PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
Oleh: BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
Telah disetujui oleh:
Pembimbing,
E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D.
Tanggal: 27 November 2014
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
Dipersiapkan dan disusun oleh: BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 17 Desember 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap
Tanda Tangan
Ketua
: G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A.
................................
Sekretaris
: Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
................................
Anggota
: E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed. D.
................................
Anggota
: Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
................................
Anggota
: Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi.
................................
Yogyakarta, 17 Desember 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati karya ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rencana indah dalam setiap hidupku Bunda Maria yang selalu mendengarkan dan memahamiku melalui doa Novena Tiga Salam Maria. Ayahku Yacobus Suhartanto dan Ibuku Hermanda Juwarni yang setia bekerja keras untuk mendukungku dalam segala suka dan duka. Kakakku Maria Yosefa Desi Hermawati, S.Pd. yang selalu menjadi penasehat, teman curhat, pembimbing dan rekan diskusiku. Kakekku Djojo Sumarto (Alm.) dan Marcus Naserun Kertowiyono, Nenekku Lusia Sukinah (Alm.), dan Theresia Ngatinah (Alm.) serta Budheku Christina Suharni (Alm.) yang selalu mendoakanku. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. atas waktu, dan pengorbanan dalam membimbing penelitian ini. Bapak Pancasona Adji, S.Sn. pelatihku di Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus yang memberikan banyak pelajaran hidup. Keluargaku Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus yang selalu menjadi obat dikala aku galau, sedih, takut, tertawa, dan bahagia melalui bernyanyi dengan sejuta dinamika dan keceriaannya.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Keluarga besar Sanata Dharma Student Residence yang menjadi tempat peraduanku selama berproses menyusun skripsi ini. Sahabatku Ryan, Aries, Ocha, Era, dan Rossa yang selalu memberikan dukungan. Saudara serumahku di Jogja dek Bangkit, Albert, Yoga, Michael, Hanung, Jambrong, dan Indra yang selalu menemaniku begadang. Teman-teman kelas B, PGSD Angkatan 2011 USD yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu yang setia menemani dalam keseharianku selama kuliah. Teman-temanku sekerja dalam penelitian kolaboratif permainan tradisional Dias, Frida, Evan, Vian, Cornel, Rini, Eka, Erlin, Vita, Ari, Ayak, Riris, Cahya, Mentari, There, dan Lely, Dosen dan Staf Karyawan PGSD yang dengan setia melayani dan membimbingku. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang menjadi “Kawah Condrodimuko” dalam mempersiapkan masa depanku
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO “Salah satu penemuan terbesar umat manusia adalah bahwa mereka bisa
melakukan hal–hal yang sebelumnya mereka sangka tidak bisa dilakukan” - Henry Ford – “Hanya orang gila yang bisa merubah dunia” - Pancasona Adji – “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai” (Mazmur 126:5) “Berikan yang terbaik dalam setiap detik hidupmu dan syukurilah karuniakarunia kecil” - Bonifatius Sigit Yuniharto–
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Desember 2014 Yang Menyatakan
Bonifatius Sigit Yuniharto NIM: 111134007
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Bonifatius Sigit Yuniharto
Nomor Mahasiswa
: 111134007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 17 Desember 2014 Yang Menyatakan
Bonifatius Sigit Yuniharto
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI Bonifatius Sigit Yuniharto Universitas Sanata Dharma 2014 Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema bernyanyi dan menari. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas, sampai menghasilkan model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDN J. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar bernyanyi dan menari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Kualitas dari RPPH subtema gemar bernyanyi dan menari memiliki penilaian 90,15 dari 12 validator yang menunjukkan kualitas “amat baik”. Guru memiliki gambaran RPPH berbasis permainan tradisional. Siswa menjadi lebih antusias, aktif, senang, dan mampu bersosialisasi dengan teman. Penggunaan RPPH berbasis permainan tradisional mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 71% berdasarkan hasil pretetest dan posttest. Kata kunci:
Kurikulum 2013, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), permainan tradisional
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLANS (RPPH) BASED ON TRADITIONAL GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL IN THE SUB THEME DELIGHT IN SINGING AND DANCING Bonifatius Sigit Yuniharto Sanata Dharma University 2014 The research was done as the answer of teacher’s need on Daily Lesson Plan (RPPH) based on traditional games. The research was aimed to understand the model of Daily Lesson Plan (RPPH) traditional games-based for the first grade of elementary school in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”. The type of the research is the research and development, well-known as R and D (Research and Development). The research prosedur Led bas the modified version between Borg & Gall and Sugiono model, which consists of; (1) Prestudy, (2) Product-making, (3) Product-validation, (4) Limited trial instruments, (5) Limited trials. The research was conducted until the final result of RPPH traditional games-based for the fisrt grade of elementary school in the sub theme “Delight In Singing and Dancing”. The subjects of the research were 5 elementary schools in Yogyakarta especially in J State Elementary School, by taking five students in the 1B class. The data analysis techniques used in the research were questionnaires, observations, interviews, and documentations. The instruments used in the research were questionnaire sheets, observation sheets, manual interviews, and documentations. The result of the research was the arrangement of Daily Lesson Plan (RPPH) based on traditional games for the first grade of elementary School in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”. The RPPH quality got the point of 90,15 rating of 12 validators which was considered “very good.” Teachers might have the image of the Lesson Plan based on traditional games. In addition, student were getting more enthusiastic, active, happy, and able to socialize more with their friends. The usage of this RPPH, was able to improve students’ learning result uap to 71% based on the result of the pretest and posttest. Keywords:
2013 Curriculum, Daily Lesson Plan (RPPH), Traditional Games
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Bapa atas segala berkatan dan karunia-Nya
sehingga
dapat
menyelesaikan skripsi
yang
berjudul
“Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD Pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari” ini tepat pada waktunya. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, pekenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada: 1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar 4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai. 5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk skripsi ini. 6. Suyitno, S.Pd. Kepala SDN J yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik. 7. Ngatini, S.Pd. SD. Kepala SDN S yang telah memberikan izin untuk uji validitas instrumen penelitian. 8. Supiniati, S.Pd.SD. wali kelas I SDN J yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian di sekolah. 9. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu. 10. Dosen dan para ahli yang telah menjadi validator ahli terhadap RPPH yang saya kembangkan.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11. Kedua orang tuaku, Yacobus Suhartanto dan Hermanda Juwarni yang telah memberikan doa dan dukungan. 12. Kakakku Maria Yosefa Desi Hermawati, S.Pd. yang telah menjadi rekan diskusi. 13. Teman-teman Penelitian Kolaboratif Permainan Tradisional R and D. 14. Para sahabat dan teman terkasih yang telah memberikan dukungan dan doa bagi kelancaran skripsi saya. 15. Teman-teman PGSD angkatan 2011 yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti. 16. Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.
Peneliti,
Bonifatius Sigit Yuniharto
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN.................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................ viii ABSTRAK ....................................................................................................... ix ASTRACT ......................................................................................................... x KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8 1.3. Batasan Masalah .................................................................................. 8 1.4. Rumusan Masalah ............................................................................... 9 1.5. Tujuan Penelitian................................................................................. 9 1.6. Manfaat Penelitian............................................................................... 9 1.7. Spesifikasi Produk ............................................................................... 10 1.8. Definisi Operational ............................................................................ 12 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 14 2.1. Teori yang Mendukung ........................................................................ 14 2.1.1. Pengertian Belajar .............................................................................. 14 2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme ........................................................... 15 2.1.3. Hasil Belajar....................................................................................... 18 2.1.4. Kurikulum .......................................................................................... 19 2.1.5. Kurikulum 2013 ................................................................................. 22 2.1.6. Perangkat Pembelajaran ..................................................................... 33 2.1.7. Pendidikan Karakter........................................................................... 42 2.1.8. Permainan Tradisional ....................................................................... 44 2.2. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 52 2.3. Kerangka Berfikir ................................................................................. 59 2.4. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 62 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 63 3.1. Jenis Penelitian ..................................................................................... 63
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3.2. Setting Penelitian .................................................................................. 63 3.3. Prosedur Pengembangan ...................................................................... 64 3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 73 3.5. Instrumen Penelitian ............................................................................. 75 3.6. Validitas dan Reliabilitas...................................................................... 83 3.7. Teknik Analisis Data ............................................................................ 89 3.8. Jadwal Penelitian .................................................................................. 94 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 95 4.1. Hasil Penelitian ......................................................................................... 95 4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................. 95 4.1.2. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 95 4.1.2.1. Situasi Lapangan Implementasi Kurikulum 2013 .......................... 96 4.1.2.2.Prosedur Penyusunan RPPH ........................................................... 107 4.1.2.3.Kualitas RPPH Berbasis Permainan Tradisional ............................. 111 4.1.2.4.Dampak RPPH Berbasis Permainan Tradisional ............................ 131 4.2.Pembahasan ................................................................................................ 141 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 150 5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 150 5.2. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 151 5.3. Saran .................................................................................................. 152 DAFTAR REFERENSI ................................................................................... 153 LAMPIRAN ..................................................................................................... 157
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL No
Tabel
Hal
1.1 1.2 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8
Hasil Identifikasi lapangan (Guru) ........................................................... 4 Hasil Identifikasi lapangan (Siswa) ......................................................... 5 Pembandingan teori Piaget dan Vygotsky ............................................... 17 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ........................................................ 23 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 ..................................................... 29 Pembagian Tema Kelas I SD ................................................................... 32 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ..................................... 75 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa .................................... 76 Pedoman Focus Group Discussion (FGD) .............................................. 77 Kisi-kisi pedoman wawancara guru hasil uji coba terbatas ..................... 78 Kisi-kisi pedoman observasi pembelajaran Kurikulum 2013 .................. 78 Kisi-kisi penilaian RPP ............................................................................ 79 Kisi-kisi penilaian Silabus ....................................................................... 79 Kisi-kisi kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan ................................................................................................ 80 3.9 Kisi-kisi soal tes ....................................................................................... 81 3.10 Pengujian instrumen penelitian ................................................................ 85 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas.................................................................. 88 3.12 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH............................................................ 91 3.13 Jadwal Penelitian...................................................................................... 94 4.1 Hasil Wawancara guru lima SD di Yogyakarta ....................................... 98 4.2 Hasil Wawancara siswa lima SD di Yogyakarta...................................... 100 4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta ........................................ 101 4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta ....................................... 102 4.5 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta ......................................... 103 4.6 Hasil Pengumpulan data RPPH, Silabus, Observasi ................................ 105 4.7 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH............................................................ 106 4.8 Hasil Focus Group Discussion (FGD) ..................................................... 108 4.9 Kriteria Penilaian Produk ......................................................................... 112 4.10 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 1 ...................................................... 112 4.11 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 1. ....... 114 4.12 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 2 ...................................................... 115 4.13 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 2 ........ 117 4.14 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 3 ...................................................... 118 4.15 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 3 ........ 120 4.16 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 4 ...................................................... 121 4.17 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 4 ........ 123 xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.18 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 5 ...................................................... 124 4.19 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 5 ........ 126 4.20 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 6 ...................................................... 127 4.21 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 6 ........ 129 4.22 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ............................................................ 132 4.23 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest .................................................. 134 4.24 Reabilitiy Statistics ................................................................................... 136 4.25 Kriteria Koefisien Reliabilitas.................................................................. 136 4.26 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Lapangan Terbatas ................................... 137 4.27 Hasil Perolehan Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 138 4.28 Hasil kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan ................................................................................................ 139 4.29 Hasil wawancara dengan guru terkait dampak dari RPPH ...................... 140
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR No
Gambar
Hal
2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 4.1
Format dan Sistematika RPP Kurikulum 2013 ........................................ 36 Permainan Kuda Debog ........................................................................... 46 Literature Map Penelitian ........................................................................ 58 Pengembangan Produk Menurut Borg and Gall ...................................... 65 Prosedur Pengembangan Produk Menurut Sugiyono .............................. 67 Pengembangan RPPH Berbasis Permainan Tradisional .......................... 69 Catatan Validator ..................................................................................... 146
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
No
Lampiran
Hal
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Surat Izin Sebelum dan Sesudah Penelitian ............................................. 158 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ........................................................ 163 Hasil Dokumentasi Analisis Kebutuhan .................................................. 174 RPPH Sebelum Validasi Ahli .................................................................. 181 Contoh Kuesioner Hasil Validasi RPPH .................................................. 200 RPPH Sesudah Validasi Ahli ................................................................... 240 Soal Uji Coba Terbatas Sebelum Validasi ............................................... 357 Hasil Validasi dan Reliabilitas Soal Tes .................................................. 364 Soal Uji Coba Terbatas Sesudah Validasi ................................................ 367 Contoh Hasil Pretest Siswa...................................................................... 372 Contoh Hasil Posttest Siswa .................................................................... 376 Gambar Kegiatan Uji Coba Terbatas ....................................................... 380 Biografi Peneliti ....................................................................................... 384
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab 1 membahas delapan bagian dari pendahuluan penelitian ini, yaitu: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi operasional. Bagian – bagian tersebut diuraikan sebagai berikut. 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang penting bagi manusia sebagai upaya yang dapat mempercepat perkembangan potensi manusia. Peran pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan dan ketakwaan manusia (Makmun, 2007: 6). Praktik dalam pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan tertentu. Pendidikan bertujuan menguasai pengetahuan, pengembangan kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam bekerja. Pencapaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuankemampuan tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alat-alat bantu. Menilai hasil dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat penilaian. Tujuan, bahan ajar, metode, alat, dan penilaian merupakan komponen utama dalam kurikulum. Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan (Sitepu, 2012: 57). Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem kurikulum dalam
penyelenggaraan
pendidikan.
1
Tahun
2013
pemerintah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
mencanangkan Kurikulum 2013 sebagai langkah lanjutan dari pengembangan KTSP 2006. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi. Kurikulum 2013 sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014: 2). Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan akan mengatasi tantangan masa depan dan fenomena negatif di masyarakat sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh generasi muda yang jauh dari akhlak mulia, perkelahian antar pelajar, korupsi, narkoba, kecurangan ujian, dan gejolak masyarakat lainnya (Fadlillah, 2014: 17). Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik integratif dan saintifik sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar (Kemendikbud, 2014: 16). Pendekatan tematik integratif mempunyai ciri berpusat pada anak; memberikan pengalaman langsung kepada anak; dan muatan pembelajaran
menyatu
dalam
satu
pemahaman
kegiatan
pembelajaran.
Pendekatan tematik integratif menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran dalam satu proses pembelajaran saling terkait antar muatan pembelajaran satu dengan yang lain. Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran mempunyai alasan bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Proses pembelajaran dapat dipandang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
menjadi suatu proses ilmiah. Pendekatak saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014: 18). Pencanangan pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 tidak serta merta berjalan dengan baik. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyatakan dari hasil pemantauan implementasi Kurikulum 2013 bersama jaringan organisasi guru di daerah mulai 14 Juli-8 September di 46 kabupaten/kota dari 21 provinsi, ada lima masalah krusial. Pertama, persoalan distribusi buku guru serta buku siswa yang terlambat diterima di sekolah. Kedua, dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang tak mencukupi untuk membeli buku kurikulum. Ketiga, isi buku kurikulum bermasalah. Keempat, pencetakan buku yang mundur serta tidak mampu memenuhi pesanan. Terakhir pelatihan guru yang tidak efektif. (Media Indonesia Kamis, 11 September 2014). Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan wawancara dengan Guru kelas I di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Peneliti memilih guru kelas 1 karena pada saat melaksanakan kegiatan PPL banyak guru kelas 1 bertanya kepada peneliti mengenai kurikulum 2013. Banyaknya pertanyaan dari guru kelas I sehingga peneliti tertarik untuk mendalami masalah pada guru kelas I. Lima sekolah dasar dipilih melalui Focus Group Discussion (FGD). Kelima sekolah dasar tersebut adalah SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G, dan SDK BJB yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada beberapa kendala yang dihadapi guru dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kendala yang dihadapi guru dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1. Hasil Identifikasi lapangan (Guru) SDN N 4 Guru kelas I meminta tolong dibuatkan RPPH
SDK G Keterlambatan distribusi buku menjadi kendala bagi guru dalam melaksanakan KBM
SDN J 3 dari 8 guru kelas I kelas belum bisa membuat RPPH kurikulum 2013, masih terpaku dengan RPPH KTSP
SDN S B Guru kelas I tidak bisa membuat RPPH
SDK B J B Guru Kelas I mengalami kesulitan dalam menyusun rubrik penilaian RPPH
Tabel 1.1 menunjukkan kendala yang dihadapi kelima guru kelas I di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta masih kesulitan dalam menerapkan pembelajaran tematik dengan mengacu Kurikulum 2013. Kesulitan guru terutama pada proses penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Padahal permendikbud No. 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37). Tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). RPPH dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Guru juga merasa model pembelajaran yang diterapkan belum sesuai dengan keinginan peserta didik. Kelima guru yang diwawancara oleh peneliti mengatakan bahwa sosialisasi tentang Kurikulum 2013 dirasa masih kurang sehingga guru masih banyak yang mengalami kebingungan. Kebingungan yang dialami ini bahkan membuat guru di SD N J belum mampu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
menyusun RPPH kurikulum 2013 ketika mengajar. Guru masih terpaku dengan model penyusunan RPPH KTSP. Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya dilakukan dengan wawancara Guru kelas I, peneliti juga melakukan analisis dengan mewawancarai siswa kelas 1 di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2. Hasil Identifikasi lapangan (Siswa) SDN N 4 siswa kelas I mengalami kebosanan ketika pembelajaran di kelas
SDK G Siswa kelas I merasa lelah bila belajar terus
SDN J Siswa kelas I menginginkan kegiatan bermain, tidak hanya belajar di kelas.
SDN S B Siswa kelas I bosan belajar melalui penugasan
SDK B J B Siswa kelas I senang belajar menggunakan gambar, menempel – nempel dll.
Tabel 1.2 menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran, siswa juga mengatakan bahwa ia ingin belajar sambil bermain, sedangkan guru belum dapat mengakomodasi pembelajaran dengan keinginan siswa. Peneliti juga menemukan bahwa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas guru relatif menjadi pusat dan sumber pembelajaran. Hal tersebut peneliti temukan saat melakukan wawancara dengan siswa kelas 1 yang berada di lima sekolah dasar di Yogyakarta. Padahal Rasionalisasi pengembangan Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk menyempurnakan pola pikir dari berpusat pada guru menjadi berpusat kepada siswa, dari satu arah menjadi interaktif, dari pasif menuju interaktif seperti yang diungkapkan pada buku materi pelatihan guru implementasi Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
Pengembangan kurikulum 2013 mengharapkkan guru merancang RPPH yang memposisikan dirinya menjadi fasilitator bukan menjadikan sebagai guru satu-satunya sumber pengetahuan. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, RPPH adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPPH secara lengkap, sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa (Kemendikbud, 2014: 106). Menyusun RPPH secara lengkap, interaktif, dan menyenangkan serta memotivasi siswa kelas I SD untuk aktif dalam kegiatan dapat dilakukan melalui kegiatan bermain. Bermain merupakan bagian amat penting dalam tumbuh kembang anak menjadi manusia yang seutuhnya. Bagi anak-anak kegiatan bermaian selalu menyenangkan. Melalui kegiatan bermain, anak mampu mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial (Prasetyono, 2008: 11). Perkembangan fisik dapat dilihat saat bermain. Perkembangan intelektual dapat dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungan. Perkembangan emosi dapat dilihat dari anak merasa senang, sedih, marah, menang, dan kalah. Bermain tidak selamanya membutuhan peralatan dan media yang mahal. Perkembangan sosial dapat dilihat dari hubungannya dengan teman sebayanya, menolong, dan memperhatikan kepentingan orang lain. Salah satu kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
bermain yang tidak membutuhkan banyak biaya adalah bermain permainan tradisional. Permainan Tradisional merupakan bentuk budaya suatu bangsa. Permainan tradisional bangsa Indonesia adalah bentuk budaya bangsa Indonesia yang tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia. Permainan tradisional tersebut merupakan aktivitas bangsa yang menduduki tempat penting dalam kehidupan masyarakat dan merupakan sumber daya yang amat besar serta mempunyai nilai dalam menanamkan sikap dan keterampilan (Dharmamulya, 2005: 12). Permainan tradisional merupakan wadah kegiatan masyarakat sebagai hiburan ataupun penyaluran kreativitas di waktu luang dan sebagai sarana sosialisasi. Melalui permainan tradisional secara langsung pendidik telah menanamkan pendidikan karakter (Sujarno, 2014: 145). Pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik anak agar mampu dengan bijak mengambil keputusan, mengolah perasaan yang secara sadar atau sengaja untuk mewujudkan suatu kebaikan (Listiyarti, 2012: 3). Listyarti (2012: 5-12) juga menjelaskan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, khususnya karakter kebangsaan, yaitu: religius, jujur, toleransi, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Uraian permasalahan yang diungkapkan peneliti di atas mengindikasikan bahwa hal krusial yang dibutuhkan guru di lima SD di Yogyakarta adalah tentang penyusunan perangkat pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
tradisional. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengadakan penelitian dan
pengembangan
dengan
judul
”Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari”. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 peneliti uraikan sebagai berikut: 1.2.1. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH Kurikulum 2013. 1.2.2. Guru merasa kesulitan
mengimplementasikan RPPH Kurikulum 2013
dalam proses pembelajaran. 1.2.3. Guru kurang mengembangkan metode pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran. 1.2.4. Siswa membutuhkan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keaktifan dan tahapan perkembangannya. 1.3. Batasan Masalah Pembatasan masalah pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) ini dilakukan agar terfokus pada pengembangannya. Peneliti hanya akan membatasi masalah pada: 1.3.1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar pada subtema gemar bernyanyi dan menari. 1.3.2. Permainan tradisional yang digunakan dalam pembelajaran dibatasi pada 3 permainan tradisional, diantaranya:
permainan Kuda Debog pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
pembelajaran 2, permainan Jamuran pada pembelajaran 4, dan permainan Cublak-Cublak Suweng pada pembelajaran 5. 1.4. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari?” 1.5. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1. Bagi Sekolah Sekolah memiliki khasanah pengetahuan tentang menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Sekolah dapat menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang mengakomodasi permainan tradisional lainnya. 1.6.2. Bagi Guru Guru mitra dapat mengetahui cara menyusun dan memvalidasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Guru dapat menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang mengakomodasi permainan tradisional lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
1.6.3. Bagi Siswa Siswa kelas I SD dapat mempelajari tema kegemaranku sub tema germar bernyanyi dan menari dengan menggunakan metode permainan tradisional yang telah dikembangkan melewati serangkaian uji coba secara ilmiah. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang mampu mengaktifkan ranah kognitif, afektif, psikomotorik, berikut pemanfaatan indera secara maksimal, serta sesuai kecepatan belajar masing-masing. Siswa dapat mengalami pembelajaran dengan memanfaatkan media-media sederhana yang berasal dari alam untuk memainkan permainan tradisional. 1.6.4. Bagi Peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman langsung tentang cara menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional untuk siswa Sekolah Dasar. Peneliti mempunyai pengalaman melakukan proses penyusunan dan validasi produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian
(RPPH)
berbasis
permainan
tradisional.
Peneliti
mendapatkan wawasan dan bekal untuk menyusun sendiri berbagai sub tema pembelajaran yang lain berbasis permainan tradisional. 1.7. Spesifikasi Produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dikembangkan menggunakan pedoman dari Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas I. RPPH diperuntukkan untuk siswa kelas I Sekolah Dasar memuat pembelajaran untuk Tema 2 Kegemaranku Subtema 2 Gemar Bernyanyi dan Menari. Komponen yang termut dalam RPPH diantaranya: (a)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
Identitas RPPH terdiri dari satuan pendidikan, kelas / semester, tema / subtema / pembelajaran, dan alokasi waktu; (b) Kompetensi Inti (KI); (c) Kompetensi Dasar dan indikator; (d) tujuan pembelajaran; (e) materi pembelajaran; (f) metode pembelajaran; (g) media, alat, dan sumber belajar, (h) langkah-langkah kegiatan pembelajaran RPPH disusun dengan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik dan penilaian yang digunakan menggunakan penilaian autentik. Pada kegiatan pembelajaran kegiatan guru dan siswa tesusun dalam rangkaian kegiatan yang sama, terdiri dari dua penggalan kegiatan pembelajaran. Penggalan pada kegiatan pembelajaran memuat terbagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. RPPH tersusun untuk satu subtema yang terdiri dari enam pembelajaran harian. RPPH pembelajaran 1 menggunakan metode Problem Bassed Learning (PBL). Penggunaan metode pembelajaran Project Based Leraning dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jaran Debog” untuk RPPH pembelajaran 2. RPPH pembelajaran 3 menggunakan metode Make a Match. Metode Problem Bassed Learning (PBL) dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jamuran” digunakan untuk RPPH pembelajaran 4. RPPH pembelajaran 5, menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional “Cublak-Cublak Suweng”. RPPH pembelajaran 6 menggunakan metode Discovery Learning.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
1.8. Definisi Operasional Definisi operasional bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang suatu istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1.8.1. Kurikulum
2013
adalah
kurikulum
yang
dikembangkan
untuk
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skill yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan. 1.8.2. Pendekatan
tematik
integratif
adalah
sebuah
pendekatan
yang
dilaksanakan dengan mengaitkan suatu konsep dengan konsep tertentu, suatu topik dengan pokok bahasan tertentu, sehingga memberikan pengalaman belajar bagi siswa secara holistik, bermakna, dan otentik. 1.8.3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan langkahlangkah pembelajaran secara ilmiah yaitu dengan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosisasikan, dan mengomunikasikan. 1.8.4. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif (meliputi banyak hal) selama proses dan akhir pembelajaran berdasarkan apa yang dilakukan siswa secara alami, serta berkesinambungan untuk mengetahui perkembangan siswa. 1.8.5. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
1.8.6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap satu hari tatap muka kegiatan pembelajaran. 1.8.7. Pendidikan karakter adalah suatu pengajaran yang mengajak seseorang untuk mengenali kondisi dirinya, termasuk potensi, keterbatasan, talenta, dan daya yang ada dalam dirinya untuk kemudian dikembangakan sehingga mampu mengatasi keterbatasannya menjadi orang yang memiliki spirit yang kuat. 1.8.8. Permainan Tradisional adalah permainan yang mewadahi kegiatan masyarakat sebagai hiburan ataupun penyaluran kreativitas di waktu luang dan sebagai sarana sosialisasi setempat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
Bagian
bab dua, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang teori-teori yang mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan pertanyaanpertanyaan penelitian. 2.1. Teori yang Mendukung Bagian teori yang mendukung peneliti memaparkan tentang teori-teori yang mendukung penelitian. Teori yang mendukung peneliti paparkan sebagai berikut:
belajar, teori belajar konstruktivisme, Kurikulum, Perkembangan
Kurikulum, Kurikulum 2013, pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik, penilaian otentik, pembagian materi, perangkat pembelajaran, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran harian, dan permainan tradisional. 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup sejak bayi sampai meninggal. Salah satu penanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan, keterampilan maupun menyangkut dilai dan sikap (Siregar, 2010: 3). Aunurrahman (2012: 38) juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan
14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
sikap. Belajar dimaknai sebagai suatu proses dimana siswa memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku mereka. Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa saat pembelajaran berlangsung (Susanto, 2013: 1). Winkel (2014: 59) mengartikan bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perbuhan tersebut bersifat konstan dan berbekas. Pengertian belajar seperti yang telah dikemukakan oleh Siregar, Aunnurahman, Susanto dan Winkel memiliki kesamaan yaitu belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. 2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa membentuk pemahamanpemahamannya sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan (Schunk, 2012: 287). Pembentukan pengetahuan menurut teori konstruktivistik memandang bahwa siswa aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah manusia merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi dirinya sendiri (Schunk, 2012: 322-324). Teori belajar Konstruktivisme menyatakan bahwa para siswa membentuk pemahaman-pemahaman mereka sendiri mengenai suatu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
pengetahuan dan keterampilan. Pengaruh besar yang mendorong munculnya teori konstruktivisme adalah teori Piaget dan Vygotsky. Teori belajar Piaget mengemukakan bahwa anak mengalami perkebangan kognitif yang bertahap. Tingkat perkembangan kognitif anak menurut Piaget (Susanto, 2013: 77) adalah periode berfikir motorik sensorik yang dimulai sejak lahir sampai kira-kira umur 2 tahun sampai 7 tahun. Periode berfikir operasional konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun sampai umur 11 tahun, periode berpikir operasional formal dimulai sejak umur 11 tahun sampai dewasa. Pada tahap operasional konkret, Piaget tidak setuju dengan pembelajaran yang pasif (Schunk, 2012: 336). Kemampuan berfikir siswa pada tahap operasional konkret tidak lagi didominasi oleh persepsi dan membutuhkan pengalaman-pengalaman mereka sebagai acuan untuk belajar. Lingkungan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bereksplorasi secara aktif dan menjalani kegiatan-kegiatan yang melibatkan pastisipasi aktif mereka. Kegiatan tersebut akan menunjang konstruktisi aktif terhadap pengetahuan. Seperti teori Piaget, teori Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis. Vygotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai falisitator
perkembangan
pembelajaran
(Schunk,
2012:
337).
