PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT Studi Kasus di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Stefani Primasari Wara Wahyuni 082114034
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT Studi Kasus di Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh : Stefani Primasari Wara Wahyuni 082114034
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN MOTO TUHAN… TAK SELALU MENGABULKAN YANG KITA MINTA… TAPI... PASTI MEMBERI YANG KITA PERLUKAN...
SABAR MENANTI WAKTU TUHAN Di dalam hidup ini, semua ada waktunya. Ada waktunya kita menabur... Ada juga waktu menuai.
Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu, Mungkin doamu bagai tak terjawab ! Namun yakinlah tetap.
Tuhan tak’kan terlambat ! juga tak akan lebih cepat Semuanya... Dia jadikan indah tepat pada waktuNya.
Tuhan selalu dengar doamu ! Tuhan tak pernah tinggalkanmu ! PertolonganNya pasti’kan tiba tepat pada waktuNya.
Bagaikan kuncup mawar pada waktunya mekar Percayalah... Tuhan jadikan semua indah pada waktuNya.
Hendaklah kita s’lalu dalam firmanNya Percayalah Kepada Tuhan ! Nantikan Dia bekerja pada waktuNya. Iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tuhan takkan terlambat Juga tak akan lebih cepat Ajarlah kami setia s’lalu menanti waktuMu Tuhan
1 Korintus 10 : 13 & Pengkotbah 3 : 11a
Kupersembahkan Karya Ini Untuk : - Bapak dan Ibu - Saudari Kembarku
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Tuhan Yesus yang selalu memberikan berkat dan kasih karunia-Nya sehngga penulis dapat menyelesaikan skripsi. 2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph. D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA.C.A selaku pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan fasilitas dan bekal ilmu pengetahuan selama perkuliahan. 5. Para Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang mendukung penulis di dalam pembuatan skripsi. 6. dr. Tri Kusumo Bawono S.E, selaku Kepala Puskesmas Gedongtengen yang memberikan ijin melakukan untuk melakukan penelitian. Mbak Ria dan Mbak Sani yang telah senang hati membantu di dalam memberikan data. Dan segenap karyawan Puskesmas Gedongtengen yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang di butuhkan. 7. Bapak dan Ibu yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak mendorong dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai. 8. Saudari kembar saya Stefana Primawati Dwi Winahyu atas untuk dorongan semangatnya. 9. Teman-teman ang selalu setia mendampingi dalam suka dan duka Della, Erna, Mario, Ferri, Lius, Abang Putra, Mbak Pipit, Dek Ayu, Rosa, Nurul. Kalian luar biasa. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN ILMIAH..................................................................................................... vi HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS............................................... vii HALAMAN KATA PENGANTAR...................................................................................... viii HALAMAN DAFTAR ISI..................................................................................................... x HALAMAN DAFTAR TABEL............................................................................................. xii HALAMAN DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiii ABSTRAK............................................................................................................................ .xiv ABSTRACT........................................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... ... ..1 A.Latar Belakang Masalah.............................................................................................1 B.Rumusan Masalah.......................................................................................................3 C.Tujuan Penelitian....................................................................................................... 3 D.Manfaat Penelitian..................................................................................................... 4 E. Sistematika Penulisan............................................................................................... 4 BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................... 6 A.Sistem Akuntansi………………………………………………………………....... 6 1. Definisi Sistem Akuntansi........................................................................................ 6 2. Elemen Sistem Akuntansi........................................................................................ 9 B. Sistem Akuntansi Persediaan.................................................................................. 10 1. Definisi Sistem Akuntansi Persediaan................................................................... 10 2. Fungsi dan Alasan Perlunya Fungsi Persediaan.................................................... 10 3. Fungsi yang terkait dengan Sistem Akuntansi Persediaan.................................... 11 4. Dokumen yang digunakan..................................................................................... 13 5. Catatan Akuntansi yang Digunakan...................................................................... 15 C. Sistem Akuntansi Persediaan Obat........................................................................ 16 D. Pengendalian Internal………………………………………………………........ 21 1. Definisi Pengendalian Intern................................................................................. 21 2. Prinsip-prinsip Aktivitas Pengendalian Intern...................................................... 23 3. Keterbatasan Pengendalian Intern......................................................................... 30 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………………...... 32 A.Jenis Penelitian………………………………………………………………........ 32 B.Objek dan Subjek Penelitian…………………………………………………….... 32 C.Tempat Penelitian……………………………………………………………….... 33 D.Waktu Penelitian ……………………………………………………………….... 33 E.Data yang Diperlukan…………………………………………………………...... 33 xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI F.Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………..... 34 G.Teknik Analisis Data…………………………………………………………....... 35 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………………………………………. ... 42 A.Latar Belakang ………………………………………………………………....... 42 B.Visi dan Misi…………………………………………………………………....... 44 C.Tujuan Pokok dan Fungsi……………………………………………………........ 47 D.Kondisi Geografis dan Batas Wilayah………………………………………........ 49 E.Kegiatan yang Dilakukan Puskesmas…………………………………………...... 50 F.Situasi Sumber Daya………………………………………………………............ 52 G.Sumber Dana…………………………………………………………………....... 54 H.Struktur Organisasi………………………………………………………….......... 55 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……………………………………. ..... 56 A.Deskripsi Data Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat……........56 B.Uji Pendahuluan Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat ...... ..... 57 C.Uji Kepatuhan Sistem Akuntansi Persediaan Obat................................................. 61 D. Pembahasan............................................................................................................ 68 PENUTUP.............................................................................................................................. 70 A.Kesimpulan.............................................................................................................. 70 B.Keterbatasan Penelitian........................................................................................... 71 C.Saran........................................................................................................................ 71 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... ...... 73 LAMPIRAN
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3-1. Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah……………….
38
Tabel 3.2. Tingkat deviasi bisa ditoleransi……………………………………
38
Tabel 3-3. Tingkat penyimpangan yang dapat diterima………………………..
39
Tabel 4-1. Jumlah Sarana Kesehatan Puskesmas Gedongtengen..........................
53
Tabel 4-2. Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas.................................................
54
Tabel 4-3. Sumber Dana yang Membiayai Puskesmas ........................................
55
Tabel 5-1. Kuesioner ............................................................................................
59
Tabel 5-2. Kuesioner (Lanjutan)..........................................................................
60
Tabel 5-3. Kuesioner (Lanjutan)..........................................................................
61
Tabel 5-4 : Evaluasi Hasil : Keandalan 95%........................................................
64
Tabel 5-5. Pemeriksaan Dokumen (Lanjutan).......................................................
65
Tabel 5-6. Pemeriksaan Dokumen (Lanjutan)......................................................
66
Tabel 5-7. Pemeriksaan Dokumen (Lanjutan)......................................................
67
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar Struktur Oganisasi............................................................................ 55
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN SISTEM AKUNTANSI PERSEDIAAN OBAT Studi Kasus di Puskesmas Gedongtengen
Stefani Primasari Wara Wahyuni NIM : 082114034 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen. Penelitian ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan di dalam sistem akuntansi persediaan obat. Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Puskesmas Gedongtengen. Teknik pengumpulan data yang digunakan diperoleh dengan wawancara, kuesioner dan pengamatan secara langsung. Teknik analisis data yang digunakan yaitu : (1) uji pendahuluan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat, (2) uji kepatuhan untuk menilai efektifitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat dengan menggunakan fixed-sample-size sampling. Hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diperoleh bahwa pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat bersifat kuat. Berdasarkan hasil pengujian kepatuhan R%=95% dan DUPL=5%, ditemukan salah satu attribute yang tidak memenuhi kriteria. Kata Kunci : Pengendalian intern, efektivitas pengendalian intern, sistem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT ANALYSIS THE EFFECTIVENESS OF MEDICINE INVENTORY ACCOUNTING SYSTEM Case Study at Gedongtengen Health Centers.
Stefani PrimasariWaraWahyuni NIM : 082114034 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015
The purpose of this study is to identify the effectiveness of medicine inventory accounting system
at Gedongtengen health center. The study was
perfomed to minimize errors in the accounting system of drug supply. The type of this study was a case study at Gedongtengen health center. Data was obtained by interview, questionnaires and documentation. The data analysis technique used were (1) a preliminary test to determine the presence or absence of internal control medicine inventory accounting system (2) compliance tests for assessing the effectiveness of medicine inventory accounting system usingfixedsample-size sampling. Results of the data analysis and discussion stated that the medicine inventory accounting systemhas been effective. It is based on the results of compliance testwith confidence level of 95% anddesired upper precision limit 5%. Keywords : internal control, effectiveness of controls, inventory accounting system.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dengan adanya Puskesmas merupakan bukti nyata adanya komitmen dari Pemerintah Daerah dan dari tim manajerial Puskesmas serta seluruh tenaga kerja Puskesmas di dalam upaya melakukan peningkatan kesehatan bagi masyarakat. Akan tetapi lebih dari tiga dasa warsa Negara kita masih belum bisa mencapai tingkat derajat kesehatan yang optimal. Hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yaitu adanya disparitas ataupun tingkat perbedaan kesehatan yang masih tinggi, rendahnya kualitas dari kesehatan penduduk miskin, rendahnya kondisi kesehatan lingkungan yang ada di masyarakat, adanya birokratisasi dari pelayanan Puskesmas serta minimnya kesadaran dari masyarakat akan kesehatan mereka sendiri dan minimnya kesadaran masyarakat untuk sekedar terlibat di dalam peningkatan kesehatan di dalam lingkungannya. Puskesmas sebagai unit dari pelayanan kesehatan masyarakat yang terstruktur mempunyai kewenangan yang cukup besar untuk menciptakan inovasi di dalam pelayanan kesehatannya agar kegiatan operasinya bisa lebih efektif, efisisen dan juga terpadu. Salah satu yang merupakan inovasi dari pengaturan yang ada adalah pada pelayanan kefarmasiaan, dimana termasuk pelayanan utama karena hampir seluruh pelayanan yang diberikan kepada pasien berkaitan dengan persediaan farmasi atau persediaan untuk kesehatan. Persediaan kefarmasiaan pada Puskesmas sebagian besar didapat dari subsidi Pemerintah, dengan demikian Puskesmas juga harus melakukan pengelolaan dengan baik, agar tidak terjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
kekurangan persediaan. Apabila terdapat pengaturan persediaan dari farmasi yang tidak terkoordinasi dengan baik maka akan dapat mengakibatkan terjadinya hambatan
akan
jalannya
proses
operasional
dari
Puskesmas.
