PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERUBAHAN REGULASI EMOSI PARA MEDITATOR MINDFULNESS
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Disusun Oleh: Vincent Eddy Kuncoro Hartono NIM: 089114052
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
ii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PENGESAHAN
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“ Sadarilah bahwa segala sesuatu tidak ada yang kekal. Karena itu berjuanglah sungguh-sungguh untuk mencapai kebebasanmu!” (Maha Parinibbana Sutta)
“Good? Bad? Who knows?” (Ajahn Brahmavamso)
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Semua hasil kerja keras ini saya persembahkan untuk: Tiratana (Buddha, Dhamma, dan Sangha) Papa dan mama yang tercinta Para dosen dan guruku Dan seluruh handai taulan
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERUBAHAN REGULASI EMOSI PARA MEDITATOR MINDFULNESS
Vincent Eddy Kuncoro Hartono
ABSTRAK
Regulasi emosi memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia. Bilamana seseorang memiliki gangguan atau memiliki kemampuan regulasi emosi yang maladaptif, dapat diatasi dengan salah satu cara yaitu meditasi mindfulness. Meskipun meditasi mindfulness begitu bermanfaat bagi regulasi emosi seseorang, baru sedikit penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan yang lebih jelas antara meditasi mindfulness dengan regulasi emosi. Berangkat dari hal ini, peneliti memiliki tujuan untuk memberikan gambaran akan perubahan regulasi emosi para praktisi meditasi mindfulness. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana perubahan dari regulasi emosi meditator mindfulness dari awal mengenal meditasi hingga saat ini. Subjek dalam penelitian ini adalah para praktisi meditasi Zen Vihara Buddha Prabha Yogyakarta yang berjumlah 3 orang. Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif yaitu Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pengambilan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur. Kredibilitas yang digunakan yaitu participant feedback, comparing research’s coding, dan paper trall. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah para meditator yang rutin bermeditasi memiliki regulasi emosi yang lebih adaptif daripada sebelumnya. Dahulu sebelum rutin bermeditasi, para praktisi memiliki kemampuan regulasi emosi yang maladaptif. Rutinitas bermeditasi yang dijalankan membawa perubahan-perubahan positif. Melalui meditasi, para meditator mengalami peningkatan kesadaran, sehingga memiliki pemahaman yang lebih baik akan diri dan lingkungan sekitarnya. Perubahan-perubahan tersebut membuat para meditator memiliki reaksi pikiran dan reaksi emosi yang positif. Bilamana, kesadaran melemah, pemahaman yang dimiliki oleh meditator pun turut memudar. Hal ini menyebabkan melemahnya kemampuan regulasi emosi yang dimiliki. Walaupun demikian, kini para meditator memiliki lebih banyak emosi positif.
Kata Kunci: meditasi mindfulness, regulasi emosi
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MINDFULNESS MEDITATOR’S EMOTIONAL REGULATION ALTERATION
Vincent Eddy Kuncoro Hartono
ABSTRACT
Emotion regulation have an important role in a human life. When, someone had emotion regulation disorder or maladaptive emotion regulation, can be solve by mindfulness meditation. Though mindfulness meditation is useful for someone’s emotion regulation, little has been studied regarding clear relationship of mindfulness meditation and emotion regulation. Based on those facts, this research aims to depict meditator’s emotional regulation alteration from the begining until now. The participants of this study are 3 Zen meditators from Vihara Buddha Prabha Yogyakarta. This study use qualitative research method, that is Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Data collection is conducted by semi-structured interview. Credibilities being used are participant feedback, comparing research’s coding, and paper trall. In this study frequent meditation results in more adaptive emotional regulation. Before frequent meditation, meditators have maldapative emotional regulation. Through meditation, meditators have better awareness, so that they have better self and environmental understanding. Those alterations will create positive mind and emotional reactions. But, when awareness decreases, meditators’ understanding fades away and results in emotion regulation weakening. In spite of that, nowadays meditators have more positive emotions.
Keywords: mindfulness meditation, emotional regulation
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana. Akhirnya penulisan skripsi yang berjudul “Proses Perubahan Regulasi Emosi Para Meditator” dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik melalui bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, izinkanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bhikkhu Sri Paññāvaro Mahāthera dan Bhikkhu Jotidhammo Mahāthera yang telah memberikan fasilitas, dorongan, masukan, dan nasihat kepada penulis. 2. Ibu Dekan Dr. Ch. Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing akademik. 3. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 4. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, masukan, nasihat dan dorongan kepada penulis. 5. Ibu Dr. Tjipto Susana dan Bapak Y. Heri Widodo, M.Psi selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan bimbingannya yang mendorong penulis untuk melakukan yang terbaik.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah berbagi ilmu dan pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 7. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gie, Mas Muji, dan Mas Doni). Terimakasih atas bantuannya, sehingga proses studi dapat berjalan lancar. 8. Kedua orangtua saya yang terus memberikan apapun yang terbaik bagi peneliti. 9. Mario Heimbach dan Engger yang telah membantu peneliti dalam melakukan analisis data. 10. Seluruh sahabat penulis di Fakultas Psikologi Unversitas Sanata Dharma. 11. Teman-teman meditasi di grup Meditasi Zen di Vihara Buddha Prabha Yogyakarta. 12. Seluruh pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih banyak atas doa dan dukungan selama ini.
Yogyakarta, 20 Desember 2012
Penulis
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4 1. Manfaat Teoretis .......................................................................... 4 2. Manfaat Praktis ............................................................................ 5 BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................ 6
xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
A. Emosi ................................................................................................. 6 1. Pengertian Emosi ......................................................................... 6 2. Bentuk-bentuk Emosi................................................................... 7 3. Regulasi Emosi ............................................................................ 9 3.1 Pengertian Regulasi Emosi .................................................... 9 3.2 Proses Regulasi Emosi ......................................................... 10 3.3 Bentuk-bentuk Regulasi Emosi............................................ 11 3.4 Hal-hal yang Mempengaruhi Regulasi Emosi ..................... 13 B. Meditasi Mindfulness ....................................................................... 14 1. Pengertian Meditasi Mindfulness ............................................... 14 2. Mekanisme Meditasi Mindfulness ............................................. 15 2.1 Mekanisme Meditasi Mindfulness Menurut Buddhist Psychological Model ............................................................ 16 2.2 Mekanisme Meditasi Mindfulness Menurut Dusana Dorje . 18 3. Manfaat Meditasi Mindfulness ................................................... 20 C. Regulasi Emosi dalam Meditasi Mindfulness .................................. 22 BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 25 A. Strategi Penelitian ............................................................................ 25 B. Fokus Penelitian ............................................................................... 26 C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 26 1. Studi Lapangan .......................................................................... 26 1.1 Partisipan.............................................................................. 26 1.2 Setting Penelitian ................................................................. 27
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.3 Jenis Data ............................................................................. 27 D. Prosedur Analisis Data ..................................................................... 28 1. Membaca Transkrip Wawancara ............................................... 28 2. Interpretasi ................................................................................. 28 3. Transformasi Makna .................................................................. 28 4. Menghubungkan Tema-tema ..................................................... 29 5. Pembuatan Tabel Tema-tema .................................................... 29 E. Kredibilitas Penelitian ...................................................................... 29 1. Participant Feedback ................................................................. 30 2. Comparing Researcher’s Coding .............................................. 30 3. A Paper Trall ............................................................................. 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 31 A. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 31 B. Latar Belakang Subjek ..................................................................... 37 C. Hasil Penelitian ................................................................................ 38 1. Subjek A..................................................................................... 40 2. Subjek B ..................................................................................... 45 3. Subjek C ..................................................................................... 49 4. Dinamika Regulasi Emosi Para Subjek ..................................... 52 D. Pembahasan ...................................................................................... 55 1. Regulasi Emosi Maladaptif ........................................................ 55 2. Peningkatan Awareness ............................................................. 57 3. Pemahamanan Positif ................................................................. 59
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4. Reaksi Pikiran dan Emosi Positif ............................................... 61 5. Reaksi Pikiran dan Emosi Negatif ............................................. 63 6. Emosi Positif .............................................................................. 66 BAB V PENUTUP .............................................................................................. 70 A. Kesimpulan ...................................................................................... 70 B. Kekuatan Penelitian ......................................................................... 71 C. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 71 D. Saran ................................................................................................ 73 1. Terapis dan Psikolog .................................................................. 73 2. Peneliti Selanjutnya ................................................................... 73 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75 LAMPIRAN .......................................................................................................... 81
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1. Persiapan Pengambilan Data Wawancara .............................................. 31 Tabel 2. Pelaksanaan Wawancara ........................................................................ 33 Tabel 3. Pelaksanaan Analisis Data dan Konfirmasi ........................................... 34 Tabel 4. Tema Keseluruhan ................................................................................. 38
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Perubahan regulasi emosi para meditator mindfulness .................... 68
Gambar 2.
Pengaruh awareness terhadap regulasi emosi .................................. 69
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Guideline Interview ....................................................................... 82
Lampiran 2.
Verbatim Wawancara Pertama Mindfulness ................................ 83
Lampiran 3.
Meaning Unit-meaning unit Subjek A ........................................ 111
Lampiran 4.
Meaning Unit-meaning unit A yang Tereliminasi ...................... 116
Lampiran 5.
Tabel Tema-tema Subjek A ........................................................ 119
Lampiran 6.
Verbatim Wawancara Kedua Mindfulness ................................. 121
Lampiran 7.
Meaning Unit-meaning unit subjek B ......................................... 140
Lampiran 8.
Meaning Unit-meaning unit B yang Tereliminasi ...................... 144
Lampiran 9.
Tabel Tema-tema Subjek B ........................................................ 146
Lampiran 10. Verbatim Wawancara Ketiga Mindfulness ................................. 148 Lampiran 11. Meaning Unit-meaning unit Subjek C ........................................ 165 Lampiran 12. Meaning Unit-meaning unit C yang Tereliminasi ...................... 169 Lampiran 13. Tabel Tema-tema Subjek C ........................................................ 171
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Emosi memiliki pengaruh yang luas pada kehidupan manusia. Banyak hal yang dilakukan dan diucapkan oleh seseorang dipengaruhi oleh emosi (Strongman, 2003). Pengambilan keputusan, mengingat kejadian-kejadian penting, dan cara berinteraksi merupakan beberapa contoh nyata perilaku yang dipengaruhi oleh emosi. Apabila seseorang memiliki emosi negatif dalam dirinya, seseorang akan memiliki pikiran dan perilaku yang sempit dalam menghadapi suatu hal. Emosi negatif juga dapat membuat seseorang melakukan respon emosi yang kurang tepat (Gross & Thompson, 2006). Emosi negatif tersebut dapat berupa kecemasan, depresi, agresi, dan stres (Fredrickson, 2000). Sebaliknya, seseorang akan berpikiran dan berperilaku baik karena memiliki emosi yang positif, seperti kesenangan dan kepuasan (Baumgardner & Crothers, 2009). Oleh karena besarnya pengaruh emosi dalam kehidupan, seseorang akan mengelola emosi-emosi yang dimilikinya. Kemampuan untuk mengelola emosi inilah yang biasa disebut dengan regulasi emosi. Biasanya, kebanyakan orang akan meregulasi emosi-emosi negatif yang muncul dalam dirinya (Gross & Thompson, 2006). Adanya regulasi emosi yang baik akan membuat seseorang mampu berpikir positif, menerima permasalahan, menyelesaikan masalah, dan tidak terikat akan permasalahan yang ada (Hoeksema, 2012).
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Seseorang yang
2
terganggu regulasi emosinya dapat mengalami kelabilan
afektif, perasaan hampa, amarah yang tidak terkendali, dan hambatan untuk mengekspresikan emosi. Oleh karena itu, regulasi emosi sangat penting dalam kehidupan seseorang (Mcmain, Korman, & Dimeff, 2001). Gangguan yang berat pada regulasi emosi sangat berkaitan dengan terjadinya gangguan perasaan dan gangguan perilaku (Buckner dalam Baumgardner & Crothers, 2009). Maka, diperlukan cara-cara untuk mengatasi disfungsi regulasi emosi. Ada beberapa terapi yang dapat dipakai oleh seseorang yang mengalami gangguan regulasi emosi, diantaranya adalah Contextual Emotion Regulation Therapy (CERT) (Kovacs dkk., 2006) dan Supportive Expressive Therapy (SET) (Benson, Kraemer, & Spiegel, 2002). Selain kedua terapi tersebut, juga terdapat terapi lain yaitu Acceptance and Commitment Therapy (ACT) (Blackledge & Hayes, 2001), Dialectical Behavior Therapy (DBT) (Linehan, Bohus, & Lynch dalam Gross, 2007); (Frye & Spates, 2012), dan Mindfulness Based Stress Therapy (MBSR) (Goldin & Gross, 2010). Contextual Emotion Regulation Therapy (CERT) merupakan sebuah terapi yang berfokus untuk memperbaiki regulasi diri orang-orang yang mengalami distress dan dysphoria (Kovacs dkk., 2006). Terapi yang kedua adalah Supportive Expressive Therapy (SET). Terapi ini berasal dari existential psychotherapy, sehingga berfokus pada sesuatu yang eksis, seperti kecemasan akan kematian (Benson, dkk., 2002). Selain CERT dan SET masih terdapat tiga macam terapi (ACT, DBT, dan MBSR) untuk mengatasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
gangguan pada regulasi emosi seseorang. Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Dialectical Behavior Therapy (DBT), dan Mindfulness Based Stress Therapy (MBSR) sebenarnya merupakan program-program terapi yang berhulu pada mindfulness meditation (Dunford & Dclinpsy, 2010; Gresson, 2009;). Meditasi mindfulness tidak hanya mampu mengatasi gangguan regulasi emosi semata. Meditasi ini juga mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh para penderita gangguan mental maupun orang normal (Chambers, Gullone, & Allen, 2009). Sedangkan, CERT (Kovacs dkk., 2006) dan SET (Benson dkk., 2002) hanya dapat diberikan pada orang-orang yang terkena gangguan mental tertentu saja. Keberhasilan meditasi mindfulness dalam mengatasi gangguan regulasi emosi dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Goldin dan Gross pada tahun 2010. Mereka menemukan bahwa para pasien dengan SAD (Social Anxiety Disorder) yang mengikuti pelatihan meditasi mengalami peningkatan kemampuan dalam melakukan regulasi emosi. Hal ini membuat kecemasan yang dimiliki para pasien tersebut berkurang. Selain itu, terdapat pula penelitian yang mendukung hal tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Roemer dkk. pada tahun 2009 menyatakan bahwa tingginya tingkat mindfulness seseorang berelasi negatif terhadap gangguan regulasi emosi seseorang. Sampai saat ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk membuktikan manfaat meditasi mindfulness dalam dunia klinis. Namun, baru sedikit
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
penelitian yang dilakukan untuk melihat manfaat atau efek meditasi mindfulness terhadap regulasi emosi. Oleh karena itu, hubungan antara kedua hal tersebut masih kurang jelas (Chamber dkk., 2009).
Agar hubungan
tersebut dapat diketahui dengan baik, maka peneliti dapat melihatnya melalui perubahan yang terjadi pada regulasi emosi para meditator (Brown & Cordon dalam Diddona, 2009; Dorje, 2010; Grabovac, Lau, & Willet, 2011).
B. Rumusan Masalah Bagaimanakah perubahan dari regulasi emosi meditator mindfulness dari awal mengenal meditasi hingga saat ini ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk memberikan gambaran perubahan yang terjadi pada regulasi emosi para praktisi meditasi mindfulness dari awal mengenal meditasi hingga saat ini.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoretis Dalam bidang psikologi klinis, penelitian ini bermanfaat untuk menambahkan pengetahuan tentang perubahan regulasi emosi dan dampak meditasi mindfulness terhadap regulasi emosi secara mendalam.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat untuk menggunakan meditasi mindfulness sebagai salah satu cara dalam menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan regulasi emosi. b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pada masyarakat tentang meditasi mindfulness.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Emosi 1. Pengertian Emosi Setiap orang mempunyai emosi dalam dirinya. Kehidupan seharihari seseorang tentu tidak akan terlepas dari emosi yang mewarnai kehidupannya (Sobur, 2003). Emosi sebenarnya berasal dari Bahasa Latin yang berbunyi e (out) + movere (move) (Capacchione, 2006). Movere merupakan kata kerja dalam Bahasa Latin yang bermakna “menggerakkan, bergerak”. Adapun tambahan awalan “e-“ untuk memberi arti “bergerak menjauh”, yang mana menyiratkan bahwa kecenderungan bergerak adalah hal mutlak dalam emosi (Goleman, 1997). Hingga saat ini, banyak ahli yang berusaha untuk menjelaskan apa sebenarnya emosi itu. Ada salah satu tokoh teori emosi pada awal abad 20 yang berusaha menjelaskan arti dari emosi, yaitu James-Lange. JamesLange menyatakan bahwa perubahan tubuh secara langsung mengikuti persepsi terhadap fakta yang ada dan perasaan kita terhadap perubahan itulah yang dimaksud dengan emosi. Selain James-Lange, adapula Watson, ia mengatakan bahwa emosi adalah “pola reaksi” yang herediter. Pola ini melibatkan perubahan besar dalam mekanisme tubuh, terlebih pada sistem viskeral dan kelenjar (Strongman, 2003).
6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Oatley dan Johnson-Laird (dalam Strongman, 2003) berusaha mendefinisikan emosi melalui sisi yang lain. Dalam postulatnya, mereka menyatakan bahwa setiap tujuan dan rencana memiliki mekanisme pemantau yang mengevaluasi kejadian-kejadian yang relevan untuk tujuan dan rencana tersebut. Bilamana terjadi suatu hal yang mempengaruhi tujuan dan rencana tadi, mekanisme pemantau akan memberitahukan kepada seluruh sistem kognitif untuk bersiap merespon perubahan yang terjadi. Pengalaman manusia akan tanda-tanda dan kesiapannya itulah yang dikatakan sebagai emosi. Berdasarkan definisi-definisi emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah respon-respon manusia terhadap berbagai berbagai hal yang ada dan diawali dengan kinerja dari sistem kognitif.
2. Bentuk-bentuk Emosi Kehidupan seseorang diwarnai oleh dua jenis emosi yaitu emosi positif (misalnya: kebahagiaan, kepuasan hidup) dan emosi negatif (misalnya:
kesedihan,
amarah,
kecemasan,
depresi,
dan
stres)
(Baumgardner & Crothers, 2009; Fredrickson, 2000). Menurut The Broaden and Build Theory of Positive Emotions, orang yang memiliki emosi positif biasanya akan memiliki pola pikir yang luas daripada orang yang memiliki emosi negatif. Oleh karena itu, seseorang akan fleksibel dan kreatif dalam berpikir, berperilaku, dan hidup dalam lingkungan sosial (Fredrickson & Joiner, 2002; Fredrickson, 2004).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Di dalam perbendaharaan kata Bahasa Inggris, terdapat ratusan kata untuk ragam emosi (King, 2010). Banyaknya bentuk emosi ini telah diklarifikasikan oleh beberapa ahli psikologi. Robert Plutchik berpendapat bahwa emosi dasar
terdiri dari
beberapa macam bentuk, yaitu: penerimaan, rasa takut, terkejut, sedih, jijik, marah, antisipasi dan suka cita. Selain itu, terdapat pula klasifikasi emosi Sylvian Tompkins. Ia menyatakan bahwa emosi-emosi dasar terdiri dari rasa takut, marah, gembira, distres, jijik, tertarik, terkejut, muak, dan rasa malu (King, 2010). Ada juga klasifikasi emosi dasar yang lebih sederhana. Menurut Oatley dan Johnson-Laird (dalam Strongman, 2003) terdapat lima emosi dasar, yaitu : 1. Kebahagiaan Terjadi saat suatu tujuan tercapai dan menunjukkan suatu rencana berjalan dengan baik. 2. Kesedihan Timbul saat gagal mencapai suatu tujuan dan menunjukkan seseorang tidak dapat berbuat sesuatu atau mencari terobosan baru. 3. Takut Timbul saat ada suatu hal yang mengancam tujuan dan menunjukkan langkah untuk berhenti, diam, atau keluar dari masalah tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
4. Marah Terjadi saat suatu rencana yang berjalan menjadi kacau dan menunjukkan kemauan untuk mencoba lebih keras atau agresif. 5. Muak (disgust) Terdapat dalam kekacauan yang berkaitan dengan suatu tujuan dan menunjukkan penolakan atau penarikan diri.
3. Regulasi Emosi 3.1 Pengertian Regulasi Emosi Emosi yang muncul pada setiap situasi dipengaruhi oleh hubungan seseorang dengan lingkungan internal ataupun lingkungan eksternal di sekitar orang tersebut (Campos dalam Strongman, 2003). Emosi-emosi negatif yang muncul biasanya akan diatasi dengan regulasi emosi (Buckner dalam Baumgardner & Crothers, 2009; Greeson, 2009). Regulasi emosi sebenarnya merupakan aktivitas memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi kondisi emosi dan respon emosi yang akan dilakukan (Hoeksema, 2012). Sedangkan menurut Gross dan Thompson (2006), regulasi emosi adalah proses yang mungkin otomatis atau terkendali, menggunakan kesadaran atau tidak menggunakan kesadaran. Gross juga menyatakan bahwa regulasi emosi mempunyai efek terhadap proses emosi secara umum.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa regulasi emosi merupakan aktivitas kognitif yang memonitor, mengevaluasi, dan memodifikasi kondisi emosi dan respon emosi.
3.2 Proses Regulasi Emosi Telah diketahui bahwa regulasi emosi merupakan suatu proses guna menghadapi berbagai hal yang mengganggu kondisi emosi (Hoeksema, 2012). Tahapan-tahapan dari regulasi emosi dijelaskan dengan begitu baik
oleh Gross (dalam Strongman, 2003; Gross,
Richards, & John dalam Synder, Simpson, Hughes, 2006). Ia menjelaskan bahwa terdapat 5 tahapan dalam proses terjadinya regulasi emosi. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dibuat oleh Gross : 1. Situation selection Tahap dimana seseorang memilih untuk memperhatikan atau menghiraukan sebuah situasi, yang dapat berupa orang, tempat, atau objek-objek yang ada dihadapannya. 2. Situation modification Dalam sebuah situasi yang dipilih oleh seseorang, situasi tersebut biasanya memiliki nilai emosi. Pada tahap kedua ini seseorang akan memodifikasi situasi yang ada menjadi berbeda agar dampak emosi yang ditimbulkan berubah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
3. Attentional deployment Pada tahap ketiga ini seseorang akan menaruh atensi atau perhatian terhadap sebuah aspek pokok dari beberapa aspek yang ada pada sebuah situasi yang telah dipilih. Di tahap ini melibatkan beberapa hal, seperti : distraksi, konsentrasi, dan atau ruminasi. 4. Cognitive change Di tahap keempat ini, seseorang akan berpikir suatu hal yang memungkinkan atas aspek yang telah dipilih. Secara umum, ini merupakan perubahan kognitif untuk mengatasi dampak emosi dari sebuah situasi. Tahapan ini melibatkan hasil evaluasi yang dibuat dan memasukkan psychological defences. 5. Response modification Tahapan ini merupakan tahapan yang terjadi di akhir, dimana seseorang akan menentukan respon emosi yang akan dikeluarkan. Biasanya bentuk-bentuk regulasi emosi yang terpikir oleh banyak orang di dunia adalah dengan melibatkan obat-obatan, alkohol, usaha, terapi, makanan atau memberontak di dalam kehidupan seseorang.
3.3 Bentuk-bentuk Regulasi Emosi Terdapat banyak bentuk regulasi emosi, ada yang adaptif dan maladaptif (Aldao dalam Hoeksema, 2012). Seseorang dapat dikatakan memiliki regulasi emosi adaptif, bila ia dapat memilih cara yang sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
untuk mengelola emosinya daripada langsung bereaksi terhadap sebuah situasi yang dihadapi. Selain itu, seseorang yang memiliki regulasi emosi adaptif adalah orang yang tidak menghindari sebuah situasi yang sedang dihadapinya (Tamir, 2011). Reappraisal, acceptance, problem-solving, dan attentional redeployment
adalah
bentuk-bentuk
regulasi
emosi
adaptif.
Reappraisal merupakan bentuk regulasi emosi yang melibatkan penemuan dari interpretasi yang positif akan suatu situasi untuk mencegah atau mengurangi negative mood (Gross dalam Hoeksema, 2012). Acceptance adalah regulasi emosi yang melibatkan penerimaan akan kondisi yang ada (Hayes dalam Hoeksema, 2012). Regulasi emosi adaptif yang ketiga ialah problem-solving. Problem-solving merupakan usaha yang aktif untuk mencegah suatu masalah terjadi (Billing & Moos dalam Hoeksema, 2012). Sedangkan attentional redeployment ialah membagi perhatian ke stimulus atau hal-hal yang positif untuk megubah mood yang ada (Hoeksema, 2012). Berbeda dengan orang yang memiliki regulasi emosi adaptif, seseorang yang memiliki regulasi emosi maladaptif adalah orang yang tidak memiliki cara untuk menghadapi masalah yang dimilikinya. Orang tersebut dapat langsung bereaksi terhadap situasi yang sedang dihadapi, seperti melakukan pemberontakan (Gross dalam Strongman, 2003; Hoeksema, 2012; Tamir, 2011).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Seseorang yang memiliki regulasi emosi maladaptif juga berasosiasi dengan tingkat kecemasan dan depresi yang tinggi. Hal ini menyebabkan seseorang tidak dapat memiliki cara yang baik untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Sehingga, seseorang dapat menghindari situasi yang dihadapinya (avoidance). Bentukbentuk avoidance yang biasa dilakukan oleh orang-orang adalah mengkonsumsi makanan secara berlebihan, mengunakan alkohol, dan menggunakan narkoba (Gross dalam Strongman, 2003; Hoeksema, 2012).
3.4 Hal-hal yang Mempengaruhi Regulasi Emosi Thompson (dalam Strongman, 2003) menyatakan bahwa regulasi emosi merupakan proses yang dipengaruhi oleh kesadaran. Semakin baik kesadaran seseorang, maka semakin baik pula regulasi emosi yang dimiliki. Beberapa teori regulasi emosi juga menyatakan bahwa regulasi emosi yang adaptif juga dipengaruhi oleh pemahaman yang dimiliki seseorang (Hoeksema, 2012). Selain tingkat kesadaran dan pemahaman, jenis kelamin juga mempengaruhi kemampuan regulasi emosi seseorang. Berdasarkan penelitian yang ada, ditemukan bahwa wanita lebih banyak menggunakan regulasi emosi adaptif daripada pria. Hal ini dapat terjadi karena wanita memiliki effortfull control yang lebih baik daripada pria. Effortfull control merupakan kemampuan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
mengendalikan reaksi emosi yang berlebih dan meledak-ledak. Oleh karenanya, pria lebih impulsif daripada wanita (Hoeksema, 2012).
B. Meditasi Mindfulness Meditasi mindfulness adalah meditasi yang berasal dari Agama Buddha (Thompson & Gilbert, 2008). Namun, meditasi ini dapat dipraktekkan oleh siapapun dari berbagai latar belakang agama dan kebudayaan. Bahkan, meditasi mindfulness diubah dan digunakan oleh para terapis sebagai bentuk terapi, seperti Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Dialectical Behavior Therapy (DBT), dan Mindfulness Based Stress Therapy (MBSR) (Frye & Spates, 2012; Gresson, 2009). 1. Pengertian Meditasi Mindfulness Meditasi
mindfulness
merupakan
meditasi
yang
tidak
menggunakan mantra atau chanting (Lazar dkk., 2005). Meditasi mindfulness juga berbeda dengan meditasi “relaksasi”. Dalam meditasi “relaksasi”, meditator lebih berfokus pada nafas atau sensasi tubuh. Sedangkan, meditasi mindfulness lebih mengutamakan pada penerimaan pikiran dan emosi-emosi yang kacau tidak terkendali (Apple & Apple, 2009).
Meditasi
ini
merupakan
sebuah
bentuk
meditasi
yang
mengembangkan perhatian yang netral (nonjudgemental awareness) pada setiap stimuli yang ada pada masa kini tanpa mengikutsertakan kinerja dari kognitif (Lazar dkk., 2005). Setiap stimuli yang dimaksud disini adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
seluruh proses yang terdapat dalam diri seseorang, seperti sensasi tubuh, emosi, ingatan, dan kehendak (Sudrijanta, 2011). Menurut Marlatt dan Kristeller (dalam Baer, 2003), kata mindfulness dapat dideskripsikan sebagai “memberikan perhatian kepada pengalaman saat ini dari waktu ke waktu”. Sedangkan, menurut Csikszentmihalyi (dalam Baumgardner & Crothers, 2009) mindfulness adalah perhatian pada tempat yang ada kini dan kekinian, daripada memusingkan masa lalu atau mencemaskan dan berfantasi tentang masa yang akan datang. Berdasarkan pengertian-pengertian yang ada tersebut, dapat dikatakan bahwa meditasi mindfulness adalah meditasi yang mengajarkan orang untuk memperhatikan segala kondisi yang ada pada saat ini dengan bersikap netral.
2. Mekanisme Meditasi Mindfulness Meditasi merupakan suatu proses mental yang sangat kompleks. Proses dalam meditasi melibatkan perubahan dari kognitif, sensori persepsi, afek, hormon, dan aktivitas otomatis lainnya yang terdapat dalam tubuh manusia. Banyak ilmuwan yang telah meneliti efek meditasi dan mencari mekanisme meditasi secara biologis. Biasanya, para ilmuwan melakukan
pengukuran
pada
detak
jantung,
tekanan
darah,
electroencephalographic (EEG), perubahan hormon, dan kekebalan tubuh, yang semuanya berkaitan dengan meditasi (Newberg & Iversen, 2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Meskipun demikian, hingga saat ini para ilmuwan belum menemukan jawaban yang memuaskan dan masih terus meneliti mekanisme dari efek meditasi mindfulness (Grabovac dkk., 2011).
2.1 Mekanisme Meditasi Mindfulness Menurut Buddhist Psychological Model Grabovac dkk. (2011) berusaha untuk menjawab hal tersebut dengan Buddhist Psychological Model. Buddhist Psychological Model adalah suatu model yang mengacu pada Abhidhamma Pitaka, Kitab Komentar dalam Tri Pitaka. Pertama-tama Buddhist Psychological Model (BPM) akan mendeskripsikan
komponen-komponen
dari
aktivitas
mental.
Awareness atau kesadaran akan objek terjadi saat terdapat stimulus yang ditangkap oleh persepsi dan menimbulkan rasa dari panca indera atau kognisi (gagasan, memori, emosi) yang muncul dalam pikiran. Kesadaran itu akan muncul beberapa saat dan menghilang. Kesadaran tersebut akan terus menerus muncul dan tenggelam. Menurut BPM, objek-objek yang ditangkap tersebut memiliki nilai emosi dari salah satu nilai yang terdapat di dalam diri seseorang, yaitu: netral, menyenangkan, dan tidak menyenangkan. Kebiasaan reaksi manusia pada umumnya adalah terus mengejar hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan. Reaksi inipun merupakan bentuk kemelekatan dalam Buddhis. Kemelekatan-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
kemelekatan yang ada tersebut membuat seseorang mengalami batin yang kacau. Melalui meditasi mindfulness, seseorang dilatih untuk melihat objek-objek yang tertangkap sebagaimana adanya tanpa disertai reaksi pikiran untuk melekat atau menolak objek tersebut. Praktik dari meditasi mindfulness yang terus menerus akan membantu seseorang memiliki pemahaman bahwa segala sesuatu yang ada senantiasa berubah. Hal-hal yang berubah itulah yang menyebabkan terjadinya penderitaan. Selain itu, dengan meditasi mindfulness seseorang dapat memiliki pemahaman tentang ketiadaan inti/kosong dari seluruh hal yang terjadi atau dialami. Setelah memiliki tiga pemahaman ini seseorang dapat berkurang kemelekatannya. Pemahaman yang dimaksud oleh BPM bukan merupakan pemahaman intelektual. Namun, pemahaman yang ada hanya dapat muncul bila kesadaran/awareness muncul. Kesadaran hanya mungkin muncul bilamana pikiran dalam keadaan tenang (Sundrijanta, 2012). Berkurangnya
kemelakatan
akan
membuat
seseorang
mencapai batin yang tenang. Keadaan batin yang tenang inilah yang dapat membuat seseorang mencapai keadaan well-being atau berkurangnya simptom-simptom yang dimiliki seseorang. Ketenangan batin yang dicapai tersebut dapat pula diperkuat dengan melatih sikap menerima, melatih regulasi atensi dengan baik,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
dan pelatihan kemoralan. Demikian pula, ketenangan batin mampu memperkuat tiga hal penunjang batin tersebut.
2.2 Mekanisme Meditasi Mindfulness Menurut Dusana Dorje Meditasi
mindfulness
memiliki
keterkaitan
dengan
peningkatan emotional well-being pada kehidupan manusia. Hal ini telah membuat Dorje (2010) memiliki keinginan untuk menjelaskan mekanisme dari meditasi mindfulness. Ia membahas mekanisme meditasi mindfulness berdasar pada penelitian psikologis dan neuroscientific. Dorje menyatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam meditasi mindfulness. Dimensi-dimensi tersebut adalah : a. Tujuan dan konteks dari praktik mindfulness Tujuan dari meditasi mindfulness adalah terbebasnya seseorang dari penderitaan yang didasari oleh keserakahan, kebencian, dan ketidaktahuan. b. Tujuan yang kosong Tujuan kosong yang dimaksud disini adalah saat seseorang sedang bermeditasi mindfulness, maka ia tidak akan bereaksi akan apapun yang terjadi di dalam dirinya. c. Kendali perhatian, sustained attention, dan meta-awareness Kendali perhatian disini adalah kemampuan seseorang dalam mempertahankan awareness dalam keadaan meditatif. Sedangkan sustained attention merupakan kemampuan seseorang untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
mengembalikan fokus setelah orang menyadari objek-objek dalam pikirannya.
