,413
,906
sahih
Aitem56
125,45
161,927
,440
,905
sahih
Aitem58
125,22
158,274
,571
,904
sahih
Aitem59
124,88
162,248
,464
,905
sahih
Aitem60
125,28
161,456
,422
,906
sahih
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. Analisis Reliabilitas Skala Kematangan Emosi (Putaran III) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,908
44
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Status
Aitem1
123,32
155,129
,463
,905
sahih
Aitem2
122,91
154,709
,522
,904
sahih
Aitem3
122,60
157,960
,430
,906
sahih
Aitem4
122,51
158,414
,404
,906
sahih
Aitem5
122,82
159,381
,303
,907
sahih
Aitem6
122,68
157,816
,345
,907
sahih
Aitem7
123,44
156,855
,389
,906
sahih
Aitem8
123,01
153,970
,565
,904
sahih
Aitem12
122,67
157,718
,396
,906
sahih
Aitem14
122,84
156,196
,446
,905
sahih
Aitem15
122,43
159,500
,263
,908
sahih
Aitem16
122,77
159,169
,352
,907
sahih
Aitem17
122,76
158,528
,314
,907
sahih
Aitem19
123,05
159,119
,289
,907
sahih
Aitem20
122,89
158,463
,352
,907
sahih
Aitem21
123,02
157,252
,463
,905
sahih
Aitem23
122,76
153,558
,566
,904
sahih
Aitem24
122,47
158,757
,375
,906
sahih
Aitem25
122,84
156,196
,469
,905
sahih
Aitem26
122,79
155,865
,475
,905
sahih
Aitem27
122,68
159,008
,317
,907
sahih
Aitem29
123,27
158,341
,345
,907
sahih
Aitem30
122,78
156,396
,415
,906
sahih
Aitem33
122,72
158,284
,366
,906
sahih
Aitem34
122,56
156,673
,512
,905
sahih
Aitem35
122,57
157,116
,406
,906
sahih
Aitem36
123,24
155,093
,457
,905
sahih
Aitem37
122,86
157,192
,410
,906
sahih
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aitem38
122,67
156,930
,423
,906
sahih
Aitem39
122,52
157,848
,372
,906
sahih
Aitem40
122,83
159,536
,310
,907
sahih
Aitem41
122,66
158,590
,316
,907
sahih
Aitem43
123,01
152,798
,621
,903
sahih
Aitem47
122,62
158,319
,353
,907
sahih
Aitem49
122,86
156,970
,393
,906
sahih
Aitem50
122,47
158,959
,282
,907
sahih
Aitem51
122,80
158,162
,409
,906
sahih
Aitem52
122,83
156,850
,410
,906
sahih
Aitem54
123,15
159,098
,285
,907
sahih
Aitem55
122,98
156,747
,427
,906
sahih
Aitem56
123,03
156,979
,438
,906
sahih
Aitem58
122,80
153,414
,567
,904
sahih
Aitem59
122,46
157,221
,467
,905
sahih
Aitem60
122,86
156,526
,419
,906
sahih
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Analisis Reliabilitas Skala Kematangan Emosi (Putaran IV) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,902
42
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Status
Aitem2
117,45
138,735
,519
,898
sahih
Aitem3
117,14
141,657
,439
,900
sahih
Aitem4
117,05
142,149
,409
,900
sahih
Aitem5
117,36
143,041
,308
,901
sahih
Aitem6
117,22
141,608
,346
,901
sahih
Aitem7
117,98
140,686
,391
,900
sahih
Aitem8
117,55
138,068
,560
,898
sahih
Aitem12
117,21
141,501
,399
,900
sahih
Aitem14
117,38
140,076
,447
,899
sahih
Aitem15
116,97
143,343
,255
,902
sahih
Aitem16
117,31
143,044
,342
,901
sahih
Aitem17
117,30
142,354
,311
,901
sahih
Aitem19
117,59
143,174
,269
,902
sahih
Aitem20
117,43
142,308
,348
,901
sahih
Aitem21
117,56
141,138
,461
,899
sahih
Aitem23
117,30
137,545
,569
,897
sahih
Aitem24
117,01
142,374
,387
,900
sahih
Aitem25
117,38
140,016
,474
,899
sahih
Aitem26
117,33
139,738
,478
,899
sahih
Aitem27
117,22
142,517
,334
,901
sahih
Aitem29
117,81
142,216
,339
,901
sahih
Aitem30
117,32
140,422
,407
,900
sahih
Aitem33
117,26
142,053
,368
,900
sahih
Aitem35
117,11
141,048
