PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK TAHUN 2013 UNTUK SMK NEGERI 1 CILACAP KELAS X BERDASARKAN GRAFIK FRY, CLOZE TEST, DAN SMOG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Desti Jumaryani NIM: 101224054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK TAHUN 2013 UNTUK SMK NEGERI 1 CILACAP KELAS X BERDASARKAN GRAFIK FRY, CLOZE TEST, DAN SMOG
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh: Desti Jumaryani NIM: 101224054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT KETERBACAAN WACぶ A DALAM BIIKU IEKS BAIIASA IND10NESIA J囲 隔PttEttr塑 珈 ∠x4DEM□ 【TAEUN 2013 11N― SISWA SMK NEGER1l CLACAP KELAS X BERDASARKAN G… 圏 ,α OZE鋼 DAN SMOG "・
Tclall ttisctttui 01eh:
Pembimbing I
Rishc Purllama Den7i,
Pembimbing II
DF.B.Widharyanto, M.Pd.
Tangga1 5 Deselnber 2014
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
SKRIPSI
TINGKAT КΞ¶ERBACAAN WACANA DALAM BIIKU■ ]KS 珈 И田詢E)]勁 Иコ【TAIIUN 2013 BAIIASA INDONESIA… 蒻 111NTUK SMK NEGER1l CLACAP KELAS X
BERDASARKAN GRAFIK RY,α aZE鯛 ■ DAN SMOG E)ipersiapkan dan disusun oleh:
Desti Jumarymi 101224054 Tclah dipぽ di deptt Pamtia Peng可 … tallgga1 7 Jan面 2015 pada dali di畔範 akatl tcl濃 嫌 mentlltt syarat
1
SUSUNAN PANITIA PENGUЛ Natta LenJttp Ketta
I"anle Tangan
t DL Yuhana SetiyallingsL
Sekretain
3斑 she Pumama Dewi,SoPd.,M.Hum.
Anggota I
:Rishe Pttrllama Dewi,S.Pd.,M.Ⅱ um.
AnggOta II
:】 Drs Bo WidLattanto,M・
Iオ II
Pd・
Anggota IⅡ :DL Yuhana Setiyaningsill
。 (〔 〔
logyakarta 7 J aftLrari
,ll二
}Afi
r Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
itas Sanata Dharma
Rohandi,Ph.D.
::]〕
i..
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk : Allah SWT Ayahku, Juman dan ibuku, Tursini Adikku, Fadli Anggoro Yekti Keluarga Besar PBSI 2010 Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan di dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 J arrttari 20 I 5
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“A vision without execution is a hallucination” (Jeffrey E. Garten)
vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEⅣ IBAR
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILⅣ IIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEⅣ IIS
Yang bertanda tangan di bawah ini,saya rnahasiswa l」 niversitas Sanata I)hal...a:
Nama
Nomor
:Desti Julnaryani ⅣIahasiswa
:101224054
Dellni pengembangan ilmu pengetahuan, saya membe五 kan kepada Perpustakaan Uniヤ ersitas Santta Dharma karya ilmiah saya yang bettudul
TINGKAT KETERBACAAN WACANA DALAPEIBUKU TEKS E∬ DttV」ИⅣ ∠XИ DE″聞F TAⅡ UN 2013 BAⅡ ASA INDONESIA… UNTUK SMK NEGER1l CILACAP KELAS X BERDASARKAN GRAFIK FRY,(Zθπ ES■ DAN SMOG 「 Dengan demikian saya membeHkan kepada Perpustakaan l」
niversitas Sanata lDharlna
hak untuk menyllmpan,llnengalihkan dalam bentuk media lain,mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,IInendistl■ busikan secara terbatas dan mempublikasikannya di illtemet atau media cetak lain untuk kepentingan akadelllllls tanpa perlu llnellnillta izin
dari sap mauplln membe五 kan rναtt kepada saya selama tetap mencant■ lmkan nama saya sebagai penulis. E)ernikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tangg al: 7 I ar,itrari 201 5
Yang menyatakan,
ulnaryanl
V‖
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK Jumaryani, Desti. 2015. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia “Ekspresi Diri dan Akademik” Tahun 2013 untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) mendeskripsikan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan grafik Fry, (2) mendeskripsikan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan cloze test, (3) mendeskripsikan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan SMOG, (4) wacana yang sesuai untuk siswa SMK Kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sebagai bahan pembelajaran berdasarkan formula Grafik Fry, cloze test, dan SMOG. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berasal dari wacana-wacana yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang keseluruhan berjumlah delapan belas buah. Subjek penelitian formula cloze test sebanyak 120 siswa. Ada empat hasil penelitian. Pertama, berdasarkan formula grafik Fry terdapat lima wacana yang sesuai untuk siswa SMK kelas X yaitu wacana dengan judul “Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?”, “Cara Menggunakan Kartu ATM”, “Ekonomi Indonesia akan Melampaui Jerman dan Inggris”, “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme”, dan “Program Akselerasi sangat Diperlukan”. Kedua, berdasarkan formula cloze test terdapat sebelas wacana yang termasuk dalam kategori instruksional diantaranya wacana dengan judul “Makhluk di Bumi ini”, “Karbon”, “Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?”, “Cara menggunakan Kartu ATM”, “Ekonomi Indonesia akan Melampaui Jerman dan Inggris”, “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme”, “Untung Rugi Perdagangan Bebas”, “Pemimpin Sosial dan Politik tidak harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi”, “Anekdot Hukum Peradilan”, “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman”, “Langkah Pelestarian Binatang Langka”. Ketiga, berdasarkan formula SMOG hanya terdapat satu wacana yang sesuai untuk siswa SMK kelas X, wacana dengan judul “Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?”. Keempat, berdasarkan formula grafik Fry, cloze test, dan SMOG buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik hanya terdapat satu wacana yang sesuai untuk pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu wacana yang berkode teks 6 dengan judul “Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?”.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRCT Jumaryani, Desti. 2015. Readability Level of Discourse in Indonesian Language Textbooks “Ekspresi Diri dan Akademik” Year 2013 to SMK N 1 Cilacap Class X Based on Fry Graph, Cloze Test, and SMOG. Thesis. Yogyakarta: Study Program Indonesian Language Literature. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. The aimed of this research is to (1) describe the discourse in the Indonesian language textbooks “Ekspresi Diri dan Akademik” published by Kemdikbud which is appropriate for the students of SMK N 1 Cilacap grade X based on the Fry graph, (2) describe the discourse in the Indonesian language textbooks “Ekspresi Diri dan Akademik” published by Kemdikbud which is appropriate for the students of SMK N 1 Cilacap grade X based on the cloze test, (3) describe the discourse in the Indonesian language textbooks “Ekspresi Diri dan Akademik” published by Kemdikbud which is appropriate for the students of SMK N 1 Cilacap grade X based on SMOG, and (4) describe a suitable discourse for the students of SMK N I Cilacap grade X in the Indonesian language textbooks “Ekspresi Diri dan Akademik” published by Kemdikbud as a learning material based on Fry graph, cloze test, and SMOG. This research is a qualitative descriptive study. The data derived from this study discourses contained in textbooks Indonesian “Ekspresi Diri dan Akademik” publications Kemdikbud which totaled eighteen pieces. The subjects of cloze test formula research were 120 students. There are four researches. First, based on the Fry Graph formulas there are five discourse appropriate for vocational students of class X discourse entitled "Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?", "Cara Menggunakan Kartu ATM", "Ekonomi Indonesia akan Melampaui Jerman dan Inggris", "Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme", and "Program Akselerasi sangat Diperlukan". Second, based on the cloze test formulas, there are eleven discourses which are included in the category of such instructional discourse entitled "Makhluk di Bumi ini", "Karbon", "Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?", "Cara Menggunakan Kartu ATM", "Ekonomi Indonesia akan Melampaui Jerman dan Inggris", "Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme", "Integration of ASEAN in Plurilingualisme", "Untung Rugi Perdagangan Bebas", "Pemimpin Sosial dan Politik tidak harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi", "Anekdot Hukum Peradilan", "Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman", "Langkah Pelestarian Binatang Langka". Third, based on the SMOG formula there is an appropriate discourse for vocational students of class X, discourse entitled "Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?". Fourth, based on the formula graph Fry, cloze tests, and SMOG Indonesian textbooks “Ekspresi Diri dan Akademik” there is an appropriate discourse for learning Indonesian a 6 text coded discourse entitled "Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?".
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, akhirnya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penyusunan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat memperolah gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Bahasa Sastra Indonesia dan selaku Dosen Penguji yang telah memberikan dukungan, masukan, dan pengarahan untuk menyelesaikan skripsi ini. 3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar dan bijaksana telah meluangkan waktu, membimbing, menasehati, dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Segala saran dan kritik menjadi semangat terbesar bagi penulis untuk selalu menjadi lebih baik. 4. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar membimbing,
menasehati,
memberikan
arahan
yang
berguna
serta
mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku triangulator yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam melakukan pengecekkan terhadap hasil penelitian.
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. R. Marsidiq, selaku karyawan sekretariat Prodi PBSI, yang telah memberikan bantuan dan pelayanan kesekretariatan kepada penulis dengan ramah dan sabar. 7. Segenap Dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis selama ini. 8. Kepala Sekolah dan segenap Karyawan SMK N 1 Cilacap yang telah memberi izin dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian. 9. Hj. Navy H DM, S.Pd, M.Pd., selaku guru pembimbing yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian di SMK N 1 Cilacap. 10. Para siswa SMK N 1 Cilacap yang telah bersedia bekerjasama dengan penulis, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 11. Orang tuaku tercinta, Bapak Juman, dan Ibu Tursini, yang selalu setia memberi semangat dan mengalirkan doa tulusnya sehingga penulisan skripsi ini menjadi lancar. 12. Adikku tersayang, Fadli Anggoro Yekti yang selalu memberikan dukungan terbaiknya demi terselesaikannya skripsi ini. 13. Sahabatku, Dwi Retno Asih yang telah memberi banyak bantuan dan menjadi patner yang baik dalam menyelesaikan skripsi ini. 14. Kristin Anggraeni, Dwi Rahmawati HPW yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam proses pengerjaan skripsi ini. 15. Kakak sepupuku, Dewi Yulianti yang selalu memberi dukungan terbaiknya demi terselesaikannya skripsi ini. 16. Bernadeta Novi Andriyani, yang telah memberikan semangat dan dukungan demi terselesaikannya skripsi ini. 17. Mbak Dessy, Mbak Nana, dan Mbak Putri, yang telah memberi semangat dan motivasi penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18. Keluarga besar Pendidikan
Ekonomi 2009, yang telah berkenan menjadi
teman baik dan selalu memberi semangat dalam proses penyelesaian skripsi
ini. 19. Teman-teman
PBSI angkatan 2010 yang bersedia menjadi teman yang baik
dalam proses perkuliahan. 20. Pihak-pihak
lain yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, yang
selalu
mendoakan dan memberikan dukungan, yang tidak dapat penulis disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi
ini tidak terlepas dari
Karena itu, penulis mengharapkan masukan baik berupa
kekurangan. Oleh
kritik maupun
saran.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis harapkan karya sederhana ini dapat berguna untuk kemajuan dan perkembangan bersama.
Yogyakana,7 Januari 2015
X‖
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v MOTTO ................................................................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................. vii ABSTRAK................................................................................................ viii ABSTRACT............................................................................................... ix KATA PENGANTAR.............................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii DAFTAR TABEL .................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian................................................ 1 1.2. Rumusan Masalah Penelitian......................................................... 8 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 9 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9 1.5. Rumusan Variabel dan Batasan Istilah........................................... 10 1.6. Sistematika Penyajian .................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 14 2.1 Penelitian yang Relevan ................................................................ 14 2.2 Kerangka Pustaka ........................................................................... 18 2.2.1 Pengertian Buku Teks .......................................................... 18 2.2.2 Fungsi Buku Teks ................................................................ 20 2.2.3 Penyusunan Buku Teks ........................................................ 20 xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.4 Kriteria Telaah Buku Teks ................................................... 21 2.2.5 Wacana................................................................................ 35 2.2.6 Jenis-jenis Wacana............................................................... 36 2.2.7 Pengertian Keterbacaan........................................................ 40 2.2.8 Cara Mengukur Keterbacaan................................................ 42 2.2.9 Grafik Fry ............................................................................ 43 2.2.10 Cloze Test ............................................................................ 51 2.2.11 SMOG (Simple Measure of Gobbledygook) ......................... 67 2.3
Kerangka Berpikir ..................................................................... 71
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 73 3.1. Jenis Penelitian ............................................................................ 73 3.1.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Grafik Fry ............................. 73 3.1.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Cloze Test.............................. 73 3.1.3 Jenis Penelitian Berdasarkan SMOG................................... 74 3.2. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 75 3.2.1 Populasi penelitian .............................................................. 75 3.2.2 Sampel Penelitian ................................................................ 76 3.3. Instrumen Penelitian...................................................................... 77 3.3.1 Instrumen Penelitian Berdasarkan Grafik Fry ...................... 77 3.3.2 Instrumen Penelitian Berdasarkan Cloze Test....................... 78 3.3.3 Instrumen Penelitian Berdasarkan SMOG............................ 82 3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 83 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan Grafik Fry ............. 83 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan Cloze Test ............. 84 3.4.3 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan SMOG .................. 85 3.5. Teknik Analisis Data..................................................................... 86 3.5.1 Teknik Analisis Data Berdasarkan Grafik Fry...................... 86 3.5.2 Teknik Analisis Data Berdasarkan Cloze Test ...................... 86 3.5.3 Teknik Analisis Data Berdasarkan SMOG ........................... 89 3.6. Triangulasi Grafik Fry................................................................... 89
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 92 4.1. Deskripsi Data............................................................................... 92 4.1.1 Deskripsi Data Berdasarkan Formula Grafik Fry ................. 92 4.1.2 Deskripsi Data Berdasarkan Formula Cloze Test.................. 95 4.1.3 Deskripsi Data Berdasarkan Formula SMOG....................... 97 4.2. Hasil Penelitian ............................................................................. 100 4.2.1 Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang Sesuai untuk Siswa SMK N 1 Cilacap kelas X Berdasarkan Grafik Fry .............. 100 4.2.2 Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang Sesuai untuk Siswa SMK N 1 Cilacap kelas X Berdasarkan Cloze Test .............. 110 4.2.3 Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang Sesuai untuk Siswa SMK N 1 Cilacap kelas X Berdasarkan SMOG ................... 116 4.2.4 Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang Sesuai untuk Siswa SMK N 1 Cilacap kelas X Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG ................................................................. 119 4.3. Pembahasan .................................................................................. 121 4.3.1 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan Grafik Fry.......... 121 4.3.2 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan Cloze Test .......... 124 4.3.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan SMOG ............... 127 4.3.4 Wacana yang Sesuai untuk Siswa SMK N 1 Cilacap Kelas X dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sebagai Bahan Pembelajaran Berdasarkan Formula Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG .......................................................................... 129 4.4. Triangulasi Grafik Fry................................................................... 130
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 132 5.1. Kesimpulan .................................................................................. 132 5.2. Implikasi ....................................................................................... 133 5.3. Saran ............................................................................................ 134
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 136 LAMPIRAN ............................................................................................ 140 BIODATA PENULIS .............................................................................. 286
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Tabel 3. Daftar Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud ..............
140
Tabel 4. Kategori Wacana...........................................................................
142
Tabel Analisis Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud Berdasarkan Jumlah Kalimat dan Jumlah Sukukata ...........................................................................................
143
Grafik Fry untuk Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud ...........
153
Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud.......................................................................................
162
Instrumen Penelitian Cloze Test....................................................................
181
Data Validitas Cloze Test ..............................................................................
208
Data Penelitian Cloze Test ............................................................................
210
Tabulasi Data Penelitian Berdasarkan SMOG..............................................
214
Surat Izin Penelitian ......................................................................................
220
Surat Keterangan Beres Penelitian................................................................
221
Data Triangulasi Penyidik.............................................................................
222
Lembar Kerja Siswa (Cloze Test) .................................................................
223
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Tingkat Keterbacaan menurut Ahmadslamet Hardjasujana, dkk ...
64
Tabel 2.
Tingkat Keterbacaan menurut G. Harry McLaughlin.....................
70
Tabel 5.
Data Penelitian Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan Grafik Fry ..............................................
Tabel 6.
94
Data Penelitian Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan Cloze Test...........................
Tabel 7.
96
Data Penelitian Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan SMOG ................................
Tabel 8.
98
Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Berdasarkan Grafik Fry....................
Tabel 9.
100
Tingkat Keterbacaan Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Berdasarkan Cloze Test....................
Tabel 10.
115
Tingkat Keterbacaan Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Berdasarkan SMOG .........................
Tabel 11.
116
Analisis Wacana yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akdemik sebagai Bahan Pembelajaran Berdasarkan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG....................................................................
xviii
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tabel 12.
Rekapitulasi Data Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap kelas X terbitan Kemdikbud Berdasarkan SMOG ........................................................................
xix
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.
Contoh Gambar Grafik Fry ……………………………
48
Gambar 2.
Grafik Fry untuk Kode Teks 6 ………………………...
103
Gambar 3.
Grafik Fry untuk Kode Teks 7 ………………………...
104
Gambar 4:
Grafik Fry untuk Kode Teks 8 ………………………...
106
Gambar 5.
Grafik Fry untuk Kode Teks 10 ……………………….
107
Gambar 6.
Grafik Fry untuk Kode Teks 17 ……………………….
108
Gambar 7.
Grafik Fry untuk Kode Teks 2 ………………………...
110
xx
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Membaca memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa dalam memahami suatu teks bacaan. Dalam kegiatan membaca, siswa-siswa SMK diharapkan mampu memahami isi teks bacaan dan memperoleh informasi serta meningkatkan pengetahuan. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Jika hal ini tidak terpenuhi, pesan yang tersurat dan yang tersirat akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik (Hodgson dalam Tarigan, 1987:7). Kegiatan membaca sebagai suatu proses komunikasi, maka tujuan komunikasi sebenarnya tidak hanya sebatas pesan itu sampai dan dipahami oleh pembaca tetapi diharapkan dapat memberikan pengaruh sehingga terjadi perubahan prilaku pembaca (dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak sadar menjadi sadar, atau dari tidak mampu menjadi mampu berbuat). Lebih jauh, 1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
Rudolf Flesch (1962), berpendapat bahwa keberhasilan penyampaian pesan ditandai dengan pembaca membacanya lebih cepat, lebih menikmatinya, lebih mengerti, dan mengingatnya lebih lama. Kridalaksana dalam Suladi, dkk. (2000:1), menyebutkan bahwa membaca mempunyai arah bagaimana orang memahami informasi melalui kegiatan menggali dari wacana (teks). Dalam kehidupan masyarakat keragaman bahan membaca sangat beragam, dapat berupa teks, buku ilmiah, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Salah satu profesi yang sangat membutuhkan bahan bacaan adalah guru. Sebagai seorang guru, bahan bacaan merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Pemilihan bahan bacaan yang tepat berpengaruh terhadap minat baca siswa. Oleh karena itu, penting bagi seorang guru dalam menentukan kriteria materi bacaan bagi siswanya. Salah satu kriteria pemilihan materi bacaan dapat menggunakan keterbacaan. Keterbacaan merupakan istilah dalam bidang pendidikan membaca yang memperhatikan tingkat kesulitan materi yang harus dibaca (Hardjasujana, dkk. 1999:41). Tingkat keterbacaan dalam sebuah materi harus sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Dalam proses pembelajaran yang menggunakan bahan belajar cetak sebagai sumber belajar utama, keterbacaan (readability) menjadi permasalahan tersendiri. Berdasarkan berbagai penelitian, diketahui bahwa pembelajar mendapat dan memahami bahan belajar lebih banyak dari buku dari pada sumber belajar lainnya. Kesimpulan ini cukup beralasan mengingat informasi dalam buku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
dapat dibaca berulang kali, direnungkan, dibedah, dan didiskusikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan fungsi buku sebagai sumber informasi, pesan yang disampaikan melalui buku perlu dirancang, disusun dan disajikan dalam bentuk yang tidak saja menarik secara visual tetapi juga mudah dimengerti. Apalagi dalam penyusunan bahan belajar mandiri, seperti modul, keterbacaan bahan belajar menjadi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran oleh karena pembelajar diharapkan dapat memahami bahan belajar tanpa bantuan atau sesedikit mungkin menggunakan bantuan orang lain. Pentingnya tingkat keterbacaan suatu buku teks akan berpengaruh terhadap motivasi dan minat siswa untuk membaca. Aspek keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi siswa sesuai dengan jenjang kemudahan membaca, bentuk tulisan atau tipografi, lebar spasi, dan aspek-aspek grafika lainnya, kemenarikan bahan ajar sesuai dengan minat pendidikannya. Keterbacaan yang tinggi artinya kalimat-kalimatnya mudah dipahami, paragrafnya memiliki kesatuan, kelengkapan, kesetalian, dan isi yang memadai,
bab-babnya
tersusun
runtut
dan
daya
bahasanya
sederhana
(Hardjasujana, dkk. 1999:10). Tingkat keterbacaan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan bahan pengajaran. Hal ini berguna untuk menyesuaikan dengan tingkat kemampuan membaca para siswa. Buku merupakan penunjang yang penting dalam proses belajar mengajar di sekolah. Salah satu buku yang digunakan dalam proses belajar mengajar adalah buku teks. Bacon dalam Tarigan (1986:11) mengatakan bahwa buku teks adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Buku teks merupakan buku yang berfungsi sebagai pedoman bagi siswa untuk belajar. Dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah, penyusunan buku teks tentu disusun dengan fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks yaitu (a) mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan, (b) menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya, (c) menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok dalam komunikasi, (d) metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut, (e) menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis, (f) di samping sebagai sumber bahan buku teks juga berperan sebagai sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna (Green dan Petty dalam Tarigan, 1986:18).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Buku pengajaran dinamakan pula buku pedoman pendidik (Permendiknas No.11/2005). Buku ini berfungsi sebagai pedoman untuk mengidentifikasi apa yang harus diajarkan atau dipelajari oleh siswa, mengetahui urutan penyajian bahan ajar, mengetahui teknik dan metode pengajaranya, memperoleh bahan ajar secara mudah, dan menggunakannya sebagai alat pembelajaran siswa di dalam atau di luar sekolah (Krisanjaya 1997:85). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan. Direktorat Pendidikan Menengah Umum (2004:3) menyebutkan bahwa buku teks atau buku pelajaran adalah sekumpulan tulisan yang dibuat secara sistematis berisi tentang suatu materi pelajaran tertentu, yang disiapkan oleh pengarangnya dengan menggunakan acuan kurikulum yang berlaku. Substansi yang ada dalam buku diturunkan dari kompetensi yang harus dikuasai oleh para siswa. Seiring perkembangan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah saat ini, buku teks pun disesuaikan dengan kurikulum yang dilaksanakan di sekolah. Kurikulum yang sedang digunakan sekolah saat ini adalah kurikulum 2013. Buku
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 merupakan buku teks yang sudah menggunakan kurikulum 2013. Sejauh pengamatan peneliti, buku ini merupakan buku pengayaan yang digunakan sekolah-sekolah sebagai sarana belajar mengajar. Keterbacaan dapat diukur dengan menggunakan sejumlah formula (rumus) keterbacaan seperti, Spache, Guning’s, Fog Index, SMOG Grading, Raygor Reability Estimate, dan Fry Reability Graph. Semua formula tersebut dipergunakan sebagai alat untuk mengukur dan mengetahui tingkat kesulitan memahami suatu bahan bacaan. Dalam jenis ini, kalimat, kata, dan suku kata menjadi sasaran uji (Depdikbud, 1999:16). Adapun buku teks Bahasa Indonesia yang dipilih untuk diteliti yaitu Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud RI tahun 2013. Buku tesebut digunakan sebagai buku pegangan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran di SMK Negeri 1 Cilacap. Dari segi penampilan fisik, buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud dinilai lebih bagus dan menarik dari pada bukubuku teks Bahasa Indonesia sebelumnya. Muatan isi dan materi di dalam kedua buku tesebut juga sesuai dengan kebutuhan para siswa SMK kelas X berdasarkan kurikulum 2013. Selain itu, belum ada penelitian yang mengkaji tentang tingkat keterbacaan pada buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud tersebut menggunakan Grafik Fry, Cloze Test, dan SMOG.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
Bertolak dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks bahasa Indonesia karena sebagian besar materi yang digunakan oleh guru diperoleh dari buku teks tersebut. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui apakah wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dalam memperoleh informasi atau tidak. Penelitian akan dilaksanakan di SMK N 1 Cilacap. Alasan peneliti melaksanakan penelitian di SMK N 1 Cilacap karena sekolah tersebut telah menerapkan kurikulum 2013 dan telah menggunakan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Penelitian tentang tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud, diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam memilih buku teks yang akan digunakan sebagai bahan ajar di kelas. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga formula yaitu grafik Fry, cloze test, dan SMOG sebagai penguji tingkat keterbacaan buku teks dengan alasan bahwa pengujian keterbacaan menggunakan ketiga formula tersebut dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan akan semakin memperkuat hasil penelitian. Penelitian ini disusun dengan judul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Negeri 1 Cilacap Kelas X Berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG”.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut. 1) Apakah wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan grafik Fry? 2) Apakah wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan cloze test? 3) Apakah wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan SMOG? 4) Wacana apa sajakah yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sebagai bahan pembelajaran berdasarkan Grafik Fry, cloze test, dan SMOG?
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut. 1) Mendeskripsikan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan grafik Fry. 2) Mendeskripsikan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan cloze test. 3) Mendeskripsikan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan SMOG. 4) Mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sebagai bahan pembelajaran berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG.
1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian terhadap tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud, manfaat yang diharapkan sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
1) Informasi mengenai tingkat keterbacaan buku teks dapat menambah pengetahuan bagi penulis dalam penyusunan buku teks. 2) Informasi
mengenai
tingkat
keterbacaan
buku
teks
dapat
menjadi
pertimbangan bagi guru dan calon guru Bahasa Indonesia dalam memilih buku teks yang tepat sebagai sumber pengajaran dalam proses belajar mengajar. 3) Informasi mengenai tingkat keterbacaan dapat menjadi salah satu rujukan dalam memilih buku teks untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolahsekolah. 4) Informasi mengenai tingkat keterbacaan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi kalangan pendidik sebagai sumber belajar. 5) Informasi mengenai tingkat keterbacaan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.5 Rumusan Variabel dan Batasan Istilah Variabel penelitian ini adalah tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013. Dalam penelitian ini, peneliti menguji tngkat keterbacaan dengan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. Berikut ini akan disajikan istilah untuk menghindarkan kesalahpahaman, yaitu (1) keterbacaan, (2) tingkat keterbacaan, (3) wacana, (4) buku teks, (5) grafik Fry, (6) cloze test, (7) SMOG.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
1) Keterbacaan Dalam KBBI (2003:83), keterbacaan adalah prihal dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dipahami, dan diingat. Keterbacaan berhubungan dengan pembaca maka keterbacaan yang dimaksud adalah ukuran tentang sesuai tidaknya suatu bacaan bagi pembaca tertentu dilihat dari tingkat kemudahan atau kesukaran wacananya. 2) Tingkat Keterbacaan Tingkat keterbacaan adalah tingkat kesulitan atau kemudahan sebuah wacana atau buku. Tingkat keterbacaan biasanya dinyatakan dengan peringkat kelas (Hardjasujana, dkk., 1999:42). 3) Wacana Wacana adalah suatu kebahasaan yang terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan suatu gramatikal tertinggi dan terbesar, direalisasikan dalam bentuk karangan utuh (novel, buku, seri, ensiklopedia), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap (kridalaksana, 1993:23). 4) Buku Teks Buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi (Bacon dalam Tarigan, 1986:11).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
5) Grafik Fry Formula keterbacaan ini mendasarkan pada dua faktor utama, yaitu panjangpendeknya kata dan tingkat kesulitan kata yang ditandai oleh jumlah (banyaksedikitnya) suku kata yang membentuk setiap kata dalam wacana tersebut. 6) Cloze Test Cloze test adalah bentuk tes yang mengukur kemampuan pembaca untuk menafsirkan pesan dengan cara mengisi dengan petunjuk yang ada dalam konteks tersebut (Heatin, 1975 dalam Triyani, 1999:18). 7) SMOG (Simple Measure of Gobbledygook) Formula keterbacaan ini mendasarkan pada dua faktor uatama, yaitu jumlah kalimat dan jumlah kata yang bersuku banyak (tiga suku kata atau lebih).
