PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
POLA PEMBENTUKAN DAN JENIS REFEREN SLOGAN KOTA DAN KABUPATEN DI JAWA TENGAH
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia
Oleh Oktavianus Jalu Dwi Prasetyo NIM: 114114017
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA AGUSTUS 2015 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTO Jangan menyerah. Tak ada yang memalukan dari terjatuh, yang memalukan adalah kalau tidak berdiri lagi (Midorima-Kuroko no basuke) Hidup ini takkan pernah adil jika kau terus menerus membandingkan dirimu dengan yang lain. (Monkey D Luffy-One Peice)
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada: Bapak Markus Wijianto, Ibu Ristituta Miyatun, serta mbak Nina Dek Nita Prodi Sastra Indonesia Dan segenap pembaca karya sederhana ini
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis uncapkan kepada Tuhan Yang Maha kasih atas berkat dan rahmatNya yang melimpah selama penulis menyusun tugas akhir ini dari awal mencari topik hingga akhir penyelesaiannya. Skripsi berjudul “Pola Pembentukan dan Jenis Referen Slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana S 1 pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Setelah melalui proses yang panjang, skripsi ini akhirnya terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih beserta doa yang tulus kepada pihak-pihak yang telah menjadi perpanjangan Tangan Tuhan berikut. 1. Drs. Hery Antono, M.Hum. yang berkenan menjadi pembimbing I penyusunan skripsi ini. Beliau memberikan banyak inspirasi, masukan, pinjaman buku referensi, dan pesan-pesan yang berguna baik untuk penyusunan skripsi ini maupun untuk kehidupan sehari-hari penulis. 2. Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum. yang berkenaan menjadi pembimbing II penulis dalam menyusun skripsi ini. Beliau memberikan banyak masukanmasukan untuk membuat skripsi ini menjadi lebih baik. 3. Para dosen Program Studi Sastra Indonesia USD yang belum disebut: Drs. B. Rahmanto, M.Hum., Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum., Dra. F. Tjandrasih Adji, M.Hum., S.E. Peni Adji, S.S, M.Hum., (dosen pembimbing akademik penulis), Dr. Yapi Taum M.Hum., dan Drs. F.X. Santosa , M.S., serta dosen-dosen pemgampu mata kuliah tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Pengabdian mereka untuk dunia pendidikan sangat berharga dan patut dihormati. 4. Sfat Sekretariat Program Studi Sastra Indonesia dan Fakultas Sastra yang selama ini mengurus keperluan akademis penulis. 5. Pengelola dan segenap staf Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang membantu penulis menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan untuk penelitian ini pada khususnya dan untuk keperluan kuliah pada umumnya. 6. Bapak Markus Wijianto dan Ibu Ristituta Miyatun serta kakak Christina Nur Wijayanti, keluarga tercinta yang telah membiayai dan selalu mendoakan penulis hampir 22 tahun penulis hidup di dunia ini. Semoga karya ini dapat menjadikan sedikit kebangaan bagi mereka. 7. Anita Kumala Dewi yang selalu memberi semangat dan doa untuk penulis 8. Teman-teman Prodi Sastra Indonesia angkatan 2011. Tanpa disadari, mereka semua bukan sekedar teman seperjalanan, melainkan juga inspirasi dan penyemangat penulis.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Jalu Dwi Prasetyo, Oktavianus. 2015 – Pola Pembentukan dan Jenis Referen Slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah. Skripsi Strata 1 (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini membahas pola slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah dan Jenis referen slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mengumpulkan data dari sumber online (internet) dan offline (gapura kota atau kabupaten yang memuat slogan). Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik simak bebas cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa akronim-akronim yang digunakan kota di Jawa Tengah untuk menjadi slogan. Selain teknik simak penulis juga menggunakan teknik rekam. Teknik rekam adalah teknik penjaringan data dengan merekam penggunaan bahasa. Di sini penulis memfoto slogan-slogan kota dan kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan kategori dan jenisnya. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola slogan yang terdapat dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah dan mendiskripsikan jenis referen berdasarkan slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Hasil penelitian ini juga memberi sumbangan untuk bidang morfologi dan semantik. Untuk bidang morfologi penelitian ini memberikan pola-pola akronim dan untuk semantik penelitian ini memberikan bentukan-bentukan baru jenis referen. Hasil penelitian tentang pola akronim dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah bermanfaat untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana polapola yang digunakan untuk membuat slogan kota di Jawa Tengah. Dengan mengetahui pola-pola akronim, seseorang dapat membuat akronim yang bervariasi sehingga tidak membosankan. Hasil penelitian tentang jenis referen berdasarkan slogan tempat yang diwakilinya bermanfaat untuk memberi penjelasan tentang jenis referen berdasarkan slogan apa saja yang terdapat dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah kepada masyarakat. Hasil dari penelitian ini meliputi dua hal yaitu pola slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah dan jenis slogan berdasarkan referen. Dari pembahasan masalah pertama dapat disimpulkan pola slogan memiliki dua pola yaitu kata dan kalimat. Kata memiliki dua jenis yaitu kata ulang dan akronim. Untuk akronim penulis menemukan 14 pola. Pembahasan kedua penulis menemukan 12 jenis referen yang terdapat di slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Kata kunci: slogan, akronim, referen.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Jalu Dwi Prasetyo, Oktavianus. 2015 - The Pattern Formation and Rerefent Types of The Slogan Town and District in Central Java. Thesis Strata 1 (S1) Skripsi. Indonesian Literary Studies Program, Sanata Dharma University. This thesis discusses the slogan pattern of cities and counties in Central Java and type of City and County slogan referents in Central Java. The steps in this study are as follows. First, collect data from online sources (internet) and offline (gate city or county that contains the slogan). Techniques used in the data collection phase is freely refer techniques capable by observing and recording the data in the form of acronyms used in the Central Java town to be a slogan. In addition the authors also refer to the technique of using recording technique. Recording technique is a data networking techniques to record the use of language. Here the author photograph slogans cities and districts in Central Java. Data already collected classified by category and type. The purpose of this study was to describe the pattern contained in the slogan cities and counties in Central Java and describe the types of referents based on the slogan of cities and districts in Central Java. The results also contributed to the field of morphology and semantics. This study provides patterns of acronyms in the field of morphology, whereas in the field of semantics, this study provides new types of formations referents. Results of research on pattern slogan acronym in cities and counties in Central Java is useful to provide an explanation of how the patterns used to create the slogan of the city in Central Java. By knowing the patterns of acronyms, one can create an acronym which vary so it is not boring. Results of research on the type referents represented by a slogan useful to shed some light on the type of referents based slogan anything contained in the slogan cities and counties in Central Java to the public. Results from this research include two things: pattern slogans cities and counties in Central Java and type of slogan patterns based referents. The first issue of the discussion can be inferred patterns that slogan has two patterns of words and sentences. The word has two types of repeated words and acronyms. To acronym authors find 14 patterns. The second discussion the authors find 12 types of referents contained in the slogan of the city and district in Central Java. Keywords: slogan, acronyms, referents.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tebel 1
: Pola Akronim yang Terdapat dalam slogan Kota dan Kabupaten Jawa Tengah .................................................
42
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan Pola Slogan : .................................................................................... 46
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1
: Daftar Pola Pembentukan Akronim ...............................
67
Lampiran 2
: Arti Leksikal Slogan ......................................................
69
Lampiran 3
: Jenis Referen Berdasarkan Slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah ............................................................... 72
Lampiran 4
: Daftar Foto ......................................................................
xi
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v KATA PENGANTAR .............................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................ ix ABSTRAK .................................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xi DAFTAR ISI ............................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 1.2 1.3 1.4
1
Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 Tujuan Penelitian ......................................................................... 7 Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9 Landasan Teori ............................................................................ 11 1.4.1 Kota …………................................................................. 11 1.4.2 Kabupaten ........................................................................ 11 1.4.3 Slogan ……….................................................................. 12 1.4.4.1 Kependekan ..................................................................... 13 1.4.4.2 Abreviasi .......................................................................... 13 1.4.4.3 Akronim ……................................................................... 14 1.4.5 Kata………....................................................................... 14 1.4.6 Kalimat .............................................................................14 1.4.7 Referen ............................................................................ 15 1.5 Metode dan Teknik Penelitian ..................................................... 16 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.5.1 1.5.2 1.5.3
Metode dan Teknik Pengumpulan Data ............................ 16 Metodologi dan Tahap Analisis Data ................................ 17 Metode Penyajian Hasil Analisi .........................................20
1.6 Sistematika Penyajian .................................................................... 20 BAB II POLA SLOGAN KOTA DAN KABUPATEN DI JAWA TENGAH ......................................................................... 22 2.1 Pengantar ...................................................................................... 22 2.2 Kata .............................................................................................. 22 2.2.2
Kata Ulang ....................................................................... 22
2.2.3
Akronim ............................................................................ 23
2.2.3.1 Pola Akronim ................................................................... 23 2.2.3.1.1 2.2.3.1.2 2.2.3.1.3 2.2.3.1.4 2.2.3.1.5 2.2.3.1.6 2.2.3.1.7 2.2.3.1.8 2.2.3.1.9
2.2.3.1.10 2.2.3.1.11 2.2.3.1.12 2.2.3.1.13
Pengekalan huruf pertama akronim setiap komponen .......................................................... 23 Pengekalan huruf pertama dan dua huruf pertama ............................................................... 29 Pengekalan suku terakhir, huruf pertama, dan suku pertama dan hururf kelima .…....………… 31 Pengekalan suku pertama dan huruf pertama dari komponen selanjutnya .…..…......………… 31 Pengekalan Suku Pertama dan Dua Huruf Pertama ............................................................... 34 Pengekalan dua huruf pertama dan huruf pertama dari komponen selanjutnya …….......… 34 Pengekalan suku pertama serta dua huruf Pertama dan huruf pertama .…………………... 35 Pengekalan huruf pertama, huruf pertama dan terkhir, dan dua huruf terakhir…….………....… 36 Pengekalan huruf pertama, huruf pertama dan terakhir, dan huruf pertama, ketiga dan kelima .............................................................… 37 Pengekalan suku kata pertama, huruf pertama dan huruf kedua dan ketiga ………….....…….. 38 Pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan dua huruf pertama …….……….................. 39 Pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan dua huruf terakhir………….…...……................ 40 Pengekalan tiga huruf pertama, huruf ke dua, dan suku kata terakhir, …………….………...... 40
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.3.1.14 Pengekalan Huruf pertama dan tiga huruf Pertama ....................................................…….. 41 2.4 Kalimat ............................................................................... 46 BAB III JENIS REFEREN BERDASARKAN SLOGAN KOTA DAN KABUPATEN DI JAWA TENGAH .......
47
3. Jenis Slogan Berdasarkan Referen .................................................. 47 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9 3.10 3.11 3.12
Referen Keadaan ...……..….............................…................. Referen Pangkat/Tingkatan ……....……....……................... Referen Kondisi Sosial ..……………….…….…............….. Referen Ekspresi .............………………...……............….... Referen Perbuatan ................................................................. Referen Benda ...................................................................... Referen Perasaan .................................................................. Referen Hasil ........................................................................ Referen Proses ...................................................................... Referen Pancaran .................................................................. Referen Penggunaan ............................................................. Referen Kepemilikan ...….....................................................
47 49 50 51 52 54 56 57 58 59 60 61
BAB IV PENUTUP .................................................................................... 63 4. Kesimpulan .................................................................................... 63 5. Saran .............................................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
65
DAFTAR SUMBER ONLINE ................................................................
66
LAMPIRAN ..............................................................................................
