PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGENAI PENGELOMPOKAN BERBAGAI BANGUN DATAR SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA REALITA PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SD NEGERI SOKA
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Nama
: Eti Suhaeti
NIM
: 101132011
PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini teruntuk: 1. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2. UPT Disdikpora Kecamatan Mertoyudan 3. SD Negeri Soka Kecamatan Mertoyudan 4. Rekan-rekan guru SD Negeri Soka Kecamatan Mertoyudan 5. Suami dan anak-anakku tersayang 6. Ayah dan Ibu tercinta
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Orang yang cerdik itu adalah orang-orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal sholeh untuk bekal mati sesudah dan orang-orang yang kerdil itu orang yang hanya menuruti hawa nafsunya tetapi ia selalu meminta harapanharapan kepada Alla SWT. (Hadist Riwayat Al-Tirmidzi)
“Dengan ilmu hidup ini menjadi mudah, dengan seni hidup ini menjadi indah, dan dengan agama (iman dan taqwa) hidup ini menjadi terarah”. (Mukti Ali)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGENAI PENGELOMPOKAN BERBAGAI BANGUN DATAR SEDERHANA MENGGUNAKAN MEDIA REALITA PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SD NEGERI SOKA Eti Suhaeti NIM : 101132011
Universitas Sanata Dharma 2012
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media realita dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas I semester genap SD Negeri Soka tahun pelajaran 2011/2012 yang berkaitan dengan materi bangun datar sederhana. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas I SD Negeri Soka tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 17 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah test tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda. Validitas instrumen menggunakan validitas isi dan diuji dengan expert judgement (konsultasi ahli). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar matematika yang berkaitan dengan bangun datar sederhana pada siswa kelas I SD Negeri Soka Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil rata-rata pra siklus 56 menjadi 70 dalam siklus I dan 88 pada siklus II. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 4 siswa pada pra siklus menjadi 8 siswa pada siklus I dan 14 siswa pada siklus II. Kata Kunci : Prestasi belajar, media realita, bangun datar sederhana.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
INCREASE IN MATHEMATICS ACHIEVEMENTS ON THE GROUPING OF VARIOUS FLAT UP IS SIMPLE USING THE MEDIA REALITIES IN THE GRADE I SECOND SEMESTER SOKA ELEMENTARY SCHOOL YEARS 2011/2012
Eti Suhaeti NIM : 101132011
Universitas Sanata Dharma 2012
Purpose of the study was to determine whether the use of media reality can improve mathematics achievement in grade I in Soka Elementay School year 2011/2012. Realiting to the material simple flat wake. This study is an action research consisting of 2 cycles. Each cycle consisting of 2 subyek study were grade I students in Soka Elementary School year 2011/2012. amounting to 17 students. Instruments used in this study is a written test in the form of multiple choice questions. The validity of the instrument was tested by expert judgment (expert consltation). Result showed that an increase in mathematics achievement related to a simple flat wake in grade I of Soka Elementary school in years 2011/2012. This improvement is shown by an increase in the everage yield of 56 to 70 pre cycle in cycle I and 88 in cycle II. The number of students who completed increased from 4 students in pre cycle to 8 students in cycle I and 14 in cycle II. Key words: learning achievement, media reality, a simple flat wake.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, karena penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Mengenai Pengelompokan Berbagai Bangun Datar sederhana Menggunakan Media Realita Pada Siswa Kelas 1 Semester 2 SD Negeri Soka Tahun Pelajaran 2011/2012” Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan tugas akhir mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Keberhasilan dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenakanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada: 1.
Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas studi S1 PGSD.
2.
Romo G. Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST Kepala Program Studi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
3.
Bapak Drs.Y.B.Adimassana, M.A. Dosen Pembimbing yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan dalam penelitian ini.
4.
Bapak Suwardi, S.Pd.SD. Kepala SD Negeri Negeri Soka yang telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian ini.
5.
Bapak dan Ibu Guru SDN Soka yang banyak memberi bantuan dan dorongan.
6.
Berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya Skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis tidak dapat memberikan balasan apapun kecuali ucapan terima
kasih. Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kesalahan dalam penulisan Skripsi ini. Semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Magelang,
13 September 2012 Penulis Eti Suhaeti
NIM 101132011
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
................................................................. .
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................
iv
HALAMAN MOTTO .................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN KARYA ....................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEGIATAN AKADEMIS .............
vii
ABSTRAK ………….. .................................................................
viii
ABSTRACT …………… .................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................
x
DAFTAR ISI ……….. .................................................................
xi
DAFTAR TABEL ….. .................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .. .................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Pembatasan Masalah .....................................................
6
C. Perumusan Masalah .......................................................
6
D. Pemecahan Masalah ......................................................
6
E. Batasan Pengertian ........................................................
6
F. Tujuan Penelitian ...........................................................
7
G. Manfaat Penelitian ........................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ..............................................................
9
1. Teori Belajar ...........................................................
9
2. Prestasi Belajar .......................................................
10
3. Hakikat Matematika ................................................
11
a. Pengertian Matematika .....................................
11
b. Karakteristik Matematika Sekolah ....................
12
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Pembelajaran Matematika ................................
14
4. Konsep Bangun Datar .............................................
16
5. Media Pembelajaran ................................................
20
a. Pengertian Media Pembelajaran …………….. .
20
b. Prinsip pemilihan Media Pembelajaran ……... .
21
c. Fungsi Media Pembelajaran ………………….
22
d. Jenis Media pembelajaran …………………….
25
6. Media Realita ..........................................................
26
a. Pengertian Media Realita ……………………. .
26
b. Keunggulan Media Realita ………………….. .
26
c. Kelemahan Media Realita …………………....
27
7. Pembelajaran Matematika Tentang Pengelompokan Berbagai Bangun Datar Melalui Penggunaan Media Realita
.................................................................
27
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ..............................
28
C. Kerangka Berpikir ........................................................
30
D. Hipotesis Tindakan .......................................................
31
BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................
32
B. Setting Penelitian ..........................................................
33
C. Rencana Tindakan .........................................................
35
D. Instrumen Penelitian ………………………………….
50
E. Validitas ………………………………………………
52
F. Teknik Pengumpulan Data ……………………………
55
G. teknik Analisis Data …………………………………..
56
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................
58
1. Deskripsi Kondisi Awal ..........................................
58
2. Deskripsi Per Siklus ................................................
60
a. Siklus I ..............................................................
60
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Siklus II..............................................................
78
B. Pembahasan ………………………………………… .
91
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................
94
B. Saran
94
.................................................................
DAFTAR PUSTAKA
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
......................................................
Tabel 2
Instrumen Pengamatan Terhadap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru ...................................
Tabel 3
35
42
Rentang Nilai Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Media Realita yang Dilakukan Oleh Guru …………………………………………………………….
43
Tabel 4
Instrumen Pengamatan Terhadap Kegiatan Belajar Siswa ..........
43
Tabel 5
Rentang Skor Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Menggunakan Media Realita ...........
44
Tabel 6
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa ....................................
44
Tabel 7
Peubah dan Instrumen Penelitian ………………………………
51
Tabel 8
Kisi-kisi Soal Evaluasi Pada Siklus I …………………………..
51
Tabel 9
Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ………………………………..
52
Tabel 10
Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II …………………
52
Tabel 11
Skor Hasil Perhitungan Validitas Perangkat Pembelajaran …….
54
Tabel 12
Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran …………………….
55
Tabel 13
Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajara Siswa ………………….
56
Tabel 14
Data Hasil Tes Diagnosa Awal ....................................................
59
Tabel 15
Rentang Hasil Tes Diagnosa Awal .............................................
60
Tabel 16
Data Hasil Perencanaan Pertemuan 1 Siklus I .............................
61
Tabel 17
Hasil Pengamatan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus I ....................
Tabel 18
65
Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus I ........................................................................................
Tabel 19
67
Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus I ........................................................................................
Tabel 20
Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran
xiv
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus I ........................................................................................ Tabel 21
70
Hasil Rekap Terhadap Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pada Siklus I ................................................................................
Tabel 22
71
Hasil Rekap Pengamatan Terhadap Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pada Silkus I .........................................................................................
73
Tabel 23
Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus I .....................................
Tabel 24
Hasil Rekap Pertemuan 2 Siklus II .............................................
74
Tabel 25
Data Hasil Perencanaan Tindakan Pertemuan 1 Siklus II ............
79
Tabel 26
Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Bangun Datar
Tabel 27
Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus II ...................
81
Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran
79
Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus II .......................................................................... Tabel 28
82
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus II ........................................................
Tabel 29
83
Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus II ........................................................
Tabel 30
85
Hasil Rekap Pengamatan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Siklus II .......................................................................................
Tabel 31
86
Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pada Silkus II ...............................................................................
87
Tabel 32
Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus II ...................................
88
Tabel 33
Hasil Rekap Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus II ........................
89
Tabel 34
Hasil Peningkatan Prestasi Belajar ……………………………..
91
Tabel 35
Rekapitulasi Hasil Penelitian …………………………………..
92
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Macam-macam bangun Datar ....................................
20
Gambar 2 Alur Kerangka Pembelajaran .....................................
32
Gambar 3 Alur Penelitian ...........................................................
32
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ………………
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 Siklus I …………………
Lampiran 3
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 Siklus I …………………
Lampiran 4
Soal Evaluasi Siklus I ………………………………………………
Lampiran 5
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I ……………………………
Lampiran 6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II …………….
Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 Siklus II ……………….
Lampiran 8
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 Siklus II ……………….
Lampiran 9
Soal Evaluasi Siklus II ……………………………………………
Lampiran 10 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II …………………………… Lampiran 11 Foto Kegiatan Pembelajaran ………………………………………. Lampiran 12 Permohonan Ijin Penelitian ………………………………………... Lampiran 13 Surat Keterangan Ijin Penelitian ……………………………………
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
Dalam Bab ini dibahas Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Pemecahan Masalah, Pembatasan Pengertian, Tujuan Penenlitian, Manfaat Penelitian. A. Latar Belakang Masalah Lingkungan belajar yang diciptakan secara alamiah akan membawa dampak yang lebih baik pada siswa. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan hanya mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam jangka panjang, dan itu terjadi di kelas-kelas sekolah. Pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa pada suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya (Krismanto, 2003). Mempelajari
matematika pada hakikatnya adalah suatu proses untuk
memperoleh pengetahuan dalam memahami arti dari struktur-struktur, hubunganhubungan, simbol-simbol yang ada dalam pelajaran matematika. Mempelajari matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta operasi-
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
operasinya, melainkan matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut urutan yang logis. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting dan mendasar untuk dipelajari di Sekolah Dasar (SD). Pelajaran matematika diberikan kepada siswa SD untuk membekali siswa agar mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif. Dengan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif diharapkan siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan nyata. Masalah yang muncul dalam kehidupan nyata, salah satunya adalah kemampuan dalam memahami konsep bentuk benda. Untuk memahami konsep bentuk benda dapat dipelajari melalui matematika. Berdasarkan silabus, untuk memahami konsep bentuk benda, salah satunya dapat dipelajari dalam materi bangun datar. Bangun datar merupakan bagian dari geometri yang dipelajari di Sekolah Dasar. Bangun datar merupakan bangun dua dimensi. Dengan kata lain bahwa bangun dua dimensi adalah bangun yang seluruh bagiannya terletak pada satu bidang datar yang tidak memiliki ruang hanya sebuah bidang. Di Sekolah Dasar, bangun datar diajarkan pada siswa dari kelas awal sampai kelas akhir. Untuk mempelajari materi tersebut, cara kegiatan pembelajaranya tidak boleh disamaratakan, tetapi harus sesuai dengan tingkat perkembangan belajar
siswa. Karso (2008:12) mengutip pendapat Bruner
mengenai “perkembangan belajar” menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan cara untuk menyatakan kembali peristiwa atau benda tersebut dalam pikirannya. Menurutnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
hal tersebut dapat dinyatakan sebagai proses belajar yang terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu (1) Tahapan Enaktif atau tahapan kegiatan, (2) Tahap Ikonik atau tahap gambar bayangan, dan (3) Tahap Simbolik. Tahap enaktif atau tahapan pertama ini anak belajar kosep yang berhubungan dengan benda-benda riel atau mengalami peristiwa dunia di sekitarnya. Tahap ikonik atau tahap kedua anak telah mengubah, menandai dan menyimpan peristiwa atau benda dalam bentuk bayangan mental. Dengan kata lain siswa dapat memberikan gambaran dalam pikiranya tentang benda atau peristiwa yang dialami atau dikenalnya dalam tahap enaktif, walaupun peristiwa itu telah berlalu dan tidak ada di hadapannya. Tahap terakhir atau tahap simbolik siswa dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simbol atau bahasa. Dengan memperhatikan pendapat Bruner, siswa SD kelas I masuk dalam Tahapan Enaktif. Tahapan ini dimulai dengan model konkret, yaitu menggunakan benda-benda nyata yang ada dilingkungan sekitar siswa. Sesuai dengan tahapan enaktif, dalam pembelajaran matematika di kelas I, diperlukan media yang dapat menghubungkan antara hal yang sedang dipelajari dan kehidupan nyata. Dalam penggunaan media guru harus menggunakan media yang tepat. Media yang tepat adalah media yang sesuai dengan meteri yang diajarkan. Dengan menggunakan media yang tepat, merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat mempertinggi kualitas aktivitas pembelajaran yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil belajar siswa. Namun, berdasarkan observasi yang dilakukan selama peneliti menjadi guru kelas I di SD Negeri Soka Mertoyudan Magelang, diperoleh informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
bahwa dalam proses pembelajaran matematika di kelas I, khususnya dalam materi bangun datar siswa masih kesulitan dalam memahami konsep bentuk benda, terutama benda-benda yang berkaitan dengan bangun datar, akibatnya siswa menjadi kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Kurang antusiasnya siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika terutama materi bangun datar, disebabkan oleh pembelajaran yang diterapkan masih bersifat tradisional, guru masih berperan sebagai aktor pembelajaran sementara siswa pasif mendengarkan dan memperhatikan. Siswa masih beranggapan bahwa pelajaran matematika masih sangat abstrak, sehingga cenderung terjadi proses penghafalan konsep atau prosedur. Hal ini menyebabkan pemahaman konsep matematika rendah. Di samping masalah di atas, dalam penyampaiannya guru juga kurang memerhatikan dalam penggunaan media, padahal di sekolah tersebut sudah banyak tersedia media yang berhubungan dengan bangun datar. Guru hanya menampilkan gambar yang dibuat secara manual di papan tulis sehingga siswa cenderung hanya mencatat dan menggambar saja sesuai dengan apa yang ada di papan tulis tanpa melakukan peragaan untuk dapat menentukan asal mula dan konsep materi yang sesungguhnya. Tidak adanya interaktif antara siswa dengan guru maupun antar sesama siswa. Sehingga hal ini menyebabkan pembelajaran yang tidak aktif dan komunikatif serta menyebabkan konsep materi kurang bisa dipahami dan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Pemikiran di atas didukung oleh realitas dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran matematika di SD Negeri Soka. Kondisi yang mewarnai pembelajaran matematika saat ini adalah seputar rendahnya mutu pendidikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
matematika. Permasalahan pembelajaran matematika semakin kompleks terlebih munculnya kesan siswa bahwa mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan rumit. Juga ada kesan bahwa guru matematika adalah guru yang menakutkan. Kompleksitas permasalahan pembelajaran matematika berujung pada rendahnya prestasi hasil belajar matematika di SD Negeri Soka. Dari daftar nilai formatif tahun pelajaran 2011/2012 pada waktu dilaksanakan evaluasi pada pokok bahasan pengelompokan bangun datar menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa kurang baik. Dari 17 siswa yang mengikuti evaluasi, didapat data bahwa siswa yang mendapat nilai diatas 75 sebanyak 8 siswa dengan nilai rata-rata 71. KKM mata pelajaran matematika yang telah disepakati adalah 75, sehingga dapat disimpulkan bahwa banyak siswa belum mencapai KKM. Sesungguhnya
kompleksitas
permasalahan
pembelajaran
dapat
diminimalisasi atau diantisipasi dengan peran guru dalam menerapkan suatu strategi dalam pembelajaran. Dalam paradigma baru, strategi pembelajaran lebih penting dari pada hasil belajar, namun penerapan strategi pembelajaran yang tepat diakui lebih memungkinkan mencapai hasil belajar yang lebih bermakna. Berdasar permasalahan-permasalahan tersebut, terdorong oleh peran dan tanggung jawab guru untuk memajukan anak didik dan mensikapi paradigma baru dalam pendidikan, maka peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Peningkatkan prestasi belajar matematika mengenai pengelompokan berbagai bangun datar sederhana menggunakan media realita pada siswa kelas I semester genap SD Negeri Soka Tahun Pelajaran 2011/2012.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
B. Pembatasan Masalah Penelitian ini lebih berfokus pada Peningkatkan prestasi belajar matematika mengenai pengelompokan berbagai bangun datar sederhana menggunakan media realita pada siswa kelas I semester genap SD Negeri Soka Tahun Pelajaran 2011/2012.