1.6 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan. Bab I Pendahuluan. Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup, manfaat penelitian, rumusan variabel dan batasan istilah, dan sistematika penyajian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Bab II Landasan Teori. Pada bab ini diuraikan mengenai penelitian yang relevan dan kerangka pustaka. Penelitian yang relevan berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan skripsi ini. Kerangka pustaka berisi tentang teoriteori yang digunakan untuk menganalisis data. Bab III Metodologi Penelitian. Pada bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup. Pada bagian ini berisi kesimpulan, implikasi, dan saran-saran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan Terdapat beberapa penelitian yang mendukung terhadap penelitian yang hendak dilakukan. Beberapa penelitian itu antara lain, pertama, penelitian yang dilakukan Emanuel Rastomo Jati (2003) dengan topik “Tingkat Keterbacaan TeksTeks Bacaan dalam Buku Teks Penuntun Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3 Karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya Bandung”, kedua, penelitian Suryani (2007) berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Dua Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII.”, ketiga, penelitian Merryta (2013) berjudul, “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia dan Buku Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2007 untuk SMA Kelas XI Berdasarkan Grafik Fry”, dan keempat, penelitian Ngurah Yasa, dkk. (2013) berjudul “Kecermatan Formula Flesch, Fog Index, Grafik Fry, SMOG, dan BI sebagai Penentu Keefektifan Teks Berbahasa Indonesia”. Penelitian Jati (2003) bertujuan (1) mendeskripsikan tingkat keterbacaan teksteks bacaan dalam buku teks Penutur Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3 Karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya Bandung pada siswa SLTPN I dan II Kretek Bantul berdasarkan tes pemahaman, (2) 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
mendeskripsikan tingkat keterbacaan teks-teks bacaan dalam buku teks Penutur Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dan 3 Karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya Bandung pada siswa SLTPN I dan II Kretek Bantul berdasarkan Fox Index. Hasil penelitian tingkat keterbacaan teks-teks bacaan dalam buku teks Penutur Terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II cawu 1, 2, dam 3 Karangan Ambary, dkk. terbitan Trigenda Karya Bandung berdasarkan tes pemahaman menunjukkan bahwa tingkat keterbacaan wacana buku teks siswa kelas II tergolong sedang. Namun tidak semua teks dapat dipakai sebagai bahan pembelajaran. Tingkat keterbacaan buku teks berdasarkan Fox Index menunjukkan bahwa teks-teks dalam wacana tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu teks keterbacaan tinggi, sedang, dan rendah. Teks-teks yang dapat dipakai sebagai bahan pembelajaran adalah teks-teks yang berketerbacaan tinggi dan sedang. Penelitian
yang
dilakukan
Suryani
(2007)
mendeskripsikan
tingkat
keterbacaan buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas VIII karangan Nurhadi, dkk. terbitan Erlangga tahun 2004 dan buku teks Mampu Berbahasa Indonesia SMP dan MTs Kelas VIII karangan Asul Wiyanto, dkk. terbitan PT Grasindo tahun 2006. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa soal-soal cloze test. Soal-soal cloze test dibuat dengan cara peneliti mengosongkan kata keenam dan mengutuhkan paragraf pertama dan terakhir. Penelitian Merryta (2013) bertujuan (1) mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga untuk para
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
siswa kelas XI SMA, (2) Mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis untuk para siswa kelas XI SMA, (3) Mendeskripsikan wacana yang sesuai untuk para siswa kelas XI SMA dalam buku teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga dan buku teks Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia terbitan Esis sebagai bahan pembelajaran. Hasil penelitian tingkat keterbacaan wacana berdasarkan grafik Fry dalam dua buku teks bahasa Indonesia
hanya memperoleh tiga wacana yang
dianggap cocok untuk siswa kelas XI SMA. Dalam Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia terbitan Erlangga tidak sesuai untuk siswa kelas XI SMA karena hanya terdapat dua wacana yang dianggap sesuai untuk siswa kelas XI SMA, sedangkan dalam buku Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk siswa kelas XI SMA hanya ditemukan satu wacana yang cocok untuk siswa kelas XI SMA. Ini artinya kedua buku teks Bahasa Indonesia tersebut tidak sesuai untuk siswa SMA kelas XI. Penelitian Yasa, dkk. (2013) bertujuan (1) mendeskripsikan kecermatan formula berbasis bahasa Inggris dan BI dalam menentukan keterbacaan teks berbahasa Indonesia, (2) mendeskripsikan perbedaan kecermatan antara formula berbasis bahasa Inggris dan BI dalam menentukan keterbacaan teks berbahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) formula yang berbasis Bahasa Inggris dan formula BI cermat menentukan keterbacaan teks berbahasa Indonesia, (2) kecermatan antara formula berbasis Bahasa Inggris dan formula BI tidak berbeda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
secara signifikan, dalam artian sama-sama cermat. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa baik formula keterbacaan berbasis bahasa Inggris maupun formula BI, sama-sama dapat digunakan sebagai penentu keefektifan teks berbahasa Indonesia. Hasil dari ketiga penelitian di atas menunjukkan bahwa buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP kelas VIII karangan Nurhadi, dkk. terbitan Erlangga tahun 2004 untuk siswa pada satu sekolah termasuk kategori frustasi, sedangkan untuk siswa pada empat sekolah yang lain termasuk dalam kategori instruksional. Buku teks Mampu Berbahasa Indonesia SMP dan MTs Kelas VIII karangan Asul Wiyanto, dkk. terbitan PT Grasindo tahun 2006 menunjukkan bahwa siswa pada tiga sekolah termasuk kategori frustasi dan siswa pada dua sekolah yang lain termasuk dalam kategori instruksional. Dalam Buku Teks Kompeten Berbahasa Indonesia dan Buku Panduan Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2007 untuk SMA Kelas XI menunjukkan bahwa buku teks tersebut tidak sesuai untuk siswa SMA kelas XI karena dalam buku tersebut hanya ditemukan tiga wacana yang dianggap cocok/sesuai untuk siswa kelas XI SMA. Lima teks berbahasa Indonesia yang diuji tingkat keterbacaannya dengan formula Flesch, Fog Index, SMOG, dan Grafik Fry menunjukkan bahwa teks yang dijadikan sampel memiliki keterbacaan pada kriteria sangat sukar. Sebaliknya, hasil perhitungan formula BI menunjukkan kategori mudah. Relevansi penelitian di atas dengan penelitian yang sedang dilakukan peneliti yaitu sama-sama merupakan penelitian kualitatif yang mendeskripsikan tentang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
tingkat keterbacaan suatu buku teks. Hal yang membedakan adalah cara mengukur tingkat keterbacaannya, meskipun beberapa penelitian yang ditemukan menggunakan cloze test dan grafik Fry sebagai alat pengujiannya. Dari hal inilah, peneliti mendapat inspirasi untuk melakukan penelitian sejenis terhadap buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud menggunakan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. 2.2 Kerangka Pustaka Dalam penelitian ini, teori yang digunakan meliputi pengertian buku teks, fungsi buku teks, penyusunan buku teks, kriteria buku teks, wacana, jenis-jenis wacana, pengertian keterbacaan, formula tingkat keterbacaan: grafik Fry, cloze test, SMOG dan cara pengukurannya. Teori-teori di atas dijabarkan sebagai berikut. 2.2.1
Pengertian Buku Teks Salah satu sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran adalah buku teks.
Menurut Bacon dalam Tarigan (1986:11), buku teks adalah buku yang dirancang untuk digunakan di kelas yang disusun secara cermat oleh para pakar dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Kehadiran buku teks sangat memengaruhi kegiatan pembelajaran di kelas. Buku teks tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Saat ini, sumber belajar yang sangat dekat dan praktis adalah buku teks. Hal tersebut karena di dalam buku teks sudah termuat tujuan-tujuan intruksional yang menjadi pedoman keberhasilan suatu kegiatan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
pembelajaran. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Hall-Quest dalam Tarigan (1990:11) yang mendefinisikan buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun dengan maksud dan tujuan intruksional. Dari berbagai pendapat ahli yang terdapat dalam bukunya, Tarigan dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu pertama, buku teks itu selalu merupakan buku pelajaran yang diajukan bagi siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Kedua, buku teks itu selalu berkaitan dengan bidang studi tertentu, misalnya buku teks mengenai matematika atau bahasa Indonesia. Ketiga, buku teks itu selalu merupakan buku yang standar. Standar yang dimaksud adalah buku, menjadi acuan, berkualitas, dan biasanya ada tanda pengesahan dari badan berwenang. Keempat, buku teks itu biasanya disusun oleh para pakar/ahli di bidangnya masing-masing. Kelima, buku teks itu ditulis untuk tujuan instruksional tertentu. Keenam, buku teks biasa juga dilengkapi sarana pengajaran, misalnya pita rekaman dalam pengajaran menyimak. Ketujuh, buku teks itu ditulis untuk jenjang pendidikan tertentu. Kedelapan, buku teks itu selalu ditulis untuk menunjang sesuatu program pengajaran. Secara garis besar, buku teks adalah buku pelajaran. Buku pelajaran yang dibuat oleh para ahli dari bidang studi tertentu dengan tujuan instruksional tertentu yang diperlengkapi dengan sarana pengajaran sesuai dengan standar pada jenjang pendidikan tertentu guna menunjang proses pengajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.2
20
Fungsi Buku Teks Buku teks memegang peranan penting dalam proses pengajaran. Adanya
kesempatan untuk mengulang atau meninjau kembali, waktu dan lamanya membaca tidak terbatas, membantu menyegarkan ingatan, dapat membantu catatan-catatan penting, sarana-sarana penunjang yang dapat membantu dalam proses memahami suatu buku teks merupakan peranan yang dapat diambil dari buku buku teks bagi siswa dalam proses pengajaran. Beberapa peranan atau fungsi buku teks sebagai berikut pertama, mencerminkan suatu sudut pandangan. Kedua, menyajikan suatu sumber pokok masalah kaya, mudah dibaca, dan bervariasi sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Ketiga, menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap. Keempat, menyediakan aneka metode dan sarana pengajaran. Kelima, fiksasi (perasaan yang mendalam) awal bagi tugas dan latihan, dan keenam, menyajikan sumber bahan evaluasi dan menyajikan remedial (Greene dan Petty dalam Tarigan 1986:17).
2.2.3
Penyusunan Buku Teks Seorang guru tidak begitu saja menggunakan suatu buku teks berdasarkan
penampilan fisik atau kemenarikan sampul depannya saja. Tujuan pengajaran yang sesuai, bahan yang relevan, metode dan sarana penunjang yang tepat menjadi beberapa faktor dalam pemilihan buku teks. Berdasarkan hal tersebut, maka penyusunan buku teks yang tepat dan sesuai perlu diperhatikan. Sedikitnya ada empat hal yang perlu diperhatikan pada waktu menyusun buku teks, yaitu (1) informasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
yang lengkap tentang pendidikan, motivasi, dan pengalaman pembaca (siswa), (2) pemilihan dan penentuan tujuan yang hendak dicapai secara mantap, (3) pemilihan kata, yaitu mulai kata yang paling akrab, (4) penyusunan kalimat yang tepat, gaya bahasa yang sederhana (Depdikbud, 1999:13), dan (5) penyusunan kalimat yang tepat, gaya bahasa yang sederhana (Depdikbud, 1999:13). Selain keempat hal di atas, dalam penyusunan buku teks digunakan dua patokan. Patokan pertama bersifat umum yang berlaku bagi setiap buku teks meliputi pendekatan, tujuan, pengajaran, program, metode, saran, dan sumber, penilaian, dan bahasa. Patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu saja, misalnya buku teks bahasa Indonesia. Patokan umum biasanya bersumber dari kurikulum (Depdikbud, 2000:68-70). Dengan memperhatikan dasar-dasar penyusunan buku teks di atas, diharapkan guru lebih mudah dalam memilih dan menentukan buku teks yang akan digunakan dalam proses pengajaran. Hal ini juga tentunya akan mendukung keberhasilan proses pengajaran. 2.2.4
Kriteria Telaah Buku Teks Kriteria menurut KBBI merupakan ukuran yang menjadi dasar penilaian atau
penetapan sesuatu. Kriteria telaah (menilai) buku teks merupakan acuan yang dapat digunakan oleh guru atau peneliti yang ingin mengetahui kesesuaian suatu buku teks dengan kebutuhan penggunaannya. Kriteria menilai suatu buku teks yang akan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
dijadikan bahan pengajaran bagi siswa. Adapun beberapa sumber acuan yang dapat digunakan dalam penyusunan pedoman penelaahan buku teks antara lain; (1) kurikulum, (2) karakteristik mata pelajaran (ilmu yang relevan), (3) hubungan antara kurikulum, mata pelajaran, dan buku teks, (4) dasar-dasar penyusunan buku teks, (5) kualitas buku teks, (6) prinsip-prinsip penyusunan buku teks, dan (7) penyeleksian buku kerja (Kemdikbud, 1999:81). Dasar umum penyusunan buku teks adalah kurikulum. Dasar penyusunan buku teks dibagi menjadi 2 sifat, yaitu umum dan khusus. Dasar penyusunan buku teks yang bersifat umum berlaku bagi setiap mata pelajaran, sedangkan dasar penyusunan buku teks bersifat khusus hanya berlaku bagi mata pelajaran tertentu. Untuk menyusun kriteria penelaahan buku teks dalam mata pelajaran tertentu yang dilakukan adalah menyelesaikan butir-butir dalam pedoman umum dengan ciri khas atau tuntutan mata pelajaran yang bersangkutan. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menetapkan beberapa kriteria kualitas buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang memenuhi syarat kelayakan. 1. Kelayakan isi Kelayakan isi menyangkut materi apa yang disajikan dalam buku teks. Ada beberapa hal penting yang harus dipenuhi agar buku teks dapat dikatakan memiliki isi yang layak untuk dipakai, kelayakan isi terlihat dari kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD, keakuratan materi, dan materi pendukung.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
a. Kesesuaian Uraian materi dengan Kompetensi Isi (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Materi yang termuat dalam buku teks harus jelas dan sesuai dengan kompetensi isi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan oleh BSNP dalam standar isi. KI dan KD merupakan tolok ukur pedoman dalam pembelajaran dan merupakan tujuan ketercapaian pembelajaran. Keluasan
materi
berkenaan
dengan
materi
yang
disajikan
harus
mencerminkan jabaran yang mendukung pencapaian semua Kompetensi Inti (KI) dan sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. b. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum. Buku teks Bahasa Indonesia yang memenuhi syarat kriteria kelayakan berdasar BSNP haruslah sesuai dengan kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2013). Kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah. Kurikulum yang berlaku untuk Bahasa Indonesia 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan keterampilan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
bermuara pada pembentukan sikap kesantunan dan kejelian berbahasa serta sikap penghargaan terhadap bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. c. Kelengkapan Materi. Dalam buku teks Bahasa Indonesia setidaknya kelengkapan materi mencakup beberapa hal yaitu wacana, pemahaman wacana, fakta kebahasaan/kesastraan, dan aplikasi. 1) Wacana dapat berupa 1) percakapan, 2) karangan atau laporan utuh: cerpen, novel, buku, artikel, pidato, khotbah, atau puisi merupakan materi utama yang harus ada dalam buku teks pelajaran Bahasa Indonesia. Wacana biasanya mengawali uraian materi, pemahaman wacana, fakta kebahasaan/kesastraan, dan implikasi wacana. 2) Pemahaman wacana merupakan tahap lanjut setelah membaca dan menyimak wacana. Pemahaman wacana berisi perintah, tugas atau pelatihan yang mengarahkan peserta didik untuk memahami isi atau pesan wacana. 3) Uraian materi berisi fakta kebahasaaan: kalimat, kosa kata, istilah, ungkapan, peribahasa, atau kesastraan sesuai dengan tuntutan KI dan KD. 4) Implikasi wacana merupakan unsur di luar wacana, bisa berupa analogi, perbandingan, kesejajaran wacana yang mampu memperkuat penyampaian materi sesuai dengan tuntutan KI dan KD. Implikasi wacana berisi konsep dasar keluasan materi melalui pelatihan, tugas,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dan kegiatan mandiri sehingga dalam kehidupan sehari-hari peserta didik mampu menggali dan memanfaatkan informasi, menyelesaikan masalah, dan membuat keputusan dalam kerja ilmiah. 2. Kedalaman Materi Selain kelengkapan, kedalaman materi sebuah buku teks juga harus diperhatikan. Kedalaman materi merupakan uraian materi yang mendukung tercapainya minimum KD yang sesuai dengan tingkat pendidikan peserta didik. Harus jelas pembagian kedalaman materi pada tiap tingkat kelas. Hal yang diperhatikan dalam poin kedalaman materi yaitu kesesuaian, kuantitas, dan kualitas wacana. a. Kesesuaian wacana Mengacu pada ruang lingkup yang ada pada kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, serta kemampuan berbahasa. Empat aspek keterampilan berbahasa yang dimaksudkan meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Wujud uraian, mulai pengenalan konsep sampai dengan interaksi antarkonsep, dan memperhatikan tuntunan KI dan KD. b. Kuantitas wacana Ditunjukkan oleh jumlah minimal yang disesuaikan dengan tuntutan KI dan KD. Untuk mencapai kedalaman materi, maka kuantitas wacana ditentukan oleh pengembangan atau penambahan dengan jenis wacana lain yang dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
berfungsi sebagai pembanding, penjelas, analogi, atau kebutuhan lain yang sejalan dengan tuntutan materi. Dengan demikian materi yang disajikan memuat sumber-sumber tambahan itu mencerminkan kontinuitas, dengan kedalaman spiralitas mengembangkan materi. Materi yang ditampilkan menjadi lebih menarik dan inovatif, serta memotivasi peserta didik senang belajar. c. Kualitas wacana Mencerminkan
kedalaman
materi
kemutakhiran,
kefaktualan,
dan
yang
ditentukan
kevariasian
topik.
oleh
keaktualan,
Kualitas
wacana
mencerminkan kedalaman isi atau pesan dengan spiralitas pengembangan materi pelajaran bahasa. d. Keakuratan Materi Setelah materi memiliki kesesuaian dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang ditentukan pemilihan materi yang digunakan juga harus akurat. Keakuratan materi dalam buku teks Bahasa Indonesia tercermin dari hal-hal berikut. 1) Keakuratan dalam pemilihan wacana Wacana yang disajikan berdasarkan kenyataan yang ada (faktual) serta sedang hangat dibicarakan (aktual) dengan menyebutkan sumber yang jelas sesuai dengan tingkat pemahaman peserta didik.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
2) Keakuratan dalam konsep dan teori Konsep dan teori yang disajikan untuk mencapai KD sesuai dengan definisi serta bidang keilmuan (linguistik tidak menimbulkan banyak tafsir dan ilmu sastra, digunakan secara tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir). 3) Keakuratan dalam pemilihan contoh Uraian dan contoh menanamkan keruntutan konsep: yang mudah, sukar, konkret, abstrak, yang sederhana, kompleks yang telah dikenal dan yang belum dikenal. Contoh yang disajikan mengandung keunggulan nilai-nilai moral seperti keteladanan, kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, kerja sama, dan toleransi. 4) Keakuratan dalam pelatihan Pelatihan yang disajikan diawali dari konsep yang sederhana berkembang ke yang kompleks: konkret ke abstrak, mudah ke sulit, lingkungan
dekat
ke
yang
jauh
secara
bertahap
dan
berkesinambungan (continuity) sesuai dengan prinsip proses belajar. e. Materi Pendukung Pembelajaran Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan materi pendukung dalam buku teks yaitu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
1) Kesesuaian dengan perkembangan ilmu Materi yang disajikan dalam buku harus up to date, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang relevan dengan tingkat kognisi peserta didik. a. Kesesuaian fitur, contoh, dan rujukan Wacana dan pengembangannya memperlihatkan fitur, gambar, contoh, atau ilustrasi yang mencerminkan peristiwa atau kejadian nyata, diutamakan yang mutakhir (up to date) yang dapat dilihat dan dialami peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. b. Pengembangan wawasan kebinekaan Wawasan kebinekaan dalam pengembangan wacana dicerminkan oleh halhal berikut antara lain, apresiasi terhadap keanekaragaman budaya dan agama. Wacana dan pengembangannya misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan suku, budaya, dan agama. Apresiasi terhadap kemajemukan masyarakat, misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan peserta didik mengenal dan menghargai perbedaan perilaku, pendapat, penampilan, dan adat istiadat. Apresiasi terhadap keanekaan produk dan jasa, misalnya tugas, pelatihan, gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan dapat membuka wawasan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
peserta didik mengenal, menghargai dan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan setempat. c. Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa Pengembangan wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa meliputi wacana dan pengembangannya mengembangkan cintah tanah air misalnya dalam pemberian tugas pelatihan, dilengkapi gambar, contoh atau ilustrasi yang disajikan itu dapat membuka wawasan peserta didik menumbuhkan kebanggaan sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
2) Kelayakan Penyajian Teknik penyajian sebuah buku teks setidaknya memiliki pedoman sebagai berikut. a. Kekonsistenan sistematika penyajian Sistematika penyajian disampaikan secara jelas, fokus, dan taat asa dalam setiap bab, yakni ada bagian pendahuluan (berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran, sistematika buku, cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta didik), bagian isi (uraian, wacana, pelatihan, ilustrasi, gambar, dan pendukung lain), serta bagian penutup (rangkuman, ringkasan), serta relevan dengan pokok bahasan sehingga mampu membangkitkan rasa senang siswa dalam belajar.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
b. Keruntutan konsep Uraian, latihan, contoh dalam hal materi kebahasaan dan kesastraan yang disajikan ada hubungan satu dengan yang lain sehingga peserta didik mampu mengaplikasikan konsep-konsep dasar keilmuan secara terintegrasi dan holistik sesuai tuntutan KD. c. Keseimbangan antarbab Uraian substansi antarbab (tercermin dalam jumlah halaman), proporsional dengan mempertimbangkan KD yang didukung dengan beberapa pelatihan, contoh, ilustrasi, atau gambar secara seimbang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pokok bahasan. d. Penyajian pembelajaran Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian pembelajaran dalam buku teks yaitu. 1) Keterpusatan pada peserta didik Sajian materi menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran sehingga uraian dalam buku perlu didukung oleh kegiatan yang mampu membentuk kemandirian belajar peserta didik, misalnya dengan tugastugas mandiri. Penyajian materi bersifat interaktif dan parsitipatif yang memotivasi peserta didik terlibat secara mental dan emosional dalam pencapaian KI dan KD sehingga antarpeserta didik termotivasi untuk belajar secara komprehensif tentang berbagai persoalan kebahasaan dan kesastraan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
2) Keterangsangan metakognisi peserta didik Sajian materi dapat mengembangkan motivasi belajar peserta didik dan merangsang peserta didik untuk berpikir kreatif tentang apa, mengapa, dan bagaimana mempelajari materi pelajaran dengan rasa senang. 3) Kerangsangan daya imajinasi dan kreasi berpikir peserta didik Penyajian materi dapat merangsang daya imajinasi dan kreasi berpikir peserta didik melalui ilustrasi, analisis kasus, dan latihan. 4) Bagian pendahuluan berisi pengantar materi setiap bab dan memuat tujuan yang hendak dicapai melalui sajian bab, materi, serta pelatihan yang akan dibahas pada bab tersebut. 5) Bagian isi adalah bagian yang memuat keseluruhan materi yang memuat KI dan KD mulai dari bab, subbab sampai subbab-subbab dengan pengembangannya serta rangkuman setiap bab. 6) Bagian penyudah berisi rujukan, daftar pustaka, indeks, glosarium, dan evaluasi.
3. Kelayakan Bahasa Dalam kelayakan bahasa buku teks yang perlu diperhatikan adalah penggunaan bahasa. Bahasa yang digunakan yaitu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
a. Lugas Bahasa yang digunakan dalam buku teks Bahasa Indonesia haruslah lugas (apa adanya), tidak berbelit-belit, hanya mencantumkan penjabaran materi yang pokok, penting, dan yang perlu saja. Misalnya yang berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut. 1. Ketepatan struktur kalimat Kalimat yang dipakai mewakili isi pesan dan informasi yang ingin disampaikan dengan tetap mengikuti tata kalimat Bahasa Indonesia. 2. Keefektifan kalimat Kalimat yang dipakai sederhana dan langsung ke sasaran. (1) Kebakuan istilah Istilah yang digunakan sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan istilah teknis yang telah baku digunakan dalam TIK. Padanan istilah teknis yang masih cukup asing diberikan penjelasannya pada glosarium. (2) Komunikatif Buku teks Bahasa Indonesia yang memenuhi kelayakan yaitu yang menggunakan bahasa yang komunikatif, sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa. Pesan atau informasi disampaikan dengan bahasa yang menarik dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
(3) Dialogis dan interaktif Buku Teks Bahasa Indonesia yang baik menggunakan bahasa yang dapat memotivasi siswa, bahasa yang digunakan membangkitkan rasa senang ketika peserta didik membacanya dan mendorong mereka untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas. Selain itu, buku teks juga harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik untuk mempertanyakan suatu hal lebih jauh, dan mencari jawabannya secara mandiri dari buku teks atau sumber informasi lain. (4) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik Buku teks Bahasa Indonesia harus sesuaian dengan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, bahasa yang digunakan dalam menjelaskan suatu konsep harus sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan emosional peserta didik juga merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam buku teks Bahasa Indonesia, bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat kematangan emosional peserta didik. (5) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia Dalam penulisan buku teks terutama buku teks Bahasa Indonesia haruslah memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan pedoman ejaan yang disempurnakan, dan KBBI.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
(6) Penggunaan istilah, simbol, dan ikon Dalam buku teks Bahasa Indonesia penggunaan istilah dan penggambaran simbol atau ikon yang menggambarkan suatu konsep harus konsisten antar-bagian dalam buku konsisten. Buku ajar yang baik memiliki kriteria tertentu atau standar tertentu seperti tentang relevansinya dengan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, kesesuaian metode dengan materi yang disampaikan serta isi buku secara keseluruhan. Seorang guru professional tentunya mempertimbangkan beberapa hal dalam menentukan buku teks apa yang sesuai dengan kemampuan siswanya. Butir-butir pedoman kriteria buku teks di atas bisa dijadikan pegangan bagi para guru dalam menelaah buku teks yang hendak digunakan dalam proses pengajaran. Dengan memperhatikan butir-butir kriteria telaah buku teks di atas, diharapkan meningkatkan pengetahuan guru dalam pemilihan buku teks yang tepat dan sesuai untuk siswanya. Pemilihan buku teks yang tepat berdasarkan kriteria telaah buku teks yang ada tentunya akan menunjang dalam peningatan motivasi dan minat siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.2.5
35
Wacana Wacana adalah organisasi bahasa di atas kalimat atau di atas klausa; dengan
perkataan lain unit-unit linguistik yang lebih besar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapan atau teks-teks tertulis. Secara singkat, apa yang disebut teks bagi wacana adalah kalimat bagi ujaran (utterance) Menurut (Stubbs dalam Tarigan 1987:25). Deese (dalam Tarigan 1987:25), mendefinisikan wacana sebagai seperangkat proposisi yang saling berhubungan untuk menghasilkan suatu rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi penyimak atau pembaca. Kohesi atau kepaduan itu sendiri harus muncul dari isi wacana, tetapi banyak sekali rasa kepaduan yang dirasakan oleh penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengutaraan atau pengutaraan wacana itu. Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap; dalam hierarki gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana dalam Tarigan 1987:25). Lubis (1991:21), mengistilahkan wacana (discourse) sama dengan teks, yakni kesatuan bahasa yang diucapkan atau tertulis panjang atau pendek, itulah yang dinamakan teks atau discourse. Teks adalah satu kesatuan semantik dan bukan kesatuan gramatikal. Kesatuan yang bukan lantaran bentuknya (morfem, klausa, kalimat) tetapi kesatuan artinya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Syamsuddin (1992:5), menyimpulkan pengertian wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa, sedangkan Tarigan (2009:27), menyimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan yang mempunyai awal dan akhir yang nyata disampaikan secara lisan atau tertulis. Definisi yang disimpulkan oleh Tarigan diambil dari definisi-definisi beberapa ahli yang telah menguraikan secara lengkap dan jelas mengenai pengertian wacana. Hal ini dapat dijadikan sebagai landasan teori wacana dalam penelitian ini. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa wacana adalah kesatuan bahasa yang lengkap dan tertinggi yang tersusun rapi dan berkesinambungan yang direalisasikan dalam bentuk lisan maupun tertulis. 2.2.6
Jenis-jenis Wacana Menurut Tarigan (2009:51), wacana-wacana dapat diklasifikasikan dengan
berbagai cara, tergantung dari sudut pandang kita. 1. Berdasarkan tertulis atau tidaknya Berdasarkan tertulis atau tidaknya, wacana dapat diklasifikasikan atas wacana tulis dan wacana lisan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
a. Wacana tulis atau written discourse Wacana tulis atau wtitten discourse adalah wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis. Untuk menerima, memahami, atau menikmatinya maka sang penerima harus membacanya. Berbicara mengenai wacana tulis maka ada pula orang yang mengaitkannya dengan written text yang mengimplikasikan non-interactive monologue atau monolog yang tidak interaktif, yaitu monolog yang tidak saling mempengaruhi. Hal ini dapat kita pahami karena apa yang disebut monolog (atau bicara sendiri) itu memang selalu bersifat satu arah saja. Contoh wacana tulis ini dapat kita temui dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari, dalam koran, majalah, buku, dan lain-lain. b. Wacana lisan atau spoken discourse Wacana lisan atau spoken discourse adalah wacana yang disampaikan secara lisan, melalui media lisan. Untuk menerima, memahami, atau menikmati wacana lisan ini maka sang penerima harus menyimak atau mendengarkannya. Dengan kata lain, penerima adalah penyimak. Wacana lisan ini sering pula dikaitkan dengan interactive discourse atau wacana interaktif. 2. Berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan wacana Berdasarkan
langsung
atau
tidaknya
pengungkapan
wacana
diklasifikasikan atas wacana langsung dan wacana tidak langsung.
dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
a. Wacana langsung atau direct discourse adalah kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987:55). b. Wacana tidak langsung atau indirect discourse adalah pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, kata bahwa, dan sebagainya (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987:55-56). 3. Berdasarkan cara penuturan wacana Berdasarkan cara membeberkan atau cara menuturkannya, wacana dapat diklasifikasikan atas wacana pembeberan dan wacana penuturan. a. Wacana pembeberan atau expository discourse adalah wacana yang tidak mementingkan waktu dan penutur, berorientasi pada pokok pembicaraan, dan bagian-bagiannya diikat secara logis (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987:56). b. Wacana penuturan atau narrative discourse adalah wacana yang mementingkan urutan waktu, dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada pelaku, dan seluruh bagiannya diikat oleh kronologi (Kridalaksana dalam Tarigan, 1987:56). 4. Berdasarkan bentuknya Berdasarkan bentuknya, wacana dapat dibedakan atas prosa, puisi, dan drama.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
a. Wacana prosa Wacana prosa adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana ini dapat tertulis atau lisan, dapat berupa wacana langsung atau tidak langsung, dapat pula dengan pembeberan atau penuturan. Contoh wacana prosa antara lain: novel, cerita pendek, artikel, kertas kerja, skripsi, tesis, disertasi, surat dan sebagainya. b. Wacana puisi Wacana puisi adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi, baik secara tertulis ataupun lisan. Wacana ini dibentuk dengan menggunakan pilihan kata yang singkat, padat, dan jelas. Selain itu, wacana puisi mementingkan pilihan bunyi, irama, serta unsur keindahan. c. Wacana drama Wacana drama adalah wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog, baik secara tertulis maupun secara lisan. Karya sastra yang mementingkan dialog ini termasuk wacana karena dibangun oleh kalimat-kalimat yang tersusun dan membentuk satu kesatuan yang lengkap dan mengandung pesan atau makna. Pada penelitian ini, wacana yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian adalah wacana yang menjadi bahan pembelajaran membaca. Jenis wacana yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
digunakan umumnya berjenis pembeberan, ditinjau dari cara membeberkan atau menuturkannya, atau wacana prosa ditinjau dari bentuknya. 2.2.7
Pengertian Keterbacaan Menurut Hardjasujana (1999:10), keterbacaan merupakan padanan readability
dalam bahasa Inggris. Istilah ini berarti: pertama, kejelahan tipografi dan tulisan tangan, kedua kemudahan membaca yang disebabkan oleh daya tarik bahan bacaan dan tingkat minat baca, atau ketiga kemudahan memahami bahan bacaan yang disebabkan ketedasan bahasanya. Definisi lain yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Tampubolon (1990:213), keterbacaan (readability) adalah sesuai tidaknya suatu wacana bagi pembaca tertentu dilihat dari aspek/tingkat kesukarannya. Dari istilah asing yang sama, muncul dua definisi yang berbeda, tetapi ada persamaanya yaitu keterbacaan berkaitan dengan mudah atau sukarnya suatu wacana. Menurut Suladi (2000:4), salah satu cara untuk mendapatkan wacana yang sesuai dengan yang diharapkan adalah dengan studi keterbacaan. Untuk mengukur tingkat keterbacaan, perlu mempertimbangkan beberapa variabel, seperti struktur bahasa, isi wacana, tipografi, dan minat baca. Menurut Adjat Sakri (dalam Tarigan, 1999:11), menjelaskan bahwa keterbacaan merupakan perpaduan antara ketedasan dan kejelahan. Ketedasan berhubungan dengan keterbacaan bahasa, sedangkan kejelahan berhubungan dengan keterbacaan tata huruf. Kedua istilah ini muncul karena dalam proses membaca, siswa akan diharapkan diharapkan pada wacana yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
beragam. Penggunaan bahasa yang mudah, sederhana, dan tipografi atau tata huruf yang baik akan mempengaruhi minat baca siswa. Hal ini membantu siswa dalam proses pemahaman bacaan. Keterbacaan juga dapat diartikan sebagai keseluruhan unsur di dalam materi cetak tertentu yang mempengaruhi keberhasilan pembaca yang meliputi pemahaman dan kecepatan membaca yang optimal (Rusyana, 1984:213). Rusyana dalam Suladi (2000:2), menganjurkan agar melakukan studi keterbacaan terhadap bahan-bahan bacaan untuk sekolah karena keterbacaan bahan bacaan memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran. Ketepatan pemilihan bacaan akan menentukan keberhasiilan proses pengajaran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2003:62), keterbacaan itu merupakan prihal yang dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dimengerti, dipahami, dan mudah pula diingat. Kridalaksana (1994), juga memaknai keterbacaan sebagai taraf dapat tidaknya suatu karya tulis dibaca oleh orang mempunyai kemampuan membaca yang berbeda-beda. Suatu buku teks bukan hanya dari segi penampilan fisik saja, tetapi isi yang terdapat di dalamnya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pemilihan bahan bacaan yang tepat bagi pembaca (siswa), menjadi kunci keberhasilan proses pengajaran. Berpedoman dari pengertian keterbacaan yang dikemukakan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia, agar bahan bacaan dapat dimengerti siswa sehingga
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
penggunaan bahasa yang baik, sederhana, dan mudah dimengerti menjadi sangat penting. Adanya studi keterbacaan berguna dalam penentuan wacana yang sesuai dengan minat baca siswa. 2.2.8
Cara Mengukur Keterbacaan Tingkat keterbacaan harus serasi dengan tingkat kemampuan siswa. Menurut
Hafni (1981:14), ada tiga jenis metode yang biasa digunakan untuk mengukur keterbacaan wacana, yaitu formula, grafik, dan prosedur cloze. Formula-formula keterbacaan yang dipilih berdasarkan kepraktisan dan kesederhanaan pemakaian, yaitu Reading Ease Formula, Human Intersest formula, Dule and Chall Formula, dan Fog Index (Hafni, 1981:15). Keterbacaan suatu teks berkaitan erat dengan untaian-untaian kalimat yang membangun wacana dalam teks itu (Suladi, 2000:12). Menurut Naga dalam Suladi (2000:13), banyak hal yang turut mempengaruhi keterbacaan suatu tulisan. Salah satunya adalah panjang kalimat dan panjang kata. Makin panjang suatu kalimat, makin sulit dipahami, demikian juga dengan panjang kata. Untuk mengukur keterbacaan berbagai faktor perlu dipertimbangkan, seperti struktur bahasa (kosakata dan kalimat), jenis isi bacaan, tipografi, dan minat baca (Tampubolon dalam Suladi, 2000:13). Sebagai salah satu usaha untuk menyederhanakan prosedur penilaian keterbacaan dikembangkan suatu model yang lain dari formula, yaitu metode dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
menggunakan grafik dan carta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga jenis formula, diantaranya grafik Fry, cloze test, dan SMOG (Simple Measure of Gobbledygook). 2.2.9
Grafik Fry Grafik Fry merupakan suatu instrumen yang sederhana dan efisien untuk
menentukan tingkat keterbacaan buku teks. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam instrumen grafik Fry meliputi panjang kalimat dan tingkat kesulitan kata. Kata yang sulit tersebut disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah suku kata, sedangkan tingkat
kesulitan
kalimat
disebabkan
oleh
terlalu
kompleksnya
kalimat
(Depdikbud,1999:5). Grafik
Fry
merupakan
hasil
upaya
untuk
menyederhanakan
dan
mengefisienkan teknik penentuan tingkat keterbacaan. Fry (1969) menjelaskan bahwa grafik Fry dan formula Spache berkolerasi 0,90, sedangkan dengan formula DaleChall 0,94 (Harjasujana, dkk. 1998). Formula ini mendasarkan pengukuran keterbacaan pada dua faktor utama, yaitu panjang-pendeknya kalimat dan tingkat kesulitan kosakata yang ditandai oleh jumlah (banyak-sedikitnya) suku kata yang membentuk setiap kosakata dalam wacana tersebut. berikut ini contoh gambar grafik Fry.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Jumlah suku kata per seratus perkataan, yakni jumlah kata dari wacana sampel yang dijadikan sampel pengukuran keterbacaan wacana. Pertimbangan perhitungan suku kata pada grafik ini merupakan cerminan dari pertimbangan faktor kata sulit. Di sisi lain, jumlah kalimat per seratus perkataan merupakan perwujudan dari landasan faktor penentu formula keterbacaan yaitu faktor panjang-pendek sebuah kalimat. Angka-angka yang berderet di bagian tengah grafik dan berada di antara garisgaris penyekat dari grafik tersebut menunjukan perkiraan peringkat keterbacaan wacana yang diukur. Angka 1 menunjukan peringkat 1, artinya wacana tersebut cocok untuk pembaca dengan level peringkat baca 1 SD, angka 2 untuk peringkat baca 2 SD, angka 3 untuk peringkat baca 3 SD, dan seterusnya hingga universitas. Daerah yang diarsir pada grafik yang terletak di sudut kanan atas dan di sudut kiri bawah grafik merupakan wilayah invalid. Maksudnya, jika hasil pengukuran
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
keterbacaan wacana jatuh pada wilayah gelap, wacana tersebut kurang baik karena tidak memiliki peringkat manapun. Oleh karena itu, wacana yang demikian sebaiknya tidak digunakan dan diganti dengan wacana lain. Seratus perkataan merupakan jumlah angka yang dianggap sebagai jumlah yang reprsentatif untuk mewakili sebuah wacana. 1.
Petunjuk Penggunaan Grafik Fry
Menurut Hardjasujana dan Yetti (1999), petunjuk penggunaan grafik Fry yaitu. a. Pilih penggalan yang representatif dari wacana dengan mengambil 100 buah perkataan. Kata adalah sekelompok lambang yang di kiri dan kanannya berpembatas misalnya Budi, IKIP, 2000,
masing-masing dianggap kata.
Wacana tabel diselingi dengan gambar, kekosongan halaman, tabel, dan atau rumus-rumus yang mengandung banyak angka-angka tidak dihitung. b. Hitung jumlah kalimat dari seratus buah perkataan hingga persepuluh terdekat. Maksudnya, jika kata yang ke-100 (wacana sampel) tidak jatuh diujung kalimat, maka sisa kata yang termasuk hitungan keseratus itu diperhitungkan dalam bentuk desimal (persepuluh). Misalnya, jika wacana sampel itu terdiri atas 13 kalimat dan kalimat terakhir yaitu kalimat ke-13 terdiri dari 18 kata dan kata ke-100 jatuh pada kata ke-8, kalimat itu dihitung sebagai 8/16 atau 0,5, sehingga jumlah seluruh kalimat dari wacana sampel adalah 12+0,5 atau 12,5 kalimat. c. Hitung jumlah suku kata dari wacana sampel hingga kata ke-100. Suku kata yang dimaksud adalah suku kata fonetis. Kelompok lambang yang terdiri atas
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
angka atau singkatan, diperhitungkan satu suku kata. Misalnya 196 terdiri atas 3 suku kata dan IKIP terdiri atas empat suku kata. d. Untuk wacana Bahasa Indonesia, penggunaan garfik Fry masih harus ditambah satu langkah, yakni mengalikan hasil perhitungan suku kata dengan angka 0,6 (Hardjasujana, 1998). Karena itu, angka 228x0,6=136,8 dibulatkan menjadi 137 suku kata. e. Plotkan angka-angka itu ke dalam grafik Fry. Kolom tegak lurus menunjukkan jumlah suku kata per seratus kata dan baris mendatar menunjukkan jumlah kalimat per seratus kata. Tingkat keterbacaan ini bersifat perkiraan. Penyimpanan mungkin terjadi, baik ke atas maupun ke bawah. Oleh karena itu, peringkat keterbacaan wacana hendaknya ditambah satu tingkat dan dikurangi satu tingkat. Sebagai contoh, jika titik pertemuan dari persilangan baris vertikal untuk data suku kata dan baris horizontal untuk data jumlah kalimat jatuh di wilayah 6, maka peringkat keterbacaan wacana yang diukur tersebut harus diperkirakan dengan tingkat keterbacaan yang cocok untuk peringkat 5 yakni (6 – 1), 6, dan 7 (6 + 1). Berikut ini merupakan contoh dari penggunaan grafik Fry.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
INTEGRASI ASEAN DALAM PLURILINGUALISME Bangsa-bangsa Asia Tenggara segera berintegrasi. Organisasi Association of Southeast Asian Nations (Asean) telah merancang bentuk komunitas sosial budaya. Komunitas Asean mulai berlaku pada tahun 2015. Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa Negara lain. Komunitas sosial budaya Asean dibentuk dengan semangat persatuan dalam keanekaragaman. Pada kenyataannya, semangat Komunitas Asean sama dengan masyarakat Uni Eropa (Europeans United in Diversity). Di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh the council of Europe dengan dokumen teknis Common European framework of reference (CEFR).
Wacana
Bangsa-bangsa Asia Tenggara segera berintegrasi. Organisasi Association of Southeast Asian Nations (Asean) telah merancang bentuk komunitas sosial budaya. Komunitas Asean mulai berlaku pada tahun 2015. Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa Negara lain. Komunitas sosial budaya Asean dibentuk dengan semangat persatuan dalam keanekaragaman. Pada kenyataannya, semangat Komunitas Asean sama dengan masyarakat Uni Eropa (Europeans United in Diversity). Di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh the council of Europe dengan dokumen teknis Common European framework of reference (CEFR).
Kata
Jumlah Kalimat
100
7
Suku kata 268
100
7
268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Kesimpulan. a. Jumlah kalimat utuh = 6 kalimat, b. 268 suku kata 268 x 0,6 = 160,8 dibulatkan menjadi 161, c. Jumlah kalimat terakhir: kata ke 35 dari 37 kata = 35/37 = 0,94 dibulatkan menjadi 0,9 d. Jumlah kalimat 6 + 0,9 = 6,9 Setelah diketahui hasil perhitungan jumlah kalimat dan jumlah suku kata, maka hasil tersebut diplotkan ke dalam grafik Fry seperti di bawah ini.
Berdasarkan grafik Fry di atas, wacana tersebut jatuh di wilayah peringkat 10. Sesuai dengan teori maka peringkat tersebut dikurangi satu tingkat 10 -1 = 9 dan ditambah satu peringkat 10 +1 = 11. Jadi, wacana tersebut dapat digunakan untuk kelas 9, 10, 11.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2.
49
Beberapa Catatan Penting tentang Grafik Fry Pertama, untuk mengukur tingkat keterbacaan sebuah buku (yang biasanya relatif tebal jumlah halamannya), pengukuran keterbacaan ini hendaknya sekurang-kurangnya dilakukan sebanyak tiga kali percobaan dengan pemilihan sampel yang berbeda-beda, yakni wacana dari bagian awal buku, bagian tengah buku, dan bagian akhir buku. Untuk artikel dan jurnal, atau surat kabar, pengukuran keterbacaan wacananya cukup dilakukan satu kali, kecuali jika penulisnya berbeda-beda. Dalam mengukur tingkat keterbacaan sebuah buku setelah menempuh langkah-langkah petunjuk penggunaan grafik Fry, selanjutnya hitunglah hasil rata-rata inilah yang kemudian akan dijadikan dasar untuk menentukan tingkat keterbacaan wacana buku tersebut. Kedua, grafik Fry merupakan hasil penelitian terhadap wacana bahasa Inggris. Seperti kita ketahui, struktur bahasa Inggris sangat berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Terutama dalam hal sistem suku katanya. Sistem pola suku kata dalam bahasa Indonesia pada umumnya mempunyai ciri dwisuku atau bahkan lebih. Keadaan ini sangat berbeda dengan sistem persukukataan dalam bahasa Inggris. Dari 100 buah perkataan dalam bahasa Indonesia, pada umumnya akan diperoleh jumlah suku kata di atas 200-an. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapatlah dipastikan bahwa berdasarkan grafik Fry tidak akan pernah didapati wacana bahasa Indonesia yang cocok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
untuk peringkat-peringkat kelas rendah, seperti kelas 1 dan 2, sebab titik pertemuan antara garis yang menunjukan rata-rata jumlah kalimat dan ratarata jumlah suku kata akan selalu jatuh pada daerah yang diarsir (Hardjasujana,1998). Ketiga, kadang-kadang guru perlu mengevaluasi bacaan yang terdiri atas kata-kata yang jumlahnya kurang dari seratus buah, seperti pernyataanpernyataan dalam tes, petunjuk untuk melakukan kegiatan tertentu, pengumuman obat-obatan tertentu. Untuk menentukan tingkat keterbacaan wacana-wacana yang demikian, yang jumlah katanya kurang dari seratus perkataan, para ahli telah menemukan jalan pemecahan yang cukup sederhana.
Mereka telah melakukan penyesuaian terhadap prosedur
penggunaan grafik Fry dengan mengajukan daftar grafik Fry. Prosedur kerja yang disarankan ialah dengan menempuh langkah-langkah berikut ini. a. Hitunglah jumlah kata dalam wacana dan bulatkan pada bilangan puluhan yang terdekat. Jika wacana terdiri atas 54 buah kata, misalnya, maka jumlah tersebut diperhitungkan sebagai 50, jika jumlah wacana itu ada 26 buah, maka bilangan bulatnya ialah 30.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
b. Hitunglah jumlah suku kata dan kalimat yang ada dalam wacana tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan cara yang sama seperti langkah 2 dan 3 pada petunjuk penggunaan grafik Fry. c. Perbanyak jumlah kalimat dan suku kata (hasil perhitungan langkah 2 tersebut) dengan angka-angka yang ada dalam daftar konversi. Dengan demikian, guru dapat menggunakan lagi grafik Fry menurut tata tertib seperti yang sudah dijelaskan terdahulu. Dengan kata lain, data yang diplotkan ke dalam grafik adalah data yang telah diperbanyak dengan daftar konversi.
2.2.10 Cloze Test Selain cara pengukuran keterbacaan di atas, ada satu cara pengukuran tingkat keterbacaan yang lain yaitu cloze test. Paulston (1978 dalam Hafni, 1981:23), menyatakan bahwa penggunaan cloze test ini dipandang paling berhasil di antara bentuk tes lainnya yang ada pada saat ini. Cloze test dikembangkan oleh W.J. Taylor pada tahun 1953 (Djiwandono, 1996:79). Cloze test dikenal juga dengan sebutan tes rumpang (Soewandi, 1989:111). Hardjasujana (1988 melalui Triyani, 1999:16 dalam Rishe, 2001), menyatakan bahwa cloze test atau tes rumpang ini dapat mengukur suatu wacana langsung kepada pembacanya sehingga tes ini dianggap lebih praktis, objektif, dan sederhana pemakaiannya. Kelebihan lain dari cloze test adalah dapat menghimpun banyak data
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
dan merupakan tes yang bersifat objektif (Baker, 1989 melalui Triyani, 1999:17 dalam Rishe, 2001). Selain berfungsi sebagai alat ukur dalam pemahaman sebuah wacana, cloze test merupakan tolok ukur dalam menentukan apakah sebuah wacana dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh pembacanya. Cloze test merupakan salah satu perwujudan bentuk tes integratif dan tes pragmatik. Cloze test dikatakan sebagai tes yang berbentuk integratif karena tes ini mengukur
beberapa
aspek
kemampuan
berbahasa
dan
komponen
bahasa
(Djiwandono, 1996:79). Kemampuan untuk mengerjakan cloze test meliputi kemampuan memahami wacana tulis, yang ditunjang oleh penguasaan tata bahasa, kosa kata, serta tatanan wacana secara umum. Cloze test dikatakan bentuk tes pragmatik karena tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan menghasilkan bahasa komunikasi yang wajar (Hafni, 1981:24). Berdasarkan uraian di atas, peneliti menentukan pengguanaan cloze test sebagai dasar pengukuran tingkat keterbacaan wacana buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai cloze test. a. Pengertian Cloze Test Istilah cloze test berasal dari bahasa Inggris, yaitu “closure” (Heaton, 1975 dalam Tarigan, 1999:18). Istilah ini diambil dari teori psikologi Gestalt. Cloze test adalah bentuk tes yang mengukur kemampuan pembaca untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
menafsirkan pesan dengan cara mengisi dengan petunjuk yang ada dalam konteks tersebut (Heatin, 1975 melalui Triyani, 1999:18 dalam Rishe, 2001). John Oller (1979:346-347 via Soewandi, 1989:113), menyebutkan bahwa cloze test merupakan bentuk komunikasi tertulis yang sengaja dipotong bagianbagiannya. Pemotongan itu terjadi pada (1) setiap kata yang berada pada urutan tertentu, (2) kata-kata yang sarat maknanya saja (kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan), (3) kata-kata fungsi saja, (4) kata-kata urutan tertentu tetapi dengan pertimbangan yang longgar (kata-kata nama diri, penunjuk waktu, dan kata-kata yang sulit tidak dihilangkan). Cloze Test memiliki ciri pokok, yaitu penghilangan kata-kata dari suatu wacana tulis yang dilakukan secara sistematis (Djiwandono, 1996:76). Dalam pengisian cloze test, pembaca diminta untuk dapat melengkapi kata-kata yang merupakan bagian di suatu wacana yang dengan sengaja dihilangkan dari teks aslinya. Kemampuan untuk mengenali dan mengembalikan kata-kata yang telah dihilangkan itu secara tepat, menunjukkan tingkat kemampuan berbahasa, dan merupakan sasaran cloze test (Djiwandono, 1996:76). Menurut Sadtono (1979:11 via Soewandi, 1989:112), dasar cloze test adalah ilmu jiwa Gestalt, teori informasi, dan redundancy. Dalam teori informasi atau komunikasi, terdapat pembicaraan atau penulis yang menyampaikan pesan. Pesan tersebut diterima oleh pendengar atau pembaca. Pendengar atau pembaca
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
itu mencoba untuk melengkapi pesan yang ingin disampaikan oleh pembicara atau penulis. Namun, dalam kenyataannya menangkap pesan tidak selalu mudah; kadang-kadang pendengar atau pembaca mengalami gangguan atau kesulitan. Gangguan atau kesulitan dalam komunikasi tertulis dapat berasal dari terpotongnya pola-pola bahasa. Tugas dari pembaca atau pendengar adalah mengembalikan potongan-potongan tersebut agar menjadi wacana yang utuh. Pinsip-prinsip yang mendasari cloze test menurut Sadtono (dalam Widharyanto, 2003:96), ada tiga, yaitu (1) tradisional probability dan komunikasi, (2) predictability atau peramalan, (3) redundancy atau kelebihan. Prinsip pertama, tradisional probability dan komunikasi. Prinsip ini menekankan bahwa semakin mudah pembaca dapat menerka kata berikutnya, semakin mudah bagi pembaca tersebut untuk memahami kata dalam konteks komunikasi, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tertulis. Prinsip kedua, predictability atau ramalan. Prinsip ini menekankan pada kemampuan pembaca untuk meramalkan kata-kata yang benar. Hal ini penting mengingat dalam komunikasi baik itu komunikasi lisan maupun komunikasi tertulis kadang-kadang mengalami gangguan, padahal dalam berkomunikasi penerima pesan dituntut mampu menerima pesan secara lengkap. Demikian juga pada saat pengiriman pesan, kata-kata yang dihilangkan harus dapat ditangkap secara utuh dan sempurna sehingga menjadi satu kesatuan pesan yang bermakna.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
Prinsip ketiga, redundancy atau kelebihan. Prinsip redundancy adalah prinsip dalam bahasa yang menyatakan bahwa unsur tertentu dalam bahasa itu merupakan sesuatu yang berlebihan maksudnya. Tanpa unsur itu maknanya sudah jelas. Contoh dalam bahasa Inggris tambahan “s” pada frase three pens, four books. Cloze test ini banyak dikembangkan di sekolah-sekolah sebagai alat tes untuk mengukur tingkat keterbacaan buku teks. Tes ini biasanya dikenal dengan istilah tes rumpang yang berguna untuk (1) menguji tingkat kesukaran dan kemudahan bahan bacaan, (2) mengklasifikasikan tingkat baca siswa; pembaca independen, instruksional, frustasi, (3) mengetahui kelayakan wacana sesuai dengan peringkat siswa, (4) melatih keterampilan dan kemampuan baca siswa melalui kegiatan belajar-mengajar (Hardjasujana, dkk. 1998:53). Cloze test umumnya digunakan untuk mengukur (1) kemampuan membaca, (2) kemampuan menyimak, (3) tingkat kesukaran bahan bacaan, dan (4) perbandingan teks bacaan yang satu dengan teks yang lainnya (Hadisumarmo, 1984 dalam Triyani 1999:17, dalam Rishe, 2001). Selain keterangan di atas, cloze test ini merupakan salah satu cara untuk mengajar bahasa dan sebagai alat mengukur dalam pengajaran bahasa. Sebagai salah satu cara untuk pengajaran bahasa, cloze test merupakan satu teknik yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dipakai dengan cara menghilangkan secara sistematis kata-kata kesekian (ke-n) dalam suatu teks bacaan (Oller, 1979 dalam Soewandi 1989:114). Widharyanto (2003:97-98) menyebutkan ada empat macam klasifikasi tipe cloze test yang dikaji dari berbagai segi, yaitu (1) dari segi campur tangan pengembangan tes, (2) metode penyekoran, (3) model penghapusan data, dan (4) format tes. a. Dari segi campur tangan pengembangan tes. Ditinjau dari sudut campur tangan pengembangan tes, cloze test dibedakan menjadi cloze test alami dan manipulasi. Cloze test alami dilakukan jika pengembang tes memilih suatu buku secara acak sendiri di perpustakaan umum, membuka halaman secara acak dan mengembangkan menjadi cloze test, sedangkan cloze test manipulsi dilakukan jika pengembang tes melakukan pemilihan terhadap teks bacaan berdasarkan tingkat kemampuan dan populasi siswa yang akan diberi tes (Brown, 1993 via Widharyanto, 2003:97). b. Dari segi penyekoran dibedakan menjadi cloze test kata eksak dan cloze test kata cocok. Menurut Djiwandono (1996:81), penyekoran cloze test dengan kata eksak, yaitu jawaban dianggap benar apabila sama persis dengan kata yang telah dihilangkan dari teks asli, sedangkan penyekoran dengan kata cocok dianggap benar apabila kata tersebut hampir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
sama/sinonim dan tepat dapat diterapkan pada wacana sesuai dengan konteksnya. c. Dari segi penghilangan kata dibedakan menjadi Cloze Test Fix Ratio dan Cloze Test Retoinal Deletions (Bachman, 1985 via Widharyanto, 2003). Cloze Test Fix Ratio adalah cloze test yang menggunakan penghilangan kata pada urutan ke-n secara tetap, misalnya kata keenam. Penghilangan ini dilakukan secara ajeg, sedangkan Cloze Test Rational Deletions adalah tes yang dilakukan dengan cara menghilangkan kata berdasarkan pertimbangan tertentu. Menurut Djiwandono (1988 via Widharyanto, 2001:98), yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu adalah penghilangan kata dilakukan dengan mengacu pada tujuan dilakukannya
pengetesan.
Apabila
pengetesan
bertujuan
untuk
mengetahui kemampuan siswa pada jenis kata nomina atau verba maka kata-kata itulah yang dihilangkan, sedangkan apabila pengetesan bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam hal preposisi, artikel, dan pronominal maka kata-kata dari jenis inilah yang dihilangkan. d. Berdasarkan format tes dan cara mengerjakan soal, tes dapat dibedakan menjadi tes format asli, format awal kata, dan format pilihan ganda. Format asli yaitu format tes yang memuat soal dalam bentuk bagianbagian dibiarkan kosong dan testi menuliskan jawabannya. Format awal yaitu format tes yang bagian kosong itu diberi huruf awal dari kata yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
dihilangkan, sedangkan format pilihan ganda yaitu format tes yang merupakan gabungan antara pilihan ganda dan cloze test (Djiwandono, 1996:81). Berdasarkan uraian di atas, peneliti dalam menyusun cloze test akan menggunakan tipe cloze test manipulasi karena penulis membuat cloze test dengan memilih buku teks yang dipakai di sekolah-sekolah tertentu dan sesuai dengan tingkatnya; penyekoran berdasarkan kata sama/sinonim dan model format asli karena penulis menghargai daya imajinasi yang dimiliki siswa dan dilakukan penghilangan berdasar fix ratio karena penulis ingin mengetahui keseluruhan tingkat keterbacaan buku teks (bukan hanya kata benda, kata kerja, kata penghubung). Jadi, penulis menghilangkan semua kata ke-n yang sudah ditetapkan kecuali nama diri, kata bilangan, dan kata-kata asing.