67
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Objek penelitian ini adalah slogan-slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Kata slogan berasal dari istilah dalam bahasa Gaelik, sebuah bahasa dari Skotlandia kuno, yaitu slough-ghairm yang berarti teriakan bertempur (wikipedia.com). Menurut Widyatama (2011 : 117) secara sederhana slogan diartikan sebagai motto atau frasa yang dipakai sebagai ekspresi ide atau tujuan yang mudah diingat dan mengandung arti khusus. Di tengah masyarakat, slogan sering diartikan sebagai semboyan atau motto. Menurut Moeliono slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok dan mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu. Slogan dibuat untuk memberitahu,
mengajak
atau
mempengaruhi
pembacanya.
(http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-ferynadama-807-2-babii.pdf) Slogan kota dan kabupaten biasanya berupa akronim. Awal mula slogan kota dan kabupaten muncul karena adanya penghargaan adipura yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1986. Dengan adanya penghargaan adipura hampir setiap kota berlomba-lomba membuat slogan untuk membuat identitas dan harapan dari kotanya masing-masing. Penghargaan adipura adalah sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan yang diselenggarakan oleh Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Kabupaten adalah wilayah administrasi di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati (wikipedia). Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau wali kota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri. Dahulu istilah kabupaten dikenal dengan Daerah Tingkat II Kabupaten. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, istilah Daerah Tingkat II dihapus, sehingga Daerah Tingkat Kabupaten disebut Kabupaten saja. Kota adalah suatu wadah yang memiliki batas administrasi wilayah yang seperti kotamadya dan kota administratif. Kota juga berarti suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat petumbuhan (Peraturan Mendagri RI No. 4 th. 1980). Jawa Tengah sebagai provinsi dibentuk sejak zaman Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri atas 5 wilayah yakni Semarang, Kudus, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta masih merupakan daerah swapraja kerajaan yang berdiri sendiri dan terdiri dari dua wilayah, Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, sebagaimana Yogyakarta. Masing-masing wilayah terdiri atas kabupaten-kabupaten (wikipedia.com).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Secara administratif, Provinsi Jawa Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota. Administrasi pemerintahan kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 kecamatan dan 8.490 desa/kelurahan. Sebelum diberlakukannya Undang-undang Nomor 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga terdiri atas 3 kota administratif, yaitu Kota Purwokerto, Kota Cilacap, dan Kota Klaten. Namun sejak diberlakukannya Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota administratif tersebut dihapus dan menjadi bagian dalam wilayah kabupaten. Menyusul otonomi daerah, 3 kabupaten memindahkan pusat pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Kabupaten Magelang, Kota Tegal, serta Kabupaten Pekalongan. Akronimisasi adalah proses pembentuk sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim (Chaer, 2008:236). Akronim adalah seluruh kependekan yang dapat dilafalkan sebagai kata yang wajar (Kridalaksana, 2010:169). Berikut ini contoh akronim yang digunakan dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah. (1) Boyolali TERSENYUM (2) Brebes BERHIAS (3) DemakBERAMAL Kata tersenyum, berhias, dan, beramal pada contoh (1), (2), dan (3) termasuk akronim karena merupakan kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata (KBBI). Kata tersenyum, berhias, dan beramal sudah wajar dilafalkan dalam komunikasi seharihari. Kepanjangan dari tersenyum adalah (1) Tertib Elok Rapi Sehat Nyaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Untuk Masyarakat. Kata BERHIAS (2) merupakan kependekan dari BERsih Hijau Indah Aman dan Lestari. Kata BERAMAL (3) merupakan kependekan dari Bersih Elok Rapi Anggun Maju Aman dan Lestari. Slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah dipilih sebagai topik dalam penelitian ini karena alasan berikut. Pertama, hampir setiap kota di Indonesia memiliki slogan bahkan slogan kota bisa ditemukan di bak truk dan mobil pengangkut barang. Slogan kota tersebut juga hampir semuanya berupa akronim yang menurut penulis menarik untuk dikaji. Kedua slogan-slogan kota tersebut menimbulkan masalah morfologi yaitu pola akronim yang bermacam-macam. Ketiga slogan-slogan kota juga menimbulkan masalah sematik yaitu referen yang bermacam-macam. Penulis hanya meneliti slogan kota yang ada di Jawa Tengah karena untuk pembatasan masalah. Hal pertama yang dibahas dalam skripsi ini adalah pola slogan dan akronim yang terdapat dalam slogan-slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah, seperti tampak dalam contoh-contoh berikut ini: (4) Gilar-Gilar Kabupaten di Jawa Tengah yang menggunakan kata ulang untuk slogan adalah Kabupaten Banjarnegara yaitu Gilar-Gilar (5) Trus Karyo Tataning Bumi Slogan Kabupaten Jepara berupa kalimat yaitu Trus Karyo Tataning Bumi, berasal dari bahasa Jawa yang berarti terus bekerja keras membangun daerah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Dengan melihat paparan di atas bisa dikatakan slogan kabupaten dan kota memiliki beberapa pola. Masalahnya adalah apa saja pola slogan kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Karena kebanyakan slogan kabupaten dan kota di Jawa Tengah berupa akronim maka penulis juga akan meneliti pola-pola akronim pada slogan kota dan kabupaten. Contoh : (6) Brebes BERHIAS (7) Demak BERAMAL Kata
pada
slogan
BERHIAS
dan
BERAMAL
memiliki
pola
pengakroniman yang berbeda. Akronim BERHIAS (4) pada slogan Kota Brebes merupakan pola akronim yang berupa Pengekalan suku pertama dan huruf pertama dari komponen selanjutnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat pola yang digunakan pada pengakroniman slogan BERHIAS seperti berikut ini: Pengekalan suku pertama pada kata, (a) BERsih dan huruf pertama pada kata, (b) Hijau (c) Indah (d) Aman (e) Sehat Akronim BERAMAL (5) pada Kota Demak merupakan akronim yang memiliki pola pengekalan huruf pertama tiap komponen. Hal tersebut dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
dibuktikan dengan melihat pola yang digunakan pada pengakroniman slogan BERAMAL berikut ini : Pengekalan huruf pertama pada kata, (a) Bersih (b) Elok (c) Rapi (d) Anggun (e) Maju (f) Aman (g) Lestari Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa akronim yang digunakan untuk membuat slogan kabupaten dan kota di Jawa Tengah memiliki pola tertentu. Masalahnya adalah apa saja pola akronim yang terdapat dalam slogan-slogan kota di Jawa Tengah. Masalah yang kedua yang dikaji dalam penelitian ini adalah jenis referen kota berdasarkan slogan, seperti terlihat dalam contoh : (6) Kabupaten Kudus SEMARAK Contoh (6) dikatakan slogan kota atau kabupaten yang memiliki referen „suasana‟ karena Kabupaten Kudus menggunakan akronim SEMARAK untuk membuat slogan dan semarak memiliki arti „suasana' yang meriah atau ramai. Kata semarak mengacu pada sebuah suasana yang sangat meriah. Kabupaten Kudus memilih kata semarak dengan harapan kota mereka menjadi kota yang ramai dan meriah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Selain mengadung harapan untuk Kota Kudus kata semarak juga citra Kota Kudus. (7) Kabupaten Purbalingga PERWIRA Dalam contoh (7) Kabupaten Purbalingga menggunakan kata PERWIRA untuk slogan kotanya. Kata perwira merupakan tingkatan dalam organisasi ketentaraan, oleh sebab itu Kabupaten Purbalingga dikategorikan slogan kota yang menyatakan pangkat, karena PERWIRA adalah suatu pangkat dalam ketentaraan. Selain pangkat dalam sebuah kententaraan kata perwira juga dipakai oleh orang Jawa untuk menyebut atas menjuluki orang yang baik, sopan, pemberani, dan taat. Jadi kata perwira juga dimasukkan dalam kategori slogan kota yang menyatakan julukan.
1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang dalam butir 1.1, permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.2.1
Apa saja pola slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah ?
1.2.2
Apa saja jenis referen berdasarkan slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah ?
1.3 TUJUAN PENELITIAN Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan slogan-slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Secara khusus, tujuan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3.1
8
Mendeskripsikan pola slogan yang terdapat dalam slogan kota dan kabupaten Jawa Tengah.
1.3.2
Mendiskripsikan jenis referen berdasarkan slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah.
1.4 MANFAAT PENELITIAN 1.4.1 Teoritis Hasil penelitian ini juga memberi sumbangan untuk bidang morfologi dan semantik. Untuk bidang morfologi penelitian ini memberikan pola-pola akronim dan untuk semantik penelitian ini membertikan bentukan-bentukan baru jenis referen.
1.4.2 Praktis Hasil penelitian ini adalah pola akronim dan jenis slogan berdasarkan referen tempat yang diwakilinya. Hasil penelitian tentang pola akronim dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah beramanfaat untuk memberikan penjelasan tentang bagaimana pola-pola yang digunakan untuk membuat slogan kota di Jawa Tengah. Dengan mengetahui pola-pola akronim, seseorang dapat membuat akronim yang bervariasi sehingga tidak membosankan. Hasil penelitian tentang jenis referen berdasarkan slogan tempat yang diwakilinya bermanfaat untuk memberi penjelasan tentang jenis referen berdasarkan slogan apa saja yang terdapat dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah kepada masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
1.5 TINJAUAN PUSTAKA Topik tentang slogan pernah diteliti oleh Elysabeth mahasiswa Sanata Dharma dalam skrisinya yang berjudul “Analisis Hubungan Antara Penggunaan Slogan Pada Iklan Dengan Kesadaran Konsumen terhadap Merek Surat Kabar Bernas : Studi Kasus Pada PT Bernas Yogyakarta” (2002). Candra dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Slogan Pada Iklan terhadap Minat Beli Ulang Konsumen: Studi Kasus Pada Kentucky Fried Chicken Galeria Mall
Yogyakarta”
menggunakan
slogan
obyek
penelitiannya. Topik tentang slogan juga pernah diteliti oleh Sari dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara Persepsi terhadap Slogan Dalam Iklan Rokok Sampoerna A Mild di Televisi Dengan Intensi Membeli Rokok Sampoerna A Mild” (2005). Rini dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Slogan dan Bintang Iklan Sabun Lux terhadap Minat Pembelian Ulang Konsumen: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Angkatan 2002-2004” menggunakan slogan sebagai obyek penelitiannya (2006). Veronica Dharma dalam skripsinya yang berjudul “Kalimat-Kalimat Slogan Iklan Standar dalam Media Televisi” juga pernah mengunakan slogan sebagai obyek penelitiannya (2006). Slogan pernah dibahas oleh Prasetyawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Nama Merek, Logo, Karakter, dan Slogan terhadap Ekuitas Merek :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta Pengguna Produk-Produk Adidas” (2007). Topik tentang slogan juga pernah dibahas oleh Henny dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Slogan, Logo, Simbol dan Format Pesan Iklan Bilboard terhadap Minat Beli Konsumen : Studi Kasus Iklan Billboard Rokok A Mild Menthol”. Dalam skripsi ini Henny memfokuskan penelitianya pada analisis data yang alat penentunya ada di luar bahasa (2007). Asmoro juga membahas slogan dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Slogan, Iklan Luar Ruang, dan Iklan Display terhadap Minat Beli Konsumen A Mild : Studi Kasus Pada Gardena Yogyakarta” (2007). Slogan juga pernah dibahas oleh Kurniawan dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Slogan dan Bintang Iklan Jamu Tolak Angin terhadap Minat Pembelian
Ulang
Konsumen:
Studi
Kasus
pada
Kelurahan
Baciro,
Gondokusuman, Yogyakarta”. Dalam skripsi ini Kurniawan memfokuskan penelitianya pada analisis data yang alat penentunya ada di luar bahasa (2008). Setiastuti juga pernah meneliti slogan dalam skripsinya yang berjudul “A Stylistics Study On Mcdonald`S Slogan During 1960s-2008” (2011). Dalam skripsinya yang berjudul “A Study On Pragmatics Presuppositions In Countries` And States` Slogans” Destin juga meneliti tentang slogan (2013). Akronim telah pernah dibahas oleh Goreti dalam skripsinya yang berjudul “Akronim Bahasa Indonesia Dalam Surat Kabar Harian Kompas: Tinjauan terhadap Pola Pembentukan, Tipe Frase Yang Dibentuk, Proses Morfologis Yang Menyertai, dan Bidang Penggunaannya”. Dalam skripsinya Maria Suratmi Goreti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
memfokuskan pada analisis data yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti. Setelah melihat data di atas bisa disimpulkan belum ada penelitian yang membahas pola slogan dan jenis referen slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah dalam karya ilmiahnya.
