PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA UNTUK MEMAHAMI ISI BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER 2 SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indosesia
Disusun Oleh Brigita Familia 101224030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA UNTUK MEMAHAMI ISI BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER 2 SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indosesia
Disusun Oleh Brigita Familia 101224030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Di mana ada kemauan, di situ ada jalan
Skripsi ini saya persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Kedua orang tua saya bapak Venantius Suradi dan Ibu Falentina Suparmi, Kakak perempuan saya Lucia Sri Mulyani, Teman dekat saya Herybertus Novi Setyawan, Sahabat dan teman-teman seperjuangan PBSI 2010.
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 2 Februari 2015 Penulis,
Brigita Familia
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Brigita Familia
Nomor Mahasiswa
: 101224030
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA UNTUK MEMAHAMI ISI BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER 2 SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan
secara
terbatas,
dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 Maret 2015 Yang menyatakan,
Brigita Familia
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Terselesainya skripsi ini tidak lain adalah berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph. D., selaku Ketua Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Kaprodi PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bantuan dan motivasi demi terselesainya skripsi ini. 3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing 1, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum., sebagai Dosen Pembimbing 2, yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 5. Para dosen PBSI yang telah memberikan seluruh ilmu dan pengalamannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 6. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat PBSI atas pelayanan dan kerja samanya selama ini. 7. Kedua orang tua penulis, Bapak Venantius Suradi dan Ibu Valentina Suparmi yang telah berjuang dengan keras, memberikan dukungan, dan doa yang tak ada hentinya agar penulis dapat menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma. 8. Kakak perempuan penulis, Lucia Sri Mulyani yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Teman dekat penulis, Herybertus Novi Setyawan, S.Kom. yang telah memberi dukungan baik secara moral maupun material selama proses penulisan skripsi ini.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Ibu Retna Wuryaningsih, S.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 6 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 6 Yogyakarta. 11. Ibu Titik Irawati, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia Kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta yang telah member bantuan, dukungan, masukan, dan kerjasama selama peneliti melakukan penelitian di SMP Negeri 6 Yogyakarta. 12. Segenap guru di SMP Negeri 6 Yogyakarta yang telah menerima kehadiran penulis dengan ramah, sehingga penulis merasa nyaman ketika melakukan penelitian. 13. Siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta yang telah berpartisipasi aktif selama penelitian dilaksanakan. 14. Sahabat penulis, Ester Lestari, S.Pd., Fransiska Budi Fitriana, S.Pd., Agusulistyaningrum, S.Pd., Anastasia Tatiana Fabi, S.Pd.,
Asri
Alfonsia Novita
Momat, S.Pd., Elisabeth Iga, S.Pd., Chatarina Susanti Ready, S.Pd., Sebastianus Seno Kurniawan, S.Pd., Resti Wulandari, S.Pd., yang telah membantu, mendukung, dan bertukar pikiran selama proses perkuliahan. 15. Semua teman-teman PBSI angkatan 2010 atas kebersamaan kita selama ini. 16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang membantu penulis dalam berbagai hal demi kelancaran penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, 9 Maret 2015 Penulis,
Brigita Familia
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Familia, Brigita. 2015. Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Menyimak Siswa untuk Memahami Isi Berita Menggunakan Media Audiovisual dan Teknik Kancing Gemerincing pada Siswa Kelas VIII A Semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keaktifan dan kemampuan menyimak siswa dalam pembelajaran menyimak isi berita pada siswa kelas VIII A SMP N6 Yogyakarta semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Hal ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan bahwa kemampuan siswa dalam menyimak isi berita masih rendah. Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan atau kemampuan, perbedaan faktor ekonomi, keluarga, maupun pendidikan orang tua, serta kesulitan dalam berkonsentrasi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelasVIII A Semester 2 SMP N 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh dari hasil tes dan nontes (kuesioner, pedoman observasi, pedoman wawancara). Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan keaktifan siswa dalam memahami isi berita. Nilai rata-rata menyimak siswa pada prasiklus 72,46, pada siklus 1 meningkat menjadi75,66, dan pada siklus 2 meningkat menjadi 79,06. Siswa yang tuntas pada prasiklus sebanyak 14 orang (47%), pada siklus 1 meningkat menjadi 22 orang (74%), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 26 orang (87%). Jumlah peningkatan dari prasiklus hingga siklus 2 sebesar 40%. Siswa yang aktif pada prasiklus hanya 4 orang (13%), pada siklus 1 meningkat menjadi 19 orang (63%), dan pada siklus 2 meningkat menjadi 25 orang (83%). Jumlah peningkatan dari prasiklus hingga siklus 2 sebesar 70%.Uji hipotesis dengan perhitungan SPSS menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar -3,123 dan nilai t-tabel pada taraf siginifikansi 5% serta derajat kebebasan 29 sebesar 1,699.Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari pada nilai t-tabel. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan keaktifan siswa kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran menyimak isi berita. Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif baru dalam pembelajaran menyimak. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang sejenis.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Familia, Brigita. 2015. Improvement of Students’ Listening Ability and Active Participation to Comprehend News Content Using Audiovisual Media and “Kancing Gemerincing” Technique on Students Class VIII A Semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta Academic Year of 2014/2015. S1 Degree Thesis. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. This research was aimed to describe the VIII A students of SMP Negeri 6 Yogyakarta semester 2 academic year of 2014/2015 ability to pay the students activeness and listening in understanding the content of the news. The background of this research was the studens low ability to pay listening to the content of the news. This was caused by the knowledge diference, economic factor, family factor, the parents education level, and the students difficulty in concetrating. This research used Classrom Action Research which was done in two cycles. In each cycle, there were four steps which were done. They were, planning, acting, abserving, and reflecting. The subject of this study were the 30 students of VIII A class Semester 2 of SMP N 6 Yogyakarta Academic Year of 2014/2015. The data were taken from the test and non-test result (questionnaire, observation guide, interview guide). The results of this study showed that the use of audiovisual media and “kancing gemerincing” technique could increase the students’ ability to pay listening and the students activeness in understanding the content of the news. The students’ average listening score was 72.46. In cycle one and two, the students average score increased. In cycle one, the students average score was 75.66, and in cycle two, it was 79.06. There were 14 students (47%) who passed the passing grade increased. In cycle one, the students who passed were 22 students (74%), and in cycle two, the students who passed the passing grade became 26 students (87%). The students who were active in the pre-cycle were only 4 students (13%). In cycle one, the students who were active became 19 students (63%). In cycle two, the students who were active became 25 students (83%). The amount of the students improvement from the pre-cycle until second cycle were 70%. The hypothesis test using SPSS showed that the t-counted was -3.123 and the t-table score was at the significant level of 5% with the 29 degree of freedom was 1.699. The calculation showed that the score of tcounted is bigger than the score of t-table. From the results of the hypothesis test, it can be seen that the use of audiovisual media and “kancing gemerincing” technique could improve the listening ability and participation of the students class VIII A semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta academic year of 2014/2015 in learning to comprehend the news content. This research could be used as a new alternative in listening class. Besides, this research also can be used as the reference for other researchers to conduct the researc in similar topic.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................... vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAK ......................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................ x DAFTAR ISI...................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8 E. Batasan Istilah ......................................................................................... 9 F. Sistematika Penyajian ............................................................................. 10 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 11 A. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 11 B. Kajian Teori ............................................................................................ 14 1. Pengertian Menyimak ....................................................................... 14 2. Tujuan Menyimak ............................................................................. 16 3. Tahap-tahap Menyimak .................................................................... 20 4. Ragam Menyimak ............................................................................. 24 5. Beberapa Prinsip Umum Pengajaran Menyimak .............................. 26 6. Pemilihan Bahan dalam Menyimak .................................................. 28 7. Pengertian Pembelajaran Aktif ......................................................... 33 8. Pengaruh Lingkungan Sosial dalam Belajar ..................................... 33 9. Hubungan Emosi, Memori, Kinenstetik, dan Belajar ....................... 34 10. Prinsip-prinsip Pembelajaran Aktif ................................................... 34 11. Pengertian Berita ............................................................................... 35 12. Ciri-ciri Berita ................................................................................... 36 13. Unsur-unsur Berita ............................................................................ 42 14. Jenis-jenis Berita ............................................................................... 42 15. Pengertian Media Pembelajaran....................................................... 48 16. Ciri-ciri Media Pembelajaran ............................................................ 49 17. Fungsi Media Pembelajaran .............................................................. 50 18. Manfaat Media Pembelajaran ........................................................... 50 19. Pengertian Media Audiovisual .......................................................... 53 20. Ciri-ciri Media Audiovisual .............................................................. 53 21. Manfaat Media Audiovisual.............................................................. 54 22. Pemilihan Media Audiovisual........................................................... 55 xii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23. Penggunaan Media Audiovisual ....................................................... 57 24. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ..................................... 58 25. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif .................................. 59 26. Teknik Kancing Gemerincing ........................................................... 60 C. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 62 D. Kerangka Berpikir ................................................................................... 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 65 A. Jenis Penelitian........................................................................................ 65 B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian .................................................. 66 C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 66 D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 66 1. Teknik Tes ........................................................................................ 67 2. Teknik Nontes ................................................................................... 67 E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 68 1. Instrumen Tes .................................................................................... 69 2. Instrumen Nontes .............................................................................. 70 F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 71 G. Rancangan Penelitian .............................................................................. 73 H. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 79 A. Deskripsi Data ......................................................................................... 79 1. Deskripsi Tempat Penelitian ............................................................. 79 2. Deskripsi Pelaksanaan Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2 ......................... 80 3. Deskripsi Data Skor Hasil Tes Menyimak ........................................ 81 4. Deskripsi Data Skor Hasil Pengamatan Keaktifan ........................... 82 5. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran................... 84 6. Deskripsi Data Hasil Kuesioner ........................................................ 84 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7. Deskripsi Data Hasil Wawancara ..................................................... 89 B. Analisis Data ........................................................................................... 89 1. Prasiklus ............................................................................................ 89 2. Siklus 1.............................................................................................. 96 3. Siklus 2.............................................................................................. 108 C. Pembahasan ............................................................................................. 120 1. Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa.................................................... 120 2. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ............................................. 122 3. Peningkatan Keaktifan Siswa ........................................................... 124 4. Uji Normalitas ................................................................................... 127 5. Uji t ................................................................................................... 130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 138 A. Kesimpulan ............................................................................................. 138 B. Saran ....................................................................................................... 141 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 143 LAMPIRAN ....................................................................................................... 146
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 4.1 Diagram Skor Hasil Menyimak berdasarkan Ketuntasan Belajar... 82 Gambar 4.2 Diagram Skor Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa ......................... 83 Gambar 4.3 Diagram Hasil Kuesioner Siklus 1 .................................................. 85 Gambar 4.4Diagram Hasil Kuesioner Siklus 2 ................................................... 87 Gambar 4.5 Siswa Menyimak Berita .................................................................. 95 Gambar 4.6 Diagram Hasil Kuesioner Siklus 1 .................................................. 105 Gambar 4.7 Siswa Menggunakan Teknik Kancing Gemerincing....................... 107 Gambar 4.8 Diagram Hasil Kuesioner Siklus 2 .................................................. 117 Gambar 4.9 Siswa Menjawab Pertanyaan Guru ................................................. 120 Gambar 4.10 Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa ................................. 121 Gambar 4.11 Diagram Peningkatan Tuntas dan Tidak Tuntas ........................... 123 Gambar 4.12 Diagram Peningkatan Aktif dan Tidak Aktif ................................ 125
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Tabel Aspek Penilaian Tulisan Siswa ................................................. 69 Tabel 3.2 Tabel Indikator Keberhasilan .............................................................. 78 Tabel 4.1 Tabel Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas .................. 122 Tabel 4.2 Tabel Data Jumlah Siswa yang Aktif dan Tidak Aktif ....................... 125 Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas Data Prasiklus .................................................. 128 Tabel 4.4 Tabel Uji Normalitas Data Siklus 1 .................................................... 129 Tabel 4.5 Tabel Uji Normalitas Data Siklus 2 .................................................... 130 Tabel 4.6 Tabel Uji t Data Prasiklus dan Siklus 2 .............................................. 131 Tabel 4.7 Tabel Perbandingan Skor pada Prasiklus dan Siklus 2 ....................... 133
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .................................................................. 64 Bagan 3.1 Bagan Spiral Kemmis dan Taggart .................................................... 74
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman LAMPIRAN PRASIKLUS Transkrip Gas ...................................................................................................... 146 Kisi-kisi Soal Gas ............................................................................................... 147 Lembar Evaluasi ................................................................................................. 148 Pedoman Penilaian .............................................................................................. 151 Lembar Evaluasi Siswa yang Sudah Dikoreksi .................................................. 153 Analisis Hasil Evaluasi ....................................................................................... 159 Data Keaktifan Siswa .......................................................................................... 160 Hasil Dokumentasi .............................................................................................. 161 LAMPIRAN SIKLUS 1 Silabus ................................................................................................................. 162 RPP ..................................................................................................................... 164 Transkrip Kebun Sayur Hidroponik Farm .......................................................... 170 Kisi-kisi Soal Kebun Sayur Hidroponik Farm .................................................... 171 Pedoman Penilaian .............................................................................................. 172 Lembar Evaluasi Siswa yang Sudah Dikoreksi .................................................. 174 Analisis Hasil Evaluasi ....................................................................................... 180
xviii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lembar Kerja Siswa ............................................................................................ 181 Data Keaktifan Siswa .......................................................................................... 185 Instrumen Kuesioner ........................................................................................... 186 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ................................................... 190 Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas .................................................... 191 Pedoman Wawancara Guru ................................................................................. 193 Pedoman Wawancara Siswa ............................................................................... 194 Hasil Dokumentasi .............................................................................................. 195 LAMPIRAN SIKLUS 2 RPP ..................................................................................................................... 199 Transkrip DBD .................................................................................................... 205 Kisi-kisi Soal DBD ............................................................................................. 206 Pedoman Penilaian .............................................................................................. 208 Lembar Evaluasi Siswa yang Sudah Dikoreksi .................................................. 209 Analisis Hasil Evaluasi ....................................................................................... 215 Lembar Kerja Siswa ............................................................................................ 216 Data Keaktifan Siswa .......................................................................................... 220 Instrumen Kuesioner ........................................................................................... 221 Instrumen Observasi Aktivitas Siswa di Kelas ................................................... 225
xix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Instrumen Observasi Aktivitas Guru di Kelas .................................................... 226 Pedoman Wawancara Guru ................................................................................. 228 Pedoman Wawancara Siswa ............................................................................... 229 Hasil Dokumentasi .............................................................................................. 230 Surat Permohonan Ijin Penelitian ................................................................... 233 Surat Ijin Penelitian .......................................................................................... 234 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................................... 232 Materi Powerpoint ............................................................................................. 233
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi membawa banyak perubahan yang terjadi pada masyarakat. Kemajuan media komunikasi dan informasi pun tak terelakkan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Dalam dunia pendidikan, hal ini semakin tampak jelas bersamaan dengan hadirnya tuntutan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas dapat diwujudkan dengan adanya guru-guru yang berkualitas pula. Guru yang berkualitas tidak hanya mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran saja, tetapi di dalamnya juga harus menguasai penggunaan media pembelajaran. Penggunaan media atau alat bantu dalam pendidikan diyakini sangat membantu aktivitas proses pembelajaran, terutama dalam pemahaman materi dan peningkatan prestasi belajar siswa. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa, yaitu membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Keempat keterampilan berbahasa tersebut masing-masing harus mendapat porsi yang seimbang dan diterapkan secara terpadu dalam praktiknya. Pada kenyataannya, aktivitas menyimak lebih banyak dilakukan daripada aktivitas berbahasa lain seperti berbicara, membaca, dan menulis. Hal ini dibuktikan oleh (Paul T. Rankin: 1929 melalui Tarigan, 2008:139). Berdasarkan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
hasil survei yang dilakukannya kebanyakan orang mempergunakan 9% waktunya untuk menulis, 16% untuk membaca, 30% untuk berbicara dan 45% untuk menyimak. Hal tersebut menunjukkan bahwa keterampilan menyimak secara kuantitas memiliki porsi terbesar dalam setiap aktivitas komunikasi, namun secara kualitatif umumnya kegiatan ini masih tergolong buruk atau tidak efektif. Hermawan
(2012:35)
mengatakan
banyak
sekolah
yang
kurang
memperhatikan pelajaran menyimak dibandingkan dengan keahlian-keahlian komunikasi lainnya. Sejak dari taman kanak-kanak hingga SMU umumnya siswa menerima pelajaran dan pelatihan dalam hal membaca dan menulis. Setiap tahun terpaan terhadap keahlian membaca dan menulis terus berjalan. Begitu juga keahlian dalam percakapan mendapat perhatian yang cukup besar. Apabila dibandingkan dengan pelatihan dalam bidang membaca, menulis, dan berbicara, pelatihan dalam bidang menyimak sangat kurang. Tentu saja keadaan seperti ini sangat ironis mengingat 50% komunikasi manusia adalah menyimak. Terkait dengan hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Yogyakarta, yaitu Ibu Titik Irawati, S.Pd. pada tanggal 25 Februari 2014. Berdasarkan wawancara tersebut, peneliti mendapatkan informasi bahwa hasil belajar siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dalam pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita masih banyak yang belum mencapai KKM. KKM yang ditetapkan sekolah adalah 75, dengan ketetapan tersebut banyak siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti proses pembelajaran. Data yang diperoleh peneliti dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
hasil wawancara menunjukkan bahwa hanya 45% siswa yang tuntas dari keseluruhan siswa kelas VIII yang berjumlah 140 orang. Menurut Ibu Titik Irawati, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMP N 6 Yogyakarta, ketidaktuntasan tersebut tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita adalah sebagai berikut: (1) tingkat pengetahuanatau kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda, sehingga membuat siswa kurang memahami isi berita yang disampaikan melalui bahan simakan, (2) latar belakang siswa yang berbeda-beda, baik dalam faktor ekonomi keluarga maupun pendidikan orang tua dapat menghambat proses belajar siswa (3) siswa masih sulit untuk berkonsentrasi dalam menyimak,khususnya untuk menemukan hal-hal pokok dari sebuah berita. Guru sebagai pelaku pembelajaran di kelas, dihadapkan pada persoalan tentang bagaimana memberikan materi pembelajaran kepada siswa agar dengan mudah dapat diterima dan dimengerti siswa. Dalam implementasinya, tidak banyak guru yang memanfaatkan media. Metode ceramah yang monoton masih cukup populer di kalangan guru dalam proses pembelajarannya. Hal itu dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang memadai dan lemahnya kemampuan guru dalam menciptakan media. Keinginan untuk menggunakan media di kalangan guru sangat tinggi, namun berbagai kendala yang ditemukan adalah masih banyak guru yang belum mengetahui membuat media pembelajaran yang baik, terkadang mereka juga tidak ada waktu untuk membuatnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
Arsyad (2011) mengatakan karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi, dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran menyimak sangatlah penting. Ketika menggunakan media pun perlu diperhatikan, media apa yang hendak dipakai agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Dari situlah guru dituntut pula agar dapat menggunakan berbagai media dengan baik dan lancar. Bantuan media sangat cocok untuk mengemas materi agar menarik, tidak membosankan sehingga dapat menimbulkan minat belajar yang lebih baik. Salah satu media tersebut adalah media audiovisual. Anitah (2010) mendeskripsikan media visual adalah media yang dapat dilihat, kemudian media audio adalah media yang dapat didengar. Jadi, media audiovisual adalah media yang dapat dilihat dan didengar. Media audiovisual sering didefinisikan sebagai media
yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun
visual
(penglihatan). Berbagai aspek dalam media audiovisual ini pula perlu diketahui agar penggunaan lebih maksimal. Berbagai cara pemilihan, penggunaan, dan pengembangan dari media audiovisual akan dibahas pada makalah ini. Dengan demikian, media audiovisual dapat dimengerti secara singkat dan cepat. SMP Negeri 6 Yogyakarta merupakan sekolah yang cukup favorit di Kota Yogyakarta. Berdasarkan pengamatan peneliti ketika ber-PPL, secara umum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
pembelajaran di sekolah ini berjalan dengan baik. Siswa-siswi mempunyai prestasi yang baik. Guru sudah menciptakan sistem maupun suasana yang kondusif. Namun, penggunaan media audiovisual dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih tampak kurang. Ada umpan balik dari siswa yang menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media audiovisual lebih menarik dan lebih mudah dimengerti. Selain itu, jika dilihat dari hasil ulangan harian, prestasi belajar siswa dalam aspek menyimak juga meningkat dari sebelumnya. Hal inilah yang membuat peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian terkait penggunaan media dalam aspek menyimak. Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji kemampuan menyimak untuk memahami isi berita yang disimak siswa kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakartatahun ajaran 2013/2014 menggunakan media audiovisual dan metode kooperatif teknik kancing gemerincing. Murid bisa belajar lebih baik dari kata-kata dan gambar-gambar daripada kata-kata saja (Mayer, 2009:93). Selain itu, Suleiman (1985) juga mengatakan bahwa alat-alat audiovisual dapat membuat cara berkomunikasi menjadi efektif, memberi
dorongan dan motivasi,serta
membangkitkan
keinginan
untuk
mengetahui dan menyelidiki. Alat-alat audiovisual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkrit atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Oleh karena itu, alat-alat audiovisual membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Katakata yang diucapkan, ditulis, atau dicetak penuh dengan bahaya verbalisme,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
artinya penggunaan kata-kata yang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan. Dari teori tersebut, peneliti mengaitkannya dengan faktor-faktor penyebab ketidaktuntasan menyimak di SMP N 6 Yogyakarta, yaitu siswa masih sulit berkonsentrasi. Inilah yang menjadi alasan peneliti untuk menggunakan media audiovisual. Peneliti memilih metode kooperatif karenametode ini dirasa cukup efektif untuk diterapkan di dalam kelas, terutama dalam pembelajaran menyimak yang terintegrasi dengan aspek berbicara. Metode ini difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-masing pembelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan, 1992:8 dalam Widharyanto, 2002:2). Teknik Kancing Gemerincing dipilih karena dalam teknik ini setiap siswa diberi kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain (Lie, 2010:63). Teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta. Dengan menerapkan teknik ini, maka tidak ada siswa yang pasif dan siswa yang dominan, semua akan mendapat porsi yang sama. Mereka akan mendapatkan pemahaman yang lebih ketika belajar bersama. Hal ini tentu sangat positif jika dapat diterapkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut. 1) Apakah keaktifan siswa dalam pembelajaran menyimak siswa kelas VIII A semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan dengan menggunakan media audiovisual dan teknik Kancing Gemerincing? 2) Apakah kemampuan menyimak isi berita dalam pembelajaran menyimak siswa kelas VIII A semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dapat ditingkatkan dengan menggunakan media audiovisual dan teknik Kancing Gemerincing?
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan keaktifan siswa dalam pembelajaran menyimak siswa kelas VIIIA semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 setelah menggunakan media audiovisual dan teknik Kancing Gemerincing. 2) Mendeskripsikan kemampuan menyimak isi berita dalam pembelajaran menyimak siswa kelas VIIIA semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 setelah menggunakan media audiovisual dan teknik Kancing Gemerincing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat tersebut diuraikan sebagai berikut. a) Bagi guru kelas VIII A SMP N 6 Yogyakarta, penelitian ini akan memberikan informasi mengenai upaya untuk meningkatkan kemampuan kemampuan menyimak isi berita dalam pembelajaran menyimak siswa kelas VIII A SMP N 6 Yogyakarta 2013/2014 setelah menggunakan media audiovisual dan teknik Kancing Gemerincing. Di samping itu juga dapat digunakan sebagai sumber/acuan oleh guru dalam pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) bahasa Indonesia. b) Bagi siswa SMP N 6 Yogyakarta, penelitian ini dapat membantu siswa aktif dalam pembelajaran dan meningkatkan kemampuan menyimak mereka. c) Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersebut. d) Bagi calon guru, penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam mempertimbangkan kegiatan belajar mengajar di kelas. e) Peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam mengembangkan media pembelajaran di kelas VIII. Hasil penelitian ini juga dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian baru dengan fokus atau aspek lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
E. Batasan Istilah Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008:31). 2) Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca, serta menyangkut kepentingan mereka (Charnley dalam Romli, 2009). 3) Media visual adalah media yang dapat dilihat, kemudian media audio adalah media yang dapat didengar. Jadi, media audiovisual adalah media yang dapat dilihat dan didengar. Media audiovisual sering didefinisikan sebagai media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) (Anitah: 2010). 4) Teknik Kancing Gemerincing adalah teknik belajar mengajar yang memberikan kesempatan kepada setiap anggota kelompok untuk memberikan pemikiran atau pandangannya (Lie: 2010).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
F. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam proposal penelitian ini terbagi menjadi tiga bab yaitu: bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodologi penelitian. Setiap bab terdiri dari subbab-subbab, yaitu: 1) bab I menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, sistematika penyajian, 2) bab II menguraikan tentang penelitian yang relevan, kajian pustaka, dan hipotesis tindakan, kerangka berpikir, 3) bab III menguraikan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan indikator keberhasilan, 4) bab IV menguraikan tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan 5) bab V berisi penutup yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan Peneliti memperoleh tiga penelitian yang sejenis yang berkaitan dengan penggunaan media untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Kedua judul yang dijadikan relevansi penelitian ini ditulis oleh mahasiswa Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan judul ini yakni sebagai berikut. Mulyono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Informasi dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media Audiovisual dan Teknik SKDKK Siswa Kelas XSemester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010 menyimpulkan bahwa (1) Penggunaan media audiovisual dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak isi informasi dan keaktifan siswa kelas X semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010. (2) Teknik SKDKK dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak isi informasi dan keaktifan siswa kelas X semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010. (3) Berdasarkan nilai tes siswa dan observasi kelas, kemampuan menyimak dan keaktifan siswa meningkat dari siklus I sampai siklus III. Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal masih belum dapat diukur karena alat evaluasi yang digunakan belum mencakup 3 kategori domain kognitif, afektif,
11
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
dan psikomotorik. Pada siklus I ada 77,1% siswa tuntas dan nilai rata-rata kelas yakni 72,92. Peningkatan kemampuan siswa untuk mengerjakan tes dalam siklus II terlihat dengan adanya kenaikan 18,4 % siswa tuntas dengan nilai rata-rata kelas yakni 77,94. Sedangkan pada siklus 3, ada peningkatan sebesar 17,5% dengan nilai rata-rata kelas yakni 84,43. Keaktifan siswa juga mengalami peningkatan di siklus I. Pada kondisi awal, hanya 22,2% siswa yang aktif dalam pembelajaran. Kondisi tersebut mengalami peningkatan sebesar 23,5% pada siklus I dan meningkat 7,2% di siklus II. Sedangkan pada siklus III meningkat 35,9%. Setelah itu, Primasari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media Audio-Visual dan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Siswa Kelas X-6 Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010 menyimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual dan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat dan keaktifan siswa kelas dalam pembelajaran menyimak. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal sebesar 57,50 meningkat pada siklus I menjadi 71,81. Pada siklus II nilai rata-rata kelas menurun 0,14 menjadi 71,67. Pada siklus III nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 83,61. Dalam hal keaktifan siswa dalam pembelajaran, pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Siklus I sebesar 26% siswa yang aktif, meningkat menjadi 57% di siklus II kemudian mengalami peningkatan lagi di siklus III sebesar 86%.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Selain kedua penelitian di atas, Rejeki (2012) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Siswi Kelas XI IPS SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dalam Memahami dan Mengidentifikasi Dialog Pementasan Drama dengan Menggunakan Media Boneka Tongkat menyimpulkan bahwa penggunaan media boneka tongkat sebagai media menyimak dapat merubah hasil belajar siswa dari sebelumnya. Secara garis besar, perubahannya yakni dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas XI IPS dari segi kemampuan kognitif pemahaman. Hasil dari kemampuan psikomotorik adalah yang semula siswa pasif setelah dilakukan tindakan siswa dapat mengembangkan keterampilan bahasa seperti keterampilan berbicara dengan hasil meningkat dari siklus I ke siklus II. Selain itu dari segi kompetensi afektif juga mengalami perubahan hasil pada sikap siswa dalam mengikuti pelajaran yang lebih baik. Peningkatan pada dua kompetensi ini terlihat dari hasil perubahan skor yang lebih banyak pada setiap aspeknya dari kompetensi psikomotorik, dan perubahan skala yang lebih tinggi pada setiap aspeknya dari kompetensi afektif. Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut, dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas tentang menyimak sudah dilakukan oleh beberapa peneliti. Setiap penelitian mempunyai cara yang bervariasi sehingga hasilnya pun berbeda, namun penelitian tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Para peneliti menggunakan teknik, metode, media maupun pendekatan yang bervariasi dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
Pada kesempatan ini peneliti akan melakukan penelitian yang hampir sama dengan beberapa penelitian di atas. Persamaannya terdapat pada aspek yang ditingkatkan dan media yang digunakan, yaitu aspek menyimak dan media audiovisual. Yang menjadi perbedaan dengan beberapa penelitian lain tersebut adalah Standar Kompetensi dan teknik yang digunakan. Standar Kompetensi yang digunakan adalah “Memahami isi berita dari radio/televisi”, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik “Kancing Gemerincing”. Sejauh yang peneliti temukan, belum ada penelitian yang sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan. Jadi, penelitian ini dirasa masih relevan untuk dilakukan. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian yang sudah ada. Tujuannya untuk memberikan pemikiran dan tolok ukur kajian pada penelitian-penelitian lebih lanjut sehingga dapat menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran menyimak khususnya menyimak isi berita menggunakan media audiovisual dan metode kooperatif teknik kancing gemerincing. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif peningkatan kemampuan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran menyimak isi berita.