,401
,900
sahih
Aitem36
117,78
139,830
,412
,900
sahih
Aitem37
117,40
141,192
,400
,900
sahih
Aitem38
117,21
140,632
,434
,899
sahih
Aitem39
117,06
141,653
,373
,900
sahih
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aitem40
117,37
143,124
,321
,901
sahih
Aitem41
117,20
142,283
,321
,901
sahih
Aitem43
117,55
136,977
,615
,897
sahih
Aitem47
117,16
141,974
,362
,900
sahih
Aitem49
117,40
140,747
,398
,900
sahih
Aitem50
117,01
142,838
,274
,902
sahih
Aitem51
117,34
142,105
,398
,900
sahih
Aitem52
117,37
140,781
,406
,900
sahih
Aitem54
117,69
143,206
,262
,902
sahih
Aitem55
117,52
140,676
,423
,900
sahih
Aitem56
117,57
140,854
,437
,899
sahih
Aitem58
117,34
137,439
,569
,897
sahih
Aitem59
117,00
140,889
,481
,899
sahih
Aitem60
117,40
140,182
,434
,899
sahih
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik (Putaran I) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,905
64
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Status
Aitem1
156,16
265,247
,361
,904
sahih
Aitem2
155,50
264,980
,349
,904
sahih
Aitem3
156,14
266,707
,255
,905
sahih
Aitem4
155,62
257,834
,645
,901
sahih
Aitem5
156,53
264,454
,424
,903
sahih
Aitem6
155,56
284,855
-,487
,913
gugur
Aitem7
155,96
259,817
,465
,903
sahih
Aitem8
156,44
269,299
,123
,906
gugur
Aitem9
156,15
258,048
,647
,901
sahih
Aitem10
155,76
266,932
,210
,905
gugur
Aitem11
155,32
265,432
,362
,904
sahih
Aitem12
156,10
257,545
,567
,902
sahih
Aitem13
156,13
261,549
,476
,903
sahih
Aitem14
155,89
260,927
,442
,903
sahih
Aitem15
155,80
259,657
,455
,903
sahih
Aitem16
155,83
263,153
,443
,903
sahih
Aitem17
155,89
260,745
,521
,902
sahih
Aitem18
156,22
264,234
,426
,903
sahih
Aitem19
155,56
258,875
,579
,902
sahih
Aitem20
155,68
260,523
,517
,902
sahih
Aitem21
156,03
263,181
,420
,903
sahih
Aitem22
156,48
274,697
-,132
,908
gugur
Aitem23
156,07
268,025
,207
,905
gugur
Aitem24
156,06
264,522
,407
,904
sahih
Aitem25
155,43
260,672
,547
,902
sahih
Aitem26
155,93
259,500
,596
,902
sahih
Aitem27
155,58
276,206
-,210
,908
gugur
Aitem28
156,38
266,501
,230
,905
gugur
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aitem29
155,93
258,369
,621
,901
sahih
Aitem30
155,09
276,244
-,225
,908
gugur
Aitem31
155,94
261,592
,462
,903
sahih
Aitem32
155,63
264,235
,340
,904
sahih
Aitem33
156,43
263,197
,347
,904
sahih
Aitem34
155,93
260,510
,422
,903
sahih
Aitem35
156,37
265,690
,287
,905
sahih
Aitem36
156,05
262,694
,406
,903
sahih
Aitem37
155,51
263,404
,423
,903
sahih
Aitem38
156,45
263,886
,472
,903
sahih
Aitem39
156,14
260,364
,510
,902
sahih
Aitem40
155,64
259,101
,593
,902
sahih
Aitem41
155,99
259,384
,595
,902
sahih
Aitem42
156,24
261,114
,592
,902
sahih
Aitem43
156,04
261,514
,430
,903
sahih
Aitem44
155,54
283,988
-,499
,912
gugur
Aitem45
155,70
260,192
,553
,902
sahih
Aitem46
155,62
260,258
,499
,902
sahih
Aitem47
155,58
258,125
,648
,901
sahih
Aitem48
156,08
263,185
,485
,903
sahih
Aitem49
156,03
260,817
,509
,902
sahih
Aitem50
155,81
261,792
,499
,903
sahih
Aitem51
155,48
262,252
,543
,903
sahih
Aitem52
156,10
280,333
-,378
,910
gugur
Aitem53
156,46
266,433
,241
,905
gugur
Aitem54
155,57
269,500
,135
,906
gugur
Aitem55
155,95
266,533
,269
,905
sahih
Aitem56
155,78
268,093
,188
,905
gugur
Aitem57
155,82
259,280
,606
,902
sahih
Aitem58
155,47
262,575
,470
,903
sahih
Aitem59
155,88
264,006
,316
,904
sahih
