PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DAN APLIKASINYA DALAM MASALAH RAMP HANDLING PESAWAT
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: REGINA WAHYUDYAH SONATA AYU NIM :111414060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
All Things are Difficult Before They are Easy (Thomas Fuller)
Mistakes are Often The Best Teachers (James A. Froude)
The Noblest Pleasure is The Joy of Understanding (Leonardo da Vinci)
Karya ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa menyertaiku Bapa Ambros dan Mama Rosalia Kakak Tian, Kakak Tini, Kakak Andy, Kakak Yovan dan Adik Etu Keponakanku Chiko
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK
Regina Wahyudyah Sonata Ayu, 2015. Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-Plus dan Aplikasinya dalam Masalah Ramp Handling Pesawat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penyelesaian sistem atas aljabar max-plus dengan , , , dan serta aplikasinya dalam masalah ramp handling pesawat. Penelitian ini diawali dengan mengkaji sub-penyelesaian terbesar dari sistem persamaan yang kemudian menjadi calon penyelesaian sistem. Selanjutnya, diselidiki mengenai eksistensi dan ketunggalan penyelesaian sistem persamaan . Langkah berikutnya adalah membahas aplikasi sistem atas aljabar max-plus dalam masalah ramp handling pesawat di bandara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem atas aljabar maxplus dapat tidak mempunyai penyelesaian, mempunyai penyelesaian tunggal, atau mempunyai takhingga banyak penyelesaian. Diberikan matriks dengan elemen-elemen pada setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan dan . Sistem persamaan tidak mempunyai penyelesaian bila terdapat baris nol dalam matriks , mempunyai satu penyelesaian bila terdapat lone one pada setiap baris matriks dan mempunyai takhingga banyak penyelesaian bila terdapat elemen slack dalam matriks . Aplikasi sistem persamaan dalam masalah ramp handling adalah untuk menentukan waktu mulai paling lambat bagi setiap aktivitas ramp handling sehingga semua aktivitas tersebut telah selesai pada waktu keberangkatan pesawat. Kata kunci: Aljabar Max-Plus, Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-Plus, Ramp Handling.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT
Regina Wahyudyah Sonata Ayu, 2015. System of Linear Equations in MaxPlus Algebra and Its Application in Aircraft Ramp Handling Problem. Thesis. Mathematic Education Study Program, Mathematic and Science Education Departement, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta. This research aims to study the solution to system of over maxplus algebra where , , , and its application in aircraft ramp handling problem. This research is started by studying the principal sub-solution that is the candidate for solution of . Furthermore, the existence and the uniqueness of the solution to are investigated. The next step is discussing the application of system of over max-plus algebra in aircraft ramp handling problem at airport. The result shows that the system of has either no solution, one solution or an infinite number of solutions. Let with elements in each column are not all equal to and . System of has no solution if there is a zero-row in , has one solution if each row of has a lone one and has an infinite number of solutions if there are slack entries in . The application of system of in aircraft ramp handling problem is to determine the latest starting times for each ramp handling activity so that all of the activities are completed at the departure time of the plane. Key word: Max-Plus Algebra, System of Linear Equations in Max-Plus Algebra, Ramp Handling.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sistem Persamaan Linear Aljabar Max-Plus dan Aplikasinya dalam Masalah Ramp Handling Pesawat”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Banyak hambatan dan rintangan yang dialami oleh penulis selama penyusunan skripsi ini. Namun atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka penulis dapat mengatasi segala hambatan dan rintangan yang dialami. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma sekaligus dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan kritikan dan masukan yang membangun dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Kedua orang tuaku, Bapak Ambrosius Madut dan Ibu Rosalia Nuet serta saudara-saudaraku, Kristianus Panjo Candra, Kristiana Deti Sajutin, Didimus Andi Gunawan, Yuventus Yonavan Cahyono, dan Hersintus Suwenda Syah Suyoso yang senantiasa menyayangi dan mendukung penulis baik lewat doa, perhatian maupun dukungan materi. 4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, S.Pd. M.Sc. selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu dan membimbing penulis terutama berkaitan dengan hal akademis selama penulis menempuh kuliah di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma. 5. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing dan mendidik penulis ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
selama menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.. 6. Sahabat-sahabatku, Margaretha Nobilio Pasia Janu, Ana Karisma Adi Purwito, Theresia Veni Dwi Lestari, Yuliana Pebri Heriawati, Pilipus Neri Agustima dan Singgih Satriyo Wicaksono yang telah menemaniku serta berbagi suka duka selama menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma. 7. Adik-adikku tersayang, Imak, Itak dan Elisa serta teman-temanku, Yos, Eki dan Charles yang senantiasa mendukung dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma angkatan 2011 yang telah berbagi pengalaman selama penulis menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan rendah hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang lebih kepada setiap pembaca.
Yogyakarta, 17 Juni 2015
Penulis
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ......................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi DAFTAR SIMBOL.............................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Batasan Masalah ..................................................................................... 4 D. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 F. Metode Penelitian ................................................................................... 5 G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 5 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 7 A. Definisi dan Sifat-sifat Dasar Aljabar Max-Plus .................................... 7 B. Matriks dan Vektor atas Aljabar Max-Plus .......................................... 12 BAB III SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS ................ 21 A. Sub-Penyelesaian Terbesar ................................................................... 22 B. Eksistensi dan Ketunggalan Penyelesaian Sistem Persamaan ...............................................................................................................25
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Penyelesaian Sistem Persamaan
dengan Program MATLAB
...............................................................................................................44 BAB IV APLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DALAM MASALAH RAMP HANDLING PESAWAT ...................... 50 A. Ramp Handling ..................................................................................... 50 B. Aplikasi Sistem Persamaan
dalam Masalah Ramp Handling 52
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 60 A. Kesimpulan ........................................................................................... 60 B. Saran ..................................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 62
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SIMBOL
(
)
: himpunan tak kosong
yang dilengkapi dengan dua operasi biner
dan : himpunan semua bilangan real : :
* +
: operasi max : operasi plus ( ) :(
)
:{
[
:{
,
]
} -
}
: himpunan semua bilangan asli : relasi “lebih kecil atau sama dengan” dalam aljabar max-plus : matriks „discrepancy‟ : matriks hasil reduksi : tanda akhir pembuktian.
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Aljabar merupakan cabang matematika yang menggeneralisasi bentuk aritmatika dengan menggunakan variabel-variabel untuk menggantikan bilanganbilangan. Aljabar memiliki ruang lingkupnya sendiri antara lain aljabar dasar, aljabar linear, aljabar abstrak, dan sebagainya. Salah satu ruang lingkup aljabar yang masih tergolong baru adalah aljabar max-plus. Menurut Andersen (2002), aljabar max-plus muncul pada akhir tahun 1950‟an segera setelah topik mengenai Riset Operasi mulai dikembangkan. Sementara itu, menurut Butkovič (2000), aljabar max-plus telah dipelajari dan ditulis dalam bentuk makalah-makalah penelitian dan buku-buku pada awal 1960‟an dan dikembangkan secara intensif sejak tahun 1985. Aljabar max-plus merupakan suatu contoh semiring yang terdiri dari himpunan
*
+ dengan
merupakan himpunan semua bilangan real, yang
dilengkapi dengan operasi maksimum, dinotasikan dengan penjumlahan, dinotasikan dengan
dan operasi
. Dalam aljabar max-plus, operasi
penjumlahan didefinisikan sebagai operasi maksimum sedangkan operasi perkalian didefinisikan sebagai operasi penjumlahan. Selanjutnya, ( ) dinotasikan dengan
dan *
+ dinotasikan dengan
merupakan elemen netral terhadap operasi terhadap operasi
.
1
*
+,
,
. Elemen
dan 0 merupakan elemen identitas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Sebagai suatu semiring, aljabar max-plus merupakan semiring komutatif sekaligus idempoten (Subiono, 2013). Lebih jauh, aljabar max-plus merupakan semifield sebab untuk setiap yakni (
*
+)(
di
*
+ memiliki invers terhadap operasi *
+)
Sama halnya dalam aljabar linear, pasangan operasi (
, .
