PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DAN COMMUNICATION APPREHENSION PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Yasinta Nugraheni 109114039
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAI\ DOSEN PEMBIMBING
IIUBI"INGAN ANTARA .SETT AWA RENES S DAN COMM UNICATI ON APPRE HE NSTON PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN IINIVERSITAS SANATA DIIARMA Disusun oleh
:
Yasinta Nugraheni
NIM:
109114039
Telah Disetujui Oleh
Doser Pembimbing Skripsi
Debri Pristinella, M. Si.
ranggal: ?5FIB
2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TLAI.AMAN PENGESAIIAN SKRIPSI
HUBTINGAN AI{TARA,SEIT' AWARENES S DAN C OMM UNI
CATI ON APPRE HE NSI ON PADA MAHASISWA
FAKULTAS KEGURUAN DAl\{ ILMU PENGETAIIUAN T.iNTVERSITAS SANATA
Disusun oleh
DIHRMA
:
Yasinta Nugraheni
NIM:
109114039
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji rada tanggal . e1....Ig!q9ll..zot s dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
:
Nama lengkap Penguji
I
Debri Pristinella, M. Si.
Penguji
II
P.Henrietta l'}.D-AD. S., M.Si.
Pengrji III
Carolus V/rjoyo A., M. Psi.
Psikologi Sanata Dhanna
Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Di dalam hidup ini semua ada waktunya Tuhan takkan terlambat Juga tak akan lebih cepat
“Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkhotbah 3 : 11) Ini adalah awal dari sebuah perjuangan
Remember......... for everything you have lost, you have gained something else. Without the dark, you would never see the stars. iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk Tuhan Yesus Kristus, Bapaku yang di surga yang selalu setia menemani dan menopang setiap langkah perjalanan hidupku di dunia ini.
Bunda Maria yang menjadi pengingat bahwa di dalam nama Yesus selalu ada harapan.
Ayah, Ibu dan kakakku tercinta yang selalu mengijinkanku memilih jalan bagi hidupku sendiri.
Sahabat dari jiwaku yang selalu ada saat suka duka Anak Agung Ayu Ratna Paramita, Lilian Juanita, Wuri Diastari, Claire Foebe Baria.
Untuk setengah jiwaku yang tak kenal lelah untuk selalu bangkit dan setia berjuang bersamaku Venantius Rendi Pradhana.We will either find a way or make one.
Dan semua orang pengejar mimpi dijalan mereka masing-masing. “Don’t ever let fear hold you back”
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya
tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta, 25 F ebruai 20I 5 Penulis,
Yasinta Nugraheni
V1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DAN COMMUNICATION APPREHENSION PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA Yasinta Nugraheni ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini menggunakan subjek sejumlah 294 mahasiswa (84 lakilaki, 210 perempuan). Instrumen penelitian ini menggunakan skala self awareness yang terdiri dari 46 item dengan reliabilitas (α) = 0,931 dan skala communication apprehension yang terdiri dari 61 item dengan reliabilitas (α) = 0,958. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah Pearson Product Moment karena distribusi data normal. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel self awareness berkorelasi negatif secara signifikan dengan communication apprehension (N= 295, r= -0,411, p= 0,000<0,05). Penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki self awareness yang tinggi dengan mean empirik sebesar 141,77 lebih besar daripada mean hipotetik yaitu sebesar 115 dengan p = 0,000. Pada variable communication apprehension mean empirik sebesar 140,19 lebih kecil daripada mean hipotetik yaitu sebesar 152,5 dengan p = 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki communication apprehension yang rendah.
Kata kunci : Self awareness, communication apprehension, mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATION BETWEEN SELF AWARENESS AND COMMUNICATION APPREHENSION FOR EDUCATION AND SCIENCE PROGRAM STUDENTS IN SANATA DHARMA UNIVERSITY Yasinta Nugraheni ABSTRACT The purpose of this research was to know the relation between self awareness and communication apprehension on students of Educational and Science Program in Sanata Dharma University. The subjects in this research was 294 students (84 male, 210 female). The instruments that used in this research were self awareness scale which consist of 46 items with reliability (α) = 0,931 and communication apprehension scale which consist of 61 items with reliability (α) = 0,958. Statistical method that used to analyze this research was Pearson Product Moment due to normal data distribution. The result showed that the variable of self awarenes correlated negatively and significant with communication apprehension (N= 295, r= -0,411, p=0,000<0,05). The research showed that subjects had high self awareness with empiric mean was 141,77 higher than hipotetic mean was 115 with p = 0,000. For variable communication apprehension, empiric mean was 140,19 lower than hipotetic mean was 152,5 with p = 0,000. The conclusion was subjects had low communication apprehension. Keywords Students.
: Self awareness, communication apprehension, Education and Science Program
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma
:
Nama : Yasinta Nugraheni
Nomor Mahasiswa : 109114039
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah yang berjudul
:
HUBUNGAN ANTARA SEI,T' AWARENESS DAN COMMANICATION APPREHENSION PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
di internet atau di
media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal
:25 Februari 2015
(Yasinta Nugraheni) 1X
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan pendampingan selama proses pengerjaan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 3. Ibu Debri Pristinella, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasihat dan arahan selama proses penyusunan skripsi dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran. Terimakasih Ibu mau mendampingi saya hingga akhir perjalanan skripsi ini. Semoga ini menjadi awal yang baik untuk perjuangan saya kedepannya. 4. Ibu P.Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing akademik selama 4 tahun ini. Terimakasih banyak Ibu Etta atas masukan, nasehat dan ilmunya selama kurang lebih 4 tahun ini. 5. Dosen-dosen fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan segala bekal ilmu pengetahuan tentang dunia psikologi yang sangat bermaanfaat dan menarik.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Seluruh staff Fakultas Psikologi: mas Gandung, mbak Nanik, pak Gi, mas Mujai dan mas Doni. Terimakasih atas segala bantuan dan selalu ramah saat memberikan pelayanan. Terimakasih sudah bersedia direpotkan untuk urusan kuliah dan tidak pernah lelah menjawab pertanyaan yang mungkin selalu sama hal yang ditanyakan, hehehe.. Semoga juga tidak pernah lelah melihat saya yang selalu mondar-mandir. Maaf kalau sering merepotkan dan bertanya urusan kuliah. Terima kasih sudah membantu segala hal yang berhubungan dengan perkuliahaan. 7. Seluruh
staff
kesekretariatan
FKIP
Universitas
Sanata
Dharma.
Terimakasih sudah bersedia direpotkan dan terimakasih sekali atas bantuannya akhirnya berhasil menjaring kurang lebih 300 mahasiswa dalam seminggu. Hal yang sangat luar biasa yang mungkin tidak saya dapatkan di tempat lain. Sekali lagi, terimakasih dan selamat atas kerjasama yang baik dalam melayani mahasiswa. 8. Seluruh dosen FKIP Universitas Sanata Dharma : Pak Anton, Pak Bondan, Pak Dalyono, Pak Arif, Pak Beni, Pak Wahana, Pak Muhadi dan teristimewa untuk Romo Ruki, Romo Prapta dan Romo Paul. Terimakasih sudah mengajarkan pada saya kerendahan hati dan niat untuk melayani tanpa pandang bulu. Kalian adalah manusia yang luar biasa. 9. Seluruh teman-teman yang bersedia direpotkan untuk selalu ditanyatanya..hehehe..Terimakasih Stella, Eva, Thomas, Tommy, dan temanteman yang tidak bisa saya sebutkan satu-satu yang membantu dalam
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pendistribusian skala penelitian sehingga berjalan dengan sangat-sangat lancar. 10. Seluruh subjek penelitian saya yang sangat banyak dan tersebar diseluruh FKIP
Universitas
Sanata
Dharma.
Terimakasih
sudah
bersedia
meluangkan waktu dan mengerjakan skala penelitian dengan sungguhsungguh. Semoga apa yang kita harapkan dapat terwujud bersama (wisuda bareng....hehehehe....). Selamat berproses dengan cita-cita kalian temanteman. Ujung jalan kebahagiaan sudah menunggu kita di depan. 11. Terimakasih untuk keluargaku tercinta. Pupi, Mumi dan Mas Adit, Nenek Ignasia dirumah, Mbak suci yang bersama keluarga kami kurang lebih 15 tahun, dan melon yang setia menemani keluarga kecilku. Terimakasih sudah mempercayakan masa depanku ditanganku sendiri. Terimakasih atas kepercayaan
yang
tak
pernah
pudar.
Dan
terimakasih
sudah
mengajarkanku banyak hal di dunia ini. 12. Terimakasih untuk sepupu kembarku, Bernadeta Dewi Ratih Perwitasari. Terimakasih sudah bersedia menjadi emergency call disaat sedang menggalau dan butuh pencerahan. Terimakasih sudah mendampingi dan menemani setiap langkah perjuanganku dan selalu menuangkan semangat membara untuk tercapainya cita-citaku. Semoga suatu saat harapan kita berdua terkabul. Selalu inget pesenmu “Kalau Tuhan aja sayang sama aku, Dia juga pasti akan sayang sama kamu”
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13. Terima kasih untuk setengah jiwaku yang tak pernah padam “Venantius Fortunatus Rendi Pradhana”. Terimakasih untuk note-note kecil yang selalu kamu selipkan di layar laptopku. Kamu tidak pernah gagal untuk membuatku bangkit dan berlari lagi bersamamu. Terimakasih untukmu jiwa yang selalu hadir, setia, menemani dan berjuang bersamaku. Terimakasih telah menjadi alasan terindahku untuk berjuang dalam hidup ini. Kau adalah rumah ternyaman dimana aku akan kembali lagi setelah perjalanan yang panjang. 14. Terima kasih untuk sahabat yang mungkin tidak akan kutemui di belahan bumi yang lain. Teristimewa untuk Lilian Juanita, Anak Agung Ayu Ratna Paramita, dan Wuri Diastari. Terimakasih telah menjadi tempat mencurahkan suka duka selama 4 tahun ini. Terimakasih atas tangis, tawa, bahagia, kegembiraan, kesedihan, pahit dan manis yang telah kita jalani tahun-tahun ini. Terimakasih telah menjadi sahabat super hebat yang selalu mengerti disaat dan kondisi apapun. Dimanapun nanti kalian berada, kita akan selalu mengingat masa-masa ini 15. Terimakasih untuk sahabat-sahabat kecilku. Claire Foebe Baria, Gisella Baria, Tommy, Yogi. Terimakasih dukungan doa dan semangat yang tidak henti-hentinya diucapkan saat kita bertemu dan berkumpul bersama. Dimanapun saat ini kalian berada, jiwa kita tetap bersatu. 16. Keluarga besar Kost Gracia. Ale, dek la, Tipo, Puspi, Mancek yang selalu tak henti-henti berkata “Semangat kak Yas, kamu pasti bisa”. Terimakasih
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk kalian yang tanpa lelah mengingatkanku untuk terus maju dan berjuang. Terimakasih sudah menjadi hiburanku disaat aku jenuh dari segala rutinitas. 17. Untuk mbak Raisa dan Mbak Indah yang selalu menjadi hiburanku disaat jenuh mengerjakan skripsi. Kalian selalu bisa membuatku tertawa disaat skripsi sedang menghimpitku, hahahaha. Semoga kalian juga sukses untuk ujian S2nya ya mbak-mbakku tersayang. 18. Terimakasih untuk teman-teman Biro Psikologi CMT yang sama-sama berjuang untuk skripsi. Untuk Nelly, Mbak Mutia, Mbak Pia dan semua pendukung kegalauan saat jenuh mengerjakan skripsi. Terimakasih untuk asupan RM nya ya mbak Pia....hehehe...200 episode itu berhasil menemaniku menyelesaikan skripsiku dari awal hingga akhir ini. 19. Terimakasih untuk teman-teman PSIKOLOGI 2010 kelas A. Terimakasih teman-teman sudah berdinamika selama 4 tahun ini. Terimakasih untuk kerjasama dan segala persahabatannya. Semoga dilain waktu kita bisa jumpa lagi dengan kesuksesan ditangan masing-masing. Semoga Tuhan membalas dan memberikan berkatnya kepada semua orang yang membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga dengan senang hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun.Terima kasih.
Penulis
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv DAFTAR TABEL .............................................................................................. xviii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 10 A. Self Awareness (SA) ................................................................................ 10 1.
Self ................................................................................................... 10 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
Awareness ....................................................................................... 14
3.
Self Awareness (SA) ....................................................................... 24
B. Communication Apprehension (CA)....................................................... 33 1.
Pengertian Communication Apprehension (CA) ............................. 33
2.
Faktor yang Mempengaruhi Communication Apprehension ........... 36
3.
Komponen-komponen Communication Apprehension (CA) .......... 39
C. Guru ........................................................................................................ 40 D. Hubungan Antara Self Awareness Dengan Communication Apprehension Pada Mahasiswa FKIP USD ................................................................... 43 E. Hipotesis ................................................................................................. 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 52 A. Jenis Penelitian........................................................................................ 52 B. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian ............................................... 52 C. Definisi Operasional Variabel................................................................. 53 D. Subjek Penelitian .................................................................................... 55 E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 57 F. Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 62 1.
Uji Coba Skala Communication Apprehension ............................... 64
2.
Uji Coba Skala Self Awareness ........................................................ 66
G. Teknik Analisis Data............................................................................... 67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 70 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 70
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................... 71 C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 76 1.
Uji t Variabel Self Awareness .......................................................... 78
2.
Uji t Variabel Communication Apprehension .................................. 79
3.
Kategorisasi ..................................................................................... 80
D. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 82 1.
Uji Asumsi ....................................................................................... 82
2.
Uji Hipotesis .................................................................................... 84
E. Data Analisis Tambahan ......................................................................... 87 F. Pembahasan............................................................................................. 92 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 99 A. Kesimpulan ............................................................................................. 99 B. Saran ....................................................................................................... 99
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Blueprint Skala Self Awareness sebelum uji coba ................................. 60 Tabel 2 : Blueprint Skala Communication Apprehension sebelum uji coba ......... 61 Tabel 7 : Blueprint Skala Communication Apprehension Sebelum Uji Coba ...... 64 Tabel 8 : Distribusi Item-Item Pernyataan yang Valid Skala Communication Apprehension ............................................................................................ 65 Tabel 9 : Blueprint Skala Self Awareness Sebelum Uji Coba ............................... 66 Tabel 10 : Distribusi Item-Item Pernyataan yang Valid Skala Self Awareness .... 67 Tabel 3 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 71 Tabel 4 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia .............................................. 72 Tabel 5 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Suku Bangsa................................. 73 Tabel 6 : Deskripsi Data Subjek yang Memiliki Aktifitas Mengajar Lainnya ..... 74 Tabel 11 : Deskripsi Statistik Data Penelitian....................................................... 76 Tabel 12 : Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 77 Tabel 13 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Self Awareness .... 78
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 14 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Communication Apprehension ............................................................................................ 79 Tabel 15 : Kategorisasi Self Awareness ................................................................ 80 Tabel 16 : Kategorisasi Communication Apprehension ........................................ 81 Tabel 17 : Hasil Uji Normalitas Sebaran .............................................................. 83 Tabel 18 : Uji Linearitas ....................................................................................... 84 Tabel 19 : Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 85 Tabel 21 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Usia ...................................... 87 Tabel 22 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Aktifitas Mengajar Lainnya . 88 Tabel 23 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Microteaching ...................... 89 Tabel 24 : Korelasi Antara Communication Apprehension dengan Usia ............. 90 Tabel 25 : Korelasi antara Communication Apprehension dengan Aktifitas Mengajar Lainnya ..................................................................................... 91 Tabel 26 : Korelasi antara CA dengan Microteaching .......................................... 92
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Skala Uji Coba ............................................................................... 108 Lampiran 2 : Reliabilitas Skala Uji Coba ........................................................... 130 Lampiran 3 : Skala Penelitian ............................................................................. 156 Lampiran 4 : Deskripsi Subjek ............................................................................ 171 Lampiran 5 : Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................. 174 Lampiran 6 : Uji Asumsi ..................................................................................... 181 Lampiran 7 : Uji Hipotesis .................................................................................. 183 Lampiran 8 : Analisis Data Tambahan................................................................ 184
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi memegang peranan penting dalam proses interaksi di masyarakat sebagai sarana untuk berhubungan secara sosial. Sepanjang hidupnya seseorang perlu melakukan komunikasi dengan orang lain. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa setiap orang menggunakan 70% waktu yang dimilikinya untuk berkomunikasi dengan orang lain (Iwan, 2014). Siahaan (2000) berpendapat bahwa komunikasi adalah sarana vital bagi manusia untuk mengerti dirinya sendiri, mengerti orang lain, dan memahami lingkungannya. Komunikasi dapat digunakan sebagai jembatan bagi seseorang dalam menyampaikan informasi, ide maupun pemikiran satu orang dengan orang yang lain. Kemampuan dalam menyampaikan informasi ini diperlukan setiap orang agar siap menghadapi kehidupan sehari-hari maupun dunia kerja. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh National Association of Colleges and Employers (NACE) pada tahun 2002 terhadap 450 pemimpin perusahaan di Amerika, terdapat dua puluh nilai yang harus dikuasai oleh mahasiswa lulusan universitas sebelum melamar pekerjaan. Urutan pertama didominasi oleh kemampuan berkomunikasi, diikuti oleh integritas yang tinggi, sedangkan indeks prestasi kumulatif (IPK) terletak pada urutan ketujuh belas (http://kampus.okezone.com/read/2014/04/10/370/968494/biar-
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
sukses-lulusan-pt-harus-mampu-berkomunikasi).
Selain
itu,
berdasarkan
survei yang dilakukan di Indonesia oleh DCT (Dale Carnegie Training) yang bekerja sama dengan ITB pada tahun 2014, terbukti 84% pemimpin perusahaan berasal dari sales dan marketing. Hal ini disebabkan oleh kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan kualitas interpersonal. Hal serupa juga dipaparkan oleh Grant dan Dickson (2006) dalam Radzuan dan Kaur (2010), bahwa WCEC (Word Chemical Engineering Council) telah melakukan survei pada 63 negara yang melibatkan 2.158 partisipan dari teknik kimia mengenai atribut-atribut yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Hasil survei tersebut
menyatakan bahwa
komunikasi
yang efektif
mendapatkan rangking 3 dari 26 atribut yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Hal ini sesuai dengan anggapan Sageev and Romanowski (2001) yang menyatakan bahwa ide-ide teknis menjadi tidak berguna jika tidak dikomunikasikan atau didiskusikan dengan orang lain. Komunikasi tidak hanya dibutuhkan oleh orang-orang dengan jurusan tertentu yang perlu memiliki kemampuan berkomunikasi yang tinggi seperti public relation, marketing, dan lain-lain. Namun, keterampilan dalam berkomunikasi juga sangat dibutuhkan oleh mahasiswa keguruan. Pilihan pendidikan yang harus ditempuh untuk menjadi guru salah satunya adalah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Sebagai calon guru, Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam mengungkapkan pikirannya secara lisan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
Kemampuan dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik sangat diperlukan agar tercapainya keefektifan belajar. Robert, E (2008) mengungkapkan bahwa guru yang efektif bukan hanya mengetahui pokok permasalahan siswa, tetapi juga dapat mengkomunikasikan pengetahuan yang dimiliki kepada siswa. Adimassana (2007) juga mengemukakan guru merupakan pendidik yang memiliki tugas tidak hanya untuk mengajarkan ilmu, melainkan juga untuk membimbing atau membina kepribadian siswanya agar berkembang menjadi manusia dewasa dalam semua aspek kepribadian. Hapsari (2011) menyatakan bahwa faktor kemampuan guru dalam melakukan metode pendekatan belajar dirasa sangat penting. Hal ini dilakukan agar menciptakan suasana pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang serta memotivasi siswa agar berperan aktif, kreatif dan mandiri selama proses pembelajaran. Selain itu, Sudarma (2013) menyatakan kelancaran proses belajar mengajar, efektivitas pembelajaran, dan kualitas pendidikan di Indonesia masih bergantung oleh guru. Hal ini membuat guru memiliki andil yang besar dalam dunia pendidikan. Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) adalah calon-calon guru pendidik, maka mereka selayaknya mendapatkan bekal dan ilmu kompetensi yang memenuhi standar bagi seorang guru atau pendidik (Adimassana, 2007). Oleh sebab itu, mahasiswa yang telah memasuki semester enam diwajibkan untuk mengambil mata kuliah microteaching yaitu mengajar dalam lingkup kecil dan seminar. Hal ini berperan sebagai bekal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
bagi lulusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan agar memiliki kapasitas yang memadai dalam mengajar di depan orang banyak. Dengan bekal mata kuliah microteaching tidak serta merta membuat mahasiswa FKIP dapat dengan lancar mengajar di depan kelas, ada kalanya mahasiswa FKIP memiliki rasa malu atau kecemasan ketika berkomunikasi dengan orang lain. Data di lapangan menunjukkan bahwa mahasiswa FKIP masih cenderung mengalami kecemasan saat berbicara di depan umum. Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Sonny (2006) kepada mahasiswa FKIP UMP yang menunjukkan bahwa mahasiswa masih sering mengalami kecemasan saat berbicara di depan orang banyak, bahkan yang sudah berpengalaman sekalipun. Banyak dari mahasiswa mengindikasikan bahwa mereka melakukan penghindaran ketika diberi kesempatan untuk berbicara di muka umum. Penelitian yang dilakukan M, Narissa (2008) menunjukkan ada hubungan negatif antara communication apprehension dengan kemampuan berkomunikasi. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa jika seseorang memiliki communication apprehension maka dirinya akan cenderung tidak cakap dalam menyampaikan gagasan. Perasaan ini bersumber pada kecemasan dan beberapa disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang berbicara di depan umum (Burgoon & Ruffner, 1997). Selain itu, menurut Osborne (dalam Dewi dan Andrianto, 2006) perasaan cemas ini muncul karena takut jika ditertawakan pendengar, takut bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
dirinya akan menjadi tontonan orang, takut bahwa apa yang akan dikemukakan tidak pantas atau rasa takut jika dirinya akan membosankan. Menurut Honigsfeld dan Lupeke dalam jurnal “The Relationship between Self-awareness and Learners’ Performance on Different Reading Comprehension Test Types among Iranian EFL Elementary Learners” (Arabsarhangi, et al. 2014) menyatakan bahwa pengembangan empat keterampilan berbahasa yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis dapat dilakukan melalui beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi emosional yang salah satunya adalah self awareness. Fenigstein, Scheier, & Buss (dalam Richards, et al., 2010) menyatakan bahwa self awareness merupakan perhatian seseorang yang terfokus untuk mengetahui keadaan internal dirinya baik pikiran, emosi, suasana hati. Bentuk self awareness dapat berupa proses refleksi dimana seseorang secara sadar akan mencoba untuk memusatkan pikiran pada diri sendiri sehingga menuntunnya dalam mengambil keputusan bagi dirinya sendiri (Ashley & Palmon, 2012). Selain adanya peningkatan keterampilan dalam berbahasa, self awareness dapat membuat seseorang dapat mengenali hal-hal yang menghambat dirinya untuk berkembang yaitu adanya kecemasan yang ada dalam diri seseorang. Dalam jurnal “Communication Apprehension : A Barrier
to
Students’
Leadership,
Adaptability,
and
Multicultural
Appreciation” (Blume, et al. 2013) berpendapat bahwa individu dengan communication apprehension dapat meningkatkan kesadaran dirinya tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
kecemasan yang dialami kemudian mengaturnya agar dapat diatasi sehingga komunikasinya menjadi lebih efektif. Daniel Goleman dalam jurnal “The Relationship between Selfawareness and Learners’ Performance on Different Reading Comprehension Test Types among Iranian EFL Elementary Learners” (Arabsarhangi dan Noroozi, 2014)
menyatakan bahwa self-awareness adalah dasar untuk
kecerdasan emosional. Selain itu, self-awareness penting seperti yang diungkapkan oleh Silvia dan O’Brien (2004) yang menyatakan bahwa tanpa self-awareness, seseorang tidak dapat mengambil perspektif tentang orang lain sehingga cenderung egois, tidak dapat mengendalikan diri, kurang mampu menghasilkan prestasi yang kreatif, dan kurang memiliki harga diri yang tinggi. Dengan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis ingin mengetahui hubungan antara self awareness dengan communication apprehension pada subjek penelitian mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Penelitian tentang communication apprehension merupakan topik penelitian yang banyak dilakukan di wilayah budaya timur karena merupakan hal yang diharapkan muncul dalam budaya berkomunikasi orang timur. Menurut (Biggs & Watkins, 2001; Hu & Grove, 1999; Salili, 2001) dalam jurnal “Prediction of public and private university students’ communication apprehension with lecturers” (Gecer, et al. 2010) menyatakan bahwa communication apprehension dalam kelas yang berkembang luas di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
China dikarenakan adanya kepatuhan siswa pada orang yang berkedudukan diatasnya atau pada guru mereka. Pada penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya mengenai
communication apprehension oleh Kurt R. Mueller (2011) yang berjudul “Mindfulness and Communication Apprehension Examining the Relationship between The FFMQ and The PRCA-24” mendapati fakta bahwa temuan yang paling signifikan yang diperoleh adalah bahwa tingkat mindfulness yang diukur dengan FFMQ secara signifikan meningkat dan berkorelasi negatif dengan
tingkat
communication
apprehension.
Peneliti
menyebutkan
kemungkinan adanya hubungan pengurangan communication apprehension dengan self dimention lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian yang telah dilakukannya. Berangkat dari fakta ini, maka penulis melakukan penelitian mendalam tentang self dimention lainnya yaitu self awareness yang dihubungkan dengan communication apprehension. Selain itu dari beberapa fakta menyatakan bahwa communication apprehension dapat berpengaruh pada perkembangan mahasiswa baik di dunia kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini yaitu : apakah ada hubungan antara self-awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self-awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi Komunikasi serta sebagai kajian teori mengenai communication apprehension yang terjadi pada mahasiswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil mata kuliah microteaching sebagai evaluasi tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
kemampuan berkomunikasi yang dimiliki dan dapat dijadikan bahan refleksi. b. Bagi Staff Pengajar di FKIP Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sarana dalam menyesuaikan metode pembelajaran yang telah dilakukan oleh staff pengajar di FKIP Universitas Sanata Dharma dilihat dari skor communication apprehension dan self awareness pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang telah mengambil mata kuliah microtheaching.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Self Awareness (SA) 1. Self a. Pengertian Self Dalam ilmu psikologi, self memiliki dua arti. Dalam artian yang pertama, self dipandang sebagai objek, pengertian ini mengarah pada sikap, perasaan, pengamatan, dan penelaahan individu terhadap dirinya sendiri. Hal ini menyangkut bagaimana seorang individu memandang dirinya sendiri. Dalam artian yang kedua, self dipandang sebagai keseluruhan proses psikologis yang menguasai tingkah laku. Dalam hal ini, self dapat dimaknai sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari prosesproses aktif, seperti berpikir, mengingat dan mengamati (Suryabrata, 2007). Menurut Sarbin (dalam Suryabrata, 2007) self didefinisikan sebagai struktur kognitif yang terdiri dari pemikiran-pemikiran dan pengertian individu mengenai dirinya sendiri yang diterima dari pengalaman, misalnya seseorang dapat memiliki pengertian tentang tubuhnya yang disebut sebagai somatic self, tentang panca indera dan otot-ototnya yang disebut receptorr-effector self, dan tentang tingkah laku sosialnya yang disebut sebagai social self.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
Pandangan lain dari Rogers (dalam Cervone D. & Lawrence A.Pervin, 2011) menyebutkan bahwa the self adalah aspek pengalaman fenomenologis.