Aitem60
156,11
280,988
-,354
,911
gugur
Aitem61
155,60
277,232
-,202
,910
gugur
Aitem62
155,50
259,889
,620
,902
sahih
Aitem63
156,04
259,635
,499
,902
sahih
Aitem64
155,61
256,503
,568
,902
sahih
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Analisis Reliabilitas Skala Prokrastinasi Akademik (Putaran II) Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items ,942
49
Item-Total Statistics Scale Mean
Scale
Corrected Item-
Cronbach's
if Item
Variance if
Total
Alpha if Item
Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
Status
Aitem1
119,13
287,872
,362
,942
sahih
Aitem2
118,47
287,302
,364
,942
sahih
Aitem3
119,11
289,473
,253
,943
sahih
Aitem4
118,59
280,467
,632
,940
sahih
Aitem5
119,50
286,859
,435
,941
sahih
Aitem7
118,93
282,005
,474
,941
sahih
Aitem9
119,12
280,814
,628
,940
sahih
Aitem11
118,29
287,784
,377
,942
sahih
Aitem12
119,07
279,783
,571
,941
sahih
Aitem13
119,10
283,646
,494
,941
sahih
Aitem14
118,86
282,930
,460
,941
sahih
Aitem15
118,77
282,179
,451
,942
sahih
Aitem16
118,80
285,273
,464
,941
sahih
Aitem17
118,86
282,909
,534
,941
sahih
Aitem18
119,19
286,378
,451
,941
sahih
Aitem19
118,53
281,484
,569
,941
sahih
Aitem20
118,65
283,301
,502
,941
sahih
Aitem21
119,00
285,192
,446
,941
sahih
Aitem24
119,03
287,141
,407
,942
sahih
Aitem25
118,40
282,848
,560
,941
sahih
Aitem26
118,90
281,687
,607
,940
sahih
Aitem29
118,90
280,657
,624
,940
sahih
Aitem31
118,91
283,840
,473
,941
sahih
Aitem32
118,60
286,768
,344
,942
sahih
Aitem33
119,40
285,798
,346
,942
sahih
Aitem34
118,90
282,212
,449
,942
sahih
Aitem35
119,34
288,227
,293
,942
sahih
Aitem36
119,02
285,515
,395
,942
sahih
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aitem37
118,48
285,707
,436
,941
sahih
Aitem38
119,42
286,105
,493
,941
sahih
Aitem39
119,11
282,665
,517
,941
sahih
Aitem40
118,61
281,776
,580
,941
sahih
Aitem41
118,96
281,089
,627
,940
sahih
Aitem42
119,21
283,157
,614
,940
sahih
Aitem43
119,01
283,727
,441
,941
sahih
Aitem45
118,67
282,001
,581
,941
sahih
Aitem46
118,59
282,689
,499
,941
sahih
Aitem47
118,55
280,391
,651
,940
sahih
Aitem48
119,05
285,361
,505
,941
sahih
Aitem49
119,00
282,929
,524
,941
sahih
Aitem50
118,78
283,911
,517
,941
sahih
Aitem51
118,45
284,856
,539
,941
sahih
Aitem55
118,92
289,084
,276
,942
sahih
Aitem57
118,79
281,077
,634
,940
sahih
Aitem58
118,44
284,895
,481
,941
sahih
Aitem59
118,85
286,614
,316
,942
sahih
Aitem62
118,47
282,332
,619
,940
sahih
Aitem63
119,01
281,020
,540
,941
sahih
Aitem64
118,58
278,529
,578
,941
sahih
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Hasil Uji t Skala Kematangan Emosi dan Skala Prokrastinasi Akademik
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
1. Skala Kematangan Emosi
One-Sample Statistics N Kematangan Emosi
Mean 100
Std. Deviation
165,60
Std. Error Mean
14,548
1,455
One-Sample Test Test Value = 150 95% Confidence Interval of the
T Kematangan
10,723
Difference
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
Df 99
,000
Lower
15,600
Upper
12,71
18,49
Emosi
2. Skala Prokrastinasi Akademik One-Sample Statistics N Prokrastinasi Akademik
Mean 100
Std. Deviation
158,37
Std. Error Mean
16,509
1,651
One-Sample Test Test Value = 160 95% Confidence Interval of the Mean t Prokrastinasi Akademik
-,987
Df 99
Sig. (2-tailed)
Difference
,326
-1,630
Difference Lower
Upper -4,91
