PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Katarina Fitriyani NIM: 081424040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Katarina Fitriyani NIM: 081424040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Aku bukan orang hebat, tetapi aku mau belajar dari orang yang hebat
Aku adalah orang biasa tetapi aku ingin menjadi orang yang luar biasa
Karya ini aku persembahkan untuk Semua Keluarga dan Sahabat yang ku sayangi Bapak ku Robinus Sukardiyo Mamak ku Christina Mujilah Mbak Yun & Keluarga, Mbak Ninuk & Keluarga Mas Sur, Adek Nova\
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 24 Juli 2013 Penulis,
Katarina Fitriyani
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama
: Katarina Fitriyani
Nomor Induk Mahasiswa
: 081424040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : IDENTIFIKASI
KOMPETENSI
PEDAGOGIK
DAN
KOMPETENSI
PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Juli 2013 Yang menyatakan
Katarina Fitriyani
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK IDENTIFIKASI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL SEORANG GURU FISIKA Katarina Fitriyani Universitas Sanata Dharma 2013 Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui (1) Kompetensi pedagogik guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran; (2) Kompetensi profesional guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran. Penelitian dilakukan di SMA A Yogyakarta dan dilaksanakan pada April – Juni 2012. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang guru wanita di sekolah tersebut dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran. Instrumen dalam penilitian ini adalah handycam dan peneliti sendiri dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah video proses pembelajaran, fieldnotes, wawancara dengan guru yang bersangkutan. Video proses pembelajaran ditranskrip dalam bentuk narasi untuk mendapatkan hal-hal yang terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran. Transkrip video tersebut digunakan sebagai data dalam pembahasan yang didukung dengan hasil wawancara. Hasil penelitian adalah (1) Bentuk kompetensi pedagogik guru meliputi: guru paham dengan landasan yuridis/hukum pendidikan; guru paham dengan peserta didik; guru mampu mengembangkan kurikulum, silabus, dan RPP; guru menerapkan teknologi didalam pembelajaran; guru mampu menciptakan pembelajaran yang dialogis; dan guru mampu mengevaluasi hasil belajar siswa; (2) Bentuk kompetensi profesional guru yaitu guru paham dalam memberikan konsep listrik dinamis secara luas dan mendalam.
Kata kunci: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, listrik dinamis
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Identification Pedagogical Competence Physics Teacher and Professional Competence
Katarina Fitriyani Sanata Dharma University 2013 This reserch aims to determine (1) teachers' pedagogical competence as observed in the learning process, (2) professional competence of teachers, as observed in the learning process. The research was conducted at one of the private high school in Yogyakarta and implemented in April-June 2012. Subjects in this research was a female teacher at the school and that the object of this research is pedagogical competence and professional competence of teachers in the learning process. Instrument in this research is a handycam and researchers themselves and the data used in this study is a video learning process, fieldnotes, interviews with the teacher. Transcribed video learning process in narrative form to get things associated with pedagogical competence and professional competence of teachers in the learning process. Transcript of the video is used as the data in the discussion is supported by the results of the interview. The results are (1) Shape pedagogical competence of teachers include: teachers understand the legal basis / legal education; teacher familiar with the student; teachers develop curricula, syllabi, and lesson plans; teachers use technology in learning, teachers are able to create a dialogical learning; and teachers to evaluate student learning outcomes, (2) form the professional competence of teachers in providing teachers understand the concept of dynamic power is broad and deep. Keywords: pedagogical competence, professional competence, dynamic electric
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan kasih karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama proses penyususnan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu, mendukung, membimbing dan memotivasi penulis. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Ketua Program Studi Pendidikan Fisika. 3. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Suster Yohanna Maria OSF, S.Ag. selaku Kepala Sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan izin untuk melakukan penelitian. 5. Ibu Dra. MF. Sutilah selaku guru fisika SMA Santa Maria Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan dan bantuan yang selama peneliti melakukan penelitian.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Bapak dan Mamak atas dukungan baik berupa materi, segala kasih dan doa serta dukungan spiritual. 7. Zefni Reinhard Sopacua S.T, atas dukungan dan perhatiannya, thanks for everything 8. Sahabat-sahabatku tercinta, Intan, Tinha, Ana, Leo, Sr.Renata, Fr.Raja yang telah memberikan banyak pengalaman dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Teman-teman seperjuangan dalam pengerjaan dan penyelesaian skripsi (Mitha, Yeni, Astrid, Inces, Yanti, Laras, Helen, Dimas, Edwin) terima kasih atas masukan kerjasamanya. 10. Temen-teman seperjuangan Pfis’08 terimakasih atas kebersamaannya selama ini. 11. Teman-teman kos Chintya terima kasih atas kebersamaan dan keceriaannya selama ini. 12. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas segala dukungan dan bantuannya. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang kompetensi guru.
Yogyakarta, Juli 2013 Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi ABSTRAK ........................................................................................................... vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR.......................................................................................... ix DAFTAR ISI......................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............. ..............................................................1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 3 E. Batasan Masalah....................................................................................... 4
BAB II DASAR TEORI A. Kompetensi Guru ..................................................................................... 5 B. Kompetensi Pedagogik............................................................................. 6
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan .... 6 2. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik.......................................... 10 3. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus ................................................................................................ 12 4. Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran.......................... 13 5. Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik Dan Dialogis....................................................................................... 14 6. Kemampuan Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran...... 15 7. Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar....... 16 8. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik Untuk Mengaktualisasi Berbagai Potensi yang Dimilikinya ............. 17 C. Kompetensi Profesional ........................................... ..............................19 1. Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam........................................................................ .................. 19 2. Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu yang Lain Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu ........................... 20 3. Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari............... ......................... ...20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian....................................................................................... 21 B. Subyek Penelitian................................................................................... 21 C. Objek Penelitian ..................................................................................... 21 D. Data Penelitian ....................................................................................... 22 E. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 22 F. Instrumen Penelitian............................................................................... 22 G. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 23 H. Metode Analisis Data............................................................................. 24
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian .................................................................. 27 B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 28 C. Hasil Penelitian ..................................................................................... 30 D. Analisis Data .......................................................................................... 31 E. Pembahasan ........................................................................................... 32 1. Kompetensi Pedagogik....................................................................... 32 a. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan .............................................................................. 32 b.
Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik................................... 34
c.
Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus ......................................................................................... 42
d.
Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran................... 44
e.
Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis............................................................... 55
f.
Kemampuan Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembalajaran ............................................................................... 60
g.
Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Evaluasi Hasil Belajar ......................................................................................... 62
h.
Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasi Berbagai Potensi yang Dimilikinya ....... 65
2. Kompetensi Profesional ....................................... ..............................70 a.
Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam.................................................................. ..................70
b.
Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu yang Lain Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu ....................................................................................... 81
c.
Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari............... ................. ... 83
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 87 B. Saran....................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
LAMPIRAN
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian ke Sekolah ........................................... 95
Lampiran 2
Surat Keterangan Melakukan Penelitian di Sekolah ............ 96
Lampiran 3
Transkrip Video Pembelajaran ............................................. 97
Lampiran 4
Fieldnotes Guru .................................................................. 125
Lampiran 5
Transkrip Wawancara dengan Guru ................................... 131
Lampiran 6
Silabus ................................................................................ 142
Lampiran 7
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ........................ 146
Lampiran 8
Soal Ulangan Listrik Dinamis ............................................ 154
Lampiran 9
Kunci Jawaban Ulangan Listrik Dinamis........................... 155
Lampiran 10 Soal Latihan Ulangan Listrik Dinamis ............................... 156
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Wacana tentang profesionalisme guru saat ini menjadi sesuatu yang
mengemuka di ruang publik seiring dengan tuntutan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut, kompetensi guru dalam proses pembelajaran di kelas diharapkan terus dapat dikembangkan guna mencapai tujuan pendidikan. Kompetensi yang wajib dimiliki oleh guru tersebut antara lain kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Kompetensi
pedagogik
guru
merupakan
kemampuan
guru
dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2008 pasal 3 ayat 4). Guru yang profesional memiliki kemampuan dan keahlian secara khusus dalam bidang pendidikan sehingga mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal (Usman, 2009:15). Kemampuan guru dalam bidang pendidikan tidak hanya pada pengembangan tentang materi ajar namun juga perlu pengembangan dalam hal proses pembelajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan sehingga nantinya akan dapat memaksimalkan hasil belajar siswa. Selain itu juga guru mampu menjadi pendidik yang dapat memahami perbedaan tingkat kecerdasan, perkembangan emosi siswa, ataupun karakteristik siswa. Namun pada realitanya masih banyak guru yang kurang memperhatikan hal tersebut dan hanya mempertimbangkan penyampaian materi ajar yang sesuai dengan kurikulum. 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Fisika sebagai mata pelajaran yang memadukan teori-teori dan perhitungan secara matematis sering dianggap sulit oleh siswa dan bahkan enggan untuk mempelajarinya. Peranan guru dengan segala kompetensi dan kemampuan yang dimiliki tentunya dituntut untuk dapat menciptakan suasana proses belajar yang menyenangkan dan adanya interaksi antara guru dan siswa. Oleh sebab itu, dengan adanya standar kompetensi yang dimiliki guru khususnya guru fisika, diharapkan dapat meningkatkan kualitasnya, bukan hanya untuk mengejar target jangka pendek, namun juga mampu membawa dunia pendidikan kepada kualitas yang lebih produktif melalui proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Identifikasi Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Seorang Guru Fisika”.
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: 1.
Kompetensi pedagogik guru apakah yang teramati dalam proses pembelajaran?
2.
Kompetensi profesional guru apakah yang teramati dalam proses pembelajaran?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan untuk mengetahui: 1.
Kompetensi
pedagogik
guru
sebagaimana
teramati
dalam
proses
profesional
guru
sebagaimana
teramati
dalam
proses
pembelajaran. 2.
Kompetensi pembelajaran.
D.
Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:
1.
Bagi Sekolah dan Guru Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
informasi oleh sekolah khususnya guru dalam meningkatkan kompetensi guru dalam proeses pembelajaran serta mempersiapkan dan melaksanakan proses belajar yang menyenangkan guna meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Bagi Peneliti Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai jawaban atas
masalah yang diteliti dan dapat menjadi pedoman untuk mengembangkan kompetensi dalam proses pembelajaran dan menerapkannya dalam dunia pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
4
Bagi Universitas Sanata Dharma Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
bagi penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan kompetensi guru.
E.
Batasan Masalah Penelitian ini merupakan sebuah studi untuk mengetahui kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional seorang guru fisika yang menjadi subyek dalam penelitian sebagaimana teramati dalam pembelajaran di suatu kelas pada pokok bahasan listrik dinamik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II DASAR TEORI A. Kompetensi Guru Kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya
secara
bertanggungjawab
sebagai
seorang
yang
profesional (Usman, 2009:14). Menurut Ma’mur (2009:38) kompetensi guru merupakan satu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dinilai, yang terkait dengan profesi guru berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja guru. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2008 tentang Guru disebutkan dalam pasal 3 ayat 1 bahwa “Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan yang meliputi : (a) kompetensi pedagogik; (b) kompetensi kepribadian; (c) kompetensi sosial; (d) kompetensi profesional”. Berdasarkan pengertian tentang kompetensi guru di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai guru guna melaksanakan tugasnya sebagai seorang yang profesional. Kompetensi guru tersebut bersifat menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling mendukung guna mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengetahui kompetensi guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini
5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
peneliti membatasi pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru saja yang dianggap berpengaruh dalam proses pembelajaran.
B. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang harus dimiliki guru untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan dinamis (Ma’mur, 2009:59). Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.74 Tahun 2008 tentang Guru disebutkan dalam pasal 3 ayat 2 bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurangkurangnya
meliputi:
a)
pemahaman
wawasan
atau
landasan
kependidikan; b) pemahaman terhadap peserta didik; c) pengembangan kurikulum atau silabus; d) perancangan pembelajaran; e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f) pemanfaatan teknologi pembelajaran; g) evaluasi hasil belajar; dan h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik yang dimiliki guru dalam proses pembelajaran akan diuraikan sebagai berikut: 1.
Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan Pemahaman guru tentang wawasan atau landasan pendidikan merupakan
suatu hal yang mutlak diperlukan untuk dapat melaksanakan praktek pendidikan yang mantap sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang jelas. Seluruh tindakan yang dilakukan guru diarahkan kepada tujuan agar siswa mampu melaksanakan berbagai peranan sesuai dengan statusnya, berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma yang diakui.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Sebelum melaksanakan praktek pendidikan, guru perlu mengetahui dan memahami mengenai landasan-landasan pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2005:633) landasan diartikan sebagai alas, dasar, atau tumpuan. Mengacu pada pengertian tersebut, landasan pendidikan dapat diartikan sabagai dasar atau tumpuan dalam melaksanakan praktek pendidikan dan akan menjadi titik tolak dalam menetapkan tujuan pendidikan, memilih isi pendidikan, memilih cara-cara pendidikan. Dengan demikian praktek pendidikan diharapkan menjadi mantap, sesuai dengan fungsi dan sifatnya, serta benar-benar akan dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Syaripudin (2012:8-9) berdasarkan jenisnya, landasan pendidikan dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu: a. Landasan religius pendidikan Landasan religius pendidikan merupakan landasan yang bersumber pada nilainilai dan ajaran agama. b. Landasan filosofis pendidikan Landasan filosofis pendidikan merupakan landasan yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Ada berbagai aliran filsafat, antara lain: Idealisme, Realisme, Pragmatisme, Pancasila. Contoh landasan filsafat pendidikan: Penganut Realisme antara lain berpendapat bahwa ”pengetahuan yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman indra (penginderaan)”. Implikasinya, penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung (misal: melalui observasi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
praktikum, dsb.) atau pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca laporan-laporan hasil penelitian, dsb). c. Landasan ilmiah pendidikan Landasan ilmiah pendidikan merupakan landasan yang bersumber pada disiplin ilmu tertentu yang menjadi tolok ukur dalam pendidikan. Sebagai contoh “Setiap individu mengalami perkembangan secara bertahap, adapun pada setiap
tahap
perkembangannya
setiap
individu
memiliki
tugas-tugas
perkembangan yang harus diselesaikannya”. Implikasinya, pendidikan mesti dilaksanakan secara bertahap; tujuan dan isi pendidikan harus disesuaikan dengan tahapan dan tugas perkembangan individu/peserta didik. d. Landasan hukum/yuridis pendidikan Landasan hukum pendidikan merupakan landasan yang bersumber dari peraturan perundangan yang berlaku, yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Contoh: Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan: “Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6); “Setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar” (Pasal 34). Adapun dasar-dasar landasan hukum pendidikan yang harus dipahami dan dimengerti guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran antara lain adalah: 1) Undang-undang Dasar 1945
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Ada dua pasal dalam Undang Undang Dasar 1945 yang menjadi dasar hukum pendidikan, yaitu pasal 31 dan 32. 2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 74 tahun 2008 tentang Guru Dalam peraturan pemerintah ini berisi 68 pasal yang mengatur tentang guru dan kompetensi guru, sertifikasi guru, hak guru, beban kerja guru, kewajiban dan pola ikatan dinas guru, pengangkatan dan penempatan pada satuan pendidikan, sanksi atas pelanggaran yang dilakukan guru. 3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Dalam perturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan. 4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dalam perturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang standar kompetensi lulusan untuk setiap jenjang pendidikan berdasarkan setiap mata pelajaran dan jurusan keahlian pada tingkat sekolah menengah atas. 5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Dalam peraturan menteri ini berisi 2 pasal yang mengatur tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
10
Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik Pemahaman terhadap peserta didik merupakan hal penting yang harus
diperhatikan guru agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan keadaan diri siswa. Menurut Sukmadinata dalam Musfah (2011:31) guru harus mengenal siswa dengan baik, memahami tahap perkembangan yang telah dicapainya, kemampuannya, keunggulan dan kekurangannya, hambatan yang dihadapi serta faktor dominan yang mempengaruhinya. Guru sedikitnya memahami empat aspek tentang peserta didik yang meliputi a) perkembangan kognitif, b) tingkat kecerdasan, c) kreativitas, dan d) kondisi fisik (Mulyasa, 2009: 49). a.
Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif siswa berhubungan dengan perubahan struktur dan
fungsi karakteristik manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan yang mantap, dan merupakan suatu proses kematangan. Perubahanperubahan ini tidak bersifat umum, melainkan merupakan hasil interaksi antara potensi bawaan dengan lingkungan. Baik peserta didik yang cepat maupun lambat, memiliki kepribadian yang menyenangkan atau menggelisahkan, tinggi ataupun rendah, sebagian besar tegantung pada interaksi antara kecenderungan bawaan dan pengaruh lingkungan. Perbedaan individu perlu dipahami oleh para pengembang kurikulum, guru, calon guru, dan kepala sekolah agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif. Dalam hal ini, pembelajaran dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan beragaman potensi dan kebutuhan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
baik yang menyangkut kemampuan atau potensi peserta didik maupun potensi lingkungan. b. Tingkat kecerdasan Perbedaan kecerdasan siswa dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa di kelas, ada yang paham, ada yang kurang paham, ada pula yang sama sekali tidak paham, ada pula yang menyukai pelajaran lain. Apabila seorang guru telah dapat membedakan kecerdasan setiap siswa, maka guru akan mudah dalam menghadapi siswa dalam proses pembelajaran. c. Kreatifitas Secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya, antara lain dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek. Selain itu juga seorang guru harus bisa mengembangkan potensi kepribadiannya, yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan kreatifitasnya, karena interaksi antar guru dengan siswa sangat dibutuhkan. Guru yang berhasil adalah guru yang pandai menciptakan suasana belajar yang tidak emosional. d. Kondisi fisik Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan bicara, kondisi kesehatan, pincang (kaki), dan lumpuh karena kerusakan otak. Hal tersebut atau kekurangan yang dimiliki peserta didik harus mempunyai cara sendiri atan cara lain untuk membantu perkembangan pribadi mereka. Misalnya guru harus lebih bersikap sabar dan telaten dalam menghadapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
mereka. Perbedaan layanan (jika mereka bercampur dengan anak yang normal) antara lain dalam bentuk jenis media pendidikan yang digunakan.
3.
Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana pembelajaran pada suatu kelompok
mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan (Mulyasa, 2009:133). Hal tersebut di atas juga senada dengan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41 tahun 2007 bahwa silabus sebagai acuan pengembangan perencanaan pembelajaran yang memuat: pertama, identitas mata pelajaran yang meliputi satuan pendidikan kelas, semester, program keahlian, mata pelajaran. Kedua, standar kompetensi yang merupakan kualifikasi kemampuan
minimal
peserta
didik
yang
menggambarkan
penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar yakni merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran. Keempat, materi pembelajaran yang mencakup materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Kelima, kegiatan pembelajaran yaitu bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Keenam, indikator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
pencapaian kompetensi yakni perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Ketujuh, penilaian yang menggunakan prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. Kedelapan, alokasi waktu yang ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian
kompetensi dasar dan beban belajar. Kesembilan, sumber belajar yaitu perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran.
4.
Kemampuan Guru dalam Merancang Pembelajaran Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil belajar
secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu yang diarahkan pada perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada (Sanjaya, 2010:28). Menurut Sanjaya (2010:33) perencanaan pembelajaran memiliki manfaat antara lain sebagai berikut: Perencanaan yang matang dan akurat akan mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang dicapai. Sebagai alat untuk memecahkan masalah. Dengan perencanaan yang matang guru akan dengan mudah mengantisipasi berbagai masalah yang timbul dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar secara tepat. Melalui perencanaan, guru dapat menentukan sumber-sumber belajar mana saja yang dianggap tepat untuk mempelajari suatu bahan pelajaran. Perencanaan membuat pembelajaran berlangsung secara sistematis artinya, proses pembelajaran tidak akan berlangsung seadanya, akan tetapi akan berlangsung secara terarah dan terorganisir. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.
5.
Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis Tugas guru tidak hanya mengajar tetapi juga mendidik. Pembelajaran yang
disampaikan guru harus memiliki makna mendidik dalam arti siswa tidak hanya memperoleh ilmu pengetahuan saja tetapi juga mengalami peningkatan baik dari segi intelektual, keterampilan, nilai dan moralitas (Ma’mur, 2009:85). Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik akan membuahkan bukan saja dasardasar ilmu pengetahuan, melainkan juga menumbuhkan karakter yang kuat serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
kecakapan hidup, sehingga siswa mampu bersikap lebih bijak dalam menghadapi tantangan kemajuan zaman. Sebagaimana dikutip oleh Lang dan Evans (Musfah, 2011:39), karakteristik guru yang efektif dan tidak efektif menemukan lima tema utama:
Lingkungan emosional: ramah, bersahabat, dan perhatian
Keterampilan guru: teratur, siap, dan jelas.
Motivasi guru: perhatian pada pengajaran dan pembelajaran, dan antusias.
Partisipasi murid: membuat aktivitas yang melibatkan siswa dalam pembelajaran yang autentik, pertanyaan yang interaktif, dan diskusi.
Peraturan dan penilaian: mampu mengatur kelas, perhatian pada keluhan siswa, peraturan dan penilaian yang adil, mewajibkan dan mempertahankan standar tinggi pada tingkah laku, dan tugas akademik. Interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang mendidik
akan terlaksana dengan baik jika guru mengedepankan ide dan gagasan dari siswa (Ma’mur, 2009:85). Guru harus mampu menghargai dan mengapresiasi pendapat siswa. Pembelajaran yang dilakukan guru harus bersifat dialogis yakni guru melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa merasa menjadi bagian dalam pembelajaran dan bukan sekedar penerima informasi dari guru secara pasif, namun juga ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
6.
Kemampuan Guru dalam Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan
untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam pemanfaatan teknologi sebagai media dalam proses pembelajaran. Menurut Danim (2010:7) media pendidikan adalah seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan siswa. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran (Danim, 2010:17-23) diantaranya yaitu: pertama, keterampilan guru menulis dan membersihkan papan tulis; kedua, keterampilan guru memberikan gambar ilustrasi atau film untuk menjelaskan materi; ketiga, keterampilan guru menyampaikan materi dalam bentuk slide atau powerpoint (PPT); keempat, keterampilan guru dalam memanfaatkan buku pelajaran sebagai penunjang pembelajaran; kelima, keterampilan guru dalam memanfaatkan laboratorium didalam pembelajaran.
7.
Kemampuan Guru dalam Melakukan Evaluasi Hasil Belajar Keberhasilan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dengan
melakukan evaluasi (Musfah, 2011:40). Menurut Brikerhoff dalam Widoyoko (2010:25), evaluasi diartikan sebagai suatu proses yang menentukan sejauh mana tujuan pembelajaran dapat dicapai. Menurut Sudijono (2011:34-38) evaluasi hasil belajar yang baik memiliki ciri-ciri yakni: pertama, evaluasi dilaksanakan untuk mengukur keberhasilan siswa dengan memperhatikan indikator pelajaran. Kedua, evaluasi untuk menilai keberhasilan siswa menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif dan menggunakan simbol-simbol angka. Ketiga, evaluasi hasil belajar digunakan pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
unit-unit atau satuan-satuan yang tetap dan didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa setiap polulasi siswa yang memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda. Keempat, evaluasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar memperhatikan bahwa prestasi siswa dari waktu ke waktu bersifat relatif dalam artian evaluasi tidak selalu sama tingkat kesulitannya untuk setiap indikator. Kelima, kegiatan evaluasi belajar sulit untuk dihindari terjadinya kekeliruan pengukuran. Namun, guru yang baik akan selalu memperhatikan dan menyadari tentang kemungkinan-kemungkinan akan adanya kekeliruan tersebut. Evaluasi sebagai salah satu cara untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilakukan melalui pemberian tes. Bentuk tes yang dapat digunakan dapat berupa tes objektif dan tes subjektif (Widoyoko, 2010:46). Tes objektif memberi pengertian bahwa siapa saja yang memeriksa lembar jawaban tes akan menghasilkan skor yang sama. Tes subjektif adalah tes yang penskorannya dipengaruhi oleh pemberi skor. Jawaban yang sama dapat memiliki skor yang berbeda oleh pemberi skor yang berlainan.
8.
Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasi Berbagai Potensi yang Dimilikinya Guru yang baik adalah guru yang mampu menjadi fasilitator bagi siswanya
dan selalu memberikan kesempatan aktualisasi potensi diri siswa secara luas, maksimal, memuaskan,
serta
guru mampu
mengalahkan
pengembangan potensi diri siswanya (Ma’mur, 2009:94).
dirinya
demi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Mulyasa (2009:111-113) pengembangan diri siswa dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler, pengayaan dan remidial, serta bimbingan konseling. a.
Kegiatan Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler memiliki banyak ragam kegiatan antara lain paduan
suara, paskibraka, pramuka, olah raga, kesenian, panjat tebing, pecinta alam dan masih banyak kegitan yang dikembengakan oleh setiap lembaga pendidikan sesuai dengan kondisi sekolah dan lingkungan masing-masing. Meskipun kegiatan ini sifatnya estra, namun tidak sedikit yang berhasil mengembangkan bakat peserta didik, bahkan dalam kegiatan ini banyak peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. b.
Pengayaan dan Remidial Guru perlu memberikan perhatian khusus terhadap siswa yang mendapat
kesulitan belajar melalui kegiatan remidial, siswa yang cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan pengayaan. c.
Bimbingan dan Konseling Pendidikan Guru memiliki kewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada
siswa yang menyangkut pribadi, sosial, belajar dan karier. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria pelayanan bimbingan dan karier diperkenankan memfungsikan diri sebagai guru pembimbing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C.
19
Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran atau
bidang
studi
keahlian
(Ma’mur,2009:157).
Berdasarkan
Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.74 tahun 2008 disebutkan bahwa: “Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan /atau seni dan budaya, yang diampunya”. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Musfah (2011:54) kompetensi profesional adalah: “Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:(a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar;(b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional”. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diuraikan bahwa kompetensi profesional meliputi hal-hal sebagai berikut: 1.
Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam Kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar secara luas dan mendalam
yakni guru mampu menjelaskan secara luas dan detail tentang konsep materi yang diajarkan berdasarkan rancangan pembelajaran dan guru mampu memberikan alokasi waktu yang tepat dalam menjelaskan materi yang dianggap penting dan kurang penting untuk diajarkan. Penguasaan materi yang mendalam dalam pengertian seorang guru dapat memahami, menjelaskan, dan memahamkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
kepada siswa secara detail materi yang disampaikan. Dalam hal ini, penguasaan guru terhadap materi mutlak diperlukan agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa.
2.
Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu Lain yang Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu Sudah jelas bahwa kemampuan guru dalam menguasai konsep dan disiplin
ilmu lain yang terkait dengan mata pelajaran yang diampunya yaitu pertama, kemampuan guru memaparkan sejarah dan perkembangan dari suatu konsep yang diajarkan. Kedua,kemampuan guru memaparkan mata pelajaran yang diampunya terhadap mata pelajaran lain yang koheren.
3.
Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari Kemampuan guru dalam memberikan hubungan konsep mata pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari merupakan kemampuan guru dalam memberikan penjelasan konsep mata pelajaran dan memberikan contoh penerapan konsep ke dalam kehidupan sehari-hari. Guru tidak hanya memberikan penjelasan mata pelajaran secara teori saja, namun guru juga diharapkan mampu memberikan penerapan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
Sukmadinata (2008:72) mengungkapkan bahwa penelitian deskriptif menuju pada pendeskripsian atau penggambaran fenomena-fenomena atau peristiwa-peristiwa yang bersifat alamiah ataupun rekayasa yang mengkaji bentuk aktivitas, kakakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain. Dalam penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan peristiwaperistiwa yang menunjukkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran.
B.
Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah kepada siapa penelitian dilakukan. Subyek dari
penelitian ini adalah seorang guru fisika dari SMA A Yogyakarta yang sudah memiliki pengalaman mengajar selama 26 tahun.
C.
Objek Penelitian Objek merupakan sesuatu/hal yang akan diteliti. Objek dari penelitian ini
adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional yang dimiliki guru yang menjadi subyek penelitian dalam proses pembelajaran.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D.
22
Data Penelitian Data dalam penelitian ini berupa catatan lapangan (fieldnotes), transkrip
wawancara, dan transkrip rekaman video proses belajar. Fieldnotes diperoleh dari observasi langsung saat pengambilan data. Transkrip wawancara diperoleh dari wawancara dengan guru fisika yang bersangkutan. Transkrip rekaman video proses pembelajaran diperoleh melalui observasi langsung yaitu dengan menggunakan handycam.
E.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada SMA A Yogyakarta dan dilaksanakan pada
bulan April 2012 hingga Juni 2012.
F.
Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian (Suparno, 2010:56). Instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah handycam dan peneliti sendiri. Peneliti menggunakan handycam sebagai alat untuk melakukan observasi dan pengambilan video proses pembelajaran di kelas. Selain itu, untuk memperkuat data yang diperoleh dengan menggunakan handycam, dalam penelitian ini juga menggunakan: 1.
Wawancara Wawancara bertujuan untuk mengetahui kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran. Bentuk wawancara yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
dilakukan adalah wawancara terpimpin yaitu peneliti membuat daftar pertanyaan, kemudian saat wawancara pertanyaan tersebut dikembangkan oleh peneliti. Pertanyaan wawancara dibuat berdasarkan pada data yang diperoleh melalui rekaman video proses belajar dan fieldnotes. Hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan dapat dilihat pada lampiran 5. 2.