Pengalaman
fenomenologis
adalah
pengalaman
individu yang mencakup pengalaman mengenai diri sendiri. Rogers (dalam Pervin, Lawrence A; Daniel C.&Oliver P.John, 2010) juga menambahkan bahwa selain adanya pengalaman mengenai diri, individu juga memahami segala pengalaman eksternal yang dialami dan memberikan makna pada pengalaman tersebut. Selanjutnya, Rogers (dalam Cervone D. & Lawrence A.Pervin,, 2011) juga berpendapat bahwa self bukanlah perilaku terkendali yang berjalan secara independen, namun self adalah serangkaian persepsi teratur yang dimiliki oleh individu. Walaupun self selalu berubah, namun self dapat mempertahankan kualitas yang telah terpola, terintegrasi, dan terorganisir sehingga terus bertahan dari waktu ke waktu dan menjadi karakteristik seseorang, oleh karena itu self diartikan sebagai struktur kepribadian (Pervin, Lawrenca A; Daniel C. & Oliver P.John, 2010). Pandangan self menurut Rogers berbeda dengan pandangan Jung yang menganggap self sebagai kekuatan yang secara tipikal tidak disadari. Jung (dalam Feist Jess & Gregory J. Feist, 2008) menggambarkan self sebagai kecenderungan individu untuk bergerak menuju pertumbuhan yang di dalamnya memiliki komponen-komponen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
bawah sadar yang berisi imajinasi-imajinasi alam bawah sadar personal dan kolektif. Alam bawah sadar personal yaitu pengalaman-pengalaman pribadi individu yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan, sedangkan alam bawah sadar kolektif adalah segala bentuk ingatan individu yang diwariskan dari masa lalu. Jung menempatkan self sebagai pusat kepribadian yang sebagian besar terletak di alam bawah sadar. Sedangkan Rogers menggunakan istilah self untuk merujuk pada konsep diri individu yang sadar akan dirinya. Hal ini dikuatkan dengan anggapan Symond (dalam Suryabrata, 2007) yang mengutip hasil-hasil eksperimen Volf (1933, 1935) dan Huntiky (1940). Dari eksperimen tersebut menunjukkan bahwa penilaian secara sadar mengenai dirinya sendiri itu tidak mesti sama dengan penilaian diri sendiri secara tidak sadar. Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini, penulis menggunakan pandangan self menurut Rogers. Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa self yang dimaksud dalam penelitian ini adalah struktur kepribadian individu yang berupa pemikiran-pemikiran dan pengertian individu mengenai dirinya sendiri yang diterima dari pengalaman eksternal maupun internal dan individu tersebut mampu memberikan makna pada pengalaman tersebut melalui proses-proses aktif, seperti berpikir, mengingat dan mengamati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
b. Pembagian Self Rogers
(dalam
Cervone
D.&Lawrence
A.Pervin,
2011)
merumuskan dua pembagian dari self yaitu : 1. Actual Self : Actual self adalah self yang diyakini oleh individu sebagai dirinya sendiri atau keadaan individu saat ini. Rogers dalam Feist Jess & Gregory J. Feist (2008) juga menyebutkan kata lain dari actual self adalah konsep diri (self concept). Self concept mencakup keadaan diri individu dan pengalaman yang dipahami melalui kesadaran individu yang membentuk keadaan dirinya saat ini. 2. Ideal Self : Ideal self didefinisikan sebagai pandangan individu tentang keadaan yang diinginkan atau yang ingin dicapai oleh dirinya sendiri. Ideal self mencakup persepsi dan pemaknaan diri yang diinginkan oleh individu. Rogers (dalam Feist Jess & Gregory J. Feist, 2008) menambahkan bahwa ideal self mengandung atribut yang positif sehingga mendorong seseorang untuk memilikinya.
c. Aspek-aspek dari Self Symond dalam bukunya yang berjudul : The Ego and The Self (dalam Suryabrata, 2007) menyebutkan bahwa self mengandung empat aspek, yaitu : 1. Bagaimana individu mengamati dirinya sendiri; 2. Bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
3. Bagaimana individu menilai dirinya sendiri; 4. Bagaimana individu berusaha dengan berbagai cara
untuk
mempertahankan dirinya.
d. Komponen Self Suryabrata (2007) membagi self ke dalam tiga komponen yaitu sebagai berikut : 1. Material self yang terdiri dari material possession dan social self yaitu berisi anggapan orang lain/anggapan lingkungan sosial yang melingkupi diri individu. 2. Spiritual self adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu yang termasuk dalam kecakapan-kecapakan secara psikologis. 3. Pure ego adalah pikiran dasar yang membentuk identitas personal.
2. Awareness a. Pengertian Awareness Pada awal abad ke-20, kesadaran dianggap sebagai topik yang tidak ilmiah dan disingkirkan dari ranah psikologi oleh pengikut ideologi yang dominan pada masa itu, yaitu behaviorisme yang dipimpin oleh John Watson dan B.F. Skinner. Namun, dalam tahuntahun belakangan ini, kesadaran menjadi topik yang tidak akan lenyap.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
Hal ini dikarenakan hampir sebagian besar waktu kita adalah melakukan aktivitas kesadaran, bahkan dalam tidur kesadaran tidak sepenuhnya lenyap (Solso. dkk, 2007). Dalam berbagai jurnal terdapat banyak istilah dalam bahasa Inggris tentang kesadaran, antara lain mindfulness, awareness, dan consciousness. Istilah mindfulness didefinisikan oleh Kabat dan Zinn (dalam Bishop, 2002;2004) sebagai proses yang mengantarkan kualitas perhatian kepada pengalaman disini dan saat ini tanpa perlu mengelaborasi dan melakukan penilaian. Sedangkan Vaneechoute (2000) menganggap bahwa awareness dan consciousness adalah sinonim. Pandangan lain menurut Tart (2005), awareness mengacu pada pengetahuan dasar tentang keadaan sadar dan terjaga bahwa sesuatu yang terjadi dipersepsi atau dirasakan sehingga bentuknya lebih sederhana karena terkait dengan keadaan internal dan eksternal individu. Sedangkan istilah consciousness digunakan untuk pengertian kesadaran yang lebih kompleks dan luas yang merupakan pengaturan dalam struktur pikiran yang mengacu pada fenomena yang dapat dialami secara hipotesis dan potensial. Hal ini juga didukung dengan munculnya Journal of Consciousness Studies pada awal tahun 90an. Menurut Bruner dan Feldman (dalam Prabowo, 2007) menjelaskan kesadaran adalah suatu nyala api, spotlight, sungai yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
mengalir, alur pikiran atau jalur cahaya sebelum film dimainkan. Namun Fromm (2001) menganalogikan kesadaran sebagai suatu putaran aliran syaraf informasi, sehingga dalam menanggapi pendapat Bruner dan Feldman, kata “sungai”, “alur” dan “aliran” mencerminkan kesadaran (consciousness) yang adalah suatu proses dan bukan suatu benda. Spotlight dan jalur cahaya mengacu pada aspek awareness dari keadaan sadar (conscious). Dalam bukunya, Sunaryo (2004) mendefinisikan kesadaran sebagai kemampuan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dan dirinya sendiri serta mampu mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap proses interaksi tersebut. Pandangan lain menurut Kusnawa. W. S (2011) menekankan bahwa kesadaran adalah suatu kondisi kesigapan mental seseorang dalam menanggapi rangsangan dari luar maupun dari dalam. Hal ini sejalan dengan pendapat Solso (2007) yang mendefinisikan kesadaran (consciousness) sebagai kesiagaan (awareness) individu terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya yang melibatkan peristiwaperistiwa kognitif seperti memori, pikiran, perasaan dan sensasi-sensasi fisik. Dalam hal ini, definisi kesadaran menurut Solso (2007) memiliki dua sisi, yang pertama yaitu kesadaran yang meliputi suatu pemahaman terhadap stimuli di lingkungan sekitar, sebagai contohnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
saat kita mendengar suara mobil, mendengar suara burung, dan sebagainya. Sedangkan yang kedua adalah kesadaran yang meliputi suatu pemahaman individu tentang peristiwa-peristiwa mentalnya sendiri, seperti pikiran yang ditimbulkan oleh memori dan kesadaran pribadi, contohnya adalah saat kita mendengarkan suara orang lain kemudian kita akan memikirkan siapa orang tersebut, dan sebagainya. Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik
kesimpulan
bahwa
awareness
yang
dimaksud
adalah
kemampuan individu untuk berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan dirinya sendiri dengan melibatkan peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik (internal) serta memiliki kemampuan mengadakan pembatasan-pembatasan terhadap proses interaksi tersebut.
b. Kategori Kesadaran Menurut Zelman (dalam Solso, Robert L;Otto H. M & M. Kimberly M., 2007), kesadaran dibagi ke dalam empat kategori yaitu sebagai berikut : 1. Kondisi terjaga (waking state), yaitu kondisi saat individu mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal ini juga berkaitan dengan keadaan individu saat dirinya mampu mempersepsi setiap stimulus yang ada di lingkungan sekitar;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
2. Kesiagaan pada pengalaman, yaitu keadaan siaga yang dimiliki individu di saat apapun terhadap peristiwa-peristiwa yang berlangsung di sekitarnya; 3. Adanya kondisi mental pada individu yang meliputi keyakinan, harapan, niat, dan hasrat; 4. Kesadaran diri individu yang meliputi rekognisi-diri, pengetahuan diri, perasaan kepemilikan atas pikiran-pikiran, ide-ide dan perasaan-perasaan diri.
c. Karakteristik Primer Awareness (Solso, 2003; MacLin, Maclin, & Solso, 2007) menyebutkan adanya
karakteristik
utama
dari
kesadaran
yang
dinamakan
AWAREness, yaitu sebagai berikut : 1. Attention (Atensi; Perhatian). Yang dimaksud dengan atensi adalah pemusatan perhatian pada hal-hal atau peristiwa-peristiwa eksternal maupun internal. Hal ini dapat mengarahkan kesadaran individu ke dalam peristiwa-peristiwa eksternal maupun internal. Individu memperhatikan suatu objek dari luar dirinya untuk mendapatkan kesadaran yang lebih komprehensif, selain isyarat-isyarat eksternal, individu dapat mengalihkan perhatian-perhatian ke dalam diri dan merenungkan pikiran-pikiran pribadi, memori-memori, cita-cita, sehingga kesadaran diri akan dapat terbentuk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
2. Wakefulness (Kesiagaan; Keterjagaan). Yang dimaksud dengan kesiagaan atau keterjagaan adalah suatu kondisi mental yang dialami individu sepanjang hidupnya. Hal ini merupakan keadaan kontinum dari tidur hingga terjaga dan dialami individu setiap harinya. Kesadaran sebagai suatu kondisi kesiagaan memiliki komponen arousal. 3. Architecture (Arsitektur). Yang dimaksud dengan arsitektur adalah aspek struktur fisiologis yang menyokong kesadaran. Diasumsikan bahwa kesadaran berpusat di otak dan dapat diidentifikasi melalui neuron. Kesadaran bukanlah sebuah proses tunggal yang dilakukan oleh sebuah neuron tunggal, melainkan dipertahankan melalui sejumlah proses-proses neorologis yang diasosiasikan dengan fenomena sensorik, sematik, kognitif, dan emosional. Hal ini akan menghasilkan beberapa level kesadaran seperti awareness otomatis dan awareness sadar/kompleks. Hal ini karena bagian otak dalam melakukan tindakan sadar secara kompleks berbeda dengan bagian otak yang melakukan tindakan sadar secara otomatis. Awareness yang terjadi secara otomatis adalah sejumlah prosesproses psikologi dan perilaku yang dihasilkan dalam tataran tidak sadar, misalnya mengemudikan mobil, memukul balik sebuah serve tenis, mundur saat mendengar suara ular, dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
Tindakan-tindakan tersebut berlangsung otomatis sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan awareness yang terjadi secara sadar/ kompleks adalah tindakan-tindakan individu yang memerlukan intervensi sadar dan kompleks, misalnya menentukan film yang akan ditonton, menentukan bagus-tidaknya sebuah lukisan, dan sebagainya. 4. Reccal of knowledge (Memanggil kembali pengetahuan yang telah ada). Yang dimaksud dengan reccal of knowledge adalah proses pengambilan kembali informasi tentang diri sendiri maupun tentang lingkungan disekitar sebagai hasil dari pengalaman. Kesadaran memampukan manusia mendapatkan akses ke dalam pengetahuan tersebut melalui proses recall dan rekognisi terhadap informasi tersebut. Proses ini dilaksanakan terutama dengan bantuan proses-proses atensional yang dilaksanakan secara internal dan eksternal. Solso, dkk (2007) membagi kesadaran dalam merecall pengetahuan menjadi tiga komponen yaitu : a.
Self knowlege (pengetahuan diri) adalah kesadaran individu tentang dirinya sendiri. Pengetahuan ini terdiri dari kesadaran diri dan informasi-informasi lain mengenai diri. Hal ini menyangkut pengetahuan fundamental yang dimiliki individu. Pengetahuan fundamental ini disebut sebagai self awareness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
Self awareness adalah suatu kondisi sadar dimana individu menyadari bahwa dirinya adalah individu yang memiliki informasi tentang dirinya sendiri, baik berupa emosi, perasaan, dan pikiran. Sebagai contoh, individu mengetahui bahwa dirinya memiliki perasaan sayang terhadap ibunya, individu mengetahui bahwa jika dirinya telat dalam menghadiri suatu pertemuan maka dirinya akan merasa malu, dan sebagainya. b.
World knowledge (pengetahuan tentang dunia) adalah suatu kondisi sadar dimana individu dapat mengingat sejumlah fakta dan informasi yang pernah didapatkan sebelumnya yang telah disimpan dalam memori jangka panjang. Pada saat individu dihadapkan pada sebuah situasi tertentu, maka dirinya akan memanggil
kesadaran
tersebut.
Hal
ini
dikarenakan
meningkatnya aktivitas neurologis yang berkaitan dengan pemahaman individu terhadap informasi yang telah didapatkan sebelumnya. c.
Activation of knowlege (pengaktivan pengetahuan) adalah keadaan dimana individu menyadari tindakan-tindakan orang lain dan berusaha memahami apa yang dipikirkan orang lain. Hal ini berkaitan dengan pengetahuan yang didapat saat dirinya melihat orang lain sebagai contoh nyata. Seiring berkembangnya waktu, kebutuhan akan tindakan-tindakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
yang semakin kooperatif terus meningkat sehingga sensitivitas yang “intuitif” semakin dibutuhkan. Hal ini dimudahkan dengan perkembangan bahasa saat ini. Dengan bahasa, individu akan lebih mudah dalam menyampaikan pendapat, perasaan dan ekspresinya. Dalam hal ini, individu akan belajar bagaimana bertindak sesuai kesadaran diri yang terbentuk dari pengetahuan-pengetahuan yang didapatkan sebelumnya. 5. Emotive (Emotif) : Yang dimaksud dengan emotif adalah suatu kondisi sadar yang dianggap sebagai bentuk perasaan atau emosi (berbeda dengan pikiran dan persepsi). Emosi ditimbulkan oleh kondisi internal saat individu merespon peristiwa-peristiwa eksternal, misalnya saat individu dihadapkan dengan kematian orang terdekat, saat individu putus cinta, dan sebagainya. Hal ini berarti, saat individu berusaha mendeskripsikan emosi-emosi subyektif tersebut kepada orang lain, tidak mungkin bahwa perasaan-perasaan
tersebut
sama
persis
sebagaimana
yang
dirasakan individu. Hal ini dikarenakan orang lain tidak mungkin dapat mengetahui apa yang dirasakan melebihi diri individu itu sendiri. Berdasarkan uraian diatas, maka diketahui bahwa self awareness merupakan salah satu karakteristik dari awareness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
d. Karakteristik Sekunder Awareness Selain yang telah dijelaskan sebelumnya, (Solso, 2003; MacLin, Maclin, & Solso, 2007) menjelaskan beberapa atribut sekunder yang termasuk dalam karakteristik kesadaran yaitu sebagai berikut : 1. Novelty (Kebaharuan) : Kebaharuan adalah kecenderungan untuk tidak hanya fokus pada pikiran-pikiran dan peristiwa-peristiwa sentral, namun untuk menemukan hal yang baru, kreatif, dan inovatif. Kesadaran memuat unsur kebaharuan. Kebaharuan dapat muncul dari perubahan dalam lingkungan, ketidakmunculan harapan, atau pelanggaran terhadap perilaku-perilaku terampil yang rutin, misalnya dalam pengambilan keputusan dalam suatu tindakan yang pada umumnya dilakukan dengan rutin. 2. Emergence (Kemunculan) : Kemunculan adalah suatu kesadaran individu yang berbeda dengan proses neural lainnya. Proses neural yang dimaksud adalah saat individu menggerakkan mata agar dapat melihat lebih jelas. Berbeda dengan proses neural ini, sejumlah aspek kesadaran berpusat pada informasi internal dan refleksi diri yang berpusat pada aktivitas di otak. 3. Selectivity (Selektivitas) dan Subjectivity (Subjektivitas) : Selektivitas adalah keadaan individu saat dirinya memilih informasi yang akan dipikirkannya. Individu akan memilih sangat sedikit pikiran pada setiap waktu, namun pikiran-pikiran tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
dapat berubah dengan cepat akibat adanya gangguan dari pikiranpikiran yang baru atau isyarat-isyarat eksternal. Pikiran yang dimiliki individu tersebut bersifat subjektif. Dalam hal ini, kesadaran dipandang sebagai sesuatu yang menyoroti perasaan yang sedang dipersepsi. Kesadaran ini membantu individu untuk memperjelas pemahaman perceptual. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik primer dari kesadaran adalah attention, wakefulness, architecture,
recall
of
knowledge
dan
emotive.
Sedangkan
karakteristik sekunder dari kesadaran adalah novelty, emergence, selectivity dan subjectivity.
3. Self Awareness (SA) 1. Pengertian Self Awareness Solso (2007) menjelaskan bahwa kesadaran memiliki dua sisi yaitu kesiagaan individu terhadap peristiwa-peristiwa di lingkungannya (eksternal) serta peristiwa kognitif yang meliputi memori, pikiran, perasaan, dan sensasi-sensasi fisik (internal). Dalam hal ini, pembahasan yang dimaksud dalam self awareness adalah kesadaran yang meliputi peristiwa-peristiwa internal dalam diri individu yang meliputi peristiwa-peristiwa mentalnya sendiri, seperti pikiran yang ditimbulkan oleh memori dan kesadaran pribadi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
Dalam diri manusia terjalin proses reflektif, pemeriksaan diri, dan introspeksi. Meskipun terdapat konsep kesadaran diri yang berbeda-beda, namun pada intinya self awareness adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian ke dalam diri dan mempelajari diri sendiri seolah-olah melihat ke dalam cermin (Ashley & Palmon, 2012). Menurut teori objective self-awareness, self awareness merupakan proses dimana individu secara berkala memusatkan perhatian ke dalam dirinya sendiri dan memulai proses perbandingan untuk menilai diri sendiri terhadap standar yang menonjol. Hal ini bertujuan kearah pertumbuhan individu karena melibatkan proses introspeksi dan evaluasi diri, Ickes, Wicklund, & Ferris (dalam Ashley & Palmon, 2012). Definisi lain menyebutkan self awareness sebagai keadaan psikologis dimana orang menyadari sifat-sifat, emosi, perasaan dan perilaku mereka (Crisp & Turner, 2010). Lewis & Brooks-Gun (1979) menambahkan bahwa ekspresi emosi melibatkan self awareness serta kemampuan untuk berpikir tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain. Hal ini serupa dengan yang dijelaskan oleh Brown and Ryan (dalam Richards, K. C, Campenni, dan Muse-Burke, 2010) yang menyebutkan secara sederhana bahwa self awareness adalah pengetahuan tentang diri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
Pendapat lain dari (May, 1967) mendefinisikan self awareness sebagai kemampuan untuk merenungkan /merefleksikan keadaan diri sendiri baik sebagai objek dan maupun subjek. Hal ini menyangkut keadaan jujur pada diri sendiri namun tanpa disertai kritik diri yang tinggi karena jika demikian maka proses ini akan mengarah pada disfungsi. A twater dan Yammarino (dalam McCarthy, Alma. M & Thomas N.Garavan, 1999) juga mendefinisikan self awareness sebagai kemampuan individu untuk
menilai diri sendiri berdasarkan hasil
evaluasi dari orang lain dan menggabungkan penilaian ini ke dalam sebuah self evaluation. Pandangan lain dari Daniel Goleman (dalam Arabsarhangi, 2014) menyatakan bahwa self awareness merupakan kemampuan individu untuk mengetahui apa yang sedang dirasakan. Self awareness merupakan dasar kecerdasan emosional yang mencakup kesadaran terhadap suasana hati dan pikiran. Goleman (2007) juga menambahkan bahwa self awareness merupakan kemampuan individu untuk mengetahui apa yang sedang dirasakan dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan untuk diri sendiri serta memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri. Self awareness dapat bersifat situasional karena kesadaran ini berhubungan dengan pengetahuan tentang pikiran, emosi, dan perilaku.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
Hal ini dikarenakan bahwa individu selalu memiliki pikiran, perasaan, dan emosi yang berubah-ubah sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Fenigstein, Scheier, & Buss (dalam Richards, et al., 2010). Menurut Bradberry & Greaves (dalam Ancok, 2005), self awareness adalah kemampuan untuk memahami emosi diri sendiri secara tepat dan akurat dalam berbagai situasi secara konsisten. Bagaimana reaksi emosi di saat menghadapi suatu peristiwa yang memancing emosi, sehingga seseorang dapat memahami respon emosi dirinya sendiri dari segi positif maupun segi negatif. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa self awareness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan psikologis dimana seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya baik pikiran, emosi, suasana hati untuk memandu individu dalam pengambilan keputusan serta memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri.
2. Komponen Self Awareness Daniel Goleman (dalam Arabsarhangi, 2014) menyebutkan bahwa self awareness terdiri dari tiga komponen yaitu: a. Emotional Self Awareness : Menurut Goleman (dalam Arabsarhangi, 2014), emotional self awarenes adalah kesadaran untuk mengenali emosi atau perasaan yang sedang dirasakan serta efek dari emosi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
tersebut. Selain itu, Grayson (n.d) (dalam Arabsarhangi, 2014) juga menambahkan, emotional self awareness tidak hanya kesadaran terhadap emosi atau perasaan, tetapi juga individu mampu membedakan diantara keduanya. Hal ini berkaitan dengan kesadaran akan pengetahuan terhadap apa yang sedang dirasakan dan mengapa muncul perasaan tersebut, dan untuk mengetahui apa yang menyebabkan perasaan atau emosi tersebut muncul. Hal ini membuat individu mampu membaca dan memahami emosi-emosi yang dirasakan dan mengenal pengaruhnya pada hubungan sosial, kinerja, dan sebagainya. b. Accurate Self-Assessment : Menurut Goleman (dalam Arabsarhangi, 2014), accurate self-sssessment adalah pengetahuan realistis mengenai kekuatan dan kelemahan individu. Individu yang sadar diri akan mampu mengenali potensi yang ada di dalam diri mereka. Selain itu, individu menggunakan proses reflektif dimana mereka membayangkan diri mereka dari sudut pandang orang lain dengan tujuan membandingkan evaluasi diri terhadap evaluasi orang lain. Individu akan memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya memiliki kelemahan dan kelebihan yang ditujukan untuk perkembangan kehidupannya. c. Self-Confidence : Menurut Goleman (dalam Arabsarhangi, 2014), self-confidence adalah keyakinan/kepastian/kepercayaan diri yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
kuat terhadap kapabilitas yang dimiliki. Individu yang memiliki self awareness cenderung memiliki pemahaman yang mantap tentang diri mereka. Hal ini dikarenakan adanya refleksi tentang kelebihan dan kekurangannya kemudian membuat strategi untuk mengatasi hal tersebut. Menurut Silvia & O'Brien (2004); Fenigstein, Scheier&Buss dalam (Ashley, Greg C. & Roni Reiter Palmon, 2012) menyebutkan komponen dari self awareness yaitu sebagai berikut : a. Reasonable Standart : Reasonable standart adalah standart wajar yang dimiliki individu dalam menilai dirinya sendiri. Carver & Ganellen (dalam Silvia & O'Brien, 2004) melakukan penelitian pada self awareness dan psikopatologi, menunjukkan bahwa standart yang tinggi adalah salah satu faktor resiko terjadinya disfungsi. Dalam Baumerister’s (1991), menjelaskan bahwa kecenderungan bunuh diri terjadi ketika individu merasa bahwa dirinya jauh dari apa yang diharapkan. Hal ini
dikarenakan ada kecenderungan untuk
memenuhi harapan yang tinggi. Menetapkan standar yang wajar dan masuk akal adalah cara efektif untuk memaksimalkan manfaat dari self awareness. b. Optimistic : Optimistic adalah rasa percaya bahwa mereka mampu untuk memenuhi standart diri mereka. Bandura; Maddux& Gosselin; Snyder dalam Silvia & O'Brien (2004) menyebutkan bahwa adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
motivasi individu yang optimis akan menghindarkan dirinya dari kegagalan untuk memenuhi standart diri mereka ke arah tujuan mereka. Penelitian menyebutkan bahwa kesadaran diri dapat dilihat jika seseorang memiliki harapan positif. Merasa optimis diperlukan untuk membuat individu dapat bertahan dan berjuang untuk standart yang mereka harapkan. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komponen self awareness yang digunakan dalam penelitian ini adalah emotional self awareness, accurate self-sssessment, self-confidence, reasonable standart, dan optimistic.
3. Fungsi Konstruktif dari Self Awareness Dalam jurnalnya, Silvia & O'Brien (2004) menjelaskan beberapa fungsi konstruktif dari self awareness, yaitu sebagai berikut : a. Perspective-taking
:
Perspective-taking
adalah
kemampuan
individu untuk membaca situasi sosial dan mampu memahami bahwa perspektif mereka mungkin berbeda dengan orang lain. Shibutani (dalam Silvia & O'Brien, 2004) dalam studinya mengatakan bahwa individu tanpa self awareness tidak dapat mengenali bahwa setiap orang kemungkinan akan memiliki perspektif yang berbeda dengan dirinya. Tanpa perspective-taking, individu tidak dapat memahami bahwa dirinya dan orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
memiliki kebutuhan, pikiran, dan sifat yang berbeda. Perspectivetaking sangat esensial dalam interaksi sosial. Hal ini dikarenakan dalam kehidupan sosial seseorang pasti akan bertukar informasi tentang diri kepada orang lain. Selain itu (dalam Silvia & O'Brien, 2004) juga menyatakan bahwa perspective-taking memungkinkan timbulnya empati pada orang lain karena berkurangnya egosentris. Dalam hal ini, kesadaran diri yang tinggi juga akan mengurangi kesalahan perspective-taking karena adanya pemahaman bahwa setiap individu tentunya memiliki pemikiran yang berbeda. b. Self Control : Self control adalah pengendalian diri yang dimiliki individu saat dihadapkan pada hidup bermasyarakat. Shibutani (dalam Silvia & O'Brien, 2004) menyatakan bahwa tujuan dari kehidupan sosial adalah ketika individu dapat melakukan internalisasi standart nilai dan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat. Dalam hal ini, self awareness memampukan seseorang untuk menginternalisasi standart perilaku kemudian merenungkan tindakan mereka. Hal ini dikarenakan self awareness merupakan landasan pengendalian diri. Menurut penelitian Postmes & Spears (dalam Silvia & O'Brien, 2004) menyatakan bahwa self awareness akan dapat mengendalikan impuls antisosial. Selain itu, individu yang sadar diri akan lebih mungkin melangkah maju dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
mengambil tanggung jawab untuk membantu orang lain. Wegner & Schaefer (dalam Silvia & O'Brien, 2004). c. Creative Achievement : Creative achievement adalah pencapaian individu dalam berpikir dan bertindak secara kreatif. Dengan self awareness memungkinkan adanya pencapaian individu menjadi lebih kreatif walaupun prosesnya kurang jelas. Namun sebaliknya, beberapa teori kreativitas berpendapat bahwa prestasi yang kreatif membutuhkan kritik terhadap diri. Martindale (dalam Silvia & O'Brien, 2004) menjelaskan bahwa kreativitas memiliki dua aspek yaitu adanya proses berpikir yang divergen dan proses evaluasi dari output diri. Dalam beberapa keadaan, self awareness diperlukan untuk memajukan proses kreativitas. Hal ini dikarenakan dengan self awareness memungkinkan adanya indentifikasi ide-ide yang baik
dan
membuang
ide-ide
yang buruk
sehingga
akan
menghasilkan pemikiran yang cenderung lebih kreatif. d. Pride and High Self Esteem : Pride and high self esteem adalah adanya perasaan bangga terhadap diri dan memiliki harga diri yang tinggi. Self Awareness merupakan komponen yang penting untuk perasaan bangga. Heckhausen (dalam Silvia & O'Brien, 2004) mempelajari aspek-aspek emosi pada anak yang berkaitan dengan tugas sekolah. Heckhausen menemukan bahwa ketika self awareness dikembangkan dengan baik, maka dapat digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
dalam melakukan evaluasi diri sehingga perasaan malu maupun bangga akan menjadi jelas. Hal ini akan memungkinkan individu dapat dengan baik menanggapi tugas yang membangkitkan harapan keberhasilan dan kegagalan.
