PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DENGAN POLA KELEKATAN DEWASA PADA IBU BEKERJA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Cloudia Metha Hanesthi NIM : 109114035
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
“Let’s say, today this is our last day that we have so we must do the best”
“Selalu mengucap syukur untuk semua hal yang pernah terjadi dalam hidup”
Cloudia Metha Hanesthi, 2015
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Karya ini ku persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Dan Bunda Maria Terima kasih semua selalu indah pada waktu-Nya
Bapak dan Ibu tercinta Untuk dukungan, semangat dan doanya
Dea, Lauren, Yesa Selalu mendukung dan semangatnya
Keluarga besarku Untuk segala perhatiannya
Sahabat - sahabatku Untuk selalu ada dan menemani selama ini
Teman-teman Seperjuangan Psikologi 2010
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DENGAN POLA KELEKATAN DEWASA PADA IBU BEKERJA Cloudia Metha Hanesthi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis ibu bekerja dengan pola kelekatan yang dimilikinya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola kelekatan sedangkan variabel tergantungnya adalah kesejahteraan psikologis. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu bekerja yang berusia 20 – 65 tahun. Jumlah subjek adalah 80 orang. Hipotesis dalam penelitian ini adalah 1) adanya hubungan positif antara pola kelekatan secure dengan kesejahteraan psikologis 2) adanya hubungan negatif antara pola kelekatan preoccupied dengan kesejahteraan psikologis 3) adanya hubungan negatif antara pola kelekatan dismissing dengan kesejahteraan psikologis 4) adanya hubungan negatif antara pola kelekatan fearful dengan kesejahteraan psikologis. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kesejahteraan psikologis dan skala pola kelekatan. Skala kesejahteraan psikologis disusun berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff (1989). Skala pola kelekatan disusun berdasarkan jenis pola kelekatan menurut menurut Bartholomew & Horowitz (1991). Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistic Product-Moment Pearson dan Spearman Rank dengan bantuan program SPSS for Windows version 16.0. Hasil penelitian ini adalah 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara pola kelekatan secure dengan kesejahteraan psikologis (r=0,589; p=0,000; p<0,05) 2) ada hubungan negatif dan signifikan antara pola kelekatan preoccupied dengan kesejahteraan psikologis (r= -0,342; p=0,001; p<0,05)
Kata kunci: pola kelekatan, kesejahteraan psikologis, ibu bekerja
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN A PSYCHOLOGICAL WELL-BEING AND ADULT ATTACHMENT PATTERN IN WORKING MOTHER Cloudia Metha Hanesthi ABSTRACT The purpose of this research is to know the relationship between a psychological well-being and an adult attachment pattern in working mother. The independent variable was attachment pattern and the dependent variable was psychological well-being. The subjects in this research is a mother (working mother) in the age of 20 – 65 years old that is 80 people. The hypothesis of this research is 1) there are positive relationship between a secure attachment pattern and a psychological well-being 2) There are negative relationship between a preoccupied attachment pattern and a psychological wellbeing 3) there are negative relationship between a dismissing attachment pattern and a psychological well-being 4) there are negative relationship between a fearful attachment pattern and a psychological well-being. In this research, the instrument that is used is psychology well-being and attachment behavior scale. Psychological well-being is arranged based on Ryff’s 6 dimension of psychological well-being (1989). Attachment behavior scale is arranged based on Bartholomew and Horowitz’s kinds of attachment behavior pattern (1991). The analysis method that is used is Pearson’s method that is statistic Product-moment and Spearman rank by SPSS for Windows version 16.0. The result is 1) there is positive and significant relationship between a secure pattern and a psychological well-being (r=0,589; p=0,000; p<0,05) 2) there are negative and significant relationship between a preoccupied pattern and a psychological well-being (r= -0,342; p=0,001; p<0,05)
Keywords: patterns of attachment, psychological well-being, working mother
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa dan Bunda Maria atas segala berkat dan rahmat Roh Kudus yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Hubungan Antara Kesejahteraan Psikologis dengan Pola Kelekatan Dewasa pada Ibu Bekerja”. Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari berbagai tantangan dan hambatan yang muncul saat menyusun, melaksanakan dan menyelesaikan penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini dari awal hingga akhir banyak melibatkan berbagai pihak. Penulis juga menyadari banyak pihak yang telah mengisi kehidupan penulis selama menimba ilmu Psikologi. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka yang telah memberikan warna-warni untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Mereka adalah : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas penyertaan, bimbingan dan berkatNya. Saya menjadi kuat dalam mengerjakan skripsi walaupun banyak tantangan yang dihadapi dan saya mampu menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang atas kesempatan yang telah diberikan selama proses studi. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M. Si. selaku kepala program studi. Terima kasih atas bantuan dan pelajaran yang diberikan dalam kelancaran 4. Ibu Passchedona Henrietta PDADS, S.Psi., M.A. selaku dosen pembimbing akademik. Terima kasih telah membantu dan memberikan bimbingan serta saran selama penulis menempuh masa perkuliahan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas dukungan dan semangat dari semester ke semester yang Mba Etta berikan kepada saya.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih Ibu telah membimbing, menyediakan waku, memberikan saran dan dorongan, serta membantu kelancaran penyelesaian skripsi ini. “Terima kasih atas kesabaran ibu dalam membimbing saya. Ibu mengajarkan saya untuk berpikir dan menggali rasa ingin tahu saya dengan mencari secara mandiri bahan bacaan atau sumber informasi yang berguna dalam penelitian ini”. 6. Ibu Dra. L. Pratidarmanastiti, MS. dan Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.si. selaku dosen penguji. 7. Seluruh Dosen dan Karyawan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu, pengetahuan, pengalamannya, mendampingi dan membimbing penulis selama masa studi atas segala kebaikan yang telah diberikan. 8. Ibu, yang telah mendukung, memberikan kasih sayang dan dukungan tiada henti dan tidak pernah mengeluh untuk selalu mengingatkan penulis dan Bapak, i know you always watch me from heaven. Miss you, pak. 9. Adik-adik, Dea, Lauren dan Yesa yang selalu memberikan semangat dengan canda tawa. 10. Bule Tanti, Mama ning, Om Krido, Om Damar dan seluruh keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dengan caranya masing-masing. 11. Sahabat hati Andhyka Yulius Sihaloho untuk segala cinta, ketulusan, perhatian, kepedulian, semangat, kepercayaan, dukungan, kesabaran dan doa yang tak henti selalu diberikan kepada penulis. 12. Sahabat, Desi, Angel, Dita, Grego, Erin, Cha-cha yang telah memberikan semangat dan warna dalam hidup penulis, berbagi kisah dalam perjalanan hidup kita. 13. Para subjek penelitian ini, yang rela menyediakan waktu dan bersedia untuk ikut serta dalam pengambilan data demi keberhasilan penelitian ini. 14. Teman-teman satu dosen pembimbing Bu Debri atas kebersamaan berkeluhkesah, bersukaria saat jenuh mengerjakan skripsi dan belajar bersama. xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15. Teman-teman Psikologi angkatan 2010 (khususnya kelas A) dan berbagai angkatan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu menyebarkan kuesioner, mengisi hari-hari, memberi pengalaman yang berharga bagi penulis dan atas dinamika yang berjalan selama menempuh masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk dukungan, doa, dan kerjasamanya baik secara langsung maupun tidak langsung selama ini. Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima segala bentuk masukan, saran, dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan penelitian selanjutnya. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi banyak orang dan kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita semua.
Yogyakarta, 18 Januari 2016 Penulis,
Cloudia Metha Hanesthi
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT ....................................................................................................... viii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix BAB I:
PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................... 13 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 14 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 14
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II:
LANDASAN TEORI ....................................................................... 16 A. Teori Kelekatan .......................................................................... 16 1. Pengertian Kelekatan ................................................................. 16 2. Proses terbentuknya Kelekatan .................................................. 19 3. Perkembangan Kelekatan pada Masa Dewasa ............................ 22 4. Jenis-jenis Kelekatan pada Masa Dewasa ................................... 26 B. Kesejahteraan Psikologis ............................................................ 31 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis ......................................... 31 2. Dimensi Kesejahteraan Psikologis ............................................. 35 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan Psikologis .................................................................................... 41 C. Ibu Bekerja ................................................................................. 46 1. Pengertian Ibu Bekerja ............................................................... 46 2. Alasan Ibu Bekerja ...................................................................... 48 D. Dinamika Hubungan antara Kesejahteraan Psikologis dengan Pola Kelekatan pada Ibu Bekerja ....................................................... 50 E. Skema .......................................................................................... 58 F. Hipotesis ..................................................................................... 59
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 60 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 60 B. Variabel Penelitian ..................................................................... 60 C. Definisi Operasional ................................................................... 61 xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Metode Sampling ....................................................................... 63 E. Subjek Penelitian ........................................................................ 63 F. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 64 G. Instrumen Penelitian ................................................................... 65 H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .......................................... 68 I. Pengujian Instrumen Penelitian .................................................. 73 1. Validitas ..................................................................................... 73 2. Analisis dan Seleksi Aitem ........................................................ 73 3. Reliabilitas .................................................................................. 74 J. Metode Analisis Data ................................................................. 75 1. Uji Normalitas ............................................................................ 75 2. Uji Linearitas .............................................................................. 76 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 76 BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 77 A. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 77 B. Deskripsi Subjek Penelitian ....................................................... 77 C. Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 80 D. Analisis Data Penelitian ............................................................. 82 1. Uji Normalitas ............................................................................ 82 2. Uji Linearitas .............................................................................. 84 3. Uji Hipotesis .............................................................................. 85 E. Pembahasan ................................................................................ 87 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V:
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 91
A. Kesimpulan ...................................................................................... 91 B. Saran ................................................................................................. 92 1. Bagi Ibu Bekerja .................................................................. 92 2. Bagi Peneliti Selanjutnya ..................................................... 92 3. Bagi Pembaca ........................................................................ 93 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 94 LAMPIRAN ....................................................................................................... 99
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.
Pola Kelekatan pada Masa Dewasa............................................... 27
Tabel 3.1
Blue Print Skala Kesejahteraan Psikologis ................................... 67
Tabel 3.2.
Blue Print Skala Pola Kelekatan .................................................... 68
Tabel 3.3
Skala Kesejahteraan Psikologis .................................................... 69
Tabel 3.4
Distribusi Skala Kesejahteraan Psikologis Setelah Uji Coba ........ 70
Tabel 3.5
Skala Pola Kelekatan ...................................................................... 71
Tabel 3.6 Distribusi Skala Pola Kelekatan Setelah Uji Coba ......................... 72 Tabel 4.1.
Deskripsi Subjek berdasarkan Usia ............................................... 78
Tabel 4.2.
Deskripsi Subjek berdasarkan Jumlah Anak .................................. 78
Tabel 4.3.
Deskripsi Subjek berdasarkan Lama Bekerja dalam Tahun .......... 79
Tabel 4.4.
Deskripsi Subjek berdasarkan Jumlah Jam Bekerja ...................... 80
Tabel 4.5
Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 81
Tabel 4.6
Uji Normalitas ................................................................................ 83
Tabel 4.7
Uji Linearitas .................................................................................. 84
Tabel 4.8
Uji Hipotesis Pola Kelekatan secure, Pola Kelekatan preoccupied dengan Kesejahteraan Psikologis ................................................... 85
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Hierarki Struktur Model Kerja .......................................................... 21 Gambar 2. Skema ............................................................................................... 58
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Skala Uji coba ............................................................................. 100
Lampiran 2.
Reliabilitas .................................................................................. 134
Lampiran 3.
Skala Penelitian .......................................................................... 150
Lampiran 5.
Uji Normalitas ............................................................................ 175
Lampiran 6.
Uji Linearitas .............................................................................. 176
Lampiran 7.
Uji Hipotesis ............................................................................... 177
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kepala keluarga mempunyai tugas yang penting untuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu bekerja. Pernikahan tradisional yang melibatkan pembagian tegas antara peran suami dan istri, suami sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas kesejahteraan ekonomi keluarga sedangkan istri melayani suami dan anak serta menciptakan suasana rumah yang baik dan menyenangkan (Berk, 2012). Memasuki abad ke-21, tidak hanya kepala keluarga yang membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun saat ini wanita juga bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari (Brunetta, 1989). Dalam pernikahan egaliter, pasangan memiliki kesetaraan dalam kekuasaan dan otoritas. Suami dan istri berusaha menyeimbangkan antara waktu dan tenaga mereka pada pekerjaan, anak-anak dan hubungan mereka (Berk, 2012). Menurut Hoffman (1989), ibu-ibu bekerja merupakan suatu bagian dari kehidupan masa kini. Hal tersebut bukanlah suatu aspek kehidupan yang menyimpang melainkan suatu respon terhadap perubahan-perubahan sosial-ekonomi (Santrock, 2002). Saat ini, telah banyak wanita yang memasuki dunia kerja. Ada berbagai alasan yang mendorong wanita untuk bekerja. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Papilia, Wendkos-Old dan Feldman (2009) ada beberapa alasan yang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mendorong kaum wanita yang telah berkeluarga untuk bekerja, diantaranya untuk menambah penghasilan keluarga, agar tidak tergantung pada suami, mengisi waktu luang, menghindari kebosanan, mengembangkan diri, memperoleh status dan memperoleh kepuasan. Pekerjaan di berbagai sektor usaha, mulai dari perhotelan, perbankan sampai sektor industri, seperti garment dan farmasi hingga profesi yang tergolong keras, seperti pengemudi angkutan umum dan tenaga operator alatalat berat mulai dimasuki oleh kaum wanita. Tak sedikit juga wanita yang menduduki posisi penting, seperti top manager bahkan hingga menempati posisi direktur eksekutif (Anogara, 1992). Seiring dengan pesatnya pembangunan di Indonesia, mulai tampak adanya pergeseran pada peran kaum wanita. Mereka tidak lagi membatasi perannya sebagai ibu rumah tangga semata, namun banyak yang berpartisipasi sebagai tenaga kerja aktif di luar rumah. Menurut hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia terdapat kecenderungan peningkatan tenaga kerja wanita, pada tahun 1971-1980 hanya mencapai 38,75% dari tenaga kerja keseluruhan dan pada tahun 1980-1990 meningkat menjadi 51,65% (Setiasih, 2005). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah tenaga kerja wanita meningkat secara signifikan. Jumlah tenaga kerja wanita pada tahun 2009 meningkat mencapai 60,54%; pada tahun 2010 sebesar 60,92%; dan meningkat mencapai 61,72% pada tahun 2011 (BPS, 2011). Berdasarkan data tersebut, dapat diartikan bahwa disamping peran ibu sebagai pengelola rumah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
tangga, peran ibu sebagai pekerja sudah menjadi fenomena yang semakin berkembang. Wanita bekerja yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sebagai wanita yang telah berkeluarga, mereka dituntut untuk dapat memainkan dua peran yang berbeda, di rumah mereka dituntut selalu siap memberikan bantuan pada keluarganya, sedangkan di tempat kerja mereka diharapkan untuk tahu bagaimana menjadi diri sendiri (Rowartt & Rowartt, 1990). Ini merupakan tugas utama dari seorang wanita bekerja yang berperan sebagai ibu. Peran ibu sangat berpengaruh dalam sebuah keluarga terutama bagi pendidikan dan perkembangan anak. Pada hakikatnya, seorang ibu mempunyai tugas yang utama yaitu mengatur urusan rumah tangga, mengurus segala keperluan
anak dan suami, mendampingi suami dan
termasuk mengatur dan membimbing anak-anaknya. Menurut Barnard & Solchany, ibu masih mempunyai beban tanggung jawab dalam perkembangan anak-anak (Santrock, 2007). Ibu yang bekerja memiliki hubungan dengan prestasi anak di sekolah. Anak yang memiliki ibu yang bekerja di luar rumah, cenderung malas dalam belajar karena tidak mendapat pengawasan dari orangtua. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Crouter di Amerika Serikat menunjukan hasil bahwa anak laki-laki yang memiliki ibu bekerja menunjukkan malas belajar dan tidak memperlihatkan prestasi yang menonjol atau prestasi yang baik selama di sekolah (Anggi, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Ketika ibu memutuskan untuk bekerja di luar rumah, maka ia rela kehilangan sebagian waktu bersama anaknya. Ibu yang bekerja tidak memiliki banyak waktu dengan anak dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (Ninik, 2007). Para ibu yang bekerja dapat merasa kehilangan atau melewatkan peristiwa penting ketika tidak bersama dengan anak selama ia bekerja. Hal ini membuat para ibu akan memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang berkualitas untuk menggantikan waktu yang telah hilang bersama anaknya. Ibu dapat memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan kepada anak dalam menghargai waktu sehingga anak akan belajar dalam menggunakan waktunya sebaik mungkin (Itabiliana, 2012). Misalnya, ibu dapat membuat jadwal aktivitas di rumah dan bukan mengambil dari waktu yang tersisa. Hal ini dapat membuat anak memahami seberapa penting waktu terutama ketika bersama ibu mereka. Banyak persoalan yang dialami oleh ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah, seperti mereka dituntut memiliki kemampuan dalam mengatur waktu dengan suami dan anak hingga mengurus keperluan rumah tangga dengan baik. Putrianti (2007) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa wanita dengan peran ganda berkecenderungan tinggi mengalami situasi dilema karena masing-masing peran menuntut waktu, tenaga, dan pikiran. Ketika bekerja, wanita mempunyai beban dan hambatan yang lebih berat daripada rekan prianya. Wanita harus lebih dahulu mengatasi urusan keluarga, suami dan anak. Sedangkan pria lebih mengutamakan waktu mereka untuk bekerja dibandingkan untuk keluarga, mereka merasa kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
terlibat dalam urusan keluarga karena adanya harapan tradisional yang mengatakan bahwa pekerjaan merupakan hal yang utama untuk pria (Namora dan Emy, 2007). Pada kenyataannya, banyak wanita yang tidak cukup mampu mengatasi hambatan tersebut sehingga wanita dituntut memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan peran ganda tersebut (Anoraga, 1992). Ketika ibu bekerja tidak mampu untuk menyeimbangkan kedua peran ganda tersebut, maka akan mengganggu proses pencapaian kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Seseorang yang mempersepsikan dirinya melalui evaluasi perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan dan evaluasi kepuasaan dalam hidupnya, maka hal ini disebut kesejahteraan subjektif (subjective wellbeing). Berdasarkan aspek subjective well-being, ketika seorang ibu merasa sejahtera atas peran keibuannya, maka ibu akan cenderung mengalami perasaan positif sedangkan ketika seorang ibu merasa kurang atau tidak sejahtera atas peran keibuannya, maka ibu akan cenderung mengalami perasaan-perasaan negatif. Maka dari itu tinggi rendahnya tingkat subjective well-being yang dimiliki seorang ibu akan mewakili tingkat pemenuhan kesejahteraannya ketika menjalani peran keibuannya. Subjective well-being sama halnya dengan psychological well-being. Namun, titik poinnya berbeda karena subjective well-being diartikan sebagai tingkat kepuasan individu saja sedangkan psychological well-being lebih dalam dari itu, mencakup individu yang mampu menunjukkan potensi dirinya, membentuk hubungan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
hangat dengan orang lain, mampu mengontrol kehidupan dan lingkungannya serta mampu tumbuh dan berkembang. Levy-Shiff (dalam Papalia, 2009) mengungkapkan bahwa ibu bekerja yang mampu mengatur diri sendiri dan mampu mengatasi berbagai macam tuntutan hidup berhasil mencapai kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Menurut Ryff (1989) individu dapat mencapai psychological well-being jika telah memenuhi beberapa kriteria yaitu seseorang memiliki kemampuan menerima diri sendiri apa adanya (self-acceptance), mampu mengembangkan potensi dirinya (personal growth), memiliki keyakinan bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan hidup (purpose in life), membentuk hubungan positif atau hangat dengan orang lain (positive relationship with others), mengontrol atau mengatur kehidupannya dan lingkungannya (environmental mastery), dan memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri (autonomy). Keenam kriteria ini berkorelasi tinggi pada fungsi yang positif seperti kepuasaan hidup dan berkorelasi rendah pada fungsi yang negatif seperti depresi (Ryff & Singer, 1996). Berdasarkan hasil penelitian Helmi (1999) yang meneliti pola kelekatan dan konsep diri, mengungkapkan bahwa individu yang memiliki pola kelekatan yang aman atau secure maka individu tersebut mempunyai hubungan yang hangat dengan orang lain dari figur lekat pada masa bayi dan anak-anak. Hal ini berkaitan dengan kesejahteraan psikologis atau psychological well-being bahwa individu yang mampu membentuk hubungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
yang hangat dengan orang lain maka individu tersebut akan mencapai kesejahteraan psikologis. Hasil penelitian (Shek, 1997; Ferriere & Sastre, 2000; Abma, Linssen, & Van Wel, 2000 dalam Rastogi & Rathi, 2007) menunjukkan bahwa kualitas hubungan dalam keluarga, terutama dengan orangtua merupakan faktor utama psychological well-being. Pencapaian psychological well-being khususnya pada orang dewasa lebih dianggap sebagai hasil kontribusi dari konteks kehidupan sosial. Perjalanan kehidupan individu termasuk ibu memang tidak bisa dipisahkan dari kehadiran orangtua. Armsden dan Greenberg (1987) menemukan bahwa kualitas attachment dengan orangtua merupakan prediktor yang penting dalam well-being individu. Bowbly seorang ahli perkembangan anak (Damayanti, 2003), menyatakan bahwa pondasi awal yang dapat membentuk kepribadian seorang anak adalah hubungan kelekatan yang kuat antara seorang ibu dengan anak. Teori kelekatan (attachment) pertama kali dikembangkan oleh Bowlby (1982), seorang ahli psikoanalisa dari Inggris yang berusaha memahami tekanan yang dialami oleh bayi yang dipisahkan dari orang tua mereka. Menurut Bowlby, ketika seorang bayi yang jauh atau dipisahkan dari orang tuanya maka bayi tersebut akan mengalami suatu reaksi, seperti menangis. Bayi yang jauh dari orang tuanya akan mengalami rasa ketakutan dan bayi akan menangis untuk mencegah orang tuanya pergi darinya. Bowlby 1982 (yang dikutip Budiarto, 2006) mengemukakan bahwa menangis yang dilakukan oleh bayi merupakan perilaku kelekatan (attachment behavior)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
yang merupakan suatu respon yang menunjukkan perpisahan bayi dengan figur kelekatan utama. Yang dimaksud figur kelekatan utama adalah seseorang yang memberi dukungan, kasih sayang dan perlindungan. Kelekatan-kelekatan yang diterima oleh seseorang (anak) dapat memberikan dampak bagi kehidupan selanjutnya. Weiss (dikutip oleh Feeney, 1999)menjelaskan bahwa kelekatan (attachment) antara bayi dengan pengasuhnya akan memberikan dampakpada hubungan individu dengan individu lainnya pada masa dewasa. Selain itu, berdasarkan teori Bowlby (Bartholomew, 1990; Bartholomew & Horowitz, 1991) pengalaman kelekatan dengan pengasuhnya untuk menggambarkan sikap terhadap diri sendiri dan orang lain untuk membangun relasi dengan orang lain di luar anggota keluarga di kehidupan masa depan. Perkembangan seseorang tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan sosialnya. Kaum kontekstual tidak melihat individu bagian yang terpisah dari lingkungan namun bagian yang tidak dapat terpisah dengan lingkungan. Menurut
teori
bioekologi
Brofenbrenner,
perkembangan
seseorang
dipengaruhi melalui interaksi dua arah antara individu dengan lingkungan sehari-hari. Interaksi tersebut dimulai dari lingkup yang paling kecil sampai dengan lingkup yang paling besar, seperti rumah, sekolah, tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal. Mikrosistem merupakan suatu lingkungan dimanaindividu berinteraksi sehari-hari dan bertatap muka dengan orang lain. Dalam hal ini, individu tersebut mempunyai peran dan hubungan terhadap pola kegiatan dalam sebuah lingkungan, seperti rumah, tempat kerja dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
lingkungan tempat tinggal. Mikrosistem diperluas menjadi mesosistem. Mesosistem merupakan keterkaitan interaksi dua atau lebih mikrosistem. Mesosistem dapat mencakup antara rumah dengan tempat kerja atau rumah dengan teman sebaya. Sebagai contoh, seorang ibu yang dapat menyelesaikan pekerjaan rumah dengan baik namun kesulitan ketika menyelesaikan tugas di tempat kerja (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Griffin dan Bartholomew (1994a, 1994b) memperluas kerja Bowbly pada pola kelekatan pada masa bayi dengan menggambarkan pola kelekatan pada masa dewasa. Kombinasi sikap terhadap diri dan orang lain menghasilkan empat pola kelekatan pada masa dewasa. Pola kelekatan pertama adalah secure dimana individu mencari kedekatan interpersonal dan merasa nyaman dengan orang lain. Pola kelekatan yang kedua adalah fearfulavoidant yang menunjukan bahwa individu meminimalkan kedekatan interpersonal dan menghindari hubungan yang akrab dengan orang lain serta cenderung memandang orang lain negatif. Pola kelekatan yang ketiga adalah preoccupied yang memandang diri negatif, namun memandang orang lain positif. Individu tersebut mencari kedekatan interpersonal namun individu ini merasa tidak layak untuk orang lain. Pola kelekatan keempat adalah dismissing memandang diri layak namun cenderung memandang orang lain negatif. Baron dan Byrne (2005) membangun konsep kelekatan pada orang dewasa yaitu kelekatan pada pasangan sebagai figur lekat. Orang dewasa yang memiliki pola kelekatan aman cenderung lebih puas dalam menjalin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10
hubungan dibandingkan dengan orang dewasa dengan pola kelekatan tidak aman. Dalam menjalin hubungan, orang dewasa dengan kelekatan yang aman yakin bahwa pasangan mereka akan ada ketika dibutuhkan, terbuka dengan pasangan, dan memiliki ketergantungan dengan orang lain serta meminta orang lain untuk tergantung dengan dirinya. Orang dewasa dengan pola kelekatan aman akan memandang hubungan cinta dengan pasangan merupakan hal yang menyenangkan, saling percaya dan bersahabat. Selain itu, orang dengan gaya ini akan memiliki pandangan yang positif terhadap diri sendiri, pasangan dan hubungan yang mereka jalin. Orang dewasa dengan pola kelekatan preoccupied cenderung untuk tidak peduli dengan menjalin hubungan dekat dengan orang lain dan tidak bergantung dengan orang lain serta orang lain tidak bergantung pada mereka. Orang dewasa yang memiliki kelekatan cemas cenderung khawatir bahwa orang lain atau pasangannya tidak mencintai mereka sepenuhnya, merasa khawatir orang lain tidak menghargai dirinya, mudah marah, mudah frustasi dan merasa tidak nyaman ketika hubungan interpersonalnya tidak terpenuhi. Orang dewasa dengan pola ini cenderung mencari keintiman dan respon yang lebih dari pasangannya dan kurang positif menilai diri sendiri. Ketika individu merasa nyaman meskipun tidak memiliki hubungan emosional dengan orang lain maka individu ini memiliki pola kelekatan dismissing. Orang dewasa dengan pola kelekatan ini akan merasa nyaman tidak bergantung dengan orang lain dan orang lain tidak bergantung padanya. Maka dari itu, individu ini menyukai kebebasan dan akan menolak untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11
menjalin hubungan dengan orang lain. Orang dewasa dengan pola kelekatan ini cenderung menghindari kedekatan dengan orang lain, menekan dan menyembunyikan perasaannya. Orang dewasa yang memiliki pola kelekatan fearful-avoidant mempunyai keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain namun mereka merasa tidak nyaman untuk dekat dengan orang lain. Mereka juga mempunyai pandangan yang negatif terhadap diri sendiri dan pasangannya. Mereka menganggap mendapat respon yang kurang dan kurang percaya pada pasangan. Oleh kerena itu, orang dengan gaya ini akan menghindari keintiman dan menutupi perasaan mereka. Pentingnya pola kelekatan pada masa bayi terhadap perkembangan hubungan interpersonal pada masa dewasa kelak dan kesejahteraan psikologisnya (Woodward, Fergusson, & Belsky, 2000). Penelitian yang dilakukan Pasili dan Canning dengan responden dari Inggris, California, dan Australia menunjukkan hasil bahwa well-being merupakan hal utama dalam kualitas dari hubungan sosial antar individu (Lauer & Lauer, 2000). Kelekatan yang kokoh meningkatkan relasi teman sebaya yang kompeten dan relasi erat yang positif di luar keluarga. Baron dan Byrne (2005) mengungkapkan bahwa kedekatan individu yang secara kokoh dekat dengan orangtua juga dekat secara kokoh dengan teman sebaya, sementara individu yang tidak dekat dengan orangtua juga tidak dekat dengan teman sebaya. Ketika masa remaja, teman sebaya memberikan pengaruh yang besar namun orangtua tetap memainkan peranan yang penting dalam kehidupan remaja.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12
Hal ini karena antara hubungan dengan orangtua dan hubungan dengan teman sebaya memberikan pemenuhan akan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dalam perkembangan remaja. Dalam hal kemajuan sekolah dan rencana karir, remaja belajar tentang hubungan social di luar keluarga. Mereka berbicara tentang pengalaman dan minat yang bersifat pribadi. Mereka percaya bahwa teman sebaya akan memahami perasaan mereka dengan lebih baik dibandingkan orang dewasa (Santrock, 2007). Kelekatan tidak sama dengan ketergantungan. Menurut Baron dan Byrne (2005) ketergantungan merupakan suatu asosiasi interpersonal dimana dua orang mempengaruhi kehidupan satu sama lain dan terlibat dalam berbagai aktivitas bersama sedangkan kelekatan merupakan sensasi ketenangan dan keamanan yang dirasakan dari partner untuk jangka waktu panjang. Kebutuhan akan kenyamanan dan keamanan adalah hal yang lumrah dan manusiawi. Begitu juga untuk ibu bekerja, ketika kelekatan dengan pasangan atau suami terputus atau kurang dalam hal kualitas, maka individu tersebut akan mencari figur yang attachmentnya lebih kuat pada dirinya (Ardiani, 2003). Attachment menjadi penting diteliti untuk ibu bekerja untuk melihat bagaimana pola kelekatan yang dimilikinya dan dampaknya terhadap anak dan pasangan. Berdasarkan uraian diatas dan dengan melihat kenyataan yang ada, maka hal ini mendorong peneliti untuk mengetahui kesejahteraan psikologis ibu yang bekerja dilihat dari pola kelekatan yang mereka miliki. Peneliti memilih ibu bekerja karena mereka memiliki dua peran ganda yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13
dijalankan bersama-sama. Dilihat dari sudut kepribadian, ibu rumah tangga yang bekerja sebagian besar berada pada tahap perkembangan dewasa awal. Tahap perkembangan psikososial Erikson masa dewasa awal dituntut untuk saling berkomitmen. Tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah membangun hubungan yang intim dengan orang lain (Papalia, Olds & Feldman, 2009). Berkaitan dengan hubungan yang intim menuntut keterampilan
tertentu,
seperti
kepekaan,
empati,
kemampuan
mengomunikasikan emosi, menyelesaikan konflik, dan mempertahankan komitmen. Penelitian menjadi penting dilakukan karena peneliti ingin melihat pola kelekatan yang dimiliki ibu bekerja dan kelekatan ibu bekerja dengan pasangan dan teman sebaya. Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan dalam diri peneliti “Apakah ada hubungan antara kesejahteraan psikologis seorang ibu bekerja dilihat dari pola kelekatan yang dimilikinya?” Penelitian ini akan lebih melihat pada kesejahteraan psikologis wanita yang mempunyai peran ganda yaitu dengan pola kelekatan yang diterima dari orangtuanya.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu apakah ada hubungan antara kesejahteraan psikologis ibu bekerja dengan pola kelekatan yang dimilikinya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis ibu bekerja dengan pola kelekatan yang dimilikinya.