B. Kajian Teori yang Relevan 1. Pengertian Menyimak Richards dan Renandya (2002:240) mengatakan bahwa mendengarkan adalah suatu kegiatan yang penting dalam kelas bahasa karena mendengarkan dapat memberikan masukan kepada peserta didik. Tanpa memahami masukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
pada tingkat yang tepat, belajar pun tidak bisa dimulai. Mendengarkan demikian mendasar untuk berbicara. Tarigan (2008:31) menyatakan bahwa menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Anderson (dalam Tarigan, 2008:30) juga menjelaskan bahwa menyimak adalah proses besar mendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak dapat pula bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Russell & Russell; Anderson dalam Tarigan (2008:30)). Berkenaan dengan hal itu, Achsin (1981:4) mengemukakan menyimak adalah suatu rentetan proses mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, pemanfaatan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan serta proses menghubung-hubungkan hasil-hasil penafsiran itu. Hermawan (2012:30) juga mengatakan bahwa menyimak merupakan sebuah keterampilan yang kompleks yang memerlukan ketajaman perhatian, konsentrasi, sikap mental yang aktif, dan kecerdasan dalam mengasimilasi serta menerapkan setiap gagasan. Menyimak menyangkut proses dan interpretasi terhadap informasi yang datang. Jadi, dalam menyimak diperlukan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh, kesengajaan, pemahaman, dan kehati-hatian. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah sebuah proses yang melibatkan indera pendengar secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
sungguh-sungguh dan penuh perhatian untuk memperoleh informasi dan merespon makna yang terkandung di dalamnya. Mendengar merupakan proses yang tidak selektif, sedangkan menyimak merupakan proses selektif ketika setiap rangsangan disaring. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika banyak orang yang mendengar tetapi tidak menyimak.
2. Tujuan Menyimak Tujuan menyimak menurut Lagon (dalam Tarigan, 2008:60-61) adalah sebagai berikut. a) Menyimak untuk belajar, yaitu untuk memperoleh pengetahuan dari ujaran pembicara. b) Menyimak untuk menikmati keindahan audial, yaitu menyimak dengan menekankan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan. c) Menyimak untuk mengevaluasi. Menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai apa-apa yang dia simak (baik-buruk, indah-jelek, dan lain-lain). d) Menyimak untuk mengapresiasi materi simakan. Orang menyimak agar dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya. e) Menyimak
untuk
mengkomunikasikan
ide-idenya
sendiri.
Orang
menyimak dengan maksud agar dapat mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. f) Menyimak dengan maksud dan tujuan dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
g) Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis. h) Menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang diragukan (disarikan dari:Logan [et al]; Shrope dalam Tarigan 2008:61). Iskandarwassid dan Sunendar (2011:237-239) menguraikan tujuan-tujuan menyimak ditinjau dari dua jenis menyimak, yaitu menyimak umum dan menyimak kritis. Tujuan-tujuan tersebut diuraikan seperti di bawah ini. a) Menyimak umum Ada lima belas tujuan dalam menyimak umum yang akan dijelaskan seperti di bawah ini. 1. Mengingat rincian-rincian penting secara tepat mengenai ilmu pengetahuan khusus. 2. Mengingat urutan-urutan sederhana atau kata-kata dan gagasan. 3. Mengikuti pengarahan-pengarahan lisan. 4. Memparafrase suatu pesan lisan sebagai suatu pemahaman melalui penerjemahan. 5. Mengikuti suatu urutan dalam pengembangan plot, pengembangan watak/pelaku cerita, dan argumentasi pembicara. 6. Memahami makna denotatif kata-kata. 7. Memahami makna konotatif kata-kata. 8. Memahami makna kata-kata melalui konteks percakapan (pemahaman melalui penerjemahan dan penafsiran). 9. Mendengarkan untuk mencatat rincian-rincian penting.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
10. Mendengarkan untuk mencatat gagasan utama. 11. Menjawab dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan. 12. Mengidentifikasi gagasan utama dan meringkas dalam pengertian mengkombinasikan dan mensintesiskan tentang siapa, apa, kapan, di mana, dan mengapa. 13. Memahami hubungan antara gagasan dan organisasi yang cukup baik untuk menentukan apa yang bisa terjadi berikutnya. 14. Menghubungkan materi yang diucapkan secara lisan dengan pengalaman sebelumnya. 15. Mendengarkan untuk alasan kesengangan dan respon emosional.
b) Menyimak kritis Ada sepuluh tujuan dalam menyimak kritis yang akan dijelaskan seperti di bawah ini. 1. Membedakan fakta dari khayalan menurut kriteria tertentu. 2. Menentukan validitas dan ketepatan gagsan utama, argumen-argumen, dan hipotesis. 3. Membedakan pertanyaan-pertanyaan yang didukung dengan buktibukti yang tepat dari opini dan penilaian, dan mengevaluasinya. 4. Membedakan pernyataan yang didukung dengan bukti-bukti yang tak relevan dan sekaligus mengevaluasinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
5. Memeriksa, membandingkan, dan mengontraskan gagasan, dan menyimpulkan pembicaraan, misalnya mengenai ketetapan dan kesesuaian dengan suatu deskripsi. 6. Mengevaluasi kesalahan-kesalahan, seperti misalnya generaliasasi yang tergesa-gesa, analogi yang salah, dan gagal dalam menyajikan contoh. 7. Mengenal dan menentukan pengaruh-pengaruh berbagai alat yang mungkin dipakai oleh pembicara untuk mempengaruhi pendengar, misalnya musik, kata-kata yang tak penting, intonasi suara, permainan isu emosional dan kontoversial, dan propaganda. 8. Melacak dan mengevaluasi bias dan prasangka buruk dari pembicara atau dari suatu sudut pandang tertentu. 9. Mengevaluasi kualifikasi pembicara. 10. Merencanakan evaluasi dan mencoba menerapkan suatu situasi yang baru. Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli di atas, peneliti akan melakukan pembelajaran menyimak umum yang bertujuan untuk mengidentifikasi gagasan utama dan meringkas dalam pengertian mengkombinasikan dan mensintesiskan tentang apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana dari sebuah berita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
3. Tahap-tahap Menyimak Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam suatu proses pastilah terdapat tahap-tahap. Tahap-tahap menyimak menurut Tarigan
(2008:63-64)
adalah
tahap
mendengar,
tahap
memahami,
menginterpretasi, mengevaluasi, dan menanggapi (responding). a) Tahap Mendengar Dalam tahap ini, segala sesuatu yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya baru didengar (tahap hearing). b) Tahap Memahami Setelah mendengar, akan ada keinginan untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh sang pembicara (tahap understanding). c) Tahap Menginterpretasi Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu (tahap interpreting). d) Tahap Mengevaluasi Setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan sang pembicara, dimana keunggulan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
kelemahan, dimana kebaikan dan kekurangan sang pembicara (tahap evaluating). e) Tahap Menanggapi Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak; sang penyimak menyambut, mencamkan, menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya (tahap menanggapi (responding)). Hermawan (2011:36-43) menjelaskan beberapa tahapan dalam menyimak, seperti penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian, dan penanggapan. 1. Penerimaan Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan-pesan yang dikirim pembaca baik yang bersifat verbal maupun nonverbal, apa yang dikatakan dan apa yang tidak diucapkan. Tahapan ini dibentuk oleh dua elemen pokok yaitu pendengaran dan perhatian. 2. Pemahaman Pemahaman disusun dari dua elemen pokok, yaitu pembelajaran dan pemberian makna. Ada upaya untuk mengetahui siapa yang dimaksud oleh pembicara dengan cara mempelajari pemikiran-pemikiran dan emosiemosinya. Mencoba menghubungkan informasi yang diberikan oleh pembicara denagn apa yang telah diketahui.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
3. Pengingatan Selama proses menyimak, perlu diingat mengenai berbagai pesan. Kemampuan untuk mengingat informasi ini berkaitan dengan seberapan banyak informasi yang ada dalam benak dan apakah informasi bisa diulang atau tidak. 4. Pengevaluasian Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan pengkritisan pesan. Kadang-kadang dapat mencoba mengevaluasi setiap motif dan niat pokok pembicara. Seringkali proses evaluasi ini berjalan tanpa banyak disadari. 5. Penanggapan Penanggapan terjadi dalam dua fase, yaitu tanggapan yang kita buat sementra pembicara berbicara dan tanggapan yang kita buat setelah pembicara berhenti berbicara. Tanggapan-tanggapan ini merupakan umpan balik yang menginformasikan bahwa kita mengirim balik kepada pembicara bagaimana kita merasakan dan apa yang kita pikirkan tentang pesan-pesan pembicara. Tanggapan-tanggapan yang kita buat sementara pembicara sedang berbicara harus bersifat dukungan dan harus menunjukkan bahwa kita sedang menyimak terhadap pembicara. Tanggapan-tanggapan yang dibuat setelah pembicara menghentikan pembicaraannya secara umum lebih merupakan ketelitian atau pengembangan dan dapat termasuk perwujudan dan empati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
Iskandarwassid dan Sunendar (2011:235-236) menyebutkan dua belas tahapan menyimak seprti di bawah ini. 1. Mendengar 2. Mengenangkan 3. Memperhatikan 4. Membentuk Imajinasi 5. Mencari simpanan masa lalu dalam gagasan 6. Membandingkan 7. Menguji isyarat-isyarat 8. Mengodekan kembali 9. Mendapatkan makna 10. Memasukkan ke dalam pikiran di saat-saat mendengarkan atau menyimak. 11. Menginterpretasikan sesuatu yang disimak 12. Menirukan dalam pikiran
Richards dan Renandya (2002:242) menyampaikan beberapa tahap menyimak yang dijelaskan ke dalam tiga tahap seperti di bawah ini. 1. Pre – Mendengarkan Kegiatan awal dari semua kosakata baru yang penting dalam bagian ini. 2. Mendengarkan Mendengarkan luas (diikuti dengan pertanyaan umum membentuk konteks).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
Mendengarkan Intensif (diikuti dengan pertanyaan pemahaman rinci). 3. Post – Mendengarkan Analisis bahasa dalam teks (mengapa pembicara menggunakan present perfect?). Simak dan ulangi: guru berhenti rekaman itu, peserta didik mengulang kata-kata. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai tahapan-tahapan dalam menyimak di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimaktidak semata-mata hanya merupakan kegiatan mendengarkan saja, tetapi lebih dari itu. Kita dituntut untuk mendengarkan, memperhatikan, memahami, mengingat, menginterpretasi, dan mengevaluasi sebuah informasi.
4. Ragam Menyimak Menurut Tarigan (2008:38-56), menyimak dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu menyimak ekstensif dan menyimak intensif. Menyimak ekstensif adalah “kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran”. Jenis-jenis menyimak ekstensif antara lain: menyimak sosial, menyimak estetika, menyimak sekunder, dan menyimak pasif. Menyimak sosial, biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang mengobrol, seperti di pasar, sekolah, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Menyimak estetika, sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika adalah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu, misalnya menikmati cerita,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
puisi, menyimak musik atau radio. Menyimak sekunder adalah menyimak secara kebetulan. Menyimak pada musik yang mengiringi ritme-ritme dan pada acara radio yang terdengar sayup-sayup sementara kita sedang menulis surat pada seorang teman di rumah. Menyimak pasif, yaitu menyimak suatu ujaran tanpa upaya sadar. Menyimak intensif adalah “sejenis kegiatan menyimak yang diarahkan kepada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap satu hal tertentu”. Jenis-jenis menyimak intensif antara lain: menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif. Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak untuk mencari kesalahan dari ujaran seseorang pembicara secara sungguh-sunguh, dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat, serta dinilai secara objektif,
menentukan
keaslian,
kebenaran
dan
kekurangan.
Menyimak
konsentratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
memperoleh
pemahaman
yang
baik
terhadap
informasi
yang
diperdengarkan. Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang sengaja dilakukan untuk menyenangkan, rekonstruksi imajinasi dan perasaan kinestetik para penyimak. Menyimak eksplorasif adalah kegiatan menyimak bertujuan untuk menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Menyimak interogatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pemeroleh informasi. Menyimak selektif adalah menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus pada nada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
suara, bunyi-bunyi asing, bunyi-bunyi yang bersamaan, kata-kata dan frase-frase, bentuk-bentuk ketatabahasaan. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akan melakukan aktivitas menyimak dan difokuskan pada jenis menyimak konsentratif dalam penelitian ini. Alasan peneliti memilih jenis menyimak konsentratif, karena kegiatan menyimak ini mengarahkan siswa pada tujuan untuk mencari informasi, memperoleh pemahaman terhadap berita yang didengar, memahami pokok-pokok berita, dan menguraikan pokok-pokok berita tersebut serta mencari hubungan dengan hal-hal lain yang berkaitan dengan berita yang disampaikan melalui bahan simakan.
5. Beberapa Prinsip Umum Pengajaran Menyimak Prinsip-prinsip umum pengajaran menyimak merupakan ketentuanketentuan yang umum berlaku bagi suatu proses pengajaran menyimak. Menurut Achsin (1981:10), prinsip-prinsip umum pengajaran menyimak antara lain sebagai berikut. Pertama, pengajaran menyimak harus mempunyai tujuan tertentu yang dinyatakan secara jelas. Tujuan instruksional tersebut harus sesuai dengan kurikulum, baik guru maupun siswa harus sama-sama mengetahui tujuan-tujuan tersebut. Kedua, pengajaran menyimak harus disusun dengan perencanaan yang hati-hati selangkah demi selangkah, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks sesuai dengan tingkat kemajuan kemahiran berbahasa siswa. Suatu model pengembangan materi pengajaran menyimak yang sangat terperinci dikemukakan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
oleh Wilga M. Rivers (via Achsin, 1981:11). Rivers membedakan empat fase aktivitas menyimak mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks. Keempat fase tersebut adalah sebagai berikut. 1. Fase identifikasi. Pada fase ini siswa memerlukan latihan membedakan bunyi-bunyi dan perbedaan makna-makna yang disebabkan oleh tekanan, aksen, intonasi, dan jeda. 2. Fase identifikasi dan seleksi tanpa retensi. Seleksi yang dimaksud adalah kemampuan penyimak menarik elemen-elemen dari untaian komunikasi yang menyatakan tujuan pembicaraan. Dengan kata lain, seleksi berarti pemahaman isi suatu ujaran, sedangkan retensi berarti daya tahan menyimpan hasil pemahaman tersebut. 3. Fase identifikasi dan seleksi terpimpin, retensi jangka pendek. Pada fase ini seleksi dipimpin dan sudah dituntut retensi, tetapi barulah retensi untuk jangka waktu yang pendek. Misalnya siswa diberikan pertanyaan tertulis, kemudian siswa menyimak untuk mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. 4. Fase identifikasi, seleksi dan retensi jangka panjang. Fase ini merupakan tingkat terakhir dalam pengajaran menyimak. Pada tahap ini siswa didorong untuk secara bebas menyimak berbagai ragam materi simakan, misalnya kutipan-kutipan kesastraan seperti puisi, drama, buletin, surat kabar, dan lain-lain. Pada tahap ini siswa diharapkan sudah dapat menceritakan atau menulis kembali apa yang telah mereka simak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Ketiga, struktur pengajaran menyimak harus menumbuhkan partisipasi aktif terbuka dari siswa. Bahan pengajaran menyimak harus merupakan kebutuhan komunikatif yang mendesak untuk diingat agar dapat mengembangkan pemusatan perhatian. Materi simakan harus menarik minat siswa. Keempat, pengajaran menyimak haruslah menekankan kerja ingatan yang sadar. Salah satu tujuan pengajaran menyimak adalah memperkuat daya ingatan siswa. Oleh karena itu materi pengajaran menyimak haruslah secara bertahap menumbuhkan abilitas siswa untuk mengingat secara sadar bukan menghafal atau menerka. Kelima, pengajaran menyimak haruslah betul-betul mengajar dan bukan menguji. Maksudnya bahwa tujuan mengecek jawaban-jawaban siswa haruslah dipandang hanya sebagai balikan, sebagai suatu cara untuk membuat siswa-siswa mengetahui bagaimana mereka bekerja dan berkembang. Prinsip yang terakhir ini lebih banyak menyangkut sikap mental pengajar, apakah bersikap positif dalam mendorong siswa mengikuti proses pembelajaran menyimak atau sebaliknya.
6. Pemilihan Bahan dalam Pembelajaran Menyimak Pembelajaran menyimak harus direncanakan dengan bahan yang menarik dan dekat dengan kehidupan siswa. Tarigan (2008:207), menjelaskan bahwa terdapat beberapa hal pokok yang perlu diperhatikan untuk membuat bahan simakan menjadi menarik. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain: tema harus up to date, tema terarah, dan sederhana, tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman, tema bersifat sugestif dan evaluatif, tema bersifat motivatif,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
pembicaraan harus dapat menghibur, bahasa sederhana, dan mudah dimengerti, komunikasi bersifat dua arah. Tema harus up to date, artinya guru harus memilih bahan simakan yang terbaru dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri siswa. Hal itu dilakukan agar pembicaraan yang disajikan dapat menarik perhatian. Tema harus terarah dan sederhana, artinya bahan simakan hendaknya jangan terlalu luas dan rumit. Guru disarankan untuk memilih topik yang muncul dari kehidupan sehari-hari atau yang bersifat kontekstual. Tema dapat menambah pengalaman dan pemahaman, artinya topik yang disampaikan dalam bahan simakan sebaiknya disajikan untuk memperkaya pengalaman dan mempertajam pemahaman serta penguasaan siswa terhadap topik yang dibahas dalam bahan simakan. Tema bersifat sugestif dan evaluatif, artinya pokok pembicaraan yang disampaikan dalam bahan simakan hendaknya dapat menggugah siswa untuk dapat berbuat, bertindak dan siswa sendiri dapat memberi penilaian terhadap tepat-tidaknya, baik-burukya tindakan yang akan dilaksanakan. Tema bersifat motivatif, artinya tema yang dibahas dalam bahan simakan hendaknya dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk berusaha lebih giat dan lebih tekun untuk dapat mencapai hasil yang lebih baik. Guru harus memastikan siswa termotivasi untuk menjadi lebih baik setelah menyimak bahan simakan. Pembicaraan harus dapat menghibur. Dalam menyimak, orang bisa melupakan kesusahan atau paling sedikit buat sementara pada saat menyimak.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
Oleh karena itu, pembicara harus bisa membuat humor dan harus pandai berkelakar. Bahasa sederhana dan mudah dimengerti. Dalam memilih bahan simakan guru harus memastikan bahwa bahasa yang digunakan dalam bahan simakan dapat dipahami dan dimengerti oleh para siswa. Komunikasi dua arah, artinya terkait dengan kegiatan menyimak yang merupakan sarana penting dan berguna bagi hubungan-hubungan antarpribadi yang bermakna. Oleh karena itu, komunikasi dua arah dibutuhkan dalam proses menyimak. Pendapat lain tentang pemilihan bahan dalam pembelajaran menyimak atau secara lebih spesifik disebut sebagai pemilihan bahan tes kemampuan menyimak disampaikan oleh Nurgiyantoro melalui bukunya yang berjudul Penilaian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi. Menurut Nurgiyantoro (2012:355), “kompetensi menyimak dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap, memahami, dan menanggapi pesan bahasa lisan”. Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai adalah bahan kebahasaan yang berupa wacana, terkait dengan wacana pastilah termuat informasi di dalamnya. Pemilihan wacana sebagai bahan tes kemampuan menyimak harus mempertimbangkan beberapa faktor. Faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut. a) Tingkat kesulitan wacana Tingkat kesulitan wacana ditinjau dari faktor kosakata dan struktur yang dipergunakan. Apabila kosakata yang dipergunakan sulit, bermakna ganda, abstrak, jarang dipergunakan, struktur kalimatnya kompleks,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
wacana tersebut termasuk wacana dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Sebaliknya, apabila kedua aspek kebahasaan tersebut sederhana dan tidak kompleks, wacana tersebut termasuk wacana dengan tingkat kesulitan yang rendah. Apabila hanya salah satu aspek saja yang sulit (kosakata atau struktur), wacana tersebut masih termasuk dalam kategori sulit. Selain faktor kosa kata dan struktur yang digunakan, informasi yang dikandung juga dapat mempengaruhi tingkat kesulitan wacana. b) Isi dan cakupan wacana Apabila isi atau cakupan wacana yang dipergunakan sesuai dengan minat dan kebutuhan (kaitannya dengan perkembangan psikologis) peserta didik, atau sesuai dengan bidang yang dipelajari, hal itu akan mempermudah wacana yang bersangkutan. Oleh karena itu, wacana yang akan dipergunakan sebagai bahan tes kemampuan menyimak hendaknya yang berisi hal-hal yang bersifat netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan pandangan terhadap isi masalah yang termuat dalam wacana. c) Jenis wacana Dilihat dari segi bentuknya, wacana dapat berupa dialog, narasi, deskripsi, ceramah, dan sebagainya. Wacana yang akan diambil untuk tes kemampuan menyimak dapat berbentuk dialog atau bukan dialog. Akan tetapi, untuk pertimbangan kepraktisan, kita perlu membatasi panjang wacana yang diteskan, yang terpenting adalah dari segi validitas tes itu terpenuhi. Artinya, tes itu benar-benar mampu mengungkap kompetensi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
menangkap dan memahami bahasa lisan. Wacana yang diperdengakan atau dilisankan hendaknya berdurasi antara 5 – 8 menit (Nurgiyantoro, 2012:359). Iskandarwassid dan Sunendar (2011:219) menyarankan empat hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, yaitu sebagai berikut. 1. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan kurikulum sehingga dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional. 2. Materi pelajaran hendaknya sesuai dengan tingkat pendidikan dan perkembangan peserta didik pada umumnya. 3. Materi
pelajaran
hendaknya
terorganisasi
secara
sistematik
dan
berkesinambungan. 4. Materi pelajaran hendaknya mencakup hal-hal yang bersifat faktual maupun konseptual. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memilih bahan ajar perlu memerhatikan beberapa hal, seperti kesesuaian dengan kurikulum, kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, tingkat kesulitan wacana, dan kesesuaian pemilihan tema agar dapat menarik perhatian, memotivasi siswa, dan bermanfaat bagi siswa dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Dalam penelitian ini, peneliti memilih topik yang muncul dari kehidupan sehari-hari atau yang bersifat kontekstual, dapat menambah pengalaman dan pemahaman, serta bersifat sugestif dan evaluatif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
7. Pengertian Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif atau Student Active Learning (SAL) adalah suatu pembelajaran dimana para siswa banyak melakukan aktivitas. Mereka menggunakan otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Pembelajaran dikatakan aktif apabila peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang harus dilakukan. Mereka menggunakan otak mereka untuk mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pembelajaran Silberman (2007). Dalam pembelajaran aktif, siswa mengintegrasikan informasi, konsepkonsep, atau keterampilan-keterampilan baru ke dalam struktur kognitif atau skemata yang sudah mereka miliki, melalui berbagai cara seperti merumuskan dan memeriksa kembali, serta mempraktikkannya. Ini berarti, belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh siswa, bukan sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa (Widharyanto, 2002).
8. Pengaruh Lingkungan Sosial dalam Belajar Walberg dan Greenberg (1997) menemukan bahwa lingkungan sosial kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi belajar akademis. Oleh sebab itu, guru dapat menata lingkungan belajar siswa agar menjadi tempat yang nyaman untuk belajar (Widharyanto, 2002).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
9. Hubungan Emosi, Memori, Kinestetik, dan Belajar Penelitian neurologi dari Goleman (1995:28) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara keterlibatan emosi, ingatan jangka panjang, dan belajar. Kekuatan emosi bersama pikiran rasional berpotensi mengaktifkan atau sebaliknya menonaktifkan pikiran itu sendiri. Ketika siswa merasa terancam, tertekan, dan tidak nyaman dalam belajar, kapasitas saraf untuk berpikir rasional dan mengingat informasi menjadi mengecil (Widharyanto, 2002).
10. Prinsip-prinsip Pembelajaran Aktif Berikut ini disajikan sebelas prinsip pokok pembelajaran aktif menurut Widharyanto, 2002. a) Siswa adalah subjek pembelajaran. Prinsip ini mengisyaratkan bahwa yang harus aktif di dalam pembelajaran adalah siswa. Siswa menjadi pelaku utama dalam mencari dan membangun pengetahuan dan keterampilan baru itu. b) Aktivitas kelas dilakukan oleh siswa dan bukan guru c) Belajar dengan melakukan sesuatu. Belajar yang paling baik adalah dengan cara melakukan sesuatu bukan hanya secara pasif menerima sesuatu. Dengan melakukan sesuatu, siswa menemukan pengalaman yang nyata dan aktual yang terkait dengan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya. Dalam proses ini siswa bukan hanya melakukan proses mengingat informasi dan menyimpannya di dalam memori, namun juga menguji informasi itu, serta menerapkannya dalam situasi aktual dan bertujuan. Dengan cara ini, informasi dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
keterampilan baru itu tidak lagi bersifat abstrak namun menjadi konkrit dan jelas bagi siswa. Dengan cara ini, tingkat retensi siswa terhadap informasi dan keterampilan baru itu menjadi tinggi. d) Pembelajaran berorientasi pada kelompok. e) Pembelajaran dengan variasi model belajar auditori, visual, dan kinestetik. f) Guru bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan pengalaman. g) Penciptaan interaksi multi arah h) Pembelajaran dengan melibatkan seluruh pikiran, emosi, dan tubuh. i) Pembelajaran haruslah menyenangkan, santai, dan menarik hati. j) Ancangan fisik kelas yang bebas, leluasa, dan variatif. k) Pembelajaran dengan model berkreasi dan bukan mengkonsumsi.