Untuk meta-awareness dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk mengendalikan proses meditasi. d. Emosi yang sehat Cinta kasih, murah hati, dan tidak melekat pada suatu hal merupakan beberapa bentuk emosi yang baik dan berperan penting dalam meditasi mindfulness. Adanya emosi positif pada diri seorang meditator turut menunjang kemajuan dari meditator dalam bermeditasi. e. Ethical discernment Dalam konteks Buddhis, pelaksanaan ethical discernment atau kemoralan adalah hal yang penting untuk menunjang kemajuan dalam bermeditasi. Berdasarkan kelima dimensi tersebut dapat dilihat bahwa kendali perhatian adalah penyeleksi objek saat seseorang bermeditasi. Sedangkan sustained attention merupakan komponen utama dalam mempertahankan fokus saat bermeditasi. Emosi yang sehat, kemoralan, dan meta awareness adalah penopang kemajuan dari meditasi mindfulness yang dilakukan oleh seseorang. Selain Dorje, terdapat pula beberapa tokoh yang ingin menjelaskan proses atau mekanisme dari meditasi mindfulness. Menurut teori yang mendasari Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT), praktik dari mindfulness dapat mengurangi pandangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
terhadap pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan akan fenomena yang biasa dipandang sebagai pengalaman mental yang datang dan pergi (Segal dkk. dalam Lykins & Baer, 2009). Shapiro, Carlson, dan Freedman (dalam Lykins dan Baer, 2009) juga mendeskripsikan mekanisme mindfulness yang serupa dengan Segal. Mereka menyatakan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk tidak mengidentifikasi momen-momen yang muncul dalam diri dan melihat momen tersebut dengan jernih dan objektif.
3. Manfaat Meditasi Mindfulness Beberapa puluh tahun terakhir ini, sudah terdapat banyak sekali bukti laboratorium akan efek positif yang dimiliki oleh meditasi mindfulness terhadap berbagai penyakit klinis (Dorje, 2010). Keberhasilan meditasi mindfulness dalam mengatasi gangguan regulasi emosi dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Goldin dan Gross pada tahun 2010. Mereka menemukan bahwa para pasien dengan SAD (Social Anxiety Disorder) yang mengikuti pelatihan meditasi mengalami peningkatan regulasi emosi. Hal ini membuat kecemasan yang dimiliki para pasien tersebut berkurang. Bukti nyata lain dari meditasi mindfulness dapat terlihat pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Speca dkk. pada tahun 2000. Mereka melakukan penelitian terhadap 90 pasien penderita kanker. Mereka semua mengalami gangguan mood dan memiliki simptom stres.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Sebagian dari merekapun diberikan intervensi berupa pelatihan meditasi mingguan selama 7 minggu. Pada tiap pertemuan mereka menggunakan waktu sekitar 1,5 jam. Di akhir pelatihan tersebut, tercatat bahwa mereka memiliki tingkat gangguan mood yang lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Selain itu, depresi, kecemasan, dan kemarahan, mereka juga lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Eksperimen yang dilakukan oleh Baer (2008) serta Branstrom dkk. (2010) juga mencatat hal serupa. Melalui eksperimen yang mereka lakukan ditemukan bahwa subjek-subjek yang mereka uji mengalami peningkatan mindfulness dan well-being. Tingkatan stres dari para subjekpun turut berkurang. Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan oleh University of East London, Inggris ditemukan bahwa meditasi mindfulness mampu mengurangi afek negatif pada diri subjek dan meningkatkan kepuasan hidup (Collard, Avny, & Boniwely, 2008). Melalui eksperimen yang ada, dapat diketahui pula bahwa ternyata meditasi mampu mengurangi ruminasi, mengurangi emosi takut, dan meningkatkan regulasi perilaku (Lykins & Baer, 2009). Seluruh kondisi baik yang terjadi, seperti wellbeing dan keseimbangan batin tersebut berkaitan dengan peningkatan dari fungsi atensi dan fleksibilitas kognitif seseorang. Peningkatan dari fungsi dan fleksibilitas ini merupakan pengaruh langsung dari meditasi mindfulness (Moore & Malinowski, 2008).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
C. Regulasi Emosi dalam Meditasi Mindfulness Regulasi emosi merupakan suatu proses guna menghadapi berbagai hal yang mengganggu kondisi emosi (Hoeksema, 2012). Ada beberapa hal yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam melakukan regulasi emosi, diantaranya adalah tingkat kesadaran dan pemahaman yang dimiliki oleh seseorang individu. Thompson (dalam Strongman, 2003) menyatakan bahwa regulasi emosi merupakan proses yang dipengaruhi oleh kesadaran. Semakin baik kesadaran seseorang, maka semakin adaptif pula regulasi emosi yang dimiliki. Beberapa teori regulasi emosi juga menyatakan bahwa regulasi emosi yang adaptif juga dipengaruhi oleh pemahaman yang dimiliki seseorang (Hoeksema, 2012). Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dikatakan bahwa regulasi emosi seseorang dapat ditingkatkan. Adapun salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi tersebut adalah dengan meditasi mindfulness. Menurut BPM, dengan meditasi mindfulness, kesadaran seseorang dilatih agar dapat menyadari objek-objek yang tertangkap sebagaimana adanya tanpa disertai reaksi pikiran untuk melekat atau menolak objek tersebut. Praktik dari meditasi mindfulness yang terus menerus akan membantu seseorang memiliki pemahaman akan kenyataan hidup bahwa segala sesuatu yang ada senantiasa berubah. Hal-hal yang berubah itulah yang menyebabkan terjadinya penderitaan. Selain itu, dengan meditasi mindfulness seseorang dapat memiliki pemahaman tentang ketiadaan inti/kosong dari seluruh hal yang terjadi atau dialami. Setelah memiliki tiga pemahaman ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
seseorang dapat berkurang kemelekatannya. Oleh karena itu, seseorang mampu mencapai batin yang tenang (Grabovac, dkk., 2011). Melalui latihan dari meditasi mindfulness tersebut, seseorang juga memiliki kognitif yang fleksibel dan mampu menetapkan respon emosi yang baik (Hayes dan Feldman, 2004). Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa orang yang mindful merupakan orang yang memiliki regulasi emosi yang adaptif (Chambers dkk., 2009). Orang tersebut akan jarang untuk menghindar dari masalah, jarang memiliki pikiran yang tumpang tindih, kekhawatiran, dan perasaan negatif yang berlebihan. Oleh karena itu, seseorang yang mindful dapat memahami suatu permasalahan dengan baik tanpa berfantasi tentang akhir yang positif atau diam tanpa kejelasan rencana dalam menghadapinya (Hayes & Feldman, 2004). Oleh karenanya, tidak mengherankan bila meditasi mindfulness mampu meningkatkan regulasi emosi seseorang. Bahkan, memperbaiki gangguan regulasi emosi para penderita gangguan kecemasan secara umum (Roemer dkk., 2009) dan gangguan kecemasan sosial (Goldin & Gross, 2010). Meditasi ini mampu mengurangi bentuk-bentuk perasaan negatif (Collard dkk., 2008) dan meningkatkan pikiran yang positif (Branstrom dkk., 2010). Sehingga, kondisi well-being pun dapat tercapai (Carmody & Baer, 2008). Walaupun meditasi mindfulness dapat meningkatkan awareness dan pemahaman seseorang, kedua hal tersebut dapat melemah bila tidak dipertahankan. Melemahnya kesadaran yang dimiliki oleh para meditator tentu akan membuat seseorang terbawa oleh keadaan yang ada. Bila kesadaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
tersebut berkurang, maka pemahaman-pemahaman yang dimiliki juga melemah bahkan menghilang (Sudrijanta, 2012). Melemahnya kesadaran dan pemahaman yang ada membuat seorang meditator kurang fleksibel dalam berpikir dan merespon secara emosi (Greeson, 2009; Gross dalam Strongman, 2003). Meditasi mindfulness memang memberikan efek positif terhadap regulasi emosi, tetapi baru sedikit penelitian yang dilakukan untuk melihat manfaat atau efek meditasi mindfulness
terhadap regulasi emosi secara
mendalam. Oleh karena itu, hubungan antara kedua hal tersebut masih kurang jelas (Chamber, dkk., 2009). Berdasarkan pernyataan dan fakta-fakta yang ada, maka hubungan tersebut dapat diketahui dengan melihat perubahan yang terjadi pada regulasi emosi para meditator (Brown & Cordon dalam Diddona, 2009; Dorje, 2010; Grabovac, dkk., 2011). Oleh karena itu, untuk mengungkap fenomena yang ada
ini,
peneliti
akan
menggunakan
pendekatan
Interpretative
Phenomenological Analysis (IPA) untuk mengambil dan mengolah data yang ada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Strategi Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “Perubahan Regulasi Emosi Para Meditator Mindfulness”, peneliti akan menggunakan metode kualitatif. Metode ini digunakan oleh peneliti karena metode kualitatif mampu menghasilkan data yang mendalam dan mendetail tentang sebuah fenomena (Patton, 2002; Polkinghorne, 2005). Secara spesifik, peneliti menggunakan metode Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Metode IPA merupakan metode yang bertujuan untuk mengeksplorasi persepsi dan pengalaman dari para subjek penelitian (Pringle, Drummond, McLafferty, & Hendry, 2011). Eksplorasi tersebut
dilakukan melalui
wawancara yang mendalam. Oleh karena itu, dapat diperoleh pengalaman langsung para subjek akan suatu fenomena (Patton, 2011). Kemudian analisis dilakukan berdasarkan kata-kata yang keluar dari para subjek. Melalui data tersebut, peneliti akan mengetahui reaksi kognitif dan afektif dari para subjek terhadap suatu fenomena yang terjadi. IPA percaya bahwa terdapat suatu hubungan yang saling terkait antara pengalaman yang dialami, makna yang dimiliki subjek, reaksi emosi akan pengalaman tersebut, dengan apa yang dikatakan subjek (Smith, 2011). Apapun yang dikatakan oleh para subjek merupakan sebuah bentuk refleksi yang bersifat retrospective. Refleksi akan sebuah pengalaman hidup
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
selalu berbentuk rekolektif, dimana refleksi dilakukan atas pengalaman hidup yang telah dilalui. Refleksi ini hanya dapat dilakukan bila para subjek dalam kondisi sadar. Kesadaran merupakan satu-satunya akses manusia untuk terhubung dengan dunia. Seseorang tidak dapat merefleksikan pengalaman hidupnya dalam keadaan tidak sadar (Patton, 2002). Berdasarkan hal-hal tersebut, sekiranya metode ini mampu menghasilkan gambaran yang mendalam akan perubahan pada regulasi emosi para meditator. Metode IPA juga menekankan pelaksanaan penelitian yang dinamis dan disertai dengan peran aktif peneliti. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mendekati dunia personal partisipan dan dapat melihat dari sudut pandang partisipan (Conrad dalam Smith, 2008; 2011).
B. Fokus Penelitian Peneliti pada kesempatan ini ingin memberikan gambaran tentang perubahan yang terjadi pada regulasi emosi para praktisi meditasi mindfulness. Perubahan yang akan dilihat berada pada rentang masa sebelum para praktisi mengenal meditasi hingga mempraktekkan meditasi mindfulness secara rutin.
C. Metode Pengumpulan Data 1. Studi Lapangan 1.1 Partisipan Peneliti akan menggunakan beberapa orang subjek yang biasa mengikuti meditasi di Kelompok Meditasi Zen, Vihara Buddha Prabha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Yogyakarta. Kelompok ini dipilih oleh peneliti karena merupakan salah satu kelompok praktisi meditasi mindfulness yang memiliki jadwal rutin berlatih meditasi. Para subjek yang dipilih tentunya adalah para praktisi meditasi mindfulness yang setidaknya telah berlatih secara rutin satu minggu sekali selama 6 bulan (Baskara, Soetjipto, & Atamimi, 2008). Subjek-subjek tersebut dipilih karena tingkat kerutinan seseorang dalam bermeditasi berpengaruh pada tingkat mindfulness (Schoormans & Nyklicek, 2011) dan berefek positif terhadap regulasi emosi (Chambers dkk., 2009).
1.2 Setting Penelitian Peneliti akan melakukan pengambilan data yang akan dilakukan satu per satu di tempat yang telah ditentukan oleh partisipan. Peneliti akan berusaha untuk menjaga proses wawancara yang ada, sehingga dapat berlangsung nyaman dan dalam kondisi privat (Smith, 2008).
1.3 Jenis Data Peneliti akan menggunakan data dari hasil wawancara semi terstruktur. Data yang telah direkam, nantinya akan diubah ke dalam bentuk verbatim.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
D. Prosedur Analisis Data Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan langkahlangkah yang disarankan oleh Smith (2008). Terdapat lima langkah untuk menganalisis data-data yang ada, yaitu : 1. Membaca Transkrip Wawancara Peneliti dan rekan peneliti membaca transkrip wawancara para subjek satu demi satu. Peneliti dan rekan peneliti membaca secara seksama transkrip yang ada dan dilakukan berkali-kali. 2. Interpretasi Dalam tahap ini, peneliti dan rekan peneliti akan membaca kembali transkrip-transkrip yang ada dengan cermat. Setiap pembacaan yang dilakukan mengandung potensi untuk memunculkan wawasan-wawasan baru. Setelah itu, peneliti dan rekan peneliti akan menginterpretasi kalimat demi kalimat atau kata demi kata yang terdapat di transkrip wawancara. 3. Transformasi Makna Pada tahap ketiga ini, peneliti dan rekan peneliti akan melakukan transformasi terhadap hasil interpretasi yang telah dilakukan pada keseluruhan
isi
transkrip.
Hasil
interpretasi
yang
ada
tersebut
ditransformasikan menjadi ungkapan-ungkapan singkat yang dimaksudkan untuk menangkap kualitas inti yang ditemukan di dalam teks. Ungkapanungkapan singkat tersebut merupakan tema-tema yang muncul pada seseorang subjek.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
4. Menghubungkan Tema-tema Tema-tema
yang
ada,
didaftar
sesuai
dengan
urutan
kemunculannya di transkrip. Kemudian tema-tema tersebut diurutkan secara analitis atau teoretis. Sebagian tema yang ada akan menjadi tema umum dan tema spesifik. Lalu, peneliti dan rekan peneliti mulai memahami hubungan di antara tema-tema yang muncul. 5. Pembuatan Tabel Tema-tema Peneliti dan rekan peneliti membuat tabel tema-tema dengan susunan yang mudah untuk dimengerti. Tabel ini memuat daftar tematema yang telah sesuai dengan masing-masing tema umumnya dan satu penanda ditambahkan pada masing-masing contoh untuk membantu penyusunan analisis serta memudahkan penelusuran sumber aslinya. Penanda tersebut berupa pencantuman kata-kata kunci dari rangkuman terkait ditambah nomor meaning unit terkait. Dalam proses ini, tema-tema tertentu bisa dibuang, yakni tema-tema yang tidak sejalan.
E. Kredibilitas Penelitian Di dalam metode penelitian kualitatif, dikenal beberapa cara untuk menentukan tingkat kredibilitas suatu penelitian. Maka dari itu, peneliti memilih tiga cara yang dipaparkan oleh Yardley yang sekiranya mampu untuk membuat penelitian peneliti menjadi kredibel (dalam Smith, 2008). Adapun tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
1. Participant Feedback Participant Feedback
terkadang juga dikenal dengan validitas
responden. Nantinya, para partisipan akan diminta untuk memberikan komentar terhadap analisis data yang telah dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti. 2. Comparing Researcher’s Coding Tujuan dari membandingkan hasil koding yang dilakukan oleh peneliti dengan peneliti lain adalah untuk mentriangulasikan perspektif dari peneliti-peneliti yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin analisis yang dilakukan tidak terbatas pada satu perspektif dan dapat mempermudah orang lain memahami analisis yang dilakukan. Pada penelitian kali ini, peneliti yang kedua adalah dosen pembimbing dari peneliti. Sedangkan peneliti ketiga dan keempat merupakan rekan peneliti yang juga tertarik meneliti meditasi mindfulness. 3.
A Paper Trall Melalui cara ini, peneliti diminta untuk menyertakan seluruh data yang ditemukan dari penelitian yang telah dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar suatu saat nanti peneliti lain dapat melihat data yang telah dikumpulkan, bilamana terdapat peneliti lain yang ingin melihat atau menguji penelitian yang dimiliki peneliti.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah melakukan pendekatan yang cukup intensif terhadap kelompok Meditasi Zen yang berlokasi di Vihara Buddha Prabha, Yogyakarta. Pendekatan ini telah dimulai peneliti pada awal bulan Maret 2012. Pendekatan yang dilakukan adalah mengikuti aktivitasaktivitas meditasi dari kelompok ini, seperti sitting setiap hari Jumat dan retret meditasi pada bulan September lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membangun kedekatan emosional, sehingga proses pengambilan data pada beberapa subjek dapat dilakukan dengan baik. Disamping itu, peneliti juga mempersiapkan beberapa hal sebelum melakukan pengambilan data, yaitu melakukan dua kali trial wawancara yang bertujuan untuk menguji guideline wawancara yang telah dibuat peneliti serta melatih kemampuan wawancara peneliti. Berikut detail persiapan pengambilan data yang dilakukan peneliti.
Tabel 1 Persiapan Pengambilan Data Wawancara Tanggal Kegiatan 1 Juni Pembuatan 2012 pertanyaan wawancara
Waktu Sekitar 2 jam
Tempat
31
Catatan Pembuatan pertanyaan wawancara yang berkaitan dengan emosi dan regulasi emosi masih berdasarkan urutan waktu; kondisi dulu dan saat ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 Juni 2012
Trial wawancara 1
20 menit
9 Juni 2012
Revisi pertanyaan wawancara
Sekitar 2 jam
14 Juni 2012
Trial wawancara 2
Pkl. 10.3011.30 WIB
Kos peneliti
Kos subjek trial
32
Hasil wawancara sangat dangkal. Tidak nampak adanya perubahan yang terjadi pada hasil wawancara Perubahan dilakukan dengan menanyakan kondisi-kondisi saat ini terlebih dahulu agar dapat menghasilkan data yang lengkap dan mendalam Wawancara yang dilakukan berjalan lancar, akan tetapi data yang tergali kurang baik. Hal ini dikarenakan kurangnya kejelian peneliti akan jawaban-jawaban subjek. Berdasarkan hasil trial wawancara tersebut, diketahui bahwa pertanyaan-pertanyaan pokok dalam guideline interview dapat digunakan dalam mewawancarai subjek
Setelah persiapan dirasa cukup oleh peneliti, peneliti mulai melakukan wawancara kepada subjek-subjek yang telah dipilih. Wawancara semi terstruktur dilakukan sebanyak satu kali pada masing-masing subjek. Wawancara dilakukan secara informal dan menyesuaikan keadaan dari masing-masing subjek. Semua hal ini diharapkan dapat memberikan kenyamanan pada ketiga subjek dan proses wawancara dapat menghasilkan data yang berlimpah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
Pendokumentasian data wawancara dilakukan secara auditif dengan alat rekam yang terdapat pada mobile phone peneliti. Peneliti kemudian membuat transkrip verbatim dari hasil wawancara yang ada.
Tabel 2 Pelaksanaan Wawancara Tanggal 8 Agustus 2012
Kegiatan Wawancara Subjek A
Waktu 100 menit
Tempat Tempat kerja subjek
27 Agustus 2012
Wawancara Subjek B
66 menit Kos Peneliti
21 september 2012
Wawancara subjek C
65 menit Rumah Subjek
Catatan Wawancara berjalan lancar. Subjek A dapat menceritakan pengalaman hidupnya dengan luas dan mendalam Wawancara berjalan lancar. Subjek B dapat menceritakan pengalaman hidupnya dengan luas dan mendalam Wawancara berjalan lancar. Subjek C dapat menceritakan pengalaman hidupnya dengan luas dan mendalam
Sebelum hasil analisis data dikonfirmasikan kepada ketiga subjek, peneliti melakukan analisis data awal dan melakukan reanalisis data ketiga subjek bersama dengan dua rekan peneliti untuk meningkatkan kredibilitas dari analisis yang telah dilakukan. Proses reanalisis data-data subjek dilakukan dalam 9 kali pertemuan. Selain melakukan reanalisis data, peneliti bersama rekan peneliti juga melakukan penarikan benang merah untuk tema-tema yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
muncul dari ketiga subjek. Hal ini dimaksudkan untuk menemukan tahaptahap perubahan regulasi emosi yang umum terjadi pada diri meditator.
Tabel 3 Pelaksanaan Analisis Data dan Konfirmasi Tanggal 10 Agustus 2012 11 Agustus 2012
Kegiatan Pembuatan verbatim A Analisis data A
Waktu 8 jam
12 Agustus 2012
Pengelompok kan Tema A
3 jam
Rumah peneliti
28 Agustus 2012 29 Agustus 2012
Pembuatan verbatim B Analisis data B
5 jam
Kos peneliti Kos peneliti
30 Agustus 2012
Pengelompok kan Tema B
3 jam
8 Oktober 2012
Reanalisis data
3 jam
11 Oktober 2012
Reanalisis data
2 jam
12 Oktober 2012
Pembuatan verbatim C
5 jam
6 jam
4 jam
Tempat Rumah peneliti Rumah peneliti
Catatan
Peneliti mulai memecah meaning unit yang ada dan dianalisis meaning unit yang berkaitan dengan penelitian mulai dikelompokkan dan membuang yang tidak sesuai
Peneliti mulai memecah meaning unit yang ada dan dianalisis Kos meaning unit yang peneliti berkaitan dengan penelitian mulai dikelompokkan dan membuang yang tidak sesuai Perpusta Renalisis data subjek A kaan dan pengkategorian ulang meaning unit ke dalam tema-tema yang dilakukan bersama rekan peneliti Perpusta Renalisis data subjek B kaan dan pengkategorian ulang meaning unit ke dalam tema-tema yang dilakukan bersama rekan peneliti Kos peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13 Oktober 2012
Analisis data C
4 jam
Kos peneliti
14 Oktober 2012
Pengelompok kan tema C
3 jam
Kos peneliti
15 Oktober 2012
Reanalisis data
2 jam
Perpusta kaan
22 Oktober 2012
Penarikan benang merah
1 jam
Perpusta kaan
25 Oktober 2012
Penarikan benang
2 jam
Perpusta kaan
8 November 2012
Checking
2 jam
Perpusta kaan
12 November 2012
Analisis dan pengkategori an ulang data subjek A
2 jam
Kos peneliti
13 November 2012
Analisis dan pengkategori an ulang data subjek B
2 jam
Kos peneliti
35
Peneliti mulai memecah meaning unit yang ada dan dianalisis meaning unit yang berkaitan dengan penelitian mulai dikelompokkan dan membuang yang tidak sesuai Renalisis data subjek C dan pengkategorian ulang meaning unit ke dalam tema-tema yang dilakukan bersama rekan peneliti Melihat tema-tema umum dan spesifik yang muncul di ketiga subjek. Kemudian tema-tema tersebut mulai dipetakan bersama rekan peneliti Melihat tema-tema umum dan spesifik yang muncul di ketiga subjek. Kemudian tema-tema tersebut mulai dipetakan bersama rekan peneliti Pengecekan semua hasil analisis data yang telah dilakukan bersama dengan rekan peneliti Renalisis data subjek A dan pengkategorian ulang meaning unit ke dalam tema-tema yang dilakukan bersama rekan peneliti Renalisis data subjek B dan pengkategorian ulang meaning unit ke dalam tema-tema yang dilakukan bersama rekan peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15 November 2012
Analisis dan pengkategori an ulang data subjek C serta penarikan kembali benang merah terhadap tema-tema ketiga subjek
29 November 2012
Konfirmasi dengan subjek B mengenai hasil analisis data
30 November 2012
Konfirmasi dengan subjek A dan C mengenai hasil analisis data
36
Renalisis data subjek C dan pengkategorian ulang meaning unit ke dalam tema-tema yang dilakukan bersama rekan peneliti Memetakan kembali tema-tema yang muncul pada ketiga subjek. Hal ini juga dilakukan bersama rekan peneliti 15 menit Konfirmasi dilakukan via telepon. Hal ini dilakukan karena subjek B sedang berada di luar kota dan menyetujui peneliti untuk melakukan konfirmasi melalui telepon. Mengenai hasil analisis data, sesuai dengan yang dialami dan dimaksud oleh subjek B. 30 menit Tempat Konfirmasi dengan kerja subjek A dilakukan di subjek A tempat usaha subjek. Subjek A menyatakan bahwa apa yang ditangkap oleh peneliti sudah sesuai dengan yang subjek A maksud dan alami. Konfirmasi dengan subjek C dilakukan via sms. Konfirmasi ini sesuai dengan permintaan subjek C kepada peneliti. Subjek C menyatakan bahwa apa yang ditangkap oleh peneliti sudah sesuai 3 jam
Kos peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
dengan yang subjek C maksud dan alami.
B. Latar Belakang Subjek Subjek pertama peneliti adalah A. A pada awalnya bukan merupakan seorang praktisi meditasi mindfulness. A tertarik untuk mempelajari dan mempraktikkan meditasi ini karena ingin mencari jawaban atas permasalahan hidup yang dimiliki oleh A. Pada awal latihannya, A masih berlatih dengan frekuensi yang naik turun. Namun, mulai tahun 2007 A mulai rutin bermeditasi setiap hari hingga kini. Melalui latihan yang telah dilakukan A, ia merasakan banyak manfaat dari meditasi. Salah satu manfaat yang dirasakan olehnya adalah A mengetahui bahwa asal muasal penderitaan adalah pikiran. Saat ini A merasa lebih tenang, relaks, dan bahagia. Subjek kedua peneliti yaitu B juga tertarik bermeditasi untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam dirinya. Permasalahan berat yang dialami oleh B adalah trauma-trauma yang melingkupinya. Subjek merasa bahwa meditasi mindfulness merupakan metode yang begitu berkesan karena meditasi hanya menawarkan subjek untuk menerima permasalahan agar permasalahan tersebut selesai. B kemudian giat melatih meditasinya selama dua tahun terakhir. Kini trauma-trauma yang ada pada dirinya dapat teratasi dengan baik. Berbeda dengan motif A dan B, subjek C memang sudah sejak lama tertarik dengan meditasi. Hal ini mungkin dapat dipahami karena C
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
merupakan seorang penganut kepercayaan Kejawen. Awal pertemuan subjek dengan meditasi mindfulness adalah saat seorang teman C mengajaknya bermeditasi 3 tahun yang lalu.
Pada awal latihan tersebut, C merasakan
kegembiraan pada dirinya. Mulai saat itulah, C rutin bermeditasi mindfulness. C juga termasuk orang yang rajin mengikuti ret-ret meditasi yang dilakukan oleh kelompok Zen Indonesia.
C menyatakan bahwa dengan meditasi
mindfulness ia merasa tenang, bahagia, bahkan penyakit darah tingginya pun menjadi stabil.
C. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data ketiga subjek, peneliti menemukan bahwa semua subjek yang rutin bermeditasi mindfulness ini mengalami perubahan regulasi emosi yang positif. Meskipun demikian, semua subjek tidak mengalami perubahan-perubahan yang sama persis. Setiap subjek memiliki kekhasan tema yang tidak dimiliki subjek lainnya.