B. Communication Apprehension (CA) 1. Pengertian Communication Apprehension (CA) Salah satu bentuk kecemasan yang sering terjadi adalah kecemasan dalam hal berkomunikasi. Banyak orang menyebutkan ketakutan, kegugupan, atau kegelisahan saat berbicara di depan umum sebagai kecemasan atau ketakutan berkomunikasi, namun secara ilmiah hal ini diartikan sebagai communication apprehension. Beatty, McCroskey, and Hensel (dalam Opt & Loffredo, 2000) menyebut kecemasan berbicara di depan umum dengan istilah “communication apprehension”. Beaty menjelaskan bahwa kecemasan berbicara di depan umum merupakan bentuk dari perasaan takut atau cemas secara nyata ketika berbicara di depan orang-orang sebagai hasil dari proses belajar secara sosial. Sedangkan kecemasan berbicara di muka umum diistilahkan Devito (dalam Matindas, 2003) dengan speaker apprehension yaitu fenomena berbicara yang berpusat pada pembicara. Istilah lain yang digunakan Philips (dalam Apollo, 2007) menyebut kecemasan berbicara di depan umum dengan istilah reticence, yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
ketidakmampuan individu untuk mengembangkan percakapan yang bukan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan tetapi karena adanya ketidakmampuan menyampaikan pesan secara sempurna yang ditandai dengan adanya reaksi secara psikologis dan fisiologis. Namun, sesuai dengan konteks definisi yang telah berkembang, maka perlu menekankan pentingnya perbedaan antara communication apprehension dari konstruk lainnya yang memiliki kemiripan definisi termasuk reticence, shyness, unwillingness to communicate, introversion, dan social anxiety. (Berger et al.,1983; Henjum, 1982; Leonard and Johnson, 1998). Menurut APA Dictionary Psychology (2006), kecemasan berbicara di depan umum merupakan salah satu kecemasan sosial. Kecemasan sosial adalah keadaan dimana seseorang mengalami ketakutan berbicara atau memberikan presentasi di depan umum kemudian menganggap bahwa orang lain menilai dirinya negatif dan memalukan. Burgoon dan Ruffner (dalam Dewi & Andrianto, 2006) mendefinisikan communication apprehension sebagai suatu reaksi negatif dari
individu
berupa
kecemasan
yang
dialami
individu
ketika
berkomunikasi, baik komunikasi antar pribadi, komunikasi di depan umum maupun komunikasi massa. Sementara itu, karya yang paling terkenal dari McCroskey (1997) mendefinisikan communication apprehension sebagai ketakutan atau kecemasan yang nyata saat berkomunikasi dengan orang lain. Pada perkembangan selanjutnya, McCroskey mendefinisi CA sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
level kecemasan atau ketakutan yang berhubungan dengan komunikasi langsung ataupun tidak langsung antara seseorang dengan orang lain (McCroskey, 1984). Berangkat dari definisi ini, McCroskey menjelaskan bahwa communication apprehension secara konseptual memiliki dua pendekatan, yakni pendekatan yang berfokus pada komunikasi oral dan pendekatan kedua memfokuskan bahwa communication apprehension sebagai konseptualisasi dari sifat/trait yang bersifat menetap dan merupakan bagian dari kepribadian seseorang dan merupakan suatu kondisi yang terlihat atau terjadi/state. Definisi lain yang dipaparkan oleh Bippus & Daly (dalam Devito, 2001) menjelaskan bahwa communication apprehension adalah keadaan takut atau kecemasan dalam sebuah interaksi komunikasi. Orang-orang mengembangkan perasaan negatif dan memprediksi hasil negatif yang didapat dalam interaksi komunikasi sebagai contoh seseorang takut membuat kesalahan dalam berkomunikasi karena takut dipermalukan. Sementara itu, Spielberg (dalam Tom, Johari, dan Rozaimi, 2013) mendefinisikan istilah communication apprehension sebagai perasaan subjektif berupa ketegangan, ketakutan, gugup dan khawatir yang dikaitkan dengan sistem saraf otomatis. Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa communication apprehension yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan cemas, gugup, tegang dan khawatir yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
secara nyata dialami oleh individu ketika berkomunikasi di depan umum karena adanya perasaan takut jika dinilai negatif oleh orang lain.
2. Faktor yang Mempengaruhi Communication Apprehension Menurut (Matindas, 2003; Rogers, 2004; Rahayu.dkk, 2004; Burgon dan Ruffner, dalam Dewi & Andrianto, 2006; McCroskey,1984) ada empat faktor yang mempengaruhi communication apprehension yaitu: a. Keyakinan atau kepercayaan diri. Ketidakyakinan biasanya muncul dalam bentuk rasa takut atau cemas yang kemudian menandakan adanya ketegangan yang sangat besar dalam diri seseorang. Ketegangan inilah yang menyebabkan tersumbatnya memori atau terganggunya kemampuan mengingat, keluar keringat dingin dan jantung berdebar. b. Adanya pola pikir yang keliru. Kecemasan berbicara di depan umum bukan disebabkan oleh ketidakmampuan individu, tetapi disebabkan adanya pola pikir yang negatif dan tidak rasional. Seseorang yang hendak berbicara di depan umum merasa bahwa dirinya akan dinilai karena penampilan, gesture dan ucapannya akan menjadi perhatian banyak orang. c. Kurangnya pengalaman atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan yang dirasakan individu. Hal ini mengakibatkan individu cenderung mempunyai pikiran dan perasaan yang negatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
terhadap dirinya dan kemudian menghindari berbicara di depan umum. Beberapa individu akan meyakini bahwa kejadian yang buruk akan terjadi, meskipun pada kenyataannya tidak semua pikiran akan menjadi kenyataan. Namun
dalam
beberapa
penelitian
lainnya,
mereka
menghubungkan kecemasan berbicara dengan karakteristik kepribadian individu. MacIntyre & Thivierge (dalam Roach, 1999) menemukan bahwa ciri umum ekstraversi, kestabilan emosi, dan intelektualitas secara signifikan berhubungan dengan kecemasan berbicara di depan umum. Selain itu Opt dan Loffredo (dalam Nugraheni, 2010) melakukan penelitian yang menunjukkan adanya tiga faktor kecemasan berbicara di depan umum, antara lain: a. Individu ekstravert dan introvert. Individu yang ekstravert akan mempunyai kecemasan berbicara di depan umum yang lebih rendah daripada individu yang introvert. Individu yang memiliki kepribadian ekstravert cenderung lebih senang bergaul dengan orang lain dan lebih menyukai komunikasi face to face. Sedangkan individu yang cenderung introvert tidak banyak berkomunikasi dengan orang-orang, dan pemalu sehingga mereka akan cemas jika harus berbicara di depan banyak orang. b. Individu yang melihat sesuatu dengan intuisi (intuitors) atau dengan panca indra (sensors). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intuitors
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
mempunyai kecemasan yang rendah daripada sensors ketika berbicara di depan umum. Intuitors sangat mentolerir adanya perbedaan pendapat. Sedangkan sensors memandang sesuatu seperti yang dilihatnya, tanpa memikirkannya lebih jauh. Hal ini yang akan menghasilkan kecemasan. c. Individu yang menggunakan pola pikir positif mempunyai kecemasan yang lebih rendah daripada individu yang berpola pikir negatif. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan individu yang memiliki pola pikir positif akan melihat segala hal dari sisi positif dan dapat mengendalikan emosinya ketika berbicara di depan umum. Sedangkan individu dengan pola pikir negatif lebih menggunakan perasaannya, lebih mudah stress, dan mengekspresikan kecemasan karena selalu fokus pada pendapatnya sendiri. Sedangkan beberapa sumber lainnya, Beatty et al. (dalam Baldwin, dkk (2013) menyebutkan bahwa communication apprehension disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut : a.
Kombinasi
kepribadian
introvert
dan
neurotis,
yaitu
adanya
penghindaran terhadap interaksi sosial yang merepresentasikan manifestasi dari introvert dan perasaan cemas yang merepresentasikan manifestasi dari neurotis. b.
Terkait dengan beberapa social anxiety yang biasanya terjadi ketika seseorang dimotivasi untuk membuat citra yang baik tentang dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
dalam sebuah interaksi sosial namun ragu-ragu bahwa dirinya akan sukses dalam melakukan interaksi sosial. c.
Adanya komunikasi dalam beberapa situasi yang menyebabkan mereka akan menghindari interaksi, misalnya dengan orang yang berbeda budaya dengannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor
yang mempengaruhi communication apprehension terdiri dari dua faktor yaitu eksternal dan internal. Faktor internal adalah keyakinan atau kepercayaan diri, pola pikir yang keliru, dan kepribadian individu. Sedangkan faktor eksternal adalah pengalaman individu dan komunikasi yang menyebabkan seseorang menghindari interaksi, misalnya perbedaan budaya.
3. Komponen-komponen Communication Apprehension (CA) Menurut Rogers (2004) membagi komponen communication apprehension dibagi sebagai berikut : a. Komponen fisik yang biasanya dirasakan jauh sebelum memulai pembicaraan. Gejala fisik seseorang yang mengalami kecemasan saat berbicara di depan umum misalnya kaki dan tangan gemetar, suara yang bergemetar, sulit untuk bernafas, detak jantung yang semakin cepat, sakit perut dan sebagainya. Hal ini dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
b. Komponen proses mental, misalnya sering mengulang kata atau kalimat yang sama. Tiba-tiba melupakan hal yang ingin disampaikan sehingga seringkali hal-hal yang sangat penting untuk dikatakan terlupakan. Selain itu juga terhambatnya proses berpikir sehingga membuat individu tidak tahu apa yang sedang dibicarakan atau apa yang harus diucapkan. c. Komponen emosional yang termasuk didalamnya adalah adanya rasa tidak mampu, rasa takut yang biasa muncul sebelum seseorang berbicara di depan umum dan hilang kendali atau kontrol. Hal ini muncul secara mendadak sehingga menimbulkan rasa panik dan rasa malu setelah berakhirnya pembicaraan.
C. Guru Guru memiliki fungsi dan peran tersendiri dalam masyarakat. Moh. Uzer Usman (1992) dalam Sudarma (2013) mengatakan proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Oleh karena itu guru tidak dapat terlepas dari fungsinya sebagai bagian dari perubahan sosial yang memiliki peran sebagai pelaku sosial kebangsaan. Dalam hal ini guru memiliki peran untuk melakukan peningkatan mutu dalam pendidikan. Menurut Trianto (2010), peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
manusia Indonesia seutuhnya melalui olah batin, olah pikir (aspek kognisi), olah rasa (aspek afeksi), dan olah kinerja (aspek psikomotorik). Sudarma (2013) menyatakan kelancaran proses belajar mengajar, efektivitas pembelajaran, dan kualitas pendidikan di Indonesia masih bergantung oleh guru. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan guru yang memadai. Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen pasal 10 ayat (1), menyatakan bahwa kompetensi dasar guru profesional memiliki 4 aspek yang harus dimiliki, yaitu sebagai berikut : a.
Kompetensi pedagogik : Kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru untuk memahami dinamika proses pembelajaran dengan baik. Pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas bersifat dinamis jika terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan sesama siswa yang lain dan siswa dengan sumber belajar yang ada. Guru perlu memiliki strategi pembelajaran tertentu agar interaksi belajar yang terjadi berjalan efektif. Menurut Sudjana (dalam Trianto, 2010), untuk melaksanakan perangkat pengajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pembelajaran. Hal ini berkaitan erat dengan pengembangan kurikulum, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, serta evaluasi hasil pembelajaran. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran menurut Reigeluth dan Merill (dalam Wena, 2009) yang mengklasifikasikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
metode pembelajaran menjadi tiga hal, yaitu kondisi pembelajaran, strategi pembelajaran, dan hasil pembelajaran. b.
Kompetensi profesional : Kompetensi profesional adalah kemampuan seorang guru untuk mengelola pembelajaran dengan baik. Lebih lanjut, Sudarma (2013) menyatakan bahwa guru yang profesional adalah guru yang memiliki seperangkat kompetensi, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan serta perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Seorang guru dapat mengelola pembelajaran apabila menguasai materi pelajaran, mengelola kelas dengan baik, memahami berbagai strategi dan metode pembelajaran. Selain itu kompetensi profesional dalam konteks global tetap harus melestarikan nilai dan budaya nasional. Sudarma (2013) menyatakan kompetensi profesional mengacu pada kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
c.
Kompetensi kepribadian : Kompetensi kepribadian adalah kemampuan guru untuk menunjukkan sikap dan kepribadian yang dapat ditiru. Suyanto dan Djihad Hisyam (dalam Sudarma, 2013) mengemukakan bahwa guru perlu neMiliki kompetensi personal yang mantap dan patut diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi panutan bagi peserta didik. Lebih lanjut, kepribadian yang baik dari seorang guru akan memberikan teladan yang baik bagi muridnya. Guru harus mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
untuk mengevaluasi kinerjanya sendiri dan mengembangkan diri secara berkelanjutan d.
Kompetensi sosial : Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berinteraksi dan berkomunikasi sosial yang baik baik secara lisan dan tulisan. Hal ini mencakp kemampuan seorang guru untuk dapat berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun. Guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan sosial. Disamping itu, guru juga diharapkan memiliki kompetensi untuk mengatasi konflik pergaulan sosial dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi dasar
yang harus dimiliki guru adalah kompetensi pedagodik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
D. Hubungan Antara Self Awareness Dengan Communication Apprehension Pada Mahasiswa FKIP USD Mahasiswa FKIP merupakan calon guru yang dipersiapkan untuk menjadi pendidik dan agen perubahan dalam masyarakat. Sebagai seorang mahasiswa FKIP yang dididik untuk menjadi seorang guru, mahasiswa harus memiliki pengetahuan tentang kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru. Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1), menyebutkan ada empat kompetensi dasar yang harus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru untuk memahami dinamika proses pembelajaran dengan baik. Kompetensi yang kedua adalah kompetensi profesional yaitu kemampuan seorang guru untuk mengelola pembelajaran dengan baik. Selanjutnya adalah kompetensi kepribadian yaitu kemampuan guru untuk menunjukkan sikap dan kepribadian yang dapat ditiru. Kompetensi kepribadian dan profesionalitas cenderung dibutuhkan oleh seorang guru untuk menunjang kompetensi sosialnya. Kompetensi sosial ini mencakup kemampuan guru untuk berinteraksi dan berkomunikasi sosial yang baik baik secara lisan dan tulisan. Kottler&Zehm (dalam McEwan, 2014) mengatakan bahwa guru perlu memiliki salah satu karakter yang penting agar dirinya dipandang sebagai guru yang efektif yaitu harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Aspek komunikasi merupakan bagian dari kehidupan mental guru yang baik. McEwan
(2014)
menyatakan
kehidupan
mental
dipandang
sebagai
kemampuan guru dalam tindakan mengajar dan mampu menyampaikan segala bentuk gagasan dan pikiran kepada orang lain. Kompetensi dasar guru yang mencakup kemampuan sosial melibatkan komunikasi baik secara lisan dan tertulis. McEwa (2014) menyatakan aspek penting dari kemampuan berkomunikasi seorang guru adalah pidato guru di depan kelas. Guru yang efektif adalah guru yang mampu berbicara dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
menggunakan kosa kata yang mampu dipahami oleh muridnya. Dalam berbicara di depan siswa, beberapa individu terkadang memiliki suatu kecemasan. Salah satu bentuk kecemasan yang sering terjadi adalah kecemasan dalam hal berkomunikasi di depan umum atau communication apprehension. Communication apprehension adalah perasaan cemas, gugup, tegang dan khawatir yang secara nyata dialami oleh individu ketika berkomunikasi di depan umum karena adanya perasaan takut jika dinilai negatif oleh orang lain. Communication apprehension melibatkan beberapa komponen yang ada di dalamnya yaitu komponen fisik, komponen proses mental dan komponen emosional. Komponen fisik adalah gejala fisik yang dirasakan seseorang yang sedang mengalami kecemasan saat berbicara di depan umum. Komponen kedua adalah proses mental yaitu berhubungan dengan proses mental yang terjadi dalam diri individu yang mempengaruhi performa saat berbicara di depan umum. Komponen yang terakhir adalah emosional yaitu perasaan yang muncul saat seseorang mengalami kecemasan berbicara di depan umum seperti adanya rasa tidak mampu, rasa takut yang biasa muncul sebelum seseorang berbicara di depan umum dan hilang kendali atau kontrol. Komponen-komponen
yang
terdapat
dalam
communication
apprehension cenderung berhubungan dengan self awareness yang terdapat dalam diri setiap individu. Self awareness diartikan sebagai keadaan psikologis dimana seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
baik pikiran, emosi, suasana hati serta membantu untuk memandu individu dalam pengambilan keputusan untuk diri sendiri serta memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri. Self awareness menjadi penting dalam mengatasi communication apprehension karena di dalamnya terdapat beberapa komponen yang cenderung dapat mengurangi communication apprehension. Komponen self awareness antara lain emotional self awareness, accurate self-assessment, self-confidence, reasonable standart, dan Optimistic. Emotional self awarenes adalah kesadaran untuk mengenali emosi atau perasaan yang sedang dirasakan serta efek dari emosi tersebut. Hal ini membuat individu mampu membaca dan memahami emosi-emosi yang dirasakan dan mengenal pengaruhnya pada hubungan sosial, kinerja, dan sebagainya. Accurate self-assessment adalah pengetahuan realistis mengenai kekuatan dan kelemahan individu. Selain itu, individu menggunakan proses reflektif dimana mereka membayangkan diri mereka dari sudut pandang orang lain dengan tujuan membandingkan evaluasi diri terhadap evaluasi orang lain. Self-confidence yaitu keyakinan/ kepastian/ kepercayaan diri yang kuat terhadap kapabilitas yang dimiliki. Individu yang memiliki self awareness cenderung memiliki pemahaman yang mantap tentang diri mereka. Hal ini dikarenakan adanya refleksi tentang kelebihan dan kekurangannya kemudian membuat strategi untuk mengatasi hal tersebut. Komponen selanjutnya adalah reasonable standart yaitu standar wajar yang dimiliki individu dalam menilai dirinya sendiri. Sedangkan komponen yang terakhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
adalah optimistic yaitu rasa percaya bahwa mereka mampu untuk memenuhi standar diri mereka. Dengan adanya self awareness, seseorang cenderung akan mampu mengenali emosi diri sendiri dan orang lain serta memiliki strategi untuk melakukan bertindak dan mengambil keputusan. Goleman (1995) juga menambahkan bahwa tanpa kemampuan memahami diri sendiri, seseorang juga tidak mungkin dapat mengenali emosi orang lain. Pada penelitian communication
yang telah dilakukan sebelumnya mengenai
apprehension
yang
berjudul
“Mindfulness
and
Communication Apprehension Examining the Relationship between The FFMQ and The PRCA-24” mendapati fakta bahwa temuan yang paling signifikan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa tingkat mindfulness yang diukur dengan FFMQ secara signifikan dan berkorelasi negatif dengan tingkat communication apprehension. Berangkat dari fakta ini, maka penulis melakukan penelitian mendalam tentang self dimention lainnya yaitu self awareness yang dihubungkan dengan communication apprehension. Selain itu, dalam jurnal ““Communication Apprehension : A Barrier to Students’ Leadership, Adaptability, and Multicultural Appreciation” (Blume, dkk. 2013)
mereka
juga
berpendapat
bahwa
seorang
individu
dengan
communication apprehension dapat meningkatkan kesadarannya tentang kecemasan yang dialami, dapat lebih mengerti dan mengaturnya dan lebih lanjut lagi dapat mengatasi dan dapat menjadi lebih efektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis ingin melihat apakah ada hubungan antara self awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Dapat disimpulkan mekanisme psikologis yang ada dalam penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang dipersiapkan menjadi seorang guru harus memiliki kompetensi dasar guru yang mencakup kemampuan sosial yang melibatkan komunikasi baik secara lisan dan tertulis. McEwa (2014) menyatakan aspek penting dari kemampuan berkomunikasi seorang guru adalah pidato guru di depan kelas. Guru yang efektif adalah guru yang mampu berbicara dengan menggunakan kosa kata yang mampu dipahami oleh muridnya. Dalam berkomunikasi, beberapa individu cenderung mengalami
kecemasan
Communication
yang
apprehension
disebut
communication
melibatkan
beberapa
apprehension.
komponen
yaitu
komponen fisik, komponen proses mental dan komponen emosional. Komponen yang membentuk communication apprehension cenderung berhubungan dengan komponen yang ada dalam self awareness. Agar dapat mengurangi kecemasan maka self awareness memberi peran untuk membuat individu mampu mengurangi kecemasan yang ada di dalam dirinya. Komponen self awareness ini terdiri dari emotional self awareness, accurate self-assessment, self-confidence, reasonable standart, dan optimistic. Komponen-komponen tersebut dapat membantu individu untuk lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
memahami dirinya dan mengarahkan individu pada strategi yang harus dilakukan untuk mengurangi kecemasannya. Pada bagan I ditunjukkan hubungan antara self awareness dengan tingkat communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
Bagan I Hubungan antara self awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Mahasiswa FKIP
Calon Guru
Self Awareness
Communication Apprehension
Komponen fisik Komponen proses mental Komponen emosional
Tinggi
Dampak : Ketakutan yang tidak realistis Hilang kendali dan kontrol Panik dan tidak mampu menguasai keadaan Sering mengulang kata-kata atau kalimat yang sama
Rendah
Dampak : Dapat berpikir dengan jernih Dapat mengendalikan ketakutan Dapat menguasai keadaan Cenderung lebih tenang saat berbicara
Emotional Self Awareness Accurate Self-Assesment Self-Confident Reasonable Standart Optimistic
Tinggi
Rendah
Dampak :
Dampak :
Dapat membaca situasi sosial Pengendalian diri saat dihadapkan pada hidup bermasyarakat Berpikir dan bertindak secara kreatif Perasaan bangga terhadap diri dan memiliki harga diri yang tinggi
Cenderung egois Tidak memahami kebutuhan Tidak memiliki keyakinan akan kapabilitas yang dimiliki Tidak percaya akan kemampuan yang dimiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
E. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self awareness dan communication apprehension. Hipotesis pada penelitian ini dapat dijabarkan antara lain : Mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang memiliki self awareness yang tinggi akan cenderung memiliki communication apprehension yang rendah, sebaliknya mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang memiliki self awareness yang rendah akan cenderung memiliki communication apprehension yang tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang berbentuk hubungan antara dua variabel. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki variasi pada satu variabel dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Penelitian ini ingin melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel self awareness dan variabel communication apprehension.
B. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian Hatch dan Farhady (dalam Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain, maupun satu objek dengan objek yang lain. Disebut variasi dikarenakan setiap kondisi, keadaan, kejadian, tingkah laku dan sebagainya dapat diukur dan memiliki pembedaan antara satu orang dengan orang lain, misalnya dalam sekelompok orang terdapat berat badan yang bervariasi antara satu orang dengan orang yang lain. Kerlinger (dalam Sugiyono, 2012) menambahkan bahwa variabel adalah konstruk yang dapat dipelajari dan diambil dari suatu nilai yang berbeda sehingga bervariasi. Pada penelitian ini, variabel yang akan diteliti yaitu : 52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
1. Variabel independen : Self Awareness 2. Variabel dependen
: Communication Apprehension
C. Definisi Operasional Variabel Babbie (dalam Zulganef, 2008) mengungkapkan definisi operasional sebagai suatu definisi yang menjelaskan secara tepat, bagaimana suatu konsep akan diukur dan merupakan operasional yang akan dilakukan dalam mengukur suatu konsep. Dalam penelitian ini, definisi operasional yang digunakan dijabarkan sebagai berikut : 1. Self Awareness Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah self awareness. Self awareness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keadaan psikologis saat mahasiswa mencoba memahami keadaan internal dirinya baik pikiran, emosi, suasana hati untuk memandu dalam pengambilan keputusan serta memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan diri. Self awareness diukur dengan menggunakan skala self awareness yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan komponen-komponen self awareness yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu emotional self awareness,
accurate
self-sssessment,
self-confidence,
reasonable
standart,dan optimistic. Tinggi rendahnya self awareness ini nantinya dapat diketahui dari jawaban pernyataan dalam skala self awareness. Semakin tinggi skor yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
diperoleh dari skala self awareness berarti semakin tinggi pula self awareness yang dimiliki dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh dari skala self awareness maka menunjukkan semakin rendah pula self awareness yang dimiliki oleh subjek. 2. Communication Apprehension Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah communication
apprehension.
Communication
apprehension
yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perasaan cemas, gugup, tegang dan khawatir yang secara nyata dialami oleh mahasiswa ketika berkomunikasi di depan umum karena adanya perasaan takut jika dinilai negatif oleh orang lain. Communication apprehension diukur dengan menggunakan skala communication
apprehension
yang disusun
sendiri
oleh
peneliti
berdasarkan komponen communication apprehension yaitu komponen fisik, komponen proses mental, dan komponen emosional. Tinggi rendahnya communication apprehension ini nantinya dapat diketahui
dari
apprehension.
jawaban Semakin
pernyataan tinggi
skor
dalam
skala
communication
yang
diperoleh
dari
skala
communication apprehension berarti semakin tinggi pula communication apprehension yang dimiliki dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh dari skala communication apprehension maka menunjukkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
semakin rendah pula communication apprehension yang dimiliki oleh subjek.
D. Subjek Penelitian 1. Populasi dan Sampel Subjek atau sampel yang dipakai dalam penelitian ini merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan sehingga harus memenuhi kriteria sebagai populasi. Menurut Sugiyono (2012), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2011 yang masih aktif dan telah melaksanakan PPL. Menurut data yang telah dihimpun oleh peneliti, jumlah populasi adalah 748 mahasiswa dari 11 jurusan fakultas keguruan. Sedangkan subjek penelitian yang dipilih adalah sebagian dari keseluruhan populasi
yang dinamakan sampel.