11. Pengertian Berita Berita menjadi informasi yang banyak diperoleh bila kita membaca media cetak, maupun media elektronik. Walaupun berita yang dinikmati masyarakat memiliki jumlah yang banyak, ternyata tidak mudah untuk memberikan batasan atau istilah tentang berita. Assegaff (1991) mengatakan sulit untuk memberikan batasan atau defnisi berita, karena berita mencakup banyak faktor dan variabel. Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada yang memberikan batasan tentang berita. Di bawah akan diuraikan beberapa definisi yang dibuat oleh para ahli mengenai berita. a. Berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
perhatian pembaca, entah karena luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi human interest seperti humor, emosi, dan ketegangan Assegaff (1991:24). b. Berita sebagai laporan peristiwa yang memiliki nilai-nilai berita (news values) seperti cepat (aktual), nyata (faktual), penting, dan menarik Romli (2009:6). c. Berita adalah sesuatu yang nyata, peristiwa yang segar dan baru saja terjadi Ishwara (2005:52). d. Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa, kejadian, gagasan, dan fakta yang aktual serta menarik untuk diketahui umum Barus (1996:19). e. Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet Sumadiria (2005:65). f. Berita adalah informasi aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik perhatian orang Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2005:40). Dari beberapa pengertian berita di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa yang baru, nyata, dan menarik untuk diketahui oleh masyarakat umum baik melalui media cetak maupun media elektronik. 12. Ciri-ciri Berita Dalam berita, ada karakteristik intrinsik atau yang dikenal sebagai nilai berita (news value). Nilai berita ini menjadi ukuran yang berguna untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
menentukan apakah sebuah berita tersebut layak untuk diterbitkan di media massa. Dari pengertian di atas, terdapat bebeberapaahli yang mengemukakan unsur yang harus dipenuhi oleh sebuah berita. Assegaff (1991:26-37) mengemukakan sebelas ciri-ciri berita. Kesebelas ciri tersebut akan diuraikan di bawah ini. a) Termasa (baru), artinya berita yang masih hangat akan menarik perhatian pembaca daripada berita yang sudah agak lama terjadinya atau berita yang sudah basi. b) Jarak (dekat jauhnya), artinya kejadian-kejadian yang terjadi di kota sekitar lingkungan kehidupan seseorang akan menarik perhatian orangtersebut untuk membacanya. Tetapi peristiwa yang terjadi di kota lain, yang jauh jaraknya belum tentu dapat menarik minat. c) Penting (ternama), artinya jika sebuah kejadian memuat nama-nama orang dan nama-nama tempat terkenal dan penting, kejadian tersebut akan mempunyai nilai berita. d) Keluarbiasaan (keanehan), artinya sesuatu yang aneh atau sesuatu yang luar biasa selalu menarik perhatian orang. Misalnya, laki-laki dapat mengandung. e) Akibat, artinya sesuatu kejadian yang mempunyai pengaruh akan menarik perhatian orang. Misalnya, kenaikan harga BBM. f) Ketegangan, artinya semakin misterius soal yang diberitakan, semakin tinggi ketegangan yang ditimbulkannya dan semakin tinggi pula nilai beritanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
g) Pertentangan, artinya suatu kejadian yang mengandung pertentangan akan menarik perhatian pembaca. Misalnya, peristiwa kejahatan. h) Seks, artinya unsur seks akan menambah nilai berita dan menarik pembaca untuk membacanya. i) Kemajuan, artinya peristiwa-peristiwa yang menyangkut kemajuankemajuan tentang teknologi, dan lainnya akan menarik minat orang untuk membaca. j) Emosi, artinya sebagai makhluk sosial sangat dipengaruhi oleh emosi. Di antara emosi itu adalah simpati. Simpati yang ditimbulkan oleh suatu berita selalu menarik perhatian pembaca. k) Humor, artinya berita yang diselingi humor dapat menarik pembaca. Romli (2009:5-6) mengemukakan empat ciri-ciri berita, antara lain sebagai berikut. a) Cepat, artinya aktual atau ketepatan waktu. b) Nyata, artinya berita memberikan informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan. c) Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak d) Menarik, artinya mengundang orang untuk mengetahuinya. Ishwara (2005:53-57) menyebutkan sembilan nilai berita yang akan diuraikan di bawah ini. a) Konflik Kebanyakan konflik adalah layak berita. Konflik fisik seperti perang atau perkelahian adalah layak berita karena biasanya ada kerugian dan korban.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
b) Kemajuan dan bencana Dari konflik biasanya menyusul kemenangan suatu pihak dan kekalahan bagi pihak lain. Bencana alam seperti gempa, gunung meletus, banjir juga datang secara tiba-tiba. c) Konsekuensi Suatu peristiwa yang mengakibatkan atau bisa mengakibatkan timbulnya rangkaian peristiwa yang mempengaruhi banyak orang adalah jelas layak berita. Misalnya kampanye politik nasional. d) Kemasyhuran dan terkemuka Umumnya disetujui bahwa nama membuat berita dan nama besar membuat berita lebih besar. Ada aura berita di sekeliling orang-orang terkenal. Apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan sering membuat berita. e) Saat yang tepat dan kedekatan Saat yang tepat yang dimaksud adalah saat yang tepat dengan waktu terbit. Kedekatan yang dimaksud adalah kedekatan dengan pembaca. Peristiwa yang baru saja terjadi dan berada tidak jauh dari lingkungan pembaca tinggal. f) Keganjilan Peristiwa yang mengandung keganjilan adalah peristiwa yang luar biasa, seperti kejadian yang kebetulan, kejadian yang sangat kontras, cara hidup yang ganjil, kebiasaan atau hobi yang tidak umum dapat menarik perhatian pembaca.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
g) Human interest h) Seks i) Aneka nilai Barus (1996:21-23) juga mengemukakan enam ciri-ciri berita, antara lain sebagai berikut. a) Timelines (kebaruan, aktualitas, waktu) Suatu berita harus memiliki aktualitas. Oleh karena itu, sebuah berita harus merupakan kejadian baru. Jika beritanya sudah terlambat, bisa disebut “basi”. b) Proximity (jarak) Jarak bukan hanya dalam arti fisik, tetapi juga dapat dalam hal minat atau batin seseorang. Berita tentang kesehatan dan kemajuan ilmu kedokteran tentu akan menarik bagi para dokter, tetapi belum tentu bagi para pedagang. c) Prominence (cuatan) Cuatan adalah hal-hal tentang orang terkemuka. Di sini berlaku “names makes news”, nama yang membuat berita. Popularitas seseorang di tengah masyarakatnya sering menjadi bahan berita. d) Human Interest (daya tarik kemanusian) Berita juga harus memiliki daya tarik kemanusiaan, yang dapat menggugah dan sangat menyentuh perasaan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
e) Consequence (akibat) Nilai suatu berita juga banyak ditentukan oleh pengaruh yang mungkin akan ditimbulkannya. f) Akurat dan Benar Sebuah berita haruslah akurat, fakta dan informasinya harus dapat dipercaya, jujur, objektif, dan lengkap. Kusumaningrat dan Kusumaningrat (2005:60-66) menjelaskan ada empat ciri-ciri berita. Ciri-ciri tersebut akan dijelaskan di bawah ini. a) Aktualitas (timeline). Berita itu seperti es krim yang gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu, nilainya semakin berkurang. Semakin aktual berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwanya terjadi, semakin tinggi nilai beritanya. b) Kedekatan (Proximity). Unsur ini seperti batu yang dilemparkan ke atas permukaan air yang tenang. Lingkaran gelombang yang terbentuk akan semakin lemah jika lingkaran itu semakin jauh dari titik di mana batu tadi jatuh ke air. Semakin dekat lingkaran itu ke tempat jatuhnya batu, semakin kuat pula lingkaran gelombangya. Begitu pula dengan daya tarik berita. Kian dekat dengan pembaca, kian menarik berita itu. c) Dampak (Consequence). Peristiwa yang memiliki dampak yang luas terhadap masyarakat, memiliki berita yang tinggi. d) Human Interest. Tidak ada satu berita pun bisa dimuat dalam surat kabar kecuali berita itu memiliki unsur human interest, memiliki hal-hal yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
menarik minat orang, seperti ketegangan, ketidaklaziman, minat pribadi, konflik, simpati, kemajuan, seks, usia, binatang, dan humor. Dari beberapa uraian ahli tentang ciri-ciri berita di atas, dapat dilihat bahwa sebuah berita itu harus memiliki kebaruan atau memuat hal-hal yang baru yang penting dan luar biasa, sehingga memiliki dampak ketertarikan pada orangorang di sekitarnya. 13. Unsur-unsur Berita Sebuah berita dikatakan lengkap apabila di dalamnya terkandung unsurunsur berita atau yang lebih sering dikenal dengan 5W+1H. Kepanjangan dari 5W+1H adalah sebagai berikut. What : apa yang terjadi Where : di mana hal itu terjadi When : kapan peristiwa itu terjadi Who
: siapa yang terlibat dalam kejadian itu
Why
: mengapa hal itu terjadi
How
: bagaimana peristiwa itu terjadi (Romli, 2009:10).
14. Jenis-jenis Berita Di bawah ini adalah jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik menurut Romli (2009:10-11). a) Straight News adalah berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
b) Depth News adalah berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada dibawah suatu permukaan. c) Investigation News adalah berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. d) Interpretative News adalahberita yang dikembangkan dengan pendapat atau penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan. e) Opinion News adalah berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya. Sumadiria (2005:68-71) mengklasifikasikan berita menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis tersebut akan diuraikan berikut ini. a) Berita elementary 1. Berita langsung (straight news), adalah laporan langsung mengenai suatu peristiwa. 2. Berita mendalam (depth news), adalah laporan yang berisi informasi dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. 3. Berita menyeluruh (comprehensive news report), adalah laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari beberapa aspek. b) Berita intermediate 1. Pelaporan berita interpretatif (interpretative news report), adalah berita yang memfokuskan sebuah isu, masalah, atau peristiwa-peristiwa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
kontroversial. Berita ini memiliki sifat bertanya, apa makna sebenarnya dari peristiwa itu. 2. Pelaporan karangan khas (feature story report), adalah berita yang menyajikan suatu pengalaman pembaca yang lebih bergantung pada gaya penulisan dan humor daripada pentingnya informasi yang disajikan. c) Berita advance 1. Pelaporan mendalam (depth reporting), adalah pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap, dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau aktual. 2. Pelaporan penyelidikan (investigative reporting), adalah berita yang memusatkan pada sejumlah masalah dan kontroversi. Berita jenis ini tidak jauh berbeda dengan berita interpretatif, tetapi pelaksanaannya sering ilegal atau tidak etis. 3. Penulisan tajuk rencana (editorial writing), adalah penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita yang penting dan mempengaruhi pendapat umum. Ishwara (2005:51-52) membedakan berita menjadi dua jenis. Pertama, berita yang terpusat pada peristiwa (event-centered news). Kedua, berita yang berdasarkan pada proses (process-centered news). a) Berita yang terpusat pada peristiwa (event-centered news)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Berita jenis ini menyajikan peristiwa hangat yang baru terjadi, dan umumnya tidak diinterpretasikan, dengan konteks yang minimal, tidak dihubungkan dengan situasi dan peristiwa yang lain. b) Berita yang berdasarkan pada proses (process-centered news) Berita jenis ini disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang dihubungkan dalam konteks yang luas dan melampaui waktu. Barus (1996:26-35) membedakan berita ke dalam tiga hal pokok. Ketiga hal tersebut akan diuraikan seperti berikut. 1. Berdasarkan sifat kejadian berita a. Berita yang diduga, adalah peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan sebelumnya. Misalnya, perayaan HUT RI, perayaan hari raya, dll.. b. Berita yang tidak diduga, adalah peristiwa atau kejadian yang memang sulit dan tak dapat diperkirakan kapan terjadinya. Misalnya, bencana alam, kecelakaan, dll.. 2. Berdasarkan jarak kejadian berita a. Berita lokal, yaitu berita-berita yang berada di sekitar tempat publikasinya. b. Berita regional, yaitu berita-berita dari satu wilayah atau kawasan tertentu dari suatu negara di mana surat kabar tersebut terbit.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
c. Berita nasional, yaitu berita-berita yang mencakup kejadian yang memiliki dampak yang cukup luas dari satu negara tempat sebuah surat kabar bersangkutan terbit. d. Berita internasional, yaitu berita-berita yang cakupan wilayah pengaruhnya jarak lebih luas dari yang dapat saja meliputi beberapa kawasan atau negara, tetapi juga seluruh dunia. 3. Berdasarkan soal atau masalah yang dicakup berita a. Berita politik b. Berita ekonomi c. Berita peradilan dan hukum d. Berita kejahatan e. Berita kecelakaan f. Berita ilmu pengetahuan g. Berita seni-budaya h. Berita olahraga i. Berita perang Djuraid (2009:55-82) menjelaskan tujuh jenis berita. Ketujuh jenis berita tersebut akan diuraikan berikut ini. a) Berita politik, adalah berita mengenai berbagai macam aktivitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif, pemerintahan, dan masyarakat secara umum. b) Berita ekonomi. Berita ekonomi ada dua macam, yaitu berita ekonomi makro dan berita ekonomi mikro. Berita ekonomi makro adalah berita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
yang menyangkut kebijakan perekonomian secara nasional, sedangkan berita ekonomi mikro adalah berita yang berkaitan dengan masalah ekonomi dalam lingkup praktek langsung di lapangan. c) Berita kriminal, adalah berita yang memuat masalah-masalah kriminal seperti pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan tindak kekerasan yang lain. d) Berita olahraga, adalah berita yang memuat kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan olahraga. Seperti berita mengenai bola basket, motor GP, tenis, sepak bola, dan lain-lain. e) Berita seni, hiburan, dan keluarga, adalah berita yang berkatan dengan seni, maupun kehidupan para selebritis. f) Berita pendidikan, adalah berita yang memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan. g) Berita pemerintah, adalah berita yang biasanya menyajikan berbagai aktivitas di pemerintahan, baik kota, provinsi maupun pusat. Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, dapat dilihat secara umum bahwa berita terdiri atau terbagi menjadi banyak jenis. Jika dilihat dari sifatnya, ada berita yang dapat diduga (terjadwal) dan ada yang tidak dapat diduga (insidentil). Jika dilihat dari jaraknya, ada berita lokal, regional, nasional, dan internasional. Jika dilihat dari isinya, ada berita politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, kriminal, olahraga, dan seni. Jenis berita yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Straight News. Straight News adalah berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
dan lugas. Peneliti memilih berita langsung karena informasinya jelas dan ringan. Berita jenis ini juga sangat membantu peserta didik dalam menambah informasi dan pengetahuan.
15. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang mempunyai arti antara. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima (Uno, 2010:121). Batasan lain mengenai pengertian media juga dikemukakan oleh para ahli seperti di bawah ini. AECT (Association of Education and Communication Technology), 1977 mengatakan bahwa media adalah bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Menurut Gagne dan Briggs, 1975 media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan dan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2011:3-4). Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan proses belajar (Daryanto, 2010:51). Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik Heinich, et.al, 1996 (dalam Uno, 2010:121). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima dan dapat merangsang siswa untuk belajar sehingga proses komunikasi dalam pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar. Apabila media
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
itu membawa pesan-pesan atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media tersebut disebut media pembelajaran.
16. Ciri-ciri Media Pembelajaran Gerlach & Ely, 1971 (dalam Arsyad, 2011) mengemukakan tiga ciri media yang menjadi kelebihan sebuah media pembelajaran, antara lain sebagai berikut. a) Ciri Fiksatif Ciri ini menggambarkan kemampuan media menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau peristiwa. Artinya suatu kejadian atau suatu objek yang telah terjadi dapat disimpan dan dapat ditampilkan ketika suatu saat dibutuhkan. b) Ciri Manipulatif Ciri ini menggambarkan bahwa media dapat menampilkan kembali objek atau peristiwa dengan berbagai macam perubahan atau manipulasi sesuai dengan keperluan, misalnya diubah kecepatannya, warnanya, dan dipotong pada bagian-bagian tertentu saja. c) Ciri Distributif Ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam menjangkau audien dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang bersamaan, misalnya siaran TV atau Radio.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
17. Fungsi Media Pembelajaran Ada dua analisis fungsi media pembelajaran, yaitu fungsi yang didasarkan pada medianya dan fungsi yang didasarkan pada penggunannya. Fungsi yang didasarkan pada medianya terdiri dari fungsi sumber belajar, fungsi semantik, dan fungsi manipulatif. Fungsi yang didasarkan pada penggunannya terdiri dari fungsi psikologis dan fungsi sosio-kultural. Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang dan memungkinkan terjadinya proses belajar. Karena media memudahkan terjadinya proses belajar, media adalah sumber belajar. Fungsi semantik yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata yang makna atau maksudnya benarbenar dipahami anak didik. Fungsi manipulatif yaitu ketika media mampu mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan inderawi. Fungsi psikologis terdiri dari fungsi atensi (meningkatkan perhatian), fungsi afektif (menggugah emosi), fungsi kognitif (pengetahuan), fungsi imajinatif (menciptakan objek), dan fungsi motivasi (memberi dorongan/ semangat) (Munadi, 2010).
18. Manfaat Media Pembelajaran Kehadiran media dalam pembelajaran tidak hanya memudahkan pengajar dalam menyampaikan materi. Media juga memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran. Kemp, dkk., 1985 (dalam Uno, 2010:124) menjabarkan sejumlah manfaat media antara lain sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
a) Penyajian materi ajar menjadi lebih standar. b) Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. c) Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif. d) Waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran dapat dikurangi. e) Kualitas belajar dapat ditingkatkan. f) Pembelajaran dapat disajikan di mana saja dan kapan saja sesuai dengan yang diinginkan. g) Meningkatkan sifat positif peserta didik dan proses belajar menjadi lebih kuat/baik. h) Memberikan nilai positif bagi pengajar. Dale, 1969:180 (dalam Arsyad, 2010:22) mengemukakan bahwa bahanbahan audiovisual dapat memberikan banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut. a) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas. b) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa. c) Menunjukkan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan serta minat siswa dengan meningkatkanya motivasi belajar siswa. d) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa. e) Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa. f) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
imajinasi
dan
meningkatnya hasil belajar.
partisipasi
aktif
yang
mengakibatkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
g) Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak mereka pelajari. h) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan. i) Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat. j) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna. Sudjana dan Rivai (1990:2) mengemukakan mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Berikut ini adalah manfaat media dalam proses belajar siswa. a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik. c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
19. Pengertian Media Audiovisual Menurut Suleiman (1985) alat-alat audiovisual adalah alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat “visible” artinya dapat dilihat. Tidak berbeda dengan Suleiman, Anitah (2010) mendeskripsikan media visual dalah media yang dapat dilihat, kemudian media audio adalah media yang dapat didengar. Jadi media audiovisual adalah media yang dapat dilihat dan didengar. Media audiovisual sering didefinisikan sebagai
media yang
menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan). Menurut Arsyad (2011) media audiovisual adalah cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan audio dan visual. Ketiga tokoh di atas mendeskripsikan pengertian media audiovisual dengan perbendaharaan kata yang berbeda namun memiliki makna yang sama. Menurut saya, Anitah mendeskripsikan pengertian audiovisual dengan lebih gamblang dan jelas.
20. Ciri-ciri Media Audiovisual Arsyad (2011) mengatakan bahwa pengajaran melalui audiovisual pasti menggunakan perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti mesin
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran audiovisual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audiovisual adalah sebagai berikut. a) Biasanya bersifat linear, b) Biasanya menyajikan visual yang dinamis, c) Penggunaannya telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat/perancang, d) Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak, e) Dikembangkan menurut prinsip pdikologis behaviorisme dan kognitif, f) Umumnya berorientasi pada guru dengan pelibatan interaktif murid yang rendah.
21. Manfaat Media Audiovisual Alat-alat audiovisual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi menjadi efektif. Alat-alat audiovisual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara yang lebih konkret atau lebih nyata daripada yang dapat disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Oleh karena itu, alat-alat audiovisual membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti. Kita lebih mudah dan lebih cepat belajar dengan melihat alat-alat sensori, seperti gambar, bagan, contoh barang atau model. Kata-kata yang diucapkan, ditulis, atau dicetak penuh dengan bahaya verbalisme, artinya penggunaan katakata yang tidak dapat dimengerti dengan jelas. Hasilnya keragu-raguan. Melihat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
bagaimana sebuah mesin pemintal bekerja, jauh lebih jelas daripada membaca atau mendengar uraiannya. Kesangguapan berpikir abstrak hanya diperoleh dengan latihan dan dibangun diatas pengalaman-pengalaman terdahulu dengan realita yang nyata. Dengan melihat sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud pengajar. Keragu-raguan dapat dihindarkan secara efektif (Suleiman, 1985:18). Kalau seorang melihat sesuatu yang diperlukannya, dia akan tertarik dan hal itu menjadi dorongan baginya untuk mengetahui lebih banyak. Dorongan adalah dasar pemindahan suatu ide dari pikiran seseorang kepada orang lain. Alatalat audiovisual memberi dorongan dan motivasi serta membangkitkan keinginan untuk mengetahui dan menyelidiki, yang akhirnya menjurus pada pengertian yang lebih baik. Laboratorium sains adalah contoh dari sebuah bengkel yang penuh dengan alat-alat audiovisual. Pemakaian nyata dari teknik laboratorium mendorong dan
merangsang penyelidikan
yang
akhirnya
menghasilkan
penemuan-penemuan baru yang tidak ada hentinya (Suleiman, 1985:18).
22. Pemilihan Media Audiovisual Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan
yang
baik.
Meskipun
demikian,
kenyataan
di
lapangan
menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain (a) ia merasa sudah akrab dengan media itu, misalnya papan tulis, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dapat menggambarkan dengan lebih baik daripada dirinya sendiri, atau (c) media yang dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah ia tetapkan. Heinic, dkk. (1982) dalam Arsyad (2011) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. ASSURE adalah singkatan dari Analyzed learner characteristics, State objective, Select or modify media, Utilize, Require learner response, dan Evaluate. Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut. a) (A) Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau siswa perguruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, sosial dan ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dll. b) (S) Menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitru perilaku atau pengetahuan apa yang akan dikuasai siswa setelah proses pembelajaran selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media, urut-urutan penyajian, dan kegiatan belajar. c) (S) Memilih, memodifikasi, atau merancang, dan mengembangkan materi serta media yang tepat. Apakah materi dan media itu akan mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
kualitas yang baik, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi. d) (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu diperlukan untuk menggunakannya. Di samping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitas yang diperlukan lainnya harus disiapkan sebelumnya. e) (R) Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon mengenai keefektifan proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar. f) (E) Mengevaluasi proses belajar. Tujuan evaluasi di sini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, dan guru sendiri.
23. Penggunaan Media Audiovisual Suleiman (1985) mengatakan bahwa alat-alat audiovisual akan memiliki manfaat jika dalam penggunaannya memiliki keterampilan yang lebih. Apabila seorang pengajar memiliki keterampilan ini, maka ia akan merasa percaya diri dalam menyampaikan materi dan para pembelajar juga dapat memahami materi dengan baik. Berikut ini merupakan tahap-tahap dalam menggunakan media audiovisual.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
a) Persiapan Dalam tahap penyiapan ini, kita harus menentukan tujuan, mempersiapkan pelajaran, memilih alat yang cocok, berlatih menggunakan alat, dan memeriksa tempat. b) Penyajian Setelah tujuan ditetapkan dan persiapan selesai, maka tibalah waktunya untuk
penyajian.
Langkah-langkahnya
adalah
menyususn
kata
pendahuluan, menarik perhatian, menyatakan tujuan, menggunakan alat, dan mengusahakan penampilan bermutu. c) Penerapan Suatu pelajaran atau informasi tidak ada artinya kalau seseorang tidak dapat menggunakan atau tidak bisa menerapkannya dalam penghidupan sehari-hari. Maka kita harus tahu cara dan bahan-bahan yang diperlukan, lalu membuat dan mempraktikkannya. d) Kelanjutan Tidak hanya sebatas ini saja yang kita lakukan. Kita harus melakukan ulangan agar materi yang telah diberikan dapat diulang-ulang dan memberikan pengaruh kepada penerima pesan.
24. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Metode kooperatif adalah metode pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja secara mandiri dan bervariasi dengan kerja kelompok, menekankan kerjasama, kompetisi, dan solidaritas. Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif (Lie, 2002). Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas tiga sampai lima orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas. Melalui pembelajaran kooperatif siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling membantu. Yang cepat harus membantu yang lambat, karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya (Depdiknas, 2009:13).
25. Unsur-unsur Model Pembelajaran Kooperatif Roger dan David Johnson (dalam Lie, 2002:30-37) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong sebagai berikut. a. Saling ketergantungan positif Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotannya. Apabila tujuan keberhasilan individu dikaitkan dengan keberhasilan anggota kelompok lain, akan terjadi sebuah kerjasama yang positif dan harmonis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
b. Tanggung jawab perseorangan. Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Setiap siswa akan bertanggung jawab untuk melakukan apa yang menjadi tugasnya dan apa yang terbaik bagi dirinya maupun kelompoknya. c. Tatap muka. Tatap muka ini merupakan aktivitas sosial yang memungkinkan anggota kelompok untuk saling berinteraksi. Kegiatan interaksi ini akan membentuk sinergi yang menguntungkan, yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisis kekurangan masing-masing. d. Komunikasi antaranggota. Komunikasi
antaranggota
perlu
ditingkatkan
dengan
cara
membekali siswa dengan keterampilan berkomunikasi. Hal ini dilakukan agar
siswa
mampu
berkomunikasi
dengan
baik
ketika
mereka
menyampaikan pendapat dan menyanggah pendapat anggota lain. e. Evaluasi proses kelompok. Evaluasi proses kelompok dilakukan untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
26. Teknik Kancing Gemerincing Teknik Kancing Gemerincing dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Dalam teknik ini, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
pemikiran anggota yang lain. Keunggulan dari teknik ini adalah untuk mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering mewarnai kerja kelompok. Dalam banyak kelompok, sering ada anggota yang terlalu dominan dan banyak bicara. Sebaliknya, juga ada anggota yang pasif dan pasarah saja pada rekannya yang lebih dominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam kelompok bisa tercapai karena anggota yang pasif akan terlalu menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Teknik belejar mengajar Kancing Gemerincing memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan kesempatan untuk berperan serta (Lie, 2002:63). Bagaimana
cara
penerapan
teknik
Kancing
Gemerincing
dalam
pembelajaran? Berikut ini adalah caranya. a) Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga benda-benda kecil lainnya, seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang-batang lidi, sendok es krim, dan sebagainya). b) Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan). c) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah. d) Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
e) Jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulangi prosedurnya kembali (Lie, 2002:64).