) dalam aljabar
max-plus juga dapat diperluas untuk operasi matriks atas aljabar max-plus. Demikian juga, penjumlahan matriks atas aljabar max-plus hanya terdefinisi untuk matriks dengan ukuran yang sama. Matriks atas aljabar max-plus kemudian digunakan dalam merepresentasikan sistem persamaan linear aljabar max-plus untuk kemudian dicari penyelesaiannya. Representasi sistem persamaan linear yang dimaksud serupa dalam aljabar linear yakni berupa persamaan matriks . Namun demikian, berbeda dengan aljabar linear, aljabar max-plus tidak memiliki invers terhadap penjumlahan. Hal ini menyebabkan cara menyelesaikan sistem persamaan linear aljabar max-plus berbeda dengan sistem persamaan linear dalam aljabar biasa. Penyelesaian sistem persamaan linear aljabar max-plus, sebagaimana dalam aljabar biasa, tidak selalu ada dan bila ada tidak selalu tunggal. Kehadiran sistem linear aljabar max-plus sangat membantu dalam memodelkan serta menganalisa Discrete Event System (DES) seperti sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem produksi, sistem komputasi paralel, dan sebagainya. Namun demikian, menurut Subiono (2013), pendekatan aljabar maxplus diterapkan pada sistem yang hanya mempertimbangkan sinkronisasi tanpa konkurensi. Sinkronisasi berkaitan dengan ketersediaan beberapa sumber dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
waktu bersamaan sedangkan konkurensi tampak ketika pada suatu saat seorang pengguna harus memilih beberapa sumber. Penanganan pesawat di bandara atau lebih dikenal dengan istilah ramp handling merupakan salah satu masalah sinkronisasi. Ramp handling merupakan penanganan pesawat yang dilakukan di ramp area, yakni suatu pelataran yang ada di
bandara.
Ramp
handling
meliputi
beberapa
kegiatan
antara
lain
deplane/boarding, loading/unloading, refueling, dan lain-lain. Masing-masing kegiatan memiliki durasi waktu yang berbeda untuk tiap pesawat. Kegiatankegiatan ini dilakukan secara simultan dan harus selesai pada waktu yang sudah ditentukan. Karena itu, perlu ditentukan waktu mulai paling lambat untuk setiap kegiatan sehingga semua kegiatan dipastikan telah selesai pada waktu keberangkatan (departure time) pesawat-pesawat dari bandara. Masalah ramp handling ini terkait dengan masalah dimana matriks
menyatakan durasi tiap kegiatan ramp handling
untuk tiap pesawat, vektor ditentukan vektor
penyelesaian sistem persamaan linear
menyatakan ground time pesawat dan akan
yang menyatakan waktu mulai paling lambat untuk tiap
kegiatan ramp handling. Berdasarkan penjabaran di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai sistem persamaan linear aljabar max-plus serta aplikasinya dalam masalah ramp handling pesawat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah 1. Bagaimana menentukan penyelesaian dari suatu sistem persamaan linear aljabar max-plus? 2. Bagaimana eksistensi dan ketunggalan penyelesaian dari suatu sistem persamaan linear aljabar max-plus? 3. Bagaimana aplikasi sistem persamaan linear aljabar max-plus dalam masalah ramp handling pesawat? C. Batasan Masalah Pembahasan masalah dalam skripsi ini hanya dibatasi pada sistem persamaan linear aljabar max-plus berbentuk A
x = b, sedangkan aplikasinya hanya
dibatasi pada masalah ramp handling pesawat di bandara. D. Tujuan Penelitian Penulisan skripsi ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui bagaimana cara menentukan penyelesaian sistem persamaan linear aljabar max-plus berbentuk A
x = b.
2. Mengetahui bagaimana eksistensi dan ketunggalan penyelesaian sistem persamaan linear aljabar max-plus A
x = b.
3. Mengetahui bagaimana aplikasi sistem persamaan linear aljabar max-plus tersebut dalam masalah ramp handling pesawat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh melalui penulisan skripsi ini adalah: 1. Bagi penulis Bila dalam perkuliahan penulis mempelajari struktur aljabar atas field, melalui penelitian ini penulis mendapat pengetahuan baru tentang contoh struktur aljabar lain yakni aljabar max-plus lebih khusus lagi mengenai sistem persamaan linear aljabar max-plus. Selain itu, penelitian ini juga menambah wawasan penulis mengenai aplikasi sistem persamaan linear aljabar max-plus dalam masalah ramp handling pesawat di bandara. 2. Bagi pembaca Pembaca dapat memahami sistem persamaan linear A
x = b dalam aljabar
max-plus serta aplikasinya dalam masalah ramp handling pesawat di bandara. F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal serta tesis-tesis yang berkaitan dengan topik skripsi. G. Sistematika Penulisan Tulisan ini akan mengkaji tentang sistem persamaan linear aljabar maxplus dan aplikasinya dalam masalah ramp handling pesawat. Untuk itu, tulisan ini akan dibagi dalam lima bab. Pada Bab I, terlebih dahulu akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi ini. Selanjutnya,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
pada Bab II akan dibahas mengenai definisi dan sifat-sifat dasar aljabar max-plus, dan vektor dan matriks atas aljabar max-plus yang akan melandasi pembahasan mengenai sistem persamaan linear aljabar max-plus dan aplikasinya dalam masalah ramp handling pesawat. Inti dari tulisan ini terdapat dalam Bab III dan Bab IV. Pada Bab III akan dibahas mengenai sistem persamaan linear aljabar max-plus yang meliputi subpenyelesaian terbesar, eksistensi dan ketunggalan penyelesaian sistem persamaan A
x = b. Pada bab ini juga diberikan penyelesaian sistem persamaan A
x=b
dengan program MATLAB guna mempermudah perhitungan, sedangkan pada Bab IV akan dibahas mengenai ramp handling dan aplikasi sistem persamaan A
x=
b dalam masalah ramp handling. Bagian terakhir dalam tulisan ini adalah Bab V yang berisi kesimpulan dari pembahasan pada Bab III dan Bab IV serta beberapa saran yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang diperlukan sebagai landasan teori dalam pembahasan mengenai sistem persamaan linear aljabar maxplus dan aplikasinya dalam masalah ramp handling pesawat. Pembahasan akan dibagi menjadi dua bagian, yakni: definisi dan sifat-sifat dasar aljabar max-plus serta matriks dan vektor atas aljabar max-plus. A. Definisi dan Sifat-sifat Dasar Aljabar Max-Plus Berikut ini akan diberikan definisi dan sifat-sifat dasar aljabar max-plus. Pembahasan akan diawali dengan definisi semiring. Definisi 2.A.1 Suatu semiring (S, dua operasi biner 1. (S,
) adalah suatu himpunan tak kosong S disertai dengan dan
yang memenuhi:
) komutatif dan asosiatif serta memiliki elemen netral, yakni: a. (
b. c. (
)(
)
(
)
)
2. (S, ) asosiatif serta memiliki elemen identitas, yakni: (
a. b. (
)(
)
(
)
)
3. Sifat penyerapan elemen netral
terhadap operasi
7
, yakni:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Operasi
distributif terhadap
yakni
berlaku (
a. b. (
) )
(distributif kiri dan distributif kanan),
(
)
(
)
(distributif kiri)
(
)
(
)
(distributif kanan)
Contoh 2.A.1 *
Diberikan dan
+ dengan
:= 0. Kemudian, dalam
himpunan semua bilangan real,
didefinisikan operasi
dan
:=
yakni
berlaku: (
) dan
Selanjutnya akan ditunjukkan
(
,
) merupakan semiring.
Bukti: (
,
1. (
) semiring sebab:
) komutatif dan asosiatif serta memiliki elemen netral, yakni: (
a. b.
(
) *
)
(
)
(
) +
(
)+
(
* c. (
2. (
, a.
)(
(
)
(
)
(
)
) asosiatif serta memiliki elemen identitas, yakni: (
)
8
(
) (
( )
)
) )
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b. (
)(
)
3. Sifat penyerapan elemen netral
terhadap operasi
( 4. Operasi
(
)
, yakni (
( b. (
)
(
,
berlaku
) )
(
)
(
)
)
(
(
, yakni:
)
distributif terhadap
a.
9
)
(
) kemudian cukup ditulis
)
(
)
. Selanjutnya akan
diberikan definisi mengenai dua semiring khusus, yakni semiring komutatif dan semiring idempoten. Definisi 2.A.3 Suatu semiring (S,
) merupakan semiring komutatif bila dan hanya bila
berlaku sifat komutatif terhadap operasi , yakni
.
Definisi 2.A.4 Suatu semiring (S,
) merupakan semiring idempoten bila dan hanya bila
berlaku sifat idempoten terhadap operasi
, yakni
Contoh 2.A.2 Semiring
merupakan semiring komutatif sekaligus semiring idempoten.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Bukti: a. Semiring
merupakan semiring komutatif sebab
:
. b. Semiring
merupakan semiring idempoten sebab (
:
)
Lebih lanjut, dalam Subiono (2013) didefinisikan mengenai semifield yang merupakan ragam khusus dari semiring komutatif. Definisi 2.A.5 Suatu semiring komutatif ( elemen a di )(
) disebut semifield bila dan hanya bila setiap
* + mempunyai invers terhadap operasi
)
, yaitu (
.
