PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SD SUBTEMA TUGAS-TUGAS SEKOLAHKU DI SD NEGERI PLAOSAN 1 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Diana Sulistyowati NIM: 111134068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SD SUBTEMA TUGAS-TUGAS SEKOLAHKU DI SD NEGERI PLAOSAN 1 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Diana Sulistyowati NIM: 111134068
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini dipersembahkan kepada: 1. Allah SWT atas segala nikmat hidup dan kesempatan mengenggam ilmu, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi. 2. Orang tua (Bapak Suharyanto dan Ibu Siti Fatimah) sebagai malaikat terhebat yang senantiasa memberikan dukungan baik material maupun moral, kasih sayang, dan cinta kasih yang luar biasa. 3. Suami tercinta (Paulus Bobby Adi Prastowo) dan putri tersayang (Rastania Rahmawati) yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat. 4. Kakak (Ambarwati Astuti) yang selalu memberikan dorongan dan motivasi. 5. Sahabat-sahabat: Natalia, Agatha, Ganjar, Mega, dan Maya yang selalu memberikan semangat serta dukungan.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
Anda tidak bisa mengubah orang lain. Anda harus menjadi perubahan yang Anda harapkan dari orang lain. (Mahatma Gandhi)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah. (Thomas Alva Edison)
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh. (Confusius)
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Peneliti,
Diana Sulistyowati NIM. 111134068
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Diana Sulistyowati
Nomor Mahasiswa
: 111134068
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN PROTOTIPE PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SD SUBTEMA TUGAS-TUGAS SEKOLAHKU DI SD NEGERI PLAOSAN 1 beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tahap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Yang Menyatakan
Diana Sulistyowati
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Sulistyowati, D. (2015). Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II SD Subtema Tugas-Tugas Sekolahku di SD Negeri Plaosan 1. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang berawal dengan penerapan Kurikulum 2013. Kekhasan Kurikulum 2013 adalah: pertama, memuat rumusan kompetensi sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4). Keempat kompetensi tersebut bertujuan untuk mendidik karakter siswa. Kedua, menggunakan pendekatan saintifik. Dari hasil angket kepada 24 guru di tujuh SD mitra PGSD, peneliti mendapatkan data: 75% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian KI 1 dan KI 2. Sebanyak 62.5% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian KI 4. Sebanyak 50% guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran ini menggunakan enam langkah pengembangan yang meliputi: (1) analisis potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain prototipe produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, dan (6) uji coba desain. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut divalidasi oleh tiga validator dengan skor rerata 4.71 dan termasuk kategori “Sangat Baik” karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Uji coba peneliti lakukan di SD Negeri Plaosan 1. Dari hasil uji coba produk didapatkan data bahwa prototipe perangkat pembelajaran membantu guru dalam: pertama, melakukan penilaian sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2), dan keterampilan (KI 4). Kedua, membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning. Kata Kunci: Penelitian dan Pengembangan, Kurikulum 2013, discovery learning, prototipe perangkat pembelajaran
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Sulistyowati, D. (2015). Prototype Development of Curriculum 2013 Learning Tool for Students in Grades II SD Subtheme Duties in elementary school Plaosan 1. Thesis. Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Education, University of Sanata Dharma. This research is a development that began with the implementation of Curriculum 2013. The specificity of Curriculum 2013 are: first, the formulation contains competence spiritual attitude (KI 1) and sociability (KI 2), knowledge (KI 3), and skill (KI 4). The fourth competency aims to educate the student's character. Second, using a scientific approach. From the results of a questionnaire to 24 teachers in seven elementary PGSD partners, researchers get the data: 75% of teachers have difficulties when assessing KI 1 and KI 2. A total of 62.5% of teachers have difficulties when assessing KI 4. As many as 50% of teachers do not understand the application of the approach scientific in the learning process. Therefore, researchers conducted a study to develop a prototype learning device Curriculum 2013. Prototype development learning device uses a six-step development that includes: (1) analysis of the potential and problems, (2) data collection, (3) the design of a prototype product, (4) design validation, (5) the revision of the design, and (6) test try design. The prototype learning device is validated by three validator with a mean score of 4.71 and belongs to the category of "Very Good" because first, contains descriptors to assess KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 as well as the completeness of the learning device that consists of a syllabus and nets theme. Second, the lesson plan includes learning activities by using the model of discovery learning. The trial investigators did in elementary school Plaosan 1. From the test results of products obtained the data that the prototype device to assist teachers in teaching: first, to assess the spiritual attitude (KI 1) and sociability (KI 2), and skill (KI 4). Second, create a learning device by using a scientific approach to discovery learning model learning. Keywords: Research and Development, Curriculum 2013, discovery learning, the learning device prototype
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENGEMBANGAN
PROTOTIPE
PERANGKAT
PEMBELAJARAN
KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS II SD SUBTEMA TUGASTUGAS SEKOLAHKU DI SD NEGERI PLAOSAN 1” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat adanya bimbingan, bantuan, semangat, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., BST., M.A. Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 4. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum. Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi peneliti dengan sabar dan baik, memberikan nasihat serta waktu dan tenaganya dalam penyusunan skripsi ini. 5. Irine Kurniastuti, S.Psi., M.Psi. Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan pengetahuan bagi peneliti. 6. Para validator prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang peneliti kembangkan. 7. Kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1 (Sumarjoko, S. Ag.) yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 8. Siswa-siswi kelas II SD Negeri Plaosan 1 yang telah membantu terlaksananya penelitian ini dengan baik dan lancar.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk dunia pendidikan dan pembaca sekalian.
Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Peneliti,
Diana Sulistyowati
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ........................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Batasan Masalah ............................................................................................ 4 1.3 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5 1.6 Definisi Operasional ...................................................................................... 6 1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ....................................................... 7
BAB II .................................................................................................................... 8 LANDASAN TEORI............................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8 2.1.1 Kurikulum 2013 ...................................................................................... 8 2.1.2 Pendidikan Karakter ............................................................................. 14 2.1.3 Pendekatan Tematik Integratif .............................................................. 15 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.1.4 Pendekatan Saintifik ............................................................................. 19 2.1.5 Penilaian Otentik................................................................................... 26 2.1.6 Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 ............................................ 27 2.1.7 Sub Tema “Tugas-Tugas Sekolahku” Kurikulum 2013........................ 34 2.1.8 Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas II SD .................................. 39 2.1.9 Model Pembelajaran Discovery Learning ............................................ 40 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 45 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 49 2.4 Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 52
BAB III ................................................................................................................. 53 METODE PENELITIAN ................................................................................... 53 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 53 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 57 3.2.1 Waktu Penelitian ................................................................................... 57 3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................................. 57 3.2.3 Subjek Penelitian .................................................................................. 57 3.2.4 Objek Penelitian .................................................................................... 58 3.3 Rancangan Penelitian .................................................................................. 58 3.4 Prosedur Pengembangan ............................................................................. 59 3.5 Uji Validasi Produk ..................................................................................... 63 3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 63 3.6.1 Uji Validasi Ahli ................................................................................... 63 3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 69 3.7.1 Observasi/Pengamatan Langsung ......................................................... 69 3.7.2 Angket atau Kuesioner.......................................................................... 71 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 77 3.9 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 79
BAB IV ................................................................................................................. 81 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 81 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 81 4.1.1 Analisis Kebutuhan ............................................................................... 81 4.2 Deskripsi Produk Awal ............................................................................... 87 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.1 Silabus................................................................................................... 88 4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................................... 88 4.2.3 Kerangka Perangkat Pembelajaran ....................................................... 89 4.2.4 Perangkat Pembelajaran ........................................................................ 89 4.2.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) .................................................................. 90 4.2.6 Penilaian................................................................................................ 91 4.3 Data Hasil Validasi Dosen PGSD USD dan Revisi Produk ........................ 91 4.4 Data Hasil Validasi Guru Kelas II SD dan Revisi Produk .......................... 98 4.5 Data Hasil Validasi Kepala Sekolah SD dan Revisi Produk ..................... 102 4.6 Data Hasil Ujicoba Produk ........................................................................ 105 4.7 Kajian Produk Akhir ................................................................................. 118 4.7.1 Sampul Halaman Depan ..................................................................... 119 4.7.2 Isi ........................................................................................................ 119 4.7.3 Penilaian dan Kunci Jawaban ............................................................. 121 4.7.4 Daftar Pustaka ..................................................................................... 121 4.8 Pembahasan ............................................................................................... 121
BAB V................................................................................................................. 131 PENUTUP .......................................................................................................... 131 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 131 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 133 5.3 Saran .......................................................................................................... 133
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 134 LAMPIRAN………………………………………………………...………... 137 RIWAYAT PENELITI……………………………………………...……….. 298
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
Tabel 2.1 Tema dan Subtema untuk Siswa Kelas II SD Semester Ganjil............ 17 Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran dan Kegiatan Mengajar................................... 25 Tabel 3.1 Pengamatan Sikap Siswa...................................................................... 71 Tabel 3.2 Angket Analisis Kebutuhan Guru......................................................... 73 Tabel 3.3 Kuesioner Validasi Ahli....................................................................... 74 Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Produk…............................................................... 77 Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima................................................................... 79 Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima...................................................................... 79 Tabel 3.7 Jadwal Penelitian.................................................................................. 80 Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima………………………............................... 93 Tabel 4.2 Kriteria Skor Skala Lima………………………….............................. 95 Tabel 4.3 Hasil Validasi RPP Pembelajaran 1 oleh Dosen Ahli.......................... 97 Tabel 4.4 Masukan Dosen Ahli dan Revisi Produk............................................. 98 Tabel 4.5 Masukan Guru Kelas II SD dan Revisi Produk................................. 102 Tabel 4.6 Masukan Kepala Sekolah SD dan Revisi Produk.............................. 105 Tabel 4.7 Validasi Produk dan Masukan Guru Kelas II SD….......................... 116
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Tabel
Halaman
Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian................................................................... 49 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir................................................................. 51 Gambar 3.1 Langkah-Langkah R&D (Sugiyono, 2014)...................................... 55 Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan................................................. 58 Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran........... 63 Gambar 4.1 Siswa Menulis Cerita Narasi dan Membuat Jadwal Harian........... 125 Gambar 4.2 Siswa Bermain Menirukan Gerakan Anggota Tubuh.................... 127
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Tabel
Halaman
Lampiran 1: Angket Analisis Kebutuhan Guru.................................................. 137 Lampiran 2: Instrumen Validasi RPP................................................................. 138 Lampiran 3: Kuesioner Validasi Produk…......................................................... 142 Lampiran 4: Lembar Pengamatan Sikap............................................................. 144 Lampiran 5: Hasil Angket Analisis Kebutuhan Guru……................................. 145 Lampiran 6: Lembar Penilaian Validasi Dosen PGSD USD….......................... 185 Lampiran 7: Lembar Penilaian Validasi Guru Kelas II SD................................ 189 Lampiran 8: Lembar Penilaian Validasi Kepala Sekolah SD............................. 213 Lampiran 9: Lembar Kerja Siswa....................................................................... 233 Lampiran 10: Balikan Siswa............................................................................... 285 Lampiran 11: Hasil Kuesioner Validasi Produk…............................................. 286 Lampiran 12: Hasil Pengamatan Sikap............................................................... 290 Lampiran 13: Foto-Foto Penelitian..................................................................... 292 Lampiran 14: Surat Ijin Penelitian...................................................................... 295 Lampiran 15: Surat Keterangan Selesai Penelitian............................................. 296 Lampiran 16: Rekapitulasi Hasil Angket Analisis Kebutuhan Guru..…...……. 297
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini berisi uraian latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 (Mulyasa, 2013: 66). Mencakup kompetensi sikap pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (UU No. 20: 2003, pasal 35 ayat 1). Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masayarakat. Pengembangan Kurikulum 2013 menitik beratkan pada penyederhanaan, pendekatan tematik-integratif (Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 137). Kekhasan Kurikulum 2013 terdiri dari kompetensi inti sikap (yang meliputi sikap spiritual dan sikap sosial), kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan. Isi dari Kurikulum berupa Kompetensi Inti (KI), secara lebih rinci dinyatakan dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti tersebut dirumuskan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari oleh siswa. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari siswa untuk suatu tema tertentu. Penetapan kompetensi lulusan didahului dengan mengidentifikasi apa yang hendak diberdayakan dalam diri siswa. Kompetensi lulusan terdiri dari tiga hal yaitu sikap 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
spiritual dan sosial (KI 1 dan KI 2), pengetahuan (KI 3), serta keterampilan (KI 4). Sikap mencakup elemen antara lain proses individu, sosial, dan alam. Pengetahuan mencakup elemen proses, objek, dan subjek. Keterampilan mencakup elemen proses, abstrak, dan konkret (Kemendikbud, 2014). Kurikulum 2013 mengacu pada pembelajaran tematik terpadu yang mendukung serta memberi kemudahan bagi siswa untuk memahami konsep materi pembelajaran. Pembelajaran terdiri dari beberapa konsep materi yang tergabung dalam tema sehingga dapat menarik dan menggugah semangat belajar siswa karena pembelajaran tersebut bersifat nyata atau kontekstual (Kemendikbud, 2014). Pembelajaran yang bersifat nyata memunculkan suatu proses ilmiah di mana terdapat penalaran deduktif yang melihat fenomena umum untuk menarik kesimpulan yang lebih spesifik. Proses ilmiah inilah yang kemudian memunculkan suatu pendekatan ilmiah atau disebut dengan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dijalankan dengan teknik-teknik investigasi atas suatu fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan yang baru, mengoreksi, dan memadukan dengan pengetahuan yang sebelumnya. Metode ilmiah ini pada umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis kemudian menformulasi dan menguji hipotesis. Proses pembelajaran tersebut memuat lima pengalaman belajar pokok atau 5M yang terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi/eksperimen,
Mengasosiasikan/mengolah
informasi,
dan
Mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2014). Perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 membawa sebuah konsekuensi baru. Salah satu konsekuensi dari perubahan Kurikulum 2013 adalah bertambahnya tugas guru dalam melakukan dan memberikan penilaian pada siswa. Penilaian dalam Kurikulum 2013 menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran dan keempat kompetensi telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Majid, 2014: 186). Penilaian ini berbeda dengan model penilaian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
sebelumnya. Di mana penilaian tidak hanya dilakukan pada akhir kegiatan pembelajaran saja tetapi meliputi keseluruhan proses sepanjang kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi ketika peneliti melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL), peneliti mendapatkan informasi bahwa guru mengalami kesulitan untuk melakukan penilaian pada KI 1, KI 2, dan KI 4 karena tidak ada deskriptor-deskriptor untuk melakukan penilaian pada ranah sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan. Untuk menggali permasalahan tersebut, peneliti membagikan angket kepada 24 guru kelas I, II, IV, dan V di tujuh SD mitra PGSD yaitu SD Kanisius Tegalmulyo, SD Kanisius Kintelan 1, SD Kanisius Totogan, SD Bopkri Minggir, SD Negeri Tegalharjo, SD Negeri Selomulyo, dan SD Negeri Plaosan 1. Angket diberikan pada tanggal 11 September dan memuat enam pertanyaan sebagai berikut: (1) Apakah Bapak/Ibu mengetahui kekhasan dari Kurikulum 2013?, (2) Apakah Bapak/Ibu dapat menjelaskan secara rinci kekhasan Kurikulum 2013?, (3) Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?, (4) Apakah kesulitan yang Bapak/Ibu alami pada waktu menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?, (5) Apakah pada saat pembelajaran, Bapak/Ibu mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap dan keterampilan?, (6) Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan tersebut? Dari hasil angket analisis kebutuhan guru, peneliti mendapatkan data: a) 75% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap, b) 62,5% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian keterampilan, c) 50% guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi kekhasan Kurikulum 2013. Berdasarkan data hasil angket, peneliti terdorong melakukan penelitian R&D (Research and Development) dengan judul: “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II SD Subtema Tugas-Tugas Sekolahku di SD Negeri Plaosan 1”. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan dan produk yang dihasilkan adalah prototipe
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”.
1.2 Batasan Masalah Supaya penelitian ini menjadi lebih terpusat maka permasalahan dibatasi pada pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II semester 1 tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” di SD Negeri Plaosan 1 tahun ajaran 2014/2015.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dirumuskan permasalahan: 1.
Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang layak berdasarkan Kurikulum 2013 pada tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1?
2.
Bagaimana kualitas produk prototipe perangkat pembelajaran yang layak berdasarkan Kurikulum 2013 pada tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1?
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1.
Menjelaskan proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang layak berdasarkan Kurikulum 2013 pada tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1 Tahun Ajaran 2014/2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
5
Mendeskripsikan kualitas produk prototipe perangkat pembelajaran yang layak berdasarkan Kurikulum 2013 pada tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1 Tahun Ajaran 2014/2015.
1.5 Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Memberikan wawasan dan masukan dalam pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 kelas II semester 1 tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” dibidang pendidikan.
2.
Manfaat secara Praktis a. Bagi Siswa Siswa kelas II SD dapat mengembangkan sikap spiritual dan sosial, pengetahuan dan keterampilan setelah mempelajari tema 4 "Aku dan Sekolahku"
subtema
1
"Tugas-Tugas
Sekolahku"
dengan
menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. b. Bagi Guru 1.
Memiliki
contoh
prototipe
perangkat
pembelajaran
yang
menggunakan salah satu model pembelajaran pendekatan saintifik. 2.
Membantu guru untuk menilai siswa pada KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”.
c. Bagi Peneliti Memiliki pengetahuan untuk melakukan penelitian pengembangan yang
berkaitan
dengan
pengembangan
prototipe
perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013 tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
1.6 Definisi Operasional Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam penyusunan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 pada tema “Aku dan Sekolahku” subtema “TugasTugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1 tahun ajaran 2014/2015 adalah: 1. Kurikulum 2013 merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan tertentu. 2. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 merupakan segala perlengkapan belajar yang dibuat dan direncanakan untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang terdiri dari: silabus, jaring-jaring tema, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penilaian, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan bahan/materi ajar. 3. Sub tema “Tugas-Tugas Sekolahku” Kurikulum 2013 merupakan sub tema pertama dalam tema “Aku dan Sekolahku” pada semester ganjil di kelas II Sekolah Dasar. Sub tema ini menggunakan topik tugas-tugas yang dilakukan di sekolah yang dihubungkan dengan materi pembelajaran. 4. Siswa kelas II SD sedang duduk di kelas bawah dengan usia berkisar antara 7 atau 8 tahun dan masuk dalam kategori tahap operasional konkret. 5. Discovery Learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa memperoleh pengetahuan secara mandiri dengan tahap pemberian rangsangan, pengolahan
pernyataan/identifikasi data,
pembuktian,
dan
menghasilkan pengetahuan yang baru.
masalah, penarikan
pengumpulan
data,
kesimpulan
untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Peneliti menyusun prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dengan spesifikasi produk sebagai berikut: 1.
Prototipe perangkat pembelajaran disusun berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas II SD subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”.
2.
Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 disusun dengan menggunakan pembelajaran Tematik Integratif.
3.
Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 disusun dengan menggunakan
pendekatan
Saintifik
dan
menggunakan
model
pembelajaran Discovery Learning. 4.
Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 diperuntukkan bagi siswa kelas II SD untuk membangun KI 1 (sikap spiritual), KI 2 (sikap sosial), KI 3 (pengetahuan), dan KI 4 (keterampilan).
5.
Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dilengkapi dengan rubrik penilaian yang memuat deskriptor-deskriptor untuk menilai sikap KI 1 (bersyukur), KI 2 (percaya diri, teliti, santun), KI 3 (menghitung berbagai pecahan uang) dan KI 4 (menulis cerita narasi, menceritakan berbagai jenis kegiatan, melakukan gerakan aktivitas bergantung, bermain menirukan gerakan anggota tubuh, kemampuan membaca teks, melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap menirukan pesawat terbang, menulis jadwal harian). Selain itu, dilengkapi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Kerja Kelompok (LKK), Lembar Evaluasi Ahir untuk menilai KI 3 (pengetahuan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bab II ini berisi uraian kajian pustaka, teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kurikulum 2013 2.1.1.1 Arti Kurikulum 2013 Kurikulum adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Haryati, 2008: 1). Kurikulum 2013 adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dirancang untuk mengantisipasi kebutuhan kompetensi abad 21 (Kemendikbud, 2013: iii). Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong siswa, mampu lebih baik melakukan
observasi,
bertanya,
bernalar,
dan
mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pelajaran (Mulyasa, 2013: 65). Pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk memberikan solusi bagi persoalan-persoalan yang dialami bangsa dan negara. Pendidikan perlu dilaksanakan
dengan
pengembangan
kurikulum
yang
diperlukan
untuk
menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas untuk memajukan bangsa dan negara. Untuk mewujudkannya, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pengembangan kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini merupakan hasil pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yeng telah dirilis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006. Kurikulum merupakan salah satu unsur 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
yang memberi kontribusi penting dalam pendidikan yaitu untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi siswa. Kurikulum ini mengarahkan siswa menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) menusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara (Kemendikbud,
2014).
Kurikulum
yang demokratis, bertanggung jawab 2013
mencakup
kompetensi
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dikembangkan dari dua kurikulum sebelumnya. Perubahan dan perkembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh kesenjangan kurikulum sebelumnya (KTSP) dengan Kurikulum 2013 saat ini. Pelaksanaan penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 (Mulyasa, 2013: 66). Mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati (UU No. 20, 2003: pasal 35 ayat 1). Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat. 2.1.1.2 Karakter Kurikulum 2013 Kurikulum mempersiapkan siswa dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan melalui pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keahlian untuk beradaptasi serta dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang senantiasa berubah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh menegaskan bahwa perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 merupakan persoalan yang genting dan penting. Alasan perubahan kurikulum dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 adalah kurikulum harus lebih berbasis pada penguatan penalaran, bukan lagi hafalan semata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Pengembangan Kurikulum 2013 menitik beratkan pada penyederhanaan, pendekatan tematik-integratif (Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 137). Kurikulum 2013 merupakan kelanjutan dan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 serta mempunyai beberapa cakupan yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Sedangkan perkembangan Kurikulum 2013 dilakukan seiring dengan tuntutan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan dan melaksanakan amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Kusuma, 2013: 8). Kurikulum 2013 mengusung adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills. Keseimbangan soft skills dan hard skills meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Elemen pendekatan (isi) kompetensi yang dikembangkan di Sekolah Dasar adalah tematik terpadu dalam semua mata pelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Salah satu karakteristik Kurikulum 2013 adalah adanya keseimbangan antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan untuk membangun soft skills dan hard skills. Pada jenjang Sekolah Dasar, ranah attitude harus lebih banyak atau lebih dominan dikenalkan, diajarkan, dan dicontohkan pada siswa, kemudian diikuti ranah skill, dan ranah knowledge lebih sedikit diajarkan pada siswa. Terdapat perluasan dan pendalaman taksonomi dalam proses pencapaian kompetensi. Dalam Kurikulum 2013 dipadukan lintasan taksonomi sikap (attitude) dari Khrathwohl, keterampilan (skill) dari Dyers, dan pengetahuan (knowledge) dari Bloom dengan revisi oleh Anderson (Kemendikbud, 2014: 6-10). 2.1.1.3 Prinsip Kurikulum 2013 Setiap kurikulum pastinya mempunyai prinsip. Karena prinsip merupakan landasan atau acuan untuk mengembangkan kurikulum. Seperti halnya kurikulum yang baru dirintis ini mempunyai beberapa prinsip yaitu: (Dokumen Kurikulum 2013, 2013: 8-10).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata pelajaran. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh siswa setelah menyelesaikan pendidikannya pada satuan atau jenjang pendidikan tertentu. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar siswa pada satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku siswa secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat. b. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu, sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan. c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan keterampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran dan diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran. d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Dasar dapat dipelajari dan dikuasai oleh setiap siswa (mastery learning) sesuai dengan kaidah Kurikulum Berbasis Kompetensi. e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual siswa, kurikulum memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan). Oleh karena itu, beragam program dan pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan awal siswa. f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa serta lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa siswa berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar. g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, konten kurikulum harus selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni; membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi siswa untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat hasil ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pendidikan tidak boleh memisahkan siswa dari lingkungannya dan pengembangan kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan lingkungan hidup. Artinya, kurikulum memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari permasalahan di lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan yang dipelajari di kelas dalam kehidupan di masyarakat. i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan siswa yang berlangsung sepanjang hayat. Pemberdayaan siswa
untuk
belajar
sepanjang
hayat
dirumuskan
dalam
sikap,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui penentuan struktur kurikulum, Standar Kemampuan/SK dan Kemampuan Dasar/KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan mampu berkontribusi
langsung
kepada
masyarakat
di
sekitarnya.