C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana penggunaan media realita dapat meningkatkan prestasi belajar matematika tentang pengelompokkan berbagai bangun datar sederhana pada siswa kelas I semester genap SD Negeri Soka Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat meningkat?”
D. Pemecahan Masalah Alternatif tindakan guru dalam menangani permasalahan dalam peningkatan prestasi belajar matematika tentang pengelompokan berbagai bangun datar sederhana diantaranya adalah melalui penggunaan media realita pada siswa kelas I semester genap SD Negeri Soka tahun pelajaran 2011/2012.
E. Batasan Pengertian Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah yang akan dipakai peneliti memberikan batasan pengertian sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
7
Prestasi belajar adalah hasil belajar akademikdan non akademik siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes maupun non tes.
2.
Bangun datar sederhana merupakan bagian dari geometri yang hanya memiliki bidang saja dan tidak memiliki ruang.
3.
Media realita disebut juga sebagai benda nyata atau makhluk hidup (real life materials).
F. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah menggunakan media realita dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas I SD Negeri Soka tentang pengelompokan berbagai bangun datar sederhana.
G. Manfaat Penelitian Secara teori penerapan penggunaan media realita dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1.
Bagi siswa
a.
Media realita dapat menghilangkan rasa bosan, serta dapat memahami secara langsung tentang pengelompokan berbagai bangun datar sederhana.
b.
Menunjukkan kepada siswa bahwa dalam proses belajar mengajar, siswa diharuskan aktif dan termotivasi dalam peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
8
Bagi guru
a. Memberikan pertimbangan dan pedoman bagi guru dalam pemilihan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran . b. Media pembelajaran dapat digunakan guru untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. c. Proses belajar mengajar matematika di kelas tidak monoton. 3.
Bagi sekolah Penelitian ini dapat dipergunakan sebagai tambahan informasi bahwa
penggunaan media realita dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran matematika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas Kajian Pustaka, Penelitian yang relevan, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Tindakan. A. Kajian Pustaka 1.
Teori Belajar Hakikat belajar adalah aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku
pada diri individu yang belajar. Dalam belajar perlu memperhatikan tentang prinsip-prinsip belajar: Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Kedua, belajar merupakan proses. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Menurut teori Geslalt (Andrian, 2009), belajar sangat menguntungkan untuk kegiatan memecahkan masalah. Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secara cermat dan lengkap. Dalam memecahkan masalah menurut John Dewey ada 5 upaya pemecahannya yakni: a.
Realisasi adanya masalah. Jadi harus memahami apa masalahnya dan juga harus dapat merumuskan.
b.
Mengajukan hipotesa, sebagai suatu jalan yang mungkin member arah pemecahan masalah.
c.
Mengumpulkan data atau informasi dengan bacaan atau sumber-sumber lain.
d.
Menilai dan mencoba usaha pembuktian hipotesa dengan keteranganketerangan yang diperoleh.
e.
Mengambil kesimpulan membuat laporan atau membuat sesuatu dengan hasil pemecahan soal itu.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Menurut Ausubel dalam Hudojo (1988) belajar dikatakan menjadi bermakna bila informasi yang akan dipelajari siswa disusun sesuai dengan struktur kognitif siswa sehingga siswa dapat mengaitkan pengetahuan barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Ausubel juga mengemukakan belajar dengan penemuan yang bermakna, yaitu informasi yang dipelajari, ditentukan bebas oleh siswa. Belajar bermakna akan terjadi apabila ada keinginan siswa untuk memahami halhal yang akan dipelajari serta keterkaitan materi dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.
2.
Prestasi Belajar Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan,
secara singkat dapat dikatakan prestasi adalah hasil usaha. Perbedaaan hasil belajar dengan prestasi belajar, bahwa penilaian hasil belajar dilakukan menyangkut 3 aspek yaitu afektif, kognitif,dan sikomotor, sementara penilaian prestasi belajar dilakukan pada aspek kognitif. Prestasi belajar merupakan sesuatu yang harus dapat diukur (measurable). Mengkur prestasi belajar bearti mengukur atau melakukan penilaian mengenai seberapa besar pencapaian kompetensi dasar yang diperoleh siswa. Kompetensi dasar berarti kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Selanjutnya penilaian prestasi belajar pada penelitian ini difokuskan pada penilaian pada aspek kognitif siswa yang berkenaan dengan pencapaian kompetensi dasar tentang pengelompokkan berbagai bangun datar sederhana. Data penilaian diambil dari tes formatif tertulis yang dilaksanakan pada akhir kegiatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
11
Hakikat Matematika Hakikat
matematika
dipaparkan
teori-teori
tentang
pembelajaran
matematika, pengertian matematika, karakteristik matematika sekolah, dan pemahaman konsep-konsep dasar matematika.
a.
Pengertian Matematika
Istilah “matematika” berasal dari bahasa Yunani “mathematikos” berarti secara ilmu pasti dari kata “mathema” atau “mathesis”
berarti ajaran pengetahuan
abstrak dan deduktif atau ilmu pengetahuan, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman penginderaan , tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi.
Matematika adalah salah satu
pengetahuan tertua, terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang (Shadily 1983:217). Selain terbentuk dari penelitian bilangan dan ruang, matematika juga merupakan sebuah bahasa yang mempunyai fungsi. Secara umum matematika merupakan pengetahuan yang dasar dan eksak sehingga dapat membentuk disiplin dalam berpikir dan melatih seorang berpikir sederhana, cepat dan tepat. Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep yang berhubungan dengan jumlah yang banyak, yang terbagi dalam tiga bidang yaitu: Aljabar, Analisa dan Geometri (Karso 1993: 2). Matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya Hamzah (2006: 12) mengutip pendapat Ernest
12
bahwa
matematika sebagai seuatu konstruksivisme sosial yang memenuhi tiga premis sebagai berikut: 1) Dasar dari pengetahuan matematika adalah ilmu bahasa, konvensi dan aturan, serta bahasa sebagai konstruksi masyarakat. 2) Proses hubungan sosial antar personal sangat dibutuhkan dalam perubahan pengetahuan subjek matematika seseorang ke pengetahuan objek matematika. 3) Aktivitas matematika akan dipahami menjadi sosial Semua definisi itu dapat kita terima, karena memang matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan matematika itu sendiri bisa memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks. Dengan kata lain bahwa definisi atau pengertian dari matematika adalah sebanyak orang yang mendefinisikan sesuai dengan latar belakang dan pemahaman tentang matematika itu sendiri. Dari pendapat-pendapat di atas, memang matematika dapat ditinjau dari segala sudut, dan matematika itu sendiri bisa memasuki seluruh segi kehidupan manusia, dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling komplek. Selain itu juga, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan kumpulan ide-ide, unsur-unsur dari konsep-konsep abstrak yang berhubungan dan tersusun secara berurutan dengan menggunakan penalaran deduktif.
b. Karakteristik Matematika Sekolah Pandangan tentang karakteristik matematika sekolah akan memberikan karakteristik mata pelajaran matematika secara keseluruhan. Menurut Suherman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
(2001: 24) matematika dikenal sebagai ilmu deduktif. Ini berarti bahwa proses pengerjaan matematika harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan (induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Baik isi maupun metode mencari kebenaran daam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan. Pada umunya metode mencari kenbenaran yang digunakan dalam matematika adalah metode deduktif, sedangkan metode yang digunakan dalam ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif eksperimen. Dalam matematika, suatu generalisasi, sifat, teori, atau dalil belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibedakan secara deduktif. Meskipun demikian untuk membantu pemikiran siswa dalam mempelajari matematika di sekolah pada tahap-tahap permulaan seringkali diperlukan bantuan contoh-contoh khusus atau ilustrasi geometris. Dalam pembelajaran matematika di sekolah, mencari kebenaran dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika juga dikenal suatu cara pembuktian yang disebut dengan induksi matematika. Induksi matematika merupakan pembuktian deduktif, meski namanya induksi. Induksi matematika atau disebut juga induksi lengkap sering dipergunakan untuk pernyataan-pernyataan yang menyangkut bilangan-bilangan asli. Pembuktian cara induksi matematika ingin membuktikan bahwa teori atau sifat itu benar untuk n = 1 (atau S (1) adalah benar), kemudian ditunjukkan bahwa sifat itu benar untuk n = k + 1 (atau S (k+1) benar). Suherman
(2001:
55-56)
mengatakan
matematika
sekolah
adalah
matematika yang diajarkan di sekolah, yaitu matematika yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLTP) dan Pendidikan Menengah (SLTA dan SMK),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
sedangkan fungsi matematika sebagai alat, pola pikir, dan ilmu pengetahuan. Ketiga
fungsi
matematika
tersebut
hendaknya
dijadikan
acuan
dalam
pembelajaran matematika sekolah.
c.
Pembelajaran Matematika Sebagai salah satu ilmu dasar, matematika berkembang cukup pesat, hal
itu dibuktikan makin banyaknya kegunaan matematika dalam kehidupan seharihari. Oleh sebab itu konsep dasar matematika harus dikuasai siswa sejak dini, yang akhirnya terampil dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pribadi (2009: 9) mengutip pendapat Gagne bahwa istilah pembelajaran sebagai “a set of events embedded in purposeful activeties that facilitate learning”. Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran Matematika hendaknya disajikan melalui pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien, dan Menyenangkan (PAIKEM). Dalam pembelajaran PAIKEM guru perlu memberikan dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam membangun gagasan. Tanggung jawab memang berada pada diri siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi , refersi dan transfer dalam belajar sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat( Jauhar 2011: 6) Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Muhsetyo 2009: 1.26). Menurut
15
Muhsetyo salah satu komponen yang
menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran metematika yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intlektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, dan (6) pengembangan dan penalaran matematika. Waluyo (2000: 2) Pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku melalui pengalaman dan proses berfikir sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Proses belajar dalam konteks pengalaman dan proses berfikir dalam mencapai tujuan memerlukan perencanaan, karena ada unsur kesengajaan, sehingga unsur kesenganjaan di luar individu yang mengajar merupakan ciri utama dalam konsep pembelajaran. Pihak luar individu yang belajar tersebut adalah perancang pembelajaran yaitu pengajar atau ahli pembelajaran lainnya. Muhsetyo, (2007: 1.2) menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta konsep, operasi dan prinsip. Ciri abstrak matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, meyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan membuat banyak siswa kurang tertarik pada matematika. Hal ini berarti perlu adanya jembatan yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah dipahami. Persoalan mencari jembatan merupakan tantangan pendidik untuk dapat memilih model pembelajaran matematika yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat, menantang terlibat, dan pada akhirnya menjadikan siswa cerdas matematika. Pencarian dan pemilihan model pembelajaran matematika perlu berorientasi pada perkembangan mutakhir di dunia, dengan terus berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
untuk memperpendek kesenjangan antara kemajuan dunia dan kenyataan di Indonesia. Perkembangan dan kemajuan pembelajaran matematika di dunia tidak bisa diabaikan. Karena dapat menyebabkan kita semakin sulit mengejar kemajuan negara lain. Salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika, yang sesuai dengan (1) topik yang sedang dibicarakan, (2) tingkat perkembangan intelektual siswa, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan aktif siswa, (5) keterkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematis. Dalam penelitian ini penulis berusaha untuk mencapai kompetensi yang harus dicapai dalam matematika tersebut di atas dengan membangkitkan minat siswa terhadap matematika melalui pembelajaran matematika yang melibatkan siswa dalam menemukan prinsip matematika sehingga lebih bermakna karena siswa telah membuktikannya sendiri. Kompetensi matematika yang ingin dicapai pada perbaikan pembelajaran matematika adalah mampu mengelompokkan berbagai bangun datar sederhana melalui penggunaan media realita.
4.
Konsep Bangun Datar Bangun datar merupakan bagian dari geometri. Geometri berasal dari kata
Latin “Geometria” yang berarti pengukuran. Pada jaman dahulu orang Mesir Kuno menggunakan geometri untuk keperluan pengukuran lahan setiap kali setelah sungai Nil mengalami banjir.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Pendefinisian tentang geometri dapat merujuk pada kutipan Moeharti (1986: 12) dalam sistem-sistem geometri, bahwa geometri didefinisikan juga sebagai cabang ilmu matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya. Menurut Susanta (1995: 2) dalam pengantar yang disampaikan pada pendalaman materi untuk Widyaiswara ada beberapa cara menggolongkan geometri untuk dipilih sebagai bahan ajar, tergantung kepada tujuan instruksional, sasaran dan alokasi watunya. Geometri dapat digolongkan menurut: a.
Dimensi (geometri bidang, geometri ruang)
b.
Bahasa (geometri murni, geometri analitik)
c.
System aksioma (Euclide, Non Euclide) Geometri yang diajarkan di Sekolah Dasar menurut garis-garis besar
program pengajaran adalah geometri bidang dan geometri ruang. Menurut Ruseffendi (1985: 24-25) tujuan diajarkannya geometri adalah sebagai berikut: 1) Untuk meningkatkan cara berpikir logis dan kemampuan membuat generalisasi secara benar. 2) Agar dapat memahami aritmatika, aljabar, kalkulus dan lain-lain dengan baik, geometri digunakan sebagai alat. 3) Untuk belajar lebih lanjut. 4) Untuk mengekalkan (mengawetkan) geometri itu sendiri. 5) Untuk menyeimbangkan pertumbuhan otak sebelah kiri dan otak sebelah kanan. Otak sebelah kiri berkenaan dengan peranan berpikir logis dan analitik, sedangkan otak bagian kanan berperan dalam ruang dan holistik (global).Untuk meningkatkan perkembangan mental siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Dari beberapa uraian diatas dapat ketahui bahwa bangun datar termasuk dalam geometri bidang. Artinya bahwa bangun datar hanya memiliki bidang saja dan tidak memiliki ruang. Lebih lanjut akan dipaparkan beberapa pengertian dari bangun datar yaitu: a)
Unsur lain dalam geometri yang tidak dapat dijelaskan menggunakan katakata sederhana atau kalimat simpel seperti halnya titik dan garis.
b) Ide atau gagasan abstrak yang hanya ada dalam batas pikiran orang yang memikirkanya. c)
Permukaan yang rata, meluas ke segala arah dengan tidak terbatas dan tidak memiliki tebal. Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Prasetyono (2009: 30) bangun
datar adalah bangun yang seluruh bagiannya terletak pada suatu bidang datar atau disebut juga bangun dua dimensi. Prasetyono mengemukakan bahwa bangun datar memiliki ciri-ciri : (1) Bangun dua dimensi. (2) Memiliki ukuran, misalnya panjang dan lebar pada persegi panjang. (3) Memiliki luas. Berdasarkan silabus Sekolah Dasar
kelas 1 semester genap
standar
kompetensi dan kompetensi dasar bangun datar diuraikan sebagai berikut: Standar Kompetensi 4. Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana.
Kompetensi Dasar 4.1 Mengelompokan bangun datar 4.2 Mengenal sisi-sisi bangun datar. 4.3 Mengenal datar.
sudut-sudut
bangun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Tujuan kegiatan pembelajaran bangun datar di kelas 1 Sekolah Dasar menurut Suharjana (2010: 14) adalah agar siswa dapat: (a) Memahami ciri-ciri bangun datar. (b) Mengelompokkan bangun datar. (c) Mengenal sisi-sisi bangun datar. (d) Mengenal sudut-sudut bangun datar. (e) Menggambar bangun datar Bangun datar yang dipelajari di kelas 1 Sekolah Dasar meliputi persegi, persegi panjang, jajar genjang, layang-layang, trapesium, segi tiga dan lingkaran. Karim (2008: 1.25) mendefinisikan tentang jenis-jenis bangun datar sebagai berikut: {a} Persegi adalah segi empat yang mempunyai sifat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, keempat sudutnya siku-siku, dan keempat sisinya sama panjang. {b} persegi panjang adalah segi empat yang mempunyai sifat 2 pasang sisi yang berhadapan sejajar, Keempat sudutnya siku-siku, dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang. {c} Jajar genjang adalah segi empat yang mempunyai sifat sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. {d} Layang-layang adalah segi empat dengan sifat kedua sisi yang berdekatan sama panjang. {e} Trapesium adalah segi empat yang satu pasang sisinya sejajar. {f} Lingkaran adalah himpunan titik-titik pada suatu bidang yang berjarak sama dari suatu titik tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Berikut gambar-gambar bangun datar yang telah disebutkan di atas:
Persegi
Persegi panjang
Layang-layang
Jajar genjang
Trapesium
Segi tiga
Lingkaran
Gambar 1 macam-macam bangun datar
5.
Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD), agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu pembelajaran yang disebut media.
a.
Pengertian Media Pembelajaran Secara etimologi kata media, berasal dari Bahasa Latin “Medium” artinya
perantara atau pengantar. Secara umum media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima. Menurut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Muhsetyo (2009: 2.3) Media adalah alat bantu guru untuk mempresntasikan dan menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika.
b. Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran Musfiqon (2012: 15) Ada tiga prinsip utama yang bisa dijadikan rujukan bagi guru dalam memilih media pembelajaran, yaitu (1) prinsip efektif dan efisien, (2) prinsip relevansi, dan (3) prinsip produktifitas. Prinsip efektif dan efisien media yang digunakan seharusnya bisa mendukung dan mempercepat tujuan pembelajaran, jangan sampai media yang digunakan tidak mendukung tercapainya tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dalam prinsip relevansi, media yang digunakan harus relevan dengan tujuan pembelajaran. Media yang relevan memudahkan anak dalam mengaitkan materi dengan media yang digunakan. Prinsip produktifitas media yang digunakan tidak mempersulit guru dalam membuat media tersebut. Dalam prinsip produktifitas guru dituntut untuk menggunakan media yang mudah dibuat, tetapi dapat mempermudah siswa dalam memahami materi. Terwujudnya media pembelajaran harus melalui sebuah proses. Sebelum memproduksi dan mengembangkan media pembelajaran guru perlu menyusun rancangan media. Hal ini dilakukan digunakan agar media yang diproduksi dan digunakan sesuai dengan karakteristik siswa. Musfiqon (2012: 18) mengutip pendapat Arief dan Sadiman tentang pengembangan program media pembelajaran sebagai berikut (1) menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) merumuskan tujuan intruksional dengan oprasional dalam kelas, (3) merumuskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan, (4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) menulis naskah media, dan (6) mengadakan tes dan revisi. Setelah merancang dan mengembangkan media, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru adalah mengevaluasi media yang akan digunakan. Musfiqon (2012: 27) secara ringkas menjelaskan bahwa evaluasi media pembelajaran dapat difokuskan pada tiga hal yaitu (1) ketepatan media yang dipilih guru, (2) ketrampilan guru dalam menggunakan media, dan (3) ketersampaian pesan pembelajaran melalui media yang dipilih. Ketepatan media yang dipilih guru berkaitan dengan evaluasi untuk mencari informasi tentang ketepatan guru dalam memilih media. Ukuran ketepatan ini dianalisis dengan kesesuian isi dan tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, serta desain media yang digunakan. Evaluasi yang kedua, tentang ketrampilan guru dalam menggunakan media ini difokuskan pada kemampuan guru dalam menggunakan media yang dipilih, jangan sampai guru memilih media yang dia sendiri tidak terampil menggunakannya. Evaluasi yang terakhir difokuskan pada analisis tentang ketersampaian pesan atau materi pembelajaran yang disalurkan melalui media yang dipilih dan digunakan tersebut. Apakah anak didik dapat menerima materi pembelajaran secara optimal atau tidak saat pembelajaran menggunakan media tersebut.
c.
Fungsi Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa
informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah sebagai berikut: 1) Kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, objek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. 2) Kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. 3) Kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau Radio. Secara rinci, fungsi media dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2) Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya. 3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket siswa dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film siswa memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya. 4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung. Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya. 5) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide, film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung hantu, kelelawar, dan sebagainya. 6) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk didekati. Dengan slide, film, atau video siswa dapat mengamati pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya. Media pembelajaran mempunyai kontribusi yang besar dalam kegiatan pembelajaran. Daryanto (2011: 5) mengutip pendapat Kempt dan Dayton tentang kontribusi
media
pembelajaran
sebagai
berikut(1)
penyampaian
pesan
pembelajaran dapat lebih berstandar, (2) pembelajaran lebih menarik, (3) pembelajaran menjadi lebih menarik, (4) waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek,
(5)
kualitas
pembelajaran
dapat
ditingkatkan,
(6)
proses
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan, (7) sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan, dan (8) peran guru mengarah ke hal yang positif. Dengan kontribusi yang telah disampaikan oleh Daryanto, maka selayaknya guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran.
d. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Muhsetyo (2009: 2.3) Media pembelajaran matematika relatif sama dengan
dengan
media
pembelajaran
dalam
bidang
lain,
yaitu
dapat
dikelompokkan berupa media sederhan, media cetak, dan media elektronik. Media sederhana adalah media yang berada di sekitar siswa seperti papan tulis, papan grafik, dll. Media cetak adalah media yang berupa bahan kertas atau bahan cetak misalnya buku, modul, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan petunjuk praktikum. Media elektronik adalah media yang menggunakan bahan-bahan elektronik, seperti Over Haed Transparanci (OHT), radio, televisi, proyektor dan lain-lain. Dilihat dari bahan pembuatanya Djamarah (142: 1996) membagi media dalam media sederhana dan media kompleks. Media sederhana adalah media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah. Cara pembuatan media sederhana pun mudah dan penggunaanya tidak sulit. Sedangkan media kompleks adalah media yang bahan dan alat pembuatanya sulit diperoleh, serta mahal harganya. Media kompleks sulit dalam membuatnya dan membuatnya memerlukan ketrampilan yang memadai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Media Realita
a.
Pengertian Media Realita
26
Media realita disebut juga sebagai benda nyata atau menurut Sudjana (2005: 196) media realita adalah media benda-benda nyata atau makhluk hidup (real life materials). Menurut Rusman (2005: 2) media realita yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun yang sudah diawetkan. Pemanfaatan media realita tidak harus dihadirkan didalam ruang kelas, tetapi dapat digunakan sebagai suatu kegiatan observasi pada lingkungannya. Realita dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya tidak perlu dimodivikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan hidup aslinya.
b. Keunggulan Media Realita Adapun keunggulan dari media realita antara lain: 1) Mudah didapat , pada umumnya media realita dapat ditemui karena merupakan benda nyata yang ada di sekitar lingkungan. 2) Memberikan informasi yang jelas dan akurat. 3) Melatih keterampilan anak dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indera. 4) Member kesempatan pada anak untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya. 5) Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
6) Membantu proses belajar anak menjadi lebih aktif pada saat mengamati, menangani, dan memanipulasi.
c.
Kelemahan Media Realita Adapun kelemahan dari media realita antara lain:
1) Ukuran. Kendala utama dalam menghadirkan media realita dalam ruang kelas adalah ukuran yang terlalu besar dan sulit untuk dibawa ke ruang kelas. 2) Benda nyata yang berharga mahal. Benda-benda nyata yang harganya mahal tentunya sulit untuk digunakan sebagai media realita. 3) Membawa anak-anak keluar ruangan bahkan keluar sekolahan yang kadangkandang mengundang resiko dalam bentuk kecelakaan. 4) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian sehingga pengajjaran harus didukung pula dengan media lain.
7.
Pembelajaran Matematika Tentang Pengelompokan Berbagai Bangun Datar Melalui Penggunaan Media Realita Dari pengertian hakikat belajar seseorang yang telah mengalami proses
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilannya. Jadi, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Maka pembelajaran akan bermakna bila pada diri siswa terjadi perubahan dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Pembelajaran matematika dengan media nyata dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar. Penggunaan media ini juga memberikan dampak positif, karena siswa akan lebih memahami tentang proses pengelompokan berbagai bangun datar dan bukan hanya sekedar hafalan belaka. Sehingga dalam pembelajaran berikutnya, siswa telah memiliki konsep yang kokoh, hingga pembelajaran akan berjalan lancar. Ini dikarenakan pemahaman tentang proses pengelompokan berbagai bangun datar merupakan materi pokok yang harus dikuasai siswa untuk mempelajari materi pelajaran matematika selanjutnya. Penggunaan media realita dalam pembelajaran matematika pengelompokan bangun datar sangatlah sesuai dengan karakteristik siswa yang sedang duduk di kelas I karena siswa masih dalam tahap belajar konkret yaitu belajar dengan menggunakan media yang nyata. Dengan penggunaan media nyata diharapkan pemahaman siswa dapat meningkat.
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan Pustaka yang mendasari penelitian yang akan dilaksanakan adalah hasil penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang mengangkat permasalahan pembelajaran dengan media realita antara lain dilakukan oleh Nurjanah (2008) yang berjudul Perbedaan Kemampuan Menulis Wacana Menggunakan Media Gambar Dengan Media Realita Pada Siswa Kelas XI di SMAN 1 Sape. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif dari kedua media tersebut setelah siswa mengikuti pembelajaran menulis wacana. Hasil penelitian Kemampuan menulis wacana menggunakan media realita secara individual mencapai kemampuan tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
sebanyak 53,33 % dan yang tergolong sedang sebanyak 46,67 % dengan indek prestasi kelompok 65,6 termasuk kategori normal. Tahun 2011, Ling Indrawati menulis skripsi dengan judul Studi Eksperimen Tentang Penggunaan Media Realita dan Replika Terhadap Kemampuan Dasar Bahasa
Anak.
Dari
hasil
penelitian
antara
kelompok
media
realita dan kelompok replika, ternyata selain ada perbedaan dalam penggunaan media realita dan replika, juga kemampuan bahasa anak juga lebih baik dibandingkan dengan kelompok realita. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan Joko Muryono pada siswa kelas IV SDN 3 Ketaon Boyolali untuk pembuatan skripsinya. Skripsi yang disusun berjudul Penggunaan Media Realita Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Konsep Bangun Ruang Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon Banyudono Boyolali Tahun 2009/2010. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Ketaon Banyudono Kabupaten Boyolali melalui penggunaan media realita. Hasil penelitian dengan penggunakan pendekatan suku kata dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang. Peningkatan kemampuan belajar matematika konsep bangun ruang dapat dilihat dari hasil paparan data nilai kondisi awal rata-rata 60.00, Pada siklus I nilai ratarata 67,00, Pada Siklus ke II nilai rata-rata 74.00. Mengenal konsep bangun ruang menggunakan media realita. Dapat memecahkan permasalahan dengan mengulang konsep Bangun Ruang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
C. Kerangka Berpikir Dalam sebuah pembelajaran, banyak komponen yang terlibat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kendala yang dihadapi dalam mencapainya pun tidak sedikit. Siswa memiliki karakter dan latar belakang yang unik dan berbeda satu dengan lainnya, sementara guru harus mampu mengantarkan siswa menguasai konsep-konsep yang telah tercantum dalam standar isi. Rendahnya minat dan prestasi belajar siswa terhadap materi yang diberikan guru disebabkan kurang menariknya pembelajaran yang diciptakan guru, guru hanya menggunakan metode ceramah yang menjemukan lalu pemberian tugas setelah ceramah selesai. Dampaknya, prestasi belajar yang dicapai siswa di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah. Dampak yang lebih luas, kesulitan ini akan menghambat peningkatan mutu pendidikan yang diharapkan dalam mata pelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai. Hal tersebut merupakan masalah yang dihadapi guru. Masalah tersebut harus dicari jalan keluarnya. Salah satu jalan keluar yang dapat dilakukan guru adalah pembelajaran dengan penggunaan media realita. Untuk mencapai prestasi belajar yang diharapkan, maka membawa siswa pada suasana belajar yang menyenangkan adalah sebuah cara yang tepat. Dan penggunaan media realita memungkinkan siswa terbawa dalam suasana proses belajar mengajar yang menyenangkan. Pembelajaran akan berlangsung secara alamiah karena diskusi suatu kegiatan yang sesuai dengan karakteristik dan usia siswa. Guru bukan hanya menyampaikan materi yang berupa hapalan, tetapi mengatur sebuah strategi yang memungkinkan anak belajar. Dan penggunaan media relita diharapkan akan meningkatkan minat dan prestasi belajar mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
pelajaran matematika bagi siswa kelas I di SD Negeri Soka Mertoyudan Magelang.
Kondisi Awal
Guru belum menggunakan media realita
Tindakan (Action)
Guru mengefektifkan penggunaan media realita
Pemahaman siswa terhadap materi rendah, prestasi belajar rendah
Guru
melaksanakan
pembelajaran secara klasikal, dengan menggunakan media realita
Kondisi Akhir Siswa kreatif melaksanakan proses pembelajaran, sehingga prestasi belajar dan ketuntasan belajar meningkat sesuai dengan yang diharapkan.
Gambar 2 Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan Hipotesis penelitian ini adalah “Penggunaan Media Realita Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Mengenai Pengelompokan Berbagai Bangun Datar Sederhana Pada Siswa Kelas I Semester Genap SD Negeri Soka Tahun Pelajaran 2011/2012”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini akan dibahas jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, pengumpulan data dan instrumen, dan analisa data.
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas didefinisikan sebagai penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatan kualitas pembelajaran (Kasihani Kasbolah, 2001: 11). Penelitian ini direncanakan dengan 2 siklus dengan alur sebagai berikut:
Siklus berikutnya
Rencana Tindakan
Refleksi
Siklus 1
Rencana Tindakan
Pelaksanaan Tindakan
Refleksi
Siklus 2
Observasi
Observasi
Gambar 3 Alur Penelitian
32
Pelaksanaan Tindakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
B. Setting Penelitian Dalam subjek penelitian akan disajikan lokasi, waktu pelaksanaan, mata pelajaran, kelas, dan karakteristik siswa.
1.
Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Soka.
SD Negeri Soka berada di belakang pabrik Karoseri New Arrmada dan Armada Town Square (ARTOS) dusun Soka Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang.
2.
Subjek Penelitian Dalam subjek penelitian akan disajikan mata pelajaran, kelas, dan
karakteristik siswa.
a. Mata Pelajaran Perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada mata pelajaran matematika dengan materi bangun datar.
b. Kelas Sasaran penelitian adalah siswa kelas I
Sekolah Dasar Negeri Soka
Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Jumlah siswa kelas I adalah 17 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
34
Karakteristik Siswa Siswa kelas I SD Negeri Soka memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Penyebab perbedaan karakteristik siswa diantaranya adalah tingkat intlektual yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Di samping itu tingkat ekonomi dan perhatian orang tua juga mempengaruhi karakteristik siswa.
3. Objek Penenlitian Objek penenlitian ini adalah peningkatan prestasi belajar matematika mengenai pengelompokan berbagai bangun datar sederhana menggunakan media realita pada siswa kelas 1 SD Negeri Soka semester genap tahun pelajaran 2011/2012
4.
Waktu Pelaksanaan Waktu pembelajaran sesuai dengan jadwal pelajaran kelas I semester genap
tahun pelajaran 2011/2012 a)
Siklus I
:
Pertemuan 1 : 23 Mei 2012 Pertemuan 2 : 25 Mei 2012 b)
Siklus II
:
Pertemuan 1 : 28 Mei 2012 Pertemuan 2 : 31 Mei 2012 Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan bulan April 2012. Jadwal pelaksanaanya dapat dijelaskan pada tebel berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian BULAN DAN MINGGU NO
KEGIATAN
APRIL 1
1
Observasi
2
Proposal Penelitian
3
Menyusun Instrumen
4
Pelaksanaan Siklus I
5
Pelaksanaan Siklus I
6
Analisa data
2
3
MEI 4
1
2
3
JUNI 4
1
2
3
4
Penyusunan Laporan 8
Pengumpulan Data
C. Rencana Tindakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengan dua siklus,yaitu siklus I dan siklus II. Berikut diuraikan rencana pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dari siklus I dan siklus II.
1. Persiapan a. Minta izin kepada Kepala SD Negeri Soka Mertoyudan Magelang. Permintaan izin dimaksudkan agar kegiatan berjalan dengan lancar dan mendapat data yang sesuai. b. Mencari Data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Untuk mendapatkan data kondisi awal prestasi sesuai dan kendala yang dialami dalam materi belajar. Data diperoleh dari hasil nilai tes.
2. Rencana Tindakan Tiap Siklus a. Siklus I Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pada pertemuan 1 guru menjelaskan tentang materi awal, sedangkan pada pertemuan 2 guru menjelaskan tentang materi lanjutan dan mengadakan evaluasi.
Selama pembelajaran berlangsung, peneliti bersama teman sejawat
mengadakan pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disiapkan. Tindakan siklus
I rencana pembelajaran difokuskan pada tujuan
pembelajaran yaitu agar siswa dapat mengelompokan jenis-jenis bangun datar. Setelah memfokuskan rencana pembelajaran, peneliti merencanakan tindakan pembelajaran. Tindakan pembelajaran untuk siklus I, dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Dengan pengarahan peneliti, terhadap teman sejawat yang bertugas sebagai guru dalam pelaksanaan perbaikan, rencana dalam pelaksanaan tindakan akan realita.
