PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA PENIKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Yoga Prasetyo Utomo NIM : 069114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA PENIKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh: Yoga Prasetyo Utomo NIM : 069114023
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSETUJUAII PEMBIMBING
HUBT]NGAI\T PERILAKU AGRESI DENGAFT PERILAI(U ALTRUISME
PAI}A PEI\IKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL
Skripsi Diajukan untuk lvlemenuhi Salah Satu Syarat
Pembimbing,
Sylvia Carolina IV[YM., M.Si.
Yogyakarta
2g AUG
2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
IIUBTJNGAII PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRTIISME PADA PEIYIKMAT MUSIK KERAS USIA DNWASA AWAL
Dipersiapkan dan ditulis oleh
:
Yoga Prasetyo Utomo
NIM:
069114023
Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji pada tanggal24 Juli 2013 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Ketua:
Sylvia Carolina h/ffi\d., M.Si.
Ratri Sunar Astuti, M.Si. Dra. L. Pratidarmanastiti, MS.
Yogyakarta, 28AUG
?0?3
Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
Fr'*i 5=b v A1 grffi
i* r\ b'lt, \P
"ffi Widyatrnoko, M.Psi.
lll
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
TUHAN menetapkan langkahlangkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya. (Mazmur 37 : 23-24)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kudedikasikan untuk
:
Bapa di surga dan seluruh keluargaku
-Yoga Prasetyo Utomo-
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRUISME PADA PENIKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL
Yoga Prasetyo Utomo
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku agresivitas dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada korelasi atau hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Semakin tinggi perilaku agresi maka semakin rendah perilaku altruisme seseorang. Sebaliknya, bila semakin rendah perilaku agresi maka semakin tinggi perilaku altruisme seseorang. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 72 orang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode try out terpakai. Skala perilaku agresivitas disusun berdasar teori Barbara Krahe (2005), sedangkan skala altruisme disusun berdasar teori Baron dan Bryne (2005). Koefisien reliabilitas dari skala agresivitas adalah 0.961 alpha cronbach dan koefisien reliabilitas skala altruisme adalah adalah 0.888 alpha cronbach. Hasil penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa subyek memiliki perilaku agresivitas dan altruisme yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ditolak. Tidak ada hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Kata kunci : perilaku agresivitas, perilaku altruisme.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN AGGRESSIVENESS BEHAVIOR AND BEHAVIOR OF ALTRUISM TO EARLY ADULTHOOD ROCK MUSIC LOVERS
Yoga Prasetyo Utomo
ABSTRACT
This study aimed to determine the relationship between the aggressiveness behavior and the behavior of altruism to rock music lovers at early adulthood. This hypothesis had a negative correlation or relationship between aggressive behavior with altruistic behavior on rock music lovers early adulthood. The higher the aggressive behavior, the lower the person's altruism behavior. Conversely, the lower the aggressive behavior, the higher a person's altruism behavior. The subjects in this study amounted to 72 people. The method used in this study was ‘used try out’ method. Aggressive behavior scale developed based on the theory of Barbara Krahe (2005), while the altruism scale arranged on the theory Baron and Byrne (2005). Reliability coefficient of aggressiveness scale was 0.961 alpha Cronbach and reliability coefficient of altruism scale was 0.888 alpha Cronbach. The results obtained state that the subjects had low aggressiveness and altruism behavior. Thus, It could be concluded that the hypothesis was rejected. There was no negative relationship between aggressive behavior with altruistic behavior on rock music lovers at early adulthood. Keywords : aggressive behavior, altruistic behavior.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji hormat, syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus atas pengampunan, berkat, kesempatan dan karuniaNya yang tidak pernah berakhir setiap hari. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini, yaitu: 1. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko. M.Psi. selaku Dekan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si selaku Kaprodi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Kepada Bapak Prof. Augustinus Supratiknya, Bapak Drs. Hadrianus Wahyudi. M.Si., dan Ibu Aquilina Tanti Arini. S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari. S.Psi., M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih untuk bantuannya dan maaf karena saya sering menghilang. 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta atas bimbingan, pengajaran, dan banyak hal lainnya yang boleh penulis dapatkan selama menjalankan masa studi. 6. Karyawan dan karyawati di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma atas bantuan dan pelayanannya selama penulis menjalankan masa studi.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Angkatan 2006 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya adalah kloter terakhir yang keluar. 8. Bapak, Ibu, Yogi, Yori, Coki, Guguk, Mbah, Pakde, Bude, Om, Bulek, dan keluarga besar lainnya. 9. Kineta (Satria, Timo, Tari, Hayu, Mas Djarot, Gigih, Henta, Joko, Galih, Aji, semoga gak ada yang ketinggalan) aku rindu masa kejayaan kita hehehe. RockerMemble (Aji, Rio) teruslah menggalau hahahaha. 10. Orang-orang yang pernah datang dan pergi didalam hidupku. Kalian adalah sebagian dari nada-nada hidupku. 11. Teman-teman dan komunitas PMK Ebenhaezer, KDM GKI Gejayan, KOMPA GKJ Gondokusuman, Indonesian Drummer Jogja, Family Of Locos Jogja, JMF beserta seisinya dan teman-teman saya yang lain. Juga tak lupa saya berterimakasih kepada orang-orang yang bersedia untuk mengisi kuesioner saya. 12. Juga semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tuhan memberkati kalian semua. Penulis menyadari keterbatasan dalam melaksanakan penelitian. Mohon maaf untuk setiap ketidaksempurnaan yang ada didalam karya ini. Semoga kita semua dapat menjadi lebih baik dari hari ke hari. Yogyakarta, 28 Juni 2013
Yoga Prasetyo Utomo
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………….…………
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..………
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………..…………
iii
HALAMAN MOTTO……………………………………………
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………..………
vi
ABSTRAK………………………………….……………………
vii
ABSTRACT……………………………………………………… viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…
ix
KATA PENGANTAR…………………………………………… x DAFTAR ISI……………………………………………………… xii DAFTAR TABEL………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN………………..………………………
xvi
BAB I. PENDAHULUAN………………………………..
1
A. Latar Belakang Masalah………………………...
1
B. Rumusan Masalah……………………………
8
C. Tujuan Penelitian……………………………….
8
D. Manfaat Penelitian……………………………..
8
BAB II. LANDASAN TEORI…………………………..... A. Agresivitas…………………………………………
xii
10 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Agresivitas……………………………. 10 2. Teori Agresivitas………………………………
12
3. Faktor-faktor Agresivitas………………………… 17 4. Aspek-aspek Agresivitas………………………
24
5. Jenis-jenis Agresivitas…………………………… 26 B. Altruisme………………………………………
28
1. Pengertian Altruisme…………………………
28
2. Teori Altruisme………………………………
31
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Altruisme…… 37 4. Aspek-aspek Altruisme…………………… C. Kegemaran Musik Keras……………………
43 44
1. Musik Keras……………………………
44
2. Pengemar Musik Keras……………………
46
D. Masa Awal Dewasa atau Pemuda………………
46
E. Dinamika Hubungan Antar Variabel……………
48
F. Hipotesis…………………………………………
54
BAB III. METODE PENELITIAN……………………
55
A. Jenis Penelitian………………………………
55
B. Variabel Penelitian………………………………
56
C. Definisi Operasional……………………………
56
D. Subyek Penelitian……………………………
59
E. Metode Pengambilan Data……………………
59
F. Validitas dan Reliabilitas……………………
61
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G. Analisa Data………………………………………
62
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..
63
A. Pelaksanaan Penelitian……………………
63
B. Deskripsi Subyek……………………………
63
C. Uji Coba Alat Ukur……………………
65
D. Hasil Penelitian………………………
67
E. Pembahasan…………………………
72
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………
77
A. Kesimpulan…………………………
77
B. Saran………………………………
77
DAFTAR PUSTAKA……………………………
79
LAMPIRAN………………………………………
82
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue print skala agresivitas…………………………………….… 60 Tabel 2 Blue print skala altruisme………………………………………… 61 Tabel 3 Jenis kelamin subyek…………………………………………….. 64 Tabel 4 Usia subyek……………………………………………………… 64 Tabel 5 Rincian item valid dan gugur pada skala agresivitas……………. 65 Tabel 6 Rincian item valid dan gugur pada skala altruisme………………. 67 Tabel 7 Deskripsi data hasil penelitian…………………………………… 68 Tabel 8 Uji normalitas……………………………………………………. 70 Tabel 9 Uji linearitas……………………………………………………… 70 Tabel 10 Uji hipotesis……………………………………………………. 71
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A (agresivitas)……………………………………….…..
83
Lampiran B (altruisme)……………………………………………..
88
Lampiran C (deskripsi data, normalitas, linearitas, korelasi)……….
92
Lampiran campur output SPSS…………………………………….
95
Lampiran skala……………………………………………………...
121
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja. Seperti di jalan raya, gang-gang kecil perkampungan, bahkan di institusi-institusi pendidikan. Contohnya adalah, tawuran antar pelajar, perampokan, pembunuhan, pembacokan, dan lain sebagainya. Aksi-aksi kekerasan tersebut merupakan bentuk dari tindakan agresif. Menurut suatu penyelidikan, dari tahun 1820 hingga tahun 1945 diperkirakan tidak kurang dari 59 juta nyawa manusia melayang akibat tindakan agresif dari sesamanya. Dari jumlah tersebut, banyak dari separuhnya adalah korban yang jatuh dalam peperangan, sedangkan sisanya merupakan korban perkelahian, penganiayaan, perampokan agresi seksual dan berbagai bentuk agresi lainnya (Koeswara, 1988). Pengertian agresi mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, juga merupakan sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai seseorang. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek) maupun kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan lain-lain). Tindakan merusak barang milik orang lain juga dapat dikategorikan sebagai tindakan agresif. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron, 1994). Dalam hal ini jika menyakiti orang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
lain karena unsur tidak disengaja, maka perilaku tersebut tidak dikategorikan sebagai perilaku agresif. Misalnya dokter yang memberikan suntikan pengobatan yang menimbulkan rasa sakit pada pasien. Berbeda dengan agresivitas, altruisme adalah tindakan menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Dengan definisi tersebut, apakah tindakan seseorang altruistik atau tidak, tergantung pada tujuan si penolong. Batson (2008) menyatakan altruisme adalah motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain. Pada altruisme, tindakan menolong orang atau memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri sendiri (selfless) dan bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish). Sebagai contoh seseorang yang melihat korban kecelakaan motor lalu segera mengangkat tubuh korban ke tepi jalan serta menghubungi rumah sakit untuk minta dikirimkan Ambulance untuk membawa tubuh korban ke rumah sakit dan segera dirawat, tanpa mengharapkan imbalan apapun dari korban maupun keluarga korban dan tidak ingin mengharapkan penghargaan dari siapapun. Altruisme adalah lawan dari egoisme. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran ataupun keuntungan. Musik sudah menjadi bagian dari dalam kehidupan setiap manusia dan musik dapat memberikan pengaruh baik positif maupun negatif bagi kehidupan manusia tersebut. Musik mengandung kesinambungan analogis antara emosi dengan karakter manusia, dan musik merupakan salah satu aspek perilaku manusia serta memiliki pengaruh yang kuat (Djohan, 2009). Pada awalnya musik digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pujian dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan segala sesuatu kepada manusia, kini musik telah berkembang menjadi sarana hiburan bagi manusia,
terapi
kesehatan,
menumbuhkan
kecerdasan,
membentuk
kepribadian, dan berbagai kegunaan yang lainnya (Rasyid, 2010). Musik dapat menghasilkan berbagai macam emosi dalam diri manusia, seperti merasa senang, gembira, marah, jengkel bahkan menangis ketika mendengarkan musik. Selain menghasilkan berbagai macam emosi dalam diri manusia, musik dapat membantu pembentukan pola belajar, mengatasi kebosanan dan membantu meningkatkan konsentrasi belajar. Musik juga dapat membantu agar manusia dapat merasa lebih bersemangat, percaya diri, mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stress serta mengurangi rasa takut dan cemas. Namun disisi lain musik dapat mengakibatkan manusia bertindak agresif dan melakukan hal-hal yang diluar batas kewajaran. Musik terdiri dari beberapa unsur yang menyusunnya, seperti nada, ritme, melodi, harmoni, notasi, dan notasi Gregorian (Rasyid, 2010). Melalui penggabungan unsur-unsur tersebut dapat dihasilkan suatu komposisi musik yang luar biasa sesuai dengan kreativitas komposernya. Musik dapat dibagi ke dalam beberapa aliran. Pembagian ini berdasarkan dari cepat-lambatnya tempo, harmonisasi, keras-lembutnya suara yang dihasilkan, dan lirik lagu. Beberapa aliran tersebut diantaranya: klasik, rock, pop, jazz, orkestra, tradisional, dan keras. Muncul pandangan-pandangan tertentu pada tiap alirannya. Sebagai contoh musik klasik adalah musiknya orang intelek, yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
mana menurut penelitian juga membantu peningkatan kecerdasan pada anak, juga memiliki nilai seni dan ilmiah yang tinggi, berkadar keindahan dan tidak luntur sepanjang massa (Utomo dan Natalia, 1999). Musik rock dan heavy metal (keras) memiliki penikmat yang cenderung brutal (Utomo dan Natalia, 1999). Penikmat musik keras adalah individu atau sekumpulan individu yang memiliki kegemaran untuk mendengarkan musik keras. Kelompok musik atau grup band yang memainkan genre musik keras dapat tergolong kedalam penikmat musik keras, karena mereka juga menggemari musik keras. Musik rock adalah genre musik populer yang mulai dikenal umum pada pertengahan tahun 1950. Musik rock berakar dari musik blues, musik country dari tahun 1940 dan 1950 serta mengambil gaya dari musik folk dan musik klasik. Bunyi khas musik rock banyak berasal dari gitar listrik atau gitar akustik dengan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm section yang diiringi dengan penggunaan gitar bass, drum, keyboard serta syntheizer. Disamping itu, alat musik saksofon dan harmonika bergaya blues kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya musik rock mempunyai tiga kord, backbeat yang konsisten dan mencolok serta melodi yang menarik. Pada tahun 1960-an, musik rock berkembang menjadi beberapa jenis, seperti folk rock, blues rock, dan jazz rock fusion. Pada tahun 1970-an lahir aliran soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock dan punk rock. Sub kategori yang mencuat ditahun 1980-an, seperti new wave rock, hardcore punk dan alternative rock. Sedangkan pada tahun 1990-an terdapat aliran grunge, britpop, indie rock, dan nu metal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock disebut rock band atau rock group. Grup musik rock memiliki personil yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi, pemain gitar bass dan pemain drum sehingga membentuk kuartet. Beberapa grup menanggalkan satu atau dua posisi dan menggunakan penyanyi sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, sehingga membentuk duo atau trio. Grup lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua orang pemain gitar dan seorang pemain keyboard. Selain alat-alat tersebut, grup musik rock juga menggunakan biola, cello, saksofon terompet atau trombon (http://id.wikipedia.org/wiki/Rock). Dalam pertunjukan musik keras biasanya terjadi kerusuhan atau aksi saling menyakiti yang dilakukan oleh penonton atau penikmat musik keras walaupun pada awal acara sering diberi peringatan untuk menjaga suasana tetap kondusif. Contoh yang dapat diambil dari media massa misalnya adalah sebagai berikut. Konser musik underground di Bandung pada tahun 2008 yang
memakan
korban
tewas
karena
terhimpit
dan
terinjak-injak
(kompas.com). Contoh lainnya adalah terjadinya keributan dalam sebuah konser kelompok band Superman Is Dead yang diadakan di kota Solo pada tahun 2009, sehingga mengakibatkan satu orang tewas dan dua orang lukaluka karena terkena benda tajam (kompas.com). Dari dua contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para penikmat musik keras cenderung untuk melakukan tindakan agresif yang merugikan orang lain, walaupun pada awal konser sudah dihimbau untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat menyebabkan suasana menjadi tidak kondusif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Ada beberapa hal yang dapat ditemukan dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, secara khusus dalam hubungan musik dan agresivitas. Antara lain dalam sebuah penelitian yang dilakukan untuk mencari skor agresi pada mahasiswa Universitas Loyola yang mendengarkan musik heavy metal dan yang tidak mendengarkan musik sama sekali (Hill, 2000), dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara kedua grup subyek. Penelitian yang sama juga dilakukan Coss (2000) dengan mengambil tempat yang sama, dari penelitian tersebut juga dihasilkan kesimpulan yang sama. Bahwa tidak ada hubungan antara musik heavy metal dengan tingkat agresi. Chimento & Tafalla (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa pendengar musik keras tidak memiliki tingkat stress yang tinggi. Namun pada penelitian Roy (2001) dapat ditemukan bahwa subyek yang mendengarkan musik keras memiliki skor kemarahan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan subyek yang tidak mendengarkan musik. Musik agresif atau musik keras juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan dan mengurangi ketenangan (Mcquinn, 2003). Sedangkan Hamilton (2001) menemukan bahwa penikmat musik keras memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi alkohol lebih banyak dibandingkan dengan penikmat musik lain. Masa dewasa awal atau pemuda (young adult-hood) merupakan perkembangan tahap keenam dalam delapan tahap perkembangan menurut Erikson. Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain (intimacy) dan berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
menghindar dari sikap menyendiri (isolation). Erikson menggambarkan keakraban sebagai penemuan diri sendiri, tetapi kehilangan diri sendiri pada diri orang lain (Santrock, 2002). Pada masa ini apabila individu gagal dalam mencapai tugas perkembangannya, maka individu akan cenderung untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan, lebih banyak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja (mariyuana), dan menggunakan amphetamine, barbiturat dan halusinogen (Bachman, O’Malley dan Johnston dalam Santrock, 2002). Pesta minum-minuman keras tingkat berat dan meningkatnya penggunaan kokain juga kerap terjadi, bahkan hal ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa (Johnston, O’Malley dan Bachman dalam Santrock, 2002). Hal-hal tersebut dapat menjadi pemicu berbagai macam bentuk tindakan agresif yang dapat merugikan orang lain. Melalui penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada berbagai macam hal yang dapat terjadi pada individu yang sedang berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Secara khusus pada individu yang menggemari genre musik keras, dimana penggemar musik keras ini identik dengan kekerasan yang hampir sering terjadi pada setiap konser musik keras. Namun hal ini juga tak dapat digeneralisasikan pada semua penggemar musik keras. Hal tersebut dapat saja bisa terjadi karena adanya keunikan pada diri setiap individu. Pada saat-saat ini suasana rusuh tersebut dapat dikatakan mulai berkurang, walaupun masih terjadi beberapa kerusuhan yang dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut dapat saja terjadi karena kurangnya kesadaran dari masing-masing individu. Altruisme dan agresivitas merupakan dua hal yang sangat bertolak belakang. Altruisme merupakan tindakan menolong yang sifatnya positif, sedangkan agresivitas cenderung bersifat destruktif atau merusak. Melalui penjabaran ini penulis tertarik untuk meneliti dan memahami hal ini, secara khusus hubungan antara agresivitas dan altruisme. Sehingga dapat diperoleh hasil penelitian terbaru tentang hubungan perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras.
