PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI DI SD KANISIUS WIROBRAJAN
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Henricus Dwi Atmaja 101134102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah sederhana ini Penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria karena selalu memberikan rahmat dan kasih yang melimpah didalam kehidupan ini. 2. Ibu dan Bapak yang telah setia mendampingi dan tidak pernah berhenti memberikan dukungan kepada saya sampai saat ini. 3. Kakek dan kakakku yang telah mendukung saya selama ini. 4. Teman-teman yang telah mendukung dalam doa.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh keperayaan, kamu akan menerimanya. (Matius:21.22)
Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua. (Aristoteles)
Titipkan cita-cita pada imajinasi tanpa batas, biarkan ia terbang tinggi. (Anies Baswedan)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 7 Juli 2014 Penulis,
Henricus Dwi Atmaja
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Henricus Dwi Atmaja
Nomor Mahasiswa
: 101134102
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI DI SD KANISIUS WIROBRAJAN Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 7 Juli 2014 Yang menyatakan,
Henricus Dwi Atmaja
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI DI SD KANISIUS WIROBRAJAN Oleh: Henricus Dwi Atmaja NIM: 101134102 Penelitian ini dilatarbelakangi mata pelajaran PKn sebagai pendidikan nilai yang harus sadari oleh seluruh masyarakat sebagai warga negara. Kesadaran akan nilai mampu mengarahkan masyarakat untuk hidup lebih baik dalam bernegara. Maka dari itu perlu adanya kesadaran nilai sejak dini melalui proses belajar di sekolah terutama tingkat SD. Nilai yang akan di tanamkan adalah nilai demokrasi, sehingga melalui penelitian ini diharapkan adanya kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada materi menghargai keputusan bersama siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan pada tahun ajaran 2013-2014. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-eksperimental tipe nonequivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah adalah siswa kelas VA sabagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner sebagai pretest dan posttest lalu diolah menggunakan program komputer yaitu SPSS 20 For Windows dengan menggunakan tiga tahapan, yaitu uji normalitas data, uji homogenitas skor pretest, uji kenaikan skor pretest ke posttest untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukan bahwa PPR memiliki pengaruh akan kesadaran siswa terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan. Hal ini ditunjukan dari hasil analisis statistik data prestest ke posttest pada masing-masing kelas. Kelas kontrol mendapat peningkatan 2,45 % dengan signifikansi 0,084 yang berarti tidak ada peningkatan yang signifikan. Pada kelas eksperimen mendapat peningkatan sebesar 3,53 % dengan signifikansi 0,005 yang artinya ada peningkatan yang signifikan. Jadi, Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Kata kunci: Mata pelajaran PKn, nilai demokrasi, Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE REFLECTIVE PEDAGOGY IMPLEMENTATION IN CIVIC EDUCATION TOWARD STUDENTS’ AWARENESS OF DEMOCRACY VALUE IN WIROBRAJAN KANISIUS ELEMENTARY SCHOOL By: Henricus Dwi Atmaja Student Number: 101134102 The consideration of this research was supported by Civic Education as a value education that must be noticed by the whole citizens. The awareness of value enabled the society to live a better life in a good citizenship. Therefore, it was needed to earlier build the value awareness through the learning process in elementary school. Learning democracy value was chosen to build students’ awareness toward the importance of democracy value. This research aimed at finding out the effect of reflective pedagogy paradigm toward the democracy value involved in Civic Education subject, particularly, in the material of appreciating decision for the fifth grade of Wirobrajan Kanisius Elementary School batch 2013-2014. This research conducted a nonequivalent control group design as the type of quasi-experimental. The research target was the students of grade VA, as the experimental group, and the students of grade VB, as the control group. Data gathering technique of this research was conducted by distributing questionnaire as the form of pretest ang post test. The data was then analyzed by utilizing SPSS 20 For Windows application thorgh three steps, namely the test of normality data, the best of pretest score homogenity, and the test of pretest-to-post increasing score of both experimental an control group. In conclusion, the result of this research indicated that reflective pedagogy paradigm influenced student’ awareness toward democracy value involved in Civic Education subject for the fifth grade student in Wirobrajan Kanisius Elementary School. The result showed by the result score in the pretest an posttest of the experiment an control groups. In control group obtain 2,24% with price of sig in amount 0,084 that have not significant rising. In eksperimental group obtain 3,53% with price of sig in amount 0,005 that have significant rising. Thus, reflective pedagogy paradigm significantly influenced students’ awareness of democracy value. Keywords: Civic Education subject, democracy value, reflective pedagogy paradigm.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji Syukur kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM MATA PELAJARAN PKn TERHADAP KESADARAN SISWA AKAN NILAI DEMOKRASI DI SD KANISIUS WIROBRAJAN, tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D selaku Wakaprodi PGSD. 4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku pembimbing I yang telah membimbing penelitian dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A selaku pembimbing II yang telah membimbing penelitian dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan. 6. Bapak Hr. Klidiatmoko kepala sekolah SD K Wirobrajan yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di SD K Wirobrajan. 7. Ibu Lia Pratiwi, S.Pd, selaku guru mitra SD penelitian yang sudah banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 8. Siswa kelas VA dan VB SD K Wirobrajan yang telah bekerjasama dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan lancar. 9. Segenap dosen PGSD S-1, terima kasih atas bantuannya selama ini. 10. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian hingga skripsi ini selesai.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Kedua orangtua, Bapak Mulyadi dan Ibu Wiji Kusmini yang telah mendukung dalam segala bentuk motivasi dalam pengerjaan karya ilmiah ini. 12. Kakekku Noto Parman dan Kakakku Ag. Setyawan yang telah mendukung dan memberikan motivasi. 13. Teman spesialku, terima kasih atas segala perhatian, kesabaranmu dan motivasimu untuk membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. Dengan semua motivasi, saran, tenaga dan pikiranmu yang selalu setia menemani perjuanganku. 14. Teman-teman satu kelompok payung PKn (Mila, Nisa, Windy, Vera, Astri dan Ridho) yang banyak memberikan masukan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini. 15. Sahabat-sahabat ku (Fendi, Andreas, Huda, Hananta, Muhtar, Eka, Bowo, Yudhi, Tri, Lia, Priyanti dan Rangga) yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu penulis secara spiritual maupun material dari awal hingga tugas akhir ini selesai. Penulis mengucapkan terima kasih. Penulis sadar penuh bahwa karya ilmiah ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan. Namun, penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang akan melakukan penelitian ilmiah. Yogyakarta, 26 Juni 2014 Peneliti,
Henricus Dwi Atmaja
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................................. vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DARTAR GAMBAR ........................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 7 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 7 2.1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ......................................... 7 2.1.2 Kesadaran ................................................................................................. 9 2.1.3 Nilai ........................................................................................................ 11 2.1.4 Demokrasi .............................................................................................. 14 2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif................................................................ 18 2.2 Penelitian-Penelitian yang Relevan ............................................................. 22 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25 2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 26 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 27 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 27 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 28 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 30 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 30 3.5 Instrumen Penelitian .................................................................................... 31 3.6 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 36 3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 43 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 47 4.1 Hasil Penelitian........................................................................................... 47 4.1.1 Peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi dengan PPR .................... 47 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 66 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 66
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 67 5.3 Saran ............................................................................................................ 67 DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 68 LAMPIRAN ......................................................................................................... 71 CURRICULUM VITAE ................................................................................... 222
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................... 29 Tabel 3.2 Indikator Kuesioner............................................................................... 32 Tabel 3.3 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner ............................................................. 33 Tabel 3.4 Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Kesadaran Nilai Demokrasi ........... 35 Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 37 Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas................................................................................. 39 Tabel 3.7 Hasil Item Valid .................................................................................... 41 Tabel 3.8 Kualifikasi Koefisien Korelasi .............................................................. 43 Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas ................................................................................... 43 Tabel 3.10 Tabel Pengumpulan Data .................................................................... 44 Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest .................................... 49 Tabel 4.2 Uji Homogenitas Skor Pretest .............................................................. 50 Tabel 4.3 Perbandingan skor Kelompok Kontrol dan Kelompok Eskperimen ..... 51 Tabel 4.4 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ................................................. 54 Tabel 4.5 Perbandingan Skor Posttest .................................................................. 56
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif ......................... 20 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 27 Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian............................................................ 31 Gambar 4.1 Perbandingan antara Skor Pretest dan Posttest ................................. 54 Gambar 4.2 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Pretest ................................. 56 Gambar 4.3 Siswa Kelas Kontrol Mengerjakan Pretest ....................................... 57 Gambar 4.4 Guru Menerangkan Materi Di Kelas Eksperimen ............................. 58 Gambar 4.5 Siswa Kelas Eksperimen Antusias Menjawab Pertanyaan ............... 58 Gambar 4.6 Siswa Di Kelas Eksperimen Memperhatikan Video ........................ 58 Gambar 4.7 Siswa Di Kelas Kontrol Kurang Memperhatikan Guru ................... 59 Gambar 4.8 Siswa Kelas Eksperimen Membuat Peta Konsep .............................. 59 Gambar 4.9 Siswa Kelas Kontrol Merangkum Materi.......................................... 59 Gambar 4.10 Siswa Kelas Eksperimen Mengerjakan Posttest ............................. 60 Gambar 4.11 Siswa Kelas Kontrol Mengerjakan Posttest .................................... 60 Gambar 4.12 Guru Menerangkan Materi Menggunakan Gambar ........................ 63 Gambar 4.13 Siswa Antusias Menyimak Video ................................................... 63 Gambar 4.14 Siswa Menulis Refleksi ................................................................... 64 Gambar 4.15 Siswa Mengerjakan Kliping ............................................................ 65
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Kelompok Eksperimen ......................................................... 72 Lampiran 2. RPP Kelompok Eksperimen ............................................................. 82 Lampiran 3. RPP Kelompok Kontrol .................................................................. 113 Lampiran 4. LKS Kelompok Eksperimen ........................................................... 123 Lampiran 5. Validitas Kuesioner ........................................................................ 133 Lampiran 6. Hasil Validitas Kuesioner ............................................................... 143 Lampiran 7. Hasil Kuesioner Pretest dan Posttest.............................................. 153 Lampiran 8. Rekap Hasil Kuesioner Kelompok Kontrol .................................... 173 Lampiran 9. Rekap Hasil Kuesioner Kelompok Eksperimen ............................. 176 Lampiran 10. Hasil Analisis Data ....................................................................... 179 Lampiran 11. Gambar Pengamatan Kelas Kontrol ............................................. 184 Lampiran 12. Gambar Penelitian Kelas Eksperimen .......................................... 188 Lampiran 13. Hasil Pekerjaan Siswa .................................................................. 194 Lampiran 14. Refleksi Pembelajaran Siswa........................................................ 209 Lampiran 15. Instrumen Validasi ........................................................................ 216 Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 218 Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 220
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab I ini peneliti membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Menurut Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta kemampuan yang diperlukan masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan Kewarganegaraan termasuk salah satu mata pelajaran yang penting, karena Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan di seluruh tingkat pendidikan, dimulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan Tinggi. Hakikat atau intisari dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan nilai dan moral. Menurut Djahiri (1991:6) Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai dan moral yang diharapkan mampu menampilkan perangkat tatanan nilai, moral dan norma pancasila dan selalu menunjukkan ketertarikan isi pesan sila-sila pancasila. Sebagai pendidikan nilai, Pendidikan Kewarganegaraan akan membantu peserta didik dalam mengembangkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang termuat dalam hal yang menjadi objek pembahasannya. Tujuannya untuk membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang masyarakat dan warga negara yang baik. Menurut Djahiri (1991:12) Pendidikan Kewarganegaraan bukanlah pelajaran hafalan semata, melainkan untuk diamalkan secara penuh penghayatan, keyakinan dan nalar. Hal tersebut juga disampaikan oleh Winaputra (2008:29) yaitu dalam strategi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, siswa tidak hanya mempelajari materi pelajaran, tetapi mempelajari materi sekaligus praktik,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
berlatih dan mampu membakukan diri bersikap dam berperilaku sebagai materi yang dipelajari. Pendidikan nilai tidak terpisah oleh adanya kesadaran dalam diri seseorang tersebut. Jika pendidikan nilai diterapkan dalam mata pelajaran tertentu, namun tidak didukung oleh kesadaran, maka nilai tersebut tidak terealisasikan secara maksimal. Penanaman nilai dan moral yang terkandung di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat dilakukan secara instan. Perlu proses mendalam untuk mampu menerapkan nilai yang terkandung dalam pembelajaran PKn di kehidupan nyata. Pendekatan konvensional yang selama ini dipakai untuk mengajar PKn kurang memberikan dampak yang memuaskan untuk keberhasilan penanaman nilai dan moral. Belajar nilai dan moral tidak cukup dengan pola pembelajaran dengan memberi ringkasan materi, guru menerangkan siswa mencatat lalu siswa mengerjakan soal-soal latihan. Kesadaran mereka akan nilainilai kehidupan akan sulit terbentuk apabila menggunakan pendekatan konvensional secara terus-menerus. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik untuk memberikan pemahaman kesadaran pada diri peserta didik akan perlunya nilai-nilai kehidupan. Akan tetapi kesadaran akan nilai-nilai kehidupan tidak dapat diajarkan secara indoktrinasi namun melalui proses penemuan oleh peserta didik sendiri, melalui pemahaman, pengalaman, kesadaran, internalisasi nilai, membentuk keyakinan, komitmen dan mewujudkan nilai (dalam Yustina, 2010: 27). Menurut Subagyo (2010:18) Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan sebagai pengantar pendidikan nilai dan moral di dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PPR menekankan sebuah proses yang tidak berhenti pada pencapaian kompetensi dan ketrampilan, tetapi merupakan proses refleksi untuk menemukan dan menginternalisasikan nilai-nilai kehidupan. Dengan PPR peserta didik dimungkinkan untuk menemukan dan mengalami sendiri nilai-nilai kehidupan yang ingin dikembangkan untuk selanjutnya pengalaman tersebut direfleksikan untuk membangun kecakapan peserta didik dalam konteks dan hubungannya dengan diri sendiri, sesama, alam ciptaan dan Tuhan. Refleksi tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
diinternalisasikan menjadi keyakinan nilai. Dengan keyakinan nilai-nilai yang ditemukan dalam refleksi tersebut terbangun komitmen dalam diri peserta didik untuk selanjutnya komitmen tersebut diwujudkan dalam tindakan nyata. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) menggerakan seorang pribadi supaya lebih memuliakan Allah dan lebih membantu sesama. Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) mempunyai keunggulan dimana siswa dan guru menjadi belajar untuk mengembangkan kompetensi secara utuh (Competence), mengasah kepekaan dan mempertajam hati nurani (Consience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesama (Compassion). Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif ini dapat dikatakan menuju pada tujuan pendidikan dimana siswa menjadi pribadi yang utuh dan bermakna bagi sesama manusia (forming men and women for others) (Subagyo, 2010:21). Menurut Subagyo (2010:43), pedagogi merupakan sebuah cara guru mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi siswa. Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan. Menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa supaya mempunyai nilai kemanusiaan, haruslah diberi pengalaman dan memfasilitasinya dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut. Selain itu siswa diberi perntanyaan atas aksi yang akan dilakukan sesuai dengan nilai tersebut. Pengalaman bagi siswa selama pembelajaran juga ditekankan supaya siswa dapat terlibat langsung. Pengalaman ini diberikan dengan maksud siswa dapat menemukan sendiri nilai-nilai yang sedang mereka pelajari. Kemudian guru memberikan refleksi atas pengalaman dimana refleksi tersebut dilakukan supaya siswa dapat memahami akan nilai yang sudah dipelajarinya. Pemahaman akan nilai tersebut selanjutnya menjadi rumusan bagi tindakan siswa selanjutnya dalam kegiatan aksi, barulah guru dapat mengevaluasinya. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru tidak hanya dalam ranah kognitif saja, tetapi juga melihat pribadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
siswa, apakah siswa mengalami perkembangan setelah mengikuti pembelajaran atau tidak. Dari paparan di atas solusi yang dapat digunakan peneliti yaitu Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang diduga dapat membangkitkan kemampuan siswa. PPR akan membantu siswa untuk menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif membantu siswa menemukan sendiri melalui pengalaman yang dibantu refleksi bersama guru dan melakukan aksinya dalam kehidupan sehari-hari. PPR juga diharapkan mampu membantu siswa menemukan dan mengembangkan nilai-nilai yang ada dalam PKn. Penelitian ini akan dibatasi pada pengaruh penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran akan nilai demokrasi dan mengetahui perbandingan penggunaan PPR dengan metode konvensional untuk meningkatkan kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn Standar Kompetensi 4. Menghargai keputusan bersama pada siswa kelas V SD K Wirobrajan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1.2.1
Apakah pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi memahami keputusan bersama siswa kelas V SD K Wirobrajan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014?
1.2.2
Apakah kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) melalui pembelajaran Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) lebih signifikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Untuk mengetahui pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi memahami keputusan bersama siswa kelas V SD K Wirobrajan pada semester genap tahun ajaran 2013-2014. 1.3.2
Untuk mengetahui pengaruh kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) melalui pembelajaran Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) lebih signifikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti: 1.4.1.1 Peneliti dapat membuktikan pengaruh Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1.4.1.2 Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam merancang pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
(PKn)
menggunakan
Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) 1.4.1.3 Menjadi inspirasi bagi peneliti dalam melakukan pembelajaran di kelas
1.4.2 Bagi Guru: 1.4.2.1
Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan
PKn
menggunakan
Pembelajaran
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR), sehingga dapat mengembangkan lebih lanjut untuk pembelajaran lainnya. 1.4.2.2
Guru mendapatkan tambahan wawasan mengenai metode pembelajaran di kelas
1.4.3
Bagi Siswa:
1.4.3.1 Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1.4.3.2 Siswa memperoleh kegiatan belajar yang menyenangkan.
1.4.4
Bagi sekolah:
Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang meningkatkan wawasan para warga sekolah
1.5
Definisi Operasional
1.5.1
Pembelajaran pedagogi reflektif merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan (hati nurani serta bela rasa terhadap sesama).
1.5.2
Kesadaran adalah kondisi seseorang yang tahu betul keadaan yang sedang berlangsung tanpa dipengaruhi oleh apapun.
1.5.3
Nilai demokrasi mengandung nilai sukarela, adil, menghargai perbedaan pendapat, menghormati kebebasan, memahami keanekaragaman, teratur, serta memajukan ilmu.
1.5.4
Siswa SD adalah anak kelas V yang sekolah di SD Kanisius Wirobrajan.
