PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: A. Noven Yovinda NIM : 091424005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: A. Noven Yovinda NIM : 091424005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X
Oleh: A. Noven Yovinda NIM : 091424005
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.
Tanggal : 17 Januari 2014
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI PENGEMBANGAN RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X
Dipersiapkan dan ditulis oleh: A. Noven Yovinda NIM : 091424005
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 28 Januari 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.
.................................
Sekretaris
: Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si.
................................
Anggota
: Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.
.................................
Anggota
: Drs. Aufridus Atmadi, M.Si.
.................................
Anggota
: Drs. Domi Severinus, M.Si.
................................
Yogyakarta, 28 Januari 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria Sumber Kekuatan dan Penghrapanku…
Karya ini ku persembahkan untuk: Kedua orang tuaku : fx. subagyo dan v. ambar aryani Adikku
: A. Christian Yonanda & A. Surya Yovendra
Sebagai rasa syukur dan terimakasih atas doa, cinta, perhatian, bimbingan, dan dukungan sampai hari ini…
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Januari 2014 Penulis
A. Noven Yovinda
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: A. Noven Yovinda
NIM
: 091424005
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN
RANCANGAN
DAN
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN PADA MATERI MASSA JENIS DI KELAS VII B SMP X
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 29 Januari 2014
Yang menyatakan
A. Noven Yovinda
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
A. Noven Yovinda. 2014. Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis di Kelas VII B SMP X. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan model pembelajaran dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran, (2) mengetahui efektifvitas pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design, (3) mengetahui keaktifan belajar siswa pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design. Penelitian ini dilaksanakan di SMP X pada tanggal 24 September - 3 Oktober 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII b yang terditi dari 32 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP (Rancangan Perencanaan Pembelajaran), dan LKS (Lembar Kerja Siswa). Instrumen pengumpulan dan pengolahan data yang terdiri dari soal evaluasi akhir, lembar keaktifan belajar siswa dan panduan wawancara. Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan belajar siswa, dan mengerjakan soal evaluasi akhir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyusunan rancangan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design diawali dengan perumusan hasil akhir yang ingin dicapai, kemudian dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran; langkah pembelajaran dipandu dengan “WHERE TO” (2) pembelajaran materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional, (3) keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah sangat tinggi. Kata kunci: pendekatan Understanding by Design, efektifitas pembelajaran, keaktifan belajar siswa
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
A. Noven Yovinda. 2014. Development of Plan and Implementation of Learning Activity using Understanding by Design Approach on Density Topic at Class VII b X Junior High School. Thesis. Physics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research is a research and delevopment (R&D) learning model with experiment metode which purpose to (1) want to know Implementation of Understanding by Design approach in composing the lesson plan , (2) want to know learning effectiveness about density using Understanding by Design approach, (3) want to know students‟ learning activities about density topic using Understanding by Design approach. The research was done in X Junior High School on 24th September until 3th October 2013. The subjects of the research were students at class VII b consisted of 32 students. The research used the learning instrument consists of the implementation of lesson plan and student worksheet. The data collecting instrument and data proccesing instrument which consists of final test, students‟ learning activities sheet and guide interview. The research began with the preparation of the instruments, the implementation of learning activity using Understanding by Design approach, observe students‟ learning activities, and doing final test. The results of the research indicated that : (1) composing the lesson plan using Understanding by Design approach began with formulation desire results, then continue with determine learning evidence and learning process; learning process gaided with “WHERE TO” (2) learning about density topic using Understanding by Design approach more efective than conventional learning, (3) students‟ learning activities are highest. Keyword: Understanding by Design approach, learning effectiveness , students‟ learning activites,
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas berkat, rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Pengembangan Rancangan dan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menerapkan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis Kelas VII B SMP X. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma. Proses penelitian ini dikerjakan bersama dalam sebuah tim yang beranggotakan 4 mahasiswa Pendidikan Fisika 2009, yaitu A. Noven Yovinda, Andrias Pradah, Monika Rianti dan Rufina Makrina. Sebagian besar teori yang penulis ambil berasal dari buku Understanding by Design Expanded 2nd Edition yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006), sehingga banyak banyak rumusan yang mirip antara satu sama lain selain itu banyak istilah asli yang masih digunakan, karena peneliti kesulitan dalam menemukan padanan kata. Untuk menjaga etika penelitian SMP terkait, maka nama sekolah, guru dan pihak yang terkait dalam penelitian ini disamarkan. Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sanata Dharma.
2.
Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran serta semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3.
Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pendamping Akademik, yang selalu membimbing, memberi dukungan dan tempat berkeluh kesah selama mengikuti perkuliahan.
4.
Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Program studi Pendidikan Fisika dan semua dosen penguji, atas semua saran dan masukan yang berguna demi penyempurnaan skripsi ini.
5.
Segenap dosen Program Studi Pendidikan Fisika, atas didikan dan pengetahuan kepada penulis.
6.
Segenap staff karyawan sekretariat JPMIPA atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Kedua orang tuaku serta adik-adikku, atas segala bimbingan, dukungan, kasih sayang, dan doa yang tulus kepada penulis.
8.
Kepala sekolah SMP X yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
9.
Bu Dewi selaku guru fisika SMP X yang berkenan membimbing, mendukung dan membantu selama peneliti melaksanakan penelitian.
10. Siswa kelas VII b dan kelas VII d SMP X, atas kerjasamanya sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Tim UbD (Pradah, Monic, & Rinni), atas kebersamaan, kerjasama, bantuan, serta menjadi tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi. 12. Tim PCK (Prian, Yuda, Patar, Tegar), atas kebersamaannya dan tempat berkeluh kesah selama penyusunan skripsi. 13. Katarina Priyanti yang selalu menemani dan memberikan semangat. 14. Teman-teman velocity (Pendidikan Fisika angkatan 2009) atas kebersamaan dalam suka maupun duka. 15. Teman-teman organisasi dan kepanitian (HMJ PMIPA, PHI, PKM) atas pengalaman dan kerjasamanya. 16. Teman-teman Paseduluran Sejatos atas suasana kekeluargaan yang selalu diberikan. 17. Sanak keluarga di Yogyakarta dan sekitarnya atas bantuan dan dukungannya. 18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segala bantuan, bimbingan, dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulisan berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA.............. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xv DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1 B. DESKRIPSI TEORI .................................................................................... 3 B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN ............................................................ 4 B.2. BACKWARD DESIGN ............................................................................. 5 B.2.a. Pengertian Backward Design ............................................................ 5 B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design ...................................... 6 B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ..................................................... 10 B.3.a. Pengertian Pemahaman ................................................................... 10 B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi .......................................... 12 B.3.c. Bukti Pemahaman............................................................................ 18 B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA ......................................................... 21 B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS .............................................................................................. 23 B.5.a. Massa Jenis ...................................................................................... 23
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis................................................................ 27 C. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 34 D. TUJUAN PENELITIAN ............................................................................ 35 E.
MANFAAT HASIL PENELITIAN .......................................................... 35
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 37 A. JENIS DAN METODE PENELITIAN ...................................................... 37 B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN.............................................. 37 C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN.................................................. 38 C.1. Tempat Penelitian .................................................................................. 38 C.2 . Waktu Penelitian ................................................................................... 38 D. DESAIN PENELITIAN ............................................................................. 38 E.
INSTRUMENTASI ................................................................................... 41 E.1. Instrumen Pembelajaran ......................................................................... 41 E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data...................................... 42
F.
VALIDITAS .............................................................................................. 50
G. INDIKATOR KEBERHASILAN .............................................................. 50 H. METODE ANALISIS DATA .................................................................... 51 H.1. NILAI NEM IPA SD ............................................................................. 51 H.2. Evaluasi Akhir ....................................................................................... 52 H.3. Keaktifan Belajar Siswa ........................................................................ 60 H.4. Wawancara ............................................................................................ 60 BAB III DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................. 61 A. PELAKSANAAN PENELITIAN .............................................................. 61 A.1. Penyusunan Instrumen Pembelajaran .................................................... 61 A.2. Pelaksanaan Pembelajaran ..................................................................... 62 A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ....................... 62 A.2.b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol .............................. 63 A.3. Evaluasi Pembelajaran ........................................................................... 63 B. DATA PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................... 64
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
B.1. Penerapan Pendekatan UbD dalam Penyusunan Rancangan Pembelajaran. ................................................................................................ 64 B.2. Data Penelitian, Analisis Dan Pembahasan ........................................... 65 B.2.a. Pemahaman Awal Siswa ................................................................. 65 B.2.a.1). Data Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD Siswa ................... 65 B.2.a.2). Analisis Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD ................................................................................................... 67 B.2.a.3). Pembahasan Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD ......................................................................................... 68 B.2.b. Pemahaman Akhir Siswa ................................................................ 68 B.2.b.1). Data Nilai Evaluasi Akhir ....................................................... 68 B.2.b.2). Analisis Pemahaman Akhir Siswa .......................................... 70 B.2.b.3). Pembahasan Pemahaman Akhir Siswa ................................... 78 B.2.c. Keaktifan Belajar Siswa .................................................................. 79 B.2.c.1). Data dan Analisis Keaktifan Siswa ......................................... 79 B.2.c.2). Pembahasan Keaktifan Siswa ................................................. 82 B.3. Tanggapan Guru .................................................................................... 82 C. KETERBATASAN PENETILIAN ........................................................... 84 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 85 A. KESIMPULAN .......................................................................................... 85 B. SARAN ...................................................................................................... 86 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 87
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1. RPP dengan Pendekatan UbD ....................................................... 89 Lampiran A2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................................... 94 Lampiran A3. Daftar NEM IPA SD .................................................................... 102 Lampiran A4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ................................ 106 Lampiran A5. RPP Sekolah ................................................................................ 109 Lampiran A6. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis dari Sekolah ............................ 116 Lampiran A7. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis ................................................. 118 Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................... 122 Lampiran B2. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Kontrol ................ 143 Lampiran B3. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Eksperimen ........... 155 Lampiran B4. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa .................................... 167 Lampiran B5. Transkrip Wawancara .................................................................. 169 Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala Kesbang ............................................................................................................... 174 Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala Bappeda ............................................................................................................... 175 Lampiran C3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda ............................................... 176 Lampiran C4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 177 Lampiran D1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .......................................... 178
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design ............................................ 9 Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman .................................. 10 Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat ....................................................................... 26 Tabel 1.4 Evaluasi Akhir ...................................................................................... 31 Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran ...................................................................... 32 Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian ............................................................ 43 Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa .......................................................... 44 Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS ...................................................................... 45 Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa ................................................. 46 Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa ................................. 47 Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa .................................... 48 Tabel 2.7 Pedoman wawancara ............................................................................ 49 Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen ................................................. 51 Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol ........................................................ 51 Tabel 2.10 Penskoran soal evaluasi akhir............................................................. 53 Tabel 2.11 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ......................................................................................... 56 Tabel 2.12 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ................................................................................................ 57 Tabel 2.13 Tabel untuk nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol 57 Tabel 2.14 Tabel untuk skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol .......................................................................................................... 58 Tabel 2.15 Tabel untuk skor hasil evaluasi uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................................................................................................... 59 Tabel 2.16 Kriteria rata-rata persentase keaktifan siswa ...................................... 60 Tabel 3.1 data NEM IPA SD kelas eksperimen ................................................... 66 Tabel 3.2 daftar NEM IPA SD kelas kontrol ....................................................... 66
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.3 Hasil statistik perbandingan NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................................................................................................... 67 Tabel 3.4 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen ............................................................................................................ 68 Tabel 3.5 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol ................................................................................................................... 69 Tabel 3.6 Nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol ..................... 70 Tabel 3.7 Hasil statistik perbandingan nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol .......................................................................................................... 72 Tabel 3.8 Skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol....................... 73 Tabel 3.9 Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol .......................................................................................................... 74 Tabel 3.10 Skor uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................ 75 Tabel 3.11 Hasil statistik perbandingan nilai uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol ................................................................................................................... 76 Tabel 3.12 Observasi keaktifan belajar siswa ...................................................... 80
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Fisika adalah mata pelajaran yang mulai diperkenalkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) masih menjadi satu dengan kimia dan biologi yang dikenal dengan sains atau ilmu pengetahuan alam. Pada jenjang pendidikan SMP inilah kesempatan terbesar seorang guru untuk menanamkan bahwa pelajaran fisika bukan pelajaran yang sulit dan menyeramkan. Sekalipun pendidikan di SMP merupakan kesempatan yang sangat baik bagi siswa untuk belajar fisika, dalam kenyataan seringkali muncul pandangan yang negatif tentang fisika seperti yang dinyatakan oleh Zukaf (2003:4) Hal yang buruk saat orang-orang pada umumnya mendengar dan berfikir tentang fisika, yang ada dibenak mereka adalah papan tulis yang penuh dengan simbol matematis dan sulit dipecahkan. Sesungguhnya fisika tidak sama dengan matematika. Pada dasarnya fisika merupakan keingintahuan tentang bagaimana kerja segala bendabenda dan ketertarikan untuk mengungkap bagaimana bisa demikian. Matematika merupakan alat bantu dalam fisika, jika matematika dilepaskan, fisika akan menjadi sebuah pesona yang tak terkira. Dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design : Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Susan Clayton (2011) menuliskan bahwa ada seorang guru Singapura menemukan tantangan pembelajaran masa kini adalah aspek budaya ribuan tahun mereka yang telah menempatkan guru di pusat proses pendidikan.
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Dalam belajar sains harus melibatkan disiplin mental, jika anak-anak tidak belajar berpikir dengan cara yang sistematis dan berdasarkan sains, mereka tidak akan mampu membedakan sains dengan takhayul dan bergantung pada penilaian yang tanpa pemikiran, bukan pada pendapat sehat (Bosak, 2001:2). Gagasan penting yang dari penelitian Piaget (Bosak, 2001:8) ialah anak-anak memerlukan pengalaman yang konkrit dan praktis. Anak-anak harus didorong bergerak ke tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan sukses dari berpikir mengenai sesuatu ke berpikir mengenai pemikiran. Sangat penting merancang suatu kegiatan agar siswa dapat melakukan kegiatan praktis yang sesuai dengan materi dan keadaan siswa sehingga siswa dapat berada dalam tingkatan berpikir yang lebih tinggi. Tugas seorang guru adalah menyiapkan kurikulum yang tepat untuk proses pembelajaran. Kurikulum IPA yang lengkap akan membicarakan semua persoalan pembelajaran sains mulai dari tujuan, kompetensi, pengaturan bahan, pengeturan waktu, model pembelajaran, sarana prasarana, buku ajar, sampai dengan evaluasi yang digunakan (Paul, 2007:3). Selama peneliti berkecimpung dalam dunia pendidikan, khususnya saat melaksanakan Program Pelatihan Lapangan (PPL) sering menjumpai bahwa dalam rancangan pembelajaran (RPP), evaluasi pembelajaran dan langkah pembelajaran tidak konsisten dengan tujuan pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai secara maksimal, yang lebih parahnya lagi dalam proses pembelajaran guru tidak mengikuti rancangan pembelajaran yang telah disiapkan dan terkesan mengajar seadanya, tanpa persiapan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Dalam perkembangan dunia pendidikan, kini ada suatu pendekatan pembelajaran baru yaitu pendekatan Understanding by Design (UbD). UbD adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design. Dengan pendekatan ini kita dapat mengembangkan rancangan pembelajaran (RPP) sehingga rancangan yang dibuat dapat benar-benar mencapai hasil akhir yang diinginkan yang sudah ditetapkan. Rancangan pembelajaran yang digunakan dalam pendekatan UbD disusun dengan backward design, artinya disusun dari belakang, dimulai dari menentukan hasil akhir yang diinginkan, bukti pembelajaran serta langkah pembelajaran. Hal yang sangat diutamakan dalam pendekatan ini adalah Understanding atau pemahaman, rancangan ini dituntut untuk membuat siswa dapat berpikir dengan tingkat yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Selain itu peristiwa dan contoh yang digunakan selama proses pembelajaran adalah peristiwa yang kontekstual dan realistis. Pembuatan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar fisika.
B. DESKRIPSI TEORI Pendekatan Understanding by Design ini dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006) dalam bukunya yang berjudul Understanding by Design Expanded 2nd Edition. Setelah itu banyak orang, khususnya mereka yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
berkecimpung dalam dunia pendidikan mulai menggunakan dan mengaplikasikan pendekatan ini. B.1. UNDERSTANDING BY DESIGN Wiggins
dan
McTighe
(2006:7)
mendefinisikan
Understanding by Design sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang meningkatkan pemahaman secara mendalam dan keterlibatan siswa, desain pembelajaran ini berorientasi dari hasil belajar atau cara berpikir tentang pembelajaran, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut McTighe dan Seif dalam UbD Research Base, Understanding by Design adalah suatu kerangka kerja untuk meningkatkan prestasi siswa melalui pengembangan standar kurikulum, desain instruksional, penilaian, dan pengembangan profesional. Menurut Susan Clayton (2011) dalam artikel jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design : Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Understanding by Design adalah adalah cara berpikir tentang belajar, penilaian dan pendidikan yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Menurut Wiggins & McTinghe desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward design, dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut. Desain ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Understanding by Design adalah suatu pendekatan pembelajaran. Mengapa Understanding by Design disebut pendekatan pembelajaran? Menurut Akhmad
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Sudrajad (2008), pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Jadi Understanding by Design adalah sudut pandang/ pendekatan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang memandang pembelajaran sebagai sebuah cara untuk membangun pemahaman siswa melalui backward design.