b. Penyusunan Cloze Test Penyusunan cloze test bervariasi. Menurut Oller, penyusunan cloze test haruslah mengikuti aturan pokok. Aturan itu berkaitan dengan penghilangan kata. Pemotongan atau penghilangan kata dapat terjadi pada (1) setiap kata pada urutan tertentu, (2) kata-kata sarat makna saja, (3) kata-kata fungsi saja, dan (4) katakata urutan tertentu, tetapi dengan pertimbangan yang longgar (kata-kata nama diri, petunjuk, waktu, dan kata-kata yang sulit dipotong atau dihilangkan) (Oller, 1979 dalam Soewandi, 1989:133).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Djiwandono (1996:79-80), mengatakan bahwa penghilangan kata-kata pada suatu wacana tulis harus dilakukan secara sistematis, dengan menggunakan rumus penghilangan kata ke-n. Penghitungan kata itu dapat dilakukan pada kata ke-5, ke-6, atau ke-7 dalam suatu teks bacaan. Dengan demikian, pada teks tersebut terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg, yaitu setiap kata ke-n. Nurgiyantoro (1988:171) menyebutkan bahwa ada dua penghilangan kata dalam penyusunan cloze test, yaitu yang bersifat sistematis dan bersifat tidak sistematis. Penghilangan kata dikatakan sistematis apabila penghilangan kata itu berdasarkan penghilangan kata kesekian dalam teks bacaan, mislanya penghilangan kata ke-5 pada suatu teks bacaan. Penghilangan dikatakan tidak sistematis apabila penghitungan kata itu hanya berdasarkan penghitungan pada jenis kata tertentu, misalnya kata benda, kata sifat, dan kata kerja. Suroso (melalui Triyani, 1999:7-9 dalam Rishe, 2001) menyatakan bahwa dalam menyusun cloze test sebagai alat evaluasi membaca dapat menggunakan model satu paragraf yang disediakan utuh. Hal itu dimaksudkan agar pembaca mendapatkan pemahaman yang jelas tentang isi bacaan. Penghilangan dapat dilakukan pada paragraf kedua pada kata ke-11 dan paragraf terakhir tidak dihilangkan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Taylor (dalam Hardjasujana, dkk. 1999:7-9), mengungkapkan usulan tentang penyusunan cloze test sebagai berikut, (1) memilih suatu wacana yang relatif sempurna, yaitu wacana yang tidak bergabung pada informasi sebelumnya, (2) melakukan penghilangan pada kata ke-n tanpa memperhatikan fungsi dan arti kata-kata yang dihilangkan, (3) kata yang dihilangkan diganti dengan tanda garis lurus, (4) memberikan instrumen penelitian kepada siswa dan siswa mengerjakan tes tersebut. John
Haskall
(melalui
Triyani,
1999:21
dalam
Rishe,
2001),
menyempurnakan hal tersebut di atas dengan variasi sebagai berikut, (1) memilih teks yang panjangnya lebih kurang 250 kata, (2) kalimat pertama dan kalimat terakhir dibutuhkan untuk membantu pembaca dalam mengisi kekosongan yang ada dalam wacana, (3) penghilangan kata dimulai pada kalimat ke-2 setiap kata kelima, (4) kata yang dihilangkan diganti dengan tanda garis lurus mendatar, (5) dalam perhitungan interval tanda baca dan kata bilangan tidak dihitung sebagai kata berikutnya, (6) akronim dan singkatan dihitung sebagai kata. Farr dan Rosser (melalui Triyani, 1999:22 dalam Rishe, 2001) mengatakan bahwa penyusunan cloze test sebagai alat ukur keterbacaan, harus memenuhi kriteria sebagai berikut, (1) wacana harus terdiri dari 250 kata atau lebih, (2) wacana belum pernah dibaca siswa, (3) strategi penghilangan kata dapat diambil secara acak atau dipilih secara selektif, (4) penghilangan kata dibuat pada interval kata ke-5 sampai kata ke-10.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Menurut Hardjasujana (1988, melalui Triyani, 1999:22 dalam Rishe, 2001), dalam penyusunan cloze test dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai alat ukur bahan bacaan dan cloze test sebagai alat ajar. Langkah-langkah penyusunan cloze test sebagai alat ukur bahan bacaan adalah, (1) memilih wacana yang berisi 250 sampai 300 kata yang representatif, (2) wacana diusahakan belum pernah dibaca siswa, (3) setiap kata ke-n yang dilesapkan berjumlah 50 kata, (4) tidak menghilangkan kata-kata pada kalimat pertama dan terakhir wacana, (5) menulis kembali wacana yang menggantikan bagian yang kosong dengan garis yang sama, (6) meminta siswa untuk membaca dan mengisi bagian-bagian yang kosong dalam wacana, (7) jawaban yang diberikan harus sesuai dengan kunci jawaban atau teks asli. Langkah penyusunan cloze test sebagai alat ajar sebagai berikut, (1) memilih wacana yang terdiri dari 150 kata, (2) pelesapan dilakukan secara selektif tergantung pada kebutuhan siswa dan pertimbangan guru, (3) jawaban yang diberikan boleh berupa sinonim atau kata yang secara struktur dan makna dapat menggantikan kata yang hilang. Dalam penyusunan cloze test perlu diperhatikan dua hal utama, yaitu (1) sistematika penghitungan kata dan (2) teks bacaan. Djiwandono (1996:80), mengungkapkan bahwa teks yang sesuai untuk cloze test haruslah panjang dan berisi penjelasan yang utuh memungkinkan penghilangan kata-kata dalam jumlah yang layak untuk menyusun tes yang utuh. Cloze Test harus terdiri dari kira-kira
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
50 soal. Dengan demikian, teks harus terdiri dari 300 kata dan penghilangan kata dapat dilakukan pada setiap kata ke-6 untuk memperoleh 50 soal. Pada penelitian ini, peneliti menentukan bahwa teks yang digunakan sebagai alat ukur tingkat keterbacaan wacana haruslah terdiri dari 250 kata atau lebih (Hardjasujana 1988, melalui Triyani, 1999:22 dalam Rishe, 2001). Peneliti menentukan kata urutan keenam yang dipilih dalam menentukan penghilangan kata dalam teks. Tes disusun dengan cara menghilangkan kata-kata keenam dalam teks dengan mengutuhkan satu kalimat pada awal teks dan satu kalimat pada akhir teks. c. Penilaian Cloze Test Ada dua cara penialain menurut Oller (1979 melalui Soewandi, 1989:125), yaitu (1) the exact word method, dan (2) scoring for contextual apporiatness. Nurgiyantoro (1988:171), menyebutkan dua cara penilaian cloze test, yaitu (1) cara penilaian kata eksak dan (2) cara penilaian kelayakan konteks. Metode yang disebutkan oleh Nurgiyantoro pada dasarnya sama dengan yang disebutkan. Oller berikut ini masing-masing metode penilaian di atas. Cara penilaian kata eksak merupakan penilaian yang menurut pengisian kata sesuai dengan kata yang terdapat dalam wacana semula. Jika pengisian kata itu tidak sesuai dengan kata yang dimaksudkan, maka responden tidak mendapat nilai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
63
Penilaian kelayakan konteks membenarkan semua jawaban responden asal kata yang diisikan itu sesuai dengan konteks (Nurgiyantoro, 1988:171). Djiwandono (1996:81), mengungkapkan dua cara penilaian cloze test, yaitu (1) penilaian atas dasar kata yang tepat sama, dan (2) penilaian atas dasar kata yang hampir sama. Penilaian atas dasar kata yang membenarkan jawaban yang tepat sama dengan kata yang telat dihilangkan dari teks asli. Penilaian atas dasar kata yang hampir sama membenarkan jawaban yang sepadan dengan kata yang dimaksud. Cara penilaian yang kedua menuntut disediakannya daftar kata-kata yang memiliki makna yang hampir sama satu sama lain (sinonim) bagi setiap butir soal. Berdasarkan uraian di atas, penetili menentukan penggunaan cara penilaian “acceptable answer” atau penilaian atas dasar kata yang hampir sama. Peneliti akan menganggap benar kata-kata sinonim, dengan catatan bahwa tidak semua kata yang sinonim dianggap benar. Kata beliau bersinonim dengan kata ia, akan tetapi tidak selalu kata ia dapat digantikan oleh kata beliau (Soewandi, 1989:126). Jadi, peneliti menentukan penilaian pada kata yang sesuai dengan konteks karena dalam berkomunikasi orang sering merasa bebas untuk memilih kata yang dianggap paling sesuai atau tepat (Nurgiyantoro, 1988:172). Hardasujana, dkk. (1999:22-23), mengemukakan kriteria penilaian cloze test sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
(1) Jika presentase skor tes yang diperoleh lebih dari 60% maka tes tersebut termasuk tes yang independen. Yang dimaksud independen adalah siswa dalam mengisi tes tersebut memerlukan bantuan guru untuk memahaminya. (2) Jika presentase skor tes yang diperoleh antara 40% sampai 60%, maka tes tersebut termasuk kategori instruksional. Maksudnya adalah siswa dalam mengisi tes tersebut masih memerlukan bantuan guru untuk memahaminya. (3) Jika persentase skor tes yang diperoleh kurang dari 40%, maka teks tersebut termasuk kategori gagal. Yang dimaksud gagal adalah siswa dalam mengisi tes tersebut sangat memerlukan bantuan guru untuk dapat memahaminya. Hardjasujana menetapkan kriteria pengukuran tingkat keterbacaan buku teks dengan menggunakan Prosedur cloze test, sebagai berikut. Tabel 1 Tingkat Keterbacaan menurut Ahmadslamet Hardjasujana, dkk Persentase skor Tes Cloze Lebih dari 60% Antara 40% sampai 60% Kurang dari 40%
Tingkat Keterbacaan Independen Instruksional Gagal
Dalam penelitian ini, peneliti mempergunakan kriteria peniailain berdasarkan pendapat Hardjasujana, dkk. peneliti menganggap penilaian di atas lebih sesuai dengan sistem penilaian di Indonesia. Selain itu, kriteria penilaian di atas kerap kali dipergunakan dalam penelitian. Salah satu penelitian yang mempergunakan kriteria
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
penilaian di atas adalah penelitian Hardjasujana, dkk. dengan judul penelitian Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Bahasa Sunda untuk SD di Jawa Barat. d. Kebaikan dan Manfaat Cloze Test Cloze test memiliki lima kebaikan. Kelima kebaikan cloze test adalah, (1) cloze test memiliki reliabilitas dan validitas yang tinggi dan dapat dipergunakan sebagai alat ukur pengajaran pada semua bahasa, (2) lebih mudah dibuat dan dilaksanakan, (3) dapat dipakai sebagai alat ukur dalam jumlah populasi yang besar pada saat yang bersamaan, (4) cloze test merupakan salah satu tes yang dapat dipercaya untuk mengukur tingkat kesukaran bacaan dan tes ini bersifat objektif, (5) teknik cloze test dapat mencerminkan kemampuan berbahasa seseorang secara keseluruhan (Hadisumarno, 1984 dalam Triyani, 1999:26-27 dalam Rhise, 2001). Menurut Triyani (1999:27-28 dalam Rishe, 2001), selain kelima kebaikan cloze test di atas, teknik cloze test juga memiliki beberapa manfaat. Berdasarkan dua fungsi utama dalam cloze test, manfaat penggunaan cloze test terinci sebagai berikut, (1) dapat mengukur tingkat keterbacaan sebuah wacana untuk: a) menguji tingkat kesukaran dan kemudahan, b) mengklasifikasi tingkat baca siswa sebagai pembaca independen, instruksional, dan frustasi, c) mengetahui kesesuaian antara wacana dengan tingkat kemampuan atau peringkat pembaca, (2) Melatih keterampilan dan kemampuan siswa melalui kegiatan belajar mengajar. Hal-hal yang dapat dijadikan latihan dalam pengajaran membaca, antara lain; a) siswa dilatih menggunakan isyarat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
sintaksis, b) siswa dilatih menggunakan isyarat semantik, c) peningkatan kosakata, d) daya nalar dilatih dalam rangka meningkatkan pemahaman bacaan (Triyani, 1999:2728 dalam Rishe, 2001). Mengingat manfaat di atas, guru diharapkan dapat mengambil keputusan instruksional untuk membantu siswa dalam belajar, khususnya dalam kegiatan membaca. Melalui cloze test tersebut, dalam waktu relatif singkat guru akan mengetahui tingkat keterbacaan wacana, kemampuan membaca siswa, latar belakang pengalaman siswa, minat siswa, dan bahasa siswa. Menurut Paulston (1978 dalam Triyani, 1999:29 dalam Rishe, 2001), cloze test dipandang sebagai metode uji keterbacaan yang paling berhasil di antara sekian metode uji keterbacaan yang ada sekarang. Hal ini sesuai dengan pengkajian Bormunth yang mengemukakan bahwa cloze test memiliki korelasi yang besar (1,00) dengan berbagai tes membaca (Hafni, 1981:24). Selain manfaat di atas, Hafni (1981:12) menambahkan dua manfaat cloze test sebagai salah satu alat uji keterbacaan. Kedua manfaat itu adalah (1) cloze test mencerminkan keseluruhan pengaruh
yang berinteraksi
dalam
menentukan
keterbacaan suatu teks, (2) cloze test mengkombinasikan hampir seluruh unsur yang berhubungan dengan penentu keterbacaan (Hafni, 1981:24). Berdasarkan dua keunggulan di atas, jawaban dalam cloze test dapat mencerminkan kemampuan berbahasa secara keseluruhan. Hal ini ditujukan dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
rata-rata skor siswa dari hasil mengerjakan cloze test yang dapat memberikan informasi tentang keterbacaan suatu teks secara langsung. Tujuan diadakannya penilaian suatu teks dengan cloze test ini adalah untuk menetapkan apakah suatu teks sesuai jika dipergunakan bagi kelompok pembaca tertentu. Skor yang diperoleh dalam cloze test ini dapat menunjukan tingkat keterbacaan suatu teks, yang berbagi dalam tiga tingkatan, yaitu independen, instruksional, dan gagal. 2.2.11 SMOG (Simple Measure of Gobbledygook) G. Harry McLaughlin menciptakan SMOG tahun 1969. McLaughlin menciptakan formula ini sebagai perbaikan terhadap formula lain. Formula SMOG merupakan formula yang sering digunakan dalam bidang kesehatan. Banyak peneliti di bidang kesehatan yang mengatakan jika formula ini lebih mudah dipahami untuk meneliti tentang kesehatan. Namun, banyak yang kurang setuju dengan pendapat tersebut karena ada beberapa alasan, yaitu (1) formula SMOG dapat digunakan untuk membantu guru dalam memilih buku yang akan digunakan sebagai bahan ajar bagi siswanya, (2) ada lebih dari 100 faktor yang mempengaruhi tingkat keterbacaan suatu dokumen, seperti; panjang kalimat, pilihan kata, organisasi, nada, lay out, ilustrasi, pembacanya, dll. Namun, kebanyakan cara mengukur tingkat keterbacaan hanya diukur dari beberapa faktor. Biasanya seorang peneliti mengukur tingkat keterbacaan itu dari kata-kata, jumlah kata dalam sebuah kalimat, dan rata-rata suku kata dari setiap kata.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
Meskipun demikian, banyak penelitian yang menunjukan bahwa panjangnya kalimat atau kata tidak mempengaruhi tingkat kesulitan dalam membaca. SMOG hanya sebatas formula untuk mengukur tingkat keterbacaan. SMOG adalah suatu formula yang bermanfaat dan menarik perhatian jika skornya objektif. Peneliti biasanya menggunakan formula ini di awal, di tengah, dan di akhir untuk menegaskan bahwa terdapat peningkatan skor yang signifikan. Peneliti bisa menafsirkan hasil dari tingkat keterbacaan dengan menggunakan tangan (manual) atau computer (dalam artikel “SMOG Grading – A New Readability Formula in the Journal of Reading” 1969:639-646). Cara Menghitung SMOG SMOG merupakan formula yang dapat menghitung tingkat keterbacaan dengan menjumlah semua kata dengan tiga atau lebih suku kata dalam 3 sampai 10 kalimat. Sebagai tambahan peneliti bisa melingkari semua suku kata (kata dengan 3 atau lebih suku kata) dan dapat melihat dengan cepat kata mana yang mungkin dirubah. Persiapan menggunakan SMOG, Jika dimungkinkan pilih teks yang mempunyai panjang sekitar 30 kalimat atau 300 kata. Jika dokumen yang dievaluasi tersebut cukup panjang, telitilah paling tidak tiga bagian yang menggambarkan seluruh dokumen dari awal, tengah, dan akhir. Tidak peduli seberapa panjang dokumen itu jangan gunakan kalimat pertama dan kalimat terakhir karena biasanya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
tingkat keterbacaan kalimat pertama dan terakhir itu cukup berbeda dengan teks seluruhnya. Peneliti juga menganjurkan atau menyarankan cara lain, hapus judul, subjudul, dan poin. Komputer tidak memberi nilai artifisial yang rendah dengan menghitung atau menjumlah judul dan penggalan kata seperti kalimat yang lengkap. Buang tanda baca di tengah kalimat yang mungkin merupakan singkatan atau angka. Ini karena komputer telah terprogram untuk mengenali sebuah kalimat berakhir dengan tanda baca, tanda tanya, tanda seru. Berhati-hatilah, jangan melebih-lebihkan hasilnya. Tingkat keterbacaan (skornya) harus akurat, jika menunjukkan kurang lebih 1 dan ½ tingkat atau level, ini berarti suatu skor jatuh dari 7,3 ke 6,8. Dokumen tersebut tidak mudah untuk dibaca. Hasilnya sangat tergantung dengan formula apa yang dipakai. Cara menghitung formula SMOG yaitu, (1) ambil semua teks untuk ditaksir, (2) hitung 10 kalimat di baris dekat awal, 10 di tengah dan 10 di akhir untuk total 30 kalimat, (3) hitung setiap kata dengan 3 atau lebih suku kata di setiap kelompok kalimat, bahkan jika kata yang sama muncul lebih dari sekali, (4) jumlahkan akar kuadrat dari hasil nomor pada langkah ke 3 dan potong ke 10 terdekat, (5) tambah 3 ke bilangan yang ada pada langkah 4 untuk tahu golongan SMOG, contoh tingkatan membaca yang orang harus capai jika ia mengerti keseluruhan teks yang dibaca (dalam artikel “SMOG Grading – A New Readability Formula in the Journal of Reading” 1969:639-646).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Dasar pemikiran McLaughlin tentang formula SMOG adalah, (1) kalimat didefinisikan sebagai benang dari tanda baca kata dengan titik, koma, tanda seru, garis miring, dan tanda tanya, (2) pertimbangkan kalimat panjang dengan (;) sebagai 2 kalimat, (3) kata dengan (-) dianggap satu kata, (4) kata benda, jika itu bersuku kata banyak harus dihitung, (5) angka yang ditulis harus dihitung. Jika ditulis dengan angka, itu harus diucapkan untuk memastikan bahwa itu bersuku kata banyak, (6) singkatan harus dibaca seperti tidak disingkat untuk memastikan jika itu bersuku kata banyak. Tetapi, singkatan harus dihindari meski umum digunakan. Bandingkan jumlah dari kata bersuku kata banyak dengan tabel berikut. Tabel 2 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Menurut G. Harry McLaughlin Jumlah Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
2.3 Kerangka Berpikir Setelah mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai dasar untuk menganalisis masalah penelitian. Beberapa teori yang digunakan akan dibandingkan dengan hasil penelitian ini, hal ini dapat dilihat pada kerangka berpikir sebagai berikut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Skema Kerangka Berpikir Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud
Rumusan Masalah: 1) 2) 3) 4)
Apakah wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan grafik Fry? Apakah wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan cloze test? Apakah wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berdasarkan SMOG? Wacana apa sajakah yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI sebagai bahan pembelajaran berdasarkan formula Grafik Fry, cloze test, dan SMOG?
Analisis data (Formula Grafik Fry) melalui 4 langkah yaitu identifikasi, klasifikasi data, pengkodean, mendeskripsikan.
Analisis data (Formula SMOG) melalui 4 langkah yaitu identifikasi, klasifikasi data, pengkodean, mendeskripsikan.
Analisis data (formula cloze test) melalui 7 langkah yaitu identifikasi, klasifikasi data, pengkodean, uji instrumen penelitian, pengkoreksian, penilaian, mendeskripsikan.
Teori (Formula grafik Fry) yang digunakan untuk menganalisis 18 wacana adalah teori Hardjasudjana (1999) yaitu mengenai petunjuk penggunaan Grafik Fry dalam mengukur tingkat keterbacaan, yaitu (1) memilih penggalan wacana yang representative dengan mengambil 100 buah kata, (2) hitung jumlah kalimat, (3) hitung jumlah suku kata dan kalikan 0,6, (4) memplotkan ke dalam grafik Fry.
Teori (Formula SMOG) yang digunakan untuk menganalisis 9 wacana adalah teori G. Harry Mclaughlin (1969) yaitu mengenai cara menghitung SMOG untuk mengukur tingkat keterbacaan, yaitu (1) memilih penggalan wacana yang terdiri dari 30 kalimat atau 300 kata, (2) hitung setiap kata yang memiliki tiga sukukata atau lebih, (3) memplotkan ke dalam tabel SMOG.
Teori (Formula cloze test) yang digunakan untuk menganalisis 11 wacana adalah teori Hardjasudjana (1999) yaitu mengenai petunjuk penyusunan cloze test untuk mengukur tingkat keterbacaan, yaitu (1) memilih penggaan wacana yang terdiri dari 250 kata atau lebih, (2) menghilangkan kata keenam dalam wacana, (3) mengutuhkan satu kalimat pada awal teks dan satu kalimat pada akhir teks.
Dari hasil analisis 18 wacana berdasarkan Grafik Fry, ditemukan 5 wacana yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X
Dari hasil analisis 9 wacana berdasarkan SMOG, ditemukan 1 wacana yang sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X
Dari hasil analisis 11 wacana berdasarkan cloze test, memiliki tingkat keterbacaan intruksional.
Kesimpulan berdasarkan formula Grafik Fry, cloze test, dan SMOG, buku teks Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud tidak sesuai untuk siswa SMK N 1 Cilacap kelas X.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Grafik Fry Dilihat dari formula grafik Fry penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta yang ada berupa perian bahasa tanpa mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penuturnya (Sudaryanto, 1993:62). Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, (2007:4). Statistika deskriptif adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul. Dalam data statistik deskriptif penyajian datanya melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, penghitungan modus, median, mean, desil, presentil, penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar devisi, perhitungan persen (Moleong, 2007:15). 3.1.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Cloze Test Berdasarkan formula cloze test, penilitian ini adalah penelitian ini adalah penelitian deskriptif Kuantitatif karena penelitian ini bermaksud untuk membuat 73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian secara sistematis tentang kenyataan-kenyataan dan sifat-sifat populasi tertentu secara faktual dan teliti, tanpa bermaksud untuk mencari atau menjelaskan hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, mengetes hipotesis, atau menemukan makna dan implementasinya (Isaac, 1997 via Soewandi, 1991:6; Suryabrata, 1983:19). Yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud tahun 2013. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan perhitungan angka-angka persentasi dan ditafsirkan dengan menggunakan kalimat (Arikunto, 2002:213). Selain itu, penelitian ini juga dapat dikategorikan sebagai penelitian kepustakaan karena bahan penelitian diambil dan diperoleh dari proses membaca dan mengolah data dari buku-buku teks bahasa Indonesia yang sudah ada yaitu buku teks bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud. Penelitian kepustakaan yakni serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian (Mestika, 2004:3). Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun belum dipublikasikan (I Gusti ngurah, 1992:9). Penelitian ini bersifat ilmiah dan menghasilan data deskriptif berupa katakata, terulis atau lisan dari orang-orang, perilaku atau data-data lain yang dapat diamati oleh peneliti. Melalui penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
mendeskripsikan tingkat keterbacaan wacana buku teks bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. 3.1.3 Jenis Penelitian Berdasarkan SMOG Dilihat dari formula SMOG penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena penelitian ini dilakukan berdasarkan fakta yang ada berupa perian bahasa tanpa mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penuturnya (Sudaryanto, 1992:62). Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor dalam Moleong, (2007:4). Statistika deskriptif adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul. Dalam data statistik deskriptif penyajian datanya melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, penghitungan modus, median, mean, desil, presentil, penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar devisi, perhitungan persen (Moleong, 2007:15). 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002:108). Menurut sudjana (1990:4), populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
menghitung atau mengukur, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Nawawi (1993 via Wasito, 1992:49) membatasi populasi sebagai keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhtumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa, sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian, sedangkan Mohamad Ali (1998 via Soewandi, 1991:1) menjelaskan subjek yang menjadi populasi dapat berupa manusia, wilayah geografis, waktu, metode, hasil tes, kurikulum, gejala-gejala, dan sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, populasi penelitian ini adalah wacana-wacana yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud tahun 2013 (lihat lampiran tabel 3). 3.2.2 Sampel Penelitian Peneliti menemukan delapan belas wacana yang berhubungan dengan ketrampilan membaca ditinjau dari aspek kebahasaan. Dari delapan belas wacana tersebut peneliti mengambil semua wacana, karena peneliti dalam menentukan wacana-wacana tersebut menggunakan teknik sampling bertujuan. Yang dimaksud teknik sampling bertujuan adalah memilih dan menentukan sampel yang memenuhi syarat-syarat berdasarkan tujuannya (Soewandi, 1991:4). Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik yang memenuhi syarat grafik Fry, cloze test, dan SMOG (lihat lampiran tabel 4).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
Tidak semua wacana di atas diujikan pada siswa SMK N 1 Cilacap, karena hanya sebelas wacana saja yang memenuhi syarat untuk diujikan dengan formula cloze test dan sembilan wacana yang memenuhi syarat diujikan dengan formula SMOG. Sedangkan dari delapan belas wacana tersebut secara keseluruhan dapat diujikan dengan formula grafik Fry. SMK N 1 Cilacap mempunyai jumlah siswa kelas X sebanyak 478 siswa (13 kelas). Suharsimi Arikunto (2002:112) memberikan ancar-ancar mengenai jumlah subjek yang akan menjadi populasi penelitian. Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sedangkan apabila jumlah subjeknya lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25%, atau lebih. Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sebanyak 25% dari jumlah siswa SMK N 1 Cilacap kelas X. Berdasakan ketentuan di atas maka dalam penelitian ini peneliti menentukan jumlah subjek penelitian sebanyak 120 siswa. 3.3 Instrumen Penelitian 3.3.1 Instrumen Penelitian Berdasarkan Grafik Fry Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2003:177). Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2007:9). Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong (2007:168), yang dimaksud dengan dengan peneliti sendiri adalah peneliti
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi si pelapor hasil penelitiannya. 3.3.2 Instrumen Penelitian Berdasarkan Cloze Test Instrumen penelitian adalah alat memperoleh data (Soewandi, 1991:1). Yang dimaksud dengan data adalah bahan penelitian; dan bahan yang dimaksud bukan bahan mentah, melainkan bahan jadi (Sudaryanto, 1988 via Soewandi, 1991:1). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa lembaran cloze test yang berisi soal-soal. Soal-soal cloze test itu diambil dari wacana yang ada dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X Terbitan Kemdikbud tahun 2013. Jumlah soal cloze test yang diberikan kepada siswa sebanya 462 butir soal isian yang diperoleh dari sebelas wacana. Cara mendapatkan soal sebanyak itu dengan menghilangkan kata keenam dari setiap wacana dengan tetap mengutuhkan paragraf pertama dan paragraf terakhir. Dipilihnya kata keenam yang dihilangkan dalam cloze test ini dengan pertimbangan bahwa semakin rapat jarak penghilangan kata maka tes itu semakin sulit dan semakin jarang jarak penghilangan kata maka tes itu semakin mudah. Oleh karena itu, penghilangan kata keenam akan lebih mudah dibandingkan penghilangan pada kata ketujuh atau kedelapan. Cloze test ini disusun untuk mengukur keterbacaan buku teks dengan cara siswa diminta untuk memahami teks yang tidak lengkap (bagian-bagian yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
dihilangkan). Instrumen penelitian ini akan diberikan kepada siswa-siswa SMK N 1 Cilacap Kelas X. Langkah-langkah dalam penyususnan cloze test yaitu. 1. Memilih suatu wacana yang relatif sempurna yakni wacana yang tidak tergantung dari informasi sebelumnya. 2. Membiarkan paragraf pertama dan terakhir tetap utuh. 3. Mulai penghilangan pada paragraf kedua dari setiap kata keenam tanpa memperhatikan arti dan fungsi. 4. Jika kebetulan kata keenam itu jatuh pada nama diri, kata bilangan, katakata asing maka tidak dilakukan pengosongan pada kata-kata tersebut dan sebagai gantinya dimulai kembali dengan hitungan keenam. 5. Mengganti bagian-bagian yang dihilangkan tersebut dengan tada garis lurus datar yang sama panjangnya. 6. Kata ulang dihitung sebagai satu kata. Cloze test termasuk salah satu bentuk tes. Tes merupakan alat ukur. Alat ukur dikatakan baik apabila dapat mengukur sesuai dengan aslinya. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:57-58) sebuah tes dikatakan baik sebagai alat pengukur apabila memenuhi
persyaratan
(1)
validitas,
(2)
reabilitas,
(3)
objektivitas,
(4)
praktikabitilitas, dan (5) ekonomis. Validitas artinya tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Reliabilitas, artinya dapat dipercaya. Tes
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
80
dikatakan memiliki realibilitas tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Objektivitas, artinya tes dikatakan memiliki syarat objektivitas jika dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama dalam hal skoring. Praktikabilitas, artinya tes tersebut bersifat praktis dan mudah dalam pengadministrasiannya. Ekonomis, artinya dalam pelaksanaan tes tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama. Untuk menguji tingkat keterpercayaan suatu tes perlu adanya uji coba instrumen. Uji coba ini biasanya dilakukan terhadap sejumlah subjek yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan populasi yang akan dites (Nurgiyantoro, 2001:135). Dalam penelitian ini uji coba dilakukan di SMK N 1 Purworejo. Peneliti mengambil 32 siswa untuk tes uji coba, tetapi pada saat pelaksanaan tes dua siswa tidak hadir. Jadi, uji coba diikuti oleh 30 siswa (satu kelas). Peneliti mengambil sekolah tersebut dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki ciri-ciri yang sama dengan populasi yang akan dites. Uji coba tes dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2014. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal selama 180 menit (dua kali pertemuan). Adapun maksud
dari
uji
coba
adalah
menentukan
validitas/kesahian
dan
reliabilitas/keterpercayaan instrumen, mengetahui tingkat kesulitan soal, mengetahui seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan soal. Selain itu, uji coba dipakai untuk pengadministrasian soal (Soewandi, 1989:120).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Pengujian tingkat reliabilitas/keterpercayaan tes dengan mempergunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R.20) atau Kuder-Richardson 21 (K-R.21). Untuk penelitian ini peneliti mempergunakan K-R.20 dengan pertimbangan materi yang diujikan terdiri dari berbagai pokok bahasan. Berikut ini rumus K-R.20.
=
(1-Σ )
Keterangan. r
= Koefisien reliabilitas tes
n
= jumlah butir soal
p
= proporsi jawaban betul
q
= proporsi jawaban salah (q = 1-p)
S
= simpangan baku,
Varian
Besarnya koefisien korelasi tingkat keterpercayaan berkisar antara 0 sampai dengan 1,0. Koefisien 0 atau bahkan negatif, menunjukkan bahwa tingkat keterpercayaan tes rendah, sedangkan apabila koefisien mencapai 1,0 menunjukkan bahwa tes itu benar-benar sempurna (Nurgiyantoro, 2001:122-123). Hasil perhitungan tingkat keterpercayaan dengan rumus K-R.20 sebagai berikut. Teks 1 dengan judul “Makhluk Di Bumi Ini” dihasilkan koefisien (r) sebesar 0,889; teks 2 dengan judul “Karbon” dihasilkan koefisien (r) 0,907; teks 3 dengan judul “Apa yang harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang” dihasilkan koefisien (r) 0,891; teks 4 dengan judul “Cara Menggunakan Kartu ATM” dihasilkan koefisien (r) 0,916; teks 5 dengan judul “ Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
82
Inggris” dihasilkan koefisien (r) 0, 934; teks 6 dengan judul “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” dihasilkan koefisien (r) 0, 959; teks 7 dengan judul “Untung Rugi Perdagangan Bebas” dihasilkan koefisien (r) 0,953; teks 8 dengan judul “Pemimpin Sosial dan Politik tidak harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi” dihasilkan koefisien (r) 0,709; teks 9 dengan judul “Anekdot Hukum Peradilan” dihasilkan koefisien (r) 0,868; teks 10 dengan judul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” dihasilkan koefisien (r) 0,958; dan teks 11 dengan judul “Langkah Pelestarian Binatang Langka” dihasilkan koefisien (r) 0,968. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesebelas bacaan memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi. 3.3.3 Instrumen Penelitian Berdasarkan SMOG Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2003:177). Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama (Moleong, 2007:9). Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Menurut Moleong (2007:168), yang dimaksud dengan dengan peneliti sendiri adalah peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi si pelapor hasil penelitiannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
83
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan Grafik Fry Dalam grafik Fry penelitian ini menggunakan dua tenik pengumpulan data, yaitu teknik baca dan teknik catat. Teknik adalah cara, metode atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2008:1442), dan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan mengisahkan atau hanya dalam hati) (KBBI, 2008:109). Jadi teknik baca adalah cara atau sistem dengan melihat buku atau bacaan kemudian memahami isi bacaan tersebut, sedangkan teknik pencatatan adalah teknik yang dilakukan dengan cara meneliti buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dicari pemecahnya, kemudian hasil yang diperoleh kemudian dicatat. Adapun teknik lain yang digunakan adalah teknik simak. Teknik simak adalah teknik yang menjadi objek penelitian, tujuannya adalah untuk mendapatkan data secara konkret (Sudaryanto, 1993:135). Metode simak merupakan metode yang digunakan dalam penyediaan data dengan cara melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun 2006:92). Metode ini memiliki teknik lanjutan yaitu teknik catat, dikatakan demikian karena pada praktik penelitian sesungguhnya yang telah disimak, lalu dari transkrip iklan diperoleh data tulis yang selanjutnya dapat diidentifikasi. Berdasarkan ketiga teknik di atas, peneliti menggunakan sumber tertulis. Sumber tertulis adalah buku teks Bahasa Indonesia yaitu Ekspresi Diri dan Akademik
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menandai setiap wacana yang terdapat dalam buku teks. Berbekal teori yang digunakan, wacana-wacana yang sudah sesuai difotokopi. Wacana-wacana yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indoneisa Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud dikumpulkan menjadi satu. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan. Peneliti tidak membuat instrumen sendiri karena data-data yang dibutuhkan sudah tersedia dalam bentuk wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013. 3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan Cloze Test Dalam cloze test peneliti mengumpulkan data dengan cara membuat soal-soal yang diambil dari wacana buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk
SMK
kelas
X
terbitan
Kemdikbud
sebanyak
462
soal.