1.6 LANDASAN TEORI Dalam landasan teori ini akan dipaparkan (a) kota (b) kabupaten, (c), slogan, (d) akronim (e) pemendekan, (f) abreviasi (g) kata (h) kalimat (i) referen. Landasn teori poin (a), (b), (c), (d), (e), (f), (g), dan (h) digunakan sebagai dasar analisi kajian pola slogan. Sementara itu, landasan teori butir (c), dan (i) menjadi dasar dalam mengkaji jenis-jenis slogan berdasarkan referen.
1.6.1
Kota Kota adalah suatu wadah yang memiliki batas administrasi wilayah yang
seperti kotamadya dan kota administrasi. Kota juga berarti suatu lingkungan kehidupan perkotaan yang mempunyai ciri non agraris, misalnya ibu kota kabupaten, ibu kota kecamatan yang berfungsi sebagai pusat petumbuhan (Peratutan Mendagri RI No. 4 th. 1980).
1.6.2
Kabupaten Kabupaten adalah pembagian wilayah administrasi di Indonesia setelah
provinsi, yang dipimpin oleh seorang bupati. Selain kabupaten, pembagian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
wilayah administratif setelah provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama. Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau wali kota tidak bertanggung jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri. Dahulu istilah kabupaten dikenal dengan Daerah Tingkat II Kabupaten. Sejak diberlakukannya undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, istilah Daerah Tingkat II dihapus, sehingga Daerah Tingkat Kabupaten disebut Kabupaten saja.
1.6.3
Slogan Menurut Widyatama (2011 : 117) sacara sederhana, slogan diartikan
sebagai motto atau frasa yang dipakai sebagai ekspresi ide atautujuan yang mudah diingat dan mengandung arti khusus. Ditengah masyarakat, slogan sering diartikan sebagai semboyan atau motto. Menurut Moeliono (Ed) ( 2007: 1080) slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok dan mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu.
(http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-ferynadama-807-2-
babii.pdf) Slogan dibuat untuk memberitahu, mengajak atau mempengaruhi pembacanya Pengertian slogan menurut situs ensiklopedia online terbesar Wikipedia adalah sebuah frase, kata-kata, kalimat atau motto yang digunakan individu maupun kelompok dalam berbagai macam konteks seperti politik, komersial, agama, pendidikan, lingkungan dan lain sebagainya sebagai ekspresi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
sebuah ide dan tujuan yang mudah diingat. Perlu diketahui bersama bahwa kata "slogan" berasal dari kata "sluagh-ghairm" (bahasa Gaelik) yang artinya teriakan bertempur.
1.6.4
Kependekan Bentuk kependekan dalam bahasa Indonesia muncul karena terdesak oleh
kebutuhan untuk berbahasa secara praktis dan cepat. Kebutuhan ini paling terasa di bidang teknis, seperti cabang-cabang ilmu, kepaduan, angkatan bersenjata, dan kemudian menjalar ke bahasa sehari-hari. Kependekan memiliki 4 jenis yaitu singkatan, penggalan, akronim, dan kontraksi. Singkatan yaitu salah satu hasil proses pemendekan yang berupa huruf atau gabungan huruf, baik yang dieja huruf demi huruf maupun yang tidak dieja huruf demi huruf. Penggalan yaitu proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia. Kontraksi yaitu proses pemendekan yang meringkaskan leksem dasar atau gabungan leksem. (Kridalaksana, 1989:161-162)
1.6.5
Abreviasi Dalam
buku
Kridalaksana
(1989:159),
abreviasi
adalah
proses
penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata. Istilah lain abreviasi ialah pemendekan sedang hasil prosesnya disebut kependekan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
1.6.6 Akronim Akronimisasi adalah proses pembentuk sebuah kata dengan cara menyingkat sebuah konsep yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi lebih dari sebuah kata. Proses ini menghasilkan sebuah kata yang disebut akronim. Jadi, sebetulnya akronim juga sebuah singkatan, namun yang “diperlukan” sebagai sebuah kata atau sebuah butir (Chaer, 2008:236). Akronim yaitu proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia (Kridalaksana, 2010:169).
1.6.7 Kata Kata dalam sintaksis merupakan satuan terkecil yang biasa dapn dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis (subyek, predikat, obyek atau keterangan); dalam morfologi merupakan satuan terbesar, dibentuk melalui salah satu proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi.) (Cher, 2008:5)
1.6.8 Kalimat Kalimat adalah satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai dengan intonasi fina (deklaratif, interogatif, imperatif, atau interjektif) ( Chaer, 2008:5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
1.6.9 Referen Referen adalah benda atau orang yang diacu oleh kata atau untaian kata di kalimat atau konteks tertentu. Referen merupakan konsep yang lazimnya berhubungan dengan sesuatu hal yang ada di luar bahasa (Wijana, 2008:4) Bentuk kebahasaan memiliki hubungan dengan konsep dalam pikiran manusia yang disebut makna (sense), dan konsep ini lazim berhubungan dengan sesuatu atau hal yang ada di luar bahasa yang disebut referen (referent). Dikatakan lazimnya karena tidak semua kata yang memiliki makna memiliki referen. Makna bersifat umum dan tidak tertentu, sedangkan referen bersifat tertentu. Referen adalah sesuatu yang diacu oleh konsep bentuk bahasa yang bersangkutan. Bentuk bahasa berhubungan secara langsung dengan konsep pikiran (makna). Selanjutnya, makna berhubungan langsung dengan referen. Akan tetapi, bentuk kebahasaan berhubungan secara tidak langsung dengan garis putus-putus, relasi antara bentuk, makna, dan referen itu akan tergambar sebagai berikut
Konsep/makna (referens)
Kata/leksem
Referen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
1.6 Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni (i) pengumpulan data, (ii) analisis data, dan (iii) penyajian hasil analisis data. Berikut ini akan diuraikan masing-masing tahap dalam penelitian ini.
1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data Objek penelitian ini adalah slogan. Objek ini berada dalam data yang berupa kalimat. Data diperoleh dari sumber tertulis yaitu slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah yang terdapat di gapura, tugu, bak mobil dan sumber online. Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahu sesuatu (KBBI). Slogan sering dipakai untuk menggambarkan ciri khas sesuatu yang diwakilinya, sebuah organisasi, kota, instasi, dan lain-lain. Data yang dikumpulkan adalah berupa slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan cara mengamati dan menyimak langsung penggunaan bahasa. Teknik yang digunakan dalam tahap pengumpulan data adalah teknik simak bebas cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa akronim-akronim yang digunakan kota di Jawa Tengah untuk dijadikan slogan. Selain teknik simak penulis juga mengunakan teknik rekam. Teknik rekam adalah teknik penjaringan data dengan merekam penggunaan bahasa. Di sini penulis memfoto slogan-slogan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
kota dan kabupaten di Jawa Tengah yang terdapat di gapura dan tugu. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan berdasarkan kategori dan jenisnya.
1.7.2 Metodologi dan Tahap Analisis Data Langkah kedua adalah menganalisis data. Setelah data terklasifikasikan, kemudian dianalisis dengan mengunakan metode agih dan padan. Metode agih yaitu metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto, 1993:15). Teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik bagi unsur langsung atau yang sering disebut dengan teknik BUL. Teknik BUL adalah teknik dasar metode agih yang membagi satu lingual data menjadi beberapa bagian atau dan yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung membentuk satuan yang dimaksud (Sudaryanto, 1993;31). Teknik lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sisip. Teknik sisip dilaksanakan dengan menyisipkan “unsur” tertentu di antara unsur-unsur lingual yang ada. Karena akronim itu menyangkut masalah perbedaan pola penggunaan kata yang digunakan untuk menciptannya, maka metode agih, teknik bagi unsur langsung, dan teknik lanjutan teknik sisip dipandang sebagai metode dan teknik yang tepat untuk mengkaji pola-pola akronim slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah. Teknik sisip digunakan untuk membagi pola-pola akronim yang digunakan untuk menciptakn slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah. (8) Batang BERKEMBANG
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Akronim BERKEMBANG pada slogan Kota Batang adalah akronim yang dibentuk berdasarkan gabungan suku kata awal, suku kata akhir, dan a huruf pertama. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat pola yang digunakan pada pengakroniman slogan BERKEMBANG seperti berikut ini: Pemengalan suku pertama dari kata, (a) BERsih huruf pertama dari kata, (b) Kencar-kencar (c) Eyub (d) Menuju (e) Bebrayan (f) Aman dan suku terakhir dari kata (g) tenaNG Dalam penelitian ini juga digunakan metode padan, yaitu metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa (Sudaryanto dalam Kesuma, 1993:13-14). Teknik yang digunakan adalah teknik pilah unsur tertentu. Menurut Sudaryanto dalam Kesuma (2007:51) teknik pilah unsur penentu adalah teknik analisis data dengan cara memilah-milah satuan kebahasaan yang dianalisis dengan alat penentu yang berupa daya pilah yang bersifat mentah yang dimiliki oleh penelitinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan referensial. Metode padan referensial adalah metode yang menggunakan referen atau sosok yang diacu oleh satuan kebahasaan sebagai alat penentu. Referen itu dapat berupa benda, tempat, kerja, sifat, dan keadaan yang diacu oleh satuan kebahasaan yang diidentifikasi (Sudaryanto dalam Kesuma, 2007:52). Metode padan referensial akan digunakan untuk membagi jenis slogan menurut referen. Slogan merupakan satuan lingual yang memiliki makna leksikal. Untuk itu penulis menentukan makna leksikan dengan menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Makna leksikal merupakan makna kata yang ada dalam kamus. (9) Purbalingga PERWIRA Dalam contoh (9) diperoleh akronim PERWIRA (Pengabdian, Ramah, Wibawa, Indah, Rapi, Aman. Akronim PERWIRA dapat dirujuk pada kata leksikal perwiara. Untuk mengetahui referen yang ditunjuk oleh akronim PERWIRA penulis menggunakan makna leksikal tersebut sebagai acuan. Yaitu tingkatan dalam organisasi ketentaraan. Makna leksikal menunjukan referen kata perwira yaitu pangkat. Selanjutnya slogan PERWIRA dipadankan dengan makan leksikal kata perwira. Setelah dipadankan terlihat seacara umum perwira merupakan bagian dari pangkat keorganisasian. Jadi referen slogan PERWIRA adalah „pangkat‟.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
1.7. 3 Metode Penyajian Hasil Analisis Setelah tahap analisis data, tahap selanjutnya adalah tahap penyajian hasil analisis data. Analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode informal dan metode formal. Hasil penelitian ini disajikan dengan menggunakan metode formal, yaitu memanfaatkan tanda, tulisan dan sejenisnya. (Sudaryanto, 1993: 145). Tanda yang digunakan meliputi tanda garis bawah ( __ ), tanda kurung buka kurung tutup () (Sudaryanto, 1993: 145).