Permasalahan yang lain yang berhubungan dengan mutu pelayanan pada puskesmas adalah kurangnya sistem yang terkomputerisasi di dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapatlah terlihat dari masih banyaknya Puskesmas yang belum menggunakan sistem komputer untuk mengolah data baik data pasien ataupun data persediaan obat. Hal ini dapat menyebabkan dibutuhkannya waktu yang cukup lama untuk melakukan pelayanan kepada para pasien, sehingga kegiatan operasional Puskesmas menjadi tidak efektif. Oleh sebab itu diperlukan sistem yang dapat mengatur data pasien dan data persediaan. Sistem informasi dari data pasien dan persediaan dapat membantu memperlancar kegiatan operasional dari Puskesmas. Termasuk diantaranya adalah membantu memperlancar kegiatan dan juga pencatatan keluar masuknya semua pemakaian persediaan, sehingga jumlah persediaan dapat selalu terkontrol dan dapat meminimalkan penyimpangan terhadap pemakaian persediaan. Sistem harus punya internal control agar jalannya suatu sistem tersebut dapat tetap konsisten pada tujuan semula ketika sistem informasi ini dirancang. Sistem yang ada tersebut dapat diartikan sebagai suatu pengorganisasian peralatan komputer untuk mengumpulkan, menginput, melakukan proses, menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Sistem yang baik merupakan sistem yang efektif, yang berarti sistem yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada saat pertama kali sistem dirancang. Sistem akuntansi persediaan obat akan lebih efektif apabila didukung dengan adanya pengendalian intern. Pengendalian intern persediaan obat akan dapat memastikan bahwa sistem akuntansi persediaan obat dapat berjalan sesuai dengan prosedur. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat diperlukan adanya uji kepatuhan. Dengan adanya uji kepatuhan tersebut maka akan dapat diketahui apakah pengendalian intern dari Puskesmas tersebut sudah efektif atau belum. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: Apakah pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen sudah efektif? C. Tujuan Penelitian Di dalam melakukan penelitian terdapat tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui efektivitas dari pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat yang dilakukan oleh pihak Puskesmas Gedongtengen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi pihak Puskesmas Gedongtengen Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan bahan masukan bagi pihak Puskesmas Gedongtengen untuk perbaikan kebijakan atas penerapan pengendalian intern dalam sistem akuntansi persediaan obat.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan referensi pustaka yang bermanfaat
bagi
pihak-pihak
yang
membutuhkan
sehingga
dapat
mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan. 3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini menambah pengetahuan berkaitan dengan pengelolaan persediaan obat khususnya di Puskesmas Gedongtengen serta sebagai sarana di dalam penerapan teori dan praktik terkait internal control. E. Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari masalah yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Bab III
5
Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, metode pengumpulan data, data yang dicari dan teknik analisis data.
Bab 1V
Gambaran Umum Objek Penelitian Di dalam bagian ini menjelaskan secara garis besar objek yang akan diteliti, seperti: sejarah dari perusahaan, bidang usaha dan sebagainya.
Bab V
Analisis Data Dan Pembahasan Dalam bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, analisis data dan pembahasan.
Bab VI
Penutup Di dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan, keterbatasan dari penelitian tersebut serta saran yang dikemukakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Akuntansi 1. Definisi Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan (Mulyadi 2001:3). Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut mengenai pengertian masing-masing unsur sistem akuntansi tersebut (Mulyadi 2001:3-5). a. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi di dalam organisasi direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media yang digunakan untuk mencatat peristiwa yang terjadi di dalam organisasi ke dalam catatan. Dengan formulir ini, data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan. Contoh formulir adalah faktur penjualan, bukti kas keluar dan cek. Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
faktur penjualan misalnya direkam data mengenai nama pembeli, alamat pembeli, jenis dan kuantitas barang yang dijual, harga barang, tanda tangan otorisasi dan sebagainya. Dengan demikian faktur penjualan digunakan untuk mendokumentasikan transaksi penjualan. Informasi yang tercantum dalam faktur penjualan tersebut kemudian dicatat dalam jurnal penjualan dan buku pembantu piutang. Dengan demikian faktur penjualan tersebut merupakan media pencatatan ke dalam jurnal dan media posting ke dalam buku pembantu piutang. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke dalam sistem pengolahan data seperti: papan ketik (keyboards), optical and magnetic characters and code, mice, voice, touch sensors, dan cats. b. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data yang lainnya. Sumber informasi di dalam pencatatan ini adalah formulir. Dalam jurnal ini data keuangan untuk pertama kalinya diklasifikasikan menurut penggolongan yang sesuai dengan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Dalam jurnal ini pula terdapat kegiatan peringkasan data, yang hasil peringkasannya (berupa jumlah rupiah transaksi tertentu) kemudian di-posting ke rekening yang bersangkutan dalam buku besar. Contoh jurnal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan dan jurnal umum. c. Buku Besar Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Rekening-rekening dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsurunsur informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Rekening buku besar ini di satu pihak data dapat dipandang sebagai wadah untuk menggolongkan data keuangan, di pihak lain dapat dipandang pula sebagai informasi keuangan untuk penyajian laporan keuangan. d. Buku Pembantu Jika data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu. Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar. Sebagai contoh jika rekening piutang dagang yang tercantum dalam neraca perlu dirinci lebih lanjut menurut nama debitur yang jumlahnya 60 orang, dapat dibentuk buku pembantu piutang yang berisi rekening-rekening pembantu piutang kepada tiap-tiap debitur tersebut. Buku besar dan buku pembantu merupakan catatan akuntansi akhir, yang berarti tidak ada catatan akuntansi lain lagi sesudah data akuntansi diringkas dan digolongkan dalam buku besar dan buku pembantu. Buku besar dan buku pembantu disebut sebagai catatan akhir juga karena setelah data akuntansi keuangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
dicatat dalam buku-buku tersebut, proses akuntansi selanjutnya adalah penyajian laporan keuangan, bukan pencatatan lagi ke dalam catatan akuntansi. e. Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang data berupa neraca, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntasi. Laporan data berbentuk hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer. 2. Elemen-elemen Sistem Akuntansi “Sistem akuntansi terdiri dari beberapa subsistem ang saling berkaitan atau dapat juga dikatakan terdiri dari prosedur-prosedur ang berhubungan” (Baridwan 2012:5). Sistem akuntansi terdiri dari : a. Sistem akuntansi utama Sistem akuntansi utama terdiri dari klasifikasi rekening riil dan nominal, buku besar, jurnal dan bukti transasksi. b. Sistem penjualan dan penerimaan uang Sistem penjualan dan penerimaan uang terdiri dari order penjualan, perintah pengiriman, pembuatan faktur (penagihan), distribusi penjualan, pitang, penerimaan uang, dan pengawasan kredit. c. Sistem pembelian dan pengeluaran uang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Sistem pembelian dan pengeluaran uang terdiri dari order pembelian dan laporan penerimaan barang, distribusi pembelian dan biaya, utang (voucher), prosedur pengeluaran uang. d. Sistem pencatatan waktu dan penggajian Sistem pencatatan waktu dan penggajian terdiri dari personalia, pencatatan waktu, penggajian, distribusi gaji dan upah. e. Sistem produksi dan biaya produksi Sistem produksi dan biaya produksi terdiri dari order produksi, pengawasan persediaan, dan akuntansi biaya. B. Sistem Akuntansi Persediaan 1. Definisi Sistem Akuntansi Persediaan Sistem akuntansi persediaan merupakan suatu sistem yang mempunyai tujuan untuk mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi. 2. Fungsi dan Alasan Perlunya Fungsi Persediaan Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Namun persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yaitu: a).Mekanisme pemenuhan atas permintaan Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
b). Keinginan untuk meredam ketidakpastian Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tak dapat dikendalikan. Ketidakpastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan. c). Keinginan melakukan spekulasi Spekulasi bertujuan mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga dimasa mendatang. Selain itu, perusahaan juga akan memperoleh pemotongan harga karena kuantitas pembelian. 3. Fungsi yang Terkait dengan Sistem Persediaan a). Fungsi Gudang Fungsi gudang bertanggung jawab terhadap penyimpanan barang persediaan. Selain itu, di dalam sistem perhitungan fisik juga mempunyai tanggung jawab di dalam melakukan penyesuaian dan kuantitas persediaan yang dicatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan. b). Fungsi Penjualan / pemakaian barang Fungsi ini bertanggungjawab penuh terhadap penjualan barang yang terjadi dari perusahaan tersebut. c). Fungsi Pembelian Fungsi pembelian bertanggungjawab di dalam membeli persediaan yang hampir habis kepada pemasok. d). Fungsi Penerimaan Barang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu dan kuantitas barang yang diterima dari para pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggungjawab untuk melakukan penerimaan barang dari pembeli yang berasal dari retur penjualan e). Fungsi Akuntansi Fungsi ini berperan sebagai pencatat uang dan fungsi pencatat persediaan. Selain itu di dalam sistem perhitungan fisik juga bertanggungjawab untuk : (1) Mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil perhitungan fisik. (2) Mengalikan kuantitas dan harga pokok per satuan yang tercantum di dalam daftar satuan hasil perhitungan fisik. (3) Mencantumkan harga pokok total di dalam daftar hasil perhitungan fisik. (4) Melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasarkan data hasil perhitungan fisik persediaan. (5) Membuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian data persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik persediaan.
f). Fungsi Perhitungan Fisik Persediaan Hasil perhitungan fisik diserahkan kepada bagian kartu persediaan untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian terhadap catatan persediaan di dalam kartu persediaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
4. Dokumen yang Digunakan a). Surat Permintaan Pembelian Dokumen ini merupakan suatu formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau fungsi pemakaian barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jumlah, jenis, mutu. Surat ini dibuat rangkap dua lembar setiap terdapat permintaan, satu lembar digunakan untuk fungsi pembelian sedangkan tembusannya digunakan untuk arsip dari fungsi yang meminta barang. b). Surat Permintaan Penawaran Harga Merupakan dokumen yang digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang benar. c).Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih. d). Laporan Penerimaan Barang Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang sebagai dasar pencatatan tambahan kuantitas barang dari pemasok ke kartu gudang. e). Laporan Pengiriman Barang Laporan ini merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat kuantitas persediaan yang dikirimkan kembali kepada pemasok ke dalam kartu gudang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
f). Memo Debit Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat kuantitas dan harga pokok persediaan yang dikembalikan kepada pemasok ke dalam kartu persediaan. g). Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat pengeluaran barang gudang. h). Bukti Pengembalian Barang Gudang Digunakan oleh bagian gudang untuk melakukan pencatatan tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu gudang. Selain itu, juga dipakai oleh bagian kartu persediaan untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke dalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke dalam kartu biaya dan untuk mencatat pengembalian barang ke dalam jurnal umum. i). Kartu Perhitungan Fisik Kartu ini digunakan untuk melakukan perekaman hasil perhitungan fisik dari persediaan.
