PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PENGARUH BENTUK SEDIAAN GEL DAN KRIM SUNSCREEN FRAKSI POLIFENOL TEH HIJAU TERHADAP PROTEKSI SUNBURN AKIBAT RADIASI SINAR ULTRAVIOLET PADA MENCIT BALB/C JANTAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Ivana Clarinta NIM : 048114045
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PENGARUH BENTUK SEDIAAN GEL DAN KRIM SUNSCREEN FRAKSI POLIFENOL TEH HIJAU TERHADAP PROTEKSI SUNBURN AKIBAT RADIASI SINAR ULTRAVIOLET PADA MENCIT BALB/C JANTAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Ivana Clarinta NIM : 048114045
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008
ii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PENGARUH BENTUK SEDIAAN GEL DAN KRIM SUNSCREEN FRAKSI POLIFENOL TEH HIJAU TERHADAP PROTEKSI SUNBURN AKIBAT RADIASI SINAR ULTRAVIOLET PADA MENCIT BALB/C JANTAN
Yang diajukan oleh: Ivana Clarinta NIM : 048114045
Skripsi ini telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
( Agatha Budi S.L., M.Si., Apt. )
( drh. Sitarina Widyarini, MP, Ph.D )
tanggal ......................................
tanggal ......................................
iii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Pengesahan Skripsi Berjudul PENGARUH BENTUK SEDIAAN GEL DAN KRIM SUNSCREEN FRAKSI POLIFENOL TEH HIJAU TERHADAP PROTEKSI SUNBURN AKIBAT RADIASI SINAR ULTRAVIOLET PADA MENCIT BALB/C JANTAN
Oleh : Ivana Clarinta NIM : 048114045
Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal :...................................... Mengetahui Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan
(Rita Suhadi, M.Si., Apt.) Pembimbing I :
Pembimbing II :
( Agatha Budi S.L., M.Si., Apt. )
( drh. Sitarina Widyarini, MP, Ph.D )
Panitia Penguji :
Tanda tangan
1. Agatha Budi Susiana L., M.Si., Apt.
.............................
2. drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D.
............................
3. C.M. Ratna Rini Nastiti, S.Si., Apt.
............................
4. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt.
…………………
iv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Hidup Penuh dengan Perjuangan yang Bercampur dengan Idealisme dan Rasionalisme
Dengan penuh Syukur aku persembahkan karya ini kepada...
Bapa Orang tuaku tercinta (Hendro Susilo dan Agnes Jantiningsih) Kakak Adikku (Mia F., Dea Nathania, Deana Nathania, Yesika Ayunditya) Kekasihku, Oktavianus Gresasis Primantoro Putro Teman-Teman Seperjuanganku Eleventh Generation Teman-Teman Farmasiku Semua Teman Hidupku Almamaterku Dan… Perjalananku belum usai Aku sedang membuktikan bahwa aku telah melangkah, sedang melangkah, dan terus melangkah…
I Want to be a Pharmacist This is My Calling, This is My Pride
v
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
v
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas segala karuniaNya saya dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Pengaruh Bentuk Sediaan Gel dan Krim Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau Terhadap Proteksi Sunburn Akibat Radiasi Sinar Ultraviolet Pada Mencit BALB/c Jantan.“ Laporan skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana pada program studi Farmasi. Segala perjuangan, persahabatan, semangat dan putus asa bersatu dalam penyusunan laporan skripsi ini. Karena itulah, saya sangat berterimakasih kepada : 1. Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia-Nya. 2. Orangtua dan keluarga yang selalu mendukung saya. 3. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. 4. Dra. A. Nora Iska Harnita, M. Si., Apt., atas arahan dan bimbingan selama pembuatan skripsi ini. 5. Ibu Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. selaku koordinator Tea Project. 6. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. selaku pembimbing skripsi yang sangat berjasa dalam penyusunan skripsi ini 7. Ibu Agatha Budi Susiana L., M.Si., Apt. selaku pembimbing skripsi yang sangat berjasa dalam penyusunan skripsi ini. 8. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama pembuatan skripsi ini.
vi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
9. Staf laboratorium FTS Cair Semi Padat, laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Laboratorium Farmakologi dan Laboratorium Kimia Analisis atas segala bantuan dan kesabarannya. 10. Oktavianus Gresasis P.P atas bantuan, dukungan, dan semangatnya. 11. Kelompok Tea Project, Wortel Project, Algae project, dan juga Tomato team atas segala persahabatan dan dukungannya. 12. Semua teman-teman eleventh generation, Farmasi, Poskes, Kost, KKN yang telah mendukung dan memberikan semangat. 13. Semua pihak yang telah memberi bantuan, semangat, dan dukungan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan, kelalaian dan kesalahan yang terjadi. Oleh karena itu, dengan hati yang sangat terbuka, penulis menerima koreksi, kritik, dan saran demi perkembangan diri dan berkembangnya ilmu pengetahuan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi orang lain.
Penulis
vii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Maret 2008 Penulis
( Ivana Clarinta )
viii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
INTISARI
Senyawa alam pada 2 dekade terakhir ini secara luas terus dilakukan penelitian untuk digunakan sebagai sunscreen. Salah satu senyawa ini adalah senyawa fenolik yang dapat ditemukan pada teh hijau (30-40%). Senyawa ini tidak hanya mengabsorbsi sinar UV tapi juga memiliki efek antioksidan. Bentuk sediaan sunscreen yang ada di pasaran dapat berupa krim, lotion, dan gel. Perbedaan sifat fisikokimia dari formulasi dapat menyebabkan variasi profil pelepasan obat dimana pada akhirnya akan mempengaruhi efikasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek gel dan krim sebagai bentuk sediaan topikal terhadap efikasinya sebagai sunscreen yang formulasinya mengandung fraksi polifenol teh hijau. Nilai efikasi yang akan diukur adalah parameter efikasi sediaan sunscreen yaitu nilai SPF dan efikasi sunscreen untuk memproteksi kulit dari inflammation associated edema. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan gel dan krim fraksi polifenol teh hijau sebagai objek penelitian. Hasilnya dianalisis menggunakan ANOVA dan independent sample t test statistic analysis dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil dari penelitian ini adalah nilai SPF dari kedua sediaan sama, yaitu 20. Kedua bentuk sediaan sunscreen tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema. Namun, perbedaan bentuk sediaan (terdapat perbedaan bermakna) mempengaruhi perubahan skinfold thickness antara gel yaitu 1,11 ± 0,11 dan krim yaitu 1,39 ± 0,19 mm.
Kata Kunci : krim dan gel sunscreen polifenol teh hijau, SPF, inflammation associated edema, skinfold thickness
ix
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
The natural substances have been widely explored to develop sunscreen formulation for the last 2 decades. One of this substances is phenolic compound which can be found in green tea (30-40%). This compound does not only absorb UV light but also has an antioxidant effect. Sunscreen topical dosage forms which is available in the market can be performed as a cream, lotion, gel and ointments. The diferences of physicochemical properties may lead to variation of drug release profile which eventually may effect the efficacy. This research aimed to investigate the effect of gel and creams as topical dosage forms on the efficacy of sunscreen which was formulated from green tea polyphenol fraction. The effect when will be examined are parameter efficacy of sunscreen that is SPF point and efficacy ef sunscreen to protect skin from inflammation associated edema. The study was an experimental study using gel and cream sunscreen with green tea polyphenol fraction as the object. The results were analised using ANOVA and independent sample t test statistic analysis with 95% confidence interval. The result of this research reveals SPF point of both deliveries is same, that is 20. Both of sunscreen dosage forms does not have effect in protection from inflammation associated edema. However, different types of dosage form cause differences in the alteration of skinfold thickness between gel with 1,11 ± 0,11 mm and cream with 1,39 ± 0,19 mm (p<0,05).
Keywords : cream and gel sunscreen green tea polyphenol, SPF, inflammation associated edema, skinfold thickness
x
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………................................... v PRAKATA..................................................................................................................vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... viii INTISARI ................................................................................................................. ix ABSTRACT ................................................................................................................ x DAFTAR ISI .............................................................................................................xi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xviii BAB I PENGANTAR ..................................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................…...........1 B. Perumusan Masalah ................................................................................................ 4 C. Keaslian Penelitian ..................................................................................................4 D. Manfaat.....................................................................................................................6 E. Tujuan.......................................................................................................................7
xi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ...........................................................................8 A. Tanaman Teh............................................................................................................8 1. Klasifikasi teh.......................................................................................................8 2. Kandungan kimia..................................................................................................8 3. Kegunaan.…………………………………………………................................9 B. Flavonoid dalam Teh Hijau.....................................................................................10 1. Flavanol..............................................................................................................10 2. Flavonol..............................................................................................................12 C. Sinar Ultraviolet......................................................................................................13 1. Pembagian spektrum sinar ultraviolet...............................................................13 2. Efek buruk radiasi ultraviolet............................................................................14 3. Efek positif radiasi ultraviolet...........................................................................16 D. Inflamasi.................................................................................................................16 1. Definisi..............................................................................................................16 2. Penyebab............................................................................................................17 3. Gejala.................................................................................................................18 4. Mekanisme........................................................................................................ 18 E. Sunscreen.................................................................................................................20 1. Pengertian sunscreen.........................................................................................20 2. Sun Protection Factor (SPF).............................................................................20 3. Pengujian SPF....................................................................................................21
xii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
F. Kulit.........................................................................................................................22 G.Gel............................................................................................................................23 H. Krim........................................................................................................................24 I. Landasan Teori.........................................................................................................25 J. Hipotesis...................................................................................................................27 BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................28 A. Jenis Penelitian......................................................................................................28 B. Variabel Penelitian.................................................................................................28 C. Definisi Operasional..............................................................................................28 D. Alat dan Bahan.......................................................................................................30 1. Alat..................................................................................................................30 2. Bahan...............................................................................................................30 E. Jalan Penelitian......................................................................................................32 1. Praperlakuan mencit........................................................................................32 2. Optimasi penentuan nilai 1 MED (edema)......................................................33 3. Optimasi puncak inflamasi..............................................................................34 4. Pengukuran Sun Protection Factor (SPF) secara in vivo................................35 5. Pengukuran efikasi terhadap inflammation associated edema .......................35 F. Analisis Data.........................................................................................................37 BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................39 A. Uji Pendahuluan.....................................................................................................40 1. Optimasi penentuan nilai 1 MED………………………………….………..41
xiii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
2. Penetapan puncak inflamasi............................................................................43 B. Uji Efikasi Sediaan Sunscreen...............................................................................45 1. Penetapan nilai SPF gel dan krim sunscreen polifenol teh hijau yang diukur secara in vivo....................................................................................................46 2. Efek proteksi gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema.......................................................................49 C. Pengaruh Bentuk Sediaan Terhadap Nilai SPF Secara In Vivo, Proteksi Terhadap Inflammation Associated Edema, dan perubahan skinfold thickness ...................53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................60 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................62 LAMPIRAN .........................................................................................................…..66 BIOGRAFI PENULIS ………………………………………..........................……101
xiv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Komposisi kandungan kimia pucuk daun teh (% berat kering)...................9
Tabel II.
Sifat fisik dan kimia katekin......................................................................11
Tabel III. Jumlah flavonol teh hijau...........................................................................13 Tabel IV. Pengelompokan daya proteksi sunscreen berdasarkan nilai SPF berdasarkan FDA...................................................................................... 21 Tabel V.
Komposisi penyusun gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau..................31
Tabel VI. Komposisi penyusun krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau................32 Tabel VII. Pengaruh bentuk sediaan
terhadap nilai SPF, inflammation
associated edema, dan perubahan skinfold
thickness
pasca
paparan UV................................................................................................52
xv
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Struktur kimia katekin.........................................................................12
Gambar 2.
Struktur flavonol..................................................................................13
Gambar 3.
Patogenesis dan gejala suatu peradangan............................................17
Gambar 4.
Jalur sintesis asam arakidonat..............................................................19
Gambar 5.
Struktur kulit........................................................................................22
Gambar 6.
Resonansi elektron pada (-)-epigalocathecin gallate (EGCG) ketika terjadi absorbsi radiasi UV..................................................................25
Gambar 7.
Mekanime penangkapan radikal bebas oleh gugus cathecol.............. 25
Gambar 8.
Skema metode optimasi penentuan 1 MED.........................................33
Gambar 9.
Skema metode optimasi puncak inflamasi...........................................34
Gambar 9.
Skema metode pengukuran SPF sediaan secara in vivo......................35
Gambar 10.
Skema
metode
pengukuran
efikasi
terhadap inflammation
associated edema.................................................................................36 Gambar 11.
Skema langkah penelitian....................................................................40
Gambar 12.
Perubahan skinfold thickness yang diukur 24 jam setelah radiasi UV............................................................................................43
Gambar 13.
Peningkatan skinfold thickness pada kontrol pasca paparan UV........44
Gambar 14.
Peningkatan skinfold thickness (skinfold thickness akhir – Skinfold thickness awal) pada pengujian SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau......................................................................47
xvi
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Gambar 15.
Peningkatan skinfold thickness (skinfold thickness akhir – skinfold thickness awal) pada pengujian SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau......................................................................48
Gambar 16.
Grafik pengaruh basis krim dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap peningkatan skinfold thickness pasca paparan UV..........................................................................................50
Gambar 17.
Grafik pengaruh basis gel dan gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap skinfold thickness pasca paparan UV..........................51
Gambar 18.
Scanning absorbansi fraksi polifenol teh hijau……….................…..53
xvii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Scaning panjang gelombang fraksi polifenol teh hijau........................66
Lampiran 2.
Hasil optimasi 1 MED……………………………………....…….....67
Lampiran 3.
Penentuan waktu pembentukan inflamasi paling optimal pasca paparan UV..........................................................................................73
Lampiran 4.
Perhitungan SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau.................77
Lampiran 5.
Perhitungan SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau .................82
Lampiran 6.
Perhitungan efek proteksi krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV........................................................................................................87
Lampiran 7.
Perhitungan efek proteksi gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV...............................................................................................……90
Lampiran 8.
Perhitungan perbandingan bentuk sediaan terhadap efek proteksi inflammation associated edema akibat radiasi UV sediaan sunscreen fraksi polifenol teh hijau.....................................…………93
Lampiran 9.
Dokumentasi........................................................................................95
xviii
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB I PENGANTAR
A.