Tabel 4 Tema Keseluruhan Tema Sebelum Rutin Bermeditasi Mindfulness TU1 Regulasi Emosi Maladaptif TS.1.1 Larut dalam amarah TS.1.2 Keinginan mengatur hal di luar diri TS.1.3Mencampur aduk antara berpikir, emosi, dan memecahkan masalah TS.1.4 Banyak berharap TS.1.5 Menghubungkan dengan hal gaib TS.1.6 Larut dalam kekhawatiran
A √ √
Subjek B C √ √ √ √ √
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
TS.1.7 Larut dalam penyesalan √ Setelah Rutin Bermeditasi Mindfulness TU2 Peningkatan Awareness TS.2.1 Menyadari hakikat pikiran √ TS.2.2 Menyadari keburukan pada diri √ TS.2.3 Menyadari hakikat emosi √ TU3 Pemahaman Positif TS.3.1 Mengetahui keburukan pada diri √ TS.3.2 Pola pikir yang benar √ √ TS.3.3 Memahami adanya aku √ √ TS.3.4 Memahami kehidupan √ TU4 Reaksi Pikiran Positif TS.4.1 Berpikir dengan sudut lain √ TS.4.2 Berpikir lebih sederhana √ TS.4.3 Melihat pikiran setelah menyalahkan √ TS.4.4 Mengkonfrontasi pemikiran yang salah √ TS.4.5 Melihat hakikat suatu masalah √ √ TS.4.6 Lebih selektif √ TU5 Reaksi Emosi Positif TS.5.1 Menerima √ √ TS.5.2 Bersyukur √ TU6 Reaksi Pikiran Negatif TS.6.1 Pikiran bahwa diri tidak benar dan egois √ TS.6.2 Cepat menyalahkan √ TS.6.3 Menilai diri meditator yang buruk √ TU7 Reaksi Emosi Negatif TS.7.1 Rasa malu √ TS.7.2 Larut dalam amarah √ TS.7.3 Rasa terganggu dan terbebani √ TS.7.4 Rasa kecewa √ TS.7.5 Larut dalam kekhawatiran √ √ TS.7.6 Rasa susah mengelola emosi √ TS.7.7 Kesepian √ TU8 Emosi Positif TS.8.1 Amarah berkurang √ TS.8.2 Percaya diri √ TS.8.3 Relaks √ TS.8.4 Emosi lebih stabil √ √ TS.8.5 Rasa tenang √ √ TS.8.6 Rasa lega √ TS.8.7 Rasa nyaman √ Catatan. TU : Tema Umum TS : Tema Spesifik √ : Tanda bahwa tema yang dimaksud, muncul pada diri subjek
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
Berikutnya peneliti akan menjabarkan secara detail tema-tema yang muncul pada masing-masing subjek. 1. Subjek A 1.1 Tema-tema subjek A a. Regulasi emosi maladaptif Sebelum menjalani meditasi secara rutin, subjek A nampak mengalami kesulitan dalam meregulasi atau mengelola emosi yang ada dalam diri. A mengalami kesulitan dalam mengelola amarah. “Dulu kalo ada orang yang mempertanyakan jalannya sistem yang saya buat, leadership yang saya buat, saya bisa marah-marah, saya bisa konfrontasi on the spot. Saya bisa pecat lalu dulu saya nggak terlalu banyak pikiran.” (A, 70.4-8)
A juga suka mengatur hal-hal di luar dirinya agar sesuai dengan keinginan A. “Kalo dulu masalah ada di luar, saya lepas kontrol dan sangat sulit. Dan saya sangat sulit ya mengatur lingkungan dan orang sekitar saya supaya apa yang dikerjakan itu menyenangkan hati saya.” (A, 51.1-4)
b. Peningkatan awareness Meditasi yang rutin dilakukan A ternyata membawa perubahan dalam diri A. Kini A memiliki kesadaran untuk melihat pikirannya sendiri. “Maksudnya ini nggak sesolid yang kelihatan. Jadi kadang-kadang kalo saya melihat masalah atau kejadian kejadian ini nggak sesolid... misalnya ini orangnya malas orang ini malas itu dimana? Bentuknya apa? Warnanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
apa? Saya sering secara refleks.. itu saya lanjutkan kalo saya sedang bagus.” (A, 34.1-6)
c. Pemahaman positif Peningkatan kesadaran dalam diri A membuat pola pikir A berubah ke arah yang positif. A menjadi tahu bahwa apapun yang terjadi merupakan bentukan dari pikiran A. “Tapi sekedar sekarang menyenangkan enggak menyenangkan itu persepsi karena tadi pikiran sendiri. Itu adalah respon pikiran, kalau dipikir ya dunia yang terjadi dalam pikiran. Dunia yang objektif tu nggak pernah terlihat munculnya, selalu dunia yang subjektif.. Berarti kalo mau menyelesaikan masalah ya menyelesaikan yang di dalam.. ya minimal kepedean itu ada. Kapanpun, apapun yang terjadi sebetulnya pikiran itu sendiri.” (A, 52.1-9)
Melalui meditasi, A juga dapat mengetahui kebiasaankebiasaan buruk yang terdapat dalam dirinya. “Jadi meditasi dapat melihat habit saya, duduk nggak betah, gampang menyerah. Saya begitulah orangnya, kalo nggak betah ya udah yang ini nggak usah aja atau ini jam saya pasti rusak atau kalo bel ini mesti front office saya lupa ngebel masa lama sekali disini. Saya ya kaya gitulah orangnya tidak yakin dan tidak percaya sama eksternal thing bahwa itu akan berjalan dengan baik. Atau tidak percaya sama feature yang akan terjadi. Saya punya kegelisahan dan ketidakpercayaan diri.” (A, 74.1-10)
d. Reaksi pikiran positif Peningkatan kesadaran dan pemahaman yang kini dimiliki A membuat diri A mampu mengkonfrontasi pemikiran yang salah. “Saya hanya duh orang ini nyebelin banget terus saya mempersepsi siapa yang nyebelin siapa yang bilang.. Kalo tidak, dipikir nyebelinnya dimana? Siapa yang nyebelin.. walaupun kadang-kadang saya gunakan untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
ngeblok pikiran, walaupun Huatou tidak digunakan untuk menblok pikiran, tapi saya gunakan supaya ini nggak mikir ngelantur-ngelantur.” (A, 54.6-13)
A juga mampu berpikir dengan sudut lain atau berpikir sederhana bila mendapat suatu masalah. “Misalnya staff mereka berarti menyepelekan mu tapi saya ah check out aja. Kadang-kadang saya juga berpikir ya leadership penting untuk menjalankan mengkoordinasi tapi kalo mereka lepas dari jalur koordinasi bukan berarti mereka menyepelekan leadership mungkin mereka hanya sekedar pengen malas-malasan. Jadi saya berusaha berpikir dengan sudut yang lain.” (A, 24.1-8) “Terakhir juga misalnya lampu mati.. ngidupin genset trus misal gensetnya meledak.. mungkin saya akan berpikir saya bisa apa sekarang... kalo nggak ada saya akan duduk dan rileks.. saya paling bilang ke front officer..hal terbagus yang bisa saya lakukan adalah kelas berikutnya jam 9.30 kamu cancel. Orang-orangnya kamu smsin kelas hari ini cancel karena mati lampu... Kalo saya nggak berpikir dengan cara yang lebih simpel saya akan berpikiran panjang.” (A, 46.1-11)
Meskipun demikian, terkadang respon untuk menyalahkan yang dimiliki A masih mudah keluar. Biasanya bila hal itu terjadi, maka A akan melihat pikirannya setelah ia menyalahkan. “Nah kemudian, pertama kita berpikir orang itu useless tapi juga usefull. Kedua kalo mau dibuat pride.. ini label saya, persepsi saya. Kalo pikiran ini tidak mempersepsi ya kejadian itu ya hanya kejadian.” (A, 38.1-5)
e. Reaksi pikiran negatif Perubahan-perubahan positif memang telah terjadi dalam diri A, akan tetapi hingga kini ia masih memiliki kebiasaan cepat menyalahkan orang di luar dirinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
“keluar dulu maksudnya gini.. nyalahkannya lebih cepat keluar dulu, bukan marah-marahnya yang keluar dulu. Nyalahkan dulu, tapi nyalahkannya lebih cepat. Melihat masalahnya di luar itu lebih cepat.. aduh orang ini memang useless.. lebih cepat.” (A, 37.1-6)
A akan berpikiran bahwa dirinya tidak benar dan egois. A juga akan menilai dirinya sebagai meditator yang buruk. Semua hal ini dilakukan A bila amarah A keluar. “Kalo disitu ada orang yang sakit dan dia diantar dengan cepat.. oo mungkin sopir itu benar, saya yang ngawur.. Saya hanya mikir itu ngawur, sangat egois mengganggu jalan memakai jalan yang lain terutama saya.” (A, 19.37) “Jadi saya bilang hal yang valuenya nggak susah work, susah nggak work. Saya tau wah saya bad practisioner.” (A, 44.1-3)
f. Reaksi emosi negatif A masih memiliki respon-respon emosi yang negatif dalam menghadapi suatu masalah. A mudah khawatir dan larut dalam amarah. “Pertama pikiran saya gitu. Saya langsung berpikir panjang dan cepat, malas, tidak mengutamakan kepentingan kantor, malas, hanya ingin liburan. Dan keputusan nanggung itu tidak ada di tangan mereka. Keputusan itu harusnya di tangan saya. Harusnya bapak penjaga ini nggak boleh bilang nangung. Train of thoughtnya panjang.” (A, 39.16-22). “Misalnya value saya ini saya mengganggap diri saya ini cerdas kalo ada orang menganggap saya bodoh ya itulah saya bisa marah. Soalnya saya ini orang yang displin, kalau mengkritik menganggap saya orang yang tidak baik atau jelek, displinnya jelek, saya bisa marah. Atau saya orang yang leadershipnya bagus, makanya saya adalah manager yang baik kadang-kadang kalo ada staff yang mbolos atau melakukan hal-hal yang indipliner
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
sebetulnya hal itu tidak terlalu menganggu jalannya kantor ini tapi otak saya bisa memprovokasi wah.. menyepelekan leadershipmu ni, itu saya bisa marah. Jadi hal-hal macam itu yang bisa membuat saya marah.” (A, 21.2-15)
Amarah yang muncul dari diri A sebenarnya dipicu oleh hal-hal yang bertentangan dengan pikiran A. Hal ini membuat A merasa terganggu dan terbebani. “Label yang sangat mengganggu sangat membebani, tapi itu tidak luntur begitu aja. Itu perlu berlatih. Jadi hal-hal yang masih tersisa itu ya oke, saya masih sangat terganggu.” (A, 22.4-8)
Selain terganggu dan terbebani, A melakukan reaksi emosi negatif lainnya setelah ia gusar, menyalahkan, atau mengeluarkan amarahnya. A akan merasa malu kepada orang di sekitarnya dan kecewa akan dirinya sendiri. “Jadi kadang untuk masalah tertentu saya kadang merasa malu sama diri saya sendiri juga sama orang deket saya.. kalo sekarang ya pacar saya.” (A,13.1-3) “Kelabakannya ya saya bisa moodnya bisa sangat jelek. Ekspresinya bisa sangat jelek e... saya bisa sangat kecewa sama diri saya sendiri. Saya mempertanyakan kualitas practise saya.” (A, 27.1-4)
g. Emosi positif Meski masih memiliki banyak respon emosi yang negatif, kini A merasa relaks dan lebih percaya diri dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. Hal ini tentunya tidak terlepas dari perubahan-perubahan positif yang telah terjadi. “Lebih relaks lah...” (A, 76.1)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
“Sekali lagi ya.. secara sugesti saya lebih pede, itu dalam arti yang positif. Pede kalo ada masalah saya bisa bilang nggak akan terlalu membuat saya kelimpungan.” (A, 68.1-4)
Selain itu, A juga merasa bahwa kini amarahnya telah berkurang. “Jadi kalo ada masalah saya jarang marah-marah. saya paling tegur baik-baik gitu.” (A, 14.2-4)
2. Subjek B 2.1 Tema-tema subjek B a. Regulasi emosi maladaptif Subjek
B
nampaknya
mengalami
kesulitan
dalam
meregulasi atau mengelola emosi yang ada dalam diri. B mengalami kesulitan dalam mengelola amarahnya. “Maksud saya aku kok dingenekke, aku dendam bek kowe dan akan menjadi larut; berguling-guling dan akan menjadi rekaman yang nggak tau juntrungnya sampe dimana.” (B,31.2-5)
Pengelolaan emosi yang kurang baik berdampak pada cara pemecahan masalah B. Dahulu B akan mencampuradukkan antara berpikir, emosi, dan memecahkan masalah. “Biasanya dulu yang saya lakukan adalah campur aduk antara berpikir emosi dan memecahkan masalah itu. Selalu begitu. Padahal itu sebenarnya nggak ada hubungannya dengan masalah itu sendiri to. Mungkin 99% itu emosi, perasaan galau dan sebagainya.” (B, 41.1-6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Pemecahan masalah yang kurang baik ini membuat B banyak berharap dan menghubungkan sesuatu hal dengan hal gaib. “Saya selalu berharap, misalnya ah nanti ada ini, ada pertolongan ada apalah, nah itu saya percayai. Tapi kenyataannya hidup itu kan nggak seperti itu. 99% itu nggak seperti yang kita harapkanlah... selalu gitu... ya mungkin ini terlalu ekstrim lah.. ato 80 ato berapa lah. Lebih banyak yang tidak kita inginkan yang terjadi daripada yang kita inginkan terjadi. Dan kita selalu berharap, kita berusaha gini berharap, dan emosi kita juga melibatkan itu. Ada perasaan senang, marah disitu dalam mengejar tujuan itu.” (B, 6-16) “Dan yang jelas kita lebih dominan, nggak usah dihubung-hubungkan dengan apa....ujan ini dihubungkan dengan tahayul-tahayul yang tidak perlu. Mau bengi ngimpi opo bar kuwi ngene. Yang kadangkadang kita menghubung-hubungkan sendiri dan kita percayai, dulu kan gitu.Mau bengi aku ngimpine koyo ngene, kok biso ngene wah kudu ngene.” (B, 55.1-8)
Semua hal yang dilakukan di atas membuat B semakin sulit mengelola emosinya. B larut dalam kekhawatiran. “Nah dengan ini, itu kan emosi-emosi yang resah kita to sebenere, resah kita untuk mengharapkan hal ini bekerja dengan otak-atik gathuk tadi; kalo orang jawa tu. Saya jadi resah dhewe yang enggak karu-karuan. Padahal dengan resah itu kita akan memutuskan untuk melakukan hal yang akan datang dengan yang itu juga. Jadi, kan betapa nelongsone dhewe, trus tambah khawatir.” (B,56.1-8)
b. Peningkatan awareness Rutinitas meditasi yang dilakukan oleh B membuat B menjadi orang yang lebih aware. B kini mampu menyadari emosiemosinya. “Marah ya inilah yang rasanya marah, ya inilah rasanya benci ato mungkin inilah rasanya saya tenang. Saya tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
terlalu larut ke dalam, tidak akan larut ke dalam dan juga tidak menolaki mereka.” (B, 30.3-7)
c. Pemahaman positif Peningkatkan kesadaran membuat B memiliki pemahamanpemahaman yang baik akan suatu masalah dan hakikat kehidupan ini. “Saya pikir kok nggak ada masalah berat dan ringan. Yang ada adalah seberapa terlibat kita dalam itu. Semakin kita, walaupun kecil tapi terus kita terlibat terlalu dalem dan kita terus mengoroki masalah itu ya jadinya lebih besar. Jadi maksud saya ya saya pikir bahwa itu sama.” (B, 37.1-6) “Nek dengan ini akal sehat yang lebih benar memahami hidup yang selalu mengecewakan buat saya hidup tu nek nggak kita pahami cara kerjanya dunia ini, selalu akan menyengsarakan. Nah kalo kita memahami mau menerima dengan segenap hati dan intelektual, kita nggak akan selalu kecewa saya pikir lho ya. Begitu kita pahami hidup ni wes ternyata settingan awal kita hidup supaya kita menderita dulu. (B, 59.3-11)
Selain itu, B kini dapat menyadari bahwa di dalam kekacauan emosi atau pikirannya terdapat ego diri atau keakuan. “diikuti dan a...ironisnya ditambahi aku tadi, aku kok dingenekke, misal gitu marah, aku tambah ketulo-tulo; tambah sengsara. Dan itu nyabetnya kemanamana....nggak tau kita sudah nggak tau.” (B, 33.1-4)
d. Reaksi Pikiran Positif Pemahaman-pemahaman yang ada kini membuat B lebih jelas dalam melihat suatu permasalahan. “Sekarang bisa melihat masalah itu, saya di luar. Jadi lebih enaklah mengevaluasi. Penyelesaian secara..secara.. kasat mata.” (B, 38.3-6)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
e. Reaksi emosi positif Berkembangnya kesadaran dan pemikiran yang positif juga telah membuat B bereaksi lebih positif terhadap masalah. B kini mampu menerima suatu keadaan yang kurang mengenakkan. “Menerima dengan kehadiran mereka-mereka itu. Kita nggak menolak, kita nggak apa. Jadi kemampuan untuk itu yang kalo kita lawan jelas nggak sembuh lagi... kita lawan lagi ya wes pasti gelut mbek itu lagi, kita masuk... ya kita lawan juga nggak, pokoknya kita persilahkan mereka.” (B, 25.2-7)
f. Reaksi emosi negatif Perubahan-perubahan positif memang telah terjadi dalam diri B, akan tetapi B masih memiliki respon-respon emosi yang negatif dalam menghadapi suatu masalah. B merasa kesepian setelah ia bercerai dengan istrinya. Selain itu, B merasa susah mengelola emosinya tersebut. “Ya misalnya masalah kesepian dalam hidup. Itu kan hal yang.. terus terang saya mengalami hal itu, itu lebih komplek saya hadapi. Mungkin orang lain nggak karena mereka sudah ada.. mereka lebih apalah dari saya. Tapi buat saya sebuah masalah besar gitu.” (B, 50.1-6) “tapi ada hal tertentu yang nggak bisa gitu. Bukan nggak bisa; sangat susah untuk kita kelola. Jadi itu elingnya harus lebih intensif kalo kita menghadapi rasa itu.” (B, 49.1-4)
g. Emosi positif Peningkatan kesadaran dalam diri B telah memberikan efek domino bagi diri B. Selain pemikiran dan respon emosi B menjadi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
lebih positif, kini emosi B lebih stabil dibandingkan dengan waktu sebelum rutin bermeditasi. “Dengan sekarang ini kita mengingat yo jelas ingat, tapi emosinya lama-lama sudah ilang. Yang saya rasakan itu yang paling besar manfaatnya. Emosi itu sampe.. ada yang inget ya ada, tapi sudah enggak ada tarikan emosi negatif untuk itu.” (B, 14.1-5)
Hal ini tentu membuat B merasa tenang dan lega. “dan intinya pokoknya lebih tenang” (B, 20.1) “saya ndak merasakan senang yang meletupletup...malah enggak..seneng yang; bahagia yang intine lega. Bukan suatu hal yang meletus kaya dapat lotere; nggak. Atau apalah, disko yang ngejreng-ngejreng itu nggak...Misalnya cinta diterima....Itu lebih legalah” (B, 21.1-6)
3. Subjek C 3.1 Tema-tema subjek C a. Regulasi emosi maladaptif Dahulu C memiliki merupakan orang yang memiliki amarah besar. “Kalo dulu responsif, pemberang. Misalnya kita berkendara terus disalip mungkin bisa marah. Kalo dipotong jalan bisa begitu berang.” (C, 20.2-5)
Selain memiliki amarah yang besar, C juga memiliki rasa penyesalan terhadap dirinya yang dirasa tidak sukses seperti teman-temannya. “menyesali diri saya sendiri, saya kurang motivasinya, saya marah, saya nggak beruntung. Jadi menyesali diri sendiri, sehingga apa? kejiwaannya saya pikir jadi lebih labil, e.. mungkin jadi ingin menunjukkan kelebihan lain, over acting ato apa? Itu dulu” (C, 39.2-7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
b. Peningkatan awareness Melalui meditasi yang rutin dijalankan, C memiliki kesadaran yang baik. C dapat menyadari keburukan-keburukan pada dirinya. “Tapi kita bisa menyadari oh ini saya keliru. Mau merubah ato mungkin lebih mau mengakui kesalahan. Jadi bukan berarti langsung bisa sempurna.” (C, 59.2-5)
c. Pemahaman positif Peningkatan kesadaran dalam diri C membawa perubahan positif pada pemahaman C. Subjek dapat mengetahui bahwa di dalam masalah-masalah yang ada terdapat “keakuan” yang makin membuat rumit permasalahan yang ada. “Ya itu saya pikir menyangkut aku.” (C, 49.1)
d. Reaksi pikiran positif Berkembangnya kesadaran dan pemahaman yang positif membuat C mampu bereaksi positif terhadap masalah. C mampu melihat hakikat suatu masalah yang ia hadapi. “Kalo sekarang liat dulu duduk permasalahannya bagaimana, trus menghindar.” (C, 48.1-2)
Hal tersebut membuat C lebih selektif dalam bersikap. “lebih waspada akan suatu hal ini perlu tidak. Bukan berarti dalam kebingungan tapi e.. bisa lebih bertanya pada hati nurani kita. Ini harus tidak, oh ini nggak perlu diuruslah. Oh ini menjadi skala prioritas harus kita lakukan.” (C, 58.2-7)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
e. Reaksi emosi positif Bilamana
C
menghadapi
masalah
yang
kurang
mengenakkan, C mampu menerima kenyataan tersebut. “Sekarang saya bisa lebih menerima kenyataan bahwa orang itu mungkin ada satu garis hidupnya sendiri. Masalah garis hidup saya tidak mengerti, tapi menerima kenyatan hidup itu dari hasil meditasi, bahwa kita lebih tenang, ikut senang teman sukses. Karena mereka tetep baik-baik aja jadi e... saya adalah saya yang begini, jadi lebih bisa menerima keadaan yang ada.” (C, 40.1-8)
Selain dapat menerima kenyataan-kenyataan yang ada, C bisa bersyukur akan kondisi-kondisi yang dimilikinya kini. “Suasana-suasana yang saya dapatkan itu menurut saya itu suatu rasa syukur tersendiri yang ada kaitannya dengan meditasi itu. Kalo saya tidak sehat mungkin ada orang yang lebih berat. Kalo kami pikirkan mungkin menyangkut biaya karena saya bukan orang yang berlebihan. Saya sangat bersyukur karena tidak kekurangan. Saya merasa cukup dalam keadaan cukup. Jadi masih banyak yang lebih menderita dari saya. Ini dari pandangan materi, saya mengendarai mobil jip tahun 82. Tapi saya menikmati mobil itu dengan baik, saya merasa seperti orang jawa bilang klangenan, kesayangan. Nyatanya bisa sampe kemana-mana, mobil itu masih sehat-sehat, saya nikmati. Ya begitulah saya menyesuaikan dengan kemampuan saya.” (C, 33.45-39)
f. Reaksi emosi negatif Meski banyak perubahan positif yang dialami C, masih terdapat reaksi emosi negatif dalam diri C yaitu kekhawatiran. “Kadang-kadang timbul suatu apa? kekuatiran yang berlebihan itu.” (C, 23.1-2)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
g. Emosi Positif Peningkatan
kesadaran,
perubahan
pemahaman,
dan
perubahan reaksi yang terjadi dalam diri C membawa C untuk merasakan emosi positif dalam dirinya. Kini C merasa bahwa emosinya lebih stabil daripada dulu. “Mungkin lebih terjaga. Saya juga jarang... bukan tertekan ya? tapi dalam menghadapi hidup ini saya juga jarang malah cenderung lebih.. mungkin ini adalah faktor psikologis. Jadi, tidak bisa terlalu gembira sekali, tapi kalo bersedih malah bisa mungkin. Tapi juga nggak akan terbuai dalam kesedihan.” (C, 43.14-20)
Oleh karena emosi yang lebih stabil tersebut, C merasa nyaman dan tenang. “Yang penting sehat, slamet jangan salah langkah sampe terlibat riba atau utang piutang. Jadi apa ya? orang jawa yang jelaskan tadi ya nrimo ing pandum tadi, menerima kenyataan dengan rasa syukur apa adanya, itu lebih nyaman.” (C,42.1-5) “ada kepuasan-kepuasan sendiri kalo bisa mencoba belajar untuk berbuat untuk orang lain. Itu suatu apa? ketenangan ato hasil daripada kesadaran yang sekarang ini.” (C,44.1-4)
4. Dinamika Regulasi Emosi Para Subjek Setelah dilihat lebih mendalam, ketiga subjek yang diambil peneliti masing-masing memiliki keunikan pengalaman tersendiri. Namun, seluruh subjek memiliki kesamaan pola perubahan pada regulasi emosinya. Sebelum mempraktikkan meditasi mindfulness secara rutin, A, B, dan C merupakan orang yang memiliki regulasi emosi maladaptif. Ketiga subjek sering terbawa atau larut oleh amarah mereka. Selain amarah, A
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
juga memiliki keinginan untuk mengatur hal di luar dirinya supaya sesuai dengan keinginannya. Sedangkan B sering mencampuradukkan antara emosi, berpikir, dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, B sering banyak berharap dan menghubungkan suatu hal dengan gaib. B pun makin terlarut dalam kekhawatiran. Berbeda dengan C, ia begitu menyesali dirinya karena ia merasa kurang berhasil dibandingkan dengan temantemannya. Begitulah keadaan emosi ketiga subjek sebelum rutin bermeditasi. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai mengenal meditasi dan rutin mempraktikkannya. Alhasil, praktik meditasi membawa perubahan dalam diri ketiga subjek. Mereka lebih dapat aware dengan diri mereka. Kesadaran yang dimiliki berdampak positif terhadap pemahaman A, B, dan C. A menjadi tahu bahwa apapun yang dilihat di dunia ini dipengaruhi oleh persepsi seseorang. Selain itu, A juga menjadi lebih mengenal dirinya dengan baik, ia lebih mengetahui keburukan pada dirinya. B juga merasakan hal serupa, ia menjadi tahu akan adanya “keakuan” dalam permasalahan yang dihadapi, hakikat kehidupan, dan hakikat suatu masalah. Sedangkan perubahan yang dialami C adalah dimilikinya pemahaman tentang adanya “keakuan” pada permasalahan-permasalahan yang ada. Peningkatan kesadaran dan pemahaman baru tersebut membuat ketiga subjek memiliki regulasi emosi yang lebih adaptif. Hal ini dapat dilihat dari respon pikiran dan emosi para subjek. A kini dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
mengkonfrontasi pemikiran yang salah. Selain itu, ia dapat berpikir lebih sederhana atau berpikir dengan sudut lain saat menghadapi suatu permasalahan. A akan melihat pikirannya sendiri bila ia terlanjur menyalahkan pihak di luar dirinya. Sedangkan subjek B dan C memiliki respon emosi positif yaitu menerima. Selain menerima, C juga dapat bersyukur dengan keadaannya kini. Bila mendapatkan masalah, maka B dan C dapat melihat permasalahan yang ada dengan baik. C juga dapat mempertimbangkan respon yang akan dikeluarkan (selektif). Meski telah banyak perubahan positif yang terjadi pada diri ketiganya, mereka masih memiliki regulasi emosi yang maladaptif. Dalam hal ini, A memiliki respon pikiran dan emosi terbanyak. Sampai saat ini, A masih mudah gusar, sehingga ia akan cepat menyalahkan dan larut dalam amarah. Amarah yang muncul dari diri A sebenarnya dipicu oleh hal-hal yang bertentangan dengan pikiran A. Hal ini membuat A merasa terganggu dan terbebani. Setelah reaksi-reaksi emosi negatif tadi keluar, biasanya A akan berpikiran bahwa dirinya tidak benar dan egois. Kemudian A akan merasa malu, kecewa, dan menilai dirinya sebagai meditator yang buruk. Sedangkan, B hingga kini masih merasa kesepian setelah perceraian dengan istrinya. B juga merasa susah untuk mengelola emosinya ini. Di sisi lain, C terkadang merasa khawatir akan masalah yang datang ke diri C. Meskipun demikian, mereka telah merasakan efek positif dari perubahan-perubahan yang ada. A menjadi lebih percaya diri dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
menghadapi suatu masalah. Selain itu, kini amarah A juga telah berkurang dan merasa lebih rileks. Sedangkan B, merasakan bahwa emosinya kini lebih stabil daripada dulu. Hal ini membuat B merasa tenang dan lega. C juga merasakan hal serupa dengan B yaitu emosi yang lebih stabil. Hal ini membuat C merasa tenang dan nyaman.
D. Pembahasan Peneliti akan membahas tema-tema umum yang muncul dari ketiga subjek ke dalam 6 bagian. Hal ini dilakukan untuk membahas tema-tema umum yang ada secara terperinci dan mendalam, sehingga dapat diketahui perubahan regulasi emosi yang dialami oleh para meditator. Bagian yang pertama adalah regulasi emosi maladaptif. Kedua, peningkatan awareness. Ketiga, pemahaman positif. Kemudian, bagian yang keempat adalah reaksi pikiran dan emosi positif. Sedangkan, bagian kelima adalah reaksi pikiran dan emosi negatif. Emosi positif pun menjadi bagian yang keenam.
1. Regulasi Emosi Maladaptif Sebelum rutin melakukan meditasi, umumnya para meditator memiliki emosi negatif yang cukup banyak di dalam diri masing-masing. Emosi-emosi negatif yang ada cukup beragam, seperti amarah, kekhawatiran, dan penyesalan (A, wawancara, 8 Agustus, 2012; B, wawancara, 27 Agustus, 2012; C, wawancara,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
21 September, 2012; Baumgardner & Crothers, 2009; Fredrickson, 2000). Menurut The Broaden and Build Theory of Positive Emotions, orang yang memiliki emosi negatif akan memiliki pikiran yang sempit. Oleh karena itu, seseorang akan kaku dan kurang kreatif dalam berpikir, berperilaku, dan hidup dalam lingkungan sosial (Fredrickson & Joiner, 2002; Fredrickson, 2004). Kekakuan dalam berpikir dan bertindak tersebut dapat dilihat pada tindakan A sebelum mengenal meditasi. Subjek A memiliki keinginan untuk mengatur hal-hal di luar dirinya agar sesuai dengan keinginannya (A, wawancara, 8 Agustus, 2012). Para meditator juga melakukan reaksi atau respon emosi yang kurang tepat (Gross & Thompson 2006). Contoh dari respon emosi yang kurang tepat dapat dilihat dari pengalaman subjek B. Dahulu B banyak berharap agar permasalahan yang menimpanya selesai. Selain itu, B banyak menghubungkan suatu hal dengan dunia gaib (B, wawancara, 27 Agustus, 2012; Fredrickson & Joiner, 2002; Fredrickson, 2004;). Berdasarkan banyaknya emosi negatif dan repon-respon yang ada, para subjek dapat dikatakan memiliki regulasi emosi maladaptif. Hal ini dikarenakan para subjek melakukan reaksi langsung yang kurang sesuai terhadap suatu situasi tanpa berusaha
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
untuk mengelolanya terlebih dahulu
57
(Hoeksema, 2012; Tamir,
2011). Kemampuan yang kurang ini dipengaruhi oleh ketiadaan kesadaran (Thompson dalam Strongman, 2003) dan kurangnya pemahaman yang dimiliki (Hoeksema 2012).
2. Peningkatan Awareness Awareness atau kesadaran akan suatu objek terjadi saat terdapat stimulus yang ditangkap oleh persepsi dan menimbulkan rasa dari panca indera atau kognisi (gagasan, memori, emosi) yang muncul dalam pikiran. Kesadaran itu akan muncul beberapa saat dan menghilang. Kesadaran tersebut akan terus menerus muncul dan tenggelam. Menurut Buddhist Psychological Model (BPM), objek-objek yang ditangkap tersebut memiliki nilai emosi dari salah satu nilai yang terdapat di dalam diri seseorang, yaitu: netral, menyenangkan, atau tidak menyenangkan. Kebiasaan manusia dalam bereaksi adalah terus mengejar hal-hal yang menyenangkan dan menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan (Grabovac dkk., 2011). Berdasarkan kebiasaan merespon tersebut, manusia dapat melakukan respon yang maladaptif bila tidak dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik (Gross dalam Strongman, 2003).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
Meditasi mindfulness merupakan sebuah bentuk meditasi yang mengembangkan perhatian yang netral (nonjudgemental awareness) pada setiap stimuli yang ada pada masa kini tanpa mengikutsertakan kinerja dari kognitif (Lazar dkk., 2005). Setiap stimuli yang dimaksud disini adalah seluruh proses yang terdapat dalam diri seseorang, seperti sensasi tubuh, emosi, ingatan, dan kehendak (Sudrijanta, 2011). Menurut
Csikszentmihalyi
(dalam
Baumgardner
&
Crothers, 2009) mindfulness adalah perhatian pada tempat yang ada kini dan kekinian, daripada memusingkan masa lalu atau mencemaskan dan berfantasi tentang masa yang akan datang. Meditasi
mindfulness
merupakan
meditasi
yang
lebih
mengutamakan pada penerimaan pikiran dan emosi-emosi yang kacau tidak terkendali (Apple & Apple, 2009). Menurut teori yang mendasari Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT), praktik dari mindfulness dapat mengurangi pandangan terhadap pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan akan fenomena yang biasa dipandang sebagai pengalaman mental yang datang dan pergi (Segal dkk. dalam Lykins & Baer, 2009). Shapiro dkk. (dalam Lykins & Baer, 2009) juga menyatakan bahwa mindfulness adalah kemampuan untuk tidak mengidentifikasi momen-momen yang muncul dalam diri dan melihat momen tersebut dengan jernih dan objektif. Melalui perhatian yang netral,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
para meditator dapat lebih melihat atau menyadari diri dengan baik dan tidak mudah terbawa oleh kondisi-kondisi yang ada (Sudrijanta, 2011). Melalui latihan meditasi yang terus dilakukan oleh para subjek, kini mereka telah memiliki kesadaran yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada pengalaman yang dialami oleh para subjek. Melalui meditasi yang rutin, A dapat menyadari pikiran-pikiran yang muncul dalam dirinya (A, wawancara, 8 Agustus, 2012). B juga menyatakan hal serupa, bahwa B kini memiliki kesadaran yang lebih. B dapat menyadari emosi-emosi yang muncul pada diri, seperti marah (B, wawancara, 27 Agustus, 2012). Sedangkan subjek C, ia kini lebih mampu menyadari keburukan-keburukan yang ada pada dirinya (C, wawancara, 21 september, 2012).
3. Pemahamanan Positif Menurut BPM, praktik dari meditasi mindfulness yang terus menerus akan membantu seseorang memiliki pemahaman akan kenyataan hidup bahwa segala sesuatu yang ada senantiasa berubah. Hal-hal yang berubah itulah yang menyebabkan terjadinya penderitaan. Selain itu, dengan meditasi mindfulness seseorang juga dapat memiliki pemahaman tentang ketiadaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
inti/kosong dari seluruh hal yang terjadi atau dialami (Grabovac dkk., 2011). Pemahaman yang dimaksud oleh BPM bukan merupakan pemahaman intelektual. Namun, pemahaman yang ada hanya dapat muncul bila kesadaran/awareness muncul. Kesadaran hanya mungkin muncul bilamana pikiran dalam keadaan tenang (Sundrijanta, 2012). Pemahaman yang benar akan salah satu corak kehidupan, bahwa dalam kehidupan ini terdapat penderitaan dimiliki oleh subjek B. Selain pemahaman tersebut, terdapat pemahaman lain yang muncul dalam diri B, yaitu mengenai hakikat suatu permasalahan. B menyatakan besar kecilnya suatu permasalahan tergantung dari keterlibatan seseorang akan permasalahan tersebut (B, wawancara, 27 Agustus 2012). Berbeda dengan yang dialami oleh subjek B, subjek A dan C tidak memiliki satu pun pemahaman seperti yang diutarakan oleh Grabovac dalam BPM. Pemahaman yang muncul pada subjek A adalah pemahamannya mengenai kebiasaan-kebiasaan buruk yang dilakukannya dan berbagai hal yang ada di dunia adalah berasal dari bentukan pikiran (A, wawancara, 8 Agustus, 2012). Berbeda dengan subjek A, dengan meditasi mindfulness subjek C memiliki pemahaman akan permasalahan-permasalahan yang dimilikinya. C menyatakan bahwa dalam permasalahan-permasalahan tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
terdapat “keakuan” yang makin memperumit permasalahan yang ada (C, wawancara, 21 September, 2012). Meskipun pemahaman-pemahaman yang muncul dalam diri para subjek tidak seperti yang diutarakan dalam BPM, para subjek sudah dapat dikatakan memiliki perhatian yang jernih akan stimulistimuli yang ada. Hal ini dapat dilihat dari cara para subjek memahami suatu hal dengan jernih (Hayes & Feldman, 2004).
4. Reaksi Pikiran dan Emosi Positif Thompson (dalam Strongman, 2003) menyatakan bahwa regulasi emosi merupakan proses yang dipengaruhi oleh kesadaran. Semakin baik kesadaran seseorang, maka semakin adaptif pula regulasi emosi yang dimiliki. Beberapa teori regulasi emosi juga menyatakan bahwa regulasi emosi yang adaptif juga dipengaruhi oleh pemahaman yang dimiliki seseorang (Hoeksema, 2012). Adanya kesadaran dan pemahaman yang positif telah membawa perubahan positif pada diri para meditator. Mereka dapat melakukan regulasi emosi adaptif. Kini, para subjek dapat melakukan situation selection, yang mana merupakan tahap pertama dari regulasi emosi. Namun, hal ini hanya dapat dilihat dari apa yang dialami oleh subjek B dan C. Kedua subjek ini dapat melihat secara mendalam suatu permasalahan yang sedang dihadapi sebelum mengambil sikap atas permasalahan tersebut. C
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
juga menambahkan bahwa ia kini lebih dapat selektif dalam mengambil suatu keputusan (B, wawancara, 27 Agustus, 2012; C, wawancara, 21 September, 2012). Sedangkan
tahap
situation
modification,
attentional
deployment, dan cognitive change tidak terlihat pada diri subjek B dan C. Akan tetapi, tahap attentional deployment dapat terlihat pada subjek A, dimana A terkadang melakukan konfrontasi terhadap pikirannya yang dianggap salah (A, wawancara, 8 Agustus, 2012; B, wawancara, 27 Agustus, 2012; C, wawancara, 21 September, 2012). Semua ini dipengaruhi oleh latihan meditasi mindfulness yang mereka latih. Meditasi mindfulness lebih mengutamakan pada penerimaan pikiran dan emosi-emosi yang kacau tidak terkendali daripada menanggapi hal-hal tersebut (Breslin dalam Apple & Apple, 2009; Dorje, 2010). Meskipun tahap kedua hingga keempat tidak muncul secara utuh, tahap kelima dalam regulasi emosi dapat terlihat pada diri ketiga subjek. Tahap kelima tersebut adalah response modification. Beberapa bentuk regulasi emosi adaptif yang muncul adalah reappraisal dan acceptance. Reappraisal merupakan salah satu bentuk dari pemikiran yang positif. Reappraisal adalah suatu bentuk interpretasi positif yang dilakukan atas suatu situasi (Gross dalam Hoeksema, 2012). Para meditator kini dapat berpikir lebih fleksibel dalam menghadapi suatu permasalahan (Hayes &
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Feldman, 2004; Moore & Malinowski, 2008). Melalui pemikiran yang fleksibel, pemikiran yang positif dapat muncul (Branstrom dkk., 2010). Regulasi emosi adaptif berupa reaprraisal dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh subjek A. Dalam menghadapi suatu permasalahan, A akan berpikir dengan sudut lain atau berpikir lebih sederhana. Bilamana A menyalahkan seseorang, ia akan melihat pikirannya kembali. (Gross dalam Strongman, 2003; Gross, Richards, & John dalam Synder, Simpson, Hughes, 2006; A, wawancara, 8 Agustus 2012). Bentuk regulasi emosi yang kedua adalah acceptance. Acceptance merupakan usaha yang melibatkan penerimaaan akan kondisi yang ada (Hayes dalam Hoeksema, 2012). Bentuk regulasi emosi adaptif ini dapat dilihat pada diri subjek B dan C yang kini mampu menerima berbagai hal yang dialami oleh mereka. Selain menerima, C juga dapat bersyukur terhadap kondisi-kondisi yang ada pada dirinya kini (B, wawancara, 27 Agustus, 2012; C, wawancara, 21 September, 2012).
