PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh Woro Wiratsih 091224027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! -Roma 12:12-
Perubahan memang tidak menjamin perbaikan, tapi tidak ada perbaikan yang bisa dicapai tanpa perubahan. -Mario Teguh-
Untuk menang, orang tidak harus menang. Berhasil menghindari kekalahan besar, adalah juga kemenangan. -Mario Teguh-
Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That is why it is called the present. -Mr. Oogway-
Dengan penuh kasih darinya, kupersembahkan karya kecil pertama ku ini untuk Ayah dan Ibu tercinta yang membuatku memahami hidup ini. iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 16 Desember 2013 Penulis
Woro Wiratsih
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Woro Wiratsih
Nomor Induk Mahasiswa
: 091224027
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BERDASARKAN PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES PADA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 16 Desember 2013 Yang menyatakan
Woro Wiratsih
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Wiratsih, Woro. 2013. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 orang. Data diperoleh dari hasil tes dan nontes. Aspek yang dianalisis yaitu kemampuan menulis puisi siswa yang berpedoman pada indikator penilaian sebagai berikut: (1) diksi, (2) citraan, (3) kata-kata konkret, (4) bahasa kiasan, dan (5) rima. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi bebas. Peningkatan ini dapat dilihat dari hasil analisis data kuantititif yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai menulis puisi siswa pada kondisi awal adalah 53.64, pada siklus I meningkat menjadi 66.93, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 75.93. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kondisi awal hanya 7 siswa atau 25% siswa, pada siklus I meningkat menjadi 18 siswa atau 64 % siswa, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 24 siswa atau 86% siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan menulis puisi siswa kelas VIII F pada siklus I dan siklus II. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, yang artinya hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Melalui pendekatan multiple intelligences, siswa dapat menyerap materi pelajaran dengan lebih mudah karena konteks belajar yang lebih dekat dengan siswa. Penelitian ini memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif teknik baru dalam pembelajaran menulis puisi. Bagi siswa, penerapan pendekatan multiple intelligences dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka dalam pemilihan kata pada penulisan puisi. Selain itu, penelitian ini menjadi salah satu sumber referensi baru bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis dengan menerapkan pendekatan multiple intelligences untuk meningkatan kemampuan menulis puisi siswa.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Wiratsih, Woro. 2013. The Improvement of Writing Poetry Skill Based on Intelligences Approach for Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School Students VIII F Batch 2012/2013. Thesis S1. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD The research aimed to improve the skill for VIII F students of Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Junior High School 2012/2013 in writing poetry skill based on multiple intelligences approach. The background of this research is dealing with the students’ difficulties in writing poetry. The objective of this research is a classroom action research which is conducted in two cycles. Each cycle consists of four steps: planning, action, observation, and reflection. The subject of this research is 28 students of VIII F Pangudi Luhur 1 Junior High School 2012/2013 semester 2. The data is taken from the result of test results and non-test. The analyzing aspect is student’s skill in writing persuasive paragraph based on the assessment indicator, as follows: (1) diction, (2) images, (3) concrete words, (4) figurative language, and (5) rhyme. The result of the classroom action showed that multiple intelligences approach helped students to improve the skill of writing poetry. The improvement can be seen from the result of the quantitative analysis that shows that in the beginning the students’ averages score in writing poetry is 53.64, in the first cycles increased up to 66.93, and the second cycles increased up to 75.93. The students who achieve accomplishment study on the first conditions only 7 students or 25% of students, in the first cycles increased up to 18 students or 64% and in the second cycles increased up to 24 students or 86%. It can be concluded that there is significant improvement in the skill to write poetry of student class VIII F in the first cycle and second cycle. The results of hypothesis test showed ttest in number is larger than t-table. Therefore the null hypothesis is rejected and the alternative hypothesis is failed to reject. It means the research result in accordance with the formulated hypothesis. Based on those data, it can be conclude that by using multiple intelligences approach could improve students’ skill in writing poetry. By using multiple intelligences approach students’ could absorb the subject easily because the learning context is closer to the students. This research give benefits to many sides. For teachers, the results of this research canbe used as an alternativetechnique in the writing poetry learing process. For students, the implementation of using multiple intelligences approachcan develope their creativity and imagination in the wording aspect of writing poetry. The result of this research can also be used for other researches can aplly the multiple intelligences approach to develope students’ skill in writing poetry.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences Pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. 3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan selaku dosen Pembimbing II yang
dengan
penuh
kesabaran
dan
ketelitian
telah
mendampingi,
membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen Pembimbing I yang dengan pengertian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Segenap dosen Program Studi PBSI yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai. 6. Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan
pelayanan
dan
membantu
kelancaran
penulis
dalam
menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini. 7. JA. Retno Widyasturui, S.Pd, yang bersedia memberikan bimbingan, bantuan, dan masukan selama proses penelitian. 8. Kedua orang tua tercinta, Hadi Praptono Suryo Deksono dan Ibu Ika Yuliani Girindra Wardani, yang telah memberikan cinta, doa dan dukungan, baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah. 9. Bartolomeus Bayu Aji, S.Pd., yang tidak lelah memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Seluruh siswa kelas VIIIF semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, yang telah bersedia dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini. 11. Caecilia Petra Gading May Widyawari, S.Pd., Nuansa Asa Nuarindah, S.Pd., Tofan Gustyawan yang telah berjuang belajar bersama dalam perkuliahan dan bersedia menemani, memberikan semangat, bantuan, dan perhatian kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Teman-teman yang sudah membantu terlaksananya penelitian, Fransiska Ayu Krisnasari dan Maria Regina Saraswati,S.Pd. 13. Teman-teman PBSI angkatan 2009 yang tidak dapat disebut satu per satu, khususnya kelas A. Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat, dan kebersamaan yang terjalin selama ini. 14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terima kasih atas bimbingan, dukungan, dan bantuannya. Penulis menyadari bahwa penulisan dan penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis memohon maaf apabila laporan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, penulis sangat
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengharapkan berbagai saran dan kritik dari para pembaca. Penulis berharap agar laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 16 Desember 2013
Woro Wiratsih
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
Hal. HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................................
vii
ABSTRACT ...............................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
ix
DAFTAR ISI .............................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................
xv
DAFTAR DIAGRAM ..............................................................................................
xvi
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xvii DAFTAR SKEMA ................................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................................
5
1.5 Batasan Istilah ......................................................................................................
6
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.6 Sistematika Penyajian ..........................................................................................
6
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................
8
2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................................
8
2.2 Menulis Puisi........................................................................................................
9
2.2.1 Pengertian Menulis ....................................................................................
9
2.2.2 Pengertian Puisi .........................................................................................
10
2.2.3 Pengajaran Puisi .........................................................................................
12
2.3 Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences .....................................................
14
2.3.1 Pengertian Kecerdasan ...............................................................................
14
2.3.2 Teori Multiple Intelligences .......................................................................
15
2.3.3 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) ...............................
17
2.3.4 Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Menulis Puisi ......
22
2.4 Kerangka Berpikir ................................................................................................
24
2.5 Hipotesis Penelitian..............................................................................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................
26
3.1 Jenis Penelitian .....................................................................................................
26
3.2 Subjek Penelitian..................................................................................................
27
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................................................
27
3.4 Variabel Penelitian ...............................................................................................
27
3.5 Prosedur Penelitian...............................................................................................
27
3.5.1 Siklus I .......................................................................................................
28
3.5.2 Siklus II ......................................................................................................
30
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................
33
3.7 Instrumen Penelitian.............................................................................................
34
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................................
37
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.9 Indikator Keberhasilan .........................................................................................
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................
42
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................................
42
4.1.1 Siklus I ........................................................................................................
42
4.1.2 Siklus II .......................................................................................................
56
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................................
68
4.2.1 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi .......
68
4.2.2 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa ..................
70
4.2.3 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar ...........
71
4.3 Uji Hipotesis ........................................................................................................
74
4.3.1 Uji Normalitas ...........................................................................................
74
4.3.2 Paired Sample T Test .................................................................................
77
BAB V PENUTUP ....................................................................................................
88
5.1 Kesimpulan ..........................................................................................................
88
5.2 Saran .....................................................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
92
LAMPIRAN ..............................................................................................................
94
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Hal. Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Guru ...............................................................
34
Tabel 3.2 Instrumen Observasi untuk Siswa ..............................................................
35
Tabel 3.3 Pertanyaan untuk Guru dan Siswa .............................................................
36
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Puisi ..............................................................................
38
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan ...............................................................................
41
Tabel 4.1 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus I............................................
50
Tabel 4.2 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II ..........................................
61
Tabel 4.3 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi pada Siklus I........................................................................
69
Tabel 4.4 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalamPembelajaran Menulis Puisi pada Siklus II ......................................................................
69
Tabel 4.5 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas ...................................
71
Tabel 4.6 Uji Normalitas Nilai Kondisi Awal dan Siklus I .......................................
75
Tabel 4.7 Uji Normalitas Nilai Siklus I dan Siklus II ................................................
76
Tabel 4.8 Uji Normalitas Kondisi Awal dan Siklus II ...............................................
77
Tabel 4.9 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus I.................................................................
79
Tabel 4.10 Uji-t Siklus I dan Siklus II .......................................................................
80
Tabel 4.11 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus II .............................................................
81
Tabel 4.12 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal dan Siklus I ...............................
82
Tabel 4.13 Perbandingan Skor pada Siklus I dan Siklus II ........................................
84
Tabel 4.14 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal dan Siklus II ..............................
86
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR DIAGRAM Hal. Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa ..........
72
Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Silus I ........
72
Diagram 4.3 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus II .....
73
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK Hal. Grafik 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa ..................................
43
Grafik 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus I...............................
46
Grafik 4.3 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Siklus II .............................
57
Grafik 4.4 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa .......................................
70
Grafik 4.5 Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Puisi dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir .........................
xvii
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR SKEMA Hal. Skema 3.1 Desain PTK Model Spiral Model Kemmis dan MC Taggart ...................
xviii
28
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Hal. Gambar 4.1 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi ..................................
53
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi .............................................
54
Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis ........................................
55
Gambar 4.4 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi ..................................
64
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi .............................................
65
Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis ......................................
65
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Hal. Silabus pembelajaran SMP kelas VIII .......................................................................
95
RPP Siklus I ...............................................................................................................
97
RPP Siklus II .............................................................................................................. 106 Instrumen Penelitian Siklus I ..................................................................................... 116 Instrumen Penelitian Siklus II .................................................................................... 118 Pedoman Dokumentasi Aktivitas Siswa pada siklus I dan Siklus II.......................... 120 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penelitian Dilaksanakan ................................. 121 Pedoman Wawancara Guru pada Siklus I dan Siklus II ............................................ 123 Pedoman Wawancara Siswa pada Siklus I dan Siklus II ........................................... 124 Hasil Refleksi Siklus I................................................................................................ 128 Hasil Refleksi Siklus II .............................................................................................. 131 Hasil Wawancara Guru Sebelum Penelitian Dilaksanakan ....................................... 134 Hasil Wawancara Guru pada Siklus I dan Siklus II ................................................... 138 Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I dan Siklus II ................................................. 142 Instrumen Observasi................................................................................................... 152 Nilai Siswa pada Kondisi Awal ................................................................................. 154 Nilai Siswa pada Siklus I ........................................................................................... 156 Nilai Siswa pada Siklus II .......................................................................................... 158 Nilai Keseluruhan Mata Pelajaran Siswa ................................................................... 160 Surat Permohonan Ijin Penelitian............................................................................... 162 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................................................... 163 Daftar Nama Siswa .................................................................................................... 164 Hasil Kerja Siswa ....................................................................................................... 165
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi anakanak atau pun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Saat ini dunia pendidikan makin dituntut untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, kreatif, aktif, dan inovatif dalam segala bidang. Hal ini kiranya dapat dimulai dari pelaksanaan kegiatan belajar yang aktif, dimana peserta didik secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Peserta didik sendirilah yang bertanggung jawab mengolah, mendalami, mencari makna, merumuskan apa yang mereka pelajari dan membandingkan apa yang mereka ketahui dengan pengetahuan tersebut (Suparno, 2002). Pelaksanaan proses pembelajaran di Indonesia pada masa sebelumnya lebih banyak menggunakan pendekatan yang bertumpu pada aktivitas guru, sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan belum terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran. Pada saat ini, telah banyak dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa. Pembelajaran yang bertumpu pada aktivitas siswa menekankan kepada aktivitas-aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara berkembang. Pendekatan-pendekatan pembelajaran yang bertumpu padaaktivitas
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
siswa dikembangkan untuk membantu peserta didik agar bias belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dalam proses pembelajaran, kebanyakan guru bahasa Indonesia mengajar di depan kelas dan siswa hanya duduk mendengarkan dan mencatat penjelasan guru, akhirnya siswa menjadi tidak mengerti, tidak menemukan ide dan juga tidak mengajukan idenya. Kasus lain yang terjadi adalah kebanyakan guru bahasa Indonesia mengajar dengan menekankan salah satu aspek kemampuan berbahasa siswa saja, sehingga tidak sesuai dengan implementasi SK dan KD yang sedang diajarkan di kelas. Misalnya, SK yang berhubungan dengan aspek berbicara, tetapi implementasinya dalam kegiatan pembelajaran di kelas siswa hanya membaca dan menuliskan ide yang seharusnya diucapkan sesuai dengan aspek berbicara yang sedang diajarkan. Dilihat dari segi kecerdasannya, setiap siswa dalam satu kelas memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Setiap siswa mempunyai beberapa cara untuk mengkonstruksi pengetahuannya yang kadang-kadang sangat berbeda dengan temannya (Suparno, 2002). Sebagai implikasinya, sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator, menciptakan suasana yang menyenangkan dan metode-metode pembelajaran yang bisa membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Howard Gardner (Yaumi, 2012:12) dalam penelitiannya, menemukan sembilan kemampuan manusia yang disebutnya dengan istilah kecerdasan, yaitu: kecerdasan
verbal-linguistik,
logis-matematis,
visual-spasial,
jasmaniah-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
kinestetik, berirama-musik, intrapersonal, interpersonal, naturalistik, eksistensialspiritual. Teori kecerdasan ini sering disebut sebagai teori kecerdasan ganda (Multiple Intelligences). Jika teori Multiple Intelligences diterapkan dalam pembelajaran, akan mempengaruhi bagaimana materi pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.
Pembelajaran
yang
menerapkan
teori
Multiple
Intelligences
menekankan pendekatan yang lebih personal pada situasi dan karakter siswa. Pembelajaran ini tidak hanya dengan ceramah saja, tetapi guru mengolah materi yang akan diajarkan dengan teknik yang bervariasi sehingga siswa bisa terbantu secara tepat. SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama
yang berada di Yogyakarta. SMP Pangudi Luhur 1
Yogyakarta JalanTimoho II Nomor 29. Observasi awal sebelum penelitian tentang pembelajaran menulis puisi, dengan mewawancarai guru yang bersangkutan, didapatkan beberapa permasalahan, salah satu permasalahannya adalah pada hasil belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan siswa kurang semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan juga siswa suka menunda tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan ceramah yang dilakukan oleh guru sama sekali tidak salah, namun ketika ceramah kebanyakan guru tidak berusaha untuk mendekati siswa secara emosional, hanya ceramah dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi siswa di kelas. Metode ceramah juga tidak bias dilepaskan dari proses pembelajaran, metode ceramah juga akan membuat siswa mendapat hasil belajar yang maksimal jika dikemas dengan lebih baik. Dari pernyataan siswa tersebut,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
kemungkinan guru kurang menguasai materi dan metode pembelajaran yang baik sehingga berpengaruh pada siswa yang kurang memahami materi yang diajarkan guru kemudian siswa menganggap pembelajaran yang diberikan tidak memiliki arti yang penting. Metode pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas adalah pembelajaran konvensional, yaitu metode pembelajaran yang hanya memberikan materi begitu saja pada siswa sehingga siswa tidak dilibatkan terlalu banyak
dalam
pembelajaran.
Pembelajaran
konvensional
cenderung
meminimalkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi pasif. Kebiasaan bersikap pasif dalam proses pembelajaran dapat berpengaruh pada siswa, sehingga takut dan malu bertanya pada guru mengenai materi yang kurang dipahami. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pembelajaran
konvensional
aktivitas
pembelajaran
di
kelas
seluruhnya
dikendalikan guru dan siswa cenderung hanya menerima materi pembelajaran. Metode pembelajaran yang seperti ini akan membuat siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa menjadi rendah, karena guru tidak mengajak siswa untuk belajar bersama. Selanjutnya, akibat yang terakhir ketika siswa dihadapkan pada tes, hasil belajar yang didapat tidak maksimal. Dengan latar belakang tersebut,
peneliti ingin mengadakan penelitian
mengenai penerapan pendekatan Multiple Intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada topik menulis puisi. Peneliti mengharapkan bahwa apabila guru menerapkan pendekatan Multiple Intelligences pada pembelajaran bahasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Indonesia, siswa semakin terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan terbantu untuk memahami materi yang dipelajarinya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah kemampuan menulis puisi siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII F
semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan dengan
penerapan pendekatan multiple intelligences?” 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam Penelitian Tindakan kelas ini untuk mendeskripsikan peningkatan
kemampuan menulis pusi siswa SMP Pangudi
Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII F semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dengan penerapan pendekatan multiple intelligences. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk mengajar bahasa Indonesia dengan metode yang cocok agara tidak membosankan siswa dan membantu siswa sedini mungkin untuk mengembangkan inteligensinya. 2. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 untuk memanfaatkan inteligensi ganda (Multiple Intelligences) dalam mempelajari bahasa Indonesia dengan teknik yang sesuai. 3. Bagi penulis, dapat mengetahui teknik-teknik yang sesuai bagi siswa dan belajar untuk mengenal siswa dengan kemampuan yang mereka miliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
sehingga dapat membantu siswa belajar bahasa Indonesia sesuai dengan kemamuan yang mereka miliki dan menjadi bekal bagi penulis untuk terjun dalam dunia kependidikan nantinya. 1.5 Batasan Istilah Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan Kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang (Thomas Amstrong, 2002:2). 2. Multiple Intelligences Multiple intelligence artinya bermacam-macam kecerdasan. Setiap orang memilki
bermacam-macam
kecerdasan,
tetapi
dengan
kadar
pengembangan yang berbeda. Yang di maksud kecerdasan menurut Gardner adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkembangkan (Thomas Amstrong, 2002:3) 3. Menulis Keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1982:3). 4. Puisi Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh iraa, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus (KKBI edisi keempat, 2008:1112). 1.6 Sistematika Penyajian Sistem penyajian penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landasan teori berisi tentang tinjauan pustaka dan kajian teori. Bab III metodologi penelitian berisi tentang rancangan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV hasil penelitian tentang kemampuan menulis puisi menggunakan pembelajaran berbasis multiple intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka Beberapa penelitian tentang pembelajaran menulis puisi telah banyak dilakukan. Namun demikian, penelitian yang terkait dengan pembelajaran Multiple Intelligences masih jarang dilakukan. Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chatarina Tunik dengan judul “Pengaruh Penerapan Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) pada Pembelajaran Matematika dengan Topik Kombinatorik dan Permutasi di Kelas XI IPA 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta”. Dalam penelitiannnya, Chatarina menjelaskan pengaruh penerapan teori kecerdasan ganda (multiple intelligences) terhadap tingkat keterlibatan dan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika. Dalam penelitiannya, Chatarina (2007:3) menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan model siklus. Siklus yang dilakukan meliputi lima siklus, di mana masing-masing siklus terdiri dari satu kegiatan pembelajaran. Persamaan penelitian Chatarina dengan penulis adalah kesamaan penerapan teori multilpe intelligences. Namun demikian, ada perbedaan yang terdapat pada pembelajaran matematika yang digunakan Chatarina dalam penelitiannnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian.
