PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DENGAN KEPUASAN BERELASI PADA PEREMPUAN YANG MENJALIN HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DI YOGYAKARTA
Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Beatrich Rani Danastri NIM
: 099114098
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN MOTTO
Hakuna matata. These two words will solve all your problems. –
Pumbaa (The Lion King Movie) –
You try. You fail. You try. You fail. But the only true failure is when you stop trying. – Madame Leota (Haunted Mansion) -
The past can hurt. But the way I see it, you can either run from it, or learn from it. -
Rafiki (The Lion King Movie) -
Don’t limit yourself. Many people limit themselves to what they think they can do. You can go as far as your mind lets you. What you believe, remember, you can achieve. -
iv
Mary Kay Ash –
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Dengan penuh syukur, skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang Mahakasih, Kedua orang tua-ku, Ignatius Djoko dan Teresa Maria, Kedua adikku, Dipta dan Kristo, Dan sahabat, teman-teman, serta semua pihak yang senantiasa memberikan doa, dukungan, dan kepercayaan untukku selama ini.
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TIDAK AMAN DENGAN KEPUASAN BERELASI PADA PEREMPUAN YANG MENJALIN HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DI YOGYAKARTA Beatrich Rani Danastri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukanapakah ada hubungan antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi pada perempuan yang berpacaran. Konteks yang dipakai dalam penelitian ini adalah hubungan berpacaran jarak jauh. Data untuk penelitian ini dihasilkan dari skala yang disebarkan kepada 111 orang mahasiswi yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh di Yogyakarta. Skala yang digunakan untuk mengukur kelekatan tidak aman adalah Experience in Close Relationships Questionnaire-Revised (ECR-R) yang dikembangkan oleh Fraley, Brennan, dan Waller (2000). Penelitian ini juga menggunakan skala milik Hendrick (1988), yaitu Relationships Assessment Scale untuk mengukur variabel kepuasan berelasi. Hasil penelitian diolah menggunakan SPSS 16.0 dan menunjukkan korelasi negatif sebesar -.534 dengan p=0.000. Hal ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi. Kata Kunci : kelekatan tidak aman, kepuasan berelasi, pacaran jarak jauh
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
CORRELATION BETWEEN INSECURE ATTACHMENT WITH RELATIONSHIP SATISFACTION TO WOMEN WHO TWINE LONGDISTANCE DATING RELATIONSHIP IN YOGYAKARTA Beatrich Rani Danastri ABSTRACT This study aimed to determine whether there is a relationship between insecure attachment with relationship satisfaction to dating women. The context that used in this study is long-distance dating relationship. Datas in this study was resulted from scale that alloted to 111 college students who twine long-distance dating relationship in Yogyakarta. The scale that used to measure insecure attachment is Experiences in Close Relationships Questionnaire-Revised (ECR-R) that developed by Fralet, Brennan,and Waller (2000). Besides that, this study used Hendrick’s Relationship Assessment Scale (1988) to measure relationship satisfaction variable. The result was processed by SPSS 16.0 and showed negative correlation in the amount of -.534 with p=0.000. This condition proved that there is negative correlation between insecure attachment with relationship satisfaction. Keywords : insecure attachment, relationship satisfaction, long-distance dating relationship
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Pertama-tama, penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Hubungan Antara Kelekatan Tidak Aman dengan Kepuasan Berelasi pada Perempuan yang Menjalin Hubungan Pacaran Jarak Jauh di Yogyakarta”. Skripsi ini juga tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dari pihak-pihak lain. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko, M.Psi., yang sudah membantu selama proses penyelesaian skripsi ini. 2. Bapak Agung Santoso, M.A. selaku mantan Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan kritik saran dalam proses pembuatan skripsi ini. 3. Bapak Yohanes Heri Widodo, M.Psi., selaku dosen pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu untuk mendampingi dan membimbing penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini. 4. Profesor Susan Hendrick yang sudah membantu memberikan sumber bacaan untuk penelitian ini. 5. Dosen-dosen di Fakultas Psikologi yang telah memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai dunia manusia yang mengagumkan kepada penulis selama proses perkuliahan.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Karyawan sekretariat Fakultas Psikologi: Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gik,yang sudah berkenan membantu penulis dan memfasilitasi berbagai keperluan selama proses perkuliahan. 7. Mama dan Bapak selaku orang tua di rumah. Terima kasih atas segala doa, dukungan, dan penguatan yang diberikan dari jauh. Makasih ya ma, pak.. 8. Dipta dan Kristo yang selalu bisa memberikan tawa dan motivasi dalam mengerjakan skripsi ini. Makasih ya dek.. 9. Pak Darmanto, guru bahasa Inggris SMA Santa Ursula, yang sudah berkenan membantu peneliti menerjemahkan skala dalam penelitian ini. 10. Teman-teman seperjuangan : Ginza, Stenny, Laksmi, Elok. Terima kasih banyak untuk kerja keras, bantuan, dukungan, semangat, dan kerja samanya selama proses penyusunan skripsi ini. We finally do finish this! 11. Ginza, Lala, Rea, Kak Evi, Vera, Bangbo, Abet, sahabat sepermainan dan belajar yang selalu memberikan tawa dan kelegaan dalam setiap kegalauan sehari-hari. Terima kasih untuk waktu yang pernah kita habiskan bersama ☺ 12. Bapak-Ibu dan teman-teman kos Anggrek : Dara, Tiwi, Deny, Agnes, Rani, Hani, Grace, Wiwik, Ria, Elin. Terima kasih banyak karena sudah menjadi tempat aku pulang, tempat berbagi semangat dan keletihan. Sekian tahun tinggal bersama kalian sungguh menyenangkan! 13. Seluruh Staf perpustakaan USD, khususnya Pak Sunu, dan rekan-rekan mitra : Mbak Ju, Mbak Cicik, Mas Miko, Mbak Meng, Keket, Rea, Odil, Lana, Mery, Prima, dan Tika, serta rekan-rekan mitra lain yang selalu
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membuat
hariku
penuh
warna.
Terima
kasih
untuk
hangatnya
kekeluargaan yang membuat aku selalu semangat untuk kerja, bertemu, dan berbagi kisah dengan kalian. Hidup shelving! 14. Sahabat dan saudara semenjak 8 tahun yang lalu: Debo, Nemo, Orne, Vicky, Patty. Thanks for supports and smiles you gave in this distance. Love you all, sisters :) 15. Zefan, Boni, Yosua, Putri, Angga, teman-teman yang penuh keunikan. Terima kasih untuk kesempatan berbagi tawa dan tangis dengan kalian. 16. Pingkan, Sherly, Regina, Uli, Sheila, Martha, Nova, dan teman-teman lain di PSF yang rajin banget ngingetin untuk nyekrip. Buruan nyusul! 17. Teman-teman di peer partner : Miss Tata, Diyan, Nino, Putri, Matheus, dan peer lainnya. Terima kasih untuk kesempatan dan pengalaman baru, serta dukungan yang semakin memberiku semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 18. Semua teman di Universitas Sanata Dharma dan pihak-pihak lain yang memberikan
dukungan,
bantuan,
semangat,
dan
doa
untuk
terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih untuk proses berdinamika bersama kalian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
Penulis
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING................................. ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI .......................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian.................................................................... 8 1. Manfaat Teoretis................................................................. 8 2. Manfaat Praktis................................................................... 8
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 9 A. Dewasa Awal ............................................................................ 9 1. Pengertian ............................................................................ 9 2. Tugas Perkembangan ........................................................... 9 a. Tahap Psikososial Erikson ............................................. 9 b. Fase Perkembangan (Kognitif) Schaie .......................... 10 3. Ciri-ciri Sosio-Emosi ........................................................... 11 a. Karakteristik Sosio-Emosi Masa Dewasa Awal ............ 11 b. Karakteristik Sosio-Emosi Perempuan .......................... 14 4. Pacaran................................................................................. 15 B. Kepuasan Berelasi .................................................................... 16 1. Pengertian Kepuasan Berelasi ............................................. 16 2. Aspek Kepuasan Berelasi .................................................... 16 3. Kaitan Kepuasan Berelasi di Berbagai Bidang.................... 19 a. Perilaku .......................................................................... 19 b. Kognitif .......................................................................... 20 4. Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Berelasi .................. 21 a. Kemampuan Manajemen Konflik ................................. 21 b. Sikap Memaafkan .......................................................... 22 c. Pengungkapan Diri dan Komunikasi Afeksi ................. 22 d. Kelekatan Tidak Aman .................................................. 23 5. Dampak Kepuasan Berelasi ................................................. 23 a. Komitmen ...................................................................... 23
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. Ketergantungan pada Pasangan (dalamteori interdependensi)............................................................. 23 c. Kepuasan Hidup ............................................................ 24 C. Kelekatan (Attachment) ............................................................ 24 1. Pengertian Kelekatan ........................................................... 24 2. Tipe Kelekatan Dewasa ....................................................... 25 3. Faktor Penyebab .................................................................. 29 a. Pola Kelekatan di Masa Anak-anak............................... 29 b. Sensitivitas dan Responsivitas Pasangan ....................... 30 4. Dampak ................................................................................ 30 a. Manajemen Konflik ....................................................... 30 b. Sikap Trust ..................................................................... 30 c. Tingkat Kemandirian ..................................................... 31 d. Konsep Diri.................................................................... 32 e. Kontrol Emosi................................................................ 33 f. Kepuasan Berelasi ......................................................... 33 D. Dinamika .................................................................................. 34 E. Hipotesis ................................................................................... 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 38 A. Jenis Penelitian ......................................................................... 38 B. Variabel Penelitian ................................................................... 38 1. Variabel Independen........................................................... 38 2. Variabel Dependen ............................................................. 38
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Definisi Operasional ................................................................. 38 D. Subjek Penelitian ...................................................................... 39 E. Metode Pengambilan Sampel ................................................... 39 F. Metode dan Alat Pengumpulan Data........................................ 40 1. Metode Pengumpulan Data ................................................. 40 2. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 40 a. Experience in Close Relationships Questionnaire-Revised .................................................... 41 b. Relationship Assessment Scale ....................................... 42 G. Kredibilitas Alat Pengumpulan Data ........................................ 43 1. Validitas ............................................................................... 43 2. Reliabilitas ........................................................................... 44 3. Seleksi Aitem ....................................................................... 45 a. Cetak Biru Kelekatan Setelah Diuji Coba Tahap I ......... 45 b. Cetak Biru Kelekatan Setelah Diuji Coba Tahap II ........ 46 c. Cetak Biru Kepuasan Berelasi Setelah Diuji Coba ......... 46 H. Metode Analisis Data .............................................................. 47 1. Uji Asumsi ........................................................................... 47 2. Uji Korelasi.......................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 50 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 50 B. Analisis Hasil Penelitian .......................................................... 50 1. Deskripsi Subjek Penelitian ................................................. 50
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Uji Asumsi ........................................................................... 51 2.1 Uji Normalitas .............................................................. 51 2.2 Uji Linearitas ................................................................ 52 3. Hasil Penelitian .................................................................... 53 4. Sumbangan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen .............................................................. 53 5. Statistik Deskriptif ............................................................... 54 a. One Sample T-test .......................................................... 54 b. Paired Sample T-test ..................................................... 55 C. Pembahasan .............................................................................. 55 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 60 A. Kesimpulan ............................................................................... 60 B. Saran ......................................................................................... 60 1. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ..................................... 60 2. Saran Bagi Subjek .............................................................. 62 3. Saran Bagi Orang Tua ........................................................ 63
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 64 LAMPIRAN ..................................................................................................... 68
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Aman Sebelum Diuji Coba ........... 42 Tabel 3.2 Cetak Biru Skala Kepuasan Berelasi Sebelum Diuji Coba .................. 43 Tabel 3.3 Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Aman Setelah Diuji Coba Tahap I .................................................................................................. 45 Tabel 3.4 Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Aman Setelah Diuji Coba Tahap II ................................................................................................ 46 Tabel 3.5 Cetak Biru Kepuasan Berelasi Setelah Diuji Coba .............................. 47 Tabel 4.1 Deskripsi Usia Subjek Penelitian ......................................................... 50 Tabel 4.2 Deskripsi Jarak Hubungan Berpacaran Subjek dengan Pasangan .................................................................................. 51 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian ............................................. 51 Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif .................................................. 54
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Uji Coba ................................................................................. 69 Lampiran 2 Skala Penelitian................................................................................ 75 Lampiran 3 Reliabilitas ....................................................................................... 81 Lampiran 4 Uji Normalitas dan Linearitas .......................................................... 83 Lampiran 5 Uji Korelasi ...................................................................................... 87 Lampiran 6 Statistik Deskriptif ........................................................................... 89 Lampiran 7 Laporan Hasil Pra-Penelitian ........................................................... 93 Lampiran 8 Survei Permasalahan Mahasiswa ..................................................... 99