5. Reaksi Pikiran dan Emosi Negatif Emosi negatif terkadang masih muncul dari diri ketiga subjek. Emosi-emosi negatif yang muncul cukup beragam. A merupakan subjek yang memiliki emosi negatif terbanyak. Emosi-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
emosi negatif yang muncul, seperti amarah dan kecemasan (Baumgardner & Crothers, 2009; Fredrickson, 2000). Selain itu, A merasa malu pada orang di sekitarnya bila amarah keluar dari dirinya. A selalu merasa kecewa dengan dirinya atas perihal tersebut. A juga merasa terganggu dan terbebani (A, wawancara, 8 Agustus 2012; Tompkins dalam King, 2010). Untuk subjek C, terkadang masih merasa gusar atau cemas atas beberapa hal yang ia hadapi (Baumgardner & Crothers, 2009; C, wawancara, 21 september, 2012; Fredrickson, 2000). Berbeda dengan yang dialami oleh B. B terkadang merasa kesusahan untuk mengelola beberapa emosi yang muncul dalam dirinya, seperti kesepian (B, wawancara, 27 Agustus 2012). Dalam klasifikasi emosi Sylvian Tompkins, rasa susah untuk mengelola rasa kesepian tersebut dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk emosi yaitu distres (King, 2010). Menurut The Broaden and Build Theory of Positive Emotions, orang yang memiliki emosi negatif akan memiliki pikiran yang sempit. Oleh karena itu, seseorang akan kaku dan kurang kreatif dalam berpikir, berperilaku, dan hidup dalam lingkungan sosial (Fredrickson & Joiner, 2002; Fredrickson, 2004). Kekakuan dalam berpikir dapat dilihat dari reaksi pikiran yang dilakukan A, saat A memiliki emosi negatif yang cukup banyak. Hingga kini, A masih mudah untuk menyalahkan orang-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
orang di sekitarnya. Setelah hal tersebut dilakukan dan saat amarah A keluar, A akan menilai dirinya sebagai meditator yang buruk. Selain itu, A akan berpikiran bahwa A merupakan seseorang yang tidak benar dan egois (A, wawancara, 8 Agustus, 2012). Reaksi-reaksi pikiran dan emosi negatif yang muncul pada diri para meditator diakibatkan oleh melemahnya kesadaran yang dimiliki oleh para meditator (Greeson, 2009; Gross dalam Strongman, 2003). Rendahnya kesadaran dapat terjadi karena seseorang kurang mampu untuk mempertahankannya. Hal ini tentu akan membuat seseorang terbawa oleh keadaan yang ada. Bila kesadaran tersebut berkurang, maka pemahaman-pemahaman yang dimiliki juga melemah bahkan menghilang (Sudrijanta, 2012). Melemahnya kesadaran dan pemahaman yang ada membuat seorang meditator kurang fleksibel dalam berpikir dan merespon secara emosi (Gross dalam Strongman, 2003). Melemahnya
kesadaran
seorang
meditator
dapat
diakibatkan oleh kurang dikembangkannya cinta kasih, kemurahan hati, pelatihan kemoralan, sikap menerima, dan latihan regulasi atensi/meditasi yang baik (Dorje, 2010; Grabovac dkk., 2011). Di dalam psikologi, pengembangan cinta kasih, kemurahan hati, dan kemoralan yang dimaksud di atas dapat juga dikatakan sebagai
pengembangan
sikap
altruisme
dalam
kehidupan
seseorang. Altruisme merupakan aksi-aksi yang dilakukan oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
seseorang untuk membantu orang lain tanpa mencari keuntungan pribadi (Huffman, Vernoy, & Vernoy, 2000). Menurut Maslow, seseorang yang ingin memiliki kepribadian yang sehat perlu mengembangkan sikap altruisme dalam dirinya. Selain itu sikap menerima juga perlu dikembangkan (Schultz,1977).
6. Emosi Positif Melalui latihan dari meditasi mindfulness, para meditator memiliki kognitif yang fleksibel dan mampu menetapkan respon emosi yang baik (Hayes dan Feldman, 2004). Adanya regulasi emosi yang adaptif membuat para meditator untuk berpikir positif, menerima permasalahan, menyelesaikan masalah, dan tidak terikat akan permasalahan yang ada (Chambers dkk., 2009; Hoeksema, 2012). Seseorang yang mindful akan jarang menghindari masalah, memiliki pikiran yang tumpang tindih, kekhawatiran, dan perasaan negatif yang berlebihan (Hayes & Feldman, 2004). Berkurangnya pengalaman untuk menghindari sebuah permasalahan dapat dilihat dari pernyataan subjek A. A menyatakan bahwa kini ia dapat lebih percaya diri dalam menghadapi suatu permasalahan. Selain itu, A juga menyatakan bahwa amarah yang dimilikinya lebih kecil (A, wawancara, 8 Agustus, 2012; Hayes & Feldman, 2004).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Berkurangnya emosi-emosi negatif telah membuat seorang para praktisi meditasi menjadi lebih tenang. Melalui ketenangan yang ada, para praktisi dapat merasakan kondisi well-being. Para praktisi dapat merasakan kepuasan hidup dan memiliki lebih banyak emosi positif daripada emosi negatif
(Baumgardner &
Crothers, 2009; Carmody & Baer, 2008; Grabovac dkk., 2011). Hal tersebut dapat dilihat dari pengalaman ketiga subjek. Mereka semua menyatakan bahwa dengan rutin bermeditasi mereka kini merasa lebih baik. A merasa hidupnya lebih relaks daripada dulu. B merasakan bahwa kini emosinya lebih stabil. Oleh karena itu, B dapat merasakan ketenangan dan kelegaan. Emosi yang lebih stabil juga dirasakan oleh C. Hal ini membuat C merasa hidupnya lebih tenang dan nyaman (A, wawancara, 8 Agustus, 2012; B, wawancara, 27 Agustus, 2012; C, wawancara, 21 September, 2012).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Regulasi Emosi Maladaptif
Permasalahan kehidupan
para subjek rutin berpraktik meditasi mindfulness
Peningkatan Awareness
Pemahaman Positif
Larut dalam amarah (semua subjek) Larut dalam kekhawatiran (subjek B) Larut dalam penyesalan (subjek C)
Mengetahui keburukan diri (subjek A) Pola pikir benar (subjek A dan B) Memahami adanya aku (subjek B dan C) Memahami kehidupan (subjek B)
Respon pikiran dan emosi negatif turut menambah emosi negatif
Keinginan mengatur hal di luar diri (subjek A) Mencampur aduk antara berpikir, emosi, dan memecahkan masalah (subjek B) Banyak berharap (subjek B) Menghubungkan dengan hal gaib (Subjek B)
Gambar 1.
Respon Pikiran dan Emosi Negatif
Menyadari hakikat pikiran (subjek A) Menyadari keburukan pada diri (subjek C) Menyadari hakikat emosi (subjek B) Terkadang awareness dan pemahaman melemah
Cepat menyalahkan dan larut dalam amarah (subjek A) Larut dalam kekhawatiran (subjek A dan C) Rasa susah mengelola emosi (subjek B) Kesepian (B) Pikiran bahwa tidak benar dan egois serta menilai diri sebagai meditator buruk (subjek A) Malu, kecewa, dan merasa terganggu dan terbebani (subjek A)
Peningkatan awareness dan pemahaman mengubah regulasi emosi menjadi lebih adaptif
Regulasi Emosi Adaptif Situation Selection (Tahap 1 regulasi emosi) Melihat hakikat suatu masalah (subjek B dan C) Lebih selektif (Subjek C)
Cognitive Change (Tahap 4 regulasi emosi)
Situation Modification (Tahap 2 regulasi emosi) Tidak nampak pada ketiga subjek
Attentional Deployment (Tahap 3 regulasi emosi) Mengkonfrontasi pemikiran yang salah (subjek A)
Tidak nampak pada ketiga subjek
Emosi Positif Percaya diri (subjek A) Response Modification (Tahap 5 regulasi emosi) Reappraisal : Berpikir dengan sudut lain, berpikir sederhana, melihat pikiran setelah menyalahkan (subjek A) Acceptance : Menerima (subjek B dan C) Bersyukur ( subjek C)
Amarah berkurang (subjek A) Relaks (subjek A) Emosi lebih stabil (subjek B dan C) Rasa tenang (subjek B dan C) Rasa lega (subjek B) Rasa nyaman (subjek C)
Perubahan regulasi emosi para meditator mindfulness 68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Gambar 2. Pengaruh awareness terhadap regulasi emosi
69
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Rutinitas bermeditasi mindfulness mampu membawa para meditator untuk mengalami suatu perubahan regulasi emosi yang positif. Perubahan regulasi emosi tersebut membuat seorang meditator dapat mengalami kondisi well-being. Kondisi yang dialami kini sangatlah berbeda dengan kondisi yang lalu, sebelum para praktisi rutin bermeditasi. Dahulu, para praktisi memiliki emosiemosi negatif yang lebih besar di dalam diri. Para meditator dapat mudah marah, mudah cemas, penyesalan. Selain itu, para meditator memiliki reaksi pikiran dan emosi yang kurang adaptif. Melalui ketekunan dalam melatih meditasi, para meditator memiliki kesadaran (awareness) yang lebih kuat. Kesadaran yang ada membuat para meditator lebih paham dengan dirinya dan hal-hal di sekitarnya. Oleh karena itu, para meditator dapat berpikir lebih fleksibel. Reaksi pikiran dan emosi yang muncul menjadi adaptif. Meskipun kesadaran sudah dimiliki oleh para meditator, terkadang kesadaran yang ada dapat melemah. Melemahnya kesadaran membuat pemahaman yang dimiliki melemah bahkan menghilang. Hal ini membuat para meditator tidak dapat bereaksi secara adaptif. Kemampuan regulasi emosi pun melemah.
70
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
B. Kekuatan Penelitian Kekuatan pertama yang dimiliki penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran yang lebih jelas akan hubungan antara meditasi mindfulness dengan regulasi emosi. Di dalam penelitian ini terlihat bahwa meditasi mindfulness dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman yang dimiliki oleh para subjek. Oleh karena itu, kemampuan regulasi emosi yang dimiliki menjadi lebih adaptif. Kekuatan pertama dapat muncul sebagai akibat dari keunggulan kedua dari penelitian ini. Kekuatan kedua terletak pada kredibilitas penelitian yang ada. Peneliti menggunakan participant feedback, a paper trall, serta comparing researcher’s coding. Di dalam pengolahan data, peneliti bersama beberapa rekan peneliti melakukan analisis bersama untuk meningkatkan objektifitas dari analisis yang dilakukan. Setelah itu peneliti melakukan cross check hasil analisis dengan para subjek. Di akhir penulisan, peneliti mencantumkan verbatim dan data yang telah dianalisis. Hal ini dilakukan agar suatu saat peneliti lain ingin melihat dan menguji penelitian yang dimiliki oleh peneliti.
C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan pertama dalam penelitian ini adalah terkait dengan jumlah subjek yang digunakan sebagai sampel penelitian. Subjek yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 3 orang. Peneliti melihat hasil penelitian antar subjek masih beragam dan belum mencapai titik jenuh. Sehingga, hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
penelitian yang ada masih kurang merepresentasikan perubahan regulasi emosi yang secara umum terjadi pada para meditator. Hal ini dapat dilihat dari data A yang berbeda dari subjek lain, yang mana A masih memiliki banyak reaksi pikiran dan emosi negatif daripada subjek lain. Selain itu, A juga memiliki sifat yang berbeda dengan subjek lain. Keterbatasan kedua adalah terkait dengan karakteristik subjek penelitian seperti jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Pada penelitian ini, subjek yang diwawancarai semuanya berjenis kelamin laki-laki dan yang berpendidikan antara SMA hingga S1. Hal ini juga terkait dengan minimnya praktisi meditasi yang rutin bermeditasi di grup yang peneliti tuju. Selain keterbatasan akan subjek, penelitian ini memiliki keterbatasan lain yaitu fokus penelitian. Peneliti terlalu menitikberatkan pada pencarian data yang berkaitan dengan regulasi emosi dan kurang memperhatikan data akan meditasi mindfulness. Hal ini membuat data yang diperoleh kurang dapat memberikan gambaran yang lengkap akan dampak meditasi mindfulness terhadap regulasi emosi. Keterbatasan berikutnya adalah mengenai metode penelitian yang digunakan oleh
peneliti. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan
metode IPA, yang mana data yang diperoleh akan bersifat subjektif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
D. Saran Berikut adalah beberapa saran peneliti untuk : 1. Terapis dan Psikolog Penelitian yang ada diharapkan dapat meyakinkan dan mendorong para terapis atau psikolog untuk menggunakan meditasi mindfulness sebagai salah satu bentuk terapi yang dapat diberikan kepada klien. Meditasi mindfulness tentunya dapat melatih kemandirian klien dalam menghadapi masalah-masalah yang ada. 2. Peneliti Selanjutnya Apabila peneliti selanjutnya ingin melakukan penelitian serupa, diharapkan untuk memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penelitian ini. Peneliti diharapkan untuk memperbanyak subjek dengan latar belakang yang lebih beragam. Penelitian yang ada akan lebih baik lagi, bila memakai subjek dari beberapa kelompok meditasi mindfulness. Selain itu, peneliti diharapkan untuk memberikan fokus pada dua hal yaitu meditasi mindfulness dan regulasi emosi. Sehingga, dapat diperoleh data yang lengkap dan baik mengenai dampak meditasi mindfulness terhadap regulasi emosi. Agar didapatkan data yang lebih objektif, peneliti berikutnya dapat mencoba menggunakan metode kuantitatif. Peneliti berikutnya dapat juga melakukan penelitian dengan topik yang berbeda, tetapi masih berkaitan dengan meditasi mindulness. Contoh penelitian yang dapat dilakukan berikutnya berkaitan dengan hal-hal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
mempengaruhi kemampuan bermeditasi. Hal ini berangkat dari temuan peneliti atas perbedaan data subjek A dan kedua subjek yang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. & Apple, D. K. (2009). Mindfuness: Implications for substance abuse and addiction. International Journal of Mental Health and Addiction, 7, 506-512. doi: 10.1007/s11469-009-9199-z
Baer, R. A. (2003). Mindfuness training as a clinical intervention: A conceptual and empirical review. A Clinical Psychology: Science and Practise, 10, 125-143. doi: 10.1093/clipsy.bpg015
Baskara, A., Soetjipto, H. P., &Atamimi, N. (2008). Kecerdasan emosi ditinjau dari keikutsertaan dalam program meditasi. JurnalPsikologi, 35(2), 101115.
Baumgardner, S. R., & Crothers, M. K. (2009). Positive psychology. New Jersey: Pearson.
Benson, J., Kraemer, H. C., & Spiegel, D. (2002). Change in emotion-regulation strategy for women with metastatic breast cancer following supportive– expressive group therapy. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 70 (4), 916-925. doi: 10.1037//0022-006X.70.4.916
Blackledge, J. T. & Hayes, S. C. (2001).Emotion regulation in acceptance and commitment therapy. Journal of Clinical Psychology, 57(2), 243-255. doi: 10.1002/1097-4679(200102)57:2<243::AID-JCLP9>3.0.CO;2-X
Branstrom, R., Kvillemo, P., Brandberg, Y., &Moskowitz, J. T. (2010). Self report mindfulness as a meditator of psychological well-being in a stress reduction intervention for cancer patient-a randomized study. Annals of Behavioral Medicine, 39, 151-161. doi: 10.1007/s12160-010-9168-6
Capacchione, L. (2001). The art of emotional healing. Boston: Shambala.
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
Carmody, J. & Baer, R. A. (2008).Relationship between mindfulness practise and levels of mindfulness medical and psychological symptoms and wellbeing in a mindfulness-based stress reduction program. Journal of Behavioral Medicine, 31 (1), 23-33.doi: 10.1007/s10865-007-9130-7
Chambers, R., Gullone, E. & Allen, N. B. (2009). Mindful emotion regulation: An integrative review. Clinical Psychology Review, 29, 560-572. doi: 10.1016/j.cpr.2009.06.005
Collard, P., Avny, N., &Boniwely, I. (2008). Teaching mindfulness based cognitive therapy (Mbct) to student: The effect of mbct on the levels of mindfulness and subjective well-being. Counseling Psychology Quartely, 21(4), 323-336.doi: 10.1080/09515070802602112
Didonna, F. (Ed.) (2009).Clinical handbook of mindfulness [Adobe Digital version]. doi: 10.1007/978-0-387-09593-6
Dorjee, D. (2010). Kinds and dimensions of mindfulness: Why it is important to distinguish them. Mindfulness, 1, 152-160. doi: 10.1007/s12671-0100016-3
Dunford, E., & DClinpsy, M.T. (2010). Relaxation and mindfulness in pain: A review. Reviews in Pain, 4(1), 18-22. doi: 10.1177/204946371000400105
Fredrickson, B. L. (2000). Cultivating positive emotions to optimize health and Well-being. Prevention & Treatment, 3(1), 1-25. doi: 10.1037/15223736.3.1.31a
Fredrickson, B. L. & Joiner, T. (2002). Positive emotions trigger upward spirals toward emotional well-being. Psychological Science, 13 (2), 172-175. doi: 10.1111/1467-9280.00431
Fredrickson, B. L. (2004). The broaden and build theory of positive emotions. The Royal Society, 359, 1367-1377. doi: 10.1098/rstb.2004.1512
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Frye, L. A. & Spates, C. R. (2012). Prolonged exposure, mindfulness, and emotion regulation for the treatment of ptsd. Clinical Case Studies, 11(3), 184-200. doi: 10.1177/1534650112446850
Goldin, P. R. & Gross, J. J. (2010). Effect of mindfulness-based stress reduction (mbsr) on emotion regulation in social anxiety disorder. Emotion, 10(1), 83-91. doi: 10.1037/a0018441
Goleman, D. (1995). Emotional intelligence: Why it can matter than iq. New York: Bantam Books.
Grabovac, A. D., Lau, M. A., & Willet, B. R. (2011). Mechanism of mindfulness: A Buddhist psychological model. Mindfulness, 2, 154-166. doi: 10.1007/s12671-011-0054-5
Greeson, J. M. (2009). Mindfulness research update: 2008. Complementary Health Practise Review, 14 (1), 10-18. doi: 10.1177/1533210108329862
Gross, J. J. & Thompson, R. A. (2006). Emotion regulation: Conceptual foundations. Dalam J.J. Gross (Ed.), Handbook of Emotions Regulation (hh.1-49). New York: Guildford Press.
Gross, J.J., Richards, J.M., & John, O.P. (2006). Emotion regulation in everyday life. Dalam Snyder, D.K., Simpson, J., &Hughes, J.N. (Eds.), Emotion Regulation in Couples and Families: Pathways to Dysfunction and Health (hh. 13-35). Washington, DC: American Psychological Association.
Hayes, A. M. & Feldman, G. (2004).Clarifying construct of mindfulness in the context of emotion regulation and the process of change in therapy. Clinical Psychology: Science and Practise, 11(3), 255-262.doi: 10.1093/clipsy/bph080
Huffman, K., Vernoy, M., & Vernoy, J. (2000). Psychology in action (ed. ke-5). New York: Wiley.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Hoeksema, S. N. (2012). Emotion regulation and psychopathology: The rule of gender. Annual Review Clinical Psychology, 8, 161-187. doi: 10.1146/ann urev-clinpsy.032511-143109
Kang, C. & Whittingham, K. (2010). Mindfulness: A dialogue between buddhism and clinical psychology. Mindfulness, 2010,161-173. doi: 10.1007/s2671010-0018-1
King, L. A. (2007). The science of psychology: An appreciative view. New York: MC Graw Hill.
Kovacs, M., Sherrill, J., George, C. J., Pollock, M., Tumuluru, R., & Ho, V. (2006). Contextual emotion-regulation therapy for childhood depression: Description and pilot testing of a new intervention. American Academy of Children and Adolescent Psychiatry, 45 (8), 892-903. doi: 10.1097/01.chi.00002 22878. 74162.5a
Lazar, S.W., Kerr, C.E., Wasserman, R.H., Gry, J.R., Greve D.N., Treadway, M.T., McGarvery, M., …Fischl, B. (2005). Meditation experience is associated with increased cortical thickness. Neuroreport, 16(17), 18931897. doi: 10.1234/12345678
Linehan, M., Bohus, M., & Lynch, T. R. (2007).Dialectical behavior therapy for pervasive emotion dysregulation.Dalam Gross J.J. (Ed.), Handbook of Emotions Regulation (hh.581-605). New York: Guildford Press.
Lykins, E. L.B. & Baer, R. A. (2009).Psychological functioning in a sample of long term practisioners of mindfulness meditation. Journal of Cognitive Psychotherapy: An International Quartely, 23(3), 226-241. doi: 10.1891 /0899-8391.23.3.226
Mcmain, S., Korman, L. M., &Dimeff, L. (2001).Dialectical behavior therapy and the treatment of emotion dysregulation. Journal of Clinical Psychology, 57(2), 183-196. doi : 10.1002/1097-4679(200102)57:2<183::AIDJCLP5>3.0.CO;2-Y
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
Moore, A. & Malinowski, P. (2009).Meditation, mindfulness, and cognitive flexibility. Consciousness and Cognition, 18, 176-186. doi: 10.1016/j.concog. 2008.12.008
Newberg, A.B., &Iversen, J. (2003). The neural basis of the complex mental health of meditation: Neurotransmitter and neurochemical consideration. Medical Hypotheses, 61(2), 282-291. doi: 10.1016/S03-069877(03)00175-0
Patton, M. Q. (2002). Qualitative research and evaluation methods. London: Sage Publications.
Polkinghorne, D. E. (2005). Language and meaning: Data collection in qualitative research. Journal Of Counseling Psychology, 52(2), 137-145. doi: 10.1037/ 0022-0167.52.2.137
Pringle, J., Drummond, J., McLafferty, E., & Hendry, C. (2011). Interpretative phenomenological analysis: A discussion and critique. Nurse Researcher, 18(3), 20-24.
Roemer, L., Lee, J.K., Pedneaut, K.S., Erisman, S.M., Orsillo, S.M., &Mennin, D.S.(2009). Mindfulness and emotion regulation difficulties in generalized anxiety disorder: Preliminary evidence for independent and overlapping contributions. Behavior Therapy, 40(2), 142-154. doi: 10.1016/j. beth.2008.04.001
Schoormans, D. & Nyklicek, I. (2011). Mindfulness and psychological well being: Are they related to type of meditation technique practiced?. The Journal of Alternative and Complementary Medicine, 17(7), 629-634. doi: 10.1089/acm.2010.0332
Schultz, D. (1977). Growth psychology: Models of the healthy personality. New York: Van Nostrand Company.
Smith, J. A. (2008). Qualitative psychology: A practical guide to research method (ed. Ke-2.). London: Sage Publication.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Smith,
80
J. A. (2011). Evaluating the contribution of interpretative phenomenological analysis. Health Psychology Review, 5(1), 9-27. doi: 10.1080/17437199. 2010.510659
Speca, M., Carlson, L. E., Goodey, E., &Angen, M. (2000). A randomized, waitlist controlled clinical trial: The effect of a mindfulness meditation-based stress reduction program on mood and symptoms of cancer outpatients. Psychosomatic Medicine, 62, 613-622. doi: 0033-3174/00/6205-0613
Sobur, A. (2003). Psikologi umum. Bandung: CV PustakaSetia.
Strongman, K.T. (2003).The psychology of emotion from everyday life to theory. West Sussex: Wiley.
Sudrijanta, J. (2011). Meditasi sebagai pembebasan diri. Yogyakarta: Kanisius.
Sudrijanta, J. (2012). Titik hening meditasi tanpa objek. Yogyakarta: Kanisius.
Tamir, M. (2011). The maturing field of emotion regulation. Emotion Review, 3(1), 3-7. doi: 10.1177/1754073910388685
Thompson, M.& Gilbert, J. G. (2008). Mindfulness with children and adolescents: Effective clinical application. Clinical Child Psychology and Psychiatry, 13(3), 395-407. doi: 10.1177/1359104508090603
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
81
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 1.
82
Guideline Interview
1. Dapatkah Anda menceritakan tentang rutinitas Anda dalam bermeditasi? Prompt : Lama waktu meditasi, rutinitas meditasi dalam waktu 1 pekan 2. Apa yang membuat Anda rutin bermeditasi? 3. Apa yang Anda rasakan pada diri Anda ketika rutin melakukan meditasi ? Prompt : fisik, perilaku, emosi 4. Jika Anda mengingat kembali, bagaimakah keadaan diri Anda sebelum mengenal meditasi ? Prompt : pikiran, perilaku, emosi 5. Pengalaman apa sajakah yang Anda lalui, sehingga Anda dapat memperoleh manfaat dari meditasi tersebut ? Prompt : fisik, perilaku, proses perubahan pada emosi 6. Bisakah Anda menceritakan permasalahan-permasalahan hidup yang sedang Anda alami saat ini? 7. Bagaimanakah Anda mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut ? 8. Apa peran meditasi dalam penyelesaian masalah tersebut? Prompt: apakah meditasi berperan dalam regulasi / pengelolaan emosi subyek ketika menghadapi masalah, apakah meditasi berperan dalam cara subyek memandang masalah? 9. Bisakah Anda membagikan cerita tentang permasalahan-permasalahan apa saja yang Anda hadapi sebelum Anda rutin bermeditasi? 10. Bagaimanakah cara Anda menanggapi permasalahan tersebut sebelum menjalani meditasi? 11. Bisakah Anda menceritakan tentang perubahan apa saja yang terjadi pada regulasi / pengelolaan emosi Anda, hingga mencapai kondisi yang seperti ini? 12. Perubahan
apa sajakah
yang
terjadi pada cara Anda menanggapi
masalah? Prompt : perubahan pada cara menanggapi masalah saat belum bermeditasi & setelah meditasi secara rutin.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 2. Verbatim Wawancara Pertama Mindfulness 8 AGUSTUS 2012 Meaning Unit
Data
Interpretasi
Transformasi
Yang ingin saya tanyakan pertama-tama, mungkin dapat Anda ceritakan tentang rutinitas meditasi. Jadi tiap minggunya berapa kali? Kemudian dari sekali meditasi kira-kira berapa lama? 1. Ya.. ee... Kalau yang rutin ya sehari minimal sekali. A rutin melakukan meditasi setiap Meditasi satu kali sehari hari, minimal satu kali 2. Biasanya tiap kali sit itu satu jam. Biasanya A bermeditasi selama Meditasi satu jam satu jam 3. Kadang-kadang bolong di weekend karena weekend A terkadang tidak melakukan Saat weekend kadang tidak saya harus pulang ke rumah ibu dan disana meditasi saat weekend di rumah melakukan meditasi e....situasinya agak sulit. Agak sulit karena nggak orang tua ada kamar privat. Jadi kalo mau meditasi ya harus...nggak ada cushion.. Jadi ya meditasi di atas kasur, di atas batal di sebelah orang lain yang tidur atau di sebelah orang lain yang belum tidur di ruang tamu, kalo ngeyel... tapi kebanyakan bolong kalo weekend.
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
Trus meditasi yang tidak rutin.. karena ngajarku A terkadang melakukan meditasi modelnya jadwalnya ganti-ganti, kadang jam 8 saat ia memiliki waktu senggang ngajar kadang nggak ada. Kadang ngajar jam 8 sesi saat bekerja satu sesi dua nggak ngajar, sesi tiganya ngajar lagi. Jadi saya nyolong-nyolong. Satu sesi satu setengah jam. Ya saya bisa nyolong minimal satu jam dan nggak perlu pake bel karena ada bel yang nandakan 10 menit lagi kelas mau mulai, tak anggap itu sudah belnya. Jadi kalo aku meditasi misalnya jam 9.30, selesainya ngajar ada bel jam 11 kurang 10. Nah kalo mulai 9.30 lebih dikit berarti ya 1 jam lebih sedikit.. pokoknya nunggu sampe bel. Saya hanya bilang kalo nggak penting sekali nggak usah cari saya. Kalo masalah hidup dan mati ketok2 pintu. Kalo hanya orang cari, murid cari silahkan tunggu.. jadi rutinitasnya seperti itu.. Rutinitasnya tidak rutin... curi-curi waktu. Rutinnya sore... jadi intinya kalo ada waktu luang nggak ngajar, biasanya saya curi-curi. Jadi dapat dikatakan satu harinya itu ada meditasi yang pasti itu sore dan ada tambahan di..? 5. Yang pasti malamnya. A melakukan rutinitas meditasinya di malam hari 6. Kemudian kalo ada waktu curi-curi. Nggak selalu A menyatakan akan bermeditasi ada waktu untuk curi-curi. Kalo ada waktu saya bila ia memiliki waktu luang saat mengasingkan diri. bekerja E.. Kan Anda sudah cukup lama meditasi? Kalo boleh tau, tujuan Anda bermeditasi itu apa? 7. E.. dulu tujuan saya mencapai pencerahan; A bertujuan mencapai pencerahan enlightenment.. haha.. Dulu, waktu awal belajar pada awal belajar meditasi tujuan saya mencapai pencerahan.
Bermeditasi saat pekerjaan senggang
Meditasi di malam hari Bermeditasi saat pekerjaan senggang
Mencapai pencerahan
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
9.
10.
11. 12.
Setelah saya tahu, setelah melakukan meditasi dan membaca buku dan tau oo.. ternyata sebelum enlightenment banyak hal yang bermanfaat. Pencerahan itu seperti itu, seberapa jauh saya pencerahan, ya saya sekarang lebih ke hal yang imediate dan praktis. Misalnya sekedar lebih tenang atau mengatasi semua masalah. Tendangannya sekedar meluntur, gigitannya masalah itu meluntur, saya sudah seneng.
A saat ini ingin mencapai hal Mampu mengatasi masalah yang imediate dan praktis melalui meditasi. Misalnya : lebih tenang atau mengatasi semua masalah
A merasa senang bilang ia sudah Rasa senang cukup mampu mengatasi masalahnya menggunakan meditasi Mendapat pola pikir yang benar / right view. A juga memiliki tujuan agar ia Pola pikir yang benar Sekedar benar saja sudah lumayan, sekedar misalnya mendapat pola pikir yang benar ada masalah atau ada apapun sekedar tau ini ada persepsi dari pikiran. Pertama, bisa ngomong secara intelektual seperti itu, karena selain secara intelektual saya bisa ngomong begitu, minimal ada jeda antara masalah dan respon. Kedua ada jarak antara masalah yang seakan-akan solid jadi nggak solid. Jadi itu hanya persepsi pikiran Minimal dapat itu saya udah seneng, kalau itu sudah A merasa senang bila tujuannya Rasa senang dapat terlaksana saya seneng. bermeditasi tercapai Walaupun untuk masalah kecil itu terlaksana. Kalau Pencapaian meditasi dari A baru Meditasi baru dapat masalah besar itu sama sekali tidak terlaksana dapat terlaksana pada menyelesaikan permasalahan hahaha.... terkadang jadi pseudoscience.. terkadang permasalahan yang kecil yang kecil terlaksana....
85
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13.
14.
15. 16.
17.
18.
Jadi kadang untuk masalah tertentu saya kadang merasa malu sama diri saya sendiri juga sama orang deket saya.. kalo sekarang ya pacar saya.. Kalo sama yang nggak terlalu dekat misalnya sama temanteman karena mereka jarang mengikuti saya di masalah, ketemunya ya enak-enak atau di kantor. Di kantor saya sudah less identify.. udah sangat berkurang identifikasinya.. Jadi kalo ada masalah saya jarang marah-marah. saya paling tegur baikbaik gitu. Mungkin buat mereka wah A ini orangnya sabar, padahal nggak. Padahal saya sangat malu. Atau teman-teman kondisinya enak aja... kalo cuma masalah teman main footsal.. kalah menang buat saya nggak penting, mungkin buat orang lain mungkin penting. Jadi orang lain bisa marah-marah kalo kalah, saya biasa-biasa saja. Tapi untuk hal yang lebih merupakan value saya, saya bisa sangat pemarah. Shock comfort. Kalo saya nyetir ada orang nyalip saya bisa sangat marah haha....saya pernah neriaki supir taksi belum lama.. mungkin baru setengah tahun. Saya teriaki... Untuk hal itu saya sangat malu sama diri saya sendiri. Saya sangat malu sama pacar saya yang duduk di sebelah saya, kaget liat saya bisa seperti itu.. Katanya meditator hahaha... katanya kamu ini meditasi.. Ya dia nggak ngomong gitu.. mungkin dia layak mikir gitu, saya sendiri mikir gitu...
A merasa malu terhadap dirinya Rasa malu dan orang-orang dekatnya bila tidak dapat mengatasi masalahnya dengan meditasi
A merasa dirinya sudah jarang Amarah berkurang marah saat berada di tempat kerjanya A merasa malu pada dirinya
Rasa malu
A dapat sangat marah apabila ada Larut dalam amarah hal yang kurang tepat dengan valuenya
A merasa malu pada dirinya dan Rasa malu orang dekatnya, bila amarah A keluar A mempertanyakan kualitas Mempertanyakan meditasinya saat ia tidak dapat meditasi mengatasi hal yang tidak sesuai dengan valuenya
kualitas
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19.
Menurut saya, objektif bahwa itu sangat ngawur. A berpikir bahwa pemikiran yang Pikiran bahwa dirinya tidak Padahal ya tidak ada yang solid tidak ada yang benar dibuat adalah tidak benar dan benar dan egois dalam pemikiran itu. Kalo disitu ada orang yang egois sakit dan dia diantar dengan cepat.. oo mungkin sopir itu benar, saya yang ngawur.. Saya hanya mikir itu ngawur, sangat egois mengganggu jalan memakai jalan yang lain terutama saya.... Baik, dicerita sebelumnya tadi, Anda cukup sulit menghadapi beberapa masalah terlebih yang tidak sejalan dengan value Anda e.. bisa diceritakan nggak value seperti apa yang cukup sulit anda toleransi? 20. Value adalah hal yang saya anggap penting. Atau A mengutarakan makna value Value diri adalah hal yang membangun ego saya, seperti yang dimaksud A pemikiran saya terhadap saya sendiri saya ini manusia yang begini begitu. 21. Jadi kalo itu yang terjadi, yang mengganggu tu saya A dapat marah saat terdapat Larut dalam amarah bisa kelabakan. Misalnya value saya ini saya kondisi yang tidak sesuai dengan mengganggap diri saya ini cerdas kalo ada orang value yang dimiliki. Value yang menganggap saya bodoh ya itulah saya bisa marah. tersebut adalah cerdas, displin, dan Soalnya saya ini orang yang displin, kalau baik dalam memimpin mengkritik menganggap saya orang yang tidak baik atau jelek, displinnya jelek, saya bisa marah. Atau saya orang yang leadershipnya bagus, makanya saya adalah manager yang baik kadang-kadang kalo ada staff yang mbolos atau melakukan hal-hal yang indipliner sebetulnya hal itu tidak terlalu menganggu jalannya kantor ini tapi otak saya bisa memprovokasi wah.. menyepelekan leadershipmu ni, itu saya bisa marah. Jadi hal-hal macam itu yang bisa membuat saya marah.