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
Dalam penelitian Herman Yosef M. Koten dengan judul “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V dan VI SD Kanisius Demangan Baru Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010)” menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif karena bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada. Persamaan penelitian Herman dengan peneliti adalah mengukur kemampuan menulis puisi pada siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Artikel yang relevan dari penelitian ini adalah artikel yang berjudul “Multiple Intelligences: Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD”oleh Rishe Purnama Dewi dalam Widya Dharma: Jurnal Kependidikan tahun 2012. Dalam jurnal tersebut, dipaparkan mengenai penerapan multiple intelligences dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Persamaan jurnal tersebut dengan penulis adalah kesamaan penerapan teori multilpe intelligences dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaan jurnal tersebut dengan penelitian ini terletak pada materi pembelajaran bahasa Indonesia yang diterapkan dan jenjang pendidikan yang diteliti. 2.2 Menulis Puisi 2.2.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan kegiatan yang ekspresif (Tarigan, 1982:3). Pada bagian lain, Tarigan (1982:27) memberikan suatu batasan atau pengertian tentang menulis sebagai cara menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
dapat membaca lambang grafik tersebut sehingga mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa menulis pada intinya merupakan ungkapan pikiran atau perasaan seseorang melalui mendia tulisan. Tentu saja dalam hal ini tulisan yang dipakai merupakan hasil kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya. 2.2.2 Pengertian Puisi Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti “pembuatan”. Di dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Puisi dikatakan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik secara fisik maupun batiniah. Aminuddin (1995:134) berpendapat bahwa puisi adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyajian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi seperti halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Menurut KKBI, edisi keempat (2008: 12), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Menurut Mattwe Arnold (dalam Situmorang, 1974:8), puisi adalah satusatunya cara yang paling indah, impresif, dan yang paling efektif mendendangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
sesuatu. Dengan puisi, manusia dapat menggambarkan pikiran, perasaan, dan pengalaman sebab manusia juga memerlukan suatu hal yang bersifat menyedihkan atau menggembirakan. Wirjosoedarno (dalam Pradopo, 1990:6), mendefinisikan puisi sebagai karangan tidak terikat, bentuk karangan bebas atau prosa. Ciri-ciri puisi antara lain: 1) banyak baris dalam tiap bait (suku karangan), 2) banyak kata dalam tiap baris, 3) banyak suku kata tiap baris, 4) rima, dan 5) irama. Waluyo (1987:25) juga mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan batinnya. Pengertian puisi saat ini sudah mengalami perkembangan yakni pada penciptaan puisi yang modern dan tidak lagi terikat oleh kaidah-kaidah seperti banyaknya baris, banyaknya kata, banyaknya suku kata, rima, dan irama dalam tiap baris. Akan tetapi, ragam puisi seperti pantun, talibun, gurindam, masih menjadi bahan pembelajaran yang diakui sebagai hasil kesusastraan masyarakat lama yang menjadi perbendaharaan karya sastra.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
2.2.3 Pengajaran Puisi a. Tujuan Pengajaran Puisi Tujuan pengajaran puisi, tidak terlepas dari tujuan pengajaran sastra secara umum, karena puisi adalah bagian dari karya sastra. Tujuan pengajaran sastra pada hakikatnya adalah menanamkan rasa peka terhadap karya sastra (Situmorang, 1983:25). Mengajarkan puisi berarti mengungkapkan suatu dunia kehidupan dengan medium bahasa yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu sesuai dengan norma-norma estetis puisi. Untuk mencapai estetika puisi ini selalu membutuhkan kemahiran dan kecakapan yang baik (Situmorang, 1983: 26). b. Metode Pengajaran Puisi Rahmanto (1996: 48-52) mengatakan bahwa ada beberapa langkah dalam teknik pengajaran puisi, adalah sebagai berikut. 1. Pelacakan pendahuluan Sebelum menyajikan puisi di depan kelas, guru perlu mempelajari terlebih dahulu untuk memperoleh pemahaman awal tentang puisi yang akan disajikan sebagai bahan. Pemahaman ini sangat penting terutama untuk dapat menentukan strategi yang tepat,menentukan aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian khusus dari siswa dan meneliti fakta-fakta yang masih perlu dijelaskan. 2. Penentuan sikap praktis Puisi yang akan disajikan di depan kelas hendaklah diusahakan tidak terlalu panjang agar dapat dibahas sampai selesai dalam setiap pertemuan. Hendaklah pula ditentukan lebih dahulu informasi apa yang seharusnya dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
diberikan oleh guru sastra untuk mempermudah siswa memahami puisi yang disajikan. 3. Introduksi Banyak faktor yang mempengaruhi penyajian pengantar initermasuk situasi dan kondisi pada saat materi disajikan. Pengantar iniakan sangat tergantung pada setiap individu guru, keadaan siswa danjuga karakteristik puisi yang akan diberikan. 4. Penyajian Penyajian adalah tahap pembelajaran puisi dengan menyajikan puisi yang akan dipelajari. Penyajian puisi ini bisa dengan dibacaka natau dengan rekaman. Jika puisi sulit ditangkap isinya, maka guru bias mengulangi pembacaan puisi tersebut. 5. Diskusi Setelah penyajian puisi selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah diskusi. Diskusi adalah pembahasaan puisi, baikdalam hal gaya bahasa maupun isi atau makna yang dikandung. 6. Pengukuhan Pengukuhan adalah latihan lanjutan di luar kelas.Ini dilakukan ketika siswa menerima puisi dengan antusias sehingga mengesankansiswa.Pengukuhan ini bisa dikembangkan dengan pembacaan puisioleh siswa atau latihan menulis puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
c. Pengajaran Menulis Puisi Latihan atau pengajaran penulisan puisi terhadap siswa adalah untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan berbahasa. Selainitu, pengajaran penulisan puisi juga diharapkan siswa dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri (Rahmanto, 1988:118). Pengajaran penulisan puisi dapat menggunakan model. Hendaknya model yang cocok dan mudah untuk ditiru. Puisi yang cocok sebagai model untuk latihan menulis, biasanya puisi berbentuk bebas dan sederhana, berisi hasil pengamatan yang berupa imbauan atau pernyataan. Perlu juga dikemukakan masalah "kiasan" meski pada tahap yang masing awal. Kiasan tidak hanya dapat menimbulkan pengaruh keindahan khusus bagi pembaca, sehingga puisi-puisi yang cukup banyak mengandung metafora cocok untuk dijadikan model penulisan (Rahmanto, 1988:118-119). 2.3 Pembelajaran Berbasis Mulitiple Intelligences 2.3.1 Pengertian Kecerdasan Istilah kecerdasan atau Intelligences memiliki pengertian yang luas dan kompleks. Para ahli psikologi mengartikan kecerdasan sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, menguasainya dan mempraktekkannya dalam pemecahan suatu masalah. Menurut Handy Susanto (2005 : 68) kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat suatu masalah lalu menyelesaikannya atau membuat sesuatu yang dapat berguna bagi orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Menurut Thomas Amstrong (2002:2) kecerdasan adalah kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Gardner, seorang Psikolog Amerika mengatakan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dari suatu yang nyata (Suparno, 2004:171). Dari beberapa pengertian kecerdasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dari memadukan pengalaman masa lalu dan pengetahuannya untuk menangkap masalah dari situasi yang baru kemudian memecahkannya dan membuat sesuatu yang berguna bagi orang lain. 2.3.2 Teori Multiple Intelligences Multiple Intellligences merupakan istilah dalam kajian tentang kecerdasan yang diprakarsai oleh seorang pakar pendidikan Amerika Serikat bernama Howard Gardner. Terdapat ragam penggunaan tentang Multiple Intelligences ini, sebagian orang menterjemahkan kecerdasan ganda, kecerdasan majemuk atau kecerdasan jamak. Dalam tulisan ini, yang dipergunakan sebagai terjemahan Multiple Intelligences adalah kecerdasan majemuk, dikarenakan agar tidak memunculkan suatu pengertian ganda atau ambigu. Sampai saat ini berbagai teori mengenai kecerdasan banyak bermunculan, mulai dari teori kecerdasannya Alfred Binet tahun 1904 yang beranggapan kecerdasan itu dapat diukur secara objekif dan dapat dinyatakan dalam suatu angka atau nilai “IQ” atau kecerdasan intelektual. Sejalan dengan berkembangnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
peradaban manusia maka mulai terjadi pergeseran paradigma dalam menjelaskan arti kecerdasan seperti kecerdasan emosi yang diprakarsai oleh Daniele Goleman (1995). Gardner memaparkan beberapa kelebihan teori Multiple Intelligences sebagai berikut: (a) memiliki dukungan riset multi disiplin yakni antropologi, pisikologi kognitif, psikologi perkembangan studi biografi, fisiologi hewan dan neuro anatomi; (b) apalagi dibandingkan dengan kecerdasan lainnya, jumlah kecerdasan dalam Multiple Intelligences beragam sehingga tampak “keadilan” dalam menentukan dominasi kecerdasan tertentu untuk setiap individu. Gardner (Thomas Amstrong, 2003:12) menjelaskan bahwa Multiple Intelligences memiliki karakteristik konsep sebagai berikut: a) Semua kecerdasan itu berbeda-beda tetapi semuanya sederajat. Dalam pengertian ini tidak ada kecerdasan yang lebih baik/penting dari kecerdasan yang lain. b) Semua kecerdasan dapat dieksplorasi, ditumbuhkan, dan dikembangkansecara optimal. c) Terdapat banyak indikator kecerdasan dalam tiap-tiap kecerdasan. d) Semua kecerdasan yang berbeda-beda tersebut bekerjasama untukmewujudkan aktivitas yang dilakukan individu. Suatu kegiatan mungkinmemerlukan lebih dari satu kecerdasan dan satu kecerdasan dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan. e) Semua jenis kecerdasan tersebut ditemukan dalam lintas kebudayaan diseluruh dunia dan kelompok usia. f) Saat seseorang dewasa, kecerdasan diekspresikan melalui rentang pencapaian profesi/hobi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Esensi teori Multiple Intelligences menurut Gadner adalah menghargai keunikan setiap individu, berbagai variasi cara belajar mewujudkan sejumlah model untuk menilai mereka dengan cara hampir tak terbatas untuk mengatualisasikan diri di dunia ini. 2.3.3 Sembilan Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) adalah validasi tertinggi gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya dalam pendidikan sangat tergantung pada pengenalan, pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa belajar. Di samping pengenalan, pengakuan dan penghargaan terhadap setiap minat dan bakat masing-masing, teori kecerdasan majemuk tidak hanya mengakui perbedaan-perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan praktis, seperti pengajaran dan penilaian tetapi juga menganggap serta menerimanya sebagai sesuatu yang normal, wajar bahkan menarik dan sangat berharga. Dengan teori multiple intelligences, Gardner berusaha memperluas lingkup potensi manusia melampaui nilai batas IQ. Dengan serius dia mempertanyakan keabsahan penilaian kecerdasan individu melalui tes yang dilakukan di luar lingkungan belajar alamiah dan dilakukan dengan meminta seseorang untuk melakukan tindakan terisolasi yang belum pernah ia lakukan lagi. Sebagai gantinya Gardner menyatakan bahwa kecerdasan lebih berkaitan dengan kapasitas 1) memecahkan masalah, dan 2) menciptakan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah. Gardner memetakan lingkup kemampuan manusia yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
luas menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan “Kecerdasan Dasar”. Teori Multiple Intelligences ini dikembangkan oleh Gardner, dengan mendeskripsikan
sembilan
kecerdasan
manusia
dalam
Metode
Praktis
Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (Paul Suparno, 2004), yaitu: 1. Kecerdasan Linguistik Kecerdasan linguistik merupakan kecerdasan yang paling universal diantara kesembilan kecerdasan dalam teori Multiple Intelligences. Orang yang kecerdasan linguistiknya bagus mempunyai kemampuan menggunakan kata secara efektif baik secara lisan (misalnya pendongeng, aktor atau politisi) maupun tertulis (misalnya sastrawan, penulis drama, editor, wartawan). Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, semantik atau penggunaan praktis bahasa, penggunaan bahasa ini antara lain mencakup retorika (penggunaan bahasa untuk mempengaruhi orang lain melakukan tindakan tertentu), mnemonik atau hafalan (penggunaan bahasa untuk mengingat informasi) dan meta bahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri). 2. Kecerdasan Matematik Logis Gardner merumuskan kecerdasan matematik-logis sebagai bentuk kepekaan dan kemampuan untuk membedakan pola logika atau numerik dan kemampuan menangani rangkaian penalaran yang panjang. Orang yang mempunyai kecerdasan matematik-logis mampu menggunakan angka yang baik (misalnya ahli matematika, akuntansi, pajak, ahli statistik) dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
melakukan penalaran yang benar (misalnya sebagai ilmuwan, pemrogram komputer atau ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil (jika-maka, sebab-akibat) fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematik-logis ini antara lain kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis. 3. Kecerdasan Visual-Spatial Persepsi langsung dunia visual merupakan ciri sentral kecerdasan spatial, meskipun orang buta memiliki kecerdasan spatial kemampuan untuk betulbetul melihat dunia biasanya merupakan langkah penting pertama untuk memanfaatkan informasi spatial. Orang yang kecerdasan spatialnya tinggi mempunyai kemampuan mempersepsikan dunia spatial-visual secara akurat (misalnya sebagai pemburu, pramuka, pemadu) dan mentransformasikan persepsi duniaspatial-visual tersebut (misalnya dekorator, interior, arsitek, seniman atau penemu). Kecerdasan ini meliputi kemampuan membayangkan, mempresentasikan ide secara visual. 4. Kecerdasan Kinestetik-Jasmani Teori multiple intelligences berusaha menghilangkan pemisahan antara tubuh dengan cara menghargai kegiatan jasmani yang penuh makna sebagai suatu kecerdasan yang berdiri sendiri. Orang yang kecerdasan kinestetik-jasmani tinggi
mempunyai
keahlian
menggunakan
seluruh
tubuh
untuk
mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya sebagai aktor, pemain pantimim, atlet, atau penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
menciptakan atau mengubah sesuatu (misalnya sebagai pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokterbedah). Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik seperti koordiansi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsangan dan hal yang berkaitan dengan sentuhan. 5. Kecerdasan Musikal Kecerdasan musikal adalah kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan
cara
mempersepsikan
(misalkan
sebagai
penikmat
musik),
membedakan (misalnya sebagai komentator musik), mengubah (misalnya sebagai komposer), dan mengekspresikan (misalnya sebagai penyanyi). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, pola warna suara suatu lagu. 6. Kecerdasan Interpersonal Menurut Gardner, primata yang berkelompok diharuskan menjadi makhluk yang dapat memperhitungkan akibat perilaku mereka sendiri, menghitung kemungkinan
perilaku
yang lain
dan
untuk
menghitung manfaaat
kerugiannya. Hanya organisme dengan keterampilan kognitif yang telah berkembang jauh yang dapat berhasil dalam konteks itu. Seseorang yang mempunyai
kecerdasan
interpersonal
mampu
mempersepsikan
dan
membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan untuk membedakan berbagai macam tanda interpersonal dan kemampuan menangggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
pragmatis tertentu (misalnya mempengaruhi sekelompok orang untuk melakukan tindakan tertentu). 7. Kecerdasan Intrapersonal Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak berdasarkan pengenalan akan diri itu. Termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan berefleksi. Ia dapat mengatur perasaan dan emosinya sehingga kelihatan sangat tenang. Orangnya kebanyakan reflektif dan suka bekerja sendirian. Siswa yang menonjol dalam kecerdasan ini sering kelihatan pendiam, lebih suka bermenung di kelas. Ia lebih suka bekerja sendiri. Ia tidak tertarik bahwa teman-temannya mengerjakan tugas itu berkelompok. Guru yang tidak tahu sering memarahi siswa ini karena ia seperti tidak mendengarkan dan hanya melamun, padahal sebenarnya ia sedang berpikir. 8. Kecerdasan Naturalis/ lingkungan Gardner
menjelaskan
bahwa
kecerdasan
naturalis/lingungan
sebagai
kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik. Orang yang punya kecerdasan lingkungan tinggi biasanya mampu untuk hidup di luar rumah, dapat berkawan dan enak dengan alam, mudah membuat identifikasi dan klasifikasi tanaman dan binatang. Orang ini mempunyai kemampuan mengenal sifat dan tingkah laku binatang. Biasanya ia sangat mencintai lingkungan. Guru yang mengajar dengan kecerdasan lingkungan lebih suka mengajar di luar kelas, di alam terbuka, dimana siswa dapat aktif mengamati alam sekaligus memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
9. Kecerdasan Eksistensial Menurut Gardner kecerdasan eksistensial lebih menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan–persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia. Orang tidak puas hanya menerima keberadaaannya secara otomatis, tetapi mencoba menyadarinya dan mencari jawab yang terdalam. Pertanyaan ini antara lain : mengapa aku ada, mengapa aku mati, apa makna dari hidup ini, bagaimana kita sampai ke tujuan hidup. Guru yang mengajar dengan kecerdasan eksistensial biasanya memberikan pertanyaan untuk berefleksi dan berpikir bahwa keberadaan siswanya di dunia ini bukan utuk hidup saja, tapi juga untuk belajar. Dapat disimpulkan bahwa konsep kesembilan kecerdasan tersebut dapat menyadarkan kita bahwa setiap siswa memiliki potensi inteligensi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, siswa mampu mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimilikinya melalui teknik pembelajaran yang beragam. 2.3.4 Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Menulis Puisi Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penerapan dari teori multiple intelligences pada pembelajaran menulis puisi (Campbell, 2006): 1. Kecerdasan lingusitik, setelah diberikan tema tertentu siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pemikirannya dengan menuliskan kembali dan mengolahnya lewat kata-kata mereka sendiri. 2. Kecerdasan matematis-logis, siswa diberikan tema khusus yang berkaitan dengan
permasalahan
yang
harus
dipecahkan,
siswa
kemudian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengkategorisasi,
klasifikasi,
pengambilan
kesimpulan,
23
generalisasi,
perhitungan dan pengujian hipotesis dari permasalahan tersebut secara logis dan mengemukakannya. 3. Kecerdasan visual spatial, siswa diberikan sebuah objek untuk tema puisinya, kemudian
siswa
mengamati,
menginterpretasikan,
kemudian
mempresentasikan idenya secara visual. 4. Kecerdasan kinestetik-jasmani, siswa diajak berkeliling di lingkungan sekolah, lalu siswa mengamati keadaan sekolah dan sekitarnya, kemudian mempresentasikan hasil pengamatan secara langsung tersebut. 5. Kecerdasan musikal, siswa diberi kesempatan untuk mendengarkan lagu, menyanyi, mengungkapkan materi dalam bentuk suara, bahkan membuat lagu. 6. Kecerdasan interpersonal, siswa dapat berkelompok dan berdiskusi, sharing, dan bekerjasama dalam membuat puisi. 7. Kecerdasan intrapersonal, siswa diberikan waktu untuk merefleksi dan berpikir
sejenak,
kemudian
siswa
menuliskan
apa
yang
telah
direfleksikannya. 8. Kecerdasan lingkungan, siswa diajak berkeliling lingkungan sekolah, mengamati lingkungan sekolah dan alam sekitarnya, kemudian siswa menuliskannya sesuai dengan hasil pengamatan terhadap alam tempat mereka hidup.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
9. Kecerdasan eksistensial, siswa diberi kesempatan untuk menanyakan mengenai materi yang telah dipelajarinya kemudian merumuskannya kembali. 2.4 Kerangka Berpikir Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi belum maksimal. Pada umumnya siswa
mengalami
kesulitan
dalam
mengembangkan
topik,
menyusun
kalimat,menggunakan rima yang tepat. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh siswa, penelitian yang dilakukan peneliti difokuskan pada kemampuan siswa dalam menulis puisi. Sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis puisi, proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan pembelajaran multiple intelligences. Peningkatan
kemampuan
menulis
puisi
siswa
dilakukan
dengan
pembelajaran berbasis multiple intelligences. Selain proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan memperhatikan komponen dan karakteristik dalam pembelajaran multiple intelligences, pemilihan materi dan media pembelajaran pun juga disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran multiple intelligences. Materi pembelajaran yang digunakan adalah materi-materi yang tidak jauh dengan lingkungan hidup siswa. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi). Data diperoleh dengan teknik tes dan nontes. Data yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas. Cara untuk mengetahui perbedaan setiap siklus adalah dengan dilakukan uji statistik dengan uji normalitas dan uji perbedaan dengan uji-t berpasangan (paired sample t-test). 2.5 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian adalah pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulispuisi siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu dilakukan guru di
kelasnya untuk memperbaiki pembelajarannya atau menguji asumsi-asumsi teori kependidikan dalam praktek pembelajaran (Sukardjono, 1999:1). Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis puisi ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut. a. Perencanaan (planning) adalah persiapan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis pusi siswa. b. Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis puisi siswa. c. Pengamatan (observing) adalah pengamatan
terhadap siswa selama
pembelajaran menulis puisi berlangsung. d. Refeleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.