Fielnotes Fieldnotes adalah catatan lapangan, semua catatan tertulis tentang segala
sesuatu yang didengar, dilihat, dialami, dipikirkan, dan direfleksikan oleh peneliti (Suparno, 2010:118). Peniliti menggunakan fieldnotes untuk mengambil data dalam penelitian yang bertujuan untuk melihat dan menangkap gambaran proses pembelajaran yang terjadi terkait dengan kompetansi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran.
G.
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini data diperoleh melalui observasi secara langsung dan
tidak langsung yaitu dengan menggunakan bantuan handycam serta wawancara dengan guru fisika yang menjadi subyek penelitian. Observasi dilakukan oleh peneliti
dengan
mengamati
peristiwa-peristiwa
yang
muncul
selama
melaksanakan proses pembelajaran yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Kemudian tindakan yang menunjukkan kompetensi guru tersebut dicatat dan menjadi data penelitian. Kemudian pada waktu yang sama dilakukan perekaman proses pembelajaran menggunakan handycam yang dilakukan oleh pathner peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Kelas dalam penelitian ini adalah kelas XD dengan jumlah siswi 21. Proses pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Selain melakukan observasi, peneliti juga menggunakan wawancara untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai kompetensi pedagogik guru dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran.
H.
Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai
berikut: 1.
Transkripsi Data Setelah diperoleh rekaman video proses pembelajaran, peneliti melihat
rekaman video proses pembelajaran secara berulang-ulang untuk menemukan peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru. Setelah itu, peristiwaperistiwa yang menunjukkan kompetensi guru ditranskrip dan manjadi data penelitian. Proses pembuatan transkrip dan pengumpulan data dilakukan dengan memutar video hasil rekaman secara berulang-ulang sehingga diharapkan peristiwa-peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru yang akan disajikan dalam transkrip tidak ada yang terlewatkan. Kemudian, untuk meningkatkan validitas, peneliti juga melakukan pengecekan ulang dalam pembuatan transkip. Data-data yang telah ditranskip dibaaca kembali dengan teliti untuk menemukan peristiwa yang menunjukkan kompetensi guru. Kemudian peristiwa tersebut dijadikan topik data. Topik data merupakan deskripsi singkat mengenai bagian data yang mengandung makna tertentu sesuai dengan yang diteliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
25
Penjelasan dari Peristiwa dalam Topik Data Setelah diperoleh pengkategorian data, pada bagian ini dijelaskan alasan
atau yang menjadi dasar dari setiap tindakan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Alasan atau pengetahuan yang mendasari setiap tindakan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran diperoleh melalui wawancara dengan guru yang bersangkutan.
3.
Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan dengan mendeskripsikan tindakan guru
fisika terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Penarikan kesimpulan bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian yang didasarkan pada transkrip video dan wawancara dengan guru yang bersangkutan.
Peneliti melakukan penelitian pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran dengan sub bahasan sebagai berikut: a.
Kompetensi Pedagogik yang meliputi: -
Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan
-
Pengembangan dan karakteristik peserta didik
-
Pengembangan kurikulum dan silabus
-
Perencanaan pembelajaran
-
Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
-
Pemanfaatan teknologi pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
-
Evaluasi hasil belajar siswa
-
Pengembanagn untuk aktualisasi potensi peserta didik
26
Kompetensi profesional yang meliputi: -
Penguasaan bahan ajar secara luas dan mendalam
-
Penguasaan konsep dan disiplin ilmu lain yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu
-
Kemampuan memberikan hubungan konsep mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan disalah satu sekolah menengah atas swasta
diYogyakarta yang merupakan sekolah homogen putri dengan jumlah siswa 21. Penelitian dilaksanakan di kelas XD dengan materi Listrik Dinamis yang diajar oleh seorang guru wanita. Pertimbangan peneliti memilih kelas XD karena guru yang menjadi subyek penelitian baru akan memulai pada materi Listrik Dinamik sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data pada satu pokok bahasan. Guru yang menjadi subyek dalam penelitianmemiliki pengalaman mengajar yang cukup lama yaitu selama 26 tahun. Guru tersebutpertama kali mulai mengajar pada tahun 1986 di Semarang pada suatu Sekolah Pendidikan Guru (SPG).Pada tahun 1987-1989 guru mengajar di Yogyakarta pada satu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selanjutnya pada tahun 1989 guru tersebut mengajar di sekolah yang menjadi tempat peneliti melakukan penelitian. Guna memenuhi proses sertifikasi guru yang harus memenuhi 24 jam mengajar, pada tahun 2009 guru tersebut menambah jam mengajar di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Yogyakarta. Pengalaman guru tersebut sesuai dengan rekaman hasil wawancara tanggal 1 Juni 2012 yang diungkapkan guru bahwa “Saya itu mengajar pertama kali di SPG tahun 1986/1987 itu di Semarang lalu 1987-1989 di SMP dan kemudian dari tahun 1989 sampai sekarang saya mengajar di SMA ini. Terus dari tahun 2009 saya juga membantu mengajar di
27
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
SMA Budya Wacana karena untuk memenuhi 24 jam untuk sertifikasi” (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Guru tersebutmemiliki pengalaman mengajar yang berbeda-beda pada setiap sekolah. Pada saat mengajar di SPG siswanya memiliki orientasi menjadi seorang guru di Sekolah Dasar (SD), sehingga siswa menerima pelajaran kearah persiapan menjadi pengajar dan pendidik.Saat mengajar di SMP siswanya relatif masih anak-anak sehingga masih banyak aktifitas fisik dan masih suka mainmain.Pengalaman yang berbeda pula saat guru mengajar di sekolah yang siswanya homogen putri. Guru menyatakan bahwa untuk siswa putri kecenderungannya agak sulit tertarik belajar fisika terutama pada materi-materi tertentu seperti contohnya Listrik Dinamis. Namun guru tersebut berusaha untuk mengajak siswa tertarik pada fisika dengan menggunakan contoh-contoh penerapan energi listrik dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru fisika tersebut sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran adalah objek dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan seorang guru fisika disuatu kelas karena ingin mengetahui kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru fisika dalam proses pembelajaran di kelas tersebut.
B.
Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan penelitian untuk pengambilan data, peneliti melakukan
observasi awal pada tanggal 27 April 2012 dan 4 Mei 2012 di kelas XD tanpa menggunakan handycam dengan tujuan untuk melihat proses pembelajaran dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
situasi kelas. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menentukan tempat-tempat yang tepat untuk mengambil data dengan menggunakan handycam.
Tabel 4.1 Daftar Pelaksanaan Observasi, Pengambilan Data dan Wawancara Kegiatan Observasi awal
Pengambilan data melalui perekaman aktifitas pembelajaran dan observasi langsung
Wawancara
Tanggal 27 April 2012
Keterangan Menjelaskan tentang Perpindahan Kalor
4 Mei 2012
-
11 Mei 2012
-
18 Mei 2012
-
25 Mei 2012 26 Mei 2012 28 Mei 2012 1 Juni 2012
-
Menjelaskan tentang muatan listrik, arus listrik Menjelaskan tentang Hukum I Kirchoff Menjelaskan tentang rangkaian susunan hambatan Menjelaskan tentang jembatan Wheatstone Menjelaskan tentang tegangan jepit Mengerjakan latihan soal listrik dinamis Menjelaskan tentang Hukum II Kirchoff Ulangan harian listrik dinamis Menjelaskan tentang Galvanometer Menjelaskan tentang energi dan daya listrik
4 Juni 2012 11 Juni 2012
Penelitian ini dilakukan dengan cara merekam proses pembelajaran. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan observasi (peneliti mengamati proses pembelajaran secara langsung) perekaman kegiatan pembelajaran menggunakan handycam dan wawancara. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa fieldnotes, transkrip rekaman video kegiatan pembelajaran dan transkrip wawancara dengan guru yang bersangkutan. Data observasi dan rekaman video proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diperoleh dari lima pertemuan. Pertemuan I, II dan V berlangsung selama 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
jam pelajaran, pertemuan III dan IV berlangsung selama 1 jam pelajaran. Seluruh pertemuan dilakukan di dalam kelas. Peneliti melaksanakan pengambilan data melalui perekaman dan observasi langsung proses pembelajaran di sekolah pada tanggal 11 Mei 2012, 18 Mei 2012, 25 Mei 2012, 28 Mei 2012 dan 1 Juni 2012. Penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan peneliti sebagai pengamat dan satu orang teman sebagai perekam proses pembelajaran. Pengamatan oleh peneliti bertujuan untuk mengantisipasi jika terdapat peristiwa dalam proses pembelajaran yang tidak dapat terekam oleh handycam.
C.
Hasil Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensipedagogik
dan
kompetensi
profesional
guru
sebagaimana
teramati
dalam
proses
pembelajaran. Data penelitian yang diperoleh berupa: 1.
Catatan Lapangan (Fieldsnotes) Fieldnotes yang dibuat ketika melakukan observasi dan pengambilan data melalui pengamatan secara langsung pada proses pembelajaran. Tujuan pembuatan fieldnotes adalah untuk mendokumentasikan data-data yang diperoleh di lapangan. Fieldnotes ini digunakan sebagai pedoman untuk menentukan topik data mengenai kompetensi pedagogik dan profesional guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran.
2.
Wawancara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai kompetensi pedagogik dan profesional guru dalam proses pembelajaran. Setelah melakukan wawancara, peneliti memutar kembali rekaman hasil wawancara secara berulang-ulang kemudian mentranskripnya untuk menemukan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran. 3.
Rekaman Video Rekaman videokegiatan pembelajaran merupakan data yang digunakan peneliti untuk melihat secara langsung kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional
guru
sebagaimana
teramati
dalam
proses
pembelajaran yang kemudian disalin dalam bentuk tulisan.
D.
Analisis Data Setelah melakukan penelitian selama 5 kali pertemuan, peneliti mendapat
data-data yang diperlukan dalam proses analisis data. Analisis data dilakukan melalui transkripsi data penelitian berupa transkripsi video proses pembelajaran dan wawancara dengan guru yang bersangkutan. Proses transkripsi data dilakukan pada hasil rekaman baik dari pengambilan data video dari proses pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru. Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk uraian tertulis yang berisi semua hal yang terjadi dan dilakukan oleh guru subyek penelitian serta gambaran keadaan saat seperti yang terdapat pada hasil rekaman.Pembuatan transkrip dilakukan sendiri oleh peneliti dengan mengamati rekaman video pembelajaran dan rekaman wawancara dengan guru yang bersang-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
kutan. Setelah pengambilan data proses pembelajaran di kelas, peneliti memutar kembali video rekaman secara berulang-ulang kemudian mentranskip video tersebut untuk menemukan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru. Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional diidentifikasikan melalui tindakan guru dalam proses pembelajaran.
E.
Pembahasan Kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dapat diketahuime-
lalui mengamati tindakan dan perilaku guru saat proses pembelajaran di kelas. Tindakan dan perilaku guru tersebut terlihat dalam rekaman video dan diperjelas dalam wawancara dengan guru. Uraian tentang kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Kompetensi Pedagogik a. Pemahaman Guru tentang Wawasan atau Landasan Kependidikan Dari hasil wawancara guru berpendapat bahwa proses pembelajaran harus memiliki dasar hukum baik dari awal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan sampai pada tahap penilaian. Guru dapat menjelaskan dasar hukum pendidikan yang sesuai dengan tahap-tahap dalam proses pembelajaran yaitu “Kalo landasan itu ya berarti dasar hukum yang digunakan nek kita yang jelas ada UUD terus ada peraturan pemerintah lalu dalam UUD, undangundang sisdiknas terus Permen no 22 , no 23 kalo 22 itu tentang standar isi terus 23 itu tentang SKL (Standar Kompetensi Lulusan) lalu 41 itu tentang prosesnya, proses belajar. Jadi kita itu dalam melaksanakan ini semuanya ada acuannya ada dasar hukumnya. Terus yang nomor 20 itu tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
penilaian, jadi kalo kita melakukan penilaian itu juga ada dasarnya ada peraturannya dari pemerintah.” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5) Guru juga memberi pendapat bahwa landasan pendidikan secara yuridis/hukum dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang diwujud nyatakan dalam bentuk penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Seperti yang diungkapkan guru bahwa ”Dalam Permen no.22 itu kan sudah ada SKKD nya nah kemudian SKKD itulah yang menjadi acuan kita dalam menyusun silabus, RPP, nah itu yang standar isi. Kalo yang standar standar kompetensi lulusan (SKL) tadi digunakan untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran, itukan sudah ada SKL nya, nanti kalo melenceng dari SKL kan juga bingung. Nah sekarangkan sekolah sudah otonomi sendiri sudah punya kewenangan KTSP sendiri, jadi kurikulum disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan sekolah masing-masing sesuai visi misi sekolah juga. Terus yang proses, kalo kita dalam melaksanakan proses KBM, merencanakan RPP itu ada di sana. RPP itukan formatnya ada, dari SKKD sampe indikator, tujuan kemudian KBM itu semua ada di permen itu, pokoknya minimal ada unsur itu. Format RPP nya ya minimal itu, ditambahi boleh tapi kalo dikurangi itu ga boleh.”(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5). Sesuai dengan pendapat yang telah disampaikan guru tersebut di atas, peneliti dapat melihat persiapan guru mengajarmengacu pada peraturan pemerintah (lampiran 6). Pemahaman guru tentang landasan hukum kependidikan tersebut tampak dalam perencanaan yang dilakukan guru sebelum mengajar yaitu dengan membuat Silabus dan RPP (lampiran 6 dan 7). Perencanaan guru tersebut dijadikan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa. Kelemahan peneliti dalam melakukan pengamatan adalah, peneliti tidak dapat menemukan pemahaman guru tentang landasan kependidikan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
lain (landasan filosofis, landasan ilmiah, dan landasan religius). Peneliti kurang dapat menggali pemahaman guru baik dalam proses pembelajran maupun dalam wawancara. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
guru
memahami
landasan
yuridis/hukum pendidikan yang terlihat dalam persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dipersiapkan guru. Namun, sejauh pengamatan peneliti selama proses pembelajaran maupun dalam wawancara peneliti tidak menemukan pemahaman guru tentang landasan religius, landasan filosofis, dan landasan ilmiah pendidikan.
b. Pemahaman Guru terhadap Peserta Didik Dari hasil wawancara guru mengungkapkan bahwa “Semangat motivasi mereka (siswa) itu beda-beda, tidak sama karena kita juga tahu kan tidak semua anak berminat masuk IPA jadi kalau dilihat dari tingkat kemampuan kognitifnya juga jelas berbeda”. Pernyataan guru tersebut sama dengan hasil pengamatan peneliti (wawancara tanggal 4 Juni 2012, lampiran 5). Selama proses pembelajaran, peneliti melihat tidak semua siswa antusias mengikuti pelajaran fisika, hanya beberapa siswa saja yang terlihat menjawab pertanyaan guru. Guru
melakukan
berbagai
cara
dalam
memotivasi
dan
mengembangkankognitif siswa dalam proses pembelajaran. Cara yang dilakukan guru untuk siswa antara lain dengan memberikan pertanyaanpertanyaan singkat yang berguna untuk membantu siswa memahami materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
pelajaran fisika seperti pada kutipan video berikut (video tanggal 18 Mei 2012, menit 21:46, lampiran 3); G :”Nah kita lanjut dengan elemen baterai, pernah lihat baterai tho?” S :”Pernah.” G:”Tampilan baterainya lebih dari satu. Sekarang kamu lihat pada kamera mu baterainya disusun seri atau paralel? Baterai dikamera itu kan lebih dari satu, itu disusun seri apa paralel?” S :”Seri.” S :”Paralel bu.” G :”Seri opo paralel? Nah sekarang kamu punya senter, baterainya lebih dari satu, seri atau paralel?” S :”Seri.” G:”Nah seri. Kalo pada kamera itu kamu mau masangnya asal atau lihat dulu? Yang dilihat apanya?” S :”Dilihat dulu tanda plus minusnya.” G :”Iya plus minusnya. Nah sambungannya di sana bagaimana? Sama atau beda?” S :”Berlawanan.” G :”Berlawanan maksudnya apa?” S :”Yang plus dapat minus, yang minus dapat plus.” G :”Iya begitu, nah sekarang kita lihat, ada yang berpendapat paralel ada yang seri. Sekarang kita lihat menguntungkan yang mana?” S :”Yang paralel.” G :”Mengapa yang paralel?” S :”Karena hambatanya lebih kecil.” G :”Hambatannya lebih kecil. Kita lihat yang di seri paralel tadi hambatan atau baterai?” S :”Baterai.” Guru memberikan pertanyaan yang ditujukan untuk seluruh siswa dan siswa menjawab secara bersamaan saat guru memberikan pertanyaan. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “Pertanyaan itu diberikan kepada semua siswa tapi nanti kalo ulangan ya kita mengharapkannya pribadi. Kalo teknik bertanya yang baik itukan diberikan kepada semua siswa itu namanya pertanyaan klasikal, tapi nanti kita mengaharapkannya jawaban individu”.(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Pertanyaan klasikal yang diberikan guru kepada siswa diharapkan mampu memotivasi seluruh siswa dalam proses pembelajaran fisika. Selain dengan memberikan pertanyaan klasikal kepada siswa, guru juga juga memberikan latihan soal yang dikerjakan di kelas bersama-sama untuk meningkatkan pemahaman siswa. Guru memberikan perhatian yang berbeda kepada semua siswa saat mengerjakan latihan soal. Hal ini sesuai dengan situasi yang ada di dalam kelas saat proses pembelajaran yaitu setelah guru selesai menjelaskan materi, guru berjalan berkeliling meja dan mendekati semua siswa dengan tujuan untuk memeriksa catatan dan menjawab pertanyaan siswa bila kurang memahami materi yang telah disampaikan. Guru mendekati siswa yang memiliki tingkat kecerdasan rendah dalam proses pembelajaran fisika dan membimbing siswa mengerjakan soal latihan dan guru menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami dengan cara menggajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali ingatan siswa seperti pada kutipan video berikut (video tanggal 18 Mei 2012, menit 01:04:56, lampiran 3); G S G S G S G S G S
:”Agnes berapa? Skala terbacanya berapa? Menit 01:04:56 (guru mendekati dan bertanya kepada siswa)” :”60.” :”60. Skala yang di pakai yang mana? Batas ukurnya yang mana?” :”Volt.” :”Ini apa satuannya?.” :”Meter amper.” :”Apa? Meter amper, emang ada satuan meter amper? m simbol apa dulu waktu semester 1?” :”Ga tau bu.” “(Bertanya kepada seluruh kelas) m kecil itu simbol untuk apa?” :”Mili (siswa serentak menjawab)”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G S G S G S G S
37
:”Awalan satuan “m” dibaca mili. Jadi batas ukurnya berapa Agnes?” :”100 mA.” :”Jadi hasil pembacaannya berapa?” :”0,06.” :”Nanti dulu coba dilihat dulu soalnya.” :”60 bu.” :”60 apa?satuannya apa?” :”60 mA.”
Gambar 4.1Guru membantu kesulitan siswa
Berdasarkan hasil wawancara, kemampuan guru dalam mengetahui kreatifitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru berpendapat bahwa keaktifansiswa dalam pembelajaran fisika berbeda-beda seperti diungkapkan guru dalam kutipan wawancara berikut. ”Saya itu biasanya kenal anak hanya yang pintar atau yang aktif saja. Anak yang aktif ya mau mengerjakan, mau ngasih pendapat, dia juga pasti mengerjakan soal. Kalau kelas satu kan masih umum IPA, IPS, Bahasa itu kelihatan sekali kalau mereka yang pengen IPA itu aktif sekali kalau masih ada nilai yang kurang itu mereka datang mereka bilang bu aku masih kurang nilai yang mana masih bisa nambah. Tapi yang ga minat IPA itu kemaren sampe di remidi semester ganjil nyampe ditunggu pirang-pirang bulan ga dikumpul-kumpul sampe tak serahin kurikulum dan akhirnya di tagih sama kurikulum karena tuntutan harus tuntas tho semester satu nah akhirnya dia baru terpaksa ngumpul.”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Pernyataan guru tersebut sesuai dengan yang terlihat oleh peneliti dalam proses pembelajaran dimana siswa yang aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal latihan hanya siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran fisika. Sedangkan siswa yang kurang berminat terlihat lebih pasif dalam proses pembelajaran. Mereka hanya mencatat apa yang dituliskan oleh guru dipapan tulis dan tidak berani bertanya jika kurang mamahami materi. Pemahaman guru tentang tingkat kecerdasan siswa dalam pelajaran fisikadilakukan oleh guru saat ulangan pertama yang terungkap melalui wawancara sebagai berikut “Biasanya saya tau anak yang pintar itu dari ulangan pertama. Kalau ulangan pertama itu saya ketat sekali dalam arti supaya tau murni sesungguhnya yang bisa yang mana yang tidak bisa yang mana sehingga setelah itu kan lancar. Saya itu tes awal murni ketat sekali sungguhsungguh sekali sehingga setelah itu ketahuan yang ini pinter yang ini ga pinter sehingga proses selanjut gampang ga tertutup”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Guru juga mengetahui tingkat kecerdasan siswa dalam pelajaran sains dengan mencari informasi dari guru mata pelajaran yang lain. Terkait dengan minat siswa pada bidang fisika, guru menanyakan hal tersebut dengan guru mata pelajaran sains yakni matematika, kima dan biologi. “Biasanya kita ngomong-ngomong antar guru terutama Biologi, Kimia, Matematika. O iya itu bagus, ini bagus dan pada umumnya sama kalau di IPA bagus biasanya relatif sama nilainya tapi ada juga yang dominan. Oh kalau itu dominan di fisika, itu dominan di matematika ada perbedaan tapi yo ga terpaut begitu jauh”. (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Saat proses pembelajaran, guru juga mengetahui kondisi fisik siswa. Guru memberikan perhatian kapada siswa yang terlihat kurang bersemangat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
pucat dan lemas saat mengikuti proses pembelajaran dan guru mendekati siswa tersebut seperti pada kutipan video berikut (video 18 Mei 2012, menit 01:22, lampiran 3); (Guru masuk kelas dan berkeliling meja siswa dan mendapati siswa yang pucat kemudian guru menanyainya.) G :”Kamu kenapa ko pucat?” S :”Pusing bu.” G :”Pusing kenapa? Pusing itu bisa karena kurang minum atau telat makan ya.
Gambar 4.2Guru mendekati siswa yang pusing saat proses pembelajaran
(video 1 Juni 2012, menit 02:25, lampiran 3) G :” Kamu kenapa? Tadi sudah periksa tho?” S :”Radang tenggorokan bu.” G :”Ow radang tenggorokan, berarti dikurangi ngobrolnya, dikurangi maennya.
Gambar 4.3Guru mendekati siswa yang pucat lesu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Usaha guru untuk mengenal siswanya terlihat saat guru memanggil nama siswa menggunakan daftar presensi ketika membahas latihan soal. Guru menggunakan presensi karena guru tidak hafal dengan nama semua siswa seperti yang diungkapkan guru bahwa kalau nama saya tidak bisa semuanya kenal ya karena keterbatasan saya”. (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Usaha guru ini terlihat saat guru melibatkan siswa dalam pembahasan soal latihan seperti kutipan video berikut (video 18 Mei 2012, menit 01:00:46, lampiran 3) G
:(Guru menyebut nama siswa) Sekarang kepercayaannya Christine Ike?”
Ike:”4.” G
:”Oke, sekarang hasil pembacaannya Astri Novita Sari, berapa hasil untuk yang A?” Astri:”2.” G :”Harmun?” Harnum:”2.” G :”Angel?” Angel:”2.” G :”Agnes?” Agnes:”Belum baca.” G :”Melia?” Melia:”Belum baca masih nyatat bu.” G :”Ivon sudah, yang atas berapa nilainya?” Ivon:”2.” G :”Asalnya dari mana?” Ivon:”Asalnya dari skala terbaca.” G :”Skala terbacanya berapa?” Ivon:”4 dibagi 2.” G :”2 dari mana?” Ivon:”Bingung bu.” G:”Ko bingung, belum jadi ulangan ko bingung. Guru melakukan pendekatan kepada semua siswa dengan cara berkeliling meja siswa setelah selesai menjelaskan materi untuk melihat sikap dan kelengkapan catatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran dan menyelesaikan soal latihan seperti yang diungkapkan guru bahwa “Kalo udah selesai menjelaskan, kalo udah ada rangkuman, itukan siswa mencatat, nah pada saat siswa mencatat itu saya keliling untuk melihat siswa setelah keliling kelas ya bisa memantau kegiatan siswa, catatannya lengkap atau tidak terus kalau kalau ada yang salah menuliskan simbol, jadi kita sekalian bisa mengambil nilai afektif.” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman guru tentang
siswanya
pada
proses
pembelajaran
yakni:
pertama,guru
mengetahui perkembangan kognitif siswa, sehingga guru mengajak siswa untuk tanya-jawab dan mengerjakan soal latihan bersama-sama. Kedua, guru mengetahui karakter siswa yaitu berbeda-beda (pandai, sedang, rendah). Guru juga mencari informasi tentang tingkat kecerdasan siswa dengan berkonsultasi dengan guru sains yang lain (Biologi, Kimia, dan Matematika). Ketiga, guru mengetahui kreatifitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru berpendapat bahwa keaktifansiswa dalam pembelajaran fisika berbeda-beda. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal latihan hanya siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran fisika. Keempat, guru memahami kondisi kesehatan siswa saat proses pembelajaran. Guru memberi perhatian kepada siswa yang memiliki kondisi yang kurang fit saat proses pembelajaran dengan
cara
mendekati
siswa
tersebut
dan
menanyakan
kondisi
kesehatannya. Guru tidak hafal nama semua murid namun guru berusaha melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran dengan memanggil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
nama siswa menggunakan presensi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.
c. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Kurikulum atau Silabus Dari hasil wawancara dan video penelitian, guru melakukan pembuatan silabus sebelum proses pembelajaran dimulai. Guru mempersiapkan proses pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP pada awal semester sebelum memulai mengajar seperti yang diungkapkan guru bahwa “Persiapan saya sebelum mengajar itu ya administrasi, administrasi itu ada diawal semester mulai dari prota (program tahunan), prosem (program semester), RPP dan silabus”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Guru menggunakan silabus dari pemerintah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi siswa, sekolah dan guru juga mengembangkan silabus dengan berbagai sumber seperti dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), workshop, seminar. Guru juga mengungkapkan bahwa dalam membuat silabus, guru selalu mendapat informasi yang terbaru dikarenakan beliau adalah salah satu pengurus perkumpulan guru mata pelajaran fisika seperti yang terungkap melalui kutipan wawancara berikut. “Silabus yang saya pakai itu sumbernya dari pemerintah, nanti sekolah menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah kita sendiri. Untuk kelengkapannya itu saya dapat dari MGMP dari workshop, seminar, berhubung saya juga pengurus jadi kalo ada informasi apa-apa ya mesti tahu”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Silabus yang digunakan guru sebagai pedoman untuk menjelaskan materiListrik Dinamis memiliki kelengkapan yang terdiri dari identitas mata pelajaran, satu standar kompetensi (SK), tiga kompetensi dasar (KD), materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
pembelajaran (tidak diuraikan secara rinci materi yang akan disampaikan), kegiatan pembelajaran (tatap muka, penugasan terstruktur, kegiatan mandiri terstuktur), indikator pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, sumber belajar dan nilai karakter. SK pada materi Listrik Dinamis ialah “menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi”(lampiran 6). Pencapaian SK ini dalam proses pembelajaran fisika terlihat saat guru menjelaskan sub materi mengenai penerapan perubahan energi listrik menjadi energi kalor pada alat rumah tangga. Pada silabus yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran listrik dinamis juga terdapat uraian tentang Etika Lalu Lintas (ELL) yakni memahami fungsi perlengkapan kendaraan. Hal ini dijelaskan oleh guru bahwa setiap siswa diajarkan untuk lebih mengenal fungsi listrik pada perlengkapan alat listrik dan kendaraan melalui penjelasan materi listrik dinamis. Dapat disimpulkan bahwa guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus sesuia dengan PP RI No.41 dan berusaha memperoleh informasi sebagai pelengkap dari berbagai sumber yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kemampuan siswa. Guru mampu mengembangkan silabus beserta kelengkapannya yang sudah sesuai dengan peraturan pemerintah. Guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran dalam silabus yang dapat terlihat dalam proses pembelajaran. Guru juga mampu memberikan nilainilai etika dalam berlalu lintas melalui pembelajaran listrik dinamis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
d. Kemampuan Guru dalamMerancang Pembelajaran Dari hasil wawancara dan video penelitian, guru juga melakukan pembuatan perencanaan pembelajaran sebelum proses pembelajaran dimulai yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru mempersiapkan proses pembelajaran dengan membuat silabus dan RPP pada awal semester sebelum memulai mengajar seperti yang diungkapkan guru bahwa “persiapan saya sebelum mengajar itu ya administrasi, administrasi itu ada diawal semester mulai dari prota (program tahunan), prosem (program semester), RPP dan silabus”. (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Berdasarkan pengamatan peneliti, guru membuat tiga RPP yang digunakan dalam menjelaskan materi listrik dinamis. Pelaksanaan RPP yang dibuat oleh guru dapat diuraikan sebagai berikut: a. RPP Pertama Dalam RPP pertama, terlihat kelengkapan komponen RPP yaitu sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran Pada bagian identitas ini terdiri dari identitas mata pelajaran, sekolah, kelas/semester, tahun pelajaran (lampiran 7, hal. 146). 2) SK dan KD SK dan KD pada RPP pertama sesuai dengan yang tertulis pada silabus (lampiran 7, hal. 146).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
3) Indikator Indikator dalam RPP pertama terdiri dari tiga point (lampiran 7, hal. 146). (a) Memformulasikan besaran-besaran kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana. Indikator ini dapat tercapai dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) G :Berikutnya kuat arus listrik I sama dengan apa?” S :”V/R” G :”Kuat arus listrik pertama kali apa?” S :”V=I.R” G :”Kuat arus lho, itu kan hukum Ohm” S :”Duh bingung saya bu” G :”Apa?” S :”Q/t.” G :”Kita sudah dapat tiga, I=Q/t, V=R.I, R=ρ.l/A. (b) Memformulasikan besaran hambatan dalam rangkaian seri dan paralel. Indikator ini dapat tercapai dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) G : “Hukum Ohm itu V=I.R. Sekarang kita lihat di sini Vab sama dengan apa ? kita lihat di sana Vab=I1.R1, Vab=I2.R2, Vab=I3.R3. Vab=I.Rp. Sekarang kita lihat, I itu apa? I itu kan = I1+I2+I3 I=Vab/Rp. Vab/Rp=Vab/R1+Vab/R2+Vab/R3 Vab nya sama berarti tinggal 1/Rp=1/R1+1/R2+1/R3. Itu hambatan pengganti untuk susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R1+R2+R3.” (c) Memformulasikan besaran tegangan
dalam
rangkaian tertutup
sederhana menggunakan Hukum Kirchoff. Peneliti tidak menemukan indikator ini dalam proses pembelajaran. 4) Tujuan Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
(a) Menyebutkan syarat arus listrik dapat mengalir. Tujuan pembelajaran terlihat dalam soal ulangan harian Listrik Dinamik nomor 1 (lampiran 8) dan juga dalam proses pembelajaran seperti ditunjukkan pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3): G S G S G S
:” Terjadinya arus listrik kemarin karena apa?” :”Ada sumber arus bu.” :”Arus listrik, arusnya dari mana ke mana?” :”Dari positif ke negatif.” :”Positif ke negatif atau?” :”Tegangan tinggi ke tegangan rendah.”
