PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM PERJUANGAN PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: FRANSISKA RANI WIDYASARI NIM: 101314016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM PERJUANGAN PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh: FRANSISKA RANI WIDYASARI NIM: 101314016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Dengan rendah hati tugas akhir makalah ini ku persembahkan untuk Orang tuaku tercinta Fransiskus Widodo dan Anastasya Daryani, terimakasih untuk doa, dukungan, semangat dari bapak ibu selama ini. Ibu Margaretha Sumari dan Petrus Caelestinus Candra Riyawan atas dukungan dan doa selama ini
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Jangan jadikan kegagalan sebagai sebuah alasan namun jadikanlah kegagalan menjadi motivasi untuk terus melangkah lebih baik lagi kedepan.
Serahkan segala kekhawatiranmu kepada-Nya sebab Ia yang memelihara kamu (1 Petrus 5:7)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah makalah.
Yogyakarta, 6 Maret 2015 Penulis
(Fransiska Rani Widyasari)
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma: Nama
: Fransiska Rani Widyasari
Nomor Mahasiswa
: 101314016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said Dalam Perjuangan Perempuan Indonesia Tahun 1945. Dengan demikian saya memberikan kepeda Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 6 Maret 2015 Yang menyatakan
(Fransiska Rani Widyasari)
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PERAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM PERJUANGAN PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945 Fransiska Rani Widyasari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Penulisan makalah ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang untuk kaum perempuan Indonesia; 2) mendeskripsikan bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia; 3) mendeskripsikan tantangan yang dihadapi Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia dan nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangannya. Makalah ini disusun menggunakan pendekatan multidimensional dan ditulis secara deskriptif analitis. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa: 1) faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang yakni karena keinginannya untuk mengangkat derajat kaum perempuan agar setara dengan laki-laki. 2) bentuk perjuangan yang dilakukan Hajjah Rangkayo Rasuna Said antara lain dengan menjadi guru, sekretaris cabang Sarekat Rakyat, anggota Persatuan Muslim Indonesia, bergabung dalam organisasi Nippon Raya, anggota DPR RIS dan Dewan Pertimbangan Agung. 3) tantangan bagi Hajjah Rangkayo Rasuna Said yaitu menghadapi sikap pemerintah Hindia Belanda yang sangat keras terutama bagi kaum laki-laki untuk melakukan kerja rodi sedangkan kaum perempuan tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun selain pekerjaan rumah tangga. Namun demikian perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said menghasilkan nilainilai nasionalisme, patriotisme, persatuan dan nilai kemanusiaan.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE ROLE OF HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID IN THE STRUGGLE OF INDONESIAN WOMEN 1945 Fransiska Rani Widyasari Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 The writing of this paper aims to: 1) describe the catalyst Hajjah Rangkayo Rasuna Said’s fighting for women in Indonesia; 2) describe Hajjah Rangkayo Rasuna Said in the struggle for the Indonesian women; 3) described the challenges facing Hajjah Rangkayo Rasuna Said in the struggle of Indonesian women and those values contained in the struggle. This study, used multidimensional approach and descriptively written . The results of the writing shows that: 1) The catalyst Hajjah Rangkayo Rasuna Said fought becaused her desire to raise the women’s equivalent with the men. 2) the form of the struggle of Hajjah Rangkayo Rasuna Said include becoming teacher, secretary of Sarekat Rakyat, a member of Indonesian Muslim Unity, joining in the structure of Nippon Raya, into the house of representatives and the council. 3) challenges faced by Hajjah Rangkayo Rasuna Said include indies response to the government which is very hard especially for the men to implement forced labor while the women are not allowed to make any activity other than housework. Nevertheless, the struggle of Hajjah Rangkayo Rasuna Said yields values of nationalism, patriotism, unity and humanity .
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam Perjuangan Perempuan Indonesia Tahun 1945”. Makalah ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mahasiswa S1 program studi pendidikan sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ketua program studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak Drs. Y.R. Subakti, M.Pd., selaku dosen pembimbing tugas akhir. 4. Dosen Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakata. 5. Staff sekretariat
Pendidikan
Sejarah
Universitas Sanata
Dharma
Yogyakarta. 6. Staff perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini sangat diharapkan penulis.
Yogyakarta, 6 Maret 2015 Penulis
(Fransiska Rani Widyasari) x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………………………... i Halaman Persetujuan Pembimbing....………………………………………….....ii Halaman Pengesahan……………………………………………………............. iii Halaman Persembahan………………………………………………………….. iv Motto……………………………………………………………………………. v Halaman Pernyataan Keaslian Karya…………………………………………….vi Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah Untuk Kepentingan Akademis
vii
Abstrak………………………………………………………………………….. viii Kata Pengantar………………………………………………………………….. x Daftar Isi………………………………………………………………………… xi Bab I pendahuluan Latar Belakang………………………………………………………….. 1 Rumusan Masalah………………………………………………………. 5 Tujuan dan Manfaat Penulisan………………………………………….. 5 Sistematika Penulisan…………………………………………………… 7 Bab II Faktor Pendorong Hj. Rangkayo Rasuna Said Berjuang untuk Kaum Perempuan di Indonesia Tahun 1945 Faktor Pendidikan……………………………………………………….. 8 Faktor Perjuangan Kesetaraan Gender………………………………….. 10 Faktor Situasi Politik Hindia Belanda…………………………………... 12 Faktor Sosial……………………………………………………………
xi
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab III Bentuk Perjuangan Hj. Rangkayo Rasuna Said dalams Perjuangan Perempuan di Indonesia Tahun 1945
17
Sekertaris Cabang Sarekat Rakyat……………………………………… 18 Anggota Persatuan Muslim Indonesia………………………………….. 21 DPR RIS………………………………………………………………… 23 Pendiri Organisasi Nippon Raya………………………………………... 23 Anggota Dewan Pertimbangan Agung …………………………………. 24 Bab IV Tantangan yang dihadapi oleh Hj. Rangkayo Rasuna Said dalam Perjuangan Perempuan di Indonesia Tahun 1945
26
Bidang Pendidikan……………………………………………………… 27 Bidang Kesetaraan Gender……………………………………………… 29 Bidang Politik…………………………………………………………… 32 Bab V Nilai-nilai Perjuangan Hj. Rangkayo Rasuna Said dalam Perjuangan Perempuan di Indonesia Tahun 1945 Nilai Nasionalisme dan Patriotisme ……………………………………
35
Nilai Perjuangan........................................................................................ 36 Nilai Kemanusiaan.................................................................................... 38 Nilai Persatuan.......................................................................................... 39 Bab VI Kesimpulan dan Saran.............................................................................. 40 Daftar Pustaka....................................................................................................... 43 Silabus .................................................................................................................. 45 RPP....................................................................................................................... 46
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Negara adalah suatu wilayah dimana didalamnya terdapat kumpulan masyarakat yang memiliki kekuasaan politik, ekonomi, militer, dan budaya. Sebuah Negara biasanya dipimpin oleh yang namanya pemerintah. Negara merupakan wadah yang terbentuk atas dasar perjanjian antar warganya guna membangun dan mengembangkan kerjasama diantara mereka, sehingga tujuan bersama dapat terwujud.1) Pemerintah merupakan penguasa tertinggi dalam suatu wilayah yang disebut negara. Terbentuknya sebuah Negara salah satunya juga karena campur tangan para pahlawan. Kemerdekaan yang dinikmati hari ini, tidak dapat dipisahkan dari pengorbanan nyawa para pahlawan. Kemerdekaan merupakan buah tulus dari semangat rela berkorban dari para pahlawan. Melalui perjuangan dan pengorbanan para pahlawan, kemerdekaan dan berbagai keberhasilan Bangsa Indonesia dapat dirasakan. Bangsa ini merdeka, karena para pahlawan berjuang keras, pantang menyerah, berani berkorban harta benda, bahkan nyawa untuk mengusir penjajah sampai Indonesia merdeka. Dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia ini, kaum perempuan juga ikut ambil andil didalamnya. Keikutsertaan kaum perempuan dalam semua aspek kehidupan suatu bangsa tidak dapat diabaikan. Disamping sebagai ibu
1)
Atosaki Antonius, dkk, Relasi dengan Sesama (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003), hlm. 60.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
dan isteri yang menjalankan peran domestik seputar urusan keluarga dan rumah tangga, kaum perempuan sejalan dengan tuntutan zaman dan kondisi real lingkungan sekitarnya, juga dituntut berperan di sektor publik. Keikutsertaan kaum perempuan Indonesia dalam perjuangan perempuan di Indonesia telah berlangsung lama sejak zaman pra kolonial yang antara lain ditandai oleh tampilnya beberapa tokoh perempuan sebagai penguasa kerajaan baik di Jawa maupun luar Jawa. Demikian juga pada masa perang kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949, kaum perempuan Indonesia secara langsung dan tidak langsung ikut berperan aktif di medan peperangan.2) Jasa para pahlawan tidak boleh dilupakan. Nilai dan hakikat perjuangan mereka harus terus tertanam dalam setiap generasi bangsa ini dari waktu ke waktu. Dalam masa kemerdekaan, yang perlu dilestarikan dari semangat para pejuang adalah nilai - nilai luhur perjuangan yang sangat relevan untuk terus dihidupkan dizaman sekarang. Semangat pantang menyerah, rela berkorban, serta mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Salah satu cara untuk menghidupkan kembali nilai - nilai luhur yang dimiliki para pahlawan adalah melakukan napak tilas perjuangan mereka, mempelajari dan menulis kembali perjuangan yang telah dilakukan para pahlawan, serta menjadikannya sebagai pemandu untuk terus maju ke depan, mewujudkan cita - cita kemerdekaan. Salah seorang pejuang perempuan di Indonesia yang patut diteladani adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Yang menarik bahwa beliau Hajjah 2)
Nana Nurliana, dkk, Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950 (Jakarta: Depdikbud Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, 1986), hlm. 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Rangkayo Rasuna Said berjuang karna beliau ingin mengangkat kesetaraan derajat kaum perempuan agar sama dengan kaum laki – laki dan tidak dipandang rendah. Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangatlah memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum perempuan, terbukti bahwa beliau sempat mengajar di Diniyah School Putri sebagai guru. Namun pada tahun 1930, Rasuna Said berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum perempuan tidak hanya bisa didapat dengan mendirikan sekolah, tapi harus disertai dengan perjuangan politik. Emansipasi yang beliau lakukan sebagai bagian dari upayanya untuk menegakkan kesetaraan gender yang selama beberapa dekade berada dalam kekuasaan patriarkhi (yaitu sisttem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama).3) banyak hal yang mendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk melakukan perjuangan. Keinginannya untuk menegakkan emansipasi perempuan Ia lakukan demi menjunjung tinggi martabat kaum wanita agar setara dengan laki-laki. Banyak bentuk perjuangan yang sudah Ia lakukan saat itu. Mulai dari andilnya dalam sebuah gerakan Thawalib, mendirikan sekolah serta mengikuti berbagai organisasiorganisasi yang mendukung keinginannya. Segala upanya dilakukan karena Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangat memperdulikan kemajuan bagi kaum wanita. Saat itu Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangat gigih untuk memperjuangkan emansipasi wanita. memperjuangkan adanya persamaan hak 3)
http://rardirardi.blogspot.com/2013/12/HR Rasuna Said Berpandangan Luas. Diunduh pada 27 Agustus 2014 pukul 08.10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
antara pria dan wanita, salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional Indonesia. Hal tersebut dilakukan agar kaum perempuan memiliki kesetaraan dengan kaum laki-laki. Saat Hajjah Rangkayo Rasuna Said lulus dari Sekolah Dasar kemudian Rasuna diminta ayahnya untuk belajar di pesantren Ar Rasyidiyah. Ia dikenal sebagai siswi cerdas, tangkas dan pemberani. Kemudian, Ia pindah ke sekolah di sekolah Diniyah Padang. Di sinilah ia bertemu dengan seorang guru bernama Zainuddin Labai elJunusiah, seorang tokoh gerakan Thawalib. Gerakan Thawalib adalah gerakan yang dibangun kaum reformis islam di Sumatera Barat yang sangat nasionalis. Dengan banyaknya pendidikan, ajaran serta pengalaman semasa Rasuna sekolah, akhirnya ia sangat menginginkan kemajuan kaum perempuan karena saat itu derajat kaum perempuan masih dinilai sangat rendah.4) Kebanyakan perempuan yang ikut ambil andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia salah satunya yaitu ingin menjunjung tinggi kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki. Melalui peran dari seorang tokoh bernama Hajjah Rangkayo Rasuna Said ini kemudian mengangkat bahwa terdapat usaha yang sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan dibuktikannya bahwa kedudukan perempuan setara dengan laki – laki. Dalam makalah ini penulis akan membahas banyak menegenai “Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam Perjuangan Perempuan Indonesia Tahun 1945”.
