PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: Florentina Ristri NIM : 051324004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: Florentina Ristri NIM : 051324004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang setiap saat selalu bersamaku
Kedua orang tuaku tercinta Papa Paulus Surisdi dan Alm. Mama M.G. Sri Danik terima kasih atas doa dan kasih sayang selama ini
Kedua kakakku tersayang L.Andhika Ristri dan Movia Ristri serta Yohanes Sigit Untoro dan keponakanku tercinta Albertus Aston Viansi. Makasi ya doanya…
My Guardian angel Stephanus Andi Hermantyo
Semua saudara dan teman-temanku yang turut mendukung dan mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Menyia-nyiakan waktu setiap hari adalah pemborosan hidup, bekerja penuh semangat dan menjadi orang yang berguna adalah membangun kehidupan kita sendiri (Edmund Burke)
Apa rahasia terbesar dalam hidup ini? Melewati hari ini dengan penuh makna. Makna tentang cinta, ilmu dan iman. Dengan cinta hidup menjadi indah. Dengan ilmu hidup menjadi mudah. Dan dengan iman hidup menjadi terarah (Will Rogers)
Manusia yang berakal ialah manusia yang suka menerima dan meminta nasihat-Nya ( Samuel Johnson)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 04 Agustus 2010 Penulis
Florentina Ristri
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama :Florentina Ristri NIM
:051324004
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “ FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya: Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 04 Agustus 2010 Yang menyatakan,
Florentina Ristri vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007
Florentina Ristri NIM 051324004 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat produksi minyak mentah sawit terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, mengetahui pengaruh konsumsi minyak mentah sawit terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, mengetahui pengaruh harga nasional terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, dan mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia. Sumber data merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari Departemen Pertanian, Direktorat Jendral Perkebunan, Badan Pusat Statistik serta literature lain yang mendukung. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Nilai koefisien (R²) diperoleh hasil sebesar 0,991, yang menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 99,1%, sedangkan sisanya 0,9% dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis regresi linier berganda menyatakan bahwa variabel independen yaitu produksi minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, konsumsi minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia, harga minyak mentah sawit mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia dan nilai tukar rupiah mempengaruhi minyak mentah sawit di Indonesia. Dari penelitian ini penulis menyarankan pemerintah hendaknya perlu meningkatkan produksi secara ekstensifikasi dan intensifikasi serta mendirikan pabrik pengolahan minyak mentah sawit, pemerintah hendaknya mampu memenuhi konsumsi dalam negeri terlebih dulu dan pengembangan minyak mentah sawit lebih diarahkan pada upaya menekan harga sehingga harga jual dapat terus meningkat. viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE INFLUENCING FACTORS ON THE INDONESIAN CRUDE PALM OIL EXPORT VOLUME DURING 1995 - 2007
Florentina Ristri NIM 051324004 Sanata Dharma University Yogyakarta 2010
The purposes of the research are to detect: (1) the influence of crude oil production (CPO) level on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (2) the influence of CPO consumption on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (3) the influence of domestic / national price on the Indonesia’s crude palm oil export volume; (4) and to know the influence of the Indonesian currency exchange rate on the Indonesia’s crude palm oil export volume. The data were collected from various secondary sources. Among others were the Agricultural Departments, the Directorate General of Plantation, Statistics Central Bureau, as well as other supporting literatures. The research is a descriptive -and quantitative research. Technique of analyzing the data was double linear regression. The coefficient value was 0.991, which indicated that the independent variables influence the dependent variables as high as 99.1 %, whereas 0,9 % was influenced by other factors which were not included in this research. The conclusions of the analysis by double linear regression were that the independent variables, the CPO production influenced the CPO export volume of Indonesia. The CPO consumption influenced the CPO export volume of Indonesia. The price of CPO also influenced the CPO export volume of Indonesia, and the Indonesian currency exchange rate had an influence on the CPO export volume of Indonesia. Based on the result of the research, the writer proposes that the government should encourage and increase the production of crude palm oil extensively as well as intensively. The government should be able to fulfill the domestic consumer’s need. The development of crude palm oil industry should be directed to pressure the price in order to increase the sales. ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat, rahmat dan kekuatan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007“ dengan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung penulisan skripsi ini, terutama kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim M. Ed., Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Bapak Yohanes Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan juga sebagai dosen pembimbing II serta selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2005 yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Indra Darmawan S. E., M. Si., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing dan membantu sampai terselesaikannya skripsi ini.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Bapak Y.M.V. Mudayen S. Pd., yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si., selaku pembimbing abstrak dalam bahasa Inggris. 6. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto dan Ibu Dra. C. Wigati Retno Astuti selaku dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi. 7. Mbak Titin, Mbak Aris dan Pak Wawik yang telah membantu penulis dalam mengurus masalah administrasi selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. 8. Mama tercinta Alm. Maria Goretti Sri Danik yang telah berpulang kepada-Nya, Papa tercinta Paulus Surisdi yang dengan penuh kasih dan kesabaran membesarkan, mendidik, membiayai, mengarahkan dan selalu mendoakan dalam setiap perjalanan hidupku. 9. Kedua mbakku tercinta Laurentia Andhika Ristri dan Movia Ristri serta kakak iparku Sigit Untoro dan keponakanku Albertus Aston Viansi yang telah membantu doa dan memberi semangat sehingga skripsi dapat terselesaikan. 10. Keluarga besar Papa Paulus Surisdi di Semarang dan Keluarga besar Alm. Mama Maria Goretti Sri Danik di Sleman Yogyakarta terima kasih atas doanya.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Stephanus Andi Hermantyo my guardian angel yang telah sabar dan memberikan waktu luangnya kepada penulis.( I will love you forever my dear ). 12. Trinity Net dan Aman group ( Firdaus selaku manager Trinity Net, Nana gembul, Mbok de Nyamtie, Omi, Agnes, Mba Joe, Adi Andreas, Bajuz Kresna, Widi Oi Oi, Januar Dwi Prasetyo, Weli brekele, Wahyu, Aris Romanz, Maz Nael, MAs Hendri, Rina-Rini.) 13. Sahabat dan teman-temanku seperjuangan program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2005 ( Primadesta laraningtyas jati, meri wakerkwa, Kiki sugiyanti, Brigitta tidora, Yoani rinda perdani, Katarina sri handayani, Josephin dian dwi martanti, Veronika andriati, Berlia trio listyawati,
Dwi
martanti,
Nian
putriana,
Ika
kurniawati,
Lelly
sestyaningrum, Kurnia martikasari, Lesti wulandari, Ludovina maria, Rinto cahyadi, Antonius sudibyo, Ignatius kurniawan, Hendrikus prastoko adi. Andreas rahardjo, Ari dwidadi ) terima kasih bantuan, doa, dukungan dan kebersamaan kalian selama ini. 14. Mbak Isnani, mas Hendra, mas Koko,dan mas Dika program studi Pendidikan Ekonomi Angkatan 2003
yang turut membantu penulisan
skripsi ini. 15. Keluarga besar Essensi Band Yogyakarta ( Mas Wikan, Mas Tatan, Mas Ferdi, Mas Andi, Mas Reza, Mas Timi, serta dik Cathy dan mba Intan).
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Rahasia dalam hidup adalah jika kita lebih memaknai hal-hal yang telah kita lalui termasuk dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan atau kekurangan dalam penulisan skrpsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Yogyakarta, 04 Agustus 2010 Penulis,
Florentina Ristri
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................
iv
MOTTO.................................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................................
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI……………………………………. vii ABSTRAK……………………………………………………………………........ viii ABSTRACT.............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. x DAFTAR ISI………………………………………………………………………. xiv DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xvii DAFTAR BAGAN……………………………………………………………........ xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Rumusan Masalah
8
C. Batasan Masalah
8
D. Tujuan Penelitian
9
E. Manfaat Penelitian
9
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Sejarah Crude Palm Oil
11
B. Perkembangan Perkebunan Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia
13
C. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Ekspor CPO di Indonesia
14
1. Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO
15
2. Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO
17
3. Harga Minyak Mentah Sawit atau CPO
18
4. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As
20
D. Penelitian Terdahulu
24
E. Kerangka Berpikir
25
F. Hipotesis
27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
28
B. Jenis Data dan Sumber Data
28
C. Waktu Penelitian
30
D. Variable Penelitian
30
E. Teknik Analisis Data
31
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data
43
1. Pengujian Prasayarat Regresi
43
a) Pengujian Normalitas
43
b) Pengujian Linieritas
46 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Pengujian Asumsi Klasik
47
a) Uji Multikolinieritas
47
b) Uji Heterokedastisitas
49
c) Uji Autokorelasi
51 51
3. Pengujian Statistik a) Uji F
52
b) Uji t
53
c) Uji R²
58
B. Pembahasan
58
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
70
B. Saran-Saran
71
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.1
Potensi Peremajaan Kelapa Sawit
3
Tabel IV.1 Deskriptif Statistik
43
Tabel IV.2 Hasil Uji Normalitas
43
Tabel IV.3 Hasil Uji Linieritas
46
Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinieritas
47
Tabel IV.5 Hasil Uji Heterokedastisitas
49
Tabel IV.6 Hasil Autokorelasi
51
Tabel IV.7 Hasil Uji F
52
Tabel IV.8 Hasil Uji t
53
Tabel IV.9 Hasil Uji R²
58
Tabel IV.10 Negara-negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia
58
Tabel IV.11 Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO
63
Tabel IV.12 Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO
65
Tabel IV.13 Harga Minyak Mentah Sawit atau CPO
67
Tabel IV.14 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As
68
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN
26
Bagan 1 Bagan Kerangka Berpikir
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga kerja dan sumber daya alam (SDA) yang melimpah sebagai sumber tanaman pangan dan sebagai komoditas ekspor. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki kesuburan lahan perkebunan yang dapat ditanami berbagai macam hasil pertanian, seperti cengkeh, karet, kayu, kopi, teh, kelapa sawit dan coklat. Hasil perkebunan tersebut kemudian di ekspor ke luar negeri dan menjadi andalan ekspor Indonesia, hasil ekspor digunakan sebagai sarana pembangunan untuk perekonomian bangsa dan sebagai sumber devisa negara. Perkebunan merupakan salah satu sub sektor yang mempunyai peranan
penting
dalam
pembangunan
nasional
terutama
dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat, penerimaan devisa negara melalui ekspor, penyediaan lapangan kerja, penyedia bahan baku untuk sektor industri, pemenuhan kebutuhan akan konsumsi dalam negeri, serta perolehan nilai tambah dan optimalisasi pengelolaan sumber daya alam ( Ditjenbun, 2007). Hasil kontribusi sektor perkebunan terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto yaitu sebesar 2,12% di tahun 2005
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