D. Manfaat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan kajian dan memperkaya hasil penelitian dalam bidang psikologi perkembangan, psikologi sosial dan psikologi keluarga terutama berkaitan dengan pola kelekatan dan kesejahteraan psikologis ibu bekerja.
2. Manfaat Praktis : a. Pada ibu bekerja Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi ibu yang bekerja dalam memberikan informasi mengenai tingkat atau dimensi kesejahteraan psikologis didalam dirinya dan memperoleh gambaran mengenai pola kelekatan yang mereka miliki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15
b. Pada suami yang memiliki pasangan yang bekerja Penelitian ini diharapkan dapat memahami mengenai pola kelekatan yang dimiliki oleh pasangannya dan dapat memberikan informasi bagi suami mengenai tingkat kesejahteraan psikologis pasangannya. c. Pada pembaca Penelitian diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam memberikan informasi mengenai macam-macam pola kelekatan dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan psikologis individu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teori kelekatan (attachment) Manusia dilahirkan dalam keadaan yang sepenuhnya tidak berdaya dan harus menggantungkan diri pada orang lain, terutama ibunya. Oleh karena itu, ibu mempunyai peranan yang penting terhadap perkembangan kepribadian anak (Sarwono, 2009). Interaksi antara ibu dan anak dapat membentuk
perkembangan
kelekatan
yang
berperan
besar
dalam
perkembangan segala kemampuan anak, seperti perkembangan kognitif, emosi, sosial, moral, dan sebagainya (Cook, 1972). 1. Pengertian Kelekatan Kelekatan (attachment) adalah suatu ikatan emosional yang kuat antara bayi dengan ibu (Santrock, 2002). Relasi dengan figur sosial yang melibatkan fenomena tertentu akan mewakili karakteristik relasi sehingga membentuk kelekatan. Dalam hal ini periode masa perkembangan saat masa bayi, figur-figur sosial adalah bayi dengan pengasuh dan fenomenanya ialah ikatan yang terjadi diantara mereka. Papalia, Sally dan Ruth Dunskin (2010) mengemukakan kelekatan merupakan ikatan emosional abadi dan resipokal antara bayi dan pengasuh. Pengasuh yang memberikan respon terhadap bayi akan menghasilkan kualitas hubungan yang baik, sedangkan pengasuh yang
16
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
suka menyendiri dan kurang konsisten terhadap bayi akan menghasilkan kualitas hubungan yang kurang baik. Hal ini karena antara bayi dan pengasuh sama-sama memberikan kontribusi terhadap kualitas hubungan tersebut. Menurut Robert A. Baron dan Donn Byrne (2005), kelekatan adalah tingkat keamanan individu yang dialami dalam hubungan interpersonal. Pada awal masa bayi, individu membangun pola-pola yang berbeda, namun perbedaan kelekatan yang dimiliki oleh individu akan tampak mempengaruhi perilaku interpersonal sepanjang hidup. Kelekatan yang terbentuk pada masa kecil akan mempengaruhi perilaku individu di masa depan. Saat awal masa bayi tingkat keamanan individu akan terbentuk dari hubungan interpersonal yang terjadi antara bayi dengan pengasuh. Cinta kelekatan orang dewasa adalah suatu ikatan afeksional kuat dengan orang tertentu yang mengalami kesedihan ketika tanpa sengaja terpisah dari orang tersebut dan berusaha untuk dekat dengannya ketika kita merasa terancam (Mercer dan Clayton, 2012). Individu dewasa akan merasakan kesedihan jika terpisah dari orang tertentu atau orang terdekat yang dalam hal ini adalah pasangannya. Kelekatan dewasa (adult attachment) adalah hubungan emosi antara dua orang yang ditandai oleh keinginan untuk bersama orang tersebut dan menyayangi orang tersebut serta kondisi tersebut menggambarkan keadaan diri individu (Hazan & Shaver, 1987). Individu dewasa memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
keinginan hidup bersama dengan figur lekatnya. Figur lekat adalah pasangannya. Bartholomew dan Horowitz (1991) menjelaskan bahwa kelekatan pada masa dewasa adalah pandangan kelekatan (ikatan afeksi) diri individu dewasa terhadap orang lain yang dihasilkan dari model mental diri sendiri dan model mental orang lain, baik secara positif maupun negatif. Model mental diri yang dimaksud adalah keyakinan bahwa diri dicintai (lovability) dan layak mendapatkan perhatian (worthiness of care) dari orang lain sedangkan model mental orang lain dipahami sebagai harapan bahwa orang lain hadir secara emosional dan responsif. Menurut teori-teori Bowlby (1969) dan Ainsworth (1978) kelekatan menunjukkan bahwa cara individu membentuk ikatan dengan pengasuh utama mempengaruhi skema individu tersebut untuk membentuk dan mengembangkan hubungan di masa dewasa (Mercer dan Clayton, 2012). Kelekatan yang terbentuk dapat mempengaruhi kualitas hubungan di masa dewasa. Berdasarkan beberapa pengertian mengenai kelekatan diatas, peneliti mengambil kesimpulan mengenai pengertian dari kelekatan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sejak perkembangan masa bayi akan terbentuk kelekatan. Kelekatan merupakan ikatan yang dibentuk antara bayi dan pengasuhnya. Kelekatan yang terbentuk sejak kecil akan mempengaruhi individu di masa depan. Ketika dewasa, figur kelekatan akan berubah dari ibu atau pengasuh menjadi pasangannya. Individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
dewasa akan mengalami kesedihan ketika terpisah dari figur lekatnya. Dalam hal ini, figur kelekatannya adalah pasangannya. Jadi yang dimaksud dengan kelekatan dalam penelitian ini adalah ikatan yang terbentuk dari masa bayi yang menjadi dasar dalam memberikan pengaruh pada kehidupan interpersonal individu di masa dewasa yang dimana individu tersebut mempunyai pandangan mengenai model diri sendiri dan model orang lain.
2. Proses terbentuknya Kelekatan Psikoanalisa dari Inggris John Bowlby (1969, 1989) menekankan pentingnya kelekatan pada tahun awal kehidupan bayi dengan respon dari pengasuh bayi tersebut. Bowlby yakin bahwa bayi dan ibunya membentuk suatu kelekatan secara naluriah. Ia juga mengemukakan bahwa secara biologis bayi yang baru lahir diberi kemampuan untuk memperoleh perilaku kelekatan dari ibu. Bayi menangis, menempel, merengek, dan tersenyum. Kemudian bayi akan merangkak perlahan-lahan dan berjalan mengikuti ibu. Hal tersebut dilakukan bayi untuk mempertahankan agar ibu selalu dekat (Santrock, 2002). Penyatuan kembali bayi dengan ibu akan membentuk kelekatan yang kuat. Erikson (1968) yakin bahwa tahun pertama kehidupan merupakan kerangka waktu kunci bagi perkembangan kelekatan. Tahap pertama dari delapan tahap perkembangan psikososial Erikson adalah kepercayaan (trust) dan ketidakpercayaan (mistrust). Tahap ini berlangsung hingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
berusia 18 bulan. Pada bulan-bulan awal, bayi akan mengembangkan perasaan percaya terhadap individu-individu dan objek-objek dalam dunia mereka. Rasa percaya pada masa bayi akan membentuk harapan seumur hidup bahwa dunia merupakan tempat yang baik dan menyenangkan untuk dihuni (Santrock, 2002). Kelekatan yang aman akan merefleksikan rasa kepercayaan dan kelekatan yang tidak aman akan merefleksikan rasa ketidakpercayaan. Bayi yang mempunyai kelekatan aman telah belajar untuk percaya tidak hanya dengan para pengasuhnya tetapi juga kepada kemampuannya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan (Papalia, 2010). Jika rasa ketidakpercayaan (mistrust) lebih mendominasi maka anak akan memandang dunia sebagai tempat yang tidak bisa diprediksi dan akan memiliki masalah dalam pembentukan hubungan (Papalia dan Feldman, 2014). Cindy Hazan (dalam Myers, 2012)menjelaskan bahwa pengalaman kelekatan di awal kehidupan membentuk dasar model kerja internal atau karakteristik cara berpikir mengenai suatu hubungan. Oleh karena itu, ibu yang memberikan respon akan memberikan rasa dasar kepercayaan bahwa dunia dapat dipercaya maka bayi akan mempunyai kelekatan dengan rasa aman. Penelitian tentang adult attachment menunjukkan bahwa individu dengan secure attachment dibentuk dengan hubungan yang hangat dengan orang tua dan avoidant attachment terbentuk oleh orang tua memiliki hubungan yang dingin dan menolak kebutuhan anak (Collins & Read,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
1990). Collins dan Read (1994) menunjukkan bahwa model kerja harus berkaitan dengan empat komponen, yaitu: a. Kelekatan berkaitan dengan kenangan dan pengalaman individu (terutama pada figur utama). b. Kelekatan berkaitan dengan keyakinan, sikap dan harapan pada diri sendiri dan orang lain. c. Tujuan dan kebutuhan hidup berkaitan dengan kelekatan. d. Strategi dan rencana merupakan pencapaian tujuan yang berkaitan dengan kelekatan.
General Model of Self and Others in Relation to Attachment
General Model of Self and Others in
Mother
Model of Peer Relationships
Father Friendship
Gambar 1. Hierarki Struktur Model Kerja
Romantic Relationship
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Gambar diatas menunjukkan bahwa model umum mengenai diri sendiri dan orang lain yang berkaitan dengan kelekatan. Pada masa anakanak, model atau pola kelekatan terjadi antara hubungan orangtua dan anak dimana ayah dan ibu merupakan figur kelekatan utama. Semakin bertambahnya usia individu kehadiran teman sebaya merupakan hal yang penting selain kehadiran orangtua dalam kehidupan individu. Model kelekatan pada masa remaja terjadi pada teman sebaya yang membentuk suatu hubungan yang dinamakan persahabatan. Individu dewasa akan menjalin hubungan dengan teman sebaya dan akan membentuk suatu ikatan yang kuat. Ikatan tersebut akan semakin kuat dan akan berkembang menjadi hubungan romantik dengan lawan jenis. Berdasarkan data diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kelekatan terbentuk pada awal tahun kelahiran bayi. Bayi akan protes dan marah ketika ibu mereka berada jauh. Ini merupakan bentuk kekhawatiran perpisahan dan tekanan emosional yang terlihat pada bayi ketika mereka berpisah dengan ibu yang dianggap sebagai figur kelekatan (attachment). Respon baik yang diberikan ibu dapat membentuk kelekatan yang aman bagi sang bayi.
3. Perkembangan Kelekatan pada Masa Dewasa Pola kelekatan yang dimiliki pada masa anak-anak akan mempengaruhi hubungan dimasa dewasa (Mercer dan Clayton, 2012). Menurut Bowlby,sebelum individu memperoleh keterampilan bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
individu mampu membentuk skema dasar mengenai diri sendiri dan orang lain yang membimbing perilaku interpersonal sepanjang hidup individu tersebut. Pada awal masa bayi akan mempengaruhi interaksi individu dengan anggota keluarga, teman sebaya, sahabat, pasangan romantis, pasangan hidup dan orang asing (Hazan dan Shaver, dalam Myers 2012). Banyak studi yang menggunakan kuesioner dan wawancara menemukan keterkaitan pola kelekatan di masa bayi akan mempengaruhi kualitas hubungan di masa dewasa (Mercer dan Clayton, 2012). Bayi dengan pengasuh yang memberikan respon akan kebutuhan bayi akan memiliki pola kelekatan aman (secure attachment) sehingga bayi cenderung akan memiliki tingkat kepercayaan tinggi, tidak memiliki kekhawatiran akan ditinggalkan oleh orang lain dan memiliki harga diri yang tinggi.Pada masa dewasa, individu yang memiliki pola kelekatan ini cenderung mudah untuk dekat dengan orang lain, mempunyai kemampuan untuk mempercayai orang lain serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang matang. Dengan hal-hal tersebut individu mampu memiliki hubungan yang bertahan lama dengan pasangannya. Selain itu, mereka cenderung tidak merasa khawatir bila harus bergantung dengan orang lain sehingga menghasilkan kepuasaan dan penyesuaian diri lebih besar. Bayi yang mempunyai pengasuh tidak konsisten dan senang menguasai akan memiliki pola kelekatan cemas/ambivalen (anxiousambivalent attachment) akibatnya bayi memiliki tingkat kecemasan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
lebih tinggi daripada rata-rata individu yang lain. Individu dengan pola kelekatan anxious-ambivalent attachment juga dinamakan dengan pola kelekatan preoccupied. Pada masa dewasa, individu ini cenderung memiliki keinginan untuk dekat dengan orang lain namun memiliki kekhawatiran jika orang lain tidak membalas upaya-upaya intimasi atau tidak memiliki kedekatan seperti yang mereka inginkan. Maka dari itu, individu ini cenderung mudah menjalin hubungan dengan orang lain namun mereka cenderung kesulitan mempertahankan hubungan dekat sehingga mereka cenderung memiliki hubungan jangka pendek dan memiliki hubungan yang kurang memuaskan. Selain itu, individu ini memiliki kekhawatiran apabila orang lain tidak menghargai dirinya seperti ia menghargai orang lain. Pengasuh yang menyendiri, menjauh dan menolak upaya-upaya untuk intimasi maka bayi akan menekan kebutuhan untuk kelekatan atau ikatan. Hal ini akan berdampak pada masa dewasa. Maka dari itu, individu ini akan memiliki karakteristik menghindar sehingga memiliki pandangan negatif mengenai orang lain. Individu ini terlihat dalam pola kelekatan dismissing dan fearful. Individu dengan pola kelekatan dismissing akan merasa nyaman meskipun tidak memiliki hubungan emosional dengan orang lain, merasa nyaman tidak bergantung dengan orang lain dan orang lain tidak bergantung pada mereka. Selain itu, individu ini memiliki kesulitan untuk mempercayai orang lain, menolak untuk menjalin hubungan dengan orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
lain sehingga kemungkinan kecil untuk menjalin suatu hubungan, memiliki komitmen yang rendah dan kesulitan untuk mengembangkan hubungan dekat dengan orang lain. Individu ini juga cenderung menekan dan menyembunyikan perasaan mereka. Individu dengan pola kelekatan fearful memiliki keinginan untuk menjalin hubungan dengan orang lain tetapi merasa tidak nyaman untuk dekat dengan orang lain. Individu ini mempunyai pandangan negatif mengenai diri sendiri dan orang lain sehingga merasa mendapat respon yang kurang dari pasangan dan cenderung memiliki rasa ketidakpercayaan dengan pasangan. Oleh karena itu, individu dengan pola kelekatan ini akan menghindari keintiman dan menutupi perasaan terhadap orang lain. Individu yang memiliki pola kelekatan dismissing dan fearful memiliki karakteristik menghindar dari orang lain. Individu tersebut akan menggambarkan hubungan dengan pasangan bahwa pasangannya penuh kecemburuan dan cenderung kurang rasa ketidakpercayaan dengan pasangannya sehingga hubungan mereka kurang bertahan lama. Selain itu, individu ini memandang diri sendiri sebagai orang yang tidak disukai oleh orang lain dan mandiri. Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa kelekatan yang dibentuk pada saat bayi akan mempengaruhi individu tersebut dalam hubungan interpersonalnya. Setiap individu memiliki pola kelekatan yang berbeda-beda. Setiap pola kelekatan yang dimiliki seseorang akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
membentuk
perilaku
yang
mempengaruhi
dalam
26
hubungan
interpersonalnya dan kontrol emosi dimasa dewasa.
4. Jenis-jenis Kelekatan pada Masa Dewasa Berdasarkan konseptualisasinya mengenai interaksi ibu dan anak serta skema yang dipelajari, Bowlby (1982) mengemukakan bahwa bayi membentuk satu dari tiga pola kelekatan yaitu pola kelekatan aman (secure attachment), kelekatan tidak aman-menghindar (insecure-avoidant), dan pola kelekatan tidak aman-ragu-ragu (insecure-ambivalent). Ainsworth (1978) mengobservasi pola-pola yang sama dari masa bayi pada interaksi antara ibu dan anak. Interaksi antara model diri sendiri dan model orang lain akan menghasilkan
pola
kelekatan.