1.7 Sistematis Penyajian Laporan hasil penelitian ini disusun dalam empat bab. Bab I merupakan pendahuan. Bab pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematis penelitian. Latar belakang masalah memaparkan pernyataan tentang objek penelitian ini beserta alasan-alasanya. Rumusan masalah berisi paparan masalah-masalah yang berkenaan dengan obyek penelitian ini. Tujuan penelitian mendiskripsikan tujuan umum dan tujuan khusus yang terdapat pada penelitian ini. Manfaat penelitian menjelaskan manfaat yang diambil dari hasil penelitian. Tinjauan pustaka mengemukakan tentang hasil kajian pustaka yang pernah mengkaji tentang akronim dan slogan. Landasan teori menyampaikan teori yang digunakan sebagai landasan penelitian ini. Metode penelitian memuat teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyampaian hasil analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Sistematis penyajian menguraikan urutan hasil penelitian dalam skripsi ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Bab II berisi tentang pola slogan yang digunakan dalam slogan kota-kota di Jawa Tengah. Bab III berisi tentang jenis slogan berdasarkan referen. Bab IV berisi tentang penutup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
BAB II POLA SLOGAN KABUPATEN DAN KOTA JAWA TENGAH 2.1 Pengantar Hampir setiap kota dan kabupaten di Indonesia ini memiliki slogan, dan hampir semua slogan tersebut berupa akronim. Kota dan kabupaten mulai membuat slogan kota ketika pemerintah memberi penghargaan Adipura pada tahun 1986. Slogan kota dan kabupaten tersebut memiliki pola tertentu seperti : 2.2 Pola Slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah 2.2.1 Kata Kata dalam sintaksis merupakan satuan terkecil yang biasa dapn dapat menduduki salah satu fungsi sintaksis (subyek, predikat, obyek atau keterangan); dalam morfologi merupakan satuan terbesar, dibentuk melalui salah satu proses morfologi (afiksasi, reduplikasi, komposisi, akronimisasi, dan konversi.) (Cher, 2008:5). Dalam penelitian ini penulis menemukan dua pola kata yaitu kata ulang dan akronim seperti terlihat pada pemjelasan dibawah ini: 2.2.1.1 Kata Ulang Kabupaten di Jawa Tengah yang menggunakan kata ulang untuk slogan kabupatennya adalah Kabupaten Banjarnegara dengan slogan Gilar-Gilar.
22
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2.2.1.2 Akronim Akronim adalah proses pemendekan yang menggabungkan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai sebuah kata yang sedikit banyak memenuhi kaidah fonotaktik Indonesia. (Kridalaksana, 2010:169). Dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah terdapat berbagai pola akronim seperti:
2.2.1.2.1
Pengekalan Huruf Pertama Akronim dari Setiap Komponen
Ada 14 Kabupaten di Jawa Tengah dan 1 Kota di Jawa Tengah yang slogan kotanya termasuk dalam pola akronim dari pengekalan huruf pertama dari setiap komponen seperti telihat pada contoh dibawah ini: (11) Kabupaten Demak BERAMAL Akronim BERAMAL pada contoh (11) merupakan pemendekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Bersih b) Elok c) Rapi d) Anggun e) Maju f) Aman g) Lestari (12) Kabupaten Kudus SEMARAK Akronim SEMARAK pada contoh (12) merupakan pemendekan yang diambil dari huruf pertama pada kata :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
a) Sehat b) Elok c) Maju d) Aman e) Rapi f) Asri g) Konstitual (13)
Kabupaten Pemalang IKHLAS
Akronim IKHLAS pada contoh (13) merupakan pemendekan yang diambil dari huruf pertama pada kata a) Indah b) Komunikatif c) Hijau d) Lancar e) Aman f) Sehat (14)
Kabupaten Sragen ASRI
(15)
Kabupaten Wonosobo ASRI
Akronim ASRI pada contoh (14) dan (15) merupakan pemendekan yang diambil dari huruf pertama pada kata : a) Aman b) Sehat c) Rapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
d) Indah (16)
Kabupaten Sukoharjo MAKMUR
Akronim MAKMUR pada contoh (16) merupakan pemendekan yang diambil dari huruf pertama kata : a) Maju b) Aman c) Konstitusional d) Mantap e) Unggul f) Rapi (17)
Kota Semarang ATLAS
Pada contoh (17) Akronim ATLAS merupakan kependekan yang diambil dari huruf kata pertama dari kata : a) Aman b) Tertib c) Lancar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
d) Asri e) Sehat (18)
Kabupaten Pekalongan SANTRI
Pada contoh (18) akronim SANTRI merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Sehat b) Aman c) Nyaman d) Tertib e) Rapi f) Indah (19)
Kabupaten Pekalongan Kota BATIK
Pada contoh (19) akronim BATIK merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Bersih b) Aman c) Tertib d) Indah e) Komunikatif
(20)
Kabupaten Tegal BAHARI
Akronim BAHARI pada contoh (20) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
a) Bersih b) Asri c) Hias d) Aman e) Ramah f) Indah (21)
Kabupaten Blora MUSTIKA
Pada contoh (21) akronim MUSTIKA merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Maju b) Unggul c) Sehat d) Tertib e) Indah f) Kontinyu g) Aman
(22)
Kabupaten Rembang BANGKIT
Akronim BANGKIT pada contoh (22) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Bahagia b) Aman c) Nyaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
d) Gotong-royong e) Kerja keras f) Iman g) Taqwa (23)
Kabupaten Wonogiri SUKSES
Pada contoh (23) akronim SUKSES merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Stabilitas b) Undang-undang c) Koordinasi d) Sasaran e) Evaluasi f) Semangat (24)
Kabupaten Pati BUMI MINA TANI
Akronim BUMI, MINA, dan TANI pada contoh (24) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Berdaya b) Upaya c) Menuju d) Identitas
e) Makmur f) Ideal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
g) Normatif h) Adi
i) Tertib j) Aman k) Nyaman l) Indah (25)
Kabupaten Pemalang IKHLAS
Akronim IKHLAS pada contoh (25) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Indah b) Komunikatif c) Hijau d) Lancar e) Aman f) Sehat
2.2.1.2.2
Pengekalan Huruf Pertama dan Dua Huruf Pertama
Pada pola pengekalan huruf pertama dan dua huruf pertama hanya ada satu kabupaten di Jawa Tengah yang masuk dalam pola tersebut yaitu Kabuapeten Boyolali, bisa dilihat dari penjelasan dibawah ini: (26)
Kabupaten Boyolali TERSENYUM
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Akronim TERSENYUM pada contoh (26) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Tertib b) Elok c) Rapi dan dua huruf pertama kata: d) SEhat e) NYaman Serta huruf pertama kata : f) Untuk g) Masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.1.2.3
31
Pengekalan Suku Terakhir, Huruf Pertama, serta Suku Pertama dan Huruf Kelima
Hanya ada satu kota di Jawa Tengah yang slogannya termasuk pada pola pengekalan suku terakhir, huruf pertama, serta suka pertama dan huruf kelima yaitu Kota Salatiga yang bisa dilih dari contoh dibawah ini: (27)
Kota Salatiga HATI BERIMAN
Akronim HATI BERIMAN pada contoh (27) merupakan kependekan yang diambil dari suku terakhir kata, a) seHAT huruf pertama kata, b) Indah Suku pertama dan huruf kelima kata, c) BERsIh dan suku terakhir kata d) nyaMAN 2.2.1.2.4
Pengekalan Suku Pertama dan Huruf Pertama dari Komponen Selanjutnya
Ada tiga kabupaten di Jawa Tengah yang slogannya memiliki pola pengekalan suku pertama dan huruf pertama dari setiap komponen seperti yang dapat dilihat pada contoh dibawah ini: (28)
Kabupaten Brebes BERHIAS
Pada contoh (28) akronim BERHIAS merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama pada kata,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
a) BERsih dan huruf pertama pada kata, b) Hijau c) Indah d) Aman e) Sehat (29)
Kabupaten Semarang SERASI
Akronim SERASI pada contoh (29) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama pada kata, a) SEhat dan huruf pertama kata, b) Rapi c) Aman d) Sejahtera e) Indah. (30)
Kabupaten Klaten BERSINAR
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Akronim BERSINAR pada contoh (30) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama dari kata, a) BERsih huruf pertama pada kata, b) Sehat, c) Indah dan huruf pertama pada kata, d) Nyaman e) Aman f) Rapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.1.2.5
34
Pengekalan Suku Pertama dan Dua Huruf Pertama
Pada pola pengekalan suku pertama dan dua huruf pertama hanya ada satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki pola tersebut, yaitu Kabupaten Temanggung seperti yang telihat pada contoh dibawah ini: (31)
Kabupaten Temanggung BERSENYUM
Akronim BERSENYUM pada contoh (31) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama pada kata, a) BERsih dua suku pertama pada kata, b) SEhat c) NYaman d) Umum
2.2.1.2.6
Pengekalan Dua Huruf Pertama dan Huruf Pertama dari Komponen Selanjutnya
Ada satu kabupaten di Jawa tengah yang slogannya berpola pengekalan dua huruf pertama dan huruf pertama dari komponen selanjutnya seperti telihat pada contoh dibawah ini: (32)
Kabupaten Purbalingga PERWIRA
Pada contoh (32) akronim PERWIRA merupakan kependekan yang diambil dari dua huruf pertama pada kata, a) PEngabdian dan huruf pertama pada kata,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
b) Ramah c) Wibawa d) Indah e) Rapi f) Aman 2.2.1.2.7
Pengekalan Suku Pertama dan Dua Huruf Pertama serta Huruf Pertama
Untuk pola ketujuh yaitu pengekalan suku pertama dan dua huruf pertama serta huruf pertama ada dua kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki pola tersebut seperti telihat pada contoh dibawah ini: (33)
Kabupaten Purworejo BERIRAMA
Akronim BERIRAMA pada contoh (33) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama dari kata, a) BERsih, huruf pertama pada kata b) Indah c) Rapi d) Aman dan dua huruf pertama pada kata, e) MAkmur (34)
Kabupaten Grobogan BERSEMI
Akronim BERSEMI pada contoh (34) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama dari kata,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
a) BERsih dua huruf pertama kata, b) SEhat dan huruf pertama kata, c) Mantap d) Indah 2.2.1.2.8
Pengekalan Huruf Pertama, Huruf Pertama dan Terakhir, dan Dua Huruf Terakhir
Kabupaten Cilacap merupan satu-satunya kabupaten di Jawa Tengah yang slogannya berpola pengekalan huruf pertama, huruf pertama dan terakhir, dan dua huruf terakhir. Seperti telihat pada contoh di bawah ini: (35)
Kabupaten Cilacap BERCAHAYA
Pada contoh (35) akronim BERCAHAYA merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama pada kata, a) Bersih b) Elok c) Rapi huruf pertama dan terakhir dari kata, d) CeriA huruf pertama dari kata, e) Hijau f) Aman dan dua huruf terakhir pada kata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