4)
http://www.berdikarionline.com/tokoh/20120226/Rasuna Said, Nasionalis Dari Tanah Minang. Diunduh pada 27 Agustus 2014 pukul 08.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apa faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang untuk kaum perempuan Indonesia tahun 1945 ? 2. Bagaimana bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 ? 3. Bagaimana tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 ? 4. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said tahun 1945 ? C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan 1.
Tujuan Penulisan Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini
ini adalah : 1. Mendeskripsikan faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang untuk kaum perempuan Indonesia tahun 1945. 2. Mendeskripsikan bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. 3. Mendeskripsikan tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. 4. Mendeskripsikan nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said tahun 1945.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
6
Manfaat Penulisan Manfaat penulisan makalah ini adalah : a. Bagi Universitas Sanata Dharma Selain untuk melaksanakan salah satu Tri Dharma perguruan tinggi khususnya bidang penelitian yaitu ilmu pengetahuan sosial, makalah ini diharapkan dapat memberikan kekayaan khasanah yang berguna bagi pembaca dan pemerhati sejarah dilingkungan Universitas Sanata Dharma secara umum dan secara khusus untuk Program Studi Pendidikan Sejarah. b. Bagi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Penulisan makalah ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai karya – karya yang telah dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. Penulisan makalah ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pelengkap dalam pembelajaran sejarah. c. Bagi Pembaca Makalah ini diharapkan mampu menarik minat pembaca untuk mempelajari secara lebih lanjut peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 dalam hal perjuangan kesetaraan gender.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
D. Sistematika Penulisan Guna mempermudah melihat tentang bagaimana Sejarah peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945, maka penulisan makalah ini dibagi menjadi lima bab yang dijabarkan sebagai berikut : 1. BAB I
: Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penulisan, serta Sistematika Penulisan.
2. BAB II
: Faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang untuk kaum perempuan Indonesia tahun 1945.
3. BAB III
: Bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945.
4. BAB IV
: Tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945.
5. BAB V
: Nilai-nilai terhadap perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945.
6. BAB VI
: Penutup yang berisikan kesimpulan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
BAB II FAKTOR PENDORONG HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID BERJUANG UNTUK KAUM PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945.
Perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said merupakan salah satu upaya untuk mengangkat derajat kaum perempuan agar setara atau sederajat dengan kaum laki-laki. Banyak faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang untuk kaum perempuan di Indonesia, yakni faktor pendidikan, emansipasi perempuan, faktor politik serta faktor sosial. A. Faktor Pendidikan Faktor pendidikan merupakan salah satu upaya Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang. Dengan banyak berdirinya sekolah-sekolah untuk golongan pribumi, maka secara perlahan tapi pasti mulailah muncul bibitbibit kaum terpelajar di Indonesia yang semakin lama semakin banyak jumlahnya, hal ini merupakan salah satu dampak positif perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk berjuang. Karena dengan munculnya golongan terpelajar inilah yang nanti mejadi motor penggerak lahir dan tumbuhnya kesadaran nasional di Indonesia. Melalui
pendidikan
nantinya
perempuan
di
Indonesia
akan
mendapatkan bekal untuk tujuan dari perjuangannya. Seperti halnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said memulainya dengan perjuangan dalam bidang pendidik. Melalui pendidikan bagi kaum perempuan maka dengan sendirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
akan tertanam tumbuhnya kesadaran baru untuk memperjuangkan kesamaan derajat antara laki-laki dan perempuan. Hajjah Rangkayo Rasuna Said sadar jika menginginkan adanya sebuah kemajuan bagi kaum perempuan agar tidak selalu tertindas dari kaum laki-laki maka harus dimulai melalui bidang pendidikan. Melalui pendidikan ini mulai tertanam pemahaman perjuangan perempuan. Pendidikan inilah yang kemudian menjadi akar tumbuhnya kesadaran akan pembaharuan kesamaan derajat kaum perempuan agar setara dengan kaum laki-laki. Tumbuhnya
kesadaran
kaum
perempuan
ini
sebagai
akibat
dari
perkembangan pendidikan baik yang bercorak barat maupun Islam akhirnya membangkitkan suatu kekuatan baru dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pendidikan yang mereka dapat itulah mereka akhirnya muncul kesadaran untuk melakukan emansipasi perempuan. Hajjah Rangkayo Rasuna Said setelah menamatkan Sekolah Dasar kemudian melanjutkan belajar di pesantren Ar-Rasyidiyah sebagai satusatunya santri perempuan. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di Diniyah School Putri di Padang Panjang dan bertemu dengan Rahmah El-Yunusiah. Dengan bekal yang dimiliki oleh Rasuna Said inilah kemudian muncul sebuah kesadaran pentingnya sebuah pendidikan bagi kaum perempuan. Rasuna Said sangatlah memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum perempuan, terbukti pada tahun 1923 Rangkayo Rahman Al-Yunusiah, saudara perempuan Zainuddin Labai Al-Yunusi, mendirikan Madrasah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
“Diniah Putri”.5) Pada saat itu Hajjah Rangkayo Rasuna Said sempat mengajar di Diniyah School Putri sebagai guru namun pada tahun 1930 Rasuna Said berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum wanita tidak hanya bisa didapat dengan mendirikan sekolah tapi harus disertai perjuangan politik. Rasuna Said ingin memasukan pendidikan politik dalam kurikulum sekolah Diniyah School Putri tetapi usahanya tersebut ditolak. B. Faktor Perjuangan Kesetaraan Gender Sekilas memulai bidang pendidikan yang paling utama, maka munculah akan kesadaran dari Hajjah Rangkayo Rasuna Said bahwa beliau ingin mengangkat kesetaraan derajat kaum perempuan agar sama dengan kaum laki – laki dan tidak dipandang rendah. Timbulnya kesadaran ini sangat memicu Hajjah Rangkayo rasuna said untuk tetap berjuang bagi kaum perempuan. Pada kenyataannya perbedaan gender sesungguhnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun, yang menjadi persoalan, ternyata perbedaan gender telah melahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagi kaum laki-laki dan terutama terhadap kaum perempuan.6) Hajjah Rangkayo Rasuna Said, merupakan sosok pejuang emansipasi perempuan dari tanah Minang. Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangat gigih memperjuangan kaum perempuan untuk dapat bergerak dalam bidang politik dan jurnalisme. Beberapa aktivis perempuan memiliki pemahaman atau 5) 6)
Mardanas Safwan, Sejarah Pendidikan Daerah Sumatera Barat, 1997, hlm. 91. Mansour Fakih, Analisis Gender & Transformasi Sosial, 1996, hlm. 12.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
penekanan isu yang sedikit berbeda tentang emansipasi perempuan, sebut saja Rasuna Said yang lebih menekankan pentingnya kesadaran politik perempuan sebagai bagian dari emansipasi perempuan. Dapat dikatakan bahwa Rasuna Said adalah aktivis perempuan pertama yang percaya bahwa perempuan tidak dapat dipisahkan dari politik. Rasimah Ismail, penerus dari perjuangan Rasuna
Said,
menekankan
keyakinannya
bahwa
perempuan
harus
memberikan kontribusi nyata untuk gerakan kemerdekaan Indonesia. Kesadaran politik perempuan menjadi lebih jelas ketika pada tahun 1928 pada kongres nasional pertama perempuan yang diadakan di Jakarta. Pada kongres perempuan ini membahas masalah peningkatan pendidikan perempuan, dan juga mendukung gerakan kemerdekaan. Setahun kemudian, pada kongres kedua juga di Jakarta, mereka disajikan kembali pada agenda politik termasuk dukungan kaum perempuan bagi kemerdekaan dan penolakan mereka terhadap provinsialisme (kedaerahan).7) Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said patut mendapatkan apresiasi yang dapat menjadi inspirasi bagi perempuan-perempuan Indonesia saat ini. Emansipasi wanita yang ia tegakkan sebagai bagian dari upayanya untuk menegakkan kesetaraan gender yang selama beberapa dekade berada dalam kekuasaan patriarkhi (yaitu sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama). Dari usaha yang dilakukan oleh Rasuna Said tersebut menjadi salah satu faktor pendorong Rasuna Said untuk berjuang
7)
http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=81:emansipasi-perempuanindonesia&catid=41:umum. Diunduh pada 20 September 2014 pukul 08.23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
bagi perempuan Indonesia. Hal tersebut dilakukannya untyuk menegakkan kesetaraan gender. C. Faktor Situasi Politik Hindia Belanda Perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said salah satunya juga menginginkan adanya perjuangan perempuan dalam bidang politik. Dimulai dengan adanya pendidikan yang diperoleh, kemudian banyaknya pengetahuan yang didapatkan maka muncullah kesadaran dalam diri Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk ikut serta aktif dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. Beliau menginginkan melalui kegiatan politiknya derajat kaum perempuan juga akan setara dengan kaum laki-laki. Gambaran umum tentang perempuan dalam bidang politik di berbagai negara termasuk Indonesia memang tidak seimbang dan bahkan tidak konusif bagi partisipasi politik perempuan. Secara faktual, bahkan komposisi pengambilan politik di berbagai wilayah saat ini membuktikan bahwa perempuan tetap menghadapi sejumlah kendala dalam mengartikulasi dan menentukan keinginannya.8) Rasuna Said adalah perempuan yang terpelajar dan berjuang diranah Politik pada masa itu. Awal perjuangan politik Hajjah Rangkayo rasuna Said dengan beraktifitas di sarekat rakyat sebagai sekretaris cabang. Rasuna kemudian bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukit Tinggi pada tahun 1930 Rasuna Said mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan PERMI dan kemudian
8)
http://tenunikats123.blogspot.com/. Diunduh pada 21 September 2014 pukul 08.38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
mendirikan sekolah Thawalib di Padang, dan memimpin kursus putri dan normal kursus di Bukit Tinggi.9) Rasuna Said sangat mahir dalam berpidato mengecam pemerintahan Belanda. Rasuna Said juga tercatat sebagai perempuan pertama yang terkena hukum Speek Delict yaitu hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda. Rasuna Said sempat di tangkap bersama teman seperjuangannya Rasimah Ismail, dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang. Setelah keluar dari penjara, Rasuna Said meneruskan pendidikannya di Islamic College pimpinan K.H. Mochtar Jahja dan Dr. Kusuma Atmaja dan pada tahun 1935 Rasuna menjadi pemimpin redaksi majalah Raya. Karena ruang gerak yang dibatasi Belanda Rasuna Said pindah ke Medan dan mendirikan sekolah pendidikan khusus perempuan yaitu Perguruan Putri dan juga menerbitkan majalah Menara Putri, yang khusus membahas seputar pentingnya peran perempuan, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dan keislaman. Pada masa pendudukan Jepang, Rasuna Said ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang. Alasan Rasuna Said masuk dalam organisasi tersebut karena Rasuna Said ingin memperjuangkan kedudukan perempuan yang saat itu sedang dijajah oleh pihak kolonial.