Kedua
kepentingan ini saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan dalam Bhineka Tunggal Ika untuk membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian kompetensi. Instrumen penilaian hasil belajar adalah alat untuk mengetahui kekurangan yang dimiliki setiap siswa atau sekelompok siswa. Kekurangan tersebut harus segera diikuti dengan proses perbaikan terhadap kekurangan dalam aspek hasil belajar yang dimiliki seorang atau sekelompok siswa. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari dua kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik dan pendekatan saintifik. Kurikulum ini dikembangkan untuk menyeimbangkan antara kemampuan soft skills dan hard skills, dengan begitu kompetensi sikap maupun keterampilan dapat berjalan secara seimbang. Harapannya, siswa dapat memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berkembang dengan baik sehingga dapat berpengaruh pada kesuksesan diri sendiri dan menciptakan generasi bangsa yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
2.1.2 Pendidikan Karakter Pendidikan karakter berasal dari nilai tentang sesuatu yang diwujudkan dalam bentuk perilaku siswa (Kesuma, 2011: 11). Pendidikan karakter secara terperinci memiliki lima tujuan. Pertama, mengembangkan potensi nurani atau afektif siswa sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai bangsa. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji, sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab siswa sebagai generasi penerus bangsa. Keempat, mengembangkan kemampuan siswa menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. Kelima, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, berkebangsaan tinggi, dan penuh kekuatan (Zubaedi, 2011: 18). Sementara itu, Kesuma (2011) menjelaskan bahwa terdapat tiga tujuan utama pendidikan karakter yaitu: yang pertama, memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku siswa, baik ketika proses sekolah maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah). Tujuan kedua, pendidikan karakter adalah cara mengoreksi perilaku siswa yang tidak bersesuaian dengan nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ketiga, dalam pendidikan karakter adalah setting sekolah guna membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Pendidikan karakter merupakan dinamika pengembangan kemampuan yang berkesinambungan dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi nilainilai sehingga menghasilkan disposisi aktif, stabil, dalam diri individu. Dinamika ini membuat pertumbuhan individu menjadi semakin utuh. Unsur-unsur ini menjadi dimensi yang menjiwai proses formasi setiap individu (Kusuma, 2004: 104). Pendidikan karakter di Indonesia didasarkan pada sembilan pilar karakter dasar. Karakter dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan pilar karakter dasar ini adalah sebagai berikut: 1.
Cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya
2.
Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
Jujur
4.
Hormat dan santun
5.
Kasih sayang, peduli, dan kerja sama
6.
Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah
7.
Keadilan dan kepemimpinan
8.
Baik dan rendah hati
9.
Toleransi, cinta damai, dan persatuan
15
Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada tiga nilai dalam penilaian sikap sosial. Ketiga karakter yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah percaya diri, teliti, dan santun.
2.1.3 Pendekatan Tematik Integratif 2.1.3.1 Arti Pendekatan Tematik Integratif Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Prastowo, 2014: 54). Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dan ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik sebenarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas dalam Trianto, 2010: 79). Sedangkan menurut Poerwadarminta pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta dalam Majid, 1983: 80). Menurut 3 pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik termasuk dalam model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran terkait dengan tema tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
2.1.3.2 Fungsi Pembelajaran Tematik Integratif Pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi siswa. Ada enam keunggulan
pembelajaran
tematik
dibandingkan
model
pembelajaran
konvensional yaitu: (Kemendikbud, 2014) 1.
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa usia Sekolah Dasar.
2.
Kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
3.
Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.
4.
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
5.
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya.
6.
Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
2.1.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Tematik Integratif Langkah-langkah guru yang akan memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Tematik Integratif (TI) adalah sebagai berikut: (Kemendikbud, 2014) 1. Memilih/Menetapkan Tema Daftar tema yang terdapat dalam dokumen Kurikulum 2013, bukanlah urutan yang harus dibelajarkan guru. Guru dapat melakukan pemilihan tema yang akan dibelajarkan terlebih dahulu. Sejatinya penetapan tema haruslah disesuaikan dengan kondisi daerah, sekolah, siswa, dan guru diwilayahnya. Di bawah ini adalah tema dan subtema untuk siswa kelas II SD semester ganjil.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Tabel 2.1 Tema dan Subtema untuk Siswa Kelas II SD Semester Ganjil Semester
Tema 1. Hidup Rukun
2. Bermain di Lingkunganku
3. Tugasku Sehari-hari I
4. Aku Dan Sekolahku
5. Merawat Hewan dan Tumbuhan
Sub Tema 1. Hidup Rukun di Rumah 2. Hidup Rukun dengan Teman Bermain 3. Hidup Rukun di Sekolah 4. Hidup Rukun di Masyarakat 1. Bermain di Lingkungan Rumah 2. Bermain di Rumah Teman 3. Bermain di Lingkungan Sekolah 4. Bermain di Tempat Wisata 1. Tugasku Sehari-hari di Rumah 2. Tugasku Sehari-hari di Sekolah 3. Tugasku sebagai Umat Beragama 4. Tugasku dalam Kehidupan Sosial 1. Tugas-Tugas Sekolahku 2. Kegiatan Ekstrakurikulerku 3. Lingkungan Sekolahku 4. Prestasi Sekolahku 1. Hewan di Sekitarku 2. Merawat Hewan 3. Tumbuhan di Sekitarku 4. Merawat Tumbuhan
Peneliti akan melakukan penelitian pada siswa kelas II SD semester ganjil tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” pembelajaran pertama sampai dengan pembelajaran yang keenam. 2. Melakukan Analisis SKL, KI, KD, membuat Indikator Langkah kedua ini dilakukan dengan cara guru harus membaca semua SKL, KI, KD dari semua mata pelajaran. Meskipun indikator sudah tersedia dalam dokumen Kurikulum 13, guru bisa juga menambahkan indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan indikator.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
3. Melakukan pemetaan KD, Indikator, dengan Tema Guru melakukan kegiatan pemetaan Kompetensi Dasar dan indikator dikaitkan dengan tema yang tersedia yang dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih memudahkan proses penyajian pembelajaran, indikator mana saja yang dapat disajikan secara terpadu dengan cara memberikan cek (√). 4. Membuat Jaringan Kompetensi Dasar Setelah dilakukan pemetaan KD, indikator, dengan tema dalam satu tahun, maka dilanjutkan dengan membuat jaringan KD dan indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format jaringan KD dan indikator. 5. Menyusun Silabus Tematik Terpadu Langkah guru selanjutnya adalah menyusun silabus tematik untuk memudahkan guru melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap tema sampai tuntas tersajikan di dalam proses pembelajaran. Adapun komponen-komponen yang terdapat pada silabus tematik integratif yaitu: a. Kompetensi Dasar (diambil dari jaringan KD yang sudah terpilih). b. Indikator (dibuat oleh guru, juga diturunkan dari jaringan). c. Kegiatan Pembelajaran dan Penilaian (memuat perencanaan penyajian untuk beberapa minggu tema tersebut akan dibelajarkan, dan penilaian proses serta penilaian hasil yang wajib memuat penilaian dari aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan selama proses pembelajaran berlangsung). d. Alokasi Waktu (ditulis secara utuh komulatif satu minggu berapa jam pertemuan, misalnya (30JP x 35 menit) x 4 minggu). e. Sumber dan Media. 6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Integratif (TI) Menyusun RPP merupakan langkah terakhir dari sebuah perencanaan. Di dalam RPP TI tergambar proses penyajian secara utuh dengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam tema.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
Adapun komponen-komponen yang termuat dalam RPP TI, meliputi: (1) Identitas: Satuan Pendidikan, Kelas/Semester, Tema, Pertemuan ke-, Alokasi Waktu, (2) Kompetensi Inti (KI), (3) Kompetensi Dasar (KD), (4) Indikator, (5) Tujuan Pembelajaran, (6) Materi Pembelajaran (meliputi berbagai mata pelajaran), (7) Pendekatan dan Metode Pembelajaran, (8) Langkah Pembelajaran. (9) Sumber dan Media, (10) Penilaian (meliputi penilaian proses dan hasil, instrumen dan rubrik dilampirkan). RPP Kurikulum 2013 yang akan disusun oleh peneliti untuk siswa kelas II SD dengan tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” berisi tentang mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, SBdP, dan PJOK dengan menanamkan sikap spiritual (bersyukur), sikap sosial (percaya diri, teliti, santun), pengetahuan (menentukan berbagai pecahan uang, mengajukan pertanyaan sesuai gambar, menjawab pertanyaan teman dengan benar), keterampilan (menulis
cerita narasi,
menceritakan berbagai jenis kegiatan, melakukan gerakan aktivitas bergantung, bermain menirukan gerakan anggota tubuh, kemampuan membaca teks, melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap menirukan pesawat terbang, serta menulis jadwal harian). Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan tematik integratif adalah sebuah pendekatan yang menyajikan berbagai materi dari berbagai mata pelajaran yang saling berkaitan satu sama lain ke dalam satu tema. Pembelajaran jauh lebih bermakna karena siswa belajar menggunakan hal-hal yang dikembangkan dalam tema. Dengan pembelajaran yang bermakna dan pengalaman belajar yang baik, pengetahuan yang didapatkan siswa akan lebih mendalam dan bertahan lama.
2.1.4 Pendekatan Saintifik 2.1.4.1 Arti Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik diyakini sebagai titisan emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan penalaran induktif dibandingkan dengan penalaran deduktif. Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi ide yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum (Kemendikbud, 2014). Pendekatan saintifik sangat relevan dengan tiga teori belajar, yaitu teori Bruner, teori Piaget, dan teori Vygotsky. Teori belajar discovery learning merupakan salah satu teori belajar yang digagas oleh Bruner. Piaget menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema. Skema adalah suatu struktural mentah atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya (Baldwin dalam Hosnan, 2014: 35). Vygotsky, dalam teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zone of proximal development yang dapat diartikan sebagai daerah yang terletak antara tingkat perkembangan siswa saat ini. Hal tersebut dapat didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Nur&Wikandani dalam Hosnan, 2014: 35). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui kegiatan mengamati, menyanya, mengumpulkan informasi/melakukan percobaan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan hasil konsep, hukum atau prinsip yang mereka temukan. 2.1.4.2 Langkah Pendekatan Saintifik Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Langkahlangkah pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus tetap menerapkan nilainilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah. Menurut Permendikbud Nomor 18 A Tahun 2013 Lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a.
Mengamati (observing)
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media objek secara nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu siswa. Sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 18a, hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi agar kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi. b.
Menanya (Questioning)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Guru perlu membimbing siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan: pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana siswa dilatih menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai pada tingkat di mana siswa mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri. Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu siswa. Kegiatan
“menanya”
dalam
kegiatan
pembelajaran
sebagaimana
disampaikan dalam Permendikbud Nomor 18a Tahun 2013, adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai kepertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang diharapkan dalam menanya adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat. Kegiatan “mengumpulkan informasi” merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu, siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Dalam
Permendikbud
Nomor
18a
Tahun
2013,
aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber
dan
sebagainya.
Kompetensi
yang
diharapkan
adalah
mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
23
Menalar (Associating)
Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 18a Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut. Kompetensi yang diharapkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan. Aktivitas ini juga diistilahkan sebagai kegiatan menalar, yaitu proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Aktivitas menalar dalam konteks pembelajaran pada Kurikulum 2013 dengan pendekatan ilmiah banyak merujuk pada teori belajar asosiasi atau pembelajaran asosiatif. Istilah asosiasi dalam pembelajaran merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori. Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan. d.
Mencoba (Experimenting)
Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) Menentukan tema atau topik sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, (2) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan, (3) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya, (4) Melakukan dan mengamati percobaan, (5) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, (6) Menarik simpulan atas hasil percobaan, (7) Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Agar pelaksanaan percobaan dapat berjalan lancar maka: (1) Guru hendaknya merumuskan tujuan eksperimen yang akan dilaksanakan siswa, (2) Guru bersama siswa mempersiapkan perlengkapan yang dipergunakan (3) Perlu memperhitungkan tempat dan waktu, (4) Guru menyediakan kertas kerja untuk pengarahan kegiatan siswa, (5) Guru membicarakan masalah yang akan dijadikan eksperimen, (6) Guru membagi kertas kerja kepada siswa, (7) Siswa melaksanakan eksperimen dengan bimbingan guru, (8) Guru mengumpulkan hasil kerja siswa dan mengevaluasinya, bila dianggap perlu didiskusikan secara klasikal. e.
Mengkomunikasikan (Networking)
Pada pendekatan scientific guru diharapkan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan, dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut. Kegiatan “mengkomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 18a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun
kompetensi
yang diharapkan
dalam
kegiatan
ini
adalah
mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Tabel 2.2 Langkah Pembelajaran dan Kegiatan Mengajar Langkah Pembelajaran Mengamati Menanya
Mengumpulkan informasi/eksperimen
Mengolah informasi/ Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
Kegiatan Pembelajaran Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) a. Melakukan eksperimen b. Membaca sumber lain selain buku teks c. Mengamati objek/kejadian/aktivitas d. Wawancara dengan narasumber a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil kegiatan mengumpulkan informasi b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
2.1.4.3 Karakteristik Pendekatan Saintifik Adapun karakteristik pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut: 1.
Berpusat pada siswa.
2.
Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum, dan prinsip.
3.
Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.
4.
Mengembangkan karakter siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan pendekatan ilmiah yang digunakan dalam proses kegiatan
pembelajaran.
Proses
tersebut
mengajak
siswa
secara
aktif
mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/melakukan percobaan, mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan hasil konsep, hukum atau prinsip yang mereka
temukan.
Langkah-langkah
tersebut
diyakini
dapat
mendukung
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan siswa.
2.1.5 Penilaian Otentik 2.1.5.1 Pengertian Penilaian Otentik Penilaian otentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap siswa pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran (American Library Association dalam Kemendikbud, 2014). Penialaian otentik adalah suatu istilah/terminologi yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penialaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan
masalah.
Sekaligus,
mengekspresikan
pengetahuan
dan
keterampilannya dengan cara menstimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah (Hymes dalam Depdikbud, 2014: 34). Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, dilihat menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh guru, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang diketahui oleh siswa (Fadlillah, 2014). Penilaian otentik lebih sering dinyatakan sebagai penilaian berbasis kerja (performance-based assessment). Ada pula yang menyebutkannya dengan direct assessment, hal ini dilakukan karena penilaian otentik menyediakan lebih banyak bukti langsung dari penerapan keterampilan dan pengetahuan. Apabila seorang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
siswa dapat mengerjakan dengan baik tes pilihan ganda, kita inferensikan secara tidak langsung bahwa siswa tersebut dapat menerapkan pengetahuan yang telah dipelajarinya dalam konteks dunia yang sesungguhnya. Namun akan lebih baik apabila penilaian dilakukan terhadap suatu demonstrasi langsung tentang penerapan pengetahuan dan keterampilannya (Majid, 2014). Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan dengan berbagai cara untuk mengumpulkan
berbagai
informasi
mengenai
perkembangan
siswa
dan
penguasaan materi siswa selama pembelajaran. Penilaian otentik memiliki relevansi yang kuat dengan pendekatan ilmiah, karena penilaian ini mampu menggambarkan
peningkatan
hasil
belajar
siswa,
baik
dalam
rangka
mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lainnya. Oleh karena itu, penialaian otentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang Sekolah Dasar (SD).
2.1.6 Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008) perangkat adalah alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara menjadikan orang belajar. Dapat disimpulkan bahwa, perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan guru dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran. Trianto (2010: 96) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran adalah perangkat yang dipergunakan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Menurut Siregar dan Hartini (2010) perangkat pembelajaran merupakan seperangkat usaha yang dilakukan dengan rencana dan tujuan yang telah
ditetapkan
terlebih
dahulu
sebelum
proses
dilaksanakan,
serta
pelaksanaannya terkontrol agar terdapat perubahan yang lebih baik pada diri siswa. Daryanto dan Tasrial (2012: 154) mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), media pembelajaran, bahan ajar, dan evaluasi. Perangkat pembelajaran disusun dan dikembangkan oleh guru maupun peneliti sesuai kemampuan siswa. Adapun perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 2.1.6.1 Silabus Silabus dikembangkan dengan rujukan utama Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). Silabus adalah perangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar (Sanjaya, 2006: 26). Fadlillah (2014: 135) mengungkapkan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dirumuskan di dalam silabus pada dasarnya ditunjukkan untuk memfasilitasi siswa menguasi Standar Kompetensi&Kompetensi Dasar (Fathurrohman dkk, 2013: 199). Ruang lingkup silabus dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Kompetensi Inti Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang siswa pada setiap tingkat kelas atau program. b. Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh siswa melalui pembelajaran. c. Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah setiap materi ajar yang akan disampaikan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Materi pembelajaran ini harus mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar karena materi pembelajaran dibuat untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
d. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi antar siswa, antar siswa dengan guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. e. Penilaian Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian ini berfungsi untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. f. Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai. Alokasi waktu tersebut ditentukan berdasarkan keluasan materi yang diajarkan. g. Sumber Belajar Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa silabus adalah rencana pembelajaran pada tema tertentu yang terdiri dari berbagai macam aspek. Aspek tersebut antara lain: materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus disusun untuk memfasilitasi siswa agar dapat menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. 2.1.6.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2007: 212). Sanjaya (2006: 59) menyatakan RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam proses pembelajaran untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Perencanaan ini merupakan penjabaran dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang selanjutnya dibuat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
materi pembelajaran lengkap dengan metode, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Mengacu pada Permendikbud No. 18 A Tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum 2013, bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mencakup: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (2) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, Kompetensi Dasar, dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran dan metode pembelajaran; (6) media, alat, dan sumber belajar; (7) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; (8) penilaian. Idealnya sebuah RPP harus mencakup beberapa hal tersebut, dalam penelitian ini dihasilkan RPP dengan komponen sebagai berikut: 1.
Jaring-Jaring Tema Jaring-jaring tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan Kompetensi Inti dan indikator dari berbagai bidang studi yang terkait.
2.
Kompetensi Inti Kompetensi inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang siswa yang ada pada setiap tingkat kelas atau program.
3.
Kompetensi Dasar Kompetensi dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh siswa melalui pembelajaran.
4.
Indikator Indikator adalah penanda pencapaian Kompetensi Dasar. Indikator ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
5.
Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah segala sesuatu yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
31
Materi Pembelajaran Materi pembelajaran adalah informasi, alat, teks, dan segala bentuk bahan yang digunakan guru untuk membantu siswa memahami kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran.
7.
Media dan Alat Pembelajaran Media dan alat pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran membantu guru dalam menyalurkan pesan dan inti pokok yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Bentuk media pembelajaran bermacam-macam antara lain berbentuk perangkat keras, perangkat lunak, audio maupun visual, dan lain sebagainya.
8.
Sumber Belajar Sumber belajar adalah sebuah alat atau bahan yang dijadikan sebagai acuan dalam proses pembelajaran.
9.
Pendekatan dan Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan suatu materi tertentu dalam kegiatan pembelajaran sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
10. Langkah-Langkah Pembelajaran Langkah-langkah pembelajaran adalah tahap penerapan kegiatan pembelajaran yang memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan). 11. Penilaian Penilaian adalah suatu bentuk pengukuran untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau ketercapaian siswa dalam kegiatan pembelajaran. 12. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi tugas panduan yang di dalamnya berisi petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu perencanaan pelajaran yang dijabarkan dalam silabus. Rencana ini digunakan oleh guru sebagai patokan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. RPP memuat data sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, Kompetensi Dasar, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran dan metode pembelajaran, media, alat dan sumber belajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian. 2.1.6.3 Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar (Sadiman, 2006: 6). Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna (Kustandi, 2011: 9). Para ahli juga mempunyai pendapat yang berbeda, Sadiman (2006: 7) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang, pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian tentang media pembelajaran yang lain yaitu media pembelajaran merupakan alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pembelajaran. Arsyad (2005: 6) menjelaskan bahwa media pendidikan memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut: a. Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera. b. Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. c. Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
d. Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas. e. Media pendidikan digunakan dalam rangka berkomunikasi dan berinteraksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. f. Media pendidikan dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide, video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset, video recorder) Berbagai kegunaan atau manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli. Sadiman (2006: 17-18) menyampaikan kegunaan-kegunaan media pendidikan secara umum sebagai berikut: a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat visual. b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dalam hal media pendidikan berguna untuk meningkatkan kegairahan belajar; memungkinkan siswa belajar sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya; dan memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan. d. Memberikan rangsangan yang sama, dapat menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran. e. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. Berdasarkan pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran membantu guru dalam menyalurkan pesan dan inti pokok yang akan disampaikan dalam pembelajaran. Bentuk media pembelajaran bermacam-macam antara lain
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
berbentuk perangkat keras, perangkat lunak, audio maupun visual, dan lain sebagainya. Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
perangkat
pembelajaran adalah segala perlengkapan belajar yang disusun untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Perangkat pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Tercapainya
tujuan
pembelajaran
merupakan
tolak
ukur
keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar.
2.1.7 Sub Tema “Tugas-Tugas Sekolahku” Kurikulum 2013 Tema secara harfiah adalah topik atau pokok bahasan. National Council Teacher of English (NCTE) menyatakan bahwa sebuah tema dapat berupa konsep abstrak atau hal nyata yang dikembangkan dari sebuah bangun atau bidang. Tema harus luas sehingga memungkinkan untuk dipilah ke dalam anak tema atau topik (NCTE dalam Sudaryana, 2014). Tema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran dengan memadukan beberapa muatan pelajaran sekaligus. Dalam Kurikulum 2013, tema sudah dipersiapkan oleh pemerintah dan sudah dikembangkan menjadi subtema dan satuan pembelajaran (Kemendikbud, 2014: 16). Adapun muatan pelajaran yang dipadukan dalam penelitian ini adalah muatan mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, PPKn, SBdP, dan PJOK. Tema yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah tema 4 "Aku dan Sekolahku". Tema 4 "Aku dan Sekolahku" terdiri atas empat subtema yaitu: (1) subtema 1 "Tugas-Tugas Sekolahku", (2) subtema 2 "Kegiatan Ekstrakurikulerku", (3) subtema 3 "Lingkungan Sekolahku", dan (4) subtema 4 "Prestasi Sekolahku". Subtema yang dipilih dalam penelitian ini adalah subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Subtema ini diuraikan dalam enam pembelajaran. Materi pada subtema ini menggunakan topik tugas-tugas yang dilakukan di sekolah dan dihubungkan dengan materi pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan antara lain: menulis cerita narasi, menceritakan berbagai jenis kegiatan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
melakukan gerakan aktivitas bergantung, bermain menirukan gerakan anggota tubuh, kemampuan membaca teks, melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap menirukan pesawat terbang, serta membuat jadwal harian. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tema merupakan topik atau pokok bahasan yang berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran sekaligus memadukan beberapa muatan pelajaran. Tema yang digunakan dalam penelitian ini adalah tema 4 "Aku dan Sekolahku" subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Terdapat 4 aspek yang dinilai dari sub tema “Tugas-Tugas Sekolahku” yaitu aspek sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Aspek sikap spiritual pada KI 1 yaitu bersyukur dan sikap sosial pada KI 2 yaitu percaya diri, teliti, dan santun beserta deskriptornya yang dinilai pada sub tema ini antara lain dapat dilihat di bawah ini: 1.
KI 1 untuk mengukur sikap spiritual bersyukur
Untuk KI 1 aspek yang dinilai adalah bersyukur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata "syukur" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ini diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah, dan untunglah (menyatakan lega, senang). Makna dasar tersebut dapat juga diartikan sebagai penyebab dan dampaknya, sehingga kata "syukur" mengisyaratkan "siapa yang merasa puas dengan yang sedikit, maka ia akan memperoleh banyak, lebat, dan subur" (KBBI, 2008). Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan adalah dengan berdoa manusia dapat mensyukuri nikmat dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya. Adapun deskriptor dari sikap spiritual bersyukur dalam kegiatan berdoa adalah berdoa dengan keadaan tenang dan khidmat. 2.
KI 2 untuk mengukur sikap sosial percaya diri, teliti, dan santun
a. Percaya Diri Percaya diri dapat ditunjukkan dari perilaku sering menunjukkan sifat dan perilaku mantap dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan tidak mudah terpengaruh ucapan dan perbuatan orang lain. Terbiasa bersikap dan berperilaku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
mantap dalam melaksanakan tugas sehari-hari; tidak mudah terpengaruh oleh ucapan maupun perbuatan orang lain; dan mempunyai kemantapan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Selalu bersikap dan berperilaku atas dasar keselarasan dengan keseimbangan antara kemampuan dengan apa yang akan dicapai sehingga menumbuhkan keyakinan akan tercapai, tidak mudah terpengaruh oleh ucapan maupun perbuatan orang lain, selalu menghindari rendah diri, dan selalu menghindari ketergantungan diri (Fathurrohman dkk, 2013). Adapun deskriptor dari sikap sosial percaya diri dalam kegiatan presentasi antara lain: a.
Berani presentasi di depan kelas.
b.
Berani berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
c.
Mampu membuat keputusan dengan cepat.
d.
Tidak mudah putus asa.
e.
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan.
b. Teliti Teliti berarti cermat dan seksama. Teliti identik dengan sikap hati-hati dan ingat-ingat. Teliti adalah mengerjakan sesuatu dengan penuh perhatian dan hatihati sehingga akan meminimalisir kesalahan (KBBI, 2008). Adapun deskriptor dari sikap sosial teliti dalam mengerjakan soal antara lain: a.
Membaca soal dengan cermat.
b.
Mengerjakan soal dengan tenang dan hati-hati.
c.
Memikirkan dan mencermati soal yang akan dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
d.
Mempertimbangkan jawaban yang akan diisi apakah sudah benar atau belum benar.
e.