Dengan
pembelajaran
menggunakan
realita
menggunakan
media
diharapkan
tujuan
pembelajaran yang dilakukan dapat tercapai. Berikut adalah langkah pembelajaran pada siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
1) Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah peneliti membuat persiapan untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama. Persiapan yang akan dibuat adalah berupa pembuatan Rencana Perbaikan Pembelajaran, pembentukan kelompok, mempersiapkan media yang akan digunakan, dan mempersiapkan instrumen penelitian. Instrumen yang dipersiapkan
dalam
kegiatan
tindakan
pada
pertemuan
1
antara
lain
mempersiapkan lembar observasi, lembar wawancara dengan siswa, dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Dalam pelaksanaan tindakan dilaksanakan dua pertemuan, yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. a) Pertemuan I Pertemuan pertama pada siklus I akan dilaksanakan berdasarkan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Kompetensi dasar yang harus dicapai dalam pertemuan pertama siklus I adalah siswa dapat mengelompokan bangun datar (persegi,segi tiga & lingkaran). Indikatornya adalah siswa dapat mengelompokan bangun datar (persegi,segi tiga & lingkaran) menurut bentuk. Tindakan yang akan dilakukan pada pertemuan 1 adalah : a)
Tahap awal kegiatan berlangsung selama 15 menit. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam yang kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa sebelum belajar, dan presensi siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
b) Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa secara klasikal. Berdasarkan jawaban dari siswa, guru memberitahukan materi yang akan dipelajari. c)
Guru memberikan penjelasan tentang materi pembelajaran bangun datar. Guru memberikan konsep awal tentang jenis-jenis bangun datar. Setelah dijelaskan kansep awal, guru kemudian mengaitkan antara benda-benda yang ada di dalam kelas dengan materi bangun datar.
d) Setelah penyajian materi proses pembelajaran dilaksanakan dengan pemberian tugas kelompok. Siswa diminta membentuk kelompok, dari 17 siswa dibagikan ke dalam 4 kelompok, yang berarti masing-masing kelompok terdiri dari 4 dan 5 anak. e)
Guru kemudian menjelaskan cara kerja tugas kelompok. Siswa diminta mengamati seluruh benda-benda yang terdapat di dalam kelas, selanjutnya siswa berdiskusi dengan teman satu kelompok untuk mengidentifikasi. Setelah diidentifikasi siswa ditugaskan untuk mengelompokan sesuai yang terdapat dalam lembar kerja.
f)
Guru mengamati kelompok siswa dan mengarahkan kelompok yang mengalami kesulitan dalam memahami tugas yang diberikan guru.
g) Kegiatan selanjutnya, siswa secara perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil kegiatannya h) Pada kegiatan penutup, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan LKS, guru juga memberikan tugas pekerjaan rumah. i)
Kemudian menutup pembelajaran pertemuan pertama pada siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
b) Pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pembelajaran pertemuan 2 siklus I merupakan lanjutan dari pelaksanaan tindakan dari pertemuan 1 siklus I. Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan seperti pada pelaksanaan pembelajaran pertemuan 1 siklus I. Materi pokok pembelajaran pada pertemuan kedua adalah
bangun datar, dengan kompetensi dasar siswa dapat
mengelompokan bangun data (persegi,segi tiga & lingkaran). Indikatornya adalah siswa dapat mengelompokan bangun datar (persegi,segi tiga & lingkaran) menurut bentuk. dengan tepat. Pada pertemuan kedua, kegiatan awal yang akan dilakukan oleh guru adalah bersama-sama membahas tugas yang telah diberikan sebelumnya. Selanjutnya siswa bersama guru menyiapkan media atau bahan pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan mengelompokan bangun datar menurut jenisnya melalui peragaan sederhana. Bangun datar yang dibahas di pertemuan 2 adalah persegi,segi tiga dan lingkaran. Media yang dibutuhkan antara lain benda-benda yang berbentuk persegi,segi tiga, dan lingkaran. Di samping itu guru juga memeriksa kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran. Pada kegiatan awal pembelajaran, guru akan menanyakan beberapa bentuk bangun datar yang mereka ketahui. Setelah siswa dapat mengklasifikasikannya kemudian guru menyampaikan bahwa yang dibahas pada pertemuan kali ini adalah membahas tentang mengelompokan bangun datar persegi,segi tiga dan lingkaran menurut jenisnya. Proses pembelajaran dilaksanakan masih menggunakan media realita. Guru menugaskan siswa duduk dalam kelompoknya dan membagikan Lembar Kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Siswa (LKS) kepada masing-masing kelompok. Selanjutnya guru membagikan media pembelajaran yang telah disiapkan ke masing-masing kelompok. Di bawah bimbingan guru siswa melakukan peragaan sesuai dengan panduan pada LKS. Berdasarkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dibagikan siswa diminta untuk melakukan kegiatan dan menemukan mengelompokan bangun datar persegi,segi tiga dan lingkaran yang terdapat di ruang kelas. Sambil berkeliling guru berusaha memotivasi dan memberi pengarahan kepada para siswa jika diperlukan. Setelah dirasa cukup waktunya, guru meminta siswa dari kelompok diskusi mereka untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Secara klasikal guru menanyakan kembali jenis-jenis bangun datar. Setelah itu guru memberikan penjelasan secara klasikal. Di akhir guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi bangun datar.
3) Pengamatan/ Observasi Siklus I Pengamatan dilakukan oleh peneliti. Yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan pertemuan pertama siklus I adalah mengamati proses pembelajaran yang sedang dilaksanakan seperti interaksi guru-siswa dan perilaku siswa selama di kelas. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pengamatan ketika guru mengajar dengan menggunakan pedoman pemantauan proses belajar yang disusun oleh peneliti. Rangkaian kegiatan pemantauan dalam penelitian ini menggunakan supervisi sebagai berikut: a)
Teman sejawat bertugas sebagai guru yang diamati, dan peneliti sebagai observer atau yang mengamati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
b) Sebelum dilakukan proses perbaikan pembelajaran, peneliti dan teman sejawat melakukan diskusi untuk menjajagi sejauh mana pemahaman guru tentang pembelajaran dengan menggunakan media realita dan mendiskusikan apa yang akan dilakukan. c)
Peneliti menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengamatan.
d) Hasil dari pengamatan digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus I.. Berikut adalah instrumen-instrumen yang digunakan dalam pengamatan perbaikan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel 2 Instrumen Pengamatan Terhadap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yang Dilakukan Oleh Guru N o
Tahap
Indikator/ Aspek yang Diamati
1.
Kegiatan Awal
2.
Kegiatan Inti
3.
Kegiatan Akhir
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat (appersepsi) 3. Memotivasi siswa tentang pentingnya bangun datar dalam kehidupan sehari-hari 4. Memberikan masalah yang akan dijadikan topik pembelajaran . 5. Menyiapkan media yang digunakan 6. Membentuk kelompok siswa 7. Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) 8. Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya dengan cara sendiri 9. Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah 10. Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara pengarahan untuk mempermudah jawaban 11. Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok 12. Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian 13. Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok presentasi 14. Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari 15. Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun pemahaman siswa 16. Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal 17. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 18. Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan siswa 19. Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa 20. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 21. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 22. Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa 23. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberika arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan 24. Memeriksa hasil latihan 25. Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa
Jumlah
Skor/Hasil Pengamatan 5 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Dalam instrumen di atas setiap indikator diberi skor, untuk indikator sangat baik diberi skor 5, indikator baik diberi skor 4, indikator cukup diberi skor 3, indikator kurang diberi skor 2, dan indikator sangat kurang diberi skor 1. Setelah instrumen diisi skor, selanjutnya semua skor dijumlahkah. Pedoman penilaian yang diperoleh dari jumlah skor, dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3 Rentang Nilai Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Media Realita yang Dilakukan Oleh Guru No
Rentang Skor
Kategori
1.
105 – 125
Sangat Baik
2.
85 – 104
Baik
3.
65 – 84
Cukup
4.
45 – 64
Kurang
5.
25 – 44
Sangat Kurang
Tabel 4 Instrumen Pengamatan Terhadap Kegiatan Belajar Siswa
No
Tahap
Indikator/Aspek Pengamatan
1.
Kegiatan Awal
2.
Kegiatan Inti
3.
Kegiatan Akhir
1. Bersemangat dalam belajar 2. Antusias dalam mengikuti pelajaran 3. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik 4. Merespon masalah yang diberikan 5. Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan 6. Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan 7. Diskusi antar kelompok secara klasikal 8. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 9. Menanggapi hasil diskusi kelompok lain 10. Menanyakan hal (materi) yang masih kurang paham 11. Mencatat rangkuman pembelajaran 12. Mengerjakan tugas akhir Jumlah
5
4
Skor 3 2
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Dalam instrumen di atas setiap indikator diberi skor, untuk indikator sangat baik diberi skor 5, indikator baik diberi skor 4, indikator cukup diberi skor 3, indikator kurang diberi skor 2, dan indikator sangat kurang diberi skor 1. Setelah instrumen diisi skor, selanjutnya skor dijumlahkan Pedoman penilaian yang diperoleh dari jumlah skor, dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 5 Rentang Skor Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Pelaksanaan Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Media Realita No
Rentang Skor
Kategori
1.
52 – 60
Sangat Baik
2.
42 – 51
Baik
3.
32 – 41
Cukup Baik
4.
22 – 31
Kurang Baik
5.
12 – 21
Sangat Kurang Baik
Selanjutnya pada pertemuan 2 terdapat instrumen untuk menilai hasil belajar siswa. Instrumen untuk skor hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa Nilai (x) 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jumlah
Frekuensi (F)/Jumlah Siswa
Hasil x.f
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
4) Refleksi Siklus I Refleksi merupakan kegiatan mengevaluasi proses dan hasil tindakan yang dilakukan oleh peneliti, terhadap guru dan siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan. Refleksi dalam penelitian tindakan adalah mengkaji apa yang telah dihasilkan atau yang belum tuntas dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Berdasarkan hasil refleksi, maka tindakan berikutnya dapat ditemukan. Refleksi yang akan dilakukan peneliti setelah proses tindakan pertemuan 1 siklus I berakhir adalah peneliti melakukan analisis dari instrumen yang telah diisi dan melakukan wawancara terhadap siswa (dilakukan di luar jam pelajaran). Hasil analisis digunakan untuk mengetahui seberapa besar antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan media realita. Akhir tindakan pertemuan 2 siklus 1, peneliti melakukan analisis dari hasil tes perbuatan, observasi dan wawancara. Di samping analisis data-data yang telah disebutkan, guru juga melakukan analisis dari hasil evaluasi siswa yang telah dilakukan di pertemuan 2 siklus I. Hasil analisis semua data dijadikan bahan acuan untuk melaksanakan tindakan pada siklus II. Refleksi dari siklus I secara keseluruhan adalah sebagai berikut. Kegiatan tindakan siklus I dikatakan berhasil jika memenuhi syarat sebagai berikut. 1) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru. 2) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain. 3) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari berani dan mampu untuk bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
4) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari setiap anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya. 5) Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan. 6) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar pengelompokan bangun datar, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) perorangan sama dengan 75 dan hasil belajar pengelompokan bangun datar siswa mencapai lebih atau sama dengan 82% dari seluruh siswa di kelas itu mendapat nilai 75 atau lebih.
b. Siklus II Siklus
II
merupakan
kegiatan
tindakan
yang
bertujuan
untuk
menyempurnakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang dilakukan di siklus I. Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan di siklus II pada dasarnya sama dengan langkah-langkah pada siklus I. Siklus II dalam kegiatan pembelajaranya juga terdiri dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2. 1) Perencanaan Tindakan Siklus II Pada tahap perencanaan siklus II, dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Perencanaan yang dilakukan sama dengan perencanaan siklus I ditambah perbaikan berdasarkan kekurangan yang ditemukan pada pertemuan 1 siklus I. Instrumen yang digunakan yaitu pengamatan terhadap kegiatan guru ketika melakukan perbaikan pembelajaran, pengamatan terhadap aktivitas siswa, dan wawancara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II a) Pertemuan 1 Pertemuan pertama pada siklus II materi yang disampaikan sama dengan pertemuan pertama pada siklus I.
Pelaksanaannya pun hampir sama dengan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti , dan tahap akhir. Yang membedakan dengan siklus I adalah untuk identifikasi benda-benda bangun datar (persegi,segi tiga & lingkaran) hanya di dalam kelas, tetapi secara lebih luas siswa diminta mengelompokan benda-benda bangun datar yang berada di luar kelas.
b) Pertemuan 2 (1)
Petemuan kedua pada siklus II meteri yang disampaikan sama dengan pertemuan kedua siklus I. Pelaksanaan tindakan sama dengan pelaksanaan pada pertemuan pertama yang terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap akhir. Berikut adalah rincian dari masing-masing tahap.
(2)
Untuk tahap awal kegiatan berlangsung selama 10 menit, dengan kegiatan guru
memotivasi
siswa
untuk
mempermudah
pencapaian
tujuan
pembelajaran. Guru memberikan pertenyaan kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan bangun datar. Pada pertemuan kedua difokuskan pada materi mengelompokan bangun datar segi tiga dan lingkaran. (3)
Pada kegiatan inti, guru menugaskan siswa untuk membawa benda-benda yang berkaitan dengan bangun datar seperti tutup toples, koin, bendera simaphore, dan benda-benda lain yang terkait dengan bangun datar persegi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
segi tiga dan lingkaran. Guru membagikan LKS seperti pertemuan II siklus I siswa dibagi 4 kelompok untuk mengadakan diskusi. (4)
Setelah kegiatan diskusi selesai, kemudian melaporkan atau memperagakan hasilnya ke depan kelas. Pada saat kelompok presentasi melaporkan hasil kerja kelompoknya, maka kelompok yang lain diminta untuk menanggapi atau memberi masukan/tanggapan terhadap hasil kerja kelompok tersebut.
(5)
Pada kegiatan penutup, siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang mereka pelajari dan menyebutkan hasil temuan. Kegiatan terakhir adalah guru memberikan evaluasi.
3) Pengamatan/Observasi Siklus II Pada bagian ini dibahas mengenai pengamatan, pengumpulan data, dan instrumen pertemuan pertama siklus II. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Instrumen yang digunakan pertemuan pertama siklus II seperti pada instrumen yang digunakan pada tindakan pertemuan pertamadan kedua siklus I. 4) Refleksi Siklus II Akhir tindakan pertemuan pertama siklus II dilakukan analisa dari pengamatan dan data yang diperoleh. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dijumpai guru pada saat kegiatan pembelajaran, perubahan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan seberapa besar peningkatan kemampuan dalam memahami jenis-jenis bangun datar yang dilakukan dengan menggunakan media realita pada kegiatan tindakan pertemuan pertama siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Akhir tindakan pertemuan kedua siklus II ini dilakukan analisis hasil tes perbuatan, pengamatan, wawancara. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dijumpai guru pada siklus II, perubahan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan seberapa besar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami materi bangun datar menggunakan media realita. Berdasarkan hasil analisis tersbut, diadakan refleksi yang meliputi (1) perubahan sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran bangun datar dengan menggunakan media realita, (2) peningkatan kemampuan memahami siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan (3) tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru selama mengajar. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus II pada siklus berikutnya. Refleksi dari siklus II secara keseluruhan adalah sebagai berikut. Kegiatan tindakan siklus II dikatakan berhasil jika memenuhi syarat sebagai berikut. 1) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari berani dan mampu menjawab pertanyaan dari guru. 2) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari berani menanggapi dan mengemukakan pendapat tentang jawaban siswa yang lain. 3) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari berani dan mampu untuk bertanya tentang materi pelajaran pada hari itu. 4) Siswa aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran yang terlihat dari setiap anggota kelompok aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya. 5) Penyelesaian tugas kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
6) Siswa mengalami peningkatan hasil belajar pengelompokan bangun datar, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) perorangan sama dengan 75 dan hasil belajar pengelompokan bangun datar siswa mencapai lebih atau sama dengan 82% dari seluruh siswa di kelas itu mendapat nilai 75 atau lebih. Jika dari refleksi siklus sudah memenuhi syarat maka siklus selanjutnya tidak dilakukans. Kelebihan-kelebihan dari refleksi siklus dapat dikembangkan pada pembelajaran yang sejenis pada kegiatan belajar-mengajar berikutnya.
D. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan satu peubah yaitu peningkatan prestasi belajar,. Prestasi belajar akan diukur dengan menggunkan tes. Tes yaitu suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dujawab secara sengaja dalam suatu yang distandarisasikan, dan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok. Biasanya yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah jenis tes prestasi belajar dan teks kemampuan belajar (Marsidjo, 1995:38-39). Tes pilihan ganda adalah bentuk penelitian yang terdiri atas suatu pernyataan atau pertanyaan dan sejumlah pilihan atau alternatif jawaban. Soal tes berjumlah 10 nomor dikerjakan pada setiap siklus. Dengan ketentuan: Skor 1: jika jawaban benar, Skor 0: jika jawaban salah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 7 Peubah dan Instrumen Penelitian
No 1
Peubah Prestasi belajar siswa
Indikator
Data
a) Rata-rata nilai Nilai tes
Pengumpulan Data Tes tertulis
ulangan
Instrumen Lembar tes/ulangan siswa
b) Presentase jumlah
siswa
yang mencapain KKM
Berikut adalah kisi-kisi soal dan juga rincian pemberian skor. Tabel 8 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Pada Siklus I N Standar o Kompetensi 1. 6. Mengenal bangun datar sederhana
Kompetensi Dasar
Indikator
6.2 Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
1. Menunjukkan bendabenda yang secara geometris berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran. 2. Menyebutkan bendabenda pada bangun datar yang berbetuk segi tiga, segi empat dan lingkaran 3. Mengelompokkan benda-benda yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran.
No Soal 1, 3
2,4,5, 6
7,8,9, 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Tabel 9 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II N Standar o Kompetensi 1 6. Mengenal . bangun datar sederhana
Kompetensi Dasar 6.2 Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
No Soal 4. Menyebutkan ciri-ciri 8,9,10 bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran. 1,2,3, 5. Menyebutkan jumlah 4 sisi pada bangun datar segi tga, segi empat dan lingkaran 5,6,7 6. Menyebutkan jumlah sudut pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran. Indikator
Tabel 10 Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II
No
Jenis Soal
Jumlah Soal
Skor Maksimal Tiap Soal
1
Tes Objektif
10
1
Jumlah
Jumlah Skor Maksimal 10 10
E. Validitas 1.
Validitas Validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengkur apa
yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Alat-alat pangujian dibidang pendidikan dan ilmu jiwa dirancang untuk menaksir beragam pengertian seperti prestasi belajar, kecerdasan, kreativitas, bakat, sikap, motivasi, dan sebagainya. Sedangkan Masidjo (2010:242) menyatakan validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mangukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes dikatakan valid dapat dilihat dari keadaan diinya dan setelah diperbandingkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
dengan suatu tes lain yang telah valid. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi untuk menyusun instrument yang berpedoman pada indicator dalam kisi-kisi instrument sesuai dengan materi, lalu dikonsultasikan dengan para ahli dan dosen pembimbing. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang didinginkan dan apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006:168). a.
Perangkat Pembelajaran Di bawah ini adalah hasil validasi instrumen RPP, LKS, dan bahan ajar.
Instrumen pembelajaran ini divalidasikan kepada 4 orang ahli yaitu Ahli Matematika, Kepala Sekolah dan 2 orang guru. Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran sebagai berikut. Tabel 11 Skor Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran
1
Perangkat Pembelajaran Silabus
2
RPP
3
LKS
4
Bahan Ajar
No
Expert Judgement
Hasil
Ahli Matematika Kepala Sekolah SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Rata-rata Ahli Matematika Kepala Sekolah SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Rata-rata Ahli Matematika Kepala Sekolah SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Rata-rata Ahli Matematika Kepala Sekolah SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Guru SD Negeri Soka Rata-rata
4,4 3,5 4,0 3,8 3,92 4,4 4,0 4,3 4,0 4,17 4,4 3,8 4,2 4,2 4,15 4,3 3,9 4,0 4,2 4,10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran No 1 2 3 4 5
Skor 4,6 – 5,5 3,6 – 4,5 2,6 – 3,5 1,6 – 2,5 0 – 1,5
Kriteria Sangat baik Baik Cukup Kurang baik Sangat kurang baik
Dari hasil skor penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran (silabus, RPP, LKS dan bahan ajar) di atas, diperoleh skor rata-rata Silabus adalah 3.92 dengan kriteria baik, skor rata-rata RPP adalah 4,17 dengan ktiteria baik, skor rata-rata LKS adalah 4,15 dengan kriteria baik, skor rata-rata bahan ajar adalah 4,10 dengan kriteria baik. Dari penghitungan di atas, diperoleh skor ratarata keseluruhan perangkat pembelajaran 4,08. Hasil skor penghitungan tersebut termasuk dalam kriteria baik, sehingga perangkat pembelajaran ini layak digunakan untuk pembelajaran.
F. Teknik Pengumpulan Data Peubah dalam penelitian ini yakni prestasi belajar. Untuk memperoleh data mengenai prestasi belajar digunakan teknik yaitu tes. Pada penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar pilihan ganda. Tes ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran di akhir setiap siklus. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa.
G. Teknik Analisa Data Teknik analisis yang digunakan peneliti untuk menganalisa data-data yang telah berhasil dikumpulkan yaitu teknik analisa data deskriptif (statistik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
deskriptif). Statistik deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya untuknya untuk melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Analisis data deskriptif dapat ditempuh dengan cara membandingkan data sebelum diberi tindakan dan sesudah diberi tindakan. Berikut kriteria keberhasilan yang diharapkan peneliti: Tabel 13 Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa
No 1
Peubah Prestasi Belajar
Indikator Rata-rata nilai siswa dalam mengerjakan soal ulangan Presentase jumlah siswa yang mencapai KKM (75)
Kriteria Keberhasilan Kondisi Akhir Akhir Awal Siklus 1 Siklus 2 56
70
75
33.33%
70%
75%
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. 1.
Cara mengitung peningkatan prestasi belajar Kognitif a) Penskoran Jawaban benar = 1 Jawaban salah = 0 b) Mengihtung jumlah skor tiap siswa c) Menghitung nilai setiap siswa dengan rumus Nilai Akhir = jumlah skor setiap siswa x 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
d) Menghitung nilai Rata-rata
Nilai rata-rata (N) =
e) Menghitung persentase siswa yang telah mencapai KKM, dengan rumus:
Persentase =
x 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian dan pembahasan. A. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Kondisi Awal Dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran, guru masih
tampak dominan dalam pembelajaran. Interaksi guru dan siswa selama berlangsung, tanya jawab aktifitasnya masih rendah. Penataan waktu yang dirancang guru sering tidak tepat, sehingga tiap-tiap langkah pembelajaran ada kevakuman sehingga menimbulkan suasana yang tidak kondusif. Sebagian besar siswa SD Negeri Soka kurang memahami pelajaran matematika terutama dalam pengelompokan bangun datar. Dalam pembelajaran, guru sering menggunakan metode ceramah. Padahal berdasarkan pengamatan model ceramah itu selain tidak efektif, juga mendatangkan kebosanan, apabila model ceramah yang dilakukan guru tidak menarik. Akibatnya lebih lanjut seringkali hasil belajar rendah, siswa kurang memperhatikan, motovasi kurang. Hal ini terlihat dari hasil pembelajaran matematika dengan pokok bahasan pengelompokan bangun datar melalui diagnosa awal hasil tes formatif hasilnya rendah. Berikut data hasil tes formatif dalam diagnosa awal.
57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Tabel 14 Data Hasil Tes Formatif Diagnosa Awal No
Nama
Nilai Sebelum perbaikan
1
ANC
50
Tidak tuntas
2
EW
60
Tidak tuntas
3
NA
70
Tidak tuntas
4
AW
70
Tidak tuntas
5
AGP
80
Tuntas
6
APP
80
Tuntas
7
HAF
30
Tidak tuntas
8
I CH Z
80
Tuntas
9
RGW
70
Tidak tuntas
10
RSM
80
Tuntas
11
TRR
30
Tidak tuntas
12
MKP
30
Tidak tuntas
Jumlah
Ketuntasan
730
Berdasarkan data perolehan nilai ulangan harian pada kondisi awal ternyata sangat rendah sekali. Rendahnya nilai tersebut setelah dibandingkan dengan nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75, terlihat jelas bahwa pembelajaran dapat dikategorikan tidak berhasil. Ketidakberhasilan dikarenakan nilai banyak yang belum tuntas. Ketuntasan pada pembelajaran pengelompokan bangun datar sebelum diadakan perbaikan masih tergolong rendah. Berarti dari 12 siswa yang telah mencapai ketuntasan hanya 4 siswa dan belum mencapai ketuntasan mencapai 8 siswa. Jika diprosentasekan nilai ketuntasan sebesar 33,33 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Tabel 15 Rentang Hasil Tes Kondisi Awal
2.
No
Rentang Nilai
Jumlah Siswa
Keterangan
1
96-100
-
Istimewa
2
81-95
-
Amat baik
3
66-80
7
Baik
4
51-65
1
Cukup
5
36-50
1
Kurang
6
….<35
3
Amat kurang
Jumlah
12
Deskripsi Per Siklus Peneliti mengembangkan rencana penelitian ini berupa penelitian tindakan
yang dilaksanakan di dalam kelas. Tahapan penelitian tindakan ini meliputi 2 siklus dengan setiap siklus dua kali pertemuan. Dalam setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. a.
Siklus I Pada siklus I akan dikemukakan hasil penelitan yang telah dilakukan
melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Siklus I terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2, yang pembelajarannya masing-masing dilakukan selama 2 x 35 menit.
1) Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan yang dilakukan pada tahap rencana tindakan ini adalah peneliti membuat persiapan untuk melaksanakan pembelajaran pada siklus I pertemuan pertama. Persiapan yang dibuat adalah berupa pembuatan rencana pembelajaran, dan mempersiapkan instrumen penelitian yang diperlukan antara lain;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
mempersiapkan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran , wawancara dengan siswa, Rencana Perbaikan Pembelajaran, dan lembar kerja siswa. Berikut data hasil perencanaan yang diperoleh dari pertemuan 1 siklus I. Tabel 16 Data Hasil Perencanaan Pertemuan 1 Siklus I NO
INSTRUMEN KEGIATAN
HASIL ADA
1.
Rencana Perbaikan Pembelajaran
√
2.
Lembar pengamatan untuk guru
√
3.
Lembar pengamatan untuk keaktifan siswa
√
4.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
√
5.
Lembar Tes Formatif
√
TIDAK
KET.
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I a) Pertemuan I Tindakan ini merupakan suatu rancangan pembelajaran pengelompokan menggunakan media realita, sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara baik. Langkah pertama guru memimpin doa, diteruskan mengisi daftar hadir siswa. Untuk memberi semangat belajar guru memberikan appersepsi. Appersepsi dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada pembelajaran pada materi yang lalu. Pembelajaran yang akan diajarkan memang berbeda dari pembelajaran harihari sebelumnya. Guru berdiri di depan kelas, menjelaskan jenis pembelajaran ceramah
kurang lebih 10 menit. Selanjutnya guru mendemonstrasikan
pengelompokan dengan media realita. Kemudian guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 1 siklus I terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki. Pada kerja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
kelompok siswa sudah ikut berpartisipasi dalam kelompoknya, tetapi belum banyak yang berani tunjuk jari untuk bertanya. Partisipasi yang dilakukan oleh seluruh siswa hanya mengisi Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam kerja kelompok ini, sebagian siswa masih terlihat bekerja sendiri. Hal tersebut disebabkan siswa belum terbiasa untuk ikut terlibat dalam pembelajaran berkelompok. Siswa telah terbiasa untuk diam dan menerima pembelajaran sepenuhnya dari guru. Kegiatan selanjutnya, siswa secara perwakilan kelompok diminta untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil kegiatannya. Pada kegiatan ini, terlihat siswa masih ragu-ragu untuk maju ke depan kelas untuk melakukan presentasi. Akhirnya guru menunjuk wakil dari salah satu kelompok untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Setelah selesai presentasi, kelompok yang lainpun masih terlihat ragu untuk maju mempresentasikan hasil kerjanya. Guru kemudian menunjuk satu per satu perwakilan kelompok untuk maju ke depan kelas mempresentasikan hasil kerja berikutnya. Di sini terlihat bahwa peran guru masih dominan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa yang mengajukan pertanyaan menanggapi hasil kerja kelompok lain juga baru sedikit yang terlibat. Pada kegiatan pembelajaran ini, diadakan tes formatif untuk diambil nilainya. Di akhir tindakan guru dan siswa tidak sempat menyimpulkan materi karena waktunya selesai. Dalam pembelajaran ini diamati oleh peneliti. Peneliti mengamati dan mencatat hasil pengamatannya ke dalam lembar pengamatan yang disediakan sebelumnya. Dalam pembelajaran ini didokumentasikan dengan menggunakan kamera untuk diambil gambarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
b) Pertemuan 2 Hasil pelaksanaan tindakan pertemua 2 siklus 1 yaitu di awal kegiatan guru sudah mulai terbiasa menggunakan media realita. Di samping itu guru sudah mulai memperhatikan seluruh kelompok kerja. Siswa sudah mulai tidak ragu dalam kerja kelompok. Terlihat sebagian besar siswa sudah melakukan kerja sama, mereka tidak lagi bersifat individualis. Akan tetapi, walaupun kelompoknya terdiri dari anak, masih 2 anggota kelompok saja yang benar-benar bekerja, yang lain hanya diam ataupun malah mengganggu temannya yang sedang bekerja atau kelompok lain juga. Dalam kegiatan ini terdapat juga beberapa siswa yang mulai berani bertanya ataupun memberikan ide maupun pendapatnya. Di akhir pembelajaran guru memberikan tes formatif.
3) Pengamatan/Observasi Siklus I Data hasil pengamatan pada pertemuan 1 siklus I dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap penampilan guru saat kegiatan pembelajran berlangsung dan pengamatan terhadap siswa ketika kegiatan pembelajaran. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh peneliti: a)
Pengamatan terhadap guru saat kegiatan pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan terhadap guru lakukan pada saat kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Berikut hasil pengamatan dari masing-masing kegiatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
(1) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal dilaksanakan pada kategori sudah cukup baik, karena guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa diberi kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali tentang konsep-konsep matematika. Guru telah melakukan kegiatan appersepsi dengan mengajukan pertanyaan untuk mengecek kemampuan prasyarat walaupun kurang maksimal. (2) Kegiatan Inti Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada tahap ini juga masih dalam kategori cukup. Guru dalam mendemonstrasikan media realita masih dalam kategori cukup. Dalam membagi kelompok, guru belum bisa memilih dan mengatur siswa antara yang pandai dengan yang kurang. Pada saat pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok guru banyak memberikan ceramah sehingga siswa merasa terganggu untuk menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS) yang telah dibagikan. Selama proses guru masih terlihat kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang mencerminkan kegiatan pembelajaran yang interaktif. Kemudian, dalam pengelolaan waktu pembelajaran kurang karena waktu tersita oleh penjelasan tambahan dari guru. (3) Kegiatan Penutup Pada bagian penutup belum sempat merangkum materi yang dipelajari secara keseluruhan karena terbatasnya waktu. Sehingga pada akhir kegiatan pembelajaran guru hanya memberikan tes lanjutan dan sedikit kesimpulan dan meminta mengumpulkan hasil pekerjaan siswa . Berikut ini hasil pengamatan terhadap kegiatan guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Tabel 17 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
BUTIR YANG DIANALISI Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat (appersepsi) Memotivasi siswa tentang pentingnya pengelompokan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari Mendemonstrasikan pembelajaran pengelompokan bangun datar dengan media realita Menyiapkan media yang digunakan Membentuk kelompok siswa Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya dengan cara sendiri Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara pengarahan untuk mempermudah jawaban Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok presentasi Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun pemahaman siswa Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan siswa Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Memerikasa hasil latihan Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa Jumlah
SKOR 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
Dari tabel diatas diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan 1 siklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
I diperoleh jumlah skor 69. Jika didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan, skor tersebut berada pada rentang skor 65 – 84, sehingga masuk kriteria cukup. i.