B.2. BACKWARD DESIGN B.2.a. Pengertian Backward Design Backward design adalah model dengan gagasan bahwa proses desain harus dimulai dengan mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan kemudian bekerja mundur mengembangkan instruksi yang menggerakkan siswa untuk mencapai hasil tersebut dengan memutuskan apa tugas atau kegiatan siswa yang akan dilakukan. Pepatah lama mengatakan „pengendalian penilaian (hasil) pembelajaran‟ adalah benar, karena apa yang kita nilai adalah hasil dari apa yang kita instruksikan. Perhatikan bagaimana semua elemen desain dalam satu unit berjalan seimbang sehingga hasil yang diinginkan lebih mungkin untuk dicapai Menurut
Grant
Wiggins
and
Jay McTighe
dalam
ASCD
Book
Understanding by Design, desain yang efektif adalah backward design, hal tersebut dikarena banyak guru mulai dengan buku teks, pelajaran favorit, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
waktu kegiatan lebih dihormati daripada tujuan atau standar yang ditargetkan. Grant Wiggins and Jay McTighe menganjurkan sebaliknya, pertama dimulai dengan hasil akhir yang diinginkan (tujuan atau standar) dan kemudian kurikulum dari bukti belajar yang dibutuhkan untuk membekali siswa untuk melakukan. Berikut beberapa alasan mengapa menggunakan backward design, yaitu: Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif. Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran. Siswa akan menemukan makna dalam kegiatan kelas lebih mudah karena mereka menyadari, hasil tujuan dan langkah-langkah untuk penilaian.
B.2.b. Tahap-tahap Merancang Backward Design Menurut Wiggins (2005), ada tiga tahap perancangan desain Understanding by Design yaitu: 1) Tahap pertama : Desire Results (hasil akhir yang diinginkan) a) Estabilished Goal (Tujuan utama) Menurut Wynn & Wiggins (Wiggins dan McTighe, 2006:67) ide utama adalah dipilih terutama dengan kekuasaan mereka untuk menjelaskan fenomena, mereka memberikan survey komprehensif tentang ilmu pengetahuan. Dalam ide utama difokuskan pada satu set yang lebih kecil dari pada ide prioritas dan menggunakannya untuk membingkai pengajaran dan penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Pertanyaan untuk menentukan tujuan utama adalah “Apa tujuan yang relevan dan ditetapkan sebagai tujuan dari pembelajaran?” b) Essential Question (Pertanyaan Utama) Bagaimana
kita
bisa
mengambil
inti
pengetahuan
dan
membentuknya menjadi menarik dan bekerja dengan efektif? bagaimana bisa menghindari kesalahan yang sama berdasarkan aktivitas dan cakupan dasar desain? Dalam UbD, fokusnya adalah bagian yang dicapai dengan membingkai tujuan dalam hal “apa” (Wiggins dan McTighe, 2006:105). Pertanyaan untuk menentukan pertanyaan utama adalah “Apa pertanyaan perangsang yang akan membantu penyelidikan, pemahaman dan transfer dalam belajar?” c) Understanding (Pemahaman) Apa ide-ide utama? Hal khusus yang didapatkan agar memahami? Apa salah konsep yang kira-kira akan didapatkan? Dari poin Understanding dan Essential Question ditentukan: 1. Siswa akan tahu: Apa kunci dari pengetahuan dan kemampuan yang akan siswa dapatkan (kesimpulan/hasil). 2. Siswa akan bisa/mampu: Apa yang harus bisa mereka lakukan sebagai hasil dari pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
2) Tahap kedua : Acceptable Evidence (bukti penilaian) a) Performance Taks (Tugas performa) Apa tugas yang akan siswa tunjukkan dalam pemahaman yang diinginkan? Dengan apa kriteria hasil pemahaman di periksa/dinilai? b) Other Evidence (bukti lainnya) Melalui bukti lain apa yang akan siswa tunjukkan jika siswa sukses dalam mendapatkan hasil yang diinginkan? Bagaimana siswa merefleksikan dan menilai diri sendiri mengenai pelajaran yang mereka terima? 3) Tahap ketiga : Planing plan (rencana pembelajaran) Fokus pada pembelajaran yang menarik dan efektif, dirancang untuk : Pengalaman belajar dan instruksi apa yang akan mempromosikan pemahaman yang diinginkan, pengetahuan dan keterampilan? Bagaimana desain yang memastikan bahwa semua siswa terlibat secara maksimal dan efektif untuk memenuhi tujuan? Dalam kegiatan pembelajaran kita bisa menggunakan metode WHERETO untuk mengarahkan siswa: W_Where dan Why Memastikan bahwa siswa memahami akan kemana (tujuan belajar), dan alasan mengapa mempelajari hal tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
H_Hook dan Hold Menarik perhatian siswa di awal dan mempertahankan perhatian mereka di seluruh proses pembelajaran. E_Equip Membekali siswa dengan pengalaman yang diperlukan, alat-alat, pengetahuan, dan kemampuan untuk memenuhi tujuan kinerja. R_Rethink, Reflect dan Revise Memberikan siswa banyak kesempatan untuk memikirkan kembali ide-ide besar, merefleksikan kemajuan, dan merevisi pekerjaan mereka. E_Evaluate Membangun
kesempatan
bagi
siswa
untuk
mengevaluasi
kemajuan dan menilai sendiri. T_Tailored Disesuaikan untuk mencerminkan bakat individu, minat, gaya, dan kebutuhan. O_Organized Diatur untuk mengoptimalkan pemahaman yang mendalam. Template desain UbD adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Template desain Understanding by Design HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN Tujuan utama (G) Pemahaman (U) Pertanyaan utama (Q) Siswa akan memahami bahwa … Siswa akan mengetahui (K) Siswa akan dapat (S) BUKTI PENILAIAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Tugas performa (T) Bukti lain (OE) PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN Rencana pembelajaran (L)
B.3. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN Efektivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa yang diukur melalui nilai evaluasi siswa. Pemahaman adalah bagian penting dan utama dalam pendekatan ini. B.3.a. Pengertian Pemahaman Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe (2006). Menurut Grant Wiggins dan Jay McTinghe Pemahaman mempunyai beberapa pengertian, yaitu: 1) Penyimpulan yang bermakna. Menurut John Dewey (Wiggins dan McTighe, 2006:37) dalam buku How We Think, memahami adalah hasil dari memahami fakta. Berikut ini perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman. Tabel 1.2 Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman Pengetahuan Fakta-fakta Fakta yang koheren Tuntutan dapat diperiksa Benar atau salah Saya tahu sesuatu untuk menjadi kenyataan Saya merespon isyarat dengan apa yang saya tahu
Pemahaman Arti dari fakta-fakta Teori yang membuktikan hubungan dan makna dari fakta-fakta Dapat keliru, teori dalam proses Tingkat persoalan atau pengalaman Saya mengerti mengapa dan apa yang membuat sesuatu menjadi pengetahuan Saya mampu menilai kapan menggunakan dan kapan tidak menggunakan apa yang saya tahu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Memahami adalah kemampuan untuk mengumpulkan keterampilan dan fakta secara bijak dan tepat, melalui penerapan yang efektif, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2) Pemahaman sebagai transfer. Kemampuan untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan secara efektif melibatkan kemampuan untuk mengambil apa yang kita tahu dan menggunakannya secara kreatif, fleksibel, lancar, dalam pengaturan yang berbeda. Transfer harus menjadi tujuan dari semua guru di sekolah, karena seorang guru hanya dapat memberikan hal kecil dan sedikit dari semua materi, namun dengan materi yang sedikit dan kecil tersebut siswa dapat mengembangkan dalam berbagai masalah dan situasi. Menurut Bransford, Brown, dan Cocking (Wiggins & McTinghe, 2006:40) transfer dipengaruhi sejauh mana orang belajar dengan memahami betul daripada hanya menghafal fakta atau mengikuti seperangkat prosedur yang sudah ditetapkan. Tantangan dari transfer menurut Bloom dan rekan-rekannya (Wiggins & McTinghe, 2006:41) adalah bukan untuk memahami apa yang telah dipelajari
dari
memori,
tetapi
memodifikasi,
menyesuaikan,
dan
mengadaptasi ide untuk segala situasi. 3) Pemahaman belajar dari pemahaman yang salah (misunderstanding) Pemahaman yang salah bukanlah kebodohan, karena itu adalah pemetaan ide yang bekerja dalam cara yang masuk akal tetapi tidak benar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
dalam situasi baru. Sehingga bukti pemahaman yang salah sangat berharga bagi guru, bukan hanya sekedar kesalahan harus diperbaiki. Hal tersebut menandakan percobaan transfer dan masuk akal tetapi tidak berhasil. Tantangan seorang guru adalah untuk tetap memberi penghargaan tanpa menyalahkan atau membuat putus asa siswa. Merancang pembelajaran yang baik adalah kunci untuk menghindari pemahaman yang salah, jadi kita perlu merancang tidak hanya ide-ide besar tetapi juga kemungkinan ide tersebut akan salah pemahaman, sehingga kita harus berfikir dengan penilaian kita sendiri terhadap konsep yang sudah kita siapkan sebelum bertindak lebih lanjut.
B.3.b. Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi Meningkatkan pemahaman siswa dilakukan dengan menentukan kata kerja yang tepat dalam menentukan hasil akhir yang diinginkan khususnya dalam merumuskan tujuan pembelajaran, sehingga dalam prosesnya tercipta suatu pembelajaran dengan tingkat pemahaman yang tinggi. Taksonomi Bloom yang telah direvisi dapat membantu untuk menentukan kata kerja yang tepat dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Menurut Longman (2001:94), dua dari banyak tujuan pendidikan yang paling penting adalah meretensi dan mentransfer. Meretensi adalah kemampuan untuk mengingat pelajaran sampai jangka yang tertentu sama seperti materi yang diajarkan. Menurut Mayer dan Wittrok (Longman, 2001:94) mentrasfer ialah kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari guna menyelesaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
masalah-masalah baru, menjawab pertanyaan-pertanyaan baru, atau memudahkan pembelajaran materi pelajaran baru, sedangkan mentransfer menuntut siswa bukan hanya untuk mengingat, melainkan juga untuk memahami dan menggunakan apa yang sudah mereka pelajari. Dengan kata lain meretensi terfokus pada massa lalu, sementara mentransfer mengacu pada masa depan. Kategori-kategori dalam dimensi proses kognitif dalam Taksonomi yang telah direvisi (Widodo, 2006): 1) Menghafal/Mengingat (Remember) Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. a) Mengenali (Recognizing) Mencakup proses kognitif untuk menarik kembali informasi yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang yang identik atau sama dengan yang baru. Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi (identifying). b) Mengingat kembali (recalling) Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang apabila ada pentunjuk (tanda) untuk melakukan hal tersebut. Istilah lain untuk mengingat adalah menarik (retrieving). 2) Memahami (Understand) Bila tujuan pembelajarannya menumbuhkan kemampuan mentransfer, fokusnya ialah lima proses kognitif lainnya (memahami, mengaplikasikan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta). Dari kelimanya, proses kognitif yang berpijak pada kemampuan transfer dan ditekankan di sekolah-sekolah serta perguruan tinggi ialah memahami (Longman, 2001:105). Memahami adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengkaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusun skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. a) Menafsirkan (Interpreting) Mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk informasi yang lainnya, misalnya dari kata-kata ke grafik atau gambar, atau sebaliknya, dari kata-kata ke angka, atau sebaliknya, maupun dari kata-kata ke katakata, misalnya meringkas atau membuat parafase. Istilah lain untuk menafsirkan
adalah
mengklarifikasi
(clarifying),
memparafase
(paraphasing), menerjemahkan (translating), dan menyajikan kembali (representing). b) Memberikan contoh (Exempliying) Memberikan contoh dari suatu konsep atau prinsip yang bersifat umum. Memberikan contoh menuntut kemampuan mengidentifikasi ciri khas suatu konsep dan selanjutnya menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. Istilah lain untuk memberikan contoh adalah memberikan ilustrasi (illustrating) dan mencontohkan (instantianting)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
c) Mengklasifikasi (Clasifying) Mengenali bahwa sesuatu (benda atau fenomena) masuk dalam kategori tertentu. Termasuk dalam kemampuan mengklasifikasi adalah mengenali ciri-ciri yang dimiliki suatu benda atau fenomena. Istilah lain untuk mengkelasifikasi adalah mengkategorisasikan (categorising). d) Meringkas (Summarising) Membuat suatu pernyataan yang mewakili seluruh informasi atau membuat suatu abstrak dari suatu tulisan. Istilah lain untuk meringkas adalah membuat
generalisasi
(generalising) dan mengabstraksi
(abstracting). e) Menarik infersi (Inferring) Menemukan suatu pola dari sederetan contoh atau fakta. Istilah lain untuk menarik inferensi adalah mengekstrapolasi (extrapolating), menginterpolasi (interpolating), memprediksi (predicting), dan menarik kesimpulan (concluding). f) Membandingkan (Comparing) Mendeteksi persamaan dan perbedaan yang dimiliki dua objek, ide, ataupun situasi. Membandingkan mencakup juga menemukan kaitan antara unsur-unsur satu objek atau keadaan dengan unsur yang dimiliki objek atau keadaan lain. Istilah lain untuk membandingkan adalah mengkontraskan (contrasting), mencocokkan (matching), dan memetakan (mapping).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
g) Menjelaskan (Explaining) Mengkonstruk dan menggunakan model sebab-akibat dalam suatu sistem. Termasuk dalam menjelaskan adalah menggunakan model tersebut untuk mengetahui apa yang terjadi apabila salah satu bagian sistem tersebut diubah. Istilah lain untuk menjelaskan adalah mengkonstruksi model (constructing a model). 3) Mengaplikasikan (Applying) Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. a) Menjalankan/Mengeksekusi (Executing) Menjalankan
suatu
prosedur
rutin
yang
telah
dipelajari
sebelumnya. Istilah lain untuk menjalankan adalah melakukan (carrying out). b) Mengiplementasikan (Implementing) Memilih
dan
menggunakan
prosedur
yang
sesuai
untuk
menyelesaikan tugas yang baru. Istilah lain untuk mengimplementasikan adalah menggunakan (using). 4) Menganalisis (Analyzing) Menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
a) Membedakan (Differentiating) Membedakan bagian-bagian yang menyusun suatu struktur berdasarkan relevansi, fungsi dan penting tidaknya. Istilah lain untuk membedakan adalah memilih (selecting), membedakan (distinguishing) dan memfokuskan (focusing). b) Mengorganisir (Organizing) Mengidentifikasi unsur-unsur suatu keadaan dan mengenali bagaimana unsur-unsur tersebut terkait satu sama lain untuk membentuk suatu struktur yang padu. c) Menemukan pesan tersirat/mengantribusikan (Attributting) Menemukan sudut pandang, bias, dan tujuan dari suatu bentuk komunikasi. 5) Mengevaluasi Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. a) Memeriksa (Checking) Menguji konsistensi atau kekurangan suatu karya berdasarkan kriteria internal (kriteria yang melekat dengan sifat produk tersebut). b) Mengkritik (Critiquing) Menilai suatu karya baik kelebihan maupun kekurangannya, berdasarkan kriteria eksternal. 6) Mencipta (Crate) Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
a) Membuat (Generating) Menguraikan suatu masalah sehingga dapat dirumuskan berbagai kemungkinan hipotesis yang mengarah pada pemecahan masalah tersebut. b) Merencanakan (Planning) Merancang suatu metode atau strategi untuk memecahkan masalah. c) Memproduksi (Producing) Membuat suatu rancangan atau menjalankan suatu rencana untuk memecahkan masalah.