B. Rumusan Masalah Melalui rumusan diatas, masalah yang ingin diteliti adalah “Apakah Ada Hubungan Perilaku Agresi dengan Perilaku Altruisme pada Penikmat Musik Keras Usia Dewasa Awal?”
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal.
D. Manfaat Penelitian Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi ilmu psikologi sosial terutama dalam memahami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
perilaku altruistik dalam hubungannya dengan agresivitas pada penikmat musik keras, serta menambah wacana bagi penelitian selanjutnya. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat praktis bagi subyek (penikmat musik keras) untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan akan perilaku altruistik sehingga subyek dapat mempertahankan atau meningkatkan perilaku tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Agresivitas 1. Pengertian Agresivitas Pengertian agresi mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, juga merupakan sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai seseorang. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek, menghina) maupun kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan lain-lain). Tindakan merusak barang milik orang lain juga dapat dikategorikan sebagai tindakan agresif. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron, 1994). Definisi agresi ini mencakup empat faktor: tingkah laku, tujuan untuk melukai dan mencelakakan (termasuk mematikan atau membunuh), individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi korban, dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku (Koeswara, 1988). Aspek-aspek yang membentuk agresi antara lain modalitas respon, kualitas respon, kesegeraan, visibilitas, hasutan, arah sasaran, tipe kerusakan, durasi akibat, dan unit-unit sosial yang terlibat (Krahe, 2005).
10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Leonard Berkowitz (1969) membedakan agresi sebagai tingkah laku sebagaimana diindikasikan oleh definisi Baron dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Berkowitz juga membedakan agresi ke dalam dua macam agresi, yaitu agresi instrumental (instrumental aggression) dan agresi benci atau agresi impulsif (hostile aggression /impulsive aggresion). Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan hanya sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti. Agresi impulsif ini dilakukan tanpa tujuan karena hanya ingin menimbulkan kekacauan, kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban agresi. Elliot Aronson (1972) mengajukan definisi yang sama dengan definisi dari Baron dan Berkowitz. Yaitu agresi adalah tingkah laku yang dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan individu lain dengan ataupun tanpa tujuan tertentu. Sementara itu Moore dan Fine (1968) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap obyek-obyek lain. Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agresi merupakan tingkah laku kekerasan yang dilakukan dengan sengaja baik secara fisik maupun secara verbal yang ditujukan untuk menyakiti orang lain atau merusak obyekobyek lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2. Teori Agresivitas Menurut Koeswara (1988), ada beberapa teori yang berkaitan dengan agresi, yaitu : a. Teori-teori naluri. 1.) Sigmund Freud: naluri kematian. Freud membagi naluri ke dalam dua kelompok, yaitu naluri kehidupan (life instinct / eros), dan naluri kematian (death instinct / thanatos). Naluri kehidupan terdiri atas naluri reproduksi dan naluri yang ditujukan kepada pemeliharaan hidup individu (mencari makanan, minuman dan sebagainya). Sedangkan naluri kematian memiliki tujuan penghancuran hidup individu. Freud berasumsi bahwa tujuan seluruh kehidupan adalah kematian. Dalam konteks naluri kematian ini, Freud berbicara tentang hasrat kepada kematian (death wish), menurutnya hasrat kepada kematian ada secara tidak disadari pada setiap individu. Sebab hasrat kepada kematian tersebut bersumber pada naluri kematian yang terangkum dalam id, dan id tersebut berada pada taraf tak sadar. Pengungkapan hasrat kepada kematian itu berbentuk agresidiri atau tindakan menyakiti diri sendiri dan bunuh diri. Namun sistem kepribadian yang disebut ego selalu berusaha merepresi hasrat kepada kematian tersebut agar tetap berada pada taraf tak sadar. Akan tetapi selalu terdapat kemungkinan hasrat tersebut menembus ego sekaligus mengalahkan naluri kehidupan sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
hasrat kepada kematian itu muncul ke permukaan. Kemungkinan lain yang bisa terjadi adalah hasrat kepada kematian tersebut ditujukan keluar diri individu, yaitu berwujud agresi kepada orang lain. Melalui cara ini individu dapat memuaskan hasrat kepada kematian tanpa hambatan dari naluri kehidupan (dalam Koeswara, 1988). 2.) Konrad Lorenz: naluri agresif. Lorenz memiliki keyakinan bahwa tingkah laku naluriah tertentu ada atau bertahan pada organisme karena memiliki nilai survival bagi organisme tersebut. Keyakinan tersebut membawa implikasi yang penting bagi pemahaman Lorenz terhadap fungsi dan peranan agresi pada organisme berbagai spesies. Lorenz (dalam Koeswara, 1988) berasumsi bahwa setiap tingkah laku naluriah memiliki sumber energi yang disebut energi tindakan spesifik (action specific energy) dan kemunculannya dikunci oleh mekanisme pelepasan bawaan (innate releasing mechanism). Stimulus yang dapat membuka kunci dari mekanisme pelepasan bawaan sehingga suatu tingkah laku naluriah dapat muncul adalah stimulus tertentu yang cocok dengan mekanisme pelepasan bawaan tersebut. 3.) Robert Ardrey: naluri teritorial. Ardrey menyatakan (dalam Koeswara, 1988) bahwa manusia memiliki sifat yang diturunkan dari hewan-hewan primata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Australopithecus, sehingga pada manusia terbentuk killing imperative. Melalui killing imperative ini manusia memiliki obsesi untuk membuat senjata dan menggunakannya untuk membunuh apabila diperlukan. Melalui tesisnya, Ardrey (dalam Koeswara, 1988) juga menyatakan bahwa manusia telah diprogram melalui evolusi untuk mengancam, berkelahi, bahkan membunuh. Tesis ini didasari dari homologi antara manusia dan spesies bukan manusia (hewan sebagai subyek penelitian). Ardrey juga menekankan bahwa naluri teritorial merupakan naluri utama pada manusia dan agresi merupakan pengungkapan dari naluri teritorial tersebut.
b. Teori belajar dan belajar observasional tentang agresi. Agresi juga dapat terbentuk pada manusia sebagai hasil dari proses belajar. Belajar adalah proses yang luas yang terjadi dalam konteks sosial yang melibatkan faktor-faktor internal berupa situasi yang berlangsung dalam diri individu dan faktor-faktor eksternal yang berwujud situasi, kejadian, atau tingkah laku yang ditunjukkan oleh individu lain. 1.) Pembentukan agresi menurut teori belajar. Thorndike (dalam Koeswara, 1988) dengan teori law of effect-nya
menekankan
bahwa
dalam
proses
belajar
atau
pembentukan tingkah laku, hadiah (reward) dan hukuman (punishment) memainkan peranan penting. Individu memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
kecenderungan mengulang suatu tingkah laku apabila tingkah laku tersebut menimbulkan efek yang menyenangkan (rewarded), dan sebaliknya tingkah laku tersebut tidak akan diulang apabila individu mendapat efek yang tidak menyenangkan bagi dirinya (punished). Bila hal tersebut (law of effect) digunakan untuk menerangkan pembentukan agresi, maka dapat disimpulkan bahwa agresi terbentuk dan diulang karena individu memperoleh efek yang menyenangkan, dan begitu pula sebaliknya. Dollard-Miller (dalam Koeswara, 1988) menyebutkan bahwa belajar sebagai proses pengasosiasian stimulus-respon akan terjadi apabila respon yang diungkapkan individu atau organisme memperoleh
perkuatan.
Dollar-Miller
juga
menyebutkan
pereduksian dorongan sebagai kondisi yang memperkuat suatu respon. Menurutnya, dorongan yang merupakan stimulus internal mengaktifkan tingkah laku individu dalam rangka mengurangi atau mereduksi dorongan itu. Apabila individu gagal untuk mereduksi dorongannya tersebut dan gagal dalam mencapai suatu tujuan, maka individu akan mengalami frustasi. Salah satu bentuk respon yang akan muncul pada diri individu sebagai bentuk reaksi atas frustasi yang dialaminya adalah agresi (teori frustasi-agresi). Skinner
(dalam
Koeswara,
1988)
dengan
operant
conditioning-nya menekankan bahwa tingkah laku, termasuk agresi, terbentuk karena diikuti oleh perkuatan positif. Skinner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
melihat belajar sebagai proses pengasosiasian respon-kekuatan, dimana perkuatan positif menghasilkan kemungkinan kemunculan respon atau tingkah laku yang tinggi, dan sebaliknya perkuatan negatif menghasilkan kemungkinan kemunculan tingkah laku yang rendah atau bahkan menghapus kemungkinan tingkah laku yang akan muncul. 2.) Pembentukan agresi menurut teori belajar observasional. Teori belajar observasional ini dikembangkan oleh Albert Bandura. Asumsi dasar dari teori ini adalah sebagian besar tingkah laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas tingkah laku yang ditampilkan oleh individu-individu lainnya yang menjadi model. Contoh penelitian yang dilakukan oleh Robert Baron (dalam Koeswara, 1988) dengan menggunakan modelmodel yang melakukan agresif dan non-agresif. Sekelompok subyek (kelompok pertama) diminta untuk menonton model yang melakukan tindakan agresif. Sedangkan kelompok subyek yang lain (kelompok kedua) diminta untuk menyaksikan model yang melakukan tindakan tidak agresif, kemudian dilanjutkan dengan menyaksikan model yang melakukan tindakan agresif. Hasil dari penelitian ini adalah kelompok subyek pertama menunjukkan agresivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kedua.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
3. Faktor-faktor Agresivitas Agresi tidak muncul secara otomatis, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang mengarahkannya. Berikut ini beberapa faktor yang sering ditemukan sebagai pengarah dan penyebab kemunculan agresi. Yaitu, frustasi, stress, deindividuasi, kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alkohol dan obat-obatan, dan suhu udara. a. Frustasi. Frustasi adalah suatu kondisi atau situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam mencapai tujuan. Frustasi dapat mengarahkan individu kepada agresi, sehingga menjadi biasa disebut teori frustasi-agresi. Frustasi merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan agresi merupakan salah satu cara untuk mengatasinya. Individu akan memilih tindakan agresif sebagai reaksi atau cara untuk mengatasi frustasi yang sedang dialaminya apabila terdapat stimulus-stimulus yang menunjang kearah tindakan agresif tersebut. Para teoris dan peneliti lain percaya bahwa kecenderungan individu dalam memilih agresi sebagai cara untuk mengatasi frustasinya dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar (Ulrich dalam Koeswara, 1988).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
b. Stress. Stress merupakan hal yang hampir sering dialami oleh manusia dan dapat menimbulkan gangguan keseimbangan intrapsikis. Engle (dalam Koeswara, 1988) memberikan definisi stress yang meliputi sumber-sumber stimulasi eksternal dan internal dari individu. Stress dapat berupa stimulus eksternal (sosiologis atau situasional) dan bisa berupa stimulus internal (intrapsikis) yang dialami oleh individu sebagai hal yang tidak menyenangkan serta menuntut penyesuaian. Hal tersebut dapat menghasilkan efek somatik dan efek behavioral (dalam hal ini kemunculan agresi). 1.) Stress eksternal Kemajuan
teknologi
juga
disertai
oleh
perubahan-
perubahan sosial yang begitu cepat. Seperti pergeseran nilai-nilai, berkurangnya kontrol sosial, persaingan hidup yang semakin ketat, memburuknya perekonomian, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan dampak berupa peningkatan stress eksternal bagi banyak kalangan masyarakat, terutama kalangan yang tidak mampu. Durkheim (dalam Koeswara, 1988) memiliki konsep tentang anomie, kerusakan norma sosial antara individu dan masyarakat, bahwa stress eksternal yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan sosial dan memburuknya perekonomian mempunyai peran terhadap meningkatnya kriminalitas termasuk tindakan-tindakan kekerasan atau agresi. Teeters (dalam Koeswara,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
1988) menekankan bahwa banyak faktor yang berperan dalam peningkatan kriminalitas dan agresivitas, tetapi stress eksternal tetap memiliki peranan paling penting. Schlesinger dan Revitch (dalam Koeswara, 1988) juga mengungkapkan sumber-sumber lain dari stress eksternal yang dapat memicu timbulnya agresi. Yaitu isolasi, kepadatan penduduk atau sempitnya ruang hidup, kekurangan privasi, rasa tidak bebas, irama kehidupan yang rutin dan monoton, dan mobilisasi sosial. 2.) Stress internal Hubungan antara stress internal dan agresi masih belum begitu jelas. Hal itu disebabkan oleh adanya kerumitan dalam mengukur stress internal secara obyektif. Freud (dalam Koeswara, 1988) menerangkan bahwa tindak kekerasan dan psikopatologi pada umumnya adalah adaptasi terhadap stress internal dan eksternal.
Menninger
(dalam
Koeswara,
1988)
juga
mengungkapkan tindakan yang tidak terkendali (termasuk agresi) adalah akibat dari kegagalan ego untuk mengadaptasi hambatanhambatan
sebagai
upaya
untuk
memelihara
keseimbangan
intrapsikis.
c. Deindividuasi. Deindividuasi (penghilangan identitas diri) dapat mengarahkan individu kepada keleluasaan dalam melakukan agresi sehingga agresi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
yang dilakukannya menjadi lebih intens. Dunn, Rogers, Diener, Mann, Newton dan Innes (dalam Koeswara, 1988) mengungkapkan bahwa deindividuasi memiliki efek memperbesar keleluasaan individu untuk melakukan agresi. Hal tersebut disebabkan oleh karena deindividuasi menghilangkan atau mengurangi peranan beberapa aspek yang terdapat pada diri individu, yaitu identitas diri pelaku maupun identitas diri korban agresi, dan keterlibatan emosional individu pelaku agresi terhadap korbannya. Ada kalanya dalam suatu situasi deindividuasi dapat berubah menjadi dehumanisasi. Perbedaan dari kedua istilah tersebut adalah pada deindividuasi si korban masih dipandang sebagai manusia, sedangkan dehumanisasi si korban dipandang oleh pelaku agresi sebagai obyek yang layak diperlakukan secara lebih kejam dan brutal sesuai dengan kehendak pelaku agresi.
d. Kekuasaan dan kepatuhan. Lord Acton (dalam Koeswara, 1988) menyatakan bahwa kekuasaan cenderung disalahgunakan menjadi sebuah kekuatan yang memaksa (coercive) sehingga memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap kemunculan agresi. Max Weber (dalam Koeswara, 1988) menyebutkan bahwa kekuasaan adalah kesempatan dari seseorang atau sekelompok orang untuk mewujudkan berbagai keinginannya dalam tindakan komunal, bahkan meskipun harus berhadapan dengan perlawanan dari kelompoknya sendiri. Adler
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
(dalam Koeswara, 1988) menyatakan dengan kekuasaan seseorang atau sekelompok orang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan tingkah laku orang lain yang pada akhirnya menghasilkan superiority feeling. Peranan kekuasaan sebagai pengarah kemunculan agresi tidak dapat dilepaskan dari aspek pengabdian atau kepatuhan.
Para
pemegang
kekuasaan
sering
mengeksploitasi
kepatuhan pengikutnya untuk menyingkirkan kelompok pesaing dalam rangka memelihara kestabilan kekuasaannya. Bahkan aspek kepatuhan ini diduga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecenderungan dan intensitas agresi individu.
e. Efek senjata. Sejak senjata ditemukan agresi intraspesies pada manusia menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan modernisasi, peningkatan produksi dan penyebaran senjata memberikan sumbangan besar terhadap intensitas berlangsungnya konflik-konflik lokal dan regional. Peranan senjata dalam agresi tidak hanya karena fungsinya dapat mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan agresi, tetapi juga karena efek kehadirannya. Namun menurut Berkowitz (dalam Koeswara, 1988) efek senjata api terhadap kecenderungan agresi individu ditentukan oleh persepsi individu tersebut terhadap senjata api. Bila kehadiran senjata api dianggap sebagai sesuatu yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
berbahaya oleh individu, maka individu akan lebih cenderung merasa cemas daripada bertindak agresif.
f. Provokasi. Mengenai hubungan antara provokasi dan agresi, beberapa peneliti telah melakukan penelitian untuk mengungkap hal tersebut. Wolfgang (dalam Koeswara, 1988) mengemukakan tiga perempat dari enam ratus kasus pembunuhan yang diselidikinya terjadi karena adanya provokasi dari korban. Ditemukan juga bahwa perampokan yang disertai tindakan kekerasan oleh perampok dengan menggunakan senjata api disebabkan oleh pihak korban yang menunjukkan provokatif dalam bentuk perlawanan aktif maupun pasif terhadap perampok. Pelaku agresi memiliki kemungkinan untuk melakukan tindak agresi secara lebih besar apabila korban memiliki senjata dan menunjukkan isyarat akan melawan dengan menggunakan senjata itu. Untuk menghadapi provokasi yang mengancam, para pelaku agresi cenderung berpegang pada prinsip lebih baik menyerang lebih dahulu daripada diserang dan lebih baik membunuh daripada dibunuh.
g. Alkohol dan obat-obatan. Alkohol dapat memberikan pengaruh buruk bagi diri manusia, bila alkohol tersebut (dalam bentuk minuman keras) dikonsumsi secara berlebihan oleh individu-individu yang memiliki karakter tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Taylor dan Schmut (dalam Koeswara, 1988) melakukan sebuah penelitian yang meneliti pengaruh alkohol pada subyek-subyek yang mereka gunakan. Hasilnya adalah subyek-subyek yang menerima alkohol dalam takaran tinggi menunjukkan taraf agresivitas yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan para subyek yang menerima alkohol dalam takaran rendah dan para subyek yang tidak menerima alkohol. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa alkohol memiliki pengaruh untuk mengarahkan individu kepada agresi, bahkan dapat mengarahkan individu kearah tingkah laku antisosial lainnya. Hal itu disebabkan karena alkohol dalam takaran yang tinggi dapat melemahkan kendali diri peminumnya, sedangkan dalam takaran yang rendah alkohol dapat melemahkan aktivitas sistem syaraf pusat dan menghasilkan efek sedatif (rasa atau efek tenang).
h. Suhu udara. Suhu udara adalah faktor yang jarang diperhatikan oleh para peneliti agresi meskipun sejak lama sudah ada dugaan bahwa suhu udara memiliki hubungan dengan tingkah laku, termasuk tingkah laku agresif.
Carlsmith
dan
Anderson
(dalam
Koeswara,
1988)
menyimpulkan bahwa pada musim panas sering terjadi tingkah laku agresif karena musim panas memiliki hari-hari yang lebih panjang, serta individu-individu memiliki keleluasaan bertindak yang lebih besar bila dibandingkan dengan musim-musim yang lain. Namun hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
tersebut masih belum jelas, karena tidak semua negara memiliki perubahan iklim yang mencolok. Sehingga belum diketahui bagaimana pengaruh suhu udara terhadap agresivitas manusia di negara yang tidak memiliki iklim yang mencolok tersebut.