1,65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
1. Hasil Uji Normalitas Kematangan Emosi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kematangan
Prokrastinasi
Emosi
Akademik
N
100
100
Mean
165,60
158,37
Std. Deviation
14,548
16,509
Absolute
,054
,075
Positive
,049
,075
Negative
-,054
-,075
Kolmogorov-Smirnov Z
,536
,755
Asymp. Sig. (2-tailed)
,937
,619
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Hasil Uji Normalitas Aspek-aspek Kematangan Emosi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Menerima
Tidak
Mengontrol
Sabar,
Tanggung
diri dan
impulsif
emosi
pengertian
jawab, berdiri
, toleransi
sendiri, tidak
orang lain
frustrasi N
100
100
100
100
100
Normal
Mean
33,59
33,35
32,40
35,14
31,12
Parametersa,b
Std. Deviation
3,952
4,450
3,693
3,929
3,775
Most Extreme Absolute
,121
,081
,122
,073
,087
Differences
Positive
,099
,051
,071
,063
,083
Negative
-,121
-,081
-,122
-,073
-,087
1,207
,808
1,223
,730
,873
,109
,531
,100
,661
,431
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Hasil Uji Linearitas
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
1. Hasil Uji Linearitas Kematangan Emosi Case Processing Summary Cases Included N Prokrastinasi Akademik *
Excluded
Percent
100
N
100,0%
Percent 0
Kematangan Emosi
Report Prokrastinasi Akademik Kematangan Emosi
Mean
N
Total
Std. Deviation
124
203,00
1 .
130
168,00
1 .
136
156,00
1 .
141
170,50
2
143
175,00
1 .
145
138,00
1 .
146
159,50
4
147
180,00
1 .
149
156,00
1 .
151
174,80
5
11,054
152
192,50
2
36,062
153
167,00
2
5,657
154
180,00
1 .
155
162,00
1 .
156
151,50
2
157
158,00
1 .
158
151,75
4
159
167,00
1 .
160
158,75
4
13,251
161
152,50
2
7,778
162
150,50
2
3,536
163
165,50
2
9,192
164
153,00
1 .
165
162,60
5
6,066
166
167,00
3
7,810
167
165,33
3
12,662
168
157,00
2
21,213
17,678
11,000
9,192
8,421
,0%
N 100
Percent 100,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
167,00
2
5,657
170
153,00
6
11,576
171
165,00
2
18,385
172
156,00
1 .
173
157,00
5
19,157
174
164,33
3
6,429
175
141,50
4
7,506
176
142,00
1 .
177
158,00
2
179
159,00
1 .
181
129,00
2
25,456
182
154,75
4
13,226
185
156,00
2
9,899
186
156,00
1 .
187
168,00
1 .
189
132,00
1 .
191
135,50
2
9,192
192
140,00
2
22,627
195
159,00
1 .
199
109,00
1 .
Total
158,37
107
12,728
100
16,509
ANOVA Table Sum of Squares Prokrastinasi
Between (Combined)
Akademik *
Groups
df
Mean Square
17674,227
46
Linearity
6401,993
1
Kematangan
Deviation
11272,234
45
250,494
Emosi
from Linearity 9307,083
53
175,605
26981,310
99
Within Groups Total
384,222
F 2,188
,003
6401,993 36,457
,000
1,426
Measures of Association R Prokrastinasi Akademik * Kematangan Emosi
-,487
R Squared ,237
Eta ,809
Sig.
Eta Squared ,655
,107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
2. Hasil Uji Linearitas Aspek-aspek Kematangan Emosi Case Processing Summary Cases Included N Prokrastinasi Akademik *
100
Excluded
Percent
N
100,0%
Percent 0
,0%
Menerima diri dan orang lain
Report Prokrastinasi Akademik Menerima diri dan orang lain
Mean
N
Std. Deviation
21
145,00
1 .
23
203,00
1 .
24
175,50
2
26
174,00
1 .
28
161,67
3
11,590
29
159,75
4
7,932
30
155,80
5
9,230
31
160,71
7
14,545
32
161,75
8
16,791
33
157,06
16
18,266
34
159,19
16
10,747
35
153,00
9
14,874
36
164,71
7
8,616
37
165,29
7
24,329
38
148,67
3
20,232
39
149,75
4
17,193
40
142,00
1 .