Latar Belakang Masalah
Sinar matahari bagaikan lawan dan kawan bagi manusia. Di satu sisi, sinar matahari sangat membantu dalam pengubahan pro vitamin D menjadi vitamin D. Namun, di sisi lain paparan sinar ultraviolet yang berlebihan dapat menyebabkan sunburn sampai dengan terjadinya kanker kulit (Harry, 1982). Berdasarkan panjang gelombangnya, spektrum sinar ultraviolet dapat dibagi menjadi menjadi 3, yaitu UVA (320-400 nm), UVB (290-320 nm), dan UVC (200290 nm). Spektrum sinar ultraviolet yang dapat mencapai bumi hanya sinar UVA dan sinar UVB (Barel, Paye, dan Maibach, 2001). Namun, adanya global warming yang disebabkan adanya pelubangan lapisan ozon menyebabkan jumlah UVC yang dapat masuk ke dalam bumi menjadi meningkat. Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengurangi efek buruk dari radiasi UV, yaitu dengan mengenakan payung dan pakaian yang tertutup ketika keluar dari ruangan. Namun, ada cara lain yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan sediaan sunscreen. Sediaan sunscreen merupakan salah satu sediaan topikal yang dapat digunakan untuk melindungi kulit dari sengatan sinar matahari dengan cara mengabsorbsi maupun merefleksikan sinar UV (Stanfield, 2003). Beberapa senyawa sintetik yang telah digunakan sebagai sunscreen adalah titanium dioksida dan oktil
1
2
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
metoksi sinamate. Pengembangan bahan aktif yang dapat digunakan sebagai sunscreen terus dilakukan terutama ketika global warming mulai mengancam dunia. Beberapa bahan aktif yang sedang dikembangkan tersebut berasal dari bahan alam, salah satunya adalah senyawa fenolik. Senyawa ini tidak hanya dapat mengabsorbsi sinar ultraviolet tapi juga memiliki sifat antioksidan yang akan menangkap radikal bebas yang berasal dari radiasi sinar ultraviolet (Svobodova, Psotova, dan Walterova, 2003). Senyawa fenolik / polifenol banyak terdapat di teh hijau yaitu mencapai 3040%. Kandungan terbesar polifenol dalam teh hijau adalah golongan katekin, seperti epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (ECG), galokatekin galat (GCG), dan epigalokatekin galat (EGCG) (Syah, 2006). Indikator efikasi dari sediaan sunscreen adalah nilai Sun Protection Faktor (SPF). Eritema merupakan metode yang secara rutin digunakan untuk mendapatkan efek inflamasi karena radiasi UV pada kulit manusia dengan Minimum Erythema Dose (MED) sebagai basis untuk determinasi SPF. Namun, penilaian eritema secara luas diakui sulit. Edema pada mencit tipe Skh hairless strain biasa digunakan sebagai model untuk eritema pada manusia. Radiasi UV yang digunakan untuk minimal edema respon sama dengan MED pada manusia dengan tipe kulit II / III (Fourtanier, Gueniche, Compan, Walker, dan Young, 2000). Oleh karena itu, parameter yang diukur pada penelitian ini bukanlah eritema tetapi edema (dengan parameter skinfold thickness). Sediaan sunscreen telah beredar luas di pasaran dengan berbagai merek dagang. Untuk menghantarkan zat aktif sunscreen ke target yaitu kulit yang terpapar
3
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
radisi UV, sediaan sunscreen dapat diproduksi dalam berbagai formulasi yaitu krim, gel, maupun lotion. Fungsi dari berbagai pembawa sediaan farmasetis atau kosmetik adalah untuk memberikan efek secara langsung, menghantarkan zat aktif, dan membawa zat aktif menuju target (Barel et al, 2001). Perbedaan fisikokimia formulasi dari sediaan dapat menyebabkan perbedaan pelepasan zat aktif sehingga dapat mempengaruhi efikasinya (Shargel dan Yu, 1985). Oleh karena itulah, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk membuktikan pengaruh bentuk sediaan terhadap efikasi yang diberikan oleh sediaan sunscreen. Bentuk sediaan yang digunakan untuk penelitian ini adalah gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau dengan nilai SPF 5,874 (nilai SPF didapatkan dengan metode Petro secara in vitro) yang didapatkan dari penelitian sebelumnya (Prasetya, 2008; Wijayanti, 2008). Pada metode Petro, pengukuran SPF didapatkan dengan mengukur absorbansi fraksi polifenol teh hijau dengan menggunakan spektrofotometer. Hasil yang didapatkan adalah konsentrasi fraksi polifenol teh hijau yang mampu memberikan efek proteksi sebesar SPF 5,874. Kelemahan pengukuran SPF dengan metode ini adalah tidak memperhatikan efek dari bentuk sediaan yang kemungkinan dapat menaikkan maupun menurunkan efek dari sunscreen yang diinginkan. Oleh karena itu, perlu pengujian in vivo yang sekaligus dapat melihat efek dari bentuk sediaan terhadap efikasi sunscreen. Efikasi sunscreen yang akan diteliti pada penelitian ini adalah efek proteksi terhadap sunburn yang akan dijelaskan melalui indikator efikasi sediaan sunscreen yaitu nilai SPF yang akan diukur secara in vivo dan proteksi terhadap inflammation associated edema.
4
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Untuk mendukung penelitian ini, penelitian pendukung yang telah dilakukan adalah Optimasi Formula Gel Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau, dan Optimasi Formula Krim Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau.
B.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah : 1. Berapakah nilai SPF secara in vivo sediaan gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau? 2. Apakah gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau dapat melindungi kulit dari inflammation associated edema
akibat radiasi UV yang ditandai dengan
perubahan skinfold thickness yang lebih rendah secara signifikan dibanding kontrol? 3. Adakah pengaruh jenis bentuk sediaan terhadap nilai SPF, proteksi terhadap inflammation associated edema, dan terhadap perubahan skinfold thickness akibat radiasi UV?
C.
Keaslian Penelitian
Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai pengaruh bentuk sediaan sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap efikasinya belum pernah dilakukan. Beberapa penelitian tentang teh hijau yang telah dilakukan adalah : 1. Green Tea in Chemoprevention of Cancer. Dalam penelitian ini memberikan hasil bahwa adanya efek preventif flavonoid katekin terhadap senyawa promotor
5
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
tumor, inflamasi kulit yang diinduksi radiasi UV, dan tumorigenesis pada uji kultur sel, uji hewan di laboratorium, studi epidemiologik, dan uji klinik (Mukhtar dan Ahmad, 1999). 2. Green Tea Polyphenol (-)-Epigallocathecin-3-Galate Treatment Of Human Skin Inhibits Ultraviolet Radiation-Induced Oxidative Stress. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa adanya efek penghambatan stress oksidatif dari EGCG karena efek antioksidan yang dimilikinya (Katiyar, Afaq, Perez, dan Mukhtar, 2001). 3. Natural Phenolics In Prevention Of UV-Induced Skin Damage. Dalam penelitian ini didapatkan bahwa penggunaan topikal fraksi polifenol yang diisolasi dari teh hijau dan teh hitam juga menunjukkan efek kemopreventif terhadap setiap tahap karsinogenesis kulit pada model kulit binatang. Selain itu, pemberian polifenol teh hijau baik per oral maupun topikal dapat melindungi terhadap erythema, edema, lipid peroksidasi, penekanan sistem enzim pertahanan antioksidan epidermal, dan pembentukan metabolit prostaglandin yang diinduksi oleh UV-B (Svobodova et al, 2003). 4. Treatment of Green Tea Polyphenols in Hydrophilic Cream prevents UVBinduced Oxidation of Lipids and Proteins, Depletion of Antioksidant Enzymes and Phosphorylation of MAPK Proteins in SKH-1 Hairless Mouse Skin, dalam penelitian ini didapatkan bahwa aplikasi polifenol teh hijau dalam krim hidrofilik dapat mencegah UV B yang menginduksi oksidasi lipid dan protein, penurunan enzym antioksidan dan fosforilasi dari MAPK protein pada SKH-1 Hairless Mouse Skin (Vayalil, Elments, dan Katiyar, 2003).
6
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
5. Skripsi yang berjudul “Optimasi Formula Gel Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camelia sinensis L.) dengan CMC (Carboxymethyl cellulose) sebagai Gelling Agent dan Propilenglikol sebagai Humektan dengan Metode Desain Faktorial” dan “Optimasi Formula Sediaan Krim Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camelia sinensis L.) dengan Asam Stearat dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai Fase Minyak : Aplikasi desain Faktorial.” Pada skripsi ini didapatkan hasil berupa gel sunscreen dengan bahan aktif fraksi polifenol teh hijau. Gel ini memiliki nilai SPF 5,874 yang didapatkan secara in vitro dengan metode Petro. Untuk mendapatkan nilai SPF 5,874, kadar fraksi polifenol teh hijau yang dimasukkan ke dalam sediaan adalah 18,1 mg % setara dengan polifenol 0,022 % b/b terhitung ekuivalen dengan kuersetin (Prasetya, 2008; Wijayanti, 2008). D.
Manfaat
Manfaat yang diaharapkan melalui penelitian ini adalah : 1. Manfaat teoritis : memberikan sumbangan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai cara pengukuran daya proteksi suatu zat terhadap inflammation associated edema yang disebabkan oleh radiasi sinar ultraviolet. 2. Manfaat praktis : hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti ilmiah mengenai efikasi fraksi polifenol teh hijau sebagai sunscreen dan mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan formulasi kosmetik dari bahan alam.
7
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
E.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui nilai SPF secara in vivo gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau. 2. Mengetahui efek gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV yang ditandai dengan perubahan skinfold thickness yang lebih rendah secara signifikan dibanding dengan perubahan skinfold thickness pada kontrol. 3. Mengetahui pengaruh jenis bentuk sediaan terhadap nilai SPF, proteksi terhadap inflammation associated edema, dan perubahan skinfold thickness akibat radiasi UV.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A.
Tanaman Teh
1. Klasifikasi teh Teh dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu teh hijau (tidak difermentasi), teh oolong (semifermentasi), teh hitam (fermentasi penuh). a.
Teh Hijau Teh hijau dibuat melalui inaktivasi enzim polifenol oksidase di dalam daun teh segar dengan tujuan untuk mencegah terjadinya oksidasi enzimatis katekin.
b.
Teh Oolong Teh oolong diproses melalui pemanasan daun dalam waktu singkat setelah penggulungan.
c.
Teh Hitam Teh hitam dibuat melalui oksidasi katekin dalam daun segar dengan katalis polifenol oksidase atau disebut dengan fermentasi (Syah, 2006).
2. Kandungan kimia Daun teh mengandung 30-40% polifenol yang sebagian besar dikenal sebagai katekin. Bahan-bahan kimia dalam daun teh dapat digolongkan menjadi empat kelompok besar, yaitu substansi fenol, substansi bukan fenol, substansi
8
9
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
penyebab aroma, dan enzym. Gambaran mengenai komposisi kandungan kimia pucuk daun teh adalah sebagai berikut :
Tabel I. Komposisi kandungan kimia pucuk daun teh (%berat kering)
Bagian Dari Sel Dinding sel Protoplasm a
Vakuola
Senyawa
24,0
Yang larut Dalam Air 0,0
6,5 17,0 8,0 0,5 22,0 4,0 7,0 3,0 3,0 5,0 100,
2,3 0,0 0,0 0,0 22,0 4,0 7,0 3,0 3,0 4,0 45,3
Total
Selulosa hemiselulosa Lignin pektin Protein Lemak Tepung Polifenol/katekin Kafein Asam amino Asam gula Asam organik Abu/mineral Jumlah 0
(Syah, 2006).
Substansi fenol yang terkandung dalam teh adalah : a.
Katekin (polifenol)
b.
Flavonol
3. Kegunaan Teh merupakan antioksidan penyegar kulit dan pengatur keseimbangan radikal bebas yang bisa memperlambat proses penuaan dini. Teh sangat efektif
10
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
melindungi kulit dari sinar matahari yang dapat mengakibatkan kanker kulit (Syah, 2006). Aktivitas biologi yang pernah diteliti adalah sebagai kemopreventif terhadap senyawa promotor tumor, inflamasi kemopreventif terhadap senyawa promotor tumor, inflamasi kulit yang diinduksi radiasi UV, dan tumorigenesis pada uji kultur sel, uji hewan di laboratorium, studi epidemiologik, dan uji klinik (Mukhtar and Ahmad, 1999; Katiyar et al., 2001) lewat beberapa mekanisme seperti menghambat kerusakan DNA yang diinduksi oleh radiasi UV, menurunkan pembentukan cyclobutane pyrimidine dimers (CPDs) seperti thymine dimer pada epidermis dan dermis, menginduksi apoptosis pada sel human epidermal carcinoma dan human carcinoma keratinocyte, mengeblok infiltrasi leukosit yang diinduksi UV, dan menghambat pertumbuhan tumor pada siklus sel fase G0-G1 (Katiyar et al., 2001; Svobodova et al., 2003).
B.
Flavonoid dalam Teh Hijau
Senyawa flavonoid yang ditemukan dalam teh hijau adalah flavanol dan flavonol, yaitu : 1. Flavanol Katekin merupakan flavonoid yang termasuk dalam kelompok flavanol (Hartoyo, 2003). Katekin teh bersifat antimikroba (bakteri dan virus), antioksidan, antiradiasi, memperkuat pembuluh darah, melancarkan sekresi air seni, dan menghambat pertumbuhan sel kanker (Syah, 2006).
11
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Katekin teh hijau tersusun sebagian besar atas senyawa-senyawa katekin (C), epikatekin (EC), galokatekin (GC), epigalokatekin (ECG), galokatekin galat (GCG), dan epigalokatekin galat (EGCG). EGCG diyakini merupakan komponen aktif teh hijau yang antara lain bermanfaat sebagai antihipertensi, antioksidan, antikarsinogenesis, antikanker, dan melindungi dari sinar UV (Syah, 2006).
Tabel II. Sifat fisik dan kimia katekin (Syah, 2006)
Sifat Fisik
Sifat Kimia
Kenampakan : putih
Sensitif terhadap oksigen
Titik lebur : 104-106oC
Sensitif terhadap cahaya (dapat mengalami
Tititk didih : 245oC
perubahan warna jika kontak langsung
Tekanan Uap : 1 mm Hg
dengan udara terbuka)
pada 75oC Densitas Uap : 3,8 g/m3
Berfungsi sebagai antioksidan
Substansi yang dihindari : unsur oksidasi,
Flash point : 137oC
asam klorida, asam anhidrida, basa, dan
Explosion limits : 1,97%
asam nitrit
(batas atas)
Larut dalam air hangat
Stabil dalam kondisi agak asam atau netral (pH optimum 4-8)
12
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Struktur senyawa katekin adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Struktur kimia katekin (Svobodova et al., 2003)
2. Flavonol Flavonol pada teh meliputi quersetin, kaemferol, dan mirisetin. Flavonol merupakan antioksidan yang mampu mengikat logam (Syah, 2006).
13
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel III. Jumlah flavonol teh hijau (Hartoyo, 2003)
Jenis flavonol Jumlah g/kg Kuersetin Kaemferol Mirisetin
1,79 – 4,05 1,56 – 3,31 0,83 – 1,59
Gambar 2. Struktur flavonol (Hartoyo, 2003)
C.
Sinar Ultraviolet
1. Pembagian spektrum sinar ultraviolet Sinar Ultraviolet dibagi menjadi 3, yaitu ultraviolet C (UVC 200-290 nm), ultraviolet B (UVB 290-320 nm), ultraviolet A (UVA 320-400 nm). Sinar ultraviolet A kemudian dapat dibagi menjadi tiga, yaitu UVA II (320-340 nm) atau UVA pendek, dan UVA I (340-400 nm) atau UVA panjang (Edlich, Winters, Lim, Cox, Becker, Horowits, Nichter, Britt, dan Long, 2004).
