PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA MELALUI KATEKESE MODEL SOTARAE DALAM PENDALAMAN IMAN SISWA-SISWI DI SMP PANGUDI LUHUR CAWAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Yohana Luviasari NIM: 101124011
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA MELALUI KATEKESE MODEL SOTARAE DALAM PENDALAMAN IMAN SISWA-SISWI DI SMP PANGUDI LUHUR CAWAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Yohana Luviasari NIM: 101124011
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus yang selalu membimbing langkah hidupku Kedua orangtua Felicianus Haryoko dan Maria Magdalena Setyowati Adik Lusia Natali Putri Yani, Mas Alexsius Supriyanto
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“Jangan patah semangat saat kehidupan ini tak berjalan seperti rencanamu, ingatlah hidupmu ada untuk menggenapi rencana Tuhan bukan rencanamu” (Mario Teguh)
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya (Pengkotbah 3: 11)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaiman a layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Januari 2015 Penulis
Yohana Luviasari
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Penulisan skripsi dengan model penelitian tindakan kelas (PTK) dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mendalami ptk suatu jenis penelitian yang saat ini masih berkembang dalam dunia pendidikan dan keprihatinan penulis terhadap siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas dalam hidup menggereja. Dari faktor internal, siswa-siswi kurang termotivasi dan kurang menanggapi rahmat Allah serta faktor eksternal pendalaman iman kurang terprogam dengan baik, metode kurang menarik dan belum sesuai dengan konteks remaja. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas dan bagaimanakah katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauhmana keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas dan menggambarkan mengenai katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi katolik SMP Pangudi Luhur Cawas yang berjumlah 39 orang. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan dua siklus yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari dua kali pertemuan, dengan tahapan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun indikator keberhasilan dari siklus I rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,0 dan jumlah yang terlibat 28 siswa sedangkan siklus II rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,5 dan jumlah yang terlibat 32 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan dari setiap siklusnya. Pratindakan, rata-rata skala keseluruhan kegiatan 2,68 dan jumlah siswa yang terlibat 23 siswa. Pada siklus I pertemuan I rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,03 dan jumlah yang terlibat 30 siswa. Setelah diberikan tindakan II rata-rata skala menjadi 3,12 dan 28 siswa terlibat untuk mengikuti kegiatan. Siklus II pertemuan I rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,39 mengalami peningkatan menjadi 3,51 sedangkan jumlah siswa yang terlibat 31 menjadi 35 siswa.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
This thesis used classroom action research with wished background by the writer for in deep classroom action research which this research development on world education in the writer onxius for Pangudi Luhur Cawas Junior High School students on ecclesiastical. From internal factor, the students less motivation and less responded to God charity with external factor deep faith less good progam, uninterested method and not yet match for the youth. The problem of this research is how live participation ecclesiastical of Junior High School students Pangudi Luhur Cawas and how catechesis sotarae model can improved participation live ecclesiastical Junior High School students Pangudi Luhur Cawas. The purpose of this research is for to know how live participation of ecclesiastical Junior High School students Pangudi Luhur Cawas and to described about catechesis sotarae model can improved live participation eccleastical Junior High School Pangudi Luhur Cawas. The subject of this research is catholic students Junior High School Pangudi Luhur Cawas amount 39 students. The classroom action research performed on two section that is first section and second cycle which each from twice meeting, with the planning, acting, observation and reflection. The succeed indication from first cycle is average scale 3,0 an d the amount is 28 students where as second section is average scale 3,5 and the amount is 32 students. The result show that sotarae catechesis model can improved participation live ecclesiastical Junior High School students Pangudi Luhur Cawas. This can be looked from improved every cycle. Before reaserch, average scale 2,68 and the amount 23 students. On first cycle meeting the average scale 3,03 and the amount 30 students. After second execution the average scale become 3,12 and 28 students who followed the action. Second cycle on first meeting the average on all scale is 3,39 through improvement become 3,51 where as amount students is 31 become 35 students.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PER}TYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Yohana Luviasari
NIM
: l0l124011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul
:
"UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA MELALUI KATEKESE MODEL SOTARAE DALAM Pf,NDALAMAN
IMAN SISWA-SISWA DI SMP PANGUDI LUHUR CAWAS"
beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini penulis buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 8 Januari 2015
Yang Menyatakan
Yohana Luviasari
lx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skrispi dengan baik serta lancar seturut rencana-Nya. Skripsi yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN
HIDUP
MENGGEREJA
MELALUI
KATEKESE
MODEL SOTARAE DALAM PENDALAMAN IMAN BAGI SISWASISWA DI SMP PANGUDI LUHUR CAWAS disusun untuk meningkatkan keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas. Selain itu, skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bimbingan dan bantuan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak F.X. Dapiyanta, SFK., M. Pd sebagai dosen pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu dengan setia membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dari awal sampai akhir sehingga skripsi bisa terselesaikan dengan baik.
2.
Rm. Dr. B. Agus Rukiyanto, SJ sebagai dosen penguji kedua dan dosen pembimbing akademik yang memberikan arahan dari awal perkuliahan serta mendampingi penulis sampai selesainya penulisan skripsi. x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Rm. Drs. F.X. Heryatno, W.W, SJ., M. Ed sebagai dosen penguji ketiga dan Kaprodi IPPAK yang selalu mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi serta memberikan saran demi perbaikan skripsi.
4.
Ibu Ch. Eny Sulistyanti, S. Pd sebagai Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Cawas yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian.
5.
Ibu Yustina Daryanti, S. Pd dan Br. L. Haryono, FIC., S. Ag sebagai guru pendidikan agama katolik yang telah membantu penulis dalam penelitian.
6.
Seluruh siswa-siswi Katolik SMP Pangudi Luhur Cawas yang bersedia meluangkan waktu dan memberikan dukungan selama penelitian.
7.
Segenap staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik, membagikan ilmunya dan membimbing penulis selama perkuliahan sampai selesainya skripsi.
8.
Segenap staf Sekretariat dan karyawan Perpustakaan Prodi IPPAK, Perpustakaan Kolsani serta Perpustakaan Sanata Dharma yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
9.
Sahabat-sahabat
mahasiswa
khususnya
angkatan
2010
yang
telah
memberikan semangat dan berjuang bersama dalam keadaan suka maupun duka untuk menyelesaikan skripsi. 10.
Bapak, ibu, adikku dan masku yang telah memberikan semangat, dukungan moral dan spiritual selama penulis menempuh studi di IPPAK.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
I
l.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna demi perbaikan skripsi. Semoga skripsi
ini
berguna bagi
pembaca untuk mengembangkan penelitian tindakan kelas.
Yogyakarta, 8 Januari 2015 Penulis
Yohana Luviasari
xll
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv MOTTO ..................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................. vii ABSTRACT ................................................................................................. viii PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xviii BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 10 C. Pembatasan Masalah....................................................................... 10 D. Rumusan Masalah .......................................................................... 11 E. Tujuan Penulisan ............................................................................ 11 F. Manfaat Penulisan........................................................................... 11 G. Metode Penulisan ........................................................................... 12 H. Sistematika Penulisan..................................................................... 12
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS........................................ 15 A. Katekese Model Sotarae................................................................ 15 1. Katekese.................................................................................... 15 a. Pengertian Katekese.............................................................. 16 b. Tujuan Katekese ................................................................... 17 c. Isi Katekese .......................................................................... 19 d. Peserta Katekese ................................................................... 19 e. Sarana dan Metode Berkatekese ............................................ 20 2. Model Katekese: Sotarae ........................................................... 21 a. Pengertian Model .................................................................. 21 b. Aspek-aspek Model .............................................................. 22 c. Latar Belakang Sotarae ......................................................... 24 d. Langkah-langkah Sotarae...................................................... 24 e. Unsur-unsur Pokok Sotarae................................................... 26 f. Sistem Sosial Sotarae ............................................................ 28 g. Sistem Pendukung Sotarae .................................................... 28 h. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Sotarae .......... 28 B. Keterlibatan Hidup Menggereja..................................................... 29 1. Pengertian Keterlibatan ............................................................. 29 2. Hidup Menggereja..................................................................... 29 3. Keterlibatan Hidup Menggereja................................................. 47 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan Hidup Menggereja............................................................................... 48 a. Faktor Pendukung ................................................................. 48 b. Faktor Penghambat ............................................................... 51 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 57 A. Rancangan Penelitian ................................................................... 57 B. Subjek dan Objek Penelitian......................................................... 57 C. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................................ 58 D. Prosedur Penelitian ...................................................................... 58 1. Siklus I..................................................................................... 58 2. Siklus II.................................................................................... 59 E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.............................................. 60 1. Variabel Penelitian ................................................................... 60 2. Definisi Konseptual Variabel.................................................... 61 3. Definisi Operasional Variabel................................................... 61 4. Jenis Instrumen ........................................................................ 62 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.................................................. 63 6. Teknik dan Alat........................................................................ 68 F. Sumber Data ................................................................................ 69 G. Indikator Keberhasilan ................................................................. 69 H. Teknik Analisis Data.................................................................... 71 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 73 A. Hasil Penelitian............................................................................ 73 1. Deskripsi Penelitian Pratindakan .............................................. 75 a. Hasil Observasi Pratindakan.................................................. 75 b. Hasil Pengukuran Keterlibatan Hidup Menggereja Pratindakan........................................................................... 75 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I............................................ 78 a. Pertemuan I........................................................................... 78 b. Pertemuan II ......................................................................... 87 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .......................................... 96 a. Pertemuan I........................................................................... 96 b. Pertemuan II ......................................................................... 105 B. Pembahasan ................................................................................. 114 1. Pratindakan .............................................................................. 114 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Siklus I...................................................................................... 115 a. Siklus I: Pertemuan I ............................................................. 115 b. Siklus I: Pertemuan II............................................................ 116 3. Rangkuman Siklus I .................................................................. 117 4. Siklus II..................................................................................... 118 a. Siklus II: Pertemuan I ............................................................ 118 b. Siklus II: Pertemuan II ........................................................... 119 5. Rangkuman Siklus II ................................................................. 120 6. Rangkuman Pratindakan, Siklus I dan Siklus II ......................... 121 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 122 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 123 A. Kesimpulan................................................................................... 123 B. Saran............................................................................................. 124 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 126 LAMPIRAN ............................................................................................... 129 Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Penelitian................................ (1) Lampiran 2 : Satuan Persiapan I / Siklus I........................................ (2) Lampiran 3 : Satuan Persiapan II / Siklus I....................................... (10) Lampiran 4 : Satuan Persiapan I / Siklus II....................................... (16) Lampiran 5 : Satuan Persiapan II / Siklus II ..................................... (22) Lampiran 6 : Skala Perbedaan Semantik .......................................... (29) Lampiran 7 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Pratindakan ...... (34) Lampiran 8 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus I / Pertemuan I................................................................. (36) Lampiran 9 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus I / Pertemuan II ............................................................... (38) Lampiran 10 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus II / Pertemuan I................................................................. (40) Lampiran 11 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus II / Pertemuan II ............................................................... (43) Lampiran 12 : Daftar Hadir Aksi I .................................................... (46) xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13 : Daftar Hadir Aksi II .................................................... (47) Lampiran 14 : Daftar Hadir Aksi III................................................... (48) Lampiran 15 : Daftar Hadir Aksi IV................................................... (49)
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Remaja sebagai orang yang berada dalam masa peralihan dari anak-anak
menjadi orang dewasa yang berumur kurang lebih berusia 13-18 tahun (LPK, 1995: 7). Dalam masa peralihan ini mereka mengalami permasalahan tentang kepribadian dan perkembangannya untuk mencari dan menemukan jati diri. Hal ini sesuai dengan yang ditulis di Anjuran Catechesi Tradendae, Yohanes Paulus II mengatakan: Itulah masa anak menemukan diri serta dunia batinnya sendiri, masa munculnya rencana-rencana yang mencerminkan idealisme, masa bangkitnya perasaan mencintai, disertai naluri-naluri biologi seksualitas, masa anak menginginkan kebersamaan, masa kegembiraan yang intensif secara khas berkaitan dengan penemuan hidup yang membawa kesegaran (CT, art. 38). Masa peralihan membuat mereka sulit memilih nilai kehidupan yang bermakna
dan berguna bagi mereka. Adanya kemajuan
zaman tentu
mempengaruhi perkembangan masa remaja salah satu diantaranya dalam hal perkembangan iman. Mereka lebih memilih ke warnet, bermain game, facebookan dan nonton TV daripada terlibat dalam hidup menggereja. Situasi yang berubah inilah yang membuat pola berfikir dan bertindak berbeda. SMP Pangudi Luhur Cawas merupakan salah satu sekolah swasta Katolik yang mendidik siswa-siswinya tidak hanya cerdas dalam hal intelektual tetapi juga dalam pengembangan spiritualitas untuk terlibat dalam hidup menggereja dan masyarakat. Sekolah Katolik diharapkan mendorong anak dan remaja untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2
terlibat
dalam
kegiatan
pengembangan
iman
maupun
dalam
kegiatan
kemasyarakatan (Nota Pastoral KAS, 2008: 46). Dalam pengembangan iman siswa-siswi,
sekolah
mewajibkan
siswa-siswi
Katolik
untuk
mengikuti
pendalaman iman sehingga diharapkan dapat memberikan dampak kepada siswa untuk mewujudkan imannya secara nyata dalam perbuatan sehari-hari. Berdasarkan wawancara dengan guru agama SMP Pangudi Luhur Cawas bahwa siswa masih kurang terlibat dalam hidup menggereja. Hal ini dapat dilihat saat persiapan penerimaan Sakramen Krisma, guru agama di sekolah mewajibkan untuk membuat catatan buku kecil yang berisi tanda tangan dan nama kegiatan yang diikuti selama persiapan Sakramen Krisma. Ketika guru memberikan tugas yang demikian, siswa-siswi bersemangat untuk mengikuti kegiatan dan Ekaristi. Akan tetapi setelah tugas itu selesai, siswa-siswi kurang termotivasi untuk terlibat dalam hidup menggereja. Ada pula siswa yang merasakan keberatan adanya tugas tersebut sehingga sampai saat ini catatan buku kecil yang berisi tanda tangan dan nama kegiatan juga macet. Demikian pula siswa-siswi yang terlibat dalam hidup menggereja bermacam-macam motivasinya di antaranya mengikuti teman, diajak teman, mendapat teman banyak, mengisi waktu luang, takut dimarahi orangtua, keinginan dari dalam diri dan ingin mendapat tanda tangan. Pendalaman iman sebagai salah satu kegiatan pengembangan iman di sekolah juga mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya progam yang tersusun dengan baik selama satu tahun, metode yang kurang menarik sehingga di setiap pertemuannya banyak siswa yang tidak mengikuti pendalaman iman dan kurangnya perhatian bagi siswa yang tidak berangkat. Berdasarkan hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3
wawancara dengan siswa-siswi dalam pendalaman iman kegiatannya menonton film, membaca Kitab Suci, menyanyi dan menghafalkan doa, sakramen, kedua belas rasul dan lain-lain. Ada siswa-siswi yang senang untuk mengikuti dan ada pula siswa yang merasakan kebosanan. Berdasarkan data awal yang telah dikumpulkan dari 42 siswa, keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas secara umum dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel I. Keterlibatan dalam Hidup Menggereja No
Bentuk
Kelas 7
Kelas 8 Jumlah
Jumlah (Bentuk
Keterlibatan
Persentase) (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
Putra Altar
10
12
22
52 %
2
Koor
6
17
23
54,7 %
3
Bakti Sosial
-
2
2
4,7 %
4
Misa
8
13
21
50 %
5
Rekoleksi
1
1
2
4,7 %
6
Pendalaman Iman
6
6
12
28,5 %
7
PIA/PIR
1
9
10
23,8 %
*sumber : Guru agama Beribadah ke Gereja setiap satu minggu sekali merupakan kewajiban umat kristiani baik usia balita, remaja, orang muda, orangtua dan lansia. Pergi ke Gereja masih diartikan sebagai pergi ke sebuah tempat bernama Gereja, berjabat tangan dengan orang yang mengikuti Yesus tetapi tidak begitu kenal dan menerima komuni. Sebagai seorang yang telah dibaptis kita semua dipanggil dan diutus untuk mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Mengambil bagian dalam karya keselamatan Allah diwujudkan dengan tindakan hidup menggereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4
Adanya situasi kemajukan religius dan permasalahan membuat hidup menjadi terancam. Dalam konteks itulah kesadaran mengenai wujud baru hidup menggereja juga semakin kuat, yakni hidup menggereja yang mempunyai ciri dialogal dan transformatif (Banawiratma, 1992: 9). Peran dari orangtua dibutuhkan untuk mendukung remaja dalam mengikuti kegiatan hidup menggereja. Keluarga-keluarga katolik hendaknya sejak awal mengajak anak-anak mereka terlibat dalam kehidupan Gereja, seperti aktif di PIA, PIR, Mudika, Koor, menjadi Lektor, Pemazmur, dan lain-lain (Nota Pastoral, 2008: 44). Maka dalam Nota Pastoral KAS, keluarga sebagai tempat pendidikan utama dan pertama bagi anak mempunyai peran untuk mendorong anak untuk mengikuti kegiatan di Gereja. Setiap remaja dipanggil untuk hidup dengan panggilan khusus. Gereja secara rohani diartikan sebagai umat Allah dan Kepalanya yaitu Kristus. Jadi terlibat dalam kehidupan menggereja adalah sebuah panggilan istimewa. Gereja mempunyai banyak tempat dan bentuk pelayanan yang melibatkan remaja, misalnya Putra-putri altar, paduan suara, doa lingkungan, lektor, dan lain-lain. Melalui tempat dan kegiatan tersebut, Gereja mengharapkan agar remaja berkembang dalam iman dan kepribadian sebagai murid-murid Kristus. Akan tetapi pada kenyataannya siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas belum sepenuhnya menyadari bahwa terlibat dalam kehidupan menggereja sebagai panggilan yang istimewa. Gereja menyadari bahwa pewartaan penting bagi munculnya iman serta pengembangan (Dapiyanta, 2013: 12). Oleh karena itu, setiap orang beriman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5
kristiani yang telah dibaptis mengemban tugas perutusan yang diberikan Yesus ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai akhir zaman” (Mat 28:19-20). Mardiatmadja (1986: 1) memahami bahwa pendidikan adalah usaha bersama dalam proses terpadu terorganisasi untuk membantu manusia mengembangkan diri dan menyiapkan diri guna mengambil tempat dalam pengembangan masyarakat dan dirinya dihadapan Sang Pencipta. Pendidikan yang dimaksud adalah seluruh pribadi manusia yaitu tubuh, pikiran, perasaan, kehendak, jiwa dan hubungan dengan Allah. Relevansinya pendidikan iman untuk menuju perkembangan dan kedewasaan manusia. Adisusanto (1995: 3-5) mengemukakan bahwa aspek iman yaitu sabda Allah yang menuntut jawaban dari manusia, iman merupakan jawaban pribadi dan menyeluruh dari manusia kepada Tuhan, iman adalah anugerah dan rahmat serta dalam struktur iman ditemukan komponen-komponen yang saling melengkapi. Pendidikan iman bukan campur tangan langsung pendidik atas iman, tetapi untuk membantu dan mempermudah perkembangan iman yang merupakan tindakan cuma-cuma dan langsung dari Allah atas manusia dan hasilnya jawaban bebas manusia kepada Allah. Dengan demikian bahwa iman dan perkembangan adalah rahmat: anugerah cuma-cuma dari Allah untuk manusia (Adisusanto, 1995: 6). Katekese sebagai pendidikan iman adalah salah satu bentuk karya pewartaan Gereja, yang bertujuan membantu orang beriman agar iman makin mendalam dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6
makin terlibat dalam dinamika hidup menggereja, baik sebagai pribadi maupun kelompok (Adisusanto, 1995: 3). Oleh karena itu, pendidikan iman bersifat menyeluruh yang mencakup aspek iman yaitu pengetahuan iman, perayaan iman dan penghayatan iman. Menurut Adisusanto (1995: 8) orang yang maju dalam hidup berimannya tidak hanya mengetahui apa yang diimani, tetapi juga merayakannya dalam kehidupan sakramentil dan menghayatinya dalam kehidupan konkret sehari-hari. Proses perkembangan hidup beriman bertitik tolak dari pertobatan menuju kematangan iman dengan melalui perkembangan sikap iman, yang memiliki tiga komponen: pengetahuan, afeksi dan perilaku. Oleh karena itu perkembangan iman ini terjadi dalam kehidupan menggereja dan memasyarakat melalui interaksi ketiga komponen yaitu pengetahuan, afeksi dan tingkah laku iman (Adisusanto, 1995: 11) Menurut Ardhisubagyo (1987: 24-33) hidup menggereja terbagi dalam empat peranan dasariah yaitu koinonia, leitourgia, kerygma dan diakonia. Keempat peranan tersebut
merupakan satu kesatuan. Semuanya merupakan
kesaksian hidup Gereja tentang Allah yang menyelamatkan umat manusia (martyria). Karena berperan serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi Raja, kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja (AA, art. 10). Berdasarkan pendapat Adisusanto dan Ardhisubagyo dapat dilihat bahwa iman dan perkembangannya adalah rahmat: anugerah cuma-cuma dari Allah yang membutuhkan tanggapan dari manusia dengan sikap atau tindakan. Oleh karena itu, katekese sebagai bentuk pendidikan iman untuk membantu umat supaya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7
imannya semakin mendalam, berkembang dan dewasa. Proses perkembangan hidup beriman bertitik tolak dari pertobatan menuju kematangan iman dengan melalui perkembangan sikap iman, yang memiliki tiga komponen: pengetahuan, afeksi dan perilaku. Dengan demikian bahwa orang yang berkembang imannya bertitik tolak pertobatan, membutuhkan pendidikan iman dan bersedia untuk menanggapi rahmat Allah dengan mewujudkan sikap iman dalam kehidupan menggereja dan masyarakat. Orang yang maju dalam kehidupan berimannya tidak hanya mengetahui apa yang diimaninya tetapi merayakan dan menghayati dalam kehidupan sehari-hari (Adisusanto, 1995: 8). Penyebab dari rendahnya keterlibatan dalam hidup menggereja dari faktor internal karena kurangnya motivasi, kurangnya kemauan dan kurang menanggapi rahmat Allah. Dari faktor eksternal, pelaksanaan pendalaman iman yang dilakukan pendamping kurang terprogam dengan baik, metode kurang menarik dan belum sesuai dengan konteks remaja. Pada dasarnya pendidikan adalah tindakan sedangkan iman dan perkembangan dipengaruhi oleh anugerah dan jawaban. Hal ini dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: Siswa-siswi kurang termotivasi,
Pendalaman
kurangnya kemauan dari dalam
terprogam dengan baik, metode
diri
kurang menarik dan belum sesuai
dan
kurang
rahmat Allah
menanggapi
konteks remaja
Keterlibatan Hidup Menggereja Rendah
iman
kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8
Melihat akar permasalahan yang demikian, siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas perlu mendapatkan katekese model sotarae yang dapat
meningkatkan
keterlibatan siswa-siswi dalam hidup menggereja. Sebagaimana dalam tujuan katekese, umat semakin giat menjemaat sehingga Gereja lokal dan semesta semakin berkembang (Heryatno, 2010). Dengan kata lain bahwa tujuan katekese agar umat semakin aktif dalam mengikuti kegiatan di paguyuban yang membuat paguyuban dan iman umat semakin berkembang. Banyaknya model katekese seperti katekese konteksual, katekese shared christian praxsis, katekese analisis sosial dan katekese audio visual dapat digunakan untuk berkatekese. Sehubungan dengan akar permasalahan tersebut dipilih katekese dengan model sotarae yang dapat digunakan dalam mendorong siswa untuk terlibat dalam hidup menggereja. Dasar dari pertemuan sotarae adalah metode lama yaitu melihat-menilaibertindak, yang diperkaya dengan bahasa audiovisual dan teknik belajar kelompok (Olivera, 1989: 13) Pertemuan katekese dengan model sotarae merupakan pertemuan kelompok dengan menggunakan media audiovisual seperti film, gambar, bahasa foto, majalah, permainan, poster (Olivera, 1989: 18). Media tersebut mempunyai peran sebagai pengantar untuk menemukan pesan yang akan disampaikan, sehingga menyadarkan peserta akan situasinya dan kemudian dapat menerapkan pesan tersebut dalam kehidupan konkret. Pada zaman era digital seperti sekarang ini memerlukan pewartaan yang dapat mengena umat seiringnya bekembangnya media komunikasi, Gereja menganjurkan agar para gembala dan umat melihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9
peluang positif dari media dan meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak negatif dari media (Iswarahadi, 2013: 20-21). Tahapan-tahapan katekese dengan model sotarae terdiri dari unsur Situasi, Obyektif, Tema, Analisis, Rangkuman, Aksi, Evaluasi (Olivera, 1989: 30-32). Dari langkah-langkah sotarae, pertama memilih dokumen terlebih dahulu yang akan didalami sehubungan dengan tema. Dokumen tersebut berupa media meliputi film, surat kabar, potongan majalah, poster, kaset atau hal-hal semacam itu yang dapat digunakan untuk memulai pertemuan (Olivera, 1989: 18). Kedua, peserta diajak menggali dari dokumen melalui pertanyaan-pertanyaan kemudian dirangkum berupa poin-poin dan dibuat urutan sesuai prioritas. Ketiga menentukan tema yang disusun menurut prioritas. Langkah keempat menganalisis tema yang sedang dibahas dan merangkum dari yang telah dibahas sambil menunjukkan persoalan. Langkah keenam adalah aksi yang berupa usulan konkret yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan demikian katekese model sotarae merupakan katekese yang menekankan aksi atau tindakan nyata untuk meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. Oleh karena itu, hasil dari katekese dengan model sotarae tidak hanya pengetahuan, tetapi juga perasaan yang dapat menyadarkan kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata . Katekese dengan model sotarae yang menekankan aksi perlu diupayakan dan dikemas lebih menarik karena cocok untuk remaja siswa-siswi Katolik SMP Pangudi Luhur Cawas agar lebih menghayati sebagai pribadi yang beriman, dewasa dan bertanggung jawab sehingga kemampuannya dapat dikembangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
melalui kegiatan yang positif dalam hidup menggereja. Berdasarkan pada permasalahan ini penulis mengambil judul “UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN
HIDUP
MENGGEREJA
MELALUI
KATEKESE
MODEL SOTARAE DALAM PENDALAMAN IMAN SISWA-SISWI DI SMP PANGUDI LUHUR CAWAS”.
B.
Identifikasi Masalah Dari latar belakang di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan
sebagai berikut : 1.
Katekese di sekolah kurang mendapat respon dari siswa, progam tidak tersusun dengan baik, metodenya kurang menarik dan kurangnya perhatian bagi siswa-siswi yang tidak berangkat.
2.
Pergi ke Gereja masih diartikan sebagai pergi ke sebuah tempat bernama Gereja, berjabat tangan dengan orang yang mengikuti Yesus tetapi tidak begitu kenal dan menerima komuni.
3.
Motivasi mengikuti kegiatan di Gereja antara lain mengikuti teman, diajak teman, mendapat teman banyak, mengisi waktu luang, keinginan dari dalam diri dan mendapat tanda tangan.
C.
Pembatasan Masalah Agar pembahasan tidak meluas dan menyimpang dari permasalahan yang
ada, maka penulis membatasi mengenai beberapa bentuk kegiatan Gereja tanpa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
melupakan kegiatan di masyarakat sekitar. Tetapi yang menjadi titik tolak pemasalahan adalah kegiatan hidup menggereja.
D.
Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, secara umum permasalahan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1.
Bagaimanakah keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas?
2.
Bagaimanakah katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja bagi siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas?
E.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui sejauhmana keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas.
2.
Menggambarkan mengenai katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas.
F.
Manfaat Penulisan
1.
Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu siswa-siwi
meningkatkan keterlibatan hidup menggereja melalui katekese model sotarae.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
2.
Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk guru agar memiliki wawasan
yang luas dengan menggunakan katekese model sotarae sehingga dapat meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. 3.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pentingnya terlibat dalam hidup menggereja. 4.
Bagi Gereja Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi Gereja agar semakin mendukung
remaja untuk terlibat dalam hidup menggereja.
G.
Metode Penulisan Dalam penulisan tugas akhir, penulis menggunakan deskripsi analitis
berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Data-data yang digunakan penulis diperoleh melalui wawancara, studi pustaka yang mendukung, observasi dan skala perbedaan semantik.
H.
Sistematika Penulisan Judul yang dipilih oleh penulis adalah “UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN
HIDUP
MENGGEREJA
MELALUI
KATEKESE
MODEL SOTARAE DALAM PENDALAMAN IMAN SISWA-SISWI DI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
SMP PANGUDI LUHUR CAWAS”. Untuk memperoleh gambaran yang jelas, skripsi ini akan dibahas menjadi lima bab dan pokok-pokoknya sebagai berikut: BAB I: Bab I berisi Pendahuluan yang meliputi: latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II: Bab II berisi Kajian pustaka dan hipotesis yang terdiri dari empat bagian. Bagian yang pertama meliputi kajian teori dan pustaka yang berisi pengertian katekese, tujuan katekese, isi katekese, peserta katekese, sarana dan model berkatekese, pengertian keterlibatan
model, sotarae, katekese
model sotarae, pengertian
hidup menggereja, bentuk-bentuk keterlibatan
dalam hidup
menggereja, faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan yang terdiri dari faktor pendukung dan penghambat. Bagian kedua terdiri dari penelitian yang relevan, bagian ketiga kerangka pikir dan bagian keempat hipotesis tindakan. BAB III: Bab III berisi uraian metodologi penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam bentuk siklus. Penelitian dilaksanakan dengan dua siklus dan setiap siklus dua kali pertemuan dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
BAB IV: BAB IV berisi uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan dari setiap siklus, rangkuman hasil penelitian tindakan untuk mengetahui adanya peningkatan keterlibatan siswa-siswi dalam hidup menggereja serta keterbatasan penelitian. BAB V: BAB V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari Penelitian Tindakan Kelas. Dengan mengggunakan katekese model sotare dalam pendalaman iman dapat meningkatkan keterlibatan siswa-siswi dalam hidup menggereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.
Katekese Model Sotarae
1.
Katekese
a.