4. Aspek-aspek Agresivitas Barbara krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif untuk mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu: a. Modalitas respon. Meliputi tindakan agresif yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal. Contoh tindakan agresif secara fisik adalah memukul, menampar, dan menendang. Sedangkan contoh tindakan agresif secara verbal adalah memaki, mengumpat, mengejek, dan menghina. b. Kualitas respon. Meliputi tindakan agresif yang berhasil dilakukan atau berhasil mengenai sasaran atau tindakan agresif yang gagal dilakukan atau gagal mengenai sasaran. Misalnya si A yang berhasil memukul si B sehingga si B merasakan rasa sakit akibat dari pukulan tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila si A gagal memukul si B, maka tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh si B. c. Kesegeraan. Meliputi tindakan agresif yang dilakukan individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui strategi-strategi secara tak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
langsung. Misalnya si A yang langsung memukul si B dengan menggunakan tangannya sendiri, tanpa menyuruh orang lain. d. Visibilitas. Meliputi perilaku agresif yang tampak dari perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan oleh individu. Misalnya si A membenci si B dan sering memaki si B (tampak). Si A membenci si B dan jarang menyapanya (tidak tampak). e. Hasutan. Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena tidak diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan. Contoh si A memukul si B sebagai suatu tindakan balasan karena sebelumnya si A pernah dipukul oleh si B (tindakan balasan). f. Arah sasaran. Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena adanya rasa permusuhan (hostility) kepada sasaran atau yang dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental). Contoh si A membunuh si B karena si A membenci si B (permusuhan). Si A membunuh si B karena ingin memiliki harta si B (instrumental). g. Tipe kerusakan. Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi. Contoh perkelahian antara si A dan si B yang mengakibatkan luka-luka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
pada tubuh mereka (fisik). Si B menderita stress berat setelah perkelahiannya dengan si A (psikologis). h. Durasi akibat. Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang. Contoh si B mengalami luka ringan pada lengan kirinya setelah berkelahi dengan si A (sementara). Si B menderita cacat pada matanya setelah terkena pukulan dari si A (jangka panjang). i. Unit-unit sosial yang terlibat. Meliputi perilaku agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara berkelompok. Misalnya perkelahian antar genk (kelompok). Perkelahian antar individu (individu).
5. Jenis-jenis Agresivitas Leonard Berkowitz (1969) membedakan agresi sebagai tingkah laku sebagaimana diindikasikan oleh definisi Baron dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Berkowitz juga membedakan agresi ke dalam dua macam agresi, yaitu agresi instrumental (instrumental aggression) dan agresi benci atau agresi impulsif (hostile aggression /impulsive aggresion). Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan hanya sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Agresi impulsif ini dilakukan tanpa tujuan karena hanya ingin menimbulkan kekacauan, kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban agresi. Taylor, Peplau, dan Sears (2009) membedakan agresi menjadi beberapa jenis, yaitu agresi antisosial (antisocial aggression), agresi prososial (prosocial aggression), dan agresi yang disetujui (sanctioned aggression). Agresi antisosial berarti agresi yang bertujuan menyakiti orang lain dan melanggar norma sosial. Agresi prososial berarti tindakan agresif yang mendukung norma sosial dan dapat diterima oleh masyarakat, misalnya tindakan menegakkan hukum yang dilakukan oleh polisi dengan cara menembak mati kelompok perampok yang telah merugikan banyak orang. Agresi yang disetujui (sanctioned aggression) memiliki arti agresi yang tidak diharuskan oleh norma sosial tetapi berada dalam batas-batas wajar, tindakan agresi ini tidak melanggar standar moral yang telah dipegang oleh masyarakat. Contohnya pelatih sepakbola yang menghukum pemainnya yang tidak disiplin dengan menyuruhnya untuk berlari keliling lapangan. Kenneth Moyer (dalam Koeswara, 1988) membagi agresi kedalam tujuh jenis, antara lain: 1. Agresi predatori, yaitu agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran obyek alamiah (mangsa). Agresi ini biasanya terdapat pada organisme atau spesies hewan yang menjadikan hewan dari spesies lain sebagai mangsanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
2. Agresi antarjantan, yaitu agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu spesies. 3. Agresi ketakutan, yaitu agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindar dari ancaman. 4. Agresi tersinggung, yaitu agresi yang muncul karena perasaan tersinggung atau amarah. Respon menyerang muncul terhadap stimulus yang luas dan tanpa memilih sasaran, baik berupa obyekobyek hidup maupun obyek-obyek mati. 5. Agresi pertahanan atau teritorial, yaitu agresi yang dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan anggota spesiesnya sendiri. 6. Agresi maternal, yaitu agresi yang spesifik pada spesies atau organisme betina (induk) yang dilakukan untuk melindungi anakanaknya dari berbagai ancaman. 7. Agresi instrumental, yaitu agresi yang dipelajari, diperkuat dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
B. Altruisme 1. Pengertian Altrusime Beberapa ahli psikologi memberikan definisi untuk membedakan antara perilaku prososial dan perilaku altruistik. Terdapat dua hal yang membedakan antara perilaku prososial dan perilaku altruistik. Pertama, perilaku altruistik adalah bagian dari perilaku prososial. Kedua, pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
perilaku prososial ada tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku setelah melakukan suatu kebaikan, sedangkan pada perilaku altruistik pelaku tidak mengharapkan adanya balas jasa atau imbalan setelah pelaku melakukan suatu kebaikan. Tingkah laku prososial adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Baron, Bryne dan Brascombe, 2006). Tingkah laku prososial mencakup kategori yang sangat luas, meliputi segala tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motifmotis si penolong. Beberapa jenis perilaku prososial tidak merupakan tindakan altruistik. Sebagai contoh seorang Kader partai politik yang memberikan sumbangan dana yang cukup besar dalam suatu kegiatan sosial yang ditujukan untuk menolong korban bencana alam, sang Kader memilliki harapan dirinya akan mendapatkan penghargaan dari orang lain maupun dari korban bencana dan akan dipilih untuk menduduki jabatan penting dalan pemerintahan. Tindakan tersebut merupakan perilaku prososial tetapi tidak altruistik. Perilaku prososial berkisar dari tindakan altruistik atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya (Rushton, 1980). Dalam menolong yang lebih diutamakan adalah kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri sendiri, terutama dalam situasi darurat (Deaus, Dane, dan Wrightsman, 1993). Menolong sebagai tingkah laku yang ditujukan untuk membantu orang lain, terkadang dalam beberapa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
kasus bisa saja tidak dapat mencapai tujuannya. Hal ini dapat disebabkan karena penolong tidak mengetahui kesulitan korban yang sesungguhnya (Holander, 1981) atau karena penolong tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk menolong korban sehingga dapat berakibat fatal baik bagi penolong maupun orang yang akan ditolong. Sebagai contoh seseorang yang tidak bisa berenang berusaha menolong rekannya yang hanyut di lautan, sehingga orang yang menolong berpotensi untuk ikut hanyut bahkan tenggelam juga. Altruisme
adalah
tindakan
menolong
orang
lain
tanpa
mengharapkan imbalan apapun (Sears, 1994). Dengan definisi tersebut, apakah tindakan seseorang altruistik atau tidak, tergantung pada tujuan si penolong. Batson (2008) menyatakan altruisme adalah motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain. Pada altruisme, tindakan menolong orang atau memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri sendiri (selfless) bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish) (Sarwono, 2009). Sebagai contoh seseorang yang melihat korban kecelakaan motor lalu segera mengangkat tubuh korban ke tepi jalan serta menghubungi rumah sakit untuk minta dikirimkan Ambulance untuk membawa tubuh korban ke rumah sakit dan segera dirawat, tanpa mengharapkan imbalan dan penghargaan apapun dari korban, keluarga korban maupun orang lain. Altruisme adalah lawan dari egoisme. Altruisme murni memberi tanpa memperhatikan ganjaran ataupun keuntungan. Sedangkan egoisme
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
mengutamakan kepentingan sendiri diatas kepentingan orang lain untuk mengejar kesenangan sendiri maupun untuk tujuan lain. Menurut Myers (1983) dalam psikologi sosial, altruisme berarti memusatkan perhatian pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, menaruh perhatian pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perilaku altruisme adalah tindakan yang dilakukan untuk menolong dan memberikan manfaat positif bagi orang lain tanpa mengharapkan adanya imbalan dalam bentuk apapun.
2. Teori Altruisme Ada beberapa teori yang membahas tentang altruisme. Dalam bukunya, Sarwono (2009) menuliskan beberapa teori altruisme, antara lain adalah: a. Teori evolusi. Menurut teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen. Manusia berusaha agar gennya tetap lestari atau tidak punah. 1.) Perlindungan kerabat (kin protection). Menurut
teori
evolusi,
tindakan
orang
tua
dalam
melindungi dan membantu anaknya ini adalah demi kelangsungan gen-gen orang tua yang ada di dalam diri anaknya. Orang tua yang mengutamakan
kesejahteraan
anak
dibandingkan
dengan
kesejahteraan dirinya sendiri memiliki peluang yang besar agar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
gennya tetap bertahan dan lestari bila dibandingkan dengan orang tua yang mengabaikan anaknya (Myers dalam Sarwono, 1988). Hal tersebut juga berlaku untuk keluarga jauh yang masih memiliki kedekatan gen-gen secara biologis, sehingga manusia akan secara otomatis memiliki keinginan untuk lebih menolong orang yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya. 2.) Timbal balik biologik (biological reciprocity). Prinsip timbal balik biologik memiliki arti menolong untuk memperoleh pertolongan kembali (Sarwono, 2002). Seseorang menolong karena ia memiliki harapan kelak suatu saat ia akan memperoleh balasan pertolongan dari orang yang telah ia tolong.
b. Teori belajar. Pengaplikasian teori belajar pada tingkah laku menolong merupakan salah satu cara untuk mengungkap bagaimana seseorang belajar untuk menolong orang lain dan dalam kondisi yang seperti apa seseorang memiliki kemungkinan untuk menolong. 1.) Teori belajar sosial (social learning theory). Dalam teori belajar sosial, tingkah laku manusia dijelaskan sebagai hasil dari proses belajar terhadap lingkungan. Seseorang menolong karena sebelumnya telah mengalami proses belajar melalui observasi terhadap model prososial. Jika model prososial mendukung terjadinya tingkah laku menolong, maka sebaliknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
model antisosial dapat menghambat tingkah laku menolong (Baron, Bryne, dan Brascombe dalam Sarwono, 2009). Dengan demikian seseorang dapat menjadi pribadi yang altruis karena lingkungannya telah lebih dahulu memberi contoh-contoh yang dapat diobservasi oleh orang tersebut untuk bertindak menolong. 2.) Teori pertukaran sosial (social exchange theory). Menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial bergantung pada untung dan rugi yang terjadi. Teori ini melihat tingkah laku sosial sebagai hubungan pertukaran dengan memberi dan menerima (take and give relationship). Menurut Deaux, Dane, dan Wrightsman (dalam Sarwono, 2009) sesuatu yang dipertukarkan dapat berupa materi (uang, barang, perhiasan) atau non materi (penghargaan, penerimaan). Teori ini menyatakan bahwa interaksi manusia mengikuti prinsip ekonomi, yaitu memaksimalkan ganjaran (keuntungan) dan meminimalkan kerugian. Menurut Myers (dalam Sarwono, 2009) keuntungan dari tingkah laku menolong dapat bersifat menolong untuk memperoleh imbalan dari lingkungan (external
self
rewards) atau menolong untuk
mendapatkan kepuasan batin (internal self rewards).
c. Teori empati. Empati
merupakan
respon
yang
kompleks,
mencakup
komponen afektif dan kognitif. Dengan komponen afektif seseorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, dan dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang orang lain sedang rasakan beserta dengan alasannya. Daniel Batson (dalam Sarwono, 2009) menjelaskan adanya hubungan antara empati dan tingkah laku menolong, serta menjelaskan bahwa empati adalah sumber dari moticasi altruistik. 1.) Hipotesis empati-altruisme (empathy-altruism hypothesis). Saat seseorang melihat penderitaan orang lain maka akan muncul perasaan empati yang mendorong seseorang tersebut untuk menolong. Dalam kaitannya dengan hipotesis empati-altruisme, perhatian empatik yang dirasakan seseorang terhadap penderitaan orang lain akan menghasilkan motivasi untuk mengurangi penderitaan orang lain tersebut. Motivasi menolong ini bisa sangat kuat sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong yang tidak menyenangkan, berbahaya bahkan mengancam jiwanya (Batson dalam Sarwono, 2009). Dengan demikian motivasi seseorang untuk menolong adalah karena adanya orang lain yang membutuhkan bantuan dan menghasilkan rasa yang menyenangkan bila dapat berbuat baik. 2.) Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model). Melihat orang lain menderita dapat membuat perasaan seseorang menjadi tidak nyaman sehingga ia berusaha untuk mengurangi rasa tidak nyaman tersebut dengan cara menolong
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
orang yang menderita tersebut. Model mengurangi perasaan negatif ini dikemukakan oleh Cialdini dan timnya (dalam Sarwono, 2009), teori ini menjelaskan bahwa orang menolong dengan tujuan untuk mengurangi perasaan negatif akibat dari melihat penderitaan orang lain. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkah laku menolong dapat berperan sebagai self help agar seseorang
dapat
terbebas
dari
suasana
hati
yang
tidak
menyenangkan atau negatif (Sarwono, 2009). 3.) Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis). Hipotesis kesenangan empatik merupakan salah satu teori yang dapat menjelaskan tingkah laku menolong (Smith dalam Sarwono, 2009). Menurut hipotesis tersebut, seseorang akan menolong bila ia dapat memperkirakan bisa ikut merasakan kebahagiaan
orang
yang
akan
menerima
pertolongannya.
Seseorang yang menolong juga perlu untuk mengetahui bahwa tindakannya akan memberikan pengaruh positif bagi orang yang ditolong.
d. Teori perkembangan kognisi sosial. Saat seseorang berada didalam suatu situasi darurat yang membutuhkan pertolongan, ia perlu untuk memproses dengan cepat sejumlah informasi sebelum ia memutuskan untuk memberikan pertolongan. Dengan demikian, tingkah laku menolong melibatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
proses kognitif seperti persepsi, penalaran, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pendekatan kognisi memiliki fokus pada pemahaman yang mendasari terjadinya suatu tingkah laku sosial (Sarwono, 2009).
e. Teori norma sosial. Saat seseorang menolong, ia mungkin tidak sadar akan keuntungan apa yang akan dirinya terima atas pertolongan yang ia berikan. Ia hanya merasa bahwa ia harus memberikan pertolongan kepada
orang
yang
membutuhkan.
Tindakan
menolong
ini
dipersepsikan sebagai sesuatu yang diwajibkan oleh norma-norma masyarakat. Myers (dalam Sarwono, 2009) menyatakan bahwa norma merupakan harapan-harapan masyarakat berkaitan dengan tingkah laku yang seharusnya dilakukan seseorang. 1.) Norma timbal-balik (the reciprocity norm). Alvin Gouldner (dalam Sarwono, 2009) mengemukakan bahwa salah satu norma yang bersifat universal adalah norma timbal balik. Yaitu individu harus menolong orang lain yang pernah menolongnya. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada prinsip balas budi yang harus dilakukan. Dengan demikian, individu harus menolong orang lain karena kelak dimasa depan ia akan ditolong oleh orang lain, atau sebelumnya individu tersebut pernah ditolong oleh orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
2.) Norma tanggung jawab sosial (the social-responsibility norm). Menurut Schwartz (dalam Sarwono, 2009) didalam norma tanggung jawab sosial, individu harus memberikan pertolongan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan adanya balasan dimasa yang akan datang. Norma ini memotivasi orang untuk memberikan pertolongannya kepada orang-orang yang lebih lemah dari dirinya. Misalnya membantu orang cacat, anak kecil, dan orang-orang tua.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Altruisme Menurut Sarwono (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi altruisme seseorang, yaitu: a. Pengaruh faktor situasional. 1.) Bystander. Ketika seseorang berada dalam suatu situasi darurat, bystander atau orang-orang yang berada di sekitar lokasi kejadian memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi seseorang untuk memutuskan antara menolong dan tidak menolong. Efek bystander terjadi karena: -
Pengaruh sosial (social influence). Yaitu pengaruh dari orang lain yang dijadikan sebagai patokan
dalam
menginterpretasikan
suatu
situasi
dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
mengambil keputusan untuk menolong. Seseorang akan menolong jika orang lain juga menolong. -
Hambatan penonton (audience inhibition). Yaitu merasa dirinya dinilai oleh orang lain dan resiko membuat malu diri sendiri apabila tindakan menolong yang dilakukannya kurang tepat sehingga menghambat orang lain untuk menolong.
-
Penyebaran tanggung jawab (diffusion of responsibility). Dengan adanya kehadiran orang lain maka tanggung jawab menjadi ikut tersebar ke masing-masing bystander atau orang lain.
2.) Daya tarik. Ketertarikan
individu
pada
korban
mempengaruhi
kesediaan individu untuk memberikan bantuan pada korban atau orang yang membutuhkan pertolongan. Apapun faktor yang dapat meningkatkan
ketertarikan
bystander
kepada
korban
akan
meningkatkan kemungkinan terjadinya respon untuk menolong (Clark dalam Sarwono, 2009). Adanya kesamaan antara penolong dengan orang yang akan ditolong juga meningkatkan kemungkinan terjadinya tingkah laku menolong. Seseorang cenderung untuk menolong orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya (Krebs dalam Sarwono, 2009).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
3.) Atribusi terhadap korban. Seseorang akan termotivasi untuk memberikan pertolongan pada orang lain bila sebelumnya ia mengasumsikan bahwa ketidakberuntungan korban merupakan sesuatu yang diluar kendali diri korban (Weiner dalam Sarwono, 2009). Dengan demikian pertolongan tidak akan diberikan bila penderitaan korban merupakan akibat dari kesalahan korban sendiri. 4.) Ada model. Seseorang akan terdorong untuk memberikan pertolongan jika sebelumnya telah ada model yang melakukan tingkah laku menolong untuk orang lain. Rushton dan Campbell (dalam Sarwono, 2009) menemukan bahwa orang-orang akan bersedia mendonorkan darahnya bila sebelumnya mereka melihat ada model yang mendonorkan darahnya terlebih dahulu. 5.) Desakan waktu. Orang
yang
sibuk
atau
tergesa-gesa
memiliki
kecenderungan untuk tidak menolong, sedangkan orang yang memiliki waktu luang lebih besar kemungkinannya untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan (Sarwono, 2009). 6.) Sifat kebutuhan korban. Kesediaan menolong dari calon penolong dipengaruhi oleh kejelasan
bahwa
korban
sungguh-sungguh
membutuhkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
pertolongan (clarity of need). Korban memang pantas untuk mendapatkan bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need) dan bukanlah tanggung jawab korban sehingga korban memerlukan bantuan dari orang lain (atribusi eksternal) (Deaux, Dane, Wrightsman dalam Sarwono, 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa orang yang meminta pertolongan akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pertolongan daripada orang yang tidak meminta pertolongan, walaupun sesungguhnya ia juga membutuhkan pertolongan.
b. Pengaruh faktor dari dalam diri. 1.) Suasana hati (mood). Emosi dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menolong (Baron, Bryne, Brascombe dalam Sarwono, 2009). Secara umum emosi positif dapat meningkatkan tingkah laku menolong, namun apabila situasinya ambigu maka orang yang sedang bahagia (emosi positif) cenderung untuk mengartikan bahwa tidak ada keadaan darurat sehingga ia tidak memberikan pertolongan. Pada emosi negatif seseorang yang sedang sedih memiliki kemungkinan menolong yang lebih kecil, namun bila dengan memberikan pertolongan dapat membuat suasana hati menjadi lebih baik maka ia akan memberikan pertolongan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
2.) Sifat. Terdapat hubungan antara karakteristik seseorang dengan kecenderungannya untuk menolong. Individu yang memiliki sifat pemaaf
(forgiveness)
cenderung
mudah
untuk
menolong
(Karremans dalam Sarwono, 2009). Individu yang mempunyai pemantauan diri (self monitoring) yang tinggi juga cenderung mudah untuk menolong, karena dengan menjadi penolong ia akan memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi (White dan Gerstein dalam Sarwono, 2009). Individu yang memiliki kebutuhan yang tinggi akan pujian dan penghargaan akan meningkatkan perilaku menolongnya bila dalam situasi menolong tersebut dapat memberikan dirinya kesempatan untuk memperoleh penghargaan (Deutsch dan Lamberti dalam Sarwono, 2009). 3.) Jenis kelamin. Peranan gender atau jenis kelamin terhadap kecenderungan individu untuk menolong sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-laki cenderung untuk lebih memilih terlibat dalam aktivitas menolong yang bersifat darurat dan membahayakan, hal tersebut terkait dengan peran lakilaki yang memiliki kemampuan lebih dalam hal kekuatan dan lebih mampu untuk melindungi diri. Sedangkan perempuan lebih mempunyai keterampilan untuk menolong dalam situasi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
bersifat memberi dukungan emosi, merawat, dan mengasuh (Deaux, Dane, Wrightsman dalam Sarwono, 2009). 4.) Tempat tinggal. Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan cenderung untuk lebih penolong bila dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan urban overload hypothesis, yaitu orang-orang yang tinggal di daerah perkotaan terlalu banyak mendapat stimulasi dari lingkungan. Oleh karena itu, ia harus selektif dalam menerima paparan informasi yang sangat banyak agar ia tetap dapat menjalankan peran-perannya dengan baik. Itulah sebabnya mengapa masyarakat daerah perkotaan sering tidak memperdulikan kesusahan orang lain, karena mereka sudah sangat sibuk dengan beban tugasnya sehari-hari (Deaux, Dane, Wrightsman dalam Sarwono, 2009). 5.) Pola asuh. Tingkah laku sosial sebagai bentuk tingkah laku yang menguntungkan orang lain tidak dapat dilepaskan dari peranan pola asuh didalam keluarga. Pola asuh yang bersifat demokratis secara signifikan mempengaruhi adanya kecenderungan anak untuk tumbuh menjadi individu yang mau menolong. Yaitu melalui peran-peran orangtua dalam menetapkan standar-standar dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
contoh-contoh tingkah laku menolong (Bern dalam Sarwono, 2009).