1.5.5
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan sebuah mata pelajaran yang ada di SD Kelas V yang mempelajari kesadaran bela negara dan memiliki pola pikir, sikap dan perilaku sebagai pola tindakan demokrasi dalam hidup bersama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab II landasan teori ini, berisi kajian pustaka serta teori-teori yang relevan dari hasil penelitian sebelumnya dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Berikut ini adalah penjabaran dari pengertian mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SD, tujuan mata pelajaran penidikan Kewarganegaaan SD. 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Wahab (2011:11) PKn dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Azra (dalam Susanto 2013:226) Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demontrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga Negara serta proses demokrasi. Sementara menurut Chamim (2004:42), Pendidikan Kewarganegaraan bagi bangsa Indonesia berarti pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi sehingga terwujud masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis. Dari uraian di atas dapat disimpulkan Pendidikan Kewarganegaraan sejatinya merupakan pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga Negara dalam berpikir kritis tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demontrasi, rule of law , Ham, hak dan kewajiban warga Negara serta proses demokrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki banyak tujuan, seperti yang diungkapkan oleh Mulyasa (dalam Susanto, 2013:231-232) yaitu untuk menjadikan siswa mampu berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi persoalan yang ada dalam hidup maupun isu-isu kewarganegaraan di negaranya, mampu ikut berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan secara aktif dan bertanggungjawab sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan, dan berkembang secara positif dan demokratis sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi serta mampu memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi dengan baik. Tujuan pendidikan tersebut serupa dengan lampiran Permendiknas nomor 22/2006 (dalam Aziz, Supriya, 2011:315) dimana tujuan Pkn untuk jenjang SD, SMP, dan SMA tidak berbeda yaitu berorientasi pada pengembangan kemampuan siswa yang disesuaikan dengan tingkat perkembangaan kejiwaan dan intelektual, emosi dan sosial. Secara rinci, mata pelajaran PKn bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi, berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bagsa-bangsa lain, serta mampu berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dan tidak langsung dengan memanfaatkan tehnologi informasi dan komunikasi. Dari beberapa tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk warga negara yang baik yang mana
memiliki
bertanggungjawab,
kemampuan berkembang
untuk secara
berpikir positif
kritis, dan
rasional,
kreatif,
demokratis,
mampu
berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia baik secara langsung maupun tak langsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
2.1.2 Kesadaran 2.1.2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:2003:570), kesadaran berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke-an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu dan menegrti. Kesadaran berarti 1) Keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlukan secara tidak adil; 2) Hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. Widjaja
(1994:14)
mengatakan
bahwa
kesadaran
merupakan
sikap/perilaku mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan ketentuan perundangan yang ada pula merupakan sikap/perilaku mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada adat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat. Sedangkan menurut Suhatman (2009:27), kesadaran adalah keadaan sadar akan perbuatan. Sadar artinya merasa, atau ingat (kepada keadaan yang sebenarnya), tahu dan mengerti. Refleksi merupakan bentuk dari pengungkapan kesadaran, dimana ia dapat memberikan atau bertahan dalam situasi dan kondisi tertentu dalam lingkungan. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Beliau juga berpendapat bahwa kesadaran kritis sangat diperlukan dalam pengembangan pribadi dan intelektual siswa dalam kehidupan sekarang maupun kemudian hari. Kesadaran kritis dan berfikir kritis dapat dibangun melalui pendidikan di sekolah dan secara khusus melalui kegiatan belajar dan pembelajaran. Tujuan untuk menumbuhkan kesadaran kritis serta berpikir kritis, menurut Suhatman (2009:67) dengan menempatkan siswa sebagai subjek. Hal-hal berikut perlu diperhatikan guru : 1. Pembelajaran di kelas harus berubah dari berpusat kepada guru menjadi berpusat kepada siswa. 2. Guru berperan sebagai fasilitator untuk melayani siswa dalam membelajarkan siswa dan membuat siswa mengalami serta menyukai belajar. Untuk itu guru senantiasa belajar terus menerus mengaktualisasi diri. Memperluas dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
memperdalam pengetahuannya agar selektif dalam memfasilitasi siswa dalam belajar. 3. Mengajar dengan mengembangkan metode dialogis dalam diskusi, memberi kesempatan pada siswa untuk berfikir dan mengendapkan pengetahuannya, memberi kesempatan
untuk
bertanya, berdebat,
bereksplorasi
untuk
menemukan suatu pemahaman yang baru. 4. Dalam membelajarkan siswa maka pembelajaran dibuat semenarik mungkin untuk memotivasi siswa sehingga senang belajar, dengan demikian merangsang otak untuk dapat menerima pengetahuan/pemahaman baru lebih cepat. 5. Membuat perencanaan, persiapkan dengan media yang dapat membantu siswa dalam
mengalami
belajar,
menemukan
dan
merumuskan
sendiri
pengetahuannya. 6. Guru berperan sebagai agen perubahan dengan berani mengubah paradigma berpikirnya yaitu menjauhkan diri dari ketakutan dan keengganan mengubah cara mengajarnya yang tidak selektif terhadap sikap terbuka. 7. Kesadaran kritis akan terbentuk jika siswa merasa bebas dalam berfikir, berpendapat dan menekspresikan diri dalam suasana belajar yang terbuka, tidak banyak aturan-aturan yang membelenggu, multinilai, multikebenaran, diperbolehkan salah, menerapkan metode ilmiah. Guru tidak menggurui karena guru dan siswa setara. 8. Kesadaran kritis akan membentuk pola pemahaman konsep yang kuat bukan sekedar menghafal, mampu untuk mencerna pengetahuan dengan mendalam, memiliki cara berfikir kritis menghadapi masalah-masalah sehari-hari dalam kehidupan. Pembelajaran dengan membangun kesadaran kritis akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan pembelajaran yang dapat meningkatkan kesadaran kritis ialah pembelajaran yang membuat siswa menjadi pelaku dan berperan aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Peran aktif siswa dapat dirangsang dan ditingkatkan dengan metode pembelajaran yang berfokus pada kegiatan siswa untuk mengalami belajar. Guru sebaiknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
melakukan perubahan dalam mengefektifkan perannya untuk membangun kesadaran kritis siswa sehingga dapat menampilkan pembelajaran menjadi lebih bermutu. 2.1.3 Nilai 2.1.3.1 Pengertian Nilai Nilai merupakan kualitas yang tidak tergantung, dan tidak berubah seiring dengan perubahan barang. Sebagaimana warna biru tidak akan berubah menjadi merah ketika suatu objek berwarna biru dicat menjadi merah, demikian pula nilai tetap tidak berubah oleh perubahan yang terjadi pada objek yang memuat nilai yang bersangkutan, seperti pendapat Max Scheler bahwa nilai merupakan suatu kualitas yang tidak tergantung pada pembawaannya, merupakan kualitas apriori (yang telah dapat dirasakan manusia tanpa melalui pengalaman indrawi terlebih dahulu). Tidak tergantung kualitas tersebut, tidak hanya pada objek yang ada di dunia ini (misalnya lukisan, patung, tindakan manusia dan sebagainya), melainkan juga tidak tergantung pada reaksi terhadap kualitas tersebut. (Wahana 2004:51) Menurut Wahana (2004:84) nilai adalah kualitas yang memiliki daya tarik sendiri bagi seluruh perilaku manusia untuk mewujudkannya, karena nilai itu sendiri memiliki kesusaian dengan kodrat manusia. Sehingga apa yang akan dilakukan manusia harus seturut dengan akal dan kehendak manusia. Menurut Wahana (2004:101), nilai adalah kualitas yang membuat suatu hal menjadi bernilai, sedangkan hal yang bernilai merupakan suatu hal yang membawa kualitas nilai. Dengan demikian, nilai dapat dipahami sebagai yang berbeda dan tidak dapat tergantung pada hal yang bernilai. Meskipun dapat terwuwjud dalam dunia indrawi yang bersifat empiris, namun nilai memiliki dunianya sendiri yang keberadaannya tidak tergantung pada kebenaran dan perubahan dunia empiris. Teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian yaitu proses-proses yang mendahului, mengiringkan, malahan menentukan semua kelakuan manusia, karena itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Sedangkan menurut Djahiri (dalam Aryani, 2010:32) menyatakan bahwa nilai adalah hal yang berharga baik menurut standar logika (benar/salah), estetika (bagus/buruk), etika (adil/layak/tidak adil), agama (dosa dan haram/halal), dan hukum (sah/absah), serta menjadi acuan dan/atau sistem keyakinan diri maupun kehidupan. Nilai juga dapat diartikan acuan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya, maka dari itu nilai tidak hanya dipikirkan atau sekedar dipahami juga tetapi harus dilakukan dengan penghayatan supaya dapat menemukan makna nilai dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa nilai adalah suatu kualitas dalam diri manusia untuk melakukan hal-hal yang baik, dan tidak menyimpang dari aturan-aturan atau norma yang berlaku untuk mencapai tujuan atau nilai yang diharapkan. 2.1.3.2 Pendidikan Nilai Sjarkawi (2006:52) Pendidikan nilai, pada dasarnya ada tiga jenis nilai yang harus diajarkan kepada anak melalui pendidikan nilai, yaitu nilai-nilai estetis, nilai-nilai synnonoetis, dan nilai-nilai etis. Pendidikan tentang nilai-nilai etis, akan membuat anak peka terhadap norma-norma tentang kebaikan. Melalui pendidikan estetis anak-anak diajarkan mengenal perbedaan antara apa yang indah dan apa yang jelek atau buruk. Pendidikan tentang nilai-nilai synnoetis akan membuat anak peka tentang suasan hati yang terdapat pada diri orang lain. Pendidikan tentang nilai-nilai synnoetis ini akan menanamkan benih-benih empati pada diri anak. Dan pendidikan tentang nilai-nilai etis akan membuat anak peka terhadap norma-norma tentang kebenaran moral. Mulyana (2004:119) berpendapat bahwa pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempakannya secara integral dan menyeluruh dalam aspek kehidupan. Madiatmadja dalam Mulyana (2004) mengutarakan bahwa pendidikan nilai sebagai wahana untuk peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai yang ada dalam kehidupan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Wahab (1995:35) memaparkan bahwa pendidikan nilai paling tidak meliputi empat dimensi utama. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah: menemukan nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat, inkuiri filosofis dan rasional terhadap nilai-nilai inti tersebut, respon positif atau emotif terhadap nilai-nilai inti tersebut, pembuatan keputusan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar berdasarkan inkuiri dan respon. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan nilai akan membuat anak peka terhadap norma yang berkaitan dengan kaindahan. Nilai-nilai estetis dapat mengenal perbedaan antara apa yang baik dan buruk dan nilai synnoestis dapat menanamkan benih-benih empati pada diri anak. Dalam mata pelajaran PKn memiliki kaitan erat dengan pendidikan nilai. Menurut Aryani dan Susatim (2010:43) pendidikan nilai dapat menyatukan berbagai masalah yang menyangkut hal bersifat personal sedangkan PKn membawa misi dan berbicara tentang nilai moral dan norma sebagai acuan atau patokan hidup bermasyarakat. Sebagaimana pendapat Djahiri dalam Aryani (2004:3) yang mengatakan bahwa orang yang tidak mengenal perangkat tatanan nilai norma maka sulit untuk diminta menjadi manusia bermoral. Visi pendidikan nilai sendiri adalah selain membina dan mengembangkan nilai norma moral juga dalam pencerahan diri dan kehidupan manusia yang berakal budi. Mata pelajaran Pkn sebagai pusat pendidikan nilai (Aryani & Susatim, 2010:43) bukanlah sekedar memindahkan isi nilai kepada peserta didik, tetapi lebih dimaknai sebagai upaya menegmbangkan proses penilaian dalam diri peserta didik. Seturut dengan pendapat Djahiri dalam Aryani (2010:43) sebagaimana kualifikasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, dituliskan bahwa : Pendidikan nilai membawa misi, yaitu memelihara dan melestarikan pendidikan nilai dalam kahidupan, memanusiakan (humanizing), membudayakan (civilizing), dan memperdayakan (empowring),
manusia dalam kehidupannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
secara utuh. Selain itu membina dan menegakkan tatanan kehidupan manusiawi , demokratis supaya tetap pada identitas diri bangsa. Melalui pendidikan nilai, PKn menekankan pemahaman hubungan antara manusia dengan masyarakat, hubungan manusia dengan lingkungannya serta kajian mengenai manusia dan segala aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat. Hal ini dilakukan untuk menyiapkan para peserta didik untuk menjadi warga negara yang baik berdasarkan nilai yang berlaku dalam masyarakat. 2.1.4 Demokrasi 2.1.4.1 Pengertian Demokrasi Demokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu Demos yang berarti „rakyat‟ dan kratos atau kratien yang berarti „kekuasaan‟ atau „pemerintahan‟. Jadi berdasarkan asal kata nya demokrasi berarti „rakyat yang berkuasa‟. Supriatnoko (2008:99) mengatakan bahwa negara demokrasi merupakan negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Jika ditinjau dari sudut organisasi, demokrasi memiliki arti sebagai sesuatu pengorganisasian negara yang dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas persetujuan rakyat karena kedulatan sepenuhnya berada di tangan rakyat. Dalam bukunya, Supriatnoko (2008:104) mengungkapkan ada lima ciri yang menunjukan bahwa suatu negara berpaham demokrasi atau berkedaulatan, yaitu bilamana sistem politik secara berkala memungkinkan penggantian pemerintahan, maka harus ada kesepakatan bersama dengan DPR, sejumlah parpol, angkatan besenjata, pers dan peradilan. Bila tidak memiliki kesepakatan tersebut maka negara mudah menimbulkan anarki. Negara juga harus memiliki sejumlah anggota masyarakat yang menempati kedudukan dalam pemerintahan untuk masa jabatan tertentu, seperti presiden, menteri, dan gurbenur. Negara yang berdemokrasi juga harus memiliki anggota masyarakat yang diakui sebagai tokoh yang sah, berjuang untuk dapat menempati kedudukan dalam pemerintahan agar berada dalam keadaan yang memungkinkan mereka melaksanakan sesuai dengan apa yang dianggap baik. Dalam sistem demokrasi juga terdapat pemilihan lain yang dilakukan secara berkala untuk memilih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
jabatan-jabatan di pemerintahan tertentu yang diharapkan dapat mewakilkan rakyat dalam menyumbangkan ide-ide rakyat. Dalam negara yang demokrasi tentunya menganut prinsip umum demokrasi yaitu kebebasan, pluralisme, paham individualisme, kesetaraan dan keadailan. Kebebasan yang dimaksud adalah keleluasaan untuk berbuta atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan sendiri. Sedangkan pluralisme adalah salah satu paham yang mendasari pelaksanaan negara demokrasi. Dalam paham pluralisme mengakui adanya perbedaan individu, sehingga pada negara yang menganut paham pluralisme warga negaranya dituntut bersikap toleran agar dapat tercipta kesepakatan karenan tanpa adanya toleransi yang terjadi hanya pertentangan. Serta dalam negara demokrasi dperlukan keadailan pada warga negara. Konsep adil menurut Supriatnoko ini adalah memandang kedudukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, khusunya dalam memberikan kebebasan dan kesetaraan yang dipandang adil. Dari gambaran pemahaman tersebut dapat ditarik pengertian umum dari demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat yang mana kekuasaan tertinggi berada tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih melalui proses pemilihan demokrasi di bawah sistem pemerintahan bebas. 2.1.4.2 Nilai-Nilai Demokrasi Cipto menjelaskan bahwa terdapat 6 nilai yang ada dalam demokrasi dalam Tim Nasional dosen Pendidikan Kewarganegaraan (2010:126-130), yaitu kebebasan
menyatakan
pendapat,
kebebasan
berkelompok,
kebebasan
berpartisipasi, kesetaraan antarwarga, rasa percaya, dan kerjasama. Berikut ini merupakan penjabaran nilai-nilai yang ada dalam demokrasi : 1. Kebasan menyatakan pendapat Tim
Nasional
dosen
Pendidikan
Kewarganegaraan
(2010:126)
mengungkapkan bahwa kebebasan menyatakan pendapat adalah sebuah hak dari warga Negara biasa yang wajib dijamin dengan undang-undang dalam sebuah sistem politik demokrasi. Dalam era pemerintahan terbuka kebebasan dalam mengungkapkan pendapat sangat penting hal ini dikarenakan adanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
kebutuhan dari warganegara yang ingin selalu menyatakan pendapatnya. Dalam masa transisi menuju demokrasi perubahan-perubahan lingkungan politik sosial, ekonomi, budaya, agama, dan tehnologi seringkali menimbulkan banyak persoalan bagi warganegara ataupun masyarakat pada umumnya. Apabila persoalan-persoalan tersebut merugikan hak-hak dari warganegara ataupun kepentingan yang diharapkan dipenuhi oleh Negara, dengan sendirinya warganegara berhak untuk menyampaikan keluan tersebut secara langsung maupun tidak langsung kepada pemerintah. 2. Kebebasan berkelompok Nilai dasar dari demokrasi yang diperlukan bagi setiap warganegara adalah berkelompok dalam suatu organisasi. Kebutuhan berkelompok yang dilaksanakan
secara
bebas
diperlukan
untuk
membentuk
organisasi
mahasiswa, partai politik, organisasi massa, perusahaan, dan kelompokkelompok lain. Kebutuhan berkelompok merupakan kebutuhan yang secara naluriah ada dalam diri warganegara. Berbagai persoalan yang ada pada masyarakat era ini terkadang membutuhkan jalan keluar yang dapat ditemukan dalam organisasi. Demokrasi sangat menjamin kebebasan warganegara dalam kebebasan berkelompok. Demokrasi memberikan alternatif yang lebih banyak dan lebih sehat bagi warganegara karena demokrasi menjamin adanya kebebasan dalam berkelompok. 3. Kebebasan berpartisipasi Kebebasan dalam berpartisipasi sesungguhnaya merupakan gabungan dari kebebasan berkelompok dan berpendapat. Kebebasan berpartisipasi sendiri dibedakan atas 4 jenis. Pertama, adalah pemberian suara dalam pemilihan umum. Dinegara-negara demokrasi yang tengah berkembang seperti Indonesia pemberian suara sering dipersepsikan sebagai wujud kebebasan berpartisipasi politik yang paling utama. Kedua, adalah bentuk partisipasi yang melakukan kontak atau hubungan dengan pejabat. Bentuk dari partisipasi ini masih belum berkembang luas di Negara demokrasi baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Ketiga, adalah bentuk partisipasi dengan cara melakukan protes terhadap lembaga-lembaga masyarakat atau pemerintah. Hal ini sangat diperlukan oleh Negara demokrasi agar system politik bekerja lebih baik. Pernyataan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah ini sejatinya adalah bagian dari proses demokrasi sejauh diarahkan untuk memperbaiki kebijakan pemerintah atau swasta dan tidak menciptakan gangguan bagi kehidupan politik Keempat, adalah bentuk partisipasi dengan cara amencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik. 4. Kesetaraan antar warga Kesetaraan atau egalitarianism merupakan salah satu nilai fundamental yang diperlukan bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Kesetaraan di sini diartikan sebagai adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara. Bagi masyarakat Indonesia khususnya yang merupakan masyarakat multietnis, multibahasa, multidaerah, dan multiagama, kesetaraan ini sangat penting karena kesetaraan memberikan ruang bagi setiap warga negara tanpa membedakan etnis, bahasa agama, ras untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat dan diperlakukan sama didepan hukum tanpa kecuali kesaulatan rakyat. 5. Rasa percaya Rasa percaya antara politisi merupakan nilai dasar lain yang diperlukan agar demokrasi dapat terbentuk. Sebuah pemerintahan demokrasi akan sulit berkembang bila rasa percaya satu sama lain tidak tumbuh. Bila yang ada hanyalah ketakutan, kecurigaan, kekhawatiran, dan permusuhan maka hubungan antara politisi akan terganggu secara permanen. Agar pemerintah dipercaya maka iapun harus mampu menumbuhkan rasa percaya diri masyarakat luas terhadap pemerintah. 6. Kerjasama Kerjasama diperlukan untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam masyarat. Kerjasama yang dimaksudkan di sini adalah kerjasama dalam hal kebajikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
2.1.5 Paradigma Pedagogi Reflektif 2.1.5.1 Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif Pedagogi merupakan salah satu cara guru untuk mendampingi siswa dalam tumbuh kembangnya (Subagyo,2010:22). Sedangkan reflektif menurut TIM PPR SD Kanisius (2010:7) adalah meninjau kembali pengalaman, topik tertentu, gagasan, ataupun reaksi secara rasional dengan tujuan mampu memahami makna yang terkandung di dalamnya. Paradigma Pedagogi Reflektif atau sebutan lainnya Pedagogi Ignasian pada awalnya digunakan atau diaplikasikan dalam sekolahsekolah Jesuit yang ada di Roma. Awal mulanya para pengajar menginginkan pembelajaran yang ada tidak hanya sekedar pengenalan kognitif atau pengetahuan saja. Mereka menginginkan supaya siswa terlibat dan mampu merefleksikan pengalaman dengan menggunakan Pedagogi Ignasian ini sehingga mereka mampu mempergunakannya secara efektif dalam kehidupan mereka. Pembelajaran
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
(PPR)
mempunyai
keunggulan dimana siswa dan guru menjadi belajar untuk mengembangkan kompetensi secara utuh (Competence), mengasah kepekaan dan mempertajam hati nurani (Consience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesama(Compassion). Pembelajaran Pedagogi Reflektif ini dapat dikatakan menuju pada tujuan pendidikan dimana siswa menjadi pribadi yang utuh dan bermakna bagi sesama manusia (forming men and women for others). Menurut Subagyo (2010), pedagogi merupakan sebuah cara guru mendampingi siswa dalam pertumbuhan dan perkembangannya meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi siswa. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan sebuah pola pikir dalam menumbuhkan dan mengembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang mempunyai nilai kemanusiaan. Maka, haruslah diberi pengalaman dan memfasilitasinya dengan pertanyaan agar siswa dapat merefleksikan pengalaman tersebut. Selain itu siswa diberi pertanyaan atas aksi yang akan dilakukan sesuai dengan nilai tersebut. Unsur–unsur pokok dalam Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ini dirumuskan dalam konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi yang dikemukakan oleh Subagyo (2010). Konteks lebih ditekankan pada objek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