Pengertian Katekese Telaumbanua (1995: 4) mengemukakan istilah katekese terdapat pada Kitab
Suci yaitu Luk 1:4 (diajarkan), Kis 18:25 (pengajaran dalam Jalan Tuhan), Kis 21:21 (mengajar), Rm 2:18 (diajar), I Kor 14;19 (mengajar), Gal 6:6 (mengajar). Dalam konteks ini katekese dipahami sebagai pengajaran, pendalaman, dan pendidikan iman agar orang semakin dewasa dalam iman. Peserta katekese adalah orang yang sudah dibaptis. Seiring dengan berjalannya waktu pada zaman Bapa Gereja, katekese diartikan sebagai pengajaran bagi para calon baptis yang dikenal sebagai katekese baptis sedangkan bagi baptisan baru disebut katekese mistagogi. Menurut Anjuran Apostolik Catechesi Tradendae, Paus Yohanes Paulus II mengartikan katekese sebagai: Pembinaan iman anak-anak, kaum muda dan orang-orang dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan hidup Kristen (CT, art. 18). Berdasarkan pengertian di atas katekese dipahami sebagai pembinaan iman untuk anak-anak, kaum muda dan orang dewasa berupa ajaran Kristus. Pembinaan iman diberikan secara terarah dan teratur supaya para peserta katekese dapat hidup penuh sesuai dengan ajaran Kristen atau nilai-nilai kristiani. Di dalam katekese
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16
terdapat unsur pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta pendewasaan (Telaumbanua, 1999: 5). PKKI II yang diselenggarakan pada tanggal 29 Juni-5 Juli 1980 di Klender Jakarta merumuskan arah katekese di Indonesia yaitu katekese umat yang diartikan sebagai: Komunikasi iman atau bertukar pengalaman iman antar anggota jemaat atau kelompok. Melalui kesaksian para peserta saling membantu sedemikian rupa, sehingga iman masing-masing diteguhkan dan dihayati secara semakin sempurna. Dalam katekese umat tekanan terutama diletakkan pada penghayatan iman, meskipun pengetahuan tidak dilupakan dan mengandaikan perencanaan. Rumusan ini menegaskan bahwa katekese umat diartikan sebagai komunikasi iman atau bertukar pengalaman iman antar anggota jemaat atau kelompok di dalam suatu pertemuan katekese dengan suasana terbuka, saling menghargai, saling mendengarkan satu sama lain dan memberikan kesaksian tentang pengalaman iman yang dimiliki. Dengan adanya kesaksian peserta semakin diteguhkan dan menghayati imannya. Dalam katekese umat yang ditekankan penghayatan dan pengetahuan iman supaya peserta tidak hanya menghayati imannya tetapi peserta mengetahui apa yang diimaninya. Iman itu harus diwartakan, dan tidak hanya diwartakan namun pula diwujudnyatakan (Krispurwana, 2013: 13). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa katekese adalah pembinaan iman bagi anak-anak, kaum muda dan orang dewasa yang isinya ajaran Kristus sendiri kemudian saling bertukar pengalaman iman, memberikan kesaksian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17
tentang pengalaman imannya agar iman semakin diteguhkan, diwartakan dan diwujudkan dalam tindakan konkret.
b.
Tujuan Katekese Tujuan katekese untuk memperoleh murid (calon katekumen), membantu
umat mengimani Yesus, membina iman umat sehingga dapat membangun Gereja. Hal ini sesuai dengan perintah Kristus yang terakhir: Katekese merupakan seluruh usaha dalam Gereja untuk memperoleh muridmurid, untuk membantu umat untuk mengimani bahwa Yesus itu Putera Allah, supaya dengan beriman mereka beroleh kehidupan dalam nama-Nya (bdk I Yoh 1;1), dan untuk membina serta mendidik mereka dalam perihidup, dan dengan demikian membangun Tubuh Kristus (CT, art. 1). Catechesi Tradendae artikel 20 menguraikan bahwa tujuan katekese adalah “mengembangkan iman umat yang baru mulai tumbuh, dan hari ke hari memekarkan menuju kepenuhannya serta makin memantapkan hidup Kristen umat beriman, muda maupun tua”. Dengan demikian katekese bertujuan untuk mengembangkan iman menuju kedewasaan iman sehingga semakin mantap hidup menurut nilai-nilai kristiani bagi umat muda maupun tua. Oleh karena itu, katekese merupakan tahap pengajaran dan pendewasaan iman. Huber (1981: 22-23) merumuskan tujuan komunikasi iman adalah: a. Supaya dalam terang Injil kita semakin meresapi arti pengalamanpengalaman kita sehari-hari. b. dan kita bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadiran-Nya dalam kenyataan hidup Kristiani sehari-hari. c. dengan demikian kita semakin supaya dalam terang Injil, kita semakin meresapi arti pengalaman-pengalaman kita sehari-hari. d. sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan hidup Kristiani semakin dikukuhkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18
e. sehingga sanggup memberikan kesaksian tentang Kristus dalam hidup ditengah masyarakat. Pada tujuan yang kesatu sampai ketiga memperhatikan pada peserta sendiri sedangkan tujuan keempat dan kelima menegaskan tujuan sebagai Gereja dan berpuncak pada hidup ditengah masyarakat (Huber, 1981: 23). Tugas katekese adalah mendorong umat beriman bertindak aktif dalam Gereja dan masyarakat (Telaumbanua, 1999: 55). Menurut Direktorium Kateketik Umum (1971) tujuan katekese membuat iman umat hidup, dasar dan aktif lewat cara pengajaran (DKU 17) dan karya gerejani, yang menghantarkan kelompok maupun perorangan kepada iman yang dewasa (DKU 21). Katekese ditujukan untuk perkembangan iman menuju kedewasaan atau kematangan iman. Katekese berperan dalam pendidikan iman. Katekese sebagai pendidikan iman juga bertujuan untuk membantu orang beriman agar semakin terlibat dalam hidup menggereja dan memasyarakat. Dalam hal ini Adisusanto (1995: 13) mengatakan katekese sebagai pendidikan iman merupakan salah satu bentuk karya pewartaan Gereja, yang bertujuan membantu orang beriman agar iman mereka makin mendalam dan agar mereka makin terlibat dalam dinamika hidup menggereja dan memasyarakat, baik sebagai pribadi maupun sebagai kelompok. Tempat dan peranan katekese dalam bidang dasar karya pastoral pada kerygma (pewartaan) yang mempunyai fungsi untuk mewartakan Injil bagi umat manusia. Dalam mengemban fungsinya untuk mewartakan Injil, bidang kerygma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19
mewujudkan pelayanan diantaranya melalui evangelisasi, teologi, kotbah dan katekese.
c.
Isi Katekese Isi katekese yang diberikan untuk umat perlu disesuaikan dengan
karakteristik umatnya yaitu permasalahan, latar belakang, situasi, kebutuhan dan pesertanya. Sumarno (2013: 4) mengatakan bahwa isi Katekese dapat bersumber dari Tradisi, Kitab Suci, refleksi iman dari para teolog, dan bacaan pada hari Minggu. Menurut Catechesi Tradendae art 26-27, Isi pokok katekese adalah seluruh peristiwa Yesus Kristus dan interpretasinya serta seluruh kekayaan iman Gereja. Pribadi Yesus Kristus yaitu tindakan dan sabda-Nya menampakkan cinta kasih dan kesetiaan Allah Bapa kepada umat manusia. Bahan dalam proses katekese harus mengarah pada Yesus Kristus karena Yesus Kristus adalah pola hidup umat. Yesus Kristus tampil sebagai pola hidup kita dalam Kitab Suci, khususnya dalam Perjanjian Baru, yang mendasari penghayatan iman Gereja sepanjang tradisinya (Telaumbanua, 1999: 87). Selain bersumber pada Yesus Kristus, isi katekese juga dapat bersumber dari pengalaman hidup peserta sendiri. Langkah-langkah dari katekese meliputi tiga unsur yaitu pengalaman hidup nyata, teks Kitab Suci atau Tradisi dan penerapan konkrit pada hidup peserta katekese (Sumarno, 2013: 11).
d.
Peserta Katekese Rumusan PKKI II, dalam buku Katekese Umat yang ditulis oleh Huber
(1981: 19) mengatakan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20
Yang berkatekese ialah umat, artinya semua orang beriman yang secara pribadi memilih Kristus dan secara bebas berkumpul untuk lebih memahami Kristus; Kristus menjadi pola hidup pribadi, pun pola hidup kelompok. Jadi, yang berkatekese ialah seluruh umat baik yang berkumpul dalam kelompokkelompok basis maupun disekolah atau perguruan tinggi. Penekanan pada seluruh umat ini justru merupakan salah satu unsur yang memberi arah pada katekese sekatang. Penekanan peranan umat pada katekese ini sesuai dengan peranan umat pada pengertian Gereja itu sendiri. Dari rumusan PKKI II menjelaskan bahwa yang menjadi peserta katekese adalah seluruh umat. Katekese tidak hanya ditujukan kepada sebagian umat tetapi kepada semua umat yang terpanggil untuk mendalami iman secara terus menerus. Katekese juga dilaksanakan di paguyuban, sekolah dan perguruan tinggi. Peserta katekese terbuka bagi umat yang belum dibaptis dan ingin mengenal Kristus (katekumen) sehingga seluruh umat memiliki peranan (kedudukan) penting, ikut bertanggung jawab, dan aktif mengambil bagian di dalam kehidupan dan perkembangan katekese. Katekese milik umat, dari, oleh dan untuk umat (Heryatno, 2010: 5).
e.
Sarana dan Metode Berkatekese Dalam berkatekese diperlukan adanya sarana dan metode. Dengan adanya
sarana dapat memudahkan peserta mendalami pengalaman hidupnya begitu juga dengan metode yang menarik akan membuat proses katekese lebih menarik dan tidak membosankan sehingga tujuan katekese dapat tercapai. Yohanes Paulus II dalam anjuran Catechesi Tradendae mengatakan bahwa: umur serta perkembangan nalar orang Kristen, taraf perkembangan rohani, serta bentuk-bentuk kepribadian yang lainnya menjadi titik tolak dalam menggunakan metode dalam proses pembinaan sehingga tujuan pelaksanaan katekese dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan (CT, art. 51).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21
Pemilihan sarana dalam berkatekese perlu diperhatikan agar sarana yang digunakan tidak menggangu dalam proses katekese dan dipersiapkan sebaik mungkin. Metode yang dipakai disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi peserta. Dalam Catechesi Tradendae, Yohanes Paulus II mengungkapkan pentingnya sarana dalam berkatekese sebagai berikut: Kami menghimbau, agar prakarsa-prakarsa yang dimaksudkan untuk memberi pembinaan Kristen kepada semua kelompok itu, memakai upayaupaya yang cocok (sarana-sarana audiovisual, buku-buku kecil, diskusidiskusi, pelajaran-pelajaran), makin bertambah banyak, serta memampukan banyak orang dewasa untuk menutup kekosongan akibat suatu katekese yang serba kurang dan tidak memadai, untuk secara harmonis melengkapi pada taraf lebih tinggi katekese yang mereka terima waktu masih kanakkanan, atau bahkan untuk menyiapkan diri secukupnya di bidang itu, agar mampu menolong sesama secara lebih serius (CT, art. 45). Artikel di atas menjelaskan dalam memberikan pembinaan iman bahwa Yohanes Paulus II mengajurkan untuk menggunakan sarana yang cocok seperti audiovisual, buku-buku kecil, diskusi pelajaran sehingga dapat menolong umat dalam menghayati iman. Para Katekis dituntut untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan sarana yang ada untuk berkatekese dengan melihat latar belakang belakang peserta katekese agar dapat membantu peserta katekese sehingga imannya dapat berkembang. Metode-metode yang digunakan harus disesuaikan dengan usia, kebudayaan dan sikap-sikap pribadi yang bersangkutan (EN, art. 44).
2.
Model Katekese: Sotarae
a.
Pengertian Model Untuk memahami pengertian model dalam konteks katekese, perlulah
terlebih dahulu memahami istilah pendekatan, strategi, metode, teknik dan model.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22
Pendekatan diartikan sebagai titik tolak terhadap proses pembelajaran. Strategi dalam konteks dunia pendidikan dikenal sebagai strategi pembelajaran. Dalam melaksanakan strategi digunakan metode sebagai cara untuk melaksanakan strategi. Oleh karena itu, strategi dapat digunakan lebih dari satu metode sehingga dalam menjalankan metode dapat menentukan teknik yang sesuai dengan metode. Model adalah suatu konstruksi teoritis, skematis, dan abstrak yang menawarkan pokok-pokok pemikiran yang menghubungkan secara sistematis unsur-unsur pembentuk realitas dan hubungan-hubungannya (Sumarno, 2011: 43) Model adalah pola pembelajaran dan dapat disebut dengan strategi (Dapiyanta, 2012: 2). Sedangkan menurut Trianto (2009 :21) model diartikan sebagai sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif. Model merupakan seperangkat untuk mewujudkan proses, pemilihan media dan
evaluasi. Banyaknya model dapat dipilih yang sesuai,
efektif digunakan dan mempertimbangkan aspek-aspeknya sehingga tujuan yang direncanakan dapat tercapai dengan melihat kekurangan dan kelebihan. Dari beberapa pengertian model di atas dapat disimpulkan bahwa model dalam konteks katekese adalah suatu rencana atau pola yang disusun meliputi materi, media, metode dan langkah-langkah dalam proses katekese untuk mencapai suatu tujuan.
b.
Aspek– Aspek Model Menurut Trianto (2009: 24-25), suatu model memiliki aspek-aspek sebagai
berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23
1)
Sintaks (Pola urutan) Sintaks adalah urutan dari langkah-langkah dari serangkaian kegiatan.
Urutan dalam model terdapat unsur yang sama. Sintaks dalam konteks pembelajaran menunjuk pada kegiatan apa yang dilakukan guru dan siswa secara jelas (Trianto, 2009: 24). 2)
Prinsip reaksi Prinsip reaksi merupakan hubungan timbal balik antara pendamping dengan
peserta. Prinsip reaksi adanya partisipasi aktif. Dalam hal ini berkaitan bagaimana pendamping memandu peserta, menanggapi pertanyaan peserta, merespon jawaban peserta bila diterapkan dalam konteks katekese. 3)
Sistem sosial Sistem sosial merupakan komponen-komponen dalam model yang berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan. Dalam proses pembelajaran komponen tersebut seperti adanya guru, siswa, kepala sekolah, karyawan dan kurikulum. Sedangkan dalam berkatekese adanya pendamping dan peserta. 4)
Sistem pendukung Sistem pendukung adalah semua hal yang dapat mendukung dalam model
seperti adanya sarana, media, materi atau bahan yang diperlukan, alat dan bahan. 5)
Dampak Instruksional dan Dampak pengiring Dampak Instruksional adalah hasil yang dicapai sesuai tujuan secara
langsung. Sedangkan dampak pengiring lebih pada hasil belajar lain yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24
c.
Latar Belakang Sotarae Pada tahun 1830, media komunikasi sosial mengalami perkembangan yang
sangat besar sehingga dibagi menjadi empat golongan yaitu media raksasa, media ukuran besar atau umum, ukuran sedang dan ukuran kecil. Adanya media komunikasi sosial dan kelompok muncul suatu diskusi kelompok di dalam pertemuan kelompok yang disebut “group media”. Bahwa yang mendasari pertemuan adalah metode lama: melihat, menilai-bertindak (Olivera, 1989: 13). Tujuan dari pertemuan membuat hidup lebih manusiawi dan bermartabat. Pertemuan ini mempunyai maksud untuk bantuan berpikir, memberikan pendapat, memperkaya pengetahuan dan membandingkan pandangan pribadi dengan pandangan oranglain. Cara yang dipakai untuk menganalisa dokumen dalam group media menggunakan langkah-langkah sotarae. Sotarae adalah petunjuk untuk mempermudah pengkajian suatu dokumen (Olivera, 1989: 32). Dokumen tersebut seperti foto, majalah, film, surat kabar, kaset sebagai media untuk di dalami sehingga dapat menemukan pesan yang dapat berguna bagi kehidupan peserta kemudian diwujudkan dalam tindakan konkret. Sotarae merupakan singkatan dari Situasi, Objektif, Tema, Analisis, Rangkuman, Aksi, Evaluasi.
d.
Langkah-langkah Sotarae Menurut Olivera (1989: 30-32), langkah-langkah sotarae dapat diuraikan
sebagai berikut: 1)
S : Situasi Langkah pertama menjajagi kesan dari peserta dari dokumen yang telah
ditampikan di dalam pertemuan. Dokumen meliputi film, surat kabar, potongan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25
majalah, poster, kaset, permainan, bahasa foto, cerita bergambar, peristiwa. Pada langkah ini pendamping memberikan suatu pertanyaan kepada peserta misalnya tentang perasaan yang muncul ketika melihat dokumen atau hal apa saja yang diungkapkan dalam dokumen yang telah ditampilkan. 2)
O : Objektif Langkah kedua peserta diajak untuk melihat, menemukan fakta objektif
yang ada didalam dokumen dan bagaimana fakta tersebut mempengaruhi kehidupan. Pada langkah ini menulusuri dengan detail seperti tokoh, alur dan isi. Tujuan yang ingin dicapai dalam langkah kedua yaitu mengembangkan kemampuan mengobservasi, mengungkapkan apa yang telah dilihat dan didengar serta menyediakan waktu yang cukup untuk mengendapkan buah-buah pikiran, sehingga penilaian yang tergesa-gesa dihindari. Dalam langkah ini menelusuri isi dari suatu dokumen meliputi tokoh, jalan cerita dan isi cerita. 3)
T : Tema Pada langkah ketiga setelah melihat dan menemukan fakta objektif atau
pokok-pokok pesan kemudian merumuskan tema. Tema pokok dibuat sesuai prioritas untuk dibahas. 4)
A : Analisis Langkah keempat membuka pembicaraan dengan membahas tema yang
telah dipilih kemudian dianalisis. Unsur-unsur yang diikutsertakan dalam menganalisis seperti apa yang menonjol jelas, hal implisit dan jelas meskipun tidak terlihat, sebab-akibat, latar belakang, fakta, orang, tokoh yang diuntungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26
maupun yang dirugikan dan situasi. Dalam langkah analisis memberikan suatu gambaran mengenai tema yang dianalisis. 5)
R : Rangkuman Langkah kelima pendamping merangkum sambil menunjukkan persoalan-
persoalan yang telah menjadi jelas maupun yang masih harus dipikirkan lebih lanjut. Dalam langkah ini ditarik kesimpulan yang menjadi inti dari hasil diskusi pertemuan bersama. 6)
A : Aksi Langkah keenam merencanakan suatu aksi atau tindakan nyata bersama-
sama maupun pribadi. Dalam langkah aksi ini berupa usulan konkret dan dilakukan. 7)
E : Evaluasi Langkah yang terakhir mengevaluasi dari proses yang telah dilaksanakan.
Hal ini perlu untuk memperbaiki pertemuan selanjutnya dan bisa digunakan untuk mengevaluasi aksi yang telah dilaksanakan.
e.
Unsur – Unsur Pokok Sotarae Menurut Olivera (1989: 19-20), unsur-unsur pokok sotarae sebagai berikut:
1)
Kelompok Orang Kelompok orang yang dimaksud seperti kaum muda, guru, murid, pasangan
suami istri, serikat buruh, dan lain-lain atau orang yang berminat untuk memperluas pengetahuan mengenai suatu persoalan. Hal yang ditekankan adalah keterlibatan peserta untuk mengungkapkan pendapat pribadi dan keberanian untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27
mengungkapkan kepada yang lain sehingga semua peserta merasa senang serta siap menyumbangkan sesuatu demi tujuan kelompok. 2)
Tempat yang Cocok Tempat yang digunakan untuk pertemuan disesuaikan dengan jumlah
peserta yang mengikuti dan diatur sebaik mungkin agar dalam pertemuan merasa nyaman serta semua peserta dapat mendengarkan pendapat satu sama lain. 3)
Dokumen yang menarik Dokumen meliputi film, surat kabar, potongan majalah, bahasa foto, poster,
kaset atau permainan. Dokumen tersebut sebagai media yang digunakan dalam pertemuan dan dipilih sesuai dengan keefektifitasannya waktu, menyesuaikan situasi serta kondisi kelompok. 4)
Perlengkapan yang tepat Di dalam pertemuan menggunakan perlengkapan yang dibutuhkan dan
sesuai pada tempatnya. Sebelum memulai pertemuan perlu diteliti kembali perlengkapan yang menyangkut hal-hal teknis agar pertemuan nantinya dapat berjalan dan terlaksana dengan baik serta lancar. 5)
Seorang pengarah (moderator) Seorang pengarah mempunyai tugas untuk mempermudah dialog antar
peserta, memberi kesempatan kepada peserta untuk berbicara dan membantu peserta untuk mengungkapkan pendapatnya dan merangkum dari keseluruhan pembicaraan. Seorang pengarah perlu menguasai isi dan bisa mengarahkan pertemuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28
f.
Sistem Sosial Sotarae Dalam melaksanakan katekese sotarae terdapat komponen-komponen yang
mendukung yaitu adanya peserta dan pendamping. Pendamping berperan sebagai fasilator untuk mengarahkan jalannya pertemuan, menciptakan suasana keakraban sedangkan peserta turut berpartisipasi untuk mengungkapkan pendapat. Kedua komponen tersebut harus ada karena tanpa peserta dan pendamping pertemuan tidak bisa terlaksana dan tujuan tidak akan tercapai.
g.
Sistem Pendukung Sotarae Sistem pendukung berkaitan dengan hal-hal yang mendukung dalam
katekese seperti film, cuplikan video, peristiwa, cergam, fotocopy artikel, gambar dari internet, koran, dan lain-lain. Selain materi atau bahan yang dipergunakan, sarana dan prasarana yaitu pengeras suara atau speaker, LCD dan tempat juga perlu diperhatikan serta dipersiapkan sebaik mungkin agar dalam pertemuan lancar.
h.
Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Sotarae Dampak disebut pula dengan tujuan yang dihasilkan. Dampak Instruksional
dari katekese dengan model sotarae untuk mengembangkan kemampuan, menghargai orang lain dan menanamkan pemikiran ke dalam praktek nyata. Sedangkan dampak pengiring dari katekese model sotarae membuat pertemuan lebih menarik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29
B.
Keterlibatan Hidup Menggereja
1.
Pengertian Keterlibatan Menurut Katekismus Gereja Katolik art. 1913 keterlibatan diartikan sebuah
pengabdian yang sukarela dan luhur dari pribadi-pribadi dalam peranannya semua orang harus turut serta dalam peningkatan kesejahteraan umum. Keterlibatan dilaksanakan secara sukarela oleh setiap pribadi, keinginan yang timbul dari dalam dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Menurut Dua Gete (1975: 9) keterlibatan adalah suatu sikap manusia untuk mencurahkan tenaganya serta perhatiannya sepenuh-penuhnya, dengan jiwa raga, kepada suatu pekerjaan atau usaha. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa keterlibatan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang secara sukarela karena keinginan dari dalam diri untuk memberikan tenaga, pikiran dan kemampuan pada suatu pekerjaan atau usaha.
2.
Hidup Menggereja Definisi Gereja sangatlah luas tergantung dari konteksnya. Pengertian
Gereja terdapat dalam Kitab Suci dan Ajaran Gereja yang tidak mengenal batasan arti. Menurut buku Iman Katolik (1996: 333), di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru tiga nama yang dipakai untuk Gereja: Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus. Selain itu, Gereja diartikan sebagai paguyuban. Pada hakikatnya Gereja adalah suatu paguyuban, suatu perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang hidup, yang punya macam harapan, gagasan, sifat (Mariyanto, 1987: 79).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30
Dengan adanya lembaga Gereja, umat Allah mendapat tempat untuk ikut berperanserta dalam karya Allah untuk terlibat dalam dunia ini (Ardhisubagyo, 1987: 22). Gereja berdiri kokoh atas dasar Kristus sebagai Kepala dan Allah yang berkarya memanggil umatnya untuk diberikan tanggung jawab dan kebebasan. Hidup menggereja diartikan sebagai pengabdian secara sukarela untuk mengambil bagian dalam bidang koinonia, kerygma, leitourgia dan diakonia. Menurut Prasetya (2003: 40), umat beriman yang telah dibaptis dan menerima sakramen krisma umat diharapkan untuk mengambil bagian dalam tugas perutusan Yesus Kristus sebagai imam, nabi dan raja. Dalam perkembangan dalam gereja, kaum awam dapat melibatkan diri secara aktif sebagai misdinar, lektor, menjadi pemazmur, dirigen, anggota paduan suara, organis, petugas doa umat, petugas persembahan, prodiakon, katekis, menjadi pengurus dalam kepemimpinan Gereja. Sedangkan di luar gereja, kaum awam juga dapat mengambil bagian ditengah-tengah masyarakat seperti dalam sosio-edukatif, politik, ekonomi, religius, kesehatan dan lingkungan hidup (Prasetya, 2003: 111198). Oleh karena itu, sebagai awam melaksanakan tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja. Karena berperan serta dalam tugas Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja, kaum awam berperan aktif dalam kehidupan dan kegiatan Gereja (AA, art. 10). Ensiklik Lumen Fidei yang ditulis oleh Bapa Paus Benediktus XVI dan Fransiskus pesan dasarnya adalah, bangunlah hidup di atas dasar iman;iman yang selaras dengan akal budi, dan iman yang diwartakan serta diwujudkan dalam tindakan konkret agar semakin beriman (Krispurwana, 2013: 13).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31
Para teolog dalam Ardisubagyo (1987: 23) tugas-tugas Gereja yang didasari dalam tiga segi pelayan Yesus disebut Harvey Cox yaitu kerygma (pewartaan Kerajaan Allah, diakonia (pelayanan penyembuhan, pengampun dosa), koinonia (persaudaraan sebagai penampakan ciri Kerajaan Allah) kemudian ditambahkan leitourgia (perayaaan iman akan Yesus Kristus). Menurut Ardhisubagyo (1987:24-33), hidup menggereja terbagi dalam empat peranan dasariah sebagai berikut: 1)
Persekutuan – Persaudaraan (Koinonia) Koinonia diartikan sebagai semangat persaudaraan dan kesetiakawanan.
Selain itu, dalam pedoman karya pastoral kaum muda (1993: 39), koinonia diartikan sebagai tanggung jawab dan keterlibatan setiap anggota umat Allah dalam mengembangkan hidup komunitas, untuk menciptakan dan memperkuat persaudaraan, kesatuan, keutuhan, kehangatan sehingga umat merasa memiliki karena ada perasaan sehati sejiwa sebagai umat Allah. Yang menjadi dasar koinonia adalah cara hidup jemaat perdana (Kis 4:32-35). Cara hidup jemaat perdana yaitu sehati dan sejiwa, memiliki rasa percaya, segala sesuatu yang dimiliki merupakan milik bersama, hidup dalam kasih dengan karunia yang melimpah dan tidak ada yang kekurangan adalah dasar dari koinonia. Cara hidup bersama ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai dengan memiliki sikap keterbukaan, mencintai dan peka terhadap sesama yang menderita dan dilanda kesusahan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32
(a)
Paguyuban PIR Paguyuban
PIR sebagai
tempat
pertemuan remaja
katolik untuk
mengembangkan iman. Di dalam paguyuban tersebut remaja dapat belajar dan membangun Gereja bersama dengan teman seusianya. Dengan adanya paguyuban tersebut dapat mengembangkan metode pertemuan yang kreatif, sehingga remaja merasa senang dan tertarik untuk terlibat dalam paguyuban (Nota Pastoral KAS 2008: 46).
(b)
Paguyuban Misdinar Paguyuban Misdinar adalah sekolompok orang yang berusia anak-anak
(minimal kelas 4 SD) dan usia remaja yang mempunyai tugas untuk melayani pastor pada waktu perayaan Ekaristi. Misdinar seringkali disebut sebagai putraputri altar. Di setiap paroki, misdinar membentuk suatu paguyuban di Gereja dan memiliki kepengurusan dibawah Tim Kerja Misdinar. Adapun kepengurusan mempunyai tugas untuk mengkoordinir para anggotanya yang bertugas setiap perayaan Ekaristi pada hari minggu, hari raya, misa harian dan latihan-latihan. Paguyuban misdinar juga memiliki kegiatan seperti pertemuan misdinar se paroki setiap seminggu sekali, pertemuan di kevikepan, mengikuti perlombaan di kevikepan, ziarah rutin, pembekalan dari tim liturgi dan lain-lain.
(c)
Paguyuban Orang Muda Katolik Menurut Pedoman Karya Pastoral Pemuda (1993: 8), kaum muda adalah
mereka yang berusia antara 13 s.d 30 tahun dan belum menikah, sambil tetap memperhatikan situasi dan kebiasaan masing-masing tempat. Paguyuban orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33
muda merupakan paguyuban yang berpartisipasi dalam bidang communio (persekutuan-persaudaraan) Gereja. Dalam paguyuban tersebut memiliki struktur kepengurusan, pembina dan pendamping. Selain itu, orang muda dibina dalam bidang kemandirian dan kehidupan bersama yang meliputi kehidupan iman dan menggereja. Dengan adanya paguyuban OMK diharapkan iman orang muda semakin berkembang karena kaum muda sebagai harapan Gereja (CFL, art. 46).
(d)
Paguyuban Lektor Lektor sebagai Pewarta Sabda Tuhan membentuk suatu paguyuban
tersendiri. Dalam paguyuban tersebut para anggota lektor saling mendukung, menguatkan dan berusaha untuk lebih baik untuk mewartakan Sabda Tuhan. Mewartakan Sabda Tuhan tidak hanya sekedar membaca dari Kitab Suci, tetapi benar-benar mewartakan Sabda Tuhan dengan sepenuh hati. Oleh karena itu, dalam paguyuban lektor, para anggota lektor diberikan pembekalan yang cukup oleh pastor paroki agar dapat menjalankan tugas sebagai pewarta dengan baik. Kegiatan paguyuban lektor seperti pelatihan membaca, pertemuan rutin satu bulan sekali, pembekalan bagi calon lektor baru dan evaluasi tugas.
(e)
Paguyuban Legio Maria Legio Maria adalah suatu perkumpulan umat Katolik yang berdiri atas
Gereja dan bimbingan kuat dari Bunda Maria. (Surono, 2010: 1). Tujuannya untuk memuliakan Tuhan dengan doa dan karya dan memperluas Kerajaan Allah di dunia secara nyata. Anggota dari paguyuban ini ialah semua orang Katolik yang terbuka untuk mengikuti Legio Maria. Dalam paguyuban Legio Maria dikenal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34
dengan acara rapat presidium yang terdiri dari doa pembukaan dan Rosario, pembacaan rohani, pembacaan notulen, penerimaan tamu, instruksi tetap, daftar anggota (presensi), surat menyurat, berita dewan, laporan bendahara, laporan anggota, doa katena, alokusio, derma rahasia diedarkan, laporan dilanjutkan, pembagian tugas, mempelajari buku pegangan, laporan anggota auksilier, soalsoal lain, doa penutup (Surono, 2010: 8-9). Tugas yang dikerjakan oleh anggota Legio Maria meliputi bidang kerygma, leitourgia, communio, diakonia dan martyria.
Bentuk
dari
keterlibatan
pelayanan
pastoral,
kerasulan
dan
kemasyarakatan seperti mengajar agama, mengunjungi orang sakit, membersihkan Gereja, mendoakan orang sakit dan lain-lain. Oleh karena itu, dalam paguyuban Legio Maria tidak hanya berdevosi kepada Bunda Maria tetapi ada aksi nyata yang dilakukan berupa tindakan yang nantinya dilaporkan saat sidang.