Bartholomew &
Horowitz
(1991)
mengungkapkan bahwa pada masa dewasa individu memiliki empat pola kelekatan (attachment), yaitu secure, preoccupied, dismissing dan fearful. Pola kelekatan secure (aman) mengarah pada secure attachment (kelekatan aman) sedangkan pola kelekatan preoccupied, dismissing dan fearful mengarah pada pola insecure attachment (kelekatan tidak aman). Bartholomew dan Horowitz (1991) mengajukan empat pola kelekatan. Gambar 2 mengilustrasikan empat pola kelekatan pada masa dewasa sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
MODEL OF SELF (Dependence)
Positive (Low) MODEL OF OTHER (Avoidance)
Negative(High)
Positive
Negative
(Low)
(High)
Area I
Area II
Secure
Preoccupied
Comfortable with
Preoccupied with
intimacy and
relationship
autonomy
Overly dependent
Area III
Area IV
Dismissive
Fearful
Dismissing of
Fearful of
attachment
attachment
Counter-
Socially avoidant
dependent
Tabel 2.1. Pola kelekatan pada masa dewasa Bartholomew dan Horowitz (1991) menegaskan bahwa pola kelekatan pada masa dewasa dipengaruhi oleh gambaran individu mengenai diri sendiri dan orang lain. Penjelasan ciri khas setiap area dari empat pola kelekatan tersebut adalah sebagai berikut: Area I: Individu dengan pola kelekatan secure memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri, orang lain dan hubungan yang mereka jalani.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Individu ini tidak mudah bergantung dengan orang lain (low dependence) dan tidak ingin menghindar (low avoidance) dari orang lain serta memiliki keseimbangan antara keintiman dan kemandirian. Maka dari itu, individu dengan pola kelekatan secure cenderung memiliki hubungan yang akrab dengan orang lain. Mereka memiliki sikap memandang diri layak sehingga merasa nyaman untuk terlibat dalam hubungan akrab dengan orang lain, memiliki kemampuan untuk mandiri dan mampu untuk membangun rasa kepercayaan terhadap orang lain. Mereka juga terbuka dengan orang lain dan merasa nyaman pada saat dibutuhkan oleh orang lain. Individu ini cenderung memiliki strategi penyelesaian masalah yang efektif dan dapat menyelesaikan konflik secara konstruktif atau membangun. Hal ini dikarenakan individu tidak hanya memiliki pandangan terhadap diri sendiri tetapi juga memiliki pandangan terhadap orang lain secara positif. Area II: Individu dengan pola kelekatan preoccupied memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri namun memiliki pandangan positif terhadap orang lain. Oleh karena itu, individu tersebut cenderung memiliki harapan positif terhadap orang lain tetapi merasa diri mereka tidak berharga
sehingga
mereka
cenderung
mudah
bergantung
(high
dependence) dengan orang lain dan cenderung tidak ingin menghindar (low avoidance). Individu ini memiliki kekhawatiran bahwa orang lain mempunyai penilaian yang berbeda dengan penilaian mereka terhadap orang lain. Oleh karena itu, mereka memiliki penerimaan diri sendiri yang bersumber pada penilaian positif dari orang lain sehingga mereka
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hal ini berpengaruh terhadap penyelesaian masalah. Dalam penyelesaian masalah, mereka cenderung bergantung kepada orang lain. Hal ini disebabkan karena mereka memiliki pandangan positif terhadap orang lain namun memiliki pandangan yang negatif terhadap diri sendiri. Dengan pandangan positif terhadap orang lain, mereka cenderung mudah bergaul dengan orang lain dan selalu ingin diperhatikan oleh orang lain. Dalam hubungan romantik dengan pasangan, mereka cenderung mencari keintiman dan menginginkan respon yang lebih dari pasangannya. Area III: Individu dengan pola kelekatan dismissing memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri tetapi memiliki pandangan negatif terhadap orang lain. Individu ini cenderung tidak mudah bergantung (low dependence) pada orang lain dan cenderung ingin menghindar (high avoidance) dari orang lain. Pola ini mengindikasikan sikap saling menghindar yang ditandai dengan ketidakpercayaan terhadap satu sama lain sehingga mereka cenderung merasa tidak nyaman dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain dan memilih untuk tidak bergantung dengan orang lain. Mereka memiliki sikap memandang diri layak dengan menolak nilai-nilai dalam hubungan akrab dengan orang lain dan tidak memiliki kekhawatiran mengenai kemandirian. Mereka bergantung pada diri sendiri sehingga memiliki kemandirian secara emosional. Ketika mereka terpisah dengan orang lain atau pasangan, mereka tidak mudah cemas atau cemburu. Dalam penyelesaian masalah pun, mereka tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
berusaha mencari pertolongan atau dukungan dari orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri namun memiliki pandangan negatif terhadap orang lain. Area IV: Individu dengan pola kelekatan fearful memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri dan orang lain. Individu ini cenderung mudah bergantung (high dependence) dengan orang lain dan cenderung ingin menghindar (high avoidance) dari orang lain. Maka dari itu, individu ini cenderung menghindari keintiman dan menutupi perasaan mereka. Secara umum, individu ini memiliki pandangan negatif terhadap diri sendiri sehingga mereka cenderung memiliki kepercayaan diri yang rendah. Akan tetapi, mereka memiliki keinginan untuk menjalin hubungan akrab dengan orang lain. Disisi lain, mereka merasa tidak nyaman dengan orang lain karena memiliki kekhawatiran terhadap penolakan-penolakan dari orang lain sehingga mereka menghindari keintiman dengan orang lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki pandangan negatif mengenai orang lain sehingga mereka mengalami kesulitan dalam membangun rasa kepercayaan terhadap orang lain. Mereka juga cenderung memiliki ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah secara emosional namun mereka tidak berusaha untuk mencari dukungan dari orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
B. Kesejahteraan Psikologis (psychological well-being) 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis Menurut Diener dan Jahoda (dalam Ryff, 1989) penelitian mengenai kesejahteraan psikologis (psychological well-being) mulai berkembang pesat sejak para ahli menyadari bahwa ilmu psikologi lebih banyak menaruh perhatian pada rasa ketidakbahagiaan dan gangguan-gangguan psikis yang dialami oleh manusia dibandingkan dengan menaruh perhatian pada faktorfaktor yang dapat mendukung dan mendorong individu dapat berfungsi secara positif (positive function). Penelitian tentang kesejahteraan psikologis (psychological well-being) didasari oleh dua pandangan utama. Pandangan pertama adalah hedonicyang memandang bahwa mencapai kebahagiaan merupakan tujuan hidup yang utama. Hedonic dapat dipahami sebagai well-being yang tersusun atas kebahagiaan subjektif dan berfokus pada pengalaman subjektif dari individu yang menyakini bahwa segala sesuatu berupa kebahagiaan. Maka dari itu, hedonic dapat disebut juga dengan subjective well-being. Pandangan hedonic membentuk well-being dengan konsep kepuasaan hidup dan kebahagiaan (Bradburn, 1969). Pandangan yang kedua menekankan pada kepuasaan hidup merupakan kunci utama dari well-being. Pandangan dari Ryff (1989) ini disebut dengan eudaimonic atau psychological well-being (Ryan & Deci, 2001). Waterman (1993)
mengemukakan
bahwa
konsepwell-being
dalam
pandangan
eudaimonic menekankan pada bagaimana cara individu untuk hidup dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
dirinya yang sejati (true self). Diri yang sejati ini terjadi ketika individu melakukan aktivitas yang paling sesuai dengan nilai-nilai yang dianut dan dilakukan secara menyeluruh serta benar-benar terlibat didalamnya (fully engaged) (Ryan & Deci, 2001). Pandangan eudaimonic lebih berfokus pada realisasi diri, ekspresi pribadi dan sejauh mana seorang individu memiliki kemampuan untuk mengaktualisasikan potensi dirinya (Waterman, dalam Ryan & Deci, 2001). Menurut Ryff (1989) psychological well-being merupakan istilah yang digunakan
untuk
menggambarkan
kesehatan
psikologis
individu
berdasarkan pemenuhan kriteria fungsi psikologis positif (positive psychological
functioning).
Ryff
(1989)
mengemukakan
bahwa
psychological well-being sebagai pencapaian penuh diri dari potensi psikologis seseorang individu. Individu membutuhkan dimensi-dimensi untuk dapat mencapai penuh seluruh fungsi dalam dirinya atau menjadi sehat secara psikologis (Ryff, 1989). Dimensi-dimensi tersebut antara lain: kemampuan
menerima
diri
sendiri
apa
adanya
(self-acceptance),
kemampuan mengembangkan potensi dirinya (personal growth), hidup yang memiliki tujuan (purpose in life), hubungan positif atau hangat dengan orang lain (positive relationship with others), kemampuan mengatur lingkungan sosial (environmental mastery), dan kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri (autonomy). Ryff dan Singer (1996) menjelaskan bahwa tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi ditandai dengan individu yang memiliki hubungan baik dengan lingkungan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
sekitarnya, memiliki kepercayaan diri yang baik, mampu membangun hubungan personal yang baik dengan orang lain dan memiliki tujuan pribadi serta tujuan dalam pekerjaannya. Warr
(dalam
Suryawidjaja,
1998)
mengemukakan
bahwa
psychological well-being merupakan suatu konsep yang berkaitan dengan apa yang dirasakan individu mengenai aktivitas-aktivitasnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Menurut
Bartram
dan
Boniwell
(2007)
mengemukakan bahwa psychological well-being berhubungan dengan kepuasaan pribadi, harapan, rasa syukur, stabilitas suasana hati, pemaknaan diri sendiri, harga diri, kegembiraan, kepuasaan dan optimisme. Individu tersebut juga mengetahui kelebihan dan mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya. Psychological well-being memimpin individu untuk menjadi kreatif dan memahami apa yang sedang dilakukannya. Pada awalnya Psychological well-being Ryff merupakan integrasi beberapa teori psikologi klinis dan psikologi perkembangan yang mengarah pada definisi fungsi psikologis positif (positive psychological function). Teori-teori tersebut diantaranya adalah aktualisasi diri (self actualization) menurut Maslow (1968) dan fully functioning person menurut Carl Roger (1961), Erikson (1959) tentang individu yang mencapai integritas. Kesejahteraan psikologis dan psikologi humanistik memiliki kesamaan. Psikologi humanistik mengacu pada konsep kebutuhan hierarki dan meletakkan aktualisasi diri merupakan tingkatan yang paling tinggi. Orangorang yang berhasil mengaktualisasikan dirinya akan lebih menyukai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
kemandirian dan memiliki kemampuan untuk menerima diri sendiri dan orang lain (Boeree, 2010). Kesejahteraan psikologis juga berkaitan dengan teori Rogers yang memiliki konsep orang yang berfungsi sepenuhnya. Rogers
memandang
bahwa
kesehatan
mental
merupakan
proses
perkembangan hidup yang alamiah. Rogers juga mempunyai teori kecenderungan aktualisasi yang diartikan sebagai motivasi yang ada dalam diri individu yang bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi-potensi yang ada (Boeree, 2010). Menurut Ryff (1989) konsep-konsep mengenai positive psychological function dapat diintegrasikan menjadi sebuah model psychological wellbeing sebagai pencapaian penuh individu melalui enam dimensi yang multidimensional. Masing-masing dari dimensi tersebut menjelaskan tantangan berbeda-beda yang akan dihadapi oleh individu dalam usahanya berfungsi secara penuh dan positif. Berdasarkan beberapa pengertian psychological well-being yang dikemukakan
oleh
beberapa
tokoh
diatas,
peneliti
menyimpulkan
psychological well-being dalam penelitian ini mengacu pada penelitian kesejahteraan psikologis yang dilakukan Ryff (1989) bahwa kesejahteraan psikologis tidak hanya sebatas pencapaian kesenangan namun sebagai perjuangan menuju kesempurnaan yang dapat menggambarkan perwujudan dari potensi sesungguhnya yang dimiliki seseorang individu. Individu memiliki kemampuan dalam menghadapi berbagai hal yang dapat menimbulkan permasalahan dalam kehidupannya, mampu melalui periode
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
sulit dalam kehidupan dengan mengandalkan kemampuan yang ada dalam dirinya dan menjalankan fungsi psikologis positif yang ada dalam dirinya sendiri sehingga individu tersebut dapat merasakan adanya kesejahteraan batin dalam hidupnya.
2. Dimesi Kesejahteraan Psikologis Ryff (1989) menjelaskan kesejahteraan psikologis dengan enam dimesi yang dimiliki individu. Keenam dimensi tersebut adalah: a. Penerimaan diri (self-acceptance) Penerimaan diri merupakan sikap yang dapat menerima diri sendiri apa adanya. Penerimaan diri dapat dicapai saat individu mengetahui diri sendiri dengan berusaha memahami tingkah laku diri sendiri, melakukan evaluasi diri, menyadari kesalahan dan keterbatasan diri serta menyadari akan kelebihan dan kelemahan diri sendiri. Individu dapat menerima diri sendiri dengan baik apabila individu tersebut memiliki kesadaran dan penerimaan yang positif terhadap diri sendiri dengan mengakui kelebihan dan kelemahan diri sendiri serta merasa positif pada masa lalu yang individu miliki. Sebaliknya, individu yang merasa kurang puas terhadap dirinya sendiri, merasa kecewa dengan apa yang telah terjadi pada kehidupannya dimasa lalu, memiliki masalah dengan kelebihan maupun kelemahan dirinya dan berharap untuk menjadi orang yang berbeda dengan dirinya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
sendiri dapat dikatakan memiliki nilai yang rendah dalam penerimaan diri. Individu dikatakan memiliki taraf kesejahteraan psikologis dalam aspek penerimaan diri apabila individu tersebut: 1. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri. 2. Mengakui dan menerima diri sendiri apa adanya (baik positif maupun negatif). 3. Merasa positif terhadap kehidupan masa lalu dan masa sekarang. b. Otonomi diri (autonomy) Otonomi diri dicirikan dengan individu yang menentukan pilihan sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Dengan kata lain, individu ini memiliki kemampuan untuk mengevaluasi diri tanpa memperhitungkan persetujuan orang lain melainkan mengevaluasi dengan standar personal yang dimiliki. Kemampuan ini ditandai dengan sikap mandiri, dapat membuat keputusan sendiri dan dapat menghadapi tekanan sosial serta mengatur atau mengendalikan diri secara internal. Sebaliknya, individu yang kurang memiliki otonomi diri akan memperhatikan dan mempertimbangkan harapan dan evaluasi dari orang lain, berpegangan pada penilaian orang lain untuk membuat keputusan penting, serta bersikap konformis terhadap tekanan sosial. Jadi, taraf kesejahteraan psikologis (psychological well-being) seorang individu dalam aspek otonomi terlihat dari sejauh mana individu tersebut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
1. Mampu mengevaluasi standar personal bagi perilakunya. 2. Mampu mengendalikan diri dan bersikap mandiri. 3. Mampu bertahan terhadap tekanan sosial untuk berpikir dan bertindak dengan cara tertentu. c. Hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others) Aspek ini menekankan pentingnya hubungan interpersonal yang hangat dan positif dengan orang lain serta adanya rasa kepercayaan antara individu pada orang lain. Individu yang memiliki hubungan yang positif dengan orang lain mempunyai rasa empati dan afeksi yang kuat pada orang lain, dan mampu memiliki rasa cinta dan persahabatan yang mendalam, membina hubungan yang intim dengan orang lain serta kemampuan untuk mengarahkan atau membimbing orang lain dan juga berkonsentrasi pada kesejahteraan orang lain. Sebaliknya, individu yang kurang baik dalam aspek hubungan positif dengan orang lain ditandai dengan tingkah laku yang tertutup dalam berhubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap hangat, sulit peduli dan terbuka dengan orang lain, terisolasi dan merasa frustasi dalam membina hubungan interpersonal dengan orang lain serta tidak memiliki keinginan untuk berkompromi dalam mempertahankan hubungan dengan orang lain. Jadi, dapat disimpulkan taraf kesejahteraan psikologis individu dalam aspek hubungan positif dengan orang lain dapat dilihat dari sejauh mana ia:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
1. Memiliki hubungan hangat, rasa cinta dan persahabatan yang mendalam. 2. Memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain. 3. Mampu membina hubungan yang intim pada orang lain. d. Penguasaan lingkungan (environmental mastery) Penguasaan lingkungan merupakan aspek yang menekankan pada kemampuan individu untuk memilih atau menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi psikis dan kepribadiannya. Individu dikatakan mampu menguasai lingkungannya apabila individu tersebutmemiliki kemampuan untuk mengatur dan mengontrol lingkungan yang beragam, berpartisipasi dalam lingkungan diluar dirinya, serta menguasai dan melakukan perubahan secara kreatif melalui aktifitas fisik maupun mental. Dengan kata lain, aspek ini melihat kemampuan individu dalam menghadapi berbagai kejadian di luar dirinya dan mengatur sesuai dengan keadaan dirinya sendiri. Individu yang kurang baik dalam aspek penguasaan lingkungan akan mengalami kesulitan dalam mengatur situasi sehari-hari, merasa tidak mampu untuk mengubah atau meningkatkan keadaan di lingkungan sekitarnya, kurang peka terhadap kesempatan yang ada di lingkungannya dan kurang memiliki kontrol terhadap lingkungan. Taraf kesejahteraan psikologis (psychological well-being) inidvidu dalam aspek penguasaan lingkungan dapat terlihat dari sejauh mana individu tersebut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
1. Mampu mengelola dan mengontrol lingkungan. 2. Mampu memilih atau menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi dirinya dan kepribadiannya. 3. Memiliki kompetensi dalam mengelola lingkungan. 4. Mampu melakukan perubahan secara kreatif. e. Tujuan hidup (purpose in life) Aspek ini menekankan pada keyakinan perasaan terhadap tujuan dan makna hidup. Kemampuan ini ditunjukkan dengan sikap individu yang memiliki pemahaman menyeluruh mengenai tujuan hidup, mempunyai keyakinan terhadap tujuan hidup, serta memiliki tujuan dan objektif untuk kehidupan. Selain itu, individu memiliki perubahan tujuan dalam hidup seperti menjadi individu yang lebih produktif dan kreatif dalam mencapai integrasi emosional pada tahapan perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, kemampuan tersebut dapat membantu individu dalam menemukan tujuan dan makna hidup melalui pengalaman individu sendiri. Individu dapat dikatakan kurang memiliki tujuan hidup apabila ia kehilangan makna hidup, kurang memiliki tujuan hidup, merasa kehilangan arah dalam hidup, kehilangan keyakinan yang memberikan tujuan hidup dan tidak melihat kejadian masa lalu sebagai makna dalam hidupnya. Jadi, taraf kesejahteraan psikologis individu dalam aspek tujuan hidup terlihat dari sejauh mana ia:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
1. Memiliki pemahaman yang jelas mengenai tujuan hidup. 2. Memiliki tujuan dan makna hidup terhadap peristiwa masa lalu dan masa sekarang. 3. Memiliki perubahan tujuan hidup. f. Pengembangan diri (personal growth) Pengembangan diri (personal growth) merupakan pemahaman keberlanjutan pertumbuhan dan perkembangan individu. Individu yang memiliki pengembangan diri digambarkan sebagai individu yang memiliki keterbukaan terhadap pengalaman baru, melihat kemajuan diri dan memiliki keinginan untuk memperbaiki diri serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki dengan bertumbuh dan berkembang. Dalam hal ini dapat dikatakan selalu berkembang melainkan bukan hal yang menetap setelah berhasil menyelesaikan sebuah permasalahan. Individu yang memiliki aspek pertumbuhan pribadi yang kurang baik akan merasa dirinya tidak mengalami perkembangan atau stagnan, tidak melihat peningkatan dan pengembangan diri, merasa bosan dan kehilangan minat terhadap kehidupannya, serta merasa tidak mampu dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku yang lebih baik. Oleh karena itu, taraf kesejahteraan psikologis (psychological wellbeing) individu dapat terlihat dari sejauh mana seseorang: 1. Terbuka terhadap pengalaman baru. 2. Merealisasikan potensi yang dimiliki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
3. Menyadari potensi, kemajuan diri dan memperbaiki diri. 4. Memiliki perasaan akan perkembangan yang berkelanjutan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa menurut perspektif kesejahteraan psikologis (psychological well-being), kesejahteraan psikologis merupakan proses dimensi yang multidimensional dalam memenuhi potensi individu. Proses tersebut dilakukan untuk menuju proses realisasi diri, yang memperlihatkan keberfungsian penuh individu, kebermaknaan
hidup
multidimensional
dan
aktualisasi
diri.
Proses
meliputi
penerimaan
diri
yang
dimensi positif,
yang melatih
kemandirian, memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, menguasai lingkungan, pencapaian tujuan dalam hidup serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi diri (Ryff dan Keyes, 1995).
3.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
Kesejahteraan
Psikologis
(psychological well-being) Menurut Ryff (1989) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis (psychological well-being) individu. Faktor-faktor tersebut, antara lain: a. Usia Ryff dan Keyes (1995) mengungkapkan bahwa perbedaan usia mempengaruhi perbedaan dalam aspek-aspek kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Berdasarkan penelitian Ryff dan Keyes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
(1995) mengungkapkan bahwa bertambahnya usia seseorang akan meningkatkan aspek otonomi diri dan penguasaan lingkungan, terutama pada masa dewasa madya. Oleh karena itu, dengan bertambahnya usia seseorang maka ia akan semakin mengetahui kondisi yang terbaik bagi dirinya. Hal ini ditunjukkan dengan sikap yang dapat memilih dan mengatur lingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi psikis dan kepribadiannya. Seseorang yang berada pada masa dewasa awal memiliki aspek otonomi dan penguasaan lingkungan yang rendah, akan tetapi mengalami peningkatan dalam aspek pengembangan diri. Namun sebaliknya, seseorang yang berada pada tahap perkembangan masa dewasa akhir akan
mengalami
penurunan
dalam
aspek
tujuan
hidup
dan
pengembangan diri. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam aspek penerimaan diri dan hubungan positif dengan orang lain. b. Status Sosial Ekonomi Perbedaan
kelas
sosial
dapat
mempengaruhi
kesejahteraan
psikologis individu. Menurut Ryff dkk., (dalam Ryan & Decci, 2001) mengungkapkan bahwa status sosial ekonomi berhubungan dengan aspek penerimaan
diri,
tujuan
hidup,
penguasaan
lingkungan
dan
pengembangan diri. Individu yang menempati kelas sosial yang tinggi memiliki perasaan yang lebih positif terhadap diri sendiri dan masa lalu individu tersebut serta memiliki rasa keterarahan dalam hidup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
dibandingkan dengan mereka yang berada di kelas sosial yang lebih rendah. c. Jenis Kelamin Jenis kelamin juga mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu. Ryff dan Keyes (1995) mengungkapkan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada aspek hubungan yang positif dengan orang lain dan aspek pengembangan diri dibandingkan dengan pria. Pada aspek otonomi terlihat perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita. Pria mempunyai otonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita pada usia 35 tahun sampai 54 tahun, namun pada usia 55 tahun sampai dengan 74 tahun wanita memiliki psychological well-being yang lebih tinggi. Sementara aspek psychological well-being yang lain yaitu penerimaan diri dan penguasaan lingkungan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (Ryff & Singer, 1996). d. Budaya Budaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Christopher (1999) mengungkapkan bahwa kesejahteraan psikologis yang dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat dipengaruhi oleh sistem nilai kolektivisme dan individualisme. Masyarakat dalam budaya yang menganut sistem nilai kolektivisme memiliki skor yang tinggi dalam aspek hubungan yang positif dengan orang lain. Hal ini dikarenakan orientasi budaya yang lebih bersifat kolektif dan saling ketergantungan. Sedangkan masyarakat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
yang menganut sistem nilai individualisme memiliki skor yang tinggi pada aspek pengembangan diri, otonomi diri, penerimaan diri dan aspek tujuan hidup. Faktor lain yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis yaitu adanya sikap konsistensi dalam diri individu. Konsistensi merupakan pendekatan kognitif dalam pengambilan suatu keputusan dalam hal komitmen. Individu yang dapat menunjukkan bahwa diri mereka cukup konsisten terhadap situasi dan kondisi lingkungan dengan perbedaan peraturan memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang cenderung kurang konsisten atau memiliki konsep diri yang belum jelas (Cross, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Schmutte dan Ryff
(1997)
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis (psychological well-being), yaitu: a. Kepribadian Apabila individu memiliki kepribadian yang mengarah pada sifatsifat positif maka individu tersebut akan lebih bahagia dan sejahtera karena mampu melewati tantangan dalam kehidupannya. Sebaliknya, apabila individu memiliki kepribadian yang mengarah pada sifat-sifat negatif, seperti mudah marah, mudah stres, mudah terpengaruh dan cenderung labil maka akan menyebabkan keadaanpsychological wellbeing yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
b. Pekerjaan Pekerjaan yang bersifat rentan terhadap korupsi, iklim organisasi yang tidak mendukung dan pekerjaan yang tidak disenangi akan menyebabkan terbentuknya psychological well-being yang rendah. Sebaliknya, apabila iklim organisasi mendukung, menyukai pekerjaan yang dilakukan maka akan terbentuk psychological well-being yang tinggi. c. Kesehatan dan fungsi fisik Individu yang memiliki kesehatan dan fungsi fisik yang baik akan memiliki psychological well-being yang tinggi, namun sebaliknya individu yang mengalami gangguan kesehatan dan fungsi fisik yang tidak optimal dapat menyebabkan psychological well-being yang rendah pada individu tersebut. Selain itu, dukungan sosial juga mempengaruhi kesejahteraan psikologis psychological well-being seseorang individu. Menurut Lemme (1995) bahwa secara umum dukungan sosial dipercaya memiliki efek positif baik pada kesejahteraan fisik maupun kesejahteraan psikologis. Robinson (1991, dalam Rubbyk, 2005) menemukan bahwa orang-orang yang mendapatkan dukungan sosial memiliki tingkat psychological well-being yang lebih tinggi. Dukungan sosial dapat diartikan sebagai rasa nyaman, perhatian, penghargaan atau pertolongan yang dipresepsikan oleh seorang individu yang diterima dari orang lain atau kelompok (Cobb, 1976; Gentry & Kobasa, 1984; Wallston, Alagna, DeVellis & DeVellis, 1983; Wills,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
1974, dalam Sarafino, 1990). Dukungan ini dapat berasal dari berbagai sumber, diantara lain pasangan, keluarga, teman sebaya, rekan kerja, dokter maupun organisasi sosial. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa kesejahteraan psikologis (psychological well-being) individu dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain usia, status sosial ekonomi, jenis kelamin, latar belakang budaya, sikap konsiten pada diri individu, kepribadian, pekerjaan, kesehatan dan fungsi fisik individu serta dukungan sosial.
C. Ibu bekerja 1. Pengertian Ibu Bekerja Wanita karir adalah seorang wanita yang melaksanakan suatu tugas pada waktu dan tempat tertentu menjadi pekerja atau karyawan (Nancy Van Vuren dalam Aliyah, 1997). Seseorang wanita yang melakukan suatu pekerjaan pada waktu dan berada ditempat tertentu maka disebut sebagai karyawan. Menurut Encyclopedia of Children’s Health, ibu bekerja adalah seorang ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan disamping membesarkan dan mengurus anak di rumah. Pengertian bekerja mempunyai anggapan yang berbeda antara Indonesia dengan negara-negara di Barat yang tergolong sebagai negara maju. Konsep bekerja menurut masyarakat di negara-negara Barat (negara maju) adalah seseorang bekerja jika memenuhi kriteria tertentu, misalnya adanya penghasilan tetap dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
jumlah jam kerja yang pasti. Sedangkan kebanyakan perempuan yang bekerja di Indonesia belum mempunyai penghasilan yang tetap dan jumlah jam kerja yang tidak terbatas (Mastauli, 2007). Menurut Dwijanti (1999), seorang wanita dikatakan bekerja apabila ia mendapat gaji dari seseorang untuk melaksanakan tugas tertentu sehingga waktunya terbatas untuk bertemu anak-anaknya. Ibu bekerja cenderung kesulitan untuk bertemu dengan anak-anaknya karena tidak banyak waktu di rumah. Kartono (1985) mengungkapkan bahwa ibu rumah tangga yang bekerja adalah wanita yang tidak hanya mengurus rumah tangga namun juga memiliki tanggung jawab diluar rumah, baik kantor, yayasan maupun usaha wiraswasta. Ibu rumah tangga yang bekerja mempunyai tanggung jawab didalam rumah (mengurus rumah tangga) dan diluar rumah (tugas atau pekerjaan kantor). Ibu rumah tangga yang bekerja adalah wanita yang melakukan suatu kegiatan untuk mencari nafkah (mata pencaharian), memperoleh perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan dan jabatan (Nanda, 2010). Ibu rumah tangga yang bekerja merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan memperoleh perkembangan dari pekerjaan dan jabatan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud ibu rumah tangga yang bekerja adalah seorang ibu yang mengurus keperluan atau kebutuhan rumah tangga dan memiliki tanggung jawab pekerjaan atau aktivitas yang dilakukan secara teratur diluar rumah, baik di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
kantor, lembaga, yayasan, usaha wiraswasta atau sudah terikat dengan pihak lain baik dalam hal penghasilan atau gaji maupun lama waktu bekerja.