B.3.c. Bukti Pemahaman Suatu pemahaman akan ditunjukkan melalui suatu bukti. Bukti seorang siswa memahami dalam pendekatan UbD ditunjukkan melalui 6 aspek sebagai berikut (Wiggins dan McTighe, 2006): 1) Menjelaskan (Explanation) Dapat menjelaskan melalui generalisasi dan prinsip, memberikan penjelasan yang benar dan sistematik mengenai fenomena, fakta dan data serta membuat hubungan dengan wawasannya dan memberikan contoh atau ilustrasi yang jelas. Menjelasan adalah teori dan ilustrasi yang menyediakan pengetahuan dan dibenarkan melalui tindakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
2) Menginterpretasikan (Interpretation) Menceritakan cerita yang bermakna, memberikan terjemahan yang tepat, memberikan sejarah atau dimensi pribadi untuk mengungkapkan ideide dan peristiwa, dan membuat obyek pemahaman yang diakses melalui gambar, anekdot, analogi dan modul. Interpretasi adalah tafsiran, gaya cerita dari suatu konsep. Objek dari interpretasi adalah pengertian, bukan melulu cerita yang tidak masuk akal. Jalur interpretasi adalah cerita yang kuat, bukan teori yang abstrak. Dalam matematika, interpretasi adalah menggambarkan kesimpulan dari data yang terbatas. Untuk membuat pengertian dari siswa harus membiarkan mereka bekerja dengan masalah. 3) Mengaplikasian (Aplication) Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dengan efektif dalam situasi yang baru dan bermacam-macam, keadaan realistis. Dimana dan kapan dapat kita menggunakan pengetahuan, kemampuan atau proses? Bagaimana memodifikasi pemikiran dan tindakan kita dalam situasi tertentu? Aplikasi adalah mencocokan pengetahuan dalam konteks. Kita menunjukkan pemahaman kita terhadap sesuatu dengan menggunakannya, mengadaptasikannya dan menyesuaikannya. 4) Memiliki sudut pandang (Has perspective) Melihat dan mendengar sudut pandang melalui mata dan telinga, untuk melihat gambaran yang lebih besar. Asal muasal sudut pandang? dari mana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
sudut pandang tersebut? apa yang dibenarkan atau diperlukan? adakah bukti memadai? apakah itu wajar? apa saja kekuatan dan kelemahan dari ide? apakah itu masuk akal? apa batas-batasnya? jadi apa? Seorang siswa dengan pandangannya adalah waspada dengan apa yang diambil untuk diberikan, diasumsikan atau dikaburkan dalam penyelidikan atau teori. Ini adalah sering terungkap melalui kemampuan bertanya, “apa itu?” dan untuk melihat jawaban dari seorang guru atau jawaban sebuah buku sebagai sudut pandang. Perspektif ini adalah sebuah wawasan yang powerful, karena perubahan perspektif dan penuangan ide familiar dengan cara baru, seseorang dapat membuat teori, cerita, dan aplikasi baru. Dalam artian berpikir kritis, siswa dengan perspektif mengekspos sesuatu yang dipertanyakan dan diperiksa dengan asumsi, kesimpulan dan aplikasi. 5) Empati (Empathy) Empati adalah kemampuan untuk merasakan atau mengetahui perasaan orang lain dan sekitarnya. Bagaimana kamu mengetahuinya? Bagaimana kamu merasakannya? Apa yang mereka lihat dan saya tidak? Pengalaman apa yang saya butuhkan untuk memahami? Empati adalah kemampuan untuk berjalan dengan sepatu yang berbeda, untuk menghindari tanggapan dan reaksi sendiri sehingga dapat untuk memahami yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Empati adalah bentuk berwawasan karena itu mengembangkan kemampuan untuk mendapatkan sesuatu yang lain dari luar. Empati memerlukan penghargaan bagi orang lain yang berbeda dari diri kita. Respek kita terhadap mereka menyebabkan kita untuk berpikir terbuka, berhati-hati mempertimbangkan pengamatan mereka ketika mereka melihat berbeda dengan kita. Selain itu dengan empati kita akan mendapatkan pengalaman lebih banyak dalam belajar. 6) Pengetahuan pribadi (Has self-knowledge) Muncul kesadaran untuk merasakan gaya pribadi, prasangka buruk, proyeksi, dan kebiasaan utama, baik yang membentuk dan menghambat pemahaman
kita
sendiri,
menyadari
bahwa
kita
tidak
mengerti,
merenungkan makna belajar pembelajaran dan pengalaman. Kemampuan pribadi
merupakan
kebijaksanaan
untuk
mengetahui
ketidaktahuan
seseorang dan bagaimana orang menyusun gagasannya dan bertindak untuk menyelesaikannya. Keenam aspek pemahaman di atas dapat dilihat melalui hasil belajar siswa (evaluasi) dan juga melalui sikap siswa (keaktifan belajar siswa) dalam proses pembelajaran.
B.4. KEAKTIFAN BELAJAR SISWA Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Aktivitas dalam pembelajaran adalah segala bentuk kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktifnya siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya pemahaman siswa dalam belajar. Suatu strategi adalah efektif, bila dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, dan mereka berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Budi, 2001). Keaktifan belajar siswa dalam penelitian ini sekaligus untuk melihat bukti pemahaman
siswa
terhadap
pelajaran,
sehingga
digunakan
aspek-aspek
pemahaman dalam UbD untuk menentukan indikator keaktifan siswa. Indikator keaktifan belajar menurut aspek-aspek pemahaman dalam UbD adalah sebagai berikut : 1) Interpretasi Mengungkapkan ide atau pendapat Membuat kesimpulan percobaan 2) Aplikasi Melakukan percobaan Menyelesaikan latihan soal 3) Empati Bekerjasama dengan baik dalam kelompok 4) Sudut pandang Mengajukan pertanyaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
B.5. PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM MATERI MASSA JENIS B.5.a. Massa Jenis Apa persamaan air dan minyak? Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Bagaimana kita membuktikan atau menentukan suatu benda yang belum kita ketahui jenisnya? Mengapa benda dapat terapung, melayang dan tenggelam? Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah suatu kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang menyebabkan hal itu semua? Untuk menjawabnya kita harus memahami konsep massa jenis. Bagian utama yang tidak dapat dipisahkan dari suatu zat adalah massa dan volume. Massa adalah merupakan banyaknya zat yang terkandung di dalam sebuah benda dan volume adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Dengan membagi massa dan volume kita mendapatkan suatu ciri khas dari suatu benda yang tidak dimiliki oleh benda lain yaitu massa jenis. Massa jenis adalah hasil bagi massa dan volume suatu zat. Persamaan massa jenis adalah:
dengan : ρ
: massa jenis (kg/m3)
m
: massa (kg)
v
: volume (m3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Satuan dari massa jenis adalah kg/m3 atau kg.m-3. Dalam sistem CGS, satuan massa adalah gram (gr) dan satuan volume cm3, maka satuan massa jenis dalam sistem CGS adalah gr/cm3 atau gr.cm-3. 1 gr/cm3 = 1000 kg/m3, sebaliknya berlaku 1 kg/m3 =
gr/cm3 = 0,001 gr/cm3.
Persamaan massa jenis di atas dapat diubah ke bentuk
atau
. Bentuk rumus mana yang akan digunakan dalam perhitungan bergantung pada besaran apa yang akan ditanyakan. Cara mudah untuk mengingat bentuk rumus dapat menggunakan segitiga rumus massa jenis, seperti pada gambar berikut :
m : v
x
ρ
Gambar 1.1 Segitiga rumus massa jenis Untuk dapat menentukan massa jenis suatu zat diperlukan kemampuan menentukan massa dan volume suatu zat. 1) Zat padat yang bentuknya teratur. Massa zat diukur dengan mengunakan neraca atau timbangan. Untuk mengukur volume zat padat yang bentuknya teratur, misalnya kubus, balok, dan silinder dengan mengukur, panjang sisi, tinggi dan diameter dengan mengunakan penggaris atau jangka sorong kemudian mengunakan rumus volume benda tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Massa jenis dapat diketahui dengan membagi massa dengan volume (m/v). 2) Zat padat yang bentuknya tidak teratur. Untuk mengukur massa benda yang tak beraturan dapat menggunakan neraca atau timbagan. Untuk mengukur volumenya menggunakan bantuan gelas ukur dan air, dengan cara menentukan banyaknya air dalam gelas ukur pada posisi awal (misal, 100 ml), kemudian memasukkan benda dalam gelas ukur dan diamati perubahan ketinggian air (misal, 110 ml) maka selisih antara perubahan ketinggian setelah benda dimasukkan dikurangi ketinggian awal akan didapatkan volume benda (misal, 110 ml -100 ml = 10 ml). Catatan 1 ml = 1 cc = 1 cm3. Massa jenis dapat diketahui dengan membaagi massa dengan volume (m/v). Dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan konsep massa jenis, antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan jenis benda dengan mengetahui massa jenis benda tersebut. Untuk menentukan jenis dari suatu benda dapat menggunakan konsep massa jenis. Melalui hasil bagi massa dan volume benda tersebut maka akan didapatkan massa jenis. Setelah didapatkan massa jenis kita cocokkan dengan menggunakan tabel massa jenis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
2) Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. Peristiwa
terapung,
melayang
dan
tenggelam
salah
satunya
dipengaruhi oleh massa jenis. Secara garis besar dapat disimpulkan sebagai berikut : Massa jenis zat A < massa jenis zat B, maka zat A terapung. Massa jenis zat A = massa jenis zat B, maka zat A melayang. Massa jenis zat A > massa jenis zat B, maka zat A tenggelam. Semakin kecil massa jenis maka zat tersebut zat akan berada pada lapisan terendah (tenggelam). Jika massa jenis antara dua jenis zat sama akan terjadi peristiwa melayang. 3) Kapal yang terbuat dari kayu, dikarenakan massa jenis kayu lebih kecil dari massa jenis air. 4) Polysrtyrene digunakan sebagai bahan kotak makanan atau pelindung pada kardus untuk memberi ruang yang luas tetapi massanya cukup rendah (tidak berat). Ini dikarenakan polystyrene adalah bahan yang massa jenisnya rendah. 5) Aluminium digunakan sebagai bahan logam pesawat terbang karena aluminium kuat, tetapi massanya ringan. 6) Helium digunakan untuk mengisi balon udara. Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat Nama zat Cair Air Alkohol Raksa Padat
Dalam g/cm3 1,00 0,80 13,60
Dalam kg/m3 1000 800 13600
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama zat Aluminium Besi Emas Kuningan Perak Platina Seng Es Kayu Gas Udara
Dalam g/cm3 2,70 8,00 19,30 8,40 10,50 21,45 7,14 0,92 0,80
Dalam kg/m3 2700 8000 19300 8400 10500 21450 7140 920 800
0,0012
1,2
27
B.5.b. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design pada Materi Massa Jenis Dalam penyusunan rancangan pembelajaran materi massa jenis dengan UbD digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi. Metode pembelajaran yang dipakai adalah metode eksperimen/percobaan. (RPP sekolah terlampir pada lampiran A5 halaman 109) 1) Tahap pertama : Hasil akhir yang Diinginkan a) Tujuan / Ide Utama Tujuan utama pembelajaran disusun berdasarkan dimensi kognitif dalam taksonomi bloom yang telah direvisi yang bertujuan mentrasfer. Kompetensi dasar: 3.2 Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan utama: Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2) Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3) b) Pertanyaan Utama Apa itu massa jenis? Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis dalam kehidupan sehari-hari? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi? c) Pemahaman Siswa akan memahami bahwa: Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara massa zat dan volume zat. Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat. Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa jenis zat. Dari poin pemahaman dan pertanyaan utama ditentukan: 1. Siswa akan mengetahui: Pengertian masssa jenis. Cara menentukan massa jenis suatu zat. Persamaan massa jenis. Manfaat massa jenis dalam kehidupan. 2. Siswa akan bisa/mampu: Menyelesaikan persoalan mengenai massa jenis zat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Menjelaskan manfaat/aplikasi massa jenis zat. Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan.
2) Tahap kedua : Bukti Penilaian a) Tugas performa Percobaan “Penentuan Massa Jenis” – Siswa menentukan massa jenis suatu zat, kemudian merumuskan persamaan massa jenis. Selain itu siswa mengetahui bahwa massa jenis merupakan ciri khas suatu zat/benda. Domonstrasi “Benda Apa Ini” – Siswa menentukan langkah / cara untuk menentukan jennis zat / benda yang belum dketahui. Percobaan “Density” – Siswa memahami mengapa terjadi peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. Siswa mengaplikasikan konsep massa jenis untuk membuat dan menunjukkan peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. b) Bukti lainnya Latihan soal 1. Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr. a. Berapakah massa jenis balok kayu Inul? b. Ubahlah satuan massa jenis kedalam satuan SI (kg/m3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
2. Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah massa kubus Timah Andi? 3. Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna putih
mengkilat
berbentuk
kubus.
Karena
penasaran
Rudi
menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah teman-teman tau benda apakah itu? 4. Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis sebesar 800 kg/m3, kemudian pak Budi membuat mainan untuk anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian? 5. Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan volume 20 cm3, lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa 50 gr dan volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna apa yang berada di bagian atas? Mengapa? Pekerjaan rumah 1. Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu? Evaluasi akhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Tabel 1.4 Evaluasi Akhir No. 1.
2.
Soal Saat pulang sekolah Dodi menemukan sebuah benda yang mengkilat berwarna kuning keemasan. Namun bentuk benda tersebut tidak beraturan. Karena penasaran, benda tersebut-pun dibawa pulang. Sesampainya dirumah Dodi bertanya kepada kakaknya, “Apakah ini emas kak?”. Kakaknya pun menyarankan dodi mencari massa jenisnya untuk mengetahui benda apa itu. Dapatkan teman-teman membantu Dodi menentukan langkah yang harus dilakukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut? a. Alat dan bahan apa saja yang diperlukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda tersebut? b. Langkah yang harus dilakukan Dodi untuk mendapatkan massa, volume dan mengetahui jenis benda tersebut dengan alat dan bahan yang ada? c. Jika setelah diteliti didapatkan massanya 8400 gr dan volumenya 1000 cm3 benda apakah itu? Ayah Deden mempunyai sebuah papan kayu besar yang terletak di samping rumah. Suatu hari Deden memotong papan milik ayahnya untuk bahan dasar membuat kerajinan kayu di sekolah. Potongan papan Deden berukuran 40 cm × 20 cm × 5 cm. Setelah ditimbang potongan kayu Deden tersebut memiliki massa 3,6 kg. Tidak lama kemudian Andre teman sekelas Deden juga meminta papan kayu pada Deden untuk membuat kerajinan kayu, maka Deden memotongkan kayu untuk Andre dari papan milik ayahnya, tetapi potongan kayu Andre lebih kecil dari milik Deden. a. Berapakah massa jenis dari potongan kayu Deden; potongan
Tujuan Pembelajaran Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2)
Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
3.
Soal kayu Andre dan papan milik ayah? b. Berikan alasan jawaban temanteman! Rina mempunyai 5 zat cair yaitu : Zat cair Mass (gr) Vol (cm3) A 16 2 B 12 2 C 14 2 D 8 2 E 10 2 a. Dapatkah kalian membantu Rina untuk memprediksikan susunan zat cair dari lapisan paling dasar hingga lapisan teratas? b. Mengapa susunannya seperti itu?
32
Tujuan Pembelajaran
Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3)
3) Tahap ketiga : Rencana Pembelajaran Rencana pembelajaran buat dengan mengacu pada WHERE TO dan di dalam rencana pembelajaran ini diusahakan agar siswa melakukan kegiatan belajar yang berfikir. Dengan berdasarkan pemahaman yang ingin dicapai siswa di atas maka disusun rancangan seperti pada tabel berikut berikut: Tabel 1.5 Rancangan pembelajaran Pertemuan Pertama: 1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa mengenai massa jenis. (apa persamaan antara minyak dan air? Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas yang kalian atau ibu kalian miliki adalah asli?). H 2. Guru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai dalam proses belajar mengenai materi massa jenis. W 3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung massa zat dan volume zat. R 4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing kelompok berjumlah 4 siswa. O 5. Guru memandu siswa untuk melakukan percobaan “Penentuan Massa Jenis” dan meminta siswa untuk mengikuti panduan LKS (mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan). E1, R 6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan. E-1 9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode tutorial teman sebaya). E-2 10. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R 11. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R 12. Guru memberikan pekerjaan rumah. R Pertemuan Kedua: 1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah (kemungkinan siswa banyak yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang tepat untuk pekerjaan rumah). R 2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa (Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Benda apa yang dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?). H 3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa Ini” (pendemo adalah perwakilan siswa). E-1 4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta siswa memperbaiki pekerjaan rumah. R 5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan menjawab pertanyaan pada LKS (kelompok sama dengan pertemuan pertama). E-1 6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan (bergantian per-satu pertanyaan) dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode tutorial teman sebaya). E-2 9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R 10. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kekhasan dari Understanding by Design adalah pembelajaran UbD mengacu pada hasil akhir yang diinginkan atau pemahaman pokok yang harus dicapai siswa. Berdasarkan hasil akhir yang diinginkan tersebut disusun bukti pembelajaran yang tepat dan kontekstual serta langkah pembelajaran yang disusun sedemikian rupa agar dalam proses pembelajaran hasil akhir yang diinginkan dapat dipahami oleh siswa. Penulis mempunyai keyakinan jika pendekatan UbD ini diterapkan dalam materi massa jenis akan dapat dipahami dengan lebih baik oleh siswa dibandingkan dengan pengajaran konvensional.
C. RUMUSAN MASALAH Bedasarkan latar belakang , maka rumusan masalah peneliti adalah: 1. Bagaimanakah penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran? 2. Apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X? 3. Sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VII b SMP X?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mengetahui penerapan pendekatan Understanding by Design dalam penyusunan rancangan pembelajaran. 2. Mengetahui apakah pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X. 3. Mengetahui sejauh mana kegiatan pembelajaran pada materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa kelas VII b SMP X.