14
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
2. Efek buruk radiasi ultraviolet Radiasi sinar UV yang mencapai bumi adalah 90-95% adalah UVA dan hanya 5-10% UVB. Sinar UVA memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dibanding UVB, maka UVA dapat terpenetrasi lebih dalam pada kulit. Sinar UVA memiliki panjang gelombang yang panjang sehingga UVA dapat menembus kaca jendela sedangkan UVB dapat diblok oleh kaca jendela (Edlich et al, 2004). Paparan UV pada kulit mamalia memunculkan reaksi inflamasi awal yang terdiri dari erythema, edema, dan hiperplasia (Ley dan Reeve, 1997), juga melibatkan histamin dan proinflamatori prostaglandin, serta munculnya radikal oksigen yang dapat dihambat
oleh
antioksidan
endogen
maupun
eksogen
(Steenvoorden
dan
Henegouwen, 1997). Kedua spektra UV ini memiliki perbedaan efek biologi. Sinar UVA sebagai “Aging ray” penetrasi ke dalam epidermis dan dermis. Sinar UVA efektif untuk memproduksi efek immediate tanning yang menyebabkan penggelapan melanin pada epidermis. Paparan intensif atau ekstensif UVA dapat membakar kulit sensitif, dan dalam jangka waktu yang panjang hal ini dapat merusak struktur di bawah lapisan korneum dan menyebabkan penuaan dini. Ini cenderung menyebabkan penurunan kualitas kulit dan dapat menekan beberapa fungsi imunologi. Respon yang terjadi didalam sel karena induksi UVA lebih disebabkan karena proses oksidasi yang diinisiasi dengan endogen photosensitisasi. Setelah paparan UVA, singlet oksigen, H2O2 dan radikal hidroksil dibentuk. Hal ini dapat merusak protein selular, lipid, dan sakarida. Perusakan UVA dapat menyebabkan nekrosis pada sel endotelial, kemudian
15
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
perusakan pada pembuluh darah dermal. Sinar UVA dapat menyebabkan perusakan struktural DNA, mengganggu sistem imun, dan menyebabkan kanker (Svobodova et al., 2003; Edlich et al, 2004). Radiasi UVB disebut sebagai ”burning ray”. Sinar UVB termasuk bagian yang minor tapi merupakan konstituen aktif sinar matahari. Sinar UVB dapat menyebabkan inflamasi pada kulit dan eritema. Sinar UVB lebih genotoxic dibanding UVA. Sinar UVB cenderung bekerja lebih banyak pada lapisan epidermal sel basal pada kulit. Ini menginduksi secara langsung maupun tidak langsung pada efek biologi, termasuk pembentukan pyrimidine fotoproduk, isomerisasi trans-cis urocanic acid, induksi aktifitas ornithine dekarboksilase, stimulasi sintesis DNA, pembentukan radikal bebas pada kulit, photoaging, dan photocarcinogenesis. Sinar UVB signifikan menurunkan daya antioksidan pada kulit, mengurangi kemampuan kulit untuk melindungi dirinya terhadap terbentuknya radikal bebas karena radiasi sinar ultraviolet. Hal ini memiliki kemampuan untuk menginduksi kanker kulit (squamous dan basal sel karsinoma) karena kerusakan DNA. Hal ini juga dipengaruhi oleh penurunan pertahanan sistem imun kulit (Svobodova et al, 2003). Sinar UVC sangat berbahaya, walaupun hanya dengan paparan singkat. Ini secara ekstrim merusak kulit. Untungnya, radiasi UVC dari matahari diabsorbsi sempurna oleh molekul oksigen dan ozon pada atmosphere dan tidak ada yang mencapai bumi (Svobodova et al, 2003). Setelah 48 jam radiasi UV, energi UV diabsorbsi pada beberapa tingkatan kulit menyebabkan kerusakan sel pada sel diskeratotik pada stratum Malpighi dan
16
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
stratum korneum. Eritema diinduksi oleh vasodilatasi, peningkatan aliran darah, dan edema. Inflamasi terjadi pada lapisan bawah papillary dermis, dan diperantarai oleh histamin, serotonin, dan kinin. Prostaglandin (disintesis oleh enzim mikrosomal) bertanggungjawab pada pembentukan eritema, dan peningkatan eicosanoids ditemukan pada jaringan manusia yang teradiasi. Sunburn merupakan efek singkat dari kerusakan epidermis sementara. Secara histologi, sunburn dihubungkan dengan vasodilatasi pembuluh kapiler di papillary dermis, diskeratosis keratinosit (sunburn cells), perivenular edema, dan adanya dermal neutrofil (Edlich et al, 2004). 3. Efek positif radiasi sinar ultraviolet Radiasi sinar UV juga memiliki efek positif bagi manusia. Efek positif dari radiasi UV adalah membantu dalam pembentukan vitamin D, mempengaruhi fungsi reproduksi (tanpa sinar matahari, melatonin tidak akan disekresikan dari kelenjar pineal, sehingga fungsi organ sex berkurang) (Edlich et al, 2004).
D.
Inflamasi
1. Definisi Inflamasi adalah respon atau reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau kerusakan jaringan tubuh karena suatu rangsangan yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera (Mutschler, 1991). Inflamasi merupakan respon dari mikrosirkulasi (arteri, vena, kapiler darah, dan limphatik) dan isinya (cairan plasma dan sel darah) terhadap
17
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
kerusakan jaringan. Inflamasi berasal dari bahasa latin yaitu inflamare yang artinya burn (Spector, 1980). 2. Penyebab Inflamasi terjadi karena rangsangan, seperti infeksi, tekanan fisik, dan tekanan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan ini menginisiasi aktivasi dari faktor transkripsi yang mengkontrol ekspresi dari beberapa mediator kimia (eicosanoids, oksidan biologi, sitokine, faktor adhesi, dan digestive enzyme). Beberapa oksidan biologi yaitu anion superoksid (.O2-), hidrogen peroksid (H2O2), nitric oksid (.NO),
peroksinitrit (.OONO-), asam hipochlorous (HOCl),
peroxidase-generated oxidants seperti radikal hidroksil (.OH), dan singlet oksigen (.O2 ). Oksidan ini secara luas dihasilkan oleh sel fagosit seperti neutrofil dan makrofage, digestive enzymes dan eicosanoids. Oksidan biologi ini akan merusak jaringan (Craig dan Robert, 2003). Noksius Emigrasi leukosit
Kerusakan sel Pembebasan bahan mediator Gangguan sirkulasi lokal Pemerahan
Panas
Eksudasi Pembengkakan
Proliferasi sel Perangsangan reseptor nyeri Gangguan fungsi
Nyeri
Gambar 3. Patogenesis dan gejala suatu peradangan (Mutschler, 1986)
18
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3. Gejala Gejala reaksi radang yang dapat diamati adalah pemerahan (rubor), panas meningkat (calor), pembengkakan (tumor), nyeri (dolor), dan gangguan fungsi (fungsio laesa). Gejala tersebut merupakan akibat dari gangguan aliran darah yang terjadi akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh pengalir terminal, gangguan keluarnya plasma darah (eksudasi) ke ruangan ekstrasel akibat meningkatnya ketebalan kapiler dan perangsangan resptor nyeri (Mutschler, 1986). 4. Mekanisme Mekanisme terjadinya inflamasi pada jaringan diawali dengan proses inisiasi yaitu peristiwa terjadinya perusakan jaringan secara fisik atau oleh substansi dari luar. Setelah itu, pembuluh arteri akan mengalami kontraksi singkat kemudian diikuti dilatasi yang lama menyebabkan aliran darah meningkat dan darah masuk ke dalam kapiler darah yang inaktif. Leukosit mengalami marginasi membentuk lapisan di dinding dalam sel endothelial. Pada waktu yang sama terjadi peningkatan permeabilitas kapiler darah sehingga cairan plasma, protein (albumin, globulin, dan fibrinogen), dan leukosit keluar kejaringan menyebabkan edema. Protein kemudian dibawa oleh kelenjar limpatik menuju ke jaringan yang rusak. Pada jaringan yang tersebut terjadi chemoattraction dari sel inflamasi, dan aktifasi sel inflamasi untuk melepaskan mediator inflamasi (Craig dan Robert, 2003; Spector, 1980). Mekanisme inflamasi secara seluler melibatkan aktivasi dari beberapa sel yang menyebabkan pelepasan mediator kimia. Beberapa diantaranya adalah sel mast dan eicosanoid. Sel mast akan melepaskan histamin yang dapat meningkatkan
19
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
permeabilitas kapiler. Histamin akan berperanan sangat penting pada awal terjadinya inflamasi, setelah itu diikuti dengan munculnya kinin kemudian diperkuat dengan adanya prostaglandin (Spector, 1980).
Gambar 4. Jalur sintesis asam arakidonat (Craig dan Robert, 2003)
Eicosanoid atau asam arakidonat terdapat pada membran fosfolipid dan disintesis ketika terjadi stimulasi seluler. Asam arakidonat berikatan pada membran dengan phosphatidylcoline oleh enzim phospholipase A2. Asam arakidonat kemudian mengikuti 2 jalur enzimatis yang akan menghasilkan mediator inflamasi, yaitu jalur siklooksigenase (COX) yang memproduksi prostaglandin dan jalur lipooksigenase yang
menghasilkan
leukotrien.
Enzym
COX
terdapat
dalam
2
isoform.
Siklooksigenase-1 (COX-1) berfungsi sebagai perlindungan. Siklooksigenase-2 (COX-2) menginduksi sitokin dan stimulus inflamasi lainnya dan dipercaya sebagai
20
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
faktor utama dalam inflamasi kronis. Produk akhir dari prostaglandin bersifat spesifik pada jaringan, contohnya platelet memproduksi thromboxane A2 (TxA2); sel pembuluh endothelial memproduksi prostasiklin (PGI2), sel mast memproduksi prostaglandin D2 (PGD2); dan vasculature, saluran gastrointestinal, tulang, dan jaringan lain memproduksi prostaglandin E2 (PGE2) (Craig dan Robert, 2003).
E.
Sunscreen
1. Pengertian sunscreen Berdasarkan mekanisme aksinya, sunscreen dapat dibedakan menjadi 2, yaitu chemical sunscreen dan physical blockers. Chemical sunscreen secara umum merupakan senyawa aromatik yang terikat pada gugus karbonil. Senyawa kimia ini mengabsorbsi intensitas tinggi sinar ultraviolet dengan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, contohnya adalah oksibenzon, sinamate. Senyawa sunscreen yang termasuk dalam physical blockers merefleksikan radiasi UV, contohnya adalah TiO2 dan ZnO (Barel et al, 2001). Produk sunscreen seharusnya dapat efektif dalam mencegah sunburn, photo-ageing, dan juga memproteksi terhadap photoimmunosuppression (Verheugen, 2006). 2. Sun Protection Factor (SPF) Sun Protection Factor merupakan ukuran proteksi akut dari eritema, sangat berkaitan dengan sumber UVR dan densitas dari sunscreen yang diaplikasikan. Sunscreen tidak memberikan indikasi proteksi produk terhadap radiasi kronis (Fourtanier et al, 2000). Sun Protection Factor (SPF) didefinisikan sebagai rasio
21
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
dosis UVR yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 MED pada kulit yang telah diproteksi setelah aplikasi 2 mg/cm2 produk sunscreen dibanding dosis sinar UV untuk memproduksi satu MED pada kulit yang tidak diproteksi. Sunscreen dengan broad-spectrum atau spektrum luas mampu melindungi kulit dari UV A dan UV B (Barel et al, 2001). 3. Pengujian SPF Eritema merupakan metode yang secara rutin digunakan untuk mendapatkan efek inflamasi karena radiasi UV pada kulit manusia dan MED adalah basis untuk determinasi SPF. Namun, penilaian eritema secara luas diakui sulit. Edema pada mencit tipe Skh hairless strain biasa digunakan sebagai model untuk eritema pada manusia. Radiasi UV yang digunakan untuk minimal edema respon sama dengan MED pada manusia dengan skin type II / III. Evaluasi eritema bersifat semiquantitatif sehingga menjadi kurang akurat daripada pengukuran edema (Fourtanier et al, 2000). Metode pengukuran SPF mengacu pada metode COLIPA, 1994 (Anonim, 2006) sebagai metode internasional, yang pada metode tersebut penentuan SPF dideterminasi menggunakan 10 volunter manusia. Tabel IV. Pengelompokan daya proteksi sunscreen berdasarkan nilai SPF berdasarkan FDA
Sunburn protection Minimal Moderate High
Sun protection factor 2-12 12-30 >30 (Edlich et al, 2004).
22
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
F.
Kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi, yaitu melindungi tubuh terhadap luka, perlindungan terhadap mikroorganisme patogen, mempertahankan suhu tubuh dengan pertolongan sirkulasi darah, mengatur keseimbangan cairan melalui sirkulasi kelenjar, alat indera melalui persarafan sensorik. Lapisan kulit terdiri dari 3 lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan subkutis (Syaifuddin, 1997).
Gambar 5. Struktur kulit ( Washington, Washington, dan Wilson, 2001)
Epidermis merupakan lapisan keratinising stratified squamous epithelial. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan, yaitu stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum,
stratum spinosum, dan stratum germinativum (Syaifuddin,
1997). Epidermis, lapisan terluar kulit, terdiri dari empat jenis sel: keratinosit, yang merupakan sel terbanyak yang menghasilkan keratin; sel melanosit, yang
23
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
menghasilkan pigmen; sel Langerhans, sel fagositik berperan dalam pengambilan dan pengolahan antigen; dan sel Merkel, sel neuoroendokrin yang fungsinya belum diketahui (Sander, 2003). Dermis terdiri dari jaringan ikat longgar dan pembuluh–pembuluh darah halus, dan memiliki folikel rambut (Sander, 2003). Dermis terdiri dari 2 lapisan, yaitu: a. bagian atas, pars papilaris (stratum papilar) b. bagian bawah, retikularis (stratum retikularis) (Syaifuddin, 1997). Subkutis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel-sel lemak. Selain itu, jaringan subkutis juga terdapat serabut-serabut jaringan ikat dermis (Syaifudin, 1997).
G. Gel Menurut definisinya, gel merupakan bentuk sediaan semisolid yang mengandung larutan bahan aktif tunggal maupun campuran dengan pembawa senyawa hidrofilik dan hidrofobik. Gel juga dirumuskan sebagai sistem dispersi yang minimal terdiri dari dua fase yaitu sebuah fase padat dan sebuah fase cair (gel liofil) atau terdiri dari sebuah fase padat dan fase berbentuk gas (gel kserofil) (Voigt, 1994). Gel dibedakan berdasarkan karakteristik kelarutan dan polaritas dari substansi yang terlarut didalamnya, yaitu hidrogel untuk substansi yang hidrofilik dan lipogels untuk substansi yang lipofilik. Konsistensi dari gel disebabkan karena gelling agent, biasanya adalah polimer, membentuk ikatan 3 dimensi. Ikatan intermolekular
24
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
antara molekul pelarut dan jaringan polimer menyebabkan gerak molekul berkurang sehingga meningkatkan viskositanya (Barel et al., 2001). Setelah aplikasi, hidrogel akan memberikan efek mendinginkan karena evaporasi dari pelarut, mudah diaplikasikan dan melembabkan kulit (Barel et al., 2001). Keuntungan lain dari bentuk sediaan ini adalah setelah kering meninggalkan lapisan tipis (film) tembus pandang elastis dengan daya lekat tinggi, yang tidak menyumbat pori kulit, pernafasan tidak dipengaruhi dan dapat dengan mudah dicuci dengan air (Voigt, 1994).
H.
Krim
Krim (cremores) adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim ada dua tipe, yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air dalam minyak (A/M). Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A) ditujukan terutama untuk penggunaan kosmetik dan estetika (Syamsuni, 2005). Emulsi (lotion dan krim) merupakan bentuk sediaan kosmetik yang sering digunakan dengan alasan rasa yang diterima kulit, penerimaan pasien, dan mudah dalam aplikasi. Krim merupakan sediaan semisolid dengan konsistensi yang lebih kental dibanding lotion. Penerimaan yang tinggi terhadap emulsi o/w berdasarkan pada beberapa alasan, yaitu : tidak terasa berminyak ketika diaplikasikan, memiliki daya sebar dan penetrasi yang baik di kulit dan efek hydration dari fase eksternal
25
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
(air), memiliki efek mendinginkan karena evaporasi dari fase eksternal (Barel et al., 2001).
I.