Mengoreksi kembali jawaban yang sudah dikerjakan.
c. Santun Santun adalah cara berlaku/berkata dengan budi pekerti yang baik, tata karma, peradaban, kesusilaan (KBBI, 2008). Tindakan yang mencerminkan sikap santun antara lain suka menolong dan penuh rasa belas kasihan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
Adapun deskriptor dari sikap sosial santun dalam menyampaikan pendapat antara lain: a.
Menggunakan bahasa santun ketika mengkritik pendapat teman.
b.
Menggunakan bahasa santun ketika bercerita atau menyampaikan pendapat.
c.
Menghargai teman ketika sedang bercerita atau berpendapat.
d.
Mengucapkan terima kasih ketika menerima bantuan dari guru ataupun teman.
e. 3.
Tidak berkata kotor dan kasar terhadap guru ataupun teman.
KI 4 untuk mengukur keterampilan
Untuk KI 4 salah satu aspek yang dinilai adalah kegiatan bermain. Sugianto (1995) berpendapat bahwa bermain merupakan pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, misalnya saja memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaan-perasaan tertekan, dll. Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela dengan ataupun tanpa mempergunakan alat,
sebagai
pengalaman
belajar
untuk
memperoleh
pengetahuan
dan
mengembangkan kemampuan dalam diri anak yang dapat menimbulkan kesenangan/kepuasan. Kemudian aspek keterampilan pada KI 4 beserta diskriptornya yang dinilai pada sub tema “Tugas-Tugas Sekolahku” antara lain dapat dilihat di bawah ini. Adapun kriteria dari keterampilan menulis cerita narasi antara lain: a.
Kesesuaian isi dengan judul atau tema.
b.
Keruntutan cerita.
c.
Ketepatan ejaan.
Adapun kriteria dari keterampilan menceritakan berbagai jenis kegiatan antara lain: a.
Kemampuan bercerita.
b.
Volume suara.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Adapun kriteria dari keterampilan gerakan aktivitas bergantung antara lain: a.
Siswa mampu mengikuti instruksi aktivitas bergantung.
b.
Siswa terlibat aktif dalam aktivitas bergantung.
c.
Siswa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya setelah melakukan aktivitas bergantung.
Adapun kriteria dari keterampilan bermain menirukan
gerakan anggota
tubuh antara lain: a.
Kemampuan mengikuti instruksi menirukan gerakan anggota tubuh.
b.
Kemampuan terlibat aktif dalam menirukan gerakan anggota tubuh.
c.
Kemampuan mengungkapkan perasaan dan pendapatnya setelah menirukan gerakan anggota tubuh.
d.
Keterampilan koordinasi gerakan badan.
e.
Kemampuan mengikuti aturan gerakan badan.
f.
Keterampilan koordinasi gerakan tangan.
g.
Kemampuan mengikuti aturan gerakan tangan.
h.
Keterampilan koordinasi gerakan kaki.
i.
Kemampuan mengikuti aturan gerakan kaki.
Adapun kriteria dari keterampilan membaca teks antara lain: a.
Kemampuan membaca teks.
b.
Pemahaman isi teks.
Adapun kriteria dari keterampilan melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap menirukan pesawat terbang antara lain: a.
Siswa mampu mengikuti instruksi.
b.
Siswa terlibat aktif dalam menirukan gerakan.
c.
Siswa mengungkapkan perasaan dan pendapatnya setelah menirukan gerakan.
Adapun kriteria dari keterampilan menulis jadwal harian antara lain:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
a.
Kesesuaian isi dengan judul atau tema.
b.
Keruntutan.
39
2.1.8 Karakteristik Perkembangan Siswa Kelas II SD Perkembangan intelektual siswa Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret karena siswa Sekolah Dasar berkisar antara usia 7 atau 8 tahun hingga 11 atau 12 tahun yang ditandai oleh kemampuan untuk melakukan pengelompokan berbagai macam operasi terutama objek yang dimanipulasi karena siswa sudah dapat mengenalinya dengan indera yang cukup baik (Piaget, 2010). Siswa kelas II Sekolah Dasar memasuki usia 8 tahun, pada usia ini siswa memasuki tahap operasional konkret. Pada tahap ini, perkembangan kamampuan berpikir siswa sudah mantap, kemampuan skema asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten antar skema. Siswa sudah mampu memperhatikan lebih dari satu dimensi dan dapat menghubungkan dimensi yang satu dengan dimensi lainnya. Siswa mampu melakukan aktivitas logis tertentu, tetapi hanya dalam situasi yang konkret (Monks dkk, 1987). Periode operasional konkret ini ditandai dengan tiga kemampuan atau kecakapan baru, yaitu mengklasifikasikan (mengelompokkan), menyusun, dan mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitungkan) angka-angka atau bilangan. Kemampuan yang berkaitan dengan perhitungan (angka), seperti menambah, mengurangi, mengalikan, dan membagi. Disamping itu, pada akhir masa ini siswa sudah memiliki kemampuan memecahkan masalah (problem solving) yang sederhana (Rochmah, 2005: 168). Piaget (2010) mengemukakan bahwa selama tahapan operasional konkret siswa
dapat
menunjukkan
operasi-operasi
konkret,
berpikir
logis,
mengklasifikasikan benda, dan berpikir tentang relasi antara kelas-kelas benda. Kemampuan berpikir pada tahap ini ditandai dengan aktivitas mental seperti mengingat, memahami, dan memecahkan masalah. Pengalaman hidup siswa memberikan andil dalam mempertajam konsep. Pada tahapan ini siswa usia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Sekolah Dasar mampu berfikir, belajar, mengingat, dan berkomunikasi karena proses kognitifnya tidak lagi egosentris dan lebih logis. Siswa dapat berpikir secara logis dan memahami hubungan sebab akibat dengan mengobservasi, menjawab pertanyaan, dan memberikan alasan logis atas jawaban mereka, namun harus dikaitkan dengan contoh konkret. Apabila tidak dikaitkan dengan contoh konkret siswa belum dapat melakukan penalaran hipotetik atau abstrak (Upton, 2012). Siswa dengan usia delapan sampai dua belas tahun memasuki tahap analisis. Dalam masa ini siswa telah mampu membedabedakan sifat dalam mengenal bilangan-bilangan. Fantasi siswa mulai berkurang dan digantikan dengan pengamatan yang nyata. Siswa mulai menganalisis apa yang mereka amati dan dengan berpikiran kritis mereka sedikit demi sedikit mulai mencapai tingkat berpikir abstrak (Ahmadi, 2005). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II Sekolah Dasar dengan usia 7 hingga 8 tahun memasuki tahap operasional konkret. Hal ini ditandai oleh kemampuan untuk dapat melakukan pengelompokan berbagai macam operasional terutama objek yang dimanipulasi. Siswa sudah mampu menghubungkan dimensi yang satu dan yang lainnya, siswa juga mampu melakukan aktivitas logis dalam situasi yang konkret.
2.1.9 Model Pembelajaran Discovery Learning Model pembelajaran penemuan atau discovery pertama kali diperkenalkan oleh Plato dalam suatu dialog antara Socrates dengan seorang anak. Discovery berasal dari kata “discover” berarti menemukan. Discovery merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari pinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman (Bruner dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
Hosnan, 2014: 281). Hal yang menjadi dasar ide Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa siswa harus berperan secara aktif dalam belajar di kelas. Oleh karena itu, Bruner memakai cara yang disebut dengan discovery learning, yaitu siswa mengorganisasikan bahan yang dipelajari dengan suatu bentuk akhir. Model discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discover learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matterm the final fotm, but rather is required to organize it him self” dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa model pembelajaran discovery learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang terjadi ketika siswa tidak disajikan dengan subjek materi bentuk akhir dan instan, melainkan memerlukan siswa sendiri dalam mengatur subjek materi dan menemukan pengetahuan mereka (Bruner dalam Kemendikbud, 2014). Dalam proses belajar Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Lingkungan diperlukan untuk memfasilitasi rasa ingin tahu siswa pada tahap eksplorasi sebagai penunjang proses belajar. Discovery adalah cara mengajar yang mengatur pengajaran sehingga siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum ia ketahui. Di dalam penerapannya, kegiatan atau pembelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsipprinsip melaui proses mentalnya sendiri (Hamiyah, 2014). Dalam discovery learning, guru menyediakan data dan siswa diberi pertanyaan atau masalah untuk membantu mereka mencari jawaban, kesimpulan, generalisasi, dan solusi. Dalam discovery learning guru masih diperkenankan membantu mengarahkan proses pembentukan konsep pada siswa seandainya dibutuhkan. 1. Ciri-ciri dan karakteristik pembelajaran Model pembelajaran discovery learning mempunyai tiga ciri utama yaitu: a.
Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasikan pengetahuan.
b.
Berpusat pada siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
c.
42
Kegiatan menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
2. Tahap dan langkah-langkah pembelajaran Tahap dan langkah-langkah penerapan discovery learning adalah sebagai berikut: a.
Stimulus (pemberian perangsang/stimuli)
Pertama-tama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Di samping itu, guru dapat memulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan pemecahan masalah. b.
Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agendaagenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah) (Syah dalam Kemendikbud 2004: 244). Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan. c.
Data colection (pengumpulan data)
Ketika eksplorasi berlangsung, guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah dalam Kemendikbud, 2004: 244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar atau tidaknya hipotesis. Dengan
demikian
siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengumpulkan
(collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
sebagainya. Konsekuensi dari tahap ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak disengaja siswa menghubungkan masalah dengan pengetahuan yang telah dimiliki. d.
Data processing (pengolahan data)
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu. Data processing disebut juga dengan pengkodean/kategorisasi yang berfungsi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi. Dari generalisasi tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif jawaban/penyelesaian yang perlu mendapat pembuktian secara logis. e.
Verification (pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang diterapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah dalam Kemendikbud, 2004: 244). Verification menurut Bruner dalam Kemendikbud (2014), bertujuan agar proses belajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak. f.
Generalization
(menarik
kesimpulan/generalisasi)
(Syah
dalam
Kemendikbud, 2004: 244) Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, dalam Kemendikbud 2004: 244). Berdasarkan hasil verifikasi maka dirumuskan prinsip-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
prinsip yang mendasari generalisasi. Setelah menarik kesimpulan siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu. 3. Kelebihan model discovery learning Kelebihan model discovery learning adalah sebagai berikut (Kemendikbud, 2014: 32): a.
Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilanketerampilan dan proses-proses kognitif. Usaha discovery learning merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
b.
Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer.
c.
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
d.
Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.
e.
Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
f.
Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
g.
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan guru pun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
h.
Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
i.
Siswa akan mengerti konsep dasar ide-ide lebih baik.
j.
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
k.
Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
l.
Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hiptesis sendiri.
45
m. Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. n.
Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang.
o.
Proses belajar meliputi semua aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia seutuhnya.
p.
Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa.
q.
Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
r.
Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas pembelajaran dengan model discovery learning dapat diartikan sebagai cara belajar di mana siswa memperoleh pengetahuannya secara mandiri. Guru masih diperkenankan untuk membantu siswa yang mungkin kesulitan untuk menemukan konsep dengan berperan sebagai pembimbing
dan
petunjuk
jalan
saat
siswa
berproses
memperoleh
pengetahuannya, discovery learning dilaksanakan dengan beberapa tahap yaitu pemberian rangsangan, pernyataan/identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan penarikan kesimpulan. Konsep pengetahuan awal siswa sangat diperlukan untuk mengkonstruksi pengetahuan. Konsep awal yang dipadukan dengan ide dan kreativitas siswa akan menghasilkan pengetahuan yang baru.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti adalah dari bentuk pengembangan produk yang dibuat. Kedua penelitian di bawah ini menunjukkan adanya produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini diperuntukkan bagi siswa Sekolah Dasar. Berikut adalah beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pertama, penelitian yang relevan oleh Maria Imakulata Wea Mogi (2014) dengan judul penelitian “Pengembangan Bahan Ajar mengacu Kurikulum 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Subtema Bersatu Dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian yang dilakukan oleh Maria ini menghasilkan produk berupa bahan ajar. Bahan ajar pada Subtema “Bersatu Dalam Membantu Keberagaman” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Produk bahan ajar yang dihasilkan telah divalidasi oleh pakar Kurikulum 2013 yaitu guru kelas IV dan siswa kelas IV SKKK Yogyakarta. Produk bahan ajar kemudian direvisi berdasarkan penilaian dari pakar Kurikulum 2013, guru kelas, dan siswa. Skor yang dihasilkan dari rerata produk adalah 4,67 dan termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dari aspek tujuan dan pendekatan, desain dan pengorganisasian, isi, keterampilan bahan ajar, topik dan metodologi. Penelitian pertama di atas relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian di atas menghasilkan produk berupa bahan ajar. Produk berupa bahan ajar tersebut sudah melalui tahap dari validasi pakar dan validasi lapangan. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar masuk ke dalam kategori “Sangat Baik” berdasarkan penilaian dengan skala lima menurut Sukardjo. Hal yang sedikit berbeda dari penelitian di atas adalah produk penelitian berupa bahan ajar yang diperuntukkan bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang diperuntukkan bagi siswa kelas II Sekolah Dasar. Kedua, penelitian dilakukan oleh Agnes Indah Serlyta (2014) dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Mengacu Kurikulum 2013 Subtema Hewan Dan Tumbuhan Di Lingkungan Rumahku Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian yang dilakukan oleh Agnes ini menghasilkan produk berupa bahan ajar. Bahan ajar pada Subtema “Hewan Dan Tumbuhan Di Lingkungan Rumahku” untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hasil dari penelitian ini adalah produk berupa bahan ajar yang diperuntukkan bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Produk berupa bahan ajar tersebut sudah melalui tahap dari validasi 3 pakar yang berkompeten diantaranya pakar Kurikulum 2013 dan dua guru kelas IV SD yaitu SDN Tlacap dan SDN Gombang II Ponjong. Skor yang dihasilkan dari rerata produk adalah 4,43. Hasil akhir penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar masuk ke dalam kategori “Sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Baik” berdasarkan penilaian dengan skala lima menurut Sukardjo. Hal yang sedikit berbeda dari penelitian di atas adalah produk penelitian berupa bahan ajar yang diperuntukkan bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2913 yang diperuntukkan bagi siswa kelas II Sekolah Dasar. Ketiga penelitian dilakukan oleh Novri Karlina (2011) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Inquiry dan Metode Pembelajaran Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 11 Palembang”. Kesimpulan yang diperoleh yaitu metode inquiry berorientasi discovery lebih baik dari metode konvensional karena metode inquiry berorientasi discovery adalah salah satu strategi pembelajaran yang memungkinkan para siswa mendapat sendiri dan menemukan sendiri jawaban atas topik-topik inquiry. Contoh penelitian relevan yang pertama dan kedua di atas hampir sama hanya subtema dan kelas yang dipergunakan dalam materi pembelajaran saja yang berbeda. Sedangkan penelitian relevan yang ketiga memuat pembelajaran dengan metode Inquiry berorientasi Discovery sama dengan model pembelajaran yang peneliti gunakan yaitu Discovery Learning. Hal yang berbeda adalah jenjang pendidikan yang ada pada penelitian yang ketiga yaitu untuk siswa SMA sedangkan jenjang pendidikan pada penelitian ini adalah untuk siswa SD. Kedua penelitian di atas menghasilkan produk berupa bahan ajar. Bahan ajar yang dihasilkan mengalami tahap validasi oleh pakar Kurikulum 2013, sampai tahap uji coba lapangan terbatas. Bahan ajar yang telah divalidasi, kemudian direvisi dan diujicobakan. Hasil dari ujicoba menunjukkan penilaian terhadap bahan ajar. Bahan ajar yang menunjukkan kualitas baik akan layak dipergunakan dan sebaliknya. Kedua penelitian relevan di atas menghasilkan bahan ajar untuk satu subtema dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Kurikulum yang dipergunakan saat ini adalah Kurikulum 2013. Peneliti belum banyak menemukan hasil produk yang berupa bahan ajar yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas II. Kurikulum 2013 baru saja diterapkan di Indonesia selama 2 semester ini. Dan masih terbatas pada beberapa sekolah dan kelas. Pelaksanaan Kurikulum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
2013 menunjukkan bahwa ini adalah tahun pertama implementasi kurikulum tersebut, dan data di lapangan masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Hasil dari beberapa penelitian yang relevan di atas menunjukkan belum banyak tersedia produk perangkat pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 khususnya untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Dalam Kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan saintifik dan tematik integratif serta penilaian otentik yang berguna untuk menanamkan karakter dalam diri siswa. Hasil inilah yang kemudian mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Paparan ketiga penelitian yang relevan mengenai pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013, peneliti memberikan sumbangan pada penyusunan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 berupa silabus, jaring-jaring tema, dan RPP yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”. Pemetaan penelitianpenelitian terdahulu ditunjukkan dalam bagan literatur di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Maria Imaculata
Agnes Indah Serlyta
Novi Karlina
Wea Mogi (2014)
(2014)
(2011) Pengaruh
Pengembangan
Pengembangan
Pembelajaran
Bahan Ajar
Bahan Ajar
Inquiry Berorientasi
mengacu
Mengacu Kurikulum
Discovery Terhadap
Kurikulum 2013
2013 Subtema
Hasil Belajar Siswa
Subtema Bersatu
Hewan Dan
pada Mata
Dalam
Tumbuhan Di
Pelajaran Geografi
Keberagaman
Lingkungan
di SMA Negeri 11
Untuk Siswa Kelas
Rumahku Untuk
Palembang
IV Sekolah Dasar
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Yang perlu diteliti: Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas II SD Sub Tema “Tugas-Tugas Sekolahku” di SD Negeri Plaosan 1
Gambar 2.1 Peta Literatur Penelitian
2.3 Kerangka Berpikir Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang saat ini mulai perlahan diterapkan dalam institusi pendidikan pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Kurikulum 2013 memiliki proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik yang terdapat 5M antara lain Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
dan Mengkomunikasikan. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik ini tidak selalu dilaksanakan dengan berurutan, terutama dalam pembelajaran tematik (Kemendikbud, 2013: 233). Peneliti juga menggabungkan model pembelajaran discovery learning pada setiap kegiatan pembelajaran. Model ini digunakan dalam penelitian karena diyakini model pembelajaran discovery learning dapat membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif karena pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh dalam menguatkan pengertian ingatan serta trasfer pengetahuan. Kurikulum
2013
menitikberatkan
pada
pengembangan
kompetensi
pengetahuan, sikap spiritual/sosial, dan juga keterampilan. Segala kompetensi atau aspek tersebut perlu ditanamkan dalam diri siswa. Siswa juga diharapkan dapat berkembang kompetensinya melalui kegiatan pembelajaran yang menerapkan Kurikulum 2013. Pemikiran dan gaya belajar siswa sedikit demi sedikit diarahkan agar semakin kompleks dan memandang suatu hal tidak hanya dari satu sisi saja. Pembelajaran tematik integratif yang mengacu pada Kurikulum 2013 ini dapat membuat siswa mempelajari suatu materi secara lebih mendalam dan luas. Pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013 yang memperhatikan aspek seperti sikap sosial/spiritual, pengetahuan, dan keterampilan akan diintegrasikan ke dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 diharapkan mampu membuat siswa belajar tidak hanya dari segi pengetahuan saja, namun juga pada aspek lainnya seperti sikap sosial/spiritual dan keterampilan. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD saat ini terlihat masih sangat kurang, karena penerapan Kurikulum 2013 yang baru berjalan satu tahun belakangan ini. Kemudian ada kesulitan dari guru, yang seharusnya guru dapat memahami dan dapat melakukan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 dengan baik. Peneliti
bermaksud
untuk
mengembangkan
prototipe
perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013 yang diperuntukkan bagi siswa kelas II SD dengan subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”. Perangkat pembelajaran yang disusun ini nantinya akan mempermudah guru dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
dengan menggunakan Kurikulum 2013. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun, kemudian divalidasi oleh pakar Kurikulum 2013 dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner. Perangkat pembelajaran juga diujicobakan pada siswa kelas II Sekolah Dasar. Hasil kuesioner yang telah diisi oleh para pakar Kurikulum 2013 menunjukkan penilaian akhir terhadap perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dibuat oleh peneliti. Peneliti kemudian merevisi perangkat pembelajaran tersebut berdasarkan penilaian dari kuesioner yang ada sehingga dapat dihasilkan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang baik dan layak dipergunakan untuk siswa kelas II Sekolah Dasar dengan subtema “Tugas-Tugas Sekolahku”. Kerangka berpikir peneliti dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini. Angket/ Kuesioner
Implementasi Kurikulum 2013
Observasi/ Pengamatan
Masalah: minimnya pengetahuan akan kekhasan Kurikulum 2013 serta kesulitan melakukan penilaian sikap sosial/spiritual dan keterampilan
Pemilihan KI dan KD sebagai batasan produk
Tema 4 “Aku dan Sekolahku” Subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”
Pemetaan indikator dan pengumpulan materi
Penyusunan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan Saintifik&model Discovery Learning
Validasi 3 pakar Kurikulum 2013 Revisi sesuai masukan
Uji coba produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir
Evaluasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
2.4 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian yang dirumuskan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pengembangan prototipe perangkat pembelajaran yang layak berdasarkan Kurikulum 2013 Tema “Aku dan Sekolahku” Subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1? 2. Bagaimana kualitas prototipe perangkat pembelajaran yang layak berdasarkan Kurikulum 2013 Tema “Aku dan Sekolahku” Subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD Negeri Plaosan 1?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab III ini berisi uraian jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur pengembangan, uji validasi produk, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan prototipe produk tertentu dan menguji keefektifan prototipe produk tersebut (Sugiyono, 2014: 407). Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Syaodih, 2008: 164). Dalam penelitian ini produk pendidikan yang akan dikembangkan adalah prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dengan tema 4 "Aku dan Sekolahku" subtema 1 "Tugas-Tugas Sekolahku" untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Sugiyono (2014, 408-427) mengemukakan bahwa terdapat 10 langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan yaitu: (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk, dan (10)
pembuatan
produk
massal.
Berikut
pemaparan
pengembangan berupa gambar dan penjelasannya.
53
desain
penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Ujicoba Produk
Revisi Desain
Validasi Desain
Revisi Produk
Uji Coba Pemakaian
Produk Massal
Revisi Produk
54
Gambar 3.1 Langkah-Langkah R&D (Sugiyono, 2014) Berikut adalah penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2014). 1.
Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Metode penelitian yang cocok digunakan dalam menggali potensi dan masalah adalah metode survey atau kualitatif. Berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dapat dirancang model penanganan yang efektif. 2.
Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.
55
Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam Research and Development bermacammacam. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. 4.
Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. 5.
Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi, makan akan diketahui kelemahannya. Kekurangan tersebut selanjutnya dicoba untuk diminimalisir oleh peneliti dengan cara memperbaiki desain. 6.
Ujicoba Produk
Pengujian
produk
dapat
dilakukan
dengan
eksperimen,
yaitu
membandingkan efektifitas atau efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Eksperimen juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru. 7.
Revisi Produk
Apabila dalam hasil validasi dan uji coba dengan sampel terbatas didapatkan hasil baik, namun masih terdapat beberapa masukan dari validator maka perlu dilakukan revisi agar kualitas produk dapat meningkat. 8.
Uji Coba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, mungkin terdapat revisi selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang lebih luas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9.
56
Revisi Produk
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelemahan. Diperlukan adanya evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi. 10. Produksi Massal Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk di produksi massal. Berdasarkan sepuluh langkah yang sudah disebutkan, digunakan enam langkah dalam penelitian dan pengembangan ini. Keenam langkah tersebut meliputi: (1) potensi dan masalah yang dilakukan melalui pengambilan data dengan menggunakan angket/kuesioner serta observasi/pengamatan melalui survey kebutuhan kepada 24 guru di tujuh Sekolah Dasar yang berbeda, (2) pengumpulan data dari analisis kebutuhan, (3) desain prototipe produk berupa perangkat pembelajaran Kurikulum 2013, (4) validasi desain yang dilakukan oleh 3 pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen, guru SD kelas II, dan kepala sekolah SD, (5) revisi desain sesuai hasil saran dan masukan dari para validator, dan (6) uji coba prototipe produk perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dilakukan dengan melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) selama 6 pembelajaran. Peneliti menggunakan enam dari sepuluh langkah penelitian pengembangan dengan alasan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 ini merupakan pengembangan secara terbatas dengan skala yang kecil, penelitian pengembangan ini masih memerlukan masukan dan saran dari semua pihak agar prototipe produk perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 ini semakin baik dan berkembang menyesuaikan kebutuhan guru dan siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas II SD Negeri Plaosan 1. Penelitian ini menghasilkan produk dalam bentuk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Materi perangkat pembelajaran mengenai tema 4 “Aku Dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Adapun prosedurnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Potensi
Pengumpulan
Desain
dan Masalah
Data
Produk
57
Validasi Ujicoba
Revisi
Produk
Desain
Desain
Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan selama 14 bulan terhitung dari bulan Juli 2014 sampai bulan Agustus 2015. 3.2.2 Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SD Negeri Plaosan 1 yang terletak di Desa Plaosan, Kecamatan Denggung, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. 3.2.3 Subjek Penelitian Subjek uji coba lapangan dalam penelitian pengembangan adalah 24 siswa kelas II yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada semester ganjil di SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
3.2.4 Objek Penelitian Objek
penelitian
ini
adalah
pengembangan
prototipe
perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD semeser ganjil tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”.
3.3 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian R&D (Reasearch and Development).
