PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Eden Aprillia Logista NIM: 111134102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENJELASKAN DAN MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Eden Aprillia Logista NIM: 111134102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Karya ilmiah ini, saya persembahkan kepada: Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa mendidik, mendukung serta memberikan nasehat dan doa selama menempuh pendidikan. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. dan Ibu Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. atas bimbingannya. Adikku Tito dan Tomi yang selalu memberikan dukungan dan semangat. Paman Maryono yang selalu memotivasi. Krisna Adhyaksa yang selalu mendukung serta memberikan semangat. Sahabat yang selalu memberikan bantuan dan dukungan dalam setiap kebersamaan. Teman-teman yang saling berbagi pengalaman selama menempuh pendidikan di PGSD Universitas Sanata Dharma. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
"Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan kekecewaan; tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya." (Joseph Addison) "Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi." (Ernest Newman)
"Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh." (Andrew Jackson) "Apabila Anda berbuat kebaikan kepada orang lain, maka Anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri." (Benyamin Franklin)
"Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua." (Aristoteles)
"Bekerjalah bagaikan tak butuh uang. Mencintailah bagaikan tak pernah disakiti. Menarilah bagaikan tak seorang pun sedang menonton." (Mark Twain)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Logista, Eden Aprillia. (2015). Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Menjelaskan dan Menginterpretasi pada Pelajaran IPA Di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Kata kunci: Metode inkuiri, menginterpretasi, pelajaran IPA.
kemampuan
menjelaskan,
kemampuan
Latar belakang penelitian ini berlandaskan keprihatinan terhadap rendahnya ranking Indonesia dalam bidang IPA berdasarkan penelitan PISA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap (1) kemampuan menjelaskan dan (2) kemampuan menginterpretasi pada pelajaran IPA siswa kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Populasi dalam penelitian adalah siswa kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta sebanyak 82 siswa. Kelas IV A sebagai kelas eksperimen terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Hal ini terbukti dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) dengan nilai M = 0,85, N = 39, SD = 0,48, SE = 0,78. Besar efek perlakuan sebesar 52,39%, dengan nilai r = 0,72, termasuk dalam kategori besar. (2) penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 atau (p < 0,05) dengan nilai M = 0,92, N = 39, SD = 0,85, SE = 0,13. Besar efek perlakuan sebesar 54,92% dengan nilai r = 0,74 termasuk dalam kategori besar.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Logista, Eden Aprillia. (2015). The Effect of the Use of Inquiry-Based Learning on the Explaining and Interpreting Ability in Science Education Class at SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Thesis. Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. Keywords: Inquiry Method, Ability to Explain, Ability to Interpret, Science. This study was conducted after finding out how low the rank owned by Indonesia in Science Education field based on research done by PISA. This studied aims to investigate the use of inquiry based learning method on (1) the ability to explain, and (2) the interpreting ability in science education class at SD Kanisius Sengkan Yogyakarta in the odd semester during the academic year 2014/2015. This study used a nonequivalent control group design which is included as quasi experimental design as its method. The population of this research were 82 students of grade IV at SD Kanisius Sengkan. Class IV A was the experiment class which consisted of 19 male students and 20 female students, and IV B class as the control group which consisted of 25 male students and 18 female students. The result of this study showed that (1) inquiry based learning influenced significantly on the ability to explain. It could be seen from Sig.(2-tailed) value at 0.00 (or p < 0,05 ) with M = 0.85, N = 39, SD = 0.48, SE = 0.78 which was categorized as a large number. (2) the implementation of inquiry based learning gave a considerable impact on the student's ability on interpreting. The data showed that Sig. (2-tailed) value was 0.02 or (p < 0,05) as described by the following value M = 0.85, N = 39, SD = 0.48, SE = 0.78. The treatment effect was 54.92% with r = 0.72, which was considered as a large category.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, kasih, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI
TERHADAP
KEMAMPUAN
MENJELASKAN
DAN
MENGINTERPRETASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA”, ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segenap hati dan rasa syukur penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma, sekaligus dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai.
3.
Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
4.
Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penyusunan hingga selesai.
5.
M. Sri Wartini. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
6.
Kiki. U. A. Fasak, S.Pd. selaku guru mitra SD Kanisius Sengkan yang sudah memberikan waktu dan tenaganya bagi peneliti, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
7.
Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si. selaku validator kebahasaan dan pembelajaran IPA dalam penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
Siswa-siswi kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi subjek penelitian sehingga penelitian berjalan lancar.
9.
Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta (Era dan silvy), yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan motivasi kepada penulis.
10. Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2011.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena itu masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan, oleh karena itu peneliti terbuka terhadap masukan dan kritik dari semua pihak yang membaca. Peneliti juga berharap, semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan.
Peneliti
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6 1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6 1.5 Definisi Operasional ....................................................................................... 7 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................ 8 2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Kognitif Perkembangan Anak ................................................. 8 2.1.1.2 Perkembangan kognitif Jean Piaget .................................................. 9 2.1.1.3 Metode Pembelajaran ..................................................................... 10 2.1.1.4 Metode Inkuiri ................................................................................ 10 2.1.1.5 Kemampuan Memahami ................................................................. 17
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.6 Hakikat IPA .................................................................................... 20 2.1.1.7 Materi Ajar kelas IV ....................................................................... 20 2.1.2 Hasil penelitian terdahulu yang relevan ................................................ 23 2.1.3 Penelitian tentang metode inkuiri ......................................................... 23 2.1.3.1 Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan dan .............................. Menginterpretasi ........................................................................... 24 2.1.3.2 Literature Map ................................................................................. 26 2.2 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 27 2.3 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 28 BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 29 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 29 3.2 Setting penelitian .......................................................................................... 31 3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................... 31 3.2.2 Waktu penelitian ................................................................................... 31 3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 32 3.4 Variabel Penelitian........................................................................................ 33 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 33 3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................................... 34 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................... 37 3.7.1 Pengujian Validitas ............................................................................... 37 3.7.2 Pengujian Reliabilitas ........................................................................... 40 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 41 3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 42 3.8.2 Uji Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 42 3.8.2.1 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan ....... 42 3.8.2.2 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan ................................................. 43 3.8.3 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................ 44 3.8.3.1 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest ...................................... 44 3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ......................................................... 45 3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ...................................................... 47 3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ........................................................... 47 3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................................ 49
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................ 50 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................. 50 4.1.1 Implementasi Penelitian ........................................................................ 50 4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian .......................................................... 50 4.1.1.2 Deskripsi Pembelajaran ................................................................... 51 4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I............................................................. 52 4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Menjelaskan ............. 52 4.1.2.2 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan ....... 53 4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan .... 54 4.1.3 Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Menjelaskan .............................. 56 4.1.3.1 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan ................... Menjelaskan ..................................................................................... 56 4.1.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan .............. 57 4.1.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ........... 58 4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ........................................................... 60 4.1.4.1 Uji Normalitas Data Kemampuan Menginterpretasi ....................... 60 4.1.4.2 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi 60 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan .......................... Menginterpretasi .............................................................................. 62 4.1.5 Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Menginterpretasi .................... 63 4.1.5.1 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest ke Posttest Kemampuan ................ Menginterpretasi .............................................................................. 63 4.1.5.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi ....... 65 4.2 Pembahasan .................................................................................................. 67 4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan ............. 67 4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Menginterpretasi .... 69 4.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ....................................................................... 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 75 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 75 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 76 5.3 Saran ............................................................................................................ 77 DAFTAR REFERENSI ........................................................................................ 78
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Cahaya Merambat Lurus .................................................................. 21 Gambar 2.2 Cahaya Menembus Benda Bening .................................................... 22 Gambar 2.3 Cahaya dapat dipantulkan ................................................................. 22 Gambar 2.4 Cahaya dapat dibiaskan ..................................................................... 23 Gambar 2.5 Literature Map dari penelitian sebelumnya ...................................... 26 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 30 Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................ 33 Gambar 3.3 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor .......................................... 45 Gambar 3.4. Rumus Besar Effect untuk Data Normal .......................................... 46 Gambar 3.5. Rumus Besar Effect untuk Data Tidak Normal ................................ 46 Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi........................................................... 47 Gambar 3.7. Pemetaan Pengumpulan Data Triangulasi........................................ 48 Gambar 4.1. Diagram Selisih Rerata Pretest-Posttest Kemampuan ......................... Menjelaskan .......................................................................................................... 56 Gambar 4.2. Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest -Posttest I ke ............. Posttest II .............................................................................................................. 59 Gambar 4.3. Diagram Selisih Rerata Pretest-Posttes Kemampuan .......................... Menginterpretasi ................................................................................................... 63 Gambar 4.4. Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest -Posttest I ke ............. Posttest II .............................................................................................................. 66
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data .................................................................... 32 Tabel 3.2. Pengumpulan Data Pretest dan Posttest .............................................. 34 Tabel 3.3. Matrik Pengembangan Instrumen ........................................................ 35 Tabel 3.4. Rubrik Penilaian ................................................................................... 36 Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Tiap Aspek ............................................................ 40 Tabel 3.6. Hasil Reliabilitas Semua Variabel Memahami .................................... 41 Tabel 3.7. Kriteria Koefisien Realibilitas ............................................................ 41 Tabel 3.8 Topik Wawancara dengan Guru ........................................................... 48 Tabel 3.9 Topik Wawancara dengan Siswa .......................................................... 49 Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menjelaskan ......................... 53 Tabel 4.2. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan ............................. 54 Tabel 4.3. Uji Selisih Pretest dan Posttest Kemampuan Menjelaskan ................. 55 Tabel 4.4. Kenaikan Skor Pretest-Posttest Kemampuan Menjelaskan................. 57 Tabel 4.5. Total Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) Kemampuan .............. Menjelaskan .......................................................................................................... 58 Tabel 4.6. Uji Retensi Pengaruh Kemampuan Menjelaskan................................. 59 Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menginterpretasi.................. 60 Tabel 4.8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi ...................... 61 Tabel 4.9. Uji Selisih Pretest dan Posttest Kemampuan Menginterpretasi .......... 62 Tabel 4.10. Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menginterpretasi ... 64 Tabel 4.11. Effect Size Kemampuan Menginterpretasi......................................... 65 Tabel 4.12. Uji Retensi Pengaruh Kemampuan Menginterpretasi ....................... 66
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ........................................................................... 83 Lampiran 2 Silabus Kelompok Kontrol ................................................................ 84 Lampiran 3 Silabus Kelompok Eksperimen ......................................................... 86 Lampiran 4 RPP Kelompok Kontrol ..................................................................... 88 Lampiran 5 RPP Kelompok Eksperimen .............................................................. 91 Lampiran 6 Instrumen Soal ................................................................................... 96 Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal......................................................................... 100 Lampiran 8 Hasil Expert Judgement ................................................................... 102 Lampiran 9 Uji Validitas Soal ............................................................................ 104 Lampiran 10 Uji Realibilitas Soal ....................................................................... 105 Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa ...................................................................... 106 Lampiran 12 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II .......................... 110 Pretest Kelas Eksperimen ................................................................................... 111 Lampiran 13 Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Menjelaskan ........... 116 Lampiran 14 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan ..... 116 Lampiran 15 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan .... 117 Lampiran 16 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan .................... Menjelaskan ........................................................................................................ 117 Lampiran 17 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ............ 119 Lampiran 18 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan ......... 120 Lampiran 19 Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi ............................. 121 Lampiran 20 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan ................................. Menginterpretasi ................................................................................................. 121 Lampiran 21 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Pretest Kemampuan ................. Menginterpretasi ................................................................................................. 122 Lampiran 22 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest ke Posttest Kemampuan ................ Menginterpretasi ................................................................................................. 122 Lampiran 23 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi ..... 124 Lampiran 24 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi .. 126 Lampiran 25 Transkip Wawancara Guru ............................................................ 127
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 26 Transkip Wawancara Siswa........................................................... 128 Lampiran 27 Foto-foto Kegiatan Kelompok Kontrol ......................................... 130 Lampiran 28 Foto-foto Kegiatan Kelompok Eksperimen ................................... 131 Lampiran 29 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 132 Lampiran 30 Riwayat Hidup ............................................................................... 133
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I akan membahas mengenai; latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. 1.1
Latar Belakang Masalah Pembelajaran dengan metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan
serta karakteristik kemampuan siswa Sekolah Dasar (SD) sangatlah penting sebagai upaya untuk mempengaruhi siswa dalam proses belajar. Belajar akan menjadi lebih bermakna dan sepanjang hayat jika pendidik mampu menerapkan metode pembelajaran yang dibutuhkan siswa dalam memperoleh suatu ilmu. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno, 2008: 2). Tujuan pembelajaran akan tercapai jika guru mampu mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki siswanya dengan baik. Diantaranya kemampuan; bertanya, melakukan pengamatan, mengidentifikasi dan mengklasifikasikan hasil, menjelaskan dan menafsirkan hasil, menerapkan konsep dalam situasi baru serta menyajikan hasil pengamatan (Mulyasa, 2006: 100). Guru sebagai fasilitator berperan untuk mengarahkan siswanya dalam belajar untuk mendapatkan suatu ilmu pengetahuan baru. Suatu ilmu pengetahuan akan jauh lebih bermakna dan berarti jika siswa mampu “memahami” ilmu pengetahuan tersebut. Menurut Wiggins dan McTighe (2006: 82-83) memahami adalah suatu pencapaian akan suatu hal dengan hubungan hal-hal lainnya yang mampu dibuktikan berdasarkan; hubungan-hubungan, menjelaskan, mempertahankan, melihat benang merah dan sebagainya. Hasil pemahaman akan mendorong dan melatih siswa dalam bertanggungjawab akan jawabannya. Bertanggungjawab diartikan siswa mampu menjelaskan jawabannya kepada teman, guru dan audience mengenai jawabannya berdasarkan fakta dan bukti yang kuat melalui hasil menginterpretasi dan menyimpulkan hasil. Menurut Barber dan Mourshed (dalam Chang dkk, 2014: 40-41) kualitas pendidikan yang baik tidak akan terlepas dari peran serta seorang guru. Guru harus bisa menggunakan pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa, aktif-belajar, mengajar dengan metode pembelajaran untuk memberikan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kurikulum yan relevan; berbasis pembelajaran kontekstual, berhubungan dengan alam dan sekitar serta lingkungan masyarakat (Chang dkk, 2014: 41). Pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa akan memotivasi siswa dan menjadikan pembelajaran yang bermakna. Secara umum, pemerintah nyatanya belum mampu menyaring kualitas guru profesional dalam mengembangkan pengajaran yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan serta karakteristik siswa SD di Indonesia (Chang dkk, 2014: 66). Pelatihan atau diklat serta tunjangan gaji maupun sertifikasi yang menjadi komitmen pemerintah untuk menjadikan pembelajaran yang berkualitas, nyatanya malah berbanding terbalik dengan kenyataan. Perubahan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 yang diandalkan pemerintah saat ini justru membuat bingung siswa maupun guru. Sumber pembelajaran yang belum tersedia, padahal akan memasuki tahun ajaran baru, memperlihatkan tidak siapnya pemerintah dalam peralihan kurikulum baru dibidang pendidikan di Indonesia. Selain masalah kurikulum 2013 pemerintah juga harus dihadapkan dengan tidak seimbangnya jumlah siswa dibandingkan dengan jumlah tenaga pendidik yang ada. Artikel The World Bank PBB mengatakan pada tahun 2004 perbandingan jumlah siswa-guru berbanding 10:1 dilebih 30 wilayah di Indonesia sedangkan pada tahun 2005, penelitian The World Bank PBB menunjukkan bahwa 55% SD di Indonesia masih kekurangan 34% tenaga pendidik (Chang dkk, 2014: 18). Kenyataan diatas diperkuat
dengan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
oleh
PISA
(Program for International Student Assessment) pada tahun 2009 dan 2012. Menurut penelitian oleh PISA pada tahun 2009 yang dilakukan setiap tiga tahun sekali terhadap 66 negara berdasarkan penilaian dalam bidang membaca, matematika, dan sains yang diikuti lebih dari 510.000 pelajar, Indonesia berada pada perigkat ke-9 dari bawah (OECD, PISA 2009: 11). Pada tahun 2012, Indonesia justru mengalami penurunan prestasi dibidang membaca, matematika, dan sains. Penelitian oleh PISA menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke-2 dari bawah (OECD, PISA 2012: 19). Fenomena saat ini yang sedang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia adalah seputar peralihan kurikulum 2006 ke kurikulum 2013. Kurangnya kesiapan pemerintah
dalam
mengoptimalkan
kurikulum
2013
nyatanya
malah
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengakibatkan rancunya pembelajaran, baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Sumber belajar yang belum lengkap dan hanya memuat sedikit materi, nyatanya mengakibatkan guru maupun siswa kebingungan dalam memahami materi. Siswa harus dituntut aktif serta mampu memberikan jawaban berdasarkan bukti, alasan dan sebab-akibat yang kuat. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang harusnya membutuhkan jawaban-jawaban logis berdasarkan bukti dan fakta, nyatanya siswa hanya mampu menjawab singkat dan tanpa ada penjelasan yang memperkuat jawabannya. Hal tersebut terlihat pada saat peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta yang dilaksanakan pada hari rabu, 12 Agustus 2014. Tidak menutup kemungkinan bahwa masih banyak sekolah-sekolah yang hampir sama memiliki masalah seperti permasalahan di atas. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa cukup aktif dalam kegiatan tanya-jawab. Namun, jika guru memberikan pertanyaan yang membutuhkan jawaban dengan menjabarkan alasan serta bukti-bukti, siswa cenderung kesulitan dan hanya menjawab singkat. Hal tersebut diakibatkan karena siswa kurang memahami suatu pengetahuan yang baru saja diterimanya. Siswa yang cenderung membaca dan menghafal jawaban tanpa adanya pemahaman materi sudah dipastikan akan kesulitan dalam menjabarkan jawabannya. Menurut beberapa siswa kelas IV yang diwawancarai peneliti, siswa sulit memahami materi karena siswa masih “abstrak” dalam mempelajari pokok-pokok bahasan pada mata pelajaran IPA. Siswa mengatakan jarang melakukan eksperimen atau praktikum saat pembelajaran IPA. Berdasarkan pernyataan siswa kelas IV, peneliti melakukan wawancara untuk menanyakan mengenai pernyataan beberapa siswa yang telah diwawancarai peneliti. Guru kelas IV menjelaskan bahwa dalam proses pembelajaran IPA, jika harus melaksanakan praktikum disetiap tema atau pokok bahasan tidak akan cukup waktu karena banyak materi yang harus diselesaikan dalam waktu kurang lebih satu semester. Rendahnya kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi siswa SD khususnya pada pembelajaran IPA menstimulus guru untuk selektif dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Karakteristik siswa dalam proses belajar yang
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
berorientasi pada siswa akan membantu membentuk siswa yang aktif dalam proses mencari pengetahuan dan pemahaman baru. Berdasarkan permasalahan di atas, metode inkuiri diuji dengan menggunakan pelajaran IPA sebagai sarana untuk mengetahui pengaruh kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered) dengan serangkaian kegiatan yang menekankan proses berpikir kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah (Majid, 2013: 222-223). Siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran dengan menemukan pemahaman dan konsep secara mandiri dengan bimbingan dan arahan dari guru akan menjadikan proses belajar siswa semakin bermakna dan siswa tidak akan cepat lupa mengenai ilmu pengetahuan yang baru saja dipelajarinya. Menurut Jerome Bruner, seorang profesor psikologi dari Harvard University mengemukakan manfaat menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran; siswa akan memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik, membantu dalam menggunakan daya ingat dan transfer pada situasi-situasi proses belajar yang baru, mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri serta menjadikan proses belajar menjadi lebih merangsang (Amien, 1987: 133). Susanto (2013: 172) menyatakan bahwa metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri akan mendorong anak dalam mengembangkan pemahamannya akan suatu pengetahuan. Dasar belajar IPA adalah dengan pengamatan dan narasi tentang kehidupan yang terjadi disekeliling kita (Tunnicliffe dan Ueckert, 2011: 273). Selama proses pengamatan, anak akan belajar memahami suatu pengetahuan menurut pemahamannya sendiri. Anak yang mampu memahami suatu pengetahuan hasil dari pengamatan dan penyelidikannya sendiri akan merasa termotivasi, senang serta tidak cepat lupa. Salah satu cara anak menunjukkan hasil pemahamannya kepada orang lain yaitu dengan menjelaskan dan mengungkapkan penafsirannya. Dalam menjelaskan suatu pemahamannya
siswa
akan
mengembangkan
kemampuan
menjelaskan,
sedangkan dalam mengungkapkan penafsirannya siswa akan mengembangkan kemampuan menginterpretasi. Kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah salah satu faktor kemampuan untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman seorang anak selama proses belajar (Brown, 2004: 16-17). Siswa yang belajar dengan stimulus pembelajaran yang menyenangkan akan membantu siswa dalam menggunakan daya ingatnya secara maksimal, sehingga proses belajar siswa akan semakin bermakna dan sepanjang hayat. Keuntungan dengan menggunakan metode inkuiri adalah dapat mengembangkan kemampuan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang karena metode pembelajaran tersebut dianggap lebih bermakna (Sanjaya, 2011: 208). Penelitian ini dibatasi pada pengaruh kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada mata pelajaran pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode inkuiri tipe inkuiri terbimbing. Materi yang akan diterapkan adalah tema 4.2 selalu berhemat energi dan subtema macam-macam sifat cahaya pada pembelajaran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan kurikulum 2013 untuk kelompok kontrol sedangkan untuk kelompok ekperimen hanya fokus pada pelajaran IPA, namun tetap menerapkan kurikulum 2013. 1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan pada mata pelajaran pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta?
1.2.2
Apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menginterpretasi pada mata pelajaran pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta?
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan pada mata pelajaran pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
1.3.2
Mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan baru tentang metode inkuiri terbimbing yang dapat digunakan dalam pembelajaran.
1.4.2
Bagi Siswa Penelitian ini dapat menambah pengalaman belajar bagi dengan menggunakan metode pembelajaran yang menitikberatkan eksperimen.