(f)
Paguyuban Ibu-Ibu Paroki Merupakan sekumpulan umat terdiri dari ibu-ibu yang berkumpul untuk
mengadakan pertemuan dengan acara arisan dan pendalaman kitab suci. Paguyuban ibu-ibu paroki berkumpul setiap satu bulan sekali di aula gereja bahkan ada pula bergiliran di rumah umat yang menjadi anggota paguyuban ibu paroki. Di dalam paguyuban tersebut selain mengadakan acara arisan dan pendalaman kitab suci disetiap pertemuan juga mengadakan ziarah, menjenguk orang sakit, kunjungan ke novisiat, menghadiri pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan keuskupan atau kegiatan kunjungan yang telah disepakati oleh ibu-ibu Paroki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35
2)
Pewartaan Injil (Kerygma) Penginjilan (evangelisasi) berarti membawa Kabar baik kepada segala
tingkat kemanusiaan dan melalui pengaruh Injil merubah umat manusia dari dalam dan membuatnya menjadi baru (EN, art. 18). Isi evangelisasi memberikan kesaksian tentang kasih, mewartakan penebusan Yesus Kristus, mewartakan kasih kepada semua orang, saling mengampuni, membantu sesama, berbuat baik, menghayati sakramen, berdoa, hidup di masyarakat dengan menciptakan perdamaian dan keadilan. Kerygma merupakan keterlibatan aktif dari tiap-tian anggota umat Allah dalam pengajaran dan pewartaan kabar gembira melalui usaha-usaha saling mengajar dan saling meneguhkan, memperkaya iman dan pemahamannya dengan sharing, katekese umat, katekese sekolah, katekese katekumenat dan pendalaman iman (Komisi Kepemudaan, 1993: 39). Mewartakan Kabar Gembira tidak cukup dengan hanya membaca dan mendengarkan Sabda Tuhan tetapi diwujudkan berupa tindakan secara nyata untuk memperluas Kerajaan Allah di dunia. Metode-Metode evangelisasi seperti mencari saranasarana yang cocok, kesaksian hidup, Kotbah, liturgi sabda, katekese, menggunakan media massa, sakramen, kesalehan yang merakyat (EN, art. 40-48). Bentuk-bentuk keterlibatan dalam bidang kerygma sebagai berikut:
(a)
Katekese Isi dari katekese adalah Yesus Kristus, pengalaman peserta, Tradisi, Ajaran
gereja dan Ajaran moral. Katekese sebagai salah satu tugas pastoral Gereja tidak hanya
dilaksanakan
pada
persiapan
penerimaan
sakramen
tetapi
juga
berkelanjutan setelah menerima sakramen. Pelajaran agama katolik di sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36
merupakan bentuk katekese. Ruang lingkup katekese terdiri dari lima bagian yaitu keluarga, paroki, sekolah, masyarakat dan komunitas basis (Sumarno, 2011: 59).
(1)
Katekese Persiapan Baptis Dewasa Sakramen Baptis merupakan pintu gerbang sakramen lainya. Oleh karena
itu, orang yang akan masuk katolik harus menerima sakramen baptis. Sebelum menerima sakramen baptis, para katekumen wajib mengikuti pelajaran baptis atau katekese persiapan baptis. Katekese persiapan katekese baptis dewasa intinya mempersiapkan para calon Baptis (katekumen) untuk mengenal Gereja Katolik dengan semua ajarannya, mengakui pokok-pokok iman katolik, dan menghayati dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan dari katekese yaitu mengembangkan dan membina pengetahuan dan penghayatan iman para katekumen (Komkat KAS, 2012: 17). Oleh karena, katekumen tidak hanya diberikan pengetahuan iman melalui dogma, katekismus, ajaran gereja, menghafalkan doa tetapi diajak untuk menghayati pengalaman imannya secara pribadi. Selama setahun sebelum menerima sakramen baptis, para katekumen menjalani tiga tahap empat masa sehingga benar-benar dipersiapkan agar sungguh-sungguh dapat meyakini, menghayati dan menjalankan iman katolik.
(2)
Katekese Persiapan Komuni Pertama Komuni Pertama diterima oleh anak kurang lebih umur 9-10 tahun.
Katekese persiapan komuni pertama diharapkan dapat mengajak calon kepada sikap dan nilai baru yang perlu dikembangkan, bukan sekedar pemahaman, artinya dengan menerima komuni pertama calon diajak dalam persekutuan Gereja,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37
terlibat dalam hidup menggereja sepenuhnya dan menyadari untuk setia mengenakan Kristus melalui menerima Tubuh dan darah Kristus (Komkat KAS, 2012: 32). Dalam katekese persiapan komuni pertama materinya tentang pemahaman Tritunggal MahaKudus, Kitab Suci, Gereja, Sakramen, moral kristiani, ajaran Gereja, doa dan hidup kekal. Katekese persiapan komuni pertama sangatlah penting dan wajib diikuti oleh anak yang akan menerima Sakramen Ekaristi karena mereka disiapkan untuk menerima Tubuh dan Kristus.
(3)
Katekese Persiapan Sakramen Penguatan Sakramen Penguatan atau Krisma diterimakan pada usia remaja minimal
kelas 2 SMP. Tujuan dari katekese sakramen penguatan diajak untuk memahami bahwa sakramen mengandung suatu panggilan untuk menjadi saksi Krsitus (Komkat KAS, 2012: 45). Dalam sakramen penguatan, umat lebih dikuatkan untuk menjadi saksi Kristus. Berkat anugerah Roh Kudus ini, orang beriman menjadi lebih serupa dengan Kristus dan dikuatkan untuk memberi kesaksian tentang Kristus, demi pembangunan tubuh-Nya dalam iman dan cinta kasih (KWI, 1996: 426-427). Dalam hal ini, orang beriman diutus untuk terlibat dalam hidup menggereja yang terdapat empat bidang yaitu leitourgia, koinonia, diakonia, dan kerygma.
(4)
Katekese Lanjut Masa mistagogi merupakan masa lanjut setelah menerima Sakramen baptis.
Dalam tahap mistagogi, penghayatan perlu selalu ditumbuhkan sehingga semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 38
mencintai Yesus Kristus dan perlu diberikan contoh-contoh konkret untuk dapat mengaktualkan pengetahuan imannya dalam hidup sehari-hari (Komkat KAS, 2012: 55). Katekese sebagai usaha untuk mendidik iman perlu dilanjutkan agar sampai pada iman yang dewasa meskipun aspek pengetahuan iman dan sikap iman tidak dilupakan. Selain itu, yang membutuhkan katekese lanjut tidak hanya para baptisan baru tetapi semua umat beriman katolik yang masih hidup dan membutuhkan pendampingan iman agar iman semakin berkembang. Dalam usaha menumbuhkan iman maka katekese lanjut perlu ditempatkan sebagai media gerejawi untuk mendidik seorang dalam iman.
(5)
Katekese di Sekolah Dalam dokumen tentang Ajaran dan Pedoman Gereja tentang Pendidikan
Katolik menegaskan bahwa pendidikan agama (Katolik) di setiap sekolah adalah tepat, sebab tujuan dari sekolah ialah membentuk manusia dalam segala dimensinya yang pokok dan dimensi keagamaan merupakan bagian dari intergral dari pembentukan itu (Boli Kontan, 2011: 45). Pendidikan menyangkut hubungan dengan Tuhan dan sesama. Oleh karena itu, katekese di Sekolah harus menjadi bagian dari pendidikan iman yang dapat mendidik murid untuk mengolah pengetahuan iman menjadi nyata. PAK di sekolah swasta dan negeri merupakan bentuk katekese. Pendekatan yang dipakai pola interaksi (komunikasi) aktif untuk mengintepretasikan dan mengaplikasi ajaran imannya dalam hidup nyata. Keberhasilan dalam hidup beragama tidak terletak pada apa yang diketahui, tetapi lebih pada kemampuan untuk mengolah pengetahuan iman supaya hidup lebih nyata dan berkembang secara rohani serta jasmani (Boli Kontan, 2011: 56).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39
Pendidikan Agama Katolik di sekolah bertujuan membantu siswa untuk dapat menghayati dan mewujudkan imannya serta untuk menentukan jati diri. Terwujudnya Kerajaan Allah merupakan visi dasar atau arah utama seluruh kegiatan pendidikan di dalam iman atau PAK (Heryatno, 2008: 26). Dimensi pendidikan agama katolik di sekolah meliputi Pribadi siswa, Yesus Kristus, Gereja dan Kemasyarakatan. Gereja sebagai persekutuan yang melanjutkan karya Yesus. Oleh karena itu, ajaran dan iman Gereja bertumbuh dan berkembang melalui persekutuan sehingga pendidikan agama katolik tidak hanya memberikan pengetahuan iman, tetapi menghayati dan mewujudkan iman dalam keadaaan konkret sebagaimana tiga unsur iman kristiani yaitu meyakini, mempercayai dan menjalankan. Pendidikan Iman dalam di sekolah, sebagai proses pendewasaan iman diharapkan membantu memperkembangkan iman peserta didik secara seimbang dan integratif ketiga aspek iman tersebut (Heryatno, 2008: 31).
(b)
Kotbah Dalam buku Kompendium Prodiakon (2010: 48) Kotbah adalah pewartaan
mengenai iman yang berisi Kitab Suci, ajaran Gereja, ajaran moral. Khotbah berbeda dengan homili di lihat dari segi isi. Kotbah bisa menjadi homili apabila disampaikan dalam perayaan liturgi dan bertitik tolak dari bacaaan Kitab Suci. Dari segi tempat penyampaiannya, kotbah dapat disampaikan dimana saja tidak hanya dalam perayaan liturgi seperti dalam rapat pertemuan, jalan raya dan lainlain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 40
(c)
Homili Homili berasal dari kata Yunani homilia yang berarti percakapan atau
pembicaraan yang enak, akrab, saling memahami dan seterusnya. Homili selalu bertitik tolak dari bacaan Kitab Suci yang sifatnya mengupas dan menjelaskan isi Kitab Suci sesuai dengan konteks hidup jemaat (art 49).
Seperti yang telah
diungkapkan St. Hieronimus bahwa Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus. Dalam ungkapan tersebut mengajak umat beriman katolik untuk mengenal Yesus melalui bacaan Kitab Suci dengan karya keselamatan Allah. Oleh karena itu, dalam Misa hari Minggu dan hari raya wajib yang dihadiri umat, homili jangan ditiadakan kecuali jika ada alasan yang berat (SC, art. 52).
3)
Perayaan Iman (Leitourgia) Leitourgia adalah keterlibatan dan peran serta secara aktif tiap-tiap anggota
umat Allah dalam ibadat dan perayaan bersama untuk menyembah dan bersyukur kepada Allah dalam doa bersama, mendengarkan sabda-Nya dalam Kitab Suci dan terutama dalam perayaan Ekaristi Kudus dan sakramen-sakramen yang lain (Komisi Kepemudaan, 1993: 39). Gereja mengenangkan perayaan syukur karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang terungkap dalam perayaan Ekaristi dan Sakramen. Dengan sakramen, orang beriman bersatu dengan Yesus Kristus. Leitourgia menjaga hubungan dengan Yesus Kristus yang mendasari kehidupan jemaat dan pengabdaian agar terpelihara (Ardisubagyo, 1987: 29). Keterlibatan dalam perayaan iman sungguh penting baik sebagai petugas liturgi maupun umat. Sebagai umat hendaknya aktif dalam berliturgi seperti aklamasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 41
olah umat, jawaban-jawaban, pendarasan mazmur, antifon-antifon, lagu dan sikap-sikap liturgi. Menjadi petugas litugi dapat berperanserta dalam putra-putri altar, lektor, komentator, paduan suara, prodiakon, tata tertib, dirigen, petugas persembahan, dirigen secara bertanggung jawab. Bentuk keterlibatan dalam leitourgia sebagai berikut:
(a)
Merayakan Ekaristi dan Merayakan Sakramen Misa Kudus adalah perayaan kebersamaan dengan seluruh Gereja secara
konkret yang diungkapkan dengan kehadiran semua umat yang hadir berkumpul. Perayaan Ekaristi Gereja sebagai Sakramen kesatuan, yakni umat kudus yang berhimpun dan diatur dibawah para uskup (SC, art. 26). Ekaristi adalah puncak sumber dan puncak seluruh kehidupan Kristiani (SC, art. 10). Oleh karena itu, setiap umat beriman katolik setiap hari Minggu mempunyai kewajiban untuk merayakan Perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi merupakan perayaan kehadiran yang tidak hanya mempertandakan kehadiran Tuhan di tengah umat tetapi bagaimana umat menghayati dalam imannya dengan kehadiran Tuhan. Gereja tiada putusnya memuji Tuhan dan memohonkan keselamatan seluruh dunia bukan hanya dengan merayakan perayaan Ekaristi, melainkan dengan cara-cara lain juga, terutama dengan mendoakan Ibadat Harian (SC, art. 83). Oleh karena itu, perayaan Ekaristi sebagai perayaan bersama masing-masing umat dapat terlibat sesuai dengan perannya masing-masing baik menjadi petugas maupun sebagai umat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42
Dalam Gereja Katolik memiliki tujuh sakramen. Sakramen merupakan tanda dan sarana keselamatan Allah. Ketujuh sakramen merupakan liturgi dalam arti yang paling padat (KWI, 1996: 396). Memaknai sakramen adalah mendalami kekristenan dan mendalami arti menjadi warga Gereja yang berarti pengungkapan iman dan perwujuan iman untuk merumuskan teknis dari cita-cita menggereja konteksual yang artinya melahirkan wujud kekristenan dalam situasi sosial, budaya, politik, keagamaan, ekonomi yang konkret (Putranto, 2011: 1). Menjadi umat beriman katolik dapat mengikuti, menerima dan merayakan perayaan Sakramen Baptis, Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat, Sakramen Perkawinan, Sakramen Imamat, Sakramen Krisma dan Sakramen Pengurapan orang sakit.
(b)
Ibadat Harian Dalam buku Iman Katolik (1996: 396-397) liturgi tidak terbatas pada bidang
sakramen, tetapi mencakup Ibadat Harian. Yang wajib merayakan ibadat harian ialah (1). dewan pembantu uskup, para rahib dan rubiah, serta para imam biarawan lainnya, yang terikat pada pada Ibadat Harian bersama menurut hukum atau konstitusi tarekat; (2). Dewan para iman katedral atau penasihat uskup untuk sebagian (SC, art. 95).
(c)
Menjadi Lektor Lektor artinya orang yang bertugas untuk membacakan bacaan pertama dan
atau bacaan kedua, sebagai sabda Allah, dalam perayaan Ekaristi (Prasetya, 2010: 40). Tujuannya agar Sabda Tuhan yang disampaikan dapat menyentuh hati umat dan umat dapat menanggapi Sabda dengan baik. Dalam menyampaikan Sabda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43
Tuhan tidak hanya sekedar membaca, tetapi membutuhkan persiapan dengan baik. Lektor menjadi orang yang terpanggil dan terpilih Allah, maka harus bersedia melaksanakan tugas dan panggilannya tersebut serta tidak alasan untuk menolak. Menjadi lektor sebuah pelayanan, pengabdian demi Gereja dan demi Kristus. Oleh sebab itu menjadi Lektor tidak memandang umur, latar belakang maupun pendidikan.
(d)
Menjadi Putra-Putri Altar Putra-Putri altar atau misdinar adalah perkumpulan yang dibangun Gereja
atau Paroki setempat untuk menghimpun anak-anak usia SD–SMP agar dapat melaksanakan tugas yang dipercayakan Gereja kepada mereka. Perkumpulan ini menjadi tempat yang efektif bagi pembinaan iman remaja agar sungguh-sungguh mempunyai iman yang mendalam dan Putra-Putri Altar dengan bebas dan senang hati melibatkan diri dalam pelayanan hidup menggereja serta sebagai ungkapan tanggungjawabnya menjadi anggota Gereja. Selain itu, menjadi Putra-Putri Altar berarti menunjukkan rasa cinta kepada Gereja. Tugas utama misdinar itu membantu imam selebran saat penyelenggaraan Misa (Amuristian Daely dan Subaryani, 2009: 37).
(e)
Anggota Paduan Suara Paduan suara adalah orang-orang yang bertugas menyanyikan lagu, dalam
suasana kebersamaan, yang dapat membantu atau mendukung kemeriahan dan keagungan tindak liturgi yang sedang dirayakan (Prasetya, 2003: 53). Menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44
petugas paduan perlu latihan rutin dan pemilihan lagu diperhatikan agar dalam merayaan liturgi suasananya meriah dan khidmat.
(f)
Menjadi Pemazmur Pemazmur yaitu orang yang bertugas menyanyikan aneka mazmur sebagai
tanggapan atas Sabda Allah yang telah didengarnya (Prasetya, 2003: 53). Mazmur merupakan unsur penting dalam Liturgi Sabda. Menjadi pemazmur perlu mempersiapkan diri dengan baik sebelum melaksanakan tugas karena seorang pemazmur adalah mewartakan Sabda Tuhan. Mazmur tanggapan untuk menanggapi atau merenungkan isi dari bacaan pertama sedangkan bait pengantar Injil sebagai persiapan untuk mendengarkan Injil.
(g)
Menjadi Petugas Persembahan Yaitu orang-orang yang bertugas mewakili umat beriman Katolik dalam
mempersembahkan bahan-bahan Ekaristi dan sebagian harta kekayaannya kepada Allah melalui Gereja (Prasetya, 2003: 54). Petugas persembahan bisa dilaksanakan
oleh semua umat beriman katolik yang bersedia untuk
menghantarkan persembahan ke depan altar Gereja Katolik.
(h)
Pembaca Pengumuman Pembaca Pengumuman yaitu orang yang bertugas menyampaikan aneka
informasi kepada umat beriman Katolik (Prasetya, 2003: 54). Seorang pembaca pengumuman harus jelas dalam membaca pengumuman karena menyampaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45
informasi tentang kegiatan Gereja. Di suatu paroki, petugas pengumuman dibacakan oleh lektor dan ada pula oleh petugas khusus.
4)
Pelayanan (Diakonia) Pelayanan kasih setiap anggota umat Allah terhadap satu sama lain dalah
wujud dan bentuk yang konkret, khususnya di bidang kehidupan sehari-hari: material, sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan sehingga terwujud suatu kehidupan yang layak bagi seluruh umat Allah (Komisi Kepemudaan, 1993: 39). Cox dalam Ardhisubagyo (1987: 30) Pelayanan Gereja didasari oleh Yesus sebagai Kepala Gereja, yang menyembuhkan, memperhatikan orang kecil dan mengampuni dosa. Yesus Kristus datang ke dunia bukan untuk dilayani tetapi melayani umat manusia (Mrk 10:45). Mengembangkan pelayanan perlu dibedabedakan beberapa hal; pelayanan rohani (pewartaaan, bimbingan pastoral) dan pelayanan umum (pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi), pelayanan intern atau ke dalam lingkup paroki bagi warga paroki, dan pelayanan ekstern atau ke luar bagi masyarakat (Sumarno, 2011: 58). Fungsi pelayanan berkaitan dengan ketiga fungsi lain seperti koinonia, leitourgia, kerygma yang bersama-sama harus menjiwai dan mendorong umat untuk beriman untuk melaksanakan pelayanan (Ardhisubagyo, 1987: 31). Banawiratma dalam Ardhisubagyo (1987: 31) mengatakan bahwa kegiatan Gereja bermuara pada pelayanan sesama dan bukan hanya kegiatan yang dapat memuaskan kebutuhan rohani. Bentuk-bentuk dari diakonia sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46
(a)
Bakti Sosial Bakti sosial adalah suatu kegiatan untuk menyalurkan rasa kemanusiaan
kepada orang yang membutuhkan. Bentuk kegiatan dapat dilaksanakan di panti asuhan, panti jompo, panti asuhan cacat ganda, membersihkan lingkungan Gereja, membersihkan lingkungan masyarakat, membersihkan jalan, membantu saudara yang KLMTD dan lain-lain.
Dengan mengadakan bakti sosial remaja dapat
menyalurkan rasa solidaritas kepada saudara-saudara yang membutuhkan, meningkatkan rasa kepedulian, memotivasi terlebih untuk selalu bersyukur dalam kehidupan.
(b)
Donor Darah Donor darah merupakan aksi sosial dari seseorang yang sukarela untuk
menyumbangkan darah melalui lembaga sosial seperti PMI. Aksi donor darah bisa dilakukan oleh semua orang yang rela dan memenuhi syarat untuk mendonorkan darah. Setetes darah yang kita berikan sungguh sangat berarti bagi yang membutuhkan. Aksi donor darah biasa diselenggarakan di Gereja maupun di masyarakat bila ada acara khusus.
(c)
Membantu Korban Bencana Alam Membantu korban bencana alam merupakan pelayanan yang diberikan
saudara-saudari yang membutuhkan dengan yang seiman maupun bukan seiman. Dalam membantu korban bencana alam berupa memberikan uang, bahan makanan, sembako, pakaian, penghiburan dan lain-lain sesuai yang dibutukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47
Membantu korban bencana alam sekecil apapun sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan pertolongan kita.
(d)
Mengunjungi orang yang kurang tersapa Mengunjungi orang yang lemah, kurang tersapa, miskin, tersingkir dan
sudah tua juga menjadi kewajiban kita sebagai sesama. Dengan mengunjungi sekedar untuk menanyakan kabar atau keadaan akan membuat orang itu merasa tersapa dan dihargai sehingga merasakan kebahagiaan serta kekeluarga.
3.
Keterlibatan Hidup Menggereja Keterlibatan hidup menggereja diartikan sebagai pengabdian secara sukarela
untuk mengambil bagian dalam bidang koinonia, kerygma, leitourgia dan diakonia. Tujuan dari hidup menggereja adalah terwujudnya keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan manusia serta hadirnya Kerajaan Allah. Umat yang terlibat bertitik tolak dari perhatian Yesus. Pola dasar keterlibatan umat ini dapat dilihat dalam pengutusan para murid (Luk 10:1-12). Yang dimaksud dengan keterlibatan umat yaitu berangkat dari kehendak Yesus dan dikembalikan kepada kehendak Yesus (Sarjumunarsa, 1989: 497). Dalam pertemuan World Youth Day 2013 mengangkat tema “Pergilah, dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku” bahwa kaum muda dipanggil menjadi muridNya, diberi tugas mewartakan Kabar Gembira dan terlibat secara aktif bagi perkembangan orang muda katolik di paroki atau keuskupannya serta mampu menjadi motivator serta penggerek orang muda (Philip, 2013: 14).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48
Umat yang tidak pernah terlibat hidup menggereja imannya akan menjadi dangkal, apabila aktif terlibat dan bertemu dengan umat lain imannya akan semakin kokoh. Semakin aktif para warga terlibat dalam pertemuan serta kegiatan, semakin mantaplah keanggotaannya, semakin akrab dengan saudarasaudara sewarga, dan semakin membaralah semangatnya (Mariyanto, 1987: 80). kaum muda sebagai harapan Gereja (CFL. art. 46) yang berarti bahwa masa depan Gereja berada di tangan kaum muda sebagai generasi penerus untuk mengembangkan gereja. Dengan demikian kaum muda diberikan tanggung jawab untuk ikut serta mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di gereja di masa mudanya sehingga nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah tua. Oleh karena itu, dalam keluarga katolik sebagai orang tua perlu mendorong dan melatih kaum muda untuk mengembangkan iman serta jatidiri melalui kegiatan yang bersifat humanis dan religius melalui kegiatan-kegiatan seperti latihan koor, pertemuan-pertemuan di lingkungan maupun paroki, membaca dan mendalami Kitab Suci, taize, rekoleksi, retret dan sebagainya (Prasetya, 2003: 107-108) .
4.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Hidup Menggereja Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan hidup menggereja terdiri dari
faktor pendukung dan faktor penghambat.
a.
Faktor Pendukung
1)
Kemauan dari dalam diri Pada dasarnya proses perkembangan iman tampak dalam sikap iman yang
terdiri dari pengetahuan, afeksi dan perilaku. Iman tanpa perbuatan adalah mati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49
Orang yang beriman tidak hanya mengetahui apa yang di ajarkan oleh agamanya dan merasakan tetapi dapat mewujudkan dalam tindakan nyata. Dalam mewujudkan sikap iman membutuhkan kesadaran dan kemauan dari dalam diri. Motivasi pribadi membuat iman menjadi menjadi tetap dan orang yang bersangkutan mampu melibatkan diri dalam suatu tindakan baik dalam jangka waktu yang lama (Adisusanto, 1995: 18).
2)
Keluarga Keluarga sebagai tempat pendidikan utama dan pertama mempunyai
peranan dalam hal mendidik anak. Sebagai orangtua perlu mengarahkan remaja untuk terlibat dalam hidup menggereja. Dengan mengajak dan mendorong remaja untuk terlibat dalam hidup menggereja membuat remaja berkembang dalam iman. Maka hendaklah para orangtua menyadari, betapa pentinglah keluarga yang sungguh Kristen untuk kehidupan dan kemajuan umat Allah sendiri (GE, art. 3). Dalam hal ini berarti bahwa dalam keluarga katolik, orangtua diharapkan dapat menanamkan kebiasaaan untuk mengembangkan iman kaum muda sehingga kaum muda tidak hanya dituntut untuk belajar tetapi juga mengembangkan jati diri melalui kegiatan religius.
3)
Lingkungan Di dalam lingkungan tersebut remaja bersosialisasi dengan teman, tetangga
dan orang-orang yang ada disekitarnya dari berbagai kalangan usia, latar belakang yang berbeda-beda sehingga dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan remaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50
baik positif maupun negatif. Remaja di dalam masa transisi dan kesehariannya tinggal di lingkungan perlu selektif dalam bergaul agar tidak terjerumus dalam hal-hal negatif. Lingkungan yang aktif tentu akan mendorong remaja untuk terlibat dalam hidup menggereja.
4)
Teman Sebaya Adanya teman sebaya atau teman sepermainan menjadi pengaruh remaja
untuk terlibat dalam hidup menggereja. Pada saat ini banyak remaja yang tidak mengikuti kegiatan karena tidak ada temannya. Oleh karena itu, teman sebaya dapat mempengaruhi motivasi remaja untuk terlibat dalam hidup menggereja karena merasa cocok, seumuran, tidak ada rasa grogi dan mempunyai keinginan yang sama.
5)
Adanya pendamping Dalam masa peralihan, remaja membutuhkan pendamping yang mampu
mendampingi, kreatif, sabar dan memotivasi untuk terus terlibat dalam hidup menggereja.
Pendamping
berperan
tidak
hanya
mendampingi
dalam
perkembangan iman, tetapi pendamping yang mampu dan mau menjadi sahabat bagi remaja sehingga iman remaja selalu di bina dan semakin berkembang menuju kedewasaan kristiani. Pendamping perlu mengadakan kegiatan-kegiatan menarik agar remaja terus termotivasi dalam hidup menggereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51
6)
Sekolah Sekolah perlu memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam
hidup menggereja seperti mengikuti kegiatan rohani sehingga siswa tidak hanya dituntut untuk belajar akademik dan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Guru agama katolik tidak hanya mendorong siswa berhenti pada aspek kognitif dan aspek afektif tetapi aspek psikomotorik juga perlu supaya siswa sampai sikap iman. Oleh sebab itu para pendidik agama wajib berusaha memotivasi subyek didik tahap demi tahap sehingga ia berpegang pada paham dan nilai, bukan karena terpaksa, atau karena kebiasaan dan tradisi melainkan karena kesadaran pribadi (Boli Kontan, 2011: 56). Dalam salah satu kompetensi PAK di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama menjelaskan bahwa siswa dapat memahami arti dan makna Gereja dan mewujudkan kehidupan bergereja dalam hidup nyatanya. Hal ini berarti bahwa siswa dapat memahami dan memaknai pengertian Gereja serta dapat ikut terlibat di dalamnya.
b.
Faktor Penghambat
1)
Dalam diri Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Dalam masa itulah remaja sedang mencari identitas diri. Kurangnya motivasi dari oranglain membuat remaja sulit untuk terlibat. Dalam mengikuti suatu kegiatan terkadang remaja hanya semaunya sendiri dan yang mengikuti kegiatan pun karena diajak oleh temannya dan ingin mendapat tanda tangan karena diminta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52
guru agamanya untuk melaporkan kegiatan yang diikuti. Hal ini remaja perlu disadarkan kembali pentingnya terlibat dalam hidup menggereja.
2)
Kegiatan Yang Kurang Menarik Gereja sebagai persekutuan umat beriman yang mengimani Kristus.
Seluruh kegiatan rohani dibawah wewenang gereja. Kegiatan gereja yang tidak menarik akan membosankan bagi remaja. Selain itu, kurangnya dukungan dari pastor paroki bagi remaja untuk menyelenggarakan suatu kegiatan akan membuat remaja tidak antusias dalam mengikuti kegiatan di Gereja.
3)
Tidak adanya pendamping Peranan pendamping juga dibutuhkan bagi remaja dalam hal mendampingi
imannya. Pendamping adalah seorang motivator bagi remaja. Remaja sangat membutukan pendamping yang dapat mendorong untuk terlibat dalam hidup menggereja. Pada kenyataannya pendamping bagi remaja seringkali disibukkan dengan kegiatan pribadi bahkan pula tidak adanya pendamping yang dapat mendampingi remaja.
4)
Keluarga Keluarga merupakan tempat pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua
mempunyai peran untuk mendidik putra-putrinya merupakan suatu kewajiban. Tanggung jawab sebagai orangtua tidak hanya dalam sekolah tetapi juga mempunyai tanggung jawab dalam hal perkembangan iman. Tidak ada dukungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53
dan kurangnya pengarahan dari orangtua membuat remaja menjadi malas serta cenderung bertindak ke arah negatif sehingga tidak mengikuti kegiatan di Gereja. Selain itu, yang menjadi faktor penghambat untuk melaksanakan kegiatan yang ada gereja seringkali dibutuhkan iuran dana dari setiap anggota. Adanya masalah ekonomi yang dialami keluarga membuat remaja tidak bisa mengikuti kegiatan Gereja.
5)
Sekolah Sebagai seorang pelajar tugas yang utama adalah belajar. Adanya tuntutan
dari pihak sekolah untuk mengikuti les, ekstrakurikuler, kokurikuler membuat remaja sibuk dengan tuntutan akademik yang diwajibkan sekolah sehingga mereka kurang terlibat dalam hidup menggereja. Hal demikian membuat remaja sulit untuk membagi waktu antara kegiatan di Gereja dan di sekolah. Remaja lebih memilih untuk mengikuti kegiatan yang ada di sekolah karena mendapatkan nilai daripada terlibat dalam hidup menggereja.
C.
Penelitian Yang Relevan
1.
“KATEKESE MERUPAKAN SALAH SATU USAHA PEMBINAAN
IMAN DAN SPIRITUALITAS KAUM MUDA UNTUK MEWUJUDKAN KETERLIBATANNYA DALAM KEGIATAN HIDUP MENGGEREJA DI STASI IGNATIUS EROMOKO, PAROKI SANTO YOHANES RASUL WONOGIRI”. Penelitian ini dilaksanakan oleh Dominikus Puu, mahasiswa IPPAK pada tahun 2000 untuk Kaum Muda di Paroki Wonogiri. Teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 54
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan wawancara dan praktik pertemuan katekese. Responden penelitian sejumlah 20. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kaum muda Stasi St. Ignatius Eromoko semua memahami arti hidup menggereja sebanyak 50%. Kegiatan yang paling disenangi adalah camping rohani 50 %. Alasan kaum muda terlibat dalam kehidupan menggereja bukan didasari karena sendiri melainkan karena diajak oleh teman sebanyak 50%. 2.
