PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD MATERI PEMBAGIAN BILANGAN BULAT BERBASIS METODE MONTESSORI SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Oleh: Brigitta Ida Chrisna Murti NIM: 111134203
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Allah Bapa yang Maha Kuasa pencipta langit dan bumi yang selalu mencurahkan rahmat-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Almamater Universitas Sanata Dharma. 3. Bapak Stephanus Bandiya & Ibu Susana Prihantini yang telah memberikan kepercayaan, dukungan moral dan material serta doa yang mengalir seperti air. 4. Keluarga besar A.K. Puspitosuwarno yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya. 5. Seluruh sahabat saya yang selalu memberi semangat dan dorongan agar skripsi ini segera selesai. 6. Teman-teman seperjuangan PGSD 2011. 7. Segala pihak yang telah membantu dan mendukung proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO
“Kalau kita masih memperbincangkan perbedaan, mungkin kita belum bersahabat.” (Gabriel Possenti Sindhunata, S.J)
“Jangan jatuh terlalu dalam” (Anonim)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwaskripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain. Kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Januari 2015 Peneliti,
(Brigitta Ida Chrisna Murti)
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Brigitta Ida Chrisna Murti
Nomor Mahasiswa
: 111134203
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Pembagian Bilangan Bulat Berbasis Metode Montessori beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 5 Januari 2015
Yang menyatakan
(Brigitta Ida Chrisna Murti)
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Murti, Brigitta Ida Chrisna. (2015). Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Pembagian Berbasis Metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Pendidikan dasar berfungsi untuk menyiapkan peserta didik ke tingkat yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan dasar adalah mengembangkan kemampuan yang paling dasar dari setiap siswa seperti membaca, menulis, dan berhitung yang dicapai dengan terselenggaranya pelayanan pendidikan yang memperhatikan perbedaan-perbedaan anak secara individual. Pada dasarnya setiap anak belajar melalui benda konkrit sebagai perantara visualisainya. Salah satu benda konkrit yang dapat menjadi perantara adalah alat peraga. Metode Montessori adalah salah satu metode pembelajaran yang selalu menggunakan alat peraga dalam pengajarannya. Alat peraga metode Montessori belum banyak dikembangkan di Indonesia, sehingga belum banyak sekolah-sekolah di Indonesia yang menggunakan alat peraga tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga papan pembagian untuk materi pembagian pada muatan pembelajaran matematika pada siswa kelas II. Alat peraga yang dikembangkan berbasis metode Montessori yang mengarah pada ciri dan kualitas alat peraga yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). Langkah penelitian dibagi menjadi, (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain, (4) validasi dan revisi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. Penelitian ini menghasilkan prototipe alat peraga papan pembagian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga papan pembagian yang dihasilkan 1) memiliki lima ciri yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, autoeducation dan kontekstual, serta 2) memiliki kualitas “sangat baik”. Pada pengujian lapangan terbatas, rerata hasil pretest adalah 4,62 sedangkan hasil posttest adalah 8,9. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat perbedaan antara sebelum dan setelah menggunakan alat peraga. Dengan demikian alat peraga papan pembagian dapat digunakan pada tahap penelitian selanjutnya. Kata kunci: penelitian dan pengembangan, Metode Montessori, alat peraga pembagian, dan matematika.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Murti, Brigitta Ida Chrisna. (2015). Development of Elementary School Mathematic Learning Material for Division Based on Montessori Method. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, Sanata Dharma University. The aims of Elementary education was to prepare students for higher level of education. The goals of elementary education include the development of the basic skills of the student, namely reading, writing, and counting, through educational services that respond to every student’s unique particularity.Every student learns particularly through a concrete object as visual aids. One of the concrete objects was the learning aids. Montessorian method is one of the learning methods that always involve learning aids in the learning process. Montessorian learning aids have not been developed in Indonesia. Many schools in Indonesia have not employed such learning aids. The goals of this research was developed aids in learning mathematic division in mathematics class for the second grade elementary schools. The learning aids are treated under the Montessorian procedures for their standards and quality.This research employs the research and development (R&D) methods.The research procedures sequentially include (1) potential problems, (2) proposal, (3) development of the design, (4) product validation and revision, and (5) limited field test. The research results was a prototype of the division board as learning aids. The result of the research showed that the product, i.e. the division board developed as learning aids for mathematical division, was 1) interesting, graded, auto-correction, auto-education, and contextual, and 2) of a very good quality. In the limited field test, as shown through comparison between the result of the pretest 4,62 and the posttest 8,9, the students’ learning outcomes showed a positive progress after the treatment. The research concludes that the division board may be continue at the next level of the research. Key Words: research and development, Montessorian Method, props for division, and mathematics.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA Puji syukur atas berkat dan rahmat yang melimpah dari Allah Bapa Yang Maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: “Pengembangan Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Pembagian Berbasis Metode Montessori” Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan dari berbagai pihak. Atas peran tersebut, perkenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Perguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S,. BST., M.A. selaku dosen pembimbing akademik selama semester 1 serta selaku Kaprodi PGSD. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD. 4. Dra. Haniek Sri Pratini, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik selama semester 2 sampai semester 6 dan selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, M.Psi. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi 6. Maria Melani Ika Susanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik selama semester 7. 7. Lucianus Suharjanto, SJ yang telah memberi dukungan dan doa selama peneliti menyelesaikan penyusunan skripsi serta mendampingi peneliti dalam menyelesaikan pembuatan abstrak. 8. Sudariyah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Brosot Kulonprogo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD tersebut. 9. Bekti Widiasih, S.Pd, selaku guru kelas IIA SD N Brosot yang telah member dukungan selama peneliti melaksanakan penelitian. 10. Para dosen selaku ahli yang telah memberi kontribusi dalam penelitian ini. 11. Siswa SD N Brosot khususnya kelas IIA yang telah mendukung kelancaran penelitian ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. SD 1 Srandakan selaku SD setara yang telah memberi kontribusi dalam penelitian ini. 13. Kedua orang tuaku, Stephanus Bandiya & Susana Prihantini yang selalu memberi doa dan dukungan. 14. Keluarga besar A.K. Puspitosuwarno yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa kepada peneliti. 15. Para sahabatku Sanlos’11 Agatha Gitty, Elrika Vani, Rebec April, Eli Reny, Dani Hoesodo, Dionysius Damar, Petrus Damianus, Agung K, Alexander Ade, Hanu Saraga, dan Agung P yang selalu memberikan dukungan dan semangat dengan cara yang misterius. 16. Sahabat-sahabat sekaligus teman PPL SD Negeri Brosot, Lilik Pradana, Resti Susanti, Aprilia Ayomi, dan Patricia Vita yang selalu memberi semangat saat peneliti merasa rapuh. 17. Teman-teman skripsi payung R & D Montessori, Fetra, Noi, Rindi, Charla, Mia, Dita, Bowo, dan Dina yang selalu memberikan semangat serta kejutan-kejutan perihal batas pengumpulan skripsi. 18. Sahabat-sahabat terkasih Nari, Evan, Hosea, dan seluruh teman-teman Avengers of Education serta seluruh warga PGSD yang rajin menanyakan perihal kabar keberlanjutan penulisan skripsi ini. 19. Segenap pihak yang telah membantu, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti mengharapkan adanya saran, maupun, kritik demi perbaikan skripsi ini agar menjadi lebih baik. Peneliti berharap skripsi yang telah disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak demi perkembangan di dunia pendidikan. Terima kasih.
Yogyakarta, 5 Januari 2015 Peneliti
Brigitta Ida Chrisna Murti
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
HALAMAN MOTTO
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
vii
ABSTRAK
viii
ABSTRACT
ix
PRAKATA
x
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR TABEL
xviii
DAFTAR RUMUS
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang Penelitian
1
1.2 Rumusan Masalah
6
1.3 Tujuan Penelitian
6
1.4 Manfaat Penelitian
7
1.5 Spesifikasi Produk
7
1.6 Definisi Operasional
8
BAB II LANDASAN TEORI
10
2.1 Kajian Pustaka
10
2.1.1 Hakikat Belajar
10
2.1.2 Perkembangan Anak
12
2.1.3 Metode Montessori
15
2.1.3.1 Sejarah Montessori
15
2.1.4 Alat Peraga Montessori
17
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4.1 Hakikat Alat Peraga
17
2.1.4.2 Manfaat Alat Peraga
18
2.1.4.3 Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori
20
2.1.4.4 Alat Peraga Papan Pembagian
22
2.1.5 Pembelajaran Matematika
25
2.1.5.1 Hakikat Pembelajaran
25
2.1.5.2 Hakikat Matematika
25
2.1.5.3 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
26
2.1.6 Kajian Penelitian yang Relevan
29
2.1.6.1 Penelitian tentang Metode Montessori
29
2.1.6.2 Penelitian tentang Materi Pembagian SD
30
2.2 Kerangka Berpikir
34
BAB III METODE PENELITIAN
35
3.1 Jenis Penelitian
35
3.2 Setting Penelitian
36
3.2.1
Objek Penelitian
36
3.2.2
Subjek Penelitian
36
3.2.3
Lokasi Penelitian
36
3.2.4
Waktu Penelitian
37
3.3 Rancangan Penelitian
37
3.4 Prosedur Pengembangan
40
3.4.1
Potensi dan Masalah
42
3.4.2
Perencanaan
43
3.4.3
Pengembangan Desain
43
3.4.4
Validasi Produk
43
3.4.5
Uji Coba Lapangan Terbatas
44
3.5 Instrumen Penelitian
44
3.5.1
44
Kuesioner
3.5.1.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
45
3.5.1.2 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk
46
3.5.1.3 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk Melalui Uji Coba Terbatas
47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.2
Wawancara
48
3.5.3
Observasi
49
3.5.4
Tes
50
3.6 Teknik Pengumpulan Data
53
3.6.1
Jenis Data
53
3.6.2
Penyebaran Kuesioner
55
3.6.2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan
54
3.6.2.2 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk oleh Ahli
54
3.6.2.3 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk Melalui Uji Coba Terbatas
55
3.6.3
Wawancara
55
3.6.4
Observasi
56
3.6.5
Triangulasi
56
3.7 Teknik Analisis Data
57
3.7.1
Analisis Data Kualitatif
57
3.7.2
Analisis Data Kuanitatif
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
61
4.1 Hasil Penelitian
61
4.1.1 Potensi Masalah
61
4.1.1.1 Identifikasi Masalah
61
4.1.1.1.1 Wawancara
61
4.1.1.1.1.1.1 Wawancara Kepala Sekolah
63
4.1.1.1.1.1.2 Wawancara Guru
64
4.1.1.1.1.1.3 Wawancara Siswa
65
4.1.1.1.2 Observasi
67
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan
70
4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa
71
4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori
71
4.1.1.2.3 Uji Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
71
4.1.1.2.3.1 Ahli Pembelajaran Matematika
72
4.1.1.2.3.2 Ahli Bahasa
75
4.1.1.2.3.3 Guru SD Setara
78
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.1.2.3.4 Siswa
79
4.1.1.2.4 Data Analisis Kebutuhan
81
4.1.1.2.4.1 Data Analisis Kebutuhan oleh Guru
81
4.1.1.2.4.2 Data Analisis Kebutuhan oleh Siswa
83
4.1.2 Perencanaan
86
4.1.2.1 Tes
87
4.1.2.1.1 Validitas Instrumen
87
4.1.2.1.1.1 Ahli Pembelajaran Matematika
87
4.1.2.1.1.2 Guru
89
4.1.2.1.1.3 Siswa
90
4.1.2.2 Kuesioner
93
4.1.2.2.1 Instrumen Validasi Kuesioner Validasi Produk Alat Peraga
93
4.1.2.2.1.1 Uji Validasi Instrumen Validasi Produk oleh Ahli Bahasa
93
4.1.2.2.1.2 Uji Validasi Instrumen Validasi Produk oleh Guru SD Setara
94
4.1.2.2.1.3 Uji Keterbacaan oleh Siswa SD Setara
94
4.1.2.2.2 Instrumen Kuesioner Validasi Album
95
4.1.2.2.2.1 Ahli Bahasa
95
4.1.3 Pengembangan Desain
96
4.1.3.1 Desain Alat Peraga
96
4.1.3.2 Pembuatan Alat Peraga
99
4.1.3.3 Pembuatan Album
101
4.1.4 Validasi Produk
102
4.1.4.1 Hasil Validasi Papan Pembagian
102
4.1.4.1.1 Ahli Pembelajaran Montessori
102
4.1.4.1.2 Ahli Pembelajaran Matematika
104
4.1.4.1.3 Guru Kelas II A SD N Brosot
105
4.1.4.1.4 Revisi Alat Peraga
106
4.1.4.2 Hasil Validasi Album Alat Pembelajaran
107
4.1.4.2.1 Ahli Pembelajaran Matematika Montessori
107
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas
108
4.1.5.1 Data dan Analisis Tes
109
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner
110
4.1.6 Proses
111
4.2 Pembahasan
114
4.2.1 Ciri-ciri Alat Peraga Papan Pembagian
114
4.2.2 Kualitas Alat Peraga Papan Pembagian
120
4.2.3 Implikasi Lanjut
121
BAB V PENUTUP
122
5.1 Kesimpulan
122
5.2 Keterbatasan Penelitian
123
5.3 Saran
123
DAFTAR REFERENSI
125
LAMPIRAN
[1]
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Literature Map dari penelitian-penelitian sebelumnya
33
Gambar 3.1 Bagan Langkah R and D dari Sugiyono
38
Gambar 3.2Bagan Prosedur Pengembangan
41
Gambar 3.3 Bagan Triangulasi Teknik
57
Gambar 4.1 Bagan Triangulasi dalam Pengumpulan Data
66
Gambar 4.2 Desain Papan Pembagian
96
Gambar 4.3 Kotak Penyimpanan
97
Gambar 4.4 Kotak Kartu Soal
97
Gambar 4.5 Papan Pembagian
98
Gambar 4.6 Kotak Penyimpanan
99
Gambar 4.7 Kartu Soal
100
Gambar 4.8 Grafik Nilai Pretest dan Posttest Siswa
109
Gambar 4.9 Alat Peraga Papan Pembagian
114
Gambar 4.10 Kotak Penyimpanan
115
Gambar 4.11 Kartu Soal
116
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan
45
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk
46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Produk Untuk Siswa
47
Tabel 3.4 Garis Besar Wawancara Kepala Sekolah
48
Tabel 3.5 Garis Besar Wawancara Guru
48
Tabel 3.6 Garis Besar Wawancara Siswa
49
Tabel 3.7 Kisi-kisi Pelaksanaan Observasi
50
Tabel 3.8 Kisi-kisi Butir Soal
51
Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
52
Tabel 3.10 Kategori Skor
59
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara
62
Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli
62
Tabel 4.3 Hasil Wawancara terhadap Kepala SD N Brosot
63
Tabel 4.4 Hasil Wawancara terhadap Guru Kelas IIA SD N Brosot
64
Tabel 4.5 Hasil Wawancara terhadap Siswa SD N Brosot
65
Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi
67
Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli
68
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika
68
Tabel 4.9 Konversi Kategori Skor
72
Tabel 4.10 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika
72
Tabel 4.11 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Pembelajaran Matematika
73
Tabel 4.12 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika
73
Tabel 4.13 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Pembelajaran Matematika
74
Tabel 4.14 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa
75
Tabel 4.15 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa
75
Tabel 4.16 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa
76
Tabel 4.17 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa
77
Tabel 4.18 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara
78
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.19 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara
78
Tabel 4.20 Skor Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara
79
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa
80
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru
80
Tabel 4.23 Data Analisis Kebutuhan oleh Guru
81
Tabel 4.24 Rekapitulasi Data Analisis Kebutuhan Siswa
83
Tabel 4.25 Rekapitulasi Skor Instrumen Tes oleh Ahli Matematika
87
Tabel 4.26 Rekapitulasi Komentar Para Ahli pada Instrumen Tes
87
Tabel 4.27 Rekapitulasi Skor Validasi Instrumen Tes oleh Guru
88
Tabel 4.28 Rekapitulasi Komentar Guru pada Instrumen Tes
89
Tabel 4.29 Rekapitulasi Data Hasil Uji Empiris oleh Siswa
89
Tabel 4.30 Hasil Reliabilitas
90
Tabel 4.31 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest
91
Tabel 4.32 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Validasi Produk Siswa oleh Ahli Bahasa
92
Tabel 4.33 Hasil Validasi Instrumen Validasi Produk oleh Guru
93
Tabel 4.34 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Validasi Produk oleh Siswa
93
Tabel 4.35 Hasil Validasi Instrumen Validasi Album oleh Ahli Bahasa
94
Tabel 4.36 Rincian Kartu Soal untuk Alat Peraga Papan Pembagian
100
Tabel 4.37 Rekapitulasi Hasil Validasi Alat Peraga
104
Tabel 4.38 Hasil Validasi Album Pembelajaran Papan Pembagian
106
Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Nilai Siswa
108
Tabel 4.40 Hasil Rekapitulasi Validasi Alat Peraga oleh Siswa
109
Tabel 4.41 Rekapitulasi Validasi Alat Peraga
119
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR RUMUS Rumus 3.1 Nilai Tes
60
Rumus 3.2 Rerata Nilai
60
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
[1]
LAMPIRAN 1.INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH
[2]
1.1 Garis Besar Wawncara Kepala Sekolah
[2]
1.2 Garis Besar Wawancara Guru
[2]
1.3 Garis Besar Wawancara Siswa
[2]
1.4 Hasil Validasi Pedoman Wawancara
[3]
1.5 Transkrip Wawancara Kepala SD N Brosot
[3]
1.6 Transkrip Wawancara Guru SD N Brosot
[4]
1.7 Transkrip Wawancara Siswa SD N Brosot
[5]
1.8 Kisi-kisi Pelaksanaan Observasi
[6]
1.9 Komentar Hasil Validasi Pedoman Observasi
[6]
1.10 Rekapitulasi Hasil Observasi
[7]
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN
[8]
2.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa dan Guru
[8]
2.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Sebelum Divalidasi
[9]
2.2.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
[9]
2.2.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
[12]
2.3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Sesudah Divalidasi
[15]
2.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
[15]
2.3.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
[19]
2.4 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
[22]
2.5 Rekapitulasi Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru Oleh Ahli
[29]
2.6 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
[33]
2.7 Rekapitulasi Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
[75]
2.8 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara [43] 2.9 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian [48]
xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.10 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian
[51]
2.11 Pengkategorian Deskripsi Kuesioner Guru
[56]
2.12 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa
[51]
2.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian
[64]
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK
[81]
3.1 Tes
[81]
3.1.1 Instrumen Soal Tes Sebelum Divalidasi
[81]
3.1.2 Instrumen Soal Tes Sesudah Divalidasi
[87]
3.1.3 Instrumen Hasil Validasi Soal oleh Ahli
[98]
3.1.4 Rekapitulasi Hasil Validasi Soal oleh Ahli
[111]
3.1.5 Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa
[112]
3.1.6 Hasil Uji Validitas
[129]
3.1.7 Hasil Uji Reliabilitas
[130]
3.2 KUESIONER
[131]
3.2.1 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk
[131]
3.2.2 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
[132]
3.2.3 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Papan pembagian oleh Siswa SD Setara
[135]
LAMPIRAN 4. DESAIN
[137]
4.1 Papan Pembagian
[137]
4.2 Kotak Penyimpanan
[137]
4.3 Kotak Kartu Soal
[139]
4.4 Sampul Album
[140]
LAMPIRAN 5. VALIDASI PRODUK
[141]
LAMPIRAN 6. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS
[141]
6.1 Soal Prestest/Posttest
[145]
6.2 Hasil Validasi Produk oleh Siswa
[150]
LAMPIRAN 7. SURAT
[152]
7.1 Surat Ijin Melaksanakan Validasi di SD Setara
[152]
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.2 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian
[153]
7.3 Surat Telah Melaksanakan Uji Validasi di SD Setara
[154]
7.4 Surat Telah Melaksanakan Penelitian
[155]
LAMPIRAN 8. DOKUMENTASI
[156]
LAMPIRAN 9. ALBUM
[158]
xxiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini berisi tentang (1) Latar Belakang, (2) Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Spesifikasi Produk yang Diharapkan, dan (6) Definisi Operasional.
1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan dasar merupakan pendidikan dengan kelompok usia 6-12 tahun yang
ditandai
dengan
tiga
kemampuan
atau
kecakapan
baru,
yaitu
mengelompokkan, menyusun, dan mengasosiasikan angka atau bilangan, Yusuf (2004) dalam Susanto (2013: 73). Angka merupakan lambang dari bilangan, sedangkan bilangan adalah konsep matematika yang menunjukkan nilai dari satuan tertentu (KBBI, 2011: 25&53). Menurut UU No.20 Tahun 2003 Pasal 17 Ayat 1, pendidikan dasar berfungsi untuk menyiapkan siswa ke tingkat yang lebih tinggi. Mirasa (2005) dalam Susanto (2013: 70) mengatakan bahwa tujuan pendidikan dasar merupakan proses pengembangan kemampuan yang paling dasar dari setiap siswa, dimana siswa terdorong aktif dalam proses pembelajaran karena adanya suasana yang kondusif. Keterampilan-keterampilan dasar seperti membaca, menulis dan berhitung wajib dikuasai oleh siswa agar siswa dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu, setiap siswa pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (UU No.20 Tahun 2003 Pasal 12 Ayat 1b).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pelayanan pendidikan tersebut dapat didukung dengan pengajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan anak secara individual (Individualized Instruction). Individualized Instruction memiliki peranan yang cukup penting dalam membina dan menggali potensi siswa untuk mencapai kemajuan bangsanya (Suryosubroto, 2002: 86). Hal ini berarti individualized construction merupakan usaha untuk melengkapi kondisi belajar yang optimal bagi setiap individu dengan tujuan siswa dapat belajar sesuatu yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya (Suryosubroto, 2002: 86-87). Segala metode dan model pembelajaran serta fasilitas pendukung pembelajaran juga turut mempengaruhi tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan secara ideal. Ada berbagai macam model dan metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam penyampaian materi. Pendidik berhak memilih model pembelajaran yang hendak dipakai setiap menyampaiakan materi kepada siswa. Pemilihan model pembelajaran juga menyesuaikan tingkat kesulitan materi yang akan disampaikan. Indonesia telah mengikuti studi Programme for International Student Assesment (PISA) sejak tahun 2000 yang hasilnya digunakan untuk mengukur kemampuan murid dan nantinya dijadikan dasar untuk pengambilan kebijakan pendidikan nasional. Hasil studi PISA tahun 2012 menunjukkan sistem pendidikan di Indonesia masih sangat rendah. Pasalnya, dari 65 negara anggota Pisa, pendidikan di Indonesia berada pada peringkat 64. Skor yang Indonesia dapatkan pada bidang matematika adalah 375 (Kompas, 5 Desember 2013). Masalah tersebut dapat diatasi dengan memperbaiki proses pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Suryosubroto (2002: 87), setiap anak memiliki bakat bawaan yang berbeda sehingga pendidikan yang diterima harus sesuai dengan kemampuan dasar bawaan tersebut. Ada anak yang dapat memahami hukum-hukum baku matematika dengan pengertian yang ia miliki sebelumnya, tetapi banyak juga yang sulit memahami walaupun telah dijelaskan berulang kali. Menurut Ruseffendi (1979: 1) pada dasarnya setiap anak belajar melalui benda yang konkrit sebagai perantara visualisasinya. Benda-benda konkrit yang menjadi perantara antara konsep dengan visualisai disebut alat peraga (Anitah, 2010: 83). Menurut Smaldino (2011: 14) alat peraga merupakan alat yang memeragakan konsep materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pengajaran dengan menggunakan alat peraga juga menjadi lebih menarik sehingga menimbulkan minat belajar yang tinggi bagi anak. Dengan menggunakan alat peraga, konsep abstrak dalam matematika dapat tersaji secara konkrit. Selain itu, penggunaan alat peraga juga memiliki manfaat dalam melayani perbedaan yang ada dalam setiap individu (Ruseffendi, 1979: 1). Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Suyamti (2012) tentang penggunaan media asli untuk peningkatan kemampuan pemahaman konsep pembagian di kelas III SDLB. Hasilnya adalah aktifitas siswa memperoleh skor 100% yang berarti memiliki kategori baik sekali. Penelitian lain dilakukan oleh Junaidah (2014) tentang penerapan pendekatan matematika realistik pembagian bilangan dua angka di kelas II suatu Sekolah Dasar. Hasilnya adalah terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh siswa dapat mencapai KKM bahkan ada 2 anak yang mendapat nilai 100.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kedua
penelitian
tersebut
menggunakan
benda-benda
konkret
untuk
menyampaikan konsep pembagian dan keduanya mendapatkan hasil yang positif. Hasil dari kedua penelitian diatas menunjukkan bahwa prestasi belajar anak usia SD dapat ditingkatkan dengan menggunakan bantuan benda konkret. Hal ini senada dengan teori perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget (1969) dalam Suparno (2011: 26-100) bahwa anak pada usia 7 hingga 12 tahun atau setara dengan usia SD berada pada tahap operasional konkret. Anak pada tahap operasional konkret membutuhkan benda-benda konkret untuk memahami konsep abstrak. Materi pembagian pada muatan pembelajaran matematika SD termasuk kedalam materi yang abstrak. Menurut Heruman (2008: 26) pembagian termasuk topik yang sulit dimengerti siswa.Oleh karena itu, tidak jarang ditemukan bahwa siswa yang telah lulus dari SD dan melanjutkan ke SMP, kurang memiliki keterampilan dalam pembagian. Pengalaman
observasi
oleh
peneliti
saat
melaksanakan
program
pengakraban lingkungan (Probaling 1 & 2), serta program pengalaman lapangan (PPL) menemukan bahwa penggunaan alat peraga pada saat penyampaian konsep sangatlah kurang. Peneliti mendapatkan pengalaman tersebut pada tiga sekolah dasar yang berbeda-beda. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti melakukan penggalian informasi lebih lanjut di SD tempat peneliti melaksanakan PPL yaitu SD N Brosot Kulonprogo. Berdasarkan wawancara, observasi dan analisis kebutuhan yang telah dilakukan di SD N Brosot pada bulan Agustus 2014, mendapatkan hasil bahwa siswa di SD tersebut membutuhkan alat peraga untuk membantu proses belajar mengajar yang berlangsung. Penggunaan alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dalam proses pembelajaran di SD tersebut juga sangat kurang, walaupun pengadaan alat peraga sudah diusahakan. Pengadaan alat peraga di SD tersebut mengandalkan program dari Dinas Pendidikan. Kualitas alat peraga yang telah ada pun belum pernah diperiksa. Alat-alat peraga tersebut hanya disimpan di dalam gudang dan belum pernah digunakan hingga ada beberapa alat peraga yang rusak dengan sendirinya. Selain kurangnya penggunaan alat peraga, materi pada mata pelajaran matematika yang dirasa sulit adalah materi pembagian. Alat peraga yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat. Menurut Ruseffendi (1979: 2) beberapa persyaratan alat peraga diantaranya: (1) Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat), (2) Bentuk dan warnanya menarik, (3) Sederhana dan mudah dikelola, (4) Ukurannya sesuai dengan ukuran fisik anak, (5) Dapat menyajikan konsep matematika dengan baik, (6) Sesuai dengan konsep, (7) Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas, (8) Peragaan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak pada siswa, (9) Agar siswa dapat belajar secara aktif, maka alat peraga dibuat agar dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dan lain-lain, (10) Bila mungkin alat peraga dapat memiliki banyak manfaat. Tokoh yang hasil penelitiannya mengenai alat peraga dan telah mendunia adalah Maria Montessori. Maria Montessori menggunakan alat peraga untuk melatihkan
beberapa
keterampilan
pada
anak-anak
yang
memiliki
keterbelakangan mental. Saat diikutsertakan dalam ujian nasional, hasilnya lebih bagus dari anak-anak di sekolah normal. Alat peraga yang digunakan oleh Montessori memperhatikan beberapa ciri diantaranya (1) secara spontan menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
perhatian anak, (2) mengandung gradasi rangsangan yang rasional, (3) dapat menunjukkan sendiri setiap kesalahan (auto-correction) sehingga anak tahu sendiri kalau membuat kekeliruan, (4) memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education) sehingga pendidikan penginderaan dapat dilakukan anak sendiri dan campur tangan pendidik semakin diminimalisir (Montessori, 2002: 172-176). Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori yang memperhatikan ciri-ciri alat peraga yang dikembangkan. Penelitian ini dibatasi pada pengembangan alat peraga Montessori yang diujicobakan secara terbatas untuk memberikan alternatif alat peraga bagi siswa kelas II dalam pelajaran matematika materi pembagian dengan kompetensi dasar 3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit selama semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 dengan subjek penelitian SD N Brosot, Kulonprogo.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran dari latar belakang tersebut maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana ciri-ciri secara spesifik alat peraga papan pembagian yang dikembangkan untuk siswa kelas II SD? 1.2.2 Bagaimana kualitas alat peraga yang dikembangkan untuk melatih keterampilan berhitung materi pembagian pada siswa kelas II SD?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1.3.1 Mengembangkan alat peraga papan pembagian dengan memperhatikan ciri-ciri alat peraga Montessori untuk siswa kelas II SD. 1.3.2 Mengembangkan alat peraga dengan memperhatikan kualitas untuk melatih keterampilan berhitung materi pembagian pada siswa kelas II SD.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Sekolah Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penggunaan alat peraga. 1.4.2 Bagi Guru Hasil penelitian dapat memberikan referensi baru dalam penggunaan alat peraga untuk penyampaian materi yang cukup abstrak. 1.4.3 Bagi Siswa Hasil penelitian ini berupa alat peraga yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk memahami konsep operasi hitung pembagian.