1.4.3
Bagi Guru Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi guru SD Kanisius Sengkan Yogyakarta dalam pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing.
1.4.4
Bagi Sekolah Sekolah dapat mengetahui bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran inkuiri terbimbing khususnya dalam mata pelajaran IPA dapat berpengaruh pada kemampuan siswa dalam hal menjelaskan dan menginterpretasi.
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5
Definisi Operasional
1.5.1
Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1.5.2
Metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) melalui proses pembelajaran kontekstual yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi lingkungan, percobaan, pengamatan, dan penyelidikan.
1.5.3
Metode inkuiri terbimbing adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui penyelidikan dengan peran guru sebagai pembimbing (fasilitator).
1.5.4
Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mempelajari suatu pengetahuan untuk mendapatkan makna yang terkandung di dalamnya.
1.5.5
Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan yang dimiliki siswa berdasarkan hasil pemahamannya dengan cara menguraikan serta menerangkan menggunakan bahasanya sendiri.
1.5.6
Kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan yang dimiliki siswa berdasarkan hasil pemahamannya dengan cara menafsirkan suatu informasi atau pengetahuan dengan menggunakan bahasanya sendiri.
1.5.7
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari mempelajari gejalagejala alam sekitar yang meliputi; benda, makhluk hidup, dan alam.
1.5.8
Sifat-sifat cahaya diantaranya adalah cahaya merambat lurus, cahaya menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan.
1.5.9
Siswa SD adalah siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015.
7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab II akan membahas mengenai; kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka terdiri dari tiga bagian, yaitu teori-teori yang mendukung, penelitian yang relevan, dan literature map. 2.1
Kajian Pustaka
2.1.1
Teori-teori yang Mendukung
2.1.1.1 Teori Kognitif Perkembangan Anak Menurut Salkind (2009: 313) perkembangan adalah suatu proses spontan yang mendorong organisme memainkan perannya secara aktif. Setiap anak memiliki cara yang berbeda untuk mengembangkan perannya masing-masing, baik dalam hal perkembangan kognitif maupun mental. Seorang tokoh yang mengembangkan teori perkembangan anak adalah Jean Piaget. Perkembangan mental (intelektual) menurut Piaget (dalam Sanjaya, 2006: 196-197) dipengaruhi oleh empat faktor adalah sebagai berikut: a. Maturation Maturation atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis; yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, otak, dan sistem saraf. b. Physical experience Physical Experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada di lingkungan sekitarnya. c. Social experience adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Beberapa aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual; pengalaman sosial akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, melalui pengalaman sosial anak akan mengurangi egocentric-nya. d. Equilibration Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuannya yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukannya.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.2 Perkembangan kognitif Jean Piaget Perkembangan kognitif adalah tahap-tahap perkembangan kognitif manusia dari usia anak-anak sampai dewasa; mulai dari proses-proses berpikir secara konkret atau melibatkan konsep-konsep konkret sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep-konsep yang abstrak dan logis (Suharman, 2005: 7). Tingkat perkembangan kognitif anak akan selalu berkembang ke arah konkret seiring bertambahnya usia. Menurut Jean Piaget (Trianto, 2010: 14) seorang ahli psikologi perkembangan anak menentukan, bahwa seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu : (1) tahap sensorimotor (lahir sampai 2 tahun) , (2) tahap praoperasional (2 sampai 7 tahun), (3) tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun), dan (4) tahap operasi formal. Tahap sensorimotor. Berdasarkan tingkatan usia pada tahap perkembangan kognitif Piaget, siswa SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret, konsep berpikir anak berupa proses dari contoh-contoh dan menggunakannya
untuk
menginterpresentasikan
pengalaman-pengalaman
pemecahan masalah (Salkind, 2009: 159). Menurut Trianto (2010: 16) berpikir secara operasional konkret dapat dikategorikan sebagai tipe awal berpikir ilmiah; sebagian besar siswa mulai bergeser dari sekedar menamai, dan mengelompokkan benda-benda meningkat kemampuannya kearah yang lebih tinggi yaitu dapat memberikan, menginterpretasi, mengorganisasi, dan menghubungkan sifat-sifat benda. Penelitian ini menggunakan tahap-tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget, karena Jean Piaget dikenal dunia sebagai Bapak konstruktivisme melalui
hasil
penelitiannya
tentang anak-anak dan teori
perkembangan
kognitifnya. Pada tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun) yang sesuai dengan anak usia SD, anak sudah mampu melihat hal konkret dan tingkat berpikir ilmiahnya semakin meningkat. Dengan menggunakan metode inkuiri yang berdasarkan pada berpikir kritis dan penyelidikan, anak pada tahap operasional konkret akan semakin mengembangkan proses berpikir ilmiahnya.
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.1.3 Metode Pembelajaran Metode
pembelajaran
adalah
langkah-langkah
atau
prosedur
pembelajaran, termasuk penilaian dalam rencana pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai (Suyono dan Hariyanto, 2012: 22). Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran (Uno dan Muhamad, 2012: 7) Sanjaya (dalam Komalasari, 2011: 56) metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, pengertian metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.1.1.4 Metode Inkuiri 1. Pengertian metode inkuiri Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry, yang secara harafiah berarti penyelidikan (Mulyasa, 2006: 108). Metode inkuiri adalah metode pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered) dengan serangkaian kegiatan yang menekankan proses berpikir kritis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah (Majid, 2013: 222-223). Metode inkuiri adalah suatu proses dalam pembelajaran kontekstual yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengamatan dan interaksi lingkungan (Trianto, 2009: 31). Metode inkuiri adalah suatu metode yang berkaitan dengan pertanyaanpertanyaan ilmiah yang saling berhubungan; siswa harus mampu menyelidiki sejauh mana pengetahuan yang baru saja diperolehnya dan selama siswa melakukan proses inkuiri pengetahuan siswa harus bertambah (Olson, dkk, 2000: 0-309-51895-4). National Research Council [NRC] (dalam Khalid, 2010: 47), metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dimana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahamannya sendiri.
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan uraian di atas, pengertian metode inkuiri adalah suatu metode pembelajaran berpusat pada siswa (student centered) yang melalui proses pembelajaran kontekstual untuk mendorong siswa agar menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi lingkungan, percobaan, pengamatan, dan penyelidikan.
2. Prinsip-prinsip inkuiri Prinsip-prinsip inkuiri menurut Sanjaya (2006: 197-199) adalah: a. Berorientasi pada pengembangan intelektual Tujuan utama dari metode inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pembelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu. b. Prinsip interaksi Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Guru membantu mengarahkan (directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka. c. Prinsip bertanya Peran guru yang harus dilakukan dalam penggunaan metode inkuiri adalah sebagai penanya. Kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian proses berpikir. d. Prinsip belajar untuk berpikir Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak atau pemanfaatan dan penggunaaan otak secara maksimal. e. Prinsip keterbukaan Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai macam kemungkinan yang bisa terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan penalarannya.
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan
sebagai
hipotesis
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya.
3. Jenis-jenis metode inkuiri Jenis-jenis metode inkuiri menurut Suhana dan Hanafiah (2012: 77): a. Inkuiri terbimbing Pelaksanaan inkuiri (penyelidikan) yang dilakukan oleh siswa atas petunjuk dari guru. Proses pembelajarannya dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai macam pertanyaan yang melacak dan menggali pengetahuan siswa, hal tersebut dilakukan guru dengan tujuan untuk mengarahkan pesera didik menuju ketitik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakan berdasarkan pemahamannya sendiri. b. Inkuiri bebas Siswa melakukan penyelidikan bebas sebagaimana seorang ilmuan, antara lain masalah dirumuskan sendiri, penyelidikan dilakukan sendiri, dan kesimpulan diperoleh sendiri. Metode yang digunakan menurut Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006: 109) adalah inquiry role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugas sebagai koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatat data, dan pengevaluasi proses. c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi Pelaksanaan inkuiri dengan cara masalah yang diberikan guru kepada siswa berdasarkan teori yang sudah dipahami siswa. Tujuannya adalah agar siswa melakukan penyelidikan dalam rangka membuktikan kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan menggunakan metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing dipandang peneliti sangat sesuai jika diterapkan dalam IPA di kelas IV SD. Metode inkuiri terbimbing dapat memfasilitasi siswa dalam menggali pengetahuan berdasarkan pemahamannya melalui penyelidikan. Pada proses pembelajaran, jika siswa mengalami kesulitan
12
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam melakukan metode inkuiri, peran serta guru sangat berpengaruh karena dalam metode ini guru bertindak sebagai pembimbing (fasilitator).
4. Metode Inkuiri Terbimbing Metode inkuiri terbimbing adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui penyelidikan atas petunjuk dari guru. Proses pembelajarannya dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai macam pertanyaan yang melacak dan menggali pengetahuan siswa, hal tersebut dilakukan guru dengan tujuan untuk mengarahkan pesera didik menuju ketitik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat
yang
dikemukakan
berdasarkan
pemahamannya
sendiri
(Suhana dan Hanafiah, 2012: 77). Metode inkuiri terbimbing menurut Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2006: 109) adalah metode pembelajaran dimana peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedomanpedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Berdasarkan uraian di atas, pengertian metode inkuiri terbimbing adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan oleh siswa melalui penyelidikan dengan peran guru sebagai pembimbing (fasilitator).
5. Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (2006: 199) : a. Orientasi Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Langkah orientasi adalah langkah yang sangat penting untuk merangsang dan mengajak untuk berpikir memecahkan masalah. b. Merumuskan masalah Pada langkah ini, siswa disajikan persoalan atau masalah yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki. Teka-teki dalam rumusan masalah adalah persoalan atau masalah yang ingin dikaji dan sudah ada jawabannya; siswa diarahkan dan dibimbing untuk mencari jawaban yang tepat.
13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalah yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Tujuan
proses
merumuskan
hipotesis
dari
suatu
masalah
adalah
mengembangkan kemampuan menginterpretasi (menafsirkan) dari suatu permasalahan. d. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pada proses inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menetukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Pada tahap ini, yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung dengan data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan. f. Merumuskan kesimpulan Merumskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Tahap ini merupakan tahapan terakhir yang paling penting dari tahapan-tahapan diatas, oleh sebab itu untuk mencapai kesimpulan yang akurat peran guru adalah menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
6. Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing menurut Trianto (2009: 114-115): a. Merumuskan masalah b. Mengamati atau melakukan observasi c. Menganalisa dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan, karya lainnya d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil pada pembaca, teman sekelas, guru dan audience lainnya.
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing menurut Mulyasa (2006: 109) : a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena alam; b. Merumuskan masalah yang ditentukan; c. Merumuskan hipotesis; d. Merancang dan melakukan eksperimen; e. Mengumpulkan dan menganalisis data; f. Menarik kesimpulan mengembangkan sikap ilmiah, yakni: objektif, jujur, hasrat
ingin
tahu,
terbuka,
berkemauan,
dan
tanggung
jawab.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing sebagai berikut: a. Orientasi Pada tahap ini, guru menjelaskan kepada siswa mengenai topik dan atau masalah, tujuan, dan langkah-langkah pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk merangsang dan memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Merumuskan masalah Pada tahap ini peran guru adalah mendorong siswa untuk merumuskan masalahnya sendiri. Saat merumuskan masalah, guru membimbing dan mengarahkan siswa untuk merumuskan masalah yang sudah pasti jawabannya. Syarat utama dalam langkah ini yaitu siswa sudah memiliki pemahaman akan konsep atau permasalahan yang akan diteliti. c. Merumuskan hipotesis Pada langkah ini, siswa menginterpretasi (menafsirkan) dugaan sementara (hipotesis) dari rumusan masalah. Hasil dari menginterpretasi (menafsirkan) hipotesis diharapkan memiliki landasan berpikir yang kokoh, oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara dengan memberikan berbagai pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban siswa yang bersifat rasional dan logis. d. Mengumpulkan data Pada langkah ini, siswa dituntun untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan. Saat mengumpulkan informasi diharapkan siswa mampu memilih data yang diperlukan untuk memperkuat data. Data
15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang dipilih siswa sebaiknya memiliki landasan berpikir logis serta data yang relevan, oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi pokok yang dibutuhkan. e. Merumuskan kesimpulan Pada langkah ini, siswa harus mampu mendeskripsikan temuannya dengan melalui pemahamannya sendiri yang diperoleh berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis. Siswa diarahkan untuk merumuskan kesimpulan yang akurat, oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah menunjukkan pada siswa data yang relevan berdasarkan fokus masalah. f. Mempresentasikan hasil Pada tahap ini, siswa menjelaskan hasil penelitiannya kepada guru, teman sekelas dan audience lain. Siswa diharapkan mampu menjelaskan hasil penelitiannya dengan memaparkan bukti-bukti yang relevan berdasarkan temuannya
serta
mampu
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
yang
kemungkinan muncul pada saat presentasi. g. Mengevaluasi hasil Siswa bersama guru mengevaluasi atau merefleksikan proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Hal tersebut bertujuan untuk mengukur seberapa jauh tingkat pemahaman pengetahuan siswa sebelum dan sesudah melakukan proses pembelajaran inkuiri terbimbing.
8. Manfaat Metode Inkuiri terbimbing Manfaat metode inkuiri terbimbing menurut Jerome Bruner (dalam Amien, 1987: 133) adalah sebagai berikut: a. Membantu siswa dalam memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide lebih baik. b. Membantu siswa dalam menggunakan daya ingat dan transfer pengetahuan pada situasi dan kondisi dalam proses belajar yang baru. c. Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan secara alamiah berdasarkan inisiatifnya sendiri.
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
d. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesisnya sendiri berdasarkan percobaan dan atau inkuiri (penyelidikan). e. Situasi dan kondisi proses belajara menjadi lebih, menarik, menyenangkan, dan merangsang siswa dalam setiap kegiatannya.
2.1.1.5 Kemampuan Memahami 1. Proses kognitif Benjamin S. Bloom Dimensi kognitif dibagi menjadi beberapa kategori dengan mengklasifikasikan proses-proses
kognitif
yang
dimiliki
siswa
secara
komprehensif
(Anderson dan Krathwohl, 2010: 43). Kategori-kategori dimensi proses kognitif
dalam taksonomi Bloom yang
sudah direvisi dibagi menjadi enam level yaitu, (Anderson dan Krathwohl, 2010: 99-133): 1) Mengingat Proses kognitif mengingat adalah suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan relevan dari memori jangka panjang. Kategori kognitif mengingat meliputi; mengenali, mengidentifikasi, mengingat kembali, dan mengambil. 2) Memahami Proses kognitif memahami adalah suatu proses yang terjadi ketika siswa mampu mengkonstruktsikan makna dari pesan-pesan pembelajaran; baik yang bersifat lisan, tulisan, maupun grafis. Kategori kognitif memahami meliputi;
menginterpretasi,
mencontohkan,
mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3) Mengaplikasi Proses kognitif mengaplikasi berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural, seperti prosedur pengerjaan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori
kognitif
mengaplikasi
meliputi;
mengeksekusi,
dan
mengimplementasi. 4) Menganalisa Proses kognitif menganalisa melibatkan proses berpikir deduktif-induktif; mengkategorikan bagian-bagian besar menuju ke kecil, menentukan
17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bagaimana hubungan antar bagian, antara setiap bagian serta struktur keseluruhannya. Kategori kognitif menganalisa meliputi; membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 5) Mengevaluasi Proses kognitif mengevaluasi melibatkan proses berpikir untuk membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Kategori kognitif mengevaluasi meliputi; memeriksa, mengkritik. 6) Mencipta Proses kognitif mencipta melibatkan proses penyusunan elemen-elemen baru dengan mereorganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi pola atau struktur yang belum pernah ada sebelumnya. Kategori kognitif mencipta meliputi; merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Berdasarkan enam tingkatan kognitif di atas, peneliti akan membahas mengenai dimensi proses kognitif memahami; menginterpretasi dan menjelaskan.
2. Kemampuan memahami Brown (2004: 16-17) memahami dibagi menjadi enam kemampuan : a. Menjelaskan adalah suatu kemampuan untuk; menunjukkan, memperoleh, menggambarkan, tujuan, memberikan alasan, atau membuktikan sesuatu berdasarkan bukti dan fakta. b. Menginterpretasi adalah menciptakan suatu pengetahuan baru dari proses belajar yang meliputi kemampuan untuk; mengkritik, membuat analogi dan kiasan, menarik kesimpulan, membangun makna, menerjemahkan, dan berhipotesis. c. Aplikasi adalah
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan yang
dipelajari dalam baru, situasi yang unik, atau tidak terduga dan konteks, termasuk
kemampuan
untuk
membangun,
membuat,
menciptakan
melakukan, memproduksi, memecahkan, dan tes. d. Perspektif adalah kemampuan untuk menganalisis dan menarik kesimpulan tentang kontras pandangan mengenai acara yang sama, topik , atau situasi.
18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e. Empati adalah kapasitas untuk berjalan dalam sepatu orang lain, termasuk berpartisipasi dalam bermain peran, menggambarkan emosi orang lain, dan menganalisis dan membenarkan reaksi orang lain. f. Memeriksa diri adalah suatu kemampuan untuk; mengevaluasi diri, dan mengekspresikan pandangan reflektif, khususnya kapasitas
untuk
memantau dan memodifikasi pemahaman sendiri dari informasi dan peristiwa. Berdasarkan uraian di atas, fokus masalah yang akan dibahas peneliti adalah tentang kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi.
3. Kemampuan menjelaskan Menjelaskan adalah suatu pemahaman dan ilustrasi dari teori-teori dengan memberikan alasan yang sebenarnya mengenai ide-ide, tindakan, dan peristiwa yang terjadi (Mc.Tighe dan Wiggins, 2005: 97). Menjelaskan adalah suatu kemampuan untuk; menunjukkan, memperoleh, menggambarkan, tujuan, memberikan alasan, atau membuktikan sesuatu berdasarkan bukti dan fakta (Brown, 2004: 16). Menurut Jacobsen (2009: 95) menjelaskan adalah mengucapkan
kembali
informasi
berdasarkan
pemahamannya
dengan
menggunakan bahasa sendiri. Berdasarkan uraian di atas, kemampuan menjelaskan adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menerangkan, menguraikan, serta mengucapkan kembali informasi berdasarkan pemahamannya sendiri berdasarkan bukti dan fakta.
4. Kemampuan menginterpretasi Menginterpretasi
adalah
suatu
tindakan
yang
dilakukan
untuk
memberikan; tafsiran atau penafsiran, pendapat ataupun pandangan terhadap sesuatu (KBBI, 2008: 543). Menginterpretasi adalah menciptakan suatu pengetahuan baru dari proses belajar yang meliputi kemampuan untuk; mengkritik, membuat analogi dan kiasan, menarik kesimpulan, membangun makna, menerjemahkan, dan berhipotesis (Brown, 2004: 16). Glenco Science Skill Hndbook (dalam Samatowa, 2010: 95) meginterpretasi atau menafsirkan
19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
adalah menjelaskan pengertian sesuatu, baik berupa benda, peristiwa, atau hasil pengamatan yang telah dilakukan. Berdasarkan uraian di atas, pengertian kemampuan menginterpretasi adalah kemampuan untuk menafsirkan suatu informasi atau pengetahuan dengan menggunakan bahasa dan pemahamannya sendiri.
2.1.1.6 Hakikat IPA Sains atau IPA adalah ilmu pengetahuan yang sistematis yang mempelajari tentang alam dan dunia fisik; pengetahuan sistematis diperoleh dari observasi, penelitian, dan percobaan yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu pengetahuan yang sedang diselidiki, dipelajari, dan sebagainya (KBBI, 2008: 1202). IPA menurut Kuswana (2012: 223) adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam (termasuk kehidupan biologis). Powler (dalam Samatowa, 2010: 3) IPA adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, melalui proses observasi dan eksperimen yang sistematis (teratur). Berdasarkan uraian di atas, IPA adalah
ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala alam sekitar yang meliputi; benda, makhluk hidup, dan alam.
2.1.1.7 Materi Ajar kelas IV 1. Sifat-sifat cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Dengan adanya cahaya kita dapat melihat benda di sekitar kita. Dari manakah cahaya itu berasal? Cahaya berasal dari suatu benda yang dapat memancarkan cahaya. Benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Menurut Amin (2009: 123) terdapat dua macam sumber cahaya, yaitu sumber cahaya alami dan sumber cahaya buatan. Sumber cahaya alami adalah sumber cahaya yang menghasilkan cahaya secara alamiah dan setiap saat, contohnya matahari dan bintang. Sumber cahaya buatan adalah sumber cahaya yang memancarkan cahaya karena dibuat oleh manusia, dan tidak tersedia setiap saat, contohnya lampu senter, lampu neon, lilin dan lain-lain.
20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Terdapat empat sifat-sifat cahaya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 30) antara lain: 1. Cahaya merambat lurus
Gambar 2.1. Cahaya Merambat Lurus (Sumber: Sumber: Amin, 2009: 124) lam
Lakukan percobaan dibawah ini! Cahaya Merambat Lurus Tujuan: Membuktikan sifat cahaya merambat lurus. Sediakan alat dan bahannya: 1) Lampu senter satu buah 2) Karton berwarna gelap dua buah berbentuk persegi dengan ukuran yang sama. 3) Penyangga karton Langkah-langkahnya: 1) Membuat lubang di tengah-tengah karton tersebut. 2) Menegakkan kedua karton tersebut dengan penyangga karton yang terbuat dari karton tebal dalam satu garis lurus (gunakan penggaris panjang untuk mengatur posisinya agar lurus). 3) Mengarahkan lampu senter ke lubang karton pertama. 4) Menggeser karton kedua, amati apakah cahaya senter tampak di dinding tembok? Bukti lain bahwa sifat cahaya merambat lurus antara lain; saat lampu mobil dan lampu motor dinyalakan pada malam hari maka berkas cahayanya tampak merambat lurus, selain itu, coba kamu perhatikan bayanganmu di siang hari! Bayangan yang dibentuk sama dengan bentuk aslinya. Hal ini juga membuktikan bahwa cahaya merambat lurus (Amin, 2009: 124). Cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela merambat lurus.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Cahaya menembus benda bening
Gambar 2.2 Cahaya Menembus Benda Bening (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 30)
Melakukan
percobaaan
menggunakan
cahaya
matahari/cahaya
senter,
gelas/benda-benda transparan/bening, benda-benda berwarna gelap, dan bendabenda bening, tetapi berwarna. Meletakkan peralatan seperti pada gambar. Arahkan cahaya ke tembok berwarna putih. Perhatikan apa yang terjadi? (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 30).