Sugiyono (2012)
menyatakan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang telah dipilih. Jika populasi yang dimiliki besar, maka tidak mungkin peneliti mempelajari semua yang ada dalam populasi karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana sehingga peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Selain itu,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
sampel sedikitnya harus memiliki karakteristik yang sama dengan populasi sehingga dapat mencerminkan keadaan populasi yang representatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan yang telah mengikuti PPL dan berada pada Kampus Paingan, Kampus Mrican dan Kota Baru, yaitu pendidikan Matematika.,
Pendidikan
Biologi,
pendidikan
Fisika,
pendidikan
Bimbingan dan Konseling, pendidikan Akuntansi, pendidikan Ekonomi, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan agama Khatolik, dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
2. Metode Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2012). Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang didasari pada kemudahan menemukan sampel. Sampel dapat dipilih karena pada waktu, situasi, dan tempat yang tepat (Prasetyo dan Jannah, 2005).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57
E. Instrumen Penelitian Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuisioner yang disusun peneliti dengan menggunakan metode skala. Skala adalah alat ukur psikologis karena stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang mengungkapkan indikator perilaku dari atribut yang sedang diukur. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala model rating yang dijumlahkan (method of summated ratings) yakni metode skala pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon subjek sebagai penentuan nilai skala atau pendekatan model Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012). Skala akan berisikan beberapa pertanyaan favorable dan unfavorable. Pertanyaan favorable adalah pertanyaan yang mendukung objek yang akan diukur, sedangkan pertanyaan unfavorable adalah pertanyaan yang tidak mendukung atau berlawanan terhadap objek yang diukur. Pada setiap jawaban item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat posiif sampai sangat negatif sehingga setiap item yang akan diukur memuat empat pilihan jawaban yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Setiap jawaban tersebut akan diberi skor yaitu sebagai berikut Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1. Keempat pilihan jawaban tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
merupakan modifikasi skala Likert dengan menghilangkan respon Netral (N). Hal tersebut dilakukan peneliti dengan alasan adanya kecenderungan responden untuk memilih jawaban ragu-ragu sehingga responden akan menjawab ditengah (central tendency effect) dan mengisikan pilihan jawaban netral terutama bagi subjek yang tidak yakin dengan jawaban pasti. Hal ini sangat memungkinkan peneliti akan kehilangan informasi yang berguna. Berikut adalah gambaran skala yang akan digunakan dalam penelitian ini : 1. Skala Self Awareness Skala self awareness akan disusun berdasarkan komponenkomponen yang dipilih dalam penelitian ini. Komponen-komponen tersebut diambil berdasarkan teori Daniel Goleman (dalam Arabsarhangi, 2014); Silvia, P. J., & O'Brien, M. E. (2004); Fenigstein, Scheier&Buss (dalam Ashley, Greg C.&Roni Reiter Palmon, 2012). Adapun komponenkomponennya sebagai berikut : a. Emotional Self Awareness Item dari komponen ini akan mengukur kesadaran untuk mengenali emosi atau perasaan yang sedang dirasakan serta efek dari emosi tersebut dan kemampuan untuk mengadakan pembedaan. Hal ini berkaitan dengan kesadaran akan pengetahuan terhadap apa yang sedang dirasakan dan mengapa muncul perasaan tersebut, dan penyebab perasaan atau emosi tersebut muncul.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
b. Accurate Self-Assessment Item dari komponen ini akan mengukur pengetahuan realistis mengenai kekuatan dan kelemahan individu. Kesadaran untuk menggunakan proses reflektif dimana mereka membayangkan diri mereka dari sudut pandang orang lain dengan tujuan membandingkan evaluasi diri terhadap evaluasi orang lain. c. Self-Confidence Item dari komponen ini akan mengukur keyakinan/ kepastian/ kepercayaan diri yang kuat terhadap kapabilitas yang dimiliki. Adanya kemampuan refleksi tentang kelebihan dan kekurangannya kemudian membuat strategi untuk mengatasi hal tersebut. d. Reasonable Standart Item dari komponen ini akan mengukur standar kewajaran yang dimiliki individu dalam menilai dirinya sendiri. Adanya kemampuan individu dalam menetapkan standart yang wajar dan masuk akal. e. Optimistic Item dari komponen ini akan mengukur rasa percaya bahwa mereka mampu untuk memenuhi standart diri mereka. Merasa optimis diperlukan untuk membuat individu dapat bertahan dan berjuang untuk standart yang mereka harapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
Tabel 1 : Blueprint Skala Self Awareness sebelum uji coba No. 1. 2. 3. 4. 5.
Komponen Emotional Self Awarenes Accurate Self-Assessment Self-Confidence Reasonable Standart Optimistic Total
Total 22,54% 23,52% 20,58% 19,60% 13,72% 100%
2. Skala communication apprehension Skala communication apprehension akan disusun berdasarkan komponen-komponen yang dipilih dalam penelitian ini. Komponenkomponen tersebut diambil berdasarkan teori Rogers (2004) yaitu komponen emosional. Adapun komponen-komponennya sebagai berikut : a. Komponen fisik Item dari komponen ini akan mengukur gejala fisik yang terjadi saat seseorang sedang mengalami kecemasan, misalnya kaki dan tangan gemetar, suara bergetar, detak jantung semakin cepat, sakit perut, dan lain-lain. b. Komponen proses mental Item dari komponen ini akan mengukur proses mental yang terjadi saat individu mengalami kecemasan, misalnya sering mengulang kata dan kalimat, terhambatnya proses berpikir, tiba-tiba melupakan hal yang akan disampaikan, dan lain-lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
c. Komponen Emosional Item dari komponen ini akan mengukur keadaan emosional yang termasuk didalamnya adalah rasa takut, rasa tidak mampu, hilang kendali atau kontrol, dan sebagainya. Tabel 2 : Blueprint Skala Communication Apprehension sebelum uji coba No. 1.
2.
3.
Komponen Komponen fisik
Indikator Kaki dan tangan gemetar Suara bergetar Berkeringat dingin Detak jantung semakin cepat Sakit perut Komponen proses Sering mengulang kalimat dan mental kata-kata Berputar-putar dalam menjelaskan Melupakan hal penting yang akan disampaikan Individu tidak tahu apa yang sedang dibicarakan Komponen emosional Rasa takut yang tidak realistis Rasa tidak mampu Hilang kendali dan kontrol Rasa panik dan malu Total
Total 20%
28,75%
51,25%
100%
Sebelum alat ukur ini digunakan dalam pengambilan data penelitian, peneliti akan melakukan uji coba terlebih dahulu. Pelaksanaan uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kualitas item yang telah dibuat peneliti sebelumnya dan pengujian reabilitas alat ukur. Subjek uji coba adalah mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma yang berada di kampus III, Yogyakarta yaitu Pendidikan Bimbingan Konseling, Pendidikan Matematika,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Fisika. Subjek uji coba telah dipilih dan memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik subjek untuk data dalam penelitian. Subjek dalam uji coba alat ukur ini sebanyak 75 mahasiswa. F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas mengacu pada ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pada penelitian ini pengukuran validitas tes menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang dilihat dari sejauh mana isi skala tersebut telah dianggap dapat mengukur hal-hal yang mewakili keseluruhan tentang hal-hal yang hendak diukur. Validitas isi diukur melalui estimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau professional judgment (Azwar, 2007). Teknik professional judgment dilakukan melalui dosen pembimbing yaitu dengan cara melakukan pemeriksaan tentang item-item yang dibuat peneliti apakah sudah sesuai dengan blue print yang telah disiapkan. Suatu skala dikatan valid apabila item-item yang dibuat mencakup materi atau isi dari hal yang hendak diukur. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran (Azwar, 2011). Reliabilitas mengacu pada konsistensi pengukuran perilaku dan hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas dapat dilihat dari koefisien reliabilitas hasil ukur yang mengandung makna kecermatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
pengukur. Reliabilitas skala dalam penelitian ini diperoleh melalui teknik koefisien Alpha Cronbach yang diolah dengan program SPSS for Windows versi 16.0. Daya diskriminasi diperoleh dengan mengkorelasikan antara skor item dengan skor item total. Korelasi antara skor item dengan skor item total disebut koefisien korelasi item total (rix). Besar koefisien korelasi item total bergerak dari 0 sampai 1,00 baik positif maupun negatif. Skor yang semakin mendekati 1,00 memiliki daya diskriminasi yang tinggi dan apabila mendekati angka 0 maka item tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2009). 3. Seleksi item Pengujian
item
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan parameter daya diskriminasi item (koefisien korelasi item total). Hal ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor item total menggunakan SPSS for Windows versi 16.0. Pemilihan item berdasarkan korelasi item-total memiliki batasan rix ≥ 0,30. Item yang mencapai koefisien korelasi item-total minimal 0,30 dapat dikatakan memuaskan. Demikian sebaliknya, item yang memiliki koefisien korelasi item-total kurang dari 0,30 merupakan item yang berdaya diskriminasi yang rendah. Jika jumlah item yang lolos tidak mencukup jumlah yang diinginkan, maka dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria menjadi sama dengan atau lebih besar dari 0,25 (rix ≥ 0,25) (Azwar, 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
4. Hasil Uji Coba Skala Penelitian Skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan. Uji coba skala dilakukan pada tanggal 23 Oktober 2014 dan 28 Oktober 2014. Subjek dalam uji coba skala ini adalah 75 mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma, Kampus III, Paingan. Uji coba dilakukan dengan cara peneliti masuk ke dalam kelas dan menjadi tester, kemudian menunggu saat subjek melakukan proses pengerjaan. 1. Uji Coba Skala Communication Apprehension Tabel 3 : Blueprint Skala Communication Apprehension Sebelum Uji Coba No.
Komponen
Item Item Favorable Unvaforable 1. Komponen 1, 4, 6, 9, 16, 3, 10*, 38, 44, fisik 18, 19, 26, 49*, 52 27*, 31 2. Komponen 11, 15*, 22, 5*, 28, 34*, proses 23, 32, 45, 46, 39*, 50*, 56, mental 53, 54, 62, 64, 57, 58, 61, 68, 66 74* 3. Komponen 2, 3, 29, 30, 7*, 8*,12, 14, emosional 35, 36, 37, 17, 20*, 21*, 40*, 41, 42, 24, 25*, 33, 47, 48, 51, 59, 43, 55, 63, 67, 60, 65, 69, 70, 71*, 75*, 78, 72, 73, 76, 77, 79*, 80 Total Keterangan: (*) adalah item yang digugurkan
Jumlah
Total
16 Item
20%
23 item
28,8%
41 item
51,2%
80 item
100%
Koefisien korelasi item-total (rix) 80 item skala communication apprehension berkisar antara -.020 sampai dengan 0,694 dengan nilai koefisien Alpha Cronbach keseluruhan sebesar 0,951. Selanjutnya dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
seleksi item-total (rix) dengan menghilangkan nilai minus sehingga terdapat 1 item yang gugur. Kemudian dilakukan pengguguran tahap kedua yaitu dilakukan seleksi item-total (rix) dengan standar (rix) ≥ 0,30. Sehingga dari 80 item terdapat 18 item yang gugur. Nilai koefisien Alpha Cronbach dari 62 item adalah 0,958. Dari 62 item dilakukan seleksi lagi dengan standart (rix) ≥ 0,30 sehingga terdapat 1 item yang gugur. Setelah dilakukan penguguran, maka koefisien item-total (rix) dari 61 item skala communication apprehension yang lolos seleksi berkisar dari 0,312 sampai dengan 0,712. Setelah dilakukan keseluruhan eliminasi, maka nilai reliabilitas untuk 61 item adalah sebesar 0,958. Tabel 4 : Distribusi Item-Item Pernyataan yang Valid Skala Communication Apprehension No
Komponen
1.
Komponen fisik
2.
Komponen proses mental Komponen emosional
3.
Jumlah
No Item Valid Favorable Unfavorable 1,4,6,9,16,18,19,26 13,38,44,52 ,31 11,22,23,32,45,46, 28,56,57,58,61,68 53,54,62,64,66 2,3,29,30,35,36,37, 12,14,17,24,33,55, 41,42,47,48,51,59, 63,67,78 60,65,69,70,72,73, 76,77,80 42 item 19 item
Jumlah 13 item 17 item 31 item
61 Tem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
2. Uji Coba Skala Self Awareness Tabel 5 : Blueprint Skala Self Awareness Sebelum Uji Coba No.
Komponen
1.
Emotional Self Awarenes
Item Favorable
Item Unfavorable 3*, 8*, 21*, 29, 42*, 51*, 55*, 57, 60
4, 11*, 12*, 16, 17*, 22*, 23*, 34, 41*, 44*, 49*, 61, 72*, 77* 2. Accurate 1*,13*,18,24*, 5*, 9, 31*, 36*, Self27*,30*,35, 39*, 52, 65, 81*, Assessment 40*,45, 50,58, 90*, 91* 73*, 78*,89, 3. Self2*,20, 32, 37, 14*, 26, 74*, 75, Confidence 48, 59, 67, 76, 82, 83*, 84, 68*,92*, 94* 97*, 98*, 99* 4. Reasonable 6, 33, 47, 53*, 15*, 64*, 69, Standart 56*,63,66*,85, 70*, 80, 86, 88*, 93*,100*,102* 95*, 101*, 5. Optimistic 7, 10, 28, 54, 19, 25, 38, 43*, 71*,87, 96 46, 62*, 79, Total Keterangan: (*) adalah item yang digugurkan
Total
Total
23 item
22,5 %
24 item
23,5 %
21 item
20,6 %
20 item
19,6 %
14 item
13,7 %
102 item
100 %
Koefisien korelasi item-total (rix) 102 item skala self awareness berkisar antara -0.275 sampai dengan 0,622 dengan nilai koefisien Alpha Cronbach keseluruhan sebesar 0,897. Selanjutnya pada pengguguran pertama dilakukan seleksi item-total (rix) dengan menghilangkan terlebih dahulu nilai minus. Dari 102 item terdapat 12 item yang gugur sehingga menghasilkan nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,922. Tahap selanjutnya adalah mengeleminasi item dengan standar (rix) ≥ 0,30. Sehingga dari 90 item terdapat 35 item yang gugur. Koefisien Alpha Cronbach untuk 55 item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
sebesar 0,931. Dari 55 item, masih terdapat beberapa item yang harus dieliminasi dengan standar (rix) ≥ 0,30 sehingga terdapat 9 item yang gugur. Hasil akhir koefisien Alpha Cronbach untuk 46 yaitu sebesar 0,931. Koefisien korelasi item-total (rix) skala self awareness yang lolos seleksi berkisar dari 0,314 sampai dengan 0,644. Tabel 6 : Distribusi Item-Item Pernyataan yang Valid Skala Self Awareness No 1. 2. 3. 4. 5.
Komponen Emotional Self Awarenes Accurate SelfAssessment Self-Confidence Reasonable Standart Optimistic Jumlah
No Item Valid Favorable Unfavorable 4, 16, 34, 61 29, 57,60 18, 35, 45, 50, 58, 89 20, 32, 37, 48, 59, 67 6, 33, 47, 63, 85
Jumlah 7 item
9, 52, 65
9 item
26, 75, 76, 82, 84
11 item
69, 80, 86
8 item
7, 10, 28, 54, 87, 19, 25, 38, 46, 79 96 27 item 19 item
11 item 46 tem
G. Teknik Analisis Data Uji hipotesis dilakukan untuk mengukur sejauh mana hipotesis penelitian yang dilakukan dapat diterima. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode statistik uji korelasi Pearson Product Moment, dengan alat bantu analisis adalah program SPSS for Windows versi 16.0 dengan taraf signifikasi 0,05. Jika nilai sig. (p) < 0,05 maka H0 ditolak atau ada hubungan yang signifikan antara dua variabel. Sebaliknya, jika nilai sig. (p) > 0,05
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
maka H0 gagal ditolak atau tidak ada hubungan yang signifikan antara dua variabel (Prasetyo dan Janah, 2008). Metode korelasi Pearson Product Moment merupakan salah satu analisis parametic yang dapat digunakan ketika distribusi data normal. Metode ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara dua variabel, yaitu hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Koefisien korelasi antara 0,000 sampai +1,000 atau 0,000 sampai -1.000. Koefisien yang bertanda positif berarti menunjukkan korelasinya positif, sedangkan koefisien yang bertanda negatif menunjukkan korelasi negatif. Pengujian akan menggunakan uji satu ekor (one-tailed) karena hipotesis dalam penelitian ini sudah berarah, yaitu berarah negatif. Uji asumsi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu : 1. Uji Normalitas Untuk melihat normal tidaknya distribusi data yang akan dianalisis, maka perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test (K-S). Jika taraf signifikasi (p) lebih besar dari 0,05 (p>0.05), maka data yang diperoleh berdistribusi normal. Sebaliknya, jika taraf signifikan (p) lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. 2. Uji Linearitas Uji linearitas hubungan digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel self awareness dengan skor variabel communication apprehension cukup mengikuti fungsi linear atau tidak. Pengujian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
dilakukan dengan menggunakan metode Compare Means Test for Linearity. Jika taraf signifikan (p) lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), maka hubungan antara variabel mengikuti fungsi garis linear sehingga dapat diuji statistik parametik. Begitu pula sebaliknya, jika taraf signifikasi (p) lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka hubungan antara variabel tidak mengikuti fungsi garis linear, sehingga harus diuji dengan statistik non parametik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pengambilan data untuk penelitian hubungan antara Self Awareness dan Communication Apprehension pada Mahasiswa FKIP USD dilakukan pada tanggal 04 November 2014 – 10 November 2014 di Kampus I dan Kampus IV, Universitas Sanata Dharma kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data pada tanggal 11 November – 14 November di Kampus III, Universitas Sanata Dharma. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan skala communication apprehension dan skala self awareness dalam bentuk booklet pada subjek penelitian secara langsung kemudian peneliti menunggu proses pengerjaannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari skala yang hilang dan skala yang tidak kembali. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif angkatan 2011 yang telah mengikuti PPL pada 11 fakultas keguruan yang ada di Universitas Sanata Dharma. Sebelum subjek mengisi skala, peneliti menjelaskan mengenai petunjuk pengerjaan dan meminta subjek untuk mengisi lembar identitas serta lembar persetujuan untuk diikutsertakan menjadi subjek dalam penelitian. Tidak ada batas waktu dalam pengerjaan, namun rata-rata subjek memerlukan waktu 20 hingga 30 menit. Peneliti menyebar 310 skala, namun setelah
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
diverifikasi terpilih 295 skala yang dapat dianalisis sehingga ada 15 skala yang gugur karena ada banyak nomor yang tidak diisi oleh subjek.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 yang telah mengikuti kegiatan PPL. Berikut ini disajikan data demografis subjek : Tabel 7 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Presentase
Laki-laki
84
28,5%
Perempuan
210
71,2%
1
0,3%
295
100%
Tidak diketahui Total
Total subjek dalam penelitian ini adalah 295 orang yang terdiri dari 84 laki-laki, 210 perempuan dan 1 subjek tidak diketahui jenis kelaminnya karena tidak mengisi identitas pada bagian jenis kelamin. Mayoritas subjek dalam penelitian ini adalah perempuan dengan presentase sebesar 71,2%, sedangkan subjek laki-laki hanya berkisar 28,5%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
Tabel 8 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Presentase
18 tahun
2
0,7%
19 tahun
4
1,4%
20 tahun
36
12,2%
21 tahun
164
55,6%
22 tahun
52
17,6%
23 tahun
16
5,4%
24 tahun
5
1,7%
25 tahun
5
1,7%
26 tahun
1
0,3%
29 tahun
1
0,3%
30 tahun
1
0,3%
32 tahun
1
0,3%
34 tahun
2
0,7%
36 tahun
2
0,7%
38 tahun
1
0,3%
Tidak Diketahui
2
0.7%
Total
295
100%
Rentang usia subjek dalam penelitian ini berkisar antara usia 18 tahun hingga 38 tahun. Sebagian besar subjek berusia 21 tahun sebanyak 55,6%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
Sedangkan sisanya terdapat 2 orang berusia 18 tahun, 4 orang berusia 19 tahun, 36 orang berusia 20 tahun, 52 orang berusia 22 tahun, 16 orang berusia 23 tahun dan lainnya tersebar pada umur 24 tahun hingga 38 tahun. Terdapat 2 subjek yang tidak dapat diketahui usianya dikarenakan kolom usia yang tidak diisi.
Tabel 9 : Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Suku Bangsa Suku
Frekuensi
Presentase
Tidak diketahui
21
7,1%
Bali
3
1,0%
Batak
7
2,4%
Batak Karo
1
0,3%
Bugis
1
0,3%
Dayak
5
1,7%
Dayak Tunjung
1
0,3%
Flores
7
2,4%
Lain-lain (Indonesia)
54
18,3%
Jambi
1
0,3%
Jawa
170
57,6%
Lampung
1
0,3%
Manado
2
0,7%
Melayu
2
0,7%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
NTT
2
0,7%
Papua
3
1,0%
Poso
1
0,3%
Sumba
4
1,4%
Sunda
6
2,0%
Timor
1
0,3%
Timor-timor
1
0,3%
Toraja
1
0,3%
Total
295
100%
Dari 295 subjek, mayoritas berasal dari suku Jawa yaitu 170 orang (57,6%). Selain itu, sebesar 54 orang (18,3%) mencantumkan Indonesia sebagai suku bangsa sehingga masuk pada kategori lain-lain. Subjek yang tidak mencantumkan suku bangsa sebesar 21 orang (7,1%). Sisanya subjek berasal dari suku bangsa yang menyebar di seluruh Indonesia.
Tabel 10 : Deskripsi Data Subjek yang Memiliki Aktifitas Mengajar Lainnya Memiliki Aktifitas Mengajar
Frekuensi
Presentase
Ya
56
19%
Tidak
225
76,3%
Tidak diketahui
14
4,7%
Total
295
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
Aktifitas Mengajar
Frekuensi
Presentase
Pengabdian Masyarakat
16
28,6
Kegiatan Religius
4
7,1
Bimbel
27
48,2
Guru Honorer
4
7,1
Lain-lain
5
8,9
Total
56
100%
Dari 295 subjek, terdapat 56 subjek (19%) yang memiliki aktifitas mengajar yang lain, sedangkan 225 subjek (76,3%) tidak memiliki aktifitas mengajar yang lain dan 14 subjek (4,7%) tidak diketahui karena tidak mengisi kolom aktifitas mengajar lainnya. Subjek yang memiliki aktifitas mengajar lainnya mayoritas memberi bimbel sebanyak 27 orang (48,2%), pengabdian masyarakat sebanyak 16 orang (28,6%), dan sisanya tersebar pada kegiatan mengajar lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
C. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, berikut adalah hasil analisis data yang akan disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 11 : Deskripsi Statistik Data Penelitian Deskripsi Data
Self Awareness
Communication Apprehension
Mean
141,77
140,19
SD
12,865
17,537
Xmax
176
187
Xmin
109
83
Tabel 11 menunjukkan rerata skor self awareness sebesar 141,77 dengan standar deviasi sebesar 12,865. Skor tertinggi yang diperoleh subjek dari skala self awareness sebesar 176 dan skor terendah sebesar 109. Sedangkan, rerata skor pada variabel communication apprehension sebesar 140,19 dengan standar deviasi sebesar 17,537. Skor tertinggi yang diperoleh subjek dari skala communication apprehension sebesar 187 dan skor terendah sebesar 83. Untuk melihat kecenderungan antara variabel bebas (self awareness) dan variabel tergantung (communication apprehension) pada subjek penelitian, maka dilakukan uji signifikasi perbedaan antara data hipotetik dan data empiris. Berikut disajikan dalam tabel:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
Tabel 12 : Deskripsi Data Penelitian Minimum
Maksimum
Hip Emp
Hip
Emp
Hip
Emp
109
184
176
115
141,77
12,865
83
244
187
152,5 140,19
17,537
Variabel
N
Self Awareness
295
46
Communication
295
61
Mean
SD
Apprehension
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel diatas dapat terlihat bahwa dari 295 subjek, skor mean empirik yang diperoleh pada skala self awareness adalah 141,77 dengan standar deviasi sebesar 12,865. Sedangkan, skor pada mean hipotetik dari skala self awareness adalah sebesar 115. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik dari self awareness lebih besar daripada mean hipotetiknya, sehingga dapat diartikan bahwa self awareness dalam diri subjek cenderung tinggi. Sedangkan pada skala communication apprehension diperoleh mean empirik dari 295 subjek sebesar 140,19 dengan standar deviasi sebesar 17,537. Diketahui skor mean hipotetik dari skala communication apprehension adalah sebesar 152,5. Hal ini menunjukkan bahwa mean empirik dari communication apprehension lebih kecil daripada mean hipotetiknya, sehingga dapat diartikan bahwa communication apprehension dalam diri subjek tergolong rendah. Selanjutnya, dilakukan uji t. untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan pada mean empirik dan hipotetik pada variabel self awareness dan variabel communication apprehension.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
1. Uji t Variabel Self Awareness Pada tabel 13 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel self awarenes. Tabel 13 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Self Awareness One-Sample Test Test Value = 115 95% Confidence Interval
Skor_Total_SA
Sig. (2-
Mean
of the Difference
T
Df
tailed)
Difference
Lower
Upper
35.739
294
.000
26.769
25.30
28.24
Dari tabel 13, dapat terlihat bahwa nilai t sebesar 35.739 dengan nilai signifikansi 0,000. Jika Sig > α, maka Ho diterima, sebaliknya jika Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig < 0,05 sehingga Ho ditolak. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel self awareness. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa self awareness yang dimiliki subjek tergolong tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
2. Uji t Variabel Communication Apprehension Pada table 14 disajikan hasil uji t pada mean empirik dan hipotetik dari variabel communication apprehension. Tabel 14 : Uji t Mean Empirik dan Mean Hipotetik Variabel Communication Apprehension One-Sample Test Test Value = 152.5 95% Confidence Interval of the
Skor_Total_CA
Sig. (2-
Mean
Difference
T
Df
tailed)
Difference
Lower
Upper
-12.056
294
.000
-12.310
-14.32
-10.30
Dari tabel 14, dapat terlihat bahwa nilai t sebesar -12.056 dengan nilai signifikansi 0,000. Jika Sig > α, maka Ho diterima, sebaliknya jika Sig < α, maka Ho ditolak. Nilai α sebesar 0,05. Hal ini berarti Sig < 0,05 sehingga Ho ditolak. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mean empirik dan hipotetik pada variabel communication apprehension. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa communication apprehension yang dimiliki subjek tergolong rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
3. Kategorisasi Tingkat self awareness dan communication apprehension dapat diperoleh dari ketegorisasi jenjang berdasarkan norma kategorisasi. Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompokkelompok yang terpisah secara berjenjang menurut kontinum berdasarkan atribut yang sedang diukur, Azwar (2006). Berikut adalah rumus kategorisasi : (µ+1,5 σ)< X
kategori sangat tinggi
(µ+0,5σ) < X ≤ (µ+1,5σ)
kategori tinggi
(µ-0,5σ) < X ≤ (µ+0,5σ)
kategori sedang
(µ-1,5σ) < X ≤ (µ-0,5σ)
kategori rendah
X ≤ (µ-1,5σ)
kategori sangat rendah
Keterangan : µ : Mean Hipotetik σ : SD Tabel 15 : Kategorisasi Self Awareness Kategori 134,3 < X
Jumlah Subjek (sangat tinggi)
Presentase
212
71,9%
(tinggi)
71
24%
108,6 < X ≤ 121,4
(sedang)
12
4,1%
95,7 < X ≤ 108,6
(rendah)
-
-
-
-
295
100%
121,4 < X ≤ 134,3
X ≤ 95,7 Total
(sangat rendah)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Berdasarkan hasil kategorisasi diatas diketahui bahwa 212 subjek menempati kategori sangat tinggi dengan skor diatas 134,5 dengan presentase sebesar 71,9%. Sebesar 71 subjek menempati kategori tinggi dengan presentase sebesar 24%, sedangkan 12 subjek dengan presentase sebesar 4,1% berada pada kategori sedang. Berdasarkan data empirik, skor self awareness yang didapatkan subjek berkisar antara 109 hingga 176.