j). Daftar Hasil perhitungan Fisik Daftar ini digunakan untuk meringkas data yang telah direkam ke bagian dari kartu persediaan fisik. k). Bukti Memorial
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Bukti ini digunakan untuk membuktikan penyesuaian rekening persediaan sebagai akibat dari transaksi tertentu atau adanya perhitungan ulang fisik persediaan. 5. Catatan akuntansi yang Digunakan a). Kartu Gudang Kartu ini berfungsi untuk melakukan pencatatan kuantitas persediaan dan mutasi tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Biasanya kartu gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu ini disimpan di arsip kantor gudang untuk mencatat mutasi kuantitas fisik barang di gudang. b). Kartu Barang Kartu ini ditempelkan ataupun diletakkan pada tempat penyimpanan barang. Kartu ini berfungsi sebagai identitas barang yang disimpan, untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi. c).Kartu Persediaan Didalam sistem akuntansi persediaan, kartu ini digunakan untuk melakukan pencatatan kuantitas dan harga pokok barang yang disimpan di gudang. Kartu ini digunakan sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang diselenggarakan oleh Bagian Gudang. Selain itu, kartu persediaan merupakan suatu rician rekening kontrol persediaan yang bersangkutan dengan buku besar. d). Kartu Hutang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Apabila di dalam pencatatan hutang, perusahaan menggunakan account payable procedure, buku pembantu yang digunakan untuk melakukan pencatatan utang kepada pemasok adalah Kartu Hutang. e).Jurnal Umum Jurnal ini berfungsi untuk melakukan pencatatan terhadap jurnal harga pokok yang dijual untuk dilakukan posting ke dalam rekening kontrol persediaan produk. C.Sistem Akuntansi Persediaan Obat 1). Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan Salah satu sarana penunjang medis yang paling penting adalah obat dan kebutuhan akan obat-obatan ini perlu perhatian yang baik. Hal ini dikarenakan adanya perputaran obat-obatan yang terjadi dengan cepat tanpa bisa dipastikan secara pasti. Oleh karena itu dibutuhkan adanya perencanaan dan penentuan terhadap kebutuhan obat-obatan yang baik. Tujuan dengan diadakannya proses perencanaan dan penentuan kebutuhan tersebut agar terlaksananya kejelasan dan kelancaran sistem yang berkaitan dengan perencanan dan persediaan serta dapat terlaksananya pengawasan dan juga pengendalian terhadap persediaan obat. Selain itu juga menghindari adanya kekosongan stok obat di dalam gudang, sehingga kebutuhan dapat tetap terpenuhi dengan baik. Perencanaan kebutuhan obat untuk Puskesmas setiap periode dilaksanakan oleh Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan di Puskesmas. Perencanaan yang dilakukan meliputi pengumpulan laporan dari gudang mengenai jumlah dan jenis persediaan obat-obatan yang diperlukan, serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
mempertimbangkan dana dan situasi juga kondisi. Hasil dari rekap ini digunakan sebagai salah satu pedoman perencanaan dan juga penentuan kebutuhan yang akan dilakukan. 2). Permintaan Obat Tujuan dari permintaan obat adalah memenuhi kebutuhan obat di masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penakit yang ada di wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di Puskesmas adalah berasal dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Obat yang diperkenankan untuk disediakan di Puskesmas adalah obat esensial yang jenis dan itemnya ditentukan setiap tahun oleh Menteri Kesehatan dengan merujuk kepada Daftar Obat Esensial Nasional. Selain itu sesuai dengan kesepakatan global maupun Keputusan Menteri Kesehatan No : 085 tahun 1989 tentang Kewajiban menuliskan Resep/ dan atau menggunakan Obat Generik di Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah, maka hanya obat generik saja yang diperkenankan tersedia di Puskesmas. Berdasarkan UU No : 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan PP No : 72 tahun 1999 tentang Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, yang diperkenankan untuk melakukan penyediaan obat adalah tenaga Apoteker. Untuk itu Puskesmas tidak diperkenankan melakukan pengadaan obat secara sendirisendiri. Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di masing-masing Puskesmas diajukan oleh Kepala Puskesmas kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan menggunakan format LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke kepala puskesmas dilakukan secara periodik menggunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
LPLPO sub unit. Berdasarkan pertimbangan efisiensi dan ketepatan waktu penyerahan obat kepada Puskesmas, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat menusun petunjuk lebih lanjut mengenai alur permintaan dan penyerahan obat secara langsusng dari UPOPPK ke Puskesmas. 3). Penerimaan Obat Tujuan dari penerimaan obat adalah agar obat yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Puskesmas. Penerimaan adalah suatu kegiatan dalam menerima obat-obatan dari unit pengelola yang lebih tinggi kepada unit pengelola di bawahnya. Setiap penyerahan obat oleh UPOPPK kepada Puskesmas, dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu. Petugas penerimaan obat wajib melakukan pengecekan terhadap obat-obatan yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuk obat sesuai dengan isi dokumen (LPLPO) dan ditanda tangani oleh petugas penerima/diketahui Kepala Puskesmas. Bila tidak memenuhi sarat petugas penerima dapat mengajukan keberatan. Jika terdapat kekurangan, penerima obat wajib menuliskan jenis yang kurang (rusak, jumlah kurang dan lain-lain). Setiap penambahan obat-obatan, dicatat dan dibukukan pada buku penerimaan obat dan kartu stok. 4). Penyimpanan Tujuan dari penyimpanan adalah agar obat yang tersedia di Unit pelayanan kesehatan mutunya dapat dipertahankan. Penyimpanan adalah suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan kimia dan mutunya tetap terjamin. 5). Pengamatan mutu Setiap petugas pengelola yang melakukan penyimpanan obat, perlu melakukan pengamatan mutu obat secara berkala, paling tidak setiap awal bulan. Pengamatan mutu obat : a. Mutu obat yang disimpan dapat mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimia. b. Laporkan perubahan yang terjadi kepada UPOPPK Kabupaten/Kota untuk diteliti lebih lanjut. c. Secara sederhana pengamatan dilakukan dengan visual.
6). Distribusi Tujuan dari distribusi adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan tepat waktu. 7). Pengendalian Tujuan dari pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian obat terdiri dari pengendalian persediaan, pengendalian penggunaan, penanganan obat hilang. Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk memastikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. (a). Pengendalian Persediaan Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan pengamatan terhadap stok kerja, stok pengaman, waktu tunggu dan sisa stok. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan, perlu diperhitungkan keadaan stok yang seharusnya ada pada waktu kedatangan obat atau kalau dimungkinkan memesan, maka dapat dihitung jumlah obat yang dapat dipesan (Q) dengan rumus berikut : Q = SK + SP + ( WT X D ) – SS Keterangan : Q = jumlah obat yang dipesan SK = stok kerja SP = stok pengaman WT = waktu tunggu ( leadtime ) SS = sisa stok D = pemakaian rata-rata perminggu/perbulan (b). Pengendalian Penggunaan Tujuan pengendalan penggunaan adalah untuk menjaga kualitas pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan dana obat. (c). Penanganan obat hilang, rusak dan kadaluarsa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tujuan
dari
penanganan
obat
hilang
adalah
sebagai
21
bukti
pertanggungjawaban Kepala Puskesmas sehingga di ketahui persediaan obat saat itu. Tujuan dari penanganan obat rusak/kadaluarsa adalah melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluarsa. 8). Pelayanan Obat Tujuan dari pelayanan obat adalah agar pasien mendapat obat sesuai dengan resep dokter dan mendapat informasi bagaimana menggunakannya. Pelayanan obat adalah proses kegiatan yang meliputi aspek teknis dan non teknis yang harus dikerjakan mulai dari menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien. D.Pengendalian Intern 1. Definisi Pengendalian Intern Pengendalian intern terdiri dari semua metode dan langkah-langkah yang terkait, yang diadaptasi dari suatu organisasi yang digunakan untuk mengamankan asetnya, meningkatkan keandalan catatan akuntansi yang ada, meningkatkan efisiensi operasi, dan memastikan kepatuhan atau taat terhadap hukum dan peraturan yang ada. Sistem pengendalian intern memiliki lima komponen utama sebagaimana yang ada di bawah ini (Kieso 2013:316-317). a. Lingkungan Pengendalian Merupakan sebuah tanggung jawab dari manajemen puncak untuk membuat kejelasan bahwa organisasi menghargai adanya integritas dan aktivititas yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
dianggap tidak etis tidak akan ditoleransi. Komponen ini sering disebut sebagai ”tone at the top”. b. Penilaian Risiko Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis berbagai faktor yang menciptakan adanya risiko bisnis dan harus menentukan bagaimana mengelola risiko tersebut. c. Aktivitas Pengendalian Pengendalian ini untuk mengurangi terjadinya fraud, manajemen harus melakukan perancangan kebijakan dan prosedur untuk mengatasi risiko spesifik yang dihadapi oleh perusahaan. d. Informasi dan Komunikasi Pengendalian intern harus menangkap dan juga mengkomunikasikan semua informasi yang terkait baik dari bawah dan atas dari organisasi, serta mengkomunikasikan informasi yang tepat kepada pihak eksternal.
e. Pengawasan Pengendalian intern harus dipantau secara berkala untuk kepentingan dari pihak perusahaan. Kekurangan yang signifikan untuk dilaporkan ke manajemen puncak dan/atau kepada dewan direksi. 2. Prinsip-prinsip Aktivitas Pengendalian Intern Masing-masing bagian dari pengendalian intern sangat penting. Salah satu komponen yang akan difokuskan yaitu aktivitas pengendalian. Kegiatan ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
merupakan komponen paling penting dari upaya perusahaan yang digunakan untuk mengatasi risiko yang dihadapi, misalnya fraud. Aktivitas pengendalian secara khusus yang digunakan perusahaan akan berbeda-beda, tergantung pada penilaian manajemen terhadap risiko yang dihadapi perusahaan. Penilaian ini sangat dipengaruhi oleh ukuran dan sifat dari perusahaan. Enam prinsip aktivitas pengendalian intern sebagai berikut: a. Pembentukan tanggungjawab Prinsip penting dari pengendalian intern adalah untuk memberikan tanggungjawab tertentu kepada karyawan. Kontrol yang paling efektif adalah ketika satu orang karyawan bertanggungjawab terhadap tugas yang telah diberikan kepadanya. Pemberian tanggungjawab ini sering membutuhkan pembatasan akses yaitu hanya untuk petugas yang bertugas, dan kemudian melakukan identifikasi kepada para karyawan. Misalnya, sistem otomatis yang digunakan memiliki mekanisme melakukan pengidentifikasian kode yang digunakan didalam membuat jurnal, yang akan berdering jika ada penjualan, atau ada yang memasuki
gudang
persediaan
pada
waktu
tertentu.