Dalam Sugiyono (2012) penelitian pengembangan disebutkan
sebagai penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan dapat diartikan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan suatu produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi. Penelitian R&D ini dirancang menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall dalam buku Sugiyono. Adapun prosedurnya antara lain: a. Potensi dan masalah yang dijumpai pada 24 guru di tujuh SD mitra PGSD yang menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013. b. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi/pengamatan dan angket/kuesioner yang diberikan kepada guru. c. Desain
produk
yang
dikembangkan
yaitu
prototipe
perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013. d. Validasi desain yang dilakukan oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen, kepala sekolah SD, dan guru kelas II SD. e. Revisi desain yang dilakukan peneliti setelah prototipe perangkat pembelajaran tersebut divalidasi oleh ketiga pakar Kurikulum 2013. f. Ujicoba produk dilaksanakan dengan melakukan kegiatan pembelajaran berdasarkan prototipe perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti selama 6 pembelajaran yang bertujuan untuk menilai produk akhir yang telah dihasilkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
3.4 Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan meliputi langkah-langkah penelitian yang dilakukan. Prosedur pengembangan penelitian yang dilakukan peneliti ini menghasilkan produk akhir berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Dalam melakukan penelitian dan pengembangan terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2014: 409). Penelitian ini tidak mengambil seluruh langkah yang ada berdasarkan teori Borg dan Gall. Prosedur pengembangan disesuaikan dengan penelitian yang diambil untuk mengembangkan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Prosedur pengembangan dimulai dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, dan uji coba produk. 1.
Potensi dan Masalah
Langkah pertama adalah potensi masalah. Langkah ini perlu dilakukan dengan menunjukkan data nyata yang terjadi di lapangan. Peneliti perlu mencari tahu masalah yang terjadi pada penggunaan produk tersebut dikehidupan yang sebenarnya. Peneliti melakukan analisis kebutuhan sebagai pijakan awal untuk menentukan potensi dan masalah. Analisis kebutuhan yang peneliti lakukan dengan memberikan angket kepada 24 guru kelas I, II, IV, dan V di tujuh SD mitra PGSD yang sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 pada tanggal 20 Oktober 2014. Analisis kebutuhan ini peneliti lakukan agar mengetahui kebutuhan guru dan kendala/kesulitan yang dialami oleh guru mengenai prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk SD. 2.
Pengumpulan Data
Langkah kedua, yang dilakukan adalah pengumpulan data. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber agar mendukung desain produk yang dihasilkan. Data yang dikumpulkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data hasil angket yang diberikan pada guru dan data hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
observasi ketika peneliti melaksanakan kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan). Hasil dari angket yang diberikan kepada 24 guru dan observasi oleh peneliti ditemukan data bahwa mayoritas guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dan guru merasa kesulitan ketika melakukan penilaian pada KI (sikap spiritual), KI 2 (sikap sosial), dan KI 4 (keterampilan).
Rubrik
penilaian termasuk
dalam
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Oleh karena itu, peneliti menyusun prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. 3.
Desain Prototipe Produk
Langkah ketiga yang dilakukan adalah desain prototipe produk. Informasi atau data yang diperoleh peneliti digunakan untuk mendesain produk. Desain produk yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah menentukan tema, menetukan sub tema, menggunakan Kompetensi Inti (KI) yang sudah ada dan menentukan Kompetensi Dasar (KD) yang ada dalam Kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas II, jaring-jaring indikator subtema, tujuan pembelajaran, urutan kegiatan pembelajaran yang memiliki ciri khas pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning, evaluasi berupa soal evaluasi harian, penilaian harian degan mencakup penilaian pada aspek sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4) serta sumber belajar baik dari buku teks maupun sumber informasi lainnya seperti internet. 4.
Validasi Desain
Langkah keempat adalah validasi desain. Validasi desain adalah kegiatan untuk menilai produk yang telah dibuat, validasi desain pada penelitian ini dilakukan oleh tiga pakar Kurikulum 2013, yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD Negeri Plaosan 1, dan seorang kepala sekolah SD Negeri Plaosan 1. Validasi desain tersebut membuat peneliti menjadi tahu akan kelebihan dan kekurangan dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Validasi desain adalah evaluasi formatif 1, yaitu penilaian terhadap hasil desain sementara, yang kemudian dapat direvisi kembali.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
61
Revisi Desain
Langkah kelima adalah revisi desain. Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah divalidasi oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD Negeri Plaosan 1, dan seorang Kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1 kemudian dilakukan revisi. Perbaikan isi dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan penilaian dari ketiga pakar Kurikulum 2013 tersebut yaitu berupa saran, masukan, dan kritik yang ada dalam lembar kuesioner. 6.
Uji Coba Prototipe Produk
Langkah keenam adalah uji coba prototipe produk. Peneliti melakukan kegiatan uji coba pada 24 siswa kelas II di SD Negeri Plaosan 1 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Peneliti melakukan praktek mengajar selama 6 dengan menggunakan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah direvisi sebelumnya. Peneliti juga melakukan validasi produk dengan memberikan lembar kuesioner kepada guru kelas II. Validasi produk dilakukan peneliti untuk mengetahui penilaian guru terhadap prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD. Tahap uji coba desain ini termasuk ke dalam evaluasi formatif 2, yaitu evaluasi untuk menilai produk akhir yang telah dihasilkan. Produk uji coba terbatas berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD semester ganjil tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Langkah-langkah tersebut akan membantu peneliti dalam menghasilkan produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang bermanfaat dan layak digunakan untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Keenam langkah tersebut digambarkan dalam bagan Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran berikut ini:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Langkah 1 Potensi dan Masalah Analisis Kebutuhan
Angket &Observasi
Langkah 2
Hasil angket &observasi
Kajian Dokumen
Pengumpulan Data
Langkah 3 Desain Prototipe Produk KI-KD
Evaluasi
Tema
Subtema
Sumber Belajar
Indikator
Kegiatan Belajar
Tujuan Silabus
Menyusun RPP
Urutan Isi
Langkah 4 Validasi Prototipe Produk
Strategi Pembelajaran
Evaluasi Formatif 1
Langkah 5 Revisi Prototipe Produk
Evaluasi Formatif 2
Langkah 6 Uji Coba Prototipe Produk
Prototipe Produk Hasil Uji Coba Terbatas
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran
62
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
3.5 Uji Validasi Produk Uji coba produk adalah bagian yang terpenting dalam pembuatan produk. Hasil uji coba menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang terbaik. Uji coba produk dilakukan untuk mengumpulkan data dan menentukan kualitas produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Desain uji coba untuk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dilakukan sebanyak dua tahap. Tahap pertama adalah uji validasi ahli dan tahap yang kedua adalah tahap uji validasi produk. Uji validasi ahli dilakukan oleh 3 pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen PGSD, kepala sekolah, dan guru kelas II selaku pelaksana Kurikulum 2013. Uji validasi produk dilakukan dengan memberikan lembar kuesioner yang diberikan kepada guru kelas II SD Negeri Plaosan 1 untuk melihat kualitas dan keefektifan dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar yang telah dibuat oleh peneliti.
3.6 Instrumen Penelitian 3.6.1 Uji Validasi Ahli 3.6.1.1 Uji Validasi Produk dengan Ujicoba Lapangan Terbuka Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen pengumpulan data berupa angket/kuesioner dan observasi/pengamatan. Pengumpulan data dengan angket dan observasi pada penelitian digunakan untuk mendapatkan data dari 24 guru yang sudah menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2014. Data hasil angket yang telah diisi oleh 24 guru dan data hasil observasi tersebut digunakan untuk menganalisis kebutuhan guru serta kesulitan/kendala apa saja yang dihadapi mengenai prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Sedangkan kuesioner validasi produk digunakan untuk mendapatkan saran dan masukan dari seorang guru kelas II SD yang telah mengikuti proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti selama 6 pertemuan di kelas II SDN Plaosan 1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Peneliti menggunakan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang sudah divalidasi oleh ketiga pakar Kurikulum 2013 kemudian direvisi oleh peneliti sesuai saran dan masukan dari ahli. Kuesioner validasi produk tersebut bertujuan untuk mengetahui masukan, kritik, atau saran dari guru kelas II SD mengenai prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti. Observasi atau pengamatan di lapangan yang ada pada lampiran 12 digunakan untuk menilai bagaimana sikap dan perilaku siswa ketika pembelajaran berlangsung selama 6 pertemuan. Lembar observasi diisi oleh guru kelas yang ikut mengamati siswa di dalam kelas sedangkan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Observasi atau pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan siswa dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan khususnya sikap spiritual dan sikap sosial siswa ketika mengikuti proses pembelajaran di kelas. Kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator prototipe perangkat pembelajaran yang baik untuk memvalidasi prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dibuat oleh peneliti. Indikator-indikator dalam kuesioner disusun berdasarkan referensi dengan memberikan tanda cek sebagai evaluasi dan seleksi. Indikator kuesioner pada bagian pertama, menilai kelengkapan unsur-unsur dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik integratif. Unsur-unsur pokok yang terkandung dalam RPP meliputi: a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). b. Kompetensi Inti. c. Kompetensi Dasar dan indikator-indikator yang hendak dicapai. d. Tujuan pembelajaran berdasarkan indikator yang akan dicapai. e. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai Kompetensi Dasar dan indikator.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
f. Kegiatan pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai Kompetensi Dasar dan indikator). g. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian Kompetensi Dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar yang harus dikuasai. h. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa serta tindak lanjut hasil penilaian). i. Lampiran. Ada beberapa lampiran yang harus diikutsertakan seperti lampiran lagu, lampiran materi/bahan ajar, lampiran kunci jawaban, lampiran Lembar Kerja Siswa (LKS), lampiran Lembar Kerja Kelompok (LKK), lampiran Soal Evaluasi, hingga lampiran media pembelajaran. Bagian kedua, pada kuesioner berkaitan dengan kesesuaian indikator dengan Kompetensi Dasar (KD) pada RPP tematik integratif. Indikator adalah tanda atau ciri-ciri siswa sudah mampu memenuhi Kompetensi Dasar yang diterapkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri pembuatan atau proses yang berkontribusi atau menunjukkan ketercapaian suatu Kompetensi Dasar. Bagian ketiga, pada kuesioner adalah rumusan tujuan harus memuat
5M
(Mengamati,
Menanya,
Menalar,
Mencoba,
dan
Mengkomunikasikan). Rumusan tujuan apakah sudah memuat 5M sesuai langkahlangkah pendekatan saintifik yang khas pada Kurikulum 2013. Bagian keempat, pada kuesioner adalah kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan. Kegiatan pembelajaran apakah sudah dilaksanakan dalam 2 penggalan. Kegiatan dilaksanakan dalam dua pengalan yaitu dimulai dari awal kegiatan pembelajaran sampai istirahat dan setelah istirahat sampai akhir kegiatan pembelajaran. Bagian kelima, pada kuesioner adalah setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menyanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan). Pada setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran harus disertakan kata kerja dari unsur yang memuat 5M. Bagian keenam, pada kuesioner adalah ketepatan dalam menggunakan pendekatan tematik integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apakah sudah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
tepat dalam menggunakan pendekatan tematik integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bagian ketujuh, pada kuesioner adalah kegiatan pembelajaran mengandung 5 langkah sesuai pendekatan pembelajaran ilmiah (saintifik). Pada setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran harus disertakan kata kerja dari unsur yang memuat 5M (Mengamati, Menyanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan). Bagian kedelapan, pada kuesioner adalah kesesuaian media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Apakah media yang dipergunakan sudah tepat dengan materi yang disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Bagian kesembilan, pada kuesioner adalah LKS sesuai dengan indikator pembelajaran. Apakah LKS yang dibuat sudah mengacu dan sesuai dengan indikator pembelajaran. LKS yang disusun harus sesuai dengan indikator pembelajaran pada setiap mata pelajarannya. Bagian kesepuluh, pada kuesioner adalah memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3. Apakah lembar evaluasi tes sudah dapat mencapai KI 3 yaitu aspek pengetahuan. Lembar evaluasi tes dapat berupa LKS, LKK, dan Lembar Evaluasi akhir pembelajaran atau akhir subtema. Bagian kesebelas, pada kuesioner adalah memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4. Apakah lembar evaluasi non tes sudah dapat mencapai KI 1, 2, dan 4 yaitu aspek sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan. Lembar evaluasi nontes dapat berupa lembar pengamatan sikap atau lembar pengamatan keterapilan. Bagian keduabelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur. Apakah sudah ada indikator sikap bersyukur dan deskriptor mengenai cara menilai sikap bersyukur. Cara menilai sikap bersyukur diantaranya berdoa dengan khidmat. Bagian ketigabelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri. Apakah sudah ada indikator sikap percaya diri dan deskriptor mengenai cara menilai sikap percaya diri. Cara menilai sikap percaya diri dapat dilihat ketika siswa melakukan presentasi di depan kelas. Bagian keempatbelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian. Apakah sudah ada indikator sikap teliti dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
deskriptor mengenai cara menilai sikap teliti. Cara menilai sikap teliti dapat dilihat ketika siswa mengerjakan LKS, LKK, atau Lembar Evaluasi. Bagian kelimabelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tantang kesantunan. Apakah sudah ada indikator sikap santun dan deskriptor mengenai cara menilai sikap santun. Cara menilai sikap santun dapat dilihat ketika siswa bertutur kata, membaca, dan lainnya. Bagian keenambelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan. Apakah sudah ada indikator kemampuan mengajukan pertanyaan dan cara menilai kemampuan mengajukan pertanyaan. Bagian ketujuhbelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menentukan nilai sekelompok pecahan uang. Apakah sudah ada indikator kemampuan menentukan nilai sekelompok pecahan uang dan cara menilai kemampuan menentukan nilai sekelompok pecahan uang. Bagian kedelapanbelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk menilai KI 4 tentang menulis cerita narasi. Apakah sudah ada indikator keterampilan menulis cerita narasi dan deskriptor mengenai cara menilai keterampilan menulis cerita narasi. Bagian kesembilanbelas, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk menilai KI 4 tentang membaca cerita narasi. Apakah sudah ada indikator keterampilan membaca cerita narasi dan deskriptor mengenai cara menilai keterampilan membaca cerita narasi. Bagian keduapuluh, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk menilai KI 4 tentang melakukan/menirukan gerakan bermain. Apakah sudah ada indikator keterampilan melakukan/menirukan gerakan bermain dan deskriptor mengenai cara menilai keterampilan melakukan/menirukan gerakan bermain. Bagian keduapuluhsatu, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan bercerita tentang berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar. Apakah sudah ada indikator keterampilan bercerita tentang berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar dan deskriptor mengenai cara menilai keterampilan bercerita tentang berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Bagian keduapuluhdua, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk menilai KI 4 tentang membuat jadwal harian. Apakah sudah ada indikator keterampilan membuat jadwal harian dan deskriptor mengenai cara menilai keterampilan membuat jadwal harian. Bagian keduapuluhtiga, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk menilai KI 4 tentang melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang. Apakah sudah ada indikator keterampilan melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang serta deskriptor mengenai cara menilai keterampilan melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang. Bagian keduapuluhempat, pada kuesioner adalah memuat deskriptor untuk menilai KI 4 tentang menyimpulkan isi cerita. Apakah sudah ada indikator keterampilan menyimpulkan isi cerita dan deskriptor mengenai cara menilai keterampilan menyimpulkan isi cerita. Bagian keduapuluhlima, pada kuesioner adalah proporsional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2. Apakah waktu yang dipergunakan dalam dua penggalan sudah efektif dan efisien. Alokasi waktu yang ada pada RPP disesuaikan dengan materi ajar pada setiap mata pelajaran agar dapat berjalan dengan baik. Bagian keduapuluhenam, pada kuesioner adalah penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apakah RPP yang telah disusun sudah menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kuesioner yang pertama diberikan kepada seorang pakar Kurikulum 2013, yaitu seorang dosen PGSD USD untuk memvalidasi prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang sudah dibuat oleh peneliti. Setiap kuesioner dilengkapi dengan penilaian menggunakan skala lima menurut Sukardjo. Kuesioner yang kedua diberikan kepada seorang guru kelas II SD dan seorang kepala sekolah SD pada saat uji coba prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Kuesioner terdiri atas 26 pernyataan yang yang jumlahnya pada setiap pembelajaran berbeda-beda karena aspek yang dinilai juga berbeda. Pemberian kuesioner bertujuan untuk melihat presepsi guru dan kepala sekolah terhadap perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah dibuat oleh peneliti. Indikator-indikator kuesioner didasarkan pada ciri khas dari Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Pembelajaran dengan Kurikulum 2013 berkaitan dengan langkah-langkah saintifik (Kemendikbud, 2013: 86) di mana terdapat kegiatan bertanya, mencoba, menarik kesimpulan, mempraktikkan sikap atau karakter, memperhatikan lingkungan siswa dan mengkaitkan beberapa mata pelajaran. Data yang diperoleh peneliti dari hasil uji coba yang telah dilakukan berupa data kuatitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi oleh tiga pakar Kurikulum 2013, yaitu seorang dosen PGSD USD, guru kelas II SD, dan kepala sekolah SD. Data kualitatif diperoleh dari kritik dan saran dari tiga pakar Kurikulum 2013 serta validasi produk oleh guru kelas II SDN Plaosan 1. Data kuatitatif disajikan dalam bentuk skala nilai satu sampai dengan lima, berdasarkan penilaian skala lima dengan acuan menurut Sukardjo. Namun peneliti menghilangkan angka 3 agar tidak terjadi keragu-raguan dalam melakukan penilaian. Jadi skala yang digunakan adalah satu, dua, empat, dan lima.
3.7 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan adalah dengan melakukan observasi/pengamatan
secara
langsung
dan
angket/kuesioner
dengan
menggunakan jenis skala lima dengan acuan menurut Sukardjo. Adapun penjelasan dari terknik pengumpulan data adalah sebagai berikut: 3.7.1 Observasi/Pengamatan Langsung Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 104). Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena-fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelaksana observer untuk melihat objek momen tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan (Margono, 2007: 159).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Metode observasi sering kali diartikan sebagai pengamatan atau pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada subjek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik hendaknya dilakukan pada subjek yang secara aktif mereaksi terhadap objek. Adapun kriteria yang hendak diperhatikan oleh observer antara lain: 1.
Memiliki pengetahuan yang cukup terhadap objek yang hendak diteliti.
2.
Pemahaman tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakannya.
3.
Penentuan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
4.
Penentuan kategori pendapatan gejala yang diamati.
5.
Pengamatan dan pencatatan harus dilaksanakan secara cermat dan kritis.
6.
Pencatatan setiap gejala harus dilaksanakan secara terpisah agar tidak saling mempengaruhi.
7.
Pemikiran pengetahuan dan keterampilan terhadap alat dan cara mencatat hasil observasi.
Dalam penelitian ini, teknik observasi/pengamatan langsung dilakukan untuk menilai sikap siswa ketika proses kegiatan pembelajaran dengan cara melakukan pengamatan langsung pada masing-masing siswa. Berikut adalah lembar pengamatan sikap siswa yang digunakan untuk menilai sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial KI 2). Tabel 3.1 Pengamatan Sikap Siswa Sikap Percaya Diri
Deskriptor Sikap yakin terhadap kemampuan yang dimiliki. Menyadari kemampuan yang dimiliki dengan berani tampil di depan temantemannya.
Pembelajaran ke1 2 3 4 5 6
Deskripsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Hati-hati dan cermat dalam mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk Santun Menunjukkan perilaku dan tutur kata yang baik saat mengkomunikasikan hasil pekerjaannya Sikap Mengikuti doa spiritual dengan sikap yang bersyukur baik. Presentase keseluruhan Teliti
3.7.2 Angket atau Kuesioner Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006: 151) angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut Sugiyono (2013: 199) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. 1.
Angket Analisis Kebutuhan Guru
Peneliti memberikan angket kepada 24 guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013. Pemberian angket dilakukan untuk menganalisis kebutuhan dan kendala/kesulitan terhadap prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD. Peneliti membuat pedoman pertanyaan terkait dengan isi perangkat pembelajaran dan penggunaan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dalam pelaksanaannya saat ini kemudian divalidasi oleh dosen. Peneliti mendapatkan data tertulis dari hasil angket. Data yang telah peneliti peroleh, kemudian disusun untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru dan kendala/kesulitan mengenai pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Data angket ini kemudian dapat mendorong peneliti untuk mengembangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Berikut ini adalah angket yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kebutuhan guru dan kendala/kesulitan mengenai pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Tabel 3.2 Angket Analisis Kebutuhan Guru No. 1. 2.
3.
4.
5.
6.
Pertanyaan Apakah Bapak/Ibu mengetahui kekhasan Kurikulum 2013? Dapatkah Bapak/Ibu menjelaskan secara rinci kekhasan Kurikulum 2013? Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013? Apakah kesulitan yang Bapak/Ibu alami waktu menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013? Apakah pada saat pembelajaran, Bapak/Ibu mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap dan keterampilan? Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan tersebut?
Jawaban
2. Kuesioner Validasi Ahli Instrumen kuesioner disusun untuk mengetahui dan mengevaluasi kualitas prototipe produk perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dibuat oleh peneliti. Syaodih (2011: 30) dalam bukunya menjelaskan bahwa kuesioner adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dalam penelitian ini kuesioner validasi ahli diberikan dan diisi oleh tiga ahli Kurikulum 2013 yaitu dosen, guru kelas II SD, dan kepala sekolah SD yang disusun dengan berpedoman pada prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah dibuat oleh peneliti. Berikut kuesioner validasi ahli yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
digunakan validator untuk menilai kualitas prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah dikembangkan oleh peneliti. Tabel 3.3 Kuesioner Validasi Ahli No.
Aspek yang Dinilai
1.
Kelengkapan unsurunsur RPP tematik integratif Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan Setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Ketepatan dalam menggunakan pendekatan Tematik Integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran Kegiatan pembelajaran mengandung 5 langkah sesuai Pendekatan Pembelajaran Ilmiah (Saintifik) Kesesuaian media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran LKS sesuai dengan indikator pembelajaran Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3 Memuat lembar evaluasi
1
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. 10. 11.
Skor 2 4
Masukan 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4 12. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur 13. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri 14. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian 15. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kesantunan 16. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan 17. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menunjukkan berbagai pecahan uang 18.. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menulis cerita narasi 19. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan membaca cerita narasi 20. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan/menirukan gerakan bermain 21. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang menceritakan berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar 22. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang membuat jadwal harian 23. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24.
25.
26.
75
tentang melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang menyimpulkan isi cerita Proporsional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2 Penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar Total Skor Rata-Rata Skor Kuesioner validasi ahli pada tabel 3.3 merupakan lembar kuesioner yang
disediakan untuk memvalidasi produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Kuesioner yang dibuat peneliti hanya menggunakan skala 1, 2, 4, dan 5 karena peneliti ingin menghindari keragu-raguan validator dalam memberikan skor antara sangat baik atau baik maupun kurang baik atau sangat kurang baik. Setiap pembelajaran memiliki perbedaan butir pernyataan. Perbedaan tersebut terdapat pada topik pembuatan diskriptor penilaian sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. 3. Kuesioner Validasi Produk Pengumpulan data dengan kuesioner dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pengisian kuesioner untuk validasi ahli oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD, dan seorang kepala sekolah SD. Tahap kedua adalah pengisian kuesioner ketika validasi produk. Berikut kuesioner validasi produk yang diisi oleh guru kelas II SD Negeri Plaosan 1 untuk menilai kualitas produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah dikembangkan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 3.4 Kuesioner Validasi Produk No. Aspek 1. Pengalaman dan kesulitan guru menggunakan RPP, LKS dan media 2. pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh 3. peneliti
4.
5.
6.
7.
Saran terhadap RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti
Daftar Pertanyaan Bagaimana pengalaman Bapak/Ibu dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal, inti, dan akhir menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun peneliti? Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RPP yang disusun oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang disusun peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang dibuat oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media yang dibuat oleh peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti? Apakah penilaian yang disusun oleh peneliti dapat membantu Bapak/Ibu dalam menilai siswa sesuai KI 1, KI
Jawaban
76
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
9.
10.
11.
Saran mengenai perlunya asisten edukator dalam pembelajaran
77
2, KI 3, KI 4? Bagaimana Bapak/Ibu melakukan penilaian dengan bantuan lembar penilaian yang telah disusun oleh peneliti? Apakah RPP, media, dan LKS Kurikulum 2013 yang disusun peneliti dapat membantu Bapak/Ibu dalam kegiatan pembelajaran? Apa saran Bapak/Ibu mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti? Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP, media, dan LKS Kurikulum 2013, apakah Bapak/Ibu memerlukan adanya asisten edukator untuk membantu proses pembelajaran?
Kuesioner untuk validasi produk diisi oleh seorang guru kelas II SD selaku pelaksana Kurikulum 2013 di SD Negeri Plaosan 1. Kuesioner validasi produk ini berkaitan dengan penilaian terhadap kualitas prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Kuesioner validasi produk berkaitan dengan uji coba prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk menilai kualitas dan kelayakan produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 bagi siswa kelas II SD.