Landasan Teori
Teh hijau mengandung 30-40% polifenol dengan kandungan terbesar adalah golongan katekin (Syah, 2006). Polifenol tidak hanya dapat mengabsorbsi sinar ultraviolet tetapi juga memiliki sifat antioksidan yang akan menangkap radikal bebas yang berasal dari radiasi UV sehingga dapat meminimalkan efek buruk sinar UV, salah satu efek buruk tersebut adalah reaksi inflamasi. Polifenol dapat mengabsorbsi sinar UV karena adanya gugus aromatik yang berikatan dengan gugus karbonil (Bowen, 1998). Mekanisme absorbsi dari polifenol teh hijau dapat dilihat pada gambar 6.
OH
OH OH
HO
HO
O
OH HO
OH OH O C
OH
O
HO
OH
O
OH OH O C
O
H
O OH
Gambar 6. Resonansi elektron pada (-)-epigalocathecin gallate (EGCG) ketika terjadi absorbsi radiasi UV
Sedangkan efek antioksidan disebabkan adanya gugus hidroksil pada polifenol yang dapat berikatan dengan radikal bebas membentuk produk akhir berupa
26
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
air dan radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik sehingga bersifat tidak reaktif (Middleton Jr., Kandaswami, C., dan Theoharis, C.T., 2000). Mekanisme penangkapan radikal bebas oleh polifenol teh dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Mekanisme penangkapan radikal bebas oleh gugus cathecol (Middleton et al, 2000).
Senyawa yang memiliki sifat dapat mengabsorbsi maupun merefleksikan radiasi UV dapat diformulasi menjadi bentuk sediaan yang disebut sediaan sunscreen. Sediaan sunscreen yang beredar dimasyarakat dapat berupa krim, lotion, dan gel. Bentuk sediaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gel dan krim sunscreen yang mengandung fraksi polifenol teh hijau sehingga berdasarkan sifat-sifat dari polifenol menyebabkan sediaan ini dapat berfungsi untuk melindungi kulit dari efek buruk radiasi UV. Nilai efikasi dari kedua bentuk sediaan ini adalah sama, yaitu SPF
27
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
5,874, yang didapatkan secara in vitro dengan metode Petro (Prasetyo, 2008; Wijayanti, 2008). Akan tetapi, adanya perbedaan fisikokimia formulasi dari sediaan dapat menyebabkan perbedaan pelepasan zat aktif yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efikasinya (Shargel dan Yu, 1985). Gel merupakan matriks 3 dimensi hasil ikatan dari polimer (gelling agent) dengan solvent sehingga terjadi pembatasan gerak senyawa yang terjebak didalam matriks 3 dimensi. Oleh karena itu, gel sering digunakan dalam sediaan farmasetis dalam pemberian efek pelepasan obat secara lepas lambat (Barel et al., 2001). Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Syamsuni, 2005). Krim merupakan bentuk sediaan yang sering digunakan dalam sediaan kosmetik karena mudah dipalikasikan di kulit sehingga meningkatkan penerimaan pasien (Barel et al., 2001). Namun, penelitian mengenai profil pelepasan zat aktif dari sediaan krim belum dilakukan.
J.
Hipotesis
Ada perbedaan antara gel dan krim dalam menyebabkan efek proteksi terhadap inflammation associated edema.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental. Objek uji dalam penelitian ini adalah bentuk sediaan sunscreen fraksi polifenol teh hijau, yaitu berbentuk gel dan krim, yang formulasinya didapatkan dari penelitian sebelumnya.
B.
Variabel Penelitian
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jenis bentuk sediaan sunscreen fraksi polifenol teh hijau, yaitu berbentuk gel dan krim. 2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah nilai SPF sediaan sunscreen dan skinfold thickness. 3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi fisologis mencit BALB/c. 4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah kondisi patologis mencit BALB/c dan gerak mencit dalam kotak perlakuan.
C.
Definisi Operasional
1. Minimum Edema Dose atau MED merupakan lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan peningkatan skinfold thickness yang optimal (mendekati 1,5-2 kali
28
29
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
lipat skinfold thickness awal) akibat 1 kali paparan UV, yang diukur 24 jam setelah radiasi. 2. Skinfold thickness merupakan ketebalan lipatan kulit mencit pada bagian punggung yang diukur pasca paparan UV. 3. Peningkatan skinfold thickness adalah skinfold thickness akhir dikurangi skinfold thickness awal. 4. Dosis UVR adalah lama waktu pemaparan radiasi sinar ultraviolet. 5. Lampu Simulasi UV adalah lampu UVA, Black Light, Unfiltered Lamp, Sankyo, dengan panjang gelombang 365 nm yang digunakan untuk mensimulasi radiasi sinar ultraviolet yang dipasang dengan jarak 15 cm dengan nilai 115-116 lux. Lampu simulasi UV telah dikalibrasi di Laboratorium Analisa Pusat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. 6. Sun Protection Factor atau SPF adalah perbandingan antara MED dari kulit yang diproteksi dengan sediaan dan 1 MED dari kulit yang tidak diproteksi dengan sediaan (Fourtanier et all, 2000). 7. Krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau adalah bentuk sediaan sunscreen yang berupa emulsi antara fase minyak dan fase air dengan tipe M/A yang mengandung fraksi polifenol teh hijau 18,1 mg % setara dengan polifenol 0,022 % b/b terhitung ekuivalen terhadap kuersetin. 8. Basis krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau adalah pembawa (vehicle) yang berupa emulsi antara fase minyak dan fase air dengan tipe M/A yang tidak mengandung fraksi polifenol teh hijau.
30
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
9. Gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau adalah bentuk sediaan sunscreen yang berupa hidrogel yang mengandung fraksi polifenol teh hijau 18,1 mg % setara dengan polifenol 0,022 % b/b terhitung ekuivalen terhadap kuersetin. 10. Basis gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau adalah pembawa (vehicle) yang berupa hidrogel yang tidak mengandung fraksi polifenol teh hijau.
D. 1.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat a. Sumber radiasi ultraviolet / lampu simulasi UV Lampu simulasi UV (lampu TL UVA, Black Light, Unfiltered Lamp, Sankyo) untuk radiasi dengan panjang gelombang 365 nm yang digunakan untuk mensimulasi radiasi sinar ultraviolet dipasang dengan jarak 15 cm dengan nilai 115-116 lux. Lampu simulasi UV (lampu TL UVA, Black Light, Unfiltered Lamp, Sankyo) telah dikalibrasi di Laboratorium Analisa Pusat, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. b. Timbangan elektrik, c. Electronic digital caliper (dengan ketelitian 0,02 mm) d. Gloved fingers
2. Bahan a. Gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau Gel sunscreen didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya (Wijayanti, 2008) mengandung fraksi polifenol teh hijau 18,1 mg %
31
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
setara dengan polifenol 0,022 % b/b terhitung ekuivalen terhadap kuersetin. Formula gel sunscreen tersusun dari : Tabel V. Komposisi penyusun gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau (Wijayanti, 2008)
Komposisi Fraksi polifenol teh hijau CMC Propilen glikol Etanol Aquadest Metil paraben Asam sitrat Total
Jumlah 0,022 % b/b 4,3 g 10 g 11,7 g 72,5 g 0,3 g 0,5 g 99,3
% 4,33% 10,07% 11,78% 73,01% 0,30% 0,50 100%
b. Krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau Krim sunscreen didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya (Prasetya, 2008), mengandung fraksi polifenol teh hijau 18,1 mg % setara dengan polifenol 0,022 % b/b terhitung ekuivalen terhadap kuersetin. Formula krim sunscreen tersusun dari :
32
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel VI. Komposisi penyusun krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau (Prasetya, 2008)
Komposisi Fraksi polifenol teh hijau Asam stearat Cetil alkohol Virgin coconut oil TEA Aquadest
Jumlah 0,022 % b/b 4g 3,5 g 3,9 g 0,8 g 60 ml
% 5,47% 4,79% 5,34% 1,09% 82,08%
Metil paraben Asam sitrat Total
0,4 g 0,5 g 73,1
0,55% 0,68% 100%
c. Binatang percobaan Mencit jantan strain Balb/c dengan umur 8-10 minggu yang diperoleh dari Laboratorium Pusat Penelitian Terpadu (LPPT) UGM, dan dimasukkan ke dalam kandang, selanjutnya dijaga pada suhu ruangan. Mencit diberi pakan pellet dan diberi air ad libitum. d. Depilatories (krim penghilang bulu).
E. 1.
Jalan Penelitian
Praperlakuan mencit Sebelum diberi perlakuan, punggung mencit dihilangkan rambutnya dengan
cara dicukur atau digunting. Kemudian, oleskan krim depilatories untuk membersihkan rambut-rambut yang masih tertinggal dan didiamkan selama 15 menit. Rambut mencit dikerok dengan alat yang telah tersedia dalam kemasan depilatories. Setelah kulit mencit bersih dari rambut-rambut yang ada, bersihkan kulit mencit
33
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
dengan tissue untuk menghilangkan krim depilatories. Setelah bersih, oleskan krim pencegah pertumbuhan rambut, diamkan selama 1 hari. Sebelum digunakan untuk uji, kulit mencit dibersihkan kembali dengan menggunakan kain basah kemudian diukur skinfold thickness. 2.
Optimasi penentuan nilai 1 MED (edema) Dua belas mencit dikelompokkan menjadi 4 kelompok. Masing-masing
kelompok diukur ketebalan kulit (skinfold thickness) awal pada bagian punggung sebelum diradiasi dengan menggunakan electronic digital caliper. Setelah itu masingmasing kelompok mencit diradiasi dengan menggunakan lampu UV selama 5, 10, 15, dan 20 menit. Dua puluh empat jam kemudian, peningkatan ketebalan kulit mencit diukur. 1 MED adalah waktu paparan yang diperlukan untuk membuat ketebalan kulit mencit menjadi mendekati 1,5-2 kali lipat sebelum dipapar sinar UV 12 mencit hasil praperlakuan
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Radiasi UV 5 menit
Radiasi UV 10 menit
Radiasi UV 15 menit
Kelompok 4 Radiasi UV 20 menit
24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness Gambar 8. Skema metode optimasi penentuan 1 MED
34
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
3. Optimasi Puncak Inflamasi Lima ekor mencit diukur skinfold thickness awal pada bagian punggung sebelum diradiasi menggunakan electronic digital caliper. Setelah itu, mencit diradiasi dengan menggunakan lampu simulasi UV selama 1 MED sebanyak 3 kali dengan selang waktu 24 jam. Perubahan skinfold thickness mencit diukur pada waktu 24, 48, dan 72 jam setelah radiasi. 5 ekor mencit hasil praperlakuan Diradiasi selama 1 MED 24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness 1 Diradiasi selama 1 MED 24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness 2 Diradiasi selama 1 MED 24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness 3 Gambar 9. Skema metode optimasi puncak inflamasi
35
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
4. Pengukuran Sun Protection Factor (SPF) Secara In Vivo Pengukuran SPF menggunakan 35 hewan uji mencit Balb/c yang telah dipreparasi sebelumnya. Diukur skinfold thickness
awal dengan menggunakan
electronic digital caliper. Mencit didistribusikan menjadi 7 kelompok. Skema metode pengukuran SPF dapat dilihat pada gambar 8. Sun Protection Factor adalah MED kelompok dengan sediaan dan diradiasi UV dibagi dengan MED kelompok tanpa sediaan dan diradiasi UV (Fourtanier et al, 2000).
45 mencit hasil praperlakuan
Kontrol 1
Kelmpk. 1
krim
Tanpa aplikasi
Kelmpk. 2
Gel
krim
Kelmpk. 3
Gel
krim
Gel
Jumlah aplikasi = 2,5 mg/cm2 ± 2,5% 15 menit sebelum radiasi Radiasi 1 MED
Radiasi 1 MED
Radiasi 1 MED
Radiasi 10 MED
Radiasi 15 MED
Radiasi 20 MED
Ukur peningkatan skinfold thickness 24 jam setelah radiasi Gambar 10. Skema metode pengukuran SPF sediaan secara in vivo (Fourtanier et al, 2000).
5. Pengukuran efikasi terhadap inflammation associated edema Penghitungan
efikasi
terhadap
inflammation
associated
edema
menggunakan 25 hewan uji mencit Balb/c yang telah dipreparasi sebelumnya
36
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
kemudian didistribusikan dalam 5 kelompok. Skema metode pengukuran efikasi terhadap inflammation associated edema dapat dilihat pada gambar 9.
25 mencit hasil praperlakuan
Kelompok 1
Tanpa Sediaan
Kelompok 2 Olesi basis gel
Kelompok 3
Kelompok 4
Kelompok 5
Olesi basis krim
Olesi gel
Olesi krim
Jumlah aplikasi = 0,2 gram, 15 menit sebelum radiasi
Diradiasi selama 1 MED 24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness 1
Diradiasi selama 1 MED 24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness 2
Diradiasi selama 1 MED 24 jam Ukur peningkatan skinfold thickness 3 Gambar 10. Skema metode pengukuran efikasi terhadap inflammation associated edema (Widyarini et al, 2001)
37
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
F.
Analisis Data
Data yang diperoleh adalah nilai skinfold thickness. Data skinfold thickness tersebut kemudian diolah untuk mendapatkan nilai MED. Nilai MED digunakan untuk mendapatkan nilai SPF secara in vivo yang dihitung dengan rumus: SPF =
MED dengan sediaan 1 MED tan pa sediaan
Nilai MED yang digunakan untuk “MED dengan sediaan” dipilih dari hasil radiasi selama n X 1 MED dengan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan peningkatan skinfold thickness pada hewan uji yang diradiasi lampu UV selama 1 MED dan tanpa proteksi sediaan. Untuk mengetahui perbedaan bermakna atau tidak bermakna digunakan uji statistik berupa one tailed - independent sample t test. Peningkatan skinfold thickness dapat dirumuskan sebagai berikut: Peningkatan skinfold thickness = skinfold thickness akhir – skinfold thickness
Nilai skinfold thickness juga digunakan dalam pengukuran proteksi terhadap inflammation associated edema. Hasil yang didapatkan dalam pengukuran ini ditampilkan dalam bentuk grafik yang menggambarkan perubahan skinfold thickness dimana sumbu Y adalah skinfold thickness (mm) dan sumbu X adalah perlakuan yang diberikan pada hewan uji sebelum dan setelah radiasi UV. Hasil kemudian diuji secara statistik menggunakan ANOVA untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna
38
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
atau tidak bermakna antara kelompok perlakuan. Perbedaan diuji dengan menggunakan Post hoc berupa LSD. Untuk mengetahui pengaruh bentuk sediaan terhadap inflammation associated edema, maka perubahan skinfold thickness karena radiasi UV antara kelompok yang diberi aplikasi gel dan dengan aplikasi krim diuji keberbedaannya dengan menggunakan uji statistik berupa two tailed - independent sample t test.
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Sediaan sunscreen merupakan sediaan topikal yang digunakan untuk melindungi kulit dari efek buruk radiasi UV. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi efek suatu sediaan yang digunakan sebagai sunscreen adalah kondisi patologis-fisiologis hewan uji dan pemilihan jenis hewan uji. Untuk menjaga kondisi hewan uji, maka pada penelitian ini hewan uji ditempatkan pada tempat yang terpisah-pisah. Dua tipe mencit yang digunakan untuk evaluasi proteksi sunscreen adalah hairless mice, seperti SKH1:hr strain dan hairy/haired mice, seperti mencit BALB/c, C3H/HeN dan C57BL/6 (Kim, Ananthaswamy, Kripke, dan Ullrich, 2003). Idealnya, pengujian sun protection menggunakan jenis mencit yang tidak berambut (hairless mice) karena mencit ini lebih sensitif terhadap sinar UV. Namun, ketersediaan hairless mice yang sangat sulit ditemukan di Yogyakarta maupun di Indonesia menyebabkan penelitian ini menggunakan mencit yang memiliki rambut (haired mice). Penelitian ini menggunakan mencit BALB/c dengan rentang usia 8-10 minggu sebagai hewan uji. Adanya rambut dapat meningkatkan perlindungan terhadap radiasi sinar UV. Oleh karena itu, mencit BALB/c dihilangkan rambutnya terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai hewan uji. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah jantan karena adanya hormon estrogen pada betina dapat mempengaruhi
proses
stimulasi
imun
39
tubuh
(Widyarini,
2006).