Penggunaan
pengidentifikasian kode memungkinkan perusahaan untuk menetapkan tanggungjawab dengan melakukan pengidentifikasian terhadap karyawan yang melakukan kegiata tertentu. b. Pemisahan Tugas Pemisahan tugas sangat diperlukan di dalam pengendalian internal. Terdapat dua aplikasi umum yang ada di dalam prinsip-prinsip:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
1). Masing-masing individu harus bertanggungjawab terhadap kegiatan yang terkait. 2). Tanggungjawab untuk pencatatan terhadap pembukuan aset harus terpisah dari fisik dari aset tersebut. Alasan untuk melakukan pemisahan tugas adalah pekerjaan seorang karyawan harus tanpa adanya duplikasi usaha, yang dapat memberikan dasar untuk dilakukannya evaluasi terhadap pekerjaan karyawan yang lainnya. Misalnya, karyawan yang mempunyai tugas melakukan perancangan terhadap sistem terkomputerisasi sebaiknya tidak ditugaskan dengan tugas sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan sistem. Jika tidak, mereka bisa merancang sistem
yang
menguntungkan
mereka
sendiri
secara
pribadi
dan
menyembunyikan kecurangan yang ada. c. Pemisahan terhadap kegiatan terkait Membuat
satu
orang
bertanggungjawab
untuk
kegiatan
terkait
meningkatkan potensi kesalahan dan penyimpangan. Misalnya, perusahaan harus menetapkan kegiatan pembelian terkait dengan individu yang berbeda. Kegiatan pembelian terkait termasuk dengan pemesanan barang, persetujuan pemesanan, penerimaan barang, otorisasi pembayaran, dan melakukan pembayaran untuk barang atau jasa. Berbagai kecurangan yang mungkin dilakukan ketika seseorang menangani kegiatan terkait. Misalnya : jika agen pembelian diperbolehkan untuk melakukan pemesanan barang tanpa melakukan pengawasan, kemungkinan agen pembelian menerima suap dari pemasok. Jika seorang karyawan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
menangani penerimaan barang dan faktur, serta otorisasi pembayaran, ia mungkin mengotorisasi pembayaran untuk faktur fiktif, kecurangan ini tidak akan terjadi apabila perusahaan membagi tugas bagian pembelian. Perusahaan harus menetapkan kegiatan penjualan dengan karyawan yang berbeda. Kegiatan ini termasuk melakukan penjualan, pengiriman (atau memberikan) barang kepada pelanggan, penagihan pelanggan, dan menerima pembayaran. Berbagai kecurangan yang mungkin dilakukan saat karyawan tersebut menangani bagian penjualan , misalnya: jika penjual dapat membuat penjualan tanpa persetujuan pengawas, ia mungkin akan melakukan penjualan dengan harga yang tidak sah untuk meningkatkan komisi penjualan. Petugas pengiriman yang mempunyai akses ke pencatatan akuntansi bisa mengirimkan barang kepada dirinya sendiri. Petugas penagihan yang menangani penagihan dan penerimaan bisa mengecilkan jumlah ditagih untuk penjualan kepada teman atau kerabat. Kecurangan ini mungkin terjadi apabila perusahaan membagi tugas penjualan dengan: orang-orang penjualan membuat penjualan, departemen pengiriman barang dengan dasar penjualan,
dan departemen penagihan
mempersiapkan faktur penjualan setelah membandingkan urutan penjualan dengan laporan barang yang dikirim. d. Pemisahan pencatatan dengan fisik Akuntan harus memiliki hak akses ke sana. Penjaga aset tidak harus menjaga atau memiliki akses ke catatan akuntansi. Penjaga aset tidak seharusnya untuk mengkonversi aset ke penggunaan pribadi, ketika salah satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
karyawan mempertahankan catatan aset, dan karyawan yang berbeda memiliki hak terhadap fisik aset. Pemisahan tanggung jawab akuntansi dari aset sangat penting untuk kas dan persediaan karena aset ini sangat rentan terhadap penipuan. e. Prosedur pendokumentasian Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa telah terjadi. Pada Stephanie Gourmet Coffee and More, cash register adalah dokumentasi restoran untuk penjualan dan jumlah kas yang diterima. Demikian pula, dokumen pengiriman menunjukkan bahwa barang telah dikirim, dan faktur penjualan menunjukkan bahwa perusahaan telah ditagih pelanggan untuk barang. Dengan mensyaratkan tanda tangan (atau inisial) dari dokumen, perusahaan dapat mengidentifikasi individu bertanggung jawab atas transaksi atau peristiwa. Perusahaan harus mendokumentasikan transaksi pada saat transaksi terjadi. Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk dokumen. Pertama, bila memungkinkan, perusahaan harus menggunakan pra nomor dokumen, dan semua dokumen harus dipertanggungjawabkan. Penomoran membantu mencegah transaksi dari yang tercatat lebih dari sekali, atau sebaliknya, dari tidak dicatat sama sekali. Kedua, sistem kontrol harus meminta karyawan dengan segera dokumen sumber untuk entri akuntansi ke departemen akuntansi. Tindakan pengendalian ini membantu untuk memastikan rekaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
tepat waktu transaksi dan memberikan kontribusi langsung ke akurasi dan keandalan catatan akuntansi. f. Kontrol terhadap fisik aset Penggunaan kontrol fisik sangat penting. Kontrol fisik berhubungan dengan pengamanan aset dan meningkatkan akurasi dan keandalan catatan akuntansi. g. Verifikasi Independen internal Kebanyakan
pengendalian
internal
menyediakan
verifikasi
internal
independen. Prinsip ini melibatkan review data yang disiapkan oleh karyawan. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari verifikasi internal independen. 1). Perusahaan harus memverifikasi catatan secara berkala. 2). Seorang karyawan yang independen bertanggung jawab atas informasi dan harus membuat verifikasi. 3). Perbedaan dan pengecualian harus dilaporkan ke tingkat manajemen yang dapat mengambil tindakan korektif yang tepat. Verifikasi internal independen sangat berguna dalam membandingkan akuntabilitas yang direkam dengan aset yang ada. Rekonsiliasi antara pita kasir dengan uang tunai dalam register di Stephanie Gourmet Coffee and More adalah contoh dari prinsip pengendalian internal ini. Contoh lainnya adalah rekonsiliasi saldo kas perusahaan per buku dengan saldo kas per bank dan verifikasi catatan persediaan perpetual melalui hitungan persediaan fisik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Perusahaan-perusahaan
besar
sering
menetapkan
verifikasi
28
internal
independen untuk auditor internal. Auditor internal adalah karyawan perusahaan yang terus-menerus mengevaluasi efektivitas sistem pengendalian internal perusahaan. Mereka meninjau kegiatan departemen dan individu untuk menentukan apakah pengendalian internal yang ditentukan sedang diikuti. Mereka juga merekomendasikan perbaikan bila diperlukan. Pada kenyataannya, sebagian besar penipuan ditemukan oleh perusahaan melalui mekanisme internal seperti pengendalian intern yang ada dan audit internal. Misalnya, dugaan penipuan di WorldCom (USA), yang melibatkan miliaran dolar, telah ditemukan oleh auditor internal.
h. Kontrol Sumber Daya Manusia Kegiatan pengendalian sumber daya manusia meliputi berikut ini. 1). Karyawan Obligasi yang menangani uang tunai. Bonding melibatkan memperoleh perlindungan asuransi terhadap pencurian oleh karyawan. Ini memberikan kontribusi untuk pengamanan uang tunai dalam dua cara: Pertama, perusahaan asuransi hati-hati menyaring semua individu sebelum menambahkannya ke kebijakan dan mungkin menolak pelamar berisiko. Kedua, karyawan terikat tahu bahwa perusahaan asuransi dengan penuh semangat akan menuntut semua pelaku. 2). Rotasi karyawan dan memberikan karyawan untuk mengambil liburan. Langkah-langkah ini mencegah karyawan dari mencoba pencurian karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
mereka tidak akan mampu untuk menyembunyikan tindakan yang tidak benar mereka secara permanen. Banyak bank, misalnya, telah menemukan pencurian karyawan ketika karyawan sedang liburan atau ditugaskan ke posisi baru. 3). Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Banyak yang percaya bahwa ukuran yang paling penting dan murah bisnis apapun dapat dilakukan untuk mengurangi pencurian dan penipuan karyawan untuk departemen sumber daya manusia untuk melakukan melalui pemeriksaan latar belakang. Dua tips: (1) Periksa untuk melihat apakah pelamar kerja benar-benar lulus dari sekolah yang mereka masukan ke daftar pada saat melamar. (2) Jangan pernah menggunakan nomor telepon yang digunakan sebelumnya yang diberikan pada lembar referensi. 3. Keterbatasan Pengendalian Intern Perusahaan umumnya merancang sistem mereka dengan pengendalian intern untuk memberikan keyakinan memadai tentang pengamanan aset-aset dan keandalan catatan akuntansi. Konsep keyakinan memadai bertumpu pada bahwa biaya membangun prosedur pengendalian tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan mereka. Untuk menggambarkan, mempertimbangkan kerugian di toko-toko. Toko bisa menghilangkan kerugian tersebut dengan berhenti memiliki satpam dan pelanggan pencari mereka meninggalkan toko. Tapi, manajer toko telah menyimpulkan bahwa efek negatif dari prosedur tersebut tidak dapat dibenarkan. Sebaliknya, mereka telah berusaha untuk mengendalikan kerugian dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
prosedur lebih murah. Mereka posting tanda-tanda mengatakan, "Kami berhak untuk memeriksa semua paket" dan "Semua pencuri akan dituntut". Mereka menggunakan kamera TV tersembunyi dan menyimpan detektif untuk memonitor aktivitas pelanggan, dan mereka memasang peralatan sensor. Unsur manusia merupakan faktor penting dalam setiap sistem pengendalian intern. Sebuah sistem yang baik dapat menjadi tidak efektif sebagai akibat dari kelalaian karyawan, kecerobohan, atau ketidakpedulian. Misalnya, petugas penerima mungkin tidak repot-repot untuk menghitung barang yang diterima dan mungkin hanya "fudge" penghitungan. Kadang-kadang, dua atau lebih individu dapat bekerja sama untuk mendapatkan kontrol sekitar. Kolusi tersebut dapat secara signifikan mengurangi efektivitas sistem, menghilangkan perlindungan yang ditawarkan oleh pemisahan tugas. Tidak ada sistem pengendalian intern sempurna. Ukuran bisnis juga dapat menerapkan pembatasan pada pengendalian intern. Sebuah perusahaan kecil, misalnya, mungkin merasa sulit untuk memisahkan tugas atau untuk menyediakan verifikasi internal independen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan melihat masalah yang berhubungan dengan latar belakang dan keadaan yang terjadi saat ini, dari objek dan subjek penelitian serta bagaimana interaksinya dengan lingkungan sekitar. Penelitian dilakukan terhadap kegiatan perusahaan khususnya kegiatan yang berhubungan dengan sistem persediaan obat. Oleh karena itu hasil analisi dan kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada data perusahaan yang diteliti. B. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian a. Aktivitas / kegiatan pokok yang dilakukan di bagian obat b. Bagian yang terkait dengan sistem akuntansi persediaan c. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi persediaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
d. Dokumen dan catatan yang digunakan dalam pelaksanaan sistem akuntansi persediaan 2. Subjek penelitian : a. Kepala bagian gudang b. Kepala bagian akuntansi c. Kepala bagian tata usaha d. Kepala Puskesmas
C. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Puskesmas Gedongtengen Jl. Pringgokusuman No 30, Yogyakarta. D. Waktu penelitian Penelitian terhadap sistem persediaan obat dilaksanakan bulan Februari 2014 – Mei 2014. E. Data yang diperlukan Data digunakan untuk memberikan informasi di dalam menjawab permasalahan efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat, maka data yang diperlukan untuk mendukung analisis dibagi menjadi 2 tujuan yaitu: 1. Tujuan umum : (a). Gambaran umum perusahaan (b). Struktur organisasi (c). Job Description
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
2. Tujuan khusus : (a). Pengendalian intern (b). Sistem akuntansi persediaan (c). Dokumen yang digunakan berkaitan dengan sistem akuntansi persediaan
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Wawancara ini bertujuan untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan gambaran umum puskesmas, deskripsi pekerjaan pada masing-masing bagian, prosedur dalam sistem akuntansi persediaan obat, dan dokumen maupun catatan yang digunakan, serta pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat. 2. Observasi Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian. 3. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan ang bertujuan untuk mendapatkan data berbentuk tulisan atau gambar dengan melihat dokumen, catatan dan formulir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
yang digunakan di dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan secara langsung dengan sistem persediaan di Puskesmas Gedongtengen. 4. Kuesioner Peneliti menyusun daftar pertanyaan secara tertulis mengenai aspek-aspek sistem dan masalah unsur pengendalian intern yang ditujukan kepada pihak terkait.