Tabel 16 : Kategorisasi Communication Apprehension Kategori
Jumlah Subjek
Presentase
178,8 < X
(sangat tinggi)
6
2%
161,3 < X ≤ 178,8
(tinggi)
29
9,8%
84
28,5%
117
39,7%
59
20%
295
100%
143,7 < X ≤ 161,3 126,2 < X ≤ 143,7 X ≤ 126,2
(sedang) (rendah) (sangat rendah)
Total
Berdasarkan hasil kategorisasi diatas diketahui bahwa dari 295 subjek, terdapat 6 subjek dengan presentase sebesar 2% yang memiliki skor communication apprehension yang sangat tinggi. Sebesar 29 subjek dengan
presentase
sebesar
9,8%
memiliki
skor
communication
apprehension yang tergolong tinggi. Sedangkan terdapat 84 subjek dengan presentase
sebesar
28,5%
yang
memiliki
skor
communication
apprehension yang tergolong sedang. Sebanyak 117 subjek dengan presentase sebesar 39,7% memiliki kategori tergolong rendah dan sisanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
sebesar 59 subjek dengan presentase sebesar 20% menempati kategori rendah.
D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk mengetahui apakah data yang kita peroleh sudah memenuhi syarat untuk dilakukan analisis. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas data (Soegiyono, 2012). Uji asumsi meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji asumsi dilakukan untuk membuktikan apakah sebaran data yang dimiliki telah mengikuti kurva normal atau tidak (Santoso, 2010). a. Uji Normalitas Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dalam program SPSS for Windows 16.0. Uji normalitas ini adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebaranya normal (Santoso, 2010). Berikut hasil dari penghitungan uji normalitas :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
Tabel 17 : Hasil Uji Normalitas Sebaran Variabel
Kolmogorov-Smirnov
Signifikansi
Keterangan
Self Awareness
0,963
0,312
Normal
Communication
0,909
0,380
Normal
Apprehension
Suatu data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikasi atau probabilitasnya (p) lebih besar dari 0,05 (p ≥ 0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas, dapat diketahui pada variabel self awareness dan communication apprehension memperoleh nilai signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,312 dan 0,380 yang menunjukkan (p ≥ 0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa sebaran data variabel self awareness dan communication apprehension mengikuti distribusi normal. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan pengujian Test for Linearity dalam program SPSS for Windows 16.0. Uji linearitas dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas dan tergantung mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Berikut hasil dari penghitungan uji linearitas :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Tabel 18 : Uji Linearitas Uji Linearitas (Combined) Linearity Deviation from Linearity
Communication apprehension* Self Awareness
F 2,026 59,640 1,015
Signifikansi 0,000 0,000 0,455
Ket. Linear
Linear tidaknya hubungan antara kedua variabel dilihat dari nilai signifikansi yang kurang dari 0,05. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel dalam penelitian ini mengikuti garis lurus. Dalam penelitian ini diperoleh F sebesar 59,640 dengan signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) yaitu sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel self awareness dan communication apprehension memiliki hubungan yang linear. Linieritas dapat terlihat dari scatterplot (terlampir).
2. Uji Hipotesis Data dalam penelitian ini berdistribusi normal dan linear sehingga dapat dilakukan uji korelasi menggunakan Pearson Product Moment dalam program SPSS for Windows 16.0. Berikut tampilan data uji korelasi:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
Tabel 19 : Hasil Uji Hipotesis
SA Self Awareness
Pearson Correlation
CA 1
Sig. (1-tailed) N Communication Apprehension
Pearson Correlation
-.411 .000
295
295
-.411
1
Sig. (1-tailed)
.000
N
295
295
Perhitungan koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikansi p < 0,05 dan menggunakan uji 1-tailed. Jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (p > 0,05), maka hipotesis ditolak. Sebaliknya, jika nilai signifikansi atau probabilitas yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05), maka hipotesis diterima. Dari hasil analisis diperoleh skor korelasi self awareness sebesar -0,411 dengan signifikansi (p) = 0,000. Hal ini berarti bahwa penelitian ini memiliki hubungan yang berlawanan atau tidak searah. Dengan kata lain, semakin tinggi self awareness yang dimiliki subjek maka communication apprehension semakin rendah. Begitupun sebaliknya, semakin rendah self awareness maka communication apprehension akan semakin tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
antara self awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu, dari hasil koefisien tersebut dapat diketahui besar kecilnya pengaruh antara kedua variabel dengan mengkuadratkan koefisien korelasi tersebut yang hasil pengkuadratannya disebut dengan koefisien determinasi (r2). Pada penelitian ini diperoleh koefisien determinasi
sebesar
0,17
yang
berarti
bahwa
communication
apprehension dipengaruhi oleh self awareness sebesar 17%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
E. Data Analisis Tambahan Untuk menguji korelasi antara variabel self awareness dan communication apprehension dengan data demografis subjek maka dilakukan data analisis tambahan sebagai berikut : a. Self Awareness Tabel 20 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Usia
Correlations Usia Usia
Pearson Correlation
Skor_Total 1
Sig. (2-tailed) N Skor_Total Pearson Correlation
.019 .745
293
293
.019
1
Sig. (2-tailed)
.745
N
293
295
Tabel 21 menunjukkan nilai signifikansi pada pengujian antara variabel self awareness dengan usia dengan nilai p sebesar 0,743. Hal ini berarti nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara self awareness dengan usia subjek. Dapat disimpulkan bahwa usia subjek tidak berhubungan secara signifikan dengan self awareness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
Tabel 21 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Aktifitas Mengajar Lainnya
Skor_Total Skor_Total
Pearson Correlation
Aktifitas_Lainnya 1
Sig. (2-tailed) N Aktifitas_Lainnya Pearson Correlation
.076 .207
295
281
.076
1
Sig. (2-tailed)
.207
N
281
281
Tabel 22 menunjukkan nilai signifikansi pada pengujian antara variabel self awareness dengan aktifitas mengajar lainnya dengan nilai p sebesar 0,207. Hal ini berarti nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara self awareness dengan aktifitas mengajar lainnya yang dimiliki subjek. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas mengajar lainnya tidak berhubungan secara signifikan dengan self awareness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
Tabel 22 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Microteaching
Skor_Total Microteaching Spearman's rho
Skor_Total
Correlation Coefficient
1.000
.012
.
.841
295
295
.012
1.000
Sig. (2-tailed)
.841
.
N
295
295
Sig. (2-tailed) N Microteaching Correlation Coefficient
Tabel 23 menunjukkan nilai signifikansi pada pengujian antara variabel self awareness dengan microteaching dengan nilai p sebesar 0,841. Hal ini berarti nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara self awareness dengan microteaching. Dapat disimpulkan bahwa microteaching tidak berhubungan secara signifikan dengan self awareness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
b. Communication Apprehension Tabel 23 : Korelasi Antara Communication Apprehension dengan Usia
Correlations Skor_Total Skor_Total Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) Usia
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Usia -.071 .225
295
293
-.071
1
.225 293
293
Tabel 24 menunjukkan nilai signifikansi pada pengujian antara variabel communication apprehension dengan usia dengan nilai p sebesar 0,225. Hal ini berarti nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara communication apprehension dengan usia. Dapat disimpulkan bahwa usia subjek tidak berhubungan secara signifikan dengan communication apprehension.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Tabel 24 : Korelasi antara Communication Apprehension dengan Aktifitas Mengajar Lainnya
Skor_Total Aktifitas_Lainnya Skor_Total
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Aktifitas_Lainnya
Pearson Correlation
-.045 .453
295
281
-.045
1
Sig. (2-tailed)
.453
N
281
281
Tabel 25 menunjukkan nilai signifikansi pada pengujian antara variabel communication apprehension dengan aktifitas mengajar lainnya dengan nilai p sebesar 0,453. Hal ini berarti nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara communication apprehension dengan aktifitas mengajar lainnya yang dimiliki subjek. Dapat disimpulkan bahwa aktifitas mengajar lainnya tidak berhubungan secara signifikan dengan communication apprehension.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Tabel 25 : Korelasi antara Communication Apprehension dengan Microteaching
Skor_Total Microteaching Spearman's rho
Skor_Total
Correlation Coefficient
1.000
.102
.
.080
295
295
.102
1.000
Sig. (2-tailed)
.080
.
N
295
295
Sig. (2-tailed) N Microteaching Correlation Coefficient
Tabel 26 menunjukkan nilai signifikansi pada pengujian antara variabel communication apprehension dengan microteaching dengan nilai p sebesar 0,080. Hal ini berarti nilai p > 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara communication apprehension dengan microteaching microteaching
yang tidak
dimiliki
subjek.
berhubungan
Dapat secara
disimpulkan
bahwa
signifikan
dengan
communication apprehension.
F. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self awareness dengan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,411 dengan p sebesar 0.000 (p<0,05),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
maka hipotesis yang berbunyi ada hubungan antara self awareness dan communication apprehension diterima. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan negatif antara self awareness dan communication apprehension. Dengan kata lain, semakin tinggi self awareness maka communication apprehension yang dimiliki subjek semakin redah. Begitupun sebaliknya, semakin rendah self awareness maka semakin tinggi communication apprehension yang dimiliki subjek. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Blume, et al. (2013) yang menyatakan bahwa seorang individu dengan communication apprehension dapat meningkatkan kesadarannya tentang kecemasan yang dialami sehingga dapat lebih mengerti dan mengaturnya lebih lanjut agar kemudian komunikasinya menjadi lebih efektif. Hal ini berarti seseorang dapat mengatasi communication apprehension yang dimilikinya dengan cara menyadari kecemasan yang sedang dialami dan kemudian mencari cara untuk mengatasi kecemasan tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Paul, et. al (2004) yang menyatakan bahwa tanpa self-awareness seseorang tidak dapat mengambil perspektif tentang orang lain sehingga cenderung egois, tidak dapat mengendalikan diri, kurang mampu menghasilkan prestasi yang kreatif, dan kurang memiliki harga diri yang tinggi. Matindas, et. al (2003) mengungkapkan bahwa communication apprehension memiliki dua faktor yang mempengaruhi yaitu internal dan eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi adalah rendahnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
keyakinan dan kepercayaan diri. Rasa tidak yakin biasanya muncul dalam bentuk rasa takut, tegang dan cemas sehingga membuat tersumbatnya memori. Hal ini akan mempengaruhi performa seseorang saat berbicara di depan umum. Hal ini didukung oleh pernyataan Rakhmat (2005) yang menyatakan bahwa faktor yang paling menentukan dalam hambatan komunikasi adalah kurangnya kepercayaan diri. Seseorang yang kurang percaya diri akan cenderung untuk menghindari komunikasi karena ada rasa takut jika orang lain mengejek atau menyalahkan, lebih banyak diam dalam diskusi, dan dalam berpidato akan berbicara dengan terpatah-patah. Dalam hal ini, kepercayaan diri merupakan salah satu komponen yang membentuk self awareness. Individu yang memiliki self awareness cenderung memiliki pemahaman yang mantap tentang diri mereka karena adanya refleksi tentang kelebihan dan kekurangan yang kemudian membuat strategi untuk mengatasi kecemasan tersebut. Perasaan cemas yang dirasakan akan dapat diatasi jika individu dalam mengenali keadaan internal dirinya baik pikiran, emosi, suasana hati. Rini (2002) juga mengungkapkan bahwa rasa cemas muncul karena melemahnya rasa percaya diri sehingga akan memunculkan pikiran-pikiran negatif dalam diri yang mencakup pengalaman negatif yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini didukung oleh pernyataan Rakhmat (2005) yang menyatakan bahwa kecemasan dalam berbicara akan terjadi jika seseorang takut untuk dinilai dan dipandang buruk oleh orang lain. Ketakutan tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
dimunculkan oleh persepsi individu. Namun dengan adanya self awareness, individu cenderung mampu membaca dan memahami emosi yang sedang dirasakannya dan berusaha mencari cara untuk mengurangi kecemasan yang sedang dirasakan. Menurut Bradberry & Greaves (dalam Ancok, 2005), self awareness merupakan kemampuan untuk memahami dan membaca emosi yang sedang dirasakan dalam berbagai situasi secara konsisten sehingga seseorang dapat memahami respon emosi dirinya sendiri baik dari segi positif dan segi negatif. Hal ini diperkuat dengan adanya data hasil deskripsi yang menunjukkan bahwa mean empirik dari self awareness lebih tinggi dari mean hipotetiknya. Pada variabel self awareness, mean empiriknya adalah 141,77 dengan mean hipotetik sebesar 115. Dapat disimpulkan bahwa self awareness yang dimiliki subjek tinggi. Temuan Rochat (2003) menunjukkan bahwa terdapat 5 level yang membentuk self awareness yang dimulai pada usia 2-3 tahun perkembangan anak-anak yaitu confusion, differentiation, situation, identification, permanence, self awareness. Namun hal tersebut tidak berhenti pada usia tersebut. Self awareness adalah proses yang dinamis dan bukan fenomena yang statis. Orang dewasa juga mengalami perkembangan self awareness melalui lima level tersebut. Self awareness akan terus berkembang menerus sepanjang hidup. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas orang dewasa antara lain kehilangan kesadaran tentang diri saat tidur kemudian saat bangun mulai membangun kesadaran kembali, menjadi sangat sadar dalam situasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
umum, atau disaat mengalami kebingungan seseorang menjadi tidak sadar apa yang sedang terjadi, dan sebagainya. Dilihat berdasarkan hasil kategorisasi pada variabel self awareness, nampak bahwa bahwa 212 subjek menempati kategori sangat tinggi dengan skor diatas 134,5 dengan presentase sebesar 71,9%. Sebesar 71 subjek menempati kategori tinggi dengan presentase sebesar 24%, sedangkan 12 subjek dengan presentase sebesar 4,1% berada pada kategori sedang. Tingginya self awareness dalam diri mahasiswa kemungkinan karena pendidikan Sanata Dharma yang mengedepankan refeksi sebagai kebutuhan mahasiswa. Berdasarkan buku model pendidikan karakter Universitas Sanata Dharma (2010), pendidikan berbasis ignasian menunjukkan bahwa refleksi mengambil peran yang penting bagi lulusan mahasiswa Universitas Sanata Dharma. Dengan berefleksi, mahasiswa mampu menimbang dan memilih pengalaman untuk menemukan diri yang otentik sehingga dapat mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan matabat yang luhur. Sedangkan pada variabel communication apprehension, mean empiriknya adalah 140,19 dengan mean hipotetik sebesar 152,5. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa communication apprehension yang dimiliki subjek penelitian tergolong rendah. Dalam penelitian yang dilakukan Lukmantoro (--) mendapatkan hasil bahwa kecemasan dalam berkomunikasi bukanlah suatu sifat bawaan namun lebih kepada lingkungan yang membentuknya. Hal ini dikarenakan communication apprehension tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
terjadi secara konstan (ajeg) namun lebih bersifat situasional dan juga kontekstual. Misalnya perubahan tingkat atau jenjang pendidikan dari taraf menengah (SLTA) menuju level perguruan tinggi (kampus) yang juga mempunyai faktor yang menentukan dalam kehidupan psikologis seseorang. Hal
ini dikarenakan pola pergaulan yang berubah. Sedangkan
hasil
kategorisasi
untuk
variabel
communication
apprehension menunjukkan bahwa terdapat 6 subjek dengan presentase sebesar 2% yang memiliki skor communication apprehension yang sangat tinggi. Sebesar 29 subjek dengan presentase sebesar 9,8% memiliki skor communication apprehension yang tergolong tinggi. Sedangkan terdapat 84 subjek dengan presentase sebesar 28,5% yang memiliki skor communication apprehension yang tergolong sedang. Sebanyak 117 subjek dengan presentase sebesar 39,7% memiliki kategori tergolong rendah dan sisanya sebesar 59 subjek dengan presentase sebesar 20% menempati kategori rendah. Hal ini juga ditunjang dengan adanya data deskripsi yang menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kegiatan mengajar lainnya diluar kampus yang kemungkinan menunjang mereka dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Selain itu, hal ini ditunjang dengan kebanyakan anggapan mahasiswa bahwa microteaching yang mereka jalani dirasa sudah sesuai untuk membantu mereka dalam mengajar di depan umum. Dalam penelitian ini diketahui nilai koefisien korelasi (r = -0,411) dengan taraf koefisien determinasi sebesar (r2) 0,168 yang menunjukkan bahwa self awareness memberikan sumbangan efektif sebesar 17% dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
menurunkan communication apprehension pada mahasiswa FKIP Universitas Sanata Dharma. Hal ini berarti bahwa sebesar 83% merupakan sumbangan efektif lain yang berasal dari faktor lain yang mempengaruhi. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi communication apprehension merupakan salah satu komponen yang membentuk self awareness, sedangkan sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak termuat dalam penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut yaitu ada hubungan negatif antara self awareness dan communication apprehension pada mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) Universitas Sanata Dharma. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar 0,411 dengan p sebesar 0.000 (p<0,05) dengan taraf koefisien determinasi sebesar (r2) 0,168 . Hal ini berarti bahwa adanya sumbangan variabel self awareness sebesar 17% terhadap communication apprehension. Hal ini berarti semakin tinggi self awareness maka communication apprehension semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah self awareness maka communication apprehension semakin tinggi.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, perlu kiranya beberapa saran yang ditujukan oleh subjek penelitian, instusi pendidikan dan penelitian selanjutnya. 1.
Bagi Subjek Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara self awareness dengan communication apprehension, maka diharapkan mahasiswa dapat terus melatih kemampuan dengan 99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
berbagai latian refleksi diri dalam memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki dengan tetap memiliki tolak ukur yang realistis dalam menilai
diri
sendiri
sehingga
dapat
menurunkan
communication
apprehension saat mengajar di depan kelas. Selain itu, mahasiswa dapat mengikuti kegiatan mengajar lain selain PPL sehingga mampu melatih kemampuan mengajar di depan kelas. 2. Bagi FKIP Universitas Sanata Dharma Bagi institusi penelitian diharapkan terus mempertahankan latihan pengembangan diri bagi mahasiswa yang telah dijalankan seperti PPKM agar mahasiswa terus berlatih mengembangkan self awareness secara tepat dan akurat. Selain itu, institusi pendidikan dapat juga memberikan latihan lain sebelum mahasiswa menjalankan kegiatan PPL selain microteaching agar dapat mengurangi communication apprehension mahasiswa yang masih cenderung sangat tinggi. 3. Saran Peneliti Selanjutnya Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang sama sekali belum pernah diteliti yang kemungkinan dapat mempengaruhi communication apprehension, misalnya culture, subordinate status, kognitif dan sebagainya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Kuncoro. C., dkk. (2010). Model Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Percetakan Kanisius. Adimassana, Y. B. (2007). Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Apollo. (2007). Hubungan antara Konsep Diri dengan Kecemasan Berkomunikasi Secara Lisan pada Remaja. Manasa . Vol 1, No 1, Juni 2007 (17-32. (online).http://www.pdf-searchengine.com/kecemasan-berkomunikasi-pdfhtm. Arabsarhangi, M & Noroozi. I. (2014). The Relationship between Self-awareness and Learners’ Performance on Different Reading Comprehension Test Types among Iranian EFL Elementary Learners. Theory and Practice in Language Studies, Vol. 4, No. 4, pp. 675-685, April 2014. Ashley, G. C., Palmon. R. R. (2012). Self-Awareness and the Evolution of Leaders: The Need for a Better Measure of Self-Awareness. Azwar, Saifuddin. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Azwar, Saifuddin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Azwar, Saifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Basuki, H. W. (2003). Pedoman Lengkap Cara Berpikir. Surabaya: Ikon Teralitera. Baumeister, R. F., Told. E. H. (1991). Binge Eating in Escape From Self Awareness. Psychological Bulletin Copyright 1991 by the American Psychological Association~ Inc. 1991, Vol. 110, No. 1, 86-108. Bender, K. (2010). Exploring the Relationship between Self-Awareness and Student Commitment and Understanding of Culturally Responsive Social Work Practice. 19:1, 34-53, DOI: 10.1080/15313200903531990.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Blume, Brian D., dkk. (2013). Communication Apprehension: A Barrier to Students Leadership, Adaptability, and Multicultural Appreciation. Vol. 12, No. 2, 158–172. Burgoon, M., Ruffner, M. (1997). Human Communication. New York : Holt Rinehart. Cervone D. & Lawrence A.Pervin. (2011). Kepribadian : Teori dan Penelitian, edisi 10. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Crisp, R. J. & Turner, R. N. (2010). Essential social psychology. London: Sage Publications. De Vito, Joseph A. (2001). The Interpersonal Communication Book. 9th ed. Addison Wesley Longman. Dewi, A. P., Andrianto, S. (2006). Hubungan antara pola pikir dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa fakultas keguruan. Diakses dari http://www.google.com. Elliot, J. & Chong, J. L. Y. (2004). Presentation Anxiety: A Challenge for some student and a pit of despair for others. Curtin University of Technology. Feist, J., Gregory, J. F. (2008). Theories of Personality. Edisi Keenam. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Fromm, J. (2001). Consciousness – a whirl in the neural flow of information. Tonline.de. Gecer, A. K., Gumus, A. E. (2010). Prediction of public and private university students’ communication apprehension with lecturers. Procedia Social and Behavioral Sciences. Goleman, Daniel. (2007). Kecerdasan Emosional. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Ilias, Azleen., dkk. (2013). Communication Apprehension (CA): A Case of Accounting Students. Vol. 2, No.1 (January, 2013) 16-27. Kurt, R. Muller. (2011). Mindfullness and Communication Apprehension Examining the Relationship between The FFMQ and The PRCA-24. Thesis Kusnawa, W. S. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
Lewis, M.& Brooks-Gunn, J. (1978). Self knowledge and emotional development. In M. Lewis & L. Rosenblum (Eds.), The development of affect: The genesis of behavior, 1 (pp.205-226). New York: Plenum Press.
Lukmantoro, T. (--). Tingkat Kecemasan Komunikasi Mahasiswa dalam Lingkup Akademis. Matildas, D. (2004). Psikologi ; Menghilangkan Grogi di Depan Umum. Diakses dari http://www.kompas.com/kesehatan/news/0302/28/020443.htm. May, R. (1967). Psychology and The Human Dilemma. New York: Van Nostrand Renhold. McCarthy, A. M., Garavan, T. N. (1999). Developing self awareness in the managerial career development process: the value of 360-degree feedback and the MBTI. Journal of European Industrial Training 23/9 [1999] 437±445. MCB University Press. McCroskey, J. (1984). The Communication Apprehension Perspective. Retrieved from http://www.jamesmccroskey.com. McEwan.Elaine K. (2014). 10 Karakter yang Harus Dimiliki Guru yang Sangat Efektif. Jakarta : PT Indeks. Muslimin, Khoirul. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Berbicara di depan Umum. Undip. Thesis. Nugraheni, Andina Prilajeng. (2010). “Hubungan antara Pola Pikir Negatif dan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Skripsi. Universitas Sanata Dharma: tidak diterbitkan. Opt, Susan K; Loffredo, Donald A. (2000). Rethinking communication apprehension: A Myers-Briggs perspective. The Journal of Psychology; Sep 2000; 134, 5; ProQuest Nursing & Allied Health Source pg. 556. Osman, N., Nayan, S., Mansor, M., Maesin, A.,& Shafie. (2010). Spoken Skills, Communication Apprehension and Collaborative Learning. Vol. 6, No. 2, 2010, pp. 117-124. Page, R. C. dkk. (1997). Self Awareness of Participants in a long-term Tibetan Buddhist Retreat. The Journal of Transpersonai Psychology, 1997, Vol. 29, No.2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
Paul J. Silvia and Maureen E. O’Brian. (2004). Self Awareness and Constructive Functioning: Revisiting “The Human Dillema”. Journal of Social and Clinical Psychology, 23, 475-489. Paul, M. D., dkk. (2008). Neuropsychology of self-awareness in young adults. Trinity College Institute of Neuroscience and School of Psychology, Trinity College Dublin, Dublin, Ireland. Pervin, Lawrenca A; Daniel C.&Oliver P.John. (2010). Psikologi Kepribadian : Teori dan Penelitian, edisi kesembilan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Pieterse, A. L. dkk. (2013). Towards a Model of Self-Swareness Development for Counselling and Psychotherapy Training. Counselling Psychology Quarterly. Prabowo, H. (2007). Beberapa Manfaat Meditasi dan Pengalaman Altered Stated of Consciousness. Jurnal Penelitian Psikologi, No. 2, Vol. 12, Desember 2007. Prasetyo, & L. M. Jannah. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Prentice-Dunn, S.,&Rogers, R. (1983). Deindividuation in aggresion. In. R. G. Geen & E. Donnerstein (Eds.), Aggresion: Theoretical and empiical reviews. (Vol. 2,pp.155-177). New York: Academic. Prentice-Dunn, S.,&Rogers, R. (1989). Deindividuation and the self-regulation of behavior, In P. B. Pauls (Ed.). Psychology of group influence (2nd ed.,pp. 87-109). Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. Punyanunt-Carter, N., dkk. (2008). An Examination of Reliability and Validity of the Religious Communication Apprehension Scale. Vol. 37, No. 1, March 2008, pp. 1–15. Radzuan, Noor R. M., dkk. (2010). A Survey of Oral Communication Apprehension in English among ESP Learners in an Engineering Course. English for Specific Purposes World, Issue 31 Volume 10, 2010. Rahayu, I.T., Ardani, T.A. dan Sulistyaningsih. (2004). Hubungan Pola Pikir Positif dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum. Jurnal Psikologi UNDIP, Vol. 1, No. 2, 131-134. Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
Rakhmat, J. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Richards, K. C. dkk. (2010). Self-care and Well-being in Mental Health Professionals: The Mediating Effects of Self-awareness and Mindfulness. Joumal of MentaL Heatth Counseling Volume 32/Number 3/July 2010/Pages 247-264. Rini, J. F. (2002). Memupuk Rasa Percaya Diri. Diakses dari http://www.epsikologi.com. Roach, K. D. (1999). The Influence of Teaching Assistant Willingness to Communicate and Communication Anxiety in the Classroom. Communication quarterly, 47, 166-182. Rogers, N. (2004). Berani Bicara di Depan Publik. Bandung : Nuansa. Sageev, P., & Romanowski, C. J. (2001). A Message From Recent Engineering Graduates in The Workplace: Results of A Survey on Technical Communication Skills. Journal of Engineering Education, 685-693. Santoso, Agung. (2010). Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Schoo, L. A. dkk. (2013). Insight in Cognition: Self-Awareness of Performance Across Cognitive Domains. 20:2, 95-102,DOI: 10.1080/09084282.2012.670144. Siahaan. (2000). Komunikasi : Pemahaman dan Penerapannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Silvia, P. J. dkk. (2012). Self-awareness Without Awareness? Implicit Self-focused Attention and Behavioral Self-regulation. 2, 114-127, DOI: 10.1080/15298868.2011.639550. Solso, Robert L, dkk. (2007). Psikologi Kognitif. (Edisi 8). Jakarta: Penerbit Erlangga. Sudarma, Momom. (2013). Profesi Guru (Dipuji, Dikritisi, dan Dicaci). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku kedokteran EGC. Suryabrata, S. (2007). Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Tart, C. T. (2005). States of Consciousness. hhtp://web.ionsys.com/~remedy/ STATE_OF_CONSCIOUSNESS.htm Tom, A. A. dkk. (2013). Factors Contributing to Communication Apprehension among Pre-University Students. Academic Journal of Interdisciplinary Studies MCSER Publishing, Rome-Italy. Vol 2 No 8, October 2013. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. Trismiati. (2004). Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Pria dan Wanita Akseptor Kontrasepsi Mantap di RSUD Dr. Sardjito Yogyakarta. Jurnal psyche. Vol. 1 No 1, Juli 2004. Vaneechoutte, M. (2000). Experience, Awareness and Consciousness; suggestions for definitions as offered by an evolutionary approach. Fondations of Scientific. Available. hhtp://users.ugent.be/~mvaneech/EAC.html Wahyuni, S. (2014). Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Berbicara di depan Umum pada Mahasiswa Psikologi. eJournal Psikologi.fisip-unmul.ac.id. Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Penerbit Bumi Aksara. William, J. M. G., Watts, F. N., Macleod, C., Mattews, A. (2004). Cognitive Psychology and Emotional Disorders. New York: British Library Cataloguing. Zulganef. (2008). Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. (http://kampus.okezone.com/read/2014/04/10/370/968494/biar-sukses-lulusan-ptharus-mampu-berkomunikasi http:/antoniusiwansblog.blogspot.com/2014/11/mengembangkan-komunikasiefektif.html?m=1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
Lampiran 1 : Skala Uji Coba
SKALA PENELITIAN
Nama
: Yasinta Nugraheni
NIM
: 109114039
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
2014
PRAKATA Yogyakarta, 21 Oktober 2014 Dengan hormat, Saya Yasinta Nugraheni, mahasiswi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon partisipasi anda untuk meluangkan waktu dalam mengisi skala yang terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi dengan lengkap dan jujur setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaan anda tanpa dipengaruhi oleh apapun. Semua jawaban yang akan anda berikan adalah benar. Oleh karena itu, jawaban anda akan sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Kerahasiaan data akan dijamin sehingga saya harap jawaban yang anda berikan benar-benar sesuai dengan diri anda. Semua pernyataan mohon dikerjakan dengan sebaik-baiknya tanpa ada yang terlewatkan sesuai dengan petunjuk yang ada. Atas waktu dan kesediaan anda dalam menjawab setiap pertanyaan, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Yasinta Nugraheni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini dengan sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami, bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan jawaban saya tersebut dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa mencantumkan data diri saya. Yogyakarta, …… Oktober 2014
Menyetujui,
(……………………………)
IDENTITAS DIRI SUBJEK
Nama (Inisial)
: …………………………………………….