40
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan efikasi antara gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau sehingga dapat diketahui pengaruh bentuk sediaan maupun formulasi terhadap efikasi sunscreen. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti melakukan berbagai langkah penelitian yang dapat dilihat pada gambar 11 berikut ini.
A. Uji Pendahuluan
1. Optimasi Penentuan Nilai 1 MED
2. Optimasi Puncak Inflamasi
B. Uji Efikasi Sediaan Sunscreen
1. Penetapan Nilai SPF Gel dan Krim Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau Secara In Vivo 2. Efek Proteksi Gel dan Krim Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau Terhadap Inflammation Associated Edema
C. Pengaruh Bentuk Sediaan Terhadap Nilai SPF Secara In Vivo dan Proteksi Terhadap Inflammation Associated Edema Gambar 11. Skema langkah penelitian
A. Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan dilakukan sebagai orientasi untuk mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pengambilan data pada saat uji efikasi sediaan sunscreen. Uji
41
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
pendahuluan yang dilakukan meliputi : penetapan 1 MED yang berfungsi dalam penetapan waktu/dosis radiasi pada penentuan SPF secara in vivo dan efek proteksi terhadap inflammation associated edema, serta penetapan puncak inflamasi yang akan digunakan pada pengujian efek proteksi terhadap inflammation associated edema. 1. Optimasi Penentuan Nilai 1 MED
Eritema merupakan metode yang sangat rutin digunakan untuk menentukan efikasi sunscreen dan MED merupakan basis yang digunakan untuk menghitung SPF (Fourtanier et al, 2000). Telah dipercaya bahwa penentuan eritema pada hewan uji sangat sulit dilakukan. Edema pada Skh hairless strain sering digunakan sebagai model untuk eritema pada manusia. Dosis UVR yang digunakan untuk menimbulkan edema pada Skh hairless strain sama dengan MED pada kulit manusia type II/III. Evaluasi eritema bersifat semikuantitatif yang menyebabkan kurang akurat dibanding pengukuran dengan edema (Fourtanier et al., 2000). Oleh karena adanya dasar teori demikian, maka dalam penelitian ini menggunakan edema untuk mengukur MED. Edema dihitung sebagai skinfold thickness sebagai parameter dari inflamation associated edema akibat paparan UV. Minimal Edema/Erythema Dose (MED) merupakan dosis (energi radiasi UV) yang dibutuhkan untuk menimbulkan edema/eritema yang minimal (Fourtanier et al, 2000). Lampu UV yang digunakan dalam penelitian ini belum diketahui energinya. Oleh karena itu, dosis radiasi dalam penelitian ini ditentukan dengan mengukur lama (waktu) radiasi UV yang dapat menimbulkan edema (perubahan
42
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
skinfold thickness). Dalam penelitian ini, penetapan 1 MED ditetapkan dengan memilih perubahan skinfold thickness 1,5-2 kali lipat skinfold thickness awal karena perubahan skinfold thickness dapat diamati secara visual. Pengukuran 1 MED dilakukan pada hewan uji yang tidak diberi aplikasi sediaan sunscreen. Pada penelitian ini, lampu UV yang digunakan adalah lampu UVA (lampu TL UVA, Black Light, Unfiltered Lamp, Sankyo) dengan nilai 115-116 lux. Energi dari radiasi lampu sinar UV tersebut belum diketahui, sehingga untuk menetapkan dosis penyinaran dilakukan dengan mencari lama waktu penyinaran yang efektif dalam menginduksi inflamation associated edema (perubahan skinfold thickness 1,52 kali lipat). Hasil yang didapatkan adalah nilai 1 MED. Variasi lama penyinaran yang dipilih adalah 5, 10, 15, dan 20 menit. Nilai 1 MED ini ditetapkan dengan menghitung perubahan skinfold thickness awal dibandingkan dengan skinfold thickness pada 24 jam sesudah radiasi sinar UV. Hasil orientasi 1 MED dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini.
43
skinfold thickness (mm)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
1,8 1,6
1,23
1,4 0,91
1,2 1 0,8 0,6
0,82 0,68
0,85
0,72
0,67
0,68
0,4 0,2 0 5
10
15
Waktu (menit)
20 tebal awal
tebal akhir
Gambar 12. Perubahan skinfold thickness yang diukur 24 jam setelah radiasi UV. Hasil ini didapatkan dari radiasi UV pada hewan uji tanpa aplikasi topikal selama 5, 10, 15, dan 20 menit. Dari ke-4 seri waktu tersebut, paparan UV selama 20 menit memberikan rata-rata skinfold thickness akhir paling besar dan mendekati 2 kali lipat skinfold thickness awal.
Dari gambar 12 di atas diketahui bahwa pada dosis radiasi 20 menit terjadi perubahan skinfold thickness 1,5-2 kali lipat skinfold thickness awal, yaitu dari skinfold thickness awal sebesar 0,68±0,02 mm menjadi 1,23±0,35 mm (perubahan skinfold thickness adalah sekitar 1,8 kali lipat). Oleh karena itu ditentukan waktu paparan selama 20 menit sebagai 1 MED. 2. Penetapan Puncak Inflamasi
Sebelum menentukan efek proteksi terhadap inflammation associated edema, dilakukan penetapan puncak terbentuknya inflamasi. Proses terbentuknya inflamasi melalui beberapa proses sehingga membutuhkan waktu untuk mencapai inflamasi yang maksimal. Edema intraselular dapat dilihat 16-18 jam setelah radiasi, diikuti 30-48 jam untuk edema interseluler yang menyebabkan kerusakan keratinosit
44
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
disekitarnya (Svobodova et al., 2003). Oleh karena itu, untuk mendapatkan pembentukan inflamasi yang maksimal, pengamatan perubahan skinfold thickness dilakukan selama 72 jam dengan 3 kali radiasi. Dengan didapatkannya puncak terbentuknya inflamasi, maka ketepatan pengamatan pun juga akan meningkat. Penetapan ini dilakukan pada hewan uji kontrol (tanpa diberi aplikasi sunscreen, diradiasi UV selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut). Hasil penetapan puncak
Skinfold Thickness (mm)
inflamasi dapat terlihat dari gambar 13 berikut ini :
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0
1,27 1,13
1,08
hari 1
hari 2
0,5
Tebal aw al
hari 3
Gambar 13. Perubahan skinfold thickness pada kontrol pasca paparan UV
Berdasarkan data statistik (ANOVA) didapatkan bahwa perubahan skinfold thickness pada hari 1 (1,13±0,14 mm), hari 2 (1,08±0,20 mm), dan hari 3 (1,27±0,22 mm) berbeda tidak bermakna (p>0,05) sehingga dapat ditentukan puncak inflamasi pada hari 1, hari 2, maupun pada hari ke-3. Pada penelitian ini ditentukan puncak inflamasi pada hari ke-3 disebabkan karena adanya pertimbangan bahwa semakin banyak treatment yang dilakukan (banyaknya radiasi dan banyaknya aplikasi sediaan) maka diharapkan akan terbentuk inflamasi yang lebih optimal.
45
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Penelitian ini menggunakan sumber radiasi berupa lampu UVA. Secara teoritis, sinar UVA dapat menyebabkan hiperplasia dan inflamasi karena UVA dapat menyebabkan pembentukan ROS yang dapat merusak membran lipid (Svobodova,A., Walterova, D., Vostalova, J., 2006). Namun efek UVA dalam memproduksi inflamasi lebih rendah dibanding UVB, bahkan dengan meningkatnya jumlah UVA dapat menurunkan efek inflamasi yang dihasilkan dari radiasi UVB (Reeve, Domanski, Slater, 2006). Dengan demikian, penggunaan sumber radiasi berupa lampu UVA menyebabkan pembentukan inflamasi menjadi kurang optimal.
Hal inilah yang
kemungkinan menyebabkan pembentukan inflamasi pada hari 1 sampai dengan hari 3 terjadi perubahan skinfold thickness yang berbeda namun tidak bermakna secara statistik.
B.
Uji Efikasi Sediaan Sunscreen
Efikasi dari sediaan sunscreen dilihat dari nilai indikator efikasi sediaan sunscreen yaitu nilai SPF yang didapatkan secara in vivo dan nilai proteksi sediaan sunscreen terhadap inflammation associated edema. Perbedaan dari kedua efikasi ini adalah nilai SPF menunjukkan lama sediaan sunscreen dapat melindungi kulit dari radiasi sinar UV, sedangkan proteksi terhadap inflammation associated edema menunjukkan efektivitas sediaan sunscreen dalam melindungi kulit dari terbentuknya inflamasi karena radiasi UV. Inflamasi merupakan reaksi awal kulit ketika terkena radiasi UV. Terbentuknya inflamasi dapat menyebabkan kerusakan DNA yang juga berhubungan
dengan
terbentuknya
fotokarsinogenesis.
Dengan
demikian,
46
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
terbentuknya inflamasi dapat digunakan sebagai penanda biologis terjadinya resiko fotokarsinogenesis (Widyarini et al, 2001). 1. Penetapan nilai SPF gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau secara in vivo
Sun Protection Factor (SPF) merupakan ukuran nilai efikasi sediaan sunscreen. Tujuan dari penentuan nilai SPF ini adalah untuk menentukan lama proteksi sediaan sunscreen ketika diaplikasikan di kulit. Nilai SPF secara in vivo diukur dengan rumus sebagai berikut: SPF =
MED dengan sunscreen 1 MED tan pa sunscreen
Untuk pengujian SPF secara in vivo ini, nilai ”MED dengan sunscreen” dipilih dari peningkatan skinfold thickness (skinfold thickness akhir-skinfold thickness awal) karena radiasi UV selama n X 1 MED pada hewan uji dengan aplikasi sediaan sunscreen yang nilainya berbeda tidak bermakna (p>0,05) dengan peningkatan skinfold thickness pada hewan uji dengan perlakuan 1 MED tanpa aplikasi sediaan sunscreen. Dalam pengujian nilai SPF sediaan sunscreen digunakan 6 kelompok hewan uji dengan jumlah 5 ekor untuk tiap kelompok. Sesuai dengan penelitian pendahuluan, nilai SPF dari kedua sediaan ini adalah 5,874 yang dihitung secara in vitro dengan metode Petro. Berdasarkan nilai SPF secara in vitro, maka ditentukan dosis waktu penyinaran adalah 5 MED (100 menit penyinaran radiasi UV), 7 MED (140 menit penyinaran radiasi UV), dan 9 MED (180 menit penyinaran radiasi UV). Dari data pendahuluan tersebut, dapat
47
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
diketahui bahwa perubahan peningkatan skinfold thickness antara hewan yang diberi aplikasi sediaan sunscreen dan tanpa diberi sediaan sunscreen berbeda tidak bermakna (p>0,05), dalam arti lain sediaan krim dan gel sunscreen polifenol teh hijau dapat memberikan proteksi terhadap radiasi UV selama 180 menit pemaparan. Waktu pemaparan kemudian dinaikkan lagi menjadi 10 MED (200 menit penyinaran radiasi UV), 15 MED (300 menit penyinaran radiasi UV), dan 20 MED (400 menit
peningkatan skinfold thickness (mm)
penyinaran radiasi UV). 1
0,76
0,9
0,63
0,68
0,8 0,52
0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 kontrol
krim 10
krim 15
krim 20
Gambar 14. Peningkatan skinfold thickness (skinfold thickness akhir-skinfold thickness awal) pada pengujian SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau.
Dengan adanya aplikasi krim sunscreen pada kulit mencit, maka waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan 1 MED (tanpa aplikasi sediaan) adalah 20 X 1 MED atau 400 menit. Oleh karena itu, dengan perhitungan SPF diatas, maka SPF krim sunscreen polifenol teh hijau adalah 20.
48
peningkatan skinfold thickness (mm)
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
1 0,9 0,8
0,67 0,63
0,56 0,56
0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 kontrol
gel 10
gel 15
gel 20
Gambar 15. Peningkatan skinfold thickness (skinfold thickness akhir-skinfold thickness awal) pada pengujian SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau.
Gel sunscreen polifenol teh hijau juga dapat memberikan proteksi terhadap radiasi UV. Dengan adanya aplikasi Gel sunscreen pada kulit mencit, maka waktu yang dibutuhkan untuk menimbulkan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan 1 MED (tanpa aplikasi) adalah 20 X 1 MED. Oleh karena itu, dengan penghitungan SPF, maka SPF gel sunscreen polifenol teh hijau adalah 20. Jadi, nilai SPF secara in vivo dari sediaan krim dan gel adalah sama, yaitu SPF 20. Berdasarkan standar yang dikeluarkan oleh FDA, gel dan krim fraksi polifenol teh hijau dengan nilai SPF 20 termasuk dalam golongan sunscreen dengan daya proteksi menengah (Edlich et al, 2004). Menurut ideal penelitian, penentuan SPF pada penelitian ini dilanjutkan dengan radiasi hingga 30 MED atau sampai mendapatkan perubahan peningkatan skinfold thickness yang lebih besar secara bermakna dengan skinfold thickness pada 1 MED (tanpa aplikasi sediaan) untuk memberi kepastian apakah dosis 20 MED benarbenar memberikan perubahan peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan kontrol. Namun, karena adanya keterbatasan hewan uji, maka
49
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
radiasi dihentikan sampai 20 MED. Penentuan SPF pada penelitian ini menjadi kurang valid karena sumber radiasi UV yang digunakan tidak sesuai untuk uji penentuan nilai SPF sediaan sunscreen. Pengujian SPF menurut COLIPA merekomendasikan penggunaan sumber radiasi berupa xenon arc lamp (lampu UVB) yang difilter menggunakan dichroic UV filter (Anonim, 2006). Sinar UVA bertanggungjawab pada pembentukan inflamasi tetapi sifat inflamatogennya hanya kecil (Svobodova et al, 2006; Reeve et al, 2006). Hal ini menyebabkan pembentukan inflamasi menjadi kurang optimal. 2. Efek proteksi gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema
Eritema, edema, dan hiperplasia merupakan reaksi awal dari inflamasi terhadap radiasi UV. Adanya radiasi UV A akan menimbulkan radikal bebas yang dapat merusak membran sel dan memacu peroksidasi lemak sehingga terjadi peradangan dengan disertai pelepasan mediator–mediator inflamasi seperti histamin, kinin, prostaglandin, leukotrien dan sebagainya, yang dapat mengakibatkan vasodilatasi serta peningkatan aliran darah dan terbentuklah eritema (Tedesco, Martinez, dan Gonzalez, 1997). Reaksi inflamasi akut dapat digunakan sebagai penanda terhadap resiko fotokarsinogenesis (Widyarini et al., 2001). Dengan demikian, selain menentukan nilai SPF, perlu dilakukan pengujian efek proteksi sediaan sunscreen terhadap inflammation associated edema. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui efek proteksi sediaan sunscreen terhadap inflammation associated edema pasca paparan UV. Pada pengujian ini, sediaan sunscreen dioleskan
50
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
pada kulit mencit 15 menit sebelum radiasi UV dengan harapan agar sediaan sunscreen dapat berfungsi lebih efektif dalam memberikan proteksi terhadap radiasi UV. Efek proteksi terhadap inflamation associated edema diukur dengan parameter perubahan skinfold thickness akibat radiasi UV. Terbentuknya edema yang ditandai dengan perubahan skinfold thickness merupakan bagian yang penting karena merupakan variabel tergantung yang akan diamati. Penentuan nilai skinfold thickness didapatkan dari rata-rata skinfold thickness pada 3 bagian middorsal punggung mencit. Sediaan sunscreen dikatakan memiliki efek proteksi terhadap inflammation associated edema jika didapatkan perubahan skinfold thickness yang lebih kecil secara bermakna dibandingkan kontrol.