87
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22.
23.
24.
25.
Walaupun saya tahu dengan persis bahwa itu bentukan pikiran saya. Ini penting ini nggak penting. Saya punya label yang ini yang itu sangat tidak dibutuhkan, useless sangat pointless. Label yang sangat mengganggu sangat membebani, tapi itu tidak luntur begitu aja. Itu perlu berlatih. Jadi hal-hal yang masih tersisa itu ya oke, saya masih sangat terganggu. Walaupun label itu, Satu-satu saya berusaha ini nggak usah nggak usah ini nggak papa. Saya terus berusaha check out dari label itu. Apapun yang membebani saya check out. Walaupun itu biasanya, tapi baik juga kok saya pegang ini saya lewatkanlewatkan. Misalnya staff mereka berarti menyepelekan leadershipmu tapi saya ah check out aja. Kadangkadang saya juga berpikir ya leadership penting untuk menjalankan mengkoordinasi tapi kalo mereka lepas dari jalur koordinasi bukan berarti mereka menyepelekan leadership mungkin mereka hanya sekedar pengen malas-malasan. Jadi saya berusaha berpikir dengan sudut yang lain. Semoga saya bisa less identify. Ya.. masalah yang membuat saya masih kelabakan atau sulit mengatasi masalah yang berhubungan dengan ego pride.
A merasa terganggu dan terbebani Rasa terganggu oleh value yang terbentuk dari terbebani pikiran A
dan
A berusaha untuk menyingkirkan Menyingkirkan pemikiran pemikiran yang menganggu dalam yang mengganggu dirinya
A berusaha untuk berpikir dengan Berpikir dengan sudut lain sudut lain dalam mengatasi masalah yang muncul dari ketidaksesuaian kondisi dengan value yang dimiliki A
A merasa masih sulit mengatasi Rasa sulit masalah yang berhubungan dengan ego pride.
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26.
Kalau yang saya banggakan itu ketenangan diri terus jadi tidak tenang saya jadi tidak tenang; gusar pada suatu masalah. Terus misalnya ada orang yang melihat saya dengan pandangan katanya kamu ini meditator yang tenang, saya bisa sangat kelabakan. Kelabakannya itu seperti apa? 27. Kelabakannya ya saya bisa moodnya bisa sangat jelek. Ekspresinya bisa sangat jelek e... saya bisa sangat kecewa sama diri saya sendiri. Saya mempertanyakan kualitas practise saya. Tapi juga bisa lebih negatif yaitu bisa dengan menyalahkan orang lain keadaan. Berusaha melakukan actionaction yang sangat menolak keadaan itu. Misalnya e..staff ini sudah memicu kegusaran saya, satu sudah memicu kegusaran saya kedua masih mempertanyakan leadhership saya secara langsung maupun tidak langsung. Ketika secara langsung atau tidak langsung, membuat saya, saya anggap membuat keadaan disini jadi tidak kondusif ya kegusaran saya ini bisa wah.. wes pecat ajalah. Jadi saya kegusarannya saya mempertanyakan diri saya sendiri. Kedua keluar saya menyalahkan orang lain. Terus manifestasinya biasa lebih keluar kalau ke dalam ya saya perlu memperbanyak meditasi haha.. 28. Saya tau kalo meditasi dengan pamrih yang macam ini biasanya jelek kualitasnya.
A kelabakan atau gusar saat Larut dalam kekhawatiran masalah datang pada dirinya
Saat gusar, biasanya A merasa Rasa kecewa kecewa terhadap dirinya
A menyatakan bahwa meditasi Meditasi dengan yang dengan pamrih adalah buruk berkualitas buruk kualitasnya
pamrih
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Walaupun Suzuki Roshi bilang hal paling bagus saat A menyatakan bahwa ada ahli Bermeditasi saat amarah kamu marah dan gusar meledak-ledak adalah duduk. meditasi yang menyarankan untuk muncul Kamu merasakan seberapa jelek dudukmu. Orang duduk meditasi saat amarah yang belum pernah melakukan meditasi saat dia muncul marah sekali itu berarti belum seorang meditator. Harusnya seorang meditator, saat kamu marah sekali hal pertama duduk dulu. 30. Kadang saya melakukannya kualitasnya sangat A melakukan meditasi yang buruk Meditasi yang dilakukan jelek, fokusnya sangat jelek saat kemarahan muncul buruk Larut dalam amarah 31. Jadi biasanya yang tercipta yang keluar yaitu kalau A biasa meluapkan amarahnya orang ini nggak bisa diajak kerjasama saya pecat aja. Kalau perlu sekarang. Saya hitung gajinya saya hitung pesangonnya langsung aja sekarang. Jadi kalau saya tangkap tadi, dalam menghadapi berbagai masalah, Anda itu tadi dengan berusaha untuk berpikir dengan sudut yang lain. Kemudian mungkin langsung menyelesaikan masalah di tempat, misalnya kalo masalah dari luar, ya pecat dan lain sebagainya, mungkin ada cara menangani masalah yang lain, dengan model lain yang biasa Anda lakukan? 32. Ya satu saya lihat ke dalam. Sekarang sudah secara A sudah mengalami perubahan Pola pikir yang benar tidak sengaja itu terjadi. dalam menghadapi masalah, yaitu mampu melihat ke dalam terlebih dulu 33. Ya saya lumayan seneng. A merasa cukup senang akan Rasa senang perubahan yang terjadi 34. Maksudnya ini nggak sesolid yang kelihatan. Jadi Saat kesadaran A dalam tingkat Menyadari hakikat pikiran kadang-kadang kalo saya melihat masalah atau yang baik, A mampu menyadari kejadian kejadian ini nggak sesolid... misalnya ini hakikat pikiran orangnya malas orang ini malas itu dimana? Bentuknya apa? Warnanya apa? Saya sering secara refleks.. itu saya lanjutkan kalo saya sedang bagus.. 35. Cuma kadang-kadang sudah berpikir.. tetep aja A masih tetap merasa berat dalam Larut dalam amarah sesaknya di dada terasa. menghadapi masalah, meski ia 29.
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sudah berpikir dengan lebih baik 36.
Jadi penyelesaian-penyelesaiannya selain itu tadi A tidak akan melakukan reaksi adalah kalo secara reflek itu terjadi. Orang ini malas yang negatif bila kesadarannya orang ini malasnya dimana? Warnanya apa? Baunya pada taraf yang baik apa? Kalau itu gigitannya luntur ya saya kadangkadang nggak sampe menegur dia. Karena setelah saya liat nggak juga. Kalau yang sering Anda gunakan yang ke dalam atau yang keluar dulu? 37. E.. keluar dulu hahaha... keluar dulu maksudnya A lebih cepat menyalahkan suatu gini.. nyalahkannya lebih cepat keluar dulu, bukan hal di luar dirinya marah-marahnya yang keluar dulu. Nyalahkan dulu, tapi nyalahkannya lebih cepat. Melihat masalahnya di luar itu lebih cepat.. aduh orang ini memang useless.. lebih cepat. 38. Nah kemudian, pertama kita berpikir orang itu A biasa melihat pikiran setelah useless tapi juga usefull. Kedua kalo mau dibuat menyalahkan pride.. ini label saya, persepsi saya. Kalo pikiran ini tidak mempersepsi ya kejadian itu ya hanya kejadian. Bahkan kalo banyak orang suruh duduk sini 4 orang diskusi.. trus kantor ini saya lihat begini-begini, terus saya putar film, mungkin saya tanya gimana? Menurutmu orang ini gimana? ya baik-baik aja.. ya menarik ya penampilannya. Jadi yang bilang useless saya tok hahaha.... 39. Misalnya yang terakhir ada yang terbaru beberapa A gusar akan sesuatu yang minggu lalu, ada beberapa murid sedang tes di satu dianggapnya bermasalah ruangan, lampunya mati. Dan pake genset, waktu kantor mau tutup kurang 15 menit, hari sabtu keadaan denyut nadi kantor melemah sudah mau
Tidak bereaksi negatif bila kesadaran baik
Cepat menyalahkan
Melihat pikiran menyalahkan
setelah
Larut dalam kekhawatiran
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
liburan orang-orang sudah pulang, saya sendiri sudah pulang. Tapi kantor tutup jam 2 kurang ¼. Lampunya mati, gensetnya gak ada bensin. Penjaga kebersihannya bilang oo.. tinggal 15 menit udahlah nanggung rasah beli bensin nanggung, front officenya setuju.. murid-muridnya.. terus karena mati lampu diminta mengerjakan tesnya di sofa karena terang. Dengar berita itu saya langsung, aduh orang-orang ini berarti malas, malas beli bensin pengennya liburan, tinggal 15 menit trus ada kata nanggung. Pertama pikiran saya gitu. Saya langsung berpikir panjang dan cepat, malas, tidak mengutamakan kepentingan kantor, malas, hanya ingin liburan. Dan keputusan nanggung itu tidak ada di tangan mereka. Keputusan itu harusnya di tangan saya. Harusnya bapak penjaga ini nggak boleh bilang nangung. Train of thoughtnya panjang. Terus saya pikir, saya terus merasa... saya pikir yang saya belain adalah ego saya saya merasa disepelekan, mereka nggak lapor, kurang 15 menit mereka tidak tau performa kerja saya. Kalau ada saya mereka mungkin nggak berani lagi. Tapi setelah saya pikir yang saya belain bukan servicenya ke orang tapi yang saya belain itu ini lho. Yang saya belain itu bukan objektif benar. Dan saya 100 persen benar. Ya mungkin saya benar, berdasar AD ART ya jelas mereka melanggar, ya tapi masalah ini bisa besar karena saya begitu dan lagi kalo muridnya complaint pergi.. nggak laku. Bisnis saya nggak laku dan nggak dapat duit. Bisnis saya terganggu... dengan
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pemikiran itu, terus saya berpikir mari kita pikir sumber masalah nomor satu yang seakan-akan objektif adalah nanti murid-murid ini complaint mari kita lihat murid ini complaint nggak. Toh nggak, besoknya ketemu saya terus, saya berusaha..eh.. gimana ujianmu? Ya lumayan mas, agak sulit tapi ya lulus kayanya. Mereka sama sekali nggak ngurus yang namanya mati lampu. Masih happy-happy aja. Mereka happy, kerjakan di sofa ya happy malah mungkin lebih empuk, front officer ya happy, weekend dan sebagainya pak yang njaga kebersihan juga happy nggak ada masalah soal itu. Saya sendirian yang nggak happy. Keliatannya semua orang baik-baik. Jadi saya cuman kumpulkan orangorang itu.. ya keputusan waktu itu nggak bener... tidak terjadi apa-apa tidak ada imbas apapun ke murid-murid ini, tapi lain kali nggak boleh gitu. Lain kali kalo kita masih bisa layani mereka lebih baik. Walaupun tinggal 15 menit, beli bensin makan waktu 15 menit dan sebagainya selama masih bisa kita kerjakan kita kerjakan. Saya ngomong gitu supaya besok kalo ada hal yang besar kita terus nggak papa-nggak papa. Tapi saya lebih tenang, nggak mempengaruhi apa-apa. Oh ya Anda e.. ini kan tadi Anda bilang dalam penyelesaian masalah itu lebih sering keluar, kemudian apakah di banyak masalah itu, meditasi yang Anda lakukan itu apa ya? Ada dampak nggak terhadap masalah-masalah itu? Maksudnya ada andil besar nggak untuk mengatasi masalah-masalah itu?
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40.
41.
42.
43.
44.
45.
Ya.. jadi gini.. kalo ada masalah.. pasti keluar nyalahke, kamu gini-gini tapi terus saya bisa bentar yoo... seperti tadi saya contohin ini adalah persepsi pikiran. Kedua ini menghantam yang dihantam adalah ego saya pride saya. Keluarnya sih saya bisa ngomong kamu service ke orang-orang itu gak bagus kita imagenya jelek gimana....ya ini ego saya. Nah dalam proses meditasi pemikiran ini..e.. saya dapat pemikiran macam ini melihat dengan sudut lain mengetahui terjadi di dalam itu dari proses. Karena proses meditasi ini kebetulan di dunia ini sangat dekat dengan filosofi budhis. Walaupun dia bukan milik budhis sebetulnya proses ini bisa dilakukan setiap orang. Jadi kemampuan untuk melihat macam ini tadi..e.. yang saya baca kebanyakan...90% berasal dari filosofi budhis. Nah, hal yang secara intelektual yang saya ketahui ini, intelektual sekali. Dia ditunjang secara practise. Tapi yang terjadi adalah ego saya begini ini bentukan pikiran, itu terjadi di level intelektual. Buat saya tarafnya masih intelektual. Jadi saya akan duduk berusaha berpikir berlamalama. Konfrontasi pikiran saya begini saya berusaha mikir begini dan lain sebagainya. Nah, keefektivan pemikiran ini tergantung meditasi. tergantung seberapa bagus landasan practise kita. Jadi saya bilang hal yang valuenya nggak susah work, susah nggak work. Saya tau wah saya bad practisioner. Haha... agak mengecewakan..
A menyatakan bahwa meditasi Menyadari hakikat pikiran membuat A dapat menyadari hakikat pikiran
A menyatakan bahwa meditasi Meditasi dapat dilakukan dapat dilakukan oleh siapapun siapapun
A menyatakan bahwa tingkat Tingkat meditasi meditasinya masih dalam tataran intelektual intelektual
yang
A menyatakan bahwa keefektifan Keefektifan meditasi meditasi tergantung dari praktek tergantung dari praktek meditasi yang dilakukan meditasi
A menyatakan bahwa ia praktisi Menilai diri sebagai yang buruk meditator yang buruk A merasa kecewa akan latihan Rasa kecewa akan meditasi
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
meditasinya yang telah dilakukan Oh ya Anda tadi kan e.. yang Anda ceritakan kan masalah yang berat-berat dan sulit diatasi dengan meditasi, nah masalah yang dapat diatasi dengan meditasi apa aja ? 46. Oh ya.. ya salah satunya itu tadi....genset mati.. A dapat mengatasi permasalahnya Berpikir lebih sederhana Terakhir juga misalnya lampu mati.. ngidupin genset dengan berpikir lebih sederhana trus misal gensetnya meledak.. mungkin saya akan terhadap permasalahan yang ada berpikir saya bisa apa sekarang... kalo nggak ada dalam pikiran A. saya akan duduk dan rileks.. saya paling bilang ke front officer..hal terbagus yang bisa saya lakukan adalah kelas berikutnya jam 9.30 kamu cancel. Orang-orangnya kamu smsin kelas hari ini cancel karena mati lampu... Kalo saya nggak berpikir dengan cara yang lebih simpel saya akan berpikiran panjang... panjang sekali itu, saya akan berpikiran nah kalo mati lampu cancel kelas ini namanya bukan perusahaan yang bonafit. PLN ne kurang ajar, mati nggak kasi tau padahal laudry kecil sebelah dikasi tau bahwa besok mati lampu, kita nggak dikasi tau, tiba-tiba bekk gitu aja. Padahal tagihan PLN kita sekian juta harusnya kita lebih diperhatikan dan sebagainya. Trus murid-murid tau begini ceritacerita EME gak enak mati lampu cancel kelasnya. Trus nggak laku lama-lama karena mati lampu bisa celaka hidup saya, saya bisa stres saya bisa marah. Padahal realita yang terjadi adalah mati lampu, yang saya lakukan adalah hidupin genset. Kalo genset itu mati dan biasa itu sering bermasalah ya kita smsin anak-anak supaya enggak usah dateng. Tapi setelah sekian lama saya duduk, melihat anak-anak ini datang, trus kita bilang mati lampu, nggak ada kelas,
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ada yang bilang asyik, ayo kita jalan ke Amplaz. Lho berarti dia happy. Jadi satu sisi yang saya kuatirkan orang-orang kecewa, ini nggak terjadi yang saya kuatirkan ee.. Nanti image kita jelek itu nggak terjadi. Saya hanya berpikir mugkin kalo terjadi setiap hari ya seminggu penuh, ya mereka bisa mulai berpikir kok gitu ya? Tapi waktu saya datang mereka bilang mati lampu Pak. Gensetnya? Nggak hidup Pak... Kamu udah sms anak-anak untuk cancel? Sudah.. libur telah tiba haha...saya duduk diajak ke Amplaz.. yoyo ke Amplaz atau saya melakukan halhal yang belum saya lakukan beli apa? Beli keperluan kantor yang tadinya kalo ini hari ada kelas ada ngajar saya nggak sempat. Sekarang sempat, cuci mobil satu jam nggak pernah sempat, sekarang sempat. Ya udah cuci mobil aja di tempat yang jauh yang listriknya hidup. Duduk-duduk baca buku. Nah itu teratasi dengan baik, karena saya bisa berpikir lebih simpel. Saya ambil value yang saya anggap penting, benar-benar saya lihat, saya pikir saya konfrontasi, saya lihat tidak terjadi ya sudah. Gitu. Jadi meditasi ini untuk saat ini cukup membantu tapi baru di sebagian sisi ya? 47. Kalo yang receh-receh hahaha.. A merasa meditasi baru dapat membantu mengatasi masalahmasalah kecil dalam hidupnya 48. Kedua karena meditasi, saya cerita meditasi dekat A kini mampu mengkonfrontasi dengan filosofi budhis. Filosofinya jalan duluan gitu, pemikiran yang salah kalo buat saya filosofinya jalan duluan. Jadi konfrontasi secara intelektual dan itu terjadi. Konfrontasi itu maksudnya dalam arti yang bagus
Meditasi baru dapat mengatasi masalah-masalah kecil Mengkonfrontasi pemikiran yang salah
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
karena tanpa pengetahuan selama ini pemikiran yang salah ini tidak terkonfrontasi. Pemikiran bahwa kamu salah itu tidak terkonfrontasi. Kalo sekarang kamu salah saya konfrontasi e.. apa iya.. janganjangan begini tidak selalu begitu lho. Misalnya saya sering buat acara kalo ada acara diharapkan mereka lebih nyaman, kenal dengan kita, dan belajarnya lebih bagus, dan sebagainya. Kalo acara ini nggak berhasil dan mereka nggak nyaman nggak bagus. Kalo acara ini berhasil dan mereka nyaman berarti bagus. Nggak selalu begitu... Sekarang saya lebih bisa... secara intelektual saya bisa konfrontasi.. segala hal yang menurut saya linear. Tadinya linear orang ini jelek hanya satu label aja, orang ini jelek orang ini malas. Tidak mungkin, sangat tidak masuk akal ada satu label di satu orang. Secara intelektual itu berjalan. 49. Nah kalo meditasi yang disebut tadi sisi praktis ya A menyatakan bahwa praktek Praktek meditasi menunjang dia akan berusaha menunjang intelektual. Intelektual meditasi menunjang intelektual intelektual yang dimiliki aja gigitannya masih terasa... tapi kalo practisenya yang dimiliki aja nggak kuat nggak tenang banyak masalah ini nambah-nambahi ya haha.. nggak jalan.. ya gitu...ya meditasi membantu yang receh-receh atau secara intelektual dia jalan duluan practise mensupport... Oh ya mau tanya nih, jika dibandingkan dulu ne pengelolaan emosi Anda bagaimana? 50. Minimal...pseudoscience, sugesti, minimal saya Kini setelah rutin bermeditasi A Percaya diri merasa dan percaya bahwa seharusnya saya lebih merasa percaya diri dalam tenang hahaha... ya kalau waktu itu memang tidak menghadapi masalah pernah diukur... Kalau mau tepat seharusnya diukur seperti Mingyur Rinpoche atau Mathew Richard di
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51.
ct-scan.. diukur dikasi stimulus-stimulus ledakan, orang nangis, ibu marah-marah apa dikasih hawa panas, sumuk seperti apa responnya, sekarang seperti apa. Tapi berurusan dengan hal yang subjektif bahwa respon terhadap dunia ini adalah hal yang subjektif. Jadi sugesti-sugesti saya pikir membantu. Jadi kalau ditanya begitu ya secara sugesti saya merasa saya kan udah berlatih saya keliatan baikbaik aja.. senyum-senyum, minimal begitu.. Kalau kamu berpura-pura jadi seorang pemikir, maka kamu akan menjadi seorang pemikir. Kalau berpurapura jadi orang yang sabar, kamu akan menjadi orang yang sabar. Kalau kamu berpura-pura jadi orang baik, kamu akan jadi orang yang baik. Berpura-pura disini artinya act. Kalau aku mau beraction seperti ini, seperti Guo Jun Fa Shi, tenang, senyum terus kalo jalan. Kalau ada masalah senyum duluan, saya pikir untuk beberapa hal itu work, di beberapa kasus itu work.. Walaupun ya sebaiknya kalo berpura-pura jadi Guo Jun Fashi ya berpurapura di gaya hidupnya meditasinya mungkin 4 jam sehari. Saya pikir akan jadi seperti dia. Minimal ya gitu. Beberapa taun lalu, sebelum berlatih sampai sekarang minimal kepedean dalam menghadapi masalah bertambah. Kalo dulu masalah ada di luar, saya lepas kontrol Dahulu A ingin mengatur hal di Keinginan mengatur hal di dan sangat sulit. Dan saya sangat sulit ya mengatur luar dirinya supaya menyenangkan luar diri lingkungan dan orang sekitar saya supaya apa yang hati A dikerjakan itu menyenangkan hati saya ya sulit.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52.
53.
54.
Tapi sekedar sekarang menyenangkan enggak menyenangkan itu persepsi karena tadi pikiran sendiri. Itu adalah respon pikiran, kalau dipikir ya dunia yang terjadi dalam pikiran. Dunia yang objektif tu nggak pernah terlihat munculnya, selalu dunia yang subjektif.. Berarti kalo mau menyelesaikan masalah ya menyelesaikan yang di dalam.. ya minimal kepedean itu ada. Kapanpun, apapun yang terjadi sebetulnya pikiran itu sendiri. Cuman power untuk mengatasi ini saya harus berlatih. Kalaupun terjadi hal-hal yang tidak bisa saya atasi saya hanya bilang saya harus practise sekarang, saya harus practise lagi. Jadi gini kan minimal saya punya metode-metode yang work. Misalnya dulu tidak ada metode sama sekali sekarang punya metode, metode ini dijalankan dengan successful ato tidak tergantung besarnya masalah, tergantung ketenangan waktu itu, tergantung practisenya. Misalnya gini, ada suatu kejadian suatu acara gitu trus ada anak yang janjian datangnya terlambat dan ini janjian dengan banyak orang. Banyak orang nggak bisa berangkat karena nungguin dia... kadangkadang saya kalo baru practise Huatou ya saya Huatou aja. Saya hanya duh orang ini nyebelin banget terus saya mempersepsi siapa yang nyebelin siapa yang bilang.. Kalo tidak, dipikir nyebelinnya dimana? Siapa yang nyebelin.. walaupun kadangkadang saya gunakan untuk ngeblok pikiran, walaupun Huatou tidak digunakan untuk menblok
Kini A dapat mengetahui bahwa Pola pikir yang benar sumber masalah yang perlu dihadapi terletak di dalam pikirannya
Kunci dalam menyelesaikan masalah menurut A adalah besarnya masalah, ketenangan, dan praktek dari meditasi
Kunci dalam menyelesaikan masalah adalah besarnya masalah, ketenangan, dan praktek dari meditasi
Kini A mampu mengkonfrontasi Mengkonfrontasi pemikiran pemikiran yang salah yang salah
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
pikiran, tapi saya gunakan supaya ini nggak mikir ngelantur-ngelantur toh saya liat orang-orang yang nungguin dia happy-happy aja kok saya sendiri yang terganggu. Atas nama mereka, kamu ditunggu orang banyak lho... ya saya atas nama mereka marahmarah. Ya nggak tepat. Saya Huatou aja sudah. Saat orangnya datang saya bisa bilang kamu ketiduran po? Gitu.... Jadi minimal saya punya metode.. 55. Ada banyak metode.. Misalnya yang lain... satu A mampu memahami hakikat Menyadari hakikat pikiran metode ini ... pikiran adalah kalimat-kalimat.. 99% pikiran pemikiran ini adalah kalimat-kalimat. Misal, woo dia menyepelekan saya... dalam pemikiran saya kamu pemimpin yang nggak bagus dan kita percaya kalimat itu. Kalo kita nggak percaya, sebenarnya nggak papa. Kalimat itu diganti suara Donal Bebek... Kalau yang ngomong Donal Bebek, kamu pemimpin yang jelek nggak ada lagi tenaganya. Suara itu tidak lagi punya tenaga. Minimal saya punya metode itu. Banyak metode yang saya bisa pakai. Ya minimal sugestinya begitu.. Oh ya mau tanya juga kalo dulu sebelum mengenal meditasi itu apakah masalah itu lebih banyak daripada saat ini setelah rutin melakukan meditasi? 56. Nggak, sama aja. Malah ya kadang saat tertentu bisa A memiliki masalah yang sama Memiliki banyak masalah sangat banyak sekali. banyak saat ini dan sebelum rutin bermeditasi. Bahkan terkadang bisa sangat banyak Jadinya intinya itu kondisinya hampir sama, cuma sekarang mampu mengatasi beberapa itu dengan meditasi itu ya?
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57.
Iya..ya.. nanti dulu, mampu tanda kutip lah haha..... A menyatakan bahwa kini dengan Memiliki pemikiran yang ya pertama masalah sama aja.. kedua pemikirannya meditasi ia mampu memiliki berbeda yang beda. Tapi itu tahap intelektual dan saya pemikiran yang berbeda daripada menyadari itu harus didukung dengan practise yang dulu bagus. Oh ya mau tanya juga, tadi kan Anda mengutarakan tentang kondisi emosi Anda sebelumnya itu agak tegang dan lain sebagainya. Kemudian saat ini beberapa hal tertentu itu sudah mampu untuk mengelolanya dengan baik. Kemudian saya mau tanya bisa diceritakan enggak tentang apa e.. proses, tahapan-tahapan perubahan-perubahan dari waktu ke waktu? 58. Baik ini agak sulit karena meditasi tahap.. tahap A menyatakan bahwa meditasi Meditasi merupakan tahap meditasi itu sangat lembut. Kalaupun ada kemajuan merupakan tahap yang sangat yang sangat lembut dan sulit lembut. Sangat lembut. Jadi tahapnya agak sulit. lembut dan sulit untuk diutarakan. untuk diutarakan Tapi apakah yang meditasi lama tahapnya. Tahapnya maksudnya tahun 2000 sedemikian kacau 2002 mulai berubah saya enggak yakin bisa begitu itu seperti fitnesan gitu ya, hari senin hari selasa hari rebo terus Mei Juni Juli seperti apa perkembangannya. Saya pikir kok sulit dilihat. Tapi mungkin 2009 terus 2012 gitu keliatan dari tiga tahun tapi kalo 2009 kaya apa 2010 kaya apa. Kalo kita mengingat-ingat sulit, kecuali difoto kalo badan difoto kelihatan. Tapi kalo untuk meditasi agak sulit. 59. Dan mungkin kemajuannya tidak harus linear. A menyatakan bahwa meditasi Meditasi merupakan proses Bagus bagus, lembut lembut maju maju terus. merupakan proses yang dinamis yang dinamis Mungkin maju-maju turun kena masalah turun kena masalah turun terus, mempertanyakan meditasi itu sendiri terus blas nggak mau meditasi. Tapi kebentur-bentur terus akhirnya nggak ada cara lain ini hanya ini yang belum saya coba. Cari duit bisa, dicoba dapat duit. Dibandingkan 10 tahun lalu yang apa 15 tahun lalu yang kuliah sama sekali enggak
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
punya duit kalo makan aja dulu enggak berani minum es teh minumnya air putih. Sekarang makan apapun untuk ukuran di Jogja ini saya bisa makan ya. Mau tiap hari juga boleh, berdua bayari pacar saya juga mampu. Toh kebahagiaan secara finansial sama aja atau malah dulu lebih nggak mikir. Jadi kalo ngomong perkembangannya sulit. Tapi kalo yang perkembangannya seperti itu Anda yang perkembangannya linear atau naik turun? A mengalami perkembangan yang 60. Oh naik turun, naik turun. naik turun dalam bermeditasi 61. Jadi ada masalah saya sangat kecewa pada diri saya. A merasa tidak ada cara lain Walaupun itu terjadi di awal. Mungkin semua orang untuk menghadapi permasalahan begitu, setelah agak tanda kutip matang atau yang dimiliki selain meditasi diterjemahkan setelah putus asa dengan semua hal yang lain baru tidak lagi mempertanyakan meditasi atau metodenya tapi mempertanyakan kualitas kita sendiri. 62. Tapi dengan begitu kita tau waduh memang habit A menjadi tahu habit yang jelek, saya ini jelek sekali ya, saya ini malas sekali otak malas, dan otak yang bebal pada ini bebal sekali sudah diberi asupan nutrisi buku- dirinya melalui proses meditasi buku atau pemikiran-pemikiran merenung udah mentok udah selesai secara logika, oke setuju? Setuju. Ini tetep aja bebal, dia melakukan hal yang semestinya tidak dilakukan, tidak terkontrol. Oh ya, yang Anda rasakan matang itu saat apa?
Perkembangan yang naik turun dalam bermeditasi Meditasi merupakan satusatunya cara menghadapi masalah
Mengetahui keburukan pada diri
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63.
Matang itu sama dengan desperate akan semua hal. Setelah putus asa akan semua cara, Yakin akan meditasi Membentur lantai sangat keras baru dia tidak akan A menjadi yakin sekali bahwa mempertanyakan lagi, tidak ada hal lain yang meditasi adalah solusi yang cocok dikerjakan tidak ada solusi lain yang suitable. Sebenarnya solusi lain itu maksudnya.. ahh kalo gini caranya makan aja yang enak yang mahal-mahal supaya happy. Pulang mahal sekali ya tadi.. atau nonton aja yang banyak di 21 yang main apa aja itu Batman, Spiderman, Total Recall, terus apa... 5 theathre kita atur aja jadwalnya abis ini ini. Lima kali 25 125 ribu okelah saya punya duit bayar saja. Setelah itu yo bosen nonton film kedua ketiga ya ngantuk-ngantuk .. tapi tiketnya masih ada.. Malah bingung... malah mau tak tukar nggak boleh malah padu.. misalnya gitu. Setelah semua hal yang dilakukan untuk mengalihkan masalah membuat pikiran saya lebih tenang atau lebih happy tidak ada lagi, membentur lantai berusaha kekanan membentur dinding udah nggak ada lagi... itu tadi yang tak sebut matang.. kata saya matang tak tanda kutip... meditasi-meditasi ohh begitu... jatuh-jatuh.. ini aja. Setelah faithnya sangat penuh, faith saya sangat tinggi udah hanya ini dan hanya ini. Itu kira-kira jatuhnya pas kapan? Maksudnya dari awal meditasi sampai sekarang itu ditengah-tengah atau berapa kali jatuh ? 64. Berkali-kali, kadang otak ini saya bilang bebal, Sebelum rutin bermeditasi, A Sering enggan bermeditasi jatuh-jatuh masih mempertanyakan. Nggak latihan- sering mengalami keengganan dan mempertanyakan nggak latihan saya ngurusi yang lainnya aja lebih untuk bermeditasi dan meditasi penting nanti bentur lagi. Saya juga mengalami mempertanyakan meditasi suatu titik... ya perjalanan saya nggak satu titik satu titik gitu.. Jadi meditasi pun, saya tidak langsung
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
satu titik mengalami pencerahan yang meledak maksudnya tidak seperti itu. Tapi maksudnya sewaktu meditasi wah ini jawabannya cuma meditasi maksudnya bukan pencerahan, tetapi hanya sekedar ngerti harus meditasi. Ya meditasilah... itupun masih larut-larut nggak lagi-nggak lagi suatu saat meditasi, nggak lagi-lagi. Nah saya hanya bilang titik desperatenya mencapai titik jenuh sampai sekarang saya bisa melakukannya lagi. Titik jenuh itu tercapai karena pemanasan yang lama. Oh ya, mau tanya apa namanya? tadi kan Anda menyatakan bahwa punya beberapa cara untuk mengatasi masalah itu, nah itu kirakira muncul dari karena meditasi atau dari pengetahuan baca buku atau apa? Metodenya? Ya tadi kan ada beberapa.. 65. Huatou, terus saya ganti suara, kebanyakan dari A memiliki metode yang efektif Metode yang ada efektif dan buku.. Kebanyakan intelektual bacaan hanya e.. dan cocok cocok terbuktinya bisa kita praktekkan di meditasi. Terbukti keefektifannya dan kecocokannya dengan saya. Jadi intinya meditasi mendukung metode-metode itu ya? 66. Ya jadi, kebanyakan datangnya pengetahuan diberi Praktek meditasi mendukung Meditasi mendukung tau orang atau baca buku. Atau ret-ret kita keefektifan metode yang dipelajari keefektifan metode yang diberitahu metode, kita praktekkan di ret-ret. Bahkan A dipelajari diluar ret-ret/meditasi. Misalnya saya lumayan cocok dengan Huatou. Saya melihat keefektifannya sangat tinggi kalo Huatou dibandingkan e.. perhatian ke nafas; di luar meditasi. jadi, misalnya ada masalah terus saya tenang. Nafas masuk nafas keluar. 67. Untuk masalah sehari-hari misalnya begini ada A menggunakan metode meditasi Meditasi untuk menyadari orang ngawur; tenang. Itu nggak seefektif kalo siapa yang dimiliki untuk menyadari hakikat suatu hal yang ini yang marah siapa yang bilang ini perlu marah? tentang hakikat suatu masalah dihadapi
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Itu pikiran occupied sekali. Kita bisa marah karena yang ia hadapi berpikir. Nah kalo pikiran itu hanya bisa memproses satu pikiran pada satu saat dan dia memproses. Huatou dan dia tidak akan memproses kemarahan ini. Kalo ada kemarahan, siapa yang mempersepsi kemarahan menangkap kemarahan saya menterjemahankan kemarahan jadi kemarahan. Sebenarnya kemarahan ini nggak usah diurusi, repot. Jadi dari yang saya tangkap itu, Anda merasa dengan meditasi ini itu ya membawa perubahan pada pengaturan emosi, kemudian cara mengatasi masalahnya. Kemudian yang ingin saya tanyakan lagi apa yang Anda rasakan setelah bermeditasi berapa lama. Selama ini ada nggak manfaat bagi kondisi emosi Anda? Apa yang dirasakan setelah sering bermeditasi? 68. Sekali lagi ya.. secara sugesti saya lebih pede, itu Setelah bermeditasi, A merasa Percaya diri dalam arti yang positif. Pede kalo ada masalah saya lebih percaya diri dalam bisa bilang nggak akan terlalu membuat saya menghadapi masalah kelimpungan. Walaupun itu membuat saya kelimpungan. Karena saya tau terjadinya masalah bla-bla... secara intelektual 69. tapi ada juga bahayanya yaitu saya bisa merasa saya A merasa ada hal negatif yang Rasa lebih baik dan lebih lebih baik dari orang-orang itu. Misalnya ada orang muncul dalam dirinya setelah rutin tahu daripada orang lain bilang duh e...ujian dapat D seharian dia murung bermeditasi, yaitu merasa lebih saya bisa menasehati dia sambil mencibir haha... baik dan lebih tahu daripada orang mencibir kamu kena masalah begitu aja udah lain kelimpungan. Kamu enggak melihat sisi lain untuk melihat itu ya. Ketika saya bisa ngomong yang kamu praktekkan itu apa trus apa dimana sisi solidnya masalah itu, trus itu mungkin karena kemelakatanmu dan sebagainya. Saya nggak diminta jadi tukang kotbah jalanan hahaha..