Jenis Kelamin
: …………………………………………….
Usia
: …………………………………………….
Suku Bangsa
: …………………………………………….
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
*) coret yang tidak perlu
BAGIAN A
Petunjuk Pengerjaan Berikut ini ada beberapa pernyataan yang berkaitan dengan keadaan diri Anda. Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Anda dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan: 1.
Pada saat mengajar, saya lupa beberapa materi yang SS telah saya pelajari malam sebelumnya.
S
TS
STS
Artinya Anda memilih jawaban Setuju. Apabila Anda ingin mengganti jawaban karena Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda garis datar 2 kali (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang pada kolom yang Anda pilih. Contoh 1.
Pada saat mengajar, saya lupa beberapa materi yang SS telah saya pelajari malam sebelumnya.
S
TS
Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. “SELAMAT MENGERJAKAN”
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
Saat mendapat giliran untuk mengajar di depan 1.
kelas, jantung saya seketika berdebar dengan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
cepat. 2.
3.
4.
5.
6.
Saya merasa tegang saat saya maju dan mulai mengajar di depan kelas. Terkadang saya merasa takut jika nantinya saya menjelaskan materi dengan tidak runtut. Kaki dan tangan saya gemetar ketika pertama kali berbicara di depan kelas. Saya dapat mengingat semua materi yang telah saya siapkan dengan lengkap. Saya mulai berkeringat saat menunggu giliran untuk mengajar di depan kelas. Saya merasa mampu menjawab semua
7.
pertanyaan peserta didik setiap saya mengajar di depan kelas.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Saya tetap berusaha tenang saat saya tidak mampu menjawab pertanyaan dari peserta didik. Sebelum maju untuk mengajar di depan kelas, tangan saya dingin. Meskipun esoknya saya akan mengajar di depan kelas, saya dapat tidur dengan nyenyak. Saya terkadang lupa untuk menjelaskan materi yang telah saya persiapkan sebelumnya. Saya dapat mengendalikan perasaan khawatir saya saat mengajar di depan kelas. Jantung saya tidak deg-degan setiap kali saya mulai maju dan mengajar di depan kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
14. 15.
16.
17.
18.
Saya merasa rileks saat mengajar di depan kelas. Saya mengulang kata atau kalimat saat saya lupa inti dari penjelasan yang saya sampaikan. Saya tidak bisa tidur dengan nyenyak saat saya membayangkan akan mengajar di depan kelas. Saya tetap merasa tenang saat berbicara di depan umum. Saya seketika merasa sakit perut saat menunggu giliran mengajar di depan kelas.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya menggerak-gerakkan tangan secara tidak 19.
sadar saat kesulitan menjawab pertanyaan dari peserta didik. Saya tidak ragu-ragu dalam menjawab
20.
pertanyaan peserta didik walaupun saya tidak yakin akan jawaban yang saya berikan. Saya tetap bersikap tenang saat peserta didik
21.
mulai tidak memperhatikan penjelasan yang saya utarakan.
22.
23.
24.
25.
Pada saat mengajar, saya lupa beberapa materi yang telah saya pelajari malam sebelumnya. Saya berputar-putar dalam menjelaskan materi saat saya mulai merasa tegang. Saya tidak cepat merasa gelisah saat mendapat pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Saya merasa percaya diri walaupun peserta didik tidak puas dengan jawaban yang saya berikan. Saya merasa jantung saya berdebar saat peserta
26.
didik mengajukan pertanyaan yang tidak saya mengerti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
27.
Saya terkadang menghindari kontak mata dengan peserta didik.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Ucapan saya tetap lancar walaupun saya tidak 28.
mengerti tentang pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
29.
Pikiran saya menjadi kacau saat saya tidak dapat menangani suasana di kelas. Saya merasa gugup saat mengajar di depan kelas,
30.
walaupun saya berusaha untuk tidak menunjukkannya.
31.
32.
Perut saya mulas saat peserta didik banyak bertanya tentang materi yang saya ajarkan. Saya melupakan hal yang penting untuk disampaikan saat saya mulai merasa tegang. Saya merasa sangat rileks saat menjawab
33.
pertanyaan peserta didik walaupun saya tidak tahu jawabannya.
34.
35.
36.
37.
38.
Pikiran saya tetap jernih walaupun saya lupa akan semua materi yang telah saya siapkan. Saya takut ditertawakan oleh peserta didik saat mengajar di depan kelas. Saya merasa performa saya menurun saat saya merasa cemas. Saya merasa hilang kendali saat saya mulai merasa cemas.
Saat tidak dapat menjawab pertanyaan dari peserta didik, jantung saya tidak deg-degan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
Saya tidak khawatir saat peserta didik tidak 39.
setuju dengan jawaban saya atas pertanyaan yang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
diberikan. 40.
41.
Saya menjadi tidak sabaran saat saya sedang menunggu giliran untuk mengajar di depan kelas. Saya takut jika saya terdengar membosankan saat saya mengajarkan materi di depan kelas. Saya takut jika peserta didik tidak
42.
memperhatikan saat saya mengajar di depan kelas.
43.
44.
45.
46.
Saya selalu menatap mata peserta didik saat saya mengajar di depan kelas. Ketika mengajar, jantung saya tetap berdenyut dengan normal. Seringkali saya lupa akan penjelasan yang telah saya sampaikan sebelumnya. Saya merasa ada yang menyumbat pikiran saya saat mengajar di depan kelas.. Saat saya akan mengajar di depan kelas, saya
47.
merasa bingung dan tegang walaupun saya sudah mempersiapkan materi sebelumnya.
48.
49.
50. 51.
Saya takut tidak dapat menguasai keadaan di kelas saat saya mengajar. Saya tidak berkeringat saat menunggu giliran untuk mengajar didepan kelas. Setelah selesai mengajar di depan kelas, saya merasa bahwa performa saya sudah maksimal. Saya merasa gugup saat peserta didik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
mengabaikan saya mengajar di depan kelas. 52.
53.
54.
55.
Tangan saya tetap hangat saat saya menunggu giliran untuk mengajar. Secara tidak sadar, saya terkadang terbata-bata saat menyampaikan materi di depan kelas Pikiran saya tiba-tiba menjadi kosong saat mulai merasa tegang dalam mengajar di depan kelas Saya tetap bersikap tenang saat saya tidak dapat menangani suasana dikelas
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya tetap dapat menjelaskan dengan runtut 56.
semua materi yang saya ajarkan walaupun saya lupa akan materi yang saya siapkan. Setelah selesai mengajar di depan kelas, saya
57.
merasa bahwa telah menyampaikan semua materi dengan detail Ucapan saya tetap lancar walaupun saya tidak
58.
mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik
59.
60.
61.
Saya merasa tegang saat menjawab pertanyaan dari peserta didik Saya merasa takut tidak dapat mengajar peserta didik dengan maksimal Saya rasa, saya dapat menjelaskan semua materi yang saya siapkan dengan lengkap. Saya kurang bisa menjelaskan dengan runtut
62.
setiap materi yang saya siapkan jika saya mulai cemas.
63.
Saya tetap tenang saat pertanyaan yang diajukan diluar dari materi yang saya pelajari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
64.
Setelah selesai mengajar, saya baru mengingat materi-materi yang tidak saya jelaskan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saat saya berbicara di depan umum, saya 65.
mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus diucapkan selanjutnya.
66.
Pikiran saya kacau sehingga saya sulit untuk menjelaskan materi dengan runtut. Saya tidak merasa takut menjawab pertanyaan
67.
yang sulit walaupun saya tidak yakin dengan jawaban yang saya berikan.
68.
69.
70.
Saya dapat menjelaskan materi secara runtut sesuai dengan yang saya persiapkan. Saat saya mengajar di depan kelas, saya takut menatap mata peserta didik. Saya sering kehilangan kata-kata ketika akan menjawab pertanyaan dari peserta didik. Saya tetap rileks walaupun peserta didik terlihat
71.
bosan saat mendengarkan saya mengajar di depan kelas. Saya takut jika pertanyaan yang diajukan oleh
72.
peserta didik diluar dari bahan yang saya pelajari.
73.
Saya merasa malu saat ide dan pendapat saya disanggah oleh peserta didik. Saya tetap mengucapkan penjelasan dengan
74.
lancar walaupun ada materi yang lupa disampaikan.
75.
Saya tetap tenang walaupun peserta didik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
menertawakan saat saya mengajar di depan kelas. 76.
Saya takut jika pertanyaan yang diajukan diluar dari bahan yang saya persiapkan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya merasa takut dianggap tidak mampu jika 77.
tidak dapat menjawab pertanyaan dari peserta didik.
78.
Saat saya tidak dapat menguasai keadaan kelas, saya tetap merasa tenang. Jika peserta didik tidak memperhatikan saya
79.
mengajar hal itu karena saya kurang dapat mengajar dengan baik.
80.
Saya takut jika tidak didengarkan saat saya berbicara di depan kelas.
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
BAGIAN B
Petunjuk Pengerjaan Berikut ini ada beberapa pernyataan yang berkaitan dengan keadaan diri Anda. Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Anda dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan: 1.
1.
Saya tidak mudah terpancing emosi marah.
SS
S
TS
STS
Artinya Anda memilih jawaban Setuju. Apabila Anda ingin mengganti jawaban karena Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda garis datar 2 kali (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang pada kolom yang Anda pilih. Contoh Saya tidak mudah terpancing emosi marah. SS S TS STS
Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. “SELAMAT MENGERJAKAN”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
Saya menyadari bahwa setiap orang memiliki 1.
berbagai keterbatasan/ kelemahan/kekurangan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
termasuk saya. Kelemahan yang saya miliki memberikan 2.
semangat untuk menjadi individu yang lebih baik.
3.
4.
5.
6.
7.
Saya akan lega jika dapat meluapkan kemarahan yang saya rasakan kepada orang lain. Walaupun saya sedang sedih, saya tetap ikut senang jika melihat teman sedang bahagia. Saya rasa tidak ada hal dalam diri saya yang perlu diperbaiki. Saya siap menanggung resiko kegagalan dalam pencapaian tujuan. Saya dapat bangkit dari keterpurukan jika saya mengalami kegagalan. Menurut saya, teman saya akan mengerti jika
8.
saya marah-marah saat sedang dalam mood yang jelek. Saya marah jika orang lain menilai bahwa saya
9.
memiliki lebih banyak kekurangan daripada kelebihan.
10.
Dengan adanya motivasi yang tinggi, saya dapat mencapai hal yang saya inginkan. Saya tidak mudah terpancing emosi marah
11.
walaupun ada orang lain yang selalu mencari masalah dengan saya.
12.
Saya merenungkan kembali kesalahan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
pernah saya lakukan terhadap orang lain. Jika sahabat saya sedang dalam mood yang jelek 13.
kemudian melampiaskan pada saya, saya akan berusaha memahami dan tidak balik
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
memarahinya. 14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Orang lain menganggap saya adalah pribadi yang kurang percaya diri. Saya harus mencapai tujuan yang saya targetkan walaupun hal tersebut sangat sulit untuk dicapai. Saya akan memaafkan teman yang tidak sengaja berbuat salah walaupun saya kesal. Teman saya akan merasa nyaman berada di dekat saya jika saya tidak mudah terpancing amarah. Saya tidak tersinggung jika ada orang lain yang mengkritik kelemahan yang saya miliki. Saya kurang mempercayai bahwa saya bisa mencapai standar yang saya harapkan. Saya adalah orang yang memiliki keyakinan yang tinggi untuk meraih keberhasilan. Saya menghindari untuk memikirkan perasaan saya karena membuat beban saya menjadi berat. Saat sedang praktek mengajar, saya menghindari
22.
peserta didik mengetahui bahwa saya sedang dalam perasaan yang kacau karena hal tersebut akan mempengaruhi suasana di dalam kelas. Orang lain tetap merasa nyaman berada di dekat
23.
saya walaupun saya dalam keadaan marah, sebal dan jengkel karena saya tidak pernah melampiaskan kekesalan terhadap mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
24.
Saya dapat mengukur sejauh mana kelemahan dan kelebihan yang ada dalam diri saya.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya takut kegagalan yang pernah saya alami 25.
terulang kembali sehingga saya cenderung takut mengambil keputusan.
26.
Kelemahan yang saya miliki membuat saya menjadi tidak percaya diri. Saya meminta sahabat saya untuk mengutarakan
27.
sifat-sifat saya yang membuatnya tidak nyaman agar saya dapat memperbaiki hal tersebut. Saya percaya dapat mewujudkan suatu keinginan
28.
jika dilandasi dengan keyakinan atas kemampuan yang saya miliki.
29.
Saya akan langsung memarahi orang lain saat mereka berusaha menyakiti hati saya. Jika tiba-tiba saya melampiaskan amarah pada
30.
sahabat saya, wajar jika sahabat saya menjadi tidak nyaman, karena jika saya berada diposisinya saya juga merasa tidak nyaman.
31.
Saya kesulitan saat diminta untuk menyebutkan kelebihan yang saya miliki. Dalam praktek mengajar, saya yakin dapat
32.
menjadikan suasana kelas menjadi menyenangkan dengan cara saya mengajar. Jika teman meminta bantuan, saya akan berusaha
33.
membantu sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
Saat saya sedang mengalami masalah yang berat, 34.
saya mencoba untuk mengendalikan hal tersebut agar tidak merusak mood saya saat sedang
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
praktek mengajar. Saat sedang praktek mengajar, saya tidak malu 35.
jika dikritik oleh peserta didik tentang cara saya mengajar. Dalam praktek mengajar, saya merasa malu jika
36.
tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan peserta didik. Saya memiliki keyakinan yang tinggi dapat
37.
mengajar dengan baik di depan kelas nantinya jika saya telah menjadi seorang guru. Saya kurang bersemangat untuk berjuang
38.
mencapai keberhasilan disaat saya pernah gagal mewujudkan impian saya.
39.
Saya cenderung merasa bahwa diri saya memiliki banyak kelemahan daripada kelebihan. Saat ada teman yang melakukan kesalahan dan
40.
tidak mau minta maaf, saya akan berusaha untuk meredam amarah dan mencoba memahami berada diposisinya.
41.
Walaupun saya sedang patah hati, saya tetap akan berkonsentrasi belajar untuk ujian esok hari. Saya menghindari untuk mengingat kesalahan
42.
yang pernah saya lakukan terhadap orang lain karena hal itu sudah berlalu.
43.
Dalam kondisi terpuruk saya merasa bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
hidup saya hancur. Saya adalah orang yang dapat mengendalikan 44.
amarah dengan tidak melampiaskannya kepada
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
orang lain Saya dapat berempati terhadap teman saya yang 45.
sedang dalam musibah karena tahu jika berada diposisi dia, maka saya akan sangat sedih. Jika saya pernah mengalami kegagalan, maka
46.
saya cenderung tidak termotivasi untuk mencapai keinginan sesuai standar yang saya inginkan. Saya merupakan individu yang mampu
47.
mengambil resiko jika hal tersebut dapat saya atasi. Dalam praktek mengajar, jika saya terlihat yakin
48.
dalam mengajar maka peserta didik akan semakin menunjukkan antusiasme. Saya tahu bahwa jika saya marah maka saya
49.
akan memarahi orang lain, maka dari itu saya akan cenderung menghindari bertemu dengan orang lain.
50.
51. 52.
Dengan kelemahan yang saya miliki, saya akan termotivasi untuk memperbaikinya. Saat tiba-tiba ingin marah, saya menghindari untuk mengetahui apa penyebab saya marah. Saya ragu mengenai kelebihan yang saya miliki. Saya akan menolak memberikan bantuan pada
53.
teman jika hal tersebut diluar batas kemampuan saya.
54.
Saya yakin mendapatkan nilai yang bagus jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
saya berjuang untuk belajar dengan tekun. Jika saya sedang kesal kemudian melampiaskan 55.
kemarahan pada teman saya, saya rasa dia akan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
mengerti. Saya akan berbesar hati jika saya mendapat nilai 56.
jelek pada mata kuliah tertentu karena saya tahu bahwa saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Jika saya sedang sedih, saya akan membiarkan
57.
perasaan tersebut berlarut-larut tanpa mencoba mencari tahu apa penyebabnya.
58.
Saya menyadari bahwa saya memiliki berbagai kelebihan yang dapat saya kembangkan. Saya percaya bahwa dengan kemampuan
59.
mengajar yang saya miliki dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami pelajaran dengan lebih baik.
60.
Saat tiba-tiba ingin marah, saya tidak mengetahui apa penyebab saya marah. Jika saya dapat mengelola perasaan sedih karena
61.
suatu masalah yang sedang saya hadapi, maka saya tetap dapat berkonsentrasi saat perkuliahan sedang berlangsung.
62.
63.
64.
Saya selalu meminta pendapat orang lain tentang keputusan yang harus saya ambil. Saya ikut senang jika teman mendapatkan nilai bagus saat ujian. Saya kecewa jika mendapatkan nilai jelek pada mata kuliah tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
65.
66.
Saya cemas jika orang lain mengejek kelemahan yang saya miliki. Saya tidak pernah merasa iri terhadap orang yang dapat mencapai target melebihi yang saya capai.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam 67.
mengajar maka saya harus memiliki rasa percaya pada kemampuan yang saya miliki. Jika peserta didik mendapatkan nilai yang bagus
68.
saat tes, hal tersebut menandakan bahwa saya berhasil dalam menerapkan metode mengajar yang saya miliki.
69.
70.
Saya tidak siap menanggung resiko kegagalan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Saya akan protes pada dosen jika mendapat nilai jelek pada ujian. Jika saya telah belajar dengan tekun, maka esok
71.
hari saya yakin dapat mengerjakan ujian dengan baik. Jika ada teman yang membuat kesalahan pada
72.
saya maka saya akan berusaha menasehati daripada marah padanya. Jika dosen marah saat saya ramai di dalam kelas,
73.
saya akan maklum karena jika saya berada diposisinya, maka saya juga akan jengkel.
74.
75.
Saya akan meminta bantuan teman lain untuk memeriksa hasil tugas kuliah yang saya kerjakan. Saya merasa bahwa kemampuan yang saya miliki tidak sebanding dengan teman-teman kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
yang lain. Saya lebih suka mengerjakan tugas secara 76.
berkelompok daripada tugas individu karena saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
tidak yakin dapat mengerjakannya sendiri. Saya bersedia bercerita tentang perasaan senang, 77.
marah, jengkel, dan sedih yang saya alami pada sahabat agar hubungan kami menjadi lebih terbuka. Jika saya membuat kesalahan, saya tidak segan
78.
jika sahabat saya marah karena saya berusaha memahami berada diposisinya. Saya tidak percaya bahwa mampu mewujudkan
79.
target sesuai standar yang saya tentukan dikarenakan kegagalan yang saya alami sebelumnya.
80.
Saya tidak perlu mengukur kemampuan diri karena saya dapat mencapai segala hal. Saya percaya tentang anggapan orang lain
81.
mengenai kelemahan yang saya miliki walaupun terkadang tidak sesuai seperti yang saya pikirkan. Saya lebih memilih untuk bertanya kepada teman
82.
daripada dosen, karena saya takut jika dosen mengetahui kelemahan saya. Saya malu jika orang lain mengetahui bahwa
83.
saya mendapatkan nilai jelek pada mata kuliah yang tidak saya kuasai.
84. 85.
Saya melihat jawaban tugas kuliah teman karena ragu-ragu dengan yang saya kerjakan sendiri. Saya rasa dalam pencapaian tujuan akan selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
ada hambatan yang harus dilalui. 86.
87.
Saya merasa iri pada teman yang mendapatkan nilai bagus pada saat ujian. Saya optimis dalam mencapai tujuan yang saya harapkan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya akan mengganti cara belajar seperti teman 88.
lain yang berhasil mendapatkan nilai yang bagus walaupun hal tersebut melebihi kemampuan yang saya miliki. Saya akan menerima kritikan yang membangun
89.
dari orang lain karena hal tersebut membuat saya berkembang menjadi lebih baik.
90.
Saya rasa, jika orang lain mengkritik kelemahan yang saya miliki karena mereka iri pada saya. Saya berpikir, terkadang orang lain cenderung
91.
menilai kelemahan daripada kelebihan yang saya miliki. Saya cukup percaya diri tentang kemampuan
92.
saya dalam mengatasi permasalahan yang sedang saya hadapi. Saya tidak kecewa jika gagal mengerjakan soal
93.
ujian karena saya tahu bahwa saya sudah belajar dengan keras. Dalam praktek mengajar, saya memiliki
94.
keyakinan yang kuat bahwa saya telah menerapkan metode mengajar yang tepat bagi peserta didik.
95.
Saya merasa tujuan yang saya harapkan melebihi kemampuan yang saya miliki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
Saya menggunakan kemampuan maksimal untuk
96.
mencapai target yang saya harapkan. Saya meminta dukungan orang lain untuk
97.
membangun kepercayaan diri saya. Tiba-tiba saya enggan mengikuti kegiatan PPL
98.
karena takut tidak dapat mengajar dengan baik. Saya malu jika tidak dapat menjawab pertanyaan
99.
dosen di dalam kelas.
100.
Saya tidak memaksakan diri dalam melakukan sesuatu jika hal tersebut diluar kemampuan saya.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Jika teman saya belajar sampai larut malam 101. untuk mendapatkan nilai bagus, saya akan mengikuti walaupun saat itu saya sedang sakit Jika saya membuat target yang realistis dalam 102. hidup, maka saya dapat mencapainya dengan mudah.
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih, Tuhan Memberkati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
Lampiran 2 : Reliabilitas Skala Uji Coba 1. Communication Apprehension Reliabilitas awal Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 75
100.0
0
.0
75
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.951
.951
80
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item1
184.40
583.162
.603
.
.950
Item2
184.57
582.329
.694
.
.950
Item3
184.33
586.793
.582
.
.950
Item4
184.96
586.634
.513
.
.950
Item5
185.15
600.559
.194
.
.951
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
Item6
185.08
584.669
.547
.
.950
Item7
185.27
599.739
.238
.
.951
Item8
185.64
601.342
.253
.
.951
Item9
184.95
578.916
.646
.
.950
Item10
185.45
595.711
.279
.
.951
Item11
184.69
590.080
.532
.
.950
Item12
185.36
596.234
.347
.
.951
Item13
184.83
585.010
.589
.
.950
Item14
185.23
589.448
.563
.
.950
Item15
184.55
597.440
.273
.
.951
Item16
185.27
592.225
.396
.
.951
Item17
185.13
594.306
.492
.
.951
Item18
185.27
592.901
.343
.
.951
Item19
185.15
589.857
.448
.
.951
Item20
185.05
606.240
.012
.
.952
Item21
185.28
603.096
.109
.
.952
Item22
184.89
587.015
.596
.
.950
Item23
185.08
587.994
.507
.
.950
Item24
185.12
597.161
.341
.
.951
Item25
184.96
596.444
.335
.
.951
Item26
184.84
588.461
.534
.
.950
Item27
185.64
606.720
.005
.
.952
Item28
184.93
596.685
.337
.
.951
Item29
184.81
585.586
.588
.
.950
Item30
184.73
590.036
.510
.
.950
Item31
185.60
595.135
.405
.
.951
Item32
185.07
584.360
.693
.
.950
Item33
184.96
594.498
.449
.
.951
Item34
184.73
602.658
.129
.
.952
Item35
185.12
587.323
.441
.
.951
Item36
184.55
586.927
.586
.
.950
Item37
184.95
589.808
.593
.
.950
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
Item38
184.65
590.959
.496
.
.950
Item39
184.87
598.225
.263
.
.951
Item40
184.92
607.453
-.020
.
.952
Item41
184.31
593.134
.374
.
.951
Item42
184.47
592.144
.418
.
.951
Item43
185.45
602.630
.122
.
.952
Item44
185.28
591.907
.512
.
.950
Item45
185.16
592.974
.452
.
.951
Item46
185.17
591.307
.495
.
.951
Item47
185.03
584.107
.688
.
.950
Item48
184.57
584.464
.616
.
.950
Item49
184.92
597.048
.267
.
.951
Item50
185.04
598.606
.274
.
.951
Item51
184.81
586.830
.553
.
.950
Item52
184.96
588.201
.585
.
.950
Item53
184.81
587.154
.574
.
.950
Item54
185.04
587.498
.587
.
.950
Item55
185.23
596.151
.406
.
.951
Item56
185.12
594.134
.449
.
.951
Item57
185.00
591.649
.466
.
.951
Item58
185.03
591.594
.603
.
.950
Item59
185.25
593.111
.474
.
.951
Item60
184.44
589.223
.487
.
.951
Item61
185.19
592.505
.478
.
.951
Item62
184.92
587.183
.560
.
.950
Item63
185.33
598.063
.341
.
.951
Item64
184.51
591.010
.478
.
.951
Item65
185.16
584.704
.641
.
.950
Item66
185.01
583.257
.672
.
.950
Item67
185.08
594.912
.445
.
.951
Item68
185.19
591.911
.540
.
.950
Item69
185.52
595.415
.376
.
.951
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
Item70
185.28
593.258
.448
.
.951
Item71
185.07
598.874
.294
.
.951
Item72
185.15
588.613
.611
.
.950
Item73
185.23
592.475
.434
.
.951
Item74
185.17
604.145
.102
.
.952
Item75
185.09
602.329
.143
.
.952
Item76
185.11
584.907
.670
.
.950
Item77
184.85
587.370
.499
.
.950
Item78
185.00
596.108
.351
.
.951
Item79
184.84
598.839
.222
.
.951
Item80
184.57
590.815
.426
.
.951
Setelah mengeliminasi nilai minus
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.952
.952
79
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item1
181.97
583.270
.606
.
.951
Item2
182.15
582.424
.698
.
.951
Item3
181.91
587.005
.582
.
.951
Item4
182.53
586.874
.512
.
.951
Item5
182.72
600.691
.196
.
.952
Item6
182.65
585.094
.541
.
.951
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
Item7
182.84
599.866
.242
.
.952
Item8
183.21
601.548
.253
.
.952
Item9
182.52
579.226
.644
.
.951
Item10
183.03
596.026
.277
.
.952
Item11
182.27
590.387
.529
.
.951
Item12
182.93
596.523
.345
.
.952
Item13
182.40
585.027
.594
.
.951
Item14
182.80
589.595
.565
.
.951
Item15
182.12
597.783
.269
.
.952
Item16
182.84
592.569
.393
.
.952
Item17
182.71
594.453
.495
.