Keaktifan siswa Selama Proses Pembelajaran Berlangsung Pengamatan terhadap penampilan peserta didik dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada kegiatan awal pembelajaran siswa sudah terlihat sedikit antusias mengikuti pembelajaran dan menyiapkan perlengkapan pembelajaran. Selain itu siswa sudah bisa memperhatikan pernyataan guru tentang materi yang akan dipelajari. Pada tahap kegiatan inti, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok akan tetapi kerja sama yang terlihat belum secara menyeluruh. Dalam diskusi kelompok masih terlihat hanya separuh siswa saja yang aktif dalam melakukan kegiatan peragaan, sementara yang lain hanya membantu mengisi lembar kerja. Hal ini mungkin terjadi karena siswa kurang terbiasa bekerja secara berkelompok. Pada kegiatan penutup, siswa sudah bersedia berpartisipasi akan tetapi hanya
sebagian
kecil
misalkan
dalam
mengemukakan
gagasan
atau
menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari, hanya sebagian siswa yang berani berbicara atau mengemukakan pendapat tanpa harus disuruh. Oleh karena itu, pada kegiatan pembelajaran pertemuan pertama walaupun hasilnya sudah cukup akan tetapi belum memuaskan. Analisis data hasil pengamatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran pengelompokan menggunakan media realita dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Tabel 18 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aspek Yang dinilai Bersemangat dalam belajar Antusias dalam mengikuti pelajaran Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik Merespon masalah yang diberikan Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan Diskusi antar kelompok secara klasikal Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Menanggapi hasil diskusi kelompok lain Menanyakan hal (materi) yang masih kurang paham Mencatat rangkuman pembelajaran Mengerjakan tugas akhir Jumlah
Skor 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34
Berdasarkan data observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran pada tabel diatas, diperoleh jumlah skor 34. Dengan demikian didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan, skor tersebut berada pada rentang skor 32 – 41, sehingga masuk kriteria cukup baik. Data hasil pengamatan pada pertemuan 2 siklus I dilakukan seperti pada pertemuan 1 siklus I, yaitu pengamatan peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terhadap penampilan guru saat kegiatan pembelajaran berlangsung dan pengamatan terhadap keaktifan siswa ketika kegitan pembelajaran berlangsung. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh peneliti pada pertemuan 2 siklus I: 1) Penampilan guru ketika pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada Pertemuan 2 Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Hasil analisis pengamatan pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar dengan media realita pada pertemuan 2 dalam siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 19 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus I NO BUTIR YANG DIANALISI 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2 Mengecek pemahaman peserta tentang materi prasyarat (appersepsi) 3 Memotivasi siswa tentang pentingnya bangun datar dalam kehidupan sehari-hari 4 Mendemonstrasikan pembelajaran pengelompokan bangun datar dengan media realita 5 Menyiapkan media yang digunakan 6 Membentuk kelompok siswa 7 Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) 8 Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya dengan cara sendiri 9 Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah 10 Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara pengarahan untuk mempermudah jawaban 11 Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok 12 Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian 13 Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok presentasi 14 Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari 15 Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun pemahaman siswa 16 Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal 17 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 18 Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan siswa 19 Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa 20 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif 21 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan 22 Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa 23 Melaksanakan tindak lanjut dengan memberika arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan 24 Memerikasa hasil latihan 25 Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa Jumlah
SKOR 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Pada tabel di atas diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan kedua siklus I diperoleh skor 84. Jika didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan, skor tersebut berada pada rentang skor 85 – 104, sehingga masuk kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan pembelajaran bangun datar efektif diterapkan. b) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita. Pengamatan terhadap penampilan siswa dilakukan untuk menilai aspek keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita. Dari hasil pengamatan diperoleh data bahwa pada kegiatan awal pembelajaran siswa sedikitnya sudah terlihat mulai aktif untuk menyiapkan berbagai perlengkapan pembelajaran dimana siswa tanpa ada instruksi dari guru untuk mengambil posisi tempat duduk dan duduk dalam kelompoknya masing-masing. Terlihat juga ada sebagian siswa yang konsentrasi mendengarkan penjelasan dan petunjuk dari guru. Pada tahap kegiatan ini, siswa menyelesaikan masalah dalam kelompok sudah nampak beberapa anggota dalam kelompok aktif menyelesaikan tugasnya tetapi masih ada siswa yang cenderung menyelesaikannya sendiri-sendiri. Dalam diskusi kelompok, hanya sebagian siswa saja yang aktif melakukan kegiatan atau peragaan, sementara siswa yang lain hanya melihatnya saja tetapi nampak bahwa mereka sudah mulai menanyakan hal yang tidak paham kepada guru walaupun kelihatannya sangat kaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Pada kegiatan penutup, siswa belum terlihat dalam berpartisipasi misalkan mengemukakan gagasan yang perlu atau menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari, siswa masih belum begitu berani berbicara walaupun ada juga siswa lain yang bisa. Skor yang diperoleh untuk keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 20 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aspek Yang dinilai Bersemangat dalam belajar Antusias dalam mengikuti pelajaran Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik Merespon masalah yang diberikan Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan Diskusi antar kelompok secara klasikal Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Menanggapi hasil diskusi kelompok lain Menanyakan hal (materi) yang masih kurang paham Mencatat rangkuman pembelajaran Mengerjakan tugas akhir Jumlah
Skor 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 45
Berdasarkan data hasil pengamatan pembelajaran pada tabel diatas, diperoleh jumlah skor 45. Dari jumlah skor hasil pengamatan berarti bahwa taraf keberhasilan
siswa
dalam
pembelajaran
pengelompokan
bangun
datar
menggunakan media realita berada pada rentang 42 – 51, yaitu termasuk dalam kategori baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan perbaikan pembelajaran pengelompokan bangun datar
70
yang
dilakukan oleh guru menggunakan media realita pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 21 Hasil Rekap Pengamatan Terhadap Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita pada Siklus I No 1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
No. Butir yang Dianalisis Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat (appersepsi) Memotivasi siswa tentang pentingnya pengelompokan bangun datar dalam kehidupan sehari-hari Mendemonstrasikan pengelompokan bangun datar dengan media realita Menyiapkan media yang digunakan Membentuk kelompok siswa Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya dengan cara sendiri Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara pengarahan untuk mempermudah jawaban Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok presentasi Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun pemahaman siswa Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan siswa Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi
Rata-rata
Jm l
RataRata
P1
P2
3
3
6
3
3
4
7
3,5
2
3
5
2,5
3
3
6
3
3 2 3
3 4 4
6 6 7
3 2,5 3
2
4
6
3,5
2
3
5
2,5
3
4
7
3,5
2
3
5
2,5
3
3
6
3
3
4
7
3,5
3
4
7
3,5
3
2
5
2,5
2
4
6
3
3
3
6
3
3
3
6
3
3
4
7
3,5
3
3
6
3
3
3
6
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
23
24 25
waktu yang direncanakan Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberika arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Memerikas hasil latihan Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa Jumlah
71
3
3
5
2,5
3
4
7
3,5
3
4
7
3,5
3
3
6
3
69
84
153
77
Berdasakan tabel analisis di atas diperoleh fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada siklus I diperoleh skor rata-rata 77, berarti taraf keberhasilan kegiatan guru berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan angka tersebut berada pada interval atau rentang skor 65– 84, sehingga masuk dalam kriteria cukup. Berikut ini dipaparkan hasil pengamatan terhadap keterlibatan siswa dalam pembelajaran dari dua kali pertemuan pada siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Tabel 22 Hasil Rekap Pengamatan terhadap Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pada Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Indikator/Aspek Pengamatan Bersemangat dalam belajar Antusias dalam mengikuti pelajaran Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik Merespon masalah yang diberikan Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan Diskusi antar kelompok secara klasikal Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Menanggapi hasil diskusi kelompok lain
11
Menanyakan hal (materi) yang masih kurang paham Mencatat rangkuman pembelajaran
12
Mengerjakan tugas akhir
10
Jumlah
Skor P1 P2 2 4 2 4
6 6
RataRata 3 3
Jml
3
3
6
3
3
4
7
3,5
3
4
7
3,5
3
4
7
3,5
3 3
3 4
6 7
3 3,5
3
4
7
3,5
3
3
6
3
3
4
7
3,5
3
4
7
3,5
33
45
79
39,5
Berdasarkan data tabel analisis pengamatan terhadap keterlibatan siswa diperoleh bahwa jumlah skor siklus I adalah 39,5. Jika didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan, skor tersebut berada pada rentang skor 32 – 41, sehingga masuk kriteria cukup baik. Dari data di atas menunjukkan bahwa keterlibatan atau partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada siklus I masih dalam kategori cukup baik. Dengan kategori yang keterlibatan siswa cukup baik, di samping keterlibatan siswa dalam pembelajaran cukup baik hasil tes siswapun meningkat. Selain diadakan pengamatan
dalam pembelajaran
dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran pengelompokan bangun datar pada pertemuan 2 siklus I diadakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
tes formatif. Dari hasil tes formatif diketahui nilai yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 23 Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama EH MRP AA AAN ARD DAR EA EN IG MAK NA RAM RS SAR TN AFA EH Jumlah Rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Ketuntasan
Nilai 70 80 80 80 70 90 40 40 80 70 40 60 70 90 60 90 90 1200 71 40 90 47,05 %
Ketuntasan Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas
8
Berdasarkan data hasil tes formatif pertemuan 2 siklus I diperoleh nilai yang masih rendah. Dengan nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75 sehingga terlihat jelas bahwa pembelajaran dapat dikategorikan belum berhasil., karena masih ditemui nilai yang dibawah KKM. Ketidakberhasilan dikarenakan nilai banyak yang belum tuntas. Ketuntasan pada pembelajaran pengelompokan bangun datar diadakan sesudah diadakan perbaikan juga masih tergolong rendah. Dari 17 siswa yang telah mencapai ketuntasan hanya 8 siswa. Jika diprosentasikan hanya 47,05 % dari nilai ketuntasan. Data hasil tes formatif pertemuan 2 siklus I dapat di rekap sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Tabel 24 Hasil Rekap Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus I RentangNilai (x)
Frekuensi (f)
Hasil x.f
10
-
-
20
-
-
30
-
-
40
3
120
50
-
-
60
3
180
70
3
210
80
4
320
90
4
360
100
-
-
Jumlah
17
1200
Perhitungan : Nilai Tertinggi
: 90
Nilai Terendah
: 40
Nilai Rata-rata
:
Siswa yang tuntas
: 8 anak
= 71
Siswa yang tidak tuntas : 9 anak Ketuntasan belajar
:
= 47,05 %
Berdasarkan tabel diatas bahwa pada nilai ketuntasan dari kondisi awal 33,33% , maka peneliti membuat rancangan perbaikan pembelajaran lagi pada pertemuan 2 siklus I yang ternyata mengalami peningkatan nilai menjadi 47,05 %, jadi nilai ketuntasan ada peningkatan sebesar 13,75%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
4) Refleksi Siklus I Dari hasil refleksi pada pertemuan I terjadi beberapa permasalahan. Permasalahannya ketika kegiatan tindakan berasal dari guru maupun siswa. Permasalahan dari guru yang dirasa menghambat pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar dengan media realita yaitu, a) guru belum mampu secara maksimal untuk mengatur waktu, dan dalam pembagian kelompok mengangkat kursi dan meja membutuhkan waktu lebih, b) guru belum maksimal dalam mendemonstrasikan pengelompokan bangun datar dengan media realita, dan guru masih terlihat dominan dalam menyampaikan informasi, c) guru kurang merata dalam melakukan bimbingan terhadap siswa, d) guru kurang memberikan motivasi terhadap siswa untuk aktif bertanya dan menyampaikan pendapat, e) guru masih kesulitan dalam melakukan penilaian. Sedangkan hambatan yang dialami siswa, antara lain (1) siswa belum terbiasa dengan penerapan pembelajaran dengan media realita,, (2) siswa kurang terbiasa bekerja secara berkelompok, (3) siswa masih belum termotivasi untuk melakukan presentasi, (4) siswa kurang efektif dalam memaksimalkan waktu. Untuk mengatasi masalah di atas, guru harus aktif dalam mendorong dan memotivasi siswa untuk bertanya maupun mengemukakan gagasannya dengan cara memberikan pujian atau pemberian nilai tersendiri bagi yang mampu bertanya. Guru juga harus cepat tanggap terhadap permasalahan yang dialami siswa. Bila ada siswa yang bertanya terhadap materi yang masih kurang dipahami maka guru berkewajiban menerangkannya secara mendetail sampai siswa tersebut benar-benar paham.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Pada pertemuan 2 juga masih ada beberapa permasalahan yang sedikit menghambat
pelaksanaan
pembelajaran
pengelompokan
bangun
datar
menggunakan media realita, yaitu pada tahap inti pembelajaran terlihat guru memberikan motivasi dan mendampingi siswa pada pelaksanaan kerja kelompok hanya pada siswa tertentu saja, jadi tidak semua kelompok mendapatkan motivasi dari guru. Sementara hambatan yang dialami pada tahap awal pembelajaran, siswa masih terlihat belum begitu siap mengikuti pembelajaran karena siswa masih duduk tak beraturan sehingga pada waktu siswa diminta duduk di dalam kelompoknya barulah mereka mengatur tempat duduk sehingga hal ini menyita waktu lebih banyak dan sedikit terganggu dalam pengalokasian waktu pembelajaran. Dalam pelaksanaan diskusi mereka terlihat belum nampak kerjasama yang baik terhadap sesama anggota kelompok, juga belum termotivasi sepenuhnya untuk melakukan presentasi. Untuk mengatasi masalah ini, guru harus lebih meningkatkan pemberian motivasi kepada siswa agar berani melakukan presentasi dengan cara memberikan nilai tambahan bagi siswa dan kelompok yang melakukan presentasi dengan baik dan benar. Guru juga perlu menciptakan suasana bertanya yang betul-betul bertujuan menggali informasi dengan cara memberikan penekanan kepada siswa bahwa kegiatan bertanya itu adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pembelajaran tindakan siklus I dilaksanakan dengan memberikan tindakan melalui penggunaan media realita. Hasil refleksi pada siklus I diperoleh data sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1) Pelaksanaan
pembelajaran
belum
berjalan
sesuai
dengan
77
rencana
pembelajaran yang disusun. 2) Dalam memberi bantuan diskusi kelompok, guru masih kelihatan kurang aktif dan kurang merata. Hal tersebut disebabkan belum terbiasanya melakukan pembelajaran dengan media realita. 3) Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru perlu meningkatkan cara memotivasi siswa dalam mengeluarkan pendapat. 4) Hasil pengamatan tentang keterlibatan siswa selama proses pembelajaran perlu ditingkatkan karena belum semua aktif. 5) Pembelajaran pada siklus I memerlukan waktu yang lebih dari waktu yang telah direncanakan karena banyak terpakai untuk pengaturan kelompok. 6) Pelaksanaan pembelajaran belum optimal, karena sebagian besar siswa belum terbiasa menggunakan alat peraga dan teknik sederhana dalam pembelajaran. 7) Hasil tes menunjukkan bahwa nilai tes rata-rata siswa sudah dalam keadaan tuntas akan tetapi belum bisa dikatakan sangat memuaskan. 8) Hasil wawancara terhadap siswa menunjukkan bahwa mereka dapat memahami materi pengelompokan bangun datar karena pembelajarannya dilaksanakan dengan melakukan peragaan atau aktivitas-aktivitas.
b. Siklus II Data hasil kegiatan perbaikan pembelajaran pada sikus II mengacu pada kegiatan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan 1 dan pertemuan 2 siklus I. Hal-hal yang dipaparkan pada siklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
II adalah pertemuan 1 siklus II, pertemuan 2 siklus II, hasil pengamatan siklus II, refleksi siklus II.
1.
Perencanaan Tindakan Siklus II Persiapan yang dilakukan pada pertemuan 1 siklus II ini yaitu,
mempersiapkan
lembar
pengamatan
pelaksanaan
pembelajaran,
lembar
wawancara, Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa. Data hasil perencanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan 1 siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 25 Data Hasil Perencanaan Tindakan Pertemuan 1 Siklus II HASIL NO
INSTRUMEN KEGIATAN
KET. ADA
2.
1.
Rencana Perbaikan Pembelajaran
√
2.
Lembar pengamatan untuk guru
√
3.
Lembar pengamatan untuk keaktifan siswa
√
4.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
√
5.
Lembar Tes Formatif
√
TIDAK
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a) Pertemuan 1 Pertemuan 1 pada siklus II ini, terlihat siswa sudah lebih fokus dalam proses pembelajaran. Siswa sudah tidak asing dengan penggunaan media yang terdapat di dalam kelas. Dalam kerja kelompok jumlah siswa yang bekerja dalam kelompok bertambah dan bahkan bisa dikatakan hampir merata, jumlah siswa yang bertanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
maupun yang mengajukan ide bertambah pula jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Hal ini menimbulkan kesan bahwa siswa sudah bisa beradaptasi dan terbiasa melakukan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita dan siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang konkrit.
b) Pertemuan 2 (1) Hasil pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada guru pada awal kegiatan sudah mampu mengarahkan siswa ke materi yang akan dipelajari. Siswa antusias dalam menjawab pertanyaan awal yang disampaikan oleh guru. Di samping itu dalam pembentukan kelompok siswa sudah bisa langsung menempatkan diri. (2) Kegiatan inti, terlihat hampir seluruh siswa sudah mencoba memberanikan diri untuk melaporkan hasil kerjanya walaupun masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini membuktikan bahwa dengan kegiatan kerja tim dalam kelompok membuat siswa termotivasi untuk bekerja sama dan saling mengkomunikasikan terhadap hal-hal yang masih kurang bisa dipahami. (3) Pada kegiatan penutup, terlihat bahwa siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan materi yang mereka pelajari dan antusias menyebutkan hasil temuan mereka walaupun belum semuanya aktif. Kegiatan evaluasi siswa mengerjakan lebih teliti dari pada evaluasi pada siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
80
Pengamatan/Observasi Siklus II Pada bagian ini dibahas mengenai pengumpulan data dan analisis data hasil
pengamatan pada pertemuan 1 siklus II. Pengamatan dilakukan terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan dapat dilaporkan sebagai berikut: a.