9)
http://www.umj.ac.id/berita-tokoh-politik-perempuan-dan-pejuang-nasib-perempuan.html. diunduh pada 21 September 2014 pukul 08.54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
D. Faktor Sosial Kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang berkembang salah satunya yakni karena sisi religiusitas masyarakat setempat tidak dapat kita pisahkan dari kesehariannya. Tatanan kehidupan masyarakat pun telah bergeser dari adat istiadat yang di bentuk pemuka-pemuka adat terdahulu. Kehidupan masyarakat tidak lagi menjadikan niniak mamak atau penghulu sebagai panutan dalam kehidupan sosial, alim ulama tidak lagi menjadi tempat bertanya, dan kemenakan pun tidak lagi menjadikan mamaknya sebagai tempat bermusyawarah dalam kehidupan. Mayoritas penduduk Sumatera Barat merupakan suku Minangkabau. Suku ini awalnya berasal dari dua klan utama yaitu Koto Piliang didirikan Datuak Katumanggungan dan Bodi Chaniago yang didirikan Datuak Parpatiah nan Sabatang, Suka Kato Piliang memakai sistem aristokrasi yang dikenal dengan istilah Titiak Dari Ateh (titik dari atas) ala istana Pagaruyung, sedangkan Bodi Chaniago lebih bersifat demokratis, yang dikenal dengan istilah Mambasuik Dari Bumi (muncul dari bumi). Sehari-hari, masyarakat berkomunikasi dengan Bahasa Minangkabau yang memiliki beberapa dialek, seperti dialek Bukittinggi, dialek Pariaman, dialek Pasisir Selatan, dan dialek Payakumbuh. Sementara itu, di daerah kepulauan Mentawai yang terletak beberapa puluh kilometer di lepas pantai Sumatera Barat, masyarakatnya menggunakan Bahasa Mentawai. Di Daerah Pasaman bahkan Bahasa Batak berdialek Mandailing digunakan, biasanya oleh suku Batak Mandailing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Masyarakat Sumatera Barat, sangat manghargai nilai-nilai adat dan budaya tradisional serta terbuka terhadap nilai-nilai positif yang datang dari luar. Kondisi ini membawa kepada komunitas yang sangat kondusif bagi pembangunan nasional dan cita-cita reformasi. Meskipun suku Minangkabau mendominasi masyarakat Sumatera Barat secara keseluruhan, kehidupan mereka relatif rukun dan damai dengan warga pendatang lainnya yang terdiri atas berbagai etnis minoritas, seperti suku Mentawai di Kepulauan Mentawai, suku Mandailing di Pasaman, transmigran asal Jawa di Pasaman dan Sijunjung, kelompok etnis Cina, dan berbagai suku pendatang lainnya yang berdiam di kota-kota di Sumatera Barat.10) Kehidupan yang masih sangat tradisional ini membuat pemikiran masyarakat pun tidak berkembang. Jika dijajah oleh Jepang maupun Belanda masyarakat hanya menerima dan menjalankannya begitu saja. Dari permasalahan inilah yang kemudian mendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said
untuk
berjuang
membangkitkan
masyarakat
setempat
dengan
mengadakan berbagai pembaharuan mulai dari awal pada aspek pendidikan, politik dan selanjutnya kehidupan sosial masyarakat setempat. Faktor sosial didaerah Minangkabau mendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk berjuang bagi kaum perempuan. Ia menginginkan adanya kemajuan bagi masyarakat setempat. Hal ini dilakukannya mulai dari memajukan pendidikan terutama bagi kaum perempuan, perubahan dalam bidang politik dan kehidupan sosial. Hal tersebut dilakukan agar kaum 10)
http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/13/sumatera-barat. diunduh pada 25 September 2014 pukul 08.48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
perempuan terlepas dari penjajahan yang dilakukan bangsa Belanda dan Jepang sehingga dengan kondisi kehidupan sosial yang masih sangat sederhana kemudian Hajjah Rangkayo Rasuna Said melakukan perjuangan. .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
BAB III BENTUK PERJUANGAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM PERJUANGAN PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945.
Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah menerima penghargaan sebagai pahlawan nasional Indonesia dari pemerintah. Ia merupakan pejuang yang dengan gigih memperjuangkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, sama seperti perjuangan yang dilakukan oleh Ibu Kartini. Hajjah Rangkayo Rasuna Said dikenal sebagai sosok yang berkemauan keras dan memiliki pengetahuan yang luas. Pada masa kecilnya, ia telah mengenyam pendidikan Islam di pesantren. Pada saat sekolah inilah, ia pernah menjadi satu-satunya santri perempuan. Sejak saat itu, Rasuna Said sangat memperhatikan kemajuan dan pendidikan bagi kaum perempuan. Ia menilai bahwa perjuangan tersebut tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur pendidikan, namun bisa dilakukan juga dengan perjuangan politik. Ia memulai perjuangannya untuk membela kaum perempuan dengan bergabung di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang. Setelah itu, ia menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia. Karena kemampuan dan cara pikirnya yang sangat kritis, ia sempat ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda pada tahun 1932. Rasuna Said juga tercatat sebagai perempuan pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum pemerintahan Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Pada masa penjajahan Jepang, Rasuna Said merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya. Dalam karir politiknya, Hajjah Rangkayo Rasuna Said pernah menjabat sebagai DPR RIS dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak tahun 1959 sampai meninggal. Rasuna Said diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Untuk mengenang jasanya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, nama HR Rasuna Said diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.11) Bentuk perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said antara lain sebagai berikut: a.
Sekretaris Cabang Sarekat Rakyat Pada tahun 1909, seorang lulusan OSVIA bernama Tirtoadisurjo (1880-1918), yang telah meninggalkan dinas pemerintahan dan menjadi wartawan, mendirikan Sarekat Dagang Islam (SDI) di Batavia. Pada tahun 1910, dia mendirikan organisasi semacam itu di Buitenzorg. Berdirinya SDI dimaksudkan membantu pedagang-pedagang bumi putera yang mayoritas beragama Islam. Tahun 1911 Tirtoadisurjo mendorong seorang pedagang batik yang berhasil di Surakarta bernama Samanhudi (1868-1956) untuk mendirikan SDI sebagai koperasi pedagang batik Jawa. Cabang-cabang lainnya segera didirikan. Di Surabaya, H.O.S. Tjokroaminoto (1882-1934) menjadi pimpinan organisasi itu.
11)
http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rasuna-said/. Di unduh pada 05 Oktober 2014 pukul 21.52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Seperti halnya Tirtoadisurjo, H.O.S. Tjokroaminoto adalah seorang lulusan OSVIA yang juga telah mengundurkan diri dari dinas pemerintahan. Dia merupakan tokoh yang memiliki karisma dan terkenal sikapnya yang memusuhi orang-orang yang memegang kekuasaan baik berkebangasaan Belanda maupun bumi putera. Karena itu dia dengan cepat menjadi pemimpin yang paling terkemuka dari gerakan rakyat yang pertama itu Dan ketika nama SDI berubah menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1912, H.O.S. Tjokroaminoto menjadi pucuk pimpinannya. Dan semenjak itulah SI menjadi organisasi yang berkembang pesat dari sisi jumlah anggotanya. Pada tahun 1919 tercatat SI memiliki 2 juta anggota di Jawa dan di luar Jawa. Hal ini berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotan hanya sebatas orang Jawa. Ketika SI berkembang pesat terutama di pedesaan, SI menjadi suatu organisasi perlawanan terhadap struktur kekuasaan lokal yang monolitis seperti priyayi, kaum Tionghoa dan pejabat Hindia Belanda. Oleh karena itu organisasi tersebut menjadi lambang solidaritas kelompok yang dipersatukan. Persentuhan SI dengan faham komunis kurang lebih terjadi ketika seorang anggota SI cabang Surabaya, yaitu Semaoen pindah ke Semarang pada tahun 1915 dan kemudian aktif di dalam Serikat Buruh Kereta Api dan Term (VSTP). Sneevliet, seorang Belanda penganut mistik yang berideologi marxisme, rupanya juga aktif disana Dan juga sebagaimana diketahui, Sneevliet adalah pendiri Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), suatu partai yang beraliran “kiri” di Surabaya pada tahun 1914.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
Perjumpaannya dengan Sneevliet ini kemudian membawa Semaoen masuk ke dalam ISDV. Pada saat-saat itu kedudukan Tjokroaminoto sebagai ketua SI sangat sulit, ia mengalami situasi yang dilematis, apakah mempertahankan SI sebagai organisasi bernafaskan Islam ataukah menerima Marxisme sebagai ideologi partai. Akhirnya ia bersikap kompromis, dia menerima doktrin sosial Marxisme walaupun dengan kualifikasi yang cukup lemah. SI yang pada saat itu memiliki orang-orang seperti Haji Agus Salim (1884-1954), mantan konsulat Belanda di Jeddah, yang menjadikan Pan-Islamisme dan modernisme sebagai dasar menjalankan kegiatan politik, membawa SI menerapkan “disiplin partai” yang disetujui pada kongres SI bulan Oktober tahun 1921. Dengan adanya “disiplin partai”, maka seorang anggota SI tidak mungkin lagi menjadi anggota partai lain. Anggota-anggota PKI kini dikeluarkan dari SI, tetapi pertikaian tetap harus diselesaikan di setiap cabang SI. Sebagai akibatnya, SI terpecah menjadi dua yaitu “SI Putih” dan “SI Merah”. Dalam kongres SI pada bulan Februari 1923 kemudian mendirikan Partai Sarekat Islam (PSI) yang memiliki “disiplin partai” dengan bertekad akan mendirikan cabang-cabang partai ini dimana saja yang ada cabang “SI Merah”nya. Cabang-cabang “SI Merah” kemudian banyak ditentang oleh masyarakat Minangkabau, kemudian SI Merah tersebut dihapuskan. Setelah SI Merah dihapuskan kemudian berdirilah organisasi “Sarekat Rakyat” di Minangkabau. Hj.Rangkayo Rasuna Said adalah salah satu pejuang wanita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
yang aktif dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia. Aktifitasnya dalam pergerakan nasional dimulai sejak ia diangkat sebagai sekretaris cabang Sarekat Rakyat di Sumatera Barat.12) b.