26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2
27
Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan siswa dalam menuis puisi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa. 3.3
Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMP SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta sebagai tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-11 April 2013 di kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. 3.4
Variabel Penelitian
Ada dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis puisi dan variabel bebasnya adalah pendekatan multiplle intelligences. 3.5
Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK)
mencangkup
empat
langkah,
yaitu:
(a)
perencanaan/planning,
yang (b)
tindakan/acting, (c) pengamatan/observing, dan (d) refleksi/reflection. Menurut Kemmis dan Taggrart (1988 dalam Wiriatmadja, 2007: 66), model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Skema 3.1 Desain PTK model Spiral Kemmis dan MCTggart
Observasi Tindakan
SIKLUS I
Observasi Refleksi
Perencanaan
Tindakan
SIKLUS II
Perencanaan
Refleksi
dst
Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus, peneliti akan memaparkan uraian tiap-tiap tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus. 3.5.1 Siklus I a. Perencanaan Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan terjabar sebagai berikut. 1) Menyusun lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan pedoman wawancara bagi siswa tentang tanggapan dan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti menyusun instrumen pengumpul data untuk mengetahui karakteristik dan analisis kebutuhan siswa. 2) Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan wawancara terhadap siswa dan guru kelas. 3) Menganalisis hasil observasi dan wawancara sebagai dasar untuk menyususn silabus dan RPP.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
4) Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 5) Menyusun alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan multiple intelligences dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi di kelas. b. Tindakan Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup. a) Pendahuluan Guru
memberikan
salam
dan
menyapa
siswa,
kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru membacakan sebuah syair “Hymne Guru”. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan siswa berkaitan dengan puisi yang telah dibacakan guru. b) Inti Guru dan siswa bersama-sama menganalisis syair “Hymne Guru” untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi. Guru memberikan ulasan mengenai unsur-unsur pembentuk puisi. Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan sebelumnya. Siswa membacakan hasil puisi karyanya di depan kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
c) Penutup Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegasan materi terhadap pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap pembelajaran keterampilan menulis puisi. c. Observasi Obeservasi pada Siklus I yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes tertulis siswa. d. Refleksi Berdasarkan
hasil
pengamatan
proses
pembelajaran
yang
berlangsung pada siklus I, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan. 3.5.2 Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang perludeperbaiki sebelum siklus II dilaksanakan. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan peneliti berdasarkan hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pada siklus II media pembelajaran harus dipersiapkan sebelum waktu efektif pembelajaran berlangsung, sehingga tidak menyita banyak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
waktu
efektif
yang
dibutuhkan
untuk
pelaksanaan
31
proses
pembelajaran. 2) Pada saat akan menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya juga memerhatikan kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga tidak terjadi masalah manajemen kelas seperti pada siklus I. 3) Pada
saat
menjelaskan
materi
pembelajaran
guru
sebaiknya
memerhatikan tempo dan mempertimbangkan kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan guru. 4) Pada pelaksanaan siklus II, penjelasan guru tentang cara menulis puisi dan contoh puisi lebih ditekankan lagi, agar pada saat siwa diminta menulis puisi, siswa tidak lagi mengalami kesulitan seperti pada siklus I. 5) Pada pelaksanaan siklus II, guru harus dapat memerhatikan alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran. b. Tindakan a) Pendahuluan Guru
memberikan
salam
dan
menyapa
siswa,
kemudian
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru membacakan sebuah syair “Hymne Guru”. Guru dan siswa bertanya jawab tentang pengalaman dan pengetahuan siswa berkaitan dengan puisi yang telah dibacakan guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
b) Inti Guru dan siswa bersama-sama menganalisis syair “Hymne Guru” untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk puisi. Guru memberikan ulasan mengenai unsur-unsur pembentuk puisi. Siswa menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan sebelumnya. c) Penutup Pada tahap ini dilakukan refleksi dan penegasan materi terhadap pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap pembelajaran keterampilan menulis puisi. c. Observasi Observasi pada Siklus II yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes tertulis siswa. d. Refleksi Berdasarkan
hasil
pengamatan
proses
pembelajaran
yang
berlangsung pada siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus II akan digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
3.6 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes. a. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis puisi. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil kerja siswa dalam menulis puisi. b. Teknik Nontes Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah: •
Hasil observasi Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan pembelajaran. Hal ini untuk mengetahui beberapa media, metode, dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran.
•
Hasil wawancara Wawancara dengan guru, hal ini bertujuan untuk mengetahui pandangan guru terhadap materi, teknik, metode, dan media yang digunakan.
•
Pengambilan gambar (foto) Pengambilan gambar (foto) bertujuan agar semua kegiatan penelitian dapat didokumentasikan sebagai data.Pengumpulan data diperoleh dari observasi partisipasi langsung. Selama observasi peneliti melakukan pengamatan mengenai keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi. Selain observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi hasil belajar siswa berupa nilai mengenai hasil karya siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.7
34
Instrumen Penelitian a. Instrumen Observasi Instrumen ini digunakan untuk mengetahui fokus pembelajaran, perhatian siswa, pengelolaan kelas, metode dan media pembelajaran, penataan materi, penilaian, interaksi guru dan siswa, dan respon guru terhadap siswa. Berikut pedoman observasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Guru
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Kelas : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Unsur yang Diobservasi Guru menguasai materi pembelajaran Guru menyajikan materi dengan sistematis Guru menyajikan materi dengan tuntas Guru memilih metode pembelajaran dengan tepat Metode pembelajaran diterapkan secara efektif Guru memakai media Guru sering bertanya kepada siswa Guru umumnya duduk di kursi Guru sering berjalan ke samping, tengah, dan belakang Guru menjawab berbagai pertanyaan siswa dengan jelas
Ya
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
Tabel 3.2 Instrumen Observasi untuk Siswa PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA DI DALAM KELAS Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Kelas : Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Aspek Siswa menjawab pertanyaan guru. Siswa memahami puisi yang dibacakan guru. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi. Siswa dapat menyusun puisi Siswa bertanya pada guru ketika menemui kesulitan. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. Siswa aktif mengungkapkan pendapat. Perwakilan siswa membacakan hasil menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.
Keterangan
b. Instrumen Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa orang siswa kelas VIII F dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pandangan siswa dan guru terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini, serta tanggapan guru terhadap masalah yang sering muncul dalam kegiatan belajar mengajar, metode, dan media yang biasa digunakan. Berikut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
ini beberapa pedoman pertanyaan yang yang diajukan dalam wawancara dengan guru dan siswa untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Tabel 3.3 Pertanyaan untuk Guru dan Siswa No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pertanyaan untuk guru Apa sajakah yang perlu Anda siapkan sebelum mengajar? Materi apakah yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis puisi? Berapa KKM yang harus dicapai siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia? Aspek apa sajakah yang menjadi prinsip penilaian kemampuan menulis puisi? Metode pembelajaran seperti apakah yang anda gunakan dalam pembelajaran menulis puisi? Bagaimana hasil kemampuan siswa dengan metode yang sudah diterapkan? Apakah mencapai KKM? Media apa yang Anda gunakan dalam pembelajaran menulis puisi? Kesulitan apa saja yang Anda temui ketika mengajarkan keterampilan menulis puisi?
Pertanyaan untuk siswa Apa pendapat Anda tentang pelajaran bahasa Indonesia? Menurut pendapat Anda, apakah guru bahasa Indonesia Anda menguasai setiap materi yang diajarkan dengan baik? Apa alasan Anda? Apakah guru Anda telah menyiapkan materi dan media pembelajaran dengan baik dan sistematis? Apakah guru Anda sering menyampaikan materi dengan ceramah? Apakah guru Anda sering memberikan kesempatan kepada Anda untuk memecahkan sebuah permasalahan melalui kerja sama dengan teman yang lain? Apa pendapat Anda tentang pembelajaran menulis puisi di dalam kelas? Adakah kesulitan yang Anda temukan dalam pembelajaran menulis? Apa saja? Pembelajaran seperti apakah yang Anda inginkan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
c. Pretes Menulis Pretes menulis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran kemampuan menulis puisi siswa. Dalam proses ini siswa diinstruksikan untuk membuat puisi, kemudian dilakukan analisis dan penilaian hasil menulis siswa. Dari hasil tersebut akan diketahui kemampuan awal siswa dalam menulis puisi. Informasi tersebut berguna untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan hasil kemampuan menulis puisi siswa pada siklus I yang akan dilaksanakanPenelitian tidakan kelas ini menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes tertulis menulis puisi. Instrumen nontes berupa lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. 3.8 Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan untuk menganalisis data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi dan data prestasi belajar siswa. Analisis data ini mencakup mengidentifikasi puisi siswa berdasarkan kriteria penilaian puisi yang benar. Berdasarkan hasil identifikasi, akan ditentukan kualitas tulisan siswa. Tahap akhir adalah penilaian dan pemberian skor pada hasil tulisan siswa. 3.8.1
Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis kualitatif yang diperoleh
dari hasil nontes. Data yang dianalisis adalah aktivitas siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.8.2
Teknik Kuantitatif
a. Analisis kemampuan menulis puisi siswa Skor yang diperoleh Nilai =
X 100 Skor maksimal
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Puisi No. Unsur yang dinilai 1. Diksi
2.
Citraan
Skala
Kriteria
Kategori
5
Jika penggunaan diksi sangat tepat.
Sangat Baik
4
Jika penggunaan diksi tepat.
Baik
3
Jika penggunaan diksi cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan diksi kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat
5
Jika penggunaan diksi sangat tepat.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan diksi tepat.
3
Jika penggunaan diksi cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan diksi kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat.
Sangat kurang baik
Baik
38
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Unsur yang dinilai 3. Kata-kata konkret
Skala
5.
Bahasa kiasan
Rima
Kategori
5
Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tepat.
Sangat Baik
4
Jika penggunaan kata-kata konkret tepat. Jika penggunaan kata-kata konkret cukup tepat.
Baik Cukup baik
2
Jika penggunaan kata-kata konkret kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tidak tepat
5
Jika penggunaan bahasa kias sangat tepat.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan bahasa kias tepat.
Baik
3
Jika penggunaan bahasa kias cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan bahasa kias kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan bahasa kias sangat kurang tepat
5
Jika penggunaan rima sangat teratur.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan rima teratur.
Baik
3
Jika penggunaan rima cukup teratur.
Cukup baik
2
Jika penggunaan rima kurang teratur.
Kurang baik
1
Jika penggunaan rima sangat kurang teratur.
Sangat kurang baik
3
4.
Kriteria
39
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
b.
40
Perhitungan uji-t
Uji-t dilakukan untuk mengetahui berbedaan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kondisi awal dan kondisi akhir. Nurgiyantoro (2009:111) menyatakan bahwa rumus uji-t yang dapat diterapkan untuk mencari perbedaan nilai rata-rata tes kemampuan berbahasa tidak sama, penerapan rumus uji-t disesuaikan dengan jenis subjeknya. Rumus uji-t yang diterapkan dalam penelitian ini adalah rumus uji-t berpasangan. Rumus uji-t berpasangan adalah sebagai berikut: =
∑
∑
(∑ )
Keterangan: D
: perbedaan skor rata-rata (X1-X2)
∑ D : jumlah perbedaan skor kedua tes n
: jumlah subjek
3.9 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes pembelajaran menulis puisi siswa. Peningkatan hasil menulis ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Keberhasilan tindakan tidak hanya ditekankan pada hasil akhir yang dicapai melainkan juga pada proses berlangsungnya penelitian. Indikator keberhasilan sebagai tolok ukur ketercapaian target penerapan tindakan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Tabel 3.5 Indikator Keberhasilan No. 1.
Indikator Kemampuan siswa dalam menulis puisi
Kondisi Awal Hanya 0% siswa yang mencapai KKM dalam kompetensi dasar menulis puisi
Siklus I 50% siswa mencapai KKM dalam kompetensi dasar menulis puisi
Siklus II 75% siswa mencapai KKM dalam kompetensi dasar menulis puisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Pada subbab ini dipaparkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil penelitian yang akan diuraikan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes dan nontes pada siklus I dan siklus II. Data dari instrumen tes berupa puisi yang ditulis siswa, sedangkan data dari instrumen nontes berupa hasil observasi, wawancara, refleksi, dan dokumentasi. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik tersebut. Selanjutnya, untuk data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat. 4.1.1 Siklus I a)
Hasil Tes Tertulis Siswa Sebelum tindakan pada siklus I dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengadakan tes kemampuan awal pada hari Selasa, tanggal 2 April 2013. Jumlah yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa. Tes tersebut
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
dilakukan peneliti untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum tindakan pada siklus I dan siklus II dilaksanakan. Hasil tes kemampuan awal yang dilakukan peneliti dapat dilihat pada grafik berikut. Grafik 4.1 Hasil Tes Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 25
Jumlah Siswa
20 20
19
18
17 15
15
Sangat Baik
10 65 5
Baik
67 44
6
55 3
Cukup Baik Kurang Baik
0
Tidak Baik DIKSI
CITRAAN KATA-KATA BAHASA KONKRET KIASAN
RIMA
Indikator
Dalam pedoman penelitian terhadap kemampuan menulis puisi siswa yang telah ditetapkan peneliti, ada lima aspek yang akan dinilai pada hasil tertulis siswa, yaitu aspek diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kiasan, dan rima. Setiap aspek akan diberikan nilai tertinggi 85 dan terendah 59. Skor yang diperoleh siswa untuk masing-masing kategori akan dijumlahkan. Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 6 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 5 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang cukup banyak, sejumlah 17 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek diksi kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Siswa masih merasa kesulitan dalam pemilihan diksi untuk dimasukkan ke dalam puisi karyanya. Untuk aspek citraan, terdapat 6 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 7 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang cukup banyak, sejumlah 15 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek citraan, kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Masih banyak siswa yang kurang maksimal menggunakan pencitraan ke dalam puisi yang ditulisnya. Untuk aspek kata-kata konkret, hanya terdapat 4 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 4 orang siswa. Sebanyak 20 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pemilihan kata-kata konkret yang dituliskan ke dalam puisi karangannnya. Untuk aspek bahasa kiasan, hanya terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 5 orang siswa. Sebanyak 18 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Siswa masih mengalami kesulitan dalam pemilihan kata-kata konkret yang dituliskan ke dalam puisi karangannnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Untuk aspek rima, hanya terdapat 3 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 6 orang siswa. Sebanyak 19 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek rima kemampuan siswa dalam menulis puisi masih kurang baik. Siswa masih mengalami
kesulitan
dalam
penggunaan
rima
yang
tepat
pada
saat
mengapresiasikan puisinya. Dari keseluruhan data tersebut, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa sebelum tindakan siklus I dilaksanakan, kemampuan menulis puisi siswa masih dalam kategori kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kias, dan rima yang dituliskan siswa. Faktor penyebabnya antara lain karena siswa masih kesulitan dalam memilih kata-kata yang akan dirangkai menjadi sebuah kesatuan dalam sebuah puisi. Akibatnya, siswa hanya menggunakan kata-kata sederhana dan memasukkannya ke dalam puisi yang dibuat siswa. Akan tetapi, hal tersebut tidak terjadi pada seluruh siswa, kemampuan siswa yang berbeda-beda memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan terhadap kemampuan siswa dalam menulis puisi. Beberapa siswa telah mampu menulis puisi dengan cukup baik, sementara siswa lainnya masih mengalami kesulitan. Kesalahan yang banyak dilakukan siswa terjadi pada aspek rima, kebanyakan siswa kurang menguasai penggunaan rima dengan baik. Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 6 April 2013. Jumlah siswa yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Hasil tes tertulis menulis puisi siswa pada siklus I dapat dilihat pada grafik berikut.