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai mekanisme untuk mengembangkan relasi dan bekerja sama dengan orang lain (Buss & Kenrick, 1998; Reis, Collins, & Berscheid dalam Campbell & Loving, 2012). Mekanisme ini didorong oleh salah satu kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Maslow, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan cinta (Schultz, 1991). Kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan mengembangkan relasi yang dekat dengan orang lain. Relasi yang dekat mulai dikembangkan individu saat memasuki masa remaja. Selanjutnya, kuantitas dan kualitas relasi yang dekat semakin meningkat selama masa dewasa awal. Menurut Erikson, mengembangkan relasi yang lebih intim menjadi tugas perkembangan yang penting pada masa dewasa awal (Santrock, 1995). Individu mulai mengembangkan relasi dekat romantis yang terwujud dalam perilaku berpacaran. Berpacaran bagi remaja merupakan konteks dimana individu meningkatkan harapan terkait dengan peran gender. Bagi dewasa awal, perilaku berpacaran memberikan kontribusi yang penting pada pembentukan peran mereka dalam berdinamika di masyarakat (Skipper & Nass dalam Steuber, 2005). Perilaku berpacaran pada masa dewasa awal melibatkan unsur cinta romantis yang menjadi hal penting,
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
termasuk ketika mereka menjadi mahasiswa di perguruan tinggi (Santrock, 1995). Oleh karena itu, topik mengenai relasi romantis pada mahasiswa menjadi penting untuk dibahas lebih lanjut. Mahasiswa perguruan tinggi memiliki dinamika yang penuh dengan tekanan. Permasalahan mengenai relasi romantis menjadi salah satu pemicu yang membuat mahasiswa merasa tertekan (Berscheid & Fei dalam Santrock 1995). Berdasarkan survei yang dilakukan peneliti terhadap 75 subjek yang berpacaran, permasalahan dalam relasi romantis menjadi penyebab terbesar kedua munculnya permasalahan akademis. Relasi romantis dengan kualitas yang baik salah satunya disebabkan karena adanya kepuasan dalam relasi tersebut (Clark & Grote, 2003). Kepuasan dalam relasi akan mempengaruhi kondisi mood dan emotional well-being pada diri individu (Chung et al. dalam Steuber, 2005). Kepuasan berelasi merupakan suatu evaluasi positif individu terhadap suatu hubungan dengan merujuk pada kondisi dirinya sendiri (Rusbult & Buunk dalam Miller & Tedder, 2011). Dengan kata lain, kepuasan berelasi lebih melibatkan fungsi karakteristik sifat individu sendiri, bukan karakteristik pasangan (Smith, Heaven, & Ciarrochi, 2008). Kepuasan dalam berelasi, khususnya relasi berpacaran, bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Berbagai variabel menjadi faktor penyebab terhambatnya seseorang mengalami kepuasan dalam hubungannya dengan pasangan. Apabila hambatan yang ada tidak dapat diatasi oleh pasangan, mereka
dapat
mengalami
ketidakpuasan
dalam
hubungan
tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Munculnya rasa tidak puas dalam berelasi dapat menimbulkan berbagai persoalan terkait dengan dinamika kehidupan mahasiswa. Suatu penelitian menunjukkan
bahwa
pasangan
dalam hubungan
romantis
memiliki
kemungkinan memunculkan depresi yang lebih tinggi dibandingkan teman biasa (Berscheid & Fei dalam Santrock, 1995). Selain itu, ketidakpuasan yang dialami dalam hubungan romantis menimbulkan dampak negatif bagi kesejahteraan fisik maupun psikis (Hawkins & Booth, 2005). Ketidakpuasan juga menimbulkan emosi negatif yang mempengaruhi respon individu terhadap stres, kekerasan, dan permasalahan akademis (Creasey, Kershaw, & Boston; Creasey & Hesson-McInnus dalam Steuber, 2005). Sebuah survei yang dilakukan oleh Komnas Perempuan Indonesia pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kekerasan dalam pacaran menduduki peringkat kedua setelah kekerasan dalam rumah tangga(Kompas.com). Di samping itu, salah satu wujud ketidakpuasan berelasi adalah munculnya konflik karena masalah komunikasi (komunikasi kurang efektif). Penyelesaian konflik pun dapat terhambat, salah satunya karena dibatasi oleh lokasi yang berjauhan dan kontak fisik yang intensitasnya relatif sedikit (Gulledge, Gulledge, & Stahmann, 2003). Intensitas kontak fisik yang sedikit salah satunya disebabkan oleh perpisahan jarak. Transisi dari masa SMA ke masa kuliah dapat mendorong mobilitas pendidikan yang memunculkan kebutuhan untuk berpisah secara geografis di antara pasangan yang berpacaran (Johnston & Packer dalam Arditti & Kauffman, 2004) atau biasa dikenal dengan hubungan pacaran jarak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
jauh (Long-Distance Dating Relationship). Hubungan pacaran jarak jauh (Long-Distance Dating Relationship) menjadi fenomena pada masa sekarang ini. Penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian The Center for the Study of Long Distance Relationship di Amerika pada tahun 2005, menunjukkan bahwa ada sekitar 4,4 juta pasangan mahasiswa belum menikah di Amerika (20-40% dari total keseluruhan mahasiswa) yang sedang menjalani hubungan jarak jauh. Berkaitan pula dengan pembahasan sebelumnya, perkembangan mobilisasi yang memungkinkan semakin terbukanya kesempatan peluang pendidikan, memberikan pengaruh tingkat hubungan pacaran jarak jauh yang semakin meningkat pula. Kondisi ini pun terlihat di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 167 orang mahasiswa di Yogyakarta yang sedang berpacaran, sekitar 30% dari mereka menjalin hubungan berpacaran jarak jauh. Hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap 31 mahasiswi yang menjalin hubungan jarak jauh menunjukkan bahwa 32% mengaku tidak puas dalam menjalani hubungan yang mereka jalani saat ini. (Danastri, Permatasari, Prawitasari, Viasti, Nugrahaeni, 2013). Oleh karena itu, hubungan berpacaran jarak jauh menjadi salah satu konteks yang menarik dalam membahas topik mengenai kepuasan berelasi. Pada kenyataannya, beberapa hubungan dapat tetap bertahan meskipun hubungan berjalan dengan tidak memuaskan (Rusbult, Martz, Agnew, 1998). Selain itu, Schwebel dkk (dalam Skinner, 2005) menemukan bahwa dibandingkan laki-laki, perempuan menunjukkan usaha yang lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
dalam mempertahankan hubungan jarak jauhnya. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki kecenderungan untuk mempertahankan hubungan meskipun mereka merasa tidak puas. Persoalan-persoalan dalam menjalin relasi dapat dihindari dan dapat dengan lebih mudah diatasi bila pasangan merasakan kepuasan dalam relasi mereka. Kepuasan berelasi merupakan suatu konstruk dimensional yang memiliki berbagai faktor penentu. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepuasan berelasi memiliki kaitan dengan rasa percaya, keintiman, dan komitmen (Lydon, Pierce, O’regan, 1997) dalam suatu hubungan. Kecerdasan emosional juga merupakan faktor yang memiliki kaitan positif dengan kepuasan berelasi (Schutte et al, 2001). Selain itu, kepuasan berelasi terkait dengan kepuasan seksual pada pasangan (Lewandowski & Schrage, 2010). Dari berbagai hal yang terkait dengan kepuasan berelasi, attachment atau kelekatan menjadi faktor yang penting untuk dibahas. Bowlby (1969) menyatakan bahwa attachment merujuk pada hubungan bayi dan pengasuh (atau figur orang tua) yang nantinya akan diaplikasikan dalam relasi romantis pada masa dewasa (Jimenez, 2010). Attachment atau kelekatan merupakan salah satu bentuk perilaku yang dihasilkan dalam hubungan dekat seseorang terhadap individu lain yang disukai (Bowlby dalam Mikulincer & Shaver, 2007). Pada masa dewasa, khususnya pada relasi romantis, pasangan adalah individu lain yang dekat dan disukai, sehingga mengganti figur lekat orang tua saat masa kecil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Individu dikatakan memiliki kelekatan yang aman ketika individu mempunyai persepsi bahwa figur lekat dapat memberikan rasa aman dan nyaman. Sebaliknya, individu dikatakan memiliki kelekatan tidak aman ketika individu kurang memiliki persepsi bahwa figur lekat akan hadir dan responsif terhadap kebutuhan individu, sehingga individu tidak mendapatkan rasa aman dan nyaman dari figur lekat (Cassidy dalam Cassidy & Shaver, 2008). Adult attachment atau kelekatan dewasa merupakan hasil interaksi intrapersonal dan interpersonal yang melibatkan aspek perilaku, kognisi, emosi, dan fisik (Mikulincer & Goodman, 2006). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa keyakinan irasonal (irrational belief) pada salah satu tipe kelekatan tidak aman, yaitu tipe avoidant attachment, memberikan kepuasan yang lebih rendah dalam berelasi (Stackert & Bursik, 2003). Di samping itu, penelitian Gulledge, Gulledge, & Stahmann (2003) menemukan bahwa afeksi fisik memiliki korelasi yang tinggi dengan kepuasan berelasi. Penelitian lain memperlihatkan bahwa mahasiswa dengan gaya kelekatan tidak aman (insecure attachment) kurang memiliki sensitivitas terhadap kebutuhan pasangan yang baik, sehingga mengalami kepuasan dan kestabilan hubungan yang kurang baik dibandingkan mahasiswa dengan gaya kelekatan aman (secure attachment) (Creasey & Hesson-McInnus dalam Steuber, 2005). Selain itu, ada pula penelitian lain yang menyatakan bahwa kelekatan tidak aman memiliki kaitan yang negatif dengan kepuasan (Feeney dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Cassidy & Shaver, 2008). Semakin tinggi kelekatan tidak aman yang dimiliki individu, maka semakin rendah pula kepuasan berelasinya. Beragam hasil penelitian menunjukkan bahwa kelekatan tidak aman memiliki kaitan yang cukup penting dengan variabel yang bersinggungan dengan relasi. Oleh karena itu, hasil interaksi yang salah satunya adalah kepuasan dalam suatu relasi, menjadi hal yang cukup penting untuk dipelajari kaitannya dengan kelekatan, secara khusus pada relasi romantis. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait kepuasan berelasi dalam hubungan romantis, secara lebih spesifik hubungan berpacaran jarak jauh. Peneliti ingin melihat apakah kelekatan tidak aman pada masa dewasa memiliki hubungan dengan kepuasan berelasi, secara khusus pada mahasiswi yang menjalani hubungan berpacaran jarak jauh di Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah Apakah kelekatan tidak aman mempunyai hubungan dengan kepuasan berelasi pada mahasiswi yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh di Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Mengetahui apakah terdapat hubungan antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi pada mahasiswi yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh di Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoretis Hasil dari penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu dalam bidang psikologi klinis dan perkembangan, khususnya berkaitan dengan kepuasan dalam relasi romantis pada masa dewasa awal.. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bacaan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan kepuasan berelasi.
2.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memperlihatkan bagaimana pola pengasuhan pada masa kecil akan mempengaruhi bagaimana seseorang mengembangkan relasi dengan pasangan di usia dewasa awal. Dengan demikian, dapat membantu pihak-pihak yang terkait (seperti orang tua dan individu dewasa awal) untuk mengembangkan kelekatan atau relasi yang lebih sehat dengan cara-cara tertentu, sehingga memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan fisik dan psikis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dewasa Awal 1.
Pengertian Masa dewasa awal merupakan masa perpindahan dari remaja menuju dewasa yang ditandai oleh kemandirian dalam ekonomi dan membuat keputusan (Keniston dalam Santrock, 1995). Menurut Erikson (1950), apabila individu telah mencapai identitas diri pada masa remaja, pada masa dewasa awal individu akan mengembangkan relasi khusus dengan orang tertentu tanpa menghilangkan jati dirinya (Bertrand & Lachman, 2003). Masa dewasa awal memiliki rentang usia dari 18 – 35 tahun (Havighurst dalam Lemme, 1995).
2.
Tugas Perkembangan a.
Tahap Psikososial Erikson Menurut Erikson, masa dewasa awal berada pada tahap intimasi vs isolasi. Individu akan mengembangkan relasi yang lebih intim dan persahabatan dengan orang lain. Sebaliknya, bila individu tidak dapat mengembangkan hal tersebut, individu akan merasa terisolasi (Hoyer, 2003).
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
b.
Fase Perkembangan (Kognitif) Schaie Menurut Schaie (1977), masa dewasa awal dilalui oleh 2 fase perkembangan kognitif. Secara umum, individu akan mengalami perubahan dalam cara berpikir atau pemrosesan informasi. Fase yang pertama adalah fase pencapaian prestasi (achieving stage). Fase ini melibatkan intelektualitas dalam situasi yang memiliki konsekuensi tinggi dan untuk tujuan jangka panjang seperti pencapaian karir. Fase perkembangan kognitif yang kedua adalah fase tanggung jawab (the responsibility stage). Fase ini dialami individu ketika individu mulai membentuk keluarga dan memberikan perhatian bagi pemenuhan kebutuhan keluarga dan keturunan (Schaie dalam Santrock 1995). Menempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi juga menjadi tugas perkembangan pada masa dewasa awal. Mahasiswi merupakan sebutan bagi pelajar yang menempuh pendidikan di tingkat universitas. Tambahan kata ‘maha’ pada ‘siswa’ memberikan pemaknaan sendiri. Ini menunjukkan bahwa tanggung jawab pelajar di tingkat ini lebih besar. Transisi dari sekolah menengah ke universitas melibatkan struktur sekolah yang lebih luas dengan birokrasi yang lebih kompleks, interaksi dengan kelompok sebaya dari beragam daerah dengan latar belakang budaya yang beragam pula, dan peningkatan performansi pada prestasi (Belle & Paul dalam Santrock, 1995). Tekanan untuk sukses di universitas dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
bekal mendapatkan pekerjaan yang baik merupakan beberapa hal yang banyak menimbulkan stres dan depresi pada mahasiswa (Santrock, 1995).
3.
Ciri-ciri Sosio-Emosi a.
Karakteristik Sosio-Emosi Masa Dewasa Awal Beberapa ciri sosio-emosi yang melekat pada masa dewasa awal adalah : 1.
Berkembangnya keinginan untuk mengenal orang lain secara lebih dekat. Keinginan ini muncul dari rasa ketertarikan yang didasarkan pada arah dan penilaian interpersonal individu terhadap orang lain. Perkenalan terbentuk karena ada kontak fisik yang dekat dengan orang lain, individu mengalami emosi yang positif, dan adanya kebutuhan untuk menjalin suatu hubungan (kebutuhan afiliasi) di antara keduanya (Baron & Byrne, 1987). Selanjutnya, perkenalan dapat membentuk hubungan pertemanan atau persahabatan di antara individu. Hubungan ini muncul karena beberapa hal sebagai berikut : a.
Ketertarikan fisik (physical attractiveness) Ketertarikan fisik menjadi penentu yang penting dimana orang tertarik untuk menjalin relasi dan cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
bersifat subjektif. Meskipun demikian, ada pandangan umum berkaitan dengan fisik yang menarik bagi individu. Perempuan yang menarik bagi laki-laki adalah perempuan yang secara umum memiliki bagian-bagian fisik berukuran sedang (Kleinke & Staneski; Wiggins, Wiggins, & Conger dalam Baron & Byrne, 1987). Selanjutnya, laki-laki yang menarik bagi perempuan adalah laki-laki dengan thin legs, thin waist, berbahu lebar, dan berbadan tinggi (Beck, WardHull, & McLear; Horvath; Lavrakas; Gillis & Avis dalam Baron & Byrne, 1987). Adapula beberapa hal lain yang membuat individu tertarik untuk berelasi dengan orang lain. Perilaku yang tampak, misalnya senyuman,juga dapat menimbulkan ketertarikan. Individu yang tersenyum membuat orang lebih tertarik untuk berelasi dengannya (S. Lau; Mueser et al. dalam Baron & Byrne, 1987). Selain itu, nama seseorang juga dapat mempengaruhi persepsi ketertarikan individu (Garwood et al. dalam Baron & Byrne, 1987). b.
Kesamaan (similarity) Individu memiliki kecenderungan untuk menerima orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri dan menolak orang lain yang kurang memiliki kesamaan dengan dirinya. Hal ini dapat terlihat ketika individu dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
individu yang lain saling berbagi cerita, dimana dalam cerita tersebut akan ada topik tertentu, seperti sekolah, pekerjaan, musik, dan sebagainya. Penelitian Byrne & Nelson (1965) menemukan bahwa semakin tinggi proporsi kesamaan pandangan mengenai suatu topik, maka individu akan lebih tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain tersebut (Baron & Byrne, 1997). c.
Kondisi timbal balik (reciprociy) Ketika individu merasa bahwa ia dipandang positif oleh orang lain, ia akan lebih cenderung berperilaku positif dan menimbulkan ketertarikan orang lain terhadap dirinya. Hasil penelitian Curtis & Miller (1986) menyebutkan bahwa orang yang merasa dirinya dievaluasi positif oleh orang lain akan lebih terbuka, mengembangkan perilaku yang positif, dan berbicara dengan nada yang lebih hangat dibandingkan individu yang merasa dirinya dievaluasi negatif oleh orang lain (Baron & Byrne, 1997).
2.
Mengembangkan cinta dalam hubungan dengan orang tertentu. Pada masa dewasa awal, individu mulai mengembangkan cinta terhadap orang lain. Perwujudan cinta tampak dalam hubungan yang dekat. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan yang dekat terdorong oleh rasa ketertarikan dan kecenderungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
individu untuk berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan tertentu (Berndt & Perry dalam Santrock, 1995). Salah satu hubungan dekat yang dikembangkan pada masa dewasa awal adalah relasi romantis. Relasi romantis menjadi wadah yang penting bagi tercapainya tugas perkembangan menurut Erikson, yaitu keintiman. Keintiman merupakan suatu penemuan diri sekaligus kehilangan diri dalam diri orang lain. Individu akan mengurangi keegoisan diri dan mengembangkan rasa saling berbagi dengan pasangannya. Individu yang intim akan merasakan kehangatan dan kedekatan dengan pasangan (Santrock, 1995).
b.