atau merupakan urutan ketiga setelah sektor pertanian dan perikanan ( BPS, 2005 ). Hasil perkebunan yang di ekspor ke luar negeri dan menjadi andalan ekspor Indonesia, salah satunya yaitu kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara di luar minyak dan gas. Indonesia merupakan negara produsen kelapa sawit terbesar kedua setelah Malaysia dengan total produksi 9,9 juta ton pada tahun 2003, dan negara eksportir kedua setelah Malaysia. Namun Indonesia tidak kalah begitu saja dari Malaysia karena kelapa sawit di Indonesia memberikan kontribusi sebesar US$ 2,6 milyar atau 4,3 % dari total ekspor seluruhnya yang mencapai US$ 61 milyar. Ekspor Indonesia pada 1995 sampai 2004 tumbuh berkalikali lipat dari 1,856 juta ton pada 1995 menjadi 8,05 juta ton pada 2004. Pada 1995 pangsa pasar ekspor Crude Palm Oil (CPO) Indonesia Sekitar 18,2% dari total ekspor CPO dunia yang mencapai 10,194 juta ton. Nilai ekspor ini mengalami kenaikan pada tahun 2002 sebesar 2,35 milyar (4,11 % dari total nilai ekspor seluruhnya), sedangkan nilai ekspor Indonesia pada tahun 2001 mencapai US$ 1,23 milyar atau 2,18 % dari total ekspor seluruhnya (Statistik ekonomi dan Keuangan Indonesia, Mei 2004). Crude Palm Oil (CPO) adalah salah satu produk agribisnis Indonesia. Sebagai produk tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi Indonesia, crude palm oil (CPO) memiliki prospek yang bagus dibanding industri non migas lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
Devisa non migas selain crude palm oil (CPO) yaitu minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak jagung. Cerahnya prospek komoditi crude palm oil (CPO) dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ( BPS, 2005). Luas areal mengalami perkembangan seluas 105.808 dari tahun 1967 dan pada tahun 1997 meluas menjadi 2,5 juta hektar, pertumbuhan pesat terjadi dari kurun waktu 1990-1997 dimana terjadi penambahan areal tanam rata-rata 200.000 hektar tiap tahunnya. Areal penambahan kelapa sawit di Indonesia konsentrasi dalam 5 propinsi diantarannya Sumatera Utara, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Aceh. Tahun 1997 dari luas areal tanam 2,5 juta hektar propinsi Sumatera Utara dan Riau memberi kontribusi 44%, yakni masing-masing Sumatera Utara 23,24% (584.746 hektar), Riau memberi kontribusi 20,70%( 522.434 hektar), sedangkan Kalimantan Barat, Sumsel, Jambi dan Aceh memberi kontribusi 7% hingga 9,8% dan propinsi lainnya 1% hingga 5% (Ditjenbun, 1995). Tabel 1.1 Potensi Peremajaan Kelapa Sawit di Beberapa Propinsi: Propinsi Sumatera Utara Riau Sumatera Selatan Kalimantan Barat Aceh Lainnya
Pangsa (%) 23,24 20,70 12,6 7 8,0 10,1
Areal Peremajaan (ha) 6644-16609 5144-12860 2520-6300 2080-5200 1600-4000 2013-5031
Sumber: Ditjenbun, 1995
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Hasil produksi terutama crude palm oil (CPO) di Indonesia mencapai 16,8 juta ton/tahun atau meningkat 4% dari tahun 2006. CPO atau minyak mentah sawit merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia karena harganya yang relatif tinggi bila diekspor yaitu sebesar US $ 870/ton atau naik sekitar 14 % dari bulan Mei 2006 (Kompas, 2006). Kenaikan harga ini sejalan dengan meningkatnya permintaan CPO di luar negeri yang dikarenakan crude palm oil (CPO) dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri berbahan dasar CPO seperti minyak goreng, margarin, minyak makan merah, susu kental manis, es krim, sabun, bahan baku mentega, kosmetik, pasta gigi, sampai pencampur cokelat. Pada industri margarine, crude palm oil (CPO) memberi kontribusi sebesar 37%, industri untuk minyak goreng 51%, oleochemical 8%, industri sabun mandi 3% dan sabun cuci 1%. (Harian Sinar Harapan, 2003). Komoditas crude palm oil (CPO) telah memberikan sumbangan pada pendapatan negara dari sektor non migas US$7,87 milyar atau 8,54% dari pangsa pendapatan nasional. Saat ini jumlah dan nilai ekspor CPO Indonesia mencapai 60% dari total perdagangan CPO dunia. Potensi produksinya juga sangat mendukung dengan adanya penambahan luas areal kebun kelapa sawit yang mencapai 5 juta hektar atau melonjak 87% dalam 20 tahun terakhir (Viva News, 21 Juli 2009).
Selain mengandalkan pasar domestik atau produksi di dalam negeri, pasar ekspor ke luar negeri juga merupakan pasar utama CPO di Indonesia. Secara keseluruhan 12 negara produsen CPO dunia pada satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
dekade terakhir mengalami pertumbuhan. Dalam satu dekade tersebut produksi CPO dunia naik 1,97 kali lipat. Pada tahun 1995 produksi CPO hanya 4,2 juta ton per tahun, di tahun 2005 berlipat hampir tiga kali menjadi 11,4 juta ton.Hal itu pertanda baik bagi industri CPO secara nasional, Selain, Malaysia dan Indonesia, sepuluh negara produsen CPO yang tumbuh produksinya adalah Nigeria, Kolombia, Thailand, Papua Nugini, Ekuador, Kosta Rika, Honduras, Brazil, Venezuela, dan Guatemala. Namun dari sejumlah negara produsen CPO tersebut, hanya lima negara yang menjadi eksportir CPO yaitu Malaysia, Indonesia, Papua Nugini, Cote d`Ivore, dan Kolombia. Pertumbuhan ekspor Indonesia juga paling besar dibandingkan Malaysia meskipun Malaysia tetap menjadi eksportir CPO terbesar di dunia yang ekspornya pada 2004 mencapai 12,575 juta ton atau sekitar 53,7% dari total ekspor negara produsen CPO dunia ( Bisnis Indonesia, 2005). Ekspor CPO Indonesia pada dekade terakhir meningkat dengan laju antara 7-8% per tahun. Di samping dipengaruhi oleh harga di pasar internasional dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor ( Ditjenbun, 2002 ).Dengan asumsi tingkat pajak ekspor adalah masih di bawah 5%, maka ekspor CPO Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan laju 4-8% per tahun pada periode 2000-2010. Pada periode 2000-2005, volume ekspor akan tumbuh dengan laju 5%-8% per tahun sehingga volume ekspor pada periode tersebut sekitar 5.4 juta ton. Pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
periode 2005-2010, volume ekspor meningkat dengan laju 4%-5% per tahun yang membuat volume ekspor menjadi 6.79 juta ton pada tahun 2010.( Food and Agriculture Organization, 2001 ). Pada tahun 1980 sampai dengan pertengahan 1990, industri minyak mentah sawit (CPO) berkembang dengan pesat, diantarannya areal meningkat 11% per tahun, produksi juga meningkat 9,4% per tahun, konsumsi 10% sampai 13% per tahun, konsumsi domestik dan ekspor crude palm oil (CPO) mengalami peningkatan dengan laju masing-masing 10% dan 13% per tahun (Ditjenbun, 2003). Faktor yang mempengaruhi ekspor crude palm oil (CPO) lainnya yaitu faktor harga dan nilai tukar rupiah. Harga CPO mengalami peningkatan dan penurunan harga yang berfluktuasi, dimana pada tahun 2004 CPO atau minyak mentah sawit mencapai 471,33, tahun 2005 menurun menjadi 422,08, tahun 2006 meningkat menjadi 469,75 pada bulan juli 2006 ( oil. World ), sedangkan harga CPO dalam negri selama dua pekan terakhir mulai naik dari Rp 4.100 menjadi Rp 5.053 per kilogram ( Kompas, 2008 ). Seperti kebanyakan harga produk primer pertanian, harga CPO relatif sulit untuk diprediksi dengan akurasi yang tinggi. Harga cenderung fluktuatif dengan dinamika perubahan yang cepat. Dengan kesulitan tersebut, maka harga yang dilakukan lebih pada menduga kisaran harga untuk periode 2000-2005. Jika tidak ada stok dalam perdagangan dan produksi, maka harga CPO di pasar internasional pada periode tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
diperkirakan lebih tinggi bila dibandingkan dengan situasi harga tahun 2001 yang dengan rata-rata sekitar US$ 265/ton. Di samping itu, mulai menurunnya stok pada periode menjelang 2005 juga mendukung perkiraan tersebut. Dengan argumen tersebut, harga CPO sampai dengan 2005 diperkirakan akan berfluktuasi sekitar US$ 350-450/ton (Susila dan Supriono, 2001). Nilai tukar rupiah juga dapat mempengaruhi ekspor crude palm oil (CPO). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini menjadi Rp 10.500 per dolar AS. Namun dalam jangka pendek, nilai tukar rupiah tidak berpengaruh pada ekspor CPO karena harga crude palm oi (CPO) di pasar internasional mengalami peningkatan, sehingga dengan meningkatnya harga CPO di pasar internasional dapat meningkatkan nilai tukar rupiah yang nantinya akan menurunkan nilai ekspor karena harga crude palm oil (CPO) ditetapkan dalam mata uang dolar ( Harian Analisa, 5 Mei 2009 ). Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti sangat termotivasi untuk mengadakan pengkajian lebih dalam mengenai “FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA TAHUN 1995-2007".
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
A. Rumusan Masalah Melihat latar belakang masalah di atas maka pokok masalah yang akan dibahas adalah : 1. Bagaimana perkembangan volume ekspor CPO di Indonesia tahun 1995-2007 ? 2. Bagaimana pengaruh produksi CPO di Indonesia terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ? 3. Apakah konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007? 4. Apakah harga CPO di Indonesia mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ? 5. Apakah nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi volume ekspor CPO tahun 1995-2007 ?
B. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, dibatasi dalam produksi CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO, perkembangan volume ekspor di Indonesia tahun1995-2007, tingkat konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi kuantitas ekspor CPO tahun1997-2007 harga CPO berpengaruh terhadap ekspor CPO, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mempengaruhi ekspor CPO dari tahun 1995-2007.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan volume ekspor CPO di Indonesia tahun 1995-2007. 2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat produksi di Indonesia terhadap volume ekspor tahun 1995-2007. 3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi di Indonesia terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007. 4. Untuk mengetahui pengaruh harga CPO internasional terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007. 5. Untuk mengetahui pengaruh nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap volume ekspor CPO tahun 1995-2007.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cukup bagi pihak-pihak antara lain: 1. Bagi Pemerintah Untuk dapat memberikan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakannya mengenai ekspor CPO, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian dan perkembangan CPO di Indonesia dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
2. Bagi Peneliti Dapat sebagai aplikasi penulisan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan mengenai ekspor CPO di Indonesia. 3. Bagi Mahasiswa Sanata Dharma Penelitian ini semoga dapat menambah informasi serta dapat sebagai bahan diskusi oleh beberapa pihak untuk pengkajian lebih lanjut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sejarah Crude Palm Oil (CPO) Kelapa sawit merupakan suatu komoditas yang unik dipandang dari segi proses yang harus ditempuh oleh komoditi ini sebelum kelapa sawit mampu memperoleh tempat dalam perdagangan internasional sebagai komoditi yang penting (Soetrisno, Loekman, 1991). Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintahan colonial Belanda. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa oleh Mauritius dan Amsterdam dan ditanam di kebun Raya Bogor. Benihnya dari Bogor ini kemudian ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hiasan di Deli, Sumatera pada dekad 1870-an dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor pada tahun 1911-1912. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 hektar. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke negara Eropa kemudian pada tahun 1923 mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan
Belanda
perkebunan
kelapa
sawit
mengalami
peningkatan namun kenajuannya tidak diikuti dengan peningkatan
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
perekonomian
nasional,
hasil
tersebut
hanya
meningkatkan
perekonomian asing termasuk Belanda. Memasuki pendudukan Jepang perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran, lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16 % dari total yang luas yang ada. Pada tahun 1940 Indonesia hanya
mengekspor
250.000
ton
minyak
sawit,
pada
masa
pemerintahan orde baru pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai sektor devisa negara, pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan terutama perkebunan untuk rakyat. Melalui berbagai upaya pengembangan, baik
yang
dilakukan
oleh
perkebunan
besar,
proyek-proyek
pembangunan maupun swadaya masyarakat, perkebunan kelapa sawit telah berkembang sangat pesat. Pada tahun 1968, luas areal yang baru 120 ribu ha menjadi 5.743 ribu ha pada tahun 2003. Selain dari pertumbuhan areal yang cukup besar tersebut, hal lain yang lebih mendasar lagi adalah penyebarannya, yang semula hanya ada pada 3 propinsi saja di Sumatera, tetapi saat ini telah tersebar di 17 propinsi di Indonesia. Sumatera masih memiliki areal terluas di Indonesia, yaitu mencapai 75,98% diikuti Kalimantan dan Sulawesi, masingmasing 20,53% dan 2,81%. Komposisi pengusahaan kelapa sawit juga mengalami perubahan, yaitu dari sebelumnya hanya perkebunan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
besar, tetapi saat ini telah mencakup perkebunan rakyat dan perkebunan swasta.