g) jaYA 2.2.1.2.9
Pengekalan Huruf Pertama, Huruf Pertama dan Terakhir, dan Huruf Pertama, Ketiga, dan Kelima
Pada pola ke 9 yaitu pengekalan huruf pertama, huruf pertama dan terakhir, dan huruf pertama, ketiga dan kelima ada satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki pola tersebut. Seperti terlihat pada contoh di bawah ini: (36)
Kabupaten Banyumas SATRIA
Akronim SATRIA pada contoh (36) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dan terakhir dari kata, a) SejahterA, huruf pertama, ketiga dan kelima pada kata b) TeRtIb, dan huruf pertama pada kata c) Aman 2.2.1.2.10 Pengekalan Suku Pertama, Huruf Pertama, dan Huruf Kedua dan Ketiga Kota Kebumen merupakan satu-satunya kota di Jawa Tengah yang slogan kotanya memiliki pola pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan huruf kedua dan ketiga. Seperti terlihat pada contoh dibawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(37)
38
Kota Kebumen BERIMAN
Akronim BERIMAN pada contoh (37) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama pada kata a) BERsih huruf pertama pada kata, b) Indah huruf kedua dan ketiga pada kata, c) aMAn dan huruf pertama kata d) Nyaman
2.2.1.2.11 Pengekalan Suku Pertama, Huruf Pertama, dan Dua Huruf Pertama Ada satu kabupaten dan satu kota di Jawa Tengah yang slogan kotanya berpola pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan dua huruf pertama. Seperti terlihat pada contoh di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(38)
39
Kabupaten Kendal BERIBADAT
Pada contoh (38) akronim BERIBADAT merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama pada kata, a) BERsih, huruf pertama pada kata, b) Indah dua huruf pertama pada kata, c) BArokah dan huruf pertama pada kata d) Damai e) Aman f) Tertib (39)
Kota Surakarta BERSERI
Akronim BERSERI pada contoh (39) merupakan kependekan yang diambil dari suku kata pertama pada kata, a) BERsih dua huruf pertama pada kata, b) SEhat dan huruf pertama pada kata c) Rapi d) Indah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
2.2.1.2.12 Pengekalan Suku Pertama, Huruf Pertama, dan Dua Huruf Terakhir Pada pola pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan dua huruf terakhir ada satu kabupaten di Jawa Tengah yang masuk dalam pola tersebut. Seperti terlihat pada contoh dibawah ini: (40)
Kabupaten Batang BERKEMBANG
Pada contoh (40) akronim BERKEMBANG merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama kata, a) BERsih huruf pertama dari kata, b) Kencar-kencar c) Eyup d) Menuju e) Bebrayat f) Aman dan dua huruf terakhir dari kata g) tenaNG
2.2.1.2.13 Pengekalan Tiga Huruf Pertama, Huruf ke Dua, dan Suku Terakhir Ada satu kabupaten di Jawa Tengah yang slogannya berpola pengekalan tiga huruf pertama, huruf pertama, dan suku terakhir seperti terlihat pada contoh di bawah ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(41)
41
Kabupaten Magelang GEMILANG
Pada contoh (41) akronim GEMILANG merupakan kependekan yang diambil dari tiga huruf pertama kata, a) GEMah huruf kedua kata, b) rIpah dan suku terakhir kata, c) cemerLANG
2.2.1.2.14 Pengekalan Huruf Pertama dan Tiga Huruf Pertama Ada satu kabupaten dan satu kota di Jawa Tengah yang slogannya berpola pengekalan huruf pertama dan tiga huruf pertama seperti telihat pada contoh di bawah ini: (42)
Magelang Kota HARAPAN
Akronim HARAPAN pada contoh (42) merupakan kependekan yang diambil dari huruf pertama dari kata : a) Hidup b) Aman tiga huruf pertama dari kata c) RAPi dan huruf pertama dari kata d) Asri e) Nyaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(43)
42
Kabupaten Karanganyar TENTRAM
Akronim TENTRAM pada contoh (43) merupakan kependekan yang diambil dari suku pertama pada kata, a) TENang dan huruf pertama pada kata, b) Teduh c) Rapi d) Aman e) Makmur
1. Tabel Pola Akronim yang Terdapat dalam slogan Kota dan Kabupaten Jawa Tengah NO 1
Pengekalan Pengekalan
Contoh Huruf a) BERAMAL: Bersih, Elok, Rapi, Anggun,
Pertama Akronim dari Setiap Komponen
Maju, Aman, Lestari. b) SEMARAK: Sehat, Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri, Konstitual. c) IKHLAS: Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, dan Sehat. d) ASRI: Aman, Sehat, Rapi, Indah. e) MAKMUR: Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi. f) ATLAS: Aman, Tertib, Lancar, Asri, Sehat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
g) SANTRI: Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Indah. h) BATIK:
Bersih,
Aman,
Tertib,
Indah,
Komunikatif. i) BAHARI: Bersih, Asri, Hias, Aman, Ramah, Indah. j) MUSTIKA: Maju, Unggul, Sehat, Tertib, Indah, Kontinyu, Aman. k) BANGKIT: Bahagia, Aman, Nyaman, Gotongroyong, Kerja keras, Iman, Taqwa. l) SUKSES:
Stabilitas,
Undang-undang,
Koordinasi, Sasaran, Evaluasi, Semangat. m) BUMI MINA TANI: Berdaya, Upaya, Menuju, Identitas, Makmur, Ideal, Normatif, Adi, Tertib, Aman, Nyaman, Indah. n) IKHLAS: Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, Sehat. 2
Pengekalan
Huruf TERSENYUM: Tertib, Elok, Rapi, Sehat,
Pertama dan Dua Huruf NYaman, Untuk, Masyarakat. Pertama 3
Pengekalan
Suku HATI BERIMAN: seHAT, Indah, BERsIh,
Terakhir,
Huruf nyaMAN.
Pertama,
dan
Suku
Pertama
dan
Huruf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Kelima
4
Pengekalan Pertama
dan
Pertama
Suku a) BERHIAS: BERsih, Hijau, Indah, Aman, Huruf
Sehat.
dari b) TENTRAM: TENang, Teduh, Rapi, Aman,
Komponen Selanjutnya
Makmur. c) SERASI: SEhat, Rapi, Aman, Sejahtera, Indah.
5
Pengekalan Dua Huruf PERWIRA: Pertamadan Pertama
PEngabdian,
Ramah,
Wibawa,
Huruf Indah, Rapi, Aman. dari
Komponen Selanjutnya 6
Pengekalan
Suku a) BERSENYUM: BERsih, SEhat, NYaman,
Pertama dan Dua Huruf
Umum.
Pertama serta Huruf b) BERIRAMA: BERsih, Indah, Rapi. Aman, Pertama
MAkmur. c) BERSINAR: BERsih, Sehat, INdah, Nyaman, Aman, Rapi. d) BERSEMI: BERsih, SEhat, Mantap, Indah.
7
Pengekalan
Huruf BERCAHAYA: Bersih, Elok, Rapi, CeriA,
Pertama,
Huruf Hijau, Aman, jaYA.
Pertama dan Terakhir, dan
Dua
Huruf
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Terakhir 8
Pengekalan
Huruf SATRIA: SejahterA, TeRtIb, Aman.
Pertama,
Huruf
Pertama dan Terakhir, dan
Huruf
Pertama,
Ketiga, dan Kelima 9
Pengekalan Suku Kata BERIMAN: BERsih, Indah, aMAn, Nyaman. Pertama, Pertama,
Huruf dan
Huruf
Kedua dan Ketiga 10
Pengekalan
Suku a) BERIBADAT:
Pertama, Pertama,
Huruf dan
BERsih,
Indah,
Barokah,
Damai, Aman, Tertib.
Dua b) BERSERI: BERsih, SEhat, Rapi, Indah.
Huruf Pertama 11.
Pengekalan
Suku BERKEMBANG:
Pertama, Pertama,
BERsih,
Kencar-kencar,
Huruf Eyup, Menuju, Bebrayat, Aman, tenaNG. dan
Dua
Huruf Terakhir 12
Pengekalan Tiga Huruf GEMILANG: GEMah, rIpah, cemerLANG. Pertama, Huruf ke Dua, dan Suku Terakhir
13
Pengekalan Pertama
Huruf HARAPAN: dan
Tiga Nyaman.
Hidup,
Aman,
RAPi,
Asri,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Huruf Pertama
14 Pengekalan
Suku BERSENYUM:
BERsih,
SEhat,
NYaman,
Pertama dan Dua Huruf Umum. Pertama
Akronim-akronim di atas digunakan oleh kota dan kabupaten di Jawa Tengah karena dapat dilafalkan dengan wajar dan semua akronim di atas mengambarkan harapan dan doa yang baik untuk kota atau kabupaten yang diwakilinya. 2.2.2 Kalimat Hanya ada satu Kabupaten di Jawa Tengah yang mengunakan kalimat untuk membuat slogan yaitu Kabupaten Jepara. Slogan Kabupaten Jepara adalah Trus Karyo Tataning Bumi, berasal dari bahasa Jawa yang berarti terus bekerja keras membangun daerah.
BAGAN POLA SLOGAN
Kata ulang Kata Akronim Pola Slogan Kalimat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
BAB III JENIS REFEREN BERDASARKAN SLOGAN 3. Jenis Slogan Berdasarkan Referen Menurut Moeliono slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok dan mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu. Slogan dibuat untuk memberitahu, mengajak atau mempengaruhi pembacanya. Referen adalah benda atau orang yang diacu oleh kata atau untaian kata di kalimat atau konteks tertentu. Referen adalah sesuatu yang diacu oleh konsep bentuk bahasa yang bersangkutan. (Wijana, 2008:5). Dalam slogan kota dan kabupaten di Jawa Tengah memiliki berbagai jenis referen berdasarkan slogan seperti:
3.1 Referen Keadaan keadaan adalah sifat perihal suatu benda. Contoh slogan kota yang memiliki referen „keadaan‟ adalah: (44)
Kabupaten Kudus SEMARAK
(45)
Kabupaten Banjarnegara Gilar-Gilar
(46)
Kabupaten Sragen ASRI
(47)
Kabupaten Wonosobo ASRI
(48)
Kabupaten Semarang SERASI
SEMARAK pada contoh (44) merupakan slogan kota atau kabupaten yang memiliki referen „keadaan‟. Karena kata Semarak memiliki arti kemuliaan atau kemegahan. Kata semarak mengacu pada sebuah keadaan yang sangat meriah. Kabupaten Kudus memilih akronim SEMARAK dengan harapan kota mereka
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
menjadi kota yang ramai dan meriah. Selain mengadung harapan untuk kota kudus akronim SEMARAK juga berguna sebagai citra kota Kudus. Gilar-gilar pada contoh (45) juga termasuk slogan kota atau kabupaten yang memiliki referen „keadaan‟. Karena Kabupaten Banjarnegara membuat slogan kabupatennya dengan kata ulang yang mengacu pada sebuah suasana yaitu gilar-gilar. Gilar-gilar memiliki arti keadaan yang terang, menarik, luas, dan indah. Kabupaten Banjarnegara memilih kata ulang gilar-gilar sebagai slogan dengan harapan kota Bajarnegara menjadi kota yang menarik, luas dan indah. Selain mengandung harapan kata ulang Gilar-gilar juga berguna sebagai citra Kabupaten Banjarnegara. ASRI pada contoh (46) dan (47) merupakan slogan kota yang menggunakan referen „keadaan‟. Karena kata asri memiliki arti „keadaan‟ yang indah dan sedap dipandang mata. Dengan kata lain kata asri merupakan kata yang mengacu pada keadaan. Kabupaten Sragen dan Wonosobo memilih akronim ASRI sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Sragen dan Wonosobo menjadi kabupaten yang memiliki keadaan nyaman dan sedap dipandang mata. Selain mengandung harapan, akronim ASRI juga berguna sebagai citra Kabupaten Sragen dan Wonosobo. SERASI pada contoh (48) termasuk slogan yang memiliki referen keadaan. Karena kata serasi merupakan keadaan
yang harmonis, sesuai, cocok,
dan
selaras. Kabupaten Semarang memilih akronim SERASI sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Semarang menjadi kabupaten yang harmonis, sesuai, cocok,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
dan selaras. Selain mengandung harapan akronim SERASI juga berguna sebagai citra Kabupaten Semarang.