pembelajaran di mana materi dari pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat memberikan nilai-nilai kemanusiaan pada siswa yang berguna dalam kehidupan mereka. Banyak konteks yang dipelajari siswa dalam pembelajaran untuk menumbuhkembangkan pendidikan, yaitu wacana tentang nilai-nilai yang ingin dikembangkan, penghayatan mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan dan yang terakhir hubungan antar siswa dengan guru. Selama proses pembelajaran berlangsung, hendaknya guru menjadi fasilitator guna menyemangati siswa agar memiliki nilai-nilai yang hendak tercapai, misalnya nilai solidaritas, tanggung jawab, penghargaan terhadap sesama dan masih banyak lagi. Sebagai guru yang ditiru oleh siswa, sebaiknya guru memberikan contoh penghayatan mengenai nilai-nilai yang diperjuangkan. Melalui itu, siswa bisa melihat, bersikap dan akhirnya berperilaku sesuai dengan nilai yang diharapkan. Hubungan baik antar siswa dan guru akan membantu siswa untuk mempelajari dan kemudian mengaplikasikan nilai-nilai yang hendak dicapai. Pembelajaran yang baik merupakan pembelajaran di mana siswa dapat merasakan langsung atau diberi pengalaman terhadap apa yang sedang mereka pelajari. Melalui pengalaman yang diberikan oleh guru diharapkan siswa dapat menumbuhkan persaudaraan, solidaritas dan saling memuji melalui kelas kecil yang direkayasa oleh guru. Dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang dapat dikatakan sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Apabila ini terjadi, guru bisa mensiasati dengan memberikan pengalaman tidak langsung. Pengalaman tidak langsung ini bisa dilakukan dengan cara bermain peran, melihat tayangan video atau gambar, dan masih banyak lagi. Refleksi dilakukan setelah siswa mendapatkan pengalaman belajar. Guru membantu siswa dalam melakukan refleksi dengan memberikan pertanyaanpertanyaan yang membantu siswa memahami, mendalami dan meyakini temuannya. Melalui kegiatan refleksi ini diharapkan siswa mampu meyakini makna nilai yang terkandung didalam pengalamannya dan siswa dapat membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
pengalamannya itu. Kegiatan aksi dilakukan oleh siswa dengan bantuan guru yang memfasilitasi siswa melalui pertanyaan aksi agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Di bawah ini merupakan siklus dari Paradigma Pedagogi Reflefktif yang menggambarkan bahwa empat hal tersebut sangatlah berkesinambungan untuk membantu peserta didik membangun nilai dalam hidup mereka. Pengalaman
Evaluasi
Refleksi
Aksi
Gambar 2.1. Siklus Paradigma Pedagogi Reflektif (Subagyo, 2010)
2.1.5.2 Tujuan Pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif Tujuan pembelajaran pedagogi reflektif adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar secara kritis dalam upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran yang telah diterima di sekolah dan lingkungan sosial mereka, sehingga kelak akan menghasilkan lulusan yang handal dan cakap dalam mengatasi permasalahan yang ada di kehidupan sosialnya . (Subagyo, 2010:22-25). Tujuan dari pembelajaran PPR terwujud dalam 3 unsur yang ada pada tujuan pembelajaran. Ketika unsur tersebut adalah competence, Conscience, dan compassion. Competence merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual, conscience ialah memampuan afektif dalam menentukkan pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan secara moral, sedangkan compassion adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
kemmapuan dalam psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa bagi sesama. (Subagyo, 2010:23-24) 2.1.5.3 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Pedagogi Reflektif Penerapan pembelajaran pedagogi reflektif dalam pembelajaran melalui sebuah siklus yang terdiri atas 5 unsur-unsur pokok. Unsure-unsur pokok tersebut yaitu: konteks (centext), pengalaman (experience), refleksi (reflection), tindakan (action), dan evaluasi (evalution) P3MP (2008:8). Berikut ini merupakan penjabaran tentang unsure-unsur pokok pada siklus pembelajaran PPR. 1. Konteks Konteks merupakan proses dalam siklus PPR yang dilaukan oleh guru yang didukung oleh keterbukaan diri dari siswa. Dalam proses ini siswa diaak untuk mencermati konteks-konteks kehidupan yang terjadi dan ada pada diri siswa. Guru berperan sebagai penggali konteks kehidupan yang ada dalam diri siswa dan kemudian akan
diamati
sejauh mana pencapaian siswa
akan
perkembanagn pribadi yang utuh pada materi yang akan dipelajarinya atau diajarkan. (Subagyo, 2010:43). 2. Pengalaman Pengalaman merupakan proses dimana siswa memahami materi yang dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan seluruh kemampuan kognitif, afektif, dan psiomotorik. Pengalaman dalam pembelajaran sendiri dibedakan atas pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung ialah pengalaman atas peristiwa yang dialami oleh siswa sendiri yang dikaitkan dengan mata pelajaran seperti, diskusi, dan pengamatan. Pengalaman tidak langsung ialah pengalaman yang diperoleh siswa yang bukan berasal dari pengalaman dirinya sendiri seperti pengalaman mendengarkan, melihat, dan membaca. (Subagyo 2010:52). 3. Refleksi Menurut Subagyo (2010:55), refleksi merupakan proses memperimbangkan dengan
seksama
menggunakan
daya
ingat,
pemahaman,
imajinasi,
pengalaman, dan ide-ide atau tujuan-tujuan yang diinginkan. Refleksi merupakan unsur pokok yang paling penting dan harus ada dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
pembelajaran PPR. Refleksi menjadi sarana dalam menghubungkan antara pengalaman yang telah diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan tindakan yang akan siswa lakukan. Dengan berefleksi siswa diharapkan mampu memaknai proses pembelajaran, menangkap nilai-nilai positif yang ada dalam pembelajaran yang telah dilakukan dan mengalami perubahan pribadi yang lebih baik yang dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. 4. Tindakan Sumber dari tindakan yang dilakukan siswa berasal dari hasil refleksi yang telah dilakukan siswa. Tindakan merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihan-pilihan batin (hasil dari refleksi pengalaman) dan kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata. Pilihan batin merupakan momentum bagi siswa untuk memilik nilai-nilai kebenaran sebagai miliknya. Sedangkan pilihan perwujudan tindakan nyata merupakan tindakan yang konsisten berdasar atas permaknaan akan hidup, sikap, dan nilai-nilai yang telah dipiih siswa menjadi bagian dari dirinya. (Subagyo, 2010:61-62) 5. Evaluasi Evaluasi merupakan proses yang mana berdasar atas tujuan dari pendidikan PPR, yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki keribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, besedia untuk makin berkembang, memiliki sikap religious, penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan tulus pada sesama umat Allah. Pencapaan tujuan tersebut dilakukan melalui evaluasi yang mendalam pada aspek-aspek pengetahuan, penentan prioritas, perkembangan sikap, dan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan siswa yang sesuai dengan prinsip “menjadi orang demi orang lain” “ man for others”. (Subagyo, 2010:63-64) 2.2 Penelitian- Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini, peneliti berpegangan pada beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain dengan maksud untuk memperkuat argument peneliti dalam penelitian ini. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Agustina (2011), dengan judul Peningkatan
Competence,
Conscience
dan
Compassion
(3C)
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
menggunakan pendekatan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik bagi siswa kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru I tahun ajaran 2010/2011. Meneliti tentang peningkatan Competence, Conscience dan Compassion (3C) dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran tematik bagi siswa kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru I tahun ajaran 2010/2011. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis Penelitian Tindakat Kelas (PTK). Nilai Competence siswa pada kodisi awal = 78,97 , Conscience pada kondisi awal = 78,7 , Compassion pada kondisi awal = 75,7 Peneliti memberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajarn pedagogi reflektif (PPR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3C siswa kelas IIIA mengalami peningkatan yang terlihat pada saat pembelajaran dalam siklus I dan II siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru. Setelah menggunakan model PPR nilai Competence meningkat menjadi 90,9, untuk Conscience meningkat menjadi 90. Sedangkan untuk Compassion menjadi 90. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Theresia (2011), dengan judul Penerapan Pembelajaran Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I. Meneliti tentang penerapan pembelajaran pedagogi reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subyek penelitian siswa kelas III C. Mata pelajaran tematik yang terkait dalam penelitian ini yaitu IPA dan Bahasa Indonesia. Kondisi awal siswa untuk mata pelajaran IPA, Competence yaitu 69,45 Conscience yaitu 78 dan Compassion yaitu 78 Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia peningkatan untuk Competence yaitu 68,91. Dari beberapa masalah tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa perlu diterapkan langkah-langkah yang tepat yang diterapkan dalam pembelajaran tematik di kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I yaitu dengan menggunakan
model Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Pada pembelajaran tematik di kelas III C SD Kanisius Demangan Baru I setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan pembelajaran pedagogi reflektif (PPR) mengalami peningkatan Competence yaitu 69,45 : 73,66 : 78,28, Conscience yaitu 78 : 86 dan Compassion yaitu 78 : 85. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia peningkatan untuk Competence yaitu 68,91 : 72,83 : 77. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Nicodemus (2012), dengan judul Peningkatan Sikap, Minat dan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Pendekatan Pedagogi Reflektif pada Mata Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011. Meneliti tentang peningkatan sikap, minat dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Kanisius Gayam Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011. Kondisi awal sikap memiliki rata-rata 61,38 , prestasi belajar memiliki rata-rata 67,50 dan rata-rata minat prestasi belajar 58,25. Dari beberapa data di atas dapat disimpulkan bahwa perlunya langkah tepat untuk membuat pembelajaran lebih kondusif. Peneliti memutuskan untuk menggunakan
model
pendekatan
Pedagogi
Reflektif.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa nilai rata-rata sikap belajar siswa kondisi awal : siklus I : siklus II mengalami peningkatan secara signifikan, demikian juga pada nilai ratarata minat belajar siswa dan pada nilai rata-rata prestasi belajar siswa. Indikator nilai rata-rata sikap belajar 61,38 : 68,33 : 80,93, nilai rata-rata prestasi belajar 67,50 : 69,31 : 78,75 dan rata-rata minat belajar siswa 58,25 : 71,25 : 81,47. Dari ketiga penelitian di atas, terlihat bahwa PPR dapat meningkatkan Competence, Conscience dan Compassion (3C), sikap dan minat. Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh PPR pada kesadaran siswa akan nilai demokrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
2.3 Kerangka Berpikir Proses pembelajaran PKn di SD Kanisius Wirobrajan yang didominasi oleh guru dan siswa kurang berperan mengakibatkan kesadaran akan nilai demokrasi siswa menjadi rendah. Rendahnya kesadaran akan nilai demokrasi siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan dilihat dengan kurangnya kerjasama dan menghargai pendapat teman saat mengikuti pembelajaran. Hal tersebut membuat materi yang disampaikan guru menjadi terhambat dan kurang dapat dipahami siswa. Pada materi pembelajaran PKn yaitu menghargai keputusan bersama masih membuat siswa bingung. Hal ini terbukti dari dokumentasi nilai siswa saat ulangan harian. Banyak siswa yang masih mempunyai nilai di bawah KKM. Pembelajaran
Paradigma
Pedagogi
Reflektif
(PPR)
merupakan
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam menanggapi berbagai hal yang terjadi di sekitar secara kritis dalam upaya untuk semakin memperdalam pemahaman akan pembelajaran PKn yang telah diterima di sekolah dan lingkungan sosial mereka, sehingga siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan akan menjadi siswa yang handal dan cakap dalam mengatasi permasalahan menghargai keputusan bersama. Hal tersebut dapat terwujud dengan 3 unsur dalam PPR. Ketiga unsur tersebut adalah Competence, Conscience, dan Compassion. Competence merupakan kemampuan secara kognitif atau intelektual, Conscience ialah kemampuan
afektif
dipertanggung-jawabkan
dalam
menentukkan
secara
moral,
pilihan-pilihan
sedangkan
yang
Compassion
dapat adalah
kemampuan dalam psikomotorik yang berupa tindakan konkret maupun batin disertai sikap bela rasa bagi sesama. Penggunaan model pembelajaran pedagogi reflektif (PPR) dengan langkah-langkah yaitu konteks (centext) merupakan proses dalam siklus PPR yang dilaukan oleh guru yang didukung oleh keterbukaan diri dari siswa. Pengalaman (experience) merupakan proses dimana
siswa memahami
materi
yang
dipelajarinya secara mendalam dengan melibatkan seluruh kemampuan kognitif, afektif,
dan
psiomotorik.
Refleksi
(reflection)
merupakan
proses
memperimbangkan dengan seksama menggunakan daya ingat, pemahaman,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
imajinasi, pengalaman, dan ide-ide atau tujuan-tujuan yang diinginkan. Tindakan (action) merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihanpilihan batin (hasil dari refleksi pengalaman) dan kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata. Evaluasi (evalution) proses yang mana berdasar atas tujuan dari pendidikan (PPR), yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki keribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, besedia untuk makin berkembang, memiliki sikap religious, penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan tulus pada sesama umat Allah. Berdasarkan hal-hal tersebut diharapkan penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dapat berpengaruh terhadap nilai demokrasi berupa sikap kemusiaan, hati nurani dan bela rasa terhadap sesama siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka, penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir maka peneliti mengemukakan hipotesis penelitian yaitu : 2.4.1
Penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam PKn siswa kelas V SDK Wirobrajan semester 2 tahun ajaran 2013/2014. Pembelajaran dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang terdapat dalam model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yang akan menarik rasa senang siswa karena kegiatan yang ada adalah kegiatan yang menarik. Sehingga diharapkan mampu menumbuhkan nilai demokrasi berupa sikap kemanusiaan, hati nurani dan bela rasa terhadap sesama.
2.4.2
Penerapan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, setting penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian , instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang
dilakukan
menggunakan
jenis
penelitian
quasi
eksperimental tipe nonequivalent control design. Sugiyono (2010:114-116). Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental karena penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok, pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak secara random. Kedua kelompok tersebut kemudian diberikan pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain pretest digunakan untuk mengetahui titik tolak atau titik pijak dari kedua kelompok tersebut sama atau berbeda. Kemudian kelompok pertama (kelas eksperimen/kelas VA) diberi perlakuan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan PPR. Kelompok kedua (Kelas kontrol/kelas VB) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan PPR. Setelah diberikan perlakuan dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest untuk mengetahui pengaruh perlakuan atau treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara : (O2-O1)-(O4-O3) Desain penelitian jenis ini digambarkan seperti berikut: O1
X
O2
-------------------
O3
O4
Gambar 3.1. Desain Penelitian (Sugiyono, 2010)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Keterangan: O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen X = Perlakuan (treatment) penggunaan PPR O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol
3.2 Setting Penelitian Dalam seting penelitian ini berisikan tempat penelitian dan waktu penelitian dengan penjelasan sebagai berikut : 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan semester genap tahun ajaran 2013/2014. SD Kanisius Wirobrajan I beralamat di jalan JL. HOS Cokroaminoto 8, mempunyai kondisi fisik sekolah yang baik, meski tempat pembelajaran sedikit luas, namun sarana yang ada mampu memberikan peranan yang banyak dalam menunjang pembelajaran. SD Kanisius Wirobrajan memiliki kurang lebih 21 ruangan, 12 diantaranya ruang kelas I sampai kelas VI (parallel A dan B) yang digunakan untuk kegiatan belajar mengaja. Meskipun di depan sekolah banyak kendaraan yang berlalu lalang, namun suasana di kompleks sekolah ini nyaman dan banyak pepohonan. Proses belajar mengajar berlangsung dengan lancar karena didukung fasilitas sekolah yang cukup memadai. Fasilitas di SD K Wirobrajan cukup lengkap seperti: ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, ruang komputer, ruang kesenian, kamar mandi, ruang pertemuan, UKS, koperasi sekolah, dapur, ruang tata usaha, ruang fotokopi, kantin, pos satpam, ruang tunggu bagi orangtua murid, tempat parkir, dan wifi. Peneliti memilih SD ini karena selain bersamaan dengan program PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) yang diselenggarakan oleh Universitas Sanata Dharma, peneliti juga tertarik untuk meneliti pengaruh penerapan Paradigma pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran akan nilai demokrasi pada siswa kelas V karena dari hasil observasi yang dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
guru mengunakan model pembelajaran yang sama untuk beberapa materi pembelajaran, padahal model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam mata pelajaran PKn terhadap kesadaran akan nilai demokrasi. Selain hal itu, sekolah ini mempunyai kelas V dengan parallel (kelas A dan B) sehingga dapat digunakan untuk penelitian jenis eksperimen, karena dalam penelitian eksperimen membutuhkan lebih dari satu kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3.2.2 Waktu Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan selama bulan Maret April 2014, ketika materi demokrasi diajarkan di kelas V. Berikut adalah jadwal pengambilan data pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada tabel 1.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian Hari / tanggal Kamis / 3 April 2014 Jumat / 4 April 2014
Kelompok Eksperimen (VA) Eksperimen (VA)
Sabtu / 5 April 2014
Eksperimen (VA)
Senin / 7 April 2014
Eksperimen (VA)
Selasa / 8 April 2014 Senin / 7 April 2014 Selasa / 8 April 2014
Eksperimen (VA) Kontrol (VB) Kontrol (VB)
Kegiatan Melaksanakan pretest Pertemuan pertama Materi: Menghargai keputusan bersama dan bentuk-bentuk keputusan bersama Pertemuan kedua Materi: Menghargai keputusan bersama dan bentuk-bentu keputusan bersama Pertemuan ketiga Materi: Menghargai keputusan bersama dan mematuhi keputusan bersama Melakukan posttest Melaksanakan pretest Pertemuan pertama Materi: Menghargai keputusan bersama dan bentuk-bentuk keputusan bersama
Alokasi Waktu 09.35 - 10.10 11.15- 12.35
09.15-10.35
08.15 - 9.25
09.35 - 10.10 07.00 - 07.35 07.35 - 08.45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hari / tanggal Kamis/ 10 April 2014
Kelompok Kontrol (VB)
Jumat / 11 April 2014
Kontrol (VB)
Senin/ 14 April 2014
Kontrol (VB)
Kegiatan Pertemuan kedua Materi: Menghargai keputusan bersama dan bentuk-bentu keputusan bersama Pertemuan ketiga Materi: Menghargai keputusan bersama dan mematuhi keputusan bersama Melaksanakan posttest
30
Alokasi Waktu 09.00 - 10.10
10.10 – 11.20
07.00 - 08.10
3.3 Populasi dan Sampel Sugiyono (2010:297) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2010:297) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini mengambil subyek penelitian siswa di SD K Wirobrajan dengan populasi siswa kelas V SD K Wirobrajan. Sampel yang digunakan yaitu VA sebagai kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Kedua kelas tersebut memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 31 siswa. Pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol tersebut, dipilih dengan cara diundi dan disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra merupakan seorang guru yang mengampu mata pelajaran PKn untuk kelas VA dan VB. Guru mitra ini jugalah yang memberikan pembelajaran untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal-hal tersebut dilakukan untuk mengurangi faktor bias dalam penelitian. Kegiatan pengamatan dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti. 3.4 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:61) “variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi terentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
31
Variabel independent (bebas) Sugiyono (2010:61) mengatakan, variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR).
2.
Variabel dependent (terikat) Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesadaran akan nilai demokrasi. Variabel independen Penggunaan PPR
Variabel dependen Kesadaran akan nilai Demokrasi
Gambar 3.2. Pemetaan Variabel Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian Menurut Sugiyono (2010:148), intrumen penelitian merupakan alat ukur dalam penelitian. Alat ukur digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kesadaran akan nilai demokrasi. Kuesioner merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2010:199) Begitu pula Sukardi (2003:76), kuesioner atau yang disebut dengan angket terdapat bermacam-macam pernyataan yang berhubungan erat dengan masalah penelitian yang hendak dipecahkan, disusun dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Kuesioner ini terdiri atas lima indikator yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa pernyataan. Indikator diambil dari Wahana (2013) yang merupakan indikator kesadaran akan nilai. Berikut indikator yang digunakan oleh peneliti sebagai pedoman kuesioner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Tabel 3.2. Indikator Kuesioner (Wahana, 2004) No 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator kesadaran akan nilai Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan Menyadari sikap yang diperlukan demi terwjudnya nilai yang diharapkan Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan.