41
136,00
2
38,184
42
156,00
2
,000
44
124,00
1 .
Total
158,37
100
Total
10,607
16,509
N 100
Percent 100,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Prokrastinasi
Between (Combined)
7160,016
19
376,843
1,521
,101
Akademik *
Groups
Linearity
2092,750
1
2092,750
8,446
,005
Menerima diri
Deviation
5067,266
18
281,515
1,136
,335
dan orang
from Linearity Within Groups
19821,294
80
247,766
Total
26981,310
99
lain
Measures of Association R Prokrastinasi Akademik *
R Squared
-,279
Eta
,078
Eta Squared
,515
,265
Menerima diri dan orang lain
Case Processing Summary Cases Included N Prokrastinasi Akademik *
Percent
100
Excluded N
100,0%
Report Prokrastinasi Akademik Tidak impulsif
Mean
N
Percent 0
Tidak impulsif
Std. Deviation
19
138,00
1 .
22
172,00
1 .
23
193,00
1 .
24
218,00
1 .
25
165,50
2
26
150,00
1 .
28
168,80
5
11,713
29
168,75
8
8,413
30
157,50
2
13,435
31
158,38
8
13,298
32
159,22
9
12,882
13,435
Total
,0%
N 100
Percent 100,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
159,62
13
7,911
34
150,60
5
15,582
35
161,55
11
11,827
36
152,29
7
11,600
37
160,43
7
20,297
38
152,86
7
17,668
39
143,00
5
19,144
40
138,50
2
41,719
41
143,50
2
7,778
42
159,00
1 .
43
124,00
1 .
Total
158,37
100
110
16,509
ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square
11470,575
21
546,218
Linearity
4426,174
1
Deviation
7044,401
20
352,220
Within Groups
15510,735
78
198,856
Total
26981,310
99
Prokrastinasi
Between (Combined)
Akademik *
Groups
Tidak impulsif
F
Sig.
2,747
,001
4426,174 22,258
,000
1,771
,039
from Linearity
Measures of Association R Prokrastinasi Akademik *
R Squared
-,405
Eta
,164
Eta Squared
,652
,425
Tidak impulsif
Case Processing Summary Cases Included N Prokrastinasi Akademik * Mengontrol emosi
100
Percent 100,0%
Excluded N
Total
Percent 0
,0%
N 100
Percent 100,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Report Prokrastinasi Akademik Mengontrol emosi
Mean
N
Std. Deviation
22
203,00
1 .
23
160,00
2
24
168,00
1 .
25
196,50
2
26
156,00
1 .
27
180,00
1 .
28
170,40
5
9,839
29
158,20
5
10,402
30
162,60
5
8,562
31
157,13
15
18,408
32
157,00
13
8,916
33
161,56
9
9,593
34
143,00
12
13,504
35
160,64
11
13,086
36
147,00
4
17,493
37
162,83
6
10,323
38
145,33
3
34,646
39
149,00
2
9,899
40
155,00
1 .
41
172,00
1 .
Total
158,37
2,828
30,406
100
16,509
ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square
10833,609
19
570,190
Linearity
3039,900
1
Mengontrol
Deviation
7793,709
18
432,984
emosi
from Linearity Within Groups
16147,701
80
201,846
Total
26981,310
99
Prokrastinasi
Between (Combined)
Akademik *
Groups
F 2,825
,001
3039,900 15,060
,000
2,145
Measures of Association R Prokrastinasi Akademik * Mengontrol emosi
-,336
R Squared ,113
Eta ,634
Sig.
Eta Squared ,402
,011
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Case Processing Summary Cases Included N Prokrastinasi Akademik *
Excluded
Percent
100
100,0%
N
Percent 0
Sabar, pengertian, toleransi
Report Prokrastinasi Akademik Sabar, pengertian, toleransi
Mean
N
Std. Deviation
25
203,00
1 .
26
162,00
2
27
163,00
1 .
28
158,00
1 .
29
163,25
4
30
171,00
1 .
31
159,11
9
11,847
32
166,67
3
11,719
33
169,60
10
21,293
34
159,70
10
13,873
35
160,10
10
12,078
36
153,46
13
10,990
37
155,57
7
20,148
38
154,25
8
15,379
39
156,71
7
21,546
40
148,67
3
22,189
41
149,14
7
19,239
42
142,00
1 .
43
163,00
1 .
45
129,00
1 .