skinfold thickness (mm)
1,8 1,6
1,39
1,27 1,07
1,4 1,2 1 0,8 0,6
0,5
0,53
0,5
0,4 0,2 0 Kontrol
basis krim tebal awal
Krim
tebal akhir
Gambar 16. Grafik pengaruh basis krim dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap perubahan skinfold thickness pasca paparan UV. Keterangan : kontrol adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi aplikasi sunscreen dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; basis krim adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi basis krim 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; krim adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi krim sunscreen polifenol teh hijau 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut
51
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Pada gambar 16, dapat dilihat bahwa perubahan skinfold thickness setelah radiasi UV pada basis krim (1,07±0,27 mm) lebih rendah dibanding pada kontrol (1,27±0,22 mm) dan pada aplikasi krim (1,39±0,19 mm). Namun, dengan pengujian secara statistik (ANOVA) didapatkan bahwa rata-rata perubahan skinfold thickness antara krim sunscreen, basis krim sunscreen, dan kontrol berbeda tidak bermakna (p>0,05) yang menandakan bahwa basis krim maupun krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema.
skinfold thickness (mm)
1,6
1,27
1,19
1,4
1,11
1,2 1 0,8 0,6
0,5
0,52
0,43
0,4 0,2 0 Kontrol
Basis Gel tebal awal
gel
tebal akhir
Gambar 17. Grafik pengaruh basis gel dan gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap skinfold thickness pasca paparan UV. Keterangan : kontrol adalah kelompok hewan uji yang tidak diberi aplikasi sunscreen dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; basis gel adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi basis gel 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut; gel adalah kelompok hewan uji yang diberi aplikasi gel sunscreen polifenol teh hijau 0,2 g dan diradiasi selama 1 MED selama 3 hari berturut-turut
Berdasarkan gambar 17, aplikasi basis gel memiliki skinfold thickness yang lebih rendah (1,19±0,27 mm) dibanding kontrol (1,27±0,22 mm). Dibandingkan
52
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
dengan aplikasi gel, skinfold thickness pada basis gel lebih tinggi disbanding dengan aplikasi gel (1,11±0,11 mm). Namun, berdasarkan pengujian dengan menggunakan ANOVA didapatkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna (p>0,05) antara kelompok kontrol, gel sunscreen, dan basis gel sunscreen yang menandakan basis gel dan gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema. Menurut sifat dari polifenol, polifenol dapat mengabsorbsi radiasi UV dan juga dapat berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kulit dari efek buruk radiasi UV. Polifenol teh hijau (katekin) memiliki sifat stabil pada suasana asam (Syah, 2006). Gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau memiliki pH sediaan yang cenderung asam, yaitu sekitar pH 4-5. (Prasetya, 2008; Wijayanti, 2008) sehingga sudah mendukung kestabilan polifenol teh hijau. Gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu sumber radiasi yang digunakan adalah UVA sehingga pembentukan inflamasi tidak dapat optimal, konsentrasi fraksi polifenol yang tidak memberikan efek (konsentrasi terlalu kecil) atau dapat disebabkan karena proses ekstraksi yang kurang sesuai untuk mengekstrak polifenol teh hijau sehingga banyak polifenol yang rusak (fraksi polifenol memiliki kualitas yang rendah).
53
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
C. Pengaruh Bentuk Sediaan Terhadap Nilai SPF Secara In Vivo, Proteksi Terhadap Inflammation Associated Edema, dan perubahan skinfold thickness
Sunscreen merupakan sediaan topikal yang digunakan untuk mengabsorbsi atau merefleksikan sinar UV (Barel, 2001). Namun, mekanisme suatu sun protection tidak hanya melalui absorbsi dan refleksi sinar UV. Cara lain adalah dengan cara menangkap radikal bebas atau berikatan dengan fotoreseptor sehingga dapat mencegah inflamasi dan immunosupression (Widyarini et al, 2001). Radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang akhirnya akan menimbulkan inflamasi. Salah satu senyawa alam yang dapat mengabsorbsi UV dan memiliki aktivitas antioksidan adalah polifenol, salah satunya adalah polifenol yang terkandung dalam teh hijau. Kandungan utama polifenol teh hijau adalah golongan katekin. Golongan katekin yang paling dikenal masyarakat dan dapat dikatakan sebagai ciri khas atau komponen aktif dari teh hijau adalah epigalokatekin galat (EGCG).
Gambar 18. Scanning absorbansi fraksi polifenol teh hijau
Dari gambar 18, diketahui bahwa fraksi polifenol teh hijau dapat mengabsorbsi radiasi UV pada range UVC sampai dengan UVA, namun absorbansi fraksi polifenol teh hijau sangat rendah pada range UVA sehingga lebih efektif
54
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
melindungi kulit terhadap UVB dan UVC. Kemampuan mengabsorbsi ini disebabkan karena adanya gugus aromatik yang berikatan dengan gugus karbonil (Syah, 2006). Gugus aromatik ini akan mengabsorbsi radiasi UV sehingga terjadi resonansi elektron pada gugus aromatiknya. Kemudian, molekul akan dengan cepat kembali dari keadaan tereksitasi (tidak stabil) kekeadaan ground state yang lebih stabil, mekanisme absorbsi dapat dilihat pada gambar 6 (Bowen, 1998). Selain dapat mengabsorbsi pada range sinar UV, fraksi polifenol teh hijau, terutama EGCG, sangat terkenal dengan sifat antioksidannya (Syah, 2006). Sifat antioksidan sangat dipengaruhi oleh adanya gugus hidroksi fenolik karena gugus ini akan menangkap radikal bebas dan akan distabilkan oleh efek resonansi inti aromatik. Mekanisme penangkapan radikal bebas dapat dilihat pada gambar 7. Sinar UV dapat menghasilkan radikal bebas. Dengan adanya fraksi polifenol teh hijau, diharapkan fraksi polifenol tersebut dapat mengikat radikal bebas yang ada dipermukaan kulit sehingga perusakan fosfolipid dapat terhambat dan pada akhirnya pembentukan inflamasi juga terhambat. Efikasi yang ditimbulkan oleh fraksi polifenol teh hijau sangat dipengaruhi oleh bentuk sediaan dan komposisi yang ada dalam sediaan tersebut (Shargel, Leon, dan Yu, 1985). Berdasarkan penelitian ini, hasil pengaruh bentuk sediaan terhadap efikasinya dapat disajikan dalam tabel VII.
55
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Tabel VII. Pengaruh bentuk sediaan terhadap nilai SPF, inflammation associated edema, dan perubahan skinfold thickness pasca paparan UV
SPF Inflammation associated Perubahan skinfold edema thickness (mm) Tidak memberikan efek Krim 20 1,39 ± 0,19 20 Tidak memberikan efek Gel 1,11 ± 0,11
Pada tabel VIII , dapat diketahui bahwa kedua bentuk sediaan ini memiliki nilai SPF secara in vivo yang sama (SPF 20), keduanya tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema namun terdapat perubahan skinfold thickness yang berbeda bermakna (p<0,05), data dapat dilihat pada lampiran 8. Perbedaan bermakna disimpulkan dari analisis statistik menggunakan t test. Perbedaan bermakna terjadi karena nilai t hitung (2,793) lebih besar dibanding nilai t tabel (2,306). Dalam hal ini, gel memiliki perubahan skinfold thickness yang lebih rendah dibanding krim. Secara teoritis, gel merupakan matriks 3 dimensi antara polimer dan solvent sehingga dapat membatasi gerak senyawa yang terjebak. Oleh karena itu, gel digunakan dalam sediaan farmasetis jika diinginkan efek lepas lambat. Dengan adanya sifat-sifat tersebut, gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau dapat menjaga fraksi polifenol teh hijau tetap berada dipermukaan kulit sehingga dapat berfungsi mengabsorbsi radiasi UV dan menangkap radikal bebas di permukaan kulit. Perbedaan perubahan skinfold thickness pada gel dan krim juga dapat disebabkan karena komposisi yang menyusun kedua bentuk sediaan ini. Komposisi dari gel dan krim fraksi polifenol teh hijau dapat dilihat pada tabel V dan tabel VI. Berbeda dengan sediaan farmasetis yang lain, formulasi bentuk sediaan pada sediaan
56
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
kosmetik memiliki fungsi yang khusus. Formulasi bentuk sediaan memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah memberikan efek secara langsung (misalnya adalah sebagai pembersih, efek hydration, perlindungan, dekorasi, dan care), menghantarkan zat aktif, dan membawa zat aktif ke target. Suatu formulasi bentuk sediaan sangat mungkin memberikan efek pada suatu sediaan disebabkan karena adanya zat kimia yang menyusunnya (Barel et al., 2001). Berdasarkan penelitian inipun, perbedaan bentuk sediaan memberikan pengaruh terhadap perubahan skinfold thickness pasca radiasi UV. Formulasi gel terdiri dari 3 komponen yang memiliki fungsi sebagai penetration enhancer sedangkan krim memiliki lebih sedikit penetration enhancer. Contoh penetration enhancer pada sediaan gel sunscreen adalah air, etanol, dan propilenglikol. Penetration enhancer merupakan senyawa kimia yang dapat meningkatkan absorbsi perkutan pada sediaan topical (Ghafourian, Zandasrar, Hamishekar, dan Nokodchi, 2004). Kerja dari penetration enhancer ini adalah dengan cara membasahi stratum korneum yang bersifat occlusive, menyebabkan peningkatan penetrasi dermal. Cara lain adalah mengubah integritas stratum korneum dengan berinteraksi dengan membrane lipids (Wotton, Møllgaard, Hadgraft, dan Hoelgaard, 1985). Etanol merupakan senyawa yang dapat meningkatkan kecepatan masuknya obat ke dalam kulit. Namun efek enhancer etanol dapat berkurang karena evaporasi dari etanol (Femenia-Font, Balaguer-Fernandez, Merino, Rodilla, dan LopezCastellano, 2005; Wotton et al., 1985). Propilenglikol merupakan senyawa yang
57
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
mudah menembus kulit yang telah diuji secara in vitro sehinga dapat meningkatkan senyawa yang terlarut yang disebut dengan efek “carrier-solvent” (Hoelgaard, dan Møllgaard, 2002). Efek dari propilenglikol ini kemungkinan disebabkan karena fungsinya sebagai humektan sehingga dapat memberikan efek hydrasi pada stratum korneum. Hal ini sangat sesuai karena polifenol merupakan senyawa yang bersifat polar serta memiliki kelarutan pada etanol dan air bertemu dengan propilenglikol, air dan etanol yang juga bersifat polar. Dengan prinsip like dissolve like maka polifenol dapat larut ke dalam propilenglikol, etanol, dan air kemudian akan terbawa ke dalam kulit ketika solvent ini masuk ke dalam lapisan kulit. Kemungkinan, efek antioksidan yang diberikan fraksi polifenol teh hijau ketika diaplikasikan sebagai sunscreen tidak hanya bekerja diluar kulit, tetapi juga bekerja menangkap radikal bebas yang dibentuk selama proses inflamasi di dalam kulit. Untuk memberikan efek antioksidannya, fraksi polifenol harus masuk sampai dengan lapisan dermis karena pada lapisan inilah terjadi reaksi inflamasi. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan penelitian yang menyebabkan hasil yang didapatkan melalui penelitian ini menjadi kurang akurat. Beberapa keterbatasan itu antara lain adalah : 1. Sumber radiasi UV Sumber radiasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sinar UVA yang kurang bersifat inflamatogen sehingga inflamasi yang terbentuk akibat
58
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
radiasi UVA menjadi tidak optimal (Reeve et al, 2006) . Hal ini disebabkan karena keterbatasan alat yang tersedia. 2. Tidak dilakukan uji efikasi fraksi polifenol teh hijau Dalam penelitian ini, pembahasan mengenai sediaan krim dan gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema tidak dapat mendalam karena tidak dilakukan pengujian tersendiri mengenai efek fraksi polifenol teh hijau yang digunakan dalam gel dan krim terhadap inflammation associated edema. Secara teoritis, polifenol teh hijau dapat melindungi kulit dari radikal bebas, namun efek fraksi polifenol teh hijau dapat dipengaruhi dari kualitas fraksi polifenol teh hijau yang dihasilkan dari serangkaian proses ektraksi dan fraksinasi. Pembahasan mengenai efek fraksi polifenol teh hijau dilakukan dengan pendekatan teoritis. 3. Tidak dilakukan uji pelepasan obat/senyawa aktif dari bentuk sediaan Sebelum melakukan uji efikasi, lebih baik dilakukan pengujian pelepasan zat aktif dari sediaan sehingga dapat diketahui profil pelepasannya. 4. Hewan uji / kondisi percobaan Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah haired mice strain. Haired mice strain kurang sensitif terhadap radiasi UV dibanding dengan hairless mice strain sehingga membutuhkan dosis yang lebih besar untuk menimbulkan edema pada haired mice strain (Kim et al, 2003). Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini dibiarkan bergerak sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan penerimaan energi radiasi UV pada daerah middorsal, hal ini juga
59
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
disebabkan karena adanya ketidaksesuaian desain lampu radiasi UV dengan kondisi mencit yang bergerak-gerak.
Penelitian menggunakan hewan uji
membutuhkan biaya yang tidak murah sehingga penggunaan hewan uji pun terbatas, yaitu 5 ekor untuk tiap kelompok. Semakin sedikit hewan uji yang digunakan, maka semakin besar standar deviasi yang dihasilkan (dipengaruhi oleh variasi dari tiap hewan uji).
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu ; 1. Nilai SPF secara in vivo dari gel dan krim sunscreen polifenol teh hijau adalah sama, yaitu 20. 2. Gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau tidak memberikan proteksi terhadap inflammation associated edema. 3. Terdapat perbedaan bermakna perubahan skinfold thickness akibat radiasi UV, yaitu perubahan skinfold thickness pada gel adalah 1,11 ± 0,11 mm dan krim adalah 1,39 ± 0,19 mm.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka : 1. perlu dilakukan penentukan kadar dari polifenol teh hijau yang efektif sehingga dapat digunakan sebagai sun protection atau sunscreen. 2. perlu dilakukan dilakukan pengujian dengan pembagian kelompok : polifenol teh hijau, krim polifenol teh hijau, gel polifenol teh hijau sehingga dapat
60
61
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
diketahui pengaruh interaksi bentuk sediaan terhadap efikasi polifenol teh hijau. 3. perlu dilakukan penelitian terhadap pelepasan zat aktif (fraksi polifenol teh hijau) dari sediaan. 4. perlu dilakukan standarisasi alat yang digunakan (sumber lampu UV dan pembuatan kotak perlakuan untuk hewan uji) dan standarisasi cara pengukuran skinfold thickness.