3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data menggunakan data kualitatif yang dianalisis melalui angket dan observasi serta kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Adapaun penjelasan dari teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah kuatitatif dan kualitatif. Data kuatitatif dalam penelitian ini adalah hasil angket dan kuesioner validasi produk yang diisi oleh guru kelas II selaku pelaksana Kurikulum 2013 terkait dengan masukan dan saran. Data tersebut kemudian dianalisis untuk dijadikan sebagai pedoman merevisi prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan saat validasi ahli dan lembar pengamatan sikap. Data penelitian dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Data dianalisis berdasarkan penelitian dalam kuesioner, dijumlah, dan dihitung rata-rata nilai. Skala penilaian terhadap perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dikembangkan yaitu: sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut: Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor X > 𝑥̅𝑖 + 1,80 Sbi 𝑥̅𝑖 + 0,60 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 + 1,80 Sbi 𝑥̅𝑖 – 0,60 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 + 0,60 Sbi 𝑥̅𝑖 – 1,80 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 – 0,60 Sbi X ≤ 𝑥̅𝑖 – 1,80 Sbi
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Keterangan: 1
Rataan Ideal (𝑥̅𝑖 )
= 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku (Sbi)
= 6 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
X
= Skor aktual
1
Konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut. Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima sebagai berikut: Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Skor x > 4,21 3,40 < x ≤ 4,21 2,60 < x ≤ 3,40 1,79 < x ≤ 2,60 x ≤ 1,79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Tabel kriteria skor skala lima di atas yang nantinya digunakan peneliti mendeskripsikan hasil validasi ahli hingga uji coba terbatas produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.
3.9 Jadwal Penelitian Penelitian dilakukan selama 14 bulan yaitu pada Juli 2014 sampai Agustus 2015. Adapun jadwal penelitiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.7 Jadwal Penelitian
Tahun 2014 No.
Kegiatan
Bulan 7
1.
2. 3.
4.
5.
Tahun 2015
Bimbingan dengan dosen pembimbing Analisis kebutuhan Pengumpulan data dengan pengamatan dan membagikan angket pada guru kelas Pembuatan produk dengan menyusun perangkat pembelajaran dan proposal skripsi Validasi ahli perangkat pembelajaran oleh pakar Kurikulum 2013 yaitu
8
9
10
11
12
1
2
3
4
5
6
7
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11.
dosen PGSD USD Validasi ahli perangkat pembelajaran oleh guru kelas II dan kepala sekolah SD Analisis data dan revisi produk Uji coba produk dilapangan terbatas Analisis data dan revisi produk sesudah uji coba Validasi produk pada guru kelas II SD Pembahasan
12.
Ujian skripsi
13.
Revisi skripsi dan perangkat pembelajaran Pembuatan artikel
6.
7.
8.
9.
10.
14.
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi uraian analisis kebutuhan, deskripsi produk awal, data hasil validasi dosen PGSD USD dan revisi produk, data hasil validasi guru SD Kelas II dan revisi produk, data hasil validasi kepala sekolah SD dan revisi produk, data hasil valiasi produk, serta kajian produk akhir dan pembahasan.
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Kebutuhan 4.1.1.1 Potensi dan Masalah Kurikulum 2013 merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan pengertian kurikulum di atas, maka dengan adanya kurikulum sekolah mampu menjadi sarana belajar bagi siswa agar memiliki kualitas pendidikan karakter yang baik. Kurikulum 2013 memiliki kekhasan pendidikan karakter. Semua itu termasuk ke dalam rumusan Kompetensi Inti (KI). Kompetensi Inti terdapat 4 kompetensi yaitu sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4). Dari hasil observasi ketika peneliti melakukan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) didapatkan informasi bahwa guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian pada KI 1 dan KI 2. Karena pada bagian penilaian jarang ditemukan deskriptor-deskriptor untuk melakukan penilaian pada aspek yang ada pada ranah sikap spriritual, sikap sosial, dan keterampilan. Dari hasil angket yang telah diberikan pada guru didapatkan data bahwa guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran dan mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian pada sikap spiritual, sikap sosial, 81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
dan keterampilan. Untuk menggali permasalahan, peneliti membagikan angket yang terdiri dari 6 pertanyaan. Peneliti mendeskripsikan 3 pertanyaan saja yang mengarah pada permasalahan yaitu pertanyaan nomor 2, 4, dan 5. Di bawah ini akan dijelaskan secara rinci data yang diperoleh dari angket yang sudah diberikan. Pada pertanyaan angket yang kedua yaitu “Apakah Bapak/Ibu dapat menjelaskan secara rinci kekhasan Kurikulum 2013?”. Data yang diperoleh adalah 75% guru menjawab YA tetapi belum mengacu pada kekhasan Kurikulum 2013. 20,83% guru tidak dapat menjawab kekhasan Kurikulum 2013. 4,16% guru dapat menjawab secara rinci kekhasan Kurikulum 2013. Pada pertanyaan angket yang keempat yaitu “Apakah kesulitan yang Bapak/Ibu alami pada waktu menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013?”. Data yang diperoleh adalah 58,33% guru mengalami kesulitan pada penilaian. 45,83% guru mengalami kesulitan pada penyampaian materi. 12,5% guru mengalami kesulitan pada penyusunan jadwal. 4,16% guru mengalami kesulitan pada hal yang tidak jelas (kadang-kadang). 8,33% guru mengalami kesulitan pada manajemen kelas (mengkondisikan siswa). 4,16% guru mengalami kesulitan pada terlalu bebas memberikan tugas. Pada pertanyaan angket yang kelima yaitu “Apakah pada saat pembelajaran, Bapak/Ibu mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap dan keterampilan?”. Data yang diperoleh adalah 75% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap. 62,5% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian keterampilan. 16,66% guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian pengetahuan. 12,5% guru mengalami kesulitan pada hal yang tidak jelas (kadang-kadang). 4,16% guru tidak mengalami kesulitan. 4,16% guru mengalami kesulitan pada saat melakukan penilaian otentik. Berdasarkan dari data hasil angket di atas dapat disimpulkan bahwa guru mengalami kesulitan dalam beberapa hal. Guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi kekhasan Kurikulum 2013. Selain itu, guru mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian terhadap siswa. Guru paling sulit melakukan penilaian terhadap aspek sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
karena jarang terdapat deskriptor maupun indikator pada rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai aspek tersebut. Guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 mengutarakan bahwa pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 pada dasarnya sangat baik untuk membentuk pribadi siswa. Banyaknya pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melakukan suatu kegiatan dapat melatih siswa untuk memiliki sikap percaya diri, teliti, santun, dan sikap positif lainnya. Namun, menurut guru kelas II, banyaknya karakter yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran Kurikulum 2013 tidak sebanding dengan waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah. Hal ini mengakibatkan tidak semua karakter dapat ditanamkan atau dikembangkan dalam diri siswa. Informasi lain yang diperoleh adalah penilaian otentik begitu terlihat dari proses pembelajaran Kurikulum 2013. Guru dituntut untuk menilai siswa tidak sekedar dari hasil yang diperoleh saja, tetapi juga dari proses yang telah dilakukan oleh siswa selama Kegiatan Belajar Mengajar. Kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 juga sering kali dialami oleh para guru pada saat menerapkannya. Guru kelas II menyadari begitu banyak jawaban siswa atas pertanyaan yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Beliau cenderung tidak tahu bagaimana mengarahkan siswa untuk merujuk pada jawaban yang cenderung begitu luas, sehingga beliau juga tidak dapat menyalahkan secara langsung jawaban yang diutarakan oleh siswa. Kesulitan lainnya yang ditemukan adalah materi yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 kurang sistematis sehingga membuat siswa belum begitu memahami secara runtut materi yang disampaikan. Materi dalam satu tema cenderung terlalu banyak dan belum mendalam, sehingga membuat beliau perlu membuat tambahan materi dengan menggunakan LKS. Kunci jawaban untuk setiap pertanyaan pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 belum tersedia, sehingga beliau tidak mempunyai panduan untuk menilai jawaban dari siswa. Hal yang membuat guru merasa kesulitan dalam menerapkan pembelajaran Kurikulum 2013 adalah ketika guru harus melakukan dua kegiatan secara langsung untuk mengajar dan menilai ketiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
psikomotor untuk satu kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini membuat guru sulit untuk berkonsentrasi. Guru juga mengutarakan sulit untuk mengelola kelas karena banyaknya kegiatan yang harus dipelajari dan dilakukan dalam satu hari. Guru kelas II SD mengutarakan bahwa waktu pelatihan untuk penerapan Kurikulum 2013 ini terlalu singkat. Penilaian yang ada juga sulit, karena cukup rumit dan membingungkan. Isi dari perangkat pembelajaran Kurikulum 3013 terlalu banyak kegiatan yang harus dilakukan dan diselesaikan oleh para siswa. Guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 menganggap bahwa Kurikulum 2013 perlu disempurnakan dan direvisi pada bagian kegiatan pembelajaran yang perlu dibuat menjadi lebih sederhana. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang disediakan di sekolah. Selain itu, materi yang ada pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 sebaiknya menjadikan siswa lebih paham akan materi yang diajarkan meskipun sedikit, dibandingkan dengan banyaknya materi yang harus dipelajari namun kurang membuat siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan. Guru menganggap bahwa masih diperlukan adanya revisi dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013, terutama dalam hal pembuatan soal dan penjelasan materi yang lebih mendalam. Revisi pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 akan membantu para guru agar tidak terpaku pada buku guru dan buku siswa Kurikulum 2013 yang disediakan oleh Kemendikbud. SD Negeri Plaosan 1 telah mampu secara mandiri mengembangkan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. SD Negeri Plaosan 1 menggunakan materi yang diberikan oleh Kemendikbud dan mengembangkannya dengan menggunakan LKS sehingga dapat memperjelas materi. Hal lain yang dikembangkan dari perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 adalah pihak sekolah membuat bentuk soal yang beragam dan disesuaikan dengan jawaban yang dapat ditemukan oleh siswa. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 menurut guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 sudah cukup sesuai dengan budaya lokal yang ada di Indonesia, namun belum bagitu mendalam. Pemahaman terhadap berbagai karakter yang akan dikembangkan oleh Kemendikbud cukup baik. Berbagai karakter yang ada memiliki makna positif bagi pribadi siswa sehingga perlu dikembangkan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
ditanamkan dalam kegiatan pembelajaran. Karakter yang merupakan karakter dasar bagi diri siswa akan lebih diutamakan untuk diajarkan pada siswa. Saran yang disampaikan oleh guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 terkait dengan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang tersedia adalah pertanyaan diperjelas sehingga jawaban nantinya dapat ditentukan dan bagaimana menentukan kriteria yang benar dan salah. Selain itu, bentuk kegiatan dalam pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan alokasi waktu yang ada dan cakupan materi agar dibuat lebih dalam serta penggunaan kunci jawaban agar diberikan dengan benar dan jelas dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang ada. Berdasarkan data hasil angket untuk analisis kebutuhan terhadap guru kelas I, II, IV, dan V SDN Plaosan 1 selaku pelaksana Kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa guru masih belum memahami cara melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 di SD. Kurikulum 2013 masih membingungkan para pelaksana Kurikulum 2013 di SD. Hal ini terbukti dari adanya perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang digunakan para guru masih memiliki kekurangan, mulai dari bentuk soal yang begitu lama untuk menuntut jawaban dari siswa, kunci jawaban yang belum tersedia serta materi yang belum begitu mendalam untuk dipelajari oleh siswa. Alasan inilah yang menjadi dasar bagi peneliti untuk mengembangkan produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD. 4.1.1.2 Pengumpulan Data Analisis kebutuhan diperoleh dari guru kelas II SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta. Hasil analisis kebutuhan membantu peneliti melihat sejauh mana prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 diketahui dan dipahami oleh para guru yang telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum 2013 di SD. Data dari analisis kebutuhan ini akan menjadi patokan untuk peneliti memperoleh gambaran tentang pelaksanaan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk kelas II yang diterapkan di SD. Analisis kebutuhan dilakukan dengan membagikan angket pada guru kelas II SD yang telah menggunakan perangkat pembelajaran dan melaksanakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013. Angket diberikan pada 24 guru kelas I, II, IV, dan V yang ada di tujuh SD mitra PGSD. Peneliti melakukan kegiatan ini pada hari Senin, 1 Oktober 2014 pukul 09.00 WIB di SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta. Peneliti menggunakan angket/kuesioner, karena sebelumnya peneliti telah merencanakan dan mengkoordinasikan waktu dengan pihak yang terkait dalam hal ini adalah guru kelas I, II, IV, dan V di SD Negeri Plaosan 1 yang sudah disusun peneliti dan dapat dilihat pada lampiran 1. Data hasil angket menjadi pedoman bagi peneliti untuk menyusun produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 tema “Aku dan Sekolahku” subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Pedoman pertanyaan angket/kuesioner terdiri atas enam pertanyaan terkait dengan penggunaan Kurikulum 2013 dan pelaksanaannya di sekolah. Hasil dari pembagian angket pada 24 guru kelas I, II, IV, dan V di tujuh SD mitra PGSD adalah guru belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi kekhasan Kurikulum 2013 dan guru mengalami kesulitan pada bagian penilaian tentang bagaimana cara menilai/mengukur aspek sikap dan keterampilan pada masing-masing siswa. Guru masih mengalami kebingungan pada siswa yang benar-benar sudah menguasai atau belum menguasai sikap dan keterampilan tersebut dikarenakan tidak adanya deskriptor atau kriteria yang menunjukkan indikator keberhasilan siswa yang telah mencapai aspek tersebut. Oleh karena itu, guru kesulitan dalam menentukan deskriptor dari aspek sikap dan keterampilan yang ada pada penilaian Kurikulum 2013. Guru juga melihat materi dalam Kurikulum 2013 lebih sederhana dan lebih mengutamakan siswa sebagai pembelajar yang aktif sehingga siswa menjadi lebih mandiri dan guru lebih berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 adalah proses belajar mengarahkan para siswa agar memiliki keterampilan layaknya seorang ilmuan di mana terdapat kegiatan 5M yaitu Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik dalam Kurikulum 2013 membuat siswa menjadi aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran di sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
4.2 Deskripsi Produk Awal Produk yang dihasilkan peneliti adalah produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD dengan spesifikasi tema “Aku
dan
Sekolahku”
subtema
“Tugas-Tugas
Sekolahku”.
Penelitian
pengembangan ini diawali dengan menentukan satu tema dari 4 tema yang telah ada pada Kurikulum 2013 kelas II SD semester ganjil. Tema yang dipilih adalah tema 4 “Aku dan Sekolahku”. Pemilihan tema yang sudah dilakukan kemudian dilanjutkan dengan penentuan subtema yang disesuaikan dengan tema yang telah dipilih. Peneliti menentukan subtema 1 yaitu “Tugas-Tugas Sekolahku”. Penentuan tema dan subtema yang dilakukan kemudian dilanjutkan dengan membuat jaring-jaring tema untuk satu subtema yang dipergunakan dalam satu minggu dengan muatan pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK). Jaring-jaring subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” terdiri atas Kompetensi Dasar yang telah dipilih sesuai dengan isi dari subtema yang ada. Jaring-jaring subtema satu minggu itu kemudian dibagi lagi menjadi jaring-jaring indikator per hari. Adapun jaring-jaring harian terdiri atas Kompetensi Dasar dan indikator dengan muatan mata pelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Indikator yang terdapat dalam jaringjaring tersebut mengandung indikator sikap spiritual, indikator sikap sosial atau individu, indikator aspek pengetahuan, dan indikator aspek keterampilan, Proses perumusan indikator dilanjutkan dengan pembuatan silabus tematik integratif untuk siswa kelas II SD per sub tema. Silabus tematik mengandung Kompetensi Dasar per mata pelajaran, indikator per mata pelajaran, kegiatan pembelajaran yang mengandung muatan pelajaran yang dapat digabungkan dan penilaian serta alokasi waktu yang digunakan dalam satu minggu juga daftar referensi yang dipakai. Kolom kegiatan pembelajaran diisi dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama enam pembelajaran dalam satu minggu. Penyusunan produk awal selanjutnya adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Penyusunan
RPP
Kurikulum
2013
menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
pada setiap kegiatan pembelajarannya. Kegiatan selanjutnya setelah RPP selesai dibuat adalah dengan menyusun kerangka perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 berdasarkan silabus dan RPP. Kerangka perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang ada kemudian dikembangkan menjadi perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dengan materi yang telah ditentukan sebelumnya pada RPP dan silabus. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang disusun memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penggunaan EYD pada perangkat pembelajaran dimulai dari penyusunan indikator, tujuan pembelajaran maupun dalam isi perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 itu sendiri. 4.2.1 Silabus Silabus adalah perangkat perencanaan pelaksanaan pembelajaran dalam satu minggu. Silabus menjadi pedoman peneliti untuk menyusun secara lebih rinci dalam RPP. Komponen-komponen dalam silabus antara lain adalah: (1) Kompetensi Dasar per mata pelajaran, (2) Indikator per mata pelajaran, (3) Kegiatan pembelajaran dalam penilaian, (4) Alokasi waktu dan (5) Sumber belajar. 4.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah perangkat kegiatan belajar mengajar antara siswa dan guru dalam bentuk dokumen tertulis yang akan dilakukan untuk mencapai indikator yang telah ditetapkan seperti pada silabus. RPP yang dibuat adalah RPP Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dan model pembelajaran discovery learning. Komponen RPP Kurikulum 2013 antara lain: (1) Komponen identitas RPP berupa nama satuan pendidikan, kelas, semester, muatan pelajaran, tema, subtema, urutan pembelajaran dan alokasi waktu. Komponen selanjutnya adalah, (2) Komponen penjabaran Kompetensi Inti (KI), pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dengan indikator, (3) Komponen tujuan pembelajaran, (4) Materi pembelajaran, (5) Pendekatan dan metode pembelajaran, (6) Media, alat, dan sumber pembelajaran, (7) Langkahlangkah kegiatan pembelajaran, (8) Penilaian dan (9) Lampiran. RPP Kurikulum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
2013 untuk kelas II SD dalam langkah kegiatan pembelajaran terdapat dua penggalan. Penggalan pertama dilakukan pada awal kegiatan pembelajaran sampai dengan istirahat dan penggalan kedua dilakukan setelah istirahat sampai akhir kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di RPP lebih banyak menuntut siswa untuk lebih aktif serta kreatif dan guru berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Kegiatan pembelajaran dalam RPP merupakan pembelajaran yang cukup detail, hal ini ditunjukkan dengan adanya penjabaran pendekatan saintifik yaitu 5M pada setiap kegiatan pemelajaran. Adapun penjabaran kegiatan dengan menggunakan pendekatan saintifik adalah kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. Terdapat juga model pembelajaran discovery learning dalam
kegiatan
pembelajarannya.
Adapun
penjabaran
kegiatan
dengan
menggunakan model pembelajaran discovery learning antara lain pemberi perangsang,
identifikasi
masalah,
pengumpulan
data,
pengolahan
data,
pembuktian, dan menarik kesimpulan. Dalam langkah kegiatan pembelajaran juga terdapat dua kolom yang membedakan kegiatan siswa dan kegiatan guru pada setiap langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 4.2.3 Kerangka Perangkat Pembelajaran Kerangka perangkat pembelajaran dikembangkan berdasarkan RPP dan silabus yang telah disusun sebelumnya. Kerangka perangkat pembelajaran berisi beberapa komponen isi yang ada dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Isi dari kerangka perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 berupa rancangan tampilan perangkat pembelajaran, urutan isi atau format perangkat pembelajaran dan gambar juga warna yang akan dipakai. 4.2.4 Perangkat Pembelajaran Perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan
dalam
penelitian
pengembangan ini menggunakan program Microsoft Office Word 2010. Karakter jenis font yang digunakan adalah Times New Roman. Ukuran font yang digunakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
dalam perangkat pembelajaran adalah 12. Jenis dan ukuran font ini dipilih agar siswa lebih mudah untuk membaca perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Peneliti menggunakan berbagai macam gambar untuk membuat siswa menjadi paham dan dapat memahami materi yang diajarkan. Gambar yang digunakan oleh peneliti adalah gambar yang merupakan kondisi asli dan juga gambar animasi/kartun. Peneliti bermaksud menunjukkan gambar asli pada isi perangkat pembelajaran kepada siswa agar siswa dapat melihat secara nyata kondisi yang sebenarnya. Pada perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang disusun juga terdapat beberapa gambar animasi/kartun. Gambar animasi/kartun pada perangkat pembelajaran ini mempunyai maksud agar siswa tertarik untuk mempelajari perangkat pembelajaran yang telah disusun, karena pada umumnya gambar animasi/kartun banyak menggunakan berbagai macam warna yang cerah dan bentuk yang unik sehingga dapat menarik perhatian dan minat siswa. Perangkat pembelajaran juga dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan. Petunjuk pengerjaan ini disusun dengan maksud agar siswa lebih mudah untuk mengerjakan berbagai macam soal latihan yang ada didalamnya. Perangkat pembelajaran terdiri dari 6 pertemuan. Setiap pertemuan disusun dengan komponen-komponen yang ada dalam kerangka perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran terdiri dari 226 halaman dan dicetak dalam ukuran A4 atau 21x29,7 cm. Sedangkan silabus dan jaring-jaring tema dicetak dalam ukuran A3. Isi perangkat pembelajaran dicetak dengan kertas HVS 80 gram. 4.2.5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa adalah sumber belajar penunjang yang dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang harus mereka kuasai. LKS merupakan alat bantu untuk menyampaikan pesan kepada siswa yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Melalui LKS ini akan memudahkan
guru
dalam
menyampaikan
materi
pembelajaran
dan
mengefektifkan waktu, serta akan menimbulkan interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Lembar Kerja yang digunakan peneliti antara lain Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Kerja Kelompok (LKK), Lembar Evaluasi Harian, dan Lembar Evaluasi Akhir Subtema. Keseluruhan Lembar Kerja ini ada pada setiap pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti selama enam pertemuan pada siswa kelas II di SD Negeri Plaosan 1. 4.2.6 Penilaian Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Pada Kurikulum 2013 penilaian yang digunakan adalah penilaian otentik. Penilaian otentik merupakan penlaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian otentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan ketiga komponen yaitu input, proses, dan output tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar siswa, bahkan mampu menghasilkan dampak intruksional dan dampak pengiring dari pembelajaran. Pada ranah sikap dan keterampilan peneliti memberikan deskriptor dan indikator tentang bagaimana cara mengukur siswa apakah sudah dapat mencapai aspek yang diharapkan ataukah belum mencapai. Peneliti juga mencantumkan bagaimana cara menilai dengan menggunakan rubrik skor penilaian pada setiap ranah sikap dan keterampilan yang akan diukur.
4.3 Data Hasil Validasi Dosen PGSD USD dan Revisi Produk Produk berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar kemudian dicetak dalam bentuk buku. Buku teks yang sudah jadi diberikan kepada tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD, dan kepala sekolah SD untuk melakukan validasi ahli. Validasi ahli yang dilakukan oleh tiga pakar Kurikulum 2013 ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
untuk menunjukkan kualitas kelayakan dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dibuat oleh peneliti. Dari hasil validasi tersebut diperoleh skor rerata pada masing-masing pembelajarannya. Perhitungan skor rerata mengacu pada tabel konversi nilai skala lima berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP). Penjelasan mengenai perhitungan PAP dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 4.1 Konversi Nilai Skala Lima Interval Skor X > 𝑥̅𝑖 + 1,80 Sbi 𝑥̅𝑖 + 0,60 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 + 1,80 Sbi 𝑥̅𝑖 – 0,60 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 + 0,60 Sbi 𝑥̅𝑖 – 1,80 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 – 0,60 Sbi X ≤ 𝑥̅𝑖 – 1,80 Sbi
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Keterangan: Rataan Ideal (𝑥̅𝑖 )
1
= (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) 2
1
Simpangan baku (Sbi)
= 6 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
X
= Skor aktual Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif
dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kuantitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi sebagai berikut. Diketahui: Skor maksimal ideal
:5
Skor minimal ideal
:1
Rerata ideal (𝑥̅𝑖 )
: 2 (5 + 1) = 3
Simpangan baku (SBi)
: 6 (5 – 1) = 0,67
1 1
Ditanyakan: Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Jawaban: Kategori Sangat Baik
= X > 𝑥̅𝑖 + 1,80 Sbi = X > 3 + (1,80 . 0,67) = X > 3 + 1,21 = X > 4,21
Kategori Baik
= 𝑥̅𝑖 + 0,60 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 + 1,80 Sbi = 3 + (0,60 . 0,67) ≤ X < 3 + (1,80 . 0,67) = 3 + 0,40 < X ≤ 3 + 1,21 = 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori Cukup Baik
= 𝑥̅𝑖 – 0,60 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 + 0,60 Sbi = 3 – (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67) = 3 – 0,40 < X ≤ 3 + 0,40 = 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori Kurang Baik
= 𝑥̅𝑖 – 1,80 Sbi < X ≤ 𝑥̅𝑖 – 0,60 Sbi = 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67) = 3 – 1,21 < X ≤ 3 – 0,40 = 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori Sangat Kurang Baik
= X ≤ 𝑥̅𝑖 – 1,80 Sbi = X ≤ 3 – (1,80 . 0,67) = X ≤ 3 – 1,21 = X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data kualitatif skala lima yaitu sebagai berikut. Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera pada tabel kriteria skor skala lima berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Tabel 4.2 Kriteria Skor Skala Lima Interval X > 4,21 3,40 < X ≤ 4,21 2,60 < X ≤ 3,40 1,79 < X ≤ 2,60 X ≤ 1,79
Kategori Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Berikut ini merupakan data hasil validasi ahli dan revisi produk RPP Kurikulum 2013 oleh masing-masing validator pada setiap pembelajaran. Validator atas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran pertama penelitian ini adalah pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD. Validasi ini dilakukan pada tanggal 3 November 2014. Aspek yang dinilai dari RPP ini ada 20 aspek antara lain: (1) Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif, (2) Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif, (3) Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan), (4) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan, (5) Setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan). (6) Ketepatan dalam menggunakan pendekatan Tematik Integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran, (7) Kegiatan pembelajaran mengandung lima langkah sesuai Pendekatan Pembelajaran Ilmiah (Saintifik), (8) Kesesuaian media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran, (9) LKS sesuai dengan indikator pembelajaran, (10) Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3, (11) Memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4, (12) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur, (13) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri, (14) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian, (15) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan, (16) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menunjukkan berbagai pecahan uang, (17) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menulis cerita narasi, (18) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan gerakan bermain, (19) Proporsional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2, (20) Penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil validasi yang dilakukan oleh dosen PGSD USD menunjukkan bahwa seluruh aspek memperoleh skor rata-rata 4,3 dengan kategori “Sangat Baik”. Skor tersebut menyatakan bahwa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dikembangkan layak untuk diujicobakan di lapangan dengan revisi sesuai saran karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Hasil validasi yang dilakukan oleh dosen PGSD USD disertai dengan beberapa masukan berupa saran untuk perbaikan prototipe perangkat pembelajaran. Adapun masukan dari dosen PGSD USD menyangkut pada empat aspek yaitu (1), (2), (3), dan (5). Pada aspek pertama yaitu kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif, dosen PGSD USD memberi masukan pada bagian indikator tidak ada KI 1 dan KI 2. Masukan lainnya adalah pada aspek kedua yaitu kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif, dosen memberi masukan pada bagian kata operasional dalam indikator beberapa tidak tepat. Masukan selanjutnya adalah pada aspek ketiga yaitu rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan), dosen memberi masukan pada bagian kembangkan lagi ke aspek yang lain tidak hanya “mengamati”. Kemudian masukan yang terakhir pada aspek kelima yaitu setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan), dosen memberi
masukan
pada
bagian
konsisten
dalam
memnggunakan
5M
mengasosiasikan. Berikut data hasil validasi yang dilakukan oleh dosen PGSD USD untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang pertama dapat dilihat pada tabel 4.3.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Tabel 4.3 Hasil Validasi RPP Pembelajaran 1 oleh Dosen Ahli No. 1.