Karakteristik Sosio-Emosi Perempuan Penelitian Sacher & Fine (1992) menunjukkan bahwa perempuan memiliki usaha yang lebih besar untuk mempertahankan hubungan dibandingkan laki-laki. Pada studi mengenai hubungan jarak jauh, Schwebel et al. (1992) juga menemukan bahwa perempuan menunjukkan usaha yang lebih dulu dan lebih besar untuk tetap bisa berkomunikasi dengan pasangan, salah satunya dengan berinisiatif melakukan kontak melalui telepon (DellmanJenkins dalam Skinner, 2005).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
4.
Pacaran Pacaran merupakan salah satu jenis hubungan yang menyerupai hubungan persahabatan, tapi melibatkan unsur seksual. Meskipun melibatkan unsur seksual, tipe hubungan ini berbeda dengan pernikahan. Hubungan berpacaran belum melibatkan lembaga sosial yang legal untuk mensahkan hubungan tersebut (Duck, 1991). Wisnuwardhani (2012) mengemukakan bahwa pacaran memiliki fungsi untuk mengembangkan interaksi individu dengan lawan jenisnya. Pacaran juga menjadi sarana untuk memperoleh dan mengembangkan persahabatan, dukungan emosional, kasih sayang, dan eksplorasi seksual (Wisnuwardhani, 2012). Selain itu, pacaran juga berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berelasi dengan orang lain dan menghormati satu sama lain (Duvan & Miller dalam Wisnuwardhani, 2012) Menurut Wisnuwardhani, ada beberapa tujuan dan arti dari perilaku berpacaran, di antaranya : a. Pacaran menjadi tanda bahwa seseorang memiliki pasangan untuk menikah. b. Pacaran melibatkan aturan penting yang umumnya berasal dari orang tua,
untuk
melindungi
keperawanan
perempuan,
kehormatan
keluarga, dan pernikahan yang tidak diinginkan. c. Pacaran berperan penting bagi perempuan untuk menunjukkan bagaimana peran gender harus dilakukan ketika perempuan berinteraksi dengan laki-laki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
B. Kepuasan Berelasi 1.
Pengertian Kepuasan Berelasi Kepuasan berelasi merupakan afeksi positif maupun negatif yang ada dalam suatu hubungan, terkait dengan bagaimana respon pasangan terhadap ekspektasi atau kebutuhan individu (Rusbult, 1980; Rusbult, Martz, Agnew, 1998). Jika respon pasangan sesuai atau lebih tinggi dari ekspektasi individu, maka individu dapat mengalami kepuasan berelasi yang tinggi. Sebaliknya, jika respon pasangan terhadap individu lebih rendah dari ekspektasi individu, individu dapat mengalami kepuasan berelasi yang rendah. Hal ini juga didukung oleh Sternberg & Hojjat (1997) yang menyatakan bahwa kepuasan dalam hubungan yang dekat merujuk pada skala penilaian individu terhadap hubungan dekatnya. Secara umum, kepuasan berelasi adalah afeksi positif maupun negatif yang dirasakan individu terkait dengan respon pasangan terhadap pemenuhan kebutuhannya.
2.
Aspek Kepuasan Berelasi Menurut Hendrick (1988), ada beberapa hal yang penting dalam menentukan kepuasan berelasi, yaitu : a.
Pemenuhan kebutuhan Menurut Maslow, manusia memiliki lima kebutuhan dasar bersifat genetik, yang berusaha untuk dipenuhi dalam hidupnya, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, kebutuhan dimiliki dan cinta,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang paling berkenaan dengan relasi romantis adalah kebutuhan dimiliki dan cinta. Kebutuhan dimiliki dan cinta merupakan kebutuhan yang bersinggungan dengan sifat manusia sebagai makhluk sosial. Individu sangat peka terhadap kesendirian, penolakan dari lingkungan, dan kehilangan seseorang yang dikasihinya. Oleh karena itu, kebutuhan untuk diterima dan dicintai merupakan hal yang penting untuk mencapai perasaan yang sehat dan berharga. Selain
itu,
menurut
Maslow,
kegagalan
pemenuhan
kebutuhan dimiliki dan cinta ini menjadi penyebab dari hampir semua bentuk psikopatologi (Alwisol, 2009). b.
Kepuasan dalam hubungan secara umum Setiap individu memiliki penilaian tertentu terhadap relasi yang sedang mereka jalani. Bagaimana penilaian individu terhadap hubungan tersebut, positif maupun negatif secara umum, tanpa melihat aspek-aspek lain yang lebih spesifik, dapat menjadi salah satu hal yang menggambarkan kepuasan terhadap relasinya.
c.
Kualitas relasi Setiap pasangan tentunya mengharapkan interaksi yang baik dalam hubungan mereka. Untuk mencapai hal tersebut, individu berusaha mengembangkan belief dan perasaan yang positif terhadap pasangan, yakni perasaan bahwa pasangan akan ada saat individu membutuhkannya. Selain itu, gaya kelekatan individu dan perilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
pasangan yang mendukung juga dapat menciptakan interaksi yang baik dan menjadi kontributor utama untuk mencapai kualitas relasi (Mikulincer & Goodman, 2006). d.
Keinginan menghentikan relasi Setiap individu yang membina relasi tentunya memiliki harapan bahwa relasi tersebut dapat terjalin dengan baik. Pada kenyataannya, ada relasi yang terjalin dengan kurang baik karena beberapa persoalan tertentu. Akibatnya, pihak-pihak yang terlibat di dalamnya memiliki kemungkinan keinginan untuk menghentikan relasi tersebut karena sudah tidak membawa pengaruh yang positif dalam kehidupan mereka. Seberapa sering keinginan untuk menghentikan atau berharap relasi tersebut tidak pernah ada, menjadi salah satu penentu puas atau tidaknya seseorang terhadap relasi yang sedang dijalaninya.
e.
Pemenuhan harapan Interaksi antara individu dengan pasangan yang memiliki sifat responsif akan meningkatkan harapan dan optimisme individu. Interaksi ini mampu membentuk keyakinan yang positif (positive belief) pada diri individu, sehingga ia percaya bahwa pasangan mampu memberikan dukungan dan memiliki kehendak yang baik terhadap dirinya (Mikulincer & Shaver, 2007).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
f.
Kuantitas rasa cinta Manusia menjalin relasi romantis karena adanya ketertarikan dan mengembangkan cinta satu sama lain. Salah satu pembahasan mengenai cinta yang banyak dikenal oleh orang adalah teori Cinta Triangular menurut Sternberg. Menurut Sternberg (1988, 1995), cinta memiliki tiga bentuk, yaitu keintiman, komitmen, dan gairah (Santrock, 1995). Besarnya rasa cinta yang dirasakan oleh individu menjadi salah satu penentu kepuasan berelasi yang dirasakan individu (Santrock, 1995).
g.
Kuantitas masalah dalam hubungan Suatu hubungan tidak mungkin lepas dari permasalahan. Seberapa sering suatu permasalahan muncul dan bagaimana respon individu dan pasangan dalam menghadapinya turut menentukan kepuasan individu dalam relasi mereka.
3.
Kaitan Kepuasan Berelasi diBerbagai Bidang a.
Perilaku Aspek perilaku adalah salah satu aspek yang membentuk kepuasan berelasi. Komponen yang cukup mempengaruhi adalah adanya interaksi yang positif. Interaksi positif ini diantaranya meliputi pemberian dan penerimaan kasih sayang, saling berbagi cerita dan mengembangkan rasa humor. Indikator paling jelas dari interaksi yang positif adalah validation (Gottman; Shapiro
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
&Gottman dalam Steuber, 2005). Perilaku yang menunjukkan validation adalah keterbukaan, penerimaan, dan rasa saling menghargai terhadap sudut pandang pasangan yang mungkin saja berlawanan dengan sudut pandang individu (Shapiro & Gottman dalam Steuber 2005). b.
Kognitif Unsur kognitif merupakan salah satu konstruk kepuasan berelasi yang sudah banyak diteliti dalam beberapa studi. Salah satu bagian dari unsur kognisi yang banyak diteliti adalah mengenai keyakinan individu di dalam hubungan. Sejumlah besar penelitian menunjukkan bahwa keyakinan yang
tidak
realistis
dalam
hubungan
berkaitan
dengan
ketidakpuasan. Sebaliknya, banyak pula studi yang menunjukkan fungsi dari adanya keyakinan yang tidak realistis tersebut. Salah satunya, menurut Murray, Holmes, dan Griffin (1996), tingginya kualitas pasangan ideal yang dimiliki seseorang merupakan karakteristik dari hubungan berpacaran maupun pernikahan yang bahagia. Kualitas pasangan dalam hal ini antara lain meliputi kebaikan
hati,
kesabaran,
rasa
saling
mengerti,
toleransi,
penerimaan, dan responsivitas pasangan. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa pasangan yang bahagia adalah pasangan yang memandang partner mereka dengan lebih positif dan meyakini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
bahwa kualitas partner tersebut adalah kualitas partner yang ideal bagi mereka, begitu juga sebaliknya (Fincham & Beach, 2006). Keyakinan ini berkaitan dengan persepsi terhadap pasangan dan standar idealnya (Campbell, Simpson, Kashy, & Fletcher dalam Fincham & Beach, 2006). Marcel Zentner, PhD, seorang profesor psikologi di University of Geneva di Swiss, melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pasangan akan menunjukkan kepuasan yang tinggi ketika ada kesesuaian antara karakteristik pasangan ideal mereka dengan persepsi mereka terhadap pasangan. Pada penelitian lain, Murray dan teman-temannya (2002) menemukan bahwa ketika individu menduga adanya kesamaan dengan pasangan, padahal hal tersebut belum terlihat kebenarannya, merupakan karakteristik awal tercapainya kepuasan berelasi (Fincham & Beach, 2006)
4.
Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Berelasi a.
Kemampuan Manajemen Konflik Konflik merupakan hal yang wajar terjadi dalam suatu hubungan. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik yang tepat (Guerrero, Anderson & Afifi dalam Miller & Tedder, 2011) dapat memberikan kepuasan dalam relasi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Gottman (1979, 1994) menunjukkan bahwa pasangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
yang sering mendiskusikan dan mencari pemecahan konflik dalam hubungan
akan
lebih
merasa
puas
dalam
hubungannya,
dibandingkan pasangan yang menghindari konflik (Miller & Tedder, 2011). b.
Sikap Memaafkan Sikap memaafkan menjadi salah satu perilaku yang dapat mempengaruhi
kepuasan
dalam
berelasi.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa individu yang dapat memaafkan pasangannya memiliki tingkat kepuasan berelasi yang tinggi (Kachadourian, Fincham, & Davila dalam Baumeister & Bushman, 2011). Individu yang mampu memaafkan kesalahan pasangannya lebih merasakan kepuasan daripada yang tidak mampu memaafkan, kurang lebih enam bulan setelah perilaku memaafkan terjadi. c.
Pengungkapan Diri dan Komunikasi Afeksi Pengungkapan diri adalah suatu proses berbagi informasi tentang perasaan, pengalaman, dan informasi pribadi individu kepada orang lain (Sprecher & Hendrick dalam Miller & Tedder, 2011). Selain itu, ada pula komunikasi afeksi (affectionate communication), perilaku tertentu yang menggambarkan adanya kasih sayang dan rasa menghargai terhadap orang lain (Floyd dalam Miller & Tedder, 2011). Diri dan afeksi merupakan hal yang penting dalam mempertahankan suatu hubungan, sehingga pengungkapan keduanya dapat mempengaruhi kepuasan dalam relasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
d.
Kelekatan Tidak Aman Afeksi negatif yang dirasakan oleh individu karena kurangnya responsivitas dan kehadiran figur lekat saat dibutuhkan membuat individu mengalami kepuasan berelasi yang rendah. Selain itu, individu dengan
kelekatan tidak aman cenderung mengatasi
konflik dengan cara yang kurang konstruktif, sehingga komunikasi bisa lebih memburuk (Feeney dalam Cassidy & Shaver 2008).
5.
Dampak Kepuasan Berelasi a.
Komitmen Kepuasan yang dirasakan individu terhadap relasinya memberikan beberapa dampak. Salah satu dampak dari kepuasan berelasi adalah komitmen dalam hubungan itu sendiri. Kepuasan dalam relasi akan membuat relasi tersebut menjadi lebih menyatu, sehingga komitmen dapat lebih tercapai (Lawler dalam Cook, 2006).
b.
Ketergantungan pada Pasangan (dalam Teori Interdependensi) Selain itu, kepuasan merujuk pada afeksi positif terhadap suatu relasi. Proses terbentuknya teori interdependensi melibatkan salah satu pembahasan mengenai kepuasan. Kepuasan dalam relasi dapat muncul ketika kebutuhan individu dapat terpenuhi oleh pasangannya. Oleh karena itu, kepuasan dapat menimbulkan ketergantungan terhadap pasangan.Selain kepuasan, faktor kualitas alternatif selain pasangandan investasi yang telah diberikan individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
terhadap pasangan, juga mempengaruhi ketergantungan terhadap pasangan (Rusbult, Martz, Agnew, 1998). Jika ketiga hal tersebut dimiliki oleh masing-masing individu dengan pasangannya, maka akan tercipta saling-tergantung satu sama lain. c.
Kepuasan Hidup (Life Satisfaction) Kepuasan dalam berelasi dapat meminimalisir munculnya gangguan-gangguan fisik maupun psikis pada individu. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menimbulkan kepuasan hidup pada individu (Troll dalam Lemme, 1995)
C. Kelekatan (Attachment) 1. Pengertian Kelekatan Kelekatan berawal dari hubungan yang terjalin antara pengasuh dan individu pada masa bayi. Menurut Santrock (1995), kelekatan adalah suatu ikatan emosional yang kuat, yang dimiliki oleh individu
terhadap
seseorang
tertentu.
Selain
itu,
Bowlby
mendefisinikan kelekatan sebagai suatu kelas perilaku yang terdiri dari empat hal terkait dan didasarkan pada sistem perilaku bawaan dari lahir, yaitu mempertahankan kedekatan (proximity maintenance), mencari tempat berlindung yang aman (safe haven), tekanan karena keterpisahan (distress separation), dan mencari dasar yang aman untuk mengembangkan diri (secure base). Bowlby juga menambahkan bahwa kelekatan melibatkan sistem representasi mental terhadap figur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
lekat dan lingkungan, dimana representasi mental ini memungkinkan individu untuk mampu mengantisipasi situasi dan rencana di masa depan (Cassidy & Jude, 2008). Kelekatan tidak aman merupakan perasaan tidak aman atau terancam, yang muncul karena individu kurang memiliki representasi mental yang baik terhadap kehadiran figur lekat karena suatu pengalaman tertentu (Kobak & Madsen, 2008). Selain itu, Bowlby mendukung Freud yang menyatakan bahwa tipe kelekatan pada masa bayi mempengaruhi perilakunya pada relasi romantis di masa dewasa (Crowell & Treboux, 2001). Secara umum, kelekatan tidak aman merupakan sistem kerja individu yang cenderung lebih mudah merasa terancam karena pengalaman
ketidakhadiran
figur
lekat
saat
individu
membutuhkannya.