1.5 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah alat peraga metode Montessori. Pengembangan produk pada penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah papan pembagian dengan warna yang menarik dan berat yang ringan sehingga mudah dioperasikan secara mandiri bagi anak. Papan pembagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
diharapkan memiliki ukuran 32 cm x 31 cm dengan bahan dasar kayu pinus yang ringan dengan seratnya yang menarik. Papan pembagian dilengkapi dengan kotak penyimpanan dan kartu soal. Kotak penyimpanan berisi 3 buah mangkok yang masing-masing berwarna hijau, biru, dan merah. Kotak penyimpanan juga berisi manik-manik berwarna hijau, biru, dan merah serta berisi pion-pion pembagi. Manik-manik berwarna hijau mewakili satuan, manik-manik biru mewakili puluhan, sedangkan manik-manik merah mewakili ratusan. Pion pembagi digunakan sebagai tanda pembagi. Kartu soal pada papan pembagian dibedakan menjadi 3 bagian pembelajaran yaitu, (1) pembagian sebagai pengurangan berulang, (2) pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10, dan (3) pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20. Kartu soal dicetak dengan menggunakan kertas ivory 260 berukuran 6 cm x 9 cm. Alat peraga papan pembagian juga dilengkapi dengan album. Album yang dimaksud bukanlah pengertian album pada kehidupan sehari-hari berupa kumpulan foto, melainkan berisi panduan penggunaan alat peraga yang telah tersusun secara sistematis. Album didesain semenarik mungkin dan dijilid dengan rapi. Tujuan dari adanya album adalah sebagai panduan bagi siswa untuk menggunakan papan pembagian. Harapannya papan pembagian tersebut dapat digunakan sesuai dengan fungsinya.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Belajar merupakan proses yang dialami oleh setiap orang dimana proses tersebut terjadi sepanjang hayat. Seseorang dikatakan telah belajar adalah ketika terdapat perubahan tingkah laku baik dalam ranah kognitif, psikomotor dan afektif. 1.6.2 Alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan untuk memperagakan suatu konsep atau materi serta menjembatani agar siswa dapat memahami atau menangkap pesan dari pembelajaran yang tengah berlangsung. 1.6.3 Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang dan memiliki tujuan, serta pelaksanaannya terkendali baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya. 1.6.4 Matematika adalah ilmu tentang bilangan yang digunakan sebagai bekal bagi manusia untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. 1.6.5 Pembagian merupakan salah satu operasi hitung dengan konsep pengurangan berulang sampai habis. 1.6.6 Alat Peraga Metode Montessori adalah material yang didesain dan dikembangkan untuk sarana belajar yang memiliki unsur keindahan, bergradasi, memiliki nilai kemandirian dan pengendali kesalahan 1.6.7 Berhitung
merupakan
aktivitas
mengerjakan
hitungan
menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi.
seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pembahasan landasan teori dibagi menjadi dua bagian, yaitu: (1) kajian pustaka, dan (2) kerangka berpikir
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1
Hakikat Belajar Belajar adalah suatu aktivitas atau proses yang bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Serangkaian aktivitas atau proses tersebut disebut sebagai pengalaman. Pengalaman yang dialami oleh anak akan menghasilkan pengetahuan (Suyono & Hariyanto, 2011: 9). Pendapat lain mengenai teori belajar dikemukakan oleh Siregar & Nara. Belajar merupakan suatu proses yang dialami oleh semua orang dan berlangsung seumur hidup. Perubahan tingkah laku pada seseorang menjadi tanda bahwa ia telah belajar. Perubahan tingkah laku tersebut mencakup pada ranah kognitif, psikomotor dan afektif (Siregar & Nara, 2011:3). Menurut Hilgard (1962) dalam Suyono & Hariyanto (2011: 12) belajar adalah suatu proses dimana perilaku muncul dan berubah karena adanya respon dari suatu situasi. Belajar menurut DiVesta dan Thompson (1970) dalam Sukmadinata (2004: 156) adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari suatu pengalaman.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Siregar & Nara (2011: 6-7) ada delapan kecenderungan mengapa manusia mau belajar. Pertama, adanya dorongan rasa ingin tahu yang kuat. Biasanya hal ini diwujudkan dengan munculnya berbagai pertanyaan. Kedua, ada keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan di sekitarnya. Faktor eksternal yang mendorong keinginan manusia untuk belajar. Ketiga, manusia memenuhi kebutuhan belajar sebagai pemahaman dari istilah dari Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi. Keempat, belajar untuk menyempurnakan pengetahuan yang telah ia miliki sebelumnya. Kelima, belajar untuk melakukan adaptasi atau penyesuaian dengan lingkungannya. Keenam, belajar untuk meningkatkan potensi diri dan menggali potensi dalam siri yang belum ia ketahui. Ketujuh, belajar untuk mencapai cita-cita. Kedelapan, belajar untuk mengisi waktu luang. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses yang dialami oleh setiap orang dimana proses tersebut terjadi sepanjang hayat. Seseorang dikatakan telah belajar adalah ketika terdapat perubahan tingkah laku baik dalam ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Sedangkan proses belajar yang dialami oleh siswa SD termasuk kedalam kecenderungan belajar yang ketiga yaitu memenuhi kebutuhan. 2.1.2
Perkembangan Anak Perkembangan dialami sejak manusia berada dalam kandungan, janin,
hingga menjadi manusia dewasa. Perkembangan manusia terjadi terjadi secara bertahap salah satunya pada ranah kognitif. Perkembangan yang akan dibahas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
lebih dalam adalah perkembangan anak. Tahap-tahap perkembangan anak menurut Montessori dalam Gutex (2013: 87) dan Holt (2008) adalah sebagai berikut: 1. Usia 0-6 tahun Tahap pertama dari Montessori yaitu “otak penyerap”. Tahap ini dibagi menjadi 2 subfase yaitu 0-3 tahun kemudian 3-6 tahun. Pada tahap ini, anak-anak
menyerap
informasi
melalui
kegiatan-kegiatan
eksplorasi
lingkungan, membangun konseop-konsep mereka tentang apa saja yang pernah mereka lihat dan alami, mulai menggunakan bahasa dan mulai memasuki dunia yang lebih luas. Keberhasilan pada tahap ini sangat menentukan keberhasilan pada tahap-tahap berikutnya. 2. Usia 6-12 tahun Pada tahap kedua, keterampilan-keterampilan dan kemampuankemampuan yang telah muncul masih terus berkembang dan dilatih, diperkuat dan disempurnakan. Keberhasilan perkembangan pada usia tahap kedua ini tergantung pada keberhasilan perkembangan pada tahap sebelumnya. Pada masa ini anak menjadi tenang dan bahagia. Anak memiliki ketertarikan untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, memiliki energi secara fisik, serta periode belajar yang mendalam. Periode belajar yang mendalam ditandai dengan adanya ledakan kemampuan membaca dan menulis di usia enam tahun. Secara mental ia dalam keadaan sehat kuat dan stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Usia 12-18 tahun Tahap ketiga dibagi menjadi 2 subfase, usia 12-15 tahun dan usia 1518 tahun. Pada tahap ini, anak-anak sudah disebut sebagai remaja dan mereka berusaha untuk memahami peran dalam hidup bersosial serta kegiatankegiatan ekonomi serta berusaha menemukan posisinya ditengah-tengah masyarakat. Selain tahap perkembangan anak menurut Montessori, adapula tahap perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Berikut rangkuman tahap perkembangan kognitif menurut Jean Piaget (1969) dalam Suparno (2011: 26-100) dan Ormrod (2009: 44-47). 1. Tahap Sensorimotor Tahap paling awal, disebut tahap sensorimotor, perkembangan kognitif terjadi pada waktu bayi lahir sampai berumur sekitar 2 tahun. Ciriciri dari tahap perkembangan ini adalah gagasan mengenai suatu benda berkembang dari “belum memiliki gagasan” menjadi “memiliki gagasan”. Tahap sensori motor ditandai dengan tingkah laku bayi lebih refleks. Tindakan refleks tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan dari luar. 2. Tahap Praoperasional Tahap ini terjadi pada usia 2-7 tahun dengan ciri adanya fungsi semiotic yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Dengan menggunakan bahasa, anak dapat membicarakan macam-macam benda yang tidak sedang dilihat. Ia juga membicarakan sesuatu hal tanpa terkait pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
ruang dan waktu dimana hal tersebut terjadi. Dengan perkembangan ini jelas bahwa intelegensi anak makin berkembang. 3. Tahap Operasional Konkret Tahap operasional konkret terjadi pada usia 7 hingga 12 tahun. Tahap ini ditandai dengan penalaran anak yang menyerupai orang dewasa, namun masih terbatas pada realitas konkret. Mereka juga mampu melakukan penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan logis mengenai sesuatu yang pasti benar, berdasarkan informasi yang sebelumnya telah diketahui benar. Sekalipun anak telah menunjukkan ciri pemikiran logis,
perkembangan
kognitif
mereka
belumlah
sempurna.
Mereka
mengalami kesulitan dalam memahami gagasan-gagasan abstrak, serta mengalami kesulitan menghadapi soal-soal yang banyak sekali hipotesis atau variabelnya. 4. Tahap Operasional Formal Tahap operasional formal terjadi pada usia 12 tahun hingga dewasa. Pada tahap terakhir dari teori perkembangan kognitif Piaget, ditandai dengan adanya proses-proses penalaran logis yang diterapkan ke ide-ide abstrak dan juga objek-objek konkret. Kemampuan matematika para siswa cenderung membaik saat pemikiran operasional formal mulai berkembang. Soal-soal abstrak seperti kalimat matematika menjadi lebih mudah dipecahkan. Siswa SD umumnya berusia antara 6 atau 7 tahun hingga 12 atau 13 tahun. Menurut Montessori, anak usia SD termasuk kedalam tahap kedua dengan ciri periode belajar yang mendalam. Periode ini ditandai dengan adanya ledakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kemampuan membaca dan menulis di usia enam tahun. Secara mental ia dalam keadaan sehat kuat dan stabil. Sedangkan menurut Piaget, siswa SD berada dalam tahap operasional konkret yang ditandai dengan kemampuan dalam proses berpikir logis meskipun masih terkait dengan objek yang bersifat konkret. Menurut Imron (2008: 1), dari usia perkembangan kognitif, siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang dapat ditangkap oleh pancaindera. 2.1.3
Metode Montessori
2.1.3.1 Sejarah Metode Montessori Metode Montessori pertama kali diperkenalkan oleh Maria Montessori. Maria Montessori lahir pada tahun 1870, ia merupakan dokter sekaligus antropolog wanita pertama dari Italia (Holt, 2008: ix). Montessori mencoba mengembangkan metode mereka untuk mengajar membaca dan menulis pada anak-anak dengan keterbelakangan mental di distrik-distrik kumuh di Roma. Montessori mendapatkan inspirasi untuk mengembangkan metode pendidikannya dari temuan-temuan yang dilakukan oleh Edward Séguin dan Jean Marc Gaspard Itard yang berhasil mendidik anak-anak yang terbelakang mentalnya maupun yang memiliki cacat indera semi permanen. Anak-anak tersebut diikutsertakan dalam ujian bersama dengan anak-anak normal dari sekolah negeri. Ternyata hasilnya sangat sukses seakan seperti mukjizat. Hasil yang dicapai oleh anak-anak bermental terbelakang malah lebih baik dibanding anak-anak normal hanya karena mereka dididik dengan cara yang berbeda dengan cara yang diterapkan untuk anak-anak normal (Motessori, 2002: 38).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pada tahun 1906 Montessori diminta oleh Edoardo Talamo, Direktur Jenderal Asosiasi Roma untuk mengambil alih organisasi sekolah-sekolah untuk anak-anak usia 3-7 tahun di perumahan-perumahan susun kumuh di Roma. Sekolah pertama didirikan pada tanggal 6 Januari 1907 di distrik San Lorenzo yang diberi nama Casa dei Bambini (“Rumah Anak-Anak”). Beberapa waktu kemudian “Rumah Anak-Anak” juga dibuka di tempat-tempat lain diantaranya San Lorenzo, dan Via Famagosta. Sekolah ini biasanya didirikan di dalam suatu rumah susun di mana Montessori menerapkan metodenya bagi anak-anak normal. Pada Januari 1909 “Rumah Anak-Anak” di Swiss mengadopsi metode dan material Montessori untuk kepentingan belajar mengajar di sekolah mereka (Montessori, 2002: 43-44). Menurut Montessori pendidikan penginderaan merupakan dasar bagi pembentukan konsep-konsep intelektual. Untuk itu Montessori mengikuti metode dari Séguin yang menyebut adanya 3 periode yang perlu diperhatikan. (1) Asosiasi persepsi inderawi dengan nama. Misalnya, anak diberi 2 benda berwarna merah dan biru. Pendidik cukup mengatakan “Ini merah” dan “Ini biru”. Kedua benda itu diletakkan di depan meja beberapa saat agar diamati anak. (2) Mengenali objek sesuai dengan nama objek itu. Pendidik mengatakan “Berikan pada saya yang berwarna merah” dan “Berikan pada saya yang berwarna biru.” (3) Memberi nama dari objek yang bersangkutan. Pendidik mesti bertanya, “Ini berwarna apa?” dan anak semestinya menjawab, “Merah” (Montessori, 2002: 177-178).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.4
17
Alat Peraga Montessori
2.1.4.1 Hakikat Alat Peraga Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk memperagakan sesuatu supaya mudah dimengerti (KBBI, 2011: 14). Banyak orang menggunakan istilah media dan alat peraga untuk menunjuk benda yang sama. Namun, sebenarnya media dan alat peraga adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan media dan alat peraga ada pada fungsi dari benda itu sendiri (Anitah, 2009: 6). Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. Media adalah semua sarana untuk memperlancar proses pembelajaran, sedangkan alat peraga adalah alat yang memeragakan konsep materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru (Smaldino, 2011: 14). Suatu benda disebut media jika benda tersebut menjadi bagian dari seluruh kegiatan pembelajaran sedangkan benda yang disebut alat peraga adalah benda yang hanya digunakan sebagai alat bantu pada suatu proses pembelajaran (Anitah, 2009: 6). Ali (1989) dalam Sundayana (2014: 7) menyatakan bahwa alat peraga merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan, merangsang pikiran, perasaan dan perhatian serta kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Alat peraga sebaiknya digunakan apabila alat peraga tersebut mendukung tercapainya
tujuan
pembelajaran yang diinginkan (Anitah, 2010: 83). Alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran juga harus memenuhi beberapa syarat. Menurut Ruseffendi (1979: 2) beberapa persyaratan alat peraga diantaranya: (1) Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat), (2) Bentuk dan warnanya menarik, (3) Sederhana dan mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dikelola, (4) Ukurannya sesuai dengan ukuran fisik anak, (5) Dapat menyajikan konsep matematika dengan baik, (6) Sesuai dengan konsep, (7) Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas, (8) Peragaan menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak pada siswa, (9) Agar siswa dapat belajar secara aktif, maka alat peraga dibuat agar dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dan lain-lain, (10) Bila mungkin alat peraga dapat memiliki banyak manfaat. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan untuk memperagakan suatu konsep atau materi serta menjembatani agar siswa dapat memahami atau menangkap pesan dari pembelajaran yang tengah berlangsung. Singkatnya alat peraga dapat menyederhanakan suatu konsep pada materi suatu pembelajaran. Alat peraga yang baik juga harus memenuhi beberapa syarat yang telah disebutkan diatas. 2.1.4.2 Manfaat Alat Peraga Alat peraga yang digunakan pada proses belajar mengajar memiliki beberapa manfaat. Menurut Montessori dalam Lillard (1996: 84) Alat peraga yang digunakan di sekolah dasar dapat membantu dan memberi keuntungan bagi siswa yang melanjutkan ke jenjang berikutnya. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran juga dapat membawa anak-anak untuk meraih level pemahaman lebih tinggi mengenai materi yang abstrak (Lillard, 1996: 80). Ruseffendi (1979: 1) memaparkan beberapa manfaat penggunaan alat peraga diantaranya: (1) Minat mengikuti proses belajar mengajar baik pada murid maupun guru akan timbul, (2) Konsep abstrak khususnya pada mata pelajaran matematika dapat disajikan dalam bentuk konkrit sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti, (3) Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih mudah dipahami, (4)
Konsep-konsep abstrak yang tersajikan secara konkrit dapat
menjadi obyek penelitian atau sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru. Hal tersebut senada dengan manfaat alat peraga yang dipaparkan oleh Sudjana & Rifai (1998: 2) dalam Sundayana (2014: 12-13) yaitu: (1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) Makna pembelajaran akan lebih jelas sehingga lebih mudah dipahami, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga tidak selalu datang dari komunikasi verbal dari guru, (4) Siswa lebih dapat melakukan kegiatan belajar karena tidak hanya mendengarkan penjelasan guru. Montessori
beranggapan
bahwa
siswa
membutuhkan
seperangkat
peralatan pendidikan (didactic apparatus) yang berguna untuk perkembangan siswa tersebut (Hainstock, 1997: 80). Materi-materi didaktis yang dipilih semestinya memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) secara spontan menarik perhatian anak, (2) mengandung gradasi rangsangan yang rasional, (3) dapat menunjukkan sendiri setiap kesalahan (auto-correction) sehingga anak tahu sendiri kalau membuat kekeliruan, (4) memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education) sehingga pendidikan penginderaan dapat dilakukan anak sendiri dan campur tangan pendidik semakin diminimalisir (Montessori, 2002: 172-176). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa manfaat penggunaan alat peraga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, serta konsep-konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
materi yang abstrak dapat tersaji secara konkrit. Selain itu, penggunaan alat peraga juga dapat menimbulkan variasi dalam proses belajar mengajar. 2.1.4.3 Alat Peraga Matematika Berbasis Metode Montessori Alat peraga yang digunakan oleh Montessori secara spontan menarik perhatian
anak,
mengandung
gradasi
rangsangan
yang rasional,
dapat
menunjukkan sendiri setiap kesalahan (auto-correction) sehingga anak tahu sendiri kalau membuat kekeliruan, memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education) sehingga pendidikan penginderaan dapat dilakukan anak sendiri dan campur tangan pendidik semakin diminimalisir (Montessori, 2002: 172-176). Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti dalam penelitian ini juga mengadopsi keempat ciri yang ada pada alat peraga dari metode Montessori tersebut. Selain mengadopsi keempat ciri tersebut, peneliti juga menggunakan ciri kontekstual atau sesuai dengan konteks. Kelima ciri yang peneliti gunakan sebagai acuan dalam mengembangkan alat peraga akan diuraikan sebagai berikut. 1. Menarik Alat peraga di “Rumah Anak-Anak” dibuat menarik baik dalam segi warna, bentuk, maupun tampilannya. Hal ini dibuktikan dengan anak-anak normal mengulang latihan berulang kali. Pengulangan ini tergantung pada stiap individu. Beberapa anak mengulangi sebanyak lima atau enam kali sampai merasa lelah (Montessori, 2002: 172). Ada 10 kubus berwarna pink dengan ukuran mulai dari 10 sentimeter hingga 1 sentimeter. Kubus-kubus tersebut disusun hingga membentuk menara berwarna pink diatas karpet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
berwarna hijau. Kemudian ia mengulang lagi untuk merancang, membangun, dan merobohkan menara tersebut (Montessori, 2002: 174). 2. Bergradasi Gradasi pada alat peraga Montessori ada pada berat, bentu, dan kesesuaian alat peraga dengan usia anak yang menggunakan alat peraga tersebut. Salah satu alat yang mengandung unsur gradasi adalah empat set silinder, masing-masing set terdiri dari 10 silinder dengan ukuran yang berbeda-beda. Ukuran yang berbeda-beda ini secara tidak langsung mengajarkan anak mengenai berat-ringan, besar-kecil, panjang-pendek, lebar-sempit.
Gradasi
alat
akan
membantu
siswa
mengembangkan
kemampuannya berlogika dalam menyelesaikan masalah. (Montessori, 2002: 170-171). 3. Auto-correction Setiap peralatan didaktis metode Montessori dapat mengontrol kesalahan yang mungkin muncul. Misalnya pada penggunaan empat set silinder beserta tempatnya. Ketika anak salah memasukkan satu silinder maka akan menyebabkan silinder lain tidak mendapatkan tempat. Apabila terjadi, anak harus mengulangi proses dari awal sehingga memperoleh langkah dan hasil yang tepat (Montessori, 2002: 170-171). 4. Auto-education Peralatan didaktis pada metode Montessori mengandung ciri autoeducation atau memberi pendidikan secara mandiri. Peran guru adalah mengamati berapa lama siswa mampu memasukkan silinder-silinder pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tempat yang tepat. Fungsi guru adalah mengamati siswa secara psikologis. Guru lebih banyak mengamati daripada mengajari siswa. Perintah-perintah yang digunakan juga dipersingkat namun jelas (Montessori, 2002: 172-173). Hal ini menumbuhkan kemandirian pada siswa. 5. Kontekstual Montessori mendesain seperangkat material dan sistem pembelajaran yang dapat memberikan makna bagi anak-anak. Anak-anak juga belajar melalui apa yang mereka lakukan, pembelajaran mereka disesuaikan dengan konteks sutu peristiwa atau suatu benda. Misalnya, anak yang tertarik dengan sebuah jembatan, maka ia mencari teknisi local yang dapat ditemui. Melalui teknisi tersebut mereka dapat belajar bagaimana desain jembatan tersebut (Lillard, 2005: 32). Ketertarikan siswa ditentukan oleh konteks yang tengah didalami dan hubungan satu dengan yang lain (Lillard, 1996: 81). Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga metode Montessori adalah alat peraga yang mengandung ciri-ciri menarik, bergradasi, dapat menunjukkan sendiri setiap kesalahan, dan memiliki nilai kemandirian sehingga anak dapat menggunakannya sendiri. 2.1.4.4 Alat Peraga Papan Pembagian Alat peraga matematika Montessori tidak didesain untuk mengajarkan matematika, namun untuk mengembangkan pikiran matematis anak. Alat peraga matematika Montessori menghadirkan kuantitas dan simbol, sistem desimal, dan keempat operasi hitung matematika. Alat peraga matematika Montessori didesain agar anak-anak dapat menggunakan secara berulang-ulang hingga mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
memahami materi yang abstrak (Lillard, 1997: 137). Hal ini mendasari pengembangan alat peraga yang digunakan pada penelitian ini. Alat peraga yang dikembangkan juga didesain untuk memenuhi tiga langkah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yaitu, penanaman konsep, pemahaman konsep, serta pembinaan keterampilan (Imron, 2008: 3) Alat peraga papan pembagian dikembangkan dari alat peraga metode Montessori yaitu Unit Division Board. Alat peraga ini digunakan pada materi pembagian, bilangan pembagi pada Unit Division Board adalah 1-9 dengan jumlah maksimal bilangan yang dibagi 81. Papan pembagian yang dikembangkan memiliki bilangan pembagi 1-20 dengan bilangan yang dibagi sampai dengan 500. Bilangan yang dibagi dibatasi hanya sampai 500 karena menyesuaikan dengan Kompetensi Dasar bagi siswa kelas II SD yaitu mengenal bilangan sampai dengan 500. Papan pembagian juga dilengkapi dengan 3 macam manik-manik yang dibedakan menjadi manik satuan, puluhan, dan ratusan. Selain itu, set manik-manik juga dilengkapi dengan mangkok dengan warna yang sama. Alat peraga yang dikembangkan disesuaikan dengan 3 langkah pembelajaran matematika yang telah disebutkan diatas. Selain itu alat peraga papan pembagian juga mempertahankan 5 ciri alat peraga Montessori. Alat peraga papan pembagian dibuat menarik dengan pemberian warnawarna yang cerah yaitu merah, biru, dan hijau pada manik-manik dan mangkok, serta warna kuning pada pion-pion pembagi. Papan pembagian dan kotak penyimpanan manik-manik juga menggunakan warna alami dari kayu sehingga tampak lebih menarik. Papan pembagian dilengkapi dengan bilangan pembagi 1-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
20, sehingga dapat digunakan pada jenjang yang lebih tinggi. Papan pembagian juga dapat digunakan untuk Kompetensi Dasar yang berbeda misalnya penjumlahan, pengurangan dan perkalian. Beberapa hal ini menyatakan gradasi pada alat peraga papan pembagian yang dikembangkan. Ciri auto-correction juga terdapat pada alat peraga papan pembagian. Hal ini dapat dilihat dari lubanglubang pada papan pembagian hanya dapat dimasuki satu manik. Selain itu, jika siswa salah mengambil jumlah manik-manik, maka manik yang didapat oleh masing-masing pion tidak sama. Papan pembagian memiliki ukuran dan berat yang sesuai dengan karakteristik anak usia kelas II SD sehingga dapat digunakan secara mandiri oleh setiap anak. Hal ini menjadikan papan pembagian memiliki ciri auto-education. Ciri yang terakhir adalah kontekstual, papan pembagian dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Bahan yang digunakan adalah kayu pinus, papan tripleks, serta manik-manik berwarna yang dapat dijumpai di toko-toko bahan aksesoris. Selain itu konsep pembelajaran yang diajarkan melalui papan pembagian juga sesuai dengan kegiatan pembagian dalam kehidupan sehari-hari. Alat peraga papan pembagian dikembangkan dari Unit Division Board, salah satu alat peraga pada metode Montessori. Papan pembagian yang dikembangkan mengadopsi kelima ciri alat peraga metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education, dan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.5
25
Pembelajaran Matematika
2.1.5.1 Hakikat Pembelajaran Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa dengan memperhitungkan kejadian-kejadian tak terduga yang berkaitan dengan aktivitas siswa (Winkel, 1991) dalam (Siregar & Nara, 2010:12). Menurut Miarso (1993) dalam (Siregar & Nara, 2010:12-13) pembelajaran adalah suatu usaha dalam dunia pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dan memiliki tujuan yang telah dirumuskan sebelum terlaksana serta pelaksanaannya yang terkendali. Adapun
menurut
Dimyati
(2006)
dalam
(Susanto,
2013:186),
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terencana dalam suatu desain instruksional, dengan tujuan membuat siswa belajar secara aktif, dengan memperhatikan adanya sumber belajar. Pembelajaran dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang dirancang dan memiliki tujuan, serta pelaksanaannya terkendali baik isinya, waktu, proses maupun hasilnya. 2.1.5.2 Hakikat Matematika Matematika merupakan suatu komponen dari rangkaian mata pelajaran yang memiliki peran yang penting dalam pendidikan karena mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sundayana, 2014:2). Matematika memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namun hal tersebut bukan berarti menjadi penghalang bagi manusia untuk mempelajari matematika. Meskipun matematika memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, manusia perlu mempelajari sebagai sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Misalnya, penggunaan informasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
penggunaan pengetahuan tentang benda dan bentuk, pengetahuan untuk menghitung, serta melihat peluang munculnya kejadian. Matematika merupakan ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan (KBBI, 2011: 306). Bilangan menurut KBBI (2011: 53) adalah satuan atau jumlah dari banyaknya sesuatu. Matematika adalah bekal bagi siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Menurut Marshall Walker (1955: 115) dalam Sundayana (2014: 3) matematika dapat didefinisikan sebagai bidang studi tentang struktur-struktur abstrak dengan berbagai hubungannya. Mrati (2010) dalam Sundayana (2014: 3) berpendapat bahwa obyek matematika yang bersifat abstrak tersebut merupakan kesulitan tersendiri yang harus dihadapi baik oleh siswa maupun guru. Konsep-konsep abstrak matematika akan mudah dipahami dengan bantuan benda konkret, oleh sebab itu pengajaran matematika harus dilakukan secara bertahap mulai dari tahapan konkret diarahkan menuju semi konkret hingga berakhir pada konsep abstrak. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika adalah ilmu tentang bilangan yang digunakan sebagai bekal bagi manusia untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Matematika juga memiliki konsep abstrak yang mudah dipahami oleh siswa dengan menggunakan bantuan berupa benda konkret. 2.1.5.3 Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Pembelajaran matematika Sekolah Dasar (SD) diharapkan terjadi suatu proses penemuan kembali atau reinvention. Penemuan kembali ini dimaksudkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
menemukan cara baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Penemuan tersebut bersifat sederhana dan bukanlah hal baru bagi yang telah mengetahuinya, namun penemuan tersebut merupakan hal yang baru bagi siswa SD. Tujuan dari metode penemuan tersebut adalah agar dapat melatihkan berbagai kemampuan intelektual pada siswa. Pembelajaran matematika di SD mempelajari konsep yang saling berkaitan satu sama lain (Imron, 2008: 4). Oleh karena itu proses pembelajaran harus dilaksanakan secara berkualitas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Seringkali penyampaian materi yang bersifat konkret sulit disampaikan oleh guru, sehingga hal tersebut menyebabkan rendahnya hasil kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa. Hal tersebut akan terus terjadi jika guru masih menganggap bahwa dirinya merupakan satu-satunya sumber pembelajaran. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan penggunaan media dan alat peraga (Sundayana, 2014: 3). Rendahnya kualitas hasil belajar juga termasuk pada pemahaman siswa pada suatu konsep yang menjadi dasar pada konsep berikutnya. Jika pemahaman siswa terhadap konsep sebelumnya belum terbentuk secara matang maka akan mempengaruhi pemahaman siswa pada konsep selanjutnya. Menurut Mujiono (1994: 31) dalam Sundayana (2014: 25) ada empat komponen penting dalam proses belajar mengajar yang berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa, yaitu bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek pembelajaran. Komponen-komponen tersebut sangat penting dalam proses pembelajaran matematika sehingga jika salah satu komponen tersebut melemah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
akan mempengaruhi kelangsungan proses belajar mengajar (Sundayana, 2014: 25). Menurut Depdiknas (2001: 9) dalam Susanto (2013: 189) kemampuan umum pembelajaran matematika di SD salah satunya adalah melakukan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian beserta operasi hitung campur dan melibatkan campuran. Salah satu materi atau konsep pada muatan pembelajaran matematika adalah pembagian. Pembagian merupakan salah satu operasi hitung dengan konsep pengurangan berulang sampai habis. Sebelum mempelajari konsep pembagian, terlebih dahulu anak harus menguasai pengurangan dan perkalian
(Heruman, 2008: 26). Pembagian merupakan
kebalikan dari perkalian. Pembagian mencari faktor yang belum diketahui ketika salah satu faktor telah diketahui (Reys, 1998: 165). Penanaman konsep pembagian diawali dengan melakukan pengurangan berulang sampai habis. Penggunaan media pembelajaran untuk menanamkan konsep pembagian sangat dianjurkan (Heruman, 2008: 26). Penanaman konsep pembagian sebagai pengurangan berulang dilakukan dengan bantuan manikmanik. Contoh soal: Bu Fitri mempunyai 6 buah manik-manik. Manik-manik tersebut akan dibagikan sama banyak kepada 2 orang anak. Berapa buah manik yang didapat oleh setiap anak? Perintah peragaan: Ambil 2 manik, bagikan kepada setiap anak. Ambil lagi, bagikan. Ambil lagi, bagikan (habis). Dengan kata lain peragaan tersebut sama dengan 6 diambil 2, diambil 2, diambil 2 = habis. Apabila ditulis dalam bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pengurangan, perintah diatas menjadi 6 – 2 – 2 – 2 = 0. Apabila ditulis dalam kalimat pembagian menjadi 6 : 2 = 3 (Heruman, 2008: 26-27). Kesimpulan dari pembelajaran matematika di SD yaitu pembelajaran yang mempelajari konsep, dimana setiap konsep berkaitan satu dengan yang lain. Harapan pada setiap pembelajaran matematika adalah adanya penemuan kembali tentang cara penyelesaian suatu masalah. Empat komponen penting dalam pembelajaran matematika di SD adalah bahan belajar, suasana belajar, media dan sumber belajar, serta guru sebagai subyek pembelajaran. 2.1.6 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan 2.1.6.1 Penelitian tentang metode montessori Berikut ini terdapat penelitian yang relevan tentang pendidikan Montessori dari Harris (2007), dan Wahyuningsih (2011). Harris (2007) melakukan penelitian mengenai perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan metode Montessori secara tradisional dan dengan musik yang diperkaya dengan instruksi Montessori. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan membandingkan dua kelompok (twogroup post-test), kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menerima perlakuan dalam bentuk pembelajaran matematika dengan musik yang diperkaya dengan petunjuk-petunjuk program Montessori, sedangkan kelompok kontrol menerima perlakuan dalam bentuk pembelajaran tradisional Montessori. Sampel penelitian melibatkan 200 siswa Montessori yang diambil secara acak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang belajar Matematika dengan musik yang diperkaya dengan petunjuk-petunjuk program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Montessori memperoleh nilai Matematika yang lebih tinggi daripada kelompok siswa yang menerima pembelajaran matematika dengan cara tradisional Montessori. Hal ini juga menunjukkan bahwa kurikulum yang diperkaya dengan seni mempunyai pengaruh yang baik bagi hasil belajar siswa. Wahyuningsih (2011) melakukan penelitian tentang pengaruh model pendidikan Montessori terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Jati Asih 03 Bekasi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental. Sampel penelitian ini sejumlah 36 siswa untuk kelompok eksperimen dan 33 siswa untuk kelompok kontrol. Hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh nilai thitung = 7,35 dengan taraf signifikan 0,05, sedangkan nilai t tabel = 1,667. Karena t hitung> ttabel, maka Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar matematika siswa yang menggunakan pembelajaran model pendidikan Montessori dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Kesimpulan yang diperoleh pada penelitian ini adalah pembelajaran dengan model pendidikan Montessori berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. 2.1.6.2 Penelitian Materi Pembagian Matematika SD Berikut ini terdapat penelitian yang relevan tentang materi Pembagian Matematika SD dari Suyamti (2012), Junaidah (2014), dan Nurhayati & Maulana (2010). Suyamti (2012) melakukan penelitian tentang peningkatan kemampuan pemahaman konsep pembagian bilangan dengan media asli pada anak tunarungu. Hasilnya aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran pembagian bilangan dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
angka sampai 25 dan didapatkan hasil bahwa taraf keberhasilan dalam aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran menunjukkan tingkat keberhasilan 100% adalah keberhasilan yang sangat baik. Peneliti juga mengamati tentang aktifitas siswa dalam pembelajaran pembagian dengan menggunakan media asli yaitu gula-gula dan didapatkan hasil bahwa aktifitas siswa memperoleh skor 100% yang berarti memiliki kategori baik sekali. Dari temuan pengamat didapat temuan sebagai berikut: (1) Siswa tidak mengalami kesulitan atau bosan dalam belajar mengenai pembagian; (2) Siswa memahami cara melakukan pembagian dengan menggunakan media asli gula-gula; (3) Siswa dapat menyelesaikan soal mengenai pembagian; (4) siswa berani bertanya kepada guru bila mengalami kesulitan. Junaidah (2014) melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan matematika realistik pembagian bilangan dua angka. Hasil dari penelitian tersebut adalah terdapat peningkatan dari siklus I ke siklus II, yaitu pada siklus I terdapat 3 orang siswa yang tidak mencapai nilai KKM yaitu 50, 6 orang siswa yang mendapat nilai 60, 5 orang siswa mendapat nilai 70 dan 1 orang siswa mendapat nilai 80. Dengan jumlah nilai 940 dan rata-rata 62,66. Pada siklus ke II hasil belajar siswa meningkat semua siswa dapat mencapai nilai KKM bahkan ada 2 orang siswa yang mendapat nilai 100, 2 orang siswa mendapat nilai 90, 4 orang siswa mendapat nilai 80, 5 orang siswa mendapat nilai 70, dan 2 orang siswa mendapat nilai 60. Adapun jumlah nilai siklus ke II yaitu 1.170 dengan rata-rata 78. Maka dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebanyak 230. Nurhayati & Maulana (2010) melakukan penelitian tentang penerapan pendekatan
matematika realistik dalam penanaman konsep perkalian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pembagian bilangan bulat pada kelas IV SDN Cipanas. Hasilnya pengolahan dan analisis data, dinunjukkan keterangan bahwa proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada pokok bahasan operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat ternyata mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa kelas IV SD Negeri Cipanas Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Suasana belajar yang demikian dirasakan unik, seru, menarik, dan menyenangkan sehingga membuat siswa senantiasa bersemangat untuk belajar matematika. Selain itu, penerapan pendekatan matematika realistik benar-benar mampu menanamkan konsep operasi perkalian dan pembagian bilangan bulat dengan baik. Berdasarkan studi literature tentang penelitian-penelitian sebelumnya, belum ada penelitian pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori. Peneitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil bahwa prestasi belajar siswa SD meningkat pada saat penggunaan alat peraga atau media benda konkret untuk menyampaikan materi yang abstrak. Salah satu materi yang abstrak tersebut adalah pembagian. Peneliti akan melakukan penelitian dan pengembangan alat peraga papan pembagian berbasis metode Montessori dengan memperhatikan ciriciri dan kualitas alat peraga yang dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode pembelajaran Maria Montessori
Materi Pembagian
Harris (2007) Pembelajaran matematika dengan musik yang diperkaya petunjuk Montessori dan pembelajaran tradisional Montessori
Suyamti (2012) Penggunaan media asli untuk meningkatkan pemahaman konsep pembagian
Wahyuningsih (2011) Model pendidikan Montessori, hasil belajar
Junaidah (2014) Penerapan PMRI untuk materi pembagian bilangan dua angka
Nurhayati & Maulana (2010) Penerapan PMRI untuk materi perkalian dan pembagian
Yang diteliti Pengembangan alat peraga Metode Montessori untuk Materi Pembagian Matematika SD
Gambar 2.1 Bagan Literature Map dari Penelitian-penelitian Sebelumnya
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.2 Kerangka Berpikir Guru sebagai pendidik memiliki kewajiban untuk membantu setiap siswa berkembang ke arah yang lebih baik. Beragam cara dipakai untuk mengusahakan perkembangan tersebut diantaranya dengan melakukan tindakan kuratif untuk menangani masalah yang telah mengakar, seperti masalah kesulitan memahami konsep. Beberapa solusi ditawarkan diantaranya dengan penggunaan alat peraga sebagai perantara dalam menyampaikan suatu konsep. Alat peraga sebagai media pembelajaran akan membantu siswa yang awalnya berpikir secara abstrak, akan mendapat gambaran benda konkret melalui penggunaan alat peraga tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga yang diharapkan dapat memberikan alternatif baru bagi sekolah dalam penggunaan alat peraga. Alat peraga yang dikembangkan adalah alat peraga berbasis metode Montessori karena mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan anak dan hasil analisis kebutuhan. Alat peraga yang dikembangkan juga disesuaikan dengan ciriciri alat peraga Montessori. Selain itu, penggunaan alat peraga berbasis metode Montessori hanya ada pada sekolah-sekolah tertentu karena biaya yang diperlukan cukup besar. Berdasarkan deskripsi tersebut, pengembangan alat peraga berbasis Metode Montessori dirasa perlu dilakukan untuk memberikan alternatif alat peraga yang mudah dibuat dengan biaya yang terjangkau. Jika menggunakan alat peraga papan pembagian, maka siswa kelas II SD akan lebih mudah memahami materi pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 3 METODE PENELITIAN
Uraian dalam bab ini berisi tentang (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4) prosedur pengembangan, (5) instrumen penelitian, (6) teknik pengumpulan data, dan (7) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian Jenis
penelitian
yang
peneliti
gunakan
adalah
penelitian
dan
pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sukmadinata (2011), R&D merupakan proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan atau menyempurnakan produk yang telah ada dan pengembangan produk tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut dihasilkan dengan menggunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat digunakan pada masyarakat luas. Namun penelitian ini dibatasi sampai tahap uji coba terbatas yang menghasilkan prototipe alat peraga papan pembagian. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangakan alat peraga matematika papan pembagian yang berbasis metode Montessori. Penelitian ini dibatasi hanya pada tahap ujicoba terbatas produk untuk mengetahui apakah alat peraga yang dikembangkan dapat memberikan dampak positif bagi siswa kelas II SD dalam memahami konsep pembagian. Penelitian ini menghasilkan prototipe alat peraga papan pembagian yang berbasis metode Montessori.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.2 Setting Penelitian 3.2.1
Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah alat peraga matematika metode Montessori
berupa papan pembagian dengan manik-manik dan pion pembagi. Papan pembagian ini terbuat dari kayu pinus yang ringan. Papan pembagian digunakan untuk mengenalkan konsep pembagian serta operasi hitung pembagian dengan bilangan pembagi sampai dengan 20. 3.2.2
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa di kelas II A SD N Brosot,
Kulonprogo pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih sekelompok siswa yang memiliki nilai dibawah atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada muatan pembelajaran matematika yang ditetapkan oleh guru yaitu 70. Kompetensi Dasar (KD) yang peneliti ambil adalah KD 3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkret, yang dibatasi pada operasi hitung pembagian saja. Subjek yang dipilih juga mempertimbangkan beberapa saran dari guru kelas. Pertimbangan pemilihan subjek penelitian juga berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat pembelajaran di kelas tersebut. 3.2.3
Lokasi Penelitian Peneliti memilih Sekolah Dasar (SD) N Brosot, Kulonprogo sebagai
sampel penelitian karena SD tersebut tergolong aktif mengikuti perlombaan dibidang matematika dan memiliki prestasi yang cukup baik di bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
matematika. SD tersebut terletak di Jalan Raya Brosot, Dk.IV Klampok, Kecamatan Galur, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta. SD tersebut terletak di desa sehingga masih memungkinkan untuk menemukan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk membuat alat peraga. 3.2.4
Waktu Penelitian Penelitian R and D akan dilaksanakan mulai bulan juni 2014 sampai
dengan desember 2014. Secara keseluruhan penelitian akan dilaksanakan selama kurang lebih tujuh bulan.