G. Teknik Analisis Data Langkah yang digunakan di dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. Uji Pendahuluan Uji pendahuluan dilakukan untuk memperoleh gambaran awal terhadap entitas yang diaudit yaitu untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian intern yang ada di Puskesmas, hal ini dilakukan dengan alat bantu yang berupa kuesioner. Apabila dilihat dari hasil kuesioner tersebut, dari 24 pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian intern tersebut terdapat sekitar 18 jawaban ya. Dari sekitar 75% jawaban Ya tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang ada adalah kuat. Perhitungan indeks persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut (Harnani,2010 : 49) :
Persentase :
n N
x 100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Keterangan : n : jumlah jawaban ya N : jumlah seluruh jawaban % : Tingkat keberhasilan yang dicapai Adapun penafsiran terhadap analisis deskriptif terdiri dari langkah-langkah (Harnani 2010:49-50) a. Menentukan persentase maksimal yaitu 100% b. Menentukan persentase minimal yaitu 0% c. Menentukan rentang persentase (r%) diperoleh dari pengurangan persentase minimal terhadap persentase maksimal, maka didapatkan 100%-0%=100% d. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari hasil pembagian kriteria dengan rentang persentase, maka didapatkan hasil 100%:4=25% e. Menentukan kriteria yaitu sangat kuat, kuat, kurang kuat, tidak kuat. f. Menentukan kriteria kekuatan dan kelemahan pengendalian intern : 1). 0 % - 25 %
= tidak kuat
2).26 % - 50 %
= kurang kuat
3). 51 % - 75 % = kuat 4). 76 % - 100 % = sangat kuat 2. Pengujian Kepatuhan Pengujian kepatuhan ini digunakan untuk menguji efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat. Di dalam pengujian kepatuhan menggunakan fixed-sample-size attribute sampling, di mana metode ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
digunakan untuk menguji ketaatan dalam menjalankan prosedur pengendalian intern. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut: a. Tujuan pengujian yang dilakukan adalah untuk menguji keefektifan pengendalian intern. b. Populasi yang diambil sampelna. Populasinya adalah dokumen termasuk dalam sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen sepanjang tahun Januari 2011- Desember 2013 yang diharapkan kelengkapan dokumen masih dapat terjamin, dokumen tersebut adalah LPLPO. c. Menentukan attribute yang diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern. Attribute yang digunakan di dalam melakukan uji kepatuhan terhadap dokumen sistem akuntansi persediaan obat adalah : 1. Kelengkapan dokumen pendukung 2. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang 3. Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya. d. Menentukan besarnya sampel Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut, maka auditor harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini: 1). Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence level (R%). Risiko pengendalian direncanakan yang digunakan adalah rendah/minimum yang berarti efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen diyakini berjalan cukup efektif sehingga perlu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
adanya pengujian untuk memastikan pengendalian telah berjalan efektif secara terus menerus, maka risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah ditetapkan sebesar 5% karena penelenggaraan audit internal di Puskesmas Gedongtengen memberikan keyakinan bahwa pengendalian ditetapkan secara terus menerus sehingga memperkecil risiko dalam sistem akuntansi persediaan obat. Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern. Dalam pengujian pengendalian, umumnya menggunakan R% = 90%, 95%, 99%. Tingkat keandalan atau R% ditentukan 95% artinya penelitian ini memiliki risiko 5% untuk meyakini pengendalian intern yang sesungguhnya tidak efektif. Berikut ini diuraikan risiko penetapan pengendalian terlau rendah dalam tabel 3.1. Tabel 3.1 : Risiko penetapan risiko pengendalian terlalu rendah Risiko pengendalian
Risiko penetapan risiko
direncanakan
pengendalian terlalu
Tingkat keandalan (R)
rendah (5%) Rendah
5%
95%
Sumber : Haryono Jusup, 2001:404 2). Tingkat deviasi yang bisa diterima berhubungan langsung dengan risiko pengendalian direncanakan artinya semakin rendah tingkat yang direncanakan semakin rendah pula tingkat yang dapat ditoleransi dan sebaliknya. Tabel 3.2 : tingkat deviasi bisa ditoleransi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Risiko Pengendalian Direncanakan
38
Tingkat Deviasi Bisa Ditoleransi Rentang (%)
Rendah
2-7
Sumber : Haryono Jusup, 2001 : 407 Berdasarkan risiko pengendalian direncanakan yang rendah maka tingkat devasi yang bisa ditoleransi ditentukan sebesar 5% mengingat bahwa Puskesmas Gedongtengen termasuk pusksmas yang cukup banyak menangani pasien sehingga persediaan obat menjadi cukup sering bahkan dalam jumlah yang relatif besar yang ditujukan kepada Gudang Farmasi Kota, maka pengendalian persediaan obat menjadi hal yang sangat penting untuk menjamin ketersediaan obat di Puskesmas. Berikut ini diuraikan tingkat penyimpangan yang dapat diterima dalam Tabel Tabel 3.3 : Tingkat penyimpangan yang dapat diterima Risiko pengendalian direncanakan
Tingkat deviasi bisa ditoleransi (%)
Rendah
5
Sumber : Haryono Jusup, 2010:407 3). Penentuan tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan dilakukan dengan menguji populasi. e. Metode pemilihan sampel yang dipilih f. Mengidentifikasi
setiap
sampel
yang
terpilih
dan
mencocokkan
kekosistensiannya pada atribut yang telah ditentukan dan mencatat seluruh penimpanganya yang ditemukan. g. Evaluasi hasil 1). Menghitung tingkat deviasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
Jumlah deviasi yang ditemukan dibagi dengan ukuran yang diperiksa. 2). Menentukan batas atas deviasi Batas atas deviasi ditentukan dengan tabel melalui beberapa ketentuan yakni menyesuaikan dengan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah, menentukan kolom yang berisi jumlah deviasi yang sesungguhnya yang ditemukan dalam populasi, menentukan baris yang berisi ukuran sampel yang digunakan, serta membaca batas atas deviasi dari perpotongan antara kolom dan baris yang telah ditentukan. 3). Menentukan cadangan untuk risiko sampling Cadangan risiko sampling ditentukan dengan cara mengurangkan tingkat deviasi dari batas atas deviasi. (a). Tingkat deviasi sampel lebih besar daripada tingkat deviasi populasi diharapkan yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, maka batas atas deviasi akan lebih besar daripada tingkat deviasi bisa ditoleransi yang digunakan risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah dan hasil sampel tidak akan mendukung rencana risiko pengendalian. (b). Tingkat deviasi sampel lebih kecil atau sama dengan tingkat deviasi populasi diharapkan yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel, maka batas atas deviasi akan lebih kecil daripada tingkat deviasi bisa ditoleransi yang digunakan pada risiko penentuan risiko pengendalian terlalu rendah dan hasil sampel akan mendukung rencana risiko pengendalian. 4). Mempertimbangkan aspek kualitatif dari deviasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
h. Merumuskan Kesimpulan Pengambilan kesimpulan efektivitas pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat apabila batas atas deviasi kurang dan atau sama dengan tingkat deviasi bisa ditoleransi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif, jika batas deviasi melebihi tingkat deviasi bisa ditoleransi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tidak efektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
BAB IV GAMBARAN UMUM PUSKESMAS A.
Latar Belakang Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah menetapkan bidang kesehatan merupakan urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten atau Kota. Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembanguan nasional Indonesia menganut konsep pembangunan berwawasan kesehatan, dimana setiap kegiatan pembangunan perlu mempertimbangkan aspek dan dampak kesehatan. Pembangunan berwawasan kesehatan yang dilaksakan di Kota Yogyakarta pada akhirnya harus dapat mempercepat tujuan Milenium Developmen Goals pada tahun 2005. Ada 8 point tujuan MDGs 2015 antara lain : a. Memberantas kemiskinan dan kelaparan. b. Mencapai pendidikan dasar universal. c. Meningkatkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. d. Menurunkan angka kematian anak. e. Meningkatkan kesehatan ibu. f. Menanggulangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain. g. Memastikan kelestarian lingkungan h. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan kenyamanan kota adalah kondisi kesehatan institusi yang menyelenggarakan
pelayanan
kesehatan
yaitu
Puskesmas.
Puskesmas
merupakan salah satu UPT Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang mempunyai
rincian
tugas
sesuai
PERATURAN
WALIKOTA
YOGYAKARTA Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pembentukan , Susunan , Kedudukan , Fungsi dan Rincian tugas unit pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Yogyakarta. Puskesmas sebagai lini terdepan pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah kecamatan mempunyai tugas dua macam upaya kesehatan (menurut KepMenKes Nomor 128/MenKes/SK/II/2004) yaitu : 1. Upaya kesehatan wajib, terdiri dari 6 upaya : a. Upaya Promosi Kesehatan. b. Upaya Kesehatan Lingkungan. c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana. d. Upaya perbaikan Gizi. e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular. f. Upaya pengobatan. 2. Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari 9 upaya : a. Upaya kesehatan sekolah. b. Upaya kesehatan perorangan. c. Upaya perawatan kesehatan masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
d. Upaya kesehatan kerja. e. Upaya kesehatan gigi dan mulut. f. Upaya kesehatan jiwa. g. Upaya kesehatan mata. h. Upaya kesehatan usia lanjut. i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional. j. Upaya Pelayanan IMS.HR,VCT,LJSS dan PTRM serta klinik berhenti merokok. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upaya, Puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen administrasi yang terdiri dari : 1. Perencanaan tingkat Puskesmas. 2. Lokakarya Mini Puskesmas. 3. Penilaian Kinerja Puskesmas dan Manajemen Sumberdaya B. Nilai, Misi dan Visi 1. Nilai Untuk mewujudkan visi dan misi , nilai-nilai yang dilaksakan dan disepakati adakah : a. Pro Rakyat Upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat senantiasa mendahulukan kepentingan rakyat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
b. Inklusif Memperhatikan peran serta aktif masyarakat dan pemberdayaan seluruh komponen masyarakat yang independen, tokoh masyarakat dan kader kesehatan. c. Responsif Memenuhi kebutuhan msyarakat dengan mengutamakan mekanisme perencanaan bersumber masyarakat sehingga mengakomodir kebutuhan masyarakat. d. Efektif dan Efisien Penggunaan sumberdaya yang optimal, adanya perbaikan berkelanjutan serta berkurangnya tumpang tindih penyelenggaraan fungsi organisasi. e. Transparan dan Akuntabel Setiap program dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diakses oleh masyarakat sesuai peraturan yang berlaku. 2.