3.2 Referen Pangkat atau Tingkatan Pangkat merupakan tingkatan dalam jabatan kepegawaian. Contoh slogan kota yang memiliki referen„pangkat‟: (49)
Kabupaten Purbalingga PERWIRA
PERWIRA pada contoh (49) termasuk dalam jenis slogan yang memiliki referen pangkat. Karena kata PERWIRA mengacu pada tingkatan atau pangkat dalam sebuah organisasi ketentaraan, oleh sebab itu Kota Purbalingga dikategorikan slogan kota yang memiliki referen „pangkat‟. Kabupaten Purbalingga memilih akronim PERWIRA sebagai slogan dengan harapan kota mereka menjadi tertib dan disiplin seperti organisasi ketentaraan. Selain mengandung harapan untuk Kabupaten Puralingga akronim PERWIRA juga menjadi citra Kabupaten Purbalingga. (50) Kabupaten Pekalongan SANTRI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
(51) Kabupaten Banyumas SATRIA Slogan SANTRI pada contoh (50) termasuk slogan yang memiliki referen „tingkatan‟. Karena kata santri memiliki arti orang yang mendalami agama Islam atau orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh. Dalam mendalami agama santri merupakan tingkatan terendah, yaitu dibawah ustad dan kiai. Kabupaten Pekalongan memilih akronim SANTRI sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Pekalongan menjadi kabupaten yang religius dan taat akan aturan seperti para santi. Selain mengandung harapan akronim SANTRI juga berguna untuk julukan Kabupaten Pekalongan bahkan sebagai citra Kabupaten Pekalongan. SATRIA pada contoh (51) dikatakan slogan kota atau kabupaten yang menyatakan „tingkatan‟. Makna leksikal dari satria tidak ada namun yang di maksud dalam slogan Kabupaten Banyumas adalah kata kesatria yang memiliki arti kasta kedua dalam masyarakat Hindu. Satria merupakan kata yang mengacu pada tingkatan. Kabupaten Banyumas memilih akronim SATRIA sebagai slogan dengan harapan Kabupaten banyumas menjadi kabupaten yang gagah berani menghadapi persaingan dengan kabupaten lain. Selain mengandung harapan akronim SATRIA juga berguna sebagai citra Kabupaten Banyumas
3.3 Referen Kondisi Sosial Kondisi sosial adalah keadaan masyarakat suatu negara pada saat tertentu. Contoh kota yang menggunakan slogan kota dengan referen „kondisi sosial‟ adalah : (52)
Kabupaten Karanganyar TENTERAM
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(53)
51
Kabupaten Sukoharjo MAKMUR
Pada contoh (52), slogan TENTRAM merupakan slogan yang memiliki referen kondisi sosial. Karena arti tenteram adalah sebuah kondisi sosial yang damai, aman atau tidak terdapat kekacauan. Kabupaten Karanganyar memilih akronim TENTREM sebagai slogan dengan harapan Kota Karanganyar menjadi kabupaten yang kondisi sosialnya damai, aman, dan tidak terdapat kekacauaan. Selain mengandung harapan akronim TENTREM juga berguna sebagai citra Kabupaten Banjarnegara. Pada contoh (53) slogan MAKMUR juga merupakan slogan yang menggunakan referen „kondisi sosial‟. Karena makmur adalah sebuah kondisi sosial yang warga atau daerahnya memiliki banyak penghasilan atau tidak kekurangan. Dengan kata lain kata tentrem dan makmur merupakan kata yang mengacu pada sebuah kondisi sosial. Kabupaten Sukoharjo memilih akronim MAKMUR sebagai slogan dengan harapan Kota Sukoharjo menjadi kota yang memiliki banyak penghasilan atau tidak kekurangan. Selain mengandung harapan akronim MAKMUR juga berguna sebagai citra Kabupaten Sukoharjo.
3.4 Referen Ekspresi Ekspresi adalah pandangan air muka yg memperlihatkan perasaan seseorang. Contoh kota yang memiliki referen „ekspresi‟ dalam membuat slogan adalah: (54)
Kota Surakarta BERSERI
. Pada Contoh (54) BERSERI merupakan „ekspresi‟ yang tampak ceria atau cerah. Jadi slogan BERSERI termasuk slogan kota dan kabupaten yang memiliki referen „ekspresi wajah‟. Kota Surakarta memilih akronim BERSERI sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
slogan dengan harapan Kota Surakartaa menjadi kota yang ramah bagi semua orang. Selain mengandung harapan akronim BERSERI juga sebagai citra Kabupaten Surakarta. Dengan kata lain akronim BERSERI di atas merupakan kata yang mengacu pada sebuah ekspresi.
3.5 Referen Perbuatan Perbuatan adalah sesuatu yang dilakukan. Kota yang menggunakan slogan yang merujuk dari referen „perbuatan‟ adalah: (55)
Kabupaten Demak BERAMAL
(56)
Kabupaten Kendal BERIBADAT
(57)
Kabupaten Brebes BERHIAS
(58)
Kabupaten Rembang BANGKIT
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(59)
53
Kabupaten Boyolali TERSENYUM
BERAMAL pada contoh (55) termasuk dalam slogan kota dan kabupaten yang menyatakan „perbuatan‟. Karena beramal adalah berbuat kebijakan, seperti memberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin, organisasi, dsb. Kabupaten Demak memilih akronim BERAMAL sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Demak menjadi kabupaten yang bijaksana dan mampu memberi bantuan kedapa wilayah lain yang membutuhkan. Selain mengandung harapan akronim BERAMAL juga sebagai citra Kabupaten Demak. Pada contoh (56) slogan BERIBADAT termasuk slogan kota yang memiliki referen „perbuatan‟. Karena beribadat memilki arti melakukan ibadat. Kabupaten Kendal memilih akronim BERIBADAT sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Kendal menjadi kota yang taat akan aturan dan selalu menjunjung tinggi nilai keagamaan. Selain mengandung harapan akronim BERIBADAT juga sebagai citra Kabupaten
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Kendal. Pada contoh (57) BERHIAS juga masuk katergori slogan yang memiliki referen perbuatan. Karena berhias memiliki arti memperelok diri dengan yang indah-indah atau kegiatan untuk memperindah diri. Kabupaten Brebes memilih akronim BERHIAS sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Brebes menjadi kota yang selalu memperbaiki diri supaya lebih baik dan lebih baik lagi. Selain mengandung harapan akronim BERHIAS juga berguna sebagai citra Kabupaten Brebes. Contoh (58) BANGKIT termasuk jenis slogan yang memiliki referen perbuatan. Karena kata bangkit
memiliki arti bangun dari duduk/berdiri,
bangun/berdiri ini adalah sebuah perbuatan yang dilakukan oleh makhluk hidup (manusia/hewan). Kabupaten Rembang memilih akronim BANGKIT sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Rembang menjadi kota yang tahan banting yaitu mampu berdiri atau bangun lagi meskipun mendapatkan masalah yang berat. Selain mengandung harapan akronim BANGKIT juga berguna sebagai citra Kabupaten Rembang. Pada contoh (59) slogan TERSENYUM termasuk dalam slogan kota yang memiliki referen „perbuatan‟. Karena kata tersenyum memiliki arti leksikal memberikan senyum; tertawa dengan tidak bersuara. Kata tersenyum mengacu pada sebuah perbuatan. Selain mengandung harapan akronim TERSENYUM juga berguna sebagai citra Kabupaten Boyolali. 3.6 Referen Benda Benda adalah segala yang ada di dalam alam yang berwujud atau berjasad (bukan roh). Kota atau kabupaten yang slogannya memiliki referen benda adalah:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(60)
Kabupaten Pekalongan BATIK
(61)
KotaSemarang ATLAS
(62)
Kabupaten Blora MUSTIKA
(63)
Kota Magelang HARAPAN
(64)
Kota Tegal BAHARI
55
BATIK, ATLAS, dan MUSTIKA pada contoh (60), (61), dan (62) merupakan slogan kota yang memiliki referen „benda‟. Karena Kabupaten Pekalongan, Kota Semarang, dan Kabupaten Blora menggunakan kata yang mengacu pada sebuah benda untuk membuat slogan. Seperti Pekalongan yang menggunakan kata batik, batik memiliki arti kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menulis atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Kabupaten Pekalongan memilih akronim BATIK sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Pekalongan menjadi kabupaten yang penuh cinta, tenang menghadapi masalah, dan sabar seperti filosofi batik itu sendiri. Selain mengandung harapan akronim BATIK juga berguna sebagai citra Kabupaten Pekalongan. Kota Semarang menggunakan kata atlas yang memiliki arti buku yang berisi peta bumi. Kota Semarang memilih akronim ATLAS sebagai slogan dengan harapan. Kota Semarang memiliki warga yang berpengetahuan sangat luas. Selain mengandung harapan akronim ATLAS juga berguna sebagai citra Kota Semarang. Kabupaten Blora memilih kata mustika yang memiliki arti batu permata yang berharga seperti intan. Kabupaten Blora memilih akronim MUSTIKA sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Blora menjadi kabupaten
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
yang indah dan mampu menjadi aset negara. Selain mengandung harapan akronim MUSTIKA juga berguna sebagai citra Kabupaten Blora. Pada contoh (63) HARAPAN termasuk slogan kota yang memiliki referen „benda‟. Karena kata harapan memiliki arti sesuatu atau suatu permohonan (benda abstrak), harapan, atau permintaan yang dilakukan dengan hormat kepada Tuhan. Kota Magelang memilih akronim HARAPAN sebagai slogan dengan harapan Kota Magelang menjadi kota yang nyaman selalu mempunya harapan untuk maju. Selain mengandung harapan akronim HARAPAN juga berguna sebagai citra Kota Magelang. Pada contoh (64) BAHARI dikatakan slogan yang memiliki referen „benda‟. Karena kata bahari memiliki arti sesuatu (benda) yang indah atau elok sekali. Kabupaten Tegal memilih akronim BAHARI sebagai slogan dengan harapan Kota Tegal menjadi kabupaten yang indah atau elok. Selain mengandung harapan akronim BAHARI juga berguna untuk julukan Tegal bahkan sebagai citra Kota Tegal.
3.7 Referen Perasaan Perasaan adalah keadaan batin sewaktu menghadapi sesuatu. Contoh slogan kota yang menggunakan referen „perasaan‟ adalah :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(65)
57
Kabupaten Pemalang IKHLAS
IKHLAS pada contoh (65) dikatakan slogan kabupaten yang menyatakan perasaan. Karena kata ikhlas memiliki arti „perasaan‟ yang tulus ketika memberi sesuatu dan iklas merupakan kata yang mengacu pada sebuah perasaan. Kabupaten Pemalang memilih akronim IKHLAS sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Pemalang menjadi kabupaten yang memiliki warga yang berperasaan ketika melakukan apupun tidak anarkis dan melangar hukum. Selain mengandung harapan akronim IKHLAS juga berguna sebagai citra Kabupaten Pemalang.
3.8 Referen Hasil Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha. Contoh kabupaten di Jawa Tengah yang slogannya memiliki referen „pencapaian‟ adalah: (66)
Kabupaten Wonogiri SUKSES
(67)
Kabupaten Magelang GEMILANG
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
SUKSES pada contoh (66) merupakan slogan yang memiliki referen „hasil‟. Karena kata sukses memiliki arti berhasil atau sudah mencapai apa yang diinginkan. Kabupaten Wonogiri memilih akronim SUKSES sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Wonogiri mampu mencapai semua apa yang dicitacitakan warganya. Selain mengandung harapan akronim SUKSES juga berguna sebagai citra Kabupaten Wonogiri. Pada contoh (67) GEMILANG merupakan slogan yang menyatakan hasil. Karena kata gemilang memiliki arti hasil suatu pekerjaan yang bagus. Jadi bisa dikatakan kata sukses dan gemilang adalah kata yang mengacu pada sebuah hasil. Kabupaten Magelang memilih akronim GEMILANG sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Magelang menjadi kabupaten
yang mampu
mencapai
semua
keinginan
warganya.