Vygotsky
menganggap bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran. Interaksi-interaksi
sosial
mengubah
atau
mentransformasi
pengalaman-
pengalaman belajar. Aktivitas sosial adalah sebuah fenomena yang membantu menjelaskan perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori psikologis yang menyatukan perilaku dan pikiran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
Konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zone of Proxumal Development (ZPD) atau zona perkembangan poksimal. ZPD adalah perbedaan antara apa yang dilakukan sendiri oleh siswa dan apa yang dapat mereka lakukan dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi orang dewasa (guru) dan teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama guru adalah mengatur lingkungan pembelajaran sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan jawabanjawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Pendapat yang diungkapkan oleh Piaget dan Vygotsky dapat dilihat jelas melalui tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky Teori Konteks sosial-budaya Perkembangan kognitif
Pengaruh budaya Tahapan Peranan bahasa Proses kunci
Interaksi dengan orang lain Proses
Piaget Kurang ditekankan Perkembangan kognitif sebagai akibat eksplorasi dan siswa membangun pengetahuannya Perkembangan kognitif berisifat universal Menekankan pada tahapan Kurang berperan Skematis, asimilasi, akomodasi, operasi, kekekalan, klasifikasi, hipotesis-deduktif Teman sejawat dibutuhkan sebagai agen perubahan Proses individu menjadi proses sosial
Vygotsky Sangat ditekankan Perkembangan kognitif muncul akibat interaksi siswa
Perkembangan kognitif bervariasi Tidak ada tahapan Sangat berperan membentuk pikiran Bahasa, dialog, alat budaya zona perkembangan
Orang dewasa dibutuhkan sebagai agen perubahan Proses sosial menjadi proses psikologi individu
Sumber: Abdullah (2006) Dampak dari teori konstruktivisme terhadap pembelajaran secara umum merupakan gabungan dari konsep Piaget dan Vygotsky (Suyono dan Hariyanto,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
2011: 122). Peneliti menyimpulkan bahwa teori konstruktivisme menghasilkan siswa atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi. Pelaksanaan konstruktivisme menuntut pendidik atau guru untuk fokus terhadap penyusunan hubungan antara fakta-fakta
serta
memperkuat pengetahuan baru bagi siswa. Guru mendorong adanya dialog yang ekstensif antar siswa. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan teman menjadi mediator antar siswa dalam belajar. Pembelajaran diharapkan aktif dan siswa menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Penilaian dalam konstruktivisme
memerlukan
suatu
penilaian
yang
menekankan
proses
pembelajaran (penilaian otentik) sehingga siswa berperan besar dalam menentukan hasil belajarnya. 2.1.3. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu (Supratiknya, 2012: 5). Hasil belajar merupakan terbangunnya pengetahuan baru melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar diperoleh siswa secara aktif dan mandiri. Winkel (2004: 62) mengungkapkan bahwa hasil belajar yang diperoleh melalui proses belajar dapat berupa kemampuan baru sama sekali maupun penyempurnaan atau pengembangan dari suatu kemampuan yang telah dimiliki . Susanto (2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahanperubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi tertentu. Menurut beberapa pendapat tentang hasil belajar, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang aktif dan mandiri. Kemampuan baru yang ditekankan lebih sebagai pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan psikomotorik. 2.1.4. Kurikulum Pendidikan kepribadian,
bertujuan
kemampuan
menguasai
sosial,
ataupun
pengetahuan, kemampuan
pengembangan dalam
bekerja.
Penyampaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alat-alat bantu. Menilai hasil dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat penilaian. Tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen utama dalam kurikulum. Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan (Sitepu, 2012: 57). 2.1.4.1. Perkembangan Kurikulum Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan. Indonesia pernah mengalami 10 kali perubahan kurikulum (Suparlan, 2011: 87-92). Kurikulum yang pertama adalah Rencana Pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum pertama di Indonesia. Rencana pelajaran yang disusun memperhatikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
diantaranya:
20
(1) mengurangi pendidikan pikiran; (2) menghubungkan isi
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari; (3) memberikan perhatian kepada kesenian; (4) meningkatkan pendidikan watak; (5) meningkatkan pendidikan jasmani; dan (6) meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Rencana Pelajaran termasuk kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah. Perubahan yang pertama menjadi Rencana Pelajaran Tahun 1950. Rencana Pelajaran 1950 lahir karena tuntutan kelahiran UU No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Kurikulun yang ketiga adalah Rencana Pelajaran 1958. Rencana Pelajaran 1958 merupakan penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum yang keempat adalah Rencana Pelajaran 1964, merupakan kurikulum penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958. Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida. Kurikulum yang kelima adalah Kurikulum 1968. Kurikulum 1968 merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Mata pelajaran Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami perubahan menjadi Ilmu Pengetahuan Alam atau yang sekarang disebut Sains. Struktur program dibagi menjadi (1) pembinaan jiwa pancasila; (2) pengetahuan dasar; dan (3) kecakapan khusus. Struktur program untuk Sekolah Dasar program pembinaan jiwa pancasila meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Pendidikan Bahasa Indonesia, (4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan Olahraga. Program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1) Berhitung, (2) IPA, (3) Pendidikan Kesenian, dan (4) Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Kurikulum keenam adalah Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir sebagai ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang. Struktur program untuk Sekolah Dasar meliputi bidang studi (1) Agama, (2) Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial, (5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan Kesehatan, (8) Kesenian, dan (9) Keterampilan Khusus. Kurikulum yang ketujuh adalah Kurikulum 1984. Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975. Terdapat empat aspek yang disempurnakan dalam Kurikulum 1984, yakni:
(1) pelaksanaan PSBB, (2)
penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, (4) pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tuntutan belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik. Kedelapan adalah Kurikulum 1994.
Kurikulum 1994 merupakan
pelaksanaan amanat UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kurikulum 1994 berisi 3 lampiran: (1) Landasan, Program, dan Pengembangan Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum. Kurikulum kesembilan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum KBK belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Perubahan kurikulum yang kesembilan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal yang berorientasi pada hasil belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dengan sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Perubahan atau perkembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem pendidikan itu dinamis. Perubahan kurikulum dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Pemerintah sekarang ini juga sedang melakukan memperbaiki Kurikulum 2006 atau KTSP dengan diberlakukannya Kurikulum 2013. Perubahan tersebut dilakukan sebagai bentuk umpaya menyempurnakan sistem pendidikan di Indonesia. 2.1.5. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang baru mulai diterapkan pada tahun 2013/2014. Pengembangan kurikulum 2013 menyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Titik tekan pada kurikulum 2013 adalah adanya peningkatan dan penyeimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014: 16). Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan pola pikir, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar mampu menjamin kesesuaian antara tujuan yang diinginkan dengan hasilnya. Penyempurnaan Kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi jawaban atas globalisasi bagi dunia pendidikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
2.1.5.1. Rasionalisasi dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013 Elemen-elemen Kompetensi
Lulusan
perubahan (SKL),
Kurikulum
Standar
Isi
2013
(SI),
dan
mencakup Standar
Standar Penilaian
(Kemendikbud, 2014: 6). Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan adalah konstruksi holistik, didukung oleh semua mata pelajaran yang terintegrasi secara vertikal dan horisontal. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 seperti terlihat Tabel 2.3 Tabel 2.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ELEMEN Kompetensi Lususan Kedudukan pelajaran Pendekatan
mata
Struktur Kurikulum (Mata Pelajaran
Proses pembelajaran
Penilaian
DESKRIPSI Sekolah Dasar Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi Kompetensi dikembangakan melalui Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial, dan budaya Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 Jumlah jam pelajaran bertambah 4JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat Guru bukan satu-satunya sumber belajar Sikap tidak dijabarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan Penilaian berbasis kompetensi Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh terhadap skor ideal (maksimal) Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DESKRIPSI Sekolah Dasar
ELEMEN Ekstrakulikuler
24
Pramuka (Wajib) UKS PMR Bahasa Inggris
Sumber: (Mulyasa, 2013: 77-79) Elemen perubahan perubahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk menata ulang dan menyempurnakan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah berlaku. Penataan ulang yang dilakukan dengan memperhatikan perkembangan zaman dan kesenjangan yang terjadi saat ini, dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang diterapkan pada siswa. Siswa diharapkan nantinya dapat memperoleh pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara merata melalui pembelajaran Kurikulum 2013. 2.1.5.2. Pendekatan Tematik Terpadu Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik terpadu sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Pendekatan tematik integratif menurut Kemendikbud (2014; 16) mempunyai ciri (a) berpusat pada anak; (b) memberikan pengalaman langsung kepada anak; (c) muatan pembelajaran menyatu dalam satu pemahaman kegiatan pembelajaran; (d) menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran dalam satu proses pembeljaran saling terkait antar muatan pembelajaran satu dengan yang lain; (e) keterpaduan berbagai muatan pembelajaran bersifat luwes; dan (f) hasil belajar dapat berkembang menyesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa melalui proses dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
hasil belajar siswa. Perubahan kurikulum 2013 dilandasi berbagai hal, antara lain ladasan yuridis, teoritis dan konseptual. Landasan konseptual pengembangan Kurikulum 2013 ialah pembelajaran kontekstual (Mulyasa, 2013: 65). Pembelajaran konstekstual diupayakan untuk menciptakan kondisi belajar menjadi semenarik mungkin dengan situasi aslinya atau kondisi nyata. Sagala (2009: 88 – 91) menjelaskan komponen pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme atau yang berhubungan dengan perkembangan pemikiran siswa, bertanya, menemuka, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya yang diperoleh dari data – data yang dikumpulkan dari kegitan yang dilakukan oleh siswa. Data bisa berupa proyek atau kegiatan, laporan, tugas rumah, kuis, karya siswa, presentasi, atau penampilan siswa, demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis (Riyanto, 2010: 176). Penciptaan pembelajaran kontestual bertujuan supaya guru mudah dalam mengaitkan pembelajaran dengan kondisi pada kenyataannya. Pendapat para ahli mengenai pendekatan tematik terpadu, dapat peneliti simpulkan bahwa pendekatan tematik terpadu adalah sebuah pendekatan yang mengusahakan keterkaitan antara bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema. Pendekatan tematik terpadu dapat memberikan kebermaknaan bagi peserta siswa. Kebermaknaan tersebut dikarenakan pembelajaran tematik terpadu mengusahakan peserta siswa memperoleh pembelajaran secara holistik, bermakna, dan otentik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
2.1.5.3. Pendekatan Saintifik Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum 2013 adalah dengan pendekatan saintifik (ilmiah). Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran mempunyai alasan bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Proses pembelajaran dapat dipandang menjadi suatu proses ilmiah. Pendekatak saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan
sikap,
keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014: 18).Kondisi pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik. Pendekatan saintifik sejalan dengan pendekatan keteramapilan proses yang dimaskud oleh Semiawan (1987: 14-15). Pendekatan keterampilan proses sebagai suatu keterampilan yang menerapkan proses bekerja ilmuan yang sama halnya dengan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, maka guru perlu menyediakan tempat yang tepat agar kebutuhan rasa ingin tahu anak dapat terpenuhi. Semiawan juga memaparkan 13 kemampuan atau sikap dalam keterampilan proses, yaitu:
(1) observasi, (2)
perhitungan; (3) pengukuran; (4) klasifikasi; (5) hubungan ruang dan waktu; (6) membuat hipotesis; (7) perencanaan penelitian atau eksperimen; (8) pengendalian variabel; (9) interpretasi data; (10) kesimpulan sementara; (11) peramalan; (12) penerapan; dan (13) komunikasi. Penjelasan dari beberapa kemampuan tersebut diuraikan sebagai berikut: Observasi atau pengamatan merupakan keterampilan yang paling mendasar, kita memanfaatkan semua indera kita melalui melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Perhitungan dikenal dekat dengan matematika, namun sebenarnya keterampilan menghitung juga digunakan pada ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahkan bahasa Indonesia. Guru perlu menciptakan kegiatan yang menarik bagi anak misalnya, menghitung jumlah batu dalam sebuah pot, menghitung jumlah bangku di kelas, dan benda atau objek yang ada disekitar sekolah. Hasil perhitungan tersebut bisa dikomunikasikan atau dikonversikan dengan cara membuat tabel, grafik, atau histogram. Pengukuran adalah keterampilan yang sering dilakukan oleh ilmuwan untuk melihat suatu perbandingan, sebab dasar dari pengukuran adalah pembanding. Klasifikasi merupakan kegiatan menggolong-golongkan, dengan mengklasifikasikan anak mampu untuk menemukan suatu persamaan maupun perbedaan antara benda-benda disekitarnya. Hubungan ruang atau waktu mengajak siswa belajar misalnya dengan mengenal bangun datar dan bangun ruang. Membuat suatu hipotesis memerlukan suatu alasan yang dapat menerangkan pengamatan akan suatu kejadian. Misalnya anak diminta untuk membuat hipotesis dari kegiatan menanam tanaman yang diberi pupuk. Anak lalu menduga apa yang terjadi setelah tumbuhan dalam pot diberi pupuk, dan bagaimana jika tidak. Merencanaan penelitan atau eksperimen dapat dilakukan dengan merancangkan kegiatan untuk anak melakukan suatu percobaan sederhana. Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi dalam percobaan, variabel bisa berupa faktor-faktor yang mempengaruhi objek percobaan. Contohnya anak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
dilatih mencoba menanam pohon, pengendalian variabel dilakukan dengan memberikan pupuk dengan jumlah yang sama, menyiram air dengan frekuensi yang sama, atau bisa dalam kata lain, perakuan yang diberikan pada objek penelitian adalah sama. Hal tersebut untuk melihat bagaimana pengaruh terhadap objek. Interpretasi atau penafsiran dilakukan setelah semua tahap sebelumnya terpenuhi. Sebuah data dapat ditafsirkan apabila telah diamati, dihitung, diukur, dan dilakukan eksperimen. Penafsiran data dilakukan bisa dengan membuat tabel atau grafik, dan bisa dengan alat penyajian data yang lainnya. Seorang peneliti membuat kesimpulan sementara setelah melakukan eksperimen. Kesimpulan tersebut diperoleh dari hasil pengamatan saat melakukan eksperimen. Sehingga sifatnyapun sementara hingga waktu eksperimen yang ditentukan. Peramalan mengajak anak bisa meramalkan suatu hal berdasarkan hasil pengamatnnya. Contohnya, kemungkinan yang terjadi apabila tumbuhan yang mereka tanam di pot kemudian diletakkan di bawah terik matahari, apa yang terjadi? Lalu kemungkinan bila diberi air terlalu banyak, apa yang terjadi? Keterampilan tersebut akan melatih anak berfikir tentang kemungkinankemungkinan yang terjadi sehingga akan baik untuk proses belajarnya. Penerapan adalah keterampilan yang paling mudah namun sulit untuk diterapkan. Melalui keterampilan menerapkan konsep yang dimiliki dalam kehidupan, anak akan berlatih untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi adalah keterampilan dasar yang terakhir pada pendekatan keterampilan proses, dalam keterampilan ini anak dilatih untuk menyampaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
hasil segala belajarnya (eksperimen) yang dilakukan ke dalam sebuah paper ayau sebuah karangan atau bahkan laporan sederhana. Siswa melalui komunikasi ini, menyampaikan hasil percobaan melalui grafik, gambar, model dan sebuah cerita singkat. Ketigabelas keterampilan perlu dilatihkan guru pada anak melalui pembelajaran, melalui proses tersebut anak akan dilatih belajar layaknya para ilmuwan untuk menemukan pembelajaran baru. Pendapat yang disampaikan Semiawan sejalan dengan pendektan saintifik yang ingin diterapkan pemerintah melalui Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik yang diterapkan dalam Kurikulum 2013 tidak semua keterampilan yang diurakan oleh Semiawan diterapkan dalam pembelajaran.
Pemerintah
menyesuaikan
dengan
kebutuhan
dan
tahap
perkembangan siswa. Pendekatan saintifik Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pembelajaran pokok yaitu (a) mengamati; (b) menanya; (c) mengumpulkan informasi / eksperimen; (d) mengasosiasikan / mengolah informasi; dan mengomunikasikan. Keterkaitan antara langkah pendekatan saintifik dengan kegiatan belajar dan maknanya dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Langkah Pembelajaran Mengamati Menanya
Kegiatan Belajar Membaca, mendengar, menyimak, melihat. Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau
Kompetensi yang dikembangkan Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan, untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Langkah Pembelajaran
Mengumpulkan informasi / eksperimen
Mengasosiasikan / mengolah informasi
Mengomunikasikan
30
Kegiatan Belajar
Kompetensi yang dikembangkan
pertanyaan untuk mendapat informasi tambahan tentang apa yang diamati Melakukan eksperimen Membaca sumber lain selain buku teks Mengamati objek, kejadian Aktivitas Wawancara dengan narasumber
membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berfikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan / eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kedapa pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan. Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir kritis sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar
Sumber: (Kemendikbud, 2014: 19) Pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013, pada dasarnya merujuk pada suatu proses pembelajaran yang menuntun siswa untuk menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapinya. Siswa menghadapi permasalahan tersebut dengan mengedepankan ide-ide kreatif siswa, sehingga dapat mengembangkan kemampuan siswa secara holistik mulai dari pengetahuan siswa, pengembangan sikap, sampai dengan keterampilan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
2.1.5.4. Penilaian Otentik Penilaian otentik merupakan cermin nyata dari kondisi pembelajaran siswa. Penilaian tersebut disebut otentik karena berdasarkan pada pengalaman pribadi, pengalaman langsung di dunia nyata setiap siswa (Basuki, 2014: 168). Secara singkatnya penilaian autentik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan penerapan dari suatu pengetahuan atau keterampilan. Penilaian autentik pada dunia pendidikan mempunyai pengertian proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Pendapat yang sama juga diungkapkan Kemendikbud (2014:36) penilaian otentik memandang penilaian dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berkaitan. Penilaian autentik harus menceriminkan masalah dunia nyata. Menggunakan
beberbagai
cara
dan
kriteria
holistik.
Kurikulum
2013
menggunakan penilaian otentik untuk menilai aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kemendikbud (2014: 36) mengungkapkan bahwa guru harus merefleksikan pada diri sendiri, khususnya hal yang berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa yang akan dinilai, (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan, dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti penalaran, memori, atau proses.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Penilaian otentik yang telah dipaparkan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik adalah penilaian yang tidak hanya mengukur atau memberi penilaian pada hasil belajar saja, melainkan lebih menekankan kepada penilaian proses dari awal sampai akhir yang dilakukan oleh siswa. Penilaian otentik ini dapat mengukur tingkat perkembangan siswa dalam menerima pembelajaran. Melalui penilaian otentik ini diharapkan siswa mampu mengeksplorasi segala kemampuan yang mereka miliki secara maksimal. 2.1.5.5. Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari Tabel 2.4 adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk siswa Sekolah Dasar kelas I pada Kurikulum 2013. Tabel 2.4 Pembagian Tema Kelas I SD Tema Kelas I Diriku Kegemaranku Kegiatanku Keluargaku Pengalamanku Lingkungan Bersih dan Sehat Benda, Binatang, dan Tanaman di Sekitar Peristiwa Alam
Sumber: (Kemendikbud, 2014: 17). Tema kegemaranku adalah tema ke dua dalam semester satu kelas I SD. Tema tersebut dijabarkan dalam 4 subtema yaitu (1) gemar berolahraga; (2) gemar bernyanyi dan menari; (3) gemar menggambar; dan (4) gemar membaca (Kemendikbud, 2014: xxi). Materi dalam tema kegemaranku memuat topik kegemaran atau minat yang dikaitkan antara muatan pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dalam pembagian tema peneliti mendapatkan tema kegemaranku subtema gemar bernyanyi dan menari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Subtema gemar benyanyi dan menari adalah subtema yang mengajarkan tentang kegemaran siswa bernyanyi dan menari. Pada gemar bernyanyi memuat materi tentang alat musik, dan lagu. Alat musik yang menjadi pembahasan dalam materi ialah gong, saron, suling, rebana, piano, drum, pianika, dan gitar. Lagu cing gemerincing, lagu naik-naik ke puncak gunung, Cublak-Cublak Suweng, dan Ampar-Ampar Pisang menjadi materi pada kegemaran bernyanyi. Gemar menari memuat materi tentang tarian anak yang bertemakan hewan dan macam-macam tari daerah setempat. Tarian anak yang bertemakan hewan contohnya kupu-kupu. Tari topeng, Tari gantar, Tari Panji Semirang, Tari Kipas, Tari Tor-tor, Tari Saman, Tari Yospan dan Poco-poco menjadi pembahasan pada macam-macam tari daerah (Kemendikbud, 2014: 34-62). 2.1.6. Perangkat Pembelajaran Trianto (2010: 96) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang digunakan dalam proses pengelolaan proses pembelajaran yang meliputi buku peserta didik, silabus, RPP, LKS, soal evaluasi atau tes hasil belajar dan
media
pembelajaran.
Perangkat
pembelajaran
dapat
disusun
dan
dikembangkan oleh guru maupun peneliti. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan harus sesuai dengan kemampuan peserta didik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa berangkat pembelajaran adalah segala perlengkapan belajar yang disusun untuk mendukung proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Silabus, RPP, bahan ajar, LKS adalah perangkat pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
mengajar, namun pengembangan yang dilakukan peneliti hanya akan terfokus pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2.1.6.1. Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Fadlillah, 2014: 135). Ruang lingkup silabus merupakan bagian-bagian yang terdapat dalam silabus yang menjadi gambaran umum untuk bentuk materi yang harus diajarkan kepada siswa. Komponen-komponen
dalam
silabus,
Fadlillah
(2014:
136)
menjelaskannya sebagai berikut: (1)Kompetensi Inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimilik oleh seorang siswa melalui pembelajaran. (2)Kompetensi Dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi Inti yang harus diperoleh siswa melalui pembelajaran. (3)Materi pembelajaran, berisi tentang materi ajar yang akan diberikan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. (4)kegiatan pembelajaran, proses kegiatan antara guru-siswa, siswa-siswa, guru-siswa-sumber belajar pada suatu lingkungan pembelajaran. (5)Penilaian, penilaian adalah proses pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Pada pelaksanaan Kurikulum 2013 menggunakan penilaian Autentik (Kemendikbud, 2014: 34). (6)Alokasi waktu, alokasi waktu adalah beban waktu yang diberikan untuk setiap kompetensi yang akan dicapai, dan terakhir sumber belajar. Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
2.1.6.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Permendikbud No. 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum pedoman umum pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37) tahap pertama dalam pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan
dengan
kegiatan
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan suatu rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran berdasarkan KD yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus (Mulyasa, 2014: 212). Pendapat lain mengemukakan bahwa RPP merupakan skenario pembelajaran yang menjadi pegangan bagi guru untuk menyiapkan, menyelenggarakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan belajar dan pembelajaran (Fadlillah, 2014: 144). Kesimpulan RPP dalam kurikulum 2013 yaitu penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap muatan pembelajaran. Berikut peneliti paparkan format dan sistematika RPP Kurikulum 2013
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Gambar 2.1.Format dan Sistematika RPP Kurikulum 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : Tema/Subtema/PB : Alokasi Waktu : A. Kompetensi Inti (KI) B. Kompetensi Dasar dan Indikator 1. .......................... (KD pada KI – 1) 2. .......................... (KD pada KI – 2) 3. .......................... (KD pada KI – 3) Indikator: ................................... 4. .......................... (KD pada KI – 1) Indikator: ................................... KD – 1 dan KD – 2 dari KI1 dan KI2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan untuk KD – 3 dan KD – 4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung. C. D. E. F.