Dari kelima indikator tersebut, kemudian dirinci ke dalam beberapa pernyataan atau deskriptor yang disusun oleh peneliti bersama dengan peneliti lain yang melakukan penelitian payung yang dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn SD Kelas V dengan materi Menghargai Kebebasan Berpendapat. Indikator dalam kuesioner ini dijabarkan ke dalam 64 deskriptor. Deskriptor-deskriptor ini terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono (2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Sadar (SS)”, Sadar (S)”, “Cukup Sadar (CS)”, Tidak Sadar (TS), Sangat Tidak Sadar (STS)”. Berikut ini skor untuk pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable: 1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor : a. Sangat Sadar (SS)
: skor 5
b. Sadar (S)
: skor 4
c. Cukup Sadar (CS)
: skor 3
d. Tidak Sadar (TS)
: skor 2
e. Sangat Tidak Sadar (STS): skor 1 2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor : a. Sangat Sadar (SS)
: skor 1
b. Sadar (S)
: skor 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c. Cukup Sadar (CS)
: skor 3
d. Tidak Sadar (TS)
: skor 4
e. Sangat Tidak Sadar (STS): skor 5 Skala skor disesuaikan menjadi : 1) Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor : a. Sangat Sadar (SS)
: skor 5
b. Sadar (S)
: skor 4
c. Tidak Sadar (TS)
: skor 2
d. Sangat Tidak Sadar (STS) : skor 1 2) Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor : a. Sangat Sadar (SS)
: skor 1
b. Sadar (S)
: skor 2
c. Tidak Sadar (TS)
: skor 4
d. Sangat Tidak Sadar (STS) : skor 5 Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner yang akan disebarkan kepada responden: Tabel 3.3. Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner 1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pernyataan favorable Saya menyadari bahwa setiap orang boleh mengutarakan pendapatnya Saya senang mengerjakan tugas secara berkelompok Saya senang ketika melakukan musyawarah/berdiskusi Saya mendengarkan teman yang sedang berpendapat Saya percaya ketua kelas dapat mengatur kelas dengan baik Saya sadar bahwa kerjasama itu penting
Pernyataan unfavorabel Saya kurang setuju jika teman saya berpendapat Saya pikir mengerjakan tugas secara berkelompok itu kuang berguna Musyawarah atau berdiskusi seharusnya tidak diadakan Saya tidak perduli dengan pendapat yang disampaikan orang lain Menurut saya ketua kelas kurang mampu mengatur kelas dengan baik. Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri
2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya No 1. 2.
Pernyataan favorable Saya sangat bersemangat untuk memberikan pendapat saat musyawarah Saya membuat kelompok yang sesuai dengan hobi
Pernyataan unfavorabel Saya kurang tertarik untuk memberikan usulan saat musyawarah Saya membuat kelompok hanya temanteman yang saya senangi saja
33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3. 4. 5. 6.
Saya mengikuti kegiatan yang sesuai dengan kegemaran Setiap orang bebas untuk membentuk kelompok Teman mampu membantu saya mengerjakan tugas kelompok Saya bekerjasama dengan teman untuk membersihkan kelas
34
Saya mengikuti kegiatan sesuai dengan perintah orang lain Saya kurang setuju apabila setiap orang bebas membentuk kelompok Saya kurang yakin teman mampu membantu mengerjakan tugas kelompok Saya membersihkan kelas sendirian
3. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan No 1.
Pernyataan favorable Saya mencatata materi pelajaran
2.
Ketua kelas dipilih dari hasil pendapat teman-teman kelas Saya menerima kekalahan Saya menerima pendapat oranglain Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar Saya senang berpendapat
3. 4. 5. 6.
Pernyataan unfavorabel Saya kurang bersemangat mencatat materi pelajaran Ketua kelas harus dipilih paksa oleh guru Saya tidak menerima kekalahan Saya menolak pendapat orang lain Saya malas mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar Saya kurang tertarik untuk berpendapat
4. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan No 1. 2. 3. 4. 5. 7. 8.
Pernyataan favorable Saya mau mendengar pendapat orang lain Saya menerima hasil musyawarah dengan senang hati Saya menghargai keputusan bersama demi kebersamaan Saya menerima pendapat orang lain Tetap rendah hati ketika memenangkan pertandingan Tugas kelompok akan berhasil jika mengerjakannya bersama-sama Saya senang bila kelompok belajar saya pilih sendiri
Pernyataan unfavorabel Saya bosan mendengarkan pendapat oranglain Saya menolak hasil musyawarah dengan kecewa Saya menolak keputusan bersama karena tidak sesuai dengan keinginan saya Selalu menginginkan pendapat diterima orang lain Sombong karena memenangkan pertandingan Tugas kelompok akan berhasil jika saya mengerjakannya sendirian Kelompok belajar ditentukan oleh oranglain atau guru.
5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan. No 1. 2.
Pernyataan favorable Berbicara dengan sopan santun ketika mengajukan pendapat Menerima hasil musyawarah dengan ikhlas
Pernyataan unfavorabel Berbicara keras-keras ketika mengajukan pendapat Menolak hasil musyawarah dengan tidak ikhlas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Mendengarkan saat musyawarah berlangsung Menghormati pendapat orang lain Memberikan pujian pada teman yang memenangkan pertandingan Memberi semangat pada teman yang kalah dalam pertandingan Kebersihan kelas tanggung jawab semua siswa
4. 5. 6. 7.
35
Berbicara sendiri saat musyawarah berlangsung Mencela pendapat orang lain Memprotes teman yang menang dalam pertandingan Mengejek teman yang kalah dalam pertandingan Kebersihan kelas tanggung jawab ketua kelas.
Berdasarkan kisi-kisi penyusunan kuesioner kesadaran akan nilai demokrasi di atas, maka disusun sebaran item kuesioner sebagai berikut : Tabel 3.4. Sebaran Item Uji Coba Kuesioner Kesadaran Nilai Demokrasi
Indikator
Menyadari akan adanya
Pernyataan
Pernyataan
Favorable
unfavorable
1,3,4,7,8,9
nilai sebagai kualitas yang
2,5,6,10,11,1
Jumlah
Jumlah
pernyataan
pernyataan
favorable
unfavorable
Total
6
6
12
6
6
12
6
6
12
7
7
14
7
7
14
2
perlu diusahakan Menyadari akan peranan
13,15,16,17,2
14,18,19,20,2
nilai yang menjadi daya
1,22
3,24
Menyadari akan sarana-
25,26,27,31,3
28,29,30,32,3
sarana serta cara-cara
3,35
4,36
Menyadari sikap yang
37,38,41,42,4
39,40,43,44,4
diperlukan demi
5,47,49
6,48,50
Menyadari tindakan yang
51,53,55,57,5
52,54,56,58,6
perlu dilakukan demi
9,61,63
0,62,64
tarik manusia untuk mewujudkannya
yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang diharapkan
terwjudnya nilai yang diharapkan
terwujudnya nilai yang menjadi tujuan. Total
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
3.6 Teknik Pengujian Instrumen Teknik yang digunakan untuk menguji instrumen ini adalah teknik validitas dan reliabilitas.Validitas dan reliabilitas intrumen dilakukan untuk menguji kevalidan dan kereliabilitasan suatu instrumen penelitian. Berikut ini penjelasan mengenai validitas dan reliabilitas pada penelitian ini.
3.6.1 Validitas Validitas merupakan pengukuran yang digunakan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah dari pengukuran tersebut. validitas terbagi menjadi dua yaitu logis dan empiris. Validitas logis penekanan terhadap penalaran sedangkan validitas empiris lebih menekan pada dua cara yang dilakukan dalam menguji bahwa sebuah instrumen memang valid. Validitas menunjukan kemampuan alat aukur atau instrumen penelirian dalam mengukur suatu hal yang akan didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut (Nugroho,2011). Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur . Validitas yang sering digunakan dalam penelitian menurut (Masidjo.2010:243) yaitu validitas isi (content validity) dan validitas konstruksi (construct or concept validity). Validitas isi (content validity) merupakan validitas yang menunuukan sampai dimana isi tes atau alat ukur yang akan diukur atau diteskan. Sedangkan validitas konstruk (construct or concept validity) adalah validitas yang menunjukan samapai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat ukur tes, yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut. Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap atau angket tentang kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Validitas isi instrumen skala sikap tersebut diuji dengan expert jugdement. Sugiyono (2010) dalam Rahmawati (2013:43) menjelaskan expert jugdement adalah menguji instrumen dengan melakukan penyimpulan pendapat para ahli. Validitas konstruk instrumen pada penelitian ini menggunakan perhitungan program SPSS 20, dengan tujuan mempermudah peneliti dalam menghitung validitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
3.6.2 Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran yang dapat dipercaya apabila dalam beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama akan didapatkan hasil yang relatif sama (Azwar, 2008). Bila perbedaan yang ada besar dari waktu ke waktu, maka hasil pengukuran tidak akan dipercaya atau tidak reliabel. Reliabilitas instrumen menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabilitas instrumen yang semakin tinggi, menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya / reliabel. Semakin reliabel suatu instrumen membuat intrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang sama, bila digunakan beberapa kali mengukur objek yang sama (Nugroho, 2011). Metode pengukuran reliabilitas yang sering digunakan adalah metode Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Crobach menunjukan sejauh mana kekonsistenan responden dalam menjawab instrumen yang dinilai. Rumusnya adalah (Azwar, 2006) [
][
]
Hasil perhitungan reliabilitas seluruh instrumen dikategorikan berdasarkan tabel kriteria koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995) berikut ini:
Tabel 3.5. Kriteria koefisien reliabilitas Interval Koefisien Reliabilitas 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah
Tabel di atas menunjukkan interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas soal evaluasi pada penelitian ini. Pada interval 0,91-1,00 menunjukkan kualifikasinya sangat tinggi. Pada interval 0,71-0,90 menunjukkan kualifikasinya tinggi. Pada interval 0,41-0,70 menunjukkan kualifikasinya cukup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Pada interval 0,21-0,40 menunjukkan kualifikasinya rendah. Selanjutnya yang terakhir pada interval kurang dari 0,20 menunjukkan kualifikasinya sangat rendah.
3.6.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah kuesioner atau skala sikap kesadaran akan nilai demokrasi. Peneliti melakukan face validity kepada dosen ahli berupa instrumen yang akan digunakan untuk menilai tingkat kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Uji validitas atau expert judgement yang dilakukan oleh dosen ahli setelah merumuskan 5 indikator beserta deskriptor atau pernyataan pada masing-masing indikator dan dapat dilihata pada tabel 2. Indikator tersebut kami konsultasikan ternyata ada beberapa yang harus direvisi atau diperbaiki lagi. Khususnya pada bagian pernyataan, supaya lebih disederhanakan lagi dan responden dapat mengisi dengan tepat serta tidak menimbulakan dua penyataan yang sama. Kemudian peneliti memperbaikinya dan diujikan kembali pada dosen ahli. Pada uji validitas kedua, kami berdiskusi untuk membahas pernyataan atau deskriptor yang telah diperbaharui. Hasil kesepakatan dosen dan peneliti bahwa kuesioner atau skala sikap dapat digunakan untuk penelitian dan tentunya peneliti selalu mengikuti saran yang diutarakan oleh dosen ahli dapat dilihat pada tabel 2. Peneiti melakukan validitas empiris kepada siswa kelas VI SD Kanisius Sengkan. Validtas ini dilakukan pada siswa kelas VI dengan alasan mereka yang sudah pernah mendapatkan materi kebebasan berpendapat di kelas V, dengan harapan instrumen tersebut mudah dipahamai dan sesuai materi yang diajarkan di SD. Untuk mempermudah perhitungan validitas isi, peneliti menggunakan program SPSS 20 dengan uji Pearson Correlation , dengan kriteria suatu instrumen dikatakan valid jika harga probabilitas yang terungkapkan dalam Sig. (2-tailed) di bawah 0,05 ( p < 0,05). Berdasarkan susunan sebaran item uji coba kuesioner kesadaran akan nilai demokrasi yang telah disebarkan, maka didapatkan hasil item valid sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tebel 3.6. Hasil Uji Validitas No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
24.
Pernyataan Saya menyadari bahwa setiap orang boleh mengutarakan pendapatnya Saya kurang setuju jika teman saya berpendapat Saya senang mengerjakan tugas secara berkelompok Saya senang ketika melakukan musyawarah/berdiskusi Saya pikir mengerjakan tugas secara berkelompok itu kurang berguna Musyawarah/berdiskusi seharusnya tidak diadakan Saya mendengarkan teman yang sedang berpendapat Saya percaya ketua kelas dapat mengatur kelas dengan baik Saya sadar bahwa kerjasama itu penting Saya tidak perduli dengan pendapat yang disampaikan orang lain Menurut saya ketua kelas kurang mampu mengatur kelas dengan baik Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri Saya sangat bersemangat untuk memberikan pendapat saat musyawarah/berdiskusi Saya kurang tertarik untuk memberikan usulan saat musyawarah Saya membuat kelompok yang sesuai dengan hobi Saya mengikuti diskusi kelompok dengan penuh antusias Setiap orang bebas untuk membentuk kelompok Saya membuat kelompok hanya temanteman yang saya senangi saja Saya malas mengikuti kerja kelompok karena pendapat teman tidak berguna Saya kurang setuju apabila guru membebaskan membentuk kelompok Teman mampu membantu saya mengerjakan tugas kelompok Saya bekerjasama dengan teman untuk membersihkan kelas (piket) Saya kurang yakin teman mampu membantu mengerjakan tugas kelompok Saya lebih senang membersihkan kelas (piket) sendirian daripada mengajak teman
Pearson Correlation 0,815**
Sig. (2-taited) 0,000
Valid
0,115
0,544
Tidak Valid
0,908**
0,000
Valid
0,253
0,177
Tidak Valid
0,162
0,153
Tidak Valid
0,325
0,000
Tidak Valid
0,172
0,365
Tidak Valid
0,037
0,845
Tidak Valid
0,048 0,757
0,803 0,000
Tidak Valid Valid
0,246
0,190
Tidak Valid
0,032
0,865
Tidak Valid
0,908**
0,000
Valid
0,036
0,008
Tidak Valid
0,039
0,836
Tidak Valid
0,878**
0,000
Valid
0,053
0,780
Tidak Valid
0,704**
0,000
Valid
0,782**
0,000
Valid
0,009
0,081
Tidak Valid
0,062
0,053
Tidak Valid
0,867**
0,000
Valid
0,079
0,677
Tidak Valid
0,029
0,880
Tidak Valid
Keputusan
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54.
Saya mencatat materi pelajaran Ketua kelas dipilih dari hasil pendapat teman-teman kelas Saya menerima kekalahan dengan sportif Saya tidak menerima kekalahan Ketua kelas harus dipilih paksa oleh guru Saya kurang bersemangat mencatat materi pelajaran Saya menerima pendapat orang lain Saya menolak pendapat orang lain Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar Saya malas mengikuti kerjabakti di lingkungan sekitar Saya senang berpendapat Saya kurang tertarik untuk berpendapat Saya mau mendengar pendapat orang lain Saya menerima hasil musyawarah dengan senang hati Saya bosan mendengarkan pendapat orang lain Saya menolak hasil musyawarah dengan bangga Saya menghargai keputusan bersama demi kebersamaan Saya menerima pendapat orang lain Saya menolak keputusan bersama karena tidak sesuai dengan keinginan saya Selalu menginginkan pendapat saya yang diterima orang lain Tetap rendah hati ketika memenangkan pertandingan Sombong karena memenangkan pertandingan Tugas kelompok akan berhasil jika mengerjakannya bersama-sama Tugas kelompok akan berhasil jika saya mengerjakannya sendirian Saya malas mengikuti kerja kelompok karena pendapat teman tidak berguna Saya senang bila kelompok belajar ditentukan oleh oranglain atau guru Berbicara dengan sopan santun ketika mengajukan pendapat Berbicara keras-keras ketika mengajukan pendapat Menerima hasil musyawarah dengan ikhlas Menolak hasil musyawarah dengan tidak ikhlas
0,723** 0,797**
0,000 0,000
Valid Valid
0,814**
0,000
Valid
0,752** 0,856**
0,00 0,000
Valid Valid
0,731**
0,000
Valid
0,894** 0,642** 0,794**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
0,775**
0,000
Valid
0,771** 0,768** 0,867**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
0,757**
0,000
Valid
0,854**
0,000
Valid
0,813**
0,000
Valid
0,861**
0,000
Valid
0,053 0,795**
0,781 0,000
Tidak Valid Valid
0,683**
0,000
Valid
0,798**
0,000
Valid
0,796**
0,000
Valid
0,815**
0,000
Valid
0,809**
0,000
Valid
0,659**
0,000
Valid
0,165
0,440
Tidak Valid
0,908**
0,000
Valid
0,834**
0,000
Valid
0,881**
0,000
Valid
0,632**
0,000
Valid
40
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55.
Mendengarkan saat musyawarah berlangsung Berbicara sendiri saat musyawarah berlangsung Menghormati pendapat orang lain Mencela pendapat orang lain Memberikan pujian pada teman yang memenangkan pertandingan Memprotes teman yang menang dalam pertandingan Memberi semangat pada teman yang kalah dalam pertandingan Mengejek teman yang kalah dalam pertandingan Kebersihan kelas tanggung jawab semua siswa Kebersihan kelas tanggung jawab ketua kelas saja
56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64.