3.3 Rancangan Penelitian R and D di bidang pendidikan diperkenalkan oleh Sugiyono yang diawali dengan adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah yang ditemukan dalam dunia pendidikan, dikaitkan dengan Kompetensi Dasar yang ada. Setelah ditemukan potensi dan masalah, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan datadata pendukung potensi dan masalah tersebut. Langkah yang ketiga adalah membuat desain produk. Desain yang telah dibuat divalidasi oleh para ahli, jika ahli memberi saran untuk perbaikan maka desain produk direvisi terlebih dahulu kemudian baru dibuat produk tersebut. Produk yang dihasilkan adalah prototipe. Setelah melalui proses revisi, produk diujicobakan secara terbatas untuk menguji kevalidan produk tersebut. Jika hasil validasi menunjukkan bahwa perlu dilakukan revisi untuk menyempurnakan produk, maka sebelum dilakukan ujicoba pemakaian, produk direvisi terlebih dahulu. Hingga sampai pada tahap yang terakhir yaitu produksi massal (Sugiyono, 2013: 409-426). Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
alat peraga mengacu pada 10 langkah menurut Sugiyono (2013: 409) yang disajikan pada bagan berikut ini.
Gambar 3.1 Bagan Langkah R and D dari Sugiyono Selain langkah-langkah R and D yang dikembangkan oleh Sugiyono, peneliti juga mengadopsi langkah-langkah R and D menurut Borg & Gall. Borg & Gall (1983) dalam Ali & Asrori (2014:113-119) menyusun R and D dengan menggunakan 10 langkah utama, yaitu: 1.
Melakukan pengumpulan dan review berbagai hasil riset dan informasi terkait produk yang akan dikembangkan.
2. Perencanaan,
meliputi
keterampilan-keterampilan
dikembangkan melalui perangkat yang akan dihasilkan.
yang
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Mengembangkan
bentuk
awal
perangkat
sebelum
39
dilakukan
serangkaian pengujian dan revisi berdasarkan saran dari hasil berbagai pengujian. 4. Melakukan pengujian tahap awal hasil pengembangan produk pada langkah ketiga. 5. Revisi terhadap bentuk awal perangkat berdasarkan saran atau masukan yang dibuat berdasarkan kesimpulan hasil uji lapangan pada tahap awal. 6. Eksperimentasi awal untuk menguji apakah terjadi peningkatan kemampuan
pengguna
perangkat
yang
dikembangkan
setelah
mengikuti proses pembelajaran menggunakan perangkat tersebut. 7. Revisi tahap akhir dengan menggunakan data hasil eksperimentasi awal sebagai panduan. 8. Melakukan eksperimentasi dengan jumlah subjek yang lebih besar. 9. Revisi final, dilakukan berdasarkan hasil dari eksperimentasi pada tahap kedelapan. 10. Deseminasi dan implementasi produk, dengan membuat laporan yang lengkap berdasarkan teori-teori yang sesuai. Penelitian dengan mengadopsi kesepuluh langkah akan memakan waktu yang cukup lama serta biaya yang sangat banyak. Penelitian yang akan peneliti lakukan, dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas. Hasil dari penelitian ini adalah prototipe alat peraga papan pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3.4 Prosedur Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat peraga matematika berupa papan pembagian. Papan pembagian tersebut mengadopsi alat peraga pada pembelajaran berbasis metode Montessori. R and D yang dilakukan mengacu pada langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono, dan Bord & Gall. Langkah-langkah penelitian tersebut diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba terbatas dan menghasilkan prototype alat peraga matematika materi pembagian berbasis metode Montessori. Langkah penelitian dimodifikasi menjadi, (1) Potensi Masalah, (2) Perencanaan, (3) Pengembangan Desain, (4) Validasi dan Revisi Produk, (5) Uji Coba Lapangan Terbatas. Kelima tahap tersebut disajikan pada bagan berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
TAHAP PERTAMA Potensi Masalah Wawancara
Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori
Identifikasi Permasalahan
Analisis Kebutuhan
Pembuatan Kuesioner Analisis Kebutuhan Analisis Karakteristik Siswa
Observasi
Validasi Ahli Bahasa Analisis Kebutuhan
Penyebaran Kuesioner
Uji Keterbacaan Siswa
Revisi
Revisi
Validator Ahli Matematika Validasi Guru SD Setara
TAHAP KEDUA Perencanan Uji Validasi Ahli Bahasa Kuesioner
Uji Validasi Ahli Matematika
Uji Keterbacaan Instrumen oleh Siswa
Revisi
Uji Validasi Guru SD Setara
Revisi
Instrumen siap digunakan
Revisi
Uji Empiris
Instrumen Uji Validasi Ahli Pembelajaran MTK Tes
Uji Validasi Ahli Guru SD Setara
Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa
Revisi
Uji Validasi Ahli Guru SD Penelitian
TAHAP KETIGA Pengembangan Desain Konsep
Desain Alat Peraga
Pengumpulan Bahan
Pembuatan Alat Peraga dan Album
TAHAP KEEMPAT Validasi Produk Desain Alat Peraga Analisis I
Validasi Produk Desain Album Alat Perga
TAHAP KELIMA Uji Coba Lapangan Terbatas
Pretest
Uji Coba Lapangan Terbatas
Posttest
Analisis II
Revisi Produk
Prototipe Alat Peraga Pembelajaran Matematika SD Materi Pembagian Berbasis Metode Montessori
Gambar 3.2 Bagan Prosedur Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tahap-tahap pelaksanaan penelitian akan diuraikan sebagai berikut. 3.4.1
Potensi dan Masalah Potensi dan Masalah, diawali dengan melakukan identifikasi permasalahan
di salah satu Sekolah Dasar (SD) yang dipilih sebagai tempat penelitian. Identifikasi masalah dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap kepala sekolah, guru dan beberapa siswa. Peneliti juga melakukan pengamatan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Selain mengumpulkan informasi melalui kedua teknik tersebut, peneliti juga melakukan studi dokumen dengan mengamati nilai siswa pada mata pelajaran matematika. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis karakteristik alat peraga Montessori dan analisis karakteristik siswa SD. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dibuatlah kuesioner analisis kebutuhan untuk mengungkap kebutuhan siswa mengenai alat peraga. Kuesioner yang telah dibuat, divalidasi terlebih dahulu oleh ahli bahasa, ahli matematika, dan guru SD setara. Revisi terhadap kuesioner analisis kebutuhan dilakukan dengan mempertimbangkan saran-saran dari para ahli yang bertindak sebagai validator. Setelah revisi, kuesioner analisis kebutuhan diuji keterbacaannya oleh siswa SD setara, tujuannya agar dapat mengetahui apakah masih ada kata-kata yang sulit dipahami. Jika dalam proses uji keterbacaan siswa memberikan saran, maka peneliti mempertimbangkan saran-saran tersebut sebagai acuan untuk melakukan revisi. Setelah layak digunakan, kuesioner disebar kepada seluruh siswa pada kelas yang telah dipilih sebagai subyek penelitian. Hasil dari penyebaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kuesioner adalah data berupa kebutuhan siswa mengenai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran. 3.4.2
Perancanaan Perencanaan instrumen. Instrumen pada tahap kedua dibedakan menjadi
dua yaitu instrumen kuesioner validasi alat peraga dan instrumen tes. Masingmasing instrumen divalidasi terlebih dahulu oleh para ahli dan beberapa guru. Saran dari para validator menjadi panduan untuk melakukan revisi. Setelah melalui tahap revisi, kedua instrumen tersebut diuji keterbacaannya oleh siswa SD setara. Jika ada kalimat yang membingungkan siswa, maka peneliti melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari siswa tersebut. Tahap terakhir adalah instrumen validasi alat peraga sudah siap digunakan sedangkan pada instrumen tes dilakukan uji empiris terlebih dahulu untuk mendapatkan butir soal yang valid dan reliabel. 3.4.3
Pengembangan Desain Pengembangan desain. Berawal dari konsep, peneliti mendesain produk
berupa alat peraga dan album alat peraga. Sebelum membuat alat peraga, peneliti mengumpulkan bahan-bahan terlebih dahulu. Jika bahan-bahan sudah terkumpul maka alat peraga dibuat sesuai desain dengan bantuan tukang kayu. Album alat peraga dibuat dengan menggunakan microsoft office. 3.4.4
Validasi Produk Validasi produk dilakukan oleh ahli Montessori dan ahli matematika.
Validasi dilakukan dengan menggunakan panduan berupa instrument validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
produk. Instrumen yang digunakan telah divalidasi terlebih dahulu. Hasil dari validasi dianalisis hingga menunjukkan kualitas produk yang dibuat. 3.4.5
Uji Coba Lapangan Terbatas Tahap terakhir adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba tersebut
dilaksanakan di SD penelitian dengan subyek sekelompok kecil siswa dengan nilai matematika dibawah KKM. Sekelompok siswa tersebut diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengukur pemahaman siswa mengenai materi pembagian. Langkah selanjutnya subyek penelitian mendapatkan pendampingan selama 4 hari dengan menggunakan alat peraga yang telah dihasilkan. Selanjutnya sekelompok siswa tersebut diberi posttest untuk mengetahui keadaan siswa sebelum mendapat pendampingan dengan setelah mendapat pendampingan. Siswa juga melakukan validasi terhadap alat peraga dengan panduan kuesioner yang telah disediakan. Saran yang diberikan oleh para ahli menjadi panduan untuk merevisi produk yang telah dihasilkan. Setelah merevisi produk, maka dihasilkan prototipe alat peraga pembelajaran matematika SD berbasis metode Montessori beserta album alat peraga sebagai penduan penggunaan alat peraga. Peneliti juga melakukan observasi non-partisipan selama pelaksanaan uji coba terbatas. 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1
Kuesioner Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga (3) jenis
yaitu (1) kuesioner analisis kebutuhan, (2) kuesioner penilaian kelayakan produk oleh ahli, dan (3) kuesioner penilaian kelayakan produk melalui uji coba terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.5.1.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Instrumen analisis kebutuhan berupa kuesioner yang diberikan kepada guru dan siswa. Tujuan dari pemberian instrumen analisis kebutuhan adalah untuk memperoleh informasi terkait kebutuhan guru dan siswa terhadap alat peraga pada muatan pembelajaran matematika di kelas. Kuesioner analisis kebutuhan yang digunakan adalah kuesioner terbuka. Kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan No. 1. 2. 3. 4.
Indikator Adanya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika selama ini. Pengadaan alat peraga matematika dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar. Karakteristik alat peraga matematika berbasis Montessori. Peran alat peraga matematika dalam pembelajaran.
No. Item 1, 2 3, 4 4, 5, 6 7, 8, 9, 10
Kuesioner analisis kebutuhan dibedakan menjadi 2 yaitu kuesioner analisis kebutuhan guru dan kuesioner analisis kebutuhan siswa. Kuesioner analisis kebutuhan guru diberikan kepada guru kelas II A SD N Brosot. Kuesioner analisis kebutuhan siswa diberikan kepada 29 siswa kelas II A SD N Brosot, dengan 13 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa telah divalidasi terlebih dahulu. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk melibatkan para ahli yang memberikan pendapat tentang instrumen yang telah disusun (Widoyoko, 2014:176). Rerata rekapitulasi hasil validasi instrumen analisis kebutuhan jika dikonversikan termasuk dalam kategori “sangat baik” hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ini berarti instrumen sudah bisa digunakan. Peneliti melakukan perbaikan terhadap instrumen analisis kebutuhan berdasarkan masukan dari para ahli. 3.5.1.2 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk Kuesioner validasi oleh ahli digunakan sebagai alat ukur untuk menilai kualitas alat peraga yang dikembangkan. Instrumen validasi produk oleh ahli berupa kuesioner terbuka dengan panduan skor 1-4 yang mengadopsi skala Likert. Rentang skala yang disediakan 1-4 dengan jawaban skala (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, dan (4) sangat setuju. Instrumen validasi produk oleh ahli divalidasi terlebih dahulu oleh ahli bahasa, dan guru SD. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk melibatkan para ahli yang memberikan pendapat tentang instrumen yang telah disusun (Widoyoko, 2014: 176). Hasil dari uji keterbacaan termasuk dalam kategori “sangat baik” sehingga instrumen layak digunakan. Peneliti melakukan revisi sesuai dengan saran validator. Kisi-kisi kuesioner penilaian kelayakan produk akan disajikan pada tabel berikut. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk Indikator
Deskriptor
Autoeducation
1. Membantu siswa memahami konsep Matematika. 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri. 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa. 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda. 2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.
Autocorrection
Menarik Bergradasi
Nomor Item 1,2
7,8
3,4 5,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator Kontekstual
Deskriptor
1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar.
47
Nomor Item 9,10
3.5.1.3 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk Melalui Uji Coba Terbatas Kuesioner penilaian kelayakan produk menggunakan kuesioner terbuka yang telah divalidasi dan diuji keterbacaannya oleh beberapa siswa SD setara. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk melibatkan para ahli yang memberikan pendapat tentang instrumen yang telah disusun (Widoyoko, 2014: 176). Uji keterbacaan instrumen dilakukan oleh responden untuk mengkritisi pernyataan yang telah dibuat dan diberi rekomendasi untuk mengembangkan
instrumen
(Gall,
Gall
&
Borg,
2007:236-237).
Hasil uji keterbacaan oleh siiswa SD setara menunjukkan hasil “sangat baik” sehingga kuesioner tersebut sudah layak digunakan. Kuesioner tersebut dibagikan kepada siswa SD penelitian yang telah memperoleh pendampingan untuk menilai kualitas produk yang telah dikembangkan. Kuesioner validasi produk berupa kuesioner terbuka dengan pilihan jawaban yang sudah disediakan. Kisi-kisi kuesioner untuk siswa disusun sesuai dengan kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Produk untuk Siswa Indikator Auto-education Auto-correction Menarik Bergradasi
Deskriptor 1. 2. 1. 2. 1. 2. 1.
Membantu siswa memahami konsep Matematika. Siswa belajar secara mandiri Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. Memiliki warna yang menarik bagi siswa. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.
Nomor Item 1,2 7,8 3,4 5,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Deskriptor 2. 1. 2.
Kontekstual
Memiliki berat yang sesuai dengan siswa. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar.
48
Nomor Item 9,10
3.5.2 Wawancara Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk menghimpun data awal terkait keadaan dan penggunaan alat peraga di SD penelitian. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tak berstruktur sehingga panduan wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar pertanyaan. Wawancara ditujukan kepada Kepala Sekolah, Guru kelas IIA, dan beberapa siswa di SD N Brosot. Panduan wawancara disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.4 Garis Besar Wawancara Kepala Sekolah No 1. 2.
3. 4.
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain: a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.
Tabel 3.5 Garis Besar Wawancara Guru No 1.
2. 3. 4.
Topik Pertanyaan Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain: a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 5.
49
Topik Pertanyaan Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan diatas
Tabel 3.6 Garis Besar Wawancara Siswa No 1. 2. 3.
Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran Matematika yang selama ini terjadi. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Matematika Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika
Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli. Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor 3,29. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan. Wawancara ditujukan kepada (1) Kepala SD penelitian, (2) guru kelas SD penelitian, dan (3) beberapa siswa SD penelitian. Wawancara yang dilaksanakan merupakan wawancara tidak berstruktur. Wawancara tersebut dipandu dengan menggunakan garis besar wawancara. Garis besar pertanyaan pada pelaksanaan wawancara dapat dilihat pada tabel 3.1, 3.2, dan 3.3 pada halaman 44 dan 45. 3.5.3 Observasi Pengumpulan
data
pada
penelitian
ini
menggunakan
observasi
nonpartisipan dimana peneliti tidak terlibat secara langsung namun hanya sebagai pengamat independen (Sugiyono, 2014: 204). Observasi dilaksanakan di kelas IIA SD N Brosot sebagai subjek penelitian. Observasi tersebut dilaksanakan dengan menggunakan panduan yang telah divalidasi terlebih dahulu. Kisi-kisi panduan observasi disajikan pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel 3.7 Kisi-kisi Panduan Observasi No. Item 1.
2.
3. 4, 5
Kisi-Kisi Observasi
Objek yang Diamati
Ketersediaan alat matematika di kelas
peraga Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas. Penggunaan alat peraga dalam Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di pembelajaran matematika di kelas untuk kelas menjelaskan materi pembelajaran. Cara penggunaan alat peraga Guru menjelaskan cara penggunaan alat matematika di kelas peraga matematika kepada siswa. Kesulitan belajar yang dialami Siswa mengalami kesulitan mengikuti siswa dalam pembelajaran proses pembelajaran matematika di matematika kelas. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.
3.5.4 Tes Instrumen tes yang diujikan berupa 30 butir soal dengan tipe melengkapi. Tipe jawaban melengkapi memerintahkan peserta tes untuk memberikan isian berupa frasa, angka, atau formula (Widoyoko, 2009: 81). Tes tersebut menggunakan materi pembagian yang terdapat di kelas II. Instrumen tes sebelum digunakan harus memenuhi validitas konstrak dan validitas isi terlebih dahulu (Sugiyono, 2014: 176). Pada validitas konstrak, instrumen disusun berdasarkan teori-teori tertentu kemudian dikonsultasikan kepada para ahli dibidangnya (Sugiyono, 2014: 177). Sedangkan validasi isi, dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi rancangan yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2014: 182). Pengujian validitas konstruk dan validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Kisi-kisi tersebut mengandung variabel yang diteliti, kisi-kisi dan indikator sebagai tolok ukur, dan nomor butir item. Penggunaan kisi-kisi diharapkan validasi dapat dilaksanakan dengan mudah dan sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.8 Kisi-kisi Butir Soal
Kompetensi Inti 3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasar-kan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah
Kelas/ semes ter 3.2 Mengenal II/1 operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit Kompetensi Dasar
Materi Pokok Melakukan operasi pembagian
Indikator Soal
No Soal
- Melakukan 1, 2 operasi hitung pengurangan berulang - Membagi bilangan satu angka dengan bilangan satu 13, 15, 19 angka 12, 17, - Membagi bilangan dua 20,21, angka dengan 22, 23 bilangan satu angka 14, 16, - Membagi bilangan dua 18, 24 angka dengan bilangan dua angka 25 - Membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka - Menaksir hasil 26, 27, operasi hitung 28, 29, 30 pembagian hingga puluhan terdekat - Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung pembagian
3, 5,6, 7, 10, 11 , 4, 8, 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Setelah diuji validitas konstrak dan isi oleh para ahli, instrumen tes diujicobakan secara empiris di lapangan kepada sekelompok siswa dari tingkat kelas yang sederajat. Setelah melakukan uji empiris, hasil diolah dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0 for Windows. Soal dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05. Setiap butir soal dibandingkan satu persatu hingga didapatkan hasil butir-butir soal yang valid dan tidak valid. Sejumlah 24 butir dari 30 butir soal dinyatakan valid karena memiliki r hitung lebih besar dari r tabel yang besarnya 0,297 pada N=44 dan memiliki taraf signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05. Data hasil uji empiris disajikan pada tabel berikut. Selain validitas, soal-soal untuk instrumen tes juga diuji reliabilitasnya untuk mengetahui ketetapan atau keajekan hasil pengukuran suatu instrumen bila instrumen tersebut digunakan kembali sebagai alat ukur pada subjek yang berbeda (Widoyoko, 2009: 99-100). Skor Cronbach’s Alpha dari soal yang valid mencapai 0,873 sehingga soal-soal tersebut masuk kedalam soal yang reliabel. Soal-soal yang dinyatakan valid dan reliabel, diambil sejumlah 15 butir sebagai soal pretest dan posttest. Kelima belas soal dimasukkan ke dalam kisi-kisi soal sebagai berikut. Tabel 3.9 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest KI: 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah KD
No.
3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang
1
Indikator Melakukan operasi hitung pengurangan berulang
Nomor soal 2,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
KI: 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah KD
No.
Indikator
Nomor soal 6, 8, 12
hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit
2
Membagi bilangan satu angka dengan bilangan satu angka
3
Membagi bilangan dua angka dengan bilangan satu angka
7, 9
4
Membagi bilangan dua angka dengan bilangan dua angka
10
5
Membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
11
6
Menaksir hasil operasi hitung pembagian hingga puluhan terdekat
13, 14, 15
7
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung pembagian
1, 4, 5
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipakai untuk menghimpun data adalah penyebaran kuesioner, wawancara, dan observasi. Data yang dihasilkan dari ketiga teknik tersebut digunakan sebagai sumber data yang keabsahannya dilihat melalui triangulasi. 3.6.1
Jenis Data Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari komentar para ahli pada lembar validasi kuesioner dan validasi instrumen tes. Penyebaran kuesioner analisis kebutuhan, wawancara dan observasi pembelajaran di kelas juga menghasilkan data kualitatif. Data kualitatif dari kuesioner analisis kebutuhan berupa jawaban terbuka dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
siswa dan guru yang diberi kuesioner. Selain itu, wawancara terhadap kepala sekolah, guru dan beberapa siswa serta observasi pada saat pelaksaksanaan uji coba terbatas juga menghasilkan data kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh digunakan untuk memperkuat data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui validasi kuesioner oleh para ahli, validasi instrumen tes, penyebarann kuesioner untuk analisis kebutuhan, penyebaran kuesioner validasi kelayakn produk oleh ahli, dan penyebaran kuesioner penilaian kelayakan produk oleh siswa setelah uji coba terbatas. 3.6.2
Penyebaran Kuesioner Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dibagi kedalam tiga (3)
jenis yaitu (1) kuesioner analisis kebutuhan, (2) kuesioner penilaian kelayakan produk oleh ahli, dan (3) kuesioner penilaian kelayakan produk melalui uji coba terbatas. 3.6.1.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan Kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data analisis kebutuhan, sebelumnya telah divalidasi. Kuesioner ini digunakan untuk menganalisis kebutuhan siswa dan guru mengenai alat peraga yang pernah digunakan dan alat peraga yang mereka harapkan. Kuesioner yang telah disusun merupakan kuesioner terbuka yang dibagikan kepada guru dan siswa. Guru dan siswa tersebut adalah 12 guru di SD penelitian, dan 29 siswa kelas IIA di SD penelitian. 3.6.1.2 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk oleh Ahli Kuesioner penilaian kelayakan produk oleh ahli merupakan kuesioner terbuka yang sebelumnya telah divalidasi. Kuesioner ini digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
melakukan penilaian kelayakan produk alat peraga papan pembagian. Para ahli yang terlibat adalah ahli pembelajaran matematika, ahli Montessori, dan guru kelas SD penelitian. 3.6.1.3 Kuesioner Penilaian Kelayakan Produk Melalui Uji Coba Terbatas Kuesioner penilaian kelayakan produk oleh ahli merupakan kuesioner terbuka yang sebelumnya telah divalidasi. Kuesioner ini digunakan untuk melakukan penilaian kelayakan produk alat peraga papan pembagian setelah diujicobakan kepada sekelompok kecil siswa. Sekelompok kecil siswa yang menjadi subjek penelitian melakukan penilaian terhadap alat peraga papan pembagian dengan menggunakan kuesioner tersebut. 3.6.2
Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara lisan antara peneliti
dengan narasumber. Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada kepala SD N Brosot Kulonprogo, guru kelas II A SD N Brosot, dan sejumlah siswa untuk memperoleh informasi terkait penggunaan alat peraga di SD N Brosot. Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara tak berstruktur. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis, peneliti hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono, 2014: 320). Data kualitatif dari hasil wawancara digunakan untuk memperkuat data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner. Garis-garis
besar
permasalahan
digunakan
untuk
mengumpulkan
informasi terkait dengan pengadaan dan penggunaan alat peraga di SD N Brosot.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Peneliti mengembangkan garis-garis permasalahan dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut memungkinkan adanya jawaban terbuka dari narasumber. 3.6.3
Observasi Observasi dilakukan secara terus terang untuk mengumpulkan informasi
terkait penggunaan alat peraga pada setiap proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan sebatas mengamati aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas, terutama pada saat muatan pembelajaran matematika. Tujuannya untuk memperoleh informasi terkait kebutuhan siswa dan guru akan alat peraga dalam pembelajaran khususnya muatan pembelajaran matematika. 3.6.4
Triangulasi Triangulasi merupakan penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2010:330). Triangulasi bertujuan untuk mengecek keabsahan data dari berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data. Triangulasi juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data-data yang telah ditemukan. Berikut ini bagan triangulasi pengumpulan data penelitian berdasarkan tiga sumber yang berbeda yaitu guru, siswa, dan peneliti. Sedangkan triangulasi teknik dari kuesioner, wawancara dan observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Kuesioner
Observasi
Wawancara
Gambar 3.3 Bagan Triangulasi Teknik
3.7 3.7.1
Teknik Analisis Data Analisis Data Kualitatif Jenis data kualitatif diperoleh melalui jawaban terbuka pada kuesioner
analisis kebutuhan guru dan siswa, teknik wawancara, dan observasi. Seluruh hasil dari teknik tersebut dianalisis secara manual dan ditulis sesuai dengan aslinya sehingga menghasilkan data kualitatif. Data yang diperolah dari wawancara terhadap guru dan siswa dianalisis secara manual sehingga didapatkan data kualitatif. Tujuan dari wawancara tersebut adalah untuk memperoleh infomasi lebih lanjut terkait dengan penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran serta setelah pelaksanaan pendampingan dengan menggunakan alat peraga papan pembagian. Data dari proses wawancara tersebut digunakan untuk menguatkan data kualitatif dari kuesioner. Data dari observasi yang dilakukan secara tidak berstruktur selama proses pendampingan digunakan sebagai data penguat bagi data-data yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
didapatkan melalui wawancara dan tes. Hasil dari observasi tersebut merupakan data empirik. Peneliti membuat catatan-catatan anekdot berdasarkan segala sesuatu yang terjadi pada saat proses pendampingan.
3.2.1
Analisis Data Kuantitatif Jenis data kuantitatif diperoleh melalui validasi instrumen oleh
para ahli, jawaban siswa dan guru melalui kuesioner analisis kebutuhan, penilaian kelayakan produk oleh ahli dengan menggunakan panduan kuesioner, serta penilaian siswa terhadap kelayakan produk setelah pelaksanaan uji coba terbatas. Hasil pengisian kuesioner terbuka pada analisis kebutuhan, dianalisis secara manual. Jawaban dari kuesioner analisis kebutuhan dipersentase, kemudian diperoleh hasil kebutuhan siswa dan guru akan alat peraga. Hasil-hasil skor validasi dan penilaian tersebut dianalisis secara statistik deskriptif dan menghasilkan data kuantitatif kemudian dikonversikan kedalam kategori-kategori. Kuesioner untuk validasi produk oleh ahli menggunakan kuesioner terbuka dengan rentang yang mengadopsi skala Likert. Data tersebut diolah dengan statistik yang sesuai, yaitu statistik deskriptif. Langkah analisis data dengan statistik deskriptif, yaitu (1) pengumpulan data kasar, (2) pemberian skor untuk analisis kuantitatif, dan (3) pengonversian skor hasil analisis menjadi nilai dengan skala empat. Pengonversian nilai dilakukan pada data yang diperoleh dari pengisian kuesioner. Pengonversian nilai skala empat bertujuan untuk memperoleh nilai kualitas produk yang dikembangkan. Berikut ini adaptasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
konversi nilai dari skor yang diperoleh berdasarkan kategorinya (Widoyoko, 2014: 144). Tabel 3.10 Kategori Skor Interval Skor 3,25 < X ≤ 4,00 2,50 < X ≤ 3,25 1,75 < X ≤ 2,50 1,00 < X ≤ 1,75
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang
Kuesioner untuk penilaian kelayakan produk melalui uji coba terbatas menggunakan kuesioner terbuka dengan rentang yang mengadopsi skala Likert. Data tersebut diolah dengan statistik yang sesuai, yaitu statistik deskriptif. Langkah analisis data dengan statistik deskriptif, yaitu (1) pengumpulan data kasar, (2) pemberian skor untuk analisis kuantitatif, dan (3) pengonversian skor hasil analisis menjadi nilai dengan skala empat. Pengonversian nilai dilakukan pada data yang diperoleh dari pengisian kuesioner. Kategori skor dapat dilihat pada tabel 3.11. Instrumen tes sebanyak 30 butir soal dianalisis dengan menggunakan pedoman penskoran analitik. Skor yang digunakan untuk soal-soal dengan jawaban terurai dalam urutan tertentu (Mardapi, 2008: 130). Pedoman skor untuk tes terbentuk skala rentang 1-4 dengan kriteria sebagai berikut. 1
: seluruh langkah tidak tepat
2
: satu dari tiga langkah tepat
3
: dua dari tiga langkah tepat
4
: ketiga langkah tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Total skor yang diperoleh adalah 120. Dari total tersebut, dikonversi untuk mendapat nilai akhir tes sebagai berikut.