3. Cahaya dapat dipantulkan
Gambar 2.3 Cahaya dapat dipantulkan (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 30)
Melakukan percobaan menggunakan dua cermin datar dan senter, coba pantulkan cahaya senter menggunakan cermin. Mencoba berbagai posisi cermin yang berbeda dan gunakan lebih banyak cermin. Amatilah apa yang terjadi pada cahaya pantul!
(Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan,
2013:
30).
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Cahaya dapat dibiaskan
Gambar 2.4 Cahaya dapat dibiaskan (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 30)
Melakukan percobaan menggunakan pensil yang setengah bagian panjangnya berada di dalam gelas berisi air. Mengamati pensil dari sisi samping luar gelas, bagaimana kenampakan dan besarnya pensil dibanding aslinya? Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013: 30).
2.1.2
Hasil penelitian terdahulu yang relevan
2.1.3
Penelitian tentang metode inkuiri Sintawati (2012) meneliti tentang peningkatan kemampuan melakukan
proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan melakukan proses ilmiah dan prestasi belajar. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan melakukan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012. Sochibin (2009) meneliti tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV semester gasal SDN Sekaran 01 Gunungpati Semarang tahun ajaran 2008/2009. Hasil penelitian
23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air dan sifatnya. Kartina (2013) meneliti tentang peningkatan hasil belajar sifat-sifat bangun ruang dengan menggunkan metode inkuiri di kelas IV SD. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil hasil belajar sifat-sifat bangun ruang siswa kelas IV SDN 13 Gunung Tuleh Pasaman Barat tahun ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode inkuiri dapat meningkatkan hasil hasil belajar sifat-sifat bangun ruang siswa kelas IV SDN 13 Gunung Tuleh Pasaman Barat tahun ajaran 2012/2013.
2.1.3.1 Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan dan Menginterpretasi Wulandari,
Harlita
dan
Muzzayinah
(2011)
meneliti
tentang
implementasi hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (colocasia esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode kuasieksperimental dengan tujuan untuk mengetahui jenis jamur di taro tape dan mengetahui pengaruh dari pemanfaatan hasil penelitian identifikasi sebagai sumber pembelajaran berbasis modul terhadap keterampilan menafsirkan data. Hasil penelitian dapat disimpulkan (1) Identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) ditemukan dua genus yaitu genus Saccharomyces dan genus Aspergillus dilihat dari ciri morfologi (2) Pemanfaatan hasil penelitian Identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi berpengaruh nyata terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA Al Islam 1 Surakarta.
Noviyanti, Rosilawaty, dan Efkar (2013) melakukan penelitian dengan tujuan
untuk
mendeskripsikan
kemampuan
memberikan
alasan
dan
menginterpretasi pernyataan pada materi asam-basa melalui penerapan LC3E dalam setiap kelompok. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menggunakan metode pre-eksperimental dengan One-shot case study design. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 di SMAN 12 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan hasil 24
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
analisis data disimpulkan bahwa kemampuan memberikan alasan dalam kelompok tingkat tinggi: hampir semua sangat baik dan yang lain baik. Pada kelompok tingkat menengah, hampir semua yang baik dan yang lain sangat baik. Dalam level grup rendah, hampir semua yang baik dan yang lain cukup baik. Kemampuan menafsirkan pernyataan dalam kelompok tingkat tinggi: setengah sangat baik, hampir setengah baik, dan yang lain-lain yang cukup baik. Pada kelompok tingkat menengah, hanya sebagian kecil yang sangat baik, hampir setengah yang baik dan yang lain yang cukup baik. Pada kelompok tingkat rendah, hampir yang baik dan yang lain yang cukup baik. Ariyono (2012) meneliti tentang penerapan model kooperatif tipe bamboo dancing untuk meningkatkan pemahaman materi sistem pemerintahan pusat. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman materi sistem pemerintahan pusat siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02 yang berjumlah 16 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe bamboo dancing dapat meningkatkan pemahaman materi sistem pemerintahan pusat siswa kelas IV SD Negeri Borongan 02. Penelitian-penelitian yang relevan di atas menggunakan populasi siswa SD dan SMA. Jenis penelitian tentang metode inkuiri dan kemampuan memahami di atas adalah penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas. Setelah hasil penelitian-penelitian yang relevan dikaji, diperoleh kesimpulan bahwa belum ada yang meneliti tentang variabel yang akan diteliti. Variabel yang akan diteliti adalah metode inkuiri sebagai variabel independen yang diuji pengaruhnya terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi sebagai variabel dependen. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi experimental. Populasi penelitian adalah siswa SD.
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.3.2 Literature Map Berikut ini adalah gambar literature map dari penelitian sebelumnya. Penelitian tentang Metode Inkuiri
Penelitian tentang Kemampuan Menjelaskan & Menginterpretasi
Sintawati (2012) Metode inkuiri - proses ilmiah & prestasi belajar
Wulandari, Harlita, & Muzzayinah (2011) Modul - keterampilan menginterpretasi data
Sochibin (2009) Metode inkuiri - pemahaman & keterampilan berpikir kritis
Noviyanti, Rosilawaty, & Efkar (2013) kemampuan memberikan alasan & menginterpretasi pernyataan
Kartina (2013) Metode inkuiri - hasil belajar
Ariyono (2012) Pemahaman materi
Yang perlu diteliti Kemampuan Menjelaskan & Menginterpretasi
Gambar 2.5 Literature Map dari penelitian sebelumnya
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2
Kerangka Berpikir Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri dianggap
sebagai metode yang tepat untuk mengembangkan kemampuan memahami siswa. IPA adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam sekitar yang meliputi; benda, makhluk hidup, dan alam. Dalam mempelajari gejala-gejala alam, metode pembelajaran sebaiknya memiliki aktivitas belajar yang melibatkan interaksi siswa dengan alam. Saat siswa berinteraksi dengan alam, diperlukan beberapa aspek yang dapat mendukung hasil belajar siswa, salah satunya adalah kemampuan memahami. Kemampuan siswa dalam memahami suatu gejala alam yang terjadi menunjukkan bahwa siswa mampu mencerna makna berdasarkan hasil belajarnya. Hasil belajar siswa akan lebih bermakna jika kemampuan memahami mengenai gejala alam disertai dengan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Jika siswa benar-benar paham akan hasil belajar mereka maka siswa tersebut akan merasa puas, tidak cepat lupa, serta menjadikan hasil belajarnya sepanjang hayat. Metode inkuiri diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi sifat-sifat cahaya melalui pelajaran IPA. Sebab metode inkuiri menggunakan langkah-langkah pembelajaran meliputi; orientasi merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, merumuskan kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi hasil. Dengan langkah-langkah pembelajaran inkuiri tersebut diharapkan
kemampuan
menjelaskan
dan
menginterpretasi
siswa
dapat
berkembang. Kemampuan menjelaskan adalah kemampuan yang dimiliki siswa berdasarkan hasil pemahamannya dengan cara menguraikan serta menerangkan menggunakan
bahasanya
sendiri.
Kemampuan
menginterpretasi
adalah
kemampuan yang dimiliki siswa berdasarkan hasil pemahamannya dengan cara menafsirkan suatu informasi atau pengetahuan dengan menggunakan bahasanya sendiri. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri pada tahap merumuskan kesimpulan akan membantu mengembangkan kemampuan menjelaskan siswa secara optimal. Karena pada langkah ini, siswa dituntut untuk mampu mendeskripsikan temuannya melalui pemahamannya sendiri yang diperoleh berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis. Siswa juga dapat bertukar pemahaman
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kepada teman kelompok untuk mendapatkan rumusan kesimpulan yang akurat dan relevan. Oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah menunjukkan pada siswa data yang relevan berdasarkan fokus masalah. Pada tahap merumuskan hipotesis, kemampuan menginterpretasi siswa akan semakin berkembang dan optimal. Karena pada tahap merumuskan hipotesis siswa diharapkan mampu untuk memberikan hasil interpretasi mengenai rumusan masalah. Siswa menginterpretasi (menafsirkan) dugaan sementara (hipotesis) dari rumusan masalah. Saat merumuskan hipotesis siswa juga dapat bertukar pikiran dengan teman kelompok dengan berdiskusi. Hasil dari menginterpretasi (menafsirkan) hipotesis diharapkan memiliki landasan berpikir yang kokoh, oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara
dengan
mengarahkan
pada
memberikan jawaban
berbagai
siswa
yang
pertanyaan-pertanyaan bersifat
rasional
dan
yang logis.
Jika metode inkuiri diterapkan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta maka dapat berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. 2.3
Hipotesis Penelitian
2.3.1
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menjelaskan pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas IV di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. 2.3.2
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menginterpretasi pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas IV di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III akan membahas mengenai jenis penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
3.1
Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi experimental tipe non-
equivalent control group design dengan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih tanpa random assignment (Cohen, 2007: 282). Menurut Shaughnessy dan Zechhmeister (2007: 395) dalam penelitian quasi experimental biasanya tidak melakukan penentuan partisipan eksperimen secara random assignment. Random assignment adalah pemilihan kelompok pada awal penelitian ekperimental dengan menggunakan proses acak (Neuman, 2013: 315). Quasi experimental digunakan dalam penelitian ini karena peneliti tidak memiliki otoritas untuk mengacak dan mengatur kelas yang ada untuk sampel. Quasi experimental adalah penelitian yang melibatkan intervensi atau treatment dan perbandingan, tetapi tidak memiliki derajat pengontrolan (Shaughnessy dan Zechhmeister, 2007: 395). Pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan hasil undian yang dilakukan oleh peneliti dan disaksikan oleh beberapa guru di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak menerima perlakuan, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan perlakuan (Neuman, 2013: 318). Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan pretest yang bertujuan untuk mengetahui keadaan awal sebelum mendapat perlakuan atau treatment. Menurut Neuman (2013: 318) pretest adalah pengukuran variabel dependen sebelum diberikan perlakuan. Perlakuan (treatment) adalah variabel independen dalam penelitian eksperimen (Neuman, 2013: 318). Perlakuan atau treatment pada kelompok kontrol menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri. Setelah mendapat perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest I untuk mengetahui keadaan setelah mendapat perlakuan. Tahap selanjutnya yaitu peneliti memberikan posttest II untuk 29
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengetahui retensi pengaruh perlakuan dengan jeda waktu kurang lebih dua minggu setelah diberikan perlakuan. Posttest adalah pengukuran variabel dependen setelah diberikan perlakuan ke dalam situasi eksperimental (Neuman, 2013: 318). Menurut Campbell dan Stanley (dalam Cohen, 2007: 276) keabsahan validitas pretest dan posttest berdasarkan pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan menggunakan tiga langkah: (1) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, (3) skor pada kelompok kontrol dikurangi skor dari kelompok eksperimen. Pengaruh perlakuan dapat dihitung dengan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Jika hasilnya negatif, pengaruh perlakuan juga negatif. Jika hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol, ada pengaruh perlakuan (Cohen, 2007: 277). Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut, (Cohen, 2007: 276): O1
X
O2
_______________
O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: dimodifikasi dari Cohen, 2007: 276)
Keterangan: Garis putus-putus menunjukkan bahwa kelompok kontrol dan eksperimen jelas terpisah. O1 = hasil pretest kelompok eksperimen O2 = hasil posttest kelompok eksperimen O3 = hasil pretest kelompok kontrol O4 = hasil posttest kelompok kontrol X = perlakuan atau treatment
Garis
putus-putus
pada
gambar
3.1
menggambarkan
bahwa:
(1) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen jelas terpisah dan disebut dengan non-equivalent control group design, (2) cara penentuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak menggunakan cara random, (3) berfungsi sebagai
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemisah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut dengan non-equivalent control group design (Cohen, 2007: 283). 3.2
Setting penelitian
3.2.1
Lokasi Penelitian Penelitian kuantitatif ini dilaksanakan di SD Kanisius Sengkan yang
terletak di Jl. Kaliurang Km 7 RT 002/10, Condongcatur, Depok, Sleman Yogyakarta, 55283. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1970. Lokasi sekolah berada ditengah pemukiman penduduk dan memasuki gang pasar Kolombo, kurang lebih 500 meter dari jalan raya. SD Kanisius Sengkan terbagi menjadi 2 bagian, yakni bagian induk dan bagian selatan. Bagian induk digunakan untuk kelas 46 serta untuk pendaftaran siswa baru, sedangkan bagian selatan untuk kelas 1-3. Kelas 1-3 berada didekat taman kanak-kanak dengan halaman yang cukup luas, sedangkan kelas 4-6 berada disebelah pasar kolombo dan memiliki pohon-pohon yang cukup rindang, sehingga nyaman untuk proses pembelajaran diluar kelas karena cukup teduh. Sekolah ini memiliki 22 guru dan 4 karyawan. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan Yogyakarta karena SD tersebut memiliki siswa-siswi yang cukup aktif selama mengikuti proses pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, khususnya kelas IV. Hal ini terlihat, ketika peneliti melakukan observasi di SD tersebut pada hari rabu, 12 Agustus 2014. Sekolah ini juga memiliki prestasi baik di bidang akedemik maupun non akademik. Prestasi yang diraih SD Kanisius Sengkan Yogyakarta antara lain juara I Lomba Taekwondo tingkat Nasional, Juara III Parade Gamelan se-DIY-Jateng, Juara III CCA se-Kabupaten Sleman, Juara I Nyanyi Mazmur se-Kabupaten Sleman.
3.2.2
Waktu penelitian Pelaksanaan penelitian dan pengambilan data dilakukan pada bulan
September-Oktober 2014. Pengambilan data penelitian eksperimental sebaiknya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi ancaman terhadap validitas penelitian karena efek seleksi, maturitas, dan mortalitas serta biaya penelitian yang besar (Krathwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
31
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data Alokasi Kelompok Tanggal Kegiatan Waktu 12 September 2014 2 x 40 menit Pretest 17 September 2014 6 x 40 menit Pembelajaran biasa Kelas 18 September 2014 2 x 40 menit Posttest I Kontrol 10 Oktober 2014 2 x 40 menit Posttest II 12 September 2014 2 x 40 menit Pretest 16 September 2014 6 x 40 menit Pembelajaran inkuiri Kelas Eksperimen 17 September 2014 2 x 40 menit Posttest I 9 Oktober 2014 2 x 40 menit Posttest II
3.3
Populasi dan Sampel Populasi adalah sekumpulan objek atau individu yang memiliki kualitas
dan karakteristik yang dapat dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012: 80). Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas IV A dan IV B. Sampel adalah bagian terkecil dari kelompok (Cohen, 2007: 100). Sampel pada penelitian ini adalah kelas IV A sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 43 siswa terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, yaitu pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Kelas tersebut dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pembagian dilakukan dengan teknik undi yang disaksikan guru kelas IV. Pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan cara diundi oleh peneliti dan disaksikan guru kelas IV. Hasil dari pengundian tersebut terpilihlah kelas IV A sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh guru yang sama yaitu guru kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Hal tersebut bertujuan agar mengurangi faktor bias dalam penelitian. Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung.
32
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.4
Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah karakteristik atau atribut seorang individu atau
suatu organisasi yang dapat diukur atau diobservasi (Creswell, 2012: 76). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan dependen. Variabel independen adalah variabel masukan atau variabel yang menyebabkan sebagian atau keseluruhan hasil atau outcome, sedangkan variabel dependen adalah variabel hasil atau variabel yang disebabkan baik sebagian maupun keseluruhan dari pengaruh variabel independen (Cohen, 2007: 504). Variabel independen pada penelitian ini adalah metode inkuiri sedangkan variabel dependen adalah kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Variabel independen dan dependen dapat digambarkan sebagai berikut: Variabel Independen
Variabel Dependen Kemampuan menjelaskan
Metode inkuiri Kemampuan menginterpretasi
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah tahapan paling strategis dalam
penelitian yang bertujuan untuk mendapat data (Sugiyono, 2012: 224). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa tes; pretest dan posttest. Pretest diberikan diawal penelitian dengan tujuan kemampuan awal siswa dimasingmasing kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Posttest dilaksanakan selama dua kali yaitu posttest I dan posttest II. Tahap pertama yaitu dengan memberikan posttest I kepada kelompok eksperimen setelah mendapatkan treatment atau perlakuan. Tujuan dari posttest I adalah untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang terjadi pada kelompok eksperimen setelah diberikan treatment atau perlakuan. Tahap selanjutnya yaitu pemberian posttest II kepada kelompok eksperimen. Tujuan pemberian posttest II adalah untuk mengetahui retensi pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Pada penelitian kuantitatif, selain
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan tes tertulis, peneliti juga perlu menggunakan pengumpulan data triangulasi secara kualitatif agar lebih dapat dipahami sudut pandang atau dampak yang timbul terhadap subjek yang diteliti terkait perlakuan dan variabel-variabel yang diteliti. Pengumpulan data triangulasi antara lain dengan melakukan triangulasi berupa observasi, wawancara guru dan wawancara siswa sebelum dan sesudah adanya perlakuan (Krathwohl, 2004: 546). Pengumpulan data pretest dan posttest dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.2. Pengumpulan Data Pretest dan Posttest Kelompok
Variabel
Data
Menjelaskan Kontrol Menginterpretasi
Menjelaskan Eksperimen Menginterpretasi
3.6
Instrumen
Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II Skor pretest Skor posttest I Skor posttest II
Soal uraian (nomor 1a, 1b, 1c, 1d) Soal uraian (nomor 2a, 2b, 2c, 2d) Soal uraian (nomor 1a, 1b, 1c, 1d) Soal uraian (nomor 2a, 2b, 2c, 2d)
Instrumen Penelitian Instrumen
penelitian
adalah
kegiatan
dalam
penelitian
untuk
mengumpulkan data-data yang akan digunakan oleh peneliti yang berfungsi sebagai suatu alat ukur yang baik dan mampu memberikan informasi yang jelas dan akurat apabila telah memenuhi kriteria valid dan reliabel (Sugiyono, 2010: 148). Instrumen dalam penelitian ini adalah tes bentuk essay. Tes essay atau uraian bebas menurut Widoyoko, (2012: 79) adalah bentuk tes uraian yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk untuk mengekspresikan pikiran dan gagasanya dengan menjawab soal. Azwar (2008: 106) menambahkan bahwa soal essay dianggap mempunyai kelebihan yaitu dapat membantu siswa dalam menjelaskan maksud dari jawaban sesuai dengan kemampuan pengorganisasian pikiran dan dinyatakan secara lengkap.
34
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa enam soal essay yang digunakan untuk mengukur kemampuan memahami siswa, diantaranya: menjelaskan
dan
mengembangkan
menginterpretasi, perspektif,
serta
kemampuan
menerapkan
kemampuan
dan
membangun.
Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal nomor satu dan dua yang berkaitan dengan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Dua butir soal tersebut dibatasi pada mata pelajaran IPA dikelas IV dengan tema 4.2 selalu berhemat energi dan subtema macam-macam sifat cahaya pada pembelajaran 6. Kisi-kisi matrik pengembangan instrumen untuk menyusun soal pretest dan posttest adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Matrik Pengembangan Instrumen No
Variabel
Aspek Menjelaskan
1
Menjelaskan
Menunjukkan Memperkirakan Memberi contoh Menginterpretasi Mengritisi
2
Menginterpretasi
Memberi ilustrasi Menceritakan
Indikator Menjelaskan pengertian sumber cahaya Menunjukkan sumber cahaya dari lampu senter berasal Memperkirakan arah rambatan berkas cahaya lampu senter Memberi 4 contoh alat elektronik yang berkas cahayanya merambat lurus Menginterpretasi gambar yang sesuai dengan sifat-sifat cahaya Mengritisi 4 macam benda yang tidak dapat tembus cahaya Melihat benang merah antara cahaya lampu mobil termasuk contoh cahaya merambat lurus Menceritakan pengalaman sehari-hari yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus
No. soal 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c
2d
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Rubrik penilain dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.4. Rubrik Penilaian No
Variabel
Indikator
Kriteria
Menjelaskan pengertian cahaya buatan
Dapat menjelaskan pengertian cahaya buatan secara tuntas, dan mendalam Dapat menjelaskan pengertian cahaya buatan secara tuntas, namun kurang mendalam Dapat menjelaskan pengertian cahaya buatan secara tuntas Tidak dapat menjelaskan pengertian cahaya buatan Dapat menunjukkan sumber cahaya dari senter dengan benar disertai alasan yang tepat Dapat menunjukkan sumber cahaya dari senter dengan benar disertai alasan yang kurang tepat Dapat menunjukkan sumber cahaya dari senter tidak disertai alasan Tidak dapat menunjukkan sumber cahaya dari senter dengan tepat Mampu memperkirakan arah rambatan berkas cahaya lampu senter secara tepat Mampu memperkirakan arah rambatan berkas cahaya lampu senter namun kurang tepat Kurang mampu memperkirakan arah rambatan berkas cahaya lampu senter Tidak mampu memperkirakan arah rambatan berkas cahaya lampu senter Memberi 4 contoh alat elektronik yang berkas cahayanya merambat lurus dengan benar Memberi 3 contoh benda yang berkas cahayanya merambat lurus dengan benar Memberi 2 contoh benda yang berkas cahayanya merambat lurus dengan benar Tidak dapat memberi contoh benda yang berkas cahayanya merambat lurus Menyebutkan 4 sifat cahaya sesuai gambar dengan tepat Menyebutkan 3 sifat cahaya sesuai gambar dengan tepat Menyebutkan 4 sifat cahaya sesuai gambar dengan tepat Menyebutkan 4 sifat cahaya sesuai gambar dengan tepat Menyebutkan 4 macam benda yang tidak dapat tembus cahaya Menyebutkan 3 macam benda yang tidak dapat tembus cahaya Menyebutkan 2 macam benda yang tidak dapat tembus cahaya Menyebutkan 1 macam benda yang tidak dapat tembus cahaya
Menunjukkan sumber cahaya dari lampu senter berasal
1
Menjelas kan
Memperkirakan arah rambatan berkas cahaya lampu senter
Memberi contoh benda yang berkas cahayanya merambat lurus
Menginterpretasi gambar yang sesuai dengan sifat-sifat cahaya
2
Menginter pretasi
Mengritisi 4 macam benda yang tidak dapat tembus cahaya
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
36
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Variabel
Indikator Melihat benang merah antara cahaya lampu mobil termasuk contoh cahaya merambat lurus
Menceritakan pengalaman sehari-hari yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus
Kriteria Mampu melihat benang merah antara cahaya lampu mobil termasuk contoh cahaya merambat lurus dan memberikan penjelasan dengan tepat Mampu melihat benang merah antara cahaya lampu mobil termasuk contoh cahaya merambat lurus dan memberikan penjelasan namun kurang tepat Mampu melihat benang merah antara cahaya lampu mobil termasuk contoh cahaya merambat lurus dan memberikan penjelasan namun tidak tepat Tidak mampu melihat benang merah antara cahaya lampu mobil termasuk contoh cahaya merambat lurus dan tidak memberikan penjelasan Memberi ilustrasi mengenai 4 contoh sifat cahaya yang merambat lurus dengan tepat Memberi ilustrasi mengenai 3 contoh sifat cahaya yang merambat lurus dengan tepat Memberi ilustrasi mengenai 2 contoh sifat cahaya yang merambat lurus dengan tepat Memberi ilustrasi mengenai 1 contoh sifat cahaya yang merambat lurus dengan tepat
3.7
Teknik Pengujian Instrumen
3.7.1
Pengujian Validitas
Skor
4
3
2
1
4 3 2 1
Validitas adalah suatu alat ukur dalam penelitian yang bertujuan untuk mengukur instrumen berdasarkan data dan fakta yang terjadi pada objek penelitian (Cohen, 2007: 133). Menurut Cohen (2007: 134) sebuah penelitian tidak akan berharga jika penelitian tersebut tidak valid, maka dari itu validitas adalah syarat dan kunci penting bagi penelitian kuantitatif. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 168).
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validitas dibagi menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal (Cohen, 2007: 135-137). Validitas internal mengacu pada sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian benar-benar hanya terjadi karena perlakuan (Cohen, 2007: 135-137). Validitas internal terjadi ketika variabel independen, dan tidak ada selain daripadanya, mempengaruhi variabel dependen (Neuman, 2013: 326). Validitas eksternal mengacu pada sejauh mana hasilnya bisa digeneralisasi pada populasi, kasus atau situasi yang lebih luas (Cohen, 2007: 135-137). Penelitian ini menggunakan validitas internal karena peneliti hanya mengamati pengaruh perlakuan yang diberikan pada satu populasi saja. Menurut Sukamadinata (2008: 229) validitas internal harus memenuhi validitas isi dan validitas konstruk. Peneliti menggunakan validitas isi, validitas konstruk dan validitas permukaan. Validitas isi menyangkut tingkatan dimana item-item skala yang mencerminkan domain konsep yang sedang diteliti (Sarwono, 2006: 100). Menurut Suigiyono (2012: 172) instrumen yang harus mempunyai validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan.
Validitas
konstruk
berkaitan
dengan
tingkatan
dimana
skala
mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur, sedangkan aspek pokok dalam validitas konstruk yaitu secara ilmiah bersifat teoritis dan statistik (Sarwono, 2006: 100). Validitas permukaan adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Cohen (2007: 137) mengungkapkan bahwa validitas isi dicapai dengan penilaian profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas isi dalam penelitian ini di konsultasikan berdasarkan pendapat tiga ahli materi yaitu dosen mata kuliah IPA, dan guru kelas IV dan V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Validator 1 berpendapat bahwa soal nomor 1a, 1c, 1d, sudah baik (lihat lampiran 1). Pada kunci jawaban nomor 1b, validator 2 dan 3 memberikan saran untuk mencantumkan referensi. Soal nomor 2b, 2c, dan 2d sudah baik, hanya saja nomor 2a sebaiknya diberikan keterangan gambar, menurut pendapat validator 1. Validator 2 berpendapat nomor 2a, 2b, dan 2c sudah baik, namun nomor 2d lebih diperjelas lagi maksud dari tujuan soal.
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validitas konstruk dicapai dengan uji empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes (Cohen, 2007: 163). Instrumen yang mempunyai validitas konstruksi, jika instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala dan atau pengaruh sesuai dengan yang didefinisikan (Sugiyono, 2012: 170). Peneliti mengujikan instrumen soal tes kepada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan 1 Yogyakarta untuk memperoleh validitas konstruk. SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta teletak di Jalan Demangan Baru No. 22 Desa Demangan Baru, Kelurahan Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta karena prestasi yang dimiliki siswanya kurang lebih sama dengan SD Kanisius Sengkan Yogyakarta, sekolah tersebut juga memiliki kelas pararel, serta latar belakang ekonomi wali murid SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta juga hampir sama dengan wali murid SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Validitas permukaan adalah kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas permukaan pada penelitian ini diperoleh dengan cara mengujikan soal pada tiga siswa kelas IV. Tiga siswa tersebut berasal dari sekolah yang berbeda. Ketiga siswa tersebut dikumpulkan di tempat dan waktu yang sama untuk mengerjakan soal. Peneliti ingin mengetahui sejauh mana ketiga siswa tersebut dalam memahami soal. Selama mengerjakan soal, ada beberapa soal yang harus memberikan penjelasan, diantaranya nomor 1b dan 2c, namun tidak diberikan penjelasan oleh siswa tersebut. Peneliti memperbaiki instrumen soal dengan memberikan tambahan kata pada soal 1b dengan kata “jelaskan” dan nomor 2c mengganti kata “deskripsikan” dengan kata “berikan alasanmu”. Rata-rata siswa mengerjakan soal dengan membutuhkan waktu 45-50 menit. Berdasarkan uraian di atas, setelah mengujikan soal selanjutnya peneliti menghitung validitas soal dengan menggunakan rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Validitas konstruk dengan menggunakan uji eksperimen empiris dilapangan dan korelasi Pearson; kriteria jika harga Sig (2-tailed) < 0,05 item tersebut dikatakan valid. Jika harga
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sig (2-tailed) > 0,05 item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Hasil perhitungan validitas tiap-tiap aspek dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 3) Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Tiap Aspek No
Variabel
1
Menjelaskan
2
Menginterpretasi
Aspek
Nomor soal
Sig.(2-tailed)
Keputusan
Menjelaskan Menunjukkan Memperkirakan Memberi contoh Menginterpretasi Mengritisi Memberi ilustrasi Menceritakan
1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d
,00 ,01 ,00 ,00 ,01 ,01 ,00 ,01
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel 3.4 di atas diperoleh harga Sig.(2-tailed) < 0,05 dari semua soal, maka semua soal dinyatakan valid dengan tingkat kepercayaan 95%. Variabel menjelaskan dan menginterpretasi yang peneliti uji diperoleh berdasarkan dari uji validitas semua variabel kemampuan memahami. Variabel kemampuan memahami terdiri dari enam kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan, mengembangkan perspektif, membangun empati, dan memahami diri. Peneliti hanya meneliti variabel menjelaskan dan menginterpretasi karena penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, sehingga peneliti hanya mencantumkan hasil uji validitas dari dua variabel yang diteliti. Peneliti tertarik mengujicobakan variabel
menjelaskan dan
menginterpretasi
karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana anak belajar memahami suatu pengetahuan. Tingkat pemahaman anak dalam memahami suatu pengetahuan ditunjukkan dengan beberapa aspek, diantaranya kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi.
3.7.2
Pengujian Reliabilitas Menurut Cohen (2007: 146) reliabilitas dapat diartikan sebagai
kestabilan. Kestabilan yang dimaksud adalah tingkat konsistensi suatu instrumen jika
diujikan
hasilnya
akan
selalu
ajeg
atau
sama
serta
dapat
dipertanggungjawabkan hasilnya. Untuk melakukan uji reliabilitas digunakan teknik pengujian untuk memeriksa internal consistency yaitu dengan Alpha
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Cronbach. Untuk itu digunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Cohen (2007: 148) menjelaskan bahwa Alpha Cronbach memberikan koefisien korelasi antaritem, yaitu korelasi setiap item dengan jumlah semua item lain, dan berguna untuk skala multiitem. Suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46). Penelitian ini menggunakan instrumen soal berupa uraian sebagai instrumen pengumpulan data. Pemberian skor untuk jawaban soal uraian dengan menggunakan rentang skor 1 sampai dengan 4 berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan (Field, 2009: 177). Hasil perhitungan uji reliabilitas semua variabel kemampuan memahami dapat di lihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4). Tabel 3.6. Hasil Reliabilitas Semua Variabel Memahami Alpha Cronbach’s N of Item’s N Siswa 0,80 24 83
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil uji reliabilitas semua variabel kemampuan memahami. Jumlah yang diuji reliabilitasnya berjumlah 24 nomor yang mencakup semua variabel kemampuan memahami. Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa semua nomor soal yang valid memiliki harga Alpha Cronbach sebesar 0,80 (atau p > 0,60) memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Kriteria koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.6. Tabel 3.7. Kriteria Koefisien Realibilitas Interval Koefisien Reliabilitas Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
3.8
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk menghitung data agar dapat disajikan
secara sistematis dan memperoleh interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan statistik (Sugiyono, 2012: 199). Sugiyono (2012: 199) mengatakan bahwa statistik dibedakan menjadi dua macam, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik inferensial yang merupakan teknik
41
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik inferensial terdiri dari statistik parametrik dan non parametrik. Statistik parametrik digunakan jika data berdistribusi normal, sedangkan jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan non-parametrik (Cohen, 2007: 415). Analisis data pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Analisis statistik menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Uji signifikansi hipotesis nol atau Hnull digunakan untuk memutuskan apakah variabel independen telah menghasilkan efek dalam suatu eksperimen. Hnull adalah asumsi bahwa variabel independen tidak memiliki efek (Shaughnessy dan Zechhmeister, 2007: 472). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Analisis data yang akan digunakan yaitu sebagai berikut.
3.8.1
Uji Normalitas Distribusi Data Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis statistik yang digunakan
dalam
menganalisis
data
selanjutnya
(Field,
2009:
144).
Field menyatakan bahwa distribusi data normal jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov > 0,05. Sebaliknya jika harga Sig. (2-tailed) dengan uji Kolmogorov-Smirnov < 0,05, maka distribusi data tidak normal. Jika distribusi data normal, teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik misalnya dengan Independent samples t-est atau Paired samplse t-test (Field, 2009: 326). Jika distribusi data tidak normal, teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon (Field, 2009: 345).
3.8.2
Uji Pengaruh Perlakuan
3.8.2.1 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji perbedaan skor pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kemampuan awal ini bertujuan untuk memastikan apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok tersebut bisa dibandingkan. Langkah ini untuk memastikan bahwa kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama, meskipun teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan kedua kelompok tersebut tidak dilakukan secara random (Cohen, 2007: 283). Kondisi yang ideal bagi kedua kelompok adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal sama. Data pretest yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga mengunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 326). 1) Uji kemampuan awal menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data normal. 2) Uji kemampuan awal menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. (1) Hi: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tidak memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. (2) Hnull
:
Tidak
ada
perbedaan
yang
signifikan antara skor pretest pada kelom kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi.
3.8.2.2 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Uji
signifikansi
pengaruh
perlakuan
diperoleh
dengan
cara
mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 276-277). Uji ini menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3). Uji selisih skor
43
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pretest-posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan (metode inkuiri) terhadap pengaruh perlakuan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari dua kelompok yang berbeda, sehingga mengunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 326). 1) Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data normal. 2) Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data tidak normal (Field, 2007: 345). Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Uji statistik yang digunakan adalah Independent samples t-test jika data terdistribusi dengan normal atau Mann-Whitney U-test jika data terdistribusi dengan tidak normal. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut. (1) Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest-pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. (2) Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi.
3.8.3
Analisis Lebih Lanjut
3.8.3.1 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest Uji kenaikan rerata skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut (Field,
44
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2009: 325). Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. (1) Hi: ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Dengan kata lain tidak terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. (2) Hnull: tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575). –
Gambar 3.3 Rumus Persentase Uji Peningkatan Skor
3.8.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Uji signifikasi sering dianggap tidak memberikan informasi seberapa substantif pengaruh perlakuan. Untuk itu digunakan uji besar pengaruh perlakuan (effect size) untuk lebih memastikan seberapa besar efek atau pengaruh yang ditimbulkan. Jika data terdistribusi dengan normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 57 & 179).
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.4. Rumus Besar Effect untuk Data Normal
Keterangan: r
= Besar pengaruh (effect size) dengan menggunkan koefisien korelasi Pearson
t
= Harga uji t
df
= Derajat kebebasan (degree of freedom)
Jika data terdistribusi dengan tidak normal digunakan rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550).
r= Gambar 3.5. Rumus Besar Effect untuk Data Tidak Normal
Keterangan: Z
= Harga Z yang diambil dari perhitungan statistik non parametrik dari program SPSS
N
= 2 x jumlah responden yang bersangkutan
Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh dapat diklasifikasi sebagai berikut (Field, 2009: 550). r
= 0,10 termasuk efek kecil yang setara dengan 1% pengaruh perlakuan
r
= 0,30 termasuk efek menengah yang setara dengan 9% pengaruh perlakuan
r
= 0,50 termasuk efek besar yang setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Persentase pengaruh perlakuan dihitung dengan mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat) atau r2 x 100%. Menurut Shaughnessy dan Zechhmeister (2007: 260) ukuran effect size dapat digunakan untuk menunjukkan kekuatan atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, karena ukuran effect size tidak dipengaruhi oleh besarnya sampel yang diuji dalam eksperimen.
46
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah 2 minggu dilakukan treatment, untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data yang diuji berasal dari kelompok yang sama, sehingga menggunakan dua uji statistik berikut (Field, 2009: 325). Uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test jika data terdistribusi dengan normal. Uji statistik menggunakan Wilcoxon jika data terditribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Teknik analisis data menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Kriteria
yang
digunakan
untuk
menolak
Hnull
adalah
jika
harga
Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut. (1) Hi : ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. (2) Hnull: tidak ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Untuk mengetahui persentase kenaikan skor
pretest
I
ke
posttest
II
digunakan
rumus
sebagai
berikut
(Gunawan, 2006: 575). –
Gambar 3.6 Rumus Persentase Uji Retensi
3.8.3.4 Dampak Pengaruh Perlakuan Menurut Krathwohl (2004: 546) dalam penelitian eksperimental selain menggunakan penelitian kuantitatif, dianjurkan untuk menggunakan elemen dari penelitian kualitatif agar lebih dapat dipahami dari sudut pandang subjek yang diteliti berdasarkan perlakuan serta variabel-variabel yang diteliti. Pada penelitian ini, selain menggunakan teknik pengumpul data dengan cara tes, peneliti juga
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan teknik pengumpul data dengan cara triangulasi, wawancara (guru dan siswa), dan observasi.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
pengumpul data berupa observasi, wawancara (guru dan siswa) serta dokumentasi baik berupa foto ataupun catatat untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi adalah teknik pengumpul data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpul data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2012: 327).
Berikut adalah pemetaan data
triangulasi. Wawancara Guru
Wawancara Siswa
Dampak Pengaruh Perlakuan
Observasi
Gambar 3.7. Pemetaan Pengumpulan Data Triangulasi
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan tujuan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti serta untuk mengetahui hal-hal mengenai responden secara mendalam (Sugiyono, 2012: 188). Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara tidak tersruktur atau terbuka. Wawancara tidak tersruktur digunakan untuk memperoleh informasi lebih dalam dari responden tanpa menggunakan pedoman wawancara tersruktur (Sugiyono, 2012: 188). Peneliti akan melakukan wawancara tersruktur terhadap guru dan siswa untuk mengetahui kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi. Berikut adalah pedoman wawancara untuk guru dan siswa.
No
Tabel 3.8 Topik Wawancara dengan Guru Pertanyaan
1
Tanggapan tentang penggunaan metode inkuiri
2
Pengaruh penggunaan metode inkuiri
3
Pengalaman mengajarkan menggunkan metode inkuiri
4
Perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Tabel 3.9 Topik Wawancara dengan Siswa Pertanyaan
1
Perasaan belajar dengan menggunakan metode inkuiri
2
Pendapat siswa mengenai penggunaan metode inkuiri
3
Kesulitan yang dihadapi
Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan bila responden tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010: 203). Observasi sebagai teknik pengumpulan data untuk mengetahaui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan alat perekam dan catatatan untuk mengobservasi siswa.
3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk melihat pengaruh metode inkuiri apakah memiliki efek; yang besar; menengah; atau kecil terhadap kemampuan siswa dalam menjelaskan dan menginterpretasi. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan posttest. Selain itu untuk melihat apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas atau tidak.
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab IV akan membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menjelasakan dan menginterpretasi. 4.1 4.1.1
Hasil Penelitian Implementasi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode
inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan dengan langkah awal yaitu mengujikan instrumen soal kepada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta. Setelah mendapatkan soal yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%, soal tersebut diujikan kepada subjek penelitian yang disebut dengan instrumen pretest dan posttest. Instrumen pretest dan posttest diujikan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan mengenai pertanyaan atau soal yang bersifat uraian yang berhubungan dengan kemampuan menjelaskan dan menginterpretasi dengan materi tentang sifat-sifat cahaya. Kelompok yang terpilih sebagai kelompok kontrol adalah kelas IV B dengan jumlah 43 siswa, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelas IV A dengan jumlah 39 siswa. Instrumen pretest diujikan satu kali pada kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen posttest diujikan dua kali yakni posttest I dan posttest II pada kelompok kontrol dan eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas IV di SD Kanisius Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas IV A yang berjumlah 39 siswa terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan dan kelas IV B yang berjumlah 43 siswa terdiri dari 25 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pemilihan kelompok kontrol dan
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok eksperimen dilakukan dengan cara diundi oleh peneliti dan disaksikan oleh beberapa guru disekolah tersebut. Hasil dari pengundian tersebut terpilihlah kelas IV A sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol. Sebagian besar siswa pada kelompok kontrol termasuk dalam kategori ekonomi menengah dengan rata-rata pekerjaan wali murid berada dibidang swasta. Sedangkan pada kelompok eksperimen, hampir mayoritas wali murid termasuk dalam kategori ekonomi di atas rata-rata dengan mayoritas pekerjaan yaitu wiraswasta. Data tersebut di peroleh berdasarkan kartu keluarga yang peneliti dapatkan dari pegawai tata usaha SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.
4.1.1.2 Deskripsi Pembelajaran Pembelajaran yang terjadi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dilakukan oleh guru yang sama yaitu guru IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi bias pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol, guru menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kelompok eksperimen menggunakan metode inkuiri. Pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah, guru melakukan tiga tahap pembelajaran yaitu; tahap pembukaan, tahap penyajian materi serta tahap evaluasi dan penutup. Tahap pembukaan yang dilakukan oleh guru yaitu dengan menjelaskan pada siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari. Pada tahap penyajian materi, guru berperan aktif sepanjang pembelajaran berlangsung. Guru menjelaskan atau berceramah mengenai materi dan siswa mendengarkan penjelasan guru. Setelah guru menjelaskan semua materi yang cukup dipelajari bagi siswa, guru memberikan soal evaluasi “mencongak” yang berupa isian singkat. Setelah guru selesai membacakan soal, siswa diberikan waktu tiga menit untuk langsung menjawab dan langsung dicocokkan. Pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri, guru melakukan tujuh tahap pembelajaran yaitu; orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesisis,
mengumpulkan
data,
merumuskan
kesimpulan,
mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi hasil. Pada tahap orientasi, guru
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menjelaskan pada siswa mengenai topik, masalah dan tujuan pembelajaran. Pada tahap merumuskan masalah, guru mendorong dan membimbing siswa untuk merumuskan masalahnya sendiri. Tahap merumuskan hipotesis yaitu siswa menginterpretasi (menafsirkan) dugaan sementara (hipotesis) dari rumusan masalah. Pada tahap ini, guru berperan dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan pada jawaban siswa. Tahap selanjutnya yaitu tahap mengumpulkan data, pada tahap ini siswa melakukan praktikum mengenai materi “sifat-sifat cahaya”. Siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk yang ada pada lembar praktikum. Pada tahap ini, siswa diarahkan untuk mengumpulkan data sebanyak yang mereka butuhkan. Peran guru pada tahap ini yaitu sebagai fasilitator praktikum dan mendorong siswa untuk berpikir mencari data atau informasi pokok yang dibutuhkan melalui pertanyaan-pertanyaan arahan. Pada tahap merumuskan kesimpulan, siswa harus mampu mendeskripsikan temuannya berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Pada tahap ini, masih banyak dijumpai kesulitan pada siswa yaitu keluar dari pokok pembahasan atau belum sesuai dengan fokus masalah. Oleh karena itu, guru sangat sering memberikan pertanyan-pertanyaan yang mengarah pada fokus masalah agar siswa mampu memperbaiki rumusan kesimpulan. Pada tahap mempresentasikan hasil, siswa bersama kelompok maju ke depan kelas dan mempresentasikan hasilnya, sedangkan kelompok yang tidak presentasi menanggapi kelompok yang presentasi. Tahap yang terakhir yaitu mengevaluasi hasil. Pada tahap ini, guru mengevaluasi atau merefleksikan proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Guru juga memberikan masukan serta perbaikan pada setiap kelompok. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi salah persepsi atau miskonsepsi antara siswa yang lain.