Peneliti
mengkonsultasikan waktu pelaksanaan tes kepada pihak sekolah. Adapun waktu yang disepakati adalah tanggal 26 Agustus 2014. Peneliti memberikan soal-soal tes kepada siswa dan mengawasi pelaksanaan tes tersebut secara langsung. Setelah pelaksanaan tes, peneliti mengoreksi jawaban siswa dan kemudian memberinya skor. Skor satu diberikan pada jawaban yang benar dan skor nol diberikan pada jawaban yang salah (tidak sesuai dengan kunci jawaban).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Dari hasil tersebut peneliti dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud ditinjau dengan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. 3.4.3 Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan SMOG Berdasarkan formula SMOG, peneliti mengumpulkan data dengan teknik baca, tulis, dan simak seperti teknik pengumpulan data berdasarkan formula Grafik Fry. Berdasarkan ketiga teknik tersebut, peneliti menggunakan sumber tertulis. Sumber tertulis adalah buku teks Bahasa Indonesia yaitu Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menandai setiap wacana yang terdapat dalam buku teks. Berbekal teori yang digunakan, wacana-wacana yang sudah sesuai difotokopi. Wacana-wacana yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indoneisa Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud dikumpulkan menjadi satu. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan. Peneliti tidak membuat instrumen sendiri karena data-data yang dibutuhkan sudah tersedia dalam bentuk wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Teknik Analisis Data Berdasarkan Grafik Fry Berdasarkan grafik Fry, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data kualitatif, karena analisisnya tidak menggunakan model matematika, model statistik, dan ekonomerik atau model-model tertentu lainnya. Data-data yang ada hanya akan diolah dan dilakukan uraian dan penafsiran (Hasan, 1996:98). Sesudah memperoleh data, peneliti akan menganalisis secara kualitatif. Adapun cara menganalisisnya akan dilakukan menjadi beberapa langkah. Langkah-langkah grafik Fry sebagai berikut: (1) menentukan buku teks yang dijadikan subjek penelitian, yaitu buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud
untuk
SMK Kelas X, (2) mendeskripsikan hasil
temuan berupa tingkat keterbacaan wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud menggunakan langkah-langkah grafik Fry, (3) menarik kesimpulan dari hasil temuan, (4) menyajikan dalam bentuk laporan. 3.5.2 Teknik Analisis Data Berdasarkan Cloze Test Sedangkan bedasarkan cloze test penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
buku teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud. Oleh sebab itu, peneliti dalam menganalisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Teknik ini merupakan teknik perhitungan yang berwujud angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran. Hasil perhitungan tersebut kemudian dijumlah, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase yang kemudian ditafsirkan dengan kalimat (Arikunto, 2002:213). Untuk teknik analisis cloze test peneliti akan menggunakan penilaian berdasarkan jawaban hampir sama/sinonim, artinya peneliti akan memberi skor apabila siswa dapat mengisi bagian-bagian yang rumpang/kosong dengan jawaban yang hampir sama/sinonim dengan kata-kata yang ada pada wacana asli. Penskoran dilakukan dengan cara menghitung skor siswa dari jumlah soal yang diberikan. Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. (1999:9) memberikan rumus penilaian hasil cloze test sebagai berikut:
Skor = Setelah peneliti menghitung dengan rumus itu, peneliti kemudian mencari nilai rata-rata dan seluruh siswa untuk setiap tes. Rumus untuk mencari nilai rata-rata yaitu:
=
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Keterangan rumus. : Nilai rata-rata ΣX
: Jumlah skor siswa
N
: Jumlah siswa
Dari hasil perhitungan di atas, peneliti kemudian menentukan tingkat keterbacaan buku teks. Kriteria pengukuran tingkat keterbacaan buku teks dengan menggunakan cloze test menurut Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. (1999:22-23) sebagai berikut. Tabel 1 Tabel Tingkat Keterbacaan menurut Ahmadslamet Hardjasujana, dkk Persentase skor Tes Klos Lebih dari 60% Antara 40% sampai 60% Kurang dari 40%
Tingkat Keterbacaan Independen Instruksional Gagal
Tingkat keterbacaan independen, artinya siswa dapat memahami teks bacaan tanpa memerlukan bimbingan/pendampingan dari guru. Tingkat keterbacaan instruksional, artinya siswa dapat memahami teks bacaan namun masih memerlukan bimbingan/pendampingan dari guru. Tingkat keterbacaan gagal, artinya siswa tidak dapat memahami teks bacaan tanpa bimbingan/pendampingan dari guru.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
3.5.3 Teknik Analisis Data Berdasarkan SMOG Berdasarkan SMOG, teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis data kualitatif, karena analisisnya tidak menggunakan model matematika, model statistik, dan ekonomerik atau model-model tertentu lainnya. Data-data yang ada hanya akan diolah dan dilakukan uraian dan penafsiran (Hasan, 1996:98). Sesudah memperoleh data, peneliti akan menganalisis secara kualitatif. Adapun cara menganalisisnya akan dilakukan menjadi beberapa langkah. Langkah-langkah SMOG sebagai berikut, (1) ambil semua teks untuk ditaksir, (2) hitung 10 kalimat di baris dekat awal, 10 di tengah dan 10 di akhir untuk total 30 kalimat, (3) hitung setiap kata dengan 3 atau lebih suku kata di setiap kelompok kalimat, bahkan jika kata yang sama muncul lebih dari sekali, (4) jumlahkan akar kuadrat dari hasil nomor dilangkah ke 3 dan potong ke 10 terdekat, (5) tambah 3 ke bilangan yang ada dilangkah 4 untuk tahu level atau tingkatan SMOG. 3.6 Triangulasi Grafik Fry Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2007:330). Denzin (dalam Moleong, 2007:330), membedakan
empat
macam
triangulasi
sebagai
teknik
memafaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
pemeriksaan
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi penyidik dan teori. Triangulasi penyidik merupakan jalan pemanfaatan peneliti atau pengamat lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah mencari ahli yang kompeten dibidang buku teks dan keterbacaan. Dalam hal ini, ahli atau pengamat lain tersebut bernama Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. merupakan dosen tetap yang mengajar di Unversitas Sanata Dharma dan beliau pernah melakukan penelitian mengenai tingkat keterbacaan. Langkah kedua, peneliti memberikan data penelitian berupa wacana yang telah dianalisis berserta hasil pemplotan ke dalam grafik Fry untuk masing-masing wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud. Selain dari triangulasi penyidik, peneliti juga menggunakan triangulasi teori dengan cara membandingkan hasil penetiliannya dengan teori-teori yang ada pada teori-teori yang terdapat dalam bab 2 (Tinjauan Pustaka) untuk mengecek kebenarannya. Langkah yang diambil oleh peneliti adalah mengoreksi setiap hasil analisis berdasarkan teori yang berulang-ulang. Triangulasi dilakukan untuk menghilangkan perbedaan konstruksi kenyatan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai kejadian dan pendangan. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
mengecek temuannya dengan jalan membandingkan dengan sumber, metode, dan teori.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu deskripsi data, hasil penelitian, dan pembahasan. Bagian pertama, diuraikan mengenai deskripsi data peneltian. Bagian kedua, diuraikan mengenai hasil temuan penelitian dari empat rumusan masalah, yaitu (1) wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan grafik Fry, (2) wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan cloze test, (3) wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan SMOG, (4) wacana yang sesuai untuk siswa SMK kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI sebagai bahan pembelajaran berdasarkan formula grafik Fry, cloze test, dan SMOG. 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Deskripsi Data Berdasarkan Grafik Fry Data yang dikumpulakan berasal dari wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Kemdikbud tahun 2013 yang jumlah keseluruhan wacana adalah 18 wacana (lihat lampiran tabel 3). Wacana diperoleh dan dipilah sesuai kerepresentatifan wacana berdasarkan teori tingkat keterbacaan. Data penelitian ini diperoleh dari jumlah kalimat dan jumlah suku kata dari masing-masing wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013. Wacana yang dianalisis merupakan wacana yang terdiri dari 100 kata sesuai teori tingkat keterbacaan. Hasil dari jumah kalimat dan suku kata untuk masing-masing wacana ditabulasikan ke dalam tabel 8, sehingga memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Tabel 8 adalah data untuk wacana berkode teks 1 dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Tabel 5 Data Penelitian Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdkbud Tahun 2013 Berdasarkan Grafik Fry Kode Teks: Teks 1 Teks
Benda di dunia dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya. Dengan pengelompokkan, benda-benda itu lebih mudah dipelajari. Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda hidup dan benda mati. Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati. Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak, bernapas, tumbuh dan mempunyai keturunan. Benda hidup juga membutuhkan makanan. Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum tersebut. Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh benda hidup. Sementara itu, kaca, air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati. Benda hidup dapat dikelompokkan. Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 25 1
22
1
40
1
25
1
34
1 1
13 36
1
21
1
27
0,4 9,4
11 257
Tabel data penelitian di atas merupakan tabel data yang memuat wacana per seratus kata berdasarkan petunjuk yang dipaparkan dalam landasan teori (Bab II). Setelah mengetahui hasil jumlah kalimat dan suku kata berdasarkan tabel di atas, selanjutnya dilakukan analisis data untuk masing-masing wacana pada buku teks
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
95
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 tersebut. 4.1.2 Deskripsi Data Berdasarkan Cloze Test Data yang diperoleh penelti di SMK N 1 Cilacap sebanyak 120 buah. Hal ini disebabkan peneliti hanya mengambil 25% dari dari jumlah kelas X yang berjumlah 487 siswa. Siswa SMK N 1 Cilacap kelas X berjumlah 487 yang terdiri dari 13 kelas dan terbagi dalam 6 jurusan. Data yang diungkapkan di sini berupa skor mentah. Skor mentah tersebut diperoleh dengan cara peneliti mengoreksi pekerjaan siswa dan memberi skor satu apabila jawaban benar dan skor nol apabila jawaban salah. Dari skor mentah peneliti menghitung berapa persen siswa mampu mengerjakan soal. Data skor tersebut diolah berdasarkan rumus yang ada dalam bab III. Sebagai contoh, Afifiah, pada teks pertama memperoleh skor 21. Berdasarkan hitungan dengan rumus, Afifah mendapatkan angka 70. Ini berarti Afifah mampu mengerjakan soal sebanyak 70% dari jumlah soal 30. Pada teks kedua, Afifah memperoleh skor 13. Ini berarti Afifah mampu mengerjakan soal sebanyak 48% dari jumlah soal 27. Berikut tabel perhitungan skor yang diperoleh siswa (lihat lampiran). Setelah diketahui kemampuan setiap siswa dalam mengerjakan colze test, peneliti menghitung tingkat keterbacaan masing-masing teks dengan menggunakan rumus
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
=
Σ
96
peneliti akan menguraikan tingkat keterbacaan wacana-wacana yang
terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud 2013. Berikut ini dipaparkan data penelitian pada SMK N 1 Cilacap. Tabel 6 Data Penelitian Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdkbud Tahun 2013 Berdasarkan Cloze Test No.
Wacana
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4 Teks 5 Teks 6 Teks 7 Teks 8 Teks 9 Teks 10 Teks 11 Jumlah Rata-rata
Tingkat keterbacaan (persen) 68% 53% 54% 56% 39% 42% 46% 64% 73% 53% 47% 595% 54%
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 yang diujikan di SMK N 1 Cilacap memperoleh hasil sebagai berikut. Teks 1 yang berjudul “Makhluk di Bumi Ini” tingkat keterbacaan sebesar 68%, teks 2 yang berjudul “Karbon” tingkat keterbacaan sebesar 53%, teks 3 yang berjudul “Apa yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
97
harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang” tingkat keterbacaan sebesar 54%, teks 4 yang berjudul “Cara Menggunakan Kartu ATM” tingkat keterbacaan sebesar 56%, teks 5 yang berjudul “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan Inggris” tingkat keterbacaan sebesar 39%, teks 6 yang berjudul “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” tingkat keterbacaan sebesar 42%, teks 7 yang berjudul “Untung Rugi Perdagangan Bebas” tingkat keterbacaan sebesar 46%, teks 8 yang berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik tidak harus Mempunyai Pendidikan Formal yang Tinggi” tingkat keterbacaan sebesar 64%, teks 9 yang berjudul “Anekdot Hukum Peradilan” tingkat keterbacaan sebesar 73%, teks 10 yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” tingkat keterbacaan sebesar 53%, dan teks 11 yang berjudul “Langkah Pelestarian Binatang Langka” tingkat keterbacaan sebesar 47%. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sebelas teks yang ada dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud, teks dengan judul “Anekdot Hukum Peradilan” mendapatkan skor tertinggi. 4.1.3 Deskripsi Data Berdasarkan SMOG Data yang diperoleh peneliti sebanyak 9 buah wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud. Hal ini disebabkan wacana yang dianalisis merupakan wacana yang terdiri dari 300 kata atau lebih sesuai teori tingkat keterbacaan berdasrakan formula SMOG. Tetapi dari 9 buah wacana tersebut, peneliti kembali menghitung berdasarkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
98
jumlah kalimat yaitu 10 kalimat di baris dekat awal, 10 di tengah dan 10 di akhir untuk total 30 kalimat, sehingga hanya ada 3 buah wacana yang dapat diukur tingkat keterbacaannya berdasarkan formula SMOG. Tabel 7 Data Penelitian Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdkbud Tahun 2013 Berdasarkan SMOG Kode: Teks 6 10 Kalimat Awal Kalimat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Julmah 10 Kalimat Tengah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 4 5 6 6 6 2 5 5 5 7 51
Kalimat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Julmah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 3 6 11 5 4 7 7 6 19 6 74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
10 Kalimat Akhir Kalimat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Julmah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 12 5 1 3 5 5 4 7 2 5 49
Kalimat Awal Tengah Akhir Jumlah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 51 74 49 174
Rekapitulasi
Tabel data penelitian di atas merupakan tabel data yang memuat wacana per tiga puluh kalimat dan total kata yang ≥ 3 suku kata yang ada di awal, tengah, dan akhir paragraf berdasarkan petunjuk yang dipaparkan dalam Landasan Teori (Bab II). Setelah mengetahui jumlahtotal kata yang ≥ 3 suku kata dari tiga puluh kalimat, maka berdasarkan tabel di atas selanjutnya dilakukan analisis data untuk dua buah wacana pada buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
100
4.2 Hasil Penelitian Dalam subbab ini, peneliti memaparkan empat hasil temuan yang diperoleh dari analisis data. Pemaparan dilakukan berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan metodologi pada bab III. Berikut ini pemaparan hasil penelitiannya. 4.2.1
Wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan grafik Fry. Analisis tingkat keterbacaan wacana yang dilakukan pada wacana-wacana
yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 berjumlah 18 wacana. Berikut ini tabel hasil analisisnya. Tabel 8 Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Berdasarkan grafik Fry Kode Teks
Jumlah Kalimat
Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4 Teks 5 Teks 6 Teks 7 Teks 8 Teks 9
9,4 8,9 8 5,4 6,1 9,8 5,1 6,4 7,3
Jumlah Suku Kata 154 136 126 140 127 161 155 162 169
Penafsiran
Keterangan
7, 8, 9 5, 6, 7 4, 5, 6 7, 8, 9 5, 6, 7 8, 9, 10 9, 10, 11 10, 11, 12 11, 12, 13
Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Teks 10 Teks 11 Teks 12 Teks 13 Teks 14 Teks 15 Teks 16 Teks 17 Teks 18
6,9 6,7 5,1 8,6 9 4,2 6,2 5,8 7,2
161 171 162 138 134 160 171 163 140
9, 10, 11 12, 13, 14 11, 12, 13 5, 6, 7 4, 5, 6 11, 12, 13 13, 14, 15 10, 11, 12 6, 7, 8
101
Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
Dari analisis terhadap 18 wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud yang disajikan dalam tabel di atas diperoleh hasil bahwa hanya terdapat lima teks yang sesuai digunakan untuk siswa kelas X, yaitu teks 6 yang berjudul “Apa yang harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang”, teks 7 yang berjudul “Cara Menggunakan Kartu ATM”, teks 8 yang berjudul “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan Inggris”, teks 10 yang berjudul “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme”, dan teks 17 yang berjudul “Program Akselerasi Sangat Diperlukan” sedangkan 13 wacana lainnya menunjukan bahwa wacana tersebut tidak sesuai digunakan untuk siswa kelas X. Adapun teks-teks yang tidak sesuai digunakan untuk siswa kelas X adalah teks 1 yang berjudul “Makhluk di Bumi Ini”, teks 2 yang berjudul “Sistem Peredaran Darah Manusia”, teks 3 yang berjudul “Harimau”, teks 4 yang berjudul “Karbon”, teks 5 yang berjudul “Komodo”, teks 9 yang berjudul “Manfaat Jamu Tradisional”, teks 11 yang berjudul “Untung Rugi Perdagangan Bebas”, teks 12 yang berjudul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
“Pemimpin Sosial dan Politik tidak Harus Mempunyai Pendidikan yang Tinggi” teks 13 yang berjudul “Anekdot Hukum Peradilan”, teks 14 yang berjudul “Politisi Blusukan Banjir”, teks 15 yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman”, teks 16 yang berjudul “Langkah Pelestarian Binatang Langka”, dan teks 18 yang berjudul “betulkan Program Akselerasi Dibutuhkan?”. Semua wacana tersebut memiliki tingkat keterbacaan yang berbeda-beda dan menunjukan kelas baca yang berbeda pula. Untuk wacana yang berkode teks 6 dengan judul “Apa Yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang” analisis datanya dapat dilihat pada lampiran. Dari analisis data menyebutkan kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-13 dari 15 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 13 : 15 = 0,86 dibulatkan menjadi 0,9. Dengan demikian perhitungan kalimat utuhnya adalah 9 + 0,9 = 9,9. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 269 x 0,6 = 161,4 dibulatkan menjadi 161. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik Fry adalah 9,8 dan 161, maka grafik Frynya seperti berikut ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
103
Grafik Fry 1 untuk Kode Teks 6
Wacana berkode teks 7 dengan judul “Cara Menggunakan Kartu ATM” analisis datanya dapat dilihat pada lampitan. Dari analisis data menyebutkan kata ke100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-1 dari 8 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 1 : 8 = 0,125 dibulatkan menjadi 0,1. Dengan demikian perhitungan kalimat utuhnya adalah 5 + 0,1 = 5,1. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 259 x 0,6 = 155,4 dibulatkan menjadi 155. Angka yang dilaporkan ke dalam grafik Fry adalah 5,1 dan 155, maka grafik Frynya seperti berikut ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
104
Grafik Fry 2 untuk Kode Teks 7
Dalam grafik Fry, angka yang tertera pada baris tegak lurus menunjukan jumlah suku kata per 100 kata dan angka yang tertera pada garis mendatar menunjukan jumlah kalimat per 100 kata. Pertemuan antara baris tegak lurus dengan baris mendatar menunjukan tingkatan atau kelas-kelas pembaca. Kolom yang diarsir hitam/daerah hitam menunjukan bahwa wacana tersebut tidak bisa digunakan/tidak absah. Berdasarkan pemplotan pada grafik Fry di atas untuk teks 7 yang berjudul “Cara Menggunakan Kartu ATM”, dari kolom jumlah suku kata yaitu 5,1 pada baris tegak lurus ditarik bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu 155 pada kolom
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
105
jumlah kalimat sehingga titik pertemuannya jatuh pada tingkatan atau kelas pembaca 10. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 10 -1 = 9 dan 10 + 1 = 11. Jadi, wacana dengan kode teks 7 sesuai untuk kelas 9, 10, dan 11. Wacana yang berkode teks 8 juga sesuai untuk siswa kelas X. Berdasarkan tabel analisis data (terlampir), teks yang berjudul “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan Inggris” menyatakan kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-13 dari 30 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 13 : 30 = 0,43 dibulatkan menjadi 0,4. Dengan demikian, perhitungan kalimat utuhnya adalah 6 + 0,4 = 6,4. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 270. Kemudian jumlah suku kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 270 x 0,6 = 162. Angka yang diplotkan ke dalam grafik Fry adalah 6,4 dan 162, maka grafik Frynya seperti berikut ini (grafik Fry 3 untuk kode teks 8).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
106
Berdasarkan pemplotan pada grafik Fry di atas, titik pertemuan antara kolom jumlah suku kata yaitu pada angka 6,4 pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu angka 162 pada kolom jumlah kalimat sehingga jatuh pada tingkatan atau kelas pembaca 11. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil yang diperoleh adalah 11 – 1 = 10 dan 11 + 1 = 12. Jadi wacana yang berkode teks 8 sesuai untuk kelas 10, 11, dan 12. Wacana yang berkode teks 8 sesuai dengan tingkat keterbacaan yang diharapkan di mana teks tersebut menunjukan kelas yang sesuai bagi pembacanya, yaitu kelas 10. Wacana yang berkode teks 10 juga sesuai untuk siswa kelas 10. Berdasarkan tabel analisis data (terlampir), teks yang berjudul Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” menyatakan kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
107
35 dari 37 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 35 : 37 = 0,94 dibulatkan menjadi 0,9. Dengan demikian, perhitungan kalimat utuhnya adalah 6 + 0,9 = 6,9. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 268. Kemudian jumlah suku kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 268 x 0,6 = 160, 8 dibulatkan menjadi 161. Angka yang diplotkan ke dalam grafik Fry adalah 6,9 dan 161, maka grafik Frynya seperti berikut ini. Grafik Fry 4 untuk Kode Teks 10
Berdasarkan pemplotan pada grafik Fry di atas, titik pertemuan antara kolom jumlah suku kata yaitu angka 6,9 pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu angka 161 pada kolom jumlah kalimat sehingga jatuh pada tingkatan atau kelas pembaca 10. Sesuai dengan teori penggunaan grafik Fry, peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Hasil
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
108
yang diperoleh adalah 10 – 1 = 9 dan 10 + 1 = 11. Jadi wacana yang berkode teks 10 sesuai untuk kelas 9, 10, dan 11. Wacana yang berkode teks 17 juga sesuai untuk siswa kelas 10. Berdasarkan tabel analisis data (terlampir), teks yang berjudul “Program Akselerasi Sangat Diperlukan” menyatakan kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-17 dari 20 kata. Perhitungan kalimat tidak utuh adalah 17 : 20 = 0,85 dibulatkan menjadi 0,8. Dengan demikian, perhitungan kalimat utuhnya adalah 5 + 0,8 = 5,8. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 272. Kemudian jumlah suku kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 272 x 0,6 = 163, 2 dibulatkan menjadi 163. Angka yang diplotkan ke dalam grafik Fry adalah 6,9 dan 161, maka grafik Frynya seperti berikut ini. Grafik Fry 5 untuk Kode Teks 17
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
109
Berdasarkan pemplotan pada grafik Fry di atas, titik pertemuan antara kolom jumlah suku kata yaitu angka 5,8 pada baris tegak lurus ditarik garis bertemu dengan garis dari baris mendatar yaitu angka 163 pada kolom jumlah kalimat sehingga jatuh pada tingkatan atau kelas pembaca 11. Berdasarkan teori penggunaan grafik Fry, maka henaknya peringkat kelas pembaca ini dikurangi satu tingkat dan ditambah satu tingkat. Sehingga, hasil yang diperoleh adalah 11 – 1 = 10 dan 11 + 1 = 12. Jadi wacana yang berkode teks 10 sesuai untuk kelas 10, 11, 12. Sebagian besar wacana dalam buku teks Bahasa Indoensia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud yang dianalisis menunjukan kelas yang berbeda-beda dengan tingkatan pembaca untuk kelas X SMK. Teks yang dianggap tidak sesuai salah satunya adalah wacana dengan kode teks 2 yang berjudul “Sistem Peredaran Darah Manusia”. Hasil analisis data (lihat lampiran) menunjukan bahwa kata ke-100 pada wacana tersebut jatuh pada kata ke-10 dari 11 kata. Perhitungan kalimat tidak utuhnya adalah 10 : 11 = 0,90 dibulatkan menjadi 0,9. Dengan demikian perhitungan kalimat utuhnya adalah 8 + 0,9 = 8,9. Berdasarkan perhitungan jumlah suku katanya adalah 226. Kemudian jumlah suku kata dikalikan 0,6 sehingga diperoleh hasilnya adalah 226 x 0,6 = 135,6 dibulatkan menjadi 136. Angka yang diplotkan ke dalam grafik Fry adalah 8,9 dan 136, maka grafik Frynya seperti berikut ini (Grafik Fry 6 untuk Kode Teks 2).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
110
Berdasarkan pemplotan pada grafik Fry di atas untuk wacana dengan kode teks 2 yang berjudul “ Sistem Peredaran Darah Manusia”, titik pertemuan antara angka 8,9 untuk jumlah kalimat dari baris tegak lurus dengan angka 136 untuk jumlah suku kata dari baris mendatar jatuh pada tingkatan atau kelas pembaca 6. Hasil yang diperoleh dari peringkat kelas tersebut adalah 6 – 1 = 5 dan 6 + 1 = 7. Jadi, wacana dengan kode teks 2 sesuai untuk kelas pembaca 5, 6, dan 7. 4.2.2
Wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan cloze test. Berdasarkan data hasil penelitian sebelas teks yang diambil dari buku teks
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
111
Kemdikbud tahun 2013, diketahui tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 pada SMK N 1 Cilacap. Peneliti akan menghubungkan data hasil penelitian dengan kriteria penilaian cloze test seperti yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. dalam tabel berikut. Tabel 1 Tabel Tingkat Keterbacaan menurut Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. Persentase skor Tes Klos Lebih dari 60% Antara 40% sampai 60% Kurang dari 40%
Tingkat Keterbacaan Independen Instruksional Gagal
Wacana berkode teks 1 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 68%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori independen. Ini berarti teks 1 yang berjudul “Makhluk di Bumi ini” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami teks tersebut. Wacana yang berkode teks 2 memiliki rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 53%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
112
Ini berarti teks 2 yang berjudul “Karbon” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Wacana yang berkode teks 3 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 54%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional. Ini berarti teks 3 yang berjudul “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Wacana yang berkode teks 4 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 56%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional. Ini berarti teks 4 yang berjudul “Cara Menggunakan Kartu ATM” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Wacana yang berkode teks 5 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 39%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori gagal. Ini berarti teks 4 yang berjudul “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
113
Inggris” tidak sesuai untuk siswa SMK kelas X dan tidak dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami teks tersebut. Wacana yang berkode teks 6 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 42%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional. Ini berarti teks 6 yang berjudul “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Wacana yang berkode teks 7 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 46%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional. Ini berarti teks 7 yang berjudul “Untung Rugi Perdagangan Bebas” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Wacana yang berkode teks 8 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 64%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori independen. Ini berarti teks 8 yang berjudul “Pemimpin Sosial dan Politik tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Harus Mempunyai Pendidikan yang Tinggi” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami teks tersebut. Wacana yang berkode teks 9 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 73%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori independen. Ini berarti teks 9 yang berjudul “Anekdot Hukum Peradilan” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami teks tersebut. Wacana yang berkode teks 10 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 53%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional. Ini berarti teks 10 yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Wacana yang berkode teks 11 memiliki nilai rata-rata tingkat keterbacaan sebesar 47%. Nilai tersebut apabila dihubungkan dengan kriteria penilaian cloze test yang ditulis oleh Ahmadslamet Hardjasujana, dkk. termasuk dalam kategori instruksional. Ini berarti teks 11 yang berjudul “Langkah Pelestarian Binatang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
115
Langka” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 memiliki tingkat keterbacaan instruksional. Hal ini menunjukan bahwa wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Uraian di atas secara singkat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013 pada SMK N 1 Cilacap No.