2. Tipe Kelekatan Dewasa Ainsworth membagi kelekatan pada masa bayi menjadi tiga tipe, yaitu gaya kelekatan aman (secure attachment), gaya kelekatan menghindar (avoidant attachment), dan gaya kelekatan cemas (anxious attachment). Teori ini menjadi landasan pembahasan mengenai kelekatan, khususnya kelekatan pada masa bayi dan anakanak. Selanjutnya, gaya kelekatan ini dikembangkan oleh Hazan & Shaver pada pengaplikasian dalam hubungan romantis. Hasilnya, gaya kelekatan individu pada masa anak-anak berdampak pada outcome
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
relasi romantis yang mereka jalani. Teori yang dikembangkan oleh Hazan dan Shaver ini kemudian mengalami revisi oleh Bartholomew menjadi
empat
tipe
kelekatan.
Berdasarkan
penelitiannya,
Bartholomew menemukan bahwa individu dengan tipe kelekatan menghindar (avoidant attachment) menunjukkan dua kelompok karakteristik yang berbeda. Kondisi ini membuat Bartholomew membagi kelekatan menghindar menjadi dua tipe lagi, yaitu gaya kelekatan takut – menghindar (fearful-avoidant attachment) dan kelekatan menolak (dismissing attachment). Klasifikasi tipe kelekatan dewasa didasarkan pada anggapan bahwa pola kelekatan menggambarkan model diri dan figur lekat itu sendiri (Bowlby dalam Feeney & Noller, 1996). Model diri dan figur lekat tersebut dapat memiliki dua pandangan yang berbeda, yakni positif dan negatif. Model diri yang positif akan memandang dirinya berhak untuk mendapatkan cinta dan perhatian, merasa bahwa dirinya berharga. Sebaliknya, model diri yang negatif tidak merasa dirinya pantas dihargai dan mendapatkan cinta dari orang lain. Di sisi lain, diri akan memandang figur lekat sebagai model yang positif bila figur dilihat sebagai sosok yang ‘ada’ untuk diri danmampu memberikan perhatian. Figur lekat akan dipandang sebagai model negatif bila figur dilihat sebagai sosok yang menolak, memberi jarak, dan tidak mempedulikan diri (Bartolomew dalam Feeney & Noller, 1996).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Bartholomew dan Horowitz (1991) menyatakan teori yang cukup berbeda dibandingkan tokoh-tokoh sebelumnya. Menurut mereka, terdapat empat tipe kelekatan dewasa dengan melihat pandangan positif dan negatif terhadap diri dan figur lekat, yaitu :
MODEL TERHADAP DIRI Positif
Negatif
SECURE
PREOCCUPIED
Merasa nyaman Ambivalent, dengan
Positif
keintiman
MODEL TERHADAP FIGUR LEKAT
Negatif
memiliki dan ketergantungan
otonomi.
yang sangat tinggi.
DISMISSING
FEARFUL
Adanya
Ketakutan terhadap
penolakan
adanya
terhadap
dengan orang lain.
kelekatan
BaganTipe Kelekatan Menurut Bartholomew & Horowitz (1991)
rasa
kelekatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Beberapa deskripsi diri individu dengan empat tipe kelekatan di atas, diantaranya : Secure
: Saya mudah dekat dengan orang lain dan merasa nyaman memiliki rasa saling ketergantungan dengan orang lain. Saya juga tidak takut menjadi sendiri atau merasa kesepian dan tidak diterima oleh orang lain.
Preoccupied : Saya ingin bisa dekat secara emosional dengan orang lain namun saya merasa terkadang mereka enggan untuk dekat dengan saya. Saya merasa tidak nyaman bila tidak menjalin hubungan yang dekat, tapi saya takut mereka meninggalkan saya. Dismissing : Saya merasa nyaman tanpa adanya kedekatan emosional.
Saya
mengutamakan
kemandirian,
sehingga saya tidak suka bergantung pada orang lain atau orang lain bergantung pada saya. Fearful
: Saya sebenarnya ingin menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain tetapi saya kurang bisa percaya. Saya takut saya akan tersakiti bila terlalu dekat dengan mereka.
Di sisi lain, Fraley menerapkan teori yang digunakan oleh Bowlby dan Ainsworth untuk menjelaskan kelekatan dengan sedikit perbedaan sudut pandang. Fraley melihat bahwa tipe kelekatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
memiliki dua dimensi, yakni avoidant dan anxiety(Fraley, Brennan, & Waller, 2000). Avoidant adalah gaya kelekatan Kecenderungan kelekatan yang aman ditunjukkan ketika individu memiliki tingkat kelekatan yang rendah pada kedua dimensi tersebut. Dimensiavoidant adalah dimensi kelekatan dimana individu mengembangkan sikap tidak percaya terhadap orang lain, sikap mandiri yang berlebihan, dan memberi jarak kedekatan emosi dengan orang lain. Selanjutnya, dimensiAnxiety adalah dimensi kelekatan dimana individu khawatir pasangan tidak ada saat ia membutuhkannya dan hal ini diantisipasi dengan cara yang berlebihan (Mikulincer & Goodman, 2006).Fraley menerapkan sudut pandang ini karena dua alasan, yaitu (1) penelitianpenelitian yang akhir-akhir ini dilakukan menunjukkan bahwa pola kelekatan bersifat dimensional, bukan kategorikal, dan (2) dua dimensi ini dapat memperlihatkan konsep yang lebih relevan dari teori Ainsworth
dan
teman-temannya
(Fraley
&
Shaver,
1998).
Pembahasan kelekatan dari Fraley inilah yang dijadikan landasan dalam penelitian ini.
3. Faktor Penyebab a. Pola Kelekatan di Masa Anak-anak Pola kelekatan pada masa bayi menjadi pola kelekatan yang mempengaruhi perilaku individu dalam masa hidupnya. Perilaku individu akan berkembang sampai masa dewasa dan berpengaruh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
terhadap kelekatan dewasa, terlebih pada relasi romantis (Bowlby dalam Crowell & Treboux, 2011). b. Sensivitas dan Responsivitas Pasangan Kelekatan
dewasa
salah
satunya
disebabkan
oleh
sensitivitas dan responsivitas pasangan. Ketika pasangan mampu memberikan perhatian, peka terhadap kondisi individu, dan mempunyai respon yang baik terhadap kebutuhan individu, individu akan memiliki kelekatan dewasa yang aman (secure attachment). Sebaliknya, ketika pasangan tidak peduli dan kurang 30esponsive terhadap kebutuhan kedekatan individu, dapat muncul kelekatan cemas (anxious attachment) (Mikulincer & Shaver, 2007).
4. Dampak a. Manajemen Konflik Individu yang memiliki kelekatan aman (secure attachment) mampu memanajemen konflik dengan baik (Pistole dalam Mikulincer & Shaver, 2007). Oleh karena itu, individu dapat mengembangkan perilaku yang lebih konstruktif dibandingkan individu dengan kelekatan tidak aman (insecure attachment). b. Sikap Trust Individu
dengan
kelekatan
cemas
kurang
mampu
mengembangkan trust terhadap orang lain, sehingga membuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
individu merasa takut kehilangan sosok orang lain, terlebih pasangan. Hal ini membuat individu cenderung mengontrol pasangan sesuai dengan keinginannya (Mikulincer & Goodman, 2006). Hal yang hampir sama terjadi pada individu dengan kelekatan menghindar. Individu kurang dapat mengembangkan trust, sehingga individu menghindari kedekatan dengan orang lain karena kurang nyaman pula dengan keintiman (Mikulincer & Goodman, 2006). Berkebalikan dengan itu, individu dengan tipe kelekatan aman mampu mengembangkan trust terhadap orang lain, sehingga membuatnya mudah untuk menjalin relasi dekat dengan orang lain (Mikulincer & Shaver dalam Mikulincer & Goodman, 2006). 5. Tingkat Kemandirian Individu dengan tipe kelekatan preokupasi memiliki tingkat kemandirian yang rendah. Semakin cemas individu, ia akan semakin mencari kontak dan kedekatan dengan orang lain (Simpson, Rholed, Nelligan dalam Mikulincer & Goodman, 2006). Kondisi ini membuat individu cenderung kompulsif, terlebih kepada pasangan karena akan menuntut kehadiran pasangan secara berlebihan (Mikulincer & Shaver, 2007). Di sisi lain, individu dengan tipe kelekatan dismissing sangat mengutamakan kemandirian dan menolak keintiman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
(Mikulincer & Goodman, 2006). Berkaitan pula dengan hal tersebut, individu memandang bahwa relasi dekat bukanlah hal yang penting, sehingga individu kurang tertarik untuk menjalin relasi dekat dengan orang lain (Alford, Lyddon, Schreiber, 2006). Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki tingkat kemandirian yang seimbang. Individu tidak segan untuk meminta pertolongan orang lain bila membutuhkan (Mikulincer & Goodman, 2006), namun merasa nyaman pula dengan otonominya sendiri (Bartholomew & Horowitz, 1991) 6. Konsep Diri Individu dengan tipe kelekatan cemas memiliki konsep diri yang lebih negatif. Individu menempatkan kepantasan dirinya berdasarkan penerimaan dari orang lain. Oleh karena itu, individu menjalin kedekatan dalam relasi yang tidak mengancam kepantasan dirinya (Feeney; Collins & Read dalam Mikulincer & Goodman, 2006). Hal yang berbeda terjadi pada individu dengan tipe kelekatan menghindar. Individu merasa tidak pantas dan kurang nyaman untuk mengembangkan keintiman. Hal ini dikarenakan individu menghindari penolakan terhadap dirinya dalam suatu hubungan (Bartholomew & Horowitz, 1991). Berkebalikan dengan hal tersebut, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki konsep diri yang positif. Individu merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
dirinya dihargai dan pantas disayangi oleh orang lain. Selain itu, individu merasa bahwa figur lekat adalah sosok yang pantas untuk disayangi dan dihargai (Mikulincer & Goodman, 2006). Individu juga memiliki kepercayaan diri yang baik, sehingga membuatnya lebih mampu untuk berdinamika dalam lingkungannya (Mikulincer & Shaver, 2007). 7. Kontrol Emosi Individu dengan tipe kelekatan tidak aman memiliki kontrol emosi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan individu memiliki emosi yang lebih negatif dibandingkan individu dengan tipe kelekatan aman (secure attachment) (Mikulincer & Shaver dalam Mikulincer & Goodman, 2006). 8. Kepuasan Berelasi Individu dengan tipe kelekatan tidak aman, baik kelekatan menghindar maupun kelekatan cemas, memiliki kepuasan berelasi yang rendah (Levy, Davis, Simpson dalam Cassidy & Shaver, 2008). Hal ini didukung oleh sebagian besar penelitian mengenai kelekatan yang menemukan bahwa individu dengan kelekatan tidak aman merasakan kurangnya dukungan dan ketidakpuasan dengan dukungan yang telah mereka peroleh (Cassidy & Shaver, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
34
D. Dinamika Internal / Diri
SECURE
Perspektif positif
Eksternal / Orang Lain
Mampu mandiri tetapi juga mau meminta bantuan orang lain bila membutuhkan. Pengungkapan kasih sayang sesuai
Pengelolaan emosi dan sikap baik Lebih mudah mengembangkan trust
Kepuasan Berelasi Tinggi
Keterbukaan antarindividu
Manajemen konflik yang baik Tipe Kelekatan Internal / Diri Anxious
*Ax. : Sikap mandirirendah (dependensi tinggi) *Av. : Sangat mengutamakan kemandirian Emosi kurang stabil
Perspektif Negatif
*Ax. : Takut kehilangan pasangan *Av. : Takut keintiman
Trust rendah
INSECURE
Avoidant
Eksternal / Orang Lain
Manajemen konflik kurang baik
Keterangan : *Ax : Anxiety; *Av : Avoidant Bagan Dinamika Hubungan Kelekatan Tidak Aman dengan Kepuasan Berelasi
Kepuasan Berelasi Rendah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Dinamika hubungan antara variabel kelekatan tidak aman dan kepuasan berelasi didasari oleh pemikiran Bartholomew terhadap tipe kelekatan yang berakar dari pandangan individu terhadap diri dan figur lekat, baik secara positif maupun negatif. Individu dengan tipe kelekatan tidak aman (insecure attachment) lebih sering mengalami konflik dan kurang dapat mengelolanya dengan baik, sehingga mengalami tingkat kepuasan berelasi yang rendah (Steuber, 2005). Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan yang aman (secure attachment) memiliki keyakinan (belief) yang lebih adaptif terhadap orangorang di sekitarnya, sehingga ia memiliki skema yang positif terhadap lingkungannya (Mikulincer & Goodman, 2006). Hal ini membuatnya mampu memanajemen konflik dengan baik. Individu mampu menghadapi konflik dengan sikap yang lebih konstruktif (Kobak & Hazan, 1991). Kemampuan mengelola konflik menjadi salah satu faktor penyebab yang dapat memunculkan kepuasan. Individu dengan tipe kelekatan tidak aman (insecure attachment) cenderung mengembangkan rasa kurang percaya terhadap orang lain (Collins, Read, Shaver, Brennan, Simpson dalam Mikulincer & Goodman, 2006). Rasa percaya (trust) menjadi salah satu hal yang mampu menciptakan keterbukaan antar individu, sedangkan keterbukaan sendiri merupakan salah satu penyebab kepuasan. Bila trust tidak dikembangkan dengan baik, maka dapat terjadi ketidakpuasan dalam relasi (Steuber, 2005). Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman juga lebih mudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
mengembangkan rasa percaya yang lebih besar terhadap orang lain. Rasa percaya yang dikembangkan terhadap orang lain ini membuat individu tidak takut untuk menjalin relasi yang dekat dengan orang lain (Mikulincer & Goodman, 2006). Dengan demikian, individu dapat merasakan kepuasan dalam hubungannya. Di sisi lain, individu dengan tipe kelekatan tidak aman juga memiliki tingkat kemandirian yang ekstrim tinggi dan ekstrim rendah. Individu dengan tipe avoidant attachment cenderung memiliki tingkat kemandirian yang tinggi. Berkebalikan dengan itu, individu dengan tipe anxious attachment memiliki tingkat kemandirian yang rendah, sangat tergantung dengan orang lain. Berbeda dengan kedua hal tersebut, individu dengan kelekatan aman memiliki kemandirian yang seimbang. Individu tidak bergantung pada orang lain, tetapi tidak segan untuk meminta pertolongan orang lain bila memang dibutuhkan (Mikulincer & Goodman, 2006). Ketika individu mau dan mampu mengungkapkan apa yang ia butuhkan terhadap orang lain dengan cara yang sewajarnya, individu dapat merasakan kepuasan dalam berelasi. Individu dengan tipe kelekatan tidak aman juga memiliki konsep diri yang lebih negatif dibandingkan konsep diri individu dengan tipe kelekatan aman. Individu cenderung memiliki harga diri yang rendah. Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki harga diri yang tinggi, mereka merasa pantas untuk disayang dan diterima oleh orang lain (Bartholomew & Horrowitz, 1991).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Selain itu, individu dengan tipe kelekatan yang tidak aman memiliki emosi dan sikap yang lebih negatif terhadap pasangannya dibandingkan individu dengan tipe kelekatan tidak aman. Individu kurang mampu memberikan kasih sayang dan dukungan emosional yang tepat saat pasangan membutuhkannya (Kunce & Shaver dalam Mikulincer & Goodman, 2006).