PENERAPAN POLA NARATIF EKSPERENSIAL BERBANTUAN
AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI SEKOLAH DASAR TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA. Penelitian ini dilaksanakan oleh Aloysius Baun (081124036) mahasiswa IPPAK dengan metode penulisan
penelitian tindakan kelas. Masalah yang dibahas tentang
peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode Naratif Eksperensial. Teknik analisis menggunakan 4 indikator yaitu aspek pendorong, pengarah, mengatasi masalah dan pencapaian hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pola naratif eksperensial dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari motivasi belajar pra tindakan 77%, akhir siklus I diperoleh 81,20% dan akhir siklus II diperoleh 87,29%.
D.
Kerangka Berpikir Katekese model sotarae adalah pembinaan iman yang diperuntukkan bagi
anak-anak, kaum muda dan orang dewasa dengan menggunakan metode melihat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55
menilai dan bertindak. Dengan adanya katekese model sotarae diharapkan dapat memberikan dampak pada sikap iman yang diwujudkan dalam tindakan nyata sehingga imannya dapat berkembang menuju kedewasaan kristiani. Keterlibatan hidup menggereja adalah tindakan yang dilakukan seseorang secara sukarela untuk mengambil bagian dalam bidang koinonia, kerygma, leitourgia dan diakonia. Keterlibatan hidup menggereja dipengaruhi oleh dua faktor terdiri dari faktor pendukung dan faktor penghambat. Faktor pendukung yaitu kemauan dari dalam diri, keluarga, lingkungan, teman sebaya, adanya pendamping dan sekolah, sedangkan faktor penghambat ialah dari dalam diri, kegiatan yang tidak menarik, tidak adanya pendamping, keluarga dan sekolah. Sotarae merupakan bagian dari katekese di sekolah yang dapat mendorong siswa untuk terlibat. Sebagaimana katekese sebagai pendidikan iman bertujuan membantu orang beriman semakin terlibat dalam hidup menggereja baik secara pribadi maupun kelompok dan proses perkembangan iman melalui perkembangan sikap iman yang memiliki 3 komponen pengetahuan, afeksi dan tindakan. Oleh karena itu, dirancang katekese model sotarae yang menekankan metode melihat, menilai dan bertindak sehingga siswa-siswi dapat meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja.
E.
Hipotesis Tindakan Hipotesis Tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK (Mulyasa,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56
2012: 105). Dari kerangka berpikir diatas diperoleh hipotesis tindakan bahwa katekese model sotarae dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja dalam pendalaman iman bagi siswa-siswi di SMP Pangudi Luhur Cawas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Rancangan Penelitian Kerlengir dalam Masnur (2012: 144) rancangan penelitian adalah rencana
dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitiannya. Rancangan penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan (Mulyasa, 2012: 11). Model penelitian tindakan kelas dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Secara umum, penelitian bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas. Dalam penelitian ini, permasalahan yang dimaksud yaitu rendahnya keterlibatan siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas dalam hidup menggereja. Alternatif pemecahan masalah digunakan katekese model sotarae. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus dengan empat kali pertemuan.
B.
Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas 7, 8 dan 9 yang beragama katolik
pada tahun akademik 2014/2015. Objek penelitian adalah keterlibatan hidup menggereja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58
C.
Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penyelenggaraan penelitian pada bulan September-November 2014
dilaksanakan dengan dua siklus. Lokasi penelitian di SMP Pangudi Luhur Cawas Jl. Brangkal Barepan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.
D.
Prosedur Penelitian
1.
Siklus I Pada siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan setiap kali
pertemuan 2x40 menit. Adapun tahapan kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: a)
Perencanaan Tindakan
1)
Peneliti melakukan pengukuran awal mengenai keterlibatan hidup menggereja untuk mengetahui sejauh mana siswa-siswi terlibat dengan menggunakan instrumen penelitian skala perbedaan semantik.
2)
Peneliti menyusun satuan persiapan.
3)
Peneliti menyusun instrumen penelitian skala perbedaan semantik untuk mengetahui persentase keterlibatan hidup menggereja menggunakan katekese model sotarae yang akan diisi oleh siswa pada pertemuan berikutnya.
4)
Peneliti melaksanakan wawancara kepada tiga siswa dengan panduan pertanyaan wawancara yang telah disiapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59
b)
Pelaksanaan Tindakan Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario kerja tindakan yang
akan dikerjakan. Tindakan yang dilakukan ini adalah memberikan katekese dengan model sotarae. c)
Pengamatan Pada tahap pengamatan, kolaborator mengamati aktivitas siswa dan peneliti.
Selain itu, peneliti melakukan wawancara kepada siswa sesuai dengan pertanyaan panduan wawancara yang telah disiapkan untuk mengetahui dampak dari proses dan hasil pelaksanaan tindakan. d)
Refleksi Peneliti, kolaborator dan siswa melakukan refleksi untuk mengetahui
kekurangan pada pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dengan melihat indikator keberhasilan. Bila belum memenuhi target yang diharapkan, maka dilanjutkan pada siklus kedua dan memperbaiki yang kurang dari siklus pertama.
2.
Siklus II Pada siklus kedua dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu
setiap pertemuannya 2x40 menit. Peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan hasil refleksi siklus I. Tahapan kegiatan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60
a)
Perencanaan Tindakan Dalam tahap ini, peneliti menyusun satuan persiapan katekese dengan model
sotarae berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. b)
Pelaksanaan Peneliti melaksanakan tindakan sesuai perencanaan tindakan dengan
menggunakan katese model sotarae. c)
Pengamatan Pada tahap pengamatan, kolaborator mengamati proses katekese aktivitas
siswa dan peneliti. Peneliti melaksanakan wawancara bersama siswa dengan menggunakan panduan pertanyaan wawancara yang telah disiapkan untuk mengetahui dampak dari proses katekese model sotarae. d)
Refleksi Peneliti dan siswa melakukan refleksi pada siklus dua dan melihat
perbandingan hasil dari pelaksanaan tindakan.
E.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data Teknik dan Alat Pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1.
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu katekese model
sotarae dan keterlibatan hidup menggereja. Variabel bebas (X)
: Katekese model sotarae
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Variabel terikat (Y)
2.
: Keterlibatan hidup menggereja
Definisi Konseptual Variabel Katekese model sotarae adalah komunikasi iman atau bertukar pengalaman
iman dengan menggunakan dokumen yang dipilih sebagai
perantara dengan
menggunakan metode melihat-menilai-bertindak. Keterlibatan hidup menggereja adalah mengambil bagian dalam tugas pastoral gereja dalam bidang koinonia, kerygma, liturgia dan diakonia yang terjangkau selama penelitian pada bulan September-November 2014.
3.
Definisi Operasional Variabel Katekese model sotarae adalah pembinaan iman bagi kaum muda, anak-
anak dan orang dewasa kurang lebih 1,5 jam dengan menggunakan tema, mempunyai tujuan dengan langkah-langkah S (situasi), O (obyektif), T (tema), A (analisis), R (rangkuman), A (Aksi), E (Evaluasi), materi, metode, sarana yang mendukung. Keterlibatan hidup menggereja adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk hadir secara sukarela dalam kegiatan menjadi petugas misdinar dan mengikuti kegiatan kelompok, mengikuti kegiatan PIR, doa lingkungan dan pendalaman iman di lingkungan, bisa mengatasi hambatan serta memberikan evaluasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
4.
Jenis Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen skala
perbedaan semantik, observasi dan wawancara terstruktur. 1.
Perbedaan semantik
: Untuk mengukur keterlibatan pratindakan dan
setelah pelaksanaan tindakan dengan menggunakan katekese model sotarae. 2.
Observasi
: Untuk memperoleh data dari proses pelaksanaan
katekese model sotarae. 3.
Wawancara terstruktur :
Untuk
pertanyaan yang telah disiapkan.
memperoleh
data
dengan
panduan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
5.
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian Untuk mengukur keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi digunakan instrumen yang disebarkan pada pra tindakan, siklus 1
dan siklus 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Keterlibatan Hidup Menggereja dengan Skala Perbedaan Semantik No
Aspek
Petugas misdinar dan
PIR
Doa Lingkungan
kegiatan kelompok
Pendalaman Iman di Lingkungan
misdinar (1) 1
(2) Sukarela
(3) a. Mau menjadi petugas misdinar
(4)
(5)
a. Mau mengikuti
a. Mau mengikuti doa
PIR
b. Kemauan dari dalam b. Kemauan dari diri c. Tidak merasa
dalam diri c. Tidak merasa
lingkungan b. Kemauan dari dalam diri c. Tidak merasa
(6) a. Mau mengikuti pendalaman iman b. Kemauan dari dalam diri c. Tidak merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
terpaksa d. Senang menjadi petugas misdinar e. Tidak mengharapkan imbalan f. Menjalankan tugas dengan baik
terpaksa d. Senang mengikuti kegiatan kelompok PIR e. Tidak mengharapkan imbalan f. Mengikuti
terpaksa d. Senang mengikuti doa lingkungan e. Tidak
terpaksa d. Senang mengikuti pendalaman iman e. Tidak imbalan
mengharapkan imbalan f. Mengikuti doa lingkungan dengan baik
kegiatan kelompok PIR dengan baik 2
Kehadiran
a. Mau hadir menjadi petugas sesuai yang
a. Mau menjadi peserta
a. Mau hadir menjadi peserta doa
a. Mau hadir menjadi peserta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
dijadwalkan b. Mau hadir menjadi
kelompok PIR b. Mau hadir
petugas misdinar
mengikuti
misa harian pagi
kegiatan
c. Mau hadir menjadi
c. Hadir tepat
petugas misdinar
lingkungan
pendalaman iman
b. Hadir tepat waktu
b. Hadir tepat waktu
a. Bisa membagi
a. Bisa membagi
waktu
pengganti d. Mau hadir mengikuti pertemuan misdinar e. Hadir tepat waktu 3
Mengatasi hambatan
a. Berusaha mencari misdinar pengganti bila berhalangan
a. Bisa membagi waktu
waktu
waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
tugas b. Bisa membagi waktu antara kegiatan lain dan kegiatan kelompok misdinar 4
Memberikan evaluasi
a. Memberikan usulan perbaikan b. Berani memberikan evaluasi
a. Memberikan usulan b. Berani memberikan evaluasi
a. Memberikan usulan
a. Memberikan evaluasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
Tabel 3. Kisi-Kisi Panduan Pertanyaan Wawancara No
Aspek
Indikator
Pertanyaan
No
Jml
butir (1)
(2)
1
Sukarela
(3)
(4)
a. Kemauan dari 1. dalam diri
Apakah anda mengikuti
(5)
(6)
1,2,3
3
4
1
5
1
kegiatan/menjalankan tersebut karena kemauan dari dalam diri?
b. Menjalankan
2.
Apakah anda berusaha
tugas dengan
mengikuti/
baik
menjalankan tugas dengan baik?
c. Senang
2
Kehadiran
3.
Apakah anda senang
menjalankan/
menjalankan/mengikuti
mengikuti
tugas/kegiatan
dengan baik
tersebut?
d. Kemauan
1.
hadir
Apakah anda mau hadir seandainya bila tidak ada teman?
3
Mengatasi
e. Membagi
Hambatan
waktu
1.
Bagaimanakah anda membagi waktu antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
kegiatan sekolah dengan gereja? 4
Memberikan evaluasi
f. Berani
1. Apakah anda berani
memberikan
memberikan evaluasi
evaluasi
dalam kegiatan yang
6
1
anda ikuti?
6.
Teknik dan Alat Teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari observasi,
wawancara terstruktur dan skala perbedaan semantik. a)
Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa pada saat proses katekese model sotarae.
b)
Wawancara terstruktur untuk mendapatkan data dari siswa. Dalam wawancara, pertanyaan yang digunakan sudah disiapkan oleh peneliti.
c)
Skala perbedaan semantik untuk memperoleh data keterlibatan siswa pada pratindakan, hasil tindakan dan pasca tindakan. Skala perbedaan semantik terdiri dari lima skala. Untuk pernyataan positif dari skala perbedaan semantik diberikan rentang skor 5-4-3-2-1 sedangkan pernyataan negatif diberikan rentang skor 1-2-3-4-5.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
F.
Sumber Data Sumber data untuk memperoleh data penelitian tersebut terdiri dari siswa-siswi
dan kolaborator. 1.
Siswa: Untuk mendapatkan data tentang keterlibatan hidup menggereja dari kegiatan yang diikuti siswa dalam seminggu terakhir dengan mengisi skala perbedaan semantik dan mewawancarai siswa.
2.
Kolaborator: Sebagai pengamat saat peneliti melaksanakan proses katekese.
G. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan merupakan suatu ukuran untuk melihat tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan. Indikator keberhasilan dilihat dari rata-rata skala keseluruhan kegiatan yang diikuti siswa dan jumlah siswa. Adapun indikator keberhasilan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Rata-rata Skala Keseluruhan Kegiatan Indikator
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Instrumen
(2)
(3)
(4)
(5)
Keberhasilan (1) Keterlibatan
Keterlibatan
Dengan
Pada siklus II
Skala
siswa dalam
mengikuti
memberikan
keterlibatan
Perbedaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
mengikuti
kegiatan rata-
tindakan
meningkat
kegiatan di
rata 2,7 pada
diharapkan
rata-rata 3,5
gereja dengan
skala 1-5
dapat
pada skala 1-5
rata-rata skala
meningkat
1-5
rata-rata 3,0
Semantik
pada skala 1-5
Tabel 5. Indikator Keberhasilan Jumlah Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Indikator
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Instrumen
(2)
(3)
(4)
(5)
Keberhasilan (1) Keterlibatan
Keterlibatan
Dengan
Pada siklus II
Skala
siswa dalam
dalam
memberikan
keterlibatan
Perbedaan
mengikuti
mengikuti
tindakan
meningkat
Semantik
kegiatan di
kegiatan
diharapkan
menjadi 32
gereja
diikuti oleh 24 dapat siswa
meningkat menjadi 28 siswa
siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
H.
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan persentase dan deskriptif statistik menggunakan rata-rata skala. Teknik analisis data hasil dari skala perbedaan semantik dibandingkan dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan untuk mengetahui tingkat pencapaian keterlibatan hidup menggereja dari aspek kualitas dan kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari interval pedoman penskoran.
1.
Skala Perbedaan Semantik Dalam instrumen penelitian skala sikap untuk mengetahui kriteria seberapa
besar keterlibatan dalam hidup menggereja digunakan interval pedoman penskoran. Adapun untuk menentukan pedoman penskoran diperoleh sebagai berikut: Skala sikap
: 5 Skala
Jumlah Instrumen
: 20
Skor minimal
: 1 x 20 = 20
Skor maksimal
: 5 x 20 = 100
Interval
: (Smax – Smin)/n : (100-20)/5 : 80/5
Batas Titik Skala
: 16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
Tabel 6. Kriteria Keterlibatan Siswa Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Kriteria
Keterangan
85-100
Sangat Tinggi
69-84
Tinggi
53-68
Sedang
37-52
Rendah
20-36
Sangat Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian Hasil penelitian dibagi menjadi tiga yaitu pratindakan, siklus I dan siklus II.
Dalam penelitian diukur menggunakan instrumen skala perbedaan semantik yang terdiri dari 20 pertanyaan dan masing-masing pertanyaan terdiri 5 skala serta skor tertinggi bernilai 100. Adapun untuk menetukan kriteria keberhasilan berdasarkan skala pengukuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 7. Kriteria Keterlibatan Siswa Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Skor
Kriteria
85-100
Sangat Tinggi
69-84
Tinggi
53-68
Sedang
37-52
Rendah
20-36
Sangat Rendah
Dalam setiap penelitian dari pratindakan, siklus I dan siklus II ditentukan indikator keberhasilan. Indikator keberhasilan merupakan ukuran keberhasilan. Oleh sebab itu, setiap siklus ditentukan indikator keberhasilan pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Tabel 8. Indikator Keberhasilan Rata-rata Skala Keseluruhan Kegiatan Indikator
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Instrumen
(2)
(3)
(4)
(5)
Keberhasilan (1) Keterlibatan
Keterlibatan
Dengan
Pada siklus II
Skala
siswa dalam
mengikuti
memberikan
keterlibatan
Perbedaan
mengikuti
kegiatan rata-
tindakan
meningkat
Semantik
kegiatan di
rata 2,7 pada
diharapkan
rata-rata 3,5
gereja dengan
skala 1-5
dapat
pada skala 1-5
rata-rata skala
meningkat
1-5
rata-rata 3,0 pada skala 1-5
Tabel 9. Indikator Keberhasilan Jumlah Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Indikator
Pratindakan
Siklus I
Siklus II
Instrumen
(2)
(3)
(4)
(5)
Keberhasilan (1) Keterlibatan
Keterlibatan
Dengan
Pada siklus II
Skala
siswa dalam
dalam
memberikan
keterlibatan
Perbedaan
mengikuti
mengikuti
tindakan
meningkat
Semantik
kegiatan di
kegiatan
diharapkan
menjadi 32
gereja
diikuti oleh 24 dapat
siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
siswa
meningkat menjadi 28 siswa
1.
Deskripsi Penelitian Pratindakan
a.
Hasil Observasi Pratindakan Peneliti melakukan observasi penelitian pratindakan bahwa dalam
pendalaman iman di sekolah diisi mendalami kitab suci, menonton film dari tokoh atau nabi, menyanyi dan menghafalkan doa. Setelah itu, peneliti meminta siswa untuk mengisi skala perbedaan semantik bagi yang mengikuti kegiatan dalam seminggu terakhir sesuai dengan pilihan kegiatan. Peneliti bersama guru dan siswa menentukan jadwal pelaksanaan pertemuan serta tema yang akan dibahas untuk memberikan katekese model sotarae agar keterlibatan hidup menggereja siswa meningkat.
b.
Hasil Pengukuran Keterlibatan Hidup Menggereja Pratindakan
Tabel
10.
Hasil
Pengukuran
Keterlibatan
Hidup
Menggereja
Pratindakan Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Pada Skala 1-5 No
Skor
Kriteria
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
85 - 100
Sangat Tinggi
-
-
2
69 - 84
Tinggi
3
13,04%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
3
53 - 68
Sedang
8
34,78%
4
37 - 52
Rendah
12
52,18%
5
20 - 36
Sangat Rendah
-
-
23
100%
Berdasarkan tabel 10 siswa yang terlibat hidup menggereja dalam seminggu terakhir terbagi menjadi kriteria yaitu 3 (13,04%) siswa tinggi, 8 (34,78%) siswa sedang, 12 (52,18%) siswa rendah dan 16 siswa tidak mengikuti kegiatan dengan rata-rata skala keseluruhan kegiatan 2,68.
Tabel 11. Hasil Pengukuran Keterlibatan Berdasarkan Kegiatan Yang Diikuti Siswa No
Jenis Keterlibatan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Misdinar dan kegiatan kelompok
19
48,72%
2
PIR
1
2,56%
3
Doa Lingkungan
3
7,69%
4
Pendalaman Iman di Lingkungan
-
-
5
Tidak mengikuti kegiatan
16
41,03%
39
100%
Berdasarkan tabel 11 hasil kegiatan yang diikuti siswa diperoleh 19 (48,72%) siswa mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok, 1 (2,56%) siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77
mengikuti PIR, 3 (7,69%) siswa mengikuti doa lingkungan dan 16 (41,03%) siswa tidak mengikuti kegiatan dalam seminggu terakhir.
Tabel 12. Hasil Pengukuran Keterlibatan Setiap Kegiatan Yang Diikuti Siswa Pada Skala 1-5 No
Jenis Keterlibatan
Kriteria
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Misdinar dan kegiatan
Tinggi
3
7,70%
kelompok
Sedang
7
17,95%
Rendah
9
23,07%
Rendah
1
2,56%
-
-
Sedang
1
2,56%
Rendah
2
5,13%
Sangat Rendah
16
41,03%
39
100%
2
PIR
3
Pendalaman Iman di
-
Lingkungan 4
5
Doa Lingkungan
Tidak mengikuti kegiatan
Berdasarkan tabel 12 hasil pengukuran keterlibatan setiap kegiatan yang diikuti siswa adalah mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok dengan kriteria tinggi 3 (7,70%) siswa, 7 (17,95%) siswa sedang, 9 (23,07%) siswa rendah; PIR,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
kriteria rendah 1 (2,56%) siswa; Doa lingkungan kriteria sedang 1 (2,56%) siswa, 2 (5,13%) siswa kriteria rendah dan 16 (41,03%) siswa tidak mengikuti kegiatan.
2.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Penelitian siklus I dilaksanakan dua kali dengan alokasi waktu setiap
pertemuannya 2x40 menit. Pertemuan I dilaksanakan hari Jumat, 17 Oktober 2014 dan Pertemuan II dilaksanakan hari Jumat, 7 November 2014. Tahap kegiatannya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a.
Pertemuan I
1)
Perencanaan Peneliti mempersiapakan daftar panduan pertanyaan wawancara. Peneliti membuat satuan persiapan I sesuai dengan langkah-langkah sotarae. Peneliti menghadiri aksi yang dibuat siswa. Peneliti menyebarkan skala perbedaan semantik pada siswa yang diisi pada tanggal 7 November 2014.
2)
Pelaksanaan Peneliti memberikan pengantar dengan menyampaikan tema, tujuan dan urutan proses katekese kepada siswa. Peneliti mengajak siswa untuk menyanyikan lagu pembukaan “Hari Ini Ku Rasa Bahagia”. Peneliti mengajak siswa untuk berdoa dan doa pembukaan dipimpin oleh salah satu siswa secara spontan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Peneliti meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 4 orang. Peneliti membagikan teks cerita “organisasi” kepada siswa. Peneliti meminta siswa untuk berkelompok mendalami pertanyaan yang telah diberikan. Setelah semua siswa selesai menjawab pertanyaan dalam kelompok, pendamping
meminta
perwakilan
dari
setiap
kelompok
untuk
membacakan hasilnya dalam kelompok besar. Peneliti mengajak siswa untuk membaca, merenungkan dan mendalami bacaan Kis 4:32-37. Peneliti
memberikan
rangkuman,
hasil
pembahasan
dengan
menghubungkan materi yang dipilih. Peneliti mengajak siswa untuk merencanakan aksi nyata yang akan dilaksanakan agar siswa semakin terlibat hidup menggereja dan telah disepakati untuk mengikuti PIR pada pertemuan PIR tanggal 26 Oktober 2014 di Gereja. Peneliti bersama siswa mengevaluasi pertemuan secara lisan demi perbaikan pertemuan selanjutnya. Peneliti mengajak siswa untuk berdoa dan doa penutup dipimpin oleh siswa. Peneliti dan siswa menyanyikan lagu “Semua Baik”. 3)
Pengamatan Kolaborator mengamati selama katekese berlangsung aktivitas siswa dari pembukaan, proses katekese, respon siswa terhadap peneliti dan aktivitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
siswa. Selain itu, kolaborator juga mengamati peneliti dari penggunaan media, penguasaan materi, penggunaan bahasa, upaya membangkitkan suasana dalam proses katekese, alokasi waktu dan rencana yang disiapkan. Hasil pengamatan proses katekese tanggal 17 Oktober 2014 yang dilakukan kolaborator terhadap siswa bahwa: (a) suasana kelas masih ramai ketika siswa bergabung dalam kelompok, (b) siswa masih merasa malu untuk mengungkapkan hasil pembahasannya, (c) beberapa siswa masih belum paham mengenai proses katekese sotarae karena daya tangkap berbeda-beda, (d) peneliti berbicara terlalu cepat. Untuk itu kolaborator meminta peneliti untuk menjelaskan proses katekese sebelum memulai pelaksanaan tindakan II dan berbicara lebih lambat dalam memandu katekese. Peneliti mengikuti pertemuan PIR yang dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2014 dengan mendatangkan pendamping dari satu paroki untuk mengisi pertemuan PIR. Peneliti memberikan skala perbedaan semantik pada tanggal 7 November untuk diisi siswa bagi yang mengikuti kegiatan pada seminggu terakhir. Hasil keterlibatan siswa setelah diberikan tindakan I disajikan pada tabel sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
Tabel 13. Hasil Pengukuran Keterlibatan Siswa Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Pada Skala 1-5 No
Skor
Keterangan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
85 - 100
Sangat Tinggi
-
-
2
69 - 84
Tinggi
8
26,67%
3
53 - 68
Sedang
9
30%
4
37 - 52
Rendah
13
43.33%
5
20 - 36
Sangat Rendah
-
-
30
100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keterlibatan siswa mengalami peningkatan dari pratindakan 28 siswa menjadi 30 siswa dengan kriteria tinggi 8 (26,67%) siswa, sedang 9 (30%) siswa, rendah 13 (43,33%) siswa. Keterlibatan siswa rata-rata skala 3,03.
Tabel 14. Hasil Pengukuran Keterlibatan Berdasarkan Kegiatan Yang Diikuti Siswa No
Jenis Keterlibatan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Misdinar dan kegiatan kelompok
9
23,08%
2
PIR
17
43,59%
3
Doa Lingkungan
2
5,12%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
4
Pendalaman Iman di Lingkungan
5
Tidak mengikuti kegiatan
-
-
11
28,21
39
100%
Berdasarkan hasil kegiatan yang diikuti siswa diperoleh 9 (23,08%) siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 17 (43,59%) siswa mengikuti PIR, 2 (5,12%) siswa doa lingkungan dan 11 (28,21%) siswa tidak mengikuti kegiatan.
Tabel 15. Hasil Pengukuran Keterlibatan Setiap Kegiatan Yang Diikuti Siswa Pada Skala 1-5 No
Jenis Keterlibatan
Kriteria
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Misdinar dan kegiatan
Tinggi
3
7,70%
Sedang
2
5,12 %
Rendah
4
10,26%
Tinggi
4
10,26%
Sedang
6
15,38%
Rendah
7
17,95%
-
-
Sedang
1
2,56%
Rendah
1
2,56%
11
28,21%
kelompok
2
3
PIR
Pendalaman Iman di
-
Lingkungan 4
5
Doa Lingkungan
Tidak mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
kegiatan 39
100%
Tabel 15 hasil pengukuran berdasarkan keterlibatan setiap kegiatan yang diikuti siswa kegiatan misdinar dan kegiatan kelompok dengan kriteria tinggi 1 (2,56%) siswa, 10 (25,54%) siswa sedang; PIR kriteria tinggi 3 (7,69%) siswa, 11 (28,21%) siswa sedang; Doa Lingkungan 3 (7,69%) siswa kriteria sedang. Siswa yang tidak mengikuti kegiatan 11 (28,21%).
Tabel 16. Hasil Wawancara No
Pertanyan
Jawaban
1
Apakah anda mengikuti
Responden I: Misdinar dan kegiatan kelompok
kegiatan tersebut karena
“Kadang-kadang
kemauan dari dalam diri?
misdinar karena kemauan dari dalam diri dan
saya
mengikuti
kegiatan
saya juga tidak pernah disuruh tugas untuk hari minggu”. “Menurut saya hanya orang tertentu saja yang bertugas hari minggu”. Responden 2: Misdinar dan kegiatan kelompok “Iya
kadang-kadang
saya
tugas
misdinar
kemauan dari dalam diri tetapi saya merasa senang kalau mengikuti kegiatan misdinar meskipun jarang dapat tugas hari minggu dan menjadi misdinar itu memang menyenangkan”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
Responden 3: PIR “Saya mengikuti kegiatan PIR memang karena kemauan dari dalam diri meskipun banyak teman sekolah saya yang tidak ikut”. 2
Apakah anda berusaha
Responden 1:
mengikuti/ menjalankan
“Iya menjalankan tugas dengan baik
tugas dengan baik?
dilihat banyak orang”.
karena
Responden 2: “Iya saya menjalankan tugas dengan baik kalau tidak menjalankan tugas dengan baik saya merasa malu juga kan dilihat banyak orang”. Responden 3: “Saya mengikuti dengan baik daripada dimarahi pendamping”. 3
Apakah anda senang
Responden 1:
menjalankan/mengikuti
“Senang sekali menjalankan tugas misdinar
tugas/kegiatan tersebut?
karena ingin dilihat banyak orang dan saya merasa mendapat berkah dari Tuhan”. Responden 2: “Senang menjadi petugas misdinar apabila mendapat tugas misa hari minggu”. Responden 3: “Senang karena bertemu teman seusia saya”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
4
Apakah anda mau hadir
Responden 1:
/bertugas seandainya bila
“Mau tugas misdinar karena sudah dihafal oleh
tidak ada teman?
romo, kalau tidak tugas nanti ditanyai romo”. Responden 2: ‘Kalau misa mingguan mau hadir karena saya senang menggantikan teman yang tidak bertugas, tetapi kalau misa harian saya pikir-pikir dulu”. Responden 3: “Mau kalau tidak ada teman tidak masalah kasihan juga pendamping yang sudah hadir”
5
Bagaimanakah anda
Responden I:
membagi waktu antara
“Jika saya sedang sibuk mengerjakan tugas
kegiatan sekolah dengan
sekolah saya tidak mengikuti kegiatan gereja”.
gereja?
Responden 2: “Jika
saya
banyak
PR
saya
biasanya
mengerjakan PR terlebih dahulu sebelum ikut kegiatan di gereja, kalau misalkan ada kegiatan sekolah saya memilih kegiatan sekolah”. Responden 3: “Bila saya banyak PR atau tugas dirasa berat saya lebih memilih mengerjakan tugas daripada mengikuti kegiatan gereja”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
6
Apakah anda berani
Responden 1:
memberikan evaluasi
“Tidak berani karena takut salah paham dan
dalam kegiatan yang
dibilang sok tau”.
anda ikuti?
Responden 2: “Berani karena demi perbaikan meskipun ada yang menertawakan”. Responden 3: “Tidak berani karena saya asal ikut pertemuan PIR yang penting hadir”.
4)
Refleksi Hasil refleksi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan I untuk melihat
kelemahan dan kelebihan antara lain: a)
Keterlibatan hidup menggereja siswa setelah diberikan tindakan I meningkat dibandingkan pratindakan. Dari jumlah siswa, banyak siswa yang mengikuti kegiatan pada seminggu terakhir jumlahnya meningkat dari 28 menjadi 30 siswa. Ini dikarenakan siswa mendapat dampak dari tindakan I setelah proses katekese yang dilaksankan di sekolah. Dari rata-rata skala, mengalami peningkatan 2,68 menjadi 3,03 karena siswa sudah mulai menyadari bahwa keterlibatan untuk mengikuti kegiatan mendapat berkah dari Tuhan.
b)
Dari segi proses katekese, kolaborator melihat bahwa suasana kelas masih ramai ketika siswa bergabung dengan kelompok, beberapa siswa masih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
belum jelas untuk mengikuti proses katekese sotarae karena daya tangkap siswa
berbeda-beda
dan
siswa
masih
merasa
malu-malu
untuk
mengungkapkan. Penggunaan media dalam proses katekese sudah cukup baik dan peneliti memandu cukup baik sesuai langkah-langkah tetapi untuk pertemuan selanjutnya berbicaranya lebih pelan. c)
Hal yang perlu diperbaiki untuk peneliti agar peneliti menjelaskan kembali proses katekese pada pelaksanaan tindakan II dan lebih lambat dalam berbicara sehingga semua siswa dapat menangkap dan mengikuti katekese dengan baik.
b.