E. MANFAAT HASIL PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Bagi guru dan calon guru: Penggunaan pendekatan Understanding by Design dalam pembelajaran dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran fisika. Sebagai pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Menjadi referensi dalam menyusun rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) yang lebih baik, sehingga diharapkan dapat pemahaman siswa.
meningkatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
2. Bagi siswa: Memberikan pengalaman belajar dengan menggunakan pendekatan Understanding by Design sehingga para siswa dapat mengalami proses pembelajaran baru. Membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan memahami konsep fisika. 3. Bagi peneliti: Sebagai sarana untuk mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran Understanding by Design di dalam pembelajaran secara nyata. Mengetahui mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman dan keaktifan belajar dengan pendekatan pembelajaran Understanding by Design.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai Jenis dan metode penelitian, subyek penelitian, waktu dan tempat penelitian, instrumen penelitian, penyusunan instrumen dan metode analisis data. A. JENIS DAN METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pendidikan dan pengembangan (Research & Development) model pembelajaran dengan metode eksperimen. Penelitian
pengembangan
adalah
suatu
proses
yang
dipakai
untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan (Setyosari, 2010:207). Metode penelitian pengembangan ini adalah metode eksperimental. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arifin (2011:126) mengenai metode eksperimental Metode eksperimental digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah dilakukan evaluasi, evaluasi tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran, selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Perbandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN Pada penelitian ini populasinya adalah siswa SMP X, yang terdiri dari 2 kelas. Sampel diambil seluruh siswa kelas VII b SMP X sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VII d SMP
37
X sebagai kelas kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
C. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN C.1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP X, pada siswa kelas VII b dan siswa kelas VII d. C.2 . Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2013/2014, pada tanggal 24 September 2013 hingga 3 Oktober 2013.
D. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) penyusunan instrumen, (2) pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD, observasi keaktifan siswa, (3) evaluasi akhir. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan desain penelitian dibawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Instrumen pembelajaran
RPP dengan desain UbD dan LKS siswa
Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD
Tahap I Penyusunan instrumen
39
Instrumen penelitian
Observasi Keaktifan siswa
Tahap II Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD
Kelas Eksperime n
Soal evaluasi
Tahap III Evaluasi akhir
Kelas Kontrol
Analisis
Kesimpulan Bagan 2.1 Desain Penelitian Penelitian kuantitatif dilakukan untuk melihat pemahaman siswa melalui evaluasi hasil belajar materi massa jenis siswa. Dalam penelitian ini peneliti menguji
keampuhan
rancangan
pembelajaran
dengan
pendekatan
UbD
dibandingkan dengan rancangan pembelajaran biasa (RPP sekolah). Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Untuk melihat kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan NEM (Nilai Ebtanas Murni) pelajaran IPA SD, hal ini dilakukan karena kelompok siswa yang diteliti merupakan siswa baru. Setelah itu dilakukan Test-T untuk mengetahui signifikan kedua kelompok. Dalam
pelaksanaan
penelitian,
kelompok
eksperimen
dalam
pembelajarannya menggunakan rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD sedang pada kelompok kontrol menggunakan rancangan pembelajaran biasa. Diakhir pembelajaran diberikan evaluasi akhir yang sama. Setelah selesai eksperimen dan pemberian evaluasi akhir, dilakukan analisis statistik uji perbedaan. Penentuan dan pembuatan instrumen dikerjakan oleh peneliti, namun dalam proses pembuatannya menyertakan peran guru. Hal ini dilakukan karena UbD merupakan hal yang sangat baru dalam ranah dunia pendidikan di Indonesia maka penelitian ini dibuat dan dipelajari bersama. Dalam menerapkan pembelajaran massa jenis dengan pendekatan UbD ini peneliti tidak melakukan penerapan sendiri secara langsung melainkan menjadi observer proses belajar mengajar, sedangkan yang melakukan treatment adalah guru fisika sekolah SMP X. Guru fisika di SMP X adalah Bu Dewi. Treatment dilakukan oleh guru setempat dikarenakan untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan UbD ini diperlukan guru yang berpengalaman, memiliki keterampilan mengajar dan lebih memahami siswa. Selain itu agar tidak terjadi bias penelitian, artinya jika peneliti melakukan treatment sendiri maka pembelajaran akan dibuat sebaik mungkin. Disini peneliti tidak ingin merubah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
pandangan siswa terhadap guru yang mengajar, karena jika peneliti yang mengajar akan merubah sikap, minat dan motivasi siswa. Selain penelitian kuantitatif dilakukan juga penelitian kualitatif yaitu dengan observasi keaktifan belajar siswa dan wawancara terhadap guru untuk melengkapi penelitian melalui tanggapan guru tentang pembelajaran dengan pendekatan UbD.
E. INSTRUMENTASI Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen penelitian. E.1. Instrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran adalah instrumen yang digunakan dan ada dalam proses pembelajaran. Instrumen tersebut adalah : a. Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
pendekatan
Understanding by Design. RPP ini merupakan pedoman yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. RPP disusun dengan pendekatan Understanding by Design (backward design). Dalam pembuatan rancangan pembelajaran ini digunakan metode pembelajaran yang sama dengan RPP sekolah sebagai kontrol agar tidak terjadi perbedaan signifikan dalam proses penyampaian materi. RPP dengan UbD terlampir pada lampiran A1 hal 89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
b. Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini merupakan penuntun pemahaman serta kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Pada penelitian ini LKS disusun berdasarkan urutan kegiatan siswa dalam pokok bahasan Massa Jenis dengan memberikan kegiatan dan permasalahan yanng kontekstual serta meningkatkan pemahaman dan daya pikir siswa. LKS terlampir pada lampiran A2 hal 94
E.2. Instrumen Pengumpulan dan Pengolahan Data Instrumen pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian ini meliputi: a. Soal Evaluasi Akhir. Evaluasi akhir akan diberikan pada akhir treatment. Hasil evaluasi akhir ini nantinya akan diamati sebagai dampak treatment. Soal evaluasi akhir bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yaitu melalui tingkat pemahaman siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan pendekatan UbD. Evaluasi akhir ini menggunakan dua soal berbeda yang dijadikan satu, yaitu soal buatan guru yang biasa diberikan dan soal dengan pemahaman yang lebih tinggi. Soal yang biasa digunakan oleh guru fisika di SMP X adalah soal pilihan ganda. Gabungan soal evaluasi ini yang nantinya akan dianalisis. Bentuk soal akhir test ini adalah pilihan ganda dan uraian, dengan jumlah pilihan ganda 10 soal dengan kisi-kisi yang ditetapkan oleh guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
(RPP sekolah) dan 3 soal uraian yang dibuat peneliti dengan tingkat berpikir yang lebih tinggi. Soal uraian dipilih karena lebih dapat digunakan untuk melihat pemahaman siswa, selain itu tingkat kesulitan soal uraian lebih tinggi dari bentuk soal pilihan ganda yang biasa dipakai di sekolah. Soal uraian ini dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 2.1 Rancangan soal evaluasi uraian Tujuan Pembelajaran Nomor Soal Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2) 2 Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan 1 sehari-hari. (C2) Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan 3 sehari-hari. (C3)
b. Keaktifan belajar siswa. Menurut Suparno (2007:63), observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman, gambar, rekaman suara, dll). Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran fisika materi massa jenis berdasarkan aspek-aspek pemahaman dalam UbD, sehingga didapatkan indikator keaktifan belajar siswa dapat adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel 2.2 Indikator keaktifan belajar siswa Aspek Interpretasi Aplikasi Empati Sudut pandang
Indikator Keaktifan Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. Siswa membuat kesimpulan hasil percobaan. Siswa melakukan percobaan. Siswa menyelesaikan latihan soal. Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Siswa mengajukan pertanyaan.
Kode A B C D E F
Berdasarkan indikator tersebut keaktifan siswa dibagi dalam dua pengamatan, yaitu : a. Mengamati keaktifan siswa berdasarkan pengisian pertanyaan pada LKS yang telah disediakan. Pengamatan ini terdapat pada indikator keaktifan siswa membuat
kesimpulan
hasil
percobaan
(kode
B)
dan
siswa
meyelesaikan latihan soal (kode D). Indikator ini dapat diamati melalui LKS yang telah dikerjakan siswa. Indikator keaktifan siswa membuat kesimpulan hasil percobaan (kode B) dapat diobservasi melalui LKS, yaitu dengan mengisi kesimpulan dari hasil percobaan pada LKS. Pada proses pembelajaran ada dua percobaan yaitu percobaan massa jenis pada LKS (kode B1) dan percobaan terapung, melayang tenggelam pada LKS (kode B2). Indikator siswa mengerjakan latihan soal juga diobservasi melalui LKS, yaitu dengan mengerjakan soal yang telah dibuat (kode D). Terdapat soal pada setiap pertemuan dan juga pekerjaan rumah. Distribusi soal dapat dilihat pada penjabaran pada tabel berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Tabel 2.3 Distribusi soal pada LKS Pertemuan Tipe I Soal
PR
II
Soal
Soal Inul memiliki balok kayu dengan ukuran 10 cm x 2 cm x 5 cm, dan massa 120 gr. a) Berapakah massa jenis balok kayu Inul? b) Ubahlah satuan massa jenis kedalam satuan SI (kg/m3) Andi mempunyai sebuah kubus Timah dengan panjang sisi 2 cm. Jika massa jenis kubus Timah tersebut 11 gr/cm3, berapakah massa kubus Timah Andi? Suatu hari saat bermain teman-teman menemukan sebuah benda berbentuk tak beraturan berwarna kuning keemasan. Bagaimana cara teman-teman untuk dapat menentukan benda apa itu? Saat sedang mencangkul Rudi menemukan sebuah benda berwarna putih mengkilat berbentuk kubus. Karena penasaran Rudi menimbang dan menghitung volume benda tersebut dan mendapat massa sebesar 1050 gr serta volume sebesar 100 cm3. Dapatkah teman-teman tau benda apakah itu? Pak Budi memiliki sebuah papan kayu yang memiliki massa jenis sebesar 800 kg/m3, kemudian pak Budi membuat mainan untuk anaknya yang bernama Prian sebuah pedang mainan dari papan kayu tersebut. Berapakah massa jenis dari pedang kayu Prian? Ida akan melakukan suatu percobaan kecil tentang massa jenis. Ida memiliki cairan berwarna biru yang mempunyai massa 80 gr dan volume 20 cm3, lalu cairan berwarna merah yang mempunyai massa 50 gr dan volume 10 cm3. Lalu kedua cairan tersebut Ida tuangkan dalam gelas yang sama. Menurut teman-teman cairan dengan warna apa yang berada di bagian atas? Mengapa?
Kode D1
D2
D3
D4
D5
D6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
b. Mengamati keaktifan siswa berdasarkan tindakan/keterlibatan dalam proses pembelajaran. Disamping mengamati keaktifan siswa melalui hasil pekerjaan siswa,
pengamatan
juga
dilakukan
melalui
observasi
tindakan/keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Distribusi tindakan/keterlibatan siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.4 Distribusi tindakan/keterlibatan siswa Tindakan/keterlibatan Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. Siswa melakukan percobaan. Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok. Siswa mengajukan pertanyaan.
Kode A C E F
Dari kedua model pengamatan tersebut maka dibuat suatu tabel pengamatan keaktifan belajar siswa sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2.5 Tabel untuk pengamatan keaktifan belajar siswa Kode Siswa
Jenis Keaktifan D A B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6 B
C
E
F
Total Keaktifan Persiswa
Persentase Keaktifan Per-siswa
01 02 03 04 05
Dst. Rata-rata:
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2.6 Tabel keterangan kode keaktifan belajar siswa Aspek Interpretasi
Indikator keaktifan Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. Siswa membuat kesimpulan hasil percobaan.
Kode A B
Siswa melakukan percobaan.
C
Siswa menyelesaikan latihan soal.
D
Empati
Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok.
E
Sudut pandang
Siswa mengajukan pertanyaan.
F
Aplikasi
Keaktifan/tindakan siswa Mengisi kesimpulan percobaan 1 Mengisi kesimpulan percobaan 2 Siswa terlibat aktif dalam percobaan 1 Siswa terlibat aktif dalam percobaan 2 Siswa mengerjakan latihan soal D1 Siswa mengerjakan latihan soal D2 Siswa mengerjakan pekerjaan rumah D3 Siswa mengerjakan latihan soal D4 Siswa mengerjakan latihan soal D5 Siswa mengerjakan latihan soal D6
Sub Kode B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
c. Wawancara Wawancara/interviu adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh informasi yang diberikan (Suparno, 2010:62). Menurut Arifin (2012:158) tujuan wawancara adalah sebagai berikut: 1) Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu hal atau situasi dan kondisi tertentu. 2) Untuk melengkapi penyelidikan ilmiah. 3) Untuk memperoleh data agar dapat mempengaruhi situasi atau orang tertentu. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu dengan panduan tujuan wawancara dan beberapa pertanyaan utama. Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi penelitian dengan melihat tanggapan guru mengenai pendekatan UbD, untuk itu dibuat pedoman wawancara sebagai berikut: Tabel 2.7 Pedoman wawancara No. 1.
Tujuan Kelebihan dan kekurangan pendekatan UbD
Pertanyaan Menurut Ibu apakah langkah pembelajaran dan evaluasi pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran? Menurut yang Ibu amati selama ini apakah RPP yang dibuat oleh para guru langkah dan soal sesuai dengan tujuan pembelajaran? Lalu apakah RPP tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran? Apakah menggunakan pedoman buatan sendiri (LKS) menurut Ibu lebih efektif dibandingkan dengan mengikuti suatu buku atau LKS pasaran? Menurut Ibu bentuk evaluasi yang baik itu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
2.
3.
4.
Tujuan
Efektivitas pembelajaran dengan pendekatan UbD terhadap hasil belajar siswa Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan UbD terhadap keaktifan siswa
Penerapan UbD
50
Pertanyaan dalam bentuk apa? Mengapa? Menurut Ibu apakah pendekatan UbD adalah pendekatan pembelajaran yang baik? Apa kendala dalam proses pembelajaran dengan UbD? Menurut Ibu apakah dengan menggunakan pendekatan UbD pemahaman siswa lebih meningkat? Mengapa?
Menurut Ibu apakah saat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan UbD siswa lebih aktif? Mengapa? Apakah siswa yang biasanya pasif dapat lebih aktif? Apakah dengan meningkatnya keaktifan siswa membuat pemahaman siswa lebih baik? Apakah Ibu mau menggunakan pendekatan UbD?
F. VALIDITAS Instrumentasi yang digunakan dalam penelitian in tidak diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitasnya. Dalam penyusunan instrumen, peneliti berkonsultasi dengan guru fisika di sekolah dan dosen pembimbing.
G. INDIKATOR KEBERHASILAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan model pembelajaran yang bertujuan utama untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran berupa peningkatan pemahaman siswa dalam materi massa jenis. Indikator keberhasilan penelitian ini ditandai dengan hasil belajar siswa kelas eksperimen yang lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Selain itu indikator keberhasilan lain penelitian ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
adalah keberhasilan siswa mencapai nilai KKM fisika yang ditetapkan SMP X, yaitu 78. Indikator keberhasilan selanjutnya dalam penelitian ini adalah siswa aktif dalam proses pembelajaran.
H. METODE ANALISIS DATA H.1. NILAI NEM IPA SD Nilai NEM IPA SD digunakan untuk mengetahui keadaan pemahaman awal siswa SMP kelas eksperimen dan kelas kontrol. Daftar tabel NEM IPA SD mengikuti tabel berikut: Tabel 2.8 Tabel NEM IPA SD kelas eksperimen No. Urut 01. 02 03. 04. 05. Dst.
NEM IPA
Tabel 2.9 Tabel NEM IPA SD kelas kontrol No. Urut 01. 02 03. 04. 05. Dst.
NEM IPA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol maka data tersebut dianalisis dengan statistik menggunakan Test-T untuk Dua Group yang Independen. Dengan menggunakan SSPS diperoleh mean dan probabilitas (p). Kelas dengan mean yang lebih tinggi berarti pemahamannya lebih baik selain itu jika p = .00 < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p = .00 > α = .05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
H.2. Evaluasi Akhir Untuk mengetahui bagaimana pemahaman atau hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan pendekatan UbD, diukur melalui soal evaluasi akhir. Pemahaman mengacu pada aspek-aspek pemahamam dalam UbD. Dalam memeriksa jawaban siswa diperlukan pedoman penskoran untuk masing-masing soal. Berikut ini adalah penskoran penilaian untuk masing-masing soal:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 2.10 Penskoran soal evaluasi akhir No. 1.
53
Soal Aspek Kriteria Kemampuan Skor Saat pulang sekolah Dodi menemukan sebuah benda yang Aspek : Menyebutkan alat 1 mengkilat berwarna kuning keemasan. Namun bentuk benda - Interpretasi, cara yang dibutuhkan. tersebut tidak beraturan. Karena penasaran, benda tersebut-pun menentukan langkah Menjabarkan cara 3 dibawa pulang. Sesampainya dirumah Dodi bertanya kepada mentukan massa menemukan massa, kakaknya, “Apakah ini emas kak?”. Kakaknya pun menyarankan jenis volume dan dodi mencari massa jenisnya untuk mengetahui benda apa itu. - Application, menentukan jenis Dapatkan teman-teman membantu Dodi menentukan langkah mengunakan benda yang harus dilakukan Dodi untuk menentukan massa jenis benda persamaan massa Menghitung massa 2 tersebut? jenis dalam jenis serta a) Alat dan bahan apa saja yang diperlukan Dodi untuk menyelesaikan menentukan jenis menentukan massa jenis benda tersebut? masalah. benda b) Bagaimana langkah yang harus dilakukan Dodi untuk mendapatkan massa, volume dan mengetahui jenis benda tersebut dengan alat dan bahan yang ada? c) Jika setelah diteliti didapatkan massanya 8400 gr dan volumenya 1000 cm3 benda apakah itu? Total 6 2. Ayah Deden mempunyai sebuah papan kayu besar yang terletak Aspek : Menghitung massa 3 di samping rumah. Suatu hari Deden memotong papan milik - Application, jenis dan ayahnya untuk bahan dasar membuat kerajinan kayu di sekolah. mengunakan menentukan massa Potongan papan Deden berukuran 40 cm × 20 cm × 5 cm. pengertian dan jenis potongan kayu Setelah ditimbang potongan kayu Deden tersebut memiliki kegunaan massa Deden, potongan massa 3,6 kg. Tidak lama kemudian Andre teman sekelas Deden jenis dalam kayu Andre dan juga meminta papan kayu pada Deden untuk membuat kerajinan menyelesaikan papan milik ayah. kayu, maka Deden memotongkan kayu untuk Andre dari papan masalah. Menjelaskan alasan 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal milik ayahnya, tetapi potongan kayu Andre lebih kecil dari milik Deden. a) Berapakah massa jenis dari potongan kayu Deden; potongan kayu Andre dan papan milik ayah? b) Berikan alasan jawaban teman-teman!