Selain
mengandung harapan akronim GEMILANG juga berguna sebagai citra Kabupaten Magelang.
3.9 Referen Proses Proses adalah runtutan perubahan atau peristiwa dalam perkembangan sesuatu. Contoh slogan kota yang memiliki referen „proses‟ dalam pembuatan slogan adalah : (67) Kabupaten Batang BERKEMBANG (68) Kabupaten Grobokan BERSEMI BERKEMBANG pada Contoh (67) merupakan slogan yang memiliki referen „proses‟. Karena slogan Kota Batang menggunakan kata berkembang yang memiliki arti proses menjadi lebih baik atau sempurna. Kabupaten Batang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
memilih akronim BERKEMBANG sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Batang menjadi kabupaten yang terus maju dan selalu menuju yang lebih baik atau yang lebih sempurna. Selain mengandung harapan akronim BERKEMBANG juga berguna sebagai citra Kabupaten Batang. Pada contoh (68) BERSEMI termasuk slogan yang memiliki referen „proses‟. Karena kata bersemi memiliki arti timbul tunas. Timbul adalah proses naik dan keluarnya tunas ke atas tanah. Jadi bisa dikatakan kata berkembang dan bersemi yang digunakan oleh kabupaten Batang dan Grobogan untuk slogannya adalah kata yang mengacu pada sebuah proses. Kabupaten Grobogan memilih akronim BERSEMI sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Grobogan menjadi kabupaten yang selalu berkembang dan naik menjadi kabupaten yang lebih baik. Selain mengandung harapan akronim BERSEMI juga berguna sebagai citra Kabupaten Grobogan.
3.10 Referen Pancaran Pancaran adalah sesuatu yang dipancarkan, biasanya berupa sinar yang membuat terang . Contoh Slogan yang menyatakan memberi adalah: (69) Kabupaten Klaten BERSINAR (70) Kabupaten Cilacap BERCAHAYA (71) Kabupaten Temanggung BERSENYUM BERSINAR dan BERCAHAYA pada contoh (69) dan (70) merupakan slogan yang menyatakan „pancaran‟. Karena kata bersinar dan bercahaya memiliki arti memberikan atau membagi cahaya kepada sesuatu. Kata bersinar dan bercahaya merupakan kata yang mengacu pada sebuah tindakan membagi sinar atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
pemancaran, oleh sebab itu bersinar dan bercahaya termasuk kategori slogan yang memiliki referen pemancaran. Kabupaten Klaten memilih akronim BERSINAR sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Klaten menjadi kabupaten yang selalu mampu kelihatan atau menonjol dari pada kabupaten lain. Selain mengandung harapan akronim BERSINAR juga berguna sebagai citra Kabupaten Klaten. Kabupaten Cilacap memilih akronim BERCAHAYA sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Cilacap menjadi kabupaten yang selalu kelihatan menonjol dibandingkan
kabupaten
lainya.
Selain
mengandung
harapan
akronim
BERCAHAYA juga berguna sebagai citra Kabupaten Cilacap. Pada contoh (71) BERSENYUM termasuk dalam slogan yang memiliki referen „pancaran‟. Karena kata bersenyum memiliki arti memancarkan senyuman atau cahaya. Jadi bisa dikatakan kata bersenyum merupakan kata yang mengacu pada kata pancaran. Kabupaten Temanggun memilih akronim BERSENYUM sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Purwokerto menjadi kabupaten yang bisa memancarkan senyuman utuk kabupaten lain. Selain mengandung harapan akronim BERSENYUM juga berguna sebagai citra Kabupaten Temanggung.
3.11 Referen Penggunaan Menggunakan adalah mengambil manfaat terhadap sesuatu. Contoh slogan kabupaten yang memiliki referen „menggunakan‟ adalah: (71) Kabupaten Purworejo BERIRAMA BERIRAMA pada contoh (71) termasuk dalam slogan yang memiliki referen „penggunaan‟. Karena kata berirama memiliki arti memakai atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
menggunakan irama. Jadi bisa dikatakan kata berirama merupakan kata yang mengacu pada kata penggunaan. Kabupaten Purwokerto memilih akronim BERIRAMA sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Purwokerto menjadi kabupaten yang harmonis dan selalu kelihatan indah. Selain mengandung harapan akronim BERIRAMA juga berguna sebagai citra Kabupaten Purwokerto.
3.12 Referen Kepemilikan (72) Kota Salatiga HATI BERIMAN
(73) Kabupaten Kebumen BERIMAN HATI BERIMAN pada contoh (72) termasuk slogan kota atau kabupaten yang memiliki referen „kepemilikan‟. Karena arti kata hati beriman adalah ketetapan hati atau seseorang yang memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada contoh (73) BERIMAN dimasukkan dalam slogan kabupaten yang memiliki referen kepemilikan. Karena kata beriman memiliki arti memiliki keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kota
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Salatiga memilih akronim HATI dan BERIMAN sebagai slogan dengan harapan Kota Salatiga menjadi kota yang taat akan aturan dan religius. Selain mengandung harapan akronim HATI dan BERIMAN juga berguna sebagai citra Kota Salatiga. Kabupaten Kebumen memilih akronim BERIMAN sebagai slogan dengan harapan Kabupaten Kebumen menjadi kabupaten yang taat akan aturan dan religius. Selain mengandung harapan akronim BERIMAN juga berguna sebagai citra Kabupaten Kebumen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
BAB IV PENUTUP 4. 1 KESIMPULAN Masalah pada penelitian ini adalah (a) pola slogan kabupaten dan kota di Jawa Tengah dan (b) jenis slogan berdasarkan referen. Semua permasalahan tersebut telah dibahas di bab II dan III. Dari pembahasan masalah pertama dapat disimpulkan pola slogan memiliki dua pola yaitu kata dan kalimat. Kata memiiki dua jenis yaitu kata ulang dan akronim. Untuk akronim penulis menemukan 14 pola yaitu (a) pengekalan akronim huruf pertama setiap komponen, (b) pengekalan huruf pertama dan dua huruf pertama, (c) pengekalan suku terakhir, huruf pertama, dan suku pertama dan huruf kelima, (d) pengekalan suku pertama dan huruf pertama dari komponen selanjutnya, (e) pengekalan dua huruf pertama dan huruf pertama dari komponen selanjutnya, (f) pengekalan suku pertama serta dua huruf pertama dan huruf pertama, (g) pengekalan huruf pertama, huruf pertama dan terakhir, dan dua huruf terakhir, (h) pengekalan huruf pertama, huruf pertama dan terakhir, dan huruf pertama, ketiga dan kelima, (i) pengekalan suku kata pertama, huruf pertama, dan huruf kedua dan ketiga, (j) pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan dua huruf pertama, (k) pengekalan suku pertama, huruf pertama, dan dua huruf terakhir, (l) pengekalan tiga huruf pertama, huruf ke dua, dan suku kata terakhir, (m) Pengekalan huruf pertama dan tiga huruf pertama, dan (n) Pengekalan Suku Pertama dan Dua Huruf Pertama.
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Dalam slogan kabupaten dan kota di Jawa Tengah terdapat fenomena lingual berupa bentuk baru yang menimbulkan jenis referen. Penulis menemukan 12 jenis referen yang tercipta pada slogan kabupaten dan kota di Jawa Tengah yaitu: (1) referen „keadaan‟, (2) referen pangkat, (3) kondisi sosial, (4) ekspresi, (5) referen perbuatan, (6) referen benda (7) referen perasaan, (8) referen hasil, (9) referen proses, (10) referen pancaran, (11) referen penggunaan, dan (12) referen kepemilikan.
4.2 SARAN Setelah semua masalah dijawab, ada saran yang bisa diajukan. Dari saran ini dimungkinkan dilanjutkan penelitian tentang slogan secara mendalam. Misalnya, dari segi sematik bisa dilanjutkan tentang hubungan asosiatif antara slogan dan kota.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
DAFTAR PUSTAKA Asmoro, Carolus Hendry. 2007. “Pengaruh Slogan, Iklan Luar Ruang, dan Iklan Display Terhadap Minat Beli Konsumen A Mild : Studi Kasus pada Gardena Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Candra, Yulia “Pengaruh Penggunaan Slogan pada Iklan terhadap Minat Beli Ulang Konsumen : Studi Kasus pada Kentucky Fried Chicken Galeria Mall Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Elysabeth, Melly Herawati. 2002. “Analisis Hubungan antara Penggunaan Slogan pada Iklan dengan Kesadaran Konsumen terhadap Merek Surat Kabar Bernas : Studi Kasus pada PT Bernas Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Heny. 2007. “Pengaruh Slogan, Logo, Simbol dan Format Pesan Iklan Bilboard terhadap Minat Beli Konsumen : Studi Kasus Iklan Billboard Rokok A Mild Mentho”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kesuma, Tri Mastoyo jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Carasvatibooks. Kridalaksana, Harimurti. 2010. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Kurniawan, Yohanes Ari. 2008. “Pengaruh Slogan dan Bintang Iklan Jamu Tolak Angin terhadap Minat Pembelian Ulang Konsumen : Studi Kasus pada Kelurahan Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Marsono. 2011. Morfologi Bahasa Indonesia dan Nusantara (Morfologi Tujuh Bahasa Anggota Rumpun Austronesia dalam perbandingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Prasetyawati, M. Eka. 2007. “Pengaruh Nama Merek, Logo, Karakter, dan Slogan terhadap Ekuitas Merek : Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta pengguna produk-produk Adidas”. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Atmajaya Yogyakarta. Rini, Agnes Budi Septya. 2006. “Pengaruh Slogan dan Bintang Iklan Sabun Lux terhadap Minat Pembelian Ulang Konsumen : Studi Kasus pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma angkatan 20022004”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Sari, Enggar Anita. 2005. “Hubungan Antara Persepsi terhadap Slogan dalam Iklan Rokok Sampoerna A Mild di Televisi dengan Intensi Membeli Rokok Sampoerna A Mild”. Skripsi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Setiastuti, Cyrilla. 2011. “A stylistics study on McDonald`s slogan during 1960s2008”. Skripsi pada Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Suratmi, Maria Goreti. 1997. “Akronim Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar Harian Kompas : Tinjauan terhadap Pola Pembentukan, Tipe Frase yang Dibentuk, Proses Morfologis yang Menyertai, dan Bidang Penggunaannya”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Veronica, Nancy. 2006. “Kalimat-Kalimat Slogan Iklan Standar dalam Media Televisi”. Skripsi pada Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. Semantik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka
SUMBUR ONLINE : http://www.library.usd.ac.id/ diunduh pada 1 Oktober 2014 pukul 20:23 http://id.wikipedia.org/wiki/ diunduh pada 28 September 2014 pukul 19:34 id.m.wikipedia.org/wiki/metonimia diunduh 09.04.2015. 22.11 https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabupaten_dan_kota_di_Jawa_Tengah diunduh pada 26 September 2014 pukul 20:15 http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-ferynadama-807-2-babii.pdf di unduh pada 25 Septemer 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
LAMPIRAN 1 POLA PEMBENTUKAN AKRONIM 1. Pengekalan Huruf Pertama dari Setiap Komponen 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 1.8 1.9 1.10 1.11
BERAMAL: Bersih, Elok, Rapi, Anggun, Maju, Aman, Lestari SEMARAK : Sehat, Elok, Maju, Aman, Rapi, Asri, Konstitual IKHLAS: Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, dan Sehat ASRI: Aman, Sehat, Rapi, Indah MAKMUR: Maju, Aman, Konstitusional, Mantap, Unggul, Rapi ATLAS: Aman, Tertib, Lancar, Asri, Sehat SANTRI: Aman, Nyaman, Tertib, Rapi, Indah BATIK: Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif BAHARI: Bersih, Asri, Hias, Aman, Ramah, Indah MUSTIKA: Maju, Unggul, Sehat, Tertib, Indah, Kontinyu, Aman BANGKIT: Bahagia, Aman, Nyaman, Gotong-royong, Kerja keras, Iman, Taqwa 1.12 SUKSES: Stabilitas, Undang-undang, Koordinasi, Sasaran, Evaluasi, Semangat 1.13 BUMI MINA TANI: Berdaya, Upaya, Menuju, Identitas, Makmur, Ideal, Normatif, Adi, Tertib, Aman, Nyaman, Indah 1.14 IKHLAS: Indah, Komunikatif, Hijau, Lancar, Aman, Sehat 2. Pengekalan Huruf Pertama dan Dua Huruf Pertama 2.1 TERSENYUM: Tertib, Elok, Rapi, Sehat, NYaman, Untuk, Masyarakat 3. Pengekalan Suku Terakhir, Huruf Pertama, dan Suku Pertama dan Huruf Kelima 3.1 HATI BERIMAN: seHAT, Indah, BERsIh, nyaMAN 4. Pengekalan Suku Pertama dan Huruf Pertama dari 4.1 BERHIAS: BERsih, Hijau, Indah, Aman, Sehat 4.2 TENTRAM: TENang, Teduh, Rapi, Aman, Makmur 4.3 SERASI: SEhat, Rapi, Aman, Sejahtera Indah 5. Pengekalan Dua Huruf Pertamadan Huruf Pertama dari Komponen Selanjutnya 5.1 PERWIRA: PEngabdian, Ramah, Wibawa, Indah, Rapi, Aman 6. Pengekalan Suku Pertama dan Dua Huruf Pertama serta Huruf Pertama 6.1 BERSENYUM: BERsih, SEhat, NYaman,Umum 6.2 BERIRAMA: BERsih, Indah, Rapi. Aman, MAkmur 6.3 BERSINAR: BERsih, Sehat, INdah, Nyaman, Aman, Rapi 6.4 BERSEMI: BERsih, SEhat, Mantap, Indah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
7.