Contoh 2.A.3 Semiring komutatif
merupakan semifield.
Bukti: semifield sebab ( ( Struktur aljabar
* ) (
max-plus. Elemen-elemen
( ,
+)( )
(
* )
+) .
) inilah yang kemudian disebut sebagai aljabar akan disebut juga sebagai skalar (Rudhito, 2003).
Sama halnya dalam aljabar biasa, operasi perkalian dikerjakan terlebih dahulu sebelum operasi penjumlahan, demikian juga halnya dalam aljabar max-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
plus, operasi
mempunyai prioritas daripada operasi
. Berikut ini diberikan
beberapa contoh yang mengilustrasikan operasi-operasi dalam Tabel 1: Pengoperasian dalam
11
.
. Arti
Operasi dalam
Hasil
(
)
3
(
)
9
(
)
4 16 7
(
)
(
)
(
)
(
6 )
8
Bila dalam field bilangan real terdapat elemen invers terhadap operasi +, tidak demikian halnya dalam sehingga menyebabkan
.
merupakan semiring idempoten
tidak memiliki invers terhadap operasi
. Hal ini
ditunjukkan dalam teorema berikut. Teorema 2.A.1 (Farlow, 2009) Diberikan semiring elemen invers terhadap
( tidak ada .
). Sifat idempoten dari
berakibat bahwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Bukti: memiliki invers terhadap operasi (
yakni dirinya sendiri di mana
)
Selanjutnya akan dibuktikan bahwa untuk setiap elemen dalam
* +. Misalkan bahwa
memiliki invers yakni dengan mengambil sebarang mempunyai invers terhadap Tambahkan
yaitu , didapat
* + tidak
.
pada kedua ruas persamaan, didapat
Dengan sifat idempoten, persamaan menjadi dengan
. Hal ini bertentangan
.
Hal inilah yang kemudian membedakan aljabar max-plus dengan aljabar konvensional. B. Matriks dan Vektor atas Aljabar Max-Plus Pada bagian ini akan dibahas mengenai matriks dan vektor atas aljabar max plus serta relasi urutan di dalamnya. Himpunan matriks berukuran dalam aljabar max-plus dinotasikan dengan
untuk
. Elemen
pada baris ke dan kolom ke dinotasikan dengan
atau , - untuk
dan
Dalam hal ini matriks
sebagai berikut
[
]
direpresentasikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Serupa dalam matriks real, pada matriks atas aljabar max-plus juga dapat didefinisikan operasi penjumlahan matriks, perkalian skalar, dan perkalian matriks. Selain itu, pada matriks atas aljabar max-plus juga dapat didefinisikan transpos matriks. Definisi 2.B.1 Diberikan matriks matriks
,
dan
. Elemen ke-ij dari penjumlahan
, perkalian skalar
, serta transpos matriks
didefinisikan
sebagai 1. ,
-
2. , 3. ,
(
-
),
untuk
, untuk
-
, untuk
dan
dan
dan
Contoh 2.B.1 [
Diberikan matriks
] dan
[
], maka
a.
[
]
[
]
b.
[
]
[
]
[
c.
]
Definisi 2.B.2 Misalkan
dan
didefinisikan sebagai
maka elemen ke-ij dari perkalian matriks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
,
-
,
14
,
Contoh 2.B.2 [
Diberikan matriks [
] dan
][
[
], maka
]
[
]
[
]
[
]
Teorema 2.B.1 (Rudhito, 2003) Pernyataan-pernyataan berikut berlaku untuk sebarang skalar sebarang matriks , , dan 1. (
dan
serta
asalkan operasi yang dimaksud terdefinisi.
)
(
)
)
(
)
2. 3. 4. ( 5.
(
6. ( 7.
) )
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
Sifat-sifat lain dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi operasi dan sifatsifat operasi dalam
Di bawah ini akan diberikan bukti untuk sifat 4.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Bukti: ,
Misalkan
-
,
,
ke- kolom ke- matriks ( )
[(
)
-
dan
[
]
. Elemen
adalah
]
(
)
( [
)
( (
)] )
Definisi 2.B.3 (Rudhito, 2003) Didefinisikan matriks
dengan , -
untuk semua dan .
Selanjutnya akan dibahas mengenai semimodul atas
serta relasi
urutan di dalamnya. Definisi semimodul berikut ini mengikuti definisi dalam Rudhito (2003). Definisi 2.B.4 Misalkan (S,
) adalah semiring komutatif dengan elemen netral 0 dan
elemen identitas 1. Semimodul M atas S adalah semigrup komutatif (M, ) bersama operasi perkalian skalar ●: ● yang memenuhi aksioma berikut: dan
berlaku:
, dituliskan sebagai (
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
i)
)
●(
ii) (
)●
iii)
●( ● )
iv)
●
v)
●
●
●
●
●
(
16
)●
Elemen dalam semimodul dinamakan vektor. Contoh 2.B.3 adalah semimodul atas
, dalam hal ini
cukup ditulis
dimana {
[
Untuk setiap
]
}
dan untuk setiap
didefinisikan operasi
dengan ,
-
dan operasi perkalian skalar ● dengan ●
,
-
Berdasarkan Teorema 2.B.1 1 dan 2 maka dapat disimpulkan bahwa ( merupakan
semigrup
komutatif
dengan
elemen
netral
,
) - .
Selanjutnya, berdasarkan Teorema 2.B.1 5, 6 dan 7 maka dapat disimpulkan bahwa
merupakan semimodul atas
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Definisi 2.B.5 Suatu relasi untuk semua
pada suatu himpunan P dinamakan urutan parsial pada P bila memenuhi:
1. Sifat reflektif, yaitu: 2. Sifat antisimetris, yaitu: jika 3. Sifat transitif, yaitu: jika Elemen
dan
Sementara itu,
dan dan
, maka , maka
dikatakan komparabel (comparable) jika dapat juga ditulis
. Jika
dan
atau
.
maka ditulis
. Definisi 2.B.6 Bila setiap dua elemen P komparabel, maka urutan parsial
disebut urutan
total. Definisi 2.B.5 dan Definisi 2.B.6 di atas didasarkan pada definisi Wohlgemuth (dalam Rudhito, 2003). Berikut ini diberikan suatu teorema yang berkaitan dengan urutan parsial pada suatu semigrup komutatif idempoten. Teorema 2.B.2 (Rudhito, 2003) Jika ( pada
) semigrup komutatif idempoten maka relasi dengan
merupakan urutan parsial pada .
Bukti: Ambil sebarang 1. Karena
yang didefinisikan
idempoten maka
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Jika
dan
komutatif maka 3. Jika
maka
dan
. Karena
maka
dan
. Karena
18
.
dan
semigrup maka berlaku sifat asosiatif. Akibatnya, ( Sehingga
)
(
)
.
Akibat 2.B.1 (Rudhito, 2003) Relasi
yang didefinisikan pada
merupakan urutan parsial pada
dengan
. Lebih lanjut, relasi
pada
merupakan urutan total. Bukti: Karena (
) merupakan semigrup komutatif idempoten, maka menurut
Teorema 2.B.2 relasi untuk setiap
Jadi, relasi Relasi
pada
merupakan urutan parsial. Selanjutnya,
berlaku: (
)
(
)
atau
merupakan urutan total. pada
ekuivalen dengan relasi (
pada )
, sebab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Akibat 2.B.2 (Rudhito, 2003) Relasi
yang didefinisikan pada
dengan
untuk setiap dan merupakan urutan parsial pada
.
Bukti: Berdasarkan Teorema 2.B.1 1, 2, dan 3 nampak bahwa (
) merupakan
semigrup komutatif idempoten sehingga menurut Teorema 2.B.2 relasi pada
merupakan urutan parsial.
Akibat 2.B.3 (Rudhito, 2003) Relasi
yang didefinisikan pada
dengan
untuk setiap merupakan urutan parsial pada
.
Bukti: Berdasarkan Teorema 2.B.1 1, 2, dan 3 nampak bahwa (
) merupakan
semigrup komutatif idempoten sehingga menurut Teorema 2.B.2 relasi pada Relasi
merupakan urutan parsial. yang didefinisikan pada [
total sebab terdapat matriks
[
]
[
] dan
]
[
di atas bukan merupakan urutan [
] tetapi
] sedemikian sehingga
dan
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Demikian juga, relasi
yang didefinisikan pada
merupakan urutan total sebab terdapat vektor
,
20
di atas bukan - r dan
,
-
sedemikian sehingga ,
-
,
-
,
- tetapi
dan
Teorema 2.B.3 (Subiono, 2013) Diberikan (
)
. (
Jika
dengan
).