Aspek explain, dapat menjelaskan jawaban (alasan).
Kriteria Kemampuan bagaimana menentukan massa jenis potongan kayu Deden, potongan kayu Andre dan papan milik ayah.
Total 3. Rina mempunyai 5 zat cair yaitu : Aspek : Menghitung massa - explain, dapat jenis tiap cairan. Zat cair Mass (gr) Vol (cm^3) menjelaskan alasan Menentukan A 16 2 mengapa susunan cairan. B 12 2 susunannya Memberikan alasan C 14 2 demikian. mengapa susunan D 8 2 Application, demikian. E 10 2 mengunakan Dapatkah kalian membantu Rina untuk memprediksikan susunan persamaan massa zat cair dari lapisan paling dasar hingga lapisan teratas? jenis dalam Mengapa susunannya seperti itu? menyelesaikan masalah.
Skor
4 2 1 2
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Soal
Aspek
Kriteria Kemampuan
Skor
?= ?= ?= ?= ?= Total
5
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
Total skor soal uraian adalah 15. Kurang lengkapnya suatu jawaban siswa dapat mengurangi skor per-kriteria sesuai dengan pertimbangan penilai. Untuk skor soal pilihan ganda adalah 1 per-nomor, sehingga skor akhir soal pilihan ganda adalah 10. Total skor keseluruhan soal evaluasi akhir adalah 25. Berdasarkan ketentuan penskoran di atas maka nilai yang diperoleh masingmasing siswa adalah:
dengan skor total : 25 Setelah dilaksanakan evaluasi terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen maka peneliti membuat daftar distribusi skor soal evaluasi akhir siswa dengan tabel berikut: Tabel 2.11 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen Skor untuk Setiap Soal Kode Siswa
Pilihan Ganda (1) – (10)
01 02 03 04 05
Dst.
Jumlah Skor
Uraian (1)
(2)
(3)
Nilai Akhir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 2.12 Tabel untuk distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol Skor untuk Setiap Soal Kode Siswa
Pilihan Ganda (1) – (10)
Jumlah Skor
Uraian (1)
(2)
Nilai Akhir
(3)
01 02 03 04 05
Dst.
Berdasarkan tabel distribusi nilai diatas, evaluasi akhir ini akan dianalisis dalam tiga jenis analisis yaitu: a. Analisis Nilai akhir Evaluasi Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan pemahaman belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol untuk keseluruhan soal (soal piilihan ganda dan uraian). Peneliti membuat tabel untuk analisa skor hasil evaluasi akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut: Tabel 2.13 Tabel untuk nilai evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol
No. 1. 2. 3. 4. 5. Dst.
Kelas Eksperimen
Nilai akhir Kelas Ketuntasan Kontrol
Ketuntasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
b. Analisis Skor Pilihan Ganda Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pebedaan pemahaman belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada soal yang biasa digunakan guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Soal yang digunakan berupa soal pilihan ganda berjumlah 10 soal, dengan skor tertinggi 10. Peneliti membuat tabel untuk analisa skor hasil evaluasi pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut: Tabel 2.14 Tabel untuk skor hasil evaluasi pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol
No.
Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor Ketuntasan Skor Skor Ketuntasan (%) (%)
1. 2. 3. 4. 5. Dst.
c. Analisis Skor Uraian Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pebedaan pemahaman belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol pada soal yang dibuat dengan tingkat kesulitan dan pemikiran yang lebih tinggi. Soal yang digunakan berupa soal uraian berjumlah 3 soal, dengan skor tertinggi 15.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Peneliti membuat tabel untuk analisa skor uraian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada tabel berikut: Tabel 2.15 Tabel untuk skor hasil evaluasi uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol
No.
Skor Hasil Evaluasi Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor Ketuntasan Skor Skor Ketuntasan (%) (%)
1. 2. 3. 4. 5. Dst.
Untuk mengetahui apakah pemahaman siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol berbeda atau tidak, maka data pada tiga jenis analisis di atas dianalisis dengan menggunakan analisis statistik Test-T untuk Dua Group yang Independen. Dengan menggunakan SSPS diperoleh mean dan probabilitas (p). Kelas dengan mean yang lebih tinggi berarti pemahamannya lebih baik. Selain itu juga dilihat melalui nilai p, jika p = .00 < α = .05, berarti ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika p = .00 > α = .05, berarti tidak ada perbedaan signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selain itu pemahaman dianalisis
melalui
perbandingan persentase
ketuntaasan KKM siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebesar 78. Ketuntasan belajar siswa mengikuti ketentuan sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Nilai siswa ≥ 78 maka tuntas Nilai siswa < 78 maka tidak tuntas
H.3. Keaktifan Belajar Siswa Keaktifan belajar siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan belajar siswa terhadap pelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan UbD. Tingkat keaktifan siswa dalam kelas dilihat melalui rata-rata persentase keaktifan siswa yang dapat dilihat pada tabel 2.14, dengan mengikuti ketentuan mengikuti tabel berikut: Tabel 2.16 Kriteria rata-rata persentase keaktifan siswa Rata-rata Keaktifan Siswa (%) 81 - 100 61 – 80
Kriteria Keaktifan Sangat Tinggi Tinggi
41 – 60
Sedang
21 – 40 1 – 20
Rendah Sangat Rendah
H.4. Wawancara Tujuan wawancara adalah untuk melengkapi penyelidikan ini melalui tanggapan guru terhadap pembelajaran dengan pendekatan UbD.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan dalam 3 tahap yaitu penyusunan instrumen pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. A.1. Penyusunan Instrumen Pembelajaran Penelitian ini membutuhkan sekolah dimana guru fisika sekolah terkait bersedia ikut terlibat dalam penyusunan instrumen, selain itu guru juga bersedia menjadi pelaksana dalam penelitian. Pada minggu ke 2 bulan April peneliti mulai mencari sekolah yang bersedia menjadi tempat dilaksanakannya penelitian ini. Akhirnya didapatkan sekolah SMP X, kelas yang didapatkan adalah kelas VII dikarenakan guru fisika kelas VII yang bersedia menerima penelitian ini. Setelah mendapatkan guru yang bersedia ikut dalam penelitian ini, pada tanggal 11 mei 2013 peneliti mengundang guru untuk berdiskusi mengenai garis besar penelitian dengan dibimbing oleh dosen pembimbing. Selanjutnya, peneliti bersama dengan guru menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian. Akhirnya dipilih pokok bahasan massa jenis karena materi pada semester ganjil SMP pokok bahasan massa jenis dirasa paling menarik, menarik karena di dalam materi itu terdapat materi penerapan dan perhitungan yang seimbang selain itu dengan pokok bahasan ini penerapan dapat segera terlaksana karena pokok bahasan akan dipelajari pada pertengahan semester.
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun RPP materi massa jenis dengan pendekatan UbD. Penyusunan RPP ini dikerjakan bersama dengan guru, setelah itu dikonfirmasikan dengan dosen pembimbing. Kendala yang cukup sulit dalam penyusunan RPP adalah menentukan hasil akhir yang diinginkan yang meliputi tujuan utama, pemahaman yang ingin dicapai siswa dan pertanyaan pokok, sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah hasil kahir yang diinginkan ditentukan, dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran yang tepat dan kontekstual. Langkah pembelajaran dalam pendekatan UbD
ini menggunakan panduan WHERE TO. Penentuan bukti
pembelajaran dan langkah pembelajaran harus sesuai dengan hasil akhir yang diinginkan. Untuk memandu siswa dalam proses pembelajaran dibuat juga Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS dibuat berdasarkan bukti evaluasi dan langkah pembelajaran yang telah ditentukan. Guru juga ikut membantu dalam penyusunan LKS, yang kemudian dikonfirmasikan kepada dosen pembimbing.
A.2. Pelaksanaan Pembelajaran A.2.a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Penelitian dilaksanakan di kelas VII b SMP X. Penelitian ini dilaksanakan pada saat jam fisika di kelas. Pembelajaran berlangsung dua kali pertemuan selama 2 x 40 menit per pertemuan. Pertemuan pertama pada tanggal 24 September 2013 pukul 11:30 WIB sampai pukul 12:50 WIB dan pertemuan kedua pada tanggal 25 September 2013 pukul 8:40 WIB sampai pukul 10:00 WIB.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Proses pembelajaran dilakukan oleh guru fisika dan peneliti sebagai observer keaktifan belajar siswa. Observasi keaktifan belajar siswa berdasarkan indikator keaktifan yang telah dibuat dan diobservasi selama pembelajaran materi massa jenis berlangsung. Proses pembelajaran benar-benar disesuaikan dengan rencana yang telah dipersiapkan (RPP), agar sesuai maka dibantu dengan panduan lembar kerja siswa (LKS). Siswa dibagi dalam 8 kelompok dan tiap kelompok berjumlah 4 orang. Setiap kelompok diharapkan dapat melaksanakan pembelajaran dan bekerjasama dengan baik.
A.2.b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Kontrol Kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol adalah kelas VII d SMP X. Pertemuan pertama pada tanggal 24 September 2013 dan pertemuan kedua pada tanggal 30 September 2013. Proses pembelajaran pada kelas kontrol ini menggunakan panduan RPP yang biasa sekolah gunakan.
A.3. Evaluasi Pembelajaran Setelah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan UbD dilakukan maka pada minggu berikutnya pada tanggal 3 Oktober 2013 pada kelas eksperimen dilaksanakan evalusi pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada pukul 07.45 WIB sampai dengan pukul 8.45 WIB diikuti oleh seluruh siswa kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Selain pada kelas eksperimen, evaluasi juga diberikan pada kelas kontrol, hal ini dilakukan untuk menganalisis apakah pembelajaran dengan pendekatan UbD lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran biasanya dalam pemahaman. Evaluasi pada kelas kontrol dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2013, evaluasi dilakukan pada pukul 10.15 WIB sampai dengan pukul 11.15 WIB diikuti oleh seluruh siswa kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa.
B. DATA PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN B.1.
Penerapan
Pendekatan
UbD
dalam
Penyusunan
Rancangan
Pembelajaran. UbD merupakan pendekatan dalam menyusun rancangan pembelajaran untuk mengusahakan peningkatan pemahaman siswa. Hal pertama yang dilakukan adalah merumuskan hasil yang diinginkan yang meliputi tujuan utama, pemahaman yang ingin dicapai siswa dan pertanyaan pokok. Setelah hasil akhir yang diinginkan dirumuskan, dilanjutkan menentukan bukti pembelajaran yang kontekstual dan langkah pembelajaran yang sesuai dengan hasil akhir yang diinginkan. Dalam menyusun langkah pembelajaran digunakan panduan “WHERE TO”. Selain itu di dalam proses pembelajaran siswa harus didorong pada tingkat berpikir yang lebih tinggi. Berikut adalah kelebihan dari rancangan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD: Mengutamakan kekonsistenan langkah pembelajaran dan soal evaluasi dengan tujuan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Sangat jelas hasil akhir apa yang akan dan ingin dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses pembalajaran. Langkah pembelajaran disusun dengan WHERE TO dan soal dibuat sesuai dengan tujuan utama dam pemahaman yang ingin dicapai serta kontekstual. Dalam proses pembelajaran siswa berada pada pemikiran yang lebih tinggi. Berikut adalah kendala penyusunan dan penerapan rancangan perencanaan pembelajaran dengan pendekatan UbD: Dibutuhkan waktu yang relatif cukup lama dalam penyusunan RPP, khususnya dalam penentuan hasil akhir yang diinginkan. Sekolah terbiasa terpaku dengan satu sumber belajar, sedangkan UbD membutuhkan banyak referensi agar mendapatkan bukti pembelajaran dan langkah pembelajaran yang tepat. Pelaksanaan
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
UbD
membutuhkan jam yang lebih banyak dari yang ditentukan, sehingga jadwal materi lain ikut mundur.
B.2. Data Penelitian, Analisis Dan Pembahasan B.2.a. Pemahaman Awal Siswa B.2.a.1). Data Nilai Ebtanas Murni (NEM) IPA SD Siswa NEM IPA digunakan sebagai tolok ukur pemahaman awal kelas ekperimen dan kelas kontrol. Daftar NEM IPA SD siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a) Kelas ekperimen Tabel 3.1 data NEM IPA SD kelas eksperimen NO. URUT 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16
NEM IPA 9.5 8.5 9.25 9.5 9.25 9.5 9 10 9.25 9.25 9.5 9.5 9.5 9.5 9 9
NO. URUT 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NEM IPA 9.25 9.75 9.75 9.75 8.25 9.5 10 9.25 9.25 9.25 9.75 9.5 9.5 9 8.75 9.25
b) Kelas kontrol Tabel 3.2 daftar NEM IPA SD kelas kontrol NO. URUT 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15
NEM IPA 9 7.75 9.5 9.25 10 9.75 9.5 9.25 9.25 9.25 9 9.5 9.5 9.25 9.25
NO. URUT 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
NEM IPA 8.75 9.5 9.75 9.25 10 9.25 7.75 8.75 9.25 8.75 9.5 10 9.5 9.5 8.25
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
NO. URUT 16
NEM IPA
NO. URUT 32
9
67
NEM IPA 8.25
B.2.a.2). Analisis Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD Untuk mengetahui apakah NEM dari kedua kelas berbeda atau tidak, maka nilai NEM dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent sample test). Berdasarkan tabel 3.1 dan tabel 3.2 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut: Tabel 3.3 Hasil statistik perbandingan NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas kontrol Group Statistics KELAS N Eksperimen 32 NILAI Kontrol 32 Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig.
NILAI
Equal 2.416 variances assumed Equal variances not assumed
Mean 9.3359 9.1875
Std. Deviation .38421 .56796
Std. Error Mean .06792 .10040
t-test for Equality of Means
t
Df
Sig. Mean (2Differe tailed) nce
Std. Error Differe nce
.125 1.225
62
.225
.14844
.12122
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -.09387 .39075
54.460
.226
.14844
.12122
-.09454
1.225
.39142
Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut: Mean kelas eksperimen = 9,3395 dan mean kelas kontrol = 9,1875 Probabilitas (p) = 0,225 > 0,05
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
B.2.a.3). Pembahasan Keadaan Pemahaman Awal Siswa Berdasarkan NEM IPA SD Berdasarkan hasil analisis yang diuji dengan test-T untuk kelompok independen diketahui bahwa mean kelas eksperimen dan kelas kontrol hampir sama, dengan probabilitas 0,225 > 0,05; hal ini menunjukkan bahwa rata-rata NEM IPA SD kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menyatakan bahwa tingkat kemampuan awal antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak berbeda secara signifikan.