Wacana
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4 Teks 5 Teks 6 Teks 7 Teks 8 Teks 9 Teks 10 Teks 11 Jumlah Rata-rata
Tingkat Keterbacaan (Rata-rata) 68% 53% 54% 56% 39% 42% 46% 64% 73% 53% 47% 595% 54%
Kategori
Independen Instruksional Instruksional Instruksional Gagal Instruksional Instruksional Independen Independen Instruksional Instruksional Instruksional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.3
116
Wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud yang sesuai untuk siswa SMK kelas X berdasarkan SMOG. Berdasarkan data hasil penelitian tiga teks yang diambil dari buku teks
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013, yang dianalisis berdasarkan SMOG diperoleh hasil tingkat keterbacaan sebagai berikut. Tabel 10 Tingkat Keterbacaan Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud tahun 2013 Berdasarkan SMOG Kode: Teks 6 Jumlah Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode: Teks 7 Jumlah Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kode: Teks 13 Jumlah Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
117
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
Wacana berkode teks 6 berada pada usia 16 tahun. Tingkatan tersebut setara siswa SMA/SMK kelas X. Ini berarti teks 6 yang berjudul “Apa yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang” sesuai untuk siswa SMK kelas X dan dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab teks tersebut sesuai untuk siswa SMA/SMK kelas X dan siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami teks tersebut. Wacana berkode teks 7 berada pada usia 15 tahun. Tingkatan tersebut setara siswa SMP kelas IX. Ini berarti teks 7 yang berjudul “Cara Menggunakan Kartu ATM” tidak sesuai untuk siswa SMK kelas X dan tidak dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab teks tersebut lebih sesuai untuk tingkat pendidikan SMP. Wacana berkode teks 13 berada pada usia 17 tahun. Tingkatan tersebut setara siswa SMA/SMK kelas XI. Ini berarti teks 13 yang berjudul “Anekdot Hukum Peradilan” tidak sesuai untuk siswa SMK kelas X dan tidak dapat dipakai dalam pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, sebab siswa akan mengalami kesulitan dalam memahami teks tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4.2.4
119
Wacana yang sesuai untuk siswa SMK kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud sebagai bahan pembelajaran berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. Berdasarkan analisis data, diperoleh tingkat keterbacaan wacana berdasarkan
formula yang digunakan. Dari ketiga tabel tersebut (tabel 8, 9, dan 10) dapat diketahui tingkat keterbacaan wacana yang berbeda-beda. 1. Berdasarkan grafik Fry, wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud hanya terdapat lima wacana yang sesuai untuk siswa kelas X SMK dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Teks tersebut diantaranya, teks 6 dengan judul adalah “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?”, teks 7 dengan judul “Cara Menggunakan Kartu ATM”, teks 8 dengan judul “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui jerman dan Inggris”, teks 10 dengan judul “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” dan teks 17 dengan judul “Program Akselerasi sangat Diperlukan”. 2. Berdasarkan cloze test, wacana dalam buku teks Bahasa Indoensia Ekspresi Diri dan Akademik untk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud rata-rata dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran siswa SMK kelas X, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. 3. Berdasarkan SMOG wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud hanya terdapat satu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
120
wacana yang sesuai untuk siswa kelas X SMK dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Teks tersebut adalah teks 6 dengan judul adalah “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?”. Tabel 11 Analisis Wacana yang Sesuai untuk Siswa SMK N 1 Cilacap Kelas X dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik sebagai Bahan Pembelajaran Berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG Wacana yang sesui berdasarkan grafik Fry
Wacana yang sesuai Wacana yang berdasarkan formula sesuai cloze test berdasarkan SMOG
Teks 6 Teks 7 Teks 8 Teks 10 Teks 17
Teks 1 Teks 2 Teks 3 Teks 4 Teks 5
Teks 6 Teks 7 Teks 8 Teks 9 Teks 10 Teks 11
Teks 6
Wacana yang sesuai berdasarkan ketiga formula (grafik Fry, cloze test, dan SMOG) Teks 6
Dari tabel tersebut, wacana dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan kemdikbud yang sesuai untuk siswa kelas X SMK dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG adalah wacana yang berkode teks 6, dengan judul “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?”. Selain dari jumlah wacana dan tingkat keterbacaan berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG, peneliti memperoleh temuan lain dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
121
tampak dari jenis wacananya. Keseluruhan wacana yang dianalisis merupakan wacana prosa yang dibedakan menjadi wacana fiksi dan nonfiksi. Dalam analisis wacana dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud terdapat dua wacana fiksi dan enam belas wacana termasuk wacana nonfiksi. 4.3 Pembahasan Pada bagian ini, peneliti menguraikan hasil analisis dari skripsi yang berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X Berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG”. 4.3.1
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan Grafik Fry Dari wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud diperoleh temuan mengenai tingkat keterbacaan wacana sebagai berikut. 1. Hasil analisis tingkat keterbacaan wacana berdasarkan jumlah wacana yang sesuai dan wacana yang tidak sesuai untuk siswa SMK kelas X. Dari delapan belas wacana yang dianalisis, hanya terdapat lima wacana yang sesuai untuk siswa SMK Kelas X. Judul wacananya adalah “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?” dengan peringkat baca 8, 9,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
10, “Cara Menggunakan Kartu ATM” dengan peringkat baca 9, 10, 11, “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui jerman dan Inggris” dengan peringkat baca 10, 11, 12, “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” dengan peringkat baca 9, 10, 11, dan “Program Akselerasi sangat Diperlukan” dengan peringkat baca 10, 11, 12. Menurut Klare (1984:726), bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang baik akan mempengaruhi pembacanya dalam meningkatkan minat belajar dan daya ingat, menambah kecepatan dan efisiensi pembaca, dan memelihara kebiasaan membacanya. Hardjasujana, dkk. (1999:1-2) menjelaskan bahwa sebagai pegangan siswa, buku teks harus memiliki tingkat keterbacaan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Menurut Naga dalam Suladi (2000:13), banyak hal yang turut mempengaruhi keterbacaan suatu tulisan. Salah satunya adalah panjang kalimat dan panjang kata. Untuk wacana yang bisa dimengerti oleh siswa tentunya wacana itu tidak menggunakan kata-kata sulit dengan kalimatkalimat yang panjang. Diperoleh lima wacana yang sesuai, hal tersebut mungkin disebabkan wacana tersebut memiliki jumlah kalimat yang tidak terlalu panjang dan kata-kata yang mudah dipahami. Semakin panjang suatu kalimat disertai dengan kata-kata sukar, wacana tersebut makin sulit dipahami siswa. Dari analisis berdasarkan jumlah kalimat dan jumlah suku kata, kelima wacana yang dianggap cocok jumlah kalimatnya terdiri dari 5 sampai 9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
kalimat dengan jumlah suku kata sekitar 250-270 suku kata per seratus perkataan. Dengan jumlah kalimat yang tidak terlalu banyak, siswa akan lebih mudah memahami isi wacana. Kata-kata yang digunakan dalam keempat wacana tersebut juga bukan merupakan kata-kata sulit. Hal ini dapat dilihat dari jumlah suku katanya. Menurut Hardasujana, dkk. (1998), sistem pola suku kata dalam Bahasa Indonesia pada umumnya mempunyai ciri dwisuku atau bahkan lebih. Dari 100 buah perkataan dalam bahasa Indonesia, pada umumnya akan diperoleh jumlah suku kata di atas 200-an. Jumlah kalimat yang cenderung padat/tidak banyak dengan kata-kata yang sederhana, maka wacana tersebut akan mudah dipahami siswa. Teks-teks yang berjumlah tiga belas lainnya dianggap tidak sesuai untuk siswa SMK kelas X, contohnya wacana dengan kode teks 2 dan teks 3. Masing-masing dari wacana tersebut berdasarkan pemplotan grafik Fry jatuh pada peringkat baca 5, 6, 7, dan 4, 5, 6. Artinya wacana tersebut sesuai untuk siswa pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Ketidaksesuaian wacana-wacana tersebut diperkirakan karena bahan bacaan yang tersedia merupakan pengetahuan yang sudah lama dipelajari sehingga terlalu sukar untuk dipahami.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
124
2. Hasil analisis tingkat keterbacaan wacana berdasarkan variasi kemunculan tingkat/kelas baca. Berdasarkan tabel analisis tingkat keterbacaan wacana (lihat tabel 11), ditemukan ada sembilan peringkat baca dari masing-masing wacana. Peringkat-peringkat baca yang muncul adalah kelas baca 4, 5, 6 dari dua wacana, peringkat baca kelas 6, 7, 8 dari satu wacana, peringkat baca kelas 5, 6, 7 dari tiga wacana, kelas baca 7, 8, 9 dari dua wacana, kelas baca 8, 9, 10 dari satu wacana, kelas baca 9, 10, 11 dari dua wacana, kelas baca 10, 11, 12 dari dua wacana, kelas baca 11, 12, 13 dari tiga wacana, kelas baca 12, 13, 14 dari satu wacana, kelas baca 13, 14, 15 dari satu wacana. Kemunculan peringkat kelas baca yang berbeda-beda untuk masing-masing wacana diperkirakan karena variasi wacana yang disediakan oleh buku teks Bahasa Indonesia untuk SMK Kleas X terbitan Kemdikbud. Banyaknya jumlah wacana yang dianalisis juga memungkinkan banyaknya peringkat baca yang muncul. Namun demikian, justru banyaknya wacana yang ada justru tidak banyak yang sesuai dengan peringkat baca yang diharapkan. 4.3.2
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan Cloze Test Hasil penelitian terhadap tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud berdasarkan cloze test bukan merupakan hasil yang tetap karena situasi siswa berubah-ubah dari waktu ke waktu sehingga dalam penelitian ini hasilnya akan berbeda apabila
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
125
dilakukan penelitian pada situasi dan kondisi yang berlainan. Dengan kata lain, sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu penelitian deskriptif, peneliti hanya mengungkapkan keadaan/kondisi pada adanya sewaktu dilakukan penelitian. Dari penelitian yang dilakukan di SMK N 1 Cilacap, sebelas wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud mempunyai tingkat keterbacaan yang berbeda-beda. Wacana yang berkode teks 1 termasuk dalam kategori independen. Wacana yang berkode teks 2 termasuk dalam kategori instruksional. Wacana yang berkode teks 3 termasuk dalam kategori instruksional. Wacana yang berkode teks 4 termasuk dalam kategori instruksional. Wacana yang berkode teks 5 termasuk dalam kategori gagal. Wacana yang berkode teks 6 termasuk dalam kategori instruksional. Wacana yang berkode teks 7 termasuk dalam kategori instruksional. Wacana yang berkode teks 8 termasuk dalam kategori independen. Wacana yang berkode teks 9 termasuk dalam kategori independen. Wacana yang berkode teks 10 termasuk dalam kategori instruksional. Wacana yang berkode teks 11 termasuk dalam kategori instruksional. Berdasarkan hasil analisis penelitian ditemukan enam hal yang perlu diperhatikan agar siswa dapat mengerjakan cloze test dengan baik sehingga mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
1. Siswa perlu dibekali pemahaman mengenai semantik, pragmatik, ejaan, dan sintaksis. 2. Siswa perlu dimotivasi agar berminat membaca buku. 3. Sekolah perlu dilengkapi dengan laboratorium bahasa, dan perpustakaan (termasuk buku-buku Bahasa Indonesia untuk referensi). 4. Siswa perlu dibiasakan untuk mengerjakan soal-soal cloze test. 5. Dukungan dan peran serta dari orang tua perlu ditingkatkan. 6. Situasi lingkungan keluarga dan sekolah dijaga agar kodusif. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian dan hasil pembahasan ditemukan bahwa tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud pada SMK N 1 Cilacap menghasilkan kategori tingkat keterbacaan instruksional. Jika hasil penelitian ini dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani (2007) maka temuan pada penelitian ini memiliki variasi lebih sedikit dibandingkan dengan temuan yang diperoleh Suryani, sebab dalam penelitiannya ia menemukan dua variasi tingkat keterbacaan, yaitu tingkat keterbacaan gagal dan instruksional. Dengan demikian, temuan hasil penelitian ini menguatkan temuan hasil penelitian yang telah dilakukan Suryani, yaitu bahwa tingkat keterbacaan buku teks tidak sama pada setiap sekolah, ada yang independen, instruksional, bahkan ada yang gagal. Untuk itu, sebelum digunakan pembelajaran sebaiknya buku teks diteliti lebih dahulu kesesuaian buku teks dengan keadaan siswa di sekolah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian ini menguatkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada penelitian terdahulu, yaitu setiap buku teks mempunyai tingkat keterbacaan yang berlainan pada sekolah yang berbeda. 4.3.3
Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan SMOG Dari wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud diperoleh temuan mengenai tingkat keterbacaan wacana berdasarkan SMOG sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan di SMK N 1 Cilacap diperoleh data sebanyak 9 buah wacana yang terdapat dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud. Hal ini disebabkan wacana yang dianalisis merupakan wacana yang terdiri dari 300 kata atau lebih sesuai teori tingkat keterbacaan berdasrakan SMOG. Tetapi dari 9 buah wacana tersebut, peneliti kembali menghitung berdasarkan jumlah kalimat yaitu 10 kalimat di baris dekat awal, 10 di tengah dan 10 di akhir untuk total 30 kalimat, sehingga hanya ada 3 buah wacana yang dapat diukur tingkat keterbacaannya berdasarkan SMOG.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
128
Tabel 12 Rekapitulsi Data Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK N 1 Cilacap Kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan SMOG Kode Teks Teks 6 Teks 7 Teks 13
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata dalam 30 Kalimat 174 144 197
Usia
Kategori
16 15 17
Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai
Dari Tabel di atas, ketiga wacana tersebut mempunyai tingkat keterbacaan yang berbeda-beda. Wacana yang berkode teks 6 memiliki total kata yang ≥ 3 suku kata dalam 30 kalimat sebanyak 174 dan berada pada usia 16 tahun. Tingkatan tersebut setara siswa SMA/SMK kelas X. Ini berarti wacana dengan kode teks 6 sesuai untuk siswa SMK Kelas X. Wacana berkode teks 7 memiliki total kata yang ≥ 3 suku kata dalam 30 kalimat sebanyak 144 dan berada pada usia 15 tahun. Tingkatan tersebut setara siswa SMP kelas IX. Ini berarti wacana dengan kode teks 7 tidak sesuai untuk siswa SMK Kelas X, karena wacana tersebut seharusnya sudah didapatkan pada jenjang pendidikan sebelumnya. Wacana berkode teks 13 memiliki total kata yang ≥ 3 suku kata dalam 30 kalimat sebanyak 197 dan berada pada usia 17 tahun. Tingkatan tersebut setara siswa SMA/SMK kelas XI. Ini berarti wacana dengan kode teks 13 tidak sesuai untuk siswa SMK Kelas X, karena wacana tersebut sesuai untuk jenjang pendidikan satu tingkat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
129
lebih di atasnya. Maka wacana dengan kode teks 13 akan sukar dipahami oleh siswa SMK Kelas X. Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian dan hasil pembahasan ditemukan bahwa tingkat keterbacaan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud pada SMK N 1 Cilacap berdasarkan SMOG menunjukan hasil bahwa hanya terdapat satu wacana dengan kode teks 6 yang sesuai untuk siswa SMK kelas X. 4.3.4
Wacana yang sesuai untuk siswa SMK kelas X dalam buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud RI sebagai bahan pembelajaran berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG. Berdasarkan hasil analisis data, buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud memiliki wacana yang sesuai dan wacana yang tidak sesuai untuk siswa kelas X SMK. Berdasarkan grafik Fry, buku teks tersebut memiliki lima wacana yang sesuai untuk siswa kelas X SMK, yaitu adalah “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?”, “Cara Menggunakan Kartu ATM”, “Ekonomi Indonesia Akan Melampaui jerman dan Inggris”, “Integrasi ASEAN dalam Plurilingualisme” dan “Program Akselerasi Sangat Diperlukan”. Berdasarkan cloze test, buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud rata-rata termasuk dalam kategori instruksional. Artinya, wacana-wacana yang ada dalam buku teks tersebut sesuai dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran siswa SMK kelas X, namun siswa masih membutuhkan bimbingan/pendamping dari guru. Buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud memiliki wacana yang sesuai dan wacana yang tidak sesuai untuk siswa kelas X SMK. Berdasarkan SMOG, buku teks tersebut hanya memiliki satu wacana yang sesuai untuk siswa kelas X SMK. Wacana tersebut adalah wacana dengan judul “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?”. Berdasarkan alat ukur (formula) pengujinya, buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud mempunyai hasil tingkat keterbacaan yang berbeda-beda sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan wacana yang akan digunakan sebagai bahan pembelajaran sesuai dengan tingkatan pembacanya. Berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG hanya terdapat satu wacana yang sesuai dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran siswa SMK Kelas X. Teks yang berkode teks 6 dengan judul “Apa yang Harus Anda Lakukan jika Terkena Tilang?” 3.4 Triangulasi Grafik Fry Berdasarkan langkah-langkah yang terdapat dalam metodologi pada bab III, peneliti melakukan triangulasi penyidik. Triangulasi penyidik dilakukan untuk kepentingan pengecekkan data. Peneliti memberikan hasil analisis data beserta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
131
grafik Fry untuk dicek oleh Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku triangulator. Pengecekkan dilakukan satu kali dalam kurun waktu satu minggu, dari tanggal 10-17 November 2014. Pada pengecekkan ini, triangulator tidak menemukan kesalahan baik dari tabel analisis data maupun grafik Fry sehingga semua data yang diberikan peneliti sudah benar dan sesuai.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Kesimpulan ini juga merupakan jawaban dari permasalahan bab I. Pertama, wacana dalam buku teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMA/SMK Kelas X terbitan Kemdikbud jika berdasarkan perhitungan grafik Fry ada lima wacana yang dianggap sesuai, sedangkan tiga belas wacana lainnya menunjukkan bahwa wacana tersebut tidak sesuai digunakan untuk siswa SMK N 1 Cilacap Kelas X. Kedua, wacana dalam buku teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud jika berdasarkan perhitungan cloze test, wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks tersebut termasuk dalam kategori instruksional. Hal ini berarti wacana-wacana tersebut sesuai untuk siswa SMK Kelas X dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SMK N 1 Cilacap, namun siswa masih membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari guru.
132
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
133
Ketiga, wacana dalam buku teks Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud jika berdasarkan perhitungan SMOG, menunjukkan bahwa dari tiga teks yang dihitung berdasarkan SMOG hanya ada satu wacana sesuai untuk siswa SMK Kelas X dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SMK N 1 Cilacap. Keempat, berdasarkan perhitungan grafik Fry, cloze test, dan SMOG hanya ada satu wacana sesuai untuk siswa SMK Kelas X dan dapat digunakan dalam proses pembelajaran di SMK N 1 Cilacap. Wacana berkode teks 6 dengan judul “Apa yang harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang?”. 5.2
Implikasi Setalah mengetahui tingkat keterbacaan wacana buku teks Bahasa Indonesia
Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud berdasarkan grafik Fry, cloze test, dan SMOG, dapat ditarik implikasi sebagai berikut. (1) Guru tidak dapat menggunakan buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK Kelas X terbitan Kemdikbud sebagai bahan pembelajaran di kelas. Sebelum memberikan wacana-wacana tersebut, hendaknya guru memeriksa apakah wacana tersebut sesuai dengan KI-KD yang hendak dicapai dalam suatu pembelajaran, memperhatikan panjangpendeknya kelimat serta banyak-sedikitnya kata yang tersusun di dalamnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
134
(2) Guru dituntut lebih mampu mengembangkan bahan pembelajaran sehingga tidak berpatokan pada buku teks yang sudah tersedia saja. Guru dapat menggunakan sumber dari majalah, surat kabar, atau bahan dari internet sebagai bahan bacaan. (3) Guru pun setidaknya telah meneliti keterbacaan bahan belajar sebelum dipergunakan oleh siswa. Hal ini berguna untuk memastikan wacana yang akan digunakan sudah sesuai dengan kemampuan siswa, dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 5.3 Saran Berikut ini disampaikan beberapa saran berkaitan dengan penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan calon guru Bahasa Indonesia, para editor maupun penulis naskah, dan bagi peneliti lain. Adapun kesimpulannya sebagai berikut. Pertama, bagi guru dan calon guru Bahasa Indonesia diharapkan lebih memperhatikan buku pegangan/pelajaran yang akan digunakan sebagai sumber dalam proses belajar mengajar. Guru hendaknya memeriksa terlebih dahulu wacana-wacana yang termuat di dalamnya, bagaimana tipografinya, kosa kata, kalimat, paragraf dan bahasa yang digunakan di dalamnya. Hal ini dilakukan agar ketika siswa diberikan wacana tersebut tidak mengalami kesulitan. Perlu diperhatikan juga mengenai KI-KD dari buku teks yang digunakan, terutama yang berkaitan dengan aspek keterampilan membaca.
Sebagai
bahan
bacaan,
guru
ataupun
calon
guru
hendaknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
135
mempertimbangkan mengenai konsep, ide, dan isi yang termuat dalam buku teks maupun wacana-wacana yang terdapat di dalamnya. Dengan mempertimbangkan hal tersebut diharapkan dari wacana yang diberikan nantinya akan menumbuhkan minat baca yang tinggi bagi para siswa. Kedua, bagi penulis dan editor dalam menyusun buku teks harus memperhatikan kosa kata, struktur isi dan kalimat, isi, tipografi dan ilustrasi yang dipergunakan, sebab buku teks merupakan media cetak, dan tingkat keterbacaannya dipengaruhi oleh hal-hal di atas. Penulis dan editor diharapkan mampu menyusun bahan ajar yang mudah dipahami dan menyadari akan pentingnya unsur keterbacaan. Apabila editor melakukan revisi buku teks tersebut, dapat mengganti penggunakan kosa kata yang jarang didengar dan belum dikenal oleh siswa dan menata kembali paragraf-paragraf yang dapat diubah menjadi paragraf deduktif. Selain itu juga dapat melengkapi buku teks dengan gambar dn ilustrasi. Ketiga, bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sejenis yaitu mengenai tingkat keterbacaan wacana dengan jenis buku teks dan wacana yang berbeda. Diharapkan pula peneliti lain dapat mengembangkan alat uji/ukur yang lain karena sudah banyak beredar buku-buku teks sejenis di kalangan dunia pendidikan. Semua buku teks yang diterbitkan berpotensi digunakan sebagai sumber pengajaran.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Agung, I Gusti Ngurah. 1992. Metode Penelitian Sosial: Pengertian dan Pemakaian Praktis. Jakarta: Gramedia. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. ________________. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Sandar Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2005 tentang Buku Teks Pelajaran. Pusat Perbukuan. Depdikbud. 1999. Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Bahasa Sunda untuk SD di Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dewi, Rishe Purnama. 2001. Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Belajar Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMU Karangan A. Rumadi, dkk. (Studi kasus di SMU Stella Duce 1 Yogyakarta, SMU Shanti Dharma Sleman, dan SMU Dharma Putra Tangerang). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. _________________. 2014. Tingkat Keterbacaan Buku Teks Cakap Berbahasa Indonesia SMP Indonesia SMP Kelas VII Pada SMP Budya Wacana dan SMP Don Bosco Yogyakarta. Widya Dharma: Majalah ilmiah Kependidikan, No. 2 Tahun 2014. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Universitas Sanata Dharma. Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB. ____________________. 2011. Tes Bahasa (Pegangan bagi Pengajar Bahasa). Jakarta: PT Indeks.
136
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
Hafni. 1981. Pemilihan dan Pengembangan Bahan. Jakarta: Depdikbud. Hardjasujana, dkk. 1998. Membaca. Jakarta: Unversitas Tebuka. ______________. 1999. Evaluasi Keterbacaan Buku Teks Bahasa Sunda untuk Sekolah Dasar Di Jawa Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Hasan, Zaini. M. 1996. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Thesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: IKIP Malang. Jati, Emanuel Rastomo. 2003. Keterbacaan Buku Teks Penuntun terampil Berbahasa Indonesia untuk SLTP Kelas II Cawu 1,2, dan 3 Karangan Ambary, dkk. Terbitan Karya Bandung (Studi Kasus di SLPN 1 Kretek dan SLTPN II Kretek Bantul). Skripsi Sarjana Strata Satu. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma. Lubis, Hasan Hamid A. 1991 Analisis Wacana Pragmatik. Bandung: Angkasa. Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFEYogyakarta. Mestika, Zed. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: remaja Rosdakarya. Ngurah, Yasa, dkk. 2013. Kecermatan Formula Flesch, Fog Index, Grafik Fry, SMOG, dan BI Sebagai Penentu Keefektifan Teks Berbahasa Indonesia. Tesis Program Pascasarjana. Singaraja: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE. Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV Diponegoro. Soewandi, A. M. Slamet. 1989. Tingkat Kedwibahasaan Jawa-Indonesia dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Murid-murid Sekolah Dasar. Laporan Penelitan IKIP Malang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
138
Soewandi, A. M. Slamet. 1991. “Pengembangan Instrumen Penelitian” Materi Kuliah Penelitian Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: PBSI USD Yogyakarta. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Dutawacana University Press. Sudjana. 1990. Teknik Analisis Data Kuantitatif. Bandung: Tarsito. Suladi, dkk. 2000. Keterbacaan Kalimat Bahasa Indonesia dalam Buku Pelajaran SLTP. Jakarta: Angkasa. Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali. Suryani. 2007. Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Dua Buku Teks Bahasa Indonesia Kelas VIII (Studi Kasus lima SMP Khatolik di bawah Perkumpulan Dharmaputri Tahun Ajaran 2006/2007). Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Syamsuddin, A.R. 1992. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran. Bandung: FPBS IKIP Bandung. Tarigan, H. Guntur. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. _______________. 1987. Membaca sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. _______________. 1990. Teknik Pengajaran Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. _______________. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. Triyani, Maria Theresia. 1999. Uji Keterbacaan Wacana Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia Berdasarkan Kurikulum 1994 untuk SMK karangan Dra. Suparni (Studi Kasus di SMK Negeri 2 Yogyakarta, dan SMK Negeri 2 depok Sleman). Laporan Penelitian IKIP Yogyakarta. Wasito, Herman. 1992. Pengantar Metodologi Penelitian. APTIK. Jakarta: Gramedia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
139
Widharyanto, B. 2003. Tes Cloze dalam Pengajaran Bahasa. Widya Dharma: Majalah ilmiah Kependidikan, No. 1 Tahun 2003. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Unversitas Sanata Dharma. http://webpages.charter.net/ghal/SMOG.html. Diakses 12 Maret 2014. Pukul 08.00 WIB.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
140
Tabel 3 Wacana Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik untuk SMK kelas X terbitan Kemdikbud Tahun 2013 No. 1.
Pelajaran Pelajaran I Gemar Meneroka Alam Semesta
2.
Pelajaran 1 Gemar Meneroka Alam Semesta
3.
Pelajaran I Gemar Meneroka Alam Semesta
4.
Pelajaran I Gemar Meneroka Alam Semesta
5.
Pelajaran I Gemar Meneroka Alam Semesta
6.
Pelajaran II Proses Menjadi Warga Yang Baik Pelajaran II Proses Menjadi Warga Yang Baik
7.
8.
9.
Pelajaran III Budaya Pendapat Di Forum Ekonomi Dan Politik Pelajaran III Budaya Pendapat
Kegiatan Kegiatan 1 Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi Kegiatan 1 Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi Kegiatan 1 Pemodelan Teks Laporan Hasil Observasi Kegiatan 2 Kerjasama Membangun Teks Laporan Hasil Observasi Kegiatan 2 Kerjasama Membangun Teks Laporan Hasil Observasi Kegiatan 1 Pemodelan Teks Prosedur Kompleks Kegiatan 1 Pemodelan Teks Prosedural kompleks Kegiatan 1 Pemodelan Teks Eksposisi
Judul Teks Makhluk Di Bumi Ini
Halaman 5-6
Sistem Peredaran Darah Manusia
15
Kegiatan 1 Pemodelan Teks
Harimau
17-18
Karbon
24-25
Komodo
30-31
Apa Yang Harus Anda Lakukan Jika Terkena Tilang Cara Menggunakan Kartu ATM
40-41
Ekonomi Indonesia Akan Melampaui Jerman dan Inggris
82-83
Manfaat Jamu Tradisional
89-90
53-54
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Di Forum Ekonomi Dan Politik Pelajaran III Budaya Pendapat Di Forum Ekonomi Dan Politik Pelajaran III Budaya Pendapat Di Forum Ekonomi Dan Politik Pelajaran III Budaya Pendapat Di Forum Ekonomi Dan Politik
Eksposisi
Pelajaran IV Kritik Dan Humor Dalam Layanan Publik Pelajaran IV Kritik Dan Humor Dalam Layanan Publik Pelajaran V Seni Bernegosiasi Dalam Kewirausahaan Pelajaran VI Teks Dalam Kehidupan Nyata
Kegiatan 1 Pemodelan Teks Anekdot
17.
Pelajaran VI Teks Dalam Kehidupan Nyata
18.
Pelajaran VI Teks Dalam Kehidupan Nyata
Kegiatan 2 Kerjasama Membangun Teks Eksposisi Kegiatan 2 Kerjasama Membangun Teks Eksposisi Kegiatan 2 Kerjasama membangun Teks Eksposisi
Kegiatan 2 Kerja sama Membangun teks Anekdot Kegiatan 2 Kerjasama Membangun Teks Negosiasi Kegiatan 1 Pemodelan Berbagai Teks Dalam Satu Tema Kegiatan 2 Keja Sama Membangun Berbagai Jenis Teks dalam Satu Tema Kegiatan 2 Keja Sama Membangun Berbagai Jenis Teks dalam Satu Tema
141
Integrasi Asean Dalam Plurilingualisme
92-93
Untung Rugi Perdagangan Bebas
98-99
Pemimpin Sosial dan Politik Tidak Harus Mempunyai Pendidikan Formal Yang Tinggi Anekdot Hukum Peradilan
103-104
Politisi Blusukan Banjir
114-116
122
Ekspor Kain Sarung Ke Negara Yaman
154-155
Langkah Pelestarian Binatang Langka
172-174
Program Akselerasi Sangat Diperlukan
177-178
Betulkah Program Akselerasi Dibutuhkan?
180-181
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
142
Tabel 4 Kategori Wacana No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 12.
13. 14. 15. 16. 17. 18.
Judul Wacana
Makhluk di bumi ini Sistem peredaran darah manusia Harimau Karbon Komodo Apa yang harus anda lakukan jika terkena tilang Cara menggunakan kartu ATM Ekonomi Indonesia akan melampaui jerman dan inggris Manfaat jamu tradisional Integrasi ASEAN dalam plurilingualisme Untung rugi perdangan bebas Pemimpin sosial dan politik tidak harus mempunyai pendidikan formal yang tinggi Anekdot hukum peradilan Politisi blusukan banjir Ekspor kain sarung ke negeri Yaman Langkah pelestarian binatang langka Program akselerasi sangat diperlukan Betulkah program akselerasi dibutuhkan
Jumlah kata 256 163 168 364 211 346
Grafik Fry √ √ √ √ √ √
358 409
Kategori Cloze Test √
SMOG
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
208 346
√ √
√
√
343 262
√ √
√ √
√
669 147 495
√ √ √
√
√
√
√
456
√
√
√
174
√
202
√
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
143
Tabel Analisis Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan Jumlah Kalimat dan Jumlah Suku Kata Teks 1 Teks
Benda di dunia dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya Dengan pengelompokkan, benda-benda itu lebih mudah dipelajari Semua benda di dunia ini dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu benda hidup dan benda mati Yang pertama sering disebut makhluk hidup dan yang kedua disebut makhluk mati Benda hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti bergerak, bernapas, tumbuh dan mempunyai keturunan Benda hidup juga membutuhkan makanan Benda mati dibedakan dari benda hidup karena benda mati tidak mempunyai ciri-ciri umum tersebut Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan, dan bunga adalah contoh benda hidup Sementara itu, kaca, air, plastik, baja, dan oksigen adalah contoh benda mati Benda hidup dapat dikelompokkan Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 25 1 1
22 40
1
25
1
34
1 1
13 36
1
21
1
27
0,4 9,4
11 257
Teks 2 Teks
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas darah, pembuluh darah, dan jantung. Semua itu dapat diperinci sebagai berikut. Darah adalah cairan merah yang kental. Terdapat 3,5 liter darah pada rata-rata tubuh manusia dan dapat digolongkan menjadi golongan A,B,O, dan AB. Terdapat tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Pembuluh darah arteri adalah pembuluh darah yang lebar.