4.1.2
Hasil Uji Hipotesis Penelitian I
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Menjelaskan Data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisi dengan menggunakan uji normalitas yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
52
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Distribusi data dikatakan normal jika Sig. (2-tailed) > 0,05. Hasil analisis statistik uji normalitas data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menjelaskan Aspek Sig. (2-tailed) Rerata skor pretest kelompok kontrol 0,10 Rerata skor posttest I kelompok kontrol 0,08 Rerata skor posttest II kelompok kontrol 0,07 Rerata selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol 0,27 Rerata skor pretest kelompok eksperimen 0,16 Rerata skor posttest I kelompok eksperimen 0,46 Rerata skor posttest II kelompok eksperimen 0,37 Rerata selisih skor pretest-posttest kelompok 0,63 eksperimen
Keterangan Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal Normal
Berdasarkan hasil analisis statistik data di atas harga Sig. (2-tailed) pada aspek pretest kelompok kontrol adalah 0,10, sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 0,16. Pada aspek posttest I, harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,08 dan pada kelompok eksperimen adalah 0,46. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol aspek posttest II adalah 0,07 dan pada kelompok eksperimen adalah 0,37. Rerata selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dengan harga Sig. (2-tailed) 0,16, sedangkan rerata selisih skor pretest-posttest kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) 0,63. Berdasarkan kriteria uji normalitas, semua aspek berada pada distribusi data normal, maka untuk uji statistik selanjutnya adalah uji parametrik t-test.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data yaitu melakukan uji perbedaan rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Uji perbedaan rerata skor pretest bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal kedua kelompok sama. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik perametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Analisis statistik yang digunakan sebelum parametrik Independent sample t-test adalah Levene’s test. Levene’s test digunakan untuk mengetahui
53
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
homogenitas varians. Jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil
analisis
Levene’s
test
dengan
tingkat
signifikansi
95%
menunjukkan harga F = 3,68 dan harga Sig. 0,06 (atau p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan uji statistik Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Hasil analisis statistik uji perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol maupun ekperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Hasil Pretest
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
0,29
Tidak berbeda
Berdasarkan hasil analisis statistik perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol diperoleh M = 17,10, N = 43, SD = 0,40, SE = 0,06, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh M = 34,38, N = 39, SD = 1,06, SE = 167,58. Hasil Independent sample t-test kemampuan menjelaskan menunjukkan bahwa t = -1,07, df = 81, dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,29 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak, maka ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Teknik pengambilan sampel secara random untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama (Cohen, 2007: 276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Langkah kedua yaitu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menjelaskan. Analisis yang digunakan adalah dengan membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen. Berdasarkan uji normalitas data, menunjukkan bahwa selisih kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen memiliki distribusi data normal, sehingga untuk uji selisih pretest ke posttest 54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dilakukan dengan analisis statistik parametrik Independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil
analisis
menunjukkan harga
Levene’s test
dengan tingkat
kepercayaan 95%
F = 1,21 dan harga harga sig. 0,27. Dengan demikian
terdapat homogenitas varians sehingga bisa digunakan Independent samples t-test untuk analisis selanjutnya. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent samples t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada kemampuan menjelaskan. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menjelaskan. Hasil analisis statistik uji signifikansi pengaruh perlakuan selisih pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3. Uji Selisih Pretest dan Posttest Kemampuan Menjelaskan Selisih Skor Posttest dan Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 0,00 Berbeda
Hasil selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol diperoleh M = 1,87, N = 43, SD = 0,63, SE = 0,09, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh M = 0,85, N = 39, SD = 0,48, SE = 0,78. Hasil independent sample t-test uji selisih skor kemampuan menjelaskan menunjukkan bahwa t = -5,30; df = 80, dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Selisih skor pada kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini:
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.1. Diagram Selisih Rerata Pretest-Posttest Kemampuan Menjelaskan
4.1.3
Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Menjelaskan
4.1.3.1 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan Menjelaskan Langkah ketiga yaitu untuk mengetahui ada tidaknya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Berdasarkan uji analisis tersebut akan menunjukkan persentase kenaikan skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah astatistik parametrik Paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Secara detail uji perbandingan skor pretest ke posttest I dari masing-masing indikator pada kemampuan menjelaskan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
56
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
1
2
Tabel 4.4. Kenaikan Skor Pretest-Posttest Kemampuan Menjelaskan % Sig. Indikator Pretest Posttest Keterangan Peningkatan (2-tailed) Kelompok Kontrol Menjelaskan 1,58 1,33 -15,82 0,06 Tidak Berbeda Menunjukkan 1,67 2,23 33,53 0,01 Berbeda Memperkirakan 1,77 2,14 20,90 0,06 Tidak Berbeda Memberi contoh 1,81 1,88 3,86 0,73 Tidak Berbeda Total 0,06 Tidak Berbeda Kelompok Eksperimen Menjelaskan 1,59 1,79 12,57 0,27 Tidak Berbeda Menunjukkan 1,82 3,46 90,10 0,00 Berbeda Memperkirakan 1,74 3,13 79,88 0,00 Berbeda Memberi contoh 1,90 2,05 7,89 0,43 Tidak Berbeda Total 0,00 Berbeda
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa, kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol dengan indikator; menjelaskan, memperkirakan, dan memberi contoh tidak mengalami kenaikan, sedangkan pada indikator menunjukkan mengalami kenaikan. Pada kelompok eksperimen indikator menjelaskan, dan memberi contoh tidak mengalami kenaikan, sedangkan pada dua indikator, yakni menunjukkan memperkirakan mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Hal tersebut dikarenakan pada kedua indikator tersebut siswa sudah dapat memaksimalkan jawabannya berdasarkan kegiatan praktikum yang telah mereka lakukan. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Paired t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Total keseluruhan indikator kemampuan menjelaskan pada kelompok kontrol diperoleh dengan harga M = -0,19, SD = 0,63 SE = 0,09, t(42) = -1,95, dan harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,06 (atau p > 0,05). Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest ke posttest. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga M = -0,85, SD = 0,48, SE = 0,78, t(38) = -10,89, dan harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 (atau p < 0,05). Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.
4.1.3.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Langkah keempat yaitu menguji besar pengaruh (effect size). Uji besar pengaruh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pegaruh metode ceramah 57
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
yang digunakan pada kelompok kontrol dan metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan menjelaskan. Hasil analisis statistik uji besar pengaruh perlakuan menggunakan rumus effect size dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5. Total Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) Kemampuan Menjelaskan No Kelompok t df r (effect size) R2 (%) Kualifikasi 1. Kontrol 1,95 42 0,29 0,08 8,26 Efek menengah 2. Eksperimen 10,89 38 0,72 0,52 52,39 Efek Besar
Total besar pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol memberikan pengaruh sebesar 8,26%, dengan r = 0,29 masuk dalam kategori menengah. Pada kelompok eksperimen berpengaruh sebesar 52,39% dengan r = 0,72 masuk dalam kategori besar. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan menjelaskan dibandingkan penggunaan metode ceramah. Menurut Shaughnessy dan Zechhmeister (2007: 260) ukuran effect size dapat digunakan untuk menunjukkan kekuatan atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
4.1.3.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Langkah kelima yaitu membandingkan hasil analisis dari posttest I dan posttest II. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah 2 minggu dilakukan treatment, untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis statistik perbedaan posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun ekperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 4.6. Uji Retensi Pengaruh Kemampuan Menjelaskan Peningkatan Sig. Posttest Posttest atau No Kelompok Indikator (2Keterangan I II Penurunan (tailed) (%) Menjelaskan 1,33 1,26 -5,26 Menunjukkan 2,23 2,14 -4,03 1 Kontrol Tidak 0,16 Memperkirakan 2,14 1,77 -7 Berbeda Memberi contoh 1,88 1,91 1,59 Menjelaskan 1,79 1,36 -24 Menunjukkan 3,46 2,72 -21,38 2 Eksperimen 0,00 Berbeda Memperkirakan 3,13 2,38 -17,59 Memberi contoh 2,05 2,03 -24
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Paired samples t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Berdasarkan data di atas, pada kelompok kontrol diperoleh nilai M = 0,13, SD = 0,58, SE = 0,88, t(42) = 1,44, dan harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,16 (atau p > 0,05). Dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai M = 0,49, SD = 0,44, SE = 0,70, t(38) = 6,91, dan harga Sig.(2-tailed) yaitu 0,00 (atau p < 0,05). Dengan kata lain ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
3 2,5
2,61
2
1,90
1,5
1,76 1,71
2,12 1,77
Kontrol Eksperimen
1 0,5 0 Pretest
Posttest 1
Posttest 2
Gambar 4.2. Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest -Posttest I ke Posttest II
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.4
Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
4.1.4.1 Uji Normalitas Data Kemampuan Menginterpretasi Data pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisi dengan menggunakan uji normalitas yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan program komputer IBM SPSS 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Distribusi data dikatakan normal jika Sig. (2-tailed) > 0,05. Hasil analisis statistik uji normalitas data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Menginterpretasi Aspek Sig. (2-tailed) Keterangan Rerata skor pretest kelompok kontrol 0,64 Normal Rerata skor posttest I kelompok kontrol 0,43 Normal Rerata skor posttest II kelompok kontrol 0,19 Normal Rerata selisih skor pretest-posttest kelompok 0,45 Normal kontrol Rerata skor pretest kelompok eksperimen 0,42 Normal Rerata skor posttest I kelompok eksperimen 0,33 Normal Rerata skor posttest II kelompok eksperimen 0,35 Normal Rerata selisih skor pretest-posttest selisih 0,83 Normal kelompok eksperimen
Berdasarkan hasil analisis statistik data di atas harga Sig. (2-tailed) pada aspek pretest kelompok kontrol adalah 0,64, sedangkan pada kelompok eksperimen adalah 0,42. Pada aspek posttest I, harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,43 dan pada kelompok eksperimen adalah 0,33. Harga Sig. (2-tailed) pada kelompok kontrol aspek posttest II adalah 0,19 dan pada kelompok eksperimen adalah 0,35. Rerata selisih skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dengan harga Sig. (2-tailed) 0,45, sedangkan rerata selisih skor pretest-posttest kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) 0,83. Berdasarkan kriteria uji normalitas, semua aspek berada pada distribusi data normal, maka untuk uji statistik selanjutnya adalah uji Parametrik t-test.
4.1.4.2 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi Uji perbedaan rerata skor pretest bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal kedua kelompok sama. Langkah ini dilakukan karena teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak dilakukan secara random. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kemampuan menginterpretasi pada
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik perametrik dalam hal ini Independent samples t-test. Analisis statistik yang digunakan sebelum parametrik Independent sample t-test adalah Levene’s test. Levene’s test digunakan untuk mengetahui homogenitas
varians.
Kriteria
yang
digunakan
adalah
jika
harga
Sig. > 0,05 artinya terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok. Jika harga Sig. < 0,05 artinya tidak terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok. Hasil
analisis
Levene’s
test
dengan
tingkat
signifikansi
95%
menunjukkan harga F = 14,16 dan harga Sig. 0,00. Dengan demikian tidak terdapat homogenitas varians. Selanjutnya adalah uji statistik Independent samples t-test. Berikut adalah tabel hasil uji perbandingan skor pretest kemampuan menginterpretasi: Tabel 4.8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi Hasil Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen 0,13 Tidak berbeda
Berdasarkan hasil analisis statistik perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol diperoleh M = 1,52, N = 43, SD = 0,27, SE = 0,41, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh M = 1,65, N = 39, SD = 0,46, SE = 0,07. Hasil Independent sample t-test kemampuan menginterpretasi menunjukkan bahwa t = -1,55, df = 60,25, dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,13 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak, maka ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen, dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan. Teknik pengambilan sampel secara random untuk memastikan bahwa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen benar-benar memiliki kemampuan awal yang sama (Cohen, 2007: 276). Uji perbedaan di atas menunjukkan bahwa tujuan tersebut sudah tercapai.
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Uji signifikansi pengaruh perlakuan digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan menginterpretasi. Analisis yang digunakan adalah dengan membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. > 0,05 ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga Sig. < 0,05 tidak ada homogenitas varians pada kedua data yang dibandingkan. Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F = 6,61 dan harga harga Sig. 0,01. Dengan demikian tidak terdapat homogenitas varians. Untuk analisis selanjutnya menggunakan Independent samples t-test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Independent samples t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Hasil analisis statistik uji signifikansi pengaruh perlakuan selisih pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9. Uji Selisih Pretest dan Posttest Kemampuan Menginterpretasi Selisih Skor Pretest dan Posttest Sig. (2-tailed) Keterangan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
0,00
Berbeda
Hasil selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol diperoleh M = 0,47, N = 43, SD = 0,56, SE = 0,09, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh M = 0,92, N = 39, SD = 0,85, SE = 0,13. Hasil Independent samples t-test uji selisih skor kemampuan menginterpretasi menunjukkan bahwa t = -2,87, df = 73, dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan
menginterpretasi.
Selisih
skor
pada
kemampuan
menginterpretasi dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini:
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 4.3. Diagram Selisih Rerata Pretest-Posttes Kemampuan Menginterpretasi
4.1.5
Analisis Lebih Lanjut Kemampuan Menginterpretasi
4.1.5.1 Uji
Kenaikan
Rerata
Skor
Pretest
ke
Posttest
Kemampuan
Menginterpretasi Uji kenaikan rerata skor pretest ke posttest digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Berdasarkan uji analisis tersebut akan menunjukkan persentase kenaikan skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Secara detail uji perbandingan skor pretest ke posttest dari masing-masing indikator pada kemampuan menginterpretasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
1
2
Tabel 4.10. Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menginterpretasi % Sig. Indikator Pretest Posttest Keterangan Peningkatan (2-tailed) Kelompok Kontrol Menginterpretasi 1,35 2,07 53,33 0,00 Berbeda Mengritisi 1,70 1,81 6,47 0,44 Tidak Berbeda Memberi 1,42 2,05 44,36 0,00 Berbeda Ilustrasi Menceritakan 1,60 2,05 28,12 0,00 Berbeda Total 0,00 Berbeda Kelompok Eksperimen Menginterpretasi 1,49 2,51 68,45 0,00 Berbeda Mengritisi 1,74 2,85 63,79 0,00 Berbeda Memberi 1,51 2,33 54,30 0,00 Berbeda Ilustrasi Menceritakan 1,85 2,59 40 0,00 Berbeda Total 0,00 Berbeda
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa, kelompok kontrol pada kemampuan menginterpretasi dengan indikator: menginterpretasi, memberi ilustrasi, dan menceritakan mengalami kenaikan skor yang signifikan , sedangkan pada indikator mengkritisi tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan siswa masih bingung dalam memberikan keterangan mengenai contoh sifat-sifat cahaya berdasarkan gambar. Semua indikator pada kelompok eksperimen mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Pada indikator menginterpretasi dan mengkritisi mengalami kenaikan yang sangat tinggi, hal tersebut dikarenakan siswa sudah mampu membedakan contoh sifat-sifat cahaya berdasarkan gambar. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Paired t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Total keseluruhan indikator kemampuan menginterpretasi pada kelompok kontrol diperoleh dengan harga M = -0,47, SD = 0,55, SE = 0,08, t(42) = -5,65, dan Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 (p < 0,05). Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok eksperimen ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest ke posttest. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga harga M = -0,92, SD = 0,85, SE = 0,13, t(39) = -6,80, dan Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 (p < 0,05). Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.1.5.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Langkah selanjutnya yaitu menguji besar pengaruh (effect size). Uji besar pengaruh dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pegaruh metode yang digunakan pada kelompok kontrol maupun eksperimen terhadap kemampuan menginterpretasi,
baik
menggunakan
metode
ceramah
maupun
dengan
menggunakan metode inkuiri. Hasil analisis statistik uji besar pengaruh perlakuan menggunakan rumus effect size dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
No 1. 2.
Kelompok Kontrol Eksperimen
Tabel 4.11. Effect Size Kemampuan Menginterpretasi t df r (effect size) R2 (%) 5,65 42 0,66 0,43 43,18 -6,80 38 0,74 0,55 54,92
Kualifikasi Efek Besar Efek Besar
Total besar pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol memberikan pengaruh sebesar 43,18%, nilai r = 0,66 masuk dalam kategori besar. Pada kelompok eksperimen berpengaruh sebesar 54,92%, nilai r = 0,74 masuk dalam kategori besar. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelompok eksperimen lebih besar dari pada kelompok kontrol. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh
yang
besar
terhadap
kemampuan
menjelaskan
dibandingkan
penggunaan metode ceramah. Menurut Shaughnessy dan Zechhmeister (2007: 260) ukuran effect size dapat digunakan untuk menunjukkan kekuatan atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
4.1.5.3 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Uji retensi digunakan untuk membandingkan hasil analisis dari posttest I dan posttest II. Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih kuat sesudah 2 minggu dilakukan treatment, untuk itu digunakan data dari skor posttest I dan posttest II dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil analisis statistik perbedaan posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun ekperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Kelom pok
1. Kontrol
2.
Eksperi men
Tabel 4.12. Uji Retensi Pengaruh Kemampuan Menginterpretasi Peningkatan Posttest Posttest atau Sig. (2Indikator I II Penurunan tailed) (%) Menginterpretasi 2,07 1,53 - 26% Mengritisi 1,81 1,67 - 7,73% 0,00 Memberi Ilustrasi 2,05 1,91 - 6,82 % Menceritakan 2,05 1,67 - 18,53% Menginterpretasi 2,51 1,97 - 21,51% Mengritisi 2,85 1,92 - 32,63% 0,00 Memberi Ilustrasi 2,33 1,92 - 17,59% Menceritakan 2,59 1,97 - 23,93%
Keterangan
Berbeda
Berbeda
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil Paired samples t-test adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05. Berdasarkan data di atas, pada kelompok kontrol diperoleh nilai M = 0,30, SD = 0,57, SE = 0,09, t(42) = 3,39, dan harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,00 (atau p < 0,05). Dengan kata lain ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Pada kelompok eksperimen diperoleh nilai M = 0,62, SD = 0,82, SE = 0,13, t(38) = 4,75, dan harga Sig.(2-tailed) yaitu 0,00 (atau p < 0,05). Dengan kata lain ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II. Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 5 4,40
4 3 2
Kontrol 1,65 1,52
1,99
1,95 1,70
Eksperimen
1 0 Pretest
Posttest I
Posttest II
Gambar 4.4. Grafik Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Pretest -Posttest I ke Posttest II
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2
Pembahasan
4.2.1
Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menjelaskan Hipotesis I penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh
terhadap kemampuan menjelaskan pada pelajaran IPA kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Metode
inkuiri
memberikan
efek
besar
terhadap
kemampuan
menjelaskan. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga r = 0,72 atau 52%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 52% terhadap kemampuan menjelaskan, sedangkan 48% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Menurut Cohen (2007: 283) peneliti dalam bidang penelitian pendikan tidak mungkin melakukan penelitian ekperimen murni karena peneliti tidak dapat sepenuhnya mengontrol pengaruh variabel lain dari luar. Variabel lain yang diduga mempengaruhi diantaranya faktor dalam diri siswa, konsentrasi, minat, guru, sekolah, kurikulum, hubungan siswa dengan siswa lain di kelas, materi pada kurikulum, lingkungan dan lain-lain. Menurut Tunnicliffe dan Ueckert (2011: 273) belajar dimulai dengan berbicara. Kemampuan berbicara adalah pengantar untuk seorang siswa dalam hal membaca dan menulis. Dasar belajar IPA adalah dengan pengamatan dan narasi tentang kehidupan yang terjadi disekeliling kita (Tunnicliffe dan Ueckert, 2011: 273). Susanto (2013: 172) menyatakan bahwa metode inkuiri dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inkuiri akan mendorong siswa dalam mengembangkan pemahamannya mengenai suatu pengetahuan. Metode inkuiri adalah suatu proses dalam pembelajaran kontekstual yang mendorong siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui pengamatan dan interaksi lingkungan (Trianto, 2009: 31). Selama proses pengamatan dan interaksi dengan lingkungan, anak akan
67
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
belajar memahami suatu pengetahuan menurut pemahamannya sendiri. Siswa yang mampu memahami suatu pengetahuan hasil dari pengamatan dan penyelidikannya sendiri akan merasa termotivasi, senang serta tidak cepat lupa. Salah satu cara siswa untuk menunjukkan hasil pemahamannya kepada orang lain yaitu dengan menjelaskan (Brown, 2004: 16). Kemampuan menjelaskan adalah suatu kemampuan untuk; menunjukkan, memperoleh, menggambarkan, tujuan, memberikan alasan, atau membuktikan sesuatu berdasarkan bukti dan fakta (Brown, 2004: 17) Kemampuan menjelaskan merupakan salah satu faktor untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman seorang siswa selama proses belajar. Melalui metode inkuiri siswa dapat mengembangkan kemampuan menjelaskan berdasarkan proses memahami. Seperti yang diungkapkan Brown (2004: 16-17) kemampuan memahami dibagi menjadi enam aspek kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, aplikasi, perspektif, empati, memeriksa diri. Pada kelompok kontrol, baik saat pretest maupun posttest jawaban yang diberikan siswa tidak jauh berbeda yakni dengan memberikan penjelasan singkat dan kurang lebih sama dengan buku panduan. Untuk kelompok eksperiman pada saat pretest siswa memberikan jawaban yang singkat, namun pada saat posttest jawaban siswa sangat berbeda saat pretest. Jawaban siswa sangat beragam dan disertai dengan alasan-alasan berdasarkan pemahaman mereka. Kemampuan memahami pada kelompok ekspeimen semakin meningkat seiring siswa melakukan eksperimen dalam pembelajaran. Rasa ingin tahu yang siswa dapatkan melalui eksperimen mendorong siswa untuk semakin kritis mengajukan pertanyaan. Semakin kritis pertanyaan yang diajukan siswa, akan membantu siswa tersebut dalam mengembangkan kemampuan menjelaskan. Dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan siswa, guru sebagai fasilitator akan mendorong dan mengarahkan siswa dalam menemukan jawaban. Untuk semakin mengembangkan kemampuan menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan adalah dengan
metode
merumuskan
inkuiri
hipotesis,
yang
meliputi;orientasi,
mengumpulkan
data,
merumuskan
merumuskan
masalah,
kesimpulan,
mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi hasil. Pada tahap merumuskan kesimpulan, kemampuan menjelaskan akan semakin berkembang. Karena pada langkah ini, siswa didorong untuk dapat mendeskripsikan temuannya melalui
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemahamannya sendiri yang diperoleh berdasarkan hasil dari pengujian hipotesis. Siswa juga dapat bertukar pemahaman kepada teman kelompok untuk mendapatkan rumusan kesimpulan yang akurat dan relevan. Oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah menunjukkan pada siswa data yang relevan berdasarkan fokus masalah.