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 =
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒙 𝟏𝟎𝟎 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
Rumus 3.1 Nilai Tes Rerata nilai siswa ( ) :
𝑿=
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒔 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒘𝒂
Rumus 3.2 Rerata Nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan proses persiapan dan pelaksanaan penelitian. Uraian tersebut dikelompokkan ke dalam (1) hasil dan (2) pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian Subbab ini berisi uraian tentang proses penelitian dari persiapan sampai pelaksanaan. Uraian tersebut meliputi (1) potensi masalah, (2) perencanaan, (pengembangan desain), (4) validasi produk, dan (5) uji coba lapangan terbatas. 4.1.1
Potensi dan Masalah
4.1.1.1 Identifikasi Masalah Tahap awal penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada di SD penelitian. Permasalahan tersebut diidentifikasi dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi yang akan dikaji dengan menggunakan triangulasi data. 4.1.1.1.1 Wawancara Teknik identifikas masalah yang peneliti lakukan pertama kali adalah wawancara. Wawancara yang dilaksanakan adalah wawancara tak bertruktur dengan menggunakan pedoman berupa garis-garis besar pertanyaan. Pedoman wawancara telah divalidasi terlebih dahulu. Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstrak yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada. Adapun hasil validasi terhadap instrumen wawancara dapat dilihat pada tabel 4.1.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Ahli
1
2
3
4
5
6
Total Rerata
Bahasa
4
4
4
4
2
4
22
3,67
Matematika
3
4
4
3
3
3
20
3,33
Guru 1
3
3
3
3
2
4
18
3,00
Guru 2
3
3
4
3
3
3
19
3,17
19,75
3,29
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor 3,29. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan.Selain itu, beberapa ahli tersebut juga memberikan beberapa komentar terkait dengan pedoman wawancara.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Wawancara oleh Ahli Ahli
No. item 1
2
3
4
Bahasa Guru 1
5
6
tidak ada tingkat menyinggung materi di pedoman wawancara
perhatikan penggunaan huruf capital
Tidak ada pedoman penskoran
Cukup baik
Guru 2
Beberapa komentar tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam memperbaiki instrumen wawancara sebelum digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Wawancara ditujukan kepada Kepala Sekolah Negeri Brosot, Kulonprogo, Guru kelas IIA SD N Brosot, serta beberapa siswa SD N Brosot. Berikut paparan mengenai hasil wawancara yang telah peneliti lakukan. 4.1.1.1.1.1 Kepala SD N Brosot Wawancara terhadap kepala SD N Brosot peneliti lakukan pada tanggal 27 Agustus 2014, tujuannya untuk menggali lebih dalam proses belajar mengajar secara umum di SD tersebut. Wawancara juga dimaksudkan untuk mengetahui pengadaan alat peraga serta penggunaan alat peraga pada proses pembelajaran di SD tersebut. Hasil wawancara peneliti terhadap Kepala SD N Brosot disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.3 Hasil Wawancara terhadap Kepala SD N Brosot No 1.
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah
Hasil Wawancara SD N Brosot setiap tahun pasti mengirimkan wakil untuk mengikuti olimpiade matematika. Pada tahun 2014 salah satu siswa SD N Brosot lolos seleksi IMSO hingga babak kedua di Jakarta. Meskipun prestasi yang ditorehkan cukup gemilang namun ada beberapa siswa yang masih menganggap matematika adalah hal yang sulit.
2.
Ketersediaan alat peraga di sekolah Ketersediaan alat peraga: antara lain: a. SD N Brosot memiliki a. Alat peraga matematika yang banyak sekali alat peraga sudah ada di sekolah namun belum pernah b. Pengadaan alat peraga dilakukan pengecekan matematika di sekolah terhadap alat peraga c. Perawatan alat peraga tersebut karena matematika di sekolah keterbatasan tenaga. b. Sekolah selalu melaksanakan perintas dari Dinas untuk membeli alat peraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Topik Pertanyaan
64
Hasil Wawancara c. Alat peraga yang ada di SD N Brosot disimpan di dalam gudang dan masih tersimpan rapi di dalam kardus.
3.
Penggunaan alat peraga matematika Penggunaan alat peraga pada saat dalam pembelajaran proses pembelajaran sangat jarang. Guru hanya mengandalkan model pembelajaran yang belum modern.
4.
Penelitian yang pernah dilakukan di Selama ini belum pernah ada sekolah berkaitan dengan alat penelitian dan pengembangan alat peraga. peraga di SD N Brosot.
4.1.1.1.1.2 Guru Wawancara terhadap guru kelas IIA SD N Brosot peneliti lakukan pada tanggal 30 Agustus 2014, tujuannya untuk mengetahui ketersediaan alat peraga di kelas serta pengunaan alat peraga pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti juga mencari informasi terkait kesulitan belajar yang dialami oleh siswa di kelas tersebut. Hasil wawancara peneliti terhadap Guru kelas IIA SD N Brosot disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.4 Hasil Wawancara terhadap Guru Kelas IIA SD N Brosot No 1.
Topik Pertanyaan Hasil Wawancara Ketersediaan alat peraga di kelas Ketersediaan alat peraga di kelas: antara lain: a. Kelas IIA SD N Brosot tidak a. Alat peraga matematika memiliki alat peraga yang dimiliki oleh kelas matematika. b. Pengadaan alat peraga b. Guru mengupayakan matematika oleh guru penggunaan alat peraga dengan membeli jam dinding mainan berbahan dasar kayu di sebuah took barang bekas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No 2.
3.
4.
5.
65
Topik Pertanyaan Hasil Wawancara Penggunaan alat peraga Gutu menggunakan alat peraga matematika dalam pembelajaran hanya pada saat menyampaikan materi waktu. Kesulitan yang dialami guru Kesulitan yang guru alami adalah dalam menyampaikan materi materi terlalu abstrak. Jika tidak pembelajaran matematika menggunakan bantuan benda konkret, maka penyampaiannya akan sangat sulit. Kesulitan belajar yang dialami Siswa mengalami kesulitan pada siswa dalam pembelajaran materi perkalian dan pembagian. matematika Usaha yang dilakukan untuk Guru memberikan laithan kepad mengatasi kesulitan-kesulitan asiswa jika mereka belum diatas memahami konsep-konsep tersebut.
4.1.1.1.1.3 Siswa Wawancara yang terakhir dilaksanakan terhadap beberapa siswa di SD N Brosot pada tanggal 3 September 2014. Wawancara ini bertujuan untuk menggali informasi mengenai penggunaan alat peraga di kelas serta kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Hasil wawancara terhadap siswa disajikan pada tabel berikut. 4.5 Hasil Wawancara terhadap Siswa SD N Brosot No 1.
Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran Matematika yang selama ini terjadi.
Hasil Wawancara Matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Adapula yang merasa matematika itu mudah.
2.
Penggunaan alat peraga pembelajaran Matematika
3.
Kesulitan belajar yang dialami siswa Siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran Matematika pada materi pembagian.
dalam Guru tidak menggunakan alat peraga pada saat proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Berdasarkan hasil wawancara terhadap narasumber yang berbeda-beda tersebut disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga masih sangat kurang. Siswa berharap pembelajaran menggunakan alat peraga namun guru kadang merasa kesulitan dalam mempersiapkan alat peraga tersebut. Hasil dari waancara tersebut disimpulkan ke dalam bagan berikut. Wawancara
Observasi
Kuesioner
Pengadaan alat peraga langsung dari Dinas Pendidikan dan selama ini belum pernah dilakukan pengecekan terhadap kualitas alat peraga tersebut.
Penggunaan alat peraga pada proses belajar mengajar matematika masih sangat jarang.
Siswa mengharapkan proses pembelajaran yang menggunakan alat peraga.
Hasil Triangulasi Kebutuhan penggunaan alat peraga sangatlah tinggi namun kendalanya terdapat pada kurangnya waktu untuk mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan.
Gambar 4.1 Bagan Triangulasi dalam Pengumpulan Data Bagan tersebut menunjukkan bahwa alat peraga di SD N Brosot pengadaannya langsung dari Dinas Pendidikan. Pihak sekolah mengakui bahwa belum pernah melakukan pengecekan terhadap kualitas alat peraga yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Proses belajar mengajar di kelas juga tidak didukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dengan penggunaan alat peraga, meskipun siswa sangat menyukai pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. 4.1.1.1.2 Observasi Observasi merupakan salah satu teknik yang digunakan peneliti untuk menghimpun informasi terkait dengan ketersediaan dan penggunaan alat peraga di kelas. Observasi juga bertujuan untuk mengetahui karakteristik siswa pada saat pembelajaran matematika. Observasi dilaksanakan sebanyak 3 kali pada tanggal 3,4,dan 5 September 2014 di kelas IIA SD N Brosot, Kulonprogo. Observasi ini dilaksanakan dengan menggunakan pedoman. Pedoman observasi yang digunakan telah divalidasi terlebih dahulu. Validasi instumen observasi
dilakukan
beberapa
ahli
yaitu,
ahli
bahasa,
pembelajaran
Matematika,dan guru SD setara.Validasi yang dilakukan merupakan validasi konstrak yaitu melihat kesesuaian instrumen yang digunakan dengan teori yang ada.Adapun hasil validasi terhadap instrumen observasi dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Validasi Instrumen Observasi Ahli
1
2
3
4
5
6
Total
Rerata
Bahasa
4
4
4
4
2
4
22
3,67
Matematika
3
4
4
3
3
3
20
3,33
Guru 1
3
3
3
3
2
4
18
3,00
Guru 2
4
2
3
3
3
4
19
3,17
19,75
3,29
Rerata
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil validasi tersebut, didapatkan rerata skor 3,29. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen wawancara layak digunakan.Selain itu, beberapa ahli tersebut juga memberikan beberapa komentar terkait dengan pedoman wawancara.Berikut merupakan hasil rekapitulasi komentar yang disajikan dalam tabel 4.7. Tabel 4.7 Rekapitulasi Komentar Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli No. item Ahli
1
2
3
4
5
6
Bahasa
-
-
-
-
kriteria penskoran belum ada
-
MTK
-
-
-
-
-
-
Guru 1
pada lembar observasi tidak ada kolom ya atau tidak
-
-
perhatikan ejaan
tidak ada pedoman penskoran
cukup baik
Guru 2
-
-
-
-
-
-
Komentar tersebut peneliti gunakan untuk memperbaiki instrumen pedoman pelaksanaan observasi. Setalah melalui tahap perbaikan, instrumen siap digunakan. Hasil observasi tersebut peneliti sajikan pada tabel berikut. Tabel 4.8 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika
No.
Objek yang Diamati
Keterangan
1.
Guru mempersiapkan alat peraga Guru tidak menyiapkan alat peraga untuk untuk pembelajaran matematika menyampaikan materi pada pembelajaran di kelas. matematika di kelas.
2.
Guru menggunakan alat peraga Guru tidak menggunakan alat peraga, selama pembelajaran matematika melainkan langsung menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Objek yang Diamati
69
Keterangan
di kelas untuk menjelaskan materi mengenai konsep dan memberikan latihan pembelajaran. soal kepada siswa. Jika ada siswa yang belum paham , maka guru mengulang penjelasannya hingga semua siswa paham. 3.
Guru menjelaskan cara Guru tidak menjelaskan penggunaan alat penggunaan alat peraga peraga di kelas karena tidak ada alat matematika kepada siswa. peraga yang digunakan.
4.
Siswa mengalami kesulitan Kesulitan dialami siswa ketika memahami mengikuti proses pembelajaran konsep yang dijelaskan oleh guru. Ada matematika di kelas. beberapa siswa yang berani mengajukan pertanyaan namun ada beberapa yang diam saja.
5.
Siswa mengalami kesulitan Siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal matematika memahami konsep yang tengah yang diberikan guru. disampaikan juga mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. Beberapa siswa tampak kebingungan dan berusaha melihat hasil pekerjaan temannya.
Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga di kelas sangatlah kurang. Hal ini mengakibatkan penyampaian materi yang bersifat abstrak menjadi sulit dipahami oleh siswa karena tidak adanya benda konkret yang membantu menjembatani hal tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat disimpulkan bahwa alat peraga yang disediakan di SD tidak selalu digunakan sesuai dengan fungsinya. Alat peraga yang pengadaannya langsung dari Dinas Pendidikan hanya disimpan di gudang. Hal ini sungguh berbanding terbalik dengan beberapa siswa yang mengharapkan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Keinginan siswa tersebut kurang terfasilitasi dengan baik sehingga menimbulkan kesulitan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Menurut Kepala Sekolah dan Guru kelas IIA SD N Brosot, siswa mengalami kesulitan belajar pada materi perkalian dan pembagian. Kesulitan tersebut dialami sejak kelas II, dan tidak diberi perlakuan khusus sehingga kesulitan tersebut terbawa ke kelas selanjutnya. Peneliti membatasi permasalahan hanya pada materi pembagian. Berdasarkan hasil penemuan tersebut, peneliti melakukan kajian Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Konsep pembagian diajarkan di kelas II dengan KI 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah dan KD 3.2 Mengenal operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit. Berdasarkan KI dan KD tersebut, dikembangkan menjadi beberapa indikator yang menjadi tolok ukur hasil pelaksanaan penelitian.
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan digunakan untuk mengkaji kebutuhan alat peraga untuk siswa dan guru. Kajian kebuthan alat peraga didasari dengan analisis karakteristik siswa dan analisis karakteristik alat peraga Montessori. Analisis karakteristik siswa dilakukan pada saat observasi pembelajaran matematika di kelas. Hasil analisis karakteristik siswa dan analisis alat peraga Montessori akan dipaparkan sebagai berikut. 4.1.1.2.1 Analisis Karakteristik Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Analisis karakteristik siswa dilakukan pada saat observasi pembelajaran matematika di kelas II SD N Brosot. Observasi tersebut dilakukan selama 3 hari pada tanggal 3,4, dan 5 September 2014. Hasil observasi menunjukkan bahwa beberapa siswa merasa kebingungan dalam memahami konsep yang dijelaskan oleh guru. Hal ini ditunjukkan pada saat mengerjakan latihan soal, beberapa siswa menunjukkan sikap yang kurang tenang. Meraka tampak gelisah saat teman yang lain berhasil menyelesaikan soal latihan. Adapula siswa yang mengganggu temanteman di kelas dengan berjalan-jalan menghampiri meja mereka. Pada saat mendekati batas waktu pengerjaan, siswa yang berjalan-jalan tersebut belum menyelesaikan soal latihan yang diberikan oleh guru. 4.1.1.2.2 Analisis Karakteristik Alat Peraga Montessori Analisis yang peneliti lakukan terhadap alat peraga Montessori mengacu pada 4 ciri-ciri/karakteristik alat peraga Montessori. Keempat ciri tersebut adalah auto-education, auto-correction, menarik, dan bergradasi. Peneliti menambahkan ciri kontekstual karena alat peraga yang akan peneliti kembangkan berbahan benda-benda yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. 4.1.1.2.3
Uji Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan
Kuesioner analisis kebutuhan disusun berdasarkan analisis karakteristik siswa dan analisis karakteristik alat peraga Montessori. Kuesioner tersebut terdiri dari 10 pertanyaan yang dikembangkan berdasarkan kelima ciri alat peraga seperti auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Kuesioner analisis kebutuhan dibedakan menjadi 2 yaitu analisis kebutuhan untuk guru dan analisis kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi instrumen analisis kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
berupa skor dan komentar dari validator. Skor dianalisis dan dikonversikan untuk dikelompokkan berdasarkan kategorinya (Widoyoko, 2014:144). Kategori skor disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.9 Konversi Kategori Skor Interval Skor 3,25 < X ≤ 4,00 2,50 < X ≤ 3,25 1,75 < X ≤ 2,50 1,00 < X ≤ 1,75
Kategori Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang
Konversi kategori skor ini menjadi pedoman pengkategorian hasil validasi instrumen analisis kebutuhan yang dilakukan oleh para ahli. 4.1.1.2.2.1
Ahli Pembelajaran Matematika
Ahli pembelajaran matematika yang melakukan validasi terhadap kuesioner analisis kebutuhan adalah dosen PGSD Sanata Dharma. Ahli pembelajaran tersebut mengampu mata kuliah pendidikan matematika. Validasi kuesioner analisis kebutuhan dengan menggunakan pedoman penelitian yang disusun oleh peneliti. Berikut hasil rekapitulasi validasi analisis kebutuhan oleh ahli pembelajaran matematika. Tabel 4.10 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Matematika
Ahli Matematika
1
2
Analisis Kebutuhan Siswa Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4
4
3
3
4
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
Total
Rerata
4
35
3.5
3
31 33
3.1 3.3
Kate -gori Sang -at Baik Baik Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.11 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Pembelajaran Matematika Penilai Ahli 1
Nomor item
Komentar
Keputusan/ perbaikan
3 (item pertanyaan Perlu ditanyakan juga benda- Menambahkan untuk kategori benda yang digunakan apa pertanyaan tentang kontekstual) saja. contoh benda yang digunakan 4 (item pertanyaan Pilihan lebih baik kalau Menambah pilihan untuk kategori dibuat lebih banyak misal: jawaban menjadi empat kontekstual) kertas, plastik. pilihan yaitu kayu, kertas, besi dan plastik 7 (item pertanyaan Bergradasi tidak hanya untuk kategori dilihat antar kelas namun bergradasi) juga antar sub topik dalam kelas yang sama.
Mengubah pernyataan dari berbagai kelas menjadi berbagai materi pembelajaran
8 (item pertanyaan Ada pengulangan kata yang Mengubah pernyataan untuk kategori membuat bingung. yang sesuai dengan bergradasi) perkembangan siswa 9 (item pertanyaan Kondisikan bahwa untuk kategori pernyataan tersebut memang auto-correction) dialami siswa. Ahli 2
1 (item pertanyaan untuk kategori auto-education)
Tanda * justru akan Menghilangkan tanda * membingungkan, karena seperti tidak terkait dengan soal. Kata Matematika gunakan huruf kapital Mengganti huruf depan Matematika dengan huruf kapital
-
8 (item pertanyaan Jika akan menggunakan untuk kategori range ukuran tersebut, bergradasi) pastikan siswa telah paham tentang menimbang.
Menerima komentar untuk memastikan siswa tahu tentang pengukuran berat
Tabel 4.12 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Matematika
Ahli Matematika
1
2
Analisis Kebutuhan Guru Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
Total
Rerata
Kategori
36
3.6
Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ahli Matematika
1
2
Analisis Kebutuhan Guru Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 9 10
2
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
Total
Rerata
39
3.9
37.5
3.75
74
Kategori Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 4.13 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Pembelajaran Matematika Penilai Ahli 1
Ahli 2
Nomor item
Komentar
Keputusan/ perbaikan
3 (item pertanyaan Pertanyaan dan pilihan Peneliti memutuskan untuk kategori jawaban tidak sesuai. untuk mengubah kontekstual) pertanyaan dan disesuaikan dengan jawaban 4 (item pertanyaan Penggunaan kata kamu tidak untuk kategori sopan. kontekstual) Pilihan jawaban dapat dibuat lebih banyak.
Peneliti memutuskan untuk mengganti kata “kamu” dengan “bapak/ibu” dan menambah pilihan jawaban menjadi empat pilihan yaitu kayu, kertas, besi dan plastik
7 (item pertanyaan Pilihan jawaban kurang jelas untuk kategori bergradasi)
Memperbaiki kalimat pada pilihan sesuai dengan komentar ahli
-
-
-
Kategori skor validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa yang diperoleh dari ahli pembelajaran matematika adalah 3,3 jika dibandingkan dengan konversi skor pada tabel 4.9 maka termasuk kedalam kategori “baik”. Peneliti akan melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari seluruh validator. Sedangkan kategori skor validasi kuesioner analisis kebutuhan guru yang diperoleh dari ahli pembelajaran matematika adalah 3,75 jika dibandingkan dengan konversi skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
pada tabel 4.9 maka termasuk kedalam kategori “sangat baik”. Namun peneliti akan melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari seluruh validator. 4.1.1.2.2.2
Ahli Bahasa
Ahli bahasa yang melakukan validasi terhadap kuesioner analisis kebutuhan adalah dosen PGSD Sanata Dharma. Ahli pembelajaran tersebut mengampu mata kuliah pendidikan bahasa dan sastra indonesia. Validasi kuesioner analisis kebutuhan dengan menggunakan pedoman penelitian yang disusun oleh peneliti. Berikut hasil rekapitulasi validasi analisis kebutuhan oleh ahli bahasa. Tabel 4.14 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa
1
1 4
2 2
Analisis Kebutuhan Siswa Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 9 10 4 3 3 3 3 3 3 4
2
3
3
4
Ahli Bahasa
4
4
3
4
3
3
4
Total
Rerata
Kategori
32
3.2
35
3.5
33.5
3.35
Baik Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 4.15 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Ahli Bahasa Penilai Ahli 1
Nomor item
Komentar
Keputusan/ perbaikan
1 (item pertanyaan Tanda bintang diletakkan untuk kategori diakhir kalimat. auto-education)
Menghilangkan tanda bintang agar siswa tidak bingung
2 (item pertanyaan Penggantian kata seperti untuk kategori apakah menjadi “seperti auto-education) apa”
Menyempurnakan kalimat pertanyaan sehingga mudah dipahami siswa
6 (item pertanyaan Warna apa yang kamu suka Memperbaiki untuk kategori untuk alat peraga? komentar ahli
sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penilai
Nomor item
Komentar
76
Keputusan/ perbaikan
menarik) 7 (item pertanyaan Kata berbagai dihilangkan. untuk kategori bergradasi)
Memperbaiki kalimat pertanyaan dengan pertimbangan ahli lain
8 (item pertanyaan Kalimat diganti, jika dilihat Memperbaiki sesuai untuk kategori dari beratnya alat peraga dengan komentar ahli dan bergradasi) matematika manakah yang pertimbangan ahli lain kamu suka? Atau yang sesuai dengan kamu? 9 (item pertanyaan Keterangan untuk pilihan untuk kategori jawaban bisa dihilangkan. auto-correction) Ahli 2
-
2 (item pertanyaan Bagaimana jika anak untuk kategori menjawab tidak? Apakah auto-education) pertanyaan-pertanyaan selanjutnya masih dapat digunakan. 5 (item pertanyaan Apakah mungkin untuk kategori menjawab tidak? menarik)
anak -
7 (item pertanyaan Pertanyaan membingungkan Memperbaiki dengan untuk kategori anak. pertimbangan ahli lainnya bergradasi) 9 (item pertanyaan Perlu penjelasan dan untuk kategori bimbingan dalam mengisi. auto-correction)
Tabel 4.16 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa
Ahli Bahasa
1
2
Analisis Kebutuhan Guru Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4
4
4
2
4
3
3
3
4
2
4
4
3
3
4
4
3
3
3
Total
Rerata
4
35
3.5
4
35
3.5
35
3.5
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 4.17 Komentar Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Ahli Bahasa Penilai Ahli 1
Ahli 2
Nomor item
Komentar
Keputusan/ perbaikan
3 (item pertanyaan Soal dan jawaban kurang untuk kategori sesuai. kontekstual)
Mengubah pertanyaan dan disesuaikan dengan jawaban
4 (item pertanyaan Penggantian kata untuk kategori menjadi Bapak/ Ibu. kontekstual)
Mengganti kata “kamu” dengan “bapak/ibu”
kamu
5 (item pertanyaan Diskon huruf untuk kategori menarik)
-
7 (item pertanyaan Cakupan fungsi atau materi? untuk kategori bergradasi)
Memperbaiki kalimat pada pilihan sesuai dengan komentar ahli yaitu cakupan materi lebih ditekankan
8 (item pertanyaan Alat peraga matematika untuk kategori yang . . . . bergradasi)
Memperbaiki pertanyaan yang mudah dimengerti
9 (item pertanyaan Pertanyaan perlu dirubah. untuk kategori auto-correction)
Melengkapi kalimat pertanyaan agar lebih jelas
-
-
-
Kategori skor validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa yang diperoleh dari ahli bahasa adalah 3,35 jika dibandingkan dengan konversi skor pada tabel 4.9 maka termasuk kedalam kategori “sangat baik”. Peneliti akan melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari seluruh validator. Sedangkan kategori skor validasi kuesioner analisis kebutuhan guru adalah 3,5 jika dibandingkan dengan konversi skor pada tabel 4.9 maka termasuk kedalam kategori “sangat baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Namun peneliti akan melakukan perbaikan sesuai dengan saran dari seluruh validator. 4.1.1.2.2.3
Guru
Uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan juga dilakukan oleh guru kelas II A dan II B SD 1 Srandakan. Guru kelas II A sebagai ahli 1 dan guru kelas II B sebagai ahli 2. Kedua ahli memberikan penilaian senada dari setiap nomor, yaitu 4. Komentar yang diberikan juga bernada positif sehingga peneliti menggunakan saran dari ahli lain untuk melakukan perbaikan pada instrumen analisis kebutuhan. Berikut ini hasil rekapitulasi skor penialian keterbacaan pada instrumen analisis kebutuhan. Tabel 4.18 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Guru oleh Guru SD Setara
Guru 1 2
1 4 4
2 4 4
Analisis Kebutuhan Guru Skor Item Pernyataan Total Rerata 3 4 5 6 7 8 9 10 4 3 4 3 4 3 4 4 37 3.7 3 4 4 4 2 2 4 4 35 3.5 36 3.6
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 4.19 Skor Validasi Analisis Kebutuhan Siswa oleh Guru SD Setara
1
2
Analisis Kebutuhan Siswa Skor Item Pernyataan 3 4 5 6 7 8 9 10
1
4
3
4
3
4
3
3
3
4
2
3
2
4
4
4
3
4
3
4
Guru
Total
Rerata
4
35
3.5
4
35
3.5
35
3.5
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Rerata skor sebagai hasil dari uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan siswa dan guru, oleh guru termasuk dalam kartegori “sangat baik”. Hal ini didasarkan pada konversi skor pada Tabel 4.9 halaman 71. Indikasi dari kategori “sangat baik” berarti instrumen sudah layak untuk digunakan namun peneliti tetap mempertimbangkan saran dari validator untuk melakukan perbaikan. 4.1.1.2.2.4
Siswa
Siswa tidak melaukan validasi namun uji keterbacaan instrumen analisis kebutuhan. Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap maksud dari instrumen analisis kebutuhan. Uji keterbacaan dilakukan oleh 5 siswa kelas II B SD 1 Srandakan. Uji keterbacaan dilaksanakan sebelum instrumen dibagikan kepada subjek penelitian. Secara umum siswa memberikan nilai yang baik untuk setiap nomor. Hasil penilaian siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.20 Skor Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa oleh Siswa SD Setara Siswa
Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8
Total
Rerata
4
39
3.9
4
4
39
3.9
4
4
4
39
3.9
4
4
4
3
38
3.8
4
4
4
4
38
3.8
38.6
3.86
1
2
3
9
10
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
5
3
4
4
4
4
3
Rerata
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Siswa tidak memberikan komentar secara tertulis sehingga data yang didapat hanya data kuantitatif saja. Selanjutnya hasil penilaian siswa dirata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
dan masuk dalam kategoti “sangat baik”. Langkah selanjutnya, peneliti melakukan rekapitulasi data hasil validasi instrumen oleh para ahil, guru dan siswa ke dalam tabel berikut ini. Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Siswa Validator Ahli Bahasa Pembelajaran Matematika Guru Kelas SD setara Siswa Kelas IIA Rerata
Total 33,5
Rerata 3,35
Kategori Baik
33
3,3
Baik
36 38,6 35,27
3,6 3,86 3,52
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Tabel 4.22 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Analisis Kebutuhan Guru Validator Ahli Bahasa Pembelajaran Matematika Guru Kelas SD Setara Rerata
Total 35
Rerata 3,5
Kategori Sangat baik
37,5
3,75
Sangat baik
35 35,8
3,5 3,58
Sangat baik Sangat baik
Rerata rekapitulasi hasil validasi instrumen analisis kebutuhan jika dikonversikan termasuk dalam kategori “sangat baik” hal ini berarti instrumen sudah bisa digunakan. Peneliti melakukan perbaikan terhadap instrumen analisis kebutuhan berdasarkan masukan dari para ahli. 4.1.1.2.3
Data Analisis Kebutuhan
4.1.1.2.3.1
Data Analisis Kebutuhan oleh Guru
Peneliti melakukan analisis kebutuhan alat peraga terhadap guru kelas II A SD N Brosot. Peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap guru tersebut sebagai bekal untuk mengetahui kebutuhan guru terhadap alat peraga matematika dalam proses pembelajaran. Sehingga pengembangan alat peraga didasari oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
kebutuhan guru tersebut. Rekapitulasi hasil analisis kebutuhan oleh guru disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.23 Data Analisis Kebutuhan oleh Guru No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pertanyaan Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? a. Pernah b. Tidak Pernah Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep Matematika? a. Ya b. Tidak Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? a. Ya b. Tidak Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka? a. Kayu b. Besi c. Kertas d. Plastik e. Lainnya Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? a. Ya b. Tidak Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? a. Gelap b. Cerah Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya? a. 1 alat peraga hanya untuk 1 materi b. 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika yang ideal untuk siswa kelas II gunakan? a. Ringan (<1,5 kg) b. Sedang (1,5-3kg) c. Berat (>3kg) Bagaimana salah satu kriteria alat peraga Matematika yang berkualitas menurut Bapak/ Ibu? a. Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Hasil
10% 90%
100% 0%
100% 0%
50% 0% 0% 30% 20%
100% 0%
0% 100%
0% 100%
70% 30% 0%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
10.
Pertanyaan b. Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Apakah penggunaan alat peraga Matematika dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? a. Ya b. Tidak
82
Hasil 0%
100% 0%
Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis kebutuhan terhadap 12 guru, akan dideskripsikan sebagai berikut. Sebanyak 10% guru kelas SD N Brosot pernah menggunakan alat peraga. Diantaranya berupa jam dinding manian untuk mengajarkan konsep waktu kepada siswa. Sebanyak 90% guru tidak menggunakan alat peraga karena persiapannya memakan waktu yang cukup lama. Seluruh guru menyetujui bahwa penggunaan alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Menurut beberapa guru, siswa memiliki minat belajar yang lebih tinggi ketika beliau menggunakan alat peraga pada saat menyampaikan materi pembelajaran. Pemilihan bahan pembuatan alat peraga juga menjadi bagian penting. Sebanyak 50% guru memilih bahan berupa katu,
30% berupa plastik dan 20% memilih bahan lain seperti fiber untuk
membuat alat peraga. Warna cerah seperti merah, kuning, hijau dan biru menjadi pilihan seluruh guru. Alat peraga yang baik juga dapat digunakan untuk lebih dari 1 materi. Alasan beberapa guru adalah lebih menghemat waktu serta efisien dalam hal biaya. Keduabelas guru juga memaparkan bahwa alat peraga yang baik itu harus multifungsi agar dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai konsep. Bagi siswa usia SD, berat alat peraga yang sesuai adalah kurang dari 1,5kg atau masuk kedalam kategori ringan. Alat peraga juga
dapat membantu siswa dalam
menemukan konsep dan kesalahan pada saat mengerjakan latihan. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mengetahui kesalahan, alat peraga juga dapat membantu siswa menemukan jawaban yang benar. Hasil analisis kebutuhan terhadap 12 guru tersebut dijadikan bekal oleh peneliti untuk membuat desain alat peraga yang hendak peneliti kembangkan. 4.1.1.2.3.1
Data Analisis Kebutuhan oleh Siswa
Kuesioner analisis kebutuhan siswa yang telah diuji keterbacaan dan diperbaiki dibagikan kepada 29 siswa kelas II A SD N Brosot sebagai subjek penelitian. Tujuannya adalah mendapatkan informasi mengenai kebutuha alat peraga matematika di SD tersebut. Sehingga pengembangan alat peraga yang peneliti lakukan berdasarkan kebutuhan subjek. Rekapitulasi hasil analisis kebutuhan oleh guru disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.24 Rekapitulasi Data Analisis Kebutuhan Siswa No.