(b) Menyatakan Hukum Ohm secara sistematis. Tujuan pembelajaran terlihat dalam soal ulangan harian Listrik Dinamik nomor 4 (lampiran 8) dan juga dalam proses pembelajaran seperti ditunjukkan pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3): G :” Kalo hukum Ohm persamaannya?” S :”V=I.R” (c) Menghitung kuat arus dalam rangkaian tertutup sederhana. Tujuan pembelajaran tidak terlihat oleh peneliti selama proses pembelajaran. Guru tidak memberi soal latihan ataupun soal ulangan, guru hanya memberikan penjelasan dari penurunan rumus seperti pada kutipan berikut (video 18 Mei 2012, menit 37:45, lampiran 3): G :”Rtotal = R + r + r + r = R + 3r. Tegangan (V) totalnya = E + E + E = 3E. Kuat arus (I) = V/R; V/R=3E/R+3r. untuk n baterai I = n.E/r+3R (guru memberi kotak pada rumus). Ini arusnya kalo disusun seri. Kita lanjut paralel agar bisa membandingkan. (guru menggambar rangkaian baterai secara paralel) Tiga baterai kita susun secara paralel. Setiap baterai ada E dan hambatan dalam nya r. (guru menuliskan rumus di papan tulis) Sekarang 1/Rp = 1/r+1/r+1/r; rp=r/3. maka Rtotal nya = R + r/3. Vtotalnya = E . Di sini I = V/R; E/R+r/3; ini dikalikan 3 berarti 3E/3R+r. untuk n baterai yang disusun paralel I = nE/nR+r”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(d)
47
Menghitung besar hambatan penghantar. Tujuan pembelajaran tidak terlihat secara sepenuhnya. Guru memberikan dalam soal ulangan nomor 7 (lampiran 8) tidak untuk menghitung besar hambatan penghantar namun hanya merumuskan besarnya hambatan penghantar.
(e)
Menghitung besar hambatan yang tersusun seri dan paralel. Tujuan pembelajaran terlihat dalam soal ulangan nomor 11 dan 12 (lampiran 8) dan dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan berikut(video 18 Mei 2012, menit 02:00, lampiran 3): G :”Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri berapa hambatan pengganti Rs? (guru menuliskan soal di papan tulis) R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs nya?” S :”22 Ohm (siswa serentak menjawab bersama).” G :”Dari mana 22?” S :”Dari 4 + 6+12=22.” G :”Sekarang kalo R123 ini saya susun paralel, berapa hambatan penggantinya Rp? itung dulu. Angel berapa?”(sambil menunjuk siswa) S :”20 bu.” G :”20 dari mana? Udah di hitung belum?” S :”Belum bu.” S :”1/2.” S :”2.” G :”Harnum berapa? ½ ya?” S :”Eh 2 deng bu.”
(f) Menghitung tegangan dan kuat arus pada hambatan seri dan paralel. Tujuan pembelajaran terlihat dalam soal ulangan nomor 13 poin c (lampiran 8). (g) Menghitung tegangan antara dua titik. Tujuan pembelajaran terlihat dalam soal ulangan nomor 13 poin a (lampiran 8). 5) Materi ajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Dalam RPP pertama materi ajar tidak dijelaskan secara lengkap tetapi hanya dituliskan pokok bahasan yang akan disampaikan saja yakni Hukum Ohm, hambatan seri-paralel, Hukum Kirchoff. 6) Alokasi waktu Alokasi waktu yang tertulis dalam RPP pertama adalah 11 X 45 menit. Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru menyampaikan pokok-pokok materi dengan alokasi waktu 3 X 45 menit. Hal tersebut dapat terjadi karena guru menyampaikan materi pada poin-poin tertentu saja. 7) Metode pengajaran Metode pengajaran yang digunakan dalam RPP pertama adalah dengan diskusi informasi. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran yaitu guru menyampaikan pokok-pokok materi dengan melakukan tanya-jawab dengan siswa dan memberikan informasi tambahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 8) Strategi pengajaran Strategi pengajaran dalam RPP pertama tersusun secara lengkap yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (lampiran 7, hal. 146). 9) Penilaian Dalam RPP pertama, bentuk penilaian tidak diuraikan secara jelas sehingga sulit untuk melihat hasil yang dicapai pada proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
b. RPP Kedua Dalam RPP kedua, terlihat kelengkapan komponen RPP yaitu sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran Pada bagian identitas ini terdiri dari identitas mata pelajaran, sekolah, kelas/semester, tahun pelajaran (lampiran 7, hal. 150). 2) SK dan KD SK dan KD pada RPP pertama sesuai dengan yang tertulis pada silabus (lampiran 7, hal. 150). 3) Indikator Indikator dalam RPP pertama terdiri dari dua point (lampiran 7, hal. 150). (a) Mengidentifikasikan penerapan arus listrik searah dalam kehidupan sehari-hari. Indikator ini dapat tercapai dalam proses pembelajaran. Guru menjelaskan kepada siswa seperti pada kutipan video berikut (video 28 Mei 2012, lampiran 3) G :”Misalnya di sini hambatan kita lepas lihat (guru menunjukkan ampermeter) di sini ada tertulis mikro amper, berarti arus yang dapat lewat berukuran mikro, kecil. Lalu jarumnya ada di sebelah kiri berarti bergeraknya ke kanan. Berarti alat ini cocok untuk arah arus DC”. (b)Mengidentifikasikan penerapan arus listrik bolak-balik dalam kehidupan sehari-hari. Indikator ini dapat tercapai dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
G :”Kalo galvanometer tadi jarumnya di tengah bisa ke kanan bisa ke kiri berarti bisa untuk arus AC”. 4) Tujuan Pembelajaran (a) Menyusun daftar penggunaan listrik AC dalam kehidupan sehari-hari di rumah masing-masing.Tujuan pembelajaran tidak terlihat oleh peneliti selama proses pembelajaran. (b) Menyebutkan sumber tegangan listrik DC.Tujuan pembelajaran tidak terlihat oleh peneliti selama proses pembelajaran. (c)
Menyusun daftar penggunaan listrik DC dalam kehidupan sehari-hari di rumah masing-masing.Tujuan pembelajaran tidak terlihat oleh peneliti selama proses pembelajaran.
(d)
Menghitung energi listrik yang digunakan di rumah masing-masing dalam satu bulan.Tujuan pembelajaran tidak terlihat oleh peneliti selama proses pembelajaran.
5) Materi ajar Dalam RPP pertama materi ajar tidak dijelaskan secara lengkap tetapi hanya dituliskan pokok bahasan yang akan disampaikan saja yakni Listrik AC dan DC. 6) Alokasi waktu Alokasi waktu yang tertulis dalam RPP pertama adalah 4 X 45 menit. Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru menyampaikan pokok-pokok materi dengan alokasi waktu 3 X 45 menit. Hal tersebut dapat terjadi karena guru menyampaikan materi pada poin-poin tertentu saja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
7) Metode pengajaran Metode pengajaran yang digunakan dalam RPP pertama adalah dengan penugasan dan diskusi informasi. Namun guru tidak memberikan tugas kepada siswa dan terlihat dalam proses pembelajaran yaitu guru menyampaikan pokok-pokok materi dengan melakukan tanya-jawab dengan siswa dan memberikan informasi tambahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 8) Strategi pengajaran Strategi pengajaran dalam RPP pertama tersusun secara lengkap yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (lampiran 7, hal. 150) 9) Penilaian Dalam RPP pertama, bentuk penilaian tidak diuraikan secara jelas sehingga sulit untuk melihat hasil yang dicapai pada proses pembelajaran.
c. RPP Ketiga Dalam RPP pertama, terlihat kelengkapan komponen RPP yaitu sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran Pada bagian identitas ini terdiri dari identitas mata pelajaran, sekolah, kelas/semester, tahun pelajaran (lampiran 7, hal. 152). 2) SK dan KD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
SK dan KD pada RPP pertama sesuai dengan yang tertulis pada silabus (lampiran 7, hal. 152). 3) Indikator Indikator dalam RPP pertama terdiri dari satupoint (lampiran 7, hal. 152). (a) Menggunakan
voltmeter,
ampermeter,
dan
multimeter
dalam
rangkaian. Indikator ini tidak terlihat dalam proses pembelajaran. Guru menjelaskan penggunaan alat ukur listrik dengan memberikan latihan soal dan soal dalam ulangan harian nomor 14 (lampiran 8). 4) Tujuan Pembelajaran (a) Membaca skala alat ukur listrik dengan benar. Tujuan pembelajaran terlihat tidak terlihat dalam proses pembelajaran namun ada dalam soal ulangan harian nomor 14 (lampiran 8). (b) Memasang voltmeter, ampermeter, dan multimeter dengan benar pada rangkaian.Tujuan pembelajaran tidak terlihat dalam dalam proses pembelajaran namun ada dalam soal ulangan harian nomor 2 dan nomor 8 (lampiran 8). 5) Materi ajar Dalam RPP pertama materi ajar tidak dijelaskan secara lengkap tetapi hanya dituliskan pokok bahasan yang akan disampaikan saja yakni Alat ukur listrik. 6) Alokasi waktu Alokasi waktu yang tertulis dalam RPP pertama adalah 3 X 45 menit. Namun berdasarkan hasil pengamatan peneliti, guru menyampaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
pokok-pokok materi dengan alokasi waktu 2 X 45 menit. Hal tersebut dapat terjadi karena guru menyampaikan materi pada poin-poin tertentu saja. 7) Metode pengajaran Metode pengajaran yang digunakan dalam RPP ketiga adalah eksperimen. Namun hal tersebut tidak terlihat dalam proses pembelajaran karena keterbatasan waktu. Guru menjelaskan materi alat ukur dengan metode caramah dan tanya-jawab dengan siswa untuk menyampaikan pokok-pokok materidan memberikan informasi tambahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. 8) Strategi pengajaran Strategi pengajaran dalam RPP pertama tersusun secara lengkap yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (lampiran 7, hal. 152). 9) Penilaian Dalam RPP pertama, bentuk penilaian tidak diuraikan secara jelas sehingga sulit untuk melihat hasil yang dicapai pada proses pembelajaran.
Dari penjelasan tentang pelaksanaan RPP di atas dapat terlihat bahwa komponen RPP sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Tidak semua indikator
dan
tujuan
pembelajaran
dapat
tercapai
dalam
proses
pembelajaran. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu sehingga guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
menyampaikan materi yang dianggap penting saja.Saat menjelaskan materi, guru tidak melihat buku karena sudah memiliki pengalaman mengajar lama. Guru menggunakan buku yang dibawa hanya untuk memberikan contoh soal seperti yang diungkapkan bahwa ”Ya kadang-kadang saya bawa buku itu untuk ngasih contoh soal biar angkanya pas, biar ga terlalu sulit juga untuk menghitung, biar angkanya ga sulit biar ngitung nya pas, kalo angkanya sulit juga siswa sulit ngitungnya”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Penilaian
tidak
diadakan
pada
setiap
pembuatan
RPP
namun
dilaksanakan sekaligus dalam ulangan harian. Soal-soal yang digunakan guru diperoleh dari berbagai sumber seperti “LKS, buku paket juga ada dari latihan soal juga ada, tapi kadang-kadang saya juga buat sendiri, kalo materinya seperti ini berarti yasoalnya menyesuaikan ya disesuaikan saja dengan materinya.” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5). Kesimpulan mengenai perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru adalah membuat RPP sesuai dengan Peraturan Pemerintah, namun tidak semua indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dalam proses pembelajaran karena keterbatasan waktu, guru tidak melihat buku saat menjelaskan materi. Guru tidak melakukan penilaian pada setiap pembuatan RPP namun penilaian dilaksanakan sekaligus dalam ulangan harian.Guru menggunakan berbagai sumber untuk membuat soal ulangan baik dari LKS atau pun membuat sendiri. e. Kemampuan
Guru
Mendidik dan Dialogis
dalam
Pelaksanaan
Pembelajaran
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Perhatian guru kepada siswanya terlihat dalam wawancara seperti yang diungkapkan guru bahwa: “Kalo udah selesai menjelaskan, kalo udah ada rangkuman, itukan siswa mencatat, nah pada saat siswa mencatat itu saya keliling untuk melihat siswa setelah keliling kelas ya bisa memantau kegiatan siswa, catatannya lengkap atau tidak terus kalau kalau ada yang salah menuliskan simbol, jadi kita sekalian bisa mengambil nilai afektif”. (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Ungkapan guru tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti yaitu guru sangat perhatian dengan siswa. Guru mendapati siswa yang keliru dalam mencatat penjelasan yang ada di papan tulis kemudian guru memberikan perbaikan pada catatan siswa tersebut seperti dtunjukkan pada kutipan berikut (video 28 Mei 2012, menit 01:35, lampiran 3): G S G
:”Kita sudah melewati hukum II Kirchoff. Isinya apa Angel? Dibuka catatannya dibaca isinya (guru menghampiri siswa)” :”Belahan.” :”Ko belahan? Nyatatnya salah. Berlaku, berlaku pada loop. Isinya jumlah perubahan tegangan dalam loop sama dengan nol.
Gambar 4.4Guru mendekati siswa yang salah mencatat
Guru tidak hanya memberikan perhatian kepada siswa terkait dengan materi pelajaran, namun guru juga memberi perhatian kepada siswa yang melanggar peraturan sekolah. Dalam proses pembelajaran tampak bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
guru mendapati siswa yang mamakai dua anting pada satu telinganya kemudian mengingatkan tentang peraturan yang dilanggar siswa tersebut menggunakan buku point seperti ditunjukkan pada kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3). G G
G
G
G S
:”Kuping mu kenapa ko lubangnya dua pake anting dua?” (Siswa langsung melepas antingnya dan menberikan kepada guru.) :”Yang bawa buku point siapa? Coba saya pinjam. (guru kembali menghampiri anak tersebut) kamu sudah pernah baca ini belum? Ini termasuk point kelakuan, ini ada tertulis di sini, kuku di cat, point berikutnya 31 3J memakai anting lebih dari satu pasang dan atau tidak pada tempatnya.” :”Untuk semua sudah tahu kan? Di buku point sudah ada tertulis pake anting lebih dari satu pasang dan tidak pada tempatnya. Pointnya berapa? Dua ya,” :”(Kembali menghampiri anak tadi dan menulis nama anak tersebut di selembar kertas) besok di bawa buku pointnya. Anting ini saya ambil bukan buat saya pake tapi nanti ini di ambil di tempat Bu Bekti.” :”Sapa mau lagi kena point?” :”Enggak bu.”
Gambar 4.5Guru menghampiri siswa yang memakai dua anting
Guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan cara memberikan contoh soal dan mengajak siswa untuk mengerjakan bersamasama. Dalam mengerjakan contoh soal terjadi diskusi yang dialogis yakni
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
guru mengajukan pertanyaan untuk menggali kemampuan berpikir siswa dan mamahami maksud dari materi yang disampaikan oleh guru seperti pada kutipan berikut (Video 18 Mei 2012, menit 02:00, lampiran 3) G
S S G S G S G
S G S G S
:”Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri berapa hambatan pengganti Rs? (guru menuliskan soal di papan tulis) R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs nya?” :”22 Ohm (siswa serentak menjawab bersama).” :”22 bu.” :”Dari mana 22?” :”Dari 4 + 6+12=22.” :”22, bener ga Angel?” :”Iya bu bener.” :”Sekarang kalo R123 ini saya susun paralel, berapa hambatan penggantinya Rp? itung dulu. Angel berapa?”(sambil menunjuk siswa) :”20 bu.” :”20 dari mana? Udah di hitung belum?” :”2.” :”Harnum berapa? ½ ya?” :”Eh 2 deng bu.”
Selain melakukan tanya-jawab dengan siswa guru juga melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dengan meminta siswa untuk memperagakan susunan hambatan agar lebih mudah dalam memahami materi seperti yang diungkapkan guru bahwa “Untuk susunan hambatan itu kan kalo pake gambar aja siswa mungkin juga masih bingung membayangkannya, nah kalo kita pake alat peraga ya setidaknya dengan memperagakan di depan kelas, siswa bisa lebih mudah memahaminya” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5) Hal tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti selama proses pembelajaran yang tampak bahwa guru menyuruh tiga siswa maju di depan kelas untuk memperagakan susunan hambatan dan menggunakan spidol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
yang diibaratkan sebagai arus listrik yang mengalir seperti kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) G
:”Yang pertama itu susunan seri. Susunan seri kalian gandengan tangan. Kemudian kita lihat bahwa, kemarin itu apa ? Penghantar itu mempunyai hambatan. Sekarang kita lihat, lihat ini di tangan saya ada spidol, anggap saja sebagai arus listriknya. Arus listrik tadi mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah. Di sini ada potensial tinggi (guru mengangkat tangan yang memegang spidol) nah di sana ga ada apa-apa, maka ini dikatakan lebih tinggi daripada disana. Spidol ini bisa sampai sana kalo melewati suatu penghantar. Nah penghantar dari sini sampai sana, itu memberikan hambatan. Ini bisa menghambat, menghambat, dan menghambat. Ini teman kalian penghantar spidol, dari sini sampai sana.”
(a) (b) Gambar 4.6 Guru membimbing siswa memperagakan susunan hambatan seri (b) paralel (a)
Bentuk pembelajaran yang mendidik juga ditunjukkan dengan kepedulian guru yang menanggapi pertanyaan siswa tentang tugas yang belum terselesaikan dalam satu semester. Guru memberikan penjelasan dengan penuh perhatian dan antusias seperti pada kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) S G
:”Bu rangkumannya bareng sama bu katam?” :”Rangkumannya bareng sama bu katam ya terserah kalian tapi yang jelas mempermudah kamu kalo punya rangkuman , dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
S S G S
S G S G
S G S G
59
kamu ga usah peke buku yang tebel banyak-banyak buat belajar. Jelas?” :”Jelas bu.” :”Bu, tugas akhirnya itu yang rangkuman apa bu?” :”Termometer belum” :”Terus yang termometer itu dikumpulkan yang udah dikasih skala, eh yang udah di tandai, terus kalo udah gitu dikumpulin dalam bentuk laporan bu?” :”Satu kelompok 4 orang berarti empat-empatnya bikin laporan?” :”Iya empat-empatnya bikin laporan.” :”Dilaporannya cuma nyebutin skalanya doang apa bu?” :”Loh, laporannya kan sudah tak kasih petunjuknya. Laporan dalam termometer itu ya di tulis lengkap seperti ini, seperti laporan resmi. Ada tujuan, alat dan bahan, cara kerja, kemudian data.” :”Berarti itu kita tulis ulang terus data nya kita tulis lagi?” :”Datanya tulis lagi dalam bentuk tabel, di hitung seperti hukum Ohm kemarin, ya ndak?” :”Berarti kaya gitu aja kan bu?” :”Saya sudah menunjukkan seperti Kirchoff seperti Ohm, lalu kamu nyobanya thermometer. Jadi ada tujuan, alat dan bahan, cara kerja, data lalu perhitungan dan kemudian kesimpulan.”
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis tampak dalam hasil wawancara dan data rekaman proses pembelajaran. Guru memberikan perhatian kepada siswa tidak hanya dalam memahami materi pelajaran tetapi guru juga menanamkan nilai moral untuk manaati peraturan sekolah dengan cara mendekati dan menegur siswa yang melanggar peraturan tersebut. Terkait dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk maju di depan kelas memperagakan materi yang disampaikan dengan tujuan agar siswa lebih mudah dalam mamahami materi. Guru juga memberi perhatian dan tanggapan secara antusias kepada pertanyaan siswa mengenai tugas-tugas selama satu semester yang masih belum terselesaikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
f. Kemampuan Guru dalamPemanfaatan Teknologi Pembelajaran Guru mengungkapkan bahwa “Ya saya itu kadang-kadang menggunakan peran teknologi yang ada misalnya dengan laptop yang dihubungkan ke viewer untuk menjelaskan materi, tapi tidak untuk semua materi. Listrik dinamis sendiri menggunakan powerpoint hanya pada bagian materi yang awal-awal seperti arus listrik itu dan untuk selanjutnya ya saya biasa saja karna keterbatasan waktu dan keterampilan saya juga belum begitu banyak tentang pembuatan powerpoint, hanya sebisa saya saja.”(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5) Seperti hasil pengamatan peneliti, guru lebih banyak menggunakan papan tulis dan ceramah dalam menjelaskan materi. Guru memberikan kotak pada persamaan-persamaan yang dianggap penting seperti pada gambar berikut
Gambar 4.7 Guru memberi kotak pada persamaan.
Guru menggunakan media powerpoint hanya pada materi tertentu saja yang dianggap tidak terlalu banyak dalam menjelaskan penurunan persamaan-persamaan untuk mendapatkan suatu rumus seperti yang diungkapkan guru bahwa “tidak semua materi pelajaran saya sampaikan menggunakan powerpoint, kalo banyak persamaan rumus kan agak sulit, jadi ya yang teori saja misalnya gelombang elektromagnetik.” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Pengetahuan guru tentang teknologi pembelajaran diperoleh melalui pengalaman saat mengikuti seminar, penataran atau pun belajar sendiri secara otodidak, hal tersebut terbukti dengan ungkapan guru bahwa “penggunaan powerpoint itu ya saya dapat dari seminar, penataran dan juga kadang belajar sendiri” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5). Guru lebih senang melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas, dan jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas seperti di dalam laboraturium. Hal tersebut dilakukan guru karena untuk masalah efektifitas waktu dan ketersediaan alat praktikum yang tidak memadai sehingga guru merasa kurang maksimal dalam menyampaikan tujuan pelajaran. Guru juga beranggapan bahwa jika belajar dalam laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang aktif dan menyenangi sains akan lebih banyak beraktifitas dan yang kurang berminat akan lebih banyak bermain-main. Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan guru bahwa “Kalo di laboraturium itu biasanya kurang maksimal, waktunya juga lebih banyak yang terbuang karena yang minat ya belajar sungguh-sungguh, tapi yang kurang berminat ya kadang banyak naim-mainnya, jadi ya siswa sulit untuk diawasi” (wawancara 11 Juni 2012,lampiran 5) Selama melakukan pembelajaran di dalam kelas, guru tidak pernah melihat buku pegangan yang dibawa. Guru membawa buku saat proses pembelajaran hanya untuk mencari contoh soal agar siswa mudah dalam melakukan perhitungan seperti yang diungkapkan guru “Oh ya kadang-kadang saya bawa buku itu untuk ngasih contoh soal biar angkanya pas, biar ga terlalu sulit juga untuk menghitung, biar angkanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
ga sulit biar ngitung nya pas, kalo angkanya sulit juga siswa sulit ngitungnya.”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa guru tidak selalu menggunakan teknologi saat menjelaskan materi pelajaran. Guru hanya menggunakan teknologi dalam hal ini adalah powerpoint pada materi tertentu saja dan guru lebih banyak menggunakan media papan tulis dan metode ceramah dalam menjelaskan materi. Guru jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas seperti di dalam laboraturium. Guru menganggap bahwa jika belajar dalam laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melihat buku pegangan yang dibawa ke kelas saat menjelaskan materi pembelajaran.