2. Alasan Ibu Bekerja Williams (1976) mengelompokkan berbagai alasan ibu bekerja ke dalam dua segi, diantaranya: a. Segi sosial Dilihat dari segi sosial, terdapat beberapa alasan ibu bekerja diantaranya karena adanya suatu keinginan untuk mengembangkan diri, mencapai identitas, bersosialisasi dan keinginan untuk mempertahankan standar
hidup.
Selain
itu,
juga
karena
ada
keinginan
untuk
mengembangkan wawasan dan untuk menerima informasi-informasi baru yang sedang berkembang maupun yang akan datang. b. Segi ekonomi Alasan ibu bekerja karena kebutuhan sehari-hari yang banyak dan tekanan ekonomi. Ibu bekerja karena keadaan atau situasi yang menuntut untuk membantu keuangan keluarga.
Rini (dalam jurnal psikologi, 2003) juga mengemukakan mengenai beberapa alasan seorang ibu bekerja, yaitu: a. Finansial Sebagian ibu bekerja bukan karena keinginan mereka melainkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. kebutuhan sehari-hari yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
mendesak dan besar membuat suami dan istri harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Misalnya, penghasilan suami kurang untuk mencukupi kebutuhan sehari-sehari sehingga ibu harus bekerja karena tidak mempunyai pilihan lain. b. Sosial-relasional Beberapa ibu yang memilih tetap bekerja karena mempunyai kebutuhan sosial-relasional yang tinggi dan tempat kerja mereka sangat mencukupi kebutuhan mereka tersebut. Ibu-ibu ini menyimpan kebutuhan akan penerimaan sosial dan akan adanya identitas sosial yang dapat diperoleh melalui komunitas kerja. Maka dari itu, menjalin relasi dengan
rekan-rekan
kerja
merupakan
hal
yang
menyenangkan
dibandingkan tinggal di rumah. c. Aktualisasi diri Alasan ibu bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan akan aktualisasi diri melalui profesi atau karir merupakan salah satu pilihan yang banyak diambil oleh para wanita di jaman sekarang. Hal ini dikarenakan semakin terbukanya kesempatan yang sama pada wanita untuk meraih jenjang yang tinggi. Seorang wanita
yang
bekerja
untuk
mempertahankan
karirnya
dengan
mengembangkan keahlian yang dimilikinya. Hal ini merupakan wujud dari aktualisasi diri ibu. Misalnya, bila ibu seorang sarjana akan lebih memilih untuk mempunyai pekerjaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Abraham Maslow (Feist dan Feist, 2008) mengembangkan teori hierarki kebutuhan. Ia mengungkapkan bahwa manusia mempunyai kebutuhan akan aktualisasi diri dan menemukan makna hidupnya melalui aktivitas yang dijalaninya. Bekerja merupakan sarana yang dipergunakan oleh manusia dalam menemukan makna hidupnya. Bagian dari proses pemenuhan dan pencapaian diri dengan cara berkarya, berkreasi, mencipta, mengekspresikan diri, membagikan ilmu dan pengalaman, menemukan sesuatu, menghasilkan sesuatu, mengembangkan diri dan orang lain serta mendapatkan penghargaan, penerimaan, prestasi. Berdasarkan data yang diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai peran ganda. Ibu yang bekerja dituntut bijaksana dalam membagi waktunya untuk pekerjaan di kantor dan mengurus rumah tangga. Alasan ibu bekerja untuk menambah penghasilan atau gaji suami atau memenuhi keperluan kebutuhan rumah tangga, sosial-relasional dan aktualisasi diri. Meskipun demikian, ibu yang bekerja tetap bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga.
D. Dinamika Hubungan Kesejahteraan Psikologis (psychological well-being) dan Pola Kelekatan (Attachment) pada Ibu Bekerja
Bekerja merupakan bagian fundamental kehidupan bagi hampir semua orang dewasa termasuk wanita. Hal ini dikarenakan dengan bekerja ia mempunyai penghasilan yang dapat memberikan kepuasan. Wanita dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
berbagi peran pada saat yang bersamaan: istri, ibu dan karyawan. Perpaduan antarperan tersebut sebagai bentuk peran ganda. Hal ini dikarenakan kedua peran tersebut saling mempengaruhi dalam keluarga dan pekerjaan (Frone, 2003). Banyak persoalan yang dialami oleh ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah, seperti mengatur waktu dengan suami dan anak hingga mengurus keperluan atau kebutuhan rumah tangga dengan baik. Beberapa ibu rumah tangga yang bekerja dapat menikmati peran gandanya, namun terdapat pula ibu rumah tangga yang bekerja merasa kesulitan sehingga menimbulkan persoalanpersoalan yang berkembang dalam kehidupan sehari-hari (Ananda, 2013). Berdasarkan data yang diperoleh Imelda (2013) yang meneliti subjective well-being ibu dari status bekerja, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa ibu bekerja yang merasa puas dalam menjalankan dua peran ganda, namun ada juga ibu yang merasa tidak puas dalam menjalankan dua peran tersebut. Dalam penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa status pekerjaan individu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis individu. Peran ganda ibu rumah tangga yang bekerja mempunyai dampak terhadap kesejahteraan psikologisnya, seperti stres dan kelelahan bahkan perasaan atau emosi lainnya, seperti kemarahan, kebingungan, kesedihan dan keharuan. Ibu bekerja cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah. Hal ini dikarenakan mereka merasa tertekan dengan tuntutan-tuntutan kehidupan sehari-hari dan mereka sulit berbicara terbuka dengan pasangannya (Lakoy, 2009). Selain itu, kurangnya dukungan suami dapat membuat peran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
ibu rumah tangga tidak berhasil. Hal ini dikarenakan banyak hal yang harus dikerjakan ibu sementara ia merasa lelah. Dalam hal ini, dukungan keluarga dan suami sangat diperlukan untuk membantu ibu dalam menjalani peran gandanya (Ratnawati, 2008). Ketika dewasa, figur lekat seseorang bukan lagi orang tua melainkan pasangan, biasanya suami. Pola kelekatan (attachment) pada bayi ditentukan olehhubungan interpersonalpertama dengan orang tua (Baron dan Byrne, 2004). Pernyataan tersebut diperkuat bahwa hubungan diantara anggota keluarga mempunyai peran yang penting dalam menentukan pola sikap dan perilaku individu kelak dalam membina atau menjalin hubungan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan awal untuk seorang anak melakukan interaksi (Hurlock, 1997). Pada awal kehidupan, pengalaman kelekatan membentuk dasar model kerja internal atau karakteristik cara berpikir mengenai suatu hubungan dan menjaga relasi sosial kehidupan individu di masa depan (Cindy dalam Myers, 2012). Bartholomew dan Horowitz (1991) menunjukkan bahwa pola kelekatan pada masa dewasa berhubungan dengan konsep diri yaitu penerimaan diri, memecahkan masalah dan harga diri, kemampuan menjalin hubungan dengan orang lain dan masalah interpersonal (tertutup, kompetitif dan ekspresif). Diehl, Elnick, Bourbeau dan Labouvie-Vief (1998) menambahkan bahwa pola kelekatan pada masa dewasa mengindikasikan kepercayaan diri, kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Griffin & Bartholomew (1994) menjelaskan bahwa model mental diri merupakan representasi harapan mengenai kelayakan diri dalam perspektif kelekatan pada masa dewasa. Secure attachment memiliki model diri positif yang mengindikasikan kemampuan untuk menerima diri sendiri. Kemampuan ini diperoleh dari sikap kelayakan diri yang bersumber pada penghargaan diri yang positif (penilaian internal dan tidak bergantung pada penilaian eksternal; Bartholomew, 1990). Individu dengan secure attachment memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan antara kemandirian dan keintiman (Merz & Consedine, 2009 dalam Merz dan Consedine, 2012).Selain itu, individu ini menunjukkan kenyamanan dalam hubungan dekat dengan orang lain yang dihasilkan dari keyakinan diri pada situasi sosial yang tinggi (Collin & Read, 1990). Preoccupied attachment memiliki pandangan model diri negatif. Bartholomew (1990) menjelaskan bahwa model diri negatif berhubungan dengan kecemasan akan penerimaan diri dan cenderung ketakutan mempunyai pandangan atau pendapat dari orang lain. Penerimaan diri didapatkan dengan berusaha diterima secara positif oleh orang lain. Selain itu, hasil dari kecemasan tersebut adalah individu cenderung mudah bergantung (high dependency) pada orang lain. Hal ini menyebabkan kemandirian berhubungan negatif dengan preoccupied attachment. Feeney dan Noller (1990) menemukan bahwa individu dengan preoccupied attachment akan cenderung lebih mementingkan orang lain. Hal ini dikarenakan individu ini memiliki pandangan model orang lain positif (Bartholomew & Horowitz, 1991). Namun,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
individu yang memiliki preoccupied attachment cenderung memiliki keinginan untuk memiliki hubungan yang intim dengan orang lain tetapi mereka merasa tidak puas dengan relasi tersebut. Hal ini ditandai dengan kemampuan bersosialisasi yang tinggi dan hangat dalam menjalin relasi dengan orang lain. Erozkan (2009) mengungkapkan bahwa individu dengan model diri negatif cenderung menurunkan kemampuan berkomunikasi dalam mempertahankan dan memelihara hubungan interpersonal. Dismissing attachment memiliki pandangan model diri positif yang dihasilkan dari pengalaman negatif dengan orang lain, yaitu pengalaman hubungan yang relatif dingin dan tidak responsif dengan orang lain (Bartholomew, 1990 dalam Park, Crocker dan Mickelson, 2004). Individu yang memiliki dismissing attachment tidak mudah bergantung (low dependency) secara emosional pada orang lain dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Brennan dan Morns (1997) mengungkapkan bahwa individu dengan dismissing attachment memiliki kepercayaan diri yang tinggi merupakan hasil dari kompetensi diri. Griffin dan Bartholomew (1994) mengungkapkan bahwa individu dismissing attachment menghindari kedekatan dengan orang lain. Hal ini dikarenakan individu tersebut cenderung ingin menghindari pengalaman kekecewaan dalam berelasi. Erozkan (2009) juga mengungkapkan bahwa individu dengan dismissing attachment memiliki kesulitan tinggi dalam penyesuaian diri dan kemampuan berkomunikasi. Fearful attachment juga memiliki pandangan model diri negatif. Brennan dan Morris (1997) mengungkapkan bahwa secara umum model diri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
negatif akan memiliki gambaran diri yang negatif (negative self-image), perasaan tidak dicintai dan tidak berharga, serta kepercayaan diri yang rendah. Park, Crocker dan Mickelson (2004) mengemukakan bahwa individu fearful attachment memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hal ini ditandai dengan ketidakyakinan (insecure) dan kecemasan (anxious) akan kelayakan diri. Mereka juga cenderung memiliki keyakinan bahwa mereka tidak layak (unworthy) dan tidak pantas untuk mendapatkan cinta dari orang lain sehingga penerimaan diri sangat bergantung pada penilaian positif dari orang lain. Oleh karena itu, individu fearful attachment cenderung memiliki kemandirian yang rendah (Milyavskaya, McClure, Ma, Koestner & Lydon, 2012). Fearful attachment digambarkan sebagai individu yang kurang merasa dicintai dan menghindari orang lain sebagai antisipasi dari penolakkan dari orang lain (Bartholomew & Horowitz, 1991). Hal ini dikarenakan individu ini memiliki pandangan model diri negatif sehingga merasa tidak pantas untuk dicintai dan didukung oleh orang lain. Erozkan (2009) mengungkapkan bahwa fearful attachment merupakan pola attachment yang berhubungan dengan relasi yang tidak sehat. Model relasi yang ditunjukkan oleh individu tersebut adalah keintiman dan kedekatan yang rendah. Hal ini ditandai dengan sikap sensitif akan penolakkan dari orang lain. Ryff (1989) membuat enam dimensi dari kesejahteraan psikologis yaitu meliputi penerimaan diri, otonomi diri, hubungan positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pengembangan diri. Kesejahteraan psikologis individu dapat berbeda antara individu yang satu dengan individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
yang lainnya. Hal ini disebabkan oleh sikap individu tersebut dalam mengembangkan diri untuk mencapai makna kehidupan dan refleksi diri sehingga menjadi individu yang berfungsi secara penuh. Ditinjau dari keempat pola kelekatan, individu dengan secure attachment cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Hal ini ditandai dengan sikap individu yang positif terhadap diri sendiri, dapat menerima kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya dan memiliki kepuasaan hubungan yang akrab dengan orang lain. Individu dengan preoccupied attachment, dismissing attachment dan fearful attachment cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang rendah. Hal ini dikarenakan individu dengan preoccupied attachment cenderung bergantung dengan orang lain dan memiliki kepercayaan diri yang rendah sehingga individu ini tidak sesuai dengan dimensi otonomi dan penerimaan diri dari kesejahteraan psikologis (psychological well-being). Sedangkanindividu dengan dismissing attachment cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang rendah dengan orang lain dan tertutup dengan orang lain sehingga individu dengan pola kelekatan ini bertolak belakang dengan dimensi hubungan yang positif dengan orang lain dari kesejahteraan psikologis. Individu dengan fearful attachment cenderung memiliki kepercayaan diri rendah, bergantung dengan orang lain dan memiliki kelayakan diri yang rendah sehingga individu ini bertolak belakang dengan dimensi penerimaan diri dan otonomi dari kesejahteraan psikologis (Ryff, 1989).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penelitian-penelitian
diatas
menunjukan
bahwa
pola
57
kelekatan
(attachment) memiliki hubungan yang signifikan dengan Ryff psychological well-being. Dalam hal pola kelekatan (attachment), secure attachment memiliki hubungan yang positif dengan dimensi-dimensi dari Ryff psychological well-being. Sedangkan preoccupied attachment, dismissing attachment dan fearful attachment memiliki hubungan yang negatif dengan Ryff psychological well-being.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 58
E. Skema Penelitian
Pola Kelekatan Masa Dewasa
Secure Attachment (Model diri dan orang lain positif)
• Penghargaan diri positif • Kemampuan untuk mandiri • Memiliki kepercayaan, keterbukaan dan rasa nyaman untuk terlibat hubungan akrab dengan orang lain
Preoccupied Attachment
Dismissive Attachment
(Model diri negatif, model orang lain positif)
(Model diri positif, orang lain negatif)
• Penghargaan diri negatif • Kepercayaan diri rendah • Mudah berinteraksi dengan orang lain • Cenderung mencari keintiman dengan pasangan • Menginginkan respon yang lebih dari pasangannya • Bergantung dengan
• Penghargaan diri positif • Mandiri • Tidak nyaman dalam menjalin hubungan dengan orang lain • Tingkat kepercayaan pada orang lain rendah • Tertutup dengan orang lain • Tidak cemas ketika terpisah dengan pasangan
Fearful Attachment (Model diri negatif, model orang lain negatif)
• Penghargaan diri negatif • Kepercayaan diri rendah • Tingkat kepercayaan pada orang lain rendah • Bergantung dengan orang lain • Cenderung menghindari keintiman
Negatif Negatif
Positif Negatif
Psychological Well-Being Ryff
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
F. Hipotesis Berdasarkan uraian penjelasan diatas dapat disimpulkan hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Ada hubungan positif antara pola kelekatan secure dengan kesejahteraan psikologis ibu bekerja. Jika ibu bekerja memiliki pola kelekatan secure, maka ibu bekerja akan mengembangkan kesejahteraan psikologis yang positif. 2. Ada hubungan negatif antara pola kelekatan preoccupied dengan kesejahteraan psikologis ibu bekerja. Jika ibu bekerja memiliki pola kelekatan preoccupied, maka ibu bekerja akan mengembangkan kesejahteraan psikologis yang negatif. 3. Ada hubungan negatif antara pola kelekatan dismissing dengan kesejahteraan psikologis ibu bekerja. Jika ibu bekerja memiliki pola kelekatan
dismissing,
maka
ibu
bekerja
akan
mengembangkan
kesejahteraan psikologis yang negatif. 4. Ada hubungan negatif antara pola kelekatan fearful dengan kesejahteraan psikologis ibu bekerja. Jika ibu bekerja memiliki pola kelekatan fearful, maka ibu bekerja akan mengembangkan kesejahteraan psikologis yang negatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kesejahteraan psikologis (psychological well-being) dengan pola kelekatan (attachment) pada masa dewasa (secure, preoccupied, dismissing, fearful).
B. Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut dari objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu: Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kesejahteraan psikologis (psychological wellbeing).
60
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel tergantung (Sugiyono, 2013). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola kelekatan (attachment).
C. Definisi Operasional Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan psikologis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu keadaan individu yang memiliki kemampuan dalam menghadapi berbagai hal yang dapat menimbulkan permasalahan dalam kehidupannya dengan mengandalkan potensi yang ada dalam dirinya dan berfungsi secara penuh dan positif. Menurut Ryff (1989), kesejahteraan psikologis memiliki enam dimensi yang dimiliki individu, yaitu: kemampuan menerima diri sendiri apa adanya (self-acceptance), kemampuan untuk menentukan tindakan sendiri (autonomy), memiliki kualitas hubungan yang positif dengan orang lain (positive relationship with others), kemampuan untuk mengatur kehidupannya dan lingkungan secara efektif (environmental mastery), hidup yang memiliki tujuan (purpose in life) dan kemampuan mengembangkan potensi diri (personal growth). Kesejahteraan psikologis (psychological well-being) akan diukur dengan skala kesejahteraan psikologis yang disusun berdasarkan enam dimensi kesejahteraan psikologis dari Ryff (1989) dan diwakili oleh skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62
kesejahteraan psikologis. Semakin tinggi skor total yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi kesejahteraan psikologis yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh subjek berarti semakin rendah pula kesejahteraan psikologis yang dimiliki subjek. 2. Pola Kelekatan Pola kelekatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ikatan emosional yang terbentuk dari masa bayi yang menjadi dasar dalam memberikan pengaruh pada kehidupan interpersonal individu di masa dewasa. Pola kelekatan ini akan berpengaruh pada kompetensi sosial, fungsi interpersonal, perkembangan kognitif dan kesejahteraan psikologis di masa dewasa. Menurut Bartholomew & Horowitz (1991), pola kelekatan (attachment) terbagi menjadi empat, yaitu secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan fearful attachment. Pola kelekatan akan diukur dengan skala psikologis yang disusun berdasarkan empat pola atau jenis yang dijelaskan oleh Bartholomew & Horowitz (1991). Pola kelekatan (attachment) akan diukur dengan skala pola kelekatan yang disusun berdasarkan karakteristik-karakteristik dari masing-masing pola kelekatan dari Bartholomew & Horowitz (1991) dan diwakili oleh skor pola kelekatan. Skor tertinggi pada salah satu pola kelekatan menunjukkan kecenderungan pola kelekatan yang dimiliki masing-masing individu tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63
D. Metode Sampling Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteriastik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang bekerja di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah cukup luas dengan ibu rumah tangga yang bekerja, maka penelitian ini perlu menggunakan metode sampling. Menurut Sugiyono (2013), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan melakukan purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).
E. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah ibu bekerja. Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Wanita berusia 20 – 40 tahun, merupakan masa dewasa awal dimana wanita memiliki tugas perkembangan yang berkaitan dengan masalah keluarga dan pekerjaan (Papalia, 2009). 2. Bekerja di luar rumah. 3. Sudah menikah dan memiliki anak karena cenderung akan memiliki konflik antarperan sebagai istri, ibu dan karyawan (Frone, 2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64
F. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala. Skala adalah sebuah instrumen pengumpul data seperti daftar cocok dengan alternatif jawaban yang disediakan (Arikunto, 2005). Penelitian ini menggunakan dua macam skala, yaitu: 1. Skala Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan psikologis diukur dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis yang disusun berdasarkan enam dimesi menurut Ryff (1989) yang meliputi, yaitu: a. Penerimaan diri (self-acceptance) b. Otonomi diri (autonomy) c. Hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others) d. Penguasaan lingkungan (environmental mastery) e. Tujuan hidup (purpose in life) f. Pengembangan diri (personal growth)
Metode penskalaan yang digunakan dalam skala pola kelekatan adalah metode summated rating dengan menggunakan skala Likert.
2. Skala Pola Kelekatan Pola kelekatan diukur dengan menggunakan skala pola kelekatan yang disusun berdasarkan empat pola kelekatan menurut Bartholomew
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65
& Horowitz (1991), yaitu secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan fearful attachment. Metode penskalaan yang digunakan dalam skala pola kelekatan adalah metode summated rating dengan menggunakan skala Likert.
Dalam penelitian ini, setiap subjek merespon dua skala (skala kesejahteraan psikologis dan skala pola kelekatan) dengan membuat tanda pada enam pilihan jawaban skala Likert. Enam pilihan jawaban tersebut adalah sangat tidak setuju, tidak setuju, agak tidak setuju, agak setuju, setuju dan sangat setuju. Pemberian skor untuk setiap pilihan jawaban berdasarkan pada item favorable dan item unfavorable. Pada item-item favorable, pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor 1, Tidak Setuju (TS) mendapat skor 2, Agak Tidak Setuju (ATS) mendapat skor 3, Agak Setuju (AS) mendapat skor 4, Setuju (S) mendapat skor 5 dan Sangat Setuju (SS) mendapat skor 6. Sebaliknya, skor untuk item-item unfavorable adalah 6 untuk pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), 5 untuk pilihan jawaban Tidak Setuju (TS), 4 untuk pilihan jawaban Agak Tidak Setuju (ATS), 3 untuk pilihan jawaban Agak Setuju (AS), 2 untuk pilihan jawaban Setuju (S) dan 1 untuk pilihan jawaban Sangat Setuju (SS). G. Instrumen Penelitian 1. Skala Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan kesejahteraan
psikologis
psikologis
yang
diukur disusun
dengan
menggunakan
berdasarkan
enam
skala aspek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66
multidimensional menurut Ryff (1989), yaitu penerimaan diri (selfacceptance), otonomi diri (autonomy), hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life) dan pengembangan diri (personal growth). Metode penskalaan yang digunakan dalam skala kesejahteraan psikologis adalah metode summated rating dengan menggunakan skala Likert. Skala terdiri dari sejumlah item pernyataan yang terbagi menjadi dua pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat positif atau mendukung (favorable) dan pernyataan yang bersifat negatif atau tidak mendukung (unfavorable). Setiap item memiliki enam alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Agak Setuju (AS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS).
Dalam pilihan
jawaban
meminimalisir
terdapat
enam
pilihan
jawaban
untuk
kecenderungan subjek mengisi pilihan netral atau pilihan yang dianggap benar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67
Tabel 3.1. Blueprint Skala Kesejahteraan Psikologis Item
Aspek Kesejahteraan Psikologis Penerimaan diri (self-acceptance) Otonomi diri (autonomy)
Total
Favorable
Unfavorable
Item
%
10
8
18
16,67%
10
8
18
16,67%
10
8
18
16,67%
10
8
18
16,67%
10
8
18
16,67%
10
8
18
16,67%
60
48
108
100%
Hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others) Penguasaan lingkungan (environmental mastery) Tujuan hidup (purpose in life) Pengembangan diri (personal growth) Total
2. Skala Pola Kelekatan Pola kelekatan diukur dengan menggunakan skala pola kelekatan yang disusun berdasarkan empat pola kelekatan menurut Bartholomew & Horowitz (1991), yaitu secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan fearful attachment. Metode penskalaan yang digunakan dalam skala pola kelekatan adalah metode summated rating dengan menggunakan skala Likert. Skala terdiri dari sejumlah item pernyataan yang terbagi menjadi dua pernyataan, yaitu pernyataan yang bersifat positif atau mendukung (favorable) dan pernyataan yang bersifat negatif atau tidak mendukung (unfavorable). Setiap item memiliki enam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68
alternatif pilihan jawaban yaitu Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Agak Setuju (AS), Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS). Tabel 3.2. Blueprint Skala Pola Kelekatan Item
Pola Kelekatan
Total
Favorable
Unfavorable
Item
%
Secure
14
14
28
25%
Preoccupied
14
14
28
25%
Dismissing
14
14
28
25%
Fearful
14
14
28
25%
56
56
112
100%
Total
H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian Skala-skala yang digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diujicobakan pada ibu bekerja yang tersebar di daerah Yogyakarta. Total subjek dalam uji coba skala berjumlah 40 orang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69
1. Hasil Uji Coba Skala Kesejahteraan Psikologis Tabel 3.3. Skala Kesejahteraan Psikologis No.
Kesejahteraan Psikologis
Nomor aitem
Total
1, 2*, 11, 15, 17, 19, 29, 38, 39, 1.
Penerimaan diri
43*, 50, 52, 65, 70, 76*, 87, 90,
18
94 13, 22, 30*, 33, 34, 36*, 42, 44, 2.
Otonomi diri
46, 49, 57*, 58, 64*, 78, 79*,
18
93*, 99, 105*
3.
Hubungan positif dengan orang lain
4, 6, 8*, 9, 21, 23, 24, 25, 26, 47, 59, 61, 66*, 68, 71, 82, 88,
18
100 12, 16*, 18, 20, 31*, 32, 56, 60,
4.
Penguasaan lingkungan
63, 69*,73, 85, 89, 91, 95, 103,
18
104*, 106* 3, 7*, 14, 27, 28*, 37, 40, 41, 5.
Tujuan hidup
45, 53, 54, 62, 67, 74, 80, 81*,
18
84, 97, 5, 10*, 35, 48, 51, 55, 72, 75, 6.