B.2.b. Pemahaman Akhir Siswa B.2.b.1). Data Nilai Evaluasi Akhir Nilai evaluasi akhir adalah hasil pemahaman siswa selama mengikuti proses pembelajaran materi massa jenis. Hasil evaluasi akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut: a) Kelas Eksperimen Tabel 3.4 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas eksperimen Skor untuk Setiap Soal Kode Siswa 01 02 03 04 05 06 07 08
Pilihan Ganda (1) – (10) 9 10 10 8 9 10 10 10
(1) 4.5 5.5 5.5 6 5 6 5 6
Uraian (2) 2.5 4 1.5 2 4 2 4 2
Jumlah Nilai Skor Akhir (3) 4 5 5 5 5 5 5 5
20 24.5 22 20 23 23 24 23
80 98 88 80 92 92 96 92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Skor untuk Setiap Soal Kode Siswa 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Pilihan Ganda (1) – (10) 10 9 9 10 10 10 10 10 10 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
(1) 5.5 4 5 3.5 4 5.5 3.5 5.5 6 6 6 4.5 6 5.5 5 5.5 5 5.5 6 6 6 4.5 5 6
Uraian (2) 1.5 1.5 2 1 4 2.5 1 2.5 1.5 2 4 4 1.5 2 4 4 1.5 1.5 3.5 1.5 4 4 1 3.5
Jumlah Nilai Skor Akhir (3) 2.5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5
19.5 18.5 20 19.5 23 23 18.5 23 22.5 22 25 22.5 22.5 22.5 22 24.5 21.5 22 24.5 22.5 25 23.5 21 24.5
78 74 80 78 92 92 74 92 90 88 100 90 90 90 88 98 86 88 98 90 100 94 84 98
b) Kelas Kontrol Tabel 3.5 Distribusi skor soal evaluasi akhir siswa untuk setiap soal untuk kelas kontrol Skor untuk Setiap Soal Kode Uraian Siswa Pilihan Ganda (1) – (10) (1) (2) 01 8 4 1 02 9 4 1.5 03 9 3 2 04 9 5 2 05 9 6 1.5
Jumlah Nilai Skor Akhir (3) 4 5 4 5 4
17 19.5 18 21 20.5
68 78 72 84 82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Skor untuk Setiap Soal Kode Uraian Siswa Pilihan Ganda (1) – (10) (1) (2) 06 8 5.5 2 07 9 4.5 2.5 08 8 5 2 09 10 5.5 2 10 9 5.5 2 11 8 5 1 12 8 4 2 13 8 5.5 1.5 14 9 6 1 15 8 4 2 16 10 5 1.5 17 9 4.5 0.5 18 10 4.5 0.5 19 9 4.5 2.5 20 8 2.5 1 21 10 4 1.5 22 10 4.5 1.5 23 6 3 1.5 24 10 6 2.5 25 10 5 1.5 26 10 5 1.5 27 9 4.5 1.5 28 9 4 3 29 10 5 1.5 30 10 4.5 0.5 31 10 6 2 32 10 5.5 2.5
Jumlah Nilai Skor Akhir (3) 5 3.5 5 5 3.5 2 2.5 3 3 3.5 5 3 4 5 5 5 3.5 3 3.5 5 5 4 5 3 5 5 5
20.5 19.5 20 22.5 20 16 16.5 18 19 17.5 21.5 17 19 21 16.5 20.5 19.5 13.5 22 21.5 21.5 19 21 18.5 20 23 23
82 78 80 90 80 64 66 72 76 70 86 68 76 84 66 82 78 54 88 86 86 76 84 74 80 92 92
B.2.b.2). Analisis Pemahaman Akhir Siswa B.2.b.2).a). Analisis Nilai Akhir Evaluasi Tabel 3.6 Nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol
No. 1. 2. 3.
Nilai akhir Kelas Ketuntasan Kelas Eksperimen Kontrol Tuntas 80 68 Tuntas 98 78 Tuntas 88 72
Ketuntasan Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Kelas Eksperimen 80 92 92 96 92 78 74 80 78 92 92 74 92 90 88 100 90 90 90 88 98 86 88 98 90 100 94 84 98
Nilai akhir Ketuntasan Kelas Kontrol Tuntas 84 Tuntas 82 Tuntas 82 Tuntas 78 Tuntas 80 Tuntas 90 Tidak Tuntas 80 Tuntas 64 Tuntas 66 Tuntas 72 Tuntas 76 Tidak Tuntas 70 Tuntas 86 Tuntas 68 Tuntas 76 Tuntas 84 Tuntas 66 Tuntas 82 Tuntas 78 Tuntas 54 Tuntas 88 Tuntas 86 Tuntas 86 Tuntas 76 Tuntas 84 Tuntas 74 Tuntas 80 Tuntas 92 Tuntas 92
71
Ketuntasan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Untuk mengetahui apakah pemahaman siswa melalui nilai akhir dari kedua kelas berbeda atau tidak, maka nilai akhir dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent sample test). Berdasarkan tabel 3.6 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Tabel 3.7 Hasil statistik perbandingan nilai akhir evaluasi kelas eksperimen dan kelas kontrol Group Statistics KELAS N Mean Std. Deviation Eksperimen 32 89.0625 7.34380 NILAI Kontrol 32 77.9375 8.83518 Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean (2Differenc taile e d) Equal .974 .327 variances assumed NILAI Equal variances not assumed
Std. Error Mean 1.29821 1.56185
Std. Error Differenc e
5.478
62
.000
11.12500
2.03095
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 7.06519 15.18481
5.478
59.995
.000
11.12500
2.03095
7.06249 15.18751
Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut: Mean kelas eksperimen = 89,0625 dan mean kelas kontrol = 77,9375 Probabilitas (p) = 0,000 < 0,05 Berdasarkan hasil analisis diketahui mean kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang berarti pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, selain itu diperoleh p 0,000 < 0,05; hal ini menunjukkan kedua rata-rata (mean) nilai akhir evaluasi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda, yang berarti pemahaman siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan melihat nilai akhir evaluasi terdapat 30 siswa dari 32 siswa pada kelas eksperimen tuntas memenuhi KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 78.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Hal ini berarti 93,75 % siswa kelas eksperimen tuntas. Pada kelas kontrol terdapat 19 siswa dari 32 siswa yang tuntas memenuhi KKM. Hal ini berarti 59,375 % siswa kelas kontrol tuntas.
B.2.b.2).b). Analisis Skor Pilihan Ganda Tabel 3.8 Skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No. Skor Skor Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan (%) (%) 1. 9 90 Tuntas 8 80 Tuntas 2. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 3. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 4. 8 80 Tuntas 9 90 Tuntas 5. 9 90 Tuntas 9 90 Tuntas 6. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas 7. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 8. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas 9. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 10. 9 90 Tuntas 9 90 Tuntas 11. 9 90 Tuntas 8 80 Tuntas 12. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas 13. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas 14. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 15. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas 16. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 17. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 18. 9 90 Tuntas 10 100 Tuntas 19. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 20. 10 100 Tuntas 8 80 Tuntas 21. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 22. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 23. 10 100 Tuntas 6 60 Tidak Tuntas 24. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 25. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 26. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 27. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 28. 10 100 Tuntas 9 90 Tuntas 29. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Skor Hasil Evaluasi Pilihan Ganda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol No. Skor Skor Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan (%) (%) 30. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 31. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas 32. 10 100 Tuntas 10 100 Tuntas
Untuk mengetahui apakah skor pilihan ganda dari kedua kelas berbeda atau tidak, maka nilai akhir dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent sample test). Berdasarkan tabel 3.8 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut: Tabel 3.9 Hasil statistik perbandingan skor pilihan ganda kelas eksperimen dan kelas kontrol Group Statistics KELAS N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Eksperimen 32 97.8125 4.90844 .86770 NILAI Kontrol 32 90.3125 9.66683 1.70887 Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. 95% Confidence (2Differenc Error Interval of the tailed) e Differen Difference ce Lower Upper Equal 8.813 .004 3.913 62 .000 7.50000 1.91654 3.66889 11.33111 variances assumed NILAI Equal 3.913 45.989 .000 7.50000 1.91654 3.64217 11.35783 variances not assumed
Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut: Mean kelas eksperimen = 91,8125 dan mean kelas kontrol = 90,3125 Probabilitas (p) = 0,000 < 0,05
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Berdasarkan hasil analisis diketahui mean kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang berarti pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, selain itu diperoleh p 0,000 < 0,05; hal ini menunjukkan kedua rata-rata (mean) skor pilihan ganda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda, yang berarti pemahaman siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan melihat skor pilihan ganda diketahui bahwa semua siswa pada kelas eksperimen tuntas memenuhi KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 78. Hal ini berarti 100 % siswa kelas eksperimen tuntas. Pada kelas kontrol terdapat 31 siswa dari 32 siswa yang tuntas memenuhi KKM. Hal ini berarti 96,875 % siswa kelas kontrol tuntas.
B.2.b.2).c). Analisis Skor Uraian Tabel 3.10 Skor uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Skor Hasil Evaluasi Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan (%) (%) 11 73.33 60.00 Tidak Tuntas Tidak Tuntas 9 14.5 96.67 Tuntas 10.5 70.00 Tidak Tuntas 12 80.00 Tuntas 9 60.00 Tidak Tuntas 13 86.67 Tuntas 12 80.00 Tuntas 14 93.33 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas 13 86.67 Tuntas 12.5 83.33 Tuntas 14 93.33 Tuntas 10.5 70.00 Tidak Tuntas 13 86.67 Tuntas 12 80.00 Tuntas 9.5 63.33 83.33 Tuntas Tidak Tuntas 12.5 9.5 63.33 73.33 Tidak Tuntas Tidak Tuntas 11 11 73.33 53.33 Tidak Tuntas Tidak Tuntas 8 9.5 63.33 56.67 Tidak Tuntas Tidak Tuntas 8.5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
76
Skor Hasil Evaluasi Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Skor Skor Skor Ketuntasan Skor Ketuntasan (%) (%) 13 86.67 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas 13 86.67 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas 8.5 56.67 63.33 Tidak Tuntas Tidak Tuntas 9.5 13 86.67 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas 12.5 83.33 Tuntas 8 53.33 Tidak Tuntas 13 86.67 Tuntas 9 60.00 Tidak Tuntas 15 100.00 Tuntas 12 80.00 Tuntas 12.5 83.33 Tuntas 8.5 56.67 Tidak Tuntas 12.5 83.33 Tuntas 10.5 70.00 Tidak Tuntas 12.5 83.33 Tuntas 9.5 63.33 Tidak Tuntas 12 80.00 Tuntas 7.5 50.00 Tidak Tuntas 14.5 96.67 Tuntas 12 80.00 Tuntas 11.5 76.67 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas 12 80.00 Tuntas 11.5 76.67 Tidak Tuntas 14.5 96.67 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas 12.5 83.33 Tuntas 12 80.00 Tuntas 15 100.00 Tuntas 9.5 63.33 Tidak Tuntas 13.5 90.00 Tuntas 10 66.67 Tidak Tuntas 11 73.33 86.67 Tuntas Tidak Tuntas 13 14.5 96.67 Tuntas 13 86.67 Tuntas
Untuk mengetahui apakah skor uraian dari kedua kelas berbeda atau tidak, maka nilai akhir dianalisis dengan uji-t sampel independen (independent sample test). Berdasarkan tabel 3.10 diperoleh hasil uji-t sebagai berikut: Tabel 3.11 Hasil statistik perbandingan nilai uraian kelas eksperimen dan kelas kontrol Group Statistics KELAS Eksperimen NILAI Kontrol
N 32 32
Mean 83.4375 69.8958
Std. Deviation 11.18385 10.45504
Std. Error Mean 1.97704 1.84821
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Independent Samples Test Levene's t-test for Equality of Means Test for Equality of Variances F Sig. t df Sig. Mean (2Differenc taile e d) Equal variances assumed NILAI Equal variances not assumed
.072
.790
5.004
62
.000
5.004
61.721 .000
77
Std. Error Differen ce
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 13.54167 2.70639 8.13166 18.95167
13.54167 2.70639 8.13117
18.95216
Dari data perhitungan statistik diatas maka didapatkan hasil sebagai berikut: Mean kelas eksperimen = 83,4375 dan mean kelas kontrol = 68,8958 Probabilitas (p) = 0,000 < 0,05 Berdasarkan hasil analisis diketahui mean kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol yang berarti pemahaman kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol, selain itu diperoleh p 0,000 < 0,05; hal ini menunjukkan kedua rata-rata (mean) skor uraian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda secara signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah berbeda, yang berarti pemahaman siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan melihat nilai akhir evaluasi terdapat 25 siswa dari 32 siswa pada kelas eksperimen tuntas memenuhi KKM yaitu lebih dari atau sama dengan 78. Hal ini berarti 78,125 % siswa kelas eksperimen tuntas. Pada kelas kontrol terdapat 9 siswa dari 32 siswa yang tuntas memenuhi KKM. Hal ini berarti 28,125 % siswa kelas kontrol tuntas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
B.2.b.3). Pembahasan Pemahaman Akhir Siswa Dari hasil analisis hasil evaluasi akhir diketahui bahwa baik secara keseluruhan, hanya pilihan ganda maupun hanya uraian nilai mean kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan juga terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil (mean) kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti pemahaman siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Secara keseluruhan untuk nilai evaluasi akhir menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol dalam pemahamannya. Selain itu dalam hal ketuntasan belajar kelas eksperimen juga lebih baik dari kelas kontrol yaitu 93,75 % siswa kelas eksperimen tuntas dan 59,375 % siswa kelas kontrol tuntas. Dalam evaluasi akhir terdapat dua bentuk soal yaitu pilihan ganda dan uraian. Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang digunakan oleh sekolah dan soal uraian dibuat oleh peneliti dengan meningkatkan tingkat kesulitan soal. Menurut hasil analisis baik soal bentuk pilihan ganda maupun uraian kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Dari hasil analisis pada soal pilihan ganda diketahui bahwa kelas eksperimen lebih banyak yang tuntas dibandingkan dengan kelas kontrol, yaitu 100 % siswa tuntas untuk kelas eksperimen dan 96,875 % siswa yang tuntas pada kelas kontrol. Hal ini berarti semua siswa kelas eksperimen mencapai angka ketuntasan, sedangkan untuk kelas kontrol terdapat satu siswa yang tidak tuntas. Untuk soal bentuk uraian 78,125 % siswa kelas eksperimen tuntas, sedangkan 28,125 % siswa kelas kontrol tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa kelas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
eksperimen lebih baik dalam mengerjakan soal uraian yang lebih sulit dari soal pilihan ganda. Pada pelajaran fisika di sekolah biasanya siswa mampu mencapai KKM, namun itu dengan bentuk soal pilihan ganda. Pada penelitian ini jika dinilai hanya dengan soal pilihan ganda maka pada kedua kelas hanya satu yang tidak tuntas. Untuk pelajaran fisika bentuk soal uraian lebih baik dibandingkan soal pilihan ganda, karena uraian dapat secara jelas mengukur pemahaman siswa sedangkan pada soal bentuk pilihan ganda siswa masih dapat dengan sistem menebak saja. Dalam
penelitian
ini
kelas
eksperimen
lebih
memahami
materi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang artinya pembelajaran pada kelas eksperimen lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran pada kelas kontrol, terbukti dari siswa kelas eksperimen dapat menyelesaikan soal uraian serta dapat menyelesaikan soal pilihan ganda lebih baik dari kelas kontrol. Selain itu ketuntasan KKM pada kelas eksperimen juga lebih baik dari kelas kontrol.
B.2.c. Keaktifan Belajar Siswa B.2.c.1). Data dan Analisis Keaktifan Siswa Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan belajar siswa dilakukan observasi terhadap tidakan / keterlibatan siswa sesuai dengan indikator yang telah dibuat. Hasil observasi keaktifan belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.12 Observasi keaktifan belajar siswa Jenis Keterlibatan Kode Siswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
B1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C B2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D D3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
D4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
F √ √ √ √ -
Persentase Total Keterlibatan Keterlibatan (%) 10 77 12 92 12 92 12 92 13 100 9 69 12 92 11 85 12 92 12 92 13 100 12 92 9 69 12 92 11 85 11 85 12 92 12 92 13 100 12 92 12 92 10 77
80
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A
B
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jenis Keterlibatan Kode Siswa 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A √ √ √ √ √ √ √
B B1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C B2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √
C2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D D3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
E √ √ √ √ √ √ √ √
F -
Persentase Total Keterlibatan Keterlibatan (%) 12 92 12 92 11 85 11 85 11 85 12 92 12 92 9 69 12 92 12 92 Rata-rata : 88
Keterangan : Nilai persen (%) merupakan hasil pembulatan; kurang dari 0,5 dihilangkan; 0,5 atau lebih dijadikan 1.
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
B.2.c.2). Pembahasan Keaktifan Siswa Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa adalah 88 %. maka dapat dikatakan bahwa kriteria keaktifan belajar siswa kelas eksperimen adalah sangat tinggi.
B.3. Tanggapan Guru Berdasarkan hasil wawancara maka tanggapan guru terhadap UbD dapat disimpulkan sebagai berikut (Transkip hasil wawancara terlampir pada lampiran B5 hal 169): 1) Kelebihan dan kekurangan pendekatan UbD Kelebihan pendekatan UbD: Evaluasi pembelajaran dan langkah pembelajaran menjadi sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru dapat dengan leluasa menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan keadaan sekolah. Dalam pembelajaran dengan pendekatan UbD menggunakan LKS buatan sendiri, dengan LKS buatan sendiri maka siswa akan lebih mudah memahami. Menggunakan evaluasi pembelajaran yang tepat, dan kontekstual untuk mengukur pemahaman siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
Kekurangan pendekatan UbD: Saat siswa dibebaskan (inkuiri) dalam proses pembelajaran siswa cenderung tidak teratur, sehingga guru harus pandai mengendalikan keadaan siswa. Waktu persiapan, khususnya bagi yang sudah menjadi seorang guru karena waktu yang dimiliki guru sedikit. Waktu proses pembelajaran juga menjadi lebih lama sehingga sulit mengatur jumlah jam untuk tiap materi, namun secara pribadi terus terang lebih senang mundur sedikit tapi siswa nya lebih paham daripada menggunakan waktu yang sesuai tapi hasilnya tidak maksimal. 2) Efektivitas pembelajaran dengan pendekatan UbD terhadap hasil belajar siswa Pemahaman siswa meningkat, terbukti dengan perbedaan nilai evaluasi akhir antara kelas eksperimen yang lebih baik dari kelas kontrol. 3) Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan UbD terhadap keaktifan siswa Keaktifan siswa meningkat. 4) Penerapan UbD Tahun depan bersama teman-teman akan kerkolaborasi mencoba menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
C. KETERBATASAN PENETILIAN Penelitiana ini memiliki keterbatasan yang dijumpai oleh peneliti, antara lain : 1. Pendekatan Understanding by Design ini merupakan hal baru bagi guru dan peneliti, sehingga tidak ada penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan pembanding dan panduan. 2. Penggunaan LKS sebagai panduan belajar siswa diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran dengan pendekatan UbD yang kondusif . Akan tetapi pada kenyataannya pada saat pembelajaran kondisi siswa agak ramai, dikarenakan waktu yang dibutuhkan siswa
menyelesaikan tugas
dalam LKS tidak sama. maka diperlukan strategi lain agar suasana pembelajaran tetap kondisif. 3. Waktu pembelajaran dengan pendekatan UbD berkurang 10 menit tiap 1 jam pelajaran dikarenakan bertepatan dengan bulan puasa, sehingga kegiatan siswa terbatas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan pelaksanaan penelitian serta analisis data dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Rancangan Pembelajaran dengan Pendekatan Understanding by Design. a. Penyusunan
rancangan
pembelajaran
dengan
pendekatan
Understanding by Design diawali dengan perumusan hasil akhir yang ingin dicapai, yang meliputi tujuan utama, pemahaman yang ingin dicapai, dan pertanyaan dasar/pokok materi kemudian dilanjutkan dengan menentukan bukti pembelajaran dan lagkah pembelajaran yang tepat dan kontekstual. b. Langkah pembelajaran disusun dengan pedoman “WHERE TO”.