Bukti: Ambil sebarang
dengan (
, maka
)
(
)
(
)
(
) (
)
,
maka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS
Sistem persamaan linear yang akan dibahas adalah sistem persamaan berbentuk
dengan
,
,
, dan
Penyelesaian sistem ini adalah himpunan semua vektor sehingga
. Sistem persamaan
.
sedemikian
dapat ditulis ulang dalam
bentuk persamaan matriks yang lebih rinci dan kemudian dalam bentuk sistem ekuivalen persamaan max-plus sebagai berikut
[
]
( (
) ( ) (
(
) (
[
]
) )
[
]
( ( )
) ) (
)
Bila ditulis dalam bentuk baku, maka sistem persamaan di atas menjadi
Penyelesaian
*( *(
)( )(
*(
)(
sistem
) )
( ( )
persamaan
)+ )+ (
}
)+ diperoleh
dengan
menyelesaikan sistem terakhir di atas secara simultan. Sama halnya dalam aljabar biasa, penyelesaian sistem persamaan
tidak selalu ada. Sistem yang
tidak memiliki penyelesaian ditunjukkan dalam contoh berikut.
21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Contoh 3.1 [
Diberikan matriks
] dan
[ ]. Persamaan
tidak
mempunyai penyelesaian, sebab bila mempunyai penyelesaian berarti ada [ ] sehingga
[
Didapat
]
[ ]
*
,
+
tidak akan ada Jadi,
[ ]
, dan
*
*
sehingga
+ +
. Nampak bahwa
dan
*
+
.
tidak mempunyai penyelesaian. Di lain pihak, sistem
karena untuk penyelesaian mendefinisikan
selalu mempunyai penyelesaian
diperoleh sistem
. Karena itu, masalah
persamaan
konsep
dapat
sub-penyelesaian
terbesar
diperlemah dengan
dengan
sebelumnya
mendefinisikan konsep sub-penyelesaian. A. Sub-Penyelesaian Terbesar Berikut
diberikan
definisi
mengenai
penyelesaian terbesar sistem persamaan
sub-penyelesaian
dan
sub-
.
Definisi 3.A Diberikan
dan adalah vektor
. Sub-penyelesaian sistem persamaan yang memenuhi
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Definisi 3.B Sub-penyelesaian
terbesar
adalah
, dinotasikan dengan Dengan kata lain, persamaan
vektor
terbesar
yang
memenuhi
.
untuk setiap sub-penyelesaian
dari sistem
. Sub-penyelesaian terbesar tidak harus merupakan suatu
penyelesaian dari
. Sub-penyelesaian terbesar diberikan oleh teorema
berikut. Teorema 3.A.1 (Rudhito, 2003) Diberikan
dengan elemen-elemen pada setiap kolomnya tidak
semuanya sama dengan
dan
, maka (
untuk setiap
*
+ dan
) *
+.
Bukti:
{
(
)
dan (
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
(
24
)
Jadi, sub-penyelesaian dari sistem persamaan
adalah setiap vektor
di mana komponen-komponennya memenuhi (
)
,
Jika vektor
- didefinisikan dengan (
)
maka diperoleh: (
)
(
) dan
(
Hal ini berarti bahwa
merupakan sub-penyelesaian dari sistem persamaan (
. Karena Akibatnya, sistem persamaan
)
. Jadi, vektor
)
, maka
merupakan sub-penyelesaian terbesar dari
.
Teorema 3.A.1 menjelaskan penyelesaian dari penyelesaian dari
.
dijelaskan dalam teorema berikut:
sedangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Teorema 3.A.2 (Butkovič, 2000) Diberikan
dengan elemen-elemen pada setiap kolomnya tidak
semuanya sama dengan dan hanya bila
dan
.
memiliki penyelesaian bila
adalah penyelesaiannya.
Bukti: Misalkan
merupakan penyelesaian dari sistem
merupakan sub-penyelesaian terbesar maka
. Karena
. Berdasarkan Teorema
2.B.3 diperoleh . Jadi, B. Eksistensi dan Ketunggalan Penyelesaian Sistem Persamaan Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas mengenai sub-penyelesaian terbesar dari sistem persamaan
. Pada bagian ini akan dibahas
mengenai eksistensi dan ketunggalan penyelesaian sistem persamaan
.
Berdasarkan Teorema 3.A.2 dapat disimpulkan bahwa eksistensi penyelesaian sistem persamaan ini ditentukan oleh sub-penyelesaian terbesarnya. Diberikan matriks kolomnya tidak semuanya sama dengan
dengan elemen-elemen pada setiap dan
merupakan calon penyelesaian sistem persamaan dengan
. Sub-penyelesaian terbesar yakni vektor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
] [
[
(
)
(
)
(
)
(
)
(
)]
(
)]
[
* *
+ +
*
+
Selanjutnya didefinisikan matriks „discrepancy‟ dinotasikan dengan
[
Catatan bahwa setiap dari setiap kolom
26
]
dimana
]
dapat ditentukan dengan mengambil nilai maksimum .
Untuk memprediksi banyaknya penyelesaian persamaan selanjutnya didefinisikan matriks
, maka
yang merupakan reduksi matriks
sebagai berikut
[
] di mana
{
Di bawah ini akan diberikan contoh-contoh penyelesaian sistem persamaan . Contoh 3.2 Tentukan penyelesaian
jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
Berdasarkan matriks
],
dan vektor
[ ], dan
]
diperoleh matriks
[
]
[
[
[
]
]
Perhatikan bahwa terdapat elemen bernilai 1 pada tiap baris matriks pada tiap kolom matriks persamaan
27
. Karena
pasti terdapat elemen bernilai 1, maka sistem
pada contoh ini hanya memiliki satu penyelesaian. Elemen-
elemen dari vektor penyelesaian dapat ditentukan dengan mengambil nilai maksimum dari tiap kolom
, yakni: *
Dengan demikian,
,
+
*
+
*
+
-
merupakan calon penyelesaian sekaligus
menjadi satu-satunya penyelesaian dari sistem persamaan ditunjukkan sebagai berikut
. Hal ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
* [
]
[ ]
+ * *
[
28
+ ] + +
*
[
]
Contoh 3.3 Tentukan penyelesaian
jika [
Berdasarkan matriks
],
dan vektor
[ ], dan
[ ]
diperoleh matriks
[
]
[
[
]
]
Perhatikan bahwa terdapat elemen bernilai 1 pada tiap baris matriks berarti bahwa sistem persamaan satu penyelesaian yakni
[
. Hal ini
pada contoh ini juga hanya memiliki
,
- . Hal ini ditunjukkan sebagai berikut
]
[
]
* * *
[
+ +] +
[ ]
Contoh 3.2 dan 3.3 di atas merupakan contoh sistem persamaan yang memiliki penyelesaian tunggal baik untuk kasus
maupun
Berikut ini akan diberikan contoh-contoh sistem persamaan memiliki penyelesaian baik untuk kasus
,
maupun kasus
.
yang tidak .
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Contoh 3.4 Tentukan penyelesaian
jika
[
Berdasarkan matriks
],
dan vektor
[ ], dan
]
[
matriks
]
diperoleh matriks
[
Berdasarkan matriks
[
]
,
diperoleh
- . Namun demikian, dari
di atas terlihat bahwa terdapat baris yang tidak memiliki nilai
maksimum yakni baris pertama atau dengan kata lain semua elemen dalam baris pertama bernilai 0. Hal ini mengisyaratkan bahwa sistem persamaan tidak memiliki penyelesaian. Hal ini diperkuat melalui perhitungan berikut: * [
]
[ ]
+ * *
[
+ ] + +
* Dengan demikian,
[
]
[
]
hanya merupakan sub-penyelesaian terbesar dan bukan
merupakan penyelesaian sistem persamaan
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Contoh 3.5 Tentukan penyelesaian
jika [
Berdasarkan matriks
],
dan vektor
[ ], dan
diperoleh matriks
[
]
[
Berdasarkan matriks matriks
[ ]
]
,
diperoleh
- . Namun demikian, dari
di atas terlihat bahwa semua elemen dalam baris pertama bernilai 0.
Hal ini mengisyaratkan bahwa sistem persamaan
dalam contoh ini
tidak memiliki penyelesaian. Hal ini juga diperkuat melalui perhitungan berikut:
[
Dengan demikian,
]
[
]
[
* * *
+ +] +
[ ]
[ ]
hanya merupakan sub-penyelesaian terbesar dan bukan
merupakan penyelesaian sistem persamaan
.