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70.
Jadi secara sugesti saya jelas lebih pede.. Saya Dulu A mudah marah berusaha terapkan di banyak hal. Saya akui yang keluar memang beda, reaksi yang keluar memang beda. Dulu kalo ada orang yang mempertanyakan jalannya sistem yang saya buat, leadership yang saya buat, saya bisa marah-marah, saya bisa konfrontasi on the spot. Saya bisa pecat lalu dulu saya nggak terlalu banyak pikiran. 71. Saya akui reaksi yang keluar berbeda tapi yang di Setelah rutin bermeditasi, A masih dalam masih sama walaupun konfontasi sudah merasakan amarah dalam dirinya terjadi. Ini hal buruk yang saya konfontasi. saat menghadapi masalah 72. Kalo dulu secara linear buruk, keluar secara linear A saat ini mampu solid begini. Kalau ada ini saya harus sedih seakan- mengkonfrontasi hal-hal yang akan refleksnya. Misalnya kan ibu saya sakit keras, buruk yang terdapat dalam dirinya kalo ibu saya sakit saya harus sedih bahkan seharihari setelah saya weekend saya nengokin, senin saya kembali pun saya harus sedih. Seakan-akan ada script di otak saya saya harus sedih. Pada saat saya mau ketawa tiba-tiba ibumu sakit kok kamu ketawaketawa. Diajak nonton, ibumu sakit kok kamu nonton gitu ya..... itu dulu nggak terkonfrontasi, itu dulu lewat..Sekarang ada konfontasi, ada counterpointnya. Apakah dengan meditasi ini Anda merasakan happy, ketenangan? 73. Haha... ya.. begini dalam yang disebut bermeditasi Dalam bermeditasi, A merasa adalah sitting. Meditasi formalnya pas duduk sering tidak betah dan menderita kali kalo kita bilang ketenangan kita bisa kecewa dalam hal wong kadang kalo kita duduk meditasi kita nggak betah, merasa menderita. Kemaren Koh Beng-Beng ketemu Bhante Municaro... Bhante saya
Larut dalam amarah
Larut dalam amarah
Mengkonfrontasi pemikiran yang salah
Merasa tidak betah dan menderita dalam bermeditasi
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mau tanya, situasinya semiformal di Mendut. Katanya meditasi nggak menderita, ini saya barusan meditasi menderita, sakit, ngantuk. 74.
75.
Jadi meditasi dapat melihat habit saya, duduk nggak betah, gampang menyerah. Saya begitulah orangnya, kalo nggak betah ya udah yang ini nggak usah aja atau ini jam saya pasti rusak atau kalo bel ini mesti front office saya lupa ngebel masa lama sekali disini. Saya ya kaya gitulah orangnya tidak yakin dan tidak percaya sama eksternal thing bahwa itu akan berjalan dengan baik. Atau tidak percaya sama feature yang akan terjadi. Saya punya kegelisahan dan ketidakpercayaan diri Jadi meditasi yang mana yang membuat tenang, kalo meditasi yang formal pada prosesnya waktu kita duduk bisa. Jadi walaupun ada beberapa sesi nggak banyak. Atau pas meditasi wah ini enak ni ini tenang. Ada beberapa kali thing...cepet sekali ya... Jadi tadi tenang hanya mungkin setelah bermeditasi lama. Misalnya ibu saya sakit saya bisa apa? Tiap weekend saya nengokin saya berusaha buat yang usefull buat dia. Kalo senin saya bisa apa? Ya terus saya memikirkan kalo saya glooming itu nggak membantu, saya nggak membantu lingkungan saya. Ini terjadi secara intelektual yang saya dapat dari meditasi. dan secara yang lebih dalam dari segi ekperiensial saya dapat dari meditasi karena ya nggak usah gloomy lah. Ibu disana saya disini
A dapat mengetahui habitnya yang Mengetahui keburukan pada gelisah dan tidak percaya akan diri diri serta hal di luar dirinya
Saat sadar A tidak terbawa emosi
Saat sadar tidak terbawa emosi
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
saatnya happy-happy itulah intelektualnya, tapi kalo mindfulnessnya nggak bagus nggak bisa guide to the present moment nggak usah disuruh gloomy ya gloomy sendiri. Tapi kalo saya lepas happy sekali. Nanti kalo saat melakukan sesuatu saya lakukan yang terbaik. Jadi Anda merasa kalo lebih relaks daripada dulu? 76. Lebih relaks lah... A kini merasa lebih relaks Relaks daripada dulu E.. Kemudian apakah Anda juga merasakan manfaat meditasi bagi fisik Anda? 77. Ya fisik ya? E... terus terang kalo fisik... saya kurang A kurang memperhatikan Kurang memperhatikan perhatikan. Karena kalo secara intelektual ditanya ya perubahan fisik yang disebabkan perubahan fisik iya misalnya saya tadi lebih tidak stres harusnya oleh rutinitasnya bermeditasi saya ya kerusakan sel-selnya mungkin tidak secepat orang yang stres. Tapi karena saya tau meditasi pertama kali yang sangat imediate yang dilakukan adalah mengelola pikiran batin walaupun batin dan fisik sangat berhubungan erat. Batinnya enak aja duduknya lain. Ya saya tau persis itu cuman fisik saya dari sudah lama meditasi fisik saya tidak saya perhatikan.. ehmm fokus saya tidak disitu. 78.
79.
Kalo meditasi ya supaya tenang, yang keluar secara eksternal lebih bagus dan buat environtment saya bisa bermanfaat, mendapatkan teman kerja yang tenang, murah senyum minimal itu Tapi kadang-kadang saya mengecewakan mereka dan diri saya.
Tujuan meditasi A agar Kehidupan yang tenang dan kehidupannya tenang dan nyaman nyaman
A terkadang merasa Rasa mengecewakan diri mengecewakan dirinya dan orang dan orang lain lain
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80.
Saya punya alat tensi yang digital. Saya tensi A menyatakan bahwa pikiran Pikiran berkaitan erat kadang-kadang tinggi, mungkin salah makan atau berkaitan erat dengan fisik dengan fisik siang-siang saya sedang buru-buru. Pas saya istirahat tensi aja.... tinggi. Ya sebenarnya pikiran erat. Tapi satu saya nggak fokus kesana, kedua kalo kontrolnya nggak bagus juga e.. nggak bisa serta merta berefek dengan bagus Pertanyaan paling akhir.... tadi yang Anda katakan yang membuat Anda rutin berlatih meditasi kan tidak ada cara lain lagi selain meditasi...apa yang membuat Anda bisa mengatakan demikian? 81. Pertama yang membuat saya meditasi terus adalah Yang membuat A rutin Bermeditasi untuk datang dari dukkha; penderitaan. Karena ada bermeditasi adalah untuk mengatasi penderitaan penderitaan saya berusaha untuk mencari untuk mengatasi penderitaan karena mengatasinya dan tidak ada cara lain. Karena baik tidak ada cara yang lain. secara intelektual maupun secara eksperiensial semua hal itu saya lihat, saya telaah pikir secara intelektual, saya bentur-benturkan sendiri, saya liat dari berbagai sisi. Misalnya uang secara instingtif intuitif orang akan berpikir uang. Safety itu datang dari uang. Maksudnya uang sebelum happiness. Secara intuitif saya juga begitu. Nekk ngono Aburizal Bakrie orang paling bahagia di Indonesia karena uangnya paling banyak. Enggak juga, seharihari dia berpolitik, sama Jusuf Kalla sekarang bermasalah, terus dia manuver begini begitu. Trus opo lagi, ketenaran saya juga nggak pengen. Secara intuitif saya juga nggak pengen. Kita liat artis-artis, artis korea banyak yang bunuh diri. Trus apalagi kepandaian, ambil s2 s3 banyak orang kuliah stress di Singapore bunuh diri melompat dari apartemen. Ini yang ke orang lain. Punyaku sendiri apa lagi, duit
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kan dibandingkan 15 taun lalu berapa kali lipat securenya, kestabilannya berapa kali lipat, sekarang terus opo lagi. Teman dibanding dulu ama sekarang temanmu banyak. Semakin kita dekat dengan teman malah padu.. apalagi .. Jadi apalagi-apalagi. Menurutku kalo kamu punya ini selesai apa ya? uang nggak mobil apa lagi? Pacar apalagi apalagi. Nggak ada. Akhirnya kembali ke apalagi-apalagi kamu liat ke arah yang salah. Kamu liat ke arah dalam, wong ini persepsi mu okk.. makan.. apalagi makan? Apa menurutmu enak? Secara intelektual aku mentoknya begitu. Sudah habis tuntas apalagi? Nggak ada lagi, ya sudah. Hidup ini nggak happy apa lagi? Kalo pikiranku dengan cara bisnis.. invest satu jam dapat sekian persen ketenangan oohh nggak jadi. Ya rileks-rileks.. tiap sit itu ya beda...
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Meaning Unit-meaning unit Subjek A 1. Meditasi satu kali sehari 2. Meditasi satu jam 3. Saat weekend kadang tidak melakukan meditasi 4. Bermeditasi saat pekerjaan senggang 5. Meditasi di malam hari 6. Bermeditasi saat pekerjaan senggang 7. Mencapai pencerahan 8. Mampu mengatasi masalah 9. Rasa senang 10. Pola pikir yang benar 11. Rasa senang 12. Meditasi baru dapat menyelesaikan permasalahan yang kecil 13. Rasa malu 14. Amarah berkurang 15. Rasa malu 16. Larut dalam amarah 17. Rasa malu 18. Mempertanyakan kualitas meditasi
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19. Pikiran bahwa dirinya tidak benar dan egois 20. Value diri 21. Larut dalam amarah 22. Rasa terganggu dan terbebani 23. Menyingkirkan pemikiran yang mengganggu 24. Berpikir dengan sudut lain 25. Rasa sulit 26. Larut dalam kekhawatiran 27. Rasa kecewa 28. Meditasi dengan pamrih berkualitas buruk 29. Bermeditasi saat amarah muncul 30. Meditasi yang dilakukan buruk 31. Larut dalam amarah 32. Pola pikir yang benar 33. Rasa senang 34. Menyadari hakikat pikiran 35. Larut dalam amarah 36. Tidak bereaksi negatif bila kesadaran baik 37. Cepat menyalahkan 38. Melihat pikiran setelah menyalahkan
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39. Larut dalam kekhawatiran 40. Menyadari hakikat pikiran 41. Meditasi dapat dilakukan siapapun 42. Tingkat meditasi yang intelektual 43. Keefektifan meditasi tergantung dari praktek meditasi 44. Menilai diri sebagai meditator yang buruk 45. Rasa kecewa akan meditasi yang telah dilakukan 46. Berpikir lebih sederhana 47. Meditasi baru dapat mengatasi masalah-masalah kecil 48. Mengkonfrontasi pemikiran yang salah 49. Praktek meditasi menunjang intelektual yang dimiliki 50. Percaya diri 51. Keinginan mengatur hal di luar diri 52. Pola pikir yang benar 53. Kunci dalam menyelesaikan masalah adalah besarnya masalah, ketenangan, dan praktek dari meditasi 54. Mengkonfrontasi pemikiran yang salah 55. Menyadari hakikat pikiran 56. Memiliki banyak masalah 57. Memiliki pemikiran yang berbeda 58. Meditasi merupakan tahap yang sangat lembut dan sulit untuk diutarakan
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59. Meditasi merupakan proses yang dinamis 60. Perkembangan yang naik turun dalam bermeditasi 61. Meditasi merupakan satu-satunya cara menghadapi masalah 62. Mengetahui keburukan pada diri 63. Yakin akan meditasi 64. Sering enggan bermeditasi dan mempertanyakan meditasi 65. Metode yang ada efektif dan cocok 66. Meditasi mendukung keefektifan metode yang dipelajari 67. Meditasi untuk menyadari hakikat suatu hal yang dihadapi 68. Percaya diri 69. Rasa lebih baik dan lebih tahu daripada orang lain 70. Larut dalam amarah 71. Larut dalam amarah 72. Mengkonfrontasi pemikiran yang salah 73. Merasa tidak betah dan menderita dalam bermeditasi 74. Mengetahui keburukan pada diri 75. Saat sadar tidak terbawa emosi 76. Relaks 77. Kurang memperhatikan perubahan fisik 78. Kehidupan yang tenang dan nyaman
114
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79. Rasa mengecewakan diri dan orang lain 80. Pikiran berkaitan erat dengan fisik 81. Bermeditasi untuk mengatasi penderitaan
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 4. Meaning Unit-meaning unit A yang Tereliminasi 1. Meditasi satu kali sehari 2. Meditasi satu jam 3. Saat weekend kadang tidak melakukan meditasi 4. Bermeditasi saat pekerjaan senggang 5. Meditasi di malam hari 6. Bermeditasi saat pekerjaan senggang 7. Mencapai pencerahan 8. Mampu mengatasi masalah 9. Rasa senang 11. Rasa senang 12. Meditasi baru dapat menyelesaikan permasalahan yang kecil 18. Mempertanyakan kualitas meditasi 20. Value diri 23. Menyingkirkan pemikiran yang mengganggu 25. Rasa sulit 28. Meditasi dengan pamrih berkualitas buruk 29. Bermeditasi saat amarah muncul 30. Meditasi yang dilakukan buruk 33. Rasa senang
116
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36. Tidak bereaksi negatif bila kesadaran baik 41. Meditasi dapat dilakukan siapapun 42. Tingkat meditasi yang intelektual 43. Keefektifan meditasi tergantung dari praktek meditasi 45. Rasa kecewa akan meditasi yang telah dilakukan 47. Meditasi baru dapat mengatasi masalah-masalah kecil 49. Praktek meditasi menunjang intelektual yang dimiliki 53. Kunci dalam menyelesaikan masalah adalah besarnya masalah, ketenangan, dan praktek dari meditasi 56. Memiliki banyak masalah 57. Memiliki pemikiran yang berbeda 58. Meditasi merupakan tahap yang sangat lembut dan sulit untuk diutarakan 59. Meditasi merupakan proses yang dinamis 60. Perkembangan yang naik turun dalam bermeditasi 61. Meditasi merupakan satu-satunya cara menghadapi masalah 63. Yakin akan meditasi 64. Sering enggan bermeditasi dan mempertanyakan meditasi 65. Metode yang ada efektif dan cocok 66. Meditasi mendukung keefektifan metode yang dipelajari 67. Meditasi untuk menyadari hakikat suatu hal yang dihadapi 69. Rasa lebih baik dan lebih tahu daripada orang lain
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73. Merasa tidak betah dan menderita dalam bermeditasi 77. Kurang memperhatikan perubahan fisik 78. Kehidupan yang tenang dan nyaman 79. Rasa mengecewakan diri dan orang lain 80. Pikiran berkaitan erat dengan fisik 81. Bermeditasi untuk mengatasi penderitaan
118
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5. Tabel Tema-tema Subjek A Tema TU1 Kesulitan dalam Meregulasi Emosi TS1.1. Larut dalam amarah TS1.2. Keinginan mengatur hal di luar diri TU2 Peningkatan awareness TS2.1. Menyadari hakikat pikiran TU3 Pemahaman Positif TS3.1. Pola pikir yang benar TS3.2. Mengetahui keburukan pada diri TU4 Reaksi Pikiran Positif TS4.1. Berpikir dengan sudut lain TS4.2. Melihat pikiran setelah menyalahkan TS4.3. Berpikir lebih sederhana TS4.4. Mengkonfrontasi pemikiran yang salah TU5 Reaksi Pikiran Negatif TS5.1. Pikiran bahwa dirinya tidak benar dan egois TS5.2. Cepat menyalahkan TS5.3. Menilai diri sebagai meditator yang buruk TU6 Reaksi Emosi Negatif TS6.1. Rasa malu
Meaning Unit
Kata Kunci
70.4-8 (nomor 70, baris ke 4-8) 51.1-4
„marah-marah‟ „sulit ya mengatur‟
34.1-6; 40.1-10; 55.1-10
‘nggak sesolid’; „persepsi „pemikiran ini adalah kalimat‟
10.1-9; 32.1-2; 52.1-9
„right view‟; „lihat ke dalam‟; ‘pikiran itu sendiri’ „memang habit saya‟; ‘melihat habit saya’
62.1-7; 74.1-10
24.1-8 38.1-5
„sudut yang lain‟ „kita berpikir‟
46.2-11 48.3-7; 54.6-13; 72.7-12
„lebih simpel‟ „konfrontasi‟; ‘siapa „konfrontasi‟
19.3-7
„ngawur, sangat egois‟
37.1-6 44.1-3
„nyalahkan‟ „bad practisioner‟
13.1-3; 15.1-2; 17.1-4;
„malu‟
yang
pikiran‟;
nyebelin’;
119
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TS6.2. Larut dalam amarah TS6.3. Rasa terganggu dan terbebani TS6.4. Rasa kecewa TS6.5. Larut dalam kekhawatiran TU7 Emosi Positif TS7.1. Amarah berkurang TS7.2. Percaya diri TS7.3. Relaks
22.4-8 27.1-4 26.1-5; 39.16-22
‘marah’; „pecat‟; „sesaknya di dada‟;‟di dalam masih sama‟ „sangat terganggu‟ „sangat kecewa‟ „gusar‟; ‘langsung berpikir panjang’
14.2-4 50.1-3; 68.1-4 76.1
„jarang marah-marah‟ „lebih tenang‟; ‘lebih pede’ „relaks‟
16.5-10; 21.2-15; 31.1-4; 35.1-2; 71.1-3
Keterangan : TU : Tema Umum TS : Tema Spesifik
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Verbatim Wawancara Kedua Mindfulness 27 AGUSTUS 2012 Mea ning Unit
Data
Interpretasi
Transformasi
Yang pertama ingin saya tanyakan itu, apakah dapat menceritakan rutinitas meditasi Bapak? Perharinya mungkin berapa kali, berapa lama tiap kali meditasi? 1. Saya ya kadang-kadang masih bolong tapi yang saya Bcukup rutin bermeditasi setiap Cukup rutin bermeditasi plankan itu dan kadang-kadang bolong, kadang- hari setiap hari kadang enggak. 2. Itu.. pagi, abis lari-lari tu kira-kira jam.. jam 9an jam B biasa melakukan meditasi Biasa bermeditasi 30 menit setengah 10, setengah jam cuma. sekitar 30 menit pada pagi hari pada pagi hari 3. Terus yang sorenya... saya malem biasanya, setelah B terkadang melakukan meditasi Terkadang bermeditasi pada maghrib itu. Jadi jam 7 itu sampe jam setengah di malam hari malam hari lapan. Tapi jarang saya lakukan; kadang-kadang, tapi yang pagi biasanya Yang kadang membuat jarang itu apa Pak? Kalo boleh tau..... 4. Ya, kalo saya kan pagi masih bisa selo. Lah siang itu B tidak bermeditasi bila memiliki Tidak bermeditasi jika mulai padet, trus lek sore gini kadang-kadang masih jadwal yang padat jadwal padat ada ketemu orang dan sebagainya.Jadi kalo pas sibuk dengan itu ya nggak bisa. Pertanyaan selanjutnya, Jika boleh tahu Pak yang membuat Bapak rutin; cukup rutin bermeditasi itu apa Pak? 5. Saya juga nggak begitu... B mengutarakan bahwa dirinya Tidak rutin bermeditasi tidak rutin bermeditasi 6. karena ya sebenarnya ya kalo kata kuncinya ya B bermeditasi untuk mencari Mencari ketenangan mencari ketenangan. ketenangan 7. Padahal ketenangan sendiri kan juga pada saat B merasa tenang saat bermeditasi Rasa tenang meditasi merasa tenang. Tapi begitu selesai ya ada gejolak lagi. Biasanya sering lewat..
121
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8.
Saya kan bukan dari Buddhis ya.. Jadi saya B merasa cocok dengan meditasi Cocok dengan meditasi tertariknya karena falsafah dan filsafatnya itu sangat sebagai jalan mengatasi mengena di pikiran saya, jadi memang inilah jalan permasalahan kehidupan satu-satunya untukberlindung dari hiruk pikuk kehidupan. 9. Jadi saya cuman... sebenarnya mungkin dalam B bermeditasi agar dalam kondisi Bermeditasi untuk sadar, tahapan tertentu memang sebenarnya harus pada saat sadar, sehingga tidak terlena sehingga tidak berbuat salah ini. Mungkin pada saat seperti ini harus.. harus dengan sesuatu yang membuatnya sadar; aware terus.. Nah, tapi saya merasakan bahwa salah ini memang kalo saya keluar sedikit dari kondisi yang melenakan tadi, ya saya sudah pasti akan bisa salah. Tapi idealnya saya selalu harus disitu, di.... di.. disadar tadi. Itu yang menimbulkan saya jadi selalu harus meditasi. Kemudian yang selanjutnya...Bapak kira-kira sudah berapa lama melatih meditasi? 10. Saya kenal sejak Juni 2010. Jadi ya dua tahunan B sudah bermeditasi sekitar dua Dua tahun bermeditasi tahun Dua tahun ya Pak ya?.. Kemudian dari sekitar dua tahun itu Pak, apakah Bapak sudah merasakan apa ya? Manfaat atau perubahan dalam diri Bapak? BanyakBanyak ya? Yang pertama kalo dari fisik apakah ada perubahan Pak?....Maksudnya fisik, gimana? Ya mungkin lebih bugar atau kaya lebih enteng nafasnya atau apa? 11. Kalo itu saya pikir.... napas ya? Enggak- B merasa meditasi bermanfaat Bermanfaat bagi pikiran enggak..napas ya masih biasa. Yang jelas dari sisi bagi pikiran pikiranlah 12. sama e... ini lho apa namanya? Trauma masa lalulah. Meditasi telah mengatasi trauma Trauma teratasi Itu bisa terkikis pelan-pelan. Ya kita kan kadang- masa lalu B kadang ada satu peristiwa yang sangat menyakitkan di masa lalu dan sebagainya itu menjadi lebih imbang lah... Jika boleh tau traumanya itu seperti apa Pak, yang Bapak alami itu?
122
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13.
Ya banyak, di pekerjaan di apa...Jadi kalo kita B terkadang dicengkram oleh mengeling...settgitu..kadang-kadang ditarik ingatan. traumanya Selalu ada energi yang menyerap, masuk ke dalam emosi yang tertinggal. 14. Dengan sekarang ini kita mengingat yo jelas ingat, Kini B sudah tidak terhanyut akan tapi emosinya lama-lama sudah ilang. Yang saya emosi negatif akan trauma rasakan itu yang paling besar manfaatnya. Emosi itu sampe.. ada yang inget ya ada, tapi sudah enggak ada tarikan emosi negatif untuk itu. Kalo dulu emosi negatifnya seperti apa Pak, kalo inget trauma-trauma itu? 15. Ya kadang-kadang sampe..sampe..ya kadang kalo B merasa berat bila traumanya lagi mikir, kalo udah mikir ni sampe nafas ni muncul tersengal gitu. Kemudian ada yang lain Pak, selain nafas tersengal itu? 16. Ya pikiran jadi kacau. Pikiran B menjadi kacau bila traumanya muncul 17. Jadi mangkel apa gitu. Mangkel-mangkel sendiri B merasa kesal bila traumanya nggak ada apa-apa, nggak ada ujan, nggak ada angin muncul itu langsung mangkel sendiri. Mangkel, rasane pengen... ya pokoknya intinya sering keluar, tapi kan kondisinya nggak bisa.. ingatan yang selalu tersimpan.... Kemudian kalo untuk kondisi saat ini, yang Bapak rasakan kondisi emosi Bapak bagaimana untuk bermeditasi? 18. Ehm.. ya intinya ya... walaupun belum semua Kini B merasa lebih baik memuaskan saya, dalam artian sesuai dengan idealnya. Tapi paling enggak sudah lebih baik lah. 19. Lebih bisa berpikir jernih.. Kini B dapat berpikir jernih 20. dan intinya pokoknya lebih tenang. Kini B merasa lebih tenang
Terbawa emosi
Emosi lebih stabil
Rasa berat
Pikiran yang kacau Rasa kesal
saat ini setelah rutin, apa ya? Rasa baik
Menyadari hakikat pikiran Rasa tenang
123
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Selain lebih tenang, mungkin Bapak merasakan apa Pak? Senang atau damai atau lebih gimana Pak? 21. saya ndak merasakan senang yang meletup- B merasakan kelegaan Rasa lega letup...malah enggak..seneng yang; bahagia yang intine lega. Bukan suatu hal yang meletus kaya dapat lotere; nggak. Atau apalah, disko yang ngejreng-ngejreng itu nggak...Misalnya cinta diterima....Itu lebih legalah, ya itu yang saya maksudkan Oh ya Pak untuk saat ini apakah Bapak apa ya? memiliki masalah Pak? Masalah dalam kehidupan? Pasti...pasti ada, kira-kira bisa diceritakan Pak seperti apa? 22. Ya...pekerjaan yang belum sesuai yang kita Saat ini B memiliki masalah dalam Pekerjaan bermasalah harapkan. Terus orang-orang yang pekerjaannya pekerjaannya sudah selesai; sudah beres, tapi ternyata ada yang nganggep itu belum beres... 23. Ya yang sebenarnya sepele si ya, tapi itu membuat Masalah membuat B merasa tidak Larut dalam kekhawatiran kita jadi nggak tenang. Dan sebenarnya memang tenang hidup tu seperti itu. Lalu dari... ya menurut saya ya yang impermanent lah ya yang selalu naik-turun naik-turun. Nah, kita memahami itu lho, bahwa jelas itu pasti tidak tenang, kita tidak tenang... 24. tapi kan memahami bahwa kehidupan itu ya seperti B memahami bahwa kehidupan ini Memahami kehidupan itu impermanent, unreliable, tidak bisa diandalkan. tidak permanen dan tidak dapat Ya seperti itu, ya kita cumankalo sudah gitu ya kita diandalkan masuk ke dalam arti...
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25.
Ya senyuman itu akan membikin jadi lebih Kini B dapat menerima Menerima menerima. Menerima dengan kehadiran mereka- permasalahan yang dihadapinya mereka itu. Kita nggak menolak, kita nggak apa. Jadi kemampuan untuk itu yang kalo kita lawan jelas nggak sembuh lagi... kita lawan lagi ya wes pasti gelut mbek itu lagi, kita masuk... ya kita lawan juga nggak, pokoknya kita persilahkan mereka.. 26. Nah memahami kondisi inilah yang masalah- B dapat lebih memahami Memahami kehidupan masalah begitu banyak bangetlah, tapi ya harus kita kehidupan ini pahami. Ya itulah yang menjadikan saya lebih... belum pernah saya merasakan yang seperti ini di luar. Jadi kemampuan-kemampuan selain bermeditasi dengan teknik metode tertentu tadi, kita juga memahami kerja dari dunia yang kita tinggali ini. 27. Menerima, jadi itu lebih sangat apa ya? Surprise B merasa terkejut akan metode Rasa terkejut akan metode buat saya.. menerima masalah menerima Jadi yang saya tangkap disini bahwa apa ya? Dengan meditasi Bapak lebih dapat menerima permasalahan yang ada ya Pak? 28. E...jadi kita dari sisi intelektualnya sendiri kitakan B menyatakan bahwa sebelum Pemahaman benar akan artinya harus menerima. Secara tingkatan bukan bermeditasi, hendaknya dibekali kenyataan kehidupan adalah intelektual, memahami ya dan mengalami. Yang dengan pemahaman yang benar bekal bermeditasi mengalami ini prosesnya di meditasi, tapi kita juga akan kenyataan kehidupan harus memahami dulukan?Kalo kita tau-tau langsung dek gitu kan kita-kadang-kadang masih ngronjal-ngronjal karena kita nggak paham dengan apa to ini meneng kon ngopo. Orang nggak tau apaapa yang istilahnya mungkin belum tau asam garam kehidupan yang lebih. Terlalu banyak pengharapan terhadap dunia ini. Yang nanti disuruh diem memperhatikan nafas kan kadang-kadang berontak.
125
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tapi kalo kita sudah memahami kenyataannya. Pernah kita jatuh bangun di kehidupan, terus kita justru belajar dari kehidupan. Kehidupan itu seperti ini. Nah itu baru kita masuk meditasi. Meditasi itupun dalam arti mengalami tadi lho. Dalam tingkatan pengalaman itu kita bisa memahami apa yang kita pahami. Oalah gini, itu lebih sisi yang empirisnya. Oh ya Pak untuk saat ini kalo apa ya? Ada suatu permasalahan tertentu bagaimanakah, apa ya? Mengelola emosi Pak? Cara Bapak mengelola emosi seperti apa gitu? 29. Ya, saya.. kedatangannya tidak ditolak, menolaki B menerima emosi yang muncul Menerima 30. dan juga melekati semua hal yang kalo bisa idealnya B menyadari emosi-emosi yang Menyadari hakikat emosi seperti itu. Saya nggak akan menolaki mereka. muncul Marah ya inilah yang rasanya marah, ya inilah rasanya benci ato mungkin inilah rasanya saya tenang. Saya tidak terlalu larut ke dalam, tidak akan larut ke dalam dan juga tidak menolaki mereka dan itu akan menjadi... nek menurut Pak Agus ama saya kemaren waktu saya ngomong... melayu.. mereka menjadi layu. Nah itulah yang hendak saya... mungkin jawabannya gitu. Jadi yang saya tangkap itu? Apa ya? Untuk saat ini dengan meditasi Bapak dapat lebih mengelola emosi dengan baik yaitu dengan menerima kehadiran permasalahan ya Pak? Kalo boleh tau juga dulu bagaimana Pak kalo mengelola emosi jika ada suatu permasalahan yang muncul? 31. Ya saya ikuti atau mungkin saya tolaki. Dan itu Dulu B selalu mengikuti atau Larut dalam amarah selalu dengan hadirnya aku. Maksud saya aku kok amarah yang muncul dingenekke, aku dendam bek kowe dan akan menjadi larut; berguling-guling dan akan menjadi rekaman yang nggak tau juntrungnya sampe dimana. Tergantung dari kuatnya emosi ini.
126
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Sangat menyakitkan sebenarnya, walaupun B terkadang dapat mindful dan Terkadang mindful dan sebenarnya juga masih. Tapi karena kuatnya kita terkadang dapat larut dalam terkadang larut dalam emosi nggak bisa.. tapi paling enggakeling lah..ada jeda emosinya dalam kehidupan ini..oo.. ada semacam stoppernya gitu. Kadang-kadang inget-inget walaupun sebenarnya kita larut lagi. Jadi kalo dulu ada masalah diikutin aja ya Pak ya? 33. diikuti dan a...ironisnya ditambahi aku tadi, aku kok Dengan adanya keakuan dalam Memahami adanya aku dingenekke, misal gitu marah, aku tambah ketulo- diri B membuat B lebih menderita tulo; tambah sengsara. Dan itu nyabetnya kemanamana....nggaktau kita sudah nggak tau. 34. Nah kita dengan ini ya sudahlah, rasane koyo ngene B merasa metode menerima ini Metode menerima sangat dan itu sangat efektif buat saya sangat efektif. sangat efektif bagi B. efektif Oh ya Pak kalo saya boleh tau permasalahan yang dulu dengan saat ini apakah hampir sama Pak, yang Bapak hadapi? 35. A...a... yang dulu bisa diselesaikan sekarang ini. Kini B merasa permasalahan yang Permasalahan berkurang Dulu-dulunya kan belum selesai-selesai, emosi dulu sudah berkurang masih ada di dalam kita. Sekarang selesai disini, paling enggak mengurangilah... dan itu ya udah enak, maksudnya udah jinaklah. 36. Yang dulu sama sekarang ya sama B memiliki permasalahan yang Permasalahan yang sama sama antara masa kini dan dulu antara masa kini dan lalu 37. Saya pikir kok nggak ada masalah berat dan ringan. B berpikir bahwa tingkat masalah Pola pikir yang benar Yang ada adalah seberapa terlibat kita dalam itu. tergantung dari keterlibatan Semakin kita, walaupun kecil tapi terus kita terlibat seseorang pada masalah tersebut terlalu dalem dan kita terus mengoroki masalah itu ya jadinya lebih besar. Jadi maksud saya ya saya pikir bahwa itu sama.... 32.