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori di atas, terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut. 1. Penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dalam memahami isi berita. 2. Penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa kelas VIII semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dalam memahami isi berita.
D. Kerangka Berpikir Menyimak merupakan proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi. Tujuan dari aktivitas menyimak adalah untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Kendala yang sering dialami siswa dalam pembelajaran menyimak di sekolah, khususnya pada kompetensi memahami isi berita adalah siswa kurang mampu berkonsentrasi dan kurang mampu memahami isi berita yang disampaikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
melalui bahan simakan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (1) tingkat pengetahuan atau kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda, sehingga membuat siswa kurang memahami isi berita yang disampaikan melalui bahan simakan, (2) latar belakang siswa yang berbeda-beda, baik dalam faktor ekonomi keluarga maupun pendidikan orang tua dapat menghambat proses belajar siswa (3) siswa masih sulit untuk berkonsentrasi dalam menyimak, khususnya untuk menemukan hal-hal pokok dari sebuah berita. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan metode dan teknik pembelajaran yang tepat
sehingga
permasalahan-permasalahan
yang
terkait
dengan
proses
pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita dapat teratasi. Salah satu upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan pembelajaran menggunakan media audiovisual dan metode kooperatif teknik kancing gemerincing. Menggunakan media audiovisual dapat memungkinkan siswa untuk tertarik dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan metode ceramah. Melalui metode kooperatif diharapkan siswa yang satu dengan yang lainnya mampu bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena prinsip dasar dari metode kooperatif adalah kerja sama. Dengan teknik kancing gemerincing diharapkan para siswa menjadi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, karena dengan teknik kancing gemerincing setiap siswa akan memperoleh kesempatan untuk menyampaikan pemikirannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DAN KEAKTIFAN SISWA UNTUK MEMAHAMI ISI BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN TEKNIK KANCING GEMERINCING PADA SISWA KELAS VIII A SEMESTER 2 SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Tingkat pengetahuan atau kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain berbeda-beda. KONDISI AWAL
Latar belakang siswa yang berbeda-beda, baik dalam faktor ekonomi, keluarga, maupun pendidikan orang tua. Siswa masih menyimak
sulit
untuk
berkonsentrasi
dalam
TINDAKAN
Menerapkan pembelajaran menyimak menggunakan media audiovisual Suleiman (1985) dan metode kooperatif teknik kancing gemerincing Kagan (1992) melalui Lie (2002).
KONDISI AKHIR
Penggunaan media audiovisual dapat memungkinkan siswa untuk tertarik dalam mengikuti pembelajaran dibandingkan metode ceramah. Melalui metode kooperatif diharapkan siswa yang satu dengan yang lainnya mampu bekerjasama dengan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena prinsip dasar dari metode kooperatif adalah kerja sama. Melalui penggunaan teknik kancing gemerincing diharapkan para siswa menjadi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, karena dengan teknik kancing gemerincing setiap siswa akan memperoleh kesempatan untuk menyampaikan pemikirannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, subjek penelitian, tempat penelitian, variabel penelitian, rancangan penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Arikunto, dkk. (2006:3) yang menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita ini terdiri atas dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat langkah, yaitu sebagai berikut. a. Perencanaan (planning) adalah persiapan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual. b. Tindakan (acting) adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan bersama siswa sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual. c. Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual.
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
d. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.
B. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta.Siswa kelas VIII A berjumlah 34 siswa, yang terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Objek penelitian ini adalah kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII Semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMP Negeri 6 Yogyakartasebagai tempat penelitian. Sekolah ini beralamat di Jalan R. W. Monginsidi 1, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2,
tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November – Desember.
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes. Teknik tes akan menghasilkan data kuantitatif (nilai), sedangkan teknik nontes akan menghasilkan data kualitatif (hasil observasi, hasil wawancara, angket, dll.).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
1. Teknik Tes Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kegiatan memahami isi berita berkenaan dengan unsur-unsur isi berita (5W+1H), struktur kalimat, diksi atau pilihan kata, dan ejaan.
2. Teknik Nontes Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah sebagai berikut. a. Wawancara setelah pelaksanaan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII untuk mengetahui kondisi kelas (pembelajaran, materi, metode, dan media yang digunakan), kesulitan-kesulitan yang sebelumnya ditemukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dan tanggapan terhadap aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Wawancara dengan siswa dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa dan tanggapan siswa terhadap setiap aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap prasiklus, peneliti tidak melakukan wawancara dengan siswa karena pertimbangan kebutuhan dan kondisi siswa. b. Observasi selama pelaksanaan prasiklus, siklus 1, dan siklus 2 Observasi dilakukan bersama dengan dilaksanakannya tindakan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu kegiatan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada prasiklus, peneliti tidak melakukan observasi dengan berpedoman pada lembar observasi yang digunakan pada siklus 1 dan siklus 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
c. Kuesioner setelah pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 Kuesioner ini merupakan lembar penilaian siswa terhadap proses pembelajaran. Kuesioner ini digunakan pada tahapan refleksi di setiap akhir siklus. Berdasarkan analisis dengan kuesioner ini, peneliti dapat menilai seberapa efektifnya teknik Kancing Gemerincing yang diterapkan dalam pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita. Kuesioner ini digunakan sebagai bagian dari bahan refleksi dari siswa pada setiap akhir siklus 1 dan siklus 2. d. Dokumentasi aktivitas siswa selama pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan agar semua proses yang telah dilakukan dapat didokumentasikan sebagai data.
E. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, atau lebih tepat alat pemeroleh data. Suharsimi Arikunto (1991:120) membedakan metode pengumpulan data dan instrumen pengumpul (pemeroleh) data. Metode dikatakannya sebagai cara memperoleh data, sedangkan instrumen dikatakannya sebagai alat bantu memperoleh data (Soewandi, tanpa tahun: 1). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes dan non tes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar siswa, baik melalui tes lisan, tertulis, maupun penugasan. Sedangkan instrumen nontes digunakan untuk memperoleh informasi yang berorientasi pada proses, baik melalui observasi, wawancara, angket, maupun dokumentasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
1. Instrumen Tes Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Dengan kata lain, tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa dengan siklus yang ada (Suwandi, 2009). Instrumen tes diberikan dalam bentuk penugasan, yaitu menulis atau menceritakan kembali isi berita yang disimak. Tes ini untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahan simakan yang telah disimak siswa. Tulisan siswa akan dinilai berdasarkan aspek-aspek penilaian yang telah disiapkan. Berikut aspek penilaian tulisan siswa. Tabel 3.1 Aspek Penilaian Tulisan Siswa
No
Aspek penilaian
1 2 3 4 5 6
Semua aspek “apa” Semua aspek “siapa” Semua aspek “kapan” Semua aspek “di mana” Semua aspek “mengapa” Semua aspek “bagaimana” Jumlah
Skor Maksimal 5 5 5 5 5 5 30
Keenam aspek di atas adalah aspek yang akan dinilai pada hasil tes menulis atau menceritakan kembali isi berita. Keenam aspek penilaian di atas masing-masing akan diberikan skor tertinggi 5 dan skor terendah 1.
Nilai siswa=
×100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Dalam pengambilan skor, peneliti mengacu pada deskripsi masing-masing aspek sebagai berikut (lampiran).
2. Instrumen Non Tes Instrumen nontes digunakan untuk mengamati bagaimana kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, keterlibatan, dan sikap siswa terhadap teknik Kancing Gemerincing yang diterapkan dalam pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah daftar pedoman wawancara, lembar observasi, lembar kuesioner (penilaian), dan dokumentasi aktivitas siswa. a) Wawancara Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara pewawancara dan narasumber untuk mendapatkan informasi. Agar wawancara yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan dapat terfokus pada sasaran, pedoman wawancara sangatlah penting digunakan. Berikut adalah pedoman wawancara (lampiran). b) Observasi Observasi adalah pengamatan atau pencatatan suatu objek yang difokuskan pada perilaku tertentu (Daryanto, 2011:80). Instrumen observasi digunakan untuk mengamati aktivitas dan kreativitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Ada dua jenis observasi yang digunakan, yaitu observasi terhadap guru dan observasi terhadap siswa (lampiran).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
c) Angket atau Kuesioner Angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan mendapatkan tanggapan dari responden tersebut (Nurgiyantoro, 2012:91). Responden dalam PTK adalah siswa atau pihak lain yang mungkin terlibat dalam penelitian. Angket bisa berupa pertanyaan terbuka sehingga responden leluasa memberikan jawaban. Angket juga bisa berupa pernyataan-pernyataan dimana responden kemudian memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Penggunaan angket juga memerlukan waktu khusus diluar kegiatan pembelajaran, namun angket dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dari responden yang berjumlah banyak. Berikut adalah angket atau kuesioner yang akan digunakan (laampiran).
F. Teknik Analisis Data Dalam penelitian tindakan kelas ini, data yang akan diperoleh adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes atau nilai siswa dari beberapa siklus, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara, dan hasil angket. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dengan teknik statistik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif, yakni dengan cara membandingkan hasil (nilai) antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus. Misalnya mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan, dll., sedangkan teknik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian kuantitatif tersebut. Peneliti menjelaskan kelemahan dan kelebihan kinerja guru maupun siswa dalam proses pembelajaran melalui instrumen nontes (wawancara, observasi, angket, dll.). Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Di bawah ini akan dijelaskan penerapannya. Peneliti menganalisis data yang terkumpul dengan langkah sebagai berikut. 1. Mengumpulkan data yang berupa tes menyimak. 2. Memberi skor pada setiap jawaban siswa sesuai dengan pedoman penilaian yang telah dipersiapkan. 3. Mengklasifikasikan ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan belajar siswa dilihat dari nilai siswa. Batas ketuntasan sebesar 75. Jumlah siswa yang tuntas pada setiap siklus diubah dalam bentuk persentase. Selanjutnya, persentase jumlah siswa yang tuntas digolongkan dalam kriteria sebagai berikut. 4. Menghitung rata-rata (mean). Nilai rata-rata dilambangkan dengan x (Nurgiyantoro, 2012:218). Untuk menghitung nilai rata-rata dapat menggunakan rumus nilai rata-rata (mean) kelas =
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
Dari hasil nilai rata-rata siswa, peneliti dapat mengetahui seberapa tinggi peningkatan yang terjadi pada kemampuan memahami isi berita siswa. Tingginya peningkatan dapat dilihat dari selisih persentase nilai rata-rata siswa. Selisih persentase nilai rata-rata siswa dihitung dari tahap prasiklus ke siklus 1, siklus 1 ke siklus 2, dan prasiklus ke siklus 2.
5. Teknik analisis data kuantitatif dengan uji t Uji-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara skor yang diperoleh pada kondisi awal dengan skor yang diperoleh pada kodisi akhir setelah tindakan dilakukan. Rumus uji-t yang akan diterapkan adalah rumus uji-t berpasangan. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut.
Keterangan: D
: Perbedeaan skor rata-rata kedua tes (X1-X2)
∑D
: Jumlah perbedaan skor kedua tes
n
: Jumlah subjek (Nurgiyantoro, 2001:111).
G. Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, terutama dalam hal menyimak untuk memahami isi berita. Tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
hanya itu, PTK juga memberi solusi yang berupa tindakan untuk mengatasi permasalahan. Tindakan tersebut terintegrasi dalam suatu tahap-tahap. Tahaptahap tersebut antara lain, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Tahap-tahap ini dapat membentuk sebuah siklus yang dapat dilakukan berulang-ulang hingga tercapainya suatu tujuan. Di bawah ini adalah skema prosedur PTK menurut Mulyasa, 2009. Bagan 3.1 Spiral Kemmis dan Taggart
Siklus II
1. Rencana Siklus I 4. Refleksi
2. Tindakan
1. Rencana
4. Refleksi
2. Tindakan
3. Observasi 1.
3. Observasi 2. Untuk menjelaskan gambar di atas, akan dibahas satu per satu tahap-tahap yang ada pada setiap siklus sebagi berikut. Siklus I 1. Perencanaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan analisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang akan diajarkan kepada peserta didik. Lalu mengembangkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
memperhatikan indikator-indikator hasil belajar. Setelah membuat RPP, peneliti membuat media pembelajaran dengan materi yang sesuai dengan KIKD. Setelah membuat media, peneliti membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). Yang terakhir, peneliti menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator.
2. Tindakan Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Peneliti bertindak sebagai guru untuk melakukan pembelajaran menyimak isi berita. Ada tiga kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran ini, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal dilakukan sebelum masuk pada materi pembelajaran. Guru melakukan apersepsi, orientasi, dan motivasi kepada siswa. Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa, lalu mengabsen. Setelah itu, guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan hari ini. Selanjutnya guru menyampaikan KIKD, indikator, dan tujuan pembelajaran hari itu. Kegiatan inti terbagi lagi ke dalam kegiatan 5M (memahami, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi,
dan
mengomunikasikan).
Pada
kegiatan
memahami, siswa diberikan bahan simakan dan diminta untyuk menyimak. Pada kegiatan menanya, siswa bertanya pada guru. Setelah itu guru membagi siswa ke
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompok tersebut siswa akan mengeksplorasi dan mengasosiasi atau bekerjasama memahami isi berita yang ditayangkan tadi menggunakan teknik kancing gemerincing. Dalam kegiatan kancing gemerincing, masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan atau pemikiran anggota lain. Berikut ini adalah caranya. 1. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing. 2. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masingmasing kelompok mendapatkan empat atau lima buah kancing 3. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan menempelkannya pada lembar yang telah tersedia. 4. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kancing mereka. Teknik ini memungkinkan setiap anggota kelompok menjadi aktif. Pada kegiatan konfirmasi, guru secara bersama-sama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran pada hari itu. Pada kegiatan penutup ini, guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi mengenai pembelajaran hari ini. Jika masih ada tugas yang belum terselesaikan, siswa diminta untuk melanjutkannya di rumah.
3. Observasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tahap observasi ini berjalan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan menggunakan lembar/ instrumen observasi yang telah disusun. Data yang dihasilkan dalam observasi ini dapat berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif didapatkan dari hasil tes, ulangan harian, presentasi, dan nilai tugas. Sedangkan data kualitatif didapatkan dari keaktifan siswa, partisipasi siswa, dan kualitas diskusi siswa dalam pembelajaran (Daryanto, 2011:27).
4. Refleksi Dengan dibantu oleh analisis data, peneliti akan melakukan refleksi dari pertanyaan-pertanyaan yang timbul di dalam diri peneliti. Dengan melakukan refleksi, peneliti akan dapat menetapkan apa yang telah dicapai, dan apa yang masih perlu diperbaiki lagi pada pembelajaran berikutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Bila masalah PTK belum tuntas atau belum tercapai, PTK akan dilanjutkan pada siklus berikutnya melalui tahap-tahap yang sama dengan siklus sebelumnya (Daryanto, 2011:27-28). Siklus II Tahap-tahap pada siklus II pada dasarnya sama dengan tahap-tahap pada siklus I. Yang membedakan antara kedua siklus tersebut adalah pada tahap
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
tindakan. Tindakan pada siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I. H. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian yang dilakukan. Indikator ini merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Indikator keberhasilan pada penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi berita dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Tabel 3.2 Indikator Keberhasilan Indikator
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Kemampuan siswa Hanya 45% siswa
65% siswa dapat
85% siswa dapat
dalam memahami
yang dapat
mencapai KKM.
mencapai KKM.
isi berita.
mencapai KKM.
Keaktifan siswa
Hanya 10% siswa
50 % siswa aktif
75 % siswa aktif
dalam
yang aktif dalam
dalam
dalam
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan proses penelitian yang telah dilaksanakan, meliputi (A) deskripsi data, (B) analisis data, dan (C) pembahasan. Deskripsi data berisi gambaran mengenai hasil tes dan pengamatan serta bagaimana proses memperoleh data tersebut. Analisis data memaparkan data-data yang didapatkan melalui proses penelitian, baik data tes maupun nontes, sedangkan pembahasan berisi uraian penjelasan yang berkaitan dengan hasil penelitian prasiklus hingga siklus 2 serta kaitannya dengan tinjauan pustaka.
A. Deskripsi Data Pada bagian ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan 1) lokasi penelitian, 2) pelaksanaan penelitian prasiklus, siklus 1, dan 2, 3) data skor hasil tes menyimak, 4) data skor hasil pengamatan, 5) data hasil pengamatan proses pembelajaran, 6) data hasil kuesioner, dan 7) data hasil wawancara. Secara lebih terperinci, deskripsi tersebut dapat dilihat di bawah ini.
1.
Deskripsi Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri 6
Yogyakarta yang berada di Jl. R. W. Monginsidi no.1 Yogyakarta. Sekolah ini mempunyai tujuh paralel untuk setiap jenjang kelasnya, yaitu kelas VII A hingga
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
kelas VII G, kelas VIII A hingga kelas VIII G, dan kelas IX A hingga kelas IX G. Penelitian ini dilaksanakan untuk kelas VIII, khususnya kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kompetensi inti yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.” Kompetensi dasar yang digunakan adalah “Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan.” Jumlah jam pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta dalam satu minggu adalah 6 jam pelajaran (6 x 40 menit) yang terbagi dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis pada jam ke 3-5 dan hari Sabtu pada jam ke 4-6. Jumlah siswa kelas VIII A sebanyak 34 orang. Siswa laki-laki berjumlah 14 orang, sedangkan siswa perempuan berjumlah 20 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa.
2.
Deskripsi Pelaksanaan Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus sesuai
dengan jadwal yang telah diatur oleh guru dan peneliti. Pelaksanaan prasiklus dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada hari Kamis, 13 November 2014. Jumlah siswa yang hadir dalam pelaksanaan prasiklus adalah 33 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Pelaksanaan siklus 1 sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
hari Kamis, 20 November 2014. Jumlah siswa yang hadir dalam pelaksanaan siklus 1 adalah 33 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Siklus 2 dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 29 November 2014. Jumlah siswa yang hadir adalah 34 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Penelitian ini melibatkan guru bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII A, yaitu Ibu Titik Irawati, S.Pd. sebagai observer. Peneliti bertindak sebagai guru yang mengumpulkan temuan-temuan selama pembelajaran berlangsung. Peneliti juga dibantu rekan peneliti, Ester Lestari dan Fransiska Budi Fitriana, yang berperan sebagai observer dalam data nontes (dokumentasi aktivitas siswa). Dari hasil pengamatan, peneliti dapat mengetahui perkembangan dan masalah yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, peneliti dapat melakukan perbaikan-perbaikan pada tahap atau siklus selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan.
3.
Deskripsi Data Skor Hasil Tes Menyimak Data yang diperoleh dari hasil tes menyimak ini berupa angka. Tes
menyimak dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Jumlah siswa yang terlibat untuk setiap siklusnya berbeda-beda, ada yang berjumlah 33 orang dan ada juga yang berjumlah 34 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dan tes uraian. Tes objektif pilihan ganda berjumlah 20 nomor, sedangkan tes uraian berjumlah 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
nomor. Tes ini bertujuan agar peneliti mengetahui kemampuan siswa. Di bawah ini akan disajikan skor hasil tes menyimak pada prasiklus hingga siklus 2. Gambar 4.1. Diagram Skor Hasil Tes Menyimak berdasarkan Ketuntasan Belajar
30 J u 25 m l 20 a h 15
26 22
16 Tuntas
14
Tidak Tuntas
S 10 i s 5 w a 0
8 4
Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa tes menyimak pada prasiklus terdapat 14 siswa yang tuntas dan 16 siswa yang tidak tuntas. Selanjutnya, pada siklus 1 terdapat 22 siswa yang tuntas dan 8 siswa yang tidak tuntas. Terakhir, pada siklus 2 terdapat 26 siswa yang tuntas dan 4 orang siswa yang tidak tuntas. KKM yang ditentukan dalam pembelajaran menyimak ini sebesar 75.
4.
Deskripsi Data Skor Hasil Pengamatan Keaktifan Data yang diperoleh dari hasil pengamatan keaktifan ini berupa data
angka. Pengamatan ini dilaksanakan sebanyak tiga kali, yaitu pada prasiklus,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
siklus 1, dan siklus 2. Jumlah siswa yang terlibat untuk setiap siklusnya berbedabeda, ada yang berjumlah 33 orang dan ada juga yang berjumlah 34 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Pengamatan dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah dibuat dengan masing-masing indikator pernyataan. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung. Di bawah ini akan disajikan skor hasil pengamatan keaktifan pada prasiklus hingga siklus 2. Gambar 4.2. Diagram Skor Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa
30 J u 25 m l 20 a h 15 S 10 i s 5 w a 0
26
25
19 Aktif Tidak Aktif
11
5
4
Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui bahwa pada prasiklus terdapat 4 siswa yang aktif dan 26 siswa yang tidak aktif. Selanjutnya, pada siklus 1 terdapat 19 siswa yang aktif dan 11 siswa yang tidak aktif. Terakhir, pada siklus 2 terdapat 25 siswa yang aktif dan 5 orang siswa yang tidak aktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5.
84
Deskripsi Data Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Data yang diperoleh dari hasil pengamatan proses pembelajaran ini berupa
kata-kata. Pengamatan ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Pengamatan ini dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana guru dapat menyampaikan pembelajaran dan sejauh mana kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada lampiran.
6.
Deskripsi Data Hasil Kuesioner Data yang diperoleh dari hasil kuesioner ini berupa kata-kata. Pelaksanaan
kuesioner dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Kuesioner ini dilakukan dengan cara mengisi atau member tanda check list pada kolom yang telah tersedia. Penggunaan kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing. Hasil dari kuesioner ini akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Di bawah ini adalah hasil kuesioner yang diperoleh.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Gambar 4.3. Diagram Hasil Kuesioner Siklus 1
25
0 0
24
0 1 1
23
1 0 0 1 0 1
22 21 20
18
0 0 0 0 1 0 0
17
0 0
19
P e r n y a t a a n
2
15
0 0
14
0 0
13
0 0
11
0 0 1 0 0
10
0 0
12
9
0 1
8
0 1
7
0 0
5
0 0 0 0
4
0 0
3
0 0
6
0
2
13 15 11 13
3
13 2 8
0
18 13 20 20
8
2
1314
3 9
4 5
14
6
19
2 3
Setuju
12 14 7
2
15 12
8 9 5
23
5
23
2
18
10
2
9 6 5
19 12 12 15
8 12
5
Sangat Setuju
21
7 7
2
Netral
18
11 4
Tidak Setuju
16
11
2 2
Sangat Tidak Setuju
20
8
0 0 0
1
9 9
16
9
1 2
16
16
12
2
10
18 15
Jumlah Siswa
20
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Berdasarkan diagram hasil kuesioner pada siklus 1 di atas, dapat dilihat bahwa pada pernyataan ”Saya mendengarkan bahan simakan yang ditampilkan oleh guru”, sebanyak 18 orang siswa menjawab sangat setuju dan 12 orang siswa menjawab setuju. Tidak ada siswa yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Selanjutnya pada pernyataan “Saya mengetahui informasi sebelumnya mengenai isi bahan simakan”, sebanyak 5 orang siswa menjawab sangat setuju, 8 orang siswa menjawab setuju, 15 orang siswa menjawab netral, dan 2 orang siswa menjawab tidak setuju. Pada pernyataan nomor 2 ini tidak ada siswa yang menjawab sangat tidak setuju. Kemudian, pada pernyataan “Saya memahami apa yang dibahas dalam bahan simakan”, sebanyak 12 orang siswa menjawab sangat setuju, 12 orang siswa menjawab setuju, dan 6 orang siswa menjawab netral. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Lalu, pada pernyataan “Ketika menyimak bahan simakan, saya juga mencatat hal-hal penting”, sebanyak 19 orang siswa menjawab sangat setuju, 9 orang siswa menjawab setuju, dan 2 orang siswa menjawab netral. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Berkaitan dengan pernyataan “Saya memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran” sebanyak 10 orang siswa menjawab sangat setuju, 18 orang siswa menjawab setuju, dan 2 orang siswa menjawab netral. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian, pada pernyataan “Saya aktif menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas”, terdapat 5 orang siswa yang menjawab setuju, 23 orang siswa menjawab netral, dan 3 orang siswa menjawab tidak setuju. Begitu juga untuk selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Gambar 4.4. Diagram Hasil Kuesioner Siklus 2
25
0 0
24
01
23
3
22
0 0 0 0
21
0 01
20 19
0 0 0 0
18
0 0
17
0 0
2
13
2 2 2
10
0 0
9
0 0
8
0 0
7
01
0 0
1
3 2
0 0
1
0 0 0 0
19
5
3
20 25
3
Tidak Setuju
21
5
Netral
24
5 4
Sangat Tidak Setuju
23
Setuju
20
6 8
Sangat Setuju
17 1213
5
0 01 0 0
4
9
5
0
5
1314
4
11
6
22
6
7
0 01 0 0
12
1415 13
10
3
0 0 0 0 0
14
19
11
7
0 0
15
1213 14 11
4
2
0
16
16
10
4
11
5
14 19
7
3 2
19
8 3
20
7 1415
2
22
6 1112
7
19
11 5
10
15 Jumlah Siswa
20
25
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Berdasarkan grafik hasil kuesioner pada siklus 2 di atas, dapat dilihat bahwa pada pernyataan “Saya mendengarkan bahan simakan yang ditampilkan oleh guru”, sebanyak 11 orang siswa menjawab sangat setuju dan 19 orang siswa menjawab setuju. Tidak ada siswa yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Selanjutnya pada pernyataan “Saya mengetahui informasi sebelumnya mengenai isi bahan simakan”, sebanyak 7 orang siswa menjawab sangat setuju, 12 orang siswa menjawab setuju, 11 orang siswa menjawab netral. Pada pernyataan nomor 2 ini tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian, pada pernyataan “Saya memahami apa yang dibahas dalam bahan simakan”, sebanyak 6 orang siswa menjawab sangat setuju, 22 orang siswa menjawab setuju, dan 2 orang siswa menjawab netral. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Lalu, pada pernyataan “Ketika menyimak bahan simakan, saya juga mencatat hal-hal penting”, sebanyak 14 orang siswa menjawab sangat setuju, 15 orang siswa menjawab setuju, dan 1 orang siswa menjawab netral. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Berkaitan dengan pernyataan “Saya memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran” sebanyak 7 orang siswa menjawab sangat setuju, 20 orang siswa menjawab setuju, dan 3 orang siswa menjawab netral. Tidak ada siswa yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kemudian, pada pernyataan “Saya aktif menanyakan hal-hal yang menurut saya kurang jelas”, terdapat 1 orang siswa yang menjawab setuju, 8 orang siswa menjawab netral, dan 19 orang siswa menjawab tidak setuju. Begitu juga untuk selanjutnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7.
89
Deskripsi Data Hasil Wawancara Data yang diperoleh dari hasil wawancara ini berupa kata-kata.
Wawancara dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Wawancara ini dilakukan setelah proses pembelajaran berakhir. Wawancara ini dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing. Hasil dari wawancara ini akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Hasil wawancara ini dapat dilihat pada bagian lampiran.