0,890**
0,000
Valid
0,881**
0,00
Valid
0,872** 0,638** 0,878**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
0,680**
0,000
Valid
0,704**
0,000
Valid
0,884**
0,00
Valid
0,867**
0,000
Valid
0,757**
0,000
Valid
41
Dari tabel di atas, diperoleh hasil pernyataan yang valid sebanyak 45 dari 64 pernyataan. Berikut, tabel hasil item valid yang berisi 45 pernyataan. Tebel 3.7. Hasil Item Valid No Angket 1
No Item Valid 1
2
3
45
10
3
13
4
16
5
18
6
22
7 8
25 26
9
27
10 11
28 29
12
30
Pernyataan Saya menyadari bahwa setiap orang boleh mengutarakan pendapatnya Saya senang mengerjakan tugas secara berkelompok Saya tidak peduli dengan pendapat yang disampaikan orang lain Saya sangat bersemangat untuk memberikan pendapat saat musyawarah/berdiskusi Saya mengikuti diskusi kelompok dengan penuh antusias Saya membuat kelompok hanya teman-teman yang saya senangi saja Saya bekerjasama dengan teman untuk membersihkan kelas (piket) Saya mencatat materi pelajaran Ketua kelas dipilih dari hasil pendapat teman-teman kelas Saya menerima kekalahan dengan sportif Saya tidak menerima kekalahan Ketua kelas harus dipilih paksoleh guru Saya kurang bersemangat mencatat
Pearson Correlatio n 0,815**
Sig. (2taited) 0,000
Valid
0,908**
0,000
Valid
0,757**
0,000
Valid
0,908**
0,000
Valid
0,878**
0,000
Valid
0,704**
0,00
Valid
0,867**
0,000
Valid
0,723** 0,797**
0,000 0,000
Valid Valid
0,814**
0,000
Valid
0,752** 0,856**
0,00 0,000
Valid Valid
0,731**
0,000
Valid
Keputusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 14 15
31 32 33
16
34
17 18
35 36
19
37
20
38
21
39
22
40
23
41
24
43
25
44
26
45
27
46
28
47
29
48
30
49
31
51
32
52
33
53
34
54
35
55
36
56
37 38 39
57 58 59
40
60
41
61
materi pelajaran Saya menerima pendapat orang lain Saya menolak pendapat orang lain Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar Saya malas mengikuti kerjabakti di lingkungan sekitar Saya senang berpendapat Saya kurang tertarik untuk berpendapat Saya mau mendengar pendapat orang lain Saya menerima hasil musyawarah dengan senang hati Saya bosan mendengarkan pendapat orang lain Saya menolak hasil musyawarah dengan bangga Saya menghargai keputusan bersama demi kebersamaan Saya menolak keputusan bersama karena tidak sesuai dengan keinginan saya Selalu menginginkan pendapat saya yang diterima orang lain Tetap rendah hati ketika memenangkan pertandingan Sombong karena memenangkan pertandingan Tugas kelompok akan berhasil jika mengerjakannya bersama-sama Tugas kelompok akan berhasil jika saya mengerjakannya sendirian Saya malas mengikuti kerja kelompok karena pendapat teman tidak berguna Berbicara dengan sopan santun ketika mengajukan pendapat Berbicara keras-keras ketika mengajukan pendapat Menerima hasil musyawarah dengan ikhlas Menolak hasil musyawarah dengan tidak ikhlas Mendengarkan saat musyawarah berlangsung Berbicara sendiri saat musyawarah berlangsung Menghormati pendapat orang lain Mencela pendapat orang lain Memberikan pujian pada teman yang memenangkan pertandingan Memprotes teman yang menang dalam pertandingan Memberi semangat pada teman yang
0,894** 0,642** 0,769**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
0,775**
0,000
Valid
0,771** 0,768**
0,000 0,000
Valid Valid
0,867**
0,000
Valid
0,757**
0,000
Valid
0,854**
0,000
Valid
0,813**
0,000
Valid
0,861**
0,000
Valid
0,795**
0,000
Valid
0,683**
0,000
Valid
0,798**
0,000
Valid
0,796**
0,000
Valid
0,815**
0,000
Valid
0,809**
0,000
Valid
0,659**
0,000
Valid
0,908**
0,000
Valid
0,834**
0,000
Valid
0,881**
0,000
Valid
0,632**
0,000
Valid
0,890**
0,000
Valid
0,881**
0,00
Valid
0,872** 0,638** 0,878**
0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid
0,680**
0,000
Valid
0,704**
0,000
Valid
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
62
43
63
44
64
kalah dalam pertandingan Mengejek teman yang kalah dalam pertandingan Kebersihan kelas tanggung jawab semua siswa Kebersihan kelas tanggung jawab ketua kelas saja
0,884**
0,000
Valid
0,867**
0,000
Valid
0,757**
0,000
Valid
43
Selain uji validitas instrumen dilakukan juga uji reliabilitas instrumen untuk mengetahui taraf keajegan instrumen. Untuk menguji reliabilitas, peneliti menggunakan uji alpha Cronbach. Menurut Nunally (dalam Ghonzali, 2009:46) menyatakan bahwa suatu konstruk disebut raliabel atau memiliki reliabilitas jika memenuhi harga Alpha Cronbach’s > 0,60. Tabel 3.8. Kualifikasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi 0,91 - 1,00 0,71 - 0,90 0,41 - 0,70 0,21 - 0,40 negatif - 0,20
Kualifikasi Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Dari hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh hasil : Tabel 3.9. Hasil Reliabilitas SD K Sengkan
Alpha Cronbach 0,948
Kualifikasi Sangat tinggi
Tabel di atas menunjukkan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen yang digunakan sebesar 0,948 dengan kritaria sangat tinggi, sehingga instrumen yang dibuat digunakan karena sudah memenuhi syarat instrumen yang valid dan variabel. 3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
dijawab (Sugiyono, 2010:199). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan penggunaan kuesioner. Cara ini diberikan kepada siswa sebagai pretest dan posttest untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Pretest diberikan sebelum adanya perlakuan sedangkan posttest diberikan setelah adanya perlakuan bagi kelompok eksperimen. Kemudian hasil dari pretest dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda. Setelah itu kelas eksperimen diberikan perlakuan, yang bertujuan untuk membedakan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Pada pertemuan terakhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut diberikan posttest untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi. Dari hasil pretest dan posttest akan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.10. Tabel Pengumpulan Data No 1
2
Kelompok Kontrol
Eksperimen
Data yang diperoleh Skor pretest
Pengukuran data Pretest
Skor posttest
Posttest
Skor pretest
Pretest
Skor posttest
Posttest
Instrumen yang digunakan Item kuesioner (1, 3, 10, 13, 16 18, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64) Item kuesioner (1, 3, 10, 13, 16 18, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64) Item kuesioner (1, 3, 10, 13, 16 18, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64) Item kuesioner (1, 3, 10, 13, 16 18, 22, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64)
3.8 Teknik Analisis Data Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen yang termasuk ke dalam jenis kuantitatif yang menggunakan statistik dalam analisis datanya. Sebelum peneliti menentukan teknik statistik untuk analisis data, maka harus melakukan pengujian dahulu terhadap data yang diteliti. Teknik analisis data yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
diguakan merupakan teknik analisis data dengan menggunakan program Komputer SPSS 20 for Windows yang meliputi beberapa langkah sebagai berikut: 3.8.1 Uji Prasyarat a. Uji normalitas data Uji normalitas dengan mengunakan tekhnik Kolmogrov-Smirnov. Peneliti menggunakan tekhnik tersebut karena (Prayitno, 2012 :136) untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan, kriteria yang digunakan dalam teknik Kolmogrov-Smirnov antara lain : 1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, ditribusi data normal. Menurut Priyatno (2012 : 17) jika distribusi data normal, tekhnik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik uji t. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, distribusi data tidak normal. Priyanto (2012)menjelaskan bahwa distribusi data yang tidak normal,
tekhnik
statistik
yang
digunakan
adalah
nonparametrik. b. Uji homogenitas skor pretest atau uji persamaan skor pretest Uji homogenitas skor pretest ini merupakan tahap selanjutnya sesudah menguji normalitas suatu data. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki dasar yang
sama
sehingga
memungkinkan
untuk
melakukan
perbandingan. Dalam bukunya, Prayitno (2008) mengatakan jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelas data adalah sama. Berikut ini adalah kriteria untuk menilai perbedaan data : 1. Jika harga sig. (2-tailed) . 0,05, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelas kontrol dan eksperimen atau memiliki data yang sama. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelas kontrol dan eksperimen atau data yang dimiliki berbeda.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
3.8.2 Uji Statistik a. Uji kenaikan pretest ke postest Teknik ini digunakan untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen melalui membandingkan hasil skor pretest dan hasil skor postest dengan tingkat signifikansinya 5%. Perbandingan tersebut menggunakan kriteria (Prayitno,2008) sebagai berikut : 1. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, tidak ada perbedaan atau tidak ada kenaikan yang signifikan antara pretest dan posttest. 2. Jika harga sig. (2-tailed) <0,05, itu artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest ke posttest b. Uji perbandingan skor posttest Uji perbandingan ini dlakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara skor posttest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Uji
independent
sample t-test
digunakan untuk
menganalisis data dengan tingkat kepercayaan 95 % (Prayitno,2008). Adapun kriteria perbandingan tersebut, yaitu : 1. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Sehingga
dapat
disimpulkan
Pembelajaran
Pedagogi Reflektif (PPR) berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. 2. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Sehingga
dapat
disimpulkan
Pembelajaran
Pedagogi Reflektif (PPR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini akan membahas beberapa hal, yaitu hasil penelitian, pembahasan untuk mengetahui pengaruh penggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Hasil penelitian akan menjelaskan deskripsi data dan analisis data yang dilakukan. 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VA dan VB SD Kanisius Wirobrajan pada tanggal 3-14 April 2014. Jumlah siswa kelas VA dan VB sama, yaitu 31 siswa. Penelitian kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal: Jumat 4 April 2014, Sabtu 5 April 2014, Senin 7 April 2014, dan penelitian kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal: Selasa 8 April 2014, Kamis 10 April 2014, Jumat 11 April 2014. Pada penelitian ini, guru kelas merupakan guru yang terlibat langsung di dalam kelas. Observer yang akan mengobservasi proses pembelajaran yang dilakukan peneliti di kelas berjumlah dua orang. Observer tersebut adalah peneliti dan partner mahasiswa semester delapan. Berikut ini dijabarkan secara berurutan mengenai tahap-tahap dalam pembelajaran yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung: 4.1.1
Peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SD kelas V semester 2 (genap)
untuk mengetahui kesadaran akan nilai demokrasi. Penelitian jenis quasy eksperiment ini menggunakan dua kelas pembanding, yaitu kelas kelas eksperimental dan kelas kontrol. Kelas kontrol adalah kelas yang tidak mendapatkan treatment atau perlakuan dalam Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR). Sedangkan kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan treatment atau perlakuan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR). Kegiatan pertama yang dilakukan saat penelitian adalah pemberian pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest ini berupa skala sikap atau kuisioner yang memiliki 45 pernyataan mengenai nilai demokrasi. Tujuan dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
pretest ini adalah untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam menyadari nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pretest ini juga sebagai acuan untuk memeberikan perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Tahap selanjutnya setelah pemberian pretest pada masing-masing kelas adalah melakukan pengajaran berbasis pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada kelas eksperimen. Kelas kontrol sendiri tidak diberi perlakuan sehingga pembelajaran yang digunakan sifatnya konvensional. Pada akhir pertemuan dan seluruh materi sudah tersampaikan, kedua kelas diberi posttest berupa skala sikap atau kuisioner yang sama dengan pretest. Tujuan dari diberikan posttest ini adalah untuk mengetahui peningkatan kesadaran siswa akan nilai demokrasi dan untuk membandingkan hasil dari kelas kontrol dan kelas eksperimen.
4.1.1.1 Uji Normalitas Data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai demokrasi dengan cara meilihat hasil dari pretest dan posttest pada masingmasing kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. uji normalitas dianalisi menggunakan data nonparametri, yaitu One Kolmogorov-Smirnov Test dengan program komputer SPSS 20 for Windows. Uji normalitas ini bertujuan menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya. Kriteria yang digunakan sebagai berikut: 1. Jika nilai signifikansi atau harga sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data dikatan normal. 2. Jika nilai signifikansi atau harga sig. (2-tailed)< 0,05, distribusi data dikatakan tidak normal. Hasil perhitungan uji normalitas pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 4.1. Hasil uji normalitas data pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen No 1 2 3 4
Aspek Rerata skor pretest kelompok kontrol Rerata skor posttest kelompok kontrol Rerata skor pretest kelompok eksperimen Rerata skor posttest kelompok eksperimen
Hasil Signifikansi 0,946 0,801 0,557
Keterangan Data normal Data normal Data normal
0,964
Data normal
Dari hasil analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok kontrol, dan posttest kelompok kontrol memiliki distribusi data normal karena harga sig.(2tailed) pretest kelompok kontrol berada diatas 0,05 yaitu sebesar 0,946 dan harga sig.(2-tailed) posttest kelompok kontrol yaitu sebesar 0,801. Pada kelompok eksperimen memiliki distribusi data yang normal pada pretest maupun posttest. Harga sig.(2-tailed) pretest menunjukkan berada di atas 0,05 yaitu sebesar 0,557 dan data posttest memiliki harga sig.(2-tailed) berada diatas 0,05 yaitu 0,964. Harga sig.(2-tailed) pretest dan posttest kelompok kontrol dan harga sig.(2-tailed) pretest dan posttest eksperimen menunjukkan keadaan yang normal sehingga aspek peningkatan kesadaran demokrasi pada kedua kelompok akan dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik independent samples t-test. Tahap selanjutnya analisis data, analisis data dilakukan dengan empat langkah sebagai berikut: 1) Uji homogenitas skor pretest, yaitu analisis data yang membandingkan skor pretest kedua kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen, untuk mengetahui perbedaan kondisi awal siswa sebelum mendapat perlakuan, 2) Skor perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 3) Uji kenaikan skor pretest ke posttest tiap kelas, untuk mengetahui kenaikan yang signifikan pada tiap kelas dan 4) Perbandingan skor posttest yaitu tekhnik analisis data yang membandingkan skor posttest kedua kelas untuk mengetahui pengaruh yang signifikan akan kesadaran nilai demokrasi. Langkah selanjutnya adalah menguji homogenitas data skor pretest, yaitu dengan membandingkan skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, untuk mengetahui perbedaan kondisi awal siswa sebelum mendapat perlakuan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Selanjutnya menguji kenaikan skor pretest ke posttest pada tiap kelas, untuk mengetahui kenaikan yang signifikan pada tiap kelas. Uji perbandingan skor posttest adalah tekhnik analisis data yang membandingkan skor posttest kedua kelas utnuk mengetahui pengaruh yang signifikan akan kesadaran nilai demokrasi.
4.1.1.2 Uji homogenitas Analisis perbandingan skor pretest kedua kelompok dapat dilakukan setelah menguji normalitas data. Uji perbandingan skor pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal atau titik pijak antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat kemampuan atau tidak. Jika memiliki kondisi awal yang sama maka dapat dilakukan perbandingan skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dalam hal ini menggunakan independent samples t-test. Uji independent samples t-test digunakan karena data memiliki distribusi yang normal yaitu harga sig.(2-tailed) di atas 0,05 dengan hipotetsis sebagai berikut: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen = Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika harga sig. (2- tailed) < 0,05 maka
ditolak dan
diterima
artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. 2. Jika harga sig. (2- tailed) > 0,05 maka
diterima dan
ditolak
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Tabel 4.2. Uji homogenitas Hasil pretest Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Signifikansi 0,167
Keterangan Tidak berbeda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dari tabel di atas harga sig (2-tailed) adalah 0,167 sehingga dan
51
diterima
ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan (homogen) antara
skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 4.1.1.3 Skor perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Tabel skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ini dilakukan untuk melihat perbandingan skor antara kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada kenaikan rata-rata pretest ke posstest. Hasil kenaikan skor rata-rata pretest ke posttest dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3. Skor perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Kelompok Kontrol No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pretest 3.91 4.16 2.87 3.69 3.78 4.60 3.82 4.51 3.49 4.18 3.78 3.98 4.38 4.89 3.22 4.40 4.87 4.64 4.76 4.67 4.20 4.24 4.02
Posttest 4.04 4.18 3.73 4.22 3.80 4.64 3.82 4.82 4.47 3.73 4.22 4.51 4.11 4.96 3.42 4.33 4.69 4.38 4.67 4.71 4.42 4.11 4.11
Kelompok Eksperimen Selisih 0.13 0.02 0.87 0.53 0.02 0.04 0.00 0.31 0.98 -0.44 0.44 0.53 -0.27 0.07 0.20 -0.07 -0.18 -0.27 -0.09 0.04 0.22 -0.13 0.09
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Pretest 3.04 4.60 4.76 4.62 4.04 4.29 4.38 4.40 4.76 4.31 4.13 4.38 4.31 4.38 4.20 4.11 4.48 4.64 4.24 4.56 4.69 4.11 4.20
Posttest 3.29 4.56 4.87 4.69 4.31 4.84 4.62 4.24 4.51 4.24 4.09 4.87 4.49 4.18 4.78 4.27 4.56 4.96 4.24 4.60 4.73 4.13 4.00
Selisih 0.24 -0.04 0.11 0.07 0.27 0.56 0.24 -0.16 -0.24 -0.07 -0.04 0.49 0.18 -0.20 0.58 0.16 0.08 0.31 0.00 0.04 0.04 0.02 -0.20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
24 25 26 27 28 29 30 31
3.33 4.42 3.93 3.64 4.73 4.60 4.51 4.33
3.07 4.29 4.18 3.91 4.80 4.60 4.56 4.20
-0.27 -0.13 0.24 0.27 0.07 0.00 0.04 -0.13
24 25 26 27 28 29 30 31
3.36 3.96 4.67 4.76 4.31 4.67 3.96 4.31
4.42 4.11 4.69 4.84 4.47 4.53 4.40 4.69
1.07 0.16 0.02 0.09 0.16 -0.13 0.44 0.38
Total
186.61
191.19
4.58
Total
193.81
200.65
6.84
Ratarata
4.15
4.25
0.10
Ratarata
4.31
4.46
0.15
Dari tabel skor perbandingan kesadaran akan nilai demokrasi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menyatakan bahwa pada kelompok kontrol kenaikan rata-rata pretest ke posstest yang menggunakan model pembelajaran tradisional menunjukkan peningkatan sebesar 0,10. Pada kelompok eksperimen menyatakan kenaikan rata-rata pretest ke posstest sebesar 0,15. Hasil selisih rata-rata menunjukkan bahwa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki peningkatan yang lebih tinggi dari pada kelas yang menggunakan model pembelajaran tradisional. 4.1.1.4 Uji kenaikan skor pretest ke posttest Langkah kedua dilakukan yaitu melihat ada atau tidaknya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari uji perbandingan skor pretest ke posttest akan
diperlihatkan
presentase
kenaikan
masing-masing
kelompok.
Uji
perbandingan ini berkaitan dengan uji normalitas. Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sig (2-tailed) pada pretest dan posttest >0,05 sehingga data tersebut dikatakan normal, sehingga analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik paired samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga tidak ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. = Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga ada kenaikan yang signifikan antara skor pretest dan posttest. Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika harga sig. (2- tailed) < 0,05 maka
ditolak dan
diterima
artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan. 2. Jika harga sig. (2- tailed) > 0,05 maka
diterima dan
ditolak
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest
dan
posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan. Hasil dari analisis data perbandingan pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4. Perbandingan skor pretest ke posttest No
Kelompok
1
Kontrol
Pretest 186,61
2
Eksperimen
193,81
Tes Posttest 191,19
% peningkatan 2,45%
Signifika nsi 0,084
200,65
3,53%
0,005
Keputusan Tidak Signifikan Signifikan
Dari tabel d iatas harga sig (2-tailed) kelompok kontrol adalah 0,084 atau > 0,05, maka
ditolak dan
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Harga sig (2-tailed) kelompok eksperimen adalah 0,005 atau < 0,05, maka
ditolak dan
diterima.
Artinya tada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
lain ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest pada kelompok eksperimen. Grafik berikut akan memperlihatkan skor kenaikan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. 205 200.65
200 195
193.81 191.19
190
Kontrol Eksperimen
186.61
185 180 175
Pretest
Posttest Gambar 4.1.
Perbandingan antara skor pretest dan posttest
Grafik nomer 4.1 di atas menunjukkan skor kenaikan pretest ke posttest kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok kontrol mengalami kenaikan dari pretest 186.61 ke posttest 191.19. Sedangkan kelompok eksperimen mengalami kenaikan dari pretest 193.81 ke posttest 200.65. Dari grafik tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kelompok eksperimen mengalami kenaikan yang lebih signifikan dibanding kelompok kontrol. 4.1.1.5 Perbandingan skor posttest Langkah
selanjutnya
yang
dilakukan
peneliti
menggunakan
perbandingan skor posttest untuk melihat ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan antar skor posttest dari kelompok kontrol dan skor posttest dari kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% karena data posttest pada kedua kelompok merupakan data yang normal, harga sig (2tailed) > 0,05, analisis data dengan menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga tidak ada pengaruh penggunaan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. = Ada perbedaan yang signifikan antara posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga ada pengaruh penggunaan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi.
Dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika harga sig. (2- tailed) < 0,05 maka
ditolak dan
diterima
artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga ada pengaruh penggunaan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. 2. Jika harga sig. (2- tailed) > 0,05 maka
diterima dan
tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest
ditolak pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen, sehingga tidak ada pengaruh penggunaan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Hasil analisis statistik perbandingan Posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.5. Perbandingan skor Posttest Hasil Posttest Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Mean 191,19 200,65
Signifikasi
Keterangan
0,037
Ada perbedaan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil rata-rata kelompok kontrol sebesar 191,19 dan rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar 200,65 sehingga apabila dilihat dari rata-rata antara kelas kontrol dan kelas eksperimen,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dapat diperoleh hasil dimana kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Sedangkan untuk harga sig (2-tailed) <0,05 diperoleh yaitu 0,037 sehingga
ditolak dan
diterima yang artinya, ada perbedaan yang
signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran akan nilai demokrasi, serta kedua skor posttest berada pada level yang tidak sama. 4.2 Pembahasan Pelaksanaan PPR ini dilaksanakan tiga kali pertemuan pada masingmasing kelas. Penelitian ini dilaksanakan oleh bantuan guru kelas, sehingga yang mengajar adalah guru kelas atau guru bidang studi tersebut. Sedangkan peneliti membantu jalannya proses pembelajaran dengan menyiapkan segala keperluan. Sebelum melaksanakan proses belajar siswa mengerjakan pretest. Pretest berupa kuesioner atau skala sikap untuk melihat kondisi awal siswa pada tiap kelas. Seperti gambar di bawah ini saat siswa kelas kontrol dan eksperimen mengerjakan pretest berupa kuesioner atau skala sikap.
Gambar 4.2. Siswa kelas eksperimen mengerjakan pretest
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Gambar 4.3. Siswa kelas kontrol mengerjakan pretest
Setelah siswa mengerjakan pretest, siswa di kelas eksperimen diberi perlakuan berupa kegiatan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Pada hari pertama, kegiatan pembelajaran mengenalkan pada siswa materi keputusan bersama. Kegiatan awal yang dilakukan adalah guru mengecek kesipan siswa sebelum proses belajar dmulai. Setelah guru mengecek kesiapan, siswa diberi pertanyaan yang sifatnya kontekstual
mengenai
pengalaman
mereka
dalam
bermusyawarah
dan
pengambilan keputusan bersama. Kemudian siswa menganalisis gambar yang tersedia, gambar-gambar tersebut menunjukan kegiatan berdiskusi kelas, bermusyawarah atau pengambilan keputusan bersama yang ada di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Pada kegiatan belajar tersebut siswa terlihat antusias. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang angkat tangan ketika guru melontarkan pertanyaan dan banyaknya siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar serta penuh semangat. Sebagai aksi, siswa diharapkan mampu memahami keputusan bersama serta manfaat dari pengambilan keputusan bersama dengan cara mengidentifikasi gambar. Kegiatan akhir adalah siswa merefleksikan kegiatan yang telah dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Gambar 4.4. Guru menerangkan materi di kelas eksperimen
Gambar 4.5. Siswa kelas eksperiemen menjawab pertanyaan
Pada pertemuan kedua di kelas eksperimen, awalnya guru mengecek kesiapan siswa dan mengulas materi yang sudah diajarkan pada minggu lalu. Siswa menonto video mengenai nilai demokrasi yang ada di rumah, setelah menonton video siswa mengidentifikasikan isi dari video yang telah dilihat. Sebagai aksi, pada pertemuan ke dua siswa membuat kliping. Bahan kliping tersebut dari koran, majalah, atau dari sumber internet. Kliping tersebut berkaitan tentang pengambilan keputusan bersama, manfaat serta kerugian dari pengambilan keputusan bersama. Sedangkan kelas kontrol kegiatan pembelajarannya melanjutkan rangkuman minggu lalu dan guru menjelaskan materi.