Aspek yang Dinilai Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integrative
Skor 2
3.
Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan)
2
4.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan Setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Ketepatan dalam menggunakan pendekatan Tematik Integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran Kegiatan pembelajaran mengandung 5 langkah sesuai Pendekatan Pembelajaran Ilmiah (Saintifik) Kesesuaian media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran LKS sesuai dengan indikator pembelajaran Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3 Memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4 Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menunjukkan berbagai pecahan uang Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menulis cerita narasi Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4
5
2.
5.
6.
7.
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
17. 18.
2
4
Masukan/Saran Indikator KD 1 dan KD 2 tidak ada. Kata operasional dalam indikator beberapa tidak tepat. Kembangkan lagi ke aspek yang lain tidak hanya “mengamati”. -
5
Konsisten gunakan 5M mengasosiasikan? -
4
-
4
-
5 5
-
4
-
5
-
5
-
5
-
5
-
5
-
5
-
5
-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19. 20.
tentang melakukan gerakan bermain Proporsional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2 Penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar Total Skor Rata-Rata Skor
5
-
4
-
97
86 4,3
Berikut ini adalah tabel masukan dan revisi produk dari dosen ahli mengenai RPP pembelajaran yang pertama dapat dilihat pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Masukan Dosen Ahli dan Revisi Produk No. Masukan Dosen PGSD USD Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif Masukan 1. Indikator KI 1 dan KI 2 tidak ada
Revisi Produk
Revisi Membuat indikator KI 1 dan KI 2 sesuai dengan saran dari ahli Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif Masukan Revisi 2. Kata operasional dalam indikator beberapa Mengganti kata operasional tidak tepat dalam indikator yang masih belum tepat sesuai dengan saran dari ahli. Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Masukan Revisi 3. Kembangkan lagi ke aspek yang lain tidak Mengembangkan ke aspek 5M yang lain tidak hanya hanya “mengamati” mengamati saja sesuai dengan saran dari ahli. Setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Masukan Revisi 4. Konsisten gunakan 5M mengasosiasikan? Mengganti beberapa aspek dengan menggunakan aspek 5M yaitu mengasosiasikan sesuai dengan saran dari ahli.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
4.4 Data Hasil Validasi Guru Kelas II SD dan Revisi Produk Validasi dilakukan oleh seorang guru kelas II SD selaku pelaksana Kurikulum 2013. Validator tersebut merupakan guru kelas II yang telah menerapkan pembelajaran menggunakan Kurikulum 2013 di SD Negeri Plaosan 1 Sleman, Yogyakarta. Validasi oleh guru dilakukan pada tanggal 10 November 2014. Guru menjadi validator RPP pembelajaran kesatu sampai dengan pembelajaran keenam. Aspek yang dinilai oleh guru kelas II sama dengan aspek yang dinilai oleh dosen PGSD USD. Aspek yang dinilai dari RPP ini ada 27 aspek antara lain: (1) Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif, (2) Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif, (3) Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan), (4) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan, (5) Setiap penggalan memuat
unsur
5M
(Mengamati,
Menanya,
Menalar,
Mencoba,
Mengkomunikasikan), (6) Ketepatan dalam menggunakan pendekatan Tematik Integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran, (7) Kegiatan pembelajaran mengandung 5 langkah sesuai Pendekatan Pembelajaran Ilmiah (Saintifik), (8) Kesesuaian
media
pembelajaran
untuk
menunjang
tercapainya
tujuan
pembelajaran, (9) LKS sesuai dengan indikator pembelajaran, (10) Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3, (11) Memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4, (12) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur, (13) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri, (14) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian, (15) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kesantunan; (16) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan, (17) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menunjukkan berbagai pecahan uang, (18) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menentukan nilai sekelompok pecahan uang, (19) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang keterampilan bercerita tentang berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar, (20) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menulis cerita narasi, (21) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan membaca cerita narasi, (22)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan gerakan bermain, (23) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang membuat jadwal harian, (24) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang, (25) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menyimpulkan isi cerita, (26) Proporsional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2, (27) Penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil validasi dari guru kelas II memperoleh rata-rata skor 4,92 dengan kategori “Sangat Baik”. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut dinyatakan layak untuk dipergunakan atau diujicobakan dengan revisi sesuai saran karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.. Beberapa masukan guru terkait dengan 4 aspek antara lain adalah pada aspek kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan adalah sebenarnya penggalan tidak perlu ditulis. Masukan selanjutnya pada aspek memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian, masukannya adalah perlu ditingkatkan agar lebih jelas memuat KI 2. Masukan yang lainnya pada aspek memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kesantunan, masukannya adalah perlu lebih diperjelas agar dapat menilai KI 2 tentang kesantunan. Masukan berikutnya pada aspek memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan, masukannya adalah perlu banyak merespon siswa agar kemampuan mengajukan pertanyaan lebih jelas sehingga dapat membuat siswa aktif bertanya. a. RPP Pembelajaran 1 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang pertama terdapat 20 item penilaian. Keduapuluh item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 100 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi guru pada pembelajaran 1 dapat dikategorikan “Sangat Baik”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
b. RPP Pembelajaran 2 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang kedua terdapat 21 item penilaian. Dari 21 item diperoleh 7 item mendapatkan skor 4 dan 14 item mendapatkan skor 5. Total skor yang diperoleh adalah 98 dengan rata-rata skor 4,67. Oleh karena itu, hasil validasi guru pada pembelajaran 2 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. c. RPP Pembelajaran 3 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang ketiga terdapat 20 item penilaian. Keduapuluh item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 100 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi guru pada pembelajaran 3 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. d. RPP Pembelajaran 4 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang keempat terdapat 21 item penilaian. Dari 21 item diperoleh 2 item mendapatkan skor 4 dan 19 item mendapatkan skor 5. Total skor yang diperoleh adalah 103 dengan ratarata skor 4,90. Oleh karena itu, hasil validasi guru pada pembelajaran 4 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. e. RPP Pembelajaran 5 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang kelima terdapat 19 item penilaian. Kesembilanbelas item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 95 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi guru pada pembelajaran 5 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. f. RPP Pembelajaran 6 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran yang keenam terdapat 20 item penilaian. Keduapuluh item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 100 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi guru pada pembelajaran 6 dapat dikategorikan “Sangat Baik”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Masukan berupa saran dari seorang guru kelas II SD serta revisi produk dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Masukan Guru Kelas II SD dan Revisi Produk No. Masukan Guru kelas II SD Pelaksana Revisi Produk Kurikulum 2013 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan Masukan Revisi 1. Menurut pemahaman para Sebenarnya penggalan tidak perlu ditulis. guru di SD N Plaosan 1 penggalan tidak perlu dituliskan tetapi akan lebih baik jika menggunakan penggalan agar pembelajaran dapat dipenggal sesuai dengan waktunya. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian Masukan Revisi 2. Perlu ditingkatkan agar lebih jelas memuat Memperbaiki kembali deskriptor dan indikator untuk KI 2. menilai KI 2 sesuai dengan saran dari ahli. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kesantunan Masukan Revisi 3. Perlu lebih diperjelas agar dapat menilai Memperbaiki kembali deskriptor dan indikator untuk KI 2 tentang kesantunan. menilai KI 2 tentang kesantunan sesuai dengan saran dari ahli. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan Masukan Revisi 4. Perlu banyak merespon siswa agar Memperbaiki kemampuan kemampuan mengajukan pertanyaan lebih mengajar peneliti agar dapat jelas agar dapat membuat siswa aktif merespon siswa dalam mengajukan pertanyaan bertanya. sehingga dapat lebih jelas dan membuat siswa aktif bertanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
4.5 Data Hasil Validasi Kepala Sekolah SD dan Revisi Produk Validasi produk dilakukan oleh seorang kepala sekolah SD. Validator tersebut adalah kepala sekolah yang telah menerapkan kegiatan pembelajaran di SD nya dengan menggunakan Kurikulum 2013 yaitu di SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta. Validasi oleh kepala sekolah dilakukan pada tanggal 10 November 2014. Aspek yang dinilai oleh kepala sekolah sama dengan aspek yang dinilai oleh dosen PGSD USD dan guru kelas II SD selaku pelaksana Kurikulum 2013. Kepala sekolah menjadi validator RPP untuk pembelajaran kedua sampai dengan pembelajaran keenam. Aspek yang dinilai dari RPP ini ada 27 aspek antara lain: (1) Kelengkapan unsur-unsur RPP tematik integratif, (2) Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif, (3) Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan), (4) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan, (5) Setiap penggalan memuat
unsur
5M
(Mengamati,
Menanya,
Menalar,
Mencoba,
Mengkomunikasikan), (6) Ketepatan dalam menggunakan pendekatan Tematik Integratif untuk mencapai tujuan pembelajaran, (7) Kegiatan pembelajaran mengandung 5 langkah sesuai Pendekatan Pembelajaran Ilmiah (Saintifik), (8) Kesesuaian
media
pembelajaran
untuk
menunjang
tercapainya
tujuan
pembelajaran, (9) LKS sesuai dengan indikator pembelajaran, (10) Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3, (11) Memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4, (12) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur, (13) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri, (14) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian, (15) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kesantunan, (16) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan, (17) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menunjukkan berbagai pecahan uang, (18) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menentukan nilai sekelompok pecahan uang, (19) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang keterampilan bercerita tentang berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar, (20) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menulis cerita narasi, (21) Memuat deskriptor
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan membaca cerita narasi, (22) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan gerakan bermain, (23) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang membuat jadwal harian, (24) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang, (25) Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan menyimpulkan isi cerita, (26) Proporsional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2, (27) Penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil validasi dari kepala sekolah SD memperoleh skor rata-rata
4,93
dengan kategori “Sangat Baik”. Prototipe perangkat pembelajaran tersebut dinyatakan layak untuk dipergunakan atau diujicobakan dengan revisi sesuai saran karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning.. Masukan dari kepala sekolah terkait dengan 1 aspek saja yaitu pada aspek kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan, masukannya yaitu penggalan tidak perlu ditulis. a. RPP Pembelajaran 2 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang kedua terdapat 21 item penilaian. Dari 21 item diperoleh 5 item mendapatkan skor 4 dan 16 item mendapatkan skor 5. Total skor yang diperoleh adalah 100 dengan ratarata skor 4,76. Oleh karena itu, hasil validasi kepala sekolah pada pembelajaran 2 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. b. RPP Pembelajaran 3 Pada Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) pembelajaran yang ketiga terdapat 20 item penilaian. Keduapuluh item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 100 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi kepala sekolah pada pembelajaran 3 dapat dikategorikan “Sangat Baik”.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
c. RPP Pembelajaran 4 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang keempat terdapat 21 item penilaian. Dari 21 item diperoleh 2 item mendapatkan skor 4 dan 19 item mendapatkan skor 5. Total skor yang diperoleh adalah 103 dengan ratarata skor 4,90. Oleh karena itu, hasil validasi kepala sekolah pada pembelajaran 4 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. d. RPP Pembelajaran 5 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang kelima terdapat 19 item penilaian. Kesembilanbelas item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 95 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi kepala sekolah pada pembelajaran 5 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. e. RPP Pembelajaran 6 Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembelajaran yang keenam terdapat 20 item penilaian. Keduapuluh item tersebut memperoleh skor lima. Total skor yang diperoleh adalah 100 dengan rata-rata skor 5. Oleh karena itu, hasil validasi kepala sekolah pada pembelajaran 6 dapat dikategorikan “Sangat Baik”. Masukan berupa saran dari kepala sekolah SD Negeri Plaosan 1 serta revisi produk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Masukan Kepala Sekolah SD dan Revisi Produk No. Masukan Kepala Sekolah SD Pelaksana Revisi Produk Kurikulum 2013 Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan Masukan Revisi 1. Menurut pemahaman Kepala Penggalan tidak perlu ditulis. Sekolah, penggalan tidak perlu dituliskan tetapi akan lebih baik jika menggunakan penggalan agar kegiatan pembelajaran dapat dipenggal sesuai dengan waktunya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
4.6 Data Hasil Ujicoba Produk Produk berupa prototipe perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen PGSD USD, guru kelas II, dan kepala sekolah SD kemudian dilanjutkan dengan kegiatan uji coba produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 di lapangan. Kegiatan uji coba produk prototipe perangkat pembelajaran dilakukan selama enam kali pertemuan, yaitu mulai 04 November 2014 sampai 10 November 2014. Pada saat uji coba produk selama enam pertemuan, peneliti mengajarkan seluruh materi secara utuh kepada siswa. Peneliti mengajarkan secara utuh materi-materi yang ada, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab secara lisan dan tertulis soal latihan yang ada di perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Siswa juga dilibatkan untuk melakukan beberapa kegiatan yang ada di dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 seperti percobaan untuk bermain engklek, sehingga siswa dapat merasakan secara langsung kegiatan yang ada dalam perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Adapun kegiatan uji coba yang lebih lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pertemuan Pertama
Pertemuan
pertama,
peneliti
memperlihatkan
prototipe
perangkat
pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 04 November 2014 pukul 07.00-10.00 WIB di ruang kelas II SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan secara singkat keperluan peneliti melakukan praktek mengajar di kelas II dengan menggunakan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun. 24 siswa yang berada di kelas II terdiri dari 12 siswa perempuan dan 12 siswa lakilaki. Setelah itu, peneliti melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Pada kegiatan awal para siswa diminta untuk menjawab salam dari guru, berdoa bersama, menjawab presensi dari guru, bernyanyi bersama, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Pada kegiatan inti para siswa diminta untuk mengamati gambar tentang kegiatan siswa yang sedang berdoa ketika memulai pembelajaran. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan yang dianggap penting untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa. Siswa diminta untuk saling menukarkan pertanyaan yang telah dibuat dan menjawab pertanyaan tersebut. Siswa diminta untuk membaca lancar teks cerita yang berjudul “Awal Belajarku” yang diarahkan pada pengamalan sila pertama Pancasila. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks. Siswa mengamati gambar tentang sikap yang sesuai dengan sila pertama Pancasila. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tentang gambar yang telah diamati. Siswa menjelaskan gambar dengan bahasa sendiri dan siswa dibimbing untuk selalu menjalankan perintah agama. Siswa diarahkan pada pengenalan berbagai pecahan uang dan diajak bertanya jawab tentang berbagai pecahan uang. Siswa diajak untuk mengamati gambar berbagai pecahan uang kemudian bertanya jawab tentang pecahan uang yang ada dibuku siswa. Siswa menyelesaikan soalsoal tentang pecahan uang dan mengoreksi jawaban yang telah dibuat. Siswa menyanyikan lagu “Di Sini Senang Di Sana Senang” sambil menggerakkan anggota tubuh. Siswa membaca lancar teks tentang “Tugas Dayu Di Sekolah” dan menyebutkan isi teks tersebut. Siswa menuliskan setiap tugas siswa di kelas dan membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Para siswa bertanya jawab dan menyimpulkan pembelajaran dengan bahasanya sendiri. Pada kegiatan akhir siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara lisan dan tertulis.
Kemudian menggambarkan
perasaannya
setelah
mengikuti
pembelajaran pada hari tersebut. Setelah itu, guru memberikan PR pada siswa kemudian guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Terakhir siswa menjawab salam dari guru dan berjabat tangan. Para siswa cukup cepat dalam menerima informasi yang disampaikan. Tetapi beberapa Anak Berkebutuhan Khusus dan siswa yang belum lancar dalam membaca dan menulis masih merasa kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti menunjuk beberapa siswa membacakan doa syukur lisan terkait dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
pembelajaran yang dilakukan. Soal-soal latihan yang ada dalam perangkat pembelajaran diujikan secara lisan dan tertulis pada seluruh siswa. Sebagian besar siswa mampu menjawab Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Kerja Kelompok (LKK), dan Lembar Evaluasi Akhir Pembelajaran dengan baik dan benar. 2.
Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, dilakukan pada hari Rabu tanggal 05 November 2014 pukul 07.00-10.00 WIB. Peneliti melakukan praktek mengajar sesuai dengan pembelajaran yang kedua. Pada pembelajaran hari kedua, peneliti kembali mengajak siswa untuk mengamati gambar, melakukan percobaan, menyimpulkan, dan membaca. Peneliti juga mengajak siswa membacakan doa syukur lisan terkait dengan pembelajaran yang dilakukan. Sebagian besar siswa mampu menjawab Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Kerja Kelompok (LKK), dan Lembar Evaluasi Akhir Pembelajaran dengan baik dan benar. Sebagian besar siswa juga telah memahami materi yang disampaikan dengan baik kecuali pada Anak Berkebutuhan Khusus dan siswa yang belum lancar baca tulis perlu perhatian dan pendampingan ekstra agar mereka dapat memahami materi yang disampaikan. Pada kegiatan awal para siswa diminta untuk menjawab salam dari guru, berdoa bersama, menjawab presensi dari guru, bernyanyi bersama, kemudian mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Pada kegiatan inti siswa mengamati gambar Dayu melakukan kegiatan bergantung pada palang tunggal. Siswa diarahkan untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar. Siswa menukarkannya dengan siswa yang lain. Siswa diminta untuk membaca teks terkait dengan gambar Dayu dalam kegiatan bergantung kemudian siswa diarahkan untuk menemukan makna yang terkandung dalam teks yang dibaca. Siswa kembali diminta untuk mengamati gambar Dayu yang bergantung pada palang tunggal dan ring. Siswa diminta untuk menirukan gerakan sesuai dengan gambar yang diamati. Siswa bertanya jawab tentang perasaan masing-masing. Siswa diajak untuk bercerita setelah melakukan kegiatan bergantung kemudian siswa yang lainnya menanggapi cerita teman yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
ditampilkan. Siswa diminta untuk mengamati gambar siswa yang sedang berdiskusi dan membersihkan halaman sekolah. Siswa diarahkan untuk menjawab pertanyaan
sesuai
gambar.
Kemudian
guru
membimbing
siswa
untuk
menceritakan kegiatan yang pernah dilakukan sesuai gambar. Siswa diajak memperhatikan kolom pembiasaan tentang pengamalan sila kedua Pancasila yaitu mengenai hak dan kewajiban. Guru mengarahkan siswa untuk membiasakan perilaku yang ada pada kolom pembiasaan dengan tanggung jawab. Siswa diajak memperhatikan sekelompok pecahan uang
kemudian siswa diminta untuk
menentukan nilai sekelompok pecahan uang yang diamati. Siswa diajak untuk mengerjakan latihan soal kemudian dibimbing untuk mengungkapkan pendapat tentang materi yang belum dipahami. Siswa diberi penguatan dan penghargaan kemudian siswa diarahkan untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari tersebut dengan bahasanya sendiri. Pada kegiatan akhir siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara lisan dan tertulis.
Kemudian menggambarkan
perasaannya
setelah
mengikuti
pembelajaran pada hari tersebut. Setelah itu, guru memberikan PR pada siswa kemudian guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Terakhir siswa menjawab salam dari guru dan berjabat tangan. 3.
Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga, dilakukan pada hari Kamis, 06 November 2014. Peneliti melakukan praktek mengajar sesuai dengan pembelajaran yang ketiga. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00 WIB di ruang kelas II SD Negeri Plaosan 1. Sebagian besar siswa mampu menjawab Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Kerja Kelompok (LKK), dan Lembar Evaluasi Akhir Pembelajaran dengan baik dan benar. Sebagian besar siswa juga telah memahami materi yang disampaikan dengan baik kecuali pada Anak Berkebutuhan Khusus dan siswa yang belum lancar baca tulis perlu perhatian dan pendampingan khusus agar mereka dapat memahami materi yang disampaikan. Pembelajaran berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun penjabaran kegiatan pembelajaran yang ketiga adalah sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Kegiatan awal seperti biasa para siswa diminta untuk menjawab salam dari guru, berdoa bersama, menjawab presensi dari guru, bernyanyi bersama, kemudian mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Pada kegiatan inti, siswa diminta untuk mengamati gambar tentang kegiatan Dayu dan temannya dalam bernyanyi sambil bermain. Siswa menyebutkan hal-hal pokok dari gambar yang diamati kemudian siswa diarahkan untuk mengajukan pertanyaan tentang gambar tersebut dan siswa diberi kesempatan untuk saling menukarkan jawaban yang telah dibuat dengan teman sampingnya. Siswa diminta untuk mengamati gambar berbagai kegiatan tentang gerak anggota tubuh, kemudian siswa menirukan gerakan bermain sambil bernyanyi sesuai gambar. Siswa diminta untuk membaca lancar teks tentang “Tugasku Hari Ini” kemudian menceritakannya kembali sesuai dengan isi teks yang telah dibaca. Siswa diajak untuk mengenal berbagai pecahan uang sampai Rp 500,00 kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan pecahan uang. Siswa memeriksa kebenaran jawaban yang telah dibuat dan saling melengkapi dengan siswa yang lain. Siswa menerima penghargaan untuk memotivasi siswa dan penguatan karena prestasi belajarnya. Siswa diminta untuk menyimpulkan apa yang telah dipelajari pada hari tersebut dengan bahasanya sendiri. Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara lisan dan tertulis.
Kemudian menggambarkan
perasaannya
setelah
mengikuti
pembelajaran pada hari tersebut. Setelah itu, guru memberikan PR pada siswa kemudian guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Terakhir siswa menjawab salam dari guru dan berjabat tangan. 4.
Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat, dilaksanakan pada hari Jumat, 07 November 2014. Peneliti melakukan praktek mengajar sesuai dengan pembelajaran keempat. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00 WIB di ruang kelas II SD Negeri Plaosan 1. Kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
peneliti. Guru kelas bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap sikap siswa sesuai dengan KI 1 dan 2. Adapun detail dari kegiatan pembelajaran pada hari tersebut adalah sebagai berikut. Kegiatan awal seperti biasa para siswa diminta untuk menjawab salam dari guru, berdoa bersama, menjawab presensi dari guru, bernyanyi bersama, kemudian mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Kegiatan inti pada pembelajaran keempat ini adalah siswa diminta untuk mengamati gambar burung Garuda, kemudian menjawab pertanyaan dari guru tentang
simbol-simbol
Pancasila
berdasarkan
gambar
tersebut.