B. Analisis Data Pada bagian ini diuraikan hasil penelitian terhadap kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII A semester II SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Pada subbab hasil penelitian ini, yang dipaparkan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes, yaitu berupa jawaban siswa dan instrumen nontes yang berupa hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian hasil penelitian berbentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik, serta verbal untuk data nontes.
1. Prasiklus Berikut ini akan disajikan mengenai hasil tes tertulis siswa dan hasil nontes siswa pada saat prasiklus. Hasil tes tertulis siswa berupa jumlah persentase
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
siswa yang dapat melampaui KKM, sedangkan hasil nontes berupa hasil observasi dan hasil dokumentasi. a) Hasil Tes Tertulis Siswa pada Prasiklus Sebelum diterapkan siklus untuk meningkatkan kemampuan menyimak isi berita, peneliti terlebih dahulu mengadakan tes kemampuan awal yang dilaksanakan pada hari Kamis,
13
November 2014. Tes kemampuan awal
(prasiklus) dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Jumlah siswa yang terlibat adalah 33 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Bentuk tes yang digunakan dalam prasiklus ini adalah tes objektif pilihan ganda dan tes uraian. Tes objektif pilihan ganda berjumlah 20 nomor, sedangkan tes uraian berjumlah 1 nomor. Tes ini bertujuan agar peneliti mengetahui kemampuan awal siswa sebelum tindakan pada siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes yang sudah dikoreksi pada prasiklus, dapat diketahui apakah siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan atau tidak. Batas KKM yang ditentukan sebesar 70. Pada tes prasiklus ini, sebanyak 46% siswa dapat mencapai KKM, sedangkan 54 % siswa lagi belum dapat mencapai KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan pada prasiklus sebesar 45% telah dapat dilampaui.
b) Hasil Keaktifan Siswa pada Prasiklus Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil pengamatan pada prasiklus, banyak siswa yang belum terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat dikatakan aktif apabila memenuhi indikator keaktifan yang telah ditentukan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
oleh peneliti, yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan, siswa mampu bertanya/ mengajukan pendapat, siswa mampu mengerjakan tugas kelompok, dan siswa mengerjakan tugas individu. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran pada saat prasiklus ini hanya 4 orang (13%) dari keseluruhan siswa yang berjumlah 30 orang. Jumlah siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran pada prasiklus ini sebanyak 26 orang (87%) dari keseluruhan jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat prasiklus keaktifan siswa masih sangat kurang atau dapat dikatakan masih banyak siswa yang pasif.
c)
Hasil Nontes pada Prasiklus Pada pelaksanaan prasiklus ini, peneliti berusaha mencari temuan-temuan
awal berkaitan dengan suasana kelas dan pengetahuan siswa mengenai keterampilan menyimak isi berita. Selain itu, peneliti juga berusaha menggali informasi dari guru berkaitan dengan kemampuan dan sikap siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hambatan, masalah, dan keadaan sebenarnya yang ditemukan dalam tahap prasiklus ini ditemukan melalui kegiatan wawancara dan observasi. Selain itu, peneliti sudah menemukan permasalahan ketika peneliti melakukan PPL di sekolah ini.
1) Hasil Observasi Pembelajaran pada Prasiklus Observasi dilakukan selama kegiatan prasiklus berlangsung tanpa menggunakan pedoman yang terdapat dalam lembar observasi siklus 1 dan 2. Pada observasi prasiklus ini, peneliti berusaha menemukan masalah-masalah dan situasi yang tergambar selama aktivitas pembelajaran. Kegiatan prasiklus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
92
berlangsung sebanyak satu kali pertemuan yang difokuskan pada kegiatan menyimak isi berita. Pada pertemuan ini, guru masuk ke dalam kelas dan melakukan perkenalan. Lalu guru membuka pembelajaran dengan memberikan sedikit pengantar mengenai berita. Siswa kurang dapat merespon guru ketika guru bertanya mengenai pengertian berita, bahkan terlihat beberapa siswa yang sibuk dengan urusan pribadinya. Tanya jawab hanya berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Dalam hal ini peneliti juga mengamati keaktifan siswa menggunakan lembar pengamatan keaktifan siswa. setiap siswa yang menjawab atau bertanya harus menyebutkan nomor absen. Selanjutnya, siswa diminta untuk menyiapkan selembar kertas untuk mencatat hal-hal penting ketika menyimak. Lalu, siswa menyimak sebuah berita mengenai “Elpiji jenis baru”. Saat kegiatan menyimak berlangsung, ada sedikit masalah terjadi. Pengeras suara yang dugunakan ternyata memiliki volume yang kecil, sehingga siswa yang duduk di bangku belakang kurang dapat mendengar dengan baik. Lalu, guru berinisiatif untuk meminta siswa yang duduk di belakang untuk berpindah duduk di depan, berbagi bangku dengan teman lain. Hal ini membuat guru harus memutarkan bahan simakan sebanyak tiga kali. Setelah kegiatan menyimak selesai, guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing. Berikutnya, guru dibantu teman membagikan lembar evaluasi yang berupa uraian. Suasana kelas yang masih cukup ramai membuat beberapa siswa yang duduk di bangku depan merasa terganggu. Siswa yang ribut kebanyakan adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
siswa laki-laki. Melihat keadaan tersebut, guru bersikap tegas ketika meminta siswa untuk tenang dan berkonsentrasi mengerjakan tugas yang diberikan. Suasana kelas kembali tenang dan siswa mulai mengerjakan soal yang diberikan. Waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan soal adalah selama 40 menit. Pada kegiatan ini, beberapa siswa tidak mengerjakannya secara individu. Mereka saling bertanya pada teman sebangku maupun teman yang berada di depan atau di belakangnya. Beberapa siswa yang duduk di bangku bagian depan menyelesaikan pekerjaan mereka dengan lebih cepat dan tidak memakan waktu yang lama. Soal yang telah selesai dikerjakan mulai dikumpulkan dan hal ini menyebabkan situasi kembali ramai. Pada situasi tersebut, guru mulai berpindah posisi, berjalan mengelilingi siswa dan memberikan motivasi kepada siswa yang masih mengerjakan soal. Ketika jam pelajaran berakhir, guru mengakhiri pembelajaran yang berlangsung.
d) Hasil Refleksi Pelaksanaan Prasiklus Peneliti mengadakan tes tertulis pada prasiklus untuk mengetahui kemampuan awal siswa berkaitan dengan kemampuan menyimak isi berita. Pada tahap prasiklus ini, peneliti menetapkan nilai 75 sebagai batas ketuntasan (KKM). Penetapan batas KKM tersebut dilakukan atas dasar patokan yang sudah ditentukan sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Selama dua jam pelajaran, siswa diminta menyimak berita dan menuliskan kembali berita yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
telah disimak tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk melihat atau menggali kemampuan siswa dalam memahami isi berita. Dari kegiatan prasiklus ini, peneliti mendapatkan hasil sebanyak 33 tulisan siswa. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Pengolahan yang berupa pemberian nilai dilakukan oleh peneliti sesuai dengan aspek-aspek penilaian yang telah ditetapkan sebelum penelitian dilaksanakan. Dari hasil penilaian tersebut, sebanyak 14 siswa tuntas atau dapat melewati batas KKM (75) dan sebanyak 16 siswa tidak tuntas atau tidak dapat melewati batas KKM (75). Banyaknya siswa yang tidak tuntas ini disebabkan oleh beberapa faktor atau temuan, yaitu siswa belum memahami materi mengenai menyimak isi berita, siswa merasa bosan ketika diminta menulis kembali berita yang disimak tanpa didukung teknik pembelajaran yang menarik, siswa tidak bisa secara langsung memahami berita yang disimaknya, dan siswa tidak terlalu memahami penggunaan aturan kebahasaan yang ada. Selain kemampuan menyimak berita yang dinilai, peneliti juga mengamati keaktifan siswa pada saat pembelajaran prasiklus berlangsung. Dari data yang diperoleh, banyak siswa yang belum aktif atau pasif dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa belum banyak memiliki informasi mengenai berita, siswa masih merasa malu ketika diminta untuk menjawab maupun bertanya. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti bermaksud mengadakan rancangan pembelajaran dengan sebuah teknik yang mendukung. Peneliti memilih teknik kancing gemerincing sebagai alternatif pemecahan masalah berkaitan dengan pemahaman siswa dan keaktifan siswa dalam menyimak berita. Rencana
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan langkah-langkah yang terdapat dalam teknik kancing gemerincing.
2) Hasil Dokumentasi Prasiklus Dokumentasi merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menyimak isi berita menggunakan teknik kancing gemerincing Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada prasiklus berlangsung. Berikut adalah hasil dokumentasi aktivitas siswa pada prasiklus.
Gambar 4.5. Siswa Menyimak Berita Guru memutarkan bahan simakan yang berupa berita. Berita tersebut membahas tentang gas elpiji berlabel baru. Terlihat semua siswa sedang memperhatikan dan siswa yang sedang mencatat hal-hal pokok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
2. Siklus 1 Berikut ini akan disajikan mengenai hasil tes tertulis siswa dan hasil nontes siswa pada saat siklus 1. Hasil tes tertulis siswa berupa jumlah persentase siswa yang dapat melampaui KKM, sedangkan hasil nontes berupa hasil observasi, hasil wawancara guru, hasil wawancara siswa, hasil kuesioner, dan hasil dokumentasi.
a) Hasil Tes Tertulis Siswa pada Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 20 November 2014. Jumlah siswa yang terlibat adalah 33 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Bentuk tes yang digunakan dalam prasiklus ini adalah tes objektif pilihan ganda dan tes uraian. Tes objektif pilihan ganda berjumlah 20 nomor, sedangkan tes uraian berjumlah 1 nomor. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes yang sudah dikoreksi pada siklus 1, dapat diketahui apakah siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan atau tidak. Batas KKM yang ditentukan sebesar 70. Pada tes siklus 1 ini, sebanyak 73% siswa dapat mencapai KKM, sedangkan 33 % siswa lagi belum dapat mencapai KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan pada siklus 1 sebesar 65% telah dapat dilampaui.
b) Hasil Keaktifan Siswa pada Siklus 1 Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil pengamatan pada siklus 1, cukup banyak siswa yang sudah terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
dapat dikatakan aktif apabila memenuhi indikator keaktifan yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan, siswa mampu bertanya/ mengajukan pendapat, siswa mampu mengerjakan tugas kelompok, dan siswa mengerjakan tugas individu. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran pada saat prasiklus ini mencapai 19 orang (63%) dari keseluruhan siswa yang berjumlah 30 orang. Jumlah siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran pada prasiklus ini sebanyak 11 orang (37%) dari keseluruhan jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat siklus 1 keaktifan sudah meningkat dan melebihi indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan, yaitu sebesar 50%.
c)
Hasil Nontes pada Siklus 1 Pada penelitian ini, selain peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran menyimak isi berita, juga mengamati bagaimana keaktifan dan respon siswa terhadap teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas. Peneliti berusaha mencari temuan-temuan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Data mengenai keaktifan dan respon siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa.
a.
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada
proses pembelajaran menyimak isi berita dengan teknik kancing gemerincing. Dari hasil pengamatan observer (guru berperan sebagai observer), sebagian besar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat, serius, dan santai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi aktivitas guru secara umum dan aktivitas siswa. Siklus 1 ini dilakukan selama satu kali pertemuan dengan tiga jam pelajaran (3x40 menit). Pada pertemuan ini, guru dan siswa mempelajari materi mengenai berita (pengertian, ciri, dan unsur-unsur berita). Sebelum mengawali pembelajaran, guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, media pembelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali itu yaitu mengenai menyimak isi berita. Kegiatan apersepsi berkaitan dengan menyimak isi berita yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan tanya jawab. Guru mengingatkan mengenai tes prasiklus (tes kemampuan awal) yang telah dikerjakan siswa. Pertanyaan yang dilontarkan guru adalah seputar berita yang telah disimak. Beberapa siswa menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan apersepsi ini, ada beberapa siswa yang masih sibuk dengan pekerjaannya sendiri, bermain laptop, ramai, sehingga tidak memperhatikan apa yang guru sampaikan di depan kelas. Melihat hal itu, guru mengingatkan dan menegur siswa agar dapat memperhatikan. Dari jawabanjawaban siswa, guru berusaha menggiring siswa untuk dapat masuk ke dalam materi mengenai berita dan kegiatan inti pembelajaran. Sebelum guru menyampaikan materi, guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Guru meminta dua orang siswa yang duduk di bagian belakang untuk membacakan kompetensi tersebut. Pada pembelajaran ini, guru memanfaatkan media powerpoint, sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
siswa membaca melalui proyektor. Setelah itu, guru kembali melakukan tanya jawab mengenai pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsur-unsur berita. Guru meminta siswa menjawab secara satu per satu dengan mengacungkan jari. Lalu, guru mencatat jawaban setiap siswa. Guru menghimpun jawaban-jawaban yang disampaikan siswa berkaitan dengan pengertian berita dan bersama-sama dengan siswa menyimpulkan sekaligus menegaskan pengertian berita. Pengertian berita yang disampaikan oleh guru dikaitkan dengan kenyataan yang ada di sekitar siswa. Setelah guru dan siswa melakukan tanya jawab dan memberikan penegasan, guru meminta siswa untuk menyiapkan selembar kertas kosong. Kertas tersebut nantinya akan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang ada dalam berita. Setelah siswa siap, guru lalu memutarkan sebuah berita dengan judul “Kebun Sayur Hidroponik”. Ketika berita tersebut diputar, guru berkeliling ke arah tempat duduk siswa dan melihat apakah siswa menyimak berita tersebut sambil mencatat hal-hal penting. Setelah pemutaran berita tersebut berakhir, guru mengatakan bahwa siswa akan dibagi ke dalam kelompok. Seketika suasana kelas mendadak ramai. Siswa mulai ribut untuk memilih kelompoknya masing-masing. Lalu guru berusaha menenangkan siswa. Guru menjelaskan bahwa kelompok akan dipilih oleh guru. Akan tetapi, para siswa tetap bersikeras untuk memilih kelompoknya sendiri. Dengan sabar guru menjelaskan maksud pemilihan kelompok ini, yaitu agar para siswa dapat berlaku adil dan bertanggungjawab dengan anggota kelompok yang baru, tidak seperti biasanya. Akhirnya siswa pun paham akan maksud guru. Lalu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
guru meminta siswa untuk berhitung mulai dari 1 – 7. Siswa yang mendapat angka satu akan bergabung dengan teman yang mendapat angka satu juga, begitu seterusnya. Dengan jumlah siswa 33 orang, maka setiap kelompok beranggotakan lima orang dan ada satu kelompok yang beranggotakan empat orang. Lalu guru meminta siswa bergabung dengan teman kelompoknya. Hal ini memakan waktu yang cukup lama untuk dapat tenang seperti suasana semula. Ketika guru hendak menenangkan siswa, bel istirahat berbunyi.guru mempersilakan siswa beristirahat. Setelah jam istirahat usai, siswa kembali masuk kelas dan duduk bersama teman kelompoknya. Lalu, guru membagikan kancing kepada masing-masing kelompok. Kancing tersebut memiliki lima warna yang berbeda, yaitu merah, putih, ungu, hitam, dan coklat. Masing-masing warna berjumlah empat. Guru meminta ketua kelompok untuk membagikan kancing tersebut kepada setiap anggota kelompoknya dengan warna yang serupa. Jadi, masing-masing anak akan mendapatkan empat kancing. Berikutnya, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok. Siswa diminta menulis namanya pada lembar nama sesuai warna kancing yang dimilikinya. Setelah itu, setiap siswa harus berpendapat dan menjawab pertanyaan yang tersedia dengan cara menempelkan kancing pada lembar jawab yang disediakan secara bergiliran. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berpendapat dan menjawab pertanyyan sebanyak empat kali. Jadi, tidak ada siswa yang dominan aktif dan dominan pasif. Siswa diberi waktu 20 menit untuk mengerjakan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setelah
siswa
selesai
berdiskusi
menggunakan
teknik
101
kancing
gemerincing, guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan kembali duduk ke tempat duduk masing-masing. Lalu, guru bertanya apakah siswa sudah paham dengan berita tadi. Banyak siswa menjawab sudah paham. Dengan berdiskusi mereka dapat saling bertukar pikiran dan mempertajam pemahaman. Selanjutnya, guru membagikan soal kepada masing-masing siswa. Soal tersebut berupa soal uraian untuk menceritakan kembali berita yang disimak. Siswa diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal, guru membagikan kuesioner. Kegiatan akhir diisi dengan menyimpulkan pembelajaran secara bersama-sama dengan siswa dan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Secara keseluruhan, pada pertemuan siklus 1 ini guru berhasil mengadakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering melihat ke buku acuan. Guru telah menyampaikan rangkaian aktivitas pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan dan telah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dari siswa. Siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan siklus 1 ini telah berhasil pula mengikuti pembelajaran dan keramaian siswa masih bisa diatasi dengan sikap tegas dari guru. Secara keseluruhan siswa antusias mengikuti pembelajaran ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
b. Hasil Wawancara Siswa Setelah Pembelajaran Siklus 1 Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah akhir pelaksanakan siklus 1, yaitu setelah siswa melakukan tes menyimak isi berita. Wawancara ini dilakukan terhadap siswa guna mengetahui respon dan tanggapan siswa berkaitan dengan kegiatan menyimak isi berita menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara siswa ini adalah (1) apakah Anda tertarik dan merasa senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (2) apa yang menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (3) selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok isi berita yang disampaikan melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (4) setelah mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing, (5) selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda mengalami kesulitan untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (6) ungkapkan pesan dan kesan Anda terhadap guru dan proses pembelajaran menyimak untuk menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, baik positif maupun negatifnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Berdasarkan hasil analisis jawaban wawancara yang dihimpun dari tiga orang siswa, yaitu siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah, mengatakan bahwa mereka merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan media audiovisual dengan teknik kancing gemerincing. Hal ini disebabkan dalam teknik tersebut siswa lebih mudah menangkap dan memahami hal-hal penting yang terkandung dalam sebuah berita melalui media audiovisual. Selain itu mereka juga senang bekerja dalam kelompok menggunakan metode kancing gemerincing, karena dapat saling membantu dan bertukar pikiran. Selama mengikuti
pembelajaran
ini,
siswa
cukup
mengalami
kesulitan
dalam
melaksanakan tekik kancing gemerincing. Ada siswa yang mengaku mengalami keterlambatan ketika mencatat hal-hal penting, sehingga ia mengalami kesulitan dalam menceritakan kembali. Siswa tersebut adalah siswa yang mendapatkan skor terendah. Ia juga mengaku kurang memahami prosedur pelaksanaan teknik kancing gemerincing. Pembagian kelompok yang dipilih oleh guru dirasa tidak enak.
c.
Hasil Wawancara Guru Setelah Pembelajaran Siklus 1 Wawancara dengan guru dilakukan setelah akhir siklus 1 guna mengetahui
tanggapan dan respon guru berkaitan dengan penerapan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru (1) bagaimanakah kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing, (2) apakah siswa terlihat mempunyai motivasi atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
tertarik untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, (3) apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan, (4) apakah siswa dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual saat proses pembelajaran berlangsung, (5) apakah materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik pada siswa, (6) apakah siswa paham dengan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan, (7) bagaimanakah respon siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran menyimak untuk menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual (respon positif/negatif), (8) apakah teknik kancing gemerincing ini dirasa dapat mengatasi masalah yang terjadi, (9) bagaimanakah keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media audiovisual dan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing, (10) bagaimanakah suasana kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari analisis hasil wawancara terhadap guru yang telah dilakukan, diketahui bahwa persiapan dan kondisi siswa pada saat pembelajaran sudah cukup maksimal dan siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Siswa terlihat lebih mudah menangkap hal-hal penting dari berita dan siswa juga dapat belajar untuk saling memahami dari diskusi kelompok. Siswa yang lebih paham membantu teman yang belum paham, sehingga sama-sama untuk saling dapat memahami. Teknik ini sungguh dapat menarik perhatian siswa, tetapi belum terlihat apakah hasilnya nanti. Kondisi kelas masih terlihat agak ramai, tetapi tetap terkondisikan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
d. Hasil Kuesioner Setelah Pembelajaran Siklus 1 Gambar 4.6. Hasil Kuesioner Siklus 1
25
0 0
24
0 1 1
23
1 0 0 1 0 1
22 21 20
18
0 0 0 0 1 0 0
17
0 0
19
P e r n y a t a a n
2
15
0 0
14
0 0
13
0 0
11
0 0 1 0 0
10
0 0
12
9
0 1
8
0 1
7
0 0
5
0 0 0 0
4
0 0
3
0 0
6
0
2
13 15 11 13
3
13 2 8
0
18 13 20 20
8
2
1314
3 9
4 5
14
6
19
2 3
Setuju
12 14 7
2
15 12
8 9 5
23
5
23
2
18
10
2
9 6 5
19 12 12 15
8 12
5
Sangat Setuju
21
7 7
2
Netral
18
11 4
Tidak Setuju
16
11
2 2
Sangat Tidak Setuju
20
8
0 0 0
1
9 9
16
9
1 2
16
16
12
2
10
18 15
Jumlah Siswa
20
25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
106
Hasil Refleksi Setelah Pembelajaran Siklus 1 Berdasarkan hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung pada siklus 1, secara umum, kegiatan pembelajaran pada siklus 1 ini cukup lancar. Berdasarkan hasil refleksi guru dan hasil kuesioner tanggapan siswa, secara umum siswa merasa senang dan dapat lebih mudah menangkap halhal pokok berita melalui media audiovisual. Siswa terlihat senang dengan adanya teknik yang baru, yaitu teknik kancing gemerincing. Kendala yang terdapat dalam pelaksanaan siklus 1 ini adalah berkaitan dengan pembagian kelompok dan penjelasan langkah-langkah teknik kancing gemerincing. Pada siklus pertama ini, pembagian kelompok dilakukan oleh guru. Siswa kurang setuju dengan hal tersebut, sehingga siswa merasa malas ketika disuruh untuk masuk ke dalam kelompok. Hal ini menyebabkan manajemen waktu diskusi tidak berjalan dengan baik. Selain itu, beberapa siswa masih merasa bingung dan belum memahami langkah dalam teknik kancing gemerincing. Kancing yang didapat masing-masing siswa sebanyak empat kancing. Dalam pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama, belum lagi mengenai pengelompokkan di atas. Dari hasil refleksi dan temuan-temuan tersebut, guru melakukan perbaikan rancangan pelaksanaan pembelajaran untuk siklus 2. Perbaikan yang akan dilaksanakan yaitu pada siklus 2, guru akan memberikan dua kancing kepada masing-masing siswa agar menghemat waktu. Selain itu, guru mencoba memberitahu siswa maksud pengelompokkan yang dipilih oleh guru. Alokasi waktu dalam setiap tahap pembelajaran akan diperhatikan dengan lebih baik oleh guru. Guru akan lebih menjelaskan setiap langkah yang ada dengan lebih baik dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
memberikan instruksi dengan lebih jelas kepada seluruh siswa. Perbaikan ini diharapkan akan memberikan dampak yang baik bagi kegiatan pembelajaran pada siklus 2.
f.
Hasil Dokumentasi Aktivitas Pembelajaran Siklus 1 Dokumentasi merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai
bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menyimak isi berita menggunakan teknik kancing gemerincing Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 1 berlangsung. Berikut adalah hasil dokumentasi aktivitas siswa pada siklus 1.
Gambar 4.7. Siswa Bekerja Kelompok Menggunakan Teknik Kancing Gemerincing Selanjutnya, guru membagi siswa ke dalam tujuh kelompok. Masingmasing kelompok beranggotakan lima orang. Lalu, guru membagikan kancing ke masing-masing kelompok. Masing-masing anggota kelompok mendapatkan empat kancing dengan warna yang berbeda antaranggota. Setiap siswa yang berpendapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
dan menjawab, dia harus menempelkan satu kancingnya ke lembar yang sudah disediakan. 3.
Siklus 2 Berikut ini akan disajikan mengenai hasil tes tertulis siswa dan hasil
nontes siswa pada saat siklus 1. Hasil tes tertulis siswa berupa jumlah persentase siswa yang dapat melampaui KKM, sedangkan hasil nontes berupa hasil observasi, hasil wawancara guru, hasil wawancara siswa, hasil kuesioner, dan hasil dokumentasi. 1.
Hasil Tes Tertulis Siswa pada Siklus 2 Siklus 2 dilaksanakan dalam satu pertemuan, yaitu pada hari Sabtu, 29
November 2014. Jumlah siswa yang terlibat adalah 34 orang. Akan tetapi, dalam penelitian ini yang resmi menjadi subjek penelitian sebanyak 30 siswa. Bentuk tes yang digunakan dalam prasiklus ini adalah tes objektif pilihan ganda dan tes uraian. Tes objektif pilihan ganda berjumlah 20 nomor, sedangkan tes uraian berjumlah 1 nomor. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil tes yang sudah dikoreksi pada siklus 1, dapat diketahui apakah siswa dapat mencapai KKM yang ditentukan atau tidak. Batas KKM yang ditentukan sebesar 70. Pada tes siklus 1 ini, sebanyak 86% siswa dapat mencapai KKM, sedangkan 14 % siswa lagi belum dapat mencapai KKM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa indikator keberhasilan pada siklus 1 sebesar 75% telah dapat dilampaui.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
109
Hasil Keaktifan Siswa pada Siklus 2 Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil pengamatan pada
siklus 1, cukup banyak siswa yang sudah terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa dapat dikatakan aktif apabila memenuhi indikator keaktifan yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan, siswa mampu bertanya/ mengajukan pendapat, siswa mampu mengerjakan tugas kelompok, dan siswa mengerjakan tugas individu. Jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran pada saat prasiklus ini mencapai 25 orang (83%) dari keseluruhan siswa yang berjumlah 30 orang. Jumlah siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran pada prasiklus ini sebanyak 5 orang (27%) dari keseluruhan jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat siklus 2 keaktifan sudah semakin meningkat dan melebihi indikator keberhasilan siswa yang sudah ditentukan, yaitu sebesar 75%.
3.
Hasil Nontes pada Siklus 2 Pada penelitian ini, selain peneliti ingin meningkatkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran menyimak isi berita, juga mengamati bagaimana keaktifan dan respon siswa terhadap teknik pembelajaran yang diterapkan di kelas. Peneliti berusaha mencari temuan-temuan yang terjadi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Data mengenai keaktifan dan respon siswa diperoleh dari hasil observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi aktivitas siswa.
a.
Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 Observasi dilakukan selama penelitian berlangsung dan difokuskan pada
proses pembelajaran menyimak isi berita dengan teknik kancing gemerincing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Dari hasil pengamatan observer (guru berperan sebagai observer), sebagian besar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat, serius, dan santai. Observasi dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi aktivitas guru secara umum dan aktivitas siswa. Siklus 1 ini dilakukan selama satu kali pertemuan dengan tiga jam pelajaran (3x40 menit). Pada pertemuan ini, guru dan siswa mempelajari materi mengenai berita (pengertian, ciri, dan unsur-unsur berita). Sebelum mengawali pembelajaran, guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, media pembelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Guru menyampaikan topik materi yang akan dipelajari pada pertemuan kali itu yaitu mengenai menyimak isi berita. Kegiatan apersepsi berkaitan dengan menyimak isi berita yang dilakukan guru adalah dengan mengadakan tanya jawab. Guru mengingatkan mengenai tes siklus 1 yang telah dikerjakan siswa. Pertanyaan yang dilontarkan guru adalah seputar berita yang telah disimak. Dari jawaban-jawaban siswa, guru berusaha menggiring siswa untuk dapat masuk ke dalam materi mengenai berita dan kegiatan inti pembelajaran. Sebelum guru menyampaikan materi, guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatan yang akan dilakukan. Guru meminta dua orang siswa yang duduk di bagian belakang untuk membacakan kompetensi tersebut. Pada pembelajaran ini, guru memanfaatkan media powerpoint, sehingga siswa membaca melalui proyektor. Setelah itu guru menjelaskan mengenai ejaan (penggunaan huruf kapital, penggunaan tanda baca, penggunaan kata ulang).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Kemudian, guru memutarkan beberapa cuplikan audiovisual mengenai berita dan laporan. Guru meminta siswa menjawab mana yang termasuk berita dan mana yang bukan berita beserta alasannya. Guru menghimpun jawaban-jawaban yang disampaikan siswa berkaitan dengan dengan hal tersebut sekaligus menegaskan pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsur-unsur berita. Setelah guru dan siswa melakukan tanya jawab dan memberikan penegasan, guru meminta siswa untuk menyiapkan selembar kertas kosong. Kertas tersebut nantinya akan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang ada dalam berita. Setelah siswa siap, guru lalu memutarkan sebuah berita dengan judul “Pancaroba, Waspada DBD”. Ketika berita tersebut diputar, guru berkeliling ke arah tempat duduk siswa dan melihat apakah siswa menyimak berita tersebut sambil mencatat hal-hal penting. Setelah pemutaran berita tersebut berakhir, guru mengatakan bahwa siswa akan dibagi ke dalam kelompok. Seketika suasana kelas mendadak ramai. Siswa mulai ribut untuk memilih kelompoknya masing-masing. Lalu guru berusaha menenangkan siswa. Guru menjelaskan bahwa kelompok akan dipilih oleh guru. Lalu guru meminta siswa untuk berhitung mulai dari 1 – 7. Siswa yang mendapat angka satu akan bergabung dengan teman yang mendapat angka satu juga, begitu seterusnya. Dengan jumlah siswa 34 orang, maka setiap kelompok beranggotakan lima orang dan ada satu kelompok yang beranggotakan empat orang. Lalu guru meminta siswa bergabung dengan teman kelompoknya. Hal ini memakan waktu yang cukup lama untuk dapat tenang seperti suasana semula.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Setelah itu, guru membagikan kancing kepada masing-masing kelompok. Kancing tersebut memiliki lima warna yang berbeda, yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan ungu. Masing-masing warna berjumlah dua. Guru meminta ketua kelompok untuk membagikan kancing tersebut kepada setiap anggota kelompoknya dengan warna yang serupa. Jadi, masing-masing anak akan mendapatkan dua kancing. Berikutnya, guru membagikan LKS (Lembar Kerja Siswa) kepada setiap kelompok. Siswa diminta menulis namanya pada lembar nama sesuai warna kancing yang dimilikinya. Setelah itu, setiap siswa harus berpendapat dan menjawab pertanyaan yang tersedia dengan cara menempelkan kancing pada lembar jawab yang disediakan secara bergiliran. Setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berpendapat dan menjawab pertanyaan sebanyak dua kali. Jadi, tidak ada siswa yang dominan aktif dan dominan pasif. Siswa diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan. Setelah
siswa
selesai
berdiskusi
menggunakan
teknik
kancing
gemerincing, guru meminta siswa mengumpulkan LKS dan kembali duduk ke tempat duduk masing-masing. Lalu, guru bertanya apakah siswa sudah paham dengan berita tadi. Banyak siswa menjawab sudah paham. Dengan berdiskusi mereka dapat saling bertukar pikiran dan mempertajam pemahaman. Selanjutnya, guru membagikan soal kepada masing-masing siswa. Soal tersebut berupa soal uraian untuk menceritakan kembali berita yang disimak. Siswa diberi waktu 30 menit untuk mengerjakan soal tersebut. Setelah selesai mengerjakan soal, guru membagikan kuesioner. Kegiatan akhir diisi dengan menyimpulkan pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
secara bersama-sama dengan siswa dan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Secara keseluruhan, pada pertemuan siklus 2 ini guru berhasil mengadakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru menunjukkan penguasaan materi pembelajaran dengan berusaha tidak terlalu sering melihat ke buku acuan. Guru telah menyampaikan rangkaian aktivitas pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan dan telah melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dari siswa. Siswa yang mengikuti pembelajaran pada pertemuan siklus 2 ini telah berhasil pula mengikuti pembelajaran dan keramaian siswa masih bisa diatasi dengan sikap tegas dari guru. Secara keseluruhan siswa antusias mengikuti pembelajaran ini.
b. Hasil Wawancara Siswa Setelah Pembelajaran Siklus 2 Pada siklus ini, wawancara dilakukan setelah akhir pelaksanakan siklus 2, yaitu setelah siswa melakukan tes menyimak isi berita. Wawancara ini dilakukan terhadap siswa guna mengetahui respon dan tanggapan siswa berkaitan dengan kegiatan menyimak isi berita menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara siswa ini adalah (1) apakah Anda tertarik dan merasa senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (2) apa yang menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
kancing gemerincing, (3) selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok isi berita yang disampaikan melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (4) setelah mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing, (5) selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda mengalami kesulitan untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, (6) ungkapkan pesan dan kesan Anda terhadap guru dan proses pembelajaran menyimak untuk menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, baik positif maupun negatifnya. Berdasarkan hasil analisis jawaban wawancara yang dihimpun dari tiga orang siswa, yaitu siswa yang mendapat nilai tinggi, sedang, dan rendah, mengatakan bahwa mereka merasa senang dan tertarik mengikuti pembelajaran menggunakan media audiovisual dengan teknik kancing gemerincing. Hal ini disebabkan dalam teknik tersebut siswa lebih mudah menangkap dan memahami hal-hal penting yang terkandung dalam sebuah berita melalui media audiovisual. Selain itu mereka juga senang bekerja dalam kelompok menggunakan metode kancing gemerincing, karena dapat saling membantu dan bertukar pikiran. Selama mengikuti pembelajaran ini, siswa tidak mengalami kesulitan yang berarti. Siswa sudah terbiasa dan lebih mudah memahami prosedur pelaksanaan teknik kancing gemerincing. Siswa juga sudah dapat bekerja dengan kelompok yang dipilih oleh
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
guru, tanpa ada yang merasa keberatan. Ada siswa yang mengatakan bahwa belajar dengan kelompok yang baru itu menyenangkan. Karena selama ini belajar kelompok dengan cara memilih sendiri, sehingga terasa membosankan.
c.
Hasil Wawancara Guru Setelah Pembelajaran Siklus 2 Wawancara dengan guru dilakukan setelah akhir siklus 1 guna mengetahui
tanggapan dan respon guru berkaitan dengan penerapan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita. Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada guru (1) bagaimanakah kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing, (2) apakah siswa terlihat mempunyai motivasi atau tertarik untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia, (3) apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan, (4) apakah siswa dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual saat proses pembelajaran berlangsung, (5) apakah materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik pada siswa, (6) apakah siswa paham dengan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan, (7) bagaimanakah respon siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran menyimak untuk menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual (respon positif/negatif), (8) apakah teknik kancing gemerincing ini dirasa dapat mengatasi masalah yang terjadi, (9) bagaimanakah keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media audiovisual dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
116
menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing, (10) bagaimanakah suasana kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dari analisis hasil wawancara terhadap guru yang telah dilakukan, diketahui bahwa persiapan dan kondisi siswa pada saat pembelajaran sudah terlihat lebih maksimal dibandingkan pada saat siklus 1. Siswa juga terlihat lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran. Pembelajaran kelompok pada siklus 2 ini lebih efektif dibandingkan siklus 1. Siswa lebih dapat bekerja dengan aktif dan serius. Siswa terlihat lebih mudah menangkap hal-hal penting dari berita dan siswa juga dapat belajar untuk saling memahami dari diskusi kelompok. Siswa yang lebih paham membantu teman yang belum paham, sehingga sama-sama untuk saling dapat memahami. Teknik ini sungguh dapat menarik perhatian siswa, tetapi belum terlihat apakah hasilnya nanti. Kondisi kelas sudah membaik, hanya ada beberapa siswa yang sulit untuk diatur.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
d. Hasil Kuesioner Setelah Pembelajaran Siklus 2 Tabel 4.8. Hasil Kuesioner Siklus 2
25
0 0
24
01
23
3
22
0 0 0 0
21
0 01
20 19
0 0 0 0
18
0 0
17
0 0
2
13
2 2 2
10
0 0
9
0 0
8
0 0
7
01
5
1
3 2
0 0
1
0 0 0 0
19
5
3
20 25
3
Netral
24
5
Setuju
20
6 8
Sangat Setuju
17 1213 11
5 2
Tidak Setuju
21
5
4
Sangat Tidak Setuju
23
5
0 01 0 0
4
9
5
0 0 0
1314
4
11
6
22
6
7
0 01 0 0
12
1415 13
10
3
0 0 0 0 0
14
19
11 7
0 0
15
1213 14 11
4
2
0
16
16
10
4
14 19
7
3
19
8 3
20
7 1415
2
22
6 1112
7
19
11 5
10
15 Jumlah Siswa
20
25
30
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
e.
118
Hasil Refleksi Pembelajaran Setelah Siklus 2 Pembelajaran pada siklus 2 merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran
yang telah berlangsung pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, penerapan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita berlangsung dengan lebih baik dibandingkan pembelajaran pada siklus 1. Pada siklus 2 ini, siswa dapat lebih tenang dalam mengerjakan tugas-tugas mereka. Hal ini disebabkan siswa telah lebih memahami mengenai langkah-langkah dalam teknik kancing gemerincing dan mengenai berita. Beberapa siswa mengaku dapat lebih lancar mengerjakan tugas yang diberikan karena tugas pada siklus 2 ini merupakan pengulangan dari tugas pada siklus 1. Namun, bagi beberapa siswa yang lain, pembelajaran pada siklus 2 ini merasa bosan karena untuk kedua kalinya mereka melakukan teknik kancing gemerincing. Rasa bosan ini menjadikan siswa bermalas-malasan mengerjakan tugas. Pada siklus 2 ini lembar kerja siswa dibuat dengan jumlah soal yang lebih sedikit, sehingga pada pelaksanannya tidak menghabiskan waktu untuk bekerja kelompok. Tes yang dikerjakan oleh siswa dinilai oleh peneliti sesuai dengan aspek penilaian yang telah ditentukan. Pada siklus 2 ini terdapat 26 siswa yang tuntas dan ini berarti terjadi peningkatan sebanyak 4 orang siswa dari siklus 1. Peningkatan ini terjadi karena beberapa faktor, yaitu siswa sudah lebih memahami mengenai berita, siswa lebih memahami aturan penggunaan ejaan dalam bahasa Indonesia, dan siswa sudah lebih memahami langkah-langkah yang ada dalam teknik kancing gemerincing.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
Secara umum pelaksanaan siklus 2 ini berlangsung dengan lancar, tertib, dan lebih baik. Namun, ini hanya untuk sebagian besar siswa karena sebagian kecil siswa masih ada yang merasa bosan. Dari hasil refleksi bersama dengan siswa yang diketahui dari wawancara, siswa menyukai teknik yang diterapkan oleh guru dan siswa memberikan saran agar pada pembelajaran bahasa Indonesia selanjutnya dibuat dengan teknik-teknik lain yang kreatif dan menyenangkan. Berdasarkan hasil kuesioner, siswa mengaku dapat lebih bisa menangkap pokokpokok isi berita karena menggunakan media audiovisual.
f.
Hasil Dokumentasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Dokumentasi merupakan salah satu data pendukung yang penting sebagai
bukti terjadinya suatu kegiatan, dalam hal ini proses pembelajaran menyimak isi berita menggunakan teknik kancing gemerincing Dokumentasi bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain wawancara dan observasi. Pendokumentasian ini dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung. Berikut adalah hasil dokumentasi aktivitas siswa pada siklus 2.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
Gambar 4.9. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru Setelah siswa menyimak beberapa cuplikan mengenai berita dan bukan berita, guru memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada gambar di atas terlihat beberapa siswa sedang tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan guru. C. Pembahasan Hasil Penelitian Pada subbab ini akan dibahas mengenai peningkatan kemampuan menyimak isi berita menggunakan teknik kancing gemerincing. Peningkatan tersebut dapat dilihat baik dari nilai rata-rata siswa maupun persentase kelulusan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1.
121
Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Berita berdasarkan Nilai Ratarata Siswa Peningkatan hasil tes menyimak isi berita dapat dilihat dari peningkatan
jumlah nilai rata-rata siswa pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 4.10 Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Siswa 79,06
80 Nilai Siswa
78
75,66
76 74
72,46
72 70 68 Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Diagram tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata siswa pada prasiklus adalah 72,46. Setelah pelaksanaan siklus 1, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,66. Pada pelaksanaan siklus 2, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,06. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menyimak isi berita menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan media audiovisual dan penerapan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita dapat memberikan dampak positif pada diri siswa. Penggunaan media audiovisual dan penerapan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
teknik kancing gemerincing dapat membuat proses pembelajaran lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2.
Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Berita Siswa berdasarkan Ketuntasan Belajar Peningkatan kemampuan menyimak isi berita juga dapat diketahui dari
banyaknya siswa yang tuntas mendapat nilai di atas KKM (75). Data tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 4.1. Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Jumlah Siswa No
Tahap Penelitian Tuntas
Tidak Tuntas
1
Prasiklus
14
16
2
Siklus 1
22
8
3
Siklus 2
26
4
Data yang ada pada Tabel tersebut dapat digambarkan dalam grafik seperti yang akan ditampilkan berikut. Tujuan penyajian grafik ini adalah untuk lebih memperjelas bagaimana peningkatan kemampuan siswa dalam menyimak isi berita dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
Gambar 4.11 Diagram Peningkatan Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas 30 26
Jumlah Siswa
25
22
20 16 15
14 Tuntas
10
Tidak Tuntas
8 4
5 0 Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Diagram ini menunjukkan bahwa pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menyimak isi berita hanya 14 orang (47%) dari keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 30 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas 16 orang (53%) keseluruhan jumlah siswa. Banyak siswa yang tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencukupi KKM yang ditetapkan yaitu 75. Selanjutnya, pada siklus 1, jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 22 orang (74%). Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang (27%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 14 orang (47%) pada prasiklus menjadi 22 orang (74%) pada siklus 1. Jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang dari 16 orang (53%) pada prasiklus menjadi 8 orang (27%) pada siklus 1. Jumlah siswa yang tuntas pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
pelaksanaan siklus 1 telah melewati target ketuntasan minimal yang ditetapkan penulis untuk siklus 1, yaitu 65% siswa harus tuntas. Kemudian, pada siklus 2, jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 26 orang (87%). Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 orang (13%). Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 22 orang (74%) pada siklus 1 menjadi 26 orang (87%) pada siklus 2. Jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang dari 8 orang (27%) pada siklus 1 menjadi 4 orang (13%) pada siklus 2. Jumlah siswa yang tuntas pada pelaksanaan siklus 2 telah melewati target ketuntasan minimal yang ditetapkan penulis untuk siklus 2, yaitu 85% siswa harus tuntas.
3.
Peningkatan Keaktifan Siswa Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari jumlah siswa yang
memenuhi indikator keaktifan dari setiap siklusnya. Siswa dapat dikatakan aktif apabila memenuhi indikator keaktifan yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu siswa mampu menjawab pertanyaan, siswa mampu bertanya/ mengajukan pendapat, siswa mampu mengerjakan tugas kelompok, dan siswa mengerjakan tugas individu. Berikut disajikan Tabel peningkatan keaktifan siswa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
Tabel 4.2. Data Jumlah Siswa yang Aktif dan Tidak Aktif Jumlah Siswa No
Tahap Penelitian Aktif
Tidak Aktif
1
Prasiklus
4
26
2
Siklus 1
19
11
3
Siklus 2
25
5
Data yang ada pada Tabel tersebut dapat digambarkan dalam grafik seperti yang akan ditampilkan berikut. Tujuan penyajian grafik ini adalah untuk lebih memperjelas bagaimana peningkatan keaktifan siswa dalam menyimak isi berita dilihat dari jumlah siswa yang memenuhi indikator keaktifan. Gambar 4.12. Diagram Peningkatan Jumlah Siswa yang Aktif dan Tidak Aktif 30
26
25
Jumlah Siswa
25 19
20 15
Aktif
11
10 5
Tidak Aktif 5
4
0 Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
Tahap Penelitian
Diagram ini menunjukkan bahwa pada prasiklus, jumlah siswa yang aktif pada pembelajaran menyimak isi berita hanya 4 orang (13%) dari keseluruhan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
subjek penelitian yang berjumlah 30 orang. Jumlah siswa yang tidak aktif sebanyak 26 orang (87%) keseluruhan jumlah siswa. Selanjutnya, pada siklus 1, jumlah siswa yang aktif pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 19 orang (63%). Jumlah siswa yang tidak aktif sebanyak 11 orang (37%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang aktif meningkat dari 4 orang (13%) pada prasiklus menjadi 19 orang (63%) pada siklus 1. Jumlah siswa yang tidak aktif berkurang dari 26 orang (87%) pada prasiklus menjadi 11 orang (37%) pada siklus 1. Jumlah siswa yang aktif pada pelaksanaan siklus 1 telah melewati target keaktifan minimal yang ditetapkan penulis untuk siklus 1, yaitu 50% siswa harus aktif. Kemudian, pada siklus 2, jumlah siswa yang aktif pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 25 orang (83%). Jumlah siswa yang tidak aktif sebanyak 5 orang (27%). Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang aktif meningkat dari 19 orang (63%) pada siklus 1 menjadi 25 orang (83%) pada siklus 2. Jumlah siswa yang tidak aktif berkurang dari 11 orang (37%) pada siklus 1 menjadi 5 orang (27%) pada siklus 2. Jumlah siswa yang aktif pada pelaksanaan siklus 2 telah melewati target keaktifan minimal yang ditetapkan penulis untuk siklus 2, yaitu 75% siswa harus tuntas.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.
127
Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti melakukan uji normalitas dan uji-t
terhadap sampel yang diteliti. Hasil uji hipotesis selengkapnya akan diuraikan sebagai berikut. a.
Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
beretribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berasal dari distribusi normal peneliti menggunakan α = 0,05 dengan hipotesis sebagai berikut. Hi = data berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ho = data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima Hi berdasarkan P-value adalah sebagai berikut. Hi ditolak apabila P-value < α Hi diterima apabila P-value ≥ α Pada program SPSS digunakan istilah significance yang disingkat sig. untuk P-value, dengan kata lain P-value sama dengan Sig. Peneliti melakukan analisis normalitas data dengan melakukan eksplorasi data dengan program SPSS. Berdasarkan hasil analisis normalitas data yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Prasiklus Descriptive Statistics N
Minimum
Prasiklus
30
Valid N (listwise)
30
Maximum
52
Mean
94
Std. Deviation
72,47
10,368
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test prasiklus
30
N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
72,47 10,368
Absolute
,100
Positive
,100
Negative
-,100
Kolmogorov-Smirnov Z
,548
Asymp. Sig. (2-tailed)
,925
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel uji normalitas data prasiklus di atas, dapat diketahui bahwa P-value sebesar 0.925, sedangkan nilai α sebesar 0.05. P-value lebih besar daripada nilai α, maka Hi diterima. Jadi, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
Tabel 4.4 Uji Normalitas Data Siklus 1
Descriptive Statistics N
Minimum
siklus_1
30
Valid N (listwise)
30
Maximum
48
Mean
90
Std. Deviation
75,67
9,293
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test siklus_1
30
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean
75,67
Std. Deviation
9,293
Absolute
,248
Positive
,152
Negative
-,248 1,356 ,050
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel uji normalitas data siklus 1 di atas, dapat diketahui bahwa P-value sebesar 0.050, sedangkan nilai α sebesar 0.05. P-value lebih besar daripada nilai α, maka Hi diterima. Jadi, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Tabel 4.5. Uji Normalitas Data Siklus 2
Descriptive Statistics N
Minimum
siklus-2
30
Valid N (listwise)
30
Maximum
54
Mean
92
Std. Deviation
79,07
10,181
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test siklus-2
30
N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
79,07 10,181
Absolute
,248
Positive
,103
Negative
-,248 1,360 ,050
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel uji normalitas data siklus 2 di atas, dapat diketahui bahwa P-value sebesar 0.050, sedangkan nilai α sebesar 0.05. P-value lebih besar daripada nilai α, maka Hi diterima. Jadi, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji t Uji hipotesis dilakukan untuk menghitung korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus uju-t (t-test) pada taraf signifikansi 5 % (0,05). Hasil perhitungan statistik digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis statistik, sedangkan pengujian t-tes dalam tabel dilakukan pada taraf signifikansi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
0,05. Apabila t-hitung ≤ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan media audiovisual dan teknik kancing dalam pembelajaran menyimak isi berita, sedangkan apabila t- hitung ≥ t-tabel, berarti dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita, artinya penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi berita. Berikut disajikan tabel hasil uji-t dengan program SPSS.
Tabel 4.6. Uji T Data Prasiklus dan Siklus 2
Paired Samples Statistics Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
prasiklus
72,47
30
10,368
1,893
siklus-2
79,07
30
10,181
1,859
Paired Samples Correlations N Pair 1
Correlation
30
prasiklus & siklus-2
Sig.
,354
,055
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std.
t Std. Error Mean
Deviation
prasiklus
1
- siklus-2
-6,600
11,675
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Pair
df
2,132
-10,960
Upper
-2,240
-3,096
29
,004
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
Berdasarkan perhitungan SPSS di atas, diketahui nilai t-hitung sebesar 3.096 dan nilai t-tabel pada taraf signifikasi 5% dan derajat kebebasan 29 adalah sebesar 1.699. Nilai t-hitung lebih besar daripada nilai t-tabel, maka Hi diterima. Jadi, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII semester 2 SMP N 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Selanjutnya, disajikan perhitungan uji-t dengan rumus uji-t yang digunakan secara manual.
Keterangan: D
: Perbedeaan skor rata-rata kedua tes (X1-X2)
∑D
: Jumlah perbedaan skor kedua tes
n
: Jumlah subjek
Untuk membuktikan apakah penggunaan media audiovisual dan teknik kancing
gemerincing
berpengaruh
terhadap
kemampuan
siswa
dalam
pembelajaran menyimak isi berita, peneliti akan melakukan analisis terhadap hasil perhitungan dengan rumus uji-t sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Tabel 4.7. Perbandingan Skor pada Prasiklus (X₁) dan Siklus 2 (X₂) Prasiklus (X₁) Subjek 1 66 2 52 3 76 4 78 5 78 6 68 7 78 8 76 9 88 10 86 11 68 12 62 13 72 14 80 15 72 16 58 17 60 18 72 19 64 20 68 21 84 22 76 23 88 24 80 25 64 26 94 27 60 28 60 29 64 30 82 ∑X₁= 2174 n= 30
Siklus 2 (X₂) 86 78 92 90 80 76 90 76 82 88 88 86 60 76 82 54 80 82 86 76 86 82 76 92 76 78 60 80 54 80 ∑X₂= 2372
D -20 -26 -16 -12 -2 -10 -12 0 6 -2 -20 -24 12 4 -10 4 -20 -10 -22 -8 -2 -6 12 -12 -12 16 0 -20 10 2 ∑D= -200
D² 400 676 256 144 4 100 144 0 36 4 400 576 144 16 100 16 400 100 484 64 4 36 144 144 144 256 0 400 100 4 ∑D²= 5296
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
Diketahui: Hi : Penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. H0 : Penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing tidak dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh harga t-hitung sebesar -3,123. Tanda negatif pada hasil perhitungan t-hitung dapat diabaikan, karena yang diperhitungkan hanya angka mutlak (Nurgiyantoro, 2001:111). Selanjutnya, thitung dikonsultasikan dengan t-tabel pada taraf signifikan 5% dan Derajat Kebebasan = n-1 (Dk=30-1=29). Setelah t-hitung dikonsultasikan dengan t-tabel, maka diperoleh harga t-tabel sebesar 1,699. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa harga t-hitung lebih besar daripada harga t-tabel, sehingga H0 ditolak dan Hi diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015. Peningkatan kemampuan menyimak siswa dapat dilihat dari selisih presentase ketuntasan belajar siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 40%. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari selisih persentase keaktifan siswa dari prasiklus hingga siklus 2, yaitu sebesar 70%. Hasil temuan dari penelitian ini mendukung hasil penelitian sejenis yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pembelajaran kooperatif dan media audiovisual, bahwa pembelajaran kooperatif dan penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan keaktifan siswa. Mulyono (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Informasi dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media Audiovisual dan Teknik SKDKK Siswa Kelas X Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010 menyimpulkan bahwa (1) Penggunaan media audiovisual dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak isi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
informasi dan keaktifan siswa kelas X semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus 1 sampai siklus 3 sebesar 30 %, sedangkan peningkatan keaktifan siswa dari siklus 1 sampai siklus 3 sebesar 59%. Selain itu, Primasari (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media Audio-Visual dan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Siswa Kelas X-6 Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010 menyimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual dan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu dalam pembelajaran menyimak cerita rakyat dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita rakyat dan keaktifan siswa kelas dalam pembelajaran menyimak. Peningkatan ketuntasan belajar siswa dari prasiklus sampai siklus 3 sebesar 26 %, sedangkan peningkatan keaktifan siswa dari prasiklus sampai siklus 3 sebesar 60%. Hal ini mendukung apa yang telah dikemukakan oleh Suleiman (1985), bahwa alat-alat audiovisual dapat menyampaikan informasi dengan lebih nyata daripada yang disampaikan melaui kata-kata yang diucapkan, ditulis, atau dicetak. Dengan melihat sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat lebih mudah dan lebih cepat mengerti tentang apa yang dimaksud pengajar. Peningkatan kemampuan menyimak dan keaktifan siswa ini juga mendukung teori Kagan (1992) melalui Lie (2002), bahwa metode kooperatif menekankan kerjasama, kompetisi, dan solidaritas. Kerja sama yang dimaksudkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
adalah setiap anggota kelompok harus saling membantu. Misalnya, yang cepat membantu yang lambat. Solidaritas yang dimaksud adalah menghargai setiap perbedaan. Kegiatan ini terlaksana dalam diskusi kelompok menggunakan teknik kancing gemerincing. Dalam diskusi ini, masing-masing siswa memiliki pemerataan yang sama dalam berpendapat. Tidak ada siswa yang dominan atau banyak bicara. Metode dan teknik ini dirasa tepat oleh peneliti, karena dapat meningkatkan kerja sama dan solidaritas dari adanya tingkat pengetahuan siswa yang berbeda dan latar belakang siswa yang berbeda-beda pula.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini diuraikan mengenai simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu, pada bagian ini juga diuraikan saran dari peneliti. Saran yang diberikan oleh peneliti diharapkan dapat berguna bagi pembaca dan semua pihak yang bersangkutan.