Anggota Persatuan Muslim Indonesia Partai politik merupakan salah satu tempat penyaluran aspirasi atau wadah politik masyarakat dalam menyatukan persepsi ideologi serta menjalankan cita-cita bersama. Lahirnya partai-partai politik di Minangkabau tidak bisa terlepas dari sejarah panjang Minangkabau dalam menghadapi hegemoni kekuasaan kolonial yang telah menyengsarakan rakyat. Persatuan Muslimin Indonesia (Permi) dalam waktu singkat (dua tahun) setelah berdirinya, berubah menjadi partai politik yang terkuat dan paling berpengaruh di Sumatera Barat, dan dapat dikatakan sebagai partai yang paling mewakili karakter politik kawasan ini dalam periode akhir penjajahan. Salah satu penyebab perubahan menjadi partai politik ini adalah karena
tidak
adanya
saluran
politik
sebagai
akibat
tertutupnya
Muhammadiyah bagi kegiatan politik. Permi merupakan organisasi yang didirikan pada tahun 1930 dengan asas Islam dan kebangsaan (nasionalisme). Permi merupakan organisasi Islam yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia, seiring merebaknya kegiatan politik pada masa itu. Permi juga dengan cepat menjadi partai politik terkuat di Sumatera Barat, dan menyebar ke Aceh, Tapanuli, Riau, Jambi dan Bengkulu. Partai ini menjadi wadah utama paham Islam modernis. Rasuna
12)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam. diunduh pada 05 Oktober 2014 pukul 21.57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Said merupakan tokoh Permi yang terkenal. Meskipun komunisme menjadi sangat populer pada dasawarsa 1920-an kaum agama yang tak setuju dengan ideologi baru itu pun tetap berkembang. Awal tahun 1920 berdiri PGAI (Persatuan Guru Agama Islam) dengan tujuan mengumpulkan ulama-ulama di Sumatera Barat. Atas prakarsa H. Abdullah Ahmad tahun 1924 berdirilah sekolah Normal Islam di Padang. Sekolah ini dimaksudkan sebagai sekolah lanjutan, lebih tinggi daripada Sumatera Thawalib yang merupakan sekolah rendah. Setelah melawat ke Jawa tahun 1925 dan bertemu pemimpinpemimpin Muhammadiyah di sana Haji Rasul turut mendirikan cabang Muhammadiyah. Pertama di Sungai Batang dan kemudian di Padang Panjang. Organisasi ini dengan cepat menjalar ke seluruh Sumatera Barat. Muhammadiyah berperan penting dalam menentang pemberlakuan Ordonansi Guru di Sumatera Barat tahun 1928. Dengan ordonansi ini guru agama diwajibkan melapor kepada pemerintah sebelum mengajar. Peraturan ini dipandang mengancam kemerdekaan menyiarkan agama. Sebelumnya Muhammadiyah di Jawa sudah memutuskan meminta ordonansi ini dicabut. Pada tanggal 18 Agustus 1928 diadakanlah rapat umum yang kemudian memutuskan menolak pemberlakuan ordonansi guru. Meskipun terlibat dalam penolakan Ordonansi Guru, berbeda dengan organisasi komunis seperti Sarikat Rakyat, pada umumnya Muhammadiyah menghindari kegiatan politik. Penumpasan gerakan komunis tahun 1927 menyebabkan banyak
anggota
Sarekat
Rakyat
atau
simpatisannya
berpaling
ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Muhammadiyah mencari perlindungan. Para anggota yang lebih radikal ini tidak puas dan kemudian banyak yang keluar untuk aktif dalam Persatuan Sumatra Thawalib. Organisasi ini pada tahun 1930 menjelma menjadi partai politik bernama Persatuan Muslim Indonesia, disingkat Permi. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS)
c.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Hajjah Rangkayo Rasuna Said diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Kemudian dia menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai akhir hayatnya. d.
Pendiri Organisasi Pemuda Nippon Raya Pada masa pendudukan Jepang, kembali ke Padang. Bersama Khatib Sulaiman mendirikan organisasi pemuda Sumatera Barat dengan nama Pemuda Nippon Raya yang bertujuan membina bibit-bibit pejuang kemerdekaan. Pada masa pendudukan Jepang, Rasuna beserta kaum muda lainnya mendirikan organisasi pemuda Nippon Raya di Padang. Nippon Raya digunakan Rasuna untuk menggembleng mental pemuda untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, beliau ikut serta sebagai pendiri organisasi pemuda Nippon Raya di Padang yang kemudian dibubarkan oleh Pemerintah Jepang.13)alasannya, pemuda nippon raya lebih berorientasi
membentuk
pemuda-pemuda
memperjuangkan kemerdekaan.
13)
edi rasidi, meneladani kepahlawanan kaum wanita, 2010, hlm. 22
Indonesia
yang
siap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
24
Anggota Dewan Pertimbangan Agung Dewan Pertimbangan Agung (disingkat DPA) adalah lembaga tinggi negara Indonesia menurut UUD 45 sebelum diamandemen yang fungsinya memberi masukan atau pertimbangan kepada presiden. DPA dibentuk berdasarkan Pasal 16 UUD 45 sebelum diamandemen. Ayat 2 pasal ini menyatakan bahwa DPA berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah. Dalam penjelasan Pasal 16 disebutkan bahwa DPA berbentuk Council of State yang wajib memberi pertimbangan kepada pemerintah. Pada 25 September 1945, DPA dibentuk melalui pengumuman pemerintah (Berita Republik Indonesia No. 4) dengan ketua R. Margono Djojohadikusumo. Anggota DPA pertama ini berjumlah sebelas orang. Di antaranya adalah Radjiman Widiodiningrat, Syekh Djamil Djambek, Agus Salim dan dr. Latumeten. Tidak banyak yang dikerjakan DPA pertama ini. Ketika sistem pemerintahan berubah menjadi sistem parlementer, keberadaan DPA menjadi tidak berarti. Walau tetap eksis sampai pada 1949 tapi nasib DPA sebagai lembaga konstitusional menjadi terpuruk. Periode berikutnya posisi DPA makin tidak jelas. Kondisi ini berlangsung hingga Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959. DPA Sementara dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959, 22 Juli 1959. Ketuanya dirangkap oleh Presiden Soekarno. DPA definitif baru muncul pada 1967 melalui UU No. 3 Tahun 1967 yang disahkan pejabat Presiden Soeharto.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Setelah kemerdekaan, Rasuna menjadi anggota Dewan Perwakilan Sumatera, mewakili daerah Sumatera Barat. Kemudian ia terpilih sebagai anggota DPR-RIS di tahun 1950-an. Pada 1959, Rasuna diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) hingga akhir hayatnya, 2 November 1965. Karena jasa-jasanya, Rasuna dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta.14)
14)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/04/15/59481/HR.Rasuna.Said..Ulama.dan.Perempu an.Pejuang. diunduh pada 08 Oktober 2014 pukul 09.10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
BAB IV TANTANGAN YANG DIHADAPI OLEH HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM PERJUANGAN PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945 Minangkabau banyak melahirkan tokoh dan pahlawan nasional, mereka tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa dalam menghadapi berbagai proses kemajuan bangsa. Para tokoh ini menjadi teladan para generasi muda sekarang yang ingin terus belajar dan berjuang dalam mengisi kemerdekaan di era sekarang. Salah satu tokoh perempuan Minangkabau yang terkenal adalah Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Beliau lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910. 15) HR Rasuna Said dikenal sebagai seorang orator, pejuang kemerdekaan Indonesia. Rasuna Said juga tercatat sebagai wanita pertama yang terkena hukum Speek Delict yaitu hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda. Tantangan terbesar bagi Hajjah Rangkayo Rasuna Said yaitu menghadapi sikap pemerintah Hindia Belanda yang sangat keras saat menindas masyarakat Minangkabau terutama kaum laki-laki untuk melakukan kerja rodi sedangkan kaum perempuan tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun selain pekerjaan rumah tangga Rasuna Said sempat di tangkap bersama teman seperjuangannya Rasimah Ismail, dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang.16)HR Rasuna Said adalah pejuang yang
15)
http://wildanrenaldi.wordpress.com/tag/yang-tidak-terlupakan-tokoh-indonesia/. Diunduh pada 18 Oktober 2014 pukul 20.43 16) http://www.aanchoto.com/hr-rasuna-said-orator-perempuan-minangkabau.html. Diunduh pada 18 Oktober 2014 pukul 21.02
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
berpandangan luas dan berkemauan keras. Sejak muda berjuang melalui Sarekat Rakyat sebagai Sekretaris Cabang. Kemudian aktif sebagai anggota Persatuan Muslim Indonesia (PERMI). Dia seorang orator yang sering kali mengecam tajam kekejaman dan ketidakadilan pemerintah Belanda. Beliau tak gentar kendati akibatnya harus ditangkap dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang. Meski sempat mengalami pengapnya udara penjara, Rasuna said tak pernah berhenti berjuang. Setelah keluar dari penjara, Rasuna Said meneruskan pendidikannya di Islamic College pimpinan KH Mochtar Jahja dan Dr Kusuma Atmaja.17) berbagai tantangan dihadapi oleh Hj. Rangkayo Rasuna Said. Adxapun tantangan tersebut ada dalam bidang: A. Bidang Pendidikan Berbagai upaya dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam bidang pendidikan. Banyak pembaharuan yang dilakukannya untuk mencapai sebuah kesetaraan gender. Tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam bidang pendidikan ini adalah memulai dari dasar dengan memberikan pendidikan bagi kaum perempuan. Pada saat penjajahan kolonial, kaum perempuan hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh bangsa kolonial. Seperti halnya kaum perempuan tidak boleh melakukan pekerjaan diluar pekerjaan rumah tangg. Aktivitas perempuan saat itu tidak lepas dari urusan ekonomi rumahtangga. Hal tersebut disebabkan mereka tidak tahu apa-apa dan tidak ada bekal pendidikan bagi mereka, sehingga apa yang