B. Perkembangan Perkebunan Crude Palm Oil (CPO) di Indonesia Pengembangan agribisnis kelapa sawit merupakan salah satu langkah yang diperlukan sebagai kegiatan pembangunan subsektor perkebunan dalam rangka revitalisasi sektor pertanian. Perkembangan pada berbagai subsistem yang sangat pesat pada agribisnis kelapa sawit sejak menjelang akhir tahun 1970-an menjadi bukti pesatnya perkembangan agribisnis kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai 1.827 ribu ha (34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%), dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha (52,8%). Sumatera mendominasi ketiga jenis pengusahaan, sedangkan Kalimantan dan Sulawesi menjadi lokasi pengembangan perkebunan swasta dan perkebunan rakyat. Ditinjau dari bentuk perusahaannya, perkebunan rakyat (PR) memberi andil produksi CPO sebesar 3.645 ribu ton (37,12%), perkebunan besar negara (PBN) sebesar 1.543 ribu ton (15,7 %), dan perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 4.627 ribu ton (47,13%). Produksi CPO juga menyebar dengan perbandingan 85,55% Sumatera, 11,45% Kalimantan, 2%, Sulawesi, dan 1% wilayah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
lainnya. Produksi tersebut dicapai pada tingkat produktivitas perkebunan rakyat sekitar 2,73 ton CPO/ha, perkebunan negara 3,14 ton CPO/ha, dan perkebunan swasta 2,58 ton CPO/ha (Deptan, 2004). Secara umum dapat dikategorikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, serta produktivitas yang semakin dapat meningkat. Tujuan utama pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah 1) menumbuhkembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan 2) menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya serta industri penunjang (pupuk, obat-obatan) dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produk turunannya. Sedangkan sasaran utamanya adalah 1) peningkatan produktivitas menjadi 15 ton TBS/ha/tahun,
2)
pendapatan
petani
antara
US$
1,500
–
2,000/KK/tahun, dan 3) produksi mencapai 15,3 juta ton CPO dengan alokasi domestik 6 juta ton (Deptan, 2004).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor CPO di Indonesia
Menurut Krugman dan Obstfeld (2004) menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat meningkatkan output dunia karena
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
memungkinkan setiap negara memproduksi sesuatu yang keunggulan komparatifnya
dikuasai.
Suatu
negara
memiliki
keunggulan
komparatif (comparative advantage) dalam memproduksi suatu barang kalau biaya pengorbanannya dalam memproduksi barang tersebut (dalam satuan barang lain) lebih rendah daripada negaranegara lainnya. Ada keterkaitan yang terpisahkan antara konsep keunggulan komparatif dengan perdagangan internasional yaitu perdagangan antara dua negara akan menguntungkan kedua belah pihak jika masing-masing negara memproduksi dan mengekspor produk yang keunggulan komparatifnya ia kuasai. Ekspor minyak mentah sawit (CPO) di Indonesia memberikan pengaruh yang besar bagi perdagangan karena dengaan kondisi ini memberikan gambaran bahwa ekspor minyak mentah sawit (CPO) dipengaruhi oleh hal-hal yang saling berkaitan, hal-hal tersebut antara lain: 1. Produksi Pengertian produksi adalah usaha manusia yang secara langsung maupun tak langsung menghasilkan barang atau jasa supaya lebih berguna untuk memenuhi kebutuhan manusia (Gilarso, 2004:43). Peranan pemerintah dalam proses produksi yaitu untuk menyelenggarakan prasarana produksi, mempengaruhi produksi dengan pajak dan subsidi, mengatur perekonomian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
dengan peraturan, pengawasan serta perizinan, mengawasi jumlah uang yang beredar(melalui Bank Indonesia). Menurut Krugman dan Obstfeld (2004) menjelaskan bahwa setiap negara melakukan perdagangan internasional karena dua alasan utama, yang masing-masing menjadi sumber bagi adanya keuntungan perdagangan (gains from trade) bagi mereka. Alasan pertama negara-negara berdagang adalah karena mereka berbeda satu sama lain. Bangsa-bangsa di dunia ini, sebagaimana halnya individu-individu, selalu berpeluang memperoleh keuntungan dari perbedaan-perbedaan di antara mereka melalui suatu pengaturan sedemikian rupa sehingga setiap pihak dapat melakukan sesuatu secara relatif lebih baik. Kedua, negara-negara berdagang satusama lain dengan tujuan untuk mencapai apa yang lazim disebut sebagai skala ekonomis (economics of scale) dalam produksi. Maksudnya, seandainya setiap negara bisa membatasi kegiatan produksinya untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu saja, maka mereka berpeluang memusatkan perhatian dan segala macam sumber dayanya sehingga ia dapat menghasilkan barang-barang tersebut dalam skala yang lebih besar dan karenanya lebih efisien dibandingkan dengan jika negara tersebut mencoba untuk memproduksi berbagai jenis barang secara sekaligus.
Industri kelapa sawit Indonesia telah tumbuh secara signifikan dalam empat puluh tahun terakhir. Sejak tahun 2006
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Indonesia telah menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Bersama dengan Malaysia, Indonesia menguasai hampir 90% produksi minyak sawit dunia. 2. Konsumsi Dalam ilmu ekonomi, konsumsi diartikan penggunaan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusiawi (the use of goods and services in the satisfaction og human wants). Konsumsi haruslah dianggap sebagai maksud serta tujuan yang esensial dari produksi. Atau dengan perkataan lain, produksi merupakan alat bagi konsumsi (Suherman, Rosyidi: 2006). Terdapat beberapa faktor yang menentukan besarnya pengeluaran rumah tangga (konsumsi) secara individu maupun secara keseluruhan. Pendapatan rumah tangga merupakan faktor yang penting dalam jumlah barang yang ingin dikonsumsi setelah dikurangi pajak. Semakin tinggi pendapatan yang diterima semakin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan, dan jika barang yang dikonsumsi tidak diproduksi dalam negri maka konsumen akan membeli barang tersebut di luar negri dan hal tersebut menambah tingkat konsumsi di dalam negara tersebut ( Sukirno: 1985). Pada awalnya konsumsi minyak sawit dalam negeri adalah untuk mengisi bahan baku minyak goreng yang tidak dapat dipenuhi oleh minyak kelapa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
Dengan pesatnya perkembangan produksi minyak sawit nasional maka terjadi pergeseran dimana minyak sawit menjadi sumber utama untuk mensupply kebutuhan bahan baku minyak goreng dalam negeri, sedangkan minyak kelapa lebih banyak untuk diekspor. Pada tahun 2002 total konsumsi minyak sawit dalam negeri mencapai 3,56 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,51 juta ton digunakan sebagai bahan baku minyak goreng dan selebihnya untuk industri atau produk-produk lainnya. Pada tahun 2003 konsumsi minyak sawit untuk penggunaan dalam negeri meningkat menjadi 4,45 juta ton atau naik sebesar 26,7 persen dari penggunaan tahun 2002. Pada tahun 2005 penggunaan minyak sawit untuk minyak goreng diproyeksikan akan mencapai 5,06 juta ton. Kebutuhan
(konsumsi
kecenderungan menaik, dari
dan
stok)
CPO
mengalami
tahun 1979 sebesar 289.960 ton
menjadi 1.162.682 ton pada tahun 1988 atau naik sebesar 300,98 % selama kurun waktu 9 tahun dan menjadi 2.504.538 ton pada tahun 1997 atau naik sebesar 115,41 %. 3. Harga Harga adalah nilai (tukar) barang yang dinyatakan atau diukur dengan uang, jadi antara nilai dan angka tidak sama (Gilarso,2001:70). Nilai (tukar) suatu barang diukur dengan membandingkannya dengan barang lain. Sedangkan harga diukur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
dengan uang. Nilai (value) suatu barang adalah dasar untuk menentukan harga barang tersebut. Harga tersebut memiliki patokan harga yang ditetapkan untuk barang yang akan diekspor (Santoso,1994). Harga patokan ditetapkan oleh Departemen Perdagangan berdasarkan penelitian atas barang ekspor yang dilakukan oleh Bank Devisa bekerja sama dengan kantor Bea dan Cukai melalui formulir pemberitahuan ekspor barang yang akan dilaporkan oleh Bank Devisa atas ekspor yang dilakukan oleh eksportir. Harga patokan diperlukan sebagai penetapan pajak ekspor atas barang yang besarnya bervariasi antara 0%, 5%, 10%, 20%, sampai 30% sesuai pengelompokkan yang diatur oleh Departemen Keuangan. Ekspor terjadi jika suatu negara mampu menghasilkan berbagai barang serta jasa yang melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negeri dan mengekspor kelebihannya (Herlambang, dkk:2001) . Pasar ekspor merupakan pasar utama minyak mentah sawit atau CPO Indonesia. Ekspor CPO Indonesia meningkat dengan laju antara 7-8% per tahun karena dipengaruhi oleh harga di pasar internasional dan tingkat produksi, kinerja ekspor CPO Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, khususnya tingkat pajak ekspor. Dengan asumsi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa harga minyak sawit di pasar internasional ikut berfluktuasi. Pada tahun 1999 misalnya, harga CPO melonjak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
hingga US$ 700 per ton, namun kembali menurun pada tahun 2001 menjadi US$ 276 per ton. Sementara pada tahun 2004 harga CPO meningkat kembali salah satunya karena disebabkan menurunnya produksi minyak mentah sawit atau CPO, sehingga terjadi kenaikan permintaan dari negara ekspor lainnya, dalam hal ini harga mempengaruhi ekspor yang berpengaruh pada meningkatnya dan menurunnya harga minyak mentah sawit atau CPO tersebut. 4. Kurs Nilai tukar mata uang merupakan perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda atau dikenal dengan sebutan kurs (Nopirin:1996). Nilai tukar didasari dua konsep. Pertama, konsep nominal, merupakan konsep untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan guna memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain. Kedua, konsep riil yang digunakan untuk mengukur daya saing komoditi ekspor suatu negara di pasaran internasional. Nilai tukar nominal dinyatakan dalam dolar per 1 mata uang rupiah. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dapat dibedakan menjadi dua: a. Nilai tukar tetap (Fixed Exchange Rate) Merupakan nilai tukar rupiah dimana pemerintah masih bisa melakukan devaluasi (penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang sengaja
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
dilakukan oleh pemerintah), maupun revaluasi( menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang sengaja dilakukan pemerintah akan mempengaruhi ekspor dan impor kita. Pada saat devaluasi maka akan menaikan nilai ekspor dan menurunkan nilai impor, karena nilai tukar rupiah memiliki nilai yang rendah terhadap nilai mata uang asing (nilai dolar AS), misalnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebesar Rp10.000,00 (di dalam negeri) dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp13.000,00 (di luar negeri), hal tersebut terjadi karena untuk mengimpor suatu negara harus menggunakan nilai tukar rupiah terhadap dollar sebesar Rp13.000,00 sehingga suatu negara akan lebih memilih menaikkan ekspor untuk memperoleh devisa dibandingkan dengan melakukan impor. Nilai tukar pada saat revaluasi (menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing yang sengaja dilakukan oleh pemerintah), maka akan menaikan impor dan menurunkan ekspor, hal ini terjadi pada saat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami kenaikan maka nilai ekspor akan turun. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp10.000,00 (di luar negeri), dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp13.000,00 (di dalam negeri), maka akan menyebabkan suatu negara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
memilih mengimpor dari luar negeri dengan biaya yang lebih murah, dibandingkan dengan membeli di dalam negeri dengan biaya yang lebih mahal. b. Nilai Tukar Mengambang (Floating Exchange Rate) Nilai tukar mengambang ditentukan secara bebas oleh tarik menarik kekuatan pasar. Kekuatan dari sistem nilai tukar mengambang adalah bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan, tidak ada masalah surplus atau defisit neraca pembayaran. Nilai tukar mengambang pada saat depresiasi (penurunan harga dalam valuta domestik dari luar negeri sesuai
dengan
mekanisme
pasar)
maupun
apresiasi
(kenaikan harga yang dinyatakan dalam valuta domestik dari valuta luar negeri sesuai dengan mekanisme pasar), akan mempengaruhi nilai ekspor dan impor. Pada saat depresiasi maka akan menyebabkan nilai ekspor naik dan menurunkan impor, hal ini dapat terjadi karena nilai tukar rupiah terhadap dollar akan turun. Misalnya nilai dollar terhadap dollar di dalam negeri Rp10.000,00 dan nilai dollar AS terhadap rupiah di luar negeri Rp13.000,00 maka akan menaikan ekspor di dalam negeri, hal ini terjadi karena negara lebih memilih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
mengekspor ke luar negeri karena akan mendapat devisa yang lebih tinggi dibandingkan dengan melakukan impor. Nilai tukar mengambang pada saat apresiasi (kenaikan harga yang dinyatakan dalam valuta domestik dari valuta luar negeri dengan mekanisme pasar), hal ini dapat mempengaruhi ekspor dan impor, nilai ekspor akan mengalami penurunan dan nilai impor akan mengalami kenaikan, hal ini terjadi karena nilai tukar rupiah terhadap dollar akan naik. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di luar negeri sebesar Rp10.000,00 dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di dalam negeri sebesar Rp13.000,00 maka suatu negara akan memilih mengimpor dibandingkan dengn mengekspor, karena akan mendapatkan barang yang lebih murah dibandingkan dengan produksi dalam negeri (Nopirin, 1996:147). Sehingga
dengan
demikian
pengertian
kurs
menunjukkan berapa rupiah yang harus dibayar untuk satusatuan mata uang asing dan berapa rupiah yang akan diterima jika seseorang menjual uang asing. Tinggi rendahnya kurs ikut menentukan berapa uang rupiah yang akan diterima jika seseorang menjual barang atau jasa ke luar negeri (ekspor) dan jika membeli barang dari luar negeri. Padahal impor dan ekspor mencapai sekitar 25% dari seluruh produk domestik, dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
demikian besar pengaruhnya terhadap ekspor dan impor nasional (Gilarso: 2004). D.
Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Anggresia Elfrida Tobing pada tahun 2006 yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Propinsi Sumatra Selatan yang menggunakan analisis kuantitatif dengan analisis regresi. Sumber data berasal dari dinas perkebunan Propinsi Sumatera Selatan. Data yang dikumpulkan adalah
data
variable jumlah produksi kelapa sawit, luas areal, volume ekspor dan harga CPO mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit. Dan analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, regresi untuk
jumlah
produksi
kelapa
sawit,
volume
ekpsor
CPO
mempengaruhi harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Hasil penelitiannya: 1. Jumlah produksi kelapa sawit dan luas areal kebun kelapa sawit tidak mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit. Untuk volume ekspor CPO dan harga CPO nasional secara parsial mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit di Propinsi Sumatera Selatan. 2. Secara bersama-sama jumlah produksi CPO, luas areal panen kebun kelapa sawit, volume ekspor CPO dan harga CPO nasional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit di Propinsi Sumatera Selatan. 3. Sebesar 96,5 % harga tandan buah segar di Sumatera Selatan dipengaruhi jumlah produksi, luas areal kebun kelapa sawit, volume ekspor CPO dan harga CPO nasional. Sedangkan sisanya 3,5% dipengaruhi oleh faktor lain. E. Kerangka Berpikir Ekspor menjadi tujuan semua negara di dunia, karena melalui ekspor akan diperoleh devisa untuk pengadaan barang-barang modal di dalam negeri dalam rangka meningkatkan kapasitas dan produktivitas nasional. Minyak mentah sawit atau Crude Palm Oil (CPO) adalah salah satu produk agribisnis Indonesia, yang sangat potensial sebagai komoditi ekspor penghasil devisa. Sejalan dengan hal tersebut, kelapa sawit merupakan salah satu komoditas yang pertumbuhannya paling pesat pada dua dekade terakhir. Pada era tahun 1980-an sampai dengan pertengahan tahun 1990-an, industri kelapa sawit berkembang sangat pesat. Pada periode tersebut, areal meningkat sekitar 11.% per tahun. Perluasan areal, produksi juga meningkat sebesar 9.4% per tahun. Konsumsi domestik dan ekspor juga meningkat pesat sekitar 10% dan 13% per tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan 2002). Peningkatan yang demikian pesat menandai era di mana kelapa sawit merupakan salah primadona pada sub-sektor perkebunan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Sehingga dengan demikian kerangka pemikiran dari penelitian ini untuk menjawab rumusan Tingkat Ekspor CPO di Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Arah perkembangannya bahwa ekspor CPO bertujuan memperbesar volume untuk meraih devisa, oleh karena itu banyak faktor yang ada hubungannya dengan jumlah ekspor minyak mentah sawit antara lain produksi minyak mentah sawit (CPO), konsumsi minyak mentah sawit (CPO), harga minyak mentah sawit (CPO), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dari uraian di atas, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekspor Crude Palm Oil ( CPO ) Di Indonesia tahun 1995-2007 dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar II.1 Bagan-bagan Pemikiran: Produksi
Konsumsi Ekspor Minyak Kelapa Sawit Harga
Nilai Tukar F. Rupiah Hipotesis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
F. Hipotesis Hipotesis merupakan perumusan suatu preposisi atau kondisi maupun prinsip yang dianggap benar untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat logis dengan cara menguji kebenaran hipotesis tersebut. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan data yang ada. Sehingga peneliti membuat hipotesis untuk diuji kebenarannya, yakni: 1. Produksi CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO 2. Konsumsi CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO 3. Harga CPO di Indonesia mempengaruhi ekspor CPO 4. Nilai tukar rupiah terhadap dollar As mempengaruhi ekspor CPO
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian Expost facto. Penelitian dilakukan terhadap peristiwa yang telah terjadi dengan mengungkapkan data yang ada untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan peristiwa tersebut tanpa memberikan perlakuan terhadap variabel bebas. Jenis penelitian ini dianggap sangat mendukung untuk memecahkan serta menggambarkan persoalan yang telah disampaikan terlebih dahulu. B. Jenis data dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah serangkaian pengukuran atau observasi yang dinyatakan dalam angka, dan merupakan data kasar karena data diperoleh langsung dari hasil pengukuran dan masih berwujud catatan yang belum mengalami pengolahan yaitu data yang berbentuk angkaangka. Teknik pengumpulan data diperoleh dari teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data atau laporan yang berkaitan dengan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor CPO di Indonesia dari tahun 1995-2007.
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Data yang dicari adalah data produksi minyak mentah sawit atau CPO nasional, konsumsi CPO nasional, harga CPO nasional dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Alasan yang mendasari peneliti mengambil pada tahun antara 1995-2007 adalah karena tahun tersebut memudahkan
peneliti
mencari
faktor
yang
paling
dominan
mempengaruhi volume ekspor CPO dan pada tahun tersebut volume ekspor CPO Indonesia dapat digolongkan cukup tinggi sehingga menyumbang pendapatan yang besar bagi pemasukan negara. Alasan yang mendasari peneliti untuk memilih tahun kajian antara tahun 1995 sampai dengan tahun 2007 karena secara ekonomi bangsa Indonesia mengalami kejadian luar biasa yang kemudian berpengaruh terhadap perjalanan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Krisis moneter global yang menghantam perekonomian Indonesia pada tahun 1997 telah
memaksa bangsa Indonesia
mengalami pergantian
era
pemerintahan dari orde baru ke orde reformasi. Peneliti bermaksud mengetahui sejauh mana pergantian era ini berpengaruh secara tidak langsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia secara riil dengan mengambil indikator ekspor CPO yang merupakan komoditi penting masyarakat Indonesia.
2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah data sekunder dimana data yang telah diolah menjadi suatu informasi. Sumber data dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
diperoleh dari berbagai sumber antara lain kantor Badan Pusat Statistik di Daerah Istimewa Yogyakarta, jurnal, Departemen Pertanian, makalah dan sumber lain yang mendukung. C. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada tahun 2009. Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan produksi minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi CPO nasional, harga CPO nasional, dan nilai tukar rupiah tahun 1995-2007. D. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variable, antara lain: 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas dapat berpengaruh terhadap variabel dependen, yaitu produksi CPO di Indonesia dalam jutaan per ton (X1), konsumsi CPO nasional dalam jutaan per ton (X2), harga CPO nasional dalam jutaan per ton (X3), dan nilai tukar rupiah terhadap dolar dalam Rp/ $ AS (X4). 2. Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent, yaitu ekspor CPO dalam ton (Y).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
E. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Prasyarat Regresi a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Untuk menguji normalitas setiap data variabel, maka digunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan cara nilai skewness, nilai ini digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai baik apabila mendekati angka nol ( Ghozali, Imam, 2002:36). Uji normalitas yaitu: d = maksimum [Sn 1 ( X ) − Sn 2 ( X ) ]
Keterangan: D
: Deviasi atau penyimpangan
Sn1
: Distribusi komulatif
Sn2
: Distribusi kumulatif dokumentasi
X
: Jumlah Variabel
Uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut: Ho: ρ data tidak normal Ha: ρ data normal Kriteria yang digunakan dalam mengetahui normal atau tidaknya data tersebut sebagai berikut: apabila Kolmogorov-Smirnov lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
kecil dari probabilitas ( ρ : 0,05 ), maka Ho ditolak. Sedangkan
apabila
perhitungan
Kolmogorov-Smirnov
lebih
besar
dari
probabilitas ( ρ : 0,05 ), maka Ha diterima. b. Uji Linieritas
Pengujian linieritas dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ( Sudjana, 2006: 332 ). Pengujian dilakukan dengan uji F dengan rumus sebagai berikut: Adapun rumusnya yaitu:
Freg =
S 2TC Se 2
Keterangan:
Freg : Harga Bilangan F untuk garis regresi
S 2TC : Varians Tuna Cocok Se 2
: Varians Kekeliruan Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan
dengan F tabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien F hitung diperoleh dari perhitungan SPSS versi 13.0.
Kriteria penerimaan
data ini linear atau tidak linier adalah : apabila Fh > dari Ftabel dengan level of significance
(α ) 0,05
maka hubungan variabel
bebas dan variabel terikat linier dan sebaliknya jika nilai Fh <
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Ftabel dengan level of significance (α ) 0,05 maka hubungan variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis regresi, terlebih dulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk mendeteksi ada tidaknya pelanggaran dalam pengujian regresi linier berganda ( Supranto, 1984:1). Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Multikolinieritas( Multicolinerrity)
Multikolinieritas adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variable independent (produksi CPO, konsumsi CPO, harga CPO, dan nilai tukar rupiah dalam dolar). Model regresi yang baik tidak terjadi multikolineritas.