g. Kemampuan Guru dalam Melakukan Evaluasi Hasil Belajar Guru melakukan evaluasi hasil belajar kepada siswa pada setiap akhir penjelasan pada satu bab materi tertentu. Hal ini dilakukan guru dikarenakan untuk membantu siswa agar tidak terlalu banyak dalam mempelajari materi. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “Untuk membantu siswa biar nggak terlalu banyak mempelajari materi saat belajar, saya itu biasanya kalo abis satu bab ya saya adakan ulangan.”(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5). Guru membuat soal dengan dua tipe pada evaluasi listrik dinamis. Tipe soal pertama dengan jumlah 8 butir soal yakni guru membuat soal uraian dengan jawaban singkat dan tipe soal kedua dengan jumlah butir 7 soal yaitu guru membuat soal uraian yang menggunakan persamaan-persamaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
untuk melakukan perhitungan dalam penyelesaiannya. Alasan guru membuat soal dengan tipe tersebut adalah yang pertama untuk mengecek pemahaman siswa tentang konsep teori yang telah dijelaskan dan kemudian siswa juga dapat menerapkan persamaa-persamaan dalam menyelesaikan soal. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “uraian singkat itu kan mudah untuk mengecek pemahaman siswa dan kalo udah ngerti rumusnya juga kan gampang menyelesaikan soal-soal yang jauh lebih sulit”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Soal-soal yang dibuat guru tersebut dapat dilihat lebih lengkap pada lampiran 8. Sebelum melakukan evaluasi pada materi listrik dinamis, guru membuat kisi-kisi soal yang disesuaikan dengan kompetensi dasar pada silabus (lampiran 6). Namun berdasarkan pengamatan peneliti, guru tidak melakukan pembuatan soal pada kompetensi dasar 5.2 (KD 5.2) dikarenakan KD ini berkaitan dengan energi dan daya listrik yang disampaikan pada akhir materi dan guru berpendapat bahwa sub materi ini marupakan
penerapan
menerapkannya
dalam
dari
listrik
kehidupan
dinamis sehari-hari
sehingga setelah
siswa
dapat
mendapatkan
penjelasan singkat dari guru. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru bahwa “Ulangan listrik saya lakukan sebelum masuk sub materi energi dan daya listrik itu karena biar bisa dapat waktunya ga mepet dengan ujian semester. Nah kalo energi dan daya listrik itu kan dengan dijelaskan ya siswa ga terlalu sulit karena juga bisa langsung diterapkan dan dilihat dalam kehidupan sehari-hari”.(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Selain membuat kisi-kisi soal, guru juga membuat pedoman penilaian pada evaluasi hasil belajar siswa. Nilai maksimal yang diberikan guru untuk siswa yang dapat menyelesaikan semua soal adalah 100 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 4.2 Kriterian Penilaian Ulangan Listrik Dinamis Tipe soal Pertama
Kedua
Nomor soal
Skore soal
Nomor soal
Skore soal
1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah
1 2 1 1 1 1 1 2 10
9 10 11 12 13 14 15
3 3 3 3 12 3 3 30
Berdasarkan tabel di atas, guru membuat kriteria penilaian sebagai berikut: Kriteria penilaian Skore maksimal = tipe soal pertama + tipe soal kedua = 10 + 30 = 40 Nilai maksimal = (skore maksimal / 4) X 10 = 100 Penjelasan lebih lanjut tentang penilaian yang dilakukan guru dalam evaluasi listrik dinamis dapat dilihat pada lampiran 9. Berdasarkan penjelasan mengenai evaluasi yang dilakukan guru pada materi listrik dinamis dapat disimpulkan bahwa guru mampu dan paham dalam melaksanakan evaluasi yaitu pada setiap bab. Guru membuat soal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
dengan dua tipe untuk mengecek pemahaman siswa tentang konsep teori dan penggunaan persamaan-persamaan matematis. Guru melakukan persiapan dengan membuat kisi-kisi soal beserta penyelesaian soal dan kriteria penilaian jawaban siswa sehingga memudahkan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
h. Kemampuan Guru dalam Mengembangkan Peserta Didik untuk Mengaktualisasikan Berbagai Potensi yang Dimilikinya Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru, peneliti melihat bahwa guru sangat menghargai potensi yang dimiliki siswa dan memberikan ruang yang sangat luas dalam perkembangan potensi siswa tersebut. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dengan memberi ijin dalam mengikuti kegiatan diluar jam pelajaran bahkan saat jam pelajaran pun mereka sering diijinkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler selama siswa masih dapat mengejar ketertinggalan pelajaran seperti yang dijelaskan guru bahwa “Kegiatan siswa itu kan tidak hanya di dalam kelas saja ya, siswa juga diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler biar bisa mengembangkan kemampuannya, jadi ya saya tidak masalah selama mereka masih bisa menyesuaikan dengan pelajaran, bahkan kalo lagi pelajaran pun mereka tiba-tiba dipanggil untuk mengikuti kegiatan ya saya ijinkan.”(wawancara 11 Juni 2013, lampiran 5). Selain mengajar di kelas, guru juga menjadi salah satu pembina kegiatan ekstrakulikuler yaitu Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Sebagai pembina kegiatan ekstrakulikuler, guru sangat memahami tentang berbagai kemampuan yang harus dimiliki siswa selain kemampuan akademik yaitu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
siswa juga harus memiliki keterampilan dalam bidang yang lain untuk mendukung kemajuan dan perkembangan diri siswa. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “Kegiatan siswa itukan tidak hanya terpaku dalam mata pelajaran saja, pasti siswa juga akan jenuh butuh kegiatan yang bisa membuat mereka lebih tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang akan datang, ya salah satunya dengan mengikuti ekstrakulikuler di sekolah”(wawancara 11 Juni, lampiran 5). Sejauh pengamatan peneliti, guru tidak melaksanakan kegiatan remidial secara klasikal (bersama-sama) di dalam kelas, namun guru memberikan tugas kepada siswa secara individual untuk mengerjakan kembali soal ulangan harian yang telah dilaksanakan siswa. Guru melakukan hal tersebut karena keterbatasan waktu seperti yang diungkapkan guru bahwa “Untuk program remidial sendiri, itu tetap ada tapi siswa tidak mengerjakan soal kembali di dalam kelas, karena ini waktunya juga mepet dengan ulangan semester ya jadi saya suruh mereka untuk mengerjakan kembali soal ulangannya terus dikumpul gitu untuk melangkapi nilai ketuntasan tho.”(wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5) Dapat disimpulkan bahwa guru dapat mengembangkan potensi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah sesuai dengan keterampilan dan minat masingmasing siswa. Guru melaksanakan program remidial tidak secara klasikal namun siswa diberi tugas secara individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, penelitian tentang kompetensi pedagogik dari seorang guru yang menjadi subyek penelitian dalam realitanya sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Guru memahami landasan yuridis/hukum pendidikan yang terlihat dalam persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dipersiapkan guru. Namun, sejauh pengamatan peneliti selama proses pembelajaran maupun dalam wawancara peneliti tidak menemukan pemahaman guru tentang landasan religius, landasan filosofis, dan landasan ilmiah pendidikan. 2. Guru mengetahui perkembangan kognitif siswa, sehingga guru mengajak siswa untuk tanya-jawab dan mengerjakan soal latihan bersama-sama. Kedua,
guru mengetahui karakter siswa yaitu berbeda-beda (pandai,
sedang, rendah). Guru juga mencari informasi tentang tingkat kecerdasan siswa dengan berkonsultasi dengan guru sains yang lain (Biologi, Kimia, dan Matematika). Ketiga, guru mengetahui kreatifitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru berpendapat bahwa keaktifansiswa dalam pembelajaran fisika berbeda-beda. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal latihan hanya siswa yang memiliki minat terhadap pelajaran fisika. Keempat, guru memahami kondisi kesehatan siswa saat proses pembelajaran. Guru memberi perhatian kepada siswa yang memiliki kondisi yang kurang fit saat proses pembelajaran dengan cara mendekati siswa tersebut dan menanyakan kondisi kesehatannya. Guru tidak hafal nama semua murid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
namun
guru
berusaha
melibatkan
semua
siswa
dalam
68
proses
pembelajaran dengan memanggil nama siswa menggunakan presensi dan membantu siswa yang mengalami kesulitan. 3. Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus sesuia dengan PP RI No.41 dan berusaha memperoleh informasi sebagai pelengkap dari berbagai sumber yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kemampuan siswa. Guru mampu mengembangkan silabus beserta kelengkapannya yang sudah sesuai dengan peraturan pemerintah. Guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran dalam silabus yang dapat terlihat dalam proses pembelajaran. Guru juga mampu memberikan nilainilai etika dalam berlalu lintas melalui pembelajaran listrik dinamis. 4. Guru membuat RPP sesuai dengan Peraturan Pemerintah, namun tidak semua indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dalam proses pembelajaran karena keterbatasan waktu, guru tidak melihat buku saat menjelaskan materi. Guru tidak melakukan penilaian pada setiap pembuatan RPP namun penilaian dilaksanakan sekaligus dalam ulangan harian.Guru menggunakan berbagai sumber untuk membuat soal ulangan baik dari LKS atau pun membuat sendiri. 5. Guru melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis tampak dalam hasil wawancara dan data rekaman proses pembelajaran. Guru memberikan perhatian kepada siswa tidak hanya dalam memahami materi pelajaran tetapi guru juga menanamkan nilai moral untuk manaati peraturan sekolah dengan cara mendekati dan menegur siswa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
melanggar peraturan tersebut. Terkait dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk maju di depan kelas memperagakan materi yang disampaikan dengan tujuan agar siswa lebih mudah dalam mamahami materi. Guru juga memberi perhatian dan tanggapan secara antusias kepada pertanyaan siswa mengenai tugas-tugas selama satu semester yang masih belum terselesaikan. 6. Guru tidak selalu menggunakan teknologi saat menjelaskan materi pelajaran. Guru hanya menggunakan teknologi dalam hal ini adalah powerpoint pada materi tertentu saja dan guru lebih banyak menggunakan media papan tulis dan metode ceramah dalam menjelaskan materi. Guru jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas seperti di dalam laboraturium. Guru menganggap bahwa jika belajar dalam laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melihat buku pegangan yang dibawa ke kelas saat menjelaskan materi pembelajaran. 7. Guru mampu dan paham dalam melaksanakan evaluasi yaitu pada setiap bab. Guru membuat soal dengan dua tipe untuk mengecek pemahaman siswa tentang konsep teori dan penggunaan persamaan-persamaan matematis. Guru melakukan persiapan dengan membuat kisi-kisi soal beserta penyelesaian soal dan kriteria penilaian jawaban siswa sehingga memudahkan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
8. Guru dapat mengembangkan potensi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah sesuai dengan keterampilan dan minat masing-masing siswa. Guru melaksanakan program remidial tidak secara klasikal namun siswa diberi tugas secara individu.
2.
Kompetensi Profesional a. Kemampuan Guru dalam Menguasai Bahan Ajar Secara Luas dan Mendalam. Pemahaman guru tentang konsep Listrik Dinamik seperti dijelaskan dalam hasil wawancara bahwa “Listrik dinamis itu ya berbicara tentang listrik yang mengalir atau listrik yang dapat bergerak. Dalam Listrik Dinamik itu kan ada diantaranya arus listrik, kuat arus listrik, Hukum Ohm, Hukum Kirchoff, lalu ada susunan hambatan, rangkaian listrik, energi listrik juga. Untuk mengukur kuat arus pada listrik bisa dengancaramuatan listrik dibagi waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulumb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuata arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar itu ada di Hukum I Kirchoff. Kalo dalam hukum Ohm dapatmengukur tegangan listrik dengancarakuat arus dikalikan hambatan. Hambatan nilainya selalu sama karena tegangan sebanding dengan kuat arus”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran yaitu guru menjelaskan konsep secara terinci dan berusaha memahamkan siswa dengan cara melakukan tanya-jawab saat melakukan penjelasan menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Materi yang dijelaskan guru mengenai hukum I Kirchoff, susunan hambatan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
hukum II Kirchoff dan energi listrik. Penjelasan yang disampaikan guru tampak seperti pada kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) G :” Hukum I Kirchoff jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan. G :” I itu kan = I1+I2+I3 I=Vab/rp. vab/rp=vab/r1+vab/r2+vab/r3 vab nya sama berarti tinggal 1/rp=1/r1+1/r2+1/r3. Itu hambatan pengganti untuk susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R1+R2+R3. G :”Nah kalau Hukum II Kirchoff itu berlaku untuk rangkaian yang tertutup. Menit 08:18 (guru menulis di papan tulis) Jumlah perubahan tegangan dalam loop harus nol. Secara matematis ditulis jumlah dengan sigma (∑), perubahan delta (Δ), tegangan (V). maka ditulis ∑ Δ V=0. Ini bisa ditulis dalam bentuk lain, perubahan tegangan itu ada yang naik ada yang turun, tegangan E berkurang karena adanya hambatan, maka akibat hambatan ada penurunan tegangan. E itu tegangannya naik, boleh ditulis ∑E + ∑IR =0. Guru berpendapat bahwa dalam menjelaskan materi Listrik Dinamik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena siswanya yang adalah kaum putri. Siswa kurang tertarik pada materi Listrik Dinamik ini karena sulit untuk dipahami dan merupakan materi yang abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa. Hal ini sesuai dengan pernyataan guru ”Ya listrik dinamik itu memang suatu yang sulit untuk dipahami bisa juga dibilang abstrak mungkin.” (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Usaha yang dilakukan guru untuk membantu siswa dalam memahami materi listrik adalah dengan menggunakan analogi yang ada dalam kehidupan sehari-hari agar siswa lebih mudah untuk membayangkan dan memahami materi seperti yang tampak dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3).
G
:”Yang ini dua arah, yang ini dua, yang ini satu. Ini contoh yang bisa kita lihat. Artinya kita bisa lihat kendaraan-kendaraan yang lewat jalan ini. Sekarang kalo kita melihat yang satu arah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Bagaimana arus di Malioboro? Kendaraan di Malioboro itu sangat padat jika di banding dengan arah yang berlawanan. Nah dalam suatu penghatar itu mengalir muatan listrik yang tidak kelihatan tapi dapat kita gambarkan seperti kendaraan yang lewat suatu jalan. Kalo kalian tu hitung, dari sini keluar 5 kendaraan maka kemungkinannya ke kiri, ke kanan, dan lurus. Jumlahnya pasti akan sama dengan lima”. Dalam menjelaskan materi listrik dinamik guru menekankan pada materimateri dasar yang sering ada dalam ujian nasional (UN) seperti susunan hambatan dan hukum Kirchoff seperti yang diungkapkan guru bahwa “Saya itu biasanya menekankan anak pada materi-materi yang sering dijumpai dalam UN seperti alat ukur listrik itu pasti keluar, susunan hambatan, lalu ada juga tentang hukum I dan II Kirchoff.” (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5) Pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti bahwa saat menjelaskan susunan hambatan guru mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan guru menggambarkannya di papan tulis dan memberi keterangan pada gambar tersebut kemudian guru memberikan contoh soal. Guru menjelaskan selama 15 menit seperti dalam hasil penelitian 11 Mei 2012. Pada pertemuan 18 Mei 2012 guru kembali mengingatkan siswa dengan memberikan soal latihan yang dikerjakan bersama-sama dengan siswa seperti pada kutipan berikut (video 18 Mei 2012, menit 02:00, lampiran 3) G
S S G S G
:”Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri berapa hambatan pengganti Rs? (guru menuliskan soal di papan tulis) R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs nya?” :”22 Ohm (siswa serentak menjawab bersama).” :”22 bu.” :”Dari mana 22?” :”Dari 4 + 6+12=22.” :”22, bener ga Angel?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
S G
S S S G S
73
:”Iya bu bener.” :”Sekarang kalo R123 ini saya susun paralel, berapa hambatan penggantinya Rp? itung dulu. Angel berapa?”(sambil menunjuk siswa) :”20 bu.” :”1/2.” :”2.” :”Harnum berapa? ½ ya?” :”Eh 2 deng bu.”
Materi dasar dalam listrik dinamik yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi awal berkaitan dengan muatan listrik, arus listrik dan kuat arus listrik. Hal tersebut sesuai dengan ungkapan guru bahwa “Agar siswa mudah untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya paling tidak mereka harus mengerti konsep dasarnya dulu.Kalo di listrik dinamik itu ya ada muatan listrik, arus listrik dan juga kuat arus listrik.Kalo mereka udah ngerti dasarnya maka untuk penjelasan selanjutnya ya mudah-mudahan lebih gampang” (wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Ungkapan guru tersebut tampak dalam proses pembelajaran yaitu guru menjelaskan berulang kali dan menanyakan kepada siswa tentang definisi muatan listrik dan memberikan latihan soal untuk menguji pemahaman siswa seperti pada kutipan berikut (video 18 Mei 2012, menit 01:16:32, lampiran 3) G
G S
:”Jumlah muatan itu simbolnya apa? Dibuka lagi catatannya, dibaca lagi ini (guru menyuruh siswa membaca lagi catatannya sambil menunjuk pada catatan siswa), tulis yang rapi apa yang diketahui apa yang ditanya bagaimana jawabnya.” :”Yang 2b jumlah elektron 900/180, yang c berapa ketemunya?” :”110.”
Guru mengaku kesulitan saat menjelaskan hukum II Kirchoff. Kesulitan yang dialami guru terletak pada penjelasan penentuan persamaan Hukum II Kirchoff dan penggunaan tanda untuk menemukan persamaan Hukum II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Kirchoff namun guru berusaha untuk membuat siswa paham dengan cara menjelaskan secara pelan-pelan dan memberikan contoh soal yang mudah seperti yang diungkapkan guru bahwa “yang paling sulit itu hukum Kirchoff II, itu sulit karena unsur persamaannya yang banyak lalu rangkaiannya juga rumit, untuk menyelesaikannya itu butuh ketekunan dan ketelitian tho. Kalo sulit seperti itu ya saya menyampaikan materinya pelan-pelan, gambarnya besar, terus anak-anak itu tak suruh diam dulu sebentar terus kalo ngasih contoh itu angkanya yang kecil dan mudah-mudah dalam perhitungan. Yang penting itu konsep dasarnya itu penting untuk melanjutkan materi berikutnya, untuk itu siswa harus di donk ke dulu sampe tau”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Hal tersebut juga tampak dalam proses pembelajaran pada 25 Mei 2012 menit 14:25 (lampiran 3) seperti berikut G
:” Positif jika kutub positif di jumpai oleh loop lebih dulu, negatif jika kutub negatif di jumpai oleh loop lebih dulu. Sekarang kita tentukan E1 dan E2 mana yang positif negatif. Ini loop nya datang ketemu positif dulu, maka E1 tandanya positif, kalo yang E2 datang ketemu negatif, jadi E2 negatif. Sekarang contoh soal dicoba. Menit 15:50(guru menggambar loop) kalo loop nya saya buat ke kanan terus I nya ke kiri, loopnya punya arah dari A-B-C-D-A. Sekarang I nya negatif. (guru memberi keterangan pada gambar) ada E1 negatif, E2 negatif, E3 positif, E4 positif. Menit 18:55 (guru menulis kembali rumus hukum II Kirchoff) Kita ingat kembali Hukum II Kirchoff ∑ I R = ∑ E = 0, -E1-E2+E3+E4=0 ; ini untuk Hukum II Kirchoff.”
Guru memberi pemahaman kepada siswa akan kosep yang dianggap penting dengan cara memberikan penjelasan berulang-ulang, memberikan contoh soal dan membahasnya bersama-sama untuk memantapkan pemahaman siswa. Guru juga mengalami kesulitan saat menjelaskan hukum II Kirchoff karena penggunaan persamaan yang sukit dipahami siswa. Namun guru berusaha membuat siswa paham dengan cara yang sama saat guru menjelaskan konsep penting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Guru mengajarkan konsep yang ada dalam listrik dinamik melalui pengalaman mengajar, silabus dan RPP. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “Ya saya itu kan mengajar sudah cukup lama termasuk juga listrik dinamik,, jadi ya udah ada dipikiran, paling hanya ditambah-tambah sedikit mengikuti silabus dan RPP.”(wawancara 4Juni 2012,lampiran 5). Dalam menjelaskan materi guru menyampaikan dengan cara memulai dari hal yang sederhana sampai hal yang lengkap (kompleks). Hal tersebut juga dapat dilihat dari saat guru memberikan contoh soal. Cara yang digunakan guru adalah dengan menjelaskan dari hal sederhana menuju hal yang kompleks. Guru mengawali penjelasan dengan memunculkan masalah awal seperti kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3). G
S G S G S
:”Sini coba, jadi sibi itu papan yang ada papan yang ada gambar rangkainnya, udah tau sekarang? Papan yang ada gambar rangkaiannya buat naruh-naruh komponen. Sekarang perhatikan, kalian tidak usah mendesain seluruhnya tapi kalian bisa beli sibi papan rangkaian dan kalian lihat gambarnya dan kemudian kalian belanja sesuai dengan gambar yang ada dalam papan. Kalo di situ ada gambar hambatan, tulisannya 5 Ohm. Artinya kalian harus belanja hambatan yang nilainya 5 Ohm tapi di toko adanya hambatan 100 Ohm. Lalu solusinya bagaimana?” :”Nggak jadi beli bu.” :”Ivon ga jadi beli,” :”Dibagi bu.” :”Harnum di bagi, di bagi menjadi berapa?” :”Dibagi 20.”
Dari kutipan di atas guru melibatkan siswa dalam pelajaran dan melakukan tanya jawab dengan memberikan pertanyaan untuk membantu siswa memahami materi. Penyampaian materi oleh guru tidak terpaku pada buku pelajaran yang dibawa guru melainkan menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Buku yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
dibawa guru digunakan untuk mencari referensi contoh soal. Hal ini sesuai dengan wawancara yang diungkapkan guru bahwa ”Kalo kita mau ngajar itukan sudah punya gambaran, kalo kita mau ngajar ini, berarti kita harus menyiapkan materi apa, buku itu saya gunakan sebagai referensi untuk mencari contoh soal saja biar gampang nyarinya”(wawancara 4 Juni 2012, lampiran 5). Dalam menyampaikan materi tentang Hukum I Kirchoff guru menggunakan metode tanya jawab dengan siswa. Guru mengawali pembahasan materi dengan memberikan analogi arus listrik dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkannya dengan kendaraan yang ada di perempatan jalan raya, kemudian siswa diajak untuk menganalisis contoh data hasil percobaan Hukum I Kirchoff. Sehingga penyampaian materi tidak langsung pada perumusan Hukum I Kirchoff. Cara guru dalam menyampaikan materi tersebut tampak dalam proses pembelajaran seperti pada kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) G
:”Yang ini dua arah, yang ini dua, yang ini satu. Ini contoh yang bisa kita lihat. Artinya kita bisa lihat kendaraan-kendaraan yang lewat jalan ini. Sekarang kalo kita melihat yang satu arah. Bagaimana arus di Malioboro? Kendaraan di Malioboro itu sangat padat jika di banding dengan arah yang berlawanan. Nah dalam suatu penghatar itu mengalir muatan listrik yang tidak kelihatan tapi dapat kita gambarkan seperti kendaraan yang lewat suatu jalan. Kalo kalian tu hitung, dari sini keluar 5 kendaraan maka kemungkinannya ke kiri, ke kanan, dan lurus. Jumlahnya pasti akan sama dengan lima. Ini kalo kendaraan. Sekarang yang kita bicarakan arus listrik yang sudah diselidiki oleh Kirchoff melalui suatu percobaan. Kita lihat disini percobaan Hukum I Kirchoff, Kita lihat disini, ini tadi ada arus ke kiri, terus pecah kesana, ke sana, kesana. Lalu ini ada alat ukur, arus listrik di beri nama I. ini ada I1, I2, I3. Ada arus lewat penghantar ini dimasukkan alat ukur yaitu apa?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Gambar 4.8 Guru menggambarkan analogi arus listrik dengan perempatan jalan raya
G
S G S G S G S G S G
:”Contoh data di sini I1 0,2 A, ternyata I2 nya 0,5 A, I3 0,4 A, terus I4 menunjukkan 1,1 A. data yang kedua I1 nya 0,4 A, I2 1,0 A, I3 0,8A, di sini I4 nya menghasilkan 2,2 A. Data ke tiga, I1 0,6A, I2 1,2A, di I3 1,0A, terus I4nya ada 2,8A. Terus setelah dapat data diapakan? Kemarin dalam percobaan di apakan Ohm? Di hitung ya ga? Habis dihitung baru menyimpulkan, ya to. Di hitung di sini I1+I2+I3 berapa hasilnya?” :” 1,1” :”Di sini (data ke 2)?” :” 2,2” :” Di sini berapa (data ke 3)?” :”2,8” :”Setuju dengan hasil ini? Setuju belum?” :”Enggak.” :”Enggak? Coba berapa?” :”Eh bener deng bu, itu I1+I2+I3 kan?” :”Iya di jumlah. Ini hasil perhitungan.
Gambar 4.9 Guru memberikan contoh data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Dari kutipan transkrip data di atas tampak bahwa guru tidak langsung memberikan perumusan persamaan Hukum I Kirchoff melainkan siswa diminta untuk menganalisis dan membuat kesimpulan berdasarkan penjelasan awal dan permasalahan yang diberikan guru. Guru juga memberikan contoh soal dan memberikan penyelesaian guna memantapkan pemahaman siswa seperti pada kutipan video berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3) G
:”Saya buat titik cabangnya P, ini I1 2A, I3 6A, I4 7 A, I5 3A, lalu I2 berapa?jelas, pertanyaannya kemana dan berapa nilai I2? Mari kita bahas sekaligus baru nanti dicatat. Dasarnya pake hukum I Kirchoff yaitu apa sigma Imasuk=sigma Ikeluar. Cari dulu I yang masuk berapa? I1+I4+I5. Itu yang masuk di P. berarti 2+7+3=12. Sekarang sigma I yang keluar berapa? I3+I2=6+I2; I2=6. Yang masuk 12 yang keluar juga 12. Jawabnya 6, I2 keluar dari P.”
Gambar 4.10Guru menuliskan contoh soal
Cara yang sama juga dilakukan guru saat menyampaikan konsep susunan hambatan. Guru memberikan pertanyaan awal kepada siswa dengan menggambarkan di papan tulis dan siswa diminta untuk memberikan solusi kemudian guru mengajak siswa untuk menemukan solusi yang tepat seperti pada kutipan berikut (video 11 Mei 2012, lampiran 3).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
G :”Di sini ada beda potensial. Bagaimana arus yang mengalir lewat R1, yaitu I1, R2 I2, dan R3 I3? R123 ini diganti dengan satu hambatan. Yaitu apa Rs. Mengalir arus I.” G :”Untuk yang rangkaian paralel, yang masuk A apa? I tho, yang keluar I1+I2+ I3. Kita lihat hukum Ohm, hukum Ohm itu V=I.R. Sekarang kita lihat di sini Vab sama dengan apa ? kita lihat di sana Vab=I1.R1, Vab=I2.R2, Vab=I3.R3. Vab=I.Rp. Sekarang kita lihat, I itu apa? I itu kan = I1+I2+I3 I=Vab/Rp. Vab/Rp=Vab/R1+vab/R2+Vab/R3 Vab nya sama berarti tinggal 1/rp=1/r1+1/r2+1/r3. Itu hambatan pengganti untuk susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R1+R2+R3. Maka kita kembali ke masalah awal tadi lagi, yaitu kita butuh hambatan 5 Ohm tapi yang ada di toko hambatannya 100 Ohm, solusinya seri bukan?” S :”Bukan.” G :”Kenapa bukan?” S :”Nanti hambatannya jadi besar, itukan hambatan penggantinya di tambahkan.” Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam penguasaan materi secara luas dan mendalam adalah guru dapat menjelaskan konsep secara terinci dan berusaha memahamkan siswa dengan cara melakukan tanya-jawab saat melakukan penjelasan menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Guru menekankan materi listrik dinamik pada materimateri dasar yang sering ada dalam ujian nasional (UN). Menurut guru, materi Hukum II Kirchoff merupakan materi yang sulit disampaikan. Guru berusaha untuk membuat siswa memahami materi yang dianggap sulit dengan cara menjelaskan secara pelan-pelan dan memberikan contoh soal yang mudah.Guru mengawali penyampaian materi dengan memberikan permasalahan yang sederhana ada dalam kehidupan sehari-hari menuju ke penjelasan yang lebih lengkap. Guru juga memberikan contoh soal untuk menambah pemahaman siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Guru berpendapat bahwa dalam menjelaskan materi Listrik Dinamik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena siswanya yang adalah kaum putri. Siswa kurang tertarik pada materi Listrik Dinamik ini karena sulit untuk dipahami dan merupakan materi yang abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa. Guru juga mengatakan bahwa materi dasar dalam listrik dinamik yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi awal berkaitan dengan muatan listrik, arus listrik dan kuat arus listrik.