17)
http://waysofmuslim.blogspot.com/2012/12/fw-hr-rasuna-said-pejuang-dari-agam.html. diunduh pada 19 Oktober 2014 pukul 10.06
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
ditetapkan oleh bangsa kolonial, masyarakat Minangkabau khususnya kaum perempuan hanya mengikuti saja. Tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam bidang pendidikan dari pihak Belanda itu sendiri yaitu adanya keinginan pihak Belanda untuk mendirikan pendidikan bagi masyarakat Minangkabau namun dengan cara yang keras. Pemerintah Belanda menginginkan masyarakat Minangkabau bekerja keras untuk Belanda. Sedangkan tantangan dari masyarakat pribumi itu sendiri yaitu dengan minimnya kemampuan masyarakat pribumi yang tidak mengetahui apa-apa sehingga apa yang diinginkan oleh pihak Belanda langsung dituruti
oleh masyarakat
Minangkabau, oleh sebab itu dalam bidang pendidikan ini Hajjah Rangkayo Rasuna Said berupaya mendirikan sekolah, mengajar pada sekolah-sekolah, memberikan ilmu, bekal dan pengetahuan terutama bagi kaum perempuan, sehingga mereka tidak mudah terhasut oleh pihak kolonial. Dari permasalahan tersebut kemudian tergeraklah hati Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk berjuang dalam bidang pendidikan. Kepolosan kaum perempuan Minangkabau saat itu menjadi sebuah tantangan bagi Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk memajukan pola pikir mereka serta memberikan bekal melalui pendidikan yang ia berikan. Dengan kondisi yang sangat memprihatinkan kemudian Hajjah Rangkayo Rasuna Said memperhatikan kemajuan dan pendidikan kaum wanita, ia sempat mengajar di Diniyah School Putri sebagai guru. Keinginanya untuk menjadi seorang guru, semata-mata Hajjah Rangkayo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Rasuna Said ingin memberikan ilmu, pengetahuan terutama bagi kaum perempuan agar tidak terus menerus ditindas oleh bangsa Belanda. Namun pada tahun 1930, Rasuna Said berhenti mengajar karena memiliki pandangan bahwa kemajuan kaum wanita tidak hanya bisa didapat dengan mendirikan sekolah, tapi harus disertai perjuangan politik. Rasuna Said ingin memasukkan pendidikan politik dalam kurikulum sekolah Diniyah School Putri, tapi ditolak. Rasuna Said kemudian mendalami agama pada Haji Rasul atau Dr H Abdul Karim Amrullah yang mengajarkan pentingnya pembaharuan pemikiran Islam dan kebebasan berfikir yang nantinya banyak mempengaruhi pandangan Rasuna Said. Selain menjadi guru di Sekolah Dasar, ia juga melanjutkan mengajar dengan menjadi guru sekolah menengah Islam di Padang Panjang yang dipimpin oleh Rahman el-Yunussi, dengan jumlah pelajar perempuan lebih dari 1000 orang. Keinginannya memasukan unsur politik dalam pendidikan, meskipun tidak disetujui namun Hajjah Rangkayo Rasuna Said tetap memberikan pendidikan bagi masyarakat Minangkabau khususnya kaum perempuan, dengan demikian terbukalah hati dan pikiran bagi kaum perempuan untuk memperjuangkan kesetaraan gender.18) B. Perjuangan Kesetaraan Gender Dalam perjuangan menyetaraan hak-hak kaum perempuan, Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangat menginginkan adanya perjuangan untuk memberi kesadaran umum kepada semua kaum perempuan bahwa mereka
18)
Rosihan Anwar, Sejarah Kecil “Petite Histoire” Indonesia volume 1, hlm. 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
adalah manusia dengan kedaulatan kemanusiaan yang sama dengan kaum lelaki, Hanya saja secara kodrati ada hal yang tidak mungkin disamakan antara kaum perempuan dengan lelaki sejarah, sebenarnya sejak tahun 1912 sudah ada organisasi perempuan. 19) Pejuang-pejuang wanita pada abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain secara tidak langsung telah merintis organisasi perempuan melalui gerakan-gerakan perjuangan. Hal itu menjadi latar belakang dan tonggak sejarah perjuangan kaum perempuan di Indonesia, dan memotivasi para pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib bagi kaum perempuan. Para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upayaupaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan. Tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said bahwa dari pihak Belanda saat itu menginginkan masyarakat Minangkabau bekerja keras bagi Belanda. Dari permasalahan ini maka tergeraklah hati Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk berjuang, untuk membela kaum perempuan karna pada saat itu keberaaan kaum perempuan sangat rendah, kaum perempuan dianggap tidak bisa apa-apa. Dengan permasalahan ini maka muncullah semangat yang berkobar dari dalam hati Hajjah. Rangkayo 19)
http://harianhaluan.com/index.php/haluan-kita/19943-hari-ibu-tak-sekadar-kesetaraan-gender. diunduh pada 21 Oktober 2014 pukul 07.18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Rasuna Said untuk berjuang, untuk memperjuangkan apa yang menjadi hak bagi kaum perempuan. Agar kedudukan kaum perempuan menjadi setara dengan kaum laki-laki. Berbagai perjuangan ia lakukan dengan memberikan pengetahuan bagi kaum perempuan, banyak menulis di majalah maupun surat kabar untuk menggugah semangat kaum perempuan. Aktivitas dan perjuangan Rasuna juga patut mendapatkan apresiasi dan sejatinya bisa menjadi inspirasi bagi perempuan selanjutnya. Emansipasi wanita yang ia tegakkan sebagai bagian dari upayanya untuk menegakkan kesetaraan gender yang selama beberapa dekade berada dalam kekuasaan patriarkhi. Karena itu, ada beberapa hal yang mesti kita pahami dari sepak terjang Rasuna Said. Pertama, Rasuna merupakan simbol perempuan pejuang, yang tidak saja pandai bicara (orator) tapi juga seorang organisatoris. Hal itu, ia tunjukkan dengan terlibat dalam banyak kegiatan perjuangan dan sekolahsekolah. Satu hal lagi, bahwa Rasuna juga seorang penulis. Terbukti, ia mampu mendirikan majalah Menara Putri dan berperan sebagai seorang pemimpin redaksi pada Majalah Raya. Dengan kemampuannya ini, praktis beliau adalah seorang multi talenta. Sayangnya, tidak ada data yang menunjukkan akan karya-karyanya yang dibukukan seperti yang dilakukan oleh gurunya, Hamka.20) Kedua, beliau adalah seorang penganut idealisme yang kuat. Terbukti, untuk mewujudkan kebebasan negeri ini dari tangan penjajah Belanda dan Jepang serta tegaknya emansipasi perempuan, ia rela dipenjara. Padahal, 20)
http://epholic.blogspot.com/2011/01/hr-rasuna-said-ulama-pejuang-orator-dan.html. diunduh pada 21 Oktober 2014 pukul 07.57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
sejatinya, seorang perempuan lebih sering berada di rumah mengurus keluarga. Tapi, ia berani keluar dan berjuang menentang kekerasan dan ketidakadilan. Dan terbukti, penjara telah gagal meruntuhkan tekad perjuangannya. Setelah keluar dari hotel prodeo, ia tetap berdakwah baik sebagai pejuang maupun pendidik. Ketiga, eksistensinya di Dewan Perwakilan Sumatera dan anggota DPR-RIS juga menjadi autokritik terhadap perempuan lain yang memiliki posisi yang sama. Ia memperlihatkan kepada kaum perempuan bahwa untuk menjadi seorang dewan itu tidak harus menjual pesona kecantikan semata, tapi juga kelebihan intelektual. Hal ini kadang berbeda dengan yang terjadi sekarang, seperti masuknya beberapa kalangan selebritis wanita ke dewan. Tanpa punya latar belakang perjuangan politik yang kuat, dia justru bisa diterima di dewan karena pesona kecantikannya atau ketenarannya. Masih banyak lagi yang bisa dipelajari dari sosok Rasuna. C. Bidang Politik Berbagai perjuangan dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Dalam bidang politik ini banyak tantangan yang dihadapi oleh Rasuna Said sendiri. Awal perjuangan politik Rasuna Said dimulai dengan beraktifitas di Sarekat Rakyat (SR) sebagai Sekretaris cabang. Rasuna Said kemudian juga bergabung dengan Soematra Thawalib dan mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukit Tinggi pada tahun 1930. Rasuna Said juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan PERMI dan kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
mendirikan Sekolah Thawalib di Padang, dan memimpin Kursus Putri dan Normal Kursus di Bukit Tinggi Dengan bekal politik yang sangat mendalam kemudian Hajjah Rangkayo Rasuna Said mulai banyak aktivitas pidatonya, memang Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangat mahir dalam berpidato. Pada saat itu ia sangat benci dengan pemerintahan Belanda kemudian dalam pidatonya ia mengecam pemerintahan Belanda. Pada saat itu pihak pemerintahan Belanda sangat marah, mereka tidak terima bahwa Hajjah Rangkayo Rasuna Said mengecam pemerintahannya, kemudian oleh pihak Belanda Rasuna Said dikenakan hukuman yang diberi nama hukum speek delict. Rasuna Said juga tercatat sebagai perempuan pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum kolonial Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda.
Rasuna Said sempat di tangkap bersama
teman seperjuangannya Rasimah Ismail, dan dipenjara pada tahun 1932 di Semarang.