Pengembangan diri
77*, 83, 86, 92, 96*, 98*, 101,
18
102, 107, 108
Keterangan: Item dengan tanda bintang (*) adalah item yang gugur Pengujian kualitas item pada skala Kesejahteraan Psikologis menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows 16.00. Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang valid. Pada pengujian pertama, diperoleh
nilai koefisien Alpha Cronbach
keseluruhan sebesar 0,942.Kemudian dilakukan seleksi pada semua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70
item yang mendapat koefisien korelasi minus, yaitu sebanyak 8 item.Kemudian dilakukan analisa ulang untuk 100 item sehingga didapat nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,952. Kemudian dilakukan seleksi untuk item-item yang mendapat nilai korelasi item kurang dari 0,25, yaitu sebanyak 16 item. Setelah dilakukan eliminasi, maka nilai reliabilitas untuk 84 item adalah sebesar 0,956.
Tabel 3.4. Distribusi Skala Kesejahteraan Psikologis Setelah Uji Coba No.
Nomor Item
Kesejahteraan Psikologis
Favorable
Unfavorable
Total
11, 15, 17, 29, 1, 19, 50, 70, 1.
Penerimaan diri
38, 39, 52, 65, 87, 90
15
94 2.
3.
4.
5.
Otonomi diri
Hubungan positif dengan orang lain
22, 33, 42, 49, 13, 34, 44, 46 58, 78, 99 4, 6, 21, 23, 9, 24, 25, 47, 26, 59, 68, 82, 61, 71, 100
16
88
Penguasaan
12, 56, 63, 73, 18, 20, 32, 60,
lingkungan
85, 91
Tujuan hidup
11
89, 95, 103
3, 41, 53, 67, 14, 27, 37, 40, 74, 80, 84, 97
45, 54, 62
13
15
35, 51, 55, 72, 5, 48, 83, 101, 6.
Pengembangan diri
75, 86, 92, 108
14
102, 107 Total
48
36
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71
2. Hasil Uji Coba Skala Pola Kelekatan Tabel 3.5. Skala Pola Kelekatan No.
Pola Kelekatan
Nomor Aitem
Total
7, 16, 25, 27*, 28,31*, 32*, 38, 1.
Secure
39, 42, 44, 47, 50, 53, 59*, 68, 72, 75, 76, 80*, 85, 90*, 91,
28
94, 95, 97, 101*, 102 5, 10*, 11, 14, 15*, 17, 18*, 2.
Preoccupied
19*, 20, 23*, 36, 43, 54, 55, 61, 67, 69, 71, 73, 79, 86, 87,
28
88, 99, 103, 105*, 106, 108 2, 3, 4*, 6, 8*, 12, 13*, 22, 46, 3.
Dismissing
49, 52, 56, 57, 58, 64, 77*, 78, 81, 83, 89, 92, 93*, 96, 98,
28
100*, 104, 109, 110 1, 9, 21*, 24, 26, 29*, 30*, 33*, 34, 35, 37*, 40*, 41, 45, 4.
Fearful
48, 51*, 60*, 62, 63, 65*, 66,
28
70*, 74, 82, 84, 107, 111*, 112*
Keterangan: Item dengan tanda bintang (*) adalah item yang gugur Pengujian kualitas item pada skala Pola Kelekatan menggunakan korelasi item total melalui SPSS for Windows 16.00. Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang valid. Pada pengujian pertama, diperoleh
nilai koefisien Alpha Cronbach
keseluruhan sebesar 0,946.Kemudian dilakukan seleksi pada semua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72
item yang mendapat koefisien korelasi minus, yaitu sebanyak 10 item.Kemudian dilakukan analisa ulang untuk 102 item sehingga didapat nilai koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,955. Kemudian dilakukan seleksi untuk item-item yang mendapat nilai korelasi item kurang dari 0,25, yaitu sebanyak 21 item. Setelah dilakukan eliminasi, maka nilai reliabilitas untuk 81 item adalah sebesar 0,960. Tabel 3.6. Distribusi Skala Pola Kelekatan Setelah Uji Coba
No.
Nomor Item
Kesejahteraan Psikologis
Favorable
Total
Unfavorable
25, 28,38, 44, 7,16,39,42,53,68,72,85, 1.
Secure
47, 50, 75, 76, 91,94,97
21
95, 102 11, 17, 20, 36, 5,14,54,61, 2.
Preoccupied
67,
71,
43, 55, 69, 73, 79,86,87,99,108
22
88,103, 106 2, 3, 12, 49, 6,22,46, 3.
Dismissing
58,78,83,92,
52, 56, 57, 64, 96,109, 110
22
81, 89, 98, 104 4.
Fearful Total
24, 41, 45, 48, 1,9, 26, 34,35,62,63,74 66, 82, 84, 107 41
40
16 81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73
I. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Validitas Validitas adalah keadaan yang menggambarkan instrumen atau alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2005). Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur sesuai dengan tujuan dari pengukuran tersebut (Azwar, 2012). Menurut Sarwono (2006), validitas terdiri dari tiga macam yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity) dan validitaskriteria (criterion validity). Sedangkan dalam penelitian ini yang digunakan adalah validitas isi atau content validity. Validitas isi menunjuk pada suatu instrumen yang melihat kesesuaian isi dengan mengukur apa yang akan diukur. Validitas isi suatu alat ukur didasarkan pada pendapat profesional (professional judgement) (Suryabrata, 2005). Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini, instrumen atau alat ukur yang disusun akan dinilai oleh seseorang yang ahli, dalam hal ini yaitu dosen pembimbing.
2. Analisis dan Seleksi Item Pengujian konsistensi antara fungsi item dengan fungsi tes secara keseluruhan merupakan cara dalam analisis dan seleksi item yang disebut juga dengan konsistensi item-total (Azwar, 2009). Pada penelitian ini, analisis dan seleksi item dengan meguji kualitas item menggunakan metode statistik dengan bantuan program SPSS for Windows version 16.0.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74
Seleksi item dilakukan untuk memilih item-item yang valid atau mengukur apa yang dikehendaki oleh peneliti. Prosedur pengujian konsistensi item-total akan menghasilkan koefisien korelasi item-total (rix) atau indeks daya item. Daya beda item adalah suatu item yang konsistensi mampu menunjukkan bahwa item tersebut terdapat perbedaan antara individu dengan atribut yang hendak diukur. Koefisien korelasi item-total menggunakan rumus koefisien product-momentPearson. Semakin tinggi korelasi positif antara skor item dengan skor tes maka semakin tinggi konsistensi antara item dengan keseluruhan skala atau semakin tinggi daya bedanya (Azwar, 2009). Kriteria pemilihan item berdasarkan koefisien korelasi item-total ditetapkan batasan rix ≥ 0,30 karena item yang mencapai koefisien minimal 0,30 daya bedanya dianggap memuaskan. Item yang memiliki koefisien korelasi kurang atau dibawah 0,30 dinyatakan gugur (Azwar, 2012).
3. Reliabilitas Reliabilitas merupakan sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat memberikan hasil yang konsisten dan dapat dipercaya (Azwar, 2009). Dalam penelitian ini, reliabilitas diperoleh dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha cronbach melalui SPSS for Windows version 16.0. Pendekatan ini bertujuan untuk melihat konsistensi antar item-item dalam skala yang digunakan dalam penelitian ini. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas yang berada dalam rentang 0,0 sampai 1,0. Semakin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75
mendekati 1,0 maka reliabilitasnya semakin tinggi. Semakin mendekati 0,0 maka reliabilitasnya semakin dikatakan rendah. Suatu alat ukur dapat dikatakan reliabel apabila mempunyai koefisien korelasimendekati 1,0 (Azwar, 2009).
J. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan suatu metode untuk mengolah data penelitian, menganalisis hasil penelitian dan menguji kebenaran dari penelitian tersebut. 1. Uji Asumsi Uji asumsi merupakan salah satu syarat yang digunakan dalam penggunaan teknik korelasi untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada. Uji asumsi dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari penyebaran kuisioner terdistribusi secara normal atau tidak. Cara untuk membuktikan data hasil penyebaran kuisioner terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji One-Sample Kolmogorov Smirnov melalui SPSS for Windows version 16.0. Suatu data dinyatakan berdistribusi normal apabila nilai probabilitas (p) uji One-Sample Kolmogorov Smirnov > 0,05. Sebaliknya, apabila nilai uji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76
One-Sample Kolmogorov Smirnov < 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi dengan normal (Santoso, 2010). b. Uji Lineritas Uji lineritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel (kesejahteraan psikologis dan pola kelekatan) yang dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji test for linearity melalui SPSS for Windows version 16.0. Antarvariabel dapat dinyatakan linear apabila memenuhi syarat p < 0,05.
2. Uji Hipotesis Uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson melalui aplikasi SPSS for Windows version 16.0. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis dan pola kelekatan (secure attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment dan fearful attachment).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara membagikan skala Pola Kelekatan dan skala Kesejahteraan Psikologis kepada subjek penelitian. Kedua skala tersebut disajikan secara bersamaan dalam bentuk kuesioner yang diisi subjek sesuai dengan petunjuk yang telah tersedia dalam booklet kuesioner tersebut. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Juni 2015 sampai dengan tanggal 4 Juli 2015. Pada hari pertama pengambilan data, peneliti menyebarkan 10 buah kuesioner kepada beberapa karyawan di Universitas Sanata Dharma III. Pada tanggal 29 Juni 2015, peneliti membagikan 30 buah kuesioner di kantor CIMB Niaga Solo dan pada tanggal 30 Juni 2015, peneliti membagikan 17 buah kuesioner di kantor CIMB Niaga Delanggu. Peneliti juga menitipkan kuesioner kepada mahasiswa Universitas Sanata Dharma untuk diberikan kepada ibu mereka. Total kuesioner yang digunakan sebagai data dalam penelitian ini sebanyak 80 buah kuesioner.
B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah ibu yang bekerja dan yang mempunyai anak. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner maka didapatkan data subjek sebagai berikut :
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78
Tabel 4.1. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia
Usia Dewasa awal (20 – 40 tahun) Dewasa Madya (40 - 65 tahun) Total
Frekuensi
Persentase
40
50%
40
50%
80
100%
Jumlahsubjek dalam penelitian ini adalah 80 orang. Subjek dibagi berdasarkan usia. Subjek yang berusia 20-40 tahun berada pada masa dewasa awal sedangkan subjek yang memiliki usia 40-65 tahun berada pada masa dewasa madya (Papalia, Olds, Feldman, 2009). Subjek yang berada dalam masa dewasa awal berjumlah 40 orang dengan persentase sebesar 50% dan subjek yang berada dalam masa dewasa madya berjumlah 40 orang dengan persentase sebesar 50%. Tabel 4.2. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jumlah Anak
Jumlah anak
Frekuensi
Persentase
1 orang
34
42,5%
2 orang
29
36,25%
3 orang
16
20%
4 orang
1
1,25%
Total
80
100%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Sebagian besar subjek dalam penelitian ini memiliki 1 orang anak yang berjumlah 34 orang dengan persentase sebesar 42,5%. Subjek yang memiliki 2 orang anak sejumlah 29 orang atau 36,25% dari total subjek, sedangkan subjek yang memiliki 3 orang anak berjumlah 16 orang atau 20% dari total subjek. Ada 1 subjek yang memiliki 4 orang anak.
Tabel 4.3. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Lama Bekerja dalam Tahun
Lama bekerja
Frekuensi
Persentase
1 – 3 tahun
16
20%
4 – 6 tahun
7
8,75%
7 – 9 tahun
5
6,25%
10 - 12 tahun
10
12,5%
13 – 15 tahun
7
8,75%
16 – 18 tahun
5
6,25%
19 – 21 tahun
11
13,75%
22 - 24 tahun
5
6,25%
25 - 28 tahun
8
10%
29 - 31 tahun
2
2,5%
33 - 35 tahun
4
5%
Total
80
100%
Dari keseluruhan jumlah subjek terdapat 16 orang dengan persentase sebesar 20% yang sudah bekerja antara 1 sampai 3 tahun. Subjek yang bekerja antara 19 sampai 21 tahun berjumlah 11 orang dengan persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80
sebesar 13,75% dan subjek yang sudah bekerja antara 10 sampai 12 tahun berjumlah 10 orang dengan persentase sebesar 12,5%.
Tabel 4.4. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jumlah Jam Bekerja
Lama bekerja (jam)
Frekuensi
Persentase
6 jam
3
3,75%
7 jam
9
11,25%
8 jam
46
57,5%
9 jam
16
20%
10 jam
5
6,25%
11 jam
1
1,25%
Total
80
100%
Secara keseluruhan rata-rata subjek bekerja selama 8 jam dengan jumlah 46 orang dengan persentase sebesar 57,5% dan 16 orang atau 20% dari total subjek yang bekerja selama 9 jam. Ada 9 orang dengan persentase sebesar 11,25% yang bekerja selama 7 jam, sedangkan sisanya bekerja selama 6 jam, 10 jam dan 11 jam.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis deskriptif dari data yang diperoleh, maka dapat diketahui nilai mean teoritik dan mean empirik. Mean teoritik merupakan rata-rata yang dihasilkan dari skala, sedangkan mean empirik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
merupakan rata-rata dari data yang diperoleh. Hasil statistik empirik disajikan pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Deskripsi Data Penelitian
Variabel
Minimum
Maksimum
Teo
Teo
Emp
Emp
Mean Teo
Emp
Standar Deviasi
N (SD)
PKS
71
21
95
126
126
73,5
109,55
7,712
PKP
9
22
99
132
114
77
106,89
5,036
KP
80
81
299
486
461
283,5
378,16
29,376
Keterangan: PKS (Pola kelekatan secure), PKP (Pola kelekatan preoccupied), KP (Kesejahteraan Psikologis)
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa nilai mean empirik pada skala pola kelekatan secure adalah 109,55dengan standar deviasi sebesar 7,712. Berdasarkan skor perhitungan nilai maksimum dan nilai minimum diperoleh mean teoritik sebesar 73,5. Nilai mean empirik pada skala pola kelekatan preoccupied adalah 106,89 dengan standar deviasi sebesar 5,036. Berdasarkan skor perhitungan nilai maksimum dan nilai minimum diperoleh mean teoritik sebesar 77. Hal ini menunjukkan bahwa skor pola
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
kelekatan secure tergolong tinggi sedangkan skor pola kelekatan preoccupied tergolong rendah. Selain itu, pada skala kesejahteraan psikologis diperoleh nilai mean empirik sebesar 378,16 dengan standar deviasi sebesar 29,376. Berdasarkan skor perhitungan nilai maksimum dan nilai minimum diperoleh mean teoritik sebesar 283,5. Hal ini menunjukkan secara keseluruhan bahwa skor kesejahteraan psikologissubjek penelitian tergolong tinggi.
D. Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi Penelitian Uji hipotesis diawali dengan melakukan uji asumsi yang meliputi dari uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi adalah uji yang dilakukan untuk membuktikan apakah sebaran data yang dimiliki telah mengikuti kurva normal atau tidak (Santoso, 2010). Pengujian asumsi dilakukan dengan bantuan program SPSS for Windows 16.0.
a. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengecek data penelitian yang berasal dari populasi yang sebarannya normal atau tidak (Santoso, 2010). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov Test. Dari hasil uji beda tersebut, dapat disimpulkan dua hal. Pertama, jika
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83
nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar dari 0,05 (p > 0,05) maka dapat dikatakan bahwa data penelitian tidak berbeda secara signifikan dengan data normal. Dengan kata lain, data penelitian memiliki sebaran data yang normal. Kedua, jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa data penelitian berbeda secara signifikan dengan data normal. Dengan kata lain, data penelitian memiliki sebaran data yang tidak normal. Pada tabel 4.6 hasil uji normalitas sebagai berikut: Tabel 4.6. Uji Normalitas Variabel
Kolmogorov-
Signifikansi
Keterangan
Smirnov Secure
0,703
0,707
Normal
Preoccupied
0,691
0,726
Normal
Kesejahteraan
0,773
0,589
Normal
Psikologis
Berdasarkan hasil diatas, dapat diketahui bahwa sebaran data dua variabel menunjukkan nilai signifikansi atau probabilitas (p) lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian mengikuti sebaran data yang normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84
b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan
untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang dianalisis mengikuti garis lurus atau tidak (Santoso, 2010). Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan uji test for linearity dalam program SPSS for Windows 16.0. Jika nilai signifikansi atau probabilitas (p) yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) maka dapat dikatakan bahwa hubungan antar variabel mengikuti garis lurus. Pada tabel 4.7 hasil uji linearitas sebagai berikut: Tabel 4.7. Uji Linearitas F
Signifikansi
Keterangan
40,456
0,000
Linear
7,980
0,007
Linear
Secure*Kesejahteraan Psikologis Preoccupied*Kesejahteraan Psikologis
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa tidak semua hubungan antar variabel memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bersifat linear.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85
2. Uji Hipotesis Uji
hipotesis
dilakukan
dengan
teknik
analisis
korelasi
menggunakan korelasi Pearson product moment analisis data untuk hubungan antar variabel yang bersifat linear a. Analisis antar variabel bersifat linear Tabel 4.8. Uji Hipotesis Korelasi Pearson Product Moment Pola kelekatan secure, pola kelekatan preoccupied dengan kesejahteraan psikologis Correlations secure Secure
Pearson Correlation
kesejahteraan_psikologis 1
Sig. (1-tailed) N
.589 .000
80
80
kesejahteraan Pearson Correlation
.589
1
_psikologis
.000
Sig. (1-tailed) N
80
80
preoccupied kesejahteraan_psikologis preoccupied Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed) N kesejahteraan Pearson Correlation _psikologis Sig. (1-tailed) N
-.342 .001
80
80
-.342
1
.001 80
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 86
Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson product moment, dapat diketahui koefisien korelasi (r) antara pola kelekatan secure dengan kesejahteraan psikologis sebesar 0,589 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,000yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Koefisien korelasi tersebut tergolong sedang dan bernilai positif (Sugiyono, 2008). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan seseorang dengan pola kelekatan secure, semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis individu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan dengan kesejahteraan psikologis pada ibu bekerja. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson product moment, dapat diketahui bahwa koefisien korelasi (r) antara pola kelekatan preoccupied dengan kesejahteraan psikologis sebesar -0,342 dengan nilai signifikansi atau probabilitas 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Koefisien korelasi tersebut tergolong rendah dan bernilai negatif (Sugiyono, 2008). Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan seseorang dengan pola kelekatan preoccupied,semakin
rendah
pula
kesejahteraan
psikologis
individu.Dengan demikian, pola kelekatan preoccupied berhubungan negatif
dan
signifikan
antara
pola
kesejahteraan psikologis pada ibu bekerja.
kelekatan
secure
dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 87
E. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis dengan pola kelekatan dewasa pada ibu bekerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara pola kelekatan secure dengan kesejahteraan psikologis. Hal ini terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,589 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,000 sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis tersebut diterima. Penelitian ini sesuai dengan teori Baron dan Byrne (2004) yang menyatakan bahwa individu dengan pola kelekatan secureadalah individu yang dapat menerima diri apa adanya (selfacceptance), cenderung mencari kedekatan interpersonal dengan orang lain dan merasa nyaman dalam menjalin hubungan (positive relationship with others), menyadari dan mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya, memiliki kepercayaan diri, dapat menentukan tujuan dan arah hidupnya, serta terbuka terhadap pengalaman baru. Hal ini dapat disebabkan karena individu dengan pola kelekatan secure didasari oleh rasa cinta dan kepercayaan yang diberikan oleh orang tuanya sehingga akan membentuk individu yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, memiliki kemampuan untuk mempercayai orang lain serta memiliki kemampuan untuk mengembangkan hubungan yang matang (Mercer dan Clayton, 2012). Individu yang memiliki kemampuan untuk membangun rasa kepercayaan terhadap diri sendiri dan orang lain, mampu membangun hubungan personal yang baik dengan orang lain, memiliki hubungan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 88
baik dengan lingkungan sekitarnya, dan memiliki tujuan pribadi serta tujuan dalam pekerjaannya dapat dikatakan bahwa individu tersebut mempunyai tingkat kesejahteraan psikologis yang tinggi (Ryff dan Singer, 1996). Salah satu aspek dari kesejahteraan psikologis adalah penerimaan diri.Penerimaan diri dapat dilihat dari individu memandang diri sendiri secara positif. Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 97,5% atau 78 dari 80 subjek merespon setuju pada item “Saya memiliki kepercayaan yang tinggi pada pasangan saya”. Respon subjek menunjukkan adanya kepercayaan diri dan merupakan hasil inteaksi yang hangat dengan pasangannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan pola kelekatan secure akan memiliki kesejahteraan psikologis yang positif. Hasil
analisis
pada
pola
kelekatan
preoccupied
dengan
kesejahteraan psikologis pada ibu bekerja menunjukkan koefisien korelasi sebesar -0,342 dengan signifikansi atau probabilitas (p) sebesar 0,001. Hal ini berarti menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis diterima. Bartholomew dan Horowitz (1991) menyatakan bahwa individu dengan pola kelekatan preoccupied adalah individu yang menginginkan kedekatan yang berlebihan dengan orang lain sehingga membuat dirinya menjadi sangat tergantung dengan orang lain dan tidak dapat mengambil keputusan sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitan yang menunjukkan bahwa sebesar 70% atau 56 subjek merespon setuju pada item “Saya cenderung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 89
dipengaruhi oleh pendapat orang lain yang lebih tahu”. Individu ini juga cenderung takut akan penolakan dan selalu mengalah dengan harapan akan disukai oleh lingkungannya. Individu dengan pola kelekatan preoccupied cenderung memiliki sikap negatif terhadap diri sendiri sehingga individu ini memiliki kepercayaan diri yang rendah. Hal tersebut sesuai dengan data penelitian yang menunjukkan bahwa sebesar 87,5% atau 70 subjek merespon setuju pada item “Saya ingin selalu berada dekat dengan pasangan”. Individu dengan pola kelekatan ini cenderung mencari keintiman dan respon yang lebih dari pasangannya. Mereka cenderung menilai kedekatan dengan menjadi bergantung pada pasangannya. Ryff (1989) menjelaskan bahwa individu yang mencapai kesejahteraan psikologis apabila individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri, mampu mengendalikan diri dan bersikap mandiri. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa individu dengan pola kelekatan preoccupied memiliki pandangan diri yang negatif sehingga memperlihatkan kemampuan yang rendah dalam pencapaian kesejahteraan psikologis yang baik. Hasil analisis data tambahan mendapati bahwa usia merupakan salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
kesejahteraan
psikologis
(psychological well-being) individu (Ryff, 1989). Ryff dan Keyes (1995) mengungkapkan bahwa bertambahnya usia seseorang akan meningkatkan aspek otonomi diri dan penguasaan lingkungan, terutama pada masa dewasa madya. Dalam penelitian ini, terdapat 40 orang yang berada pada masa dewasa madya. Hal ini ditunjukkan dengan sikap yang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 90
memilih dan mengatur lingkungan sekitarnya sesuai dengan kondisi psikis dan kepribadiannya. Individu yang berada pada masa dewasa awal mengalami peningkatan dalam aspek pengembangan diri. Dalam penelitian ini, terdapat 40 orang yang berada pada masa dewasa awal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua pola kelekatan yang terlihat dalam penelitian ini. Kesimpulan hasil analisis penelitian masingmasing variabel sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara pola kelekatan secure dengan
kesejahteraan
psikologis
pada
ibu
bekerja.
Hal tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan seseorang dengan pola kelekatan secure, semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis individu. (p = 0,000 < 0,05). 2. Terdapat hubungan yang signifikan dan negatif antara pola kelekatan preoccupied dengan kesejahteraan psikologis pada ibu bekerja. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan seseorang dengan pola kelekatan preoccupied, semakin tinggi pula kesejahteraan psikologis individu. (p = 0,001 < 0,05).