Contoh 3.6 Tentukan penyelesaian
jika [
],
[ ], dan
[ ]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan matriks
dan vektor
diperoleh matriks
[
]
[
Berdasarkan matriks
31
] ,
diperoleh
sebelumnya, sistem persamaan
- . Serupa dengan dua contoh dalam contoh ini juga tidak memiliki
penyelesaian karena semua elemen pada baris kedua matriks
-nya bernilai 0.
Hal ini ditunjukkan juga melalui perhitungan berikut:
[
]
[
]
[
* *
+ ] +
[ ]
[ ]
Jadi, sistem persamaan linear tersebut hanya memiliki sub-penyelesaian terbesar namun tidak mempunyai penyelesaian. Selanjutnya akan diberikan contoh-contoh sistem persamaan yang memiliki takhingga banyak penyelesaian baik untuk kasus maupun kasus
,
.
Contoh 3.7 Tentukan penyelesaian
jika
[
Berdasarkan matriks
dan vektor
],
[ ], dan
diperoleh matriks
[
]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
]
[
Berdasarkan matriks apakah
]
,
diperoleh
- . Selanjutnya akan dicek
memang merupakan penyelesaian dari
. *
[
Ternyata
]
[
]
[
+ * * *
+ ] + +
memang merupakan penyelesaian dari
baris kedua dan ketiga matriks
32
[
]
. Akan tetapi, pada
terdapat lebih dari satu nilai maksimum atau
dengan kata lain terdapat lebih dari satu elemen bernilai 1 pada kedua baris tersebut. Hal ini mengisyaratkan bahwa sistem persamaan
memiliki
takhingga banyak penyelesaian. Selain itu, berdasarkan Teorema 3.A.1 diperoleh bahwa elemen-elemen dari vektor penyelesaian
merupakan batas atas. Karena itu, elemen-elemen
dalam contoh ini harus mememenuhi
. Pada baris pertama dan keempat matriks maksimum terdapat pada kolom ke-3 karena itu
,
dan
nampak bahwa nilai . Pada baris kedua nilai
maksimum terdapat pada kolom ke-2 dan ke-3 maka terdapat dua kemungkinan yakni
atau
. Bila nilai
diubah maka akan mempengaruhi
persamaan baris pertama dan keempat. Karena itu, selama
maka
persamaan pertama dan keempat akan selalu terpenuhi. Demikian halnya dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memilih
33
maka persamaan baris akan selalu terpenuhi. Jadi, semua vektor ,
yang berbentuk
-
dengan
dan
juga memenuhi
sistem persamaan. Jadi, sistem persamaan
dalam contoh ini memiliki takhingga banyak
penyelesaian. Contoh 3.8 Tentukan penyelesaian
jika [
Berdasarkan matriks
],
dan vektor
[ ], dan
diperoleh matriks
[
]
[
Berdasarkan matriks apakah
]
,
diperoleh
- . Selanjutnya akan dicek
memang merupakan penyelesaian dari
[
Nampak bahwa
]
[
]
[
. * * *
+ +] +
[ ]
memang merupakan penyelesaian dari sistem persamaan
. Akan tetapi, dapat diperiksa bahwa semua ,
[ ]
- dengan
yang memenuhi bentuk
juga memenuhi sistem persamaan di atas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jadi, sistem persamaan
34
dalam contoh ini memiliki takhingga banyak
penyelesaian. Contoh 3.9 Tentukan penyelesaian
jika [
Berdasarkan matriks
],
dan vektor
[ ], dan
diperoleh matriks
[
]
[
Berdasarkan matriks bahwa
[ ]
] ,
diperoleh
- . Selanjutnya ditunjukkan
juga merupakan penyelesaian dari sistem persamaan [
]
[
]
* *
[
Namun demikian, dapat diperiksa bahwa semua dengan
dan
+ +
]
yakni:
[ ]
yang berbentuk
,
-
juga memenuhi sistem persamaan di atas.
Jadi, sistem persamaan
pada contoh ini juga memiliki takhingga
banyak penyelesaian. Matriks persamaan
dan
berperan dalam menentukan perilaku sistem
. Berikut ini diberikan teorema mengenai ada atau tidak
adanya (eksistensi) penyelesaian
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Teorema 3.B.1 Diberikan sistem persamaan
di mana
dengan elemen-
elemen pada setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan 1. Jika terdapat baris nol pada matriks
dan
.
maka sistem tidak mempunyai
penyelesaian. 2. Jika terdapat paling tidak satu elemen 1 pada tiap baris adalah penyelesaian dari sistem persamaan
, maka
.
Bukti: 1. Misalkan baris nol pada matriks
adalah baris ke
merupakan penyelesaian dari sistem persamaan (
dan andaikan , maka
)
Akibatnya, . Dengan demikian,
tidak memenuhi persamaan ke-
bertentangan dengan . Jadi, atau
. Hal ini
adalah penyelesaian dari sistem persamaan
bukan merupakan penyelesaian dari sistem persamaan sistem
persamaan
tidak
mempunyai
penyelesaian. 2. Akan dibuktikan kontrapositifnya. Andaikan penyelesaian dari sistem persamaan diperoleh
bukan merupakan
. BerdasarkanTeorema 3.A.1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Akibatnya, ( Jika
)
bukan merupakan penyelesaian dari
, maka terdapat
sedemikian sehingga (
)
Hal ini ekuivalen dengan
(
Karena dalam baris
dari
) untuk beberapa , maka tidak ada elemen yang bernilai 1.
Teorema 3.B.1 di atas digunakan untuk menentukan eksistensi penyelesaian sistem persamaan
. Namun demikian, eksistensi ini belum
menjelaskan kapan penyelesaiannya tunggal dan kapan penyelesaiannya taktunggal. Karena itu, untuk menentukan ketunggalan sistem persamaan diberikan definisi berikut.
Definisi 3.B Elemen bernilai 1 pada suatu baris
dinamakan elemen peubah tetap jika
1. Elemen tersebut merupakan satu-satunya elemen bernilai 1 pada baris tersebut ( lone-one), atau 2. Elemen tersebut berada pada kolom yang sama dengan lone-one. Elemen-elemen bernilai 1 lainnya dinamakan elemen-elemen slack.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Tabel berikut ini akan menunjukkan elemen peubah tetap dari setiap contoh yang telah diberikan sebelumnya. Elemen yang dilingkari merupakan elemen peubah tetap Tabel 2: Elemen Peubah Tetap Tidak Mempunyai
Takhingga Banyak Satu Penyelesaian
Penyelesaian Contoh 3.4
[
Penyelesaian Contoh 3.2
]
[
Contoh 3.7
]
Contoh 3.5 [
]
Contoh 3.8 ]
Contoh 3.3 [
Contoh 3.6 [
[
[ ]
]
]
Contoh 3.9 [
]
Pada contoh 3.2, semua elemen bernilai 1 merupakan peubah tetap. Persamaan baris pertama menetapkan elemen menetapkan elemen
, persamaan baris kedua
, dan persamaan baris ketiga menetapkan elemen
. Ketika sampai pada persamaan keempat, semua elemen
sudah
ditentukan. Setiap elemen yang sudah dipilih tidak dapat diubah karena bila diubah akan menimbulkan pertidaksamaan pada salah satu dari ketiga baris sebelumnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Pada contoh 3.3, semua elemen bernilai 1 juga merupakan peubah tetap. Persamaan baris pertama menetapkan elemen menetapkan elemen
, persamaan baris kedua
, dan persamaan baris ketiga menetapkan elemen
. Pada contoh 3.7, terdapat elemen slack pada pertama menetapkan elemen
. Pada persamaan baris kedua, terdapat dua
kemungkinan untuk memenuhi persamaan yakni nilai
. Persamaan baris
atau
. Akan tetapi,
sudah ditetapkan sebelumnya yakni sama dengan 3. Jadi, asalkan
maka persamaan baris diatasnya tidak akan berubah. Dengan cara yang sama, pada persamaan baris ketiga, asalkan
maka persamaan baris diatasnya
tidak akan berubah. Sedangkan, pada persamaan baris keempat, elemen penyelesaiannya sudah ditetapkan oleh persamaan baris pertama. Dengan demikian, dengan menetapkan
dan asalkan
serta
, maka
persamaan baris akan selalu benar. Berikut ini diberikan teorema untuk menunjukkan bila mana persamaan memiliki penyelesaian tunggal dan bilamana penyelesaiannya taktunggal. Teorema 3.B.2 Diberikan persamaan matriks
dimana
elemen pada setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan penyelesaian persamaan
ada.
dengan elemendan
serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Jika tiap baris
39
memiliki lone one, maka penyelesaian sistem
persamaan tunggal. 2. Jika terdapat elemen-elemen slack pada
, maka sistem memiliki
takhingga banyak penyelesaian. Bukti: 1. Jika terdapat lone one pada tiap baris peubah tetap pada tiap baris
, maka terdapat satu elemen
. Hal ini berarti bahwa tidak akan ada
elemen-elemen slack. Dengan demikian, semua elemen
tetap dan
penyelesaian sistem persamaan tunggal. 2. Misalkan
adalah salah satu elemen slack pada
penyelesaian dari
. Karena
elemen peubah tetap pada kolom ke dipenuhi tanpa menggunakan elemen nilai
dan
merupakan
tidak tetap, maka tidak terdapat dari
. Jadi, persamaan dapat
. Dengan demikian, meskipun
menunjukkan nilai maksimum yang mungkin untuk elemen ini,
setiap nilai yang lebih kecil atau sama dengan
tidak akan
mempengaruhi eksistensi persamaan baris yang telah ditetapkan.
