PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Brigita Wahyu Aprianingsih NIM: 111134065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan tulus karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menjadi sumber doa dan kekuatan bagiku. Orang tua saya yang tercinta, Almarhum Romanus Waryadi dan M.M. Kerisih yang selalu memberikan dukungan baik dengan doa, semangat, dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Kakak yang tercinta, Martinus Dwi Handoko dan Albertus Setyo Nugroho yang selalu memberikan dukungan, perhatian, dan semangat. Vincentius
Yudi
Kristiantoyang
selalu
sabar
menemaniku,menghiburku, serta memberikan motivasi, semangat dan perhatiannya selama pengerjaan skripsi ini. Geng Koplak yang selalu kompak dan asyik, Sundosari Pratiwi, Anna Ventalensi, Angela Cory Dian Pertiwi, dan Yustinus Cahyadi Tresnantyo yang selalu jadi tempat ternyaman dan terbaik dalam suka dan dukaku. Teman-teman Prodi PGSD angkatan 2011, khususnya kelas F yang selalu memberikan dukungan terbaik, hiburan, dukungan, kehangatan layaknya keluarga, dan kalian luar biasa. Segenap warga SD Negeri Sarikarya. iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Jangan menunda suatu pekerjaan, jika kau yakin dan bisa untuk dikerjakan” (Penulis : 2015)
“Belajarlah tanggung jawab berawal dari dirimu sendiri” (Penulis : 2015)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Agustus 2015 Penulis,
Brigita Wahyu Aprianingsih
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYAILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Brigita Wahyu Aprianingsih NIM
: 111134065
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015” Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu persetujuan dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, Pada tanggal: 20 Agustus 2015 Yang menyatakan,
Brigita Wahyu Aprianingsih
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATA PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Brigita Wahyu Aprianingsih Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui (1) penggunaan metode Quantum Learning untukmeningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS; (2) peningkatan motivasi belajar dengan menggunakanmetode Quantum Learningsiswa kelas V semester II SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015; dan (3) peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakanmetode Quantum Learning siswa kelas V semester II SD N Sarikarya tahun ajaran 2014/2015; Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Subjek penelitian ini adalah siswa kelasV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 34 siswa.Objek penelitian ini adalah peningkatan motivasidan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar wawancara, lembar kuesioner motivasi, dan tes.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatkan motivasidan prestasi belajar IPS dengan menggunakan metode Quantum Learningadalah dengan menggunakan musik, poster dan mind map (LKS); (2) penggunaan metode Quantum Learningdapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan motivasi sebesar 45% pada siklus I meningkat menjadi 80,5% kemudian pada siklus II meningkat menjadi 97%);(3) penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal rata-rata nilai ulangan siswa sebesar 62,5 dengan persentase pencapaian KKM sebesar 42,8%, pada siklus I menjadi 69,7dengan persentase pencapaian KKM 83%, kemudian pada siklus II menjadi 75,85 dengan persentase pencapaian KKM 100%;
Kata kunci: Motivasi, Prestasi Belajar, MetodeQuantum Learning.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT INCREASING STUDENTS’ MOTIVATION AND LEARNING ACHIEVEMENT IN SOCIAL COURSE THROUGH QUANTUM LEARNING METHOD FOR FIFTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI SARIKAYA SCHOOL YEAR 2014/2015
Brigita Wahyu Aprianingsih Sanata Dharma University 2015 The background of this research was because of fifth grade students of SD Negeri Sarikaya lack of motivation and learning achievements. The aims of this research were to know (1) the use of quantum learning method to increased students’ motivation and learning achievement in learn social course; (2)increased students’ motivation through quantum learning method for fifth grade students of SD Negeri Sarikaya semester II, school year 2014/2015; and (3) increased students’ learning achievement through quantum learning method for fifth grade students of SD Negeri Sarikaya semester II, school year 2014/2015. This research was a class action research (PTK). The subjects of this research were fifth grade students of SD Negeri Sarikaya school year 2014/2015 which consists of 34 students. The object of this research is to increase students’ motivation and learning achievement in learning social subject. Instruments which are used in this research were interview protocol, sheet of motivation questionnaire, and post-test. Data analysis techniques of this research were quantitative and qualitative descriptive analysis. The result of this research indicates that: (1) increased of students’ motivation and learning achievement in learning social subject using quantum learning methodwere used music, posters, and mind map; (2) the use quantum learning method can increase students’ learning achievement. The successfulness of the used of quantum learning method can be seen from the students’ average score before the research which was 62.5 with KKM achievement percentage which was 42.8%, then increased to 69.7 with KKM achievement percentage which was 83% in the first cycle, and 75.85 with KKM achievement percentage which was 100% in the second cycle. (3)The use of quantum learning method can increased students’ motivation in learning social subject. It can be seen from the percentage of the students who can achieve motivation achievement criteria which was 45% in the beginning, which increased up to 80.5% in the cycle I, and then increase up to 97% in the cycle II. Key words: Motivation, Learning Achievement, Quantum Learning Method.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dengan judul“Peningkatan Prestasi Belajar dan Motivasi Dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Quantum pada Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015” Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2.
Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4.
Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Eny Winarti, S.Pd., M.Hum., Ph.D. selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing, mendampingi, dan memotivasi peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.
6.
Laurensia Aptik Evanjeli,S.Psi.,M.A. selaku dosen penguji yang telah menguji skripsi yang ditulis peneliti.
7.
Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama menempuh kuliah.
8.
Jaka Triyana, S.Pd. SD. selaku Kepala SD Negeri Sarikarya yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti.
9.
Danang Harya Saputra, S.Pd.selaku guru kelas VSD Negeri Sarikarya yang telah membantu peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini.
10.
Orang tua saya yang tercinta, Almarhum Romanus Waryadi dan M.M. Kerisih serta kakak terbaik Martinus Dwi Handoko dan kakak Albertus Setyo Nugroho yang selalu memberikan dukungan baik dengan doa, semangat, dan materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
11.
Kekasih
tersayang
Vincentius
Yudi
Kristiantoyang
selalu
sabar
menemaniku,menghiburku, serta memberikan motivasi, semangat dan perhatiannya selama pengerjaan skripsi ini, serta yang rela mengorbankan waktunya demi kelancaran skripsi ini. 12.
Sahabatkutersayang Sundosari Pratiwi, Anna Ventalensi, Angela Cory Dian Pertiwi, dan Yustinus Cahyadi Tresnantyo.Sahabat terbaik Codhot, Abil,
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Danang, Trondol, Om Marsel, Amah, Yoyok, Felix, Odil, Guseng, Cipos, Mba Tyas, Choki, Siskul (adik) yang selalu memberikan dukungan. 13.
Saudara tersayang Edot yang sudah memberikan ketenangan dalam pengerjaan skripsi terimakasih speakernya dan Lindut yang selalu memberikan semangat serta mabeskosum (Fica, Ocha, Mba Dian, Vivin, Mba Awang) yang selalu memberikan motivasi terbaik.
14.
Teman-teman PGSD angkatan 2011 khususnya kelas F, berjuang dalam suka dan duka bersama menempuh pendidikan di PGSD.
15.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian, terimakasih untuk semuanya. Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena
itu, peneliti berharap saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju kesempurnaan karya ini.Semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Yogyakarta, 20 Agustus 2015 Penulis,
Brigita Wahyu Aprianingsih
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................
vii
ABSTRAK ...................................................................................................
viii
ABSTRACT ...................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xviii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….
1
A. B. C. D. E. F.
Latar Belakang ................................................................................. Pembatasan Masalah ........................................................................ Rumusan Masalah ............................................................................ Tujuan Penelitian ............................................................................. Manfaat Penelitian ........................................................................... Batasan Pengertian ...........................................................................
2 8 8 9 9 10
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………..
12
A. Kajian Teori ..................................................................................... 1. Metode Pembelajaran Quantum………………………………. a. Pengertian Quantum Learning ............................................. b. Langkah-Langkah dalam Metode Quantum Learning ......... c. Manfaat Metode Quantum Learning ................................... d. Kerangka Perencanaan Metode Quantum Learning ............
12 12 12 14 20 21
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman 2. Motivasi .................................................................................... 24 a. Pengertian Motivasi ................................................................ 24 b. Pengertian Motivasi Belajar .................................................... 25 c. Jenis-Jenis Motivasi Belajar .................................................... 25 3. Prestasi Belajar ............................................................................ 26 4. Prestasi Belajar IPS ..................................................................... 28 B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 29 C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 31 D. Hipotesis Tindakan .......................................................................... 33 BAB III METODOLOGIPENELITIAN…………………………………. 34 A. Jenis Penelitian................................................................................. B. Setting Penelitian ............................................................................. 1. Tempat Penelitian ........................................................................ 2. Subjek Penelitian ......................................................................... 3. Objek Penelitian .......................................................................... 4. Waktu Penelitian ......................................................................... C. Rencana Tindakan ............................................................................ 1. Persiapan ...................................................................................... 2. Rencana Setiap Siklus .................................................................. D. Indikator Keberhasilan ..................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... F. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... G. Teknik Analisis Data ........................................................................ H. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran ................................. I. Jadwal Penelitian .............................................................................
34 37 37 38 38 38 38 38 39 43 45 47 55 58 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………………..
78
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 1. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas ............................. 2. Hasil Penelitian............................................................................ B. Pembahasan ......................................................................................
78 78 96 109
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN……………. 142 A. Kesimpulan ...................................................................................... B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... C. Saran ................................................................................................
xiv
142 145 147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
149
LAMPIRAN .................................................................................................
152
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.....................................................................
272
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel III.1
Halaman Indikator Keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar............ 44
Tabel III.2
Pedoman Wawancara untuk Guru ..........................................
46
TabelIII.3
Instrumen Pengumpulan Data.................................................
47
Tabel III.4
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi ..................................................
49
Tabel III.5
Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I .....................................
50
Tabel III.6
Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II ....................................
51
Tabel III.7
Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus I ............................................
52
Tabel III.8
Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus II ...........................................
54
Tabel III.9
Kriteria Motivasi Belajar ........................................................
56
Tabel III.10 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar .....................
59
Tabel III.11 Instrumen Motivasi Belajar Setelah Validasi .........................
60
Tabel III.12 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Setelah Validasi .......................
62
Tabel III.13 Hasil Validasi Silabus Siklus I dan II oleh Ahli .....................
65
Tabel III.14 Hasil Validasi RPP Siklus I dan II oleh Ahli ..........................
66
Tabel III.15 Hasil Validasi LKS Siklus I oleh Ahli ....................................
68
Tabel III.16 Hasil Validasi Kuesioner oleh Ahli ........................................
69
Tabel III.17 Hasil Uji Validasi Menggunakan TAP Siklus I ......................
70
Tabel III.18 Hasil Uji Validasi Menggunakan TAP Siklus II ....................
72
Tabel III.19 Koefisien Reliabilitas..............................................................
73
Tabel III.20 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ............................................
74
Tabel III.21 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Siklus I...............
75
Tabel III.22 Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Siklus II .............
76
Tabel III.23 Jadwal Penelitian ....................................................................
77
Tabel IV.1
Ketercapaian Siklus I ..............................................................
86
Tabel IV.2
Target Capaian Indikator Siklus II .........................................
88
Tabel IV.3
Data Awal Motivasi Siswa .....................................................
97
Tabel IV.4
Data Motivasi Siswa Siklus I..................................................
99
Tabel IV.5
Data Motivasi Siswa Siklus II ................................................
100
Tabel IV.6 Rangkuman Data Motivasi .....................................................
102
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel IV.7
Hasil Nilai Akhir Siklus I .......................................................
104
Tabel IV.8
Hasil Nilai Akhir Siklus II ......................................................
106
Tabel IV.9
Hasil Rangkuman Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II .............
107
Tabel IV.10 Pencapaian Indikator Penelitian .............................................
110
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar III.1 Siklus menurut Hopkins dalam Masnur (2009: 43) .............
36
Gambar IV.1 Awal Pembelajaran oleh Guru .............................................
113
Gambar IV.2 Perangkat Latar Musik Mozart .............................................
114
GambarIV.3 Penempelan Poster pada Dinding Kelas ...............................
115
Gambar IV.4 Mengerjakan LKS dan membuat Mind Map oleh Siswa ....
117
Gambar IV.5 Hasil Kuesioner Siswa Siklus I (1).......................................
119
Gambar IV.6 Hasil Kueisoner Siswa Siklus I (2).......................................
121
Gambar IV.7 Hasil Mind Map Siswa Siklus I ............................................
123
Gambar IV.8 Presentasi Mind Map Siswa Siklus I ....................................
124
Gambar IV.9 Hasil Refleksi Siswa Siklus I (1) ..........................................
125
Gambar IV.10 Hasil Refleksi Siswa Siklus I (2) ..........................................
126
Gambar IV.11 Kegiatan Siswa dalam Mengerjakan LKS Berkelompok .....
129
Gambar IV.12 Kegiatan Siswa Membuat Mind Map ...................................
130
GambarIV.13 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (1) .....................................
131
Gambar IV.14 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (2) .....................................
133
Gambar IV.15 Hasil Mind Map Siswa Siklus II...........................................
135
Gambar IV.16 Presentasi Mind Map Siswa Siklus II ...................................
136
Gambar IV.17 Hasil Refleksi Siswa Siklus II (1) ........................................
137
Gambar IV.18 Hasil Refleksi Siswa Siklus II (2) ........................................
138
Gambar IV.19 Grafik Pencapaian Indikator Motivasi Belajar .....................
139
Gambar IV.20 Grafik Pencapaian Indikator Siswa Lulus KKM ..................
140
Gambar IV.21 Grafik Pencapaian Indikator Rata-rata Nilai Kelas ..............
141
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
Silabus Pembelajaran ...........................................................
151
Lampiran 2a RPP Siklus I..........................................................................
155
2b RPP Siklus II ........................................................................
182
Lampiran 3
Daftar Nilai Ulangan Kelas IV Tahun Pelajaran 2013/2014
198
Lampiran 4
Lembar Kuesioner Motivasi Siswa ......................................
202
Lampiran 5a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ...........................................
207
5b Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ..........................................
210
Lampiran 6a Soal Evaluasi Siklus I ...........................................................
213
6b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I .................................
215
Lampiran 7a Soal Evaluasi Siklus II .........................................................
216
7b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ................................
218
Lampiran 8a Data Validasi, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I..................................................................................
219
8b Data Validasi, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II ................................................................................
222
Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ...............................
225
Lampiran 10 Hasil Validasi Lembar KuesionerMotivasi Siswa................
229
Lampiran 11 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Kondisi Awal .
230
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus I ...........
232
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus II .........
234
Lampiran 14 Hasil Wawancara ..................................................................
236
Lampiran 9
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Halaman Lampiran 15a Sampel Hasil Pengerjaan LKS Siklus I ...............................
238
15b Sampel Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ..............................
241
Lampiran 16a Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I .................
244
16b Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus II ................
248
Lampiran 17a Sampel Hasil Pengerjaan Kuesioner Motivasi Siklus I ........
252
17b Sampel Hasil Pengerjaan Kuesioner MotivasiSiklus II .......
258
Lampiran 18 Surat Izin Penelitian .............................................................
264
Lampiran19
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ....................
265
Lampiran 20 Foto Kegiatan Penelitian ......................................................
266
Lampiran 21 BIOGRAFI .............................................................................
268
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Bab I pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang masalah berisi data awal dan hasil temuan di lapangan tentang proses motivasi dan prestasi belajar IPS di kelas V SD Negeri Sarikarya. Bagian batasan masalah berisi fokus target penelitian yaitu tentang motivasi dan prestasi belajar. Bagian tujuan penelitian berisi target penelitian yang difokuskan pada Standar Kompetensi 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kompetensi Dasar 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada penjajah Belanda dan Jepang dan dibatasi pada variabel motivasi dan prestasi belajar IPS. Bagian rumusan masalah berisi tentang pertanyaan yang dimaksudkan untuk memberikan kejelasan bahwa kita akan memecahkan masalah yang akan ditanyakan itu. Bagian tujuan penelitian membahas tentang apa yang sebenarnya ingin peneliti hasilkan dari penelitian yang dilakukan. Bagian batasan pengertian berisi tentang beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulakan penafsiran yang berbeda-beda. Bagian terakhir adalah manfaat penelitian. Manfaat penelitian berisi tentang untuk siapa hasil penelitian ini bermanfaat dan apa saja manfaatnya.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan digunakan sebagai tempat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang memiliki peran yang sangat penting dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang baik bagi individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan Indonesia, kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan. Dunia pendidikan sangat memegang peranan penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berpotensi dan berkompeten, karena melalui pendidikan, individu diproses menjadi manusia yang memiliki sumber daya yang handal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah
dengan
cara
perbaikan
pengajaran.
Menjadikan
kegiatan
pembelajaran sebagai kegiatan yang menarik memang sudah menjadi kewajiban guru. Guru tidak hanya diwajibkan untuk menguasai materi pembelajaran, tetapi juga bertugas untuk mensiasati proses pembelajaran menjadi kegiatan yang menarik, sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih giat belajar. Kenyataan di lapangan menunjukkan lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya berlangsung secara menarik, penuh aktivitas siswa, kreativitas siswa, dan sifat keingintahuan yang menggebu belum ada. Kenyataan yang ada hanyalah kelas yang pasif dimana hanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
terjadi penyampaian informasi dari guru ke siswa. Keberhasilan strategi dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat dilihat dari tingkat pencapaian nilai atau hasil yang diraih oleh siswa pada akhir pembelajaran. Kenyataan tersebut juga terjadi di pembelajaran kelas V SD Negeri Sarikarya khususnya pada mata pelajaran IPS. Dari pengamatan pertama secara langsung di SD Negeri Sarikarya, tampak para siswa duduk mendengarkan penjelasan dari guru. Ketika guru mencoba berinteraksi dengan mengajukan pertanyaan, beberapa siswa bingung untuk menjawab. Mereka cenderung lebih asik untuk mengobrol dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari awal sebelum pembelajaran berlangsung. Beberapa siswa kurang antusias untuk mengikuti pelajaran. Sebagian besar siswa tidak membawa buku pelajaran, tidak membuka buku paket saat pembelajaran berlangsung, beberapa siswa tidak mencatat materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, serta mereka lebih cenderung untuk mengobrol dengan teman sebangkunya. Pada pengamatan kedua, yakni pada saat PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Peneliti mempunyai kesempatan untuk mengajar dan merasakan secara langsung proses belajar-mengajar di kelas V SD N Sarikarya. Ketika proses tersebut sedang berlangsung, beberapa siswa cenderung melakukan kegaduhan sehingga siswa yang lain merasa terganggu. Mereka kurang fokus dalam belajar di kelas karena materi yang diberikan kurang menarik dan kurang membangkitkan motivasi untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
belajar, sehingga mereka kurang bersemangat untuk memperhatikan pelajaran yang sedang diberikan. Kondisi siswa yang kurang aktif mengikuti pelajaran sangat berpengaruh pada motivasi dan prestasi belajar siswa. Pada saat peneliti mempunyai kesempatan mengajar kelas V SD Negeri Sarikarya dengan materi IPS, peneliti merasakan sendiri bahwa siswa kurang bermotivasi pada materi tersebut. Materi IPS lebih banyak mempelajari peristiwa di sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia, baik sebelum maupun sesudah proklamasi. Materi perjuangan proklamasi kemerdekaan Indonesia biasanya disampaikan guru melalui kegiatan ceramah atau bercerita. Materi tersebut akan menjadi materi yang membosankan apabila guru kurang pandai bercerita. Materi IPS ini termasuk materi yang abstrak bagi siswa, karena siswa tidak dapat melihat dan mengalami sendiri peristiwa proklamasi tersebut. Siswa hanya dapat mendengarkan dan membayangkan bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Jika kondisi tersebut berlangsung terus menerus, siswa akan mengalami kesulitan
untuk
memahami
peristiwa
penting
dalam
perjuangan
kemerdekaan Indonesia. Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas V pada tanggal 14 Agustus 2014, dan mengatakan bahwa proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas seperti pada umumnya, yaitu guru menjelaskan materi yang ada di buku, siswa menyimak materi yang disampaikan. Jika dirasa itu sebuah metode yang membosankan bagi siswa. karena guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
sendiri kurang dalam memberikan sesuatu yang dapat memberikan motivasi bagi siswa. Jika menggunakan alat peraga, sekolah terbatas dalam hal tersebut. Jika membuat sesuatu hal yang menarik terkadang kurang sesuai dengan materi IPS. Sehingga guru sendiri pun kurang dalam memberikan kreatifitas bagi siswa dan cenderung siswa dalam proses belajar mengajar merasa bosan. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru kelas V, dapat diketahui bahwa kesulitan belajar yang terjadi di dalam kelas tersebut bersumber pada siswa yang lebih banyak menunjukkan sifat pasif dalam mengikuti pelajaran khususnya mata pelajaran IPS. Dari 28 siswa di kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014, diketahui bahwa KKM pelajaran IPS adalah 64, nilai tertinggi siswa pada rapor adalah 75, nilai terendah 49, dan nilai rata-rata siswa yaitu 62,5. Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 42,8 % dan siswa yang nilainya belum mencapai KKM sejumlah 57,1 %. Dapat dilihat bahwa persentase siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak daripada siswa yang sudah mencapai KKM. Keinginan serta motivasi dari diri siswa sendiri dalam mengikuti pembelajaran kurang tampak. Dari data kondisi awal motivasi siswa kelas V SD Negeri Sarikarya pada tahun pelajaran 2014/2015 , diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45% dan siswa yang mencapai kriteria motivasi cukup dan motivasi rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
adalah 55%. Dapat dilihat bahwa siswa belum memiliki tingkat motivasi yang baik dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS. Maka dari itu, perlu adanya perlakuan baru guna meningkatkan prestasi belajar IPS. Menurut guru kelas V, pembelajaran IPS lebih banyak menggunakan metode ceramah. Padahal, metode ceramah bagi siswa merupakan
metode
yang
kurang
menarik
karena
siswa
hanya
mendengarkan saja. Guru kelas V sesungguhnya sudah menggunakan metode yang lain seperti diskusi. Namun pada akhirnya akan kembali dalam metode ceramah sehingga kemampuan bekerjasama dalam kelas V belum tampak karena 18% siswa tersebut sulit diatur dalam kedisiplinan di kelas. Melihat kenyataan tersebut, maka dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPS perlu diterapkan metode pengajaran yang dapat mengaktifkan siswa, membuat suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan dan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, sehingga jika ketiga hal tersebut dapat terlaksana, diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS juga akan meningkat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menciptakan pembelajaran
yang
menyenangkan,
meningkatkan
aktifitas
siswa,
meningkatkan pemahaman siswa, meningkatkan motivasi, sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode Quantum Learning. Seperti yang disampaikan DePorter (2008: 14) bahwa “Quantum Learning
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja, untuk semua tipe orang dan segala usia”. Melalui Quantum Learning siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk belajar. Menurut DePorter (2010: 19), penelitian menunjukkan bahwa SuperCamp “terbukti sangat berhasil dan harus dipertimbangkan sebagai model replika”. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari hasil – hasil SuperCamp yaitu 68% meningkatkan motivasi, 73% meningkatkan nilai, 81% meningkatkan rasa percaya diri, 84% meningkatkan harga diri, dan 98% melanjutkan memanfaatkan keterampilan. SuperCamp merupakan sebuah program percepatan Quantum Learning yang ditawarkan Learning Forum,
yaitu
sebuah
perusahaan
pendidikan
internasional
yang
menekankan perkembangan keterampilan akademis dan keterampilan pribadi (DePorter, 1992). Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode Quantum Learning menciptakan lingkungan yang optimal, baik secara fisik maupun mental seperti perabotan (jenis dan penataan), pencahayaan, musik, visual (poster, gambar, dan papan pengumuman), penempatan persediaan, temperatur, tanaman, kenyamanan, dan suasana hati secara umum (DePorter, 2010:67) Oleh karena itu perlu dimasukkannya musik dan estetika dalam situasi belajar sebagai upaya mengimbangi kerja dari kedua bagian otak manusia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti ingin membuktikan analisis sementara tersebut dalam sebuah penelitian. Atas dasar pengamatan peneliti terhadap metode-metode pembelajaran, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul ”Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Quantum Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Pembatasan Masalah Dengan teridentifikasi permasalahan di atas maka perbaikan pembelajaran akan difokuskan pada permasalahan yaitu motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pada kelas V mata pelajaran IPS dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pada semester 2 di SD Negeri Sarikarya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana
penggunaan
metode
Quantum
Learning
dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya? 2. Apakah penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
3. Apakah penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan metode Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya 2. Untuk meningkatkan motivasi dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya dengan menerapkan metode Quantum Learning. 3. Untuk meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sarikarya dengan menerapkan metode Quantum Learning. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Teoritis Dapat dijadikan masukan dalam upaya mengembangkan prestasi belajar siswa, terutama yang berkaitan dengan penggunaan metode Quantum Learning yang disesuaikan dengan siswa SD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
2. Praktis a. Guru Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru untuk mengembangkan metode Quantum Learning dalam proses belajar siswa. b. Siswa Sebagai pembinaan bagi siswa tentang metode pembelajaran baru quantum. c. Sekolah Dapat digunakan bagi lembaga atau sekolah untuk menambah metode pembelajaran yang efektif. F. Batasan Pengertian Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah : 1. Metode
Quantum
Learning
adalah
salah
satu
metode
pembelajaran yang dibuat supaya proses pembelajaran yang terjadi berlangsung menyenangkan, simpel dan efektif sesuai dengan asas utamanya yaitu “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. 2. Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai setelah mengikuti kegiatan dalam mengembangkan beberapa aspek, salah satunya aspek kognitif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
3. Motivasi belajar adalah suatu keinginan yang berasal dari dalam diri sendiri untuk menimbulkan suatu hasrat/minat dalam mencapai suatu hasil belajar yang maksimal. 4. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu mata pelajaran tentang ilmu sosial yang mempelajari suatu keadaan yang terjadi di masyarakat. 5. Karakter siswa kelas V di SDN Sarikarya yang cenderung sulit untuk diatur dalam kedisiplinan. 6. Karakter mata pelajaran IPS bagi kelas V SDN Sarikarya yaitu memiliki materi yang cukup banyak dalam pemahaman karena mereka merupakan kelas atas sehingga mengikuti pemahaman materi yang lebih banyak dari sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab II berisi kajian teori, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan. Pada bagian kajian teori berisi uraian teori-teori yang dikelompokkan dibagi menjadi dua kelompok. Teori pertama membahas tentang Metode Quantum Learning sedangkan teori yang kedua membahas motivasi dan prestasi belajar siswa. Bagian penelitian yang relevan memuat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagian kerangka berpikir berisi jalan pikiran peneliti mengenai penggunaan Metode Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Pada bagian hipotesis tindakan berisi dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan. A. Kajian Teori 1. Metode Pembelajaran Quantum a. Pengertian Quantum Learning Menurut DePorter (2008: 14) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang telah terbukti efektif di sekolah dan bisnis kerja untuk semua tipe orang, dan segala usia. Quantum Learning didefinisikan sebagai “interaksi-interaksi yang mengubah energy menjadi cahaya”. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi (E=mc²). Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuan kita
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (DePorter, 2008: 16). Metode Quantum Learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebut sebagai “Suggestology” atau “Suggestopedia”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif, ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk memberikan sugesti positif yaitu mendudukkan murid secara nyaman, memasang music latar di dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan media pembelajaran untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih (DePorter, 2008: 14) Dari uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa metode Quantum Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan suasana
yang
menyenangkan
selama
pembelajaran.
Suasana
yang
menyenangkan dapat dilihat melalui penataan kelas, penggunaan berbagai media maupun pemberian sugesti atau motivasi positif. Metode Quantum Learning bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa sekaligus untuk menghidupkan kembali kegembiraan dan kecintaan siswa dalam belajar. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keefektifan pembelajaran adalah perasaan senang dari siswa itu sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
b. Langkah-langkah dalam Metode Quantum Learning Menurut DePorter (2000: 67) adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan cara: 1) Menata Latar Belajar Menata latar belajar menjadi sangat penting yang mendukung belajar siswa. Menurut DePorter (2010: 65), dalam metode Quantum Learning, menata pentas atau lingkungan belajar yang tepat dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: a. Ciptakan suasana yang nyaman dan santai. b. Gunakan musik supaya terasa santai, terjaga, dan siap untuk berkonsentrasi. Alasan lingkungan
mengapa
Quantum
musik
sangat
penting
untuk
Learning
adalah
karena
musik
sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, tekanan darah dan denyut jantung cenderung meningkat. Menurut Dr. Georgi Lozanov (dalam DePorter, 2010: 72), yang teknik-teknik pemercepatan belajarnya menjadi fondasi bagi SuperCamp, mencari cara untuk mengombinasikan pekerjaan mental yang menekan dengan fisiologi relaks agar melahirkan pelajarpelajar yang istimewa. Setelah suatu percobaan intensif dengan para siswa, ia mendapatkan bahwa musik kuncinya. Relaksasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi. Musik yang menurut penemuan Dr. Georgi Lozanov paling membantu adalah musik barok seperti Bach, Handel, Pachelbel, Mozart dan Vivaldi. Memainkan musik Mozart akan mengoordinasikan napas, irama jantung, dan irama gelombang otak. Para peneliti menemukan bahwa siswa yang mendengarkan musik Mozart tampak lebih mudah menyimpan informasi dan memperoleh nilai tes lebih tinggi. “Mendengarkan musik sejenis itu (musik piano Mozart) bisa merangsang jalur saraf yang penting untuk kognisi,” demikian laporan peneliti Dr. Frances H. Rauscher, Universitas California di Irvine dalam (DePorter, 2010: 111). c. Ciptakan dan sesuaikan suasana hati dengan pelbagai jenis musik. d. Gunakan pengingat-pengingat visual (poster, gambar, papan pengumuman) untuk mempertahankan sikap positif. Kalimat-kalimat positif yang tergantung di dinding, menjadi pengingat abadi akan potensi dan kelebihan Anda. Contoh lain dalam pengingat visual yaitu peta pikiran. Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan-otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter, 2010: 153). Detail-detail dari suatu peta pikiran mudah diingat karena mereka mengikuti pola
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemikiran otak. Manfaat memusatkan
perhatian,
peta
pikiran
meningkatkan
16
yaitu fleksibel, pemahaman,
dan
menyenangkan. e. Berinteraksilah dengan lingkungan untuk menjadi pelajar yang lebih baik. 2) Memupuk sikap juara Berpikir seperti seorang juara membuat orang menjadi juara. Penting untuk menanamkan kepada siswa sikap juara. Harapan yang tinggi terhadap diri dan keyakinan menanamkan pada diri siswa seperti a) Aku tahu aku dapat mengerjakan pekerjaan ini; b) Aku berjanji untuk menguasai dari setiap kesalahan; c) Aku belajar sesuatu dari setiap kesalahan; d) Aku menjadi lebih baik setiap harinya; dan e) Aku benar-benar bangga dengan diriku. Hambatan dominan yang ada dalam diri siswa adalah tidak adanya sikap juara. Sikap siswa tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah komentar negative dari orang-orang sekitar. Pengaruh tersebut diperkuat oleh DePorter (2008: 24) bahwa “Pada tahun 1982, Jack Canfield, pakar masalah kepercayaan diri melaporkan hasil penelitian dimana seratus anak ditunjuk untuk seorang periset selama satu hari. Penemuan Canfield adalah bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negatif atau kritik dan hanya 75 komentar positif atau yang bersifat mendukung”. Setelah melihat dari penemuan tersebut, maka seorang guru seharusnya lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
sering memberikan pujian kepada siswa agar kemauan belajar siswa tetap terjaga. Pujian dari guru juga memiliki manfaat untuk menyeimbangkan
dengan
komentar-komentar
negative
yang
diperoleh siswa di lingkungan tempat tinggalnya. 3) Menemukan gaya belajar sendiri Gaya belajar kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan situasi-situasi antar pribadi. Setiap guru perlu menyadari bahwa setiap siswa mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mengetahui gaya belajar yang berbeda membantu guru untuk mendekati para siswa dengan gaya yang berbeda-beda. Menurut DePorter (2008: 110) “Gaya belaja Anda adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ada berbagai macam gaya belajar yang kita ketahui yaitu : a. Pelajar Visual (belajar dengan melihat) Pelajar yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual). Bagi pelajar visual membuat banyak membuat banyak symbol dan gambar dalam catatan mereka. Membaca bahan secara sekilas, misalnya, memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum mereka terjun ke dalam perinciannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
b. Pelajar Auditorial (belajar dengan mendengar) Para pelajar auditorial mungkin lebih suka merekam dalam
kaset
daripada
mencatat,
karena
mereka
suka
mendengarkan informasi berulang-ulang. Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang Anda katakan. Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi. Jika melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya. Ada pelajar auditorial yang suka mendengarkan musik sambil belajar. c. Pelajar Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh) Pelajar ini menyukai proyek terapan. Para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan , dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan setiap fakta. Banyak pelajar kinestetik menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk di lantai dan menyebarkan pekerjaan di sekeliling mereka. 4) Mind map Mencatat yang efektif adalah salah satu kemampuan terpenting yang pernah dipelajari orang. Bagi siswa seringkali berarti perbedaan antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian. Tanpa mencatat dan mengulanginya, kebanyakan orang hanya mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar. Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dengan membantu menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan. Teknik yang cocok dengan kerja otak yaitu mencatat dengan peta pikiran (mind map). Peta pikiran merupakan pengingatingat visual dalam bentuk suatu pola ide-ide yang berkaitan. Adapun kiat dalam pembuatan mind map adalah (DePorter, 2010: 177): (1) gunakan warna berbeda untuk setipa topik utama, atau gunakan warna berselang-seling; (2) tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah atau cabang-cabang; (3) kembangkan steno sendiri dengan menggunakan gambar, simbol dan singkatan; (4) atur informasi dalam urutan kronologis dengan menomori cabang-cabang; (5) kreatiflah. 5) Meningkatkan daya ingat Otak umumnya akan mampu mengingat hal-hal seperti: a) Asosiasi indrawi, terutama visual yang merupakan pengalamanpengalaman melibatkan penglihatan, bunyi, sentuhan, rasa atau gerakan umumnya sangat jelas dalam memori; b) Konteks emosional, melibatkan pengalaman emosional secara mendalam seperti cinta, kebahagiaan dan kesedihan; c) Kualitas yang menonjol atau berbeda; d) Kebutuhan untuk bertahan hidup; dan e) Hal-hal yang diulang. 6) Meningkatkan kemampuan membaca berfikir logis dan kritis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Membaca merupakan aktivitas penting dalam proses belajar, dengan membaca akan mengetahui banyak informasi dan mempelajari banyak ide-ide tanpa harus bertatap muka. Beberapa langkah yang ditempuh agar membaca dapat efektif yaitu: a) Mempersiapkan diri; b) Minimalkan gangguan; c) Lihat sekilas lebih dulu bahan bacaan; dan d) Membaca dengan tujuan. 7) Berfikir logis dan kreatif Seorang yang krreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba, bertualang, dan suka bermain-main. Kreatifitas meskipun kecil tetap merupakan kreatifitas sejati yang perlu mendapatkan pujian. c. Manfaat Metode Quantum Learning Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan, oleh sebab itu di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, seorang guru tidak hanya menerapkan salah satu metode saja. Jika eorang guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran, maka pembelajaran tersebut akan memiliki banyak manfaat. Menurut DePorter (2008: 13) belajar menggunakan metode Quantum Learning akan mendapatkan berbagai manfaat yaitu sikap positif, motivasi, keterampilan seumur hidup, kepercayaan diri, dan sukses.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
d. Kerangka Perencanaan Pembelajaran Quantum Menurut DePorter (2010: 127-136) menyatakan bahwa kerangka perencanaan
pembelajaran
quantum
dikenal
dengan
singkatan
“TANDUR”, yaitu: 1) Tumbuhkan Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Dengan usaha menyertakan siswa dalam pikiran dan emosinya, sehingga tercipta jalinan dan kepemilikan bersama atau kemampuan saling memahami. Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai sebagai acuan guru: hal apa yang siswa pahami? Apa yang siswa setujui? Apakah manfaat dan makna materi tersebut bagi siswa? Pada bagian apa siswa tertarik bermakna? Stategi untuk melaksanakan Tumbuhkan tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran dipapan tulis, melainkan dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, isu muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang. 2) Alami Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep alami mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pertanyaan yang memandu guru pada konsep alami adalah cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Permainan atau keinginan apa yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan apa yang memfasilitasi siswa? Strategi konsep alami dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberi tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki. 3) Namai Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang Namai mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar. Pertanyaan yang dapat memandu guru dalam memahami konsep Namai yaitu perbedaan apa yang perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
tambahkan pada pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan? Strategi implementasi konsep NAMAI dapat menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang lainnya. 4) Demonstrasikan Tahap ini masih pada kegiatan inti. Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Panduan guru untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang dapat membantu guru dan siswa mengembangkan bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa? Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain. 5) Ulangi Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tahu
ini”.