4. Aspek-aspek Altruisme Menurut Baron, Bryne (2005), ada beberapa aspek yang terdapat pada diri individu yang altruis, yaitu: a. Empati. Individu yang senang menolong orang lain memiliki empati yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan individu yang tidak senang menolong orang lain. Individu yang altruistik menggambarkan diri mereka sebagai pribadi yang bertanggung jawab, bersosialisasi, menenangkan, toleran, memiliki self-control, dan termotivasi untuk membuat impresi yang baik. b. Mempercayai dunia yang adil. Individu yang suka menolong mempersepsikan dunia sebagai tempat yang adil dan percaya bahwa tingkah laku yang baik akan diberi imbalan, sedangkan tingkah laku yang buruk akan akan mendapatkan hukuman. c. Tanggung jawab sosial. Setiap individu yang altruis memiliki keyakinan bahwa setiap orang bertanggung jawab untuk melakukan hal yang terbaik bagi setiap orang lain yang membutuhkan pertolongan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
d. Locus of control internal. Individu yang altruis memiliki locus of control yang tinggi dan memiliki keyakinan bahwa setiap individu berhak untuk menentukan cara
bertingkah
lakunya
sendiri
dengan
berusaha
untuk
mengoptimalkan hasil akhir yang baik dan meminimalkan yang buruk. Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari perilaku individu itu sendiri. e. Egosentrisme rendah. Individu yang altruis tidak memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang egosentris, self-absorbed, dan kompetitif.
C. Kegemaran Musik Keras 1. Musik Keras Ada beragam pandangan mengenai musik sehingga musik memiliki bermacam-macam definisi, diantaranya: bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar, suatu karya seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya, segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang dan disajikan sebagai musik (Rasyid, 2010). Menurut Aristoteles, musik memiliki kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Nietzsche, seorang filsuf dari Jerman meyakini bahwa musik dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan itu, ia mengatakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
“Without music, life would be an error” (Rasyid, 2010). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yang dimaksud dengan musik adalah nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Terutama yg menggunakan alat-alat yg dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu. Pada tahun 1960-an, musik rock berkembang menjadi beberapa jenis, seperti folk rock, blues rock, dan jazz rock fusion. Pada tahun 1970an lahir aliran soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock dan punk rock. Sub kategori yang mencuat ditahun 1980-an, seperti new wave rock, hardcore punk dan alternative rock. Sedangkan pada tahun 1990-an terdapat aliran grunge, britpop, indie rock, dan nu metal. Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock disebut rock band atau rock group. Grup musik rock memiliki personil yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi, pemain gitar bass dan pemain drum sehingga membentuk kuartet. Beberapa grup menanggalkan satu atau dua posisi dan menggunakan penyanyi sebagai pemain alat musik disamping menyanyi, sehingga membentuk duo atau trio. Grup lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua orang pemain gitar dan seorang pemain keyboard. Selain alat-alat tersebut, grup musik rock juga menggunakan
biola,
cello,
saksofon
terompet
atau
trombon
(http://id.wikipedia.org/wiki/Rock). Musik rock sering disebut sebagai musik setan karena penggunaan lirik yang kasar serta mengajak untuk melakukan berbagai hal negatif yang merusak diri sendiri maupun orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
lain (Utomo dan Natalia, 1999) walaupun pada periode ini penggunaan lirik yang kasar sudah mulai tidak digunakan oleh musisi rock.
2. Pengemar Musik Keras Penggemar musik keras adalah individu atau kelompok yang menyenangi musik keras. Berdasarkan pada perkembangan musik dunia maka tumbuhlah berbagai pandangan yang berhubungan pada penikmat musik. Sebagai contoh musik klasik adalah musiknya orang intelek, yang mana menurut penelitian juga membantu peningkatan kecerdasan pada anak, juga memiliki nilai seni dan ilmiah yang tinggi, berkadar keindahan dan tidak luntur sepanjang massa (Utomo dan Natalia, 1999). Musik rock dan heavy metal (keras) memiliki penikmat yang cenderung brutal (Utomo dan Natalia, 1999). Musik keras dapat mempengaruhi pendengarnya, pengaruh ini dapat masuk melalui lirik atau syair musik, gaya hidup pemusik keras, gambar atau simbol yang digunakan dalam setiap aktivitas pemusik keras, terakhir filsafat dan tujuan dari pemusik keras.
D. Masa Awal Dewasa atau Pemuda Masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan keenam dalam delapan tahap perkembangan menurut Erikson dan rentang usia dalam tahap ini adalah 18 sampai 30 tahun (Boeree, 2006). Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain (intimacy) dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
(isolation). Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai. Apabila tidak, isolasi akan terjadi (Santrock, 2002). Intimasi adalah kemampuan untuk memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih, teman, atau sahabat. Pada tahap ini individu telah sungguh-sungguh mengetahui jati dirinya dan tidak takut untuk kehilangan identitasnya, karena individu telah melewati tahap perkembangan masa remaja (identity vs identity confusion). Intimasi erat kaitannya dengan relasi interpersonal, dimana pada masa ini keakraban dan rasa percaya pada orang lain tumbuh pada diri individu. Orang-orang yang memiliki kepercayaan interpersonal yang tinggi terlibat lebih banyak dalam tindakan prososial bila dibandingkan dengan orang-orang yang cenderung untuk tidak mempercayai orang lain (Cadenhead & Richman dalam Baron, 2005). Individu-individu yang dikarakteristikkan oleh ketidakpercayaan, sinisme, egosentris,
dan
kecenderungan
untuk
memanipulasi
orang
lain
(machiavellianism) tergolong kedalam kelompok individu yang paling tidak mungkin untuk melakukan tindak prososial (McHoskey dalam Baron, 2005). Apabila individu gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka individu akan berada pada suatu masalah, yaitu takut akan keterikatan dan berkomitmen. Sehingga pada tahap ini banyak individu yang menggantung hubungan mereka dengan orang lain (Boeree, 2006). Pada masa ini juga apabila individu tidak berhasil dalam mencapai tugas perkembangannya, maka individu akan cenderung untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan, lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
banyak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja (mariyuana), dan menggunakan amphetamine, barbiturat dan halusinogen (Bachman, O’Malley dan Johnston dalam Santrock, 2002). Pesta minum-minuman keras tingkat berat dan meningkatnya penggunaan kokain juga kerap terjadi, bahkan hal ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa (Johnston, O’Malley dan Bachman dalam Santrock, 2002). Hal-hal tersebut dapat menjadi pemicu berbagai macam bentuk tindakan agresif yang dapat merugikan orang lain dan bukan merupakan suatu tindakan altruistik yang dapat memberi keuntungan pada orang lain.
E. Dinamika Hubungan Antar Variabel Masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan keenam dalam delapan tahap perkembangan menurut Erikson dan rentang usia dalam tahap ini adalah 18 sampai 30 tahun (Boeree, 2006). Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain (intimacy) dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri (isolation). Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai. Apabila tidak, isolasi akan terjadi (Santrock, 2002). Intimasi adalah kemampuan untuk memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih, teman, atau sahabat. Pada tahap ini individu telah sungguh-sungguh mengetahui jati dirinya dan tidak takut untuk kehilangan identitasnya, karena individu telah melewati tahap perkembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
masa remaja (identity vs identity confusion). Intimasi erat kaitannya dengan relasi interpersonal, dimana pada masa ini keakraban dan rasa percaya pada orang lain tumbuh pada diri individu. Orang-orang yang memiliki kepercayaan interpersonal yang tinggi terlibat lebih banyak dalam tindakan prososial bila dibandingkan dengan orang-orang yang cenderung untuk tidak mempercayai orang lain (Cadenhead & Richman dalam Baron, 2005). Individu-individu yang dikarakteristikkan oleh ketidakpercayaan, sinisme, egosentris,
dan
kecenderungan
untuk
memanipulasi
orang
lain
(machiavellianism) tergolong kedalam kelompok individu yang paling tidak mungkin untuk melakukan tindak prososial (McHoskey dalam Baron, 2005). Apabila individu gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka individu akan berada pada suatu masalah, yaitu takut akan keterikatan dan berkomitmen. Sehingga pada tahap ini banyak individu yang menggantung hubungan mereka dengan orang lain (Boeree, 2006). Pada masa ini juga apabila individu tidak berhasil dalam mencapai tugas perkembangannya, maka individu akan cenderung untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan, lebih banyak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja (mariyuana), dan menggunakan amphetamine, barbiturat dan halusinogen (Bachman, O’Malley dan Johnston dalam Santrock, 2002). Pesta minum-minuman keras tingkat berat dan meningkatnya penggunaan kokain juga kerap terjadi, bahkan hal ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa (Johnston, O’Malley dan Bachman dalam Santrock, 2002). Hal-hal tersebut dapat menjadi pemicu berbagai macam bentuk tindakan agresif yang dapat merugikan orang lain dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
bukan merupakan suatu tindakan altruistik yang dapat memberi keuntungan pada orang lain. Aksi-aksi kekerasan (agresivitas) dapat terjadi dimana saja. Seperti di jalan raya, gang-gang kecil perkampungan, bahkan di institusi-institusi pendidikan.
Contohnya
adalah,
tawuran
antar
pelajar,
perampokan,
pembunuhan, pembacokan, dan lain sebagainya. Aksi-aksi kekerasan tersebut merupakan bentuk dari tindakan agresif. Menurut suatu penyelidikan (Koeswara, 1988), dari tahun 1820 hingga tahun 1945 diperkirakan tidak kurang dari 59 juta nyawa manusia melayang akibat tindakan agresif dari sesamanya. Dari jumlah tersebut, banyak dari separuhnya adalah korban yang jatuh dalam peperangan, sedangkan sisanya merupakan korban perkelahian, penganiayaan, perampokan agresi seksual dan berbagai bentuk agresi lainnya. Agresivitas mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, dan juga merupakan sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai seseorang. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek, menghina) maupun kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan lain-lain). Tindakan merusak barang milik orang lain juga dapat dikategorikan sebagai tindakan agresif. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron, 1994). Leonard Berkowitz (1969) membedakan agresi sebagai tingkah laku sebagaimana diindikasikan oleh definisi Baron dengan agresi sebagai emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Berkowitz juga membedakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
agresi ke dalam dua macam agresi, yaitu agresi instrumental (instrumental aggression) dan agresi benci atau agresi impulsif (hostile aggression / impulsive aggresion). Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan hanya sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti. Agresi impulsif ini dilakukan tanpa tujuan karena hanya ingin menimbulkan kekacauan, kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban agresi. Berbeda dengan agresivitas, altruisme merupakan tindakan menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun, dan altruisme merupakan bagian dari tindakan prososial. Berdasar pada hal tersebut, apakah tindakan seseorang altruistik atau tidak, tergantung pada tujuan si penolong. Batson (2008)
menyatakan
altruisme
adalah
motivasi
untuk
meningkatkan
kesejahteraan orang lain. Pada altruisme, tindakan menolong orang atau memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri sendiri (selfless) dan bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish). Menurut Myers (1983) dalam psikologi sosial, altruisme berarti memusatkan perhatian pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, menaruh perhatian pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain. Empati merupakan syarat dasar bagi tindakan altruisme (Baron, 2005). Menurut Clary & Orenstein (dalam Baron, 2005), empati terdiri dari komponen afektif dan kognitif. Secara afektif orang yang berempati dapat merasakan apa yang orang lain sedang rasakan (Darley dalam Baron, 2005)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
sedangkan secara kognitif orang yang berempati akan dapat memahami apa yang orang lain sedang rasakan dan mengapa (Azar dalam Baron, 2005). Empati dan motivasi altruistik memiliki hubungan dengan karakter positif lainnya, seperti rasa kenyamanan, motivasi berprestasi, kemampuan sosial, dan keadaaan emosional positif. Namun memiliki hubungan negatif dengan agresivitas (Krueger, Hicks, & McGue; Menesini; Miller & Jansen-op-deHaar, dalam Baron, 2005). Penggemar musik keras adalah individu atau sekumpulan individu yang memiliki kegemaran untuk mendengarkan musik keras dan penikmat musik keras biasanya identik dengan tindak kekerasan (agresivitas). Dalam pertunjukan musik keras biasanya terjadi kerusuhan atau aksi saling menyakiti yang dilakukan oleh penonton atau penikmat musik keras walaupun pada awal acara sering diberi peringatan untuk menjaga suasana tetap kondusif. Contoh yang dapat diambil dari media massa misalnya adalah sebagai berikut. Konser musik underground di Bandung pada tahun 2008 yang memakan korban tewas karena terhimpit dan terinjak-injak (kompas.com). Contoh lainnya adalah terjadinya keributan dalam sebuah konser kelompok band Superman Is Dead yang diadakan di kota Solo pada tahun 2009, sehingga mengakibatkan satu orang tewas dan dua orang luka-luka karena terkena benda tajam (kompas.com). Dari dua contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para penikmat musik keras cenderung untuk melakukan tindakan agresif yang merugikan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Ada beberapa hal yang dapat ditemukan dalam penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, secara khusus dalam hubungan musik dan agresivitas. Antara lain dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Roy (2001) dapat ditemukan bahwa subyek yang mendengarkan musik keras memiliki skor kemarahan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan subyek yang tidak mendengarkan musik. Musik agresif atau musik keras juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan dan mengurangi ketenangan (Mcquinn, 2003). Sedangkan Hamilton (2001) menemukan bahwa penikmat musik keras memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi alkohol lebih banyak dibandingkan dengan penikmat musik lain. Berdasarkan dari uraian dinamika diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa penikmat musik keras memiliki tingkat kemarahan yang tinggi, tingkat kebahagiaan dan ketenangan yang rendah, dan kecenderungan yang cukup tinggi untuk mengkonsumsi alkohol. Hal-hal tersebut dapat memicu tindakan agresif yang dapat merugikan orang lain dan tidak membangun suatu tindakan altruistik. Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan tentang dinamika antar variabel penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
[+] Empati / Relasi interpersonal / Intimasi
[-]
Altruisme
[-]
Agresivitas
[+] Penikmat musik keras dewasa awal Gambar 1. Dinamika hubungan antara agresivitas dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal.
F. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah, ada korelasi atau hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Semakin tinggi perilaku agresi maka semakin rendah perilaku altruisme seseorang. Sebaliknya, bila semakin rendah perilaku agresi maka semakin tinggi perilaku altruisme seseorang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini menggunakan perolehan data kuantitatif yang berupa angka-angka lalu diuji dengan menggunakan metode statistik (Kountour, 2003). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan yang terjadi antara variabel tanpa adanya pemberian perlakuan tertentu pada variabel-variabel yang digunakan. Variabel yang diteliti dalam penelitian korelasi berjumlah dua variabel atau lebih. Oleh karena dalam penelitian korelasi ini tidak ada pemberian perlakuan pada variabel yang digunakan, maka tidak dapat dilihat hubungan sebab-akibat antar variabel penelitian (Kountour, 2003). Menurut Kountour (2003), penelitian korelasi pada umumnya digunakan untuk: a. Memahami tingkah laku manusia. Melihat hubungan antara variabel-variabel tertentu pada manusia dengan variabelvariabel tertentu lainnya. b. Membuat prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi. Jika ada hubungan antara dua variabel, apabila terjadi sesuatu pada variabel pertama maka dapat diprediksikan apa yang akan terjadi pada variabel kedua.
55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
B. Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas
: perilaku agresi.
2. Variabel tergantung
: perilaku altruisme.
C. Definisi Operasional 1. Perilaku agresi. Agresi merupakan tingkah laku kekerasan yang dilakukan dengan sengaja baik secara fisik maupun secara verbal yang ditujukan untuk menyakiti orang lain atau merusak obyek-obyek lain. Barbara krahe (2005)
merangkum
sembilan
aspek
perilaku
agresif
untuk
mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu: a. Modalitas respon. Meliputi tindakan agresif yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal. b. Kualitas respon. Meliputi tindakan agresif yang berhasil dilakukan atau berhasil mengenai sasaran atau tindakan agresif yang gagal dilakukan atau gagal mengenai sasaran. c. Kesegeraan. Meliputi tindakan agresif yang dilakukan individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui strategi-strategi secara tak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
d. Visibilitas. Meliputi perilaku agresif yang tampak dari perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan oleh individu. e. Hasutan. Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan. f. Arah sasaran. Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena adanya rasa permusuhan kepada sasaran atau yang dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental). g. Tipe kerusakan. Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi. h. Durasi akibat. Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang. i. Unit-unit sosial yang terlibat. Meliputi perilaku agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara berkelompok.