Gambar 4.6. Siswa di kelas eksperimen memperhatikan video
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Gambar 4.7. Siswa di kelas kontrol kurang memperhatikan guru
Pertemuan ke tiga merupakan pertemuan terakhir pada penelitian ini. Di kelas eksperimen guru melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa akan materi pengambilan keputusan bersama. Sebagai aksi pada pertemuan ke tiga ini, siswa membuat rangkuman materi pembelajaran tetapi dalam bentuk skema atau peta konsep sederhana. Pembuatan peta konsep dilakukan tanpa melihat buku catatan ataupun buku cetak. Pada diakhir pertemuan, siswa melakukan refleksi akan kegiatan hari tersebut. Sedangkan, kelas kontrol tetap sama yaitu siswa diberikan model konvensional sehingga guru yang lebih berdominan.
Gambar 4.8. Siswa kelas eksperimen membuat peta konsep
Gambar 4.9. Siswa kelas kontrol merangkum materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Pada pertemuan akhir ini, kedua kelas diberi posttest untuk melihat perbedaan dengan kondisi awal. Posttest diberikan beberapa hari setelah kegiatan pelajaran.
Gambar 4.10. Siswa kelas eksperimen mengerjakan posttest
Gambar 4.11. Siswa kelas kontrol mengerjakan posttest
Hasil data dari penelitian kemudian diuji. Uji data penelitian ini dilakukan dengan abalisis statistik bantuan komputer yaitu SPSS 20 for Windows. Dalam mengolah data menggunakan lima tahap yaitu: 1) uji normalitas,
2) uji
homogenitas, 3) perbandingan skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 4) uji kenaikan skor pretest ke posttest pada masingmasing kelompok, dan 5) uji perbandingan skor posttest. Pada tahap pertama yang dilakukan adalah dengan menguji kenormalan data yaitu uji normalitas data. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi nilai normal, sedangkan harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi nilai tidak normal. Dari hasil penelitian ini, data kedua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki distribusi nilai normal, karena harga sig. (2-tailed) > 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selanjutnya tahap kedua dilakukan uji homogenitas skor pretest
61
kelompok
kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ada perbedaan pada kondisi yang sama, atau berada pada titik pijak yang berbeda, harga sig.(2-tailed) >0,05, adalah sebesar 0,167. Pada tahap ketiga dilakukan perbandingan rata-rata pretest ke posttest, hal ini dilakukan untuk mengetahui kenaikan rata-rata skor pretest ke posttest dari setiap kelompok. Kenaikan rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 0,10, dan pada
kelompok
eksperimen
menunjukkan
kenaikan
yang
lebih
tinggi
dibandingkan kelompok kontrol, skor rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0,15, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif pada kelas eksperimen mempunyai data atau skor rata-rata yang lebih tinggi dari kelas yang menggunakan model pembelajaran tradisonal dengan menggunakan metode ceramah pada kelas kontrol. Pada tahap keempat dilakukan dengan uji kenaikan skor pretest
ke
posttest dari masing-masing kelompok dan diperoleh data bahwa pada kelompok kontrol dengan skor pretest sebesar 186,61 dan skor posttest sebesar 191,19 sehingga diperoleh kenaikan sebesar 2,45% dengan sig.(2-tailed) 0,084 sehingga tidak ada peningkatan data yang signifikan karena signifikansi berada > 0,05. Sedangkan pada kelompok eksperimen diperoleh data dengan skor pretest sebesar 193,81 dan skor posttest sebesar 200,65 sehingga diperoleh kenaikan sebesar 3,52% dengan sig.(2-tailed) 0,005 sehingga ada peningkatan yang signifikan karena signifikansi berada < 0,05, dengan kata lain terdapat suatu peningkatan yang signifikan. Dalam hal ini presentase kenaikan pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol, karena siswa pada kelompok eksperimen
dalam
kegiatan
pembelajaran
atau
proses
pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran yang inovatif yaitu model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif terhadap kesadaran nilai demokrasi untuk mengingat materi yang dipelajari dan membuat siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan dalam kelompok kontrol, guru
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
melakukan proses pembelajaran secara tradisonal, yaitu dimana guru lebih menggunakan media ceramah. Pada tahap kelima yaitu uji perbandingan skor posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen hasil mean atau rata-rata pada kelas kontrol sebesar 191,19 sedangkan pada kelas eksperimen sebesar 200,65. Hasil tersebut sangat jelas bahwa eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol dalam rata-rata hasil posttest. Signifikansi data mencapai 0,037 sehingga
ditolak dan
diterima
artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, sehingga ada pengaruh penggunaan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Pengujian data tersebut sesuai dengan teori pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Menurut Subagya (2010:23) PPR mempunyai keunggulan dimana siswa dan guru menjadi belajar untuk mengembangkan kompetensi secara utuh (Competence), mengasah kepekaan dan mempertajam hati nurani (Consience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesama (Compassion). Pembelajaran PPR ini dapat dikatakan telah berhasil menuju pada tujuan pendidikan dimana siswa menjadi pribadi yang utuh dan bermakna bagi sesama manusia (forming men and women for others). Hal tersebut terbukti dengan unsur-unsur pokok yang terdapat pada pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Unsur-unsur pokok dalam (PPR) ini dirumuskan dalam konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi yang dikemukakan oleh Subagya (2010:43). Penggunaan unsur-unsur pokok dalam pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) sangat bepengaruh terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Unsur yang pertama yaitu konteks. Konteks lebih ditekankan pada objek pembelajaran dimana materi “Menghargai keputusan bersama” dapat memberikan nilai-nilai kesadaran demokrasi pada siswa yang berguna dalam kehidupan mereka. Pernyataan tersebut terbukti ketika siswa melakukan tanya jawab dengan guru menggunakan media gambar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Gambar 4.12. Guru menerangkan materi menggunakan gambar
Unsur yang kedua yaitu pengalaman. Pengalaman diberikan melalui kegiatan melihat video mengenai materi “Menghargai keputusan bersama”. Pengalaman berpengaruh terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Menurut Subagyo (2010:52) pengalaman merupakan proses dimana siswa memahami materi yang dipelajari secara mendalam dengan melibatkan seluruh kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal itu terbukti ketika siswa kelas eksperimen terlihat antusias menyimak video yang ditampilkan.
Gambar 4.13. Siswa antusias menyimak video
Unsur yang ketiga yaitu refleksi. Penerapan unsur refleksi sangat berpengaruh terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Dengan berefleksi siswa mampu memaknai proses pembelajaran, menangkap nilai-nilai demokrasi yang ada dalam proses belajar “Menghargai keputusan bersama”. Pendapat tersebut sejalan dengan refleksi yang dikemukakan oleh Subagyo. Menurut Subagyo (2010:55) refleksi merupakan proses mempertimbangkan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
seksama menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, pengalaman dan ideide atau tujuan-tujuan yang diinginkan. Refleksi merupakan unsur pokok yang paling penting dan harus ada dalam pembelajaran PPR. Refleksi menjadi sarana dalam menghubungkan antara pengalaman yang telah diperoleh siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan tindakan yang akan siswa lakukan.
Gambar 4.14. Siswa menulis refleksi
Unsur yang keempat yaitu tindakan. Penerapan unsur tindakan juga berpengaruh terhahadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. Sumber dari tindakan yang dilakukan siswa berasal dari hasil refleksi yang telah dilakukan siswa. Menurut Subagyo (2010:61) tindakan merupakan pertumbuhan batin yang mencakup dua tahap, yaitu pilihan-pilihan batin (hasil dari refleksi pengalaman) dan kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata. Pilihan batin merupakan momentum bagi sswa untuk memilik nilai-nilai kebenaran sebagai miliknya. Sedangkan pilihan perwujudan tindakan nyata merupakan tindakan yang konsisten berdasar atas permaknaan akan hidup, sikap, dan nilai-nilai yang telah dipilih siswa menjadi bagian dari dirinya. Hal tersebut terbukti ketika siswa kelas eksperimen menerapkan nilai-nilai demokrasi saat mengerjakan kliping.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Gambar 4.15. Siswa mengerjakan kliping
Semua anggota kelompok ikut aktif mengerjakan kliping dengan menerapkan nilai-nilai demokrasi seperti yang dijelaskan Cipto (dalam Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan, 2010:126-130) diantaranya kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berpartisipasi, kesetaraan anggota kelompok, rasa percaya dan kerjasama untuk mengatasi persoalan yang muncul dalam kelompok. Penerapan unsur yang terakhir yaitu evaluasi. Evaluasi juga berpengaruh terhadap keasadaran akan nilai demokrasi. Menurut Subagyo (2010:63) evaluasi merupakan proses yang mana berdasar atas tujuan dari pendidikan PPR, yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki kepribadian utuh, kompeten secara kognitif atau intelektual, besedia untuk semakin berkembang, memiliki sikap religious, penuh kasih, dan memiliki tekad untuk berbuat adil dalam pelayanan tulus pada sesama umat Allah. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan melalui evaluasi yang mendalam pada aspek-aspek pengetahuan, penataan prioritas, perkembangan sikap, dan tindakan-tindakan nyata yang dilakukan siswa yang sesuai dengan prinsip “menjadi orang demi orang lain” “ man for others”. Terbukti dari kegiatan siswa membuat peta konsep. Siswa membuat peta konsep tanpa melihat buku cetak, melainkan berdasarkan semua hal yang didapatkan melalui pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tiga hal yang hendak diuraikan oleh peneliti , yaitu kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan terhadap siswa-siswi kelas V SD Kanisius Wirobrajan pada mata pelajaran PKn dengan materi menghargai keputusan bersama untuk menigkatkan kesadaran siswa akan nilai demokrasi dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1
Penerapan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) memiliki pengaruh akan kesadaran siswa terhadap nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn pada siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan untuk materi menghargai keputusan bersama, semester genap Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukan dari hasil analis statistik pada data prestest ke posttest pada masingmasing kelas. Kelas kontrol mendapat peningkatan 2,45 % dengan signifikansi 0,084 yang berarti tidak ada peningkatan yang signifikan. Pada kelas eksperimen mendapat peningkatan sebesar 3,53 % dengan signifikansi 0,005 yang artinya ada peningkatan yang signifikan. Jadi, Pembelajaran Pedagogi Reflektif
(PPR)
berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai demokrasi. 5.1.2
Kesadaran nilai demokrasi yang terkandung dalam mata pelajaran PKn menggunakan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) meningkat lebih signifikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
5.2 Keterbatasan Penelitian Selama penelitian ini berlangsung ada beberapa keterbatasan , yaitu : 5.2.1
SD tempat penelitian berdekatan dengan jalan raya sehingga suara kendaraan bermotor terdengar sampai ke dalam ruang kelas, selain itu pada saat penelitian sedang berlangsung konvoi kampanye pemilu legislatif. Suara kendaraan bermotor yang digunakan untuk konvoi terlalu keras sehingga mengganggu konsentrasi siswa saat berdiskusi materi yang sedang dipelajari.
5.2.2
Keterbatasan jam pelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam satu minggu, mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki jam pelajaran paling sedikit dibandingan dengan mata pelajaran seperti Matematika, IPA, IPS sehingga dalam penelitian peneliti perlu berkoordinasi dengan guru kelas untuk menentukan jadwal penelitian.
5.2.3
Pelaksanaan penelitian antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilaksanakan dalam waktu dan hari yang berbeda. Hal tersebut memungkinkan siswa kelompok kontrol dapat bertanya tentang materi yang diajarkan di kelompok eksperimen sehingga hasil posttest yang dihasilkan bisa berbeda.
5.3 Saran Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan adalah: 5.3.1
Peneliti perlu memperhatikan tempat dan situasi lingkungan SD sebelum melakukan penelitian. Sebaiknya penelitian dilakukan di saat situasi tenang dan kondusif supaya penelitian dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat berdiskusi dengan siswa lain tanpa ada ganguan dari lingkungan SD.
5.3.2
Peneliti perlu memperhatikan waktu pelaksanaan. Baik dari urutan materi atau waktu pelaksanaannya. Sebab urutan materi yang terakhir akan sulit untuk berkoordinir dengan guru kelas, biasanya waktu pertemuan akan semakin sedikit karena ada ujian tengah semester.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
DAFTAR REFERENSI Amin, M.Maswardi. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Baduose Media Jakarta. Arikunto. 2006. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Agustina .2011. Peningkatan competence, conscience dan compassion (3C) dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Pedagogi Reflektif (PPR) Pada siswa kelas IIIA SD Kanisius Demangan Baru I. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Azwar, S. Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pangukran Prestasi Belajar. 2008. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Aziz, Wahab & Supriya. 2011. Teori & Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta Cahyaningtyas. 2013. Pembelajaran Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Kesadaran Akan Nilai Cinta Tanah Air Siswa Kelas III SD N Adisucipto I. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Djahiri. 1991. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa. Jakarta: Gramedia Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia pusat bahasa. Jakarta: Gramedia Faisal. S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional Fathurrohman & Wuri Wuryandani. 2011. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar: untuk PGSD Guru SD. Bantul: Nuha Litera Masidjo, I. 2007. Penilaian Hasil belajar siswa di sekolah. Yogyakarta: Kanisius Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta Nicodemus. 2012. Peningkatan sikap, minat dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Pedagogi Reflektif pada mata pelajaran IPS bagi siswa kelas V SD Kanisius Gayam. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Nila. 2013. Pembelajaran PKn Dengan Model Pembelajan Koopetif Untuk meningkakan Kesadaran Akan Nilai Cinta Tanah Air Kelas III SDN Nugroho, S . 2011. Validitas dan reliabilitas. Bandung: Alfa Beta Priyatno, D. 2008. Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. P3MP-USD. 2008. Model Pembelajaran Berbasis Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Pedagogi
Ignasian.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak Peran Moral, Intelektual, Emosional, dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Akasara Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktinknya. Jakarta: Bumi Aksara Subagyo, dkk. 2008. Paradigma Pedagogi Rfelektif. Yogyakarta: Kanisius. Subagyo, J. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono.2010. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta Suhatman. A. 2009. Menyadarkan Kesadaran Medik. 3. 46- 47 Sumarsono,S, dkk. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Supriatnoko. 2008. Pendidikan kewarganegaraan. Jakarta : Penaku Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media Pustaka Group Theresia. 2011. Penerapan Pembelajaran Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan competence, conscience dan compassion kelas IIIC SD Kanisius Demangan Baru I. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Toyibin Aziz, dkk. 1991. Pendidikan Pancasila 1. Jakarta : Departemen pendidikan dan kebudayaan Tim Penyusun P3P-LPM USD. Pedoman Model P Berbasis Pedagogi Ignasian. 2012. Yogyakarta : Pusat Pengembangan dan pejaminan mutu pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Tim PPR SD Kelompok Kanisius. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif. Yogyakarta: Kanisius Tim
Nasional dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung : Penerbit Afabeta
Wahab., A. A. Dkk. 2011. Teori &Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Penerbit Alfabeta Wahana. 2004. Nilai Etika Aksiologi Max Scheler. Yogyakarta: Kanisius. Widjaja, AW. 1994. Kesadaran Hukum Manusia dan Masyarakat Pancasila. Jakarta: CV. Era Swasta Winataputra, dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKn SD. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
71
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Silabus Kelompok Eksperimen
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
SILABUS
Satuan Pendidikan : SD Kanisius Wirobrajan Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester
:V/2
Standar Kompetensi (SK) : 4. Menghargai keputusan bersama Kompetensi Dasar (KD) : 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
Competence
Jenis:
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
4.1 Mengenal Menghargai
Pertemuan 1 :
bentuk-bentuk
keputusan
- Mengenal bentuk-
Menyebukan
Pedagogi
Tes
kk. 2008.
keputusan
bersama
bentuk keputusan
bentuk-bentuk
Reflektif
Non tes
Mari
bersama
keputusan
(PPR)
bersama
- Mengidentifikasik an
bersama yang
Paradigma
Penilaian
- Bentuk: Tugas invidu
35 x 2 JP
Asmunah,d
belajar PKn.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
- gambar
yang
brekaitan dnegan pengambilan
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
ada di sekolah (kognitif) Menyebutkan
keputusan
benuk-bentuk
bersama
keputusan
- Merumuskan
bersama yang ada
definisi keputusan
di lingkungan
bersama
rumah (kognitif) Mengidentifikasik an bentuk-bentuk keputusan bersama (psikomotor)
Conscience Bertanggung jawab dalam
Penilaian Diskusi kelompok - Instrume n: Soal Rubik penilaian
Alokasi
Sumber
waktu
belajar Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
menyebutkan keputusan bersama yang ada di sekolah (afektif) Bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah (afektif) Compassion Menghargai teman yang mengutarakan pendapatnya (afektif)
Penilaian
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
4.2 Mematuhi keputusan bersama
Kegiatan belajar
Menghargai
Pertemuan 2
keputusan
- Mengidentifikasi
bersama
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
Competence Mengidentifikas
Penilaian
- Jenis: Tes
kan maslah dan
ikan pentingnya
Non tes
pemecahannya
pengambilan
- Bentuk:
berdasarakan
keputusan
tayangan video
bersama untuk
- Membuat kliping
kepentingan
mengenai
bersama
keputusan
(kognitif)
Tugas invidu Diskusike lompok - Instrume n:
Mengidentifikas
Soal
berbagi sumber
ikan dampak
Rubik
seperti media
negatif yang
penilaian
masa (koran,
muncul dalam
iternet, majalah)
pengambilan
bersama dari
keputusan bersama (kognitif)
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
32x2 jp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
Mengidentifikas ikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama (kognitif) Membuat kliping (psikomotor)
Penilaian
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
Penilaian
Pertemuan 3
Competence
- Jenis:
Memahami
Mengidentifikasi
Tes
pentingnya
kan pengertian
Non tes
mengharagi
pengambilan
- Bentuk:
dan mematuhi
keputusan
keputusan
bersama untuk
bersama
kepentingan bersama (kognitif) Mengidentifikasi
Tugas invidu Diskusike lompok - Instrume n: Soal
kan dampak
Rubik
negatif yang
penilaian
muncul dalam pengambilan keputusan bersama (kognitif) Mengidentifikasi kan dampak
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
35x2 jp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
Indikator
Model
Ketercapaian
pembelajaran
Membuat peta
positif yang
kosep mngenai
muncul dalam
materi
keputusan
pengambilan
bersama
keputusan
(kognitif)
bersama
Membuat peta konsep (psikomotor) Consience
Bertanggung jawab
dalam
mengidentifikasi akn pentingnya pengambilan bersama (afektif)
Bertanggung jawab dalam mengidentifikasi kan dampak
Penilaian
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 Kompetensi
Materi
Dasar
pokok
Kegiatan belajar
Indikator
Model
Penilaian
Ketercapaian
pembelajaran
negatif/positif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama (afektif)
Berani mematuhi keputusan bersama (afektif)
Y o g y a k a r t a ,
Compassion
Menghargai pendapat teman (afektif)
5 M a r e t 2
Alokasi
Sumber
waktu
belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Lampiran 2 RPP Kelompok Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/semester
: VA / II
Mapel/Materi
: PKn / Menghargai keputusan bersama
Hari / Tanggal
: Jumat, 4 April 2014
Pertemuan ke
:1
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Standar Kompetensi (SK) 4. Menghargai keputusan bersama
B. Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama
C. Indikator Pembelajaran Competence (Akademik/ Ketrampilan) 4.1.1
Menyebukan bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah (kognitif)
4.1.2
Menyebutkan benuk-bentuk keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah (kognitif)
4.1.3
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk keputusan bersama (psikomotor)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
Conscience (Hati Nurani) 4.1.4
Bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di sekolah (afektif)
4.1.5
Bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di lingkungan
rumah (afektif)
Compassion (Kepedulian Sosial) 4.1.6
Menghargai teman yang mengutarakan pendapatnya (afektif)
D. Tujuan Pembelajaran Competence (Akademik/ Ketrampilan)
Siswa mampu menyebutkan bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah minimal 3 (tiga) secara tepat
Siswa mampu menyebutkan benuk-bentuk keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah minimal 3 (tiga) secara tepat tanpa melihat buku
Siswa
mampu
mengidentifikasikan
bentuk-bentuk
keputusan bersama
Conscience (Hati Nurani)
Siswa mampu bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di sekolah
Siswa mampu bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah
Compassion (Kepedulian Sosial)
Siswa mampu menghargai teman yang mengutarakan pendapatnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
E. Materi Pokok Bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah dan ada dirumah
F. Pendekatan dan metode pembelajaran Pendekatan Pembajaran : Pedagogi Reflekif Metode Pemblajaran
: Tanya jawab, diskusi dan presentasi
G. Nilai kemanusiaan Kerjasama Peduli Peka H. Langkah-Langkah pembelajaran A. Pertemuan 1 Kegiatan Pembelajaran
Langkah-
Alokasi
Langkah
waktu
PPR 1.) Kegiatan awal -
Salam, doa pembuka
-
Apersepsi: guru bertanya pada siswa : Siapa yang pernah memecahkan masalah dengan berdiskusi kelompok? Bagaimana rasanya ketika berdiskusi untuk memecahkan masalah? Apakah masalah cepat selesai ketika sudah berdiskusi?