1 ⎡ ⎤ X 2 = ⎢n − 1 − (2k + 5⎥ InD 6 ⎣ ⎦ Keterangan: n= Banyaknya prediktor k=banyaknya variabel bebas D= nilai determinan korelasi
X 2 = perhitungan multikolinieritas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
In = Nilai linieritas Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS 15.0 akan diadakan analisis Collinearity
statistics. Dari hasil
Collinearity Statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas,
digunakan ketentuan atau kriteria sebagai berikut: Jika VIF > 5 , maka terjadi multikolinieritas Jika VIF < 5 , maka tidak terjadi multikolinieritas.
b. Heteroskedastisitas( Heteroscedasticity)
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan di mana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas (Supranto, 1984: 69). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank correlation test). Cara
menghitung
Spearman’s
Correlations
dengan
cara
mengkorelasikan nilai residual dengan nilai variabel bebas. Rumus korelasi dari Spearman didefinisikan sebagai berikut: n
r1 =
6∑ d 2
(
t =1
)
n n2 −1
Keterangan:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
r1
= Uji heterokedastisitas
t dan t-1
= observasi terakhir dan sebelumnya
n
= variabel
d2
=nilai determinan
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan atau kriteria sebagai berikut: 1. Jika rs hit > rs tabel maka terjadi heteroskedastisitas 2. Jika
rs hit
<
rs tabel
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas Atau dapat dengan melakukan perbandingan tingkat probabilitas, adapun ketentuannya sebagai berikut: 1. Jika probabilitas (P) > 0,05: maka tidak terjadi heteroskedastisitas 2. Jika
probabilitas
(P)
<
0,05:
maka
terjadi
heteroskedastisitas
c. Autokorelasi Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika adalah keadaan di mana tidak ada kesalahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
pengganggu dalam periode lainnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi linier yang baik tidak terjadi autokorelasi (Firdaus; 2004) Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung ” the Durbin-Watson statistics d” . n
dW =
∑ t =2
(e 2 − t1 −1 ) 2 n
∑e t =.2
2
1
Di mana: e1
= Gangguan Estimasi
t dan t ‐1
= Observasi terakhir dan sebelumnya
t dan t- 2
= Nilai observasi
DW
= Durbin Watson
Untuk memperoleh kesimpulan apakah data masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik d harus dibandingkan dengan tabel klasifikasi. Nilai d, untuk data n< 15 ( Alhusin, Syahri, 2003: 202).
Ada tidaknya autokorelasi dalam uji ini dengan nilai DW yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Nilai d
Keterangan
< 1,10
Ada autokorelasi
1,10 – 1,54
Tidak ada kesimpulan
1,55 – 2,46
Tidak ada autokorelasi
2,46 – 2,90
Tidak ada kesimpulan
>2,91
Ada autokorelasi
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti karena penelitian ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya variabel dependen) bila dua atau lebih variabel independent dimanipulasi(dinaikkan atau diturunkan nilainya). Untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, ketiga dan keempat, menggunakan teknis analisis data Persamaan Regresi Linier Berganda. Koefisien persamaan regresi dihitung dengan menggunakan program SPSS. Pengujian ini dilakukan untuk mengestimasi besarnya hubungan variabel independent ( produksi CPO, konsumsi CPO, harga CPO, dan nilai tukar dalam rupiah) terhadap variabel dependent (ekspor CPO). Bentuk model yang digunakan (Sugiyono, 1997):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Y = a + b1X1 +b2 X2 + b3 X3 +b4 X4 Keterangan : Y
= Volume ekspor minyak mentah sawit dalam ton
a
= Konstanta
b1,2,3,4 = Koefisien regresi X1, X2, X3, X4 X1
= Produksi minyak mentah sawit (CPO) dalam ton
X2
= Konsumsi minyak mentah sawit (CPO) dalam ton
X3
= Harga minyak mentah sawit(CPO) dalam jutaan dollar AS
X4
= Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
4. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen (produksi minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi minyak mentah sawit atau CPO, harga minyak mentah atau CPO, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS) terhadap variabel dependen (volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO), secara bersama-sama dan kriteria diterima atau ditolak mempergunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono,1999:219):
R2 / k Rumus F hitung = (1 − R 2) /(n − k − 1) Keterangan: F = Harga F garis regresi R = Koefisien korelasi berganda k = Jumlah variabel independen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
n = jumlah anggota sampel Menentukan formulasi Ho dan Ha Ho
= tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen
Ha
= ada pengaruh antara variabel dependen terhadap pengaruh independen.
Menentukan Ftabel : Dipilih tingkat signifikansi ( a )= 5% artinya taraf kesalahan atau taraf kekeliruan hanya 5% saja, nilai level of confidence sebesar 95%, dengan degree of freedom (df) =n-k-1. F tabel
= F ( a ,k, n-k-1)
Df
= degree of freedom
K
= jumlah variabel
N
= banyak prediktor
Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan yaitu: 1. Ho diterima jika : F hitung > F tabel berarti ada pengaruh nyata dan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-sama. 2. Ho ditolak jika : F
hitung
>F
tabel
berarti tidak ada pengaruh
nyata dan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen secara bersama-sama. 5. Pengujian Hipotesis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang diterima secara tentatip untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dapat dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian. Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis yang dirumuskan ini disebut hipotesis nol, karena hipotesis ini mempunyai perbedaan nol atau tidak mempunyai perbedaan dengan hipotesis yang sebenarnya. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji T-Test . Uji T-Test bertujuan untuk
menguji
signifikansi
pengaruh
variabel
independent
(produksi CPO, konsumsi CPO, harga CPO terhadap ekspor CPO di Indonesia dan nilai kurs rupiah terhadap variabel dependent (ekspor CPO). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: a. Menentukan formulasi Ho dan Ha 1) Produksi minyak mentah sawit (CPO) Ho = produksi minyak mentah sawit (CPO) tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO Ha = produksi minyak mentah sawit (CPO) berpengaruh terhadap ekspor CPO
2) Konsumsi minyak mentah sawit (CPO)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Ho = konsumsi minyak mentah sawit (CPO) tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO. Ha = konsumsi minyak mentah sawit (CPO) berpengaruh terhadap ekspor CPO 3) Kebijakan harga minyak mentah sawit (CPO) Ho = Kebijakan harga minyak mentah sawit (CPO) tidak berpengaruh terhadap ekspor minyak mentah sawit (CPO) Ha = Kebijakan harga minyak mentah sawit (CPO) berpengaruh terhadap minyak mentah sawit (CPO) 4) Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat Ho = Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tidak berpengaruh terhadap ekspor CPO Ha = Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berpengaruh terhadap ekspor CPO b. Menentukan level of significant (α)= 5% dengan nilai level significant of confidance sebesar 95% dengan degree of freedom (df) = n-k.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
c. Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Kriteria penerimaan yaitu: Ho diterima jika = t hitung < (t tabel) t α ; n-k Ho ditolak jika = t hitung > ( t tabel ) t α ; n-k d. Menentukan T hitung dengan rumus:
T hitung =
bi Se(bi )
Keterangan: bi= koefisien regresi variabel independent Se= standard eror n= Jumlah pengamatan k= jumlah variabel bebas e. Menarik kesimpulan dengan cara membandingkan hasil dari T hitung
dan T
tabel,
kemudian tentukan daerah penerimaan dan
penolakannya. Apabila Ho ditolak produksi CPO, konsumsi CPO, harga CPO internasional terhadap dolar berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor CPO.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya yaitu melakukan analisis data, selain itu juga dimaksudkan sebagai dasar dalam mengambil keputusan agar tidak menyimpang kebenaran yang seharusnya ditarik. 1. Pengujian Prasyarat Regresi Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data pada masingmasing variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Adapun hasil pengolahan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov SPSS versi 15.0 adalah sebagai berikut: a. Pengujian Normalitas Tabel IV.1 Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov NPar Test Descriptive Statistics Produksi minyak mentah sawit Konsumsi minyak mentah sawit Harga minyak mentah sawit Nilai tukar rupiah Valid N (listwise)
Minimum Maximum
Mean
13
5000
17664
9467.00 4231.637
13
2029
5275
3623.85 1119.945
13
1080
7452
3427.77 2186.297
13 13
2308
10400
7439.15 2816.857
43
Std. Deviation
N
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Tabel IV. 2 Uji Normalitas Menggunakan One-Sample K-S One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Produksi minyak mentah sawit 13 9467.00 4231.637 .182 .182 -.146 .655 .785
Konsumsi minyak Harga minyak mentah sawit mentah sawit 13 13 3623.85 3427.77 1119.945 2186.297 .175 .185 .139 .185 -.175 -.141 .632 .668 .820 .764
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Maka keputusan yang didapat dari hasil tabel diatas tiap-tiap variable prediktor adalah sebagai berikut: 1) Produksi minyak mentah sawit atau CPO (X1 ) (a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 9467.00. Standar deviation 4231.637, dan Asymp Sig2- tailed 0,785. (b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2
tailed yaitu 0,785. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal
ini berarti data produksi minyak mentah sawit atau CPO normal.
Nilai tukar rupiah 13 7439.15 2816.857 .229 .147 -.229 .826 .502
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
2) Konsumsi minyak mentah sawit atau CPO (X2) (a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 3623.85, Standar deviation 1119.945, dan Asymp Sig2- tailed 0,820. (b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2-tailed yaitu 0,820. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal ini berarti data konsumsi minyak mentah sawit normal. 3) Harga minyak mentah sawit atau CPO (X3) (a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 3427.77,
Standar deviation 2186.297, dan Asymp Sig2-tailed
0,764. (b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2-tailed yaitu 0,764. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal ini berarti data harga minyak mentah sawit atau CPO normal. 4) Nilai tukar rupiah(X4) (a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh, jumlah case (N): 13, Mean 7439.15,
Standar deviation 2816.857, dan Asymp Sig2-tailed
0,502. (b) Dari hasil pengujian “One Sample Kolmogorov” diperoleh nilai Asymp Sig2-tailed yaitu 0,502. Jadi probabilitas (sig) > 0,05. Hal ini berarti data nilai tukar normal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
b. Pengujian Linieritas Uji linieritas digunakan untuk mengetahui kelinieran hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas dan terikat dikatakan mempunyai hubungan linier apabila kenaikan skor variabel bebas diikuti oleh kenaikan skor variabel terikat. Hasil pengujian nilai hubungan linier variabel produksi minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi minyak mentah sawit atau CPO, harga minyak mentah sawit atau CPO dan nilai tukar terhadap volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO di Indonesia tahun 1995 – 2007 secara lengkap tersaji dalam tabel berikut ini: Tabel IV.3 ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 171820399.064 1565199.705 173385598.769
df 4 8 12
Mean Square 42955099.766 195649.963
F 219.551
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit b Dependent Variable: volume ekspor
Dari perhitungan pengujian linieritas dengan menggunakan SPSS versi 15,0 di atas diperoleh F hitung sebesar 219,551 dengan probabilitas 0.000. Hasil F hitung kemudian dibandingkan dengan Ftabel. Dengan menggunakan taraf ( a ) signifikansi 0.05, nemurator 4 dan denumerator sebesar 8 diperoleh F tabel 219,551. Jadi Fhitung 219,551 > Ftabel 3,84, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga hubungan antara variabel dependen Y ( Ekspor minyak mentah sawit) dengan variabel-variabel independen X (produksi minyak mentah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
sawit, konsumsi minyak mentah sawit, harga internasional minyak mentah sawit dan nilai tukar terhadap dollar AS) bersifat linier. 2. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi dan mengetahui ada tidaknya pelanggaran dan penyimpangan dalam pengujian “Regresi Linear berganda”. Pengujian asumsi klasik meliputi : a. Hasil Uji Multikolinearitas. Tabel IV.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
B -6026.784
Std. Error 592.759
produksi minyak mentah sawit
.497
.061
konsumsi minyak mentah sawit
1.209 .198
(Constant)
t
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
-10.167
.000
.553
8.106
.000
.242
4.127
.217
.356
5.574
.001
.276
3.619
.062
.114
3.180
.013
.878
1.140
.291 .052 a Dependent Variable: volume ekspor
.215
5.574
.001
.756
1.322
harga minyak mentah sawit nilai tukar rupiah
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk data dari variabel bebas, yaitu sebagai berikut: 1. Produksi CPO atau minyak mentah sawit (X1). Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 4,127, yang berarti nilai VIF < 5. Dengan hasil tersebut maka variabel produksi CPO atau minyak mentah sawit bersifat “tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dapat dikatakan bahwa produksi minyak mentah sawit sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain. 2. Konsumsi CPO atau minyak mentah sawit (X2) Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 3,619, yang berarti nilai VIF < 5. Dengan hasil tersebut maka variabel konsumsi CPO atau minyak mentah sawit bersifat “ tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa konsumsi minyak mentah sawit sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain. 3. Harga CPO atau minyak mentah sawit (X3) Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 1,140, yang berarti nilai VIF < 5. Dengan hasil tersebut maka variabel harga minyak mentah sawit atau CPO bersifat “ tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa harga CPO atau minyak mentah sawit sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain. 4. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance Inflation Faktor) sebesar 1,322, yang berarti nilai VIF < 5. Dengan hasil tersebut maka variabel nilai tukar rupiah bersifat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
“tidak terjadi multikolinearitas”. Sehingga dapat dikatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.