b. Kemampuan Guru dalam Menguasai Konsep dan Disiplin Ilmu Lain yang Terkait dengan Mata Pelajaran yang Diampu Pengetahuan guru penguasaan konsep dan disiplin ilmu yang berkaitan dengan mata pelajaran fisika tampak dalam proses pembelajaran.Guru mengungkapkan bahwa “Untuk tingkat SMA itu berbeda tekanannya dengan perguruan tinggi, apalagi masih kelas X, jadi penyampaiannya ya hanya sacara garis besar dan ada penurunan rumusnya sedikit dan juga tidak sampai pada detaildetail sejarahnya.”(wawancara 4 Juni 2012,lampiran 5). Pernyataan guru tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti, bahwa dalam proses pembelajaran guru membahas materi listrik dinamik, peneliti melihat guru menjelaskan suatu pernurunan persamaan dan tidak menjelaskan tentang sejarah dari listrik dinamik. Guru melakukan tanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
jawab dengan siswa, memberikan contoh soal, dan memberikan materi listrik dinamik secara konseptual. Guru mengungkapkan bahwa “Matematika merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari fisika, sehingga kalau anak senang dengan fisika otomatis atau kemungkinan besar matematikanya juga baik, kadang-kadang ada juga materi fisika menggunakan perhitungan matematika tapi belum diajarkan pada tingkatan kelas tertentu, jadi ya saya juga harus menjelakan dulu perhitungannya tapi hanya sebatas penggunaan dalam fisika saja .”(wawancara 11 Juni 2012,lampiran 5). Hal tersebut menunjukkan bahwa guru memiliki kepedulian kepada siswa tentang penggunaan perhitungan dalam materi fisika. Guru juga mengetahui arti penting dari kemampuan dasar matematika mampu mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan dalam materi fisika. Guru mengerti bahwa mata pelajaranfisika mempunyai hubungan yang baik dengan mata pelajaran lain yaitumatematika, guru mengungkap di atas bahwa matematika merupakan dasar dalam melakukan perhitunganfisika, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk mengajarkan matapelajaran fisika harus membutuhkan pengetahuan mata pelajaran matematikayang sebagai fungsi
untuk
mempermudah
melakukan
perhitungan
fisika
secara
matematis. Berdasarkan hasil wawancara, guru mengungkap bahwa “Ya beda, tidak sama antara fisika dan matematika. Kalau matematika itu kan lebih banyak ditekankan pada perhitungan angka-angka, penentuan rumus, mencari luas volum dan sebagainya itu. Beda kalau dengan fisika yang lebih mengacu kepada konsep yang ada di alam dan bagaimana suatu kejadian bisa terjadi, apa penyebabnya? Bagaimana menanganinya? Ya misalnya saja gravitasi, magnet, listrik. Contohnya saja materi listrik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
dinamik ya, itu kan banyak konsep dan hukum-hukum yang ada, penerapan dalam kehidupan sehari-hari juga ada tapi tetap ada perhitungannya.” (wawancara 11 Juni 2012, lampiran 5). Pemahaman guru tentang perbedaan matematika dan fisika ditekankan pada cakupan penguasaan konsep yang dapat diterima siswa. Guru memberikan penjelasan bahwa penguasaan konsep matematika ditekankan pada perhitungan angka-angka sedangkan penguasaan konsep fisika tidak hanya sebatas pada perhitungan matematis saja tetapi juga pada pemahaman teori tentang sebab-akibat suatu kejadian atau peristiwa alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru dalam proses pembelajaran menjelaskan suatu pernurunan persamaan dan tidak menjelaskan tentang sejarah dari listrik dinamik. Guru mengetahui arti penting dari kemampuan dasar matematika mampu mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan dalam materi fisika. Guru memberikan penjelasan bahwa penguasaan konsep matematika ditekankan pada perhitungan angka-angka sedangkan penguasaan konsep fisika tidak hanya sebatas pada perhitungan matematis saja tetapi juga pada pemahaman teori tentang sebab-akibat suatu kejadian atau peristiwa alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kemampuan Guru dalam Memberikan Hubungan Konsep Mata Pelajaran dengan Kehidupan Sehari-hari Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti, guru memberikan penjelasan materi listrik dengan memberikan contoh penerapan listrik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
dinamik dalam kehidupan sahari-hari. Seperti yang diungkapkan guru bahwa “Terkadang siswa itu sulit memahami kalau tidak ada contoh nyatanya. Nah kalau listrik dinamik ini kan sangat jelas sekali dalam kehidupan sehari-hari meraka juga bisa melihat penerapannya contohnya di bola lampu, alat-alat elektronik, atau juga ada dilingkungan sekolah mungkin.” (wawancara 4 Juni 2012,lampiran 5) Guru menggunakan contoh dalam
kehidupan sehari-hari
untuk
menjelaskan listrik dinamik khususnya pada sub pokok energi listrik . Hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti dalam proses pembelajaran seperti kutipan berikut (video 1 Juni 2012, Menit 12:57, lampiran 3) G
:”Contohnya kalo kalian itu punya kompor listrik, misalnya 600 watt, kalian mau masak air 1 kg yang suhunya 200 C. Berapa lamanya menghidupkan kompor? bisa menghitungnya? Nah tadi ada energi listrik ada energi kalor. Jadi jangan sampai kalian itu memboroskan energi listrik, tau airnya sudah mendidih tapi kompornya tidak dimatikan. Kalian yang sudah tau tentang energi listrik dan kalor nanti sampai rumah sudah harus ada perubahan siakp, dihitung dulu. Kita cari dulu energy listrik = energi kalor. Menit 14:07 (guru menuliskan penyelesaian) Energi listriknya Pt=mcVt. P nya 600.t=1 kg. 4200. 100-20; 600 t = 4200.80 ; 70 560 sekon = 9,3 menit. Coba dihitung lagi. Tapi nanti kalo di rumah jangan langsung pake kalkulator kalian buru-buru hitung, kalian sudah tau konsepnya, sudah tau bagaimana persamaannya kira-kira berapa lama ya? O sepuluh menit, kalian tinggal lalu 10 menit kemudian kalian datang ternyata airnya sudah mendidih ya. Dari kutipan di atas guru memberikan contoh kepada siswa
menggunakan barang yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu kompor listrik. Guru menjelaskan tentang pengguanaan kompor listrik agar siswa mudah dalam membayangkan penerapan energi listrik dan upaya melakukan mengajarkan tentang penghematan energi.Penerapan materi listrik dinamik ke dalam kehidupan sehari-hari dilakukan guru dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
memberikan permasalahan pada penerapan energi listrik dan guru menjelaskan kepada siswa tentang penghematan energi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru mampu memberikan hubungan konsep listrik dinamik dengan kehidupan seharihari. Guru menjelaskan tentang penggunaan kompor listrik agar siswa mudah dalam membayangkan penerapan energi listrik dan upaya melakukan mengajarkan tentang penghematan energi.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, penelitian tentang kompetensi profesional dari seorang guru yang menjadi subyek penelitian dalam realitanya sehari-hari adalah sebagai berikut: 1. Guru
dapat
menjelaskan
konsep
secara
terinci
dan
berusaha
memahamkan siswa dengan cara melakukan tanya-jawab saat melakukan penjelasan menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Guru menekankan materi listrik dinamik pada materi-materi dasar yang sering ada dalam ujian nasional (UN). Menurut guru, materi Hukum II Kirchoff merupakan materi yang sulit disampaikan. Guru berusaha untuk membuat siswa memahami materi yang dianggap sulit dengan cara menjelaskan secara pelan-pelan dan memberikan contoh soal yang mudah. Guru mengawali penyampaian materi dengan memberikan permasalahan sederhana yang ada dalam kehidupan sehari-hari menuju ke penjelasan yang lebih lengkap. Guru juga memberikan contoh soal untuk menambah pemahaman siswa.Guru berpendapat bahwa dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
menjelaskan materi Listrik Dinamik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena siswanya yang adalah kaum putri. Guru juga mengatakan bahwa materi dasar dalam listrik dinamik yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi awal berkaitan dengan muatan listrik, arus listrik dan kuat arus listrik. 2. Guru menjelaskan suatu pernurunan persamaan dan tidak menjelaskan tentang sejarah dari listrik dinamik. Guru mengetahui arti penting dari kemampuan dasar matematika mampu mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan dalam materi fisika. Guru memberikan penjelasan bahwa penguasaan konsep matematika ditekankan pada perhitungan angka-angka sedangkan penguasaan konsep fisika tidak hanya sebatas pada perhitungan matematis saja tetapi juga pada pemahaman teori tentang sebab-akibat suatu kejadian atau peristiwa alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 3. Guru mampu memberikan hubungan konsep listrik dinamik dengan kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tentang penggunaan kompor listrik agar siswa mudah dalam membayangkan penerapan energi listrik dan upaya melakukan mengajarkan tentang penghematan energi.
F. Keterbatasan Penelitian Selama melakukan penelitian, peneliti menyadari ada beberapa keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
86
Pengambilan data hanya melalui pengamatan proses pembelajaran di kelas dan wawancara dengan guru saja sehingga validitas dan reabilitas data kurang akurat.
2.
Indikator dari kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional tidak dibuat sehingga peneliti mengalami kesulitan dalam menemukan dan menentukan kompetensi guru berdasarkan hasil pengamatan.
3.
Ketidaktelitian peneliti dalam membuat transkrip data proses pembelajaran sehingga terdapat beberapa penulisan persamaan yang tidak tepat.
4.
Penggunaan dan penyusunan kalimat yang masih kurang baik karena keterbatasan peneliti dalam perbendaharaan kata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional guru sebagaimana teramati dalam proses pembelajaran pada salah satu guru fisika SMA di Yogyakarta, peneliti menyimpulkan bahwa: 1.
Kompetensi pedagogik a. Guru memahami landasan yuridis/hukum pendidikan yang terlihat dalam persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan silabus dan RPP yang telah dipersiapkan guru. Namun, sejauh pengamatan peneliti selama proses pembelajaran maupun dalam wawancara peneliti tidak menemukan pemahaman guru tentang landasan religius, landasan filosofis, dan landasan ilmiah pendidikan. b. Guru mengetahui perkembangan kognitif siswa, sehingga guru memberikan perhatian yang sama kepada semua siswa dengan mengajak siswa untuk tanya-jawab dan mengerjakan soal latihan bersama-sama. Guru mengetahui karakter siswa yaitu berbeda-beda (pandai, sedang, rendah). Guru mengetahui bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika berbeda-beda. Guru memahami kondisi kesehatan siswa saat proses pembelajaran. Guru tidak hafal nama semua murid namun guru berusaha melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran dengan memanggil nama siswa menggunakan presensi.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
c. Guru mampu mengembangkan kurikulum atau silabus sesuai dengan PP RI No.41 dan berusaha memperoleh informasi sebagai pelengkap dari berbagai sumber yang disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kemampuan siswa. Guru mampu menyampaikan tujuan pembelajaran dalam silabus yang dapat terlihat dalam proses pembelajaran. d. Guru mampu membuat dan melaksanakan perencanaan pembelajaran sesuai dengan Peraturan Pemerintah, namun tidak semua indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dalam proses pembelajaran karena keterbatasan waktu, guru tidak melihat buku saat menjelaskan materi. Guru tidak melakukan penilaian pada setiap pembuatan RPP namun penilaian
dilaksanakan
sekaligus
dalam
ulangan
harian.
Guru
menggunakan berbagai sumber untuk membuat soal ulangan baik dari LKS atau pun membuat sendiri. e. Guru mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis Guru memberikan perhatian kepada siswa tidak hanya dalam memahami materi pelajaran tetapi guru juga menanamkan nilai moral untuk manaati peraturan sekolah dengan cara mendekati dan menegur siswa yang melanggar peraturan tersebut. Terkait dengan meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk maju di depan kelas memperagakan materi yang disampaikan dengan tujuan agar siswa lebih mudah dalam mamahami materi. Guru juga memberi perhatian dan tanggapan secara antusias kepada pertanyaan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
mengenai tugas-tugas selama satu semester yang masih belum terselesaikan. f. Guru tidak selalu menggunakan teknologi saat menjelaskan materi pelajaran. Guru hanya menggunakan teknologi dalam hal ini adalah powerpoint pada materi tertentu saja dan guru lebih banyak menggunakan media papan tulis dan metode ceramah dalam menjelaskan materi. Guru jarang sekali melaksanakan proses pembelajaran di luar kelas seperti di dalam laboraturium. Guru menganggap bahwa jika belajar dalam laboraturium, guru tidak maksimal dalam melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa saat mengikuti proses pembelajaran. Guru tidak melihat buku pegangan yang dibawa ke kelas saat menjelaskan materi pembelajaran. g. Guru mampu dan paham dalam melaksanakan evaluasi yaitu pada setiap bab. Guru membuat soal dengan dua tipe untuk mengecek pemahaman siswa tentang konsep teori dan penggunaan persamaan-persamaan matematis. Guru melakukan persiapan dengan membuat kisi-kisi soal beserta penyelesaian soal dan kriteria penilaian jawaban siswa sehingga memudahkan guru dalam mengoreksi jawaban siswa. h. Guru dapat mengembangkan potensi siswa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah sesuai dengan keterampilan dan minat masing-masing siswa. Guru melaksanakan program remidial tidak secara klasikal namun siswa diberi tugas secara individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
90
Kompetensi profesional a. Penguasaan materi secara luas dan mendalam oleh guru adalah guru dapat menjelaskan konsep secara terinci dan berusaha memahamkan siswa dengan cara melakukan tanya-jawab saat melakukan penjelasan menggunakan metode ceramah dan media papan tulis. Guru menekankan materi listrik dinamik pada materi-materi dasar yang sering ada dalam ujian nasional (UN). Menurut guru, materi Hukum II Kirchoff merupakan materi yang sulit disampaikan. Guru berusaha untuk membuat siswa memahami materi yang dianggap sulit dengan cara menjelaskan secara pelan-pelan dan memberikan contoh soal yang mudah. Guru mengawali penyampaian materi dengan memberikan permasalahan yang sederhana ada dalam kehidupan sehari-hari menuju ke penjelasan yang lebih lengkap. Guru juga memberikan contoh soal untuk menambah pemahaman siswa. Guru berpendapat bahwa dalam menjelaskan materi Listrik Dinamik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena siswanya yang adalah kaum putri. Siswa kurang tertarik pada materi Listrik Dinamik ini karena sulit untuk dipahami dan merupakan materi yang abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa. Guru juga mengatakan bahwa materi dasar dalam listrik dinamik yang harus dikuasai oleh siswa adalah materi awal berkaitan dengan muatan listrik, arus listrik dan kuat arus listrik. b. Guru mampu menjelaskan suatu pernurunan persamaan dan tidak menjelaskan tentang sejarah dari listrik dinamik. Guru mengetahui arti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
penting dari kemampuan dasar matematika mampu mempengaruhi kemampuan siswa dalam melakukan perhitungan dalam materi fisika. Guru memberikan penjelasan bahwa penguasaan konsep matematika ditekankan pada perhitungan angka-angka sedangkan penguasaan konsep fisika tidak hanya sebatas pada perhitungan matematis saja tetapi juga pada pemahaman teori tentang sebab-akibat suatu kejadian atau peristiwa alam serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. c. Guru mampu memberikan hubungan konsep listrik dinamik dengan kehidupan sehari-hari. Guru menjelaskan tentang penggunaan kompor listrik agar siswa mudah dalam membayangkan penerapan energi listrik dan upaya melakukan mengajarkan tentang penghematan energi.
B.
Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat penulis
sampaikan sehubungan dengan penelitian mengenai realisasi kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional dalm proses pembelajaran adalah: 1.
Bagi Peneliti dan Calon Guru Hasil penelitian mengenai realisasi kompetensi pedagogik dan kompetensi guru dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai masukan dan inspirasi atau pun sumber belajar bagi peneliti sebagai calon guru dan bagi calon guru lain guru agar lebih siap dalam melaksanakan dan mengembangkan tugas keprofesionalan menjadi seorang guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
92
Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan untuk terus mengembangkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam proses pembelajaran agar dapat semakin profesional dan tidak lekas puas dengan kemampuan mengajar yang telah dimiliki.
3.
Bagi Peneliti Selanjutnya Beberapa saran yang ingin disampaikan peneliti bagi peneliti selanjutnya adalah: - Ada baiknya pengambilan data tidak hanya melalui pengamatan proses pembelajaran dan wawancara saja, namun juga bisa ditambah dengan memberi kuisioner untuk melakukuan validitas dan reabilitas data agar lebih akurat. - Ada baiknya membuat indikator kompetensi guru terlebih dahulu sebelum melakukan analisis data agar lebih mudah dalam menemukan dan menentukan kompetensi guru. - Lebih tetili dalam melakukan transkrip data terutama dalam penulisan persamaan agar tidak terjadi miskonsepsi pada pembaca. - Pada penelitian selanjutnya, peniliti berharap agar peneliti selanjutnya lebih menguasai perbendaharaan kata sehingga memudahkan pembaca memahami yang ditulis oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan. 2010. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 2005. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Majid, Abdul. 2009. Perecanaan Pembelajaran:Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung:Remaja Rosdakarya. Ma’mur, Jamal Asmani. 2009. 7 Kompetensi Guru yang Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta:Powerbook. Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru:Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana, Prenada media Group. Mulyasa.
2009.
Implementasi
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan:Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya. Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika Edisi Revisi. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma. Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung. Pustaka Bani Quraisy. Syaripudin, Tatang. 2012. Landasan Pendidikan. Jakarta:Direktoral Jenderal Pendidikan Agama. Usman, Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung:Remaja Rosdakarya. Widoyoko, Eko Putro. 2010. Evaluasi Program Pembelajaran:Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Lampiran 3 Transkrip Video Proses Pembelajaran Pembelajaran tanggal 11 Mei 2012 Guru : G Siswa : S (Guru masuk kelas dan merencanakan pertemuan sampai pada sebelum ujian semester) G :”Kita masih punya tiga pertemuan kalau tidak hilang. Tiga pertemuan ini di rencanakan minggu depan tanggal 18 kita melanjutkan materi ini sampai selesai dan latihan soal kita bahas, terus tanggal 25 kita nanti ulangan listrik dinamis, lalu tanggal 1 itu saya review kan gelombang elektromagnetik pake powerpoint aja nanti di softcopy karena hafalan banyak. Lalu saya masih kurang satu yaitu ulangan untuk seluruh bahan open rangkuman itu saya butuh satu jam saja itu pinjam jam BK atau jam kemarsudirinian. Kemarsudirinian hari apa?” S :”Hari rabu.” S :”Bu rangkumannya bareng sama bu katam?” G :”Rangkumannya bareng sama bu katam ya terserah kalian tapi yang jelas mempermudah kamu kalo punya rangkuman , dan kamu ga usah peke buku yang tebel banyak-banyak buat belajar. Kertasnya seperti dulu bebas ya.Yang menarik, tulisannya menarik, kertasnya menarik, tidak banyak-banyak yang penting menarik.Jelas?” S :”Jelas bu.” G :” Dua halaman cukup.” S :” Kalo 3 halaman bu?” G :”Boleh kalo mau tiga yo boleh, mau lebih banyak yo ga apa apa.” (Seorang siswa menanyakan tugas selama satu semester dan guru menghampiri siswa) S :”Bu, tugas akhirnya itu yang rangkuman apa bu?” G :”Thermometer belum” S :”Terus yang thermometer itu dikumpulkan yang udah dikasih skala, eh yang udah di tandai, terus kalo udah gitu dikumpulin dalam bentuk laporan bu?” G :”Dikumpulkan dalam bentuk laporan, laporannya sendiri-sendiri termometernya satu saja.” S :”Satu kelompok 4 orang berarti empat-empatnya bikin laporan?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
G S G S G
98
S G
:”Iya empat-empatnya bikin laporan.” :”Bu lapoarannya satu kelompok mbok satu?” :”Oh ya tidak, nanti nilainya sama.” :”Kan kelompok bu!” :”Tapi kan pengembangannya beda-beda. Yang kelompok itu termometernya dan laporan sementaranya.Tapi kalo laporan akhir ya pribadi, sendiri-sendiri.” :”Dilaporannya cuma nyebutin skalanya doang apa bu?” :”Loh, laporannya kan sudah tak kasih petunjuknya. Laporan dalam thermometer itu ya di tulis lengkap seperti ini, seperti laporan resmi.Ada tujuan, alat dan bahan, cara kerja, kemudian data.” :”Berarti itu kita tulis ulang terus data nya kita tulis lagi?” :”Datanya tulis lagi dalam bentuk tabel, di hitung seperti hukum Ohm kemarin, ya ndak?” :”Berarti kaya gitu aja kan bu?” :”Saya sudah menunjukkan seperti Kirchoff seperti Ohm, lalu kamu nyobanya thermometer. Jadi ada tujuan, alat dan bahan, cara kerja, data lalu perhitungan dan kemudian kesimpulan.” :”Kemarin sudah sampai superkonduktor, ya to?tentang hambatan. Kita lanjut dengan hukum I Kirchoff.Tentang hambatan kemarin, kita sudah membahas tentang besar hambatan, persamaan R sama dengan apa kemarin?” :”R sama dengan Q/A” :”Opo? Q/A?”
S
:”
G S G S G S G S G S
:” Kalo hukum Ohm persamaannya?” :”V=I.R” :” Besar hambatan. Berikutnya kuat arus listrik I sama dengan apa?” :”V/R” :”Kuat arus listrik pertama kali apa?” :”V=I.R” :”Kuat arus lho, itu kan hukum Ohm” :”Duh bingung saya bu” :”Apa?” :”Q/t.”
G
:”Kita sudah dapat tiga, I=Q/t, V=R.I,
S G
S G S G
G
”
=
. di lanjut hukum I
Kirchoff. Bukan hukum kirchoff I, karena Kirchoffnya hanya ada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
S G S G S G
S G
99
satu tapi hukumnya ada dua.Yang pertama ini SMP sudah pernah, yang kedua belum nanti kita bahas.Kita bahas yang pertama secara singkat dulu. Kirchoff menemukan hukum yang pertama itu melalui percobaan .orang IPA itu menemukan sesuatu banyak melalui percobaan. Bagaimana percobaannya hukum Kirchoff?Yang kelihatan dan bisa kita lihat sehari-hari adalah arus kendaraan.Yang kita lihat ini sekitar mana?Kalo kalian tahu yang arusnya begini?” :”Perempatan” :”Perempatan mana?” :”(Beberapa siswa menjawab) ”Gondomanan” :”Ini lihat, bagaimana ini arusnya? Bolak balik.Ini bolak balik, ini juga bolak balik.Yang ini searah.Nah kira-kira mana?” :”Kantor pos, Galeria.” :”Malioboro? Kantor pos atau Galeria. Lihat dulu Galeria, ini Geleria.(sambil menggambar arus kendaraan di Geleria).Geleria yang ini searus atau dua arus?” :”Searus.” :”(Guru memberikan tanda panah sebagai arah kendaraan pada perempatan jalan) Yang ini dua arah, yang ini dua, yang ini satu. Ini contoh yang bisa kita lihat.Artinya kita bisa lihat kendaraankendaraan yang lewat jalan ini.Sekarang kalo kita melihat yang satu arah.Bagaimana arus di Malioboro?Kendaraan di Malioboro itu sangat padat jika di banding dengan arah yang berlawanan.Nah dalam suatu penghatar itu mengalir muatan listrik yang tidak kelihatan tapi dapat kita gambarkan seperti kendaraan yang lewat suatu jalan.Kalo kalian tu hitung, dari sini keluar 5 kendaraan(guru memberi tanda lingkaran pada gambar perempatan sebelah kiri) maka kemungkinannya ke kiri, ke kanan, dan lurus. Jumlahnya pasti akan sama dengan lima. Ini kalo kendaraan.Sekarang yang kita bicarakan arus listrik yang sudah diselidiki oleh Kirchoff melalui suatu percobaan.Kita lihat disini percobaan Hukum I Kirchoff, seperti Hukum Ohm, jadi pertama dia membuat suatu rangkaian.(Guru menggambarkan rangkaian penghantar yang memiliki tiga cabang dan dipasang alat ukur (ampermeter) dan memberi simbol I) Kita tadi gambarkan cabang-cabang-cabang maka kita gambarkan dengan suatu penghantar. Kita lihat disini, ini tadi ada arus ke kiri, terus pecah kesana, ke sana, kesana. Lalu ini ada alat ukur, arus listrik di beri nama I. ini ada I1, I2, I3. Ada arus lewat penghantar ini dimasukkan alat ukur yaitu apa?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100
S G S G
S G
S G S G S G
S G
:”Ampermeter.” :”Nah kalo ada arus masuk ampermeter, apa yang terjadi pada jarum ampermeter?” :”Ada perubahan.” :”Iya ada perubahan jarumnya menyimpang. Menunjukkan ada arus.(Guru menambahkan gambar lampu pada rangkaian dan memberi simbol L) Nah kalo itu di lewatkan pada lampu, apa yang terjadi pada lampu?” :”Lampunya nyala.” :”Lampunya nyala. Menunjukkan ada arus listrik.Arus listrik dari titik mana?(guru memberi keterangan A – B pada ujung-ujung rangkaian) Dari titik A ke titik B. berarti ada arus. Terjadinya arus listrik kemarin karena apa?” :”Ada sumber arus bu.” :”Arus listrik, arusnya dari mana ke mana?” :”Dari positif ke negatif.” :”Positif ke negatif atau?” :”Tegangan tinggi ke tegangan rendah.” :”Kalo dari tegangan tinggi ke tegangan rendah berarti setiap titik harus ada beda potensial. Ada beda potensial berarti ini antara A dan B harus ada di hubungkan dengan suatu sumber tegangan. (Guru menghubungkan titik A – B dengan memberikan garis dan menambahkan gambar sumber tegangan) Kalo ini ada saklar yaitu apa? Tersambung. Sekarang kita lihat di sini, saat saklar (S) ditutup, apa yang terjadi dengan L3,L2,L1 dan L4, bagaimana dengan L?” :”Lampu menyala.” :“Iya ini lampu menyala. Lalu apa yang terjadi pada A1, A2, A3, A4. A4 itu ada disini?Jarum ampermeter menyimpang. Nah kalo jarum itu menyimpang apa yang kamu lakukan?jarumnya di amati di baca, setelah dibaca, dicatat dalam tabel pengamatan. (Guru membuat tabel pengamatan yang terdiri dari 3 arus masuk dan 1arus keluar) Di beri nomor. Yang di amati adalah apa? Jarum pada ampermeter 1, maka itu mengukur arus I1.Begitu juga untuk yang lainnya sampai I4. I nya di buat sama dengan ampernya. Nah selanjutnya di sini contoh data. Saya berikan contoh data artinya sudah pernah di coba, kalian juga bisa dapat data yang seperti ini walaupun angkanya beda. Contoh data di sini I1 0,2 A, ternyata I2 nya 0,5 A, I3 0,4 A, terus I4 menunjukkan 1,1 A. data yang kedua I1 nya 0,4 A, I2 1,0 A, I3 0,8A, di sini I4 nya menghasilkan 2,2 A.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 101
S G S G S G S G S G
S G
Data ke tiga, I1 0,6A, I2 1,2A, di I3 1,0A, terus I4nya ada 2,8A. Terus setelah dapat data diapakan?Langkah berikutnya?Kemarin dalam percobaan di apakan Ohm?Di hitung ya ga?(guru menambahkan satu kotak pada tabel) Habis dihitung baru menyimpulkan, ya to. Di hitung di sini I1+I2+I3 berapa hasilnya?” :” 1,1” :”Di sini (data ke 2)?” :” 2,2” :” Di sini berapa (data ke 3)?” :”2,8” :”Setuju dengan hasil ini? Setuju belum?” :”Enggak.” :”Enggak? Coba berapa?” :”Eh bener deng bu, itu I1+I2+I3 kan?” :”Iya di jumlah. Ini hasil perhitungan, kalo sudah dihitung terus di apakan?Di analisa, bagaimana menganalisanya? Ada apa di situ? (guru menulis dipapan tulis) Ada I4, arus yang masuk titik A. sekarang I1+I2+I3 itu apa? Arus yang keluar dari A. sekarang bandingkan I1+I2+I3 dengan I4 di lihat dari data.Bagaimana hasilnya?” :”Sama.” :”Berarti I1+I2+I3sama dengan I4. Nah karna sama maka bisa di buat kesimpulan. Bagaimana Kirchoff menarik sebuah kesimpulan, di sini adalah apa? Arus yang masuk titik A sama dengan arus yang keluar titik A.sigma yang masuk, jumlah I yang masuk sama dengan jumlah I yang keluar(guru menulis dipapan tulis dan memberi kotak pada persamaan Hukum I Kirchoff) ini kesimpulan Kirchoff hukumnya yang pertama. Oleh sebab itu Hukum I Kirchoff dapat kita tulis dengan kata-kata bagaimana isinya di sini?(guru menuliskan Hukum I Kirchoff dipapan tulis) Hukum I Kirchoff jumlah kuat arus listrik yang masuk sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan. Titik cabangnya tidak harus A. (Gurumemberikan contoh soal yang terdiri dari 5 arah arus menuliskan dipapan tulis )Saya buat titik cabangnya P, ini I1 2A, I3 6A, I4 7 A, I5 3A, lalu I2 berapa?jelas, pertanyaannya kemana dan berapa nilai I2?(guru menulis dipapan tulis) Mari kita bahas sekaligus baru nanti dicatat. Dasarnya pake hukum I Kirchoff yaitu apa Σ =Σ . Cari dulu I yang masuk berapa?I1+I4+I5.Itu yang masuk di P. berarti 2+7+3=12.Sekarang sigma I yang keluar berapa? I3+I2=6+I2; I2=6.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102
Yang masuk 12 yang keluar juga 12. Jawabnya 6, I2 keluar dari P. lalu kita akan lanjutkan dengan susunan hambatan dan untuk minggu depan hukum II Kirchoff.” (Saat siswa mencatat yang ada di papan tulis, guru berkeliling meja dan mendapati seorang siswa yang memakai dua anting di satu telinga kemudian guru menegurnya.) G :”Kuping mu kenapa ko lubangnya dua pake anting dua?” (Siswa langsung melepas antingnya dan menberikan kepada guru.) G :”Yang bawa buku point siapa? Coba saya pinjam.(guru kembali menghampiri anak tersebut) kamu sudah pernah baca ini belum? Ini termasuk point kelakuan, ini ada tertulis di sini, kuku di cat, point berikutnya 31 3J memakai anting lebih dari satu pasang dan atau tidak pada tempatnya.” G :”Untuk semua sudah tahu kan? Di buku point sudah ada tertulis pake anting lebih dari satu pasang dan tidak pada tempatnya.Pointnya berapa? Dua ya,” G :”(Kembali menghampiri anak tadi dan menulis nama anak tersebut di selembar kertas) besok di bawa buku pointnya. Anting ini saya ambil bukan buat saya pake tapi nanti ini di ambil di tempat Bu Bekti.” G :”Sapa mau lagi kena point?” S :”Enggak bu.” G :”Sambil kamu menulis kita juga berdoa ada alumni kita yang jadi korban pesawat Sukhoi yang kemarin, femi namanya dia itu wartawan majalah asing yang orang Jogja. Dia dulu alumni sini tahun’99.” (Saat siswa sedang mencacat, guru menggambarkan susunan hambatan seri dan paralel) G :”Sekarang susunan hambatan. Tantangan, pertanyaan buat anda?Kalo kelas XI besok itu mau maju lomba ke Atmajaya itu tantangannya adalah mendesain jembatan yang murah, tapi kokoh. Programnya dari sana kemudian dirancang sabagaimana sedemikian kemudian harganya sekian dan kekuatannya sekian maka itu dilombakan dan menjadi tantangan buat anak-anak yang mau lomba besok. Nah sekarang kalian diberi tantangan gini, tantangannya kalian mau mendesain alat listrik elektronika misalnya TV, radio, tape, contohnya tiga dulu aja ini tantangan anda mau mendesain. Sekarang ga usah mendesain sendiri sepenuhnya, tapi kalian bisa membuat dengan cara membeli sibi. Tau sibi?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 103
S G S G
:”Nggak.” :”Nggak ada yang tau sibi? Satu pun ga ada yang tau?” :”Nggak, taunya cibi-cibi,hehehe” :”Sini coba, jadi sibi itu papan yang ada papan yang ada gambar rangkainnya, udah tau sekarang? Papan yang ada gambar rangkaiannya buat naruh-naruh komponen.Sekarang perhatikan, kalian tidak usah mendesain seluruhnya tapi kalian bisa beli sibi papan rangkaian dan kalian lihat gambarnya dan kemudian kalian belanja sesuai dengan gambar yang ada dalam papan.Kalo di situ ada gambar hambatan, tulisannya 5 Ohm.Artinya kalian harus belanja hambatan yang nilainya 5 Ohm tapi di toko adanya hambatan 100 Ohm.Lalu solusinya bagaimana?” S :”Nggak jadi beli bu.” G :”Ivon ga jadi beli,” S :”Dibagi bu.” G :”Harnum di bagi, di bagi menjadi berapa?” S :”Dibagi 20.” G :”Dibagi oke. Adanya 100 adanya 5 di bagi 20.Berarti beli 1 dibagi 20. Bagaimanacaramembaginya? Udah pernah liat hambatan?Hambatan yang di toko itu seperti ini bentuknya (guru menunjukkan hambatan).” G :”Nah sekarang kita lihat. Solusinya tadi Ivon ga jadi beli berarti nanti ga jadi buat, selesai.Kalo Harnum beli tapi dibagi 20.Cara membaginya dicabang-cabang ternyata bukan solusi yang tepat. Maka kita cari solusinya dengan cara membeli hambatan yang lebih banyak. Kita beli yang 100, tapi di susun.Nah sekarang kita bicara tentang susunan.Di SMP susunan hambatan sudah di bahas.” (Guru menyuruh 3 siswa maju untuk memperagakan susunan hambatan) G :”Yang pertama itu susunan seri. Susunan seri kalian gandengan tangan. Kemudian kita lihat bahwa, kemarin itu apa ?kita bicara apa? Penghantar itu mempunyai hambatan.Sekarang kita lihat, lihat ini di tangan saya ada spidol, anggap saja sebagai arus listriknya.Arus listrik tadi mengalir dari potesial tinggi ke potensial rendah. Di sini ada potensial tinggi (guru mengangkat tangan yang memegang spidol) nah di sana ga ada apa-apa, maka ini dikatakan lebih tinggi daripada disana. Spidol ini bisa sampai sana kalo melewati suatu penghantar. Nah penghantar dari sini sampai sana, itu memberikan hambatan. Ini bisa menghambat, menghambat, dan menghambat.Ini teman kalian penghantar spidol, dari sini sampai sana.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 104
(Guru menggambar susunan hambatan) G :”Di sini ada beda potensial. Bagaimana arus yang mengalir lewat R1, yaitu I1, R2 I2, dan R3 I3?R123 ini diganti dengan satu hambatan. Yaitu apa Rs. Mengalir arus I.” G :”Untuk yang rangkaian paralel, yang masuk A apa? I tho, yang keluar I1+I2+ I3. Kita lihat hukum Ohm, hukum Ohm itu V=I.R. Sekarang kita lihat di sini Vab sama dengan apa ?kita lihat di sana Vab=I1.R1, Vab=I2.R2, Vab=I3.R3. Vab=I.Rp. Sekarang kita lihat, I itu apa? = + +
1
S G S G
=
=
=
1
+
+
1
+
+
1
Itu hambatan pengganti untuk susunan paralel. Kalo untuk yang seri itu hambatan R nya dijumlahkan R=R1+R2+R3. Maka kita kembali ke masalah awal tadi lagi, yaitu kita butuh hambatan 5 Ohm tapi yang ada di toko hambatannya 100 Ohm, solusinya seri bukan?” :”Bukan.” :”Kenapa bukan?” :”Nanti hambatannya jadi besar, itukan hambatan penggantinya di tambahkan.” :”Kita lihat yang paralel. = + + dan seterusnya. Di butuhkan berapa?5 to, tapi yang
ada 100, jadi beli berapa? Beli R, berapa R? belum tahu dan kita beri nama n. jadi n nya berapa? Jadi
5
G
=
=
100 = 20 Berarti pertanyaanmu terjawab ini disusun secara paralel dan kamu membeli hambatan sebanyak 20 buah.” :”Nah sekarang kita lihat kalo di susun seri, tadi kita butuh 5 Ohm tapi adanya 100 Ohm kita beli 3 hambatan di susun seri nanti hambatannya jadi tambah besar yaitu 100+100+100=300Ohm.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 105
Berarti kalo di susun seri tidak akan menyelesaikan masalah to? Berarti di susun paralel kita membelinya 20 hambatan.