4.2.2
Pengaruh Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Menginterpretasi Hipotesis II penelitian ini adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh
terhadap kemampuan menginterpretasi. pada pelajaran IPA kelas IV SDK Sengkan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2014/2015. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Metode
inkuiri
memberikan
efek
besar
terhadap
kemampuan
menginterpretasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga nilai r = 0,74 atau 54%. Metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 54% terhadap kemampuan menginterpretasi, sedangkan 46% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Hasil pretest pada uji retensi pengaruh perlakuan sebesar 1,65 dan pada posttest I naik secara signifikan sebesar 4,40. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh ancaman validitas internal dalam hal efek instrumentasi. Efek instrumentasi adalah partisipan yang telah diuji dengan pretest kemungkinan masih mengingat pretest (Neuman, 2013: 328). Menurut Cohen (2007: 283) peneliti dalam bidang penelitian pendikan tidak mungkin melakukan penelitian ekperimen murni karena peneliti tidak dapat sepenuhnya mengontrol pengaruh variabel lain dari luar. Variabel lain yang diduga mempengaruhi diantaranya faktor dalam diri siswa, konsentrasi, minat, guru, sekolah, kurikulum, hubungan siswa dengan siswa lain di kelas, materi pada kurikulum, lingkungan dan lain-lain.
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Menurut Wolf dan Laferriere (2009: 32) pelajaran berbasis pengamatan dan penyelidikan diperlukan anak usia SD dalam mengembangkan kemampuan analisis mereka. Pelajaran berbasis pengamatan dan penyelidikan diantaranya adalah dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri adalah suatu metode yang berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan ilmiah yang saling berhubungan; siswa harus mampu menyelidiki sejauh mana pengetahuan yang baru saja diperolehnya dan selama siswa melakukan proses inkuiri pengetahuan siswa harus bertambah (Olson, dkk, 2000: 0-309-51895-4). Selama siswa melakukan penyelidikan, siswa akan mengembangkan kemampuan analisisnya melalui proses memahami. Siswa akan terlebih dahulu memahami suatu pengetahuan yang baru saja mereka dapat melalui pemahamnnya sendiri. Setelah siswa mendapatkan pemahamannya, siswa akan menganalisis dan menginterpretasi pengetahuan tersebut. Kemampuan menginterpretasi akan berkembang seiring dengan kemampuan siswa dalam hal memahami suatu pengetahuan. Kemampuan menginterpretasi adalah menciptakan suatu pengetahuan baru dari proses belajar yang meliputi kemampuan untuk; mengkritik, membuat analogi dan kiasan, menarik kesimpulan, membangun makna, menerjemahkan, dan berhipotesis (Brown, 2004: 16). Kemampuan menginterpretasi merupakan salah satu faktor untuk mengukur sejauh mana tingkat pemahaman seorang siswa selama proses belajar.
Melalui metode inkuiri siswa dapat mengembangkan kemampuan
menginterpretasi berdasarkan proses memahami dan menganalisis suatu pengetahuan baru. Seperti yang diungkapkan Brown (2004: 16-17) kemampuan memahami dibagi menjadi enam aspek kemampuan, yaitu menjelaskan, menginterpretasi, aplikasi, perspektif, empati, memeriksa diri. Pada kelompok kontrol, baik saat pretest maupun posttest jawaban yang diberikan siswa tidak jauh berbeda. Siswa hanya memberikan jawaban singkat tanpa memberikan penjelasan dan bukti-bukti yang menguatkan jawaban mereka. Pada pretest kelompok eksperimen jawaban siswa juga tidak jauh berbeda dengan pretest kelompok kontrol, namun pada saat posttest terjadi peningkatan pada jawaban siswa. Peningkatan jawaban yang diberikan siswa sangat beragam, sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing. Saat tanya-jawab pada kelompok eksperimen siswa juga sangat antusias. Pertanyaan siswa beragam serta menarik
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk dipecahkan bersama. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri mendorong siswa untuk berpikir kritis dalam menginterpertasi hasil pengamatan dan penyelidikan. Siswa yang belajar suatu pengetahuan
dengan
mencoba
langsung
atau
dengan
percobaan
akan
menumbuhkan rasa ingin tahu mereka dan puas dengan hasil belajar mereka. Berawal dari rasa ingin tahu, siswa akan terus berusaha mendapatkan jawaban dari masalah yang dipelajari. Rasa ingin tahu yang tinggi mendorong siswa untuk berpikir kritis. Dalam mengembangkan kemampuan menginterpretasi metode inkuiri
menggunakan
langkah-langkah
pembelajaran
meliputi;
orientasi
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, merumuskan kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan mengevaluasi hasil. Pada tahap merumuskan hipotesis kemampuan menginterpretasi siswa akan semakin berkembang dan optimal. Karena pada tahap merumuskan hipotesis siswa dituntun untuk memberikan hasil interpretasi mengenai rumusan masalah. Siswa menginterpretasi (menafsirkan) dugaan sementara (hipotesis) dari rumusan masalah. Saat merumuskan hipotesis siswa juga dapat bertukar pikiran dengan teman kelompok dengan berdiskusi. Hasil dari menginterpretasi (menafsirkan) hipotesis diharapkan memiliki landasan berpikir yang kokoh, oleh sebab itu peran guru pada tahap ini adalah mendorong siswa untuk merumuskan jawaban sementara
dengan
memberikan
berbagai
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengarahkan pada jawaban siswa yang bersifat rasional dan logis. 4.3
Dampak Pengaruh Perlakuan Dampak pengaruh perlakuan penggunaan metode inkuiri dapat dilihat
melalui triangulasi data peneliti. Triangulasi data diperoleh berdasarkan wawancara guru serta siswa baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Selama proses pembelajaran di kelas kontrol maupun kelas eksperimen, peneliti bertugas melakukan observasi terhadap pembelajaran yang berlangsung. Hal yang diamati selama proses pembelajaran yaitu keaktifan siswa, cara guru mengajar, serta kondisi kelas. Peneliti bersama rekan peneliti membagi tugas selama observasi. Dalam hal ini peneliti bertugas untuk observasi mengenai keaktifan siswa di kelas.
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan pengamatan peneliti pada kelompok kontrol, 17 September 2014, siswa cenderung kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari sedikitnya siswa yang mengangkat tangan saat guru mengajukan pertanyaan. Beberapa siswa juga asik mengobrol dengan teman sebangkunya saat guru menjelaskan mengenai materi “sifat-sifat cahaya”. Pada saat pembelajaran selesai, beberapa siswa menghampiri peneliti dan bertanya: “ Bu, ko kelas kita enggak praktikum kayak kelas sebelah sih Bu? Peneliti: memangnya kenapa? sama aja kan. Siswa: ya ga lah Bu, lebih enak praktikum dari pada cuman dengerin guru. Pokoknya lebih enak praktikum gitu Bu. Pada kelompok eksperimen, 16 September 2014 peneliti melihat siswa lebih antusias dan semangat dalam belajar. Hal ini terlihat dengan banyaknya siswa yang mengangkat tangan dan banyaknya siswa dalam mengajukan pertanyaan. Pertanyaan dan jawaban yang diberikan siswa juga cenderung kritis. Siswa 1: Bu, apa yang menyebabkan cahaya merambat lurus?. Siswa 2: Karena ada medium atau perantara. Bener ga Bu ?. Siswa juga terlihat sangat senang saat melakukan praktikum. Banyak siswa yang mengajukan pertanyaan selama proses praktikum. Siswa juga lebih berani maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil praktikum. Berdasarkan wawancara dengan guru IPA, pada 20 september 2014 menunjukkan bahwa siswa sangat senang belajar dengan menggunakan metode inkuiri pada saat pembelajaran IPA. Siswa menjadi lebih aktif, kritis dan mencari tahu permasalahannya dan memecahkan masalah dengan melakukan percobaan atau eksperimen secara berkelompok. Siswa juga melakukan diskusi bersama dan hasilnya sangat beragam sehingga semua ide-ide yang mereka dapatkan dituangkan semua kedalam lembar kerja yang sudah disediakan peneliti. Hal ini diperkuat dengan wawancara terhadap guru mitra
“ini pengalaman pertama kali
saya mengajar menggunakan metode inkuiri dan ternyata semua anak merasa senang dan sangat antusias Bu. Mungkin metode inkuiri ini bisa saya gunakan saat mengajar di kelas Bu, karena anak lebih aktif, kritis, mencari tahu jawaban sendiri dengan melakukan percobaan-percobaan secara berkelompok, mereka melakukan diskusi bersama sehingga jawaban-jawaban dari anak-anak itu
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
beragam, apa lagi ada media pembelajaran jadi anak lebih semangat belajar dan ke inginan untuk tahu, mencoba, bereksperimen sangat tinggi” (W.G.B 5-35). Pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan metode inkuiri sangat berbeda dengan kelas kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara guru mitra “perbedaannya sangat terlihat ya, kalau di kelas IVB anak-anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri, kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab tapi ya ada yang ditanya jawabnya ga tahu Bu!, boleh buka buku Bu?. Jelas beda sekali dengan kelas IVA anak-anaknya aktif. Secara nilai akademis kelas IVA terlihat lebih tinggi daripada yang kelas IVB” (W.G.B 3956). Melalui metode inkuiri siswa menjadi aktif dan tidak bosan selama pembelajaran, sedangkan dengan menggunakan metode ceramah, siswa lebih merasa bosan dan dan asik mengobrol dengan temannya. Peneliti juga melakukan wawancara pada 20 september 2014, dengan beberapa siswa baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa dari kelompok kontrol diperoleh hasil bahwa siswa merasa bosan dan sulit mengerti jika hanya melalui penjelasan guru. Hal ini ditunjukkan dengan wawancara dengan siswa Bs “ bosen Bu kalau disuruh mendengarkan aja, kalau ga buka buku besok juga udah lupa, sedangkan dengan Gd “biasa aja sih Bu, dari dulu emang kayak gitu ko, cuman dengerin guru nerangin, inget paling dikit Bu, sisanya ya lupa (W.S.B 16-27). Pada kelompok eksperimen siswa Ag menunjukkan bahwa siswa termotivasi ketika belajar dengan menggunakan metode inkuiri. Siswa Ag merasa terbantu ketika belajar sehingga belajar menjadi mudah. Hal ini ditunjukkan dengan wawancara dengan siswa Ag “senang, biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus sekarang bisa belajar sambil melakukan percobaan, aku juga senang bisa kerja kelompok dan diskusi bareng teman-teman”. Siswa Hen berkata “seneng, karena gampang dipelajari, gampang memahaminya juga, jadi ga gampang lupanya ” (W.S.B 3-14).
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode inkuiri siswa lebih merasa senang, termotivasi dalam belajar, dan membantu siswa dalam memahami materi, sedangkan dengan menggunakan metode ceramah siswa cenderung bosan dan sulit memahami materi.
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab IV akan membahas mengenai kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan menunjukkan hasil penelitian yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Bagian saran berisi saran bagi umum dan peneliti selanjutnya. 5.1
Kesimpulan
5.1.1
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menjelaskan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan pada uji selisih pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rerata skor yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol diperoleh M = 1,87, N = 43, SD = 0,63, SE = 0,09, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh M = 0,85, N = 39, SD = 0,48, SE = 0,78. Hasil Independent samples t-test uji selisih skor kemampuan menjelaskan menunjukkan bahwa t = -5,30; df = 80, dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menjelaskan. Untuk effect size pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah diperoleh pengaruh sebesar 8,26%, dengan r = 0,29, sehingga masuk dalam kategori menengah. Pada kelompok eksperimen diperoleh pengaruh sebesar 52,39% dengan r = 0,72, sehingga masuk dalam kategori besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan menjelaskan dibandingkan penggunaan metode ceramah.
5.1.2
Penggunaan
metode
inkuiri
berpengaruh
terhadap
kemampuan
menginterpretasi pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan pada uji selisih pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rerata skor yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan pada uji selisih pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol diperoleh nilai M = 0,47, N = 43,
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SD = 0,56, SE = 0,09, sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh M = 0,92, N = 39, SD = 0,85, SE = 0,13. Hasil Independent samples test uji selisih skor kemampuan menginterpretasi menunjukkan bahwa t = -2,87, df = 73, dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,00 (atau p < 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretestposttest. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menginterpretasi. Untuk effect size pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah diperoleh pengaruh sebesar 43,18% dengan r = 0,66, sehingga masuk dalam kategori besar. Pada kelompok eksperimen diperoleh pengaruh sebesar 54,92% dengan r = 0,74, sehingga masuk dalam kategori besar. Jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan menginterpretasi dibandingkan penggunaan metode ceramah. 5.2
Keterbatasan Penelitian
5.2.1
Guru belum menguasai langkah-langkah implementasi metode inkuiri, sehingga ada beberapa hal penting yang kurang mendapat penekanan dari guru.
5.2.2
Ruangan kelas yang sempit menyebabkan siswa kurang bebas dalam bergerak saat praktikum, padahal peneliti sudah membagi beberapa praktikum diluar ruangan, namun ada beberapa praktikum yang tidak bisa dilakukan di luar ruangan, sehingga peneliti menggunakan ruang kelas.
5.2.3
Pembuatan instrumen soal dan rubrik penilaian yang membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan instrumen soal dan rubrik penilaian yang berkualitas serta mudah dipahami siswa.
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.3 5.3.1
Saran Peneliti sebaiknya perlu memastikan dengan cermat apakah guru sebagai pelaksana pembelajaran sudah betul-betul menguasai langkah-langkah implementasi pembelajaran inkuiri.
5.3.2
Memastikan bahwa prasarana ruang kelas cukup memadai untuk mengimplementasikan pembelajaran.
5.3.3
Peneliti harus benar-benar menguasai instrumen soal yang digunakan agar dapat memperkirakan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang akan siswa berikan serta mengkonsultasikan pada ahli.
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR REFERENSI Amien, M. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan metode “discovery” dan “inquiry”. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Anderson, L, W., & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen; revisi taksonomi pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ariyono, A. (2012). Penerapan model kooperatif tipe bamboo dancing untuk meningkatkan pemahaman materi sistem pemerintahan pusat. Jurnal Didaktika Dwija Indria: jurnal.fkip.uns.ac.id. Vol 2, (No 2). Diakses pada 25 april 16.45 dari http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/27 Azwar, S. (2008). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset. Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston: Pearson Education Inc. Brown, J. L (2004). The understanding by design. Virginia: Beauregard St. Brown, John, L. (2004). Understanding by design. Virginia: Beauregard St. Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. Ragatz. (2014). Teacher reform in indonesia the role of politics and evidence in policy making. Washington DC: The World Bank. Cohen, L. (2007). Research methodes in education six editonal. London: Routleddge. Cresswell, J. (2012). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles: SAGE. Hanafi., & Suhana, C. (2012). Konsep strategi pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Kartina. (2013). Peningkatan hasil belajar sifat-sifat bangun ruang dengan menggunkan metode inkuiri di kelas IV SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar. Vol 1, No 1. Diakses pada 26 april 10.02 dari http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pgsd/article/view/183/0
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Khalid, T. (2010). An integrated inquiry activity in an elementary teaching methods classroom, Routledge; Taylor & Francis Group, 47, 29–34. doi: 10.1080/00368120903274019. Komalasari, K. (2011). Pembelajaran konseptual; konsep dan aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama. Krathwohl. D. R. (2004). Methods of educational and social science research, and intergreted approach (second edition). Illinois: Waveland Press. Kuswana, S. (2012). Taksonomi kognitif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Majid, A. (2013). Strategi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2006). Menjadi guru prefesional; menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Neuman, W. L. (2013). Metode penelitian sosial; pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: PT Indeks. Novianty, W., Rosilawati, I., & Efkar, T. (2013). Analisis kemampuan memberikan alasan dan menginterpretasi suatu pernyataan. Jurnal FKIP, 1, 4. Diakses pada 10 Juli, 2014, dari http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/index/search/titles?searchPage=3. OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Publishing. OECD. (2013). PISA 2012 results: what students know and can do-student performance in mathematics,reading and science (Volume I),. Turkey: PISA, OECD Publishing. Olson, S., Loucks, & Horsley. (2000). Inquiry and the national science education standards: A guide for teaching and learning, The National Academies; Advisers To The Nation on Science, Engineering, and Medicine, 0-30951895-4, 224, http://www.nap.edu/catalog/9596.html Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis: simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah. Yogyakarta: Gava Media. Salkind, J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia. Bandung: Nusa Media. Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana. Sarwono, J. (2012). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sintawati, Y (2012). Peningkatan kemampuan melakukan proses ilmiah dan prestasi belajar siswa tentang sifat-sifat cahaya melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas V SD Negeri Suryowijayan tahun ajaran 2011/2012. Skripsi PGSD USD. Diakses pada 3 april, pukul 20: 15), dari http://www.library.usd.ac.id/Data%20PDF/F.%20Keguruan%20dan%20Ilm u%20Pendidikan/Pendidikan%20Guru%20Sekolah%20Dasar/081134060_f ull.pdf Sochibin, A., Dwijayanti, P & Marwoto, P. (2009). Penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin untuk peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir kritis siswa SD. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia: 96-101. Diakses pada 3 april, pukul 19:05), dari http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPFI/article/viewFile/1017/927 Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012 a). Metode penelitian kombinasi (mixed methods). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012 b). Metode penelitian pendidikan, pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Suharman, M. (2005). Psikologi kognitif. Surabaya: Srikandi. Sukmadinata, N.S. (2008). Metode penelitian tindakan. Bandung: PT Remaja. Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Suyono, H. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Taniredja., & Harmianto. (2011). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2010). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya. Tunnicliffe, S., Ueckert, C. (2011) Early biology: the critical years for learning: Journal Of Biological Education, volume 45, number 4, http://dx.doi.org/10.1080/00219266.2010.548873
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uno, B., & Mohamad, N. (2012). Belajar dengan menggunakan pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Menarik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Uno, H. (2008). Model pembelajaran ; menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara. Widoyoko. E.P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiggins, G., & McTighe, J. (2011). The understanding by design. Virginia: Beauregard St. Wilke, R., William., & Straits. (2005). The american biology teacher; Practical advice for teaching inquiry-based science process skills in the biological sciences, ProQuest Biology Journals, 67, 534/ j. Nov/Dec Wolf, M., Laferriere, A. (2009). Crawl into inquiry-based learning: Snail For The South Slough National Estuarine Research Reserve, Vol. 46. Heldref Publications. Wulandari, B. E., Harlita., & Muzzayinah (2011). Implementasi hasil penelitian identifikasi fungi dalam tape talas (Colocasia esculenta) sebagai sumber belajar berupa modul pada pokok bahasan fungi terhadap keterampilan menginterpretasi data siswa kelas X SMA AL Islam 1 Surakarta. Jurnal pendidikan biologi: Vol 3, No 2. Diakses pada 28 april 20.45), dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/bio/article/view/1396 Zechmeister, J. S., E. B., & Shaughnessy. (2007). Metodologi penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Silabus Kelompok Kontrol
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Silabus Kelompok Eksperimen
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 RPP Kelompok Kontrol
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 RPP Kelompok Eksperimen
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Instrumen Soal Nama
:
Kelas
:
Pada malam hari Albert bersama keluarganya sedang asyik menonton televisi. Tiba-tiba listrik padam, kemudian ayah menyuruh Albert mengambil senter di dekat meja televisi. Albert menyalakan senter dan terlihat senter mengeluarkan cahaya, sehingga ruangan tersebut menjadi terang.
Gambar 1. Cahaya dari lampu senter
Bacalah cerita diatas dengan seksama, dan jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat ! 1. a.
Apa yang dimaksud dengan sumber cahaya? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
b
Menurut kamu, dari manakah sumber cahaya senter berasal ? Jelaskan! ........................................................................................................................
c.
Bagaimanakah arah rambatan berkas cahaya dari lampu senter tersebut? ........................................................................................................................
d.
Sebutkan minimal 4 contoh alat elektronik dengan berkas cahaya seperti lampu senter! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. a. Sebutkan sifat-sifat cahaya berdasarkan gambar di bawah ini!
Gambar A. Cahaya senter memantul
Gambar B. Cahaya memasuki celah-celah pada ruangan
Gambar C. Pensil terlihat patah
Gambar D. Wajah kita terlihat pada permukaan air
........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Sebutkan 4 macam benda yang tidak dapat ditembus cahaya! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Apakah cahaya pada lampu mobil merupakan contoh sifat cahaya merambat lurus? Berikan alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ d. Sebutkan minimal 4 contoh sifat cahaya berdasarkan kehidupan sehari hari yang menunjukkan bahwa cahaya merambat lurus! .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 3. Dari cerita di atas Albert menggunakan senter yang dapat memancarkan cahaya, sehingga ruangan menjadi terang.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
Selain senter yang dapat memancarkan cahaya, Sebutkan minimal 4 manfaat lain yang dapat di terapkan oleh cahaya! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
b.