Setelah
keluar
dari
penjara,
Rasuna
Said
meneruskan
pendidikannya di Islamic College pimpinan KH Mochtar Jahja dan Dr Kusuma Atmaja. Tantangan terberat yang dihadapi Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam bidang politik ini yaitu ketika ia terkena hukum speek delict dan harus dipenjara oleh pihak pemerintahan Belanda.21) Saat di penjara di Semarang, Rasuna Said di tanya oleh pihak pemerintahan Belanda, mengapa ia sangat menentang kekuasaan Belanda. Controleur Van Der Meulen, adalah salah satu anggota dari pihak Belanda yang selalu meminta keterangan Hajjah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Rangkayo Rasuna Said selama ia di penjara. Banyak percakapan yang dilakukan selama Rasuna Said berada didalam sel. Namun Hajjah Rangkayo Rasuna Said tidak dapat membela diri karena pemerintahan Belanda tetap tidak terima jika ada orang yang tidak tunduk terhadap pemerintahaannya saat itu. Upaya penyelesaiannya ketika Hajjah Rangkayo Rasuna Said dipenjara oleh pihak Belanda yakni bahwa Hajjah Rangkayo Rasuna Said tetap tenang dan mengikuti hukuman yang diberikan oleh pihak Belanda. Namun saat Hajjah Rangkayo Rasuna Said dipenjara, ia tidak hanya diam dan menerima dengan pasrah, saat ia dipenjara ia merencanakan apa yang akan ia lakukan ketika ia terbebas dari Belanda dan hal tersebut terbukti setelah Hajjah Rangkayo Rasuna Said keluar dari penjara ia kemudian melanjutkan sekolah untuk terus tetap membela kaum perempuan serta menjadi pimpinan redaksi sebuah majalah Raya.22)
22)
Riza Aningtyas, Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa, 2010, hlm. 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
BAB V NILAI-NILAI PERJUANGAN HAJJAH RANGKAYO RASUNA SAID DALAM PERJUANGAN PEREMPUAN INDONESIA TAHUN 1945
Dalam perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said banyak terjadi perubahan, terutama bagi kaum perempuan. Sejak adanya perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said, kedudukan kaum perempuan mulai setara dengan lakilaki. Kaum perempuan juga mendapatkan pendidikan yang sama dengan kaum laki-laki. Dengan banyaknya pembaharuan yang terjadi maka nilai-nilai universal muncul sebagai hasil dari perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Adapun nilai-nilai tersebut antara lain: a. Nilai Nasionalisme dan Patriotisme Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Nilai nasionalisme dan patriotisme dari perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said nampak saat bangsa Belanda menjajah masyarakat Minangkabau dan saat itu dengan gigihnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang membela negara Indonesia dengan semangat perjuangannya membela kaum perempuan. motivasi para pejuang bangsa Indonesia untuk melawan penjajah adalah kecintaan mereka terhadap kemerdekaan tanah air, bangsa dan Negara Indonesia sebagai jiwa dan semangat nasionalisme dan patriotisme. Patriotisme itu sendiri merupakan sikap dan semangat yang sangat cinta kepada tanah air sehingga berani berkorban. patriotism mempunyai ciri-ciri yakni Cinta tanah air, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
menempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, berjiwa pembaharuan dan tak kenal menyerah.23) Semangat nasionalisme dan patriotisme yang dikobarkan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said mendapat respon atau tanggapan yang baik oleh masyarakat setempat. Hal tersebut nampak bahwa dengan semangat Hajjah Rangkayo Rasuna Said, oleh masyarakat setempat nama tersebut diabadikan sebagai nama sebuah jalan yaitu Jln. HR Rasuna Said Kav C-1, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12920. Nama tersebut diabadikan oleh masyarakat setempat karena masyarakat sangat mengagumi perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam membela kaum perempuan. Kecintaannya terhadap tanah air membuat Hajjah Rangkayo Rasuna Said melakukan berbagai cara untuk terus membela kebenaran. b. Nilai Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said Membela Kaum Perempuan di Indonesia tahun 1945. Nilai perjuangan yang dialami oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said terbukti saat Rasuna Said menginginkan adanya pendidikan bagi masyarakat Minangkabau terutama bagi kaum perempuan. Para pahlawan ini tidak diam saja ketika perempuan Indonesia tak mendapat pendidikan. Mereka ingin membuat para perempuan Indonesia tak begitu saja, tetapi dapat mendapatkan pendidikan. 23)
Sudarmanto, Jejak-jejak pahlawan: perekat kesatuan bangsa Indonesia, 2010, hlm. 25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Dengan keadaan yang sederhana yang dimiliki oleh para pejuang perempuan Indonesia, berjuang untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya terutama yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Para perempuan Indonesia masa kini harus bersyukur dengan selalu berbagi kepada sesama dan mampu serta harus melihat lingkungan sekitar.24) semangat perjuangan dan ketulusan pengorbanan yang telah ditunjukkan, patut menjadi teladan bagi kita semua. Semangat perjuangan akan terus menjadi spirit bangsa apabila pemudanya turut berperan dalam hal ini. Berakhirnya perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said berada ditangan pemuda saat ini, karena ialah pemegang masa depan suatu bangsa dan ialah penerus perjuangan ini kelak. Nilai perjuangan merupakan salah satu nilai yang dapat diambil dari sosok Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Banyak perjuangan yang telah dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Perjuangannya yang gigih terlihat saat ia dipenjara di Semarang karena Rasuna Said menentang pihak kolonial. Upayanya tersebut dilakukan semata-mata untuk kedudukan kaum perempuan agar terbebas dari pihak kolonial. Namun saat pihak Belanda menetapka Hajjah Rangkayo Rasuna Said dipenjara di Semarang, beliau tetap mengikuti apa yang dilakukan oleh Belanda. Tetapi Rasuna Said tidak tinggal diam, dalam menjalani hukumannya ia merencanakan berbagai hal, sehingga saat Hajjah Rangkayo Rasuna Said keluar dari penjara ia langsung melakukan perjuangan kembali untuk memperjuangkan kedudukan kaum perempuan. Semangat perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said 24)
http://www.binasyifa.com/659/10/27/nilai-nilai-nan-dapat-didapat-dari-biografi-para-pahlawan.htm. diunduh pada 02 November pukul 08.12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
juga mendapat respon yang baik oleh masyarakat minangkabau hal tersebut terbukti bahwa sekolah-sekolah yang pernah dipimpinnya sampai saat ini masih berdiri yaitu sekolah Thawalib. Tidak hanya itu saja sebagai tanda untuk
mengenang perjuangannya
masyarakat
kedudukan
masyarakat
Minangkabau sampai pada saat ini sudah setara dan kesetaraannya merupakan salah satu usaha dari Hajjah Rangkayo Rasuna Said. c. Nilai Kemanusiaan sebagai bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam Membela Kaum Perempuan. Semua
manusia
dipandang
setara
dan
bersaudara,
yang
mengharuskan untuk menghormati kemanusiaan. Nilai kemanusiaan nampak pada perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said bahwa ia selalu menginginkan agar terjadi kesamaan derajat antara kaum perempuan dan kaum laki-laki, oleh sebab itu dalam hal ini nilai kemanusiaan dijunjung tinggi oleh Rasuna Said untuk memanusiakan manusia. Agar manusia semakin beradab. Nilai kemanusiaan ini pada awalnya karena Hajjah Rangkayo Rasuna Said melihat kondisi masyarakat Minangkabau yang benar-benar masih sangat minim dalam bidang pendidikan, dengan minimnya pengetahuan masyarakat setempat maka akan menjadi mudah bagi pihak Belanda untuk menerapkan apa yang menjadi keinginan pihak Belanda. Dengan demikian muncul keinginan dari Hajjah Rangkayo rasuna Said itu sendiri untuk memberikan pendidikan terutama bagi kaum perempuan agar pengetahuan itu menjadi bekal bagi masyarakat agar tidak mudah dipengaruhi oleh pihak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Belanda. Hal tersebut sebuah tindakan kemanusiawian Hajjah Rangkayo rasuna Said. d. Nilai Persatuan dalam Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Nilai persatuan yang terjadi yakni dengan adanya semangat yang dimiliki oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk terus mempersatukan keinginan dan keyakinan membebaskan diri dari penjajahan. Nilai persatuan itu diwujudkan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said saat ia mengetahui kondisi masyarakat Minangkabau saat itu kemudian ia bersama-sama dengan tokoh lain seperti Abul Karim untuk mempersatukan pendapatnya yang kemudian berupaya untuk mengubah pola pikir masyarakat terutama kaum perempuan untuk mendapatkan kedudukan yang lebih baik. Kemudian Hajjah Rangkayo Rasuna Said melakukannya dengan memulai tahap awal dari bidang pendidikan. Berbagai upaya dilakukan. Usahanya tersebut sematamata agar perempuan terutama masyarakat Minangkabau mendapat kedudukan yang sama dengan kaum laki-laki. Upaya yang dilakukan dengan semangat persatuan yang dibangun oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said kemudian mendapat respon atau tanggapan baik oleh masyarakat Minangkabau terutama oleh kaum perempuan. Hal tersebut terlihat dari adanya persatuan yang dibangun oleh masyarakat Minangkabau terutama oleh kaum perempuan dalam menghadapi pemerintahan Belanda di Minangkabau. Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said membuahkan hasil bagi masyarakat setempat bahwa masyarakat menjadi banyak pengetahuan yang didapatkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
BAB VI KESIMPULAN Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said mendapatkan apresiasi baik dari masyarakat Minangkabau maupun dari pemerintah sendiri. Kegigihannya memperjuangkan derajat perempuan agar sama kedudukannya dengan laki-laki membuat namanya sampai saat ini dikenang oleh setiap orang. Dari perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said, maka penulis dapat menarik kesimpulan: 1.
Banyak faktor yang mendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk berjuang. Mulai dari faktor pendidikan, kesetaraan gender maupun faktor politik. Ia menginginkan pada saat itu bahwa masyarakat minangkabau terutama kaum perempuan terlepas dari penjajahan kolonial, sehingga Ia melakukan berbagai cara agar masyarakat Minangkabau mendapatkan pendidikan dan memberi pengetahuan bagi kaum perempuan untuk menyamakan derajatnya dengan kaum laki-laki. Dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki masyarakat Minangkabau saat itulah yang mendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk tetap berjuang membela kaum perempuan Minangkabau.
2.
Perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said tidak hanya dengan memberikan bekal pendidikan maupun pengetahuan bagi masyarakat Minangkabau namun dengan semangat dan kegigihannya, Hajjah Rangkayo Rasuna Said kemudian ikut ambil bagian dalam keorganisasian seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
menjadi guru, menjadi Sekretaris Cabang Sarekat Rakyat, masuk dalam Anggota Persatuan Muslim Indonesia, setelah masuk dalam persatuan muslim Indonesia, menjadi Pendiri Organisasi Pemuda Nippon Raya. Hajjah Rangkayo Rasuna Said kemudian masuk dalam organisasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), tidak hanya sampai disitu saja ia benar-benar menginginkan adanya perubahan kedudukan bagi kaum perempuan Minangkabau sehingga saat itu ia juga upaya yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dan keuletannya masuk dalam organisasi pemerintahan, maka ia juga diangkat menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung. Karya yang dihasilkan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said memang sungguh luar biasa sehingga ia mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional Indonesia yang sampai saat ini jasa dan pengorbanannya selalu dikenang. 3.