Pertemuan II
1)
Perencanaan Peneliti meminta siswa untuk mengisi skala perbedaan semantik bagi yang mengikuti kegiatan seminggu terakhir. Peneliti melaksanakan pertemuan kedua pada tanggal 7 November 2014. Peneliti menyiapkan satuan persiapan II. Peneliti menyiapkan daftar panduan pertanyaan wawancara. Peneliti mengajak siswa untuk melihat kembali apakah kegiatan yang dilakukan dapat memberikan solusi atau menambah masalah atau ada masalah lain yang perlu diselesaikan. Peneliti mengajak siswa mengevaluasi secara lisan dari aksi yang telah dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
2)
Pelaksanaan Peneliti memberikan pengantar mengenai tema, proses dan tujuan katekese. Peneliti mengajak siswa untuk menyanyikan lagu pembukaan "Yesus Pokok". Peneliti mengajak siswa berdoa dan doa pembukaan dipimpin oleh salah satu siswa secara sukarela. Peneliti mengajak siswa untuk duduk berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 siswa untuk membahas pertanyaan yang diberikan peneliti. Peneliti mengajak siswa berkumpul dalam kelompok besar untuk menempel kertas flap di papan tulis. Peneliti memberikan kesempatan kepada perwakilan siswa untuk mensharingkan hasil pembicaraannya di depan kelas. Peneliti mengajak siswa untuk membaca dan mendalami I Kor 12:12-22. Peneliti memberikan rangkuman pertemuan dikaitkan dengan bacaan Kitab Suci. Peneliti mengajak siswa untuk membuat aksi. Aksi yang disepakati lebih rajin lagi dalam mengikuti PIR pada pertemuan selanjutnya pada tanggal 9 November 2014. Masalah yang ditemukan adalah kegiatan kurang menarik. Oleh karena itu, pertemuan PIR dibuat lebih menarik. Peneliti mengajak siswa untuk memberikan evaluasi dari kegiatan yang telah dilaksanakan dan proses katekese yang telah dilaksanakan secara lisan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
Peneliti mengajak siswa menutup pertemuan dengan doa penutup. Peneliti bersama siswa menyanyikan lagu penutup “Terimakasih Seribu”. 3)
Pengamatan Hasil observasi tanggal 7 November 2014 oleh kolaborator bahwa aktivitas peneliti untuk memandu katekese sudah cukup baik dan sudah menjelaskan proses katekese diawal, sehingga siswa lebih paham mengikuti katekese. Peneliti mengikuti pertemuan PIR bersama siswa yang dilaksanakan pada hari minggu, 9 November 2014. Pada pertemuan tanggal 14 November 2014, peneliti meminta siswa untuk mengisi skala perbedaan semantik bagi yang mengikuti kegiatan dalam seminggu terakhir yang hasilnya pada tabel di bawah ini.
Tabel 17. Hasil Pengukuran Keterlibatan Siswa Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Pada Skala 1-5 No
Skor
Keterangan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
85 - 100
Sangat Tinggi
-
-
2
69 - 84
Tinggi
4
14,29%
3
53 - 68
Sedang
24
85,71%
4
37 - 52
Rendah
-
-
5
20 - 36
Sangat Rendah
-
-
28
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keterlibatan siswa setelah diberikan tindakan II sejumlah 28 siswa yang terlibat dengan kriteria tinggi 4 (14,29%) siswa, sedang 24 (85,71%) siswa. Keterlibatan siswa rata-rata seluruh kegiatan 3,12.
Tabel 18. Hasil Pengukuran Keterlibatan Berdasarkan Kegiatan Yang Diikuti Siswa No
Jenis Keterlibatan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Misdinar dan kegiatan kelompok
11
28,20%
2
PIR
14
35,90%
3
Doa Lingkungan
3
7,69%
4
Pendalaman Iman di Lingkungan
-
-
5
Tidak mengikuti kegiatan
11
28,21%
39
100%
Berdasarkan tabel 18 keterlibatan berdasarkan kegiatan yang diikuti diperoleh 11 (28,20%) siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 14 (35,90%) siswa mengikuti PIR, 3 (7,69%) siswa mengikuti doa lingkungan dan 11 (28,21%) siswa tidak mengikuti kegiatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 91
Tabel 19. Hasil Pengukuran Keterlibatan Setiap Kegiatan Yang Diikuti Siswa Pada Skala 1-5 No
Jenis Keterlibatan
Kriteria
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Misdinar dan kegiatan
Tinggi
1
2,56%
Sedang
10
25,64%
Tinggi
3
7,69%
Sedang
11
28,21%
-
-
3
7,69%
11
28,21%
39
100%
kelompok 2
3
PIR
Pendalaman Iman di
-
Lingkungan 4
Doa Lingkungan
5
Tidak mengikuti
Sedang
kegiatan
Berdasarkan tabel 19 hasil pengukuran berdasarkan keterlibatan setiap kegiatan yang diikuti siswa kegiatan misdinar dan kegiatan kelompok dengan kriteria tinggi 1 (2,56%) siswa, 10 (25,54%) siswa sedang; PIR kriteria tinggi 3 (7,69%) siswa, 11 (28,21%) siswa sedang; Doa Lingkungan 3 (7,69%) siswa kriteria sedang. Siswa yang tidak mengikuti kegiatan 11 (28,21%).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
Tabel 20. Hasil Wawancara No
Pertanyan
Jawaban
1
Apakah anda mengikuti Responden I: Misdinar dan kegiatan kelompok kegiatan tersebut karena “Ya kemauan dari dalam diri karena saya senang kemauan dari dalam diri?
berkumpul-kumpul ikut kegiatan gereja dan menjadi petugas misidinar itu kemauan dari dalam diri saya sejak masih kelas 3 SD”. Responden 2: Doa Lingkungan “Jarang kemauan dari dalam diri karena bapak dan ibu sering berangkat jadi saya diajak untuk berangkat doa lingkungan meskipun saya merasa agak malas ya akhirnya saya mau tidak mau berangkat doa lingkungan”. Responden 3: PIR “Saya mengikuti kegiatan PIR memang karena kemauan dari dalam diri
karena saya senang
ikut kegiatan terutama kegiatan gereja”. 2
Apakah anda berusaha Responden 1: mengikuti/ menjalankan “Saya berusaha menjalankan tugas dengan baik tugas dengan baik?
sebaik mungkin karena melayani Tuhan”. Responden 2: “Saya berusaha mengikuti doa lingkungan meskipun malas dan ngantuk tidak ada anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
mudanya”. Responden 3: “Saya mengikuti pertemuan PIR dengan baik dan menyenangkan ikut pertemuan”. 3
Apakah
anda
senang Responden 1:
menjalankan/mengikuti
“Senang sekali karena melayani Tuhan dan
tugas/kegiatan tersebut?
semoga apa yang saya lakukan untuk Tuhan, Tuhan senang”. Responden 2: “Tidak senang mengikuti doa lingkungan karena homilinya terlalu lama dan memakai bahasa jawa halus, sehingga saya tidak begitu paham dan membuat saya mengantuk”. Responden 3: “Senang karena di pertemuan PIR tidak hanya mendalami kitab suci tetapi kita disuruh buat drama, di ajak menyanyi jadi tidak bosan”.
4
Apakah anda mau hadir Responden 1: /bertugas seandainya bila “Kalau misalnya saya sudah tugas lalu disuruh tidak ada teman?
gantiin teman kadang saya juga tidak mau nanti dikira umat kalau
tampil terus untuk tugas, tetapi
misalkan benar-benar tidak ada yang
bertugas saya siap menggantikan teman”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 94
Responden 2: “Sebenarnya saya tidak mau hadir di doa lingkungan kalau tidak ada teman tetapi kalau saya sudah diajak bapak dan ibu ya tidak berani nolak daripada saya dimarahi” Responden 3: “Ya saya tetap hadir saya merasa bahwa pertemuan PIR ini berguna dan dekat dengan Tuhan”. 5
Bagaimanakah
anda Responden I:
membagi waktu antara “Kalau kegiatan misdinar itu hari minggu kan kegiatan sekolah dengan harinya Tuhan jadi saya ikut kegiatan. Kalau gereja?
midinar misa harian saya berusaha untuk bertugas meskipun saya harus bangun pagi dan setelah
bertugas
misdinar
saya
langsung
berangkat sekolah karena sekolah dekat dengan Gereja paroki”. Responden 2: “Kalau tidak ada tugas yang banyak dan susah saya mengikuti kegiatan yang ada di Gereja”. Responden 3: “Saya biasanya mengerjakan PR setelah pulang dari sekolah. Jadi kalau ada kegiatan sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
maupun Gereja tinggal santai saja”. 6
Apakah
anda
memberikan dalam
berani Responden 1: evaluasi “Berani memberikan usulan meskipun ada teman
kegiatan
anda ikuti?
yang yang menertawakan apa yang saya usulkan dan mungkin mereka tidak setuju”. Responden 2: “Saya melihat situasi kalau kegiatan remaja saya berani memberikan masukan untuk kegiatan agar kegiatan lebih menarik”. Responden 3: “Berani memberikan usulan kalau misalkan saya kurang setuju dan ada kegiatan yang kurang menarik”.
4)
Refleksi Hasil refleksi yang diperoleh selama tindakan II untuk melihat kelemahan
dan kelebihan antara lain: a)
Keterlibatan siswa mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari 30 siswa menjadi 28 siswa dikarenakan banyaknya tugas sekolah menuju akhir semester, tetapi mencapai indikator keberhasilan. Dari rata-rata keseluruhan kegiatan mengalami peningkatan dari rata-rata 3,03 menjadi 3,12. Peningkatan sebesar 0,09 disebabkan siswa yang terlibat lebih menyadari keterlibatan tidak sekedar hadir untuk mengikuti kegiatan tetapi karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
kesadaran dari dalam diri bahwa terlibat untuk melayani Tuhan, merasa dekat dengan Tuhan dan lain-lain. b)
Kolaborator melihat bahwa siswa yang awalnya belum paham mengenai proses katekese sotarae sudah mulai memahami. Selain itu, dari aktivitas pendamping sudah melaksanakan katekese sesuai dengan satuan persiapan yang telah disiapkan meskipun tidak menggunakan media tetapi lebih menggali
dari
peristiwa.
Untuk
memperbaiki
kelemahan
dan
mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama bahwa siswa lebih disadarkan kembali mengenai pentingnya terlibat hidup menggereja. Berdasarkan hasil refleksi siklus I digunakan untuk merencanakan tindakan pada siklus II dengan melihat kelebihan dan kekurangan.
3.
Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Penelitian Siklus II dilaksanakan dengan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 21 dan 28 November 2014.
a.
Pertemuan I
1)
Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi siklus I digunakan untuk merencanakan tindakan siklus II. Peneliti melaksanakan tindakan I siklus II tanggal 21 November 2014. Peneliti menyiapkan satuan persiapan I pada siklus II.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Peneliti menyiapkan daftar panduan pertanyaan wawancara. Peneliti menyiapkan daftar presensi bagi siswa yang melaksanakan aksi. 2)
Pelaksanaan Peneliti memberikan pengantar mengenai proses, tema dan tujuan. Peneliti mengajak siswa menyanyikan lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara”. Peneliti meminta salah satu siswa untuk memimpin doa pembukaan. Peneliti menayangkan cuplikan film “Mother Theresia”. Peneliti mengajak siswa untuk berkelompok sebanyak 5 orang untuk menjawab pertanyaan yang telah disiapkan dan dituliskan dalam kertas flap. Peneliti mengajak siswa untuk mensharingkan hasil pembahasannya. Peneliti mengajak siswa untuk membaca dan merenungkan bacaan kitab suci. Peneliti mengajak siswa untuk mendalami bacaan kitab suci Mat 5:10-15 Peneliti memberikan rangkuman dengan mengkaitkan materi. Peneliti mengajak siswa untuk membahas aksi yang akan dilakukan yang dilaksanakan antara tanggal 21 November-28 November 2014 yang berkaitan dengan pelayanan yaitu mengunjungi nenek/kakek yang sudah tua. Peneliti mengajak siswa untuk mengevaluasi pertemuan yang telah dilaksanakan. Peneliti bersama siswa berdoa doa penutup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
Peneliti dan siswa menyanyikan lagu “Kasih Yesus”. 3)
Pengamatan Hasil pengamatan tanggal 21 November 2014 yang dilakukan kolaborator bahwa aktivitas peneliti dalam memandu proses katekese sudah baik sesuai dengan satuan persiapan akan tetapi waktunya menambah 10 menit sedangkan aktivitas siswa (a) siswa antusias mengungkapkan
pengalamannya,
(b)
partisipasi
siswa
dalam
mengungkapkan hasil pembahasannya di dalam kelompok sudah meningkat. Peneliti mengikuti kegiatan yang dilaksanakan siswa dari pelaksanaan aksi mengunjungi nenek/kakek yang kurang tersapa. Pada pertemuan selanjutnya tanggal 28 November 2014, peneliti meminta siswa untuk mengisi skala perbedaan semantik bagi yang mengikuti kegiatan dalam seminggu terakhir.
Tabel 21. Hasil Pengukuran Keterlibatan Siswa Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Pada Skala 1-5 No
Skor
Keterangan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
85 - 100
Sangat Tinggi
-
-
2
69 - 84
Tinggi
11
35,48%
3
53 - 68
Sedang
20
64,52%
4
37 - 52
Rendah
-
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
5
20 - 36
Sangat Rendah
-
-
31
100%
Berdasarkan tabel 21 hasil pengukuran keterlibatan yang diikuti 31 siswa pada skala 1-5 diperoleh dengan kriteria tinggi 11 (35,48%) siswa, sedang 20 (65,42%) siswa dengan rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,39.
Tabel 22. Hasil Pengukuran Keterlibatan Berdasarkan Kegiatan Yang Diikuti Siswa No
Jenis Keterlibatan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Misdinar dan kegiatan kelompok
14
35,90%
2
PIR
12
30,77%
3
Doa Lingkungan
3
7,69%
4
Pendalaman Iman di Lingkungan
2
5,13%
5
Tidak mengikuti kegiatan
8
20,51%
39
100%
Berdasarkan tabel 22 hasil pengukuran kegiatan yang diikuti siswa diperoleh 14 (35,90%) siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 12 (30,77%) siswa mengikuti PIR, 3 (7,69%) siswa mengikuti doa lingkungan, 2 (5,13%) mengikuti pendalaman iman di lingkungan dan 8 ( 20,51%) siswa tidak mengikuti kegiatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
Tabel 23. Hasil Pengukuran Keterlibatan Setiap Kegiatan Yang Diikuti Siswa Pada Skala 1-5 No
Jenis Keterlibatan
Kriteria
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Misdinar dan kegiatan
Tinggi
5
12,82%
kelompok
Sedang
9
23,08%
PIR
Tinggi
5
12,82%
Sedang
7
17,95%
Pendalaman Iman di
Tinggi
1
2,56%
Lingkungan
Sedang
1
2,56%
4
Doa Lingkungan
Sedang
3
7,69%
5
Tidak mengikuti
8
20,52%
39
100%
2
3
kegiatan
Berdasarkan tabel 23 hasil pengukuran keterlibatan berdasarkan setiap kegiatan yang diikuti siswa bahwa kegiatan misdinar dan kegiatan kelompok dengan kriteria tinggi 5 (12,82%) siswa, 9 ( 23,08%) siswa sedang; PIR kriteria tinggi 5 (12,82%) siswa, 7 (17,95%) siswa sedang; Pendalaman Iman di Lingkungan kriteria tinggi 1 (2,56%) siswa, sedang 1 (2,56%) siswa. Doa Lingkungan 3 (7,69%) siswa kriteria sedang dan siswa yang tidak mengikuti kegiatan 11 (28,21%).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
Tabel 24. Hasil Wawancara No 1
Pertanyan
Jawaban
Apakah anda mengikuti Responden I: Misdinar dan kegiatan kelompok kegiatan tersebut karena “Untuk mengikuti kegiatan gereja ya kemauan kemauan dari dalam diri?
dari dalam diri saya sendiri karena saya merasa dekat dengan Tuhan”. Responden 2: Pendalaman Iman Di Lingkungan “Ya kemauan dari dalam diri saya karena saya lebih suka ikut pendalaman iman daripada ibadat”. Responden 3: PIR “Saya mengikuti PIR karena kemauan dari dalam diri saya sendiri, orangtua tidak pernah menyuruh saya dan mereka sangat mendukung apapun kegiatan yang saya ikuti”.
2
Apakah anda berusaha Responden I: mengikuti/menjalankan
“Sebisa mungkin kalau saya tugas misdinar
tugas dengan baik?
janganlah sampai salah karena malu sama umat, romo terlebih malu sama Tuhan”. Responden 2: “Saya berusaha mengikuti dengan baik meskipun terkadang masih susah untuk menagkap inti dari bacaan injil”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Responden 3: “Saya
selalu
berusaha mengikuti
kegiatan
dengan baik karena saya merasa didukung oleh orangtua saya”. 3
Apakah
anda
senang Responden 1:
menjalankan/mengikuti
“Ya senanglah melayani Tuhan kok, kan kalau
tugas/kegiatan tersebut?
melayani romo sama dengan melayani Tuhan seperti yang diajarkan dalam pelajaran agama, jadi saya senang sekali supaya dapat berkah”. Responden 2: “Ya agak senang karena saya cenderung lebih tertarik mengikuti pendalaman iman daripada ibadat”. “Bagi saya ibadat itu membosankan dan buat ngantuk kalau pendalaman iman
itu
menarik karena mendalami cerita lalu baru baca kitab suci seperti pendalaman adven”. Responden 3: “Senang mengikuti pertemuan PIR karena banyak teman jug dan selain itu lebih bisa mengenal Yesus”. 4
Apakah anda mau hadir Responden 1: /bertugas seandainya bila “Seandainya bila tidak ada teman yang hadir tidak ada teman?
dalam mengikuti pertemuan ya saya tetap hadir,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
kalau diminta untuk menggantikan tugas teman saya mau” Responden 2: “Ya mau hadir karena masih ada bapak dan ibu yang ikut pendalaman meskipun teman seusia jarang ikut”. Responden 3: “Ya saya tetap berangkat ikut pertemuan meski tidak ada teman karena saya orangnya senang ikut kegiatan”. 5
Bagaimanakah
anda Responden 1:
membagi waktu antara “Kalau kegiatan misdinar tidak bertabrakan kegiatan sekolah dengan dengan kegiatan sekolah saya ikut kegiatan gereja?
misdinar, tetapi kalau ada kegiatan sekolah saya memilih kegiatan sekolah apabila kegiatan itu bersifat wajib” . Responden 2: “Kalau ada tugas saya kerjakan terlebih dahulu kemudian setelah itu ikut kegiatan”. Responden 3: “Ya kalau saya misalkan ada tugas sudah saya kerjakan terlebih dahulu jadi kalau ada kegiatan saya tetap bisa ikut”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
6
Apakah
memberikan dalam
berani Responden 1:
anda
evaluasi “Kadang saya memberikan usulan kalau menurut
kegiatan
anda ikuti?
yang saya belum baik”. Responden 2: “Saya jarang memberikan usulan dalam kegiatan yang saya ikuti bila banyak orang”. Responden 3: “Berani memberikan usulan kalau misalkan ada yang kurang tepat”.
4)
Refleksi Hasil refleksi untuk melihat kelemahan dan keberhasilan siklus II pertemuan
I adalah sebagai berikut : a)
Rata-rata keseluruhan keterlibatan siswa sebesar 3,39 dengan indikator keberhasilan 3,5 berarti kurang sebesar 0,11 sedangkan keterlibatan hidup menggereja diikuti sebanyak 31 siswa dengan demikian pada siklus II pertemuan selanjutnya masih perlu ditingkatkan. Bila dibandingkan siklus I, rata-rata keseluruhan keterlibatan siswa mengalami peningkatan. Terjadinya peningkatan disebabkan siswa lebih menyadari bahwa keterlibatan hidup menggereja sangat penting dilihat dari aspek sukarela, kehadirannya untuk mengikuti kegiatan, memberikan saran untuk perbaikan kegiatan dan mampu membagi waktu antara kegiatan gereja dengan tugas sekolah.
b)
Keterlibatan dalam mengikuti kegiatan juga mengalami peningkatan yang semula hanya mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok misdinar, PIR,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
doa lingkungan dalam skala perbedaan semantik ada yang terlibat di pendalaman iman di lingkungan. c)
Hasil pengamatan pada proses katekese bahwa aktivitas guru dalam memandu proses katekese sudah baik sesuai dengan satuan persiapan meskipun waktunya bertambah 10 menit sedangkan aktivitas siswa (a) siswa antusias mengungkapkan pengalamannya, (b) partisipasi siswa dalam mengungkapkan hasil pembahasannya didalam kelompok sudah meningkat.
b.
Pertemuan II
1)
Perencanaan Peneliti meminta siswa untuk mengisi skala perbedaan semantik. Peneliti mempersiapkan daftar panduan pertanyaan wawancara. Peneliti mempersiapkan satuan persiapan II. Peneliti mengevaluasi aksi yang telah dilakukan siswa.
2)
Pelaksanaan Peneliti memberikan pengantar mengenai tema, tujuan dan proses katekese kepada siswa. Peneliti
mengajak
siswa
untuk
menyanyikan
lagu
pembukaan
“Banyaklah orang disekitar kita”. Peneliti mengajak siswa untuk berdoa pembukaan dan doa dipimpin oleh salah satu siswa. Peneliti membagikan foto kecelakaan kepada siswa untuk diamati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
Peneliti meminta siswa untuk mendalami panduan pertanyaan yang diberikan dan dikerjakan berdua-dua. Peneliti mengajak siswa untuk mensharingkan hasil pembahasannya di dalam kelompok besar. Peneliti mengajak siswa untuk membaca, merenungkan dan mendalami bacaan Injil Luk 9:10-17. Peneliti dan siswa memberikan rangkuman dari bacaan kitab suci mengkaitkan dengan hasil pembahasannya. Peneliti dan siswa menentukan aksi nyata. Aksi yang dilakukan adalah menyapa atau mengunjungi orang yang kurang diperhatikan tanpa membeda-bedakan. Peneliti dan siswa mengevaluasi pertemuan dan aksi yang dilaksanakan. Peneliti mengajak siswa untuk doa. Doa penutup dipimpin oleh siswa. Peneliti dan siswa menyanyikan lagu penutup “Matahari Bersinar Terang”. 3)
Pengamatan Kolaborator mengamati aktivitas proses katekese berjalan lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat bahwa siswa sudah mengikuti dengan baik dan lebih terbuka untuk mengungkapkan. Aktivitas peneliti untuk memandu katekese sudah baik dan perlu ditingkatkan lagi. Peneliti mengikuti siswa yang melaksanakan aksi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
Pada pertemuan tanggal 5 Desember 2014, peneliti meminta siswa untuk mengisi skala perbedaan semantik bagi yang mengikuti kegiatan dalam seminggu terakhir. Adapun data yang diperoleh dengan hasil sebagai berikut ini.
Tabel 25. Hasil Pengukuran Keterlibatan Siswa Berdasarkan Skala Perbedaan Semantik Pada Skala 1-5 No
Skor
Keterangan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
85 - 100
Sangat Tinggi
1
2,86%
2
69 - 84
Tinggi
21
60%
3
53 - 68
Sedang
13
37,14%
4
37 - 52
Rendah
-
-
5
20 - 36
Sangat Rendah
-
-
35
100%
Dari tabel 25, siswa yang terlibat sebanyak 35 dengan kriteria sangat tinggi 1 (2,86%) siswa, 21 (60%) tinggi, sedang 13 (37,14%) siswa. Rata-rata skala keterlibatan keseluruhan kegiatan 3,51.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
Tabel 26. Hasil Pengukuran Keterlibatan Berdasarkan Kegiatan Yang Diikuti Siswa No
Jenis Keterlibatan
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Misdinar dan kegiatan kelompok
12
30,77%
2
PIR
17
43,59%
3
Doa Lingkungan
4
10,26%
4
Pendalaman Iman di Lingkungan
3
7,69%
Tidak mengikuti kegiatan
3
7,69%
39
100%
Berdasarkan hasil kegiatan yang diikuti siswa diperoleh 12 (30,77%) siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 17 (43,59%) siswa mengikuti PIR, 4 (10,26%) siswa mengikuti doa lingkungan, 3 (7,69%) siswa mengikuti pendalaman iman di lingkungan dan 3 (7,69 %) siswa tidak mengikuti kegiatan.
Tabel 27. Hasil Pengukuran Keterlibatan Setiap Kegiatan Yang Diikuti Siswa Pada Skala 1-5 No
Jenis Keterlibatan
Kriteria
Jumlah
%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1
Misdinar dan kegiatan
Sangat Tinggi
1
2,56%
kelompok
Tinggi
3
7,69%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
2
3
PIR
Pendalaman Iman di
Sedang
8
20,52%
Tinggi
13
33,33%
Sedang
4
10,26%
Tinggi
3
7,69%
Sedang
2
5,13%
Tinggi
2
5,13%
3
7,69%
39
100%
Lingkungan 4
5
Doa Lingkungan
Tidak mengikuti kegiatan
Berdasarkan tabel 27 hasil pengukuran keterlibatan berdasarkan setiap kegiatan yang diikuti siswa bahwa kegiatan misdinar dan kegiatan kelompok dengan kriteria sangat tinggi 1 (2,56) siswa, tinggi 3 (7,69%) siswa, 8 (20,52%) siswa sedang; PIR kriteria tinggi 13 (33,33%) siswa, 4 (10,26%) siswa sedang; Pendalaman Iman di Lingkungan kriteria tinggi 3 (7,69%) siswa, Doa Lingkungan 2 (5,13%) siswa kriteria sedang, 2 (5,13%) siswa tinggi dan siswa yang tidak mengikuti kegiatan 3 (7,69%).
Tabel 28. Hasil Wawancara No
Pertanyan
Jawaban
1
Apakah anda mengikuti Responden I: PIR kegiatan tersebut karena “Saya mengikuti kegiatan PIR karena kemauan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
kemauan dari dalam diri?
dari dalam diri dan kebetulan juga ini masa adven pendalamannya lebih menarik”. Responden 2: Pendalaman Iman di Lingkungan “Ya, saya mengikuti pendalaman iman di lingkungan atas kemauan saya sendiri karena saya menyadari terlibat dalam lingkungan juga penting”. Responden 3: Misdinar dan kegiatan kelompok “Saya tugas misdinar memang dari kemauan dari dalam diri saya sendiri karena saya senang menjadi
petugas
misdinar.
Kalau
ikut
kegiatannya di paroki saya juga suka dan saya pernah ikut dalam Tarsisius Cup”. 2
Apakah anda berusaha Responden 1: mengikuti/ menjalankan “Saya berusaha mengikuti PIR dengan baik tugas dengan baik?
karena ini adalah tempat berkumpulnya bagi remaja”. Responden 2: “Saya berusaha mengikuti dengan baik karena saya menyadari pendalaman iman di lingkungan itu sungguh berguna”. Responden 3: “Saya selalu menjalankan tugas dengan baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
karena tugas misdinar itu melayani Tuhan ya harus dijalankan dengan baik”. 3
Apakah
anda
senang Responden 1:
menjalankan/mengikuti
“Senang karena berguna bagi perkembangan
tugas/kegiatan tersebut?
iman katolik saya saat ini dan melalui kegiatan PIR saya dapat mengembangkan diri”. Responden 2: “Ya senang mengikuti pendalaman iman karena untuk memperdalam iman kekatolikan saat ini dan besok”. Responden 3: “Senang karena melayani Tuhan bahkan pengen setiap hari menjadi misdinar, menjadi misdinar itu rasanya sangat dekat sekali dengan Tuhan”.
4
Apakah anda mau hadir Responden 1: /bertugas seandainya bila “Saya kalau memang sudah ada niat untuk hadir tidak ada teman?
dalam kegiatan PIR ya datang meskipun tidak ada teman”. “Terkadang teman yang tidak hadir dalam kegiatan itu karena teman dekatnya juga tidak hadir, kalau saya sih tidak seperti itu”. Responden 2: “Mau
hadir
mengikuti
pendalaman
iman
meskipun tidak ada teman seusia saya tetapi saya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
dari kecil sudah terbiasa diajak orangtua untuk mengikuti pendalaman iman di lingkungan ataupun kegiatan lingkungan, jadi tidak ada teman yang seusia ya tidak apa-apa”. Responden 3: “Untuk tugas misdinar kalau sudah jadwalnya tugas ya bertugas kalau untuk kegiatan tetap mau hadir meskipun tidak ada teman”. 5
Bagaimanakah
anda Responden 1:
membagi waktu antara “Kegiatan gereja pasti kan hari minggu ya pasti kegiatan sekolah dengan saya datang kegiatan PIR”. gereja?
Responden 2: “Hari minggu harinya Tuhan, jadi kegiatan hari minggu itu khusus untuk kegiatan gereja”. ”Pendalaman iman di lingkungan (adven) hari jumat kalau ada tugas/PR dari sekolah saya kerjakan sebelumnya”. Responden 3: “Kalau saya tau ada tugas misdinar misa pagi saya kerjakan terlebih dahulu tugas sekolah sehingga setelah tugas langsung berangkat sekolah, tetapi kalau ada kegiatan wajib sekolah saya ikut kegiatan sekolah apabila saya dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
tugas misdinar mencari pengganti”. 6
Apakah
anda
memberikan dalam
berani Responden 1: evaluasi “Saya berani memberikan usualan atau saran
kegiatan
anda ikuti?
yang demi perbaikan kegiatan lebih baik, tetapi teman kadang menertawakan”. Responden 2: “Untuk kegiatan yang saya ikuti melihat dahulu siapa saja orang-orangnya, kalau orang tua tidak berani pasti dibilang anak kecil tahu apa”. Responden 3: “Berani memberikan masukan maupun usulan agar kegiatan misdinar dan menjadi petugas misdinar dalam melayani Tuhan lebih baik” .
4)
Refleksi Hasil refleksi untuk melihat kekurangan dan kelebihan dari siklus II
pertemuan II adalah sebagai berikut: a)
Rata-rata keterlibatan keseluruhan siswa 3,51 terjadi peningkatan sebesar 0,12 dari pertemuan sebelumnya dan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan mengalami peningkatan dari 31 menjadi 35 siswa. Dengan demikian keterlibatan siswa di siklus II sudah baik.
b)
Keterlibatan untuk mengikuti kegiatan bila dilihat dari aspek sukarela, kehadiran, mengatasi hambatan dan memberikan evaluasi sudah mengalami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
peningkatan. Hal ini dikarenakan siswa untuk mengikuti kegiatan sudah kemauan dari dalam dirinya sendiri, menjalankan tugas atau mengikuti kegiatan memang untuk melayani Tuhan dan perkembangan iman mereka. Oleh karena itu, dalam membagi waktu kegiatan sekolah dengan gereja juga sudah baik. Dalam hal memberikan evaluasi sudah mulai berani memberikan usulan maupun saran demi perbaikan kegiatan yang diikuti.