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 92
B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Ibu Bekerja Penelitian ini menemukan bahwa pola kelekatan secure akan memiliki kesejahteraan psikologis yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada ibu bekerja untuk memandang diri dan orang lain secara positif. Dengan pandangan tersebut, ibu-ibu bekerja akan lebih mudah untuk menerima diri apa adanya, memiliki sikap mandiri, membina hubungan yang hangat dengan orang lain, mampu mengelola lingkungan, memiliki tujuan dan arah hidup serta menyadari dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Dengan demikian, meskipun ibu bekerja mempunyai dua peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan karyawan, namun ia merasa puas dalam menjalankan dua peran tersebut sehingga ia mencapai atau memiliki kesejahteraan psikologis dalam dirinya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti hal lain yang mungkin terkait dengan pola kelekatan dan kesejahteraan psikologis, misalnya suasana di tempat kerja dan faktor kepribadian sebagai faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis, kedekatan orang tua dengan anak sebagai faktor yang membentuk pola kelekatan individu. Peneliti selanjutnya juga dapat memperbanyak jumlah subjek penelitian untuk mendapatkan respon yang semakin bervariasi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 93
gambaran yang lebih lengkap mengenai pola kelekatan dan kesejahteraan psikologis serta menemukan subjek ke empat pola kelekatan. Penggalian yang lebih mendalam seperti wawancara juga diperlukan dalam penelitian ini. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti dapat mengetahui bagaimana cara subjek memandang kehidupan dan apakah masalah yang sedang dialami mempengaruhi respok subjek dalam menjawab kuesioner. 3. Bagi Pembaca Individu diharapkan dapat mengetahui pola kelekatan yang dimilikinya dan pengaruhnya terhadap hubungan interpersonal dengan orang lain. Selain itu, dengan mengetahui pola kelekatan yang ada, individu mungkin dapat mengerti pola kelekatan secure. Hal ini diharapkan menjadi bekal bagi individu dalam membesarkan bayinya dengan memberikan kasih sayang secukupnya sehingga anak akan memiliki kelekatan yang aman (secure). Individu juga diharapkan untuk menerima diri sendiri maupun kehidupannya di masa lalu (self-acceptance), belajar menentukan tindakan atau keputusan sendiri (autonomy), memiliki hubungan yang positif dengan orang lain (positive relationship with others), belajar mengatur kehidupan dan lingkungannya secara efektif (environmental mastery), memiliki keyakinan bahwa hidupnya bermakna dan memiliki tujuan (purpose in life), dan terbuka akan pengalaman-pengalaman baru (personal growth) sehingga individu dapat mewujudkan kesejahteraan psikologis yang maksimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Marissa Rizky. (2013). Self Esteem antara Ibu Rumah Tangga yang Bekerja dengan yang Tidak Bekerja. Jurnal Online Psikologi Vol. 01, No. 01. Fakultas Psikologi. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. Anggi.(2011). Ibu bekerja dan dampaknya terhadap perkembangan anak. Diunduh pada tanggal 18 September 2013 dari : http://tkk3.bpkpenaburjakarta.or.id/ibu-bekerja-dan-dampaknya-terhadapperkembangan-anak/ Anogara, Drs. Pandji. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ardiani, Novi. (2013). Kenapa mencinta, mendua, selingkuh?Sex drive, romantic love & attachment. Diunduh pada tanggal 12 mei 2014, 11.58 dari :http://m.kompasiana.com/post/read/603732/3/kenapa-mencinta-menduaselingkuh-sex-drive-romantic-love-attachment.html Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Armsden, G. C., & Greenberg, M. T. (1987). The inventory of parent and peer attachment: Individual differences and their relationship to psychological well-being in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16(5). Azwar, Dr. Saifuddin. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Dr. Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Badan Pusat Statistik (BPS). (2009). Persentase Rumah Tangga menurut Provinsi, Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga yang Bekerja, dan Daerah Tempat Tinggal. Diunduh pada tanggal 19 Mei 2014 dari : http://bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek= 40¬ab=6 Baron & Byrne. (2004). Social Psychology.10th ed. Allyn and Bacon. Boston. Baron, Robert A., Byrne Donn.(2005). Psikologi Sosial.Edisi 10. Jakarta: Erlangga Bartholomew, K. (1990). Avoidance of Intimacy: An attachment perspective. Journal of Social amd Personal Relationships, 7, 147-178. 94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 95
Bartholomew, K., & Horowitz, L. M. (1991). Attachment styles among young adults: A test of a four category model. Journal of Personality and Social Psychology, 61, 226-244. Bartram, D., & Boniwell, L. (2007). The science of happiness: Achieving sustained psychological wellbeing. Journal Positive Psychology in Practice, 478-482. Berk, Laura E. (2012).Development through the lifespan: Dari masa dewasa awal sampai menjelang ajal.Edisi 5.Volume 2. Yogyakarta: Pustaka pelajar Boeree, George C. (2010). Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikolog Dunia. Yogyakarta: Primasophie Bradburn, N. M. (1969). The Structure of Psychological Well-Being. Chicago: Aldine. Bringle, R. C., & Bagby, C. J. (1992).Self-esteem and perceived quality of romantic and family relationships in young adults.Journal of Research in Personality, 26, 340-356. Brunetta, R. Wolfman. (1989). Peran Kaum Wanita. Yogyakarta: Kanisius. Budiarto, Yohanes. (2006). Pengaruh pola kelekatan terhadap jenis cinta pada pasangan suami istri. Jurnal psikologi, 74-75. Damayanti, Cindy. (2003). Perbedaan Tingkat Kemandirian Remaja Putri yang Ibunya Bekerja dan yang tidak Bekerja. Jurnal psikologi, 1(1), 1, 13-14, 25-26. Dariyo, Agoes. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT. Grasindo. Feeney, J.A., & Noller, P. (1990).Attachment style as a predictor of adult romantic relationships.Journal of Personality and Social Psychology, 58, 281-291. Feeney, J.A. (1999). Adult Romantic Attachment and Couple Relationship.In J. Cassidy, & P.R. Shaver (Eds). Handbook of Attachment: Theory Research and Clinical Applications. (355-375). The Guilford Press: New York. Frone, M. R. (2003). Work-Family Balance dalam Quick, J. M & Tetric, L. E. Handbook of Occupational Health Psychology. Washington, DC: American Psychological Association.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 96
Griffin, D. W,. & Bartholomew, K. (1994a). The metaphysics of measurement: The case of adult attachment. In K. Bartholomew & D. Perlman (Eds.), Advances in personal relationships: Vol. 5. Attachment processes in adulthood (pp. 17-52). London: jessica Kingsley. Griffin, D. W,. & Bartholomew, K. (1994b). Models of the self and other: Fundamental dimensions underlying measures of adult attachment. Journal of Personality and Psychology, 67, 430-445. Hazan, C., & Shaver, P. R. (1987). Romantic love conceptualized as an attachment process. Journal of Personality and Social Psychology, 52, 511-524. Helmi, Avin Fadilla. (1999). Gaya Kelekatan dan Konsep Diri.Jurnal Psikologi. No. 1, 9-17. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Imelda, Jessy. (2013). Perbedaan subjective well being ibu ditinjau dari status bekerja ibu. Jurnal ilmiah mahasiswa. Universitas Surabaya. Surabaya. Itabiliana, Vera. (2012). Dampak ibu bekerja. Diunduh pada tanggal 18 September 2013 dari :http://www.anakku.net/dampak-ibu-bekerja.html Lakoy, Ferny Santje. (2009). Psychological Well-Being Perempuan Bekerja dengan Status Menikah dan Belum Menikah. Fakultas Psikologi Universitas Esa Unggul. Jakarta. Levy, K. N., Blatt, S. J., & Shaver, P. R. (1998). Attachment styles and parental representations. Journal of Personality and Social Psychology, 74, 407419. Lopez, F. C., Cover, M. R., Leskela, J., Sauer, B. M., Schirmer, L., & Wyssmann, J. (1997). Attachment styles, shame, guilt, and collaborative problemsolving orientations. Personal Relationships, 4, 187-199. Lubis, Namora L., & Syahfitriani, Emy.(2007). Perbedaan Konflik Peran Ganda Suami ditinjau dari Motivasi Kerja Kebutuhan Ekonomi dan Aktualisasi Diri pada Istri. Majalah Kedokteran Nusantara, Vol. 40, No. 1. Universitas Sumatera Utara. Mercer, Jenny., & Clayton, Debbie. (2012). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga. Merz, E., & Consedine, N. S. (2012). Ethnic group moderates the association between attachment and well-being in later life. Cultural Diversity and Ethnic Minority Psychology, 18 (4), 404-415.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 97
Myers, David G. (2012). Psikologi Sosial.Edisi sepuluh buku dua. Jakarta: Salemba Humanika. Ninik, M. Handayani. (2007). Ibu bekerja dan dampak terhadap perkembangan anak. Diunduh tanggal 18 September 2013 dari :http://www.erlangga.co.id/umum/228-example-pages-and-menulinks.html Papalia, Diane E,. Olds, Sally Wendkos,. Feldman, Ruth Duskin. (2009). Human development, Edisi 10, Jilid 1.Jakarta: Salemba Humanika. Papalia, Diane E,. Olds, Sally Wendkos,. Feldman, Ruth Duskin. (2009). Perkembangan Manusia, Edisi 10, Buku 2. Terjemahan Human Development. Jakarta: Salemba Humanika. Papalia, Diane E,. Feldman, Ruth Duskin,. Martorell, Gabriela. (2014). Menyelami Perkembangan Manusia, Edisi 12, Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika. Park, L. E., Crocker, J., & Mickleson, K. D. (2004). Attachment style and contingencies of self-worth. The Society for Personality and Social Psychology, Inc, 30(10), 1234-1254. Putrianti, Flora Grace. (2007). Kesuksesan Peran Ganda Wanita Karir Ditinjau dari Dukungan Suami, Optimisme dan Strategi Coping. Indigenous: Jurnal Ilmiah berkala Psikologi, Vol. 9, No. 1, Hal. 3-17. Rathi, N., & Rastogi, R. (2007). Meaning in life and psychological well-being in pre-adolescents and adolescents. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology, 33 (1), 31-38. Ratnawati, Deni. (2008). Dampak Peran Ganda pada Ibu Bekerja. Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang. Rowatt, G. W. Dan Rowatt, M. J. (1990). Bila Suami Istri Bekerja. Yogyakarta: Kanisius. Ryan, R. M., Deci, E. L. (2001). On Happiness annd Human Potentials: A Review of Research on Hedonic and Eudaimonic Well-Being. Annual Review Psychology, 52, 141-166. Ryff, C. D. (1989). Happiness is everything, or is it? Explorations on the meaning of psychological well-being.Journal of Personality and Social Psychology, 57 (6), 1069-1081.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98
Ryff, C. D., & Singer, B. (1996). Psychological well-being: Meaning, measurement, and implications for psychotherapy research. Psychotherapy and Psychosomatics, 65, 14-23. Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Santrock, John W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Santrock, John W. (2007). Remaja. Edisi 11. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sarafino, E. P. (1990). Health Psychology Biopsychological Interaction. New York: John Wiley & Sons. Setiasih. (2005). Deskripsi tentang Ibu Bekerja. Fakultas Psikologi. Universitas Surabaya. Surabaya. Sugiyono, Prof. Dr. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suryabrata, Sumadi. (2005). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Andi. Suryadi, Denrich., Damayanti, Cindy. (2003). Perbedaan Tingkat Kemandirian Remaja Puteri yang Ibunya Bekerja dan yang Tidak bekerja.Jurnal Psikologi, Vol. 1, No. 1. Fakultas Psikologi. Universitas Tarumanegara. Jakarta. Susanti.(2012). Hubungan Harga Diri dan Psychological Well-Being pada Wanita Lajang ditinjau dari Bidang Pekerjaan.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol. 1, No. 1. Universitas Surabaya. Surabaya. Wade, Carole., Carol Tavris. (2007). Psikologi. Edisi ke-9. Jakarta: Erlangga. Waterman, A. S. (1993). Two conceptions of happiness: contrasts of personal expressiveness (euidamonia) and hedonic enjoyment. Journal of Personality and Social Psychology, 64, 678-691. Woodward, L., Fergusson, D. M., & Belsky, J. (2000). Timing of parental separation and attachment to parents in adolescence: results of a prospective study from birth to age 16. Journal of Marriage and Family, 62 (1), 162-174.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 99
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 1: Skala Penelitian Sebelum Uji Coba SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Yogyakarta, Mei 2015
Kepada : Yth. Para Ibu
Dengan hormat, Saya Cloudia Metha, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang sedang menyelesaikan tugas akhir tentang kehidupan seorang Ibu. Ijinkan saya mengharapkan partisipasi Ibu dalam penelitian yang sedang saya lakukan dengan mengisi kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yang berisi pernyataan-pernyataan. Diharapkan Ibu memberikan tanggapan atas pernyataan-pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan sejujurnya. Dimohon Ibu untuk selalu memperhatikan petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan. Tidak ada penilaian benar atau salah, apapun jawaban Ibu akan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan ilmu. Segala jawaban dan identitas pribadi Ibu akan dijaga kerahasiaannya. Atas parisipasi Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Cloudia Metha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuesioner ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun namun saya dengan sukarela mengisi kuesioner ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.
Yogyakarta, Mei 2015
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
DATA DIRI
Inisial
:
Usia
:
Pekerjaan pasangan
:
Jumlah anak
:
Usia anak
:
anak tahun*
(*jika anak lebih dari satu, silahkan menyebutkan semuanya dimulai dari usia anak yang tertua. Contoh jawaban : 21 tahun, 15 tahun, 9 tahun). Jabatan di kantor
:
Lama bekerja
:
tahun
Lama bekerja dalam sehari
:
jam
Jarak dari rumah ke kantor
:
km
Jumlah penghuni di rumah
:
orang
Penghuni yang tinggal di rumah
: *
(*Contoh jawaban : suami, anak, mertua, kakak, ayah, ibu, dll)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
KUESIONER A PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan kepribadian dan sifat Anda. Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Enam pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut : Kolom SS
: Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan
Kolom S
: Bila Anda “Setuju” dengan pernyataan
Kolom AS
: Bila Anda “Agak setuju” dengan pernyataan
Kolom ATS : Bila Anda “Agak Tidak Setuju” dengan pernyataan Kolom TS
: Bila Anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan
Kolom STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda terhadap pernyataan yang disajikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Berikut contoh menjawab pernyataan : No. 1.
Pernyataan Saya
adalah
orang
yang
SS
S
AS
ATS
TS
STS
menyukai X
keramaian
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti jawaban dengan cara memberi tanda sama dengan pada jawaban yang keliru. Kemudian Anda dapat memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi : No. 1.
Pernyataan Saya
adalah
orang
yang
SS
S
AS
ATS
TS
menyukai X
keramaian
--- Selamat Mengerjakan ---
X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat mengerjakan !
No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
SS
Masalah yang saya hadapi, saya 1.
2.
3.
4.
5.
selalu ceritakan pada pasangan saya Saya tidak merasa khawatir apabila saya mendapat tugas ke luar kota Kepercayaan saya pada pasangan saya rendah Ketika saya tidak bersama dengan pasangan, saya tidak merasa khawatir Ketika pasangan saya memperhatikan saya, saya merasa terancam Ketika saya memiliki masalah, saya
6.
merasa mudah untuk bercerita pada teman saya
7.
8.
Berelasi akrab dengan teman membuat saya merasa terancam Saya merasa takut apabila berjauhan dengan pasangan saya Saya merasa hasil dari pekerjaan saya
9.
selalu lebih baik dari teman-teman saya
10.
11.
12.
Ketika tidak mendapat dukungan dari pasangan, saya merasa biasa saja Kekurangan dalam diri saya membuat saya tidak percaya diri Saya tidak cemas apabila saya sedang tidak bersama pasangan saya
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 13.
14.
Pernyataan Saya khawatir apabila saya tidak bersama dengan pasangan saya Saya ingin selalu berada dekat dengan pasangan Dalam hal menyelesaikan pekerjaan,
15.
saya merasa teman-teman lebih baik daripada saya Ketika menyelesaikan masalah, saya
16.
cenderung meminta bantuan dari teman-teman Saya merasa khawatir bahwa pekerjaan
17.
saya tidak sebaik yang orang lain kerjakan Ketika saya berada dekat dengan
18.
teman-teman, saya tidak merasa takut ditolak oleh teman-teman
19.
20.
21.
Saya lebih suka tidak terlalu dekat secara emosi dengan pasangan Saya yakin bahwa tugas yang saya kerjakan sudah yang terbaik Saya tidak sepenuhnya percaya dengan apa yang diceritakan pasangan saya Saya merasa senang menceritakan
22.
perasaan saya yang sebenarnya pada pasangan
Saya merasa kacau apabila saya tidak mendapat perhatian atau 23.
dukungan yang saya butuhkan dari pasangan
STS
TS
ATS
AS
S
107
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
108
SS
saya 24.
25.
26.
Tidak bergantung pada teman merupakan hal yang penting Mudah bagi saya untuk bersikap romantis dengan pasangan saya Saya senang bahwa pasangan saya benar-benar mencintai saya Ketika saya mempunyai pekerjaan,
27. saya akan meminta bantuan dari teman-teman 28.
29.
30.
Saya memiliki kepercayaan yang tinggi pada pasangan saya Saya merasa tidak nyaman jika saya berada jauh dengan pasangan saya Tidak semua masalah saya ceritakan pada pasangan saya Jika saya punya pekerjaan yang harus
31. dikerjakan, maka saya akan melakukannya sendiri 32.
33.
34.
35.
Saya nyaman mempunyai relasi yang akrab dengan teman Saya nyaman tanpa berelasi yang akrab dengan teman-teman Saya terbiasa untuk tidak bergantung dengan pasangan saya Masalah yang saya alami, saya akan ceritakan pada pasangan saya
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 36.
37.
Pernyataan Kelemahan dalam diri saya dapat saya jadikan kekuatan bagi diri saya Kepercayaan saya pada pasangan cukup tinggi Berada dekat dengan pasangan
38. membuat saya merasa memiliki banyak kelebihan 39.
40.
Ketika berada dekat dengan pasangan, saya merasa tidak tenang Saya merasa bahwa teman-teman saya tidak dapat menjaga rahasia saya Saya sering merasa khawatir apabila
41. pasangan saya tidak benar-benar mencintai saya 42.
43.
Saya merasa orang lain ingin memiliki hubungan yang akrab dengan saya Saya menginginkan hubungan yang intim dengan pasangan saya Bagi saya, meminta bantuan dari
44. teman adalah pengakuan bahwa saya gagal 45.
Saya merasa nyaman untuk bergantung dengan pasangan saya Ketika berelasi dengan teman-teman,
46. saya merasa tidak pantas diterima oleh teman-teman 47.
Saya merasa senang apabila orang lain bergantung pada saya
48. Saya tidak menginginkan hubungan
STS
TS
ATS
AS
S
109
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
110
SS
yang dekat dengan pasangan saya 49.
50.
51.
52.
53.
Saya merasa kesulitan untuk bergantung pada orang lain Saya mengalami kesulitan untuk bersikap romantis pada pasangan Saya menginginkan hubungan mesra dengan pasangan saya Saya merasa kesulitan untuk percaya dengan teman-teman Berada dekat dengan pasangan membuat saya merasa tenang Saya cenderung tidak ingin dicintai
54.
secara berlebihan dengan pasangan saya Saya merasa mudah untuk bergabung
55.
dengan sekelompok orang yang baru saya kenal Ketika berelasi dengan teman-teman,
56.
saya merasa yakin teman-teman akan menerima saya Menjalin hubungan akrab dengan
57.
teman-teman akan membuat saya cemas
58.
59.
Ketika bergantung dengan teman, saya tidak merasa khawatir Bergantung pada teman-teman membuat saya merasa nyaman
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 60.
Pernyataan Saya selalu percaya dengan semua hal yang diceritakan oleh pasangan saya Saya cenderung tidak ingin
61.
berhubungan mesra dengan pasangan saya Tidak sulit bagi saya untuk menjalin
62.
hubungan yang dekat dengan pasangan saya Saya tidak merasa khawatir apabila
63.
pasangan saya tidak mendampingi ketika saya mengalami masa sulit
64.
65.
66.
Saya merasa nyaman apabila pasangan saya tidak berada dekat dengan saya Saya lebih suka orang lain tidak bergantung pada saya Saya sulit untuk sepenuhnya mempercayai orang lain Saya tidak merasa khawatir apabila
67.
pasangan saya tidak menghargai seperti saya menghargainya
68.
69.
Ketika mengalami kesulitan saya meminta bantuan dari teman-teman Berada dekat dengan pasangan membuat saya enggan Saya cenderung mengalami kesulitan
70.
untuk membicarakan masalah dan beban pikiran pada pasangan
71.
Saya ingin pasangan saya mencintai saya
STS
TS
ATS
AS
S
111
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
112
SS
Ketika saya bergantung dengan 72. teman-teman, saya merasa tidak
nyaman Ketika pasangan saya sedang tidak 73.
bersama saya, saya akan khawatir Kepercayaan saya pada teman-
74.
teman cukup tinggi Teman-teman saya yakin bahwa
75.
saya orang yang dapat menjaga rahasia
76.
77.
78.
79.
80.
81.
82.
83.
Saya merasa orang lain enggan akrab dengan saya seperti yang saya inginkan Saya menceritakan masa lalu saya pada pasangan saya Menurut saya, teman-teman saya dapat menjaga rahasia saya Saya ingin memiliki hubungan yang mesra dengan pasangan saya Saya merasa kesulitan untuk akrab dengan orang lain Saya jarang bercerita tentang masa lalu pada teman-teman saya Saya tidak menceritakan masalah yang sedang terjadi pada pasangan Berelasi akrab dengan teman-teman membuat saya merasa senang
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 84.
85.
86.
Pernyataan Saya cenderung menghindari hubungan mesra dengan pasangan saya Ketika teman-teman tidak menerima saya, saya tidak merasa khawatir Saya ingin pasangan saya lebih memperhatikan saya Saya merasa kesulitan untuk
87. bergabung dengan orang yang baru saya kenal Saya khawatir pasangan saya tidak 88.
menghargai saya seperti saya menghargainya
89.
90.
Tidak bergantung pada teman merupakan hal yang penting Dalam menyelesaikan masalah, saya selalu menyelesaikannya sendiri
Ketika berada dekat dengan 91.
pasangan, saya merasa memiliki banyak kekurangan dalam diri saya Jika saya mendapat tugas ke luar
92.
kota, saya merasa cemas Saya bercerita tentang masa lalu
93.
saya pada teman-teman Saya memiliki kepercayaan yang
94.
rendah pada pasangan saya Dalam menjalin hubungan akrab
95.
dengan teman-teman, saya merasa tenang
STS
TS
ATS
AS
S
113
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
114
SS
Masalah yang saya hadapi, saya 96.
selalu ceritakan pada pasangan saya Saya mudah akrab dengan orang
97.
yang baru saya kenal sekalipun Saya tidak mudah untuk bercerita
98.
masalah saya dengan teman Saya cenderung tidak ingin
99.
memiliki hubungan yang intim dengan pasangan Saya merasa tidak nyaman
100.
menceritakan pendapat dan perasaan saya yang sebenarnya pada pasangan saya Saya merasa tidak yakin jika saya
101. adalah orang yang dapat dipercaya oleh orang lain 102.
103.
Saya tidak merasa khawatir apabila saya sedang jauh dengan pasangan Saya mudah mencari teman yang baru saya kenal Saya merasa kesulitan untuk
104. menceritakan masa lalu saya pada pasangan 105.
106.
Ketika saya berada dekat dengan teman-teman, saya merasa terasing Saya menyukai hubungan yang dekat secara emosi dengan pasangan saya
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 107.
108.
109.
110.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
Di saat-saat sulit, saya merasa terbantu jika pasangan saya terus mendampingi Berelasi dengan teman baru membuat saya merasa canggung Bergantung dengan teman merupakan hal yang mudah bagi saya Saya mudah untuk percaya pada orang lain Teman-teman tidak pernah ada buat
111. saya saat saya membutuhkan mereka 112.
Saya tidak takut jika teman saya tidak mau menerima saya
Periksa kembali jawaban Anda. Pastikan tidak ada yang terlewatkan Silahkan ke halaman selanjutnya.
115
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
KUESIONER B PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Anda rasakan dan Anda alami dalam kehidupan berkeluarga dan bekerja. Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Enam pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut : Kolom SS
: Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan
Kolom S
: Bila Anda “Setuju” dengan pernyataan
Kolom AS
: Bila Anda “Agak setuju” dengan pernyataan
Kolom ATS : Bila Anda “Agak Tidak Setuju” dengan pernyataan Kolom TS
: Bila Anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan
Kolom STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda terhadap pernyataan yang disajikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Berikut contoh menjawab pernyataan : No. 1.
Pernyataan Saya
adalah
orang
yang
SS
S
AS
ATS
TS
STS
menyukai X
keramaian
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti jawaban dengan cara memberi tanda sama dengan pada jawaban yang keliru. Kemudian Anda dapat memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi : No. 1.
Pernyataan Saya adalah orang yang menyukai keramaian
SS
S X
--- Selamat Mengerjakan ---
AS
ATS
TS X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat mengerjakan !