62
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2006, Standardisation Mandate Assigned to CEN Concerning Methods for Testing Efficacy of Sunscreen Products, Europian Commision, Brussels. Barel, A.O., Paye, M., and Maibach, H.I., 2001, Handbook of Cosmetic Science and Technology, 145-146, 151-155, 299, 303-304, 451, 453-459, Marcel Dekker, Inc., New York. Bowen, D.L., 1998, Re : Tentative Final Monograph for OTC Sunscreen,3, The Cosmetic, toiletry, and Fragrance Association, Washington, D.C. Craig, C.R., and Robert E.S., 2003, Modern Pharmacology With Clinical Applications, sixth ed., page : 424-426, Lippincott Williams and Willkins, Philadelphia. Edlich, R.F., Winters, K.L., Lim, H.W., Cox, M.J., Becker, D.G., Horowitz, J.H., Nichter, L.S., Britt, L.D., and Long, W.B., 2004, Photoprotection by Sunscreens with Topical Antioxidants to Reduce Sun Exposure, Begell House, Inc., USA Femenia-Font, A., Balaguer-Fernandez, C., Merino, V., Rodilla, V., and LopezCastellano, 2005, Effect of Chemical Enhancers on The In Vitro Percutaneous Absorption of Sumatriptan Succinate, European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics , Volume 61, Issues 1-2, September 2005, Pages 50-55 Fourtanier, A., Gueniche, A., Compan, D., Walker, S.l., and Young, A.R, 2000, Improved Protection Against Solar-Simulated Radiation Induced Immunosuppression by a Sunscreen With Enhanced Ultraviolet A Protection, hal : 625, the Society for Investigative Dermatology, Inc, London, Ghafourian, T., Zandasrar, P., Hamishekar, H., and Nokhodchi, A., 2005, The Effect of Penetration Enhancers on Drug Delivery Through Skin : a QSAR Study, European Journal of Pharmaceutics and Biopharmaceutics, volume 61, Issues 1-2, pages 50-55. Harry, R.G., 1982, Harry,s Cosmetology, Edisi 7, George Godwin, New York. Hartoyo, A., 2003, Teh dan Khasiatnya Bagi Kesehatan Sebuah Tinjauan Ilmiah, 2023, Kanisius, Yogyakarta.
63
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Hoelgaard,A., and Møllgaard, B., 2002, Dermal drug delivery — Improvement by choice of vehicle or drug derivative, Journal of Controlled Release, Volume 2, November 1985, Pages 111-120. Katiyar, S.K., Afaq, F., Perez, A., dan Mukhtar, H., 2001, Green tea polyphenol (-)epigallocatechin-3-gallate treatment of human skin inhibits ultraviolet radiation-induced oxidative stress, Carcinogenesis, 22(2), 287-294. Kim, T.H., Ananthaswamy, H.N., Kripke, M.L., and Ullrich, S.E., 2003, Advantages of Using Hairless Mice Versus Haired Mice to Test Sunscreen Eficacy Against Photoimmune Suppression, Photochemistry and Photobiology, 78(1):37-42. Ley, R.D., and Reeve, V.E., 1997, Chemoprevention of ultraviolet radiation-induced skin cancer, Environment Health Perspective, 105S, 981-984. Middleton Jr., Kandaswami, C., and Theoharis, C.T., 2000, The effects of plant flavonoids on mammalian cells: implications for inflammation, heart disease, and cancer, Pharmacology Rev., 52 (4), 673-751. Mukhtar, H. dan Ahmad, N., 1999, Green tea in chemoprevention of cancer, Toxicology Science, 52, 111-117. Mutshcler, E., 1986, Arzneimittelwirkungen, 5th edition, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti, A. S., Dinamika Obat, hal 194-195 Penerbit ITB, Bandung Prasetya, Lorentius Agung, 2008, Optimasi Formula Sediaan Krim Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia sinensis L.) dengan Asam Stearat dan Virgin Coconut Oil (VCO) sebagai Fase Minyak : Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi, 26-27, 53, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Reeve, Domanski, and Slater, 2006, Radiation sources providing increased UVA/UVB ratios induce photoprotection dependent on the UVA dose in hairless mice, Photochemical Photobiology, 82(2):406-11 Sander, M.A., 2003, Atlas Berwarna Patologi Anatomi, Edisi I, 12 – 13, Universitas Muhamadiyah Malang Press, Malang. Shargel, L., and Yu, A.B.C., 1985, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, diterjemahkan oleh Siti Sjamsiah, Cetakan kedua, 85, Airlangga University Press, Surabaya.
64
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Stanfield, J.W., 2003, Sun Protectans: Enhancing Product Functionality will Sunscreen, in Scueller, R. Romanowski, P., (eds.), Multifunctional Cosmetics, 145-148, Marcell Dekker Inc., New York Spector, 1980, An Introduction to General Pathology, 58-74, Churchill livingstone, New York. Steenvoorden, D.P.T., and Henegouwen, G.M.J.B., 1997, The use of endogenous antioxidants to improve photoprotection, Review, Journal Photochemisty and Photobiology B, 41, 1-10. Svobodova, A., Psotova, J., and Walterova, D., 2003, Natural Phenolics in Prevention of UV-Induced Skin Damage (A review), Biomedical Papers, 147(2), 137145. Svobodova, A., Walterova, D., and Vostalova, J., 2006, Ultraviolet Light Induced Alteration to the Skin, Biomedical Papers, 150(1), 30. Syah, A.N.A., 2006, Cetakan I, Taklukkan Penyakit dengan Teh Hijau, Hal : 1-7, 3031, 46-63, Agro Media Pustaka, Jakarta Syaifuddin, 1997, Anatomi Fisiologi untuk Perawat, Edisi 2, 142-144, EGC, Jakarta. Syamsuni, 2005, Farmasetika Dasar dan hitungan Farmasi, 102, EGC, Jakarta. Tedesco, A.C., Martinez L., and Gonzalez, S., 1997, Photochemistry and photobiology of actinic erythema: defensive and reparative cutaneous mechanisms, Mechanisms of Sunburn Reaction Brazilian Journal of Medical and Biological Research 30: 561-575 Vayalil, P.K., Elments, C.A., and Katiyar, S.K., 2003, Treatment of Green Tea Polyphenols in Hydrophilic Cream prevents UVB-induced Oxidation of Lipids and Proteins, Depletion of Antioksidant Enzymes and Phosphorylation of MAPK Proteins in SKH-1 Hairless Mouse Skin, Carcinogenesis, vol. 24, no. 5, 927-936, Oxford University Press, USA. Verheugen, G., 2006, Commision Recommendation of 22 September 2006 on the Efficacy Sunscreen Products and the Claims made Relating Thereto, Official Journal of the European Union, 39-43. Voigt, R., 1994, Lehrbuch Der Pharmazeutischen Technologie, diterjemahkan oleh Dr. Soendani Noerono, 316-363, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
65
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Washington, N., Washington, C., and Wilson, C.G., 2001, Physiologucal Pharmaceutics : Barriers to Drug Absorption, 2nd ed., page : 182, Taylor & Francis, New York Widyarini, S., Domanski, D., Painter, N., and Reeve, V., 2006, Estrogen Receptor Signaling Protects Against Immune Suppression by UV Radiation Exposure, Procedure National Academic Science, page : 12837-12841, vol. 103, no.34, www.pnas.org. Widyarini, S., Spinks, N., Husband, A.J., and Reeve, V.E., 2005, Protective effect of the isoflavonoid equol against hairless mouse skin carcinogenesis induced by UV radiation alone or with a chemical cocarcinogen, Photochemistry and Photobiology, 465-470. Widyarini, Sitarina, 2006, Protective Effect of The Isoflavone Equol Against DNA Damage Induced by Ultraviolet Radiation to Hairless Mouse Skin, Journal of Veterinary Science, 217-223, Wijayanti, Lucia Resty, 2008, Optimasi Formula Gel Sunscreen Ekstrak kering Polifenol Teh Hijau dengan Carboxymetylcellulosa (CMC) sebagai Gelling Agent dan Propilenglikol sebagai Humektan dengan Metode Desain Faktorial, Skripsi, 30, 41-43, 70, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Wotton, P.K., Møllgaard, B., Hadgraft, J., and Hoelgaard, A., 1985, Vehicle effect on topical drug delivery. III. Effect of Azone on the cutaneous permeation ofb metronidazole and propylene glycol, International Journal of Pharmaceutics, Volume 24, Issue 1, April 1985, Pages 19-26
66
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Scaning panjang gelombang fraksi polifenol teh hijau
Sebanyak 25 mg fraksi etil asetat teh hijau dilarutkan dengan pelarut etanol 90 % hingga 50 ml. Spektra UV larutan diperoleh dengan scanning absorbansi larutan pada panjang gelombang 250-400 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 2. Hasil optimasi 1 MED
Optimasi 1 MED bertujuan untuk menentukan waktu paparan UV yang dapat menimbulkan peningkatan skinfold thickness yang signifikan. Optimasi waktu pemaparan dilakukan dengan 4 range waktu, yaitu 5, 10, 15, 20 menit.
Awal Waktu Rep. (menit)
5
10
15
20
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Skinfold thickness (mm) 0,62 0,65 0,77 0,75 0,62 0,65 0,76 0,79 0,60 0,68 0,66 0,71
Akhir
Ratarata
SD
0,68
0,08
0,67
0,07
0,72
0,10
0,68
0,02
Skinfold thickness (mm) 0,85 0,75 0,86 0,84 0,86 0,84 0,87 1,15 0,71 1,28 0,85 1,55
Ratarata
SD
0,82
0,06
0,85
0,01
0,91
0,22
1,23
0,35
Skinfold thickness akhir / skinfold thickness awal Skinfold Ratathickness SD rata (mm) 1,37 1,21 0,14 1,15 1,12 1,12 1,27 0,14 1,39 1,29 1,15 1,26 0,17 1,46 1,18 1,88 1,78 0,45 1,29 2,18
68
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Hasil optimasi 1 MED (lanjutan)
Dari tabel diatas, perubahan skinfold thickness setelah pemaparan 20 menit menunjukkan perubahan skinfold thickness sebesar 1,5-2 kali lipat.
Tabel uji statistik peningkatan skinfold thickness 24 jam setelah paparan UV (df:4, tingkat signifikansi 95%, t table : 1,86) Mean Uji t Lama skinfold Uji N Radiasi thickness variansi Pembanding Ket. akhir Tebal awal Bb 5 menit 3 0,82 Variansi Tebal awal 10 menit 3 0,85 Bb sama 15 menit 3 0,91 Tebal awal Btb 20 menit 3 1,23 Tebal awal Bb Keterangan : Kel. : kelompok n : jumlah Ket. : keterangan Btb : berbeda tidak bermakna Bb : berbeda bermakna
Dari tabel uji statistik diatas dapat diketahui bahwa peningkatan skinfold thickness dengan 20 menit radiasi UV menunjukkan adanya perbedaan bermakna dengan peningkatan skinfold thickness awal.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 2. Hasil optimasi 1 MED (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k 5 awal 5 akhir
3
Mean ,6800
Std. Deviation ,07937
Std. Error Mean ,04583
3
,8200
,06083
,03512
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
Sig. ,400
,561
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
-2,425
4
,072
-,14000
,05774
-,30030
,02030
-2,425
3,747
,077
-,14000
,05774
-,30466
,02466
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 2. Hasil optimasi 1 MED (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k 10 awal 10 akhir
3
Mean ,6733
Std. Deviation ,06807
Std. Error Mean ,03930
3
,8467
,01155
,00667
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
7,330
Sig. ,054
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
-4,348
4
,012
-,17333
,03986
-,28400
-,06266
-4,348
2,115
,044
-,17333
,03986
-,33621
-,01046
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 2. Hasil optimasi 1 MED (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k 15 awal 15 akhir
3
Mean ,7167
Std. Deviation ,10214
Std. Error Mean ,05897
3
,9100
,22271
,12858
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
1,615
Sig. ,273
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
-1,367
4
,244
-,19333
,14146
-,58609
,19942
-1,367
2,806
,271
-,19333
,14146
-,66168
,27501
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 2. Hasil optimasi 1 MED (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k 20 awal 20 akhir
3
Mean ,6833
Std. Deviation ,02517
Std. Error Mean ,01453
3
1,2267
,35303
,20382
N
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
5,407
Sig. ,081
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
-2,659
4
,056
-,54333
,20434
-1,11068
,02401
-2,659
2,020
,116
-,54333
,20434
-1,41412
,32746
73
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Penentuan Waktu Pembentukan inflamasi Paling Optimal pasca paparan UV
Tabel peningkatan skinfold thickness pada kontrol pasca paparan UV Skinfold RataRep. thickness SD rata (mm) 1 0,42 2 0,45 Awal 3 0,55 0,50 0,07 4 0,60 5 0,50 1 1,00 2 1,23 Hari 1 3 1,33 1,13 0,14 4 1,01 5 1,08 1 1,07 2 1,18 Hari 2 3 1,35 1,08 0,20 4 0,89 5 0,89 1 1,17 2 1,39 Hari 3 3 1,56 1,27 0,22 4 0,98 5 1,27
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa pembentukan inflamasi paling optimal atau paling tinggi terjadi pada hari ke-3. Hasil uji statistik menggunakan ANOVA menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok tebal awal, hari 1, hari 2, dan hari 3. Dengan uji Post-hoc LSD, dapat diketahui bahwa perbedaan bermakna terjadi pada skinfold thickness antara kelompok tebal awal dengan kelompok hari 1, hari 2, dan
74
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
hari 3. Sedangkan kelompok hari 1, hari 2, dan hari 3 menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna satu dengan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 3. Penentuan Waktu Pembentukan inflamasi Paling Optimal pasca paparan UV (lanjutan)
Oneway Descriptives tebal 95% Confidence Interval for Mean
0
N 5
Mean ,5040
Std. Deviation ,07301
Std. Error ,03265
Lower Bound ,4134
Upper Bound ,5946
Minimum ,42
Maximum ,60
1
5
1,1300
,14474
,06473
,9503
1,3097
1,00
1,33
2
5
1,0760
,19693
,08807
,8315
1,3205
,89
1,35
3
5
1,2740
,21939
,09811
1,0016
1,5464
,98
1,56
20
,9960
,33805
,07559
,8378
1,1542
,42
1,56
Total
ANOVA tebal
Between Groups Within Groups Total
Sum of Squares 1,719
df 3
Mean Square ,573
,453
16
,028
2,171
19
F 20,243
Sig. ,000
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 3. Penentuan Waktu Pembentukan inflamasi Paling Optimal pasca paparan UV (lanjutan)
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: tebal LSD 95% Confidence Interval
Mean Difference (I-J) -,62600(*) -,57200(*)
Std. Error ,10639 ,10639
Sig. ,000 ,000
Lower Bound -,8515 -,7975
Upper Bound -,4005 -,3465
3
-,77000(*)
,10639
,000
-,9955
-,5445
0
,62600(*)
,10639
,000
,4005
,8515
2 3 0
,05400 -,14400 ,57200(*)
,10639 ,10639 ,10639
,619 ,195 ,000
-,1715 -,3695 ,3465
,2795 ,0815 ,7975
1
-,05400
,10639
,619
-,2795
,1715
3
-,19800
,10639
,081
-,4235
,0275
,77000(*) ,10639 1 ,14400 ,10639 2 ,19800 ,10639 * The mean difference is significant at the .05 level.