2. Perilaku altruisme. Altruisme adalah tindakan yang dilakukan untuk menolong dan memberikan manfaat positif bagi orang lain tanpa mengharapkan adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
imbalan dalam bentuk apapun. Menurut Baron, Bryne (2005), ada beberapa aspek yang terdapat pada diri individu yang altruis, yaitu: a. Empati. Individu yang senang menolong orang lain memiliki empati yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan individu yang tidak senang menolong orang lain. Individu yang altruistik menggambarkan diri mereka sebagai pribadi yang bertanggung jawab, bersosialisasi, menenangkan, toleran, memiliki self-control, dan termotivasi untuk membuat impresi yang baik. b. Mempercayai dunia yang adil. Individu yang suka menolong mempersepsikan dunia sebagai tempat yang adil dan percaya bahwa tingkah laku yang baik akan diberi imbalan, sedangkan tingkah laku yang buruk akan akan mendapatkan hukuman. c. Tanggung jawab sosial. Setiap individu yang altruis memiliki keyakinan bahwa setiap orang bertanggung jawab untuk melakukan hal yang terbaik bagi setiap orang lain yang membutuhkan pertolongan. d. Locus of control internal. Individu yang altruis memiliki locus of control yang tinggi dan memiliki keyakinan bahwa setiap individu berhak untuk menentukan cara
bertingkah
lakunya
sendiri
dengan
berusaha
untuk
mengoptimalkan hasil akhir yang baik dan meminimalkan yang buruk.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari perilaku individu itu sendiri. e. Egosentrisme rendah. Individu yang altruis tidak memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang egosentris, self-absorbed, dan kompetitif.
D. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah para penikmat atau penggemar musik keras (laki-laki dan perempuan) yang tergolong dalam tahap perkembangan usia dewasa awal (usia 18 sampai 30 tahun) menurut penggolongan Erik Erikson (Boeree, 2006). Peneliti menggunakan teknik purposive sample yang berarti pemilihan sampel berdasar dari ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dianggap mempunyai kaitan yang erat dengan populasi penelitian (Hadi, 2004).
E. Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala agresivitas dan altruisme dengan menggunakan skala Likert. Kedua skala disusun dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang harus direspon oleh subyek. Skala Likert tersebut menggunakan empat respon alternatif, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Pernyataan-pernyataan disusun berdasar dari aspek-aspek agresivitas dan altruisme dengan memakai aitem favorable dan aitem unfavorable. Peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
tidak menggunakan alternatif jawaban netral agar subyek dapat lebih tegas dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam skala. Oleh karena keterbatasan subyek dan waktu maka peneliti menggunakan metode try out terpakai. Skala Agresivitas bersifat favorable, maka skor bagi alternatif jawaban pada skala agresivitas adalah sangat sesuai (SS)= 4, sesuai (S)= 3, tidak sesuai (TS)= 2, sangat tidak sesuai (STS)= 1. Sedangkan skala Altruisme bersifat favorable dan unfavorable, maka skor bagi alternatif jawaban pada skala altruisme adalah sangat sesuai (SS)= 4, sesuai (S)= 3, tidak sesuai (TS)= 2, sangat tidak sesuai (STS)= 1 untuk aitem-aitem favorable dan sangat sesuai (SS)= 1, sesuai (S)= 2, tidak sesuai (TS)= 3, sangat tidak sesuai (STS)= 4 untuk aitem-aitem unfavorable. Tabel 1 Blue print skala agresivitas ASPEK
NO. AITEM
TOTAL
FAVORABLE a. Modalitas respon.
1, 10, 19, 28, 37, 46
6
b. Kualitas respon.
2, 11, 20, 29, 38, 47
6
c. Kesegeraaan.
3, 12, 21, 30, 39, 48
6
d. Visibilitas.
4, 13, 22, 31, 40, 49
6
e. Hasutan.
5, 14, 23, 32, 41, 50
6
f. Arah sasaran.
6, 15, 24, 33, 42, 51
6
g. Tipe kerusakan.
7, 16, 25, 34, 43, 52
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
h. Durasi akibat.
8, 17, 26, 35, 44, 53
6
i. Unit-unit sosial yang terlibat.
9, 18, 27, 36, 45, 54
6
54
54
TOTAL
61
Tabel 2 Blue print skala altruisme ASPEK
NO. AITEM FAV
TOTAL
UNFAV
a. Empati.
1, 11, 21
2, 12, 22
6
b. Mempercayai dunia yang adil.
3, 13, 23
4, 14, 24
6
c. Tanggung jawab sosial.
5, 15, 25
6, 16, 26
6
d. Locus of control internal.
7, 17, 27
8, 18, 28
6
e. Egosentrisme rendah.
9, 19, 29
10, 20, 30
6
TOTAL
15
15
30
F. Validitas dan Reliabilitas Suatu penelitian dapat dikatakan baik apabila kuesionernya telah memenuhi kriteria valid dan reliabel. Kuesioner yang baik adalah kuesioner yang mampu mengukur gejala yang akan diukur dan menghasilkan data yang valid. 1. Validitas Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang seharusnya diukur dalam penelitian. Validitas kuesioner adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
sejauh mana kuesioner mampu mengukur gejala yang sedang diukur. Tipe validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi, yang berarti sejauh mana suatu kuesioner dapat mewakili semua aspek penelitian yang dianggap sebagai suatu kerangka konsep penelitian (Santosa, 2005). 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten untuk mengukur gejala yang sama bila digunakan kembali dilain kesempatan (Santosa, 2005). Secara teori suatu kuesioner dapat dikatakan sempurna bila koefisien reliabilitas = 1. Jika koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1 maka suatu kuesioner semakin tinggi reliabilitasnya.
G. Analisa Data Metode analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah korelasi Pearson Product Moment. Perhitungan korelasi antar variabel (agresivitas dan altruisme) menggunakan program SPSS 16.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 Juni 2013. Peneliti menggunakan dua metode penyebaran kuesioner, yaitu secara fisik dan secara online. Kuesioner fisik diberikan kepada teman-teman subyek yang memiliki minat pada musik keras. Penyebaran skala fisik ini membutuhkan waktu tiga hari karena terdapat skala yang dibawa pulang subyek untuk diisi sehingga peneliti harus menunggunya. Sedangkan skala online disebar dimedia sosial dan forum internet yang memiliki kaitan dengan kegemaran pada musik keras. Total keseluruhan subyek pada penelitian ini adalah 72 orang dengan rincian 18 subyek pada skala fisik dan 54 subyek pada skala online. Oleh karena keterbatasan subyek dan waktu maka peneliti menggunakan metode try out terpakai, dimana pengambilan data dilakukan satu kali dan digunakan sebagai try out alat ukur sekaligus digunakan sebagai data penelitian.
B. DESKRIPSI SUBYEK Berikut ini adalah deskripsi 72 subyek yang responnya dianalisa dalam penelitian ini.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3 Jenis kelamin subyek JENIS KELAMIN
TOTAL
Laki-laki
69
Perempuan
3 TOTAL
72
Tabel 4 Usia subyek USIA
TOTAL
20 tahun
6
21 tahun
12
22 tahun
12
23 tahun
10
24 tahun
5
25 tahun
12
26 tahun
4
27 tahun
2
28 tahun
3
29 tahun
2
30 tahun
4 TOTAL
72
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
C. UJI COBA ALAT UKUR 1. Validitas dan reliabilitas skala agresivitas Perhitungan validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil uji reliabilitas terhadap skala agresivitas sebelum seleksi aitem adalah 0.959 alpha cronbach, semakin mendekati 1 maka semakin baik. Dari hasil uji validitas terhadap skala agresivitas terdapat 7 aitem yang dinyatakan gugur dan 47 aitem yang valid (p≥0.3). Setelah aitem-aitem yang buruk dibuang, uji reliabilitas dilakukan kembali dan hasilnya adalah 0.961 alpha cronbach, semakin mendekati angka 1 maka semakin baik. Hasil penelitian dapat dilihat dilampiran A. Rincian aitem yang valid dan gugur pada skala agresivitas dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini. Tabel 5 Rincian aitem valid dan gugur pada skala agresivitas ASPEK
NO. AITEM
TOTAL
FAVORABLE a. Modalitas respon.
1*, 10, 19, 28, 37, 46
5
b. Kualitas respon.
2, 11, 20, 29, 38, 47
6
c. Kesegeraaan.
3, 12, 21, 30, 39, 48
6
d. Visibilitas.
4*, 13, 22, 31, 40, 49
5
e. Hasutan.
5, 14, 23, 32, 41, 50
6
f. Arah sasaran.
6*, 15*, 24, 33, 42*, 51
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
g. Tipe kerusakan.
7, 16, 25, 34, 43, 52
6
h. Durasi akibat.
8, 17, 26, 35, 44, 53*
5
i. Unit-unit sosial yang terlibat.
9, 18*, 27, 36, 45, 54
5
TOTAL
47
66
47
Angka dengan tanda (*) adalah aitem yang gugur (1, 4, 6, 15, 18, 42, 53).
2. Validitas dan reliabilitas skala altruisme Perhitungan validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil uji reliabilitas terhadap skala altruisme sebelum dilakukan seleksi aitem adalah 0.846 alpha cronbach, semakin mendekati angka 1 maka semakin baik. Dari hasil uji validitas terhadap skala altruisme terdapat 8 aitem yang gugur dan 22 aitem yang dinyatakan baik (p≥0.3). Setelah aitem-aitem yang buruk dibuang, uji reliabilitas dilakukan kembali dan hasilnya adalah 0.888 alpha cronbach, semakin mendekati angka 1 maka semakin baik. Hasil penelitian dapat dilihat dilampiran B. Rincian aitem yang valid dan gugur pada skala altruisme dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Tabel 6 Rincian aitem valid dan gugur pada skala altruisme ASPEK
NO. AITEM FAV.
TOTAL
UNFAV.
a. Empati.
1*, 11, 21
2, 12, 22
5
b. Mempercayai
3*, 13, 23
4, 14, 24*
4
5, 15, 25
6, 16, 26
6
7, 17, 27
8, 18, 28
6
9*, 19*, 29
10*, 20*, 30*
1
dunia yang adil. c. Tanggung jawab sosial. d. Locus of control internal. e. Egosentrisme rendah. TOTAL
11
11
22
Angka dengan tanda (*) adalah aitem yang gugur (1, 3, 9, 10, 19, 20, 24, 30).
D. HASIL PENELITIAN 1. DESKRIPSI DATA PENELITIAN Berikut ini adalah tabel deskripsi data empiris dan teoritik pada masing-masing variabel yang dipakai dalam penelitian ini. Untuk selengkapnya dapat dilihat dilampiran c.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Tabel 7 Deskripsi data hasil penelitian Variabel
Data
Agresivitas
Empiris
47.00
145.00
95.500
22.955
Teoritik
54
216
135
27
Empiris
56.00
88.00
70.736
7.227
Teoritik
30
120
75
15
Altruisme
Min
Max
Mean
SD
Nilai minimum teoritik didapat dari hasil perkalian antara skor terendah dan jumlah aitem pada skala. Jadi nilai minimum teoritik agresivitas dapat dihitung dengan 1x54=54. Lalu nilai maksimum teoritik didapatkan dari hasil perkalian antara skor tertinggi dengan jumlah aitem pada skala. Jadi nilai maksimum teoritik dapat diperoleh dengan 4x54= 216. Mean teoritik didapatkan dengan rumus nilai minimum ditambah dengan nilai maksimum lalu hasilnya dibagi dua. Jadi mean teoritik agresivitas dapat diperoleh dengan (54+216) / 2= 135. Untuk selanjutnya pada variabel altruisme, nilai minimum teoritik didapatkan dengan 1x30=30. Nilai maksimum teoritik didapatkan dengan cara 4x30=120. Dan mean teoritik didapatkan dengan (30+120) / 2= 75. Untuk nilai standar deviasi (SD) teoritik diperoleh dengan cara pengurangan antara nilai maksimum dan nilai minimum lalu hasilnya dibagi enam. Jadi SD teoritik agresivitas diperoleh dengan cara (216-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
54) / 6= 27. Sedangkan SD teoritik altruisme diperoleh dengan cara (120-30) / 6= 15. Untuk perbandingan antara mean empiris dan mean teoritik dapat dilihat dengan rumus bila mean empiris lebih besar dari mean teoritik maka variabel perilaku yang diteliti memiliki tingkat yang lebih tinggi. Sedangkan apabila mean empiris lebih rendah daripada mean teoritik maka variabel perilaku yang diteliti memiliki tingkat yang lebih rendah. Berdasar dari rumus tersebut, dapat dilihat bahwa subyek memiliki tingkat agresivitas yang lebih rendah (95.00<135). Dan subyek memiliki tingkat altruisme yang juga rendah (70.736<75).
2. UJI ASUMSI a. Uji normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan suatu distribusi data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dan memusat pada nilai rata-rata dan median (Santosa, 2005). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Asumsi uji normalitas adalah jika p>0.05 maka data terdistribusi normal. Berikut ini tabel hasil pengujian normalitas pada variabel yang digunakan pada penelitian ini (lampiran c).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tabel 8 Uji normalitas VARIABEL
KOL-
ASYMP. SIG
SMIRNOV Z
(2 TAILED)
DISTRIBUSI
Agresivitas
0.957
0.318
Normal
Altruisme
1.127
0.158
Normal
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kedua variabel memiliki distribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai asymp. Sig. (2 tailed) pada masing-masing variabel (0.318 dan 0.158) yang lebih besar dari 0.05 (p>0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data memiliki sebaran yang normal.
b. Uji linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel penelitian secara signifikan memiliki hubungan yang linear atau tidak. Uji linearitas ini menggunakan program SPSS 16 dan variabel dinyatakan linear apabila p<0.05. Berikut adalah tabel hasil uji linearitas (lampiran c). Tabel 9 Uji linearitas F Altruisme*agresivitas Combined Linearity
Sig.
1.886
0.054
2.911
0.102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Deviation from 1.865
71
0.057
linearity Berdasarkan dari hasil tabel dapat diketahui bahwa nilai signifikasinya adalah 0.102 (p>0.05), maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antar variabel tidak linear.
3. UJI HIPOTESIS. Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji Pearson Product Moment. Berikut adalah tabel uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 16 (lampiran c). Tabel 10 Uji hipotesis
Agresivitas
Pearson
Total agresivitas
Total altrusime
1
-0.159
correlation Sig. (1 tailed)
Altruisme
0.090
N
72
72
Pearson
-0.159
1
correlation Sig. (1 tailed)
0.090
N
72
72
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada korelasi atau hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai r (korelasi) adalah -0.159 (tidak ada hubungan) dan nilai p adalah 0.090 (p>0.05). Hal ini berarti hipotesis ditolak dan tidak signifikan serta menjelaskan bahwa tidak ada hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Sumbangan efektif (SE) perilaku agresivitas ke perilaku altruisme dapat dihitung dengan menggunakan cara r2 x 100% dengan demikian (-0.159)2 x 100% = 2.528%. Hal ini menunjukkan perilaku agresivitas memiliki sumbangan yang kecil sebesar 2.528% untuk perilaku altruisme.
E. PEMBAHASAN Berdasar uji hipotesis didapatkan r=-0.159 dan p=0.090 dan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku agresivitas dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi kedua variabel tersebut sebesar 0.090 (p>0.05). Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada korelasi atau hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Semakin tinggi perilaku agresi maka semakin rendah perilaku altruisme seseorang. Sebaliknya, bila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
semakin rendah perilaku agresi maka semakin tinggi perilaku altruisme seseorang. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan beberapa peneliti yang menyatakan bahwa agresivitas berkorelasi negatif dengan altruisme (dalam Baron, 2005), hasil uji korelasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku agresivitas dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Hasil ini berkaitan dengan hasil deskripsi data yang menunjukkan kedua variabel masing-masing berada pada tingkat yang rendah. Artinya, rata-rata subyek penelitian memiliki tingkat agresivitas yang rendah, namun juga memiliki tingkat altruisme yang rendah. Berdasarkan dari mean empiris dan mean teoritik deskripsi data penelitian juga, rata-rata subyek memiliki tingkat agresivitas yang rendah (95.00<135). Artinya, rata-rata subyek yang merupakan penikmat musik keras tidak memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif. Hal ini berbeda dengan berita-berita yang dikabarkan oleh media massa bahwa sering terjadi kerusuhan dan aksi kekerasan pada konser musik rock. Agresivitas mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, dan juga merupakan sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai seseorang. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek, menghina) maupun kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan lain-lain). Tindakan merusak barang milik orang lain juga dapat dikategorikan sebagai tindakan agresif. Menurut Baron (2004), agresi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis. Tingkat agresivitas yang rendah tersebut juga dapat disebabkan oleh kandungan social desirability yang cukup tinggi pada tiap isi item pada skala agresivitas. Maksud dari item yang mengandung social desirability adalah item yang isinya sesuai dengan keinginan sosial atau dianggap baik oleh norma sosial yang berlaku di masyarakat (Azwar, 2013). Hal tersebut menyebabkan subyek cenderung untuk memilih pernyataan yang isinya sesuai dengan norma masyarakat, bukan karena pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri subyek. Sehingga pada skala agresivitas tersebut subyek memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang tidak menunjukkan bagaimana keadaan diri subyek sendiri (agresivitas). Sementara itu, mean empiris dan mean teoritik pada variabel altruisme menunjukkan bahwa rata-rata subyek memiliki tingkat altruisme yang rendah (70.736<75). Tingkat altruisme yang rendah pada rata-rata subyek dapat disebabkan oleh kegagalan individu dalam menghadapi tahap perkembangan masa dewasa awalnya (intimacy vs. isolation). Pada masa perkembangan ini individu berusaha untuk membentuk relasi yang akrab dengan orang lain (intimacy) dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri (isolation). Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai. Apabila tidak, isolasi akan terjadi (Santrock, 2002).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Intimasi adalah kemampuan individu untuk memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih, teman, atau sahabat. Intimasi erat kaitannya dengan relasi interpersonal, dimana pada masa ini keakraban dan rasa percaya pada orang lain tumbuh pada diri individu. Orang-orang yang memiliki kepercayaan interpersonal yang tinggi terlibat lebih banyak dalam tindakan prososial bila dibandingkan dengan orangorang yang cenderung untuk tidak mempercayai orang lain (dalam Baron, 2005), sementara altruisme merupakan bagian dari tindakan prososial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata subyek belum mencapai tugas perkembangannya dengan baik. Subyek tidak memiliki kepercayaan interpersonal yang tinggi sehingga memiliki tingkat altruisme yang rendah. Melalui hasil deskripsi data pada variabel altruisme, juga menunjukkan bahwa rata-rata subyek tidak memiliki empati yang merupakan syarat dasar bagi tindakan altruisme. Individu yang memiliki altruisme yang tinggi juga memiliki empati yang tinggi pula. Empati dan motivasi altruistik memiliki hubungan dengan karakter positif lainnya, seperti rasa kenyamanan, motivasi berprestasi, kemampuan sosial, dan keadaaan emosional positif (Baron, 2005). Menurut Clary & Orenstein (dalam Baron, 2005), empati terdiri dari komponen afektif dan kognitif. Secara afektif orang yang berempati dapat merasakan apa yang orang lain sedang rasakan (Baron, 2005),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
sedangkan secara kognitif orang yang berempati akan dapat memahami apa yang orang lain sedang rasakan dan mengapa (Baron, 2005). Dengan demikian, dapat disimpulkan juga bahwa rata-rata subyek kurang memiliki komponen afektif dan kognitif, sehingga menghasilkan data yang menunjukkan rata-rata subyek memiliki tingkat altruisme yang rendah. Secara umum hasil analisa statistik terhadap data penelitian yang telah dilakukan dan informasi yang peneliti peroleh, tidak mendukung hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku agresivitas dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh data nilai r (korelasi) adalah -0.159 (tidak ada hubungan) dan nilai p adalah 0.090 (p>0.05) (tidak signifikan). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku agresivitas dengan perilaku altruisme, serta kedua variabel memiliki mean empiris yang tergolong rendah.