E.
Hipotesis Terdapat hubungan yang negatif antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi pada perempuan yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh di Yogyakarta. Semakin tinggi kelekatan tidak aman seseorang, semakin rendah kepuasan berelasi yang dialaminya dan sebaliknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-korelasional. Penelitian ini adalah penelitian yang melihat hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pada penelitian ini, akan dilihat hubungan antara kelekatan tidak aman (insecure attachment) dengan kepuasan berelasi (relationship satisfaction).
B. Variabel Penelitian 1.
Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah kelekatan tidak aman (insecure attachment).
2.
Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepuasan berelasi (relationship satisfaction).
C. Definisi Operasional Kelekatan tidak aman (insecure attachment) adalah sistem kerja individu yang cenderung lebih mudah merasa terancam karena pengalaman ketidakhadiran figur lekat saat individu membutuhkannya, melibatkan dua dimensi kelekatan, yaitu kelekatan menghindar dan kelekatan cemas, yang
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
akan diukur dengan skala Experience in Close RelationshipQuestionnaireRevised (ECR-R) (Fraley, Brennan, Waller, 2000). Skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan semakin tinggi kelekatan tidak aman seorang individu. Kepuasan berelasi (relationship satisfaction) adalah afeksi positif maupun negatif yang dirasakan individu terkait dengan respon pasangan terhadap pemenuhan kebutuhannya, yang akan diukur dengan Relationship Assessment Scale (RAS) (Hendrick, 1988). Skor yang tinggi pada skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan yang dirasakan seseorang terhadap hubungannya.
D. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah : 1. Perempuan 2. Dewasa awal, dengan rentang usia 18-35 tahun. 3. Sedang menempuh perkuliahan dan saat ini berdomisili di Yogyakarta 4. Sedang menjalani hubungan jarak jauh dengan pasangannya
E. Metode Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini digunakan karena pengambilan subjek penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
dengan
memberikan
skala,
baik
secara
langsung
maupun
secara
online,kepada subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian.
F. Metode dan Alat Pengumpulan Data 1.
Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert untuk mengumpulkan data. Skala yang digunakan pada penelitian ini akan mengukur kepuasan berelasi dan kelekatan dewasa pada mahasiswi di Yogyakarta yang sedang menjalin hubungan berpacaran jarak jauh. Skala tersebut diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan untuk penelitian yang sesungguhnya. Hasil dari skala yang telah diuji coba kemudian dianalisis reliabilitas dan korelasi aitem totalnya. Setelah dianalisis, diperoleh aitem dengan korelasi aitem total yang baik (≥ 0.3). Aitem dengan korelasi aitem total yang baik inilah yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian yang sesungguhnya. Pada kedua skala terdapat aitem yang bersifat favorable dan unfavorable. Aitem favorable adalah aitem yang mendukung variabel yang ingin diukur, sedangkan aitem unfavorable adalah aitem yang bertolak belakang dengan variabel yang ingin diukur.
2.
Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala adaptasi, yaitu Relationship Assessment Scale (RAS) untuk mengukur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
kepuasan berelasi dan Experiences in Close Relationship QuestionnaireRevised (ECR-R)untuk mengukur kelekatan dewasa, khususnya tipe kelekatan avoidant dan anxiety. a. Experience in Close Relationship Questionnaire-Revised Proses adaptasi skala ECR-R dilakukan oleh Bapak Siswa Widyatmoko, salah satu dosen di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, dengan melakukan proses terjemahan bolak-balik. Pada Experiences in Close Relationship QuestionnaireRevised, jawaban skala terdiri dari 7 alternatif pilihan, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), N (Netral), AS (Agak Setuju), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju). Aitem favorable diberi penilaian dari angka terkecil, yaitu 1 (STS), sampai angka terbesar, yaitu 7 (SS). Penilaian untuk aitem unfavorable dilakukan mulai dari angka terbesar, yaitu 7 (STS) sampai angka terkecil, yaitu 1 (SS). Aitem skala adaptasi Experience in Close Relationship Questionnaire-Revised sebelum diuji coba berjumlah 36 buah aitem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
Tabel3.1 Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Aman Sebelum Diuji Coba Aitem Indikator
Jumlah Favorable
Unfavorable
2, 6, 10, 12, 14, 4, 8, 16, 18, 20, 18
Avoidant
28
22, 24, 26, 30, 32, 34, 36
1, 3, 5, 7, 9, 11, 17, 21
Anxiety
18
13, 15, 19, 23, 25, 27, 29, 31, 33, 35
b. Relationship Assessment Scale Proses adaptasi dilakukan oleh peneliti sendiri dan meminta bantuan
penerjemah,
mengkonfirmasi
hasil
guru
Bahasa
terjemahan.
Inggris
SMA,
Setelah
itu,
untuk peneliti
mengkonsultasikan hasil tersebut kepada pembimbing penelitian. Pada Relationship Assessment Scale, jawaban skala terdiri dari 5 alternatif pilihan. Penilaian dimulai dari angka terkecil sampai terbesar, yaitu 1 sampai 5, untuk aitem favorable. Untuk aitem unfavorable, penilaian dimulai dari angka terbesar ke terkecil, yaitu 5 ke 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Aitem skala adaptasi Relationship Assessment Scale sebelum diuji coba berjumlah 7 buah aitem.
Tabel3.2 Cetak Biru Skala Kepuasan Berelasi Sebelum Diuji Coba Aitem Indikator
Jumlah Favorable
Unfavorable
Pemenuhan Kebutuhan
1
1
Kepuasan secara umum
2
1
Kualitas relasi
3
1
Kuantitas ketidakpuasan
4
1
Pemenuhan harapan
5
1
Kuantitas rasa cinta
6
1
Kuantitas masalah
7
1
G. Kredibilitas Alat Pengumpulan Data 1.
Validitas Suatu tes dikatakan memiliki validitas bila tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun validitas pada penelitian ini menggunakan
validitas
isi.
Validitas
isi
diperoleh
dengan
mengkonsultasikan alat ukur pada orang yang ahli dan merumuskan aitem, serta menganalisis aitem tersebut apakah sudah menggambarkan apa yang akan diukur. Pada penelitian ini, orang ahli yang berkontribusi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
memberikan penilaian adalah dosen pembimbing dan profesor Susan Hendrick, pembuat skala. Selain itu, peneliti menyusun cetak biru (blue print) aitem-aitem yang akan digunakan. Aitem-aitem tersebut kemudian diuji coba kepada subjek dan dianalisis menggunakan program SPSS (Supratiknya, 1998).
2.
Reliabilitas Reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau kekonsistenan alat ukur, tanpa memperhatikan apa yang akan diukur. Reliabilitas pada penelitian ini diperoleh dengan menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbach yang dapat melihat korelasi aitem total. Reliabilitas suatu penelitian memiliki rentang dari 0 – 1. Semakin mendekati 1, maka reliabilitasnya semakin tinggi. Berdasarkan penghitungan menggunakan SPSS 16.0, ditemukan bahwa : koefisien reliabilitas skala ECRmemiliki nilai sebesar 0.880, dan koefisien reliabilitas RAS memiliki nilai sebesar 0.784, dimana nilai tersebut merupakan nilai yang mendekati 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua skala tersebut memiliki reliabilitas yang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
3.
Seleksi Aitem a.
Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba Tahap I Aitem diuji coba pada 46 orang subjek dan dianalisis menggunakan SPSS dengan melihat Korelasi Aitem Total (Rit). Aitem yang memiliki Rit ≥0.3 dipandang memiliki daya diskriminasi yang baik (Azwar, 2013). Aitem yang gugur berjumlah 9, yaitu aitem 1, 9, 17, 21, 27, 30, 31, 32, 33. Aitem yang tersisa kemudian dianalisis kembali sampai didapatkan semua aitem memiliki daya diskriminasi yang baik.
Tabel3.3 Cetak Biru Skala Kelekatan Tidak Aman Setelah Diuji Coba Tahap I Aitem Indikator
Jumlah Favorable
Avoidant
Unfavorable
2, 6, 10, 12, 14, 4, 8, 16, 18, 20, 16 28
22, 24, 26, 34, 36
Anxiety
3, 5, 7, 11, 13, 15, 19, 23, 25, 29, 35
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
b.
Cetak Biru Kelekatan Dewasa Setelah Diuji Coba Tahap II Analisis yang kedua dilakukan dengan melihat batas Rit ≥0.3. Setelah dianalisis, diperoleh aitem lain yang gugur, yaitu aitem 3, 6, dan 29. Pada akhirnya, jumlah aitem yang gugur berjumlah 12, sehingga jumlah aitem yang akan digunakan untuk pengambilan data penelitian yang sesungguhnya adalah 24 buah aitem.
Tabel3.4 Cetak Biru Kelekatan Tidak Aman Setelah Diuji Coba Tahap II Aitem Indikator
Jumlah Favorable
Avoidant
Unfavorable
2, 10, 12, 14, 4, 8, 16, 18, 20, 15 28
22, 24, 26, 34, 36
Anxiety
5, 7, 11, 13, 15,
9
19, 23, 25, 35
c.
Cetak Biru Kepuasan Berelasi Setelah Diuji Coba Aitem diuji coba pada 46 orang subjek dan dianalisis menggunakan SPSS dengan melihat Korelasi Aitem Total (Rit). Aitem yang memiliki Rit ≥0.25, yaitu aitem 1, 2, 3, 5, 6, 7, dipandang memiliki daya diskriminasi yang baik. Batas ≥0.25 dipakai karena melihat jumlah aitem yang sedikit, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
menghindari keguguran aitem yang terlalu banyak. Pada akhirnya, hanya 6 aitemlah yang akan digunakan untuk pengambilan data penelitian yang sesungguhnya.
Tabel3.5 Cetak Biru Skala Kepuasan Berelasi Setelah Diuji Coba Aitem Indikator
Jumlah Favorable
Pemenuhan Kebutuhan
1
1
Kepuasan secara umum
2
1
Kualitas relasi
3
1
Kuantitas ketidakpuasan
H.
Unfavorable
4
1
Pemenuhan harapan
5
1
Kuantitas rasa cinta
6
1
Metode Analisis Data 1.
Uji Asumsi a.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan bagian dari populasi yang memiliki sebaran data normal. Bila p > 0.05 berarti suatu penelitian memiliki sebaran data yang normal, sedangkan bila p < 0.05, penelitian tersebut memiliki sebaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
data yang tidak normal (Santoso, 2010). Selain itu, nilai p juga menunjukkan diterima atau tidaknya hipotesis nol. Bunyi hipotesis nol adalah tidak ada perbedaan antara sebaran data yang ada dalam penelitian dengan sebaran data normal pada populasi (Santoso, 2010). Bila nilai p > 0.05 maka hipotesis nol diterima, begitu pula sebaliknya. b.
Uji Linearitas Uji linearitas ditujukan untuk melihat apakah hubungan antara dua variabel menyerupai garis lurus. Bentuk hubungan garis lurus ini menunjukkan bahwa peningkatan kuantitas salah satu variabel akan diikuti oleh peningkatan kuantitas variabel yang lain. Begitu juga apabila salah satu variabel mengalami peningkatan kuantitas dan diikuti oleh penurunan variabel yang lain, demikian pula sebaliknya. (Santoso, 2010).
2.
Uji Korelasi Teknik korelasi digunakan untuk melihat kecenderungan pola suatu variabel terhadap variabel yang lain, maksudnya, apakah pola kenaikan suatu variabel akan menyebabkan penurunan atau peningkatan terhadap variabel yang lain (Santoso, 2010). Penelitian ini menggunakan pengujian statistik parametrik karena data penelitian merupakan data distribusi normal. Oleh karena itu, uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
korelasi pada penelitian ini menggunakan korelasi produk momen Pearson
(Sujarweni
&
Endrayanto,
2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2013 – 27 Juli 2013 dengan menyebarkan 120 buah skala. Penyebaran skala dilakukan secara cetak maupun elektronik. Dari 120 skala yang disebarkan, 9 diantaranya gugur karena tidak diisi secara lengkap dan sesuai, sehingga hanya 111 skala yang dianalisis oleh peneliti.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan mahasiswi dengan rentang usia 18-35 tahun yang saat ini berkuliah di Yogyakarta dan menjalin hubungan berpacaran jarak jauh (Long-Distance Dating Relationship).
Berikut
disajikan tabel deskripsi subjek penelitian :
Tabel 4.1 Deskripsi Usia Subjek Penelitian Usia (dalam th) Total 18
19
20
21
22
23
24
25
4
10
18
30
27
19
2
1
111
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
orang
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Tabel 4.2 Deskripsi Jarak Hubungan Berpacaran Subjek dengan Pasangan Jarak Total 24-80 km
80-160 km 160-800 km
14 orang
13 orang
55 orang
≥800 km 29 orang
111 orang
2. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, ditemukan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed), yang merupakan nilai p, pada variabel X dan Y dalam penelitian ini memiliki nilai di atas 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki sebaran data normal. Selain itu, kondisi ini juga menunjukkan bahwa hipotesis nol diterima.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian Pengukuran
p
Xtotal
0.749
Y total
0.178
Keterangan
Sebaran data normal
Xcemas
0.579
Xmenghindar
0.445
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
b. Uji Linearitas Berdasarkan penghitungan menggunakan SPSS 16.0, ditemukan bahwa besar nilai p sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa kedua variabel membentuk satu garis lurus yang signifikan.
Gambar 4.1 Scatterplot
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh scatterplot, terlihat bahwa hasil olah data pada penelitian ini linier. Titik-titik bergerak dari kiri atas ke kanan yang bawah yang memperlihatkan bahwa terdapat korelasi negatif antarvariabel dengan kondisi sebaran data yang agak menyebar. Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
kelekatan kecemasan dan menghindar, semakin rendah kepuasan berelasi yang dialami oleh subjek.
3. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis korelasi menggunakan SPSS 16.0, ditemukan bahwa besar korelasi variabel X dan Y pada penelitian ini sebesar -0.534. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki korelasi negatif yang kuat (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Selanjutnya, korelasi antara kelekatan cemas dan menghindar dengan kepuasan berelasi, masing-masing diukur kembali. Korelasi antara kelekatan cemas dengan kepuasan berelasi menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0.401. Hampir berdekatan dengan nilai tersebut, koefisien korelasi antara kelekatan menghindar dengan kepuasan berelasi menunjukkan angka sebesar -0.476. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua dimensi kelekatan memiliki korelasi negatif yang kuat dengan kepuasan berelasi.
4. Sumbangan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel independen, yaitu kelekatan tidak aman, terhadap variabel dependen, yaitu kepuasan berelasi, adalah : (R2 ) x 100% = [(-0.534)2 ] x 100% = 28.5156 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel kelekatan tidak aman memberikan kontribusi sebesar 28.5156% dalam menyebabkan munculnya kepuasan berelasi. Sisanya, yaitu sebesar 71.4844% berarti diberikan oleh faktor-faktor lain selain kelekatan tidak aman.