Buatlah garis sinar senter yang menunjukkan cahaya merambat dengan lurus! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
c.
Kapan kamu menggunakan peralatan yang menunjukkan cahaya dapat merambat lurus dalam kehidupan sehari-hari? ........................................................................................................................
4.
a. Jelaskan, mengapa kita membutuhkan cahaya dalam kehidupan kita? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Rumah Riki juga gelap gulita karena listrik padam. Riki menyalakan senter dan mengarahkan cahaya senter ke cermin lalu tampak cahaya terpantul dari cermin. Dalam cerita tentang Albert di atas cahaya dari senter terarah lurus. Bandingkan persamaan dan perbedaan antara cahaya senter Albert dan Riki? ....................................................................................................................... ........................................................................................................................
5.
a. Jika temanmu memberikan saran kepada Albert agar menggunakan lilin untuk menerangi ruangan, bagaimana sikapmu ? ........................................................................................................................ b. Apakah kamu akan mendukung saran dari temanmu? Jelaskan 3 alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Bagaimana perasaanmu jika berada di situasi seperti Albert? Apa yang akan kamu lakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? Jelaskan alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. a. Apakah kamu menyadari bahwa sifat cahaya yang merambat lurus membantu
dapat manusia dalam kehidupan sehari-hari? Jelaskan 3
alasanmu! ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ b. Apa saja yang belum kamu pahami mengenai materi cahaya merambat lurus? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ c. Apa saja yang sudah kamu pahami mengenai materi cahaya merambat lurus? ........................................................................................................................ ........................................................................................................................
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal 1. a.
Apa yang dimaksud dengan sumber cahaya?
b
Menurut kamu, dari manakah sumber cahaya senter berasal ? Jelaskan!
c.
Bagaimanakah arah rambatan berkas cahaya dari lampu senter tersebut?
d.
Sebutkan minimal 4 contoh alat elektronik dengan berkas cahaya seperti lampu senter!
2. a. Sebutkan sifat-sifat cahaya berdasarkan gambar di bawah ini!
Gambar A. Cahaya senter memantul
Gambar B. Cahaya memasuki celah-celah pada ruangan
Gambar C. Pensil terlihat patah
Gambar D. Wajah kita terlihat pada permukaan air
b. Sebutkan 4 macam benda yang tidak dapat ditembus cahaya! c. Apakah cahaya pada lampu mobil merupakan contoh sifat cahaya merambat lurus? Berikan alasanmu! d. Sebutkan minimal 4 contoh sifat cahaya berdasarkan kehidupan sehari hari
yang
menunjukkan
bahwa
cahaya
merambat
lurus!
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
JAWAB: 1. a.
Sumber cahaya adalah semua benda yang dapat memancarkan cahaya (Pitriani dan Rahmatia, 2007: 42).
b.
Sumber cahaya senter berasal dari sumber cahaya buatan, karena sumber cahaya dari senter berasal dari benda lain (baterai) dan tidak berasal dari alam. Sumber cahaya alami adalah sumber cahaya yang tidak dibuat oleh manusia. Misalnya, benda luar angkasa (matahari, bintang, bulan, dll); hewan (kunang-kunang, dan beberapa ikan didasar laut yang dapat mengeluaran cahaya. Sumber cahaya buatan adalah sumber cahaya yang dibuat atau diproduksi oleh manusia. Misalnya: lampu (lampu listrik, minyak, dan lampu senter); cahaya proyektor, dll (Zuneldi, dkk, 2010, 56).
c. Arah rambatan berkas cahaya dari lampu senter adalah merambat lurus. d.
2. a.
Lampu (lampu belajar, lampu kenderaan bermotor, lampu tidur, lampu minyak, dll), televisi, laptop, handphone, proyektor, laser, komputer, dll).
Gambar A Gambar B Gambar C Gambar D
Cahaya dapat dipantulkan Cahaya dapat merambat lurus Cahaya dapat dibiaskan Cahaya dapat menembus benda bening
b.
1. Kardus 2. Meja
3. Batu 4. Kaleng
c.
Cahaya pada lampu mobil merupakan sifat cahaya merambat lurus, karena berkas cahayanya tampak merambat lurus atau arah rambatan pada cahaya mobil merambat lurus.
d. 1. Cahaya memasuki celah-celah kecil pada ruangan . 2. Saat lampu mobil dan lampu motor dinyalakan pada malam hari maka berkas cahayanya tampak merambat lurus. 3. Cahaya lampu berkas cahayanya tampak merambat lurus. 4. Pada saat kita berada di bawah sinar matahari atau cahaya lampu, bayangan kita sama dengan aslinya.
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Hasil Expert Judgement Expert Judgement No Soal
Validator 1
2
3
Komentar
Rerata
1a
3
4
3
3,33
1b
4
3
4
3,66
1c
4
4
4
4
1d
4
4
3
3,66
2a
3
4
4
3,66
2b
4
4
4
4
2c
4
4
4
4
2d
4
4
3
3,66
Validator 1 Sudah baik, soal sudah sesuai dengan indikator, hanya saja kunci jawaban dilengkapi lagi. Validator 2 Baik, soal dan kunci jawaban sudah sesuai. Validator 1 Saran: Menurut kamu, dari manakah sumber cahaya senter berasal? Jelaskan. Validator 2 Berikan referensi kunci jawabannya. Validator 3 Cantumkan referensi kunci jawaban
Validator 1 Sudah baik, soal dan kunci jawaban sudah sesuai Validator 2 Sesuai dengan indikator Validator 1 Berikan keterangan gambar Validator 2 Sudah baik
Validator 1 Lebih diperjelas lagi tujuan dari soal tersebut
SILABUS No 1 2 3 4 5 6 7
Komponen Penilaian Kelengkapan komponen silabus Kesesuaian antara KI, KD, dan indikator Kesistematisan langkah-langkah pembelajaran Kesesuaian alokasi waktu dengan materi ajar dan langkah-langkah pembelajaran Kelengkapan sumber belajar yang digunakan Kesesuaian teknik penilaian dengan indikator Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Total
Skor (1-4) 4 4 4
Saran Sesuai Sesuai Sesuai
4
Sesuai
4 3 4 27
Lengkap Cukup Sudah baik
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
RPP No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Komponen Penilaian Kelengkapan komponen RPP Kesesuaian antara KI, KD, dan indikator Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator Kesesuaian materi ajar dengan KI dan KD Ketepatan pemilihan metode pembelajaran Tingkat kesesuaian langkah-langkah pembelajaran dengan indikator, tujuan, dan metode Kesesuaian penilaian dengan indikator yang akan dicapai Kelengkapan sumber belajar yang digunakan Kesesuaian media pembelajaran dengan materi ajar Kelengkapan instrumen penilaian Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Total
Skor (1-4) 4 4
Saran Sesuai Sesuai
4
Sesuai
4 4
Sesuai Lengkap
3
Cukup
4
Sudah baik
4 4 3 4 27
Sudah lengkap Sesuai Cukup lengkap Sudah baik
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Uji Validitas Soal Total Total
Item1
Item2
Item3
Item4
Item5
Item6
Item7
Item8
Item9
Item10
Item11
Item12
Item13
Item14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
83 ,318**
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
83 ,385**
Item15
Item16
,003 83 ,295**
Item17
,007 83 ,241*
Item18
,028 83 ,322**
Item19
,003 83 ,277*
Item20
,011 83 ,277*
Item21
,011
Item22
Item23
,000 83 ,307** ,005 83 ,221* ,045 83 ,219
*
Item24
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
,613** ,000 83 ,613** ,000 83 ,616** ,000 83 ,604** ,000 83 ,661** ,000 83 ,696** ,000 83 ,443** ,000 83 ,377** ,000 83 ,504** ,000 83 ,541** ,000 83
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,047 83 ,349** ,001 83 ,349** ,001 83 ,489** ,000 83 ,489** ,000 83
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 Uji Realibilitas Soal Case Processing Summary Valid Cases
Excluded
a
N
%
83
100,0
0
,0
Total 83 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,803
24
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya Merambat Lurus Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya merambat lurus. Alat dan bahan: 1. Lampu senter satu buah 2. Karton berwarna gelap dua buah berbentuk persegi dengan ukuran yang sama. 3. Penyangga karton Langkah-langkah kegiatan : 1. Buatlah lubang di tengah-tengah karton tersebut. 2. Tegakkan kedua karton tersebut dengan penyangga karton yang terbuat dari karton tebal dalam satu garis lurus (gunakan penggaris panjang untuk mengatur posisinya agar lurus). 3. Arahkan lampu senter ke lubang karton pertama. 4. Geserlah karton kedua, amati apakah cahaya senter tampak di dinding tembok.
5. Amatilah perambatan cahaya yang terjadi. 6. Tuliskan hasil pengamatanmu !
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya Menembus Benda Beninng Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya dapat menembus benda bening. Alat dan bahan: 1. Sebuah lampu senter 6. Batu 2. Gelas kaca bening 7. Karton 3. Gelas kaca berwarna cokelat 8. Kardus 4. Plastik tipis bening 9. Meja 5. Kaleng Langkah-langkah kegiatan : 1. Letakkan benda-benda tersebut di atas meja! 2. Nyalakan lampu senter! 3. Sinari dengan lampu senter masing-masing benda tersebut! 4. Tulislah hasil pengamatanmu pada lembar berikut! No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nama Benda
Tembus cahaya/ Tidak
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya dapat Dipantulkan Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya dapat dipantulkan. Alat dan bahan: 1. Lampu senter yang kecil satu buah 2. Cermin satu buah 3. Karton berwarna hitam satu buah 4. Triplek 5. Tegel keramik satu buah Langkah-langkah kegiatan : 1. Letakkan cermin datar di atas meja. Kemudian sorotkan lampu senter ke cermin dengan posisi miring. Amati cahaya pantulnya.
2. Ulangi langkah nomor 1 di atas dengan mengganti cermin dengan tripleks, karton hitam, dan tegel keramik. Amati cahaya pantulnya dari masing-masing benda tersebut. (Lakukan percobaan ditempat gelap).
3. Tuliskan hasil pengamatanmu !
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lakukanlah percobaan dibawah ini! Cahaya dapat di Biaskan Mari kita lakukan kegiatan sederhana berikut ini. Tujuan: Membuktikan sifat cahaya dapat di biaskan Alat dan bahan: 1. Gelas 2. Air 3. Pensil Langkah-langkah kegiatan : 1. Masukkan pensil kedalam gelas berisi air. 2. Amati pensil dari sisi samping luar gelas, Bagaimana kenampakan dan besarnya pensil dibanding aslinya
3. Tuliskan hasil pengamatanmu !
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Pretest Kelas Kontrol
Memberi contoh
1 3 1 1 2 1 2 2 1 1 3 1 1 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 1 3 2 2 3 1 3 1 1 2 1
2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 1 2 3 2 3 2 1 3 3 2 1 2 3 3 2 2
1,50 2,50 1,50 2,50 2,00 1,00 2,25 1,75 1,50 1,25 1,75 1,75 1,75 1,50 1,25 1,50 1,50 1,25 1,50 1,75 1,75 1,50 1,75 1,25 2,00 2,00 1,75 1,25 1,25 2,50 2,25 2,25 1,25 1,50 2,25 1,75 2,50 1,50 2,00 1,50 1,50 1,75 1,50
Menceritakan
Memperkirakan
1 3 2 3 1 1 3 3 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 1 2 1 3 2 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1
Memberi ilustrasi
Menunjukkan
2 3 1 3 3 1 3 1 3 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 1
Rerata
Mengkritisi
Menjelaskann 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Menginterpretasi Indikator Menginterpretasi
Menjelaskan Indikator
No Resp
2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1
2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2
1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1
1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 1 2 2 1 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 3 1 1 3 1 2
Rerata
1,50 1,50 1,50 1,25 1,50 1,50 1,50 2,00 1,50 1,50 2,00 1,25 1,25 1,25 1,50 1,75 1,75 1,25 2,25 1,25 1,25 1,25 2,00 1,75 1,50 1,25 1,75 1,00 1,25 1,75 1,50 1,75 1,75 1,25 1,75 1,50 1,25 1,75 1,25 1,25 1,75 1,50 1,50
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest Kelas Eksperimen
Memberi contoh
2 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 3 1 3 2 3 2 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 2 1 3 1 2 2 2 3 1 3 2 1
3 4 3 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 1 4 2 2 2 2 1 3 3 1 2 1
2,25 2,00 2,00 1,50 1,25 1,25 2,00 1,25 1,50 1,75 2,00 1,75 1,75 1,50 1,75 2,75 1,75 1,50 1,50 1,25 2,00 1,50 1,50 1,75 1,50 1,25 1,75 1,25 2,25 1,75 1,50 1,75 2,50 1,50 2,25 1,75 2,50 2,25 2,00
Menceritakan
Memperkirakan
2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 4 2 2 2 4 2 2
Memberi ilustrasi
Menunjukkan
2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1 1 3 1 2 1 2 3 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 4
Rerata
Mengkritisi
Menjelaskann 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Menginterpretasi Indikator Menginterpretasi
Menjelaskan Indikator
No Resp
3 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2
2 1 1 1 1 1 3 1 1 4 1 1 3 1 4 2 1 1 2 3 1 1 3 1 1 2 3 1 1 2 2 3 1 1 3 1 2 1 3
1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 3 1 1 2 1 2 1 1 1 3 1 2 1 3
3 1 1 3 3 2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 3 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 1 2 3 1 2 1 1 2 3 3
Rerata
2,25 1,00 1,00 1,75 2,25 1,50 2,00 1,00 1,25 1,75 1,25 2,00 1,75 1,25 2,25 1,50 1,75 1,50 2,00 1,75 1,75 1,50 1,50 1,25 1,25 2,00 2,25 1,25 1,50 1,25 1,75 2,25 1,00 1,25 2,50 1,00 2,00 1,50 2,75
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest I Kelas Kontrol
1,75 1,5 2 1,5 2 1,5 2,75 1 1,75 2,5 2,75 1,5 2 1,75 1,5 1,5 2 1,5 1,5 2,25 2,5 2 2,25 2,25 1,5 2 2,75 2,75 2,25 1,5 2,5 1,75 1,5 2,5 2,25 1 1,5 2,25 2 1,75 1,5 1,5 1,25
Menceritakan
3 2 2 3 1 1 1 1 1 4 2 1 2 1 1 1 1 2 3 3 4 3 1 3 3 2 3 3 2 1 2 1 1 1 1 1 2 4 2 2 1 1 1
Memberi ilustrasi
1 1 4 1 3 1 4 1 2 4 4 2 3 3 1 1 3 1 1 2 2 1 3 2 1 3 4 3 3 1 3 3 1 4 3 1 1 1 2 2 1 3 1
Mengkritisi
1 2 1 1 3 3 3 1 3 1 3 2 2 1 3 3 2 2 1 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 1 2 3 2 3 1 2
Rerata
Menginterpretasi
Memberi contoh
2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1
Memperkirakan
Menjelaskann 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Menginterpretasi Indikator
Menunjukkan
Menjelaskan Indikator
No Resp
2 2 3 3 3 1 1 1 3 1 2 3 3 2 1 3 2 1 1 2 2 1 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 3 1 2 2 3 3 2 1 1 3 3
1 3 2 2 1 3 1 3 2 3 2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 3
1 3 2 2 3 3 2 1 1 3 1 1 3 3 1 1 2 2 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 1 3 2
2 1 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 1 2 2 4 2 2 1 2 3 3 2 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 2 4
Rerata
1,50 2,25 2,25 2,50 2,25 2,00 1,25 1,50 1,75 2,00 1,50 1,75 2,00 2,75 1,25 1,75 1,75 1,25 1,75 2,00 2,75 1,75 2,25 1,50 2,25 2,25 2,00 2,25 2,00 2,00 2,50 2,00 1,75 1,50 2,00 2,50 2,00 2,25 2,25 2,00 1,50 2,50 3,00
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest I Kelas Eksperimen
Memberi contoh
4 4 4 1 3 1 4 4 1 4 4 1 3 1 3 3 4 2 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3
2 1 4 1 3 1 2 1 1 1 3 4 3 1 1 2 2 3 1 1 3 1 3 3 2 2 2 1 4 1 2 1 2 2 1 4 2 3 3
2,75 1,75 3,75 2 2 1,75 2,75 2,5 2 1,75 3,5 3 3,25 1,75 2,75 2,75 2,75 2,75 2,25 2,5 3,25 2,5 2,75 2,5 2 1,75 2,75 2,25 3,5 3 1,75 2,5 3,25 3,25 2,5 3,25 3,25 2,75 2,75
Menceritakan
Memperkirakan
4 1 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 1 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4
Memberi ilustrasi
Menunjukkan
1 1 3 2 1 1 1 1 2 1 3 3 3 1 3 2 1 4 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 3 4 1 1 3 3 1 1 3 1 1
Rerata
Mengkritisi
Menjelaskann 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Menginterpretasi Indikator Menginterpretasi
Menjelaskan Indikator
No Resp
3 4 2 2 4 2 3 1 4 1 1 2 3 4 1 4 2 4 1 1 4 1 3 2 2 3 2 3 2 4 2 2 3 3 2 2 4 3 2
3 2 4 4 1 2 4 1 4 4 3 4 2 4 1 4 2 4 4 1 4 1 3 2 3 3 2 3 4 4 1 3 3 3 3 2 4 1 4
3 3 1 1 3 1 4 1 3 1 2 4 3 2 1 3 1 3 1 1 3 1 2 2 2 3 2 4 2 2 3 4 1 3 1 4 2 4 4
4 1 3 4 1 4 2 1 3 1 2 1 4 2 1 3 3 4 1 2 2 2 2 4 4 3 4 3 2 3 2 2 4 3 3 4 1 3 3
Rerata
3,25 2,5 2,5 2,75 2,25 2,25 3,25 1 3,5 1,75 2 2,75 3 3 1 3,5 2 3,75 1,75 1,25 3,25 1,25 2,5 2,5 2,75 3 2,5 3,25 2,5 3,25 2 2,75 2,75 3 2,25 3 2,75 2,75 3,25
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest II Kelas Kontrol
Memberi contoh
1 3 1 2 1 1 3 1 2 2 3 1 2 4 3 2 2 4 1 2 1 2 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 2
2 1 3 3 2 1 4 1 1 2 1 2 3 1 2 1 3 2 2 4 1 2 1 2 1 3 1 2 2 3 3 3 1 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3
1,50 2,25 1,75 2,00 1,75 1,50 2,50 1,00 1,50 1,75 2,00 1,50 2,50 2,25 2,25 1,25 2,50 2,75 1,50 2,50 1,50 1,50 1,50 2,00 1,50 2,00 2,00 1,75 1,25 1,50 1,75 1,50 2,00 1,75 1,25 1,75 1,50 2,00 1,00 1,50 1,50 1,25 2,25
Menceritakan
Memperkirakan
2 3 2 1 3 3 2 1 1 1 2 2 3 3 3 1 4 3 1 3 3 1 2 3 3 3 4 1 1 1 2 1 2 2 1 2 3 1 1 3 3 2 3
Memberi ilustrasi
Menunjukkan
1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1
Rerata
Mengkritisi
Menjelaskann 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Menginterpretasi Indikator Menginterpretasi
Menjelaskan Indikator
No Resp
1 1 2 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 3 3 1 1 2
3 1 2 1 3 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 1 1 3 1 3 1
2 2 1 3 1 2 3 1 1 3 1 2 1 2 4 2 2 1 2 1 3 1 3 1 2 1 4 1 2 2 3 1 3 1 2 2 2 3 2 1 3 1 1
3 2 2 1 1 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 3 1 2 1 1 1 2 3 1 2 1 3 1 3 1 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 1 3
Rerata
2,25 1,5 1,75 1,5 1,5 1,5 2,25 1 2 2 1,5 1,75 1,5 1,5 2,5 1,5 2,25 1,25 2 1 1,75 1 2,5 1,5 1,25 1,25 1,75 2 1,25 1,75 2 1,5 1,75 1,5 1,75 2,25 1,75 1,5 2 2 1,75 1,5 1,75
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest II Kelas Eksperimen
Memberi contoh
4 2 2 2 2 3 4 4 1 1 2 1 1 1 3 4 4 2 1 1 4 4 2 2 1 2 1 4 4 2 1 2 2 2 3 4 3 2 3
4 3 4 1 2 1 1 1 2 1 2 4 3 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 1 2
3 2,25 2,5 1,75 2 1,75 2,25 2,25 1,75 1,5 2,25 2,75 2 1,25 2 2,5 2,5 2,25 1,5 1,75 2,5 2,5 2 2,25 1 1,5 1,5 2,5 2,75 2,5 1,75 2 3 2,25 1,75 2,5 2,5 1,75 2,5
Menceritakan
Memperkirakan
3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4
Memberi ilustrasi
Menunjukkan
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 4 2 1 1 2 1 1
Rerata
Mengkritisi
Menjelaskann 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Menginterpretasi Indikator Menginterpretasi
Menjelaskan Indikator
No Resp
1 1 1 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 1 4 2 2 1 1 1 1 2 2 1 4 1 4 2 4 1 1 4 3 1 2 2 1 2
1 2 1 3 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 4 1 3 2 4 2 1 2 4 1 2 4 4 2
3 1 1 2 3 1 2 3 1 4 3 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 3 1 2 1 1 1 2 3 1 2 4 3 2 3 1 4 1
3 1 1 2 2 1 2 3 1 2 3 2 2 1 2 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 3 2 2 2 1 3 2 3 2 3 1 1 4 3
Rerata
2,00 1,25 1,00 2,50 2,25 1,50 2,00 2,50 1,25 2,25 2,50 1,75 2,25 1,50 1,25 2,50 1,50 2,00 1,25 1,50 1,00 1,50 2,00 1,50 1,25 3,00 1,25 2,50 2,00 3,00 1,75 1,50 3,25 3,00 1,75 2,00 2,00 3,25 2,00
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13 Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Menjelaskan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKon Menjel
Pos1 Kon Menjel
SelKon Menjel
Pos2 Kon Menjel
PreEks Menjel
Pos1Eks Menjel
SelEks Menjel
Pos2Eks Menjel
43
43
43
43
39
39
39
39
17,093
18,953
-0,1744
17,674
17,628
26,090
0,8974
21,218
0,6233
0,42746
0,38452
0,56427
0,56113
0,47251
N Mean Normal Parametersa,b
Std. Deviation
0,40063 0,47632
Absolute
0,188
0,192
0,153
0,199
0,18
0,137
0,12
0,147
Positive
0,188
0,192
0,153
0,199
0,18
0,119
0,12
0,118
Negative
-0,103
-0,134
-0,126
-0,126
-0,093
-0,137
-0,089
-0,147
Kolmogorov-Smirnov Z
1,231
1,260
1,003
1,307
1,124
0,856
0,748
0,92
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,097
0,084
0,267
0,066
0,16
0,456
0,63
0,366
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 14 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menjelaskan Group Statistics
PreKonEksMenjel
Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pretest Kontrol Menjelaskan
43
17,093
0,40063
0,0611
Pretest Eksperimen Menjelaskan
40
34,375
1,059,840
167,575
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
PreKon Eks Menjel
Equal variances assumed Equal variances not assumed
3,679
Sig.