b. Hasil uji Heteroskedastisitas Tabel IV.5 Hasil uji Heterokesdastisitas
Spearman's rho
Variabel X1 Produksi minyak mentah sawit
Coefficient correlation Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
X2 Konsumsi minyak mentah sawit
.915 13 .297
Sig. (2-tailed)
.325 13
Correlation Coefficient
.137
Sig. (2-tailed)
.655
N X4 Nilai Tukar Rupiah
.036
Correlation Coefficient
N X3 Harga minyak mentah sawit
(Error Term)
13
Correlation Coefficient
.044
Sig. (2-tailed)
.566
N
13
Pada penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank Corellation test). Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa variasi (Varian’s) dari variabel tidak sama untuk setiap pengamatan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Pengujian ini dilakukan untuk semua variabel bebas: 1.
Produksi minyak mentah sawit (X1) dan residu. Pada output antara (X1) dan residu menghasilkan angka (r) 0,036 dengan probabilitas 0,915. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,915>0,05. Hal ini menunjukkan antara produksi minyak mentah sawit dengan volume ekspor CPO
atau
minyak
mentah
sawit
“tidak
terjadi
heteroskedastisitas”. 2.
Konsumsi (X2) dan residu. Pada output antara X2 dan residu menghasilkan angka (r) 0,297 dengan probabilitas 0,325. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,325>0,05. Hal ini menunjukkan antara konsumsi CPO atau minyak mentah sawit dengan volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit “tidak terjadi heteroskedastisitas”.
3.
Harga CPO atau minyak mentah sawit (X3) dan residu. Pada output antara X3 dan residu menghasilkan angka (r) 0,137 dengan probabilitas 0,655. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,655>0,05. Hal ini menunjukkan antara harga CPO atau minyak mentah sawit dengan volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit “tidak terjadi heteroskedastisitas”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
4.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (X4) dan residu. Pada output antara X4 dan residu menghasilkan angka (r) 0,044 dengan probabilitas 0,566. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh P 0,566>0,05. Hal ini menunjukkan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dengan volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit “tidak terjadi heteroskedastisitas”.
c. Autokorelasi Tabel IV.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model Summary(b)
Model 1
R .995(a)
R Square .991
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate .986 442.323
DurbinWatson 2.386
a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit b Dependent Variable: volume ekspor
Berdasarkan hasil analisis pengujian Durbin Watson diperoleh nilai statistic sebesar 2,386. Adapun n=13, k=5 dan tingkat signifikansi sebesar 0,05(5%). Maka dapat disimpulkan dalam uji autokorelasidiperoleh Durbin Watson 2,386, maka tidak ada autokorelasi
3. Pengujian Statistik Uji statistik dilakukan berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda menggunakan program SPSS versi 15,0. Model persamaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X 2 +b3 X 3 + b4 X 4 Y= − 6026.784+ 0.497X1 + 1.209X 2 + 0.198X 3 + 0.291X 4 Keterangan : Y = Volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit A = Konstanta X1 = produksi CPO atau minyak mentah sawit X2 = konsumsi CPO atau minyak mentah sawit X3 = harga CPO atau minyak mentah sawit X4 = nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Uji statistik yang dilakukan meliputi Uji F, Uji t dan Uji R2 (koefisien determinasi). Berikut ini penjelasan masing-masing uji statistik pada penelitian ini: a. Uji F Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi Fhitung > Ftabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan sebaliknya jika nilai signifikansi Fhitung < Ftabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak sehingga semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Hasil uji F terhadap model regresi menggunakan SPSS versi 15,0 disajikan pada model berikut ini: Tabel IV.7 Hasil analisis Uji F ANOVA(b)
Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares
df
171820399.064
Mean Square
4
42955099.766
1565199.705 8 173385598.769 12
195649.963
F 219.55 1
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit b Dependent Variable: volume ekspor
Berdasarkan tabel IV.7 terlihat bahwa hasil analisisnya diperoleh hasil f hitung sebesar 219,551 dengan signifikansi 0,000. Karena nilai F hitung > F tabel ( F hitung 219.551 > F tabel 3.84 ) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel produksi CPO atau minyak mentah sawit, konsumsi CPO atau miyak mentah sawit, harga CPO atau minyak mentah sawit, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara simultan berpengaruh terhadap variabel volume ekspor minyak mentah sawit.
c. Uji t Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai t hitung > t tabel berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
variabel dependen dan sebaliknya. Jika nilai t hitung < t tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak sehingga variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan regresi berganda dengan program SPSS disajikan pada Tabel IV.8 berikut: Tabel IV.8 Hasil Regresi Linier Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model 1
Standardized Coefficients
B -6026.784
Std. Error 592.759
produksi minyak mentah sawit
.497
.061
konsumsi minyak mentah sawit
1.209 .198
(Constant)
harga minyak mentah sawit nilai tukar rupiah
.291 a Dependent Variable: volume ekspor
t
Sig.
Beta -10.167
.000
.553
8.106
.000
.217
.356
5.574
.001
.062
.114
3.180
.013
.052
.215
5.574
.001
Hasil uji t dapat ditunjukkan pada Tabel 4.8 diatas. Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.8, maka dapat diinterpretasikan hasil uji t sebagai berikut : 1. Produksi CPO atau minyak mentah sawit (X1) Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 0.497 untuk koefisien jumlah produksi minyak mentah sawit. Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk masing-masing koefisien persamaan regresi diperoleh nilai t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
hitung untuk kostanta adalah sebesar -10.167 dengan nilai Signifikansi sebesar 0.000, nilai t koefisien jumlah produksi minyak mentah sawit adalah sebesar 8.106 dengan nilai Sig sebesar 0.000. Hasil analisis uji t untuk variable produksi CPO atau minyak mentah sawit diperoleh nilai t hitung sebesar 8,106 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung > t table (t hitung 8,106 >t tabel (13; 0,05) 2,160 ), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variable produksi CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap variable volume ekspor. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa produksi minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit tahun 1995-2007.
2. Konsumsi CPO atau minyak mentah sawit (X2) Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 1.209 untuk koefisien jumlah konsumsi minyak mentah sawit. Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk masing-masing koefisien persamaan regresi diperoleh nilai t hitung untuk kostanta adalah sebesar -10.167 dengan nilai Signifikansi sebesar 0.000, nilai t koefisien jumlah konsumsi minyak mentah sawit adalah sebesar 1.209 dengan nilai Sig sebesar 0.001. Hasil analisis uji t untuk variable konsumsi CPO atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
minyak mentah sawit diperoleh nilai t hitung sebesar 5,574 dengan signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai t hitung > t table (t hitung 5,574 > 2,160 t table). Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variable konsumsi CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap variable volume ekspor minyak mentah sawit. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa konsumsi CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit.tahun 1995-2007.
3. Harga CPO atau minyak mentah sawit (X3) Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 0.198 untuk koefisien harga minyak mentah sawit. Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk masing-masing koefisien persamaan regresi diperoleh nilai t hitung untuk kostanta adalah sebesar -10.167 dengan nilai Signifikansi sebesar 0.000, nilai t koefisien harga minyak mentah sawit adalah sebesar 0.198 dengan nilai Sig sebesar 0.013. Hasil analisis uji t untuk variable harga CPO atau minyak mentah sawit diperoleh nilai t hitung sebesar 3,180 dengan signifikansi sebesar 0,013. Karena nilai t hitung > t table (t hitung 3,180 > 2,160 t
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
table). Hal ini berarti bahwa variabel harga CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit. Hasil uji t ini mendukung hipótesis penelitian yang menyatakan bahwa harga CPO atau minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit.tahun 1995-2007.
4. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (X4) Hasil perhitungan koefisien dalam persamaan analisis regresi diperoleh nilai koefisien persamaan adalah -6026.784 untuk koefisien konstanta 0.291 untuk koefisien nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Berdasarkan uji signifikansi dengan menggunakan uji t, untuk masing-masing koefisien persamaan regresi diperoleh nilai t hitung untuk kostanta adalah sebesar -10.167 dengan nilai Signifikansi sebesar 0.000, nilai t koefisien nilai tukar rupiah terhadap dolar As adalah sebesar 0.291 dengan nilai Sig sebesar 0.001. Hasil analisis uji t untuk variable nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperoleh nilai t hitung sebesar 5,574 dengan signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai t hitung > t table (t hitung 5,574 > 2,160 t table),
berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
variable nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap variable volume ekspor minyak mentah sawit. Hasil uji t ini mendukung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit.tahun 1995-2007. d. Koefisien determinasi (R2) Tabel IV.9 Hasil Analisis Uji R2 Model Summary(b)
Model 1
R .995(a)
R Square .991
Adjusted Std. Error of R Square the Estimate .986 442.323
DurbinWatson 2.386
a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga minyak mentah sawit, konsumsi minyak mentah sawit, produksi minyak mentah sawit b Dependent Variable: volume ekspor
Hasil uji R2 pada penelitian ini diperoleh R Square sebesar 0,991. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel produksi CPO atau minyak mentah sawit, konsumsi CPO atau minyak mentah sawit, harga CPO atau minyak mentah sawit, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar As adalah sebesar 99,1 %, sedangkan sisanya 0,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
B. Pembahasan Dari uraian dalam analisis data tersebut diatas, maka akan diuraikan berbagai faktor dan alasan- alasan yang terkait dengan faktor yang mempengaruhi volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit. Dalam analisis data diatas, pengaruh keempat variabel independen tersebut dapat berupa pengaruh positif atau negatif. Dari hasil uji R square diatas, keempat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
variabel independen tersebut 99,1% mempengaruhi volume ekspor CPO atau minyak mentah sawit sedangkan 0,9% dipengaruhi variabel lain. Produksi minyak mentah sawit atau CPO di dalam negeri banyak diserap oleh industri pangan dan terutama industri minyak goreng dan industri non pangan seperti indutri kosmetik dan farmasi. Namun potensi paling besar banyak digunakan untuk indutri minyak goreng. Potensi itu jelas terlihat karena makin bertambahnya penduduk yang berimplikasi pada pertambahan kebutuhan pangan khususnya minyak goreng mentah sawit. Sampai tahun 1997 minyak mentah sawit dapat memenuhi kebutuhan konsumsi, produksi minyak goreng sawit mencapai 3,1 juta ton dengan kontribusi minyak goreng sawit 2,3 juta ton (74 %), sehingga kebutuhan untuk memproduksi minyak goreng sawit sebesar itu memerlukan 3,3 juta ton sawit. Perkembangan industri minyak mentah sawit atau CPO mengalami peningkatan dikarenakan beralihnya pola konsumsi masyakarat dari minyak goreng kelapa ke minyak mentah sawit. Konsumsi minyak mentah sawit atau CPO per kapita pada tahun 2005 sebesar 6 juta ton dimana 83,3% terdiri dari minyak mentah sawit atau CPO. Harga minyak mentah selalu dipengaruhi harga minyak mentah Internasional, sehingga ketika produksi meningkat maka harga minyak mentah atau CPO dalam negeri turun, Pemerintah melakukan ekspor untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Jumlah / besarnya ekspor memberikan pengaruh yang cukup besar bagi peningkatan produksi minyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
mentah sawit atau CPO sebagai komoditi pertanian berperan sebagai tanaman pangan. Dibawah ini akan diuraikan pengaruh keempat variabel independen tersebut produksi minyak mentah sawit atau CPO, konsumsi minyak mentah sawit atau CPO, harga minyak mentah sawit atau CPO, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terhadap variabel dependen. 1. Perkembangan Ekspor Minyak Mentah Sawit Di Indonesia Tahun 1995-2007 Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Minyak mentah sawit juga salah satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara. Produksi minyak mentah sawit (CPO) Indonesia sebagian besar dipasarkan ke luar negeri (diekspor) dan sisanya dipasarkan di dalam negeri. Perkembangan ekspor minyak mentah sawit (CPO) selama 7 tahun terakhir (tahun 19992005) cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 1999 ekspor minyak mentah sawit (CPO) Indonesia mencapai 3,30 juta ton dan pada tahun 2000 mengalami peningkatan yang cukup besar yakni 24,58 persen atau menjadi 4,11 juta ton. Sedangkan tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 19,79 persen atau menjadi 10,38 juta ton. Ekspor minyak mentah sawit Indonesia pada periode 1999-2005 cenderung meningkat berkisar 1,7351,68 persen. Berikut ini adalah negara-negara tujuan utama ekspor minyak mentah sawit (CPO) Indonesia sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tabel VI.10 Negara-negara Tujuan Utama Ekspor Minyak Mentah Sawit(CPO)Indonesia Pada Tahun 2003 dan 2007 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Negara Tujuan Ekspor Belgia Amerika Serikat Belanda Rusia Perancis Jerman Sri Langka Spanyol Denmark Dominican Republic Lainnya Total
2002 (ton)
Persentase
2007 (ton)
Persentase
5.096,1 4.581,8 2.381.1 1.615,2 1.214,0 1.077,6 562,6 439,9 397,2 227.9
16,8% 15,1% 7,8% 5,3% 4,0% 3,5% 1,8% 1,4% 1,3% 0,7%
3.034,6 3.165,9 1.246,8 4.580,0 918,3 1.984,1 357,7 360,8 1.994,4 191,2
11,8% 12,3% 4,8% 17,8% 3,5% 7,7% 1,3% 1,4% 7,7% 0,4%
13.113,6 30.307.0
43,2%
9.673,6 25.708,4
37.6%
Sumber : BPS diolah Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pada tahun 2003 tujuan ekspor utama Indonesia adalah negara India dengan volume ekspor sebesar 2.274,3 juta/ton, yaitu 35,61% dari keseluruhan total ekspor minyak mentah sawit (CPO) Indonesia. Sedangkan pada urutan yang kedua tujuan ekspor minyak mentah sawit(CPO) Indonesia adalah negara Cina dengan volume ekspor sebesar 800,4 juta/ton, yaitu 12,5% dari keseluruhan ekspor crude palm oil(CPO) Indonesia. Pada tahun 2007 negara India masih menjadi negara tujuan ekspor crude palm oil (CPO) Indonesia yang utama yaitu sebesar
3.305,7 juta/ton atau 27,84% dari keseluruhan ekspor
sebesar 11.875,4 juta ton.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
2. Pengaruh Tingkat Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO Terhadap Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit atau CPO di Indonesia tahun 1995-2007 Hipotesis pertama menyatakan bahwa produksi minyak mentah sawit atau CPO mempengaruhi ekspor minyak mentah sawit di Indonesia tahun 1995-2007. Berdasarkan hasil analisis uji t untuk variabel produksi minyak mentah sawit atau CPO diperoleh t hitung sebesar 8,106 dengan signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai t hitung > t tabel (t hitung 8,106 > 2, 160 t tabel), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel produksi minyak mentah sawit atau CPO berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor minyak mentah sawit. Hasil uji t mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa produksi minyak mentah sawit atau CPO berpengaruh terhadap ekspor minyak mentah sawit atau CPO di Indonesia tahun 1995-2007 artinya dalam hal ini ada pengaruh positif antara produksi minyak mentah sawit atau CPO dengan ekspor minyak mentah sawit tahun 1995-2007, sehingga dalam kenyataannya walau harga minyak mentah sawit(CPO) dalam negeri tinggi maka ekspor pun ikut tinggi. Dengan kata lain, hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan apabila jumlah produksi tinggi, maka ekspor pun tetap tinggi.
Dapat dilihat pada tabel, dimana persentase
ekspor terhadap produksi minyak mentah sawit dalam jumlah jutaan ton ini mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan pasca krisis ekonomi 1998 membuat semua basis perekonomian di Indonesia menjadi sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
tergantung pada Negara-negara berkembang untuk mengekspor beberapa komoditi khususnya minyak mentah sawit(CPO). Berikut ini adalah data produksi minyak mentah sawit dengan data volume ekspor minyak mentah sawit tahun 1995-2007 Tabel VI. 10 Produksi Minyak Mentah Sawit di Indonesia tahun 1995-2007 Tahun
Produksi Minyak Mentah Sawit(ton)
Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit (ton)
1995 6775 1996 5000 1997 5448 1998 5930 1999 6455 2000 7000 2001 8396 2002 9622 2003 10440 2004 10830 2005 11861 2006 17650 2007 17664 Sumber: Badan Pusat Statistik
2345 1459 1679 2967 3298 4110 4603 6333 6886 8661 10375 12100 11875
Persentase Ekspor Terhadap Jumlah Produksi Minyak Mentah Sawit 34.61 29.18 30.81 50.03 51.09 58.71 54.82 65.81 65.95 79.97 87.47 68.55 67.22
Tabel diatas menggambarkan bahwa semakin tinggi jumlah produksi minyak mentah sawit(CPO) maka jumlah ekspor minyak mentah sawit(CPO) juga cukup tinggi. Rata-rata persentase volume ekspor minyak mentah sawit terhadap jumah produksi minyak mentah sawir(CPO) di Indonesia adalah sebesar 57% per tahun. Pada tahun 2006 produksi minyak mentah sawit(CPO) mencapai 17.650 juta ton merupakan jumlah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
yang cukup tinggi, pencapaian ini diikuti oleh pencapaian tingkat volume ekspor yang tinggi yaitu sebesar 12.100 juta ton.
3. Pengaruh Tingkat Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO Terhadap Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit di Indonesia Tahun 1995-2007 Hipotesis kedua menyatakan bahwa
konsumsi minyak mentah
sawit atau CPO mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia tahun 1995-2007. Hasil analisis uji t untuk variabel konsumsi minyak mentah sawit atau CPO diperoleh t hitung sebesar 5,574 dengan signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai t hitung > t tabel (t hitung 5,574 > 2, 160 t tabel), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel konsumsi minyak mentah sawit atau CPO berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor minyak mentah sawit dan berpengaruh positif antara konsumsi dengan volume minyak mentah sawit atau CPO sehingga ekspor minyak mentah sawit(CPO) tetap dilakukan. Namun dalam kenyataannya bahwa jika konsumsi minyak mentah sawit tinggi maka ekspor menjadi turun karena barang yang diekspor digunakan untuk dikonsumsi dalam negeri sedangkan ekspor tetap dijalankan. Adanya pertentangan teori tersebut dikarenakan peningkatan produksi lebih besar dibanding
konsumsi
dengan melihat selisih antara produksi dan konsumsi yang semakin besar sehingga banyak yang dijual maka produksi akan tetap meningkat dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
melihat selisih antara produksi dan konsumsi minyak mentah sawit(CPO) dengan demikian ekspor tetap dijalankan. Tabel VI. 11 Konsumsi Minyak Mentah Sawit di Indonesia tahun 1995-2007 Tahun
Konsumsi Minyak Mentah Sawit (ton) 1995 3540 1996 3300 1997 2443 1998 2029 1999 2329 2000 2779 2001 3048 2002 3558 2003 3894 2004 5275 2005 4872 2006 4947 2007 5096 Sumber : Badan Pusat Statistik
Produksi Minyak Mentah Sawit (ton) 6775 5000 5448 5930 6455 7000 8396 9622 10440 10830 11861 17650 17664
Persentase Konsumsi Terhadap Produksi Minyak Mentah Sawit 52.25 66.00 44.84 34.21 36.08 39.70 36.30 36.97 37.29 37.29 41.07 28.02 28.84
Dari data diatas bahwa konsumsi minyak mentah sawit(CPO) berpengaruh terhadap ekspor minyak mentah sawit(CPO). Dapat dilihat pada tahun 1995 konsumsi minyak mentah sawit(CPO) sebesar 3.540 juta ton dengan banyaknya jumlah produksi sebesar 6775 juta ton memiliki persentase konsumsi sebesar 52,25%, sedangkan tahun 2006 konsumsi minyak mentah sawit sebesar 4.947 juta ton atau meningkat dari tahun sebelumnya dengan jumlah produksi 17650 juta ton. Sehingga walau banyaknya jumlah permintaan atau konsumsi masyarakat terhadap minyak mentah sawit, ekspor pun tetap dijalankan karena adanya jumlah produksi yang pada tahun-tahun tersebut juga tinggi yang mendorong GAPKI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
(Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit) untuk tetap mengekspor walau konsumsi dalam negeri cukup tinggi 4. Pengaruh Harga Minyak Mentah Sawit Nasional Terhadap Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit di Indonesia Tahun 1995-2007 Hipotesis ketiga menyatakan bahwa harga minyak mentah sawit atau CPO mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia tahun 1995-2007. Hasil analisis uji t untuk variabel harga minyak mentah sawit atau CPO diperoleh t hitung sebesar 3,180 dengan signifikansi sebesar 0,04. Karena nilai t hitung > t tabel (t hitung 3,180 > 2, 160 t tabel), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel harga minyak mentah sawit atau CPO berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor minyak mentah sawit dan berpengaruh positif antara harga dengan volume minyak mentah sawit atau CPO, sehingga dalam kenyataannya walau harga minyak mentah sawit(CPO) dalam negeri tinggi maka ekspor pun ikut tinggi, namun ternyata bertentangan dengan teori yang menyatakan apabila harga minyak mentah sawit mengalami kenaikan hal tersebut karena harga di luar negeri lebih banyak menggunakan harga dalam dolar atau mata uang lainnya dibanding dengan rupiah karena hal ini dimungkinkan peningkatan permintaan CPO yang semakin luas untuk berbagai macam kebutuhan misalnya minyak mentah sawit(CPO) digunakan sebagai bahan minyak goreng, margarin, sabun mandi, pasta gigi dan lain sebagainya. Dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
demikian jika harga tinggi maka ekspor pun tetap tinggi karena adanya jumlah produksi minyak mentah sawit (CPO) yang juga ikut tinggi. Tabel VI. 12 Harga Minyak Mentah Sawit di Indonesia tahun 1995-2007 Tahun
Harga Minyak Mentah Sawit(Rp/kg) 1995 1356 1996 3245 1997 1446 1998 7452 1999 6868 2000 1087 2001 1080 2002 3441 2003 2454 2004 2092 2005 5756 2006 4817 2007 3467 Sumber : Badan Pusat Statistik
Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit (ton) 2345 1459 1679 2967 3298 4110 4603 6333 6886 8661 10375 12100 11875
5. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Terhadap Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit di Indonesia Tahun 1995-2007 Hipotesis keempat menyatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS CPO mempengaruhi volume ekspor minyak mentah sawit di Indonesia tahun 1995-2007. Dalam kenyataannya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memang berpengaruh terhadap volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO di Indonesia. Hasil analisis uji t untuk variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperoleh t hitung sebesar 5,574 dengan signifikansi sebesar 0,013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Karena nilai t hitung > t tabel (t hitung 5,574 > 2, 160 t tabel), berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor minyak mentah sawit dan berpengaruh positif antara nilai tukar dengan volume minyak mentah sawit atau CPO. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan apabila terjadi depresiasi maka ekspor pun tetap tinggi. Berikut adalah tabel nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan pengaruhnya terhadap ekspor minyak mentah sawit di Indonesia. Tabel VI. 13 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat dan Ekspor Minyak Mentah Sawit di Indonesia tahun 1995-2007 Tahun
Nilai Tukar Rupiah Terhadap dolar As 1995 2308 1996 2383 1997 3648 1998 8025 1999 7100 2000 9530 2001 10400 2002 8940 2003 8465 2004 9290 2005 9900 2006 7700 2007 9020 Sumber : Badan Pusat Statistik
Volume Ekspor Minyak Mentah Sawit (ton) 2345 1459 1679 2967 3298 4110 4603 6333 6886 8661 10375 12100 11875
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO. Hal tersebut dapat dilihat dimana pada tahun 2005 sampai 2007 nilai tukar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
rupiah terhadap dolar AS tinggi maka produsen minyak mentah sawit atau CPO dapat mengekspor minyak mentah sawit dalam jumlah yang banyak. Hal ini karena pemerintah mendapat devisa yang lebih banyak dibandingkan menjual minyak mentah sawit atau CPO di dalam negeri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan dalam bab terdahulu, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa produksi minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO tahun 1995-2007, hal ini didasarkan pada hasil analisis uji t yang menunjukan bahwa variable minyak mentah sawit atau CPO memiliki t hitung sebesar 8,160 dengan signifikansi sebesar 0,000 atau t hitung > t tabel (t hitung 8,160 > 2,160 t tabel ), sehingga variable produksi minyak mentah sawit berpengaruh signifikan terhadap variabel volume ekspor minyak.mentah sawit atau CPO. 2. Hasil analisis data menunjukkan bahwa konsumsi minyak mentah sawit atau CPO berpengaruh terhadap volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO tahun 1995-2007, hal ini didasarkan pada hasil t hitung sebesar 5,574 dengan signifikansi 0,001 atau t hitung > t tabel (t hitung 5,574 > 2,160 t tabel )berarti variabel produksi minyak mentah sawit berpengaruh signifikansi terhadap variabel volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa harga minyak mentah sawit berpengaruh terhadap volume ekspor minyak mentah sawit tahun 19952007, hal ini didasarkan pada t hitung 3,180 dengan signifikansi 0,013 atau t hitung > t tabel ( t hitung 3,180 > 2,160 t tabel ) berarti variabel harga minyak mentah sawit berpengaruh terhadap variabel volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO. 4. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh terhadap volume ekspor minyak mentah sawit tahun 1995-2007, hal ini didasarkan pada t hitung 5,574 dengan signifikansi 0,001 atau t hitung > t tabel ( t hitung 5,574 > 2,160 t tabel ) berarti variabel nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap variabel volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO. B. Saran Peluang untuk pengembangan agribisnis kelapa sawit masih cukup terbuka bagi Indonesia, terutama karena ketersediaan sumberdaya alam/lahan, tenaga kerja, teknologi maupun tenaga ahli. Dengan posisi sebagai produsen terbesar kedua saat ini dan menuju produsen utama di dunia pada masa depan, Indonesia perlu memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya, mulai dari perencanaan sampai dengan upaya menjaga agar tetap bertahan pada posisi sebagai a country leader. Disamping itu, tuntutan akan kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan perlu juga menjadi pertimbangan. Berdasarkan
hasil
penelitian
memberikan saran sebagai berikut:
yang
diperoleh,
maka
peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
1. Agar ekspor minyak mentah sawit atau CPO stabil, pemerintah hendaknya memanfaatkan lahan kosong dan mendirikan pabrik pengolahan minyak mentah sawit. Dari penelitian ini ditemukan bahwa untuk meningkatkan ekspor minyak mentah sawit atau CPO ditentukan oleh produksi minyak mentah sawit diantarannya dengan mengolah lahan kosong tersebut. 2. Berdasarkan pengamatan peneliti, pemerintah diharapkan mampu memenuhi konsumsi dalam negeri terlebih dulu dan agar volume ekspor meningkat, konsumsi dalam negeri dapat terpenuhi, disamping itu minyak mentah sawit atau CPO lebih berperan dalam perdagangan minyak nabati daripada minyak mentah lain(kedelai dan jagung) baik dalam negeri maupun luar negeri sehingga ekspor minyak mentah sawit atau CPO merupakan penyumbang devisa bagi negara. 3. Agar volume ekspor minyak mentah sawit atau CPO meningkat hendaknya pengembangan minyak mentah sawit lebih diarahkan pada upaya dapat menekan harga misalnya industri olahan menjadi hasil yang bisa dimanfaatkan sehingga harga jual CPO dapat terus meningkat. 4. Agar volume ekspor tetap meningkat dengan mendapat pengaruh positif
nilai
tukar
rupiah
hendaknya
pemerintah
melakukan
pengendalian kurs dan menstabilkan kurs dengan cara mengadakan hubungan baik dengan luar negeri sehingga ekspor minyak mentah sawit dapat terkendali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Ekspor CPO Indonesia Tahun Ini Diperkirakan Turun. Diakses dari http://www.antara.co.id. Ekspor CPO turun tanggal 8 November 2007
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
Potensi dan Prospek Bisnis Kelapa Sawit Indonesia. Diakses dari http://groups.yahoo.com/group/manajemen/message. tanggal 23 Agustus 2005
----------
Peluang CPO Untuk Bahan Bakar atau Minyak Goreng. Diakses dari http://www.kompas.com. tanggal 27 Maret 2008
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis. Diakses dari http://ads.admaxasia.com. tanggal 08 Oktober 2007
Dajan, A. (1993). Pengantar metode statistik jilid I. Jakarta: LP3ES Deptan. 2004. Prospek CPO di Pasar Internasional. Diakses dari http://www.litbang.deptan.go.id/special/komoditas/b4sawit. tanggal 29 Juli 2008 Ditjenbun. 2003. Pertumbuhan Produksi dan Ekspor CPO Indonesia. Diakses dari http:// ditjenbun.go.id, tanggal 4 Agustus 2007 Gilarso, Imam. 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Gozali, imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariant Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta. LP3ES Sukirno, Sadono. 1985. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Soetrisno, Lukman, dan Retno, Winahyu, 1991. Kelapa Sawit ; KajianSosial Ekonomi Yogyakarta. Aditya Media.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
Sugiyono. 1997. Statistik untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta Suki Susila, Wayan. 2002. Peluang Investasi Bisnis Kelapa Sawit di Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga Tobing, Anggresia Elfrida. 2006. ”Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit di Propinsi Sumatra Selatan”. Skripsi. Prodi Pendidikan Ekonomi’01. Sanata Dharma, Yogyakarta. Menteri Keuangan RI. (1998). "Nomor : 242/KMK.01/1998 tertanggal 22 April 1998, tentang Tarip pajak ekspor minyak sawit/minyak kelapa dan produk turunannya". Jakarta: Surat Keputusan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Produksi Minyak Mentah Sawit atau CPO, Konsumsi Minyak Mentah Sawit atau CPO, Harga Minyak Mentah Sawit atau CPO, Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar As Tahun 1995-2007
Tahun
Produksi Minyak Mentah Sawit (Ton)
Konsumsi Minyak Mentah Sawit (Ton)
Harga Minyak Mentah Sawit (Rp/kg)
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar As
Ekspor Minyak Mentah Sawit (Ton)
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
6.775 5.000 5.448 5.930 6.455 7.000 8.396 9.622 10.440 10.830 11.861 17.650 17.664
3.540 3.300 2.443 4.372 3.048 2.779 3.358 3.147 3.894 2.029 1.329 5.075 5.596
747 825 1.446 745 1.114 1.087 1.080 2.092 2.454 3.441 5.756 4.817 7.868
2.308 2.383 3.648 8.025 7.100 9.530 10.400 8.940 8.465 9.290 9.900 9.020 9.412
1.265 1.671 2.967 1.479 3.298 4.110 4.903 6.333 6.386 8.661 10.375 12.100 11.875
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Descriptives Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
produksi
13
5000
17664
9467.00
4231.637
konsumsi
13
2029
5275
3623.85
1119.945
harga
13
1080
7452
3427.77
2186.297
nilai tukar rupiah Valid N (listwise)
13 13
2308
10400
7439.15
2816.857
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters(a,b)
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute
produksi minyak mentah sawit 13
konsumsi minyak mentah harga minyak sawit mentah sawit 13 13
nilai tukar rupiah 13
9467.00
3623.85
3427.77
7439.15
4231.637
1119.945
2186.297
2816.857
.182
.175
.185
.229
.139 -.175 .632 .820
.185 -.141 .668 .764
.147 -.229 .826 .502
Positive .182 Negative -.146 Kolmogorov-Smirnov Z .655 Asymp. Sig. (2-tailed) .785 a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Regression Variables Entered/Removed(b) Model 1
Variables Removed
Variables Entered nilai tukar rupiah, harga, konsumsi, produksi (a)
Method . Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: volume ekspor
Model Summary(b) Std. Error Mode Adjusted of the Durbinl R R Square R Square Estimate Watson 1 .995(a) .991 .986 442.323 2.586 a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga, konsumsi, produksi b Dependent Variable: volume ekspor
ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares df Mean Square Regression 171820399.064 4 42955099.766 Residual 1565199.705 8 195649.963 Total 173385598.769 12 a Predictors: (Constant), nilai tukar rupiah, harga, konsumsi, produksi b Dependent Variable: volume ekspor
F 219.551
Sig. .000(a)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error -6026.784 592.759
Standardized Coefficients t Beta
Tolerance -10.167
VIF .000
.497
.061
.553
8.106
.000
.242
4.127
konsumsi
1.209
.217
.356
5.574
.001
.276
3.619
harga
.198
.062
.114
3.180
.013
.878
1.140
nilai tukar rupiah
.291
.052
.215
5.574
.001
.756
1.322
Model
1
(Constant) produksi
Sig.
Collinearity Statistics Std. B Error
a Dependent Variable: volume ekspor
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum Maximum Mean 1356.78 12703.12 5201.77 -5468.344 2299.581 .000 -1.094 2.135 .000 -2.332 .981 .000
a Dependent Variable: ekspor
Std. Deviation 3513.529 1914.613 1000 .816
N 13 13 13 13
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Histogram
Dependent Variable: ekspor 5
Frequency
4
3
2
1 Mean =3.8E-15 Std. Dev. =0.816 N =13
0 -3
-2
-1
0
1
Regression Standardized Residual
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Partial Regression Plot
Dependent Variable: ekspor 3000.00
ekspor
2000.00
1000.00
0.00
-1000.00
-2000.00 -2000.00
0.00
produksi
2000.00
4000.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Partial Regression Plot
Dependent Variable: ekspor 2000.00
ekspor
1000.00
0.00
-1000.00
-2000.00 -3000.00
-2000.00
-1000.00
konsumsi
0.00
1000.00
2000.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Partial Regression Plot
Dependent Variable: ekspor 1000.00
ekspor
500.00
0.00
-500.00
-1000.00
-1500.00 -2000.00
-1000.00
0.00
harga
1000.00
2000.00
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Partial Regression Plot
Dependent Variable: ekspor 500.00
ekspor
0.00
-500.00
-1000.00
-1500.00
-2000.00 -4000.00
-2000.00
0.00
nilaitukarrupiah
2000.00