2. Efektivitas Pembelajaran Pembelajaran materi massa jenis dengan pendekatan Understanding by Design lebih efektif dari pembelajaran konvensional SMP X, terbukti dari kelas eksperimen memiliki rata-rata pemahaman dan ketuntasan belajar lebih baik daripada kelas kontrol baik secara keseluruhan, pilihan ganda maupun uraian.
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
3. Keaktifan Belajar Siswa Rata-rata keaktifan belajar siswa kelas eksperimen (siswa kelas VII b SMP X) adalah 88 % yang berarti keaktifan siswa sangat tinggi.
B. SARAN Pada bagian akhir penulisan skripsi ini, peneliti memberikan beberapa saran agar penelitian mendatang lebih baik, yaitu: 1. Guru atau peneliti lain diharapkan dapat mencari cara yang lebih cepat dan tepat dalam penentuan langkah pertama rancangan pembelajaran dengan pendekatan UbD, yaitu hasil akhir yang diinginkan agar waktu yang diperlukan dalam penyusunan lebih cepat. 2. Guru atau peneliti lain harus mencari strategi lain untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga pembelajaran dengan pendekatan UbD terlaksana dengan baik. 3. Dalam pelaksanaan penelitian perlu diusahakan agar pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. ____________. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Bosak, Susan V. 2011. Mengenal Sains. Jakarta Barat : PT Indeks Permata Puri Media. Budi, Kartika. 2001. Berbagai Strategi untuk Melibatkan Siswa Secara Aktif dalam Proses Pembelajaran Fisika di SMU, Efektivitasnya, dan Sikap Mereka pada Strategi Tersebut. Widya Mandala, Edisi April 2001. Clayton, Susan. 2011. Understanding by Design: Designing Learning, Assesment and Teaching for Understandinng. hal: 63-66, Vol: 16. Hamalik, H Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Kanginan, Marthen. 2007. IPA Fisika untuk Kelas VII. Jakarta : Erlangga. Longman, A.W. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Education Objevtives. A Briged Edition, Inc. McTinghe, Jay and Seif, Elliott. A Summary of Underlying Theory and Resarch Base for Understanding by Design. UbD Research Base. Setyosari, Punaji. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana Predana Media Group.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Sudrajat, akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran diakses tanggal 21 juni 2013, jam 1:43 pm dari
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-
metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Penerbit USD. ___________. 2007. Kajian & Pengantar Kurikulum IPA SMP & MT. Yogyakarta : Penerbit USD. Widodo, Ari. 2006. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, Buletin Puspendik. 3(2), 18-29. Wiggins, Grant and McTinghe, Jay. 2006. Understanding by Design. New Jersey : Pearson Education. Wiggins,
Grant.
Overview
of
UbD
&
the
Design
Template.
2005.
http://www.grantwiggins.org/documents/UbDQuikvue1005.pdf. Zukaf, Gary. 2003. Makna Fisika Baru dalam Kehidupan. Yogyakarta : Kreasi Wacana Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Lampiran A1. RPP dengan Pendekatan UbD RENCANA PELAKSANAAN PEMBALAJARAN DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN
Sekolah
: SMP X
Kelas/Semester
: VII/I
Mata Pelajaran
: Fisika
Alokasi Waktu
: 4 x 40 Menit (2 x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
:
3. Memahami wujut zat dan perubahannya B. Kompetensi Dasar
:
3.2. Mendeskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari C. Metode Pembelajaran : Eksperimen Diskusi Kelompok HASIL AKHIR YANG DIINGINKAN Tujuan Utama 1. Menjelaskan pengertian massa jenis dengan tepat. (C2) 2. Menjelaskan aplikasi konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C2) 3. Mengaplikasikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari. (C3) Pertanyaan Utama 1. Apa itu massa jenis? 2. Mengapa kita harus belajar massa jenis? Apa manfaat massa jenis dalam kehidupan sehari-hari? 3. Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi? Pemahaman Siswa akan memahami bahwa :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Massa jenis merupakan ciri khusus suatu zat yaitu hasil bagi antara massa zat dan volume zat. Melalui konsep massa jenis dapat menentukan jenis suatu zat. Peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dipengaruhi oleh massa jenis zat. Siswa akan mengetahui :
Siswa akan dapat / mampu:
1. Pengertian masssa jenis.
1. Menyelesaikan persoalan mengenai
2. Cara menentukan massa jenis suatu zat.
massa jenis zat. 2. Menjelaskan
3. Persamaan massa jenis. 4. Manfaat
massa
manfaat/aplikasi
massa jenis zat.
jenis
dalam
kehidupan.
3. Mengaplikasikan
konsep
massa
jenis dalam kehidupan.. BUKTI PENILAIAN
Tugas performa
Bukti Lain
1. Percobaan “Penentuan Massa Jenis”
–
Siswa
menentukan
1. Latihan soal (LKS hal. 4 dan LKS hal. 10-11)
massa jenis suatu zat, kemudian
2. Pekerjaan rumah (LKS hal. 5)
merumuskan persamaan massa
3. Evaluasi akhir
jenis.
Selain
itu
siswa
mengetahui bahwa massa jenis merupakan
ciri
khas
suatu
zat/benda. 2. Domonstrasi “Benda Apa Ini” – Siswa menentukan langkah / cara untuk menentukan jennis zat / benda yang belum dketahui. 3. Percobaan “Density” – Siswa memahami
mengapa
terjadi
peristiwa terapung, melayang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dan
tenggelam.
91
Siswa
mengaplikasikan konsep massa jenis
untuk
membuat
menunjukkan terapung,
dan
peristiwa melayang
dan
tenggelam. PERENCANAAN PENGALAMAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA : 1. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa mengenai massa jenis. (apa persamaan antara minyak dan air? Bagaimana cara kalian membuktikan bahwa emas yang kalian atau ibu kalian miliki adalah asli?). H 2. Geru mengutarakan tujuan utama pembelajaran yang akan dicapai dalam proses belajar mengenai materi massa jenis. 3. Guru bersama dengan siswa mengingat kembali cara menghitung massa zat dan volume zat. R 4. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, dengan masing-masing kelompok berjumlah 4 siswa. O 5. Guru memandu siswa untuk melakukan percobaan “Penentuan Massa Jenis” dan meminta siswa untuk mengikuti panduan LKS (mengikuti langkah percobaan, melengkapi tabel dan menuliskan kesimpulan). E-1, R 6. Setiap kelompok mempresentasikan hasil dan kesimpulan percobaan dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Melakukan diskusi kelas untuk merubah satuan massa jenis dari satuan MKS ke CGS dan sebaliknya, serta cara merubah bentuk persamaan. E-1 9. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode tutorial teman sebaya). E-2 10. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
11. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R 12. Guru memberikan pekerjaan rumah. R
PERTEMUAN KEDUA : 1. Siswa memaparkan hasil pekerjaan rumah (kemungkinan siswa banyak yang tidak dapat menjawab dengan benar maka guru meminta siswa memperhatikan pelajaran hari ini agar memperbaiki jawaban yang tepat untuk pekerjaan rumah). R 2. Guru memberikan pertanyaan menarik untuk memancing keingintahuan siswa (Mengapa minyak dan air tidak dapat menyatu? Benda apa yang dapat terapung, melayag dan tenggelam dalam air? Mengapa peristiwa terapung, melayang dan tenggelam dapat terjadi?). H 3. Melakukan diskusi kelas untuk melakukan demonstrasi “Benda Apa Ini” (pendemo adalah perwakilan siswa). E-1 4. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil demonstrasi dan meminta siswa memperbaiki pekerjaan rumah. R 5. Kelompok melakukan percobaan “Density” dengan panduan LKS dan menjawab pertanyaan pada LKS (kelompok sama dengan pertemuan pertama). E-1 6. Tiap kelompok memaparkan hasil percobaan yang telah dilakukan (bergantian per-satu pertanyaan) dan kelompok lain menanggapi. R 7. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil percobaan. R 8. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan soal pada LKS (metode tutorial teman sebaya). E-2 9. Kelompok memaparkan hasil pekerjaan (sistem acak) dan siswa lain menanggapi. R 10. Melakukan diskusi kelas untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang didapatkan melalui pertanyaan. R
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Yogyakarta,
September 2013
Mengetahui, Kepala SMP,
Guru Pamong,
(__________________)
(Dewi)
Dosen Pembimbing,
Peneliti,
(Drs. T. Sarkim M.Ed., Ph.D.)
(A. Noven Yovinda)
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran A2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran A3. Daftar NEM IPA SD
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran A4. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa Aspek Interpretasi
Indikator keaktifan
Kode
Siswa mengungkapkan ide atau pendapat. Siswa membuat kesimpulan hasil percobaan.
A
Siswa melakukan percobaan.
C
B
Aplikasi Siswa menyelesaikan latihan soal.
D
Empati
Siswa bekerjasama dengan baik dalam kelompok.
E
Sudut pandang
Siswa mengajukan pertanyaan.
F
Keaktifan/tindakan siswa Mengisi kesimpulan percobaan 1 (massa jenis) Mengisi kesimpulan percobaan 2 (Density) Siswa terlibat aktif dalam percobaan 1 (massa jenis) Siswa terlibat aktif dalam percobaan 2 (Density) Siswa mengerjakan latihan soal D1 Siswa mengerjakan latihan soal D2 Siswa mengerjakan pekerjaan rumah D3 Siswa mengerjakan latihan soal D4 Siswa mengerjakan latihan soal D5 Siswa mengerjakan latihan soal D6
Sub Kode B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI MASSA JENIS DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN
Kode Siswa A
B
C
D
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6
E
Persentase Keaktifan Per-siswa
F
107
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Total Keaktifan Persiswa
Jenis Keaktifan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Total Keaktifan Persiswa
Jenis Keaktifan
Kode Siswa A
B
C
D
B1 B2 C1 C2 D1 D2 D3 D4 D5 D6
E
Persentase Keaktifan Per-siswa
F
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Rata-rata :
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Lampiran A5. RPP Sekolah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP X
Kelas/Semester
: VII / I
Mata Pelajaran
: IPA (Ilmu Pengetahuan Alam )
Alokasi waktu
: 2 x 2 pertemuan
Standar Kompetensi : 3. Memahami wujud zat dan perubahannnya Kompetensi Dasar sehari- hari
: 3.2. Mendiskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan
A. Indikator 1. Mengukur massa dan volume dari berbagai zat padat dan zat cair. 2. Menghitung massa jenis suatu zat berdasarkan pengukuran dan membandingkan dengan data (table) yang telah tersedia dalam buku. 3. Menyimpulkan dari percobaan, bahwa massa jenis suatu zat merupakan ciri bekas suatu zat. 4. Mengaplikasikan konsep massa jenis untuk pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. B. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat: 1. Menjelaskan pengertian massa jenis 2. Menggunakan peralatan untuk menentukan massa jenis zat dengan teliti dan hati-hati. 3. Menghitung besarnya massa jenis zat dengan cermat dan teliti 4. Menyebutkan peralatan yang berdasarkan prinsip massa jenis C. Materi Pembelajaran Massa jenis zat Massa jenis suatu zat adalah perbandingan antara massa dan volume benda, saruannya kg/m3. Massa jenis zat bergantung pada jenis zatnya tetapi tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
bergantung pada massa dan volumenya, maka massa jenis merupakan cirri khas suatu benda. Apabila massa adalah m, stuannya kg, g, Volume adalah v, satuannya m3, cm3, Massa jenis dilambangkan dengan ρ, satuannya kg/m3 atau g/cm3, maka dapat dirumuskan:
D. Metode Pembelajaran 1. Model
: Direct Instructions dan Kooperatif Learning
2. Metode
: Diskusi Kelompok dan Eksperimen
E. Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama Kegiatan Pendahuluan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Berdoa untuk mengawali pelajaran (religius) Mengabsen kehadiran siswa (disiplin) Motivasi dan apresepsi Apakah setiap benda yang massanya sama volume juga sama ? Prasyarat pengetahuan Apakah satuan massa jenis ? Termasuk besaran apakah massa jenis itu ? Pra Eksperimen Sebelum melakukan percobaan perhatikan ketentuan penggunaan alat
Kegiatan Inti Eksplorasi: Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. Elaborasi: Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1. Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok. 2. Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil neraca dua lengan, mistar, kayu, besi, alumunium, busa dan karet. 3. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan massa jenis sebagai ciri khas suatu zat. 4. Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen pengaruh massa dan volume benda terhadap massa jenisnya. 5. Guru memeriksa kegiatan eksperimen yang dilakukan oleh peserta didik apakah sudah dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. 6. Peserta didik mendiskusikan dengan kelompoknya untuk membuat kesimpulan dari data percobaan. 7. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. 8. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; 2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
2. Pertemuan Kedua Kegiatan Pendahuluan 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Motivasi dan apresepsi Mengapa batu dapat tenggelam ? Prasyarat pengetahuan Massa jenis setiap benda apakah selalu sama ? Pra Eksperimen Sebelum melakukan percobaan perhatikan ketentuan penggunaan alat
Kegiatan Inti Eksplorasi: Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1. melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2. menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3. memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4. melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5. memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan Elaborasi: Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan faktor-faktor yang mempengaruhi massa jenis suatu zat. 2. Guru memberikan contoh soal cara menghitung massa jenis suatu zat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
3. Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjawab soal mengenai massa jenis suatu zat di depan kelas, sedangkan peserta didik yang lain memperhatikannya. 4. Guru memberikan beberapa soal untuk dikerjakan oleh peserta didik. 5. Guru mengoreksi jawaban peserta didik apakah sudah benar atau belum. Jika masih ada peserta didik yang belum dapat menjawab dengan benar, guru dapat langsung memberikan bimbingan. 6. Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan aplikasi konsep massa jenis dalam kehi-dupan sehari-hari. 7. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal. 8. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya. Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa 2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: 1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; 2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; 3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; 4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; F. Sumber Belajar : 1. Buku Sains IKIP Malang 2. Buku Paket Sains , Depdiknas 3. LKS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Buku Referensi yang relevan 5. Alat-alat Praktikum
G. Penilaian hasil Belajar 1. Teknik: a. Tes Tertulis b. Tes Unjuk Kerja 2. Bentuk Instrumen Isian /Uraian Uji petik kerja prosedur 3. Contoh Instrumen Instrumen tes uraian INSTRUMEN PENILAIAN No 2.
Materi Soal Pokok 3.2. Massa 1. Apakah yang Jenis menyebabkan benda dapat terapung, tenggelam dan melayang ? 2. Apakah yang dimaksud massa jenis / rapat jenis zat ? 3. Mengapa besarnya massa jenis setiap zat berbeda ? 4. Air dalam gelas ukur volumenya 100 cm3, jika massa jenis air 1 gram/cm3. Berapa gram massa nya ? 5. Jelaskan secara singkat ! Bagaimana caranya mengetahui massa jenis batu yang bentuknya tak beraturan ?