.952
Item18
182.84
593.461
.334
.
.952
Item19
182.72
590.069
.448
.
.952
Item20
182.63
606.264
.017
.
.953
Item21
182.85
603.451
.105
.
.953
Item22
182.47
587.414
.591
.
.951
Item23
182.65
588.311
.504
.
.951
Item24
182.69
597.540
.336
.
.952
Item25
182.53
596.685
.334
.
.952
Item26
182.41
588.624
.536
.
.951
Item27
183.21
607.062
.001
.
.953
Item28
182.51
596.821
.340
.
.952
Item29
182.39
585.862
.586
.
.951
Item30
182.31
590.134
.514
.
.951
Item31
183.17
595.443
.402
.
.952
Item32
182.64
584.558
.694
.
.951
Item33
182.53
594.523
.456
.
.952
Item34
182.31
602.837
.130
.
.953
Item35
182.69
587.756
.436
.
.952
Item36
182.12
587.323
.581
.
.951
Item37
182.52
589.956
.595
.
.951
Item38
182.23
591.178
.496
.
.951
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
Item39
182.44
598.439
.263
.
.952
Item41
181.88
593.566
.368
.
.952
Item42
182.04
592.525
.414
.
.952
Item43
183.03
602.837
.122
.
.953
Item44
182.85
591.965
.518
.
.951
Item45
182.73
593.090
.455
.
.952
Item46
182.75
591.489
.496
.
.951
Item47
182.60
584.243
.691
.
.951
Item48
182.15
584.721
.615
.
.951
Item49
182.49
597.172
.270
.
.952
Item50
182.61
598.808
.275
.
.952
Item51
182.39
587.294
.546
.
.951
Item52
182.53
588.387
.586
.
.951
Item53
182.39
587.294
.576
.
.951
Item54
182.61
587.619
.590
.
.951
Item55
182.80
596.243
.411
.
.952
Item56
182.69
594.188
.455
.
.952
Item57
182.57
591.815
.468
.
.952
Item58
182.60
591.730
.606
.
.951
Item59
182.83
593.361
.473
.
.952
Item60
182.01
589.419
.488
.
.951
Item61
182.76
592.698
.479
.
.952
Item62
182.49
587.253
.564
.
.951
Item63
182.91
598.221
.344
.
.952
Item64
182.08
591.345
.474
.
.952
Item65
182.73
584.766
.645
.
.951
Item66
182.59
583.354
.675
.
.951
Item67
182.65
595.040
.448
.
.952
Item68
182.76
592.158
.539
.
.951
Item69
183.09
595.464
.381
.
.952
Item70
182.85
593.478
.448
.
.952
Item71
182.64
599.152
.292
.
.952
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
Item72
182.72
588.853
.610
.
.951
Item73
182.80
592.649
.435
.
.952
Item74
182.75
604.165
.109
.
.953
Item75
182.67
602.550
.143
.
.953
Item76
182.68
585.166
.669
.
.951
Item77
182.43
587.815
.493
.
.951
Item78
182.57
596.275
.353
.
.952
Item79
182.41
599.003
.224
.
.952
Item80
182.15
590.965
.428
.
.952
*Bold = Item yang dieliminasi Setelah mengeliminasi dengan standar ≤ 0.30
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.958
.958
62
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item1
144.29
484.859
.606
.
.957
Item2
144.47
484.009
.700
.
.957
Item3
144.23
487.880
.594
.
.957
Item4
144.85
487.532
.529
.
.958
Item6
144.97
485.837
.560
.
.957
Item9
144.84
480.082
.672
.
.957
Item11
144.59
490.948
.543
.
.958
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
Item12
145.25
496.597
.357
.
.958
Item13
144.72
486.799
.584
.
.957
Item14
145.12
490.323
.576
.
.957
Item16
145.16
492.920
.405
.
.958
Item17
145.03
494.999
.497
.
.958
Item18
145.16
492.731
.373
.
.958
Item19
145.04
490.444
.466
.
.958
Item22
144.79
488.548
.593
.
.957
Item23
144.97
488.864
.521
.
.958
Item24
145.01
498.175
.324
.
.958
Item25
144.85
498.289
.291
.
.958
Item26
144.73
489.360
.548
.
.958
Item28
144.83
497.848
.316
.
.958
Item29
144.71
486.913
.595
.
.957
Item30
144.63
490.615
.530
.
.958
Item31
145.49
496.010
.399
.
.958
Item32
144.96
486.525
.677
.
.957
Item33
144.85
496.289
.409
.
.958
Item35
145.01
489.175
.429
.
.958
Item36
144.44
488.196
.592
.
.957
Item37
144.84
490.623
.608
.
.957
Item38
144.55
492.197
.491
.
.958
Item41
144.20
494.027
.374
.
.958
Item42
144.36
493.044
.421
.
.958
Item44
145.17
492.686
.521
.
.958
Item45
145.05
493.646
.461
.
.958
Item46
145.07
491.874
.512
.
.958
Item47
144.92
485.237
.708
.
.957
Item48
144.47
485.523
.635
.
.957
Item51
144.71
488.805
.537
.
.958
Item52
144.85
488.992
.604
.
.957
Item53
144.71
488.021
.592
.
.957
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
Item54
144.93
487.847
.623
.
.957
Item55
145.12
497.107
.393
.
.958
Item56
145.01
495.013
.447
.
.958
Item57
144.89
492.799
.462
.
.958
Item58
144.92
493.372
.571
.
.958
Item59
145.15
493.667
.487
.
.958
Item60
144.33
490.360
.490
.
.958
Item61
145.08
494.102
.455
.
.958
Item62
144.81
488.235
.572
.
.957
Item63
145.23
499.286
.310
.
.958
Item64
144.40
491.189
.508
.
.958
Item65
145.05
485.484
.669
.
.957
Item66
144.91
484.113
.701
.
.957
Item67
144.97
495.972
.433
.
.958
Item68
145.08
492.831
.544
.
.958
Item69
145.41
496.570
.359
.
.958
Item70
145.17
494.226
.445
.
.958
Item72
145.04
489.958
.610
.
.957
Item73
145.12
494.080
.412
.
.958
Item76
145.00
486.270
.679
.
.957
Item77
144.75
488.435
.509
.
.958
Item78
144.89
497.475
.325
.
.958
Item80
144.47
491.631
.435
.
.958
*Bold = Item yang dieliminasi Reliabilitas akhir
Reliability Statistics
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.958
.959
61
2. Self Awareness Realiabilitas Awal
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 75
100.0
0
.0
75
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.897
.906
102
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item1
296.39
417.051
.134
.
.897
Item2
296.68
413.221
.218
.
.897
Item3
297.52
413.037
.157
.
.897
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
Item4
296.95
411.889
.339
.
.896
Item5
296.61
411.375
.303
.
.896
Item6
296.99
406.797
.526
.
.895
Item7
296.95
408.781
.464
.
.895
Item8
297.80
409.946
.290
.
.896
Item9
297.09
408.221
.383
.
.895
Item10
296.71
412.345
.313
.
.896
Item11
297.43
409.275
.267
.
.896
Item12
296.87
412.523
.245
.
.896
Item13
297.15
415.235
.150
.
.897
Item14
297.45
408.954
.285
.
.896
Item15
298.61
425.511
-.275
.
.900
Item16
296.95
410.511
.338
.
.896
Item17
296.87
414.009
.213
.
.897
Item18
297.08
405.561
.505
.
.895
Item19
297.41
409.246
.419
.
.895
Item20
297.01
404.527
.615
.
.894
Item21
297.88
424.675
-.197
.
.900
Item22
296.88
414.783
.130
.
.897
Item23
297.32
415.329
.106
.
.898
Item24
297.25
413.705
.196
.
.897
Item25
297.77
404.043
.461
.
.895
Item26
297.44
404.655
.435
.
.895
Item27
297.04
413.796
.207
.
.897
Item28
296.69
410.702
.390
.
.896
Item29
297.19
405.857
.456
.
.895
Item30
296.99
415.365
.136
.
.897
Item31
297.92
414.210
.132
.
.898
Item32
297.08
409.994
.392
.
.896
Item33
296.67
409.306
.435
.
.895
Item34
296.72
410.231
.375
.
.896
Item35
296.79
406.684
.476
.
.895
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
Item36
297.75
415.192
.112
.
.898
Item37
296.83
406.524
.550
.
.895
Item38
297.23
404.880
.484
.
.895
Item39
297.45
409.035
.337
.
.896
Item40
297.16
414.947
.151
.
.897
Item41
297.36
408.693
.293
.
.896
Item42
297.63
419.183
-.012
.
.899
Item43
297.40
405.459
.361
.
.896
Item44
297.29
409.832
.309
.
.896
Item45
296.88
408.702
.466
.
.895
Item46
297.29
402.426
.622
.
.894
Item47
297.09
407.410
.456
.
.895
Item48
296.77
410.015
.427
.
.895
Item49
297.63
425.588
-.197
.
.901
Item50
296.88
412.350
.316
.
.896
Item51
297.36
414.639
.127
.
.898
Item52
297.24
403.455
.528
.
.894
Item53
297.65
426.013
-.227
.
.901
Item54
296.55
409.548
.466
.
.895
Item55
297.35
412.257
.222
.
.897
Item56
297.25
410.435
.282
.
.896
Item57
297.03
402.783
.604
.
.894
Item58
296.95
405.889
.526
.
.895
Item59
296.87
408.090
.576
.
.895
Item60
297.49
406.415
.410
.
.895
Item61
297.12
404.431
.503
.
.894
Item62
298.31
416.918
.084
.
.898
Item63
297.09
406.707
.523
.
.895
Item64
298.39
424.186
-.187
.
.900
Item65
297.56
404.331
.495
.
.894
Item66
297.55
413.900
.162
.
.897
Item67
296.80
408.595
.475
.
.895
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142
Item68
296.91
414.545
.171
.
.897
Item69
297.33
403.198
.589
.
.894
Item70
297.24
412.942
.206
.
.897
Item71
296.77
414.961
.159
.
.897
Item72
297.28
415.150
.137
.
.897
Item73
296.84
413.623
.249
.
.896
Item74
298.04
419.715
-.029
.
.898
Item75
297.61
404.484
.483
.
.895
Item76
297.64
406.720
.367
.
.895
Item77
297.03
415.783
.100
.
.898
Item78
297.13
414.847
.196
.
.897
Item79
297.45
409.711
.345
.
.896
Item80
297.24
409.725
.310
.
.896
Item81
297.89
419.151
-.006
.
.898
Item82
297.61
404.078
.484
.
.895
Item83
297.65
413.743
.150
.
.897
Item84
297.65
403.959
.499
.
.894
Item85
296.80
412.351
.319
.
.896
Item86
297.52
405.145
.417
.
.895
Item87
296.85
406.343
.541
.
.895
Item88
297.88
417.702
.027
.
.899
Item89
296.83
410.686
.365
.
.896
Item90
297.20
412.946
.196
.
.897
Item91
297.87
415.766
.094
.
.898
Item92
296.99
413.311
.302
.
.896
Item93
297.53
409.036
.317
.
.896
Item94
297.16
412.758
.278
.
.896
Item95
297.69
413.080
.202
.
.897
Item96
296.88
410.566
.381
.
.896
Item97
298.35
424.311
-.191
.
.900
Item98
296.89
410.556
.270
.
.896
Item99
297.52
410.766
.304
.
.896
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143
Item100
297.32
423.923
-.190
.
.900
Item101
297.33
419.793
-.033
.
.899
Item102
296.93
416.360
.094
.
.898
*Bold = Item yang dieliminasi Setelah mengeliminasi item minus
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.920
.926
91
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item1
270.91
457.437
.135
.
.920
Item2
271.20
453.838
.204
.
.920
Item3
272.04
453.147
.160
.
.921
Item4
271.47
451.550
.362
.
.919
Item5
271.13
451.631
.299
.
.920
Item6
271.51
446.983
.514
.
.919
Item7
271.47
448.550
.474
.
.919
Item8
272.32
450.599
.272
.
.920
Item9
271.61
448.727
.365
.
.919
Item10
271.23
452.178
.328
.
.920
Item11
271.95
449.430
.264
.
.920
Item12
271.39
452.051
.270
.
.920
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144
Item13
271.67
454.847
.177
.
.920
Item14
271.97
448.567
.297
.
.920
Item16
271.47
450.225
.353
.
.919
Item17
271.39
454.186
.217
.
.920
Item18
271.60
445.514
.502
.
.918
Item19
271.93
449.009
.430
.
.919
Item20
271.53
444.117
.624
.
.918
Item22
271.40
455.297
.123
.
.921
Item23
271.84
454.758
.133
.
.921
Item24
271.77
453.502
.212
.
.920
Item25
272.29
444.048
.455
.
.919
Item26
271.96
444.336
.439
.
.919
Item27
271.56
453.439
.230
.
.920
Item28
271.21
450.846
.388
.
.919
Item29
271.71
445.913
.450
.
.919
Item30
271.51
455.118
.158
.
.920
Item31
272.44
454.196
.140
.
.921
Item32
271.60
449.054
.435
.
.919
Item33
271.19
449.478
.429
.
.919
Item34
271.24
449.942
.391
.
.919
Item35
271.31
446.648
.474
.
.919
Item36
272.27
455.766
.105
.
.921
Item37
271.35
445.986
.569
.
.918
Item38
271.75
444.354
.496
.
.918
Item39
271.97
449.270
.331
.
.919
Item40
271.68
455.004
.161
.
.920
Item41
271.88
448.350
.304
.
.920
Item43
271.92
446.021
.342
.
.919
Item44
271.81
449.478
.323
.
.919
Item45
271.40
448.243
.486
.
.919
Item46
271.81
442.343
.614
.
.918
Item47
271.61
446.862
.475
.
.919
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145
Item48
271.29
449.643
.447
.
.919
Item50
271.40
451.865
.346
.
.919
Item51
271.88
454.485
.141
.
.921
Item52
271.76
442.779
.542
.
.918
Item54
271.07
449.631
.464
.
.919
Item55
271.87
453.063
.201
.
.920
Item56
271.77
450.124
.295
.
.920
Item57
271.55
442.467
.605
.
.918
Item58
271.47
445.739
.527
.
.918
Item59
271.39
448.213
.568
.
.919
Item60
272.01
446.067
.418
.
.919
Item61
271.64
445.071
.475
.
.919
Item62
272.83
457.956
.059
.
.921
Item63
271.61
446.078
.546
.
.918
Item65
272.08
444.480
.483
.
.918
Item66
272.07
454.387
.155
.
.921
Item67
271.32
448.221
.491
.
.919
Item68
271.43
455.032
.164
.
.920
Item69
271.85
443.127
.582
.
.918
Item70
271.76
453.590
.192
.
.920
Item71
271.29
454.886
.174
.
.920
Item72
271.80
455.351
.141
.
.921
Item73
271.36
452.990
.288
.
.920
Item75
272.13
444.928
.463
.
.919
Item76
272.16
446.623
.368
.
.919
Item77
271.55
455.089
.133
.
.921
Item78
271.65
454.284
.235
.
.920
Item79
271.97
449.729
.346
.
.919
Item80
271.76
449.644
.315
.
.920
Item82
272.13
443.982
.481
.
.918
Item83
272.17
454.253
.143
.
.921
Item84
272.17
444.010
.490
.
.918
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146
Item85
271.32
452.545
.318
.
.920
Item86
272.04
445.093
.414
.
.919
Item87
271.37
445.643
.565
.
.918
Item88
272.40
459.351
-.006
.
.922
Item89
271.35
450.392
.382
.
.919
Item90
271.72
453.177
.196
.
.920
Item91
272.39
456.457
.084
.
.921
Item92
271.51
453.605
.299
.
.920
Item93
272.05
449.132
.315
.
.920
Item94
271.68
452.275
.307
.
.920
Item95
272.21
453.738
.187
.
.920
Item96
271.40
450.378
.394
.
.919
Item98
271.41
450.597
.272
.
.920
Item99
272.04
450.742
.309
.
.920
Item102
271.45
456.467
.104
.
.921
*Bold = Item yang dieliminasi Setelah mengeliminasi item minus
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.922
.927
90
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147
Item1
268.59
456.948
.134
.
.922
Item2
268.88
453.296
.206
.
.922
Item3
269.72
452.691
.159
.
.922
Item4
269.15
450.938
.367
.
.921
Item5
268.81
451.181
.297
.
.921
Item6
269.19
446.640
.508
.
.920
Item7
269.15
448.046
.475
.
.920
Item8
270.00
450.081
.272
.
.921
Item9
269.29
448.318
.362
.
.921
Item10
268.91
451.437
.339
.
.921
Item11
269.63
448.859
.266
.
.922
Item12
269.07
451.306
.279
.
.921
Item13
269.35
453.986
.191
.
.922
Item14
269.65
448.257
.292
.
.921
Item16
269.15
449.748
.352
.
.921
Item17
269.07
453.604
.220
.
.922
Item18
269.28
445.015
.502
.
.920
Item19
269.61
448.565
.428
.
.921
Item20
269.21
443.684
.621
.
.920
Item22
269.08
454.858
.122
.
.922
Item23
269.52
454.010
.141
.
.922
Item24
269.45
452.846
.218
.
.922
Item25
269.97
443.621
.453
.
.920
Item26
269.64
443.801
.441
.
.920
Item27
269.24
452.942
.230
.
.922
Item28
268.89
450.151
.397
.
.921
Item29
269.39
445.375
.452
.
.920
Item30
269.19
454.748
.153
.
.922
Item31
270.12
453.999
.132
.
.922
Item32
269.28
448.448
.439
.
.921
Item33
268.87
448.955
.430
.
.921
Item34
268.92
449.426
.391
.
.921
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148
Item35
268.99
446.121
.475
.
.920
Item36
269.95
455.240
.106
.
.923
Item37
269.03
445.378
.574
.
.920
Item38
269.43
444.032
.491
.
.920
Item39
269.65
449.067
.321
.
.921
Item40
269.36
454.206
.172
.
.922
Item41
269.56
447.790
.306
.
.921
Item43
269.60
445.703
.338
.
.921
Item44
269.49
448.848
.327
.
.921
Item45
269.08
447.750
.486
.
.920
Item46
269.49
441.767
.617
.
.919
Item47
269.29
446.264
.479
.
.920
Item48
268.97
448.945
.456
.
.921
Item50
269.08
451.075
.360
.
.921
Item51
269.56
454.250
.133
.
.922
Item52
269.44
442.412
.538
.
.920
Item54
268.75
449.084
.466
.
.921
Item55
269.55
452.603
.200
.
.922
Item56
269.45
449.359
.304
.
.921
Item57
269.23
442.015
.604
.
.919
Item58
269.15
445.154
.531
.
.920
Item59
269.07
447.658
.571
.
.920
Item60
269.69
445.621
.416
.
.921
Item61
269.32
444.761
.469
.
.920
Item62
270.51
457.632
.052
.
.922
Item63
269.29
445.588
.545
.
.920
Item65
269.76
443.969
.484
.
.920
Item66
269.75
453.840
.156
.
.922
Item67
269.00
447.730
.491
.
.920
Item68
269.11
454.475
.166
.
.922
Item69
269.53
442.847
.574
.
.920
Item70
269.44
453.196
.188
.
.922
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149
Item71
268.97
454.243
.179
.
.922
Item72
269.48
454.875
.140
.
.922
Item73
269.04
452.201
.301
.
.921
Item75
269.81
444.613
.457
.
.920
Item76
269.84
446.163
.367
.
.921
Item77
269.23
454.367
.140
.
.922
Item78
269.33
453.658
.241
.
.921
Item79
269.65
449.175
.348
.
.921
Item80
269.44
449.439
.305
.
.921
Item82
269.81
443.505
.480
.
.920
Item83
269.85
453.884
.139
.
.922
Item84
269.85
443.721
.483
.
.920
Item85
269.00
451.919
.324
.
.921
Item86
269.72
444.583
.414
.
.921
Item87
269.05
444.970
.573
.
.920
Item89
269.03
449.810
.385
.
.921
Item90
269.40
452.676
.196
.
.922
Item91
270.07
456.063
.081
.
.923
Item92
269.19
452.965
.306
.
.921
Item93
269.73
448.901
.307
.
.921
Item94
269.36
451.747
.309
.
.921
Item95
269.89
453.691
.172
.
.922
Item96
269.08
449.696
.402
.
.921
Item98
269.09
450.140
.271
.
.921
Item99
269.72
450.312
.307
.
.921
Item102
269.13
456.036
.101
.
.922
*Bold = Item yang dieliminasi Setelah mengeliminasi item ≤ 0,3 Reliability Statistics
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.931
.934
55
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item4
165.83
263.334
.401
.
.930
Item6
165.87
260.279
.526
.
.930
Item7
165.83
261.388
.492
.
.930
Item9
165.97
261.675
.370
.
.931
Item10
165.59
264.057
.352
.
.931
Item16
165.83
262.875
.357
.
.931
Item18
165.96
259.579
.491
.
.930
Item19
166.29
262.264
.418
.
.930
Item20
165.89
257.799
.652
.
.929
Item25
166.65
257.500
.483
.
.930
Item26
166.32
257.842
.462
.
.930
Item28
165.57
263.113
.408
.
.930
Item29
166.07
260.063
.431
.
.930
Item32
165.96
262.498
.411
.
.930
Item33
165.55
262.278
.436
.
.930
Item34
165.60
262.649
.396
.
.930
Item35
165.67
259.847
.493
.
.930
Item37
165.71
259.913
.559
.
.929
Item38
166.11
258.421
.498
.
.930
Item41
166.24
261.428
.305
.
.931
Item43
166.28
260.610
.309
.
.932
Item44
166.17
262.902
.299
.
.931
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151
Item45
165.76
261.212
.501
.
.930
Item46
166.17
256.037
.658
.
.928
Item47
165.97
259.459
.522
.
.929
Item48
165.65
262.392
.455
.
.930
Item50
165.76
264.023
.358
.
.931
Item52
166.12
257.972
.511
.
.929
Item54
165.43
262.464
.468
.
.930
Item56
166.13
263.090
.285
.
.931
Item57
165.91
256.545
.629
.
.929
Item58
165.83
260.199
.493
.
.930
Item59
165.75
261.165
.587
.
.929
Item60
166.37
259.615
.423
.
.930
Item61
166.00
258.838
.482
.
.930
Item63
165.97
260.026
.534
.
.929
Item65
166.44
258.223
.497
.
.930
Item67
165.68
261.815
.470
.
.930
Item69
166.21
256.792
.618
.
.929
Item73
165.72
265.475
.265
.
.931
Item75
166.49
259.037
.456
.
.930
Item76
166.52
259.983
.374
.
.931
Item79
166.33
261.901
.378
.
.930
Item80
166.12
262.566
.311
.
.931
Item82
166.49
258.713
.458
.
.930
Item84
166.53
257.658
.513
.
.929
Item85
165.68
264.653
.324
.
.931
Item86
166.40
259.432
.396
.
.930
Item87
165.73
259.550
.561
.
.929
Item89
165.71
264.048
.329
.
.931
Item92
165.87
265.387
.310
.
.931
Item93
166.41
263.084
.274
.
.931
Item94
166.04
264.796
.293
.
.931
Item96
165.76
262.374
.434
.
.930
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152
Item99
166.40
263.459
.303
.
.931
*Bold = Item yang dieliminasi
Setelah mengeliminasi item ≤ 0,30 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.931
.934
50
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item4
150.91
231.788
.402
.
.930
Item6
150.95
228.943
.527
.
.929
Item7
150.91
230.140
.483
.
.929
Item9
151.05
230.186
.373
.
.930
Item10
150.67
232.360
.361
.
.930
Item16
150.91
231.410
.355
.
.930
Item18
151.04
228.525
.479
.
.929
Item19
151.37
230.940
.410
.
.930
Item20
150.97
226.594
.654
.
.928
Item25
151.73
226.198
.489
.
.929
Item26
151.40
226.243
.479
.
.929
Item28
150.65
231.662
.404
.
.930
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153
Item29
151.15
228.748
.431
.
.930
Item32
151.04
231.390
.390
.
.930
Item33
150.63
230.778
.439
.
.930
Item34
150.68
231.437
.380
.
.930
Item35
150.75
228.354
.502
.
.929
Item37
150.79
228.954
.538
.
.929
Item38
151.19
227.181
.499
.
.929
Item41
151.32
230.139
.299
.
.931
Item43
151.36
229.423
.302
.
.931
Item45
150.84
229.785
.503
.
.929
Item46
151.25
224.975
.658
.
.928
Item47
151.05
228.078
.527
.
.929
Item48
150.73
230.874
.459
.
.930
Item50
150.84
232.650
.346
.
.930
Item52
151.20
226.541
.522
.
.929
Item54
150.51
231.064
.464
.
.930
Item57
150.99
225.203
.642
.
.928
Item58
150.91
228.978
.487
.
.929
Item59
150.83
229.983
.573
.
.929
Item60
151.45
228.089
.433
.
.930
Item61
151.08
227.399
.491
.
.929
Item63
151.05
229.105
.511
.
.929
Item65
151.52
226.685
.513
.
.929
Item67
150.76
230.482
.464
.
.929
Item69
151.29
225.210
.642
.
.928
Item75
151.57
227.761
.457
.
.929
Item76
151.60
228.270
.390
.
.930
Item79
151.41
230.138
.394
.
.930
Item80
151.20
230.892
.320
.
.931
Item82
151.57
227.572
.453
.
.930
Item84
151.61
226.240
.524
.
.929
Item85
150.76
232.861
.336
.
.930
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154
Item86
151.48
228.307
.389
.
.930
Item87
150.81
228.397
.554
.
.929
Item89
150.79
232.765
.312
.
.930
Item92
150.95
233.916
.298
.
.930
Item96
150.84
231.352
.407
.
.930
Item99
151.48
232.064
.296
.
.931
*Bold = Item yang dieliminasi Setelah mengeliminasi item ≤ 0,3 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.931
.934
47
Item-Total Statistics Scale Scale Mean if Variance if Item Deleted Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Item4
142.17
212.848
.409
.
.930
Item6
142.21
210.197
.528
.
.929
Item7
142.17
211.578
.469
.
.929
Item9
142.32
211.410
.373
.
.930
Item10
141.93
213.631
.352
.
.930
Item16
142.17
212.551
.357
.
.930
Item18
142.31
209.864
.476
.
.929
Item19
142.64
212.125
.411
.
.930
Item20
142.24
208.131
.644
.
.928
Item25
143.00
207.892
.475
.
.929
Item26
142.67
207.468
.486
.
.929
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155
Item28
141.92
212.777
.408
.
.930
Item29
142.41
209.813
.442
.
.929
Item32
142.31
212.378
.402
.
.930
Item33
141.89
211.745
.453
.
.929
Item34
141.95
212.592
.382
.
.930
Item35
142.01
209.689
.501
.
.929
Item37
142.05
210.375
.529
.
.929
Item38
142.45
208.603
.495
.
.929
Item43
142.63
211.021
.288
.
.931
Item45
142.11
210.772
.519
.
.929
Item46
142.52
206.604
.648
.
.928
Item47
142.32
209.599
.515
.
.929
Item48
142.00
212.108
.457
.
.929
Item50
142.11
213.637
.355
.
.930
Item52
142.47
207.766
.530
.
.929
Item54
141.77
211.853
.491
.
.929
Item57
142.25
206.597
.644
.
.928
Item58
142.17
210.145
.493
.
.929
Item59
142.09
211.275
.569
.
.929
Item60
142.72
209.421
.432
.
.929
Item61
142.35
208.635
.497
.
.929
Item63
142.32
210.248
.519
.
.929
Item65
142.79
208.197
.505
.
.929
Item67
142.03
211.405
.483
.
.929
Item69
142.56
206.763
.636
.
.928
Item75
142.84
209.461
.438
.
.929
Item76
142.87
209.901
.375
.
.930
Item79
142.68
211.248
.400
.
.930
Item80
142.47
211.793
.334
.