Jumlah Siswa
Grafik 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus I 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17 14 12 9
8
7
6
7
13
12 10
9
Sangat Baik 7 5
4
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
DIKSI
CITRAAN KATA-KATA BAHASA KONKRET KIASAN
RIMA
Indikator Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 8 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 6 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 14 orang siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disumpulkan bahwa dilihat dari aspek diksi, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 6 orang siswa pada kondisi awal menjadi 8 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami sedikit peningkatan dari 5 orang siswa pada kondisi awal menjadi 6 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 17 orang siswa pada kondisi awal menjadi 14 orang siswa pada siklus I. Untuk aspek citraan, terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 4 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 7 siswa. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek citraan, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 6 orang siswa pada kondisi awal menjadi 17 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 7 orang siswa pada kondisi awal menjadi 4 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 15 orang siswa pada kondisi awal menjadi 7 orang siswa pada siklus I. Untuk aspek kata-kata konkret, hanya terdapat 7 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 9 orang siswa. Sebanyak 12 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami sedikit peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 4 orang siswa pada kondisi awal menjadi 7 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dalam kategori cukup mengalami peningkatan dari 4 orang siswa pada kondisi awal menjadi 9 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 20 orang siswa pada kondisi awal menjadi 12 orang siswa pada siklus I. Untuk aspek bahasa kiasan, terdapat 9 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 7 orang siswa. Sebanyak 12 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek katakata konkret kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 5 orang siswa pada kondisi awal menjadi 9 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 5 orang siswa pada kondisi awal menjadi 7 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 18 orang siswa pada kondisi awal menjadi 12 orang siswa pada siklus I. Untuk aspek rima, terdapat 10 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 5 orang siswa. Sebanyak 13 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek rima kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis sebelum tindakan dilakukan. Peningkatan kemampuan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan yang signifikan dari 3 orang siswa pada kondisi awal menjadi 10 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 6 orang siswa pada kondisi awal menjadi 5 orang siswa pada siklus I. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 19 orang siswa pada kondisi awal menjadi 13 orang siswa pada siklus I. Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah tindakan pada siklus I dilakukan, kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dikarenakan siswa telah mampu memahami bagaimana cara menulis puisi yang baik. Aspek yang dinilai masih kurang dan tidak mengalami peningkatan secara signifikan adalah aspek kata-kata konkret dan bahas kiasan. Hal tersebut dilihat dari jumlah siswa mendapatkan skor dalam kategori baik dan banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa. b) Hasil Nontes Pada penelitian ini, selain meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, peneliti juga mengamati bagaimana respon siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas. Data tentang keterlibatan dan respon siswa tersebut diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi foto.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
a. Observasi Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan oleh observer. Tabel 4.1 Observasi Pembelajaran pada Siklus I AKTIVITAS SISWA DI KELAS Sekolah Kelas Mata Pelajaran Hari/Tanggal
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta : VIII F : Bahasa Indonesia : Sabtu, 6 April 2013
No. 1.
Aspek Siswa menjawab pertanyaan guru.
2.
Siswa memahami puisi yang dibacakan guru. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi. Siswa dapat menyusun puisi.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Siswa bertanya pada guru ketika menemui kesulitan. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. Siswa aktif mengungkapkan pendapat. Perwakilan siswa membacakan hasil menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.
Keterangan Siswa masih malu menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa memahami puisiyang dibacakan guru. Siswa kesulitan dalam mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi. Siswa masih kesulitan menyusun puisi. Siswa enggan bertanya kepada guru. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. Siswa masih pasif mengungkapkan pendapat. Siswa masih malu membacakan hasil menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Dari hasil pengamatan observer, belum seluruh siswa mengikuti proses pembelajaran dengan antusias dan penuh perhatian, artinya siswa masih belum mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan siswa mengikuti semua instruksi yang diberikan guru. Data yang diperoleh dari hasil observasi pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut. Peneliti membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi tentang puisi dan kaitannya dengan kehidupan siswa sebagai seorang pelajar. Respon siswa terhadap apersepsi yang diberikan positif. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang memberikan respon positif saat guru membuka pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Peneliti menggunakan media untuk memudahkan penyampaian materi dan menarik perhatian siswa. Siswa terlihat bersemangat saat peneliti menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media. Sebelum menyampaikan materi pembelajaran, peneliti terlebih dahulu memberitahukan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Suara peneliti masih terdengar kurang jelas pada saat menjelaskan materi karena ada beberapa siswa yang menimbulkan kegaduhan di kelas. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Sebagian besar siswa mampu memahami prosedur pelaksanaan pendekatan multiple intelligences dalam proses pembelajaran menulis puisi. Siswa memahami semua instruksi yang diberikan oleh peneliti berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran bersadarkan pendekatan multiple intelligences dan mengikutinya dengan cukup antusias. Alokasi waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran cukup. Setiap langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences terlaksana dengan baik dan efektif. b. Hasil Wawancara Siswa Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah peneliti selesai menganalisis hasil tes tertulis siswa pada siklus I. Wawancara ditujukan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Pertanyaan diajukan kepada para siswa adalah sebagai berikut: (1) apakah siswa senang dengan pembelajaran
menulis
puisi
dengan
menggunakan
pendekatan
multiple
intelligences, (2) apakah yang menyebabkan siswa senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, (3) apakah siswa lebih mudah menulis puisi penerapan pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran, (4) Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, apakah siswa dapat menulis puisi secara lebih baik, (5) apakah kesulitan yang siswa alami selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah mengungkapkan rasa senangnya terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan metode dengan menggunakan
pendekatan
multiple
intelligences,
karena
siswa
merasa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak membosankan dan siswa dapat menangkap hal-hal pokok bagaimana menulis puisi yang baik dengan mudah. Meskipun demikian, masih ada beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk melakukan perbaikan terhadap rencana pembelajaran, agar pada penerapan siklus berikutnya jumlah siswa yang mengalami kesulitan dan siswa yang masih mendapatkan nilai rendah dapat dikurangi. c. Dokumentasi Foto Dokumentasi merupakan salah satu data yang penting sebagai bukti terjadinya suau kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences. Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dengan wawancara dan observasi. Pendokumentasian dalam penelitian ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II berlangsung. Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan siswa pada siklus I.
Gambar 4.1 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi Gambar 1 tersebut diambil pada saat pelaksanaan siklus I. Pada siklus I, peneliti menekankan penguasaan materi tentang puisi dan cara menulis puisi yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
baik. Peneliti membagikan contoh puisi kepada setiap siswa. Aktivitas selanjutnya adalah siswa diminta menganalisis puisi yang dibagikan. Setelah para siswa selesai menganalisis contoh puisi yang dibagikan, peneliti kemudian menjelaskan materi puisi secara lengkap. Pada saat peneliti menjelaskan materi pembelajaran, siswa diminta untuk mengoreksi jawaban dari hasil analisis puisi masing-masing siswa. Hal terakhir yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa dibantu peneliti menarik kesimpulan dari keseluruhan aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Gambar 4.2 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi Gambar 2 tersebut diambil ketika siswa melakukan kegiatan menulis puisi. Terlihat siswa antusias dan serius dalam melakukan kegiatan menulis puisi. Terdapat beberapa siswa yang melakukan diskusi dengan teman untuk bertukar ide dalam menulis puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Gambar 4.3 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis Gambar 3 tersebut diambil ketika siswa membacakan puisi yang telah ditulis. Terlihat siswa masih malu untuk membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. c)
Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang masih perlu diperbaiki sebelum pelaksanaan siklus selanjutnya. Hal-hal yang menurut peneliti perlu diperbaiki sebelum pelaksanaan siklus berikutnya antara lain rasa ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan masih rendah, penjelasan peneliti tentang materi pembelajaran tentang menulis puisi terlalu cepat, pada saat siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), peneliti kurang memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pengisian LKS. Selain itu juga masih ada beberapa siswa yang belum memahami cara menulis puisi yang baik, sehingga peneliti harus memberikan pendampingan ekstra kepada beberapa siswa yang belum mengerti cara menulis puisi yang baik, alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam RPP,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dan siswa masih malu-malu untuk mengapresiasikan puisi hasil karyanya di depan kelas. Kekurangan-kekurangan ditemukan pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dari sisi siswa maupun peneliti. Pada perencanaan siklus berikutnya kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki agar hasil yang diperoleh lebih baik dan target ketuntasan dapat tercapai. Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti berdasarkan hasil diskusi dengan peneliti antara lain pada saat membuka pelajaran peneliti harus berusaha menimbulkan ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan, pada saat menjelaskan
materi
pembelajaran
sebaiknya
peneliti
mempertimbangkan
kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan oleh peneliti, peneliti diminta untuk menjelaskan terlebih dahulu prosedur pengisian LKS (Lembar Kerja Siswa) sebelum LKS dibagikan kepada siswa pada pelaksanaan siklus berikutnya, penjelasan peneliti tentang cara menulis puisi dan contoh puisi yang baik ditekankan pada saat siswa diminta menulis puisi agar siswa tidak lagi mengalami kebingungan, alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran lebih diperhatikan, serta peneliti harus bisa memotivasi siswa untuk berani mengapresiasi puisi hasil karyanya di depan kelas. 4.1.2 Siklus II a)
Hasil Tes Tertulis Siswa Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 9 April 2013. Jumlah yang terlibat adalah seluruh siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 28 siswa. Hasil tes tertulis menulis puisi siswa pada siklus II dapat dilihat pada grafik berikut.
Jumlah Siswa
Grafik 4.3 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus II 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
17 14 12 9
8
7
6
7
13
12 10
9
Sangat Baik 7 5
4
Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik
DIKSI
CITRAAN KATA-KATA BAHASA KONKRET KIASAN
RIMA
Indikator
Berdasarkan data tersebut, pada aspek diksi terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 4 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 7 orang siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disumpulkan bahwa dilihat dari aspek diksi kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil tes tertulis pada siklus I. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 8 orang siswa pada siklus I menjadi 17 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 6 orang siswa pada siklus I menjadi 4 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
mengalami penurunan dari 14 orang siswa pada siklus I menjadi 7 orang siswa pada siklus II. Untuk aspek citraan, terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 3 orang siswa. Siswa yang mendapat skor kurang sejumlah 8 siswa. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek citraan kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami sedikit penurunan dibandingkan hasil tes tertulis pada Siklus I. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik stabil dari 17 orang siswa pada siklus I menjadi 17 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami penurunan dari 4 orang siswa pada siklus I menjadi 3 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami peningkatan dari 7 orang siswa pada siklus I menjadi 8 orang siswa pada siklus II. Untuk aspek kata-kata konkret, terdapat 12 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 8 orang siswa. Sebanyak 8 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek kata-kata konkret, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami sedikit peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis pada siklus I. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 7 orang siswa pada siklus I menjadi 12 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
cukup tidak mengalami perubahan dari 9 orang siswa pada siklus I menjadi 8 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 12 orang siswa pada siklus I menjadi 8 orang siswa pada siklus II. Untuk aspek bahasa kiasan, terdapat 14 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 8 orang siswa. Sebanyak 6 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek bahasa kiasan, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis pada siklus I. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan dari 9 orang siswa pada siklus I menjadi 14 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami peningkatan dari 7 orang siswa pada siklus I menjadi 8 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 12 orang siswa pada siklus I menjadi 6 orang siswa pada siklus II. Untuk aspek rima, terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik. Siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup sebanyak 7 orang siswa. Sebanyak 4 orang siswa mendapatkan skor dalam kategori kurang baik. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa dilihat dari aspek rima, kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan dibandingkan hasil tes tertulis pada siklus I. Peningkatan kemampuan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori baik mengalami peningkatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
yang signifikan dari 10 orang siswa pada siklus I menjadi 15 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori cukup mengalami peningkatan dari 5 orang siswa pada siklus I menjadi 6 orang siswa pada siklus II. Jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori kurang mengalami penurunan dari 13 orang siswa pada siklus I menjadi 7 orang siswa pada siklus II. Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa setelah tindakan pada siklus II dilakukan, kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan siswa menjadi lebih memahami bagaimana cara menulis puisi yang baik. Faktorfaktor yang mendukung peningkatan kemampuan menulis pusi siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: (1) hasil refleksi peneliti terhadap pelaksanaan tindakan siklus I, (2) Lembar Kerja Siswa, (3) contoh-contoh puisi yang diberikan peneliti kepada siswa, (4) manajemen kelas yang lebih tertata dan (5) desain pembelajaran lebih variatif daripada siklus I. b) Hasil Nontes Pada siklus II data nontes diperoleh sama seperti pada siklus I, yaitu dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi foto. Hasil selengkapnya akan dijelaskan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
a. Observasi Observasi dilaksanakan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada proses pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan oleh observer. Tabel 4.2 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II
Sekolah Kelas Mata Pelajaran Hari/Tanggal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
AKTIVITAS SISWA DI KELAS : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta : VIII F : Bahasa Indonesia : Selasa, 9 April 2013
Aspek Siswa menjawab pertanyaan guru.
Keterangan Siswa mau menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa memahami puisi yang dibacakan guru. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi. Siswa dapat menyusun puisi. Siswa bertanya kepada guru.
Siswa memahami puisi yang dibacakan guru. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri puisi. Siswa dapat menyusun puisi. Siswa bertanya pada guru ketika menemui kesulitan. Siswa bertanya pada teman ketika Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. menemui kesulitan. Siswa aktif mengungkapkan Siswa sudah aktif mengungkapkan pendapat. pendapat. Perwakilan siswa membacakan Siswa berani membacakan hasil hasil menulisnya. menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain. hasil menulis teman lain. Dari hasil pengamatan observer, seluruh siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan antusias dan penuh perhatian, artinya siswa sudah mengikuti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
proses pembelajaran dengan serius dan siswa mengikuti semua instruksi yang diberikan guru. Data yang diperoleh dari hasil observasi pada proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut. Peneliti membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi tentang puisi dan kaitannya dengan kehidupan siswa sebagai seorang pelajar. Respon siswa terhadap apersepsi yang diberikan antusias dan positif. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang memberikan respon positif dan antusiassaat guru membuka pelajaran dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Peneliti menggunakan media untuk memudahkan penyampaian materi dan menarik perhatian siswa. Siswa terlihat bersemangat dan antusias saat peneliti menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan media. Sebelum menyampaikan materi pembelajaran, peneliti terlebih dahulu memberitahukan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Suara peneliti masih terdengar jelas pada saat menjelaskan. Peneliti menjelaskan langkahlangkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Keseluruhan siswa mampu memahami prosedur
pelaksanaan
pendekatan
multiple
intelligences
dalam
proses
pembelajaran menulis puisi. Siswa memahami semua instruksi yang diberikan oleh peneliti berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan multiple intelligences dan mengikutinya dengan cukup antusias. Alokasi waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran cukup. Setiap langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences terlaksana dengan baik dan efektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
b. Hasil Wawancara Siswa Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah peneliti selesai menganalisis hasil tes tertulis siswa pada siklus II. Wawancara ditujukan kepada siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Pertanyaan diajukan kepada para siswa adalah sebagai berikut: (1) apakah siswa senang dengan pembelajaran
menulis
puisi
dengan
menggunakan
pendekatan
multiple
intelligences, (2) apakah yang menyebabkan siswa senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, (3) apakah siswa lebih mudah menulis puisi penerapan pendekatan pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran, (4) Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan multiple intelligences,
apakah siswa dapat menulis puisi secara lebih baik, (5) apakah kesulitan yang siswa alami selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Berdasarkan hasil analisis data, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah mengungkapkan rasa antusias dan senangnya terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan metode dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, karena siswa merasa pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak membosankan dan siswa dapat menangkap hal-hal pokok bagaimana menulis puisi yang baik dengan mudah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
c. Hasil Dokumentasi Foto Setelah penelitian pada siklus I dilaksanakan dan hasil tes tertulis siswa telah diketahui, peneliti melanjutkan penelitian siklus II karena hasil tes tertulis pada siklus I belum mencapai target yang ditentukan. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran didokumentasikan sebagai bukti bahwa proses pembelajaran benar-benar dilaksanakan. Berikut adalah hasil dokumentasi kegiatan siswa pada siklus II.
Gambar 4.4 Menjelaskan Materi Pembelajaran Menulis Puisi Gambar 4 tersebut diambil pada saat pelaksanaan siklus II. Pada siklus II, peneliti menekankan pemahaman siswa tentang puisi dan cara menulis puisi yang baik. Peneliti membagikan contoh puisi kepada setiap siswa. Aktivitas selanjutnya adalah siswa diminta menganalisis puisi yang dibagikan. Setelah para siswa selesai menganalisis contoh puisi yang dibagikan, peneliti kemudian menjelaskan materi tentang puisi secara lengkap. Pada saat peneliti menjelaskan materi pembelajaran, siswa diminta untuk mengoreksi jawaban dari hasil analisis puisi masing-masing siswa berdasarkan penjelasan yang disampaikan peneliti. Hal terakhir yang dilakukan pada pertemuan pertama adalah siswa dibantu peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
menarik kesimpulan dari keseluruhan aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Gambar 4.5 Siswa Melakukan Kegiatan Menulis Puisi Gambar 5 tersebut diambil ketika siswa melakukan kegiatan menulis puisi. Terlihat siswa antusias dan serius dalam melakukan kegiatan menulis puisi. Terdapat beberapa siswa yang melakukan diskusi dengan teman untuk bertukar ide dalam menulis puisi.