127
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38.
tapi kan kita lebih bisa memandang ini. Nek dulu Kini B dapat berpikir jernih dalam Melihat hakikat suatu kan saya terlibat, masalah itu dalam lingkaran saya. memecahkan suatu masalah masalah Sekarang bisa melihat masalah itu, saya di luar. Jadi lebih enaklah mengevaluasi. Penyelesaian secara..secara.. kasat mata. Cara berpikir lebih jernih untuk memecahkan masalah. 39. Dalam tingkatan emosi saya bisa selesaikan dengan Dengan meditasi B dapat Meditasi untuk mengelola meditasi tadi, tapi secara masalah saya bisa melihat mengelola emosi dan berpikir emosi lebih jernih dan saya bisa berpikir untuk lebih jernih dalam menyelesaikan memecahkan masalah emosi itu. masalah Pemecahan masalah seperti apa Pak yang sekarang Bapak miliki gitu Pak? Kan kalo dulu kan mungkin kita larut dalam masalah kita. Jadi kurang jernih dalam melihat masalah. Nah, setelah bapak bermeditasi cukup lama, Bapak mulai merasakan bahwa Bapak lebih dapat mengelola emosi dan dapat berpikir lebih jernih dalam Bapak menyelesaikan suatu masalah. Bisa diceritakan Pak, apa ya? Cara penyelesaianya bagaimana pak? Seperti apa? 40. Aa...ini mungkin saya bagi dua ya. Yang satu ini Kini dalam menyelesaikan Memisahkan berpikir dan berpikir untuk me..memecahkan masalah itu, terus masalah yang ada, B tidak emosi yang kedua mengelola emosi-emosi kita. mencampur aduk antara pikiran dan emosi 41. Biasanya dulu yang saya lakukan adalah campur Dulu B mencampur aduk antara Mencampur aduk antara aduk antara berpikir emosi dan memecahkan berpikir, emosi dan memecahkan berpikir, emosi dan masalah itu. Selalu begitu. Padahal itu sebenarnya masalah memecahkan masalah nggak ada hubungannya dengan masalah itu sendiri to. Mungkin 99% itu emosi, perasaan galau dan sebagainya. Itu kan enggak ada hubungannya. 42. Yang tadi saya masalah dengan impermanent keluar, B menyatakan bahwa emosi Emosi mempengaruhi naik turun naik turun itu, ternyata pikiran kita juga mempengaruhi pikiran pikiran terpengaruh dengan naik turunnya emosi yang 99% ini. 43. Nah kalo kita sudah bisa mengelola ini yang 99 ini, B menyadari emosi terlebih dahulu Menyadari hakikat emosi lebih bisa lebih smoth lebih enak kita akan lebih sebelum berpikir untuk
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
jernih gitu. Jadi saya pikir lebih baik kalo kita menyelesaikan masalah istilahnya udah saat ini saya berpikir idealnya gitu ya.... saya berpikir tentang itu. Tentang apa ya oo ngene-ngene.. ada emosi, ya udah ya saya cuma emosi disini, ya saya disini udah saya perhatikan nafas ya seperti inilah rasanya emosi, lagi berpikir udah ilang sendiri. Ya mungkin keluar masuk keluar masuk, tapi kan saya disini oo seperti itu. Itu lebih berpikir masalah itu yang melibatkan banyak emosi tadi. Saya lebih bisa to the point ke masalah itu daripada seperti dulu itu campur aduk jadi satu dan kadang-kadang yang emosi-emosi ini bener-bener kita percayai. Kita percayai yang akan menyelesaikan masalah terus kita ambil tindakan dari situ gitu lho, sering sekali dulu. Tapi sekarang ya lebih tidak begitu. Nah itulah yang saya maksudkan manfaatnya disitu. Oh ya Pak bisa diceritakan nggak Pak proses yang lebih detail, Bapak kan mengatakan bahwa dalam mengelola emosi dulu apa ya kurang tertata dengan baiklah. Kalo ada kurang suatu hal reaksi saja,kalo sekarang kan udah dapat memahami, kemudian lebih menerima. itu bisa diceritakan nggak pak? Apa ya? Prosesnya itu dari yang dulu masih acak-acakan di awal meditasi perlahanlahan sekarang jadi lebih baik gitu? 44. E.....jadi....ya itu.. e... bentar-bentar....prosesnya Dulu B banyak berharap Banyak berharap ya?..e...apa..ya...emosi kita kan..dulu..dulu...Nah gini-gini e..bedanya begini mungkin nek saya pikir kita hidup idealnya kita nggakusah berharap. Nggak usah ada harapanlah. Jadi dulu tu selalu saya itu berharap mungkin kesalahan saya itu. Saya selalu berharap, misalnya ah nanti ada ini, ada pertolongan ada apalah, nah itu saya percayai. Tapi kenyataannya hidup itu kan nggak seperti itu. 99%
129
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45.
itu nggak seperti yang kita harapkanlah... selalu gitu... ya mungkin ini terlalu ekstrim lah.. ato 80 ato berapa lah. Lebih banyak yang tidak kita inginkan yang terjadi daripada yang kita inginkan terjadi. Dan kita selalu berharap, kita berusaha gini berharap, dan emosi kita juga melibatkan itu. Ada perasaan senang, marah disitu dalam mengejar tujuan itu. Dan kita menjadikan itu, nek buat saya itu yang misalnya yang nggak mungkin sudah nggak mungkin dianggepaja mungkin karena masih ada miracle nantinya. Nah sekarang, setelah saya proses.. menemukan rel Kini B berpikir dan bertindak Berpikir dan bertindak riil yang sekarang jadi lebih membumilah buat saya. dengan rill Saya cuma menerapkan goal saya disitu, awal saya menerapkan goal sekarang prosesnya ini ya... setelah menghadapi hiruk pikuk, jungkir balik kehidupan yang dulu. Saya mulai berpikir bahwa saya akan menerapkan goal jadi orang yang apa...saya orang yang terampil dibidang ini. Trus caranya gimana? Tek-tek sampai terakhir mungkin nyusun schedule dan apa. Setelah itu, udah saya laksanakan step by step. Kadang kita kan wah ono apa sedikit mengenai apa yang menjadikan kita ragu-ragu dengan tujuan ini, kadang kan gitu to? Misalnya opo yo? Ada orang yang wah opo mungkin kowe dadi. Ada temen kita yang ngomong gitu, trus opo yo ngono, itu menjadikan kita ragu lagi to?Kalo buat saya udahlah itu naik turunnya kehidupan, udah saya akan menerapkan hal apapun baik itu dalam meditasi, di kehidupan sehari-hari. Kalo
130
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46.
idealnya begitu ya 24 jam, tapi kan ya nggak mungkin ya.. tapi paling nggak pada saat itu naik turunnya emosi jangan kamu ikuti untuk memutuskan. Kadang-kadang kita kan sering memutuskan yang sudah kita terapkan itu biar kita merubah lagi, selalu kita rubah-rubah. Jadi akhirnya belok-belok kadang nggak sampai. Lah cuman ini udah ada garisnya saya akan tentukan ya inilah,kalo ada itu ya sudah dia mau masuk ya masuk aja silahkan. Misalnya contoh yang sepele,lari-lari; jogging tiap pagi. Daridulu jaman dari kecil, saya selalu ngeplan jam 5, jam 6 untuk bangun pagi terus lari-lari. Malah nggak bisa. Nah, opo to iki jane, apa aja selalu ada saat kita mulai. Misalnya dari bangun melek aja udah walah masih pagi jek ono kabute wes turu sek. Turu sampe jam 7, setengah 8. Setengah 8 udah mulai beraktivitas,ndak jadi lagi. Terus selalu gitu to. Pernah sampe udah pake sepatu turu lagi...maksudnya satu hal yang terus selalu membuat tujuan kita zig-zag gitu lho. Nggak akan pernah ada. Nah kalo udah gitu kan kaco to? Duludulunya itu jadi lebih jauh,susahlah. Kalo sekarang ini udahlah, goalnya ini ono, kowe arep kawanan arep dideloki uwong wes mangkat. Sambil memperhatikan nafas, sambil saya berjalan terus mereka mau keluar masuk apa ya?ngko piye..udahlah berjalan terus. Akhirnya jadi kebiasaan sampe sekarang. Kalo ada waktu yang pas pasti akan jadi. Nah ini sangat surprise buat saya. Awal saya confident dengan tehnik ini e.. wah saya B merasa percaya dengan meditasi
Rasa percaya
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bisa melampaui dengan pikiran saya sendiri, akhirnya semuanya ada di tingkat pikiran. Jadi lebih confident saya. Prosesnya mungkin gitu. Oh ya Pak kalo dari proses meditasi Bapak nih, prosesnya gimana Pak perlahan-lahan naik semakin tinggi; semakin bagus, atau naik turun Pak? 47. Naik turun, kadang-kadang saya juga pernah suatu B mengalami proses yang naik Proses bermeditasi yang saat bagus. Bagus tu enak, duduk satu jam itu kaya turun dalam bermeditasi naik turun cling gitu. Tapi pernah ya kesakitan ya kita seperti itulah. Nah kadang-kadang mengharap wah kok sing wingi kok aku ra isa-isa. Padahal kita sudah ngelingeling. Pada saat itu saya sudah tenang,iki mau la ra resik. Bar itu terus malah ambil nafas ndhegekke koyo ngene misalnya ngene muga-muga iki iso tenang. Itu akhirnya nggak bisa. Dulu akhirnya saya terus resah, dalam meditasi kan selalu gitu kok ora wingi wae. Kita melekati yang dulu, yang kemaren saya seneng enak, meditasi yang indah itu. Kok meditasinya ra terulang lagi. Jadi, malah akhirnya kita jadi lebih resah dengan perasaan pengen itu daripada meditasi. Oh iya Pak, mau tanya lagi Pak, dalam meditasi ini kira-kira berapa persen Pak dalam mengatasi masalah Bapak terlebih pada trauma Bapak itu? 48. Kalo itu saya pikir ya lebih dari 70% lah ya, tapi B berusaha untuk menyadari saat Menyadari hakikat emosi emang ada terus terang gini mas. Setiap manusia itu emosi-emosinya muncul ada apesnya dalam artian ehm...mungkin disatu sisi saya menghadapi emosi-emosi yang ini ni marah dengki opo. Hal itu bisa lah saya kelola dengan saya tidak terlibat kalo ada itu ya wes saya eling di nafas saya. Kita biarkan.. o ngene....
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49.
tapi ada hal tertentu yang nggak bisa gitu. Bukan Untuk emosi tertentu B merasa Rasa susah mengelola emosi nggak bisa; sangat susah untuk kita kelola. Jadi itu sangat susah untuk mengelolanya tertentu elingnya harus lebih intensif kalo kita menghadapi rasa itu. Tertentulah... Tertentunya ini seperti apa Pak? 50. Ya misalnya masalah kesepian dalam hidup. Itu kan B memiliki masalah kesepian Kesepian hal yang..terus terang saya mengalami hal itu, itu dalam hidup lebih komplek saya hadapi. Mungkin orang lain nggak karena mereka sudah ada.. mereka lebih apalah dari saya. Tapi buat saya sebuah masalah besar gitu. Selain apa? dalam mengalami masalah kesendirian tadi kira-kira ada hal lain nggak Pak yang apa ya? cukup sulit untuk diatasi sampai saat ini? 51. Ehmm.. menunda. Rasa menunda ini memang B mempunyai permasalahan yaitu Menunda agak....Temen kita juga kan mengalami hal yang menunda sama. Salah satunya saya juga susah untuk mengatasi menunda. Karena ini rasanya lebih tidak padat gitu lho. Nek padat kan misalnya marah trus dengki opo cemburu itu kan padet to? sesak disini..Dan kita bisa melihat jelas, nek ini agak susah, lembut. Menunda tu kan yang rodo piye yo lebih haluslah. Jadi merasuknya itu..jadi kadangkadang kan waktu jalan terus, lah menunda ini apa e...saya akui itu. Jadi semakin halus semakin agak susah dan itu salah satunya juga karena apesnya orang tadi ya. Mungkin kalo Pak Agus orangnya tektek-tek, tapi dia mungkin punya hal yang lain lagi yang kita mungkin nggak tau. Ada pasti tiap orang pasti ada. Jadi yang saya tangkap itu adalah apa ya?Bapak untuk saat ini masih sulit untuk mengatasi rasa menunda, kemudian juga ada rasa
133
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sendirian itu cukup sulit untuk dihadapi dengan meditasi ya Pak ya? 52. Ya apa ya.. serangannya itu lebih intensif haha... jadi B membutuhkan kesadaran yang Butuh kesadaran lebih kalokita ada a..marah umpama..wah sudahlah kita lebih dalam mengatasi masalahnya dalam mengatasi masalah nggak terlibat dia akan terus alum begitu, ilang. Adalagi ilang. Jadi akhirnya nek iki tek-tek-tek lebih cepet. Letak kita di aku kita itu lebih cepet, jadi lebih halus. Harus butuh perhatian lebih lagi ya Oh ya Pak kembali lagi ke tadi tu bahwa 75% meditasi itu berhasil dalam mengatasi permasalahan lalu Bapak, kira-kira bisa diceritakan enggak Pak prosesnya dalam meditasi itu bekerja? 53. Saya nggak tau ya.. intinya ni tekhniknya itu ya tadi Dulu B selalu mengikuti Larut dalam amarah emosi itu akan selalu datang lagi. Masa lalu-masa amarahnya lalu itu ada di dalam, terus akan keluar lagi itu. Nekdulu kan selalu saya ikuti dengan misalnya saya pernah dihina orang. Nah atau diapusi kan selalu saya ikuti dengan nek aku rencanakan saya bales dia tambah emosi tambah enggak karu-karuan to. 54. Lah dengan meditasi ya kita biarkan, teknik ini B menemukan meditasi sebagai Meditasi, tehnik yang dapat sangat piye yo? Pada saat saya menemukan ini tehnik yang sangat manjur dalam mengatasi masalah belum pernah saya dalam belajar filsafat, mengatasi masalahnya eksistensialis belum pernah ada yang sampai, bahkan di agama-agama yang lain ato apa pun lah yang pernah saya..NLP segala itu nggak pernah yang ada biarkanlah. Tehnik ini saya lakukan lohkok manjur banget. Jadi ya setelah saya perhatikan, ya kalo dulu-dulu setelah saya tanggapi kan tambah gede. Nah ini enggak saya tanggapi terus turun. Besok lagi ada lagi, turun lagi. Lama-lama yang saya press tu saya sengaja inget-inget lagi dan saya inget-inget lho kok ra ono opo-opo. Ya jelas saya tidak lupa ingatan dengan peristiwa itu, tapi ya ada.
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hanya diri saya lho mana yo? Yang katanya dulu kalo dihipnotis apa ya e... ETS... ETS tu pijatanpijatan disini yang lalu kan harus dibantu dengan orang lain untuk bisa melupakan hal yang itu. Nah ini lebih lagi dari ETS, lah saya sendiri ogyang mengalami enggak perlu bantuan orang. Jadi yang apa ya? dapat ditangkap disini bahwa Bapak untuk selama ini sudah rutin bermeditasi mulai tahun 2010 hingga 2012 ini. Kemudian yang Bapak rasakan tadi ya banyak manfaat ya Pak? Terlebih yang terasa itu pada pikiran dan emosi Bapak. Dengan perubahan kondisi emosi yang lebih baik dengan dapat pola pikir yang lebih baik juga ya Pak ya? Kemudian dalam mengatasi masalah dapat terkelola dengan baik juga ya Pak? 55. Dan yang jelas kita lebih dominan, nggak usah Dulu B sering menghubung- Menghubungkan suatu hal dihubung-hubungkan dengan apa....ujan ini hubungkan sesuatu hal dengan dengan gaib dihubungkan dengan tahayul-tahayul yang tidak gaib perlu. Mau bengi ngimpi opo bar kuwi ngene. Yang kadang-kadang kita menghubung-hubungkan sendiri dan kita percayai, dulu kangitu.Mau bengi aku ngimpine koyo ngene, kok biso ngene wah kudu ngene. Padahal itu kan tidak ada akal sehat sama sekali. 56. Nah dengan ini, itu kan emosi-emosi yang resah kita B merasa resah Larut dalam kekhawatiran to sebenere, resah kita untuk mengharapkan hal ini bekerja dengan otak-atik gathuk tadi; kalo orang jawa tu. Saya jadi resah dhewe yang enggak karukaruan. Padahal dengan resah itu kita akan memutuskan untuk melakukan hal yang akan datang dengan yang itu juga. Jadi, kan betapa nelongsone dhewe, trus tambah khawatir. khawatira neng kono aku ora terlibat, dengan itu justru ilang dhewe. Ono mimpi, ono peristiwa ngene misale ono kesengol uwong bar itu tindakan yang ada menghubung-
135
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
hubungkan; menjadi kita yang akan datang. Itu jane kan khawatir to. Kekhawatiran dari mimpi ini gekgek ngene? wingi ketemune koyo ngono nah sesuk? mau ada apa, tindakannya apa ya gitu. Ni khawatir semua, nah kalo udah khawatir gitu ya menyadari khawatir memang nggak ada apa-apa. Dari tadi Bapak kan menyatakan bahwa dengan meditasi ini Bapak dapat mempunyai pikiran lebih positif, emosinya lebih apa? tenang. Mungkin apakah juga ada pengaruh terhadap perilaku Bapak, perubahan perilaku?Manfaat terhadap perilaku Bapak? 57.
Perilaku itu jadinya ya yang saya lakukan perilaku Kini B memiliki pandangan yang Menyadari hakikat pikiran saya lebih tenang; lebih tidak emosi. Yang jelas itu jernih dalam menentukan suatu hal kita lebih jelas. Memandang itu apa adanya dan itu nggak terpengaruh dengan emosi kita yang dulu selalu akan menjadi faktor penentu gitu lho. Nah sekarang lebih oh ngene to? Lebih iso dan nggak ada emosi. Emosi dapat lebih dikesampingkan karena akal sehat dominan. Tapi orang lain nggak tau lah, belum tau.
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58.
59.
Mungkin ini puncaknya meditasi, tapi perjalanan saya ini mungkin ditopang oleh banyak faktor yang seperti ini. Kadang kalo kita mau njajal langsung kesininya tanpa ini mungkin ya akan berhenti dijalan karena yo kadang orang meditasi menjadi lebih tenang. Ya akhirnya begitu, tapi itu ditopang oleh hal-hal lain yang kita belajar dari buku diskusi, terus sari pemahaman yang lebih intens terhadap fenomena kehidupan yang kita alami. Ini buku intelektual berinteraksi dengan kehidupan kita, memahami kita bawa meditasi itu bisa masuk ke lebih tenang daripada kalo kita cuman ibu-ibu yang padu karena masalah keluarga disuruh ngene. Saya pikir ndak bisa. Jadi maksud saya nggak mungkin orang secepat itu langsung bisa dan itu memang bukan hal yang mudah. Saya sangat bersyukurlah bahwa dalam kehidupan ini saya bisa menemukan mana yang lebih baik. Jadi kalo di puzzle itu, buat saya dulu puzzle itu kan bingung mas, selalu ada sisi gaib yang lain itu blankgitu lho. Nek dengan ini akal sehat yang lebih benar memahami hidup yang selalu mengecewakan buat saya hidup tu nek nggak kita pahami cara kerjanya dunia ini, selalu akan menyengsarakan. Nah kalo kita memahami mau menerima dengan segenap hati dan intelektual, kita nggak akan selalu kecewa saya pikir lho ya. Begitu kita pahami hidup ni wes ternyata settingan awal kita hidup supaya kita menderita dulu.
B menyatakan bahwa meditasi Meditasi sulit dilaksanakan bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan dan membutuhkan beberapa penunjang untuk praktek meditasi
Kini B mampu memahami hidup
Memahami kehidupan
137
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60.
Saya dulu jaman nom-noman... saya sering suka ke B mengalami masa lalu yang Masa lalu yang buruk sekaten dangdutan. Rongewu enthuk limang lagu. buruk Nah kemaren saya diajak temen ke Solo, THR. Yo nglaleke masalah neng endi? Dandutan sriwedari. Buat saya ya udah ra popolah biar...ternyata bener disana penontone di belakang,sing njoget ditengah sambil posisi minim-minim. Temen saya sambil minum. Dia mungkin nggak merasa hidup itu penderitaan ngibing, minum, njoged, dan sebagainya. Saya dulu-dulu juga seperti itu. Ya, semua orang seperti itulah. Lebih enak jadi saya seperti ini,nggak ngikuti wandering thought, itu kan wondering thought semua mas. Lebar kui ngledakesuk-esuk wis ono masalah lagi,sakit perut yo sakitapa. Buat saya itu lebih enak kita lebiheling. Ya itu...Yah apalagi hidup.. saya wiraswasta dari mulai S1. Saya enggak pernah nglamar kerja. Pernah jadi pegawai negeri itupun saya keluar. Setaun saya keluar, naik turun naik turun. Ya saya.. andai kalo ini saya temukan awal-awal saya nggak akan... tapi terus saya berpikir bahwa yang melibatkan keputusan-keputusan saya itu hampir semua nggak ada akal sehatnya; emosi semua. Dan itu persoalannya uang, dulu sekarang, cerai. Yah itulah mas... Jadi betapa nestapanya dan itupun masihberharap.
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61.
62.
Jane hidup ini nggak usah ada harapan, harapan itu kan salah satu dari rasa itu. Harapan yang nantinya juga akan kecewa kok. Kalo toh berhasil yo berhasil, saat itu kita bisa seneng. Kecewa lagi, nanti ada harapan lagi yang pengen kita mau capai lagi. Selalu gitu atau mungkin nggak tercapai, blas kita akan turun, saya pikir kita nggak usah ada harapan. Kita tetapkan goal wes koyo mata kuda tu ditutup melu sesuai dengan akal sehat. Saya tentukan goal sampai di petunjuk teknisnya dan saya nggak ada rasa untuk nengok kiri kanan itu malah lebih berhasil. Ya contoh yang kecil dan buat saya surprise tu yo lari-lari tu.
B menyatakan bahwa harapan Harapan dapat menimbulkan kekecewaan kekecewaan
menimbulkan
B merasa lebih berhasil bila Rasa lebih berhasil melakukan sesuatu dengan akal melakukan sesuatu dengan sehat akal sehat
139
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 7. Meaning Unit-meaning unit subjek B 1. Cukup rutin bermeditasi setiap hari 2. Biasa bermeditasi 30 menit pada pagi hari 3. Terkadang bermeditasi pada malam hari 4. Tidak bermeditasi jika jadwal padat 5. Tidak rutin bermeditasi 6. Mencari ketenangan 7. Rasa tenang 8. Cocok dengan meditasi 9. Bermeditasi untuk sadar, sehingga tidak berbuat salah 10. Dua tahun bermeditasi 11. Bermanfaat bagi pikiran 12. Trauma teratasi 13. Terbawa emosi 14. Emosi lebih stabil 15. Rasa berat 16. Pikiran yang kacau 17. Rasa kesal 18. Rasa baik 19. Menyadari hakikat pikiran
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Rasa tenang 21. Rasa lega 22. Pekerjaan bermasalah 23. Larut dalam kekhawatiran 24. Memahami kehidupan 25. Menerima 26. Memahami kehidupan 27. Rasa terkejut akan metode menerima 28. Pemahaman benar akan kenyataan kehidupan adalah bekal bermeditasi 29. Menerima 30. Menyadari hakikat emosi 31. Larut dalam amarah 32. Terkadang mindful dan terkadang larut dalam emosi 33. Memahami adanya aku 34. Metode menerima sangat efektif 35. Permasalahan berkurang 36. Permasalahan yang sama antara masa kini dan lalu 37. Pola pikir yang benar 38. Melihat hakikat suatu masalah 39. Meditasi untuk mengelola emosi
141
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40. Memisahkan berpikir dan emosi 41. Mencampur aduk antara berpikir, emosi dan memecahkan masalah 42. Emosi mempengaruhi pikiran 43. Menyadari hakikat emosi 44. Banyak berharap 45. Berpikir dan bertindak riil 46. Rasa percaya 47. Proses bermeditasi yang naik turun 48. Menyadari hakikat emosi 49. Rasa susah mengelola emosi tertentu 50. Kesepian 51. Menunda 52. Butuh kesadaran lebih dalam mengatasi masalah 53. Larut dalam amarah 54. Meditasi, tehnik yang dapat mengatasi masalah 55. Menghubungkan suatu hal dengan gaib 56. Larut dalam kekhawatiran 57. Menyadari hakikat pikiran 58. Meditasi sulit dilaksanakan 59. Memahami kehidupan
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60. Masa lalu yang buruk 61. Harapan menimbulkan kekecewaan 62. Rasa lebih berhasil melakukan sesuatu dengan akal sehat
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 8. Meaning Unit-meaning unit B yang Tereliminasi 1. Cukup rutin bermeditasi setiap hari 2. Biasa bermeditasi 30 menit pada pagi hari 3. Terkadang bermeditasi pada malam hari 4. Tidak bermeditasi jika jadwal padat 5. Tidak rutin bermeditasi 6. Mencari ketenangan 7. Rasa tenang 8. Cocok dengan meditasi 9. Bermeditasi untuk sadar, sehingga tidak berbuat salah 10. Dua tahun bermeditasi 11. Bermanfaat bagi pikiran 12. Trauma teratasi 13. Terbawa emosi 16. Pikiran yang kacau 18. Rasa baik 22. Pekerjaan bermasalah 27. Rasa terkejut akan metode menerima 28. Pemahaman benar akan kenyataan kehidupan adalah bekal bermeditasi 32. Terkadang mindful dan terkadang larut dalam emosi
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34. Metode menerima sangat efektif 35. Permasalahan berkurang 36. Permasalahan yang sama antara masa kini dan lalu 39. Meditasi untuk mengelola emosi 40. Memisahkan berpikir dan emosi 42. Emosi mempengaruhi pikiran 45. Berpikir dan bertindak riil 46. Rasa percaya 47. Proses bermeditasi yang naik turun 51. Menunda 52. Butuh kesadaran lebih dalam mengatasi masalah 54. Meditasi, tehnik yang dapat mengatasi masalah 58. Meditasi sulit dilaksanakan 60. Masa lalu yang buruk 61. Rasa lebih berhasil melakukan sesuatu dengan akal sehat 62. Harapan menimbulkan kekecewaan
145
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 9. Tabel Tema-tema Subjek B Tema TU1 Kesulitan dalam Meregulasi Emosi TS1.1. Larut dalam amarah TS1.2. Mencampur aduk antara berpikir, emosi, dan memecahkan masalah TS1.3. Banyak berharap TS1.4. Menghubungkan suatu hal dengan gaib TS1.5. Larut dalam kekhawatiran TU2 Peningkatan Awareness TS2.1. Menyadari hakikat emosi TU3 Pemahaman Positif TS3.1. Pola pikir yang benar TS3.2. Memahami adanya aku TS3.3. Memahami kehidupan
TU4 Reaksi Pikiran Positif TS4.1. Melihat hakikat suatu masalah TU5 Reaksi Emosi Positif TS5.1. Menerima TU6 Reaksi emosi negatif TS6.1.Rasa susah mengelola emosi tertentu TS6.2. Kesepian TU7 Emosi Positif
Meaning Unit
Kata Kunci
31.2-5 (nomor 31, baris ke 2-5); 53.3-7 41.1-6
‘dendam’; „saya bales‟ „campur aduk‟
44.6-16 55.1-8
„berharap‟ „tahayul-tahayul‟
23.1-3; 56.1-8
„nggak tenang‟; ‘resah’
30.3-6; 43.6-9; 48.4-7
‘inilah yang rasanya marah’; „cuma emosi disini‟; ni marah dengki‟
37.1-6 33.1-4 24.1-2; 26.1-1-3; 59.3-11
„seberapa terlibat kita‟ „ditambahi aku‟ „tidak bisa diandalkan‟; memahami kondisi‟; ‘hidup yang selalu mengecewakan’
19.1; 38.3-6; 57.3-6
‘berpikir jernih’; „apa adanya‟
25.2-7; 29.1
‘menerima’; „tidak ditolak‟
49.1-4
„sangat susah‟
50.1-6
„kesepian dalam hidup‟
146
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TS7.1. Emosi lebih stabil TS7.2. Rasa tenang TS7.3. Rasa lega
14.1-5 20.1 21.1-6
„nggak ada tarikan emosi‟ „lebih tenang‟ „lebih legalah‟
Keterangan : TU : Tema Umum TS : Tema Spesifik
147
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 10. Verbatim Wawancara Ketiga Mindfulness 21 September 2012 Meaning Unit
Data
Interpretasi
Transformasi
Bisakah Bapak menceritakan tentang rutinitas Bapak dalam bermeditasi? Jadi misalnya satu kali sitting; satu kali duduk meditasi itu sekitar berapa lama? Kemudian dalam satu minggu itu berapa kali Bapak meditasi? 1. Kalo selama ini saya melakukan meditasi itu hampir C melakukan meditasi hampir Meditasi hampir setiap hari setiap hari. setiap hari 2. Ada beberapa kali mungkin karena situasi, misalnya Dalam situasi tertentu, C tidak Terkadang tidak bermeditasi keluar kota, dalam perjalanan. Bulan lalu ke Sibolga, dapat melakukan meditasi seperti Tapanuli, kita kan nggak bisa teratur, tapi di malam biasanya harinya sebelum tidur mungkin dengan waktu yang lebih singkat. Karena kalo dalam keadaan yang lemah, dipaksakan juga tidak baik. Jadi durasinya minimal 15 menit. 3. Tapi rata-rata itu 30 sampe satu jam. Kalo pada saat C biasa bermeditasi sekitar 30 Bermeditasi 30 menit kondisi kita tidak pada saat yang mendesak gitu 45 menit hingga satu jam hingga satu jam menit itu ideal, merasa enak gitu. Tapi pernah satu saat pernah bisa sampe dua setengah jam gitu, jadi endak terasa. Jadi kalo hanya biasa-biasa saja sekedar kita semacam relaks, istirahat gitu, mungkin 15 menit. Kemudian untuk rutinitas bermeditasi ini sudah Bapak lakukan sekitar berapa lama Pak sampai saat ini? 4. Mungkin yang bisa dikatakan intensif baru sekitar C sudah tiga tahun bermeditasi Tiga tahun bermeditasi tahun ketiga. secara intensif 5. Jadi pada saat pertama kali mengenal hal-hal yang C pertama kali mengenal meditasi Tahun 1996 pertama kali bersangkutan dengan meditasi atau duduk diam ini pada tahun 1996 mengenal meditasi itu tahun 96. Baik Pak, pertanyaan berikutnya adalah jika boleh tau apakah yang membuat Bapak rutin bermeditasi?
148
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6.
Pada awalnya saya mengikuti kawan atau sahabat Di awal meditasinya C merasa Rasa senang yang mengenalkan meditasi, sekedar pengenalan. senang Saya kok merasa ada suatu hal yang apa? membuat kita itu lebih, tidak merasa tegang dalam hidup. Buat saya juga lebih merasa; saya pikir mungkin suatu kegembiraan tidak terlalu apakah ini suatu kebahagiaan kecil. Lihat terus senang, senang. 7. Jadi manfaat yang secara khusus sekali tidak Meditasi membuat C merasa sehat Rasa sehat mengerti atau belum merasakan. Tapi saya merasa sehat. Oh ya Pak, bisa diceritakan lebih dalam mengenai apa ya? Efek dari meditasi ini? Bapak merasakan Bapak ini lebih sehat, sehat bagaimana Pak? 8. E... secara umum itu, stamina kita lebih baik, jarang Stamina C lebih baik dan jarang Stamina lebih baik dan sakit. sakit jarang sakit 9. Lalu yang secara khusus, dahulu saya itu Kini ketergantungannya akan obat Tidak bergantung obat mempunyai satu kecenderungan e.. mempunyai sakit hilang darah tinggi itu dengan rutin bermeditasi menjadi stabil dan bisa menghilangkan ketergantungan dengan obat. 10.
11.
Itu betul-betul e.. saya syukuri karena dahulu kan hampir setiap hari makan obat. Ada kecenderungan sakit yang lain, meskipun bukan yang berbahaya; darah tinggi tadi, tapi cenderung di atas rata-rata. Misalnya seusia saya itu sebenarnya yang dikatakan normal itu histolik diastolik itu 120/80. Tapi pada saat itu saya bisa mencapai 150/90. Dengan bermeditasi itu; saya punya alat ukur sendiri tensimeter digital, kan akurat ya seperti yang dipakai oleh dokter-dokter spesialis dari Jerman. Itu saya
Dulu C memiliki darah tinggi dan Memiliki darah tinggi dan hampir setiap hari makan obat hampir setiap hari makan obat
Setelah bermeditasi rutin sekitar 3 Darah tinggi menjadi stabil atau 6 bulan, darah tinggi C menjadi stabil
149
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mengukur sendiri dengan kurun waktu setelah bermeditasi 6 bulan 3 bulan itu langsung stabil terus dan sampe sekarang tidak pernah ada lonjakan. Dan kadang-kadang mungkin 130/90 tapi itu kan masih wajar. Dahulu pernah e.. 110, 200 sekian nah itu sampe memanggil ambulance dibawa ke rumah sakit. Nah ini mungkin apakah banyak faktor yang lain? Saya pikir atau saya meyakini besar kemungkinannya dari meditasi, karena saya tidak ada alternatif yang lain hanya meditasi aja, meditasi kesehatan jadi membawa kesehatan. Kemudian yang ingin saya tanyakan lagi, apakah meditasi juga membawa pengaruh pada perilaku Bapak? Kalo boleh tau... 12. Iya..e... memang banyak orang yang mengatakan Dahulu C memiliki amarah yang Larut dalam amarah demikian; dahulu saya orangnya temperamen tinggi. besar 13. terus setiap kali ketemu kamu kok berubah sih. Ada Kini C menjadi sosok yang lebih Emosi lebih stabil yang mengatakan kayanya santai sekali atau stabil, dan tidak marah yang mungkin tidak seperti dahulu; cemberut. Saya pikir berlebihan bukan hanya ikut-ikut, tapi saya merasakan satu hal yang lebih stabil dan tidak cenderung; bukannya tidak pernah marah ya, tapi tidak marah sampe yang berlebihan Baik Pak untuk berikutnya, jika Bapak mengingat kembali apa ya? beberapa waktu lalu sebelum Bapak rutin melakukan meditasi dapatkah Bapak berbagi cerita tentang kondisi fisik kemudian perilaku Bapak sebelum rutin melakukan meditasi? kondisi fisik maksudnya yang menyangkut? Kesehatan 14. Kalo kondisi fisik ya relatif karena ya itu masih C merasa meditasi membuat Darah tinggi menjadi stabil lebih muda ya umurnya. Tapi secara diagnosis tekanan darah tingginya menjadi penyakit tadi itu saya merasa dengan meditasi stabil tekanan darah tinggi saya menjadi stabil. 15. Untuk kondisi fisik e.. saya kan senang mendaki C senang mendaki gunung Senang mendaki gunung gunung ya.. taun ini aja saya mendaki Gunung
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lawu. Sebelumnya ke Sumbing, Sindoro, bahkan mendaki Gunung Rinjani, Merapi. Jadi, saya menikmati alam dengan ke gunung, tapi bukan seperti sport gunung yang lain, saya jalan santai aja. Ya mungkin dengan menerapkan meditasi jalan dengan peralatan gunung yang lengkap. Jadi bukan hanya asal nekat aja, tapi membawa alat pendakian yang bagus, sleeping bag, alat komunikasi, kompor gas kecil. Ya memang saya senang dengan alam. 16. Jadi untuk fisik saya tidak mengalami gangguan, C berpikir bahwa meditasi Meditasi mendukung fisik apakah itu dari meditasi saya pikir meditasi mendukung fisiknya mendukung sepenuhnya disamping kita kebetulan tidak mendapat gangguan fisik yang lain. Itu masalah fisik saya pikir. 17. Kalo masalah temperamen, yang saya katakan tadi... Dahulu C merupakan orang yang Larut dalam amarah Jadi memang sejak saya sekolah dahulu memang nakal, berani, dan pemarah kurang motivasi, nakal, bahkan berani dengan pengajar ato guru ato sering berkelahi. Jadi akhirnya apa e... terbawa setelah menjadi dewasa.. pemarah ato apa. 18. Mungkin lebih terkendali dengan meditasi, itu Kini C lebih menerima kenyataan Menerima bukan karena sekarang sedang bermeditasi terus begitu tapi itu cukup lama. Lebih.. ya lebih menerima kenyataan, lebih santai gitu. Oh ya Pak tadi kan Bapak telah mengutarakan sedikit tentang kondisi Bapak masa kini yang rutin bermeditasi. Kemudian Bapak juga menceritakan tentang apa namanya? kondisi Bapak sebelum rutin bermeditasi. Bisakah Bapak menceritakan pengalaman Bapak secara lebih mendetail mungkin tentang perubahan-perubahan itu Pak? Jadi yang Bapak alami dari yang dulunya punya tekanan darah tinggi kemudian pelan-pelann jadi ya merasa lebih enak, bisa diceritakan tidak Pak? Yang dulunya tentang penyakit ato apa ya? Dari penyakit dulu tidak masalah.....
151
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19.
.... Saya pikir saya nggak terlalu serius dengan itu... Dengan meditasi, tekanan darah Darah tinggi menjadi stabil tapi saya pernah mengalami tekanan darah tinggi itu tinggi C menjadi baik e.. menurut dokter ini ada kecenderungan bisa menjadi... kan ada tes itu EKG ato apa di rumah sakit itu, wah ini ritmenya kurang bagus... wah ini bisa kecenderungan kalo nggak banyak olahraga bisa menjadi jantung koroner. Lalu dengan meditasi itu ternyata menjadi baik, saya pikir itu, meditasi itu berandil besar. Itu dari fisik. 20. Kalo dari e.. emosional sudah saya sampaikan tadi Dahulu C adalah orang yang Larut dalam amarah memang demikian, kita bisa lebih menerima. Kalo responsif, pemberang dulu responsif, pemberang. Misalnya kita berkendara terus disalip mungkin bisa marah. Kalo dipotong jalan bisa begitu berang. 21. Sekarang ya biarlah dia motong kan gitu, bukan C kini lebih bisa menerima Menerima berarti takut, tapi lebih bisa menerima kenyataan. kenyataan Begitu saja.. Kemudian mohon ijin dulu Pak, bisakah Bapak menceritakan permasalah hidup Bapak saat ini ? Baru-baru ini...Misalnya apa ya? Terserah Bapak yang Bapak merasa cukup menganggu kemudian; ya cukup terpikirkan 22. Ya misalnya ... seusia saya, lalu saya mempunyai C memiliki masalah perekonomian Perekonomian dua anak. Lalu yang saya alami sekarang ini dan mereka masih harus menyelesaikan studinya di universitas, mungkin dua tiga tahun lagi. Sementara e.. situasi perekonomian tidak bagus. 23. Kadang-kadang timbul suatu apa? kekuatiran yang Dari masalah yang dimiliki C Larut dalam kekhawatiran berlebihan itu.. terkadang menimbulkan kekhawatiran yang berlebih 24. Saya merasa lebih tenang tidak terlalu kuatir sekali. Kini C merasa lebih tenang Rasa tenang
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25.
Dengan meditasi, salah satu yang mendukung kita Kini C lebih berhati-hati dalam Berhati-hati dalam lebih untuk melangkah tidak keliru. Jadi lebih melangkah bertindak berhati-hati tidak spekulatif 26. ato sekarang dalam keadaan yang meskipun tidak Kini C lebih bisa menerima Menerima kekurangan, tapi tidak berlebihan sekali, itupun juga keadaan yang ada bisa lebih menerima. Oh iya ini harus kita syukuri. Baik Pak, selain meditasi sebagai salah satu hal pendorong positif untuk penyelesaian masalah Bapak adakah cara lain Pak untuk menyelesaikan masalah itu? 27. Oh ya tentunya kita tidak bisa mengandalkan Pikiran C menjadi jernih Pikiran jernih meditasi. Meditasi itu kan hanya untuk refleksi kita, sehingga pikiran kita jernih. 28. Tentu kita ada usaha-usaha yang berupa fisik, usaha C mengatasi masalah Melakukan aksi nyata misalnya menghadapi masalah di dalam kehidupan permasalahannya dengan sehari-hari, kita harus bertahan hidup ya kita harus melakukan aksi yang nyata bekerja. Lalu di dalam masalah kesehatan kita harus lebih menjaga pola makan, pola tidur, 29.
tapi dengan meditasi itu kesadaran kita jelas lebih Meditasi membuat kesadaran C Kesadaran lebih baik tinggi. lebih baik
30.
Menurut saya apapun istilahnya, meditasi itu adalah suatu prinsip yang menyangkut tiga faktor. Kita harus bersikap istirahat, bisa meletakkan, tidak membuat keadaan yang selalu bergerak-gerak, lalu kita harus bisa rileks, dan menyadari saat ini saya baru apa gitu. Saya pernah mendengar juga ada nasihat yang begitu, tiga hal faktor itu akan mendukung kita berpikir jernih. Ya saya tidak merasa, tidak mengetahui sekali apa? e.. secara detail bahwa kalo meditasi akan begini-begini.
C menyatakan bahwa meditasi Faktor-faktor meliputi 3 faktor : harus bersikap bermeditasi istirahat, bisa meletakkan, tidak membuat keadaan yang selalu bergerak-gerak, lalu kita harus bisa rileks, dan menyadari saat ini baru apa
dalam
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31.
Saya merasakan hal-hal yang positif dari meditasi C merasakan hal-hal positif dari Merasakan hal positif dari saya, ya meskipun baru tingkat belajar ato praktisi; meditasi meditasi tidak terlalu mendalam menguasai tentang ilmu-ilmu meditasi, tapi saya hanya pelaku aja. Oh ya Pak, Bapak kan tadi menyatakan bahwa meditasi itu apa ya? berperan dalam kehidupan Bapak, dimana mampu mengubah emosi Bapak dari dulunya temperamen kemudian sekarang bisa lebih tenang rileks. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah meditasi yang Bapak lakukan selama ini itu sangat berperan penting Pak dalam pengelolaan emosi Bapak secara keseluruhan? Apa yang Bapak alami? 32. e.. saya pikir begitu, sangat berperan. Jadi e.. saya C lebih mampu menerima Menerima pikir meditasi itu juga mungkin atau jodoh-jodohan kenyataan atau mungkin dipaksakan juga tidak bisa ya? Tapi saya tidak dipaksa kok yo memang seneng. Saya merasa manfaat bagi diri saya bukan berarti dengan meditasi kita akan menjadi e... segalanya teratasi. Tapi dengan meditasi kita akan lebih berani menerima kenyataan. Oh ya Pak, Bapak kan menyatakan bahwa dengan meditasi Bapak lebih berani dalam menyikapi permasalahan apapun yang diluar, lebih menerima. Kemudian yang ingin saya tanyakan adalah selain apa ya? meditasi mengubah pola pikir Bapak, dapat lebih menerima, apakah ada hal lain selain dapat lebih menerima? 33. E.. selain emosional yang saya rasakan nyata yaitu Kini C bersyukur dengan keadaan Bersyukur dari kesehatan. Kita relatif tidak mempunyai yang ada gangguan kesehatan yang berat. Bahkan benar juga yang dikatakan orang bahwa dalam satu hari 24 jam itu, tidak merasakan kalo kita sedang bernafas. Tapi dengan meditasi itu kita merasakan bahwa kita sedang bernafas. Itu ya akan memberikan efek ketenangan buat kita karena ada juga yang menyatakan bahwa dengan bermeditasi itu kita merasakan nafas kita, kita lebih bersyukur dengan keadaan kita. Bahkan secara science yang tidak saya
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34.
kuasai itu bahwa meditasi itu bisa membentuk semacam apa? Hormon endorpin ato apa? yang bisa membawa kebahagiaan. Itu memang saya rasakan. Kebahagiaan disini bukan berarti harus bergelimang materi. Tapi saya bisa merasakan suatu suasana yang ndak bisa saya selalu diciptakan dalam arti kalo misalnya istri kita duduk-duduk. Misalnya dalam satu kesempatan, di dekat sini ada yang orang jual nasi kucing bakar itu ya.. disitu kita bisa memilih menunya. Saya milih nasi yang ada tahu tempe bacem yang juga dibakar diolesi mentega, kita duduk di trotoar. Itu merupakan suatu kebahagiaan bukan berarti harus ke restoran yang besar. Suasana-suasana yang saya dapatkan itu menurut saya itu suatu rasa syukur tersendiri yang ada kaitannya dengan meditasi itu. Kalo saya tidak sehat mungkin ada orang yang lebih berat. Kalo kami pikirkan mungkin menyangkut biaya karena saya bukan orang yang berlebihan. Saya sangat bersyukur karena tidak kekurangan. Saya merasa cukup dalam keadaan cukup. Jadi masih banyak yang lebih menderita dari saya. Ini dari pandangan materi, saya mengendarai mobil jip tahun 82. Tapi saya menikmati mobil itu dengan baik, saya merasa seperti orang jawa bilang klangenan, kesayangan. Nyatanya bisa sampe kemana-mana, mobil itu masih sehat-sehat, saya nikmati. Ya begitulah saya menyesuaikan dengan kemampuan saya. Itu nilai menerima suatu kenyataannya saya Kini C dapatkan dari meditasi. Tidak terlalu terpacu saya kenyataan
mampu
menerima Menerima
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
harus begini, spekulasi, saya bisa kredit mobil, saya bisa terjerat utang. Jadi sampai saat ini kalo tadi menanyakan yang menyangkut pribadi saya akan menceritakan pribadi. Saya tidak punya uang banyak saya tidak berutang dengan orang lain sertifikat ya di rumah, BPKB ya dirumah, tapi ya apa adanya. Waktu punya uang ya saya bisa gunakan nggak punya ya saya tidak memaksakan diri harus. Cukup untuk sehari-hari aja dengan pekerjaan yang ada. Apakah itu? mungkin bukan 100% ya, mungkin itu takdir ato garis hidup saya. Tapi saya pikir ketenangan atau keadaan ini didapat dari meditasi. 35. Hal-hal kecil aja misalnya kita mau marah jadi tidak Dahulu C dapat merasa menyesal Larut dalam penyesalan semarah yang kalo kita inget-inget dulu, kalo saya bila mendapatkan masalah ya sudahlah. Kalo dulu payung hilang itu, ketinggalan di atm kita bisa merasa apa? menyesal sekali. 36. Saya berpikir payung ketinggalan di atm ya salahnya Kini C dapat lebih menerima Menerima sendiri saya kurang kesadaran, payung itu kalo dalam menghadapi suatu masalah hilang tertinggal tidak mungkin dibakar kan dipakai, ya sudah kan jadi lebih menerima kenyataan. Ini hal yang sepele-sepele dari meditasi. 37. Kalo dahulu saya merasa payung hilang aduh Dahulu bila ada permasalahan C Menyalahkan diri dan payung ketinggalan saya kok bodoh amat, saya bisa akan menyalahkan diri sendiri dan mengumpat mengumpat-ngumpat gitu, tapi kalo sekarang saya mengumpat menyadari kurang kesadarannya kurang meditasinya Kemudian Pak yang ingin saya ketahui adalah bisakah Bapak membagikan cerita tentang permasalahan apa saja yang pernah Bapak hadapi sebelum rutin bermeditasi Pak? Permasalahan dalam kehidupan? Iya sebelum Bapak rutin melakukan meditasi yang menyangkut? Mungkin soal? Pekerjaan? Keselamatan ato apa ya? Pengalaman sebelum bermeditasi dengan sekarang gitu? Iya Pak maksudnya permasalahan apa yang mungkin ya? sampai saat ini membekas..yang bener-bener wah
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38.
39.
40.
41.
Mungkin e... seperti yang saya katakan tadi kadangkadang saya berpikir e... Pada suatu kesempatan reuni dengan teman-teman saya, satu contoh aja ya? Apakah ini yang dimaksud dengan pertanyaan Mas. Pada satu kesempatan saya berpikir dulu kawan saya ini, dulu saya SD di Magelang. Dulu sering saya contekin, saya sering ditraktir dia. Kalo ada Pr dia minta tolong saya, dia tu e... pada saat itu saya lebih pandai, tapi pada kenyataannya sekarang dia menjadi dokter di daerah Kebumen. Trus ada kawan yang lain ini anak perusahaan rokok mampu sekali, dulu tidak sepandai saya, tapi dia sekarang lebih sukses. Dari perbandingan-perbandingan itu saya merasa apa? menyesali diri saya sendiri, saya kurang motivasinya, saya marah, saya nggak beruntung. Jadi menyesali diri sendiri, sehingga apa? kejiwaannya saya pikir jadi lebih labil, e.. mungkin jadi ingin menunjukkan kelebihan lain, over acting ato apa? Itu dulu.. Sekarang saya bisa lebih menerima kenyataan bahwa orang itu mungkin ada satu garis hidupnya sendiri. Masalah garis hidup saya tidak mengerti, tapi menerima kenyatan hidup itu dari hasil meditasi, bahwa kita lebih tenang, ikut senang teman sukses. Karena mereka tetep baik-baik aja jadi e... saya adalah saya yang begini, jadi lebih bisa menerima keadaan yang ada. Itu terhadap menghadapi suatu kenyataan. Lalu kenyataan yang mungkin berkaitan dengan
C menceritakan bahwa dulu Kini teman-teman dirinya lebih pintar daripada sukses teman-temannya. Namun kini mereka lebih sukses daripada C
lebih
Dulu, melihat teman-teman C Larut dalam penyesalan lebih sukses, C menyesali dirinya, marah, merasa tidak beruntung
C kini dapat menerima kenyataan
Menerima
Kini C tidak mudah untuk berpikir Tidak merasa iri
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kesuksesan apa? berbisnis. Ternyata saya tidak negatif atau iri terlalu sukses dalam hal bisnis, tapi saya bisa bertahan. Jadi kalo bertemu dengan teman-teman yang lebih sukses saya bisa tidak merasa terpacu untuk berpikir negatif atao iri dalam satu tanda kutip menjadi tidak senang. Ya itu kesuksesan kamu, sukses saya mungkin di bidang yang lain. 42. Yang penting sehat, slamet jangan salah langkah C merasa nyaman karena dapat Rasa nyaman sampe terlibat riba atau utang piutang. Jadi apa ya? menerima kenyataan orang jawa yang jelaskan tadi ya nrimo ing pandum tadi, menerima kenyataan dengan rasa syukur apa adanya, itu lebih nyaman. Apakah ada permasalahan lain Pak selain masalah bisnis kemudian dalam apa ya? memandang diri sendiri, waktu itu kan ya saya itu dulu mungkin kurang paslah seperti yang diinginkan, kemudian melihat teman-teman yang dulu kok terliat lebih sukses.. apakah ada permasalahan lain Pak selain itu? 43. Permasalahan lain misalnya percobaan hidup. Saya Kini C tidak terlalu terbawa Emosi lebih stabil ... lebih menerima kenyataan pada saat anak saya emosinya menghadapi kendala dalam masa remaja menjadi dewasanya, sehingga tidak terlalu apa? menyesali. Misalnya dia salah mengambil jurusan fakultas. Terus ya udah kamu nggak usah menyesali hal itu, tapi ternyata nilainya cukup bagus, indeks prestasinya dan dia bisa mengambil dua fakultas dalam satu universitas. Jadi kita menghadapi satu kendala-kendala itu misalnya terhadap anak ato terhadap situasi orang lain yang mengalami yang mungkin melingkupi kita. Saya merasa bahwa ya itu jalan hidupnya, jadi tidak terlalu bisa bersusah-susah sekali tapi juga tidak senang sekali. Mungkin lebih terjaga. Saya juga jarang... bukan tertekan ya? tapi
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
dalam menghadapi hidup ini saya juga jarang malah cenderung lebih.. mungkin ini adalah faktor psikologis. Jadi, tidak bisa terlalu gembira sekali, tapi kalo bersedih malah bisa mungkin. Tapi juga nggak akan terbuai dalam kesedihan. 44. E.. ada kepuasan-kepuasan sendiri kalo bisa C merasakan ketenangan Rasa tenang mencoba belajar untuk berbuat untuk orang lain. Itu suatu apa? ketenangan ato hasil daripada kesadaran yang sekarang ini. 45. Kalo kita berbohong pun kita akan segera menyadari C mampu menyadari apa yang Mengetahui keburukan pada kalo kita berbohong. Mungkin kesadaran itu satu hal dilakukan dirinya diri yang perlu kita syukuri. oh ya Pak untuk saat ini apakah permasalahan-permasalahan yang dulu sudah selesai Pak? Ato mungkin masih terjadi? 46. Saya pikir permasalahan itu akan silih berganti ya? Permasalahan yang dimiliki C Menerima tinggal kita siap menghadapi ndak? Tapi yang pada masa lalu sudah teratasi kemaren sudah berlalu teratasi dan kita tidak terlalu memikirkan lagi, ya sudahlah biarkan berlalu. Itu aja, kita hadapi aja apa yang ada. A.. Kemudian kalo dulu bagaimanakah Bapak menanggapi permasalahan-permasalahan tersebut? dulu sebelum mengenal meditasi? Cara menanggapinya Pak? 47. Mungkin saya lebih mempunyai temperamen yang Dahulu C mengambil keputusan Larut dalam amarah mengambil keputusan yang tergesa-gesa. Misalnya dengan temperamen terhadap teman sekerja bisa menjadi salah paham ato ya mungkin kalo perlu diajak bertengkar ato mungkin katakanlah ada keadaan merasa diakalin seseorang, kita bisa berpikir sama orang; sok jagoan. 48. Kalo sekarang liat dulu duduk permasalahannya Kini bila C terkena masalah, maka Melihat hakikat suatu bagaimana, trus menghindar. ia akan melihat duduk masalah permasalahannya terlebih dahulu
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49.
Ya itu saya pikir menyangkut aku.
C berpikir bahwa permasalahan Memahami adanya aku muncul karena adanya aku 50. Jadi perilaku kita itu lebih tidak responsif tadi lebih Kini C sudah tidak responsif dan Emosi lebih stabil tepatnya. Jadi berfikir dulu, baru oh ya ndak urusan dapat berpikir dulu sebelum lah ato mari kita hadapin. Antri ajalah misalnya, bertindak antrian kita diterjang oleh orang lain bisa marah sekali, kalo sekarang kita lihatin dulu aja, kalo dia nggak malu sendiri biar aja gitu. Kalo perlu sekali ya kita tegur; apakah ndak lebih baik di belakang karena baru datang? Gitu.. 51. tapi kalo dulu bisa langsung kita ajak ribut aja gitu. C menyatakan bahwa sikap Sikap responsif muncul dari Itu kan salah satu sikap responsif jadi meletup-letup. responsif muncul dari komplikasi komplikasi keadaan, usia, Itu mungkin komplikasi dari keadaaan ato dari usia keadaan, usia, atau lingkungan atau lingkungan ato dari lingkungan ato apa, tidak memberikan suatu keadaan yang damai Baik Pak bisa minta penjelasan lebih lanjut tentang.. tadi Bapak menyatakan bahwa ada masalah sekarang lebih bisa untuk berpikir, itu bisa dijabarkan lebih detail Pak? Maksud dari bepikir itu bagaimana? 52. Jadi kita mempunyai suatu masalah yang cukup Dalam mengambil suatu Berhati-hati dalam berat, misalnya ini yang datang usaha jasa. Saya keputusan, C akan berpikir matang bertindak ditawari di bidang jasa itu tidak mudah. Nah saya sebelum mengeluarkan keputusan lebih bisa berpikir, saya kalo berdagang usaha jasa kalo dulu diajak apa-apa bisa langsung mau. Dengan kondisi sekarang saya lebih berhati-hati berarti saya mungkin tidak berbakat itu, tapi saya harus berusaha mencari jalan keluarnya, lalu saya coba dengan yang lebih aman. Saya coba berwiraswasta home industry itu seperti sudah kita tata dengan mengurus PIRT ijin usaha rumah tangga. Itu lebih.. lebih.. tenang, tapi di satu sisi juga bisa menimbulkan gaya hidupnya santai ato apa? ato nglokro, putus asa, tapi
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tidak. Kita merasa gembira; senang bisa salah mengerti orang yang melihat sepotong-sepotong. Wah dia kok nggak mau ini ini. Ada penawaran misalnya terjadi benar dua bulan lalu saya ditawari untuk bekerja menjadi kepala gudang di Parakan karena dahulu saya pernah menjadi kepala gudang selama 11 tahun dan saya berhenti dengan baik. Karena harus ke Bandung menunggu ibu saya sakit. Dengan gaji yang cukup, tapi saya minta waktu untuk berpikir dan saya menjawab maaf saya ndak bisa ikut bekerja dengan tawaran itu saya terima kasih sekali. Jadi kita kan tidak hanya mencari, langsung menerima tapi berpikir dulu. Karena di dunia itu full sekali waktunya, kena musim pendek bahkan bisa kerja sampe pagi dengan berbagai urusan yang sangat spesifik, sangat keras banyak timbul salah. Kita tahu banyak kenakalan-kenakalan dalam dunia bisnis. Disitulah pada saat yang pernah saya alami, sehingga saya berpikir tidak mengambil itu. Itu kan salah satu contohnya. Saya tidak bisa menjabarkan dengan jawaban yang baik, tapi saya memberikan contoh.. Baik.. tadi Bapak kan menceritakan tentang kondisi Bapak yang lampau, kemudian saat ini setelah rutin bermeditasi, kemudian, apa ya? dapatkah saya meminta Bapak untuk menceritakan yang lebih spesifik lagi tentang perubahan apa sajakah yang terjadi pada pengelolaan emosi Bapak hingga mencapai kondisi seperti ini yang? dimana bisa lebih nrimo dari nrimo itu lebih tenang. Bisa diceritakan enggak Pak dulu gejolaknya bagaimana waktu apa ya? apakah mungkin jalannya rata-rata aja maksudnya makin baik, tiba-tiba naik turun ato bagaimana? 53. Saya tidak bisa menjawab dengan baik masalah itu Dengan meditasi yang teratur C Menerima karena setiap orang akan mengalami suatu kini dapat lebih menerima keadaan pengalaman yang berbeda e.. Namun dari meditasi
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54.
55.
saya punya keyakinan dan memang saya alami dengan kita bermeditasi teratur itu saya merasa mempunyai satu perubahan yang lebih merasakan e... lebih menerima dengan keadaan yang ada.. ato lebih tenang.. ya itu apakah satu bentuk kebahagiaan kecil ya? tapi saya merasa bahwa aku lebih sehat lebih tenang lalu pengalaman-pengalaman yang khusus tidak ada ya... Karena saya meditasi itu tidak mempunyai suatu tujuan supaya apa terkabul karena saya tahu saya jangan sampe keliru meditasi. saya meditasi e... tanpa membawakan doa.. kalo doa ya doa.. pas meditasi saya ya apa? memupuk satu ketenangan ato menikmati suatu semacam merefleksi diri saya sendiri sebenarnya, saya ini sedang apa? merasakan bahwa saya sedang duduk diam dan itu menurut teori-teorinya, informasinya itu akan membawa kesehatan ato memberikan ketenangan itu, saya buktikan benar meskipun tidak terlalu signifikan ato mencolok sekali bagi saya, tapi selama ini saya tidak ada pengalaman khusus, tidak merasa bosan ato sangat apa? getol sekali juga enggak, sudah terbawa suatu semacam kebiasaan. Saya bermeditasi kadang-kadangpun dalam berjalan sore-sore jalan juga jelas membahagiakan karena itu olahraga kecil ya.. jalan itu saya nikmati juga dengan apa yang dikategorikan dengan meditasi gerak bahwa ini saya sedang berjalan-jalan. Saya rasakan itu. Jadi apa ya itu merasa saya sedang berbuat apa saya sadari saya pikir melatih kesadaran
C tidak memiliki tujuan apa-apa Memupuk dalam bermeditasi, C hanya semata sekedar memupuk ketenangan
ketenangan
C melatih kesadarannya dalam Melatih kesadaran dalam situasi apapun situasi apapun
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lah dalam situasi apapun kita melatih kesadaran itu apakah itu e.. sedang duduk diam ato dalam melakukan aktivitas itu sudah merupakan suatu meditate ya. Iya Pak jika ingin mempertajam lagi Pak? E..apakah Bapak merasakan perubahan pada cara pengelolaan emosi Bapak itu secara perlahan itu pasti? Jadi maksud saya pelan-pelan itu berubah. Jadi apa ya? lebih baik ato kadang hari ini baik besok turun lagi, trus pelan-pelan bisa nerima lagi? 56. Pada saat saya belum menjalankan meditasi dengan Dalam dua tiga tahun terakhir, C Pengelolaan emosi teratur, masi ikut-ikutan mungkin bisa terjadi merasakan pengelolaan emosinya bertambah baik dari waktu demikian. Tapi relatif 2 3 tahunn terakhir ini sangat bertambah baik dari waktu ke ke waktu jelas dan nyata mengalami kemajuan yang bertahap waktu ya tidak langsung melonjak. Tapi lebih bagus, lebih bagus. Bukan berarti signifikan ya, terus menjadi lebih baik-lebih baik, tidak langsung mencapai mencolok sekali. Karena saya bertanya kepada beberapa teman mungkin karena lebih teratur rutin. 57. Kalo hanya mencoba satu dua kali, katakanlah Kini C merasa pengelolaan Pengelolaan emosi lebih seminggu sekali tetap bermanfaat, tetapi tidak akan emosinya lebih baik baik terasa berarti sekali. Tapi bagi kondisi tertentu orang yang mengalami suatu depresi e... psikis dengan intensif itu mungkin langsung terasa manfaatnya. e.. waktu yang singkat ya. Jadi pada saat itu saya harus memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengalami kemajuan-kemajuan. Dan sekarang saya merasa lebih baik. Oh ya Pak apakah ini perubahan yang terjadi pada pengelolaan emosi Bapak juga selaras dengan cara Bapak menanggapi masalah? Jadi maksud saya dengan semakin baik Bapak mengelola emosi Bapak semakin baik dalam mengelola masalah dengan lebih bagus-lebih bagus...
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58.
Ya benar itu. Bahkan benar sekali. Kita merasa C mampu memilah hal yang perlu Lebih selektif lebih bisa waspada bukan mencurigai, lebih waspada dan tidak perlu akan suatu hal ini perlu tidak. Bukan berarti dalam kebingungan tapi e.. bisa lebih bertanya pada hati nurani kita. Ini harus tidak, oh ini nggak perlu diuruslah. Oh ini menjadi skala prioritas harus kita lakukan. Jadi apa ya? Dengan meditasi ini yang saya tangkap adalah Bapak makin lebih bisa menerima keadaan dengan lebih bijaksana dalam melihat suatu masalah ya Pak? 59. Iya benar, jadi kebijaksanaan yang saya maksud Kini C lebih bijaksana dalam Menyadari keburukan pada bukan berarti kita tidak bisa keliru ya. Tapi kita bisa melihat kesalahan yang dibuat diri diri menyadari oh ini saya keliru. Mau merubah ato C mungkin lebih mau mengakui kesalahan. Jadi bukan berarti langsung bisa sempurna. Jadi kita harus belajar terus sampai kita meninggal.
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 11. Meaning Unit-meaning unit Subjek C 1. Meditasi hampir setiap hari 2. Terkadang tidak bermeditasi 3. Bermeditasi 30 menit hingga satu jam 4. Tiga tahun bermeditasi 5. Tahun 1996 pertama kali mengenal meditasi 6. Rasa senang 7. Rasa sehat 8. Stamina lebih baik dan jarang sakit 9. Tidak bergantung obat 10. Memiliki darah tinggi dan hampir setiap hari makan obat 11. Darah tinggi menjadi stabil 12. Larut dalam amarah 13. Emosi lebih stabil 14. Darah tinggi menjadi stabil 15. Senang mendaki gunung 16. Meditasi mendukung fisik 17. Larut dalam amarah 18. Menerima 19. Darah tinggi menjadi stabil
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20. Larut dalam amarah 21. Menerima 22. Perekonomian 23. Larut dalam kekhawatiran 24. Rasa tenang 25. Berhati-hati dalam bertindak 26. Menerima 27. Pikiran jernih 28. Melakukan aksi nyata 29. Kesadaran lebih baik 30. Faktor-faktor dalam bermeditasi 31. Merasakan hal positif dari meditasi 32. Menerima 33. Bersyukur 34. Menerima 35. Larut dalam penyesalan 36. Menerima 37. Menyalahkan diri dan mengumpat 38. Kini teman-teman lebih sukses 39. Larut dalam penyesalan
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40. Menerima 41. Tidak merasa iri 42. Rasa nyaman 43. Emosi lebih stabil 44. Rasa tenang 45. Mengetahui keburukan pada diri 46. Menerima 47. Larut dalam amarah 48. Melihat hakikat suatu masalah 49. Memahami adanya aku 50. Emosi lebih stabil 51. Sikap responsif muncul dari komplikasi keadaan, usia, atau lingkungan 52. Berhati-hati dalam bertindak 53. Menerima 54. Memupuk ketenangan semata 55. Melatih kesadaran dalam situasi apapun 56. Pengelolaan emosi bertambah baik dari waktu ke waktu 57. Pengelolaan emosi lebih baik 58. Lebih selektif 59. Menyadari keburukan pada diri
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 12. Meaning Unit-meaning unit C yang Tereliminasi 1. Meditasi hampir setiap hari 2. Terkadang tidak bermeditasi 3. Bermeditasi 30 menit hingga satu jam 4. Tiga tahun bermeditasi 5. Tahun 1996 pertama kali mengenal meditasi 6. Rasa senang 7. Rasa sehat 8. Stamina lebih baik dan jarang sakit 10. Memiliki darah tinggi dan hampir setiap hari makan obat 15. Senang mendaki gunung 16. Meditasi mendukung fisik 22. Perekonomian 25. Berhati-hati dalam bertindak 27. Pikiran jernih 28. Melakukan aksi nyata 29. Kesadaran lebih baik 30. Faktor-faktor dalam bermeditasi 31. Merasakan hal positif dari meditasi 37. Menyalahkan diri dan mengumpat
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38. Kini teman-teman lebih sukses 41. Tidak merasa iri 51. Sikap responsif muncul dari komplikasi keadaan, usia, atau lingkungan 52. Berhati-hati dalam bertindak 54. Memupuk ketenangan semata 55. Melatih kesadaran dalam situasi apapun 56. Pengelolaan emosi bertambah baik dari waktu ke waktu 57. Pengelolaan emosi lebih baik
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 13. Tabel Tema-tema Subjek C Tema TU1 Kesulitan dalam Meregulasi Emosi TS1.1. Larut dalam amarah TS1.3. Larut dalam penyesalan TU2 Peningkatan Awareness TS2.3.Menyadari keburukan pada diri TU3 Pemahaman positif TS3.1. Memahami adanya aku TU4 Reaksi Pikiran Positif TS4.1. Melihat hakikat suatu masalah TS4.2. Lebih selektif TU5 Reaksi Emosi Positif TS5.1. Bersyukur TS5.2. Menerima TU6 Reaksi Emosi Negatif TS6.1. Larut dalam kekhawatiran TU7 Emosi Positif TS7.1. Rasa nyaman TS7.2. Emosi lebih stabil TS7.3. Rasa tenang
Meaning Unit
Kata Kunci
12.1-2; 17.2-6; 20.2-5 (nomor 20, baris ke „temperamen tinggi‟; „pemarah‟; 2-5); 47.1-6 ‘berang’; „diajak bertengkar‟ 35.1-5; 39.2-7 „menyesal sekali‟; ‘menyesali diri’ 45.1-3; 59.2-5
‘menyadari’
49.1
„menyangkut aku‟
48.1-2 58.2-7
„liat dulu‟ „lebih waspada‟
33.25-39 „bersyukur‟ 18.3-4; 21.1-3; 26.1-2; 32.7-8; 34.1-13; ‘menerima’; 36.1-4; 40.1-8; 46.2-5; 50.5-8 „menerima‟
„biarkan
berlalu‟;
23.1-2
„kekuatiran‟
42.1-5 13.1-7; 43.14-20; 50.1-7
„lebih nyaman‟ „lebih stabil‟; ‘lebih terjaga’; lebih tidak responsif‟ „lebih tenang‟; ‘ketenangan’
24.1; 44.1-4
Keterangan : TU : Tema Umum TS : Tema Spesifik
171