Penampilan guru berdasarkan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan pertama siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 26 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus II NO BUTIR YANG DIANALISIS 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2 Mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat (appersepsi) 3 Memotivasi siswa tentang pentingnya bangun datar dalam kehidupan sehari-hari 4 Mendemonstrasikan perklaian dengan media realita 5 Menyiapkan media yang digunakan 6 Membentuk kelompok siswa 7 Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) 8 Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya dengan cara sendiri 9 Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah 10 Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara pengarahan untuk mempermudah jawaban 11 Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok 12 Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian 13 Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok presentasi 14 Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari 15 Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun pemahaman siswa 16 Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal 17 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 18 Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan siswa 19 Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa 20 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
SKOR 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberika arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Memerikasa hasil latihan Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa Jumlah
22 23 24 25
81
4 4 4 4 4 93
Pada tabel di atas diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar dengan media realita pertemuan pertama siklus II diperoleh skor rata-rata 93. Jika berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan, skor tersebut berada pada rentang skor 85 – 104, sehingga masuk kriteria baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan pertama siklus II diterapkan secara efektif. b.
Keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita diperoleh data pada table sebagai berikut. Tabel 27 Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aspek yang Dinilai Bersemangat dalam belajar Antusias dalam mengikuti pelajaran Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik Merespon masalah yang diberikan Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan Diskusi antar kelompok secara klasikal Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Menanggapi hasil diskusi kelompok lain Menanyakan hal (materi) yang masih kurang paham Mencatat rangkuman pembelajaran Mengerjakan tugas akhir Jumlah
Skor 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 47
Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran pada tabel, diperoleh jumlah skor 47. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
jumlah skor tersebut berada pada rentang 42 – 51, yang berarti bahwa taraf keberhasilan partisipsi siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media media realita termasuk kategori baik. Data hasil pengamatan pada pertemuan 2 siklus II dilakukan seperti pada pertemuan 2 siklus I, yaitu pengamatan peneliti terhadap guru dan siswa selama proses pembelajaran. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh peneliti pada pertemuan 2 siklus II: a.
Analisis penampilan guru pada proses pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada pertemuan 2 siklus II dapat dilihat dalam table berikut.
Tabel 28 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
SKOR BUTIR YANG DIANALISIS Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4 Mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat (appersepsi) 4 Memotivasi siswa tentang pentingnya bangun datar dalam kehidupan 4 sehari-hari Mendemonstrasikan pengelompokan bangun datar dengan media 5 realita Menyiapkan media yang digunakan 5 Membentuk kelompok siswa 5 Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) 5 Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya 5 dengan cara sendiri Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah 4 Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara 4 pengarahan untuk mempermudah jawaban Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok 4 Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian 3 Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok 4 presentasi Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari 4 Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun 4 pemahaman siswa Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal 4 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya 4 Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19 20 21 22 23 24 25
siswa Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberika arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Memerikasa hasil latihan Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa Jumlah
83
4 5 4 5 4 5 4 106
Pada tabel di atas diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pertemuan 2 siklus II diperoleh skor 110. Jika berdasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan, jumlah skor tersebut berada pada rentang skor 105 – 125. Sehingga masuk kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan 2 siklus II menggunakan media realita diterapkan sesuai harapan. b. Analisis Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran pengelompokan bangun datar 6-10 menggunakan media realita dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Tabel 29 Hasil Pengamatan Keterlibatan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Aspek yang Dianalisis Bersemangat dalam belajar Antusias dalam mengikuti pelajaran Menjawab pertanyaan yang diajukan guru dengan berani dan baik Merespon masalah yang diberikan Menggunakan sarana dan prasaran yang diperlukan Bekerja dalam kelompok, dan aktif mendiskusikan masalah yang diberikan Diskusi antar kelompok secara klasikal Mempresentasikan hasil diskusi kelompok Menanggapi hasil diskusi kelompok lain Menanyakan hal (materi) yang masih kurang paham Mencatat rangkuman pembelajaran Mengerjakan tugas akhir Jumlah
Skor 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 54
Berdasarkan data pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran pada tabel diatas, diperoleh jumlah skor 54. Hasil jumlah skor tersebut berada pada rentang 52 – 60, yang berarti bahwa taraf keberhasilan partisipsi siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar 610 menggunakan menggunakan media realita termasuk kategori sangat baik. Kegiatan perbaikan pembelajaran pengelompokan bangun datar
yang
dilakukan oleh guru menggunakan media realita pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Tabel 30 Hasil Rekap Pengamatan Pelaksanaan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Siklus II
NO
BUTIR YANG DIANALISIS
1
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai Mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat (appersepsi) Memotivasi siswa tentang pentingnya bangun datar dalam kehidupan sehari-hari Mendemonstrasikan pengelompokan bangun datar dengan media realita Mempersiapkan media yang digunakan Membentuk kelompok siswa Membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) Memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah dalam kelompoknya dengan cara sendiri Memberi waktu untuk menyelesaikan masalah Memberi bantuan kepada kelompok yang memerlukan dengan cara pengarahan untuk mempermudah jawaban Memotivasi siswa untuk aktif dalam kelompok Meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian Meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi kelompok presentasi Membimbing siswa untuk menemukan konsep materi yang dipelajari Memberikan pertanyaan yang menantang guna membangun pemahaman siswa Mengarahkan siswa untuk menemukan matematika formal Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya Merespon terhadap hambatan yang ditemui serta melihat kemajuan siswa Memberi komentar atas ide/gagasan yang ditemui siswa Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Melakukan refleksi atau merangkum/menyimpulkan dengan melibatkan siswa
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
SKOR P1 P2
JML
RATA RATA
4
4
8
4
4
4
8
4
4
4
7
3,5
4
5
9
4,5
4 3 4
5 5 5
9 8 10
4,5 4 5
4
5
10
5
4
4
8
4
4
4
8
4
4
4
8
4
3
3
8
4
4
4
8
4
3
4
6
3
3
4
7
3,5
3
4
8
4
3
4
7
3,5
4
4
8
4
4
4
8
4
4
5
9
4,5
4
4
8
4
4
5
9
4,5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Melaksanakan tindak lanjut dengan memberika arahan atau kegiatan atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Memerikasa hasil latihan Memberikan penilaian sekaligus penghargaan terhadap hasil kerja siswa Jumlah
24 25
86
4
4
9
4,5
4
5
9
4,5
4
4
8
4
93
106
207
103,5
Berdasakan tabel analisis di atas diperoleh fakta bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II diperoleh skor 103,5, berarti taraf keberhasilan kegiatan guru berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan angka tersebut berada pada interval atau rentang skor 105 – 125, sehingga masuk dalam kriteria sangat baik. Sedangkan untuk keaktifan siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 31 Analisis Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media realita Pada Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Skor P1 P2 Bersemangat dalam belajar 4 4 Antusias dalam mengikuti pelajaran 4 5 Menjawab pertanyaan yang diajukan guru 4 5 dengan berani dan baik Merespon masalah yang diberikan 4 4 Menggunakan sarana dan prasaran yang 4 5 diperlukan Bekerja dalam kelompok, dan aktif 4 5 mendiskusikan masalah yang diberikan Diskusi antar kelompok secara klasikal 4 5 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 4 4 Menanggapi hasil diskusi kelompok lain 4 5 Menanyakan hal (materi) yang masih kurang 3 5 paham Mencatat rangkuman pembelajaran 4 5 Mengerjakan tugas akhir 4 4 Jumlah 47 54 Indikator/Aspek Pengamatan
8 9 9
RataRata 4 4,5 4,5
8 9
4 4,5
9
4,5
9 9 9 8
4,5 4,5 4,5 4
9 8 101
4,5 4 50,5
Jumlah
Berdasarkan data tabel di atas, analisis observasi terhadap keterlibatan siswa diperoleh bahwa jumlah skor siklus II adalah 50,5. Hasil skor tersebut berada pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
rentang 52 – 60, yang berarti bahwa taraf keberhasilan partisipsi siswa dalam pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita termasuk kategori sangat baik, hal ini didukung juga oleh hasil tes akhir tindakan dan wawancara terhadap siswa berkaitan dengan proses pembelajaran. Dan berdasarkan penilaian hasil tes formatif pada pertemuan 2 siklus II diperoleh dan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 32 Hasil Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama EH MRP AA AAN ARD DAR EA EN IG MAK NA RAM RS SAR TN AFA EH Jumlah Rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Ketuntasan
Nilai 90 90 100 100 90 100 60 70 100 90 70 80 90 100 80 100 100 1510 88,82 70 100 82,35%
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Ttuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
14
Data hasil tes formatif pertemuan 2 siklus I dapat direkap sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Tabel 33 Hasil Rekap Tes Formatif Pertemuan 2 Siklus II RentangNilai (x)
Frekuensi (f)
Hasil x.f
10
-
-
20
-
-
30
-
-
40
-
-
50
-
-
60
1
60
70
2
140
80
2
160
90
5
450
100
7
700
Jumlah
17
1510
Perhitungan : Nilai Tertinggi
: 100
Nilai Terendah
: 60
Nilai Rata-rata
:
Siswa yang tuntas
: 14 anak
= 88,82
Siswa yang idak tuntas : 3 anak Ketuntasan belajar
:
x 100% = 82,35%
4) Refleksi Hasil refleksi kegiatan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita sudah lebih baik dari pada pertemuan 1 siklus I. Walaupun sudah dikategorikan baik, namun ada permasalahan yang masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
menghambat pada pertemuan 1 siklus II yaitu, diskusi kelas masih berjalan dengan berdasar instruksi guru, dimana guru meminta perwakilan dari kelompok lain untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan atas hasil kerja kelompok lain, atau bisa dikatakan belum berdasarkan keinginan sendiri, dan pertanyaan yang diberikan juga masih terkesan konfirmasi, belum bertujuan menggali pemahaman konsep. Demikian juga hambatan yang dialami oleh siswa, yaitu pertama, sebagian siswa masih ada yang bekerja sendiri. Kedua, siswa juga masih belum termotivasi untuk melakukan presentasi dan ketiga, siswa masih mengalami kesulitan untuk bertanya siswa belum berani mengemukakan pendapat. Setelah tindakan dilakukan pada pertemuan 2 siklus II ini, proses pembelajaran pengelompokan bangun datar dengan media realita sudah berkategori sangat baik. Tetap masih ada sedikit hambatan yang ditemui, yakni untuk alokasi waktu yang masih belum efektif dan dalam kegiatan diskusi siswa belum secara keseluruhan tujuan tercapai. Pembelajaran tindakan siklus II dilaksanakan dengan memberikan tindakan melalui penggunaan media yang terdapat di sekitar lingkungan siswa. Hasil refleksi siklus II adalah sebagai berikut : b.
Peragaan perbaikan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana yang disusun.
c.
Siswa sudah hampir keseluruhan terampil melakukan peragaan hasil diskusi.
d.
Penggunaan media realita telah menunjukkan hasil yang memuaskan.
e.
Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru sudah mampu meningkatkan cara memotivasi siswa dalam mengeluarkan pendapat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
f.
90
keterlibatan siswa selama proses pembelajaran sudah tergolong sangat baik, walaupun belum secara keseluruhan siswa berpastisipasi secara aktif.
g.
Hasil belajar siswa yang diukur melalui tes akhir tindakan menunjukkan peningkatan dengan rata-rata nilai yang memuaskan.
B. Pembahasan Hasil peningkatan prestasi belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 34 Hasil Peningkatan Prestasi Belajar No 1
Peubah
Indikator
Prestasi
Rata-rata
belajar
nilai tes
siswa
formatif
Kondisi
Siklus I
awal
Target Capaian
Siklus II Target
Capaian
56
70
71
75
88,82
33,33%
70%
47,05%
75%
82,35%
Persentase jumlah siswa yang mencapai KKM (75)
Sedangkan perolehan hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Tabel 35 Rekapitulasi Hasil Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa EH MRP AA AAN ARD DAR EA EN IG MAK NA RAM RS SAR TN AFA EH Nilai rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Persentase yang memenuhi KKM
Kondisi Awal
56
23,52
Siklus I
Siklus II
Keterangann
70 80 80 80 70 90 40 40 80 70 40 60 70 90 60 90 90 71 40 90
90 90 100 100 90 100 60 70 100 90 70 80 90 100 80 100 100 88,82 70 100
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tidak tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
47,05%
82,35%
Berdasarkan hasil tes akhir tindakan pada siklus I, diperoleh rata-rata kelas sebesar 70, nilai tertinggi adalah 90, nilai terendahnya adalah 40, dan persentase siswa di atas KKM adalah 47,05 %. Perolehan tersebut baru dikategorikan cukup. Pada siklus II hasil tes formatif menunjukkan peningkatan, yaitu perolehan ratarata kelas sebesar 88,82. Ada siswa yang mendapat nilai tertinggi yaitu mendapat nilai 100 ada 7 anak, tetapi masih ada siswa yang nilainya di bawah KKM yaitu 60 hanya 1 anak, peningkatan tersebut sangat terlihat dari yang tadinya berkategori cukup menjadi memuaskan. Dengan hasil tersebut maka tujuan dari penelitian tindakan kelas yang selain untuk meningkatkan kemampuan memahami pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada siswa kelas I SD Negeri Soka Mertoyudan sudah tercapai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
Pelaksanaan pembelajaran pengelompokan bangun datar menggunakan media realita pada siklus I telah meningkatkan keefektifan guru dalam mengajar, meningkatan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam belajar dan meningkatan pemahaman siswa dalam memahami pengelompokan bangun datar pada siswa kelas I SD Negeri Soka Mertoyudan. Akan tetapi karena peserta didik belum terbiasa menggunakan media realita pembelajaran tersebut, maka menyebabkan proses pembelajaran menggunakan media realita pada siklus I diperoleh jumlah skor 79 dengan rata-rata 39,5 dan hanya dapat digolongkan ke dalam kriteria cukup baik. Pada siklus II menunjukkan proses belajar yang meningkat. Hal ini ditunjukkan siswa sudah sangat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan rata-rata sebagian besar siswa sudah terlihat berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Peningkatan yang lain adalah siswa sudah mulai berani menanggapi dan memberi komentar terhadap hasil kerja kelompok lain. Pada siklus II, indikator peningkatan keterlibatan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah diperolehnya jumlah skor 101 dengan rata-rata 50,5 dan digolongkan dalam kriteria sangat baik. Kemampuan memahami siswa dapat dilihat melalui hasil tes akhir tindakan yang diberikan. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas melalui dua siklus dan empat kali pertemuan (siklus I, dua kali pertemuan, dan siklus II, dua kali pertemuan), terlihat peningkatan yang signifikan terhadap hasil tes siswa. Maka peneliti mengakhiri penelitian tindakan kelas ini pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media
realita dapat meningkatkan prestasi belajar matematika mengenai pengelompokan berbagai bangun datar sederhana pada siswa kelas I semester 2 SD Negeri Soka tahun pelajaran 2011/2012. Hal itu terlihat dengan adanya peningkatan nilai ratarata kelas pada kondisi awal sebesar 56, siklus I meningkat menjadi 71 dan mencapai 89 pada siklus II. Sedangkan untuk ketuntasan belajar siswa menurut standar KKM (75), pada tes awal 23,52 % meningkat pada siklus I menjadi 47,05 %, dan pada siklus II menjadi 82,35 %.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, peneliti menyarankan sebagai berikut: 1) Bagi guru kelas I SD Negeri Soka Mertoyudan, agar lebih memahami dan mendesain menggunakan
kegiatan
pembelajaran
pengelompokan
bangun
datar
media realita yang lebih inovatif lagi, dan berusaha
mengimplementasikannya dalam pembelajaran geometri di kelas dengan baik agar tujuan dari proses belajar mengajar dapat tercapai, dan dapat meningkatkan pemahaman siswa dan kualitas hasil belajar. Oleh karena itu perlu dikembangkan terus inovasi pembelajaran matematika melalui penelitian tindakan kelas untuk selanjutnya.
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
2) Bagi sekolah, menyiapkan sarana prasarana yang diutuhkan dalam proses pembelajaran. 3) Bagi peneliti lain melakukan penelitian serupa dengan lebih baik lagi. 4) Bagi Program Studi PGSD memberi kesempatan pada guru lain yang belun memenuhi program sarjana.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
DAFTAR PUSTAKA
Andrian, Dennis. 2009. Artikel Psikologi Perkembangan. Teori Gestalt.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Cetakan Ke Tiga
Daryanto. 2011. Media Pembelajaran. Bandung: Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Djamarah, Syaiful Bahri, Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta.
Hamzah, 2006.
Teori Belajar Konstruktivisme. Jurnal
Pendidikan dan
Kebudayaan No. 40, Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang Depdiknas.
Hudojo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. P2LPTK. Jakarta: Dirjen Dikti.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi PAIKEM dari Behawioristtik Sampai Konstruktivistik: Sebuah pengmbangan pembelajaran berbasis CTL. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Karim, Muchtar Abdul dkk. 2008. Pendidikan Matematika 2. Jakarta: Univertas Terbuka.
Karso,dkk. 2008. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Krismanto, Al. 2003. Beberapa Teknik, Model, dan Strategi Dalam Pembalajaran Matematika. Yogyakarta: Departeman Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dana Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) Matematika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Moeharti. 1986. Sistem-sistem Geometri. Jakarta: Karunika.
Muhsetyo, Gatot. 2007. Pembelajaran matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Ruseffendi. 1985. Pengajaran Matematika Modern. Bandung: Tarsito.
Shadily, Hasan. 1983. Ensiklopedia Indonesia. Jakarta: Ikhtisar Baru.
Suharjana, Agus. 2008. Pengenalan Bangun Datar dan Sifat-Sifatnya di SD. Yogyakarta: PPPTK Matematika
Suherman, Erman.Et.Al. 2001. Common Text Book Strategi Pembelajaran Matematika Komtemporer. Bandung: jika-upi.
Susanta. B. 1995. Kumpulan Bahan Pendalaman Materi Matematika Untuk Widyaiswara. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Waluyo Adi. 2000. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1
Nama Sekolah
: SD Negeri Soka
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: I/2
Alokas Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari/tanggal
: Rabu, 23 Mei 2012
I.
Standar Kompetensi 6. Mengenal bangun datar sederhana
II. Kompetensi Dasar 6.2 Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
III. Indikator 1. Menunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran. 2. Menyebutkan benda-benda bangun datar yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran. 3. Mengelompokan benda-benda yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran.
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segitiga, segi empat, dan lingkaran.
2.
Siswa dapat menyebutkan benda-benda bangun datar yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran.
3.
Mengelompokan benda-benda yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
V. Materi Pembelajaran Mengenal bangun datar
VI. Metode PembelajaranLangkah-langkah Pembelajaran Ceramah Diskusi Tanya jawab Demonstrasi Pemberian tugas
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Awal ( 10 menit ) -
Mengucapkan salam, berdoa bersama dan dilanjutkan absensi siswa.
-
Mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga.
-
Appersepsi Misal : Guru menanyakan nama bangun benda yang ada di ruang kelas.
-
Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis atau membaca.
-
Mengumpulkan tugas / PR.
b. Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi - Siswa memperhatikan model gambar macam-macam bangun datar sederhana. - Menunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segitiga, segi empat dan lingkaran. - Mengelompokkan benda-benda yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran.
Elaborasi - Mengamati model yang termasuk bangun datar. - Mengenal bangun datar yang bukan segitiga, segi empat dan lingkaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
- Mengelompokkan benda-benda yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran. Konfirmasi - Guru dan siswa bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum
diketahui. - Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, member penguatan. -
Guru dan siswa menyimpukan materi.
c. Kegiatan Penutup (10 menit ) -
Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan materi.
-
Mengerjakan LK
-
Pemberian tugas PR
VIII.
Alat dan Sumber 1. Alat Peraga -
Jam dinding
-
Gantungan baju
-
Penggaris segitiga
-
Kaleng susu
-
Kardus kapur tulis
2. Buku Sumber -
Buku Paket “BSE” Matematika Kelas 1, hal 7 – 10
-
Buku paket Matematika yang lain yang relevan.
IX. Penilaian - Penilaian dilaksanakan selama dalam proses pembelajaran dan sesudah pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menunjukkan benda
yang
geometris
Penilaian Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Instrumen benda- - Tes Lisan
Pilihan
- Tunjukkan benda-
secara - Tes Tulis
Ganda
benda yang secara
berbentuk
geometris segi
segitiga, segi empat,
empat dan
dan lingkaran.
lingkaran
2. Menyebutkan benda-
- Sebutkan benda-
benda pada bangun
benda pada bangun
datar yang berbentuk
datar yang
segi tiga, segi empat
berbentuk segi
dan lingkaran.
tiga, segi empat, lingkaran.
3. Mengelompokkan
No 1.
- Kelompokkan
benda-benda yang
benda-benda yang
berbentuk segi tiga,
berbentuk segi
segi empat dan
tiga, segi empat
lingkaran.
dan lingkaran.
Kisi-kisi soal Standar Kompetensi 6. Mengenal bangun datar sederhana
Kompetensi Dasar Mengelompok kan bangun datar menurut bentuknya
Indikator 7. Menunjukkan benda-benda yang secara geometris berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran. 8. Menyebutkan benda-benda pada bangun datar yang berbetuk segi tiga, segi empat dan lingkaran 9. Mengelompokkan bendabenda yang berbentuk segi tiga, segi empat dan lingkaran.
1, 3
2,4,5, 6
7,8,9, 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Lembar Penilaian No
Nama
Perfomence
Siswa
Kerjasama Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Catatan: -
Nilai = (Jumlah Skor : Jumlah Skor max ) x 100 %
Mengetahui,
Soka, 23 Mei 2012
Kepala SD Negeri Soka
Mahasisiwa
Suwardi, S.Pd.SD
Eti Suhaeti
NIP 19561127 197802 1 003
NIM 101132011
Nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan I Siklus I
Mata Pelajaran
: Matematika
Standar Kompetensi : Mengenal unsure-unsur bangun datar sederhana Kompetensi Dasar
: Mengelompokkan bangun datar
Kelas/Semester
: II / 2
Petunjuk -
Amatilah benda-benda yang terdapat di dalam kelas.
-
Kelompokkan benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang dalam lembar kerja. LAPORAN HASIL KERJA KELOMPOK No
Nama Benda
Nama Kelompok
:
Ketua Kelompok
:
Anggota Kelompok
:
Jenis Bangun Datar Persegi
Persegi Panjang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan I Siklus I
Mata Pelajaran
: Matematika
Standar Kompetensi : Mengenal unsure-unsur bangun datar sederhana Kompetensi Dasar
: Mengelompokkan bangun datar
Kelas/Semester
: II / 2
Petunjuk -
Amatilah benda-benda yang terdapat di dalam kelas.
-
Kelompokkan benda yang berbentuk persegi dan persegi panjang dalam lembar kerja. LAPORAN HASIL KERJA KELOMPOK No
Nama Benda
Nama Kelompok
:
Ketua Kelompok
:
Anggota Kelompok
:
Jenis Bangun Datar Segi Tiga
Lingkaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4
SOAL EVALUASI Siklus 1
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang ( x ) pada huruf a, b, atau c!
1.
Bangun yang berbentuk segi empat , yaitu.... a.
b.
2.
c.
Permukaan jam dinding disamping berbentuk .... a.
a. Lingkaran b. Segi empat c. Segitiga
3. C
B
A
Bangun Yang berbentuk segitiga adalah..... a. 4.
A
b. B
Benda yang mempunyai permukaan lingkaran adalah .... a. Buku
5.
c. C
b. Penggaris
c. Uang logam
Permukaan nangun disamping berbentuk .... a.
Segitiga
b. Segi empat
c. Lingkaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. A
B
C
Urutan bangun disamping dari yang terkecil adalah.... a. B , C , A 7.
b. Segi empat
c. Lingkaran
Benda yang permukaannya menyerupai segitiga adalah .... a. Kue donat
9.
c. A , B, C
Permukaan kaleng susu berbentuk .... a. Segitiga
8.
b. C , B , A
b. Ketupat
c. Gantungan baju
Permukaan buku gambar berbentuk .... a. Segi empat
b. Lingkaran
c. Segitiga
10. Benda berikut yang memiliki permukaan berbentuk lingkaran .... a. Almari
b. Roda mobil
c. Sapu tangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN Siklus 1
1.
C
2.
A
3.
A
4.
C
5.
B
6.
B
7.
C
8.
C
9.
A
10. B
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Nama Sekolah
: SD Negeri Soka
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: I/2
Alokas Waktu
: 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )
Hari/tanggal
: Selasa, 28 Mei 2012
I.
Standar Kompetensi 6. Mengenal bangun datar sederhana
II. Kompetensi Dasar 6.2 Mengelompokkan bangun datar menurut bentuknya
III. Indikator 1. Menyebutkan ciri-ciri bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran 2. Menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran. 3. Menyebutkan banyak sudut pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran.
IV. Tujuan Pembelajaran 1.
Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran
2.
Siswa dapat menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran.
3.
Siswa dapat menyebutkan banyak sudut pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
V. Materi Pembelajaran Mengenal bangun datar
VI. Metode PembelajaranLangkah-langkah Pembelajaran Ceramah Diskusi Tanya jawab Demonstrasi Pemberian tugas
VII. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Awal ( 10 menit ) -
Mengucapkan salam, berdoa bersama dan dilanjutkan absensi siswa.
-
Mempersiapkan materi ajar, model, dan alat peraga.
-
Appersepsi Misal : Guru menanyakan nama bangun benda yang ada di ruang kelas.
-
Memperingatkan cara duduk yang baik ketika menulis atau membaca.
-
Mengumpulkan tugas / PR.
b. Kegiatan Inti ( 50 menit ) Eksplorasi - Siswa memperhatikan model gambar macam-macam bangun datar sederhana. - Menyebutkan ciri-ciri bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran. - Menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran - Menyebutkan jumlah sudut pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Elaborasi - Siswa menyebutkan ciri-ciri bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran. - Siswa mencari contoh dua benda yang permukaannya termasuk bangun datar segitiga, segi empat dan lingkaran yang ada di lingkungan siswa sekitar dan menyebutkan jumlah sisi dari setiap bangun. Konfirmasi - Guru dan siswa bertanya jawab tentang
hal-hal yang belum
diketahui. -
Guru dan siswa menyimpukan materi.
c. Kegiatan Penutup (10 menit ) -
Dengan bimbingan guru siswa membuat kesimpulan materi.
-
Mengerjakan LK
-
Pemberian tugas PR
VIII.
Alat dan Sumber 3. Alat Peraga -
Jam dindimg
-
Gantungan baju
-
Penggaris segitiga
-
Kaleng susu
-
Kardus kapur tulis
4. Buku Sumber -
Buku Paket “BSE” Matematika Kelas 1, hal 7 – 10
-
Buku paket Matematika yang lain yang relevan.
IX. Penilaian - Penilaian dilaksanakan selama dalam proses pembelajaran dan sesudah pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Teknik
Bentuk
Contoh Instrumen
Imstrumen
4. Menyebutkan ciri-ciri
- Tes
Pilihan
bangun datar yang
Lisan
Ganda
berbentuk segi tiga,
- Tes
berbentuk segi
segi empat dan
Tulis
tiga, segi empat
lingkaran
- Sebutkan ciri-ciri bangun datar yang
dan lingkaran.
5. Menyebutkan jumlah
- Sebutkan jumlah
sisi pada bangun datar
sisi pada bangun
segi tiga, segi empat
datar segi tiga, segi
dan lingkaran
empat dan lingkaran.
6. Menyebutkan jumlah
- Sebutkan jumlah
sudut pada bangun
sudut pada bangun
datar segi tiga, segi
datar segi tiga, segi
empat dan lingkaran
empat dan lingkaran.
No 1.
Kisi-kisi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 6. Mengenal Mengelompok bangun datar kan bangun sederhana datar menurut bentuknya
Indikator 10. Menyebutkan ciri-ciri bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran. 11. Menyebutkan jumlah sisi pada bangun datar segi tga, segi empat dan lingkaran 12. Menyebutkan jumlah sudut pada bangun datar segi tiga, segi empat dan lingkaran.
1, 3
2,4,5,6
7,8,9,10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
-
Lembar Penilaian No
Nama
Perfomence
Siswa
Kerjasama Partisipasi
Produk
Jumlah Skor
Catatan: -
Nilai = (Jumlah Skor : Jumlah Skor max ) x 100 %
Mengetahui,
Soka, 28 Mei 2012
Kepala SD Negeri Soka
Mahasiswa
Suwardi, S.Pd.SD
Eti Suhaeti
NIP 19561127 197802 1 003
NIM 101132011
Nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 Siklus II
Mata Pelajaran
: Matematika
Standar Kompetensi
: Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana
Kompetensi Dasar
: Mengelompokkan bangun datar
Kelas/ Semester
: II / 2
Petunjuk -
Amatilah benda-benda yang terdapat di lingkungan sekolah.
-
Kelompokkan benda yang berbentuk segi tiga dan lingkaran dalam lembar kerja. LAPORAN HASIL KERJA KELOMPOK Nama Benda Ciri-ciri
No 1
Segi Tiga
2
Segi Empat
3
Lingkaran
Nama Kelompok
:
Ketua Kelompok
:
Anggota Kelompok
:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 Siklus II Mata Pelajaran
: Matematika
Standar Kompetensi
: Mengenal unsur-unsur bangun datar sederhana
Kompetensi Dasar
: Mengelompokkan bangun datar
Kelas/ Semester
: II / 2
Petunjuk -
Amatilah benda-benda yang terdapat di lingkungan sekolah.
-
Kelompokkan benda yang berbentuk segi tiga dan lingkaran dalam lembar kerja. LAPORAN HASIL KERJA KELOMPOK No
Nama Benda
1
Segi Tiga
2
Segi Empat
3
Lingkaran
Nama Kelompok
:
Ketua Kelompok
:
Anggota Kelompok
:
Jumlah Sisi
Jumlah Sudut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9
SOAL EVALUASI Siklus II
Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang ( x ) pada huruf a, b, atau c!
1.
Bangun di samping memiliki ... sisi. a. 1
b. 2
c. 3
2. Bangun segi empat memiliki … sisi a. 4
b. 3
c. 2
3.
Bangun di atas memiliki .... sisi a. 0
b. 1
c. 2
4.
Bangun yang berwarma hitam memiliki .... sisi a. 2 5.
b. 3
Permukaan bangun disamping memiliki .... sudut a.3
6.
b. 4
c. 5
Permukaan almari memiliki .... sudut a. 3
7.
c. 4
b. 4
c. 5
Bangun di samping memiliki … sudut a.2
b. 3
c.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
Memiliki 4 sudut dan 4 sisi adalah ciri bangun…. a. Segi empat
9.
b. segi tiga
c. lingkaran
Memiliki 3 sudut dan 3 sisi adalah cirri bangun .... a. Segi empat
b. segi tiga
c. lingkaran
10. Memiliki 1 sisi dan tidak memiliki sudut adalah ciri bangun … a. Segi empat
b. segi tiga
c. lingkaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN Siklus II
1. C 2. A 3. B 4. C 5. A 6. B 7. C 8. A 9. B 10. C
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11
Foto Kegiatan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus I
Foto Kegiatan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Foto Kegiatan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 1 Siklus II
Foto Kegiatan Pembelajaran Pengelompokan Bangun Datar Menggunakan Media Realita Pertemuan 2 Siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SEKOLAH DASAR NEGERI SOKA KECAMATAN MERTOYUDAN Alamat : Soka Mertoyudan Magelang 56172
SURAT KETERANGAN Nomor : 421.2 / 97 / 20.10.3.SD / 2012 Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Suwardi, S.Pd.SD.
NIP
: 19561127 197802 1 003
Pangkat,Gol/Ruang
: Pembina, IV/a
Jabatan
: Kepala Sekolah
Unit Kerja
: SD Negeri Soka
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa di bawah ini: Nama
: Eti Suhaeti
NIM
: 101132011
Prodi
: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan
: Ilmu Pendidikan
Fakultas
: Keguruan dan Ilmu pendidikan
Universitas
: Universitas Sanata Dharma
Telah melakukan penelitian di SD Negeri Soka dalam rangka menyelesaikan tugas akhir skripsi, pada tanggal 23 Mei sampai 31 Mei 2012. Skripsi tersebut berjudul: “PENINGKATAN
PRESTASI
PENGELOMPOKAN
BELAJAR
BERBAGAI
MATEMATIKA
BANGUN
DATAR
MENGENAI SEDERHANA
MENGGUNAKAN MEDIA REALITA PADA SISWA KELAS I SEMESTER GENAP SD NEGERI SOKA TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. Demikian surat keterangan ini dibuat, agar dapat digunakan sebagaimana mestinya. Magelang, 20 Juni 2012 Kepala SD Negeri Soka
Suwardi, S.Pd. SD. NIP 19561127 197802 1 003