Transkrip Video Pembelajaran Pertemuan tanggal 18 Mei 2012 (Guru masuk kelas dan berkeliling meja siswa dan mendapati siswa yang pucat kemudian guru menanyainya.) G :”Kamu kenapa ko pucat?” S :”Pusing bu.” G :”Pusing kenapa? Pusing itu bisa karena kurang minum atau telat makan ya.Baik kita lanjut dulu kita buat rencana dulu. Minggu depan kita ulangan yang listrik dinamik lalu minggu depannya lagi kita bahas yang gelombang elektromagnetiknya dulu lalu yang ulangan satu semester open rangkuman kita pinjam jam lain. Itu rencana kita sampai saat ini.Kemarin kita sudah membicarakan susunan hambatan seri dan parallel.(menit 02:00)Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri berapa hambatan pengganti Rs? (guru menuliskan soal di papan tulis) R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs nya?” S :”22 Ohm (siswa serentak menjawab bersama).” G :”Salah satu yang bicara. Belakang, (sambil menunjuk anak yang duduk di belakang dan menyebut nama siswa) Amelia berapa Rs nya?” S :”22 bu.” G :”Dari mana 22?” S :”Dari 4 + 6+12=22.” G :”22, bener ga Angel?” S :”Iya bu bener.” G :”Sekarang kalo R123 ini saya susun paralel, berapa hambatan penggantinya Rp? itung dulu. Angel berapa?”(sambil menunjuk siswa) S :”20 bu.” G :”20 dari mana? Udah di hitung belum?” S :”Belum bu.” G :”Belum ngitung sudah jawab. Harusnya ngitung dulu baru jawab, jangan kawab dulu baru ngitung, kecuali Angel.Berapa sudah hasil nya?” S :”1/2.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 106
S :”2.” G :”Harnum berapa? ½ ya?” S :”Eh 2 deng bu.” G :”Benedik berapa?” S :”Belum ngitung bu.” G :”Angel sudah ngitung sekarang?” S :”Belum bu.” (Menit 04:03) G :”Kita lihat tadi yang seri itu Rs=4+6+12=22 (guru menuliskannya di papan tulis). Tadi ada yang jawab Rp 2 ada yang setengah, ini ada yang terjebak. Siapa yang setuju setengah?(4 siswa mengangkat jari).Baru empat yang setengah, hari ini ada 20 orang. Yang pendapat lain mana? Pojok?Setuju berapa?” S :”1/2 bu.” (Menit 05:23) G :”Mari kita lihat, Rp nya setengah atau 2. (guru menulis penyelesaian soal di papan tulis) Lihat catatannya kemarin 1 1 1 1 = + + berapa?
1
=
1 1 1 + + 4 6 12 1 1 = 2
RP berapa? 2 to. ½ itu masih 1/RP jadi RP nya 2Ohm. Biasa terkecoh di 1/RP jadi besok waktu ulangan hati-hati. Nah R pengganti itu antara berapa? Tadi kalo di susun seri R penggantinya 22 Ohm, lalu kalo disusun paralel R penggantinya 2 Ohm, jadi R pengganti itu harus lebih kecil sama dengan Rs harus lebih besar sama dengan Rp. Jadi R penggantinya itu harus lebih kecil sama dengan 22 Ohm lebih besar 2ohm. Jadi maksimal seri minimal paralel. Jadi kalo misalnya ada R1=4 ohm, R2=6ohm, R3=12, mungkin ga R penggantinya 1 ohm? Ga mungkin karena hambatan pengganti minimalnya 2 Ohm. Kalo misalnya Rs nya 23 Ohm mungkin ga? Ya ga bisa juga, karena nilai maksimalnya 22 Ohm to. Tapi nek misalnya Rp nya 15 ohm mungkin ga? Mungkin to, karena antara 2 dan 22. (menit 07:49) Lalu saya lanjutkan dengan rangkaian berikut yaitu rangkaian jembatan Wheatstone (guru menggambar rangkaian jembatan Wheatstone di papan tulis). Ini saya punya rangkaian, nanti kita tentukan seri atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 107
parallel. Ini misalnya R1, R2, R3, R4 R5. Ini titik A ini titik B, antara A dan B saya ganti dengan hambatan pengganti Rp. berapakah nilai Rp? ini tadi rangkaiannya seri atau paralel? Mari kita lihat, R1, R2, R3, R4, R5 susun seri atau paralel?” S G S G S G
:”Seri.” :”Seri, yang mana yang seri?” :”R1 dan R2 terus R3 dan R4,” :”Lalu yang R5 di apakan?” :”Disambungkan :”Disambungkan dari mana?Lha bingung tho. Nah rangkaian ini belum bisa kita selesaikan secara seri atau paralel karena rangkaiannya belum disederhanakan.Maka kita sederhanakan dulu.Kalo mau hitung sendiri-sendiri bisa tapi panjang langkahnya. Cara menyederhanakan rangkaian ini adalah harus memenuhi ketentuan yaitu apa, Menit 09:44 (guru menuliskan penjelasan penyelesaian di papan tulis) jika perkalian silangnya sama, berarti perkalian silang R4 dan R2, R1 dan R3. Misalnya R3=4 ohm, R1=2 ohm, R2=1 ohm, dan R4=8 ohm, apakah perkaliannya sama? Kita lihat R1 X R3 = R2 X R4 2X4=1x8 8 = 8. Sama kan ini. Karena sama maka nilai R5=10 ohm, hambatan R5 diabaikan, berarti dianggap tidak ada, dianggap nol. Karena diabaikan maka rangkaiannya menjadi ada titik A dan B dan R 5 nya hilang. Sehingga apa yang terjadi, tinggal R4 seri dengan R3 dan kita sebut seri yang pertama, dan R1 seri dengan R2 kita sebut seri yang ke dua. Lalu ke dua rangkaian seri tersebut kita paralelkan. Berarti rangkaiannya tinggal titik A dan B lalu RS1 dan RS2. Lalu kita hitung sehingga RS1 2+1=3, RS2 4+8=12, 1 1 1 = + 3 12 1 4 1 = + 12 12 = 2,4 Jadi
1
=
1
+
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 108
maka RAB itu sama dengan RP. ini penyederhanaan rangkaian jembatan Wheatstone. Kalo misal perkalian silangnya ga sama boleh ndak? Ga boleh ya, maka R5 di perhitungkan caranya ada sendiri tapi belum dibahas, bahasan kita dibatasi sampai di sini.” Menit 14:16 (Selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa mencatat dan guru berkeliling meja siswa. guru mendapati siswa yang ngantuk dan menyuruhnya untuk mencuci muka). Menit 17:25 (Guru melanjutkan meteri tentang gaya gerak listrik dan menulis dan menggambarkan rangkaian baterai di papan tulis). Menit 21:46 (Guru melakukan Tanya jawab kepada siswa tentang baterai) G :”Nah kita lanjut dengan elemen baterai, pernah lihat baterai tho?” S :” Pernah.” G :”Tampilan baterainya lebih dari satu. Sekarang kamu lihat pada kamera mu baterainya disusun seri atau paralel?Baterai dikamera itu kan lebih dari satu, itu disusun seri apa paralel?” S :”Seri.” S :”Paralel bu.” G :”Seri opo paralel? Nah sekarang kamu punya senter, baterainya lebih dari satu, seri atau paralel?” S :”Seri.” G :”Nah seri. Kalo pada kamera itu kamu mau masangnya asal atau lihat dulu?Yang dilihat apanya?” S :”Dilihat dulu tanda plus minusnya.” G :”Iya plus minusnya. Nah sambungannya di sana bagaimana? Sama atau beda?” S :”Berlawanan.” G :”Berlawanan maksudnya apa?” S :”Yang plus dapat minus, yang minus dapat plus.” G :”Iya begitu, nah sekarang kita lihat, ada yang berpendapat paralel ada yang seri. Sekarang kita lihat menguntungkan yang mana.” S :”Yang paralel.” G :”Mengapa yang paralel?” S :”Karena hambatanya lebih kecil.” G :”Hambatannya lebih kecil. Kita lihat yang di seri paralel tadi hambatan atau baterai?” S :”Baterai.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 109
G
:”Baterai kan, sekarang kita lihat, mana yang menguntungkan seri atau paralel dan apa alasannya. Sekarang itu ibarat kamu itu ikut jangan sekedar ikut petunjuk dikamera yang ada min plusnya tapi kamu ga tau kenapa ini min ini plus. Kita lihat sebuah baterai ada positif ada negatif, misalkan saya gambarkan positif negatif.Bagian depan yang ada kepalanya ini saya kasih positif, menit 25:33 (guru menunjukkan gambar di papan tulis) terus yang belakang ini negatif. Pada baterai kalian melihat tulisan ada berapa volt?” S :”8 volt.” G :”8 volt ya. Angel berapa volt?(guru menunjuk seorangsiswa)Udah pernah melihat baterai itu belum ada berapa volt?” S :”Ga tahu bu.” G :”Ga tau. Yang pernah lihat ada berapa volt?” S :”Belum pernah lihat.” G :”Belum pernah lihat. Ya kalo belum pernah lihat kita ambil aja baterai jam dindingnya menit 26:06 (guru mengambil baterai yang ada di jam dinding dan menunjukkannya kepada siswa). Ini kita lihat batu baterai kan, positifnya yang ada pentolnya kan, pantatnya yang negatif. Pada baterai tertulis berapa volt?menit 26:50(guru memberikan baterai kepada satu siswa dan menyuruh siswa melihat nilai voltnya)” S :”(Melihat baterai yang dibawa guru) oh 1,5 volt.” G :”1,5 volt. Pernah melihat yang lain waktu SMP? Ini di sini ada tertulis 1,5 volt. Nah 1,5 ini beda potensial dari batu baterai. Sekarang kita lihat yang sudah saya gambar tadi.Menit 27:46 (guru menjelaskan beda potensial di papan tulis) Dibaterai tadi ada tulisan 1,5 volt sekarang VAB ini positif dan negatif nya terhubung tidak ini?(guru menunjuk gambar baterai yang tidak terhubung)” S :”Tidak.” G :”Tidak terhubung. Beda potensial VAB=1,5 volt, ini sama dengan E = ggl, sama dengan gaya gerak listrik. (guru menulis di papan tulis) Ini sama dengan beda potensial saat kutub positif dan negatif tidak terhubung dengan penghantar. Adakah arus mengalir dari A ke B? kalo gambarnya tidak terhubung seperti ini? Kalo seperti ini ada arus listrik yang mengalir tidak?Menit 29:11 (guru menunjukkan baterai kepada siswa)” S :”Ada” G :”Ada dari mana? Ada penghubungnya ga?” S :”Nggak.” Menit 29:23
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 110
G
:”Di Jogja banyak kendaraan, di semarang kosong, tidak ada jalan dari jogja ke semarang adakah kendaraan yang mengalir?” S :”Tidak ada (siswa serentak menjawab)” G :”Iya tidak ada. Jelas tho. Sumber muatan positif sumber muatan negatif tidak ada penghubung maka arus tidak akan berjalan. Untuk penjelasannya, saat S ditutup apa yang terjadi pada lampu?menit 30:04 (guru menunjuk pada gambar ke dua di papan tulis)” S :“Nyala.” G :”Lampunya nyala, kalo lampu nyala pertanda ada?” S :”Arus listrik.” G :”Berarti ini arus listrik nya tidak sama dengan nol. Tetapi untuk kasus yang pertama tadi arusnya sama dengan nol.” (guru memberi keterangan di papan tulis) G :”Kalo saklarnya dibuka lagi?” S :”Mati lampunya.” Menit 31:05 (Guru menjelaskan dan menuliskannya di papan tulis) G :”Lampunya nyala maka VAB = VJepit = beda potensial. Saat kutub positif dan negatif terhubung dengan penghantar. Maka VAB = E, di dalam baterai ini ada batang logamnya (guru menunjukkan baterai kepada siswa), baterai itu sendiri mempunyai hambatan yaitu r. yang besarnya adalah
S G
S G
dan nilainya kecil kurang dari 1.
Sekarang kita akan menentukan baterai disusun seri atau paralel, mana yang lebih menguntungkan itu yang kita pakai. Menit 33:30 (guru membuat diagram tentang elemen di papan tulis) Susunan elemen, yang pertama susunan seri.Elemen itu sendiri adalah sumber arus.Waktu SMP dulu ada elemen atau sumber arus ada primer ada sekunder.Primer apa artinya?” :”Tidak bisa diisi ulang.” :”Primer sekali pakai habis, di buang, artinya tidak bisa di charger kembali tidak bisa di isi ulang contohnya baterai. Yang sekunder artinya bisa di isi ulang, yang di isi ulang muatan listriknya contohnya accu. (guru menggambar tiga baterai yang di susun seri) Susunan seri, 3 baterai susun seri ini ada lampu hambatannya R, ggl nya E. menit 36:58 (guru mengingatkan siswa tentang arah aliran listrik) arus listrik mengalir dari mana kemana?” :” Dari positif ke negatif.” :”Mengalir arus dari positif ke negatif. Sekarang kita lihat berapa arus yang mengalir hambatan total, hambatan totalnya apa? Menit 37:45 (guru menuliskan rumus)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 111
Rtotal = R + r + r + r = R + 3r Tegangan (V) totalnya = E + E + E = 3E. Kuat arus (I) = V/R ; = (
) untuk n baterai
=(
)menit
38:50(guru memberi kotak pada rumus). Ini arusnya kalo disusun seri.Kita lanjut paralel agar bisa membandingkan.Menit 39:48 (guru menggambar rangkaian baterai secara paralel) Tiga baterai kita susun secara paralel. Setiap baterai ada E dan hambatan dalam nya r. menit 40:20 (guru menuliskan rumus di papan tulis) Sekarang 1 1 1 1 = + + =
3 maka Rtotal nya = R + r/3. Vtotalnya = E . Di sini I = V/R; + ; ini dikalikan 3 berarti
untuk n baterai yang disusun paralel =
+ sekarang kamu membandingkan susun paralel apa seri, mana yang arusnya lebih besar? Menit 41:50 (guru menunjuk dua persamaan seri dan paralel yang ada di papan tulis)” S :”Yang seri soalnya itu hambatannya dikalikan 3 lagi.” G :”Kalo yang paralel arusnya lebih kecil karena hambatannya dikalikan 3 padahal hambatan luar tu besar maka akan tambah besar. Maka baiknya elemen dirangkai dengan susunan seri karena apa, supaya arusnya besar, kalo arusnya besar misalnya senter berarti nyalanya terang. Kalo dikamera tadi kan kita pasang baterainya plus ketemu positif, kalo misalnya kamu masang ga diperhatikantandanya apa yang akan terjadi?” S :”Ga nyala.” G :”Kamera ga nyala, kameranya panas arusnya terlalu besar dan lama kelamaan bisa terbakar akhirnya kameramu rusak.” (Setelah guru selesai menjelaskan, guru berkeliling meja siswa dan mendapati siswa tidak membawa buku catatan kemudian guru menanyakan mengapa tidak dibawa buku catatannya). Menit 48:43 G :”Ini ko ga bawa buku?” S :”Lupa bu ketinggalan soalnya kemarin ga dicatat di sini.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 112
G S G S G
:”Lha yang kemarin di mana?” :”Ada dikertas bu.” :”Yang dulu?” :”Dibuku.” :”Kalo kemarin ga bawa buku kan sampai rumah mesti inget menyalin. Itu gambar baterai jangan gendut-gendut gitu.” G :”Oke kalo sudah selesai mencatat kita lihat latihan soal, masih ada setengah jam kita latihan soal dulu untuk persiapan ulangan minggu depan. Sekarang baca soal nomor satu, baca sendirisendiri, baca dalam hati lalu jawabnya berapa?” Menit 56:35 (Saat guru menyuruh siswa mengeluarkan latihan soal listrik dinamis, ada siswa yang tidak membawa). G :”Angel, benedik tidak membawa, sekarang cari dulu soalnya.” Menit 57:57 (Guru meminjamkan soal latihan kepada siswa yang tidak membawa (Angel dan Benedik). Menit 58:07 (Guru memberi catatan pada soal yang tidak akan dikeluarkan saat ulangan listrik dinamis). G :”22 tidak termasuk 24,25,29,30,33. Itu yang tidak termasuk bahan ulangan, yang lainnya iya.” G :”Sekarang dibaca bersama – sama soal no 1 gambar 1 dan 2 (soal dari latihan yang dibuat guru), di baca dalam hati lalu jawabnya di pikir.” Menit 59:22 (Guru mengingatkan siswa tentang membaca skala pada alat ukur). G :”Caranya dulu skala terbaca dibagi panjang skala dibagikan batas ukur. Jawabnya sendiri-sendiri.” G :”Sekarang lihat gambarnya ada A dan B , gambar yang A atas dulu, hasil baca ampermeternya berapa, ga harus sama menurut kepercayaannya masing-masing. Menit 01:00:46 (guru menyebut nama siswa) Sekarang kepercayaannya Christine Ike?” S :”4.” G :”Oke, sekarang hasil pembacaannya Astri Novita Sari, berapa hasil untuk yang A?” S :”2.” G :”Harmun?” S :”2.” G :”Angel?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 113
S G S G S G S G S G S G S G
S G G S G G S G S G S G S G S
:”2.” :”Agnes?” :”Belum baca.” :”Melia?” :”Belum baca masih nyatat bu.” :”Ivon sudah, yang atas berapa nilainya?” :”2.” :”Asalnya dari mana?” :”Asalnya dari skala terbaca.” :”Skala terbacanya berapa?” :”4 dibagi 2.” :”2 dari mana?” :”Bingung bu.” :”Ko bingung, belum jadi ulangan ko bingung. Menit 01:02:20 (guru mengingatkan kembali membaca alat ukur dan menuliskannya dipapan tulis) Cara membaca skala kemarin gimana, skala terbaca dibagi panjang skala dikalikan batas ukur.Ada yang jawab 4 ada 2, 2 dari mana alasannya bedabeda.Sekarang kita pakai satu alasan yang sama skala terbaca berapa?” :”4.” :”Benedik?(guru menunjuk siswa) 4 tau ga? Itu lihat gambarnya yang A.” :”Skala terbaca angka 4 jelas. Panjang skala ada 10, batas ukur yang dipakai lihat di kiri ada 5.Jadi hasilnya berapa?” :”2.” :”Sekarang sudah tau kan 2 dari mana. Sekarang yang B dijawab diam-diam tapi nanti hasilnya tepat.” :”Agnes berapa? Skala terbacanya berapa?Menit 01:04:56 (guru mendekati dan bertanya kepada siswa)” :”60.” :”60. Skala yang di pakai yang mana?Batas ukurnya yang mana?” :”Volt.” :”Ini apa satuannya?.” :”Meter amper.” :”Apa? Meter amper, emang ada satuan meter amper? m simbol apa dulu waktu semester 1?” :”Ga tau bu.” :“(Bertanya kepada seluruh kelas) m kecil itu simbol untuk apa?” :”Mili (siswa serentak menjawab)”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 114
G
:”Awalan satuan “m” dibaca mili. Jadi batas ukurnya berapa Agnes?” S :”100 mA.” G :”Jadi hasil pembacaannya berapa?” S :”0,06.” G :”Nanti dulu coba dilihat dulu soalnya.” S :”60 bu.” G :”60 apa?satuannya apa?” S :”60 mA.” Menit 01:07:20 (Guru menjelaskan kembali tantang alat ukur dan menggambarkannya di papan tulis). G :”Coba dilihat lagi soalnya. Saya jelaskan lagi kalo dijelaskan itu diperhatikan. batas yang paling kanan ini namanya batas maksimal, yang ditunjuk oleh jarum namanya skala terbaca, maka itu hasil pengukurannya adalah skala terbacanya 60 dibagi 100 panjang skala lalu batas ukurnya 100 mA, maka kalo kalian membaca itu 60 mA. Kalo kalian menjawab pertanyaan yang ada optionnya Amper, ya kalian ubah dulu ke Amper jadinya berapa? 0,06 A. Kalo untuk batas ukurnya itu kalian benar-benar harus perhatikan jangan asal masukkan jangan asal pake satuan.” Menit 01:10:55 (Guru menegaskan tentang hal-hal yang harus diperhatikan saat membaca alat ukur listrik). G :”Kalo untuk alat ukur itu yang perlu diingat adalah jarum menunjuk angka berapa, batas ukurnya berapa, skala maksimalnya berapa, satuannya apa. Ada 4 komponen yang harus diperhatikan.” G :”Untuk soal yang kedua itu coba dilihat tentang muatan tentang arus lisrtik. Menit 01:11:42 (guru menulis rumus di papan tulis) Konsepnya itukan I=Q/t. Jumlah elektron Q=q/qe, hukum Ohm V=I.R. nomor 2 konsepnya ini (guru memberi kotak pada rumus) ayo dikerjakan!” G :”Ayo siapa yang sudah nomor 2, kamu Melia Handoko sudah dapat berapa hasilnya? Nyatet apa garap?” S :”Campur bu.” G :”Campur-campur nyatetnya belum selesai.” G :”Nomor 2 a ketemunya 900 C.” Menit 01:16:32 (Guru berjalan menghampiri siswa)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 115
G
:”Mana kamu Agnes dapatnya berapa? Coba lihat, 3 menit berapa sekon?” S :”180.” G :”180 sekon. Iya tulis waktunya 180 sekon. Soal A dulu, pertanyaan A apa? Terus sekarang yang dicari apa?” S :”t nya.” G :”Dibaca lagi soalnya, yang di cari apa dulu, dibaca soalnya 2a.” S :”Jumlah muatan bu.” G :”Jumlah muatan itu simbolnya apa? Dibuka lagi catatannya, dibaca lagi ini (guru menyuruh siswa membaca lagi catatannya sambil menunjuk pada catatan siswa), tulis yang rapi apa yang diketahui apa yang ditanya bagaimana jawabnya.” G :”Yang 2b jumlah elektron 900/180, yang c berapa ketemunya?” S :”110.” G :”Yang nomor 3 kalian membuat arah arusnya.” (Proses pembelajaran berakhir karena bel pulang berbunyi).
Transkrip video pembelajaran Pertemuan tanggal 25 Mei 2012 (Guru masuk kemudian meanyakan kehadiran siswa dan memberi nasehat tentang pemanfaatan waktu) G :”Yang hadir 18 seharusnya 21 yang tidak masuk 3. Satu ga masuk 2 ada surat keterangannya. Baik sekarang kita lanjut dulu kemarin kita sudah sampai pada rangkaian elemen seri dan paralel.Menit 01:42 (guru menulis rumus di papan tulis) Kita kemarin dapat persamaan
S G S G
(
=(
)
)
ini untuk elemen secara seri.(guru
menggambar rangkaian elemen seri)Kemarin kita gambarkan begini.Sekarang kita lihat gambar seperti ini (guru menggambar rangkaian). Sekarang ambil ini E1 dan ini E2, misalnya ada baterai 1,5 volt dan aki nya 9 volt. Lalu dikasih saklar yang ditutup, apa yang terjadi dengan lampunya? Lihat gambarnya, apa yang terjadi dengan lampunya ?menurut Harnum gimana? (guru menyebut nama siswa)” :”Ga nyala.” :”Ga nyala, Agnes gimana?” :”Ga nyala.” :”Melia?”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 116
S G S G S G S G
S G
:”Nyala bu.” :”Nah nyala. Sekarang tanggung jawab masing-masing.Tadi Harnum bilang kenapa ga nyala?” :”Itu rangkaiannya bolak balik.” :”O bolak balik. Kalo Melia tadi kenapa nyala?” :”Karena ada arus listrik.” :”Ada arus listrik. Kenapa ada arus listrik di situ?” :”Karena rangkaiannya tertutup.” :”Tadi kata Harnum dan Agnes lampunya tidak nyala, kata Melia nyala. Sekarang kita lihat benar atau tidaknya.Dulu kalau di SMP kalian sudah dapat rangkaian yang dipasang positif negatif, sekarang kalo masalahnya seperti gambar kita ini (guru menunjuk gambar yang ada di papan tulis), menit 05:16 kita selesaikan dengan hukum II Kirchoff.Saat rangkaian ini ditutup, lampunya nyala atau tidak? Dari hasil analisa Kirchoff yang kemudian dirumuskan sebagai hukum ke II Kirchoff, dalam loop, loop itu apa? Beda dengan love, beda dengan lup. Loop itu adalah rangkaian tertutup. Kita lihat loop dulu dalam rangkaian ini dari AB-C-D-A. menit 07:18 (guru menggambar rangkaian) Nanti kalau ada rangkaian yang punya titik A-B-C (rangkaian tidak tertutup). Ini VAC=VAB+VBC, ini V nya nol apa tidak?” :”Tidak.” :”Tidak. Maka rangkaian ini disebut dengan rangkaian terbuka.Nah kalau Hukum II Kirchoff itu berlaku untuk rangkaian yang tertutup.Menit 08:18 (guru menulis di papan tulis) Jumlah perubahan tegangan dalam loop harus nol. Secara matematis ditulis jumlah dengan sigma (∑), perubahan delta (Δ), tegangan (V). maka ditulis ∑ΔV=0. Ini bisa ditulis dalam bentuk lain, perubahan tegangan itu ada yang naik ada yang turun, tegangan E berkurang karena adanya hambatan, maka akibat hambatan ada penurunan tegangan. E itu tegangannya naik, boleh ditulis ∑E + ∑IR =0. Ini rumusan hukum II Kirchoff.Sekarang kita lihat ada E ada arus, lalu jawaban tadi nyala ga lampunya?Harus kita hitung dulu kita cari dulu arusnya nol atau tidak. Sekarang kita lihat tentang tandanya dulu, menit 10:57 (guru menuliskan perjanjian tanda) ada perjanjian tanda, tanda min dan plus. Kita lihat dulu loop nya A-BC-D-A, (guru menggambar loop) loop nya dari A ke kanan terus ke bawah kiri terus atas. Itu kita sebut sebagai arah loop.Sekarang yang kita beri tanda kuat arusnya I, itu tandanya bisa positif atau negatif.Ini saya kasih tanda misalnya ke bawah (guru member
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 117
S G
tanda panah ke arah bawah), kalau kalian mau dimisalkan ke atas juga boleh.Menit 13:15 (guru menulis di papan tulis) Kuat arus itu tandanya positif jika arah arus searah dengan loop.Tandanya negatif jika arah arus berlawanan dengan loop.Sekarang lihat gambar, I nya plus atau minus?” :”Plus.” :”Sekarang untuk ggl, simbolnya E, bisa positif bisa negatif. Menit 14:25 (guru menuliskan penjelasan) Positif jika kutub positif di jumpai oleh loop lebih dulu, negatif jika kutub negatif di jumpai oleh loop lebih dulu. Sekarang kita tentukan E1 dan E2 mana yang positif negatif. Ini loop nya datang ketemu positif dulu, maka E1 tandanya positif, kalo yang E2 datang ketemu negatif, jadi E2 negatif. Sekarang contoh soal dicoba.Menit 15:50(guru menggambar loop) kalo loop nya saya buat ke kanan terus I nya ke kiri, loopnya punya arah dari A-B-C-D-A. Sekarang I nya negatif. (guru memberi keterangan pada gambar) ada E1 negatif, E2 negatif, E3 positif, E4 positif. Menit 18:55 (guru menulis kembali rumus hukum II Kirchoff) Kita ingat kembali Hukum II Kirchoff ∑ I R + ∑E = 0, -E1-E2+E3+E4=0 ; ini untuk Hukum II Kirchoff nya, nanti ditulis setelah doa aja ga apa-apa.”