Kunci
Skor
1. Besarnya massa jenis yg berbeda 2. Perbandingan antara massa dan volume benda 3. Karena jenis zat berbeda 4. m= 100 gram
2 2
2 2
5. Mengukur volume dng gelas ukur : massa batu
2
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
6.Dengan menggunakan alat ukur mistar , gelas ukur, neraca ohauss. Siswa diminta melakukan pengukuran massa jenis beberapa benda . Uji petik kerja prosedur Bagaimana besarnya massa jenis benda jika volume benda bertambah ? Buktikan jawabanmu ! Rubrik : No 1 2 3 4
Aspek Memilih alat dengan benar Melakukan kegiatan dengan prosedur yang benar Memperoleh data Membuat kesimpulan dengan benar Jumlah skor
Skor 2 4 2 2 10
Kalasaan, Juli 2013 Mengetahui, Kepala SMP X
Guru Mata Pelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
Lampiran A6. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis dari Sekolah SOAL ULANGAN MASSA JENIS
PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT! 01. Massa jenis atau kerapatan suatu zat merupakan perbandingan antara …. A. Berat dan volume
C. massa dan volume
B. Volume dan berat
D. Volume dan massa
02. Satuan di bawah ini yang menyatakan satuan massa jenis adalah …. A. g/cm 3
B. g/cm 2
C. g/cm
D. g
03. Perhatikan data berikut! 1. Panjang benda
3. Berat benda
2. Volume benda
4. Massa benda.
Untuk mengetahui massa jenis suatu zat kita harus mengetahui ….. A. 1 dan 2
B. 1 dan 3
C. 2 dan 3
D. 2 dan 4
04. Suatu zat memiliki cirri-ciri tertentu. Ciri khas suatu zat dapat diketahui dari …. A. Volumenya
B. massanya
C. massa jenisnya
D. hambatan jenisnya
05. Alat yang diperlukan untuk menentukan massa jenis zat padat yang bentuknya teratur adalah …. A. Neraca dan gelas ukur
C. gelas ukur dan stop watch
B. Neraca dan mistar
D. neraca dan termometer
06. Massa jenis alumunium yang memiliki massa 135 gr dan volume 50 cm 3 adalah …. A. 270 g/cm3
B. 27 g/cm3
C. 2,7 g/cm3
D. 0,27 g/cm3
07. Massa jenis air 1 gr/cm3, nilai ini sama dengan …. A. 10000 kg/m3 B. 1000 kg/m3
C. 100 kg/m3 D. 10 kg/m3
08. Massa jenis sebuah kubus yang panjang rusuknya 5 cm dan memiliki massa 500 gr adalah …. A. 4 gr/cm3
B. 10 gr/cm3
C. 15 gr/cm3 D. 25 g/cm3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
09. Perhatikan table berikut! Jenis Zat
Massa jenis (kg/cm3)
Jenis Zat
Massa Jenis (kg/m3)
Alumunium
2,7 x 10 3
Emas
1,93 x 104
Besi
7,80 x 103
Granit
2,70 x 103
Tembaga
8,90 x 103
Kayu
0,30- 0,90 x 103
timbal
1,13 x 103
Kaca
2,40 – 2,80 x 103
Pada suatu percobaan diperoleh data sebagai berikut: No.
Jenis Zat
Massa Jenis Zat (kg/m3)
1.
Zat A
2,7 x 10 3
2.
Zat B
1,91 x10 3
3.
Zat C
7,60 x 10 3
Dari data di atas, jenis zat A,B dan C adalah …. A. Besi, kaca, granit
C. timbale, emas, tembaga
B. Kayu, timbale, besi
D. alumunium, emas, besi
10. Perhatikan gambar berikut! Massa jenis benda yang mempunyai massa 78 m l 4 0 3 0 2 01
m l 4 0 3 0 2 01
0
0
gram dan volume seperti gambar di bawah adalah … gr/cm3
A. 78 B. 7,8 C. 0,78 D. 0,078
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran A7. Soal Evaluasi Akhir Massa Jenis
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B1. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa (LKS)
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B2. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Kontrol
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B3. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi Akhir Kelas Eksperimen
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran B4. Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI MASSA JENIS DENGAN PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN Jenis Keterlibatan Kode Siswa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
B1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C B2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D D3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
F √ √ √ √
Persentase Total Keterlibatan Keterlibatan (%) 10 77 12 92 12 92 12 92 13 100 9 69 12 92 11 85 12 92 12 92 13 100 12 92 9 69 12 92 11 85 11 85 12 92 12 92 13 100
167
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
A
B
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jenis Keterlibatan Kode Siswa 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
A √ √ √ √ √ √ √ √ √
B B1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C B2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
C2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D D3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
D6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
F -
Persentase Total Keterlibatan Keterlibatan (%) 12 92 12 92 10 77 12 92 12 92 11 85 11 85 11 85 12 92 12 92 9 69 12 92 12 92 Rata-rata : 88
Keterangan : Nilai persen (%) merupakan hasil pembulatan; kurang dari 0,5 dihilangkan; 0,5 atau lebih dijadikan 1.
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
Lampiran B5. Transkrip Wawancara
Peneliti : Menurut Ibu apakah evaluasi dengan langkah pembelajaran itu harus sesuai dengan tujuan gak bu? Guru : ya iya.. Peneliti : Kan kalau UbD mau tidak mau harus itu. Guru : Nah ya iya, itu jelaslah, mengapa kita membuat rumusan tujuan kalau ndak ingin dicapai di dalam pembelajaran, ya harus, kalau tujuan harus sesuai. Peneliti : Lalu Ibu tuh mengamati selama ini RPP tuh biasanya dibuatnya tu sudah sesuai gak to bu? Misalnya untuk soal dan langkahnya itu bener2 dibuat dengan tujuannya bu, jadi enggak tujuannya itu dibuat sendiri terus langkahnya sendiri. Guru : E..., sebetulnya, e.., ada sebagaian sudah ada yang belum, karna gini kami kadang kadang gini, membuat RPP nya itu kan kadang kadang MGMP itu loh, MGMP IPA yang sering diadakan disetiap hari sabtu untuk IPA, nah itu kadangkadang mengapa belum sesuai karena apa? yang membuat kan beberapa orang guru, padahal konteks sekolahnya kan berbeda-beda, nah kalau saya ya mengambil dari yang sudah dibuat tapi terus tak sesuaikan sendiri dengan konteks sekolah saya, maksudnya ya mungkin saya buat apa maksudnya, yang mudah bahan juga, mudah dicari konteks anak-anaknya dari mana itu, intinya ada yang sudah ada yang belum, kalau belum saya sesuaikan dengan itu. Peneliti : Itu satu MGMP sama ya bu? Guru : Iya, Peneliti :RPP nya? Guru : Heem, kalau buat gitu satu MGMP sama. Peneliti : Terus setelah dibuat itu kalau pengamatan Ibu biasanya gurunya cenderung menyesuaikan keadaan siswa dikelas saja atau ngikutin RPP nya? Guru : Kalau menurut saya secara pribadi setelah dibuat itu saya pelajari lagi, saya sesuaikan dengan kondisi saya, di sekolah saya. Misalnya contoh kalau saya harus penelitian kimia, padahal bahan kimia yang di sebutkan di RPP pembuat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
oleh pembuat yang mungkin tidak dari kalangan SMP, itu gak ada, otomatis tak rubah, jadi seperti itu, saya sesuaikan dengan kondisi di sekolah saya. Peneliti : Berarti mungkin kalau guru yang lain kalau sesuai MGMP ya mereka gak bekerja? Guru : Jalan aja, kalau saya banyak yang saya sesuaikan bahkan LKS itu saya sering buat sendiri, LKS saya sesuaikan dengan keadaan di sini. Peneliti : Jadi kalau menurut Ibu kalau pakai LKS sendiri itu lebih bagus ya dibanding? Guru : Ya, lebih sesuai, kata-katanya juga lebih enak kita pahami, Peneliti : Bisa kita buat sendiri gitu ya bu. Guru : Ya, LKS buat sendiri, walaupun saya ada kayak gini (menunjukkan sebuah LKS) tapi, musti tak rubah. mungkin daftar datanya, data yang di.. di bahan yang di sini tidak lagi sesuai yang disini, sesuaikan dengan yang ada di sekolah, dan anak bisa bawa itu lebih baik. Hehehe. Peneliti : Trus dalam UbD kita meningkatkan berfikirnya siswa, jadi dalam langkahnya pun, kita membuat siswanya berfikir, misalnya, dalam praktikumkan e.. siswanya yang suruh buat sendiri gitu bu, nah menurut Ibu kalau seperti itu kan lebih efektif tidak bu? Guru : Sebetulnya secara, mungkin untuk penangkapan secara kerja, maksudnya dari siswa itu bekerja memperoleh sendiri secara inqkuiry, itu bagus. Tetapi, untuk waktu, segi negatifnya waktu, karena kalau kita, jelas ya karena namanya anak belum se ini guru ya, kalau anak dibebaskan gitu aja sesuai.. sesuai penangkapan dia, maksudnya tidak lepas, betul-betul lepas dari guru, itukan waktunya njur mundur-mundur gitu lo, terlalu banyak waktu nya itu, tetapi dengan LKS tetap kerja sendiri tapi tetap dipandu, maksudnya LKS tetap kerja sendiri tapi tetap ada apa ya, guru sebagai mediatornya, tetap ada arahan dan panduan, tek-teknya itu lo, kalau enggak, ra dadi, yakin itu, karna apa, waktu dia kan dan pemahamannya jelas beda, tetep guru harus, ya seperti saya kemarin mengarahkan, sebentar-sebentar menanyakan, sudah sampai mana, bagaimana ada yang jelas enggak, kalau dibiarkan gitu aja lepas kan jelas gak mungkin. Peneliti : Terus kalau menurut Ibu evaluasi akhir itu yang paling lebih baik itu yang bentuknya apa to bu? Guru : Evaluasi akhir, sebenarnya kalau didalam IPA itu kinerja, kinerja dalam waktu, e..misal nya nanti kalau ujian, karena IPA itu kan memang ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
praktikumnya ada UAS nya, selain dia evaluasi juga secara akademik, soal, dia juga bisa mengerjakan skill nya itu lo, misalnya kamu mau membuat larutan, perbandingannya seperti ini, cara nuangnya gimana? larutan kan kalau dalam gelas itu kan gak boleh langsung disok begitu saja dan sebagainya. Jadi apa ya itu istilahnya, produk apa istilahnya, maksud saya dia juga terampil di dalam itu. Peneliti : Berarti ya kalau siswa nya selama siswanya mengikuti itu sudah masuk penilaian bu Guru : Heem, saya memang kalau kemaren kalau dalam waktu pas kebetulan waktu pas dengan kamu enggak ya, selain itu juga saya menilai sikapnya, waktu merangkai apa, membuat saya kemaren kebetulan saya belajar asam basa itu, asam garam basa itu lo, membuat larutan itu sudah benar belum, lengkap gak didalam nya situ, kemudian apakah sudah seluruh anggota itu juga kerja jadi keaktifan, saya ni betul-betul saya nilai, itu ada blangkonya semuanya, jadi ada kinerja itu, nanti misalnya anak yang kerja nanti kelompoknya kurang kompak jadi dalam memperoleh data itu jujur atau ndak, itu ada, itu.. kalau itu namanya apa.. proses, jadi nilai proses juga nilai soal. Peneliti: Di soal akhir kenapa Ibu menggunakan pilihan ganda? Guru : Pilihan ganda karena kami mengacu dengan UNAS itu kan sekarang pilihan ganda semua, jadi saya mengacu itu pertama. Kemuadian kedua, dengan pilihan ganda itu materinya itu bisa hampir semua tercakup itu lo, kalau hanya uraian itu kan hanya poin poin, tapi kalau pilihan ganda kan bisa banyak materi tesadap di soal. Selain itu kan kemaren ada juga skill to, kalau saya juga yang itu skilnya ya di itu membuat larutan itu, kalau di apa, di waktu praktikumnya itu. Peneliti : Kalau menurut Ibu bagus soal esay atau pilihan ganda? Kalau untuk evaluasi akhir Guru : Kalau menurut saya dua duanya bagus, kalau bisa dua duanya digunakan, makanya kalau saya ulangan itu, kemarenkan karena materinya dikit kan itu dan tidak terlalu banyak, kemudian Peneliti menambahkan uraian atau esay, saya kalau ulangan biasanya ada pilihan ganda bagian A, bawahnya bagian B uraian, hanya kebetulan kemaren tak buat gitu, karna saya ngomong dengan kamu, kamu mau ada uraiannya dari kamu jadi saya hanya membuat pilihan gandanya. Tapi kalau dalam ulangan saya buat ada dua , ada pilihan ganda bagian A satu sampai berapa, kemudian B ada juga esay nya. Peneliti : Lalu untuk waktu persiapan yang lama itu berarti kendala?
termasuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
Guru : Kendala, kalau menurut saya jelas saya setuju dengan UbD ini dan karena apa ada tantangan kita untuk selalu membuat kreasi, iya to, kemudian meminits waktu memberikan keleluasan kepada siswa untuk berfikir, inkuiri ya, menemukan sendiri, itu saya setuju, hanya kendalanya waktu persiapan yang tidak mungkin, karena kamu dari satu KD aja persiapannya sudah berapa, sekian lama bolak balik bolak balik sini, dan saya ngajar sekian tadi, padahal saya sehari ngajar 6 jam ngajar 4 jam, kemudian satu minggunya 24 itu ya kendalanya. Dan di SMP tidak ada laborat, kamu tau sendiri kemaren nyuci sendiri to kita, nah itu kendalanya. Peneliti : Lalu kalau misalnya kan dalam dengan pakai UbD ini kan waktunya yang waktunya mungkin kita 4 jam jadi butuh 6 jam, nah itu kan beda dengan persiapan, kalau persiapan lama,maksudnya kalau Ibu tuh lebih seneng sesuai dengan waktu yang mungkin dipercepat untuk mencapai semuanya atau ngikutinya agak lama tapi siswanya memahami, tapi ya itu mengejar yang lain juga gitu bu, menurut Ibu itu kendala gak si bu, waktunya nambah gitu? Guru : Ya jadi kendala, karena terus terang kan kalau di silabus kemudian dituangkan di RPP itu kan sudah ditarget waktunya 4 jam karena mundur otomatis jadi kendala yang lain, karena memang kalau dilihat dari nilainya emang bagus yang ini, nah ini mungkin menjadi masukan untuk KD tertentu, itu e.. ditambah waktu, tapi ini juga kendala karena apa? ternyata IPA, sekarang IPA di SMP X karna belum menggunakan kurikulum 2013 itu masih 6 jam semua, sementara besok kalau sudah menggunakan kurikulum 2013 itu 4, padahal materi masih seperti itu, bayangkan, jadi kalau kita menggunakan UbD ya memang siswa menjadi, e.. kalau saya menjadi paham dan ini seneng, tapi kendala nya diwaktu jelas, wong yang sekarang aja menggunakan 6 jam aja mundur-mundur apalagi besok 1 minggu nya hanya 4, nah otomatis tambah kendala lagi. Kalau saya terus terang lebih senang mundur sedikit tapi siswa nya lebih paham daripada menggunakan waktu yang sesuai tapi hasilnya tidak maksimal, sebetulnya itu, kendalanya memang terus mundur-mundur yang lain Peneliti : Menurut Ibu dengan pendekatan UbD ini pemaham siswa lebih meningkat atau tidak? Guru : Meningkat, jelas, dari hasilnya kemaren, ya saya menjawab meningkat karena sesuai fakta datanya beda, kebetulan juga kamu waktu kelas D kamu nungguin, ya mengajar saya ya seperti itu. Peneliti : Lalu ntuk sikap siswa nya dengan ini pasti lebih aktif gitu ya bu, siswanya bu?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
Guru : Iya, dengan UbD lebih aktif karena diharapkan semua kerja to. Peneliti : Kalau menurut Ibu, kalau siswa nya aktif itu berarti pemahamannya bertambah atau enggak? Guru : Belum tentu, aktifnya tanda petik lo? nek aktifnya yang lainya? Peneliti : Iya maksudnya aktif didalam belajarnya? Guru : Iya aktif didalam ini, ya jelas, secara ini mesti lebih baik, karenakan dia jadi tau, kalau misalnya tidak aktif hanya tergantung pada temenya saja kan tidak tahu yang sesungguhnya, karena tidak melakukan sendiri, dengan melakukan sendiri, oo.. ini tadi dapate 200 gram dari mana? dia melakukan sendiri, menimbang itu lo, berarti tau betul, tidak hanya karena data diambil karena oo.. temenku le ngitung sekian, karena kemaren mungkin ada menimbang, ya itu, karena kita melakukan sendiri. Peneliti : Terus apakah Ibu, seandainya ada waktu gitu, apakah Ibu mau menggunakan UbD ini bu? Guru : Mau, suatu saat nanti saya mau kolaborasi sama temen temen, saya mau coba lagi, mungkin yang ini yang sudah kita laksanakan, tahun depan akan coba saya gunakan lagi, untuk yang UbD kemarin yang sudah kita laksanakan, saya akan menggunakan itu, seperti itu, bahkan itu dari UbD kemarin tak gunakan yang kelas lain juga, maksudnya kalau dulu sayakan untuk terapung melayang tengelam itu hanya garam dengan apa? E.. dengan telur, nah ada masukan dari kamu, tantangan baru to ini, berartikan ada info baru, saya suruh nambahkan pewarna kemarin, air warna, sama minyak, ternyata menjadi lebih bagus to, lebih nyata, betul-betul ada lapis-lapisnya, ini mengapa ini berlapis lapis tukan tambahan, nah itu, yang tahun lalu mungkin hanya saya lakukan, mungkin hanya air garam dan telur, sekarang ada tambahan dari UbD, tambahan pengetahuan bagi saya, itu, sayaa kembangkan, nah ini UbD yang kemarin sudah kita dilaksanakan akan saya laksanakan tahun depan juga, gitu. Peneliti : Gitu aja kok bu. Guru : Sudah gak ada lagi? hahahaha Peneliti : Terimakasih..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C1. Surat Permohonan Ijin Penelitian dari JPMIPA kepada Kepala Kesbang
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C2. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbang kepada Kepala Bappeda
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C3. Surat Ijin Penelitian dari Bappeda
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran C4. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran D1. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan I
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan II
Keseriusan siswa kelas eksperimen mengerjakan evaluasi akhir
Keseriusan siswa kelas kontrol mengerjakan evaluasi akhir
179