Siswa
mendengarkan lagu “Garuda Pancasila” dan menyanyikan lagu tersebut dengan semangat. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang isi lagu kemudian siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan sesuai dengan gambar dan lagu Garuda Pancasila. Siswa saling bertukar pertanyaan dan saling menjawab setelah itu siswa yang lain menanggapi jawaban yang disampaikan temannya. Siswa diarahkan untuk menceritakan sikap sesuai dengan sila ketiga Pancasila dengan bahasa yang santun. Siswa diminta untuk membaca lancar teks tentang “Menjaga nama Baik Kelas” kemudian siswa diminta untuk menjawab pertanyaan dari guru tentang isi teks. Siswa diajak membiasakan perilaku positif sesuai dengan sila ketiga Pancasila kemudian siswa diajak bermain tentang berjalan cepat kedepan dan kebelakang. Siswa memperhatikan cara melakukan permainan untuk melatih siswa menirukan gerakan bermain melalui gerak anggota tubuh dengan menggunakan tempo sedang. Sebelum melakukan permainan siswa diajak untuk mengamati gambar tentang bermain lampu lalu lintas. Siswa dibimbing untuk membaca langkah-langkah bermain lampu lalu lintas. Siswa bermain sesuai dengan langkah-langkah yang diberikan. Siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang aktivitas bermain yang baru dilakukan. Siswa bergantian menjawab pertanyaan berdasarkan permainan tersebut. Siswa menyampaikan jawaban masing-masing dengan bahasanya sendiri. Siswa yang lain memberikan tanggapan terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa yang tampil. Siswa mengungkapkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
pendapat tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Siswa mencoba untuk menyimpulkan pembelajaran dengan bahasanya sendiri. Pada kegiatan akhir siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara lisan dan tertulis.
Kemudian menggambarkan
perasaannya
setelah
mengikuti
pembelajaran pada hari tersebut. Setelah itu guru memberikan PR pada siswa kemudian guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Terakhir siswa menjawab salam dari guru dan berjabat tangan. 5.
Pertemuan Kelima
Pertemuan kelima, dilaksanakan pada hari Sabtu, 08 November 2014. Peneliti melakukan praktek mengajar sesuai pembelajaran yang kelima. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00 WIB di ruang kelas II SD negeri Plaosan 1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar dan baik sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan dibuat oleh peneliti. Guru kelas II bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung dan melakukan penilaian terhadap sikap siswa sesuai dengan KI 1 dan KI 2. Adapun rincian kegiatan pada pembelajaran kelima adalah sebagai berikut. Kegiatan awal seperti biasa para siswa diminta untuk menjawab salam dari guru, berdoa bersama, menjawab presensi dari guru, bernyanyi bersama, kemudian mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Kegiatan inti pada pembelajaran kelima adalah siswa mengamati gambar tentang aktivitas Dayu menyiram bunga. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan siswa pada aktivitas fisik membawa ember di kedua tangan untuk melatih keseimbangan. Siswa diminta untuk mengajukan pertanyaan masing-masing sesuai dengan gambar yang diamati. Masing-masing siswa saling menukarkan pertanyaan yang telah dibuat dan menjawabnya dengan tepat.
Siswa
menyampaikan jawaban masing-masing dengan bahasanya sendiri. Siswa yang lain menanggapi jawaban yang disampaikan temannya. Siswa diarahkan untuk menceritakan kegiatan yang pernah dilakukan dalam menjaga lingkungan seperti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
yang dilakukan Dayu. Dalam kegiatan menceritakan, siswa dibimbing agar menggunakan bahasa yang santun. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai langkah-langkah berdasarkan kagiatan yang dilakukan. Siswa yang lain menanggapi cerita teman yang tampil dengan bahasa yang santun. Masing-masing siswa menulis cerita narasi secara urut sesuai cerita yang disampaikan sebelumnya. Dalam menulis perlu bimbingan agar siswa dapat menulis dengan ejaan yang tepat. Siswa diarahkan mengembangkan langkah-langkah yang telah ditulis ke dalam jadwal harian masing-masing. Kemudian siswa menyampaikan jadwal harian yang telah dibuat. Siswa diarahkan merenung kembali tentang sikap yang telah dilakukan. Siswa mencoba menghubungkan kegiatan yang telah dilakukan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Siswa mengisi tabel kegiatan yang sering dilakukan dengan yang tidak pernah dilakukan. Siswa mencoba menyajikan hasil pekerjaan dan alasan berdasarkan tabel yang telah diisi. Siswa membaca teks melakukan aktivitas fisik untuk melatih keseimbangan melalui permainan engklek. Siswa diminta untuk mengamati gambar permainan engklek. Siswa mencoba permainan engklek di halaman sekolah. Siswa mengamati gambar sikap menirukan pesawat terbang. Kemudian siswa mempraktekkannya. Siswa menjawab pertanyaan berdasarkan gambar dan aktivitas bermain yang telah dilakukan. Siswa menjawab pertanyaan dari guru mengenai materi yang belum dipahami. Siswa diminta untuk mencoba menyimpulkan pembelajaran dengan bahasanya sendiri. Pada kegiatan akhir siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara lisan dan tertulis.
Kemudian menggambarkan
perasaannya
setelah
mengikuti
pembelajaran pada hari tersebut. Setelah itu, guru memberikan PR pada siswa kemudian guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri pembelajaran. Terakhir siswa menjawab salam dari guru dan berjabat tangan. 6.
Pertemuan Keenam
Pertemuan keenam, dilaksanakan pada hari Selasa, 10 November 2014. Peneliti melakukan praktek mengajar sesuai dengan pembelajaran yang keenam. Pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00-10.00 WIB diruang kelas II SD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Negeri Plaosan 1. Pembelajaran berlangsung dengan lancar sesuai dengan RPP yang telah dirancang dan disusun oleh peneliti. Sama seperti biasanya guru bertugas untuk mengamati kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian sikap terhadap siswa sesuai dengan KI 1 dan 2. Hari tersebut adalah hari terakhir peneliti melaksanakan penelitian di kelas II SD Negeri Plaosan 1. Pada akhir pembelajaran peneliti memberikan kenang-kenangan kepada seluruh siswa kelas II, guru kelas II, dan kepala sekolah SD Negeri Plaosan 1. Adapun rincian kegiatan pembelajaran pada hari tersebut adalah sebagai berikut. Kegiatan awal seperti biasa para siswa diminta untuk menjawab salam dari guru, berdoa bersama, menjawab presensi dari guru, bernyanyi bersama, kemudian mendengarkan penjelasan dari guru mengenai materi yang akan dipelajari pada hari tersebut. Kegaiatan inti pada pembelajaran keenam ini adalah siswa diminta untuk mengamati gambar Dayu dan temannya yang sedang bermain balapan karung. Siswa juga diarahkan untuk melihat peristiwa yang terjadi ketika lomba balapan karung dilaksanakan. Guru mengarahkan siswa untuk menentukan sikap yang harus dilakukan ketika menemukan peristiwa yang terjadi seperti pada gambar. Siswa diajak untuk mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar, kemudian siswa saling menukarkan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar. Siswa menyampaikan jawaban yang telah dibuat oleh masing-masing siswa. Siswa diminta untuk membaca lancar teks tentang balapan karung kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang isi teks tersebut. Siswa diminta untuk menulis langkah-langkah dalam lomba balap karung dan siswa dibimbing untuk memilih dua kalimat berdasarkan langkah-langkah yang telah ditulis. Siswa diminta untuk menulis dengan tegak bersambung kalimat yang telah dipilih. Siswa menyimpulkan tulisan yang telah dibuat dan siswa membacakan tulisannya tentang langkah-langkah bermain lomba balap karung. Siswa diminta untuk bermain balapan karung dan siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang aktivitas bermain yang telah dilakukan. Siswa diminta untuk mengamati kembali kegiatan balapan karung dan ada yang terjatuh. Siswa diarahkan untuk membiasakan perilaku lain yang sesuai dengan sila kelima Pancasila. Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
diarahkan untuk menentukan nilai sekelompok pecahan uang sampai Rp. 5.00,00 kemudian siswa dilatih untuk mencoba menentukan nilai sekelompok pecahan uang yang lain. Siswa diminta untuk menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan cara menentukan nilai sekelompok pecahan uang. Siswa memeriksa kebenaran pekerjaan yang telah dibuat, kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang materi yang belum dipahami. Siswa diberikan penghargaan terhadap prestasi belajarnya dengan memberikan penghargaan secara verbal dan nonverbal seperti dengan tepuk tangan. Siswa mencoba menyimpulkan pembelajaran dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Pada kegiatan akhir, siswa diminta untuk membuat kesimpulan secara lisan dan tertulis.
Kemudian menggambarkan
perasaannya
setelah
mengikuti
pembelajaran pada hari tersebut. Setelah itu, guru memberikan PR pada siswa kemudian guru dan siswa berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Terakhir siswa menjawab salam dari guru dan berjabat tangan. Setelah 6 pertemuan selesai dilaksanakan, peneliti memberikan kuesioner validasi produk pada guru kelas II SDN Plaosan 1 pada hari selanjutnya. Adapun komponen yang terdapat dalam kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut: (1) Pengalaman dan kesulitan guru menggunakan RPP, LKS, dan media pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti, (2) Saran terhadap RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti, (3) Saran mengenai perlunya asisten edukator dalam pembelajaran. Data hasil validasi produk yang dilakukan oleh peneliti ditujukan kepada guru kelas II SD Negeri Plaosan 1. Guru kelas II SD memberikan masukan terhadap prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun. Berbagai masukan tersebut memberikan saran kepada peneliti untuk memperbaiki prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 agar menjadi lebih baik lagi. Masukan berupa saran dari guru kelas II dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Tabel 4.7 Validasi Produk dan Masukan Guru Kelas II SD No
Aspek
Daftar Pertanyaan
1.
Pengalaman dan kesulitan guru menggunaka n RPP, LKS, dan Media pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti.
Bagaimana pengalaman Bapak/Ibu dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal, inti,dan akhir menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun peneliti?
2.
3.
4.
5.
6.
Saran
Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RPP yang disusun oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang disusun peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang dibuat oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media yang dibuat oleh peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu
Jawaban Pertanyaan Dalam pembelajaran dengan kurtilas, lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Merasa lebih mudah, karena ada metode yang dijadikan petunjuk untuk menyampaikan materi. Tidak.
Tidak, karena dengan menggunakan media jusru malah lebih memudahkan anak/peserta didik menerima pembelajaran. Tidak, karena dengan LKS dapat memantau atau melihat peserta didik sampai sejauh mana menguasai materi yang diberikan.
Menurut pendapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
terhadap RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti.
mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti?
Apakah penilaian yang disusun oleh peneliti dapat membantu Bapak/Ibu dalam menilai siswa sesuai KI 1, KI 2, KI 3, KI 4?
8.
Bagaimana Bapak/Ibu melakukan penilaian dengan bantuan lembar penilaian yang telah disusun oleh peneliti?
9.
Apakah RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013 yang disusun peneliti dapat membantu Bapak/Ibu dalam kegiatan pembelajaran? Apa saran Bapak/Ibu mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti?
10.
11. Saran mengenai perlunya asisten edukator dalam pembelajaran
Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013, apakah Bapak/Ibu memerlukan adanya asisten edukator untuk membantu proses pembelajaran?
116
saya, RPP, Media, LKS Kurtilas sangat penting dan membantu dalam proses pembelajaran. Ya, sangat membantu karena saya mendapat atau bisa mengumpulkan nilai-nilai sehingga dapat membantu penilaian saya. Ya, sangat membantu dalam penilaian saya untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4. Ya, sangat membantu dalam pembelajaran. Pembuatan RPP, Media, dan LKS sudah sesuai dan mudah di laksanakan dalam pembelajaran. Sebenarnya perlu, tetapi karena keterbatasan pendidik untuk sementara belum bisa terpenuhi.
Hasil pertanyaan yang pertama dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal, inti, dan akhir menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun peneliti lebih memudahkan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Hasil pertanyaan yang kedua dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti guru merasa lebih mudah, karena ada metode yang dijadikan petunjuk untuk menyampaikan materi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Hasil pertanyaan yang ketiga dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa guru tidak mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan RPP yang disusun oleh peneliti. Hasil pertanyaan yang keempat dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa guru tidak mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang dibuat oleh peneliti, karena dengan menggunakan media jusru malah lebih memudahkan siswa menerima pembelajaran. Hasil pertanyaan yang kelima dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa guru tidak mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti, karena dengan LKS dapat memantau atau melihat siswa sampai sejauh mana menguasai materi yang diberikan. Hasil pertanyaan yang keenam dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa pendapat guru mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti adalah RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 sangat penting dan membantu guru dalam proses pembelajaran. Hasil pertanyaan yang ketujuh dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa penilaian yang disusun oleh peneliti dapat membantu guru dalam menilai siswa sesuai KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 adalah ya, sangat membantu karena guru mendapat atau bisa mengumpulkan nilai-nilai sehingga
membantu penilaian.
Hasil pertanyaan yang kedelapan dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa guru melakukan penilaian dengan bantuan lembar penilaian yang telah disusun oleh peneliti pendapat guru adalah ya, sangat membantu dalam penilaian guru untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4. Hasil pertanyaan yang kesembilan dari kuesioner validasi produk menunjukkan RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013 yang disusun peneliti sangat membantu dalam kegiatan pembelajaran. Hasil pertanyaan yang kesepuluh dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa saran guru mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti adalah pembuatan RPP, Media, dan LKS sudah sesuai dan mudah dilaksanakan dalam pembelajaran. Hasil pertanyaan yang kesebelas dari kuesioner validasi produk menunjukkan bahwa setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP, Media, dan LKS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Kurikulum 2013 guru memerlukan adanya asisten edukator untuk membantu proses pembelajaran tetapi karena keterbatasan guru untuk sementara belum bisa terpenuhi.
4.7 Kajian Produk Akhir Produk akhir yang dihasilkan oleh peneliti berupa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II SD. Produk akhir yang dibuat oleh peneliti telah mengalami beberapa kali revisi mulai dari tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD, dan seorang Kepala Sekolah SD selaku pelaksana Kurikulum 2013. Revisi yang banyak dilakukan oleh peneliti berdasarkan saran dari dosen PGSD USD adalah pada bagian indikator KI 1 dan KI 2 tidak ada, kata operasional dalam indikator beberapa tidak tepat, kembangkan lagi ke aspek yang lain tidak hanya “mengamati”, dan konsisten gunakan 5M mengasosiasikan. Kemudian revisi lain dari seorang guru kelas II SD memberikan saran pada penggalan tidak perlu ditulis, perlu ditingkatkan agar lebih jelas memuat KI 2, perlu lebih diperjelas agar dapat menilai KI 2 tentang kesantunan, dan perlu banyak merespon siswa agar kemampuan mengajukan pertanyaan lebih jelas agar dapat membuat siswa aktif bertanya. Dan saran dari seorang Kepala Sekolah SD adalah pada bagian penggalan tidak perlu ditulis. Komponen-komponen dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang menjadi produk akhir dari penelitian adalah prototipe perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, jaring-jaring tema, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), dan penilaian. Setiap komponen tidak seluruhnya mengalami revisi. Revisi terbanyak dilakukan pada bagian penilaian. Berikut penjelasan dari setiap komponen perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
4.7.1 Sampul Halaman Depan Sampul halaman depan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang disusun oleh peneliti tidak mengalami perubahan yang terlalu banyak. Gambar dari sampul depan sudah mewakili isi dan materi yang ada pada perangkat pembelajaran juga tema dan subtema perangkat pembelajaran tersebut. Sampul halaman depan menggambarkan kegiatan siswa yang sedang kerja bakti dan bermain karena pada umumnya siswa senang bermain dan kegiatan bermain itu sendiri membuat siswa menjadi senang dan merasakan apa saja tugas-tugasnya di sekolah selain belajar di dalam kelas juga belajar di luar kelas. Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 juga menjelaskan tentang pembelajaran tematik integratif yang ditunjukan untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. Sampul halaman depan dan belakang kemudian dicetak dengan ukuran A4 80gr dan dibuat dengan menggunakan Microsoft Word 2010. 4.7.2 Isi Isi dari perubahan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 cukup mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang dilakukan adalah pada pemakaian bahasa pengetikan yang disempurnakan. Isi dari salah satu materi pembelajaran mengenai konsep pecahan uang. Pembelajaran yang mengkaitkan beberapa materi dalam beberapa mata pelajaran dibuat semenarik mungkin dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pengaitan antara materi satu dengan materi yang lainnya dalam pembelajaran membuat siswa lebih mudah mempelajari karena berkesinambungan antara materi yang satu dengan materi yang lain. Isi dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 merupakan bagian yang begitu penting, maka peneliti cukup banyak membuat perubahan pada isi perangkat pembelajaran. Perubahan lain yang juga penting adalah pada bagian Lembar Kerja Siswa dan Lembar Kerja Kelompok yang dapat dikerjakan oleh siswa setelah siswa mempelajari materi pada pertemuan tersebut. Pada setiap akhir pembelajaran juga terdapat Lembar Evaluasi yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
disampaikan. Penggunaan bahasa dalam lembar kerja diubah menjadi lebih sederhana sesuai dengan Bahasa Indonesia yang dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa usia kelas II Sekolah Dasar. Isi dari prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik, yaitu mulai dari kegiatan mengamati, menanya, mencoba, mengolah, dan sampai pada kegiatan mengkomunikasikan. Pada kegiatan pembelajaran juga menggunakan model pembelajaran discovery learning, yaitu mulai dari pemberi perangsang, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian, dan menarik kesimpulan. Pada beberapa kegiatan belajar, disertakan dengan rangkuman singkat mengenai materi pembelajaran yang terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Kegiatan belajar yang ada pada prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 juga mengandung penanaman karakter pada diri setiap siswa. Penanaman karakter terlihat dari adanya setiap petunjuk soal yang mengandung karakter sikap yang akan dipelajari oleh siswa. Mulai dari mengajak siswa untuk bersikap percaya diri, teliti, dan santun. Penanaman karakter budaya lokal dalam diri siswa juga terdapat dalam isi perangkat pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan beberapa karya yang khas dengan budaya lokal daerah maupun budaya lokal sekolah. Budaya lokal daerah yang digunakan adalah budaya lokal Jawa, sementara itu isi dari perangkat pembelajaran juga mengandung budaya lokal sekolah dimana siswa diberi kesempatan untuk selalu menuliskan apa yang telah dipelajari pada akhir kegiatan pembelajaran. Penilaian pada pembelajaran juga dilakukan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan penilaian otentik yaitu penilaian kinerja maupun penilaian produk juga penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian pada setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa ini menunjukkan penilaian otentik yang digunakan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
4.7.3 Penilaian dan Kunci Jawaban Bagian penilaian dan kunci jawaban mendapat perubahan pada bagian indikator sikap sosial dan spiritual juga pada penilaian indikator keterampilan. Pada penilaian indikator sikap sosial dan spiritual, peneliti mengubah kriteria penilaian dan deskriptor-deskriptornya. Sebelumnya, kriteria penilaian sikap adalah sangat baik, baik, cukup, dan kurang, diganti menjadi kategori sangat baik, baik, cukup, dan perlu bimbingan. Deskriptor pada setiap sikap atau keterampilan yang muncul juga diberikan indikator untuk memudahkan guru mengukur kemampuan siswa. Pada penilaian indikator sikap spiritual, yang mendapat perubahan adalah pada isi dari penilaian itu sendiri. Peneliti menyusun penilaian sikap spiritual berdasarkan indikator dan deskriptor yang telah disusun. Penilaian sikap spiritual tetap dilakukan dengan mengkategorikan penilaian siswa menjadi kategori sangat baik, baik, cukup, dan perlu bimbingan. 4.7.4 Daftar Pustaka Daftar pustaka yang digunakan oleh peneliti tidak mengalami perubahan. Peneliti memisahkan sumber yang diperoleh dari buku teks dan juga sumber dari internet. Peneliti menyusun sumber dari buku teks berdasarkan abjad. Sumber dari internet dicantumkan dengan alamat website yang digunakan.
4.8 Pembahasan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 pada siswa kelas II SD dengan subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” dikembangkan oleh peneliti untuk membantu guru mengatasi permasalahan yang ditemui dalam panerapan Kurikulum 2013. Masalah yang dihadapi guru adalah: (1) Belum memahami penerapan pendekatan saintifik yang menjadi kekhasan Kurikulum 2013, (2) Melakukan penilaian pada KI 1 (sikap spiritual) dan KI 2 (sikap sosial), serta (3) Melakukan penilaian pada KI 4 (keterampilan). Protototipe perangkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran
Kurikulum
2013
yang
telah
dikembangkan
122
berdasarkan
karakteristik tersebut memperoleh skor rerata yang baik dari para validator. Rekap hasil validasi dari ketiga ahli adalah sebagai berikut. Dosen PGSD USD
: 4,3
Kepala Sekolah SD
: 4,93
Guru Kelas II SD
: 4,92
Dari hasil tersebut didapatkan skor rerata yaitu 4,71 dengan kategori “Sangat Baik”. Skor tersebut menunjukkan bahwa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki kualitas yang bagus karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Kemudian peneliti melakukan revisi sesuai saran dan masukan dari ahli. Setelah peneliti melakukan ujicoba di SD Negeri Plaosan 1, guru menjadi terbantu. Berdasarkan hasil validasi produk, guru merasa terbantu dalam hal: 1. Melakukan penilaian sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2), dan keterampilan (KI 4). 2. Membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning. Prototipe perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti dapat membantu mengatasi permasalahan guru karena memiliki kekhasan sebagai berikut: a. Prototipe
Perangkat
Pembelajaran
Kurikulum
2013
yang
Dikembangkan Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran Discovery Learning. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkontruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum, atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Kelima langkah pendekatan saintifik tersebut digunakan dalam melaksanakan pembelajaran yang dimuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Langkah tersebut dapat dimanfaatkan guru untuk merancang proses pembelajaran agar siswa lebih aktif mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui kegiatan mengamati,
menanya,
mengumpulkan
informasi/melakukan
percobaan,
mengasosiasikan/mengolah informasi, dan mengkomunikasikan hasil konsep, hukum, atau prinsip yang mereka temukan. Contoh kegiatan pembelajaran saintifik pada pembelajaran yang kelima yaitu tentang menulis cerita narasi dan membuat jadwal harian. Siswa diarahkan untuk menceritakan kegiatan yang pernah dilakukan dalam menjaga lingkungan seperti yang dilakukan Dayu, hal ini adalah proses mengamati gambar. Dalam kegiatan menceritakan, siswa dibimbing agar menggunakan bahasa yang santun, hal ini termasuk ke dalam proses mencoba. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai langkah-langkah berdasarkan kagiatan yang dilakukan. Siswa yang lain menanggapi cerita teman yang tampil dengan bahasa yang santun, hal ini termasuk ke dalam proses menanya dan mengkomunikasikan. Masing-masing siswa menulis cerita narasi secara urut sesuai cerita yang disampaikan sebelumnya, hal ini termasuk ke dalam proses menalar. Dalam menulis perlu bimbingan agar siswa dapat menulis dengan ejaan yang tepat. Siswa diarahkan mengembangkan langkah-langkah yang telah ditulis ke dalam jadwal harian masing-masing, hal ini masuk ke dalam proses mencoba. Kemudian siswa menyampaikan jadwal harian yang telah dibuat, hal ini masuk ke dalam proses mengkomunikasikan. Berikut adalah gambar kegiatan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
Gambar 4.1 Siswa Menulis Cerita Narasi dan Membuat Jadwal Harian Berdasarkan hasil kuesioner validasi produk kepada guru kelas II SD, prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang dibuat sangat membantu guru karena ada pendekatan saintifik
yang dijadikan petunjuk untuk
menyampaikan materi pembelajaran. Pendekatan saintifik yang memuat 5M (Mengamati,
Menanya,
Menalar,
Mencoba,
dan
Mengkomunikasikan)
ditampilkan sangat detail pada kegiatan pembelajaran. Kegiatan 5M yang dituliskan dalam prototipe perangkat pembelajaran dan dilaksanakan secara runtut dapat membantu guru dalam melihat bagaimana perkembangan siswa sesuai dengan umur mereka. Namun, tidak semua langkah dalam kegiatan pembelajaran saintifik dapat berjalan dengan lancar dan sistematis. Pada kenyataannya sebagian siswa tidak melakukan proses menanya setelah tahap mengamati namun justru melakukan proses tersebut ketika mereka mengalami kebingungan dalam tahap menalar. Model pembelajaran discovery learning adalah model pembelajaran yang termasuk dalam pendekatan saintifik. Pengertian discovery learning menurut Jerome Bruner adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dari prinsip-prinsip umum praktis contoh pengalaman (Bruner dalam Hosnan, 2014: 281). Melalui langkah-langkah penerapan
discovery
learning,
pembelajaran
yang
dilaksanakan
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Langkahlangkah penerapan discovery learning antara lain: a. Stimulus (pemberian perangsang/stimuli) b. Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah) c. Data collection (pengumpulan data) d. Data processing (pengolahan data) e. Verification (pembuktian) f. Generalization
(menarik
kesimpulan/generalisasi)
(Syah
dalam
Kemendikbud, 2004: 244). Model pembelajaran discovery learning dapat diartikan sebagai cara belajar siswa dalam memperoleh pengetahuan secara mandiri yang penemuannya didasarkan pada konsep awal yang siswa ketahui dengan bantuan ide dan kreativitas siswa. Pada model pembelajaran ini guru masih diperkenankan untuk membantu siswa yang mungkin kesulitan untuk menemukan konsep dengan berperan sebagai pembimbing dan petunjuk jalan dalam proses siswa dalam memperoleh pengetahuan. Model ini digunakan dalam penelitian karena diyakini model
pembelajaran
discovery
learning
dapat
membantu
siswa
untuk
memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif karena pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh dalam menguatkan pengertian ingatan serta trasfer pengetahuan. Seperti pada contoh pelaksanaan pembelajaran yang keempat dengan melakukan gerakan bermain menirukan gerakan anggota tubuh. Siswa diajak bermain tentang berjalan cepat ke depan dan ke belakang yang termasuk ke dalam tahap identifikasi masalah. Siswa memperhatikan cara melakukan permainan yang termasuk ke dalam tahap pengumpulan data. Melatih siswa menirukan gerakan bermain melalui gerak anggota tubuh dengan menggunakan tempo sedang yang termasuk ke dalam tahap pengolahan data. Sebelum melakukan permainan siswa diajak untuk mengamati gambar tentang bermain lampu lalu lintas yang termasuk ke dalam tahap pemberi perangsang/stimuli. Siswa dibimbing untuk membaca langkah-langkah bermain lampu lalu lintas. Siswa bermain sesuai dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
langkah-langkah yang diberikan termasuk ke dalam langkah pembuktian. Berikut merupakan gambar kegiatan tersebut.