Visi Visi Puskesmas Gedongtengen adalah “Mewujudkan kehidupan masyarakat Gedongtengen yang berperilaku hidup sehat dalam lingkungan sehat dengan pelayanan prima yang terjangkau”.
3.
Misi Misi yang akan dijalankan untuk mencapai visi yang telah disepakati oleh seluruh karyawan yang ada di Puskesmas Gedongtengen adalah : a. Menggerakkan
pembangunan
berwawasan kesehatan.
wilayah
kecamatan
gedongtengen
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
b. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu prima, merata dan terjangkau. c. Meningkatkan pemberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan meningkatkan partisipasi dalam bidang kesehatan. 4.
Tujuan
a. Menggerakkan
pembangunan
wilayah
kecamatan
gedongtengen
yang
berwawasan kesehatan. b. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu prima, merata dan terjangkau. c. Meningkatkan pemberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dengan meningkatkan partisipasi dalam bidang kesehatan. 5.
Sasaran
a. Meningkatnya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan. b. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. c. Meningkatnya kualitas informasi kesehatan berbasis data yang akurat. d. Meningkatnya upaya pembinaan gizi masyarakat serta kesehatan keluarga dan reproduksi. e. Meningkatnya upaya pengendalian penyakit dan masalah kesehatan dan upaya penyehatan lingkungan 6.
Strategi a. Meningkatkan partisipasi aktif masyarakat melalui Community Deal. b. Memberikan diskriminasi.
pelayanan
kesehatan
masyarakat
gedongtengen
tanpa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
c. Mengoptimalkan surveilans, monitoring, evaluasi untuk seluruh program dan kegiatan kesehatan. d. Meningkatkan kualitas pelayanan gizi. e. Mendorong peran serta masyarakat melalui pemantauan balita dan kelompok pendukung ibu. f. Meningkatkan kualitas pelayanan KIA melalui pemantapan PWS-KIA. g. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) dan pematauan ibu hamil. h. Mengoptimalkan advokasi, komunikasi dan mobilisasi sosial bagi semua elemen masyarakat. i. Mengaktifkan sweeping di masyarakat dalam upaya peningkatan cakupan hasil program. j. Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan pelayanan konsultasi sanitasi dengan pendekatan berbasis masyarakat. C. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Fungsi Menurut Perwal Yogyarta Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rician Tugas Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, maka fungsi UPT Puskesmas ada 3: a. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama. b. Pusat pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan. c. Pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Rincian Tugas Pokok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Menurut Perwal Yogyarta Nomor 74 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan, Kedudukan, Fungsi dan Rician Tugas Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, maka fungsi UPT Puskesmas ada 12: a. Mengumpulkan,
mengolah
data
dan
informasi,
menginventarisasi
permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat, b. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan kegiatan puskesmas, c. Menyiapkan bahan kebijakan, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis sesuai bidang tugasnya, d. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat, e. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan f. Melaksanakan upaya kesehatan/kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, perawatan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pemberantasan penyakit, pembinaan kegiatan lingkungan,
penyuluhan
kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, kesehatan gigi dan mulut, laboratorium sederhana, upaya kesehatan kerja,kesehatan usia lanjut, upaya kesehatan
jiwa, kesehatan mata dan kesehatan kusus lainnya serta
pembinaan pengobatan tradisional. g. Melaksanakan pembinaan upaya kesehatan,peran serta masyarakat, koordinasi semua upaya kesehatan,sarana pelayanan kesehatan pelaksanaan rujukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
medik, pembantuan sarana dan pembinaan teknis kepada puskesmas pembantu, unit pelayanan kesehatan swasta serta kader pembanngunan kesehatan, h. Melaksanakan pengembangan upaya kesehatan dalam hal pengembangan kader pembangunan dibidang kesehatan dan pengembangan kegiatan swadaya masyarakat di wilayah kerjanya, i. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan, j. Melaksanakan ketatausahaan dan urusan rumah tangga UPT, k. Melakukan analisis dan pengembangan kinerja UPT, l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. D. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah Kondisi Geografis Lokasi
: Jl. Pringgokusuman No.30 Yogyakarta
Kelurahan
: Pringgokusuman
Kecamatan
: Gedongtengen
Kota
: Yogyakarta
Propinsi
: DIY
Batas Wilayah Sebelah Utara Kecamatan
: Jetis
Sebelah Timur Kecamatan
: Danurejan
Sebelah Selatan Kecamatan : Gondomanan / Ngampilan Sebelah Barat Kecamatan
: Tegalrejo
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
E. Kegiatan Yang Dilakukan Puskesmas I. Dengan Dana APBD Kota Yogyakarta a).Kegiatan di bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2-PL). b).Kegiatan dari bidang Probangkes, SIK Surveilans. c).Kegiatan dari bidang Gizi Kesga, Yankesmas. d).Kegiatan dari bidang Regulasi dan SDM Kesehatan. e). Kegiatan dari sekretariat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. II. Program Kesehatan dengan Dana Operasional Puskesmas a). Belanja pegawai (Honor PNS, Narasumber, honor tenaga teknis). b). Belanja barang dan jasa. c). Belanja modal. d). Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. III. Program Kesehatan dengan dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) a. Upaya Kesehatan. 1. KIA-KB. 2. Upaya Perbaikan Gizi masyarakat. 3. Upaya Promosi Kesehatan. 4. Upaya Kesehatan Lingkungan. 5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. 6. Imunisasi. b. Manajemen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
IV. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Askes a). Kegiatan gawat daruratan. b). Penyuluhan dan pembinaan. c). Rapat kerja/pertemuan. d). Transport kegiatan. e). Administrasi pelayanan. f). Administrasi 100%. g). Kegiatan lain yang mendapat persetujuan Kepala Dinas Kesehatan. V. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Jamkesda a). Pelayanan Kesehatan Keluarga Miskin. b). Pelayanan Kebidanan. c). Perbaikan Gizi. d). Pemberantasan Penyakit Menular. e). Revitalisasi posyandu. VI. Lain-lain a). Pelacakan Haji. b). PPPK. c). Pemeriksaan VCT, Klinik IMS dan program Terapi Rumatan Methadon, Mobile Klinik, Layanan Alat suntik steril. d). Konsultasi Berhenti Merokok. e). Konsultasi Psikologi F. Situasi Sumber daya Kesehatan Tahun 2011 Tabel4-1. Jumlah sarana kesehatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Sarana Kesehatan
Jumlah
1.
Pemerintah : Puskesmas gedongtengen
1
Swasta : Balai Pengobatan Pelita Kasih Balai Pengobatan PT.KAI Balai pengobatan Yayasan SILOAM Praktek Dokter Umum Praktek Dokter Gigi Dukun Sunat Dukun Bayi Apotik Toko Obat Akupunter Pijat Tradisional (Qi Gong)
1 1 1 4 2 0 2 10 1 2 1
Masyarakat : Jumlah Posyandu Batra POD
35 28 2
2.
3.
Sumber : Data Puskesmas Gedongtengen
Tabel 4-2. Jumlah Tenaga Kesehatan Puskesmas Gedongtengen No. 1
Tenaga Kesehatan Medis : 1. Dokter Umum 2. Dokter Gigi
Jumlah 3 2
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
3.
Paramedis : 1. Bidan 2. Perawat kesehatan 3. Perawat Gigi 4. Sanitarian 5. Pembantu ahli Gizi 6. Tenaga Laborat 7. Apoteker 8. Asisten Apoteker
2 5 2 1 1 2 1 1
Non Medis: 1. Kepala Puskesmas Gedongtengen 2. Ka Sub Bag TU 3. Administrasi 4. Promkes 5. Pengemudi 6. Jaga malam 7. Bersih-bersih 8. Surveilans 9. Psikolog
1 1 5 1 1 1 1 2 1
Jumlah : Sumber : Data Puskesmas Gedongtengen
34
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
G. Sumber Dana Tabel 4-3 Sumber Dana Yang Membiayai Puskesmas Tahun 2011 No
Sumber Dana
1
ASKES
2
Penerimaan
Pengeluaran
Saldo
0
0
0
Operasional Puskesmas
Rp 183.764.418,-
Rp 183.764.418,-
0
3
Jamkesmas
Rp 67.688.000,-
Rp 67.688.000,-
0
4
BOK
Rp 100.000.000,-
Rp 65.160.000,-
Rp 34.840.000,-
Sumber : Data Puskesmas Gedongtengen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
H. STRUKTUR ORGANSASI
54
Lampiran II Yogyakarta No
: Per. Wal. Kota
Tgl
: 22 Des. 2008
: 74 Th. 2008
STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS KEPALA GEDONGTENGEN BLUD UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS GEDONGTENGEN DR. TRI KUSUMO BAWONO, SE
KA. SUB. BAG. TU ANA WIDIASTUTI, SKM, MPA SP2TP & SIK
KEPEGAWAIAN
BEND.INCOM
TAUFIKI DIMARTO
HARYATI
TOKIYONI
JABATAN FUNGSINAL FUNGSIONAL DOKTER UMUM dr. Suharno dr. Fitri Zamzam dr. RA. Siti Kusdinariatun H
FUNGSIONAL BIDAN Diyah Yuliastuti, Amd. Keb Yulia Susanti, Amd. Keb FUNGSIONAL NUTRISIONIS
Nining Triastuti, Amd
FUNGSIONAL DOKTER GIGI drg. Berty Maharani F
FUNGSIONAL PRANATA LAB Milad Yuyun Winarni, Amd, AK Difa Suryani, Amd. AK FUNGSIONAL PROMOSI KESEHATAN Haryati
FUNGSIONAL PERAWAT Muh. Purwanto Raharjo Sulasiyati, AMK Sri Widayati Supriyani Yanti Sri Supriyanti, AMK FUNGSIONAL SANITARIAN Unggul Sigit Wasesa
FUNGSIONAL ASISTEN APOTEKER Ria Prihatini
FUNGSIONAL Kurniati Rahmi, S. SiT Agung Susilo AM.Kg
FUNGSIONAL REKAM MEDIS Taufiki Surya Dimarto, A.Md
FUNGSIONAL APOTEKER
Sani Nur Baeti, S. Farm. Apt
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat Puskesmas Gedongtengen Berikut ini akan dideskripsikan mengenai pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat yang ada di Puskesmas Gedongtengen 1. Prosedur yang Membentuk Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat a. Prosedur Pemesanan dan Penerimaan Persediaan Obat 1).Prosedur
yang
diperlukan
dari
Pemesanan
Persediaan
Obat
Biaya yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan dari persediaan obat bersumber dari APBD. Maka di dalam melakukan pemesanan dan pembelian obat tersebut disesuaikan dengan jumlah kebutuhanyaitu pada saat obat hampir habis dengan cara melakukan pemesanan kepada Gudang Farmasi Kota. Bagian Gudang menuliskan jenis dariobat yang hampir sudah habis di dalam LP-LPO yang kemudian ditindak lanjuti dengan pemesanan. 2). Prosedur Penerimaan Persediaan Obat Pemesanan yang dilakukan relatif dalam jumlah yang banyak dan pemesanan selalu dilakukan jika persediaan barang sudah hampir habis atau barang sudah habis. Setelah itu dilakukan pemeriksaan, yaitu dengan cara melakukan pengecekan terhadap kecocokan antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
pesanan dengan barang yang diterima dari bagian Gudang Farmasi Kota. 3). Prosedur perhitungan Fisik Persediaan Prosedur ini dilakukan sebulan sekali oleh Bagian Gudang. Hasil dari perhitungan tersebut ditulis di selembar keras. Setelah itu dilakukan pencocokan data dari hasil perhitungan fisik dengan data yang ada sebelumnya. Apabila terdapat selisih maka jumlah akan disesuaikan. 2. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan di dalam Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat di Puskesmas Gedongtengen adalah Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LP-LPO). Dokumen ini berisi tentang rincian pemakaian obat selama satu bulan dan berisi tentang rincsn permintaan obat yang sudah habis. B. Uji Pendahuluan Pengendalian Intern Sistem Akuntansi Persediaan Obat di Puskesmas Gedongtengen Uji pendahuluan ini dilakukan untuk menentukan kuat atau lemahnya pegendalian internal persediaan obat yang ada di dalam Puskesmas Gedongtengen.Dalam mengukur kuat atau lemahnya pengendalian intern sistem persediaan obat tersebut menggunakan alat bantu berupa kuesioner pengendalian intern.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 5-1. Kuesioner Pelaksanaan Pengendalian Intern No
1. 2. 3.