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 27 1 1
17 53
1 1
24 19
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Pembuluh darah jenis ini menyalurkan darah ke seluruh bagian tubuh. Darah pada pembuluh arteri berwarna merah cerah dan mengandung oksigen. Pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang sempit. Pembuluh darah jenis ini memiliki dinding yang tipis dan tidak Jumlah
144
1
23
1
24
1 0,9 8,9
18 21 226
Teks 3 Teks
Harimau (Panthera tigris) digolongkan ke dalam mamalia, yaitu binatang yang menyusui. “Kucing besar” itu adalah hewan pemangsa dan pemakan daging. Harimau dapat mencapai tinggi 1,5 meter, panjang 3,3 meter, dan berat 300 kilogram. Bulunya berwarna putih dan cokelat keemas-emasan dengan belang atau loreng berwarna hitam. Kakinya berjumlah empat dengan cakar yang kuat untuk menerkam mangsanya. Harimau mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Harimau dapat hidup di hutan, padang rumput, dan daerah payau atau hutan bakau. Di Indonesia harimau dapat ditemukan di hutan dan hutan bakau di pulau sumatera dan jawa. Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 29 1 1
20 29
1
31
1
23
1 1
19 26
1
33
8
210
Teks 4 Teks
Karbon adalah unsur kimia nonmental yang disimbolkan dengan huruf C. Karbon berada di alam dalam bentuk karbon murni (seperti berlian dan grafit) dan karbon terikat secara kimia dalam senyawa alam yang dapat berbentuk kristal murni (seperti berlian dan grafit). Karbon umumnya berada dalam senyawa ikatan kimia dengan
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 23 1
63
1
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
unsur lain yang juga dapat berbentuk senyawa organic (seperti batu bara dan petroleum) atau senyawa anorganik (seperti gamping dan bubuk pengembang kue). Terlepas dari persebarannya yang cukup luas, karbon hanya berjumlah 0,19 persen dari kerak bumi. Kedua bentuk dasar karbon tersebut mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda. Berlian terbentuk dari atom yang terikat dengan Jumlah
145
1
33
1
26
0,4 5,4
16 233
Teks 5 Teks
Taukah kalian binatang melata apakah yang paling besar? Binatang itu adalah komodo. Binatang itu hidup di semak-semak belukar dan di daerah hutan di sejumlah pulau di Indonesia. Komodo adalah binatang melata terberat di dunia yang mempunyai berat 100 kg atau lebih. Komodo terbesar yang pernah diukur mempunyai panjang lebih dari 3 meter dan besar 166 kg, tetapi ukuran komodo rata-rata yang hidup secara liar adalah 2,5 meter dengan berat 91 kg. Komodo mempunyai kulit bersisik yang berwarna abu-abu, moncong yang lancip, tungkai lengan yang kuat, dan ekor yang berotot. Komodo Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 20 1 11 1 34 1
35
1
69
1
39
0,1 6,1
3 211
Teks 6 Teks
Di Indonesia banyak pengendara kendaraan bermotor Jika pengendara melakukan pelanggaran, tentu pihak berwajib akan menilangnya Pengendara kendaraan bermotor perlu mengetahui prosedur penilangan Berikut ini hal yang harus Anda perhatikan ketika dikenakan
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 19 1 27 1
25
1
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
surat bukti pelanggaran berlalu lintas Dengan memperhatikan hal ini, ketika melakukan pelanggaran, Anda tidak akan dirugikan dan akan mendapat sanksi sesuai dengan peraturan Pertama, kenali si petugas Cobalah mengenali nama dan pangkat polisi yang tercantum di pakaian seragamnya Mereka mempunyai kewajiban menunjukan tanda pengenal Nama dan pangkat polisi menjadi penting apabila polisi bertindak di luar prosedur Jangan hentikan kendaraan Anda jika ada orang berpakaian preman mengaku sebagai polisi lalu Jumlah
146
1
43
1 1
10 27
1 1
20 29
0,8
34
9,8
269
Teks 7 Teks
Kartu ATM adalah salah satu fasilitas penting bagi nasabah sebuah bank Dengan kartu ATM, seorang nasabah bisa dengan mudah melakukan transaksi penting Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain, adalah transfer uang antarbank , baik bank yang sama maupun yang berbeda; penarikan uang tunai; pembayaran tagihan, misalnya listrik atau telepon; pengecekkan saldo tabungan; belanja atau pembayaran di kasir di tempat-tempat tertentu, misalnya swalayan; pengisian pulsa telpon seluler; pembayaran tiket pesawat Perhatikan panduan ini baik-baik agar tujuan menggunakan ATM tercapai Setelah memasuki ruang mesin ATM, masukkan kartu ATM (lihat jangan sampai terbalik, bagian sisi kiri yang harus dimasukkan terlebih dulu) Pada Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 27 1
28
1
123
1
28
1
51
0,1 5,1
2 259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
147
Teks 8 Teks
Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang Tahunan International Monetery Fund (IMF/World Bank (WB) 2012 Tokyo, 9-14 Oktober 2012 lalu Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta sidang mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia Media itu mengangkat hasil riset dari McKisney dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030 Keyakinan itu tentu beralasan Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 90 juta orang yang berada di kelompok consuming class Angka ini adalah angka terbesar di dunia setelah Cina dan India Dengan kekuatan itu pula, pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 61
1
42
1
57
1 1
12 35
1 0,4
25 38
6,4
270
Teks 9 Teks
Jumlah Kalimat Suku Kata Seiring dengan kamajuan zaman, banyak hal mengalami 1 22 kemajuan. Yang paling mencolok adalah kemajuan teknologi yang makin 1 33 canggih dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, secara ekonomis, masyarakat juga dapat makin 1 42 menjangkau teknologi informasi dan teknologi kesehatan. Walaupun demikian, obat tradisional atau yang sering disebut 1 38 jamu masih mendapat tempat di hati masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan jika dibandingkan 1 45 dengan obat-obatan modern seperti yang banyak beredar di pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai dengan kebanyakkan penyakit 1 31 modern, seperti diabetes. Berikut adalah kelebihan-kelebihan obat tradisional (Katno, 1 64
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Balitro Tawangmangu, dan S. Pramono, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Tribun Yogya edisi 16 Oktober 2011). Obat tradisional Jumlah
0,3 7,3
148
7 282
Teks 10 Teks
Jumlah Kalimat Suku Kata Bangsa-bangsa Asia Tenggara segera berintegrasi 1 18 Organisasi Association of southeast Asian Nations (Asean) telah 1 32 merancang bentuk komunitas social budaya. Komunitas asean mulai berlaku pada tahun 2015. 1 20 Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia 1 52 akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi bahasa negara lain. Komunitas sosial budaya Asean dibentuk dengan semangat 1 34 persatuan dalam keanekaragaman Pada kenyataanya, semangat Komunitas Asean sama dengan 1 34 masyarakat Uni Eropa (Europeans United in Diversity) Di Uni Eropa untuk memasuki pintu gerbang budaya setiap 0,9 78 negara, semua orang tentu telah mengenal kebijakan Europass Language Passport yang dikeluarkan oleh the Council of Europe dengan dokumen teknis Common European of Reference (CEFR) 6,9 268 Jumlah Teks 11 Teks
Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini mudah kita temukan di Indonesia. Perdagangan luar negeri memang berperan penting untuk menciptakan penggunaan sumber daya secara efisien. Setiap negara akan memproduksi barang spesialisasinya dan produksi itu memberikan keunggulan mutlak untuk meningkatkan pendapatan nasionalnya.
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 42 1
35
1
38
1
51
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kenaikkan pendapatan semacam itu tidak akan diperoleh jika perdagangan antarnegara dibatasi. Penjelasan mengenai perdagangan bebas tidak hanya berkisar keunggulan mutlak, tetapi juga keunggulan komparatif. Sebagai ilustrasi, Inggris dapat memproduksi satu unit pakaian dalam satu tahun dengan tenaga 100 orang buruh dan satu Jumlah
149
1
36
1
40
0,7
43
6,7
285
Teks 12 Teks
Jumlah Kalimat Suku Kata Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat 1 105 kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang terkenal di kemudian hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya 1 65 “mempelajari” teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalaman semacam inilah yang menghasilkan orang-orang 1 36 terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpin-pemimpin itu lahir dari 1 36 hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat. Sudah diketahui oleh semua orang bahwa pendidikan formal itu 1 26 penting. Akan 0,1 2 5,1 270 Jumlah Teks 13 Teks
Pada zaman dahulu di suatu negara (yang pasti bukan negara kita) ada seorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jembatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat.
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 30 1
25
1 1
20 25
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut. Si Tukang Pedati dan keluarganya tidak terima karena mendapat kerugian gara-gara jembatan yang rapuh. Kemudian, mereka melaporkan kejadian itu kepada hakim untuk mengadukan si Pembuat Jembatan agar dihukum dan memberi uang ganti rugi. Zaman dahulu orang dapat melapor langsung ke hakim Jumlah
150
1 1 1
15 11 37
1
50
0,6 8,6
17 230
Teks 14 Teks
Pada malam jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan, termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama). Darman mendatangi kampung yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan bingkisan. Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan dan terseret derasnya air. Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman masih bisa diselamatkan. Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 49
1 1
18 32
1
23
1 1
22 23
1 1 1 9
24 11 21 223
Teks 15 Teks
Jumlah Kalimat Suku Kata Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat 1 86 Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, 1 68 seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari Kain sarung asal Indonesia, menurut H. Sulthon (53), sangat digemari oleh oang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan Yaman Melihat potensi pasar kain sarung yang cukup besar di Kawasan Timur Tengah itu, pada tahun 2005 ia mengekspor kain sarung ke kawasan tersebut Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional Jumlah
151
1
43
1
51
0,2 4,2
18 266
Teks 16 Teks
Meskipun pemerintah melarang transaksi spesies binatang langka, dalam praktiknya populasi binatang yang dilindungi makin berkurang. Dengan beragam motif, manusia makin berusaha memiliki secara pribadi binatang-binatang langka tersebut. Apalagi, ketika pasar domestik atau pasar internasional berani membeli spesies binatang langka dengan harga tinggi, makin tinggi pula pelanggaran terhadap larangan memperjualbelikan binatang langka tersebut. Untuk itu, diperlukan langkah terintegrasi dalam proses pelestarian binatang langka tersebut. Itu merupakan upaya untuk menjaga agar binatang-binatang tersebut tetap lestari sehingga keberadaan binatang-binatang itu dapat dilihat oleh generasi penerus. Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam usaha pelestarian binatang langka, antara lain, adalah sebagai berikut. Memberikan pendidikan kepada Jumlah
Jumlah Kalimat Suku Kata 1 41
1
38
1
68
1
29
1
58
1
40
0,2 6,2
11 285
Teks 17 Teks
Jumlah Kalimat Suku Kata Program Akselerasi sangat dibutuhkan oleh pelajar yang 1 30 mempunyai ritme belajar cepat. Meskipun sering dikatakan terlalu mahal, itu tidak berarti bahwa 1 33
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
program ini tidak diperlukan. Sebagian besar orang mengatakan bahwa sayang sekali apabila program akselerasi ditutup karena program ini sudah banyak membuat siswa berhasil menyelesaikan studi dengan cepat sampai jenjang perguruan tinggi. Mereka mengatakan bahwa siswa-siswa dari program akselerasi juga dapat menyesuaikan diri dengan siswa-siswa dari program regular. Mereka juga tidak setuju apabila alasan yang digunakan untuk menutup program akselerasi adalah biaya yang mahal. Dapat ditunjukkan bahwa apabila keseluruhan biaya dijumlahkan, jumlah itu hampir sama besar dengan jumlah biaya yang dikeluarkan Jumlah
152
1
73
1
46
1
43
0,8
47
5,8
272
Teks 18 Teks
Jumlah Kalimat Suku Kata Program akselerasi tidak selalu cocok bagi semua siswa. 1 21 Program ini tidak perlu dibuka karena program ini tidak 1 43 mempertimbangkan siswa yang tidak menginginkan irama belajar yang cepat. Pertama, program akselerasi terkesan eksklusif, yaitu hanya menerima siswa tertentu. Program ini hanya diperuntukkan bagi siswa yang menginginkan ritme belajar cepat. Kadang-kadang keinginan itu tidak didasari oleh kesiapan dan kemampuan diri siswa yang bersangkutan. Jadi, apabila siswa tidak betul-betul siap dengan kerja keras dan mampu mengikuti irama belajar yang serba cepat, mereka tidak dapat mencapai prestasi yang maksimal. Kedua, dari segi biaya, program akselerasi dinilai lebih mahal jika dibandingkan dengan program regular. Program ini Jumlah
1
30
1
27
1
36
1
57
1
37
0,2 7,2
4 234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 1
Grafik Fry Teks 2
153
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 3
Grafik Fry Teks 4
154
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 5
Grafik Fry Teks 6
155
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 7
Grafik Fry Teks 8
156
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 9
Grafik Fry Teks 10
157
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 11
Grafik Fry Teks 12
158
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 13
Grafik Fry Teks 14
159
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 15
Grafik Fry Teks 16
160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Grafik Fry Teks 17
Grafik Fry Teks 18
161
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
162
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
163
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
164
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
165
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
166
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
167
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
168
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
169
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
170
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
171
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
172
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
173
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
174
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
175
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
176
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
177
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
178
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
179
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
180
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
181
Petunjuk Mengerjakan Soal-soal Tes Cloze Di hadapan Anda disediakan beberapa wacana. Dalam setiap wacana, paragraf pertama dan terakhir merupakan wacana yang utuh, sedangkan pada paragraf kedua dan seterusnya ada bagian-bagian yang dikosongkan. Bagian yang dikosongkan itu diberi nomor urut dan garis lurus. Tugas Anda adalah mengisi bagian-bagian yang masih kosong dengan kata yang cocok sesuai dengan konteks. Sebelum mengerjakan perhatikan hal-hal berikut ini! 1. Tulislah nama lengkap, kelas, dan nomor absen Anda! 2. Bacalah setiap wacana dengan teliti mulai dari awal sampai akhir, kemudian lengkapilah bagian-bagian kosong yang bergaris lurus dengan kata yang cocok dengan konteksnya! 3. Tulislah jawabannya langsung pada lembar soal di atas garis lurus pada setiap nomornya! 4. Setiap nomor hanya berisi satu kata. 5. Kerjakan dengan tenang dan teliti! 6. Periksalah sekali lagi sebelum diserahkan kepada pengawas! 7. Selamat mengerjakan!
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
182
MAKHLUK DI BUMI INI Benda di dunia dapat dikelompokkan atas persamaan dan perbedaannya. Dengan pengelompokkan, benda-benda itu lebih mudah dipelajari. Semua benda di dunia ini (1)___________ diklasifikasi menjadi dua kelompok, yaitu (2)__________ hidup dan benda mati. Yang (3)_________ sering disebut makhluk hidup dan (4)__________ kedua sering disebut makhluk mati. (5)_________ hidup mempunyai ciri-ciri umum, seperti (6)__________, bernafas, tumbuh dan mempunyai keturunan. (7)________ hidup juga membutuhkan makanan. Benda (8)___________ dibedakan dari benda hidup karena (9)_________ mati tidak mempunyai ciri-ciri umum (10)__________. Kera, tumbuh-tumbuhan, ikan, dan bunga (11)__________ contoh benda hidup. Sementara itu, (12)__________, air, plastik, baja, dan oksigen (13)_________contoh beda mati. Benda hidup (14)_________ dikelompokkan lagi menjadi binatang dan (15)_________. Pengelompokkan itu dilakukan karena keduanya (16)__________ dalam beberapa hal. Tumbuh-tumbuhan tidak (17)___________ bergerak dari satu tempat ke (18)__________lain. Tumbuh-tumbuhan tidak mempunyai otak, (19)__________, paru-paru, dan darah, tetapi hidup. (20)__________ itu, tumbuhtumbuhan dapat melakukan sesuatu (21)__________ sangat penting yang tidak dapat (22)__________ oleh binatang. Tumbuh-tumbuhan dapat menghasilkan (23)___________ sendiri, sedangkan binatang tidak. Rumput, (24)__________, dan tanaman keras adalah jenis (25)_____________. Namun, tidak semua tumbuhtumbuhan mempunyai (26)__________. Oleh karena itu, tumbuh-tumbuhan dapat (27)____________ menjadi tumbuh-tumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan (28)_________berbunga. Mawar, jagung, dan tanaman (29)__________ mempunyai bunga, tetapi jamur, lumut, (30)__________ pakis tidak. Selanjutnya, binatang dapat dibagi menjadi vertebrata dan invertebrata. Vertebrata bertulang belakang meliputi manusia, burung, anjing, katak, dan lain-lain, sedangkan invertebrata tidak bertulang belakang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
183
laba-laba. Terdapat lima kelompok vertebrata, yaitu mamalia, burung, amfibia, reptilian, dan ikan.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
184
KARBON Karbon adalah unsur kimia nonmetal yang disimbolkan dengan huruf C. karbon berada di alam dalam bentuk karbon murni (seperti berlian dan grafit) dan karbon terikat secara kimia dalam senyawa alam yang dapat berbentuk Kristal murni (seperti berlian dan grafit). Karbon umumnya berada dalam senyawa ikatan kimia dengan unsur lain yang juga dapat berbentuk senyawa organik (seperti batu bara dan petroleum) atau senyawa organik (seperti gamping dan bubuk pengembang kue). Terlepas dari persebarannya yang cukup luas, karbon hanya berjumlah 0,19 persen dari kerak bumi. Kedua bentuk dasar karbon tersebut (1) __________ sifat-sifat yang sangat berbeda. Berlian (2) __________ dari atom yang terikat dengan (3) __________ kuat sehingga dikenal sebagai benda (4) __________ paling keras. Di pihak lain, (5) __________ yang kedua, yaitu grafit, memiliki (6) __________ lebih rendah daripada berlian. Grafit (7) __________ oleh atom yang berbentuk heksagonal (8) __________ lembaran-lembaran yang sejajar. Setiap lembaran (9) __________ terikat secara terpisah-pisah sehingga grafit (10) __________ licin dan dapat digunakan sebagai (11) __________ atau alat tulis. Benda hitam (12) __________ terdapat di dalam pensil adalah (13) __________. Perbedaan penting lain antara berlian (14) __________ karbon adalah daya hantar arus (15) __________ yang terkandung. Berlian adalah benda (16) __________ (tidak dapat menghantarkan arus listrik), sedangkan grafit adalah benda konduktor (dapat menghantarkan arus listrik). (17) __________ tetapi, baik berlian maupun grafit (18) __________ titik leleh dan titik didih (19) __________ tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
185
Sifat optik berlian sangat (20) __________. Berlian mempunyai indeks ferfaksi paling (21) __________ jika dibandingkan dengan batu permata (22) __________ pun sehingga benda ini memantulkan (23) __________ ke mata dengan lebih menyilaukan (24) __________ pantulan dari jenis batu permata (25) __________ lain. Berlian juga mempunyai daya (26) __________ yang luar biasa. Berlian dapat (27) __________ cahaya menjadi spektrum yang berwarna-warni. Pada suhu rendah semua bentuk karbon lembek, tetapi pada suhu tinggi karbon akan bersenyawa dengan oksigen dalam proses oksidasi. Bentuk karbon apa pun ketika bersenyawa dengan oksigen yang banyak pada suhu tinggi akan membentuk karbon monoksida. Karbon monoksida terbentuk sebagai hasil pembakaran mesin yang menggunakan minyak petroleum dan ditemukan dalam julah yang besar pada buangan knalpot mesin otomotif. Apabila terkena panas di atmosfer bersama oksigen bebas, karbon dasar akan terkonversi menjadi dioksida. Karbon dioksida relatif tidak reaktif. Bahan yang terbakar pada suhu yang relatif rendah, seperti kayu dan kertas, tidak akan terbakar dalam karbon dioksida. Atas dasar ini, karbon dioksida digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud, pelajaran I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
186
APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN JIKA TERKENA TILANG? Di Indonesia banyak pengendara kendaraan bermotor. Jika pengendara melakukan pelanggaran, tentu pihak berwajib akan menilangnya. Pengendara kendaraan bermotor perlu mengetahui prosedur penilangan. Berikut ini hal yang harus Anda perhatikan ketika dikenakan surat bukti pelanggaran berlalu lintas. Dengan memperhatikan hal ini, ketika melakukan pelanggaran, Anda tidak akan dirugikan dan akan mendapat sanksi sesuai degan peraturan. Pertama, kenali si petugas. Cobalah (1)___________ nama atau pangkat polisi yang (2)_________ di pakaian seragamnya. Mereka mempunyai (3)___________ menunjukkan tanda pengenal. Nama dan (4)___________ polisi menjadi penting apabila polisi (5)___________ di luar prosedur. Jangan hentikan (6)____________ Anda jika ada orang berpakaian (7)___________ mengaku sebagai polisi lalu lintas (polantas)! (8)__________, pahami kesalahan Anda. Tanyakanlah apa (9)___________ Anda, pasal berapa yang dilanggar, (10)__________ berapa dendanya. Sebagai pembimbing masyarakat, (11)___________ harus menjelaskan kesalahan pengendara agar (12)__________ tersebut tidak terulang kembali. Alasan (13)__________dan besarnya denda juga harus (14)__________ hukum yang berlaku. Ketiga, pastikan (15)____________ pelanggaran. Pengendara sudah selayaknya mengecek (16)___________ pelanggaran polisi tersebut, benar atau (17)__________. Jika polisi menyatakan Anda dilarang (18)_________ ke kiri karena ada tanda (19)__________ belok kiri, Anda harus yakin (20)__________ tanda tersebut benar-benar ada. Keempat, (21)__________ serahkan kendaraan atau STNK (surat tanda nomor kendaraan) begitu (22)__________. Polisi tidak berhak menyita kendaraan (23)__________ atau STNK, kecuali kendaraan bermotor (24)___________ diduga hasil tindak pidana, pelanggaran (25)__________ mengakibatkan kematian, pengemudi tidak dapat (26)__________ STNK, atau pengemudi tidak dapat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
187
(27)___________ SIM. Jadi, utamakanlah SIM (surat izin mengemudi) sebagai (28)__________ yang ditahan oleh polantas! Kelima, terima atau tolak tuduhan. Setiap pengemudi mempunyai dua alternatif terhadap tuduhan pelanggaran yang diajukan polantas, yaitu menerima atau menolak tuduhan tersebut. Apabila menerima tuduhan, Anda harus bersedia membayar denda ke bank. Anda akan diberi surat tilang berwarna biru. Tanda tanganilah surat bukti pelanggaran berlalu lintas itu. Di baliknya terdapat bukti penyerahan surat atau kendaraan yang dititipkan. Surat atau kendaraan yang ditahan dapat diambil jika Anda dapat menunjukkan bukti pembayaran denda. Jika menolak tuduhan, katakan keberatan Anda dengan sopan. Anda akan diberi surat bukti pelanggaran berlalu lintas berwarna merah sebagai undangan untuk mengikuti sidang. Penentuan hari sidang memerlukan waktu 5-12 hari. Barang sitaan baru dapat dikembalikan kepada pelanggar setelah ada keputusan hakim.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
188
CARA MENGGUNAKAN KARTU ATM Kartu ATM adalah salah satu fasilitas penting bagi nasabah sebuah bank. Dengan kartu ATM, seorang nasabah bisa dengan mudah melakukan transaksi penting. Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain adalah: a. Transfer uang antarbank, baik bank yang sama maupun yang berbeda. b. Penarikan uang tunai c. Pembayaran tagihan, misalnya listrik atau telepon d. Pengecekan saldo tabungan e. Belanja atau pembayaran di kasir di tempat-tempat tertentu, misalnya swalayan f. Pengisian pulsa telepon seluler g. Pembayaran tiket pesawat Perhatikan panduan ini baik-baik agar (1) __________ menggunakan ATM tercapai. Setelah memasuki (2) __________ mesin ATM, masukan kartu ATM (lihat jangan sampai terbalik, bagian sisi kiri yang harus dimasukkan terlebih dahulu). (3) __________ kartu ATM tertentu biasanya ada (4) __________ panah. Tanda panah itulah sisi (5) __________ harus dimasukkan terlebih dahulu. Setelah (6) __________ kartu ATM, tunggu sampai layar (7) __________ pilih bahasa. Jika ingin menggunakan (8) __________ Indonesia, pilihlah bahasa Indonesia. Kemudian, (9) __________ masukkan nomor PIN (personal identification number) rahasia Anda (10) __________ di layar tertera memasukkan nomor PIN (11) __________. Pastikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
189
jangan sampai ada yang (12) __________, sebaiknya rapatkan tubuh Anda ke (13) __________ ATM. Setelah memasukkan nomor PIN (14) __________ benar, pilihlah transaksi yang diinginkan (15) __________ menekan tombol yang ada di (16) __________ layar lurus dengan menu transaksi (17) ___________ ingin dipilih, misalnya penarikan tunai (18) __________ transaksi lainnya untuk melihat layanan (19) __________ yang lain. Ikuti perintah selanjutnya (20) __________ dengan yang tertera di layar. (21) __________ jumlah uang yang akan ditarik (kelipatan Rp 50.000,00 atau Rp 100.000,00) (22) __________ Anda ingin menarik uang. Anda (23) __________ bisa menarik uang dari ATM (24) __________ jumlah, seperti Rp 22.750. Berbeda (25) __________ saat Anda mentransfer uang, jumlah (26) __________ saja dimungkinkan. Ambillah uang yang (27) __________ dari lubang uang yang ada (28) __________ bagian bawah. Jika tidak diambil, (29) __________ ATM akan menunggu perintah Anda (30) __________. Adakalanya di ATM bank yang (31) __________ pada transaksi penarikan uang justru (32) __________ diminta mengambil kartu ATM terlebih (33)__________. Perhatikan saja perintah yang ada (34) __________ layar. Jika transaksi selesai, jawablah pertanyaan bahwa Anda selesai bertansaksi sesuai dengan menu yang tertera di layar. Tunggu sampai keluar kertas bukti transaksi dan ambil. Pada transaksi penarikan uang adakalanya mesin ATM tidak mengeluarkan tanda bukti. Perhatikan saja keterangan yang tertera di layar. Setelah itu, kartu akan keluar dengan sendirinya. Ambil kartu Anda dan transaksi berhasil.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud, pelajaran II
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
190
EKONOMI INDONESIA AKAN MELAMPAUI JERMAN DAN INGGRIS Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang Tahunan International Monetery Fund (IMF)/ World Bank (WB) 2012 Tokyo, 1-14 Oktober 2012 lalu. Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta sidang mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. Media itu mengangkat hasil riset dari McKisney dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030. Keyakinan itu tentu beralasan. Indonesia (1)___________ memiliki sekitar 90 juta orang (2)__________ berada di kelompok consuming class. (3)__________ ini adalah angka terbesar di (4)_________ setelah Cina dan India. Dengan (5)__________ itu pula, pada tahun 2030 (6)_________ akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh (7)_________ dengan nilai pendapatan nasional sebesar 1,8 (8)___________ dolar AS dari sektor pertanian, (9)___________, dan energi. Indonesia saat ini, (10)____________ berada pada laju transformasi yang (11)__________ menuju ke arah tersebut. Saat (12)___________, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 (13)__________ dengan pendapatan domestik nasional terbesar 846 (14)__________ dolar AS tahun 2011. Angka (15)__________ akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 (16)_________ dolar AS mulai tahun 2017. (17)________ tahun 2030 hanya Amerika Serikat, (18)_________, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, (19)__________ berada di atas ekonomi Indonesia. (20)__________ terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya (21)__________ ekspor yang didukung oleh kekuatan (22)___________ kerja dan komoditas, tetapi juga (23)____________ konsumsi domestik dan jasa-jasa, yang (24)___________ motor penggerak ekonomi nasional. Melihat (25)__________ yang sedemikian besar, dalam beberapa side meeting siding IMF (26)_________ sempat saya ikuti, para investor (27)_________ mengharapkan banyak pilihan investasi di (28)_________. Harapan para investor tersebut tentu (29)_________ peluang dan tantangan bagi Indonesia. (30)__________ melakukan pendalaman pasar keuangan (financial
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
191
deepening) (31)__________ penting dalam memberikan ragam pilihan (32)__________ bagi para investor. Di sisi (33)________ , pembenahan di sektor riil dan (34)___________ perlu terus dilakukan secara serius (35)__________ mendukung arah untuk menjadikan ekonomi (36)_________ yang terbesar di Asia Tenggara. (37)__________ ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang (38)________ pada kisaran 5 persen hingga 6 (39)_________, apabila dapat terus dipertahankan, akan (40)________ jumlah masyarakat kelas menengah hingga 90 (39)________ orang dengan pendapatan per kapita (41)____________dari 3.600 dolar AS. Apabila (42)_________ mampu mendorong pertumbuhan hingga 7 (43)_________, jumlah itu bertambah lagi dengan (44)_________ menengah mencapai 170 juta orang. (45)__________ perkembangan dari sidang akbar IMF (46)__________ Tokyo pekan lalu kembali mengingatkan (47)_________tentang besarnya potensi Indonesia dan (48)________ momentum yang sedang kita lalui (49)___________ ini. Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang baik dilewatkan begitu saja karena begitu asyik dengan urusan lain, prediksi para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan ada di tangan kita semua saat ini.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
192
INTEGRASI ASEAN DALAM PLURILINGUALISME Bangsa-bangsa Asia Tenggara segera berintegrasi. Organisasi Association of Southeast Asian Nations (Asean) telah merancang bentuk komunitas sosial budaya. Komunitas Asean mulai berlaku pada tahun 2015. Warga komunitas, termasuk kita semua sebagai rakyat Indonesia akan dituntut plurilingual untuk memiliki kompetensi berbahasa Negara lain. Komunitas sosial budaya Asean dibentuk (1) __________ semangat persatuan dalam keanekaragaman. Pada (2) __________, semangat Komunitas Asean sama dengan (3) __________ Uni Eropa (Europeans United in Diversity). (4) __________ Uni Eropa untuk memasuki pintu (5) __________ budaya setiap negara, semua orang (6) __________ telah mengenal kebijakan Europass Language Passport (7) __________ dikeluarkan oleh the council of Europe (8) ___________ dokumen teknis Common European framework of reference (CEFR) for Language. (9) __________ bahasa itu mendorong warga masyarakat (10) __________ Eropa menjadi plurilingual sehingga semua (11) __________Eropa dapat duduk pada posisi (12) ___________ sama, misalnya di parlemen Uni (13) ____________. Lebih lanjut, keanekaragaman bahasa Eropa (14) __________ dalam satu model kompetisi berbahasa (15) __________. Model CEFR itu ditetapkan berisi (16) __________ peringkat kompetensi, yaitu A1, A2, B1, B2, C1, (17) __________ C2. Europass Language Passport sudah (18) ___________ C2 sebagai peringkat tertinggi dari A1 (19) __________. Menurut pengalaman seorang warga Uni (20) __________, sebagai contoh penerapan kebijakan ini, (21) __________ pun yang berasal dari luar (22) __________ (bukan warga Negara Jerman)—ketika hendak menikah dengan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
193
pasangannya (23) __________ negara ini—wajib memiliki passpor (24) __________ Jerman dengan lulus uji bahasa (25) _________ sekurang-kurangnya peringkat kompetensi A1. Jika (26) __________ “paspor bahasa” seperti yang berlaku (27) _________ Uni Eropa itu diadopsi oleh (28) ____________ Asia Tenggara dalam kerangka Komunitas (29) __________, yakinlah kebjiakan bahasa ini akan (30) ___________. Selain berguna untuk penghormatan atas (31) ___________ perbedaan bahasa kebangsaan negara anggota (32) ___________, sebagaimana disebutkan dalam Cetak Biru (33) ___________ Soaial Budaya Asean, kebijakan ini (34) ___________ memberikan kegunaan praktis bagi rakyat (35) ___________ untuk saling berkomunikasi sesuai dengan (36) __________ bahasa dan budaya setiap warga (37) ____________. Sebagai organisasi yang berbasis kerakyatan (people-centered organization), Asean tentu tidak boleh bermain “pukul rata” agar semua rakyat Asean saling berkumunikasi dalam bahasa Inggris. Apabila komunitas Asean dibentuk tanpa kebijakan plurilingualisme, agaknya rakyat Indonesia pun akan sulit bernasib mujur. Jika penghuni kawasan Asean dituntut hanya berbahasa Inggris, saya percaya bahwa posisi bahasa Indonesia akan bergeser di negeri kita sendiri. Ketika itu, bangsa Indonesia bukanlah pemenang, melaikan pecundang!
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud, pelajaran III
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
194
UNTUNG RUGI PERDAGANGAN BEBAS Perdagangan bebas yang diusung oleh sebuah negara dipastikan dapat menguntungkan atau merugikan negara yang bersangkutan. Dampak negatif kebijakan politik negara di sektor ekonomi ini mudah kita temukan di Indonesia. Perdagangan luar negeri memang berperan (1)_____________ untuk menciptakan penggunaan sumber daya (2)____________ efisien. Setiap negara akan memproduksi (3)____________ spesialisasinya dan produksi itu memberikan (4)___________
mutlak
untuk
meningkatkan
pendapatan
nasionalnya.