Tujuan Pembelajaran Materi Pembelajaran (Rincian dari materi pembelajaran) Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media 2. Alat / Bahan 3. Sumber Belajar G. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Kesatu: a. Pendahuluan (.....menit) b. Inti (.....menit) c. Penutup (.....menit) 2. Pertemuan Kedua: a. Pendahuluan (.....menit) b. Inti (.....menit) c. Penutup (.....menit) H. Penilaian 1. Jenis Penilaian 2. Bentuk Instrumen dan Instrumen 3. Pedoman Penskoran
Gambar 2.1 menjelaskan komponen-komponen dalam RPP meliputi pertama Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan, kedua Identitas tema / subtema, ketiga Kelas / semester, keempat Materi pokok, kelima Alokasi waktu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
ditentukan sesuai dengan keperluan untuk mencapai KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia. Komponen yang keenam Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang. Ketujuh Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator pencapaian kompetensi. Kompetensi dasar merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan pembelajaran. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pengembangan indikator menyesuaikan karakter siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator digunakan sebagai dasar untuk penyusunan alat penilaian. Perumusan indikator perlu memperhatikan perumusan sebagai berikut:
(1). Keseluruhan indikator
memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang digunakan dalam KI dan KD, (2). Perumusan indikator dimulai dari tingkatan berfikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dan konkrit ke abstrak, (3). Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan kopetensi dan kebutuhan siswa. (4). Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai. Kedelapan ialah tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan KD dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Perumusan tujuan pembelajaran yang baik apabila dimulai dengan menyebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Audience, Behavior, Condition, dan Degree (Kemdikbud, 2014: 109). Audience yaitu peserta didik untuk siapa tujuan itu dimaksudkan, Behavior atau kemampuan yang harus didemonstrasikan, Condition menerangkan seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati, dan yang terakhir Degree atau keterampilan baru yang harus dicapai dan diukur. Kesembilan materi pembelajaran, materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan indikator ketercapaian kompetensi. Kesepuluh metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang hendak dicapai. Kesebelas media, alat dan sumber belajar. Media pembelajaran berupa alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran. Alat adalah alat bantu pembeljaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa. Sumber belajar dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar yang relevan. Keduabelas langkah-langkah kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup pada setiap penggalannya. Proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: (a) mengamati; (b) menanya; (c) mengumpulkan informasi / eksperimen; (d) mengasosiasikan / mengolah informasi; dan (d) mengomunikasikan. Terakhir bagian penilaian, penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
yang dilakukan secara berkesinambungan. Kegiatan penilian memiliki komponen penting, yang terdiri dari jenis / teknik penilaian, bentuk istrumen, dan pedoman penskoran (Majid, 2014: 116). 2.1.6.2.1. Langkah-langkah pengembangan RPP Pengembangan RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik atau yang disebut dengan RPP tematik (Kemdikbud, 2013: 12). Penyusunan RPP Tematik idealnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1) menentukan tema yang telah dikaji bersama siswa; (2) memetakan KD-KD dan indikator yang akan dicapai dalam tema-tema yang telah disepakati, (3) menetapkan jaring-jaring tema; (4) menyusun silabus tematik; dan (5) menyusun RPP pembelajaran tematik (Fadlillah, 2014: 145). Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan siswa, tetapi sudah ditetapkan oleh pemerintah yang termuat dalam silabus tematik, buku guru, dan buku siswa yang telah disediakan oleh pemerintah (Kemendikbud, 2014: 110). Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu
di
kelas,
guru
dapat
mengembangkan
RPP
tematik
dengan
memperhatikan silabus tematik, buku guru, dan buku siswa mengacu pada format dan sistematika RPP pada gambar 2.1. 2.1.6.3. Bahan Ajar Bahan ajar adalah segala sesuatu yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar (Prastowo, 2014: 123). Adapun Majid (2009: 173) berpendapat bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru / instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup (1) petunjuk belajar; (2) kompetensi yang akan dicapai; (3) informasi pendukung; (4) latihan-latihan; (5) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja; (6) evaluasi. Berbagai pendapat diatas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan / suasana yang memugkinkan siswa belajar dengan baik. Bahan ajar untuk kelas I Sekolah Dasar adalah bahan ajar tematik. Menurut Prastowo (2014: 142) bahan ajar tematik mempunyai karakteristik diantaranya: pertama bahan ajar yang mampu menstimulasi siswa supaya aktif. Kedua bahan ajar yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Ketiga sumber belajar yang mampu menyuguhkan pengetahuan yang holistik,
dan yang terakhir bahan ajar yang mampu memberikan
pengalaman langsung kepada siswa. Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Seffen Peter Ballstaedt, (Majid, 2009: 175) yaitu: Pertama bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari bagaimana yang sedang dipelajari. Kedua biaya untuk yang dikeluarkan untuk mencetak relatif murah. Ketiga bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dibawa kemana saja. Keempat menawarkan kemudahan secara luas dan kretivitas bagi siswa serta mudah dipahami dan dapat dibaca dimana saja. Kelima bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi siswa untuk melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
aktivitas, seperti mendai, mencatat, membuat sketsa. Keenam bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar, dan ketujuh siswa dapat mengatur tempo belajar secara pribadi. Pendapat para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar tematik adalah semua bahan, sumber belajar, dan materi pembelajaran yang digunakan guru untuk mendukung pembelajaran. Melalui penggunakan bahan ajar diharapkan semua tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2.1.6.4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapat mempelajari materi ajar secara mandiri. Melalui isi yang terdapat dalam LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Penggunaan LKS akan membantu siswa menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami materi yang diberikan (Prastowo, 2014: 269). Berdasarkan penjelasan Prastowo, dapat kita ketahui bahwa LKS merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran. Tugas pembelajaran tersebut harus dikerjakan siswa, baik bersifat teoritis atau praktis yang harus mengacu pada Kompetensi Dasar yang harus dicapai siswa. Penggunaan LKS menjadi pelengkap sumber belajar lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
2.1.7. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter di Indonesia sudah menjadi tradisi sejak dahulu melalui pembentukan kepribadian dan identitas bangsa sesuai dengan konteks dan situasi yang dialami oleh para pendidik pada zaman itu (Koesoema, 2007: 44). Pendidikan Pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik anak-anak agar mampu mengambil segala keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kemampuan tersebut anak dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya (Kesuma, 2011: 4). Hal yang hampir serupa diungkapan oleh Listyarti (2012: 3) yang mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya pembimbingan perilaku anak agar mengetahui, mencintai, dan melakukan segala kebaikan. Fokusnya pada tujuan-tujuan etika melalui proses apresiasi dan pembiasaan. Berbeda dengan pendapat Listiyarti, menurut Zubaedi (2011: 17) pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan secara sadar atau sengaja untuk mewujudkan suatu kebajikan. Bedasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter mempunyai merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik anak agar mampu dengan bijak mengambil keputusan, mengolah perasaan yang secara sadar atau sengaja untuk mewujudkan suatu kebaikan. Listyarti (2012: 5-12) menjelaskan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter, khususnya karakter kebangsaan, yaitu: religius, jujur, toleransi, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, atau komunikatif, cinta damai, gemar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Pendapat Listyarti tentang nilai-nilai pendidikan karakter sejalan dengan nilai kreatif yang terkadung dalam permainan kuda debog. Nilai kreatif tercermin dari pembuatan alat permainan yaitu kuda debog. Pemanfaatan pelepah daun pisang yang tampaknya tidak berguna dimanfaatkan sebagai media permainan (Sujarno, 2013: 161). Nilai disiplin, nilai kerja keras, juga tercermin melalui permainan jamuran. Anak disiplin dan taat saat mengikuti perintah anak yang berperan menjadi pemain jadi, seperti menjadi jamur kethek menek. Pemain mengikuti permintaan tersebut dengan memperagakan seperti seokor monyet yang menaiki tiang atau pohon (Sujarno, 2013: 158). Nilai kerja keras tercermin ketika pemain berusaha memanjat untuk mematuhi permintaan pemain jadi. Nilai kejujuran juga tercermin melalui permainan cublak-cublak suweng. Ketika pemain jadi menebak uwer atau batu yang digengam oleh pemain lain. Pemain yang menggenggam uwer atau batu menjawab dengan jujur bila tebakan pemain jadi benar (Dharmamulya, 2005: 82). Pendidikan karakter seperti yang telah dipaparkan oleh para ahli dapat ditarik kesimpulan, bahwa pendidikan karakter adalah segala usaha yang dilakukan secara sadar atau sengaja untuk menanamkan suatu kebaikan bagi siswa. Kebaikan yang ditanamakan dalam siswa dapat berupa: religius, jujur, toleransi, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan melalui permainan tradisional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
2.1.8. Permainan Tradisional Permainan dan anak-anak merupakan dua hal yang berbeda tetapi satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Sepanjang hidup anak-anak tidak lepas dari kegiatan bermain (Sujarno, 2013: 1). Bermain merupakan bagian terpenting dalam tumbuh kembang anak menjadi manusia yang seutuhnya. Bagi anak-anak kegiatan bermaian selalu menyenangkan. Melalui kegiatan bermain, anak mampu mencapai perkembangan fisik, intelektual, emosi, dan sosial (Prasetyono, 2008: 11). Perkembangan fisik dapat dilihat saat bermaian. Perkembangan intelektual dapat dilihat dari kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungan. Perkembangan emosi dapat dilihat dari anak merasa senang, sedih, marah, menang, dan kalah. Bermain tidak selamanya membutuhan peralatan dan media yang mahal. Perkembangan sosial dapat dilihat dari hubungannya
dengan
teman sebayanya,
menolong, dan memperhatikan
kepentingan orang lain. Salah satu kegiatan bermain yang tidak membutuhkan banyak biaya adalah bermain permainan tradisional. Permainan Tradisional adalah permainan yang diwariskan secara turuntemurun dari satu gerenari ke generasi berikutnya (Sujarno, 2013: 2). Jenis permainan tersebut bermacam-macam, akan tetapi permainan hanya dibagi menjadi dua yaitu permainan bersifat games (pertandingan) dan permainan hiburan (non games). Permainan tradisional merupakan wadah kegiatan masyarakat sebagai hiburan ataupun penyaluran kreativitas di waktu luang dan sebagai sarana sosialisasi. Peralatan dalam permainan tradisional cukup dengan menggunakan alat sederhana dilakukan oleh dua orang atau lebih.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Boedhisantoso (dalam Sujarno, 2013: 3) mengatakan bahwa permainan tradisional dapat membuat anak mampu bersosialisasi dalam masyarakat dengan baik. Melalui bermain anak-anak dapat belajar norma-norma sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat, dan mengenal nilai-nilai budaya. Bermain juga mengajarkan kepada anak tentang pergaulan yang nantinya dapat berguna bagi kehidupan dan kepribadiannya. 2.1.8.1. Permainan Tradisional Kuda Debog Permainan kuda debog berasal dari daerah pedesaan. Pada mulanya permainan ini disebut jaranan atau kuda lumping. Permainan kuda debog adalah permainan memainkan kuda yang terbuat dari debog (batang daun pisang) (Sujarno, 2013: 123). Latar belakang permainan kuda debog adalah suatu ketangkasan seperti panglima perang dalam pertempuran. Anak-anak ketika memainkan permainan ini akan merasa bangga dan gagah bagaikan pahlawan. Permainan kuda debog dapat diiringi dengan iringan lagu “jaranan” (Mulyani, 2013: 66). Syair lagu sebagai berikut: Jaranan . .. Jaranan Jarane jaran teji Sing numpak ndoro Bei Sing ngiring poro abdi Cek cek nong ... cek cek gung Jarane mlebu ning lurung Gedebuk krincing ... Gedebuk krincing Gedebuk krincing ... prok prok Gedebuk jeder (2x) Permainan kuda debog bersifat permainan kelompok yang terdiri dari 4-6 orang pemain. Pemain umumnya dilakukan oleh anak laki-laki berumur antara 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
tahun hingga 14 tahun. Semakin banyak pemain yang ikut bermain semakin ramai permainan tersebut. Permainan ini dimainkan secara berpasangan, puncak permainan ini dilakukan perlawanan satu lawan yang lain layaknya seorang prajurit yang berperang (Sujarno, 2013: 124). Gambar 2.2 Permainan Kuda Debog
Sumber: media2give.blogspot.com Kuda debog dimainkan disebuah tanah lapang karena permainan ini banyak bergerak dan membutuhkan tempat yang cukup luas. Sebelum melakukan permainan kuda “debog”, anak-anak terlebih dahulu menyiapkan alat-alat yang dibutukan yaitu “debog” pisang sebagai kuda. Kuda debog juga membutuhkan sebuah pedang yang terbuat dari pelepah pisang. Apabila alat-alat tersebut sudah terpenuhi, anak-anak kemudian memainkannya. Jalannya permainan dengan menaiki kuda debog yang diringi oleh lagu jaranan sebagi pengiring. Mengenai aturan permainan pada saat berperang barang siapa yang jatuh dinyatakan kalah. Setelah berperang yang kalah maupun yang menang mereka kemudian bubar sendiri-sendiri. Nilai-nilai yang terkadung dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
permainan kuda debog antara lain: nilai ketangkasan, kebersamaan, kesehatan, pendidikan dan nilai hiburan baik bagi pemain maupun teman yang menyaksikan (Sujarno, 2013: 127). 2.1.8.2. Permainan Tradisional Jamuran Jamuran adalah permainan anak-anak dari Jawa Tengah dan Yogyakarta. Jamuran tidak diketahui secara pasti asal usul permainan tersebut, namun menurut Dhrmamulya (2005: 83) kata jamuran berasal dari kata jamur yang berarti cendawan dan mendapat akhiran–an. Jamur adalah tanaman berbentuk bulat, maka permainan jamuran menggambarkan bentuk jamur yang bulat tersebut kedalam bentuk lingkaran (Sujaro, 2013: 109). Permainan jamuran sering dilakukan pada sore hingga malam hari. Pada saat listrik belum masuk ke desa–desa dan hiburan malam belum semarak seperti saat ini. Pada saat bulan purnama memancarkan cahaya, anak–anak memainkan permainan jamuran berkumpul di sebuah halaman yang luas. Permainan jamuran memerlukan tempat yang luas agar anak dapat dengan leluasa bergerak, berlari, dan berputar–putar. Peralatan yang digunakan dalam permainan jamuran tidak ada kecuali sebidang tanah yang luas sebagai ruang gerak anak dalam bermain (Mulyani, 2013: 63). Permainan jamuran memiliki lagu pengiring yang dinyanyikan oleh semua pemain. Lagu jamuran dinyanyikan sekali setiap putaran. Pemain membentuk lingkaran bergerak berputar sambil menyanyi lagu jamuran dengan syair sebagai berikut (Dharmamulya, 2005: 83): Jamuran ya ge ge thok Jamur apa, ya ge ge thok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Jamur gajih mblejijih sakara-ara Semprat semprit jamur apa? Jumlah permain dalam permainan jamuran tidak dibatasi, namun biasanya berkisar antar 4-12 anak. Batasan umur untuk permainan jamuran juga tidak mengikat, namun idealnya berusia antara 6-13 tahun. Permainan jamuran dapat dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan (Dharmamulya, 2005: 83). Permainan jamuran mempunyai aturan dasar dalam jalannya permainan, jalannya permainan terbagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
(1) permainan
dimulai dari seorang anak mengajak teman-temannya untuk bermain jamuran, anak selanjutnya melakukan hompimpah. Hompimpah dilakukan lebih dari dua orang, apabila peserta tinggal 2 maka dilakukan pingsut untuk menentukan anak yang menjadi pemain “jadi”; (2) semua anak yang menang berjalan bergandengan tangan mengelilingi pemain jadi sambil menyanyikan lagu jamuran; (3) bersamaan dengan berakhirnya menyanyikan lagu jamuran berhenti pula langkah anak–anak dalam mengelilingi pemain jadi. Kemudian pemain “jadi” segera memberkikan jawaban yang diajukan semua pemain di akhir kalimat lagu jamuran; (4) setelah mendengar jawaban dari pemain jadi, semua peserta (kecuali pemain jadi) segera membubarkan diri memenuhi jawaban pemain jadi namun masih dalam arena permainan tersebut;(5) apabila ada satu anak yang tidak memenuhi jawaban yang diiginkan oleh pemain jadi maka pemain tersebut menggantikan pemain jadi (Sujarno, 2013: 113). Beberapa contoh dan kemungkinan jawaban yang akan disebutkan oleh pemain jadi dalam permainan jamuran diantaranya: (1) Jamur kethek menek: anak–anak yang mengitari pemain jadi segera berlari mencari pohon atau tiang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
apa saja yang dapat dipanjat sehingga kaki tidak menyentuh tanah. Bila anak tidak mendapat tempat untuk memanjat maka anak tersebut menggantikan pemain jadi (Dharmamulya, 2005: 85). (2) Jamur let uwong:
anak-anak yang mengitari
pemain jadi segera mencari teman untuk berpelukan sambil membentu kelompok yang masing–masing terdiri dari 2 orang. Pemain jadi mencari teman yang pelukannya lemah lalu berusaha untuk memisahkan dari kelompok tersebut (Dharmamulya, 2005: 84). (3) Jamur gagak: apabila pemain jadi mengatakan jamur gagak maka para pemain segera berlari–lari dengan merentangkan tangan sambil mengucapkan gaok-gaok
menirukan suara burung gagak. Pemain jadi segera mengejarnya.
Pemain yang dikejar dan hampir tertangkap harus segera jongkok sehingga pemain jadi tidak dapat menangkapnya. Pemain jadi mencari pemain lain untuk ditangkap, apa bila pemain jadi tidak menemukan maka pemain jadi tetap pada posisi awal (Dharmamulya, 2005: 85). (4) Jamur emprit mencok: setelah pemain jadi mengatakan jamur emprit maka para pemain segera jongkok seperti emprit yang hinggap. Ketika pemain jadi datang akan menangkap para pemain yang jongko segera lari menghidari pemain jadi sampai pemain jadi menangkap salah satu pemain. Apabila pemain tidak dapat menangkap pemain lain maka pemain jadi kembali jadi untuk permainan selanjutnya (Sujarno, 2013: 115). (5)Jamur monyet: anak segera melepaskan tangannya dan segera membuat gerakan–gerakan menyerupai seekor monyet. Gerakan tersebut diantaranya memanjat pohon, meloncat-loncat, dan ada yang pura-pura duduk mencari kutu di kepala temannya (Sujarno, 2013: 116).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
2.1.8.3. Permainan Tradisional Cublak-Cublak Suweng Permainan dinamakan cublak–cublak suweng dimungkinkan karena pada mulanya yang dicublek–cublek (ditonjok-tonjokkan) adalah suweng (subang) yang terbuat dari tanduk (biasa disebut uwer) (Dharnamulya, 2005: 57). Permainan cublak–cublak suweng dapat dimainkan pada sore dan malam hari dengan mengambil tempat di teras rumah. Cublak–cublak suweng permainan yang bersifat rekreatif, mendidik anak menjadi tidak pemalu, berani, aktif mengambil prakarsa serta mudah bergaul (Dharmamulya, 2005: 57). Pemain cublak-cublak suweng berkisar antara 5–7 anak dengan umur sekitar 6-14 tahun. Bagi yang masih berumur 6–9 tahun adalah masa belajar permainan tersebut, sedangkan bagi yang berumur 10–14 tahun adalah melatih adik-adiknya yang masih kecil. Permainan cublak-cublak suweng dapat dimainkan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Permainan cublak–cublak suweng memerlukan perlengkapan sebuah suweng (subang) tanduk yang uwer. Bila benda ini sulit didapatkan, maka diganti dengan kerikil, biji–bijian, atau apa saja yang besarnya mendekati subang. Selain subang permainan ini disertai juga sebuah lagu pengiring. Lagu cublak–cublak suweng dinyanyikan para pemain sewaktu permainan berlangsung. Syair lagu cublak–cublak suweng sebagai berikut (Irene, 2013: 39) Cublak-cublak Suweng Suwenge ting gelenter Mambu ketundhung gudel Pak gempong lera lere
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
Sopo ngguyu ndelikake Sir sir pong dhele gosong Sir sir pong dhele gosong Cara permainan cublak-cublak suweng sebagai berikut (MJA, Irene, 2013: 39-40):
(1) anak-anak membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 anak. (2)
setelah terbentuk kelompok bermain, anak melakukan hompimpah dan pingsut sampai menukan pemain jadi. (3) anak yang kalah dalam pingsut menjadi pemain dadi dan telungkup atau sujud dengan dikelilingi pemain lain yang duduk. (4) pemain yang lain membuka telapak tangan diatas punggung teman yang telungkup sambi menyanyikan “Cublak-cublak Suweng”. (5) salah satu anak memegang batu dan mememindahkan batu di atas telapak tangan teman yang lain secara bergantian. (6) ketika lagu selesai dinyanyikan, batu diletakkan diatas telapak tangan salah satu anak. (7) anak yang lain juga melakukan hal yang sama seolah-olah menggenggam batu dengan tujuan untuk mengecoh teman yang jadi. Semua anak yang menggenggam sambil menggoyang-goyangkan tangan pada saat menyanyikan syair “sir pong dhele gosong.. sir pong dhele gosong..”. (8) Anak yang telungkup bangun dan menebak di tangan siapakah batu tersebut tersimpan. (9) jika tebaannya tepat maka anak yang tertebak menyembunyikan batu bergantian menjadi pemain jadi, jika tebakannya salah maka anak yang jadi kembali lagi menjadi pemain jadi. (10) lakukan permainan cublak-cublak suweng dari awal lagi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan Bagain hasil penelitian yang relevan, peneliti akan paparkan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Peneliti menguraikan dalam tiga bagian, diantaranya: dua penelitian yang relevan dengan perangkat pembelajaran; satu penelitian yang relevan dengan permainan; dan dua penelitian yang relevan dengan perminan tradisional. Pertama,
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Rizal
(2011)
melalui
pengembangan perangkat pembelajaran estimasi berhitung di Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuam untuk mendiskripsikan pengembangan perangkat pembelajaran matematika SD yang menggunakan estimasi berhitung. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode pengembangan Dick dan Carey yang dimodifikasi menjadi (1) analisis kebutuhan, (2) persiapan pengembangan bahan ajar, (3) pengembangan bahan ajar, (4) pengujian, evaluasi, dan revisi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini menghasilkan Rencana Pembelajaran yang dibuat minimal memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar; LKS yang dibuat harus memperhatikan kesesuaian dengan RPP dan Buku ajar yang dibuat mengacu pada standar buku ajar yang ditentukan oleh puskur yakni memperhatikan organisasi materi: Keruntunan, Sistematika materi dan Kesesuaian dengan alokasi waktu. Hasil tersebut hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP yang disusun berdasarkan kebutuhan lapangan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Tryanasari, ddk. (2012) melakukan pengembangan perangkat pembelajaran terpadu berbasis kearifan lokal untuk kelas III Sekolah Dasar di Kabupaten Madiun. Tujuan dari penelitian tersebut adalah (1) mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran terpadu berbasis kearifan lokal; (2) mendeskripsikan kualitas media kearifan lokal pada pembelajaran terpadu; (3) mendeskripsikan implementasi kearifan lokal sebagai media pembelajaran terpadu; dan (4) mendeskripsikan faktor penghambat dan pendukung pembelajaran terpadu menggunakan media kearifan lokal. Prosedur penelitian melalui dua tahap, yaitu pengembangan perangkat pembelajaran dan uji coba perangkat. Objek penelitian adalah perangkat pembelajaran yang dikembangkan, sedangkan subjek uji coba perangkat pembelajaran adalah 10 orang siswa kelas III SDN Balerejo 2 dan 30 orang siswa kelas III SDN Balerejo 4. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan mengacu pada model Dick and Carey. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, media yang tertuang dalam buku pegangan guru, buku ajar siswa, lembar kegiatan siswa, dan tes hasil belajar. Untuk melihat kualitas perangkat serta implementasinya digunakan lembar keterlaksanaan RPP, lembar respon siswa, lembar aktivitas guru, dan lembar aktivitas siswa, sedangkan untuk melihat faktor penghambat dan pendukung peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) proses pengembangan sesuai dengan model Dick and Carey dan menghasilkan perangkat pembelajaran yang ditinjau dari isi, format, dan bahasa dinyatakan baik terlihat dari nilai rata-rata validitas isi dan konstruk masing-masing perangkat diantaranya RPP mencapai 4,22; media 4,5; BPG 4,14; BAS 4,26; LKS 3,96; (2) kualitas kearifan lokal sebagai media dalam pembelajaran terpadu baik; (3) implementasi penggunaan perangkat ditinjau dari keterlaksanaan RPP baik dengan rata-rata persentase sebesar 89,75% pada pertemuan 1 dan 91,01% pada pertemuan 2, respons siswa positif dengan rata-rata persentase 40,6 (setuju) dan 41,2 (sangat setuju), aktivitas guru sangat baik dimana aktivitas relevan semuanya muncul, aktivitas siswa sangat baik dengan persentase mencapai 99,41% relevan, dan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang signifikan; dan (4) faktor penghambat bisa diatasi dengan improvisasi, sedangkan faktor pendukung yang ditemukan adalah pengalaman siswa bermain dengan alat permainan tanpa berinteraksi dengan teman menjadikan pembelajaran sangat menarik. Hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tujuan dari penelitian tersebut relevan dengan tujuan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu menyusun RPP, mengetahui kualitas dari RPP tersebut, dan mengetahui dampak dari RPP yang disusun tersebut. Penelitian ketiga, dilakukan oleh Yien, Jui-Mei dkk. (2011) meneliti pendekatan berbasis permainan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran gizi (A Game-Based Learning Approach to Improving Students’ Learning Achievements in a Nutrition Course). Tujuan dari penelitian tersebut adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan permainan dan tidak menggunakan permainan. Metode yang digunakan adalah penelitian KuasiEksperimen. Subjek dalam penelitian ini adalah 66 siswa kelas III Sekolah Dasar yang terdapat dalam dua kelas. Satu kelas sebagai kelas uji coba kelas yg lain sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar dari siswa dalam grup eksperimen secara signifikan lebih baik daripada grup kontrol. Hasil yang sama didapatkan juga pada segi ketertarikan belajar siswa. Lebih lanjut, sebagian besar siswa menunjukkan sikap positif terhadap penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis permainan dalam pelajaran nutrisi. Sebuah analisa yang lebih dalam menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan dari segi gender (jenis kelamin) dalam kasus pengetahuan dan cara pembelajaran nutrisi. Hasil penelitian tersebut relevan penelitian yang dilakukan peneliti. Melalui pendekatan berbasis permainan sesuai dengan kebutuhan siswa pada tahap perkembangannya dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Gizi. Penelitian tersebut hampir sama dengan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa pendekatan berbasis permainan sesuai dengan tahap perkembangannya dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada subtema gemar bernyanyi dan menari kelas 1 SD. Penelitian yang keempat yang dilakukan oleh Muslimin, Ratu Ilma Indra Putri, dan Somakin (2012), meneliti desain pembelajaran pengurangan bilangan bulat melalui permainan tradisional congklak berbasis pendidikan metematika realistik Indonesia di kelas IV Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
mengetahui pemahaman siswa terhadap konsep-konsep pada materi pengurangan bilangan bulat melalui HLT, yang didesain dengan permainan tradisional congklak. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman siswa mengenai konsep pengurangan bilangan bulat dapat dipicu dengan menggunakan permainan tradisional congklak sebagai konteks dalam pembelajaran. Lintasan pembelajaran terdiri dari empat aktivitas untuk mencapai tujuan pembelajaran, yaitu bermain congklak, bermain kartu congklak, bermain kartu bilangan, dan bermain dadu pengurangan untuk menyelesaikan masalah kontekstual pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan simbol pengurangan secara formal. Hasil penelitian tersebut relevan, karena penggunaan pembelajaran berbasis permainan tradisional khususnya congklak dapat menanamkan konsepkonsep tentang materi bilangan bulat. Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh peneliti, dengan penggunakan penyusunan RPPH berbasis permainan tradisional diharapkan dapat menjelaskan konsep-konsep yang terdapat dapat subtema gemar bernyanyi dan menari di kelas 1 SD. Penelitian yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Nolvin (2013) meneliti meningkatkan kecepatan lari sprint melalui permainan olahraga tradisional permainan benteng hadang pada siswa kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi. Permasalahan utama penelitian ini adalah kurangnya kecepatan lari sprint dalam olahraga atletik pada siswa kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kecepatan lari sprint melalui permainan olahraga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
tradisional benteng hadang. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Inpres 2 Kamarora yang berjumlah 30 siswa. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus. Berdasarkan hasil rekapitulasi antara siklus setelah melalui pelaksanaan kecepatan lari sprint melalui olahraga tradisional benteng hadang pada siklus kedua menunjukkan bahwa kecepatan lari sprint dalam olahraga atletik pada siswa kelas V di SD Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi dari hasil observasi awal hanya 5 orang siswa atau 15 % dari 30 siswa yang dinyatakan tuntas dan 25 orang siswa atau 85% dari 30 siswa dinyatakan belum tuntas hal ini memiliki peningkatan, hal tersebut ditunjukkan dari hasil pada siklus 1 terdapat 2 siswa (6,7%) dalam skala 5 (baik sekali) dan meningkat menjadi 5 siswa (23,3%), sehingga diperoleh peningkatan 17% (23,3% -6,7%). Demikian pula pada skala nilai 4 (kategori baik) menunjukkan bahwa pada siklus 1 terdapat 8 siswa (26,7%) dan meningkat menjadi 25 siswa (76,3%) sehingga diperoleh peningkatan 50% (76,3%-26,7%). Disimpulkan bahwa melalui permainan olahraga tradisional benteng hadang yang dilaksanakan pada siklus II memiliki peningkatan sebesar 67% (17% + 50%) pada kecepatan lari sprint dalam olahraga atletik pada siswa kelas V di SD Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi. Hasil penelitian tersebut relevan, karena penggunaan pembelajaran berbasis permainan tradisional khususnya betengan dapat meningkatkan kecepatan lari siswa. Penelitian ini hampir sama dengan yang dilakukan oleh peneliti, dengan penggunakan penyusunan RPPH berbasis permainan tradisional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya subtema gemar bernyanyi dan menari di kelas 1 SD. Gambar 2.3 Literature Map Penelitian-penelitian Relevan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Estimasi Berhitung di Sekolah Dasar Oleh: Muh Rizal (2011)
Pengembangan Perangkat Pembelajaran terpadu berbasis kearifan lokal untuk kelas III Sekolah Dasar di Kabupaten Madiun Oleh: Dewi Tyanasari, Elly’s Mersina Mursidik, Edy Riyanto (2012)
Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis (PMRI) di kelas IV Sekolah Dasar Oleh: Muslimin, Ratu Indra Putri, dan Somakin (2012)
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti: Penyusunan Perangkat Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD Pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari
Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Melalui Permainan Olahraga Tradisional Permainan Benteng Hadang pada Siswa Kelas V SD Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi oleh: Nolvin (2013)
A Game-Based Learning Approach to Improving Students’ Learning Achievements in a Nutrition Course Oleh: Jui-Mei YIEN , Chun-Ming HUNG, Gwo-Jen HWANG, Yueh-Chiao LIN (2011)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Gambar 2.3 menjelaskan tentang penelitian diantara penelitian-penelitian yang relevan. Kelima penelitian yang relevan baik dan saling berhubungan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan. Penelitian yang relevan menjadi acuan bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD pada Subtema Germar Bernyanyi dan Menari”. Kebaruan dari penelitian ini adalah menyusun dan mengembangkan RPPH Kurikulum 2013 khususnya subtema gemar bernyanyi dan menari yang berbasis permainan tradisional. 2.3. Kerangka Berfikir Pendidikan memiliki peran yang penting bagi manusia sebagai upaya yang dapat mempercepat perkembangan potensi manusia. Peran pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan dan ketakwaan manusia. Penyampaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alatalat bantu. Menilai hasil dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat penilaian. Tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen utama dalam kurikulum. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta pedoman pelaksanaan bagi Sekolah Dasar. Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan. Indonesia pernah mengalami beberapa perubahan kurikulum. Penyelenggaraan pendidikan nasional telah dilakukan pemerintah sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
saat ini. Berlakunya Kurikulum 2013 dirasa dapat dijadikan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Pelaksanaan Kurikulum 2013 serentak dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2014 ini. Banyak pro dan kontra terkait diberlakukannya Kurikulum 2013, namun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyampaikan bahwa terjadinya pro dan kontra karena adanya perbedaan cara pandang atau belum memahami secara utuh konsep kurikulum berbasis kompetensi yang menjadi dasar Kurikulum 2013. Pengembangan Kurikulum 2013 nantinya akan melahirkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguasaan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintregasi. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu dan juga saintifik. Pembelajaran dengan menggunakan model tematik terpadu dimaknai dengan merancang pembelajaran berdasarkan tema-tema tertentu, dan pendekatan saintifik diharapkan siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran dengan menemukan sendiri solusi dari permasalahan yang dihadapkan kepada siswa. Tema-tema yang terdapat pada Kurikulum 2013 dipecah ke dalam beberapa subtema, dan setiap subtema terdapat enam pertemuan yang dirancang ke dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) yang wajib disusun oleh guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) merupakan hal yang penting disusun oleh seorang guru. Penggunaan RPPH dirancang untuk memudahkan guru dalam melaksanakan setiap pembelajaran di dalam kelas setiap harinya. RPPH disusun dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
disesuaikan dengan karakteristik peserta siswa. Kenyataan saat ini masih terdapat guru yang belum menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran harian sebelum melakukan pengajaran di dalam kelas. Data di lapangan sementara menunjukkan bahwa para guru kelas I SD yang telah menerapkan Kurikulum 2013 masih mengalami banyak kesulitan. Kesulitan guru terutama pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang mesti dibuat oleh guru setiap harinya, selain itu guru juga kesulitan dalam penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Guru mengatakan jika sosialisasi terhadap Kurikulum 2013 dirasa masih kurang. Kesulitan ini membuat guru tidak membuat RPPH sebelum melakukan pengajaran di dalam kelas, padahal tugas seorang guru wajib untuk membuat RPPH. Uraian yang telah disampaikan di atas menggambarkan adanya permasalahan yang krusial yang dihadapi guru dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 khususnya dalam menangani siswa. Permasalahan tersebut menjadi keprihatinan bersama, peneliti bermaksud membantu memecahkan permasalahan yang terjadi dengan mengembangkan suatu rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik kelas I SD. Pengembangan ini bertujuan untuk membantu guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan mengembangkan karakter siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
2.4.Pertanyaan Penelitian Peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah hasil penelitian ini selanjutnya, sehingga peneliti memiliki beberapa pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian diuraikan sebagai berikut: 2.4.1. Bagaimana situasi di lapangan SD terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya pada bagian RPPH? 2.4.2. Bagaimana prosedur penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari? 2.4.3. Bagaimana kualitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari? 2.4.4. Bagaimana dampak Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari terhadap hasil belajar siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas secara lengkap jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data. 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R and D). Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 297). Sanjaya (2013: 129) mengemukakan bahwa R and D adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan. Penelitian ini mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional pada tema 2 yaitu kegemaranku sub tema 2 gemar benyanyi dan menari. Pada penelitian ini dibatasi sampai dengan uji coba terbatas untuk mengetahui kualitas RPPH yang dikembangkan dan untuk membantu siswa kelas I SD dalam memahami tema 2 kegemaranku subtema 2 gemar bernyanyi dan menari. 3.2. Setting Peneltian 3.2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional yaitu tema 2 kegemaranku subtema 2
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
gemar bernanyi dan menari. RPPH dilengkapi dengan materi ajar sebagai kelengkapan sumber belajar. 3.2.2. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah guru-guru kelas I di lima SD di Yogyakarta yang berjumlah 10 orang. Khusus untuk uji coba terbatas subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas I SD yang berjumlah lima anak dari SDN J sebagai tempat PPL Peneliti. Siswa tersebut dipilih atas rekomendasi guru kelas I. Guru memilih siswa yang KKM tinggi, tengah, dan rendah. Jumlah seluruh siswa kelas I ada 32 siswa, yang terdiri dari 14 siswa lakilaki dan 18 siswa perempuan. Siswa kelas I di SDN J memiliki kemampuan yang beragam. 3.2.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di lima SD di Yogyakarta, khususnya di SDN J sebagai lokasi PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) peneliti. 3.2.4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu bulan Juli 2014 sampai bulan Desember 2014 3.3. Prosedur Pengembangan Prosedur pengembangan produk yang digunakan mengadopsi penelitian Research and Development menurut Borg dan Gall (Sukadinata, 2011: 169) yang dipadukan dengan Sugiyono (2012:298) adalah sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Gambar 3.1 Pengembangan Produk Menurut Borg and Gall Penelitian dan Pengumpulan data (research and collecting)
Uji coba lapangan (main field testing)
Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba Lapangan (operational product revision)
Perencanaan (planning)
Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product)
Merevisi hasil uji coba (main porduct revision)
Uji Pelaksanaan Lapangan (operational field testing)
Uji coba lapangan awal (preliminary field testing)
Penyempurnaan Produk Akhir (final product revision)
Diseminasi dan Impelementasi (Dissemination and Implementation)
Sumber: Sukmadinata (2011: 169)
Gambar 3.1 memaparkan tentang sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan menurut borg dan Gall (1989) (dalam Sukmadinata, 2011: 169): (1) Penelitian dan Pengumpulan data (research and collecting). Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai; (2) Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemudian pengujian dalam lingkup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
terbatas. (3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi. (4) Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara, dan pengedaran angket. (5) Merevisi hasil uji coba (main porduct revision). Memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba. (6) Uji coba lapangan ( main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah menggunakan model yang diujicobakan dikumpulkan. Hasil hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan kelompok pembanding. (7) Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan (operational product revision). Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan. (8) Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah yang melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
angket,
wawancara, dan observasi
dan analisis
hasilnya.