B. SARAN 1. Bagi subyek penelitian. Subyek penelitian diharapkan dapat mengendalikan perilaku agresifnya supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Serta melatih diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih altruis dengan cara banyak melakukan hal-hal yang bersifat positif dan membangun.
2. Bagi penelitian selanjutnya. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan dasar teori yang lebih kuat. Serta menggunakan pola penyebaran
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
subyek yang lebih direncanakan agar dapat mendukung hasil penelitian menjadi lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. 2013. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baron, R. A. 1994. Social Psychology 7th Edition Understanding Human Interaction. Boston: Allyn and Bacon. Baron, R. A. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Boeree, C. G. 2006. Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie. Chimento, M. M. & Tafalla, R.R. (2002). The Effects of Music on Perceived Levels of Stress. National Undergraduate Research Clearinghouse, 5. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15, 2012. Coss, S. L. (2000). The Effects of Heavy Metal Music on Aggression in College Students. National Undergraduate Research Clearinghouse, 3. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved July 15, 2012. Goleman, D. 1996. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books. Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Hamilton, A. M. (2001). The Relationship Between Genre of Music and Alcohol Consumption by Patrons at Music Venues. National Undergraduate Research Clearinghouse, 4. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15, 2012. Hill, M. E. (2000). The Effects of Heavy Metal Music on Levels of Aggression in College Students. National Undergraduate Research Clearinghouse, 3. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15, 2011. Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT ERESCO. Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM.
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Krahe, B. 2005. Perilaku Agresi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kruger, D. J. 2001. Psychological aspects of adaptations for kin directed altruistic helping behaviors. Social Behavior and Personality, 29, 323-330. Mcquinn, N.M. & Nesslage, J.L (2003). Does Music Have an Influence on the Moods of College Students?. National Undergraduate Research Clearinghouse, 6. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15, 2012. Myers, D. G. 1983. Social Psychology. New York: Mc Graw – Hill Book Company. Piliavin, J., & Charng H. W. 1990. Altruism: a review of recent theory and research. Annual Review of Sociology, 16, 27 – 65. Santosa, P. B, Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset. Roy, S. E. (2001). The Effects of Different Types of Music on Cognitive Processes. National Undergraduate Research Clearinghouse, 4. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15, 2012. Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga. Sarwono, S. W. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Sears, D. O. 1985. Psikologi Sosial jilid 2. Jakarta: Erlangga. Sugono, D., & Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas. Suryabrata, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Staub, E. 1978. Positive Social Behavior and Morality Vol 1. New York: Academic Press Inc. Taylor, S. E. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Utomo, Kristiani & Johana Natalia. 1999. Hasil Penelitian. Pengaruh Pemberian Musik Klasik Terhadap Perilaku Emosional Anak Usia 56 Tahun (vol. 14 – no. 5, Juli-September). Anima. White, L. S. (2001). the Relationship Between Alcohol Consumption and Type of Music . National Undergraduate Research Clearinghouse, 4. Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15, 2011.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN A (AGRESIVITAS)
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS SEBELUM SELEKSI ITEM Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
agg1*
104.2639
564.084
.288
.
.959
agg2
104.4306
549.798
.672
.
.957
agg3
103.8056
542.976
.646
.
.958
agg4*
104.1250
569.942
.140
.
.960
agg5
104.5417
556.590
.607
.
.958
agg6*
105.0278
569.887
.247
.
.959
agg7
104.2917
547.477
.664
.
.957
agg8
104.0556
545.039
.743
.
.957
agg9
104.9583
565.421
.359
.
.959
agg10
104.4583
561.829
.368
.
.959
agg11
104.3333
547.014
.671
.
.957
agg12
103.6111
546.551
.624
.
.958
agg13
104.4861
554.563
.614
.
.958
agg14
103.6806
548.164
.539
.
.958
agg15*
105.0417
568.857
.299
.
.959
agg16
104.7222
557.725
.592
.
.958
agg17
104.6944
558.441
.550
.
.958
agg18*
104.9028
569.019
.244
.
.959
agg19
104.4167
560.894
.375
.
.959
agg20
104.2917
557.843
.506
.
.958
agg21
104.7361
563.042
.410
.
.958
agg22
103.8750
561.660
.321
.
.959
agg23
103.8889
553.171
.495
.
.958
agg24
104.5556
551.828
.672
.
.958
agg25
104.3333
549.775
.640
.
.958
agg26
104.7500
560.500
.537
.
.958
agg27
104.7083
563.505
.395
.
.959
agg28
104.2361
562.042
.327
.
.959
agg29
104.0972
559.413
.449
.
.958
agg30
104.2778
562.851
.310
.
.959
agg31
103.8611
563.361
.313
.
.959
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
agg32
103.6111
548.889
.635
.
.958
agg33
104.0139
539.563
.784
.
.957
agg34
104.4444
553.462
.581
.
.958
agg35
104.3056
546.131
.692
.
.957
agg36
104.5000
554.310
.555
.
.958
agg37
104.4861
553.352
.670
.
.958
agg38
104.0833
543.993
.764
.
.957
agg39
104.3056
553.060
.566
.
.958
agg40
104.1806
549.953
.632
.
.958
agg41
104.1250
544.026
.734
.
.957
agg42*
104.8889
566.804
.286
.
.959
agg43
104.1944
552.610
.658
.
.958
agg44
104.2361
547.225
.746
.
.957
agg45
103.7361
550.422
.537
.
.958
agg46
104.3333
555.465
.587
.
.958
agg47
104.0417
546.040
.700
.
.957
agg48
104.0278
554.675
.475
.
.958
agg49
104.4861
556.366
.528
.
.958
agg50
104.2083
546.590
.702
.
.957
agg51
104.1667
542.507
.773
.
.957
agg52
104.1389
553.304
.627
.
.958
agg53*
104.9167
569.148
.254
.
.959
agg54
103.8333
544.620
.621
.
.958
(*) item gugur p≥0.30
Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items .959
Alpha cronbach = 0.959 semakin mendekati 1 semakin baik.
N of Items .958
54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS SESUDAH SELEKSI ITEM Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
agg2
93.6528
502.343
.669
.
.960
agg3
93.0278
494.901
.664
.
.960
agg5
93.7639
508.859
.602
.
.960
agg7
93.5139
499.465
.679
.
.960
agg8
93.2778
497.330
.753
.
.959
agg9
94.1806
517.615
.342
.
.961
agg10
93.6806
514.333
.350
.
.961
agg11
93.5556
499.574
.671
.
.960
agg12
92.8333
498.563
.637
.
.960
agg13
93.7083
507.421
.593
.
.960
agg14
92.9028
499.723
.560
.
.960
agg16
93.9444
510.053
.583
.
.960
agg17
93.9167
510.894
.536
.
.960
agg19
93.6389
513.164
.366
.
.961
agg20
93.5139
509.859
.508
.
.960
agg21
93.9583
515.421
.391
.
.961
agg22
93.0972
513.075
.334
.
.961
agg23
93.1111
504.861
.509
.
.960
agg24
93.7778
504.485
.663
.
.960
agg25
93.5556
502.363
.636
.
.960
agg26
93.9722
513.070
.514
.
.960
agg27
93.9306
515.953
.373
.
.961
agg28
93.4583
514.731
.306
.
.961
agg29
93.3194
511.263
.453
.
.961
agg30
93.5000
514.535
.314
.
.961
agg31
93.0833
515.148
.314
.
.961
agg32
92.8333
500.507
.658
.
.960
agg33
93.2361
491.986
.795
.
.959
agg34
93.6667
505.521
.587
.
.960
agg35
93.5278
498.591
.695
.
.960
agg36
93.7222
506.908
.544
.
.960
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
agg37
93.7083
505.871
.662
.
.960
agg38
93.3056
496.131
.779
.
.959
agg39
93.5278
505.689
.556
.
.960
agg40
93.4028
502.441
.630
.
.960
agg41
93.3472
496.709
.734
.
.959
agg43
93.4167
504.838
.660
.
.960
agg44
93.4583
499.407
.757
.
.959
agg45
92.9583
502.548
.543
.
.960
agg46
93.5556
507.856
.580
.
.960
agg47
93.2639
497.690
.725
.
.959
agg48
93.2500
506.641
.481
.
.961
agg49
93.7083
508.576
.526
.
.960
agg50
93.4306
499.488
.694
.
.960
agg51
93.3889
494.861
.784
.
.959
agg52
93.3611
504.995
.645
.
.960
agg54
93.0556
496.955
.628
.
.960
Setelah item digugurkan.
Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items .961
Alpha cronbach = 0.961 semakin mendekati 1 semakin baik.
N of Items .961
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN B (ALTRUISME)
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA ALTRUISME SEBELUM SELEKSI ITEM Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
alt1*
90.6111
65.030
.215
.
.846
alt2
90.1667
64.901
.381
.
.842
alt3*
90.4583
64.252
.179
.
.850
alt4
90.0278
62.506
.647
.
.835
alt5
90.1944
62.441
.514
.
.837
alt6
90.2083
64.928
.405
.
.841
alt7
89.9583
62.970
.485
.
.838
alt8
90.0417
63.815
.364
.
.841
alt9*
90.4722
65.098
.206
.
.846
alt10*
90.9444
67.603
-.028
.
.854
alt11
90.3611
63.304
.472
.
.839
alt12
90.2083
63.519
.471
.
.839
alt13
90.4861
62.281
.487
.
.838
alt14
90.4028
63.540
.480
.
.839
alt15
90.1250
62.759
.549
.
.837
alt16
90.4583
62.956
.375
.
.841
alt17
90.1806
62.404
.455
.
.838
alt18
90.0139
62.521
.543
.
.837
alt19*
90.2639
65.521
.196
.
.846
alt20*
90.3889
64.945
.229
.
.846
alt21
90.3750
61.364
.600
.
.834
alt22
90.2500
62.951
.571
.
.837
alt23
90.3750
61.336
.442
.
.839
alt24*
90.4444
63.124
.254
.
.847
alt25
90.0972
63.751
.400
.
.841
alt26
90.0139
63.422
.401
.
.840
alt27
90.0278
63.379
.390
.
.841
alt28
89.9722
62.309
.589
.
.836
alt29
90.4861
61.549
.476
.
.838
alt30*
91.0694
69.361
-.174
.
.859
(*) item gugur p≥0.30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items .846
Alpha cronbach = 0.846 semakin mendekati 1 semakin baik.
N of Items .865
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA ALTRUISME SESUDAH SELEKSI ITEM Validitas Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
alt2
67.4861
49.324
.443
.
.885
alt4
67.3472
47.807
.615
.
.881
alt5
67.5139
47.070
.571
.
.881
alt6
67.5278
49.323
.476
.
.885
alt7
67.2778
47.443
.557
.
.882
alt8
67.3611
48.487
.392
.
.886
alt11
67.6806
47.742
.546
.
.882
alt12
67.5278
48.365
.486
.
.884
alt13
67.8056
47.229
.505
.
.883
alt14
67.7222
48.034
.547
.
.882
alt15
67.4444
47.715
.563
.
.882
alt16
67.7778
47.358
.438
.
.886
alt17
67.5000
47.493
.454
.
.885
alt18
67.3333
47.634
.539
.
.882
alt21
67.6944
46.497
.612
.
.880
alt22
67.5694
47.939
.578
.
.882
alt23
67.6944
47.370
.365
.
.889
alt25
67.4167
48.641
.404
.
.886
alt26
67.3333
48.169
.426
.
.885
alt27
67.3472
48.371
.387
.
.887
alt28
67.2917
47.364
.597
.
.881
alt29
67.8056
47.060
.442
.
.886
Setelah item gugur. Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items .888
Alpha cronbach = 0.888 semakin mendekati 1 semakin baik.
N of Items .896
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN C (DESKRIPSI DATA, NORMALITAS, LINEARITAS, KORELASI)
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Deskripsi data penelitian semua variabel (mean, nilai maksimum, nilai minimum empiris). Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
totalagg
72
47.00
145.00
95.5000
22.95495
totalalt
72
56.00
88.00
70.7361
7.22670
Valid N (listwise)
72
Tabel hasil uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test totalagg N
totalalt 72
72
95.5000
70.7361
2.29549E1
7.22670
Absolute
.113
.133
Positive
.059
.133
Negative
-.113
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.957
1.127
Asymp. Sig. (2-tailed)
.318
.158
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Tabel uji linearitas ANOVA Table Sum of Squares totalalt * totalagg Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total
Mean df
Square
F
Sig.
2995.069
49
61.124 1.886
.054
94.322
1
94.322 2.911
.102
2900.748
48
60.432 1.865
.057
712.917
22
32.405
3707.986
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Tabel uji korelasi / hipotesis Correlations totalagg totalagg
Pearson Correlation
totalalt 1
Sig. (1-tailed) N totalalt
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
-.159 .090
72
72
-.159
1
.090 72
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
LAMPIRAN CAMPUR OUTPUT SPSS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\agg raw.sav' /COMPRESSED. RELIABILITY /VARIABLES=agg1 agg2 agg3 agg4 agg5 agg6 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 a gg14 agg15 agg16 agg17 agg18 agg19 agg20 agg21 ag g22 agg23 agg24 agg25 agg26 agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33 agg34 agg3 5 agg36 agg37 agg38 agg39 agg40 agg41 agg42 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47 agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg53 agg54 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL MEANS.
Reliability sebelum Notes Output Created
04-Jul-2013 17:46:22
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\agg raw.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
72
Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=agg1 agg2 agg3 agg4 agg5 agg6 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 agg14 agg15 agg16 agg17 agg18 agg19 agg20 agg21 agg22 agg23 agg24 agg25 agg26 agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33 agg34 agg35 agg36 agg37 agg38 agg39 agg40 agg41 agg42 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47 agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg53 agg54 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL MEANS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Resources
97
Processor Time
00:00:00.265
Elapsed Time
00:00:00.172
[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\agg raw.sav Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
72
100.0
0
.0
72
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.959
N of Items
.958
54
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
agg1
2.0139
.79599
72
agg2
1.8472
.79894
72
agg3
2.4722
1.04776
72
agg4
2.1528
.76287
72
agg5
1.7361
.64988
72
agg6
1.2500
.46724
72
agg7
1.9861
.88003
72
agg8
2.2222
.85945
72
agg9
1.3194
.57718
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI agg10
1.8194
.75669
72
agg11
1.9444
.88634
72
agg12
2.6667
.96415
72
agg13
1.7917
.71083
72
agg14
2.5972
1.04355
72
agg15
1.2361
.45943
72
agg16
1.5556
.62549
72
agg17
1.5833
.64459
72
agg18
1.3750
.54223
72
agg19
1.8611
.79267
72
agg20
1.9861
.72176
72
agg21
1.5417
.62658
72
agg22
2.4028
.86659
72
agg23
2.3889
.92775
72
agg24
1.7222
.73585
72
agg25
1.9444
.83731
72
agg26
1.5278
.58073
72
agg27
1.5694
.62408
72
agg28
2.0417
.82969
72
agg29
2.1806
.73784
72
agg30
2.0000
.82223
72
agg31
2.4167
.78274
72
agg32
2.6667
.87210
72
agg33
2.2639
.96404
72
agg34
1.8333
.78722
72
agg35
1.9722
.88767
72
agg36
1.7778
.79119
72
agg37
1.7917
.69073
72
agg38
2.1944
.86625
72
agg39
1.9722
.82175
72
agg40
2.0972
.84186
72
agg41
2.1528
.89851
72
agg42
1.3889
.61794
72
agg43
2.0833
.72675
72
agg44
2.0417
.79501
72
agg45
2.5417
.96323
72
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI agg46
1.9444
.70987
72
agg47
2.2361
.88003
72
agg48
2.2500
.89992
72
agg49
1.7917
.74941
72
agg50
2.0694
.86116
72
agg51
2.1111
.89687
72
agg52
2.1389
.73744
72
agg53
1.3611
.51198
72
agg54
2.4444
1.03310
72
99
Summary Item Statistics Maximum / Mean Item Means
Minimum
1.968
Maximum
1.236
Range
2.667
Minimum
1.431
Variance
2.157
N of Items
.132
54
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
agg1
104.2639
564.084
.288
.
.959
agg2
104.4306
549.798
.672
.
.957
agg3
103.8056
542.976
.646
.
.958
agg4
104.1250
569.942
.140
.
.960
agg5
104.5417
556.590
.607
.
.958
agg6
105.0278
569.887
.247
.
.959
agg7
104.2917
547.477
.664
.
.957
agg8
104.0556
545.039
.743
.
.957
agg9
104.9583
565.421
.359
.
.959
agg10
104.4583
561.829
.368
.
.959
agg11
104.3333
547.014
.671
.
.957
agg12
103.6111
546.551
.624
.
.958
agg13
104.4861
554.563
.614
.
.958
agg14
103.6806
548.164
.539
.
.958
agg15
105.0417
568.857
.299
.
.959
agg16
104.7222
557.725
.592
.
.958
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
agg17
104.6944
558.441
.550
.
.958
agg18
104.9028
569.019
.244
.
.959
agg19
104.4167
560.894
.375
.
.959
agg20
104.2917
557.843
.506
.
.958
agg21
104.7361
563.042
.410
.
.958
agg22
103.8750
561.660
.321
.
.959
agg23
103.8889
553.171
.495
.
.958
agg24
104.5556
551.828
.672
.
.958
agg25
104.3333
549.775
.640
.
.958
agg26
104.7500
560.500
.537
.
.958
agg27
104.7083
563.505
.395
.
.959
agg28
104.2361
562.042
.327
.
.959
agg29
104.0972
559.413
.449
.
.958
agg30
104.2778
562.851
.310
.
.959
agg31
103.8611
563.361
.313
.
.959
agg32
103.6111
548.889
.635
.
.958
agg33
104.0139
539.563
.784
.
.957
agg34
104.4444
553.462
.581
.
.958
agg35
104.3056
546.131
.692
.
.957
agg36
104.5000
554.310
.555
.
.958
agg37
104.4861
553.352
.670
.
.958
agg38
104.0833
543.993
.764
.
.957
agg39
104.3056
553.060
.566
.
.958
agg40
104.1806
549.953
.632
.
.958
agg41
104.1250
544.026
.734
.
.957
agg42
104.8889
566.804
.286
.
.959
agg43
104.1944
552.610
.658
.
.958
agg44
104.2361
547.225
.746
.
.957
agg45
103.7361
550.422
.537
.
.958
agg46
104.3333
555.465
.587
.
.958
agg47
104.0417
546.040
.700
.
.957
agg48
104.0278
554.675
.475
.
.958
agg49
104.4861
556.366
.528
.
.958
agg50
104.2083
546.590
.702
.
.957
agg51
104.1667
542.507
.773
.
.957
agg52
104.1389
553.304
.627
.