-
Guru menyampaikan tujuan
Konteks
5 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
pembelajaran -
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
2.) Kegiatan Inti -
Siswa menyimak gambargambar mengenai
Pengalaman
pengambilan keputusan dengan berdiskusi atau bermusyawarah -
Guru melakukan tanya jawab mengenai gambar yang ditampilkan
-
Siswa dengan bantuan guru merumuskan definisi keputusan bersama
-
Siswa dibagi dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
-
Masing-masing kelompok membahas bahan diskusi berupa bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di rumah
-
Setelah berdiskusi setiap kelompok memaparkan hasil diskusinya di depan kelas
-
Siswa bersama guru membahas mengena bentuk-bentuk keputusan
Refleksi
20 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
yang ada di rumah
-
Siswa merefleksikan apa yang telah dilakukan selama proses belajar
-
Aksi
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan refelksi untuk siswa
-
Bersama kelompok siswa membuat poster berupa pentingnya pengambilan keputusan bersama
3.) Kegiatan Penutup -
Siswa dibimbing guru
10 menit
menyimpulkan materi yang dipelajari -
Penyampaian rencana pembelajaran lanjutan membawa koran sebanyakbanyaknya
I. Refleksi (terlampir) J. Aksi Competence Siswa yang belum jelas, akan mempelajari kembali bersama teman atau guru Siswa ynag sudah jelas akan menggunakan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari Conscience
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Siswa mau mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Compassion Siswa mau bekerjasama dengan baik dalam kelompok Siswa peka terhadap sesama yang membutuhkan bantuan selaa proses belajar
K. Kecakapan hidup Kecakapan diri untuk berfikir rasional Kecakapan diri untuk bertanggung jawab, jujur, disiplin, dan peduli Kecakapan berfikir untuk memecahkan masalah dengan kreatif dan inofatif
L. Evaluasi Pembelajaran a. Jenis penilaian (Terlampir) 1. Tes tertulis (Competence) : esai 2. Non tes ( Conscience, Compassion) : Unjuk kerja b. Pedoman penilaian (terlampir)
M. Sumber Belajar
Media -
Gambar berkaitan dengan keputusan bersama
Alat dan bahan -
kertas A2
-
lem, gunting
-
alat tulis
Buku sumber Asmunah,dkk. 2008. Mari Belajar Pendidiakn Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
LAMPIRAN
Penilaian Competence -
Evaluasi Jumlah jawaban benar
x 100 = ...
Jumlah keseluruhan jawaban
Penilaian Conscience Skor sikap No
Nama Siswa
(bertanggung jawab) 1
2
Total skor
3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
3
dan tepat waktu Menyelesaikan tepat waktu
tugas
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
2
namun melebihi waktu
Siswa tidak menyelesaikan tugas yang
1
diberikan
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Skor
= Skor maks x item
Skor
= Skor min x item
=3x2
=1x2
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
Penilaian Compassion Skor sikap No
(bekerjasama)
Nama Siswa 1
2
Total skor 3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran Indikator
Keterangan
Skor
Melibatkan seluruh anggota kelompok
3
dalam mengerjakan tugas Kekompakan
dalam
kelompok Melibatkan sebagian anggota kelompok
2
dalam mengerjakan tugas 1 Tidak
melibatkan
anggota
kelompok
dalam mengerjakan tugas
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Skor
= Skor maks x item
= Skor min x item
=3x2
=1x2
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
Skor
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/ Semester
: VA / II
Mapel
: PKn
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 5 April 2014
Materi
: Menghargai keputusan bersama
Pertemuan ke
:2
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Standar Kompetensi (SK) 4. Menghargai keputusan bersama
B. Kompetensi Dasar (KD) 4.2 Mematuhi keputusan bersama C. Indikator Competence (Akademik / Ketrampilan) 4.2.1
Mengidentifikasikan
pentingnya
pengambilan
keputusan bersama untuk kepentingan bersama (kognitif) 4.2.2
Mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama (kognitif)
4.2.3
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama (kognitif)
4.2.4
Membuat kliping (psikomotor)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Consience (Hati Nurani) 4.2.5
Bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasiakn
pentingnya pengambilan bersama (afektif) 4.2.6
Bertanggung jawab dalam mengidentifikasikan dampak negatif/positif
yang
muncul
dalam
pengambilan
keputusan bersama (afektif) Compassion (Bela Rasa) 4.2.7
Menghargai pendapat teman (afektif)
D. Tujuan Pembelajaran Competence (Akademik / Ketrampilan)
Siswa
mampu
mengidentifikasikan
pentingnya
pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan bersama melalui kegiatan membuat kliping secara berkelompok minimal 3 (tiga) artikel berita.
Siswa mampu mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama melalui kegiatan membuat kliping minimal 2 (dua) dampak negatif
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama melalui kegiatan membuat kliping minimal 2 (dua) dampak positif
Consience (Hati Nurani)
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasiakn pentingnya pengambilan bersama dengan memberikan alasan pada tiap pertanyaan
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasikan dampak negatif/positif yang muncul dalam
pengambilan
keputusan
memberikan alasan yang tepat
bersama
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Compassion (Bela Rasa)
Siswa mampu menghargai pendapat teman yang sedang berbicara
dengan
cara
menggapinya
dan
mendengarkannya dengan baik. E. Materi Pokok Bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah dan ada dirumah
F. Pendekatan dan metode pembelajaran Pendekatan Pembajaran : Pedagogi Reflekif Metode Pemblajaran
: Tanya jawab, diskusi dan presentasi
G. Nilai kemusiaan Kerjasama Jujur Peduli
H. Langkah-Langkah pembelajaran A. Pertemuan 2 Kegiatan Pembelajaran
Langkah-
Alokasi
Langkah PPR
waktu
Konteks
5 menit
1.) Kegiatan awal -
Salam, doa pembuka
-
Apersepsi: guru bertanya jawab pada siswa mengenai materi yang di sampaikan minggu lalu
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
2.) Kegiatan Inti -
Siswa menyimak video mengenai pengambilan
Pengalaman
keputusan -
Guru melakukan tanya jawab mengenai video yang telah dilihat bersama-sama
-
Siswa masuk dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
-
Siswa mencari permasalahan atau topik dari koran mengenai pengambilan keputusan bersama
-
Siswa membuat kliping mengenai pentingnya
Refleksi
keputusan bersama, dampak positif dan dampak negatif pengambilan keputusan bersama
-
Siswa merefleksikan apa yang telah dilakukan selama proses belajar
-
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan refleksi untuk siswa
Siswa membuat kliping
Aksi
20 menit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
dari koran dan menanggapi permasalahan yang ada
3.) Kegiatan Penutup -
Siswa dibimbing guru
10 menit
menyimpulkan materi yang dipelajari -
Doa, salam penutup
I. Refleksi (terlampir) J. Aksi Competence Siswa yang belum jelas, akan mempelajari kembali bersama teman atau guru Siswa ynag sudah jelas akan menggunakan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari Conscience Siswa mau mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Compassion Siswa mau bekerjasama dengan baik dalam kelompok Siswa peka terhadap sesama yang membutuhkan bantuan selaa proses belajar
K. Kecakapan hidup (life skill) Kecakapan diri untuk berfikir rasional Kecakapan diri untuk bertanggung jawab, jujur, disiplin, dan peduli Kecakapan berfikir untuk memecahkan masalah dengan kreatif dan inovatif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
L. Evaluasi Pembelajaran c. Jenis penilaian (Terlampir) 3. Tes tertulis (Competence) : pilihan ganda 4. Non tes ( Conscience, Compassion) : Unjuk kerja d. Pedoman penilaian (terlampir)
M. Sumber Belajar
Media -
Video mengenai pengambilan keputusan bersama
-
Koran
Alat dan bahan -
Kertas A2
-
Lem, gunting
-
Alat tulis
Buku sumber
Asmunah,dkk. 2008. Mari Belajar Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
LAMPIRAN
Penilaian Competence -
LKS
-
Evaluasi Jumlah jawaban benar
x 100 = ...
Jumlah keseluruhan jawaban
Penilaian Conscience Skor sikap No
Nama Siswa
(bertanggung jawab) 1
2
Total skor
3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
3
dan tepat waktu Menyelesaikan
tugas
tepat waktu dan berani mematuhi
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
2
namun melebihi waktu
keputusan
bersama
Siswa tidak menyelesaikan tugas yang
1
diberikan
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
diperoleh siswa Skor
= Skor maks x item =3x2
Skor
= Skor min x item =1x2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
Penilaian Compassion Skor sikap No
(bekerjasama)
Nama Siswa 1
2
Total skor 3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Melibatkan seluruh anggota kelompok
3
dalam mengerjakan tugas Kekompakan
dalam
kelompok Melibatkan sebagian anggota kelompok
2
dalam mengerjakan tugas 1 Tidak
melibatkan
anggota
kelompok
dalam mengerjakan tugas
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
diperoleh siswa Skor
= Skor maks x item
Skor
= Skor min x item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
=3x2
=1x2
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas / Semester
: VA / II
Mapel / Materi
: PKn / Menghargai keputusan
bersama Hari/ Tanggal
: Senin, 7 April 2014
Pertemuan ke
:3
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Standar Kompetensi (SK) 4. Menghargai keputusan bersama
B. Kompetensi Dasar (KD) 4.2 Mematuhi keputusan bersama C. Indikator Competence (Akademik / Ketrampilan) 4.2.1
Mengidentifikasikan keputusan
bersama
pengertian untuk
pengambilan
kepentingan
bersama
(kognitif) 4.2.2
Mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama (kognitif)
4.2.3
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama (kognitif)
4.2.4
Membuat peta konsep (psikomotor)
Consience (Hati Nurani)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
4.2.5
Bertanggung jawab dalam
mengidentifikasiakn
pentingnya pengambilan bersama (afektif) 4.2.6
Bertanggung jawab dalam dampak
negatif/positif
mengidentifikasikan
yang
muncul
dalam
pengambilan keputusan bersama (afektif) 4.2.7
Berani mematuhi keputusan bersama (afektif)
Compassion (Bela Rasa) 4.2.8
Menghargai pendapat teman (afektif)
D. Tujuan Pembelajaran Competence (Akademik / Ketrampilan)
Siswa
mampu
mengidentifikasikan
pengertian
pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep secara individu tanpa melihat buku
Siswa mampu mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep secara individu minimal 2 (dua) secara tepat
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep secara individu minimal 2 (dua) secara tepat
Siswa
mampu
membuat
peta
konsep
minimal
menyertakan pengertian, dampak negatif dan dampak positif pengambilan keputusan bersama. Consience (Hati Nurani)
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasikan pengertian pengambilan bersama dengan memberikan alasan pada tiap pertanyaan
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasikan dampak negatif/positif yang muncul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
dalam
pengambilan
keputusan
bersama
dengan
memberikan alasan yang tepat
Siswa berani mematuhi keputusan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep
Compassion (Bela Rasa)
Siswa mampu menghargai pendapat teman yang sedang berbicara
dengan
cara
menanggapinya
dan
mendengarkannya dengan baik
E. Materi Pokok Bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah dan ada di rumah F. Pendekatan dan metode pembelajaran Pendekatan Pembajaran : Pedagogi Reflekif Metode Pemblajaran
: Tanya jawab, diskusi dan presentasi
G. Nilai kemusiaan Kerjasama Jujur Peduli
H. Langkah-Langkah pembelajaran A. Pertemuan 3 Kegiatan Pembelajaran
Langkah-
Alokasi
Langkah PPR
waktu
4.) Kegiatan awal -
Salam, doa pembuka
-
Apersepsi: guru bertanya jawab pada siswa mengenai materi yang di sampaikan minggu lalu
Konteks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
5.) Kegiatan Inti -
Siswa masuk dalam kelompok, tiap kelompok
Pengalaman
terdiri dari 5-6 siswa -
Siswa bersama guru membahas mengenai bentuk-bentuk keputusan yang ada
-
Guru bersama siswa membahas mengenai pentingnya mematuhi keputusan bersama
-
Siswa membuat peta konsep mengenai materi pengambilan keputusan
-
Siswa merefleksikan apa yang telah dilakukan
Refleksi
selama proses belajar -
Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan refelksi untuk siswa
Siswa
Aksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
6.) Kegiatan Penutup -
Siswa dibimbing guru menyimpulkan materi yang dipelajari
-
Siswa mengisi post test berupa kuisioner
I. Refleksi (terlampir) J. Aksi Competence Siswa yang belum jelas, akan mempelajari kembali bersama teman atau guru Siswa ynag sudah jelas akan menggunakan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari Conscience Siswa mau mengeluarkan pendapat saat berdiskusi Compassion Siswa mau bekerjasama dengan baik dalam kelompok Siswa peka terhadap sesama yang membutuhkan bantuan selaa proses belajar
K. Evaluasi Pembelajaran e. Jenis penilaian (Terlampir) 5. Tes tertulis (Competence) : pilihan ganda 6. Non tes ( Conscience, Compassion) : Unjuk kerja f. Pedoman penilaian (terlampir)
L. Sumber Belajar
Alat dan bahan -
kertas folio
-
alat tulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Buku sumber
Asmunah,dkk. 2008. Mari Belajar Pendidiakn Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
LAMPIRAN Penilaian Competence -
LKS
-
Evaluasi Jumlah jawaban benar
x 100 = ...
Jumlah keseluruhan jawaban
Penilaian Conscience Skor sikap No
Nama Siswa
(bertanggung jawab) 1
2
Total skor
3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
3
dan tepat waktu Menyelesaikan
tugas
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
tepat waktu dan berani
namun melebihi waktu
mematuhi
Siswa tidak menyelesaikan tugas yang
keputusan
bersama
2
1
diberikan
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
diperoleh siswa Skor
= Skor maks x item =3x2
Skor
= Skor min x item =1x2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
Penilaian Compassion Skor sikap No.
(bekerjasama)
Nama Siswa 1
2
Total skor 3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Melibatkan seluruh anggota kelompok
3
dalam mengerjakan tugas Kekompakan
dalam
kelompok Melibatkan sebagian anggota kelompok
2
dalam mengerjakan tugas 1 Tidak
melibatkan
anggota
kelompok
dalam mengerjakan tugas
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
diperoleh siswa Skor
= Skor maks x item
Skor
= Skor min x item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
=3x2
=1x2
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 10
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Refleksi Pertemuan I
REFLEKSI
1. Apakah kamu sudah mengetahui arti dari pengambilan keputusan bersama? ......................................................................................................... ......................................................................................................... 2. Apakah menurutmu pengambilan keputusan bersama itu berguna?
......................................................................................................... ......................................................................................................... 3. Apakah kamu sudah bersyukur akan adanya teman di sekitarmu yang dapat membantumu? ......................................................................................................... ......................................................................................................... 4. Adakah kesulitan mengenai materi hari ini?
......................................................................................................... ......................................................................................................... 5. Dari icon dibawah ini mana yang menggambarkan perasaanmu (centang salah satu)?
REFLEKSI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Refleksi Pertemuan II
1. Apakah kamu sudah mengetahui pentingnya pengambilan keputusan bersama?
2. Apakah ada dampak mengenai pengambilan keputusan bersama?
3. Apakah kamu sudah bersyukur akan adanya teman di sekitarmu yang dapat membantumu?
4. Adakah kesulitan mengenai materi hari ini?
5. Dari icon di bawah ini mana yang menggambarkan perasaanmu (centang salah satu)?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Refleksi Pertemuan III
REFLEKSI
1. Apakah kamu sudah menghargai pengambilan keputusan bersama?
2. Apakah ada dampak positif bila menghormati pengambilan keputusan bersama?
3. Apakah ada dampak negatif bila tidak menghormati pengambilan keputusan bersama?
4. Adakah kesulitan mengenai materi hari ini?
5. Dari icon dibawah ini mana yang menggambarkan perasaanmu (centang salah satu)?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Lampiran 3 RPP Kelompok Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/semester
: VB / II
Mapel/Materi
:PKN
/
Menghargai
keputusan bersama Pertemuan ke
:1
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Standar Kompetensi (SK) 4. Menghargai keputusan bersama
B. Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Mengenal bentuk-bentuk keputusan bersama 4.2 Mematuhi keputusan bersama
C. Indikator Pembelajaran Kognitif
Menyebukan bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah
Menyebutkan benuk-bentuk keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah
Mengidentifikasikan bentuk-bentuk keputusan bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Afektif Bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di sekolah Bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di lingkungan
rumah
Psikomotor
Membuat rangkuman secara tertulis mengenai materi yang sudah diajarkan
D. Tujuan Pembelajaran Kognitif
Siswa
mampu
menyebutkan
bentuk-bentuk
keputusan
benuk-bentuk
keputusan
bersama yang ada di sekolah
Siswa
mampu
menyebutkan
bersama yang ada di lingkungan rumah
Siswa mampu mengidentifikasikan bentuk-bentuk keputusan bersama
Afektif
Siswa mampu bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di sekolah
Siswa mampu bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah
Psikomotorik
Siswa mampu membuat rangkuman dari materi yang sudah diajarkan
E. Materi Pokok Bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah dan ada dirumah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
F. Model dan metode pembelajaran Model pembelajaran
: konvensional
Metode Pembelajaran
: Tanya jawab, diskusi dan presentasi
G. Langkah-Langkah pembelajaran B. Pertemuan 1 Kegiatan pembelajaran
Alokasi waktu
4.) Kegiatan awal -
Salam, doa pembuka
-
Pretest skala sikap
-
Apersepsi: guru bertanya pada siswa : Siapa yang pernah memecahkan masalah dengan berdiskusi kelompok? Bagaimana rasanya ketika berdiskusi untuk memecahkan masalah? Apakah masalah cepat selesai ketika sudah berdiskusi?
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
5.) Kegiatan Inti -
Guru melakukan tanya jawab mengenai pengambilan keputusan bersama
-
Guru menjelaskan mengenai keputusan bersama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
-
Siswa membuat rangkuman mengenai materi keputusan bersama
6.) Kegiatan penutup -
siswa bersama guru membuat kesimpulan
-
siswa mengerjakan soal evaluasi
-
salam penutup
C. Pertemuan 2 Kegiatan pembelajaran 1. Kegiatan awal -
Salam, doa pembuka
-
Guru bertanya materi minggu lalu dan bertanya jawab
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan Inti -
Guru menjelaskan mengenai keputusan bersama (melanjutkan mingu lalu)
-
Siswa membaca buku mengeai materi tersebut lalu bertanya jawab
-
Siswa membuat rangkuman mengenai materi keputusan bersama
Alokasi waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
3. Kegiatan penutup -
siswa bersama guru membuat kesimpulan
-
siswa mengerjakan soal evaluasi
-
salam penutup
D. Pertemuan 3 Kegiatan pembelajaran 1. Kegiatan awal -
Salam, doa pembuka
-
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
-
Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan
2. Kegiatan Inti -
Siswa merangkum materi yang sudah diajari dari pertemuan awal
-
Siswa melakukan tanya jawab bersama teman sebnagku
-
Sisw amelakukan tanya jawab bersama guru
3. Kegiatan penutup -
siswa bersama guru membuat kesimpulan
-
siswa mengerjakan soal evaluasi
-
doa, salam penutup
Alokasi waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
H. Sumber Belajar
Media -
Alat dan bahan -
Gambar berkaitan dengan keputusan bersama
Buku dan alat tulis
Buku sumber
Asmunah,dkk. 2008. Mari Belajar Pendidiakn Kewarganegaraan untuk SD/MI kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
LAMPIRAN
Penilaian Kognitif -
Evaluasi Jumlah jawaban benar
x 100 = ...