(9)
Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan; dan (10) diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan jurnal. Bekerjasama dengan penerbit untuk penerbitan. Monitor penyebaran untuk pengontrolan kualitas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan Produk Menurut Sugiyono Potensi Masalah
Uji Coba Pemakaian
Revisi Produk
Pengumpulan Data
Revisi Produk
Desain Produk
Uji Coba Produk
Validasi Desain
Revisi Produk
Produk Massal
Sumber: Sugiyono (2012: 298)
Gambar 3.2 penilitian menurut Sugiyono (2012:298), berawal dari adanya potensi atau masalah yang terjadi di lapangan. Setelah potensi atau masalah selesai dapat ditunjukkan secara faktual dan krusial, selanjutnya perlu dilakukan pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang cukup untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Informasi atau data-data yang diperoleh tersebut digunakan untuk perencanaan produk tertentu yang akan dikembangkan. Produk yang dihasilkan perlu didesain terlebih dahulu. Desain produk dalam bidang pendidikan mempunyai tujuan untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, relevan dengan kebutuhan (Sugiyono, 2010: 412). Tahapan selanjutnya melakukan validasi desain yang merukapan proses kegiatan untuk menilai produk yang dihasilkan. Perbaikan desain perlu dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang didesain. Selanjutnya adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
tahanpan uji coba produk. Dalam bidang pendidikan, desain produk seperti metode mengajar baru dapat langsung diujicobakan setelah dilakukan validasi dan revisi desain. Setelah diujicobakan, tahap selanjutnya adalah revisi produk kemudian dilakukan uji coba pemakaian pada kelas yang lebih besar. Apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan maka produk yang dihasilkan direvisi kembali kemudian produk tersebut dapat diproduksi secara masal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 3.3 Pengembangan RPPH Berbasis Permainan Tradisional
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Gambar 3.3 memaparkan tahapan-tahapan dalam mengembangkan RPPH berbasis permainan tradisional, adapun tahap pengembangan tersebut peneliti paparkan sebagai berikut: (1) studi Pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, dan (5). uji terbatas. Selanjutnya peneliti akan menguraikan tahapan-tahapan pengembangan RPPH Berbasis Permainan Tradisional sebagai berikut: Tahap pertama adalah tahap studi pendahuluan yang merupakan hasil modifikasi dari Sugiyono (2012) dan Borg & Gall (Sukmadinata, 2011 ) pada pengumpulan data awal. Tahap ini diawali dengan melakukan kajian literatur. Kajian literatur iniber sumber pada berita dikoran terkait implementasi kurikulum 2013. Peneliti selanjutnya melakukan analisis potensi dan masalah terhadap pelaksanaan Kurikulum 2013 di 5 Sekolah Dasar yang ada di Yogyakarta yaitu SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G, dan SD K JB. Pengumpulan data awal penelitian diperoleh dari kajian literatur dan analisis potensi masalah yang menghasilkan deskripsi temuan awal. Langkah selanjutnya berdasarkan deskripsi temuan awal yang telah diperoleh, peneliti menyusun instrumen untuk mengumpulkan data yang diperlukan demi terlaksananya penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian divalidasi oleh ahli. Instrumen siap untuk digunakan apabila ahli mengatakan telah sesuai untuk penelitian. Tahap revisi perlu dilakukan apabila ahli mengatakan istrumen yang disusun tidak sesuai untuk penelitian. Setelah proses validasi instumen siap digunakan. Tahap kedua merupakan pembuatan produk berdasarkan temuan awal yang telah diperoleh. Tahap ini menggunakan langkah dari Borg & Gall
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
(Sukmadinata, 2011) yaitu perencanaan dan pengembangan draf produk. Produk yang disusun berupa RPPH yang diakomodasikan dengan permainan Tradisional. Langkah yang dilakukan pada tahap ini diawali dengan identifikasi. Identifikasi yang dilakukan dengan menganalisis kompetensi dasar dan kebutuhan siswa. Analisis yang dilakukan tersebut akan menghasilkan indikator dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dalam pembelajaran. Indikator dan tujuan pembelajaran tersebut selanjutnya menjadi dasar pengembangan materi, proses pembelajaran serta penilaiannya. Tahap tiga adalah validasi produk yang mengambil dari Sugiyono (2012). Produk RPPH yang telah disusun oleh peneliti divalidasi. Validasi ini dilakukan oleh 12 ahli atau pakar yang berpengalaman dibidangnya dengan menggunakan instrument terstandar. Keduabelaspakar tersebut yaitu: (1)Pakar Pendidikan Bahasa; (2)Pakar Pendidikan IPA; (3)Pakar Pendidikan IPS; (4)Pakar Pendidikan Matematika; (5)Pakar Pendidikan Seni Tari; (6)Pakar Pendidikan Jasmani; (7)Pakar Kurikulum; (8) Pakar Pembelajaran; (9) Kepala Sekolah; (10) Guru Kelas I; (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan; dan (12) Pakar Permainan Anak. Hasil dari validasi ahli adalah data baik kuantitatif maupun kualitatif yang selanjutnya dianalisis untuk melakukan revisi. Data kuantitatif diperoleh dari penilaian ahli terhadap RPPH sehingga dapat diketahui kualitasnya. Data Kualitatif diperoleh dari komentar dan saran ahli yang selanjutnya dapat menjadi dasar bagi peneliti melakukan perbaikan pada RPPH. Produk yang telah divalidasi ini selanjutnya direvisi sehingga dapat masuk ketahap selanjutnya dalam penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Tahap empat adalah pengembangan instrumen untuk digunakan dalam uji coba terbatas yang merupakan tambahan dari peneliti. Uji coba terbatas dalam penelitian ini menggunakan instrument yang sudah terstandar dan belum terstandar. Instrumen terstandar yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi pembelajaran dari buku materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 (Kemendikbud, 2014). Instrument yang belum terstandar tersebut perlu dilakukan validasi. Tahap ini diawali dengan pengembangan instrument yang meliputi kuesioner tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran berbasis permainan tradisional, pedoman wawancara terhadap guru mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti serta instrumen tes yang digunakan untuk pretest dan posttest. Ketiga jenis instrumen tersebut divalidasi dan dilakukan revisi sehingga siap untuk digunakan. Tahap kelima adalah uji coba terbatas yang menggunakan langkah dari Sugiyono (2011) dan Borg & Gall (Sukmadinata, 2012). Tahap ini dilakukan apabila produk RPPH telah selesai direvisi dan seluruh instrumen uji coba terbatas siap digunakan berdasarkan hasi lvalidasi dan revisi. Tahap uji coba terbatas ini diawali dengan pemberian soal pretest terlebih dahulu untuk mengukur keadaan awal siswa dan diakhiri dengan posttest sehingga dapat diketahui perbedaannya setelah penerapan permainan tradisional dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan siswa dan melakukan wawancara dengan guru terkait pelaksanaan uji coba terbatas. Uji coba terbatas dilakukan pada 5 siswa kelas I SDN J
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil observasi pembelajaran, validasi terhadap produk RPPH, penilaian oleh pakar dari dokumentasi silabus dan RPPH sekolah, serta hasil dari pretest dan postest yang dibagikan ke siswa. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Teknik pengumpulan data secara rinci akan dijabarkan sebagai berikut ini. 3.4.1. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual ataupun secara kelompok (Sukmadinata, 2011: 216). Teknik wawancara digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi tambahan tetang pelaksanaan kurikulum 2013. Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengetahui kebtuhan guru dan siswa terkait pelaksanaan Kurikulum 2013. Wawancara dilakukan secara tidak terstruktur pada tahap awal pengumpulan data kemudian untuk memperoleh data yang lebih rinci, peneliti melakukan wawancara secara terstruktur dengan menyusun kisi-kisi pedoman wawancara secara terstruktur. 3.4.2. Observasi Teknik
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengikuti proses suatu kegiatan (Sugiyono, 2012: 145). Kegiatan observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas I di SD tempat penelitian. Observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
tersebut dilakukan untuk mendapatkan data awal penelitian mengenai proses pembelajaran di sekolah tersebut. Peneliti juga melakukan observasi pada saat kegiatan uji coba terbatas pada produk yang dikembangkan oleh peneliti yaitu berupa RPPH. Tujuan dari observasi pembelajaran pada uji coba terbatas adalah untuk mengetahui keefektifan dari produk yang dikembangkan terhadap pembelajaran. 3.4.3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2010). Kuesioner yang disusun oleh peneliti meliputi kuesioner penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), kuesioner penilaian silabus, kuesioner validasi produk RPPH, dan kuesioner tanggapan siswa terhadap pembelajaran. Kuesioner penilaian RPPH dan kuesioner penilaian silabus digunakan peneliti untuk mendapatkan data awal penelitian. Kuesioner validasi produk digunakan peneliti untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari produk yang dikembangkan oleh peneliti. Sedangkan kuesioner tanggapan siswa digunakan untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan dalam kegiatan uji coba terbatas yang dilakukan oleh peneliti. 3.4.4. Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar,
maupun
elektronik
(Sukmadinata,
2011:
didokumentasikan dalam penelitian ini merupakan
221).
Data
yang
data dari hasil tes yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
dilakukan kepada siswa. Soal tes yang diberikan kepada siswa merupakan soalsoal yang telah melalui uji validitas dan reliabiliras. Terdapat 40 soal yang diuji validitas dan reliabilitasnya, kemudian soal yang termasuk dalam kategori valid adalah soal yang akan digunakan untuk membuat soal pretest dan posttest. Soal pretest diberikan kepada siswa sebelum dilakukannya uji coba terbatas terhadap produk yang dikembangkan. Hal tersebut bertujuan agar mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukannya uji coba terbatas terhadap produk. Sedangkan soal postest diberikan kepada siswa pada saat uji coba terbatas produk usai dilakukan. Hal tersebut bertujuan agar mengetahui seberapa jauh keefektifan dan kualitas dari produk yang dikembangkan ketika digunakan dalam pembelajaran. 3.5. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian (Sugiyono,2010). Penelitian memerlukan suatu alat atau instrumen untuk pengumpulan data. Beberapa pedoman yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan data adalah sebagai berikut. 3.5.1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara menjadi acuan peneliti dalam melakukan wawancara langsung kepada responden. Wawancara digunakan untuk menggali informasi yang penting bagi peneliti. Pedoman wawancara yang peneliti gunakan pada tabel 3.1 sebagai berikut. Tabel 3.1 Pedoman wawancara analisis kebutuhan guru No 1.
Kisi-Kisi pertanyaan Informasi berkaitan dengan kurikulum 2013 yang dilaksanakan di sekolah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 2. 3. 4. 5. 6. 7.
76
Kisi-Kisi pertanyaan Pemahaman guru terhadap perangkat pembelajaran pada kurikulum 2013 Persiapan guru mengajar berdasarkan kurikulum 2013 Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 oleh guru Kesulitan yang dialami guru dengan adanya kurikulum 2013 di sekolah Kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran terkait dengan kurikulum 2013 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menyampaikan materi pada kurikulum 2013
Tabel 3.1 menjadi pedoman wawancara peneliti pada saat melakukan wawancara secara langsung/bertatap muka dengan responden. Pertanyaanpertanyaan di atas bertujuan memancing responden untuk menjawab secara terbuka kemudian peneliti mencatatnya dan akan didapatkan kesimpulan secara garis besar masalah yang di alami oleh guru yang menjadi bahan penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa kelas 1 yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam kendala yang dialami pada saat proses pembelajaran. wawancara siswa berpedoman pada kisi-kisi yang peneliti buat. Tabel 3.2 berikut ini merupakan kisi-kisi pedoman untuk siswa. Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa No 1. 2. 3. 4.
Kisi – kisi pertanyaan Suasana belajar di kelas Kegiatan belajar di kelas yang diinginkan Media yang digunakan guru untuk mengajar Cara mengajar guru
Tabel 3.2 menunjukkan kisi-kisi pedoman wawancara analisis kebutuhan siswa. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa yaitu mengenai suasana belajar di kelas, kegiatan belajar di kelas yang diinginkan, media yang digunakan guru untuk mengajar, dan cara guru mengajar di dalam kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Penelitian ini bersifat kolaboratif sehingga peneliti menggunakan Focus Group Discussion dalam tahap pengembangan. Diskusi yang dilakukan ketika FGD ini memiliki beberapa topik yang dibicarakan. Pedoman dalam melakukan FGD peneliti paparkan dalam tabel 3.3 Tabel 3.3 Pedoman Focus Group Discussion (FGD) No 1. 2. 3 4 5 6 7 8 9
Topik Studi literatur dan potensi masalah Instrumen studi pendahuluan Analisis kebutuhan Pembagian kelompok Fokus objek penelitian kelas Mendaftar permainan Revisi objek penelitian menentukan kelas Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk
Tabel 3.3 menunjukkan pedoman Focus Group Discussion (FGD). Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif, dimana terdapat 15 anggota dalam penelitian, hal yang membedakan antar peneliti yaitu SD yang menjadi fokus tempat penelitian dan subtema kelas I pada semester ganjil. Setiap minggu kelompok penelitian berkumpul untuk membahas topik penelitan yang disebut dalam Focus Group Disscusion. Pada minggu-minggu pertama FGD membahas potensi masalah yang terjadi pada setiap fokus SD masing-masing. Setiap pembahasan dalam FGD didiskusikan dan dimusyawarahkan bersama sehingga menghasilkan keputusan kesepakatan bersama. Setelah dilakukan uji coba lapangan terbatas peneliti melakukan wawancara terstrukur
kepada guru dengan menggunakan berpedoman
wawancara. Pedoman wawancara dapat dilihat pada kisi-kisi pada tabel 3.4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Wawancara dengan guru bertujuan untuk menggali informasi tentang dapak dari RPPH yang telah dibuat dan diuji cobakan. Tabel 3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara guru hasil uji coba terbatas No 1 2 3 4 5
Kisi-kisi pertanyaan Kesesuain pembelajaran berbasis permainan tradisional dengan kedaan guru dan siswa Dampak pembelajaran berbasis permainan bagi guru Kesulitan yang dialami guru dengan melaksanakan pembelajaran berbasis permainan tradisional Dampak pembelajaran berbasis permainan bagi siswa Pendapat atau komentar siswa dengan pembelajaran berbasis permainan
3.5.2. Pedoman Observasi Instrumen yang digunakan oleh peneliti ketika melakukan observasi menggunakan format pengamatan praktik pembelajaran kurikulum 2013 yang digunakan dalam materi pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 tahun 2014 (Kemendikbud, 2014: 128). Peneliti menggunakan lembar observasi pada tabel 3.5 untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman observasi pembelajaran Kurikulum 2013 No Aspek yang diamati Kegiatan Pendahuluan 1 Apersepsi dan motivasi 2 Penyampaian kompetensi dan rencana kegiatan Kegiatan Inti 4 Penguasaan Materi 5 Penerapan strategi pembelajaran yang mendidik 6 Penerapan pendekatan saintifik 7 Penerapan proses pembelajaran tematik terpadu 8 Pemanfaatan sumber belajar / media dalam pembelajaran 9 Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 10 Penggunaan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran Kegiatan Penutup 11 Penutup pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
3.5.3. Lembar Kuesioner Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui penilaian terhadap RPP. Peneliti menggunakan instrumen terstandar yang diambil dari Kemendikbud (2014: 125). Kuesioner penilaian RPPH peneliti gunakan yang pertama untuk menilai RPPH yang dibuat oleh guru. Kedua peneliti gunakannya untuk memvalidasi RPPH yang disusun oleh peneliti. Cara melakukan penilaian adalah dengan memberi checklist (√) pada kolom denganrentang nilai 0 – 3. Kisi-kisi penilaian RPPH dapat dilihat pada tabel 3.6 Tabel 3.6 Kisi-kisi penilaian RPPH No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komponen Penilaian Identitas Mata Pelajaran Perumusan Indikator Perumusan Tujuan Pembelajaran Pemilihan Materi Ajar Pemilihan Sumber Belajar Pemilihan Media Belajar Metode Pembelajaran Skenario Pembelajaran Rancangan Penilaian Autentik
Penilaian silabus menggunakan lembar kuesioer yang sudah tervalidasi oleh pakar/ ahli. Penilain silabus bertujuan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran berupa silabus yang dimiliki oleh guru. Kisi-kisi penilaian silabus dapat dilihat pada tabel 3.7 Tabel 3.7 Kisi-kisi penilaian silabus No 1 2 3 4
Komponen Penilaian Kelengkapan unsur-unsur silabus Kesistematisan kegiatan pembelajaran Kualitas perumusan pengalaman belajar Ketetapan pilihan perilaku esensial dalam indikator
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 5 6 7 8 9 10
80
Komponen Penilaian Kualitas perilaku yang dituntut dalam indikator mencerminkan keutuhan perkembangan siswa Tingkat kecukupan sumber belajar yang digunakan Ketepatan dalam memilih media Kesesuaian teknik penilaian yang digunakan dengan indikator Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Kesesuaian antar KI, KD, dan indikator
Peneliti juga menggunakan lembar kuesioner untuk dibagikan kepada siswa yang mengukuti uji coba lapangan terbatas. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti uji coba lapangan terbatas. Adapun kisi-kisi kuesioner pendapat siswa sesudah uji coba lapangan terbatas peneliti paparkan pada tabel 3.8. Tabel 3.8 Kisi-kisi kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan No 1 2 3
Komponen Penilaian Pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan Kesan yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran berbasis permainan Kesan yang diperoleh siswa terhadap materi yang diajarkan melalui permainan
3.5.1. Dokumentasi Data yang didokumentasikan dalam penelitian ini berupa kajian literatur dan dokumentasi tes yang diberikan kepada siswa dari hasil uji coba terbatas. 3.5.1.1. Kajian Literartur Dokumentasi digunakan untuk menghimpun dan menganalisis dokumen. Pada tahapan pertama peneliti melakukan kajian literatur. Kajian literatur dilakukan dengan mengkaji media masa / sumber informasi terkait implementasi Kurikulum 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
3.5.1.2. Dokumentasi tes Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas empirik terhadap instrumen tes di SD Negeri Sariharjo. SD Negeri Sariharjo masih berada dalam satu gugus dengan SD Negeri Jongkang yang menjadi tempat uji coba terbatas. Instrumen tes diujikan kepada siswa kelas I. Siswa kelas I di SD N Sariharjo berjumlah 30. Jumlah siswa yang mengikuti uji coba tes adalah 30 siswa. Kisi-kisi dapat dilihat pada tabel 3.9 Tabel 3.9 Kisi-kis soal tes Muatan Pembelajaran
SBdP
Kompetensi Dasar
Indikator Pembelajaran
Nomor Soal 1, 2
3.1.
Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi.
3.1.1.
Mengidentifikasi pola irama lagu
3.2.
Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis Mengenal unsurunsur gerak, bagianbagian gerak anggota tubuh dan level gerak dalam menari. Mengenal karya seni budaya benda dan bahasa daerah setempat. Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain. Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda,
3.2.1.
Menceritakan isi lagu anak-anak.
3.3.1.
Menyebutkan gerakan dasar dalam tarian
3.5.1.
Mengidentifikasi cara membuat kuda debog.
8, 9, 10
3.1.1.
Menghitung jumlah huruf dalam satu nama alat musik
11, 12, 13
3.2.1.
Menghitung jumlah kata-kata pada teks lagu naik-naik ke puncak gunung
14, 15, 16
3.12.1.
Menuliskan hasil menanyakan lagu anak-anak
17, 18, 19
3.3.
3.5.
3.1.
3.2. Matematika
3.12.
3, 4, 5
6, 7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
3.2.
PPKn
3.3.
3.1.
3.2. Bahasa Indonesia
3.4.
tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya. Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah. Mengenal keberagaman karateristik individu di rumah dan di sekolah.
Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam
Indikator Pembelajaran
Nomor Soal
kesukaan dalam bentuk tabel.
3.2.1.
Mengidentifikasi aturan permainan kuda debog
20, 21, 22
3.3.1.
Menyebutkan perbedaan kesukaan teman terhadap lagu anak-anak di lingkungan sekolah. Menyebutkan isi teks deskriptif tentang peristiwa bersuara.
23, 24, 25
3.2.2.