.958
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
agg53
104.9167
569.148
.254
.
.959
agg54
103.8333
544.620
.621
.
.958
Scale Statistics Mean 1.0628E2
Variance
Std. Deviation
575.612
N of Items
23.99191
54
NEW FILE. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav' /COMPRESSED. DATASET ACTIVATE DataSet0. DATASET CLOSE DataSet1. NEW FILE. DATASET NAME DataSet2 WINDOW=FRONT. SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav' /COMPRESSED. RELIABILITY /VARIABLES=agg2 agg3 agg5 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 agg14 agg16 agg1 7 agg19 agg20 agg21 agg22 agg23 agg24 agg25 agg26 agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33 agg34 agg35 agg36 agg37 agg38 agg39 a gg40 agg41 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47 agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg54 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL.
Reliability sesudah
Notes Output Created
04-Jul-2013 18:09:13
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav
Active Dataset
DataSet2
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
72
Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Cases Used
102
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=agg2 agg3 agg5 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 agg14 agg16 agg17 agg19 agg20 agg21 agg22 agg23 agg24 agg25 agg26 agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33 agg34 agg35 agg36 agg37 agg38 agg39 agg40 agg41 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47 agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg54 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL.
Resources
Processor Time
00:00:00.203
Elapsed Time
00:00:00.123
[DataSet2] C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav
Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 72
100.0
0
.0
72
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.961
N of Items
.961
47
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
agg2
1.8472
.79894
72
agg3
2.4722
1.04776
72
agg5
1.7361
.64988
72
agg7
1.9861
.88003
72
agg8
2.2222
.85945
72
agg9
1.3194
.57718
72
agg10
1.8194
.75669
72
agg11
1.9444
.88634
72
agg12
2.6667
.96415
72
agg13
1.7917
.71083
72
agg14
2.5972
1.04355
72
agg16
1.5556
.62549
72
agg17
1.5833
.64459
72
agg19
1.8611
.79267
72
agg20
1.9861
.72176
72
agg21
1.5417
.62658
72
agg22
2.4028
.86659
72
agg23
2.3889
.92775
72
agg24
1.7222
.73585
72
agg25
1.9444
.83731
72
agg26
1.5278
.58073
72
agg27
1.5694
.62408
72
agg28
2.0417
.82969
72
agg29
2.1806
.73784
72
agg30
2.0000
.82223
72
agg31
2.4167
.78274
72
agg32
2.6667
.87210
72
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI agg33
2.2639
.96404
72
agg34
1.8333
.78722
72
agg35
1.9722
.88767
72
agg36
1.7778
.79119
72
agg37
1.7917
.69073
72
agg38
2.1944
.86625
72
agg39
1.9722
.82175
72
agg40
2.0972
.84186
72
agg41
2.1528
.89851
72
agg43
2.0833
.72675
72
agg44
2.0417
.79501
72
agg45
2.5417
.96323
72
agg46
1.9444
.70987
72
agg47
2.2361
.88003
72
agg48
2.2500
.89992
72
agg49
1.7917
.74941
72
agg50
2.0694
.86116
72
agg51
2.1111
.89687
72
agg52
2.1389
.73744
72
agg54
2.4444
1.03310
72
104
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha if Correlation
Item Deleted
agg2
93.6528
502.343
.669
.
.960
agg3
93.0278
494.901
.664
.
.960
agg5
93.7639
508.859
.602
.
.960
agg7
93.5139
499.465
.679
.
.960
agg8
93.2778
497.330
.753
.
.959
agg9
94.1806
517.615
.342
.
.961
agg10
93.6806
514.333
.350
.
.961
agg11
93.5556
499.574
.671
.
.960
agg12
92.8333
498.563
.637
.
.960
agg13
93.7083
507.421
.593
.
.960
agg14
92.9028
499.723
.560
.
.960
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
agg16
93.9444
510.053
.583
.
.960
agg17
93.9167
510.894
.536
.
.960
agg19
93.6389
513.164
.366
.
.961
agg20
93.5139
509.859
.508
.
.960
agg21
93.9583
515.421
.391
.
.961
agg22
93.0972
513.075
.334
.
.961
agg23
93.1111
504.861
.509
.
.960
agg24
93.7778
504.485
.663
.
.960
agg25
93.5556
502.363
.636
.
.960
agg26
93.9722
513.070
.514
.
.960
agg27
93.9306
515.953
.373
.
.961
agg28
93.4583
514.731
.306
.
.961
agg29
93.3194
511.263
.453
.
.961
agg30
93.5000
514.535
.314
.
.961
agg31
93.0833
515.148
.314
.
.961
agg32
92.8333
500.507
.658
.
.960
agg33
93.2361
491.986
.795
.
.959
agg34
93.6667
505.521
.587
.
.960
agg35
93.5278
498.591
.695
.
.960
agg36
93.7222
506.908
.544
.
.960
agg37
93.7083
505.871
.662
.
.960
agg38
93.3056
496.131
.779
.
.959
agg39
93.5278
505.689
.556
.
.960
agg40
93.4028
502.441
.630
.
.960
agg41
93.3472
496.709
.734
.
.959
agg43
93.4167
504.838
.660
.
.960
agg44
93.4583
499.407
.757
.
.959
agg45
92.9583
502.548
.543
.
.960
agg46
93.5556
507.856
.580
.
.960
agg47
93.2639
497.690
.725
.
.959
agg48
93.2500
506.641
.481
.
.961
agg49
93.7083
508.576
.526
.
.960
agg50
93.4306
499.488
.694
.
.960
agg51
93.3889
494.861
.784
.
.959
agg52
93.3611
504.995
.645
.
.960
agg54
93.0556
496.955
.628
.
.960
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Scale Statistics Mean 95.5000
Variance
Std. Deviation
526.930
N of Items
22.95495
47
SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\alt raw.sav' /COMPRESSED. RELIABILITY /VARIABLES=alt1 alt2 alt3 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt9 alt10 alt11 alt12 alt13 a lt14 alt15 alt16 alt17 alt18 alt19 alt20 alt21 al t22 alt23 alt24 alt25 alt26 alt27 alt28 alt29 alt30 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL MEANS.
Reliability sebelum Notes Output Created
04-Jul-2013 18:27:23
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\alt raw.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
72
Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=alt1 alt2 alt3 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt9 alt10 alt11 alt12 alt13 alt14 alt15 alt16 alt17 alt18 alt19 alt20 alt21 alt22 alt23 alt24 alt25 alt26 alt27 alt28 alt29 alt30 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL MEANS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Resources
Processor Time
00:00:00.125
Elapsed Time
00:00:00.077
[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\alt raw.sav
Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
72
100.0
0
.0
72
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.846
N of Items
.865
30
Item Statistics Mean
107
Std. Deviation
N
alt1
2.8056
.66373
72
alt2
3.2500
.43605
72
alt3
2.9583
.92596
72
alt4
3.3889
.49092
72
alt5
3.2222
.61029
72
alt6
3.2083
.40897
72
alt7
3.4583
.57989
72
alt8
3.3750
.61524
72
alt9
2.9444
.66901
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI alt10
2.4722
.69144
72
alt11
3.0556
.55383
72
alt12
3.2083
.52908
72
alt13
2.9306
.65706
72
alt14
3.0139
.51712
72
alt15
3.2917
.54223
72
alt16
2.9583
.72067
72
alt17
3.2361
.68161
72
alt18
3.4028
.57310
72
alt19
3.1528
.59717
72
alt20
3.0278
.64942
72
alt21
3.0417
.63772
72
alt22
3.1667
.50351
72
alt23
3.0417
.82969
72
alt24
2.9722
.93405
72
alt25
3.3194
.57718
72
alt26
3.4028
.62031
72
alt27
3.3889
.64032
72
alt28
3.4444
.55383
72
alt29
2.9306
.75669
72
alt30
2.3472
.73465
72
108
Summary Item Statistics Maximum / Mean Item Means
Minimum
3.114
Maximum
2.347
Range
3.458
Minimum
1.111
Variance
1.473
N of Items
.071
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
alt1
90.6111
65.030
.215
.
.846
alt2
90.1667
64.901
.381
.
.842
alt3
90.4583
64.252
.179
.
.850
alt4
90.0278
62.506
.647
.
.835
alt5
90.1944
62.441
.514
.
.837
alt6
90.2083
64.928
.405
.
.841
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
alt7
89.9583
62.970
.485
.
.838
alt8
90.0417
63.815
.364
.
.841
alt9
90.4722
65.098
.206
.
.846
alt10
90.9444
67.603
-.028
.
.854
alt11
90.3611
63.304
.472
.
.839
alt12
90.2083
63.519
.471
.
.839
alt13
90.4861
62.281
.487
.
.838
alt14
90.4028
63.540
.480
.
.839
alt15
90.1250
62.759
.549
.
.837
alt16
90.4583
62.956
.375
.
.841
alt17
90.1806
62.404
.455
.
.838
alt18
90.0139
62.521
.543
.
.837
alt19
90.2639
65.521
.196
.
.846
alt20
90.3889
64.945
.229
.
.846
alt21
90.3750
61.364
.600
.
.834
alt22
90.2500
62.951
.571
.
.837
alt23
90.3750
61.336
.442
.
.839
alt24
90.4444
63.124
.254
.
.847
alt25
90.0972
63.751
.400
.
.841
alt26
90.0139
63.422
.401
.
.840
alt27
90.0278
63.379
.390
.
.841
alt28
89.9722
62.309
.589
.
.836
alt29
90.4861
61.549
.476
.
.838
alt30
91.0694
69.361
-.174
.
.859
Scale Statistics Mean 93.4167
Variance 67.768
Std. Deviation 8.23211
N of Items 30
NEW FILE. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\alt selected item.sav' /COMPRESSED. RELIABILITY /VARIABLES=alt2 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt11 alt12 alt13 alt14 alt15 alt16 alt1 7 alt18 alt21 alt22 alt23 alt25 alt26 alt27 alt28 alt29 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
/SUMMARY=TOTAL MEANS.
Reliability sesudah Notes Output Created
04-Jul-2013 18:37:13
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\alt selected item.sav
Active Dataset
DataSet1
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File
72
Matrix Input Missing Value Handling
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics are based on all cases with valid data for all variables in the procedure.
Syntax
RELIABILITY /VARIABLES=alt2 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt11 alt12 alt13 alt14 alt15 alt16 alt17 alt18 alt21 alt22 alt23 alt25 alt26 alt27 alt28 alt29 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV /SUMMARY=TOTAL MEANS.
Resources
Processor Time
00:00:00.109
Elapsed Time
00:00:00.063
[DataSet1] C:\Users\acer\Documents\alt selected item.sav
Warnings The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
72
100.0
0
.0
72
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's Alpha
Standardized Items
.888
N of Items
.896
22
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
alt2
3.2500
.43605
72
alt4
3.3889
.49092
72
alt5
3.2222
.61029
72
alt6
3.2083
.40897
72
alt7
3.4583
.57989
72
alt8
3.3750
.61524
72
alt11
3.0556
.55383
72
alt12
3.2083
.52908
72
alt13
2.9306
.65706
72
alt14
3.0139
.51712
72
alt15
3.2917
.54223
72
alt16
2.9583
.72067
72
alt17
3.2361
.68161
72
alt18
3.4028
.57310
72
alt21
3.0417
.63772
72
alt22
3.1667
.50351
72
alt23
3.0417
.82969
72
alt25
3.3194
.57718
72
alt26
3.4028
.62031
72
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI alt27
3.3889
.64032
72
alt28
3.4444
.55383
72
alt29
2.9306
.75669
72
112
Summary Item Statistics Maximum / Mean Item Means
Minimum
3.215
Maximum
2.931
Range
3.458
Minimum
.528
Variance
1.180
N of Items
.031
22
Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if
Corrected Item-
Squared Multiple
Cronbach's Alpha if
Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Item Deleted
alt2
67.4861
49.324
.443
.
.885
alt4
67.3472
47.807
.615
.
.881
alt5
67.5139
47.070
.571
.
.881
alt6
67.5278
49.323
.476
.
.885
alt7
67.2778
47.443
.557
.
.882
alt8
67.3611
48.487
.392
.
.886
alt11
67.6806
47.742
.546
.
.882
alt12
67.5278
48.365
.486
.
.884
alt13
67.8056
47.229
.505
.
.883
alt14
67.7222
48.034
.547
.
.882
alt15
67.4444
47.715
.563
.
.882
alt16
67.7778
47.358
.438
.
.886
alt17
67.5000
47.493
.454
.
.885
alt18
67.3333
47.634
.539
.
.882
alt21
67.6944
46.497
.612
.
.880
alt22
67.5694
47.939
.578
.
.882
alt23
67.6944
47.370
.365
.
.889
alt25
67.4167
48.641
.404
.
.886
alt26
67.3333
48.169
.426
.
.885
alt27
67.3472
48.371
.387
.
.887
alt28
67.2917
47.364
.597
.
.881
alt29
67.8056
47.060
.442
.
.886
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Scale Statistics Mean 70.7361
Variance
Std. Deviation
52.225
N of Items
7.22670
22
SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav' /COMPRESSED. DESCRIPTIVES VARIABLES=totalagg totalalt /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Descriptives mean empiris agg alt, lihat mean Notes Output Created
04-Jul-2013 18:56:12
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
72 User defined missing values are treated as missing.
Cases Used
All non-missing data are used.
Syntax
DESCRIPTIVES VARIABLES=totalagg totalalt /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.
Resources
Processor Time
00:00:00.016
Elapsed Time
00:00:00.014
[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
totalagg
72
47.00
145.00
95.5000
22.95495
totalalt
72
56.00
88.00
70.7361
7.22670
Valid N (listwise)
72
NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=totalagg totalalt /MISSING ANALYSIS.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
NPar Tests uji normalitas, lihat asymp sig 2 tailed > 0,05 Notes Output Created
04-Jul-2013 19:13:12
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
72 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each test are based on all cases with valid data for the variable(s) used in that test.
Syntax
NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=totalagg totalalt /MISSING ANALYSIS.
a
Resources
Processor Time
00:00:00.000
Elapsed Time
00:00:00.015
Number of Cases Allowed
157286
a. Based on availability of workspace memory. [DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test totalagg N
totalalt 72
72
95.5000
70.7361
2.29549E1
7.22670
Absolute
.113
.133
Positive
.059
.133
Negative
-.113
-.065
Kolmogorov-Smirnov Z
.957
1.127
Asymp. Sig. (2-tailed)
.318
.158
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
MEANS TABLES=totalalt BY totalagg /CELLS MEAN COUNT STDDEV /STATISTICS ANOVA LINEARITY.
Means Notes Output Created
04-Jul-2013 19:19:09
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
72 For each dependent variable in a table, user-defined missing values for the dependent and all grouping variables are treated as missing.
Cases Used
Cases used for each table have no missing values in any independent variable, and not all dependent variables have missing values.
Syntax
MEANS TABLES=totalalt BY totalagg /CELLS MEAN COUNT STDDEV /STATISTICS ANOVA LINEARITY.
Resources
Processor Time
00:00:00.032
Elapsed Time
00:00:00.047
[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav Case Processing Summary Cases Included N totalalt * totalagg
Excluded
Percent 72
100.0%
N
Total
Percent 0
.0%
N
Percent 72
100.0%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Report totalalt totalagg
Mean
N
Std. Deviation
47
74.0000
1
.
48
72.0000
1
.
49
82.0000
1
.
51
65.0000
2
1.41421
52
65.0000
1
.
56
79.0000
1
.
61
69.5000
2
4.94975
64
70.0000
1
.
66
82.0000
1
.
67
88.0000
1
.
69
70.0000
1
.
73
75.0000
1
.
74
81.0000
1
.
76
66.0000
1
.
79
75.0000
1
.
81
68.0000
1
.
83
77.0000
1
.
84
77.0000
1
.
87
67.0000
2
5.65685
90
60.0000
1
.
91
83.0000
1
.
92
80.0000
1
.
93
64.0000
1
.
94
58.5000
2
3.53553
95
87.0000
1
.
96
65.5000
2
4.94975
97
66.6667
3
3.78594
98
75.5000
2
10.60660
100
65.0000
2
.00000
102
67.5000
2
6.36396
103
69.6667
3
3.21455
104
86.0000
1
.
105
73.0000
1
.
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
65.0000
1
.
107
75.0000
1
.
108
65.0000
1
.
109
66.3333
3
1.52753
110
76.0000
1
.
112
72.2500
4
10.07886
113
70.5000
2
3.53553
114
69.6667
3
4.04145
117
66.0000
1
.
120
83.0000
1
.
122
73.0000
1
.
123
68.5000
2
7.77817
125
67.0000
1
.
126
70.0000
1
.
127
66.0000
2
.00000
131
61.0000
1
.
145
75.0000
1
.
Total
70.7361
72
7.22670
117
ANOVA Table Sum of Squares totalalt *
Between
totalagg
Groups
(Combined)
Linearity Within Groups Total
df
Square
totalalt * totalagg
R Squared -.159
CORRELATIONS /VARIABLES=totalagg totalalt /PRINT=ONETAIL NOSIG /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING=PAIRWISE.
.025
Sig.
49
61.124
1.886
.054
94.322
1
94.322
2.911
.102
2900.748
48
60.432
1.865
.057
712.917
22
32.405
3707.986
71
Measures of Association R
F
2995.069
Linearity Deviation from
Mean
Eta
Eta Squared .899
.808
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Correlations Notes Output Created
04-Jul-2013 19:36:46
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
72
Definition of Missing
User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax
CORRELATIONS /VARIABLES=totalagg totalalt /PRINT=ONETAIL NOSIG /STATISTICS DESCRIPTIVES /MISSING=PAIRWISE.
Resources
Processor Time
00:00:00.078
Elapsed Time
00:00:00.063
[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
totalagg
95.5000
22.95495
72
totalalt
70.7361
7.22670
72
Correlations totalagg totalagg
Pearson Correlation
totalalt 1
Sig. (1-tailed) N
-.159 .090
72
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI totalalt
Pearson Correlation
-.159
Sig. (1-tailed)
119
1
.090
N NONPAR CORR /VARIABLES=totalagg totalalt /PRINT=SPEARMAN ONETAIL NOSIG
72
72
/MISSING=PAIRWISE.
Nonparametric Correlations Notes Output Created
04-Jul-2013 19:36:47
Comments Input
Data
C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav
Active Dataset
DataSet0
Filter
<none>
Weight
<none>
Split File
<none>
N of Rows in Working Data File Missing Value Handling
Definition of Missing
72 User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used
Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax
NONPAR CORR /VARIABLES=totalagg totalalt /PRINT=SPEARMAN ONETAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Resources
Processor Time
00:00:00.016
Elapsed Time
00:00:00.017
Number of Cases Allowed
174762 cases
a. Based on availability of workspace memory [DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav Correlations totalagg Spearman's rho
totalagg
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
totalalt
1.000
-.124
.
.149
72
72
a
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI totalalt
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
-.124
1.000
.149
.