B.
Pembahasan Pada bagian pembahasan ini dibahas hasil penelitian yang telah dipaparkan.
Pembahasan difokuskan pada peningkatan keterlibatan hidup menggereja melalui katekese model sotarae.
1.
Pratindakan
.
Pada tahap pratindakan diperoleh hasil keterlibatan rata-rata keseluruhan
kegiatan 2,68 atau dikatakan kurang dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan 2,7. Siswa yang mengikuti kegiatan masih sangat rendah bila dilihat dari rata-rata skala pengukuran. Siswa yang melaksanakan tindakan sebanyak 23 dengan kriteria, 3 siswa (13,04%) tinggi, 8 siswa (34,78%) sedang, 12 (52,18%) rendah serta 16 siswa tidak mengikuti kegiatan. Bila dilihat dari indikator keberhasilan jumlah siswa yang mengikuti kegiatan telah ditentukantidak mencapai target yang telah ditentukan. Kegiatan yang diikuti dari 23 siswa, misdinar dan kegiatan kelompok 19 siswa (48,72%), 1 siswa (2,56%) mengikuti PIR, 3 siswa (7,69) mengikuti doa lingkungan serta 16 siswa (41,03%) tidak mengikuti kegiatan dalam seminggu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
terakhir. Oleh karena itu, diperlukan katekese model sotarae dalam pendalaman iman agar siswa sadar dan semakin terlibat dalam hidup menggereja baik dari jumlah siswa yang mengikuti maupun dari kualitas untuk mengikuti kegiatan.
2.
Siklus I
a.
Siklus I : Pertemuan I Pelaksanaan tindakan I pada tanggal 17 Oktober 2014. Siswa mengisi skala
perbedaan semantik tanggal 7 November 2014 karena di sekolah pada tanggal 24 dan 31 Oktober ada acara sehingga pelaksanaan tindakan II dimulai tanggal 7 November 2014. Setelah diberikan tindakan I, rata-rata skala keseluruhan keterlibatan hidup menggereja meningkat dari 2,7 menjadi 3,03 dan terjadi peningkatan sebesar 0,35. Hasil ini melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 3,0. Siswa yang terlibat sebanyak 30 orang dengan kriteria 8 (26,67%) tinggi, sedang 9 (30%), rendah 13(43,33%). Hasil ini dapat dilihat adanya peningkatan 23 siswa terlibat menjadi 30 siswa dan melebihi target yang ditentukan yaitu 28 siswa. Keterlibatan siswa berdasarkan kegiatan yang diikuti siswa 9 (23,08%) mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok, 17 (43,59%) siswa mengikuti PIR, 2 (5,12%) siswa mengikuti doa lingkungan. Adanya peningkatan dari masing-masing kegiatan yang diikuti siswa dikarenakan siswa sudah mulai menyadari mengikuti kegiatan mendapat berkah dari Tuhan. Tema pertemuan I adalah “Ayo Ikut Paguyuban” dengan alokasi waktu 80 menit menggunakan model sotarae mengalami perubahan menjadi 70 menit dikarenakan siswa ada kegiatan setelah katekese. Aksi yang direncanakan mengikuti pertemuan PIR pada tanggal 26 Oktober 2014 dengan mendatangkan pendamping masih dalam satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
paroki dan hasilnya banyak siswa yang mengikuti pertemuan PIR. Hal ini dapat dilihat pada tabel hasil penelitian. Kolaborator mengamati proses katekese tindakan I masih ada yang perlu diperbaiki yaitu peneliti perlu menjelaskan proses katekese sotarae pada pertemuan berikutnya karena ada siswa yang belum paham. Hasil wawancara dengan tiga siswa terlihat sudah menyadari untuk terlibat dalam hidup menggereja meskipun dari aspek sukarela, mengatasi hambatan dan memberikan evaluasi masih kurang bila dilihat dari hasil wawancara.
b.
Siklus I : Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 7 November 2014. Hasil
keterlibatan dari 28 siswa berdasarkan kriteria sejumlah 4 siswa (14,29%) tinggi, 24 (85,71%) sedang. Setelah diberikan tindakan II, rata-rata keterlibatan hidup menggereja
keseluruhan 3,12
atau
dapat dikatakan
melebihi indikator
keberhasilan yang ditentukan 3,0 bila dilihat terjadi peningkatan dari pelaksanaan tindakan I sebesar 0,09. Hal ini disebabkan siswa yang terlibat lebih menyadari bahwa keterlibatan tidak sekedar hadir untuk mengikuti kegiatan tetapi karena kesadaran dari dalam diri, terlibat untuk melayani Tuhan, merasa dekat dengan Tuhan dan lain-lain. Jumlah siswa yang terlibat mengalami penurunan bila dibandingkan setelah diberikan tindakan II dari 30 menjadi 28 siswa, akan tetapi mencapai target yang ditentukan 28 siswa. Penurunan terjadi karena siswa memiliki banyak tugas menjelang akhir semester. Berdasarkan kegiatan yang diikuti 11 siswa (28,20%) mengikuti misdinar dan kegiatan kelompok, 14 siswa (35,90%) mengikuti PIR, 3 (7,69%). Proses pelaksanaan katekese sesuai yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
direncanakan selama 80 menit. Aksi yang disepakati oleh siswa akan mengikuti pertemuan PIR pada tanggal 9 November 2014 di gereja.
3.
Rangkuman Siklus I
Tabel 29. Hasil Rangkuman Pratindakan dan Siklus I
No
Indikator
(1) 1
Pratindakan
Siklus I
Siklus I
P.I
P.2
(3)
(4)
(5)
2,68
3,03
3,12
23 siswa
30 siswa
28 siswa
(2) Rata-rata skala keseluruhan kegiatan
2
Jumlah siswa yang terlibat
Berdasarkan
indikator
keberhasilan
yang
telah
ditetapkan
dalam
pratindakan, rata-rata skala belum tercapai sebesar 0,02 dan jumlah siswa yang terlibat juga belum mencapai indikator keberhasilan. Setelah diberikan tindakan I rata-rata skala keseluruhan kegiatan tercapai mengalami peningkatan sebesar 0,35 dan jumlah siswa yang terlibat melebihi indikator keberhasilan sedangkan setelah tindakan II rata-rata keseluruhan kegiatan meningkat 0.09 tetapi jumlah siswa yang terlibat mengalami penurunan bila dibandingkan sebelumnya dan masih mencapai indikator keberhasilan 28 siswa yang ditentukan pada siklus I. Menurunnya jumlah siswa yang terlibat disebabkan banyaknya tugas sekolah menuju akhir semester I. Meskipun jumlah siswa mengalami penurunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
dibandingkan tindakan I dan masih tercapai sesuai indikator keberhasilan yang ditentukan, penelitian siklus II tetap dilanjutkan sebanyak dua kali pertemuan sesuai yang direncanakan.
4.
Siklus II
a.
Siklus II: Pertemuan I Pada siklus II pertemuan I, siswa yang terlibat sebanyak 31 dengan kriteria
tinggi 11 (35,48%) siswa, sedang 20 (65,42%) siswa. Keterlibatan siswa dalam mengikuti kegiatan mengalami peningkatan dari yang semula misdinar dan kegiatan kelompok, PIR dan doa lingkungan kini bertambah ada yang mengikuti pendalaman iman di lingkungan. Rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,39 atau dikatakan terjadi peningkatan dari siklus I. Hasil pengukuran kegiatan yang diikuti siswa diperoleh 14 (35,90%) siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 12 (30,77%) siswa mengikuti PIR, 3 (7,69%) siswa mengikuti doa lingkungan, 2 (5,13%) mengikuti pendalaman iman di lingkungan dan 8 ( 20,51%) siswa tidak mengikuti kegiatan. Materi yang dibahas pada pertemuan I adalah tentang pelayanan dan waktunya seharusnya 80 menit bertambah 10 menit karena siswa sungguh tersentuh dengan karya dari Ibu Theresia. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mengambil potongan film yang lebih menunjukkan karya ibu Theresia meskipun siswa ingin menonton lebih lengkap Sebagai altermatifnya, peneliti meminta siswa untuk mengambil diluar jam apabila ingin melihat film lebih lengkap. Aksi setelah pelaksanaan tindakan I adalah mengunjungi nenek/kakek yang sudah tua membutuhkan sapaan dan perhatian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
b.
Siklus II : Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 dan skala
perbedaan semantik diisi pada tanggal 5 Desember 2014. Pada pelaksanaan tindakan II bahwa hasil keterlibatan dari 35 siswa berdasarkan kriteria sangat tinggi 1 (2,86%) siswa, 21 (60%) tinggi, sedang 13 (37,14%) siswa. Keterlibatan keseluruhan kegiatan rata-rata 3,51 terjadi peningkatan sebesar 0,12. Hal ini dikarenakan siswa sudah menyadari bahwa keterlibatan itu penting demi perkembangan iman mereka dan mengikuti kegiatan karena keinginan dari dalam diri. Berdasarkan kegiatan yang diikuti diperoleh 12 (30,77%) siswa mengikuti misdinar dan kelompok misdinar, 17 (43,59%) siswa mengikuti PIR, 4 (10,26%) siswa mengikuti doa lingkungan, 3 (7,69%) siswa mengikuti pendalaman iman di lingkungan dan 3 (7,69 %) siswa tidak mengikuti kegiatan. Dapat dilihat bahwa yang mengikuti kegiatan 35 orang dari 39 siswa dan mengalami peningkatan setelah diberikan katekese dengan model sotarae. Peningkatan keterlibatan siswa untuk mengikuti kegiatan sudah kemauan dari dalam dirinya sendiri, menjalankan tugas atau mengikuti kegiatan memang untuk melayani Tuhan dan perkembangan iman mereka sehingga bisa membagi waktu antara kegiatan sekolah dan gereja. Dari segi proses katekese, peneliti sudah melaksanakan katekese dengan baik dan siswa mengikuti dengan baik pula. Aksi yang dilaksanakan adalah mengujungi orang yang kurang tersapa atau perlu dib bedakan.
erikan perhatian tanpa membeda-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
5.
Rangkuman Siklus II
Tabel 30. Hasil Rangkuman Siklus II No
Indikator
(1) 1
(2) Rata-rata skala keseluruhan
Siklus II
Siklus II
P.I
P.II
(3)
(4)
3,39
3,51
31 siswa
35 siswa
kegiatan 2
Jumlah siswa yang terlibat
Berdasarkan tabel 30 terlihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata keseluruhan kegiatan dan jumlah siswa yang terlibat mengikuti kegiatan. Pada siklus II pertemuan I rata-rata skala masih belum tercapai dengan selisih 0,12 dan jumlah siswa selisih 1. Bila dilihat dari jumlah kegiatan yang diikuti siswa mengalami peningkatan daripada siklus I. Setelah diberikan tindakan II rata-rata skala keseluruhan kegiatan mengalami peningkatan sebesar 0,12. Dari pertemuan I, rata-rata skala keseluruhan 3,39 dengan jumlah siswa yang terlibat 31 siswa dan belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada tindakan II rata-rata skala keseluruhan 3,51 dengan jumlah siswa yang terlibat sebanyak 35 siswa berarti mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
6.
Rangkuman Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Tabel 31. Hasil Rangkuman Penelitian Pratindakan, Siklus I dan Siklus II No
Indikator
Pra
Siklus I
Siklus II
(4)
(5)
tinda kan (1)
1
(2)
Rata-rata skala
(3) P.I
P.II
P.I
P.II
2,68
3,03
3,12
3,39
3,51
23
30
28
31
35
siswa
siswa
siswa
siswa
siswa
keseluruhan kegiatan 2
Jumlah siswa yang terlibat
Pada siklus I dan siklus II berdasarkan hasil penelitian dan indikator keberhasilan dari pratindakan ke siklus I dinyatakan tercapai. Sebelum diberikan tindakan rata-rata keseluruhan kegiatan 2,68 setelah diberikan tindakan menjadi 3,03 kemudian 3,12 serta jumlah siswa yang terlibat mengalami peningkatan meskipun pada siklus I pertemuan II mengalami penurunan akan tetapi mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Siklus II pertemuan II mengalami peningkatan pada rata-rata skala keseluruhan 3,39 menjadi 3,51. Peningkatan terjadi sebesar 0,12 dan siswa yang terlibat mengalami peningkatan dari 31 menjadi 35 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tercapai maka peneliti menyimpulkan bahwa katekese model sotarae dalam pendalaman iman dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja bagi siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas.
C.
Keterbatasan Penelitian Dalam proses penelitian yang telah penulis laksanakan memiliki
keterbatasan. Adapun keterbatasan penulisan adalah: 1.
Keterbatasan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu yang singkat pada bulan
September-November 2014, sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Oleh karena itu, penulis menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk mengambil data menggunakan instrumen skala perbedaan semantik dan wawancara terstruktur. 2.
Keterbasan Objek Penelitian Objek penelitian adalah hidup menggereja. Hidup menggereja terbagi empat
peranan dasariah yaitu koinonia, kerygma, leitourgia dan diakonia. Dalam penelitian ini, penulis membatasi ruang lingkup keterlibatan hidup menggereja yaitu misdinar dan kegiatan kelompok, PIR, pendalaman iman di lingkungan serta doa lingkungan pada skala perbedaan semantik yang menjadi ukuran keterlibatan hidup menggereja. Adanya batasan kegiatan karena menyesuaikan dengan kegiatan yang ada di Gereja pada bulan September-November 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul “Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Melalui Katekese Model Sotarae Dalam Pendalaman Iman Siswa-Siswi Di SMP Pangudi Luhur Cawas” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Katekese model sotarae dalam pendalaman iman dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja siswa-siswi di SMP Pangudi Luhur Cawas. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian rata-rata skala keseluruhan kegiatan dan jumlah siswa yang terlibat pada pratindakan, siklus I serta siklus II diukur menggunakan instrumen skala perbedaan semantik. Pratindakan, rata-rata skala keseluruhan kegiatan 2,68 dan jumlah siswa yang terlibat 23 siswa. Siklus I, setelah pelaksanaan tindakan I rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,03 dan jumlah siswa yang terlibat 30 siswa sedangkan setelah diberikan pelaksanaan tindakan II rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,12 dan jumlah siswa yang terlibat 28 siswa meskipun mengalami penurunan pada jumlah siswanya akan tetapi mencapai indikator keberhasilan. Siklus II, pertemuan I rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,39 dengan jumlah siswa yang terlibat 31 dan mengalami peningkatan dibandingkan siklus I meskipun belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Setelah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
diberikan tindakan II pada siklus II rata-rata skala keseluruhan kegiatan 3,51 dan jumlah siswa yang terlibat 35 siswa. 2.
Dari hasil wawancara, pada awalnya siswa yang mengikuti kegiatan masih setengah hati, takut dengan orang tua kalau tidak mengikuti kegiatan, mau mengikuti kegiatan karena diajak, belum bisa membagi waktu antara mengerjakan tugas sekolah dan kegiatan gereja. Pada akhirnya dari aspek sukarela, kehadiran, mengatasi hambatan dan memberikan evaluasi siswasiswi tersebut lebih menyadari bahwa keterlibatan hidup menggereja itu sangatlah penting demi pengembangan iman katolik, senang ikut misdinar karena merasa dekat dengan Tuhan, bisa membagi waktu antara mengerjakan tugas sekolah dan mengikuti kegiatan serta berani memberikan usulan pada kegiatan yang diikuti.
3.
Keterlibatan hidup menggereja dibatasi dalam empat kegiatan yaitu misdinar dan kegiatan kelompok, PIR, doa lingkungan dan pendalaman iman di lingkungan karena menyesuaikan dengan kegiatan yang ada pada waktu penelitian bulan September-November 2014.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas
maka peneliti menyarankan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
1.
Guru agama Katolik sebaiknya menggunakan katekese model sotarae dalam pendalaman iman sehingga siswa merasa tidak bosan mengikuti pendalaman iman dan keterlibatan hidup menggereja semakin meningkat.
2.
Katekese model sotarae merupakan salah satu katekese menyadarkan siswa untuk melaksanakan aksi karena menggunakan metode melihat-menilaibertindak dan menekankan aksi nyata.
3.
Pelaksanaan penelitian hanya dua siklus, peneliti atau guru agama Katolik dapat melanjutkan penelitian agar mendapat temuan yang lebih signifikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, F.X. (1995). Bunga Rampai Pendidikan Iman. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Amuristian, L, Subaryani T. (2009). Buku Saku Misdinar. Bogor: Grafika Mardi Yuana. Ardhisubagyo, Y. (1987). Menggereja Di Kota (Seri Pastoral No.136). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta. Banawiratma, J.B. (1992). Wujud Baru Hidup Menggereja: Dialogal dan Transformatif. Orientasi Baru. Yogyakarta: Kanisius. Boli Kontan, Daniel. (2011). Katekese, Pelajaran Agama dan Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Formal. Praedicamus, 34, 43-65. Dua Gete, A. (1975). Keterlibatan Menurut Faham Asli (Seri Puskat No.258). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta. Dapiyanta, F.X. (2012). Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Dasar. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Dasar untuk Mahasiswa Semester III, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (manuskrip). _______________. (2013). Katekese Umat: Antara Harapan dan Kenyataan. Rohani.12 Dewan Karya Pastoral KAS. (2008). Nota Pastoral: Melibatkan Anak dan Remaja Untuk Pengembangan Umat. Semarang. Agus, Gunadi. (2010). 101 Kisah Inspirasional. Yogyakarta: Kanisius. Heryatno, F.X. (2010). Pendidikan Agama Katolik I. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik I untuk Mahasiswa Semester I, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip). _______________. (2008). Pokok-Pokok Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip). Huber, Th. (1981). Katekese Umat: Hasil Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan Se Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Iswarahadi, Y.I. (2013). Media dan Pewartaan Iman: Usaha Mencari Model Pewartaan Iman pada Zaman Digital. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Kateketik KAS. (2012). Katekese Inisiasi: Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakarta: Kanisius. Komisi Kepemudaan KWI. (1993). Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda. Jakarta. Konferensi Waligereja Indonesia . (1995). Pelajaran Agama Katolik. Yogyakarta: Kanisius. _______________. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Kongregasi Suci untuk Para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum. (Thom wignyanto dan Lukas lege, Penerjemah). Ende: Nusa Indah. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1971).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
Krispurwana, T. (2013). Iman yang Selaras dengan Akal Budi. Hidup, 67, 12-13. Lembaga Pendidikan Kader. (1995). Pedoman Pembinaan Remaja. Yogyakarta. Lembaga Biblika Indonesia. (1975). Kitab Suci Perjanjian Baru: Pengantar teks dan catatan. Jakarta: Arnoldus Ende. _______________. (1981). Tafsir Perjanjian Baru: Surat-surat Paulus 2. Yogyakarta: Kanisius. _______________. (1981). Tafsir Perjanjian Baru: Kisah Para Rasul. Yogyakarta: Kanisius. Mardiatmadja, B.S. (1986). Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Mariyanto, E. (1987). Persiapan Krisma Suci: Buku Pembina. Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita, E. (2010). Kompendium Tentang Prodiakon. Yogyakarta: Kanisius Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas : Bandung: Rosda. Muslich. (2009). Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara. Olivera, Manuel. (1989). Group Media. Yogyakarta: Kanisius. Pedoman Penulisan Skripsi. (2006). Yogyakarta: Progam Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, FKIP USD. Philip, John. (2013). Orang Muda Menjadi Saksi Kristus.Yogyakarta. Hidup, 67, 14. Prasetya, L. (2003). Keterlibatan Awam Sebagai Anggota Gereja. Malang: Dioma. _______________. (2010). Umat Mencintai Ekaristi. Yogyakarta: Kanisius. Putranto, CB. (2011). Sakramentologi Ringkas. Diktat Mata Kuliah Sakramentologi Bagi Mahasiswa IPPAK-USD, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip). Sarjumunarsa, Th (1989). Menjadi Umat Yang Terlibat Dalam Lingkungan. Rohani, 36, 497-499. Suharsimi, Arikunto dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Stefan, L. (2007). Tafsir Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius. Surono. (2010). Legio Maria. Malang: Seratus Sinar Bunda Karmel. Sumarno, Ds. (2011). Pengantar PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK Paroki Bagi Mahasiswa IPPAK-USD, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip). _______________. (2013). PPL PAK Paroki. Diktat Mata Kuliah PPL PAK Paroki Bagi Mahasiswa IPPAK-USD, Fakultas Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip). Telaumbanua, M. (1999). Ilmu Kateketik: Hakikat, Metode, dan Peserta Gerejawi. Jakarta: Obor. Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana. Taniredja, Tukiran dkk. (2010). Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
Yohanes Paulus II. (1995). Apostolicam Actuositatem. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI (Dokumen Asli diterbitkan tahun 1979). ________________. (2014). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI (Dokumen Asli diterbitkan tahun 1979). ________________. (1990). Evangelii Nuntiandi. (R. Hardawirjana, Penerjemah). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI (Dokumen Asli diterbitkan tahun 1975).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran I : Surat Permohonan Izin Penelitian
(1) 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 : Satuan Persiapan I / Siklus I SATUAN PERSIAPAN I SIKLUS I A.
Identitas 1.
Tema
: Ayo ikut berpaguyuban!
2. Tujuan
: Bersama pendamping, siswa diajak untuk terlibat dalam berpaguyuban sehingga mampu memiliki semangat persaudaraan dan kesetiakawanan
3. Peserta
: Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas
4. Tempat
: Ruang kelas
5. Hari/Tanggal
: Jumat, 17 Oktober 2014
6. Waktu
: 11.00-12.20
7. Metode
: a. Menyanyi b. Sotarae c. Sharing d. Tanya Jawab
8. Materi
: a. Teks cerita “organisasi” b. Kis 4:32-37 c. Pengertian koinonia (persekutuanpersaudaraan)
9. Sarana
: a. Papan Tulis b. Spidol c. Kitab Suci
10. Sumber Bahan
: a. Ardhisubagyo, Y. (1987). Menggereja Di Kota. (Seri Pastoral No.136). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta 101 b. Agus, Gunadi. (2010). Inspirasional. Yogyakarta: Kanisius (2)
Kisah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Komkat KAS. (2012). Katekese Inisiasi: Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakarta: Kanisius d. Lembaga Biblika Indonesia. (1975). Kitab Suci Perjanjian Baru: Pengantar teks dan catatan. Jakarta: Arnoldus Ende e. Lembaga Biblika Indonesia. (1981). Tafsir Perjanjian Baru: Kisah Para Rasul. Yogyakarta: Kanisius f. Mariyanto. E. (1987). Persiapan Krisma Suci: Buku Pembina. Yogyakarta: Kanisius. g. Olivera, Manuel. (1989). Group Yogyakarta: Kanisius
(3)
Media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Pemikiran Dasar
Umat beriman kristiani yang sudah menerima Sakramen Baptis telah dipersatukan oleh Kristus dan dipersatukan dengan jemaat lain disebut dengan gereja serta Kristus sebagai Kepala Gereja. Arti kata Gereja diambil dari bahasa Yunani “ekklesia” yang artinya mereka yang dipanggil. Pengertian tentang gereja tergantung konteksnya, gereja juga diartikan sebagai persekutuan umat beriman yang mengimani Kristus. Dalam penerimaan Sakramen Baptis, Roh Kudus yang diterima akan menjadi semakin hidup apabila mengambil bagian kegiatan hidup menjemaat dalam kebersamaan dengan jemaat lain. Persekutuan atau paguyuban (koinonia) merupakan salah satu bagian dari keterlibatan hidup menggereja. Paguyuban muncul karena perjumpaan beberapa orang yang mempunyai tujuan, minat, panggilan dan kepentingan yang sama. Oleh karena itu, remaja, kaum muda, orang dewasa dan lansia dipanggil untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di gereja agar Kerajaan Allah terwujud di dunia sehingga tumbuh dan berakar. Sebagai contoh dapat terlibat pada paguyuban misdinar, lektor, legio Maria, remaja, pangruktiloyo dan lain-lain. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas sebagai kaum remaja perlu mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di Gereja karena nantinya akan menjadi penerus generasi Gereja. Realita yang terjadi keterlibatan untuk mengikuti kegiatan masih rendah. Hal ini dapat dilihat ketika ada pelaksanaan kegiatan yang hadir hanya orang tertentu biasa hadir terlebih untuk mengikuti paguyuban PIR tingkat pasrtisipasinya masih sangat rendah. Bagi yang mengikuti bermacam-macam motivasinya. Kis 4:32-37, mengajarkan kepada kita bahwa ciri khas dari cara hidup jemaat perdana sebagai paguyuban dengan sehati sejiwa, memiliki rasa percaya, segala sesuatu yang dimiliki merupakan milik bersama, hidup dalam kasih karunia yang melimpah dan tidak ada kekurangan satu apapun. Inti cara hidup jemaat perdana menjadi ciri pokok sebagai umat beriman kristiani dalam berpaguyuban yang mempunyai tujuan dengan memiliki sikap keterbukaan, mencintai dan peka terhadap sesama yang menderita serta dilanda kesusahan serta adanya kesetiakawanan. Oleh karena itu, dengan aktif berpaguyuban agar lebih dapat memiliki semangat persaudaraan dan kesesetiakawanan. Pertemuan ini mengajak kita untuk semakin terlibat dalam berpaguyuban sehingga mampu memiliki semangat persaudaraan dan kesetiakawanan seperti komunitas jemaat perdana. C.
Langkah -Langkah
a.
Pembukaan
1)
Pendamping memberikan pengantar mengenai tema, tujuan dan proses katekese model sotarae kepada siswa.
2)
Pendamping mengajak siswa menyanyikan lagu “Hari ini Ku Rasa Bahagia”. (4)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hari ini kurasa bahagia Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang diantara kita Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau saudaraku, kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita 3)
Doa Pembukaan Allah Bapa Yang Maha Pengasih dan Penyanyang pada siang hari ini kami bersyukur kepadamu karena atas rahmat dan kasihMu kami boleh berkumpul di tempat ini untuk berbagi bersama tentang pengalaman kami dalam berpaguyuban. Kami mohon ya Bapa engkau membuka mata hati dan pikiran kami agar kami menyadari bahwa berpaguyuban akan menumbuhkan semangat persaudaraan. Semoga kami bisa meneladani seperti cara hidup jemaat perdana yang sehati sejiwa. Doa yang jauh sempurna ini, kami haturkan kepada Tuhan kami Yesus Kristus. Amin
b.
Inti : Sotarae
1)
Pendamping meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 4 orang.
2)
Pendamping membagikan teks cerita kisah inspirasional yang berjudul “organisasi” (terlampir).
3)
Pendamping memberikan panduan pertanyaan kepada kelompok kecil sebagai berikut: (dikerjakan dalam kelompok) a) Bagaimana perasaan dan pendapatmu setelah membaca bacaan tadi? Dan bagaimanakah situasi progam paguyuban yang ada di parokimu, khususnya paguyuban remaja? (pertemuannya berapa bulan sekali, partisipasi peserta) b) Seandainya teman-teman berada di posisi anak-anak tadi, apa yang akan teman-teman lakukan? c) Bagaimankah pelaksanaan pertemuan paguyuban di parokimu? (dilihat dari pendamping, proses, kegiatan, kehadiran peserta) d) Tema apa yang cocok untuk mengangkat sehubungan masalah yang ditemukan ?
(5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4)
Pendamping mengajak siswa untuk mensharingkan hasil pembahasannya dalam kelompok besar.
5)
Pendamping mengajak siswa untuk membaca, mendalami dan merenungkan bacaan Kis 4:32-37.
6)
Pendamping memberikan rangkuman dari hasil mengkaitkan dengan bacaan kitab suci serta materi.
pembahasan
dan
Dari kisah inspirasi tadi menceritakan tentang kebanggan pastor terhadap perkembangan umat yang terjadi di wilayahnya dimulai dari anakanak sampai orang dewasa. Umat begitu kreatif pada waktu misa seperti menggunakan tarian dalam persembahan yang menunjukkan bahwa ada inkulturasi dimana sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh umat. Setelah pastor melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh umatnya kemudian dalam pastor berfikir untuk mengorganisasi paduan suara dan bakat-bakat seni. Seluruhnya diorganisasi dengan baik antara lain ditentukan jadwal latihan, kapan boleh ditampilkan dan diatur secara rapi (diorganisasi secara teratur). Akan tetapi, setelah pastor mengorganisasi yang terjadi malah membuat anak-anak itu sulit untuk berpartisipasi dalam koor dan menari pada waktu misa. Dari cerita tadi memberikan memang tindakan pastor itu baik, di salah satu sisi pastor tidak melihat organisasi yang diatur sedemikian rapinya, tertibnya malah mematikan suasana keguyuban umat bersama. Mungkin umat merasa terbatas untuk mengembangkan diri dengan adanya organisasi yang diatur dan merasa suasana persaudaraan hanya dengan satu kelompoknya saja. Dalam situasi seperti sekarang ini sungguh terjadi di suatu paroki ketika suatu paguyuban diatur langsung oleh pastor, banyak umat menjadi tidak minat untuk mengikuti paguyuban karena merasa kaku untuk mengikuti dinamika dalam berpaguyuban, Dasar dari berpaguyuban dilihat pada Kis 4:32-37, bahwa cara hidup jemaat perdana sehati sejiwa, memiliki rasa percaya, segala sesuatu yang dimiliki merupakan milik bersama, hidup dalam kasih karunia yang melimpah dan tidak ada kekurangan satu apapun. Yang ditekankan ialah kesatuan dari umat Kristen yaitu suatau kesatuan dalam hal-hal baik rohaniah maupun jasmaniah. Cara hidup jemaat perdana mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai dengan memiliki sikap keterbukaan, mencintai dan peka terhadap sesama yang menderita serta dilanda kesusahan. Ini yang harus menjadi pola dalam berpaguyuban sebagai umat katolik. Adanya paguyuban muncul karena perjumpaan beberapa orang yang mempunyai minat, tujuan, panggilan dan kepentingan yang sama. Pengalaman Santo Paulus melihat bahwa jemaat itu bersatu, sehingga mengibaratkan bahwa semua orang yang percaya akan Kristus sebagai Tubuh Kristus sendiri. Kesatuan tubuh sebagai jemaat ini yang harus menjadi tanda umat beriman. Koinonia (persekutuan-persaudaraan) diartikan sebagai semangat persaudaraan dan kesetiakawanan. Sebagai umat beriman kristiani yang sudah menerima Sakramen Baptis telah dipersatukan oleh Kristus dan dipersatukan dengan jemaat lain disebut dengan gereja. Gereja diartikan (6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sebagai suatu paguyuban umat beriman yang mengimani Kristus dan Kristus sebagai Kepala. Roh Kudus yang diterima melalui Sakramen Baptis akan menjadi semakin hidup apabila kita mengambil bagian kegiatan hidup menjemaat dalam kebersamaan dengan jemaat lain. Contoh paguyuban yang ada: PIR, PIA, Legio Maria, Lektor, misdinar dan lain-lain. Sebagai seorang remaja bisa masuk dalam paguyuban PIR, misdinar, lektor. Dari kisah tadi dan bacaan Kis 4:32-37 bila dihubungkan kita perlu menyadari bahwa sebagai umat dalam ikut organisasi mencontoh ciri khas dari jemaat perdana dimana menunjukkan suatu keguyurukunan yaitu adanya keterbukaan, segala sesuatu milik bersama, adanya kesetiakawanan dan lain-lain sehingga merasa menjadi satu umat beriman untuk mengembangkan gereja agar semakin kokoh, kuat, tangguh dalam menghadirkan Kerajaan Allah di dunia. Oleh karena itu, dengan remaja aktif ikut berpaguyuban lebih menumbuhkan semangat persaudaraan sebagai orang beriman sebagai penerus generasi gereja. 7)
Pendamping mengajak siswa untuk menentukan aksi nyata untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan pertanyaan “Niat-niat/tindakan apa yang kita wujudkan agar kita semakin terlibat dalam hidup menggereja dalam berpaguyuban? (dalam kelompok besar)
8)
Pendamping mengajak siswa untuk mengevaluasi pertemuan yang direncanakan dan dilaksanakan apakah tujuan sudah tercapai. a) Menurutmu bagaimana pelaksanaan pertemuan ini? (proses, materi, pendamping)?
c.