A. Kesimpulan Kemampuan menyimak isi berita siswa kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta semester 2 tahun ajaran 2014/1015 dapat ditingkatkan dengan menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing. Keberhasilan tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan kemampuan menyimak isi berita siswa berdasarkan ketuntasan belajar. Pada prasiklus, jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menyimak isi berita hanya 14 orang (47%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 16 orang (53%) dari keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 30 orang. Selanjutnya, pada siklus 1, jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 22 orang (74%). Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang (27%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 14 orang (47%) pada prasiklus menjadi 22 orang (74%) pada siklus 1. Jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang dari 16 orang (53%) pada prasiklus menjadi 8 orang (27%) pada siklus 1.Kemudian, pada siklus
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
2, jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 26 orang (87%). Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 4 orang (13%). Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang tuntas meningkat dari 22 orang (74%) pada siklus 1 menjadi 26 orang (87%) pada siklus 2. Jumlah siswa yang tidak tuntas berkurang dari 8 orang (27%) pada siklus 1 menjadi 4 orang (13%) pada siklus 2. Persentase selisih ketuntasan belajar siswa dari tahap prasiklus hingga siklus 2 sebesar 40%. Keaktifan siswa dalam pembelajaran menyimak isi berita kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta semester 2 tahun ajaran 2014/1015 juga dapat ditingkatkan dengan menggunakan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing. Keberhasilan tersebut dapat dibuktikan dengan peningkatan keaktifan siswa pada setiap siklusnya. Pada prasiklus, jumlah siswa yang aktif pada pembelajaran menyimak isi berita hanya 4 orang (13%) dan jumlah siswa yang tidak aktif sebanyak 26 orang (87%) dari keseluruhan subjek penelitian yang berjumlah 30 orang. Selanjutnya, pada siklus 1, jumlah siswa yang aktif pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 19 orang (63%). Jumlah siswa yang tidak aktif sebanyak 11 orang (37%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang aktif meningkat dari 4 orang (13%) pada prasiklus menjadi 19 orang (63%) pada siklus 1. Jumlah siswa yang tidak aktifberkurang dari 26 orang (87%) pada prasiklus menjadi 11 orang (37%) pada siklus 1.Kemudian, pada siklus 2, jumlah siswa yang aktif pada pembelajaran menyimak isi berita sebanyak 25 orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
(83%). Jumlah siswa yang tidak aktif sebanyak 5 orang (27%). Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran menyimak isi berita. Jumlah siswa yang aktif meningkat dari 19 orang (63%) pada siklus 1 menjadi 25 orang (83%) pada siklus 2. Jumlah siswa yang tidak aktif berkurang dari 11 orang (37%) pada siklus 1 menjadi 5 orang (27%) pada siklus 2.Persentase selisih keaktifan siswa dalam pembelajarn dari tahap prasiklus hingga siklus 2 sebesar 70%. Peningkatan kemampuan siswa juga dapat dilihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada prasiklus, siklus 1, dan siklus 2.Tingginya peningkatan kemampuan menyimak siswa dapat dilihat dari persentase selisih nilai rata-rata siswa.Pada prasiklus jumlah nilai rata-rata siswa adalah72,46. Setelah pelaksanaan pembelajaran siklus 1, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi75,66. Setelah pelaksanaan siklus 2 nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 79,06. Persentase selisih nilai rata-rata siswa antara kondisi prasiklus dengan siklus 1 adalah sebesar 10,7%. Persentase selisih nilai rata-rata siswa antara siklus 1 dengan siklus 2 adalah sebesar 12%. Selanjutnya, persentase selisih nilai rata-rata siswa antara kondisi prasiklus dengan siklus 2 adalah sebesar 22%. Selain itu, keberhasilan penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita dapat pula dilihat dari uji hipotesis yang dilakukan peneliti.Uji hipotesis dengan perhitungan SPSS menunjukkan bahwa nilai t-hitung sebesar -3,123 dan nilai t-tabel pada taraf siginifikansi 5% serta derajat kebebasan 29 sebesar 1,699. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai t-hitung lebih besar dari pada nilai t-tabel. Dari hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu penggunaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan kemampuan menyimak dan keaktifan siswa kelas VIII A semester 2 SMP Negeri 6 Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran menyimak isi berita.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti mengajukan beberapa saran bagi tiga pihak. Saran-saran ini ditujukan kepada guru mata pelajaran bahasa Indonesia, guru-guru bidang studi lain, dan bagi peneliti lain. 1. Saran bagi guru bahasa Indonesia SMP Negeri 6 Yogyakarta Pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada kompetensi dasar menyimak isi berita sebaiknya dilaksanakan dengan lebih variatif. Penggunaan media ausiovisual dan teknik kancing gemerincing dapat dijadikan sebagai alternatif teknik dalam pembelajaran. Penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan konsentrasi siswa dan dapat menyampaikan materi dengan lebih mudah.Teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan keaktifan siswa dalamp embelajaran menyimak, dapat menjadikan pemerataan kesempatan dalam berpendapat,dan dapat meningkatkan kerjasama serta solidaritas dari berbagai macam latar belakang siswa. 2. Saran bagi guru-guru bidang studi lain Guru-guru bidang studi lain dapat menggunakan media audiovisual sebagai media dalam melaksanakan pembelajaran. Penggunaan media ini terbukti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
dapat menarik perhatian siswa, sehingga mempermudah siswa dalam memahami materi.Penggunaan teknik kancing gemerincing juga sangat membantu dalam pemerataan kesempatan berbicara siswa di dalam kelompok.Semua anggota dalam kelompok mendapatkan kesempatan yang sama dalam berpendapat, dapat saling membantu, saling menghargai perbedaan, dan tentunya dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang sedang dibahas. 3. Saran bagi peneliti lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan penggunaaan media audiovisual dan teknik kancing gemerincing dalam pembelajaran menyimak isi berita.Berkaitan dengan hal tersebut, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, Amir. 1981. Pengajaran Menyimak. Jakarta: Departemen P dan K. Anitah, Sri. 2009. Media Pengajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arikunto, Suharsimi, dkk.. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Assegaff, Dja’far H. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. Barus, Sedia Willing. 1996. Jurnalistik: Petunjuk Praktis Menulis Berita. Jakarta: Mini Jaya Abadi. Daryanto. 2010. Media Pembelajaran: Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. ───. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Depdiknas. 2009. Metodologi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas. Djuraid, Husnun N. 2009. Panduan Menulis Berita. Malang: UMM Press. Hermawan, Herry. 2012. Menyimak: Keterampilan Berkomunikasi yang Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ishwara, Luwi. 2005. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Kompas. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik: Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Mayer, Richard. E. 2009. Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyono, Nungki Prabawati. 2010. Peningkatan Kemampuan Menyimak Isi Informasi dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media Audiovisual dan Teknik SKDKK Siswa Kelas X
143
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
144
Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Munadi, Yudhi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian Pembelajaran Berbahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE. ───. 2012. Penilaian Yogyakarta: BPFE.
Pembelajaran
Berbahasa
Berbasis
Kompetensi.
Primasari, Bernadeta Devi. 2010. Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Rakyat dan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Menyimak dengan Menggunakan Media Audio-Visual dan Teknik Dua Tinggal Dua Tamu Siswa Kelas X-6 Semester 2 SMA N 6 Yogyakarta 2009/2010. Skripsi. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Rejeki, Khatarina Wimbuh. 2012. Peningkatan Kemampuan Menyimak Siswi Kelas XI IPS SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dalam Memahami dan Mengidentifikasi Dialog Pementasan Drama dengan Menggunakan Media Boneka Tongkat. Skripsi S1. Yogyakarta: PBSID, FKIP, USD. Richards, Jack C. dan Willy A. Renandya. 2002. Methodology In Language Teaching. Amerika: Cambridge University Press. Romli, Asep Syamsul M. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Silberman, Mel. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani. Soewandi, Slamet. Tanpa tahun. Handout Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Suleiman, Amir Hamzah. 1985. Media Audiovisual untuk Pengajaran, Penerangan, dan Penyuluhan. Jakarta: Gramedia. Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suwandi, Sarwiji dan Muhammad Rohmadi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
145
Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. 2010. Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Walpole, Ronald E. 1992. Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Widharyanto. 2002. Modul Metodologi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma (tidak diterbitkan).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
146
TRANSKRIP BLUE GAS
Sejak pertamina meluncurkan sejumlah produk gas baru, warga kini semakin bingung. Ada beberapa jenis label penyedia gas elpiji yang beredar di pasaran, mulai dari bright, ease, blue gas, sampai tabung gas biru standar. Ya ini sebenarnya apa beda dari masing-masing label tersebut. Berikut reportasenya untuk Anda. Sudah kurang lebih satu bulan ini pertamina mengeluarkan elpiji baru yang bernama bright gas. Label elpiji ini disebut sebagai elpiji untuk golongan menengah ke atas, karena harganya yang relatif mahal dibanding elpiji dalam tabung konvensional. Penjualan bright gas baru ada di agen-agen besar. Penampilan yang menarik dan ketersediaan bright gas membuat konsumen mulai melirik elpiji baru ini. “Pertamanya sih pada tanya-tanya ya. Apa sih perbedaannya? Kenapa? Kan harganya juga beda terus aku kasih tau aja. Bedanya di kemasan. Untuk sekarang-sekarang ini animenya udah agak banyakan sih mbak yang nyari-nyari.” Dalam satu minggu terakhir, agen elpiji di Jakarta pusat ini bisa menjual hingga 500 tabung bright gas. Salah satu pelanggan yang sudah beralih menggunakan bright gas adalah Ibu Ros. Sudah tiga minggu lebih Ibu Ros menggunakan bright gas. “Suka lah, kan warna-warni. Ada empat warna. Jadi, saya suka aja warnanya, lebih bersih gitu lho mbak.” Bright gas didesain dengan warna-warna yang menarik perhatian. Harga elpiji sebesar 115 ribu rupiah untuk 12 kg tak jadi masalah buat pembeli. Tak ada perbedaan isi signifikan dengan elpiji konvensional seharga 73 ribu dengan ukuran yang sama. Selain bright gas, ada lagi ease gas. Elpiji ini memiliki volume tabung yang lebih besar, yaitu 14 kg. Ease gas juga memiliki penampilan yang menarik dengan warna kuning emas yang elegan. Harga isi tabungnya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
seharga 148 ribu rupiah. Selain beberapa jenis gas dari pertamina, masyarakat juga bisa memilih alternatif elpiji produk siswa star. Salah satunya adalah blue gas. Blue gas memberikan jaminan tingkat keamanan lebih tinggi bagi konsumen. Blue gas adalah elpiji nonsubsidi sehingga harganya juga di atas elpiji konvensional, yaitu satu tabung berisi 5,5 kg dihargai sekitar 85 ribu rupiah. “Di bulan Mei kemarin itu kita melakukan penyesuaian mengalami penurunan menjadi 85 ribu. Sebelumnya harga kita adalah di 90 ribu. Jadi, ini adalah merupakan komitmen dari blue gas. Begitu harga elpiji konvensional mengalami penurunan, blue gas pun akan mengalami penurunan agar melakukan penyesuaian dengan harga elpiji nonsubsidi tadi.” Yang berbeda adalah katup blue gas. Regulator dihubungkan ke tabung dengan katup yang dilengkapi ulir. Pemasangannya diputar, bukan ditekan. Bentuk ini membuat regulator lebih mantap dan kencang posisinya. Beberapa jenis elpiji tadi sudah beredar luas di masyarakat. Tentunya pilihan jenis tabung mana yang akan dipakai, terserah pada sang pengguna.
KISI-KISI SOAL GAS
No Indikator Pertanyaan 1 Apa saja yang terjadi dalam video ini 2 3 4 5 6
Orang yang terlibat dalam video ini Tempat berlangsungnya peristiwa Waktu berlangsungnya peristiwa Alasan terjadinya peristiwa Proses terjadinya peristiwa dalam bahan simakan
No Soal 1, 3, 12, 14, 16, 19 2, 8 5, 7 9 4, 6, 17 10, 11, 13, 15, 18, 20
Jumlah Soal 6 2 2 1 3 6
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
148
LEMBAR EVALUASI Nama
:.............................
Kelas
:.............................
No. Absen
:…………………
A. PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang! 1. Apa yang dibahas dalam bahan simakan tadi? a. minyak b. BBM c. elpiji d. pertamina
5. Di mana kita dapat menemui elpiji jenis bright gas? a. SPBU b. agen-agen besar c. warung d. toko kelontong
2. Siapa yang mengeluarkan jenis-jenis elpiji baru-baru ini? a. pemerintah b. pertamina c. agen gas d. pertamini
6. Konsumen mulai melirik elpiji baru ini karena..... a. penampilannya yang menarik b. harganya relatif murah c. tabungnya besar d. isinya banyak
3. .....adalah nama jenis gas yang baru yang dikeluarkan sebulan yang lalu. a. Wide gas b. Great gas c. Break gas d. Bright gas 4. Elpiji jenis tersebut dikatakan sebagai elpiji untuk golongan menengah ke atas, karena... a. harganya relatif mahal b. isinya banyak c. warnanya menarik d. tabungnya besar
7. Dalam satu minggu terakhir, agen elpiji di .... bisa menjual hingga 500 tabung bright gas. a. Jakarta Barat b. Jakarta Pusat c. Jakarta Timur d. Jakarta Selatan 8. Salah satu pelanggan yang sudah beralih menggunakan bright gas adalah ... a. Ibu Ros b. Ibu Bros c. Ibu Gros d. Ibu Bos
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9. Sejak kapan dia menggunakan bright gas? a. 1 minggu yang lalu b. 2 minggu yang lalu c. 3 minggu yang lalu d. 3 hari yang lalu
149
15. Harga isi tabung untuk jenis ini sebesar... a. Rp 138.000 b. Rp 128.000 c. Rp 148.000
10. Berapakah harga satu tabung elpiji bright gas? a. Rp 112.000 b. Rp 113.000 c. Rp 100.000 d. Rp 115.000
d. Rp 158.000
16. Selain beberapa jenis gas dari pertamina, masyarakat juga bisa memilih alternatif elpiji
11. Berat isi tabung bright gas adalah... a. 11 kg b. 12 kg c. 5 kg d. 3 kg 12. Selain bright gas, ada lagi elpiji jenis baru, yaitu.... a. bright gas b. ease gas c. blue gas d. premium
produk siswa star. Salah satunya adalah... a. bright gas b. blue gas c. ease gas d. biru gas
17. Gas ini dipilih karena ... a. tingkat keamanannya lebih
13. Elpiji ini memiliki volume tabung yang lebih besar, yaitu ... a. 15 kg b. 16 kg c. 18 kg d. 14 kg 14. Ease gas juga memiliki penampilan yang menarik dengan warna ... a. kuning cerah b. ungu muda c. kuning emas d. biru laut
tinggi bagi konsumen b. lebih menguntungkan bagi konsumen c. jangka waktu penggunaannya lebih lama d. harganya lebih terjangkau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. Gas ini adalah salah satu elpiji
nonsubsidi
sehingga
harganya juga di atas elpiji konvensional,
yaitu
satu
tabung berisi 5,5 kg dihargai sekitar... a. Rp 65.000 b. Rp 75.000 c. Rp 85.000 d. Rp 95.000
19. Apa yang membuat blue gas berbeda dari jenis gas yang lainnya? a. bentuk tabung b. regulator c. tabung gas d. katup gas
20. Pemasangan gas ini dilakukan dengan cara .... a. ditekan b. diputar c. digeser d. diangkat
150
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
151
B. Uraian Ceritakan kembali isi berita yang telah kamu simak dan pahami tadi ke dalam beberapa paragraf! .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... .......................................................................................................................................... ..........................................................................................................................................
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PEDOMAN PENILAIAN PRASIKLUS
Unsur yang dinilai
Pemahaman aspek “apa”
Pemahaman aspek “siapa”
Pemahaman aspek “kapan”
Pemahaman aspek “di mana”
Kriteria Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “apa” (elpiji baru, bright gas, ease gas, dan blue gas). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “apa”. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “siapa” (Pertamina, Dewi Indriana, Ibu Roslinawati, PMA Perancis atau siswa star, dan Joseph Carter Wijaya) Mampu menyebutkan dan menjelaskan 4 unsur “siapa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “siapa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “siapa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “siapa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “kapan” (1 bulan, 1 minggu terakhir, 3 minggu) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “kapan”, dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “kapan”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “kapan”, dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “kapan”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “di mana” (agen-agen besar dan Jakarta Pusat) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “di mana” (agen-agen besar dan Jakarta Pusat), namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan 1 unsur “di mana” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “di mana”, namun kurang tepat
Skor 5 4 3 2 1
5
4 3 2 1 5 4 3 2 1 5
4 3 2
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pemahaman aspek “mengapa”
Pemahaman aspek “bagaimana”
Pilihan kata (diksi)
Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “di mana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “mengapa” (mahal untuk golongan menegah ke atas, penampilan yang menarik, tingkat keamanan yang lebih tinggi) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “mengapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “mengapa” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “mengapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “mengapa”, dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “bagaimana” (harga bright gas, ease gas, blue gas, elpiji konvensional, cara pemasangan katup). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 4 unsur “bagaimana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “bagaimana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “bagaimana”. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “bagaimana”. Pilihan kata tepat, lazim, dan rasional. Pilihan kata tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata kurang tepat, tetapi masih rasional. Pilihan kata kurang tepat dan kurang lazim. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, dan tidak rasional.
1
5
4 3 2 1
5
4 3 2 1 5 4 3 2 1
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
160
DATA KEAKTIFAN SISWA PRASIKLUS
No Absen 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 32 33 34
Nama Siswa Aina Putri Marshanda Alfira Dwi Astuti Anggita Sridewi Chantika Anisa Wirawati Awie Matei Azabilal Bagas Wijayanto Dava Aditya Jauhar Denayu Destila Prafitri Dian Famela Dita Antari Setyaningsih Diva Nabila Zuhra Elsyani Putri Leswara Eza Desti Anugrah Gilang Surya Herlambang Halilintar Setyo Nurputro Irfan Aditya Irwan Dwi Kuncoro Khoirul Muna Istiqomah Muhammad Farhan Dzaki Muhammad Fajar Gifary Muhammad Reza S.R Munding Wangi Nabila Eka Zahidah Nabila Nur Afifah Nada Alya Hafifah Nurmalita Kusumastuti. S Rahmat Dwi Setyawan Siti Mufidah Syahrindra Dzaky Rahmadan Wiwis Tanana
1 √
Indikator 2 3 √
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
Pernyataan
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 2. Siswa bertanya/ mengajukan pendapat kepada guru. 3. Siswa mengerjakan tugas kelompok. 4. Siswa mengerjakan tugas individu. Catatan: 1. Apabila siswa hanya memenuhi 1 – 2 indikator, siswa tersebut tergolong siswa yang pasif. 2. Apabila siswa memenuhi 3 – 4 indikator, siswa tersebut tergolong siswa yang aktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
161
Pada gambar tersebut, guru
memberi
pengantar
mengenai pembelajaran yang akan
dilakukan
pertemuan
pada prasiklus.
Kemudian, guru menjelaskan Gambar 1. Guru Memberi Pengantar
KI
dan
KD
yang
akan
dipelajari pada hari itu. Selain itu, guru juga menyampaikan indikator
dan
pembelajaran
tujuan
yang
akan
dilakukan. Guru
memutarkan
bahan simakan yang berupa berita.
Berita
tersebut
membahas tentang gas elpiji berlabel baru. Terlihat semua siswa sedang memperhatikan Gambar 2. Siswa Menyimak Berita
dan
siswa
yang
sedang
mencatat hal-hal pokok.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 6 Yogyakarta
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/II
Kompetensi Inti
: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran
3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan
1. Pengertian berita 2. Ciri-ciri berita 3. Unsurunsur berita
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
1. Mengamati: Siswa diputarkan bahan simakan Siswa mencatat hal-hal penting
1.Mampu menjelaskan pengertian berita.
2. Menanya: Menanya tentang unsur-unsur berita yang terdapat di dalam bahan simakan 3. Mengeksplorasikan: Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok Siswa berdiskusi mengenai unsur-unsur berita yang terdapat dalam bahan simakan
2.Mampu menemukan pokok-pokok berita. 3.Mampu menguraikan secara rinci pokok-pokok berita. 4.Mampu menyampaikan pendapat terhadap berita berdasarkan
Penilaian Teknik Bentuk Penilaian Instrumen Tugas Unjuk kerja individu (presentasi) Tugas kelompok Tes tertulis
Pilihan gandadanm enuliskanke mbaliberita yang didengar.
Alokasi Waktu 2 x 3jp
Sumber Belajar Barus, Sedia Willing. 1996. Jurnalistik: Petunjuk Praktis Menulis Berita. Jakarta: Mini Jaya Abadi. Romli, Asep Syamsul M. 2009. Jurnalistik Praktis. 162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggunakan teknik Kancing Gemerincing 4. Mengasosiasikan: Mengidentifikasi unsurunsur berita dengan pemahaman yang diperoleh.
suatu teori atau definisi.
Bandung: Remaja Rosdakarya. KBBI Online Youtube
5.Mengomunikasikan: Mempresentasikan hasil diskusi Menanggapi presentasi teman secara santun
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 1
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 6 Yogyakarta
Kelas/ Semester
: VIII/ 2
Program Layanan
: Reguler
Tema Pelajaran
: Berita
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan
: 1 kali pertemuan (1x3 jp)
A. Kompetensi Inti 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
B. Kompetensi Dasar 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan
C. Indikator 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsur-unsur berita. 2. Siswa mampu menemukan pokok-pokok berita. 3. Siswa mampu menguraikan secara rinci pokok-pokok berita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
4. Siswa mampu menyampaikan pendapat terhadap berita berdasarkan suatu teori atau definisi. 5. Siswa mampu menuliskan kembali berita yang sudah disimak.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsur-unsur berita dengan baik dan benar. 2. Setelah menyimak bahan simakan, siswa diharapkan mampu menemukan pokok-pokok berita dengan singkat dan jelas. 3. Setelah menemukan pokok-pokok berita, siswa diharapkan mampu menguraikan pokok-pokok tersebut secara rinci. 4. Setelah menguraikan secara rinci pokok-pokok berita tersebut, siswa diharapkan mampu menyampaikan pendapat mengenai berita tersebut sesuai dengan teori. 5. Setelah menyampaikan pendapat mengenenai berita, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali berita yang sudah disimak. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter yang diharapkan adalah tanggung jawab, jujur, kerja keras, mandiri, dan kritis. E. Materi Ajar 1) Pengertian Berita a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar. b. Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa, kejadian, gagasan, dan fakta yang aktual serta menarik untuk diketahui umum Barus (1996:19).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
2) Ciri-ciri Berita Romli (2009:5-6) mengemukakan empat ciri-ciri berita, antara lain sebagai berikut. a. Cepat, artinya aktual atau ketepatan waktu. b. Nyata, artinya berita memberikan informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan. c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak d. Menarik, artinya mengundang orang untuk mengetahuinya.
3) Unsur-unsur Berita Sebuah berita dikatakan lengkap apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur berita atau yang lebih sering dikenal dengan 5W+1H. Kepanjangan dari 5W+1H adalah sebagai berikut. What
: apa yang terjadi
Where
: di mana hal itu terjadi
When
: kapan peristiwa itu terjadi
Who
: siapa yang terlibat dalam kejadian itu
Why
: mengapa hal itu terjadi
How
: bagaimana peristiwa itu terjadi (Romli, 2009:10).
F. Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (satu kali pertemuan)
G. Metode Pembelajaran 1. Model
: Pembelajaran Kooperatif
2. Metode
: Tanya jawab, diskusi, presentasi
H. Kegiatan Pertemuan pertama Bentuk Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Waktu 15 menit
Guru
mengawali
pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motivasi
167
dengan berdoa. Lalu guru melakukan presensi kepada siswa. Selanjutnya guru menggali pengetahuan awal peserta didik mengenai berita. Apa itu berita?
Prasyarat
Memahami berita
TPK
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran 1-4 Inti
Mengamati:
90 menit
Melakukan
tanya
jawab
mengenai pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsurunsur berita. Siswa
diminta
untuk
menyimak bahan simakan. Setelah itu, siswa diminta untuk
mencatat
hal-hal
penting
berkaitan
dengan
pokok-pokok berita.
Menanya: Menanyakan tentang unsurunsur berita yang terdapat di dalam bahan simakan.
Mengeksplorasikan: Guru
membagi
siswa
ke
dalam beberapa kelompok. Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kancing. Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing mendapatkan
kelompok lima
buah
kancing. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat,
dia
menyerahkan
salah
kancingnya
harus satu dan
menempelkannya
pada
lembar yang telah tersedia. Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua
rekannya
menghabiskan
juga kancing
mereka. Di dalam kelompok, siswa berdiskusi
tentang
unsur-
unsur pokok berita tersebut, lalu saling menanggapi dan melengkapi
dalam
bentuk
yang rinci.
Mengasosiasikan: Mengidentifikasi unsur-unsur berita
dengan
yang diperoleh.
pemahaman
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
Mengomunikasikan: Mempresentasikan hasil diskusi Menanggapi presentasi teman secara santun
Penutup
Guru
bersama
siswa
melakukan 15 menit
refleksi terhadap apa yang telah dipelajari, kesulitan yang dihadapi, dll.
I. Penilaian 1. Teknik
: Diskusi, presentasi, tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Penugasan, pilihan ganda, dan menulis kembali berita.
J. Sumber Belajar dan Alat 1. Sumber belajar Barus, Sedia Willing. 1996. Jurnalistik: Petunjuk Praktis Menulis Berita. Jakarta: Mini Jaya Abadi. KBBI Online. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/ Romli, Asep Syamsul M. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Youtube. Reportase pagi TransTV tentang Kebunsayur Surabaya Hidroponik Farm. Diakses pada Oktober 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
2. Alat a. Rekaman audiovisual b. Buku teks
Yogyakarta, 13 November 2014 Mengetahui, Guru Pamong
Peneliti
Titik Irawati, S.Pd
Brigita Familia
NIP 196402081989032008
NIM 101224030
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
TRANSKRIP KEBUN SAYUR HIDROPONIK
Terbatasnya lahan kota tidak menjadi halangan untuk tetap bisa untuk bercocok tanam. Salah satunya dengan mengembangkan pertanian hidroponik. Pertanian hidroponik menggunakan sistem pendinginan suhu air melalui tandon di bawah tanah dan Air Conditioner. Seperti apa prosesnya dan tanaman apa saja yang bisa dikembangkan. Berikut reportasenya dari Surabaya, Jawa Timur. Lahan seluas 600 m2 di kawasan perumahan Kepintang Selatan, Surabaya ini dulunya bekas lahan bangunan rumah, namun melaui tangan dingin Venta Agusri dan komunitas hidroponik farm Surabaya sejak enam bulan lalu lahan ini berubah menjadi tempat tumbuh suburnya beragam sayuran. Pertanian sistem hidroponik farm memanfaatkan media air yang didinginkan dengan sistem tandon yang ditanam di bawah tanah dan didinginkan dengan Air Conditioner. Suhu air untuk menunjang pertanian berkisar antara 26 – 27°C. Air disalurkan melalui pipa paralon menuju lahan buatan. Dengan suhu buatan, tanaman seperti Oclipletus merah dan hijau ini bisa tumbuh subur. Tanaman ini bisa tumbuh di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut dengan suhu 26°C. Rock Wall atau potongan batu kapur yang telah diekstrak ini akan menyerap air-air yang mengalir dari tandon. Rock Wall yang mampu menyerap air lebih banyak dibanding dibandingkan spon atau serabut kelapa ini akan mempercepat pertumbuhan benih tanaman yang ditanam di dalam Rock Wall ini. “Nah, usia tanaman yang ada di tangan saya ini sudah berusia lima minggu. Dan Rock Wall ini sudah hilang, sudah menyatu menjadi akar. Dan hebatnya lagi dari metode hidroponik farm ini merupakan sistem pertanian yang bisa memanen hasilnya setiap hari tanpa menggantungkan perubahan cuaca maupun musim, apalagi kesuburan tanah.”