Menjelaskan isi teks deskriptif yang pemeliharaan kesehatan tubuh
28, 29, 30
3.4.1
Mengidentifikasi teks cerita diri tentang kesukaan
31, 32, 33
3.1.1.
26, 27
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
3.5.
3.5.
Pjok
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa Mengenal teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Mengetahui konsep berbagai pola gerak dasar dominan statis (bertumpu dengan tangan dan lengan depan/ belakang/samping, bergantung, sikap kapal terbang, dan berdiri dengan salah satu kaki), serta pola gerak dominan dinamis (menolak, mengayun, melayang di udara, berputar, dan mendarat) dalam aktivitas senam.
Indikator Pembelajaran
83
Nomor Soal
3.5.1.
Menyebutkan perbedaan suara keras, suara sedang dan suara lembut dalam bahasa Indonesia lisan.
34, 35, 36
3.5.1.
Menyebutkan gerakan-gerkan yang dilakukan dalam sebuah tarian
37, 38, 39, 40
3.6. Validitas dan Reliabilitas 3.6.1. Validatas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dari suatu instrumen. Arikunto (Taniredja dan Mustafidah, 2011: 134) berpendapat bahwa, “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Maksud dari pengertian tersebut adalah validitas akan menentukan kelayakan suatu instrumen penelitian. Jadi, suatu instrumen dikatakan valid atau sah apabila memiliki validitas tinggi, sebaliknya instrumen
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Taniredja & Mustafidah, 2011: 134). Validitas dibagi menjadi beberapa jenis. Bayley (Siregar, 2013: 46) mengungkapkan bahwa ada 4 jenis validitas yang dapat digunakan pada penelitian, yaitu: validitas permukaan, isi, empiris, kriteria, dan konstruk. Jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, permukaan (face), dan konstruk. Validitas yang pertama adalah validitas isi. Saifudin (Handrianto, 2013: 42) mengungkapkan bahwa “Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat profesional judgement.” Jadi, pengujian validitas isi ini dilakukan oleh validator yang memang ahli dalam bidangnya. Validitas ke dua yang digunakan oleh peneliti adalah validitas permukaan (face). Arifin (2011: 246)
menyatakan bahwa, “Validitas ini menggunakan
kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri.” Maksud dari pernyataan Arifin adalah, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap fenomena yang akan diukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan, sehingga tidak perlu lagi adanya judgement yang mendalam. Validitas ke tiga adalah validitas konstruk. Sukardi (2008: 33) mengungkapkan bahwa “Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukan suatu tes mengukur sebuah konstruk sementara.” Jadi, suatu instrumen dikatakan memiliki derajat yang tinggi apabila tes tersebut sesuai dengan hal yang diukur
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
serta mampu mengukur sebuah konstruk tertentu. Validitas konstruk ini dilakukan dengan cara empiris, karena berdasarkan data yang diperoleh dari pengalaman. Berikut peneliti paparkan tentang tabel 3.10 tentang pengujian instrumen penelitian. Tabel 3.10 Pengujian Instrumen Penelitian Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Pedoman wawancara analisis kebutuhan guru Pedoman wawancara anlisis kebutuhan siswa
Wawancara
Pedoman Forum Group Discussion (FGD) Pedoman wawancara untuk pendapat guru sesudah hasil uji coba lapangan terbatas
Tahapan Studi Pendahuluam
Validitas isi / Content Validity
Studi Pendahuluan
Validitas isi / Content Validity
Pengembangan Produk
Validitas isi / Content Validity
Uji Coba Lapangan Terbatas
Validitas isi / Content Validity
Validasi Produk Observasi
Lembar obeservasi
Kuesioner Penilaian RPPH Kuesioner Kuesioner Penilaian Silabus
Jenis Validitas
Uji Coba Lapangan Terbatas Studi Pendahuluan
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Validasi Produk
Tidak dilakukan
Studi Pendahuluan
Validitas isi / Content Validity
Cara Pengujian Instrumen Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen)
Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 128) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Instrumen Terstandar (Kemendikbud, 2014: 125) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teknik Pengumpulan Data
Dokumentasi
Instrumen
Jenis Validitas
Tahapan
Cara Pengujian Instrumen kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pengembangan kurikulum. (Dosen) Dilakukan lewat pendapat / komentar siswa kuesioner. Dilakukan lewat profesional judgement oleh validator yang ahli dalam pembelajaran (dosen) dan Guru Kelas I SD Dilakukan lewat pendapat / komentar siswa terhadap soal yang disusun Dilakukan melalui uji validitas di lapangan
Validitas isi / Content Validity
Kuesioner pendapat / penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan
Instrumentasi
Tes (Pretest & Posttest)
Instrumentasi
86
Validitas permukaan / Face Validity Validitas isi / Content Validity
Validitas permukaan / Face Validity Validitas konstruk / construct validity
Peneliti melakukan uji validitas konstruk soal tes dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk menguji validitas dari instrumen pembelajaran berupa soal evaluasi. Validitas konstruk dalam penelitian ini dilakukan secara empiris. Peneliti mengujikan 40 soal uraian yang telah dibuat oleh peneliti. Uji validitas tersebut dilakukan pada 30 siswa kelas I SD Negeri Sariharjo yang telah mendapatkan pelajaran tema kegemaranku, subtema gemar bernyanyi dan menari. Validitas soal dapat dihitung menggunakan rumus korelasi product moment atau metode Pearson menurut Sudijono (2009: 206). ∑ √{ ∑
∑ ∑
}{ ∑
∑ ∑
}
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Keterangan: = koefisien korelasi antara x dan y N
= jumlah subjek
∑
= jumlah perkalian antara skor x dan skor y
x
= jumlah skor x
y
= jumlah skor y = jumlah dari kuadrat x = jumlah dari kuadrat y
Penghitungan validitas soal evaluasi dapat dicari dengan cara manual, yaitu dengan membandingkan r hitung dalam hal ini Pearson Correlation dengan r tabel. Suatu soal dikatakan valid apabila r hitung lebih besar dari r tabel. Jumlah siswa pada kelas IV adalah 30 siswa, maka r tabelnya sebesar 0,361 pada taraf signifikansi 5% dan 0,463 pada taraf signifikansi 1% (Sugiyono, 2011: 333). Daftar r tabel tersebut dapat dilihat pada Analisis validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Window Release 16. Astuti (2014: 67) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui suatu soal dikatakan valid yaitu dengan melihat tanda asterix (**) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) atau tanda asterix (*) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed). Senada dengan Astuti, Taniredja & Mustafidah (Dambariana, 2014: 74) menyatakan bahwa, cara mengetahui validnya suatu soal dari output SPSS dengan melihat tanda ** yang berarti koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan 99%, sedangkan tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
3.6.2. Reliabilitas Pengujian reliabilitas suatu instrumen juga diperlukan dalam penelitian ini. Tujuannya adalah untuk memperkuat hasil pengukuran suatu instrumen. Sugiyono (2011: 122) mengungkapkan bahwa, “Reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen.” Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya. Jadi, walaupun instrumen yang valid umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian reliabilitas instrumen tetap perlu dilakukan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui reliabilitas instrumen pembelajaran berupa soal evalusi. Cara mencari reliabilitas soal evaluasi dapat menggunakan metode Alpha Cronbach (Purwanto, 2009: 175). Rumus uji reliabilitas adalah sebagai berikut:
(
)
[
]
Keterangan: n
= Jumlah butir = Varians butir = Varians total Hasil perhitungan dari uji relabilitas ini berpedoman pada tabel kriteria
koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011: 131). Tabel 3.11 menjelaskan tentang koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2011: 131). Tabel 3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval koefisien reliabilitas 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70
Kualitatif Sangat tinggi Tinggi Cukup
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Interval koefisien reliabilitas 0,21-0,40 Negatif-0,20
89
Kualitatif Rendah Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2011: 131) Tabel 3.11 menunjukkan kriteria koefisien reliabilitas yang digunakan oleh peneliti untuk menentukan kriteria reliabilitas dari soal evaluasi. Analisis reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS for Window Release 16. 3.7. Teknik Analisis Data Menurut Setyosari (2010) analisis data dibagi menjadi dua, yaitu analisis statistik dan analisis non-statistik. Analisis statistik digunakan apabila data yang diolah peneliti berupa angka-angka (kuantitatif) atau data yang dikuantifikasi. Sedangkan analisis non-statistik digunakan pada data kualitatif atau data tekstular, artinya data yang diolah peniliti bersifat verbal (ungkapan-ungkapan). Desain yang dipilih maka peneliti menggunakan analisis data statistik (kuantitatif) dan non-statistik (kualitatif). Data kuantitatif diperoleh dari penilaian observasi kegiatan pebelajaran dikelas, dokumentasi hasil pretest dan posttest dan kuesioner validasi produk oleh 6 ahli bidang studi yang terdiri dari ahli Bahasa Indonesis, ahli Matematika, ahli IPA, ahli IPS, ahli PJOK, ahli SBdP, dan juga oleh ahli kurikulum, ahli pembelajaran, ahli permainan, kepala sekolah, dan guru yang telah melalui validasi, serta penilaian kuesioner RPP dan silabus guru, dan tanggapan siswa setelah melakukan uji coba terbatas. Data kualitatif diperoleh dari wawancara analisis kebutuhan kepada guru dan siswa, wawancara tanggapan efektifitas uji coba terbatas kepada guru serta komentar dan saran dari ahli pada tahap validasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
3.7.1. Hasil Wawancara Hasil wawancara dianalisis dengan cara kualitatif yaitu mendeskripsikan hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan siswa serta . Hasil wawancara guru dan siswa pada tahap pendahuluan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan terkait dengan implementasi kurikulum 2013. Hasil analisis menunjukan guru membutuhkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), serta siswa membutuhkan permainan dalam kegiatan pembelajarannya. Wawancara pada tahap ujicoba terbatas dilakukan oleh guru untuk mengetahui tanggapan terhadap efektifitas produk RPPH berbasis permainan tradisional. 3.7.2. Hasil Observasi Hasil observasi dianalisis dengan cara kuantitatif yaitu diperoleh berdasarkan skala yang sudah terdapat pada instrument penilaian kegiatan pembelajaran. Penilaian memuat skala 1-4. Skor maksimal yang dapat dicapai adalah 136. Nilai =
x 100
Rumus tersebut merupakan rumus untuk menghitung hasil observasi yang dilakukan di kelas. Perhitungan observasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. . 3.7.3. Hasil Kuesioner Kuesioner digunakan peneliti untuk mengumpulkan data berupa penilaian para ahli terhadap produk yang dibuat dan untuk mrngetahui pendapat siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
terhadap kegiatan pembelajaran yang mengakomodasi permainan anak dalam uji coba terbatas. 3.7.3.1. Hasil Kuesioner Validasi RPPH Peneliti menggunakan kuesioner untuk menilai produk yang dilakukan oleh ahli. Validasi poduk dilakukan menggunakan instrumen kuesioner penilaian RPP yang telah terstandar dari dikti untuk PLPG tahun 2014. Kuesioner tersebut memuat penilaian dengan skala
0-3. Ada 30 item yang dinilai dalam RPP.
Perolehan skor akan diperoleh melalui rumus Nilai =
x 100
Skor yang diperoleh dari penilaian para ahli,selanjutnya akan ditentukan kriteria peringkat kualitas RPPH. Kriteria tersebut diambil pada sumber yang sama yaitu pelatihan PLPG oleh dikti tahun 2014. Kriteria peringkat kualitas RPPH tersebut dapat dilihat pada tabel 3.12 Tabel 3.12 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Nilai 90
Kuesioner juga digunakan untuk mengetahui komentar guru dan siswa terhadap kegiatan uji coba terbatas. Hasil kuesioner akan dianalisi menggunakan cara kualitatif yaitu mendeskripsikan komentar guru dan siswa untuk mengetahui
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
efektiitas RPPH berbasis permainan anak. Hasil kuesioner akan digunakan sebagai bahan bertimbangan kualitas maupun perbaikan RPPH. 3.7.3.2. Kuesioner Uji Coba Terbatas Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengetahui keefektifan dan penilaian siswa terhadap produk RPPH berbasis permainan tradisional. Kuesioner diberikan kepada siswa. Kuesioner yang diberikan kepada siswa telah melewati tahap validasi ahli. Perhitungan kuesioner siswa akan dihitung menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk menghubungkan bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata (Widoyoko:2013). Skala yang diguanakan memuat 3 pilihan dengan kriteria sebagai berikut:
= Puas
3
= Cukup
2
= Tidak Puas 1
Skala tersebut kemudian dihitung dengan cara menjumlahkan perolehan nilai selanjutnya di bagi dengan jumlah item dalam kuesioner. Total item kuesioner adalah 4. Kriteria penilaian dapat dilihat pada tabel 3.12. Maka rumus perhitungan kuesioner guru dengan rumus sebagai berikut: Nilai =
x 100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
3.7.4. Hasil Dokumentasi Hasil perolehan nilai pretest dan posttest merupakan dokumen nilai siswa. Jumlah soal untuk pretest dan posttest masing-masing 15 soal. Soal yang diberikan merupakan bentuk tes pilihan ganda. Adapun penyekoran yang diberikan pada setiap soal adalah 1, maka jumlah skor maksimal yang diperoleh adalah 15. Nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa dihitung dengan cara seperti rumus Nilai = Rumus tersebut untuk menghitung nilai pretest dan posttest. Perhitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai siswa sebelum dan sesudah melakukan uji coba produk. Langkah selanjutnya adalah menghitung rerata tes yang diperoleh oleh semua siswa dengan rumus
Rerata =
Rumus tersebut merupakan perhitungan rerata yang diperoleh siswa. Perhitungan rerata bertujuan untuk mengetahui rerata yang diperoleh dalam perolehan nilai pretest maupun posttest. Kemudian membandingkan nilai pretest dengan nilai posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai pretest dengan posttest dengan cara
Persentase =
̅
̅ ̅
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Rumus persentase kenaikan pretest dan postets. Perhitungan tersebut bertujuan untuk mengetahui berapa kenaikan nilai pretest dengan nilai posttest 3.8. Jadwal Penelitian Tabel 3.13 Jadwal Penelitian No 1 2 3 4
5 6 7 8
9 10
Kegiatan Pegumpulan data awal Penyususnan Proposal Penyususn RPPH Uji Validitas Pretest Posttest Validasi RPPH Revisi RPPH Uji Coba Terbatas Revisi Produk dan Kajian Produk Akhir Penyusunan Laporan Ujian Skripsi
Bulan Jul Ags Sep Okt Nov Des 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bagian bab IV terbagi dalam empat bagian, yaitu: hasil penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, dan Pembahasan. Pertanyaan penelitian menjelaskan tentang situasi di lapangan, penyusunan RPPH, kualitas RPPH, dan dampak RPPH. 4.1. Hasil Penelitian Bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan tentang hasil yang peneliti lakukan berdasarkan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di lapangan. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing hasil yang diperoleh: 4.1.1. Rumusan Masalah Penelitian Rumusan masalah penelitian adalah “bagaimana model penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar bernyanyi dan menari?”. Peneliti menggunakan model penyusunan RPPH sesuai dengan ketentuan penyusunan RPPH pada Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 Kelas 1 SD (Kemendikbud, 2014). 4.1.2. Pertanyaan Penelitian Bagian ini akan memaparkan jawaban dari pertanyan penelitian yang berkaitan dengan penyusunan produk RPPH. Pertanyaan penelitian meliputi situasi di lapangan berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013, penyusunan RPPH berbasis permainan tradisional di kelas I SD, dampak RPPH terhadap
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
prestasi belajar siswa, dan Kualitas RPPH berdasarkan validasi ahli dan uji coba terbatas. 4.1.2.1. Situasi Lapangan Implementasi Kurikulum 2013 Bagian ini menjelaskan tentang tahap pertama pendahuluan berupa potensi masalah, penyusunan instrumentasi analisis kebutuhan dan pengumpulan data awal. Tahap ini juga menjelaskan tentang situasi atau keadaan yang ada di lima SD di Yogyakarta, terkait dengan implementasi Kurikulum 2013 khususnya pada bagian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Situasi tersebut ditunjukkan melalui potensi masalah dan pengumpulan data yang selanjutnya akan dianalisis. Berikut merupakan uraian uraian dari potensi masalah dan pengumpulan data. 4.1.2.1.1. Potensi Masalah Potensi merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memperkuat suatu hal, namun tidak menutup kemungkinan bahwa di dalam potensi
dapat
terjadi
permasalahan.
Masalah
yang
dimaksud
adalah
penyimpangan antara potensi yang diharapan dengan apa yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2013). Adaptasi dengan Kurikulum baru tentu tidak mudah, pemerintah melalui Kemendikbud memberikan diklat untuk para guru di seluruh Indonesia. Pemerintah juga memberikan buku secara gratis untuk guru dan siswa guna mendukung kegiatan pembelajaran. Pencanangan pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 tidak serta merta berjalan dengan baik. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyatakan dari hasil pemantauan implementasi Kurikulum 2013 bersama jaringan organisasi guru di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
daerah mulai 14 Juli – 8 September di 46 kabupaten/kota dari 21 provinsi, ada lima masalah krusial. Pertama, persoalan distribusi buku guru serta buku siswa yang terlambat diterima di sekolah. Kedua, dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang tak mencukupi untuk membeli buku kurikulum. Ketiga, isi buku kurikulum bermasalah. Keempat, pencetakan buku yang mundur serta tidak mampu memenuhi pesanan. Terakhir pelatihan guru yang tidak efektif. (Media Indonesia Kamis, 11 September 2014). Peneliti juga menemukan keadaan di lapangan yang masih berbeda dengan harapan pendidikan berdasarkan kurikulum 2013. Selanjutnya, dilakukan analisis kebutuhan di 5 SD Yogyakarta untuk mengetahui kebutuhan guru terkait dengan implementasi kurikulum 2013. 4.1.2.1.2. Instrumen Analisis Kebutuhan Instrumen
yang digunakan untuk
menganalisi
kebutuhan adalah
wawancara, kuesioner, dan observasi. Pedoman wawancara guru dan siswa dalam studi pendahuluan sudah melalui tahap validasi ahli. Hasil validasi menunjukkan bahwa beberapa kriteria tidak sesuai dengan pedoman pertanyaan, maka peneliti melakukan perbaikan sehingga pedoman yang digunakan hanya yang valid saja. Instrumen penilaian silabus menggunakan kuesioner yang juga melalui tahap validasi ahli. Ahli memberikan komentar terhadap beberapa kriteria penilaian agar diperbaiki. Instrumen kuesioner penilaian RPPH menggunakan instrumen yang sudah terstandar dari BPSDM oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi. Pedoman observasi kemampuan menyampaikan kegiatan pembelajaran juga menggunakan instrumen yang sudah terstandar dari materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
pelatihan guru implementasi kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 128) oleh karena itu peneliti tidak melakukan validasi instrumen. 4.1.2.1.3. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di lima SD di Yogyakarta diantaranya SDN N, SDK G, SDN J, SDK JB, dan SDN SB. Hasil pengumpulan data meliputi hasil wawancara, observasi. Kuesioner penilaian silabus dan RPPH dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di lapangan terkait implementasi
kurikulum
2013
khususnya
dalam
penyusunan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Wawancara terstruktur dilakukan pada pada hari senin, 13 Oktober 2014 kepada guru kelas dan siswa. Hasil wawancara untuk menggali informasi tentang implementasi kurikulum 2013 lima SD di Yogyakarta. Adapun hasil wawancara oleh guru dan siswa peneliti uraikan pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Wawancara guru lima SD di Yogyakarta Nama SD SDN N
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman
pelaksanaan
Kesulitan
“yang saya tahu gitu ya, ya kalau kurikulum ini perbandingann ya dulu ya. Kalau memakai kurikulum KTSP itu per bidang studi, tetapi kalau kurikulum 2013 inikan sudah diimplementasi kan, jadi tidak ada apa namanya bidang studi sudah di
“La kurikulum sekarang hari ini belajar membilang belum selesai besok udah ganti penjumlahan. Tapi ya diusahakan lah”
“Ya cara itu pembuatan rpp, belum begitu mahir masih tanya sana sini”
Pendekatan
Penilaian
“Ya menggunakan tematik, tapi kan belum tahu betul benar apa salah”
“penilaian, betul sampai sekarang saya masih bingung. Soalnya kalau itu diterapkan betul itu kan memalui beberapa tahapan beberapa proses begitu”
RPP yang baik “kalau setahu saya ya yang seperti saat penataran di kaliurang sama dari LPMP di kalasan itu. Karena jujur saya juga masih tanya sana sini juga. Saya kalau buat RPP itu pokoknya seperti di buku guru itu pegangannya ”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama SD SD K G
SDN J
SDK JB
99
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013 Pemahaman tematik. “bagus untuk siswa, tapi berat di administrasi gurunya”
“kurikulum yang dicanangkan atau dilaunchingka n pada tahun 2013 itu maka disebut kurikulum 2013” “Kurikulum 2013 itu.... lebih rinci, mungkin rincinya karena memuat itu kan,,, apa itu namanya..? sikap apa namanya? Itu lho saintifik”
SDN SB
”Kurikulum 2013 itu pendekatannya saintific, jadi anak-anak itu diajak untuk memecahkan masalah, pokoknya diajak untuk aktif
Tema Sentral
Kurikulum rinci, menggunakan tematik dan saintifik
RPP yang baik
pelaksanaan
Kesulitan
Pendekatan
Penilaian
“sulit dalam membuat indikator dan tujuan pembelajarann ya dan penilaiannya”
“RPP mbak, jelas itu saya belum bisa membuat. Bingung juga bikinnya pie.
“saintifik dan tematik mbak, tapi pelaksanaannya dikelas ki ya saya gak tau kui bener po salah’
“rubrik penilaiann ya itu belum bisa saya buat,susah mbak”
“sudah di kelas saya”
“masih sering keliru sama RPP KTSP,kurikulu m baru masih gratul-gratul buat RPPnya”
“ya tematik, saya tau bagaimana pelajaran tematik”
Saya mengacu pada buku panduan itu saja
inikan sudah taun kedua melaksanakan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013 sendiri, ya namanya baru mencoba menggunakan kurikulum 2013, ya harus banyak yang dipersiapkan.” Saya dalam mempersiapka n perangkat pembelajaran seperti silabus itu ya melihat dari yang diberikan pemerintah mas. Tapi untuk RPP saya belum pernah membuatnya. Sekarang
“wah itu sangat sulit administrasiny a, penilainnya itu diambil dari kurikulum 2013 ki akeh banget”
mengikuti pada buku panduan dari pemerintah. Kegiatankegiatan yang harus dilakukan oleh siswa sama dengan petunjuk buku.
“masih sulit buat rubtk dan kriterianya , ribet”
“la itu yang detail lengkap kaya permintaan kemendikbud ”
kan menggunakan kurikulum 2013 ya, dan itu masih terbilang baru. Formatnya RPP saja saya belum punya, kemarin saya melihat format dari internet tapi saya bingung”.
menggunakan pendekatan saintifik dengan mengaktifkan siswa itu dan mencari solusi sendiri dari masalah yang ditemukannya.
“ah saya masih bingung itu, saya aja Cuma bikin nilai di kertas per pekerjaan siswa”
Kesulitan dalam mengembangk an indikator dan tujuan pembelajaran Belum pernah membuat RPP
Terkendala dalam pembuatan RPP
Menggunakan pendekatan tematif dan saintifik Keraguan dalam mengimplementa sikan pendekatan dalam kbm
Kesulitan dalam melakukan penilaian
“RPP yang baik itu ya yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini mas. Sekarang kan menggunakan kurikulum 2013 jadi RPP yang dibuat ya sesuai dengan ketentuan yang ada pada kurikulum 2013”. Sesuai dengan pedoman Kurikulum 2013 Sesuai dengan kondisi lapangan
“pembelajara n di kelas akan efektif jika didukung dengan rpp Yang baik.kegiatan bermain, mendongng, bernyanyihar us ada di rpp “RPP yang sesuai sama situasi dan kondisi di lapangan”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
Hasil wawancara tabel 4.1 menunjukkan ada beberapa kesulitan yang dialami guru dalam melaksanakan kurikulum 2013, antara lain kesulitan menyususn RPPH, penilaian, dan pendekatannya. Namun masalah yang paling krusial adalah penyusunan RPPH. Kegitatan pembelaharan dalam RPPH harus didasarkan pada kebutuhan siswa. wawancara dengan siswa bertujuan mengetahui kebutuhan siswa. hasil wawancara kepada siswa ditunjukkan oleh tabel 4.2 Tabel 4.2 Hasil Wawancara siswa lima SD di Yogyakarta Nama SD
Pertanyaan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013
SDN N
Suasana belajar “Senang”
SD K G
“senang”
SDN J
“seneng, temennya baik baik” “Senang miss banyak temen”
SDK JB
SDN SB
“menyenangkan mas”
Tema Sentral
Menyenangkan karena banyak teman
Cara guru mengajar “nggak pernah marahin, sabar, udah” sering jewer
Media yang digunakan guru “nggak ada”
Kegiaatan yang diinginkan Jalan-jalan aja mbak!
menggeleng”
Ngerjain LKS mas
Nggak tau
Memberi tugas, seperti mewarnai, menggambar, menempel, bermain puzzle. “baik dan sabar”
“ bu guru suka pakai gambar, dan pernah diberi koin untuk belajar” “Nggak tau, media itu apa mas?”
Capek e mbak, klo belajar terus! Main aja mas, nggak cuma di kelas terus Pake gambar aja, nempelnempel sama main puzzle
Penugasan
Belum pernah menggunakan media pembelajaran
Nggak Cuma ngerjain tugas terus, bosen! Pembelajaran yang variatif (bermain, menempel, dll)
Hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa siswa senang dengan kegiatan belajar bersama guru dan siswa menginginkan kegiatan yang mengakomodasikan permainan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Peneliti juga melakukan penilaian silabus dan RPPH menggunakan kuesioner serta melakukan observasi kemampuan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Penilaian RPPH guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta Asal Sekolah Item
A. Identitas Mata Pelajaran
B. Perumusan Indikator
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar
F.
Pemilihan Media Belajar
G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
I.