.930
Item82
142.84
209.001
.448
.
.929
Item84
142.88
207.783
.516
.
.929
Item85
142.03
213.783
.349
.
.930
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156
Item86
142.75
209.678
.386
.
.930
Item87
142.08
209.669
.556
.
.929
Item89
142.05
213.916
.310
.
.930
Item96
142.11
212.637
.401
.
.930
*Bold = Item yang dieliminasi Lampiran 3 : Skala Penelitian
SKALA PENELITIAN
Nama
: Yasinta Nugraheni
NIM
: 109114039
FAKULTAS PSIKOLOGI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PRAKATA Yogyakarta, 21 Oktober 2014 Dengan hormat, Saya Yasinta Nugraheni, mahasiswi Psikologi Universitas Sanata Dharma yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir (skripsi) sebagai syarat kelulusan. Sehubungan dengan hal tersebut, saya memohon partisipasi anda untuk meluangkan waktu dalam mengisi skala yang terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A dan Bagian B. Saya mengharapkan kesediaan anda untuk mengisi dengan lengkap dan jujur setiap pertanyaan sesuai dengan keadaan, pikiran dan perasaan anda tanpa dipengaruhi oleh apapun. Semua jawaban yang akan anda berikan adalah benar. Oleh karena itu, jawaban anda akan sangat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Kerahasiaan data akan dijamin sehingga saya harap jawaban yang anda berikan benar-benar sesuai dengan diri anda. Semua pernyataan mohon dikerjakan dengan sebaik-baiknya tanpa ada yang terlewatkan sesuai dengan petunjuk yang ada. Atas waktu dan kesediaan anda dalam menjawab setiap pertanyaan, saya ucapkan terimakasih.
Hormat saya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158
Yasinta Nugraheni
PERNYATAAN KESEDIAAN Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya mengisi angket ini dengan sukarela tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ilmiah ini. Semua jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami, bukan berdasarkan pandangan masyarakat pada umumnya. Saya mengijinkan jawaban saya tersebut dipergunakan sebagai data dalam penelitian ilmiah tanpa mencantumkan data diri saya. Yogyakarta, …… November 2014
Menyetujui,
(……………………………)
IDENTITAS DIRI SUBJEK Nama (Inisial)
: …………………………………………….
Jenis Kelamin
: …………………………………………….
Usia
: …………………………………………….
Suku Bangsa
: …………………………………………….
Tempat PPL
: …………………………………………….
Memiliki aktifitas mengajar lainnya selain PPL : Ya / Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 159
*Jika ya, sebutkan
: ……………………………………………
Menurut kalian, apakah pembelajaran microteaching sudah sesuai : Ya / Tidak *Alasan
: …………………………………………….
*) coret yang tidak perlu
BAGIAN A
Petunjuk Pengerjaan Berikut ini ada beberapa pernyataan yang berkaitan dengan keadaan diri Anda. Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Anda dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan: 1.
Pada saat mengajar, saya lupa beberapa materi yang SS telah saya pelajari malam sebelumnya.
S
TS
STS
Artinya Anda memilih jawaban Setuju. Apabila Anda ingin mengganti jawaban karena Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda garis datar 2 kali (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang pada kolom yang Anda pilih. Contoh 1.
Pada saat mengajar, saya lupa beberapa materi yang SS telah saya pelajari malam sebelumnya.
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 160
Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. “SELAMAT MENGERJAKAN”
Saat mendapat giliran untuk mengajar di depan 1.
kelas, jantung saya seketika berdebar dengan
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
cepat. 2. 3.
4.
5.
6.
Saya merasa rileks saat mengajar di depan kelas. Terkadang saya merasa takut jika nantinya saya menjelaskan materi dengan tidak runtut. Saya dapat mengendalikan perasaan khawatir saya saat mengajar di depan kelas. Saya takut jika tidak didengarkan saat saya berbicara di depan kelas. Saya mulai berkeringat saat menunggu giliran untuk mengajar di depan kelas. Saya merasa takut dianggap tidak mampu jika
7.
tidak dapat menjawab pertanyaan dari peserta didik.
8.
9.
10.
11.
12.
Saat saya tidak dapat menguasai keadaan kelas, saya tetap merasa tenang. Sebelum maju untuk mengajar di depan kelas, tangan saya dingin. Saya takut jika pertanyaan yang diajukan diluar dari bahan yang saya persiapkan. Saya terkadang lupa untuk menjelaskan materi yang telah saya persiapkan sebelumnya. Kaki dan tangan saya gemetar ketika pertama kali berbicara di depan kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 161
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Jantung saya tidak deg-degan setiap kali saya mulai maju dan mengajar di depan kelas. Saya merasa tegang saat saya maju dan mulai mengajar di depan kelas. Saya merasa malu saat ide dan pendapat saya disanggah oleh peserta didik. Saya tidak bisa tidur dengan nyenyak saat saya membayangkan akan mengajar di depan kelas. Saya tetap merasa tenang saat berbicara di depan umum. Saya seketika merasa sakit perut saat menunggu giliran mengajar di depan kelas.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya menggerak-gerakkan tangan secara tidak 19.
sadar saat kesulitan menjawab pertanyaan dari peserta didik.
20.
Saya sering kehilangan kata-kata ketika akan menjawab pertanyaan dari peserta didik. Saya takut jika pertanyaan yang diajukan oleh
21.
peserta didik diluar dari bahan yang saya pelajari.
22.
23.
24.
Pada saat mengajar, saya lupa beberapa materi yang telah saya pelajari malam sebelumnya. Saya berputar-putar dalam menjelaskan materi saat saya mulai merasa tegang. Saya tidak cepat merasa gelisah saat mendapat pertanyaan yang tidak bisa saya jawab. Saya kurang bisa menjelaskan dengan runtut
25.
setiap materi yang saya siapkan jika saya mulai cemas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 162
Saya merasa jantung saya berdebar saat peserta 26.
27.
didik mengajukan pertanyaan yang tidak saya mengerti.
Saat saya mengajar di depan kelas, saya takut menatap mata peserta didik.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Ucapan saya tetap lancar walaupun saya tidak 28.
mengerti tentang pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik.
29.
Pikiran saya menjadi kacau saat saya tidak dapat menangani suasana di kelas. Saya merasa gugup saat mengajar di depan kelas,
30.
walaupun saya berusaha untuk tidak menunjukkannya.
31.
32.
Perut saya mulas saat peserta didik banyak bertanya tentang materi yang saya ajarkan. Saya melupakan hal yang penting untuk disampaikan saat saya mulai merasa tegang. Saya merasa sangat rileks saat menjawab
33.
pertanyaan peserta didik walaupun saya tidak tahu jawabannya.
34,
35.
36.
37.
Saya dapat menjelaskan materi secara runtut sesuai dengan yang saya persiapkan. Saya takut ditertawakan oleh peserta didik saat mengajar di depan kelas. Saya merasa performa saya menurun saat saya merasa cemas. Saya merasa hilang kendali saat saya mulai merasa cemas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 163
38.
39.
Saat tidak dapat menjawab pertanyaan dari peserta didik, jantung saya tidak deg-degan. Pikiran saya kacau sehingga saya sulit untuk menjelaskan materi dengan runtut.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya tidak merasa takut menjawab pertanyaan 40.
yang sulit walaupun saya tidak yakin dengan jawaban yang saya berikan.
41.
42.
Saya takut jika saya terdengar membosankan saat saya mengajarkan materi di depan kelas. Saya takut jika peserta didik mengabaikan saat saya mengajar di depan kelas. Saat saya berbicara di depan umum, saya
43.
mengalami kebingungan dan tidak tahu apa yang harus diucapkan selanjutnya.
44.
45.
46.
Ketika mengajar, jantung saya tetap berdenyut dengan normal. Seringkali saya lupa akan penjelasan yang telah saya sampaikan sebelumnya. Saya merasa ada yang menyumbat pikiran saya saat mengajar di depan kelas. Saat saya akan mengajar di depan kelas, saya
47.
merasa bingung dan tegang walaupun saya sudah mempersiapkan materi sebelumnya.
48.
49.
50.
Saya takut tidak dapat menguasai keadaan di kelas saat saya mengajar. Saya tetap tenang saat pertanyaan yang diajukan diluar dari materi yang saya pelajari. Setelah selesai mengajar, saya baru mengingat materi-materi yang tidak saya jelaskan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 164
51.
52.
53.
54.
55.
Saya merasa gugup saat peserta didik mengabaikan saya mengajar di depan kelas. Tangan saya tetap hangat saat saya menunggu giliran untuk mengajar. Secara tidak sadar, saya terkadang terbata-bata saat menyampaikan materi di depan kelas. Pikiran saya tiba-tiba menjadi kosong saat mulai merasa tegang dalam mengajar di depan kelas. Saya tetap bersikap tenang saat saya tidak dapat menangani suasana dikelas.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya tetap dapat menjelaskan dengan runtut 56.
semua materi yang saya ajarkan walaupun saya lupa akan materi yang saya siapkan. Setelah selesai mengajar di depan kelas, saya
57.
merasa bahwa telah menyampaikan semua materi dengan detail. Ucapan saya tetap lancar walaupun saya tidak
58.
mengerti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peserta didik.
59.
60.
61.
Saya merasa tegang saat menjawab pertanyaan dari peserta didik. Saya merasa takut tidak dapat mengajar peserta didik dengan maksimal. Saya rasa, saya dapat menjelaskan semua materi yang saya siapkan dengan lengkap.
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 165
BAGIAN B Petunjuk Pengerjaan Berikut ini ada beberapa pernyataan yang berkaitan dengan keadaan diri Anda. Baca dan pahamilah dengan seksama setiap pernyataan yang tersedia. Anda dimohon untuk menjawab pernyataan-pernyataan tersebut dengan memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Kemudian, isilah kolom pilihan yang ada di sebelah kanan setiap pernyataan dengan membuat tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut : SS
: jika Anda Sangat Setuju dengan pernyataan tersebut
S
: jika Anda Setuju dengan pernyataan tersebut
TS
: jika Anda Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
STS
: jika Anda Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut
Di bawah ini diberikan contoh cara menjawab pernyataan: 1.
1.
Saya tidak mudah terpancing emosi marah.
SS
S
TS
STS
Artinya Anda memilih jawaban Setuju. Apabila Anda ingin mengganti jawaban karena Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut, maka berilah tanda garis datar 2 kali (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang pada kolom yang Anda pilih. Contoh Saya tidak mudah terpancing emosi marah. SS S TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 166
Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda. “SELAMAT MENGERJAKAN”
1.
2.
3.
Walaupun saya sedang sedih, saya tetap ikut senang jika melihat teman sedang bahagia. Saya siap menanggung resiko kegagalan dalam pencapaian tujuan. Saya dapat bangkit dari keterpurukan jika saya mengalami kegagalan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya marah jika orang lain menilai bahwa saya 4.
memiliki lebih banyak kekurangan daripada kelebihan.
5.
6.
7.
8.
9.
Dengan adanya motivasi yang tinggi, saya dapat mencapai hal yang saya inginkan. Saya akan memaafkan teman yang tidak sengaja berbuat salah walaupun saya kesal. Saya tidak tersinggung jika ada orang lain yang mengkritik kelemahan yang saya miliki. Saya kurang mempercayai bahwa saya bisa mencapai standar yang saya harapkan. Saya adalah orang yang memiliki keyakinan yang tinggi untuk meraih keberhasilan. Saya takut kegagalan yang pernah saya alami
10.
terulang kembali sehingga saya cenderung takut mengambil keputusan.
11. 12.
Kelemahan yang saya miliki membuat saya menjadi tidak percaya diri. Saya percaya dapat mewujudkan suatu keinginan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 167
jika dilandasi dengan keyakinan atas kemampuan yang saya miliki. 13.
Saya akan langsung memarahi orang lain saat mereka berusaha menyakiti hati saya.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Dalam praktek mengajar, saya yakin dapat 14.
menjadikan suasana kelas menjadi menyenangkan dengan cara saya mengajar. Jika teman meminta bantuan, saya akan berusaha
15.
membantu sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Saat saya sedang mengalami masalah yang berat,
16.
saya mencoba untuk mengendalikan hal tersebut agar tidak merusak mood saya saat sedang praktek mengajar. Saat sedang praktek mengajar, saya tidak malu
17.
jika dikritik oleh peserta didik tentang cara saya mengajar. Saya memiliki keyakinan yang tinggi dapat
18.
mengajar dengan baik di depan kelas nantinya jika saya telah menjadi seorang guru. Saya kurang bersemangat untuk berjuang
19.
mencapai keberhasilan disaat saya pernah gagal mewujudkan impian saya.
20.
Saya menggunakan kemampuan maksimal untuk mencapai target yang saya harapkan. Saya dapat berempati terhadap teman saya yang
21.
sedang dalam musibah karena tahu jika berada diposisi dia, maka saya akan sangat sedih.
22.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 168
Jika saya pernah mengalami kegagalan, maka saya cenderung tidak termotivasi untuk mencapai keinginan sesuai standar yang saya inginkan
Saya merupakan individu yang mampu 23.
mengambil resiko jika hal tersebut dapat saya
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
atasi. Dalam praktek mengajar, jika saya terlihat yakin 24.
dalam mengajar maka peserta didik akan semakin menunjukkan antusiasme.
25. 26. 27.
Dengan kelemahan yang saya miliki, saya akan termotivasi untuk memperbaikinya. Saya ragu mengenai kelebihan yang saya miliki. Saya yakin mendapatkan nilai yang bagus jika saya berjuang untuk belajar dengan tekun. Jika saya sedang sedih, saya akan membiarkan
28.
perasaan tersebut berlarut-larut tanpa mencoba mencari tahu apa penyebabnya.
29.
Saya menyadari bahwa saya memiliki berbagai kelebihan yang dapat saya kembangkan. Saya percaya bahwa dengan kemampuan
30.
mengajar yang saya miliki dapat membantu peserta didik untuk lebih memahami pelajaran dengan lebih baik.
31.
Saat tiba-tiba ingin marah, saya tidak mengetahui apa penyebab saya marah. Jika saya dapat mengelola perasaan sedih karena
32.
suatu masalah yang sedang saya hadapi, maka saya tetap dapat berkonsentrasi saat perkuliahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 169
sedang berlangsung. Saya ikut senang jika teman mendapatkan nilai 33.
34.
bagus saat ujian.
Saya cemas jika orang lain mengejek kelemahan yang saya miliki.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Agar mendapatkan hasil yang optimal dalam 35.
mengajar maka saya harus memiliki rasa percaya pada kemampuan yang saya miliki.
36.
Saya tidak siap menanggung resiko kegagalan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Saya merasa bahwa kemampuan yang saya
37.
miliki tidak sebanding dengan teman-teman kelas yang lain. Saya lebih suka mengerjakan tugas secara
38.
berkelompok daripada tugas individu karena saya tidak yakin dapat mengerjakannya sendiri. Saya tidak percaya bahwa mampu mewujudkan
39.
target sesuai standar yang saya tentukan dikarenakan kegagalan yang saya alami sebelumnya.
40.
Saya tidak perlu mengukur kemampuan diri karena saya dapat mencapai segala hal. Saya lebih memilih untuk bertanya kepada teman
41.
daripada dosen, karena saya takut jika dosen mengetahui kelemahan saya.
42. 43.
Saya melihat jawaban tugas kuliah teman karena ragu-ragu dengan yang saya kerjakan sendiri. Saya rasa dalam pencapaian tujuan akan selalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 170
ada hambatan yang harus dilalui. Saya merasa iri pada teman yang mendapatkan 44.
45.
nilai bagus pada saat ujian.
Saya optimis dalam mencapai tujuan yang saya harapkan.
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
Saya akan menerima kritikan yang membangun 46.
dari orang lain karena hal tersebut membuat saya berkembang menjadi lebih baik.
Silakan periksa kembali jawaban anda, jangan sampai ada yang terlewat. Terima kasih, Tuhan Memberkati
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 171
Lampiran 4 : Deskripsi Subjek
1. Jenis Kelamin Jenis_Kelamin Valid Percent
Frequency Percent Valid laki-laki perempuan tidak diketahui Total
Cumulative Percent
84
28.5
28.5
28.5
210
71.2
71.2
99.7
1
.3
.3
100.0
295
100.0
100.0
2. Usia Usia Frequency Percent Valid 0
Valid Percent
Cumulative Percent
2
.7
.7
.7
18
2
.7
.7
1.4
19
4
1.4
1.4
2.7
20
36
12.2
12.2
14.9
21
164
55.6
55.6
70.5
22
52
17.6
17.6
88.1
23
16
5.4
5.4
93.6
24
5
1.7
1.7
95.3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 172
25
5
1.7
1.7
96.9
26
1
.3
.3
97.3
29
1
.3
.3
97.6
30
1
.3
.3
98.0
32
1
.3
.3
98.3
34
2
.7
.7
99.0
36
2
.7
.7
99.7
38
1
.3
.3
100.0
295
100.0
100.0
Total
3. Suku Bangsa
Suku_Bangsa Frequency Percent Valid -
Valid Percent
Cumulative Percent
21
7.1
7.1
7.1
Bali
3
1.0
1.0
8.1
Batak
7
2.4
2.4
10.5
Batak Karo
1
.3
.3
10.8
Bugis
1
.3
.3
11.2
Dayak
5
1.7
1.7
12.9
Dayak Tunjung
1
.3
.3
13.2
Flores
7
2.4
2.4
15.6
54
18.3
18.3
33.9
1
.3
.3
34.2
170
57.6
57.6
91.9
Lampung
1
.3
.3
92.2
Manado
2
.7
.7
92.9
Indonesia Jambi Jawa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 173
Melayu
2
.7
.7
93.6
NTT
2
.7
.7
94.2
Papua
3
1.0
1.0
95.3
Poso
1
.3
.3
95.6
Sumba
4
1.4
1.4
96.9
Sunda
6
2.0
2.0
99.0
Timor
1
.3
.3
99.3
Timor-timor
1
.3
.3
99.7
Toraja
1
.3
.3
100.0
295
100.0
100.0
Total
4. Aktifitas Mengajar Lainnya Aktifitas_Lainnya Frequency Percent Valid
ya
Cumulative Percent
56
19.0
19.9
19.9
tidak
225
76.3
80.1
100.0
Total
281
95.3
100.0
14
4.7
295
100.0
Missing System Total
Valid Percent
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 174
Lampiran 5 : Deskripsi Hasil Penelitian
1. Data Empirik Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
Skor_Total_SA
295
109
176
141.77
12.865
Skor_Total_CA
295
83
187
140.19
17.537
Valid N (listwise)
295
2. Uji t variabel self awareness One-Sample Test Test Value = 0
t Skor_Total_SA
189.269
Df 294
Sig. (2tailed)
Mean Difference
.000
141.769
3. Uji t variabel communication apprehension One-Sample Test Test Value = 0
95% Confidence Interval of the Difference Lower 140.30
Upper 143.24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 175
t Skor_Total_CA
Sig. (2tailed)
df
137.297
294
Mean Difference
.000
140.190
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
138.18
4. Kategorisasi self awareness Skor_Total_SA Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 109
1
.3
.3
.3
110
2
.7
.7
1.0
113
1
.3
.3
1.4
115
1
.3
.3
1.7
116
2
.7
.7
2.4
117
1
.3
.3
2.7
118
2
.7
.7
3.4
120
2
.7
.7
4.1
122
1
.3
.3
4.4
123
3
1.0
1.0
5.4
124
6
2.0
2.0
7.5
125
4
1.4
1.4
8.8
126
4
1.4
1.4
10.2
127
13
4.4
4.4
14.6
128
4
1.4
1.4
15.9
129
7
2.4
2.4
18.3
130
6
2.0
2.0
20.3
131
4
1.4
1.4
21.7
132
5
1.7
1.7
23.4
133
5
1.7
1.7
25.1
142.20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 176
134
9
3.1
3.1
28.1
135
13
4.4
4.4
32.5
136
8
2.7
2.7
35.3
137
6
2.0
2.0
37.3
138
9
3.1
3.1
40.3
139
16
5.4
5.4
45.8
140
7
2.4
2.4
48.1
141
15
5.1
5.1
53.2
142
5
1.7
1.7
54.9
143
13
4.4
4.4
59.3
144
4
1.4
1.4
60.7
145
12
4.1
4.1
64.7
146
4
1.4
1.4
66.1
147
9
3.1
3.1
69.2
148
5
1.7
1.7
70.8
149
4
1.4
1.4
72.2
150
5
1.7
1.7
73.9
151
7
2.4
2.4
76.3
152
6
2.0
2.0
78.3
153
10
3.4
3.4
81.7
154
8
2.7
2.7
84.4
155
5
1.7
1.7
86.1
156
3
1.0
1.0
87.1
157
4
1.4
1.4
88.5
158
2
.7
.7
89.2
159
5
1.7
1.7
90.8
160
2
.7
.7
91.5
161
3
1.0
1.0
92.5
162
3
1.0
1.0
93.6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177
163
4
1.4
1.4
94.9
165
2
.7
.7
95.6
166
3
1.0
1.0
96.6
168
1
.3
.3
96.9
169
2
.7
.7
97.6
170
3
1.0
1.0
98.6
173
1
.3
.3
99.0
174
1
.3
.3
99.3
175
1
.3
.3
99.7
176
1
.3
.3
100.0
295
100.0
100.0
Total
4. Kategorisasi communication apprehension Skor_Total_CA Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 178
Valid 83
1
.3
.3
.3
89
1
.3
.3
.7
95
1
.3
.3
1.0
98
1
.3
.3
1.4
99
1
.3
.3
1.7
102
2
.7
.7
2.4
104
3
1.0
1.0
3.4
105
3
1.0
1.0
4.4
108
2
.7
.7
5.1
109
1
.3
.3
5.4
112
1
.3
.3
5.8
113
1
.3
.3
6.1
114
3
1.0
1.0
7.1
115
1
.3
.3
7.5
116
3
1.0
1.0
8.5
117
2
.7
.7
9.2
118
2
.7
.7
9.8
119
3
1.0
1.0
10.8
120
2
.7
.7
11.5
121
2
.7
.7
12.2
122
4
1.4
1.4
13.6
123
3
1.0
1.0
14.6
124
3
1.0
1.0
15.6
125
8
2.7
2.7
18.3
126
5
1.7
1.7
20.0
127
3
1.0
1.0
21.0
128
4
1.4
1.4
22.4
129
6
2.0
2.0
24.4
130
6
2.0
2.0
26.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 179
131
4
1.4
1.4
27.8
132
5
1.7
1.7
29.5
133
12
4.1
4.1
33.6
134
6
2.0
2.0
35.6
135
9
3.1
3.1
38.6
136
6
2.0
2.0
40.7
137
5
1.7
1.7
42.4
138
8
2.7
2.7
45.1
139
6
2.0
2.0
47.1
140
7
2.4
2.4
49.5
141
10
3.4
3.4
52.9
142
6
2.0
2.0
54.9
143
14
4.7
4.7
59.7
144
11
3.7
3.7
63.4
145
8
2.7
2.7
66.1
147
7
2.4
2.4
68.5
148
8
2.7
2.7
71.2
149
3
1.0
1.0
72.2
150
6
2.0
2.0
74.2
151
7
2.4
2.4
76.6
152
5
1.7
1.7
78.3
153
3
1.0
1.0
79.3
154
2
.7
.7
80.0
155
5
1.7
1.7
81.7
156
6
2.0
2.0
83.7
157
2
.7
.7
84.4
158
3
1.0
1.0
85.4
159
1
.3
.3
85.8
160
4
1.4
1.4
87.1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 180
161
3
1.0
1.0
88.1
162
5
1.7
1.7
89.8
163
6
2.0
2.0
91.9
164
1
.3
.3
92.2
165
2
.7
.7
92.9
168
3
1.0
1.0
93.9
169
2
.7
.7
94.6
170
3
1.0
1.0
95.6
172
4
1.4
1.4
96.9
173
1
.3
.3
97.3
174
1
.3
.3
97.6
175
1
.3
.3
98.0
178
2
.7
.7
98.6
182
1
.3
.3
99.0
185
1
.3
.3
99.3
186
1
.3
.3
99.7
187
1
.3
.3
100.0
295
100.0
100.0
Total
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 181
Lampiran 6 : Uji Asumsi
1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skor_Total_S Skor_Total_C A A N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
295
295
Mean
141.77
140.19
Std. Deviation
12.865
17.537
Absolute
.056
.053
Positive
.056
.053
Negative
-.029
-.046
.963
.909
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 182
Asymp. Sig. (2-tailed)
.312
.380
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Linieritas ANOVA Table Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Skor_Total_CA Between Groups (Combined) * Linearity Skor_Total_SA Deviation from Linearity
30055.352
58
518.196
2.026
.000
15255.745
1
15255.745
59.640
.000
14799.608
57
259.642
1.015
.455
Within Groups
60368.017
236
255.797
Total
90423.369
294
c. Sccaterplot Uji Linieritas Gambar 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 183
Lampiran 7 : Uji Hipotesis Correlations
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 184
Skor_Total_S Skor_Total_C A A Skor_Total_S Pearson A Correlation
1
Sig. (1-tailed) N Skor_Total_C Pearson A Correlation
.000 295
295
-.411**
1
Sig. (1-tailed)
.000
N
295
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Lampiran 8 : Analisis Data Tambahan
1. Uji Perbedaan Kelompok Subjek
-.411**
295
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 185
a. Communication Apprehension
b. Self Awareness Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Skor_T Equal variances otal assumed
Sig.
1.676
t
Skor_Total
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Lower
Upper
292
.000
-8.557
2.214
-12.915
-4.200
-3.605
133.40 8
.000
-8.557
2.374
-13.252
-3.862
Sig. .363
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference
Df
95% Confidence Interval of the Difference
.196 -3.865
Equal variances not assumed
F
t-test for Equality of Means
t
Df
Sig. (2Mean Std. Error tailed) Difference Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
.547 -1.828
292
.069
-3.029
1.657
-6.289
.232
-1.764
142.23 9
.080
-3.029
1.717
-6.423
.366
2. Data Demografis a. Self Awareness Tabel 26 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 186
Skor_Total Skor_Total
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
Usia
Usia .044 .456
N
295
295
Pearson Correlation
.044
1
Sig. (2-tailed)
.456
N
295
295
Tabel 27 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Aktifitas Mengajar Lainnya
Skor_Total Skor_Total
Pearson Correlation
Aktifitas_Lainnya 1
Sig. (2-tailed) N Aktifitas_Lainnya Pearson Correlation
.076 .207
295
281
.076
1
Sig. (2-tailed)
.207
N
281
281
Tabel 28 : Korelasi Antara Self Awareness dengan Microteaching
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 187
Skor_Total Microteaching Spearman's rho
Skor_Total
Correlation Coefficient
1.000
.012
.
.841
295
295
.012
1.000
Sig. (2-tailed)
.841
.
N
295
295
Sig. (2-tailed) N Microteaching Correlation Coefficient
b. Communication Apprehension
Tabel 29 : Korelasi Antara Communication Apprehension dengan Usia
Skor_Total Skor_Total Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N Usia
Pearson Correlation
Usia -.057 .327
295
295
-.057
1
Sig. (2-tailed)
.327
N
295
295
Tabel 30 : Korelasi antara Communication Apprehension dengan Aktifitas Mengajar Lainnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 188
Skor_Total Aktifitas_Lainnya Skor_Total
Pearson Correlation
1
-.045
Sig. (2-tailed) N Aktifitas_Lainnya
Pearson Correlation
.453 295
281
-.045
1
Sig. (2-tailed)
.453
N
281
281
Tabel 31 : Korelasi antara Communication Apprehension dengan Microteaching
Skor_Total Microteaching Spearman's rho
Skor_Total
Correlation Coefficient
1.000
.102
.
.080
295
295
.102
1.000
Sig. (2-tailed)
.080
.
N
295
295
Sig. (2-tailed) N Microteaching Correlation Coefficient