Transkrip video pembelajaran Pertemuan tanggal 28 Mei 2012 (Guru masuk kelas dan menjelaskan tentang rencana pembelajaran yang akan datang). G :”Hari jumat itu ada kemarsudirinian ga? Sabtu masih ada pelajaran ga? Jam pertama nanti ulangan yang semua bahan open rangkuman. Sekarang kita lanjutkan dulu materi listriknya, gelombang juga belum masuk.Menit 01:35 Kita sudah melewati hukum II Kirchoff. Isinya apa angel? Dibuka catatannya dibaca isinya (guru menghampiri siswa)” S :”Belahan.” G :”Ko belahan? Nyatatnya salah.Berlaku, berlaku pada loop. Isinya jumlah perubahan tegangan dalam loop sama dengan nol. Perjanjian tanda min dan plus coba sekali lagi. Menit 02:45 Saya punya rangkaian loop seperti ini (guru menggambar loop) loopnya A-B-C-D-A arah arusnya saya misalkan ke bawah, R1, E1, E2, E3, R2. Sekarang pertanyaannya I tandanya plus apa minus?” S :”Minus.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 118
G S G
S G
:”E1 tandanya?” :”Minus.” :”E2 tandanya plus dan E3 tandanya plus. Kemudian setelah ini selesai semua kemarin kita mengukur kuat arus dengan Ampermeter dan mengukur beda potensial dengan voltmeter. Menit 04:45 Kita mulai dulu dari desain alat ukur listrik.Dulu di SMP sudah kenal dengan ampermeter dan voltmeter.Sudah pernah lihat ampermeter dan voltmeter?” :”Belum.” :”Kalo belum ini bentuknya ampermeter menit 05:13 (guru sambil menunjukkan ampermeter) sekarang tidak boleh hanya bisa melihat, tapi harus bisa mendesain ya. Sebelumnya kita lihat dulu dari galvanometer.Galvanometer itu menit 06:56 (guru menggambar galvanometer) jarumnya ditengah, ini tulisannya mikro amper, artinya arus yang boleh diukur dalam mikro amper.jarumnya tengah berarti bisa ke kanan bisa ke kiri dan bisa mengukur arus bolak balik. Desain isinya seperti apa, di dalam nya itu ada kumparan halus maka hambatannya juga halus kecil yaitu RC. Kalo dihubungkan dengan sumber arus DC maka mengalir arus Ig. Di ujung-ujungnya ada titik A-B, maka Vg=Ig RC. Selanjutnya kalo itu voltmeter, yang seperti apa voltmeter itu. Misalnya di sini hambatan kita lepas lihat (guru menunjukkan ampermeter) di sini ada tertulis mikro amper, berarti arus yang dapat lewat berukuran mikro, kecil.Lalu jarumnya ada di sebelah kiri berarti bergeraknya ke kanan.Berarti alat ini cocok untuk arah arus DC. Kalo galvanometer tadi jarumnya di tengah bisa ke kanan bisa ke kiri berarti bisa untuk arus AC. Kalo kita lihat ke dalam alat ini terdapat kumparan yang sangat halus yang besar hambatannya R, lalu kalo misalnya alat ini mau untuk mengukur tegangan yang besar ga bisa karena ini dalam mikro amper. Nah caranya gimana?Dengan ditambah hambatan yang disusun seri.Diberi hambatan yang bentuknya seperti gelang-gelang berwarna yang sudah kalian pelajari menit 09:43 (guru menunjukkan hambatan berwarna kepada siswa). Di sini tadi hambatannya ada 2 yang menunujukkan dua batas ukur, ada yang 5 volt dan ada yang 10 volt maka hambatannya sesuai dengan kebutuhan. Maka ini sekarang menjadi voltmeter dengan batas ukur 10 volt dan 5 volt hambatan yang kita tambahkan tadi disusun seri. Sekarang barapa nilai hambatan yang kita susun tadi? Nah kita buat di sini misalnya, tadi ada hambatan dalam Rc, ini hambatan yang disusun seri Rs
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 119
S G
ada titik A-B. menit 12:00 (guru menuliskan rumus di papan tulis) V antara A dan B itu VAB =n Vg VAB=Ig+(Rs+Rc) Berarti dari dua VAB itu harus bagaimana?Sama tho? Berarti nIgRc=ig.(Rs+Rc). Secara matematis dirumuskan Rs=(n-1)Rc menit 13:13 (guru memberi kotak pada rumus). Sekarang yang ampermeter, kita tadi punya Rc lalu ada titik A-B yang ada arus I. kita misalkan I itu kendaraan yang sangat banyak sekali, lalu mau lewat Rc, menit 14:12 padahal Rc itu jembatan bambu yang sudah reyot. Kalo lewat semua akan ambruk, bagaimana kebijakan polisinya?” :”Ditutup.” :”Ditutup. Kendaraannya dialihkan ke jembatan lain, yaitu dengan hambatan Rs. Yang lewat Rc juga masih ada tapi kecil misalkan ig. Arus yang masuk tadi lebih besar dari ig maka i=n ig VAB= ig.Rc VAB=i1.Rs VAB=i.Rp sekarang untuk Rp nya bagaimana? 1 1 1 = +
Lalu =
.
+
=
G
. +
=
.
+ Lalu ketemu Rs=Rc/n-1. Nah bedanya dengan yang galvanometer tadi, kalo galvanometer tadi dikali (n-1).Berarti hambatannya lebih besar yang galvanometer.” :”Untuk yang energi dan daya listrik kalian cari sendiri yaitu rumusnya, satuannya, contoh soalnya. Cari dulu belajar dulu, besok kalo saya masuk direview lagi.”
Transkrip video pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 120
Pertemuan tanggal 1 Juni 2012 G
:”Yang tidak masuk?”
S
:”Novi bu.”
G
:”Novi, 20 berarti. Detik 32 Pada siang hari ini ada kesempatan istimewa untuk kelas XD karena kedatangan 4 mahasiswa dari UST jurusan pendidikan fisika yang akan mengikuti kegiatan belajar kita hari ini, nanti kalo kegiatan kita baik di bawa ke sana (UST) kalo tidak baik tinggal saja di santa Maria. Jangan lupa besok kita ulangan dari awal. Banyak bahan yang harus dipelajari tapi kalian berpegang aja pada silabus yang sudah dibuat dan sesuai dengan kompetensi yang ada di santa Maria.”
G
:”Kita lanjut sedikit tentang Listrik dinamis sebelum melanjutkan gelombang elektromegnetik. Kamu kenapa? Tadi sudah periksa tho?”
S
:”Radang tenggorokan bu.”
G
:”Ow radang tenggorokan, berarti dikurangi ngobrolnya, dikurangi maennya. Menit 04:36 Kemarin kita sudah sampai pada Hukum II Kirchoff, kemarin dirumuskan?”
S
:”∑E+∑IR=0”
G
:”Itu rumusannya, atau jumlah perubahan tegangan dalam loop sama dengan nol. Dari hukum I dan II Kirchoff, hukum Ohm kita menggunakan alat-alat ukur yang namanya ampermeter, voltmeter. Kalian pernah melihat pernah digunakan pernah menghitung dan membaca skalanya. Sekarang di SMA kalian belajar mendesain ampermeter dan voltmeter. Kalo sekarang SMA kalian mendesain alat ukur, nanti 10 tahun yang akan datang kalian punya banyak modal sudah kaya raya produksi ampermeter dan voltmeter untuk di jual. Menit 06:38 Kita lanjutkan energi daya listrik. Kalo ampermeter ditambah hambatan sebesar berapa?”
S
:”R1+R2+R3.”
G
:”Coba dibuka lagi catatannya.gimana coba kalo untuk ampermeter?”
S
:”Rs=Rc/n-1.”
G
:”Iya Rs=Rc/n-1. Hambatan yang ditambahkan nilainya kecil. Beda kalo itu voltmeter. Menit 07:37 (guru menulis di papan tulis) Nah di review SMP tentang energi daya listrik. Energi listrik simbolnya W, satuannya joule menurut SI, kemudian satuan lain ada kWh, ada hubungan antara kWh dan joule, 1 KWh = … joule. Persamaan W=Vit, karena energi kita menjadi vit, kalo tidak berenergi kita tidak vit. Hukum Ohm, V sama dengan apa?”
S
:”Satuan volt.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 121
G
:”Ko satuan volt. Menurut hukum Ohm, V sama dengan apa?”
S
:”V=IR.”
G
:”Jadi W=IRIT. Dari sini kita lihat bahwa energi listrik harus di IRIT. Lalu menurut ohm I itu apa?”
S
:”I=V/R.”
G
:”Jadi bisa juga W=(V2/R).t W=P.t Ini semua satuannya joule jika V satuannya volt, I satuannya amper dan T satuannya sekon, R satuannya ohm. P satuannya watt. Sekarang kita lihat energi kalor, apa simbol energi kalor?”Menit 11:14
S
:”Q.”
G
:”Iya Q, apa persamaan kalor?”
S
:”Q=mcΔT” (guru menuliskannya di papan tulis)
G
:”Ada alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi kalor, contohnya di rumah apa?”
S
:”Rice cooker.”
S
:”Setrika.”
S
:”Kipas angin.”
G
:”Kipas angin menjadi kalor?”
S
:”Tidak bu.”
G
:”Jadi ada contohnya rice cooker dan setrika. Energi listrik tadi bisa diubah menjadi energi kalor. Menit 12:57 Contohnya kalo kalian itu punya kompor listrik, misalnya 600 watt, kalian mau masak air 1 kg yang suhunya 200 C. Berapa lamanya menghidupkan kompor? bisa menghitungnya? Nah tadi ada energi listrik ada energi kalor. Jadi jangan sampai kalian itu memboroskan energi listrik, tau airnya sudah mendidih tapi kompornya tidak dimatikan. Kalian yang sudah tau tentang energi listrik dan kalor nanti sampai rumah sudah harus ada perubahan sikap, dihitung dulu. Kita cari dulu energy listrik = energi kalor. Menit 14:07 (guru menuliskan penyelesaian) Energi listriknya . =
∆
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122
600. = 1
(4200)(100 − 20)
600 = 4200 (80)
= 70560
= 9,3
Coba dihitung lagi. Tapi nanti kalo di rumah jangan langsung pake kalkulator kalian buru-buru hitung, kalian sudah tau konsepnya, sudah tau bagaimana persamaannya kira-kira berapa lama ya? O sepuluh menit, kalian tinggal lalu 10 menit kemudian kalian datang ternyata airnya sudah mendidih ya. Menit 16:57 (guru menggambar kumparan)Sekarang kita tambah lagi, saya punya elemen listrik. Ada kumparan. Misalnya bola lampu yang di tengahnya ada kumparan kawat halus tau? Ini bisa menyala bila dihubungkan dengan sumber arus. Pada bola lampu misalnya tertulis 220 volt 50 watt. Pernah lihat tulisan seperti itu?” S
:”Iya pernah.”
G
:”Pernah, kalo disetrika tulisannya piye? Pernah baca tulisan disetrika?”
S
:”Ga pernah perhatiin bu.”
G
:”Ga perhatiin. Kalo di rice cooker pernah baca? Berapa watt nya?”
S
:”Ga tau juga bu.”
G
:”Kalo contohnya setrika ada tulisannya 300 watt 220 volt menit 17:58 (guru menulis di papan tulis), di blender misalnya ada 990 watt 220 volt. Pernah lihat tulisan seperti ini?”
S
:”Pernah.”
G
S
:”Nah kalo pernah besok diperhatikan lebih detail lagi. Sekarang kita kembali ke bola lampu, apa arti tulisan itu? Menit 18:50 (guru menulis di papan tulis) Artinya jika dipasang pada tegangan 220 volt menyerap energi 50 joule tiap sekon. Sekarang kalo lampu ini saya pasang pada 110 volt apa yang terjadi lampunya? Piye?” :”Redup.”
G
:”Kalo saya pasang pada 330 volt piye?”
S
:”Terang terus gosong.”
Menit 20:13 Guru menjelaskan dengan metode ceramah dan menggunakan papan tulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 123
G
:”Terang gosong terus pecah. Sekarang yang membuat gosong apanya? Dayanya bagaimana? Kita lihat dayanya, kalo dipasang pada 110 volt, apa yang terjadi dengan daya nya? Dayanya jadi berapa? Kalo misalnya P1 50 watt, P2 = (V2/V1)2 P1; berapa hasilnya?”
S
:”(110/20).2. 50 = 12,5 watt.”
G
:”Berarti dayanya semakin kecil. Kalo dayanya semakin kecil, apa yang terjadi pada bola lampu? Lampunya akan menyala redup. Kalo begitu lampunya awet tidak?”
S
:”Awet sih.”
Menit 22:35 G
:”Ibarat jalan, boleh dilewati mobil tapi yang lewat hanya sepeda.”
S
:”Ya awet bu.”
G
:”Lampunya awet ndak?”
S
:”Awet.”
G
:”Awet, yak an. Boleh dilewati arus 2 amper tapi yang lewat hanya ½ amper. lampunya redup lampunya awet. Rekening listriknya banyak atau sedikit?”
S
:”Sedikit.”
G
:”Berarti hemat biaya listrik. Tapi ingat ngirit tidak mesti pelit. Kalo lampunya redup, lampunya awet rekeningnya sedikit tapi matanya sakit. Matanya sakit karena gelap sekarang kamu bisa pileh alternatif nanti kita lihat dengan cara lain sehingga kamu bisa memilih cara yang tepat. Tadi normalnya dipasang 220, yang kedua ngirit tapi matanya sakit, yang ke tiga dipasang pada 330 volt. Apa yang terjadi pada P3 nya? Berarti P3 = (V3/V1)2 P1=(330/220)2.50=112,5 watt. Berarti lampunya menyala terang. Karena nyalanya terang maka gosong terus terputus. Gosongnya itu karena panas sekali. Meledak karena udaranya memulai karena panas. Setelah putus lampunya mati, kalo mati berarti beli lagi, kalo beli lagi berarti boros. Ada tiga pilihan, kalian pilih yang mana?”
S
:”Yang atas.”
G
:”Mau boros, mau salit atau mau hemat?”
S
:”Mau hemat lah bu.”
G
:”Berarti yang pertama ya. Menit 26:58(guru menulis rumus dan memberi kotak) P2=(V2/V1)2.P1; ini tadi daya, daya yang diserap oleh alat listrik. V ke dua itu artinya yang dipasang, V1 itu yang ada pada lampu, lalu P1 juga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 124
data yang ada dilampu. Itu untuk energi daya listrik. menit 27:58 Kemudian kaliah di rumah mengenal sekring, di mana ada sekring?” S
:”Di TV.”
G
:”Kamu di rumah punya computer, di computer ada sekringnya?”
S
:”Ada.”
G
:”Apa bedanya sekring di rumah sama di alat listrik?”
S
:”Bedanya fungsinya.”
G
:”Fungsinya. Fungsinya apa? Jangan beli kalo ga tau fungsinya, ga tau cara kerjanya, namanya ngawur itu. Sekring itu ada dua yang kita pakai, yaitu ada pembatas daya dan pembatas arus. Kalo kalian di rumah langganan listrik 900 watt, makai alat lebih dari 900 watt, apa yang terjadi?”
S
:”Njeglek.”
G
:”Njeglek. Nah di situ ada saklar sekring pembatas daya. Pembatas arus, kalo kamu punya televisi, ada konslet maka sekringnya putus. Jadi arus di batasi yang masuk kalo tinggi terus putus. Maka komponen TV nya habis. Ini untuk sekring. Menit 29:35 Terus kemarin sumber arus ada dua, ada sumber arus DC dan AC. Untuk sumber arus DC, itu sumber tegangannya terbatas, contohnya kamu punya tegangan pada baterai 1,5 volt, kalo misalnya kamu mau menghasilkan sinar-X butuh tegangan 1000 watt, eh 1000 volt, barapa baterai yang dipasang?”
S
:”Ya banyak bu.”
G
:”Banyak. Berapa banyaknya? 1000/1,5. Kurang lebih 700, jadi untuk menghasilkan sinar-X kita butuh 700 baterai. Susun seri atau paralel?”
S
:”Seri.”
G
:”Seri. Jadi panjang sekali tho. Nah itu tadi baterai tegangannya terbatas jadi tidak bisa memenuhi untuk tegangan yang besar. Maka kemudian ada sumber arus AC, nah ini tegangannya bisa dinaikkan dengan apa?”
S
:”Generator, eh salah.”
G
:”Generator salah terus apa? Untuk menaikkan dan menurunkan tegangan apa namanya? Tegangan itu kan bisa dinaik turunkan, misalnya 220 diturunkan jadi 12. Nama alatnya apa? SMP sudah pernah, lupa semua satu kelas?”
S
:”Transformator bu.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 125
G
:”Transfomator. Itu untuk menaikkan menurunkan, sehingga kalo mau menghasilkan sinar-X 1000 volt, naikkan. Kalo mau menghasilkan radio 6 volt, turunkan. Itu tadi tentang listrik, kalo ada pertanyaan tentang penjelasan tadi?”
S
:”Ga ada bu, nyatet dulu bu.”
(Listrik dimanis sampai pada menit 38:48 dan kemudian guru melanjutkan materi baru tentang gelombang elektromagnetik.)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 126
Lampiran 4 Fieldnotes Guru Observasi Awal Penelitian tanggal 27 April 2012 (tanda merekam)
Pertemuan ini merupakan pertemuan yang pertama dengan kelas XD. Guru memperkenalkan peneliti dan menjelaskan tujuan kedatangan peneliti yakni untuk mengikuti proses belajar mereka sebagai salah satu jalan untuk memperoleh data skripsi. Setelah selesai memperkenalkan peneliti, guru bertanya tentang siswa yang tidak hadir dan apa alasannya. Pada saat proses belajar berlangsung ada 6 siswa yang tidak hadir dari jumlah seluruhnya yaitu 21 siswa. 2 siswa alpa (tanpa keterangan) dan 4 siswa sakit. Guru berkeliling meja siswa untuk mengecek kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan melihat catatan siswa dan guru menemukan siswa yang catatannya tidak sama dengan siswa yang lain karena pada pertemuan yang lalu siswa tersebut tidak hadir kemudian guru menyuruh siswa tersebut untuk melengkapi catatan dengan meminjam kepada teman yang lain. Pada pertemuan ini, guru membahas soal yang diberikan sebagai latihan di rumah tentang perpindahan kalor dan melanjutkan materi baru tentang listrik dinamis. Guru mereviewmateri pada pertemuan yang lalu mengenai laju perpindahan kalor dan menyebutkan persamaan-persamaan yang ada. Guru membahas satu contoh soal tentang konduksi, konveksi, dan radiasi kemudian soal yang lainnya dijadikan latihan di rumah. Guru dan siswa membahas soal latihan tentang perpindahan kalor. Salah seorang siswa membacakan soal dan guru menuliskan di papan tulis dan menyelesaikan soal tersebut. Guru menulis pembahasan soal laitihan di papan tulis seperti berikut Contoh konduksi = = = P
Q
t=800C t=? t=200C =2 = = ⋯?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 127
= 2
∆
∆
= =
(80 − ) =
∆
( − 20) 160 − 2 = − 20
180 = 2 = 60 Jadi suhu sambungan 600C.
Contoh radiasi = = = = 27 = 300 = 127 = 400
=
=
=
81 256
= ⋯?
=
Contoh konveksi = ∆ = 14
=
= 12 = = ⋯? =ℎ
=
=
300 400
=
81 256
ℎ=4 /
∆ = 4.12.14 = 48 14
Setelah guru selesai membahas contoh soal, siswa mencatat yang ada di papan tulis dan guru berkeliling meja siswa. Guru melanjutkan pelajaran dengan materi tentang listrik dinamis. Guru mereview kembali pengetahuan siswa tentang jenis muatan listrik pada waktu SMP. Saat mereview jenis muatan listrik, ada siswa yang menjawab bahwa muatan listrik terdiri dari muatan positif, negatif, dan netral kemudian guru menjelaskan netral adalah muatan pada atom. Lalu guru mengkaitkan hal tersebut dengan cara pandang siwa tentang suatu hal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 128
yaitu kita boleh mengajukan pendapat tergantung dari sudut pandang mana kita menilai. Kemudian guru melanjutkan materi tentang sumber arus listrik, kuat arus listrik, arah arus listrik, alat ukur listrik, dan membahas soal latihan tentang listrik dinamis. Saat menjelaskan materi, guru tidak melihat buku. Guru menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran dan ceramah sebagai metode pembelajaran.
Observasi Awal Penelitian II 4 Mei 2012 (tanpa merekam) Pada awal pertemuan, guru melihat kesiapan siswa dengan berkeliling meja Guru memulai pelajaran dengan membahas soal tentang pembacaan alat ukur listrik (ampermeter) dan menyelesaikannya bersama dengan siswa. Guru bertanya kepada siswa dan menyebut nama siswa yang ditunjuk. Guru menegaskan kepada siswa tentang hal penting dalam pembacaan skala dan masih ada siswa yang bingung kemudian guru menjelaskannya kembali. Guru melanjutkan materi tentang hukum Ohm dan hambatan penghantar Guru memberikan contoh soal tentang hukum Ohm dari soal latihan listrik dinamis Guru menggunakan metode ceramah dan media papan tulis dalam menyampaikan materi dan tidak melihat buku.
Pengambilan Data melalui Perekaman I tanggal 11 Mei 2012 (dengan handycam)
Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran untuk 3 minggu yang akan datang dan tugas-tugas yang harus dikumpulkan siswa untuk melengkapi nilai. Mereview materi Hukum Ohm dan melanjutkan materi Hukum I Kirchoff. Guru memberikan analogi perempatan nol Km (Malioboro) dan memberikan contoh data hasil percobaan untuk menjelaskan Hukum I Kirchoff. Guru menggunakan media papan tulis dan metode caramah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 129
Siswa mencatat yang ada di papan tulis, guru berkeliling meja dan mendapati seorang siswa yang memakai dua anting di satu telinga kemudian guru menegurnya. Guru melanjutkan menjelaskan materi Susunan hambatan Sebelum masuk penjelasan susunan hambatan, guru memberikan pertanyaan awal : “Kalo gambar hambatan, tulisannya 5 Ohm. Artinya kalian harus belanja hambatan yang nilainya 5 Ohm tapi di toko adanya hambatan 100 Ohm. Lalu solusinya bagaimana?” Guru menyuruh 3 siswa maju untuk memperagakan susunan hambatan seri dan peralel.
Pengambilan Data melalui Perekaman II tanggal 18 Mei 2012
Guru masuk kelas dan berkeliling meja siswa dan mendapati siswa yang pucat kemudian guru menanyainya. Guru mereview materi susunan hambatan dan memberikan conroh soal: “Kalo tiga hambatan 4 Ohm 6 ohm 12 ohm kalo saya susun seri berapa hambatan pengganti Rs? R1 4 Ohm, R2 6 Ohm, R3 12 Ohm disusun seri berapa Rs nya?” Guru memanggil nama siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Guru menggunakan media papan tulis dan metode caramah. Melanjutkan materi tentang rangkaian jembatan Wheaston. Selesai menjelaskan, guru menyuruh siswa mencatat dan guru berkeliling meja siswa. Guru mendapati siswa yang ngantuk dan menyuruhnya untuk mencuci muka. Guru melanjutkan meteri tentang gaya gerak listrik. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang baterai. Guru menggunakan baterai jam dinding dan analogi jalan raya YogyaSemarang untuk menjelaskan arus dalam baterai. Setelah guru selesai menjelaskan, guru berkeliling meja siswa dan mendapati siswa tidak membawa buku catatan kemudian guru menanyakan mengapa tidak dibawa buku catatannya. Guru :”ini ko ga bawa buku?, Siswa :”lupa bu ketinggalan soalnya kemarin ga dicatat di sini Guru melanjutkan proses pembelajaran dengan mengerjakan latihan soal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 130
Saat guru menyuruh siswa mengeluarkan latihan soal listrik dinamis, ada siswa yang tidak membawa soal kemudian guru meminjamkan soal. Guru memberi catatan pada soal yang tidak akan dikeluarkan saat ulangan listrik dinamis.
Pengambilan Data Penelitian III tanggal 25 Mei 2012 Guru masuk kemudian meanyakan kehadiran siswa dan memberi nasehat tentang pemanfaatan waktu. Jumlah siswa yang hadir 18 dari seharusnya 21 yang tidak masuk 3. Satu tidak masuk 2 ada surat keterangannya. Guru mereview rangkaian elemen seri dan paralel. Melanjutkan menjelaskan Hukum II Kirchoff menggunakan contoh data hasil percobaan. Guru menjelaskan mengenai persamaan dalam Hukum II Kirchoff dan menuliskannya di papan tulis.
Pengambilan Data Penelitian IV tanggal 28 Mei 2012
Guru masuk kelas dan menjelaskan tentang rencana pembelajaran yang akan dating Guru bersama siswa mereview Hukum II Kirchoff. Melanjutkan menjelaskan tentang alat ukur listrik (ampermeter, voltmeter, galvanometer). Guru menggunakan analogi kendaraan yang ada di jalan raya untuk menjelaskan arus pada galvanometer.