Gambar 4.2 Siswa Bermain Menirukan Gerakan Anggota Tubuh Dari data yang didapatkan, siswa berpikir mengenai berjalan cepat ke depan dan ke belakang dengan bermain lampu lalu lintas. Dari hasil pemikiran tersebut sebagian besar siswa dapat menemukan konsep jika lampu merah berarti berhenti, jika lampu kuning berarti berjalan pelan-pelan, dan jika lampu hijau berarti berjalan terus. Hal ini melatih siswa berjalan dengan menggunakan tempo yang sedang dan cepat. Berdasarkan kuesioner validasi produk yang dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa guru merasa terbantu dalam hal penggunaan metode pembelajaran saintifik dan model pembelajaran discovery learning. Guru menyatakan bahwa beliau merasa lebih mudah karena ada metode yang dijadikan petunjuk untuk menyampaikan materi pembelajaran. Model pembelajaran discovery learning dalam pendekatan saintifik dinilai guru sangat cocok diterapkan pada kelas II namun dalam pelaksanaannya guru masih harus tetap membimbing dan mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
b. Prototipe Perangkat Pembelajaran Memuat Deskriptor-Deskriptor Penilaian KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 Penilaian KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 Penilaian yang digunakan yaitu penilaian otentik. Penilaian otentik adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah (Kemendikbud, 2014: 34). Penilaian ini didasarkan atas perkembangan siswa dari berbagai aspek. Penilaian ini harus menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh siswa. Dari pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki siswa dapat menerapkannya pada pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan baru atau bagaimana mereka belajar untuk memperoleh pengetahuan awal. Rubrik penilaian yang memuat sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4) yang dinilai sangat membantu guru dalam melakukan penilaian. Nilai-nilai sikap sosial yang dikembangkan adalah percaya diri, teliti, dan santun. Sikap tersebut merupakan beberapa sikap yang merupakan penerapan pendidikan karakter. Terdapat beberapa deskriptor dalam rubrik penilaian yang dapat memudahkan guru untuk menilai apa saja kemampuan yang dicapai oleh siswa sehingga dapat memberi patokan yang jelas, karena biasanya guru hanya melakukan perkiraan dalam memberikan penilaian pada siswa. Sebagai contoh sikap percaya diri yang diperoleh siswa dengan inisial P dengan nilai 7,0 pada pembelajaran 1. Kriteria yang dipenuhi siswa antara lain: a. Siswa membaca lancar teks cerita yang berjudul “Awal Belajarku” yang diarahkan pada pengamalan sila pertama Pancasila. b. Siswa menjelaskan gambar dengan bahasa sendiri dan siswa dibimbing untuk selalu menjalankan perintah agama. c. Siswa membaca lancar tentang “Tugas Dayu Di Sekolah” dan menyebutkan isi teks tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
d. Siswa menulis setiap tugas siswa di kelas dan membacakan hasil tulisannya di depan kelas. Pada pembelajaran 2 3, 4, dan 5 sedikit demi sedikit siswa mulai memiliki inisiatif untuk mengajukan pertanyaan, membaca lancar di depan kelas, menjelaskan gambar di depan kelas, menyanyikan lagu, dan menggerakan anggota tubuh. Pada pembelajaran ke 6 nilai siswa P meningkat menjadi 8,0 dengan memenuhi kriteria dibawah ini: a. Siswa membaca lancar teks tentang balapan karung kemudian siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang isi teks tersebut. b. Siswa menyimpulkan tulisan yang telah dibuat dan siswa membacakan tulisannya tentang langkah-langkah bermain lomba balap karung di depan kelas. c. Siswa bermain balap karung dan siswa menjawab pertanyaan dari guru tentang aktivitas bermain yang telah dilakukan. Berdasarkan kuesioner validasi produk yang dilakukan oleh peneliti, guru merasa terbantu dalam melakukan proses penilaian pada sikap spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3), dan keterampilan (KI 4). Dengan adanya diskriptor yang jelas, guru lebih mudah untuk melakukan penilaian terhadap masing-masing siswa. Deskriptor tersebut memberi patokan yang jelas dalam melakukan pengamatan dan penilaian. Guru juga lebih mudah dalam menulis deskripsi tentang pencapaian siswa pada rapor dengan adanya deskriptor yang sudah ada dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. c. Kelebihan dan Kekurangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Melalui validasi ahli dan validasi produk diperoleh masukan-masukan untuk memenuhi tujuan penelitian dan pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Dari hasil tersebut dapat dilihat kelebihan dan kekurangan produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. Berikut penjelasan mengenai kelebihan dan kelemahan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
a. Kelebihan Produk Prototipe Perangkat Pembelajaran 1) Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 disusun menggunakan model pembelajaran discovery learning sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar, bereksperimen, dan mengkonstruksi pengetahuan baru dengan bekal pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa. 2) Prototipe
perangkat
pembelajaran
Kurikulum
2013
menggunakan
pendekatan tematik integratif dan pendekatan saintifik dalam merumuskan kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Kurikulum 2013. 3) Media pembelajaran yang dipergunakan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 seperti uang logam cukup mudah ditemukan dikehidupan sehari-hari sehingga mudah bagi guru atau siswa untuk mempersiapkan media tersebut. 4) Penilaian dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 memiliki diskriptor dari indikator yang jelas sehingga membantu guru dalam melakukan penilaian terhadap siswa. 5) Perkembangan yang dialami siswa dalam setiap Kompetensi Inti (KI) dapat menjadi sarana bagi guru mendeskripsikannya ke dalam rapor siswa. b. Kekurangan Prototipe Perangkat Pembelajaran 1) Prototipe produk hanya terbatas pada tema 4 “Aku dan Sekolahku” dan subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku” untuk siswa kelas II SD. 2) Prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 hanya menggunakan salah satu model pembelajaran saintifik yaitu model pembelajaran discovery learning. 3) Waktu kegiatan yang dituliskan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 harus disesuaikan oleh guru. Bagi siswa yang berkebutuhan khusus, diperlukan waktu yang lebih lama dari waktu yang dituliskan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013. 4) Guru membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan penilaian pada KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 untuk setiap siswa karena tiap siswa memiliki pencapaian yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Dari hasil validasi produk dan masukan yang ada, maka peneliti melakukan revisi dan perbaikan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 sehingga selanjutnya prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 layak untuk digunakan oleh guru SD kelas II dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikemudian hari. Layak diujicobakan karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 3, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Seperti yang tertuang dalam langkah pengembangan produk Borg dan Gall (1983) bahwa dalam mencapai produk yang optimal harus melalui uji coba produk dan revisi desain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab V ini berisi uraian kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan Penelitian yang dilakukan adalah
Reasearch and Development (R&D)
dengan tujuan untuk mengetahui penyusunan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 untuk siswa kelas II Sekolah Dasar tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku”. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang layak digunakan untuk siswa kelas II Sekolah Dasar tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku” dilakukan dengan proses yang meliputi 6 langkah dimulai dari penemuan potensi masalah di SD Negeri Plaosan 1. Dilanjutkan dengan melakukan analisis kebutuhan menggunakan teknik observasi/pengamatan ketika peneliti melakukan kegiatan PPL dan kuesioner/angket yang diberikan kepada 24 guru di tujuh SD mitra PGSD. Kemudian dilakukan validasi ahli oleh tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu seorang dosen PGSD USD, seorang guru kelas II SD, dan seorang Kepala Sekolah SD. Setelah menemukan masalah, peneliti menyusun produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 20013 dengan melakukan analisis terhadap silabus, jaring-jaring tema, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan penilaian selanjutnya melakukan validasi produk yang bertujuan untuk mengetahui kelayakan produk perangkat pembelajaran Kuikulum 2013. Setelah itu, peneliti melakukan revisi desain sesuai dengan masukan dari
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
tiga pakar Kurikulum 2013. Kemudian dilakukan uji coba terbatas untuk mengetahui kualitas prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 dan keefektifan terhadap penilaian sikap dan keterampilan siswa. 2. Kualitas produk prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang layak untuk siswa kelas II Sekolah Dasar pada tema 4 “Aku dan Sekolahku” subtema 1 “Tugas-Tugas Sekolahku” terhadap penilaian sikap dan keterampilan siswa dapat diketahui melalui validasi ahli. Validasi ahli diberikan kepada tiga pakar Kurikulum 2013 yaitu dosen PGSD USD memberikan skor rata-rata 4,3 dengan kategori “Sangat Baik”. Guru kelas II SD Negeri Plaosan 1 memberikan skor rata-rata 4,93 dengan kategori “Sangat Baik”. Kepala sekolah SD Negeri Plaosan 1 memberikan skor rata-rata 4,92 dengan kategori “Sangat Baik”. Validasi ahli yang dilakukan oleh 3 pakar Kurikulum 2013 semuanya menunjukkan kategori “Sangat Baik”. Dengan demikian prototipe perangkat pembelajaran tersebut layak diujicobakan dan memiliki kualitas yang bagus karena pertama, memuat deskriptor untuk menilai KI 1, KI 2, KI 4 serta kelengkapan perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan jaring-jaring tema. Kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Terlihat dari hasil observasi penilaian sikap siswa dan hasil kuesioner validasi produk yang menunjukkan bahwa rubrik penilaian sikap mempermudah guru dalam melakukan penilaian terhadap sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran. Validasi produk yang dilakukan setelah uji coba terbatas di SD Negeri Plaosan 1. Hasil validasi produk menunjukkan bahwa prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti mempermudah guru dalam membantu guru dalam: pertama, melakukan penilaian sikap spiritual (KI 1) dan sikap sosial (KI 2), dan keterampilan (KI 4). Kedua, membuat perangkat pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
5.2 Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan waktu untuk uji coba dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang dituliskan dalam prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 sebaiknya disesuaikan menurut kecerdasan dan kecepatan siswa dalam berfikir. 2. Pelaksanaan kegiatan pelajaran membutuhkan waktu yang cukup lama karena guru membutuhkan waktu untuk melakukan penilaian pada KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 pada setiap siswa. 3. Kondisi latar belakang siswa yang beragam yang belum diperhitungkan dalam penyusunan perangkat pembelajaran Kurikulum 2013.
5.3 Saran Berdasarkan keterbatasan pada penelitian ini, maka peneliti memiliki saran unuk penelitian yang selanjutnya yaitu: 1. Penggunaan model pembelajaran saintifik dapat diperluas dengan model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran problem-based learning dan project-based learning. 2. Peneliti perlu mengenali karakteristik siswa sehingga mudah dalam mengelompokkan serta mengatur kegiatan pembelajaran sedemikian rupa sehingga dapat membantu siswa yang mempunyai kecerdasan dan kecepatan berfikir kurang. 3. Peneliti perlu memiliki kiat khusus untuk melakukan penilaian pada KI 1, KI 2, KI 3, dan KI 4 untuk setiap siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. &Sholeh, M. (2005). Psikologi perkembangan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, S. (2006). Manajemen penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, A. (2005). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daryanto&Tasrial. (2012). Konsep pembelajaran kreatif. Malang: Gava Media. Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa. (2008). Kamus besar bahasa indonesia (edisi keempat). Jakarta: Balai Pustaka. Fadillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Fathurrohman, P. dkk. (2013). Pengembangan pendidikan karakter. Bandung: Refika Aditama. Gall, M. D. &Borg, W. R. (1983). Educational research. New York: Interestate Book Manufacture. Hamiyah, N. &Jauhar, M. (2014). Strategi belajar-mengajar di kelas. Jakarta: Prestasi Pustakaraya. Haryati, M. (2008). Model dan teknik penilaian pada tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press. Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Aku dan sekolahku buku guru SD/MI kelas II. Jakarta: Lazuri GIS dan Politeknik Negeri Media Kreatif. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Aku dan sekolahku buku siswa SD/MI kelas II. Jakarta: Lazuri GIS dan Politeknik Negeri Media Kreatif. Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Dokumen kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 SD kelas II. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Kemetrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2003). Sistem pendidikan nasional. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Kesuma, D. dkk. (2011). Pendidikan karakter kajian teori dan praktik di sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Kustandi, C. (2011). Media pembelajaran: manual digital. Bogor: Ghalia. Kusuma, D. (2004). Pendidikan karakter. Jakarta: Grasindo. Kusuma, D. (2013). Analisis komponen-komponen pengembangan kurikulum 2013 pada bahan uji publik kurikulum 2013, jurnal analisis komponenkomponen pengembangan kurikulum 2013. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Pendidikan Indonesia. Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Margono, S. (2007). Metodologi penelitian pendidikan komponen MKDK. Jakarta: PT Rineka Cipta. Monks, dkk. (1987). Psikologi perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mulyasa, E. (2007). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E. (2013) Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Implementasi kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. (2006). Sistem pendidikan nasional. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan. Piaget, J. (2010). The psychology of intelligence. New York: Routlegde. Prastowo, A. (2014). Pengembangan bahan ajar tematik (tinjauan teoritis dan praktik). Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Riduwan. (2004). Metode riset. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rochmah, E. (2005). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Stain Ponorogo Press. Sadiman, A. (2006). Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Sanjaya, W. (2006). Pembelajaran dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi. Jakarta: Kencana. Siregar, E. & Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sudaryana, W. (2014). Pembelajaran berbasis tema. Jakarta: Erlangga. Sugianto, M. (1995). Bermain, mainan, dan permainan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY. Syaodih, N. (2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. (2010). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya. Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Upton, P. (2012). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga. Zubaedi. (2011). Desain pendidikan karakter konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1. Angket Analisis Kebutuhan Guru ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN GURU Nama
:
Guru Kelas
:
Sekolah
:
No. Pertanyaan 1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui kekhasan Kurikulum 2013? 2. Dapatkah Bapak/Ibu menjelaskan secara rinci kekhasan Kurikulum 2013? 3. Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan pembelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013? 4. Apakah kesulitan yang Bapak/Ibu alami waktu menerapkan pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013? 5. Apakah pada saat pembelajaran, Bapak/Ibu mengalami kesulitan ketika melakukan penilaian sikap dan keterampilan? 6. Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan tersebut?
Jawaban
Yogyakarta,
2014 Guru Kelas
(...................................................)
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Lampiran 2. Instrumen Validasi RPP Instrumen Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Yth. Bapak /Ibu Validator Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai dengan cara membubuhkan tanda centang (√) pada salah satu kolom angka 1, 2, 4 atau 5 serta memberikan masukan pada kolom yang tersedia. No.
Aspek yang Dinilai 1
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kelengkapan unsurunsur RPP tematik integratif Kesesuaian indikator dengan KD pada RPP tematik integratif Rumusan tujuan harus memuat 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 penggalan Setiap penggalan memuat unsur 5M (Mengamati, Menanya, Menalar, Mencoba, Mengkomunikasikan) Ketepatan dalam menggunakan pendekatan Tematik Integratif untuk mencapai tujuan
Skor 2 4
Masukan 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pembelajaran 7. Kegiatan pembelajaran mengandung 5 langkah sesuai Pendekatan Pembelajaran Ilmiah (Saintifik) 8. Kesesuaian media pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran 9. LKS sesuai dengan indikator pembelajaran 10. Memuat lembar evaluasi tes untuk mencapai KI 3 11. Memuat lembar evaluasi nontes untuk mencapai KI 1, KI 2, dan KI 4 12. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 1 tentang bersyukur 13. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kepercayaan diri 14. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang ketelitian 15. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 2 tentang kesantunan 16. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang kemampuan mengajukan pertanyaan 17. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 3 tentang menunjukkan berbagai pecahan uang 18.. Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
menulis cerita narasi Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang keterampilan membaca cerita narasi Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan/menirukan gerakan bermain Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang menceritakan berbagai jenis kegiatan di lingkungan sekitar Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang membuat jadwal harian Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki dan sikap kapal terbang Memuat deskriptor untuk dapat menilai KI 4 tentang menyimpulkan isi cerita Proporsional dalam pengaturan waktu pada penggalan 1 dan 2 Penyusunan RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar Total Skor Rata-Rata Skor
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
Kriteria kelayakan instrumen (mohon lingkari salah satu): No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Sangat Kurang Baik
Skor x > 4,21 3,40 < x ≤ 4,21 2,60 < x ≤ 3,40 1,79 < x ≤ 2,60 x ≤ 1,79
Masukan secara keseluruhan:
Kesimpulan (mohon lingkari salah satu): 1. Instrumen RPP layak digunakan tanpa revisi. 2. Instrumen RPP layak digunakan dengan revisi sesuai saran. 3. Instrumen RPP tidak layak digunakan.
Yogyakarta,
2014
Validator
(...................................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Lampiran 3. Pertanyaan Kuesioner Validasi Produk KUESIONER VALIDASI PRODUK Nama Pewawancara : Nama Guru Kelas
:
Nama Sekolah
:
Tempat
:
Waktu
:
Petunjuk: Tuliskan jawaban dari pertanyaan yang ada di kolom daftar pertanyaan pada kolom jawaban! No. 1.
2.
3.
4.
Aspek
Daftar Pertanyaan Bagaimana pengalaman Bapak/Ibu dalam melaksanakan proses pembelajaran dari awal, inti, dan akhir menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun peneliti? Pengalaman Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah dan kesulitan melaksanakan pembelajaran menggunakan guru RPP Kurikulum 2013 yang telah disusun menggunakan oleh peneliti? RPP, LKS dan Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan media pada kegiatan pembelajaran dengan pembelajaran menggunakan RPP yang disusun oleh Kurikulum peneliti? 2013 yang Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi telah disusun kesulitan dalam melaksanakan kegiatan oleh peneliti pembelajaran menggunakan RPP Kurikulum 2013 yang disusun peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media yang dibuat oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan
Jawaban
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
6.
7.
8.
Saran terhadap RPP, Media, dan LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti
9.
10.
11.
Saran mengenai perlunya asisten edukator dalam pembelajaran..
143
pembelajaran menggunakan media yang dibuat oleh peneliti? Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti? Lalu bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasi kesulitan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan LKS yang dibuat oleh peneliti? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti? Apakah penilaian yang disusun oleh peneliti dapat membantu Bapak/Ibu dalam menilai siswa sesuai KI 1, KI 2, KI 3, KI 4? Bagaimana Bapak/Ibu melakukan penilaian dengan bantuan lembar penilaian yang telah disusun oleh peneliti? Apakah RPP, media, dan LKS Kurikulum 2013 yang disusun peneliti dapat membantu Bapak/Ibu dalam kegiatan pembelajaran? Apa saran Bapak/Ibu mengenai RPP, Media, LKS Kurikulum 2013 yang telah disusun oleh peneliti? Setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan RPP, media, dan LKS Kurikulum 2013, apakah Bapak/Ibu memerlukan adanya asisten edukator untuk membantu proses pembelajaran ?
Yogyakarta, Guru Kelas
2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Lampiran 4. Lembar Pengamatan Sikap
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP Kelas
: II (dua)
SD
: SD Negeri Plaosan 1
Jumlah Siswa
: 24 siswa (12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan)
Waktu Pengamatan : 4 – 10 Oktober 2014 Petunjuk
:
Beri tanda (-) apabila sikap tersebut tidak dikembangkan pada kegiatan pembelajaran. Beri tanda 0 apabila sikap tersebut sama sekali tidak ada siswa yang melakukannya pada kegiatan pembelajaran. Pada kolom tiga (pembelajaran ke-), diisi dengan jumlah siswa yang menunjukkan sikap yang dikembangkan. Sikap
Deskriptor
Percaya Diri
Sikap yakin terhadap kemampuan yang dimiliki. Menyadari kemampuan yang dimiliki dengan berani tampil di depan teman-temannya. Hati-hati dan cermat dalam mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk Menunjukkan perilaku dan tutur kata yang baik saat mengkomunikasikan hasil pekerjaannya Mengikuti doa dengan sikap yang baik.
Teliti
Santun
Sikap spiritual bersyukur
Prosentase keseluruhan
Pembelajaran ke1 2 3 4 5 6
Deskripsi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Hasil Angket Analisis Kebutuhan Guru Angket Analisis Kebutuhan Guru
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Aanalisis Kebutuhan Guru
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Angket Analisis Kebutuhan Guru
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Lembar Penilaian Validasi Dosen PGSD USD
185
Pembelajaran 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Lembar Penilaian Validasi Guru Kelas II SD
189
Pembelajaran 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
Pembelajaran 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Pembelajaran 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
Pembelajaran 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
Pembelajaran 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
Pembelajaran 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Lembar Penilaian Validasi Kepala Sekolah SD
213
Pembelajaran 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
Pembelajaran 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
Pembelajaran 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
Pembelajaran 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
Pembelajaran 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Lembar Kerja Siswa
233
Pembelajaran 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
Pembelajaran 2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
Pembelajaran 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
Pembelajaran 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
260
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
263
Pembelajaran 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
269
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
270
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
271
Pembelajaran 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
272
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
273
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
274
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
276
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
277
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
278
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
279
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
280
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
281
Soal Evaluasi Akhir Subtema
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
282
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
283
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
284
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10. Balikan Siswa
285
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11. Hasil Kuesioner Validasi Produk
286
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
287
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
288
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
289
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12. Hasil Pengamatan Sikap
290
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
291
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13. Foto-Foto Penelitian
Foto ketika peneliti melakukan perkenalan kepada siswa kelas II
Foto ketika peneliti berkoordinasi dengan guru kelas yang sedang mengamati kegiatan pembelajaran
Foto ketika peneliti menjelaskan makna dari sila Pancasila
Foto ketika peneliti menjelaskan tugas apa saja yang dilakukan siswa diluar kelas
Foto ketika peneliti membantu siswa ABK yang mengalami kesulitan belajar
Foto ketika peneliti meminta siswa membacakan hasil pekerjaan kelompoknya
292
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
293
Foto ketika peneliti menunjukkan gambar anak yang melakukan gerakan berdiri dengan satu kaki
Foto ketika peneliti menjelaskan konsep tentang menghitung pecahan uang
Foto ketika peneliti menunjukkan gambar anak yang melakukan sikap menirukan pesawat terbang
Foto ketika siswa menanggapi peneliti mengenai siapa yang pernah melakukan gerakan aktivitas bergantung
Foto ketika siswa berlatih kemampuan membaca teks narasi
Foto ketika siswa melihat video tentang contoh bermain menirukan gerakan anggota tubuh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Foto ketika siswa sedang menulis cerita narasi
Foto ketika siswa sedang menulis jadwal harian
Foto ketika siswa menghias jadwal harian bersama dengan kelompoknya
Foto ketika siswa menghias jadwal harian dengan menggunakan cat air
Foto ketika siswa sedang menceritakan berbagai jenis kegiatan
294
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian
295
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 15. Surat Keterangan Selesai Penelitian
296
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
297
Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Angket Analisis Kebutuhan Guru
REKAPITULASI HASIL ANGKET ANALISIS KEBUTUHAN GURU
No. 1.
2.
3.
Pertanyaan Hasil (%) Nomor 75% menjawab Ya tetapi belum mengacu pada kekhasan 2 Kurikulum 2013 20,83% tidak dapat menjawab secara rinci kekhasan Kurikulum 2013 4,16% menjawab secara rinci kekhasan Kurikulum 2013 58,33% mengalami kesulitan pada penilaian 4 45,83% mengalami kesulitan pada penyampaian materi 12,5% mengalami kesulitan pada penyusunan jadwal 4,16% mengalami kesulitan pada hal yang tidak jelas (kadang-kadang) 8,33% mengalami kesulitan pada manajemen kelas/mengkondisikan kelas 4,16% mengalami kesulitan pada terlalu bebas memberikan tugas 75% kesulitan pada penilaian sikap 5 62,5% kesulitan pada penilaian keterampilan 16,66% kesulitan pada penilaian pengetahuan 12,5% kesulitan pada hal yang tidak jelas (kadangkadang) 4,16% tidak mengalami kesulitan pada penilaian 4,16% kesulitan pada penilaian otentik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
298
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Diana Sulistyowati lahir di Sleman, 01 Januari 1993. Pendidikan dasar diperoleh di SD Negeri Merdikorejo, Sleman, Yogyakarta dan lulus pada tahun 2005. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Sleman, Yogyakarta dan lulus pada tahun 2008. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA Dr. Wahidin, Sleman, Yogyakarta dan lulus pada tahun 2011.
Pada tahun 2011, penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan Prototipe Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas II SD Subtema “Tugas-Tugas Sekolahku” di SD Negeri Plaosan 1”. Pengembangan prototipe perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 tersebut dilakukan di SD Negeri Plaosan 1, Sleman, Yogyakarta.