4
5 6
7 8
9
10
Daftar Pertanyaan Struktur Organisasi Fungsi gudang terpisah dari fungsi penerimaan barang Fungsi gudang terpisah dari fungsi akuntansi Fungsi penerimaan barang terpisah dari fungsi penyimpanan barang Sistem Otorisasi dan Proses Pencatatan Daftar hasil penghitungan fisik persediaan ditandatangani atau diotorisasi oleh pejabat yang berwenang Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh pejabat berwenang Pencatatan hasil penghitungan fisik persediaan didasarkan atas kartu penghitungan fisik yang telah diteliti kebenarannya oleh pemegang kartu penghitungan fisik Bukti penerimaan barang diotorisasi oleh pejabat berwenang Harga satuan yang dicantumkan dalam daftar hasil penghitungan fisik berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan Adjustment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi (kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang trcantum dalam daftar penghitungan fisik Pencatatan di dalam jurnal umum diotorisasi atau disetujui oleh pejabat yang berwenang
Sumber : Data Diolah
Tanggapan Ya Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Tabel 5-2. Kuesioner Pelaksanaan Pengendalian Intern (Lanjutan) No
11
12
13
14 15
16
17
18
19
Daftar Pertanyaan Praktek Yang Sehat Kartu penghitungan fisik bernomor urut tercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh pengecek Laporan penerimaan barang bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penerimaan barang Pemasok dipilih berdasar jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai pemasok Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan barang jika fungsi ini telah menerima tembusan surat order pembelian dari fungsi pembelian Fungsi penerimaan barang melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari pemasok dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkannya dengan surat order pembelian Terdapat pengecekan harga, syarat pembelian dan ketelitian perkalian dalam faktur pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar Pembayaran faktur dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah adanya kehilangan kesempatan memperoleh potongan tunai
Sumber : Data Diolah
Tanggapan Ya Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Tabel 5-3. Kuesioner Pelaksanaan Pengendalian Intern (Lanjutan) No
Daftar Pertanyaan
Tanggapan Ya
20
Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam kartu penghitungan fisik dicocokkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan fisik sebelum data yang tercantum dalam kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil penghitungan fisik
21
Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung kuantitas persediaan yang ada harus dijamin ketelitiannya
Tidak
Karyawan Yang Kompeten 22
Terdapat persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam penerimaan karyawan
23
Terdapat trainning bagi karyawan baru
24
Program pengembangan pendidikan menjadi karyawan perusahaan
karyawan
Sumber : data diolah Dengan melihat jawaban dari pertanyaan yang ada pada tabel kuesioner (tabel 5-1) tersebut, maka dapat dicari besarnya persentase jumlah jawaban ”ya” dari keseluruhan pertanyaan dengan melakukan indeks persentase sebagai berikut: Diketahui :
- Jumlah jawaban ”ya”
= 18
-Jumlah seluruh jawaban
=24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
𝑛
Jawab : Persentase jawaban ”ya”=𝑁 𝑥 100% 18
= 24 𝑥100% = 75% Berdasarkan hasil perhitungan persentase bahwa dari 24 pertanyaan pada kuesioner sebanyak 75% menjawab ”ya”. Menurut Harnani (2010:49-50), indikator kelemahan dan kekuatan dari pengendalian intern adalah 1). 0 % - 25 % = tidak kuat 2).26 % - 50 % = kurang kuat 3). 51 % - 75 % = kuat 4). 76 % - 100 %= sangat kuat Maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen adalah kuat. C. Uji Kepatuhan Sistem Persediaan Obat di Puskesmas Gedongtengen. Pengujian
kepatuhan
dilakukan
untuk
mengetahui
efektivitas
pengendalian intern dalam sistem persediaan obat dengan menggunakan metode fixed-sample-size sampling, dimana metode ini digunakan untuk menguji
ketaatan
di
dalam
menjalankan
prosedur
di
Puskesmas
Gedongtengen telah diaatai atau tidak berdasarkan penyimpangan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
ditemukan. Dokumen-dokumen yang digunakan sebagai populasi di dalam uji kepatuhan adalah dokumen sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen yaitu Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Januari 2011- Desember 2013 . Prosedur pengambilan dalam Fixedsample-size attribute sampling adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Attributte yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern Menurut Mulyadi (2002: 254), di dalam melakukan pengujian kepatuhan terdapat beberapa attribute yang diperiksa adalah: a). Kelengkapan dokumen pendukung b). Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang c). Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya. 2. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya Populasi merupakan sekumpulan data yang akan digunakan sebagai objek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua dokumen yang berkaitan dengan sistem persediaan obat selama bulan Januari 2011-Desember 2013, yaitu Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LP-LPO) yang berjumlah 48. 3. Menentukan besarnya sampel 4. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi a). Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence level atau disingkat R%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Tingkat keandalan adalah probabilitas benar dalam mempercayai efektivitas pengendalian intern. Tingkat keandalan yang dipilih adalah 95% yang berarti bahwa mempunyai risiko sebesar 5% untuk mempercayai suatu pengendalian intern yang sebenarnya tidak efektif. b). Penaksiran persentase terjadinya attributte dalam populasi Penaksiran ini didasarkan pada pengalaman mengenai besarnya tingkat kesalahan. c). Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan (desired upper precision limit atau DUPL) Karena tingkat keandalan yang dipilih adalah sebesar 95% maka AUPL sebesar 5%, yang berarti bahwa batas maksimum kesalahan yang dijumpai dalam sampel yang akan diambil nanti tidak boleh melebihi 5%. d). Penggunanaan tabel penentuan besarnya sampel untuk menentukan besarnya sampel. Tabel penentuan besarnya sampel yang tersedia adalah disusun menurut R%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Tabel 5-4 : Evaluasi Hasil : Keandalan 95%
Sumber : Mulyadi (2002:263) Berdasarkan tabel diatas, maka data diketahui AUPLnya yaitu sebesar 14%. Hal ini dapat terlihat dari tabel diatas, dimana tingkat kesahan sebesar 3 dari populasi yang berjumlah 48. 5.
Pemeriksaan
terhadap
pengendalian intern
attributte
yang
menunjukkan
efektivitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
64
Tabel 5-5. Pemeriksaan Terhadap Dokumen Sistem Persediaan Obat Puskesmas gedongtengen No. Nomor Sampel Dokumen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nomor Attribut
Keterangan
1
2
3
LP-LPO Januari-Februari 2010 LP-LPO Februari-Maret 2010
√
√
√
√ = Ada
√
√
√
X = Tidak
LP-LPO Maret-April 2010 LP-LPO April-Mei 2010 LP-LPOMei-Juni 2010 LP-LPO Juni-Juli 2010 LP-LPO Juli-Agustus 2010 LP-LPO Agustus-September 2010 LP-LPO September-Oktober 2010 LP-LPO Oktober-November 2010 LP-LPO November-Desember 2010 LP-LPODesember 2010Januari 2011 LP-LPO Januari-Februari 2011 LP-LPO Februari-Maret 2011
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
ada
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√
√
√
LP-LPOMaret-April 2011 LP-LPO April-Mei 2011 LP-LPOMei-Juni 2011 LP-LPOJuni-Juli 2011 LP-LPOJuli-Agustus 2011 LP-LPO Agustus-September 2011 21 LP-LPO September-Oktober 2011 Sumber: Data Diolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Tabel 5-6. Pemeriksaan Terhadap Dokumen Sistem Persediaan Obat Puskesmas Gedongtengen(lanjutan) No. Nomor Sampel Dokumen
Nomor
Keterangan
Attribut 1
2
3
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
x √ √ X X √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
37 38 39
LP-LPOOktober-November 2011 LP-LPONovember-Desember 2011 LP-LPO Desember 2011-Januari 2012 LP-LPO Januari-Februari 2012 LP-LPO Februari-Maret 2012 LP-LPOMaret-April 2012 LP-LPO April-Mei 2012 LP-LPO Mei-Juni 2012 LP-LPO Juni-Juli 2012 LP-LPO Juli-Agustus 2012 LP-LPO Agustus-September 2012 LP-LPO September-Oktober 2012 LP-LPO Oktober-November 2012 LP-LPO November-Desember 2012 LP-LPO Desember 2012-Januari 2013 LP-LPO Januari-Februari 2013 LP-LPO Februari-Maret 2013 LP-LPO Maret-April 2013
√ √ √
√ √ √
√ √ √
40
LP-LPO April-Mei 2013
√
√
√
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Sumber: Data Diolah
√ = Ada X = Tidak ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Tabel 5-7.Pemeriksaan Terhadap Dokumen Sistem Persediaan Obat Puskesmas gedongtengen (lanjutan) No.