No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
SS
Sejauh ini, saya merasa kecewa 1. dengan pekerjaan yang saya miliki Masa lalu memiliki masa naik dan 2.
turun, namun saya tidak ingin mengubah masa lalu saya Saya mencoba untuk melakukan
3. perbaikan dalam hidup saya Saya merasa senang menjalin 4.
hubungan persahabatan dengan temanteman Ketika tahun berganti, saya tidak
5.
senang apabila pandangan hidup saya mulai berubah Saya menikmati percakapan personal dan timbal balik dengan anggota
6. keluarga maupun dengan teman-teman saya
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Saya merasa puas ketika saya memikirkan apa yang telah saya
7. lakukan di masa lalu dan apa yang saya harapkan terjadi di masa depan Saya dan teman-teman hanya peduli 8. dengan masalah masing-masing Dalam menjalin hubungan dengan 9.
pasangan, saya kurang menyukai perlakuan yang romantis Saya selalu berusaha melakukan sesuatu
10.
sesuai dengan kemampuan yang saya miliki Terkadang, saya merasa lebih berhasil
11. daripada orang lain Jika di lingkungan tempat bekerja saya 12.
sedang terjadi masalah, saya berusaha untuk menyelesaikan Ketika menyampaikan pendapat yang
13.
bertentangan dengan orang lain, saya cenderung merasa takut Ketika saya memikirkan apa yang telah
14. saya lakukan di masa lalu dan
STS
TS
ATS
AS
S
119
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
120
SS
apa yang saya harapkan terjadi di masa depan, saya merasa tidak puas Ketika membandingkan diri sendiri 15.
dengan teman, saya merasa puas dengan diri saya Jika saya merasa tidak bahagia dengan situasi kehidupan saya, saya akan
16. mengambil langkah efektif untuk mengubahnya Dalam kehidupan berumah tangga, saya 17.
memiliki kekurangan tetapi saya terima apa adanya diri saya Tuntutan dalam kehidupan sehari-hari
18. sering membuat saya menyerah Saya iri terhadap kebanyakan orang atas 19. kehidupan yang mereka jalani Jika lingkungan tempat bekerja tidak 20.
mendukung, saya cenderung kurang dapat bertahan lama di tempat tersebut
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Penting bagi saya untuk menjadi seorang pendengar yang baik ketika
21. teman dekat saya menceritakan masalah-masalah mereka Keputusan saya biasanya tidak 22.
dipengaruhi oleh apa yang dilakukan teman-teman Ketika pasangan mengalami kesulitan,
23.
saya akan bersedia meluangkan waktu saya Ketika saya butuh untuk bercerita,
24.
saya tidak memiliki teman yang mendengarkan masalah saya Saya dan teman-teman hanya peduli
25. dengan masalah masing-masing Saya senang memiliki hubungan yang 26. romantis dengan pasangan Perbaikan dalam hidup akan membuat 27.
saya sulit melangkah dengan lebih cepat Saya mempunyai keinginan besar
28. untuk memperbaiki kesalahan saya di
STS
TS
ATS
AS
S
121
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
122
SS
masa lalu Saya merasa bangga dengan pekerjaan 29. yang telah saya capai saat ini Saya yakin dengan pendapat saya, bahkan bila pendapat saya 30. bertentangan dengan kesepakatan umum Ketika saya merasa tidak bahagia, 31. saya tidak mengambil langkah apapun Saya cenderung mudah terpengaruh 32. oleh lingkungan tempat tinggal saya Ketika teman-teman mempunyai 33.
pendapat tentang diri saya, saya merasa baik-baik saja Saya cenderung dipengaruhi oleh
34. pendapat orang lain yang lebih tahu Saya senang mencoba tantangan35. tantangan yang baru Saya bersikap sesuai prinsip saya 36.
meskipun berlawanan dengan pendapat teman-teman Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Saya tidak pernah menyusun dan
37. memikirkan masa depan Ketika saya melihat cerita kehidupan yang saya miliki, saya senang dengan 38. bagaimana peristiwa-peristiwa yang telah terjadi Ada pengalaman masa lalu yang 39.
sampai sekarang membuat saya merasa bangga apabila mengingatnya Saya jarang membuat jadwal untuk
40. kegiatan yang akan saya lakukan Masa lalu yang saya miliki 41. mempunyai makna tersendiri Saya menilai diri berdasarkan apa yang saya anggap penting, bukan 42. berdasarkan nilai-nilai yang orang lain anggap penting Ketika saya kembali menghayati pengalaman hidup saya, saya merasa 43. tidak puas dengan semua yang telah terjadi
STS
TS
ATS
AS
S
123
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
124
SS
Ketika memutuskan sesuatu, saya 44.
cenderung mengikuti pendapat atau suara yang terbanyak Saya cenderung tidak memikirkan
45.
hidup saya di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang Saya khawatir tentang bagaimana teman-teman mengevaluasi pilihan-
46. pilihan yang telah saya buat dalam hidup Saya tidak bisa mempercayai teman47.
teman dan teman-teman saya tidak mempercayai dengan saya Bagi saya pengalaman baru tentang
48. hidup tidaklah penting Saya tidak takut mengemukakan pendapat saya, bahkan jika 49. bertentangan dengan pendapat orang banyak
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Setiap orang memiliki kelemahan masing-masing, tetapi saya merasa
50. memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan orang lain Saya tidak pernah menyerah untuk 51.
melakukan perubahan besar dalam hidup saya Saya merasa puas atas peristiwa yang
52. telah terjadi dalam hidup saya Tujuan-tujuan yang saya miliki dalam 53.
hidup telah menjadi sumber kepuasan bagi diri saya Dulu, saya menetapkan tujuan-tujuan
54.
bagi diri saya, tetapi sekarang hal tersebut tampak sia-sia Saya senang bahwa pandangan saya
55.
telah berubah dan semakin matang seiring tahun berganti Dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak mudah menyerah dengan
56. tuntutan sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai karyawan
STS
TS
ATS
AS
S
125
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
126
SS
Dalam membuat pilihan hidup, saya 57.
harus mengikuti penilaian atau pendapat dari pasangan saya Ketika saya membuat pilihan-pilihan dalam hidup, saya cenderung tidak
58. merasa khawatir dengan penilaian teman-teman Saya memiliki teman yang lebih 59.
banyak dibandingkan dengan orang lain Lingkungan tempat tinggal saya
60. belum sesuai dengan keinginan saya Ketika melakukan percakapan 61.
personal dengan keluarga dan teman, saya cenderung kurang menikmatinya Saya menjalani hidup hari demi hari
62.
dan tidak terlalu memikirkan masa depan Dalam kehidupan bermasyarakat, saya
63.
merasa dapat bekerja dengan orang yang baru saya kenal Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Saya sering berubah pikiran dalam
64.
mengambil keputusan jika temanteman atau keluarga tidak setuju Saya memandang diri saya sebagai
65. istri yang bertanggung jawab Saya memiliki teman dekat sehingga 66.
membuat saya dapat berbagi masalah dengannya Saya senang menyusun rencana bagi
67.
masa depan dan berusaha untuk merealisasikannya Saya selalu terbuka ketika berbicara
68. dengan pasangan Ketika lingkungan tidak mendukung 69.
saya, saya berusaha untuk mengatasinya sendiri Saya merasa kecewa saat
70.
membandingkan diri sendiri dengan orang lain Dalam mempertahankan hubungan
71.
yang akrab dengan orang lain, saya mengalami kesulitan dan membuat
STS
TS
ATS
AS
S
127
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
128
SS
saya frustasi Saya menikmati berada dalam situasi baru yang mengharuskan saya 72. mengubah kebiasan lama dalam bertindak Saya merasa dapat mengatur tanggung 73.
jawab sehari-hari baik sebagai ibu maupun karyawan Ketika saya menjalani hidup, saya
74.
selalu memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya Saya merasa mampu mengatur waktu dengan baik sehingga bisa
75. menyelesaikan segala sesuatu dengan baik Saya merasa kebanyakan orang yang 76.
saya kenal lebih berhasil dalam kehidupannya Ketika bekerja, saya merasa tidak
77. bekerja semaksimal mungkin
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Saya selalu berpegang teguh pada
78. pendapat saya sendiri Ketika keputusan yang saya ambil berbeda dengan pasangan dan teman79. teman, saya tidak akan berubah pikiran Saya selalu menetapkan tujuan-tujuan 80.
hidup dan saya merasa itu sangat bermanfaat Saya merasa puas dengan hidup saya
81. saat ini Saya mudah dalam mempertahankan 82.
hubungan yang akrab dengan temanteman Saya merasa belum menjadi pribadi
83.
yang kuat karena tidak mendapatkan pencerahan tentang hidup Saya menyadari bahwa hidup saya
84.
saat ini akan berpengaruh pada hidup saya di masa depan Saya merasa mampu mengatur
85. lingkungan tempat tinggal saya
STS
TS
ATS
AS
S
129
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
130
SS
Bagi saya penting memiliki pengalaman baru yang menantang 86. pengetahuan saya tentang diri sendiri dan dunia Ada pengalaman hidup yang sampai 87.
saat ini membuat saya marah jika mengingatnya Saya mempunyai teman ketika saya
88.
membutuhkannya untuk mendengarkan masalah saya Dalam kehidupan sehari-hari, saya merasa tidak mampu menyelesaikan
89. pekerjaan rumah dan kantor dengan baik Saya memiliki perasaan kecewa 90.
tentang bagaimana saya menjalani hidup Saya merasa bahwa lingkungan
91.
tempat tinggal saya sudah sesuai dengan diri saya sendiri
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan Saya adalah tipe orang yang suka
92. untuk mencoba hal-hal baru Saya mengambil keputusan 93.
berdasarkan apa yang teman-teman saya lakukan Ketika melihat kehidupan orang lain,
94. saya tidak merasa iri Saya merasa belum berada di 95.
lingkungan tempat tinggal yang sesuai dengan diri saya Saya cenderung mudah menyerah dan
96.
tidak mencoba untuk membuat perubahan dalam hidup Dalam kehidupan sehari-hari, saya
97. selalu membuat jadwal kegiatan Saya cenderung tidak ingin mencoba 98. hal-hal baru dalam melakukan sesuatu Ketika menyampaikan opini mengenai 99.
hal-hal yang kontroversial, saya cenderung tidak mengalami kesulitan Seringkali, saya merasa kesepian
100. karena hanya memiliki sedikit teman
STS
TS
ATS
AS
S
131
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
132
SS
dekat yang bisa saya jadikan teman untuk berbagi masalah Saya merasa tidak mampu untuk 101. melakukan sesuatu dengan kemampuan saya sendiri Ada hal yang dapat saya kendalikan 102. saat bekerja Ketika lingkungan tempat tinggal 103. kurang sesuai dengan harapan saya, saya tidak mengubahnya Saya dapat membangun lingkungan 104. tempat tinggal sesuai dengan keinginan saya Bagi saya, penilaian orang lain 105. mengenai diri saya penting Apabila di lingkungan saya terdapat orang yang tidak suka dengan saya, 106. saya merasa tidak bisa di lingkungan yang sama
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
Dengan berjalannya waktu, saya 107. merasa bahwa saya telah banyak berkembang sebagai seorang pribadi Saya merasa tidak mampu mengatur waktu dengan baik sehingga tidak 108. dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik
Selesai. Periksalah kembali jawaban Anda.. Terimakasih untuk partisipasinya ☺
AS
S
133
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 134
Lampiran 2 : Uji Validitas dan Reliabilitas A. Skala Kesejahteraan Psikologis Tahap I
Case Processing Summary N Cases
%
Valid
40
100.0
0
.0
40
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .935
N of Items .942
108
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
a1
481.83
1662.969
.486
.
.934
a2
483.05
1662.100
.227
.
.935
a3
481.45
1679.382
.315
.
.935
a4
481.68
1673.917
.438
.
.934
a5
482.33
1663.558
.327
.
.934
a6
481.98
1658.846
.448
.
.934
a7
483.95
1724.408
-.289
.
.938
a8
482.35
1667.054
.254
.
.935
a9
482.08
1670.738
.269
.
.935
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 135
a10
481.70
1686.779
.136
.
.935
a11
483.50
1642.103
.430
.
.934
a12
481.95
1674.254
.272
.
.935
a13
482.45
1641.279
.515
.
.934
a14
482.62
1638.599
.518
.
.934
a15
483.38
1633.676
.514
.
.934
a16
482.25
1676.346
.171
.
.935
a17
481.83
1667.071
.440
.
.934
a18
482.03
1675.922
.264
.
.935
a19
481.95
1670.715
.291
.
.935
a20
482.30
1662.421
.326
.
.934
a21
481.85
1669.208
.370
.
.934
a22
482.42
1665.943
.330
.
.934
a23
481.50
1672.103
.492
.
.934
a24
482.03
1673.051
.346
.
.934
a25
482.28
1655.230
.429
.
.934
a26
481.75
1663.577
.404
.
.934
a27
482.12
1666.266
.411
.
.934
a28
481.72
1685.333
.158
.
.935
a29
482.12
1639.240
.665
.
.933
a30
483.33
1723.353
-.293
.
.937
a31
482.30
1693.600
-.024
.
.936
a32
482.12
1665.753
.386
.
.934
a33
482.45
1655.023
.434
.
.934
a34
482.80
1637.344
.480
.
.934
a35
482.00
1662.615
.471
.
.934
a36
482.58
1673.635
.184
.
.935
a37
481.88
1662.471
.346
.
.934
a38
482.40
1634.656
.664
.
.933
a39
482.15
1639.259
.596
.
.933
a40
482.70
1650.882
.386
.
.934
a41
481.80
1673.087
.531
.
.934
a42
482.45
1659.023
.367
.
.934
a43
483.78
1727.153
-.303
.
.938
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 136
a44
483.40
1650.451
.328
.
.935
a45
482.08
1649.046
.412
.
.934
a46
482.53
1656.307
.381
.
.934
a47
481.90
1670.144
.413
.
.934
a48
481.92
1672.533
.305
.
.935
a49
482.70
1643.651
.449
.
.934
a50
482.70
1629.703
.534
.
.933
a51
482.00
1670.000
.291
.
.935
a52
482.90
1618.810
.590
.
.933
a53
482.58
1622.712
.741
.
.933
a54
482.20
1652.010
.464
.
.934
a55
481.75
1675.936
.323
.
.935
a56
481.55
1681.433
.268
.
.935
a57
484.18
1699.789
-.084
.
.936
a58
482.25
1651.013
.494
.
.934
a59
483.25
1643.987
.439
.
.934
a60
482.75
1649.321
.374
.
.934
a61
482.18
1653.789
.498
.
.934
a62
482.03
1661.769
.395
.
.934
a63
482.70
1637.446
.517
.
.934
a64
483.45
1670.459
.200
.
.935
a65
481.90
1673.067
.279
.
.935
a66
482.48
1682.358
.116
.
.935
a67
481.83
1669.020
.385
.
.934
a68
481.83
1659.379
.419
.
.934
a69
482.53
1673.384
.242
.
.935
a70
482.40
1641.579
.556
.
.934
a71
482.10
1657.682
.446
.
.934
a72
482.83
1659.738
.319
.
.934
a73
482.12
1662.574
.403
.
.934
a74
482.18
1654.251
.507
.
.934
a75
482.25
1654.705
.437
.
.934
a76
483.28
1680.666
.093
.
.936
a77
482.28
1695.640
-.049
.
.936
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 137
a78
483.30
1657.805
.306
.
.935
a79
483.50
1668.308
.217
.
.935
a80
482.03
1666.230
.359
.
.934
a81
484.12
1729.292
-.326
.
.938
a82
482.25
1661.833
.394
.
.934
a83
482.78
1622.846
.638
.
.933
a84
482.05
1668.254
.305
.
.935
a85
483.12
1658.061
.337
.
.934
a86
482.03
1677.512
.251
.
.935
a87
483.55
1628.562
.545
.
.933
a88
482.40
1664.246
.333
.
.934
a89
482.45
1637.279
.604
.
.933
a90
482.25
1649.064
.481
.
.934
a91
482.80
1635.549
.546
.
.933
a92
482.42
1636.712
.543
.
.933
a93
482.70
1667.241
.251
.
.935
a94
482.58
1638.866
.460
.
.934
a95
483.08
1652.687
.358
.
.934
a96
481.92
1679.353
.247
.
.935
a97
482.62
1646.856
.460
.
.934
a98
482.50
1668.974
.228
.
.935
a99
483.35
1645.105
.411
.
.934
a100
482.60
1649.887
.428
.
.934
a101
482.60
1635.990
.597
.
.933
a102
482.03
1670.281
.604
.
.934
a103
482.50
1666.205
.326
.
.934
a104
483.90
1700.503
-.091
.
.936
a105
484.15
1685.515
.064
.
.936
a106
482.22
1675.666
.258
.
.935
a107
482.12
1642.984
.544
.
.934
a108
482.30
1658.062
.426
.
.934
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 138
Tahap II
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .949
N of Items .952
100
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
a1
453.85
1824.387
.498
.
.949
a2
455.07
1824.635
.224
.
.950
a3
453.47
1841.794
.326
.
.949
a4
453.70
1834.318
.489
.
.949
a5
454.35
1825.310
.332
.
.949
a6
454.00
1819.949
.459
.
.949
a8
454.37
1830.343
.245
.
.949
a9
454.10
1832.913
.274
.
.949
a10
453.72
1849.128
.157
.
.949
a11
455.52
1806.153
.405
.
.949
a12
453.97
1835.922
.286
.
.949
a13
454.47
1805.179
.487
.
.949
a14
454.65
1798.900
.525
.
.949
a15
455.40
1793.631
.522
.
.949
a16
454.27
1840.461
.156
.
.950
a17
453.85
1827.823
.466
.
.949
a18
454.05
1838.664
.264
.
.949
a19
453.97
1831.922
.308
.
.949
a20
454.32
1825.456
.316
.
.949
a21
453.87
1829.907
.397
.
.949
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 139
a22
454.45
1828.664
.324
.
.949
a23
453.52
1833.897
.509
.
.949
a24
454.05
1834.869
.360
.
.949
a25
454.30
1816.626
.433
.
.949
a26
453.77
1823.820
.430
.
.949
a27
454.15
1829.003
.404
.
.949
a28
453.75
1847.679
.176
.
.949
a29
454.15
1798.182
.690
.
.948
a32
454.15
1828.951
.373
.
.949
a33
454.47
1815.128
.453
.
.949
a34
454.82
1798.866
.475
.
.949
a35
454.02
1823.871
.484
.
.949
a36
454.60
1836.349
.184
.
.950
a37
453.90
1826.554
.324
.
.949
a38
454.42
1793.892
.682
.
.948
a39
454.17
1799.174
.608
.
.948
a40
454.72
1814.717
.365
.
.949
a41
453.82
1835.584
.534
.
.949
a42
454.47
1818.153
.398
.
.949
a44
455.42
1811.892
.329
.
.949
a45
454.10
1808.195
.434
.
.949
a46
454.55
1817.638
.387
.
.949
a47
453.92
1831.815
.427
.
.949
a48
453.95
1833.074
.336
.
.949
a49
454.72
1803.794
.459
.
.949
a50
454.72
1790.051
.536
.
.948
a51
454.02
1830.897
.311
.
.949
a52
454.92
1776.020
.613
.
.948
a53
454.60
1780.913
.762
.
.948
a54
454.22
1811.820
.484
.
.949
a55
453.77
1837.461
.346
.
.949
a56
453.57
1842.763
.307
.
.949
a58
454.27
1812.358
.497
.
.949
a59
455.27
1803.897
.451
.
.949
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 140
a60
454.77
1810.281
.378
.
.949
a61
454.20
1815.292
.500
.
.949
a62
454.05
1825.946
.369
.
.949
a63
454.72
1793.179
.566
.
.948
a64
455.47
1834.204
.189
.
.950
a65
453.92
1834.122
.301
.
.949
a66
454.50
1847.231
.094
.
.950
a67
453.85
1830.695
.397
.
.949
a68
453.85
1819.977
.436
.
.949
a69
454.55
1837.741
.220
.
.949
a70
454.42
1802.148
.562
.
.948
a71
454.12
1819.292
.450
.
.949
a72
454.85
1821.413
.323
.
.949
a73
454.15
1824.695
.403
.
.949
a74
454.20
1816.010
.507
.
.949
a75
454.27
1816.051
.442
.
.949
a76
455.30
1844.626
.085
.
.950
a78
455.32
1822.328
.283
.
.949
a79
455.52
1835.692
.172
.
.950
a80
454.05
1826.715
.384
.
.949
a82
454.27
1822.717
.409
.
.949
a83
454.80
1780.882
.658
.
.948
a84
454.07
1829.046
.325
.
.949
a85
455.15
1818.695
.349
.
.949
a86
454.05
1839.587
.263
.
.949
a87
455.57
1791.635
.523
.
.949
a88
454.42
1826.712
.330
.
.949
a89
454.47
1797.846
.607
.
.948
a90
454.27
1808.563
.503
.
.949
a91
454.82
1794.353
.565
.
.948
a92
454.45
1798.715
.532
.
.948
a93
454.72
1829.897
.248
.
.949
a94
454.60
1800.144
.458
.
.949
a95
455.10
1814.759
.354
.
.949
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 141
a96
453.95
1842.356
.245
.
.949
a97
454.65
1808.797
.455
.
.949
a98
454.52
1834.717
.195
.
.950
a99
455.37
1805.112
.422
.
.949
a100
454.62
1812.599
.416
.
.949
a101
454.62
1796.856
.596
.
.948
a102
454.05
1833.279
.590
.
.949
a103
454.52
1829.589
.313
.
.949
a105
456.17
1850.610
.044
.
.950
a106
454.25
1839.474
.242
.
.949
a107
454.15
1802.233
.565
.
.948
a108
454.32
1819.353
.433
.
.949
Reliabilitas Akhir Skala Kesejahteraan Psikologis
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .953
N of Items .956
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 142
B. Skala Pola Kelekatan Tahap I
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 40
100.0
0
.0
40
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .941
N of Items .946
112
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
a1
559.63
634.446
.652
.
.939
a2
559.65
643.567
.530
.
.940
a3
559.63
642.702
.550
.
.940
a4
559.93
654.584
.148
.
.941
a5
559.32
646.943
.442
.
.940
a6
559.78
648.743
.327
.
.941
a7
559.63
645.625
.358
.
.940
a8
559.70
658.010
.004
.
.942
a9
559.90
643.374
.525
.
.940
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 143
a10
559.78
654.589
.136
.
.941
a11
559.85
640.695
.537
.
.940
a12
559.80
646.882
.307
.
.941
a13
559.95
651.331
.206
.
.941
a14
559.95
643.023
.436
.
.940
a15
560.03
650.948
.179
.
.941
a16
560.15
643.977
.413
.
.940
a17
559.73
645.333
.315
.
.941
a18
559.58
656.763
.041
.
.942
a19
559.58
651.635
.191
.
.941
a20
560.08
645.456
.390
.
.940
a21
559.63
650.753
.197
.
.941
a22
559.98
641.512
.531
.
.940
a23
559.98
650.128
.253
.
.941
a24
559.80
642.472
.486
.
.940
a25
559.90
646.605
.330
.
.941
a26
559.82
640.097
.577
.
.940
a27
560.10
652.349
.151
.
.941
a28
559.63
634.446
.652
.
.939
a29
559.98
652.640
.142
.
.941
a30
560.00
648.718
.242
.
.941
a31
559.93
650.225
.232
.
.941
a32
559.58
662.712
-.146
.
.942
a33
559.58
655.738
.074
.
.941
a34
559.90
648.451
.316
.
.941
a35
560.05
646.100
.354
.
.941
a36
559.82
646.046
.415
.
.940
a37
559.88
652.112
.204
.
.941
a38
559.90
644.862
.435
.
.940
a39
559.65
643.567
.530
.
.940
a40
559.85
657.823
.007
.
.942
a41
559.93
646.533
.322
.
.941
a42
559.82
638.610
.552
.
.940
a43
559.82
644.712
.461
.
.940
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 144
a44
559.90
646.451
.456
.
.940
a45
559.75
639.731
.627
.
.940
a46
559.82
637.379
.623
.
.940
a47
559.98
645.410
.378
.
.940
a48
559.60
646.451
.447
.
.940
a49
559.95
646.715
.327
.
.941
a50
559.95
645.074
.466
.
.940
a51
559.78
653.666
.193
.
.941
a52
560.10
645.067
.500
.
.940
a53
559.68
642.840
.570
.
.940
a54
559.85
637.669
.632
.
.940
a55
560.13
646.112
.409
.
.940
a56
559.85
644.746
.440
.
.940
a57
559.85
647.874
.336
.
.941
a58
559.95
644.459
.337
.
.941
a59
559.88
649.958
.257
.
.941
a60
560.00
654.667
.125
.
.941
a61
559.80
642.472
.486
.
.940
a62
559.82
640.969
.549
.
.940
a63
559.98
643.769
.494
.
.940
a64
559.48
640.563
.583
.
.940
a65
560.00
650.718
.212
.
.941
a66
559.85
644.746
.440
.
.940
a67
559.85
641.977
.533
.
.940
a68
560.10
645.067
.500
.
.940
a69
559.78
639.974
.590
.
.940
a70
559.98
663.717
-.178
.
.942
a71
559.43
649.122
.294
.
.941
a72
559.80
646.882
.307
.
.941
a73
559.85
642.182
.526
.
.940
a74
559.98
641.512
.531
.
.940
a75
559.82
640.969
.549
.
.940
a76
559.95
643.433
.525
.
.940
a77
559.75
659.679
-.053
.
.942
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 145
a78
560.05
648.613
.262
.
.941
a79
559.68
643.610
.496
.
.940
a80
559.93
652.789
.254
.
.941
a81
559.82
639.020
.612
.
.940
a82
559.98
650.333
.267
.
.941
a83
559.85
637.669
.632
.
.940
a84
559.85
641.823
.538
.
.940
a85
560.10
645.067
.500
.
.940
a86
559.82
646.917
.333
.
.941
a87
559.85
640.695
.537
.
.940
a88
559.82
641.584
.495
.
.940
a89
559.95
646.510
.382
.
.940
a90
560.00
660.256
-.065
.
.942
a91
559.58
644.763
.460
.
.940
a92
560.05
647.844
.380
.
.940
a93
560.03
662.230
-.133
.
.942
a94
559.55
643.023
.560
.
.940
a95
560.13
650.112
.331
.
.941
a96
559.82
646.046
.415
.
.940
a97
559.85
642.182
.526
.
.940
a98
560.20
648.267
.296
.
.941
a99
559.63
643.369
.526
.
.940
a100
559.85
663.156
-.155
.
.942
a101
559.80
658.933
-.027
.
.942
a102
559.95
646.818
.403
.
.940
a103
559.48
640.563
.583
.
.940
a104
559.80
642.215
.494
.
.940
a105
559.88
662.317
-.152
.
.942
a106
559.80
641.087
.569
.
.940
a107
559.48
639.435
.673
.
.940
a108
560.10
647.323
.325
.
.941
a109
560.05
648.715
.348
.
.941
a110
559.58
644.353
.439
.
.940
a111
560.75
657.115
.000
.
.943
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 146
a112
560.58
661.379
-.070
.
.944
Tahap II
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .953
N of Items .955
102
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted
Total Correlation
Correlation
Alpha if Item Deleted
a1
510.80
661.138
.650
.
.952
a2
510.83
670.969
.508
.
.953
a3
510.80
669.908
.535
.
.953
a4
511.10
682.297
.121
.
.954
a5
510.50
674.103
.431
.
.953
a6
510.95
675.536
.331
.
.953
a7
510.80
672.369
.362
.
.953
a8
510.88
685.446
-.007
.
.954
a9
511.08
670.789
.503
.
.953
a10
510.95
681.792
.130
.
.954
a11
511.03
667.102
.547
.
.953
a12
510.98
673.666
.310
.
.953
a13
511.13
678.112
.212
.
.953
a14
511.13
669.907
.433
.
.953
a15
511.20
678.113
.174
.
.954
a16
511.33
669.302
.456
.
.953
a17
510.90
671.682
.328
.
.953
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 147
a18
510.75
683.731
.045
.
.954
a19
510.75
678.910
.182
.
.954
a20
511.25
670.705
.439
.
.953
a21
510.80
678.574
.174
.
.954
a22
511.15
667.618
.552
.
.953
a23
511.15
677.208
.249
.
.953
a24
510.98
669.461
.480
.
.953
a25
511.08
673.661
.324
.
.953
a26
511.00
665.846
.609
.