5. Statistik Deskriptif (Hasil Tambahan) a. One Sample T-test Teknik ini digunakan untuk melihat apakah nilai mean teoritis lebih besar atau lebih kecil daripada mean empiris. Mean teoritis dicari dengan rumus: ( (skor rendah x jml soal) + (skor tinggi x jml soal)) : 2
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif Mean
Mean
Empiris
Teoritis
34.29
96
0.000
28.66
43.5
0.000
39.93
64.5
0.000
Pengukuran Kelekatan
p
Tidak Aman Kelekatan cemas Kelekatan menghindar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Berdasarkan nilai p pada tabel di atas, terlihat bahwa p< 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan antara dua kelompok pembanding. Berdasarkan perbandingan nilai mean empiris dan teoritis, dapat disimpulkan bahwa 1.
Keseluruhan subjek cenderung memiliki kelekatan aman yang lebih tinggi daripada kelekatan tidak aman.
2.
Subjek yang cenderung memiliki kelekatan cemas, mengarah pada kelekatan cemas yang lebih aman.
3.
Subjek yang cenderung memiliki kelekatan menghindar, mengarah pada kelekatan menghindar yang lebih aman.
b. Paired Sample T-test Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16.0, terlihat bahwa rata-rata anxiety (28.66) lebih rendah daripada rata-rata avoidant (39.63). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini didominasi oleh subjek dengan karakteristik kelekatan menghindar.
C. Pembahasan Hasil analisis korelasi Pearson menggunakan program SPSS 16 menunjukkan koefisien korelasi sebesar – 0.534 dengan nilai p sebesar 0.000. Nilai p < 0.05 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi. Selain itu, koefisien korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
kelekatan dewasa tidak aman (insecure adult attachment) dengan kepuasan berelasi (relationship satisfaction). Dengan demikian, semakin tinggi kelekatan tidak aman seseorang, maka ia akan cenderung mengalami ketidakpuasan dalam relasinya. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini yang berbunyi : “Ada hubungan yang negatif antara kelekatan dewasa tidak aman dengan kepuasan berelasi. Semakin tinggi kelekatan seseorang, maka semakin rendah pula kepuasan berelasi yang dirasakannya dan sebaliknya”, diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori yang menjadi landasan diadakannya penelitian ini. Beberapa penelitian menyatakan bahwa individu dengan tipe kelekatan tidak amanmemiliki kepuasan berelasi yang rendah (Levy, Davis, Simpson dalam Cassidy & Shaver, 2008). Cozzareli, Hoekstra, Bylsma, Cowan, & Cowan (dalam Mikulincer & Goodman, 2006) juga menyatakan bahwa kelekatan yang aman menjadi kunci penentu kepuasan berelasi. Secara tidak langsung, dikatakan bahwa kelekatan tidak aman pada individu cenderung membuatnya mengalami ketidakpuasan dalam relasi. Kepuasan berelasi juga didukung oleh adanya rasa saling percaya (trust). Individu dengan kelekatan tidak aman (insecure attachment), cenderung memiliki rasa percaya yang rendah terhadap orang lain, termasuk pasangan. Oleh karena itu, individu lebih mudah merasa takut kehilangan, sehingga menuntut kedekatan yang berlebihan dengan pasangan (Feeney; Collins & Read dalam Mikulincer & Goodman, 2006). Selain itu, individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
juga mengembangkan rasa tidak percaya kepada orang lain, sehingga tidak tertarik menjalin interaksi dengan orang lain (Alford, Lyddon, Schreiber, 2006).
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu semakin tinggi
kelekatan tidak aman seseorang, maka semakin rendah pula kepuasan berelasinya. Selain itu, kepuasan berelasi yang rendah juga dapat disebabkan oleh kemampuan memanajemen konflik yang kurang baik (Guerrero, Anderson, & Afifi dalam Miller & Tedder, 2011). Individu dengan tipe kelekatan tidak aman cenderung menyelesaikan konflik dengan cara yang kurang konstruktif, sehingga menimbulkan kepuasan berelasi yang rendah (Steuber, 2005). Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, yakni semakin tinggi kelekatan tidak aman seseorang, semakin rendah pula kepuasan berelasinya. Kepuasan berelasi juga dipengaruhi oleh pengungkapan diri oleh individu terhadap orang lain atau figur lekat (Floyd dalam Miller & Tedder, 2011). Karena kurangnya rasa percaya, individu menjadi kurang terbuka dengan orang lain, termasuk pasangan. Sikap kurang terbuka ini menimbulkan rasa ketidakpuasan dalam berelasi (Sprecher & Hendrick dalam Miller & Tedder, 2011). Berkaitan dengan penelitian ini, terlihat kesesuaian bahwa kelekatan tidak aman yang tinggi pada diri seseorang dapat membuatnya memiliki kepuasan berelasi yang rendah. Secara umum, subjek penelitian ini merupakan individu dengan tipe kelekatan
menghindar.
Subjek
juga
cenderung
memiliki
kelekatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
menghindar pada kontinum yang rendah, sehingga lebih cenderung ke arah kelekatan yang aman (secure). Penelitian ini pun memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang ditemukan peneliti dalam penelitian ini antara lain terkait dengan literatur dan bias pada alat pengumpulan data. Peneliti sulit menemukan indikator yang tepat dan pasti mengenai kepuasan berelasi karena kurang memadainya teori mengenai kepuasan berelasi. Oleh karena itu, peneliti kesulitan menentukan teori mana yang paling tepat dalam memahami topik kepuasan berelasi. Di samping itu, penyebaran alat pengumpulan data, yakni skala, pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode. Beberapa di antaranya dilakukan dengan menyebarkan melalui media elektronik seperti e-mail dan dititipkan kepada beberapa pihak. Kedua metode tersebut menimbulkan bias pada beberapa aitem, yakni aitem no 6 dan 12 pada Experiences in Close Relationships Questionnaire-Revised yang digunakan saat try –out. Sekitar 7 orang subjek mengeluhkan bahwa mereka kurang mengerti makna dari kedua aitem tersebut, namun tidak bisa menanyakan langsung pada peneliti. Kondisi ini memungkinkan pemaknaan aitem oleh subjek berbeda dengan pemaknaan aitem oleh peneliti. Di samping itu, meskipun statistik menyebutkan bahwa mayoritas subjek memiliki kecenderungan kelekatan menghindar, namun secara keseluruhan subjek memiliki kecenderungan kelekatan yang aman. Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun korelasi terbukti, namun hasil pengukuran merujuk pada subjek yang memiliki kecenderungan kelekatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
aman, sehingga menjadi tidak sesuai dengan judul penelitian yang melibatkan kelekatan tidak aman sebagai salah satu variabel dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukkan bahwa kelekatan dewasa memiliki hubungan dengan kepuasan berelasi pada mahasiswi yang berpacaran jarak jauh. Kelekatan dewasa yang tidak aman (insecure adult attachment) memiliki korelasi yang negatif dengan kepuasan berelasi. Semakin tidak aman kelekatan seseorang, ia akan semakin mengalami ketidakpuasan dalam relasi, begitu pula sebaliknya.
B. Saran 1. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah penyebaran sebagian alat pengukuran data menggunakan media elektronik dan dititipkan kepada beberapa pihak. Meskipun sudah menjadi hal yang cukup
biasa
dilakukan,
cara
penyebaran
seperti
ini
dapat
menimbulkan bias tertentu. Pada penelitian ini, terdapat beberapa aitem pada skala ECR yang tidak dimengerti oleh subjek, namun tidak bisa ditanyakan langsung kepada peneliti, misalnya, pada aitem nomer 12, subjek mengatakan kurang memahami maksud dari kedekatan secara emosi. Oleh karena itu, subjek bisa saja menjawab aitem sesuai dengan interpretasinya sendiri yang mungkin berbeda dengan
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
interpretasi aitem menurut peneliti. Dengan demikian, sebaiknya, penyebaran alat pengukuran data dilakukan langsung dan didampingi oleh peneliti sendiri, sehingga dapat memperkecil bias. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap subjek yang sudah menikah karena dampak dari ketidakpuasannya lebih kompleks. Ketidakpuasan pada subjek yang sudah menikah akan berdampak pada keluarganya, baik pasangan maupun anak-anaknya. Saran yang selanjutnya adalah berkaitan dengan variabel penelitian. Variabel dalam penelitian ini, yaitu kelekatan tidak aman dan kepuasan berelasi, memiliki konsep yang tampaknya terlalu dekat, sehingga ketika hasil korelasi keduanya tinggi dapat menimbukan kecurigaan adanya konsep yang tumpang tindih.
Hal ini dapat
menjadi pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk memperhatikan apakah aitem yang digunakan bisa membedakan kedua variabel tersebut. Saran yang selanjutnya berkaitan dengan pemaknaan kelekatan tidak aman. Perubahan pemaknaan kelekatan tidak aman dari pandangan bahwa kelekatan bersifat tipikal (Teori Bowlby sampai dengan Teori Batholomew) menjadi kelekatan yang bersifat kontinum (Teori Fraley) sebaiknya menjadi perhatian bagi peneliti selanjutnya untuk lebih berhati-hati dalam memehami dinamika kelekatan tidak aman cemas maupun menghindar yang ada pada penelitian ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
Selain itu, penggunaan kalimat yang negatif pada judul, yaitu ‘kelekatan tidak aman’ berkaitan dengan penggunaan alat ukur yang memang digunakan untuk mengukur kelekatan tidak aman, meskipun pada beberapa bagian dibahas mengenai kelekatan aman dan sebagian besar subjek memiliki kelekatan yang cenderung aman. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya lebih mengkhususkan isi penelitian mengenai kelekatan tidak aman dan mengantisipasi agar pengambilan subjek sesuai dengan judul penelitian, yaitu subjek dengan kecenderungan kelekatan tidak aman.
2. Saran Bagi Subjek Bagi mahasiswi yang sedang menjalin hubungan romantis, sebaiknya cobalah berusaha mengembangkan kelekatan yang aman. Kelekatan memang berakar dari pengalaman pada masa bayi, namun sifatnya dinamis, mengikuti perubahan konteks dan interaksi yang terjadi dalam masa perkembangan hidup seseorang. Salah satu cara mengembangkan kelekatan yang aman adalah dengan berusaha keluar dari zona nyaman, membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk merasakan dan menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang terjadi. Pada konteks dalam penelitian ini, perubahan yang terjadi adalah kondisi hubungan yang harus dijalani dalam batasan jarak tertentu yang jauh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Selain itu, penyelesaian konflik dengan cara yang tepat dan tidak ditunda-tunda dapat pula mengembangkan kelekatan yang aman. Hal ini dapat dilakukan dengan mencoba untuk menerima segala alternatif solusi dan mempertimbangkannya dengan baik. Keterbukaan dalam melihat berbagai sudut pandang permasalahan akan membuat individu lebih dinamis dalam menanggapi suatu situasi.
3.
Saran Bagi Orang Tua Orang tua sebagai figur lekat pertama dan utama dalam proses pembentukan kelekatan, sebaiknya memberikan perhatian dan kasih sayang yang konsisten agar individu cenderung lebih memiliki kelekatan yang aman. Kelekatan aman penting untuk ditumbuhkan dalam diri individu agar individu dapat mengembangkan relasi yang sehat dan menyenangkan dengan orang lain di masa perkembangan selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Alford, Daryls J., Lyddon, William J., Schreiber, Roxanne. (2006). Adult Attachment and Working Models of Emotion.Counseling Psychology Quarterly, 19(1), 45-56 Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian, Edisi Revisi. Malang : UMM Press Arditti, Joyce A. & Melissa Kauffman. (2004). Staying Close When Apart : Intimacy and Meaning in Long Distance Relationship. Journal of Couple & Relationship Therapy, 3 (1) Baron, Robert A., Byrne, Donn. (1987). Social Psychology: Understanding Human Interaction (ed. ke-5). Massaschusetts : Allyn & Bacon. Bartholomew, K., & Horowitz, L. M. (1991). Attachment styles among young adults: A test of a four-category model. Journal of Personality and Social Psychology, 61, 226-244. Baumeister, Roy F. & Bushman, Brad J. (2011). Social Psychology and Human Nature(ed. ke-2). Canada : Wadsworth Cengage Learning. Bertrand, Rosanna M. & Lachman, Margie E.. (2003). Personality Development in Adulthood and Old Age.In Richard M. Lerner, M. Ann Eaterbrooks, Jayanthi Mistry (Ed.), Handbook of Psychology, Vol. 6 Developmental Psychology. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. Campbell, Lorne & Loving, Timothy J.. (2012). Interdisciplinary Research On Close Relationships – The Case for Integration. Washington : American Psychological Association Cassidy, Jude (2008). The Nature of the Child’s Ties. InPhillip R. Shaver, Jude Cassidy (Ed.),Handbook of Attachment 2nd edition, Theory, Research, and Clinical Application. New York : The Guilford Press. Clark, Margaret S. & Grote, Nancy K.. (2003). Close Relationships. InTheodore Milon, Melvin J. Lerner, & Irving B. Weiner (Ed.), Handbook of Psychology, Vol. 5 Personality and Social Psychology. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc. Cohen, Sheldon, Sherrod, Drury R., & Clark, Margaret S. (1986). Social Skills and the Stress-Protective Role of Social Support.Journal of Personality and Social Psychology, 50 (5), 963-973