Jumlah keseluruhan jawaban
Penilaian Afektif Skor sikap No
Nama Siswa
(bertanggung jawab) 1
2
Total skor
3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
3
dan tepat waktu Menyelesaikan
tugas
tepat waktu
Siswa menyelesaikan tugas dengan baik
2
namun melebihi waktu
Siswa tidak menyelesaikan tugas yang
1
diberikan
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
diperoleh siswa Skor
= Skor maks x item
Skor
= Skor min x item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
=3x2
=1x2
=6
=2
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
Penilaian Psikomotor Skor sikap No
(bekerjasama)
Nama Siswa 1
2
Total skor 3
1 2 3 4 5
Pedoman penskoran
Indikator
Keterangan
Skor
Melibatkan seluruh anggota kelompok
3
dalam mengerjakan tugas Kekompakan
dalam
kelompok
Melibatkan sebagian anggota kelompok
2
dalam mengerjakan tugas 1 Tidak
melibatkan
anggota
kelompok
dalam mengerjakan tugas
Skor maksimal yang bisa diperoleh siswa
Skor minimal yang bisa
diperoleh siswa Skor
= Skor maks x item =3x2
Skor
= Skor min x item =1x2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
=6
Nilai yang diperoleh siswa Nilai
= Skor yang diperoleh siswa / 6 x 100
=2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Lampiran 4 LKS Kelompok Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan I
LEMBAR KEGIATAN SISWA Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/semester
: VA / II
Mapel/Materi
: PKn / Menghargai keputusan bersama
Hari / Tanggal
: Jumat, 4 April 2014
Pertemuan ke
:1
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Tujuan Pembelajaran Competence (Akademik/ Ketrampilan)
Siswa mampu menyebutkan bentuk-bentuk keputusan bersama yang ada di sekolah minimal 3 (tiga) secara tepat
Siswa mampu menyebutkan benuk-bentuk keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah minimal 3 (tiga) secara tepat tanpa melihat buku
Siswa
mampu
mengidentifikasikan
bentuk-bentuk
keputusan bersama
Conscience (Hati Nurani)
Siswa mampu bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di sekolah
Siswa mampu bertanggung jawab dalam menyebutkan keputusan bersama yang ada di lingkungan rumah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Compassion (Kepedulian Sosial)
Siswa mampu menghargai teman yang mengutarakan pendapatnya
Nama kelompok : .......................................................................................... .......................................................................................... .......................................................................................... .......................................................................................... ........................................................................................
Petunjuk untuk siswa : 1. Isilah identitasmu dahulu pada kotak di pojok kanan atas! 2. Kerjakan bersama kelompokmu! 3. Bacalah petunjuk masing-masing kegiatan dengan seksama! A. Berilah tanggapanmu mengenai gambar dibawah ini! apakah kamu setuju dengan tindakan yang dilakukan pada gambar tersebut? beri komentarmu di samping gambar tersebut!
................................................................................................................... ........................................................... ................................................................................................................... ............................................................ ................................................................................................................... ............................................................ ................................................................................................................... .............................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
................................................................................................................... ............................................................ ................................................................................................................... ........................................................... ................................................................................................................... ........................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ................................................................................................................... ..............................
B. Berlatihlah mengemukakan pendapat tentang bagaimana cara menjaga kebersihan kelas! Pendapat-pendapat itu kalian tulis semua di kolom bawah ini! Pendapat kalian tentang cara mengembangkan Unit Kesehatan Siswa (UKS) di SD K Wirobrajan No
Pendapat kalian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan II
Lembar Kegiatam Siswa Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas/ Semester
: VA / II
Mapel
: PKn
Hari/ Tanggal
: Sabtu, 5 April 2014
Materi
: Menghargai keputusan bersama
Pertemuan ke
:2
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Indikator Competence (Akademik / Ketrampilan) 4.2.1
Mengidentifikasikan pentingnya pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan bersama (kognitif)
4.2.2
Mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama (kognitif)
4.2.3
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama (kognitif)
4.2.4
Membuat kliping (psikomotor)
Consience (Hati Nurani)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
4.2.5
Bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasiakn
pentingnya pengambilan bersama (afektif) 4.2.6
Bertanggung jawab dalam mengidentifikasikan dampak negatif/positif
yang
muncul
dalam
pengambilan
keputusan bersama (afektif) Compassion (Bela Rasa) 4.2.7
Menghargai pendapat teman (afektif)
B. Tujuan Pembelajaran Competence (Akademik / Ketrampilan)
Siswa
mampu
mengidentifikasikan
pentingnya
pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan bersama melalui kegiatan membuat kliping secara berkelompok minimal 3 (tiga) artikel berita.
Siswa mampu mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama melalui kegiatan membuat kliping minimal 2 (dua) dampak negatif
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama melalui kegiatan membuat kliping minimal 2 (dua) dampak positif
Consience (Hati Nurani)
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasiakn pentingnya pengambilan bersama dengan memberikan alasan pada tiap pertanyaan
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasikan dampak negatif/positif yang muncul dalam
pengambilan
keputusan
memberikan alasan yang tepat
Compassion (Bela Rasa)
bersama
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Siswa mampu menghargai pendapat teman yang sedang berbicara
dengan
cara
menggapinya
dan
mendengarkannya dengan baik. C. Petunjuk Untuk Siswa 1. Bacalah berita yang terdapat pada koran! 2. Carilah artikel yang terdapat kegiatan musyawarah yang ada
di dalamnya! 3. Gunting artikel tersebut dan tempelkan pada kertas A4 yang
telah disediakan! 4. Carilah artikel sebanyak-banyaknya! 5. Kumpulkan kertas A4 tersebut dan dijilid menjadi satu! 6. Buatlah kesimpulan berdasarkan artikel yang telah kalian
cari! 7. Jangan lupa di depan kliping disertakan sampul dan nama
anggota kelompok!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Lembar Kegiatan Siswa Pertemuan III
Lembar Kegiatan Siswa Satuan pendidikan
: SD Kanisius Wirobrajan
Kelas / Semester
: VA / II
Mapel / Materi
: PKn / Menghargai keputusan bersama
Hari/ Tanggal
: Senin, 7 April 2014
Pertemuan ke
:3
Jumlah pertemuan
: 35 x 2 jp
A. Indikator Competence (Akademik / Ketrampilan) 4.2.1
Mengidentifikasikan keputusan
bersama
pengertian untuk
pengambilan
kepentingan
bersama
(kognitif) 4.2.2
Mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama (kognitif)
4.2.3
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama (kognitif)
4.2.4
Membuat peta konsep (psikomotor)
Consience (Hati Nurani) 4.2.5
Bertanggung jawab dalam
mengidentifikasiakn
pentingnya pengambilan bersama (afektif)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
4.2.6
Bertanggung jawab dalam dampak
negatif/positif
mengidentifikasikan
yang
muncul
dalam
pengambilan keputusan bersama (afektif) 4.2.7
Berani mematuhi keputusan bersama (afektif)
Compassion (Bela Rasa) 4.2.8
Menghargai pendapat teman (afektif)
B. Tujuan Pembelajaran Competence (Akademik / Ketrampilan)
Siswa
mampu
mengidentifikasikan
pengertian
pengambilan keputusan bersama untuk kepentingan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep secara individu tanpa melihat buku
Siswa mampu mengidentifikasikan dampak negatif yang muncul dalam pengambilan keputusan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep secara individu minimal 2 (dua) secara tepat
Mengidentifikasikan dampak positif yang muncul dalam keputusan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep secara individu minimal 2 (dua) secara tepat
Siswa
mampu
membuat
peta
konsep
minimal
menyertakan pengertian, dampak negatif dan dampak positif pengambilan keputusan bersama. Consience (Hati Nurani)
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasikan pengertian pengambilan bersama dengan memberikan alasan pada tiap pertanyaan
Siswa
mampu
bertanggung
jawab
dalam
mengidentifikasikan dampak negatif/positif yang muncul dalam
pengambilan
keputusan
memberikan alasan yang tepat
bersama
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Siswa berani mematuhi keputusan bersama melalui kegiatan membuat peta konsep
Compassion (Bela Rasa)
Siswa mampu menghargai pendapat teman yang sedang berbicara
dengan
cara
menanggapinya
dan
mendengarkannya dengan baik C. Petunjuk untuk siswa 1. Siapkan satu lembar kertas gambar berukuran A4, alat tulis, pewarna dan penggaris! 2. Buatlah peta konsep dengan materi yang telah diajarkan mengenai menghargai keputusan bersama! 3. Kerjakan secara individu dan sebaik mungkin! 4. Selamat mengerjakan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Validitas Kuesioner
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Lembar Kuesioner Uji Validitas
PETUNJUK PENGISIAN SKALA Berikut ini disajikan sejumlah pertanyaan. Baca dan pahamilah baik-baik. Sebelumnya, anak-anak diminta untuk mengisi identitas sesuai data diri sendiri. Jawablah dengan jujur sesuai dengan pengalaman pribadi. Jawaban yang kalian berikan tidak berpengaruh terhadap nilai karena tidak ada jawaban benar atau salah. Selamat mengerjakan! Identitas siswa : Nama Lengkap :............................................................................................ Kelas/ no. Absen:............................................................................................ Cara mengisi : Berikanlah jawaban yang paling sesuai dengan cara memberikan tanda centang pada jawaban yang kamu pilih. Keterangan : SS = Sangat Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No 1.
Keterangan Saya menyadari bahwa setiap orang boleh mengutarakan pendapatnya
2.
Saya kurang berpendapat
setuju
3.
Saya senang berkelompok
mengerjakan
4.
Saya senang ketika musyawarah/berdiskusi
5.
Saya pikir mengerjakan tugas berkelompok itu kurang berguna
jika
teman
tugas
saya
secara
melakukan
secara
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. 7.
Musyawarah/berdiskusi seharusnya tidak diadakan Saya mendengarkan teman yang sedang berpendapat
8.
Saya percaya ketua kelas dapat mengatur kelas dengan baik
9.
Saya sadar bahwa kerjasama itu penting
10. Saya tidak perduli dengan pendapat yang disampaikan orang lain 11. Menurut saya ketua kelas kurang mampu mengatur kelas dengan baik. 12. Saya lebih suka mengerjakan tugas sendiri 13. Saya sangat bersemangat untuk memberikan pendapat saat musyawarah/berdiskusi 14. Saya kurang tertarik untuk memberikan usulan saat musyawarah 15. Saya membuat kelompok yang sesuai dengan hobi 16. Saya mengikuti diskusi kelompok dengan penuh antusias 17. Setiap orang kelompok
bebas
untuk
membentuk
18. Saya membuat kelompok hanya teman-teman yang saya senangi saja 19. Saya malas mengikuti kerja kelompok karena pendapat teman tidak berguna 20. Saya kurang setuju apabila guru membebaskan membentuk kelompok 21. Teman mampu membantu saya mengerjakan tugas kelompok 22. Saya bekerjasama dengan membersihkan kelas (piket)
teman
untuk
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23. Saya kurang yakin teman mampu membantu mengerjakan tugas kelompok 24. Saya lebih senang membersihkan kelas (piket) sendirian daripada mengajak teman 25. Saya mencatat materi pelajaran 26. Ketua kelas dipilih dari hasil pendapat temanteman kelas 27. Saya menerima kekalahan dengan sportif 28. Saya tidak menerima kekalahan 29. Ketua kelas harus dipilih paksa oleh guru 30. Saya kurang bersemangat mencatat materi pelajaran 31. Saya menerima pendapat orang lain 32. Saya menolak pendapat orang lain 33. Mengikuti kerja bakti di lingkungan sekitar 34. Saya malas mengikuti kerjabakti di lingkungan sekitar 35. Saya senang berpendapat 36. Saya kurang tertarik untuk berpendapat 37. Saya mau mendengar pendapat orang lain 38. Saya menerima hasil musyawarah dengan senang hati 39. Saya bosan mendengarkan pendapat orang lain 40. Saya menolak hasil musyawarah dengan bangga 41. Saya menghargai keputusan bersama demi kebersamaan 42. Saya menerima pendapat orang lain 43. Saya menolak keputusan bersama karena tidak sesuai dengan keinginan saya 44. Selalu menginginkan pendapat saya yang diterima orang lain 45. Tetap rendah hati ketika memenangkan pertandingan
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46. Sombong karena memenangkan pertandingan 47. Tugas kelompok akan berhasil jika mengerjakannya bersama-sama 48. Tugas kelompok akan berhasil jika saya mengerjakannya sendirian 49. Saya senang bila kelompok belajar saya pilih sendiri 50. Saya senang bila kelompok belajar ditentukan oleh oranglain atau guru 51. Berbicara dengan sopan mengajukan pendapat 52. Berbicara pendapat
keras-keras
santun
ketika
ketika
mengajukan
53. Menerima hasil musyawarah dengan ikhlas 54. Menolak hasil musyawarah dengan tidak ikhlas 55. Mendengarkan saat musyawarah berlangsung 56. Berbicara sendiri saat musyawarah berlangsung 57. Menghormati pendapat orang lain 58. Mencela pendapat orang lain 59. Memberikan pujian pada teman yang memenangkan pertandingan 60. Memprotes teman yang menang dalam pertandingan 61. Memberi semangat pada teman yang kalah dalam pertandingan 62. Mengejek teman yang kalah dalam pertandingan 63. Kebersihan kelas tanggungjawab semua siswa 64. Kebersihan kelas tanggungjawab ketua kelas saja
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Hasil Validitas Kuesioner
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Kuesioner Uji Validitas 1
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Kuesioner Uji Validitas 2
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Hasil Kuesioner Pretest dan Posttest
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest kelas kontrol 1
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest kelas kontrol 2
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest kelas eksperimen 1
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest kelas eksperimen 2
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Postest kelas kontrol 1
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest kelas kontrol 2
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest kelas eksperimen 1
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest kelas eksperimen 2
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Rekap Hasil Kuesioner Kelompok Kontrol
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest Kelompok Kontrol
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest Kelompok Kontrol
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Rekap Hasil Kuesioner Kelompok Eksperimen
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pretest Kelas Eksperimen
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Posttest Kelas Eksperimen
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10 Hasil Analisis Data
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PreKon N
PostKon
PreEks
PostEks
31
31
31
31
Mean
186,61
191,19
193,81
200,65
Std. Deviation
22,934
19,236
17,130
15,394
Absolute
,094
,116
,142
,090
Positive
,073
,058
,119
,084
Negative
-,094
-,116
-,142
-,090
Kolmogorov-Smirnov Z
,525
,644
,792
,500
Asymp. Sig. (2-tailed)
,946
,801
,557
,964
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Uji Homogenitas data Pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
kontrol
31
186,6129
22,93422
4,11911
eksperimen
31
193,8065
17,12974
3,07659
PreKonEks
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
Independent Samples Test Levene's Test
t-test for Equality of Means
for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig.
Mean
Std.
95% Confidence
(2-
Differenc
Error
Interval of the
taile
e
Differenc
Difference
d)
e
Equal variances Pre
4,791
,033
-1,399
60
,167
-7,19355
5,14125
-1,399 55,528
,167
-7,19355
5,14125
assumed
Lower
Upper -
17,47758
3,09049
Kon Equal Eks variances not assumed
Uji Kenaikan data skor pretest dan skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Paired Samples Statistics Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
PreKon
186,61
31
22,934
4,119
PostKon
191,19
31
19,236
3,455
PreEks
193,81
31
17,130
3,077
PostEks
200,65
31
15,394
2,765
Pair 1
Pair 2
17,49465
3,10755
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
PreKon & PostKon
31
,785
,000
Pair 2
PreEks & PostEks
31
,713
,000
Paired Samples Test Paired Differences Mean
t
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval of the
Mean
Difference Lower
Pair 1
Pair 2
PreKon PostKon PreEks PostEks
df
Sig. (2tailed)
Upper
-4,581
14,275
2,564
-9,817
,656
-1,787
30
,084
-6,839
12,423
2,231
-11,396
-2,282
-3,065
30
,005
Uji Perbandingan skor Posttest dan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
Group Statistics Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kontrol
31
191,1935
19,23611
3,45491
Eksperimen
31
200,6452
15,39383
2,76481
PostKonEks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
Independent Samples Test Levene's
t-test for Equality of Means
Test for Equality of Variances F
Sig.
t
df
Sig. (2-
Mean
Std.
95% Confidence
tailed)
Differen
Error
Interval of the
ce
Differenc
Difference
e Equal variances
1,288
,261
-2,136
60
,037
-2,136 57,249
,037
assumed
9,45161
4,42499
Lower
Upper -
18,30292
-,60031
Post KonEks
Equal variances not assumed
9,45161
4,42499
18,31168
-,59155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
Lampiran 11 Gambar Pengamatan Kelas Kontrol
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
Siswa mengisi kuesioner sebagai pretest
Pertemuan 1 Guru Menerangkan materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
Pertemuan 2 Guru menerangkan materi
Pertemuan 3 Siswa membuat rangkuman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
Lampiran 12 Gambar Pengamatan Kelas Eksperimen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
Siswa mengisi kuesioner sebagai pretest
Pertemuan 1 Guru menerangkan materi menggunakan gambar (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
Guru menerangkan materi menggunakan gambar (2)
Siswa mengerjakan LKS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
Siswa membuat refleksi
Pertemuan 2 Guru menerangkan materi menggunakan video
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
Siswa membuat kliping
Siswa membuat refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
Pertemuan 3 Guru mengulang materi yang telah diterangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Siswa membuat peta konsep
Siswa membuat refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
Lampiran 13 Hasil Pekerjaan Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
Pertemuan 1 Lembar Kegiatan Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Pertemuan 2 Kliping (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
Pertemuan 2 Kliping (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
Pertemuan 3 Peta konsep (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
Pertemuan 3 Peta konsep (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
Pertemuan 3 Peta konsep (3)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
Lampiran 14 Refleksi Pembelajaran Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
Pertemuan 1 Refleksi (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
Pertemuan 1 Refleksi (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
Pertemuan 2 Refleksi (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
Pertemuan 2 Refleksi (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
Pertemuan 3 Refleksi (1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
Pertemuan 3 Refleksi (2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
Lampiran 15 Instrumen Validasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
CURRICULUM VITAE
Henricus Dwi Atmaja merupakan anak kedua dari pasangan Mulyadi dan Wiji Kusmini. Lahir di Gunungkidul, 26 Juni 1991. Pendidikan awal dimulai di TK Theresia Baleharjo tahun 1998. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Dasar Negeri Baleharjo pada tahun 1999-2005. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Wonosari pada tahun 2005-2007. Tahun 2007-2010 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Playen. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) pada Tahun 2010. Selama menempuh pendidikan sudah banyak kegiatan atau organisasi yang telah diikuti oleh penulis, antara lain saat SD penulis mengikuti kegiatan pramuka. Saat SMP dan SMA penulis aktif dalam kegiatan Pramuka, Drumband dan Peraturan Baris-Berbaris (PBB). Masuk perguruan tinggi penulis aktif dalam berbagai kegiatan universitas, yaitu : No
Nama Kegiatan
Peran
1
Seminar Diseminasi Hasil Program Hibah Kompetisi
Peserta
(PHK) S1 PGSD 2010 2
Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD)
Peserta
2011 3
Pelatihan
Pengembangan
Kepribadian
Mahasiswa
Peserta
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2
Peserta
1(PPKM 1) 2011 4
(PPKM 2) 2011 5
Seminar Philosophy with Children 2011
Peserta
6
Inisiasi Prodi (INSIPRO) 2011 dan 2012
Panitia
7
Workshop Dongeng “Menumbuhkan Kreatifitas Guru
Peserta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
Melalui Mendongeng “ 2011 8
English Club 2010-2012
9
Maria
Montessori
Workshop:
Peserta Learning
Model
Peserta
Development for 6-9 years old 2012 10
Seminar Anti Bias Curriculum And Teaching 2012
Peserta
11
Workshop Pembuatan Alat Laboratorium Generik 2012
Peserta
12
Temu Alumni PGSD 2014
Panitia