Sistem persamaan
dalam Contoh 3.2 dan 3.3 memiliki
penyelesaian tunggal karena pada tiap baris matriks Sedangkan sistem persamaan
-nya memiliki lone one.
dalam Contoh 3.7, 3.8 dan 3.9 memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
takhingga banyak penyelesaian karena terdapat elemen slack pada matriks
40
-
nya. Akibat 3.B Diberikan persamaan matriks
di mana
dengan elemen-
elemen pada setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan . Jika penyelesaian persamaan
dan
serta
ada maka sistem memiliki
takhingga banyak penyelesaian. Bukti: Penyelesaian sistem persamaan matriks
ada maka tidak terdapat baris nol pada
Andaikan penyelesaian sistem tunggal maka terdapat lone one pada
tiap baris
. Sementara itu,
berarti banyaknya persamaan lebih sedikit
daripada banyaknya variabel. Karena itu, pastilah terdapat slack pada matriks . Hal ini bertentangan dengan penyelesaian sistem tunggal. Jadi, haruslah sistem memliki takhingga banyaknya penyelesaian.
Pembahasan pada bagian A dan B dalam bab ini ditekankan pada sistem persamaan
dengan
dengan elemen-elemen pada setiap
kolomnya tidak semuanya sama dengan
dan
. Berikut ini diberikan
penyelesaian sistem persamaan untuk kasus-kasus lain. Andaikan terdapat setiap
*
+ dan
*
+ sedemikian sehingga maka berlaku hal-hal berikut
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Jika elemen-elemen pada setiap baris matriks dengan
maka
untuk sebarang
fakta bahwa elemen netral
41
tidak semuanya sama . Hal ini berangkat dari
merupakan elemen penyerap terhadap operasi
. 2. Jika terdapat baris pada matriks
dengan semua elemennya sama dengan
maka sistem tidak memiliki penyelesaian. Hal ini ditunjukkan sebagai berikut. Andaikan baris tersebut adalah baris ke-
. Persamaan ke-
berbentuk (
)
*
+
Mengingat untuk setiap maka (
)
berlaku
. Dengan kata lain, persamaan baris ke-
tidak
terpenuhi. Jadi, sistem tidak memiliki penyelesaian. Berikut diberikan contoh-contoh untuk mengilustrasikan dua hal di atas. Contoh 3.10 Diberikan sistem persamaan linear [
]
[ ]
[ ]
Sistem persamaan ini ekuivalen dengan
{
{
atau {
sehingga diperoleh
atau {
.
( (
) )
atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Jadi, semua vektor
,
yang berbentuk
42
- merupakan penyelesaian sistem
di atas. Contoh 3.11 Diberikan sistem persamaan linear [
]
[ ]
[ ]
Sistem persamaan ini ekuivalen dengan
{
atau {
Karena
atau {
maka persamaan baris kedua tidak terpenuhi. Jadi, sistem
persamaan di atas tidak memiliki penyelesaian. Selanjutnya, andaikan terdapat *
untuk setiap sehingga
+ sedemikian sehingga
+ dan terdapat
*
+ sedemikian
maka berlaku hal-hal berikut
1. Jika elemen-elemen pada baris kedengan
*
matriks
tidak semuanya sama
maka sistem tidak memiliki penyelesaian. Hal ini ditunjukkan
sebagai berikut. Karena elemen-elemen pada baris kesama dengan
maka terdapat
*
+ sedemikian sehingga
Agar persamaan ke-
terpenuhi maka haruslah
karena terdapat
*
persamaan ke-
tidak semuanya .
. Namun demikian,
+ sedemikian sehingga
maka
tidak terpenuhi. Jadi, sistem tidak memiliki penyelesaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Jika elemen-elemen pada baris kemaka
matriks
untuk sebarang
43
semuanya sama dengan
. Hal ini berangkat dari fakta bahwa
elemen netral merupakan elemen penyerap terhadap operasi
.
Berikut diberikan contoh-contoh untuk mengilustrasikan dua hal di atas. Contoh 3.12 Diberikan sistem persamaan linear [
]
[ ]
[ ]
Sistem persamaan ini ekuivalen dengan
{
atau {
atau {
Agar persamaan baris kedua terpenuhi maka haruslah jika
( (
) ) . Namun demikian,
maka persamaan baris pertama tidak terpenuhi sebab
.
Jadi, sistem di atas tidak memiliki penyelesaian. Contoh 3.13 Diberikan sistem persamaan linear [
]
[ ]
[ ]
Sistem persamaan ini ekuivalen dengan
{
Jadi, semua vektor di atas.
atau {
yang berbentuk
atau ,
atau
- merupakan penyelesaian sistem
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Kasus selanjutnya adalah andaikan elemen-elemen pada setiap kolom matriks
tidak semuanya sama dengan
sedemikian sehingga
. Jika
sebagai berikut. Persamaan keharuslah
dan terdapat maka
berbentuk
*
+
. Hal ini ditunjukkan . Karena
maka
.
Contoh 3.13 Diberikan sistem persamaan linear [
]
[ ]
[ ]
Sistem persamaan ini ekuivalen dengan
{
atau {
Agar persamaan baris kedua terpenuhi maka haruslah Jadi,
,
. Akibatnya,
.
- merupakan penyelesaian sistem di atas.