Pengekalan Huruf Pertama, Huruf Pertama dan Terakhir, dan Dua Huruf Terakhir 7.1 BERCAHAYA: Bersih, Elok, Rapi, CeriA, Hijau, Aman, jaYA
8.
Pengekalan Huruf Pertama, Huruf Pertama dan Terakhir, dan Huruf Pertama, Ketiga, dan Kelima 8.1 SATRIA: SejahterA, TeRtIb, Aman
9.
Pengekalan Suku Kata Pertama, Huruf Pertama, dan Huruf Kedua dan Ketiga 9.1 BERIMAN: BERsih, Indah, aMAn, Nyaman
10. Pengekalan Suku Pertama, Huruf Pertama, dan Dua Huruf Pertama 10.1 BERIBADAT: BERsih, Indah, BArokah, Damai, Aman, Tertib 10.2 BERSERI: BERsih, SEhat, Rapi, Indah 11. Pengekalan Suku Pertama, Huruf Pertama, dan Dua Huruf Terakhir 11.1 BERKEMBANG: BERsih, Kencar-kencar, Eyup, Menuju, Bebrayat, Aman, tenaNG 12. Pengekalan Tiga Huruf Pertama, Huruf ke Dua, dan Suku Terakhir 12.1 GEMILANG: GEMah, rIpah, cemerLANG 13. Pengekalan Huruf Pertama dan Tiga Huruf Pertama 13.1 HARAPAN: Hidup, Aman, RAPi, Asri, Nyaman 14. Pengekalan Suku Pertama dan Dua Huruf Pertama 14.1 BERSENYUM: BERsih, SEhat, NYaman, Umum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
LAMPIRAN 2 MAKNA LEKSIKAL SLOGAN 1. KEADAAN Keadaan adalah sifat; perihal (suatu benda): 1.1 SEMARAK seri; cahaya: 2 ki kemuliaan; kemegahan: 3 keelokan; perhiasan: 1.2 Gilar-gilar : suasana yang meriah atau ramai dan semarak 1.3 SERASI: cocok; sesuai; kena benar; selaras; sepadan; harmonis 1.4 ASRI indah dan sedap dipandang mata 2. PANGKAT/TINGKATAN Tingkatan dalam jabatan kepegawaian (ketentaraan dsb); 2 kedudukan atau derajat kebangsawanan dalam masyarakat; martabat: 3 kelas (di sekolah, gedung pertunjukan, dsb): 2.1 PERWIRA Anggota tentara yang berpangkat di atas bintara (yaitu dr letnan ke atas); opsir (dl ketentaraan): 2 kl a gagah; berani: 3 kl n pahlawan: 2.2 SANTRI: orang yang mendalami agama Islam; 2 orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang yang saleh 2.3 SATRIA : orang (prajurit, perwira) yang gagah berani; pemberani; 2 kasta kedua dalam masyarakat Hindu; kasta bangsawan atau kasta prajurit. 3. KONDISI SOSIAL Persyaratan; keadaan; tertentu;
sosial keadaan masyarakat suatu negara pada saat
3.1 TENTERAM aman; damai (tidak terdapat kekacauan): 2 tenang: 3.2 MAKMUR banyak hasil: 2 banyak penduduk dan sejahtera: 3 serba kecukupan; tidak kekurangan: 4. EKSPRESI Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb): 2 pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
4.1 BERSERI bercahaya; bersemarak; tampak elok (indah), tampak ceria atau cerah (tt air muka) 5. PERBUATAN : Sesuatu yang diperbuat (dilakukan),; tindakan 5.1 BERAMAL : berbuat kebajikan; memberi sumbangan atau bantuan kepada orang miskin, organisasi sosial, dsb; 2 melakukan sesuatu yang baik, seperti memberi nasihat, bekerja untuk kepentingan masyarakat, mengajarkan ilmu, mengaji; 3 berdoa, memohon kepadaTuhan 5.2 BERIBADAT : menunaikan ibadat; 5.3 BERHIAS: 5.4 memperelok diri dengan pakaian atau perhiasan yang indah-indah; berdandan; bersolek 5.5 BANGKIT bangun (dari tidur, duduk) lalu berdiri, 2 bangun (hidup) kembali: 3 timbul atau terbit (tt marah) 5.6 TERSENYUM memberikan senyum; tertawa dengan tidak bersuara 6. PERASAAN Hasil atau perbuatan merasa dengan pancaindra: 2 rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai) sesuatu: 3 kesanggupan untuk merasa atau merasai: 4 pertimbangan batin (hati) atas sesuatu; pendapat 6.1 IKHLAS bersih hati; tulus hati: 7. BENDA Segala yang ada dalam alam yang berwujud atau berjasad (bukan roh); zat (msl air, minyak); 2 barang yang berharga (sbg kekayaan); harta; 3 barang 7.1 BATIK kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu; kain batik 7.2 ATLAS buku yang berisi peta bumi 7.3 MUSTIKA
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
batu hablur yang sakti (terdapat dalam kepala ular, teripang, dsb); 2 batu permata yang berharga (seperti intan); 3 ki yang terelok; yang tercantik 7.4 HARAPAN : sesuatu yang (dapat) diharapkan: 2 keinginan supaya menjadi kenyataan:; 3 orang yang diharapkan atau dipercaya: hidup 1 kemungkinan tetap hidup: ~ 2 kemungkinan dapat hidup lebih lama; 7.5 BAHARI: mengenai laut; bahar, 2. indah; elok sekali, 3. dahulu kala; kuno 8. HASIL Sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (tanam-tanaman, sawah, tanah, ladang, hutan, dsb): 2 n pendapatan; perolehan; buah: 3 n akibat; kesudahan (dari pertandingan, ujian, dsb): 4 n pajak; sewa tanah; 5 cak v berhasil; mendapat hasil; tidak gagal: 8.1 SUKSES : berhasil; beruntung 8.2 GEMILANG : bercahaya terang; 2 ki bagus (baik) sekali (tt hasil suatu pekerjaan dsb); cemerlang 9. PROSES Runtunan perubahan (peristiwa) dalam perkembangan sesuatu: reaksi kimia; 2 rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan produk; 3 perkara dalam pengadilan 9.1 BERKEMBANG : mekar terbuka atau membentang (tt barang yg berlipat atau kuncup): 2 menjadi besar (luas, banyak, dsb); memuai: 3 menjadi bertambah sempurna (tt pribadi, pikiran, pengetahuan, dsb): ~; 4 menjadi banyak (merata, meluas, dsb): ~ hatinya menjadi girang (gembira); 9.2 BERSEMI : bertunas : timbul tunas; ada tunasnya; 2 ki beranak bercucu; mempunyai keturunan; 10. PANCARAN Yang dipancarkan (disemburkan, dikeluarkan): 10.1 BERSINAR memancar (tt sinar); bercahaya 10.2 BERCAHAYA memancarkan cahaya; bersinar (tt lampu, matahari) 10.3 BERSENYUM memberikan senyum; tertawa dengan tidak bersuara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
11. PENGGUNAAN Proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian: 11.1 BERIRAMA memakai irama; dengan irama 12. KEPEMILIKAN Sesuatu yang dipunyai 12.1 BERIMAN mempunyai iman (ketetapan hati); mempunyai keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa 12.2 HATI BERIMAN mempunyai iman (ketetapan hati); mempunyai keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
LAMPIRAN 3 JENIS REFEREN BERDASARKAN SLOGAN KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH 1. KEADAAN 1.1 Kudus SEMARAK 1.2 Banjarnegara Gilar-gilar 1.3 Semarang SERASI 1.4 Sragen ASRI 1.5 Wonosobo ASRI 2. PANGKAT/TINGKATAN 2.1 Purbalinga PERWIRA 2.2 Pekalongan SANTRI 2.3 Banyumas SATRIA 3. KONDISI SOSIAL 3.1 Karanganyar TENTERAM 3.2 Sukoharjo MAKMUR 4. EKSPRESI 4.1
Surakarta BERSERI
5. PERBUATAN 5.1 Demak BERAMAL 5.2 Kendal BERIBADAT 5.3 Brebes BERHIAS 5.4 Rembang BANGKIT 5.5 Boyolali TERSENYUM 6. PERASAAN 6.1
Pemalang IKHLAS
7. BENDA 7.1 Pekalongan BATIK 7.2 Kota Semarang ATLAS 7.3 Blora MUSTIKA 7.4 Tegal BAHARI 7.5 Magelang HARAPAN 8. PENCAPAIAN 8.1 8.2 8.3
Wonogiri SUKSES Magelang GEMILANG Temanggung BERSENYUM
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
PROSES
9.1 Batang BERKEMBANG 9.2 Grobokan BERSEMI 10. PANCARAN 10.1 Klaten BERSINAR 10.2 Cilacap BERCAHAYA 11. PENGGUNAAN 11.1 Purworejo BERIRAMA 12. KEPEMILIKAN 12.1 Kebumen BERIMAN 12.2 Salatiga HATI BERIMAN
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN 4 FOTO DATA
(Pati)
(Banjarnegara)
(Kendal)
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Pemalang)
(Tegal)
(Wonosobo)
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Brebes)
(Purbalingga)
(Kebumen)
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Sukoharjo)
(Boyolali)
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(Kabupaten Semarang)
(Rembang)
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI
OKTAVIANUS JALU DWI PRASETYO (114114017) lahir di Klaten, 3 Oktober 1993. Masuk Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma pada tahun 2011. Tugas akhir yang berjudul “Pola Pembentukan dan Jenis Referen Slogan Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah” menghartakan penulis gelar sarjana. Jenjang pendidikan yang ditempuh oleh penulis SD N1 Sumyang (1998-2004), SMP Pangudi Luhur Wedi (2004-2007), kemudian melanjutkan di SMA N 1 Jogonalan (2007-2011). Penulis saat ini tinggal di desa Kantolan, Pakahan, Jogonalan, Klaten.