Pengambilan Data Penelitian V tanggal 1 Juni 2012
Guru menanyakan siswa yang tidak hadir. Pada pertemuan ini, proses pembelajaran diikuti oleh 4 mahasiswa dari Universitas pendidikan fisika dari Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) dalam memenuhi rangka tugas kuliah. Guru melanjutkan menjelaskan energi daya listrik. Guru menjelaskan persamaan-persamaan dalam energi listrik dan menuliskannya di papan tulis. Guru menjelaskan tentang perubahan energi listrik menjadi bentuk energi lain dengan memberi conroh pada alat-alat elektronik yang ada di rumah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 131
Guru menjelaskan dengan metode ceramah dan menggunakan papan tulis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 132
Lampiran 5 Transkrip Wawancara dengan Guru Wawancara tanggal 4 Juni 2012 Peneliti : P Guru
:G
P : “Ibu mengajar sudah berapa lama?” G :”Saya mengajar mulai dari tahun 1986/1987, ya berarti sudah sekitar 26 tahun.” P : “Itu pertama kali ibu mengajar sudah langsung di sini?” G :”O tidak. Saya itu mengajar pertama kali di SPG tahun 1986/1987 itu di Semarang. Lalu 1987-1989 di SMP dan kemudian dari tahun 1989 sampai sekarang saya mengajar di SMA ini. Dari tahun 2009 saya juga membantu mengajar di SMA Budya Wacana karena untuk memenuhi 24 jam untuk sertifikasi.” P :”Dari pengalaman ibu mengajar dengan beda-beda sekolah, ada perbedaan ga bu?” G :”Ya jelas ada. Kalau mengajar di SPG itu kan orientasi siswa nya mau jadi guru SD jadi ya siswa-siswanya sudah enak mengarahkannya untuk menjadi pengajar, seorang guru tho. Kalau yang mengajar di SMP itu siswanya masih bisa dibilang anak-anak ya jadi masih suka main-main. Apalagi kalau pelajarannya sudah siang itu anak-anak jadi pasif, jadi ga semangat belajar tapi kalau yang di SMA Dominikus Semarang anak-anaknya aktif mau pelajarannya siang juga mereka masih tetap semangat. Lalu kalau mengajar di sini juga beda ceritanya. Murid-muridnya kan putri jadi perhatian mereka saat mengikuti pelajaran ya relatif sama. Kalau putri itu kalau belajar eksak cenderung emang agak sulit dan memang mereka kurang tertarik ya. Tapi biar gimana saya tetap berusaha sebisa mungkin biar mereka tertarik ke fisika, ya walaupun ga semua tertarik dan bisa menerima materi. Selain di STAMA saya juga pernah mengajar di BOPKRI tapi karena saya punya anak kecil terus jadi repot lalu saya mengundurkan diri dan saya menetap di sini.” P :”Kalau dari siswanya bu, ibu kan mengajar mereka dari awal masuk untuk semua kelas X, itu pendekatannya bagaimana bu? Apakah ibu mengenal anak? Ya setidaknya namanya saja?” G :”Kalau nama saya tidak bisa semuanya kenal ya karena keterbatasan saya. Saya itu biasanya kenal anak hanya yang pintar atau yang aktif saja. Biasanya saya tau itu dari ulangan pertama. Kalau ulangan pertama itu saya ketat sekali dalam arti supaya tau murni sesungguhnya yang bisa yang mana yang tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 133
bisa yang mana sehingga setelah itu kan lancar. Saya itu tes awal murni ketat sekali sungguh-sungguh sekali sehingga setelah itu ketahuan yang ini pinter yang ini ga pinter sehingga proses selanjut gampang ga tertutup.” P :”Tapi kalau ternyata pernah melenceng dari perkiraan ibu itu bagaimana? Misalnya pertama nilainya bagus lalu nilai berikutnya tidak, itu kan dari siswa juga banyak faktor bu?” G :”Banyak faktor juga tapi ya yang selama saya alami memang naik turun tapi tidak terlalu jauh banget tidak drastis banget.” P :”Lalu kalau ibu tau anak itu pintar, apakah anak itu termotivasi dan aktif dalam proses pembelajaran?” G :”Semangat motivasi mereka itu beda-beda, tidak sama karena kita juga tahu kan tidak semua anak berminat masuk IPA. Kalo yang minat di IPA biasanya ya aktif mau, mau mengerjakan, mau ngasih pendapat, dia juga pasti mengerjakan kalau kelas satu kan masih umum IPA, IPS, Bahasa itu kelihatan sekali kalau mereka yang pengen IPA itu aktif sekali kalau masih ada nilai yang kurang itu mereka datang mereka bilang bu aku masih kurang nilai yang mana masih bisa nambah yang mana gini gini gitu. Tapi yg ga minat IPA itu kemaren sampe di remidi semester ganjil nyampe ditunggu pirang-pirang bulan ga dikumpul-kumpul sampe tak serahin kurikulum iki bu aku wes bosen nagih akhirnya di tagih sama kurikulum karena tuntutan harus tuntas tho semester satu nah akhirnya dia baru terpaksa ngumpul.” P :”Terus ibu kan sudah tahu bagaimana siswa, kemudian strategi ibu mengajar bagaimana? Apakah ada perubahan?” G :”Ya kalau saya pandang begini saja kalau memang mereka yang kurang berminat di IPA ya biar aja yg penting mereka mengikuti tes dapat nilai rapor baik, tidak menggangu dan mengikuti dengan baik dan ga aneh-aneh gitu lah. Karena intelektual mereka juga kan ga bagus semua, beda-beda.” P :”Untuk anak yang pintar itu apakah ibu juga tanya-tanya dengan guru yang lain?” G :”Oh iya jelas. Biasanya kita ngomong-ngomong antar guru terutama Biologi, Kimia, Matematika. O iya itu bagus, ini bagus dan pada umumnya sama kalau di IPA bagus biasanya relatif sama nilainya tapi ada juga yang dominan. Oh kalau itu dominan di fisika, itu dominan di matematika ada perbedaan tapi yo ga terpaut begitu jauh. Biasanya kalau bagus ya bagus semua. Lalu kalau begitu arah jurusannya IPA, jadi kita juga kan tidak sembarangan menjuruskan anak kasian anak nanti kalau memang anak tidak mampu tetep kita tidak boleh ada yang merengek-rengek juga orang tua nya ada yang macem-macem minta di IPA tapi kita pertimbangannya di kelas tiga. Bukannya kita ga boleh tapi kita mempertimbangkan di kelas tiga nanti karena itu kan salah jurusan nanti mesakke anaknya kita jadi beban nanti.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
P : “Persiapan apa yang ibu lakukan sebelum mengajar?” G :”Persiapan saya sebelum mengajar itu ya administrasi, administrasi itu ada di awal semester mulai dari prota prosem, rpp silabus. Ya saya itukan sudah cukup lama mengajar termasuk juga listrik dinamis, jadi ya udah ada dipikiran hanya ditambah-tambah sedikit mengikuti silabus dan RPP. Untuk masalah siswa itu ya mungkin karena sudah lama dan sering mengajar, yang pertama saya lakukan itu mesti ngelilingi anak, kalo anak dikelilingi itu otomatis dia cepat-cepat membuka buku, mempersiapkan alat tulis, itu dari kesiapan anak. Kalo dari saya sendiri untuk mengingat kembali kemarin sudah sampai mana materinya itu kalo malamnya saya kurang mempersiapkan, jadi kalo lagi keliling saya ingat misalnya kemarin sampai hukum Ohm, oh berarti sekarang hukum I Kirchoff. Saya juga sering mereview materi yang sudah lalu misalnya tentang hukum Ohm kemarin apa rumusnya? Terus kemarin itu saya pake analogi perempatan Malioboro itu maksudnya biar anak bisa membayangkan kalo arus listrik itu seperti kendaraan yang ada di perempatan. Kalo membayangkan arus listrik kan sulit. Kalo saya itu untuk motivasi awal seperti itu sering membuat catatan-catatan dan dekat dengan pemikiran anak misalnya kalo mau menjelaskan arus listrik ya pake contohnya perempatan jalan tadi itu.” P :”Materi yang ibu sampaikan itu didapat darimana dan hal apa saja yang perlu diperhatikan saat menjelaskan materi?” G :”Materi itu awal ya saya dapat dari buku, internet, powerpoint juga ada, dari MGMP guru-guru, dari teman-teman PLPG, terus rpp dan silabus itu di sesuaikan dengan standar minimal. Kaya misalnya optik, kalo dulu itu kan optik mulai dari pemantulan, pembiasan, alat-alat listrik dan lain sebagainya tapi sekarang kan dari pemerintah sudah langsung alat-alat optik karena mungkin yang pembiasan pemantulan sudah waktu SMP sehingga sekarang saya sudah bisa sampai Listrik Dinamis.” P : “Untuk silabus sendiri, ibu mengikuti pemerintah atau darimana?” G :”Oh tidak, pemerintah punya silabus, tapi sekolah juga berhak untuk mengubah sesuai dengan keadaan sekolah, dengan siswanya, fasilitasnya yang ada, ada faktor-faktor SWOT itu lho.” P :”Saat menjelaskan Listrik Dinamis, materi mana yang ibu anggap sulit untuk dijelaskan?” G :”Saya yang sulit itu tentang hukum II Kirchoff. Karena untuk rangkaian yang majemuk itu persamaannya lebih dari satu , yang loop ganda itu juga sulit makanya saya sering alon-alon sekali kalo menjelaskan, tak beri contoh soal, terus angka-angkanya juga mudah dihitung. Kalo udah ketemu soal itu kadangkadang mereka bingung, bingung melihat loop nya, bingung menghitungnya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
tidak konsisten sama tanda. Maka kalo ujian nasional itu yang masalah loop ganda di tinggal dulu, coba kerjakan soal lain yang lebih mudah biar ga buangbuang waktu. Saya itu biasanya menekankan siswa pada materi-meteri yang sering dijumpai dalam UN seperti alat ukur listrik itu pasti keluar, susunan hambatan, lalu ada juga tentang humuk I dan II Kirchoff” P :”Saat menjelaskan ibu tidak melihat buku, mengapa?” G :”Oh ya kadang-kadang saya bawa buku itu untuk ngasih contoh soal biar angkanya pas, biar ga terlalu sulit juga untuk menghitung, biar angkanya ga sulit biar ngitung nya pas, kalo angkanya sulit juga siswa sulit ngitungnya.” P :”Dalam pembuatan silabus dan RPP, untuk kelengkapannya ibu mendapat info darimana?” G :”Silabus yang saya pakai itu sumbernya dari pemerintah, nanti sekolah menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah kita sendiri. Untuk kelengkapannya itu saya dapat dari MGMP dari workshop, seminar, berhubung saya juga pengurus jadi kalo ada informasi apa-apa ya mesti tahu apalagi kalau sekarang itu RPP harus pake karakter, Elaborasi juga ada.” P :”Untuk materinya sendiri, untuk kelengkapannya ibu mencari informasi tambahan darimana?” G :”Dari buku ada, saya biasanya pake catatan kecil punya pribadi lalu poinpoinnya. Kalo kita mengajar itukan minimal sudah punya poin-poin minimal, misalnya kalo mengajar hokum ohm itu poin-poinnya apa-apa saja. Karena itu ada berapa versi ya, kalo dari pengawas itu biasanya suruh dibuat poinpoinnya saja, tapi ada juga versi yang suruh ditulis lengkap.” P :”Dalam RPP ada tertulis memberikan umpan balik, itu apa bu maksudnya?” G :”Memberi umpan balik itu maksudnya kaya mereview, misalnya setelah siswa dijelaskan kemudian diberi pertanyaan dan di jawab. Itu masih dalam satu pertemuan atau bisa juga mengulang materi yang sudah dipelajari.” P :”Mengapa pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP?” G : “52, 51, 53, kenapa 52 duluan karena ini nanti jadi dasar hukum Ohm dan buat dasar membaca alat ukur.” P :”Untuk soal ulangan Lisrik Dinamis itu ibu membuat dua tipe soal, itu mengapa bu?” G :”Itu kan untuk mengecek kemampuan dan pemahaman siswa tho. Kalo uraian singkat itu kan mudah untuk mengecek pemahaman siswa dan kalo udah ngerti rumusnya juga kan gampang menyelesaikan soal-soal yang jauh lebih sulit.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
P :”Untuk tingkat kelas X sendiri, sampai batas mana materi tentang Listrik Dinamis yang ibu berikan?” G :“Untuk tingkat SMA itu berbeda tekanannya dengan perguruan tinggi, apalagi masih kelas X, jadi penyampaiannya ya hanya sacara garis besar dan ada penurunan rumusnya sedikit dan juga tidak sampai pada detail-detail sejarahnya.” P :”Kemarin itu ulangan Listrik Dinamis dilakukan sebelum semua materi selesai disampaikan, apakah ibu sudah merencanakan hal tersebut atau bagaimana bu?” G :”Ulangan listrik saya lakukan sebelum masuk sub materi energi dan daya listrik itu karena biar bisa dapat waktunya ga mepet dengan ujian semester. Nah kalo energi dan daya listrik itu kan dengan dijelaskan ya siswa ga terlalu sulit karena juga bisa langsung diterapkan dan dilihat dalam kehidupan seharihari.” P :”Menurut ibu, hal apa saja yang harus dikuasai saat mempelajari Listrik Dinamis?” G :”Agar siswa mudah untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya paling tidak mereka harus mengerti konsep dasarnya dulu. Kalo di listrik dinamik itu ya ada muatan listrik, arus listrik dan juga kuat arus listrik. Kalo mereka udah ngerti dasarnya maka untuk penjelasan selanjutnya ya mudah-mudahan lebih gampang.” P :”Bagaimana cara ibu untuk menarik perhatian siswa untuk dapat menyenangi materi yang ibu sampaikan?” G :“Terkadang siswa itu sulit memahami kalau tidak ada contoh nyatanya. Nah kalau listrik dinamik ini kan sangat jelas sekali dalam kehidupan sehari-hari meraka juga bisa melihat penerapannya contohnya di bola lampu, alat-alat elektronik, atau juga ada dilingkungan sekolah mungkin.” P :”Menurut ibu apa saja materi yang mencakup Listrik Dinamis?” G :”Listrik dinamis itu ya berbicara tentang listrik yang mengalir atau arus listrik yang dapat bergerak. Dalam listrik dinamis itukan ada diantaranya arus listrik, Hukum Ohm, Hukum Kirchoff, lalu ada susunan hambatan, rangkaian listrik, energi listrik juga. Untuk mengukur kuat arus pada listrik bisa dengan cara muatan listrik dibagi waktu dengan satuan muatan listrik adalah coulomb dan satuan waktu adalah detik. Kuat arus pada rangkaian bercabang sama dengan kuat arus yang masuk sama dengan kuat arus yang keluar itu ada dihukum I Kirchoff. Kalo dalam hukum Ohm dapat mengukur tegangan listrik dengan cara kuat arus dikalikan hambatan. Hambatan nilainya selalu sama kerena tegangan sebanding dengan kuat arus.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
Wawancara tanggal 11 Juni 2012 P :”Sebelum memulai pelajaran, ibu sering keliling kelas, itu maksudnya apa?” G :”Itu maksudnya melihat kesiapan siswa, kalau sudah didekati begitu minimal dia menyiapkan buku menyiapkan alat tulisnya terus kalo yang dirinya belum siap kalau di belakang ada yang masih ngobrol juga kan nanti jadi diam.” P :”Saat ibu bertanya itu ditujukan untuk perorangan atau individu?” G :”Kalau pertanyaan itu diberikan kepada semua siswa tapi nanti kalo ulangan ya kita mengharapkannya pribadi. Kalo teknik bertanya yang baik itukan diberikan kepada semua siswa itu namanya pertanyaan klasikal, tapi nanti kita mengaharapkannya jawaban individu.” P :”Saat ibu selesai menjelaskan meteri ibu keliling meja siswa, itu apa maksudnya?” G :”Kalo udah selesai menjelaskan, kalo udah ada rangkuman, itukan siswa mencatat, nah pada saat siswa mencatat itu saya keliling untuk melihat siswa setelah keliling kelas ya bisa memantau kegiatan siswa, catatannya lengkap atau tidak terus kalau kalau ada yang salah menuliskan symbol, jadi kita sekalian bisa mengambil nilai afektif. Penilaian afektir itu tidak harus khusus ada waktu tertentu tapi waktu proses pembelajaran kita juga bisa mengambilnya dengan ya itu tadi contohnya.” P :”Contoh soal yang ibu berikan saat pembelajaran itu didapat darimana?” G :”Kalau untuk contoh soal itu dari RPP ada, LKS, buku paket juga ada dari latihan soal juga ada, tapi kadang-kadang saya juga buat sendiri, kalo materinya seperti ini berarti ya contoh soalnya menyesuaikan ya disesuaikan saja dengan materinya.” P :”Apakah contoh soal itu dapat dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman siswa?” G :”Contoh soal itukan tidak menjawab sendiri, kita jawab selasaikan bersama sama sehingga ada interaksi antara guru dengan siswa. Nanti kalau diantara siswa itu sudah ikut menjawab itukan nanti mereka juga bisa mengerti tho itu psikologis ya, namanya anak itu kan kepribadiannya berbeda-beda, kalo anaknya seperti itu ya ga usah diambil hati kita hargai saja. Kalo saya menghadapi siswa itu sudah siap karena pengalaman juga lama.” P
:”Untuk hasil ulangan listrik dinamis kamarin, itukan banyak siswa yang mendapat nilai dibawah standar bu, lalu bagaimana tindakan ibu selanjutnya? Apakah ibu melakukan program remidial?
G :”Kalo dilihat dari hasil kemarin memang banyak yang tidak tuntas. Ya itulah siswa kita bisa lihat sendiri bagaimana kemampuan mereka yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
sesungguhnya. Untuk program remidial sendiri, itu tetap ada tapi siswa tidak mengerjakan soal kembali di dalam kelas, karena ini waktunya juga mepet dengan ulangan semester ya jadi saya suruh mereka untuk mengerjakan kembali soal ulangannya terus dikumpul gitu untuk melangkapi nilai ketuntasan tho.” P :”Materi mana yang ibu anggap mudah dan sulit saat menjelaskan Listrik Dinamis?” G :”Kalo mudah itu ya bagian awal-awal yang kuat arus, hukum ohm, yang paling sulit itu hukum kirchoff II, itu sulit karena unsur persamaannya yang banyak lalu rangkaiannya juga rumit, untuk menyelesaikannya itu butuh ketekunan dan ketelitian tho. Kalo sulit seperti itu ya saya menyampaikan materinya pelan-pelan, gambarnya besar, terus anak-anak itu tak suruh diam dulu sebentar terus kalo ngasih contoh itu angkanya yang kecil dan mudah-mudah dalam perhitungan. Yang penting itu konsep dasarnya itu penting untuk melanjutkan materi berikutnya, untuk itu siswa harus di donk ke dulu sampe tau.” P :”Darimana ibu memperoleh informasi saat pembuatan soal ulangan?” G :”Kalo soal ulangan kemaren itu ada yang di RPP. Nah soal ulangan kemaren itu gini di RPP itu sebagai lampiran, tapi soal itu ada yang dipakai ada juga yang tidak. Ada juga RPP itu kita buat awal, lalu soal-soal tes itu ada dulu lalu pada saat ulangan juga bias ditambai. Kalo soal itu biasa saya buat sendiri, angkanya yang sederhana mudah dihitung tidak besar-besar nilainya.” P :”Apa kendala ibu saat menjelaskan materi Listrik Dinamis?” G :”Ya listrik dinamik itu memang suatu yang sulit untuk dipahami bisa juga dibilang abstrak mungkin. Kendalanya pada topik tertentu, kalo misalnya listrik karena anak cewek tidak begitu suka dengan listrik maka kita bicaranya pake contoh blender, hair dryer, setrika atau barang elektronik yang dekat dengan cewek. Kalo kita sudah terbiasa mengahadapi anak itu kan suka kelihatan dari wajah anak, mana yang minat mana yang tidak minat, kalo tidak minat ya kita dekati aja, kalo ga minat itu biasanya dia tidak membawa buku, catatannya tidak lengkap, ga garap pr, atau tugas-tugas tidak dikerjakan. Ya mungkin karena saya juga sudah lama mengajar juga jadi paham situasi anak dari wajahnya saat di kelas.” P :”Menurut ibu apa yang dimaksud dengan wawasan dan landasan kependidikan?” G :”Wawasan dan landasan pendidikan, kalo landasan itu ya berarti dasar hukum yang digunakan nek kita yang jelas ada UUD terus ada peraturan pemerintah lalu dalam UUD, undang-undang sisdiknas terus Permen no 22 , no 23 kalo 22 itu tentang standar isi terus 23 itu tentang SKL (standar Kompetensi Lulusan) lalu 41 itu tentang prosesnya, proses belajar. Jadi kita itu dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
melaksanakan ini semuanya ada acuannya ada dasar hukumnya. Terus yang nomor 20 itu tentang penilaian, jadi kalo kita melakukan penilaian itu juga ada dasarnya ada peraturannya dari pemerintah.” P :”Kalau dalam pembelajaran itu sendiri, bagaimana menerapkan landasan pendidikan tersebut?” G :”Dalam Permen no.22 itu kan sudah ada SKKD nya nah kemudian SKKD itulah yang menjadi acuan kita dalam menyusun silabus, RPP, nah itu yang standar isi. Kalo yang standar standar kompetensi lulusan (SKL) tadi digunakan untuk menentukan indikator, tujuan pembelajaran, itukan sudah ada SKL nya, nanti kalo melenceng dari SKL kan juga bingung. Nah sekarangkan sekolah sudah otonomi sendiri sudah punya kewenangan KTSP sendiri, jadi kurikulum disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan sekolah masing-masing sesuai visi misi sekolah juga. Terus yang proses, kalo kita dalam melaksanakan proses KBM, merencanakan RPP itu ada di sana. RPP itukan formatnya ada, dari SKKD sampe indikator, tujuan kemudian KBM itu semua ada di permen itu, pokoknya minimal ada unsur itu. Format RPP nya ya minimal itu, ditambahi boleh tapi kalo dikurangi itu ga boleh.” P :”Hal apa yang sekiranya dan menurut ibu bias membatalkan atau pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang sudah ibu buat? Dan apa solusi ibu?” G :”Yang membatalkan RPP itu bias karena alatnya, bias jadi karena siswanya tidak memungkinkan diajak membahas topick itu, namanya swasta kan juga dari tingkat masukannya kan sisa-sisa tho, bahkan ada juga yang paket B, itu berartikan kalo kita punya rencana yang bagus tapi kemampuan siswa tidak mendukung juga tidak bisa diterapkan.” P :”Bagaimana cara ibu melihat penguasaan materi yang telah didapat oleh siswa? Bagaimana cara ibu mendekati siswa yang kurang berminat?” G :”Ya minimal kalo kita memberikan pertanyaan lisan itu kita bias tahu dati tanggapan siswa, lalu dari penampilan atau performen siswa. Siswa itu kelihatan sekali ko antara yang dong dan yang ga dong. Jadi kalo ga dong itu dia kelihatan bingung kelihatan dari wajahnya, kalo dari aktifitasnya ya dia ogah-ogahan dalam mengikuti proses pembelajaran. Lalu juga biasanya saya pakai pengalamatan spontas secara langsung kalo pake tertulis itu saya terkendala di waktu dan kurang efisien. Kalo mereka tidak minat itu bisanya saya dekati terus saya lihat catatannya biasanya mereka langsung terlihat seperti malu begitu terus ya langsung memperhatikan pelajaran.” P :”Saat pembelajaran ibu mengambil baterai pada jam dinding, kemarin juga terlihat ibu menyuruh siswa memperagakan susuan hambatan, itu spontan atau terencana bu?” G :’Ya itu terencana tapi kita melihat situasi yang ada itu seperti apa, sesuai dengan fakta yang ada. Kalo misal kita belajar di laboraturium itu kita punya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
hambatan, kita bisa langsung pake hambatan, tapi kalo kita di kelas ya kita pake media siswa kan mungkin lebih jelas, lebih mudah dipahami. Untuk susunan hambatan itu kan kalo pake gambar aja siswa mungkin juga masih bingung membayangkannya, nah kalo kita pake alat peraga ya setidaknya dengan memperagakan di depan kelas, siswa bisa lebih mudah memahaminya” P : “Pemberian contoh data itu maksudnya apa bu?” G :”Oh gini, kalo pemberian contoh data itu kan hukum ohm kita pake praktikum minimal di laboraturium, terus saya kan tidak di lab tidak eksperimen, tidak demenstrasi tapi saya bawa anak untuk diskusi tapi diskusinya itu pake contoh data hasil eksperimen. Jadi pembuatan datanya juga bukan dari buku, tapi saya jelaskan bahwa ini data contoh hasil percobaan maksudnya kita pernah melakukan percobaan dan hasilnya seperti ini. Itu menurut saya metode ceramah yang dasarnya eksperimen jadi tidak hanya dari teori saja jadi mereka juga tahu suatu saat kalau saya percobaan maka hasilnya seperti ini.” P :”Untuk evaluasi sendiri, psikomotorik dan afektifnya ibu menggunakan apa?” G :”Kalo psikomotorik itu sebenarnya lebih bagus kalo eksperimen membaca alat ukur. Sebenarnya psikomotorik iti tidak harus membaca alat ukur langsung misalnya dari soal ulangan yang tentang membaca alat ukur. Kalo penilaian afektif saya itu yang penting yang saya nilai itu catatannya pas akhir semester, kerajinannya mengerjakan pr, kerapihannya, keaktifannya spontan saat pembelajaran. Kalo keaktifan itu awalnya saya lihat dari pertama kalo emang dia tidak perhatian besoknya tidak perhatian lagi berarti ya dia memang tidak minat dipelajarannya minatnya rendah. Kalo yang aktif itu ya bisa dilihat mereka aktif selalu tanya, selalu jawab kalo diberi pertanyaan.” P :”Hasil pembelajaran itu ibu pakai untuk evaluasi selanjutnya atau tidak?” G :”Kalo evaluasi itu saya ngikuti dari indikatornya di RPP dulu, jadi soal itu minimal sama dengan yang ada di indikator lalu saya tambahi untuk yang pengembangan atau yang pengayaan lalu kalo itu memang belum bagus ya saya kasih remidi. Jadi kadang tiap materi itu berbeda hasilnya, misalnya untuk materi ini siswa nilainya bagus, tapi untuk materi yang lain nilainya kurang bagus, jadi ya tergantung tingkat kesulitan materinya. P :”Saat ibu mengajar, ibu tidak membuka buku, mengapa?” G :”Kalo kita mau ngajar itukan sudah punya gambaran, kalo kita mau ngajar ini, berarti kita harus menyiapkan materi apa, buku itu saya gunakan sebagai referensi untuk mencari contoh soal saja biar gampang nyarinya. Nek sumber soal itu kan banyak, ada dari buku dari internet, dari soal ujian dari MKKS, soal ujian nasional, nah soal-soal itukan saya ambil tapi menyesuaikan bahasanya, indikatornya, angka-angkanya, ya paling tidak saya harus memberiakn soal seperti ini untuk standar minimalnya. Minimal ya soal-soal ujian itu saya pakai biar siswa juga bisa sekalian belajar untuk persiapan.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
P :”Menurut ibu apa yang bisa di dapat siswa setelah mempelajari Listrik Dinamis?” G :”Kalo waktu SMP itukan hukum Ohm dan susunan hambatan itu sudah ya dia paling tidak bisa mengingat kembali dan saya tambahi rangkaian hukum kirchoff II itu hal yang baru itu saya sampaikan secara realnya bahwa kalo batu sama aki kalo disambung apakah bias menghasilkan arus listrik. Terus nek misalnya batu sama aki itu disambung tapi kutubnya itu sama, lampunya nyala apa ga? Tetap nyala karena beda tekanannya.” P :”Menurut ibu apa manfaat dari penyampaian tujuan pembelajaran?” G :“Karena memang sebelum belajar itu kita harus menyampaikan tujuan pembelajaran agar anak itu tau tujuan pembelajaran.” P :”Bagaimana cara ibu memenfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran?” G :”ya saya itu kadang-kadang menggunakan peran teknologi yang ada misalnya laptop yang dihubungkan ke viewer untuk menjelaskan materi, tapi tidak untuk semua materi. Listrik dinamis sendiri menggunakan powepoint hanya pada bagian materi awal-awal seperti arus listrik itu dan untuk selanjutnya ya saya biasa saja karena keterbatasan waktu dan keterampilan saya juga belum begitu banyak tentang pembuatan powerpoint, hanya sebisa saya saja.” P :”Apakah ibu menggunakan media powerpoint untuk menjelaskan semua materi pelajaran?” G :”Tidak semua materi pelajaran saya sampaikan menggunakan powerpoint, kalo banyak persamaan rumus kan agak sulit, jadi ya yang teori saja misalnya gelombang elektromagnetik.” P :”Darimana ibu mendapat pengetahuan tentang pembuatan powerpoint?” G :”Ya sekarang yang namanya komputer itukan bukan barang mewah yang sulit untuk dipelajari, ga seperti dulu. Saya itu belajar buat powerpoint ya dari seminar, penataran dan juga kadang belajar sendiri P :”Apakah ibu juga melaksanakan pembelajaran selain di luar kelas, di laboraturium misalnya?” G :”Di laboraturium juga pernah, tapi kalo di laboraturium itu biasanya kurang maksimal, waktunya juga lebih banyak yang terbuang karena yang minat ya belajar sungguh-sungguh, tapi yang kurang berminat ya kadang banayk mainmainnya, jadi ya siswa sulit untuk diawasi.” P :”Mengapa ibu memberi ulangan kepada siswa pada setiap bab pelajaran?” G :”Siswa itu kan beban belajarnya banyak ya, jadi ya untuk membantu siswa biar nggak terlalu banyak mempelajari materi saat belajar, saya itu biasanya kalo abis bab ya saya adakan ulangan.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142
P :”Bagaimana sikap ibu terhadap siswa yang sering mengikuti kegiatan ekstrakulikuler saat jam pelajaran? G :”Kegiatan siswa itukan tidak hanya di dalam kelas saja ya, siswa juga diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler biar bisa mengembangkan kemampuannya, jadi ya saya tidak masalah selama mereka masih bisa menyelesaikan dengan pelajaran, bahkan kalo lagi pelajaran pun mereka tiba-tiba dipanggil untuk mengikuti kegiatan ya saya ijinkan.” P :”Menurut ibu, hal positif apa yang dapat diperoleh siswa dengan mengikuti ekstakulikuler di sekolah?” G :”Kegiatan siswa itukan tidak hanya terpaku dalam mata pelajaran saja, pasti siswa juga akan jenuh butuh kegiatan yang bisa membuat mereka lebih tumbuh dan berkembang dalam kehidupan yang akan datang, ya salah satunya dengan mengikuti ekstrakulikuler di sekolah.” P :”Menurut ibu apakah Fisika dan Matematika memiliki hubungan yang saling mempengaruhi?” G :“Matematika merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari fisika, sehingga kalau anak senang dengan fisika otomatis atau kemungkinan besar matematikanya juga baik, kadang-kadang ada juga materi fisika menggunakan perhitungan matematika tapi belum diajarkan pada tingkatan kelas tertentu, jadi ya saya juga harus menjelakan dulu perhitungannya tapi hanya sebatas penggunaan dalam fisika saja .” P :”Menurut ibu apa perbedaan yang mendasar antara Fisika dan Matematika?” G :“Ya beda, tidak sama antara fisika dan matematika. Kalau matematika itu kan lebih banyak ditekankan pada perhitungan angka-angka, penentuan rumus, mencari luas volum dan sebagainya itu. Beda kalau dengan fisika yang lebih mengacu kepada konsep yang ada di alam dan bagaimana suatu kejadian bisa terjadi, apa penyebabnya? Bagaimana menanganinya? Ya misalnya saja gravitasi, magnet, listrik. Contohnya saja materi listrik dinamik ya, itu kan banyak konsep dan hukum-hukum yang ada, penerapan dalam kehidupan sehari-hari juga ada tapi tetap ada perhitungannya.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143
Lampiran 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147
Lampiran 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 155
Lampiran 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 156
Lampiran 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 157
Lampiran 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 158