Rancangan Penilaian
SDN N
SDK G
SD N J
SDK JB
SDN SB
1
3
3
3
3
0
1
2
2
1
2
0
2
3
2
2
2
0
3
2
2
2
2
0
4
2
2
2
2
0
1
2
2
1
3
0
2
1
1
1
2
0
1
2
3
2
2
0
2
2
2
3
2
0
3
2
2
3
2
0
1
2
3
2
3
0
2
1
3
2
3
0
3
2
3
2
3
0
4
2
3
2
3
0
1
2
2
2
2
0
2
2
2
2
2
0
3
2
2
3
3
0
4
2
2
3
2
0
1
2
2
1
2
0
2
2
2
2
2
0
3
3
2
2
2
0
1
2
2
3
2
0
2
2
2
2
3
0
3
3
2
1
2
0
4
2
2
2
3
0
5
2
2
2
3
0
1
3
2
1
2
0
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Asal Sekolah Item
SDN N
SDK G
SD N J
SDK JB
SDN SB
2
2
2
1
2
0
3
2
2
0
2
0
4 Total Skor
1 62
2 65
1 56
2 70
0 0
Nilai
68,89
72,22
62,22
77,78
0,00
Autentik
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa RPPH yang dimiliki oleh SDN N memperoleh nilai 68,89, SDK G memperoleh nilai 72,22, SDN J dengan nilai 62,22, SDK JB dengan nilai 77,78, dan SDN SB dengan nilai 0. SDN SB memperoleh nilai 0 karena tidak memiliki RPPH. Penilaian Silabus guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta Sekolah Aspek yang diamati
Kelengkapan unsur-unsur silabus
Keterkaitan antar komponen silabus
No Item
SDN N
SDK G
SDN J
SDK JB
SDN SB
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
7
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
9
1
1
1
1
1
10
1
1
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Aspek yang diamati
103
Sekolah
No Item
SDN N
SDK G
SDN J
SDK JB
SDN SB
4
1
0
1
1
0
5
1
0
1
1
1
6
0
1
1
0
1
7
1
1
1
1
1
8
1
1
1
0
1
9
0
1
0
1
1
Jumlah
17
18
19
18
19
Nilai
85
90
95
90
95
Hasil penilaian silabus pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa silabus yang dimiliki oleh SDN N memperoleh nilai 85, SDK G memperoleh nilai 95,SDN J memperoleh nilai 95, SDK JB 90, dan SDN SB memperoleh nilai 95. Penilaian observasi mengajar guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.5. Tabel 4.5 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta Sekolah Aspek yang diamati
Item Ke
SDN N
SD K G
SD N J
SKJB
SDN SB
1
1
0
1
0
1
2
1
0
1
1
1
3
1
1
1
1
0
4
1
1
0
1
1
5
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
2
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
2
1
1
1
1
1
Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi
Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan Kegiatan Inti Penguasaan Materi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sekolah Aspek yang diamati
Item Ke
SDN N
SD K G
SD N J
SKJB
SDN SB
3
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
0
0
0
3
0
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
5
1
0
1
1
1
6
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
0
1
4
1
1
1
1
1
5
1
0
1
1
1
6
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
0
3
1
0
0
0
0
4
0
1
0
1
1
5
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
2
1
1
1
1
1
3
0
0
1
1
1
4
0
1
1
0
1
5
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
0
2
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
2
0
1
1
1
1
3
1
0
1
1
0
1
Jumlah
33
0 31
1 33
0 32
0 31
Nilai
75,00
70,45
75,00
72,73
70,45
Penerapan Strategi Pembelajaran yang mendidik
Penerapan Pendekatan Saintifik
Penerapan Proses Pembelajaran Tematik Terpadu
Pemanfaatan Sumber Belajar / Media dalam Pembelajaran
Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran Penggunaan Bahasa yang Benar dan tepat dalam Pembelajaran Kegiatan Penutup
Penutup Pembelajaran
4
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
Sekolah Aspek yang diamati
Item Ke
Peringkat
SDN N
SD K G
SD N J
SKJB
SDN SB
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup
Hasil observasi pada tabel 4.5 menunjukkan kemampuan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di lima sekolah pada peringkat “Cukup”. Akumulasi hasil penilaian RPPH, silabus, dan observasi praktik mengajar guru menghasilkan data kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 4.6 Tabel 4.6. Hasil pengumpulan data kuesioner penilaian silabus dan RPPH dan obsevasi
Nama SD
Kuesioner
observasi
RPPH
Silabus
SDN N
69,0
85
75,0
SDK G
72,2
90
70,4
SDN J
62,2
95
75,0
SD K JB
77,7
90
72,7
SD N SB
0,00
96
70,4
Rerata
70,2
91
72,7
Cukup
Amat Baik
Cukup
Kualitas
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa penilaian RPPH di 5 SD memiliki hasil “Cukup”, silabus memiliki kategori “Amat Baik” dan Silabus sudah memiliki komponen yang lengkap. Sedangkan kempuan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 di kelas termasuk pada kategori “Cukup”. Kategori tersebut sesuai dengan tabel kriteria tabel 4.7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Tabel 4.7 Tabel Kriteria Peringkat Kualitas RPPH Peringkat Amat Baik (AB) Baik (B) Cukup (C) Kurang (K)
Nilai 90
Peneliti juga melihat bahwa RPPH belum sesuai dengan ketentuan kurikulum 2013. Ketidaksesuaian tersebut terlihat pada tujuan pembelajaran yang belum memuat A, B, C, D (Audience, Behaviour, Condition, Degree), model pembelajaran belum terlihat dalam kegiatan pembelajaran, metode belum sesuai dengan kegiatan pembelajaran, penulisan sumber belum sesuai EYD, kegiatan pembelajaran tidak mengembangkan materi pembelajaran dengan pendekatan saintifik atau 5M (mencoba, menalar, mengomunikasikan, menanya, dan mengamati), penilaian belum sesuai indikator, dan perangkat penilaian (soal, kunci jawaban dan rubrik penilaian) belum lengkap. Berdasarkan penilaian dokumentasi, dapat diketahui bahwa guru belum memahami komponen RPPH sesuai kurikulum 2013. Hasil wawancara, observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa kurikulum 2013 belum terlaksana secara optimal, baik perencanaan maupun penerapannya. Terlihat dari kurangnya pengetahuan guru tentang penyusunan RPPH, guru kesulitan melakukan penilaian dalam kegiatan pembelajaran, terbatasnya kemampuan guru dalam menyampaikan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menyimpulkan bahwa hal yang paling krusial dalam penerapan kurikulum adalah penyusunan RPPH. Penyusunan RPPH hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Hasil wawancara dengan siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menunjukkan
bahwa
kegiatan
pembelajaran
yang
di
inginkan
107
adalah
mengakomodasikan permainan. Pertanyaan juga disetujui oleh guru yang mengungkapkan bahwa permainan baik jika diterapkan untuk anak. oleh karena itu, produk yang dihasilkan oleh penelitian ini adalah RPPH berbasis permainan tradisional. 4.1.2.2. Prosedur Penyusunan RPPH Bagian ini akan menjelaskan tahapan kedua, yaitu tentang pengembangan produk untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kedua tentang prosedur pengembangan RPPH. 4.1.2.2.1. Pengembangan Produk Bagian ini terdiri dari kajian literatur untuk menentukan standar isi, kelas, tema, subtema dan permainan yang akan dikembangkan dalam RPPH. Langkah selanjutnya adalah analisis Kompetensi Dasar, Indikator, tujuan pembelajaran dan analisis kebutuhan siswa dan menuliskan indikator dan tujuan pembelajaran. Masing-masing langkah akan dijabarkan di bawah ini: Tahapan pertama, peneliti melakukan kajian literatur untuk menentukan standar isi, kompetensi dasar, kelas, tema, dan subtema. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian ini berawal dari sebuah penelitian kolaborasi yang beranggotakan 15 orang peneliti. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian yang dikembangkan oleh peneliti dengan memperhatikan standar isi dan standar proses dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Melalui Focus Group Discussion (FGB) peneliti menentukan kelas, tema, subtema dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Berikut ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
peneliti paparkan hasil dari Focus Group Discussion (FGB) dari awal perencanaan hingga penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan radisional yang dapat dilihat pada tabel 4.8 Tabel 4.8 Hasil Focus Group Discussion No
Tanggal Pertemuan
Topik Studi literature dan potensi masalah
1.
2 September 2014
2.
5 September 2014
3
12 September 2014
Instrumen studi pendahuluan
Analisis kebutuhan
Pembagian kelompok 4
16 September 2014
Focus objek penelitian kelas 1 & 4 5
19 September 2014
6
24 September 2014
Mendaftar permainan
Revisi objek penelitian 7
27 September 2014
8
29 September 2014
9
2 Oktober 2014
Pembagian Tema dan subtema Sharing format penyusunan produk
Hasil Pembahasan Berdasarkan kajian literature dan potensi masalah dari anggota kelompok kolaratif di PLL menemukan adanya permasalahan terkait implementasi kurikulum 2013 Membuat pedoman wawancara, observasi, dan kuesioner penilaian silabus dan RPPH Pengumpulan data dari anggota kelompok yang menghasilkan kesimpulan bahwa guru kesulitan dalam menyusun RPP Objek penelitian diajukan kelas 1-5 SD, dari 15 anggota group disscus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu setiap kelas terdiri dari 3 orang peneliti. Terdapat 2 usulan untuk fokus penelitian pada kelas I dan kelas kelas 4 dengan asumsi buku pegangan sudah direvisi. Mendaftar permainan dan pertemuan yang akan diberi permainan. Mengkaji Kompetensi Dasar dan indikator, berdasarkan hal tersebut maka objek difokuskan untuk kelas satu. Dengan alasan indikator sesuai diakomodasikan dengan permainan Pembagian tema dan subtema dilakukan melalui undian. Hasil analisis kebutuahan masing-masing guru
Tema/ sentral Implemantasi kurikulum 2013
Penyusunan Instrumen Penelitian
Objek penelitian
Focus objek penelitian
Daftar permainan Objek penelitian
Pembagian Tema Produk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Tanggal Pertemuan
Topik
Hasil Pembahasan
109
Tema/ sentral
menunjukkan perbedaan kebutuhan format penyusunan. Mempertimbangkan hal tersebut maka diputuskan pembuatan produk disesuaikan dengan guru yang akan dijadikan subyek ujicoba terbatas
Tabel 4.8 menjelaskan tentang literatur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian berbasis permainan tradisional yang dilakukan di dalam Focus Group Discussion (FGB). Peneliti bersama Focus Group Discussion (FGB) membahas tentang penentuan objek dan subjek penelitian dengan menghasilkan produk yang akan dikembangkan berupa RPPH dan pembagian kelas untuk tiap kelompok. Peneliti memfokuskan melakukan penelitian pada kelas I. Kelas I dipilih karena mempertimbangkan perkembangan peserta didik yang masih dalam tahap operasional konkret dan membuat model pembelajaran yang berbasis permainan sesuai dengan minat peserta didik dan karakter anak usia dini. Tahapan berikutnya melalui Focus Group Discussion (FGB) peneliti mendapat bagian untuk tema 2 kegemaranku dan mendapat subtema 2 gemar bernyanyi dan menari. Peneliti kemudian mulai menyusun 6 (enam) rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dengan memasukkan metode permainan tradisional di dalamnya. Tahap kedua adalah Analisis Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran Tahapan yang kedua analisis kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran dilakukan setelah peneliti mendapatkan tema dan subtema yang akan diteliti. Subtema gemar benyanyi dan menari adalah subtema yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
mengajarkan tentang kegemaran siswa bernyanyi dan menari. Pada gemar bernyanyi memuat materi tentang alat musik, dan lagu. Alat musik yang menjadi pembahasan dalam materi ialah gong, saron, suling, rebana, piano, drum, pianika, dan gitar. Lagu cing gemerincing, lagu naik-naik ke puncak gunung, CublakCublak Suweng, dan Ampar-Ampar Pisang menjadi materi pada kegemaran bernyanyi. Gemar menari memuat materi tentang tarian anak yang bertemakan hewan dan macam-macam tari daerah setempat. Tarian anak yang bertemakan hewan contohnya kupu-kupu. Tari topeng, Tari gantar, Tari Panji Semirang, Tari Kipas, Tari Tor-tor, Tari Saman, Tari Yospan dan Poco-poco menjadi pembahasan pada macam-macam tari daerah (Kemendikbud, 2014: 34-62). Peneliti menggunakan 3 buah permainan tradisional yang dimasukkan ke dalam pembelajaran. Permainan Kuda Debog pada pembelajaran 2 dipilih karena sesuai dengan indikator mengenal hasil karya budaya setempat, Jamuran pada pembelajaran 4 dipilih karena sesuai dengan menirukan gerakan alam, dan cublakcublak suweng pada pembelajaran 5. Ketiga adalah Menulis Indikator dan Tujuan Pembelajaran. Indikator dan tujuan pembelajaran yang dibuat harus sesuai dengan kompetensi dasar dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Peneliti mengembangkan indikator sesuai dengan kompetensi dasar yang sudah ada pada buku panduan untuk guru. Pengembangan indikator disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik, namun tidak lepas dari materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti juga mengembangkan tujuan pembelajaran dengan melihat kesesuaian dengan indikator yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran harus memperhatikan komponen yang terdapat di dalamnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Komponen yang dimaksud adalah adanya unsur A (Audience), B (Behaviour), C (Condition), D (Degree). Kelima unsur ini harus terdapat di dalam tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4.1.2.3. Kualitas RPPH Berbasis Permainan Tradisional Kualitas produk RPPH diperoleh melalui validasi produk oleh ahli. Bagian ini akan menjelaskan kualitas produk RPPH berdasarkan validasi produk oleh para ahli / pakar, dan revisi produk. 4.1.2.3.1. Validasi Produk Peneliti melakukan validasi kepada pakar untuk menilai apakah produk yang dihasilkan sudah baik atau kurang baik untuk diujikan. Peneliti melakukan validasi produk RPPH yang dilakukan oleh 12 pakar yaitu Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia adalah dosen bahasa Indonesia di PGSD, Pakar Pendidikan IPA adalah dosen IPA, Pakar Pendidikan IPS adalah dosen IPS, Pakar Pendidikan Matematika adalah seorang dosen Matematika. Pakar Pendidikan Seni Tari adalah seorang dosen yang mengajar seni tari di beberapa perguruan tinggi dan mengajar seni tari di beberapa TK SD di Yogyakarta, (6) Pakar Pendidikan Jasmani, (7) Pakar Kurikulum, (8) Pakar Pembelajaran, (9) Kepala Sekolah, (10) Guru Kelas 1, (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan, dan (12) Pakar Permainan Anak. Kuesioner tersebut menunjukkan penskoran secara kuantitatif. Perhitungan penilaian RPP-H menggunakan rumus berikut: Nilai =
X 100
Kriteria penskoran dalam kuesioner dapat dituntukkan berdasarkan tabel 4.9 berikut (Kemendikbud, 2014:127):
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Produk PERINGKAT Amat Baik (AB) Baik(B) Cukup (C) Kurang (K)
NILAI 90
Validasi produk dilakukan oleh 12 ahli dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan dan kualitas produk sebelum di uji cobakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran akan direvisi jika perolehan penilaian keseluruhan dari para ahli ≤ 80. Berikut ini adalah rekapitulasi para ahli terhadap 6 pembelajaran yang telah dibuat. 1) Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 1 Hasil rekapitulasi validasi RPPH Pembelajaran 1 oleh 11 validator dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.10 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 1 Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rerata Item
1
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2,8
1
2
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2,6
2
3
3
1
2
3
3
3
3
2
3
2
2,5
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
4
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2,8
1
3
2
1
3
2
3
3
3
3
3
3
2,6
2
1
2
1
3
3
3
3
2
2
3
1
2,2
1
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2,7
3
2
3
3
2
2
2
3
2
3
3
3
2,5
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2,7
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
Item A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar E. Pemilihan Sumber Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rerata Item
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
4
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2,7
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
3
3
2
2
3
2
3
3
3
2
3
2,6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2,8
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2,6
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2,7
3
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2
3
2,5
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2,8
5
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
1
1
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
2,5
2
1
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
2,5
3
1
3
0
1
3
3
3
2
3
3
3
2,3
4
3
3
1
3
3
2
3
2
3
3
3
2,6
76
86
54
77
82
85
90
81
87
87
86
Item
F. Pemilihan Media Belajar
G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
I.
Rancangan Penilaian Autentik
113
2.7 Total Skor
81,0
Hasil validasi tabel 4.10 untuk RPPH Pembelajaran 1 yang divalidasi oleh 11 validator diperoleh skor sebagai berikut: 1) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan skor 76, (2) Pakar Pendidikan IPA memberikan skor 86, (3) Pakar Pendidikan IPS memberikan skor 54, (4) Pakar Pendidikan Matematika memberikan skor 77, (5) Pakar Pendidikan Seni Tari memberikan skor 82, (6) Pakar Pendidikan Jasmani memberikan skor 85, (7) Pakar Kurikulum memberikan skor 90, (8) Pakar Pembelajaran memberikan skor 81, (9) Kepala Sekolah memberikan skor 87, (10) Guru Kelas 1 memberikan skor 87, dan (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan memberikan skor 86. Jumlah skor yang diperoleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
pada RPPH adalah 81,0. Selanjutnya untuk menentukan kualitas RPPH pembelajaran 1 peniliti hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Nilai
= =
0 10 0
100
100
= 90,90 Penilaian yang diperoleh dari 11 validator tersebut diperoleh 90,11. Menurut kriteria penilaian, nilai 90,11 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Akan tetapi peneliti harus melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan para ahli baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada RPPH dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11 Hasil Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 1 No 1
Pakar / Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia
Saran dan Komentar - Perhatikan penulisan sesuai EYD - Perhatikan penilaian - Perhatikan perumusan indikator pada KD 1 & KD 2
2
Pendidikan IPA
3
Pendidikan IPS
4
Pendidikan Matematika Pendidikan Seni Tari
- Sudah baik hanya perlu dicek KD dan tujuan pembelajaran, ada yang belum lengkap ABCD - Ganti kata kerja operational yang kurang operasional - Kurang teliti dalam pengetikan - Diberi halaman dari awal sampai akhir - Perbaiki penomoran indikator dan tujuan pembelajaran - Lengkapi instrumen penilaian aspek pengetahuan - Perjelas bentuk penilaian, teknik penilaian, dan instrumen penaian. - Perumusan tujuan pembelajaran (ABCD) - Perhatikan ada beberapa kata yang kurang jelas dimengerti
5
Tindak lanjut - Memperbiaki penulisan sesuai EYD - Memperbaiki penilaian - Melengkapi dengan menambah KD 1 & KD 2 - Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Menggati kata kerja operasional - Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan - Memperbaiki penomoran indikator - Melengkapi instrumen aspek pengetahuan - Memperbaiki penilaian
- Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Memperbaiki struktur kalimat yang kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Pakar / Ahli
6
Pendidikan Jasmani
7 8
Pembelajaran Kepala Sekolah
9
Guru Kelas I
Saran dan Komentar - Urutkan langkah pembelajaran dengan benar
115
Tindak lanjut jelas dimengerti - Memperbaiki urutan kegiatan pembelajaran - Tidak ada tindak lanjut
- Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran - Lengkapi dengan penilaian - Sesuaikan penulisan subtema - Kegiatan guru dan siswa sebaiknya satu kolom
- Melengkapi penilaian - Memperbaiki penulisan subtema germar bernyanyi dan menari - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
- Kegiatan guru dan siswa pada langkah-langkah pembelajaran sebaiknya satu kolom saja dijadikan satu.
2) Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 2 Hasil rekapitulasi validasi RPPH Pembelajaran 2 oleh 12 validator dapat dilihat pada tabel 4.12 Tabel 4.12 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 2 Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata Item
1
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2,8
1
2
2
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,5
2
2
3
1
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2,4
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2,8
4
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2,6
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
1
2
1
2
3
3
3
2
2
3
3
1
2,2
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2,7
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2,6
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2,7
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2,8
1
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2,8
2
3
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2,8
Item A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar F. Pemilihan Media Belajar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata Item
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2,8
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
1
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
2
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,8
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
3
2
3
1
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2,6
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
5
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2,8
1
1
3
1
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2,3
2
1
3
1
2
2
3
3
2
3
2
3
3
2,3
3
1
3
1
1
2
3
3
2
3
3
2
2
2,2
4
3
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2,7 2,7
75
87
49
75
80
87
90
80
87
85
87
80
Item
G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
I.
Rancangan Penilaian Autentik
Total Skor
116
80,2
Hasil validasi tabel 4.12 untuk RPPH Pembelajaran 2 yang divalidasi oleh 12 validator diperoleh skor sebagai berikut: 1) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan skor 77, (2) Pakar Pendidikan IPA memberikan skor 86, (3) Pakar Pendidikan IPS memberikan skor 54, (4) Pakar Pendidikan Matematika memberikan skor 75, (5) Pakar Pendidikan Seni Tari memberikan skor 82, (6) Pakar Pendidikan Jasmani memberikan skor 85, (7) Pakar Kurikulum memberikan skor 90, (8) Pakar Pembelajaran memberikan skor 80, (9) Kepala Sekolah memberikan skor 87, (10) Guru Kelas 1 memberikan skor 87, (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan memberikan skor 86, dan (12) Pakar Permainan memberikan skor 80. Jumlah skor yang diperoleh pada RPPH Pembelajaran 2 adalah 80,8. Selanjutnya untuk menentukan kualitas RPPH pembelajaran 2 peniliti hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nilai
= =
0 0 0
117
100
100
= 89,72 Rerata penilaian yang diperoleh dari 12 validator untuk RPPH Pembelajaran 1 diperoleh nilai 89,72. Menurut kriteria penilaian, nilai 89,72 termasuk dalam kategori “Baik” (B) dengan rentang nilai 80 < B ≤ 90 Akan tetapi peneliti harus melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan para ahli baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada RPPH terlihat pada tabel 4.13 Tabel 4.13 Hasil Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 2 No 1
Pakar / Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia
2
Pendidikan IPA
3
Pendidikan IPS
4
Pendidikan Matematika Pendidikan Seni Tari
5
6
Pendidikan Jasmani
Saran dan Komentar - Perhatikan penulisan sesuai EYD - Perhatikan penilaian - Perhatikan perumusan indikator pada KD 1 & KD 2
- Sudah baik hanya perlu dicek KD dan tujuan pembelajaran, ada yang belum lengkap ABCD - Ganti kata kerja operational yang kurang operasional - Kurang teliti dalam pengetikan - Diberi halaman dari awal sampai akhir - Perbaiki penomoran indikator dan tujuan pembelajaran - Lengkapi instrumen penilaian aspek pengetahuan - Perjelas bentuk penilaian, teknik penilaian, dan instrumen penaian. - Perumusan tujuan pembelajaran (ABCD) - Perhatikan ada beberapa kata yang kurang jelas dimengerti - Urutkan langkah pembelajaran dengan benar - Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran
-
-
Tindak lanjut Memperbiaki penulisan sesuai EYD Memperbaiki penilaian Melengkapi dengan menambah KD 1 & KD 2 Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan
- Menggati kata kerja operasional - Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan - Memperbaiki penomoran indikator - Melengkapi instrumen aspek pengetahuan - Memperbaiki penilaian
- Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Memperbaiki struktur kalimat yang kurang jelas dimengerti - Memperbaiki urutan kegiatan pembelajaran - Tidak ada tindak lanjut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 7 8
9
Pakar / Ahli Pembelajaran Kepala Sekolah
Saran dan Komentar - Lengkapi dengan penilaian - Sesuaikan penulisan subtema - Kegiatan guru dan siswa sebaiknya satu kolom - Judul lagu: Naik-naik ke puncak atau naik-naik ke puncak gunung?
Guru Kelas I
- Kegiatan guru dan siswa pada langkah-langkah pembelajaran sebaiknya satu kolom saja dijadikan satu.
118
Tindak lanjut - Melengkapi penilaian - Memperbaiki penulisan subtema germar bernyanyi dan menari - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom - Memperbaiki judul lagu menjadi naik-naik ke puncak gunung - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
3) Hasil Data Validasi oleh Pakar untuk RPPH Pembelajaran 3 Hasil rekapitulasi validasi RPPH Pembelajaran 3 oleh 11 validator dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 3 Validator
Item A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar
F. Pemilihan Media Belajar
Rerata Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
2
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2,6
2
2
3
1
2
3
3
3
2
3
2
3
2,5
3
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2,8
1
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
1
3
1
2
3
3
3
2
2
3
3
2,4
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
2,8
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2,7
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2,7
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,9
1
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
3
2,6
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
1
2,9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Rerata Item
1
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
2
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2,8
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2,6
3
2
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
2,6
4
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2,7
5
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2,8
1
2
3
1
2
2
3
3
2
3
3
3
2,5
2
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
2,5
3
2
3
1
1
2
3
3
2
3
3
3
2,4
4
3
3
1
3
2
3
3
2
3
3
3
2,6 2,7
78
90
51
77
84
89
90
78
88
86
89
Item G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
I.
Rancangan Penilaian Autentik
Total Skor
119
81,8
Hasil validasi tabel 4.14 untuk RPPH Pembelajaran 3 yang divalidasi oleh 11 validator diperoleh skor sebagai berikut: 1) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan skor 78, (2) Pakar Pendidikan IPA memberikan skor 90, (3) Pakar Pendidikan IPS memberikan skor 51, (4) Pakar Pendidikan Matematika memberikan skor 77, (5) Pakar Pendidikan Seni Tari memberikan skor 84, (6) Pakar Pendidikan Jasmani memberikan skor 89, (7) Pakar Kurikulum memberikan skor 90, (8) Pakar Pembelajaran memberikan skor 78, (9) Kepala Sekolah memberikan skor 88, (10) Guru Kelas 1 memberikan skor 86, dan (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan memberikan skor 89. Jumlah skor yang diperoleh pada RPPH adalah 81,8. Selanjutnya untuk menentukan kualitas RPPH pembelajaran 3 peniliti hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Nilai
= =
0 1 0
100
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
= 90,90 Penilaian yang diperoleh dari 11 validator tersebut diperoleh 90,90. Menurut kriteria penilaian, nilai 90,90 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Akan tetapi peneliti harus melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan para ahli baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada RPPH terlihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15. Hasil Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 3 No 1
Pakar / Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia
Saran dan Komentar - Perhatikan penulisan sesuai EYD - Perhatikan penilaian - Perhatikan perumusan indikator pada KD 1 & KD 2
2
Pendidikan IPA
3
Pendidikan IPS
4
Pendidikan Matematika Pendidikan Seni Tari
- Sudah baik hanya perlu dicek KD dan tujuan pembelajaran, ada yang belum lengkap ABCD - Ganti kata kerja operational yang kurang operasional - Kurang teliti dalam pengetikan - Diberi halaman dari awal sampai akhir - Perbaiki penomoran indikator dan tujuan pembelajaran - Lengkapi instrumen penilaian aspek pengetahuan - Perjelas bentuk penilaian, teknik penilaian, dan instrumen penaian. - Perumusan tujuan pembelajaran (ABCD) - Perhatikan ada beberapa kata yang kurang jelas dimengerti - Urutkan langkah pembelajaran dengan benar
5
6
Pendidikan Jasmani
7 8
Pembelajaran Kepala Sekolah
- Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran - Lengkapi dengan penilaian - Sesuaikan penulisan subtema - Kegiatan guru dan siswa sebaiknya satu kolom
Tindak lanjut - Memperbiaki penulisan sesuai EYD - Memperbaiki penilaian - Melengkapi dengan menambah KD 1 & KD 2 - Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Menggati kata kerja operasional - Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan - Memperbaiki penomoran indikator - Melengkapi instrumen aspek pengetahuan - Memperbaiki penilaian
- Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Memperbaiki struktur kalimat yang kurang jelas dimengerti - Memperbaiki urutan kegiatan pembelajaran - Tidak ada tindak lanjut
- Melengkapi penilaian - Memperbaiki penulisan subtema germar bernyanyi dan menari - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No 9
Pakar / Ahli Guru Kelas I
Saran dan Komentar - Kegiatan guru dan siswa pada langkah-langkah pembelajaran sebaiknya satu kolom saja dijadikan satu.
121
Tindak lanjut - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
4) Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 4 Hasil rekapitulasi validasi RPPH Pembelajaran 4 oleh 11 validator dapat dilihat pada tabel 4.16 Tabel 4.16 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 4 Validator
Item A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar
F. Pemilihan Media Belajar
G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
Rerata Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2,8
1
2
3
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2,8
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2,8
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
1
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2,7
2
1
2
1
2
3
3
3
2
3
3
3
1
2,3
1
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2,8
2
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2,7
3
2
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2,6
1
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2,8
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
2,8
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
1
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2,8
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2,8
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2,9
1
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
2
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2,7
3
3
3
1
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2,6
1
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,8
3
2
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2,6
4
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
2,7
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator
Item
I.