72
72
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN SKALA
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
DRAFT SKALA 1. Aspek-aspek Altruisme Menurut Baron, Bryne (2005), ada beberapa aspek yang terdapat pada diri individu yang altruis, yaitu: a. Empati. Individu yang senang menolong orang lain memiliki empati yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan individu yang tidak senang menolong orang lain. Individu yang altruistik menggambarkan diri mereka sebagai pribadi yang bertanggung jawab, bersosialisasi, menenangkan, toleran, memiliki self-control, dan termotivasi untuk membuat impresi yang baik. +saya dapat dengan mudah untuk kasihan pada pengemis. -saya cuek bila ada orang lain yang membutuhkan bantuan. +saya orang yang mudah peduli pada kesusahan orang lain. -saya bersikap masa bodoh pada orang lain yang sedang kesulitan. +saya mudah tersentuh ketika melihat orang lain yang kesusahan. -saya acuh tak acuh ketika melihat orang lain yang sedang berada dalam kondisi membutuhkan bantuan.
b. Mempercayai dunia yang adil. Individu yang suka menolong mempersepsikan dunia sebagai tempat yang adil dan percaya bahwa tingkah laku yang baik akan diberi imbalan, sedangkan tingkah laku yang buruk akan akan mendapatkan hukuman. +saya percaya bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari setiap kebaikan yang saya lakukan untuk orang lain. -saya enggan untuk menolong karena tidak memberikan keuntungan apapun. +ketika saya melakukan hal yang jahat untuk orang lain, maka saya akan mendapatkan hukuman. -saya akan lolos dari hukuman, meskipun saya melakukan hal jahat. +saya percaya segala sesuatu di dunia ini terjadi secara adil. -menurut saya, di dunia ini keadilan adalah omong kosong.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
c. Tanggung jawab sosial. Setiap individu yang altruis memiliki keyakinan bahwa setiap orang bertanggung jawab untuk melakukan hal yang terbaik bagi setiap orang lain yang membutuhkan pertolongan. +ketika melihat seseorang yang sedang kesusahan, saya wajib menolongnya. -lebih baik menghindar dan pura-pura sibuk saat saya melihat orang lain kesusahan. +saya harus memberikan pertolongan yang terbaik bagi orang lain. -menolong orang lain itu bukan hal yang harus saya lakukan dengan sebaik mungkin. +kalau saya menghilangkan barang yang saya pinjam, maka saya akan mencari penggantinya. -saya tidak peduli bila barang yang saya pinjam rusak atau hilang.
d. Locus of control internal. Individu yang altruis memiliki locus of control yang tinggi dan memiliki keyakinan bahwa setiap individu berhak untuk menentukan cara bertingkah lakunya sendiri dengan berusaha untuk mengoptimalkan hasil akhir yang baik dan meminimalkan yang buruk. Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari perilaku individu itu sendiri. +saya menolong orang lain karena digerakkan oleh keinginan saya sendiri. -saya menolong karena takut tidak mendapat penilaian baik dari orang lain. +ketika saya menolong, saya tidak mengharapkan pujian dari orang lain. -saya mau menolong hanya ketika banyak orang yang melihat. +saya merasa puas saat pertolongan yang saya berikan berasal dari inisiatif saya sendiri. -saya tidak akan menolong bila tidak mendapat penghargaan dari orang lain.
e. Egosentrisme rendah. Individu yang altruis tidak memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang egosentris, self-absorbed, dan kompetitif. +saya merupakan orang yang sering mengalah. -saya ingin selalu untuk menang. +saya suka mendengarkan pendapat orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
-saya merasa diri saya paling benar. +saya lebih suka mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi saya sendiri. -saya ingin orang lain membantu saya untuk mewujudkan semua keinginan saya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
2. Aspek-aspek Agresisivitas Barbara krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif untuk mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu: a. Modalitas respon. Meliputi tindakan agresif yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal. Contoh tindakan agresif secara fisik adalah memukul, menampar, dan menendang. Sedangkan contoh tindakan agresif secara verbal adalah memaki, mengumpat, mengejek, dan menghina. +ketika saya marah, saya suka memukul apapun yang ada didekat saya. +saya suka menendang apapun untuk melampiaskan emosi saya. +saya sering mengumpat orang-orang disekitar saya dengan kata-kata kasar. +saya suka mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh. +saya suka memukul orang yang membuat saya sakit hati. +saya sering menghina orang yang sudah mengecewakan saya.
b. Kualitas respon. Meliputi tindakan agresif yang berhasil dilakukan atau berhasil mengenai sasaran atau tindakan agresif yang gagal dilakukan atau gagal mengenai sasaran. Misalnya si A yang berhasil memukul si B sehingga si B merasakan rasa sakit akibat dari pukulan tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila si A gagal memukul si B, maka tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh si B. +saya berhasil memukul orang lain hingga berdarah. +saya berhasil menendang musuh saya hingga terjungkal. +musuh saya dapat menghindar dari serangan saya. +musuh saya dapat menangkis serangan saya. +pukulan saya telak mengenai musuh saya. +tendangan saya mantap mengenai musuh saya.
c. Kesegeraan. Meliputi tindakan agresif yang dilakukan individu langsung kepada sasaran atau yang dilakukan melalui strategi-strategi secara tak langsung. Misalnya si A yang langsung memukul si B dengan menggunakan tangannya sendiri, tanpa menyuruh orang lain. +saya menyerang musuh saya dengan menggunakan tangan saya sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
+saya suka berhadapan langsung dengan musuh saya. +saya menyuruh orang lain untuk menyerang musuh saya. +saya tidak langsung turun tangan dalam penyerangan musuh saya. +saya langsung mendatangi kediaman orang yang saya benci. +saya memiliki banyak teman yang dapat diandalkan untuk menghajar musuh saya, tanpa saya harus menghadapinya secara langsung.
d. Visibilitas. Meliputi perilaku agresif yang tampak dari perilaku individu atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan oleh individu. Misalnya si A membenci si B dan sering memaki si B (tampak). Si A membenci si B dan jarang menyapanya (tidak tampak). +saya terang-terangan menunjukkan kemarahan saya pada orang lain. +saya sering mengancam orang yang saya benci. +saya jarang menyapa dan menghindar dari orang yang saya benci. +saya tidak ramah bila bertemu orang yang tidak saya sukai. +saya sering memaki orang yang saya benci. +saya menyebarkan kabar buruk secara diam-diam tentang orang yang tidak saya sukai.
e. Hasutan. Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena tidak diprovokasi atau yang merupakan tindakan balasan. Contoh si A memukul si B sebagai suatu tindakan balasan karena sebelumnya si A pernah dipukul oleh si B (tindakan balasan). +saya menghajar orang yang saya benci sebagai suatu bentuk balas dendam. +saya memukul bukan karena telah dipengaruhi oleh orang lain. +saya memukul musuh saya bukan karena telah diprovokasi terlebih dahulu. +tidak ada orang yang mempengaruhi saya ketika saya menghajar musuh saya. +ketika saya disakiti orang lain maka saya akan membalasnya. +saya harus membalas kesakitan yang pernah dilakukan orang lain pada saya.
f. Arah sasaran. Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena adanya rasa permusuhan kepada sasaran atau yang dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
(instrumental). Contoh si A membunuh si B karena si A membenci si B (permusuhan). Si A membunuh si B karena ingin memiliki harta si B (instrumental). +saya ingin memiliki hape baru, maka saya mencuri dari orang lain. +mencuri adalah cara saya untuk mendapatkan barang yang saya inginkan. +saya hanya ingin menyiksa musuh-musuh saya. +musuh-musuh saya memang pantas untuk mendapat serangan dari saya. +saya iri dengan barang milik orang lain dan ingin merampasnya. +saya memukul dia, karena dia musuh saya dan pantas untuk dihajar.
g. Tipe kerusakan. Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan fisik atau yang menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi. Contoh perkelahian antara si A dan si B yang mengakibatkan luka-luka pada tubuh mereka (fisik). Si B menderita stress berat setelah perkelahiannya dengan si A (psikologis). +saya menyerang dan berhasil melukai tubuh musuh saya. +saya berhasil mematahkan tangan orang yang saya benci. +saya berhasil membuat musuh saya stress berat oleh karena perbuatan saya. +musuh saya pincang setelah saya tendang. +musuh saya selalu ketakutan bila bertemu saya. +orang yang saya benci selalu menghindar dan takut bila berpapasan dengan saya.
h. Durasi akibat. Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang. Contoh si B mengalami luka ringan pada lengan kirinya setelah berkelahi dengan si A (sementara). Si B menderita cacat pada matanya setelah terkena pukulan dari si A (jangka panjang). +musuh saya mengalami luka memar ringan setelah berkelahi dengan saya. +retak tulang pada tangannya merupakan hasil pertengkaran saya dan dia. +saya bertengkar dan mematahkan kaki orang yang saya benci. +musuh saya menderita stress berkepanjangan setelah berkelahi dengan saya. +saya berkelahi dan membuat lecet lengan orang yang saya benci.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
+saya meminjam barang orang lain dan sengaja merusakkannya hingga tidak bisa diperbaiki.
i. Unit-unit sosial yang terlibat. Meliputi perilaku agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara berkelompok. Misalnya perkelahian antar genk (kelompok). Perkelahian antar individu (individu). +saya merupakan anggota genk yang sering membuat aksi onar. +kelompok saya suka melakukan aksi vandalisme. +saya suka berbuat onar sendirian. +saya suka melakukan perbuatan rusuh tanpa bantuan dari orang lain. +saya memiliki teman-teman yang siap membantu ketika berkelahi. +saya adalah orang yang suka berkelahi sendirian.
ASPEK AGRESIVITAS a. Modalitas
NO ITEM FAVORABLE 1, 10, 19, 28, 37, 46
TOTAL
b. Kualitas respon.
2, 11, 20, 29, 38, 47
6
c. Kesegeraan.
3, 12, 21, 30, 39, 48
6
d. Visibilitas.
4, 13, 22, 31, 40, 49
6
e. Hasutan.
5, 14, 23, 32, 41, 50
6
f. Arah sasaran.
6, 15, 24, 33, 42, 51
6
g. Tipe kerusakan.
7, 16, 25, 34, 43, 52
6
h. Durasi akibat.
8, 17, 26, 35, 44, 53
6
i. Unit-unit sosial
9, 18, 27, 36, 45, 54
6
54
54
6
respon.
yang terlibat. TOTAL
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
ASPEK ALTRUISME a. Empati.
NO ITEM TOTA L FAVORABLE UNFAVORABLE 1, 11, 21 2, 12, 22 6
b. Mempercayai dunia yang
3, 13, 23
4, 14, 24
6
c. Tanggung jawab sosial.
5, 15, 25
6, 16, 26
6
d. Locus of control internal.
7, 17, 27
8, 18, 28
6
e. Egosentrisme rendah.
9, 19, 29
10, 20, 30
6
adil.
TOTAL
15
15
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
KUESIONER Perkenalkan nama saya Yoga Prasetyo Utomo mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma. Mohon bantuan dari saudara-saudara untuk mengisi kuesioner yang saya buat. Atas bantuannya saya mengucapkan terima kasih.
IDENTITAS DIRI Nama / Inisial
:
Usia
:
Jenis kelamin
:
Band metal / rock favorit
:
tahun
Petunjuk pengisian : Pada kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan kehidupan anda sehari-hari. Baca baik-baik setiap pernyataan dan jawablah seluruh pernyataan dan pilihlah jawaban yang menggambarkan keadaan diri anda. Dalam skala ini tidak ada jawaban yang salah, semua pilihan jawaban adalah benar. Isian kuesioner ini dijamin kerahasiaannya. Berikan respon anda dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang telah disediakan SS
: bila Sangat Sesuai dengan diri anda.
S
: bila Sesuai dengan diri anda.
TS
: bila Tidak Sesuai dengan diri anda.
STS
: bila Sangat Tidak Sesuai dengan diri anda.
Contoh : Nomor 1.
BUTIR Ketika saya marah, saya suka memukul apapun yang ada didekat saya.
Terima kasih
JAWABAN TS SS S
X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nomor 1.
SKALA I BUTIR Ketika saya marah, saya suka memukul apapun yang ada didekat saya.
2.
Saya berhasil memukul orang lain hingga berdarah.
3.
Saya menyerang musuh saya dengan menggunakan tangan saya sendiri.
4.
Saya terang-terangan menunjukkan kemarahan saya pada orang lain.
5.
Saya menghajar orang yang saya benci sebagai suatu bentuk balas dendam.
6.
Saya ingin memiliki hape baru, maka saya mencuri dari orang lain.
7.
Saya menyerang dan berhasil melukai tubuh musuh saya.
8.
Musuh saya mengalami luka memar ringan setelah berkelahi dengan saya.
9.
Saya merupakan anggota genk yang sering membuat aksi onar.
10.
Saya suka menendang apapun untuk melampiaskan emosi saya.
131
JAWABAN SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
11.
Saya berhasil menendang musuh saya hingga terjungkal.
SS S TS STS
12.
Saya suka berhadapan langsung dengan musuh saya.
SS S TS STS
13.
Saya sering mengancam orang yang saya benci.
SS S TS STS
14.
Saya memukul bukan karena telah dipengaruhi oleh orang lain.
15.
Mencuri adalah cara saya untuk mendapatkan barang yang saya inginkan.
16.
Saya berhasil mematahkan tangan orang yang saya benci.
17.
Retak tulang pada tangannya merupakan hasil pertengkaran saya dan dia.
18.
Kelompok saya suka melakukan aksi vandalisme.
19.
Saya sering mengumpat orang-orang disekitar saya dengan kata-kata kasar.
SS S TS STS
SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS SS S TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
20.
Musuh saya dapat menghindar dari serangan saya.
SS S TS STS
21.
Saya menyuruh orang lain untuk menyerang musuh saya.
SS S TS STS
22.
Saya jarang menyapa dan menghindar dari orang yang saya benci.
23.
Saya memukul musuh saya bukan karena telah diprovokasi terlebih dahulu.
24.
Saya hanya ingin menyiksa musuh-musuh saya.
25.
Saya berhasil membuat musuh saya stress berat oleh karena
SS S TS STS
SS S TS STS SS S TS STS
perbuatan saya.
SS S TS STS
26.
Saya bertengkar dan mematahkan kaki orang yang saya benci. SS S TS STS
27.
Saya suka berbuat onar sendirian.
SS S TS STS
28.
Saya suka mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.
SS S TS STS
29.
Musuh saya dapat menangkis serangan saya.
SS S TS STS
30.
Saya tidak langsung turun tangan dalam penyerangan musuh saya.
31.
Saya tidak ramah bila bertemu orang yang tidak saya sukai.
32.
Tidak ada orang yang mempengaruhi saya ketika saya menghajar musuh saya.
33.
Musuh-musuh saya memang pantas untuk mendapat serangan dari saya.
34.
Musuh saya pincang setelah saya tendang.
35.
Musuh
saya
menderita
stress
berkepanjangan
SS S TS STS SS S TS STS
SS S TS STS SS S TS STS
setelah
berkelahi dengan saya. 36.
SS S TS STS
Saya suka melakukan perbuatan rusuh tanpa bantuan dari orang lain.
SS S TS STS
SS S TS STS
37.
Saya suka memukul orang yang membuat saya sakit hati.
SS S TS STS
38.
Pukulan saya telak mengenai musuh saya.
SS S TS STS
39.
Saya langsung mendatangi kediaman orang yang saya benci.
SS S TS STS
40.
Saya sering memaki orang yang saya benci.
SS S TS STS
41.
Ketika saya disakiti orang lain maka saya akan membalasnya.
SS S TS STS
42.
Saya iri dengan barang milik orang lain dan ingin merampasnya.
43.
Musuh saya selalu ketakutan bila bertemu saya.
SS S TS STS SS S TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44.
Saya berkelahi dan membuat lecet lengan orang yang saya benci.
45.
Saya memiliki teman-teman yang siap membantu ketika berkelahi.
133
SS S TS STS
SS S TS STS
46.
Saya sering menghina orang yang sudah mengecewakan saya.
SS S TS STS
47.
Tendangan saya mantap mengenai musuh saya.
SS S TS STS
48.
Saya memiliki banyak teman yang dapat diandalkan untuk menghajar musuh saya, tanpa saya harus menghadapinya SS S TS STS secara langsung.
49.
Saya menyebarkan kabar buruk secara diam-diam tentang orang yang tidak saya sukai.
50.
Saya harus membalas kesakitan yang pernah dilakukan orang lain pada saya.
51.
Saya memukul dia, karena dia musuh saya dan pantas untuk dihajar.
52.
Orang yang saya benci selalu menghindar dan takut bila berpapasan dengan saya.
53.
Saya
meminjam
barang
orang
lain
dan
merusakkannya hingga tidak bisa diperbaiki. 54.
Saya adalah orang yang suka berkelahi sendirian.
sengaja
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS SS S TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Nomor
134
1.
SKALA II BUTIR Saya dapat dengan mudah untuk kasihan pada pengemis.
SS S TS STS
2.
Saya cuek bila ada orang lain yang membutuhkan bantuan.
SS S TS STS
3.
Saya percaya bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari setiap kebaikan yang saya lakukan untuk orang lain.
4.
Saya enggan untuk menolong karena tidak memberikan keuntungan apapun.
5.
Ketika melihat seseorang yang sedang kesusahan, saya wajib menolongnya.
6.
Lebih baik menghindar dan pura-pura sibuk saat saya melihat orang lain kesusahan.
7.
Saya menolong orang lain karena digerakkan oleh keinginan saya sendiri.
8.
Saya menolong karena takut tidak mendapat penilaian baik dari orang lain.
JAWABAN
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
9.
Saya merupakan orang yang sering mengalah.
SS S TS STS
10.
Saya ingin selalu untuk menang.
SS S TS STS
11.
Saya orang yang mudah peduli pada kesusahan orang lain.
SS S TS STS
12.
Saya bersikap masa bodoh pada orang lain yang sedang kesulitan.
13.
Ketika saya melakukan hal yang jahat untuk orang lain, maka saya akan mendapatkan hukuman.
14.
Saya akan lolos dari hukuman, meskipun saya melakukan hal jahat.
15.
Saya harus memberikan pertolongan yang terbaik bagi orang lain.
16.
Menolong orang lain itu bukan hal yang harus saya lakukan dengan sebaik mungkin.
17.
Ketika saya menolong, saya tidak mengharapkan pujian dari orang lain.
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
18.
Saya mau menolong hanya ketika banyak orang yang melihat.
SS S TS STS
19.
Saya suka mendengarkan pendapat orang lain.
SS S TS STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20.
Saya merasa diri saya paling benar.
21.
Saya mudah tersentuh ketika melihat orang lain yang kesusahan.
22.
Saya acuh tak acuh ketika melihat orang lain yang sedang berada dalam kondisi membutuhkan bantuan.
135
SS S TS STS SS S TS STS
SS S TS STS
23.
Saya percaya segala sesuatu di dunia ini terjadi secara adil.
SS S TS STS
24.
Menurut saya, di dunia ini keadilan adalah omong kosong.
SS S TS STS
25.
Kalau saya menghilangkan barang yang saya pinjam, maka saya akan mencari penggantinya.
26.
Saya tidak peduli bila barang yang saya pinjam rusak atau hilang.
27.
Saya merasa puas saat pertolongan yang saya berikan berasal dari inisiatif saya sendiri.
28.
Saya tidak akan menolong bila tidak mendapat penghargaan dari orang lain.
29.
Saya lebih suka mendahulukan kepentingan orang banyak daripada kepentingan pribadi saya sendiri.
30.
Saya ingin orang lain membantu saya untuk mewujudkan semua keinginan saya.
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS
SS S TS STS