,000 ,195 ,081
,5445 -,0815 -,0275
,9955 ,3695 ,4235
(I) faktor 0
1
2
3
(J) faktor 1 2
0
77
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Perhitungan SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau
Kontrol (Radiasi 20 menit) Rep, Tebal awal Tebal akhir (mm) (mm) 1 0,42 1,00 2 0,45 1,23 3 0,55 1,33 4 0,60 1,01 5 0,50 1,08
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,58 0,63 0,16 0,78 0,78 0,41 0,58
Kontrol Basis krim (radiasi 20 menit) Rep, Tebal awal Tebal akhir Peningkatan Rata-rata SD (mm) (mm) ketebalan 1 0,48 1,30 0,82 0,55 0,16 2 0,51 0,95 0,44 3 0,54 1,07 0,53 4 0,52 1,07 0,55 5 0,58 0,99 0,41
10 MED krim Rep, Tebal awal (mm) 1 0,42 2 0,54 3 0,56 4 0,60 5 0,45
Tebal akhir (mm) 0,92 1,13 1,38 1,35 1,18
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,5 0,68 0,13 0,59 0,82 0,75 0,73
15 MED Krim Rep, Tebal awal (mm) 1 0,56 2 0,60 3 0,47 4 0,53 5 0,52
Tebal akhir (mm) 1,31 1,33 1,07 1,24 1,51
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,75 0,76 0,14 0,73 0,60 0,71 0,99
78
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
20 MED Krim Rep, Tebal awal (mm) 1 0,43 2 0,63 3 0,62 4 0,40 5 0,45
Tebal akhir (mm) 0,90 1,05 1,40 0,84 0,96
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,47 0,52 0,15 0,42 0,78 0,44 0,51
Tabel uji statistik peningkatan skinfold thickness setelah paparan UV pada uji SPF krim sunscreen secara in vivo (df:8; tingkat signifikansi 95%; t table : 1,86) Mean Uji t Uji Kelompok N skinfold variansi Pembanding Ket. thickness Kontrol (1 MED) 5 0,63 Variansi Kontrol (1 MED) Btb 10 MED 5 0,68 sama 15 MED 5 0,76 Kontrol (1 MED) Btb 20 MED 5 0,52 Kontrol (1 MED) Btb Keterangan : Kel. : kelompok n : jumlah Ket. : keterangan Btb : berbeda tidak bermakna Bb : berbeda bermakna
Secara statistik, sampai dengan 20 MED penyinaran terjadi peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan kontrol. Jadi, krim memiliki SPF=20.
SPF =
20 MED = 20 1 MED
79
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 4. Perhitungan SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k Kontrol
5
Mean ,6260
Std. Deviation ,15678
Std. Error Mean ,07011
5
,6780
,12988
,05809
N
Krim 10
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,169
,691
Upper
-,571
8
,584
-,05200
,09105
-,26196
,15796
-,571
7,732
,584
-,05200
,09105
-,26323
,15923
80
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 4. Perhitungan SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k Kontrol
5
Mean ,6260
Std. Deviation ,15678
Std. Error Mean ,07011
5
,7560
,14311
,06400
N
Krim 15
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,289
,605
Upper
-1,369
8
,208
-,13000
,09493
-,34891
,08891
-1,369
7,934
,208
-,13000
,09493
-,34923
,08923
81
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 4. Perhitungan SPF krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k Kontrol
5
Mean ,6260
Std. Deviation ,15678
Std. Error Mean ,07011
5
,5240
,14707
,06577
N
Krim 20
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,153
,706
Upper
1,061
8
,320
,10200
,09614
-,11969
,32369
1,061
7,968
,320
,10200
,09614
-,11985
,32385
82
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Perhitungan SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau
Kontrol (Radiasi 20 menit) Rep, Tebal awal Tebal akhir (mm) (mm) 1 0,42 1,00 2 0,45 1,23 3 0,55 1,33 4 0,60 1,01 5 0,50 1,08
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,58 0,63 0,16 0,78 0,78 0,41 0,58
Kontrol Basis Gel (radiasi 20 menit) Rep, Tebal awal Tebal akhir Peningkatan Rata-rata SD (mm) (mm) ketebalan 1 0,36 1,05 0,69 0,66 0,18 2 0,50 1,41 0,91 3 0,40 0,79 0,39 4 0,44 1,06 0,62 5 0,47 1,14 0,67
10 MED Gel Rep, Tebal awal (mm) 1 0,62 2 0,50 3 0,51 4 0,58 5 0,57
Tebal akhir (mm) 1,09 1,14 1,05 1,07 1,21
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,47 0,56 0,08 0,64 0,54 0,49 0,64
15 MED Gel Rep, Tebal awal (mm) 1 0,48 2 0,63 3 0,38 4 0,62 5 0,43
Tebal akhir (mm) 0,91 1,54 0,82 1,17 0,88
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,43 0,56 0,20 0,91 0,44 0,55 0,45
83
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
20 MED Gel Rep, Tebal awal (mm) 1 0,53 2 0,45 3 0,60 4 0,68 5 0,60
Tebal akhir (mm) 1,30 0,92 1,13 1,66 1,19
Peningkatan Rata-rata SD ketebalan 0,77 0,67 0,21 0,47 0,53 0,98 0,59
Tabel uji statistik peningkatan skinfold thickness setelah paparan UV pada uji SPF gel sunscreen secara in vivo (df:8; tingkat signifikansi 95%; t table : 1,86) Mean Uji t Uji Kelompok N skinfold variansi Pembanding Ket. thickness Kontrol (1 MED) 5 0,63 Variansi Kontrol (1 MED) Btb 10 MED 5 0,56 sama 15 MED 5 0,56 Kontrol (1 MED) Btb 20 MED 5 0,67 Kontrol (1 MED) Btb Keterangan : Kel. : kelompok n : jumlah Ket. : keterangan Btb : berbeda tidak bermakna Bb : berbeda bermakna
Secara statistik, sampai dengan 20 MED penyinaran terjadi peningkatan skinfold thickness yang berbeda tidak bermakna dengan kontrol. Jadi, Gel memiliki SPF=20 SPF =
20 MED = 20 1 MED
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 5. Perhitungan SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k Kontrol
5
Mean ,6260
Std. Deviation ,15678
Std. Error Mean ,07011
5
,5560
,08081
,03614
N
Gel 10
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
2,415
,159
Upper
,887
8
,401
,07000
,07888
-,11190
,25190
,887
5,985
,409
,07000
,07888
-,12313
,26313
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 5. Perhitungan SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k Kontrol
5
Mean ,6260
Std. Deviation ,15678
Std. Error Mean ,07011
5
,5560
,20367
,09108
N
Gel 15
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,077
,789
Upper
,609
8
,559
,07000
,11494
-,19506
,33506
,609
7,509
,560
,07000
,11494
-,19811
,33811
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 5. Perhitungan SPF gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompo k Kontrol
5
Mean ,6260
Std. Deviation ,15678
Std. Error Mean ,07011
5
,6680
,20741
,09276
N
Gel 20
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F
Sig.
t-test for Equality of Means t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,626
,451
Upper
-,361
8
,727
-,04200
,11628
-,31013
,22613
-,361
7,446
,728
-,04200
,11628
-,31364
,22964
87
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Perhitungan efek proteksi krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV
Tabel perubahan skinfold thickness basis krim pasca paparan UV Skinfold RataRep. thickness SD rata (mm) 1 0,48 2 0,51 Awal 3 0,54 0,53 0,04 4 0,52 5 0,58 1 1,30 2 0,95 Hari 1 3 1,07 1,08 0,13 4 1,07 5 0,99 1 1,45 2 1,11 Hari 2 3 1,08 1,14 0,18 4 1,11 5 0,96 1 1,54 2 0,91 Hari 3 3 0,87 1,07 0,27 4 1,03 5 0,99
88
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Perhitungan efek proteksi krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV (lanjutan)
Tabel perubahan skinfold thickness krim pasca paparan UV Skinfold RataRep. thickness SD rata (mm) 1 0,55 2 0,50 Awal 3 0,42 0,5 0,05 4 0,52 5 0,51 1 1,35 2 1,15 Hari 1 3 0,96 1,22 0,19 4 1,18 5 1,46 1 1,47 2 1,61 Hari 2 3 0,96 1,35 0,24 4 1,32 5 1,38 1 1,60 2 1,40 Hari 3 3 1,07 1,39 0,19 4 1,44 5 1,44
Berdasarkan Uji statistik dengan menggunakan ANOVA didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) antara kelompok kontrol, basis krim, dan krim.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 6. Perhitungan efek proteksi krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV (lanjutan)
Oneway Descriptives Tebal 95% Confidence Interval for Mean
1
N 5
Mean 1,2740
Std. Deviation ,21939
Std. Error ,09811
Lower Bound 1,0016
Upper Bound 1,5464
Minimum ,98
Maximum 1,56
2
5
1,0680
,27133
,12134
,7311
1,4049
,87
1,54
5
1,3900
,19468
,08706
1,1483
1,6317
1,07
1,60
15
1,2440
,25419
,06563
1,1032
1,3848
,87
1,60
3 Total
ANOVA Tebal
Between Groups
Sum of Squares ,266
df 2
Mean Square ,133 ,053
Within Groups
,639
12
Total
,905
14
F 2,499
Sig. ,124
90
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Perhitungan efek proteksi gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV
Tabel perubahan skinfold thickness basis gel pasca paparan UV Skinfold RataRep. thickness SD rata (mm) 1 0,36 2 0,50 Awal 3 0,40 0,43 0,05 4 0,44 5 0,47 1 1,05 2 1,41 Hari 1 3 0,79 1,09 0,22 4 1,06 5 1,14 1 1,13 2 1,32 Hari 2 3 0,85 1,20 0,26 4 1,14 5 1,55 1 1,12 2 1,52 Hari 3 3 0,80 1,19 0,27 4 1,12 5 1,37 Tabel perubahan skinfold thickness gel pasca paparan UV Skinfold RataRep. thickness SD rata (mm) 1 0,49 2 0,49 Awal 3 0,52 0,52 0,03 4 0,57 5 0,51 1 1,16 Hari 1 1,04 0,13 2 0,87
91
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Hari 2
Hari 3
3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
0,96 1,04 1,18 1,06 1,20 1,10 1,07 1,15 1,16 1,12 1,07 0,95 1,25
1,12
0,06
1,11
0,11
Berdasarkan Uji statistik dengan menggunakan ANOVA didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna (p>0,05) antara kelompok kontrol, basis gel dan gel.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 7. Perhitungan efek proteksi gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap inflammation associated edema akibat radiasi UV (lanjutan)
Oneway Descriptives Tebal 95% Confidence Interval for Mean
1
N 5
Mean 1,2740
Std. Deviation ,21939
Std. Error ,09811
Lower Bound 1,0016
Upper Bound 1,5464
Minimum ,98
Maximum 1,56
4
5
1,1860
,27528
,12311
,8442
1,5278
,80
1,52
5
1,1100
,11113
,04970
,9720
1,2480
,95
1,25
15
1,1900
,20915
,05400
1,0742
1,3058
,80
1,56
5 Total
ANOVA Tebal
Between Groups
Sum of Squares ,067
df 2
Mean Square ,034 ,045
Within Groups
,545
12
Total
,612
14
F ,742
Sig. ,497
93
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Perhitungan perbandingan bentuk sediaan terhadap efek proteksi inflammation associated edema akibat radiasi UV sediaan sunscreen fraksi polifenol teh hijau
Kontrol Basis Krim Krim Basis Gel Gel
Rata-Rata Skinfold Thickness Pasca Paparan UV (mm) 1,27 1,07 1,39 1,19 1,11
SD
0,22 0,27 0,19 0,27 0,11
Tabel uji statistik pengaruh bentuk sediaan terhadap efek proteksi inflammation associated edema (df:8; tingkat signifikansi 95%; t table : 2,306) Mean Uji t Uji Kelompok N skinfold variansi Pembanding Ket. thickness Kontrol 5 1,27 Variansi Gel 5 1,11 Krim Bb sama krim 5 1,39 Gel Bb Keterangan : Kel. : kelompok n : jumlah Ket. : keterangan Btb : berbeda tidak bermakna Bb : berbeda bermakna
Secara statistik, terdapat perbedaan bermakna antara gel dan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau terhadap efek proteksi inflammation associated edema.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT Lampiran 8. Perhitungan perbandingan bentuk sediaan terhadap efek proteksi inflammation associated edema akibat radiasi UV sediaan sunscreen fraksi polifenol teh hijau (lanjutan)
T-Test Group Statistics
Tebal
Kelompok Krim Gel
N 5 5
Std. Error Mean ,08706 ,04970
Std. Deviation ,19468 ,11113
Mean 1,3900 1,1100
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Tebal
Equal variances assumed Equal variances not assumed
,529
,488
Upper
2,793
8
,023
,28000
,10025
,04882
,51118
2,793
6,357
,030
,28000
,10025
,03800
,52200
95
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Dokumentasi
Pengolesan depilatories pada proses preparasi hewan uji
Kondisi kulit mencit
96
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Penjagaan kondisi hewan uji. Hewan uji dipisah satu dengan yang lain.
Pengolesan krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau menggunakan gloved fingers.
97
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Pengkondisian hewan uji setelah diolesi sediaan sunscreen sebelum diradiasi UV.
Radiasi sinar UV pada hewan uji.
98
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Pengukuran skinfold thickness awal dengan menggunakan micrometer digital caliper.
Pengukuran skinfold thickness akhir menggunakan micrometer digital caliper
99
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Kiri : krim sunscreen fraksi polifenol teh hijau; kanan : basis krim sunscreen.
Kiri : gel sunscreen fraksi polifenol teh hijau; kanan : basis gel sunscreen.
100
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Alat pengukur micrometer digital caliper, memiliki ketelitian 0,02 mm.
101
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Bentuk Sediaan Gel dan Krim Sunscreen Fraksi Polifenol Teh Hijau Terhadap Proteksi Sunburn Akibat Radiasi Sinar Ultraviolet pada Mencit BALB/c Jantan” memiliki nama lengkap Ivana Clarinta Hendryanti. Penulis lahir di sebuah kota kecil bernama Muntilan pada tanggal 23 April 1986, merupakan putri ke-2 dari 5 bersaudara dari pasangan Hendro Susilo dan Agnes Jantiningsih. Penulis telah menyelesaikan pendidikannya di Taman Kanak-kanak Bentara Wacana Muntilan pada tahun 1992, di Sekolah Dasar Marsudirini Muntilan pada tahun 1998, di Sekolah Menengah Pertama Marganingsih Muntilan pada tahun 2001, dan di Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur van Lith pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis meneruskan pendidikannya di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma, penulis aktif dibidang akademis maupun non akademis. Dalam bidang akademis, penulis berpengalaman menjadi asisten praktikum Farmasetika, Farmasi Fisika, Formulasi dan Teknologi Sediaan Padat, dan Farmakologi. Selain itu, penulis juga merupakan salah satu peserta terseleksi dalam rangka Program Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh DIKTI tahun 2006 dengan judul “Optimasi Formula Gel Sunscreen Tomat (Lycopersicon lycopersicum)
dengan
102
PLAGIAT PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI
Carbopol dan Propillenglikol Sebagai Gelling Agent : Aplikasi Desain Faktorial.” Dalam bidang non akademis, penulis merupakan anggota tim basket putri tingkat Universitas Sanata Dharma dan Fakultas Farmasi, aktif dalam berbagai acara kepanitiaan, dan tergabung dalam keorganisasian Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEMF Farmasi) periode 2006-2007 sebagai Manager Divisi Organisasi. Penulis juga mengikuti kegiatan di luar kampus yaitu menjadi anggota tim medis Pos Kesehatan Kota Baru dan juga tim medis pada acara bakti sosial yang diadakan oleh organisasi Indonesian Tionghua (INTI) Yogyakarta maupun pada acara bakti sosial oleh Kamadhis UGM-USD-UAJY-UKDW-STIE YKPN.