Penutup
1)
Doa Penutup Tuhan Yang Maha Kasih dan Penyanyang, pada siang hari ini kami bersyukur kepadamu karena telah menyadarkan kami untuk mengambil bagian dalam berpaguyuban. Kami percaya apabila paguyuban kuat tentu Gereja akan semakin berkembang dan kokoh, Semoga dengan berpaguyuban kami semakin merasakan sehati sejiwa dengan saudarasaudari kami kaum beriman. Doa yang tiada sempurna ini kami haturkan dengan perantaraan Tuhan Kami Yesus Kristus. Amin
2)
Pendamping mengajak peserta untuk menyanyikan lagu “Semua Baik” Dari semula tlah kau tetapkan Hidupku dalam tanganmu Dalam rencanamu Tuhan Rencana indah tlah kau siapkan Bagi masa depanku yang penuh harapan (7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Semua baik, sungguh teramat baik Apa yang tlah kau perbuat di dalam hidupku ORGANISASI Pastor begitu bangga melihat perkembangan sekolah minggu di wilayahwilayah di parokinya. “Inilah Gereja. Tanpa dikomando, muncul aktivitas iman di kalangan umat.” Kadang-kadang secara kreatif wilayah tertentu menampilkan paduan suara anak-anak dalam Misa. “Ibadah menjadi semakin semarak.”Yang lain lagi, di tengah-tengah persembahan menampilkan suatu tarian mengiringi persembahan.”Begitu hidup dan menyenangkan.” Melihat potensi sedemikian besar, muncul dalam benak pastor itu untuk mengorganisasi paduan suara anak dan bakat-bakat seni yang lain. Kapan latihan, di mana kreativitas boleh ditampilkan, semua diatur secara rapi. Dan sejak itu, pastor merasa, betapa sulitnya mengajak anak untuk koor dan menari di dalam ibadah. Sering tidak disadari, organisasi mematikan organisme yang lebih bernuansa paguyuban. Bukankah Gereja sesungguhnya organisme?
Kis 4:32-37 Cara Hidup Jemaat Perdana 32
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. 33
Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberikan kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
34
Sebab tidak ada seorangpun yang berkekurangan di antara mereka : karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa 35
Dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagikan-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya (8)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus
37
Ia menjual ladang, miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-rasul
(9)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 : Satuan Persiapan II / Siklus I SATUAN PERSIAPAN II SIKLUS I A.
Identitas 1.
Tema
: Ikut paguyuban PIR yuk…
2. Tujuan
: Bersama pendamping, siswa diajak untuk semakin menyadari bahwa remaja merupakan bagian dari anggota gereja sehingga semakin terlibat untuk mengikuti paguyuban PIR
3. Peserta
: Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas
4. Tempat
: Ruang kelas
5. Hari/Tanggal
: Jumat, 7 November 2014
6. Waktu
: 11.00-12.20
7. Metode
: a. Menyanyi b. Sotarae c. Sharing d. Tanya Jawab
8. Materi
: a. I Kor 12:12-22
9. Sarana
: a. Papan Tulis b. Spidol c. Kitab Suci d. Kertas Flap
10. Sumber Bahan
: a. Komkat KAS. (2012). Katekese Inisiasi: Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakarta: Kanisius b. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius (10)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Lembaga Biblika Indonesia. (1975). Kitab Suci Perjanjian Baru: Pengantar teks dan catatan. Jakarta: Arnoldus Ende d. Lembaga Biblika Indonesia. (1981). Tafsir Perjanjian Baru: Surat-surat Paulus 2. Yogyakarta: Kanisius e. Mariyanto, E. (1987). Persiapan Penerimaan Krisma Suci: Buku Pembina. Yogyakarta: Kanisius f. Olivera, Manuel. (1989). Group Yogyakarta: Kanisius
(11)
Media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Pemikiran Dasar
Kehidupan menggereja tidak hanya sekedar datang, diam dan duduk di Gereja pada hari minggu. Sebagai umat Allah, kehidupan menggereja itu turut serta untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang ada di Gereja karena setiap orang telah dikarunia bakat dan kemampuan masing-masing oleh Allah. Begitu pula siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas sebagai remaja yang dianugerahi bakat yang unik dari Tuhan perlu mengembangkan diri melalui kehidupan menggereja. Dengan mengambil bagian dalam kegiatan gereja menjadikan iman siswa dewasa bahwa sikap iman ada pengetahuan, perasaan dan tindakan. Oleh karena itu, siswa-siswi pelu dimotivasi agar semakin terlibat dalam hidup menggereja yang nantinya akan menjadi generasi penerus Gereja. I Kor 12:12-22, menjelaskan pada kita semua bahwa Gereja adalah Tubuh Kristus dengan Kepalanya adalah Kristus. Sebagai orang beriman kristiani kita termasuk dalam anggota jemaat yang mempunyai fungsi masing-masing. Semakin aktif yang terlibat semakin mantap dan kokoh anggota sertam iman yang dimiliki. Menjadi anggota tubuh kristus tidak hanya sekedar datang pada hari minggu untuk beribadah saja, tetapi memiliki tugas untuk melayani menurut bidangnya. Pertemuan ini mengajak kita untuk semakin menyadari remaja merupaan bagian dari anggota gereja sehingga semakin terlibat untuk mengikuti paguyuban PIR. C.
Langkah-Langkah
a.
Pembukaan
1)
Pendamping memberikan pengantar mengenai tema, tujuan dan proses katekese model sotarae kepada siswa.
2)
Pendamping mengajak siswa menyanyikan lagu “Yesus Pokok”. Yesus Pokok dan Kita Caranya Tinggallah didalamnya (3x) Pastilah kau akan berbuah Yesus cintaku, ku cinta kau, kau cintai dia Yesus Pokok dan Kita Caranya Tinggallah didalamnya (3x) Pastilah kau akan berbuah
3)
Doa Pembukaan (dipimpin oleh salah satu siswa).
(12)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
Inti : Sotarae
1)
Pendamping meminta siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 6 orang.
2)
Pendamping memberikan panduan pertanyaan kepada kelompok kecil sebagai berikut: (dikerjakan dalam kelompok dan ditulis dalam kertas flap) a) Bagaimanakah situasi progam paguyuban PIR di (pertemuannya berapa bulan sekali, partisipasi peserta)
parokimu?
b) Bagaimankah pelaksanaan pertemuannya/kegiatannya? (pendamping, kegiatan rutin atau tidak, kehadiran peserta) c) Bagaimana kerjasama pendamping PIR dengan remaja dalam hal kegiatan PIR? d) Tema apa yang cocok untuk mengangkat sehubungan masalah yang ditemukan? 3)
Pendamping mengajak siswa untuk mensharingkan hasil pembahasannya dalam kelompok besar.
4)
Pendamping mengajak siswa untuk membaca dan mendalami I Kor 12:1222.
5)
Pendamping memberikan rangkuman dari hasil mengkaitkan dengan bacaan kitab suci serta materi.
pembahasan
dan
Dalam buku Iman Katolik, sebutan untuk Gereja yang lebih khas Kristiani adalah Tubuh Kristus. Tubuh Kristus diungkapkan sebagai kesatuan jemaat, meskipun banyak karunia dan pelayanan (ayat 7). I Kor 12:12-22 memberikan pengertian pada kita bahwa semua orang yang telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu roh yaitu roh kudus. Dalam segi ini semua orang Kristen adalah sama, dan ini adalah karunia yang penting. Begitu pula tubuh manusia, memiliki banyak anggota, berbeda satu dengan yang lain karena dimaksudkan untuk fungsi-fungsi yang berbeda, tetapi semua termasuk tubuh yang sama dan mendapatkan hidup dari tubuh itu. Masing-masing anggota hanya dapat menjalankan fungsinya. Semua adalah perlu, sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan oleh Allah. Tanpa banyak anggota, tidak ada tubuh. Maka kedua hal kesatuan dan kebanyakan dilestarikan. Tidak ada anggota dapat bertindak sendiri tanpa yang lain, karena fungsi masing-masing adalah demi kebaikan bersama. Kita disebut anggota tubuh kristus yaitu jemaat yang mempunyai tugas masing-masing dengan kepalanya adalah Kristus sendiri. Sebagai tubuh Kristus kita mempunyai fungsi masing-masing sebagai pelayan Tuhan. Misalnya sebagai kaum remaja, anak-anak, orang muda, dewasa bahkan lansia. Setiap pribadi telah dianugerahi oleh Allah karunia yang unik dan spesifik tinggal kita bagaimana kita menanggapi atas Sabda Allah. Setiap jemaat mengambil peran masing-masing didalam tubuh, Apakah kita cukup sebagai anggota Gereja hanya beribadah saja setiap hari minggu? Yang hanya duduk, diam dan mendengarkan? Kita tentu tidak dipantas (13)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
disebut anggota tubuh karena tidak berfungsi. Gereja adalah paguyuban, semua warga harus sering berkumpul untuk menyatakan bahwa umat dari satu paguyuban yang sama dan melalui perkumpulan yang ada meningkatkan keguyuban. Semakin aktif yang terlibat semakin mantap dan kokoh anggota serta iman yang dimiliki. Oleh karena itu, mari kita terlibat di dalam pelayanan dengan bersungguh-sungguh melalui karunia yang telah terima dari Kristus. Bagi yang remaja kita ikuti kegiatan PIR, pendalaman iman remaja, app remaja, membantu saudara/I yang membutuhkan dan lainlain. Kita melayani sesama sama dengan melayani Allah. Mari kita sebagai bagian dari tubuh Kristus, mengambil peran kita masing-masing dan berfungsi sebagai layaknya anggota tubuh yang hidup. Marilah kita berusaha untuk mewujudkan paguyuban antar umat beriman dengan sedemikian rupa sehingga gambaran yang telah kita temukan tadi benar terlaksana dalam kehidupan nyata: kita semua, umat paroki berpadu menjadi Tubuh Kristus; kita semua anggota dan Kristus sebagai Kepalanya. Apa yang kita bisa perbuat sebagai anggota tubuh kristus? Sebagai remaja kita ambil bagian dalam pertemuan PIR, mengikuti kegiatan remaja, turut serta mengembangkan kegiatan PIR, misdinar dan lain-lain. 6)
Pendamping mengajak siswa untuk menentukan aksi nyata untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan pertanyaan “Niat-niat/tindakan apa yang kita wujudkan agar kita semakin terlibat dalam hidup menggereja dalam berpaguyuban PIR? (dalam kelompok besar)
7)
Pendamping mengajak siswa untuk mengevaluasi pertemuan yang direncanakan dan dilaksanakan apakah tujuan sudah tercapai. a) Menurutmu bagaimana pelaksanaan pertemuan ini? (proses, materi, pendamping)? b) Bagaimanakah pelaksanaan dari aksi yang telah kamu lakukan seminggu yang lalu?
c.
Penutup
1)
Doa Penutup (dipimpin oleh salah satu siswa)
2)
Pendamping mengajak peserta untuk menyanyikan lagu “Terimakasih Seribu” Surya bersinar, Udara Segar Terimakasih Di tepi pantai ombak berderai Terimakasih Terimakasih seribu 2x Pada Tuhan Allahku, Oh pada Tuhan Allahku (14)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aku bahagia karna di cinta Terimakasih
I Kor 12:12-22 Banyak anggota, tetapi satu tubuh 12
Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
13
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14
Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
15
Andaikata kaki berkata : “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16
Dan andaikata telinga berkata : “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17
Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Adaikata seluruhnya adalah telinga, dimanakah penciuman? 18
Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendakiNya
19
Andaikata semuanya adalah satu anggota, dimanakah tubuh?
20
Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh
21
Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan :”Aku tidak membutuhkan engakau.” Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: “Aku tidak membutuhkan engkau.”
22
Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
(15)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 : Satuan Persiapan I / Siklus II SATUAN PERSIAPAN I SIKLUS II A.
Identitas 1.
Tema
: Dipanggil untuk melayani
2. Tujuan
: Siswa diajak untuk menyadari bahwa dalam kehidupan ini membutuhkan orang lain dan dapat mewujudkan tindakan dengan melayani sesama secara tulus tanpa membeda-bedakan
3. Peserta
: Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas
4. Tempat
: Ruang kelas
5. Hari/Tanggal
: Jumat, 21 November 2014
6. Waktu
: 11.00-12.20
7. Metode
: a. Menyanyi b. Sotarae c. Sharing d. Tanya Jawab
8. Materi
: a. Cuplikan Film Mother Theresia b. Mat 10:5-15
9. Sarana
: a. Papan Tulis b. Spidol c. Kertas Flap d. Kitab Suci
10. Sumber Bahan
: a. Ardhisubagyo, Y. (1987). Menggereja Di Kota. Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta b. Komkat KAS. (2012). Katekese Inisiasi: Gagasan Dasar dan Silabus. Yogyakarta: Kanisius (16)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Krispurwana, C. (2003). Jalan Pelayanan Ibu Theresia. Jakarta: Obor d. Lembaga Biblika Indonesia. (1975). Kitab Suci Perjanjian Baru: Pengantar teks dan catatan. Jakarta: Arnoldus Ende e. Olivera, Manuel. (1989). Group Yogyakarta: Kanisius f. Stefan, L. (2007). Yogyakarta: Kanisius
(17)
Tafsir
Injil
Media. Matius.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Pemikiran Dasar
Dalam kehidupan ini, manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, manusia diciptakan oleh Tuhan untuk saling membantu dan melayani kepada sesama yang membutuhkan meskipun terkadang mengalami penolakan. Seorang tokoh ibu Theresia memberikan contoh bahwa pelayanan yang penuh kasih kepada orang sekitarnya dengan memberikan pengabdia diri secara total kepada sesama seperti Allah telah mengasihi dirinya. Melayani tanpa pamrih dan tidak membedabedakan dari suku, agama, latar belakang, ras dan budaya itulah teladan yang dapat dicontoh oleh kita semua. Injil Mat 5:10-15, Yesus mengutus muridnya untuk memberitakan Kerajaan Allah kepada semua orang yang menderita, terlantar, miskin, dikucilkan, lemah, miskin dan tersingkir meskipun dalam mewartakan mengalami penolakan. Injil ini memberikan pesan kepada kita untuk cerdik seperti ular berarti cepat tanggap dengan keadaan sekitar dan tulus seperti merpati bahwa kita dalam melayani sesama harus secara tulus serta total tanpa membeda-bedakan dan tidak mengharapkan imbalan. Dalam pertemuan ini, siswa-siswi diajak untuk lebih menyadari bahwa dalam kehidupan ini membutuhkan orang lain dan dapat mewujudkan tindakan dengan melayani sesama secara tulus tanpa membeda-bedakan. C.
Langkah - Langkah
a.
Pembukaan
1)
Pendamping memberikan pengantar mengenai tema, tujuan dan proses katekese model sotarae kepada siswa.
2)
Pendamping mengajak siswa menyanyikan lagu “Dalam Yesus Kita Bersaudara”. Dalam Yesus Kita Bersaudara Dalam Yesus Kita Bersaudara Dalam Yesus Kita Bersaudara Sekarang dan Selamanya Dalam Yesus Kita Bersaudara Dalam Yesus Kita Saling Melayani Dalam Yesus Kita Saling Melayani Dalam Yesus Kita Saling Melayani Sekarang dan Selamanya Dalam Yesus Kita Saling Melayani Doa Pembukaan (secara spontan dipimpin oleh salah satu siswa).
3) b. 1)
Inti : Sotarae Pendamping mengajak siswa untuk menonton cuplikan film “Mother Theresia”. (18)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2) 3)
4) 5) 6)
Pendamping mengajak siswa untuk membentuk kelompok sebanyak 5 orang. Pendamping memberikan panduan pertanyaan kepada kelompok kecil sebagai berikut: (dikerjakan dalam kelompok) dan ditulis dalam kertas flap a) Perasaan spontan apa yang muncul ketika teman-teman melihat cuplikan film Mother Theresia? (secara singkat) dan apakah situasi yang terjadi pada tayangan tadi masih terjadi dalam sekarang ini? b) Ceritakanlah isi dari film Mother Theresia? Apakah berpengaruh bagi hidupmu saat ini? c) Apakah yang menjadi tantangan untuk melayani sesamamu? d) Tema apa yang cocok untuk mengangkat sehubungan masalah yang kalian temukan? Pendamping mengajak siswa untuk mensharingkan hasil pembahasannya dalam kelompok besar. Pendamping mengajak siswa untuk membaca dan mendalami bacaan kitab suci Mat 5:10-15 serta merenungkan. Pendamping memberikan rangkuman dari hasil pembahasan dan mengkaitkan dengan bacaan kitab suci serta materi. Dari film tadi sungguh menginspirasi kita. Tokoh ibu Theresia dai Calcuta India sungguh dikenal oleh umat diseluruh dunia. Ibu Theresia sungguh memberikan diri kepada orang yang ada disekitarnya. Ketika terjadi peperangan, ibu Theresia memutuskan untuk keluar dari dinding biara dan hidup bersama dengan orang miskin serta orang yang menjadi korban peperangan. Dia tidak tega melihat orang kelaparan, kehausan dan orang menderita. Kasihnya ibu Theresia sungguh luar biasa meski terkadang mengalami penolakan. Ibu Theresia menjadi sosok ibu yang melayani dengan penuh kasih dan tanpa membeda-bedakan agama. Pengalaman rohani dikasihi Allah mendorongnya untuk bertindak melayani sesama manusia, terutama mereka yang termiskin dari yang miskin. Jalan pelayanan yang ditawarkan adalah jalan pemberian diri dan hidup secara total bagi Allah dan sesama. Injil Mat 5:10-15, menegaskan bahwa Yesus mengutus muridnya untuk memberitakan Kerajaan Sorga kepada orang-orang yang lelah, terlantar, dikucilkan, diremehkan, tidak diurus oleh pemuka masyarakat. Selain itu, juga diutus untuk menyembuhkan sakit, orang kusta, mengusir setan dan membangkitkan orang yang mati. Dari perikop ini ingin memberikan pesan kepada kita bahwa sebagai murid Yesus kita juga harus melayani orang-orang yang membutuhkan tanpa membeda-bedakan agama, latar belakang, suku dan ras meskipun terdapat berbagai macam penolakan yang akan dialami. Seperti Tokoh Ibu Theresia juga mengalami demikian, beliau juga murid Yesus yang diutus untuk mewartakan kabar gembira kepada orang yang miskin, terlantar, menderita dan lain-lain. Melayani tidak hanya sekedar aktif dalam kegiatan Gereja, melaksanakan aksi sosial tetapi menyangkut hati. Semangat yang dimiliki seorang yang melayani adalah tanpa pamrih,semangat tidak memilih-milih dan semangat memberi. Kita menyadari bahwa Tuhan telah mengasihi kita dengan ungkapan syukur apa (19)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7)
8)
c. 1) 2)
yang kita miliki, kita bagikan juga kepada orang lain yang membutuhkan. Hal sederhana dalam melayani kepada sesama seperti mengunjungi orang sakit, mengunjungi simbah yang sudah lansia, menengok teman yang sakit, bakti sosial ke panti asuhan, membantu korban bencana alam, donor darah dan lain-lain. Sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan untuk membantu oranglain sangatlah berarti bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan hiburan. Semoga dengan teladan ibu Theresia menggungah hati kita untuk mengasihi orang yang kurang beruntung. Pendamping mengajak siswa untuk menentukan aksi nyata untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan pertanyaan “Niat-niat/tindakan apa yang kita wujudkan agar kita semakin terpanggil untuk melayani sesama? (dalam kelompok besar) Pendamping mengajak siswa untuk mengevaluasi pertemuan yang direncanakan dan dilaksanakan apakah tujuan sudah tercapai. a) Menurutmu bagaimana pelaksanaan pertemuan ini? (proses, materi, pendamping)? b) Bagaimana pelaksanaan kegiatan yang telah kamu laksanakan dari aksi mu minggu yang lalu? Penutup Doa Penutup (dipimpin oleh salah satu siswa). Pendamping mengajak siswa untuk menyanyikan lagu penutup “Kasih Yesus”. Kasih Yesus sungguh indah di dalam hidupku ini Sungguh manis amat manis hidup bersama Yesus Yesus..nama Yesus pujilah dia Kasihnya sungguh besar sepanjang masa
Mat 5:10-15 Yesus Mengutus Kedua Belas Rasul 5
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, 6 melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. 7 Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat 8 Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma. 9 Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu. 10 Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. (20)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat 12 Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. 13 Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 14 Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu.
(21)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 : Satuan Persiapan II / Siklus II SATUAN PERSIAPAN II SIKLUS II A.
Identitas 1.
Tema
: Peka terhadap sesama
2. Tujuan
: Siswa diajak untuk peka dan meneladani sikap Yesus yaitu membantu sesama atas dasar kasih
3. Peserta
: Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur Cawas
4. Tempat
: Ruang kelas
5. Hari/Tanggal
: Jumat, 28 November 2014
6. Waktu
: 11.00-12.20
7. Metode
: a. Menyanyi b. Sotarae c. Sharing d. Tanya Jawab
8. Materi
: a. Foto kecelakaan b. Luk 9:10-17
9. Sarana
: a. Papan Tulis b. Spidol c. Kitab Suci d. Foto Kecelakaan
10. Sumber Bahan
: a. Ardhisubagyo, Y. (1987). Menggereja Di Kota. (Seri Pastoral No.136). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta. b. Konferensi Waligereja Indonesia. (1985). Pelajaran Agama Katolik. Yogyakarta: Kanisius c. Lembaga Biblika Indonesia. (1975). Kitab (22)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Suci Perjanjian Baru: Pengantar teks dan catatan. Jakarta: Arnoldus Ende d. Olivera, Manuel. (1989). Group Yogyakarta: Kanisius
(23)
Media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.
Pemikiran Dasar
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain dan didalam diri manusia sendiri ada dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Ada kebutuhan sosial untuk hidup berkelompok dengan orang lain yang seringkali didasari oleh persamaan ciri atau kepentingan masing-masing. Misalnya, orangkaya cenderung berteman dengan orang kaya, orang yang berprofesi artis cenderung berteman dengan sesama artis. Tetapi, tidak selamanya sebagai manusia hanya berinteraksi dengan kelompoknya sendiri. Ketika ada yang mengalami kesulitan tentu membutuhkan orang lain untuk membantu. Sebagai contoh misalnya bila terjadi bencana merapi 3 tahun lalu yang memakan korban yang begitu banyak dan rumah-rumah, sawah, pohon rusak karena diterjang awan panas. Saat melihat kejadian tersebut sebagai manusia yang mempunyai cipta, rasa dan karsa pasti bisa merasakan melihat saudara-saudari kesusahan. Jika orang mempunyai kepekaan hati tentu akan tergerak untuk meringankan penderitaan orang lain dengan semampunya. Membantu orang yang mengalami kesulitan tidak hanya tugas dari dokter, perawat, guru, orang tua, anak-anak, polisi, tim sar, yayasan tetapi semua orang yang mampu untuk membantu. Dalam kehidupan konkrit, kaum muda zaman sekarang ini lebih sibuk dengan urusan duniawi seperti shopping, dugem, bbm, facebookan, twitteran daripada bakti sosial, menjadi relawan dan bersikap cuek, enggan untuk dimintai sumbangan dana seiklasnya, iri, ingin menang sendiri sehingga melupakan sikap solidaritas. Ketumpulan batin seseorang inilah yang telah mengikis kemanusiaannya sendiri. Injil Luk 9;10-17, Yesus memberikan teladan kepada kita untuk memperhatikan sesama yang membutuhkan pertolongan. Dengan memberikan makan kepada lima ribu orang sebagai ungkapan kasih-Nya yang begitu besar kepada semua orang. Yesus tampil untuk memperhatikan orang yang sangat membutuhkan dan rasul sebagai tangan yang membantu. Pesan Injil untuk kita agar kita meneladani sikap Yesus yang perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari atas dasar kasih. Dalam pertemuan ini, kita diajak untuk peka dan meneladani sikap Yesus yaitu membantu sesama atas dasar kasih yang dapat kita wujudkan melalui tindakan sehari-hari dengan memperhatikan orang yang terlantar, menolong yang lemah, mengunjungi teman yang sakit, menghibur teman, dan lain-lain. C.
Langkah -Langkah
a.
Pembukaan
1)
Pendamping memberikan pengantar mengenai tema dan tujuan katekese kepada siswa.
2)
Pendamping mengajak siswa menyanyikan lagu “Banyaklah Orang di sekitar kita”. (24)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Banyaklah orang disekitar kita yang miskin papa dan menderita. Yesus bersabda: Itulah saudaraku yang memerlukan uluran tanganmu Reff: Marilah kita beri perhatian, saudara kita beri pertolongan, agar sehati puji nama Tuhan sebagai anak Bapa di Surga 3)
Doa Pembukaan (secara spontan dipimpin oleh salah satu siswa).
b.
Inti : Sotarae
1)
Pendamping membagikan foto kecelakaan kepada siswa untuk diamati.
2)
Pendamping memberikan panduan pertanyaan kepada siswa dan dikerjakan dua orang . a) Perasaan spontan apa yang muncul ketika teman-teman melihat foto tadi? b) Dari gambar tadi, sikap yang seperti itu apakah masih terjadi untuk saat ini? c) Seandainya teman-teman di posisi orang yang sedang lewat, bagaimana sikapmu? d) Tema apa yang cocok untuk mengangkat sehubungan masalah yang kalian temukan?
3)
Pendamping mengajak siswa untuk mensharingkan hasil pembahasannya dalam kelompok besar.
4)
Pendamping mengajak siswa untuk membaca, mendalami dan merenungkan bacaan Inil Luk 9:10-17.
5)
Pendamping memberikan rangkuman mengkaitkan dengan bacaan kitab suci.
dari
hasil
pembahasan
dan
Dalam foto pertama tadi terlihat seorang korban kecelakaan tabrak lari yang tergeletak di jalan tanpa ada satu orangpun yang memperdulikan untuk menolongnya. Padahal ada orang yang berkendara sedang lewat disitu. Sedangkan gambar kedua juga korban kecelakaan tetapi masih ada orang yang menolong dan pengendara lain masih sabar untuk melintas jalan. Terkadang kita tidak peka terhadap keadaan orang bisa disebabkan ketumpulan hati nurani, beranggapan bukan saudara, tidak peduli dan lainlain. Injil Luk 9:10-17, Yesus memberikan teladan kepada kita untuk menolong orang yang menderita, orang miskin, orang terlantar, orang cacat, orang yang kelaparan, orang yang tidak terawat, orang susah, dan lain-lain. Orang yang seperti inilah yang perlu membutuhkan uluran tangan orang lain. Yesus sendiri yang memberikan contoh kepada kita. Yesus adalah teladan kita dalam memperhatikan sesama yang membutuhkan pertolongan. (25)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sikap belas kasih inilah yang ada di dalam diri Yesus. Yesus tidak pernah memandang bila mau menolong orang. Yesus ingin memberikan dirinya untuk kita umat manusia. Dengan memberikan makanan lima ribu orang merupakan ungkapan kasih-Nya yang begitu besar, mau memberikan tubuhNya sendiri demi kebahagiaan umat manusia. Yesus tampil untuk memperhatikan orang yang sangat membutuhkan, sedangkan para rasul sebagai tangan yang membantu. Untuk dapat meneladani sikap Yesus maka kita juga perlu melihat sikap-sikap yang ada didalam diri Yesus. Terkadang kita masih memilih-milih untuk menolong orang, ada rasa tidak ikhlas, kurang tulus, menolong tanpa didasari rasa kasih. Sikap seperti ini sangat jauh dengan sikap Yesus dalam membantu oranglain. Meneladani sikap Yesus yang perlu kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan memperhatikan orang yang terlantar, memberikan uang yang membutuhkan, meneguhkan yang lemah, membantu yang membutuhkan, menghibur teman yang susah, mendekati dan mencintai orang yang disingkirkan, mengunjungi teman yang sakit, menghibur teman yang susah dan lain-lain supaya kita selalu ingat dan dapat meneladani sikap Yesus. Maka marilah kita mulai meneladani sikap Yesus yang menolong orang atas dasar kasih. 6)
Pendamping mengajak siswa untuk menentukan aksi nyata untuk menyelesaikan masalah yang ada dengan pertanyaan “Niat-niat/tindakan apa yang kita wujudkan agar kita semakin peka terhadap sesama? (dalam kelompok besar)
7)
Pendamping mengajak siswa untuk mengevaluasi pertemuan yang direncanakan dan dilaksanakan apakah tujuan sudah tercapai. a) Menurutmu bagaimana pelaksanaan pertemuan ini? (proses, materi, pendamping)? b) Bagaimana kegiatan yang telah kamu laksanakan dari aksi mu ?
c.