Total
158,37
100
Total
8,485
12,738
16,509
,0%
N 100
Percent 100,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square 335,169
Prokrastinasi
Between (Combined)
6368,207
19
Akademik *
Groups
Sig.
1,301
,207
3220,022 12,497
,001
Linearity
3220,022
1
Sabar,
Deviation
3148,185
18
174,899
pengertian,
from Linearity Within Groups
20613,103
80
257,664
Total
26981,310
99
toleransi
F
,679
,822
Measures of Association R Prokrastinasi Akademik *
R Squared
-,345
Eta
,119
Eta Squared
,486
,236
Sabar, pengertian, toleransi
Case Processing Summary Cases Included N Prokrastinasi Akademik *
100
Excluded
Percent
N
100,0%
Percent 0
,0%
Tanggung jawab, berdiri sendiri, tidak frustrasi
Report Prokrastinasi Akademik Tanggung jawab, berdiri sendiri, tidak frustrasi
Mean
N
Total
Std. Deviation
17
203,00
1 .
22
165,00
1 .
23
145,00
1 .
24
163,00
1 .
26
164,29
7
14,338
27
169,00
3
13,528
28
162,63
8
8,070
29
162,88
8
13,206
30
157,40
10
11,815
31
159,17
12
14,751
N 100
Percent 100,0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
162,00
14
9,340
33
165,50
10
23,153
34
147,20
10
12,934
35
154,40
5
12,661
36
137,00
2
36,770
37
136,00
1 .
38
147,33
3
13,317
39
134,00
2
35,355
41
129,00
1 .
Total
158,37
100
114
16,509
ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square 499,617
Prokrastinasi
Between (Combined)
8993,098
18
Akademik *
Groups
Linearity
4768,270
1
Tanggung
Deviation
4224,828
17
248,519
jawab, berdiri
from Linearity Within Groups
17988,212
81
222,077
Total
26981,310
99
sendiri, tidak frustrasi
F 2,250
,007
4768,270 21,471
,000
1,119
Measures of Association R Prokrastinasi Akademik * Tanggung jawab, berdiri sendiri, tidak frustrasi
-,420
R Squared ,177
Eta ,577
Sig.
Eta Squared ,333
,351
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
1. Hasil Uji Hipotesis Kematangan Emosi Correlations Kematangan Emosi Prokrastinasi Akademik Kematangan Emosi
Pearson Correlation
-,487**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N Prokrastinasi Akademik
Pearson Correlation
100
100
-,487**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
2. Hasil Uji Hipotesis Aspek-aspek Kematangan Emosi Correlations Menerima diri dan
Prokrastinasi
orang lain
Akademik
Menerima diri dan orang lain Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed)
,002
N Prokrastinasi Akademik
-,290**
Pearson Correlation
100
100
-,290**
1
Sig. (1-tailed)
,002
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations Tidak impulsif Tidak impulsif
Pearson Correlation
Prokrastinasi Akademik 1
Sig. (1-tailed) N Prokrastinasi Akademik
Pearson Correlation
,000 100
100
-,451**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
-,451**
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Correlations Mengontrol emosi Mengontrol emosi
Pearson Correlation
Prokrastinasi Akademik -,326**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N Prokrastinasi Akademik
Pearson Correlation
100
100
-,326**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations
Sabar, pengertian, toleransi
Sabar, pengertian,
Prokrastinasi
toleransi
Akademik
Pearson Correlation
1
-,383**
Sig. (1-tailed)
,000
N Prokrastinasi Akademik
Pearson Correlation
100
100
-,383**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Correlations
Tanggung jawab, berdiri
Pearson Correlation
sendiri, tidak frustrasi
Sig. (1-tailed)
Tanggung jawab, berdiri
Prokrastinasi
sendiri, tidak frustrasi
Akademik
N Prokrastinasi Akademik
Pearson Correlation
1
,000 100
100
-,482**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
-,482**
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Hasil Uji Regresi
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Hasil Uji Regresi Variables Entered/Removedb Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Kematangan
Method . Enter
Emosi a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Model Summary
Model
R
R Square
.487a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.237
.229
14.491
a. Predictors: (Constant), Kematangan Emosi
ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
6401.993
1
6401.993
Residual
20579.317
98
209.993
Total
26981.310
99
F
Sig. .000a
30.487
a. Predictors: (Constant), Kematangan Emosi b. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Kematangan Emosi
Std. Error
249.904
16.641
-.553
.100
a. Dependent Variable: Prokrastinasi Akademik
Coefficients Beta
t
-.487
Sig.
15.017
.000
-5.521
.000