Gambar 4.6 Siswa Membacakan Puisi yang Telah Ditulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Gambar 6 tersebut diambil ketika siswa akan membacakan puisi yang telah ditulis. Terlihat siswa sangat antusias dan saling berebut untuk membacakan puisi hasil karyanya di depan kelas. c)
Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus II, kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I berhasil diatasi, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan lebih baik. Pada siklus II permasalahan-permasalahan yang terdapat pada siklus I dapat diatasi setelah peneliti menetapkan berbagai langkah perbaikan sebelum siklus II dilaksanakan. Setelah langkah perbaikan diterapkan, siswa menjadi antusias dan tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi karena peneliti memberikan motivasi pada apersepsi awal pembelajaran dimulai. Pada siklus II, peneliti tidak lagi menjelaskan materi pembelajaran tentang puisi, guru hanya memberikan penjelasan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan multiple intelligences dan kriteria puisi yang baik tidak ada permasalahan dengan penjelasan praktikan. Pada siklus II, ada bagian LKS yang diperbaiki karena berdasarkan hasil refleksi dan diskusi bersama guru pamong terdapat bagian LKS yang sebaiknya dihilangkan dan diganti karena pada pelaksanaan siklus I terbukti kurang efektif. Pada siklus II, tidak ada lagi siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis puisi, karena guru sudah memberikan penjelasan lebih lanjut tentang cara menulis puisi yang baik dan benar. Pada siklus II, manajemen waktu untuk setiap tahapan dalam proses pembelajaran lebih
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
efektif, karena aktivitas pembelajaran difokuskan pada upaya untuk meningkat kemampuan siswa menulis puisi yang baik. Pada siklus II, hasil pekerjaan siswa menanggapi isi puisi secara tertulis juga lebih rapi dan bersih dibandingkan hasil pekerjaan siswa pada siklus I. Secara keseluruhan, langkah perbaikan yang ditetapkan sebelum siklus II dilaksanakan telah membawa dampak positif terhadap proses pembelajaran di kelas, sehingga proses pembelajaran berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Pada saat puisi berjudul “Aku Ingin” ditayangkan, siswa mendengarkan dengan oenuh konsentrasi. Demikian pula saat diberikan tugas menulis puisi, siswa terlihat aktif dan serius dalam menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan. Sebagian besar siswa sudah dapat menulis puisi sesuai dengan yang diharapkan dan lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung cukup kondusif, berbeda dari pertemuan sebelumnya. Sama seperti pertemuan sebelumnya, respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan multiple intelligences dalam proses pembelajaran sangat positif. Siswa terlihat bersemangat dan aktif dalam menjalankan setiap intruksi yang diberikan peneliti. Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan peneliti secara langsung di lapangan, penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan multiple intelligences telah berhasil membuat siswa tertarik dengan materi menulis puisi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Pada subbab ini dibahas peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yaitu apakah pembelajaran
menggunakan
pendekatan
multiple
intelligences
dapat
meningkatkan kemampuan menulis puisi menggunakan pendekatan multiple intelligences pada siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Data tes menulis puisi ini diambil dari nilai setiap aspek yang telah ditentukan dalam pedoman penilaian yang ditetapkan. Aspek-aspek yang dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kias, dan rima. Secara terperinci peningkatankemampuan siswa pada setiap aspek penilaian dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 akan dijelaskan sebagai berikut. 4.2.1 Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi Data kemampuan siswa dalam memahami puisi diambil dari nilai setiap aspek yang telah ditentukan. Dalam hal ini aspek yang ditentukan yaitu diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kias, dan rima. Nilai rata-rata setiap aspek menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi mengalami peningkatan. Hal ini dapat diamati melalui tabel di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Tabel 4.3 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siklus I No. 1 2 3 4 5
Aspek Diksi Citraan Kata-kata konkret Bahasa kias Rima
Kondisi Awal 21,43 21,43 14,29 17,86 10,71
Siklus I
Peningkatan
28,57 60,71 25,00 32,14 35,71
7,14 39,28 10,71 14,28 25,00
Melalui tabel diatas, dapat diketahui adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada siklus I. Peningkatan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.4 Data Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Pembelajaran Menulis Puisi pada Siklus II No.
Aspek
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
1
Diksi
28,57
60,71
32,14
2
Citraan
60,71
60,71
0
3
Kata-kata konkret
25,00
42,86
17,86
4
Bahasa kias
32,14
50,00
17,86
5
Rima
35,71
60,71
25,00
Secara umum peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dapat digambarkan dalam grafik berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Grafik 4.4 Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
70 60 50 40 30 20 10 0 Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
1 Diksi
21,43
28,57
60,71
2 Citraan
21,43
60,71
60,71
3 Kata-kata konkret
14,29
25
42,86
4 Bahasa kias
17,86
32,14
50
5 Rima
10,71
35,71
60,71
4.2.2 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-rata Siswa Peningkatan hasil tes menulis puisi untuk seluruh aspek dapat pula dilihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Jumlah Siswa
Grafik 4.5 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Puisi dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
80 70 60 50 40 30 20 10 0
75,93 66,93 53,64
KONDISI AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Grafik tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada kondisi awal adalah 53,64. Setelah pelaksanakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 66,93. Pada pelaksanaan siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,93. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran menulis puisi memberikan dampak positif pada diri siswa. Penerapan pendekatan pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. 4.2.3 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar Peningkatan kemampuan menulis puisi
juga dapat diketahui dari
banyaknya siswa yang tuntas dalam menulis puisi. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas
No. 1. 2. 3.
Siklus Kondisi awal Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Tuntas Tidak Tuntas 7 21 18 10 24 4
Data yang ada pada tabel tersebut, dapat digambarkan dalam diagram lingkaran seperti yang akan ditampilkan sebagai berikut. Tujuan penyajian diagram lingkaran ini adalah untuk lebih memperjelas peningkatan kemampuan siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Diagram 4.1 Presentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Kondisi Awal 25%
Tuntas Tidak Tuntas
75%
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, diketahui bahwa pada kondisi awal jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menulis puisi hanya 7 orang atau 25% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas 21 orang atau 75%. Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan. Diagram 4.2 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus I
Siklus I
36%
Tuntas 64%
Tidak Tuntas
Setelah tindakan siklus I dilaksanakan, data menunjukkan adanya peningkatan prosentase siswa yang mencapai KKM. Pada siklus ini, jumlah siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
yang tuntas sebanyak 18 orang atau 64% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 orang atau 36% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Diagram 4.3 Presentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 Siklus II
Siklus II 14%
Tuntas Tidak Tuntas 86%
Siklus II dilaksanakan karena jumlah siswa yang tuntas pada siklus I belum mencapai target minimal yang ditetapkan untuk siklus II yaitu sebesar 75%. Untuk mencapai target tersebut, peneliti melaksanakan siklus II. Berdasarkan diagram tersebut, hasil yang dicapai pada penerapan siklus II jumlah siswa yang tuntas sebanyak 24 orang atau 86% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 orang atau 14% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan multiple intelligences dalam proses pembelajaran menulis puisi efektif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
4.3 Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti melakukan uji normalitas dan uji homogenitas terhadap sampel yang diteliti. Hasil uji hipotesis selengkapnya akan sebagai berikut. 4.3.1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berasal dari distribusi normal peneliti menggunakan (α = 0,05) dengan hipotesis sebagai berikut. H1 = data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H0 = data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima H1 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut. H1 ditolak apabila P-value < α H1 diterima apabila P-value ≥ α Pada pogram SPSS digunakan istilah significance yang disingkat sig. untuk P-value, dengan kata lain P-value sama dengan Sig. Peneliti melakukan analisis normalitas data dengan melakukan eksplorasi data dengan program SPSS. Berdasarkan hasil analisis normalitas data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Tabel 4.6 Uji Normalitas Nilai Kondisi Awal dan Siklus I One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kondisi Awal N
Siklus 1
28
28
Mean
65.9286
70.8929
Std. Deviation
6.19993
3.74501
Absolute
.123
.249
Positive
.096
.119
Negative
-.123
-.249
Kolmogorov-Smirnov Z
.651
1.317
Asymp. Sig. (2-tailed)
.791
.062
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil uji normalitas tersebut data kondisi awal Kolmogorov-Smirnov menunjukkan 0.651 dan P-value 0.791 ≥ 0.05 maka data normal. Data siklus I menunjukkan Kolmogorov-Smirnov 1.317 dan P-value 0.062 ≥ 0.05, artinya data berdistribusi normal dan H1 diterima, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Tabel 4.7 Uji Normalitas Nilai Siklus I dan Siklus II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Siklus 1 N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Siklus 2
28
28
Mean
70.8929
74.4286
Std. Deviation
3.74501
4.12246
Absolute
.249
.222
Positive
.119
.098
Negative
-.249
-.222
1.317
1.173
.062
.128
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil normalitas tersebut data siklus I Kolmogorov-Smirnov menunjukkan 1.317 dan P-value 0.062 ≥ 0.05 maka data normal. Data siklus II menunjukkan Kolmogorov-Smirnov 1.173 dan P-value 0.128 ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh data bahwa H1 diterima,artinya data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tabel 4.8 Uji Normalitas Nilai Kondisi Awal dan Siklus II One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kondisi Awal N
Siklus 2
28
28
Mean
65.9286
74.4286
Std. Deviation
6.19993
4.12246
Absolute
.123
.222
Positive
.096
.098
Negative
-.123
-.222
Kolmogorov-Smirnov Z
.651
1.173
Asymp. Sig. (2-tailed)
.791
.128
Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
a. Test distribution is Normal.
Dari hasil normalitas tersebut data kondisi awal Kolmogorov-Smirnov menunjukkan 0.791 dan P-value 0.791 ≥ 0.05 maka data normal. Data siklus II menunjukkan Kolmogorov-Smirnov 1.173 dan P-value 0.128 ≥ 0.05 maka data berdistribusi normal. Berdasarkan uraian tersebut diperoleh data bahwa H1 diterima. 4.3.2 Paired Sample T Test Uji hipotesis digunakan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan variable Y menggunakan rumus uji t (t-test) pada signifikansi 5% (0.05). Rumus yang uji-t yang digunakan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
=
∑
∑
78
(∑ )
Keterangan: D
: perbedaan skor rata-rata (X1-X2)
∑D
: jumlah perbedaan skor kedua tes
n
: jumlah subjek
Hasil perhitungan statistik tersebut digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel dilakukan pada taraf signifikansi 0.05. Apabila t-hitung ≤ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penerapan pendekatan multiple intelligences terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Apabla t-hitung ≥ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan pendekatanmultiple intelligences terhadap kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi, artinya siswa yang diajar dengan penerapan pendekatan multiple intelligences hasil belajarnya lebih baik daripada siswa yang diajar dengan tidak menggunakan pendekatan multiple intelligences. Untuk membuktikan apakah penerapan pendekatan multiple intelligences berpengaruh terhadap kemampuan menulis puisi siswa. Berikut hasil penghitungan uji-t pada data kondisi awal dan siklus I.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Diketahui: H₁ : Pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. H0 : Pendekatan multiple intelligences tidak dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. Tabel 4.9 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus I Paired Samples Statistics Mean Pair 1
Kondisi awal Siklus 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
65.9286
28
6.19993
1.17168
71.5357
28
4.11395
.77746
Paired Samples Correlations N Pair 1
Kondisi awal & Siklus 1
Correlation 28
Sig.
.394
.038
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Pair 1
Kondisi awal - Siklus 1
-5.60714
Std. Deviation 5.94007
Std. Error Mean 1.12257
Lower
Upper
-7.91046 -3.30383
Sig. (2t -4.995
df
tailed) 27
.000
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
Tabel 4.10 Uji-t Siklus I dan Siklus II
Paired Samples Statistics
Pair 1
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Siklus 1
71.5357
28
4.11395
.77746
Siklus 2
74.4286
28
4.12246
.77907
Paired Samples Correlations
Pair 1
Siklus 1 & Siklus 2
N
Correlation
Sig.
28
-.005
.979
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std.
Pair 1
Siklus 1 - Siklus 2
Interval of the Difference
Std.
Error
Sig. (2-
Mean
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
-2.89286
5.83945
1.10355
-5.15716
-.62855
-2.621
27
.014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Tabel 4.11 Uji-t Kondisi Awal dan Siklus II Paired Samples Statistics
Pair 1
Kondisi awal Siklus 2
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
65.9286
28
6.19993
1.17168
74.4286
28
4.12246
.77907
Paired Samples Correlations
Pair 1
Kondisi awal & Siklus 2
N
Correlation
Sig.
28
.184
.349
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the
Pair 1 Kondisi awal - Siklus 2
Difference
Std.
Std. Error
Sig. (2-
Mean
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
-8.50000
6.78506
1.28226
-11.13097
-5.86903
-6.629
27
.000
Berdasarkan output SPSS, diketahui bahwa t-hitung ketiga uji-t yang dilakukan adalah 4.995, 2.621, dan 6.629. Setelah mengetahui out put uji-t yang dilakukan, selanjutnya membandingkan t-hitung dengan t-tabel. T-tabel dari ketiga uji-t tersebut adalah 1.703 untuk df 27. Berdasarkan uraian tersebut, diperoleh informasi bahwa dari hasil ketiga uji-t menunjukkan t-hitung > t-tabel, artinya H0 ditolak dan H₁ diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
siswa kelas VIIIF semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Perhitungan uji-t secara manual a. Uji-t nilai kondisi awal dan siklus I Tabel 4.12 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal (X1) dan Siklus I (X2) Subjek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. n=28
Kondisi Awal (X1) 69 61 67 66 73 60 73 66 61 64 63 64 74 49 73 62 64 73 68 69 53 64 74 66 70 65 61 74 ΣX1=1845
Siklus I (X2) 74 71 66 75 73 73 69 76 65 73 64 66 75 62 73 73 66 69 75 79 73 74 73 71 73 75 73 74 ΣX2=2003
D
D2
-5 -10 1 -9 0 -13 4 -10 -4 -9 -1 -2 -1 -13 0 -11 -2 4 -7 -10 -20 -10 1 -5 -3 -10 -12 0 ΣD=-158
27 96 0 85 0 159 16 100 18 74 1 3 2 180 0 130 4 18 44 108 416 92 1 23 12 108 154 0 2 ΣD =1870
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
t=
t=
∑
(
∑
(∑ )
)(
t=
) (
,
t=
83
)
,
,
t=
√ !!",
t=
# ,$$$ %
#
t = -4,98
Dari hasil pehitungan tersebut, diperoleh harga t-hitung sebesar 4,98, tanda negatif pada hasil perhitungan t-hitung dapat diabaikan, karena yang diperhitungkan hanya angka mutlak (Nurgiyantoro, 2009: 12). Selanjutnya thitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada taraf signifikan 5 %, dan Derajat Kebebasan = n-1 (DK=28-1=27). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
maka diperoleh harga t-tabel sebesar 1.703 (lihat Tabel nilai distribusi t). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa harga t-hitung lebih besar dari pada ttabel, oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima. b. Uji-t nilai siklus I dan siklus II Tabel 4.13 Perbandingan Skor pada Siklus I (X1) dan Siklus II (X2) Subjek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. n=28
Siklus I (X1) 74 71 66 75 73 73 69 76 65 73 64 66 75 62 73 73 66 69 75 79 73 74 73 71 73 75 73 74 ΣX1=2003
Siklus II (X2) 73 77 66 79 77 75 80 73 75 74 74 68 77 73 77 75 78 75 73 61 76 74 77 74 78 76 70 79 ΣX2=2085
D
D2
1 -6 0 -4 -4 -2 -11 3 -10 -1 -10 -2 -2 -11 -4 -2 -12 -6 2 18 -3 0 -4 -3 -5 -1 3 -5 ΣD=-82
0 38 0 14 14 3 112 8 108 0 100 5 3 121 13 3 149 41 3 317 7 0 18 12 27 1 8 23 2 ΣD =1149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
t=
t=
∑
(
∑
) (
)
,
t=
t=
(∑ )
)(
t=
85
,
√"& ,&$$
t = #!,%""$" t = -2,67
Dari hasil pehitungan tersebut, diperoleh harga t-hitung sebesar 2,67, tanda negatif pada hasil perhitungan t-hitung dapat diabaikan, karena yang diperhitungkan hanya angka mutlak (Nurgiyantoro, 2009: 112). Selanjutnya thitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada taraf signifikan 5 %, dan Derajat Kebebasan = n-1 (DK=28-1=27). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel, maka diperoleh harga t-tabel sebesar 1.703.(lihat Tabel nilai distribusi t).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa harga t-hitung lebih besar dari pada ttabel, oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima. c. Uji-t nilai prasiklus dan siklus II Tabel 4.14 Perbandingan Skor pada Kondisi Awal (X1) dan Siklus II (X2) Subjek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. n=28
Kondisi Awal Siklus 2 (X1) (X2) 69 73 61 77 67 66 66 79 73 77 60 75 73 80 66 73 61 75 64 74 63 74 64 68 74 77 49 73 73 77 62 75 64 78 73 75 68 73 69 61 53 76 64 74 74 77 66 74 70 78 65 76 61 70 74 79 ΣX1=1845 ΣX2=2085
D -5 -16 0 -13 -4 -14 -7 -7 -15 -9 -11 -4 -3 -24 -3 -13 -14 -2 -5 7 -23 -10 -3 -8 -9 -12 -10 -5 ΣD=-240
D2 21 256 0 169 14 207 44 52 213 85 121 16 9 595 12 169 202 5 23 55 529 100 9 67 74 135 92 23 2 ΣD =3296
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
t=
∑
t=
(
∑
(∑ )
&!
)(
) (
)
&!
t=
&!
t=
t=
87
√
t=#
&!
$ , &!
,$
t = -6,72
Dari hasil pehitungan tersebut, diperoleh harga t-hitung sebesar 6,72, tanda negatif pada hasil perhitungan t-hitung dapat diabaikan, karena yang diperhitungkan hanya angka mutlak (Nurgiyantoro, 2009: 112). Selanjutnya thitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada taraf signifikan 5 %, dan Derajat Kebebasan = n-1 (DK=28-1=27). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel, maka diperoleh harga t-tabel sebesar 1.703 (lihat Tabel nilai distribusi t). Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa harga t-hitung lebih besar dari pada ttabel, oleh karena itu H0 ditolak dan H1 diterima.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan multiple intelligences terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil menulis puisi siswa. Hasil analisis data kemampuan siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 7 orang dari 28 siswa atau 25% siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 18 siswa atau 64,29 % siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 24 siswa atau 85,71% siswa tuntas dalam pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis puisi mengalami peningkatan yang cukup signifikan dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dalam setiap proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan dapat pula dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang mendapat skor dalam kategori sangat baik untuk setiap aspek yang dinilai. Data kemampuan puisi pada kondisi awal untuk aspek diksi terdapat 6 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 21,43%. Pada siklus I terdapat 8 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 28,57%. Pada siklus II terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 60,71%.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Data kemampuan puisi pada kondisi awal untuk aspek citraan terdapat 6 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 21,43%. Pada siklus I terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 60,71%. Pada siklus II terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 60,71%. Data kemampuan puisi pada kondisi awal untuk aspek kata-kata konkret hanya terdapat 4 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 14,29%. Pada siklus I hanya terdapat 7 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 25%. Pada siklus II terdapat 12 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 42,86%. Untuk aspek bahasa kiasan, kemampuan awal siswa hanya terdapat 5 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 17,86%. Pada siklus I terdapat 9 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 32,14%. Pada siklus II terdapat 14 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 50%. Kemampuan awal siswa untuk aspek rima, hanya terdapat 3 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 10,71%. Pada siklus I terdapat 10 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 35,71%. Pada siklus II terdapat 17 orang siswa yang mendapat skor dalam kategori baik atau 60,71%. Peningkatan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan pendekatan multiple intelligences dapat pula dilihat dari hasil uji hipotesis yang dilakukan peneliti. Hasil uji hipotesis dari kondisi awal hingga siklus II menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dirumuskan, yaitu pendekatan
90
multiple intelligences dapat meningkatkan
kemampuan siswa kelas VIII F semester 2 SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam pembelajaran menulis puisi. 5.2 Saran Melalui penelitian ini, banyak pengalaman yang diperoleh peneliti mengenai proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. a. Bagi guru bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan hendaknya tidak dilaksanakan secara monoton dengan menggunakan metode ceramah. Pembelajaran
menggunakan
pendekatan
multiple
intelligences
dapat
dijadikan sebagai alternatif, apabila guru ingin menerapkan metode dan teknik
lain
dalam
pembelajaran.