C. Penyelesaian Sistem Persamaan
dengan Program MATLAB
Bila sistem memuat banyak persamaan, dalam hal ini ukuran matriks sangat besar maka perhitungan manual dirasa kurang efektif untuk menentukan penyelesaian sistem persamaan linear
. Untuk itu, perlu dibuat program
komputer untuk memudahkan perhitungan. Bahasa program yang akan digunakan adalah bahasa pemograman komputer MATLAB. Program ini akan menampilkan penyelesaian sistem persamaan linear . Program secara lengkap diberikan sebagai berikut dengan nama file solsislinmax.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
% Program Matlab Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Ax = b % Input: A = matriks max-plus Amxn % b = vektor mx1 % Output: Menampilkan penyelesaian sistem function x = solsislinmax % Memasukkan matriks A dan b A = input('Masukkan matriks A(mxn) = '); disp(' ') b = input('Masukkan matriks b(mx1) = '); disp(' ') [m,n]= size (A); [p,q]= size (b); if m == p & q == 1 A1=zeros(1,n); for j = 1:n if A(:,j)== -inf A1(j)=0; else A1(j)=1; end; end; Sum1 = sum(A1); b1=zeros(m,1); for i = 1:m if b(i)== -inf b1(i)=0; else b1(i)=1; end; end; Sum2 = sum(b1); if Sum1 == n & Sum2 == m for i = 1:m for j = 1:n D(i,j)= -b(i)+ A(i,j); end; end; xj = max(D); xc = -xj'; R = zeros(m,n); for j = 1:n for i = 1:m if D(i,j)== xj(j) R(i,j) = 1; else R(i,j) = 0; end; end; end;
45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
c = zeros(m,1); for i = 1:m if R(i,:)== 0 c(i)= 0; else c(i)= 1; end end; Sum3 = sum(c); if Sum3 < m x = '{}'; else x = xc; end %Menampilkan Penyelesaian Sistem disp('Matriks A = '),disp(A) disp('Matriks b = '),disp(b) disp('Matriks D = '),disp(D) disp('Matriks R = '),disp(R) disp('Penyelesaian sistem adalah '), disp('x = ') disp(x) else disp('Elemen-elemen tiap kolom matriks A tidak semuanya -inf dan elemen-elemen matriks b semuanya berhingga') end; % Peringatan sistem persamaan tidak dapat diselesaikan else disp('Ordo matriks A dan b tidak sesuai') end;
Berikut ini diberikan hasil eksekusi untuk beberapa contoh soal yang telah diberikan pada bagian sebelumnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh 3.2 Masukkan matriks A(mxn) = [1 6 11; 4 1 2; 8 -1 0; 10 5 12] Masukkan matriks b(mx1) = [12; 5; 8; 13] Matriks A = 1
6
11
4
1
2
8
-1
0
10
5
12
-11
-6
-1
-1
-4
-3
0
-9
-8
-3
-8
-1
Matriks b = 12 5 8 13 Matriks D =
Matriks R = 0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
1
Penyelesaian sistem adalah x = 0 4 1
47
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh 3.4 Masukkan matriks A(mxn) = [1 6 11; 4 1 2; 8 -1 0; 10 5 12] Masukkan matriks b(mx1) = [14; 6; 8; 13] Matriks A = 1
6
11
4
1
2
8
-1
0
10
5
12
-13
-8
-3
-2
-5
-4
0
-9
-8
-3
-8
-1
Matriks b = 14 6 8 13 Matriks D =
Matriks R = 0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
Penyelesaian sistem adalah x = {}
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Contoh 3.9 Masukkan matriks A(mxn) = [1 6 11;4 1 2;8 -1 0;10 5 12] Masukkan matriks b(mx1) = [14;5;3;15] Matriks A = 1 6 4 1 8 -1 10 5
11 2 0 12
Matriks b = 14 5 3 15 Matriks D = -13 -8 -1 -4 5 -4 -5 -10
-3 -3 -3 -3
Matriks R = 0 0 0 1 1 1 0 0
1 1 1 1
Penyelesaian sistem adalah x = -5 4 3
49
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV APLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINEAR ALJABAR MAX-PLUS DALAM MASALAH RAMP HANDLING PESAWAT
A. Ramp Handling Ramp handling merupakan kegiatan penanganan pesawat yang dilakukan di ramp area atau apron yakni suatu pelataran yang ada di bandara, saat jeda waktu antara pesawat block-on (yakni saat ganjalan pesawat dipasang dan pesawat dalam posisi berhenti) hingga pesawat block-off (yakni saat ganjalan dilepas dan pesawat bersiap menuju landasan pacu). Waktu antara pesawat block-on dan pesawat block-off ini dikenal dengan istilah ground time. Keberlangsungan kegiatan ramp handling berada dalam pengawasan dari satuan unit khusus yang dikenal dengan istilah ramp dispatcher. Setiap petugas ramp dispatcher bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinasi segala aktivitas ramp berkaitan dengan keberangkatan ataupun kedatangan pesawat. Secara umum, aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam ramp handling adalah sebagai berikut 1. Maintenance merupakan
kegiatan
pemeriksaan/pemeliharaan kondisi
pesawat, termasuk kebersihan tempat duduk dan pantry. 2. Fueling/Refueling merupakan kegiatan pengisian bahan bakar pesawat. 3. Loading/Unloading berkaitan pelaksanaan bongkar muat barang/bagasi. 4. Aircraft Cleaning berkaitan dengan kegiatan membersihkan kabin pesawat dan kamar kecil.
50
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
5. Catering berkaitan dengan penyediaan konsumsi bagi para penumpang selama penerbangan. Menurut Widadi (2001), penanganan pesawat di bandara dibedakan atas dua cara yakni turnaround arrangement dan transit arrangement. Turnaround arrangement adalah penanganan bagi pesawat yang mendarat di kota tujuan akhir (destination) sedangkan transit arrangement adalah penanganan bagi pesawat yang mendarat di kota persinggahan atau transit. Penanganan pesawat ini dilakukan pada tempo waktu yang sudah ditentukan yakni sesuai dengan ground time agar sesuai dengan jadwal penerbangan (departure time). Lebih lanjut, Widadi menambahkan penanganan pesawat di bandara udara, baik turnaround arrangement maupun transit arrangement menganut sistem yang sama. Perbedaannya terletak pada lama waktu penanganannya. Penanganan transit arrangement biasanya lebih pendek dibanding turnaround arrangement. Hal ini disebabkan karena pada transit arrangement terdapat perbedaan dalam hal-hal tertentu, yaitu: 1. Kabin tidak dibersihkan seluruhnya. 2. Awak pesawat (crew) biasanya tidak diganti. 3. Penumpang transit tidak turun ke ruang transit. 4. Kadangkala konsumsi untuk penumpang sudah tersedia di dalam pesawat, kecuali jika ada penambahan penumpang pada saat-saat terakhir. Prosedur penanganan pesawat di bandara udara antara satu jenis pesawat dengan jenis pesawat yang lain tidak sama. Hal ini tergantung tipe pesawat,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
kondisi pesawat, jarak yang akan ditempuh pesawat, serta banyaknya penumpang. Namun, secara umum lama ground time untuk keperluan turnaround arrangement adalah 40 menit sampai 1 jam sedangkan untuk transit arrangement memerlukan minimal 25 menit untuk penerbangan domestik dan sekitar 1 jam untuk penerbangan internasional (Bazargan, 2004). B. Aplikasi Sistem Persamaan
dalam Masalah Ramp Handling
Berdasarkan penjelasan di atas nampak bahwa kegiatan ramp handling merupakan salah satu masalah sinkronisasi yang merupakan salah satu karakteristik DES. Dalam masalah sinkronisasi, kejadian-kejadian (events) terjadi secara simultan dan harus selesai pada batas waktu yang ditentukan (deadline). Rangkaian kegiatan ramp handling dilakukan secara simultan dan harus selesai pada waktu yang ditentukan sehingga ketepatan jadwal tercapai. Misalkan di suatu bandara terdapat tiga pesawat yakni pesawat A, B dan C telah tiba di gate-nya masing-masing. Pesawat-pesawat tersebut membutuhkan penanganan sebelum penerbangan berikutnya. Penanganan yang dibutuhkan berupa refueling, maintenance, food service dan luggage service. Masing-masing pesawat membutuhkan waktu yang berbeda untuk refueling dan food service (terkait dengan jarak tempuh penerbangan selanjutnya), maintenance (tergantung apakah ada masalah dalam penerbangan selanjutnya atau tergantung pada usia pesawat terbang tersebut), dan luggage service (berkaitan dengan jarak tempuh dan banyaknya penumpang). Ketiga pesawat tersebut akan ditangani sekaligus dengan asumsi bahwa tim yang bertugas memadai dan peralatan yang dibutuhkan pun memadai. Berikut ini diberikan matriks yang berisi waktu yang diperlukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
untuk penanganan pesawat per kegiatan penanganan (waktu kegiatan dalam menit).
Gate 1 Gate 2 [
]
Gate 3
Contoh 4.1 Ketiga pesawat memiliki ground time berturut-turut
,
menit. Akan dicari waktu mulai paling lambat untuk kegiatan
, ,
,
, dan
sedemikian sehingga kegiatan terakhir sudah selesai pada waktu keberangkatan pesawat. Masalah ini dapat diformulasikan dalam bentuk sistem persamaan aljabar max-plus sebagai berikut.