0,059
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Std. Mean Error Difference Differe nce
95% Confidence Interval of the Difference Lower
-1,069
81
0,288
-172,820
161,674
-494,499
-1,031
39,104
0,309
-172,820
167,687
-511,970
Upper 148,860
166,330
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Group Statistics
Kelompok
SelKonPos Menjel
Selisih Kontrol Menjelaskan Selisih Eksperimen Menjelaskan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
43
0,186
0,627
0,09562
39
0,8462
0,48536
0,07772
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
SelKon Pos Menjel
Equal variances assumed
1,208
Sig.
0,275
Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean Differenc e
Std. Error Differenc e
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
-5,291
80
0
-0,66011
0,12475
-0,90838 -0,41184
-5,357
78,135
0
-0,66011
0,12322
-0,90541
-0,4148
Lampiran 16 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest-Posttest Kemampuan Menjelaskan Per-Indikator Paired Samples Statistics
Pair 1
PreKonMenjel PosKonMenjel
Mean 1,5814 1,3256
N 43 43
Std. Deviation ,82325 ,52194
Std. Error Mean ,12554 ,07960
Pair 2
PreKonMenun PosKonMenun PreKonMemper PrePosMemper PreKonMember PrePosMember PreEksMenjel PosEksMenjel PreEksMenun PosEksMenun PreEksMemper PosEksMemper PreEksMember PosEksMember
1,6744 2,2326 1,7674 2,1395 1,8140 1,8837 1,5897 1,7949 1,8205 3,4615 1,7436 3,1282 1,8974 2,0513
43 43 43 43 43 43 39 39 39 39 39 39 39 39
,74709 ,86842 ,75078 1,12507 ,76394 ,98099 ,78532 1,00471 ,68333 1,12029 ,78532 1,05580 ,85208 1,02466
,11393 ,13243 ,11449 ,17157 ,11650 ,14960 ,12575 ,16088 ,10942 ,17939 ,12575 ,16906 ,13644 ,16408
Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Correlations Pair 1
PreKonMenjel & PosKonMenjel
N 43
Correlation ,269
Sig. ,081
Pair 2
PreKonMenun & PosKonMenun
43
-,174
,264
Pair 3
PreKonMemper & PrePosMemper
43
,180
,247
Pair 4
PreKonMember & PrePosMember
43
-,125
,425
Pair 5
PreEksMenjel & PosEksMenjel
39
,191
,245
Pair 6
PreEksMenun & PosEksMenun
39
,180
,273
Pair 7
PreEksMemper & PosEksMemper
39
,072
,661
Pair 8
PreEksMember & PosEksMember
39
,187
,254
Paired Samples Test
Mean
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
PreKonMenjel PosKonMenjel PreKonMenun PosKonMenun PreKonMemper PrePosMemper PreKonMember PrePosMember PreEksMenjel PosEksMenjel PreEksMenun PosEksMenun PreEksMemper PosEksMemper PreEksMember PosEksMember
Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
,25581
,84777
,12928
-,00509
,51672
1,979
42
,054
-,55814
1,24024
,18914
-,93983
-,17645
-2,951
42
,005
-,37209
1,23488
,18832
-,75213
,00795
-1,976
42
,055
-,06977
1,31648
,20076
-,47492
,33538
-,348
42
,730
-,20513
1,15119
,18434
-,57830
,16804
-1,113
38
,273
-1,64103 1,20279
,19260
-2,03092 -1,25113 -8,520
38
,000
-1,38462 1,26938
,20326
-1,79610
-,97313
-6,812
38
,000
-,15385
,19278
-,54411
,23642
-,798
38
,430
1,20391
Total Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonMenjel
17,093
43
0,40063
0,0611
Pos1KonMenjel
18,953
43
0,47632
0,07264
PreEksMenjel
17,628
39
0,38452
0,06157
Pos1EksMenjel
26,090
39
0,56427
0,09036
Correlation -,015 ,532
Sig.
Paired Samples Correlations N Pair 1 Pair 2
PreKonMenjel & Pos1KonMenjel PreEksMenjel & Pos1EksMenjel
43 39
,924 ,000
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 Pair 2
PreKonMenjel Pos1KonMenjel PreEksMenjel Pos1EksMenjel
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-,18605
,62700
,09562
-,37901
-,84615
,48536
,07772
-1,00349
t
df
Sig. (2tailed)
,00692
-1,946
42
,058
-,68882
-10,887
38
,000
Lampiran 17 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Kelompok Kontrol
Pair 1
Pair 1
Pos1KonMenjel PreKonMenjel
Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation 1,8953 43 ,47632 1,7093 43 ,40063
Paired Samples Correlations N Pos1KonMenjel & PreKonMenjel 43
Mean Pair 1
Pos1KonMenjel PreKonMenjel
r=
,18605
Std. Error Mean ,07264 ,06110
Correlation -,015
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper ,62700
,09562
-,00692
,37901
Sig. ,924
t
df
Sig. (2tailed)
1,946
42
,058
R2= (0,28756)2 = 0,08269 Persentase efek: 0,08269 x 100 % = 8,26 %
= 0,28756
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Eksperimen Pair 1
Pair 1
Mean 2,6090 1,7628
Pos1EksMenjel PreEksMenjel
Pos1EksMenjel PreEksMenjel
,84615
Std. Deviation ,56427 ,38452
39 39
Paired Samples Correlations N Pos1EksMenjel & PreEksMenjel 39
Mean
Pair 1
N
Correlation ,532
Std. Error Mean ,09036 ,06157
Sig. ,000
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper ,48536
,07772
,68882
1,00349
t
df
Sig. (2tailed)
10,887
38
,000
R2= (0,72387)2 = 0,52399
r=
Persentase efek: 0,52399 x 100 % = 52,39 %
= 0,72387 Lampiran 18 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menjelaskan Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Mean 1,8953 1,7674 2,6090 2,1218
Pos1KonMenjel Pos2KonMenjel Pos1EksMenjel Pos2EksMenjel
N 43 43 39 39
Std. Deviation ,47632 ,42746 ,56427 ,47251
Std. Error Mean ,07264 ,06519 ,09036 ,07566
Paired Samples Correlations
Pair 1 Pair 2
N 43 39
Pos1KonMenjel & Pos2KonMenjel Pos1EksMenjel & Pos2EksMenjel
Correlation ,177 ,652
Sig. ,255 ,000
Paired Samples Test
Mean Pair 1 Pair 2
Pos1KonMenjel Pos2KonMenjel Pos1EksMenjel Pos2EksMenjel
Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
,12791
,58088
,08858
-,05086
,30667
1,444
42
,156
,48718
,44035
,07051
,34443
,62993
6,909
38
,000
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 19 Uji Normalitas Kemampuan Menginterpretasi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKon Pos1Kon SelKon Pos2Kon PreEks Pos1Eks SelEks Pos2Eks Menginter Menginter Menginter Menginter Menginter Menginter Menginter Menginter N
43
43
43
43
39
39
39
39
Mean Normal a,b Std. Parameters Deviation Absolute Most Extreme Positive Differences Negative Kolmogorov-Smirnov Z
1,5174
1,9942
,4767
1,6977
1,6474
2,5705
,9231
1,9487
,26945
,41722
,55317
,37622
,45782
,69051
,84712
,62350
,200 ,200 -,137 1,313
,133 ,122 -,133 ,875
,131 ,101 -,131 ,860
,165 ,165 -,137 1,085
,141 ,141 -,087 ,878
,152 ,086 -,152 ,947
,100 ,069 -,100 ,626
,149 ,149 -,082 ,929
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
,064
,428
,450
,190
,423
,331
,828
,354
Lampiran 20 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menginterpretasi Group Statistics
PreKonEksMenginter
Kelompok Pretest Kontrol Menginterpretasi Pretest Eksperimen Menginterpretasi
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
43
1,5174
,26945
,04109
39
1,6474
,45782
,07331
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence Sig. Mean F
Sig.
t
df
Std. Error
Interval of the
(2Difference Difference
Difference
tailed) Lower
Upper
Equal variances PreKonEks
assumed
Menginter
Equal variances not
14,159
,000
-1,584
80
,117
-,12999
,08205
-,29328
,03329
-1,547
60,248
,127
-,12999
,08404
-,29809
,03810
assumed
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 21 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Pretest Kemampuan Menginterpretasi Group Statistics Kelompok Selisih Kontrol Menginterpretasi Selisih Eksperimen Menginterpretasi
SelKonPosMenginter
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
43
0,4702
0,5582
0,08613
39
0,9231
0,84712
0,13565
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
SelKon Pos Menjel
Equal variances assumed
1,208
Equal variances not assumed
Sig.
,275
t-test for Equality of Means
t
df
95% Confidence Interval of the Difference
Mean Sig. (2Differenc tailed) e
Std. Error Differe nce
Lower
Upper
-5,291
80
,000
-,66011
,12475
-,90838
-,41184
-5,357
78,135
,000
-,66011
,12322
-,90541
-,41480
Lampiran 22 Uji Kenaikan Rerata Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menginterpretasi Per-Indikator Paired Samples Statistics
Pair 1
Pair 2
Pair 3
Pair 4
Pair 5
Pair 6
Pair 7
Pair 8
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonMenginter
1,3488
43
,48224
,07354
PosKonMenginter
2,0698
43
,82794
,12626
PreKonMeng
1,6977
43
,51339
,07829
PosKonMeng
1,8140
43
,76394
,11650
PreKonMember
1,4186
43
,54478
,08308
PosKonMember
2,0465
43
,78539
,11977
PreKonMencer
1,6047
43
,65971
,10060
PosKonMencer
2,0465
43
,87160
,13292
PreEksMenginter
1,4872
39
,64367
,10307
PosEksMenginter
2,5128
39
1,04810
,16783
PreEksMeng
1,7436
39
,96567
,15463
PosEksMeng
2,8462
39
1,13644
,18198
PreEksMember
1,5128
39
,72081
,11542
PosEksMember
2,3333
39
1,10818
,17745
PreEksMencer
1,8462
39
,77929
,12479
PosEksMencer
2,5897
39
1,09347
,17510
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreKonMenginter & PosKonMenginter
43
-,420
,005
Pair 2
PreKonMeng & PosKonMeng
43
-,147
,347
Pair 3
PreKonMember & PosKonMember
43
-,158
,312
Pair 4
PreKonMencer & PosKonMencer
43
,240
,121
Pair 5
PreEksMenginter & PosEksMenginter
39
,049
,767
Pair 6
PreEksMeng & PosEksMeng
39
-,013
,938
Pair 7
PreEksMember & PosEksMember
39
,044
,791
Pair 8
PreEksMencer & PosEksMencer
39
,017
,920
Paired Samples Test Paired Differences
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
PreKonMenginter PosKonMenginter PreKonMeng PosKonMeng PreKonMember PosKonMember PreKonMencer PosKonMencer PreEksMenginter PosEksMenginter PreEksMeng PosEksMeng PreEksMember PosEksMember PreEksMencer PosEksMencer
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
t
df
Sig. (2tailed)
-,37636
-4,222
42
,000
-,41818
,18563
-,777
42
,441
,15617
-,94307
-,31274
-4,021
42
,000
,95873
,14620
-,73691
-,14681
-3,022
42
,004
1,20279
,19260
-1,41554
-,63574
-5,325
38
,000
1,50079
,24032
-1,58906
-,61607
-4,588
38
,000
-,82051
1,29517
,20739
-1,24036
-,40067
-3,956
38
,000
-,74359
1,33215
,21332
-1,17542
-,31176
-3,486
38
,001
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
-,72093
1,11964
,17074
-1,06551
-,11628
,98099
,14960
-,62791
1,02407
-,44186 1,02564 1,10256
Total Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Pair 2
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKonMenginter
1,5174
N 43
,26945
,04109
Pos1KonMenginter
1,9942
43
,41722
,06363
PreEksMenginter
1,6474
39
,45782
,07331
Pos1EksMenginter
2,5705
39
,69051
,11057
Paired Samples Correlations
Pair 1 Pair 2
PreKonMenginter & Pos1KonMenginter PreEksMenginter & Pos1EksMenginter
N 43 39
Correlation -,264 -,049
Sig. ,087 ,765
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Paired Samples Test Paired Differences
PreKonMenginter Pos1KonMenginter PreEksMenginter Pair 2 Pos1EksMenginter Pair 1
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
-,47674
,55317
,08436
-,64698
-,92308
,84712
,13565
-1,19768
t
df
Sig. (2tailed)
-,30650
-5,651
42
,000
-,64847
-6,805
38
,000
Lampiran 23 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Kelompok Kontrol Paired Samples Statistics Mean 1,9942 1,5174
Pos1KonMenginter PreKonMenginter
Pair 1
N 43 43
Std. Deviation ,41722 ,26945
Std. Error Mean ,06363 ,04109
Paired Samples Correlations
Pair 1
Pos1KonMenginter & PreKonMenginter
N
Correlation
Sig.
43
-,264
,087
Paired Samples Test
Mean Pair 1
Pos1KonMenginter PreKonMenginter
r=
,47674
Paired Differences 95% Confidence Interval of Std. Std. the Difference Error Deviation Mean Lower Upper ,55317
,08436
,30650
,64698
t
df
Sig. (2tailed)
5,651
42
,000
R2= (0,65719)2 = 0,43189 Persentase efek: 0,43189 x 100 % = 43,18%
= 0,65719
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kelompok Eksperimen Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean 1,6474 2,5705
Pos1EksMenginter PreEksMengeinter
N 39 39
Std. Deviation ,45782 ,69051
Std. Error Mean ,07331 ,11057
Paired Samples Correlations
Pair 1
Pos1EksMenginter & PreEksMengeinter
N
Correlation
Sig.
39
-,049
,765
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std.
Std. Error
Interval of the
Deviation
Mean
Difference
Mean
Lower
Upper
-1,19768
-,64847
Sig. (2t
df tailed)
Pos1EksMenginter Pair 1
-,92308
,84712
,13565
-6,805
38
,000
PreEksMengeinter
r =
R2= (0,74112)2 = 0,54925 Persentase efek: 0,54925 x 100 % = 54,92%
= 0,74112
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 24 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menginterpretasi Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2
Mean 1,9942 1,6977 2,5705 1,9487
Pos1KonMenginter Pos2KonMenginter Pos1EksMenginter Pos2EksMenginter
Std. Deviation ,41722 ,37622 ,69051 ,62350
N 43 43 39 39
Std. Error Mean ,06363 ,05737 ,11057 ,09984
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
Pos1KonMenginter & Pos2KonMenginter
43
-,040
,799
Pair 2
Pos1EksMenginter & Pos2EksMenginter
39
,230
,159
Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Sig. (2Std.
Std. Error
Interval of the
Deviation
Mean
Difference
t
df tailed)
Mean Lower
Upper
Pos1KonMenginter Pair 1
,29651
,57284
,08736
,12022
,47280
3,394
42
,002
,62179
,81691
,13081
,35698
,88661
4,753
38
,000
Pos2KonMenginter Pos1EksMenginter Pair 2 Pos2EksMenginter
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 25 Transkip Wawancara Guru Baris 1 5 8
11
28
32
Wawancara P : Bagaimana tanggapan ibu mengenai pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran IPA? G: Metode inkuiri ini bisa saya gunakan saat mengajar di kelas Bu, anak-anak bisa mengembangkan kemampuannya dengan praktikum atau percobaan. P: Bagaimana pengaruh penggunaan metode inkuiri? G: Anak lebih aktif, kritis, mencari tahu jawaban sendiri dengan melakukan percobaan-percobaan secara berkelompok, mereka melakukan diskusi bersama sehingga jawaban-jawaban dari anak- anak itu beragam, apa lagi ada media pembelajarannya jadi anak lebih semangat belajar dan merangsang rasa ingin tahu mereka dengan mencoba dan praktikum. P: Apakah ini pengalaman pertama ibu menggajarkan dengan metode inkuiri? G : Iya, ini pengalaman pertama kali saya mengajar menggunakan metode inkuiri.
36
P: Apa perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol?
39
G : Perbedaannya sangat terlihat, kalau di kelas IVB anak-anaknya banyak yang tidak memperhatikan, pada ngobrol sendiri, kalau ditanya pada saat itu juga bisa menjawab tapi ya ada yang ditanya jawabnya ga tahu Bu, boleh buka buku Bu? Jelas beda sekali dengan kelas IVA, anak-anaknya aktif, banyak memberikan pertanyaan, terus kalau di tanya juga jawabannya disertai alasan-alasan Bu. Anak-anak juga sangat senang jika pembelajaran IPA disertai dengan percobaan atau praktikum. Anak-anak sangat semangat dan antusias.
Koding
Alasan mengenai pembelajaran inkuiri (W.G.B 5-7)
Alasan mengenai penggunaan metode inkuiri (W.G.B 11-27)
Alasan pertama kali menggunakan metode inkuiri (W.G.B 32-35)
Alasan perbedaan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (W.G.B 39-56)
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 26 Transkip Wawancara Siswa Kriteria Pemilihan Siswa:
Keterangan :
Siswa 1 : Nilai rendah
S1
= Siswa 1
W
= Wawancara
Siswa 2 : Nilai sedang
S2
= Siswa 2
B
= Baris
Siswa 3 : Nilai tinggi
S3
= Siswa 3
P
= Penelitian
Wawancara I Kelompok Kontrol: Baris 16
Wawancara P : Bagaimana perasaanmu belajar IPA
18
S1 : Senang S2 : Biasa aja S3 : Bingung
21
P : Bagaimana pendapatmu tentang kegiatan belajar dengan menggunakan metode ceramah?
24
S1 : Enak-enak aja Bu, kita cuman duduk trus denger Bu guru ceramah S2 : ya cuman dengerin guru nerangin, dari dulu kan gitu, inget paling dikit S3 : Bingung Bu, ga dong
28
P : Apa kesulitan yang kamu hadapi selama pelajaran tadi?
31
S1 : Ga ada, kan kalau ga paham, bisa membaca dibuku S2 : Bikin contoh sifat benda merambat lurus apa aja Bu S3 : Bingung bedain sifat cahaya dapat menembus benda bening sama sifat cahaya dapat dibisakan
Koding
Alasan mengenai perasaan penggunaan metode inkuiri (W.S.B 16-20)
Alasan mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri (W.S.B 21-27)
Alasan mengenai kesulitan yang di hadapi (W.S.B 31-35)
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Wawancara II Kelompok Eksperimen: Baris 1
Wawancara P : Bagaimana perasaanmu belajar IPA dengan menggunakan metode inkuiri
3
S1 : Senang S2 : Asik S3 : Bingung dan ribet
6
P : Bagaimana pendapatmu tentang kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri?
9
15
17
S1 : Biasanya kan cuma mendengarkan pelajaran, terus sekarang bisa belajar sambil melakukan percobaan S2 : Kayak belajar sambil bermain S3 : Capek, soalnya banyak percobaannya tadi
Koding
Alasan mengenai perasaan penggunaan metode inkuiri (W.S.B 3-5)
Alasan mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan metode inkuiri (W.S.B 9-14)
P : Apa kesulitan yang kamu hadapi selama pelajaran tadi? S1 : Gak ada S2 : Waktu membuat hipotesis tadi agak bingung S3 : Pas bikin kesimpulan sama hipotesis, soalnya aku aku gatau caranya
Alasan mengenai kesulitan yang di hadapi (W.S.B 17-21)
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 27 Foto-foto Kegiatan Kelompok Kontrol
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 28 Foto-foto Kegiatan Kelompok Eksperimen
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 29 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 30 Riwayat Hidup
Riwayat Hidup Eden Aprillia Logista lahir di Blora, Jawa Tengah pada tanggal 3 April 1993. Pendidikan awal dimulai di TK Bhayangkari
Ngawen
lulus
tahun
1999.
Kemudian
melanjutkan pendidikan dasar di SDN Ngawen 2, lulus tahun 2005. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Blora tahun 2005-2008. Kemudian melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ngawen lulus pada tahun 2011. Penulis melanjutkan untuk menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2011. Selama berkuliah di Universitas Sanata Dharma pernah mengikuti beberapa kegiatan diantaranya: (1) English Club selama empat semester yang dimulai pada semester satu sampai empat; (2) Kursus Mahir Dasar Pramuka selama satu minggu; (3) Keorganisasian Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD; (4) Kepanitiaan Perayaan Pekan Suci 2013; (5) Kepanitiaan Temu Alumni PGSD; (6) Kepanitiaan Pelepasan Lulusan Program Studi PGSD; (7) Kepanitiaan Seminar for Studium General Entitled; (8) Kepanitiaan Bedah Buku Spiritualitas Guru Kristiani; (9) Maria Montessori Workshop untuk usia 6-9 tahun;
(10) Seminar Diseminasi Hasil Hibah Program Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS); (11) Dekan Cup.
133