64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Cook, Karen S. & Rice, Erik. (2006). Social Exchange Theory. In JohnDelamater (Ed.), Handbook of Social Psychology. Madison : Springer. Crowell, Judith, Treboux, Dominique. (2001). Attachment Security in Adult Partnerships. InClulow Christopher (Ed.), Adult Attachment and Couple Psychotherapy, the ‘secure base’ in practice and research,. New Fetter Lane : Brunner-Routledge Danastri, Beatrich Rani, Nugrahaeni, Ni Nyoman Laksmi, Permatasari, Jane Ginza Ayu, Prawitasari, Stenny, &Viasti, Lisabetha Elok Reno. (2013). Pra Penelitian Tentang Attachment. Yogyakarta. Tidak diterbitkan. Duck, Steve. (1991). Friends, For Life. Hertfordshire : Harvester Wheatsheaf. Feeney, Judith, Noller, Patricia. (1996). Adult Attachment. California : Sage Publications Fincham, Frank D. & Beach, Steven R. H.. (2006). Relationship Satisfaction. In Anita L. Vangelisti & Daniel Perlman, The Cambridge Handbook of Personal Relationship. New York : Cambridge University Press. Fraley, R. Chris, Brennan, Kelly A., Waller, Niels G. (2000). An Item Reponse Theory Analysis of Self-Report Measures of Adult Attachment.Journal of Personality and Social Psychology, 78 (2), 350-365 Fraley, R. Chris, Shaver, Philip R. (1998). Airport Separations : A Naturalistic Study of Adult Attachment Dynamics in Separating Couples. Journal of Personality and Social Psychology, 75(5), 1198-1212 Gulledge, Andrew K., Gulledge, Michelle H., Stahmann, Robert F.. (2003). Romantic Physical Affection Types and Relationship Satisfaction. The American Journal of Family Therapy, 31(4), 233-242. Hawkins, D. & Booth, A.. (2005). Unhappily Ever After: Effects of Long Term, Low Quality Marriages on Well-Being. Social Forces, 84 (1), 451-471 Hendrick, Susan S.. (1988). A Generic Measure of Relationship Satisfaction. Journal of Marriage and The Family, 50, 93-98 Hoyer, William J., Roodin, Paul A.. (2003). Adult Development and Aging, 5th ed. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Jimenez, M. A. Fanny V..(2010). The Regulation of Psychological Distance in Long-Distance Relationship. A Dissertation.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Kobak, R. Rogers, Hazan, Cindy. (1991). Attachment in Marriage: Effects of Security and accuracy of working models. Journal of Personality and Social Psychology, 60(6), 861-869 Lemme, Barbara H. (1995). Development in Adulthood. Massaschusetts : Allyn & Bacon Lewandowski, Kevin & Schrage, Tara. (2010). A Comparison of Relationship Satisfaction and Sexual Satisfaction in Short-term and Long-term Relationship. UW-L Journal of Undergraduate Research XIII. Lydon, John, Pierce, Tamarha, O’Regan, Shannon. (1997). Coping With Moral Commitment to Long-Distance Dating Relationships. Journal of Personality and Social Psychology, 73(1), 104-113. Mikulincer, Mario, Goodman, Gail S.. (2006). Dynamics of Romantic Love. New York : The Guilford Press. Mikulincer, Mario & Shaver, Philip R.. (2007). Attachment in Adulthood. New York : The Guilford Press. Miller, Jessica, Tedder, Brandi. (2011). The Discrepancy Between Expectations and Reality : Satisfaction in Romantic Relationships. Hanover College Rusbult, Caryl E. (1980). Commitment and Satisfaction in Romantic Associations : A Test of Investment Model.Journal of Experimental Social Psychology, 16, 172-186 Rusbult, Caryl E., Martz, John M., & Agnew, Christopher R.. (1998). The Investment Model Scale : Measuring Commitment Level, Satisfaction Level, Quality of Alternatives, and Investment Size.Personal Relationships, 5, 357-391. Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma Santrock, John. W.. (1995). Perkembangan Masa Hidup (terj.). Jilid II. Jakarta : Erlangga Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat (terj.). Yogyakarta : Kanisius Schutte, et al. (2001). Emotional Intelligence and Interpersonal Relations. Journal of Social Psychology, 141,522-536
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Skinner, Breeana. (2005). Perceptions of College Students in Long-Distance Relationships. UW-L Journal of Undergraduate Research VIII. Smith, Lynne, Heaven, Patrick C. L., & Ciarrochi, Joseph. (2008). Trait Emotional Inteligence, Conflict Communication Patterns, and Relationship Satisfaction. Personality and IndividualDifferences 44 (2008) 1314-1325. Wollongong : University of Wollongong. Soedjono, Toerip Imam, Permadi, Bambang, Salyadi, Imam. (1995). ATLAS Indonesia dan Dunia untuk Sekolah Lanjutan. Ed terbaru. Jakarta : Titik Terang Stackert, Richelle A., Bursik, Krisanne. (2003). Why Am I Unsatisfied? Adult Attachment Style, Gendered Irrational Relationship Beliefs, and Young Adult Romantic Relationship Satisfaction. Personality and Individual Differences, 34 (8), 1419-1429. Sternberg, Robert J., Hojjat, Mahzad. (1997). Satisfaction in Close Relationship. New York: Guilford Press. Steuber, Kely R.. (2005). Adult Attachment, Conflict Style, and Relationship Satisfaction : A Comprehensive Model. A Thesis. Sujarweni, V. Wiratna, Endrayanto, Poly. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu Wisnuwardhani, Dian, Mashoedi, Sri Fatmawati. (2012). Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Skala Uji Coba
69
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
70
Saya merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Angkatan 2009. Saya akan melakukan penelitian mengenai relasi berpacaran. Relasi yang saya maksud adalah relasi saat ini, bukan relasi-relasi sebelumnya. Saya meminta bantuan Anda untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang saya berikan sebagai dasar dari skala penelitian saya. Saya sangat mengharapkan keterbukaan dan kejujuran dalam menjawab pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Saya akan menjamin kerahasiaan jawaban yang Anda berikan. Atas kesediaan Anda, saya ucapkan terimakasih. Identitas Diri Inisial Usia Jenis Kelamin Status Berpacaran dengan Lama hubungan saat ini Lama hubungan LDR Domisili Anda Domisili Pasangan Jarak domisili anda dengan pasangan
: : : : Berpacaran (Pacar ke ....) : ...... orang : ...... tahun ...... bulan : ...... tahun ...... bulan : : :
BAGIAN 1 Bagianinibertujuanuntukmelihatperasaanmuterhadappasanganmu (pacarmu)atauterhadaphubunganpacaranmu.Kamudimintauntukmeni laisetiappernyataansesuaidengankeadaanperasaanmu.Padasetiappern yataan, terdapat 7 pilihanjawabanyaitu: STS TS ATS N
:SangatTidakSetuju : TidakSetuju : AgakTidakSetuju : Netral
AS S SS
: AgakSetuju : Setuju : SangatSetuju
PETUNJUK PENGISIAN Berilahtandasilang
(X)padasalahsatukotakpilihanjawaban
yang
tersediapadasetiappernyataan.Silakanjawabdenganjujur.Tidakadajaw aban yang benaratausalah.Jawaban yang tepatadalahjawaban yang paling
sesuaidengandirimu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
STS
1.
Aku takut kehilangan cinta pacarku.
2.
Lebih
baik
aku
tidak
menunjukkan
perasaanku yang sebenarnya pada pacarku. 3.
Aku sering khawatir pacarku tidak mau lagi berpacaran denganku.
4.
Aku
merasa
nyaman
menceritakan
pendapat dan perasaanku yang sebenarnya pada pacarku. 5.
Aku sering khawatir pacarku tidak benarbenar mencintaiku.
6.
Aku
merasa
sulit
merelakan
diriku
bergantung pada pacarku. 7.
Aku khawatir pacarku tidak memberi perhatian padaku sebesar aku memberi perhatian padanya.
8.
Aku merasa sangat nyaman memiliki hubungan yang dekat dengan pacarku.
9.
Aku sering berharap perasaan pacarku kepadaku sebesar perasaanku padanya.
10.
Aku merasa tidak nyaman untuk terbuka pada pacarku.
11.
Aku sering mengkhawatirkan hubunganku dengan pacarku.
12.
Aku lebih suka tidak terlalu dekat secara emosi dengan pacarku.
TS
ATS
N
AS
71
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pernyataan
13.
Ketika pacarku sedang tidak bersamaku, aku khawatir ia akan tertarik pada orang lain.
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
Aku merasa tidak nyaman ketika pacarku ingin hubungan kami menjadi sangat dekat. Ketika aku mengungkapkan perasaanku pada pacarku, aku takut ia tidak memiliki perasaan yang sama kepadaku. Mudah bagiku untuk menjalin hubungan yang dekat dengan pacar. Aku jarang khawatir akan ditinggalkan oleh pacarku. Tidak sulit bagiku untuk menjalin hubungan yang dekat dengan pacarku. Pacarku membuatku meragukan diriku sendiri. Aku biasa membicarakan masalah dan beban pikiranku dengan pacar. Aku jarang merasa cemas suatu saat akan ditinggalkan oleh pacarku. Di saat-saat sulit, aku merasa terbantu jika pacarku dapat mendampingi. Aku merasa pacarku tidak ingin memiliki kedekatan emosi seperti yang aku harapkan. Aku menceritakan hampir semua hal pada pacar. Kadang-kadang perasaan pacarku terhadapku berubah tanpa alasan yang jelas. Aku membicarakan segala hal dengan pacar. Keinginanku untuk memiliki hubungan yang dekat kadang membuat orang lain tidak nyaman dan menjauh. Aku gelisah ketika pacarku terlalu dekat secara emosi denganku. Aku merasa takut jika suatu saat pasanganku semakin mengenalku, ia tidak menyukaiku apa adanya. Aku merasa nyaman tergantung pada pacarku. Aku merasa kacau ketika aku tidak mendapat perhatian dan dukungan yang aku butuhkan dari pacarku. Mudah bagiku untuk bersikap romantis dengan pacar.
STS
TS
ATS
N
AS
72
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33. 34. 35. 36.
73
Aku merasa khawatir tidak mampu menjadi sebaik orang lain. Mudah bagiku untuk bersikap romantis dengan pacar. Sepertinya pacarku hanya memperhatikanku ketika aku marah. Pacarku benar-benar memahamiku dan kebutuhan-kebutuhanku.
== Harap periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan == == Terimakasih ==
BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN Silakan lingkari jawaban yang sesuai dengan kondisi teman-teman saat ini. Contoh : Seberapa sering pasangan anda membohongi anda? Tidak Pernah
jarang
Netral
Sering
Sangat Sering
Bila teman-teman ingin mengoreksi jawaban, silakan coret jawaban yang sudah dipilih, dan lingkari jawaban yang teman-teman anggap sesuai. Seberapa sering pasangan anda membohongi anda? Tidak Pernah
jarang
Netral
Sangat Sering
sering
1. Seberapa baik pasangan anda memenuhi kebutuhan anda? Sangat tidak baik
Tidak Baik
Netral
Baik
Sangat Baik
2. Secara umum, seberapa puaskah anda dengan hubungan anda? Sangat tidak Puas
Tidak Puas
Netral
Puas
Sangat Puas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
3. Seberapa baikkah hubungan anda bila dibandingkan dengan yang lainnya? Sangat tidak baik
Tidak Baik
Netral
Baik
Sangat Baik
4. Seberapa sering anda mengharapkan hubungan anda dengan pasangan saat ini tidak pernah ada? Tidak Pernah
Jarang
Netral
Sering
Sangat sering
5. Sejauh mana hubungan anda dapat memenuhi harapan anda? Sangat tidak memenuhi Agak Memenuhi
Tidak Memenuhi
Netral
Sangat Memenuhi
6. Seberapa besar anda mencintai pasangan anda? Sama sekali tidak cinta
Agak Tidak Cinta
Netral
Agak Cinta
Sangat Cinta
7. Seberapa sering masalah terjadi dalam hubungan anda? Tidak Pernah
Jarang
Netral
Sering
Sangat sering
== Harap periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan == ☺ TERIMA KASIH ☺
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Skala Penelitian
75
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
76
SKALA PENELITIAN
Saya merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta angkatan 2009. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (skripsi), saya ingin meneliti mengenai relasi berpacaran yang sedang Anda jalani. Relasi yang saya maksud adalah relasi saat ini, bukan relasi-relasi sebelumnya. Penelitian ini saya lakukan dengan menyebarkan skala secara random. Oleh karena itu, saya akan membagikan skala yang berisi pernyataan dan pertanyaan berkaitan dengan tema penelitian kami.Anda diminta untuk memberikan respon terhadap pernyataan dan pertanyaan dengan cara memilih jawaban yang telah disediakan. dalam kuisoner ini, tidak ada jawaban benar atau salah. Saya akan menjamin kerahasiaan informasi yang Anda berikan. Saya tidak akan mengungkap identitas Anda kepada siapapun. Informasi yang diperoleh dari skala ini akan saya laporkan dalam bentuk perhitungan statistik dan kesimpulan dalam bentuk skripsi atau karya ilmiah tanpa mengungkapkan identitas Anda.
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 KATA PENGANTAR
Terima kasih atas partisipasi dan kesediaan Anda. Yogyakarta, 29 Juni 2013 Peneliti (Beatrich Rani D.)
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
77
IDENTITAS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan
Tempat Tinggal Anda saat ini
:
Tempat Tinggal Pasangan saat ini
:
Jarak Tempat Tinggal Anda dengan pasangan :
km
bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya juga menyatakan bahwa keterlibatan saya bersifat sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun.
Inisial
:
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Lama hubungan saat ini
: ...... tahun ...... bulan
Lama hubungan LDR
: ...... tahun ...... bulan
Yogyakarta, Juli 2013
Subjek Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
BAGIAN 1 Bagianinibertujuanuntukmelihatperasaanmuterhadappasanganmu (pacarmu)atauterhadaphubunganpacaranmu.Kamudimintauntukmenilaisetiappernyataans esuaidengankeadaanperasaanmu.Padasetiappernyataan, terdapat 7 pilihanjawabanyaitu: STS :SangatTidakSetuju AS : AgakSetuju TS : TidakSetuju S : Setuju ATS : AgakTidakSetuju SS : SangatSetuju N : Netral
PETUNJUK PENGISIAN Berilahtandasilang (X)padasalahsatukotakpilihanjawaban yang tersediapadasetiappernyataan.Silakanjawabdenganjujur.Tidakadajawaban yang benaratausalah.Jawaban yang tepatadalahjawaban yang paling sesuaidengandirimu.
No 1. 2. 3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Pernyataan Aku sering khawatir pacarku tidak benarbenar mencintaiku. Lebih baik aku tidak menunjukkan perasaanku yang sebenarnya pada pacarku. Aku khawatir pacarku tidak memberi perhatian padaku sebesar aku memberi perhatian padanya. Aku merasa nyaman menceritakan pendapat dan perasaanku yang sebenarnya pada pacarku. Aku sering mengkhawatirkan hubunganku dengan pacarku. Aku merasa sangat nyaman memiliki hubungan yang dekat dengan pacarku. Ketika pacarku sedang tidak bersamaku, aku khawatir ia akan tertarik pada orang lain. Aku merasa tidak nyaman untuk terbuka pada pacarku. Ketika aku mengungkapkan perasaanku pada pacarku, aku takut ia tidak memiliki perasaan yang sama kepadaku. Aku lebih suka tidak terlalu dekat secara emosi dengan pacarku. Pacarku membuatku meragukan diriku sendiri. Aku merasa tidak nyaman ketika pacarku ingin hubungan kami menjadi sangat dekat.
STS
TS
ATS
N
AS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
13.
Aku merasa pacarku tidak ingin memiliki kedekatan emosi seperti yang aku harapkan.
14.
Mudah bagiku untuk menjalin hubungan yang dekat dengan pacar. Kadang-kadang perasaan pacarku terhadapku berubah tanpa alasan yang jelas. Tidak sulit bagiku untuk menjalin hubungan yang dekat dengan pacarku. Sepertinya pacarku hanya memperhatikanku ketika aku marah. Aku biasa membicarakan masalah dan beban pikiranku dengan pacar. Di saat-saat sulit, aku merasa terbantu jika pacarku dapat mendampingi. Aku menceritakan hampir semua hal pada pacar. Aku membicarakan segala hal dengan pacar. Aku gelisah ketika pacarku terlalu dekat secara emosi denganku. Mudah bagiku untuk bersikap romantis dengan pacar. Pacarku benar-benar memahamiku dan kebutuhan-kebutuhanku.