Penggunaan
pendekatan
multiple
intelligences memberi peluang bagi siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sebagai guru seharusnya dapat menciptakan pembelajaran yang variatif dan tidak hanya berpusat pada guru. Setiap proses tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran
seharusnya memperhatikan karakteristik
siswa dan kondisi sekolah. Pembelajaran menggunakan pendekatan multiple intelligences dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran. Selain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
membuat siswa dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. b. Bagi SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi mengenai kemampuan siswa kelas VIII F dalam pembelajaran menulis puisi. Hasil penelitian ini dapat pula dijadikan sebagai contoh atau model penelitian tindakan kelas bagi guru Bahasa Indonesia atau guru mata pelajaran lain di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi bagi para guru di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta untuk melakukan penelitian tindakan kelas sehingga mutu pembelajaran dan prestasi siswa dapat terus ditingkatkan. c. Peneliti lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis puisi siswa SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta kelas VIII F semester 2 tahun ajaran 2012/2013 dapat ditingkatkan dengan penerapan pendekatan multiple intelligences. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian terhadap tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu berbicara, membaca dan menyimak dengan menggunakan metode pembelajaran intelligences.
yang
dikembangkan
berdasarkan
pendekatan
multiple
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Penerbit Sinar Baru. Aglesindo. Amstrong, Thomas. 2004. Kamu itu Lebih Cerdas Daripada yang Kamu Duga (You’re Smarter Than You Think). Batam: Interaksara. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Campbell, Linda. 2006. Metode Praktis Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Depok: Intulis Press. Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI. Jakarta: Balai Pustaka. Dewi, Rishe Purnama. 2012. Multiple Intelligence: Penerapannya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. Widya Dharma: Jurnal Kependidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Nurgiantoro, Burhan. 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra . Yogyakarta: BPFE Pradopo, Rachmat Djoko. 1990. Teori Pengajaran Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rahmanto, B. 1996. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Penerbit Kencana. Situmorang, B.P. 1974. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Ende: Nusa Indah. Suparno, Paul .2004. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah: Cara
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Menerapkan Teori Mutiple Intelligences Howard Gardner. Yogyakarta: Kanisius. Tarigan, Dajgo dan H.G. Tarigan. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Aksara. Tunik, Chatarina. 2007. “Pengaruh Penerapan Teori Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) pada Pembelajaran Matematika Dengan Topik Kombinatorik dan Permutasi di Kelas XI IPA 2 SMA Bopkri 2 Yogyakarta”. Yogyakarta: Skripsi. Utami, Maria Adik Purwita Budi. 2009. “Peningkatan Keterlibatan dan Kemampuan Siswa Kelas VIII SMP Kemasyarakatan Kalibawang dalam Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Metode Diskusi dan Media Gambar”.Yogyakarta: Skripsi. Wahana Komputer. 2009. Pengolahan Data statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Salemba Infotek. Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. Wiriatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya. Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences. Jakarta: Dian Rakyat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
94
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 95
SILABUS
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Nama Sekolah
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester
: VIII/2
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian Jenis
16. Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas
16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
Puisi
1. Siswa 1. Siswa mampu mendefinisikan mendefinisikan pengertian puisi pengertian puisi 2. Siswa mampu 2. Siswa menganalisis menyebutkan unsur-unsur syair puisi Aku pembentuk puisi Ingin untuk 3. Siswa mampu mengetahui unsur-unsur menulis puisi pembentuk puisi bebas dengan memperhatikan 3. Siswa unsur mengerjakan soal pilihan ganda persajakan tentang pemahaman puisi 4. Siswa membuat puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan
1. Tes tertulis
2. Tes kinerj a
Bentuk Instrumen 1. Uraian terbatas
1. Unjuk kerja
Alokasi Waktu 5x40 menit
Sumber Belajar 1.Sumber Belajar a. Nurhadi, Dawud dkk. 2007.bah asa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. 2. Media a. Contoh puisi b. Lampiran materi
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 96
5. Siswa mengapresiasikan puisi hasil karyanya di depan kelas
Yogyakarta, April 2013 Guru Bidang Studi
Peneliti
JA. Retno Widyasturui, S. Pd.
Woro Wiratsih
NIP. 0959739641300022
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I (RPP) Sekolah
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas Kompetensi Dasar
: 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
Indikator
: 1) Mampu mendata obyek yang akan dijadikan bahan menulis puisi 2) Mampu mendiskripsikan obyek dalam larik-larik yang bersifat puitis 3) Mampu menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis
Alokasi waktu
: 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat: 1) Mendata obyek yang akan dijasikan bahan menulis puisi 2) Mendiskripsikan obyek dalam larik – larik yang bersifat puitis 3) Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis Karakter siswa yang diharapkan: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun 2. Materi Pembelajaran a. Pengertian puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan batinnya (Waluyo, 1987:25). b. Ciri-ciri puisi Ciri-ciri puisi antara lain (Wirjosoedarno dalam Pradopo, 1990:6):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
1) banyak baris dalam tiap bait (suku karangan), 2) banyak kata dalam tiap baris, 3) banyak suku kata tiap baris, 4) rima, dan 5) irama. c. Langkah-langkah menulis puisi 1) Tentukan Tema dan Judul. Pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik. Setelah menentukan tema langkah selanjutnya menentukan judul yang berpacu pada tema. 2) Menentukan Kata Kunci Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika anda telah menemukan tema misalnya tentang bencana banjir maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan bencana banjir tersebut misalnya: menghanyutkan, hancur, menerjang, musibah, keluarga hilang, dan sebagainya. Kata kunci tersebut adalah kata-kata yang erat kaitannya dengan bencana banjir. Apabila kata kunci tersebut sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi maka anda tinggal mengembangkan dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait. 3) Menggunakan Gaya Bahasa. Langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas misalnya majas perbandingan dan majas pertentangan. 4) Kembangkan Puisi Seindah Mungkin. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah diatas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi baitbait. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna. Ingat puisi bukanlah artikel. Tulisan yang kita buat untuk puisi harus ringkas padat sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat. Kita harus mengingat tiga hal tersebut yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi yaitu:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
d. Struktur fisik dalam puisi Struktur fisik adalah struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur fisik terdiri dari (1) irama; (2) rima; (3) diksi; dan (4) licentia poetica. 1) Irama Irama atau ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi. 2) Rima Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Berguna untuk menambah keindahan suatu puisi. 3) Diksi Diksi, atau pilihan kata merujuk pada gaya ekspresi oleh penulis. Pengertian dari “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata — seni berbicara yang jelas yang memungkinkan setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini lebih menekankan pada pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya bahasa. Pengertian diksi yang lebih luas (menurut Gorys Keraf, 2002) : 1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapanungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. 2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. 3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Sedangkan fungsi diksi ialah : 1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. 2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. 4. Menciptakan suasana yang tepat. 5. Mencegah perbedaan penafsiran. 6. Mencegah salah pemahaman. 7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi. 4) Licentia Poetica Licentia poetica, suatu istilah yang kerap terdengar dari dunia sastra. Yaitu suatu lisensi atau izin tak tertulis yang diberikan kepada penulis karya sastra — termasuk penyair — untuk menerjang kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar demi menimbulkan efek-efek tertentu sesuai keinginannya. 3. Metode Pembelajaran Tanya jawab Diskusi Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences 4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I Langkah – langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
Kecerdasan
A.Kegiatan Awal : •
Apersepsi
1. Guru menanyakan pengalaman siswa dalam menulis puisi 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu. B.Kegiatan Inti •
Eksplorasi
1. Siswa bergabung dalam kelompok 2. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa 3. Siswa diberi tugas untuk mendaftar topik yang akan
10 menit Tanya Jawab
Lingusitik
60 menit Diskusi Penugasan
Linguistik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diangkat sebagai puisi • Elaborasi 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya 2. Guru dan siswa melakukan diskusi tema apa yang akan ditulis 3. Siswa menulis puisi dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya dengan memperhatikan unsur persajakan • Konfirmasi 1. Guru memberikan penguatan tentang cara menulis puisi yang baik dan benar C.Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi. 2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
101
Interpersonal
10 menit Tanya jawab
Intrapersonal
Pertemuan II
Langkah – langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
Kecerdasan
A.Kegiatan Awal: •
Apersepsi
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu. B.Kegiatan Inti: • Eksplorasi 1. Guru menanyakan
gaya
10 menit
Tanya Jawab Lingusitik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
• 1.
2.
3.
4. 5.
•
belajar dan hobi masing- 60 masing siswa menit Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Elaborasi Siswa diberi tugas untuk menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan. Siswa mendeskripsikan objek dalam larik-larik yang bersifat puitis. Siswa menulis puisi dengan memperhatikan unsur persajakan Siswa menyunting puisi yang ditulis sendiri Siswa membacakan (musikalisasi puisi) hasil tulisan puisinya untuk ditanggapi kelompok. Konfirmasi
Diskusi
102
Linguistik
Penugasan
Linguistik
Naturalis
Interpersonal Interpersonal
Interpersonal Musikal
1. Guru memberikan umpan balik positif berkaitan dengan hasil puisi karya siswa C.Kegiatan Akhir 1.
Siswa dan guru melakukan 10 refleksi dengan menanyakan menit ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi 2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
Tanya jawab
Intrapersonal
6. Sumber Belajar Buku Bahasa Indonesia kelas VIII karangan Nurhadi, Dawud & Yuni penerbit Erlangga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
7. Penilaian a. Teknik
: tes unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen
: uji petik kerja dan produk
c. Kisi – Kisi soal penilaian 1.Soal Penilaian Buatlah puisi bebas dengan mengamati objek di sekitar sekolah dalam beberapa bait! 2.Pedoman penskoran penilaian Rubik Penilaian Puisi No. Unsur yang dinilai 1. Diksi
2.
Citraan
Skala
Kriteria
Kategori
5
Jika penggunaan diksi sangat tepat.
Sangat Baik
4
Jika penggunaan diksi tepat.
Baik
3
Jika penggunaan diksi cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan diksi kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat
5
Jika penggunaan diksi sangat tepat.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan diksi tepat.
3
Jika penggunaan diksi cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan diksi kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat.
Sangat kurang
Baik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
baik
No. Unsur yang dinilai 3. Kata-kata konkret
Skala
5.
Bahasa kiasan
Rima
Kategori
5
Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tepat.
Sangat Baik
4
Jika penggunaan kata-kata konkret tepat. Jika penggunaan kata-kata konkret cukup tepat.
Baik Cukup baik
2
Jika penggunaan kata-kata konkret kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tidak tepat
5
Jika penggunaan bahasa kias sangat tepat.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan bahasa kias tepat.
Baik
3
Jika penggunaan bahasa kias cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan bahasa kias kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan bahasa kias sangat kurang tepat
5
Jika penggunaan rima sangat teratur.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan rima teratur.
Baik
3
Jika penggunaan rima cukup teratur.
Cukup baik
2
Jika penggunaan rima kurang teratur.
Kurang baik
3
4.
Kriteria
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1
Jika penggunaan rima sangat kurang teratur.
Sangat kurang baik
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II (RPP) Sekolah
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : 16. Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas Kompetensi Dasar
: 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan
Indikator
: 1) Mampu mendata obyek yang akan dijadikan bahan menulis puisi 2) Mampu mendiskripsikan obyek dalam larik – larik yang bersifat puitis 3) Mampu menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis
Alokasi waktu
: 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat: 1) Mendata obyek yang akan dijasikan bahan menulis puisi 2) Mendiskripsikan obyek dalam larik – larik yang bersifat puitis 3) Menyunting sendiri pilihan kata yang ditulis Karakter siswa yang diharapkan: dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun 2. Materi Pembelajaran a. Pengertian puisi Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
kekuatan bahasa dengan pengonsentrasian struktur fisik dan batinnya (Waluyo, 1987:25). b. Ciri-ciri puisi Ciri-ciri puisi antara lain (Wirjosoedarno dalam Pradopo, 1990:6): 1) banyak baris dalam tiap bait (suku karangan), 2) banyak kata dalam tiap baris, 3) banyak suku kata tiap baris, 4) rima, dan 5) irama.
c. Langkah-langkah menulis puisi 1. Tentukan Tema dan Judul. Pilihlah satu tema yang kita inginkan sebagai acuan dalam membuat puisi agar puisi kita lebih menarik. Tema puisi banyak sekali. Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik. Setelah menentukan tema langkah selanjutnya menentukan judul yang berpacu pada tema. 2. Menentukan Kata Kunci Setelah menentukan tema, langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah menentukan kata kunci dan kemudian mengembangkan kata tersebut. Jika anda telah menemukan tema misalnya tentang bencana banjir maka selanjutnya adalah menemukan kata kunci yang berkaitan dengan bencana banjir tersebut misalnya: menghanyutkan, hancur, menerjang,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
musibah, keluarga hilang, dan sebagainya. Kata kunci tersebut adalah kata-kata yang erat kaitannya dengan bencana banjir. Apabila kata kunci tersebut sudah dirasa cukup untuk memulai membuat puisi maka anda tinggal mengembangkan dalam sebuah kalimat atau larik puisi. Misalnya satu kata kunci digunakan untuk satu larik. Atau bisa saja satu kata kunci kemudian dikembangkan menjadi satu bait. 3. Menggunakan Gaya Bahasa. Langkah-langkah menulis puisi selanjutnya adalah dengan menggunakan gaya bahasa, salah satunya adalah majas misalnya majas perbandingan dan majas pertentangan. 4. Kembangkan Puisi Seindah Mungkin. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan semua langkah diatas menjadi puisi yang indah. Susun kata-kata, larik-larik puisi menjadi bait-bait. Kembangkan menjadi satu puisi yang utuh dan bermakna. Ingat puisi bukanlah artikel. Tulisan yang kita buat untuk puisi harus ringkas padat sekaligus indah. Pilihlah kata yang sesuai yang mewakili unsur keindahan sekaligus makna yang padat. Mungkin kita harus mengingat tiga hal tersebut yang berkaitan dengan kata dan larik dalam menulis puisi yaitu: d. Struktur fisik dalam puisi Struktur fisik adalah struktur yang bisa kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur fisik terdiri dari (1) irama; (2) rima; (3) diksi; dan (4) licentia poetica.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
1) Irama Irama atau ritme berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan
gelombang yang
memperindah puisi. 2) Rima Rima (persamaan bunyi) adalah pengulangan bunyi berselang, baik dalam larik maupun pada akhir puisi yang berdekatan. Bunyi yang berima itu dapat ditampilkan oleh tekanan, nada tinggi, atau perpanjangan suara. Berguna untuk menambah keindahan suatu puisi.
3) Diksi Diksi, atau pilihan kata merujuk pada gaya ekspresi oleh penulis. Pengertian dari “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata — seni berbicara yang jelas yang memungkinkan setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini lebih menekankan pada pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya bahasa. Pengertian diksi yang lebih luas (menurut Gorys Keraf, 2002) : 1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai
untuk
mencapai
suatu
gagasan,
bagaimana
membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki
kelompok
masyarakat
pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosakata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa. Sedangkan fungsi diksi ialah : 1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. 2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. 3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar. 4. Menciptakan suasana yang tepat. 5. Mencegah perbedaan penafsiran. 6. Mencegah salah pemahaman. 7. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
4) Licentia Poetica Licentia poetica, suatu istilah yang kerap terdengar dari dunia sastra. Yaitu suatu lisensi atau izin tak tertulis yang diberikan kepada penulis karya sastra — termasuk penyair — untuk menerjang kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar demi menimbulkan efek-efek tertentu sesuai keinginannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
3. Metode Pembelajaran Tanya jawab Diskusi Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences
4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I
Langkah – langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
Kecerdasan
A.Kegiatan Awal : •
Apersepsi
10 menit Tanya Jawab
1. Guru menanyakan pengalaman siswa dalam menulis puisi 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu. B.Kegiatan Inti •
Eksplorasi
1. Siswa bergabung dalam kelompok 2. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa 3. Siswa diberi tugas untuk mendaftar topik yang akan diangkat sebagai puisi • Elaborasi 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya 2. Guru dan siswa melakukan diskusi tema apa yang akan ditulis 3. Siswa menulis puisi dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya dengan memperhatikan unsur persajakan • Konfirmasi 1. Guru memberikan penguatan tentang cara menulis puisi yang baik dan benar
60 menit
Lingusitik
Diskusi Penugasan
Linguistik
Interpersonal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
C.Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi. 2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
10 menit
Tanya jawab
Intrapersonal
Pertemuan II
Langkah – langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
Kecerdasan
A.Kegiatan Awal: •
Apersepsi
10 menit
Tanya Jawab Lingusitik
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu. B.Kegiatan Inti: • Eksplorasi 1. Guru menanyakan gaya belajar dan 60 hobi masing-masing siswa menit 2. Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. • Elaborasi 1. Siswa diberi tugas untuk menulis puisi berdasarkan tema yang telah ditentukan. 2. Siswa mendeskripsikan objek dalam larik-larik yang bersifat puitis. 3. Siswa menulis puisi dengan memperhatikan unsur persajakan 4. Siswa menyunting puisi yang ditulis sendiri 5. Siswa membacakan (musikalisasi puisi) hasil tulisan puisinya untuk ditanggapi kelompok.
Diskusi
Linguistik
Penugasan
Linguistik
Naturalis
Interpersonal Interpersonal
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI •
113
Konfirmasi Interpersonal
1. Guru memberikan umpan balik positif berkaitan dengan hasil puisi karya siswa
Musikal
C.Kegiatan Akhir 1.