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
Bertani dengan sistem hidroponik tidak begitu sulit. Pertama-tama, Rock Wall dipotong-potong persegi panjang dengan ukuran 3x5 cm. Lalu, Rock Wall diberi benih tanaman yang dibenamkan dengan jarak 5 cm. Setelah benih mulai tumbuh, Rock Wall dipotong kecil-kecil, lalu ditanam per media di lahan yang disediakan. Sinar ultraviolet yang melewati jaring di atas tanaman ini turut membantu cepatnya pertumbuhan tanaman, namun pertanian sistem hidroponik ini bukan tanpa kendala, terutama terkait bibit benih tanaman. “Kendala selama ini adalah karena semua bahan yang dipakai dalam sistem hidroponik ini masih impor. Mulai dari benih, media tanam, maupun unsur-unsur dalam membuat nutrisi untuk tumbuhan. Itu yang menjadi kendala. Terkadang kalau pengiriman impor itu terlambat, kita pun juga ada keterlambatan dalam pembenihannya. Harga sayuran hasil hidroponik farm lebih mahal dibandingkan sayuran pertanian organik. “Yang pertama bisa panen sendiri ya, bisa langsung pilih mana yang kita pingini. Terus yang kedua, di sini tu tanpa pestisida. Jadi, aman. Terus lebih crunchy juga. Jadi, kalau kita makan itu terasa lebih segar dan terasa lebih manis.” Modal pembibitan per HPP hingga siap panen sebesar 10.000 rupiah. Sedangkan harga per batang tanaman sayuran, seperti kangkung, brokoli, daun selada, paprika, dan berbagai sayuran di sini dijual dengan harga lima kali lipat dari modal penanamannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
KISI-KISI SOAL SAYURAN HIDROPONIK
No Indikator Pertanyaan 1 Apa saja yang terjadi dalam bahan simakan ini 2 Orang yang terlibat dalam bahan simakan ini 3 Tempat berlangsungnya peristiwa 4 Waktu berlangsungnya peristiwa 5 Alasan terjadinya peristiwa 6 Proses terjadinya peristiwa dalam bahan simakan
No Soal 1, 6, 11, 15, 18,19 3 2, 4, 7 8 12 5, 9, 10, 13, 14, 16, 17, 20
Jumlah Soal 6 1 3 1 1 8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PEDOMAN PENILAIAN SIKLUS 1
Unsur yang dinilai
Pemahaman aspek “apa”
Pemahaman aspek “siapa”
Pemahaman aspek “kapan”
Pemahaman aspek “di mana”
Kriteria Mampu menyebutkan dan menjelaskan 5 unsur “apa” (pertanian hidroponik, oclipetus merah dan hijau, rock wall, sinar ultraviolet, sayuran: kangkung, brokoli, selada, paprika). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 4 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “siapa” (Venta Agusri dan komunitas hidroponik farm) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “siapa” (Venta Agusri dan komunitas hidroponik farm) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “siapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “siapa” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “siapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “kapan” (6 bulan yang lalu, setiap hari) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “kapan”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “kapan” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “kapan”, namun kurang tepat. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “kapan”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “di mana” (Kepintang selatan, Surabaya, Jatim, di bawah tanah, 600 m dpl) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “di mana”, namun kurang tepat.
Skor 5
4 3 2 1 5
4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pemahaman aspek “mengapa”
Pemahaman aspek “bagaimana”
Pilihan kata (diksi)
Mampu menyebutkan dan 2 unsur “di mana” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “di mana”, namun kurang tepat Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “di mana”, tepat Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “mengapa” (lahan yang sempit, bibit yang masih impor, dan bebas pestisida) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “mengapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “mengapa” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “mengapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “mengapa”, dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 7 – 8 unsur “bagaimana” (air didinginkan dengan sistem tandon, dengan AC, suhu 26 – 27 °C, cara menanam, harga lebih mahal, rasa lebih segar dan manis, modal 10.000/HPP). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 5 – 6 unsur “bagaimana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 – 4 unsur “bagaimana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 – 2 unsur “bagaimana”. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “bagaimana”. Pilihan kata tepat, lazim, dan rasional. Pilihan kata tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata kurang tepat, tetapi masih rasional. Pilihan kata kurang tepat dan kurang lazim. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, dan tidak rasional.
175
3 2 1 5 4 3 2 1
5
4 3 2 1 5 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
182
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
184
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
186
DATA KEAKTIFAN SISWA PRASIKLUS No Absen 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 32 33 34
Nama Siswa Aina Putri Marshanda Alfira Dwi Astuti Anggita Sridewi Chantika Anisa Wirawati Awie Matei Azabilal Bagas Wijayanto Dava Aditya Jauhar Denayu Destila Prafitri Dian Famela Dita Antari Setyaningsih Diva Nabila Zuhra Elsyani Putri Leswara Eza Desti Anugrah Gilang Surya Herlambang Halilintar Setyo Nurputro Irfan Aditya Irwan Dwi Kuncoro Khoirul Muna Istiqomah Muhammad Farhan Dzaki Muhammad Fajar Gifary Muhammad Reza S.R Munding Wangi Nabila Eka Zahidah Nabila Nur Afifah Nada Alya Hafifah Nurmalita Kusumastuti. S Rahmat Dwi Setyawan Siti Mufidah Syahrindra Dzaky Rahmadan Wiwis Tanana
1 √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
Indikator 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pernyataan
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 2. Siswa bertanya/ mengajukan pendapat kepada guru. 3. Siswa mengerjakan tugas kelompok. 4. Siswa mengerjakan tugas individu. Catatan: 1. Apabila siswa hanya memenuhi 1 – 2 indikator, siswa tersebut tergolong siswa yang pasif. 2. Apabila siswa memenuhi 3 – 4 indikator, siswa tersebut tergolong siswa yang aktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
188
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
190
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
192
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
194
PEDOMAN WAWANCARA GURU SIKLUS I DAN 2 Hari/tanggal
:
Nama Guru
:
1. Bagaimanakah kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing? 2. Apakah siswa terlihat mempunyai motivasi atau tertarik untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia? 3. Apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan? 4. Apakah siswa dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual saat proses pembelajaran berlangsung? 5. Apakah materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik pada siswa? 6. Apakah siswa paham dengan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan? 7. Bagaimanakah respon siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang
diterapkan
dalam
proses
pembelajaran
menyimak
untuk
menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual? (respon positif/negatif) 8. Apakah teknik kancing gemerincing ini dirasa dapat mengatasi masalah yang terjadi? 9. Bagaimanakah keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media audiovisual dan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing? 10. Bagaimanakah suasana kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
PEDOMAN WAWANCARA SISWA SIKLUS I DAN 2 Nama
:
Hari/tanggal
:
Kelas
:
1. Apakah Anda tertarik dan merasa senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 2. Apa yang menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita
yang didengar
melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 3. Selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok isi berita yang disampaikan melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing? 5. Selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda mengalami kesulitan untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 6. Ungkapkan pesan dan kesan Anda terhadap guru dan proses pembelajaran menyimak untuk menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, baik positif maupun negatifnya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
196
Pada gambar tersebut, guru
memberi
pengantar
mengenai pembelajaran yang akan
dilakukan
pertemuan
pada
siklus
1.
Kemudian, guru menjelaskan KI Gambar 4.9. Guru Memberi Pengantar
dan
KD
dipelajari
yang
pada
Selain
itu,
akan
hari guru
itu. juga
menyampaikan indikator dan tujuan
pembelajaran
yang
akan dilakukan. Setelah melakukan dengan
itu,
tanya
siswa
pengertian
guru jawab
mengenai
berita,
ciri-ciri
berita, dan unsur-unsur yang terkandung
dalam
sebuah
berita. Terlihat dua orang siswa dalam barisan tersebut mengangkat
tangan
untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Lalu guru menunjuk secara
satu
per
bergantian
menjawab pertanyaan.
Gambar 4.10. Aktivitas Tanya Jawab
satu untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Setelah proses tanya jawab
berakhir,
guru
memutarkan bahan simakan yang berupa berita. Berita tersebut membahas tentang kebun
sayur
Terlihat
hidroponik.
beberapa
siswa
sedang memperhatikan dan ada satu siswa yang sedang mencatat
hal-hal
pokok.
Akan tetapi ada beberapa siswa
yang
tidak
memperhatikan,
seperti
tiduran dan asyik mengobrol bersama temannya.
Gambar 4.11. Siswa Menyimak Berita
Selanjutnya,
guru
membagi siswa ke dalam tujuh
kelompok.
masing
Masingkelompok
beranggotakan lima orang. Lalu,
guru
membagikan
kancing ke masing-masing kelompok. anggota
Masing-masing kelompok
mendapatkan empat kancing
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
198
dengan warna yang berbeda antaranggota. Setiap siswa yang
berpendapat
menjawab,
dia
menempelkan
dan harus satu
kancingnya ke lembar yang sudah disediakan.
Gambar 4.7. Siswa Bekerja Kelompok Menggunakan Teknik Kancing Gemerincing
Kemudian, memberikan siswa.
guru soal
Soal
kepada tersebut
berbentuk obyektif pilihan ganda dan uraian. Suasana kelas tampak tenang. Semua siswa terlihat mengerjakan dengan serius.
Gambar 4.13. Siswa Mengerjakan Tes Tertulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 6 Yogyakarta
Kelas/ Semester
: VIII/ 2
Program Layanan
: Reguler
Tema Pelajaran
: Berita
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Jumlah Pertemuan
: 1 kali pertemuan (1x3 jp)
A. Kompetensi Inti 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
B. Kompetensi Dasar 3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan
C. Indikator 1. Siswa mampu menjelaskan pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsur-unsur berita. 2. Siswa mampu menemukan pokok-pokok berita. 3. Siswa mampu menguraikan secara rinci pokok-pokok berita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
4. Siswa mampu menyampaikan pendapat terhadap berita berdasarkan suatu teori atau definisi. 5. Siswa mampu menuliskan kembali berita yang sudah disimak.
D. Tujuan Pembelajaran 1. Setelah melakukan tanya jawab, siswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsur-unsur berita dengan baik dan benar. 2. Setelah menyimak bahan simakan, siswa diharapkan mampu menemukan pokok-pokok berita dengan singkat dan jelas. 3. Setelah menemukan pokok-pokok berita, siswa diharapkan mampu menguraikan pokok-pokok tersebut secara rinci. 4. Setelah menguraikan secara rinci pokok-pokok berita tersebut, siswa diharapkan mampu menyampaikan pendapat mengenai berita tersebut sesuai dengan teori. 5. Setelah menyampaikan pendapat mengenenai berita, siswa diharapkan mampu menuliskan kembali berita yang sudah disimak. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter yang diharapkan adalah tanggung jawab, jujur, kerja keras, mandiri, dan kritis. E. Materi Ajar 1) Pengertian Berita a. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), berita adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar. b. Berita adalah laporan mengenai suatu peristiwa, kejadian, gagasan, dan fakta yang aktual serta menarik untuk diketahui umum Barus (1996:19).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
2) Ciri-ciri Berita Romli (2009:5-6) mengemukakan empat ciri-ciri berita, antara lain sebagai berikut. a. Cepat, artinya aktual atau ketepatan waktu. b. Nyata, artinya berita memberikan informasi tentang sebuah fakta, bukan fiksi atau karangan. c. Penting, artinya menyangkut kepentingan orang banyak d. Menarik, artinya mengundang orang untuk mengetahuinya.
3) Unsur-unsur Berita Sebuah berita dikatakan lengkap apabila di dalamnya terkandung unsur-unsur berita atau yang lebih sering dikenal dengan 5W+1H. Kepanjangan dari 5W+1H adalah sebagai berikut. What
: apa yang terjadi
Where
: di mana hal itu terjadi
When
: kapan peristiwa itu terjadi
Who
: siapa yang terlibat dalam kejadian itu
Why
: mengapa hal itu terjadi
How
: bagaimana peristiwa itu terjadi (Romli, 2009:10).
F. Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (satu kali pertemuan)
G. Metode Pembelajaran 1. Model
: Pembelajaran Kooperatif
2. Metode
: Tanya jawab, diskusi, presentasi
H. Kegiatan Pertemuan pertama Bentuk Kegiatan
Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan
Waktu 15 menit
Guru
mengawali
pembelajaran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Motivasi
202
dengan berdoa. Lalu guru melakukan presensi kepada siswa. Selanjutnya guru menggali pengetahuan awal peserta didik mengenai berita. Apa itu berita?
Prasyarat
Memahami berita
TPK
Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran 1-4 Inti
Mengamati:
90 menit
Melakukan
tanya
jawab
mengenai pengertian berita, ciri-ciri berita, dan unsurunsur berita.
Siswa
diminta
untuk
menyimak bahan simakan.
Setelah itu, siswa diminta untuk
mencatat
hal-hal
penting
berkaitan
dengan
pokok-pokok berita.
Menanya:
Menanyakan tentang unsurunsur berita yang terdapat di dalam bahan simakan.
Mengeksplorasikan:
Guru
membagi
siswa
ke
dalam beberapa kelompok.
Guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
kancing.
Sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing mendapatkan
kelompok lima
buah
kancing.
Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat,
dia
menyerahkan
salah
kancingnya
harus satu dan
menempelkannya
pada
lembar yang telah tersedia.
Jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua
rekannya
menghabiskan
juga kancing
mereka.
Di dalam kelompok, siswa berdiskusi
tentang
unsur-
unsur pokok berita tersebut, lalu saling menanggapi dan melengkapi
dalam
bentuk
yang rinci.
Mengasosiasikan:
Mengidentifikasi unsur-unsur berita
dengan
yang diperoleh.
pemahaman
203
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
Mengomunikasikan:
Mempresentasikan hasil diskusi
Menanggapi presentasi teman secara santun
Penutup
Guru
bersama
siswa
melakukan 15 menit
refleksi terhadap apa yang telah dipelajari, kesulitan yang dihadapi, dll.
I. Penilaian 1. Teknik
: Diskusi, presentasi, tes tertulis
2. Bentuk Instrumen : Penugasan, pilihan ganda, dan menulis kembali berita.
J. Sumber Belajar dan Alat 1. Sumber belajar Barus, Sedia Willing. 1996. Jurnalistik: Petunjuk Praktis Menulis Berita. Jakarta: Mini Jaya Abadi. KBBI Online. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/ Romli, Asep Syamsul M. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Youtube. NET12 - Pancaroba, Waspada Demam Berdarah Dengue. Diakses pada Oktober 2014.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
205
2. Alat a. Rekaman audiovisual b. Buku teks
Yogyakarta, 13 November 2014 Mengetahui, Guru Pamong
Peneliti
Titik Irawati, S.Pd.
Brigita Familia
NIP 196402081989032008
NIM 101224030
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
206
TRANSKRIP KASUS DBD
Sejumlah daerah di Indonesia merupakan endemis penyebaran Demam Berdarah Dengue. Apa pemicunya dan bagaimana mencegah penyakit mematikan ini. Berikut adalah liputan lengkapnya. Memasuki musim pancaroba, berbagai jenis penyakit berbahaya bermunculan. Salah satunya Demam Berdarah Dengue (DBD). DBD tidak menular melalui kontak manusia secara langsung, melainkan lewat nyamuk Aedes Aegepty betina yang menyimpan virus dengue pada telurnya. Nyamuk kemudian menularkan virus kepada manusia melalui gigitan. Nyamuk Aedes Aegepty tak sembarangan menggigit korbannya. Ada jam biologis yang membuat nyamuk lebih aktif, yaitu jam 9 – 10 pagi dan jam 4 – 5 sore. Gejala DBD antara lain demam secara tiba-tiba, mual, sakit kepala berat, nyeri sendi dan otot, serta timbul bintik-bintik merah pada kulit. Namun kesadaran masyarakat terhadap DBD masih rendah. Akibatnya penderita kerap terlambat memperoleh penanganan medis. Siklus DBD seperti pelana kuda. Setelah digigit nyamuk, penderita akan demam tinggi selama 2 – 3 hari. Di hari keempat panas turun. Lalu panas kembali tinggi di hari kelima. Banyak yang mengira saat demam reda berarti sembuh. Padahal, virus dengue sedang menyerang hingga ke pembuluh darah. “Karena begini, demam berdarah itu bisa meninggal karena mereka tidak bahwa itu demam berdarah. Akhirnya, dia kena pendarahan, dia bisa mimisan, bisa pendarahan di perut. Kan kalau kita misalnya kekurangan darah, darahnya keluar terus kan udah pasti orangya jadi lemes.” DBD kerap berujung pada kematian. Di Indonesia sendiri, kasus DBD meningkat sejak tahun 1968, bahkan tahun 2010 DBD merenggut lebih dari 1.300 jiwa. Kasus DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data organisasi kesehatan dunia, WHO menunjukkan Indonesia adalah negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Hingga saat ini belum ada vaksin yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
bisa membunuh virus dengue, namun kita bisa mencegahnya dengan beberapa cara sederhana. Yang paling utama menjaga stamina agar tubuh mampu menolak virus. Untuk mencegah nyamuk Aedes Aegepty berkembang biak, lakukan 3 langkah antisipasi. Pertama menguras bak mandi. Biasakan pula mengubur dan menutup wadah untuk menghindari genangan air. “Dia berkembang biaknya atau bertelurnya itu di tempat air yang bersih. Jadi kalau air itu ada hubungan tanah, dia tidak mau. Dia tidak mau bertelur di situ, dia tidak hidup di situ, tetapi dia hidup di air yang bersih.” Hindari menggantung pakaian karena bisa menjadi sarang nyamuk. Terakhir lakukan fogging atau pengasapan di lingkungan tempat tinggal.
KISI-KISI SOAL DBD
No Indikator Pertanyaan 1 Apa saja yang terjadi dalam bahan simakan ini 2 3 4 5 6
Orang yang terlibat dalam bahan simakan ini Tempat berlangsungnya peristiwa Waktu berlangsungnya peristiwa Alasan terjadinya peristiwa Proses terjadinya peristiwa dalam bahan simakan
No Soal 2, 5, 7, 9, 12, 13, 15, 19, 20 3 10, 11, 16 1, 6, 8 17 4, 14, 18
Jumlah Soal 9
1 3 3 1 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
208
PEDOMAN PENILAIAN SIKLUS 2
Unsur yang dinilai
Pemahaman aspek “apa”
Pemahaman aspek “siapa”
Pemahaman aspek “kapan”
Pemahaman aspek “di mana”
Kriteria Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “apa” (DBD, Aedes Aegepty, Dengue, Pelana Kuda). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “apa”. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “apa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “siapa” (Dr. Sri Maryanti Tanamal, WHO) dengan tepat Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “siapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “siapa” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “siapa”, namun kurang tepat. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “siapa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “kapan” (pancaroba, jam 9 – 10 padi dan jam 4 – 5 sore, tahun 1968, tahun 2010). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “kapan”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “kapan”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “kapan”. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “kapan”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan semua unsur “di mana” (Indonesia, air yang bersih, tropis dan subtropis, Asia Tenggara). Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “di mana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “di mana”.
Skor 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pemahaman aspek “mengapa”
Pemahaman aspek “bagaimana”
Pilihan kata (diksi)
Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “di mana”. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “di mana”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “mengapa” (kesadaran masyarakat masih rendah, siklus DBD) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “mengapa”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “mengapa” dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “mengapa”, namun kurang tepat. Tidak mampu menyebutkan dan menjelaskan unsur “mengapa”. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “bagaimana” (tidak menular melalui kontak langsung, gejala DBD, cara mencegah) dengan tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 3 unsur “bagaimana”, namun kurang tepat Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “bagaimana” dengan tepat Mampu menyebutkan dan menjelaskan 2 unsur “bagaimana”, namun kurang tepat. Mampu menyebutkan dan menjelaskan 1 unsur “bagaimana” dengan tepat. Pilihan kata tepat, lazim, dan rasional. Pilihan kata tepat, tidak menimbulkan keraguan, dan rasional. Pilihan kata kurang tepat, tetapi masih rasional. Pilihan kata kurang tepat dan kurang lazim. Pilihan kata tidak tepat, tidak lazim, dan tidak rasional.
209
2 1 5 4 3 2 1
5
4 3 2 1 5 4 3 2 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
211
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
215
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
217
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
219
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
DATA KEAKTIFAN SISWA PRASIKLUS No Absen 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 32 33 34
Nama Siswa Aina Putri Marshanda Alfira Dwi Astuti Anggita Sridewi Chantika Anisa Wirawati Awie Matei Azabilal Bagas Wijayanto Dava Aditya Jauhar Denayu Destila Prafitri Dian Famela Dita Antari Setyaningsih Diva Nabila Zuhra Elsyani Putri Leswara Eza Desti Anugrah Gilang Surya Herlambang Halilintar Setyo Nurputro Irfan Aditya Irwan Dwi Kuncoro Khoirul Muna Istiqomah Muhammad Farhan Dzaki Muhammad Fajar Gifary Muhammad Reza S.R Munding Wangi Nabila Eka Zahidah Nabila Nur Afifah Nada Alya Hafifah Nurmalita Kusumastuti. S Rahmat Dwi Setyawan Siti Mufidah Syahrindra Dzaky Rahmadan Wiwis Tanana
1 √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√
Indikator 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pernyataan
4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
1. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. 2. Siswa bertanya/ mengajukan pendapat kepada guru. 3. Siswa mengerjakan tugas kelompok. 4. Siswa mengerjakan tugas individu. Catatan: 1. Apabila siswa hanya memenuhi 1 – 2 indikator, siswa tersebut tergolong siswa yang pasif. 2. Apabila siswa memenuhi 3 – 4 indikator, siswa tersebut tergolong siswa yang aktif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
228
PEDOMAN WAWANCARA GURU SIKLUS I DAN 2 Hari/tanggal
:
Nama Guru
:
1. Bagaimanakah kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing? 2. Apakah siswa terlihat mempunyai motivasi atau tertarik untuk mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia? 3. Apakah siswa terlihat mudah memahami materi pembelajaran yang disampaikan? 4. Apakah siswa dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual saat proses pembelajaran berlangsung? 5. Apakah materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik pada siswa? 6. Apakah siswa paham dengan langkah-langkah pembelajaran yang digunakan? 7. Bagaimanakah respon siswa terhadap metode dan teknik pembelajaran yang
diterapkan
dalam
proses
pembelajaran
menyimak
untuk
menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual? (respon positif/negatif) 8. Apakah teknik kancing gemerincing ini dirasa dapat mengatasi masalah yang terjadi? 9. Bagaimanakah keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media audiovisual dan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing? 10. Bagaimanakah suasana kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
229
PEDOMAN WAWANCARA SISWA SIKLUS I DAN 2 Nama
:
Hari/tanggal
:
Kelas
:
1. Apakah Anda tertarik dan merasa senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 2. Apa yang menyebabkan Anda senang atau tidak senang dengan pembelajaran menyimak untuk memahami isi berita
yang didengar
melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 3. Selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda lebih mudah menangkap hal-hal pokok isi berita yang disampaikan melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 4. Setelah mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda dapat memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan metode kooperatif teknik kancing gemerincing? 5. Selama mengikuti proses pembelajaran, apakah Anda mengalami kesulitan untuk memahami isi berita yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing? 6. Ungkapkan pesan dan kesan Anda terhadap guru dan proses pembelajaran menyimak untuk menyimpulkan isi informasi yang didengar melalui media audiovisual dengan menggunakan teknik kancing gemerincing, baik positif maupun negatifnya?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
230
Pada gambar tersebut terlihat
guru
menuliskan
di
Guru
sedang papan
menulis
kesalahan
tulis.
beberapa
yang
sering
dilakukan siswa pada saat tes siklus 1. Kesalahan tersebut adalah kesalahan ejaan. Setelah Gambar 4.15. Guru Menjelaskan Ejaan
itu guru menjelaskan tetang aturan penggunaan tanda baca, huruf kapital, dan penulisan nama orang.
Pada gambar tersebut terlihat
siswa
sedang
menyimak.
Siswa
sedang
menyimak
cuplikan
laporan
pengamatan yang diputarkan oleh guru. Guru memutarkan beberapa cuplikan mengenai berita dan laporan. Lalu, siswa Gambar 4.16. Siswa Menyimak Laporan
diminta
membedakan
mana
yang termasuk berita, dan mana yang bukan termasuk berita.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Setelah jawab
berakhir,
memutarkan yang
proses
tersebut
simakan
berita.
membahas
tanya guru
bahan
berupa
231
Berita tentang
penyakit DBD. Terlihat semua siswa sedang memperhatikan sambil mencatat hal-hal pokok. Gambar 4.18. Siswa Menyimak Berita
Setelah
siswa
menyimak beberapa cuplikan mengenai berita dan bukan berita,
guru
memberikan
pertanyaan kepada siswa. Pada gambar di atas terlihat beberapa siswa sedang tunjuk tangan untuk Gambar 4.9. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru
menjawab pertanyaan
yang diberikan guru.
Selanjutnya,
guru
membagi siswa ke dalam tujuh kelompok.
Masing-masing
kelompok beranggotakan lima orang. Lalu, guru membagikan kancing kelompok. anggota
ke
masing-masing Masing-masing kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
mendapatkan
dua
232
kancing
dengan warna yang berbeda antaranggota. yang
Setiap
siswa
berpendapat
dan
menjawab, harus menempelkan satu kancingnya ke lembar yang sudah disediakan.
Gambar 4.20. Siswa Bekerja Kelompok Menggunakan Teknik Kancing Gemerincing Kemudian,
guru
memberikan soal kepada siswa. Soal
tersebut
berbentuk
obyektif pilihan ganda dan uraian. Suasana kelas tampak tenang. Semua siswa terlihat mengerjakan dengan serius.
Gambar 4.21. Siswa Mengerjakan Tes Tertulis
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Brigita Familia lahir di Giri Mulya pada tanggal 22 Juli 1992. Pendidikan dasar ditempuh di SD Negeri 26 Giri Mulya, Bengkulu Utara pada tahun 1998 – 2004. Pendidikan menengah pertama ditempuh di SMP Sint Carolus Bengkulu pada tahun 2004 – 2007. Pada tahun 2007 – 2010 melanjutkan pendidikan menegah atas di SMA Sint Carolus Bengkulu. Seusai menempuh jengjang SMA, penulis tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma angkatan 2010. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Peningkatan Keaktifan dan Kemampuan Menyimak Siswa untuk Memahami Isi Berita Menggunakan Media Audiovisual dan Teknik Kancing Gemerincing pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 6 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana.