PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KLEDOKAN DENGAN MENERAPKAN METODE ROLE PLAY
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Purwanto NIM: 091134103
PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Purwanto NIM
: 091134103 Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 01 Agustus 2013 Penulis
Purwanto
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Purwanto NIM
: 091134103
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya tugas akhir skripsi yang berjudul : PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS II SD NEGERI KLEDOKAN DENGAN MENERAPKAN METODE ROLE PLAY Dengan demikian saya menyerahkan sepenuhnya kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pengkajian data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau ke media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantukan nama saya sebagai penulis tugas akhir skripsi ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 01 Agustus 2013 Yang menyatakan
Purwanto
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN “Masa sekarang adalah akibat dari masa lalu dan masa yang akan datang adalah akibat dari masa sekarang”
Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada : Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya Babeku yang aku sayangi, Jemakir Wira Tinaya Mbokku yang aku sayangi, Marmi Saudara-saudaraku Joko, Surti dan Adit yang selalu memotivasi Simbahku, Wongso Inangun Lek-lek’ku Lek Sarmi dan Lek Ateng Para Leluhurku dan Pepundenku Di Tegalmulyo Teman-teman PGSD yang tercinta Teman-teman kontrakan, Arif, Aji, Dhanu, Aris, Berek, Andes, Memet, Dhion, There, Riris, Naser
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Tematik Pada Siswa Kelas II SD Negeri Kledokan Dengan Menerapkan Metode Role Play Purwanto Universitas Sanata Dharma 2013 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan metode role play pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013. Selain itu bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas 2 SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan obyek keaktifan dan prestasi belajar. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 04 dan 05 Februari 2013 untuk siklus I sedangkan siklus II pada tanggal 08 dan 09 Februari 2013. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dimana, dalam setiap siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri atas tes, observasi, dan pedoman wawancara. Data dalam penelitian dianalisis dengan cara membandingkan, baik tingkat keaktifan maupun tingkat prestasi belajar siswa pada kondisi awal, akhir siklus I dan akhir siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode role play dapat diterapkan dengan cara tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013. Selain itu penerapan metode role play dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013. Pada kondisi awal tingkat keaktifan siswa sebesar 52,06%, nilai rata-rata 69,50 dengan prosentase nilai yang mencapai KKM 58,33%. Pada siklus I tingkat keaktifan siswa sebesar 76,92%, nilai rata-rata 80,09 dengan prosentase nilai yang mencapai KKM sebesar 88,46%. Hingga pada siklus II tingkat keaktifan siswa menjadi 93,81%, nilai rata-rata 82,69 dengan prosentase nilai yang mencapai KKM 90,30%. Kata kunci : Metode role play, keaktifan belajar, prestasi belajar, pembelajaran tematik
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Increased Liveliness and Learning Achievement On Thematic Learning for 2nd Grade Students Of Kledokan Primary School Applying Method with Role Play Purwanto Universitas Sanata Dharma 2013 The purpose of this research was to (1) determine the application method with role play on thematic learning to improving the liveliness and learning achievement and (2) determine whether the application method with role play on thematic learning can improve the liveliness and learning achievement in the second grade students of Kledokan Primary School in the academic year 2012/2013. This research was a classroom action research with the object research were liveliness and learning achievement. The subjects of this study were second grade students of Kledokan Primary School in the academic school 2012/2013, the number of students by 26 students. The first cycle conducted on 4 January and 5 February 2013, the second cycle on 8 January and 9 February 2013. The research was conducted in two cycles and in each cycle consisted of two meetings. Instruments used in the study consisted of test, observation, and interview guides. The data were analyzed by comparing both the level of liveliness and the level of learning achievement on the first conditions, the end of the first cycle and the end of the second cycle. The results showed that the method can be applied use the preparation phase, the implementation phase and the evaluation phase on thematic learning in an effort to improve the liveliness and learning achievement in the second grade students of Kledokan Primary School in the academic year 2012/2013. In addition, the implementation of role play method can improve the liveliness and learning achievement in the second grade students of Kledokan Primary School in the academic year 2012/2013. In the first conditions liveliness level of students at 52.06%, the average score of 69.50 with a percentage that reaches minimum standard criteria 58.33%. In the first cycle, the level of liveliness of the student by 76.92%, the average score of 80.09 with a percentage that reaches minimum standard criteria 88.46%. The second cycle level of liveliness of the student to be 93.81%, the average score of 82.69 with a percentage that reaches minimum standard criteria 90.30%.
Keywords: Role Play Method, Liveliness, Learning Achievement, Thematic Learning
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan tugas akhir yang berbentuk skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : a. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Sanata Dharma b. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma c. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing I, terimakasih atas waktu, bimbingan, maupun nasihat yang telah disumbangkan dari awal hingga akhir penelitian d. Elisabeth
Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing II,
terimakasih atas waktu, bimbingan, maupun nasihat yang telah disumbangkan dari awal hingga akhir penelitian e. Sri Wahyuni, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kledokan, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f. Esti Sulaimah, S.Pd. selaku Wali Kelas II Sd Negeri Kledokan, yang telah meberi bimbingan dari awal hingga akhir penelitian g. Seluruh siswa kelas II SD Negeri Kledokan angkatan 2012/2013 h. Segenap guru dan staf SD Negeri Kledokan dan Segenap Staf Prodi PGSD i. Semua pihak yang tidak dapat sebutkan satu-persatu yang telah membantu penyusunan tugas akhir ini dari awal hingga akhir penelitian, Saya mengucapkan terimakasih. Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, penulis menerima masukan-masukan maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan tugas akhir dimasa masa yang akan datang. Akhir kata, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...........................................
v
MOTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN ...............................................
vi
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
ABSTRACT ....................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xvi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B. Batasan Masalah Penelitian .....................................................................
6
C. Rumusan Masalah Penelitian....................................................................
6
D. Batasan Pengertian ..................................................................................
7
E. Pemecahan Masalah .................................................................................
8
F. Tujuan Penelitian .....................................................................................
8
G. Mafaat Penelitian .....................................................................................
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
11
A. Keaktifan .................................................................................................
11
B. Prestasi Belajar ........................................................................................
14
1. Definisi Belajar ................................................................................
14
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar .....................................
15
3. Ciri-ciri Belajar ................................................................................
16
4. Definisi Prestasi Belajar ...................................................................
17
C. Metode Role Play ....................................................................................
17
1. Langkah-langkah Metode Role Play ................................................
18
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kelebihan Metode Role Play ...........................................................
21
D. Pembelajaran Tematik .............................................................................
22
1. Pengertian Pembelajaran Tematik ....................................................
22
2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik ........................................................
23
3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik .......................
24
4. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik .................................................
27
E. Penelitian Yang Relevan .........................................................................
29
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................
31
G. Hipotesis Tindakan ..................................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................
34
A. Jenis Penelitian .......................................................................................
34
B. Setting Penelitian ...................................................................................
35
1. Tempat Penelitian .............................................................................
35
2. Subyek Penelitian .............................................................................
36
3. Obyek Penelitian ..............................................................................
36
4. Waktu Penelitian ..............................................................................
36
C. Rencana Tindakan ..................................................................................
37
1. Persiapan ............................................................................................
37
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus .......................................................
38
D. Instrumen Penelitian ...............................................................................
46
1. Tes ....................................................................................................
46
2. Non Tes ............................................................................................
48
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...........................................................
49
1. Validitas .............................................................................................
49
2. Reliabilitas .........................................................................................
50
Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
51
1. Tes ....................................................................................................
51
2. Non Tes ............................................................................................
52
1) Observasi ...................................................................................
52
2) Wawancara .................................................................................
53
3) Dokumentasi ..............................................................................
54
E.
F.
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Teknik Analisis Data ..............................................................................
54
1. Keaktifan ..........................................................................................
54
2. Prestasi Belajar .................................................................................
55
H. Kriteria Keberhasilan Penelitian ............................................................
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
58
A. Pra Penelitian Tindakan Kelas ...............................................................
58
B. Hasil Penelitian ......................................................................................
59
1. Siklus I .............................................................................................
59
2. Siklus II ............................................................................................
67
C. Pembahasan .............................................................................................
75
1. Penerapan Metode Role Play ...........................................................
75
2. Peningkatan Keaktifan Siswa ...........................................................
89
3. Peningkatan Prestasi Belajar ............................................................
92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
95
A. Kesimpulan ............................................................................................
95
B. Saran ........................................................................................................
96
C. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................
97
DAFTAR REFERENSI ..................................................................................
98
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL
HALAMAN
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ............................................................................
37
Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I .............................................
46
Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus III ..........................................
47
Tabel 3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan ...........................................
48
Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Wawancara .....................................................
48
Tabel 3.6. Kriteria Koefisien Reliabilitas .......................................................
50
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan Siklus II ...........................
51
Tabel 3.8. Kriteria Keaktifan Siswa ................................................................
55
Tabel 3.9. Kriteria Keberhasilan Penelitian ....................................................
57
Tabel 4.1. Rangkuman Data Ketercapaian Tingkat Keaktifan Siswa .............
90
Tabel 4.2. Rangkuman Data Prestasi Belajar Siswa .......................................
93
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
JUDUL GAMBAR
HALAMAN
Gambar 1. Skema Model Penelitian ................................................................
35
Gambar 2. Pembentukkan Kelompok .............................................................
77
Gambar 3. Menentukan Masalah Sosial ..........................................................
77
Gambar 4. Menceritakan Masalah Sosial.........................................................
78
Gambar 5. Menjelaskan Kompetensi Yang Akan Dicapai .............................
78
Gambar 6. Menyusun Sekenario ......................................................................
79
Gambar 7. Pemberian Naskah .........................................................................
80
Gambar 8. Menjelaskan Peranan Pendengar ...................................................
80
Gambar 9. Berunding Sebelum Role Play .......................................................
81
Gambar 10. Pelaksanaan Role Play ................................................................
82
Gambar 11. Mengamati Sekenario ...................................................................
82
Gambar 12. Mendiskusikan LKS ....................................................................
83
Gambar 13. Menyampaikan Hasil Diskusi .....................................................
83
Gambar 14. Menilai Hasil Role Play ...............................................................
84
Gambar 15. Kesimpulan ..................................................................................
84
Gambar 16. Evaluasi .......................................................................................
85
Gambar 17. Penutup ........................................................................................
85
Gambar 18. Grafik Persentase Keaktifan Siswa .............................................
91
Gambar 19. Grafik Tentang Nilai Rata-rata Belajar Siswa..............................
93
Gambar 20. Grafik Tentang Persentase Nilai Yang Mencapai KKM .............
94
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN JUDUL LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1. Silabus SD Negeri Kledokan ......................................................
102
Lampiran 2. RPP Tematik SD Negeri Kledokan ............................................
106
Lampiran 3. Nilai IPS, Matematika, dan PKn Sebelum Penelitian ................
109
Lampiran 4. Silabus Dalam Penelitian .............................................................
112
Lampiran 5. RPP Siklus I .................................................................................
122
Lampiran 6. RPP Siklus II ..............................................................................
133
Lampiran 7. LKS Siklus I ...............................................................................
142
Lampiran 8. LKS Siklus II ..............................................................................
149
Lampiran 9. Bahan Ajar Siklus I......................................................................
153
Lampiran 10. Bahan Ajar Siklus II .................................................................
157
Lampiran 11. Naskah Dialog Dalam Role Play ..............................................
160
Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus I ...............................................................
164
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II ..............................................................
168
Lampiran 14. Lembar Observasi Keaktifan ....................................................
171
Lampiran 15. Lembar Observasi Pelaksanaan Role Play ................................
172
Lampiran 16. Lembar Wawancara Guru dan Siswa .......................................
173
Lampiran 17. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus I .......................
175
Lampiran 18. Hasil Uji Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus II ......................
177
Lampiran 19. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Sebelum Penelitian ....
178
Lampiran 20. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Siklus I ........................
179
Lampiran 21. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Siklus II ......................
180
Lampiran 22. Frekuensi Keaktifan Siswa Sebelum Penelitian ........................
181
Lampiran 23. Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus I ...........................................
182
Lampiran 24. Frekuensi Keaktifan Siswa Siklus II .........................................
183
Lampiran 25. Rekap Data Tingkat Keaktifan Belajar Siswa ..........................
184
Lampiran 26. Proses Skoring Jawaban Siswa Siklus I ...................................
185
Lampiran 27. Proses Skoring Jawaban Siswa Siklus II ..................................
186
Lampiran 28. Rekap Data Prestasi Belajar Siswa ...........................................
187
Lampiran 29. Contoh Pengerjaan LKS Siklus I ..............................................
188
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 30. Contoh Pengerjaan LKS Siklus II ............................................
200
Lampiran 31. Contoh Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I ......................
208
Lampiran 32. Contoh Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus II .....................
212
Lampiran 33. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Role Play Siklus I .........
216
Lampiran 34. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Role Play Siklus II .......
218
Lampiran 35. Hasil Wawancara Guru Pada Siklus I .......................................
220
Lampiran 36. Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus I .....................................
221
Lampiran 37. Hasil Wawancara Guru Pada Siklus II .....................................
223
Lampiran 38. Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus II ....................................
224
Lampiran 39. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I Oleh Wali Kelas
226
Lampiran 40. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II Oleh Wali Kelas 232 Lampiran 41. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I Oleh Kepsek..
238
Lampiran 42. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II Oleh Kepsek
244
Lampiran 43. Foto-foto Penelitian ..................................................................
250
Lampiran 44. Surat Permohonan Izin Penelitian dari FKIP USD ..................
253
Lampiran 45. Surat Keterangan Penelitian dari SD N Kledokan ....................
254
Lampiran 46. Daftar Riwayat Hidup ................................................................
255
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar dan terencana dalam rangka memberdayakan segala potensi yang ada dalam setiap individu melalui proses-proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Pendidikan
memegang
peranan
penting
dalam
mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumber daya manusia. Wismanto dalam Derap Guru (2013:3) memaparkan bahwa guru dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia sungguh besar dan sangat menentukan, guru merupakan salah satu faktor yang strategis dalam dalam menentukan keberhasilan pendidikan yang meletakkan dasar serta turut mempersiapkan pengembangan potensi peserta didik untuk masa depan bangsa. Selanjutnya pada pasal 1 ayat (1) UU nomor 14 tahun 2005 yang berbunyi, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Berhubungan dengan pendapat-pendapat diatas, maka peranan guru sangatlah penting didalam menyelenggarakan kegiatan belajar bagi siswanya. Sebab, hal ini sangat berpengaruh pada pencapaian dari tujuan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam rangka 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mencapai tujuan belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponenkomponen dalam pembelajaran. Sebagai contoh bagaimana cara mengorganisasikan materi, metode yang ditetapkan, media yang digunakan oleh guru. Guru menempati posisi yang strategis dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Gagne dan Briggs dalam
Warsita
(2008:266)
memaparkan
mengenai
pengertian
pembelajaran, pembelajaran merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam memfasilitasi belajar siswa. Dalam melaksanakan
kegiatan
pembelajaran,
guru
diharapkan
memiliki
kreatifitas dalam mengajarkan materi yang akan diajarkan dengan memodifikasi cara pengajarannya atau mengubah metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi sehingga akan mempermudah siswa untuk belajar. Mengingat tahap perkembangan anak sekolah dasar masih pada tahap berpikir kongrit maka guru harus menuntun belajar siswa dengan melibatkan siswa secara langsung kedalam masalah-masalah sosial yang akan dipelajari. Dengan keterlibatan itu maka secara tidak langsung guru sudah melibatkan siswa secara aktif serta merangsang keingintahuan siswa saat pembelajaran. Guru harus menyediakan dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingintahuan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
serta
membantu
mereka
mengekspresikan
3
gagasan-gagasannya,
menyediakan sarana yang merangsang siswa untuk berpikir secara produktif, serta memberi semangat belajar (Hernawan, 2010:6.32). Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang berkualitas, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar sehingga akan berpengaruh positif pada prestasi belajar siswa. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggunakan sebuah tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan bermakna sebab dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami konsep-konsep yang
mereka
pelajari
melalui
pengalaman
langsung
dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Sehubungan dengan pengertian tersebut maka dalam melaksanakan pembelajaran tematik, guru harus mampu menerapkan metode yang mampu menjembatani siswa untuk belajar aktif dan belajar secara langsung mengenai masalahmasalah yang sedang dipelajari. Untuk dapat meningkatkan keaktifan siswa, guru harus memiliki kemampuan dalam menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa dapat memiliki minat untuk aktif dalam pembelajaran dan dapat mewujudkan interaksi pembelajaran yang kondusif antara guru dan siswa. Guru perlu merencanakan pembelajaran yang dapat mendukung proses penyampaian materi pembelajaran dengan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat agar siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
dapat terangsang untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Akan tetapi pada kenyataannya pembelajaran tematik di SD terkait masih sangat didominasi oleh metode ceramah, informasi ini peneliti peroleh saat wawancara dengan guru kelas di SD tersebut. Metode ceramah merupakan metode dimana guru lebih banyak memberikan informasi pada siswa, sehingga siswa lebih pasif saat pembelajaran (Devi, 2010:8). Penerapan metode ceramah ini mengakibatkan siswa kurang aktif saat pembelajaran dimana, siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan dari guru dan hal ini sangatlah membosankan terlebih bagi anak usia sekolah dasar. Sesuai observasi yang dilakukan penulis pada hari Jumat, 23 November 2013 dan hari Senin, 26 November 2013, penulis mencatat beberapa hal yang dapat menjadi gambaran keadaan saat pembelajaran tematik dengan menerapkan metode ceramah. Saat itu siswa kadang terlihat tenang memperhatikan, akan tetapi terkadang siswa sibuk mengobrol dengan teman-temannya sehingga suasana ramai saat pembelajaran. Sewaktu diadakan latihan soal banyak siswa yang kesulitan dalam menjawab soal-soal pertanyaan, hal ini terlihat saat siswa sibuk bertanya pada teman atau bahkan bertanya langsung pada guru. Sesuai dengan hasil pengamatan pada pembelajaran tematik yang mengkaitkan antara mata pelajaran IPS dengan Bahasa Indonesia. Terdapat 24 siswa yang menunjukkan indikator mengajukan pertanyaan (30,77%); 24 siswa menunjukkan indikator mengemukakan pendapat (30,77%); 159 siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
menunjukkan indikator memperhatikan pembelajaran (67,95%); 79 siswa menunjukkan indikator mengajukan pertanyaan (60,77%); 25 siswa menunjukkan indikator berpartisipasi dalam pembelajaran (32,05%). Dari keseluruhan persentase tersebut menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran tematik hanya mencapai 52,06 %. Selain tingkat keaktifan, peneliti juga melihat ada 11 siswa dari 24 siswa yang nilainya belum mencapai nilai KKM dengan nilai rata-rata kelas sebesar 69,50. Nilai ini peneliti lihat dari hasil ulangan harian yang pernah dilakukan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam mata pelajaran IPS di SD Negeri Kledokan adalah 75. Atas dasar nilai yang diperoleh tersebut, peneliti menilai bahwa prestasi siswa masih tergolong rendah sebab masih ada 11 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti akan mencoba menerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik pada tema keluarga untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Peneliti berkeyakinan bahwa pembelajaran tematik dengan menerapkan metode role play mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penggunaan metode role play ini bertujuan untuk menumbuhkan minat siswa sebab pembelajaran akan lebih menarik, menyenangkan, melibatkan siswa kedalam masalah sosial yang sedang dipelajari dan juga mampu memperjelas makna materi pelajaran sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Roestiyah (2001:93) dengan teknik ini siswa lebih tertarik perhatiannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
pada pelajaran, karena masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka. Selain itu Roestiyah (2001) juga menjelaskan, karena siswa bermain peran sendiri maka akan mudah memahami masalah sosial tersebut.
B. Batasan Masalah Penelitian Karena keterbatasan waktu, pada penelitian ini penulis membatasinya pada : 1. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode role play. 3. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah pembelajaran tematik pada tema keluarga dengan mengkaitakan antara mata pelajaran IPS, Matematika, PKn, dan Bahasa Indonesia.
C. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode role play pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013 ?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
2. Apakah penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013 ? D. Batasan Pengertian 1. Keaktifan belajar adalah aktivitas yang dilakukan siswa selama belajar dengan mengacu pada indikator keaktifan belajar yang meliputi siswa aktif bertanya, aktif dalam mengemukakan pendapat, menanggapi pertanyaan, dan juga partisipasi dalam pembelajaran. 2. Prestasi belajar adalah hasil belajar siswa baik berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, menjawab soal ataupun mengerjakan tugas. Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksudkan lebih kepada hasil menjawab soal-soal atau menyelesaikan tugas. 3. Role play merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung ke dalam masalah-masalah sosial yang dipelajari melalui kegiatan-kegiatan drama untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran didalam pembelajaran. 4. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas bawah sekolah dasar, dimana pembelajaran tematik itu sendiri merupakan pembelajaran yang mengkaitkan beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah tema sehingga akan memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
E. Pemecahan Masalah Sesuai dengan permasalahan yang ada di SD Negeri Kledokan yaitu mengenai kurangnya keaktifan siswa dan prestasi belajar siswa kelas 2 semester II tahun ajaran 2012/2013 pada pembelajaran tematik. Peneliti berkeyakinan bahwa dengan menerapkan metode role play pada pembelajaran tematik mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Metode role play merupakan metode yang mampu melibatkan siswa untuk mengalami sendiri mengenai permasalahn sosial yang sedang dipelajari. Dari keterlibatan langsung tersebut akan tercipta suatu kegiatan belajar yang bermakna yang mana, kegiatan belajar bermakna akan lebih berkesan dan membantu pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
F. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada di Kelas II SD Negeri Kledokan, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan metode role play pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G.
9
Manfaat Penelitian Berdasarkan penjabaran dalam rumusan masalah dan tujuan penelitian maka penelitian ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Secara
teoritis,
penelitian
ini
bermanfaat
untuk
menambah
pengetahuan mengenai salah satu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Selain manfaat teoritis yang telah dijabarkan sebelumnya, penelitian ini juga memiliki manfaat praktis pihak-pihak tertentu yang dijabarkan sebagi berikut a. Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi sekolah mengenai usaha dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas 2 semester II tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik. b. Guru Penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi untuk guru dalam melaksanakan pembelajaran, khususnya pembelajaran tematik dengan menerapkan metode role play untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
c. Penulis Sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
merancang
sebuah
pembelajaran yang menyenangkan dengan menerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik setelah menjadi guru nantinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian Bab II ini dibahas mengenai keaktifan, belajar, prestasi belajar, metode role play, pembelajaran tematik, mengenai penelitian yang relevan, kerangka berpikir, serta hipotesis tindakan. A. Keaktifan Menurut Natawijaya (Depdiknas, 2005:31) belajar aktif adalah suatu belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sementara Mulyono (2001:26) menyatakan keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Sedangkan Sanjaya (2007: 101-106) berpendapat bahwa aktivitas tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, tetapi juga ditentukan oleh aktivitas non fisik seperti mental, intelektual dan emosional. Mengadopsi dari berbagai pendapat diatas, ada beberapa kesamaan pendapat mengenai pengertian keaktifan yaitu dalam hal kegiatan-kegiatan yang bersifat fisik, non fisik. Dari beberapa kesamaan tersebut sehingga peneliti menyimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik secara fisik maupun non fisik selama kegiatan belajar berlangsung. Selain itu peneliti juga menambahkan tujuan dari keaktifan dengan mengadopsi pendapat dari Natawijaya bahwa, keaktifan
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
selama kegiatan belajar tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan belajar secara menyeluruh, baik aspek kognitif, afektif, maupun aspek psikomotorik. Beberapa prinsip utama dalam pembelajaran aktif diantaranya adalah (Rohandi, 2004:51): 1. Subyek pembelajaran adalah siswa 2. Belajar aktif dilakukan dengan cara melakukan sesuatu yang dijadikan suatu obyek persoalan yang akan ditelusuri. 3. Belajar aktif lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok agar tercipta interaksi yang multiarah. 4. Aktivitas siswa harus menyenangkan, menarik perhatian, menantang untuk ditelusuri dan penuh peluang untuk mengembangkan kreatifitas (baik dalam berpikir maupun berkreasi). Menurut Dierich dalam Hamalik (2001:172), keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam 8 kelompok, yaitu : 1. Kegiatan visual : membaca, melihat gambar, mengamati bagan. 2. Kegiatan lisan : bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, berdiskusi. 3. Kegiatan mendengarkan : Mendengarkan percakapan, mendengarkan musik. 4. Kegiatan menulis : Menulisi cerpen, menulis laporan. 5. Kegiatan mengambar : membuat peta, menggambar, membuat grafik atau pola. 6. Kegiatan metrik : Melakukan percobaan, mementaskan tari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
7. Kegiatan mental : Memecahkan masalah, membuat kesimpulan, merangkum 8. Kegiatan emosional : Minat, berani, percaya diri, perhatian Macam-macam keaktifan dalam belajar sangat beraneka ragam bentuknya, mulai dari keaktifan fisik sampai keaktifan psikis. Keaktifan fisik misalnya membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan. Sedangkan
contoh
keaktifan
psikis
adalah
menggunakan
khasanah
pengetahuan dalam memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan (Mudjiono, 1994:45). Sehubungan dengan variabel dalam penelitian ini, yaitu mengenai keaktifan belajar siswa maka peneliti menentukan beberapa indikator keaktifan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa. Peneliti akan mengadopsi macam-macam indikator keaktifan belajar dari Dierich dan Mudjiono (1994). Indikator keaktifan tersebut meliputi keaktifan dalam menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, partisipasi dalam pembelajaran, perhatian dalam pembelajaran, mengajukan pertanyaan. Di mana, dalam setiap indikator tersebut terdapat sub-sub indikator yang dijabarkan pada lembar observasi keaktisn siswa. Dalam rangka untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa pada setiap indikator ini, peneliti melakukan observasi secara personal dan dibantu oleh guru kelas dan juga teman-teman yang terlibat saat pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
B. Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar Winkel (1984:59) menjelaskan bahwa belajar pada manusia dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap perubahan itu secara relatif konstan dan berbekas. Pengertian serupa juga dijelaskan oleh Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari pendapat-pendapat diatas dapat kita lihat adanya kesamaan mengenai pendefinisian belajar dari para ahli yaitu dalam hal adanya perubahan.
Dari
kesamaan
tersebut
maka
peneliti
mencoba
mendefinisikan pengertian belajar berdasarkan kedua pengertian diatas. Pada hakikatnya belajar merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai perubahan secara menyeluruh, baik dalam hal perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap melalui kegiatankegiatan yang dilakukan oleh setiap individu dengan lingkungannya. Melalui kegiatan-kegiatan belajar tersebut diharapkan adanya perubahanperubahan sebagai wujud dari hasil belajar. Hasil belajar tersebut tidak hanya pada aspek kognitif semata, namun sangatlah komplek yang mana menyangkut ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar Suryabrata (2004:233-237) menjelaskan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas belajar yang meliputi : a. Faktor yang berasal dari luar diri pelajar 1) Faktor-faktor non sosial Faktor non sosial yang dapat mempengaruhi aktifitas belajar seperti faktor cuaca, keadaan udara, suhu, letak sekolah. Karena keadaan tersebut sangat menentukan aktifitas belajar sebagai contoh jika keadaan udara dilingkungan panas maka akan mengurangi konsentrasi siswa dalam belajar. 2) Faktor-faktor sosial Kehadiran orang lain saat belajar dapat menggangu konsentrasi belajar,
inilah
sebuah
contoh
faktor
sosial
yang
dapat
mempengaruhi aktifitas belajar. b. Faktor yang berasal dari dalam diri pelajar 1) Faktor-faktor fisiologis Faktor fisiologis ini meliputi keadaan tubuh yang segar atau tidak, penyakit tubuh, gangguan panca indra. Keadaan tubuh yang segar, sehat secara tidak langsung akan memudahkan siswa dalam melakukan aktifitas belajar. 2) Faktor-faktor psikologis Adanya kesadaran akan kebutuhan belajar, rasa ingin tahu, adanya keinginan untuk maju, adanya keinginan untuk memperbaiki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
kegagalan. Faktor-faktor tersebut muncul dari dalam individu masing-masing. Dari uraian di atas maka dapat diambil beberapa hal mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang meliputi faktor dari luar individu (faktor non sosial, faktor sosial) dan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri (faktor fisiologis, faktor psikologis). Faktor-faktor tersebut sangatlah berhubungan kuat pada hasil belajar setiap individu sebab faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap individu selama proses belajar. 3. Ciri-ciri belajar Belajar mempunyai karakteristik tertentu menurut Aqib (2010:48) antara lain yaitu : a. Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan (psikomotorik). b. Belajar merupakan buah dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. c. Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan. Pembelajaran tematik dalam penelitian ini akan mengadopsi ketiga ciri belajar diatas. Diharapkan perubahan yang akan terjadi pada peserta didik meliputi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan tema yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
4. Definisi Prestasi Belajar Menurut Gagne dalam Baharudin (2007:18) prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas. Pengertian senada mengeni prestasi belajar juga dijelaskan oleh Winkel (1984:162) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Berdasarkan kedua pengertian prestasi belajar tersebut yang menjadi kata kunci dalam mengartikan makna prestasi belajar terletak pada hasil yang dicapai. Jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar tidak hanya memuat pengertian nilai ulangan semata namun, lebih kepada segala hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan aktifitas belajar. Akan tetapi, dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pengertian prestasi belajar sebagai hasil dari siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi dalam setiap siklus penelitian.
C. Metode Role Play Menurut Hamzah (2012:25) metode role play adalah salah satu metode yang dipelopori oleh Shaftel, ada beberapa hal yang melatar belakangi munculnya metode ini. Pertama, dibuat berdasarkan asumsi bahwa sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam situasi permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskan. Ketiga, bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai, dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai analisis. Menyinggung masalah pengertian role play. Devi (2010:11) menjelaskan role play pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran didalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Apabila ditinjau secara istilah, metode role play adalah bentuk metode mengajar dengan mendramakan/memerankan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial, yang lebih menekankan pada kenyataan-kenyataan dimana para siswa diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendramakan masalah-masalah hubungan sosial. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat ulasan dari guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut. Tujuan dari metode role play adalah untuk memecahkan suatu masalah dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain (Surjadi, 2012:81). 1. Langkah-langkah Metode Role Play Dalam pembelajaran dengan metode role play ada beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berlangsung
dengan
baik.
Berikut
ini
adalah
19
langkah-langkah
pembelajaran role play menurut Hamzah (2012:43) : a. Guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dan berlatih sebelum KBM c. Guru menunjuk siswa yang anggotanya 5 orang d. Memberi penjelasan mengenai kompetensi yang ingin dicapat dalam pembelajaran e. Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakoni sekenario yang telah dipersiapkan f. Masing-masing siswa duduk dikelompoknya sambil memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk dibahas h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulanya i. Guru memberikan kesimpulan secara umum j. Evaluasi k. Penutup Pakar lain juga menerangkan mengenai petunjuk guna menggunakan metode role play (Djamarah, 2010:89) sebagai berikut: a. Tetapkan dahulu masalah-masalah sosial yang menarik perhatian siswa untuk dibahas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
b. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam kontek masalah cerita tersebut. c. Tetapkanlah siswa yang dapat atau yang bersedia untuk memainkan perannannya di depan kelas. d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung. e. Berikan waktu kepada para pelaku untuk berunding sebelum mereka memainkan peranannya. f. Akhiri role play dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan masalah persoalan yang ada pada role play tersebut. g. Jangan lupa menilai hasil role play tersebut sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. Dari langkah-langkah di atas peneliti akan mengolaborasikan langkah-langkah metode role play yang dikemukakan oleh para ahli diatas dan dengan sedikit memodifikasi. Dibawah ini merupakan langkahlangkah pelaksanaan metode role play pada penelitian ini : a. Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa b. Guru menetapkan masalah sosial yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. c. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks masalah cerita tersebut. d. Jelaskan kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran e. Guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
f. Guru memberikan naskah drama yang akan diperagakan. Pemberian naskah dialog diberikan pada siklus I, sedangkan pada siklus II tanpa adanya naskah dialog. g. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung. h. Berikan waktu kepada para pelaku untuk berunding sebelum mereka memainkan peranannya. i. Role play dilaksanakan sesuai arahan guru j. Siswa yang berlaku sebagai audien dihimbau untuk memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan k. Setelah pementasan selesai, masing-masing kelompok mendiskusikan kembali kegiatan di LKS l. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi m. Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. n. Guru memberikan kesimpulan secara umum o. Evaluasi, kegiatan ini dilakukan hanya sekali pada setiap siklusnya. p. Penutup 2. Kelebihan metode Role Play Salah satu kelebihan atau keunggulan metode bermain peran yaitu mampu menarik perhatian anak, sehingga suasana kelas semakin hidup (Zuhairini, 1983:103). Kelebihan metode role play (Djamarah, 2010:89) : a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan dimainkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. c. Bakat yang ada pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul bibit seni drama dari sekolah. d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan baik. e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk membina dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain.
D. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional (dalam modul Pembelajaran Tematik, 2006:5) pembelajaran
tematik
merupakan
pembelajaran
terpadu
yang
menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Definisi serupa
juga
diungkapkan
Subrata,
pembelajaran
tematik
adalah
pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna (Trianto, 2009:84).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Kedua definisi diatas sama-sama memaparkan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran dengan mengkaitkan beberapa bidang studi atau mata pelajaran dengan dilingkupi oleh suatu tema dan bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna. Dari definisi diatas maka untuk mengetahui ada atau tidaknya keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain maka ditentukan sebuah tema. Semakin luas tema yang digunakan maka semakin luas pula bidang kajian yang mampu dilingkupi. 2. Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Depdiknas (2003:26) menyebutkan ada enam ciri-ciri pembelajaran tematik, yaitu : a. Berpusat pada anak b. Memberikan pengalaman langsung pada anak c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran e. Bersifat fleksibel f. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak Selain itu Trianto (2009:91) juga mengemukakan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik berpusat pada peserta didik, memberi pengalaman langsung, hasil sesuai minat peserta didik, pemisahan mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
pelajaran tidak jelas, menyajikan berbagai konsep dari mata pelajaran, fleksibel, dan disajikan dalam prisip belajar sambil bermain. Dari paparan mengenai ciri dan karakteristik diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik b. Pembelajaran mampu memberikan pengalaman langsung c. Hasil yang dicapai sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik d. Pemisahan mata pelajaran dalam proses pembelajaran tidak jelas e. Pembelajaran mampu menyajikan berbagai konsep dari berbagai mata pelajaran f. Fleksibel 3. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik a.
Keunggulan Pembelajaran Tematik Depdiknas (2003:27) menyebutkan beberapa keunggulan dari pembelajaran tematik, diantaranya adalah : 1) Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik. 2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik. 3) Hasil belajar akan tahan lama sebab lebih berkesan dan bermakna. 4) Mengembangkan
keterampilan
berpikir
permasalahan yang dihadapi peserta didik.
sesuai
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Selain keuntungan yang disebutkan diatas, pada Panduan KTSP dalam Trianto (2010:83) juga menyebutkan beberapa keunggulan dari pembelajaran tematik, diantaranya adalah : 1) Memudahkan pemusatan pada tema tertentu. 2) Peserta
didik
mampu
mempelajari
pengetahuan
dan
mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3) Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan. 4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman peserta didik. 5) Manfaat dan makna belajar lebih dirasakan karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6) Peserta didik lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam
situasi
yang
nyata,
untuk
mengembangkan
suatu
kemampuan dalam suatu mata pelajaran sekaligus mata pelajaran lain. 7) Pendidik dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran disajikan sekaligus.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
26
Kelemahan Pembelajaran Tematik Selain
memiliki
keunggulan-keunggulan
seperti
yang
dijelaskan pada bagian sebelumnya, pembelajaran tematik juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan pembelajaran tematik (Trianto, 2009:90-91) sebagai berikut : 1) Aspek Pendidik Guru harus memiliki wawasan luas dalam menyelenggarakan pembelajaran. Selain itu juga dituntut untuk mencari banyak informasi, sumber-sumber belajar. 2) Aspek Peserta Didik Pada pembelajaran tematik, peserta didik dituntut untuk memiliki kreatifitas dan kemampuan akademik yang tinggi sebab yang dipelajari dalam proses pembelajaran tidak hanya terfokus pada satu bidang kajian melainkan beberapa bidang kajian. Selain itu dalam pembelajaran tematik, siswa dituntut untuk menghubungkan konsep-konsep, mengeksplorasi, dan juga mengelaborasi bidang kajian yang sedang dipelajari. 3) Aspek Sarana dan Sumber Belajar Sarana dan sumber belajar yang diperlukan sangat banyak dan bervariasi. Hal ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan juga untuk mempermudah dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
4) Aspek Kurikulum Kurikulum yang diterapakan harus luwes dan berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik. Sehingga, dalam hal ini guru harus diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode mengajar, dan juga dalam hal penilaian. 5) Aspek Penilaian Penilaian tidak dapat dipisah-pisah, melainkan penilaian harus menyeluruh dan mencangkup semua bidang kajian yang masuk dalam tema tersebut. Sehingga hal ini sangat menyulitkan guru dalam melakukan proses penilaian. 6) Aspek Suasana Pembelajaran Pembelajaran tematik cenderung mengutamakan salah satu bidang kajian mata pelajaran. Hal ini mengakibatkan bidang kajian yang lain menjadi tengelam. Selain itu guru dalam mengajar cenderung menekankan substansi gabungan sesuai tingkat pemaham, latar belakang pendidikan, dan selera dari guru yang bersangkutan. 4. Tahap-tahap Pembelajaran Tematik Tahap-tahap pembelajaran tematik (Purnomo, 2006:10) sebagai berikut : a. Tahap persiapan Langkah pertama adalah memetakan kompetensi dasar yang bisa dilingkupi dengan tema yang sama, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
pembelajaran. Setelah mengobservasi, peneliti kemudian mencari kompetensi dasar yang bisa dikaitkan dengan sebuah tema dan juga bisa diterapkan dengan metode role play hingga pada akhirnya peneliti memilih dua mata pelajaran yaitu mata pelajaran IPS dan PKn dengan dilingkupi tema keluaraga. Selanjutnya, menyusun silabus dan juga menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap siklusnya. b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksaan meliputi dua langkah, yang pertama mengatur kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir serta tindak lanjut. Selanjutnya pada langkah kedua yaitu mengatur alokasi waktu dari masing-masing kegiatan. Kegiatan dalam pembelajaran pada penelitian ini diawali dengan kegiatan membuka pelajaran, kegiatan inti yang berisi kegiatan role play sesuai dengan pokok bahasan, dan yang terakhir diisi dengan kegiatan penutup. c. Tahap penilaian Kegiatan penilaian dalam pembelajaran tematik dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti penilaian pembelajaran pada umumnya. Misalnya penilaian dapat dilakukan dengan tes maupun non tes. Pada penelitian ini, kegiatan penilaian kognitif akan peneliti lakukan dengan cara tes sebab dengan penilaian tes memudahkan untuk mengetahui tingkat prestasi siswa. Selain itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
penilaian akan dilakukan secara terpisah mengingat penilaian yang dilakukan di SD terkait juga masih secara terpisah. Penilaian non tes akan peneliti lakukan saat kegiatan pembelajaran dengan cara observasi atau mengamati tingkat keaktifan siswa berdasarkan indikator keatifan.
E. Penelitian Yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Tri Lestari, Marimin, Nina Oktarina (2012)
yang
berjudul
“Efektivitas
Metode
Role
Playing
Pada
Mendeskripsikan Pelayanan Prima Untuk Meningkatkan Hasil Belajar”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran role playing pada pokok bahasan mendeskripsikan pelayanan prima untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Administrasi Perkantoran SMK Hidayah Semarang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X AP SMK Hidayah Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dimana, Pada siklus I nilai rata-rata mencapai 74,7 dan pada siklus II nilai rata-rata mencapai 82,5. Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 66,7% dan pada siklus II ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 96,7%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2. Penelitian kedua yang relevan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Hartati, Tri, Widiyanti, dan Nina Oktarina (2012) dengan judul penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Wadaslintang. Dapat diketahui bahwa hasil penelitian pada siklus I aktifitas siswa sebesar 57,82% (cukup aktif), rata-rata nilai hasil belajar 72 ketuntasan klasikal 68,18% dan respon siswa 64,58% (positif). Siklus II keaktifan siswa menjadi 78,9% (aktif), rata-rata nilai hasil belajar 84 ketuntasan klasikal 95,45% dan respon siswa meningkat menjadi 77,56% (positif). Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain mengenai peningkatan prestasi dan keaktifan belajar dengan menggunakan metode role play relevan untuk digunakan peneliti dalam penelitian ini. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana, pada penelitian sebelumnya yang menjadi subyek penelitian adalah siswa MTs kelas VIII dan siswa SMA kelas X selain itu metode role play pada penelitian sebelumnya diterapkan pada satu mata pelajaran. Sedangkan pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah anak kelas 2 sekolah dasar dan metode role play dalam penelitian ini akan diterapkan dalam pembelajaran tematik di sekolah dasar dimana, metode pembelajaran tematik mengkaitkan lebih dari satu mata pelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
F. Kerangka Berfikir Mulyono (2001:26), menyatakan keaktifan adalah kegiatan atau aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik. Sedangkan menurut Natawijaya (Depdiknas, 2005:31) belajar aktif adalah suatu belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Keaktifan belajar sangatlah penting dalam proses kegiatan belajar mengajar sebab keaktifan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Mengingat pentingnya keaktifan terhadap prestasi belajar maka sebagai guru harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga diharapkan dengan adanya keaktifan tersebut prestasi siswa meningkat. Berbicara mengenai kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran siswa sekolah dasar dapat dikategorikan menjadi dua yaitu pembelajaran terpadu untuk kelas atas dan pembelajaran tematik untuk kelas bawah. Membahas mengenai pembelajaran tematik, ada beberapa pengertian dari ahli misalnya, Hadi Subrata dalam Trianto (2009:84), pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Dilihat dari pengertian tersebut bahwa pembelajaran tematik mampu memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
bermacam-macam pengalaman belajar sehingga akan terbentuk pembelajaran yang bermakna. Namun, semua itu tidak lepas dari metode-metode yang diterapkan dalam pembelajaran dimana, metode pembelajaran sangat mempengaruhi corak belajar siswa baik pada pembelajaran terpadu maupun pembelajaran tematik. Ada banyak metode yang bisa diterapkan dalam pembelajaran misalnya ceramah, diskusi, role play. Sesuai dengan metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu metode role play. Metode role play memiliki berbagai macam karakteristik diantaranya yaitu dengan bermain peran atau role play siswa akan terlibat langsung atau mengalami sendiri peristiwa dan juga mengalami masalah sosial dalam kajian-kajian mata pelajaran terkait. Dari keterlibatan siswa dalam memainkan peran maka akan menciptakan suatu kegiatan belajar yang bermakna. Dimana, kegiatan belajar bermakna akan lebih berkesan dan membekas atau meninggalkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari siswa. Selain itu, sesuai dengan salah satu kelebihan dari metode role play bahwa dengan memainkan peran, siswa dapat berlatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan dimainkan. Sehingga dengan mengaktifkan siswa maka akan memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial yang sedang dipelajari bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep abstrak dalam mata pelajaran. Dengan bekal pemahaman terhadap kajian-kajian mata pelajaran yang dipelajari maka akan memudahkan siswa dalam menjawab tes evaluasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian-uraian di atas, hipotesis penelitian ini sebagai berikut : 1. Metode role play dapat diterapkan dengan cara tahap persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap evaluasi pada pembelajaran tematik dalam upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013. 2. Penerapkan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III ini berisi mengenai jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrument penelitian, uji validitas dan reliabilitas instrument, teknik analisis data, indikator keberhasilan, dsb. Untuk lebih jelasnya mengenai hal-hal diatas, akan peneliti jelaskan sebagai berikut. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Kasbolah (2001:8) mengungkapkan, penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang
dimaksudkan
untuk
memperbaiki
atau
meningkatkan
mutu
pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas. Sedangkan Ebbutt dalam Arifin (2011:97) menyatakan penelitian tindakan kelas adalah suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok partisipan (guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakannya tersebut. Dari kedua pendapat tersebut, dapat diperoleh gambaran yang jelas bahwa PTK merupakan suatu penelitian dengan tujuan untuk memperbaiki praktik pendidikan atau meningkatkan
mutu
pembelajaran
di
kelas.
Diharapakan
dengan
menggunakan PTK mampu membantu guru dalam mengatasi permasalahanpermasalahan pembelajaran yang ada dalam kelas sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan.
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Model dan langkah PTK dalam penelitian ini mengacu pada model spiral dari kemmis dan taggart dimana, pada model ini terdapat beberapa tahap yang dapat digambarkan pada gambar berikut ini :
Gambar 3.1. Rancangan Siklus Penelitian Kemmis dan Taggart (Arikunto: 2006)
B. Setting Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kledokan Yogyakarta. SD N Kledokan ini beralamat di Jl. Garuni III Kledokan Caturtunggal Depok Sleman. Peneliti memilih SD Kledokan ini sebab sesuai dengan hasil observasi tingkat keaktifan dan prestasi siswa kelas 2 dalam salah satu pembelajaran tematik tergolong rendah. Selain itu, di SD tersebut belum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
menerapakan metode role play pada pembelajaran tematik. Hal ini sangat menginspirasi peneliti untuk mengimplementasikan metode role play dalam pembelajaran tematik dikelas 2 di SD tersebut, dengan harapan dapat membantu meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa khususnya dalam mata pelajaran yang terkait dalam penelitian. 2.
Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas II semester 2 SD Negeri Kledokan tahun ajaran 2012/2013.
Jumlah siswa kelas 2 SD
Negeri Kledokan berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. 3.
Obyek Penelitian Obyek penelitian ini yaitu keaktifan dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan metode role play. Dimana, tema yang digunakan adalah tentang keluarga, sedangkan mata pelajaran yang tercangkup pada tema ini adalah IPS, Matematika, PKn, dan Bahasa Indonesia.
4.
Waktu Penelitian Seluruh kegiatan dalam penelitian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang sudah ditentukan peneliti. Penelitian ini dimulai dari bulan Februari 2013 sampai bulan Juni 2013, dibawah ini merupakan jadwal pelaksanaan penelitian :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian N o
Uraian Kegiatan
Waktu (Minggu ke -) Feb Maret April Mei Juni 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Jan
1.
Proses perijinan ke sekolah 2. Observasi pra penelitian (kondisi awal) dan wawancara 3. Persiapan perangkat pembelajaran 4. Pelaksanaan siklus I 5. Pelaksanaan siklus II 6. Pengolahan data hasil penelitian 7. Penyelesaian kelengkapan penelitian 8. Penyusunan laporan 9. Ujian skripsi 10. Revisi 11. Pembuatan artikel
C. Rencana Tindakan Langkah-langkah dalam penelitian kelas ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1.
Persiapan a. Permintaan izin kepada kepala sekolah SD Negeri Kledokan b. Observasi pembelajaran kelas dan wawancara guru kelas c. Identifikasi masalah d. Mengkaji kompetensi dasar, pokok bahasan, dan juga indikator yang ingin dicapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
e. Menyusun silabus, RPP, dan LKS f. Menyusun kisi-kisi soal dan soal untuk siklus I dan siklus II g. Membuat alat peraga yang akan digunakan pada siklus I dan siklus II 2.
Rencana Tindakan Setiap Siklus Berikut ini merupakan gambaran singkat mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I dan siklus II : a.
Pada siklus I pertemuan pertama, siswa melakukan role play drama dengan topik kedudukan dan peran anggota keluarga inti. Pada pertemuan kedua siswa melakukan role play drama dengan topik kedudukan dan peran anggota keluarga batih. Peneliti menjabarkan rencana pembelajaran pada siklus I yang tertera dibawah.
b. Pada siklus II pertemuan pertama siswa melakukan role play kegiatan musyawarah dalam lingkungan keluarga sekolah. Pada pertemuan kedua siswa melakukan role play tentang kegiatan pemungutan suara untuk memilih ketua kelas. Untuk lebih jelas mengenai rincian kegiatan yang akan dilaksanakan pada tiap siklusnya dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6 mengenai RPP dari setiap siklus. Akan tetapi peneliti akan menjabarkan secara singkat mengenai alur-alur dari kegiatan per siklus sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Rencana Tindakan Siklus I Pertemuan I a. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan akan peneliti lakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan. 1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa 2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat role play, yaitu tentang peran dan kedudukan anggota keluarga inti. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalahmasalah dalam konteks cerita tersebut. 4) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 5) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan. 6) Guru memberikan naskah drama yang akan diperagakan. 7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung. 8) Siswa berunding sebelum mereka memainkan peranannya. 9) Siswa melaksanakan role play sesuai arahan guru 10) Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati sekenario yang sedang diperagakan. 11) Setelah
pementasan
selesai,
masing-masing
mendiskusikan kembali kegiatan di LKS 12) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi
kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
13) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 14) Guru memberikan kesimpulan secara umum 15) Penutup Pertemuan II 1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa 2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat role play, yaitu tentang peran dan kedudukan anggota keluarga batih. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalahmasalah dalam konteks cerita tersebut. 4) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 5) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan. 6) Guru memberikan naskah drama yang akan diperagakan. 7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung. 8) Siswa berunding sebelum mereka memainkan peranannya. 9) Siswa melaksanakan role play sesuai arahan guru. 10) Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati skenario yang sedang diperagakan. 11) Setelah
pementasan
selesai,
masing-masing
mendiskusikan kembali kegiatan di LKS. 12) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi.
kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
13) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 14) Guru memberikan kesimpulan secara umum. 15) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I. 16) Penutup b. Pengamatan Pengumpulan data dengan jalan observasi atau pengamatan yang dilakukan pada saat pembelajaraan. Kegiatan observasi ini dilaksanakn oleh teman sebaya dan juga guru pamong. Tujuan dari observasi ini untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan dan pelaksanaan metode role play dalam pembelajaran. Data yang diperoleh selanjutnya dibandingakan dengan nilai siswa sebelumnya, apakah mengalami peningkatan atau tidak. c. Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1) Mengidentifikasi masalah-masalah, hambatan-hambatan dan juga kekurangan selama pembelajaran berlangsung pada pembelajaran siklus I dengan cara wawancara terhadap siswa dan juga wali kelas terkait. 2) Mengkoreksi ketercapaian indikator pada siklus I. 3) Hasil refleksi siklus I ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya tindakan siklus II. Hasil refleksi siklus I ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya tindakan siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Rencana Tindakan Siklus II Siklus II tidak akan dilaksanakan jika pada siklus I indikatorindikator keberhasilan sudah tercapai. Namun, untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk maka peneliti menyusun rencana-rencana tindakan siklus II. Mengingat penyusunan rencana tindakan siklus II disusun sebelum siklus I dilakukan, maka dalam pelaksanaan siklus II nanti akan peneliti koreksi kembali berdasarkan refleksi dari kegiatan siklus I. Berikut ini adalah rencana tindakan siklus II : Pertemuan I a. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan akan peneliti lakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah ditentukan dan berdasarkan refleksi dari siklus I. 1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa. 2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat
role play, yaitu tentang kegiatan musyawarah dilingkungan keluarga sekolah. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalah-
masalah dalam konteks cerita tersebut. 4) Siswa melaksanakan permainan bisik berantai secara berkelompok
dan guru menilai kinerja siswa. 5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang
ingin dicapai dalam pembelajaran. 6) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka
pada waktu role play sedang berlangsung. 8) Siswa berunding sebelum mereka memainkan peranannya. 9) Siswa melaksanakan role play kegiatan musyawarah sesuai arahan
guru. 10) Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati
sekenario yang sedang diperagakan. 11) Setelah
pementasan
selesai,
masing-masing
kelompok
mendiskusikan kembali kegiatan di LKS. 12) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi. 13) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 14) Guru memberikan kesimpulan secara umum. 15) Penutup.
Pertemuan II 1)
Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa.
2) Siswa bersama guru menetapkan masalah sosial yang akan dibuat
role play, yaitu tentang kegiatan pemungutan suara untuk memilih ketua kelas. 3) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai isi dari masalah-
masalah dalam konteks cerita tersebut. 4) Siswa membaca contoh teks kegiatan pemungutan suara dalam
kelompok secara bergantian dan guru menilai kinerja siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
5) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai kompetensi yang
ingin dicapai dalam pembelajaran. 6) Siswa bersama guru menyusun sekenario yang akan ditampilkan. 7) Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai peranan mereka
pada waktu role play sedang berlangsung. 8) Siswa melaksanakan role play sesuai arahan guru. 9) Siswa bersama guru yang memperhatikan dan mengamati
sekenario yang sedang dilaksanakan. 10) Setelah
pementasan
mendiskusikan kembali
selesai,
masing-masing
kelompok
kegiatan di LKS.
11) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi. 12) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. 13) Guru memberikan kesimpulan secara umum. 14) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II. 15) Penutup.
b. Pengamatan Pengumpulan data dengan jalan pengamatan atau observasi yang dilakukan
pada
saat
pembelajaraan.
Kegiatan
observasi
ini
dilaksanakan oleh teman sebaya dan juga guru pamong. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan dan pelaksanaan metode role play dalam pembelajaran. Data keaktifan siswa yang diperoleh selanjutnya dibandingakan dengan data keaktifan siswa pada siklus I, apakah mengalami peningkatan atau tidak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
c. Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara : 1) Mengidentifikasi masalah-masalah, hambatan-hambatan dan juga kekurangan selama pembelajaran I dan II. 2) Membuat
kesimpulan
mengenai
kemampuan
siswa
dalam
mengerjakan soal evaluasi pada setiap siklus. Selain itu peneliti juga menyimpulkan tingkat keaktifan siswa dengan menerapkan metode role play pada pembelajaran tematik selama pembelajaran siklus I dan II. 3) Membandingkan hasil yang telah diperoleh selama dua kali siklus, apakah
sudah
sesuai
dengan
indikator-indikator
ketercapaian/keberhasilan yang diharapakan atau belum. Hasil refleksi pada siklus II ini juga akan dijadikan dasar sebagai pertimbangan pengambilan keputusan dilaksanakan atau tidaknya tindakan siklus selanjutnya. D. Instrumen Penelitian Dalam
penelitian
ini,
peneliti
mengumpulkan
data
dengan
menggunakan instrumen-instrumen penelian. Instrumen merupakan alat ukur dalam penelitian (Sugiyono, 2010: 148). Ada dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes untuk mengukur prestasi siswa sedangkan instrumen non tes untuk mengukur keaktifan siswa. Instrumen-instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar tes evaluasi dan lembar observasi keaktifan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
46
Tes Tertulis Tes tertulis pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui prestasi siswa. Instrumen tes tersebut terdiri dari 15 soal IPS dan 15 soal Matematika untuk siklus I dan
20 soal Pkn pada siklus II
(terlampir pada lampiran 12 dan 13). Soal-soal pilihan ganda tersebut valid dan disusun berdasarkan kisi-kisi soal yang sudah ditentukan sebelum penelitian. Dibawah ini merupakan kisi-kisi soal evaluasi pada siklus I dan siklus II. Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial
2.1 Mendeskripsi kan kedudukan dan peran anggota keluarga
Matematika
Indikator 1) Menjelaskan tentang silsilah keluarga 2) Menyebutkan anggota keluarga inti dan keluarga batih 3) Menjelaskankan kedudukan dari anggota keluarga inti dan batih
4) Menjelaskan peran dari anggota keluarga inti dan batih 5) Menyebutkan cara menghargai sesama anggota keluarga 3.1 Melakukan 1) Menuliskan operasi perkalian hitung perkalian bilangan bilangan yang satu angka dengan satu hasilnya angka bilangan dua 2) Mengaplikasikan operasi angka. hitung perkalian bilangan satua angka dengan satu angka dalam konteks matematika.
Nomor Butir Soal 7 3, 15
1, 5, 12, 17 2, 10, 11, 14, 16, 19 4, 6
2
8, 24, 25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar
Indikator 3) Menemukan cara menyelesaikan masalah perkalian bilangan satua angka dengan satu angka 4) Menuliskan operasi hitung perkalian bilangan dengan 2 5) Mengaplikasikan operasi hitung perkalian bilangan dengan 2 dalam konteks matematika. 6) Menemukan cara menyelesaikan masalah perkalian bilangan dengan 2
47
Nomor Butir Soal 9, 21, 30
23, 28 20, 26, 27
18, 29, 30
Tabel 3.3. Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda dan Siklus II Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar
PKn
3.1 Mengenal kegiatan bermusyawa rah
Indikator 1) Menjelaskan pengertian musyawarah 2) Menyebutkan kegiatan musyawarah 3) Menyebutkan manfaat musyawarah 4) Menyebutkan tata cara bermusyawarah 5) Menyebutkan contoh kegiatan pemungutan suara 6) Menjelaskan pengertian pemungutan suara 7) Menemukan sikap yang harus dikembangkan dalam musyawarah
Nomor Butir Soal 13 1 4, 11 3, 5, 6, 7, 9 17, 18 15, 16 2, 8, 10, 12, 14, 19, 20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
48
Non Tes Instrumen penelitian non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi atau pengamatan dan juga kisi-kisi wawancara. Lembar observasi digunakan untuk mengetahuai tingkat keaktifan siswa. Observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan per siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang akan digunakan berisi 23 item pernyataan (terlampir pada lampiran 14). Ke 23 item pernyataan tersebut dikembangkan dari kisi-kisi keaktifan dalam penelitian. Dalam rangka wawancara terhadap siswa dan guru akan selalu mengacu pada kisi-kisi lembar wawancara sedangkan lembar wawancara terdapat pada lampiran 16. Dibawah ini merupakan tabel kisi-kisi lembar keaktifan dan kisi-kisi wawancara dalam penelitian : Tabel 3.4. Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Indikator Menjawab pertanyaan Mengemukakan pendapat Partisipasi dalam pembelajaran Perhatian terhadap pembelajaran Mengajukan pertanyaan
No. Butir Pernyataan 1, 2, 3 4, 5, 6. 7 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 17, 18, 19, 20, 21 22, 23, 24, 25
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Wawancara No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Penilaian Partisipasi siswa saat mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode role play. Penerapan metode role play berpengaruh pada keaktifan dan prestasi belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan metode role play . Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan metode role play.
Nomor Soal 1 2 3 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1.
Validitas Menurut Sugiyono (2008:348), menjelaskan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Jadi suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut diujikan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk melakukan uji validitas, peneliti mengujikan soal pada siswa kelas 3 di SD terkait. Pengujian dilakukan di SD yang sama dengan alasan untuk memperoleh tingkat taraf kemampuan siswa yang hampir sama. Setelah mendapatkan data skor dari instrumen soal tersebut, kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan program komputer SPSS 20 for windows. Tujuan digunakan program komputer ini untuk mempercepat dalam perhitungan validitas instrumen sekaligus untuk mendapakan data yang akurat. Hasil perhitungan uji validitas dengan SPSS 20 for windows terdapat pada lampiran 17 dan 18. Berdasarkan pengolahan data, dapat diketahui soal yang valid dan yang tidak valid. Hasil uji validitas di atas mampu menunjukkan ada 31 soal valid yang memenuhi indikator soal dari soal evaluasi siklus I, dan ada 21 soal valid yang memenuhi indikator soal pada soal evaluasi siklus II. Setelah mendapatkan data validitas dari soal-soal tersebut, kemudian peneliti akan mengambil 30 soal pada siklus I yang memiliki tingkat validitas tinggi. Begitu juga pada siklus II juga diambil 20 soal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
tingkat kevalidannya tinggi. Soal evaluasi terlampir pada lampiran 12 dan lampiran 13.
2.
Reliabilitas Sugiyono (2008:12), mengungkapkan bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pada intinya instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut mampu menghasilkan data yang sama pada obyek yang sama pula, saat digunakan untuk mengukur beberapa kali. Berikut ini tabel kriteri koefisien reabilitas untuk melihat hasil perhitungan reliabilitas instrument (Masidjo, 2010:209). Tabel 3.6. Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40 Negative – 0,20
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Dalam menentukan reliabilitas, peneliti mengunakan Program PASW 17 untuk mengukur reabilitas dari instrumen. Dibawah ini merupakan hasil perhitungan reliabilitas dengan SPSS 20 for windows menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I dan Siklus II Siklus Siklus I Siklus II
Cronbach’s Alpha .937 .913
Kulifikasi Sangat tinggi Sangat tinggi
Berkaitan dengan data diatas, Nunnally dalam Ghozali (2009:46) mengungkapan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika harga Cronbach Alpha > 0,60. Berdasarkan tabel diatas harga Cronbach Alpha sebesar 0,937 dan 0,913. Dari harga Cronbach Alpha tersebut maka instrument soal dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dan layak dijadikan sebagai alat untuk pengambilan data tentang prestasi siswa.
F. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data yang diperlukan adalah data keaktifan siswa yang berupa data kualitatif dan juga data prestasi belajar siswa yang berupa data kuantitatif. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian : 1. Tes Masidjo (2006:38) menyatakan tes merupakan suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan, dan dimaksutkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Berawal dari pengertian diatas, ada beberapa macam tes yang bisa dilakukan untuk mengukur hasil belajar, namun tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi. Masidjo (2006:40) menjelaskan tes prestasi belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
adalah suatu tes yang mengukur presatasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai. Tes yang digunakan dalam penelitian menggunakan 30 soal pilihan ganda dengan rincian 15 soal IPS dan 15 soal Matematika. Pada siklus II akan menggunakan 20 soal PKn, sedangkan penilaian pada Bahasa Indonesia akan dilakukan dengan cara pengamatan terhadap kinerja siswa seperti yang telah direncanakan dalam RPP. Akan tetapi, nilai dari kinerja siswa yang diperoleh tidak akan dikategorikan kedalam prestasi belajar, mengingat prestasi belajar dalam penelitian ini lebih menekankan pada hasil mengerjakan soal evaluasi. 2. Non Tes 1) Observasi Hadi dalam (Sudijono, 2011:76) menjelaskan bahwa observasi merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan (=data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Sedangkan Idrus (2007:129) mengungkapkan “observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”. Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat diambil suatu kesimpulan mengenai definisi dari observasi. Observasi merupakan suatu proses pengamatan yang terstruktur dan sistematis terhadap kejadian atau fenomena pada obyek tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa pada saat pembelajaran, baik siklus I maupun siklus II. Observasi ini dilakukan dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir pembelajaran agar diperoleh data yang menyeluruh. Sedangkan yang akan menjadi observer adalah teman sejawat yang peneliti tunjuk untuk melakukan observasi dengan alasan agar diperoleh data yang sebenar-benarnya dan lebih menyeluruh. Dalam melaksanakan observasi akan selalu berpedoman pada lembar observasi yang telah ditentukan sebelumnya. 2) Wawancara Wawancara yang diterapkan dalam penelitian adalah wawancara semiterstruktur.
Sedangkan
pertanyaan
yang
digunakan
untuk
melakukan wawancara merupakan jenis pertanyaan yang berkenaan dengan indra. Pertanyaan yang berkenaan dengan indra digunakan untuk mengungkapkan data atau informasi karena yang bersangkutan melihat, mendengarkan, meraba, dan mencium suatu peristiwa (Sugiyono, 2010: 324). Wawancara akan peneliti lakukan pada guru kelas yang bersangkutan dan siswa yang menjadi subyek penelitian setelah siklus I dan siklus II dilakukan. Wawancara pada setiap siklus bertujuan untuk mengetahui permasaahan atau kendala-kendala yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menerapkan metode role play ini. Hasil dari wawancara akan peneliti dijadikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
sebagai bahan pertimbangan untuk untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus-siklus selanjutnya. 3) Dokumentasi Bentuk dokumentasi dari kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan foto saat pembelajaran. Tujuan dari dokumentasi adalah untuk memberi gambaran nyata mengenai kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu juga bertujuan untuk memperkuat data-data yang diperoleh selama pembelajaran disetiap siklusnya. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini ada 2 macam data yang perlu dianalisis yaitu data mengenai keaktifan siswa yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan dan juga data mengenai prestasi belajar siswa yang diperoleh dari pengerjaan soal pilihan ganda oleh siswa. Dibawah ini merupakan penjelasan mengenai caracara dalam menganalisis data dalam penelitian ini : 1. Keaktifan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar observasi keaktifan yang berjumlah 23 item. Kegiatan observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa secara individu pada saat pembelajaran berlangsung dengan tujuan agar data yang diperoleh benar-benar menunjukkan tingkat keaktifan dari setiap siswa. Dibawah ini merupakan tata cara dalam penskoran keaktifan siswa : a. Menganalisis keaktifan tiap siswa berdasarkan indikator keaktifan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
b. Menghitung jumlah siswa yang menunjukkan indikator keaktifan. c. Menghitung persentase keaktifan siswa dari masing-masing indikator dengan menggunakan rumus : Jumlah siswa aktif
Persentase siswa aktif = Jumlah
seluruh siswa
X 100%
d. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan tingkat keaktifan siswa, apakah terjadi peningkatan dari keadaan awal hingga siklus II. Jika mengalami peningkatan harus dihitung seberapa besar peningkatannya, begitu sebaliknya jika terjadi penurunan. Peneliti akan menggunakan tabel kriteria keaktifan untuk menggolongkan tingkat keaktifan siswa. Dibawah ini merupakan tabel kriteria keaktifan siswa yang akan digunakan : Tabel 3.8. Kriteria Keaktifan Siswa No 1 2 3 4 5
Skor rata-rata Keaktifan Siswa 81% - 100% Sangat aktif 66% - 80% Aktif 56% -65% Cukup Aktif 45% - 55% Kurang Aktif Dibawah 46% Tidak Aktif (Masidjo, Ign. 1995 : 157)
e. Menganalisis frekuensi keaktifan siswa pada setiap indikator keaktifan. 2. Prestasi Belajar Di bawah ini merupakan langkah-langkah dalam menganalisa soal pilihan ganda yang akan dijadikan sebagai alat ukur untuk mengetahui prestasi belajar siswa :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
a. Skoring Untuk melakukan penyekoran dilakukan dengan memberi skor 1 pada jawaban benar, dan memberi skor 0 pada jawaban salah. b. Pada siklus I, langkah awalnya adalah menggolongkan soal berdasarkan jenis soal sebab pada siklus I terdiri dari soal-soal IPS dan soal Matematika. Sedangkan pada siklus II tanpa harus menggolongkan jenis soal terlebih dahulu karena hanya terdapat soal PKn dalam lembar evaluasi. c. Menghitung nilai akhir setiap siswa dari masing-masing mata pelajaran, untuk siklus I dengan menggunakan rumus : Nilai = (Jumlah Jawaban Benar + 5) x 5 = 100 Sedangkan untuk siklus II, dengan menggunakan rumus : Nilai = (Jumlah Jawaban Benar x 5 = 100 d. Menghitung nilai rata-rata kelas, dengan rumus: Nilai rata-rata siklus I = Nilai IPS semua siswa + Nilai Matematika seluruh siswa Jumlah siswa Nilai rata-rata siklus II = Nilai PKn semua siswa Jumlah siswa
e. Menghitung persentase nilai siswa yang mencapai nilai KKM dengan
menggunakannrumusn= Jumlah siswa yang mencapai nilai KKM X 100 Jumlah semua siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
f. Langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan tingkat prestasi siswa, apakah terjadi peningkatan dari keadaan awal hingga siklus II. Jika mengalami peningkatan harus dihitung seberapa besar peningkatannya, begitu sebaliknya jika terjadi penurunan.
H. Kriteria Keberhasilan Penelitian Dalam penelitian ini kegiatan pembelajaran siklus I maupun siklus II dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan baik keaktifan maupun prestasi belajar siswa sesuai target yang ditentukan sebelum penelitian dilaksanakan. Kriteria keberhasilan dalam penelitaian dapat dilihat pada kolom dibawah ini: Tabel 3.9. Kriteria Keberhasian Penelitian Peubah Keaktian Prestasi belajar siswa
Indikator
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Persentase keaktifan siswa
52,06 %
70 %
80%
Nilai rata-rata kelas
69,50
75
80
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM
58,33 %
80 %
85 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab-bab sebelumnya telah peneliti paparkan mengenai hal-hal yang mendasari penelitian, sedangkan pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Secara spesifik akan membahas tentang pra penelitian tindakan kelas, hasil penelitian, dan pembahasan dalam melaksanakan penelitian. A. Pra Penelitian Tindakan Kelas Langkah pertama yang ditempuh sebelum penelitian adalah melakukan observasi mengenai pembelajaran tematik pada mata pelajaran yang akan dijadikan bahan pembelajaran saat penelitian. Metode yang diterapkan guru kelas dalam pembelajaran adalah metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh peran guru. Sehingga siswa kurang berperan aktif saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa terkadang hanya diam saat guru memberikan pertanyaan, masih sedikit siswa yang bertanya. Selain itu, siswa memilih diam saat tidak mengerti tentang materi yang dipelajari, hal ini peneliti ketahui saat berbincang-bincang setelah pembelajaran selesai. Tujuan dari pengamatan ini selain untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa juga untuk mengetahui sekilas mengenai karakteristik siswa di kelas tersebut. Setelah observasi dilaksanakan langkah selanjutnya yaitu seminggu sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti memberikan penjelasan kepada siswa bahwa peneliti akan melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
metode role play. Penginformasian ini bertujuan untuk memberi gambaran mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari 2 siklus, dan masing-masing siklus akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan jam pertemuan selama 120 menit/pertemuan. Peneliti juga menjelaskan sekilas mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh selama pembelajaran. Selain itu, dijelaskan pula kepada siswa tema yang akan digunakan dalam pembelajaran. Langkah-langkah pertama ini berjalan dengan baik hanya saja masih ada siswa yang belum mengerti mengenai penjelasan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hal ini terbukti saat istirahat siang, ada beberapa siswa yang bertanya kembali mengenai pembelajaran tersebut.
B. Hasil Penelitian Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 04 Februari dan 05 Februari 2013 sedangkan siklus II pada tanggal 08 Februari dan 09 Februari 2013 dengan waktu 120 menit/pertemuan. Tema yang digunakan pada siklus I dan II adalah tema keluarga. Tema tersebut memayungi mata pelajaran IPS, Matematiaka, PKn, dan Bahasa Indonesia. Subyek penelitian siswa kelas II SD Negeri Kledokan. Dibawah ini akan peneliti jelaskan mengenai proses pembelajaran pada setiap siklus. 1.
Siklus I a. Perencanaan Sebelum pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan, peneliti menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
untuk pertemuan I maupun pertemuan II. Setelah instrumen selesai disusun kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan juga kepada wali kelas 2. Instrumen tersebut meliputi RPP, silabus, materi pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi keaktifan siswa, lembar wawancara guru, lembar wawancara siswa, instrumen tes evaluasi siklus I, serta menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I. b. Tindakan Pembelajaran siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin 04 Februari 2013. Ada dua materi pokok dalam pertemuan I, yaitu materi IPS mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga inti dan materi matematika tentang perkalian bilangan satu angka dengan bilangan satu angka. Tema yang digunakan baik siklus I maupun siklus II sama yaitu tema keluarga. Kegiatan belajar yang dilakukan siswa selalu berkelompok dengan tujuan agar siswa lebih aktif dalam belajar. Rohandi (2004: 51) menjelaskan bahwa belajar aktif lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok agar tercipta interaksi yang multiarah. Pada awal pertemuan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 4-5 anak. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa, di dalam lembar kerja tersebut berisi tentang serentetan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa. Kegiatan belajar tersebut memuat tentang kegiatan role play tentang peran dan kedudukan anggota keluaraga inti, kegiatan melengkapi tabel tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
anggota keluarga. Selain itu juga berisi tentang latihan soal-soal IPS dan Matematika. Seluruh kegiatan belajar dalam LKS tersebut dilaksanakan siswa secara berurutan dengan bimbingan guru. Kegiatan pembelajaran peneliti awali dengan doa, absensi, motivasi dan apersepsi dengan jalan menyayikan sebuah lagu satu-satu kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa. Pembagian kelompok ini dengan cara siswa berhitung dari 1- 6. Setelah itu siswa berkumpul dalam kelompok masing-masing, siswa dihimbau untuk membaca sekilas mengenai kegiatan belajar dalam LKS. Kegiatan belajar yang pertama dilakukan siswa yaitu melakukan kegiatan role play tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti. Guru mengawalinya dengan menetapkan masalah sosial yang akan dijadikan role play yaitu tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti. Setelah menetapkan masalah sosial yang akan dipelajari, guru menjelaskan kembali mengenai masalah sosial tersebut serta kompetensi yang akan dicapai setelah melakukan kegiatann role play. Sejauh penjelasan mengenai langkah role play ini, ternyata banyak siswa justru melengkapi tabel pada kegiatan belajar II. Sehingga peneliti menghentikan kegiatan siswa tersebut. Setelah siswa berhasil dikondisikan, peneliti kembali menjelaskan tentang langkah role play selanjutnya, yaitu menghimbau siswa untuk berunding dan membagi peranan dalam masing-masing kelompok.
Hingga pada akhirnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
simulasi role play tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti dimulai. Akan tetapi sebelum memulai role play, peneliti menerangkan mengenai peranan masing-masing dengan tujuan agar pemeran dan pendengar mengerti mengenai peranan mereka dalam simulasi role play. Setelah role play dilaksanakan banyak siswa yang tertawa sebab, mereka dalam memerankan peranan dalam naskah dialog menirukan suara-suara sesuai dengan peran yang dibawakan. Misalnya, peran ayah dengan suara lantang, peran ibu dengan suara lembut dan dengan gerak-gerik yang mencerminkan peranan dari peran yang dibawakan. Semua kelompok mensimulasikan role play kedudukan dan peran anggota keluarga inti tanpa terkecuali, meskipun ada satu kelompok yang harus dibujuk karena mereka malu untuk tampil mensimulasikan role play. Saat masing-masing kelompok selesai mensimulasikan, peneliti memfasilitasi siswa untuk menilai role play teman sebagai suatu penghargaan untuk usaha mereka. Saat simulasi role play peneliti mencoba memantau siswa dan menghimbau siswa untuk memperhatikan teman yang sedang melaksanakan role play. Akan tetapi tetap ada siswa yang ramai mengobrol dengan teman kelompok. Setelah selesai, seluruh siswa diajak untuk melaksanakan kegiatan belajar II yaitu melengkapi tabel. Peneliti menyuruh siswa untuk mendiskusikan kegiatan belajar II tersebut. Dari kegiatan belajar II ada empat kelompok yang selesai tepat waktu dan satu kelompok belum selesai. Masing-masing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi. Setelah kegiatan presentasi selesai, selanjutnya peneliti memfasilitasi siswa untuk menyimpulkan tentang masalah-masalah sosial dalam role play tersebut. Pada bagian ini, materi matematika mulai dijelaskan. Namun sebelum dijelaskan, peneliti mencoba mendengarkan pendapatpendapat dari siswa. Saat itu ada 5 siswa yang mencoba menjelaskan materi matematika tersebut meskipun masih malu-malu dan kurang jelas. Dari pendapat-pendapat siswa tersebut, peneliti meluruskan konsep-konsep yang salah dan dilanjutkan penjelasan ulang sebagai bentuk pemantapan materi. Pada pertemuan pertama ini tidak diadakan evaluasi melainkan hanya melakukan kegiatan belajar I sampai kegiatan belajar III. Sehingga, peneliti menutup kegiatan belajar dengan
memfasilitasi
siswa
untuk
menarik
kesimpulan
dan
penyampaian materi yang akan dipelajari pada siklus I pertemuan II. Jalannya pembelajaran pertemuan II sama dengan pertemuan I. Hanya saja ada dua hal yang membedakan yaitu mengenai materi role play dan adanya soal evaluasi pada pertemuan II. Materi Role play pada siklus I tentang kedudukan dan peran anggota keluarga inti sedangkan pada pertemuan II tentang kedudukan dan peran anggota keluarga batih. Soal evaluasi hanya diberikan pada pertemuan II. Dari kegiatan-kegiatan pembelajaran siklus I baik pertemuan I maupun pertemuan II tersebut banyak pengalaman belajar yang ditampilkan siswa. Misalnya ada 9 siswa yang bertanya dengan cara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
menghampiri guru secara langsung. Namun, ada juga siswa yang bertanya dengan penuh percaya diri. Terlihat sebelum bertanya, Ia mengacungkan jari sambil berkata “Pak, mau tanya !”. Selain itu saat ada tawaran untuk melengkapi tabel, beberapa siswa mencoba maju ke depan kelas dan menuliskan jawaban dari kelompoknya. Tingkat keaktifan pada siklus I ini sudah nampak meningkat dibandingkan kondisi awal sebelum penelitian dilaksanakan, lebih jelasnya akan dibahas pada point C. c. Pengamatan Kegiatan observasi peneliti laksanakan dengan dibantu teman sebaya dan juga guru kelas. Observasi ini peneliti laksanakan saat pembelajaran berlangsung baik pada pertemuan I maupun pertemuan II. Kegiatan observasi ini selalu mengacu pada lembar observasi keaktifan
siswa,
selain
observasi
peneliti
juga
melakukan
pengumpulan data dengan cara wawancara guru kelas dan siswa untuk memperkuat data yang peneliti peroleh. Dari hasil observasi, tingkat keaktifan siswa meningkat sebesar 24,84 % dari kondisi awal sebesar 52,06 % menjadi 76,92 %. d. Refleksi Kegiatan refleksi peneliti laksanakan setelah tindakan siklus pertama selesai. Pada siklus I ini, terdapat beberapa masalah yaitu ada siswa dalam kelompok diskusi justru sibuk berbincang-bincang mengenai hal diluar pelajaran sehingga membuat suasana tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
kondusif atau gaduh. Kemungkinan besar penyebab dari siswa sering mengobrol dengan teman hingga akhirnya ramai adalah kurangnya kontrol dari peneliti. Selain itu kemungkinan terbesar adalah pembagian kelompok yang kurang bervariasi. Pada saat itu ada satu kelompok yang anggotanya laki-laki semua dan kelompok itulah yang selalu menimbulkan kegaduhan dalam kelas. Beberapa catatan yang diperoleh peneliti dari guru kelas adalah pandangan
peneliti
kurang
menyeluruh
dalam
melakukan
pembelajaran kelas, sehingga akan memberi kesempatan kepada siswa untuk ramai dengan teman. Seharusnya pandangan selalu merata sehingga semua anak dapat terkontrol. Selain itu peneliti selalu melempar pertanyaan ke kelas sehingga siswa menjawab secara bersama-sama. Sebaiknya, pertanyaan ditujukan kepada individu untuk menjawab
pertanyaan.
Kurangnya
peneliti
dalam
menanggapi
pendapat siswa saat adalebih dari 3 siswa yang berpendapat. Seharusnya pendapat-pendapat dari siswa tersebut ditulis dipapan tulis dan disimpulkan sehinnga siswa merasa dihargai pendapatnya. Selain kekurangan-kekurangan diatas, pada siklus I ini memiliki beberapa kelebihan. Pada saat pembelajaran, siswa sudah mampu bekerja sama dengan cukup baik dalam kelompok, mengemukakan pendapat dalam kelompok, menyanggah pendapat teman, dan mampu menghargai pendapat teman baik teman dalam kelompok maupun teman di luar kelompok. Mengenai prestasi belajar siswa pada siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
ini sudah mengalami peningkatan dibanding siklus I, terbukti nilai siswa yang diatas nilai KKM ada 22 siswa (88,46%) dengan nilai ratarata 80,09. Sedangkan untuk tingkat keaktifan siswa meningkat sebesar 24,84 % dari kondisi awal sebesar 52,06 % menjadi 76,92 %. Peningkatan yang terjadi pada siklus I ini sudah mencapai target ketercapaian indikator penelitian. Peningkatan tersebut baru memenuhi target kertercapaian siklus yang pertama sedangkan target ketercapaian pada siklus II masih perlu diadakan tindakan kembali. Maka dari itu peneliti memutuskan untuk melanjutkan penelitian agar target ketercapaian indikator dalam penelitian dapat tercapai semua. Belajar dari pengalaman pada pembelajaran siklus I, peneliti akan melakukan beberapa usaha untuk memeperbaiki pembelajaran pada siklus II. Pelaksanaan siklus II akan mengacu pada hasil refleksi siklus I, dengan harapan tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat sesuai dengan kriteria keberhasilan dalam penelitian baik pada siklus I maupun siklus II. Usaha-usaha tersebut antara lain : 1) Mencampur siswa laki-laki dan perempuan dalam kelompok sehingga mengurangi kegaduhan siswa akibat dari perbincangan diantara siswa mengenai hal-hal diluar pelajaran 2) Peneliti akan berusaha membagi pandangan atau perhatian ke siswa
secara
menyeluruh
dengan
berpindah-pindah
pembelajaran berlangsung. 3) Melemparkan pertanyaan kepada individu, bukan kepada kelas.
saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
4) Menanggapi pendapat-pendapat siswa dengan cara mencatat pendapat tersebut kemudian disimpulkan.
2.
Siklus II a. Perencanaan Tahap perencanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan perencanaan pada siklus I. Tahap perencanaan siklus II ini meliputi penyusunan instrument instrument yang akan digunakan baik untuk pertemuan I maupun pertemuan II. Setelah instrument selesai disusun kemudian dikonsultasikan kepada kepala sekolah dan juga kepada wali kelas. Instrumen yang peneliti siapkan antara lain RPP, silabus, materi pembelajaran, media pembelajaran, lembar observasi keaktifan siswa, lembar wawancara guru, lembar wawancara siswa, instrumen tes evaluasi siklus II, serta menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus
II.
Namun,
dalam
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, peneliti mengacu pada refleksi siklus I dengan harapan indikator-indikator ketercapaian dalam penelitian dapat tercapai sesuai harapan.
b. Tindakan Tindakan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 08 dan 09 Februari 2013. Pembelajaran siklus II berlangsung selama dua kali pertemuan, sedangkan waktu yang diperlukan dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
setiap pertemuan adalah 4 x 4 jp atau 4 x 30 menit. Materi atau masalah sosial yang akan dipelajari pada siklus II ini mencakup materi dua mata pelajaran yaitu PKn dan Bahasa Indonesia. Pertemuan I akan membahas mengenai materi PKn tentang musyawarah dan materi Bahasa Indonesia berupa pesan pendek. Pada pertemuan II akan mempelajari materi PKn tentang kegiatan pemungutan suara dan materi Bahasa Indonesia mengenai membaca teks 15-20 kalimat. Beberapa hal yang peneliti koreksi berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I. Perbaikan itu meliputi : 1). Peneliti berusaha mencampur siswa laki-laki dan perempuan dalam kelompok dengan harapan mengurangi kegaduhan siswa akibat dari perbincangan diantara siswa mengenai hal-hal diluar pelajaran; 2). Peneliti akan berusaha membagi pandangan atau perhatian ke siswa secara menyeluruh dengan berpindah-pindah saat pembelajaran berlangsung; 3). Melemparkan pertanyaan kepada individu, bukan kepada kelas; 4). Mencatat pendapat-pendapat dari siswa kemudian disimpulkan. Hasil refleksi pada siklus I diatas akan peneliti optimalkan pada saat pembelajaran siklus II agar ketercapaian indikator dalam penelitian lebih optimal. Rancangan kegiatan pembelajaran siklus II ini tidak jauh berbeda dengan rancangan pembelajaran siklus I. Pembukaan kegiatan pembelajaran diawali dengan doa dan salam, memotivasi siswa dengan melihat video orang-orang berprestasi. Kemudian dilanjutkan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
apersepsi dengan jalan bercerita, dan kegiatan pembukaan yang terakhir adalah dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Mengenai rancangan kegiatan inti pembelajaran siklus II sama dengan kegiatan inti siklus I. Kegiatan diawali dengan menentukan masalah sosial yang akan dibuat role play dan diakhiri dengan penutupan kegiatan role play. Pembelajarn siklus II berjalan sesuai rencana, langkah-langkah pembelajaran sama seperti pada siklus I. Perbedaan pembelajaran pada siklus II ini adalah adanya hal baru yang ditemui anak yaitu mengenai kegiatan musyawarah dan pemungutan suara. Pada pertemuan pertama anak melakukan kegiatan role play musyawarah membahas tujuan berpariwisata. Seluruh siswa mengemukakan ide tempat berpariwisata sesuai dengan keinginan masing-masing. Setelah suasana kelas menjadi sangat bising dengan pendapat-pendapat siswa kemudian peneliti mengajak mereka untuk memusyawarahkan tujuan tempat wisata. Musyawarah yang pertama dilakukan dalam kelompok kecil, dari musyawarah kelompok kecil juga terjadi perdebatan diantara mereka sehingga peneliti terkadang harus mendekati dan menengahi pendapat mereka. Setelah diperoleh kesepakatan dalam kelompok kecil, peneliti mengajak mereka untuk bermusyawarah dalam kelompok besar yaitu selompok seluruh siswa kelas II. Mereka setuju dan akhirnya dilaksanakan musyawarah dalam kelas II, dari kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
itu banyak siswa yang berpendapat, menyanggah pendapat teman, memotong pendapat teman, akan tetapai ada siswa memilih diam. Hingga pada akhir pembelajaran diperoleh satu kesepakatan tujuan tempat berwisata kelas II yaitu berwisata ke Kaliurang. Pada pertemuan II anak diajak untuk melaksanakan pemilihan ketua kelas dengan cara pemungutan suara. Anak sangat antusias saat melakukan role play pemungutan suara, mereka mengantri untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon pemilih dalam pemilihan ketua kelas II. Saat pertama melihat empat wajah teman mereka dipampang di viewer. Dari hal itu mereka masih bertanya-tanya kegiatan apa yang akan dilakukan. Setelah peneliti menjelaskan kemudian mereka cepat tanggap. Bahkan sebelum diperintahkan untuk memilih salah satu dari dua pasang calon ketua dan wakil ketua kelas II, mereka sudah meneriakkan nama calon yang akan mereka pilih. Ada satu hal yang sangat menarik, saat pemungutan suara ada 5 siswa yang kesulitan saat mencoblos kartu suara sebab cara peletakan kartu suara salah. Kelima siswa tersebut menempelkan kartu suara dimeja kemudian baru mencoblos sehingga kartu suara tidak berlubang. Dari hal itu kemudian peneliti menjelaskan secara singkat mengenai cara pencoblosan yang benar dan akhirnya mereka paham. Siswa-siswa saat pembelajaran sudah menunjukkan sikap demokartis yaitu dengan memberikan ucapan selamat kepada ketua kelas terpilih. Selain itu siswa juga sudah mengantri untuk melakukan pencoblosan, mengungkapkan pendapat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
bertanya, mengingatkan teman yang ramai. Dari peristiwa-peristiwa diatas menunjukkan adanya keselarasan dengan pendapat yang diungkapkan Aqib (2010: 48) mengenai ciri-ciri belajar. Ciri-ciri belajar tersebut meliputi : 1) Belajar harus memungkinkan perubahan tingkah laku diri individu yang meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek sikap atau nilai (afektif), serta keterampilan (psikomotorik); 2) Belajar merupakan buah dari pengalaman yang terjadi karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan; 3) Hasil belajar/perubahan sikap relatif tetap diperoleh melalui pengalaman atau latihan. Berbicara
mengenai
kegiatan-kegiatan
siswa
selama
pembelajaran siklus II, jauh lebih baik dibandingkan pada siklus I. Ada beberapa siswa yang sudah berani berpendapat, mengkritik pendapat teman jika tidak sesuai dengan jawaban yang diharapkan, bertanya saat ada materi yang kurang dimengerti. Selain itu banyak siswa yang mencoba mencari referensi untuk mengerjakan soal-soal pada LKS, hal ini terbukti saat siswa membuka buku mata pelajaran terkait saat mengerjakan tugas-tugas ataupun meminjam buku ke guru.
c. Pengamatan Kegiatan observasi siklus II peneliti lakukan sama dengan observasi siklus I yaitu dengan dibantu teman sebaya dan juga guru kelas. Observasi dilakukan selama dua kali pertemuan. Kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
observasi ini selalu mengacu pada lembar observasi keaktifan siswa seperti halnya observasi siklus I. Selain observasi peneliti juga melakukan pengumpulan data dengan cara wawancara seperti pada siklus I kepada guru kelas dan siswa. Wawancara ini bertujuan untuk mendukung pemerolehan data dari penelitian. Dari hasil observasi, tingkat keaktifan siswa meningkat sebesar 16,91 % dari kondisi awal sebesar 76,9 % menjadi 93,81 %. d. Refleksi Kegiatan refleksi peneliti laksanakan setelah tindakan siklus II selesai. Pada siklus II ini kegiatan pembelajaran lebih baik dari pada siklus I. Seluruh refleksi dari siklus I sudah peneliti laksanakan sehingga kasus yang terjadi pada siklus I bisa diminimalkan pada pembelajaran siklus II. Akan tetapi masih ada berberapa masalahmasalah yang timbul, misalanya ada beberapa kelompok yang bingung saat melakukan simulasi role play. Pada pertemuan I ada satu kelompok yang bingung saat melakukan musyawarah sehingga kelompok tersebut menimbulkan keramaian sebab mereka justru tidak melakukan
musyawarah
melainkan
hanya
berbincang-bincang
mengenai hal diluar pelajaran. Dari peristiwa itu peneliti mengambil tindakan untuk menengur dan menegasi kelompok tersebut hingga pada akhirnya seluruh kelompok melaksanakan musyawarah dengan baik. Ada kemungkinan mereka tidak paham mengenai kegiatan musyawarah, yang pertama mereka tidak memperhatikan penjelasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
awal sebab kelompok lain melakukan musyawarah dengan baik. Selain itu, pada pertemuan I ada
satu siswa perempuan yang pasif saat
pembelajaran, setelah peneliti mencoba mendekati dan bertanya kepada siswa tersebut “Mengapa kamu kok diam trus Nak, kamu sakit?”. Anak tersebut menjawab bahwa Ia tidak nyaman dan selalu dijahili oleh teman laki-laki dalam kelompok tersebut. Permasalahan ini sesuai dengan salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar yang diungkapkan Suryabrata (2004:233-237) yaitu tentang faktor sosial. Dimana kehadiran orang lain saat belajar dapat menggangu konsentrasi belajar. Peneliti melihat bahwa teman laki-laki yang sekelompok dengannya menganggu konsentrasi belajar anak tersebut dan mengurangi kenyamanan anak tersebut saat mengikuti pembelajaran. Dari hal itu peneliti mengambil tindakan untuk memindahkan anak tersebut kedalam kelompok lain dan akhirnya anak tersebut bisa mengikuti pelajaran seperti biasanya. Sebab anak tersebut pada siklus I sangat aktif dalam menjawab pertanyaan, mengerjakan soal-soal, maupun aktif berdiskusi kelompok. Pada
siklus
II
masih
terjadi
masalah-masalah
dalam
pembelajaran, meskipun sebelum pelaksanaan pemilu sudah peneliti jelaskan secara detail mulai dari kegiatan pendaftaran sampai penghitungan suara. Ada 5 anak yang berkesulitan dalam mencoblos kartu suara. Mereka dalam mencoblos salah dalam memposisikan kartu suara, kartu suara tersebut mereka tempelkan pada meja kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
ditusuk sehingga kartu suara tidak akan berlubang. Dari kasus tersebut kemungkinan kelima anak tersebut kurang memperhatikan saat dijelaskan sehingga peneliti memberikan contoh cara mencoblos dengan benar. Kelebihan pada pembelajaran siklus II ini, banyak siswa sudah mampu bekerja sama dengan cukup baik dalam kelompok, mengemukakan pendapat dalam kelompok, menyanggah pendapat teman, dan mampu menghargai pendapat teman baik teman dalam kelompok maupun teman di luar kelompok. Siswa sudah berani menyampaikan pendapat kepada peneliti saat penyampaian materi. Selain itu siswa juga melakukan kegiatan pemungutan suara sesuai intruksi dari peneliti. Peneliti juga mendapatkan pujian dari guru pamong bahwa pembelajaran siklus II sudah baik dibandingkan siklus sebelumnya. Dimana, lebih banyak siswa yang menunjukkan keaktifan dibandingkan pada siklus I. Peningkatan keaktifan ini tidak lepas dari motivasi yang selalu peneliti berikan kepada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2005:159) bahwa setiap perbuatan senantiasa berkat adanya dorongan motivasi. Prestasi belajar siswa pada siklus II ini sudah mengalami peningkatan dibanding siklus I, terbukti nilai siswa yang diatas nilai KKM ada 24 (92,30%) dengan nilai rata-rata 82,69. Sedangkan untuk tingkat keaktifan belajar siswa juga mengalami peningkatan sebesar 16,91 % menjadi 93,81 %. Dari data-data tersebut maka ketercapaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
indikator dalam penelitian ini sudah memenuhi target sesuai dengan tabel 3.9 tentang kriteria keberhasilan penelitian. Atas dasar ketercapaian semua indikator dalam penelitian serta pertimbangan dari guru pamong maka peneliti memutuskan untuk menghentikan kegiatan penelitian sampai siklus II.
C. Pembahasan 1.
Penerapan Metode Role Play Pembelajaran siswa sekolah dasar dapat dikategorikan menjadi dua yaitu pembelajaran terpadu untuk kelas atas dan pembelajaran tematik untuk kelas bawah. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran tematik. Hadi dalam Trianto (2009:84) menjelaskan pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Kegiatan dalam pembelajaran sangatlah dipengaruhi oleh metode yang diterapkan dalam pembelajaran baik pembelajaran terpadu maupun pembelajaran tematik. Berdasarkan atas pengertian tersebut bahwa pembelajaran tematik mampu memberikan bermacam-macam
pengalaman
belajar
sehingga
akan
terbentuk
pembelajaran yang bermakna. Namun, semua itu tidak lepas dari metode-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
metode
yang
diterapkan
dalam
pembelajaran
dimana,
76
metode
pembelajaran sangat mempengaruhi corak belajar siswa. Metode yang diterapkan dalam pembelajaran pada setiap siklus penelitian adalah metode role play. Devi (2010:11) menjelaskan role play pada prinsipnya merupakan metode untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran didalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian, dan kemudian memberikan saran/alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Dalam penelitian ini langkah metode role play dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah metode role play yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Langkahlangkah metode role play dapat peneliti rinci menjadi beberapa bagian, diantaranya : a. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan metode role play ini meliputi : 1) Siswa membentuk kelompok berangotakan 4-5 siswa Pembentukan kelompok dilaksanaakan pada saat awal pertemuan dengan jumlah 4-5 anak. Siklus I maupun siklus II jumlah kelompok Selalu tetap namun anggota dari masing-masing kelompok selalu bervariasi. Dibawah ini merupakan contoh gambar siswa saat melakukan pembentukan kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Gambar 2. Pembentukan kelompok 2) Peneliti menetapkan masalah sosial, pada siklus I masalah sosial yang dipelajari mengenai kedudukan dan peran anggota keluarga. Pada siklus II tentang kegiatan musyawarah dan pemungutan suara. Contoh gambar saat menentukan masalah dalam role play :
Gambar 3. Menentukan Masalah Sosial 3) Peneliti menceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalahmasalah dalam konteks masalah sosial tersebut. Pada siklus I dan siklus II, peneliti selalu menjelaskan isi dari masalah sosial yang akan dipelajari dengan tujuan agar siswa lebih mengerti tentang kegiatan role play yang akan dilaksanakan. Masalah sosial pada siklus I yaitu tentang kedudukan dan peran anggota keluarga, sedangkan pada siklus II tentang tata cara kegiatan musyawarah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
dan pemungutan suara. Berikut merupakan gambar saat peneliti menjelaskan salah satu isi dari masalah yang dipelajari yaitu tentang kedudukan dan peran ayah dalam rumah tangga.
Gambar 4. Menceritakan isi masalah sosial 4) Peneliti menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Penjelasan kompetensi ini dilaksanakan setelah selesai menceritakan isi dari masalah sosial dalam role play. Pada siklus I kompetensi yang akan dicapai yaitu mengtahui kedudukan dan peran anggota keluarga sedangkan pada siklus II tentang tata cara kegiatan musyawarah dan pemungutan suara.
Gambar 5. Menjelaskan Kompetensi Yang Akan Dicapai 5) Peneliti menyusun skenario yang akan ditampilkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Penyusunan skenario dilaksanakan pada setiap siklus, bertujuan untuk agar siswa lebih mengerti dengan apa yang harus dilaksanakan pada setiap role play dalam pembelajaran. Pada siklus I siswa lebih diarahkan untuk melaksanakan dialog atau percakapan seperti dalam drama. Saat siklus II siswa lebih diarahkan untuk melaksanakan role play musyawarah atau pemungutan suara seperti musyawarah yang sesungguhnya. Berikut contoh gambar siswa saat pembentukan skenario pada siklus I :
Gambar 6. Menyusun Sekenario 6) Peneliti memberikan naskah drama yang akan diperagakan. Pemberian naskah dialog diberikan pada siklus I, sedangkan pada siklus II tanpa adanya naskah dialog. Setelah naskah dibagikan kepada siswa, selanjutnya siswa membagi peranan dan berlatih berdialog.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Gambar 7. Pemberian naskah dialog 7) Peneliti menjelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu role play sedang berlangsung. Penjelasan ini dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Para pendengar lebih diarahkan untuk mengamati dan mendengarkan dengan seksama skenario yang sedang dimainkan. Akan tetapi tetapi ada siswa yang kurang mengerti tentang tugas pendengar sehingga menyebabkan ramai di kelas.
Gambar 8. Menjelaskan Peranan Pendengar 8) Peneliti memberikan waktu kepada para siswa untuk berunding sebelum mereka memainkan peranannya. Hal ini bertujuan agar siswa mempersiapkan diri sebelum menampilkan role play dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
kelompok masing-masing. Baik pada siklus I maupun II pembagian peran berjalan dengan baik sebab tanpa ditunjuk siswa sudah mengajukan diri untuk memainkan peran yang dikehendakinya. Sehingga kegaduhan dalam pembagian peran dapat dikurangi.
Gambar 9. Berunding Sebelum Role Play b. Tahap Pelaksanaan 1) Role play dilaksanakan sesuai skenario yang disusun oleh siswa bersama peneliti. Peneliti akan mengarahkan jika ada siswa yang bingung melaksanakn role play, dengan tujuan agar role play dapat berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan baik. Role play baik pada siklus I maupun siklus II dapat terlaksana sesuai dengan skenario.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Gambar 9. Pelaksanaan Role Play 2) Siswa yang berlaku sebagai audien dihimbau untuk memperhatikan dan mengamati skenario yang sedang diperagakan. Peneliti sesering mungkin menegur siswa yang tidak memperhatikan sebab jika tidak ditegur selalu menimbulkan kegaduhan di dalam kelas.
Gambar 10. Mengamati Skenario 3) Setelah
pementasan
selesai,
masing-masing
kelompok
mendiskusikan kembali kegiatan di LKS. Baik pada siklus I atau II pengerjaan LKS selalu dilaksanakan di dalam kelompok dengan tujuan agar siswa dapat berdiskusi untuk membahas setiap kegiatan belajar pada setiap pertemuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Gambar 11. Mendiskusikan LKS 4) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi. Setelah
selesai
berdiskusi,
dari
masing-masing
kelompok
mengajukan satu perwakilan siswa untuk membaca hasil diskusi. Kegiatan ini dilaksanakan baik pada siklus I maupun siklus II.
Gambar 12. Menyampaikan Hasil Diskusi c. Tahap Evaluasi. 1) Menilai hasil role play sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut. Pada siklus I, kegiatan penilaian peneliti laksanakan didalam kelompok dengan cara memberi masukan-masukan setelah melaksanakn role play kedudukan dan peran anggota keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Sedangkan pada siklus II penilaian dilaksanakan secara bersamasama siswa satu kelas, sebab pemeran dalam kegiatan musyawarah dan pemungutan suara dilaksanan bersama oleh satu kelas sehingga penilaiannyapun harus bersama.
Gambar 13. Menilai hasil role play 2) Peneliti
memberikan
kesimpulan
secara
umum
setelah
pembelajaran selesai. Kesimpulan selalu dilaksanakan setelah kegiatan role play terlaksana baik pada siklus I atau siklus II. Kesimpulan siklus I lebih pada untuk mengetahui kedudukan dan peran anggota keluarga. Kesimpulan siklus II lebih kearah tata cara melaksanakan kegiatan musyawarah dan pemungutan suara.
Gambar 14. Kesimpulan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
3) Peneliti memberikan soal evaluasi pada akhir pertemuan disetiap siklusnya. Soal evaluasi yang digunakan adalah soal pilihan ganda, pada siklus I berisi tentang materi IPS dan Matematika berjumlah 30 soal sedangkan pada siklus II berjumlah 20 soal tentang materi PKn.
Gambar 15. Evaluasi 4) Kegiatan penutup diisi dengan salam penutup Salam penuitup dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai dan saat selesai mengerjakan soal evaluasi. Berikut ini merupakn gambaran suasana saat kegiatan penutup dalam role play.
Gambar 16. Penutup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Dalam penelitian ini, peran yang dihadirkan dalam pembelajaran siklus I pertemuan I adalah peran anggota keluarga inti yang terdiri dari sosok ayah, ibu, adik. Pada pertemuan II sosok yang dihadirkan adalah sosok seorang kakek, nenek, paman, bibi. Sedangkan pada siklus II peran yang dihadirkan adalah peran menjadi anggota ataupun ketua musyawarah dan juga peran menjadi peserta pemilu ketua kelas. Seluruh siswa mengalami peran-peran diatas dengan tujuan agar siswa mengetahui gambaran mengenai tugas dari masing-masing peran yang dibawakan. Selain itu, tujuan dari metode role play ini adalah untuk memecahkan permasalahan yang sedang dipelajari. Seperti yang diungkapkan oleh Surjadi (2012:81), Beliau menyatakan bahwa tujuan metode role play adalah untuk memecahkan suatu masalah dan agar memperoleh kesempatan untuk merasakan perasaan orang lain. Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, kelebihan-kelebihan dari metode role play nampak jelas dialami siswa pada saat belajar. Kelebihan metode role play tersebut seperti yang diutarakan oleh Djamarah (2010:89) : a. Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat isi bahan yang akan dimainkan. Melalui role play, siswa saat mengikuti pembelajaran dapat berlatih memainkan peran sosok dari anggota keluarga misalnya sosok seorang ayah, ibu, nenek, kakek. Selain itu, siswa juga berlatih mengingat isi materi dari peran dari sosok yang mereka perankan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Siswa saat melakukan role play ada siswa yang meniru gaya dari sosok yang mereka bawakan. Misalnya menirukan suara dari sosok seorang ayah, ibu, kakek, nenek, dll. c. Bakat yang ada pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul bibit seni drama dari sekolah. d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan baik. Kerja sama siswa ini mulai muncul saat bekerja kelompok, mereka membagi peran-peran yang akan dibawakan oleh masing-masing siswa. e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk membina dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya. Masing-masing siswa bertanggung jawab atas peran yang mereka bawakan. f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang lain. Dari kegiatan role play saat pembelajaran, para siswa berlatih berbicara didepan umum. Sehingga dapat menambah kepercayaan diri masing-masing individu. Selaian kelebihan diatas, metode role play memiliki berbagai macam karakteristik diantaranya yaitu dengan bermain peran atau role play siswa akan terlibat langsung atau mengalami sendiri masalah sosial dalam kajian-kajian mata pelajaran terkait. Dari keterlibatan siswa dalam memainkan peran maka akan menciptakan suatu kegiatan belajar yang bervariasi dan bermakna. Sehingga dengan mengaktifkan siswa maka akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial yang sedang dipelajari bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep abstrak dalam mata pelajaran. Dengan bekal pemahaman terhadap kajian-kajian mata pelajaran yang dipelajari maka akan memudahkan siswa dalam menjawab tes evaluasi. Selain kelebihan diatas, metode role play juga memiliki berbagai macam karakteristik diantaranya yaitu dengan bermain peran atau role play siswa akan terlibat langsung atau mengalami sendiri peristiwa dan juga mengalami masalah sosial dalam kajian-kajian mata pelajaran terkait. Semua siswa terlibat langsung saat melakukan role play baik pada siklus I maupun siklus II. Dari keterlibatan siswa dalam memainkan peran maka akan menciptakan suatu kegiatan belajar yang bervariasi dan bermakna. Sehingga, dengan mengaktifkan siswa maka akan memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial yang sedang dipelajari bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep abstrak dalam mata pelajaran. Dengan bekal pemahaman terhadap kajian-kajian mata pelajaran yang dipelajari tersebut maka akan memudahkan siswa dalam menjawab tes evaluasi. Berdasarkan seluruh data yang diperoleh baik data keaktifan belajar maupun data prestasi belajar siswa, penelitian ini mampu menunjukkan bahwa pembelajaran tematik dengan menerapakan metode role play mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan. Peningkatan tersebut telah memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga peneliti dapat menyatakan bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode role play ini, berhasil meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD N Kledokan. Keberhasilan penelitian dengan menerapkan metode role play didukung oleh penelitian dari Nina Oktarina, Marimin, dan Indah Tri Lestari (2012), bahwa dengan menerapakan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas X AP SMK Hidayah Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Selain penelitian tersebut, ada pula penelitian yang pernah dilaksanakan oleh Hartati, Tri, Widiyanti, dan Nina Oktarina, (2012), bahwa dengan menerapakan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa SMA N 1 Wadaslintang.
2.
Peningkatan Keaktifan Siswa Berbagai aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran baik siklus I maupun siklus II sangat bervariasi. Misalnya siswa membaca, melihat gambar, mengamati video, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, berdiskusi, menulisi materi, membuat tabel, mementaskan role play, berani berpendapat, menegur teman yang ramai, percaya diri dalam mementaskan role play, memperhatikan pembelajaran. Aktivitas diatas sangat sesuai dengan pendapat dari Dierich dalam Hamalik (2001:172), bahwa keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam 8 kelompok, yaitu : a) kegiatan visual; b) kegiatan lisan; c) kegiatan mendengarkan; d) kegiatan menulis; e) kegiatan mengambar; f) kegiatan metrik; g) kegiatan mental; h) kegiatan emosional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Pra penelitian telah disusun indikator-indikator keaktifan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa saat pembelajaran siklus I maupun siklus II. Kriteria peningkatan keaktifan ditentukan dari indikator-indikator keaktifan dalam penelitian ini. Indikator tersebut meliputi: 1) menjawab pertanyaan; 2) mengemukakan pendapat; 3) partisipasi dalam pembelajara; 4) perhatian terhadap pembelajaran; 5) mengajukan pertanyaan. Dari masing-masing indikator tersebut telah peneliti kembangkan menjadi beberapa item pernyataan. Item-item pernyataan tersebut telah termuat dalam lembar observasi keaktifan siswa. Data persentase tingkat keaktifan siswa pada keadaan awal sebelum penelitian dan juga tingkat keaktifan siswa pada siklus I maupun siklus II terdapat pada lampiran 25. Dibawah ini merupakan tabel mengenai rangkuman data ketercapaian tingkat keaktifan siswa : Tabel 4.1. Rangkuman Data Ketercapaian Tingkat Keaktifan Siswa Peubah
Indikator
Keaktifan Persentase Siswa Keaktifan Siswa
Keadaan Awal
Siklus I
Siklus II
52,06 %
76,90 %
93,81 %
Berdasarkan data keaktifan pada tabel di atas, persentase tingkat keaktifan siswa sebelum diadakan tindakan sebesar 52,06 %. Kemudian setelah diadakan tindakan siklus I meningkat sebesar 24,84 % menjadi 76,90 %. Hingga pada akhir siklus II tingkat keaktifan siswa menjadi 93,81 %, jadi tingkat keaktifan siswa dari siklus I menuju siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
meningkat sebesar 16,91 %. Berikut ini merupakan grafik persentase keaktifan siswa dalam penelitian :
100
Persentase Keaktifan Belajar Siswa
80 60 40 20
52.06% (Kurang Aktif)
76.92% (Aktif)
93.81% (Sangat Aktif)
Keadaan Awal Siklus I Siklus II Rata-rata Persentase Keaktifan Belajar Siswa
Gambar 2. Grafik Persentase Keaktifan Siswa Berdasarkan tabel 3.10 tentang kriteria persentase tingkat keaktifan, keaktifan siswa pada siklus I termasuk kedalam kategori aktif sedangkan keaktifan siswa pada siklus II termasuk ke dalam kategori sangat aktif. Persentase keaktifan siswa diatas merupakan hasil perhitungan data secara keseluruhan dari semua indikator keaktifan dalam penelitian. Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai frekuensi terjadinya keaktifan siswa pada setiap indikator. Mengenai data frekuensi keaktifan siswa pada setiap indikator terlampir pada lampiran 22, 23, dan 24 . Berdasarkan data tersebut dapat peneliti contohkan beberapa frekuensi keaktifan siswa misalnya dalam satu siklus ada siswa yang melakuakan indikator keaktifan lebih dari satu kali namun, ada juga yang tidak melakukan sama sekali. Frekuensi keaktifan siswa sangat bervariasi baik pada siklus I maupun siklus II. Hal ini sangat bergantung pada setiap individu dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat William dalam Usman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
(2002:27) bahwa siswa merupakan faktor utama menentukan derajat keaktifan siswa. Jadi, frekuensi antara siswa yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda, tergantung dari masing-masing siswa dalam melakukan kegiatan belajar.
3.
Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Menurut Gagne dalam Baharudin (2002:18) prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan
tugas.
Berdasarkan
hasil
evaluasi
dari
siklus
I
menunjukkan ada 3 nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM mata pelajaran IPS dan ada 3 nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM mata pelajaran Matematika. Dari penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I ini prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu perolehan ratarata kelas untuk mata pelajaran IPS dan Matematika sebesar 80,09 dengan ketuntasan klasikal mencapai 88,46 %. Pada hasil evaluasi siklus II menunjukkan masih ada 2 nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM mata pelajaran PKn. Dari data tersebut diketahui bahwa siklus II ini nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi sebesar 82,69 dengan ketuntasan klasikal mencapai 92,30 %. Mengenai data lengkap prestasi siswa pada keadaan awal sebelum penelitian dan juga pada siklus I maupun siklus II terdapat pada lampiran 28 tentang rekap data prestasi belajar. Dibawah ini merupakan tabel
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
mengenai rangkuman peningkatan prestasi belajar siswa dari keadaan awal sebelum penelitian hingga siklus II : Tabel 4.2. Rangkuman Data Ketercapaian Prestasi Belajar Siswa Peubah Prestasi Belajar Siswa
Indikator Nilai rata-rata kelas Persentase jumlah siswa yang mencapai nilai KKM
Keadaan Awal 69,50 58,33 %
Siklus I
Siklus II
80,09
82,69
88,46 %.
92,30 %
Pada bagian selanjutnya akan peneliti jelaskan mengenai peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase jumlah siswa yang nilainya mencapai nilai KKM melalui grafik. Nilai Rata-rata Belajar Siswa
85 80 75 70 65
80.09
82.69
69.5
60 Keadaan Awal Siklus I Siklus II Nilai Rata-rata Belajar Siswa
Gambar 3. Grafik Tentang Nilai Rata-rata Belajar Siswa Dari grafik diatas dapat diketahui nilai rata-rata kelas telah mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siswa sebelum diadakan tindakan sebesar 69,50 kemudian setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 80,09 dan pada akhir siklus II menjadi sebesar 82,69. Mengenai persentase nilai siswa yang mencapai nilai KKM akan peneliti jelaskan melalui grafik dibawah ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Persentase Nilai Yang Mencapai Nilai KKM
100 80 60 88.46 %
40 20
90.30%
58.33%
0 Keadaan Awal Siklus I Siklus II Persentase Nilai Yang Mencapai Nilai KKM
Gambar 4. Grafik Tentang Persentase Nilai Yang Mencapai KKM Persentase jumlah siswa yang nilainya mencapai KKM juga mengalami peningkatan. Pada keadaan awal hanya sebesar 58,33%, setelah diadakan siklus I meningkat menjadi 88,46% dan pada akhir siklus II menjadi sebesar 92,30%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya mengkaji tentang pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, dan hasil penelitian beserta pembahasan. Bab V ini merupakan bab terakhir yang akan membahas mengenai kesimpulan, saran, dan keterbatasan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini. Hal-hal diatas akan peneliti jabarkan sebagai berikut : A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Ajaran 2012/2013 dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah metode role play yang telah ditentukan. Rangkaian langkah metode role play tersebut adalah sebagai berikut : a) tahap persiapan, b) tahap pelaksanaan, c) tahap evaluasi. Berdasarkan atas penelitian yang telah terlaksana, melalui tahap-tahap tersebut siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dan juga mengalami masalah sosial dalam materi pelajaran. Sehingga keaktifan siswa meningkat dan tercipta kegiatan belajar yang bermakna. Dimana, kegiatan belajar bermakna akan lebih
berkesan
dan
membekas
atau
meninggalkan
pengetahuan-
pengetahuan yang telah dipelajari siswa. Sehingga, dengan mengaktifkan siswa maka memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial yang sedang dipelajari bukan hanya sekedar menghafal konsep-konsep abstrak
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
dalam mata pelajaran. Dengan bekal pemahaman terhadap kajian-kajian mata pelajaran yang dipelajari tersebut akan memudahkan siswa dalam menjawab tes evaluasi dan pada akhirnya prestasi belajar siswa meningkat. 2. Penerapan metode role play dalam pembelajaran tematik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Kledokan Tahun Pelajaran 2012/2013. Dari hasil pengolahan data keaktifan siswa pada siklus I sebesar 76,90 % tergolong dalam kategori aktif dan pada siklus II sebesar 93,81 % termasuk kedalam kategori sangat aktif. Mengenai peningkatan prestasi belajar siswa, pada siklus I nilai ratarata kelas sebesar 80,09 dengan ketuntasan klasikal 88,46 % sedangkan diakhir siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 82,69 dengan ketuntasan klasikal mencapai 92,30 %. B. Saran Belajar dari pengalaman penelitian ini serta berlandaskan dari hasil penelitian, maka peneliti memilki beberapa saran bagi beberapa pihak diantaranya adalah : 1. Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka penyelenggaraan pendidikan khususnya dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran kelas, bahwa dengan menerapan metode role play dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas 2 SD N Kledokan tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
2. Guru Memberikan masukan mengenai salah satu cara mengatasi masalah pembelajaran kelas yaitu dengan menerapan metode role play. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, bahwa dengan menerapkan metode role play dapat meningkatkan tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa. 3. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan masukan ataupun gambaran mengenai penerapan metode role play dengan harapan dapat menghasilkan suatu hasil penelitian yang jauh lebih sempurna dari penelitian ini. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas II SD Negeri Kledokan memiliki beberapa keterbatasan antara lain : 1. Keterbatasan Waktu Pembelajaran dengan menerapakn metode role play membutuhkan waktu yang relatif lama sedangkan dari pihak sekolah hanya memberikan waktu 4 x 30 menit disetiap pertemuan. Jika pembelajaran dilaksanakan lebih dari waktu tersebut maka akan menggangu jadwal kegiatan yang telah direncanakan disekolah tersebut. Dari hal itu peneliti harus membagi waktu sedemikian rupa agar seluruh tahap-tahap dalam metode role play dapat terlaksana dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
DAFTAR REFERENSI
Achmad, Arief. 2005. Handout Pembelajaran Pendidikan IPS di Tingkat Sekolah Dasar. Bandung: Aqib, Zainal. 2010. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Jakarta: Yrama Widya Azhar, A. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Jakarta: BP Cipta Jaya Baharudin. 2007. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Dahar, Ratna. 1989.Teori-teori Belajar.Jakarta: Erlangga Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Model Pelatihan dn Pengembangan Silabus. Jakarta: Depdiknas Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah Kurikulum
2004. Jakarta: Depdiknas
Derap Guru Jawa Tengah Edisi 159/Th.XXI. 2013.PGRI, Organisasi Profesi Guru Ideal. Semarang: Lontar Media Semarang Devi, Poppy K. 2010. Metode-metode Dalam Pembelajaran IPA.Jakarta: PPPPTK IPA Djamarah, Syaiful Bahri. Azwan Zain. 2010. Strategi Belajar mengajar.Jakarta: Rineka Cipta Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. Jakarta : Bumi Aksara Hamzah. Nurdin. 2012. Belajar Dengan Pendakatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara Hartati. Tri. Widiyanti. Oktarina, Nina. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Bermain Peran (Role Playing) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi. Semarang: Jurusan Pendidikan Ekonomi FE Universitas Negeri Semarang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Hernawan, Asep Hery. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Idrus, M. 2007. Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Graha Indonesia Kasbolah E.S, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas Negeri Malang Lestari, Indah Tri. Marimin, Oktarina, Nina. 2012. Efektivitas Metode Role Playing Pada Mendeskripsikan Pelayanan Prima Untuk Meningkatkan Hasil Belajar. Semarang: Jurusan Pendidikan Ekonomi FE Universitas Negeri Semarang Masidjo, Ign. 1995. Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius Masidjo. 2006. Penilaian Hasil Pencapaian Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius Mudjiono. Dimyati. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Prihutami, Arni Pamungkas. 2010. Peningkatan Kemampuan Mengapresiasi Puisi dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Berbicara Siswa Kelas X2,Semester 2, Tahun Ajaran 2009/2010 SMA N 6 Yogyakarta Menggunakan Metode Permainan Dengan Teknik Bermain Peran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Purnomo, Puji: 2006. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Awal SD. Pusat Bahan Penelitian Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Purwadarminta. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Roestiyah.2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Rohandi. 2004. Makalah Menuju Pembelajaran Aktif di Sekolah disampaikan dalam Penataran
Kepala TK/ Sekolah dan Guru SD, SLTP, SMU,
SMK Strada. Jakarta: Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Kerbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Slameto. 2003. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta Sugiyono.2008.Statistika untuk Penelitian.Jakarta:Alfabeta Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Suprapti.
2009.
Upaya
Meningkatkan
Penggunaan Metode Role
Kemampuan
Berbicara
Melalui
Playing: Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa Kelas VIII B MTs Negeri Kebumen 2 Tahun Ajaran 2009/2010. Surakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana. Universitas Sebelas Maret Surakarta Surjadi. 2012. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Penerbit Mandar Maju Suryabrata. Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada Suwatini. 2008. Penelitian Tindakan Kelas: Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Diskusi
Melalui
Model
Pembelajaran
Kepala
Bernomor
Dalam
Pembelajaran IPS Kelas V SDN Grogol 2 Kediri Tahun 2008. Yogyakarta: Universitas Yogyakarta. Suyono. Haryanto. 2011.
Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Sinar Grafika Offset Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara Usman, M.U. (2002). Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosda Utami, Cicilia Yuli. 2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IVA Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw di SD Negeri Ringianom 2 Kabupaten
Magelang
Tahun
Universitas Sanata Dharma
Kecamatan
Pelajaran
2009/2010.
Tempuran Yogyakarta:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran, Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Widharyanto, dkk. 2003. Student Active Learning. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Winkel, W.S. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Silabus SD Negeri Kledokan
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. RPP Tematik SD Negeri Kledokan
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Lampiran 3. Nilai Mata Pelajaran IPS, Matematika, dan Pkn Sebelum Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Silabus Dalam Penelitian
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. RPP Siklus I
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. RPP Siklus II
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. LKS Siklus I
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. LKS Siklus II
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Bahan Ajar Siklus I
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10. Bahan Ajar Siklus II
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11. Naskah Dialog Dalam Role Play
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus I
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus I
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 14. Lembar Observasi Keaktifan
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15. Lembar Observasi Pelaksanaan Metode Role Play
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 16. Lembar Wawancara Guru dan Siswa
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17. Hasil Uji Validitas Soal Siklus I
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 18. Hasil Uji Validitas Soal Siklus II
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 19. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Saat Sebelum Penelitian
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 20. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Pada Siklus I
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 21. Tingkat Keaktifan Siswa Per Indikator Pada Siklus II
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 22. Frekuensi Keaktifan Siswa Sebelum Penelitian
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 23. Frekuensi Keaktifan Siswa Pada Siklus I
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 24. Frekuensi Keaktifan Siswa Pada Siklus II
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 25. Rekap Data Tingkat Keaktifan Belajar Siswa
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 26. Proses Skoring Jawaban Siswa Siklus I
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 27. Proses Skoring Jawaban Siswa Siklus II
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 28. Rekap Data Prestasi Belajar Siswa
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 29. Contoh Hasil Pengerjaan LKS Oleh Siswa Pada Siklus I
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 30. Contoh Hasil Pengerjaan LKS Oleh Siswa Pada Siklus II
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 31. Contoh Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 32. Contoh Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus II
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 33. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Role Play Siklus I
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 34. Hasil Observasi Pelaksanaan Metode Role Play Siklus II
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 35. Hasil Wawancara Guru Pada Siklus I
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 36. Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus I
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 37. Hasil Wawancara Guru Pada Siklus II
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 38. Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus II
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
Lampiran 39. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I Oleh Wali Kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
Lampiran 40. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II Oleh Wali Kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 41. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus I Oleh Kepsek
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 42. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Siklus II Oleh Kepsek
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
Lampiran 43. Foto-foto Penelitian
a). Pembentukan kelompok
b). Menentukan masalah sosial
c). Menceritakan isi masalah sosial
d). Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai
e). Menyusun sekenario
f). Pemberian naskah dialog
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
g). Menjelaskan peranan pendengar
h). Berunding sebelum role play
i). Pelaksanaan role play
j). Mengamati skenario
k). Mendiskusikan LKS
l). Menyampaikan hasil diskusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
m). Menilai hasil role play
n). Kesimpulan
o). Evaluasi
p). Penutup
252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
253
Lampiran 44. Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 45. Surat Keterangan Penelitian Dari SD Negeri Kledokan
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
255
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Purwanto adalah anak kedua dari pasangan Jemakir Wiro Tinoyo dan Marmi. Lahir di Klaten pada tanggal 01 Januari 1991. Pendidikan pertama dimulai di Sekolah Dasar Negeri 2 Tegalmulyo pada tahun 1995-2000. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingat Pertama Negeri 2 Kemalang pada tahun 2000-2003. Tahun 2003-2006 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Karangnongko. Selanjutnya pada Tahun 2009-2013 menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama pendidikan, penulis aktif dalam bidang kemahasiswaan misalnya menjadi CO Perekap Parade Gamelan, Anggota keamanan Parade Gamelan, Anggota Perekap Parade Gamelan, dll. Selain itu, penulis juga pernah juara III Lomba Inovasi Mahasiswa (LTIM) yang diselengarakan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2012 dengan judul inovasi Tembang Campursari (Tempat Bimbingan Belajar Cemerlang Montessori).