Siswa dan guru melakukan refleksi 10 dengan menanyakan ke siswa menit hambatan yang dihadapi dalam menulis puisi 2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
Tanya jawab
Intrapersonal
6. Sumber Belajar Buku Bahasa Indonesia kelas VIII karangan
Nurhadi, Dawud & Yuni penerbit
Erlangga
7. Penilaian a. Teknik
: tes unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen
: uji petik kerja dan produk
c. Kisi – Kisi soal penilaian 1.Soal Penilaian Buatlah puisi bebas dengan mengamati objek di sekitar sekolah dalam beberapa bait! 2.Pedoman penskoran penilaian Rubik Penilaian Puisi No. Unsur yang dinilai
Skala
Kriteria
Kategori
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1.
2.
Diksi
Citraan
No. Unsur yang dinilai 3. Kata-kata konkret
5
Jika penggunaan diksi sangat tepat.
Sangat Baik
4
Jika penggunaan diksi tepat.
Baik
3
Jika penggunaan diksi cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan diksi kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat
5
Jika penggunaan diksi sangat tepat.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan diksi tepat.
3
Jika penggunaan diksi cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan diksi kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan diksi sangat kurang tepat.
Sangat kurang baik
Skala
Bahasa kiasan
Kategori
5
Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tepat.
Sangat Baik
4
Jika penggunaan kata-kata konkret tepat. Jika penggunaan kata-kata konkret cukup tepat.
Baik Cukup baik
2
Jika penggunaan kata-kata konkret kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan kata-kata konkret sangat tidak tepat
5
Jika penggunaan bahasa kias sangat tepat.
Sangat kurang baik Sangat Baik
3
4.
Kriteria
Baik
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
Rima
4
Jika penggunaan bahasa kias tepat.
Baik
3
Jika penggunaan bahasa kias cukup tepat.
Cukup baik
2
Jika penggunaan bahasa kias kurang tepat.
Kurang baik
1
Jika penggunaan bahasa kias sangat kurang tepat
5
Jika penggunaan rima sangat teratur.
Sangat kurang baik Sangat Baik
4
Jika penggunaan rima teratur.
Baik
3
Jika penggunaan rima cukup teratur.
Cukup baik
2
Jika penggunaan rima kurang teratur.
Kurang baik
1
Jika penggunaan rima sangat kurang teratur.
Sangat kurang baik
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia.
KD
: 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.
I.
ESSAY
1. Buatlah tiga bait puisi dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya! Perhatikanlah penggunaan unsur-unsur puisi (diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kiasan, dan rima)!
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tanda tangan siswa :
LEMBAR JAWABAN SISWA Nama
:
No
:
Kelas
:
Nilai :
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia.
KD
: 16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.
I. ESSAY 1. Buatlah tiga bait puisi dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya! Perhatikanlah penggunaan unsur-unsur puisi (diksi, citraan, kata-kata konkret, bahasa kiasan, dan rima)!
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tanda tangan siswa :
LEMBAR JAWABAN SISWA Nama
:
No
:
Kelas
:
Nilai :
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
PEDOMAN DOKUMENTASI AKTIVITAS SISWA Siklus I dan Siklus II 1. Foto diambil ketika guru menjelaskan materi pembelajaran tentang menulis puisi. 2. Foto diambil ketika siswa melakukan kegiatan menulis puisi. 3. Foto diambil ketika siswa membacakan (mengapresiasikan) puisi yang telah ditulis didepan kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
PEDOMAN WAWANCARA GURU SEBELUM PENELITIAN DILAKSANAKAN
1. Berdasarkan 4 keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), keterampilan berbahasa apa yang masih terjadi hambatan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII Semester II? 2. Metode pembelajaran apa yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia khususnya aspek menulis? 3. Kompetisi Dasar apa yang hasil pembelajarannya sering di bawah KKM yang telah ditentukan sekolah? 4. Berapakah KKM yang ditentukan sekolah terhadap pembelajaran bahasa Indonesia? 5. Berapakah persentase kelulusan siswa untuk KD tersebut berdasarkan KKM yang telah ditentukan? 6. Apa yang menjadi kendala bagi ibu dalam mengajarkan KD tersebut? 7. Selama ini metode apa yang ibu terapkan dalam aktivitas pembelajaran KD tersebut? 8. Apakah ibu pernah menerapkan metode lain, selain yang ibu sebutkan tadi untuk memecahkan persoalan pada KD tersebut? 9. Bagaimana dengan sumber bahan ajar yang ibu gunakan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran tentang KD tersebut, bahan ajar apa saja yang pernah ibu gunakan?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
10. Untuk penilaian KD tersebut, apakah bersifat tertulis atau lisan? 11. Apa harapan ibu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan sesuai dengan KD tersebut?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
PEDOMAN WAWANCARA GURU SETELAH PEMBELAJARAN SIKLUS I DAN SIKLUS II
1. Bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia? 2. Bagaimanakah gambaran motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran? 3. Apakah materi penulisan puisi bebas dapat dipahami siswa? 4. Apakah pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences dirasa dapat mengatasi permasalahan pengajaran puisi dikelas? 5. Bagaimanakah kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
PEDOMAN WAWANCARA SISWA Siklus I Hari/tanggal
:
Kelas
:
No. Responden
:
1. Apakah anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 2. Apakah yang menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 3. Apakah Anda lebih mudah menulis puisi penerapan pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ....................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
PEDOMAN WAWANCARA SISWA Siklus II Hari/tanggal
:
Kelas
:
No. Responden
:
1. Apakah anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pedndekatan multiple intelligences? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 2. Apakah yang menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 3. Apakah Anda lebih mudah menulis puisi penerapan pendekatan multiple intelligences dalam pembelajaran? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................... 5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Alasan: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ ....................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
HASIL REFLEKSI SIKLUS I (Sabtu, 6 April 2013) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang masih perlu diperbaiki sebelum pelaksanaan siklus selanjutnya. Hal-hal yang menurut peneliti perlu diperbaiki sebelum pelaksanaan siklus berikutnya adalah sebagai berikut: 1. Rasa ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan masih rendah. 2. Penjelasan peneliti tentang materi pembelajaran tentang menulis puisi terlalu cepat. 3. Pada saat siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), peneliti kurang memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pengisian LKS. 4. Masih ada beberapa siswa yang belum memahami cara menulis puis yang baik, sehingga peneliti harus memberikan pendampingan ekstra kepada beberapa siswa yang belum mengerti cara menulis puisi yang baik. 5. Alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam RPP. 6. Hasil pekerjaan siswa banyak yang tidak rapi. 7. Siswa masih malu-malu untuk mengapresiasikan puisi hasil karyanya di depan kelas. Kekurangan-kekurangan ditemukan pada proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dapat dilihat dari sisi siswa maupun peneliti. Pada perencanaan siklus berikutnya kekurangan-kekurangan tersebut akan diperbaiki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
agar hasil yang diperoleh lebih baik dan target ketuntasan dapat tercapai. Langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti berdasarkan hasil diskusi dengan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Pada saat membuka pelajaran peneliti harus berusaha menimbulkan ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan. 2. Pada
saat
menjelaskan
materi
pembelajaran
sebaiknya
peneliti
mempertimbangkan kemampuan siswa dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan oleh peneliti. 3. Pada pelaksanaan siklus berikutnya, peneliti diminta untuk menjelaskan terlebih dahulu prosedur pengisian LKS (Lembar Kerja Siswa) sebelum LKS dibagikan kepada siswa. 4. Pada pelakasanaan siklus berikutnya, penjelasan peneliti tentang cara menulis puisi dan contoh puisi yang baik ditekankan pada saat siswa diminta menulis puisi agar siswa tidak lagi mengalami kebingungan. 5. Pada pelaksanaan siklus berikutnya, alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran lebih diperhatikan, peneliti diharapkan dapat melaksanakan setiap tahapan pembelajaran sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam RPP. 6. Pada pelaksanaan siklus berikutnya, peneliti akan menawarkan beberapa solusi agar pekerjaan siswa rapi dan tidak banyak coretan maupun tipe x, salah satu solusi yang akan ditawarkankepada siswa adalah siswa terlebih dahulu menuliskan puisinya di kertas lain, kemudian setelah selesai hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
kerja siswa disalin kembali ke LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disediakan oleh peneliti. 7. Peneliti harus bisa memotivasi siswa untuk berani mengapresiasi puisi hasil karyanya di depan kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
HASIL REFLEKSI SIKLUS II (Selasa, 9 April 2013) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II, kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I berhasil diatasi, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan lebih baik dan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I antara lain: 1. Rasa ketertarikan siswa pada materi yang akan diajarkan masih rendah. 2. Penjelasan peneliti tentang materi pembelajaran tentang menulis puisi terlalu cepat. 3. Pada saat siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), peneliti kurang memberikan informasi kepada siswa tentang prosedur pengisian LKS. 4. Masih ada beberapa siswa yang belum memahami cara menulis puisi yang baik, sehingga peneliti harus memberikan pendampingan ekstra kepada beberapa siswa yang belum mengerti cara menulis puisi yang baik. 5. Alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan di dalam RPP. 6. Hasil pekerjaan siswa banyak yang tidak rapi. 7. Siswa masih malu-malu untuk mengapresiasikan puisi hasil karyanya di depan kelas. Pada siklus II permasalahan-permasalahan tersebut di atas dapat diatasi setelah peneliti menetapkan berbagai langkah perbaikan sebelum siklus II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
dilaksanakan. Setelah langkah perbaikan diterapkan, siswa menjadi antusias dan tertarik terhadap pembelajaran menulis puisi karena peneliti memberikan motivasi pada apersepsi awal pembelajaran dimulai. Pada siklus II, peneliti tidak lagi menjelaskan materi pembelajaran tentang puisi, guru hanya memberikan penjelasan tentang prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences dan kriteria puisi yang baik tidak ada permasalahan dengan penjelasan praktikan. Pada siklus II, ada bagian LKS yang diperbaiki karena berdasarkan hasil refleksi dan diskusi bersama guru pamong terdapat bagian LKS yang sebaiknya dihilangkan dan diganti karena pada pelaksanaan siklus I terbukti kurang efektif. Pada siklus II, tidak ada lagi siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis puisi, karena guru sudah memberikan penjelasan lebih lanjut tentang cara menulis puisi yang baik dan benar. Pada siklus II, manajemen waktu untuk setiap tahapan dalam proses pembelajaran lebih efektif, karena aktivitas pembelajaran difokuskan pada upaya untuk meningkat kemampuan siswa menulis puisi yang baik. Pada siklus II, hasil pekerjaan siswa menanggapi isi laporan secara tertulis juga lebih rapi dan bersih dibandingkan hasil pekerjaan siswa pada siklus I. Secara keseluruhan langkah perbaikan yang ditetapkan sebelum siklus II dilaksanakan telah membawa dampak positif terhadap proses pembelajaran di kelas, sehingga proses pembelajaran berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya. Pada saat puisi berjudul “Aku Ingin” ditayangkan, siswa mendengarkan dengan oenuh konsentrasi. Demikian pula saat diberikan tugas menulis puisi, siswa terlihat aktif dan serius dalam menulis puisi berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
tema yang telah ditentukan. Sebagian besar siswa sudah dapat menulis puisi sesuai dengan yang diharapkan dan lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung cukup kondusif, berbeda dari pertemuan sebelumnya. Sama seperti pertemuan sebelumnya, respon siswa terhadap pendekatan multiple intelligences dalam proses pembelajaran sangat positif. Siswa terlihat bersemangat dan aktif dalam menjalankan setiap intruksi yang diberikan peneliti. Berdasarkan hasil refleksi dan pengamatan peneliti secara langsung di lapangan, penerapan pendekatan multiple intelligences telah berhasil membuat siswa tertarik dengan materi menulis puisi dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
HASIL WAWANCARA GURU SEBELUM PENELITIAN DILAKUKAN
Sekolah
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Nama Guru
: JA. Retno Widyastuti, S. Pd.
Kelas
: VIII F
Hari, tanggal : Senin, 8 Oktober 2012 PETUNJUK: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! 1. Berdasarkan 4 keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), keterampilan berbahasa apa yang masih terjadi hambatan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas VIII Semester II? Jawaban: Untuk kelas VIII, berdasarkan pengalaman saya selama mengajar di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta, keterampilan berbahasa yang masih sering mengalami hambatan adalah keterampilan menulis. Alasannya bermasammacam, salah satunya adalah siswa kesulitan menulis karena merasa kesulitan mengeluarkan ide untuk tulisan yang akan ditulisnya. 2. Metode pembelajaran apa yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia khususnya aspek menulis?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Jawaban: Sejauh ini saya hanya menerapkan metode ceramah dan diskusi kelompok dalam proses pembelajaran di kelas untuk keterampilan menulis, untuk keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca dan menulis juga saya sering menerapkan metode dan teknik yang sama. 3. Kompetisi Dasar apa yang hasil pembelajarannya sering di bawah KKM yang telah ditentukan sekolah? Jawaban: Khusus untuk keterampilan menyimak kelas VIII, semester I, berdasarkan hasil evaluasi beberapa hari yang lalu, Kompetensi Dasar yang belum tuntas dan nilai siswanya rata-rata masih dibawah KKM adalah Kompetensi Dasar menulis puisi. 4. Berapakah KKM yang ditentukan sekolah terhadap pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta adalah 73. 5. Berapakah persentase kelulusan siswa untuk KD tersebut berdasarkan KKM yang telah ditentukan? Jawaban: Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan, jumlah siswa yang nilainya berhasil mencapai atau melebihi KKM hanya 7 orang dari keseluruhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
siswa yang berjumlah 28 orang. Jika dipersentasekan itu berarti hanya 25% siswa yang berhasil mencapai KKM. 6. Apa yang menjadi kendala bagi ibu dalam mengajarkan KD tersebut? Jawaban: Kendala utama bagi saya adalah perbedaan kemampuan dari para siswa, sehingga saya harus menjelaskan materi berulang-ulang bagi siswa yang belum memahami isi materi. Selain itu, pada saat saya memberitahukan materi yang akan saya ajarkan siswa sudah merasa enggan dengan KD menulis puisii ini. 7. Selama ini metode apa yang ibu terapkan dalam aktivitas pembelajaran KD tersebut? Jawaban: Seperti yang saya katakan di awal tadi, sejauh ini saya hanya menerapkan metode ceramah dan diskusi kelompok dalam proses pembelajaran di kelas untuk KD tersebut. 8. Apakah ibu pernah menerapkan metode lain, selain yang ibu sebutkan tadi untuk memecahkan persoalan pada KD tersebut? Jawaban: Untuk sementara saya belum pernah menerapkan metode lain, karena saya merasa penerapan metode lain mungkin akan membingungkan siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
9. Bagaimana dengan sumber bahan ajar yang ibu gunakan dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran tentang KD tersebut, bahan ajar apa saja yang pernah ibu gunakan? Jawaban: Untuk bahan ajar saya masih bergantung kepada buku-buku pelajaran yang sudah ada di sekolah. 10. Untuk penilaian KD tersebut, apakah bersifat tertulis atau lisan? Jawaban: Untuk penilaian sifatnya tertulis, karena kalau secara lisan itu menurut saya terlalu subjektif. 11. Apa harapan ibu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan sesuai dengan KD tersebut? Jawaban: Harapan saya, semoga dengan adanya penelitian yang akan mbak laksanakan di sekolah kami persoalan menulis puisii yang selama ini menjadi masalah dapat teratasi dan harapan saya dengan adanya penelitian ini kami bisa mendapatkan masukan-masukan, terutama masukanmasukan
yang berkaitan
pembelajaran di kelas.
dengan
penerapan
metode dan
teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PEMBELAJARAN SIKLUS I Sekolah
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Nama Guru
: JA. Retno Widyastuti, S. Pd.
Kelas
: VIII F
Hari, tanggal : Sabtu, 6 April 2013 PETUNJUK: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya! 1. Bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Siswa mempersiapkan kegiatan pembelajaran bahas Indonesia dengan baik. 2. Bagaimanakah gambaran motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran? Jawaban: Siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan pendekatan multiple intelligences. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. 3. Apakah materi penulisan puisi bebas dapat dipahami siswa? Jawaban:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Ya, mereka dapat memahami materi penulisan puisi bebas dengan cukup baik. Tapi siswa masih mengalami hambatan dalam mengembangkan idenya menjadi sebuah bait dalam puisi. Siswa juga masih kesulitan dalam memilih kata-kata konkret dalam puisi karyanya. 4. Apakah
pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
multiple
intelligences dirasa dapat mengatasi permasalahan pengajaran puisi di kelas? Jawaban: Ya, teknik ini sangat membantu dalam mengatasi permasalahan pembelajaran menulis puisi di kelas. Siswa menjadi lebih kreatif dan mengembangkan imajinasinya dalam membuat puisi bebas. 5. Bagaimanakah kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung? Jawaban: Kondisi kelas masih belum kondusif. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama, tapi pada saat penugasan siswa masih bingung dan mulai ramai dalam mengerjakan tugasnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PEMBELAJARAN SIKLUS II Sekolah
: SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
Nama Guru
: JA. Retno Widyastuti, S. Pd.
Kelas
: VIII F
Hari, tanggal : Selasa, 9 April 2013 PETUNJUK: Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!