Pertanyaan Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika?
Persentase
a. Pernah b. Tidak pernah Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka? a. Belajar Matematika menggunakan alat peraga b. Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar Matematika? a. Pernah b. Tidak pernah Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? a. Kayu b. Besi c. Kertas d. Plastik e. Lainnya, Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik?
100% 0%
1.
2.
3.
4.
5.
100% 0%
88% 12%
59% 13,79% 13,79% 13,79% 13,79%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Pertanyaan a. Ya b. Tidak Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika? a. Gelap b. Cerah Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda? a. Ya b. Tidak Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang sesuai untuk kamu gunakan? a. Ringan ( kurang dari 1,5 kg) b. Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) c. Berat ( lebih dari 3kg) Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar Matematika? a. Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan. b. Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu.
6.
7.
8.
9.
10.
Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar? a. Ya b. Tidak
84
Persentase 100% 0%
7% 93%
86% 14%
84% 16%
96%
4%
96% 4%
Pembahasan hasil analisis kebutuhan siswa akan dipaparkan sebagai berikut. Sejumlah 100% siswa mengatakan bahwa guru kelas mereka pernah menggunakan alat peraga berupa jam mainan untuk menyampaikan konsep tentang waktu. Tipe belajar yang disukai oleh siswa kelas II A SD N Brosot adalah belajar matematika dengan menggunakan alat peraga. Hal ini ditunjukkan dengan 100% siswa memilih menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga. Alasannya adalah materi yang dipelajari menjadi lebih mudah. Selain itu, sebanyak 88% siswa pernah menggunakan benda-benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
disekitar mereka untuk belajar matematika meskipun 12% siswa yang lain tidak pernah mencoba menggunakan benda-benda disekitar untuk belajar matematika. Sebanyak 59% siswa menyukai alat peraga yang terbuat dari kayu, 13,79% siswa menyukai alat peraga yang terbuat dari besi. Sejumlah 13,79% lainnya menyukai alat peraga yang terbuat dari kertas. Dan sebanyak 13,79% siswa menyukai alat peraga yang terbuat dari plastik. Sedangkan 13,79% lainnya memilih alat peraga yang terbuat dari bahan-bahan selain tersebut diatas. Seluruh siswa kelas II A setuju bahwa alat peraga harus diberi warna agar menarik. Sejumlah 7% siswa memilih warna gelap seperti hitam sedangkan 93% siswa memilih warna cerah seperti merah, kuning, hijau, biru, dan merah muda. Sebanyak 84% siswa setuju jika alat peraga dapat digunakan untuk materi yang berbeda-beda. Sedangkan 16% siswa tidak menyetujui hal tersebut tanpa memberikan alasan yang jelas. Berat alat peraga kurang dari 1,5kg menjadi pilihan 84% siswa, 16% lainnya memilih antara 1,5 sampai 3kg. Alat peraga dapat memberitahu kesalahan maupun konsep yang benar menjadi pilihan lebih dari 96% siswa dan kurang dari 4% siswa kurang menyetujui hal tersebut tanpa memberikan alasan yang jelas. Data-data hasil analisis kebutuhan di kelas II A menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti untuk membuat desain alat peraga. Pembuatan desain alat peraga yang akan dikembangkan menggunakan karakteristik alat peraga Montessori sebagai landasan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4.1.2 Perencanaan Subbab ini menguraikan tentang instrumen yang peneliti buat dalam penelitian. Beberapa instrumen yang dipersiapkan adalah (1) tes, dan (2) kuesioner. Instrumen tersebut akan diuraikan dalam penjelasan berikut. 4.1.2.1 Tes Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan uji coba terbatas terkait dengan alat peraga papan pembagian. Instrumen tes disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. Sebelum diuji secara empiris, instrumen tes divalidasi terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kevalidan suatu instrumen sebelum digunakan dalam penelitian. 4.1.2.1.1
Validitas Instrumen
Uji validitas yang dilakukan terhadap instrumen tes adalah validitas isi, dengan mebandingkan antara isi instrumen tes dengan KI, KD, dan indikator maupun materi pembagian. Penjelasan terkait validitas intrumen tes dapat dilihat pada uraian berikut. 4.1.2.1.1.1
Ahli Pembelajaran Matematika
Instrumen tes yang hendak diujikan kepada siswa terlebih dahulu divalidasi oleh ahli pembelajaran matematika. Ada dua ahli pembelajaran matematika yang melakukan validasi terhadap instrumen tes tersebut. Kedua ahli pembelajaran matematika tersebut adalah dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan Matematika di PGSD Sanata Dharma. Kedua ahli melakukan validasi dengan panduan penilaian yang telah disusun oleh peneliti. Para ahli menilai kesesuaian antara KI, KD, dan Indikator. Para Ahli juga melakukan penilaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
kesesuaian setiap butir soal dengan masing-masing indicator. Penilaian terhadap penggunan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga dinilai. Rekapitulasi skor penelitian instrumen tes oleh ahli pembelajaran matematika disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.25 Rekapitulasi Skor Instrumen Tes oleh Ahli Pembelajaran Matematika
1
2
3
Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 9
10
11
1
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
Ahli
Total
Rerata
3
41
3,7
3
41
3,7
82
3,7
Rerata
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Rerata skor menunjukkan angka 3,7. Bila dibandingkan dengan tabel 4.9 dapat diartikan bahwa instrumen tes tersebut termasuk dalam kategori sangat baik oleh sebab itu instrumen tes ini sudah layak digunakan pada uji empiris. Selain data kuantitatif dari pedoman penilaian, para ahli juga memberikan komentar-komentar sebagai data kualitatif. Data kualitatif tersebut digunakan sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan pada instrumen tes sebelum dilaksanakan uji empiris. Komentar para ahli peneliti sajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.26 Rekapitulasi Komentar Para Ahli pada Instrumen Tes Penilai
Ahli Matematika 1
Ahli
Komentar Tata bahasa pada instrumen tes perlu diperbaiki misalnya pada pada butir nomor 5. Kata yang peneliti tulis adalah “dibawah”, ahli memberi masukan untuk meneliti kembali ketepatan penggunaan tata tulis menurut aturan yang berlaku.
Keputusan Peneliti menerima masukan dari ahli kemudian memperbaiki instrumen tes sesuai dengan saran. Peneliti mengganti kata “dibawah” menjadi “di bawah”. Ahli matematika 2 mengkritisi terkait Peneliti menerima masukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penilai Matematika 2
88
Komentar Keputusan butir-butir soal yang sifatnya belum ahli dan memperbaiki setiap konkret. Hal tersebut belum sesuai dengan butir soal agar sesuai KD yang diambil yaitu, 3.2 Mengenal dengan KD yang dipilih. operasi perkalian dan pembagian pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 melalui kegiatan eksplorasi menggunakan benda konkrit
4.1.2.1.1.2
Guru
Selain dilakukan oleh ahli pembelajaran matematika, instrumen tes juga divalidasi oleh guru kelas II A dan II B SD 1 Srandakan. Kedua ahli melakukan validasi dengan panduan penilaian yang telah disusun oleh peneliti. Para ahli menilai kesesuaian antara KI, KD, dan Indikator. Para Ahli juga melakukan penilaian kesesuaian setiap butir soal dengan masing-masing indicator. Penilaian terhadap penggunan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga dinilai. Rekapitulasi skor penelitian instrumen tes oleh guru disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.27 Rekapitulasi Skor Validasi Instrumen Tes oleh Guru Guru
Skor Item Pertanyaan 5 6 7 8
1
2
3
4
1
4
4
2
2
4
4
4
2
4
4
4
4
4
3
3
Rerata
Total
Rerata
4
40
3,6
4
41
3,7
81
3,65
9
10
11
4
4
4
4
3
4
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Rerata skor menunjukkan angka 3,65 Bila dibandingkan dengan tabel 4.9, dapat diartikan bahwa instrumen tes tersebut termasuk dalam kategori sangat baik oleh sebab itu instrumen tes ini sudah layak digunakan pada uji empiris. Selain data kuantitatif dari pedoman penilaian, para ahli juga memberikan komentar-komentar sebagai data kualitatif. Data kualitatif tersebut digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
sebagai pedoman untuk melakukan perbaikan pada instrumen tes sebelum dilaksanakan uji empiris. Komentar para ahli peneliti sajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.28 Rekapitulasi Komentar Guru pada Instrumen Tes Penilai Guru
Komentar Sebisa mungkin penyusunan instrumen tes disesuaikan dengan indikator. Misalnya: Indikator 1 untuk soal nomor 1 dan 2. Indikator 2 untuk soal 3 dan 4, dst.
Keputusan Peneliti menerima saran dari guru namun tidak menindaklanjuti saran tersebut.
Setelah melaksanakan validasi, peneliti melakukan perbaikan terhadap instrumen tes. Perbaikan tersebut dilakukan sebelum melaksanakan uji empiris. Peneliti melakukan perbaikan instrumen tes dengan mempertimbangkan saransaran yang diperoleh dari para ahli. 4.1.2.1.1.3
Siswa
Uji validitas instrumen tes secara empiris dilakukan di SD 1 Srandakan oleh 44 siswa, 23 siswa dari kelas II A dan 21 siswa dari kelas II B. Hasil analisis butir soal diolah dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Dari hasil pengolahan, sebanyak 24 dari 30 butir soal dinyatakan valid karena r hitung lebih besar dari r tabel. Data hasil uji empiris disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.29 Rekapitulasi Data Hasil Uji Empiris oleh Siswa Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7
r hitung .a 0.312 0.317 0.554 0.035 0.631 0.182
r tabel 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Keputusan Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nomor Soal 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
r hitung 0.344 0.551 0.702 0.594 0.435 0.694 0.515 0.446 0.504 0.597 0.182 0.298 0.686 0.413 0.370 0.478 0.450 0.465 0.501 0.509 0.484 0.321 0.368
r tabel 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297 0,297
Sig. (2-tailed) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
90
Keputusan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Terdapat 24 butir soal yang dianggap valid karena memiliki nilai r hitung lebih besar dari r tabel yang besarnya 0,297 pada N=44 dan memiliki taraf signifikansi (2-tailed) kurang dari 0,05. Dari 24 soal valid, diambil 15 soal sebagai soal pretest dan posttest. Kelima belas butir soal yang diambil masingmasing mewakili indikator. Sebelum digunakan menjadi soal jadi dalam pretest dan posttest, kedua belas soal juga telah diuji reliabilitasnya. Skor Cronbach’s Alpha mencapai 0,873, sehingga masuk dalam kategori soal yang reliabel. Tabel 4.30 Hasil Reliabilitas Cronbach's Alpha .826
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .873
N of Items 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kelima belas soal dimasukkan ke dalam kisi-kisi soal sebagai berikut. Tabel 4.31 Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest KI: 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah KD No. Indikator Nomor soal 3.2 Mengenal operasi 1 Melakukan operasi hitung pengurangan 1,2 perkalian dan pembagian berulang pada bilangan asli yang hasilnya kurang dari 100 2 Membagi bilangan satu angka dengan 6, 8, 12 melalui kegiatan eksplorasi bilangan satu angka menggunakan benda konkrit 3 Membagi bilangan dua angka dengan 7, 9 bilangan satu angka 4
Membagi bilangan dua angka dengan bilangan dua angka
10
5
Membagi bilangan tiga angka dengan bilangan satu angka
11
6
Menaksir hasil operasi hitung pembagian hingga puluhan terdekat
13, 14, 15
7
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan operasi hitung pembagian
3, 4, 5
Peneliti menyusun kembali kelima belas butir soal yang terpilih. Kemudian memeriksa apakah masih ada kesalahan dalam penulisan kalimat. Peneliti memeriksa sehingga 15 butir soal tersebut siap digunakan sebagai soal pretest dan posttest. 4.1.2.2 Kuesioner 4.1.2.2.1 Instrumen Kuesioner Validasi Produk Alat Peraga Kuesioner digunakan untuk menilai kelayakan produk alat peraga papan pembagian berbasis metode Montessori oleh ahli, guru, dan siswa. Instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
penilaian produk. Sebelum digunakan, kuesioner tersebut divalidasi terlebih dahulu oleh ahli, dan guru. Perolehan rerata skor pada validasi tersebut menghasilkan data kualitatif yang memberikan gambaran bagi peneliti untuk melakukan perbaikan terhadap kuesioner tersebut atau tidak. 4.1.2.2.1.1
Uji Validasi Instrumen Validasi Produk oleh Ahli Bahasa
Ahli bahasa yang melakukan validasi terhadap kuesioner penilaian kelayakan alat peraga papan pembagian adalah dosen Program Studi PGSD. Ahli bahasa melakukan validasi terhadap dua kuesioner yang dibedakan kedalam kuesioner penilaian kelayakan produk untuk guru dan kuesioner penilaian kelayakan prosuk untuk siswa. Tabel 4.32 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Validasi Produk Ahli oleh Ahli Bahasa
Ahli Bahasa 1
1 4
Kelayakan Kuesioner Validasi Produk Ahli Skor Item Pernyataan Total 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39
Rerata
Kategori
3.9
Sangat Baik
Rerata skor menunjukkan angka 3,9 untuk kuesioner kelayakan produk ahli dan angka 4 untuk kuesioner kelayakan produk siswa. Bila dibandingkan dengan tabel 4.9, dapat diartikan bahwa instrumen tes tersebut termasuk dalam kategori sangat baik oleh sebab itu instrumen kuesioner ini sudah layak digunakan. 4.1.2.2.1.2
Uji Validasi Instrumen Validasi Produk oleh Guru SD Setara
Uji keterbacaan instrumen validasi produk juga dilaksanakan oleh guru kelas II A dan II B SD 1 Srandakan Bantul. Kedua guru memberikan nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
senada. Berikut rekapitulasi hasil keterbacaan instrumen validasi produk oleh guru. Tabel 4.33 Hasil Validasi Instrumen Validasi Produk oleh Guru
1
2
Skor Item Pertanyaan 3 4 5 6 7 8
1
3
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
Guru
Total
Rerata
4
36
3,6
4
36
3,6
72
3,6
9
10
Rerata
Kategori Sangat baik Sangat baik
Rerata skor menunjukkan angka 3,6 untuk kuesioner kelayakan produk ahli dan kuesioner kelayakan produk siswa. Bila dibandingkan dengan tabel 4.9, dapat diartikan bahwa instrumen tes tersebut termasuk dalam kategori sangat baik oleh sebab itu instrumen kuesioner ini sudah layak digunakan. 4.1.2.2.1.3
Uji Keterbacaan Oleh Siswa SD Setara
Uji keterbacaan kuesioner validasi produk juga dilakukan oleh sekelompok kecil siswa kelas II B SD 1 Srandakan yang berjumlah 5 anak. Uji keterbacaan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat pemahaman siswa terhadap kuesioner validasi produk. Rekapitulasi skor keterbacaan instrumen validasi produk disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 4.34 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Validasi Produk oleh Siswa Siswa
Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8 4 3 4 3 3
1
1 4
2 3
3 3
2
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
5
4
3
4
4
3
Total
Rerata
Kategori
33
3,3
4
35
3,5
3
4
35
3,5
4
3
4
35
3,5
3
4
3
35
3,5
Baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat
9 3
10 3
4
3
3
4
4
3
4
3
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa
1
2
3
Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8
9
10
Rerata
Total
Rerata
Kategori
173
3,46
baik Baik
Siswa yang melaksanakan uji keterbacaan tidak memberikan komentar secara tertulis. Rerata yang didapat dari uji keterbacaan oleh siswa jika dibandingkan dengan tabel 4.9 termasuk kedalam kategori sangat baik. Hal ini berarti instrumen validasi produk sudah layak digunakan. 4.1.2.2.2 Instrumen Kuesioner Validasi Album 4.1.2.2.2.1
Ahli Bahasa
Ahli bahasa yang melakukan validasi terhadap kuesioner penilaian kelayakan alat peraga papan pembagian adalah dosen Program Studi PGSD. Kuesioner tersebut divalidasi dan menghasilkan data kuantitatif yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan revisi pada instrumen atau tidak. Tabel 4.35 Hasil Validasi Instrumen Validasi Album oleh Ahli Bahasa
Ahli Bahasa 1 2
1 4 4
2 4 4
Kelayakan Kuesioner Validasi Album Skor Item Pernyataan Total Rerata 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3.9 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3.9
Kategori Sangat Baik Sangat Baik
Rerata skor menunjukkan angka 3,9 untuk kuesioner validasi album. Bila dibandingkan dengan tabel 4.9 dapat diartikan bahwa instrumen tes tersebut termasuk dalam kategori sangat baik oleh sebab itu instrumen kuesioner ini sudah layak digunakan sebagai panduan validasi album.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3
95
Pengembangan Desain
4.1.3.1 Desain Alat Peraga Peneliti memilih alat peraga yang dikembangkan berdasarkan potensi dan masalah yang telah ditemukan yaitu materi pembagian. Selanjutnya alat peraga yang dipilih, dikembangkan berdasarkan penjelasan pada analisis kebutuhan diatas. Satu set alat peraga papan pembagian terdiri dari papan pembagian, kotak penyimpanan yang dilengkapi dengan manik-manik satuan, puluhan ratusan serta pion pembagi. Alat peraga juga dilengkapi dengan kartu soal lengkap dengan jawaban disebalik kartu soal, serta album pembelajaran sebagai panduan penggunaan alat peraga. Alat peraga papan pembagian terdiri atas papan pembagian, kotak penyimpanan, kartu soal. Papan pembagian berukuran 32 cm x 31 cm terbuat dari kayu pinus yang ringan. papan tersebut memiliki 400 lubang untuk meletakkan manik-manik dengan diameter 0,8 cm. Kedalaman masing-masing lubang adalah 0,3 cm. Papan pembagian juga memiliki 20 lubang untuk meletakkan pion pembagi. Masing-masing lubang dengan diameter 1 cm tersebut memiliki kedalaman 0,1 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
32cm
1cm 1
2
3
4
5
6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3cm
0,8cm
31cm
Gambar 4.2 Desain Papan Pembagian Kotak penyimpanan berbahan dasar kayu pinus dan tripleks yang ringan terbagi menjadi 4 bagian. Bagian-bagian tersebut digunakan untuk meletakkan mangkok-mangkok, manik-manik, dan pion pembagi. Ada 3 mangkok, masingmasing berwarna merah, biru dan hijau. Mangkok tersebut digunakan untuk mengambil manik-manik dari kotak penyimpanan. Pemakaian mangkok menyesuaikan warna manik-manik yang dipakai. Manik-manik juga dibedakan menjadi 3, manik hijau mewakili satuan, manik biru mewakili puluhan, dan manik merah mewakili ratusan. Pada kotak penyimpanan juga terdapat pion-pion pembagi yang diberi warna kuning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
18 cm
7 cm
7,3 cm
29 cm
7,3 cm
7,3 cm
Gambar 4.3 Desain Kotak Penyimpanan Alat peraga papan pembagian juga dilengkapi dengan kartu soal yang disimpan pada sebuah kotak yang terbuat dari kayu pinus. Seluruh desian alat peraga papan pembagian dibuat berdasarkan analisis kebutuhan siswa maupun guru.
7 cm 4 cm
10 cm
7 cm
Gambar 4.4 Desain Kotak Kartu Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4.1.3.2 Pembuatan Alat Peraga Pembuatan alat peraga papan pembagian menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Alat peraga papan pembagian dibuat dengan bantuan pandai kayu yang telah berpengalaman. Hal ini disebabkan oleh peralatan yang dipakai untuk membuat alat peraga cukup banyak, dan peneliti tidak memiliki peralatan secara lengkap. Sehingga peneliti perlu bekerjasama dengan pandai kayu tersebut. Proses pembuatan alat peraga diawali dengan menyerahkan desain alat peraga kepada pandai kayu. Kemudian alat peraga dibuat sesuai desian.
Gambar 4.5 Papan Pembagian Alat peraga papan pembagian, kotak penyimpanan, pion, kotak kartu soal dan mangkok-mangkok berbahan dasar kayu pinus. Alasan memilih kayu pinus adalah karena kayu tersebut relative ringan dan memiliki warna serta serat yang menarik. Manik-manik yang digunakan pada alat peraga dibeli di salah satu pasar di Yogyakarta. Warna manik-manik yang dipilih menyesuaikan dengan manikmanik yang dipakai pada alat peraga Montessori yaitu hijau untuk satuan, biru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
untuk puluhan dan meran untuk ratusan. Jumlah manik-manik tidak dibatasi, hal ini bertujuan sebagai gradasi agar alat peraga papan pembagian dapat digunakan pada jenjang yang lebih tinggi. Pemilihan warna pada pion pembagi disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan yang telah dilaksanakan yaitu kuning.
Gambar 4.6 Kotak penyimpanan Kartu soal pada papan pembagian dibuat dengan menggunakan software Corel Draw x6 dan dicetak dengan kertas ivory 260. Kartu soal tersebut memiliki ukuran 10 cm x 7 cm. Kartu soal juga dilengkapi dengan jawaban disebalik kartu sebagai pengendali kesalahan. Kartu soal dibagi menjadi 3 bagian yaitu (1) pembagian pengurangan berulang, (2) pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10, dan (3) pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Gambar 4.7 Kartu soal Berikut rincian kartu soal untuk alat peraga papan pembagian. Tabel 4.36 Rincian Kartu Soal untuk Alat Peraga Papan Pembagian Label Kartu A B C
Materi
Jumlah
Pembagian sebagai pengurangan berulang Pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10 Pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20
20 20 20
4.1.3.3 Pembuatan Album Alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti dilengkapi dengan album pembelajaran sebagai panduan penggunaan alat peraga. Album pembelajaran berisi langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Album pembelajaran yang dibuat dibagi menjadi empat kegiatan pembelajaran. Pada setiap pembelajaran terdapat tujuan yang hendak dicapai. Kegiatan-kegiatan pembelajaran pada album tersebut akan diuraikan sebagai berikut. Kegiatan pertama, berupa pengantar untuk memperkenalkan siswa dengan alat peraga yang dikembangkan. Pada kegiatan ini siswa mempelajari fungsi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
setiap bagian alat peraga. Kegiatan kedua, adalah materi pembagian paling dasar yaitu pembagian sebagai pengurangan berulang. Pada kegiatan ini siswa mulai menggunakan alat peraga. Kegiatan ketiga, merupakan kegiatan lanjutan dari konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Kegiatan ketiga dengan tema pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10. Kegiatan keempat, merupakan lathan lebih lanjut setelah siswa memahami konsep pembagian. Tema pembelajaran keempat adalah pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat secara rinci pada lampiran halaman [158].
4.1.4 Validasi Produk Validasi produk dilakukan dengan tujuan untuk menilai rancangan produk berupa alat peraga maupun album yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut hasil pemaparan dari validasi yang telah dilakukan oleh ahli. 4.1.4.1 Hasil Validasi Papan Pembagian Validasi papan pembagian dilakukan oleh ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran Matematika, dan guru SD penelitian. Validasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner penilaian kelayakan produk alat peraga papan pembagian. Kuesioner tersebut menggunakan skala empat untuk menilai kelayakan produk. 4.1.4.1.1
Ahli Pembelajaran Montessori
Ahli pembelajaran Montessori yang melakukan validasi terhadap alat peraga papan pembagian adalah dosen PGSD Sanata Dharma. Beliau mengampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
beberapa mata kuliah diantaranya pendidikan matematika dan mata kuliah pilihan wajib Montessori. Validasi alat peraga dilaksanakan pada hari jumat 5 Desember 2014. Peneliti mempresentasikan penggunaan alat peraga di hadapan ahli pembelajaran Montessori. Ahli pembelajaran Montessori memberikan penilaian berdasarkan presentasi, dengan panduan kuesioner validasi produk. Kuesioner validasi produk terdiri atas 10 aitem pertanyaan. Kesepuluh aitem tersebut merupakan pengembangan dari aspek-aspek yang terdapat pada alat peraga Montessori yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Rerata yang didapat dari validasi produk oleh ahli pembelajaran Montessori adalah 3,2. Jika hasil tersebut dibandingkan dengan konversi pada tabel 4.2 maka termasuk ke dalam kategori baik. Sehingga alat peraga layak digunakan namun dengan revisi. Rekapitulasi hasil skor validasi dapat dilihat pada tabel 4.38. Selain menghasilkan data kuantitatif, validasi alat peraga juga mendapatkan data kualitatif. Ahli pembelajaran Montessori memberi masukan agar papan pembagian dibuat sebagai tutup kotak penyimpanan dengan alasan agar alat peraga yang peneliti kembangkan menjadi praktis dan mudah dibawa. Peneliti mempertimbangkan berat alat peraga akan bertambah jika satu set alat peraga papan pembagian dijadikan satu. Terlebih subjek penelitian adalah siswa kelas II SD yang memiliki ukuran tubuh relative kecil. Sehingga peneliti memutuskan untuk tidak menggabungkan papan pembagian menjadi tutup pada kotak penyimpanan. Bentuk alat peraga tetap seperti desain yang telah dibuat oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.4.1.2
103
Ahli Pembelajaran Matematika
Alat peraga papan pembagian juga divalidasi oleh ahli pembelajaran matematika. Ahli pembelajaran matematika yang menjadi validator alat peraga papan pembagian adalah dosen PGSD Sanata Dharma. Beliau mengampu beberapa mata kuliah diantaranya pendidikan matematika. Validasi alat peraga dilaksanakan
pada
hari
selasa
tanggal
2
Desember
2014.
Peneliti
mempresentasikan penggunaan alat peraga di hadapan ahli pembelajaran matematika. Ahli pembelajaran matematika memberikan penilaian berdasarkan presentasi, dengan panduan kuesioner validasi produk. Kuesioner validasi produk terdiri atas 10 aitem pertanyaan. Kesepuluh aitem tersebut merupakan pengembangan dari aspek-aspek yang terdapat pada alat peraga Montessori yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Rerata yang didapat dari validasi produk oleh ahli pembelajaran matematika adalah 4,0 Jika hasil tersebut dibandingkan dengan konversi pada tabel halaman 4.9 maka termasuk ke dalam kategori sangat baik. Sehingga alat peraga sudah layak digunakan tanpa perlu revisi. Rekapitulasi hasil skor validasi dapat dilihat pada tabel 4.38. Selain
menghasilkan
data
kuantitatif,
validasi
alat
peraga
juga
mendapatkan data kualitatif. Ahli pembelajaran matematika memberi masukan terkait dengan teknis penggunaan alat peraga terutama pada tema pembelajaran pembagian sebagai pengurangan berulang. Beliau memberikan pesan agar peneliti memastikan bahwa siswa yang menggunakan alat peraga benar-benar dapat memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menerima masukan dari ahli pembelajaran matematika sebagai bekal dalam pelaksanaan uji coba terbatas. 4.1.4.1.3
Guru Kelas II A SD N Brosot
Guru kelas II A SD N Brosot juga bertindak sebagai validator. Validasi alat peraga dilaksanakan pada hari rabu tanggal 3 Desember 2014. Peneliti mempresentasikan penggunaan alat peraga di hadapan guru kelas II A SD N Brosot. Guru memberikan penilaian berdasarkan presentasi, dengan panduan kuesioner validasi produk. Kuesioner validasi produk terdiri atas 10 aitem pertanyaan. Kesepuluh aitem tersebut merupakan pengembangan dari aspek-aspek yang terdapat pada alat peraga Montessori yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual. Rerata yang didapat dari validasi produk oleh guru kelas II A SD N Brosot adalah 4,0 Jika hasil tersebut dibandingkan dengan konversi pada tabel 4.9, maka termasuk ke dalam kategori sangat baik. Sehingga alat peraga sudah layak digunakan tanpa perlu revisi. Rekapitulasi hasil skor validasi dapat dilihat pada tabel 4.38. Guru tidak memberikan komentar secara tertulis mengenai alat peraga yang peneliti kembangkan. Hasil penilaian ahli pembelajaran Montessori, ahli pembelajaran matematika, dan guru kelas II A SD N Brosot terhadap alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti dirangkum pada tabel berikut ini. Tabel 4.37 Rekapitulasi Hasil Validasi Alat Peraga Validator Pembelajaran Montessori
1
2
Skor Item Pertanyaan 3 4 5 6 7 8
3
3
4
3
3
4
3
3
9
10
3
3
Total
Rerata
Kategori
32
3,2
Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator Pembelajaran Matematika Guru Kelas II A SD N Brosot
Skor Item Pertanyaan 4 5 6 7 8
1
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
105
Total
Rerata
Kategori
4
40
4
Sangat baik
4
40
4
Sangat baik
112
3,7
Sangat baik
9
10
4
4
4
4
Rerata
Rerata yang diperoleh dari validasi produk adalah 3,7. Jika nilai tersebut dikonversikan, maka masuk dalam kategori sangat baik. Hal ini berati alat peraga yang dikembangkan sudah layak dan dapat digunakan. 4.1.4.1.4 Revisi Alat Peraga Hasil rerata validasi alat peraga papan pembagian adalah 3,7 Jika dibandingkan dengan konversi pada tabel 4.9 maka alat peraga papan pembagian termasuk dalam kategori sangat baik.
Peneliti menerima masukan dari ahli
pembelajaran Montessori mengenai penggabungan papan pembagian dan kotak penyimpanan. Namun peneliti tidak melakukan tindak lanjut atas masukan tersebut. Peneliti mempertimbangkan berat alat peraga papan pembagian akan bertambah jika papan pembagian dengan kotak penyimpanan digabung menjadi satu. Sedangkan ahli pembelajaran matematika hanya memberikan saran dalam hal teknis pembelajaran dengan menggunakan alat peraga papan pembagian. Peneliti menerima dan menindaklanjuti saran dari ahli pembelajaran matematika untuk meyakinkan bahwa siswa yang memakai alat peraga papan pembagian memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
uraian tersebut, peneliti memutuskan untuk tidak melakukan revisi pada alat peraga papan pembagian. 4.1.4.2 Hasil Validasi Album Pembelajaran 4.1.4.2.1 Ahli Pembelajaran Montessori Album pembelajaran digunakan sebagai panduan bagi siapa saja yang hendak menggunakan alat peraga papan pembagian. Album pembelajaran dibagi menjadi 4 tahap pembelajaran dengan tema yang berbeda. Kegiatan pembelajaran pada album pembelajaran tersusun secara sistematis. Album pembelajaran divalidasi oleh ahli pembelajaran Montessori karena menurut peneliti, diperlukan validator yang benar-benar menguasai metode Montessori. Validasi dilakukan pada hari jumat tanggal 5 desember 2014 dengan menggunakan panduan kuesiner validasi album. Ahli pembelajaran Montessori memberikan skor hampir sempurna. Berikut peneliti sajikan hasil validasi album oleh ahli pembelajaran Montessori kedalam tabel berikut ini. Tabel 4.38 Hasil Validasi Album Pembelajaran Papan Pembagian Validator Pembelajaran Montessori
Skor Item Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 3
3
Rerata
4
3
3
4
Total 22 3,6
Bobot Secara keseluruhan album papan pembagian sudah layak digunakan Sangat baik
Rerata skor yang diperoleh dari validasi album adalah 3,6 Jika dibandingkan dengan konversi pada tabel 4.9 maka album pembelajaran termasuk dalam kategori sangat dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan album pembelajaran layak digunakan tanpa revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas Subjek penelitian ini adalah sekelompok kecil siswa kelas II A SD N Brosot yang memiliki nilai dibawah KKM pada muatan pembelajaran matematika. Siswa yang menjadi subjek penelitian sebanyak 6 anak yang terdiri dari 2 perempuan dan 4 laki-laki. Masing-masing subjek tersebut adalah Ni, De, Ra, Ga, Ad, Al. Pendampingan dengan menggunakan alat peraga yang peneliti kembangkan dilaksanakan pada tanggal 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 desember 2014. Setiap pertemuan dilaksanakan selama kurang lebih 90 menit bertempat di ruang perpustakaan SD N Brosot. Uji coba lapangan terbatas dilakukan setelah UAS selesai. Sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar dan perbaikan siswa di kelas. Kegiatan diawali dengan pretest yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa mengenai materi pembagian sebelum mendapatkan pendampingan. Kemudian diakhiri dengen pemberian posttest yang digunakan untuk mengetahui perubahan pada subjek penelitian setelah mendapat pendampingan. 4.1.5.1 Data dan Analisis Tes Instrumen tes tersusun atas 15 butir soal yang mewakili 7 indikator. Butir soal tersebut sudah melalui tahap validasi ahli, guru dan uji empiris. Validasi ahli dilakukan oleh 2 ahli pembelajaaran matematika, 2 guru kelas II SD 1 Srandakan. Sedangkan uji empiris dilakukan oleh 44 siswa kelas II A dan B SD 1 Srandakan. Tes yang diberikan saat uji coba terbatas dibedakan menjadi 2 tahap yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan di awal kegiatan uji coba tujuannya adalah mengukur kemampuan awal dari subjek mengenai materi pembagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Sedangkan posttest dilaksanakan pada hari teakhir kegiatan uji coba terbatas. Tujuannya adalah untuk melihat perubahan yang terjadi pada subjek sebelum dan setelah mendapatkan pendampingan dengan menggunakan alat peraga yang peneliti kembangkan. Perubahan ini dilihat dengan membandingkan hasil prestest dengan hasil posttest. Berikut hasil rekapitulasi nilai siswa. Tabel 4.39 Rekapitulasi Hasil Nilai Siswa No. 1 2 3 4 5 6
Nama Ni De Ra Ga Ad Al Rerata
Nilai Prestest 43 56 40 43 35 60 46,17
Posttest 90 87 90 83 89 100 89,8
Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil pretest dan posttest siswa diatas, menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara hasil pretest dengan hasil posttest. Hal ini berarti terdapat perbedaan setelah siswa mendapat pendampingan dengan menggunakan alat peraga dengan sebelum mendapat pendampingan. Perbedaan secara signifikan dapat dilihat dari rerata hasil pretest yaitu 46,17 mengalami kenaikan menjadi 89,8 pada posttest. Jika dilihat pada tabel 4.28 diatas, terdapat hasil yang beragam. Keragaman nilai siswa dapat dilihat pada grafik dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Gambar 4.8 Grafik Nilai Pretest dan Posttest Siswa 4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Produk alat peraga yang dikembangkan oleh peneliti di validasi oleh enam siswa kelas II A SD N Brosot yang menjadi subjek penelitian. Validasi alat peraga papan pembagian dilaksanakan pada hari terakhir pelaksanaan uji coba terbatas, yaitu pada hari sabtu tanggal 13 Desember 2014. Validasi alat peraga papan pembagian menggunakan panduan instrumen validasi produk yang telah divalidasi terlebih dahulu. Hasil rekapitulasi validasi alat peraga oleh siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.40 Hasil Rekapitulasi Validasi Alat Peraga oleh Siswa Siswa
Skor per Item 5 6 7
1
2
3
4
Ni
4
4
4
4
4
4
De
4
4
4
4
4
Ra
3
3
4
4
Ga
4
4
4
4
Total
Rerata
3
38
3,8
4
4
40
4
4
4
4
38
3,8
3
3
3
36
3,6
8
9
10
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
Kategori Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Siswa
1
2
3
4
Skor per Item 5 6 7
8
9
10
Total
Rerata
Ad
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
3
Al
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
3
212
3,53
Rerata
110
Kategori baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Keenam siswa telah mendapat pendampingan penggunaan alat peraga dan memberikan penilaian terhadap alat peraga yang telah peneliti kembangkan. Hasilnya telah direkap pada tabel 4.29 dan mendapatkan rerata skor 3,53. Jika hasil tersebut dibandingkan dengan konversi skor pada tabel 4.2 maka dapat disimpulkan hasil penilaian alat peraga termasuk dalam kategori “sangat baik” dan sudah layak jika hendak diproduksi secara massal.