Dalam perjuangannya banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Saat pemerintahan kolonial berada di Minangkabau dan mencoba mengelabui masyarakat setempat khususnya kaum perempuan, Hajjah Rangkayo Rasuna Said selalu menentang apa yang diperintahkan oleh pihak kolonial Hindia Belanda. Tantangan terbesar bagi Hajjah Rangkayo Rasuna Said yaitu menghadapi sikap pemerintah Hindia Belanda yang sangat keras saat menindas masyarakat Minangkabau terutama kaum laki-laki untuk melakukan kerja rodi sedangkan kaum perempuan tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun selain pekerjaan rumah tangga. Dengan sikap Hajjah Rangkayo Rasuna Said yang selalu menentang pemerintah Hindia Belanda maka ia harus dipenjara di Semarang dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
beberapa bulan. Namun ia tetap mengikuti aturan yang telah dibuat oleh pihak Belanda. Hajjah rangkayo Rasuna Said ketika dipenjara juga tidak tinggal diam. Banyak rencana yang dipikirkannya yang akan dia lakukan setelah keluar dari penjara. Sehingga ada upaya untuk mengatasi hambatan yang dirasakannya. Hal tersebut terbukti bahwa setelah Hajjah Rangkayo Rasuna Said keluar dari penjara maka ia langsung berjuang kembali untuk membela kaum perempuan dengan terus memberikan pendidikan dan pengetahuan bagi kaum perempuan serta menjadi penulis dalam sebuah redaksi surat kabar. Perjuangan yang sangat besar dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Sehingga banyak nilai-nilai universal yang dapat kita ambil melihat dari kegigihan Hajjah Rangkayo Rasuna Said antara lain Nilai nasionalisme dan patriotisme yang dijunjung tinggi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said, nilai perjuangan menghadapi pemerintahan kolonial, nilai kemanusiaan serta nilai persatuan. Dengan semangat nilai-nilai tersebut maka Hajjah Rangkayo Rasuna Said berhasil dalam memperjuangkan kesetaraan gender pada masyarakat Minangkabau.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Literatur Atosaki Antonius dkk. 2003. Relasi dengan Sesama. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Atosaki Antonius dkk. 2003. Relasi dengan Sesama. Jakarta: Setia Kawan Arya Ajisaka. 2010. Mengenal Pahlawan Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka Mardanas Safwan. 1997. Sejarah Pendidikan Sumatera Barat. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta Riza Aningtyas. 2010. Ensiklopedia Pahlawan Indonesia dari Masa ke Masa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Edi Rasidi. 2010. Meneladani Kepahlawanan Kaum Wanita. Jakarta: Yudhistira Ghalia Indonesia Nana Nurliana, dkk. 1986. Peranan Wanita Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan 1945-1950. Jakarta: Depdikbud Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Mansour Fakih. 1996. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Jakarta: Pustaka Pelajar Rosihan Anwar. 2004. Sejarah Kecil “Petitie Histoire” Indonesia Volume 1. Jakarta: Buku Kompas Sudarmanto. 2007. Jejak-jejak pahlawan: perekat kesatuan bangsa Indonesia. Jakarta: Grasindo
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Website http://www.aanchoto.com/hr-rasuna-said-orator-perempuan-minangkabau.html diunduh pada 18 Oktober 2014 pukul 21.02 http://www.berdikarionline.com/tokoh/20120226/Rasuna Said, Nasionalis Dari Tanah Minang diunduh pada 27 Agustus 2014 pukul 08.15 http://www.binasyifa.com/659/10/27/nilai-nilai-nan-dapat-didapat-dari-biografipara-pahlawan.htm diunduh pada 02 November 2014 pukul 08.12 http://epholic.blogspot.com/2011/01/hr-rasuna-said-ulama-pejuang-oratordan.html diunduh pada 21 Oktober 2014 pukul 07.57 http://harianhaluan.com/index.php/haluan-kita/19943-hari-ibu-tak-sekadarkesetaraan-gender diunduh pada 21 Oktober 2014 pukul 07.18 http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/provinsi/detail/13/sumaterabarat diunduh pada 25 September 2014 pukul 08.48 http://perpustakaan.upi.edu/index.php?option=com_content&view=article&id=81: emansipasi-perempuan-indonesia&catid=41:umum diunduh pada 20 September 2014 pukul 08.23 http://profil.merdeka.com/indonesia/r/rasuna-said/ diunduh pada 05 Oktober 2014 pukul 21.52 http://rardirardi.blogspot.com/2013/12/HR Rasuna Said Berpandangan Luas diunduh pada 27 Agustus 2014 pukul 08.10 http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2009/04/15/59481/HR.Rasuna. Said..Ulama.dan.Perempuan.Pejuang diunduh pada 08 Oktober 2014 pukul 09.10 http://tenunikats123.blogspot.com/ diunduh pada 21 September 2014 pukul 08.38 http://www.umj.ac.id/berita-tokoh-politik-perempuan-dan-pejuang-nasibperempuan.html diunduh pada 21 September 2014 pukul 08.54 http://waysofmuslim.blogspot.com/2012/12/fw-hr-rasuna-said-pejuang-dariagam.html diunduh pada 19 Oktober 2014 pukul 10.06 http://id.wikipedia.org/wiki/Sarekat_Islam diunduh pada 05 Oktober 2014 pukul 21.57 http://wildanrenaldi.wordpress.com/tag/yang-tidak-terlupakan-tokoh-indonesia/ diunduh pada 18 Oktober 2014 pukul 20.43
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
SILABUS
Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menganalisis peran tokohtokoh Nasional dan Daerah dalam perjuangan pergerakan Negara Republik Indonesia.
: SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA : Sejarah : XI/1 : Merekonstruksi Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Disintegrasi Bangsa
Materi Pokok
Pengalaman Belajar
Peran Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun1945
Melalui model pembelajaran picture and picture peserta didik mengetahui faktor pendorong perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 Melalui diskusi kelompok peserta didik menjelaskan bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam Perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945
Indikator Mendeskripsikan faktor pendorong perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945
Menjelaskan bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam Perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945
Teknik Tes
Penilaian Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Uraian Jelaskan faktor pendorong perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945
Alokasi Waktu
Sumber Belajar/Alat/ Bahan
90 Menit
Sumber: Alfian, Magdalia dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: ESIS Buku penunjang Alat: Media penempel gambar LCD White board Bahan: Kertas karton Lem/isolasi Pulpen Spidol
Mengetahui, Kepala Sekolah
Yogyakarta, 6 Maret 2015 Guru Mata Pelajaran
Priyo Cahyono S.Pd
Fransiska Rni Widyasari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas / Semester
: XI / 2
Pertemuan
: 1 (Satu)
Alokasi Waktu
: 45 Menit (1 Pertemuan)
Standar Kompetensi
: Merekonstruksi Perjuangan Bangsa Indonesia Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Disintegrasi Bangsa.
I.
Kompetensi Dasar
: Menganalisis peran tokoh-tokoh Nasional dan Daerah dalam perjuangan pergerakan negara Republik Indonesia.
II.
Indikator Mendeskripsikan faktor pendorong perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. Menjelaskan bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945.
III. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat: Mendeskripsikan faktor pendorong perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Menjelaskan bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. IV. Materi Pokok (terlampir) V.
Metode / Pendekatan Pembelajaran Model Pembelajaran
: Picture and Picture
Metode Pembelajaran
: ceramah, tanya jawab, diskusi, presentasi dan simulasi
VI. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan 1. Pendahuluan
Deskripsi
Alokasi Waktu
a. Guru mengucapkan salam b. Guru mengecek kehadiran peserta didik c. Guru mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi
10’
d. Guru menuliskan tujuan pembelajaran 2. Kegiatan Inti
Eksplorasi Guru menyampaikan materi yang akan dibahas hari ini yaitu tentang perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945. Elaborasi 1. Peserta didik dibagi dalam lima kelompok. 2. Masing-masing peserta didik dalam satu kelompok diberikan gambar secara acak mengenai perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. 3. Peserta didik mendiskusikan perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said berdasarkan gambargambar yang telah diberikan tersebut. 4. Dalam kelompok peserta didik mengurutkan gambar – gambar dan ditempelkan pada kertas karton menjadi suatu rangkaian cerita yang
65’
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
sesuai dengan runtutan waktu. 5. Peserta didik mendiskusikan urutan rangkaian gambar perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam masing-masing kelompok. 6. Setiap kelompok mempresentasikan hasilnya didepan kelas. Konfirmasi Setelah peserta didik melakukan presentasi kemudian guru mengklarifikasi dari hasil masing – masing kelompok dan memberikan kesimpulan dati tiap – tiap jawaban peserta didik. a. Peserta didik menyampaikan nilai-nilai apa saja 3. Penutup yang diperoleh dari pelajaran hari ini b. Guru memberikan konfirmasi atas jawaban peserta didik c. Guru memberikan post test kepada peserta didik d. Guru memberikan tugas lanjutan mengenai perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said kepada peserta didik e. Informasi rencana pembelajaran yang akan datang f. Guru mengucapkan salam kepada peserta didik 1. Media / Alat Sumber Pembelajaran
15’
1. Alat dan Bahan
: Papan tulis, gambar-gambar, kertas karton, spidol.
2. Sumber Belajar
:
a. Alfian, Magdalia dkk. 2006. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: ESIS b. I Wayan Badrika. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XII Program Ilmu Pengetahuan Sosial, Jilid 3.Jakarta: Erlangga. c. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_peristiwa_ilmu_seni di akses pada 30 Januari 2015 pukul 06.13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Penilaian Hasil Belajar 1. Jelaskan faktor pendorong perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945? 2. Bagaimana bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said tahun 1945? 3. Nilai-nilai apa saja yang dapat diperoleh dari perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945? Kunci jawaban 1.
Faktor Pendorong Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 yaitu karena Hajjah Rangkayo Rasuna Said melihat adanya keprihatinan dalam bidang pendidikan. Saat itu di Minangkabau hanya sedikit orang yang bisa memperoleh pendidikan saja, sehingga banyak masyarakat Minangkabau mulai ditindas dan diperbudak oleh pihak colonial. Melihat keadaan seperti itu, maka Hajjah Rangkayo Rasuna Said menginginkan adanya sebuah kemajuan terutama bagi perempuan yaitu dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi masyarakat Minangkabau. Hajjah Rangkayo Rasuna Said memulainya dengan mengajar disalah satu sekolah yang bernama Diniyah School Putri. Selain bidang pendidikan, yang menjadi faktor pendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang yaitu melihat dari situasi politik Hindia Belanda yang terdapat di Minangkabau saat itu. Saat itu keadaan politik yang dilakukan Belanda di Minangkabau sangat merugikan masyarakat setempat, oleh karena itu tergerak kesadaran Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk memberikan bekal politik bagi masyarakat setempat agar tidak mudah terpengaruh oleh pihak kolonial. Faktor pendorong lainnya yakni adanya perjuangan kesetaraan gender. Hajjah Rangkayo rasuna Said menginginkan adanya kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Melihat saat itu bahwa banyaknya kaum perempuan yang tertindas oleh pihak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
kolonial maka Hajjah Rangkayo Rasuna Said menginginkan adanya kesetaraan gender. 2.