1. Bagaimana persiapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia? Jawaban: Siswa mempersiapkan kegiatan pembelajaran bahas Indonesia dengan baik. Siswa juga lebih memerhatikan penjelasan dari guru dibandingkan pada pembelajaran siklus I. 2. Bagaimanakah gambaran motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran? Jawaban: Motivasi siswa sangat tinggi. Siswa terlihat bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi dalam pembelajaran menggunakan pendekatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
multiple intelligences. Hal ini terlihat dari antusiasme mereka dalam mengikuti kegiatan pembelajarandan antusias dalam bertanya kepada guru. 3. Apakah materi penulisan puisi bebas dapat dipahami siswa? Jawaban: Ya, dalam pembelajaran siklus II ini siswa dapat lebih memahami materi penulisan puisi bebas dengan cukup baik dibadingkan pada siklus I. Siswa sudah mampu mengembangkan idenya menjadi sebuah bait dalam puisi. 4. Apakah pendekatan multiple intelligences dirasa dapat mengatasi permasalahan pengajaran puisi di kelas? Jawaban: Ya, teknik ini sangat membantu dalam mengatasi permasalahan pembelajaran menulis puisi di kelas. Siswa menjadi lebih kreatif dan mengembangkan imajinasinya dalam membuat puisi bebas. Siswa juga menjadi mampu menulis puisi dengan memperhatikan diksi, kata-kata konkret,citraan, bahasa kiasan,dan rima. 5. Bagaimanakah kondisi kelas saat pembelajaran berlangsung? Jawaban: Kondisi kelas sangat kondusif. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Siswa juga antusias dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Siswa lebih cepat mengembangkanimajinasinya dalam menulis puisi bebas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS I Hari/tanggal
: Senin, 8 April 2013
A. Hasil wawancara siswa dengan nilai tertinggi No. Responden
: 20
Nilai
: 84,40
1. Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya senang dan menurut saya pembelajarannya sangat menarik. 2. Apakah menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya senang, karena pembelajarannya membuat siswa aktif dan bebas dalam mengeluarkan ide. 3. Apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok dari kriteria puisi yang baik dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Iya, karena dari contoh puisi yang ada dibahasa satu demi satu bagian jadi saya lebih mudah mengerti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik? Jawaban: Iya, karena pembelajaran menulis puisi menjadi menarik dan lebih menyenangkan. Saya bisa lebih berekspresi dalam menulis puisi. 5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proeses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Tidak ada, karena saya mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan proses pembelajaran yang saya ikuti berbeda dari biasanya, belum pernah seperti itu sebelumnya.
B. Hasil wawancara siswa dengan nilai sedang No. Responden
: 10
Nilai
: 78,4
1. Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya senang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
2. Apakah menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya senang, karena pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang berbeda dan belum oernah saya ikuti sebelumnya. 3. Apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok dari kriteria puisi yang baik dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, lebih mudang menangkapnya. 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik? Jawaban: Ya, saya jadi merasa lebih mudah dalam menulis puisi. 5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proeses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya masih sedikit kesulitan dalam mengeluarkan ide dari pikiran saya untuk ditulis menjadi sebuah puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
C. Hasil wawancara siswa dengan nilai rendah No. Responden
: 14
Nilai
: 62,20
1. Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya senang dan menurut saya pembelajarannya sangat menarik. 2. Apakah menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Konsepnya menarik. 3. Apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok dari kriteria puisi yang baik dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Sama saja, masih saja saya mengalami kesulitan. 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik? Jawaban: Masih belum, nyatanya saya masih sulit menulis puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proeses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya kesulitan mencari ide untuk menulis puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
HASIL WAWANCARA SISWA SIKLUS II Hari/tanggal
: Rabu, 10 April 2013
A. Hasil wawancara siswa dengan nilai tertinggi No. Responden
:2
Nilai
: 90,40
1. Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya senang dan menurut saya pembelajarannya sangat menarik dan menyenangkan. 2. Apakah menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya senang, karena pembelajarannya membuat siswa aktif dan bebas dalam mengeluarkan ide. 3. Apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok dari kriteria puisi yang baik dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Iya, karena dari contoh puisi yang ada dibahas satu demi satu bagian jadi saya lebih mudah mengerti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik? Jawaban: Iya, karena pembelajaran menulis puisi menjadi menarik dan lebih menyenangkan. Saya bisa lebih berekspresi dalam menulis puisi. 5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proeses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Tidak ada, karena saya mengikuti proses pembelajaran dengan serius dan proses pembelajaran yang saya ikuti berbeda dari biasanya, belum pernah seperti itu sebelumnya.
B. Hasil wawancara siswa dengan nilai sedang No. Responden
: 26
Nilai
: 86,60
1. Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya senang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
2. Apakah menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya senang, karena pembelajaran dilaksanakan dengan cara yang berbeda dan belum oernah saya ikuti sebelumnya. 3. Apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok dari kriteria puisi yang baik dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, lebih mudah menangkapnya. 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik? Jawaban: Ya, saya jadi merasa lebih mudah dalam menulis puisi. 5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proeses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya masih sedikit kesulitan dalam mengeluarkan ide dari pikiran saya untuk ditulis menjadi sebuah puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
150
C. Hasil wawancara siswa dengan nilai rendah No. Responden
: 20
Nilai
: 61,20
1. Apakah Anda senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya senang dan menurut saya pembelajarannya sangat menarik. 2. Apakah menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Konsepnya menarik dan menyenangkan. 3. Apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok dari kriteria puisi yang baik dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Ya, saya jadi lebih mengerti. 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan multiple intelligences, apakah Anda dapat menulis puisi secara lebih baik? Jawaban: Ya lumayan, tapi saya masih kurang optimal dalam menulis puisi kemarin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
5. Apakah kesulitan yang Anda alami selama mengikuti proeses pembelajaran menulis puisi dengan penerapan pendekatan multiple intelligences? Jawaban: Saya kesulitan mencari ide untuk menulis puisi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM
Berilah tanda check list (√ ) pada kolom Ya/Tidak, sesuai dengan hasil pengamatan Anda terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. No.
Butir-butir Sasaran
1.
Guru membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi tentang puisi dan kaitannya dengan siswa sebagai seorang pelajar.
2.
Guru menggunakan media untuk memudahkan penyampaian materi dan menarik perhatian siswa.
3.
Guru memberitahukan Kompetensi Dasar yang akan dikuasai oleh Siswa.
4.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh Siswa.
5.
Suara guru jelas saat menjelaskan materi.
6.
Guru menjelaskan langkah-langkah yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences. Siswa memahami prosedur pelaksanaan pendekatan
7.
Ya
multiple intelligences dalam proses pembelajaran menulis puisi. 8.
Siswa memahami semua instruksi yang diberikan oleh guru berkaitan dengan pelaksanaan pendekatan multiple intelligences dan mengikutinya dengan antusias.
9.
Alokasi
waktu
yang
dibutuhkan
untuk
proses
pembelajaran cukup. 10.
Proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan RPP yang
Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
telah dipersiapkan. 11.
Setiap langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan multiple intelligences terlaksana dengan baik dan efektif.
153
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 154
Nilai Kondisi Awal Siswa
No.
NAMA
Diksi B
1
Adeana Dinda Amaris
2
Agatha Sheila Megakusuma
3
Axel Brahmantyo M. N.
4
Bernard Redemptus N. N.
C
Citraan K
B
80
C
K
Aspek Penilaian Kata-Kata Konkret B C K
70 60 74 63
73
85
Clara
6
Cycilia Ernita Shandy
7
D. F. Mikael Putra B.
8
Debora Graciawidianti P.
62
9
Dionisius Arsa Darmawan
63
10
Elisabeth Vialliarvin S.
59
11
Florentina Aira S.
12
Geraldus Kevin M.
60
C
K
100
60
68,8
Tidak Tuntas
60
61,2
Tidak Tuntas
60
63
63
66,6
Tidak Tuntas
59
65,8
Tidak Tuntas
73,0
Tuntas
60,4
Tidak Tuntas
73,0
Tuntas
74 63
73
59
74
85
B
60
63
63
K
Keterangan
63
70 60
80
C
Nilai
Rima
74
60
74
5
B
60 63
73
Bahasa Kiasan
60
74
74
60
60
63
66,0
Tidak Tuntas
59
60
60
60,8
Tidak Tuntas
70
60
59
64,4
Tidak Tuntas
60
70
63
63
59
63,0
Tidak Tuntas
60
64,2
Tidak Tuntas
63
72
73,6
Tuntas
63
48,6
Tidak Tuntas
62
73,2
Tuntas
59
61,6
Tidak Tuntas
73
64,0
Tidak Tuntas
70
73,2
Tuntas
59
68,4
Tidak Tuntas
63
68,6
Tidak Tuntas
62
70
59
70
62 63
85
85
13
Gracia Monica Patricia H.
14
Gunawan Evan P.
15
Ignatia Benna V.
16
Jonathan Sebastian E. H.
63
63
63
60
17
Leonardo Ardhani E. P.
63
63
62
59
18
Marcellinus Kencana K. W.
19
Maria Sekar Kinanthi
60
20
Natasha Umga Amartia
60
60 83
60
83
74
60
73
85
65
63
78
74
85 60
80
74
60 80
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 155
21
60
Priscilla Riabertha G. P.
59
84
22
Raden Rara Bita S.
80
60
60
23
Sharon Pramesty
85
24
Stafani Arinta W.
25
Yacinta Imas Setya L.
26
Yohana Batya K.
60
60
60
60
27
Yosephine Putri Ayu N.
63
59
58
63
28
Monica Marchela H.
63
80 62
63
74
62
85
60
52,6
Tidak Tuntas
59
64,4
Tidak Tuntas
62
85
59
74,2
Tuntas
63
80
63
66,2
Tidak Tuntas
69,6
Tidak Tuntas
64,6
Tidak Tuntas
60,6
Tidak Tuntas
74,0
Tuntas
83
83
63
59
59
70 83 60 80
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 156
Nilai Siswa Pada Siklus I Aspek Penilaian No.
Nama
Diksi B
1
Adeana Dinda Amaris
2
Agatha Sheila Megakusuma
3
Axel Brahmantyo M. N.
4
Bernard Redemptus N. N.
5
Clara
6
Cycilia Ernita Shandy
7
D. F. Mikael Putra B.
8
Debora Graciawidianti P.
9
Dionisius Arsa Darmawan
10
Elisabeth Vialliarvin S.
11
Florentina Aira S.
12
Geraldus Kevin M.
13
Gracia Monica Patricia H.
14
Gunawan Evan P.
C 73
Citraan K
60
B 90
C
Kata-Kata Konkret K
85
B
C 70
63
73
74
74
95
60
80
60 90
90
B
Keterangan
10 75,8
Tuntas
63
70,8
Tidak Tuntas
62
60
65,6
Tidak Tuntas
77,6
Tuntas
73
74,2
Tuntas
74
74,0
Tuntas
69,4
Tidak Tuntas
63
81,2
Tuntas
60
65,4
Tidak Tuntas
65
78,4
Tuntas
60
63,6
Tidak Tuntas
83
65,8
Tidak Tuntas
96
85,2
Tuntas
62,2
Tidak Tuntas
63
75
60 95 59
59
63
60 75
63
K
89
85
75
C 73
Nilai
63
74
63
59
K
Rima
73
75
90 63
63
79 63
93
93
63
95
64
63
75
83
59
C 73
60
80
72
63
B
83
83 63
K
Bahasa Kiasan
63
63
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 157
15
Ignatia Benna V.
16
Jonathan Sebastian E. H.
17
Leonardo Ardhani E. P.
18
Marcellinus Kencana K. W.
19
Maria Sekar Kinanthi
20
Natasha Umga Amartia
21
Priscilla Riabertha G. P.
22
Raden Rara Bita S.
23
Sharon Pramesty
24
Stafani Arinta W.
25
Yacinta Imas Setya L.
26
Yohana Batya K.
27
Yosephine Putri Ayu N.
28
Monica Marchela H.
60
89
64
95
65 75
83
63 74
63 90 93
85
90 63
63 80
96
78,8
Tuntas
60
65,6
Tidak Tuntas
62
69,2
Tidak Tuntas
89
80,8
Tuntas
89
84,4
Tuntas
63
79,6
Tuntas
62
77,4
Tuntas
78,0
Tuntas
73
70,8
Tidak Tuntas
74
73,2
Tuntas
75 65 63
70
Tuntas
93
80 73
74 74
95
75
89
62
64
59
80,0
65
95 85
90
59
62
93
90
64 63
83
63
96
93
83
75
73
85
75
89
63
77,2
Tuntas
95
74
85
65
76,4
Tuntas
76,0
Tuntas
63
80
62
95
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 158
Nilai Siswa Pada Siklus II Aspek Penilaian No.
Nama
Diksi B
1
Adeana Dinda Amaris
2
Agatha Sheila Megakusuma
3
Axel Brahmantyo M. N.
4
Bernard Redemptus N. N.
5
Clara
6
Cycilia Ernita Shandy
7
D. F. Mikael Putra B.
8
Debora Graciawidianti P.
9
Dionisius Arsa Darmawan
10
Elisabeth Vialliarvin S.
11
Florentina Aira S.
12
Geraldus Kevin M.
13
Gracia Monica Patricia H.
14
Gunawan Evan P.
C
Citraan K 63
B 93
64
98
C
Kata-Kata Konkret K
98
93
89
Tuntas
98
90,4
Tuntas
83
66,2
Tidak Tuntas
74
93
91
Tuntas
73
95
83
Tuntas
98
81,6
Tuntas
74
98
95
87,6
Tuntas
93
81,4
Tuntas
80,4
Tuntas
89
80,4
Tuntas
93
80
Tuntas
68,2
Tidak Tuntas
89
81,8
Tuntas
90
79
Tuntas
62
98
60
93
93
63
95
98 62
62
80
62
73
90
63
74
89
60
Rima B
C 75
K
62 62
93
93
K
63
90 98
90
C
63
65 62
63
10 77,8
B 95
95
96 73
K 63
Keterangan
96
60
95
89
C
96
62
63
B
Nilai
Bahasa Kiasan
90 63 93 63
63
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 159
62 15
Ignatia Benna V.
16
Jonathan Sebastian E. H.
17
Leonardo Ardhani E. P.
18
Marcellinus Kencana K. W.
19
Maria Sekar Kinanthi
20
Natasha Umga Amartia
21
Priscilla Riabertha G. P.
22
Raden Rara Bita S.
23
Sharon Pramesty
24
Stafani Arinta W.
25
Yacinta Imas Setya L.
26
Yohana Batya K.
27
Yosephine Putri Ayu N.
28
Monica Marchela H.
70
74
90
90
70
93
93
73
93
89 63 70 63 75
95
95
98
85
90
96
93 63
89
Tuntas
89
70
77,8
Tuntas
86
Tuntas
81,4
Tuntas
79,2
Tuntas
61,2
Tidak Tuntas
83
81,6
Tuntas
80
78,6
Tuntas
90
76
98
76
74
87,8
Tuntas
70
74
73
82
Tuntas
73
73
80,2
Tuntas
98 63 79
85 70
90 64
73
72
83 74
79
98
63
98
96
78,8
90 83
98
73
73 63
95
95
80
83
63
86,6
Tuntas
83
63
70,2
Tidak Tuntas
81,4
Tuntas
70
96
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 160
Nilai Keseluruhan Mata Pelajaran Siswa VIII F
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
NAMA Adeana Dinda Amaris Agatha Sheila Megakusuma Axel Brahmantyo M. N. Bernard Redemptus N. N. Clara Cycilia Ernita Shandy D. F. Mikael Putra B. Debora Graciawidianti P. Dionisius Arsa Darmawan Elisabeth Vialliarvin S. Florentina Aira S. Geraldus Kevin M. Gracia Monica Patricia H. Gunawan Evan P. Ignatia Benna V. Jonathan Sebastian E. H. Leonardo Ardhani E. P. Marcellinus Kencana K. W. Maria Sekar Kinanthi Natasha Umga Amartia
Pendidikan Agama 85 80 90 83 85 80 83 85 85 85 79 86 83 86 90 80 90 90 86 90
PKN 79 83 83 86 83 85 83 83 80 85 83 86 90 80 86 83 83 86 86 90
Bahasa Indonesia 83 85 86 80 86 79 80 86 83 86 79 83 79 85 80 90 90 85 79 83
Nilai Mata Pelajaran Bahasa Matematika IPA Inggris 80 80 85 86 85 79 85 86 80 95 79 85 90 85 79 80 90 85 86 86 89 85 89 86 89 86 85 90 86 86 80 86 86 83 79 85 90 86 93 83 86 85 83 86 86 86 79 79 79 85 86 85 83 86 83 86 85 85 85 85
IPS 83 80 85 86 85 86 86 85 86 90 85 90 79 86 83 83 90 86 85
Seni Budaya 83 93 80 80 86 85 85 86 83 86 85 86 83 85 83 80 83 83 79 83
Penjaskes
TIK
83 86 90 79 79 89 83 83 79 83 79 86 90 80 86 90 86 86 83 86
83 83 80 85 85 79 85 85 83 80 90 90 83 83 83 86 85 83 85 83
PLAGIAT MERUPAKAN MERUPAKAN TINDAKAN TINDAKAN TIDAK TIDAK TERPUJI TERPUJI PLAGIAT 161
21 22 23 24 25 26 27 28
Priscilla Riabertha G. P. Raden Rara Bita S. Sharon Pramesty Stafani Arinta W. Yacinta Imas Setya L. Yohana Batya K. Yosephine Putri Ayu N. Monica Marchela H.
83 90 85 80 86 90 85 83
85 83 90 86 86 79 86 89
80 80 93 79 86 83 79 83
93 86 86 85 86 85 86 85
90 80 79 86 85 93 85 79
85 86 85 85 93 85 85 86
85 86 83 90 85 85 86 90
83 86 80 85 79 85 85 79
86 90 83 83 86 79 86 85
Berdasarkan data nilai keseluruhan mata pelajaran siswa kelas VIIIF, dapat dilihat bahwa siswa dengan nilai tertinggi pada siklus II merupakan siswa dengan nilai tertinggi dalam mata pelajaran lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan multiple intelligences dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Meskipun siswa memiliki bakat yang berbeda, namun pendekatan multiple intelligences dapat menggali potensi dan kreativitas siswa dalam menulis puisi bebas.
86 85 83 80 85 85 85 86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII F SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Adeana Dinda Amaris Agatha Sheila Megakusuma Axel Brahmantyo M. N. Bernard Redemptus N. N. Clara Cycilia Ernita Shandy D. F. Mikael Putra B. Debora Graciawidianti P. Dionisius Arsa Darmawan Elisabeth Vialliarvin S. Florentina Aira S. Geraldus Kevin M. Gracia Monica Patricia H. Gunawan Evan P. Ignatia Benna V. Jonathan Sebastian E. H. Leonardo Ardhani E. P. Marcellinus Kencana K. W. Maria Sekar Kinanthi Natasha Umga Amartia Priscilla Riabertha G. P. Raden Rara Bita S. Sharon Pramesty Stafani Arinta W. Yacinta Imas Setya L. Yohana Batya K. Yosephine Putri Ayu N. Monica Marchela H.
Keterangan
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Woro Wiratsih lahir di Lampung, 3 Januari 1991. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri 1 gunung Madu tahun 1997 - 2003. Pada tahun 2003 - 2006 melanjutkan sekolah di SMP Satya Dharma Sudjana. Sekolah Menengah Atas (SMA) ditempuh di SMA Negeri 1 Minggir pada tahun 2006 - 2009. Seusai menempuh jenjang SMA, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, angkatan 2009. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Berdasarkan Pendekatan Multiple Intelligences pada Siswa Kelas VIII F SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi ini disusun sebagai syarat yang harus ditempuh untuk mendapatkan gelar sarjana.