Rancangan Penilaian Autentik
122
Rerata Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
5
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
1
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2,6
2
2
3
1
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2,4
3
2
3
1
1
2
3
3
2
3
3
2
1
2,2
4
3
3
1
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2,7 2,7
78
89
53
82
74
88
90
81
89
87
86
76
Total Skor
81,1
Hasil validasi tabel 4.16 untuk RPPH Pembelajaran 4 yang divalidasi oleh 12 validator diperoleh skor sebagai berikut: 1) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan skor 78, (2) Pakar Pendidikan IPA memberikan skor 89, (3) Pakar Pendidikan IPS memberikan skor 53, (4) Pakar Pendidikan Matematika memberikan skor 82, (5) Pakar Pendidikan Seni Tari memberikan skor 74, (6) Pakar Pendidikan Jasmani memberikan skor 88, (7) Pakar Kurikulum memberikan skor 90, (8) Pakar Pembelajaran memberikan skor 81, (9) Kepala Sekolah memberikan skor 89, (10) Guru Kelas 1 memberikan skor 87, (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan memberikan skor 86, dan (12) Pakar Permainan memberikan skor 76. Jumlah skor yang diperoleh pada RPPH Pembelajaran 4 adalah 81,1. Selanjutnya untuk menentukan kualitas RPPH pembelajaran 4 peniliti hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Nilai
100
= =
11 0
100
= 90,11 Penilaian yang diperoleh dari 12 validator tersebut diperoleh 90,11. Menurut kriteria penilaian, nilai 90,11 termasuk dalam kategori “Amat Baik”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
(AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Akan tetapi peneliti harus melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan para ahli baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada RPPH pada tabel 4.17 Tabel 4.17 Hasil Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 4 No 1
Pakar / Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia
2
Pendidikan IPA
3
Pendidikan IPS
4 5
Pendidikan Matematika Pendidikan Seni Tari
-
Saran dan Komentar Perhatikan penulisan sesuai EYD Perhatikan penilaian Perhatikan perumusan indikator pada KD 1 & KD 2
Sudah baik hanya perlu dicek KD dan tujuan pembelajaran, ada yang belum lengkap ABCD - Ganti kata kerja operational yang kurang operasional - Kurang teliti dalam pengetikan - Diberi halaman dari awal sampai akhir - Perbaiki penomoran indikator dan tujuan pembelajaran - Lengkapi instrumen penilaian aspek pengetahuan - Perjelas bentuk penilaian, teknik penilaian, dan instrumen penaian. Perumusan tujuan pembelajaran (ABCD) - Perhatikan ada beberapa kata yang kurang jelas dimengerti - Urutkan langkah pembelajaran dengan benar
6
Pendidikan Jasmani
-
7 8
Pembelajaran Kepala Sekolah
-
Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran Lengkapi dengan penilaian Sesuaikan penulisan subtema Kegiatan guru dan siswa sebaiknya satu kolom
Tindak lanjut - Memperbiaki penulisan sesuai EYD - Memperbaiki penilaian - Melengkapi dengan menambah KD 1 & KD 2 Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan -
-
Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Memperbaiki struktur kalimat yang kurang jelas dimengerti - Memperbaiki urutan kegiatan pembelajaran - Tidak ada tindak lanjut -
-
9
Guru Kelas I
-
Kegiatan guru dan siswa pada langkah-langkah pembelajaran sebaiknya satu kolom saja dijadikan satu.
Menggati kata kerja operasional Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan Memperbaiki penomoran indikator Melengkapi instrumen aspek pengetahuan Memperbaiki penilaian
-
Melengkapi penilaian Memperbaiki penulisan subtema germar bernyanyi dan menari Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
5) Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 5 Hasil rekapitulasi validasi RPPH Pembelajaran 5 oleh 12 validator dapat dilihat pada tabel 4.18. Tabel 4.18 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 5 Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata Item
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2,9
1
2
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,7
2
2
3
1
2
3
3
3
3
1
2
3
3
2,4
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2,8
4
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2,8
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2,8
2
1
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
1
2,2
1
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2,7
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2,9
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2,9
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2,8
1
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2,8
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3,0
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
2,8
4
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2,8
1
3
3
1
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2,6
2
3
3
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2,8
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2,7
1
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
1
3
2
3
3
2
3
3
2
3
2,5
3
2
3
1
3
3
3
3
2
3
2
3
3
2,6
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2,9
5
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,8
1
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2,6
Item A. Identitas Mata Pelajaran B. Perumusan Indikator C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar
F. Pemilihan Media Belajar
G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
I.
Rancangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Rerata Item
2
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
3
2
2,5
3
2
3
1
1
2
3
3
2
3
3
3
1
2,3
4
3
3
1
3
3
2
3
2
3
3
3
2
2,6 2,7
78
89
54
80
85
86
90
79
82
87
86
81
Item Penilaian Autentik
125
Total Skor
81,4
Hasil validasi tabel 4.18 untuk RPPH Pembelajaran 5 yang divalidasi oleh 12 validator diperoleh skor sebagai berikut: 1) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan skor 78, (2) Pakar Pendidikan IPA memberikan skor 89, (3) Pakar Pendidikan IPS memberikan skor 54, (4) Pakar Pendidikan Matematika memberikan skor 80, (5) Pakar Pendidikan Seni Tari memberikan skor 85, (6) Pakar Pendidikan Jasmani memberikan skor 86, (7) Pakar Kurikulum memberikan skor 90, (8) Pakar Pembelajaran memberikan skor 79, (9) Kepala Sekolah memberikan skor 82, (10) Guru Kelas 1 memberikan skor 87, (11) Pakar Pendidikan Kewarganegaraan memberikan skor 86, dan (12) Pakar Permainan memberikan skor 81. Jumlah skor yang diperoleh pada RPPH Pembelajaran 5 adalah 81,4. Selanjutnya untuk menentukan kualitas RPPH pembelajaran 5 peniliti hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Nilai
= =
0 14 0
100
100
= 90,46 Penilaian yang diperoleh dari 12 validator tersebut diperoleh 90,46. Menurut kriteria penilaian, nilai 90,46 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Akan tetapi peneliti harus melakukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
beberapa revisi berdasarkan masukan para ahli baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada RPPH terlihat pada tabel 4.19. Tabel 4.19 Hasil Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 5 No 1
Pakar / Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia
Saran dan Komentar - Perhatikan penulisan sesuai EYD - Perhatikan penilaian - Perhatikan perumusan indikator pada KD 1 & KD 2
2
Pendidikan IPA
3
Pendidikan IPS
4
Pendidikan Matematika Pendidikan Seni Tari
- Sudah baik hanya perlu dicek KD dan tujuan pembelajaran, ada yang belum lengkap ABCD - Ganti kata kerja operational yang kurang operasional - Kurang teliti dalam pengetikan - Diberi halaman dari awal sampai akhir - Perbaiki penomoran indikator dan tujuan pembelajaran - Lengkapi instrumen penilaian aspek pengetahuan - Perjelas bentuk penilaian, teknik penilaian, dan instrumen penaian. - Perumusan tujuan pembelajaran (ABCD) - Perhatikan ada beberapa kata yang kurang jelas dimengerti - Urutkan langkah pembelajaran dengan benar
5
6
Pendidikan Jasmani
7 8
Pembelajaran Kepala Sekolah
9
Guru Kelas I
- Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran - Lengkapi dengan penilaian - Sesuaikan penulisan subtema - Kegiatan guru dan siswa sebaiknya satu kolom
- Kegiatan guru dan siswa pada langkah-langkah pembelajaran sebaiknya satu kolom saja dijadikan satu.
Tindak lanjut - Memperbiaki penulisan sesuai EYD - Memperbaiki penilaian - Melengkapi dengan menambah KD 1 & KD 2 - Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Menggati kata kerja operasional - Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan - Memperbaiki penomoran indikator - Melengkapi instrumen aspek pengetahuan - Memperbaiki penilaian
- Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Memperbaiki struktur kalimat yang kurang jelas dimengerti - Memperbaiki urutan kegiatan pembelajaran - Tidak ada tindak lanjut
- Melengkapi penilaian - Memperbaiki penulisan subtema germar bernyanyi dan menari - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
6) Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 6 Hasil rekapitulasi validasi RPPH Pembelajaran 1 oleh 10 validator dapat dilihat pada tabel 4.20 Tabel 4.20 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 6 Validator 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Rerata Item
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2,9
1
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2,7
2
2
3
1
2
3
3
3
3
3
2
2,5
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2,8
4
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2,8
1
3
3
1
3
2
3
3
3
3
2
2,6
2
1
2
1
2
2
3
3
2
3
3
2,2
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2,7
3
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2,8
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2,8
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
4
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
2,7
1
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2,8
2
3
3
1
2
2
3
3
3
3
3
2,6
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,9
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2,8
2
2
3
1
3
3
3
3
2
3
3
2,6
3
2
3
1
3
3
3
3
2
3
3
2,6
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2,7
5
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2,8
1
2
3
1
2
2
3
3
2
3
3
2,4
2
2
3
1
2
3
3
3
2
3
3
2,5
3
2
3
1
1
2
2
3
2
3
3
2,2
Item A. Identitas Mata Pelajaran
B. Perumusan Indikator
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran D. Pemilihan Materi Ajar
E. Pemilihan Sumber Belajar
F. Pemilihan Media Belajar
G. Metode Pembelajaran
H. Skenario Pembelajaran
I.
Rancangan Penilaian Autentik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Validator
Item 4 Total Skor
1 3
2 3
3 1
4 3
5 3
6 2
7 3
8 2
9 3
10 3
78
89
51
81
85
88
90
81
85
85
128
Rerata Item 2,6 2,7 81,3
Hasil validasi tabel 4.20 untuk RPPH Pembelajaran 6 yang divalidasi oleh 10 validator diperoleh skor sebagai berikut: 1) Pakar Pendidikan Bahasa Indonesia memberikan skor 78, (2) Pakar Pendidikan IPA memberikan skor 89, (3) Pakar Pendidikan IPS memberikan skor 51, (4) Pakar Pendidikan Matematika memberikan skor 81, (5) Pakar Pendidikan Seni Tari memberikan skor 85, (6) Pakar Pendidikan Jasmani memberikan skor 88, (7) Pakar Kurikulum memberikan skor 90, (8) Pakar Pembelajaran memberikan skor 81, (9) Kepala Sekolah memberikan skor 85, dan (10) Guru Kelas 1 memberikan skor 87. Jumlah skor yang diperoleh pada RPPH adalah 81,5. Selanjutnya untuk menentukan kualitas RPPH pembelajaran 6 peniliti hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Nilai
= =
0 13 0
100
100
= 90,33 Penilaian untuk RPPH Pembelajaran 6 yang diperoleh dari 10 validator adalah 90,33. Menurut kriteria penilaian, nilai 90,33 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Akan tetapi peneliti harus melakukan beberapa revisi berdasarkan masukan para ahli baik secara lisan maupun tertulis yang terdapat pada RPPH terlihat pada tabel 4.21
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Tabel 4.21 Hasil Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 6 No 1
Pakar / Ahli Pendidikan Bahasa Indonesia
Saran dan Komentar - Perhatikan penulisan sesuai EYD - Perhatikan penilaian - Perhatikan perumusan indikator pada KD 1 & KD 2
2
Pendidikan IPA
3
Pendidikan IPS
4
Pendidikan Matematika Pendidikan Seni Tari
- Sudah baik hanya perlu dicek KD dan tujuan pembelajaran, ada yang belum lengkap ABCD - Ganti kata kerja operational yang kurang operasional - Kurang teliti dalam pengetikan - Diberi halaman dari awal sampai akhir - Perbaiki penomoran indikator dan tujuan pembelajaran - Lengkapi instrumen penilaian aspek pengetahuan - Perjelas bentuk penilaian, teknik penilaian, dan instrumen penaian. - Perumusan tujuan pembelajaran (ABCD) - Perhatikan ada beberapa kata yang kurang jelas dimengerti - Urutkan langkah pembelajaran dengan benar
5
6
Pendidikan Jasmani
7 8
Pembelajaran Kepala Sekolah
9
Guru Kelas I
Validasi
- Kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan KI, KD, Indikator dan Tujuan Pembelajaran - Lengkapi dengan penilaian - Sesuaikan penulisan subtema - Kegiatan guru dan siswa sebaiknya satu kolom
- Kegiatan guru dan siswa pada langkah-langkah pembelajaran sebaiknya satu kolom saja dijadikan satu.
dilakukan
untuk
mengetahui
Tindak lanjut - Memperbiaki penulisan sesuai EYD - Memperbaiki penilaian - Melengkapi dengan menambah KD 1 & KD 2 - Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Menggati kata kerja operasional - Memperbaiki kesalahan dalam pengetikan - Memperbaiki penomoran indikator - Melengkapi instrumen aspek pengetahuan - Memperbaiki penilaian
- Memperbaiki ABCD pada tujuan pembelajaan - Memperbaiki struktur kalimat yang kurang jelas dimengerti - Memperbaiki urutan kegiatan pembelajaran - Tidak ada tindak lanjut
- Melengkapi penilaian - Memperbaiki penulisan subtema germar bernyanyi dan menari - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom - Kegiatan guru dan siswa dibuat satu kolom
kelayakan
6
Perangkat
Pembelajaran, diperoleh hasil penilaian untuk masing pembelajaran sebagai berikut: (1) RPPH Pembelajaran 1 memperoleh nilai 90,11 dengan kelayakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
“Amat Baik”. (2) RPPH Pembelajaran 2 memperoleh nilai 89,72 dengan kelayakan “Baik”. (3) Pembelajaran 3 memperoleh nilai 90,83 dengan kelayakan “Amat Baik”. (4) Pembelajaran 4 memperoleh nilai 90,11 dengan kelayakan “Amat Baik”. (5) Pembelajaran 5 memperoleh nilai 90,83 dengan kelayakan “Amat Baik”; dan (6) Pembelajaran 6 memperoleh nilai 90,33 dengan kelayakan “Amat Baik”. Peneliti menghitung rerata penilaian dari 6 RPPH menggunakan rumus sebagai berikut Rerata Nilai
= =
0 00
10
0 0
0 11
04
0 33
= 90,15 Penilaian yang diperoleh dari rerata penilaian 6 RPPH diperoleh 90,15. Menurut kriteria penilaian, nilai 90,15 termasuk dalam kategori “Amat Baik” (AB) dengan rentang nilai 90 < AB < 100. Peneliti menyimpulkan bahwa kelayakan RPPH subtema gemar bernyanyi dan menari yang peneliti susun termasuk pada kategori “Amat Baik” 4.1.2.3.2. Revisi Produk Revisi produk dilakukan dengan melihat penilaian ahli baik secara kuantitatif dan kualitatif. Rerata penilaian yangg diperoleh dari 12 ahli pada setiap pembelajaran lebih dari 80. Pembelajaran 1, 3, 4, 5, 6 berada pada peringkat “Amat Baik” dan pembelajaran 2 berada pada peringkat “Baik”. Revisi produk dilakukan jika hasil penilaian kurang dari 80. Berdasarkan hasil penilaian secara kuantitif, maka peneliti tidak perlu melakuakan revisi. Namun, hasil data kualitatif yang diambil dari komentar dan saran dari para ahli dalam validasi RPPH
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
tersebut, menunjukkan bahwa ada beberapa bagian yang perlu di revisi. Maka, peneliti melakukan revisi sesuai dengan komentar dan saran dari ahli. Secara garis besar, revisi dilakukan pada penulisan kalimat dan sumebr pembelajaran yang belum sesuai dengan EYD. Peneliti juga melakukan revisi pada beberapa indikator yang belum menggunakan
kata
kerja
operasaional,
memperbaiki
permusan
tujuan
pembelajaran yang belum nampak Condition dan Degree. Selain itu peneliti merevisi kegiatan pembelajaran guru dan siswa menjadi satu kolom. Peneliti merevisi penilaian dengan memperjelas teknik penilaian, bentuk penilaian dan Instrumen penilaiannya. Hasil dari revisi produk ini akan menjadi desain produk final rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. 4.1.2.4. Dampak RPPH Berbasis Permainan Tradisional 4.1.2.4.1. Instrumentasi Persiapan Uji Coba 1) Validasi Kuesioner Pendapat Siswa dan wawancara guru Hasil validasi kuesioner pendapat siswa terkait uji coba terbatas telah divalidasi oleh guru kelas I SD. Guru kelas I SD memberikan validasi berupa conten dan face. Validasi conten berisi masukan terhadap isi dari kuesioner agar lebih mudah dipahami oleh peserta didik, dan validasi face berupa komentar guru terhadap tampilan dari kuesioner. Guru mengungkapkan penambahan emoticon untuk dijadikan tiga jenis simbol ekspresi yang berbeda. Simbol ekspresi yang tadinya hanya memuat dua emoticon sekarang diubah menjadi tiga emoticon sesuai dengan saran dari guru kelas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
2) Validasi Soal Pretest dan Posttest Uji validitas secara empirik dilakukan di SDN S pada kelas I dengan jumlah 30 siswa. Soal yang diujikan terdiri dari 14 indikator yang dijabarkan kedalam 40 pertanyaan pilihan ganda. Peneliti menggunakan SPSS 16 untuk menghitung hasil uji validitas. Program SPSS for Window Release 16. Astuti (2014: 67) mengemukakan bahwa cara untuk mengetahui suatu soal dikatakan valid yaitu dengan melihat tanda asterix (**) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed) atau tanda asterix (*) yang disebut sebagai correlation is significant at the 0.05 level (2 tailed). Senada dengan Astuti, Taniredja & Mustafidah (Dambariana, 2014: 74) menyatakan bahwa, cara mengetahui validnya suatu soal dari output SPSS dengan melihat tanda ** yang berarti koefisien validitas sangat signifikan dengan tingkat kepercayaan 99%, sedangkan tanda * berarti tingkat kepercayaannya sebesar 95%. Penggunaan SPSS 16 ini digunakan peneliti untuk memudahkan dalam perhitungan. Nilai r tabel product moment dari pearson dalam Hadi (2004:288) dengan taraf signifikansi 1% untuk n = 30 adalah 0,463 dan untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,361. Dikatakan valid jika r hitung > r tabel, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas empiris dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.22 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes No
rpbi
1 2 3
0,375* 0,538** 0,061
rpbi-tabel 1% 0,463 0,463 0,463
rpbi-tabel 5% 0,361 0,361 0,361
Sig 2-tailed 0,041 0,002 0,748
Hasil Valid Valid Tidak Valid
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
rpbi
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
0,640** 0,625** 0,535** 0,442* 0,481** . 0,208 -0,061 0,577** 0,672** 0,375* 0,538** 0,640** 0,521** -0,089 0,135 0,292 0,625** 0,649** 0,649** 0,573** 0,688** 0,632** 0,610** 0,043 0,234 0,489** -0,096 0,581** 0,675** 0,718** 0,787** 0,620** 0,336 0,705** 0,286 0,425*
rpbi-tabel 1% 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463 0,463
rpbi-tabel 5% 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Sig 2-tailed 0,000 0,000 0,002 0,015 0,007 . 0,269 0,750 0,001 0,000 0,041 0,002 0,000 0,003 0,640 0,478 0,118 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,000 0,000 0,820 0,214 0,006 0,613 0,001 0,001 0,000 0,000 0,000 0,069 0,000 0,126 0,019
133
Hasil Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid
Tabel 4.22 hasil uji validitas diperoleh 28 soal yang valid yaitu no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, dan 40. Soal yang digunakan sebanyak 20 soal untuk instrumen pretest dan posttes. Kriteria Penelitian item soal degan cara melihat r hitung yang paling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
besar pada setiap indikator. Kisi-kisi soal yang digunakan untuk instrumen pretest dan posttes dapat dilihat pada tabel 4.23 Tabel 4.23 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest 3)
Kompetensi Inti 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan 4) menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah 5) Muatan Pembelajaran
SBdP
Kompetensi Dasar
No Soal Valid 2
No Soal Jadi 1
3.1.
Mengenal cara dan hasil karya seni ekspresi.
3.1.1.
Mengidentifikasi pola irama lagu
3.2.
Mengenal pola irama lagu bervariasi menggunakan alat musik ritmis Mengenal unsur-unsur gerak, bagian-bagian gerak anggota tubuh dan level gerak dalam menari. Mengenal karya seni budaya benda dan bahasa daerah setempat. Mengenal lambang bilangan dan mendeskripsikan kemunculan bilangan dengan bahasa yang sederhana. Mengenal bilangan asli sampai 99 dengan menggunakan bendabenda yang ada di sekitar rumah, sekolah, atau tempat bermain. Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya. Mengenal tata tertib dan aturan yang berlaku dalam
3.2.1.
Menceritakan isi lagu anak-anak.
4 5
2 3
3.3.1.
Menyebutkan gerakan dasar dalam tarian
6
4
3.5.1.
Mengidentifikasi cara membuat kuda debog.
8
5
3.1.1.
Menghitung jumlah huruf dalam satu nama alat musik
13
6
3.2.1.
Menghitung jumlah kata-kata pada teks lagu naik-naik ke puncak gunung
16
7
3.12.1 .
Menuliskan hasil menanyakan lagu anak-anak kesukaan dalam bentuk tabel.
17
8
3.2.1.
Mengidentifikasi aturan permainan kuda debog
21 22
9 10
3.3.
3.5.
3.1.
3.2.
Matematika
3.12.
3.2. PPKn
Indikator Pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
3.3.
3.1.
3.2.
Bahasa Indonesia
3.4.
3.5.
kehidupan sehari-hari di rumah dan sekolah. Mengenal keberagaman karateristik individu di rumah dan di sekolah. Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud, dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu Mengenal teks cerita diri/personal tentang keberadaan keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa Mengenal teks diagram/label tentang anggota keluarga dan kerabat dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi
135
No Soal Valid
No Soal Jadi
Menyebutkan perbedaan kesukaan teman terhadap lagu anak-anak di lingkungan sekolah. Menyebutkan isi teks deskriptif tentang peristiwa bersuara.
23 25
11 12
26 27
13 14
3.2.2.
Menjelaskan isi teks deskriptif yang pemeliharaan kesehatan tubuh
30
15
3.4.1
Mengidentifikasi teks cerita diri tentang kesukaan
33
16
3.5.1.
Menyebutkan perbedaan suara keras, suara sedang dan suara lembut dalam bahasa Indonesia lisan.
34 35 36
17 18 19
Indikator Pembelajaran
3.3.1.
3.1.1.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Muatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
3.5.
Pjok
Indikator Pembelajaran
dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Mengetahui konsep berbagai pola gerak dasar dominan statis (bertumpu dengan tangan dan lengan depan/ belakang/samping, bergantung, sikap kapal terbang, dan berdiri dengan salah satu kaki), serta pola gerak dominan dinamis (menolak, mengayun, melayang di udara, berputar, dan mendarat) dalam aktivitas senam.
3.5.1.
Menyebutkan gerakan-gerkan yang dilakukan dalam sebuah tarian
136
No Soal Valid
No Soal Jadi
38
20
Reliabilitas 20 soal yang digunakan dalam instrumen pretest dan posttest ditunjukkan oleh tabel 4.24 Tabel 4.24 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.919
.924
N of Items 20
Tabel 4.25 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval koefisien reliabilitas
Kualitatif
0,91-1,00
Sangat tinggi
0,71-0,90
Tinggi
0,41-0,70
Cukup
0,21-0,40
Rendah
Negatif-0,20
Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2011: 131)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.24, dapat diketahui nilai Cronbach Alpha instrumen pretest dan posttest adalah 0,919. Berdasarkan tabel 4.25 reliabilitas 0,919 berada pada rentangan 0,91-1,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen “Sangat Tinggi” 4.1.2.4.1. Uji Coba Lapangan Terbatas Uji coba lapangan terbatas dilakukan pada lima siswa kelas 1 yang dipilih berdasarkan rekomendasi guru. Uji coba lapangan terbatas dilakukan selama 6 kali yaitu pada tanggal 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 November 2014. Setiap pertemuan dengan alokasi waktu 45 menit. Sebelum pelaksanaan uji coba dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang dilaksanakan selama 60 menit. Adapun pelaksanaan uji coba lapangan terbatas ditunjukkan oleh tabel 2.26 Tabel 4.26 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Lapangan Terbatas No 1 2 3 4 5 6
Hari / Tanggal Senin, 10 November 2014 Selasa, 11 November 2014 Rabu, 12 November 2014 Kamis, 13 November 2014 Jumat, 14 November 2014 Sabtu, 15 November 2014
Waktu 08.00-08.45 09.00-10.00 09.00-10.00 09.00-10.00 09.00-10.00 09.00-10.00 08.00-09.00 09.00-09.45
Materi Pretest RPPH Pembelajaran 1 (Penggalan I) RPPH Pembelajaran 2 (Penggalan I) RPPH Pembelajaran 3 (Penggalan I) RPPH Pembelajaran 4 (Penggalan I) RPPH Pembelajaran 5 (Penggalan I) RPPH Pembelajaran 6 (Penggalan I) Posttest
Sebelum dilaksanakan uji coba lapangan terbatas, kelima siswa mengerjakan soal pretest yang berjumlah 20 soal pilihan ganda. Soal tes dapat dilihat pada lampiran halaman . Siswa diberi kesempatan mengerjakan selama 45
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
menit. Pada saat siswa menerima soal tersebut, siswa berkomentar bahwa mereka kesulitan dalam mengerjakan. Selanjutnya siswa mulai banyak bertanya kepada peneliti untuk meminta bantuan. Peneliti meminta kepada siswa untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan kemampuan masingmasing. Siswa mengerjakan secara individu dan tidak saling mencontek satu sama lain. Soal yang dikerjakan siswa terkait dalam muatan pelajaran yang ada di dalam subtema Gemar Bernyanyi dan Menari yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, SBdP dan PJOK. Setelah selesai pendampingan siswa mengerjakan posttest. Hasil prestest dan posttest yang telah dikerjakan oleh siswa kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatannya. Masing-masing siswa dihitung peningkatannya untuk mengetaui seberapa jauh siswa mampu memahami materi dengan menggunakan permainan tradisional. Rerata hasil tes kelima siswa dihitung untuk mengetahui peningkatan keseluruhan yang dicapai oleh lima siswa yang mengikuti pendampingan. Persentase kenaikan hasil belajar siswa dapat ditunjukkan pada tabel 4.27 Tabel 4.27 Hasil Perolehan Nilai Pretest dan Posttest Nama
Nilai Pretest
Nilai Posttest
Persentase Kenaikan
Ml
45
70
56%
Ri
50
90
80%
Ob
40
70
75%
Ar
55
90
64%
Mna
50
90
80%
Rerata
48
82
71%
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Hasil pretest dan postest siswa pada tabel dapat diketahui bahwa siswa mengalami peningkatan. Rerata nilai pretest yang diperoleh siswa adalah 48 dan rerata posttest adalah 82. Kenaikan rerata persentase pretest dan posttes adalah 71%. Jawaban siswa dalam tiap soal memiliki variasi jawaban yang berbeda. Persentase kenaikan nilai pretest dan posttest Persentase
̅
=
2 4
= =
̅
4 34 4
̅
x 100%
x 100%
= 71%
Peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner kepada siswa. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui dampak dari pembelajaran berbasis permainan tradisional. Melalui kuesioner ini dapat diketahui dampak RPPH bagi siswa. Hasil kuesioner pendapat siswa dapat dilihat pada tabel 2.28 Tabel 2.28 Hasil kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan No Item 1 2 3
4
Indikator Perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran Ketertarikan siswa terhadap pembelajaran Kesan siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan tradisional Manfaat pembelajaran berbasis permainan bagi siswa
Ml
Skor yang Diperoleh Ri Ob Ar
Rerata
Mna
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3 3 2,8
2,6
2,85 Skor Total
12
12
11
11
11
11,4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Tabel 2.28 menunjukkan bahwa siswa Ml memberikan skor 12, Ri memberikan skor 12, Ob memberikan skor 11, Ar memberikan skor 11, dan Mna memberikan skor 11 terhadap dampak pembelajaran berbasis permainan tradisional. Hasil rerata dari kelima siswa tersebut diperoleh skor 11,4 Nilai
100
= =
100
=
100
= 95 Hasil penilaian yang diberikan oleh siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan tradisional dihitung dengan rumus diperoleh nilai 95. Nilai 95 berdasarkan tabel 3.12 termasuk pada kategori “Amat Baik”. Setelah dilaksanakan pretest dan pottest serta mengetahui penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permianan tradisional, peneliti melakukan wawancara dengan guru. Wawancara terstruktur bertujuan untuk mengetahui dampak dari RPPH yang telah dibuat dan diujocobakan tersebut. Berikut peneliti paparkan hasil wawancara dengan guru terkait dapak dari pelaksanaan pembelajaran berbasis permainan tradisional bagi guru pada tabel 4.29 Tabel 4.29 Hasil wawancara dengan guru terkait dampak dari RPPH No 1
Daftar Pertanyaan Kesesuain pembelajaran berbasis permainan tradisional dengan kedaan guru dan siswa
2
Dampak pembelajaran
Jawaban Pertanyaan Sudah sesuai, antara RPP dan pelaksanaan sudah. Kegiatan belajar berbasis permainan tradisional sudah sesuai untuk siswa kelas saya mas. Saya udah mempunyai
Tema Sentral RPPH berbasispermainan tradisional sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Guru sudah mempunnyai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No
Daftar Pertanyaan berbasis permainan bagi guru
3
Kesulitan yang dialami guru dengan melaksanakan pembelajaran berbasis permainan tradisional
4
Dampak pembelajaran berbasis permainan bagi siswa
5
Pendapat atau komentar siswa dengan pembelajaran berbasis permainan
Jawaban Pertanyaan gambaran kalau buat RPP berbasis permainan mas. Ya mengacu seperti yang sudah mas buat itu. Mudah mas menurut saya, tidak ada kesulitan karena sudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Medianya menyiapkannya nggak susah. Siswa semangat dalam belajar, sangat senang, siswa mengatakan belajarnya nggak ngebosenin. Sangat membantu, anak-anak mempunyai pengalaman yang banyak melalui permainan kemarin. Anak-anak ki ngarep-arep mas, kok pak boni nggak dateng lagi bu. Anak-anak bilang... senang sekali sama permainan tradisional itu. Anak-anak bilang kalau bisa saya diminta untuk buatkan permainan-permianan untuk belajar.