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
== Harap periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan == == Terimakasih ==
BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN Silakan lingkari jawaban yang sesuai dengan kondisi teman-teman saat ini. Contoh : Seberapa sering pasangan anda membohongi anda? Tidak Pernah
jarang
Netral
Sering
Sangat Sering
Bila teman-teman ingin mengoreksi jawaban, silakan coret jawaban yang sudah dipilih, dan lingkari jawaban yang teman-teman anggap sesuai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Seberapa sering pasangan anda membohongi anda? Tidak Pernah
Netral
jarang
Sangat Sering
sering
1. Seberapa baik pasangan anda memenuhi kebutuhan anda? Sangat tidak baik
Tidak Baik
Netral
Baik
Sangat Baik
2. Secara umum, seberapa puaskah anda dengan hubungan anda? Sangat tidak Puas Tidak Puas
Netral
Puas
Sangat Puas
3. Seberapa baikkah hubungan anda bila dibandingkan dengan yang lainnya? Sangat tidak baik
Tidak Baik
Netral
Baik
Sangat Baik
4. Sejauh mana hubungan anda dapat memenuhi harapan anda? Sangat tidak memenuhi Tidak Memenuhi Agak Memenuhi
Netral
Sangat Memenuhi
5. Seberapa besar anda mencintai pasangan anda? Sama sekali tidak cinta
Agak Tidak Cinta
Netral
Agak Cinta
Sangat Cinta
6. Seberapa sering masalah terjadi dalam hubungan anda? Tidak Pernah
Jarang
Netral
Sering
Sangat sering
== Harap periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada yang terlewatkan == ☺ TERIMA KASIH ☺
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Reliabilitas
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Reliabilitas Kelekatan Tidak Aman : Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .833
N of Items
.835
36
Reliabilitas Kepuasan Berelasi : Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items .739
.764
N of Items 7
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 Normalitas dan Linearitas
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Normalitas Xtotal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Xt N
111
Normal Parameters
a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
68.59 19.129
Absolute
.064
Positive
.064
Negative
-.057
Kolmogorov-Smirnov Z
.677
Asymp. Sig. (2-tailed)
.749
a. Test distribution is Normal.
Normalitas Ytotal
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test P N
111
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Mean
22.76
Std. Deviation
3.578
Absolute
.104
Positive
.058
Negative
-.104
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
Normalitas Xavoidant
1.099 .178
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Xav N
111
Normal Parametersa
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
39.93 12.585
Absolute
.082
Positive
.082
Negative
-.062
Kolmogorov-Smirnov Z
.864
Asymp. Sig. (2-tailed)
.445
a. Test distribution is Normal.
Normalitas Xanxiety
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Xav N Normal Parameters
111 a
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
39.93 12.585
Absolute
.082
Positive
.082
Negative
-.062
Kolmogorov-Smirnov Z
.864
Asymp. Sig. (2-tailed)
.445
a. Test distribution is Normal.
85
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
86
Linearitas ANOVA Table
Sum of Squares Yt * Xt
Between Groups
Within Groups Total
(Combined)
818.982
Linearity Deviation from Linearity
df
Mean Square
F
Sig.
54
15.166
1.441
.089
401.110
1
401.110
38.107
.000
417.873
53
7.884
.749
.854
589.450
56
10.526
1408.432
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Uji Korelasi
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Korelasi Kelekatan Tidak Aman dengan Kepuasan Berelasi : Correlations
Yt Yt
Xt
Pearson Correlation
-.534**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N Xt
Pearson Correlation
111
111
-.534**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
111
111
Korelasi Kelekatan Cemas dengan Kepuasan Berelasi Correlations Xax Xax
Pearson Correlation
y 1
-.401**
Sig. (2-tailed)
.000
N y
Pearson Correlation
111
111
-.401**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
111
111
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Korelasi Kelekatan Menghindar dengan Kepuasan Berelas Correlations Xav Xav
Pearson Correlation
y 1
Sig. (2-tailed) N y
Pearson Correlation
-.476** .000
111
111
**
1
-.476
Sig. (2-tailed)
.000
N
111
111
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 Statistik Deskriptif
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Paired Sample T-test Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Anxiety
28.66
111
10.525
.999
Avoidant
39.93
111
12.585
1.195
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Std. Error Deviation Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Pair 1 Anxiety Avoidant
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
– -11.270
13.130
1.246
-13.740
-8.800 -9.043
110
.000
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
91
One Sample T-Test Variabel Xanxiety One-Sample Statistics N Anxiety
Mean 111
Std. Deviation
28.66
Std. Error Mean
10.525
.999
One-Sample Test
Test Value = 43.5
95% Confidence Interval of the Difference
T Anxiety
df -14.858
Sig. (2-tailed) 110
Mean Difference .000
-14.842
Lower
Upper -16.82
-12.86
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT
92
One Sample T-Test Variabel Xavoidant One-Sample Statistics N Avoidant
Mean 111
Std. Deviation
39.93
Std. Error Mean
12.585
1.195
One-Sample Test
Test Value = 64.5
95% Confidence Interval of the Difference T Avoidant
df -20.570
Sig. (2-tailed) 110
Mean Difference .000
-24.572
Lower
Upper -26.94
-22.20
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Laporan Hasil Pra-Penelitian
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAPORAN SURVEI AWAL PENELITIAN MENGENAI PERILAKU SEKS, KEPUASAN BERELASI, KOMITMEN, DAN KECEMBURUAN
Disusun oleh : Stenny Prawitasari
099114049
Lisabetha Elok R. V.
099114096
Beatrich Rani D.
099114098
Jane Ginza A. P.
099114102
Ni Nyoman Laksmi
099114123
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Kami melakukan survei awal untuk mendukung penelitian mengenai relasi. Survei ini dilakukan terhadap 167 mahasiswa di Yogyakarta Hasil Penelitian terkait kepuasan berelasi : Dari 167 responden, sebanyak 47 orang (28%) di antaranya menjalani hubungan berpacaran jarak jauh. Hasil Laki-laki : No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Usia
Lama Hubungan
(dlm th)
Berpacaran
Pacaran Jarak Jauh
18 23 22 24 25 23 19 23 22 22 21 23 25 18 23 23
6 bln 1 th 5 bln 1 th 4 bln 5 th 2 th 4 bln 3 th 9 bln 2 th 2 bln 1 th 1 bln 1 th 3 bln 6 bln 2 th 1 bln 2 bln 5 th 3 bln 1 th 2 bln 3 th 11 bln 3 th 6 bln
6 bln 1 th 5 bln 1 bln 1 th 6 bln 2 th 4 bln 2 th 7 bln 6 bln 2 bln 1 th 3 bln 3 bln 6 bln 2 bln 6 bln 1 th 2 bln 3 th 9 bln 2 th 10 bln
Jarak Lokasi Jogja-Solo Jogja-Solo Jogja-Jakarta Jogja-Jakarta Jogja-Solo Jogja-Jakarta Jogja-Magelang Jogja-Semarang Jogja-Solo Jogja-Klaten Jogja-Bali Jogja-Magelang Jogja-Jakarta Jogja-Kalimantan Jogja-Makasar Jogja-Bekasi
Jarak (dlm km) 61 km 61 km 437 km 437 km 61 km 437 km 47 km 90 km 61 km 30 km 540 km 47 km 437 km 660 km 1.080 km 419 km
Skala
Keterangan
4 5 3 5 8 3 7 2 5 3 1 6 3 7 7 8
Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Puas Puas Puas
Skala
Keterangan
6 7 2 8 9
Cukup Puas Puas Tidak Puas Puas Puas
Keterangan lain : Puas : 5 orang = 31% Tidak Puas : 7 orang = 44% Cukup Puas : 4 orang = 25% Rata-rata skala : 4,81
Hasil Olah Data pada Perempuan No 1 2 3 4 5
Usia (dlm th) 20 20 20 21 21
Lama hubungan Berpacaran
Pacaran Jarak Jauh
8 bln 1 th 1 bln 6 bln 2 th 1 th
3 bln 1 th 1 bln 2 bln 4 bln 1 th
Jarak Lokasi Jogja-Banjarmasin Jogja-Balikpapan Jawa-kalimantan Jogja-Jakarta Jogja-Jambi
Jarak (dlm km) 1.171 km 1.076 km 660 km 437 km 1.020 km
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
21 20 20 18 21 20 21 19 19 20 18 20 21 19 20 20 18 20 21 18 21 22 18 21 19 22
Keterangan : Puas Tidak Puas
2 th 5 bln 1 bln 2 th 6 bln 2 th 7 bln 2 bln 4 bln 5 th 6 bln 3 th 4 bln 3 bln 3 th 11 bln 11 bln 5 th 4 bln 2 th 6 bln 10 bln 4 th 11 bln 3 th 6 bln 1 th 6 bln 1 th 9 bln 6 bln 3 th 2 bln 2 th 1 bln 2 th 7 bln 6 th 2 bln 1 th 11 bln 2 th 5 bln
2 th 5 bln 1 bln 2 th 6 bln 7 bln 2 bln 3 bln 3 th 7 bln 2 th 3 bln 3 bln 3 th 11 bln 8 bln 2 th 8 bln 1 th 6 bln 5 bln 4 th 11 bln 1 th 8 bln 7 bln 1 th 7 bln 6 bln 6 bln 1 th 1 bln 1 th 6 th 2 bln 6 bln 2 th
2 bln
2 bln
: 14 orang = 45 % : 10 orang = 32%
Jogja-Tangerang Jogja-Jakarta Jogja-Palembang Jogja-Balipapan Jogja-Sulawesi Jogja-Sragen Jogja-Jakarta Jogja-Sleman Jogja-Jerman Jogja-Jakarta Jogja-Manado Jogja-Pontianak Jogja-Bali Jogja-Bengkulu Jogja-Bandung Jogja-Jakarta Jogja-Bogor Jogja-Bali Semarang-Berlin Jogja-Surabaya Jogja-Jakarta Jogja-Solo Jogja-Jakarta Jogja-Jakarta Jogja-Palembang Muntilankalimantan
465 km 437 km 840 km 1.076 km 1.200 km 93 km 437 km 30 km 13.000 km 437 km 1.860 km 840 km 540 km 960 km 360 km 437 km 418 km 540 km 13.000 km 240 km 437 km 61 km 437 km 437 km 840 km 660 km
96
8 3 6 3 4 3 4 7 10 5 5 8 9 10 6 8 5 8 8 8 4 5 7 4 1
Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Puas Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas Puas Puas Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas Tidak Puas
3
Tidak Puas
Cukup Puas : 7 orang = 23% Rata-rata skala : 5,94
Rata-rata kepuasan berelasi laki-laki dan perempuan yang menjalin hubungan berpacaran jarak jauh adalah : 5,55
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
Hasil Penelitian terkait Komitmen Penelitian dilakukan pada 103 responden dengan jenis kelamin perempuan dan dalam masa perkembangan dewasa awal (rentang usia 18 hingga 22 tahun). Hasil penelitian tersebut antara lain : Perilaku Jumlah Persentase Tidak pernah 48 orang 46.6 % berselingkuh Jarang berselingkuh 37 orang 35.9 % Sering berselingkuh 13 orang 12.6 % Sangat sering 5 orang 4.9 % berselingkuh Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perempuan yang tidak pernah melakukan perselingkuhan sebanyak 48 orang atau 46.6 % dan perempuan yang pernah melakukan perselingkuhan sebanyak 55 orang atau 53.4 % (dengan rincian sebanyak 35.9 % jarang berselingkuh, 12.9 % sering berselingkuh, dan 4.9 % sangat sering berselingkuh).
Hasil Penelitian Terkait Perilaku Seksual Ketentuan responden dalam pra peneltian ini adalah remaja akhir putri (dengan rentang usia 17-24 tahun), belum menikah, dan sedang menjalani relasi berpacaran. Skala penelitian disebarkan di beberapa universitas ternama di Yogyakarta. Dari sekian banyak skala yang disebarkan, dihasilkan 78 skala yang dinyatakan baik untuk dapat diolah karena memenuhi standar administrasi. Hasil pra penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 87% remaja akhir putri yang sedang berpacaran di kota Yogyakarta pernah melakukan perilaku seks pranikah. Beberapa malah memulai perilaku ini sejak usia remaja awal (13-15 tahun). Sisanya memulai perilaku ini sejak usia remaja akhir (17-20 tahun). Hasil Penelitian Terkait Kecemburuan pada Perempuan Hasil survei terhadap 96 sampel mahasiswi menunjukkan bahwa terdapat 3 orang mahasiswi yang tidak pernah mengalami kecemburuan, sementara 93 orang lainnya mengalami kecemburuan. Sebelas dari 93 orang menyatakan bahwa mereka adalah orang yang sangat sering cemburu. Survei ini ingin melihat pula beberapa alasan yang menyebabkan kecemburuan dalam bentuk perilaku pasangan dan karakteristik saingan. Berdasarkan hasil survei, tampak bahwa sebagian besar dari data sampel yang terkumpul menyatakan bahwa mereka cemburu karena pasangan masih menceritakan atau berhubungan dengan mantan kekasihnya. Dengan demikian, terlihat bahwa perilaku pasangan yang berlebihan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
atau tidak wajar terhadap lawan jenisnya secara emosional dan seksual merupakan hal pemicu kecemburuan. Kemudian, beberapa subjek mengatakan cemburu karena tidak mendapat perhatian dari pasangan. Selain itu, ada pula faktor lain seperti lupa waktu ketika bersama teman-temannya atau hobinya. Kecemburuan juga muncul apabila pasangan melakukan kontak fisik dengan lawan jenis, menghabiskan waktu dengan orang lain, karakter saingan yang memiliki nilai lebih pada penampilan, dan kemampuan inteligensi, serta perilaku saingan yang agresif terhadap pasangan. Hasil Penelitian Terkait Kecemburuan pada Pria Sampel yang digunakan adalah mahasiswa karena usia pada dewasa awal berada kisaran usia seorang mahasiswa (18-25 tahun). Survei pra-penelitian ini disebarkan pada 55 sampel pria yang sedang menjalani masa pacaran dan berusia 20-24 tahun. Dari 50 sampel pria menyatakan bahwa mereka merasa cemburu terhadap pasangannya dan 5 sampel pria menyatakan bahwa mereka tidak merasa cemburu terhadap pasangannya. Dari survei tersebut, dapat disimpulkan 90% dari sampel menyatakan bahwa seorang pria merasakan cemburu terhadap pasangannya. Hasil survei pra-penelitian ini menunjukkan beberapa alasan atau penyebab seorang pria cemburu terhadap pasangannya, baik berdasarkan karakter pasangan maupun karakter saingan. Alasan paling banyak yang membuat seorang pria cemburu berdasarkan karakter pasangan diantaranya adalah pasangannya terlalu dekat dengan lawan jenisnya. Alasan lain adalah karena pasangannya terlalu peduli dan terbuka dengan lawan jenisnya. Selain itu, seorang pria cemburu karena pasangannya selalu membicarakan lawan jenisnya atau mantan kekasihnya. Beberapa orang pria juga menyatakan bahwa mereka cemburu karena pasangannya terlalu centil dengan lawan jenisnya. Hal lain yang membuat seorang pria cemburu berdasarkan karakter saingan diantaranya adalah saingannya lebih menarik dari dirinya. Kemudian, saingan lebih pintar dan kaya. Ada juga yang menyatakan bahwa saingannya lebih populer, serta jauh lebih baik dari dirinya dalam berbagai aspek sehingga menimbulkan ketidakpercayaan pada diri sendiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Survei Permasalahan Mahasiswa
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Survei Permasalahan Mahasiswa Usia : Jenis Kelamin : Menurut teman-teman, permasalahan apa yang paling menimbulkan permasalahan akademis bagi teman-teman sendiri? 1. Masalah percintaan 2. Keluarga 3. Pertemanan 4. Faktor Pribadi : malas belajar, menunda pengerjaan tugas, dll. 5. Lain-lain,..... (silakan diisi sendiri bila ada) Tolong diberi rangking pada masing-masing pilihan. Misalnya, pilihan 1 : rangking 3, pilihan 2 : rangking 1, dst. Rangking 1 menunjukkan bahwa pilihan tersebut merupakan pilihan yang paling berpengaruh bagi akademis. Terima kasih ☺