4.1.6
Proses Proses pendampingan berlangsung selama 4 kali, di mana proses tersebut
diawali dengan pemberian pretest dan diakhiri dengan pemberian posttest. Selama proses pendampingan berlangsung, peneliti menemukan hal-hal baru yang menarik perhatian peneliti. Hal-hal tersebut berupa reaksi siswa ketika diberikan pendampingan, serta tanggapan-tanggapan yang diungkapkan secara lisan oleh siswa. Hari pertama diawali dengan pretest, sejak pertama kegiatan ini dimulai anak sudah antusias. Hari berikutnya merupakan hari pendampingan pertama, kegiatan diawali dengam memperkenalkan alat peraga papan pembagian kepada mereka. Mereka tampak antusias, hal ini dibuktikan saat mereka meraba seluruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
komponen pada alat peraga tanpa rasa malu. Pada hari tersebut, peneliti melatihkan keterampilan pembagian sebagai pengurangan berulang. Mulamulanya peneliti memberikan contoh cara penggunaan alat peraga papan pembagian. Setelah mendemonstrasikan, peneliti memberi kesempatan kepada setiap siswa yang hendak mencoba. Awalnya beberapa anak tampak malu-malu, setelah peneliti meyakinkan, akhirnya mereka mau mencoba menggunakan alat peraga. Setelah kegiatan hari kedua berakhir, peneliti mencoba menanyakan perasaan siswa setelah diberi pendampingan. Mereka mennyatakan bahwa perasaan mereka senang meski tampak malu-malu. Pada hari selanjutnya, keterampilan yang dilatihkan adalah pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10. Kegiatan pendampingan ini peneliti laksanakan setelah istirahat pertama atau sekitar pukul 09.40 WIB. Sembari menunggu waktu pendampingan, anak-anak yang menjadi subyek penelitian bertanya kepada peneliti “Bu, kok nggak perpus lagi?”. Peneliti memberikan penjelasan kepada anak-anak tersebut bahwa kegiatan pendampingan akan dilaksanakan setelah istirahat. Saat pendampingan berlangsung, anak-anak tampak lebih antusias dari hari sebelumnya. Mereka sempat berebut hendak menggunakan papan pembagian dalam waktu yang bersamaan. Kegiatan hari ketiga diakhiri dengan kesimpulan yang diutarakan oleh anak-anak. Mereka berpendapat bahwa penggunaan alat peraga dapat menjadikan soal-soal yang sulit menjadi mudah. Pada pertemuan selanjutnya, keterampilan yang diajarkan masih seputar pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
dimaksudkan untuk memperdalam penanaman konsep pembagian pada siswa. Hari ini, salah satu subyek penelitian yang bernama De tampak lebih ceria. De biasanya tampak murung dan cenderung diam saja ketika ditanyai. Namun hari ini nampak adanya perubahan sikap pada diri De, ia menjadi aktif dan selalu berusaha menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Ia juga tampak antusias
mengikuti
pendampingan.
Anak-anak
yang
lain
juga
dapat
berkomunikasi dengan baik bersama De. Pada hari terakhir pendampingan, keterampilan yang dilatihkan adalah pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20. Saat peneliti menunjukkan kartu soal dengan bilangan yang cukup besar, mereka terkejut dan berkata “Ini susah ma”, seru mereka menirukan logat salah satu tokoh kartun di Televisi. Peneliti meminta secara sukarela siapa saja yang hendak menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan alat peraga papan pembagian. Karena ketersediaan papan pembagian hanya terbatas, dan seluruh anak ingin mencoba menyelesaiakan soal tersebut, maka peneliti berinisiatif untuk menunjuk siapa yang akan menyelesaikan soal tersebut. Siswa bernama Ra ditunjuk oleh peneliti untuk menyelesaikan soal tersebut. Berdasarkan langkahlangkah yang telah dilatihkan, Ra menyelesaikan soal tersebut secara sistematis dengan bantuan papan pembagian. Melalui kegiatan tersebut, peneliti bertanya kepada anak-anak, apakah alat peraga papan pembagian menjadikan soal yang sulit menjadi mudah diselesaikan, mereka serempak menjawab “Lebih mudah kalau pakai alat peraga”. Setelah itu peneliti member kesempatan kepada siswa untuk berlatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menyelesaikan soal pembagian dengan bilangan yang cukup besar. Perilaku keenam siswa tersebut menunjukkan bahwa mereka menginginkan adanya alat peraga pada setiap proses pembelajaran dengan materi yang abstrak.
4.2 Pembahasan Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan alat peraga dengan memperhatikan ciri-ciri dan kualitas. Alat peraga metode Montessori memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education (Montessori, 2002: 172-176),
dan kontekstual (Lillard, 2005: 32). Penelitian ini menghasilkan
prototipe alat peraga papan pembagian. Hasil dari pengembangan alat peraga papan pembagian akan diuraikan sebagai berikut.
4.2.1 Ciri-ciri Alat Peraga Papan Pembagian Alat peraga papan pembagian dikembangkan mengacu pada ciri-ciri alat peraga metode Montessori. Ciri-ciri tersebut adalah menarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan kontekstual. Alat peraga papan pembagian berupa papan berukuran 32cm x 31cm terbuat dari kayu Pinus. Papan pembagian juga dilengkapi dengan satu set kartu soal serta satu set kotak penyimpanan. Kotak penyimpanan berisi (1) manik-manik berwarna hijau, biru, dan merah, (2) pion pembagi berwarna kuning serta (3) tiga buah mangkok masing-masing berwarna hijau, biru, dan merah. Berdasarkan kelima ciri alat peraga metode Montessori, peneliti melakukan kajian terhadap papan pembagian yang telah dikembangkan. Kajian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
1. Menarik Alat peraga papan pembagian terbuat dari kayu Pinus dan memiliki ukuran 27cm x 27cm. Papan pembagian juga dilengkapi dengan satu set kartu soal dan satu set kotak penyimpanan. Warna papan pembagian menggunakan warna alami dari kayu Pinus, hanya saja ada area yang diberi warna kuning. Area tersebut digunakan untuk membedakan antara area untuk pion pembagi dengan area untuk manik-manik pembagian. Area berwarna kuning merupakan area untuk meletakkan pion pembagi sedangkan area dengan lubang-lubang yang lebih kecil merupakan area untuk meletakkan manik-manik pembagian. Alat peraga papan pembagian dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.9 Alat Peraga Papan Pembagian Papan pembagian juga dilengkapi dengan kotak penyimpanan. Kotak tersebut berisi 3 jenis manik-manik, 3 mangkok dengan warna yang berbeda, serta pion-pion pembagi. Kotak penyimpanan dapat dilihat pada gambar berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Gambar 4.10 Kotak Penyimpanan Manik-manik pada kotak penyimpanan terdiri dari warna hijau, biru, dan merah. Manik-manik tersebut digunakan sebagai bilangan yang dibagi. Manik-manik hijau merupakan manik-manik satuan. Manik-manik biru merupakan manik-manik puluhan. Satu manik puluhan dapat ditukar dengan 10 manik satuan. Dan manik-manik yang terakhir adalah manikmanik berwarna merah yang bernilai ratusan. Satu manik merah dapat ditukar dengan 10 manik-manik biru. Hal ini merupakan konsep nilai tempat suatu bilangan. Kotak penyimpanan juga dilengkapi dengan 3 mangkok yang digunakan untuk mengambil manik-manik pembaagian. Mangkokmangkok tersebut memiliki warna yang berbeda-beda yaitu hijau, biru dan merah. Warna mangkok yang dipakai menyesuaikan dengan warna manikmani yang akan diambil. Jika manik-manik yang dipakai adalah manik satuan, maka mangkok yang digunakan adalah mangkok berwarna hijau, begitu seterusnya. Adapula pion-pion pembagi berwarna kuning dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
jumlah 21 buah. Pion tersebut digunakan sebagai penanda bilangan pembagi. Selain kotak penyimpanan, papan pembaian juga dilengkapi dengan satu set kartu soal. Kartu soal tersebut dicetak dengan menggunakan kertas ivory260. Kartu soal tersebut dibagi kedalam 3 tahap latihan yaitu pembagian sebagai pengurangan berulang, pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10, pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20. Kartu soal tersebut memiliki penanda yang jelas pada setiap bagiannya. Kartu soal dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.11 Kartu Soal Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga papan pembagian memiliki komponen yang lengkap serta warna-warna yang cerah dan menarik. Hal ini sesuai dengan analisis kebutuhan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
telah
dilaksanakan
pada
SD
penelitian.
Guru-guru
dan
117
siswa
mengharapkan alat peraga yang memiliki warna yang cerah sehingga lebih menarik. 2. Bergradasi Tahap latihan pada papan pembagian dibagi menjadi 3 bagian yaitu pembagian sebagai pengurangan berulang, pembagian bilangan sampai dengan 100 dengan bilangan pembagi 1-10, pembagian bilangan sampai dengan 500 dengan bilangan pembagi 1-20. Tahap pertama dan tahap kedua merupakan konsep pembagian yang dikenalkan di kelas bawah. Sedangkan
tahap
ketiga
merupakan
latihan
lebih
lanjut
untuk
mempersiapkan diri di kelas berikutnya. Papan pembagian juga dilengkapi dengan manik-manik ratusan, puluhan, dan satuan yang jumlahnya tidak dibatasi sehingga dapat digunakan pada jenjang yang lebih tinggi. Alat peraga papan pembagian dapat digunakan oleh siswa kelas atas yang masih mengalami kesulitan pada materi pembagian. Kesimpulan yang dapat ditarik melalui uraian tersebut adalah papan pembagian memiliki ciri bergradasi. 3. Auto-Correction Papan pembagian merupakan papan dengan 400 lubang untuk meletakkan manik-manik pembagian. Lubang tersebut hanya dapat diisi dengan satu manik saja. Hal tersebut dapat mengurangi resiko kesalahan pada saat memasukkan manik-manik kedalam lubang. Kartu soal yang disediakan juga telah memiliki jawaban disebalik kartu soal. Dua hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
tersebut merupakan pengendali kesalahan yang ada pada alat peraga papan pembagian. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat mengetahui kesalahannya sendiri saat menyelesaikan soal dengan bantuan alat peraga papan pembagian. 4. Auto-Education Papan pembagian memiliki ukuran yang tidak terlalu besar dan termasuk dalam kategori ringan. Sehingga siswa dapat memindahkan papan pembagian tanpa bantuan guru atau orang lain. Alat peraga papan pembagian juga dilengkapi dengan album pembelajaran yang berisi langkah-langkah pengguanaan alat peraga. Sebelum menggunakan alat peraga
papan
pembagian
diharapkan
untuk
mempelajari
album
pembelajaran terlebih dahulu. Hal tersebut menjadikan alat peraga papan pembagian dapat digunakan oleh siswa secara mandiri. 5. Kontekstual Papan pembagian dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemui di lingkungan sekitar kita. Bahan dasar pembuatan papan pembagian serta komponen pelengkapnya adalah kayu Pinus yang bersifat ringan. Kayu Pinus termasuk kayu yang mudah untuk dijumpai. Pembuatan papan pembagian dibantu oleh tukang kayu karena keteerbatasan peralatan dan keterampilan yang dimiliki oleh peneliti. Manik-manik yang digunakan dapat dibeli pada took-toko aksesoris yang menyediakan bahan dasar aksesoris. Peneliti membeli manik-manik tersebut di salah satu took aksesoris di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa alat peraga papan pembagian yang dikembangkan memiliki ciri-ciri menarik, bergradasi, autocorrection, auto-education, dan kontekstual sesuai dengan kelima ciri alat peraga metode Montessori.
4.2.2 Kualitas Alat Peraga Papan Pembagian Alat peraga papan pembagian yang dikembangkan telah divalidasi oleh para ahli dan guru. Alat peraga tersebut telah diujikan secara terbatas kepada sekelompok kecil siswa di SD penelitian. Setelah mendapatkan pendampingan, siswa memberikan penilaian terhadap alat peraga dengan bantuan kuesioner validasi kelayakan alat peraga. Hasil validasi dari para ahli, guru dan siswa telah peneliti rangkum dalam bentuk tabel sebagai berikut. Tabel 4.41 Rekapitulasi Validasi Alat Peraga Validator Pembelajaran Montessori Pembelajaran Matematika Guru Kelas IIA 6 Siswa Kelas IIA Rerata
Total
Rerata
Kategori
32
3,2
Baik
40
4
Sangat baik
40 212 36
4 3,53 3,6
Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Tabel 4.41 menunjukkan rerata skor yang didapatkan dari validasi alat peraga adalah 3,6. Jika dikonversikan dengan kategori skor pada tabel 4.9 maka termasuk dalam kategori sangat baik. Perubahan hasil sebelum dan sesudah diberi pendampingan pada uji coba terbatas dapat menjadi patokan bahwa alat peraga yang dikembangkan layak untuk digunakan pada tahap penelitian yang selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4.2.3 Implikasi Lanjut Usia siswa SD diantara 6 tahun sampai 13 tahun, jika dilihat dari teori perkembangan kognitif Jean Piaget (1969) dalam Suparno (2011: 26-100), siswa usia SD berada pada tahap operasional konkret. Hal ini berarti anak-anak sudah dapat berpikir logis namun masih harus berhubungan dengan benda-benda konkret. Sama halnya pada saat penyampaian konsep pada mata pelajaran matematika, bagi anak usia SD dibutuhkan alat peraga untuk menjembatani keabstrakan konsep pada suatu materi dengan pola pikir anak yang masih bersifat konkret. Hal ini dibuktikan melalui penelitian R and D yang telah dilaksanakan oleh peneliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa minat dan prestasi belajar siswa meningkat melalui penggunaan alat peraga yng telah diujicobakan secara terbatas. Oleh sebab itu, masih diperlukan penelitian-penelitian yang sejenis agar permasalahan-permasalahan yang dihadapi didunia pendidikan dasar dapat diselelsaikan secara perlahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 5 PENUTUP Uraian dalam bab ini berisi tentang (1) kesimpulan, (2) keterbatasan penelitian, dan (3) saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan yang dapat peneliti peroleh adalah sebagai berikut: 5.1.1
Alat peraga matematika berbasis metode Montessori berupa papan pembagian untuk materi pembagian yang dikembangkan memiliki ciri-ciri (1) menarik; ditunjukkan dengan warna-warna yang cerah pada manikmanik, mangkok-mangkok, pion, serta seluruh bagian dari papan pembagian, (2) bergradasi; ditunjukkan dengan proses pembelajaran menggunakan papan pembagian dimulai dari soal latihan yang paling mudah hingga soal latihan yang lebih sulit, (3) auto-correction; papan pembagian memiliki lubang-lubang yang hanya dapat diisi oleh satu manik-manik saja, selain itu setiap kartu soal juga dilengkapi dengan jawaban sebagai pengendali kesalahan, (4) auto-education; alat peraga papan pembagian dapat digunakan oleh siswa secara mandiri, serta (5) kontekstual; alat peraga papan pembagian disesuaikan dengan konteks pendidikan di Indonesia dan bahan-bahan pembuatan papan pembagian dapat ditemui pada lingkungan sekitar.
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.1.2
122
Alat peraga matematika berbasis metode Montessori berupa papan pembagian untuk materi pembagian yang dikembangkan telah diujicoba secara terbatas dan mendapatkan skor rerata 3,6. Jika skor tersebut dibandingkan dengan konversi skor menurut Sugiyono, maka alat peraga papan pembagian termasuk kedalam kriteria sangat baik
5.2 Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang ditemui pada saat pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut. 5.2.1 Uji coba terbatas hanya dilaksanakan pada sekelompok kecil siswa dengan kemampuan kognitif yang hampir sama. Padahal uji coba terbatas bisa dilaksanakan pada sekelompok anak dengan tingkat kemampuan kognitif yang berbeda. 5.2.2 Validasi album pembelajaran hanya pada satu ahli saja yaitu ahli pembelajaran matematika Montessori.
5.3 Saran Saran
untuk
peneliti
berikutnya
dalam
bidang
penelitian
dan
pengembangan alat peraga berbasis metode Montessori diantaranya sebagai berikut. 5.3.1
Memilih subjek penelitian dengan tingkat kemampuan kognitif yang berbeda sehingga dapat mendapatkan hasil yang beragam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.2.2
123
Melakukan validasi album pembelajaran kepada ahli bahasa untuk memeriksa ketepatan bahasa yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
DAFTAR REFERENSI
Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Anitah, S. (2009). Media pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. ________. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Azwar, S. (2012). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budi, T. P. (2006). SPSS 16.0 terapan; riset statistik parameterik. Yogyakarta: CV Andi Offset. Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research : An introduction. Boston: Pearson. Gutek, G.L. (2013). Metode Montessori : Panduan wajib untuk guru dan orangtua didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hainstock, E. G. (1997). The essential Montessori. USA: Penguin Books.
Heruman. (2008). Model Pe,belajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Holt, H. (2008). The absorbent mind, pikiran yang mudah menyerap. (Dariyatno, Penerj.) Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Imron, Ali. (2008). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya
Junaidah, S. (2010). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Pembagian Bilangan Dua Angka Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN 20. Pontianak: Universitas Tanjungpura. Kompas. (2013, Desember 5). Skor PISA : Posisi Indonesia nyaris jadi juru kunci. Diakses dari http://www.kopertis12.or.id/2013/12/05/skor-pisa-posisiindonesia-nyaris-jadi-juru-kunci.html
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lillard, P. P. (1996). Montessori today : A comprehensive approach to education from birth to adulthood. New York: Schocken Books. __________. (1997). Montessori in the classroom : A teacher's account of flow. New York: Shocken Books. Lillard, A. S. (2005). Montessori : The science behind the genius. New York: Oxford University Press. Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Montessori , M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes Company. Nurhayati, A. N. & Maulana. (2010). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Dalam Penanaman Konsep Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia. Ormrod, J. E. (2009). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Jakarta: Erlangga. Reys, R. E. (1998). Helping Children Learn Mathematics. America: Viacom Company. Ruseffendi, E. (1979). Dasar-dasar matematika modern untuk orangtua murid. Bandung: Tarsito. Qodratilah, Meity Taqdir. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Siregar, Eveline., & Nara, Hartini. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Smaldino, S.E., Lowter, D.L., Russell, J.D. (2011). Instructional Technology and media for learning (9th edition). (Arif Rahman, Trans.). New Jersey: Pearson Education Inc.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
_________. (2010). Metode penelitian pendidikan : Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan r and d. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sundayana, R. H. (2014). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Alfabeta. Suparno, P. (2011). Teori perkembangan kogniti Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius. Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Suyamti, S. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Pembagian Bilangan dengan Penggunaan Media Asli pada Anak Tuna Rungu. Bukittinggi: UND. Diakses dari: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Suyono., & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wahyuningsih, I. (2011). Pengaruh model pendidikan Montessori terhadap hasil belajar matematika siswa. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. Diakses dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/4715
Widoyoko, S. E. (2009). Evaluasi program pembelajaran : Panduan praktis bagi pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Widoyoko, S. E. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
[1]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[2]
LAMPIRAN 1. INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.1
Garis Besar Wawancara Kepala Sekolah No 1. 2.
3. 4.
1.2
Garis Besar Wawancara Guru No 1.
2. 3. 4. 5.
1.3
Topik Pertanyaan Informasi berkaitan dengan sekolah Ketersediaan alat peraga di sekolah antara lain: a. Alat peraga matematika yang sudah ada di sekolah b. Pengadaan alat peraga matematika di sekolah c. Perawatan alat peraga matematika di sekolah Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan alat peraga.
Topik Pertanyaan Ketersediaan alat peraga di kelas antara lain: a. Alat peraga matematika yang dimiliki oleh kelas b. Pengadaan alat peraga matematika oleh guru Penggunaan alat peraga matematika dalam pembelajaran Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran matematika Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan diatas
Garis Besar Wawancara Siswa No 1. 2. 3.
Topik Pertanyaan Tanggapan terhadap pembelajaran Matematika yang selama ini terjadi. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran Matematika Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.4
[3]
Hasil Validasi Pedoman Wawancara no. item Ahli Bahasa
Guru 1 Guru 2
1.5
1
tingkat menyinggu ng materi di pedoman wawancara
2
3
4
perhatikan penggunaa n huruf kapital
5 tidak ada
Tidak ada pedoman penskoran
6
Cukup baik
Transkrip Wawancara Kepala SD N Brosot k: Proses pembelajaran matematika di SD N Brosot memang belum memanfaatkan penggunaan alat peraga secara maksimal. Kadang hanya digunakan pada saat penanaman konsep. Itupun belum semua konsep ditanam dengan menggunakan alat peraga. Pengembangan materi selanjutnya diberikan dengan metode drill. k: Tahun 2014 salah satu siswa SD N Brosot yaitu Danindra mengikuti seleksi olimpiade matematika internasional atau IMSO itu sampai pada babak kedua di Jakarta. Setia tahun sekolah ini selalu mengikuti olimpiade matematika walaupun hanya sampai pada tingkat provinsi. k: Matematika merupakan hal yang menakutkan bagi sebagian kecil siswa. Mereka juga kurang tertarik belajar matematika. Hal ini disebabkan kurangnya penggunaan alat peraga serta penyampaian materi masih menggunakan teknik yang sederhana. Selain itu, memang anak-anak jaman sekarang juga susah untuk diajak berpikir. Naun karena kita tidak boleh menyalahkan anak to Mbak, jadi ya akar permasalahannya terfokus pada kurangnya penggunaan alat peraga. k: Kesulitan yang paing sering ditemui ada pada materi perkalian dan pembagian. k: Penyebabya adalah metode pembelajarannya belum kontekstual dan penggunaan alat peraganya juga kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[4]
k: Ini kelemahan dari SD N Brosot mbak karena keterbatasan tenaga jadi analisis alat peraga belum dilakukan meskipun sebenarnya di gudang itu banyak sekali alat peraga. Karena pengadaannya langsung dari Dinas maka kami sendiri tidak tahu apa saja yang dibutuhkan. Pokoknya dari Dinas disuruh beli ini. k: Pemanfaatan alat peraga digunakan secara klasikal. Biasanya juga menggunakan benda-benda yang ada disekitar sehingga lebih praktis. k: Penelitian mengenai mengembangan alat peraga belum pernah dilakukan di SD ini. Menurut saya ya perlu dilaksanakan penelitian tersebut. 1.6
Transkrip Wawancara Guru SD N Brosot g: Belum bervariasi. Masih menggunakan model pembelajaran konvensional dimana guru menerangkan, murid memperhatikan. Jika belum jelas disuruh bertanya. g: Untuk anak dengan IQ diatas rata-rata mendapatkan nilai matematika yang bagus/memuaskan tetapi untuk anak dengan IQ dibawah rata-rata apalagi daya pemahaman kurang hasil nilai matematika dibawah KKM. g: Anak kelas II lebih senang belajar matematika, tetapi untuk metodenya belum bervariasi (metode ceramah). g: Ya, masih ada beberapa anak mengalami kesulitan belajar matematika terutama daya tangkap, ketelitiannya kurang, serta ketepatan dan kecepatan masih kurang untuk beberapa anak (10 anak dari 29 anak). g: kesulitan terutama masih menggunakan merode mengajar konvensional. Untuk alat peraga belum maksimal diterapkan dengan kendala waktu. g: Proses pembelajaran terkait dengan kesulitan belajar matematika, ada beberapa anak yang ikut les/pelajaran tambahan baik diluar maupun di sekolah terutama untuk anak yang nilainya masih dibawah KKM. g: Usaha-usaha yang dilakukan ya (1) memberikan les tambahan diluar jam pelajaran untuk anak yang nilainya masih belum tuntas, (2) rajin memberikan tugas PR terkait materi matematika yang belum jelas, dan (3) tutor sebaya yaitu untuk anak yang sudah paham/jelas membantu mengajari temannya yang belum paham/bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[5]
g: Pernah, tapi hanya untuk beberapa materi saja. Belum secara keseluruhan. Ada beberapa materi yang belum menggunakan alat peraga. Kemarin itu pakai alat peraga jam dinding untuk materi tentang waktu, dan uang kertas mainan untuk materi uang. g: Ya memperhatikan tampilan alat peraga. Kalau bisa dibuat semenarik mungkin. Alat peraga yang baik juga dapat digunakan untuk berbagai macam materi namun yang saya pakai itu hanya dapat digunakan pada materi tertentu saja. 1.7
Transkrip Wawancara Siswa SD N Brosot Siswa 1: s: Anu, matematika itu susah. Kalau alat peraga bu guru jarang pakai. Nggak tau kenapa. Padahal saya suka kalau pakai alat peraga. s: Kesulitannya kalau ngitung-ngitung itu lho. Pembagian sama perkalian susah. Siswa 2: s: Matematika mah gampang Bu. Tapi memang alat peraga bapak ibu guru nggak pernah pakai. Kesulitannya nggak ada kan matematika mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[6]
1.8 Kisi-kisi Pelaksanaan Observasi
No. Item 1.
2.
3. 4, 5
Kisi-Kisi Observasi
Objek yang Diamati
Ketersediaan alat matematika di kelas
peraga Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas. Penggunaan alat peraga dalam Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di pembelajaran matematika di kelas kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran. Cara penggunaan alat peraga Guru menjelaskan cara penggunaan matematika di kelas alat peraga matematika kepada siswa. Kesulitan belajar yang dialami Siswa mengalami kesulitan mengikuti siswa dalam pembelajaran proses pembelajaran matematika di matematika kelas. Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.
1.9 Komentar Hasil Validasi Pedoman Observasi no. item Ahli
1
2
3
4
Bahasa MTK
Guru 1 Guru 2
pada lembar observasi tidak ada kolom ya atau tidak
perhatik an ejaan
5 kriteria penskor an belum ada
tidak ada pedoma n penskor an
6
cukup baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.10 No.
[7]
Rekapitulasi Hasil Observasi Objek yang Diamati
Keterangan
1.
Guru mempersiapkan alat peraga Guru tidak menyiapkan alat peraga untuk untuk pembelajaran matematika menyampaikan materi pada pembelajaran di kelas. matematika di kelas.
2.
Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran.
3.
Guru menjelaskan cara Guru tidak menjelaskan penggunaan alat penggunaan alat peraga peraga di kelas karena tidak ada alat matematika kepada siswa. peraga yang digunakan.
4.
Siswa mengalami kesulitan Kesulitan dialami siswa ketika memahami mengikuti proses pembelajaran konsep yang dijelaskan oleh guru. Ada matematika di kelas. beberapa siswa yang berani mengajukan pertanyaan namun ada beberapa yang diam saja.
5.
Siswa mengalami kesulitan Siswa yang merasa kesulitan dalam mengerjakan soal matematika memahami konsep yang tengah yang diberikan guru. disampaikan juga mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihan. Beberapa siswa tampak kebingungan dan berusaha melihat hasil pekerjaan temannya.
Guru tidak menggunakan alat peraga, melainkan langsung menjelaskan mengenai konsep dan memberikan latihan soal kepada siswa. Jika ada siswa yang belum paham , maka guru mengulang penjelasannya hingga semua siswa paham.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[8]
LAMPIRAN 2. INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN 2.1
Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa dan Guru No. 1.
Indikator Adanya
penggunaan
alat
No. Item peraga
dalam
1, 2
dengan
3, 4
pembelajaran matematika selama ini. 2.
Pengadaan
alat
peraga
matematika
memanfaatkan benda-benda di sekitar. 3.
Karakteristik alat peraga matematika berbasis
4, 5, 6
Montessori. 4.
Peran alat peraga matematika dalam pembelajaran.
7, 8, 9, 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2
Kuesioner Analisis Kebutuhan Sebelum Divalidasi
2.2.1
Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
[9]
KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK GURU Nama Guru Kelas
:.................................................... :....................................................
Isilah (...) berikut ini dengan tanda centang (√) sesuai dengan yang Bapak/Ibu alami. 1. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika? (...) Pernah Sebut dan jelaskan ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................... (...) Tidak Pernah Alasan : ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...................... 2.
Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep matematika? (…) Ya (…) Tidak
3.
Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? (...) Pernah. Alasan ............................................................................................................................. ............................................................................................................................. ..................... (...) Tidak Pernah. Alasan ............................................................................................................................. .............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[10]
4. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (...) Besi (...) Lainnya, sebutkan ....................................................................................................................... *)Jawaban boleh lebih dari satu 5.
Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak *Pilih salah satu 6. Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya ……………………………………………………………………………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya ......………………………………….…...………………………………… *Pilih salah satu 7.
Menurut anda bagaimana cakupan fungsi dari 1 alat peraga yang baik? (...) 1 alat peraga 1 materi Alasan: ............................................................................................................................. ...................................................................................................................... (...) 1 alat peraga >1 materi Alasan: ............................................................................................................................. ......................................................................................................................
8.
Jika dilihat dari beratnya, alat peraga manakah alat peraga matematika yang Bapak/ Ibu suka? (...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg) *Pilih salah satu Mengapa? Jelaskan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[11]
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 9.
Bagaimana kriteria alat peraga yang berkualitas? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ............................................................................................................................. ...................................................................................................................... (...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2
[12]
Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN UNTUK SISWA
Nama :....................................... Kelas : ...................................... Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan cermat, kemudian isilah (...) berikut ini dengan tanda centang (√) sesuai dengan yang kamu alami! 1.
Apakah gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika? (...) Pernah, sebutkan ............................................................................................................................. (...) Tidak pernah *Pilih salah satu 2.
Seperti apakah belajar yang kamu suka? (...) Belajar matematika menggunakan alat peraga (...) Belajar matematika tidak menggunakan alat peraga *Pilih salah satu Mengapa? Jelaskan alasanmu! ………………………………………………………………………….............
3.
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar matematika? (...) Pernah, pada saat belajar materi …………………………………......................................................................... (...) Tidak Pernah *Pilih salah satu 4.
Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (...) Besi (...) Lainnya, sebutkan ............................................................................................................................ *)Jawaban boleh lebih dari satu 5.
Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[13]
(…) Ya (…) Tidak *Pilih salah satu 6.
Warna yang seperti apa yang kamu suka untuk alat peraga? (…) Gelap (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………………………………………...………...... *Pilih salah satu 7.
Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama bisa digunakan untuk berbagai kelas yang berbeda? (…) Ya Mengapa? Jelaskan! ……………………………………………………………..………………....... (…) Tidak Mengapa? Jelaskan! ……………………………………………………………………………......... *Pilih salah satu 8.
Jika dilihat dari beratnya, alat peraga manakah alat peraga matematika yang sesuai kamu gunakan? (...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg) *Pilih salah satu Mengapa? Jelaskan! ……………………………………………………………………………….....
9.
Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar matematika? (...) Saat belajar matematika kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan (...) Saat belajar matematika menggunakan alat peraga kamu mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu *Pilih salah satu Mengapa?Jelaskan! ………………………………………………………………………………… …………….……………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[14]
10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak Mengapa? Jelaskan alasanmu! ………………………………………………………………………………… …………......…………………………...............................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3
Kuesioner Analisis Kebutuhan Sesudah Divalidasi
2.3.1
Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru
[15]
ANALISIS KEBUTUHAN GURU TERKAIT ALAT PERAGA MATEMATIKA
Nama Lengkap
:
Tugas Mengajar
:
Nama SD
:
Tanda Tangan
………………………… Berilah tanda centang (√) pada pilihan di bawah dan isilah jawaban sesuai dengan kondisi yang sebenarnya! 1. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah Sebut dan Jelaskan! ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... (...) Tidak Pernah Alasan : ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... 2. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep Matematika? (…) Ya (…) Tidak
3.
Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? (...) Ya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[16]
Alasan : ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... (...) Tidak Alasan : ...................................................................................................................... ......................................................................................................................
4.
Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka? (…) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (…) Lainnya, sebutkan.......................................................................................................... *)jawaban boleh lebih dari satu
5.
Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak
6.
Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! ......………………………………….…...………………………………… ……………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.
[17]
Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya? (...) 1 alat peraga hanya untuk 1 materi Alasan: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… (...) 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi Alasan: ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ……………………………………………………………………………
8.
Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika yang ideal untuk siswa kelas II gunakan? (...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg) Mengapa? …………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
9.
Bagaimana salah satu
kriteria alat peraga Matematika yang berkualitas
menurut Bapak/ Ibu? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… (...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[18]
…………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………
10. Apakah penggunaan alat peraga Matematika dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.2
[19]
Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Nama
:
Kelas
:
Asal Sekolah ;
KUESIONER ANALISIS KEBUTUHAN SISWA Berilah tanda centang (√) pada pilihan di bawah dan isilah jawaban sesuai dengan pengalamanmu! 1. Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah, sebutkan ......................................................................................................... (...) Tidak pernah
2.
Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka? (...) Belajar Matematika menggunakan alat peraga (...) Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga Mengapa? Jelaskan alasanmu! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
3.
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar Matematika? (...)Pernah, pada saat belajar materi ………………………………….................................... Contoh benda yang kamu gunakan …………………………………....................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[20]
(...) Tidak pernah
4.
Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (...) Lainnya, sebutkan ............................................................................................................... *)Jawaban boleh lebih dari satu
5.
Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak
6.
Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………………………………………………………………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………………………………………………………………………
7.
Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda? (…) Ya (…) Tidak Mengapa? Jelaskan! ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[21]
………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
8.
Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang sesuai untuk kamu gunakan? (...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg) (…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) (...) Berat
( lebih dari 3kg)
Mengapa? Jelaskan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
9.
Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar Matematika? (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan. (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu. Mengapa?Jelaskan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak Mengapa? Jelaskan alasanmu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4
[22]
Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[23]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[24]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[25]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[26]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[27]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[28]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5
[29]
Rekapitulasi Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
No.
Indikator
1.
Autoeducation
11.
2.
Autoeducation
12.
3.
Kontekstu al
13.
4.
Kontekstu al
14.
Penilaian 1 2 3 4 Apakah Bapak/ Ibu pernah 6 menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika? (...) Pernah Sebut dan jelaskan .......................................... .......................................... .......................................... ................................ (...) Tidak Pernah Alasan : .......................................... .......................................... .......................................... ........................... Apakah penggunaan alat 6 peraga dapat membantu siswa memahami konsep-konsep matematika? (…) Ya (…) Tidak Apakah Bapak/ Ibu berniat 3 3 untuk membuat alat peraga matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? (...) Pernah. Alasan .................................................. .................................................. .................................................. ............................. (...) Tidak Pernah. Alasan .................................................. .................................................. .................................................. ............................. Manakah bahan pembuatan 1 4 1 alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (...) Besi (...) Lainnya, sebutkan .................................................. Kalimat Pertanyaan
Saran
Sesuaikan pertanyaan dengan jawaban. Soal dan jawaban kurang sesuai. Pertanyaan dan pilihan jawaban tidak sesuai.
Penggantian kata kamu menjadi Bapak/ Ibu. Penggunaan kata kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Indikator
Kalimat Pertanyaan .................................................. ................... *)Jawaban boleh lebih dari satu
5.
Menarik
6.
Menarik
7.
Bergradas i
15. Menurut Bapk/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak *Pilih salah satu 16. Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya ……………………………… ……………………………… ……………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya ......…………………………… …….…...…………………… …………… *Pilih salah satu 17. Menurut anda bagaimana cakupan fungsi dari 1 alat peraga yang baik? (...) 1 alat peraga 1 materi Alasan: .................................................. .................................................. .................................................. .................................................. .................................... (...) 1 alat peraga >1 materi Alasan: .................................................. .................................................. .................................................. .................................................. ....................................
Penilaian 1 2 3 4
[30]
Saran
tidak sopan. Pilihan jawaban dapat dibuat lebih banyak. 4 Diskon huruf
2 4
1 3 2 Kalimat dibuat lebih jelas. Kalimat dapat diganti Menurut Bapak/ Ibu bagaimanaka h kriteris dari sebuah alat peraga yang baik dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya. Cakupan fungsi atau materi? Pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Indikator
Kalimat Pertanyaan
Penilaian 1 2 3 4
[31]
Saran jawaban kurang jelas. 1 alat peraga hanya untuk 1 materi 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi
8.
Bergradas i
9.
Autocorrection
10.
Autocorrection
18. Jika dilihat dari beratnya, alat peraga manakah alat peraga matematika yang Bapak/ Ibu suka? (...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,5-3kg) (...) Berat (>3kg) *Pilih salah satu Mengapa? Jelaskan! ……………………………… ……………………………… ……………………………… ……………………………… ………………………………
19. Bagaimana kriteria alat peraga yang berkualitas? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: .................................................. .................................................. (...) Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: .............................................. 20. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban
1 3 1
Kalimat bisa diganti alat peraga matematika yang ideal menurut Bapak/ Ibu jika dilihat dari berat alat peraga tersebut. Alat peraga matematika yang ideal menurut Bapak/ Ibu jika dilihat dari berat alat peraga tersebut
1 4 Pertanyaan perlu dirubah. Bagaimana kriteria alat peraga yang berkualitas menurut Bapak/ Ibu?
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Indikator
Kalimat Pertanyaan yang benar? (…) Ya (…) Tidak
Penilaian 1 2 3 4
Saran
[32]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.6
[33]
Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[34]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[35]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[36]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[37]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[38]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.7
[39]
Rekapitulasi Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
No.
Indikator
1.
Autoeducation
2.
Autoeducation
3.
Kontekstu al
Penilaian 1 2 3 4 1. Apakah gurumu 3 7 pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika? (...) Pernah, sebutkan .................................. .................................. .................................. .................. (...) Tidak pernah *Pilih salah satu Kalimat Pertanyaan
2. Seperti apakah belajar yang kamu suka? (...) Belajar matematika menggunakan alat peraga (...) Belajar matematika tidak menggunakan alat peraga *Pilih salah satu Mengapa? Jelaskan alasanmu! …………………… …………………… …………………… ………… 3. Apakah kamu pernah menggunakan bendabenda yang ada di sekitarmu untuk belajar matematika? (...) Pernah, pada saat belajar materi …………………… ……………..............
Saran Penggantian kata gurumu menjadi bapak/ ibu gurumu. Tanda bintang diletakkan diakhir kalimat. Tanda * justru akan membingungkan, karena seperti tidak terkait dengan soal. Kata Matematika gunakan huruf capital pada huruf pertama.
2 3 5 Pertanyaan diganti dengan cara mana yang lebih kamu suka ketika belajar matematika? Penggantian kata seperti apakah menjadi “seperti apa” Bagaimana jika anak menjawab tidak? Apakah pertanyaan-pertanyaan selanjutnya masih dapat digunakan.
5 5 Perlu ditanyakan juga benda-benda yang digunakan apa saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
Indikator
Kalimat Pertanyaan
4.
Kontekstu al
4.
5.
Menarik
5.
6.
Menarik
6.
7.
Bergradas i
7.
.................................. ............. (...) Tidak Pernah *Pilih salah satu Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (...) Besi (...) Lainnya, sebutkan .................................. .................................. .................................. .......... *)Jawaban boleh lebih dari satu Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak *Pilih salah satu Warna yang seperti apa yang kamu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! …………………… …………………… …………………… ……………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! …………………… …………………… …………………… ……...……… *Pilih salah satu Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama bisa
Penilaian 1 2 3 4
[40]
Saran
6 4 Pilihan lebih baik kalau dibuat lebih banyak missal : kertas, plastik.
3 7 Apakah mungkin anak menjawab tidak?
6 4 Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga?
5 5 Kata berbagai dihilangkan. Pertanyaan membingungkan anak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
8.
9.
Indikator
Kalimat Pertanyaan
Bergradas i
8.
Autocorrection
9.
digunakan untuk berbagai kelas yang berbeda? (…) Ya Mengapa? Jelaskan …………………… …………………… …………………..… ……………. (…) Tidak Mengapa? Jelaskan …………………… …………………… …………………… ……………... *Pilih salah satu Jika dilihat dari beratnya, alat peraga manakah alat peraga matematika yang sesuai kamu gunakan? (...) Ringan (<1,5 kg) (…) Sedang (1,53kg) (...) Berat (>3kg) *Pilih salah satu Mengapa? Jelaskan! …………………… …………………… …………………… ……………… Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar matematika? (...) Saat belajar matematika kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan (...) Saat belajar matematika menggunakan alat peraga kamu
Penilaian 1 2 3 4
[41]
Saran Bergradasi tidak hanya dilihat antar kelas namun juga antar sub topik dalam kelas yang sama.
8 2 Kalimat diganti, jika dilihat dari beratnya alat oeraga matematika manakah yang kamu suka? Atau yang sesuai dengan kamu? Jika akan menggunakan range ukuran tersebut, pastikan siswa telah paham tentang menimbang. Ada pengulangan kata yang membuat bingung.
4 6 Keterangan untuk pilihan jawaban bisa dihilangkan. Perlu penjelasan dan bimbingan dalam mengisi. Kondisikan bahwa pernyataan tersebut memang dialami siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No.
10.
Indikator
Autocorrection
Kalimat Pertanyaan mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu *Pilih salah satu Mengapa?Jelaskan! …………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …………………… …. 10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak Mengapa? Jelaskan alasanmu! …………………… …………………… …………………… …………………… …………………… ……………
Penilaian 1 2 3 4
2 8
Saran
[42]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.8
[43]
Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh Siswa SD Setara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[44]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[45]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[46]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[47]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.9
[48]
Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Guru SD Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[49]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[50]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.10
Rekapitulasi
[51]
Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh
Guru SD Penelitian Indikator
Pertanyaan
Autoeducation
1. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalami pembelajaran Matematika? (...) Pernah Sebut dan Jelaskan! ........................ ........................ ...................
Responden
Presen -tase
1
10%
Deskripsi
(...) Tidak Pernah Alasan : ................................ ................................ ...
9
90%
Autoeducation
Kontekstu al
2.
3.
Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep Matematika? (…) Ya (…) Tidak Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di
10
100%
Jam dinding dari kayu berbentuk puzzle dengan angka warna-warni, ringan serta mudah diperoleh. Jam tersebut digunakan untuk mempelajari materi waktu. Uang mainan dan uang asli Membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkannya. Kurang sabar dalam menggunakan alat peraga. Lebih praktis jika tidak menggunakan alat peraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan lingkungan sekitar? (...) Ya Alasan : ........................ ........................ ...................
Kontekstu al
4.
(...) Tidak Alasan : ................................ ................................ ... Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka? (…) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (…) Lainnya,sebutkan... ...............................
Responden
Presen -tase
10
100%
5
50%
3 2
30% 20%
[52]
Deskripsi Efisien dan murah Siswa dapat mempraktekkan sendiri dan memudahkan pemahaman siswa Melihat pengalaman, alat peraga sangat membantu siswa untuk mengamati sendiri dan memahami materi. Mudah didapatkan dan harga terjangkau Lebih mudah didapat dan lebih murah Alat peraga dari bahanbahan di lingkungan sekitar dapat ditemukan dengan mudah. Sehingga tidak terlalu repot dalam mencari bahan baku pembuatan alat peraga. Dari beberapa pengalaman mengajar, anak lebih senang dan lebih mudah paham serta lebih menarik jika menggunakan alat peraga terlebih lagi dari benda konkret mudah didapat, mudah digunakan dan murah.
Kain Flanel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator Menarik
Menarik
Bergradas i
Pertanyaan 5.
6.
7.
Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………… ……………… ………… (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! ......………… ……………… ……….…... Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya? (...) 1 alat peraga hanya untuk 1 materi Alasan: ……………… ……………… ………… (...) 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi Alasan: ......................... ......................... .................
[53]
Responden
Presen -tase
10
100%
10
100%
10
100%
Menghemat uang dan efisiensi pemanfaatannya Mempermudah pemahaman, lebih efektif, dan efisien untuk materi tematik terpadu khususnya. Pembuatan alat peraga
Deskripsi
Merah, biru, kuning, hijau Hijau, kuning, biru Merah, hijau, kuning Kuning, merah, hijau,biru Merah, hijau, biru muda, kuning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Responden
Presen -tase
[54]
Deskripsi tersebut lebih hemat waktu dan kegunaannya bisa lebih dari 1 materi sehingga bias hemat waktu dan tempat penyimpanannya. Menghemat waktu dan biaya Karena lebih menghemat waktu, efisien, serta alat peraga yang baik itu harus multifungsi(dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai konsep)
Bergradas i
Autocorrection
8.
Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika yang ideal digunakan untuk siswa kelas bawah? (...) Ringan (<1,5 kg)
7
70%
(…) Sedang (1,5-3kg)
3
30%
9.
(...) Berat (>3kg) Bagaimana salah satu kriteria alat peraga Matematika yang berkualitas
Karena ukuran alat peraga harus sesuai dengan ukuran siswa, apalagi siswa SD agar tidak memberatkan fisik anak. Agar tidak terlalu sulit untuk digunakan Mengingat siswa kelas bawah itu sangat hiperaktif Lebih mudah digunakan siswa dalam belajar Supaya siswa tidak mengalami kesulitan dalam membawa dan menggunakan Banyak anak usia SD yang bias mengangkat benda dengan berat sampai dengan 3kg. Jadi tergantung pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan menurut Bapak/ Ibu? (...) Dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………… ……………… …………
Presen -tase
10
100%
10
100%
(...)
Autocorrection
Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………… ……………… ………... 10. Apakah penggunaan alat peraga Matematika dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak
Responden
[55]
Deskripsi
Dengan menggunakan alat peraga setidaknya anak dapat mengerti, tahu serta menemukan konsep secara tepat terkait materi yang dipelajari. Karena tujuan dari alat peraga adalah anak paham dengan materi yang diajarkan. Belajar dari kesalahan sendiri lebih membuat siswa dapat belajar lagi. Dengan siswa menyadari kesalahannya sendiri, siswa tidak akan/ lebih berhatihati untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Salah satu kriteria alat peraga adalah pengendali kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.11
Pengkategorian Deskripsi Kuesioner Guru Pertanyaan
Deskripsi
1. Apakah Bapak/ Ibu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah Sebut dan Jelaskan! ........................... ........................... .............
(...) Tidak Pernah Alasan : .................................. .................................
2.
3.
[56]
Apakah penggunaan alat peraga dapat membantu siswa memahami konsepkonsep Matematika? (…) Ya (…) Tidak Apakah Bapak/ Ibu berniat untuk membuat alat peraga Matematika sesuai dengan kebutuhan siswa dengan memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar? (...) Ya Alasan : ........................... ........................... .............
Kode
Respon -den
1
Jam dinding dari kayu berbentuk puzzle dengan angka warnawarni, ringan serta mudah diperoleh. Jam tersebut digunakan untuk mempelajari materi waktu. Uang mainan dan uang asli Membutuhkan waktu yang lebih Kepraktisan banyak untuk mempersiapkannya. Kurang sabar dalam menggunakan alat peraga. Lebih praktis jika tidak menggunakan alat peraga.
9
-
Efisien dan murah Lebih mudah didapat dan lebih murah
Efisiensi harga
4
Melihat pengalaman, alat peraga sangat membantu siswa untuk mengamati sendiri dan memahami materi. Siswa dapat mempraktekkan sendiri dan memudahkan pemahaman siswa
Alat peraga membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan
Deskripsi
Kode
[57]
Respon -den
Mudah didapatkan dan harga terjangkau Alat peraga dari bahan-bahan di lingkungan sekitar dapat ditemukan dengan mudah. Sehingga tidak terlalu repot dalam mencari bahan baku pembuatan alat peraga. Dari beberapa pengalaman mengajar, anak lebih senang dan lebih mudah paham serta lebih menarik jika menggunakan alat peraga terlebih lagi dari benda konkret mudah didapat, mudah digunakan dan murah.
4.
5.
6.
(...) Tidak Alasan : .................................. ................................. Manakah bahan pembuatan alat peraga yang Bapak/ Ibu suka? (…) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (…) Lainnya,sebutkan...... .................................. ............. Menurut Bapak/ Ibu apakah pemberian warna pada alat peraga membuat alat peraga tersebut lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk alat peraga? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………… …… (…) Cerah
Kain flannel, Tripleks
5
3 2
-
Merah, biru, kuning, hijau
Merah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan
7.
8.
Sebutkan contoh warnanya! ......…………… ……………… …….…... Menurut Bapak/ Ibu bagaimana salah satu kriteria dari sebuah alat peraga yang baik berdasarkan fungsinya? (...) 1 alat peraga hanya untuk 1 materi Alasan: ……………… ……………… ………… (...) 1 alat peraga untuk lebih dari 1 materi Alasan: ........................... ........................... .............
Deskripsi
[58]
Kode
Respon -den 1 5 3
Hijau, kuning, biru Merah, hijau, kuning Kuning, merah, hijau,biru
Biru Kuning Hijau
Menghemat uang dan efisiensi pemanfaatannya Mempermudah pemahaman, lebih efektif, dan efisien untuk materi tematik terpadu khususnya. Pembuatan alat peraga tersebut lebih hemat waktu dan kegunaannya bisa lebih dari 1 materi sehingga bias hemat waktu dan tempat penyimpanannya. Menghemat waktu dan biaya Karena lebih menghemat waktu, efisien, serta alat peraga yang baik itu harus multifungsi(dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai konsep)
Penghematan dalam hal pendanaan, waktu, tempat penyimpanan
10
Kemudahan siswa dalam membawa dan menggunakan
6
Menurut Bapak/ Ibu , jika dilihat dari beratnya, manakah alat peraga Matematika yang ideal digunakan untuk siswa kelas bawah? (...) Ringan (<1,5 kg) Karena ukuran alat peraga harus sesuai dengan ukuran tubuh siswa, terutama siswa SD agar tidak memberatkan fisik mereka. Agar tidak terlalu sulit untuk digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan
(…) Sedang 3kg)
9.
Deskripsi Lebih mudah digunakan siswa dalam belajar Supaya siswa tidak mengalami kesulitan dalam membawa dan menggunakan Mengingat siswa kelas bawah itu sangat hiperaktif sehingga perlu arah peraga yang tidak terlalu berat (1,5- Banyak anak usia SD yang bias mengangkat benda dengan berat sampai dengan 3kg. Jadi tergantung pada
(...) Berat (>3kg) Bagaimana salah satu kriteria alat peraga Matematika yang berkualitas menurut Bapak/ Ibu? (...) Dapat membantu Karena tujuan dari alat peraga siswa menyadari adalah anak paham dengan materi kesalahannya sendiri. yang diajarkan. Alasan: Belajar dari kesalahan sendiri lebih ……………… membuat siswa dapat belajar lagi. ……………… Dengan siswa menyadari ………… kesalahannya sendiri, siswa tidak akan/ lebih berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Salah satu kriteria alat peraga adalah pengendali kesalahan Karena tujuan dari alat peraga adalah anak paham dengan materi yang diajarkan. Dengan menggunakan alat peraga setidaknya anak dapat mengerti, tahu serta menemukan konsep secara tepat terkait materi yang dipelajari. Belajar dari kesalahan sendiri lebih membuat siswa dapat belajar lagi. Dengan siswa menyadari kesalahannya sendiri, siswa tidak akan/ lebih berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Salah satu kriteria alat peraga adalah pengendali kesalahan
[59]
Kode
Respon -den
Karakter siswa yang beragam
7
Alat peraga untuk anak usia SD n 3kgdapatmemi liki berat smpai deng
3
Alat peraga tidak berbahaya dan dapat digunakan berulang kali
1
Alat peraga dapat membantu siswa dalam memahami materi
Melatih kemandirian siswa
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertanyaan (...)
Tidak dapat membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri. Alasan: ……………… ……………… ………... 10. Apakah penggunaan alat peraga Matematika dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya (…) Tidak
Deskripsi
Kode
[60]
Respon -den
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.12
[61]
Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[62]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[63]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.13
[64]
Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan yang Diisi oleh Siswa SD Penelitian
Indikator
Pertanyaan
Autoeducation
1. Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika? (...) Pernah, sebutkan ..........................
Autoeducation
2.
Responden
Presen -tase
29
100%
Jam Mainan dari kayu Kain flannel Kotak Kayu Lidi
29
100%
Karena menghitungnya lebih mudah Belajar matematika menggunakan alat peraga Karena lebih jelas Karena aku suka Lebih mudah Lebih enak Lebih enak Karna tidak sulit Karena lebih mudah Karena membuat lebih mudah Karena menghitungnya lebih mudah Ini mudah bukan susah Karena lebih mudah menghitung Karena lebih mudah dan baik tidak susah Lebih mudah Lebih mudah Karena lebih gampang Lebih gampang Mudah belajar perkalian Karena aku suka
Deskripsi
(...) Tidak pernah Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka? (...) Belajar Matematika menggunakan alat peraga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Responden
Presen -tase
Deskripsi
Karena lebih mudah belajar Matematika Lebih cepat menggunakan alat Akan lebih mudah belajar Karena lebih mudah mengerjakan Lebih mudah menggunakan alat peraga Karena mudah menghitung Mudah Karena lebih mudah memakai alat peraga Karna lebih mudah mengerjakannya Karena kalau pakai alat itu lebih gampang tapi kalau tidak susah Karena alat peraga lebih mudah Karena lebih mudah belajarnya Karena mudah belajarnya Karena alat peraga mudah dan gampang Lebih mudah Agar lebih mudah Lebih mudah Karena lebih mudah
Kain flannel
Kontekstua l
3.
(...) Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga Mengapa? Jelaskan alasanmu! …………………… …………… …………….. Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar Matematika? (...) Pernah, pada
26
88%
[65]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Responden
Presen -tase
Kontekstua l
Menarik
Menarik
4.
5.
6.
(...) Tidak pernah Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (…) Besi (…) Kertas (…) Plastik (...) Lainnya, sebutkan ....................... ............. Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! ……………… ……………… ……..
Deskripsi
saat belajar materi .............. Contoh benda yang kamu gunakan..........
3
12%
17 3 3
59% 13,79% 13,79%
3 3
13,79% 13,79%
29
100%
2
7%
[66]
Karton Penghapus Pensil Koin Manik-manik Koin Matematika, koin Kotak pensil, Pensil warna Kursi, meja Matematika, manik-manik Matematika, pensil, penghapus, penggaris Perkalian, tangan Pensil
Kain flannel Manik-manik
Hijau tua, merah tua, biru tua, coklat, hitam Hitam, biru tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! ……………… ………..…… ………
Responden 27
Presen -tase 93%
Deskripsi
Bergradasi
7.
Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda? (…) Ya
25
86%
[67]
Merah, Kuning Pink, kuning Biru muda, emas Merah, emas, orange Kuning dan orange, biru muda Merah, putih Biru, hijau Biru muda, merah, orange, kuning, pink, hijau muda Biru muda, merah, hijau,kuning Merah Ping muda, merah muda Hijau muda, pink, biru, merah, kuning, ungu, oren Merah, biru, hijau, kuning, orange Merah, kuning, hijau Kuning Kuning Hijau muda, merah, kuning, orange Kuning, merah, orange Kuning, orange, merah Merah, kuning Merah, kuning, biru muda Orange Merah, kuning, cokelat muda Putih, biru muda, orange, kuning Kuning, merah Putih Kuning
Lebih mudah digunakan Karena bisa belajar apa saja dengan satu alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Responden
Presen -tase
Deskripsi
Bergradasi
8.
(…) Tidak Mengapa? Jelaskan! …………………… ……………… …… …………………… …………………… Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang sesuai untuk kamu gunakan? (...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg)
4
14%
21
84%
(…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) (...) Berat ( lebih dari 3kg)
8
16%
[68]
Karena lebih mudah mengetahui Lebih mudah Lebih enak Karna tidak sulit Karena bisa digunakan berbagai pelajaran Bagus Karena aku suka Karena bisa mengetahui banyak hal Karena suka belajar Karena lebih mudah Supaya pintar Karena bisa gampang cerdas Karena alat peraga bisa belajar materi apa saja Agar gampang Biar pintar Agar menjadi menarik Karena menyenangkan Karena alat peraga jam mainan hanya bias dipakai untuk materi jam saja Karena biar banyak alat peraganya
Ringan Karena tidak ringan KArena tidak terlalu berat ketika dibawa Mudah dipindahkan Ringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Autocorrection
Pertanyaan
9.
Mengapa? Jelaskan! …………………… ……………… …… …………………… …………………… Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar Matematika? (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan.
Responden
Presen -tase
27
96%
Deskripsi
(...)
Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu. Mengapa?Jelaskan! …………………… ……………… …… …………………… ……………… ……
2
4%
[69]
Karena biar membantu menemukan jawaban Karena alat peraga membuatku mengetahui kesalahan Karena saya lebih suka cari tau sendiri Karena saat belajar akan mengetahui sendiri Karena aku tidak mau diberi tahu guru dan teman Supaya mandiri Aku lebih suka pakai alat peraga Lebih enak Biar pintar Biar tau jawabannya sendiri Karena aku suka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Autocorrection
10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya
Responden
Presen -tase
27
96%
Deskripsi
(…) Tidak Mengapa? Jelaskan alasanmu! ………………… ………………....... ..... ............................... .............................
2.14
2
4%
[70]
Karena bias membantu menemukan jawaban Lebih mudah belajar, lebih mudah mencari jawaban Akan ketemu jawabannya Karena dapat membantu saat belajar Pertanyaan lebih mudah Karena lebih gampang Karena mudah Lebih mudah belajar dan lebih mudah menemukan jawaban Karna lebih ringan dan mudah Karena alat peraga dapat belajar lebih banyak Mempermudah menjawab Karena aku semakin bisa lebih jelas Karena aku tidak tahu
Pengkategorian Deskripsi Kuesioner Siswa
Indikator Autoeducatio n
Pertanyaan 1. Apakah Bapak/ Ibu gurumu pernah menggunakan alat peraga dalam pembelajaran Matematika?
Deskripsi
Kode
Responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan (...) Pernah, sebutkan ..........................
Autoeducatio n
2.
Kode
Deskripsi
Jam Mainan dari kayu
Kain flannel
Kotak Kayu
Lidi
[71]
Responden
Jam mainan
29
Kain Flannel Kotak Kayu Lidi
3
Menjadi lebih mudah dengan alat peraga
27
4 5
(...) Tidak pernah Seperti apa belajar Matematika yang kamu suka? (...) Belajar Matematika menggunakan alat peraga
Karena menghitungnya lebih mudah Karena lebih jelas Lebih mudah Lebih enak Lebih enak Karna tidak sulit Karena lebih mudah Karena membuat lebih mudah Karena menghitungnya lebih mudah Ini mudah bukan susah Karena lebih mudah menghitung Karena lebih mudah dan baik tidak susah Lebih mudah Lebih mudah Karena lebih gampang Lebih gampang Mudah belajar perkalian Karena lebih mudah belajar Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Kode
Deskripsi
(...) Belajar Matematika tidak menggunakan alat peraga Mengapa? Jelaskan alasanmu! ………………… …………… …………… …..
Lebih cepat menggunakan alat Akan lebih mudah belajar Karena lebih mudah mengerjakan Lebih mudah menggunakan alat peraga Karena mudah menghitung Mudah Karena lebih mudah memakai alat peraga Karna lebih mudah mengerjakannya Karena kalau pakai alat itu lebih gampang tapi kalau tidak susah Belajar matematika menggunakan alat peraga
Karena aku suka Karena aku suka
Aku karena lebih suka tidak menggunakan alat peraga karena aku lebih suka belajar Matematika menggunakan jari Karena bisa menemukan jawaban rahasia
Belajar matematika dengan menggunak an alat peraga Anak-anak suka dengan alat peraga Lebih suka tidak menggunak an
[72]
Responden
1
2
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Konteks tual
3.
Apakah kamu pernah menggunakan benda-benda yang ada di sekitarmu untuk belajar Matematika? (...) Pernah, pada saat belajar materi .............. Contoh benda yang kamu gunakan..........
Konteks tual
4.
(...) Tidak pernah Manakah bahan pembuatan alat peraga yang kamu suka? (...) Kayu (…) Besi
Kode
Deskripsi Karena saya tidak suka belajar menggunakan alat peraga Karna lama
[73]
Responden
Tidak hemat waktu
1
Kain flannel
Kain flannel
26
Koin Matematika, koin Koin Kotak pensil, Pensil warna Penghapus Pensil Pensil Matematika, pensil, penghapus, penggaris Manik-manik Matematika, manik-manik Karton Kursi, meja
Koin
5
Alat tulis
7
Manikmanik
2
Karton Kursi meja
6 7
&
3
17 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Kode
Deskripsi
(…) Kertas
Menarik
5.
6.
Menurutmu, apakah pemberian warna pada alat peraga membuatnya lebih menarik? (…) Ya (…) Tidak Warna apa yang kamu suka untuk alat peraga Matematika? (…) Gelap Sebutkan contoh warnanya! …………… …………… ………….. (…) Cerah Sebutkan contoh warnanya! …………… …………..… …………
Responden 3
(…) Plastik (...) Lainnya, sebutkan ...................... .............. Menarik
[74]
Kain flannel
Kain flannel
Manik-mank
manikmanik
3 3
2
29
Hijau tua, merah tua, biru tua, coklat, hitam Hitam, biru tua
Hitam
2
Merah, Kuning Pink, kuning Kuning dan orange, biru muda Biru muda, merah, orange, kuning, pink, hijau muda Biru muda, merah, hijau,kuning Merah Ping muda, merah muda Hijau muda, pink, biru, merah, kuning, ungu, oren
Kuning
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Deskripsi
Merah, biru, hijau, kuning, orange Merah, kuning, hijau Kuning Kuning Hijau muda, merah, kuning, orange Kuning, merah, orange Kuning, orange, merah Merah, kuning Merah, kuning, biru muda Merah, kuning, cokelat muda Putih, biru muda, orange, kuning Kuning, merah Kuning Merah, Kuning Kuning, merah Merah, kuning, cokelat muda Hijau muda, merah, kuning, orange Kuning, merah, orange Kuning, orange, merah Merah, kuning Merah, kuning, biru muda Merah Ping muda, merah muda Hijau muda, pink, biru, merah, kuning, ungu, oren Merah, biru,
Kode
Merah
[75]
Responden
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Deskripsi
Bergrad asi
7.
Apakah kamu lebih suka jika alat peraga yang sama dapat digunakan untuk berbagai materi pembelajaran yang berbeda? (…) Ya
Kode
hijau, kuning, orange Merah, kuning, hijau Biru muda, merah, orange, kuning, pink, hijau muda Merah, kuning Putih, biru Biru muda muda, orange, kuning Merah, kuning, biru muda Biru muda, emas Putih Putih Putih, biru muda, orange, kuning Merah, putih Orange Orange Merah, emas, orange Biru, hijau Hijau & biru
Lebih mudah digunakan Karena bisa belajar apa saja dengan satu alat Karena lebih mudah mengetahui Lebih mudah Lebih enak Karna tidak sulit Karena bisa digunakan berbagai
[76]
Responden
3
3
1
1
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
Bergrad asi
8.