Nomor Sampel Dokumen
41 42 43 44 45 46 47
LP-LPO Mei-Juni 2013 LP-LPOJuni-Juli 2013 LP-LPO Juli-Agustus 2013 LP-LPO Agustus-September 2013 LP-LPO September-Oktober 2013 LP-LPO Oktober-November 2013 LP-LPO November-Desember 2013 48 LP-LPO Desember 2013-Januari 2014 Sumber:Data Diolah
Nomor Attribut 1
2
3
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
√
√
√
Keterangan
√ = Ada X = Tidak ada
Menurut Mulyadi (2002:254) attribute yang digunakan di dalam pemeriksaan menguji kepatuhan adalah: a.Kelengkapan dokumen pendukung b.Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang c.Kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya. Berdasarkan evaluasi hasil pemeriksaan dokumen dalam tabel diatas, pada attributte 1 menunjukkan tingkat kesalahan berjumlah 0 atau tidak ada penyimpangan, pada attributte 2 menunjukkan tingkat kesalahan berjumlah 3 maka terdapat penyimpangan atau tidak terdapatnya otorisasi dari pihak berwenang. Sedangkan pada attributte A3 menunjukkan tingkat kesalahan berjumlah 0 atau tidak ada penyimpangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Setelah dilakukan pemeriksaan tehadap populasi berdasarkan attribute yang ditentukan, selanjutnya mengevaluasi hasil pemeriksaan attribute terhadap populasi dokumen sistem persediaan obat untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern persediaan obat maka ditentukan AUPL dengan melihat tabel, dengan tingkat keandalan sebesar 95% dan DUPL=5%. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap attribute terhadap dokumen populasi dalam sistem akuntansi persediaan obat yaitu besarnya AUPL yang diperoleh adalah sebesar 14%, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern dalam sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen adalah tidak efektif. D.Pembahasan Hal yang dipandang oleh Manajemen sangan penting di dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam era globalisasi ini salah satu terpenting adalah merupakan terlaksananya pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan tersebut. Berdasarkan dari analisis data yang telah dikemukakan di dalam bagian pertama, dilakukan langkah selanjutnya yaitu pembahasan. Di dalam bagian ketiga ini akan membahas secara lebih rinci mengenai efektivitas pengendalian intern sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen. Langkah pertama yang dilakukan adalah uji pendahuluan, dimana hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kuat atau lemahnya pengendalian inten sistem akuntansi persediaan pada Puskesmas Gedongtengen dengan menggunakan alat bantu yang berupa kuesioner. Berdasarkan dari hasil jawaban pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
kuesioner, sebanyak 75% menjawab ”ya”. Berdasarkan dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat yang ada di Puskesmas Gedongtengen tersebut adalah kuat. Tingkat keandalan yang digunakan sebesar 95% dan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima sebesar atau DUPL sebesar 5%. Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap attribute yang telah ditentukan sebelumnya terhadap sebanyak 48 dokumen. Dokumen yang menjadi populasi yaitu LP-LPO dimana dokumen tersebut dari bulan Januari 2010Desember 2013. Selanjutnya
dilakukan
pemeriksaan
guna
untuk
menentukan
efektivitas sistem persediaan obat di perusahaan yaitu dengan menentukan besarnya AUPL di dalam pemeriksaan dengan melihat tabel. Setelah menetukan besarnya AUPL kemudian dibandingkan antara besarnya AUPL dan DUPL untuk menentukan efektivitas pengendalian intern persedian obat perusahaan. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem persdiaan obat di Puskesmas Gedongtengen secara umum adalah tidak efektif, karena AUPL>DUPL. Ketidakefektifan tersebut terlihat dari dokumen dalam sistem persediaan obat yang tidak teradapat otorisasi dari pihak yang berwenang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil analisis data dan pengujian terhadap pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen, maka dapat diambil kesimpulan sebaga berikut ini: 1. Berdasarkan dari uji pendahuluan dengan melakukan pemeriksaan dan melakukan penghitungan hasil dari kuesioner bahwa dari 24 pertanyaan sebanyak 75% menjawab ”ya”, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern sistem persediaan obat di Puskesmas Gedongtengen kuat. 2.Berdasarkan hasil pemeriksaan attribute terhadap 48 dokumen dengan menggunakan metode fixed-sample-size-attribute sampling, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian intern sistem persediaan di Puskesmas Gedongtengan tidak efektif. Hal tersebut karena diperoleh hasil bahwa nilai AUPL adalah 14% dimana nilai DUPL sebesar 5% dengan tingkat keandalan 95% membuktikan bahwa pengendalian intern sistem
akuntansi
persediaan
obat
tidak
efektif.
AUPL>DUPL
dikarenakan tidak ada dokumen tidak terdapat otorisasi dari pihak yang berwenang.
Apabila
dilihat
berdasarkan
kelengkapan
dokumen
pendukung dan kesesuaian antara catatan pada dokumen yang diteliti dengan catatan yang tercantum dalam dokumen pendukungnya pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat sudah berjalan baik, karena tidak terdapat kesalahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
B.Keterbatasan Penelitian Keterbatasan
pada penelitian ini yaitu saat melakukan penelitian
hanya memperoleh data atau dokumen LP-LPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) tahun 2010-2013. Dikarenakan LP-LPO yang diberikan mempunyai jumlah yang terbatas. Penulis berasumsi data yang diberikan oleh Puskesmas Gedongtengen benar dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. C.Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan yang mungkin berguna bagi pengendalian intern terhadap sistem pesediaan obat untuk perusahaan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pihak Puskesmas Gedongtengen, khususnya dalam rangka pengendalian intern sistem akuntansi persediaan obat dan penyimpanannya. 2. Sebaiknya Puskesmas Gedongtengen terdapat pemisahan fungsi tugas antara fungsi penyimpanan barang dengan fungsi penerimaan barang, dimana fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang mempunyai tanggung jawab atas penerimaan atau penolakan terhadap barang yang diterima dari Gudang Farmasi Kota. Sedangkan dari fungsi penyimpanan merupakan
fungsi
yang
mempunyai
tanggung
jawab
terhadap
penyimpanan barang yang dinyatakan telah diterima oleh fungsi penerimaan. Pemisahan dari kedua fungsi tersebut berakibat dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
adanya penyerahan masing-masing tanggungjawab ke tangan yang mempunyai ahli di dalam bidangnya, sehingga informasi dari penerimaan barang dan persediaan barang yang disimpan di gudang dijamin ketelitiannya dan keandalannya. Sebaiknya dokumen-dokumen yang berkaitan dengan sistem persediaan bernomor urut tercetak. Hal tersebut perlu dilakukan karena dapat digunakan untuk pengecekan ada dan tidaknya dokumen yang hilang. Di dalam upaya meningkatkan pengendalian intern dengan lebih maksimal pada sistem persediaan melalui pelaksanaan unsur-unsur pengendalian intern yaitu struktur organisasi, sistem otorisasi, prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat. Sebaiknya
Puskesmas
Gedongtengen
mempertimbangkan
untuk
merancang kembali sistem persediaan obat agar tercipta pengendalian intern
yang
efektif
dan
Puskesmas
Gedongtengen
sebaiknya
menambahkan karyawan fungsi yang berkaitan dengan persedian supaya tidak terdapat perangkapan jabatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Azis, Herman dan Mun’im. 2005. “Kemampuan Petugas Menggunakan Pedoman Evaluasi Pengelolaan dan Pembiayaan Obat“. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol.II. (Agustus). No.2: 62-73. Febriana, Alberta Pungky. 2009. Evaluasi Sistem Akuntansi Persediaan. Skripi.USD, Yogyakarta Handayani, Supardi, Raharni dan Susyanty. 2010. “Ketersediaan dan Peresepan Obat Generik dan Obat Esensial Di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian Di 10 Kabupaten / Kota Di Indonesia”. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol.13. (Januari). No.1: 54-60. Indonesia. Departemen Kesehatan. 2008. Daftar obat Esensial Nasional 2008,Jakarta.http://bisnisfarmasi.wordpress.com/category/distribu si/2006. Diakses tanggal 22 Juni 2014 Jogiyanto,H.M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis. Andi Offset, Yogyakarta Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ke-3. Salemba Empat, Jakarta Muljo, Setiawan dan Darmadi. 2008. ”Sistem Informasi Pelayanan Puskesmas Terpadu”. Jurnal Piranti Warta. Vol.11. (Agustus). No.3: 356-369 Mustika, Danu. 2004. “ Ketersediaan Obat Puskesmas Pada Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan Pascaotonomi Daerah”. JMPK. Vol.07. (Desember). No.4. Roekhuddin, Iwan triyuwono. 2000. “Konsistensi Praktik Pengendalian Intern dan Akuntabilitas pada Lazis”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.3.No.2:151-167 Sawyer, Lawrence B. 2003. Audit 1. Edisi Kelima. Salemba Empat, Jakarta Subagyo, Pangestu dan Djawarto. 2005. Statistika Induktif. Edisi ke-5. BPFE, Yogyakarta. Sutedjo, A. 1992. Kaitan Antara Karakteristik Perawat Dengan Perhatian Terhadap Diagnose Perawatan Pasien Di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. http://eprints.undip.ac.id/4092/ Diakses tanggal 22 Juni 2014
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Suwardjono. 2003. Akuntansi Pengantar. Edisi ketiga. BPFE,Yogyakarta Widiyono, Ni Luh Sari. 2007. ”Desain Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Berbasis Komputer pada Perusahaan Kontruksi”. Buletin Studi Ekonomi.Vol.12.No.2:220-231
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PERTANYAAN
A. Pendirian Puskesmas 1. Kapan Puskesmas didirikan? 2. Siapa yang mendirikan puskemas? 3. Apa tujuan dari pendirian puskesmas? 4. Apakah puskesmas mengadakan kerjasama dengan pihak lain? 5. Siapakah ang bertanggungjawab terhadap puskesmas? 6. Apa visi dan misi puskesmas? B. Lokasi Puskesmas 1. Berapakah areal puskesmas? 2. Dimanakah letak puskesmas? 3. dimanakah batas wilaah puskesmas? C. Struktur Organisasi 1. Bagaimana struktur organisasi puskesmas? 2. Bagaimana tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada di puskesmas? D. Sistem Akuntansi Persediaan Obat 1. Dokumen dan alat pencatatan transaksi apa yang digunakan dalam sistem akuntansi persediaan obat? 2. Bagian apa saja yang terkait dalam persediaan obat? 3. Jaringan prosedur apa saja yang membentuk sistem akuntansi persediaan obat?
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. Prosedur Sistem Akuntansi Persediaan obat 1. Prosedur pemesanan persediaan obat? a). Bagaimana prosedur pemesanan persediaan obat yang dilakukan di Puskesmas? b). Bagian apa yang melakukan prosedur pemesanan obat? c). Surat pemesanan diotorisasi oleh siapa? 2. Prosedur penerimaan obat a).Bagaimana prosedur penerimaan obat yang dilakukan di Puskesmas? b). Bagian apa saja yang terkait dalam prosedur penerimaan obat? 3. Prosedur penyimpanan obat a). Bagaimana prosedur penyimpanan obat di puskesmas? b). Bagian apa yang terkait? 4. Prosedur pendistribusian obat a). Bagaimana prosedur pendistribusian obat? b). Bagian apa yang terkait?
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79