.952
a27
511.28
678.204
.181
.
.954
a28
510.80
661.138
.650
.
.952
a29
511.15
679.977
.133
.
.954
a30
511.18
676.097
.230
.
.954
a31
511.10
677.323
.227
.
.953
a33
510.75
682.603
.080
.
.954
a34
511.08
674.994
.328
.
.953
a35
511.23
672.743
.360
.
.953
a36
511.00
672.821
.418
.
.953
a37
511.05
678.408
.227
.
.953
a38
511.08
671.610
.438
.
.953
a39
510.83
670.969
.508
.
.953
a40
511.03
683.563
.048
.
.954
a41
511.10
673.426
.322
.
.953
a42
511.00
664.410
.578
.
.952
a43
511.00
671.436
.465
.
.953
a44
511.08
674.020
.429
.
.953
a45
510.93
666.738
.618
.
.952
a46
511.00
663.179
.650
.
.952
a47
511.15
672.336
.376
.
.953
a48
510.78
673.717
.432
.
.953
a49
511.13
673.599
.327
.
.953
a50
511.13
672.625
.441
.
.953
a51
510.95
681.228
.170
.
.953
a52
511.28
671.384
.520
.
.953
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 148
a53
510.85
669.874
.561
.
.953
a54
511.03
663.410
.661
.
.952
a55
511.30
673.190
.402
.
.953
a56
511.03
671.615
.439
.
.953
a57
511.03
675.051
.327
.
.953
a58
511.13
672.317
.311
.
.953
a59
511.05
677.587
.235
.
.953
a60
511.18
681.789
.122
.
.954
a61
510.98
669.461
.480
.
.953
a62
511.00
667.590
.553
.
.953
a63
511.15
670.746
.489
.
.953
a64
510.65
667.413
.579
.
.952
a65
511.18
677.687
.212
.
.953
a66
511.03
671.615
.439
.
.953
a67
511.03
668.230
.550
.
.953
a68
511.28
671.384
.520
.
.953
a69
510.95
666.972
.581
.
.952
a71
510.60
675.374
.316
.
.953
a72
510.98
673.666
.310
.
.953
a73
511.03
668.743
.533
.
.953
a74
511.15
667.618
.552
.
.953
a75
511.00
667.590
.553
.
.953
a76
511.13
670.625
.511
.
.953
a78
511.23
675.615
.260
.
.953
a79
510.85
670.285
.500
.
.953
a80
511.10
679.887
.249
.
.953
a81
511.00
664.769
.643
.
.952
a82
511.15
676.233
.302
.
.953
a83
511.03
663.410
.661
.
.952
a84
511.03
667.717
.567
.
.952
a85
511.28
671.384
.520
.
.953
a86
511.00
672.615
.368
.
.953
a87
511.03
667.102
.547
.
.953
a88
511.00
668.256
.498
.
.953
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 149
a89
511.13
673.189
.388
.
.953
a91
510.75
671.628
.459
.
.953
a92
511.23
674.384
.393
.
.953
a94
510.73
670.102
.549
.
.953
a95
511.30
677.446
.316
.
.953
a96
511.00
672.821
.418
.
.953
a97
511.03
668.743
.533
.
.953
a98
511.38
675.317
.291
.
.953
a99
510.80
670.318
.520
.
.953
a102
511.13
673.753
.401
.
.953
a103
510.65
667.413
.579
.
.952
a104
510.98
668.948
.495
.
.953
a106
510.98
668.025
.563
.
.953
a107
510.65
666.285
.669
.
.952
a108
511.28
674.666
.311
.
.953
a109
511.23
676.538
.315
.
.953
a110
510.75
671.321
.435
.
.953
Reliabilitas Akhir Skala Pola Kelekatan
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .959
N of Items .960
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3: Skala Penelitian SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
Yogyakarta, Juni 2015
Kepada : Yth. Para Ibu
Dengan hormat, Saya Cloudia Metha, Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, yang sedang menyelesaikan tugas akhir tentang kehidupan seorang Ibu. Ijinkan saya mengharapkan partisipasi Ibu dalam penelitian yang sedang saya lakukan dengan mengisi kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yang berisi pernyataan-pernyataan. Diharapkan Ibu memberikan tanggapan atas pernyataan-pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan sejujurnya. Dimohon Ibu untuk selalu memperhatikan petunjuk pengerjaan dan instruksi yang diberikan. Tidak ada penilaian benar atau salah, apapun jawaban Ibu akan memberikan sumbangsih terhadap pengembangan ilmu. Segala jawaban dan identitas pribadi Ibu akan dijaga kerahasiaannya. Atas parisipasi Ibu, saya mengucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Cloudia Metha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
PERNYATAAN KESEDIAAN
Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya untuk mengisi kuesioner ini tanpa adanya paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun namun saya dengan sukarela mengisi kuesioner ini demi membantu terlaksananya penelitian ilmiah yang disusun. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan izin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas pribadi saya.
Yogyakarta, Juni 2015
(
)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
DATA DIRI
Inisial
:
Usia
:
Pekerjaan pasangan
:
Jumlah anak
:
Usia anak
:
anak
tahun* (*jika anak lebih dari satu, silahkan menyebutkan semuanya dimulai dari usia anak yang tertua. Contoh jawaban : 21 tahun, 15 tahun, 9 tahun). Jabatan di kantor
:
Lama bekerja
:
tahun
Lama bekerja dalam sehari
:
jam
Jarak dari rumah ke kantor
:
km
Jumlah penghuni di rumah
:
orang
Penghuni yang tinggal di rumah
: *
(*Contoh jawaban : suami, anak, mertua, kakak, ayah, ibu, dll)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
KUESIONER A PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan kepribadian dan sifat Anda. Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Enam pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut : Kolom SS
: Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan
Kolom S
: Bila Anda “Setuju” dengan pernyataan
Kolom AS
: Bila Anda “Agak setuju” dengan pernyataan
Kolom ATS : Bila Anda “Agak Tidak Setuju” dengan pernyataan Kolom TS
: Bila Anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan
Kolom STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda terhadap pernyataan yang disajikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Berikut contoh menjawab pernyataan : No. 1.
Pernyataan
SS
S
AS
ATS
TS
STS
Saya adalah orang yang menyukai X keramaian
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti jawaban dengan cara memberi tanda sama dengan pada jawaban yang keliru. Kemudian Anda dapat memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi : No. 1.
Pernyataan Saya
adalah
orang
yang
SS
S
AS
ATS
TS
menyukai X
keramaian
--- Selamat Mengerjakan ---
X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat mengerjakan !
No. Pernyataan 1. Berada dekat dengan pasangan
STS
TS
ATS
AS
S
SS
membuat saya merasa memiliki banyak kelebihan 2.
Teman-teman saya yakin bahwa saya orang yang dapat menjaga rahasia
3.
Saya yakin bahwa teman-teman mampu menerima saya apa adanya
4.
Ketika berada dekat dengan pasangan, saya merasa memiliki banyak kekurangan dalam diri saya
5.
Saya merasa teman-teman menolak kehadiran saya
6.
Saya mudah akrab dengan orang yang baru saya kenal sekalipun
7.
Dalam menjalin hubungan akrab dengan teman-teman, saya merasa tenang
8.
Saya memiliki kepercayaan yang tinggi pada pasangan saya
9.
Berada dekat dengan pasangan membuat saya merasa tenang
10. Saya mudah untuk menjalin kedekatan emosional dengan temanteman 11. Saya tahu jika teman-teman akan selalu ada saat saya membutuhkan mereka Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Pernyataan 12. Saya merasa mudah untuk menerima teman-teman 13. Ketika saya dan teman saya sedang berdiskusi, teman saya bisa menghargai pendapat saya 14. Ketika saya bergantung dengan teman-teman, saya merasa tidak nyaman. 15. Berelasi akrab dengan teman membuat saya merasa terancam 16. Saya memiliki kepercayaan yang rendah pada pasangan saya 17. Ketika berada dekat dengan pasangan, saya merasa tidak tenang 18. Saya merasa kesulitan untuk menjalin kedekatan secara emosional dengan temen-teman 19. Ketika saya membutuhkan teman untuk bercerita, mereka tidak ada bersama saya 20. Saya cenderung merasa kesulitan untuk menerima teman-teman saya 21. Ketika berdiskusi, saya merasa bahwa teman-teman saya tidak dapat menghargai pendapat saya 22. Bagi saya, meminta bantuan dari teman adalah pengakuan bahwa saya gagal 23. Ketika mengalami kesulitan, saya
STS
TS
ATS
AS
S
157
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan meminta bantuan dari teman-teman
STS
TS
ATS
AS
S
158
SS
24. Ketika menyelesaikan masalah, saya cenderung meminta bantuan dari teman-teman 25. Saya cenderung mengikuti pendapat orang lain daripada pendapat diri saya sendiri 26. Saya lebih mempercayai teman saya dibandingkan diri saya sendiri 27. Saya bersedia pergi ke acara yang diselenggarakan oleh kantor jika teman dekat saya juga hadir 28. Saya merasa takut jika teman dekat saya tidak mau menemani saya kemanapun 29. Ketika saya berada dekat dengan teman-teman, saya tidak merasa takut ditolak oleh teman-teman 30. Saya merasa orang lain ingin memiliki hubungan yang akrab dengan saya 31. Ketika teman-teman tidak menerima saya, saya tidak merasa khawatir 32. Saya mudah mencari teman yang baru saya kenal 33. Saya merasa mudah untuk bergabung dengan sekelompok orang yang baru saya kenal
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan 34. Berelasi dengan teman baru membuat saya merasa canggung 35. Saya merasa kesulitan untuk bergabung dengan orang yang baru saya kenal 36. Saya ingin memiliki hubungan yang mesra dengan pasangan saya 37. Saya ingin selalu berada dekat dengan pasangan 38. Saya menginginkan hubungan yang intim dengan pasangan saya 39. Mudah bagi saya untuk bersikap romantis dengan pasangan saya 40. Saya cenderung tidak ingin berhubungan mesra dengan pasangan saya 41. Saya tidak merasa khawatir apabila saya sedang jauh dengan pasangan 42. Saya mengalami kesulitan untuk bersikap romantis pada pasangan 43. Saya ingin pasangan saya lebih memperhatikan saya 44. Saya ingin pasangan saya mencintai saya 45. Saya menyukai hubungan yang dekat secara emosi dengan pasangan saya 46. Ketika pasangan saya memperhatikan saya, saya merasa
STS
TS
ATS
AS
S
159
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
160
SS
terancam 47. Saya cenderung tidak ingin dicintai secara berlebihan dengan pasangan saya 48. Saya lebih senang mengerjakan pekerjaan kantor sendirian karena saya sulit mempercayai kemampuan teman saya 49. Ketika berelasi dengan teman-teman, saya merasa tidak pantas diterima oleh teman-teman 50. Tidak bergantung pada teman merupakan hal yang penting 51. Saya merasa kesulitan untuk bergantung pada orang lain 52. Ketika bergantung dengan teman, saya tidak merasa khawatir 53. Bergantung dengan teman merupakan hal yang mudah bagi saya 54. Saya merasa nyaman apabila pasangan saya tidak berada dekat dengan saya 55. Menjalin hubungan akrab dengan teman-teman akan membuat saya cemas Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Pernyataan
56. Saya nyaman mempunyai relasi yang akrab dengan teman 57. Berelasi akrab dengan teman-teman membuat saya merasa senang 58. Kepercayaan saya pada pasangan saya rendah 59. Saya merasa kesulitan untuk percaya dengan teman-teman 60. Saya mudah untuk percaya pada orang lain 61. Menurut saya, teman-teman saya dapat menjaga rahasia saya 62. Saya tidak mudah untuk bercerita masalah saya dengan teman 63. Saya merasa kesulitan untuk menceritakan masa lalu saya pada pasangan 64. Saya jarang bercerita tentang masa lalu pada teman-teman saya 65. Ketika saya memiliki masalah, saya merasa mudah untuk bercerita pada teman saya 66. Masalah yang saya hadapi, saya selalu ceritakan pada pasangan saya 67. Saya merasa senang menceritakan perasaan saya yang sebenarnya pada pasangan
STS
TS
ATS
AS
S
161
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan 68. Saya tidak merasa khawatir apabila
STS
TS
ATS
AS
S
162
SS
saya mendapat tugas ke luar kota 69. Saya tidak cemas apabila saya sedang tidak bersama pasangan saya 70. Jika saya mendapat tugas ke luar kota, saya merasa cemas 71. Saya merasa khawatir apabila hasil pekerjaan saya tidak sebaik temanteman saya 72. Orang lain lebih baik daripada saya 73. Saya merasa hasil dari pekerjaan saya selalu lebih baik dari temanteman saya 74. Saya terkadang merasa takut apabila pasangan saya tidak benar-benar mencintai saya 75. Saya cemas jika orang yang baru saya kenal mendekati saya 76. Teman-teman tidak pernah ada buat saya saat saya membutuhkan mereka 77. Saya takut ditolak oleh teman-teman 78. Saya senang bahwa pasangan saya benar-benar mencintai saya 79. Saya tidak takut jika teman saya tidak mau menerima saya 80. Saya sulit untuk sepenuhnya mempercayai orang lain
Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No.
Pernyataan
STS
TS
ATS
AS
S
163
SS
81. Saya tidak menceritakan masalah yang sedang terjadi pada pasangan
Periksa kembali jawaban Anda. Pastikan tidak ada yang terlewatkan Silahkan ke halaman selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
KUESIONER B PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang Anda rasakan dan Anda alami dalam kehidupan berkeluarga dan bekerja. Anda hanya diminta untuk memberikan persetujuan Anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili keadaan atau kondisi yang anda alami. Enam pilihan jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut : Kolom SS
: Bila Anda “Sangat Setuju” dengan pernyataan
Kolom S
: Bila Anda “Setuju” dengan pernyataan
Kolom AS
: Bila Anda “Agak setuju” dengan pernyataan
Kolom ATS : Bila Anda “Agak Tidak Setuju” dengan pernyataan Kolom TS
: Bila Anda “Tidak Setuju” dengan pernyataan
Kolom STS : Bila Anda “Sangat Tidak Setuju” dengan pernyataan
Dalam kuesioner ini tidak ada jawaban benar atau salah. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan, oleh sebab itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri Anda terhadap pernyataan yang disajikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
Berikut contoh menjawab pernyataan : No. 1.
Pernyataan Saya
adalah
orang
yang
SS
S
AS
ATS
TS
STS
menyukai X
keramaian
Ketika Anda keliru dalam memilih jawaban dan memberi tanda silang (X), maka Anda dapat mengganti jawaban dengan cara memberi tanda sama dengan pada jawaban yang keliru. Kemudian Anda dapat memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang lebih sesuai.
Contoh koreksi : No. 1.
Pernyataan Saya
adalah
orang
yang
SS
S
AS
ATS
TS
menyukai X
keramaian
--- Selamat Mengerjakan ---
X
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
Pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan. Selamat mengerjakan !
No. Pernyataan 1. Saya memandang diri saya sebagai istri yang bertanggung jawab 2.
Saya merasa bangga dengan pekerjaan yang telah saya capai saat ini
3.
Terkadang, saya merasa lebih berhasil daripada orang lain
4.
Ketika melihat kehidupan orang lain, saya tidak merasa iri
5.
Sejauh ini, saya merasa kecewa dengan pekerjaan yang saya miliki
6.
Saya iri terhadap kebanyakan orang atas kehidupan yang mereka jalani
7.
Ketika saya melihat cerita kehidupan yang saya miliki, saya senang dengan bagaimana peristiwaperistiwa yang telah terjadi
8.
Ketika membandingkan diri sendiri dengan teman, saya merasa puas dengan diri saya
9.
Dalam kehidupan berumah tangga, saya memiliki kekurangan tetapi saya terima apa adanya diri saya
10. Saya merasa kecewa saat membandingkan diri sendiri dengan orang lain 11. Ada pengalaman hidup yang sampai saat ini membuat saya marah jika
STS
TS
ATS
AS
S
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan mengingatnya
STS
TS
ATS
AS
S
167
SS
12. Setiap orang memiliki kelemahan masing-masing, tetapi saya merasa memiliki lebih banyak kelemahan dibandingkan orang lain 13. Saya merasa puas atas peristiwa yang telah terjadi dalam hidup saya 14. Ada pengalaman masa lalu yang sampai sekarang membuat saya merasa bangga apabila mengingatnya 15. Saya memiliki perasaan kecewa tentang bagaimana saya menjalani hidup 16. Ketika teman-teman mempunyai pendapat tentang diri saya, saya merasa baik-baik saja 17. Saya menilai diri berdasarkan apa yang saya anggap penting, bukan berdasarkan nilai-nilai yang orang lain anggap penting 18. Ketika saya membuat pilihan-pilihan dalam hidup, saya cenderung tidak merasa khawatir dengan penilaian teman-teman 19. Saya khawatir tentang bagaimana teman-teman mengevaluasi pilihanpilihan yang telah saya buat dalam hidup Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan 20. Saya selalu berpegang teguh pada pendapat saya sendiri 21. Keputusan saya biasanya tidak dipengaruhi oleh apa yang dilakukan teman-teman 22. Ketika menyampaikan opini mengenai hal-hal yang kontroversial, saya cenderung tidak mengalami kesulitan 23. Ketika memutuskan sesuatu, saya cenderung mengikuti pendapat atau suara yang terbanyak 24. Saya tidak takut mengemukakan pendapat saya, bahkan jika bertentangan dengan pendapat orang banyak 25. Saya cenderung dipengaruhi oleh pendapat orang lain yang lebih tahu 26. Ketika menyampaikan pendapat yang bertentangan dengan orang lain, saya cenderung merasa takut 27. Saya mudah dalam mempertahankan hubungan yang akrab dengan temanteman 28. Saya menikmati percakapan personal dan timbal balik dengan anggota keluarga maupun dengan temanteman saya 29. Saya merasa senang menjalin hubungan persahabatan dengan
STS
TS
ATS
AS
S
168
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan teman-teman
STS
TS
ATS
AS
S
169
SS
30. Saya senang memiliki hubungan yang romantis dengan pasangan 31. Dalam mempertahankan hubungan yang akrab dengan orang lain, saya mengalami kesulitan dan membuat saya frustasi 32. Ketika melakukan percakapan personal dengan keluarga dan teman, saya cenderung kurang menikmatinya 33. Dalam menjalin hubungan dengan pasangan, saya kurang menyukai perlakuan yang romantis. 34. Penting bagi saya untuk menjadi seorang pendengar yang baik ketika teman dekat saya menceritakan masalah-masalah mereka 35. Ketika pasangan mengalami kesulitan, saya akan bersedia meluangkan waktu saya 36. Saya dan teman-teman hanya peduli dengan masalah masing-masing 37. Saya memiliki teman yang lebih banyak dibandingkan dengan orang lain 38. Saya mempunyai teman ketika saya membutuhkannya untuk mendengarkan masalah saya Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan 39. Saya selalu terbuka ketika berbicara dengan pasangan 40. Ketika saya butuh untuk bercerita, saya tidak memiliki teman yang mendengarkan masalah saya 41. Saya tidak bisa mempercayai temanteman dan teman-teman saya tidak mempercayai dengan saya 42. Jika di lingkungan tempat bekerja saya sedang terjadi masalah, saya berusaha untuk menyelesaikan 43. Seringkali, saya merasa kesepian karena hanya memiliki sedikit teman dekat yang bisa saya jadikan teman untuk berbagi masalah 44. Saya merasa mampu mengatur lingkungan tempat tinggal saya 45. Saya merasa dapat mengatur tanggung jawab sehari-hari baik sebagai ibu maupun karyawan 46. Jika lingkungan tempat bekerja tidak mendukung, saya cenderung kurang dapat bertahan lama di tempat tersebut 47. Ketika lingkungan tempat tinggal kurang sesuai dengan harapan saya, saya tidak mengubahnya 48. Dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak mudah menyerah dengan tuntutan sebagai ibu rumah tangga
STS
TS
ATS
AS
S
170
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan sekaligus sebagai karyawan
STS
TS
ATS
AS
S
171
SS
49. Saya cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggal saya 50. Dalam kehidupan sehari-hari, saya merasa tidak mampu menyelesaikan pekerjaan rumah dan kantor dengan baik 51. Tuntutan dalam kehidupan seharihari sering membuat saya menyerah 52. Dalam kehidupan bermasyarakat, saya merasa dapat bekerja dengan orang yang baru saya kenal 53. Saya merasa bahwa lingkungan tempat tinggal saya sudah sesuai dengan diri saya sendiri 54. Lingkungan tempat tinggal saya belum sesuai dengan harapan saya 55. Saya merasa belum berada di lingkungan tempat tinggal yang sesuai dengan diri saya 56. Ketika saya menjalani hidup, saya selalu memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya 57. Saya senang menyusun rencana bagi masa depan dan berusaha untuk merealisasikannya 58. Saya menyadari bahwa hidup saya saat ini akan berpengaruh pada hidup saya di masa depan Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan 59. Saya menjalani hidup hari demi hari dan tidak terlalu memikirkan masa depan 60. Saya tidak pernah menyusun dan memikirkan masa depan 61. Saya cenderung tidak memikirkan hidup saya di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang 62. Tujuan-tujuan yang saya miliki dalam hidup telah menjadi sumber kepuasan bagi diri saya 63. Saya selalu menetapkan tujuantujuan hidup dan saya merasa itu sangat bermanfaat 64. Dalam kehidupan sehari-hari, saya selalu membuat jadwal kegiatan 65. Masa lalu yang saya miliki mempunyai makna tersendiri 66. Dulu, saya menetapkan tujuan-tujuan bagi diri saya, tetapi sekarang hal tersebut tampak sia-sia 67. Ketika saya memikirkan apa yang telah saya lakukan di masa lalu dan apa yang saya harapkan terjadi di masa depan, saya merasa tidak puas 68. Saya jarang membuat jadwal untuk kegiatan yang akan saya lakukan 69. Saya mencoba untuk melakukan perbaikan dalam hidup saya 70. Perbaikan dalam hidup akan
STS
TS
ATS
AS
S
172
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No.
Pernyataan membuat saya sulit melangkah
STS
TS
ATS
AS
S
173
SS
dengan lebih cepat 71. Saya adalah tipe orang yang suka untuk mencoba hal-hal baru 72. Saya menikmati berada dalam situasi baru yang mengharuskan saya mengubah kebiasan lama dalam bertindak 73. Saya senang mencoba tantangantantangan yang baru 74. Bagi saya pengalaman baru tentang hidup tidaklah penting 75. Saya merasa mampu mengatur waktu dengan baik sehingga bisa menyelesaikan segala sesuatu dengan baik 76. Ada hal yang dapat saya kendalikan saat bekerja 77. Saya merasa tidak mampu untuk melakukan sesuatu dengan kemampuan saya sendiri 78. Saya merasa tidak mampu mengatur waktu dengan baik sehingga tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik 79. Dengan berjalannya waktu, saya merasa bahwa saya telah banyak berkembang sebagai seorang pribadi Lanjutkan ke halaman berikutnya...
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. Pernyataan 80. Saya senang bahwa pandangan saya
STS
TS
ATS
AS
telah berubah dan semakin matang seiring tahun berganti 81. Saya tidak pernah menyerah untuk melakukan perubahan besar dalam hidup saya 82. Saya merasa belum menjadi pribadi yang kuat karena tidak mendapatkan pencerahan tentang hidup 83. Ketika tahun berganti, saya tidak senang apabila pandangan hidup saya mulai berubah 84. Saya selalu berusaha melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
Selesai. Periksalah kembali jawaban Anda Jangan sampai ada yang terlewatkan atau kosong Terimakasih untuk partisipasinya ☺
S
174
SS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 175
Lampiran 4: Uji Asumsi
A. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KA N Normal
Mean a
KP
PWB
80
80
80
112.02
97.95
378.16
8.068
8.923
29.376
Parameters
Std. Deviation
Most Extreme
Absolute
.079
.077
.086
Differences
Positive
.079
.046
.086
Negative
-.068
-.077
-.080
Kolmogorov-Smirnov Z
.703
.691
.773
Asymp. Sig. (2-tailed)
.707
.726
.589
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 176
B. Uji Linearitas 1. Uji Linearitas Pola Kelekatan secure dengan Kesejahteraan Psikologis
ANOVA Table Sum of Squares PWB * KA
Between Groups
df
Mean Square
F
Sig.
(Combined)
38916.523
29
1341.949
2.293
.005
Linearity
23671.937
1
23671.937
40.456
.000
Deviation from Linearity
15244.586
28
544.449
.930
.572
Within Groups
29256.364
50
585.127
Total
68172.888
79
2. Uji Linearitas Pola Kelekatan preoccupied dengan Kesejahteraan Psikologis ANOVA Table Sum of Squares PWB * KP
Between Groups
(Combined)
df
Mean Square
F
Sig.
38678.847
30
1289.295
2.142
.009
4803.517
1
4803.517
7.980
.007
33875.330
29
1168.115
1.941
.020
Within Groups
29494.040
49
601.919
Total
68172.888
79
Linearity Deviation from Linearity
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 177
Lampiran 5: Uji Hipotesis Analisis Korelasi Pearson Product Moment 1. Pola Kelekatan secure dengan Kesejahteraan Psikologis Correlations kesejahteraan secure secure
_psikologis
Pearson Correlation
1
.589
Sig. (1-tailed)
.000
N kesejahteraan_psikologis
**
Pearson Correlation
80
80
**
1
.589
Sig. (1-tailed)
.000
N
80
80
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
2. Pola Kelekatan preoccupied dengan Kesejahteraan Psikologis
Correlations kesejahteraan preoccupied preoccupied
Pearson Correlation
_psikologis
1
Sig. (1-tailed) N kesejahteraan_psikologis
Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
-.342
**
.001 80
80
**
1
-.342
.001 80
80