Kode
Deskripsi
(…) Tidak Mengapa? Jelaskan! ………………… …………… ………… ………………… ………………… …… Jika dilihat dari beratnya, alat peraga Matematika manakah yang sesuai untuk kamu gunakan? (...) Ringan ( kurang dari 1,5 kg)
pelajaran Bagus Karena aku suka Karena bisa mengetahui banyak hal Karena suka belajar Karena lebih mudah Supaya pintar Karena bisa gampang cerdas Karena alat peraga bisa belajar materi apa saja Agar gampang Biar pintar Agar menjadi menarik Karena menyenangkan Karena alat peraga jam mainan hanya bias dipakai untuk materi jam saja Karena biar banyak alat peraganya
Ringan Karena tidak ringan KArena tidak terlalu berat ketika dibawa Mudah dipindahkan Ringan
[77]
Responden
4
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Autocorrecti on
Pertanyaan
9.
Deskripsi
(…) Sedang ( antara 1,5 sampai 3kg) (...) Berat ( lebih dari 3kg) Mengapa? Jelaskan! ………………… ………………… ………………… Manakah yang lebih kamu suka ketika belajar Matematika? (...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui kesalahanmu sendiri melalui alat peraga yang kamu gunakan.
(...) Saat belajar Matematika menggunakan alat peraga, kamu mengetahui
Kode
[78]
Responden 8
Karena biar membantu menemukan jawaban Karena alat peraga membuatku mengetahui kesalahan Karena saya lebih suka cari tau sendiri Karena saat belajar akan mengetahui sendiri Karena aku tidak mau diberi tahu guru dan teman Supaya mandiri Biar tau jawabannya sendiri Karena aku suka Aku lebih suka pakai alat peraga Lebih enak Biar pintar
Mandiri
27
Lebih suka
6
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Autocorrecti on
Pertanyaan
Deskripsi
kesalahanmu karena diberitahu guru atau temanmu. Mengapa?Jelaskan! ………………… ………………… 10. Apakah penggunaan alat peraga dapat membantumu untuk menemukan jawaban yang benar? (…) Ya
Karena bisa membantu menemukan jawaban Lebih mudah belajar, lebih mudah mencari jawaban Akan ketemu jawabannya Karena dapat membantu saat belajar Pertanyaan lebih mudah Karena lebih gampang Karena mudah Lebih mudah belajar dan lebih mudah menemukan jawaban Karna lebih ringan dan mudah Karena alat peraga dapat belajar lebih banyak Mempermudah menjawab Karena aku
Kode
Mudsh mendspst jawaban yang
[79]
Responden
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Indikator
Pertanyaan
(…) Tidak Mengapa? Jelaskan alasanmu! ………………… ………………...... ...... .............................. ..............................
Deskripsi semakin bisa lebih jelas Karena aku tidak tahu
Kode
[80]
Responden
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[81]
LAMPIRAN 3. INSTRUMEN VALIDASI PRODUK 3.1 TES 3.1.1
Instrumen Soal Tes Sebelum Divalidasi
1. Perhatikan gambar di bawah ini dengan cermat!
Jika buah apel tersebut dibagikan secara adil kepada 8 anak, maka berapa buah apel yang di dapat oleh masing-masing anak? Jawab:.................................................. 2. 24 – 8 – 8 – 8= 0 adalah bentuk pengurangan berulang dari 24 : ..... = 3 3. 14 : 2 dapat ditulis dalam bentuk 14 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = ..... 4. Perhatikan gambar di bawah ini dengan cermat!
Badak tersebut adalah milik kebun binatang Gembira Loka. Petugas kebun binatang telah menyiapkan 4 buah kandang untuk badak-badak tersebut. Kalimat pembagiannya adalah ..... : 4= .....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[82]
5. Coba perhatikan gambar kue dibawah ini!
Ibu membeli 8 buah kue. Kue tersebut akan diberikan kepada 2 orang anaknya. Apabila masing-masing anak mendapat kue dengan jumlah yang sama, maka berapa buah kue yang diterima oleh masing-masing anak? Jawab:.................................................. 6. Coba perhatikan gambar ikan dibawah ini!
Pak Yunus baru saja berlayar di laut dan membawa pulang 12 ekor ikan. Ikan-ikan tersebut akan dibagikan kepada Mia dan Daren secara adil. Berapa ekor ikan yang didapat oleh Mia dan Daren? Jawab:.................................................. 7. Coba perhatikan gambar keranjang dibawah ini!
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[83]
Dalam 5 hari, bu Yuyun dapat membuat 25 keranjang. Jika setiap hari Bu Yuyun membuat keranjang dengan jumlah yang sama, maka berapa jumlah keranjang yang dihasilkan oleh bu Yuyun dalam 1 hari? Jawab:.................................................. 8. Ibu memetik 35 butir kelapa dan hendak memasukkannya kedalam 5 keranjang. Kalimat pembagiannya adalah 35 :..... = ..... 9. Perhatikan gambar ayam dibawah ini!
Ayam-ayam tersebut adalah milik pak Fajar yang akan diberikan kepada 3 orang anaknya. Kalimat pembagiannya adalah ..... : 3= ..... 10.
Coba perhatikan gambar bola dibawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[84]
Fino memiliki 21 bola. Bola tersebut akan dipinjamkan kepada 3 orang temannya. Berapa jumlah bola yang diperoleh teman Fino, jika masing-masing mendapat bagian yang sama? Jawab:.................................................. 11.
Coba perhatikan gambar jeruk dibawah ini!
Nino baru saja membeli 24 buah jeruk yang akan diberikan kepada 4 orang adiknya. Berapa jumlah jeruk yang diterima oleh adik Nino jika masing-masing mendapat bagian yang sama? Jawab:.................................................. 12.
Hasil dari 21 : 3
= ....
13.
Hasil dari 6 : 3
= ....
14.
Hasil dari 20 : 10 = ....
15.
Hasil dari 8 : 4
16.
Hasil dari 40 : 10 = ....
17.
Hasil dari 24 :6
= ....
= ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18.
Hasil dari 30 : 10 = ....
19.
Hasil dari 9 : 3
= ....
20.
Hasil dari 36 : 6
= ....
21.
Hasil dari 81 :9
= ....
22.
Hasil dari 15 : 3
= ....
23.
Hasil dari 28 : 7
= ....
24.
Hasil dari 50 : 10 = ....
25.
Hasil dari 100 :5 = ....
[85]
26. Bila 35 : 5 adalah 7, maka hasil yang paling mendekati hingga ke puluhan terdekat dari 45 : 5 adalah.... a. 10 b. 20 c. 30
d. 40
27. Bila 21 : 3 adalah 7, maka hasil yang paling mendekati hingga ke puluhan terdekat dari 33 : 3 adalah .... a. 10 b. 20 c. 30
d. 40
28. Bila 99 : 11 adalah 9, maka hasil yang paling mendekati hingga ke puluhan terdekat dari 121 : 11 adalah .... a. 10 b. 20 c. 30
d. 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29. Bila 49 : 7 adalah 7, maka hasil yang paling mendekati hingga ke puluhan terdekat dari 63 : 7 adalah .... a. 10 b. 20 c. 30
d. 40
30. Bila 24 : 4 adalah 6, maka hasil yang paling mendekati hingga ke puluhan terdekat dari 32 : 4 adalah .... a. 10 b. 20 c. 30
d. 40
[86]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.2
[87]
Instrumen Soal Tes Sesudah Divalidasi
Nama : Kelas : Sekolah:
Bacalah petunjuk berikut ini sebelum mengerjakan!
Tulislah nama pada kolom yang disediakan. Baca dan pahami setiap soal dengan teliti. Kerjakan secara mandiri!
Jawablah dengan disediakan!
mengisi
titik-titik
(........)
yang
telah
1. Perhatikan gambar apel di bawah ini dengan cermat!
Jika buah apel tersebut dibagikan secara adil kepada 8 anak, maka berapa buah apel yang didapat oleh masing-masing anak? Jadi, …. apel : …. = …. 2. 14 : 2= 14 - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... = 0 Ada .... kali pengurangan sampai habis, jadi, 14 : 2 = .... 3. 24 : 8= 24 – ... – ... – ...= 0 Ada .... kali pengurangan sampai habis, jadi, 24 : 8 = .... 4. Perhatikan gambar badak dibawah ini dengan cermat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[88]
Badak tersebut adalah milik kebun binatang “Gembira Loka”. Petugas kebun binatang telah menyiapkan 4 buah kandang untuk badak-badak tersebut. Jadi, …. badak : …. = …. 5. Coba perhatikan gambar kue dibawah ini!
Ibu membeli 8 buah kue. Kue tersebut akan diberikan kepada 2 orang anaknya. Apabila masing-masing anak mendapat kue dengan jumlah yang sama, maka buah kue yang diterima oleh masing-masing anak? Jadi, …. kue : …. = …. 6. Coba perhatikan gambar ikan dibawah ini!
Pak Yunus baru saja berlayar di laut dan membawa pulang 12 ekor ikan. Ikan-ikan tersebut akan dibagikan kepada Mia dan Daren secara adil. Berapa ekor ikan yang didapat oleh Mia dan Daren? Jadi, …. ikan : …. = ….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[89]
7. Coba perhatikan gambar keranjang dibawah ini!
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Dalam 5 hari, bu Yuyun dapat membuat 25 keranjang. Jika setiap hari Bu Yuyun membuat keranjang dengan jumlah yag sama, maka berapa jumlah keranjang yang dihasilkan oleh bu Yuyun dalam 1 hari? Jadi, …. keranjang : …. = ….
8.
Ibu memetik 35 butir kelapa dan hendak memasukkannya kedalam 7 kotak. Kalimat pembagiannya adalah ..... : 7 = .....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[90]
9. Perhatikan gambar ayam dibawah ini!
Ayam-ayam tersebut adalah milik diberikan kepada 3 orang anaknya.
pak
Fajar
yang
akan
Kalimat pembagiannya adalah ..... : ..... = .....
10.
Coba perhatikan gambar bola dibawah ini!
Fino memiliki 21 bola. Bola tersebut akan dipinjamkankepada 3 orang temannya. Berapa jumlah bola yang diperoleh teman Fino, jika masing-masing mendapat bagian yang sama? Jawab:..................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11.
[91]
Coba perhatikan gambar jeruk dibawah ini!
Nino baru saja membeli 24 buah jeruk yang akan diberikan kepada 4 orang adiknya. Berapa jumlah jeruk yang diterima oleh adik Nino jika masing-masing mendapat bagian yang sama? Jadi, .... jeruk : .... = .... 12.
Hitunglah jumlah bola dibawah ini.
Lingkarilah gambar bola diatas ini dengan jumlah 3 bola pada setiap bagian. Hasil dari .... bola : 3 = .... bola 13.
Hitunglah jumlah meja dibawah ini.
Lingkarilah gambar meja diatas ini dengan jumlah 3 meja pada setiap bagian. Hasil dari .... meja : 3 = .... meja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14.
[92]
Hitunglah jumlah apel dibawah ini!
Lingkarilah gambar apel diatas ini dengan jumlah 10 apel pada setiap bagian. Hasil dari …. apel : 10 15.
= .... apel
Hitunglah jumlah kursi dibawah ini!
Lingkarilah gambar kursi diatas ini dengan jumlah 4 apel pada setiap bagian. Hasil dari …. kursi : 4 = .... kursi
16.
Hitunglah jumlah gunting dibawah ini!
Lingkarilah gambar gunting diatas ini dengan jumlah 10 gunting pada setiap bagian. Hasil dari …. gunting : 10 = .... gunting 17.
Hitunglah jumlah penggaris dibawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[93]
Lingkarilah gambar penggaris diatas ini dengan jumlah 4 penggaris pada setiap bagian. Hasil dari …. penggaris : 4 = .... penggaris 18.
Hitunglah jumlah batang kayu dibawah ini!
Lingkarilah gambar batang kayu diatas ini dengan jumlah 10 batang kayu pada setiap bagian. Hasil dari …. batang kayu : 10 = .... batang kayu 19.
Hitunglah jumlah crayon dibawah ini!
Lingkarilah gambar crayon diatas ini dengan jumlah 3 crayon pada setiap bagian. Hasil dari …. crayon : 3 = .... crayon 20.
Hitunglah jumlah buku dibawah ini!
Lingkarilah gambar buku diatas ini dengan jumlah 6 buku pada setiap bagian. Hasil dari …. buku : 6 = .... buku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21.
[94]
Hitunglah jumlah keranjang dibawah ini!
Lingkarilah gambar keranjang diatas ini dengan jumlah 9 keranjang pada setiap bagian. Hasil dari …. keranjang : 9 = .... keranjang 22.
Hitunglah jumlah sepatu dibawah ini!
Lingkarilah gambar sepatu diatas ini dengan jumlah 3 sepatu pada setiap bagian. Hasil dari …. sepatu : 3 = .... sepatu
23.
Hitunglah jumlah apel dibawah ini!
Lingkarilah gambar apel diatas ini dengan jumlah 7 apel pada setiap bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil dari …. apel : 7 24.
[95]
= .... apel
Hitunglah jumlah gunting dibawah ini!
Lingkarilah gambar gunting diatas ini dengan jumlah 10 gunting pada setiap bagian. Hasil dari …. gunting : 10 = .... gunting 25.
Hitunglah jumlah gunting dibawah ini!
Lingkarilah gambar gunting diatas ini dengan jumlah 5 gunting pada setiap bagian. Hasil dari …. gunting : 5 = .... gunting
26.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[96]
Ada berapa jumlah pensil diatas? .... Hasil dari ... pensil : 7 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 35 : 7 adalah ....
27.
Ada berapa jumlah penghapus diatas? .... Hasil dari ... penghapus : 3 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 21 : 7 adalah ....
28.
Ada berapa jumlah pensil diatas? .... Hasil dari ... pensil : 11 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 99 : 11 adalah .... 29.
Ada berapa jumlah tas diatas? .... Hasil dari ... gunting : 7 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 49 : 7 adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[97]
30.
Ada berapa jumlah gunting diatas? .... Hasildari ... gunting : 4 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 24 : 4 adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.3
Instrumen Hasil Validasi Soal oleh Ahli
[98]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[99]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[100]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[101]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[102]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[103]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[104]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[105]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[106]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[107]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[108]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[109]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[110]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.4 No. 1.
Rekapitulasi Hasil Validasi Soal oleh Ahli Skor
KomponenPenilaian Kesesuaian
1
2
3
Komentar/ 4
KI,
KD,
1
3
perilaku
yang
1
3
1
2
danindicator 2.
Kualitas dituntut
dalam
rmencerminkan
indikato keutuhan
perkembangan siswa 3.
Kesesuaian
indikator
1
1
dengan item soal yang diberikan 4.
Kesesuaian
indikator
2
1
3
dengan item soal yang diberikan 5.
Kesesuaian
indikator
3
4
dengan item soal yang diberikan 6.
Kesesuaian
indikator
4
1
3
1
3
dengan item soal yang diberikan 7.
Kesesuaian
indikator
5
dengan item soal yang diberikan 8.
Kesesuaian
indikator
6
4
dengan item soal yang diberikan 9.
Kesesuaian
indikator
7
dengan item soal yang diberikan
1
3
Saran
[111]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No. 10.
Skor
KomponenPenilaian Kesesuaian
indikator
1
2
3
8
Komentar/ 4 4
dengan item soal yang diberikan 11.
Penggunaan
bahasa
Indonesia dan tata tulis baku pada instrumen tes
2
2
Saran
[112]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.5
Uji Keterbacaan Soal oleh Siswa
[113]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[114]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[115]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[116]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[117]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[118]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[119]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[120]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[121]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[122]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[123]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[124]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[125]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[126]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[127]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[128]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.6
Hasil Uji Validitas
[129]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.1.7
Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .826
N of Items .873
26
[130]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[131]
3.2 KUESIONER 3.2.1
Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Produk
Indikator
Deskriptor
Autoeducation
1. Membantu siswa memahami konsep Matematika. 2. Siswa belajar secara mandiri 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri. 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa. 2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda. 2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa. 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar. 2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar.
Autocorrection
Menarik Bergradasi
Kontekstual
Nomor Item 1,2
7,8
3,4 5,6
9,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.2
Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli
[132]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[133]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[134]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.3
[135]
Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa SD Setara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[136]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[137]
LAMPIRAN 4. DESAIN 4.1
Papan Pembagian 32cm
1cm 1
2
3
4
5
6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
3cm
0,8cm
31cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2
[138]
Kotak Penyimpanan 18 cm
7 cm
7,3 cm
29 cm
7,3 cm
7,3 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.3
[139]
Kotak Kartu Soal
7 cm 4 cm
10 cm
7 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.4
[140]
Sampul Album
Album Pembelajaran Papan Pembagian
Oleh: Brigitta Ida Chrisna Murti 111134203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5. VALIDASI PRODUK 5.1 Hasil Validasi Produk oleh Ahli
[141]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[142]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[143]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[144]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[145]
LAMPIRAN 6. UJI COBA LAPANGAN TERBATAS 6.1 Soal Pretest/ Posttest PRETEST & POSTTEST Bacalah petunjuk berikut ini sebelum mengerjakan!
Tulislah nama pada kolom yang disediakan. Baca dan pahami setiap soal dengan teliti. Kerjakan secara mandiri. Jawablah dengan mengisi titik-titik (........) yang telah disediakan!
1. 14 : 2= 14 - ... - ... - ... - ... - ... - ... - ... = 0 Ada .... kali pengurangan sampai habis, jadi, 14 : 2 = .... 2. 24 : 8= 24 – ... – ... – ...= 0 Ada .... kali pengurangan sampai habis, jadi, 24 : 8 = .... 3. Coba perhatikan gambar kue dibawah ini!
Ibu membeli 8 buah kue. Kue tersebut akan diberikan kepada 2 orang anaknya. Apabila masing-masing anak mendapat kue dengan jumlah yang sama, maka buah kue yang diterima oleh masing-masing anak? Jadi, .... kue : .... = .... 4. Coba perhatikan gambar jeruk dibawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[146]
Nino baru saja membeli 24 buah jeruk yang akan diberikan kepada 4 orang adiknya. Berapa jumlah jeruk yang diterima oleh adik Nino jika masing-masing mendapat bagian yang sama? Jadi, .... jeruk : .... = .... 5. Hitunglah jumlah bola dibawah ini.
Lingkarilah gambar bola diatas ini menjadi 3 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... bola : 3 = .... bola 6. Hitunglah jumlah kursi dibawah ini
Lingkarilah gambar kursi diatas ini menjadi 4 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... kursi : 4 = .... kursi 7. Hitunglah jumlah apel dibawah ini.
Lingkarilah gambar apel diatas ini menjadi 10 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... apel : 10= .... apel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[147]
8. Hitunglah jumlah crayon dibawah ini.
Lingkarilah gambar crayon diatas ini menjadi 3 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... crayon : 3= .... crayon 9. Hitunglah jumlah pemggaris dibawah ini.
Lingkarilah gambar penggaris diatas menjadi 4 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... penggaris : 4 = ....penggaris 10.
Hitunglah jumlah kayu dibawah ini.
Lingkarilah gambar kayu diatas menjadi 10 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... kayu : 10= ....kayu 11.
Hitunglah jumlah gunting dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[148]
Lingkarilah gambar gunting diatas ini menjadi 5 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... gunting : 5 = .... gunting 12.
Hitunglah jumlah meja dibawah ini.
Lingkarilah gambar meja diatas ini menjadi 3 bagian dengan jumlah yang sama pada setiap bagian. Hasil dari .... meja : 3= ....meja
13.
Ada berapa jumlah gunting diatas? .... Hasil dari ... gunting : 4 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 36 : 4 adalah .... 14.
Ada berapa jumlah penghapus diatas? .... Hasildari ... penghapus : 7 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 21 : 7 adalah .... 15.
Ada berapa jumlah tas diatas? ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[149]
Hasildari ... penghapus : 7 adalah .... Maka puluhan yang paling mendekati dari 49 : 7 adalah ....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.2 Hasil Validasi Produk oleh Siswa
[150]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[151]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 7. SURAT 7.1 Surat Ijin Melaksanakan Validasi di SD Setara
[152]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.2 Surat Ijin Melaksanakan Penelitian
[153]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.3 Surat Telah Melaksanakan Uji Validasi di SD Setara
[154]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7.4 Surat Telah Melaksanakan Penelitian
[155]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[156]
LAMPIRAN 8. DOKUMENTASI
Gambar 1: Siswa mengerjakan Pre-test
Gambar 3: Peneliti memberikan cotoh penggunaan alat peraga papan pembagian kepada siswa
Gambar 2: Peneliti mengenalkan bagian-bagian dari alat peraga papan pembagian
Gambar 4: Peneliti dan siswa bersamasama menggunakan alat peraga papan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5: Siswa mencoba menggunakan alat peraga papan pembagian
[157]
Gambar 6: Siswa mencoba menggunakan alat peraga papan pembagian
Gambar 5: Siswa mencoba menggunakan alat peraga papan pembagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 9. ALBUM KONSEP PEMBAGIAN MENGGUNAKAN PAPAN PEMBAGIAN 1. Tema Pembelajaran: Pengantar 1.1 Alat Peraga: 1.1.1
Papan pembagian
1.1.2
Kotak penyimpanan yang berisi:
1.1.2.1 Manik-manik pembagian 1.1.2.2 Pion pembagi 1.1.2.3 Mangkok
[158]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.1.3
[159]
Kartu soal
1.2 Tujuan langsung: anak dapat mengenal alat peraga yang baru untuk melakukan operasi hitung pembagian. 1.3 Usia: 8 tahun 1.4 Syarat: anak dapat membilang 1.5 Presentasi: 1.5.1
Direktris menyiapkan area kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.2
[160]
Anak diajak untuk bermain mengenal konsep pembagian. Direktris berkata, “Mari kita belajar pembagian dengan papan pembagian!”
1.5.3
Anak diminta untuk membatu direktris menyiapkan alat peraga.
1.5.4
Anak diminta untuk duduk di sebelah kiri direktris, atau disebelah kanan direktris jika ia kidal.
1.5.5
Direktris meletakkan papan pembagian di depan anak.
1.5.6
Direktris mengenalkan papan pembagian kepada anak dengan berkata “Ini papan pembagian”.
1.5.7
Direktris mengenalkan bagian-bagian pada papan pembagian. Direktris memulai dengan menunjuk bilangan 1 sampai 20. “Bilangan 1 sampai 20 yang tersusun dari kiri ke kanan adalah bilangan pembagi”. Sambil menunjuk lubang pada area hijau, direktris berkata, “Ini adalah lubang untuk meletakkan pion pembagi”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[161]
Sambil menunjuk lubang-lubang yang lebih kecil, direktris berkata “Ini adalah lubang untuk meletakkan manik-manik pembagian”.
1.5.8
Direktris meletakkan kotak penyimpanan di depan anak.
1.5.9
Direktris mengenalkan kotak penyimpanan yang berisi manikmanik dan pion-pion. Sambil menunjuk kotak penyimpanan, direktris berkata “Ini kotak penyimpanan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[162]
1.5.10 Direktris membuka kotak penyimpanan dan menunjuk manikmanik
pembagian.
Direktris
mengenalkan
manik-manik
pembagian kepada anak dengan berkata “Ini manik-manik pembagian”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[163]
1.5.11 Direktris menunjuk manik berwarna merah dan berkata “Ini manik ratusan”.
1.5.12 Direktris menunjuk manik berwarna biru dan berkata “Ini manik puluhan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[164]
1.5.13 Direktris menunjuk manik berwarna hijau dan berkata “Ini manik satuan”
1.5.14 Direktris bertanya kepada anak “Mana manik ratusan?”, “Mana manik puluhan?”, “Mana manik satuan?” 1.5.15 Direktris menjelaskan bahwa 10 manik satuan dapat ditukar dengan 1 manik puluhan, sedangkan 10 manik puluhan dapat ditukar dengan 1 manik ratusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[165]
1.5.16 Direktris mengambil pion pembagi dari kotak penyimpanan. Direktris mengenalkan pion pembagi kepada anak dengan berkata “Ini pion pembagi”
2. Tema Pembelajaran: Pembagian Sebagai Pengurangan Berulang 2.1 Alat Peraga: 2.1.1
Papan pembagian
2.1.2
Kotak penyimpanan yang berisi:
2.1.2.1 Manik-manik pembagian 2.1.2.2 Pion pembagi 2.1.3
Kartu soal
2.2 Tujuan langsung: anak dapat memahami konsep pembagian sebagai pengurangan berulang. 2.3 Usia: dari usia 8 tahun 2.4 Syarat: Anak dapat membilang& mengetahui nilai tempat 2.5 Presentasi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[166]
2.5.1
Direktris menyiapkan area kerja.
2.5.2
Anak diminta untuk membantu direktris menyiapkan alat peraga.
2.5.3
Anak diminta untuk duduk di sebelah kiri direktris, atau disebelah kanan direktris jika ia kidal.
2.5.4
Direktris meletakkan alat peraga di depan anak.
2.5.5
Direktris mengambil salah satu kartu soal tentang pengurangan berulang, misalnya 12 : 4 =... – ... – ... = 0
2.5.6
Direktris mengambil manik-manik satuan sebanyak 12 butir dan diletakkan dalam mangkok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5.7
[167]
Direktris mengambil 4 pion dan meletakkannya dibawah angka 1-4.
Direktris mengurangkan 4 manik-manik dan diberikan kepada masing-masing pion. Langkah ini diulangi hingga 12 manikmanik tersebut habis dikurangi. Berarti 12 : 4 = 4 – 4 – 4 = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5.8
[168]
Direktris menghitung ada berapa kali pengurangan hasil dari 12 : 4 = ... – ... – ... = 0. Jawabannya ada 3 kali.
2.5.9
Direktris memperlihatkan jawaban yang ada disebalik kartu soal.
2.5.10 Kemudian direktris mengambil soal yang berbeda, yaitu 12 : 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[169]
2.5.11 Direktris berkata “4 adalah bilangan pembagi”. Direktris mengambil pion sebanyak 4 dan meletakkan pada lubang pion.
Kemudian
mengambil
12
manik-manik
satuan
membagikan manik-manik tersebut kepada 4 pion.
dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[170]
2.5.12 Direktris meminta anak untuk menghitung jumlah manikmanik yang didapat oleh masing-masing pion. Dari hasil pembagian ini dapat dilihat bahwa ada 3 baris manik-manik, pada setiap baris berisi 4 manik-manik.
2.5.13 Direktis memperlihatkan jawaban disebalik kartu soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.5.14 Direktris
menjelaskan
pembagian
sebagai
pengurangan
berulang dengan membandingkan 2 contoh soal tersebut. 2.5.15 Kegiatan ini diulang hingga anak benar-benar paham. 2.6 Pengendali kesalahan:
Setiap lubang hanya dapat diisi satu manik-manik
Jawaban pada kartu soal
[171]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[172]
3. Tema Pembelajaran: Pembagian Bilangan Sampai dengan 100 Menggunakan Bilangan Pembagi 1-10 3.1 Alat Peraga: 3.1.1
Papan pembagian
3.1.2
Kotak penyimpanan yang berisi:
3.1.2.1 Manik-manik pembagian 3.1.2.2 Pion pembagi 3.1.3 3.2 Tujuan
Kartu soal langsung:
anak
dapat
memahami
konsep
pembagian
menggunakan bilangan pembagi 1-10. 3.3 Usia: dari usia 8 tahun 3.4 Syarat: Anak dapat membilang, mengetahui nilai tempat, serta memahami pembagian sebagai pengurangan berulang. 3.5 Presentasi: 3.5.1
Direktris menyiapkan area kerja.
3.5.2
Anak diminta untuk membantu direktris menyiapkan alat peraga.
3.5.3
Anak diminta untuk duduk di sebelah kiri direktris.
3.5.4
Direktris meletakkan alat peraga di depan anak.
3.5.5
Direktris mengambil salah satu kartu soal yang menggunakan bilangan pembagi 1-10, misalnya kartu soal 18 : 6. Direktris berkata “ Delapanbelas dibagi enam”. Direktris meminta anak untuk mengikuti ucapan direktris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5.6
Direktris berkata, “Enam adalah bilangan pembagi”.
3.5.7
Direktris bertanya, “Mana bilangan pembagi?”
3.5.8
Anak menunjuk bilangan 6.
3.5.9
Direktris menulis soal pada lembar kerja.
[173]
3.5.10 Direktris menunjukkan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan alat peraga. Direktris mengambil pion pembagi satu persatu sebanyak 6 yang diletakkan pada lubang bilangan 1 hingga lubang bilangan 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[174]
3.5.11 Direktris mengambil manik-manik satu persatu sejumlah 18 dan meletakkannya pada mangkok hijau. Direktris membagi manik-manik kepada dua pion. Jumlah manik-manik yang didapat oleh masing-masing pion harus sama.
3.5.12 Anak diminta menghitung jumlah manik-manik pada pion 1 hingga pion 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[175]
3.5.13 Anak diminta untuk menulis tanda sama dengan (=) pada lembar kerja. Kemudian anak menuliskan jawaban dari soal tersebut. 3.5.14 Direktris bertanya kepada anak, “Jadi, berapa hasil dari 18 : 6?” 3.5.15 Anak menjawab pertanyaan tersebut kemudian direktris mengecek jawaban anak dengan menghitung jumlah manikmanik dan memperlihatkan jawaban disebalik kartu soal. 3.5.16 Anak melanjutkan latihannya sendiri menggunakan kartu soal lain dengan bilangan pembagi 1-10. 3.6 Pengendali kesalahan:
Jumlah manik-manik pada setiap pion harus sama.
Setiap lubang hanya dapat diisi satu manik-manik
Jawaban pada kartu soal
4. Tema Pembelajaran: Pembagian Bilangan Sampai dengan 500 Menggunakan Bilangan Pembagi 1-20. 4.1 Alat Peraga: 4.1.1
Papan pembagian
4.1.2
Kotak penyimpanan yang berisi:
4.1.2.1 Manik-manik pembagian 4.1.2.2 Pion pembagi 4.1.3
Kartu soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2 Tujuan
langsung:
anak
dapat
memahami
konsep
[176]
pembagian
menggunakan bilangan pembagi 1-20. 4.3 Usia: dari usia 8 tahun 4.4 Syarat: Anak dapat membilang & mengetahui nilai tempat 4.5 Presentasi: 4.5.1
Direktris menyiapkan area kerja.
4.5.2
Anak diminta untuk membantu direktris menyiapkan alat peraga.
4.5.3
Anak diminta untuk duduk di sebelah kiri direktris.
4.5.4
Direktris meletakkan alat peraga di depan anak.
4.5.5
Direktris mengambil salah satu kartu soal yang menggunakan bilangan pembagi 1-20, misalnya soal 121 : 11. Direktris berkata “Seratus dua puluh satu dibagi sebelas”. Direktris meminta anak untuk mengikuti ucapan direktris.
4.5.6
Direktris berkata, “sebelas adalah bilangan pembagi”.
4.5.7
Direktris bertanya, “Mana bilangan pembagi?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.5.8
Anak menunjuk bilangan 11.
4.5.9
Direktris menulis soal pada lembar kerja.
[177]
4.5.10 Direktris menunjukkan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan alat peraga. Direktris mengambil pion pembagi satu persatu sebanyak 11 yang diletakkan pada lubang bilangan 1, hingga lubang bilangan 11.
4.5.11 Direktris mengambil satu manik merah dan meletakkannya pada mangkok berwarna merah. Kemudian mengambil dua manik-manik biru dan diletakkan pada mangkok berwarna biru. Dan yang terakhir satu manik hijau diletakkan pada mangkok hijau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[178]
Direktris membagi manik-manik kepada sebelas pion.
Manik merah tidak dapat dibagikan secara adil kepada sebelas pion. Direktris menukar manik tersebut dengan 10 manik puluhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[179]
Manik-manik biru tersebut dibagikan kepada sebelas pion dengan jumlah yang sama pada setiap pion.
Tersisa satu manik biru yang tidak dapat dibagikan kepada sebelas pion. Direktris menukar manik tersebut dengan sepuluh manik satuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[180]
Manik-manik hijau tersebut dibagikan kepada sebelas pion dengan jumlah yang sama pada setiap pion.
4.5.12 Anak diminta menghitung jumlah manik-manik pada satiap pion.. 4.5.13 Anak diminta untuk menulis tanda sama dengan (=) pada lembar kerja. Kemudian anak meuliskan jawaban dari soal tersebut. 4.5.14 Direktris bertanya kepada anak, “Jadi, berapa hasil dari 121 : 11?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[181]
4.5.15 Anak menjawab pertanyaan tersebut kemudian direktris mengecek jawaban anak dengan mengitung jumlah manikmanik dan memperlihatkan jawaban disebalik kartu soal. 4.5.16 Anak melanjutkan latihannya sendiri menggunakan kartu soal lain dengan bilangan pembagi 1-20. 4.6 Pengendali kesalahan:
Jumlah manik-manik pada setiap pion harus sama.
Setiap lubang hanya dapat diisi satu manik-manik
Jawaban disebalik kartu soal