Kegiatan
ini
dilakukan
secara
multimodalitas
24
dan
multikecerdasan. Panduan guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang? Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bias dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan – pertanyaan post tes. 6) Rayakan Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut. 2. Motivasi 1) Pengertian motivasi Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Maka, dapat dikatakan bahwa motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan (energy) yang mengarah pada pencapaian kebutuhan (Putranti, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Menurut Mulyasa (2003: 112) motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi dalam belajar merupakan segala daya penggerak didalam diri siswa yang muncul terhadap kegiatan yang akan menjamin kelangsungan dalam belajar dan mengarahkan pada kegiatan belajar, sehingga terwujudnya tujuan kegiatan belajar yang dikehendaki. Dorongan seseorang dalam belajar merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi segala harapan dan dorongan inilah yang menjadi pencapaian tujuan tersebut. 2) Pengertian motivasi belajar Menurut Sardiman (1996), motivasi belajar yaitu suatu kondisi yang dimiliki oleh diri seorang individu dimana terdapat suatu dorongan untuk menjalankan sesuatu dengan harapan dapat tercapai tujuannya. 3) Jenis-jenis motivasi belajar Menurut Sardiman (1996: 90), mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu: a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1. Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir. 2. Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari. b. Motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis 1. Motif atau kebutuhan organis misalnya: kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Motif-motif
darurat
misalnya:
menyelamatkan
26
diri,
dorongan untuk membalas, dan sebagainya. 3. Motif-motif objektif c. Motivasi jasmani dan rohani 1. Motivasi jasmani yaitu rileks, insting, otomatis, nafas, dan sebagainya. 2. Motivasi rohani yaitu kemauan atau minat. d. Motivasi instrisik dan ekstrinsik 1. Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. 3. Prestasi belajar Prestasi merupakan suatu pencapaian dari hasil belajar, sedangkan menurut Sardiman (2001: 46) “Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar”. Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam
interaksi
aktif
dengan
lingkungan
yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai sikap (Winkel : 1991).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Dalam proses belajar, kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar, maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh
siswa
setelah
proses
belajar
mengajar.
Mengenai definisi prestasi belajar ini, pakar pendidikan Dra. Sutratina Tirtonegoro mengemukakan pendapatnya: 1) Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. 2) Prestasi belajar merupakan penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang dapat mencerminkan hasil yang dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. 3) Prestasi belajar merupakan penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang
menyangkut
pengetahuan
atau
kecakapan
dan
keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian. Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sebuah penilaian yang dilakukan oleh seorang guru tentang kemajuan siswa dalam usaha belajarnya baik itu berupa pengetahuan, kecakapan maupun keterampilan dan dinyatakan dalam bentuk angka, huruf ataupun simbol dalam periode tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
4. Prestasi Belajar IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu dari mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. IPS adalah "mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah (Depdikbud, 1994 : 15). Buchari Alma (2003: 148) menyatakan bahwa pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, politik, dan psikologi. Fungsi mata pelajaran IPS di sekolah dasar adalah untuk mengembangkan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia dimasa lampau dan masa kini. Mata pelajaran IPS di sekolah dasar bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari serta mampu mengembangkan pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sehingga siswa memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dan cinta kepada tanah air (GBPP Kurikulum Pendidikan Dasar, 1994).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Karakter siswa kelas V di SDN Sarikarya semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yaitu merupakan salah satu kelas yang memiliki siswa cenderung sulit untuk diatur dalam kedisiplinan. Beberapa siswa memiliki karakter yang sangat aktif, sehingga sulit untuk melakukan kegiatan diskusi. Terutama dalam mata pelajaran IPS. Beberapa siswa mengatakan mata pelajaran IPS sangat sulit karena memiliki banyak materi dan banyak yang harus dihafalkan. Karakter mata pelajaran IPS bagi kelas V SDN Sarikarya sendiri memiliki materi yang cukup banyak dalam pemahaman karena mereka merupakan kelas atas sehingga mengikuti pemahaman materi yang lebih banyak dari sebelumnya. Dari beberapa definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa prestasi belajar IPS adalah penilaian yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui perkembangan kemampuan dan sikap rasional tentang gejala-gejala sosial, serta kemampuan tentang perkembangan masyarakat Indonesia, dan masyarakat dunia dimasa lampau dan masa kini. B. Penelitian yang relevan Pada bab I terutama pada latar belakang telah dijelaskan mengenai judul bagaimana peningkatan prestasi belajar dan motivasi dalam mata pelajaran IPS melalui Metode Quantum Learning pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015. Dalam hal ini, penulis meneliti bagaimana pengaruh model tersebut mempengaruhi motivasi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
prestasi belajar siswa. Pada bab II di atas juga telah dikemukakan berbagai macam pendapat para ahli dalam penerapan Metode Quantum Learning. Dalam hal ini terdapat beberapa penelitian yaitu Susiani (2013), jurnal ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Quantum Learning terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA siswa sekolah dasar (SD) di Banyuning. Dalam jurnal tersebut, penulis mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh Metode Quantum Learning tersebut terhadap kecerdasan sosio-emosional dan prestasi belajar IPA, sedangkan dalam topik saya mempunyai tujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode Quantum Learning. Dari jurnal tersebut saya dapat melihat apakah metode Quantum Learning tersebut memiliki pengaruh dalam prestasi belajar siswa. Saya dapat melihat bahwa menggunakan metode pembelajaran tersebut memiliki perbedaan dengan pembelajaran secara konvensional. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Lasimin (2013), yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PKN melalui penerapan Metode Quantum Learning teaching. Dalam jurnal ini memiliki persamaan dengan topik yang saya pilih, yaitu penerapan metode Quantum Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa, namun dalam jurnal lebih spesifik lagi yaitu dalam mata pelajaran PKN. Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian Purwanti (2011), yang memiliki tujuan untuk mengetahui upaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
peningkatan minat dan prestasi belajar IPS melalui model Quantum Teaching siswa kelas V SD Tegalsari Srigading Sanden Kabupaten Bantul. Dalam jurnal ini memiliki beberapa kesamaan dengan topik yang saya pilih. Dalam hasil yang didapat dalam jurnal tersebut penerapan model Quantum Teaching mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa, sedangkan dalam topik yang saya pilih yaitu melalui penerapan Metode Quantum Learning dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Persamaan faktor intrernal dan eksternal dalam penelitian yang akan digunakan, maka dari itu jurnal tersebut dapat memberikan inspirasi bagi saya. Persamaan dalam menggunakan model pembelajaran yang dipilih tersebut memiliki keterkaitan yang sama, sesuai dengan topik yang saya pilih. Berdasarkan dari tiga penelitian tersebut, penelitian yang ditulis mengembangkan dari penelitian Purwanti (2011), yang menjelaskan tentang minat dan prestasi belajar pada salah satu mata pelajaran melalui penerapan model yang sama. Sedangkan penelitian yang akan saya gunakan ini, mengenai motivasi dan prestasi belajar yang merupakan suatu penilaian dalam usaha belajar atau hasil akhir dalam kegiatan belajar yang mencerminkan hasil terbaik. C. Kerangka Berpikir Penelitian ini dilaksanakan karena hasil dari pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial masih kurang. Proses pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Sarikarya menggunakan metode ceramah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Berdasarkan pengamatan, metode ceramah belum menumbuhkan motivasi dalam diri siswa saat proses pembelajaran IPS berlangsung di kelas V SD Negeri Sarikarya, maka berdampak pada prestasi belajar siswa. Ketidakpahaman siswa terhadap materi, mungkin dikarenakan kegiatan dan suasana pembelajaran yang kurang menyenangkan. Kegiatan siswa lebih cenderung sebagai pendengar cerita, karena belajar hanya dengan mendengar, maka siswa hanya akan menyerap 10% dari keseluruhan informasi. Motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat jika guru lebih mengedepankan suasana dan kegiatan yang menyenangkan selama pembelajaran. Untuk itu, peneliti akan menggunakan metode Quantum Learning
untuk
mengatasi
permasalahan
tersebut,
agar
tujuan
pembelajaran tercapai dan siswa menjadi termotivasi untuk lebih giat belajar. Alasan peneliti menggunakan metode Quantum Learning adalah karena metode ini bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Siswa diharapkan memiliki rasa penting dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa akan secara aktif belajar dengan sendirinya tanpa adanya paksaaan. Metode ini juga mengedepankan suasana dan kegiatan yang menyenangkan yang tentunya akan menarik perhatian siswa, sehingga jika siswa sudah tertarik diharapkan juga untuk paham terhadap materi pembelajaran. Dalam metode Quantum Learning juga terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi peningkatan motivasi dan prestasi siswa. Meningkatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
motivasi belajar siswa di dalam kelas yang merupakan faktor internal dalam diri siswa. Penerapan metode Quantum Learning tersebut, peneliti menggunakan latar musik serta gambar poster supaya menarik dan menciptakan suasana tenang serta nyaman dalam belajar. Peneliti berharap dengan penerapan metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPS yang merupakan salah satu mata pelajaran yang kurang diminati siswa. D. Hipotesis Tindakan Metode Quantum Learning mengajarkan bahwa proses belajarmengajar di pengaruhi oleh lingkungan belajar yang tepat seperti menciptakan suasana nyaman dan santai, menggunakan musik supaya terasa santai, terjaga, dan siap untuk berkonsentrasi, menggunakan pengingat-pengingat visual (poster, gambar, papan pengumuman) untuk mempertahankan sikap positif, serta berinteraksi dengan lingkungan untuk menjadi pelajar yang baik. Dalam metode ini juga mempelajari proses yang ada di dalam penyampaian materi serta penangkapan daya ingat siswa yang menggunakan mind map dalam mencatat materi pelajaran yang diberikan. Hal ini berpengaruh terhadap peningkatan motivasi siswa dan dalam proses belajar tersebut terdapat soal-soal tes yang akan dikerjakan siswa sehingga dengan berlatih mengerjakan soal-soal tes, siswa mampu meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS kelas V tahun pelajaran 2014/2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III menjelaskan mengenai jenis penelitian; setting penelitian; rencana tindakan; indikator keberhasilan dan pengukurannya;instrumen pengumpulan data; teknik analisis data; validitas, reliabilitas, dan indeks kesukaran; dan jadwal penelitian. Bagian jenis penelitian berisi penelitian yang akan digunakan oleh peneliti. Bagian setting penelitian berisi tempat, subjek, objek, dan waktu penelitian. Bagian rencana tindakan akan dibahas mengenai rencana yang akan dilakukan pada siklus I dan siklus II. Bagian indikator keberhasilan akan membahas mengenai ketercapaian indikator pada instrumen tes evaluasi dan instrumen kuesioner. Bagian teknik pengumpulan data membahas tentang teknik apa saja yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Bagian instrumen pengumpulan data berisi tentang instrumen apa saja yang dibutuhkan untuk pengumpulan data. Bagian teknik analisis data akan membahas tentang urutan analisis data deskriptif. Bagian validitas, reliabilitas, dan indeks kesukaran berisi tentang kelayakan instrumen yang akan digunakan. Kemudian bagian jadwal penelitian berisi tentang urutan kegiatan beserta waktunya. A. Jenis Penelitian Penelilitian ini merupakan penelitian yang menggunakan model penelitian dari Hopkins (1993). Menurut Hopkins (dalam Masnur, 2009:8), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif,
yang
dilakukan
34
oleh
pelaku
tindakan
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalm melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Tujuan digunakan siklus ini adalah jika dalam pelaksanaan ditemukan adanya kekurangan, maka masih perlu diadakan perbaikan dan dapat dilanjutkan pada siklus selanjutnya sehingga target yang diinginkan dapat tercapai. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri dari beberapa siklus.Setiap siklus terdiri atas beberapa tahap yaitu pengamatan, pendahuluan/perencaaan, dan pelaksanaan tindakan.Setelah melakukan perencanaan tindakan lalu lanjut ke pemberian tindakan, observasi, dan refleksi.Tahap-tahap penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang yang akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian
tindakan
kelas.Tahap-tahap
tersebut
membentuk
spiral.Tindakan penelitian yang bersifat spiral tersebut dengan jelas digambarkan oleh Hopkins dalam Masnur (2009:43) yang dapat dilihat pada gambar III.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Plan
Reflective
Action/ Observation Siklus 1
Revised Plan
Reflective Action/ Observation Siklus 2 Revised Plan Reflective Action/ Observation Siklus 3
Gambar III.1 Siklus menurut Hopkins dalam Masnur (2009:43) Model tersebut menggambarkan bahwa penelitian diawali dari perencaaan, melakukan tindakan/observasi, dan refleksi. Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan cara pelaksanaan siklus 1, jika sudah diketahui ada kekurangan dalam siklus 1, maka dapat berlanjut dengan menggunakan siklus ke 2 begitu pula seterusnya hingga mencapai hasil yang diinginkan. Pada siklus 1 dilakukan kegiatan yang sudah dipersiapkan, jika pada siklus 1 menggunakan kegiatan yang ada maka pada siklus 2 juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
menggunakan kegiatan yang sama dengan siklus 1 namun terdapat perbedaan yaitu dalam materi yang diberikan. Dalam siklus 1 sering ditemukan berbagai hambatan atau kekurangan sehingga peneliti menggunakan siklus 2.Pada siklus 2, sudah terjadi perbaikan dalam kegiatan yang dilakukan, ini ditujukan agar kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus 1 dapat tertutup dengan adanya perbaikan pada siklus 2.Jika hasil yang di dapat dalam siklus 2 kurang memuaskan atau masih terdapat kekurangan maka dapat dilanjutkan dengan siklus 3 dan seterusnya. B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD N Sarikarya,yang terletak di Jl. Asemgede 48, Kragilan, Condong Catur, Depok Sleman, Yogyakarta khususnya dilakukan di kelas V. Peneliti memilih SD tersebut untuk penelitian dikarenakan SD yang bersangkutan terdapat obyek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti, sehingga memudahkan peneliti untuk mengambil data penelitian. Dari hasil wawancara dengan wali kelas diketahui juga bahwa indeks prestasi IPS dan gaya belajar termasuk dengan sikap dan motivasi belajar di kelas V menurun dan di bawah KKM. Selain itu, SD N Sarikarya juga letaknya strategis, tidak jauh dari tempat tinggal peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
2. Subjek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel siswa kelas V SD Sarikarya. Siswa yang diperlukan adalah 34 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 perempuan. Usia siswa kelas V sekitar 10-11 tahun. 3. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode Quantum Learning. 4. Waktu penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama bulan Maret sampai April 2015.Penelitian dilaksanakan pada saat pembelajaran IPS dan berlangsung secara bertahap. C. Rencana Tindakan Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan melakukan 2 siklus. Siklus I dilakukan untuk mengetahui sejauh mana motivasi dan prestasi siswa, kemudian dilakukan lagi siklus II untuk memperkuat hasil penelitian dari siklus I. Pelaksanaan rencana tindakan adalah sebagai berikut : 1. Persiapan Perencanaan atau persiapan yang peneliti lakukan adalah peneliti terlebih dahulu meminta ijin untuk mengadakan penelitian di SD N Sarikarya yang terletak di Jl Asemgede 48, Kragilan, Condong Catur,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
kabupaten Sleman,Yogyakarta, obyek penelitian yang akan diteliti yaitu siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015. Selanjutnya adalah membuat proposal dan diajukan kepada kepala sekolah setelah mendapatkan ijin dari kepala sekolah lalu peneliti melakukan wawancara, lalu setelah semua dilakukan maka peneliti segera membuat perangkat pembelajaran. Semua data dari hasil studi dokumen dan wawancara digunakan peneliti sebagai dasar untuk merumuskan masalah, menyusun hipotesis, dan menyusun rencana tindakan. Rencana
tindakan
dilakukan
dengan
menggunakan
beberapa
siklus.Pada setiap siklus peneliti membuat silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian dan jika perlu menyiapkan alat peraga. Langkah awal yang peneliti lakukan dalam melakukan proses pembelajaran adalah menyusun silabus pembelajaran kemudian membuat RPP setelah RPP telah selesai dibuat lalu peneliti menyusun soal test tertulis dan lisan, jika perlu dalam membuat antusias para siswa maka menggunakan media pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik. Setelah itu peneliti menyusun soal evaluasi dan memulai untuk observasi awal. 2.
Rencana Setiap Siklus Penelitian ini akan dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yang akan dilaksanakan selama satu hari (8 JP). Tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang akan diuraikan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
SIKLUS I (8 JP) a. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPS berlangsung dua kali pertemuan. Sebelum mengajar peneliti telah membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya seperti silabus, LKS, kisi-kisi soal.Peneliti menyiapkan materi pelajaran IPS yaitu pada materi semester 2 tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan menggunakan metode Quantum Learning. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan.Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan. Pada pertemuan pertama siswa diajak untuk menempelkan beberapa poster motivasi di dinding kelas, lalu siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan yaitu “Maju Tak Gentar”, supaya lebih semangat dalam belajar dan dapat memahami arti dari lagu kebangsaan tersebut. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dengan menggunakan mind map yang di buat guru di papan tulis, lalu dibagi kedalam kelompok untuk mengerjakan tugas membuat mind map pada materi
yang
telah
dipelajari.
Pada
pertemuan
kedua
siswa
mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat dan mengerjakan soal evaluasi yang telah disiapkan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
c. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Dalam hal ini peneliti harus mengamati dengan seksama, sehingga mendapatkan indikator dalam membuat kuesioner. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan metode Quantum Learning, kemudian setelah pelajaran berakhir, setiap siswa akan dibagikan kuesioner untuk diisi. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam setiap langkah pembelajaran.Kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. d. Refleksi Tahap refleksi, peneliti mengumpulkan data yang telah didapat yaitu data evaluasi belajar dan pengamatan yang dilakukan kemudian peneliti dapat menyimpulkan data yang telah di terima.Jika hasil yang diterima masih membutuhkan data yang lebih kuat maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus berikutnya.Siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I dengan menggunakan materi yang berbeda dengan siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
SIKLUS II (8 JP) a. Perencanaan Tindakan Pada siklus II pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPS berlangsung dua kali pertemuan. Pada siklus ini terdapat perbedaan dengan siklus I. Perbedaan tersebut nampak pada materi yang diberikan dan jumlah siswa dalam kelompok.Sebelum mengajar peneliti telah membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya seperti silabus, LKS, kisi-kisi soal.Peneliti menyiapkan materi pelajaran IPS yaitu pada materi semester 2 tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang, dengan menggunakan metode Quantum Learning. b. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan.Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan.Pada pertemuan pertama siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan yaitu “Maju Tak Gentar”, supaya lebih semangat dalam belajar dan dapat memahami arti dari lagu kebangsaan tersebut. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang dengan menggunakan mind map yang di buat guru di papan tulis, lalu dibagi kedalam kelompok untuk mengerjakan tugas membuat mind map pada materi yang telah dipelajari. Pada pertemuan kedua siswa mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat dan mengerjakan soal evaluasi yang telah disiapkan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
c. Pengamatan Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran IPS.Dalam hal ini peneliti harus mengamati dengan seksama, sehingga mendapatkan indikator dalam membuat kuesioner. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan metode Quantum Learning, kemudian setelah pelajaran berakhir, setiap siswa akan dibagikan kuesioner untuk diisi. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam setiap langkah pembelajaran. d. Refleksi Tahap refleksi, peneliti mengumpulkan data yang telah didapat yaitu data evaluasi belajar dan pengamatan yang dilakukan kemudian peneliti dapat menyimpulkan data yang telah di terima. D. Indikator Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas ini dikatakan berhasil apabila mencapai indikator yang telah ditetapkan.Indikator pencapaian hasil yang telah ditetapkan oleh peneliti disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan metode Quantum Learning.Pencapaian nilai yang akan dicapai adalah 75% siswa memperoleh nilai 66 atau lebih sebagai batas tuntas Kriteria Ketuntasan Mininal (KKM) untuk mata pelajaran IPS kelas V di SD N Sarikarya. Sedangkan target keberhasilan motivasi dalam penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
yaitu sebesar 75% siswa memiliki kriteria tingkat motivasi yang sangat tinggi dalam pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas V SD Negeri Sarikarya adalah 34 siswa. Target 75% memiliki arti bahwa 25 anak dari jumlah keseluruhan siswa (34 siswa) di kelas V SD Negeri Sarikarya diharapkan memiliki kriteria minimal tingkat motivasi tinggi. Indikator keberhasilan motivasi dan prestasi belajar dapat dilihat pada Tabel III.1 Tabel III.1 Indikator Keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar
Variabel
Motivasi
Indikator
1. Keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar 2. Kemauan meningkatkan prestasi belajar 3. Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran 4. Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui 5. Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
Siswa yang lulus KKM Prestasi belajar
Rata-rata nilai kelas
Deskriptor
Pra Observasi (Sebelum Tindakan)
Target capaian
Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi : jumlah seluruh siswa x 100%
45%
75%
42,8%
75%
62,5
68
(Jumlah siswa yang lulus KKM : jumlah seluruh siswa) x 100% Jumlah nilai seluruh siswa : jumlah siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data meliputi angket atau kuesioner, wawancara, dan tes hasil belajar. 1. Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh responden (Daryanto,2011:82). Pada model ini, pertanyaan-pertanyaan masalah ditulis dalam format kuesioner pada lampiran 4, lalu disebarkan kepada responden untuk dijawab kemudian dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti dapat memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil kuesioner. 2. Wawancara Teknik pengumpulan data yang kedua adalah wawancara. Menurut Daryanto (2011:81), wawancara adalah kegiatan tanya jawab lisan antara pewawancara dan narasumber. Dalam kegiatan wawancara, pewawancara dapat memperhatikan ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi suara dari narasumber yang diwawancarai.Wawancara pada penelitian saya ini, saya lakukan kepada wali kelas V. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
wawancara digunakan untuk mencari keterangan tentang kegiatan pembelajaran dan kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 13. Pedoman wawancara untuk guru dapat dilihat pada Tabel III.2 Tabel III.2 Pedoman Wawancara untuk Guru No 1. 2. 3. 4. 5.
Pertanyaan Bagaimana proses belajar di kelas saat pelajaran sedang berlangsung khususnya pada mata pelajaran IPS? Model apa saja yang bapak gunakan pada saat mengajar IPS? Apakah bapak mengetahui pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Learning? Bagaimanakah tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPS ? Apakah hasil prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS dirasa cukup oleh bapak?
3. Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar atau tes prestasi belajar adalah alat untuk mengukur
hasil-hasil
belajar
dalam
kurun
waktu
tertentu
(Sukmadinata,2007:223). Menurut waktunya dibedakan dalam rentang yaitu satu pertemuan ( tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan (tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), satu semester (tes akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes yaitu matematika, IPA, IPS, Bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Indonesia dan sebagainya.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes evaluasi untuk mengukur prestasi siswa. F. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih sehingga
lebih mudah
cermat,
lengkap
dan sistematis
diolah. Variasi jenis instrumen penelitian
adalah, angket, ceklis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Arikunto, 2006:160). Instrumen Pembelajaran meliputi :silabus (lampiran 1) dan RPP (lampiran 2).Peneliti juga menggunakan kuesioner dan soal-soal dalam menggali informasi soal.Uji reliabilitas dan validitas juga perlu dibuat untuk memastikan kebenaran penelitian tersebut. Instrumen pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel III.3 Tabel III.3 Instrumen Pengumpulan Data No
Variabel
1.Motivasi
Kriteria
Jenis Penilaian
Indikator Non tes motivasi 1.Keinginan/ dorongan dari diri sendiri untuk belajar 2.Kemauan meningkatkan prestasi belajar
Instrumen
Lembar Kuesioner atau angket
Teknik Pengumpulan Data Kuesioner atau angket
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Variabel
2.Prestasi Belajar
Kriteria
3.Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran 4.Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui 5.Keaktifan dalam mengikuti pelajaran - Siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas
Jenis Penilaian
Tes
48
Instrumen
Teknik Pengumpulan Data
Tes Objektif berupa soal evaluasi, rubrik penilaian LKS, nilai soal evaluasi
Dokumentasi
1. Angket atau Kuesioner Menurut Sukmadinata (2007:219) angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan data juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.Kuesioner yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner tertutup.Dalam angket atau kuesioner tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) dan responden hanya bertugas untuk memilih jawaban tersebut.Hal yang perlu diperhatikan adalah kelemahan dan kelebihan dari angket atau kuesioner. Kelebihan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
angket adalah dapat memudahkan peneliti untuk mendapatkan data dengan jumlah responden yang besar. Sedangkan kelemahan dari angket adalah tingkat kejujuran dari para responden karena dalam pelaksanaan angket peneliti tidak bertanya jawab langsung dengan responden.Angket atau kuesioner yang dibuat untuk menilai motivasi siswa dalam belajar selama penelitian. Kisi-kisi kuesioner motivasi dapat dilihat pada Tabel III.4 Tabel III.4 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi No. 1.
Indikator Keinginan/dorongan dari
Pernyataan Positif 1, 9, 11
Pernyataan Negatif 2, 10, 12
3, 7, 20, 27,29
4, 8, 16, 21, 24, 28
5
6, 26, 30
13, 15, 18, 22
17
23
14, 19, 25
diri sendiri untuk belajar 2.
Kemauan meningkatkanprestasi belajar
3.
Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran
4.
Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui
5.
Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori dimana untuk pernyataan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya, pernyataan negatif (tidak mendukung) jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
memiliki skor dengan kategori : sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5. 2. Tes Objektif
Tes objektif adalah suatu bentuk tes yang dalam penilainya tidak dipengaruhi oleh pribadi pemeriksa. Oleh karena pribadi pemeriksa tidak berpengaruh dalam proses skoring, dapat dipahami jika hasil tes tersebut diperiksa oleh siapapun hasilnya tetap sama (Basuki dan Hariyanto, 2014:39).Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur prestasi siswa.Peneliti membuat kisi-kisi soal setiap siklus, jumlah soal siklus I adalah 20 soal dan jumlah soal siklus II adalah 15 soal. Kisi–kisi soal pilihan ganda pada siklus I dapat dilihat pada Tabel III.5 Tabel III.5
Kisi-kisi Soal Pilihan ganda siklus I Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/ Semester : V/2 Standar Kompetensi : 2. Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia Kompetensi Dasar : 2.1. Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Materi Pokok Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
Indikator Soal 1. Mendeskripsikan masa penjajahan Belanda
No Soal / Item No Item soal No Soal Mudah: 1,2,5,7,8,10. 1,9,11,12,16, 18,19,20. Soal Sedang: 3,7,8,14,15,17.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Materi Pokok
Indikator Soal 2. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-17 dan abad ke-18
3. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-20
51
No Soal / Item No Item soal No Soal Sulit: 3,4,9,11,12,13, 2,4,5,6,10,13. 14,15.
No 6,16,17,18,19, 20.
Peneliti juga melakukan hal yang sama dalam penelitian di siklus II. Kisi-kisi soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Tabel III.6 Tabel III.6 Kisi-kisi Soal Pilihan ganda siklus II Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam (IPS)
Kelas/ Semester
: V/2
Standar Kompetensi
: 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia : 2.1Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Kompetensi Dasar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Materi
Indikator Soal
No Soal /
Pokok Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
52
No Item
Item soal 1. Mendeskripsikan masa penjajahan Jepang 2. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
No
Soal Mudah:
2,4,5,6,7,8,10
1,2,3,10,13,14.
,11,12,14,15.
Soal Sedang: 4,5,6,7,9,15.
No 1, 3,9,13.
Soal Sulit: 8,11,12.
3.Rubrik Penilaian
Instrumen yang digunakan selanjutnya yaitu rubrik penilaian. Penilaian ini akan menggunakan rubrik penelitian untuk menilai prestasi belajar yang terdiri dari rubrik penilaian LKS dan rubrik penilaian soal evaluasi pilihan ganda. Siklus I menggunakan menggunakan beberapa rubrik penilaian, tiap rubrik disesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari dalam tiap pertemuan. Dalam LKS siklus 1 ini peneliti menggunakan penilaian dalam mind map yang dibuat oleh siswa. Rubrik penilaian LKS 1 siklus 1 dapat dilihat pada Tabel III.7 Tabel III.7 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus 1 Muatan pelajaran: IPS Kompetensi yang dinilai mencakup ranah sikap dan keterampilan -
Sikap kemandirian dan keaktifan siswa membuat mind map Keterampilan siswa dalam membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Baik sekali
Baik
53
Cukup
Perlu bimbingan 4 3 2 1 Keterampilan Membuat mind Membuat mind Membuat mind Membuat membuat map dengan map dengan map dengan mind map mind map penuh penuh penuh namun tentang tulisan/gambar, tulisan/gambar, tulisan/gambar, belum perjuangan gradasi warna gradasi warna gradasi warna selesai, para tokoh sesuai, rapi, seuai, rapi, kurang sesuai, gradasi pejuang pada jelas, sesuai jelas, kurang rapi, jelas, warna masa dengan tema sesuai dengan kurang sesuai kurang penjajahan tentang tema tentang dengan tema sesuai, Belanda dan perjuangan perjuangan tentang kurang Jepang para tokoh para tokoh perjuangan sesuai pejuang pada pejuang pada para tokoh dengan tema masa masa pejuang pada tentang penjajahan penjajahan masa perjuangan Belanda. Belanda. penjajahan para tokoh Belanda. pejuang pada masa penjajahan Belanda. Kerjasama 4-5 siswa 2-3 siswa 2-3 siswa Satu orang dalam diskusi dalam 1 dalam 1 dalam 1 siswa dalam (mandiri dan kelompok kelompok kelompok 1 kelompok aktif) berperan serta berperan serta berperan serta yang terlibat dalam dalam dalam dalam memberikan memberikan memberikan membuat pendapat dan pendapat dan pendapat dan mind map. terlibat terlibat kurang terlibat langsung langsung langsung membuat mind membuat mind membuat mind map. map. map. Kriteria
Rubrik penilaian LKS 1 siklus I memiliki persamaan dengan LKS 2 siklus II, penilaian yang dibuat peneliti sesuai dengan indikator yang sudah ada. Rubrik penilaian LKS 2 siklus I dapat dilihat pada Tabel III.8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel III.8 Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus II Muatan pelajaran: IPS Kompetensi yang dinilai mencakup ranah sikap dan keterampilan -
Sikap kemandirian siswa membuat mind map Keterampilan siswa dalam membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang Baik sekali
Baik
Cukup
4 Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna sesuai, rapi, jelas, sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang.
3 Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna seuai, rapi, jelas, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
2 Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna kurang sesuai, rapi, jelas, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
2-3 siswa berperan penuh dalam berpendapat dan terlibat langsung membuat mind map.
1-2 siswa bertanya dengan guru dan temanteman dalam berpendapat dan terlibat membuat mind map.
1-2 siswa bertanya dengan guru atau teman-teman dalam berpendapat membuat mind map dan meminta bantuan guru atau temanteman dalam membuatmind map.
Kriteria Keterampilan membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Kemandirian siswa dalam membuat mind map
Perlu bimbingan 1 Membuat mind map namun belum selesai, gradasi warna kurang sesuai, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang siswa menjiplak mind map orang lain atau mind map tersebut sepenuhnya bukan buatan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
G. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh lalu diukur dengan pedoman sebagai berikut: 1. Motivasi Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang baik sehingga memberikan arah pada kegiatan belajar yang memiliki tujuan yang dikehendaki siswa sendiri dan dapat tercapai. Variabel ini diukur dengan menggunakan 5 indikator yang meliputi keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar, kemauan meningkatkan prestasi belajar, kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran, keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui. Base linedari tingkat motivasi siswa kelas V SD Negeri Sarikarya sebelum penerapan metode Quantum Learning adalah 45% siswa dalam minimal kriteria motivasi tinggi dalam Lampiran 10.Target keberhasilan motivasi dalam penelitian ini yaitu sebesar 75% siswa memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi dalam pembelajaran.Jumlah keseluruhan siswa di kelas V SD Negeri Sarikarya adalah 34 siswa. Target 75% memiliki arti bahwa 25 anak dari 34 siswa di kelas V SD Negeri Sarikarya diharapkan memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi dan tinggi. Kategori tingkat motivasi dilihat dengan menggunakan PAP II. Adapun kriteria patokan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
motivasi belajar berdasarkan PAP II tampak pada perhitungan di bawah ini: Jumlah item kuesioner : 20 Skor maksimal : 20 x 5 : 100 Kriteria berdasarkan PAP II : 81% x 100 = 81 (81 -100) 66% x 100 = 66 (66 – 80) 56% x 100 = 56 (56 – 65) 46% x 100 = 46 (46 – 55) < 46% =(0 – 45) Apabila perhitungan tersebut disajikan dalam tabel tampak pada tabel di bawah ini:
Tabel III.9 Kriteria Motivasi Belajar Kelas 81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 0 – 45
Kriteria Motivasi Belajar Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi rendah Motivasi sangat rendah
Jadi jika target keberhasilan motivasi adalah 75% anak dari jumlah keseluruhan siswa memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi dan tinggi maka hasil kuesioner dari 34 siswa harus berada pada rentangan 81 – 100 dan 66 – 80.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
2. Prestasi Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai menurut kemampuan yang dimiliki oleh siswa menurut perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu.Pengukuran prestasi belajar dapat dilihat dari bentuk nilai dan hasil tes atau ujian. Pengukuran ini dilakukan dengan cara melakukan tes setelah guru memberikan materi pelajaran. Jika siswwa mendapat nilai yang baik berarti prestaasi siswa juga mengalami peningkatan.Based line dari tingkat prestasi belajar IPS siswa kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014 sebelum penerapan model pembelajarn Quantum yaitu 42,8 %. Target dari keberhasilan prestasi yaitu 75 % dari 34 siswa mengalami ketuntasan belajar. KKM mata pelajaran IPS kelas V di SD Negeri Sarikarya yaitu 66. Jadi jika 25 siswa atau lebih memperoleh nilai 66 atau diatas 66 maka target prestasi dikatakan berhasil. Untuk mengukur peningkatan prestasi, terlebih dahulu harus menghitung nilai dari tes akhir yang dikerjakan siswa kemudian mempersentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM. a. Nilai tes akhir dihitung dengan cara : 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑥 2 = 𝑥 10 3 b. Persentase siswa yang tuntas dihitung dengan cara : jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM x 100 % jumlah seluruh siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
H. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran 1. Validitas Instrumen Validitas
adalah suatu ukuran
yang menunjukkan
tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang
valid
instrumen (Arikunto, mengetahui
atau sahih
yang
kurang
2006: 168). seberapa
mempunyai valid berarti
validitas
tinggi.
Sebaliknya,
memiliki
validitas
rendah
Uji validitas instrumen
dilakukan
untuk
jauh
instrumen
penelitian
mampu
mencerminkan isi sesuai dengan hal dan sifat yang diukur. Peneliti melakukan uji construct validity dan content validity tentang perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Penentuan validitas instrumen soal evaluasi belajar menggunakan TAP (Test Analysis Program). Sedangkan penentuan validitas kuesioner peneliti menggunakan SPSS. a.Validitas Kuesioner Peneliti menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data motivasi belajar siswa.Validitas ini dilakukan di SD Negeri Tanjungtirto 1 pada kelas V dengan jumlah siswa 39.Kuesioner diajukan terdiri dari 5 indikator yang dijabarkan ke dalam 30 pernyataan.Peneliti menggunakan SPSS untuk menghitung dan akhirnya mendapatkan data yang valid. Hasil uji validitas kuesioner dapat dilihat pada Tabel III.10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Tabel III.10 Hasil Uji Validitas Kuesioner Motivasi Belajar No. item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r hitung 0,53 0,559 0,620 0,572 0,569 0,459 0,112 0,076 0,603 0,537 0,576 0,165 0,057 0,566 0,491 0,036 0,569 0,359 0,206 0,559 0,600 0,513 0,137 -0,034 0,532 0,566 0,622 0,563 0,482 0,566
r tabel 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315 0,315
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel III.10 menunjukkan bahwa dari 30 item yang terdapat pada kuesioner, 22 item valid dan 8 item tidak valid. Peneliti akan menggunakan 20 item yang valid tersebut untuk mengukur motivasi belajar siswa. Instrumen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
kuesioner motivasi dan kisi-kisi kuesioner motivasi setelah validitas dapat dilihat pada Tabel III.11 Tabel III.11 Instrumen Motivasi Belajar Setelah Validasi Indikator
Keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar
Favorabel Saya belajar atas kemauan sendiri tanpa disuruh orang lain untuk belajar Saya menganggap penting tugas yang diberikan oleh guru
Unfavorabel Saya belajar ketika disuruh orang lain untuk belajar Saya menganggap tugas yang diberikan oleh guru sangat mudah untuk dikerjakan
Saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan
Kemauan meningkatkan prestasi belajar
Item tidak valid
Saya percaya bahwa pelajaran (IPS) ini mudah bagi saya
Saya mempelajari kembali materi pelajaran yang disampaikan guru di rumah
Saya lebih senang bermain daripada belajar ketika dirumah
Saya mengerjakan tugas dari guru setelah pulang sekolah
Saya merasa senang mempelajari materi pelajaran ini
Saya merasa bosan mempelajari materi ini
Saya mudah memahami materi pembelajaran ini
Saya sulit memahami materi pembelajaran ini
Saya mengerjakan tugas dari guru setelah mendekati hari pengumpulan tugas Pada saat pelajaran terasa membosankan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Indikator
Favorabel
Unfavorabel
Saya mudah mengingat materi pelajaran ini Saya mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran
Materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya
Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui
Saya mempersiapkan materi pelajaran sebelum berangkat sekolah Saya selalu menunda pekerjaan (tugas) yang diberikan oleh guru Saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran Materi pelajaran ini lebih sulit dari yang saya harapkan
Item tidak valid Saya sulit mengingat materi pelajaran ini
Pada awal pembelajaran ada sesuatu yang menarik bagi saya
Pada pembelajaran ini ada hal yang membuat saya merasa ingin tahu lebih lanjut Saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya Saya sering tidur dalam kelas saat guru menjelaskan materi
Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
Jumlah
61
Saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung 11 pernyataan
11 pernyataan
Pada saat pelajaran saya lebih senang mengobrol dengan teman Saya selalu bertanya ketika tidak memahami materi pelajaran yang diberikan guru 8 pernyataan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Tabel III.12 Kisi-kisi kuesioner Motivasi Setelah Validasi Item tidak valid
1, 9, 11
Pernyataan Negatif 2, 10
3, 20, 27,29
4, 21, 28
7,8,16,24
5
6, 26, 30
15, 18, 22
17
13
14, 25
19,23
11 pernyataan
8 pernyataan
Indikator
Pernyataan Positif
Keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar Kemauan meningkatkan prestasi belajar Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui Keaktifan dalam mengikuti pelajaran Jumlah
11 pernyataan
12
Tabel III.12menunjukkan bahwa dari 30 item yang terdapat pada 5 indikator diketahui item valid dan item tidak valid. Indikator pertama yaitu keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar memiliki 3 item positif yang valid yaitu nomer 1, 9, 11 dan 2 item negatif yang valid yaitu nomer 2,10 dan memiliki 1 item yang tidak valid yaitu nomer 12. Indikator kedua yaitu kemauan meningkatkan prestasi belajar memiliki 4 item positif yang valid yaitu nomer 3, 20, 27,29 dan 3 item negatif yang valid yaitu nomer 4, 21, 28 dan memiliki 4 item yang tidak valid yaitu nomer 7,8,16,24. Indikator ketiga yaitu kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran memiliki 1 item positif yang valid yaitu nomer 5 dan 3 item negatif yang valid yaitu nomer 6, 26,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
30.Indikator keempat yaitu keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui memiliki 3 item positif yang valid yaitu nomer 15, 18, 22 dan 1 item negatif yang valid yaitu nomer 17 dan memiliki 1 item yang tidak valid yaitu nomer 13. Indikator kelima yaitu keaktifan dalam mengikuti pelajaran memiliki 2 item negatif yang valid yaitu nomer 14, 25 dan memiliki 2 item yang tidak valid yaitu nomer 19,23. Jadi, secara keseluruhan terdapat 22 item yang valid dan 8 item yang tidak valid. Selanjutnya peneliti hanya akan menggunakan 20 item yang valid untuk mengumpulkan data motivasi dan tidak menggunakan 2 item yang valid lainnya. b. Validitas Instrumen pembelajaran Peneliti melakukan validasi kepada 2 orang validator yaitu dosen Sejarah, dan guru kelas V. Peneliti memilih dosen Sejarah sebagai validator dikarenakan dosen Sejarah dapat memahami ilmu-ilmu sosial yang sesuai dengan mata pelajaran yang akan digunakan peneliti untuk melakukan penelitian. Mata pelajaran yang digunakan peneliti adalah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial).Validator yang kedua adalah guru kelas V, peneliti memilih guru kelas tersebut sebagai dikarenakan guru kelas tersebut telah lama mengajar siswa sekolah dasar baik kelas bawah maupun kelas atas sehingga beliau telah memahami dengan baik karakteristik siswa serta perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mengajar.Dan pada saat ini beliau mengajar siswa kelas V, perangkat pembelajaran yang digunakan sesuai dengan perangkat pembelajaran peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Instrumen pembelajaran yang akan digunakan yaitu Silabus, RPP dan LKS. Validator akan menguji instrumen pembelajaran dengan rentan nilai 1, 2, 3, 4 dan 5. Skor 1 berarti sangat tidak baik, skor 2 berarti tidak baik, skor 3 berarti kurang baik, skor 4 berarti baik dan 5 sangat baik. Peneliti akan menghitung rata-rata nilai dari kedua validator. Komponen penilaian dari silabus terdiri dari 1) Kelengkapan unsurunsur silabus, 2) Kesesuaian SK,KD, dan Indikator, 3) Sistematis kegiatan pembelajaran, 4) Tingkat kecakupan sumber belajar yang digunakan, 5) Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indicator, 6) Kesesuaian alokasi waktu dengan materi dan kegiatan pembelajaran, 7) Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Dalam Siklus I dan II, validator pertama adalah dosen Sejarah. Validator yang pertama memberikan penilaian dan komentar berdasarkan silabus yang telah dibuat oleh peneliti, validator pertama memberikan nilai baik adalah 4 yaitu item no 2 dan 4. Validator memberikan nilai sangat baik yaitu 4 pada item no 1, 3, 5, 6 dan 7. Pada penilaian silabus ini validator pertama tidak memberikan komentar. Validator kedua adalah wali kelas. Dalam menguji ketepatan dalam silabus validator memberikan nilai baik yaitu 4 pada item no 1 dan 7. Sedangkan nilai sangat baik yaitu 5 diberikan pada item no 2, 3, 4, 5, dan 6. Pada penilaian silabus ini, validator kedua tidak memberikan komentar.Hasil validasi silabus siklus I oleh para ahli dapat dilihat pada Lampiran 8.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Berdasarkan validasi silabus oleh para para ahli terdapat rata-rata yang dapat dilihat yaitu rata-rata nilai untuk item 1 adalah 4,5, item 2 adalah 4,5, item 3 adalah 5, item 4 adalah 4,5, item 5 adalah 5, item 6 adalah 5, dan item 7 adalah 4,5. Rata-rata nilai untuk keseluruhan nilai pada validator pertama adalah 4,57 dan validator kedua adalah 4,57. Rata-rata keseluruhan nilai yang didapat dari kedua validator adalah 4,57, nilai yang didapat ini berarti menunjukkan bahwa silabus yang dibuat oleh peniliti sudah baik untuk digunakan sehingga peneliti memutuskan untuk tidak mengubah silabus pada siklus I dan II. Tabel hasil validasi silabus siklus I dan II oleh ahli dapat dilihat pada Tabel III.13 Tabel III.13 Hasil Validasi Silabus Siklus I dan II oleh Ahli Validator Validator I Validator II Rata-rata
1 5
2 4
3 5
Item 4 4
5 5
6 5
7 5
Ratarata 4,57
4
5
5
5
5
5
4
4,57
4,5
4,5
5
4,5
5
5
4,5
4,57
Dalam penelitian RPP tedapat 10 komponen penilaian yaitu 1) Kelengkapan unsur-unsur RPP, 2) Kesesuaian SK dan KD, 3) Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator, 4) Ketepatan dalam memilih pendekatan atau model pembelajaran, 5) Rumusan tujuan pembelajaran mencerminkan pendekatan/ model/ model/ teknik yang dipilih, 6) Pengaturan alokasi waktu pada kegiatan proporsional, 7) Kelengkapan rumusan akhir pelajaran rangkuman, evaluasi, refleksi dan tindak lanjut, 8) Tingkat kesesuaian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
indikator dan tujuan pembelajaran dengan penilaian, 9) Kesesuaian alokasi waktu dengan materi dan kegiatan pembelajaran, 10) Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis baku. Dalam siklus I dan II, validator pertama menguji ketepatan RPP dengan memberikan nilai 4 pada item no 1 dan 8. Sedangkan untuk nilai 5 validator memberikan untuk item no 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, dan 10. Validator pertama tidak memberikan komentar secara menyeluruh sudah baik.Validator kedua menguji ketepatan RPP dengan memberikan nilai 4 pada item no 2, 3, dan 9. Validator memberikan penilaian RPP untuk nilai 5 pada item no 1, 4, 5, 6, 7, 8, dan 10. Seperti halnya validator pertama, pada penilaian RPP untuk validator kedua ini, validator tidak memberikan komentar dalam penilaian RPP.Hasil validasi RPP siklus I dan II oleh para ahli dapat dilihat pada Lampiran 8. Berdasarkan hasil validasi RPP oleh para ahli, rata-rata nilai untuk item 1 adalah 4,5, item 2 adalah 4,5, item 3 adalah 4,5, item 4 adalah 5, item 6 adalah 5, item 7 adalah 5, item 8 adalah 4,5, item 9 adalah 4,5, item 10 adalah 5. Rata-rata nilai keseluruhan validator pertama adalah 4,8 dan rata-rata nilai validator kedua adalah 4,7. Keseluruhan rata-rata nilai validator pertama dan kedua adalah 4,75. Hasil validasi RPP siklus I oleh para ahli dapat dilihat pada Tabel III.14 Tabel III.14 Hasil Validasi RPP Siklus I dan II oleh Ahli Validator Validator I
Item 1 4
2 5
3 5
4 5
5 5
6 5
7 5
8 4
9 5
10 5
Ratarata 4,8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator Validator II Rata-rata
Item
67
1 5
2 4
3 4
4 5
5 5
6 5
7 5
8 5
9 4
10 5
Ratarata 4,7
4,5
4,5
4,5
5
5
5
5
4,5
4,5
5
4,75
Dalam penilaian LKS terdapat 8 komponen penilaian yaitu 1) Kelengkapan unsur-unsur LKS, 2) Rumusan petunjuk LKS sederhana sehingga mudah dipahami siswa, 3) Rumusan kegiatan pembelajaran LKS singkat dan sederhana sehingga mudah dipahami siswa, 4) Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut, 5) Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator tujuan pembelajaran, 6) Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, 7) Penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis baku, 8) Tampilan LKS indah dan menarik. Dalam siklus I dan II, validator pertama menguji ketepatan LKS dengan memberikan nilai baik yaitu 4 dengan item no 2 dan 7. Nilai 5 diberikan apada item no 1, 3, 4, 5, 6 dan 8. Pada validasi LKS validator tidak memberikan komentar. Validator kedua juga menguji ketepatan LKS dengan memberikan nilai baik yaitu 4 dengan item no 5 dan 6. Nilai 5 untuk item no 1, 2, 3, 4, 7, dan 8. Validator tidak memberikan komentar pada lembar penilaian. Hasil validasi LKS siklus dapat dilihat pada Lampiran 8 Berdasarkan hasil validasi LKS oleh para ahli rata-rata nilai untuk item 1 adalah 5, item 2 adalah 4,5, item 3 adalah 5, item 4 adalah 5, item 5 adalah 4,5,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
item 6 adalah 4,5, item 7 adalah 4,5 dan item 8 adalah 5. Rata-rata keseluruhan dari validator 1 adalah 4,75 dan rata-rata dari validator 2 adalah 4,75. Keseluruhan rata-rata hasil validasi dari kedua validator adalah 4,75. Hasil tersebut termasuk sudah baik, sehingga peneliti memutuskan untuk tidak mengubah LKS yang telah dibuat. Hasil validasi LKS siklus I dapat dilihat pada Tabel III.15 Tabel III.15 Hasil Validasi LKS Siklus I oleh Ahli Validator Validator I Validator II Rata-rata
1 5
2 4
3 5
4 5
Item 5 5
6 5
7 4
8 5
Ratarata 4,75
5
5
5
5
4
4
5
5
4,75
5
4,5
5
5
4,5
4,5
4,5
5
4,75
Instrumen pembelajaran selanjutnya yang digunakan yaitu kuesioner dalam menghitung tingkat motivasi siswa.Validator akan menguji instrumen pembelajaran dengan rentan nilai 1, 2, 3, 4 dan 5. Skor 1 berarti sangat tidak baik, skor 2 berarti tidak baik, skor 3 berarti kurang baik, skor 4 berarti baik dan 5 sangat baik. Peneliti akan menghitung rata-rata nilai dari validator. Komponen penilaian dari silabus terdiri dari 1) Kelengkapan unsur-unsur kuesioner, 2) Kesesuaian antara indikator dan item-item pernyataan, 3)Terdapat pernyataan unfavorable dan favorabel, 4) Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner berjumlah 20-30 butir atau item, 5) Kesesuaian antara pertanyaan atau pernyataan dengan pilihan jawaban, 6) Terdapat kriteria penskoran dalam kuesioner, 7) Kejelasan perintah pengisian kuesioner, 8) Penggunaan bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Indonesia dan tata tulis baku, 9) Pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan variabel yang akan diteliti. Validator yang akan menilai adalah dosen Sejarah. Validator memberikan penilaian dan komentar berdasarkan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti, validator memberikan nilai baik adalah 4 yaitu item no 5. Validator memberikan nilai sangat baik yaitu 5 pada item no 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 dan 9. Pada penilaian kuesioner ini validator tidak memberikan komentar. Hasil validasi kuesioner oleh ahli dapat dilihat pada Lampiran 9. Rata-rata nilai untuk keseluruhan nilai pada validator adalah 4,89. Nilai yang didapat ini berarti menunjukkan bahwa kuesioner yang dibuat peneliti sudah baik untuk digunakan sehingga peneliti memutuskan untuk tidak mengubah kuesioner. Tabel hasil validasi kuesioner oleh ahli dapat dilihat pada Tabel III.16 Tabel III.16 Hasil Validasi Kuesioner oleh Ahli Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rata-rata
Validator 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4,89
Selanjutnya peneliti melakukan uji soal tes evaluasi akhir siklus dengan uji per item.Validitas soal tes evaluasi akhir siklus I dilakukan di SD Negeri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tanjungtirto 1 dengan jumlah soal pada siklus I yaitu 20 dengan jumlah siswa 39.Penentuan validitas instrumen soal evaluasi belajar menggunakan TAP (Test Analysis Program). TAP merupakan aplikasi yang dikembangkan Universitas Ohio. Aplikasi TAP ini dirancang kuat, mudah digunakan, dan gratis. TAP menghasilkan set sampel data uji menggunakan benih acak. Pengguna dapat mengatur berbagai parameter untuk data sampel, termasuk kesulitan tes, jumlah skor, jumlah item tes dan jumlah kemungkinan jawaban per item.Kisi-kisi penyusunan soal siklus I dapat dilihat pada Tabel III.4, dan soal evaluasi siklus I pada Lampiran 5.Sedangkan hasil perhitungan validitas soal evaluasi akhir siklus I dengan aplikasi TAP dapat dilihat pada Lampiran 7a. Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan aplikasi TAP (Test Analysis Program), peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada point biserial. Soal dapat dikatakan valid jika point biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus I dapat dilihat pada Tabel III.17 Tabel III.17 Hasil Uji Validitas menggunakan TAP Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Point biserial **** 0,47 0,27 0,35 0,26 0,37 0,58 -0,08 -0,14 0,23
Batas 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
Keputusan Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Point biserial 0,37 0,33 0,24 0,37 0,37 0,47 0,44 0,59 0,17 0,47
Batas 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
71
Keputusan Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid
Dari hasil uji validitas soal tes pilihan ganda pada tabel III.17menunjukkan bahwa dari 20 soal yang diujikan kepada 39 siswa terdapat 2 soal yang valid. Sehingga peneliti melakukan perbaikan pada 18 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda.Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan atau pada pilihan jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau tidak sama sekali maka letak perbaikan terdapat pada pilihan jawaban tersebut. Pilihan jawaban seharusnya dapat mengecoh siswa sehingga siswa dapat memilih seluruh opsi.Jika seluruh opsi sudah dipilih siswa namun soal tersebut belum valid maka letak perbaikan pada soal. Validitas soal tes evaluasi akhir siklus II dilakukan di SD Negeri Tanjungtirto 1 dengan jumlah soal pada siklus II yaitu 15 dengan jumlah siswa 39.Penentuan validitas instrumen soal evaluasi belajar menggunakan TAP (Test Analysis Program).Kisi-kisi penyusunan soal siklus II dapat dilihat pada Tabel III.5, dan soal evaluasi siklus II pada Lampiran 6.Sedangkan hasil perhitungan validitas soal evaluasi akhir siklus II dengan aplikasi TAP dapat dilihat pada Lampiran 7b.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan aplikasi TAP (Test Analysis Program), peneliti kemudian menentukan soal yang valid dengan membandingkan nilai hitung pada point biserial. Soal dapat dikatakan valid jika point biserial ≥ 0,5. Hasil validitas soal pilihan ganda siklus II dapat dilihat pada Tabel III.18 Tabel III.18 Hasil Uji Validitas menggunakan TAP Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Dari
hasil
Point biserial 0,49 0,39 0,07 0,45 0,29 0,39 0,43 0,57 0,45 0,10 0,31 0,27 0,57 0,27 0,52
uji
validitas
Batas 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
soal
tes
pilihan
Keputusan Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid
ganda
pada
Tabel
III.18menunjukkan bahwa dari 15 soal yang diujikan kepada 39 siswa terdapat 3 soal yang valid. Sehingga peneliti melakukan perbaikan pada 12 soal yang tidak valid dengan mengamati hasil perhitungan analisis pilihan ganda.Perbaikan dapat dilakukan pada pertanyaan atau pada pilihan jawaban. Jika suatu opsi dipilih oleh sebagian besar siswa atau tidak sama sekali maka letak perbaikan terdapat pada pilihan jawaban tersebut. Pilihan jawaban seharusnya dapat mengecoh siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
sehingga siswa dapat memilih seluruh opsi.Jika seluruh opsi sudah dipilih siswa namun soal tersebut belum valid maka letak perbaikan pada soal. 2. Reliabilitas Instrumen Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilaiya. Artinya, kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 1989:16). Dari soal tes evaluasi belajar yang telah dihitung validitasnya akan didapatkan hasil soal mana yang valid maupun yang tidak valid. Reliabilitas dapat dihitung dari soal yang valid.Reliabilitas dihiyung menggunakan aplikasi TAP(Test Analysis Program).Reliabilitas soal dapat dilihat pada hasil KR20 (Alpha). Aplikasi TAP ini akan memudahkan peneliti dalam menghitung reliabilitas soal evaluasi akhir. Tabel koefisien reliabilitas menurut Arikunto (2008:100) dapat dilihat pada Tabel III.19 Tabel III.19 Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Keterangan 0,8 – 1,00 Sangat tinggi 0,6 – 0,79 Tinggi 0,4 – 0,59 Cukup 0,2 – 0, 39 Rendah 0,0 – 0,19 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas soal tes evaluasi siklus I adalah 0,497.Hal ini menunjukkan bahwa soal evaluasi siklus I mempunyai tingkat reliabilitas cukup.Hasil uji reliabilitas soal evaluasi siklus I dapat dilihat pada Lampiran 7a. Hasil uji reliabilitas soal tes evaluasi siklus II adalah 0,563.Hal ini menunjukkan bahwa soal evaluasi siklus II mempunyai tingkat reliabilitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
cukup.Hasil uji reliabilotas soal evaluasi siklus II dapat dilihat pada Lampiran 7b. 3. Tingkat Kesukaran Analisis butir soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaanpertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas memadai. Ada dua jenis analisis butir soal, yakni analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda di samping validitas dan reliabilitas.Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar (Sudjana, 1989:135).Tingkat kesukaran dihitung menggunakan TAP (Test Analysis Program).Penggunaan TAP ini memudahkan dalam melihat tingkat kesukaran soal. Tabel koefisien tingkat kesukaran menurut Sudjana (1989:137) dapat dilihat pada Tabel III.20 Tabel III.20 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Indeks Tingkat Kesukaran 0 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Keterangan Sukar Sedang Mudah
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, maka semakin sulit soal tersebut.Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka semakin mudah soal tersebut. Tingkat kesukaran soal pada TAP dilihat dari hasil item difficulty.Perhitungan dengan menggunakan TAP ini digunakan untuk melihat tingkat kesukaran soal pada siklus I dan soal pada siklus II. Perhitungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
tingkat kesukaran soal siklus I menggunakan TAP dapat dilihat pada Lampiran 7a.Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal siklus I dilihat pada Tabel III.21 Tabel III.21 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal siklus I No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indeks Kesukaran 1,00 0,62 0,46 0,82 0,26 0,64 0,49 0,54 0,15 0,28 0,85 0,21 0,90 0,28 0,10 0,92 0,67 0,74 0,15 0,92
Keterangan Mudah Sedang Sedang Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Mudah Sukar Mudah Sukar Sukar Mudah Sedang Mudah Sukar Mudah
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda siklus I diujikan kepada 39 siswa. Hasil uji indeks kesukaran soal tersebut menunjukkan bahwa 7 soal termasuk dalam kualifikasi mudah, 6 soal termasuk dalam kualifikasi sedang, dan 7 soal termasuk dalam kualifikasi sukar. Perhitungan tingkat kesukaran soal siklus II menggunakan TAP dapat dilihat pada Lampiran 7b.Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal siklus II dilihat pada Tabel III.22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel III.22 Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal siklus I No soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Indeks Kesukaran 0,54 0,49 0,95 0,54 0,21 0,97 0,18 0,33 0,41 0,51 0,15 0,08 0,51 0,28 0,62
Keterangan Sedang Sedang Mudah Sedang Sukar Mudah Sukar Sedang Sedang Sedang Sukar Sukar Sedang Sukar Sedang
Tingkat kesukaran soal pilihan ganda siklus II diujikan kepada 39 siswa. Hasil uji indeks kesukaran soal tersebut menunjukkan bahwa 2 soal termasuk dalam kualifikasi mudah, 8 soal termasuk dalam kualifikasi sedang, dan 5 soal termasuk dalam kualifikasi sukar. I. Jadwal Penelitian Penelitian ini direncanakan pada 5 bulan, yaitu pada bulan Oktober 2014 sampai Juni 2015. Jadwal penelitian dapat dilihat pada Tabel III.23 Berikut ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tabel III.23 Jadwal Penelitian Waktu ( Bulan ) No
Kegiatan
1.
Menyusun dan mengajukan proposal
2.
Menyusun instrumen
3.
Bimbingan dengan dosen
4.
Validasi instrumen
5.
Melaksanak an siklus I
6.
Melaksanak an siklus II
7.
Konsultasi dan bimbingan dosen
8.
Pengolahan data
9.
Penyusunan laporan
10. Ujian
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
2014 2014
2014
2015
2015
2015 2015
Mei
Jun
Jul
Ags
2015
2015
2015
2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV membahas dua hal yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian akan membahas tentang perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Pada bagian pembahasan akan dibahas mengenai proses dan hasil pembelajaran. A. Hasil Penelitian a. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas Proses penelitian tindakan kelas ini akan menjelaskan proses penelitian siklus I dan siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi antara guru dengan peneliti karena penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. a) Siklus I Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dengan jumlah siswa 34. Penelitian siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu 1 April 2015 dan 2 April 2015. Materi dalam siklus I yaitu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Setiap pertemuan membutuhkan waktu 3 JP atau 3x35 menit. 1. Perencanaan Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam melakukan tindakan adalah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian. Persiapan tersebut yaitu menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, LKS, dan soal evaluasi. Peneliti juga menyusun kuesioner untuk mengukur motivasi siswa yang sudah divalidasikan ke dosen dan siswa. 78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan. Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Rabu, 1 April 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Materi yang diajarkan yaitu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Kegiatan pembelajaran IPS pada pertemuan pertama ini dimulai oleh guru dengan menyampaikan salam, berdoa, dan mempresentasikan kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama ini terdapat 31 siswa yang hadir dari 34 siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Sebelum pelajaran dimulai siswa diajak untuk menempelkan beberapa
poster motivasi di dinding kelas. Poster tersebut
digunakan oleh peneliti sebagai motivasi siswa dalam belajar. Beberapa siswa diminta untuk menempelkan poster. Lalu siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan “Maju Tak Gentar”, supaya lebih semangat dalam belajar dan dapat memahami arti dari lagu kebangsaan tersebut. Dalam memahami arti lagu tersebut dilakukan tanya jawab dengan guru. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dengan menggunakan mind map yang di buat guru di papan tulis. Dalam memberikan penjelasan guru menyetel nada musik mozart dengan volume sedang supaya siswa merasa lebih nyaman. Beberapa siswa merasa bingung dan saling bertanya dengan teman yang lain (karena baru pertama kali siswa melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan musik). Lalu guru membantu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
menjelaskan agar dalam kegiatan belajar mengajar terasa nyaman. Namun karena hal ini pertama kali dialami oleh siswa, beberapa siswa merasa asing dan mulai gaduh dalam kelas. Namun guru segera menangani dengan menjelaskan materi dan musik tersebut dengan perlahan. Lalu setelah penjelasan materi dengan menggunakan mind map tersebut telah diselesaikan, siswa dibagi ke dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok besar, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Guru membagi siswa dengan cara berhitung supaya pembagian kelompok menyeluruh dan tidak pilih-pilih tetapi sesuai dengan nomor yang didapat. Siswa berhitung 1-8 kemudian siswa berkumpul dengan teman yang memiliki nomor yang sama. Setelah kelompok terbentuk dan sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, siswa diberikan tugas dalam masingmasing kelompok tersebut. Tugas yang diberikan oleh guru yaitu masing-masing kelompok membuat mind map tentang materi yang telah dipelajari. Mind map yang dibuat dalam masing-masing kelompok sesuai dengan kreatifitas siswa dalam kelompok, sehingga guru memberikan kebebasan dalam berkreasi. Dalam mengerjakan mind ma, nada musik mozart masih dimainkan dengan volume sedang. Mind map juga dapat membuat daya ingat siswa meningkat karena mencatat hasil materi pelajaran yang telah dipelajari dengan kreasi sendiri. Selain itu juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena siswa dapat berkreasi sesuai yang diinginkan. Dalam mengerjakan mind map guru juga mempersilahkan siswa jika ingin bertanya. Pembuatan mind map membutuhkan waktu yang lama, maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
tugas kelompok tersebut dijadikan sebuah pekerjaan rumah namun tetap berkelompok dan dipresentasikan pada pertemuan kedua dalam siklus I. Siswa kelas V SD N Sarikarya berjumlah 34 tetapi pada pelaksanaan siklus I terdapat 3 siswa yang tidak masuk karena alasan sakit dan absen, sehingga jumlah siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar berjumlah 31 siswa. Setelah siswa mendapatkan kelompok lalu siswa mengerjakan tugas membuat mind map. Sebelum siswa mengerjakan mind map tersebut siswa mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, dan lembar refleksi. LKS berisi petunjuk pembuatan mind map. Karena waktu serta ada tidak mencukupi untuk presentasi mind map yang dibuat oleh siswa dan beberapa kelompok belum selesai mengerjakan mind map tersebut, maka dilanjutkan pada pertemuan kedua. Sebelum pelajaran tersebut diakhiri, guru mematikan musik mozart lalu memberikan tindak lanjut dan ditutup dengan doa penutup. Pertemuan kedua dilaksanakan selama tiga jam pelajaran yaitu 3x35 menit (pada tanggal 2 April 2015) dengan materi yang sama pada pertemuan pertama yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Pertemuan kedua dilaksanakan dengan alokasi 3x35 menit dengan rincian yaitu dua jam pelajaran digunakan untuk presentasi hasil mind map siswa yang telah dibuat pada pertemuan pertama. Satu jam berikutnya yaitu 1x35 menit digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi siklus I dengan materi tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Bersamaan dengan itu, siswa juga mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Pertemuan kedua pada kegiatan pembelajaran IPS ini dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini. Sebelum memulai pelajaran guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu wajib yang berjudul “Indonesia Raya” supaya membangkitkan semangat siswa sebelum belajar. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab mengenai makna lagu wajib yang dinyanyikan tersebut dengan siswa. Guru memberikan penjelasan mengenai makna lagu wajib tersebut yang berhubungan dengan materi yang dipelajari yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang untuk negeri tercinta yaitu Indonesia. Seperti sebelumnya dalam kegiatan belajar mengajar ini menggunakan latar musik yaitu musik mozart. Sebelum memulai pelajaran guru dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah melakukan tanya jawab, siswa kembali masuk dalam kelompok yang sama pada pertemuan pertama. Setelah membentuk kelompok dan berkumpul kembali dengan kelompoknya, guru menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan presentasi mengenai hasil mind map yang dikerjakan pada pertemuan pertama. Presentasi tersebut dilakukan hingga semua kelompok mendapatkan giliran untuk mempresentasikan hasil kerja mind map mereka. Dalam kegiatan presentasi tersebut suara latar musik mozart diperkecil supaya siswa yang lain dapat mendengarkan hasil presentasi teman yang maju ke depan. Setelah semua kelompok sudah mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat pada pertemuan pertama, siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Siswa juga mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi siklus I dan lembar kuesioner, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami dari soal evaluasi. Sebelum kegiatan belajar diakhiri, guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan penjelasan sekilas mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya. Kemudian peneliti mematikan nada musik mozart dan diakhiri dengan salah satu siswa memimpin doa penutup. 3. Observasi Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Observasi ini dilakukan pada pertemuan pertama dalam siklus I. Observer bertugas untuk melihat jumlah siswa yang aktif mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Aspek yang dinilai oleh observer yaitu kerjasama siswa dalam pembuatan mind map. Penilaian tersebut terdapat dalam penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS). 4. Refleksi Pembelajaran pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2015 secara keseluruhan sudah berjalan sesuai rencana namun terdapat beberapa kendala. Kendala yang dihadapi yaitu dalam poster, latar musik dan pembagian kelompok. Dalam penempelan poster memiliki kendala yaitu ketika poster telah dipasang sebelum kegiatan belajar berlangsung dan pada saat kegiatan belajar berlangsung beberapa siswa hanya memperhatikan poster dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Lalu dalam penggunaan latar musik mozart, beberapa siswa merasa asing dengan adanya latar musik dalam proses kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
belajar mengajar sehingga beberapa siswa mendiskusikan musik tersebut dengan beberapa temannya. Hal ini dikarenakan dalam proses belajar mengajar selama ini, siswa belum pernah belajar di sekolah menggunakan latar musik. Guru berusaha memberikan penjelasan bahwa dengan pengadaan latar musik ini supaya belajar terasa nyaman. Kemudian beberapa siswa mulai menerima dan memahami adanya latar musik dalam proses belajar. Pada pertemuan pertama ini terdapat 31 siswa yang hadir dari 34 siswa di kelas V SD Negeri Sarikarya. Saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dibagi menjadi 8 kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 4 siswa. Kondisi ini membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Jumlah anggota dalam masing-masing kelompok masih terlalu banyak untuk berdiskusi sehingga tidak semua anggota terlibat dalam pembuatan mind map. Kendala ini diatasi dengan memberikan instruksi atau penjelasan dengan suara yang lantang supaya siswa dapat memperhatikan instruksi yang diberikan oleh guru. Pembuatan mind map hanya didominasi 1-2 orang siswa dalam kelompok, maka waktu yang digunakan dalam membuat mind map kurang sehingga membutuhkan waktu tambahan. Kendala ini diatasi dengan memberikan waktu tambahan dengan cara pembuatan mind map tersebut dikerjakan sebagai pekerjaan rumah namun tetap dikerjakan dalam kelompok. Pertemuan kedua, 2 April 2015 secara umum proses pembelajaran yang dilakukan berjalan dengan baik. Siswa tidak kaget lagi dengan beberapa hal yang mendukung dalam penelitian yaitu poster yang sudah dipasang sejak pertemuan pertama dan musik yang digunakan sebagai latar dalam pembelajaran. Kendala
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
yang ditemui dalam pertemuan kedua ini tidak terlalu banyak seperti dalam pertemuan pertama. Kendala yang dihadapi dalam pertemuan kedua ini yaitu dalam presentasi hasil kerja kelompok siswa yaitu mempresentasikan mind map. Beberapa kelompok malu untuk mempresentasikan hasil mind map mereka. Sehingga beberapa kelompok susah untuk ditunjuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil mereka. Dalam mengatasi kendala ini peneliti memberikan pengarahan dan melakukan permainan untuk menunjuk salah satu kelompok maju ke depan kelas. Dalam melakukan presentasi beberapa siswa dalam kelompok cenderung saling tunjuk untuk membacakan hasil mind map mereka. Kendala ini diatasi dengan memberikan arahan pada siswa. Arahan yang diberikan kepada siswa akhirnya mampu membuat siswa melakukan presentasi dengan baik di depan kelas. Kendala lain dalam pertemuan kedua ini yaitu ketika siswa diberikan soal evaluasi dan kuesioner. Beberapa siswa mengeluh karena mereka berpikir ini merupakan soal ulangan, sementara beberapa siswa belum belajar. Dalam mengatasi kendala ini peneliti memberikan arahan kepada siswa bahwa soal evaluasi ini untuk mengukur hasil pembelajaran dalam materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Hasil refleksi siklus I ini akan dijadikan pedoman peneliti untuk melakukan perbaikan pada siklus II. Hasil dari penelitian siklus I ini dapat dilihat dari kualitas proses dan kualitas hasil. Kualitas proses dari penelitian ini yaitu motivasi siswa menunjukkan adanya peningkatan. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45%. Target capaian dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
menentukan kualitas proses dalam penelitian ini adalah 60%. Hasil yang dicapai dalam kualitas proses dalam penelitian ini adalah 80,5%. Lalu kualitas hasil prestasi belajar dalam penelitian ini dilihat dari dua indikator yaitu siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. Pada kondisi awal jumlah siswa yang lulus KKM adalah 42,8%. Target capaian yang ditentukan untuk indikator siswa yang lulus KKM adalah 60%. Hasil yang dicapai untuk indikator siswa yang lulus KKM adalah 87%. Kondisi awal rata-rata nilai kelas adalah 62,5. Target capaian untuk indikator rata-rata nilai kelas adalah 68. Hasil yang dicapai untuk indikator ratarata nilai kelas adalah 69,7. Hasil dari capaian variabel motivasi dan prestasi belajar sudah mencapai target penelitian, namun peneliti akan melanjutkan penelitian ini ke siklus II untuk mencapai hasil yang maksimal dan memuaskan. Ketercapaian siklus I dapat dilihat pada Tabel IV.1 Tabel IV.1 Ketercapaian Siklus I Variabel
Motivasi
Indikator 1. Keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar 2. Kemauan meningkatkan prestasi belajar 3. Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran 4. Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui 5. Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
Kondisi Deskriptor awal Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi : jumlah seluruh siswa x 100%
45%
Siklus I Target Capaian capaian
60%
80,5%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel
Indikator
Siswa yang lulus KKM Prestasi belajar
Rata-rata nilai kelas
Kondisi Deskriptor awal (Jumlah siswa yang lulus KKM : jumlah seluruh siswa) x 100% Jumlah nilai seluruh siswa : jumlah siswa
87
Siklus I Target Capaian capaian
42,8%
60%
83%
62,5
68
69,7
b) Siklus II Penelitian siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu 8 April 2015 dan 9 April 2015. Setiap pertemuan dilaksanakn 3 JP yaitu 3x35 menit. Materi yang digunakan dalam siklus II berbeda dengan siklus I. Materi dalam siklus II yaitu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Dalam siklus II ini peneliti tetap menggunakan teknik mind map dan latar musik mozart. Dalam pembentukan kelompok di siklus II ini dilakukan secara berbeda. Guru dan peneliti akan membentuk 12 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2-3 orang. Perbedaan dalam pembagian kelompok ini dimaksudkan agar tingkat kerjasama siswa dalam kelompok meningkat dan lebih merata dalam pembagian tugas membuat mind map sehingga nilai prestasi siswa juga dapat meningkat. Dalam siklus II peneliti berperan sebagai guru supaya dalam penyampaian materi menggunakan mind map dan menggunakan latar musik lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
jelas. Hal ini dikarenakan guru kelas V SD N Sarikarya merasa sedikit kesulitan untuk menyampaikan materi dengan menggunakan mind map. 1. Perencanaan Pada tahap perencanaan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran quantum. Dalam tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP, ringkasan materi, LKS, soal evaluasi, dan rubrik penilaian LKS. Peneliti menggunakan kuesioner yang dibuat pada siklus I untuk mengukur motivasi siswa. Dalam tahap perencanaan ini peneliti juga membuat target capaian untuk siklus II. Capaian variabel motivasi dalam siklus I adalah 80,5% dan telah mencapai target capaian sehingga dalam siklus II ini peneliti membuat target capaian baru untuk variabel motivasi yaitu 90%. Capaian variabel prestasi belajar dalam siklus I adalah 83% dan telah mencapai target capaian sehingga dalam siklus II, peneliti membuat target capaian baru yaitu 95%. Target capaian indikator siklus II dapat dilihat pada Tabel IV.2 Tabel IV.2 Target Capaian Indikator Siklus II Variabel
Motivasi
Indikator 1.Keinginan/doronga n dari diri sendiri untuk belajar 2.Kemauan meningkatkan prestasi belajar 3.Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran
Deskriptor Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi : jumlah seluruh siswa x 100%
Kondisi awal
45%
Siklus I
Siklus II
Target capaian
Capaian
Target
60%
80,5%
90%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel
Indikator
Deskriptor
Kondisi awal
Siklus I
89
Siklus II
Target capaian
Capaian
Target
42,8%
60%
83%
95%
62,5
68
69,7
75
4.Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui 5.Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
Siswa yang lulus KKM Prestasi belajar
Rata-rata nilai kelas
(Jumlah siswa yang lulus KKM : jumlah seluruh siswa) x 100% Jumlah nilai seluruh siswa : jumlah siswa
2. Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan pada siklus II yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan. Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan. Pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada hari Rabu, 8 April 2015 dengan alokasi waktu 3x35 menit. Materi yang diajarkan yaiu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Materi pada siklus II berbeda dengan siklus I. Kegiatan pembelajaran IPS pada pertemuan pertama ini dimulai oleh peneliti
sebagai
guru
dengan
menyampaikan
salam,
berdoa,
dan
mempresentasikan kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama dalam siklus II ini terdapat 34 siswa kelas V SD Negeri Sarikarya yang hadir. Siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
yaitu “Maju Tak Gentar” supaya lebih semangat dalam belajar dan dapat memahami arti dari lagu kebangsaan tersebut. Karena lagu tersebut sama dengan lagu pada pertemuan pertama di siklus I, diharapkan siswa ingat dengan makna lagu tersebut dan mengerti tujuan pembelajaran yang akan disampaikan pada pertemuan pertama siklus II ini. Lalu siswa dengan guru melakukan tanya jawab mengenai lagu dan materi yang dipelajari pada siklus I. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama di siklus II ini. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang dengan menggunakan mind map yang di buat guru di papan tulis. Dalam memberikan penjelasan guru menyetel nada musik mozart dengan volume sedang supaya siswa merasa lebih nyaman. Karena hal ini sudah pernah dilakukan pada siklus I, maka saat ini siswa tidak merasa kaget dan sudah mulai terbiasa. Lalu setelah penjelasan materi dengan menggunakan mind map tersebut telah diselesaikan, siswa dibagi ke dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi 12 kelompok besar, setiap kelompok beranggotakan 2-3 siswa. Pembagian kelompok dalam siklus ini berbeda dengan siklus sebelumnya. Pembagian kelompok ini lebih kecil jumlah anggota kelompoknya supaya lebih efektif dalam pembagian tugas dalam kelompok. Seperti biasanya guru membagi siswa dengan cara berhitung supaya dalam pembagian kelompok menyeluruh dan tidak pilih-pilih tetapi sesuai dengan nomor yang didapat. Setelah siswa berhitung 1-12, dan siswa sudah mendapatkan nomor masing-masing selanjutnya siswa berkumpul dengan teman yang memiliki nomor yang sama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
dengan yang dimiliki masing-masing siswa. Setelah kelompok terbentuk dan sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Guru bersama siswa secara bersama-sama menyusun tempat duduk per kelompok. Selanjutnya siswa diberikan tugas dalam masing-masing kelompok tersebut. Tugas yang diberikan oleh guru yaitu masing-masing kelompok membuat mind map tentang materi yang telah dipelajari. Mind map yang dibuat dalam masing-masing kelompok sesuai dengan kreativitas siswa dalam kelompok, sehingga guru memberikan kebebasan dalam berkreasi. Dalam mengerjakan mind map nada musik mozart masih dimainkan dengan volume sedang. Dalam mengerjakan mind map guru juga mempersilahkan siswa jika ingin bertanya. Karena membuat mind map membutuhkan waktu yang lama, maka tugas kelompok tersebut dijadikan sebuah pekerjaan rumah namun tetap berkelompok dan dipresentasikan pada pertemuan kedua dalam siklus II. Sebelum siswa mengerjakan mind map tersebut siswa mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk dan lembar refleksi. LKS tersebut merupakan petunjuk membuat mind map. Karena waktu yang tidak mencukupi untuk mempresentasikan mind map yang dibuat oleh siswa dan beberapa kelompok belum selesai mengerjakan mind map tersebut, maka dilanjutkan pada pertemuan kedua dalam siklus II. Sebelum pelajaran tersebut diakhiri, guru mematikan musik mozart lalu memberikan tindak lanjut dan ditutup dengan doa penutup. Pertemuan kedua yang dilaksanakan selama dua jam pelajaran yaitu 3x35 menit dilaksanakan pada tanggal 9 April 2015 dengan materi yang sama pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
pertemuan pertama yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Pertemuan kedua yang dilaksanakan dengan alokasi 3x35 menit dengan rincian yaitu dua jam pelajaran digunakan untuk presentasi hasil mind map siswa yang telah dibuat pada pertemuan pertama. Satu jam berikutnya yaitu 1x35 menit digunakan untuk mengerjakan soal evaluasi siklus II dengan materi tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan. Pertemuan kedua pada kegiatan pembelajaran IPS ini dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini. Sebelum memulai pelajaran guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu wajib yang berjudul “Satu Nusa Satu Bangsa” supaya membangkitkan semangat siswa sebelum belajar. Selanjutnya guru melakukan tanya jawab mengenai makna lagu wajib yang dinyanyikan tersebut dengan siswa. Guru memberikan penjelasan mengenai makna lagu wajib tersebut yang berhubungan dengan materi yang dipelajari yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang. Seperti sebelumnya dalam kegiatan belajar mengajar ini menggunakan latar musik yaitu musik mozart. Karena siswa sudah mulai terbiasa, maka pada siklus II ini peneliti tidak begitu menemukan kendala dan mudah untuk ditangani. Sebelum memulai pelajaran guru dengan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang dipelajari pada pertemuan pertama. Setelah melakukan tanya jawab dengan siswa, pada kegiatan ini siswa kembali masuk dalam kelompok yang sama pada pertemuan pertama. Setelah membentuk kelompok dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
berkumpul kembali dengan kelompoknya, selanjutnya guru menunjuk salah satu kelompok untuk melakukan presentasi mengenai hasil mind map yang dikerjakan pada pertemuan pertama. Presentasi tersebut dilakukan hingga semua kelompok mendapatkan giliran untuk mempresentasikan hasil kerja mind map mereka. Dalam kegiatan presentasi tersebut suara latar musik mozart diperkecil supaya siswa
yang
lain
dapat
mendengarkan
hasil
presentasi
teman
yang
mempresentasikan. Pada pertemuan dalam siklus II kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajari hampir sama dengan siklus I, namun berbeda dalam penyampaian materi, pembagian kelompok, dan lebih melakukan pendampingan dengan siswa-siswa yang kurang paham dengan tugas yang diberikan. Setelah semua kelompok sudah mempresentasikan hasil mind map yang telah dibuat pada pertemuan pertama. Selanjutnya siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II tentang materi yang telah dipelajari yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang dan mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan. Setelah selesai mengerjakan soal evaluasi siklus II dan lembar kuesioner, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dipahami dari soal evaluasi. Sebelum kegiatan belajar diakhiri, guru memberikan tindak lanjut yaitu guru memberikan penjelasan sekilas mengenai materi yang akan dipelajari selanjutnya. Dan guru memberikan rangkuman materi pelajaran pada hari ini yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Lalu guru mematikan nada musik mozart dan diakhiri dengan salah satu siswa memimpin doa penutup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
3. Observasi Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti. Observasi ini dilakukan pada pertemuan pertama dalam siklus II. Observer dalam penelitian ini bertugas untuk melihat jumlah siswa yang aktif dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Karena aspek yang dinilai oleh observer yaitu kerjasama siswa dalam pembuatan mind map dan penilaian tersebut ada dalam penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu dalam pembuatan mind map. Observasi tersebut dilakukan perkelompok, dengan mengamati 2-3 siswa dalam kelompok. 4. Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama pada tanggal 8 April 2015. Secara keseluruhan sudah berjalan dengan baik. Dengan penggunaan latar musik, membuat mind map, dan adanya poster di dalam kelas. Siswa sudah mulai terbiasa dan sudah tidak banyak bertanya mengenai hal tersebut. Dalam pembuatan mind map siswa juga nampak antusias, hal ini terlihat dari peran masing-masing siswa yang turut ambil bagian dalam mengerjakan mind map. Dalam siklus II ini sudah berkurang hal yang tampak dalam kegaduhan siswa, karena sebagian besar siswa ambil bagian dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga hanya memiliki kesempatan kecil untuk mengobrol dengan teman yang bukan kelompoknya dan mereka hanya fokus dengan teman kelompoknya. Dalam siklus II ini siswa sudah bisa memahami dan mengenal tokoh-tokoh pejuang serta mengerti apa yang sedang diperjuangkan para tokoh pejuang pada masa itu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Pada pertemuan kedua dalam siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 9 April 2015 secara umum proses pembelajaran yang dilaksanakan berjalan baik. Siswa sudah mulai berani mempresentasikan hasil mind map yang mereka buat di depan kelas. Siswa sudah mulai mengerti dan memahami hal yang akan dipelajari dan mereka lebih antusias dari sebelumnya. Penggunaan latar musik pun tidak mengalami kendala, mereka merasa nyaman dengan adanya musik tersebut. Namun ketika presentasi musik tersebut di perkecil bahkan dimatikan supaya siswa
dapat
lebih
memperhatikan
presentasi
temannya.
Siswa
yang
memperhatikan presentasi temannya di depan kelas juga terkondisikan, karena mereka antusias untuk melihat hasil karya temannya dari kelompok lain. Hal tersebut dikarenakan oleh usaha yang dibuat siswa lebih maksimal dari sebelumnya. Proses dan hasil yang diperoleh dari dua pertemuan dalam siklus II dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan model pembelajaran Quantum mengalami peningkatan. Kualitas proses dalam motivasi belajar juga meningkat dan memenuhi target capaian. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45%. Target capaian dari siklus I adalah 60% menjadi 90%. Adapun hasil yang dicapai dalam kualitas proses dalam penelitian ini adalah 97%. Kualitas hasil prestasi belajar dalam penelitian di siklus II ini dilihat dari dua indikator yaitu siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. Pada kondisi awal jumlah siswa yang lulus KKM adalah 42,8%. Target capaian yang ditentukan untuk indikator siswa yang lulus KKM dalam siklus I adalah 60%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
menjadi 95%.. Hasil yang dicapai untuk indikator siswa yang lulus KKM pada siklus II ini adalah 100%. Kondisi awal rata-rata nilai kelas adalah 62,5. Target capaian untuk indikator rata-rata nilai kelas pada siklus I adalah 68 dan siklus II ditingkatkan menjadi 75. Hasil yang dicapai untuk indikator rata-rata nilai kelas pada siklus II ini adalah 75,85. Hasil dari capaian variabel motivasi dan prestasi belajar sudah mencapai target penelitian dan mengalami peningkatan sehingga penelitian ini berhenti di siklus II. b. Hasil Penelitian a) Kualitas Proses Kualitas proses dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi dalam pembelajaran IPS. Motivasi siswa dijabarkan dalam 5 indikator. Indikator pertama yaitu keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar, indikator kedua yaitu kemauan meningkatkan prestasi belajar, indikator ketiga yaitu kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran, indikator keempat yaitu keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui, dan indikator kelima yaitu keaktifan dalam mengikuti pelajaran. Motivasi siswa diklasifikasikan dalam 5 kategori yaitu motivasi sangat tinggi, motivasi tinggi, motivasi cukup, motivasi rendah, dan motivasi sangat rendah. Siswa dapat dikatakan memiliki motivasi jika mencapai kategori minimal motivasi tinggi. Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Quantum. Kuesioner pertama dibagikan kepada siswa sebelum melakukan penelitian untuk mengetahui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
motivasi awal siswa dalam pembelajaran IPS. Lalu selanjutnya kuesioner kedua dibagikan setelah melakukan tindakan pada siklus I untuk mengetahui motivasi siswa setelah melakukan tindakan pada siklus I. Selanjutnya kuesioner ketiga dibagikan setelah tindakan siklus II untuk mengetahui motivasi masing-masing siswa setelah melakukan tindakan pada siklus II. Berdasarkan hasil kuesioner sebelum penelitian dilaksanakan, diperoleh data tentang motivasi awal siswa. Data awal siswa yang termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi ada 5 dari 31 siswa yang hadir (16%), kategori motivasi tinggi ada 9 dari 31 siswa (29%), dan yang termasuk dalam kategori motivasi cukup ada 17 dari 31 siswa (55%). Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang mencapai kategori minimal motivasi tinggi dalam pembelajaran IPS ada 14 dari 31 siswa (45%). Data awal motivasi siswa dapat dilihat pada Tabel IV.3
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama A.M.N M.O D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I
Tabel IV.3 Data Awal Motivasi Siswa Skor Kuesioner 65 63 73 63 82 63 64 65 81 64 81 65 64
Kategori Motivasi cukup Motivasi cukup
Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi cukup Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama
Skor Kuesioner
Kategori
R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M
86 71 65 69 64 71 65 74 64 68 64 65 71 65 78 82 77 65
Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi cukup
Jumlah Presentase
98
14 siswa dari 31 siswa mencapai kriteria minimal motivasi tinggi 45%
Hasil kuesioner kedua yang diberikan setelah melakukan tindakan siklus I menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang mencapai kategori minimal motivasi tinnggi. Dalam kuesioner kedua ini jumlah siswa yang termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi naik menjadi 6 dari 31 siswa yang hadir (19,5%), siswa yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi naik menjadi 19 dari 31 siswa (61%), dan siswa yang termasuk dalam kategori motivasi cukup ada 6 dari 31 siswa (19,5%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
mencapai kategori minimal motivasi tinggi naik menjadi 25 siswa dari 31 siswa (80,5%). Data motivasi siswa siklus I dapat dilihat pada Tabel IV.4 Tabel IV.4 Data Motivasi Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama A.M.N M.O D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M
Skor Kuesioner 75 77
Kategori Motivasi tinggi Motivasi tinggi
73 64 84 65 66 78 81 64 82 75 65 86 71 68 82 65 71 77 75 69 76 65 68 71 68 78 82 77 78
Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi cukup Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nama
Skor Kuesioner
Jumlah Presentase
100
Kategori 25 siswa dari 31 siswa mencapai kriteria minimal motivasi tinggi 80,5%
Dari hasil kuesioner yang ketiga yang dilaksanakan pada siklus II ini, menunjukkan adanya peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS. Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai kategori minimal motivasi tinggi. Dalam kuesioner ketiga ini jumlah siswa yang termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi ada 12 dari 34 siswa (35%), kategori motivasi tinggi ada 21 dari 34 siswa (62%), dan kategori motivasi cukup ada 1 dari 34 siswa (3%). Dan dari data awal, siklus I hingga siklus II tidak ada siswa dalam kategori motivasi rendah dan sangat rendah. Dari data tersebut dapat disimpulakan bahwa siswa yang mencapai kategori minimal motivasi tinggi ada 33 siswa dari 34 siswa (97%). Data motivasi siswa siklus II dapat dilihat pada Tabel IV.5
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S
Tabel IV.5 Data Motivasi Siswa Siklus II Skor Kuesioner 80 83 82 79 77 78 86 77 76 83
Kategori
Motivasi sangat tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
101
Nama
Skor Kuesioner
Kategori
C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D
84 65 84 82 77 83 76 77 76 74 75 79 75 76 75 80 75 76 75 76 81 78 82 82
Motivasi sangat tinggi Motivasi cukup Motivasi sangat tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi tinggi Motivasi sangat tinggi Motivasi sangat tinggi 33 siswa dari 34 siswa mencapai kriteria minimal motivasi tinggi 97%
Jumlah Presentase
Dari tabel IV.3, tabel IV.4, dan tabel IV.5 diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan motivasi siswa. pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45%, lalu setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi menjadi 80,5% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II meningkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
menjadi 97%. Rangkuman data motivasi yang dilakukan dari kondisi awal siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel IV.6 Tabel IV.6 Rangkuman Data Motivasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama siswa A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D
Data awal Skor Kriteria 65 C 63 C 73 T 63 C 82 St 63 C 64 C 65 C 81 St 64 C 81 St 65 C 64 C 86 St 71 T 65 C 69 T 64 C 71 T 65 C 74 T 64 C 68 T 64 C 65 C 71 T 65 C 78 T 82 St 77 T 65 C -
Skor 75 77 73 64 84 65 66 78 81 64 82 75 65 86 71 68 82 65 71 77 75 69 76 65 68 71 68 78 82 77 78 -
Siklus I Kriteria T T T C St C T T St C St T C St T T St C T T T T T C T T T T St T T -
Skor 80 83 82 79 77 78 86 77 76 83 84 65 84 82 77 83 76 77 76 74 75 79 75 76 75 80 75 76 75 76 81 78 82 82
Siklus II Kriteria St St St T T T St T T St St C St St T St T T T T T T T T T T T T T T St T St St
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nama siswa Jumlah
Presentase
Data awal Skor Kriteria 14 siswa dari 31 siswa mencapai kriteria minimal motivasi tinggi 45%
Skor
Siklus I Kriteria 25 siswa dari 31 siswa mencapai kriteria minimal motivasi tinggi 80,5%
Skor
103
Siklus II Kriteria 33 siswa dari 34 siswa mencapai kriteria minimal motivasi tinggi 97%
Keterangan: St
= Motivasi sangat tinggi
T
= Motivasi tinggi
C
= Motivasi cukup
R
= Motivasi rendah
Sr
= Motivasi Sangat rendah
b) Kualitas Hasil Prestasi hasil belajar siswa pada setiap siklus dihitung dari aspek kognitif. Aspek kognitif diambil dari nilai evaluasi dan nilai LKS yang didalamnya merupakan nilai produk mind map. Dalam siklus I peneliti menggunakan soal evaluasi tes pilihan ganda dengan jumlah soal 15. Tes evaluasi ini dilaksanakan pada pertemuan kedua dan penilaian LKS (produk mind map) dilaksanakan pada pertemuan pertama untuk menilai kerjasama siswa dan pertemuan kedua untuk menilai hasil keterampilan membuat mind map. Nilai akhir siklus I ditentukan dengan menjumlahkan nilai evaluasi dan nilai LKS, kemudian menghitung rata-ratanya. Setelah hasil akhir diperoleh, kemudian peneliti menentukan siswa yang lulus KKM. Siswa dapat dikatakan lulus KKM
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
jika nilai akhir yang diperoleh melebihi atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 66. Rata-rata kelas diperoleh dengan menghitung rata-rata nilai akhir. Dari hasil penelitian siklus I jumlah siswa yang lulus KKM adalah 26 dai 31 siswa (83%). Rata-rata nilai kelas yang dicapai pada siklus I adalah 69,7. Hasil nilai akhir siklus I dapat dilihat pada Tabel IV.7
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R
Tabel IV.7 Hasil Nilai Akhir Siklus I Nilai Nilai LKS Nilai akhir evaluasi 80 80 80 53 93 80 86 86 80 53 80 66 66 73 73 53 60 46 93 86 73 73 80 66 73 86 86
60 60 60 60 70 60 70 70 60 60 70 70 70 70 70 60 60 60 60 60 70 60 60 70 70 60 60
70 70 70 56.5 81.5 70 78 78 70 56.5 75 68 68 71.5 71.5 56.5 60 53 76.5 73 71.5 66.5 70 68 71.5 73 73
Kriteria L L L TL L L L L L TL L L L L L TL TL TL L L L L L L L L L
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
No
Nama
Nilai evaluasi
Nilai LKS
Nilai akhir
Kriteria
30 31 32 33 34
M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D Rata-rata kelas Jumlah siswa yang mencapai KKM Presentase
66 86 86 73 -
70 70 70 70 -
68 78 78 71.5 69,7
L L L L -
26 dari 31 siswa mencapai KKM 83%
Dalam siklus II sama seperti pada siklus I peneliti menggunakan soal evaluasi tes pilihan ganda dengan jumlah soal 15. Tes evaluasi ini dilaksanakan pada pertemuan kedua dan penilaian LKS (produk mind map) dilaksanakan pada pertemuan pertama untuk menilai kerjasama siswa dan pertemuan kedua untuk menilai hasil keterampilan membuat mind map. Nilai akhir siklus I ditentukan dengan menjumlahkan nilai evaluasi dan nilai LKS, kemudian menghitung rata-ratanya. Setelah hasil akhir diperoleh, kemudian peneliti menentukan siswa yang lulus KKM. Siswa dapat dikatakan lulus KKM jika nilai akhir yang diperoleh melebihi atau sama dengan KKM yang ditentukan yaitu 66. Rata-rata kelas diperoleh dengan menghitung rata-rata nilai akhir. Dari hasil penelitian siklus II jumlah siswa yang lulus KKM adalah 34 dari 34 siswa (100%). Rata-rata nilai kelas yang dicapai pada siklus II adalah 75,85. Hasil nilai akhir siklus II dapat dilihat pada Tabel IV.8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D
Tabel IV.8 Hasil Akhir Siklus II Nilai Nilai LKS Nilai akhir evaluasi 73 70 71.5 66 70 68 93 70 81.5 66 70 68 86 70 78 80 70 75 93 80 86.5 86 70 78 73 80 76.5 73 80 76.5 93 70 81.5 73 70 71.5 93 70 81.5 86 70 78 86 80 83 80 70 75 100 70 85 80 70 75 66 70 68 73 70 71.5 80 70 75 93 70 81.5 73 80 76.5 80 70 75 86 70 78 73 70 71.5 66 70 68 73 70 71.5 80 70 75 80 70 75 80 80 80 86 80 83 66 70 68 73 70 71.5
106
Kriteria L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Nama
Nilai evaluasi
Nilai LKS
Nilai akhir
107
Kriteria
75,85
Rata-rata
34 dari 34 siswa mencapai KKM 100%
Jumlah siswa yang mencapai KKM Presentase
Berdasarkan hasil dari daftar nilai setiap siklus diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 42,8% dan setelah dilaksanakan tindkan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu menjadi 83% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM menjadi 100%. Selain peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM, peningkatan prestasi belajar juga dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas. Dalam data awal menunjukkan nilai rata-rata kelas adalah 62,8. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, nilai rata-rata meningkat menjadi 69,7 dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat kembali menjadi 75,85. Hasil rangkuman nilai akhir siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel IV.9 Tabel IV.9 Hasil Rangkuman Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II No
Nama siswa Nilai
1 2 3 4 5 6 7
A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A
70 70 70 56.5 81.5
Siklus I Kriteria L L L TL L
Nilai 71.5 68 81.5 68 78 75 86.5
Siklus II Kriteria L L L L L L L
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama siswa J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D Rata-rata kelas
Nilai 70 78 78 70 56.5 75 68 68 71.5 71.5 56.5 60 53 76.5 73 71.5 66.5 70 68 71.5 73 73 68 78 78 71.5 69,7
Siklus I Kriteria L L L L TL L L L L L TL TL TL L L L L L L L L L L L L L -
Nilai 78 76.5 76.5 81.5 71.5 81.5 78 83 75 85 75 68 71.5 75 81.5 76.5 75 78 71.5 68 71.5 75 75 80 83 68 71.5 75,85
108
Siklus II Kriteria L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L L
Jumlah siswa yang mencapai KKM
26 dari 31 siswa mencapai KKM
34 dari 34 siswa mencapai KKM
Persentase
83%
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
B. Pembahasan Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Sarikarya dengan jumlah 34 siswa. Objek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran Quantum. Terdapat 5 indikator yang digunakan peneliti untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran IPS, indikator pertama yaitu keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar, indikator kedua yaitu kemauan meningkatkan prestasi belajar, indikator ketiga yaitu kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran, indikator keempat yaitu keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui, dan indikator kelima yaitu keaktifan dalam mengikuti pelajaran. Dalam melihat ketercapaian 5 indikator tersebut peneliti menggunakan kuesioner. Data awal yang diperoleh peneliti sebelum melakukan tindakan penelitian menunjukkan bahwa banyak siswa yang tidak mencapai kriteria motivasi tinggi dan sangat tinggi. Dari 31 siswa yang hadir
terdapat 14 siswa (45%) yang
mencapai kriteria minimal motivasi tinggi. Lalu setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi menjadi 25 siswa dari 31 siswa (80,5%). Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II motivasi siswa meningkat, jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi menjadi 33 dari 34 siswa (97%).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Data awal prestasi belajar siswa yang diperoleh peneliti sebelum penelitian menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 42,8 % dengan rata-rata nilai kelas adalah 62,5. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang mencapai KKM naik menjadi 83 % dengan rata-rata nilai kelas adalah 69,7. Pada siklus II terjadi kenaikan kembali yaitu jumlah siswa yang mencapai KKM yang ditentukan yaitu 100% dengan rata-rata nilai kelas adalah 75,85. Capaian prestasi belajar pada siklus II ini telah mencapai target capaian yang ditentukan oleh peneliti sehingga peneliti mengakhiri penelitian ini. Pencapaian indikator penelitian dapat dilihat pada Tabel IV.10 Tabel IV.10 Pencapaian Indikator Penelitian Variabel
Indikator
Deskriptor
Kondisi awal
Motivasi
1.Keinginan/dor ongan dari diri sendiri untuk belajar 2.Kemauan meningkatkan prestasi belajar 3.Kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran 4.Keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui 5.Keaktifan dalam mengikuti pelajaran
Jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi : jumlah seluruh siswa x 100%
45%
Siklus I Target Capaian capaian
60%
80,5%
Siklus II Target Capaian capaian
90%
97%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel
Indikator
Siswa yang lulus KKM Prestasi belajar Rata-rata nilai kelas
Deskriptor (Jumlah siswa yang lulus KKM : jumlah seluruh siswa) x 100% Jumlah nilai seluruh siswa : jumlah siswa
Kondisi awal
Siklus I Target Capaian capaian
111
Siklus II Target Capaian capaian
42,8%
60%
83%
95%
100%
62,5
68
69,7
75
75,85
Dari tabel IV.10 diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan motivasi siswa. pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45%, lalu setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi menjadi 80,5% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 97%. Berdasarkan hasil dari daftar nilai setiap siklus diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 42,8% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu menjadi 83% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II jumlah siswa yang mencapai KKM menjadi 100%. Selain peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM, peningkatan prestasi belajar juga dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas. Dalam data awal menunjukkan nilai rata-rata kelas adalah 62,8 setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 69,7 dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, nilai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
rata-rata kelas meningkat kembali menjadi 75,85. Hasil dari motivasi maupun prestasi belajar siswa telah mencapai target capaian yang ditentukan peneliti, maka peneliti menyatakan dalam penelitian ini telah berhasil dan berhenti pada siklus II. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1 April 2015 selama 3x35 menit (3JP). Peningkatan motivasi siswa terjadi setelah dilakukan tindakan pembelajaran dalam model pembelajaran Quantum. Di dalam model pembelajaran Quantum mengatakan bahwa terdapat pelajar yang suka mendengarkan musik sambil belajar, atau belajar sambil mendengarkan musik. Pelajar yang seperti itu dinamakan pelajar auditorial. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan latar musik supaya siswa yang merupakan pelajar auditorial dapat mengembangkan kreativitas belajar mereka dengan belajar sambil mendengarkan musik. Musik yang digunakan juga menyesuaikan dan yang bermanfaat. Disini peneliti menggunakan nada musik mozart, yang didalam musik tersebut lebih terasa pelan, nyaman, dan tenang, sehingga dapat menenangkan pikiran. Di dalam model pembelajaran Quantum sendiri juga terdapat pelajar visual. Pelajar visual sendiri yaitu pelajar yang senang melakukan kegiatan belajar dengan melihat. Disini peneliti menggunakan poster-poster yang berisi motivasi dan kata-kata penyemangat bagi siswa. Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan mind map sebagai salah satu cara supaya siswa mudah mengingat materi yang dipelajari dan membuat kreativitas mereka sendiri. Pada awal pembelajaran seperti biasanya dilakukan oleh guru dengan menyapa dan menanyakan kabar para siswa hari ini. Kegiatan awal pembelajaran dapat dilihat dalam Gambar IV.1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Gambar IV.1 Awal pembelajaran oleh guru
Gambar IV.1 ini yang merupakan awal pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I ini dimulai oleh guru kelas V. Dalam gambar tersebut menunjukkan bahwa adanya timbal balik antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran. Materi yang diajarkan yaitu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Kegiatan pembelajaran IPS pada pertemuan pertama ini dimulai oleh guru dengan menyampaikan salam, berdoa, dan mempresentasikan kehadiran siswa. Pada pertemuan pertama ini terdapat 31 siswa yang hadir dari 34 siswa kelas V SD Negeri Sarikarya. Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran telah menunjukkan 7 komponen dalam pembelajaran Quantum. Komponen-komponen dalam pembelajaran Quantum yang digunakan oleh peneliti selalu dimunculkan dalam setiap siklus. Tujuh komponen dalam model pembelajaran Quantum tersebut pada tahap pertama adalah Menata latar belajar. Di dalam menata latar belajar peneliti yang bekerjasama dengan guru pada mata pelajaran tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
menggunakan latar musik mozart untuk menata latar situasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Perangkat-perangkat yang digunakan peneliti untuk menata latar musik tersebut dapat dilihat dalam Gambar IV.2 Gambar IV.2 Perangkat latar musik mozart
Gambar IV.2 menunjukkan perangkat yang digunakan untuk membangun latar musik. Perangkat yang digunakan peneliti terdiri dari laptop, speaker (pengeras suara) dan beberapa musik mozart. Musik mozart yang digunakan yaitu beethoven moonlight, couronnement travail basse (sanctus mozart), greensleeves (mozart), dan violin concerto no.3 (mozart). Lalu sebelum pelajaran dimulai siswa diajak untuk menempelkan beberapa poster motivasi di dinding kelas. Poster tersebut oleh peneliti digunakan sebagai motivasi siswa dalam belajar. Hal ini terdapat dalam tujuh komponen pembelajaran Quantum yang kedua yaitu memupuk sikap juara. Beberapa siswa diminta untuk menempelkan poster. Hal tersebut dapat dilihat dalam Gambar IV.3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Gambar IV.3 Penempelan poster pada dinding kelas
Gambar IV.3 menunjukkan keterlibatan siswa dalam menempelkan poster. Salah satu kata yang terdapat dalam poster yaitu “Play, Learn, and Growing Together” yang memiliki arti bermain, belajar, dan berkembang bersama. Dengan kata-kata tersebut siswa dapat memiliki sikap juara seperti dalam komponen model pembelajaran Quantum. Adanya poster ini seperti halnya memberikan harapan kepada para siswa, bahwa belajar itu tidak menyeramkan. Belajar itu dapat dilakukan dengan bermain dan itu dapat dilakukan bersama-sama. Harapanharapan tersebut dapat memberikan motivasi yang tinggi dalam belajar. Setelah menempelkan poster siswa diajak untuk menemukan gaya belajar sendiri. Hal ini terdapat dalam komponen penting dalam pembelajaran Quantum yang ketiga. Siswa diajak untuk menyanyikan lagu kebangsaan yaitu “Maju Tak Gentar”, supaya lebih semangat dalam belajar dan dapat memahami arti dari lagu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
kebangsaan tersebut. Dalam memahami arti lagu tersebut dilakukan tanya jawab dengan guru. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dengan menggunakan mind map yang di buat guru di papan tulis. Mind map merupakan komponen pembelajaran Quantum yang keempat. Bagi siswa seringkali berarti perbedaan antara mendapatkan nilai tinggi atau rendah pada saat ujian. Tanpa mencatat dan mengulanginya, kebanyakan orang hanya mampu mengingat sebagian kecil materi yang mereka baca atau dengar. Pencatatan yang efektif dapat menghemat waktu dengan membantu menyimpan informasi secara mudah dan mengingatnya kembali jika diperlukan. Teknik yang cocok dengan kerja otak yaitu mencatat dengan peta pikiran (mind map). Mind map juga dapat membantu meningkatkan daya ingat. Seperti dalam komponen pembelajaran Quantum yang kelima dan yang keenam yaitu meningkatkan kemampuan membaca berfikir logis dan kritis. Ketujuh yaitu berfikir logis dan kreatif. Hal tersebut dapat disalurkan dalam mind map yang akan dibuat oleh siswa. Lalu setelah penjelasan materi dengan menggunakan mind map tersebut telah diselesaikan, siswa dibagi ke dalam kelompok. Siswa dibagi menjadi 8 kelompok besar, setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa. Guru membagi siswa dengan cara berhitung supaya dalam pembagian kelompok menyeluruh dan tidak pilih-pilih tetapi sesuai dengan nomor yang didapat. Setelah siswa berhitung 1-8, dan siswa sudah mendapatkan nomor masing-masing selanjutnya siswa berkumpul dengan teman yang memiliki nomor yang sama dengan yang dimiliki masing-masing siswa. Setelah kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
terbentuk dan sudah berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, selanjutnya siswa diberikan tugas dalam masing-masing kelompok tersebut. Tugas yang diberikan oleh guru yaitu masing-masing kelompok membuat mind map tentang materi yang telah dipelajari. Pembuatan mind map dalam kelompok dapat dilihat dalam Gambar IV.4 Gambar IV.4 Mengerjakan LKS dan membuat mind map oleh siswa
Mind map yang dibuat dalam masing-masing kelompok sesuai dengan kreatifitas siswa dalam kelompok, sehingga guru memberikan kebebasan dalam berkreasi. Dalam mengerjakan mind map nada musik mozart masih dimainkan dengan volume sedang. Membuat mind map juga dapat daya ingat siswa meningkat karena mencatat hasil materi pelajaran yang telah dipelajari dengan kreasi sendiri. Itu juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar karena siswa dapat berkreasi sesuai yang diinginkan. Pembuatan mind map tersebut merupakan LKS. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi petunjuk, dan lembar refleksi. LKS tersebut merupakan petunjuk membuat mind map. LKS tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
dikerjakan berdasarkan kelompok yang telah dibagi oleh guru. Menurut Buzan (2005) menyatakan bahwa secara harfiah, mind map adalah sebuah peta pikiran yang
menggunakan
unsur-unsur
utama
dari
memori,
asosiasi,
lokasi,
keistimewaan, dan yang mengarahkan semua keterampilan otak kiri dan otak kanan. Mind map memiliki beberapa tujuan yaitu a) memberikan tinjauan menyeluruh atas sebuah subjek/area yang luas; b) membuat anda mampu merencanakan rute/membuat pilihan serta menunjukkan arah tujuan dan keberadaan anda; c) menghimpun dan menyimpan sejumlah besar data; d) mendukung proses pemecahan masalah dengan menemukan jalan baru yang kreatif; e) membuat anda mampu bersikap sangat efisien; f) enak dilihat, dibaca, direnungkan, dan diingat; g) menarik dan menahan perhatian mata/otak. Peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran siklus I diperkuat dari hasil kuesioner yang telah dibagikan. Kuesioner motivasi ini dibagikan pada setiap akhir siklus. Siswa mengisi kuesioner yang memiliki 5 indikator yaitu keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar, kemauan meningkatkan prestasi belajar, kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran, keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui, dan keaktifan dalam mengikuti pelajaran. Hasil kuesioner siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar IV.5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Gambar IV.5 Hasil Kuesioner Siswa Siklus I (1)
Kuesioner pada gambar IV.5 merupakan kuesioner siswa siklus I dalam kategori motivasi sangat tinggi karena memiliki skor 86. Kuesioner tersebut mempunyai pilihan jawaban sangat setuju untuk 5 item pernyataan yaitu saya belajar atas kemauan sendiri tanpa disuruh orang lain untuk belajar, saya mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya, materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya, pada pembelajaran ini ada hal yang membuat saya merasa ingin tahu lebih lanjut, saya merasa senang mempelajari materi pelajaran ini. Terdapat 3 pilihan jawaban setuju untuk item pernyataan yaitu saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
mempersiapkan materi pelajaran sebelum berangkat sekolah, saya mudah memahami materi pembelajaran ini, saya mudah mengingat materi pelajaran ini. Kuesioner untuk pilihan jawaban ragu-ragu terdapat 2 item yaitu untuk pernyataan materi pelajaran ini lebih sulit dari yang saya harapkan, saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya. Terdapat 7 item dengan pilihan jawaban tidak setuju dengan pernyataan yaitu saya mempelajari kembali materi pelajaran yang disampaikan guru di rumah, saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan, saya merasa bosan mempelajari materi ini, saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung, saya selalu menunda pekerjaan (tugas) yang diberikan oleh guru, saya sulit memahami materi pembelajaran ini, saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran. Dan terdapat 3 item untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju pada pernyataan yaitu saya belajar ketika disuruh orang lain untuk belajar, saya lebih senang bermain daripada belajar ketika di rumah, saya sering tidur dalam kelas saat guru menjelaskan materi. Dalam siklus I ini, hanya terdapat 6 siswa yang belum mencapai kriteria minimal motivasi tinggi. Hasil kuesioner siswa siklus I yang belum mencapai kriteria minimal motivasi tinggi dapat dilihat pada Gambar IV.6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
Gambar IV.6 Hasil kuesioner siswa siklus I (2)
Pada gambar IV.6 terlihat bahwa kuesioner mempunyai total skor 64 sehingga termasuk kedalam kategori motivasi cukup. Kuesioner tersebut tidak memiliki item pada pilihan jawaban sangat setuju. Kuesioner tersebut memiliki pilihan jawaban setuju untuk 1 item pernyataan yaitu pada pembelajaran ini ada hal yang membuat saya merasa ingin tahu lebih lanjut. Terdapat 16 item untuk pilihan jawaban ragu-ragu pada pernyataan yaitu saya belajar atas kemauan sendiri tanpa disuruh orang lain untuk belajar, saya belajar ketika disuruh orang lain untuk belajar, saya mempelajari kembali materi pelajaran yang disampaikan guru di rumah, saya mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya, saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
mempersiapkan materi pelajaran sebelum berangkat sekolah, saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan, saya sering tidur dalam kelas saat guru menjelaskan materi, materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya, materi pelajaran ini lebih sulit dari yang saya harapkan, saya merasa senang mempelajari materi pelajaran ini, saya merasa bosan mempelajari materi ini, saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya, saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung, saya mudah memahami materi pembelajaran ini, saya sulit memahami materi pembelajaran ini, saya mudah mengingat materi pelajaran ini. Terdapat 3 item pada pilihan jawaban tidak setuju untuk pernyataan saya lebih senang bermain daripada belajar ketika di rumah, saya selalu menunda pekerjaan (tugas) yang diberikan oleh guru, saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran dan tidak ada item yang dipilih untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner siklus I, jumlah siswa yang termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi naik menjadi 6 dari 31 siswa (19,5%) dari data awal, siswa yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi terdapat 19 dari 31 siswa (61%), siswa yang termasuk dalam kategori motivasi cukup terdapat 6 dari 31 siswa (19,5%), dan tidak ada siswa yang termasuk ke dalam kategori motivasi rendah dan motivasi sangat rendah. Dari data di atas dapat diketahui jumlah siswa yang mencapai kategori motivasi sangat tinggi dan tinggi naik menjadi 25 dari 31 siswa (80,5%). Motivasi siswa sudah mengalami peningkatan dari data awal sebelum dilaksanakan tindakan siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Kegiatan pembuatan mind map yang ada dalam LKS pada siklus I dilaksanakan dan dikerjakan berdasarkan kelompok yang sudah ditetapkan. Hasil mind map siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar IV.7 Gambar IV.7 Hasil mind map siswa siklus I
Mind map pada gambar IV.7 merupakan hasil dari salah satu kelompok dalam membuat mind map. Mind map tersebut dinilai menggunakan penilaian dengan kriteria yaitu keterampilan membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan kerjasama dalam diskusi (mandiri dan aktif). Keterampilan yang dinilai juga dengan kriteria membuat mind
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna sesuai, rapi, jelas, sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Kerjasama yang dinilai dalam pembuatan mind map melalui observasi pada pertemuan pertama siklus I yang menilai tentang 4-5 siswa dalam 1 kelompok berperan serta dalam memberikan pendapat dan terlibat langsung membuat mind map. Setelah siswa membuat mind map sesuai dengan materi pembelajaran siklus I yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda, selanjutnya siswa mempresentasikan hasil mind map mereka di depan kelas. Presentasi mind map siklus I dilaksanakan pada pertemuan kedua. Presentasi mind map dapat dilihat pada Gambar IV.8 Gambar IV.8 Presentasi Mind map Siswa Siklus I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar
IV.8
merupakan
salah
satu
foto
ketika
siswa
125
sedang
mempresentasikan hasil pembuatan mind map tentang materi IPS yaitu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda. Suara siswa dalam mempresentasikan hasil mind map kurang keras. Beberapa diantara mereka dalam mempresentasikan masih terlihat main-main karena malu untuk tampil di depan kelas. Pada akhir pembelajaran siklus I peneliti memberikan lembar refleksi yang terdapat dala lembar LKS kepada siswa. peneliti menggunakan lembar refleksi untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus I ini. Hasil refleksi siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar IV.9 Gambar IV.9 Hasil refleksi siswa siklus I (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Dari gambar IV.9 nampak bahwa siswa tidak menemukan kesulitan dalam proses pembelajaran. Siswa menuliskan bahwa mereka senang dapat mengetahui tentang perjuangan pada masa penjajahan Belanda. Dalam tindak lanjut siswa mereka dapat mengenang jasa pahlawan. Hasil refleksi siswa siklus I lainnya dapat dilihat pada Gambar IV.10 Gambar IV.10 Hasil Refleksi Siswa Siklus I (2)
Dari refleksi gambar IV.10 menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menggambar mind map tentang perjuangan para pahlawan masa penjajahan Belanda. Namun mereka memiliki perasaan senang karena bisa mengerti para tokoh yang berjuang demi rakyat Indonesia melawan Belanda dan negara-negara lainnya yang menjajah Indonesia. Kesulitan atau kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran tersebut akan menjadikan bahan untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Dalam siklus I sudah diperoleh hasil bahwa terjadi peningkatan motivasi siswa. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45%, lalu setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi menjadi 80,5%. Berdasarkan hasil dari daftar nilai setiap siklus diperoleh kesimpulan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 42,8% dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu menjadi 83%. Selain peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM, peningkatan prestasi belajar juga dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas. Dalam data awal menunjukkan nilai rata-rata kelas adalah 62,8 setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I meningkat menjadi 69,7. Hasil dari motivasi maupun prestasi belajar siswa telah mencapai target capaian yang ditentukan peneliti yaitu nilai yang dicapai adalah 75% siswa memperoleh nilai 66 atau lebih untuk mata pelajaran IPS kelas V dan 75% siswa memiliki tingkat motivasi yang sangat tinggi, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki, maka peneliti menyatakan untuk melanjutkan penelitian ke siklus II. Berdasarkan hasil pengamatan siklus I peneliti akan memperbaiki beberapa hal seperti pada saat kegiatan belajar mengajar pada siklus I, siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dibagi menjadi 8 kelompok. Pada pertemuan pertama ini terdapat 31 siswa yang hadir dari 34 siswa di kelas V SD Negeri Sarikarya. Sehingga beberapa kelompok memiliki jumlah 4 siswa dalam satu kelompok. Kondisi ini membuat suasana kelas menjadi tidak kondusif. Jumlah anggota
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
dalam masing-masing kelompok masih terlalu banyak untuk berdiskusi sehingga tidak semua anggota terlibat dalam pembuatan mind map. Maka pada siklus II peneliti akan membuat kelompok dengan jumlah 2-3 siswa, untuk melihat kreatifitas dan kerjasama dalam diskusi kelompok merata. Hasil tindakan siklus II dengan materi yang berbeda dan perbedaan jumlah siswa dalam satu kelompok dapat mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar siswa. Capaian motivasi siswa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II mencapai 97%. Ketercapaian motivasi pada siklus II ini telah melampaui target capaian yang ditentukan peneliti sebelumnya yaitu 90% sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas proses dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum telah meningkat. Siklus II ini peneliti menentukan target capaian siswa lulus KKM adalah 95% dan capaian siswa yang lulus KKM pada siklus II ini yaitu 100%. Target capaian yang ditentukan peneliti dalam indikator rata-rata nilai kelas adalah 75 dan ketercapaian indikator rata-rata nilai kelas siklus II mencapai 75,85. Ketercapaian target capaian pada indikator siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Quantum telah meningkat. Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan, pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 8 April 2015 selama 3x35 menit (3JP). Pertemuan kedua dilaksanakan hari kamis tanggal 9 April 2015 selama 3x35 menit (3JP). Pada pertemuan pertama siklus II, kegiatan yang dilaksanakan sama dengan siklus I hanya saja sedikit perbedaan pada materi yang diberikan. Pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
siklus II materi yang diberikan yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Perbedaan pada siklus II ini juga terdapat dalam mengerjakan tugas kelompok yaitu mengerjakan LKS yang berisikan pembuatan mind map tentang materi yang dipelajari. Perbedaannya terdapat pada jumlah siswa dalam satu kelompok. Pada pertemuan pertama ini terdapat 34 siswa yang hadir di kelas V SD Negeri Sarikarya. Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran tetap menunjukkan 7 komponen dalam pembelajaran Quantum. Tetap menggunakan latar musik mozart dan penggunaan poster karena hal tersebut terkandung dalam pembelajaran Quantum yang akan digunakan. Peningkatan motivasi siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran terlihat dari antusias siswa selama proses pembelajaran. Pengerjaan LKS dalam kelompok lebih merata yakni dalam pembagian tugas, karena jumlah satu kelompok berkisar 2-3 kelompok. Dalam mengerjakan LKS yaitu mind map, siswa sangat antusias dalam mengerjakannya, sehingga kondisi kelas pada siklus II terkendali. Karena siswa memiliki tanggungjawab yaitu tugas yang dikerjakan dalam kelompok. Kegiatan berkelompok dapat dilihat pada Gambar IV.11 Gambar IV.11 Kegiatan Siswa Dalam Mengerjakan LKS Berkelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Gambar IV.11 menunjukkan kerjasama siswa dalam mengerjakan LKS yaitu membuat mind map secara berkelompok. Dalam gambar tersebut nampak 2 siswa dalam satu kelompok sedang mengerjakan tugas, mereka melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Di dalam LKS tersebut seperti halnya dengan LKS siklus I, yaitu berupa soal untuk membuat mind map. Kegiatan siswa dalam membuat mind map dapat dilihat pada Gambar IV.12 Gambar IV.12 Kegiatan Siswa Membuat Mind map
Dalam gambar IV.12 terlihat seorang siswa sedang mengerjakan tugas membuat mind map. Terlihat bahwa siswa tersebut sedang mengerjakan mind map seorang diri, itu dikarenakan di sisi lain dari gambar yang tampak, salah satu teman dalam kelompoknya sedang mengerjakan refleksi yang diberikan. Tampak bahwa terdapat kerjasama dan pembagian tugas yang baik dalam kelompok. Dalam menghias mind map saling membantu satu sama lain dengan anggota kelompok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
Peningkatan motivasi siswa pada pembelajaran siklus II diperkuat dari hasil kuesioner yang telah dibagikan. Kuesioner motivasi ini dibagikan pada setiap akhir siklus. Siswa mengisi kuesioner yang memiliki 5 indikator yaitu keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar, kemauan meningkatkan prestasi belajar, kesiapan diri dalam mempersiapkan pelajaran, keingintahuan lebih akan hal yang belum diketahui, dan keaktifan dalam mengikuti pelajaran. Hasil kuesioner siswa siklus I dapat dilihat pada Gambar IV.13 Gambar IV.13 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (1)
Kuesioner pada gambar IV.13 merupakan kuesioner siswa siklus II dalam kategori motivasi sangat tinggi karena memiliki skor 86. Kuesioner tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
mempunyai pilihan jawaban sangat setuju untuk 4 item pernyataan yaitu saya belajar atas kemauan sendiri tanpa disuruh orang lain untuk belajar, saya mempelajari kembali materi pelajaran yang disampaikan guru di rumah, saya mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya, saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya. Terdapat 6 pilihan jawaban setuju untuk item pernyataan yaitu saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan, materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya, pada pembelajaran ini ada hal yang membuat saya merasa ingin tahu lebih lanjut, saya merasa senang mempelajari materi pelajaran ini, saya mudah memahami materi pembelajaran ini, saya mudah mengingat materi pelajaran ini. Kuesioner untuk pilihan jawaban ragu-ragu tidak terdapat item yang dipilih. Terdapat 8 item dengan pilihan jawaban tidak setuju dengan pernyataan yaitu saya lebih senang bermain daripada belajar ketika di rumah, saya mempersiapkan materi pelajaran sebelum berangkat sekolah, saya sering tidur dalam kelas saat guru menjelaskan materi, materi pelajaran ini lebih sulit dari yang saya harapkan, saya merasa bosan mempelajari materi ini, saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung, saya sulit memahami materi pembelajaran ini, saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran. Terdapat 2 item untuk pilihan jawaban sangat tidak setuju pada pernyataan yaitu saya belajar ketika disuruh orang lain untuk belajar, saya selalu menunda pekerjaan (tugas) yang diberikan oleh guru. Dalam siklus II ini, hanya terdapat 1 siswa yang belum mencapai kriteria minimal motivasi tinggi. Hasil kuesioner siswa siklus II yang belum mencapai kriteria minimal motivasi tinggi dapat dilihat pada Gambar IV.14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Gambar IV.14 Hasil kuesioner siswa siklus II (2)
Pada gambar IV.14 terlihat bahwa kuesioner mempunyai total skor 65 sehingga termasuk ke dalam kategori motivasi cukup. Kuesioner tersebut tidak memiliki item pada pilihan jawaban sangat setuju dan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju. Kuesioner tersebut memiliki pilihan jawaban setuju untuk 3 item pernyataan yaitu, saya mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya, pada pembelajaran ini ada hal yang membuat saya merasa ingin tahu lebih lanjut, saya mudah mengingat materi pelajaran ini. Terdapat 15 item untuk pilihan jawaban ragu-ragu pada pernyataan yaitu saya belajar atas kemauan sendiri tanpa disuruh orang lain untuk belajar, saya belajar ketika disuruh orang lain untuk belajar, saya mempelajari kembali materi pelajaran yang disampaikan guru di rumah, saya lebih senang bermain daripada belajar ketika di rumah, saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
mempersiapkan materi pelajaran sebelum berangkat sekolah, saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan, saya sering tidur dalam kelas saat guru menjelaskan materi, materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya, materi pelajaran ini lebih sulit dari yang saya harapkan, saya merasa senang mempelajari materi pelajaran ini, saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya, saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung, saya selalu menunda pekerjaan (tugas) yang diberikan oleh guru, saya mudah memahami materi pembelajaran ini, saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran. Terdapat 2 item pada pilihan jawaban tidak setuju untuk pernyataan saya merasa bosan mempelajari materi ini, saya sulit memahami materi pembelajaran ini. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner siklus II, jumlah siswa yang termasuk dalam kategori motivasi sangat tinggi naik menjadi 12 dari 34 siswa (35%) dari siklus I, siswa yang termasuk dalam kategori motivasi tinggi terdapat 21 dari 34 siswa (62%), siswa yang termasuk dalam kategori motivasi cukup terdapat 1 dari 34 siswa (3%), dan tidak ada siswa yang termasuk kedalam kategori motivasi rendah dan motivasi sangat rendah. Dari data di atas dapat diketahui jumlah siswa yang mencapai kategori motivasi sangat tinggi dan tinggi naik menjadi 33 dari 34 siswa (97%). Motivasi siswa mengalami peningkatan dari data awal dan pelaksanaan pada siklus I setelum dilaksanakan tindakan siklus II. Kegiatan pembuatan mind map yang ada dalam LKS pada siklus II dilaksanakan dan dikerjakan berdasarkan kelompok yang sudah ditetapkan. Hasil mind map siswa siklus II dapat dilihat pada Gambar IV.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Gambar IV.15 Hasil mind map siswa siklus II
Mind map pada gambar IV.15 merupakan hasil dari salah satu kelompok dalam membuat mind map. Mind map tersebut dinilai menggunakan penilaian dengan kriteria yaitu keterampilan membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang dan kerjasama dalam diskusi (mandiri dan aktif). Keterampilan yang dinilai juga dengan kriteria membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna sesuai, rapi, jelas, sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Kerjasama dalam pembuatan mind map dinilai melalui observasi pada pertemuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
pertama siklus II yang menilai tentang 2-3 siswa dalam 1 kelompok berperan serta dalam memberikan pendapat dan terlibat langsung membuat mind map. Setelah siswa membuat mind map sesuai dengan materi pembelajaran siklus II yaitu tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang, selanjutnya siswa mempresentasikan hasil mind map mereka di depan kelas. Presentasi mind map siklus II dilaksanakan pada pertemuan kedua. Presentasi mind map dapat dilihat pada Gambar IV.16 Gambar IV.16 Presentasi Mind map Siswa Siklus II
Gambar
IV.16
merupakan
salah
satu
foto
ketika
siswa
sedang
mempresentasikan hasil pembuatan mind map tentang materi IPS yaitu perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Suara siswa dalam mempresentasikan hasil mind map sudah terdengar keras dan jelas. Walaupun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
salah satu diantara mereka dalam mempresentasikan masih terlihat main-main dan terkadang tertawa kecil. Namun pada akhir pembelajaran siklus II peneliti memberikan lembar refleksi yang terdapat dalam lembar LKS kepada siswa. peneliti menggunakan lembar refleksi untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini. Hasil refleksi siswa siklus II dapat dilihat pada Gambar IV.17 Gambar IV.17 Hasil refleksi siswa siklus II (1)
Dari gambar IV.17 nampak bahwa siswa menemukan kesulitan dalam proses pembelajaran. Kesulitan yang dialami yaitu dalam membedakan antara golongan-golongan antara perlawanan rakyat terhadap Jepang. Namun siswa menuliskan bahwa mereka senang dapat mengenal tokoh-tokoh pada masa penjajahan Jepang. Dalam tindak lanjut siswa, mereka dapat mengenang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
perjuangan para tokoh dan dapat mengenang jasa para pahlawan/para tokoh pejuang. Hasil refleksi siswa siklus II lainnya dapat dilihat pada Gambar IV.18 Gambar IV.18 Hasil Refleksi Siswa Siklus II (2)
Dari refleksi gambar IV.18 menunjukkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan dalam materi ini yaitu tentang perjuangan para pahlawan masa penjajahan Jepang. Mereka memiliki perasaan senang dan bahagia dalam menikmati pelajaran dan materi pada hari tersebut. Dalam rencana tindak lanjut, siswa menuliskan bahwa ingin mempelajari kembali pelajaran dengan materi tentang perjuangan para pahlawan pada masa penjajahan Jepang tersebut. Pembahasan tentang proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan kualitas proses dan kualitas hasil dalam pembelajaran. Kualitas proses dan kualitas hasil pada siklus II telah mencapai target capaian yang ditentukan oleh peneliti sehingga peneliti menghentikan penelitiannya pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Secara
keseluruhan
motivasi
belajar
siswa
dalam
139
pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Quantum pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan. Pada kondisi awal jumlah siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi adalah 45%. Target capaian untuk siklus I yaitu 60%. Lalu setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa yang mencapai kriteria minimal motivasi tinggi menjadi 80,5%. Target capaian yang ditentukan dalam siklus II yaitu 90%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 97%. Grafik ketercapaian indikator motivasi belajar dapat dilihat pada Gambar IV.19 Gambar IV.19 Grafik Pencapaian Indikator Motivasi Belajar
120% 97% 90%
100% 80.5% 80% Kondisi Awal
60% 60%
Target capaian Capaian
45%
40% 20% 0% Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
Prestasi belajar terdiri dari 2 indikator yaitu jumlah siswa yang lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. Dalam indikator pertama, siswa yang lulus KKM pada kondisi awal adalah 42,8%. Target capaian untuk siklus I yaitu 60%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I siswa yang lulus KKM menjadi 83%. Target
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
capaian yang ditentukan dalam siklus II yaitu 95%. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Grafik ketercapaian indikator siswa lulus KKM dapat dilihat pada Gambar IV.20 Gambar IV.20 Grafik Pencapaian Indikator Siswa Lulus KKM
120.0% 100% 95%
100.0% 83% 80.0% 60%
Kondisi Awal Target capaian Capaian
60.0% 42.8% 40.0% 20.0% 0.0% Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
Indikator kedua adalah rata-rata nilai kelas. Kondisi dalam indikator pertama, rata-rata nilai kelas yaitu 62,5. Target capaian untuk siklus I yaitu 68. Lalu setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I rata-rata nilai kelas naik menjadi 69,7. Target capaian yang ditentukan dalam siklus II yaitu 75. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 75,85. Grafik ketercapaian indikator rata-rata nilai kelas dapat dilihat pada Gambar IV.21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar IV.21 Grafik Pencapaian Indikator Rata-rata Nilai Kelas
80.0 70.0
7575.85 68 69.7 62.5
60.0 50.0 Kondisi Awal Target capaian Capaian
40.0 30.0 20.0 10.0 0.0 Kondisi awal
Siklus I
Siklus II
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN Bab IV akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dalam penelitian dan saran penelitian. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar dalam Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Quantum Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Sarikarya Tahun Pelajaran 2014/2015” yang dilakukan dengan penelitian tindakan kelas, maka dapat dibuat kesimpulan bahwa: a) Upaya meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan metode Quantum Learning pada siswa kelas V SD N Sarikarya adalah dengan kegiatan belajar mengajar menggunakan musik yang khusus seperti musik mozart yang dapat membuat pikiran selalu siap dan berkonsentrasi. Memainkan musik mozart akan mempengaruhi fisiologis manusia, terutama gelombang otak dan detak jantung serta membangkitkan
perasaan
dan
ingatan.
Selanjutnya
dengan
menggunakan kalimat-kalimat positif yang tergantung di dinding seperti poster. Poster dengan kalimat-kalimat positif akan memacu semangat serta dapat membangkitkan kepercayaan diri. Poster juga dapat membantu motivasi siswa dalam pelajaran, karena siswa dapat mengakses memori visual mereka setiap kali mereka melihatnya.
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Musik mozart dimainkan pada saat pelajaran berlangsung. Ketika guru sedang memberikan materi volume musik diperkecil, dan ketika siswa sedang mengerjakan LKS untuk membuat mind map maka
volume
musik
diperbesar
supaya
siswa
dapat
lebih
berkonsentrasi.Poster di tempel di dinding kelas, sehingga siswa dapat melihat poster tersebut setiap kali ingin melihatnya. Upaya
meningkatkan
prestasi
belajar
siswa
dalam
pembelajaran IPS siswa kelas V SD N Sarikarya adalah melalui kegiatan mengerjakan Lembar Kerja Siswa (membuat mind map) dan Soal Evaluasi pilihan ganda materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Aspek yang diamati adalah aspek kognitif melalui tugas mengerjakan LKS dan Soal Evaluasi dengan menggunakan metode Quantum Learning.Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Siswa mengerjakan LKS membuat mind map pada setiap siklus yaitu pada pertemuan I. Mind map dikerjakan dalam kelompok. Pada siklus I setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa dengan materi perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.Pada pertemuan II siswa mengerjakan soal evaluasi berupa pilihan ganda. Soal evaluasi terdiri dari 15 soal, 15 soal tersebut memiliki bobot nilai yang sama tiap item. Pada siklus I dan siklus II terdapat perbedaan, yaitu pada siklus II pertemuan I, dalam pengerjaan LKS (membuat mind map) setiap kelompok terdiri dari 2-3 siswa dengan materi yang berbeda yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang. Dalam pertemuan II siswa mengerjakan soal evaluasi berupa piilahan ganda. Soal evaluasi terdiri dari 15 soal, 15 soal tersebut memiliki bobot nilai yang sama tiap item. Mind map juga sangat berguna untuk sesi curah gagasan, terutama saat siswa bekerja berkelompok dan banyak orang meneriakkan gagasan bersamaan. Satu siswa dapat dengan cepat merekam informasi, sementara yang lain melanjutkan diskusi. Mind map menjadi metode yang efektif dalam pencatatan. Mind map juga ideal untuk menulis dan mengingat presentasi yang harus dilakukan karena dapat meringkas keseluruhan materi dalam satu halaman. b) Penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dalam mata pelajaran IPS pada KD 2.1. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan skor motivasi siswa pada kondisi awal jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan motivasi berjumlah 14 dari 31 siswa (45%) namun sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus I jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan motivasi berjumlah 25 dari 31 siswa (80,5%). Dapat dilihat bahwa pada siklus I motivasi siswa mengalami peningkatan. Kemudian dilanjutkan tindakan pada siklus II dengan jumlah siswa yang memenuhi kriteria keberhasilan motivasi yaitu 33 dari 34 siswa (97%). Dengan demikian motivasi siswa yang dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
di SD Negeri Sarikarya tahun ajaran 2014/2015 dengan metode Quantum Learning meningkat. c) Penggunaan metode Quantum Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sarikarya dalam mata pelajaran IPS pada KD 2.1. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang tuntas KKM. Pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas dalam KKM berjumlah 12 dari 28 siswa (42,8%) namun sesudah dilaksanakan tindakan pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas dalam KKM berjumlah 26 dari 31 siswa (83%). Hal ini dapat dilihat jika prestasi belajar siswa mengalami peningkatan, selanjutnya
dilaksanakan
tindakan siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas dalam KKM berjumlah 34 dari 34 siswa (100%). Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan yaitu rata-rata kelas dalam mata pelajaran IPS adalah 62,5. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I rata-rata kelas dalam mata pelajaran IPS adalah 69,7 dan setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II rata-rata kelas dalam mata pelajaran IPS meningkat kembali menjadi 75,85. Dengan demikian, prestasi belajar siswa yang dilakukan di SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan metode Quantum Learning meningkat. B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena berbagai keterbatasan yang dialami peneliti. Keterbatasan tersebut diantaranya :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
1. Alternatif jawaban yang terdapat dalam kuesioner berdasarkan opini responden bukan fakta. Alternatif jawaban tersebut seperti “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Dengan alternatif jawaban tersebut responden mengisi hanya berdasarkan opini mereka, sehingga memungkinkan jawaban responden bukan jawaban yang sebenarnya melainkan jawaban yang membangun citra diri. Jika alternatif jawaban berdasarkan fakta seperti “sering”, “kadang-kadang”, “jarang”, dan “tidak pernah”, maka hasil yang didapat berdasarkan fakta yang dialami responden dan data yang diperoleh lebih akurat. 2. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner motivasi memiliki kekurangan tentang pernyataan untuk mengetahui pengaruh metode Quantum Learning, seperti pengaruh musik dan poster dalam motivasi belajar siswa. 3. Menggunakan satu jenis musik yaitu instrument mozart. Instrumen mozart yang digunakan masih memiliki kekurangan yaitu keterbatasan koleksi musik instrumen, sehingga dalam pemutaran musik tidak terlalu banyak pilihan musik yang dapat diperdengarkan kepada siswa. 4. Peneliti dalam menyusun instrumen penelitian memiliki hambatan yaitu pada saat pergantian kurikulum 2013. Peneliti telah menyusun instrumen tersebut dalam kurikulum 2013, namun ditengah pembuatan instrumen tersebut pemerintah membuat keputusan untuk mengganti kurikulum yang di berlakukan menjadi kurikulum KTSP seperti pada awal sebelum diganti kurikulum 2013. Peneliti akhirnya mengganti instrumen tersebut menjadi KTSP, lalu ternyata peneliti mendapatkan kabar bahwa propinsi Daerah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Istimewa Yogyakarta tetap menggunakan kurikulum 2013. Dan pada akhirnya peneliti mengganti instrumen kembali ke dalam kurikulum 2013. Setelah seluruh instrumen telah siap ternyata peneliti mendapat kabar kembali, bahwa kurikulum yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Sarikarya yaitu kurikulum KTSP. Pada akhirnya peneliti merombak kembali instrumen penelitian tersebut. Karena dengan berganti-gantinya kurikulum yang diberlakukan, peneliti merasakan hambatan untuk melakukan penelitian, maka dari itu penelitian terhambat dan berlangsung lama. C. Saran Berdasarkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, ada beberapa saran yang sekiranya menjadi bahan untuk dipertimbangkan dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Sarikarya, khususnya
dalam
penggunaan
metode
Quantum
Learning
dalam
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar siswa yaitu : 1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti diharapkan menggunakan alternatif jawaban kuesioner dengan pilihan jawaban berdasarkan fakta, karena kegiatan responden pada tingkat Sekolah Dasar lebih pada fakta bukan opini. Supaya hasil yang diinginkan dari kuesioner lebih akurat. 2. Untuk
penelitian
selanjutnya,
peneliti
diharapkan
lebih
memperhatikan unsur yang akan dilihat oleh peneliti dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
pernyataan kuesioner serta pengaruh metode yang akan digunakan , supaya hasil penelitian yang akan dicapai lebih kuat dan jelas. 3. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti sebaiknya menggunakan alternatif musik lain yang dapat merangsang sistem kerja otak seperti musik barok lainnya yaitu bach, corelli, tartini, vivaldi, handel, dan pachelbel. 4. Untuk
penelitian
selanjutnya,
peneliti
diharapkan
lebih
mempertimbangkan sasaran penelitian dan manajemen waktu yang telah ditentukan, artinya peneliti harus sesuai dengan target waktu yang akan dicapai, dan lebih konsisten dalam pengerjaan instrumen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, & Joko. (1997). Model Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Ali, M. (1984). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Basuki, I. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Buzan, T. (2005). Brain Child Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gaya Media. DEPDIKBUD. (1994). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. DePorter, B., & Hernacki, M. (2004). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. DePorter, B., & Hernacki, M. (1992). Quantum Learning: Unleashing the Genius in You. Bandung: Kaifa. DePorter, B., Reardon, M., & Singer-Nourie, S. (2010). Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas. Gordon, D. (2003). Revolusi Cara Belajar: The Learning Revolution Bagian I. Bandung: Kaifa. Lasimin. (2013). Penerapan Metode Quantum Teaching Pada Pembelajaran PKN untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 053984 Hinai Kanan. Jurnalagfi . Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
Mudjiono, & Dimyati. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi Remaja. Bandung: Rosdakarya. Muslich, M. (2007). KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Purwanti. (2011). Upaya Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar. Journal Salamah . Putranti, N. (2007). Gaya Belajar dan Cara Belajar yang Baik. Diakses di http://nuritaputri.wordpress.com/2007/12/28/gaya-belajar-anda-visualauditori-tanggal 1 April 2015. Ridwan. (2004). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta . Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Susiani. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Quantum terhadap Kecerdasan Sosio-emosional dan Prestasi Belajar. Jurnal Pendas . Winkel. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
Rubrik Penilaian Mind Map Muatan pelajaran: IPS Kompetensi yang dinilai mencakup ranah sikap dan keterampilan -
Sikap kemandirian dan keaktifan siswa membuat mind map
-
Keterampilan siswa dalam membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
Baik sekali
Baik
Cukup
bimbingan
Kriteria
Keterampilan membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
Perlu
4
3
2
1
Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna sesuai, rapi, jelas, sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna seuai, rapi, jelas, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna kurang sesuai, rapi, jelas, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
Membuat mind map namun belum selesai, gradasi warna kurang sesuai, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Baik sekali
Baik
Cukup
Kriteria 4 Kerjasama 4-5 siswa dalam diskusi dalam 1 (mandiri dan kelompok aktif) berperan serta dalam memberikan pendapat dan terlibat langsung membuat mind map.
Perlu bimbingan
3 2-3 siswa dalam 1 kelompok berperan serta dalam memberikan pendapat dan terlibat langsung membuat mind map.
2 2-3 siswa dalam 1 kelompok berperan serta dalam memberikan pendapat dan kurang terlibat langsung membuat mind map.
1 Satu orang siswa dalam 1 kelompok yang terlibat dalam membuat mind map.
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PERANAN TOKOH PEJUANG DAN MASYARAKAT DALAM MEMPERSIAPKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda Indonesia yang dahulu disebut Nusantara merupakan suatu wilayah yang sangat subur dan banyak menghasilkan rempah-rempah. Waktu itu, wilayah Nusantara dipimpin oleh raja-raja sebagai penguasa negara atau penguasa wilayah. Banyak pedagang, baik dari wilayah Nusantara sendiri maupun dari bangsa lain. Pedagang Eropa yang datang pertama kali memasuki wilayah Nusantara adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Kedua bangsa ini bersaing untuk merebut daerah hasil rempah-rempah. Lalu, bangsa Spanyol tersingkir dan bangsa Portugis dapat menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Namun, bangsa Indonesia dengan para raja dan penguasa daerah sebagai pemimpin tidak senang dengan kelakuan Portugis yang ingin menjajah. Rakyat Indonesia pun berjuang mengusir Portugis dari bumi Nusantara dengan mengangkat senjata dan mengadakan perlawanan. Perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia pada waktu itu antara lain: 1.perjuangan Pati Unus dari Demak menentang penjajahan Portugis (1513); 2.perjuangan Panglima Fatahillah dari Kerajaan Demak menentang penjajahan Portugis (1526-1527); 3.perjuangan Sultan Baabullah dari Kerajaan Ternate menentang penjajahan Portugis (1575); 4.perjuangan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh menentang penjajahan Portugis (1607-1636). Para pedagang dari negeri Belanda juga berduyun-duyun memasuki wilayah Nusantara, maka terjadilah persaingan yang sangat ketat di antara pedagang kedua negara tersebut. Pada akhirnya, para pedagang dari Portugis tersingkir dalam perebutan kekuasaan di wilayah Nusantara. Secara lambat tapi pasti, Belanda mulai menancapkan kuku kekuasaannya untuk melakukan penjajahan. Penjajahan Belanda terhadap Indonesia berlangsung kurang lebih 350 tahun. 1. Masa Penjajahan Belanda Kedatangan bangsa Belanda ke tanah Nusantara dimulai pada tahun 1596. Mereka ingin melakukan hubungan dagang dengan penduduk yang ada di wilayah Nusantara. Untuk pertama kalinya beberapa kapal Belanda singgah di Pelabuhan Banten. Lama kelamaan, kapal dagang Belanda yang datang semakin bertambah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Untuk mencegah adanya persaingan yang tidak sehat di antara pedagang Belanda dan pedagang asing lainnya (khususnya Portugis dan Spanyol), maka para pedagang Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie). VOC, yaitu kongsi atau perserikatan perdagangan Belanda yang ada di wilayah Nusantara. VOC didirikan pada tahun 1602 dan dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal yang bernama Pieter Both. Akan tetapi, pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan. Kedatangan bangsa asing ke wilayah Nusantara pada awalnya disambut dengan gembira oleh rakyat Indonesia. Mereka semua datang dengan tujuan melakukan perniagaan, yaitu jual beli rempah-rempah yang memang sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa. Akan tetapi karena keangkuhan dan keserakahannya, bangsa Eropa menerapkan sistem monopoli. Pada saat sistem ini diterapkan, mulailah ada reaksi dari rakyat In- donesia. Apalagi setelah mereka menerapkan sistem kolonial. Rakyat In- donesia bukan saja bereaksi, tetapi juga mengadakan perlawanan bersenjata. Adapun perlawanan rakyat Indonesia dipimpin oleh tokoh-tokoh pejuang, antara lain sebagai berikut. a. Perlawanan pada Abad ke-17 dan Abad ke-18 1) Thomas Matulessy (Pattimura) di Maluku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
Rakyat Maluku telah lama mengalami penindasan dari bangsa Portugis, Spanyol dan Belanda sejak abad ke-16. Rakyat Maluku sadar betul apa makna penjajahan yang selama ini dialaminya. Betapa hebatnya penderitaan rakyat Maluku ketika masa Pelayaran Hongi. Rakyat Maluku semakin gelisah ketika adanya paksaan untuk menjadi serdadu (tentara) Belanda yang akan dikirimkan ke Pulau Jawa. Kesabaran rakyat Maluku telah habis. Mereka pun segera berencana untuk melan- carkan perlawanan. Pada tanggal 3 Mei 1817, ratusan pemuda dari Haria mengadakan pertemuan di dalam hutan yang terletak antara negeri Tiow dan negeri Paperu. Pertemuan itu memutuskan untuk menyerang dan menyerbu Benteng Duurstede di Pantai Saparua yang merupakan lambang penjajahan Belanda. Pertemuan itu juga memutuskan untuk mengajak seluruh rakyat Maluku untuk melawan penjajahan Belanda. Rakyat Maluku bangkit menentang Belanda pada tanggal 16 Mei 1817 di bawah pimpinan Pattimura. Beliau adalah seorang Kristen yang taat, pandai dan cekatan. Dilahirkan pada tanggal 8 Juni 1783 dengana nama Thomas Matulessy. Ia pernah menjadi tentara Inggris dengan pangkat sersan mayor. Kemudian ia terkenal dengan sebutan Kapitan Pattimura. Di dalam pertempuran itu semua penghuni benteng mati terbunuh. Benteng dihancurkan, bahkan Residen Belanda yang bernama Van den Berg tewas dalam peristiwa itu. Kemudian Belanda mengirimkan pasukan di bawah pimpinan Mayor Beetjes. Begitu pasukan bantuan itu mendarat di Muara Sungai Waisisil, langsung dipukul mundur oleh Pattimura. Mayor Beetjes tewas dalam pertempuran tersebut. Pasukan Belanda lainnya yang dipimpin Overste Meyer dan Laksamana Buykes juga dapat dipukul mundur. Raja-raja kecil di Maluku turut membantu perjuangan Pattimura, seperti Raja Lha, Nolot, Tuhaja, Itawaku dan Ihamaku. Selain itu juga Pattimura dibantu oleh Philip Latumahimma dan seorang putri raja Maluku yang bernama Martha Khristina Tiahahu yang berusia 18 tahun. Belanda merasa kewalahan dengan perlawanan dari pasukan Pattimura ini. Lalu, Belanda mengajak Pattimura untuk berunding, namun ditolaknya dengan tegas. Belanda semakin meningkatkan serangannya untuk mendesak Pattimura. Akibatnya beberapa pimpinan pasukan Pattimura dapat ditangkap. Pattimura juga akhirnya dapat ditangkap, beliau dijatuhi hukuman mati dengan cara digantung di depan Benteng Viktoria pada tanggtal 16 Desember 1817. Penangkapan Pattimura disebabkan adanya pengkhianatan dari Raja Boi. Ia menunjukkan tempat pertahanan Pattimura kepada Belanda. Begitu juga dengan Raja Paulus Tiahahu, ayah Martha Khristina Tiahahu ditembak mati di hadapan rakyatnya. Martha Khristina Tiahahu sendiri diasingkan ke Pulau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
Jawa, namun sebelum sampai di Pulau Jawa beliau wafat, yaitu pada tanggal 2 Januari 1818. 2) Tuanku Imam Bonjol
Tuanku Iman Bonjol adalah pemimpin Perang Padri tahun 1821- 1837. Penyebab timbulnya Perang Padri adalah adanya pertentangan antara kaum adat dengan kaum Is- lam (ulama). Kaum adat terdiri atas raja dan para pengikutnya, sebagian besar masyarakat Minangkabau dikuasai oleh kaum adat. Perbuatan dan adat kebiasaan para penghulu adat sangat ber- tentangan dengan hukum-hukum Islam. Seperti kebiasaan hidup mewah, berjudi, minum minuman keras dan menyambung ayam. Sikap hidup yang demikian menimbulkan kerawanan sosial. Di dalam masyarakat, sering terjadi pencurian, perampokan serta menimbulkan kegelisahan masyarakat. Akibat yang lebih jauh lagi adalah membawa kemelaratan terhadap rakyat. Pada awal abad ke-19 terjadi perubahan. Pada saat itu mulai banyak orang Minangkabau yang pergi menunaikan ibadah haji. Selama menunaikan rukun Islam ke-5 itu. Di tanah suci Arab sedang terjadi gerakan Wahabi, yaitu gerakan yang menghendaki agar ajaran Islam dilaksanakan secara murni sesuai dengan Alquran dan Hadis Rosul. Sepulangnya dari haji, orang Minangkabau menyebarkan ajaran Wahabi tersebut. Para pengikutnya disebut Kaum Padri. Kaum Padri menentang kebiasaan dan adat istiadat yang merusak masyarakat, terutama yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pimpinan kaum Padri adalah Peta Syarif. Beliau dikenal dengan nama Iman Bonjol atau Tuanku Imam Malim Besar. Beliau dilahirkan pada tahun 1772 di Tanjung Bunga Pasaman, Sumatera Barat. Iman Bonjol mewajibkan pengikutnya memakai pakaian dan sorban putih. Oleh karena itu, mereka disebut kaum Putih. Perbedaan antara kedua kaum itu menimbulkan permusuhan yang akhirnya meningkat menjadi perang saudara. Perang saudara ini menjadi meningkat setelah kekuasaan asing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
campur tangan. Belanda memanfaatkan pertentangan yang sedang terjadi di Minangkabau saat itu. Pada tanggal 10 Februari 1821, Belanda mengadakan perjanjian antara kaum adat dengan Gubernur Jenderal Belanda. Atas dasar perjanjian itulah beberapa daerah dikuasai oleh Belanda. Mereka pun bersiap-siap untuk menghadapi kaum Padri. Kaum Padri mengetahui rencana tersebut, mereka segera membuat benteng yang besar dan luas di daerah Bonjol. Akhirnya, Belanda menyerang kaum Padri dengan pasukan yang dipimpin oleh Kolonel Raaf. Pertempuran dasyat pun tak bisa dihindarkan lagi. Tuanku Imam Bonjol menyambut Belanda dengan perlawanan yang gigih. Imam Bonjol dibantu oleh sejumlah ulama dan penghulu yang memihak kepadanya, seperti Tuanku Nan Renceh, Haji Miskin, Haji Piabang dan Haji Sumanik. Belanda mendirikan benteng di Bukittinggi dan Batusangkar. Walaupun demikian, Belanda tidak dapat mengalahkan pasukan kaum Padri. Dalam pertempuran itu, Tuanku Nan Renceh gugur dan menjadi pahlawan bangsa. Pada tahun 1825, di Pulau Jawa sedang terjadi Perang Diponegoro. Belanda menghadapi kesulitan. Mereka harus mengerahkan kekuatan militernya ke Pulau Jawa. Oleh karena itu, Belanda bermaksud mengadakan perjanjian damai dengan Imam Bonjol. Ketika Perang Diponegoro selesai pada tahun 1830, pasukan Belanda dialihkan untuk menyerang Imam Bonjol. Pada pertengahan tahun 1832, Belanda mengirimkan pasukannya ke Sumatera Barat. Benteng Padri yang kuat itu pun berhasil direbut Belanda. Namun, pada tahun 1833 benteng itu dapat direbut kembali oleh pasukan Imam Bonjol dari tangan Belanda. Belanda terus berusaha menundukkan Iman Bonjol. Kini, Belanda menggunakan siasat Benteng. Pasukan Belanda yang dipimpin Jenderal Michiels. Ketika itu, kaum Padri sudah bersatu dengan kaum adat untuk bersama-sama melawan Belanda. Walaupun senjata pasukan Belanda lengkap dan banyak, tetapi mereka baru berhasil menguasai benteng Bonjol pada bulan Oktober 1837. Imam Bonjol berhasil ditangkap Belanda pada tanggal 25 Oktober 1837. Pada tanggal 19 Januari 1839, Tuanku Imam Bonjol dipindahkan ke Am- bon Maluku. Kemudian pada tahun 1841, dipindahkan ke Manado di Sulawesi Utara. Pada tanggal 6 November 1864, beliau wafat dalam usia 92 tahun. Dimakamkan di kampung Pineleng dekat Kota Manado.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
3) Pangeran Diponegoro
Pangeran Diponegoro semasa kecilnya bernama Ontowiryo. Dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 11 November 1785. Beliau adalah putra Sultan Hamengku Buwono III. Beliau mendapat pendidikan agama Islam, keprajuritan dan kepahlawanan. Juga budi pekerti, cinta kepada sesama manusia, cinta bangsa dan cinta tanah air. Berkat pendidikan nenek buyutnya, Pangeran Diponegoro menyadari benar bahwa kemerosotan bangsa dan negaranya adalah akibat adanya penjajahan Belanda. Alasan lain yang mendorong Pangeran Diponegoro melakukan perlawanan terhadap Belanda sangatlah banyak. Kerajaan Mataram yang demikian besarnya pecah menjadi 4 kerajaan kecil akibat campur tangan Belanda, yaitu Kerajaan Yogyakarta, Kerajaan Surakarta, Kerajaan Paku Alam, dan Kerajaan Mangkunegaraan. Bahkan Patih Kerajaan Yogyakarta yang bernama Danureja IV mendukung penjajahan Belanda. Ia turut serta memeras rakyat. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro tidak menyukai terhadap patih kerajaan tersebut. Kemarahan Pangeran Diponegoro terhadap Belanda memuncak ketika Patih Danureja IV, suruhan Daendels memasang tonggak-tonggak di atas tanah milik Pangeran Diponegoro di Tegalejo. Hal itu dilakukan tanpa seizin Pangeran Diponegoro terlebih dahulu. Pada tanggal 20 Juli 1825, pasukan Belanda melakukan serangan ke Tegalrejo. Hal ini membangkitkan perlawanan Pangeran Diponegoro. Daerah Yogyakarta, Surakarta, Madiun, Kedu dan Banyumas juga ikut berontak. Kedu dijadikan pusat perlawanan dan pemerintahan Pangeran Diponegoro. Markas besarnya terletak di Gunung Manoreh. Perlawanan Diponegoro dibantu pula oleh teman-temannya. Pangeran Mangkubumi dan Kiai Maja sebagai penasehat. Pangeran Ngabehi Jayakusuma dan Sentot Alibasya Prawirodirjo sebagai panglima perang. Ada pula bantuan dari Imam Musba dan Prawirokusumo. Pengaruh perlawanan Pangeran Diponegoro sampai pantai utara Jawa. Rakyat mengangkat Pangeran Diponegoro menjadi sultan dengan gelar Sultan Abdulhamid Herucakra Amirul Mukminin Sayidin Panatagama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
Perang Diponegoro berlangsung bertahun-tahun, mulai tanggal 20 Juli 1825 sampai 28 Maret 1830. Siasat Perang Diponegoro adalah gerilya. Markasnya terus berpindah-pindah, mula-mula di Tegalrejo kemudian pindah ke Selarong, Plered, Sala, Kedu, Bagelen, Banyumas, Tegal dan Pekalongan. Belanda mendatangkan serdadu dari negerinya untuk mengadakan tekanan dan gerak cepat. Beberapa daerah dapat dikuasasi Belanda, yaitu Madiun, Bojonegoro, Pati, Semarang dan Pekalongan. Bahkan, Belanda terus-menerus mengadakan tekanan agar pasukan Pangeran Diponegoro keluar dari Yogyakarta dan Surakarta. Siasat Belanda adalah siasat Benteng (Benteng Stelsel). Akibatnya, daerah gerilya semakin sempit dan tidak dapat bergerak. Pada tahun 1829, Kiai Maja tertangkap oleh Belanda, kemudian diasingkan ke Manado. Sebulan kemudian, Sentot Alibasya justru menyerah kepada Belanda. Ia dikirim ke Sumatera untuk memerangi Imam Bonjol dalam Perang Padri. Akhirnya, ia wafat di Bengkulu. Walaupun sudah ditinggalkan oleh para pembantunya, Pangeran Diponegoro terus berjuang. Panglima tentara Belanda, Jenderal de Kock meminta agar Pangeran Diponegoro mau melakukan perundingan dengan menjamin keselamatannya. Perundingan dilakukan di Magelang, namun Jenderal de Kock mengingkari janjinya. Secara tiba-tiba seluruh pengikut Pangeran Diponegoro dilucuti senjatanya dan Pangeran Diponegoro ditangkap. Dari Magelang, Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang dengan kapal kemudian ke Batavia. Dari Batavia, Pangeran Diponegoro dibawa ke Manado (1830), kemudian dipindahkan ke Ujungpandang (1834). Beliau ditahan di Fort Rotterdam (benteng Makassar). Setelah ditahan selama 24 tahun oleh Belanda, pada tanggal 18 Januari 1855 beliau wafat dan dimakamkan di Kota Ujungpandang. 4) Pangeran Antasari
Mulai abad ke-17, VOC telah melakukan hubungan dagang dengan rakyat Banjarmasin. Antara lain jual beli rotan, intan, emas dan lada. Bahkan, pada saat Sultan Rahmatullah berkuasa, VOC diberi izin mendirikan kantor dagang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
Namun, ketika VOC menerapkan sistem monopoli, rakyat Banjar- masin melakukan reaksi penolakan. Akhirnya, VOC menyingkir dari Banjarmasin. Sultan Tahmiditillah II bersengketa dengan Pangeran Amir, lalu Belanda mengambil kesempatan. Belanda memihak kepada Sultan Tahmiditillah II, Pangeran Amir berhasil ditangkap dan diasingkan ke Sailan. Berkat bantuannya itu, Belanda mendapat daerah Pagatan, Pasir, Kotawaringin, dan lainnya. Akhirnya, Banjar dikuasai Belanda sejak tahun 1636. Pada tahun 1816, Belanda menerima kembali kekuasannya dari Inggris. Dengan segera Belanda mengadakan perjanjian dengan kerajaan- kerajaan yang ada di wilayah Nusantara termasuk dengan Kesultanan Banjar. Pada saat itu, Kesultanan Banjar dipegang oleh Sultan Adam (1825- 1857). Pada tahun 1826, Belanda berhasil menguasai Kesultanan Banjar. Oleh karena itu, Pangeran Antasari meninggalkan keraton (pasirapan). Kemudian beliau hidup di pedesaan bersama-sama rakyat biasa. Jadi, beliau mengetahui benar penderitaan rakyat. Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Mashud dan cucu dari Pangeran Amir. Pada masa berkuasa, Sultan Adam telah mengangkat Pangeran Abdurakhman sebagai putra mahkota. Akan tetapi, pada tahun 1852 Pangeran Abdurakhman wafat dan meninggalkan 2 orang putra, yaitu Pangeran Tamjidillah dan Pangeran Hidayat. Pada tahun 1857, Sultan Adam meninggal dunia. Di dalam surat wasiatnya beliau menyatakan bahwa yang akan menggantikannya adalah Pangeran Hidayat. Pihak Belanda melalui residennya yang bernama Van Hengst tidak setuju. Belanda lebih menyukai Pangeran Tamjidillah untuk menjadi sultan Banjar. Pangeran Tamjidillah sendiri tidak disukai oleh rakyat karena tidak taat beragama, suka hidup berfoya-foya dan sangat dekat dengan Belanda. Pada bulan April 1859, pasukan Pangeran Antasari menyerang pos- pos Belanda. Perlawanan rakyat bergelora dan meluas kemana-mana. Benteng Belanda di Pangaron digempur, kemudian menguasai Muning dan Martapura. Beliau dibantu oleh Surapati, Kiai Demang Leman, Kiai Adipati Mangkunegara, Kiai Sultan Kara, Kiai Langlang, Haji Masrum, Haji Bayusin, Tumanggung Singapati dan Cakrawati. Taktik perangnya adalah siasat gerilya. Tumanggung Surapati berhasil membakar kapal Belanda, yaitu Onrust di Sungai Barito. Pangeran Hidayat kemudian bergabung melawan Belanda. Mengetahui kejadian itu, Belanda segera menghapuskan Kesultanan Banjar pada tanggal 11 Juni 1860. Sambil terus melakukan penekanan, Belanda juga membujuk Pangeran Hidayat untuk berunding. Akhirnya, Pangeran Hidayat ditangkap dan diasingkan ke Cianjur Jawa Barat. Pangeran Antasari terus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
melakukan perlawanan, harapan rakyat Banjar untuk mengangkat Pangeran Hidayat menjadi Sultan sudah hilang. Untuk itu, rakyat mengangkat Pangeran Antasari untuk menggantikannya. Ia pun memperoleh gelar Panembahan Amiruddin Khalifat ul Mu’minin sebagai pengganti Sultan Adam. Walaupun sudah diangkat menjadi sultan, Pangeran Antasari tidak mau berdiam diri di keraton. Beliau memilih tinggal di benteng-benteng atau markasmarkas pertahanan di dalam hutan belantara. Beliau terus berjuang walaupun usianya semakin tua. Pada tanggal 11 Oktober 1862, Pangeran Antasari wafat di Hulu Teweh (Kalimantan Selatan). Perlawanan rakyat Banjar terus berkobar. Walaupun akhirnya Belanda dapat menangkap beberapa pemimpin pasukan Pangeran Antasari yang bermarkas di gua-gua, yaitu Kiai Demang Leman dan Tumanggung Aria Pati. Tahun 1866, Haji Buyasin gugur di medan perang. Sementara Kiai Demang Leman digantung Belanda. Putra-putra Pangeran Antasari melanjutkan perjuangan ayahandanya, antara lain Sultan Seman hingga meninggalnya pada tahun 1905. 5) Raja Buleleng
Hubungan masyarakat Bali dengan bangsa Belanda terjadi pada abad ke17. Ketika itu, VOC sering mengadakan hubungan dagang. Sering kali VOC berusaha untuk mengadakan perjanjian dengan raja-raja Bali, tetapi tidak berhasil. Di Pulau Bali pada saat itu terdapat beberapa kerajaan, antara lain Kerajaan Buleleng, Karang Asem, Klungkung, Gianjar, Badung, Tabanan, Mengwi dan Jembrana. Usaha Belanda untuk mengadakan perjanjian dengan kerajaan yang ada di Bali baru berhasil pada tahun 1841. Perjanjian itu ditandatangani oleh Raja Klungkung, Badung, Buleleng dan Karang Asem. Dalam perjanjian itu disebutkan raja-raja Bali mengakui kekuasaan Belanda dan mengizinkan pengibaran bendera Belanda di daerahnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
Masalah yang menyulitkan hubungan Belanda dengan Kerajaan Bali adalah berlakunya Hak Tawan Karang, yaitu hak Raja Bali untuk merampas perahu yang terdampar di wilayahnya. Belanda banyak mengalami kerugian dengan berlakunya Hak Tawan Karang tersebut. Pada tahun 1844, di Pantai Pracak dan Sangit terjadi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda yang terdampar. Asisten Residen Banyuwangi Ravia de Lignij datang ke Bali untuk membuat perjanjian penghapusan Tak tawan Karang ini. Dia pun menuntut Kerajaan Bali tunduk kepada kekuasaan Belanda. Raja Buleleng dan patihnya menolak kedua tuntutan itu. Apalagi Belanda menuntut ganti rugi atas kapal-kapalnya yang dirampas. Raja Buleleng, I Gusti Ngurah Made dan patihnya I Gusti Ketut Jelantik segera menyiapkan pasukannya beserta perlengkapan untuk menentang Belanda. Pada tanggal 24 Juni 1846, Belanda mengirimkan ultimatum agar dalam tempo 3 x 24 jam, Raja Buleleng mengakui kekuasaan Belanda dan menghapuskan Hak Tawan Karang. Namun hingga batas waktu tanggal 27 Juni 1846, Raja Buleleng tetap menolak. Selain itu, Raja Karang Asem pun menentang Belanda. Tepat tanggal 27 Juni 1846, Belanda mengirim pasukannya dan mendarat di pantai Buleleng, bagian utara Bali. Pertempuran berjalan sengit dan meluas sampai ke kampungkampung dan sawah-sawah. Belanda berhasil menekan perlawanan rakyat Bali, bahkan berhasil menduduki benteng prajurit Bali. Belanda meneruskan penyerangannya ke Singaraja, ibu kota Kerajaan Buleleng. Pada tanggal 29 Juni 1846, istana raja dapat diduduki Belanda. Raja Buleleng dan patihnya beserta pasukannya terpaksa mundur ke Benteng Jagaraga. Jatuhnya Benteng Jagaraga memengaruhi raja-raja yang lain untuk bersikap lemah. Pada tanggal 20 September 1906, Belanda menyerang Kerajaan Badung yang masih menggunakan Hak Tawan Karang. Keluarga kerajaan menyambut kedatangan Belanda dengan Perang Puputan, yaitu perang sampai tetes darah penghabisan. Akhirnya pada awal abad ke-20, seluruh Kerajaan Bali dapat ditundukkan oleh Belanda. 6) Perlawanan Rakyat Aceh Perlawanan rakyat Aceh merupakan yang terberat yang dirasakan oleh Belanda. Pada tahun 1873, Belanda mengirim ekspedisi militer pertama ke Aceh dan mendapat perlawanan dari rakyat Aceh. Rakyat Aceh berlindung di sekitar Mesjid Raya Aceh. Dalam pertempuran itu, pasukan rakyat Aceh berhasil menembak Jenderal Kohler hingga tewas. Akhirnya, serangan Belanda pertama itu tidak berhasil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
Ekspedisi militer kedua terjadi pada tahun 1874, dipimpin oleh Mayor Jenderal Van Swieten. Pertempuran terjadi kembali di sekitar Mesjid Raya Aceh. Pasukan rakyat Aceh dipimpin oleh Panglima Polim. Belanda mengarahkan serangannya ke istana. Melalui pertempuran yang berjalan sengit, istana dapat dikuasai oleh Belanda. Perlawanan terhadap Belanda terus terjadi di mana-mana, antara lain: a) perlawanan rakyat Aceh di daerah Pidie dipimpin oleh Teungku Cik Di Tiro; b) Teuku Umar dengan istrinya Cut Nyak Din memimpin di Aceh bagian barat. Walaupun istana telah direbut Belanda, tetapi perjuangan rakyat Aceh terus berkobar. Daerah-daerah di luar kota dikuasai sepenuhnya oleh para pejuang Aceh. Mereka dipimpin oleh para teuku (panglima) dan teungku (ulama). Mayor Jenderal Van Swieten diganti oleh Jenderal Pel. Namun Jenderal Pel tewas dalam pertempuran di Tonga. Melihat kenyataan itu, pemerintah kolonial Belanda akhirnya mengirim seorang misionaris ahli agama Islam untuk mempelajari adat istiadat rakyat Aceh. Ia bernama Dr. Snouck Hurgronje dengan menggunakan nama samaran Abdul Gafar. Ia meneliti kehidupan rakyat Aceh dengan ikut berbaur ke dalamnya. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: a) seorang sultan tidak mempunyai kekuasaan tanpa adanya persetujuan dari bawahannya; b) ulama sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
Berdasarkan hasil kerja Dr. Snouck Hurgronje ini, Belanda menyusun kebijakan sebagai berikut: a)melakukan politik memecah kekuatan rakyat; b)ulama harus dihadapi dengan kekuatan militer; c)dipisahkannya kaum ulama dengan bangsawan; d)dibukanya kesempatan bagi anak-anak bangsawan untuk dijadikan pamong praja. Dengan tekanan yang keras, satu per satu pimpinan rakyat Aceh dapat ditaklukan. Baik dengan jalan ditangkap maupun menyerahkan diri. Dengan hilangnya para pemimpin rakyat Aceh, akhirnya Aceh dapat dikuasai oleh Belanda pada tahun 1904. Demikianlah tidak ada satu pun rakyat atau kerajaan dan penguasa di wilayah Nusantara yang menyerah begitu saja kepada penjajah. Mereka berjuang mempertaruhkan segala harta, masa depan, bahkan nyawa untuk membela dan mempertahankan kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka. b. Perlawanan pada Abad ke-20 Pada tahun 1900, di saat bangsa Indonesia mulai terbuka dalam berpikir, maka cara perjuangan untuk merebut kemerdekaan juga mulai menggunakan pendekatan organisasi pergerakan. Hal itu didukung juga oleh perubahan kebijakan dari penjajah Belanda dengan mengizinkan berdirinya sekolah pribumi. Sejarah mencatat beberapa organisasi pergerakan kemerdekaan yang mempengaruhi perjalanan bangsa Indo- nesia sampai dengan tercapainya kemerdekaan Indonesia. Adapun organisasi pergerakan tersebut antara lain adalah Budi Utomo, Sarekat Islam, Muhamadiyah, Gerakan Pemuda,Taman Siswa, Gerakan Wanita, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Gerakan Buruh. Sejarah bangsa Indonesia mencatat beberapa tokoh bangsa dengan segala perjuangan dan pengorbanannya. Mereka merelakan berbagai kepentingan pribadinya untuk membela rakyat. Tokoh-tokoh tersebut antara lain sebagai berikut. 1) Raden Ajeng Kartini R.A. Kartini adalah putri Bupati Jepara, Raden Mas Ario Adipati Sostroningrat. Dilahirkan tanggal 21 April 1879 di Mayong Kabupaten Jepara. Beliau adalah perintis kemajuan wanita Indo- nesia dengan perjuangan emansipasi wanita. Beliau mempunyai cita-cita mengangkat derajat kaum wanita agar mempunyai hak dan kecakapan yang sama dengan kaum pria. Beliau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
berkeinginan untuk sekolah, namun dilarang oleh orang tuanya. Sebagai seorang gadis, beliau harus menjalani masa pingitan sampai masa pernikahan. Hal ini merupakan kewajiban yang harus dijalani oleh setiap perempuan pada masa itu.
Kegemaran beliau adalah membaca. Dengan membaca, pikiran menjadi terbuka lebar. R.A. Kartini dapat memban- dingkan kemajuan yang dicapai wanita yang ada di negeri Barat dengan wanita di Indonesia. Sejak saat itulah timbul niatnya untuk mendirikan sekolah bagi kaum wanita. Bersamaan dengan itu, ayahnya meminta agar R.A. Kartini menikah dengan Bupati Rembang yang bernama Adipati Joyodiningrat. Untung saja, R.A. Kartini mendapat suami yang baik. Beliau menikah dengan orang yang memahami betul keinginannya. Sebagai permulaan dibukalah sekolah Kartini di rumahnya. Selanjutnya, bermunculan sekolah Kartini di berbagai daerah, seperti di Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, Madiun, Cilacap, dan lain-lain. Sejak masih muda, R.A. Kartini selalu melakukan korespondensi dengan teman-temannya di negeri Belanda. Di dalam suratnya, R.A. Kartini selalu menuliskan keinginannya untuk memajukan kaum wanita di Indonesia. Sekarang, isi surat-suratnya itu diterbitkan dalam sebuah buku yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. R.A. Kartini meninggal pada tanggal 17 September 1904 dalam usianya yang masih muda, yaitu 25 tahun. Sebagai penghargaan dan penghormatan kepada beliau, setiap tanggal 21 April diperingati sebagai hari Kartini. 2) Dewi Sartika Dewi Sartika adalah putri dari Raden Rangga Somanagara dan Raden Ayu Rajapermas. Lahir pada tanggal 4 Desember 1884 di Cicalengka, Jawa Barat. Beliau merupakan tokoh perempuan In- donesia. Selama hidupnya, ia berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
memperjuangkan kemajuan kaun wanita Indonesia agar memiliki kedudukan dan derajat yang sama dengan kaum pria. Sejak itulah, beliau bercita-cita ingin mendirikan sekolah perempuan.
Akhirnya, cita-cita tersebut dapat dicapai pada usia ke-18 tahun. Tepatnya dengan didirikan Sakola Istri (sekolah perempuan) pada tanggal 16 Januari 1904. Pada tahun 1910, sekolah ini berganti nama menjadi Sakola Kautamaan Istri. Gerakan yang dilakukan beliau diikuti oleh tokoh-tokoh lain di Jawa Barat dan Sumatera. 3) Ki Hajar Dewantara
Nama lain dari beliau adalah Suwardi Suryaningrat. Lahir tanggal 2 Mei 1889 dan dibesarkan di lingkungan keluarga bangsawan Yogyakarta. Bersama dengan Douwes Dekker dan Dr. Cipto Mangunkusumo, beliau mendirikan Indische Partij. Beliau pernah dibuang ke negeri Belanda pada tahun 1913 selama 6 tahun. Pada saat itulah beliau banyak mempelajari masalah-masalah pendidikan. Setelah partainya mengalami kemunduran, alat perjuangan beliau adalah melalui jalur pendidikan. Menurutnya, kemunduran, kemerosotan, dan ketertinggalan rakyat Indonesia adalah masalah pendidikan yang belum ditangani dengan baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
Pada tahun 1922, beliau men- dirikan Taman Siswa. Sekolah itu untuk mendidik penduduk supaya menjadi warga negara yang mempunyai derajat dan semangat kebangsaan. Semboyan dari Ki Hajar Dewantara adalah Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madya Mangun Karso Tut Wuri Handayani. Jerih payah perjuangan beliau sangat dirasakan sekali oleh rakyat Indonesia dari saat memasuki masa kemerdekaan sampai sekarang. 4) Douwes Dekker
Beliau mempunyai nama panggilan Danudirdja Setiabudhi. Seorang Indo keturunan campuran antara Belanda Indonesia. Dilahir- kan tanggal 8 Oktober 1879 di Pasuruan, Jawa Timur. Pada usia 18 tahun, beliau mulai bekerja menjadi pegawai perkebunan. Sering terjadi perselisihan paham dengan atasannya yang lebih ban- yak membela pemerintah Hindia Belanda. Sementara Douwes Dekker sendiri ingin membela kepentingan buruh pribumi. Setelah keluar dari pekerjaannya, beliau menjadi wartawan dan pimpinan redaksi surat kabar De Express dan Het Tijdchrift. Melalui media tersebut, beliau menyerukan kaum Indo dan kaum pribumi untuk bersatu bersama-sama menentang penjajahan Belanda. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia bersama teman-temannya, yaitu Dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara mendirikan partai politik yang bernama Indische Partij. Akan tetapi sangat disayangkan, beliau dianggap membahayakan pemerintah kolonial Belanda. Beliau dibuang dengan tokoh organisasi lainnya. Beliau meninggal di Bandung pada tahun 1949. 5) Haji Samanhudi Nama kecilnya adalah Sudarno Nadi, dilahirkan di Solo pada tahun 1886. Beliau belajar agama sambil berdagang batik. Pada tahun 1911, terjadi persaingan yang tidak sehat antara pedagang pribumi dan pedagang Cina. Pedagang pribumi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
sering mendapat tekanan dari pemerintah Belanda, sedangkan pedagang Cina mendapat bantuan dari Belanda.
Melihat keadaan yang demikian, Haji Samanhudi menghimpun kekuatan di bidang perdagangan dan agama. Pada tahun 1911, beliau mendirikan Serikat Dagang Islam (SDI) di Kota Solo. Anggota awalnya hanya terdiri atas pedagang batik di Solo saja. Lahirnya SDI mendapat sambutan yang luas. Dalam waktu yang sangat singkat cabang-cabang SDI muncul di berbagai tempat di luar Kota Solo. Pada tanggal 10 September 1912, nama Serikat Dagang Islam dirubah menjadi Serikat Islam (SI). Haji Samanhudi diangkat menjadi ketuanya sampai tahun 1914. Sesudah itu, SI dipimpin oleh Haji Oemar Said Cokroaminoto. Sejak tahun 1920, beliau tidak aktif lagi di dalam kegiatan partai karena kesehatannya sering terganggu. Namun perhatiannya terhadap perjuangan pergerakan nasional tidak pernah surut. Beliau meninggal pada tanggal 28 Desember 1956 di Klaten dan dimakamkan di Desa Banaran Kecamatan Grogol Sukoharjo Jawa Tengah. 6) Muhammad Husni Thamrin
Dilahirkan di Jakarta tanggal 16 Februari 1894. Setelah tamat dari HBS (setingkat SMP), beliau bekerja pada pemerintahan Belanda. Beliau sangat memer- hatikan kemajuan masyarakat Betawi (Jakarta) khususnya dan bangsa Indonesia umumnya. Pada tahun 1919, beliau menjadi anggota Dewan Kota
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
Batavia (Jakarta). Di Dewan Kota, ia banyak menyuarakan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Karena kemampuannya, beliau diangkat menjadi wakil wali kota, namun tidak menyurutkan kecamannya terhadap penjajah Belanda yang menindas bangsa Indonesia. Tahun 1927, beliau diangkat menjadi anggota Volstraad (DPR) dan membentuk fraksi nasionalis untuk memperkuat golongan nasionalis. Sebagai wakil rakyat, beliau bersama Kusumo Utomo mengadakan peninjauan ke Sumatra untuk meninjau nasib buruh perkebunan yang sangat menderita. Kegiatannya di Partai Indo- nesia Raya (Parindra) menjadikan beliau dicurigai oleh Belanda. Pada tahun 1939, beliau mengajukan mosi agar istilah Nederlands Indie diganti menjadi istilah Indonesia. Sebagai akibatnya, Belanda mengenakan tahanan rumah pada tanggal 6 Januari 1941. Beliau meninggal dunia karena sakit pada tanggal 11 Januari 1941 dan dimakamkan di pemakaman Karet, Jakarta. 7) Otto Iskandardinata
Dilahirkan di Kota Bandung tanggal 31 Maret 1897. Pada masa Belanda beliau menamatkan pendidikan di sekolah guru. Kemudian menjadi guru SMA di Purworejo dan Banjarnegara, aktif di dalam organisasi Budi Utomo di Pekalongan dan menjadi wakil ketua Budi Utomo Pekalongan juga menjadi anggota Dewan Kota. Di lembaga inilah beliau mengkritik Belanda yang mengakibatkan penderitaan bagi rakyat. Oleh karena itu, beliau berselisih paham bahkan sampai bertengkar hebat dengan Residen Pekalongan pada waktu itu. Otto Iskandardinata pindah ke Jakarta dan mengajar di Perguruan Tinggi Muhamadiyah. Ia aktif pula dalam kepengurusan Paguyuban Pasundan cabang Jakarta. Berkat usahanya, Paguyuban Pasundan banyak mendirikan sekolah. Akhirnya. beliau terpilih menjadi wakil rakyat dalam Volstraad. Pada bulan Oktober 1945, beliau diculik oleh sekelompok peng- khianat bangsa. Beliau tewas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
dibunuh di daerah Mauk Banten tanggal 20 Desember 1945, ma- kamnya kemudian dipindahkan ke Bandung.
RANGKUMAN 1. Perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan bangsa penjajah ada yang bersifat kedaerahan dan nasional. 2. Penjajahan Belanda di Indonesia ditandai dengan adanya sistem monopoli VOC dan sistem tanam paksa yang sangat merugikan rakyat Indonesia. 3. Beberapa perlawanan daerah terhadap penjajahan Belanda di Indonesia dipimpin oleh tokoh perjuangan rakyat Indo- nesia, yaitu Pattimura di Maluku, Iman Bonjol di Sumatera Barat, Pangeran Diponegoro di Jawa, Pangeran Antasari di Kalimantan, raja-raja Bali, dan rakyat Aceh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
Rubrik Penilaian Mind Map Muatan pelajaran: IPS Kompetensi yang dinilai mencakup ranah sikap dan keterampilan -
Sikap kemandirian siswa membuat mind map
-
Keterampilan siswa dalam membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
Baik sekali
Baik
Cukup
bimbingan
Kriteria
Keterampilan membuat mind map tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
Perlu
4
3
2
1
Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna sesuai, rapi, jelas, sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang.
Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna seuai, rapi, jelas, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang.
Membuat mind map dengan penuh tulisan/gambar, gradasi warna kurang sesuai, rapi, jelas, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang.
Membuat mind map namun belum selesai, gradasi warna kurang sesuai, kurang sesuai dengan tema tentang perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Baik sekali
Baik
Cukup
Kriteria 4 Kemandirian 2-3 siswa siswa dalam berperan penuh membuat mind dalam map berpendapat dan terlibat langsung membuat mind map.
Perlu bimbingan
3 1-2 siswa bertanya dengan guru dan temanteman dalam berpendapat dan terlibat membuat mind map.
2 1-2 siswa bertanya dengan guru atau temanteman dalam berpendapat membuat mind map dan meminta bantuan guru atau temanteman dalam membuat mind map.
1 siswa menjiplak mind map orang lain atau mind map tersebut sepenuhnya bukan buatan siswa.
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PERANAN TOKOH PEJUANG DAN MASYARAKAT DALAM MEMPERSIAPKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang Indonesia yang dahulu disebut Nusantara merupakan suatu wilayah yang sangat subur dan banyak menghasilkan rempah-rempah. Waktu itu, wilayah Nusantara dipimpin oleh raja-raja sebagai penguasa negara atau penguasa wilayah. Banyak pedagang, baik dari wilayah Nusantara sendiri maupun dari bangsa lain. Pedagang Eropa yang datang pertama kali memasuki wilayah Nusantara adalah bangsa Portugis dan Spanyol. Kedua bangsa ini bersaing untuk merebut daerah hasil rempah-rempah. Lalu, bangsa Spanyol tersingkir dan bangsa Portugis dapat menguasai daerah penghasil rempah-rempah. Namun, bangsa Indonesia dengan para raja dan penguasa daerah sebagai pemimpin tidak senang dengan kelakuan Portugis yang ingin menjajah. Rakyat Indonesia pun berjuang mengusir Portugis dari bumi Nusantara dengan mengangkat senjata dan mengadakan perlawanan. Perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia pada waktu itu antara lain: 1.perjuangan Pati Unus dari Demak menentang penjajahan Portugis (1513); 2.perjuangan Panglima Fatahillah dari Kerajaan Demak menentang penjajahan Portugis (1526-1527); 3.perjuangan Sultan Baabullah dari Kerajaan Ternate menentang penjajahan Portugis (1575); 4.perjuangan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh menentang penjajahan Portugis (1607-1636). Para pedagang dari negeri Belanda juga berduyun-duyun memasuki wilayah Nusantara, maka terjadilah persaingan yang sangat ketat di antara pedagang kedua negara tersebut. Pada akhirnya, para pedagang dari Portugis tersingkir dalam perebutan kekuasaan di wilayah Nusantara. Secara lambat tapi pasti, Belanda mulai menancapkan kuku kekuasaannya untuk melakukan penjajahan. Penjajahan Belanda terhadap Indonesia berlangsung kurang lebih 350 tahun. 1. Masa Pendudukan Jepang Pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawaii) dibom oleh tentara Jepang pada tanggal 8 Desember 1941. Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh menyatakan perang terhadap Jepang. Bala tentara Jepang dengan cepat bergerak masuk ke wilayah Asia Tenggara. Untuk menghadapi serangan Jepang tersebut dibentuklah ABDACOM (American British Dutch
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
Australian Command) dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan bermarkas di Lembang Bandung. Namun kenyataannya, pada tanggal 8 Maret 1942 pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Penyerahan ini ditandatangani oleh Letnan Jenderal Terpoten sebagai Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Letnan Jenderal H. Imamura sebagai pimpinan angkatan perang Jepang. Semenjak, itu Jepang berkuasa di In- donesia. Kedatangan Jepang ke Indonesia oleh bangsa Indonesia semula disambut dengan gembira sebagai bangsa pembebas penjajahan Belanda. Hal ini ditandai dengan adanya pembebasan pemimpin pergerakan kemerdekaan oleh Jepang, yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Ki Hajar Dewantara. Selanjutnya, Jepang memeras rakyat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan perang dengan Sekutu. Caranya dengan mewajibkan rakyat Indonesia untuk menyerahkan kekayaan yang dimilikinya dan memeras tenaga dan waktu. Rakyat Indonesia harus bekerja tanpa adanya jaminan keselamatan dan perbekalan. Rakyat dipaksa membuat benteng-benteng pertahanan, lubang-lubang persembunyian dan perlindungan serta goa-goa untuk menyimpan perbekalan dan pertahanan Jepang. Selain itu, diterapkan juga sistem kerja paksa dengan nama romusa. Untuk membantu tentara Jepang dalam perang melawan Sekutu, pemuda Indonesia dikerahkan menjadi pembantu prajurit dengan sebutan Heiho Gatot Mangkupraja mengusulkan pembentukan Peta (Pembela Tanah Air) untuk menjaga keadaan Indonesia dari serangan musuh (Sekutu). Usul ini disetujui oleh Jepang. Berduyun-duyunlah para pemuda Indo- nesia mendaftarkan diri untuk menjadi tentara Peta. Selama di Indonesia, Jepang telah bertindak keterlaluan dan menyebabkan segala aturan yang ada di masyarakat terinjak-injak. Mereka pun telah menyebabkan penderitaan yang sangat berat, baik lahir maupun batin. Oleh karena itu, timbullah perlawanan dari rakyat Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia ini dapat digolongkan dalam 3 bagian sebagai berikut: a. Melalui perjuangan organisasi yang dibentuk oleh Jepang, antara lain; 1) perjuangan dari Gerakan 3A yang dipimpin oleh Syamsudin SH, tahun 1943; 2) Putera (Perjuangan Pusat Tenaga Rakyat) yang dipimpin oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, Kiai Haji Mas Mansur tahun 1943; 3) perjuangan Peta (Pembela Tanah Air) tahun 1943. b. Melalui gerakan bawah tanah, yaitu perjuangan yang bertentangan dengan kehendak pemerintah Jepang, antara lain: 1) perjuangan yang dipimpin oleh Amir Sjarifudin tahun 1943;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
2) perjuangan yang dipimpin oleh Sutan Sahrir tahun 1943; 3) perjuangan yang dipimpin Sukarni; 4) perjuangan yang dipimpin Ahmad Subarjo, SH tahun 1943. c. Perjuangan yang dilakukan rakyat, yaitu: 1) perjuangan rakyat Aceh yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil tahun 1942; 2) perjuangan rakyat Karangampel Sindang Kabupaten Indramayu yang dipimpin oleh Haji Hadriyan tahun 1944; 3) perjuangan rakyat Sukamanah Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin oleh Haji Zaenal Mustofa tahun 1943; 4) perjuangan rakyat Blitar yang dipimpin oleh Supriadi tanggal 14 Pebruari 1945.
2. Masuknya Jepang ke Wilayah Indonesia Sebagai negara fasis-militerisme di Asia, Jepang sangat kuat, sehingga meresahkan kaum pergerakan nasional di Indonesia. Dengan pecahnya Perang Dunia II, Jepang terjun dalam kancah peperangan itu. Di samping itu, terdapat dugaan bahwa suatu saat akan terjadi peperangan di Lautan Pasifik. Hal ini didasarkan pada suatu analisis politik. Adapun sikap pergerakan politik bangsa Indonesia dengan tegas menentang dan menolak bahwa fasisme sedang mengancam dari arah utara. Sikap ini dinyatakan dengan jelas oleh Gabungan Politik Indonesia (GAPI). Sementara itu di Jawa muncul Ramalan Joyoboyo yang mengatakan bahwa pada suatu saat pulau Jawa akan dijajah oleh bangsa kulit kuning, tetapi umur penjajahannya hanya "seumur jagung". Setelah penjajahan bangsa kulit kuning itu lenyap akhirnya Indonesia merdeka. Ramalan yang sudah dipcrcaya oleh rakyat ini tidak disia-siakan oleh Jepang, bahkan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sehingga kedatangan Jepang ke Indonesia dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar saja. Pada tanggal 8 Desember 1941 pecah perang di Lautan Pasifik yang melibatkan Jepang. Melihat keadaan yang semakin gawat di Asia, maka penjajah Belanda harus dapat menentukan sikap dalam menghadapi bahaya kuning dari Jepang. Sikap tersebut dipertegas oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Jhr. Mr. A.W.L. Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer dengan mengumumkan perang melawan Jepang. Hindia Belanda termasuk ke dalam Front ABCD (Amerika Serikat, Brittania/Inggris, Cina, Dutch/Belanda) dengan Jenderal Wavel (dari Inggris) sebagai Panglima Tertinggi yang berkedudukan di Bandung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Angkatan perang Jepang begitu kuat, sehingga Hindia Belanda yang merupakan benteng kebanggaan Inggris di daerah Asia Tenggara akhirnya jatuh ke tangan pasukan Jepang. Peperangan yang dilakukan oleh Jepang di Asia Tenggara dan di Lautan Fasifik ini diberi nama Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik. Dalam waktu yang sangat singkat, Jepang telah dapat menguasai daerah Asia Tenggara seperti Indochina, Muangthai, Birma (Myanmar), Malaysia, Filipina, dan In¬donesia. Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang pada tanggal 15 Pebruari 1941, yaitu dengan ditenggelamkannya kapal induk Inggris yang bernama Prince of Wales dan HMS Repulse, sangat mengguncangkan pertahanan Sekutu di Asia. Begitu pula satu persatu komandan Sekutu meninggalkan Indone¬sia, sampai terdesaknya Belanda dan jatuhnya Indonesia ke tangan pasukan Jepang. Namun sisa-sisa pasukan sekutu di bawah pimpinan Karel Door¬man (Belanda) dapat mengadakan perlawanan dengan pertempuran di Laut Jawa, walaupun pada akhirnya dapat ditundukkan oleh Jepang. Secara kronologis serangan-serangan pasukan Jepang di Indonesia adalah sebagai berikut: diawali dengan menduduki Tarakan (10 Januari 1942), kemudian.Minahasa, Sulawesi, Balikpapan, dan Arnbon. Kemudian pada bulan Pebruari 1942 pasukan Jepang menduduki Pontianak, Makasar, Banjarmasin, Palembang, dan Bali. Pendudukan terhadap Palembang lebih dulu oleh Jepang mempunyai arti yang sangat penting dan strategis, yaitu untuk memisahkan antara Batavia yang menjadi pusat kedudukan Belanda di Indonesia dengan Singapura sebagai pusat kedudukan Inggris. Kemudian pasukan Jepang melakukan serangan ke Jawa dengan mendarat di daerah Banten, Indramayu, Kragan (antara Rembang dan Tuban). Selanjutnya menyerang pusat kekuasaan Belan¬da di Batavia (5 Maret 1942), Bandung (8 Maret 1942) dan akhirnya pasukan Belanda di Jawa menyerah kepada Panglima Bala Tentara Jepang Imamura di Kalijati (Subang, 8 Maret 1942). Dengan demikian, seluruh wilayah Indo¬nesia telah menjadi bagian dari kekuasaan penjajahan Jepang 3. Penjajah Jepang di Indonesia Bala Tentara Nippon adalah sebutan resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1 (7 Maret 1942), Pembesar Bala Tentara Nippon memegang kekuasaan militer dan segala 'kekuasaan yang dulu dipegang oleh Gubernur Jenderal (pada masa kekuasaan Belanda). Dalam pelaksanaan sistem pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini Indonesia dibagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
a. Daerah Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan Rikugun. b. Daerah Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura berada di bawah kekuasaan Rikugun. Daera Sumatera dipisahkan pada tahun 1943, tapi masih berada di bawah kekuasaan Rikugun. c. Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan Kaigun. 4. Organisasi Bentukan Jepang Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentuklah orgunisasi resmi seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA. Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat, sehingga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan diganti dengan Putera. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan "Empat Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Akan tetapi gerakan Putera yang merupakan bentukan Jepang ini ternyata menjadi bume-rang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi. Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung-dengungkan oleh pasukan Jepang kepada bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang diinginkan. Propaganda anti Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme. Padahal Jepang termasuk negara imperialisme, maka secara tidak langsung juga anti terhadap kehadiran Jepang di bumi Indonesia. Di pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia, seperti berlangsungnya proses Indonesianisasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi, nama-nama di- indonesiakan, kedudukan seperti pegawai tinggi sudah dapat dijabat oleh orangorang Indonesia dan sebagainya. Pembela Tanah Air (PETA) PETA merupakan organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indone¬sia untuk meraih kemerdekaan melalui perjuangan fisik. Misalnya, Jenderal Sudirman dan Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang. Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah In¬donesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan. Berikut-nya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini berada di bawah Komando Militer Jepang. 5. Golongan-golongan Beberapa golongan yang terorganisir rapi dan menjalin hubungan rahasia dengan Bung Karno dan Bung Hatta. Golongan-golongan itu di antaranya: a. Golongan Amir Syarifuddin Amir Syarifuddin adalah seorang tokoh yang sangat anti fasisme. Hal ini sudah diketahui oleh Jepang, sehingga pada tahun 1943 ia ditangkap dan diputuskan untuk menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Namun, atas perjuangan diplomasi Bung Karno terhadap para pemimpin Jepang, Amir Syari¬fuddin tidak jadi dijatuhi hukuman mati, melainkan hukuman seumur hidup. b. Golongan Sutan Syahrir Golongan ini mendapatkan dukungan dari kaum terpelajar dari berbagai kota yang ada di Indonesia. Cabang-cabang yang telah dimiliki oleh golongan Sutan Syahrir ini seperti di Jakarta, Garut, Cirebon, Surabaya dan lain sebagainya. c. Golongan Sukarni Golongan ini mempunyai peranan yang sangat besar menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pengikut golongan ini seperti Adam Malik, Pandu Kerta Wiguna, Khairul Saleh, Maruto Nitimiharjo. d. Golongan Kaigun Golongan ini dipimpin oleh Ahmad Subardjo dengan anggota-anggotanya terdiri atas A.A. Maramis, SH., Dr. Samsi, Dr. Buntaran Gatot, SH., dan lain-lain. Golongan ini juga mendirikan asrama yang bernama Asrama Indonesia Merdeka dengan ketuanya Wikana. Para pengajarnya antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
6. Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang Buruknya kehidupan rakyat mendorong timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti: 1. Pada awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Cot Plieng, Lhok Seumawe di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, dan dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1944 muncul lagi pemberontakan di Meureu di bawah pim¬pinan Teuku Hamid yang juga dapat dipadamkan oleh pasukan Jepang. 2. Karang Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan kawankawannya, namun perlawanan ini berhasil ditindas oleh Jepang dengan sangat kejamnya. 3. Sukamanah (Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam perlawanan ini Zaenal Mustafa berhasil mem-bunuh kaki-tangan Jepang. Dengan kenyataan seperti ini, Jepang melaku-kan pembalasan yang luar biasa dan melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat. 4. Blitar, pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan PETA di bawah pimpinan Supriyadi (putra Bupati Blitar). Dalam memimpin pemberontakan ini Supriyadi tidak sendirian dan dibantu oleh teman-temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan Suwondo. Pada pemberontakan itu, orang-orang Jepang yang ada di Blitar dibinasakan. Pemberontakan heroik ini benar-benar mengejutkan Jepang, terlebih lagi pada saat itu Jepang terus menerus mengalami kekalahan di dalam Perang Asia Timur Raya dan Perang Pasifik. Kemudian Jepang mengepung kedudukan Supri¬yadi, namun pasukan Supriyadi tetap mengadakan aksinya. Jepang tidak kehilangan akal, ia melakukan suatu tipu muslihat dengan menyerukan agar para pemberontak menyerah saja dan akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut temyata berhasil dan akibatnya banyak anggota PETA yang menyerah. Pasukan PETA yang menyerah tidak luput dari hukuman Jepang dan beberapa orang dijatuhi hukuman mati seperti Ismail dan kawan-kawannya. Di samping, itu ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Secara umum dapat dikatakan bahwa pendudukan Jepang di bumi Indonesia tidak dapat diterima. Jepang juga sempat mengadakan pembunuhan secara besar-besaran terhadap masyarakat dari lapisan terpelajar di daerah Kalimantan Barat. Pada daerah ini tidak kurang dari 20.000 orang yang menjadi korban keganasan pasukan Jepang. Hanya sebagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri dan lari ke Pulau Jawa. Setelah kekalahan-kekalahan yang dialami oleh Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik, akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Daftar Nilai Rapor
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4
Kisi-kisi kuesioner Motivasi
Indikator
Favorabel
Unfavorabel
Saya belajar atas
Saya belajar ketika
kemauan sendiri tanpa
disuruh orang lain untuk
disuruh orang lain untuk
belajar
belajar Keinginan/dorongan dari diri sendiri untuk belajar
Saya menganggap
Saya menganggap tugas
penting tugas yang
yang diberikan oleh
diberikan oleh guru
guru sangat mudah untuk dikerjakan
Saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan Saya mempelajari
Saya lebih senang
kembali materi pelajaran
bermain daripada belajar
yang disampaikan guru
ketika dirumah
di rumah
Kemauan
Saya merasa senang
Saya merasa bosan
meningkatkan prestasi
mempelajari materi
mempelajari materi ini
belajar
pelajaran ini Saya mudah memahami
Saya sulit memahami
materi pembelajaran ini
materi pembelajaran ini
Saya mudah mengingat materi pelajaran ini
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Indikator
Favorabel
Unfavorabel
Saya mempersiapkan
Saya mempersiapkan
materi pelajaran untuk
materi pelajaran
hari berikutnya
sebelum berangkat sekolah
Kesiapan diri dalam
Saya selalu menunda
mempersiapkan
pekerjaan (tugas) yang
pelajaran
diberikan oleh guru Saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran Materi pelajaran ini
Materi pelajaran ini
sangat menarik bagi saya
lebih sulit dari yang saya harapkan
Pada pembelajaran ini Keingintahuan lebih
ada hal yang membuat
akan hal yang belum
saya merasa ingin tahu
diketahui
lebih lanjut Saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya Saya sering tidur dalam kelas saat guru
Keaktifan dalam
menjelaskan materi
mengikuti pelajaran
Saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung
Jumlah
11 pernyataan
11 pernyataan
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KUESIONER
Identitas Diri Nama
:
Jenis Kelamin : Kelas
:
Petunjuk Pengisian 1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pernyataan-pernyataan di bawah ini 2. Jawablah pernyataan-pernyataan ini dengan keadaan anda yang sebenarnya! 3. Jawablah pernyataan-pernyataan pada lembar angket yang telah disediakan!
Petunjuk Khusus Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya
Keterangan SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
R
: Ragu-ragu
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
Pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan motivasi belajar No 1
Pernyataan Saya belajar atas kemauan sendiri tanpa disuruh orang lain untuk belajar
2
Saya belajar ketika disuruh orang lain untuk belajar
3
Saya mempelajari kembali materi pelajaran yang disampaikan guru di rumah
4
Saya lebih senang bermain daripada belajar ketika dirumah
5
Saya mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya
6
Saya mempersiapkan materi pelajaran sebelum berangkat sekolah
7
Saya tetap berusaha mengerjakan soal dari guru walaupun mengalami kesulitan
8
Saya sering tidur dalam kelas saat guru menjelaskan materi
9
Materi pelajaran ini sangat menarik bagi saya
10
Materi pelajaran ini lebih sulit dari yang saya harapkan
11
Pada pembelajaran ini ada hal yang membuat saya merasa ingin tahu lebih lanjut
12
Saya merasa senang mempelajari materi pelajaran ini
13
Saya merasa bosan mempelajari materi ini
14
Saya mempelajari sesuatu yang menarik, dan tak terduga sebelumnya
15
Saya sering mengganggu teman saat pelajaran berlangsung
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
Saya selalu menunda pekerjaan (tugas) yang diberikan oleh guru
17
Saya mudah memahami materi pembelajaran ini
18
Saya sulit memahami materi pembelajaran ini
19
Saya mudah mengingat materi pelajaran ini
20
Saya sering lupa membawa buku cetak pelajaran
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 207
Lampiran 5a Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I Langkah –langkah Menyusun Soal 1. Menentukan tujuan tes Tes Evaluasi Belajar Mata pelajaran IPS Kelas V semester 1 2. Penentuan dan penyebaran soal No.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Materi
Jumlah soal Tes Tertulis
Jumlah soal praktik
1.
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
3. Presentase tingkat kesulitan soal Mudah = 40% Sedang = 30% Sulit = 30 % Dari 15 soal pilihan ganda 6 soal mudah, 5 soal sedang, dan 4 soal sulit.
Belanda
PG
Uraian
15
-
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 208
4. Penyusunan kisi-kisi Jenis Sekolah
: SD Negeri Sarikarya
Mata pelajaran
: IPS
Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
: 15 soal pilihan ganda
Bentuk soal / tes
: Pilihan ganda
Penyusun
: Brigita Wahyu Aprianingsih
No
1.
Kompetensi Inti
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapka n dan mempertahank an kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
2.1Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Kelas /
Materi
Smt
Pokok
Kelas V
Perjuangan
smt 2
para tokoh pejuang pada
Indikator Soal
No Soal / Item soal
1. Mendeskripsikan masa penjajahan Belanda
No 1,2,5,10.
Belanda
Soal Mudah: 6,7,11,13,14,15.
masa penjajahan
No Item
Soal Sedang: 2. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-17 dan abad ke-18
No
1,3,8,9,12.
3,4,11,12,13. Soal Sulit: 2,4,5,10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 209
3. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-20 4. Menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri
No 6,7,8,9,14,15.
5. Perumusan Indikator IPS: 1. 2. 3. 4.
Mendeskripsikan masa penjajahan Belanda Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-17 dan abad ke-18 Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda pada abad ke-20 Menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri
5. 6. Menyusun Butir Soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 210
Lampiran 5b Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II Langkah –langkah Menyusun Soal 1. Menentukan tujuan tes Tes Evaluasi Belajar Mata pelajaran IPS Kelas V semester 1 2. Penentuan dan penyebaran soal No.
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Materi
Jumlah soal Tes Tertulis
Jumlah soal praktik
1.
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
3. Presentase tingkat kesulitan soal Mudah = 40% Sedang = 40% Sulit = 20 % Dari 15 soal pilihan ganda 6 soal mudah, 6 soal sedang, dan 3 soal sulit.
PG
Uraian
15
-
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 211
4. Penyusunan kisi-kisi Jenis Sekolah
: SD Negeri Sarikarya
Mata pelajaran
: IPS
Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
: 15 soal pilihan ganda
Bentuk soal / tes
: Pilihan ganda
Penyusun
: Brigita Wahyu Aprianingsih
No
1.
Kompetensi Inti
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapka n dan mempertahank an kemerdekaan Indonesia
Kompetensi Dasar
2.1Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang
Kelas /
Materi
Smt
Pokok
Kelas V
Perjuangan
smt 2
para tokoh
Indikator Soal
No Soal / Item soal
1. Mendeskripsikan masa penjajahan Jepang
pejuang pada
No
Soal Mudah:
2,4,5,6,7,8,10,
1,2,3,10,13,14.
11,12,14,15.
masa penjajahan Jepang
No Item
Soal Sedang: 2. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang
No 1, 3,9,13.
4,5,6,7,9,15.
Soal Sulit: 3. Menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri
8,11,12.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 212
5. Perumusan Indikator IPS: 1. Mendeskripsikan masa penjajahan Jepang 2. Menyebutkan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Jepang 3. Menjawab pertanyaan dari guru dengan percaya diri 6. Menyusun Butir Soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
Lampiran 6a Soal Evaluasi Siklus I Nama : Mata Pelajaran : IPS Kelas : V (lima) Waktu : 45 menit Soal evaluasi I
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c di depan pilihan jawaban yang paling tepat! 1. Tujuan pertama bangsa Belanda 5. Pencetus sistem tanam paksa di Indonesia adalah… datang ke Indonesia adalah ..... a. Var der Capellen b. H.W. Daendels a. menanamkan modal c. Van den Bosch b. memajukan pertanian d. H.W. Daendels c. mendidik penduduk pribumi d. mencari rempah-rempah 2. Pemimpin perang Banjar melawan Belanda adalah …. a. b. c. d.
Imam Bonjol Pangeran Antasari Sultan Hasanuddin Pattimura
dalam
6. Tuanku Imam Bonjol wafat pada tanggal… a. 25 Oktober 1837 b. 19 Januari 1839 c. 6 November 1864 d. 9 November 1865 7. Raden Ajeng Kartini dilahirkan pada tanggal… a. 19 April 1879 b. 21 April 1879 c. 17 September 1905 d. 4 Desember 1855
3. Berikut adalah pemimpin perlawanan rakyat Aceh, kecuali …. 8. Yang mendirikan Sakola Istri (sekolah a. Teuku Umar perempuan) pada tanggal16 Januari 1904 b. Sultan Agung Tirtayasa adalah… a. R.A.Kartini c. Panglima Polim b. Dewi Sartika d. Cut Nyak Dien c. Ki Hajar Dewantara d. Pangeran Antasari 4. Pemimpin perang Padri dalam 9. Nama lain dari Ki Hajar Dewantara yaitu… melawan Belanda adalah… a. Suwardi Suryanigrat a. Pangeran Diponegoro b. Suwardi Djayadiningrat b. R.A.Kartini c. Danudirdja Setiabudhi c. Pangeran Antasari d. Dr. Cipto Mangunkusumo d. Tuanku Imam Bonjol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Organisasi politik yang pertama kali 14. Haji Samanhudi lahir pada tahun… di Indonesia adalah …. a. 1911 c. 1886 b. 1912 d. 1876 a. Taman Siswa c. Sarekat Islam 15. Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara b. Putera d. Budi Utomo mendirikan sekolah yang bernama… a. Taman Siswa c. Sakola Istri 11. b. Sakola Rakyat d. Budi Utomo
Perhatikam gambar di atas! Beliau adalah pemimpin perlawanan rakyat melawan Belanda yang berasal dari …. a. b. c. d.
Maluku Kalimantan Selatan Sumatera Barat Jawa Tengah
12. Pangeran Diponegoro wafat pada tanggal 18 januari 1855 dan dimakamkan di kota… a. b. c. d.
Ujung Pandang Surabaya Jawa tengah Riau
13. Panglima Polim dan Teuku Umar adalah pemimpin perlawanan rakyat melawan Belanda yang berasal dari… a. b. c. d.
Sumatera Barat Jawa Timur Aceh Lampung
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 6b
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI SIKLUS I
Soal evaluasi I
1. D 2. B 3. B 4. D 5. C 6. C 7. B 8. B 9. A 10. D
11. A 12. A 13. C 14. C 15. A
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7a
216
Soal Evaluasi Siklus II
Nama : Mata Pelajaran : Kelas : V (lima) Waktu : 45 menit Soal evaluasi II
I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c di depan pilihan jawaban yang paling tepat! 1. Gerakan 3A dipimpin oleh… a. b. c. d.
c.HEIHO d. Bala Tentara Nippon
Syamsudin, SH. Pangeran Antasari Dauwes Dekker Teuku Umar
2. Gerakan Tiga A dibubarkan dan diganti dengan nama… a. b. c. d.
Seinendan PUTERA PETA HEIHO
3. Yang termasuk anggota serangkai adalah, keculi… a. b. c. d.
empat
Bung Karno Bung Hatta Panglima Polim Ki Hajar Dewantara
4. PETA dibubarkan pada tahun… a. 1987 b. 1944 c. 1945 d. 1946 5. Sebutan resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan Jepang adalah… a. PETA b. Sakura
6. Berikut adalah semboyan Gerakan 3A, kecuali …. a. Pelindung Asia c.Penguasa Asia b. Cahaya Asia d.Pemimpin Asia 7. Organisasi militer pembantu prajurit Jepang disebut… a. b. c. d.
Seinendan Keibodan PETA HEIHO
8. Seinendan merupakan organisasi yang beranggotakan… a. b. c. d.
Pembantu polisi Wanita Barisan muda Pembantu tentara Jepang
9. Perlawanan bersenjata terhadap Jepang yang terjadi di Jawa Barat di pimpin oleh… a. b. c. d.
Tengku Abul Jalil KH. Zaenal Mustofa Supriyadi Teuku Hamid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Keibodan adalah… a. b. c. d.
Barisan pemuda Barisan pembantu polisi Barisan wanita Pembantu tentara Jepang
11. Bendera Jepang disebut juga… a. Sakura b. Kempetai c. Gyugun d. Hinomaru 12. Jepang mulai datang ke pulau Jawa pertama kali mendarat di kota…. a. b. c. d.
Balikpapan Tarakan Kragan Surabaya
13. Perlawanan senjata terhadap Jepang di Blitar di pimpin oleh… a. KH. Zaenal Mustofa b. Teuku Hamid c. Kahar Muzakar d. Supriyadi
14. Pengganti organisasi PUTERA setelah dibubarkan adalah… a. b. c. d.
Jawa Hokokai PETA Keibodan Seinendan
15. Kerja paksa pada zaman penjajahan Jepang disebut.. a. b. c. d.
Rodi Romusha Kempetai Hinomaru
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 7b KUNCI JAWABAN
Soal evaluasi I
1. A 2. B 3. C 4. B 5. D 6. C 7. D 8. C 9. B 10. B
11. D 12. C 13. D 14. A 15. B
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8a
Data Validasi, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I
TITLE: soal evaluasi penelitian siklus 1 COMMENT: Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda *************************************************************************** Quick Options Analysis *************************************************************************** * is keyed answer, # is option that discriminates better than keyed answer ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ---Item ---1
----- ------------- ------------- ------------- ------------Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ----- ------------- ------------- ------------- ------------TOTAL 2 (0.067) 0 (0.000) 1 (0.033) 27*(0.900) High 2 (0.125) 0 (0.000) 0 (0.000) 14 (0.875) Low 0 (0.000) 0 (0.000) 1 (0.100) 9 (0.900) Diff 2#(0.125) 0#(0.000) -1(-0.100) 5(-0.025)
2
TOTAL High Low Diff
3 (0.100) 2 (0.125) 0 (0.000) 2#(0.125)
14*(0.467) 8 (0.500) 5 (0.500) 3 (0.000)
12 (0.400) 6 (0.375) 5 (0.500) 1(-0.125)
1 0 0 0
(0.033) (0.000) (0.000) (0.000)
3
TOTAL High Low Diff
2 2 0 2
23*(0.767) 14 (0.875) 6 (0.600) 8 (0.275)
5 (0.167) 0 (0.000) 4 (0.400) -4(-0.400)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
4
TOTAL High Low Diff
5 (0.167) 0 (0.000) 4 (0.400) -4(-0.400)
5
TOTAL High Low Diff
0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 0#(0.000)
---Item ---6
7
(0.067) (0.125) (0.000) (0.125)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
2 (0.067) 0 (0.000) 0 (0.000) 0#(0.000)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
25*(0.833) 16 (1.000) 6 (0.600) 10 (0.400)
26*(0.867) 14 (0.875) 10 (1.000) 4(-0.125)
2 (0.067) 2 (0.125) 0 (0.000) 2#(0.125)
----- ------------- ------------- ------------- ------------Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ----- ------------- ------------- ------------- ------------TOTAL 0 (0.000) 10 (0.333) 19*(0.633) 1 (0.033) High 0 (0.000) 5 (0.313) 11 (0.688) 0 (0.000) Low 0 (0.000) 3 (0.300) 6 (0.600) 1 (0.100) Diff 0 (0.000) 2 (0.013) 5 (0.088) -1(-0.100) TOTAL High Low Diff
1 (0.033) 0 (0.000) 1 (0.100) -1(-0.100)
26*(0.867) 14 (0.875) 8 (0.800) 6 (0.075)
2 (0.067) 2 (0.125) 0 (0.000) 2#(0.125)
1 (0.033) 0 (0.000) 1 (0.100) -1(-0.100)
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
TOTAL High Low Diff
11 (0.367) 5 (0.313) 5 (0.500) 0(-0.188)
16*(0.533) 11 (0.688) 2 (0.200) 9 (0.487)
3 (0.100) 0 (0.000) 3 (0.300) -3(-0.300)
9
TOTAL High Low Diff
26*(0.867) 15 (0.938) 7 (0.700) 8 (0.238)
2 (0.067) 1 (0.063) 1 (0.100) 0(-0.038)
1 (0.033) 0 (0.000) 1 (0.100) -1(-0.100)
1 (0.033) 0 (0.000) 1 (0.100) -1(-0.100)
10
TOTAL High Low Diff
4 (0.133) 0 (0.000) 3 (0.300) -3(-0.300)
8 4 2 2
5 (0.167) 3 (0.188) 2 (0.200) 1(-0.013)
13*(0.433) 9 (0.563) 3 (0.300) 6 (0.263)
---Item ---11
(0.267) (0.250) (0.200) (0.050)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
----- ------------- ------------- ------------- ------------Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ----- ------------- ------------- ------------- ------------TOTAL 29*(0.967) 0 (0.000) 1 (0.033) 0 (0.000) High 16 (1.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 9 (0.900) 0 (0.000) 1 (0.100) 0 (0.000) Diff 7 (0.100) 0 (0.000) -1(-0.100) 0 (0.000)
12
TOTAL High Low Diff
12*(0.400) 9 (0.563) 1 (0.100) 8 (0.462)
5 (0.167) 1 (0.063) 4 (0.400) -3(-0.338)
13 (0.433) 6 (0.375) 5 (0.500) 1(-0.125)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
13
TOTAL High Low Diff
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
1 (0.033) 0 (0.000) 1 (0.100) -1(-0.100)
29*(0.967) 16 (1.000) 9 (0.900) 7 (0.100)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
14
TOTAL High Low Diff
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
2 (0.067) 0 (0.000) 2 (0.200) -2(-0.200)
25*(0.833) 16 (1.000) 5 (0.500) 11 (0.500)
3 (0.100) 0 (0.000) 3 (0.300) -3(-0.300)
15
TOTAL High Low Diff
21*(0.700) 15 (0.938) 3 (0.300) 12 (0.638)
3 (0.100) 0 (0.000) 3 (0.300) -3(-0.300)
3 (0.100) 1 (0.063) 1 (0.100) 0(-0.038)
3 (0.100) 0 (0.000) 3 (0.300) -3(-0.300)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact:
[email protected]
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI TITLE: soal evaluasi penelitian siklus 1 COMMENT: Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda *************************************************************************** Quick Item Analysis *************************************************************************** Number Item Disc. # Correct # Correct Point Adj Item Key Correct Diff Index in High Grp in Low Grp Biser PtBis ------- ----- ------- ---- ----- ------------ ------------ ----- ----Item 01 (4 )# 27 0.90 -0.03 14 (0.88) 9 (0.90) 0.01 -0.17 Item 02 (2 )# 14 0.47 0.00 8 (0.50) 5 (0.50) -0.06 -0.33 Item 03 (2 ) 23 0.77 0.28 14 (0.88) 6 (0.60) 0.33 0.09 Item 04 (4 ) 25 0.83 0.40 16 (1.00) 6 (0.60) 0.53 0.35 Item 05 (3 )# 26 0.87 -0.13 14 (0.88) 10 (1.00) -0.17 -0.35 Item 06 (3 )# 19 0.63 0.09 11 (0.69) 6 (0.60) 0.14 -0.15 Item 07 (2 )# 26 0.87 0.07 14 (0.88) 8 (0.80) 0.18 -0.02 Item 08 (2 ) 16 0.53 0.49 11 (0.69) 2 (0.20) 0.49 0.22 Item 09 (1 ) 26 0.87 0.24 15 (0.94) 7 (0.70) 0.35 0.16 Item 10 (4 )# 13 0.43 0.26 9 (0.56) 3 (0.30) 0.22 -0.07 Item 11 (1 )# 29 0.97 0.10 16 (1.00) 9 (0.90) 0.33 0.23 Item 12 (1 ) 12 0.40 0.46 9 (0.56) 1 (0.10) 0.42 0.15 Item 13 (3 )# 29 0.97 0.10 16 (1.00) 9 (0.90) 0.11 0.01 Item 14 (3 ) 25 0.83 0.50 16 (1.00) 5 (0.50) 0.69 0.55 Item 15 (1 ) 21 0.70 0.64 15 (0.94) 3 (0.30) 0.65 0.45 ========================================================================== # marks potential problems (p<0.2 or p>0.95, D<0, pbis<0, adjpbis<0) These results have been sorted by item number ========================================================================== Number of Items Excluded = 0 Number of Items Analyzed = 15 Mean Item Difficulty = 0.736 Mean Discrimination Index = 0.232 Mean Point Biserial = 0.283 Mean Adj. Point Biserial = 0.075 KR20 (Alpha) = 0.191 KR21 = -0.007 SEM (from KR20) = 1.532 High Grp Min Score (n=16) = 12.000 Low Grp Max Score (n=10) = 10.000 --------------------------------------# Potential Problem Items = 8 defined as: difficulty <= 0.20(0) or: difficulty >= 0.95(2) or: D index <= 0.00(3) or: AdjPtBiserial <= 0.00(6) -----------------------------------------Total Possible Score= 15 Minimum Score = 8.000 = 53.3% Maximum Score = 14.000 = 93.3% Mean Score = 11.033 = 73.6% Standard Deviation = 1.703 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact:
[email protected]
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8b
Data Validasi, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II
TITLE: soal evaluasi ips siklus 2 COMMENT: Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Jepang *************************************************************************** Quick Options Analysis *************************************************************************** * is keyed answer, # is option that discriminates better than keyed answer ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ---Item ---1
----- ------------- ------------- ------------- ------------Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ----- ------------- ------------- ------------- ------------TOTAL 33*(0.971) 1 (0.029) 0 (0.000) 0 (0.000) High 9 (1.000) 0 (0.000) 0 (0.000) 0 (0.000) Low 14 (0.933) 1 (0.067) 0 (0.000) 0 (0.000) Diff -5 (0.067) -1(-0.067) 0 (0.000) 0 (0.000)
2
TOTAL High Low Diff
2 (0.059) 0 (0.000) 2 (0.133) -2(-0.133)
3
TOTAL High Low Diff
1 (0.029) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
4
TOTAL High Low Diff
4 (0.118) 1 (0.111) 3 (0.200) -2(-0.089)
5
TOTAL High Low Diff
8 (0.235) 0 (0.000) 7 (0.467) -7(-0.467)
---Item ---6
7
29*(0.853) 9 (1.000) 10 (0.667) -1 (0.333) 0 0 0 0
3 (0.088) 0 (0.000) 3 (0.200) -3(-0.200)
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
29*(0.853) 9 (1.000) 10 (0.667) -1 (0.333)
25*(0.735) 8 (0.889) 7 (0.467) 1 (0.422)
5 (0.147) 0 (0.000) 5 (0.333) -5(-0.333)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
2 (0.059) 0 (0.000) 2 (0.133) -2(-0.133)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
4 (0.118) 0 (0.000) 4 (0.267) -4(-0.267) 0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
24*(0.706) 9 (1.000) 6 (0.400) 3 (0.600)
----- ------------- ------------- ------------- ------------Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ----- ------------- ------------- ------------- ------------TOTAL 6 (0.176) 5 (0.147) 22*(0.647) 1 (0.029) High 0 (0.000) 1 (0.111) 8 (0.889) 0 (0.000) Low 4 (0.267) 3 (0.200) 8 (0.533) 0 (0.000) Diff -4(-0.267) -2(-0.089) 0 (0.356) 0 (0.000) TOTAL High Low Diff
7 (0.206) 1 (0.111) 5 (0.333) -4(-0.222)
5 (0.147) 0 (0.000) 2 (0.133) -2(-0.133)
5 (0.147) 0 (0.000) 4 (0.267) -4(-0.267)
17*(0.500) 8 (0.889) 4 (0.267) 4 (0.622)
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
TOTAL High Low Diff
1 (0.029) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
3 (0.088) 0 (0.000) 3 (0.200) -3(-0.200)
24*(0.706) 9 (1.000) 6 (0.400) 3 (0.600)
6 (0.176) 0 (0.000) 5 (0.333) -5(-0.333)
9
TOTAL High Low Diff
5 (0.147) 0 (0.000) 3 (0.200) -3(-0.200)
24*(0.706) 9 (1.000) 8 (0.533) 1 (0.467)
4 (0.118) 0 (0.000) 3 (0.200) -3(-0.200)
1 (0.029) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
10
TOTAL High Low Diff
5 (0.147) 1 (0.111) 3 (0.200) -2(-0.089)
14*(0.412) 6 (0.667) 4 (0.267) 2 (0.400)
6 (0.176) 0 (0.000) 3 (0.200) -3(-0.200)
9 (0.265) 2 (0.222) 5 (0.333) -3(-0.111)
---Item ---11
----- ------------- ------------- ------------- ------------Group Option 1 Option 2 Option 3 Option 4 ----- ------------- ------------- ------------- ------------TOTAL 18 (0.529) 2 (0.059) 3 (0.088) 11*(0.324) High 5 (0.556) 0 (0.000) 0 (0.000) 4 (0.444) Low 7 (0.467) 1 (0.067) 3 (0.200) 4 (0.267) Diff -2 (0.089) -1(-0.067) -3(-0.200) 0 (0.178)
12
TOTAL High Low Diff
1 (0.029) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
7 (0.206) 1 (0.111) 5 (0.333) -4(-0.222)
18*(0.529) 7 (0.778) 5 (0.333) 2 (0.444)
8 (0.235) 1 (0.111) 4 (0.267) -3(-0.156)
13
TOTAL High Low Diff
5 (0.147) 0 (0.000) 4 (0.267) -4(-0.267)
6 2 3 -1
(0.176) (0.222) (0.200) (0.022)
1 (0.029) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
22*(0.647) 7 (0.778) 7 (0.467) 0 (0.311)
14
TOTAL High Low Diff
10*(0.294) 2 (0.222) 7 (0.467) -5(-0.244)
21 (0.618) 7 (0.778) 7 (0.467) 0#(0.311)
2 (0.059) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
1 (0.029) 0 (0.000) 0 (0.000) 0#(0.000)
15
TOTAL High Low Diff
3 (0.088) 0 (0.000) 1 (0.067) -1(-0.067)
31*(0.912) 9 (1.000) 14 (0.933) -5 (0.067)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
0 0 0 0
(0.000) (0.000) (0.000) (0.000)
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI TITLE: soal evaluasi ips siklus 2 COMMENT: Perjuangan Para Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Jepang *************************************************************************** Quick Item Analysis *************************************************************************** Number Item Disc. # Correct # Correct Point Adj Item Key Correct Diff Index in High Grp in Low Grp Biser PtBis ------- ----- ------- ---- ----- ------------ ------------ ----- ----Item 01 (1 )# 33 0.97 0.07 9 (1.00) 14 (0.93) 0.20 0.13 Item 02 (2 ) 29 0.85 0.33 9 (1.00) 10 (0.67) 0.58 0.47 Item 03 (3 ) 29 0.85 0.33 9 (1.00) 10 (0.67) 0.54 0.43 Item 04 (2 ) 25 0.74 0.42 8 (0.89) 7 (0.47) 0.66 0.54 Item 05 (4 ) 24 0.71 0.60 9 (1.00) 6 (0.40) 0.63 0.50 Item 06 (3 ) 22 0.65 0.36 8 (0.89) 8 (0.53) 0.37 0.18 Item 07 (4 ) 17 0.50 0.62 8 (0.89) 4 (0.27) 0.33 0.13 Item 08 (3 ) 24 0.71 0.60 9 (1.00) 6 (0.40) 0.63 0.50 Item 09 (2 ) 24 0.71 0.47 9 (1.00) 8 (0.53) 0.42 0.25 Item 10 (2 ) 14 0.41 0.40 6 (0.67) 4 (0.27) 0.46 0.28 Item 11 (4 ) 11 0.32 0.18 4 (0.44) 4 (0.27) 0.24 0.05 Item 12 (3 ) 18 0.53 0.44 7 (0.78) 5 (0.33) 0.38 0.19 Item 13 (4 ) 22 0.65 0.31 7 (0.78) 7 (0.47) 0.32 0.13 Item 14 (1 )# 10 0.29 -0.24 2 (0.22) 7 (0.47) -0.16 -0.33 Item 15 (2 )# 31 0.91 0.07 9 (1.00) 14 (0.93) -0.03 -0.14 ========================================================================== # marks potential problems (p<0.2 or p>0.95, D<0, pbis<0, adjpbis<0) These results have been sorted by item number ========================================================================== Number of Items Excluded = 0 Number of Items Analyzed = 15 Mean Item Difficulty = 0.653 Mean Discrimination Index = 0.330 Mean Point Biserial = 0.372 Mean Adj. Point Biserial = 0.220 KR20 (Alpha) = 0.565 KR21 = 0.457 SEM (from KR20) = 1.606 High Grp Min Score (n=9) = 12.000 Low Grp Max Score (n=15) = 9.000 --------------------------------------# Potential Problem Items = 3 defined as: difficulty <= 0.20(0) or: difficulty >= 0.95(1) or: D index <= 0.00(1) or: AdjPtBiserial <= 0.00(2) -----------------------------------------Total Possible Score= 15 Minimum Score = 3.000 = 20.0% Maximum Score = 14.000 = 93.3% Mean Score = 9.794 = 65.3% Standard Deviation = 2.435 ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ TAP: Test Analysis Program (version 14.7.4) Copyright © 2003-2014 Gordon P. Brooks Contact:
[email protected]
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran 1. Validasi perangkat pembelajaran oleh dosen
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Validasi perangkat pembelajaran oleh guru kelas V SD Negeri Sarikarya
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 Hasil Validasi Lembar Kuesioner Motivasi Siswa
1. Validasi lembar kuesioner oleh dosen
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 230
Lampiran 11 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Kondisi Awal No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W
1 3
2 4
3 3
4 3
5 3
6 3
7 4
8 3
9 3
10 4
11 4
12 2
13 4
14 3
15 2
16 4
17 3
18 2
19 4
4
3
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
2
4 2 5 4 4 2 4 3 4 2 3 5 4 3 4 3 4 3 4 4 3
4 4 5 3 3 4 3 3 5 3 3 5 3 4 3 3 3 3 4 2 3
3 3 5 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 3 4 3 5 3 2 5 3 2 3 3 4 2 3 2 4
3 3 5 4 3 3 5 4 4 4 3 5 4 4 2 4 3 3 4 2 4
4 4 4 3 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 2 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3
3 2 4 3 2 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4
3 3 4 3 3 4 4 3 5 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4
4 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3
3 4 3 4 4 4 5 2 3 3 4 5 4 2 2 2 3 4 4 4 4
3 3 3 3 4 3 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3
4 4 5 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3
3 3 3 3 3 4 3 2 5 4 3 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3
4 4 5 2 3 3 5 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3
4 2 4 2 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3
4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4
4 3 4 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
20 Total 4 65 0 4 63 0 4 73 4 63 4 82 4 63 2 64 3 65 5 81 4 64 4 81 4 65 3 64 4 86 4 71 3 65 4 69 4 64 4 71 4 65 3 74 4 64 3 68
Kriteria c c t c st c c c st c st c c st t c t c t c t c t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 231 No Nama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
26 27 28 29 30 31 32 33 34
2 3 4 2 4 4 4 2
3 3 3 3 4 5 4 2
3 2 4 4 4 4 3 3
3 4 4 3 4 5 4 3
4 3 4 3 3 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 3
5 3 3 2 4 4 4 3
4 2 3 3 4 5 4 3
3 4 4 4 5 3 4 4
3 3 4 3 4 4 3 3
3 4 3 3 4 4 4 3
3 4 4 4 4 3 3 3
2 3 4 4 4 4 4 4
4 4 2 3 4 4 4 3
3 3 4 2 3 5 4 4
4 4 3 3 3 4 4 4
2 4 3 4 4 4 4 3
3 2 4 4 4 4 4 3
4 3 4 3 4 4 4 4
M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D
20 Total 3 3 4 4 4 4 4 4
64 65 71 65 78 82 77 65 0
Kriteria c c t c t st t c
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 232
Lampiran 12 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W
1 5
2 4
3 5
4 4
5 4
6 3
7 4
8 3
9 3
10 4
11 4
12 3
13 4
14 3
15 3
16 4
17 3
18 4
19 4
20 4
4
4
4
5
3
5
5
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
5
4
4 3 5 4 4 5 4 3 4 5 3 5 4 3 4 3 4 3 4 4 4
4 3 5 3 3 5 3 3 5 3 3 5 3 4 4 3 3 5 4 3 4
3 3 5 3 3 5 4 3 3 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 4 4 3 3 5 4 3 5 3 3 5 3 3 5 3 4 5 3 3 4
3 3 5 4 3 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4
4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4
4 3 4 3 4 3 4 3 3 5 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
3 3 4 3 3 4 5 3 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 3 4
3 3 4 3 3 4 4 3 5 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4
4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4
3 4 4 3 4 4 5 3 3 3 4 5 4 3 5 2 3 4 4 4 4
3 3 4 3 4 3 4 3 5 3 3 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
4 3 5 3 3 3 3 3 3 5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4
3 3 3 3 3 4 3 3 5 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4
4 4 5 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3
4 3 4 3 3 3 3 3 5 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4
4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
4 3 4 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3
4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 3 4 3
Total 75 0 77 0 73 64 84 65 66 78 81 64 82 75 65 86 71 68 82 65 71 77 75 69 76
Kriteria t t t c st c t t st c st t c st t t st c t t t t t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 233
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D
1 3 3 4 3 4 4 4 5
2 3 3 3 3 4 5 4 5
3 3 3 4 4 4 4 3 3
4 3 4 4 3 4 5 4 3
5 4 3 4 3 3 4 4 4
6 3 4 3 4 4 4 4 3
7 4 3 3 3 4 4 4 5
8 4 3 3 3 4 5 4 3
9 3 4 4 4 5 3 4 4
10 3 3 4 3 4 4 3 3
11 3 4 3 3 4 4 4 5
12 3 4 4 4 4 3 3 5
13 3 3 4 4 4 4 4 4
14 4 4 2 3 4 4 4 3
15 3 3 4 3 3 5 4 4
16 3 4 3 3 3 4 4 4
17 3 4 3 4 4 4 4 3
18 3 3 4 4 4 4 4 4
19 4 3 4 3 4 4 4 4
20 3 3 4 4 4 4 4 4
Total 65 68 71 68 78 82 77 78 0
Kriteria c t t t t st t t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 234
Lampiran 13 Hasil Perhitungan Skor Kuesioner Motivasi Siklus II No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Nama A.M.N D.V.N M.O M.B.A D.W.A A.W S.F.A J.P.A D.K.S N.E.S C.S.N J.S.T F.B.S J.A.A.P A.S.I R.A.B P.T.D D.N.I B.R.L I.A.M A.A.N D.A.K C.C.S M.Y.G H.H.N.W
1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
2 4 5 4 4 3 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4
3 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
4 4 5 5 5 3 3 4 4 4 5 4 3 5 4 4 3 4 4 3 3 3 5 3 4 4
5 3 4 4 5 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4
6 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 4
7 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3
8 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 3 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3
11 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 4 4 4 4
12 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 3 4 3 4 4 3 4 4 4
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3
14 4 4 4 4 3 4 5 3 4 3 3 3 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
16 3 4 4 3 4 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 3 4 3
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
19 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4
Total 80 83 82 79 77 78 86 77 76 83 84 65 84 82 77 83 76 77 76 74 75 79 75 76 75
Kriteria st st st t t t st t t st st c st st t st t t t t t t t t t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 235
No 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Nama M.R.D.S A.R.D F.M.A R.A.D.R M.F.Y A.T.K.S G.A N.E.M D.V.D
1 4 4 4 4 4 4 4 5 5
2 4 3 4 4 4 5 4 5 5
3 4 4 4 3 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 3 5 4 3 3
5 4 3 3 4 4 4 4 4 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 4 4 3 4 4 4 5 4
8 4 3 3 4 3 5 3 4 3
9 4 4 4 4 5 4 4 4 5
10 4 4 4 3 4 3 4 3 4
11 4 4 3 4 4 4 4 5 5
12 4 3 4 4 3 3 4 5 3
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 4 4 3 4 4 4 4 4
15 4 4 3 4 4 5 4 3 4
16 4 3 4 4 3 4 4 4 4
17 4 4 4 3 4 3 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 3 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Total 80 75 76 75 76 81 78 82 82
Kriteria t t t t t st t st st
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
Lampiran 14 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V SD Negeri Sarikarya
1. Bagaimana proses belajar di kelas saat pelajaran sedang berlangsung khususnya pada mata pelajaran IPS? Jawab: Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas seperti pada umumnya, yaitu guru menjelaskan materi yang ada di buku, siswa menyimak materi yang disampaikan. Metode tersebut membosankan bagi siswa, karena guru sendiri kurang dalam memberikan sesuatu yang dapat memberikan motivasi bagi siswa. Jika menggunakan alat peraga, sekolah terbatas dalam hal tersebut. Jika membuat sesuatu hal yang menarik terkadang kurang sesuai dengan materi IPS. Sehingga guru sendiri pun kurang dalam memberikan kreatifitas bagi siswa dan cenderung siswa dalam proses belajar mengajar merasa bosan. 2. Model apa saja yang bapak gunakan pada saat mengajar IPS? Jawab: “Biasanya saya menggunakan ceramah mba”, jawab pak guru. Karena sebagian besar guru mengajar menggunakan metode tersebut. Metode ceramah juga mudah untuk dipraktikkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal lain yang dipraktikkan yaitu dengan mengerjakan tugas dengan berkelompok atau mengajak siswa untuk melihat ke lingkungan sekitar yang sesuai dengan materi belajar mengajar. Tetapi khusus untuk mata pelajaran IPS, beberapa siswa cenderung tidak suka karena membosankan. Guru pun sulit untuk menemukan cara dalam menyiasati mata pelajaran IPS. Jika menggunakan alat peraga di sekolah masih terbatas, sehingga masih menggunakan metode ceramah tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
3. Apakah bapak mengetahui model pembelajaran quantum? Jawab: “Wah saya kurang tau mbak” 4. Bagaimanakah tingkat motivasi siswa dalam proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran IPS ? Jawab: Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa tingkat motivasi siswa kurang berantusias. Siswa merasa jenuh, materi yang dipelajari kurang menarik, dan beberapa diantara mereka merasa mengantuk. Karena minat dari diri siswa tersebut kurang dalam memperhatikan materi, siswa mulai gaduh dan asyik dengan kesibukannya masing-masing. Kegaduhan tersebut juga mempengaruhi kondisi di kelas sehingga kelas kurang kondusif. 5. Apakah hasil prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS dirasa cukup oleh bapak? Jawab: Jika dilihat dari minat siswa yang kurang antusias dalam mengikuti pelajaran dapat disimpulkan prestasi siswa kurang memuaskan. Sebelum saya menjadi wali kelas serta guru IPS di kelas V, saya mengajar mata pelajaran tersebut di kelas IV. Perbandingan prestasi dalam mata pelajaran IPS tersebut tidak berbeda jauh, banyak siswa yang tidak tuntas dalam KKM. Jadi saya rasa prestasi untuk mata pelajaran IPS belum cukup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15a Sampel Hasil pengerjaan LKS Siklus I
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15b Sampel Hasil pengerjaan LKS Siklus II
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 16a
Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus I
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 16b Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Siklus II
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17a Sampel Hasil Pengerjaan Kuesioner Motivasi Siswa Siklus I
252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 17b Sampel Hasil Pengerjaan Kuesioner Motivasi Siswa Siklus II
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
260
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian
264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 19 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 20 Foto-Foto Kegiatan 1. Siklus I
266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Siklus II
267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
268
Lampiran 21
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Brigita Wahyu Aprianingsih lahir di Bandungbaru, 1 April 1993. Anak ketiga dari 3 bersaudara dari Bapak Romanus Waryadi (Alm.) dan Ibu Maria Magdalena Kerisih. Tinggal di Bandungbaru, Adiluwih, Pringsewu, Lampung. Pendidikan dasar yang diperoleh di SD Fransiskus Asisi Kalirejo, Lampung, tamat pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Xaverius Pringsewu Lampung, tamat pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Xaverius Pringsewu Lampung, tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011, peneliti tercatat sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma di akhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul ”PENINGKATAN
MOTIVASI
DAN
PRESTASI
BELAJAR
DALAM
MATA
PELAJARAN IPS MELALUI METODE QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SARIKARYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.