141
Tema Sentral gambaran model RPPH berbasis permainan tradisional. RPPH berbasis permainan tradisional mudah untuk dilaksanakan oleh guru.
-
-
Siswa semangat dalam belajar Siswa memiliki pengalaman baru melalui RPPH berbasis permainan tradisional
Siswa antusisa dalam pembelajaran Siswa menginginkan guru menyajikan pembelajaran berbasis permainan
4.2. Pembahasan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang memodifikasi prosedur penelitian pengembangan dari Borg & Gall (Sukmadinata, 2011) dan Sugiyono (2012). Prosedur penelitian yang digunakan sampai tahap uji coba terbatas, karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti. Prosedur awal yang dipakai dalam penelitian adalah peneliti mencari potensi dan masalah melalui studi literature dari koran dan buku serta melalui wawancara tidak terstruktur di lapangan ketika peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Berikut ini adalah pembasan hasil penelitian untuk menjawab empat pertanyaan peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Pertanyaan penelitian yang pertama, situasi lapangan berkaitan dengan implementasi kurikulum 2013. Pemerintah melakukan perubahan dengan memberlakukan kurikulum 2013 mulai tahun ajaran 2014 / 2015. Implementasi Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan ternyata masih menuai banyak kontroversi. Banyak yang menilai bahwa penerapan kurikulum 2013 tergolong masih mendadak dan tergesa-gesa sehingga guru belum dipersiapkan dengan matang (Media Indonnesia, Kamis 11 September 2014). Disisi lain, ada yang menilai bahwa kurikulum 2013 bisa berdampak positif.
Fadilah (2014: 17)
mengungkapkan bahwa Kurikulum 2013 diharapkan dapat mengatasi tantangan masa depan dan fenomena negatif di masyarakat sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh generasi muda yang jauh dari akhlak mulia, perkelahian antar pelajar, korupsi, narkoba, kecurangan ujian, dan gejolak masyarakat lainnya. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa Kurikulum 2013 sebenarnya dapat menjadikan insan bangsa menjadi lebih berkarakter. Wawancara, observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti kepada guru kelas 1 di lima sekolah dasar yaitu SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G, dan SDK BJB mengungkapkan bahwa terdapat permasalahan yang dihadapi oleh guru. Permasalahan yang dihadapi guru yang paling mendasar terletak pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPPH). Kesulitan guru dalam menyusun RPPH disebabkan karena sosialisasi tentang Kurikulum 2013 sendiri dirasa sangat kurang dan kurang mendalam.Guru juga mengungkapkan bahwa mengalami kesulitan dalam mengelola kelas dengan karakteristik peserta didik yang bermacam-macam. Guru merasa metode pengajaran yang dilakukan kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
pas dengan karakteristik peserta didik. Bahkan beberapa guru kelas I di kelima sekolah tersebut tidak membuat RPPH dalam mengajar di kelas. Guru hanya terpaku pada buku yang telah diberikan oleh pemerintah. Menurut Permendikbud No.81A tahun 2014 menuliskan bahwa seorang guru wajib menyusun RPP guna kelancaran menganjar di dalam kelas dan untuk memenuhi syarat administrasi seorang guru. Melihat situasi dilapangan tersebut, peneliti memutusakan untuk membuat penelitian terkait tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Pertanyaan penelitian yang kedua, prosedur penyusunan RPPH. Peneliti menggunakan prosedur pengembangan produk dari langkah Borg & Gall (Sukmadinata, 2011: 169) yang dikombinasikan dengan pengembangan milik Sugiyono (2012: 298). Hasil kombinasi dari prosedur milik Borg & Gall dan Sugiyono diperoleh 5 tahapan. Tahapan tersebut terdiri dari (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, dan (5) uji coba terbatas. Peneliti melakukan pemilihan kelas, pedoman yang akan digunakan, identifikasi tema, subtema, dan permainan melalui Focus Group Discussion (FGD). Analisis kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa di lapangan dari hasil wawancara. Hasil menunjukkan bahwa siswa menginginkan kegiatan belajar yang menggunakan metode bermain atau permainan. Hasil kemudian digunakan peneliti untuk pengembangan
kompetensi
dasar,
Indikator,
dan
tujuan
pembelajaran.
Pengembangan materi dilakukan peneliti dengan mengacu pada buku guru, buku siswa, dan sumber lain untuk memperdalam materi yang diajarkan. Format dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
sistematika penyusunan RPPH mengacu pada buku implementasi Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: ) Langkah selanjutnya adalah mengembangkan proses kegiatan dengan melihat model dan metode yang digunakan serta mencantumkan pendekatan saintifik. RPPH pembelajaran 1 menggunakan metode Problem Bassed Learning (PBL). Penggunaan metode pembelajaran Project Based Leraning dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Kuda Debog” untuk RPPH pembelajaran 2. RPPH pembelajaran 3 menggunakan metode Make a Match. Metode Problem Bassed Learning (PBL) dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jamuran” digunakan untuk RPPH pembelajaran 4. RPPH pembelajaran 5, menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional “Cublak-Cublak Suweng”. RPPH pembelajaran 6 menggunakan metode Discovery Learning. Siswa dilatih untuk aktif dalam proses pembelajaran melalui metode Problem Based Learning (PBL), Project Based Leraning, dan Discovery Learning seperti yang diamanatkan buku implementasi Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 22- 34). Metode pembelajaran yang diamanatkan Kurikulum 2014 dipadukan dengan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional Kuda Debog, Jamuran, dan Cublak – Cublak Suweng. Melalui Proses dan hasil dari kegiatan pembelajaran dilakukan penilaian otentik. Penilaian tersebut berdasarkan pada pegalaman pribadi, langsung di dunia nyata siswa seperti yang diungkapkan Basuki (2014: 168).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Pertanyaan penelitian yang ketiga, kualitas produk RPPH. Peneliti melakukan validasi untuk mengetahui kualitas produk RPPH yang telah dibuat. Validasi produk dilakukan oleh 12 ahli atau pakar. Data yang diperoleh dari validasi produk berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Hasil dari data kuantitatif menunjukkan bahwa RPPH berbasis permainan tradisional subtema gemar bernyanyi dan menari memperoleh nilai 90,15. Hasil penilaian tersebut masuk dalam kategori “Amat Baik” sehingga layak untuk diiujicobakan. Hasil yang diperoleh dari validasi yang mendapatkan kategori “Amat Baik” ini karena RPPH yang dibuat oleh peneliti sudah sesuai dengan pedoman penyusunan RPPH dari BPSDM maupun Kemendikbud 2014. Produk dalam penelitian ini disusun dengan memperhatikan kelengkapan komponen RPPH menurut Kemendikbud 2014 yang meliputi: (1) Identitas sekolah; (2) identitas tema/ subtema; (3) kelas/ semester; (4) materi pokok; (5) Alokasi waktu (6) Kompetensi Inti (KI); (7) Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator; (8) Tujuan pembelajaran yang memuat unsur Audience, Behavior,Condition,Degree; (9) Materi pembelajaran; (10) Metode pembelajaran; (11) Media, alat, dan sumber pembelajaran; (12) Langkahlangkah kegiatan pembelajaran; (13) Penilaian yang berisi jenis/tekhnik penilaian, bentuk instrumen, dan pedoman penskoran. Hasil dari data kualitatif menunjukkan peneliti perlu melakukan beberapa perbaikan seperti pada penulisan komponen saintifiknya pada setiap kegiatan pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran, dan perbaikan sesuai dengan EYD. Saran dan komentar yang didapat dari pakar ahli kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan perbaikan oleh peneliti guna penyempurnaan produk yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
akan diujicobakan secara terbatas. Peneliti juga merevisi komponen yang digunakan dari BPSDM dengan berpedoman dari Kemendikbud 2014. Komponen dari keduanya pada dasarnya sama, hanya berbeda pada kolom yang digunakan dari 2 kolom menjadi 1 kolom saja. Awalnya peneliti menggunakan 2 kolom pada kegiatan pembelajaran dengan memisahkan kegiatan guru dan siswa. Gambar 4.1 Catatan Validator
Gambar 4.1 menjelaskan bahwa validator memberikan catatan untuk merubah kolom pada kegiatan guru dan siswa menjadi satu kolom saja. Sesuai dengan masukan validator maka peneliti menjadikan satu kolom kegiatan guru dan siswa. Perubahan tersebut dilakukan dengan asumsi bahwa lapangan merasa lebih mudah menggunakan RPPH dengan kegiatan pembelajaran satu kolom saja. Pertanyaan penelitian yang keempat, dampak poduk RPPH. Peneliti melakukan uji coba terbatas untuk mengetahui dampak produk RPPH yang telah dibuat. Ujicoba terbatas dilakukan setelah peneliti merevisi produk sesuai dengan masukkan ahli atau pakar. Ujicoba dilakukan pada lima siswa kelas 1 SDN J. Berikut peneliti paparkan mengenai dapak RPPH berbasis permainan tradisional bagi siswa dan guru. Dampak bagi siswa, RPPH pembelajaran 2 adalah mengajarkan kreatifitas bagi siswa. Kreatifitas siswa nampak pada hasil Kuda Debog yang mereka buat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
dengan bimbingan peneliti, pendidikan karakter tertanam dari nilai kreatifitas yang tercermin
dari pembuatan alat kuda debog. Pemanfaatan pelepah daun
pisang yang tampaknya tidak berguna dimanfaatkan sebagai media permainan seperti yang diungkapkan oleh Sujarno (2013: 161). Siswa juga mengatakan “Wah ternyata debog bisa jadi mainan ya pak” pernyataan siswa tersebut menunjukkan bahwa selama ini permainan tradisional Kuda Debog belum mereka kenal. Siswa merasa senang dapat bermain dan belajar dengan media yang sederhana. Sikap percaya diri ditunjukkan pada saat siswa memainkan permainan Kuda Debog. Kemampuan siswa dalam menggali pengetahuannya sendiri nampak pada kegiatan menjodohkan kartu gambar alat musik dengan nama alat musik dan menghitung jumlah huruf pada nama alat musik. Pada kegiatan menjodohkan kartu sejalan dengan tahap operational konkret yang diungkapkan Piaget. Kegiatan menjodohkan kartu sejalan dengan pendapat Scunk (2012: 336) bahwa lingkungan memberikan kesempatan bagi siswa untuk bereksplorasi secara aktif dan menjalani kegiatanyang melibatkan partisipasi akif mereka. Kemampuan siswa untuk menjawab rasa ingin tahunya nampak dari proses menjodohkan gambar alat musik dengan nama alat musik. Kegiatan tersebut dapat memberikan pengalaman siswa untuk mengenal jenis alat musik, nama alat musik serta menghitung jumlah huruf pada nama alat musik. Kegiatan menjodohkan kartu sejalan dengan pendekatan tematik integratif yang dikehendaki Kemendikbud (2014: 16) bahwa guru sebaiknya menyajikan konsep dari berbagai muatan pembelajaran kedalam satu proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
Penanaman sikap patuh dan taat kepada siswa seperti yang diungkapkan Sujarno (2013: 161) nampak pada permainan jamuran. Siswa mengikuti perintah siswa yang menjadi pemain jadi untuk melakukan gerakan bebek. Nilai kerja keras juga tertanam ketika siswa berusaha melakukan gerakan yang menyerupai bebek. Kegiatan pembelajaran 5 menanamkan nilai kejujuran kepada siswa. Penanaman nilai kejujuran ditunjukkan pada saat siswa menebak letak uwer atau krikil yang digunakan saat bermain. Siswa yang menggenggam uwer atau krikil saat tertebak oleh pemain jadi menunjukkan uwer dengan membuka genggamannya (Dharmamulya, 2005: 82). Setelah siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran selama enam kali pertemuan, siswa mengerjakan soal posttest. Instrumen soal yang digunakan untuk posttest sama dengan soal untuk pretest. Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal tersebut selama 45 menit. Siswa mengerjakan dengan sungguhsungguh ketika diberi waktu untuk mengerjakan. Peneliti mengawasi proses pengerjaan soal agar tidak ada siswa yang mencontek ataupun bertanya kepada temannya ketika mengerjakan soal. Pada menit ke 30 ada dua siswa yang sudah selesai mengerjakan. Setelah siswa selesai mengerjakan, siswa diminta untuk meneliti kembali pekerjaan mereka. Uji coba terbatas menunjukkan bahwa penggunaan RPPH berbasis permainan tradisional kelas I SD ada subtema gemar bernyanyi dan menari memberikan dampak yang signifikan. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil pretest dan posttest yang diberikan oleh peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
149
Hasil Pretest dan Posttest menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar sebesar 71% setelah dilakukan pembelajaran berbasis permainan tradisional. Siswa mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis permainan tradisional menyenangkan, menarik, dan membantu siswa dalam belajar. Terbukti dari hasil kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan tradisional adalah 95 yang menujukkan hasil “Amat Baik”. Dampak RPPH berbasis permainan tradisional bagi guru adalah pertama guru sudah mempunyai model RPPH Kurikulum 2013 yang berbasis permainan tradisional. Kedua guru mengetahui bahwa RPPH Kurikulum 2013 yang berbasis permainan tradisional mudah untuk dilaksanakan / diterapkan oleh guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab V adalah bagian penutup. Bagian penutup peneliti akan uraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 5.1. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan adalah research and development dengan tujuan untuk mengetahui model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 5.1.1. Situasi lapangan berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 yang telah dilaksanakan ternyata masih menuai banyak kontroversi. Banyak yang menilai bahwa penerapan Kurikulum 2013 tergolong masih mendadak dan tergesa-gesa sehingga guru belum dipersiapkan dengan matang (Media Indonnesia, Kamis 11 September 2014). Guru kelas I di lima Sekolah Dasar yaitu SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G, dan SDK BJB mengungkapkan bahwa terdapat permasalahan yang dihadapi oleh guru adalah kesulitan dalam penyusunan RPPH. Kesulitan guru dalam menyusun RPPH disebabkan karena sosialisasi tentang Kurikulum 2013 sendiri dirasa sangat kurang dan kurang mendalam. Guru juga mengungkapkan bahwa mengalami kesulitan dalam mengelola kelas dengan karakteristik siswa yang bermacam-macam.
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
5.1.2. Model RPPH berbasis permainan tradisional kelas 1 SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari mempunyai spesifikasi mengakomodasi permainan tradisional Kuda Debog pada pembelajaran 2, Permainan Jamuran pada pembelajaran 3, dan Permainan Cublak – cublak Suweng pada pembelajaran 5. RPPH berbasis permainan tradisional juga mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa. 5.1.3. Kualiatas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) subtema gemar bernyanyi dan menari “Amat Baik” dengan nilai 90,15.
Pada
masing-masing RPPH para pakar dan ahli menyatakan bahwa kualitas RPPH pembelajaran 1 “Amat Baik” dengan nilai 90,11, RPPH pembelajaran 2 memiliki kualitas “Baik” dengan nilai 89,10. Para pakar juga menyatakan kualitas “Amat Baik” untuk RPPH pembelajaran 3 dengan nilai 90,90, RPPH pembelajaran 4 nilai 90,11, nilai untuk RPPH Pembelajaran 5 adalah 90,46, dan RPPH pembelajaran 6 memperoleh nilai 90,33. 5.1.4. Dampak RPPH berbasis permainan tradisional bagi siswa mempunyai dampak meningkatkan prestasi belajar siswa sebanyak 71% berdasarkan hasil pretest dan postest. Dampak RPPH berbasis permainan tradisional bagi guru adalah (1) guru memiliki gambaran model RPPH berbasis permainan tradisonal, dan (2) guru mengetahui bahwa RPPH tersebut mudah untuk diterapkan. 5.2. Keterbatasan Penelitian Produk yang dikembangkan ini mempunyai beberapa keterbatasan, di antaranya sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
152
5.2.1. Kurikulum 2013 masih menjadi kontroversi hal ini mengakibatkan secara perbedaan persepsi secara teknis, misalnya: (1) perbedaan Istilah RPP atau RPPH yang berkembang; (2) perbedaan format RPPH (urutan penulisan KD, indikator, dan kolom kegiatan guru dan siswa satu kolom atau dua kolom); (3) Perbedaan penyebutan guru atau pendidik dan siswa atau peserta didik. 5.2.2. Beberapa instrumen tidak melalui validasi karena diambil dari institusi dengan asumsi instrumen tersebut sudah terstandar. 5.2.3. Uji coba produk dilakukan pada jumlah responden yang terbatas. Hal ini dikarenakan produk masih dalam tahap uji terbatas. 5.3. Saran Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan bahan ajar yang terintegrasi dengan pendidikan karakter, sebagai berikut: 5.3.1. Peneliti / pengembang kurikulum dapat selalu proaktif mengkritisi Kurikulum 2013 dan pengembang RPP sebaiknya mengikuti podoman Buku Implementasi
Kurikulum
yang
terstandar
yang
diterbitkan
oleh
Kemendikbud. 5.3.2. Peneliti selanjutnya tetap memvalidasi ulang instrumen-instrumen yang terstandar. 5.3.3. Uji coba lapangan dapat dilakukan dengan responden yang lebih banyak, dengan asumsi semakin banyak revisi dari responden maka produk akan memiliki kualitas yang lebih baik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
153
DAFTAR REFERENSI
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arifin, Zainal. (2011). Bagaimana Menyiasati PTK Anda agar Sukses? Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Astuti, Apriani Dwi. (2014). Penerapan Pendekatan Student Center Learning dengan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar IPA Kelas IV B. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Basuki, Ismet dan Hariyanto. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dambariana, Yosevin Melisa. (2014). Tingkat Kepuasan Siswa dan Guru terhadap Penggunaan Alat Peraga Matematika Berbasis Montessori. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dharmamulya, Sukirman. (2005). Permainan Tradisional Jawa Sebuah Upaya Pelestarian. Purwanggan: Kepel Press. Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz. Hadi, Sutrisno. (2004). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Handrianto, Stephanus Riko. (2013). Peningkatan Keaktifan, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SDN Kalongan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kemendikbud (2014). Kegemaranku:
Buku Guru-Edisi Revisi. Jakarta:
Depdikbud. Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD Kelas I. Jakarta: Depdikbud. Kesuma, Dharma, dkk. (2011). Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Listyarti, Retno. (2012). Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, & Kreatif. Jakarta: Erlangga. Majid, Abdul. (2009). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. Makmun, Abin Syamsudin. (2007). Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Media Indonesia. (2014). 5 Masalah Ganggu Kurikulum. Diakses pada 20 Oktober
2014.
Sumber
elektronik:
http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/3818/5-Masalah-GangguKurikulum/2014/09/11 Mulyani, Sri. (2013). 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing Mulyasa, E. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslimin, dkk. (2012). Desain Pembelajaran Pengurangan Bilangan Bulat Melalui Permainan Tradisional Congklak Berbasis Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas IV Sekolah Dasar. Diakses 1 Desember 2014. Sumber
elektronik:
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/2642/2710 Nolvin. (2013). Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Melalui Permainan Olahraga Tradisional Permainan Benteng Hadang Pada Siswa Kelas V SD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
Inpres 2 Kamarora Kecamatan Nokilalaki Kabupaten Sigi. Diakseses 1 Desember
2014.
Sumber
elektronik:
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/PJKR/article/view/1353 Oebadillah, Syarief. (2014). 5 Masalah Ganggu Kurikulum. Diakses 13 September
2014.
Sumber
elektronik:
http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/3818/5-Masalah-GangguKurikulum/2014/09/11 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Prasetyono, Dwi Sunar. (2008). Biarkan Anakmu Bermain. Yogyakarta: DIVA Press. Prastowo, Andi. (2012). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif. Yogyakarta: Diva Press. Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Riyanto, Yatim. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran, Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. Rizal, Muh. (2011). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Estimasi Berhitung di Sekolah Dasar. Diakes tanggal 2 November 2014. Sumber elektronik: http://eprints.uny.ac.id/7170/1/PM-5%20-%20Muh%20Rizal.pdf Sagala, Syaiful. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. (2013). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana. Schunk. D. H. (2012). Learning Theories: An educational. (Terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Semiawan, Conny. (1987). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana mengaktifkan Siswa dalam Belajar. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
Siregar, Eveline dan Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Siregar,Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung:
PT Remaja
Rosdakarya. Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Sujarno.(2013). Pemanfaatan Permainan Tradisional dalam Pembentukan Karakter Anak. Yogyakarta: BPNB. Sukardi, H. M. (2008). Evaluasi Pendidikan (Prinsip dan Operasionalnya). Jakarta Timur: PT Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suparlan. (2011). Tanya Jawabm Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Supratiknya. (2010). Penilaian Hasil Belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenata Media Group. Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syafbrani. (2013). Kurikulum 2013: Antara Sensasi dan Politisasi. Diakses 26 November
2014.
Sumber
elektronik:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&jd=Kurikulum+2013%3 A+Antara+Sensasi+dan+Politisasi&dn=20130411225510 Taniredja, Tukiran, & Hidayati Mustafidah. (2011). Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Tryanasari, ddk. (2012). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Berbasis Kearifan Lokal untuk Lelas III Sekolah Dasar di Kabupaten Madiun. Diakses tanggal 2 November 2014. Sumber elektronik: http://ikippgrimadiun.ac.id/ejournal/sites/default/files/2_Dewi_Pengembang an%20Perangkat%20Pembelajaran%20Terpadu%20Berbasis%20Kearifan% 20Lokal.pdf Winkel, W.S. (2004). Psikologi Mengajar. Yogyakarta: Media Abadi Yui, Jui-Mei dkk. (2011). A Game-Based Learning Approach to Improving Students’ Learning Achievements in a Nutrition Course. Diakses tanggal 2 November
2014.
Sumber
elektronik:
http://www.tojet.net/articles/v10i2/1021.pdf Zubaedi. (2011). Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1 Surat Ijin Sebelum dan Setelah Penelitian
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2 Hasil Observasi Analisis Kebutuhan
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3 Hasil Dokumentasi Analisis Kebutuhan
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4 RPPH Sebelum Validasi
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 Contoh Kuesioner Validasi RPPH
200
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
202
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
‘
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6 RPPH Sesudah Validasi Ahli
240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
260
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
269
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
270
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
271
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
272
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
273
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
274
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
275
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
276
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
277
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
278
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
279
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
280
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
281
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
282
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
283
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
284
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
285
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
286
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
287
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
288
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
289
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
290
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
291
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
292
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
293
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
294
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
295
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
296
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
297
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
298
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
299
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
300
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
301
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
302
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
303
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
304
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
305
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
306
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
307
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
308
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
309
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
310
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
311
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
312
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
313
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
314
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
315
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
316
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
317
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
318
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
319
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
320
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
321
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
322
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
323
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
324
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
325
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
326
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
327
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
328
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
329
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
330
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
331
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
332
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
333
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
334
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
335
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
336
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
337
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
338
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
339
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
340
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
341
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
342
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
343
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
344
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
345
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
346
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
347
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
348
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
349
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
350
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
351
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
352
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
353
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
354
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
355
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
356
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7 Soal Uji Coba Terbatas Sebelum Validasi
357
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
358
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
359
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
360
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
361
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
362
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
363
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8 Hasil Validitas dan Reliabilitas Soal Tes
364
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
365
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
366
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9 Soal Uji Coba Terbatas Sesudah Validasi
367
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
368
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
369
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
370
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
371
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
372
Lampiran 10 Contoh Hasil Pretest Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
373
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
374
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
375
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
376
Lampiran 11 Contoh Hasil Postest Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
377
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
378
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
379
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12 Foto Kegiatan Uji Coba Terbatas
380
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa memainkan permainan kuda debog
Siswa melakukan kegiatan menjodohkan kartu
381
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa memainkan permainan Jamuran
Siswa menirukan gerakan bebek mengikuti permintaan pemain “dadi”
382
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Siswa memainkan permainan cublak – cublak suweng
Siswa menarikan tari poco – poco
383
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13 Biografi Peneliti
384
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
385
BIOGRAFI PENELITI
Bonifatius Sigit Yuniharto merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Lahir di Magelang, 6 Juni 1992. Peneliti telah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak - kanak pada tahun 1999 di TK Kanisius Siswa Siwi Muntilan. Peneliti menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar di SD Pangudi Luhur Muntilan tahun 2005, Jenjang Sekolah Menengah Pertama diselesaikan tahun 2008 di SMP Kanisius Muntilan. Pada tahun 2011 peneliti menyelesaikan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Pangudi Luhur Muntilan dengan Progam Studi Keahlian Teknik Mesin, Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan. Pada tahun 2011 peneliti menempuh pendidikan tinggi dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama menempuh bangku perkuliahan, peneliti juga mengikuti berbagai kegiatan untuk mengembangkan soft skill. Tahun 2011 peneliti mengikuti seminar international yang diselenggarakan oleh Australia – Indonesia Facility for Disaster Reduction dengan tema The Role of Journalists in Disaster Reporting. Pada tahun 2012, peneliti mengikuti Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II. Peneliti telah mengikuti Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka pada tahun yang sama. Selanjutnya, peneliti mengikuti seminar international dengan tema Una Seminar and Workshop on Anti Bias Curriculum and Teaching.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
386
Peneliti terlibat aktif di Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma selama menempuh perkuliahan. Pada Agustus tahun 2012 peneliti menjuarai ajang Bali International Choir Competition kategori folklore dengan predikat Gold Medal, pada tahun yang sama peneliti pernah mengisi acara Ignatius Night di Hotel Mulia Jakarta dan Tamrin Squer Semarang bersama PSM Cantus Firmus. Pada Maret 2014 peneliti mengikuti seminar dengan tema Family Problems and Children’s Motivation to Learn.