Penutup
1)
Doa Penutup (dipimpin oleh salah satu siswa)
2)
Pendamping mengajak siswa untuk menyanyikan lagu penutup “Matahari Bersinar Terang” Matahari bersinar trang Burung berkicaulah senang Harum semerbaklah bunga di padang Semua yang mengajak kepada kita Dan memuji nama Tuhan Yang Esa 2x
(26)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Luk 9:10-17 Yesus memberi makan lima ribu orang 10
Sekembalinya rasul-rasul itu menceriterakan kepada Yesus apa yang telah mereka kerjakan. Lalu Yesus membawa mereka dan menyingkir ke sebuah kota yang bernama Betsaida, sehingga hanya mereka saja bersama Dia. 11
Akan tetapi orang banyak mengetahuinya, lalu mengikuti Dia. Ia menerima mereka dan berkata-kata kepada mereka tentang Kerajaan Allah dan Ia menyembuhkan orang-orang yang memerlukan penyembuhan. 12
Pada waktu hari mulai malam datanglah kedua belas murid-Nya kepada-Nya dan berkata: "Suruhlah orang banyak itu pergi, supaya mereka pergi ke desa-desa dan kampung-kampung sekitar ini untuk mencari tempat penginapan dan makanan, karena di sini kita berada di tempat yang sunyi. 13
Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Kamu harus memberi mereka makan!" Mereka menjawab: "Yang ada pada kami tidak lebih dari pada lima roti dan dua ikan, kecuali kalau kami pergi membeli makanan untuk semua orang banyak ini. 14
Sebab di situ ada kira-kira lima ribu orang laki-laki. Lalu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Suruhlah mereka duduk berkelompok-kelompok, kira-kira lima puluh orang sekelompok." 15
Murid-murid melakukannya dan menyuruh semua orang banyak itu duduk.
16
Dan setelah Ia mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya supaya dibagi-bagikannya kepada orang banyak. 17
Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian dikumpulkan potongan-potongan roti yang sisa sebanyak dua belas bakul.
(27)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 1
Gambar 2
(28)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 : Skala Perbedaan Semantik
SKALA PERBEDAAN SEMANTIK BAGIAN I Petunjuk: Berilah tanda check list ( ) apabila dalam seminggu terakhir saudara mengikuti kegiatan dibawah ini! a. ( ) Petugas misdinar dan Kegiatan Kelompok Misdinar b. ( ) Mengikuti PIR c. ( ) Doa Lingkungan d. ( ) Pendalaman Iman di Lingkungan BAGIAN II Petunjuk: a. Bacalah pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan baik. b. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia di dalam kolom yang paling mendekati dengan perasaan saudara sesuai dengan kegiatan yang saudara pilih pada bagian I. Adapun cara menjawab yaitu dengan memberikan tanda cek list () pada setiap pernyataaan. Contoh cara menjawab : Saya senang mengikuti pelajaran agama Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah A. Petugas Misdinar dan Kegiatan Kelompok Misdinar 1. Mau menjadi petugas misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 2. Saya mau menjadi petugas misdinar karena kemauan dari dalam diri Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 3. Saya merasa tidak terpaksa menjadi petugas misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 4. Saya senang menjadi petugas misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 5. Saya senang menjadi petugas misdinar karena ingin dilihat banyak umat Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 6. Saya menjadi petugas misdinar tidak mengharapkan pujian Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 7. Saya berusaha menjalankan tugas misdinar dengan penuh perhatian dari awal sampai akhir Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah (29)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Saya merasa mendapat tugas misdinar adalah melayani Tuhan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 9. Saya mau hadir menjadi petugas misdinar sesuai yang dijadwalkan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 10. Saya mau hadir untuk menjadi petugas misdinar misa harian pagi Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 11. Saya merasa kurang bersemangat apabila mendapat tugas misdinar misa harian pagi Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 12. Saya meminta teman untuk menggantikan tugas misdinar misa harian pagi Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 13. Saya mau hadir menjadi petugas misdinar pengganti bila teman tidak bisa bertugas Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 14. Saya mau menjadi petugas misdinar pengganti apabila disuruh tim kerja misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 15. Saya mau hadir mengikuti kegiatan kelompok misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 16. Saya datang lebih awal sebelum misa dimulai untuk menjadi petugas misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 17. Saya datang terlambat sebelum misa dimulai untuk menjadi petugas misdinar Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 18. Saya berusaha mencari misdinar pengganti apabila berhalangan tugas Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 19. Saya berani memberikan usulan agar petugas misdinar dapat menjalankan tugas lebih baik Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 20. Saya berani menegur teman apabila dalam bertugas tidak serius Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah B. PIR 1. Saya mau mengikuti PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 2. Saya mengikuti PIR karena kemauan dari dalam diri Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 3. Saya merasa tidak terpaksa mengikuti PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 4. Saya senang mengikuti PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 5. Saya senang mengikuti PIR karena berguna bagi perkembangan iman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 6. Saya mengikuti PIR tidak mengharapkan pujian Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah (30)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Saya berusaha mengikuti kegiatan PIR dengan penuh perhatian dari awal sampai akhir Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya merasa mengikuti kegiatan PIR untuk memperdalam iman kekatolikan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir untuk mengikuti kegiatan PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir mengikuti kegiatan PIR apabila ada teman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya merasa lebih bersemangat mengikuti kegiatan PIR apabila yang hadir banyak Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir mengikuti kegiatan PIR daripada tidak ada kegiatan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir untuk mengikuti kegiatan PIR karena disuruh oleh orangtua Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya takut dimarahi orangtua apabila tidak mengikuti PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya hadir mengikuti kegiatan PIR untuk menambah poin nilai agama Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya datang lebih awal sebelum kegiatan PIR dimulai Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya datang terlambat pada kegiatan PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya bisa membagi waktu antara kegiatan di sekolah dengan kegiatan PIR Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya memberikan usulan agar kegiatan PIR lebih menarik Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya berani memberikan koreksi apabila dalam mengikuti kegiatan PIR ada yang kurang tepat Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah
C. Doa Lingkungan 1. Saya mau mengikuti doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 2. Saya mengikuti doa lingkungan karena kemauan dari dalam diri Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 3. Saya merasa tidak terpaksa mengikuti doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 4. Saya senang mengikuti doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 5. Saya senang mengikuti doa lingkungan karena berguna perkembangan iman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah (31)
bagi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Saya mengikuti doa lingkungan tidak mengharapkan pujian Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya berusaha mengikuti doa lingkungan dengan penuh perhatian dari awal sampai akhir Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya merasa mengikuti doa lingkungan untuk memperdalam iman kekatolikan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir menjadi peserta doa lingkungan sesuai yang dijadwalkan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir mengikuti doa lingkungan apabila ada teman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya merasa lebih bersemangat mengikuti doa lingkungan apabila yang hadir juga banyak Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir doa lingkungan daripada tidak ada kegiatan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir untuk mengikuti doa lingkungan karena disuruh oleh orangtua Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya takut dimarahi oleh orangtua apabila tidak mengikuti doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya hadir mengikuti doa lingkungan untuk menambah poin nilai agama Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya datang lebih awal sebelum doa lingkungan dimulai Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya datang terlambat apabila doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya bisa membagi waktu dengan belajar lebih awal terlebih dahulu apabila akan mengikuti doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya memberikan usulan agar doa lingkungan dikemas dengan lebih menarik Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya berani memberikan koreksi apabila ada yang kurang tepat dalam mengikuti doa lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah
D. Pendalaman Iman di Lingkungan 1. Saya mau mengikuti pendalaman iman di lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 2. Saya mengikuti pendalaman iman karena kemauan dari dalam diri Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah 3. Saya merasa tidak terpaksa mengikuti pendalaman iman di lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah (32)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Saya senang mengikuti pendalaman iman di lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya senang mengikuti pendalaman iman karena berguna bagi perkembangan iman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mengikuti pendalaman iman tidak mengharapkan pujian Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya berusaha mengikuti pendalaman iman di lingkungan dengan penuh perhatian dari awal sampai akhir Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya merasa mengikuti pendalaman iman di lingkungan untuk memperdalam iman kekatolikan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir menjadi peserta pendalaman iman di lingkungan sesuai yang telah dijadwalkan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir menjadi peserta pendalaman iman di lingkungan apabila ada teman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya merasa lebih bersemangat mengikuti pendalaman iman apabila yang hadir banyak Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir untuk mengikuti pendalaman iman di lingkungan daripada tidak ada kegiatan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya mau hadir untuk mengikuti pendalaman iman di lingkungan karena disuruh orangtua Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya takut dimarahi orangtua apabila tidak mengikuti pendalaman iman di lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya hadir mengikuti pendalaman iman di lingkungan untuk menambah poin nilai agama Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya datang lebih awal sebelum pendalaman iman dimulai Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya datang terlambat pada pendalaman iman Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya bisa membagi waktu dengan belajar lebih awal apabila akan mengikuti pendalaman iman di lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya memberikan usulan agar pendalaman iman di lingkungan lebih menarik Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah Saya berani memberikan koreksi apabila ada yang kurang tepat dalam mengikuti pendalaman iman di lingkungan Selalu !_____!_____!_____!_____!_____! Tidak Pernah (33)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Pratindakan HASIL KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA PRATINDAKAN Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015 No
1
Kegiatan
Nama
Emilia Nanda Ajeng Daniel Candra Intan Silvia Elisa Rio Matius Sinta Misdinar Febri Lusia Imelda Yosafat Tomas Landung Ade Vicka Jumlah Rata-rata
Item
1 Skala 5 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 5 4 2 4 3
2 5 4 3 4 2 4 4 2 4 2 3 5 3 4 2 4 4 4 2 4
3 5 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 5 3 2 4 2 4 4
4 5 2 4 1 4 2 4 2 5 4 3 4 5 4 3 5 4 2 3 4
5 5 1 3 3 1 3 1 3 4 2 1 3 4 5 3 1 4 1 1 3
6 5 4 2 2 3 2 2 2 3 1 3 4 2 2 3 4 1 3 5 3
7 5 2 1 3 3 2 2 3 1 2 3 2 4 4 2 2 3 3 2 3
8 5 3 3 1 2 1 2 2 3 2 4 2 3 2 3 3 5 3 4 5
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 2 3 2 1 3 2 1 2 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 1 3 2 1 3 2 3 2 1 2 3 3 4 1 3 2 1 3 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 3 5 3 3 5 4 4 4 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 5 3 2 5 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 3 1 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 1 4 2 1 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 1 2 2 3 2 3 4 5 1 1 5 2 3 2 1 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 5 4 5 4 5 4 3 3 3 4 3 4 3 1 1 4 3 2 2 5 2 4 2 2 2 1 4 2 3 2 5 3 2 3 3 4 3 4 4 3 1 2 2 3 3 5 5 1 1 1 1 1 1 4 3 1 1
Jml Rata 46 55 46 52 47 48 47 70 53 55 52 69 63 52 71 63 50 57 53
66 64 58 65 47 51 47 53 54 51 47 49 48 48 55 50 54 54 44 50 1049 3.4 3.3 3.1 3.5 2.6 2.6 2.5 2.8 2.9 2.7 2.5 2.6 2.6 2.6 2.9 2.7 2.9 2.9 2.4 2.6 55.72
(34)
2.3 2.75 2.3 2.6 2.35 2.4 2.35 3.5 2.65 2.75 2.6 3.45 3.15 2.6 3.55 3.15 2.6 3 2.7
2.8
Kriteria Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA PRATINDAKAN Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
2
Kegiatan
Doa lingk
Item
1 Skala 5 Dewangga 4 Nadia 4 Aska 3 Nama
Jumlah Rata-rata
No
Kegiatan
3 PIR
Nama Ega T
2 5 2 1 4
3 5 3 2 2
4 5 1 2 4
5 5 2 1 3
6 5 2 3 2
7 5 4 3 4
8 5 2 2 4
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 3 2 3 2 3 3 1 4 2 1 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 1
Jml Rata 49 48 61
Kriteria
2.45 Rendah 2.4 Rendah 3.05 Sedang
11 7 7 7 6 7 11 8 7 7 9 8 9 7 8 9 8 9 8 5 158 3.7 2.3 2.3 2.3 2 2.3 3.7 2.7 2.3 2.3 3 2.7 3 2.3 2.7 3 2.7 3 2.7 1.7 52.67 2.63
Item
1 Skala 5 4
2 5 4
3 5 2
4 5 3
5 5 3
6 5 2
7 5 3
8 5 2
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 1 5
Rata-Rata Total
(35)
Jml Rata 52
2.679
Kriteria
2.6 Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus I / Pertemuan I HASIL KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS I / PERTEMUAN I Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
Kegiatan
1 Misdinar
Nama
Item
1 Skala 5 Ajeng 4 Intan 2 Anggita 4 4 Yosephine 4 Thomas 4 Ade 3 Nadia 5 Martin 3 Ega C Jumlah Rata-rata
No
Kegiatan Doa lingk
2
Nama
3 5 3 3 3 3 4 4 3 5 2
4 5 2 2 4 3 3 4 3 4 4
5 5 3 3 3 3 2 1 4 2 1
6 5 3 2 3 3 3 1 3 5 3
7 5 1 2 3 3 2 5 3 5 2
8 5 3 1 2 4 4 5 3 5 2
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 3 5 2 3 3 3 3 2 2 4 4 2 4 4 2 2 3 2 2 1 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 1 4 3 2 3 5 4 5 5 5 5 2 4 3 3 3 2 1 2 1 2 2 2 5 4 3 4 4 3 4 5 5 4 3 4 4 5 2 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 5 4 3 3 4 3 4 4 3 2 1 2 3 2 3 2 1 2 3 5
Jml Rata 61 50 52 72 51 76 66 77 49
3.05 2.5 2.6 3.6 2.55 3.8 3.3 3.85 2.45
Kriteria Sedang Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Tinggi Rendah
33 29 30 29 22 26 26 29 28 26 25 28 27 28 31 24 26 28 28 31 554 3.7 3.2 3.3 3.2 2.4 2.9 2.9 3.2 3.1 2.9 2.8 3.1 3 3.1 3.4 2.7 2.9 3.1 3.1 3.4 61.56 3.08
Item
1 Skala 5 3 Dewangga 4 Matius Jumlah Rata-rata
2 5 4 2 3 4 2 4 3 4 3
2 5 2 3
3 5 4 3
4 5 3 4
5 5 4 3
6 5 4 2
7 5 7 7 7 6 3.5 2.5 3.5 3.5 3.5 3
7 5 5 3
8 5 4 3
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 2 4 2 5 4 5 2 1 4 1 5 1 3 2 2 1 2 2 4 1 2 4 1
8 7 4 5 6 4 3.5 2 2.5 3
(36)
4 2
6 3
6 7 6 3 3.5 3
2 1
6 5 6 3 2.5 3
Jml Rata 67 50 117 58.5
Kriteria
3.35 Sedang 2.5 Rendah
2.93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS I / PERTEMUAN I Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
Kegiatan
3 PIR
Nama Candra Silvia Wengkuh Elisa Rio Sinta Febri Lusia Imelda Brian Reiner Wahyu Catrin Vicka Ardian Ega T Aska Jumlah Rata-rata
Item
1 Skala 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4
2 5 4 5 3 3 3 5 1 5 4 4 3 5 5 3 3 1 3
3 5 3 4 4 3 2 3 3 1 2 3 2 3 4 2 4 2 1
4 5 3 3 3 3 3 4 2 5 3 2 4 4 5 3 3 4 1
5 5 3 5 3 3 2 1 3 2 3 2 4 3 5 2 4 3 2
6 5 3 4 3 3 2 4 3 5 4 3 2 4 3 2 4 2 4
7 5 3 5 4 2 3 5 3 5 3 2 3 3 3 3 3 4 5
8 5 3 3 2 2 4 2 2 5 3 1 3 4 3 4 5 2 1
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 2 3 3 2 2 4 3 2 3 3 5 2 4 3 3 2 3 2 4 5 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 1 3 2 4 4 4 4 3 5 5 3 3 5 2 3 2 4 1 1 2 3 3 2 2 4 1 3 5 4 3 4 4 5 4 3 5 5 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 1 3 5 4 5 5 4 3 3 3 2 4 5 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 5 2 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 4 4 4 2 2 5 4 4 5 3 4 5 4 4 2 5 4 3 2 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 1 3 2 2 1 5 4 5 3 3 2 3 4 3 4 3 2 1 1 2 3 3 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2
Jml Rata 60 74 52 68 51 75 50 79 67 51 68 68 71 52 66 51 50
62 60 46 55 50 55 59 49 50 53 58 55 51 47 48 53 49 48 47 58 1053 3.6 3.5 2.7 3.2 2.9 3.2 3.5 2.9 2.9 3.1 3.4 3.2 3 2.8 2.8 3.1 2.9 2.8 2.8 3.4 61.94
3 3.7 2.6 3.4 2.55 3.75 2.5 3.95 3.35 2.55 3.4 3.4 3.55 2.6 3.3 2.55 2.5
3.1
Rata-Rata Total 3.03
(37)
Kriteria Sedang Tinggi Rendah Sedang Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Rendah Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus I / Pertemuan II HASIL KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS I / PERTEMUAN II Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
1
Kegiatan
Nama
Nanda Intan Silvia Lusi Catrin Misdinar Reiner Sinta Wengkuh Thomas Imelda Ade
Item
1 Skala 5 4 4 3 2 5 3 5 2 3 4 5
Jumla Rata-Rata
No
2
Kegiatan
Nama
Elisa Doa lingk Rio Aska Jumlah Rata-Rata
2 5 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 4
3 5 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3
4 5 3 3 4 2 3 2 2 3 3 5 2
5 5 2 4 3 3 2 3 3 2 2 4 3
6 5 3 2 3 4 3 4 3 3 1 2 4
7 5 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3 2
8 5 3 5 3 2 4 4 5 3 4 5 3
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 2 2 3 5 4 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2 1 1 3 4 5 4 3 1 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 5 3 4 1 3 2 4 3 3 3 3 3 2 1 3 4 5 3 2 3 3 2 1 2 3 2 3 5 2 3 4 2 4 3 5 3 5 2 3 2 4 3 3 3 4 4 2 1 2 2 3 2 4 3 2 3 4 5 2 5 4 3 2 4 2 4 3 2 4 3
Jml Rata 56 70 58 62 58 62 61 55 65 61 64
2.8 3.5 2.9 3.1 2.9 3.1 3.05 2.75 3.25 3.05 3.2
Kriteria Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
40 37 37 32 31 32 28 41 31 32 37 28 34 34 33 34 34 30 35 32 672 3.6 3.4 3.4 2.9 2.8 2.9 2.5 3.7 2.8 2.9 3.4 2.5 3.1 3.1 3 3.1 3.1 2.7 3.2 2.9 61.09 3.05 Item
1 Skala 5 5 4 5
2 5 4 3 4
3 5 3 5 3
4 5 4 4 2
5 5 3 3 4
6 5 1 4 3
7 5 3 5 5
8 5 3 1 3
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 3 2 1 5 2 4 3 2 4 4 3 2 1 5 4 2 3 3 2 3 2 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 2 3
14 11 11 10 10 8 13 7 8 10 10 8 10 8 9 8 10 8 7 9 4.7 3.7 3.7 3.3 3.3 2.7 4.3 2.3 2.7 3.3 3.3 2.7 3.3 2.7 3 2.7 3.3 2.7 2.3 3
(38)
Jml Rata
Kriteria
62 63 64
3.1 Sedang 3.15 Sedang 3.2 Sedang
189 63
3.15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HASIL KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS I / PERTEMUAN II Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
3
Kegiatan
PIR
Nama Ardian Nadia Ega C Emilia Daniel Ega T Candra Yosafat Tika Brian Landung Ajeng Yosephin Satria Matius Jumlah Rata-rata
Item
1 Skala 5 5 3 5 1 5 4 4 2 4 3 5 4 5 4 1
2 5 4 4 4 2 4 4 3 3 2 5 4 2 4 4 2
3 5 3 2 3 4 3 3 2 4 3 5 3 3 3 3 4
4 5 2 3 2 3 2 5 3 4 3 4 1 4 2 2 5
5 5 4 3 4 4 4 2 2 3 2 2 2 5 3 3 3
6 5 5 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 4 1 4 2
7 5 3 3 2 4 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 2
8 5 4 2 4 2 3 3 2 5 4 2 4 3 3 3 1
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 4 5 4 3 2 4 2 3 3 2 2 3 4 5 3 4 5 3 1 3 4 5 2 3 4 5 2 3 2 4 3 2 4 1 3 4 3 2 4 4 4 2 3 4 4 5 4 4 3 4 5 2 4 4 4 3 3 2 4 2 3 5 4 3 2 1 2 3 4 5 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 2 5 5 4 2 2 3 4 4 5 2 1 3 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 5 4 3 2 3 4 3 4 5 3 3 3 3 2 4 3 2 3 4 5 3 4 2 3 2 3 2 4 3 2 3 4 2 4 2 3 2 1 3 2 3 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 4 5 2 3 2 4 5 3 2 2 3 4 5 4
Jml Rata 67 65 62 65 68 64 54 70 58 66 64 61 54 69 59
3.35 3.25 3.1 3.25 3.4 3.2 2.7 3.5 2.9 3.3 3.2 3.05 2.7 3.45 2.95
55 51 48 45 46 41 40 45 45 43 46 56 52 49 44 44 42 46 54 54 946 3.7 3.4 3.2 3 3.1 2.7 2.7 3 3 2.9 3.1 3.7 3.5 3.3 2.9 2.9 2.8 3.1 3.6 3.6 63.07 3.15 Rata-Rata Total
(39)
3.12
Kriteria Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus II / Pertemuan I KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS II / PERTEMUAN I Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
1
Kegiatan
Nama
Item
1 Skala 5 Silvia 5 Anggita 4 2 Rio 5 Catrin 3 Tika 3 Yosephine 3 Martin Misdinar Ega C 4 3 Wahyu Elisa 4 Dewangga 4 Matius 4 Jumlah Rata-Rata
2 5 4 4 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5
3 5 3 3 5 2 4 2 2 4 3 4 3 5
4 5 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3
5 5 3 5 3 4 2 4 2 2 5 4 3 2
6 5 5 4 3 5 3 3 3 3 3 5 3 4
7 5 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 5
8 5 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 5 4
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 2 4 5 4 3 3 3 4 3 5 2 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 4 5 3 3 4 3 4 3 4 5 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 5 4 2 3 3 4 5 2 2 3 3 4 5 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 3 4 5 2 3 4 5 4 3 2 3 4 4 3 4 5 3 2 3 2 5 3 2 2 2 3 4 5 5 4 2 3 4 5 4 3 2 3 3 3 3 2 5 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 5 3 4 3 3 2 4 5 4 4 3 2 3
Jml Rata 72 70 68 64 65 63 58 71 68 69 70 72
44 50 40 36 39 44 43 44 37 34 39 38 37 44 42 35 41 39 41 43 810 3.7 4.2 3.3 3 3.3 3.7 3.6 3.7 3.1 2.8 3.3 3.2 3.1 3.7 3.5 2.9 3.4 3.3 3.4 3.6 67.5
(40)
3.6 3.5 3.4 3.2 3.25 3.15 2.9 3.55 3.4 3.45 3.5 3.6
3.38
Kriteria Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS II / PERTEMUAN I Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015 No
2
Kegiatan
Doa lingk
Nama Vicka Satria Ega T
Item
1 Skala 5 4 4 4
Jumlah Rata-Rata No
3
Kegiatan
PIR
Nama Nadia Sentruk Landung Lusi Febri Imelda Brian Wengkuh Ardian Ade Reiner Sinta Intan Yonas Jumlah Rata-Rata
2 5 4 3 5
3 5 3 5 4
4 5 4 4 3
5 5 4 3 3
6 5 3 3 4
7 5 3 2 4
12 12 12 11 10 10 9 4 4 4 3.7 3.3 3.3 3 Item
1 Skala 5 4 4 5 4 5 5 4 4 3 4 2 5 4 4
2 5 2 3 3 4 3 5 4 3 4 3 3 4 3 3
3 5 4 3 2 3 3 3 4 5 2 4 4 2 4 5
4 5 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 2 3 5 3
5 5 2 4 4 5 4 3 3 4 3 2 3 4 3 2
6 5 4 2 2 3 2 4 2 3 4 4 4 5 4 4
7 5 4 4 2 2 2 2 2 2 3 5 3 3 3 5
8 5 4 3 2
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 5 2 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 3
9 8 10 8 10 8 9 10 10 9 11 9 3 2.7 3.3 2.7 3.3 2.7 3 3.3 3.3 3 3.7 3 8 5 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 2 5 3
Jml Rata 67 68 64
3.35 Sedang 3.4 Sedang 3.2 Sedang
12 199 4 66.33 3.32
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 4 3 5 4 3 3 4 5 4 3 3 2 3 4 5 3 4 2 3 3 4 2 2 3 4 3 2 3 4 3 4 5 3 3 2 3 4 3 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 5 4 4 2 3 4 5 3 2 4 3 3 2 5 2 4 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 5 4 3 2 3 4 5 4 3 4 3 4 3 3 4 5 3 2 3 2 3 4 5 4 5 4 3 5 3 4 3 2 5 4 4 4 5 2 4 5 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 5 4 2 3 4 2 3 2 3 4 5
Jml Rata 62 62 67 67 64 64 64 67 66 70 68 74 71 70
3.1 3.1 3.35 3.35 3.2 3.2 3.2 3.35 3.47 3.5 3.4 3.7 3.55 3.5
57 47 48 46 46 47 42 45 48 44 46 39 48 48 45 48 45 42 50 55 936 4.1 3.4 3.4 3.3 3.3 3.4 3 3.2 3.7 3.1 3.3 2.8 3.4 3.4 3.2 3.4 3.2 3 3.6 3.9 66.86 3.36
(41)
Kriteria
Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS II / PERTEMUAN I Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
Kegiatan
Nama
Li ng ku ng an
No
Pe nd lm n
4
Im an
Rosa Thomas
Jumlah Rata-rata
Item
1 Skala 5 4 2
2 5 4 3
3 5 3 3
4 5 3 2
5 5 4 3
6 5 3 3
6 7 6 5 7 6 3 3.5 3 2.5 3.5 3
7 5 4 2
8 5 4 3
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 3 3 4 4 5
6 7 9 7 8 3 3.5 4.5 3.5 4
8 7 9 7 7 7 7 7 8 4 3.5 4.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4
Rata-rata total
(42)
Jml Rata 73 68 141 70.5
Kriteria
3.65 Tinggi 3.4 Sedang
3.53
3.39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11 : Hasil Keterlibatan Hidup Menggereja Siklus II / Pertemuan II KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS II/ PERTEMUAN II Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015 No
Kegiatan
Nama
Item Skala
1
Aska Martin Ardian Lusi Landung Misdinar Nadia Thomas Ade Yosephine Vicka Imelda Intan Jumlah Rata-Rata
No
Kegiatan
Nama
2
Jumlah Rata-Rata
2 5 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4
3 5 4 3 3 5 3 2 3 5 4 3 3 3
4 5 2 3 4 4 3 3 2 5 2 2 3 4
5 5 3 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 3
6 5 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 2 2
7 5 3 3 2 3 4 2 3 5 4 3 2 4
8 5 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 5 4 4 4 4 3 2 3 3 5 4 4 2 5 3 4 2 3 4 2 4 3 4 3 3 5 4 3 2 3 4 2 4 2 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 5 5 3 4 5 4 4 4 5 4 5 3 5 4 4 3 2 3 4 3 2 3 4 3 2 4 2 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 2 3 3 2 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 5 3 2 3 3 3 2 3 4 3 5 3 4 2 3 3 3 3 3
41 43 41 37 39 36 38 42 45 42 44 41 43 43 35 42 39 42 45 38 3.4 3.6 3.4 3.1 3.3 3 3.2 3.5 3.8 3.5 3.7 3.4 3.6 3.6 2.9 3.5 3.3 3.5 3.8 3.2 Item Skala
Yonas Puput Ega T Doa lingk Sentruk
1 5 5 4 3 3 3 3 3 5 2 4 3 3
1 5 3 5 3 5
2 5 4 3 4 4
3 5 3 5 4 3
4 5 2 3 3 3
5 5 3 3 2 4
6 5 2 5 4 4
11 11 12 8 8 11 3.7 3.7 4 2.7 2.7 3.7
7 5 2 2 5 4
8 5 3 3 3 4
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 5 2 3 5 3 3 4 4 2 4 2 5 4 3 5 4 2 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3
9 3
9 3
9 3
10 3.3
9 3
(43)
12 13 8 11 11 4 4.3 2.7 3.7 3.7
9 3
11 11 11 3.7 3.7 3.7
Jml Rata 69 68 67 65 70 75 61 85 60 68 63 65
3.45 3.4 3.35 3.25 3.5 3.75 3.05 4.25 3 3.4 3.15 3.25
816 68
3.4
Jml Rata 61 73 70 61
3.05 3.65 3.5 3.05
204 68
3.4
Kriteria Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sangat Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang
Kriteria Sedang Tinggi Tinggi Sedang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS II/ PERTEMUAN II Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
Kegiatan
Nama
Item
Febri Matius Ajeng Sinta Daniel Chandra Anggita Silvia Rio Elisa Wengkuh Yosafat Reiner Wahyu Brian Ega C Catrin Jumlah Rata-Rata
57 54 54 49 55 53 52 52 58 52 55 56 56 50 52 53 49 53 58 58 1203 3.8 3.6 3.6 3.3 3.7 3.5 3.5 3.5 3.9 3.5 3.7 3.7 3.7 3.3 3.5 3.5 3.3 3.5 3.9 3.9 70.76 3.55
Skala
3
PIR
2 5 2 4 4 3 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 4 4 4
3 5 4 3 3 4 4 4 5 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3
4 5 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3
5 5 2 3 3 4 4 5 2 4 4 2 4 4 5 5 4 3 4
6 5 4 4 3 5 5 3 3 5 3 2 3 3 3 4 3 3 3
7 5 4 4 2 4 5 4 4 3 3 2 3 2 4 4 4 3 4
8 5 3 4 3 3 4 3 5 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 2 3 2 2 2 2 5 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 5 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 4 3 4 5 5 4 3 5 4 3 4 5 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 2 3 4 5 4 3 4 4 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 5 3 3 3 4 3 4 3 3 4
1 5 4 5 3 4 3 5 3 4 5 4 4 3 3 2 5 4 5
(44)
Jml Rata 62 81 70 75 75 71 76 79 73 65 67 65 71 74 72 61 66
3.1 4.05 3.5 3.75 3.75 3.55 3.8 3.95 3.65 3.25 3.35 3.25 3.55 3.7 3.6 3.05 3.47
Kriteria Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA SIKLUS II/ PERTEMUAN II Nama sekolah : SMP Pangudi Luhur Cawas Tahun pelajaran : 2014/2015
No
Kegiatan
Nama
Item Skala
Im an
Pe nd lm n
4
Li ng kn
gn
Tika Satria Dewangga Jumlah Rata-rata
1 5 3 4 5
2 5 3 5 4
3 5 4 4 3
4 5 2 4 4
7 3.5
8 4
8 4
6 3
5 5 3 4 3
6 5 4 5 3
7 5 3 4 3
8 5 4 3 4
No Butir Soal 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 5 4 4 3 2 5 2 3 4 3 4 3 5 3 4 3 4
7 9 7 7 7 7 3.5 4.5 3.5 3.5 3.5 3.5
8 4
8 4
7 9 7 9 3.5 4.5 3.5 4.5
8 4
7 3.5
6 3
72 75 72
5 147 2.5 73.5
Rata-rata total
(45)
Jml Rata
Kriteria
3.6 Tinggi 3.75 Tinggi 3.6 Tinggi
3.68
3.51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 12 : Daftar Hadir Aksi I
(46)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 13 : Daftar Hadir Aksi II
(47)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 14 : Daftar Hadir Aksi III
(48)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15 : Daftar Hadir Aksi IV
DAFTAR HADIR AKSI IV
(49)