[
]
[ ]
[
]
Dalam hal ini kita akan mencari vektor . Hasil eksekusi program MATLAB untuk sistem ini diberikan sebagai berikut Masukkan matriks A(mxn) = [25 10 35 15;15 45 15 20;25 15 20 15] Masukkan matriks b(mx1) = [45;50;55] Matriks A = 25 10 15 45 25 15 Matriks b = 45 50 55
35 15 20
15 20 15
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Matriks D = -20 -35 -35 -5 -30 -40
-10 -35 -35
-30 -30 -40
Matriks R = 1 0 0 1 0 0
1 0 0
1 1 0
54
Penyelesaian sistem adalah t = {}
Berdasarkan matriks penyelesaian. Vektor
dan teorema 3.B.1 maka sistem tidak memiliki
,
- bukan merupakan penyelesaian sebab
[
Meskipun
]
[
]
[
]
[
]
bukan merupakan penyelesaian yang tepat untuk sistem
persamaan di atas, bukan berarti pesawat akan mengalami delay. Akan tetapi, tidak terpenuhinya persamaan ketiga disebabkan karena penanganan pesawat di gate 3 selesai lebih awal. Penyelesaian seperti ini disebut sebagai penyelesaian tak ideal. Contoh 4.2 Bagian Departure Control memutuskan untuk menjadwal ulang waktu lepas landas (take-off) dari ketiga pesawat karena pesawat di gate 1 dan 2 membutuhkan waktu penanganan yang lebih panjang. Ground time ketiga pesawat secara berturut-turut dalam berbentuk
,
,
menit. Sistem persamaaannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
[
]
[ ]
[
55
]
Hasil eksekusi program MATLAB untuk sistem ini diberikan sebagai berikut Masukkan matriks A(mxn) = [25 10 35 15;15 45 15 20;25 15 20 15] Masukkan matriks b(mx1) = [50;55;45] Matriks A = 25 10 15 45 25 15
35 15 20
15 20 15
Matriks D = -25 -40 -40 -10 -20 -30
-15 -40 -25
-35 -35 -30
Matriks R = 0 0 0 1 1 0
1 0 0
0 0 1
Matriks b = 50 55 45
Penyelesaian sistem adalah t = 20 10 15 30
Berdasarkan matriks
dan berdasarkan teorema 3.B.2 maka sistem
memiliki takhingga banyak penyelesaian dan merupakan salah satu penyelesaian sistem. Semua vektot
yang berbentuk
,
- dengan
dan
juga merupakan penyelesaian sistem. Dalam hal ini, waktu mulai paling lambat untuk kegiatan perawatan dan layanan makanan sudah pasti dan tidak dapat diubah. Sedangkan waktu mulai untuk kegiatan pengisian bahan bakar dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
layanan bagasi bisa lebih awal tanpa mempengaruhi penyelesaian. Kehadiran lebih dari satu elemen 1 pada baris ketiga matriks
mengindikasi bahwa kegiatan
pengisisan bahan bakar dan layanan bagasi selesai dalam waktu bersamaan. Contoh-contoh yang diberikan di atas mengikuti contoh dalam tesis Maria Andersen (2002). Penanganan pesawat hanya dibatasi pada empat kegiatan yakni pengisian bahan bakar, perawatan, layanan makanan, dan layanan bagasi. Berikut diberikan contoh rangkaian kegiatan ramp handling secara lebih rinci. Contoh 4.3 Terdapat tiga pesawat yakni pesawat model 767-200, 767-200ER dan 767-300 yang tiba di gatenya masing-masing dan memerlukan penanganan turnaround sebelum penerbangan selanjutnya. Lama ground time ketiga pesawat secara berturut-turut
,
,
menit. Akan dicari waktu mulai paling
lambat untuk setiap kegiatan penanganan sedemikian sehingga kegiatan terakhir sudah selesai pada waktu keberangkatan pesawat. Diasumsikan bahwa tim bertugas dalam kegiatan penanganan memadai. Tabel kegiatan ramp handling ketiga pesawat diberikan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Tabel 3: Kegiatan ramp handling Waktu yang
Waktu yang
Diperlukan
Diperlukan
Pesawat 767-
Pesawat
200ER
767-300
(menit)
(menit)
26
31
36
Waktu yang No
Nama Kegiatan
Diperlukan Pesawat 767200 (menit)
Unloading & loading
1
bulk compartment
2
Fuel airplane
18
30
18
3
Service toilet
12
12
12
4
Service potable water
7
7
10
5
Service galleys
21
21
26
6
Service cabin
13,5
18,5
14,5
10
10
14
12
6
16
Loading AFT
7
compartment Loading FWD
8
compartment
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dibentuk sistem persamaaan sebagai berikut
[
]
[
[ ]
]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penyelesaian sistem ini dapat dicari dengan menggunakan program yang telah dibuat sebelumnya dengan sedikit modifikasi. Hasil eksekusi program diberikan sebagai berikut:
Masukkan matriks A(mxn) = [26 18 12 7 21 13.5 10 12;31 30 12 7 21 18.5 10 6;36 18 12 10 26 14.5 14 16] Masukkan matriks b(mx1) = [40;40;45] Matriks A = 26.0000 31.0000 36.0000
18.0000 30.0000 18.0000
12.0000 12.0000 12.0000
7.0000 7.0000 10.0000
21.0000 21.0000 26.0000
13.5000 18.5000 14.5000
10.0000 10.0000 14.0000
12.0000 6.0000 16.0000
Matriks D = -14.0000 -22.0000 -9.0000 -10.0000 -9.0000 -27.0000
-28.0000 -28.0000 -33.0000
-33.0000 -33.0000 -35.0000
-19.0000 -19.0000 -19.0000
-26.5000 -21.5000 -30.5000
-30.0000 -30.0000 -31.0000
-28.0000 -34.0000 -29.0000
Matriks b = 40 40 45
Matriks R = 0 0 1 1 1 0
1 1 0
1 1 0
1 1 1
0 1 0
1 1 0
1 0 0
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penyelesaian sistem adalah t = 9.0000 10.0000 28.0000 33.0000 19.0000 21.5000 30.0000 28.0000
Kolom-kolom matrks
menyatakan jenis kegiatan ramp handling berturut dari nomor 1 sampai 9. Dalam hal ini, akan
ditentukan waktu mulai paling lambat untuk setiap jenis kegiatan. Berdasarkan matriks
dan berdasarkan teorema 3.B.2 maka sistem
memiliki takhingga banyak penyelesaian dan t merupakan salah satu penyelesaian sistem persamaan terdapat elemen peubah tetap pada matriks ,
-
dengan
,
maka semua elemen vektor ,
,
,
di atas. Karena tidak
berupa variabel bebas. Semua vektor ,
penyelesaian sistem. Kehadiran lebih dari satu elemen 1 pada tiap baris matriks
,
, dan
yang berbentuk juga merupakan
mengindikasi bahwa kegiatan yang bersesuaian
dengan kolom di mana elemen-elemen bernilai 1 itu ada selesai dalam waktu bersamaan. Namun demikian, karena kegiatan loading dilakukan ,
setelah
kegiatan
unloading
selesai
maka
dipilih
dan
.
Penyelesaian
sistem
menjadi
- .
59
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Sub-penyelesaian terbesar memenuhi sistem
merupakan vektor terbesar yang . Diberikan matriks
dengan
elemen-elemen pada setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan
dan
. Sub-penyelesaian terbesar merupakan calon penyelesaian sistem persamaaan
dengan (
untuk setiap
*
) + dan
*
+.
2. Serupa dalam aljabar biasa, sistem persamaan
dalam aljabar
max-plus dapat mempunyai penyelesaian dan dapat pula tidak mempunyai penyelesaian. Diberikan matriks
dengan elemen-elemen pada
setiap kolomnya tidak semuanya sama dengan persamaan dalam matriks
dan
tidak mempunyai penyelesaian bila terdapat baris nol dan mempunyai penyelesaian bila terdapat paling tidak
satu elemen 1 pada tiap baris dalam matriks adalah
. Sistem
. Sistem persamaan
dan penyelesaiannya
mempunyai satu penyelesaian bila
terdapat elemen peubah tetap pada setiap baris matriks
60
dan mempunyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
takhingga banyak penyelesaian bila terdapat elemen slack dalam matriks . 3. Sistem persamaan
dalam aljabar max-plus dapat diterapkan
dalam masalah ramp handling pesawat di bandara yakni untuk menentukan waktu mulai paling lambat untuk setiap aktivitas ramp handling sehingga semua aktivitas tersebut telah selesai pada waktu keberangkatan pesawat. B. Saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut 1. Sistem persamaan linear yang dibahas dalam penelitian ini hanya terbatas pada semiring aljabar max-plus. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji sistem persamaan linear atas semiring aljabar min-plus. 2. Aplikasi sistem persamaan
dalam penelitian ini dibatasi pada
masalah ramp handling pesawat di bandara. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji aplikasi lain dalam aktivitas bandara seperti penjadwalan penerbangan pesawat. 3. Program MATLAB yang telah dibuat baru sebatas menampilkan eksistensi penyelesaian. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan ketunggalan penyelesaian sistem. 4. Penelitian ini hanya mengkaji sistem persamaan berbentuk
atas
aljabar max-plus. Peneltian selanjutnya dapat mengkaji sistem persamaan dalam bentuk lain seperti
.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, Maria H. 2002. Max-Plus Algebra: Properties and Applications. Master of Science in Mathematics‟ Thesis. Laramie, WY .
Bazargan, Massoud. 2004. Airline Operations and Scheduling. Asghate Publishing Company: USA. Butkovič, Peter. 2010. Max Linear System: Theory and Algorithm.London: Springer. Farlow, Kasie G. 2009. Max-Plus Algebra. Master‟s thesis Virginia Polytechnic Institute and State University. Virginia: Virginia Polytechnic Institute and State University.
Rudhito, M. Andy. 2003. Sistem Linear Max-Plus Waktu Invariant. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Subiono. 2013. Aljabar Max-Plus dan Terapannya. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.
Suwarno, FX Widadi A. 2001. Tata Operasi Darat. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. http://www.boeingfrontiers.com/assets/pdf/commercial/airports/acaps/767sec5.pd f diakses pada tanggal 20 Mei 2015.
62