Bentuk perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 yaitu Beliau masuk dalam organisasiorganisasi untuk menghasilkan pembaharuan. Seperti contohnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said masuk menjadi sekertaris cabang sarekat rakyat, menjadi anggota persatuan muslim Indonesia, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), ikut serta dalam mendirikan organisasi Nippon Raya, menjadi Aggota Dewan Pertimbangan Agung. Bentuk perjuangan yang sangat besar dirasakan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said yakni ketika Rasuna Said selalu menentang apapun yang dikatakan oleh Belanda saat di Minangkabau dan saat itu Rasuna Said ditangkap oleh Belanda dan di penjara di Semarang. Namun dengan ditangkapnya Rasuna Said, Ia tidak tinggal diam saja. Saat dipenjara Rasuna Said juga menyusun banyak strategi dan rencana untuk melawan Belanda. Saat ia dibebaskan dari tahanannya kemudian ia kembali berjuang untuk melawan Belanda membela kaum perempuan dengan banyak memberikan motivasi bagi kaum perempuan melalui tulisannya di media massa, pembicaraan dari tempat ke tempat sehingga masyarakat Minangkabau mendapat pembelajaran berharga melalui perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said.
3. Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 yaitu: Nilai nasionalisme dan patriotisme perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said.
Nilai nasionalisme dan patriotisme dari perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said nampak saat bangsa Belanda menjajah masyarakat Minangkabau dan saat itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
dengan gigihnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang membela negara Indonesia dengan semangat perjuangannya membela kaum perempuan. motivasi para pejuang bangsa Indonesia untuk melawan penjajah adalah kecintaan mereka terhadap kemerdekaan tanah air, bangsa dan Negara Indonesia sebagai jiwa dan semangat nasionalisme dan patriotisme. Nilai perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said membela kaum perempuan di Indonesia tahun 1945. Nilai perjuangan yang dialami oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said terbukti saat Rasuna Said menginginkan adanya pendidikan bagi masyarakat Minangkabau terutama bagi kaum perempuan. Para pahlawan ini tidak diam saja ketika perempuan Indonesia tak mendapat pendidikan. Mereka ingin membuat para perempuan Indonesia tak begitu saja, tetapi dapat mendapatkan pendidikan. Nilai kemanusiaan sebagai bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam membela kaum perempuan. Nilai kemanusiaan nampak pada perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said bahwa ia selalu menginginkan agar terjadi kesamaan derajat antara kaum perempuan dan kaum laki-laki, oleh sebab itu dalam hal ini nilai kemanusiaan dijunjung tinggi oleh Rasuna Said untuk memanusiakan manusia. Agar manusia semakin beradab. Nilai persatuan dalam perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Nilai persatuan yang terjadi yakni dengan adanya semangat yang dimiliki oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk terus mempersatukan keinginan dan keyakinan membebaskan diri dari penjajahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Penilaian Tes Sekolah Kelas Semester Tahun Ajaran No
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta : XI : Ganjil : 2014/2015
Nama Siswa
Skor Maksimal Soal No. 1
Soal No 2
(5)
(5)
Jumlah Skor = Nilai
1
Scolastika Didya F
4
4
8
2
Yohana Nami Filanda
4
5
9
3
Dst.....
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Lampiran Materi Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah menerima penghargaan sebagai pahlawan nasional Indonesia dari pemerintah. Ia merupakan pejuang yang dengan gigih memperjuangkan persamaan hak antara lakilaki dan perempuan, sama seperti perjuangan yang dilakukan oleh Ibu Kartini. Hajjah Rangkayo Rasuna Said dikenal sebagai sosok yang berkemauan keras dan memiliki pengetahuan yang luas. Pada masa kecilnya, ia telah mengenyam pendidikan Islam di pesantren. Pada saat sekolah inilah, ia pernah menjadi satu-satunya santri perempuan. Sejak saat itu, Rasuna Said sangat memperhatikan kemajuan dan pendidikan bagi kaum perempuan. Ia menilai bahwa perjuangan tersebut tidak hanya bisa dilakukan melalui jalur pendidikan, namun bisa dilakukan juga dengan perjuangan politik. Ia memulai perjuangannya untuk membela kaum perempuan dengan bergabung di Sarekat Rakyat sebagai sekretaris cabang. Setelah itu, ia menjadi anggota Persatuan Muslim Indonesia. Karena kemampuan dan cara pikirnya yang sangat kritis, ia sempat ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Belanda pada tahun 1932. Rasuna Said juga tercatat sebagai perempuan pertama yang terkena hukum Speek Delict, yaitu hukum pemerintahan Belanda yang menyatakan bahwa siapapun dapat dihukum karena berbicara menentang Belanda. Pada masa penjajahan Jepang, Rasuna Said merupakan salah satu pendiri organisasi pemuda Nippon Raya. Dalam karir politiknya, Hajjah Rangkayo Rasuna Said pernah menjabat sebagai DPR RIS dan kemudian menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung sejak tahun 1959 sampai meninggal. Rasuna Said diangkat sebagai salah satu pahlawan nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Untuk mengenang jasanya dalam memperjuangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
kemerdekaan Indonesia, nama HR Rasuna Said diabadikan sebagai salah satu nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. a. Faktor Pendorong Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 Faktor Pendidikan Hajjah Rangkayo Rasuna Said melihat adanya keprihatinan dalam bidang pendidikan. Saat itu di Minangkabau hanya sedikit orang yang bisa memperoleh pendidikan saja, sehingga banyak masyarakat Minangkabau mulai ditindas dan diperbudak oleh pihak colonial. Melihat keadaan seperti itu, maka Hajjah Rangkayo Rasuna Said menginginkan adanya sebuah kemajuan terutama bagi perempuan yaitu dengan memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi masyarakat Minangkabau. Hajjah Rangkayo Rasuna Said memulainya dengan mengajar disalah satu sekolah yang bernama Diniyah School Putri. Faktor Perjuangan Kesetaraan Gender Kedudukan kaum perempuan dan laki-laki saat itu sangat berbeda. Hal ini yang mendorong Hajjah Rangkayo Rasuna Said kemudian berjuang bagi kaum perempuan. Hajjah Rangkayo Rasuna Said sangat gigih memperjuangan kaum perempuan untuk dapat bergerak dalam bidang politik dan jurnalisme. Beberapa aktivis perempuan memiliki pemahaman atau penekanan isu yang sedikit berbeda tentang emansipasi perempuan, sebut saja Rasuna Said yang lebih menekankan pentingnya kesadaran politik perempuan sebagai bagian dari emansipasi perempuan. Dapat dikatakan bahwa Rasuna Said adalah aktivis perempuan pertama yang percaya bahwa perempuan tidak dapat dipisahkan dari politik. Faktor Situasi Politik Hindia Belanda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Beliau menginginkan melalui kegiatan politiknya derajat kaum perempuan juga akan setara dengan kaum laki-laki. Gambaran umum tentang perempuan dalam bidang politik di berbagai negara termasuk Indonesia memang tidak seimbang dan bahkan tidak konusif bagi partisipasi politik perempuan. Secara faktual, bahkan komposisi pengambilan politik di berbagai wilayah saat ini membuktikan bahwa perempuan tetap menghadapi sejumlah kendala dalam mengartikulasi dan menentukan keinginannya. Faktor Sosial Kehidupan yang masih sangat tradisional ini membuat pemikiran masyarakat pun tidak berkembang. Jika dijajah oleh Jepang maupun Belanda masyarakat hanya menerima dan menjalankannya begitu saja. Dari permasalahan inilah yang kemudian
mendorong
Hajjah
Rangkayo
Rasuna
Said
untuk
berjuang
membangkitkan masyarakat setempat dengan mengadakan berbagai pembaharuan mulai dari awal pada aspek pendidikan, politik dan selanjutnya kehidupan sosial masyarakat setempat. b. Bentuk Perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 Bentuk perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said yaitu dengan masuk
dalam
organisasi-organisasi
untuk
membela
kaum
perempuan
dan
membebaskan kaum perempuan dari penjajahan kolonial. Seperti contohnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said masuk menjadi sekertaris cabang sarekat rakyat, menjadi anggota persatuan muslim Indonesia, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), ikut serta dalam mendirikan organisasi Nippon Raya, menjadi Aggota Dewan Pertimbangan Agung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
c. Bentuk tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 Bentuk tantangan yang dihadapi oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said saat beliau berjuang yakni ketika Rasuna Said selalu menentang apapun yang dikatakan oleh Belanda saat di Minangkabau dan saat itu Rasuna Said ditangkap oleh Belanda dan di penjara di Semarang. Namun dengan ditangkapnya Rasuna Said, Ia tidak tinggal diam saja. Saat dipenjara Rasuna Said juga menyusun banyak strategi dan rencana untuk melawan Belanda. Saat ia dibebaskan dari tahanannya kemudian ia kembali berjuang untuk melawan Belanda membela kaum perempuan dengan banyak memberikan motivasi bagi kaum perempuan melalui tulisannya di media massa, pembicaraan dari tempat ke tempat sehingga masyarakat Minangkabau mendapat pembelajaran berharga melalui perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. d. Nilai-nilai yang terkandung dalam perjuangan hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam perjuangan perempuan Indonesia tahun 1945 Nilai nasionalisme dan patriotisme perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Nilai nasionalisme dan patriotisme dari perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said nampak saat bangsa Belanda menjajah masyarakat Minangkabau dan saat itu dengan gigihnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said berjuang membela negara Indonesia dengan semangat perjuangannya membela kaum perempuan. motivasi para pejuang bangsa Indonesia untuk melawan penjajah adalah kecintaan mereka terhadap kemerdekaan tanah air, bangsa dan Negara Indonesia sebagai jiwa dan semangat nasionalisme dan patriotisme. Nilai perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said membela kaum perempuan di Indonesia tahun 1945.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Nilai perjuangan yang dialami oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said terbukti saat Rasuna Said menginginkan adanya pendidikan bagi masyarakat Minangkabau terutama bagi kaum perempuan. Para pahlawan ini tidak diam saja ketika perempuan Indonesia tak mendapat pendidikan. Mereka ingin membuat para perempuan Indonesia tak begitu saja, tetapi dapat mendapatkan pendidikan. Nilai kemanusiaan sebagai bentuk perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said dalam membela kaum perempuan. Nilai kemanusiaan nampak pada perjuangan yang dilakukan oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said bahwa ia selalu menginginkan agar terjadi kesamaan derajat antara kaum perempuan dan kaum laki-laki, oleh sebab itu dalam hal ini nilai kemanusiaan dijunjung tinggi oleh Rasuna Said untuk memanusiakan manusia. Agar manusia semakin beradab. Nilai persatuan dalam perjuangan Hajjah Rangkayo Rasuna Said. Nilai persatuan yang terjadi yakni dengan adanya semangat yang dimiliki oleh Hajjah Rangkayo Rasuna Said untuk terus mempersatukan keinginan dan keyakinan membebaskan diri dari penjajahan.