(5)___________ pendapatan semacam itu tidak akan (6)____________ jika perdagangan antarnegara dibatasi. Penjelasan (7)____________ perdagangan bebas tidak hanya berkisar (8)______________ mutlak, tetapi juga keunggulan komparatif. (9)____________ ilustrasi, Inggris dapat memproduksi satu (10)___________ pakaian dalam satu tahun dengan (11)___________ 100 orang buruh dan satu (12)____________ anggur dengan tenaga 120 buruh. (13)_____________ itu, Portugal hanya memerlukan 90 (14)____________ buruh untuk satu unit pakaian (15)____________ 80 orang buruh untuk satu (16)__________ anggur. Dalam ilustrasi itu, Portugal (17)___________ keunggulan mutlak dalam dua barang (18)___________. Namun, Inggris dan Portugal masih (19)___________ mendapatkan untung apabila mereka memiliki (20)_____________ perdagangan. Portugal lebih beruntung jika (21)__________ anggur dan Inggris tidak terlalu (22)___________
jika
memproduksi
pakaian.
Dengan
memproduksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
195
(23)___________ yang unggul secara komparatif, dua (24)___________ itu dapat meraih untung. Dengan (25)_____________ keuntungan spesialisasi dan pertukaran, perdagangan (26)_____________ meningkatkan efisiensi, perolehan laba dan (27)___________ hidup, serta jumlah komoditas yang (28)____________. Di sisi lain, gerakan proteksionisme (29)____________ menentang teori pasar bebas. Pendukung (30)____________bebas sering dicap sebagai kelompok (31)______________, kapitalis, dan pro-barang impor atau (32)____________. Pemerintah diminta tidak terlalu liberal (33)___________kesejahteraan nasional meningkat. Dalam hal (34)_____________, pemerintah Indonesia terbukti memuat neraca
(35)_____________makin
(36)_____________rendah
tidak
daripada
berimbang. impor.
Pertumbuhan Indikatornya
ekspor terlihat
(37)____________rendahnya rata-rata bea masuk barang (38)____________ke Indonesia. “Saat ini bea masuk barang (39)______________ yang diterapkan pemerintah rata-rata 6,8 (40)___________,” kata seorang peneliti ekonomi Indonesia. (41)____________itu
membandingkan
Indonesia
dengan
negara(42)_____________, seperti Cina yang telah mematok (43)___________bea masuknya rata-rata 10 persen. (44)____________ antidumping Indonesia sangat lemah sehingga (45)___________impor meningkatdan kinerja ekspor menurun. Penerapan perdagangan bebas masih perlu kita pertimbangkan lebih berhatihati di Indonesia. Selama dampak negative belum dapat terukur, Indonesia tidak dapat diharapkan memperoleh untung dari perdagangan bebas. Kerugian negara akan sangat besar ketika kita salah langkah menrapkan perdagangan bebas. Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
196
PEMIMPIN SOSIAL DAN POLITIK TIDAK HARUS MEMPUNYAI PENDIDIKAN FORMAL YANG TINGGI
Betul bahwa pendidikan formal memberikan banyak manfaat kepada para calon pemimpin atau calon orang terkemuka, tetapi pelajaran yang mereka peroleh dari pendidikan formal tidak selalu dapat diterapkan di masyarakat tempat mereka menjadi pemimpin atau menjadi orang tekenal di kemudian hari. Kenyataan bahwa di sekolah dan di perguruan tinggi, orang hanya “mempelajari” teori, sedangkan di masyarakat, orang betul-betul belajar untuk hidup melalui beraneka ragam pengalaman. Pengalam semacam inilah yang menghasilakan orang-orang terkemuka, termasuk pemimpin sosial dan politik. Orang-orang terkemuka dan pemimpinpemimpin itu lain dari hal-hal yang mereka pelajari di masyarakat. Sudah diketahui oleh semua orang (1) __________ pendidikan formal itu penting. Akan (2) __________, apakah seseorang akan menjadi pemimpin (3) __________ atau pemimpin politik yang bagus (4) __________ kemudian hari tidak selalu ditentukan (5) __________ pendidikan formalnya. Diyakini bahwa pengalaman (6) ____________ menjadi faktor penentu untuk menuju (7) __________. Dengan demikian, jelaslah bahwa melalui (8) __________ formal orang hanya mempelajari cara (9) __________, bukan cara menjalani hidup. Meskipun (10) ___________ formal diperlukan, pendidikan formal bukan (11) ___________ jalan yang dapat ditempuh oleh (12) __________ orang untuk menuju ke puncak (13) ___________.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
197
Sekadar menyebut contoh orang terkemuka atau pemimpin sosial dan politik, kita dapat menunjukan beberapa nama. Almarhum Adam Malik, konon ia hanya menyelesaikan jenjang pendidikan dasar tertentu, diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia bukan karena pendidikan formalnya, melainkan karena kapasitas yang ia dapatkan dari belajar secara otodidak. Almarhum Hamka adalah contoh pemimpin agama dan sastrawan terkenal sekaligus karena pengalam belajar pribadinya, bukan karena pendidikan formalnya yang tinggi. Bahkan, Einstein tidak mempunyai reputasi pendidikan formal yang bagus, tetapi melalui usahanya untuk belajar dan melakukan penelitian sendiri di masyarakat, ia terbukti menjadi ahli fisika yang sangat termasyhur di dunia.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud, pelajaran III
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
198
ANEKDOT HUKUM PERADILAN Pada zaman dahulu di suatu Negara (yang pasti bukan Negara kita) ada seseorang tukang pedati yang rajin dan tekun. Setiap pagi dia membawa barang dagangan ke pasar dengan pedatinya. Suatu pagi dia melewati jambatan yang baru dibangun. Namun sayang, ternyata kayu yang dibuat untuk jembatan tersebut tidak kuat. Akhirnya, tukang pedati itu jatuh ke sungai. Kuda beserta dagangannya hanyut. Si tukang pedati dan keluarganya (1) __________ terima karena mendapat kerugian gara-gara (2) __________ yang rapuh. Kemudian mereka melaporkan (3) __________ itu kepada hakim untuk mengadukan (4) __________ Pembuat jembatan agar dihukum dan (5) __________ uang ganti rugi. Zaman dahulu (6) __________ dapat melapor langsung ke hakim (7) __________ belum ada polisi. Permohonan keluarga (8) __________ Tukang Pedati dikabulkan. Hakim memanggil (9) __________ Pembuat jembatan untuk diadili. Namun, (10) __________ Pembuat Jembatan tentu protes dan (11) __________ terima. Ia menimpakan kesalahan kepada (12) __________ kayu yang menyediakan kayu untuk (13) __________ jembatan itu. Kemudian, hakim memanggil (14) __________ Tukang Kayu. Sesampainya di hadapan (15) __________, si Tukang Kayu bertanya kepada (16) __________, “Yang Mulia Hakim, apa kesalahan (17) __________ sehingga hamba dipanggil ke persidangan?” (18) __________ Mulia Hakim menjawab, “Kesalahan kamu (19) __________besar. Kayu yang kamu bawa (20) __________ membuat jembatan itu ternyata jelek (21) __________ rapuh sehingga menyebabkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
199
seseorang jatuh (22) __________ kehilangan pedati beserta kudanya. Oleh (23) __________ itu, kamu harus dihukum dan (24) __________ segala kerugian si Tukang Pedati.” (25) __________Tukang Kayu membela diri, “Kalau (26) __________ permasalahannya, ya, jangan salahkan saya, (27) __________ saja si Penjual Kayu yang (28) __________ kayu yang jelek.” Yang Mulia (29) __________ berpikir, “Benar juga apa yang (30) __________ si Tukang Kayu ini. Si (31) __________ Kayu inilah yang menyebabkan tukang (32) __________ membawa kayu yang jelek untuk (33) __________ Pembuat Jembatan. “Lalu, hakim berkata (34) __________ pengawalnya, “Hai pengawal, bawa si (35) __________ Kayu kemari untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!” (36) __________ si Pengawal menjemput si Penjual (37) __________. Si Penjual Kayu dibawa oleh (38) __________ tersebut ke hadapan hakim. “Yang (39) __________ Hakim, apa kesalahan hamba sehingga (40) __________ ke siding pengadilan ini?” kata (41) __________ Penjual Kayu. Sang Hakim menjawab, “(42) __________ sangat besar karena kamu tidak (43) __________ kayu yang bagus kepada si (44) __________ Kayu sehingga jembatan yang dibuatnya (45) __________ kukuh dan menyebabkan seseorang kehilangan (46) __________ dan barang dagangannya dalam pedati.” (47) __________ Penjual Kayu menjawab, “Kalau itu (48) __________, jangan menyalahkan saya. Yang salah (49) __________ saya. Dialah yang menyediakan beragam (50) __________ kayu untuk dijual. Dialah yang (51) __________ memberi kayu yang jelek kepada (52) __________ Tukang Kayu itu.” Benar juga (53) __________ yang dikatakan si Penjual Kayu (54) __________. “Hai pengawal bawa si Pembantu (55) __________ hadapanku!” Maka si Pengawal pun (56) __________ si Pembantu. Seperti halnya orang (57) ___________ telah dipanggil terlebih dahulu oleh (58) __________, si Pembantu pun bertanya kepada (59) __________ prihal kesalahannya. Sang Hakim memberi (60) __________ tentang kesalahan si Pembantu yang (61) __________ tukang pedati kehilangan kuda dan (62) __________ sepedati.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
200
Si Pembantu tidak secerdas (63) __________ orang yang telah dipanggil terlebih (64) __________ sehingga ia tidak bisa memberi (65) __________ yang memuaskan sang Hakim. Akhirnya, (66) __________ Hakim memutuskan si Pembantu harus (67) __________ dan memberi ganti rugi. Berteriaklah (68) __________ Hakim kepada pengawal, “Hai, Pengawal, (69) __________ si Pembantu ini ke penjara (70) __________ sita semua uangnya sekarang juga!” (71) __________ menit kemudia, sang Hakim bertanya (72) __________ si Pengawai, “Hai, Pengawal apakah (73) __________ sudah dilaksanakan?” Si Pengawal menjawab, “(74) __________, Yang Mulia, sulit sekali untuk (75) __________.” Sang Hakim bertanya, “Mengapa sulit? (76) __________ kamu sudah biasa memenjarakan dan (77) __________ uang orang?” Si Pengawal menjawab, “(78) __________, Yang Mulia. Si Pembantu badannya (79) __________ tinggi dan gemuk. Penjara yang (80) __________ punya tidak muat karena terlalu (81) __________ dan si Pembantu itu tidak (82) __________ uang untuk disita. “Sang Hakim (83) ____________ besar, “Kamu bego amat! Gunakan (84) ___________ akalmu, cari pembantu si Penjual (85) __________ yang lebih pendek, kurus, dan (86) __________ uang!” Kemudian, si Pengawal mencari (87) __________ si Penjual Kayu yang lain (88) __________ berbadan pendek, kurus, dan punya (89) __________. Si Pembantu yang berbadan pendek, (90) __________, dan punya uang bertanya kepada (91) __________, “Wahai, Yang Mulia Hakim. Apa (92) __________ hamba sehingg harus dipenjara?” dengan (93) __________ sang Hakim menjawab, “Kesalahanmu adalah (94) __________, kurus, dan punya uaaaang!!!” Setelah si Pembantu yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan uangnya disita, sang Hakim bertanya kepada khalayak ramai yang menyaksikan tersebut, “Saudara-saudara semua, bagaimanakah menurut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
201
pandangan kalian, peradilan ini sudah adil?” Masyarakat yang ada serempak menjawab, “Adiiiilll!!!”
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud, pelajaran IV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
202
EKSPOR KAIN SARUNG KE NEGERI YAMAN
Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oelah masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di Negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunai Darrusalam, Fillina, hingga ke negeri Asia Tngah, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh, bahkan, masyarakat Negara-negara di kawasan Timur tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelangkap pekaian sehari-hari. Kain sarung asal Indonesia, menurut H. Sultoni (53), (1) __________ digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi (2) __________, dan Yaman. Melihat potensi pasar (3) __________ sarung yang cukup besar di (4) __________ Timur tengah itu, pada tahun 2005 (5) __________ mengekspor kain sarung ke kawasan (6) _____________. Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional (7) ____________ Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, (8) ____________ Pemalang, Jawa Tengah ini, kain (9) __________ yang ia produksi merupakan hasil (10) ____________ alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATMB (11) ___________ kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak (12) ___________ bahwa pada saat pembeli datang (13) ____________ Pemalang untuk melihat secara langsung (14) ______________ produksi kain sarung dengan ATMB (15) _____________ , mereka sangat tertarik dan menyukainya. (16) _____________ khusus dari sayon yang digunakan (17) ____________ menjadi daya terik bagi masyarakat (18) ____________ Kawasan Timur Tengah. Jenis kain (19) _____________ tidak panas jika dipakai pada (20) _____________ hari dan hangat jika dipakai (21) ___________ malam hari. Motif
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
203
dan desain (22) ___________ sangat menentukan daya tarik. Sebagian (23) ____________ memilih kain yang bercorak gelap (24) ____________ kain dengan warna-warna cerah. H. Sultoni (25) ____________ usaha tenun tradisional ini sejak (26) ___________ 1996. Meski persaingan bisnis di (27) ____________ produksi tekstil sangat ketat, berkat (28) ______________ dalam membidik peluang bisnis yang (29) ___________, usaha yang ia dirikan terus (30) ____________ dan bertahan hingga kini. Salah (31) ____________ kejeliannya adalah memproduksi kain tenun (32) ____________ khusus dari bahan rayon. Jenis (33) __________ sarung dari bahan rayon ini (34) ___________ pasar yang sangat spesifik, yaitu (35) __________ diminati jika dipasarkan di kawasan (36) _____________ memiliki suhu ekstrem, seperti Kawasan (37) _____________ Tengah. Untuk mengembangkan usahanya, H. Sultoni (38) ___________ tahun 2006 menjadi nasabah sebuah (39) _____________. Pada tahun 2006 untuk pertama (40) ___________ ia menggunakan jasa perbankan dengan (41) ____________ kredit dari bank tersebut sebesar Rp 10 (42) ___________. Uang tersebut sebagian besar digunakan (43) ___________ membeli bahan baku. Dengan dukungan (44) ______________ dari bank, usaha tersebut makin (45) _____________ besar. Keinginan H. Sultoni untuk (46) ______________ usahanya tidak terlepas dari idealismenya (47) _____________ melestarikan produk kerajinan kain sarung (48) ___________ sudah sejak lama berkembang di (49) ______________ Pemalang, Jawa Tengah itu. Kegiatan (50) ______________ tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat (51) ___________ dapat menyediakan lapangan kerja serta (52) ___________ memberikan pendapatan yang cukup bagi (53) ___________ desa. Dengan tersedianya lapangan kerja (54) ___________ memadai di desa, masyarakat tidak (55) __________ pergi ke kota untuk mencari (56) _____________. Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi 30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan omzet tidak kurang dari Rp
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
204
2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memberikan kesempatan kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke berbagai pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud, pelajaran VI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Nama
:
No. Absen
:
Kelas
:
205
LANGKAH PELESTARIAN BINATANG LANGKA Meskipun pemerintah melarang transaksi spesies binatang langka, dalam praktiknya populasi binatang yang dilindungi makin berkurang. Dengan beragam motif, manusia makin berusaha memiliki secara pribadi binatang-binatang langka tersebut. Apalagi, ketika pasar domestik atau pasar internasional berani membeli spesies binatang langka dengan harga tinggi, makin tinggi pula pelanggaran terhadap larangan memperjualbelikan binatang langka tersebut. Untuk itu, diperlukan langkah terintegrasi
(1)____________ proses
pelestarian binatang langka tersebut. (2)__________ merupakan upaya untuk menjaga agar (3)_____________ tersebut tetap lestari sehingga keberadaan (4)____________ itu dapat dilihat oleh generasi (5)_____________. Beberapa langkah yang harus dilakukan (6)___________ usaha pelestarian binatang langka, antara (7)__________, adalah sebagai berikut. Memberi pelestarian
pendidikan
binatang
(8)____________masyarakat
(9)___________
untuk
tetap
tentang
hidup
di
pentingnya habitatnya.
(10)___________ demikian, manusia tidak lagi mengusik (11)___________ dan menjaga binatang langka tersebut (12)__________ tetap hidup di habitat aslinya. (13)__________ pelestarian binatang langka pada akhirnya (14)___________ menjadi
tanggungjawab
bersama.
Apabila
langkah
(15)_________
dapat
dilaksanakan, spesies binatang langka (16)__________ dapat diselamatkan. Mendukung setiap aktivitas (17)__________ binatang langka yang dilakukan oleh
(18)____________pelestarian
lingkungan.
Caranya
dengan
membantu
(19)____________ serta memberikan dukungan finansial dan (20)___________. Itu sebenarnya juga merupakan langkah (21)_________walaupun dalam format global.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Tentu
(22)____________langkah
(23)___________wujud
pertama
kepeduliannya
bisa untuk
206
dilakukan
pemerintah
selalu
mendukung
(24)___________setiap upaya pelestarian binatang langka (25)__________. Membuat tempat penangkaran bagi hewan-hewan (26)__________agar dapat berkembang biak untuk (27)_________ melepas hewan-hewan itu ke alam (28)___________agar dapat hidup secara alamiah.(29)__________, dalam hal ini Kementerian Kehutanan (30)___________ Lingkungan Hidup, memang terus memperbanyak (31)__________ini. Dalam proses pendidikan kepada masyarakat, (32)___________saja langkah-langkah penting yang dilakukan (33)____________ini harus dipahami bersama oleh (34)___________ lapisan masyarakat agar jangan sampai (35)___________, pemerintah melindungi dan menangkarkan, tetapi (36)___________dilepas ke alam bebas, masyarakat (37)___________menjadi pemangsa dengan berbagai macam (38)___________. Tidak melakukan perburuan binatang langka (39)__________melaporkan setiap aktivitas perburuan binatang (40)_________tersebut kepada pihak berwajib. Hal (41)____________akan efektif apabila telah muncul (42)___________dari masyarakat sekitar dan mengetahui (43)___________ pasti akan manfaat menjaga kelestarian
(44)__________langka,
baik
untuk
tujuan
ekonomi,
(45)____________maupun untuk kelestarian lingkungan itu (46)_________. Apabila belum muncul kesadaran dari (47)___________, praktik kongkalikong akan tetap terjadi (48)__________ selama ini. Tidak melakukan transaksi terhadap binatang langka, terutama binatang hidup walaupun transaksi tetap terjadi, sebaiknya transaksi itu ditujukan untuk menyelamatkan binatang tersebut agar tidak dikuasai oleh orang yang kurang bertanggung jawab dan selanjutnya menyerahkan binatang tersebut kepada pihak yang berkompeten, dalam hal ini lembaga konservasi binatang langka dan lingkungan hidup. Langkah itu juga sebenarnyaakan tercapai dengan baik apabila telah muncul kesadaran dari masyarakat sekitar. Namun, apabila kesadaran masyarakat masih rendah, akan rendah pula hasilnya. Dengan demikian, langkah yang paling utama dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
207
pertama yang harus dilakukan adalah bagaimana melakukan proses pendidikan kepada masyarakat secara berkesinambungan. Proses pendidikan yang terus-menerus diharapkan akan memunculkan kesadaran. Kesadaran itulah sebenarnya yang paling dibutuhkan dalam langkah pelestarian binatang langka ini.
Diambil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Terbitan Kemdikbud
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 Novario 27 24 Nur Latifah27 25 Nurhuda P 30 26 Pratikto 19 27 Rahmat H 29 28 Raka H 21 29 Rama K 20 30 Rian B 29 31 Riki S 32 Wimolo K 24 94 JUMLAH Mean
15 11 10 15 0 13 15 12
15 14 28 15 17 11 12 15
33 18 15 22 17 18 20 14
46 20 43 31 52 25 29 21
27 36 15 15 35 13 10 35
23 15 45 15 44 15 18 10
8 9 6 7 7 6 7 9
85 70 80 73 82 64 82 72
50 55 55 32 53 33 31 53
45 41 15 17 43 20 23 47
23
23
25
23
35
25
11
76
48
39
63
61
77
98
93
68
33
294 165
129
90 90 100 63 97 70 67 97 0 80
56 41 37 56 0 48 56 44 0 85
54 50 100 54 61 39 43 54 0 82
97 53 44 65 50 53 59 41 0 74
92 40 86 62 104 50 58 42 0 46
73 51 97 33 41 100 41 33 95 98 35 33 27 40 95 22 0 0 95 56
62 69 46 54 54 46 54 69 0 85
90 74 85 78 87 68 87 77 0 81
89 98 98 57 95 59 55 95 0 86
94 85 31 35 90 42 48 98 0 81
313 63
233 47
218 44
226 45
196 251 151 254 313 295 269 39 50 30 51 63 59 54
209
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DATA VALIDITAS
No. Nama Siswa 1 Adi Bagus P 2 Agam Y 3 Ahmad B 4 Alfandi A 5 Alif Riyadi 6 Andi G 7 Anisa R 8 Awang B 9 David W 10 Dewo Aji 11 Dhefry R 12 Dwi E 13 Dwi F 14 Edi S 15 Erliana R 16 Fadli Aji 17 Fendy S 18 Laela Nur 19 M. Fauzi 20 M. Iqbal 21 M. Naufal 22 Muhammadi
1
Skor Mentah Teks ke.../ Jumlah Soal Wacana 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2
Skor (%) Teks ke.../ Jumlah Soal Wacana 3 4 5 6 7 8 9
11
1
10
11
30
27
28
34
50
37
45
13
94
56
48
30
27
28
45
13
94
56
48
30 28 26 30 0 10 23 28 23 30 29 27 19 26 30 28 30 23 22 19 18 20
26 24 24 16 0 18 15 23 25 26 25 14 17 14 26 25 25 24 17 15 10 17
17 18 10 14 0 10 11 16 21 25 20 11 14 13 17 17 28 15 14 15 15 10
31 23 24 27 0 11 15 23 18 18 34 23 17 20 26 34 28 28 18 16 25 15
29 30 28 34 0 49 21 30 34 50 23 22 22 27 28 49 47 30 31 22 42 24
34 24 14 33 0 36 13 13 35 37 30 10 11 17 37 36 10 35 18 18 35 10
12 16 45 23 0 45 20 23 29 44 14 14 15 45 17 43 45 36 18 19 40 19
7 5 8 13 0 13 8 9 13 13 8 7 5 9 8 13 9 9 8 7 6 8
80 75 71 74 0 81 72 82 80 78 79 79 61 80 83 90 74 80 66 74 75 73
45 43 50 54 0 18 30 40 53 55 49 52 22 28 55 55 55 51 31 31 55 31
21 45 45 48 0 10 21 46 46 47 48 48 21 22 23 22 15 42 22 19 48 13
100 93 87 100 0 33 77 93 77 100 97 90 63 87 100 93 100 77 73 63 60 67
96 89 89 59 0 67 56 85 93 96 93 52 63 52 96 93 93 89 63 56 37 63
61 91 58 92 27 64 68 60 65 36 36 71 56 38 100 50 79 68 89 51 0 0 0 0 0 36 32 98 97 100 39 44 42 35 44 57 68 60 35 51 75 53 68 95 64 89 53 100 100 98 71 100 46 81 31 39 68 44 27 31 50 50 44 30 33 46 59 54 46 100 61 76 56 100 38 61 100 98 97 96 100 82 94 27 100 54 82 60 95 80 50 53 62 49 40 54 47 44 49 42 54 74 84 95 89 36 44 48 27 42
54 38 62 100 0 100 62 69 100 100 62 54 38 69 62 100 69 69 62 54 46 62
85 80 76 79 0 86 77 87 85 83 84 84 65 85 88 96 79 85 70 79 80 78
80 77 89 96 0 32 54 71 95 98 88 93 39 50 98 98 98 91 55 55 98 55
44 94 94 100 0 21 44 96 96 98 100 100 44 46 48 46 31 88 46 40 100 27
34
50
37
208
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
AFIFAH N H AURYN N AZIZAH K CATUR M DINDA O ANGEL S ERVI D EAV M FAREL A FATMAWATI GITA N JANUARIANA KARISMA D KURNIA A LYA Y MELI N Z MELY N MUNIAH NIA H NUR F PUTRI L RADYA S RAVELLION P ROSIDA K SINGKRIH M SITI NUR K SYAFIRA N UMYE R WAHYU A
1 30 21 22 11 22 18 16 11 24 27 23 20 27 23 20 14 22 17 19 18 29 20 23 22 18 16 21 10 19 21
2 27 13 15 14 12 12 19 11 15 19 19 12 27 17 13 10 25 19 10 10 14 12 12 14 10 16 14 17 20 12
DATA PENELITIAN Skor Mentah Teks ke… / Jumlah Soal Wacana 3 4 5 6 7 8 9 10 11 28 34 50 37 45 13 94 56 48 11 15 13 10 13 5 63 24 28 12 11 19 11 13 11 87 29 18 12 19 20 10 13 5 85 24 20 12 25 15 6 19 5 76 20 16 24 33 10 37 23 9 72 46 11 26 11 17 10 39 12 94 55 23 11 16 20 37 45 6 59 34 28 15 22 20 8 45 7 57 17 29 28 19 8 17 24 8 87 55 27 16 32 14 8 28 13 87 56 32 12 20 18 10 16 10 65 10 10 21 13 46 6 44 7 33 10 16 18 20 17 26 13 13 66 44 27 13 11 39 25 10 6 52 25 20 14 13 16 22 17 7 56 24 13 25 34 20 35 45 7 61 29 28 26 10 15 17 8 5 14 10 10 15 14 15 20 12 8 64 27 12 14 16 10 10 10 6 67 21 18 28 11 49 10 45 10 50 52 45 12 20 13 24 45 8 86 13 10 12 25 14 10 30 9 89 55 48 11 17 17 19 29 10 67 15 17 10 16 15 29 11 9 83 36 37 13 19 37 37 43 10 71 26 28 10 15 21 12 14 6 62 30 16 19 16 16 5 10 10 59 27 19 13 10 25 17 18 10 94 25 20 25 33 30 33 20 8 69 45 11
1 30 70 73 37 73 60 53 37 80 90 77 67 90 77 67 47 73 57 63 60 97 67 77 73 60 53 70 33 63 70
Skor (%) Teks ke… / Jumlah Soal Wacana 2 3 4 5 6 7 8 9 27 28 34 50 37 45 13 94 48 39 44 26 27 29 38 67 56 43 32 38 30 29 85 93 52 43 56 40 27 29 38 90 44 43 74 30 16 42 38 81 44 86 97 20 100 51 69 77 70 93 32 34 27 87 92 100 41 39 47 40 100 100 46 63 56 54 65 40 22 100 54 61 70 100 56 16 46 53 62 93 70 57 94 28 22 62 100 93 44 43 59 36 27 36 77 69 100 75 38 92 16 98 54 35 63 64 59 34 70 29 100 70 48 46 32 78 68 22 46 55 37 50 38 32 59 38 54 60 93 89 100 40 95 100 54 65 70 93 29 30 46 18 38 15 37 54 41 30 54 27 62 68 37 50 47 20 27 22 46 71 52 100 32 98 27 100 77 53 44 43 59 26 65 100 62 91 44 43 74 28 27 67 69 95 52 39 50 34 51 64 77 71 37 36 47 30 78 24 69 88 59 46 56 74 100 96 77 76 52 36 44 42 32 31 46 66 63 68 47 32 14 22 77 63 74 46 29 50 46 40 77 100 44 89 97 60 89 44 62 73
10 56 43 52 43 36 82 98 61 30 98 100 18 18 79 45 43 52 18 48 38 93 23 98 27 64 46 54 48 45 80
11 48 58 38 42 33 23 48 58 60 56 67 21 33 56 42 27 58 21 25 38 94 21 100 35 77 58 33 40 42 23 210
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
YETI R ANI WIJI CHARITA E DIAH FITRI DHEVIA Y EVA N FANY N FATONAH N FENTI R FERA A HESTY NUR C INDAH P ISMI DWI S KRISTINNA Y LISTIYANI NADIA EKA S NOFITA SARI NURAINI R OVI I RAFITA N RAGIL M RIZTA DANI RUFAIDA SITI P SITI R TASYA R UMI S WANDA O WINDA W YESWI M YOHANA IGA AL CHOIRIL A AMALIA ERA ANISA FAIS
19 13 26 21 22 21 21 15 14 16 20 20 21 23 19 16 17 15 11 21 24 24 22 17 21 23 24 21 19 15 21 29 21 19
10 12 16 12 19 15 14 23 13 13 16 14 16 14 14 10 11 16 12 12 16 15 16 14 13 14 13 13 11 12 15 16 11 19
10 16 10 10 17 11 14 17 10 13 10 12 16 12 15 10 18 14 19 10 12 14 15 14 16 12 20 10 13 22 19 22 9 18
18 20 22 23 28 16 14 17 17 22 18 18 21 15 19 19 15 18 20 19 16 23 20 24 13 14 18 20 23 15 15 19 17 19
38 12 23 17 24 15 22 7 16 20 11 14 20 16 16 16 20 19 2 19 16 27 15 13 12 15 11 20 20 7 16 38 20 37
19 12 12 9 18 11 11 9 4 8 10 13 15 4 11 10 10 12 2 10 10 11 7 11 19 8 10 9 11 11 10 36 8 27
33 15 23 14 32 12 20 11 16 17 9 11 21 10 12 9 9 12 9 13 9 14 19 18 6 13 14 25 18 11 17 42 32 29
13 5 11 7 11 9 5 6 8 9 11 7 9 6 8 8 7 11 6 8 6 9 6 8 9 8 7 9 9 9 8 13 8 6
83 67 78 67 92 51 70 66 69 72 66 70 80 57 65 67 68 65 55 54 61 68 76 70 53 60 61 70 66 55 67 90 20 91
46 27 26 32 26 20 29 24 30 32 28 31 34 21 24 29 27 28 6 27 26 13 26 24 23 19 20 28 25 25 27 51 48 7
15 15 22 21 31 15 16 8 17 23 20 12 21 16 22 17 4 20 1 20 21 39 20 14 28 14 12 21 17 13 22 16 31 14
63 43 87 70 73 70 70 50 47 53 67 67 70 77 63 53 57 50 37 70 80 80 73 57 70 77 80 70 63 50 70 97 70 63
37 44 59 44 70 56 52 85 48 48 59 52 59 52 52 37 41 59 44 44 59 56 59 52 48 52 48 48 41 44 56 59 41 70
36 57 36 36 61 39 50 61 36 46 36 43 57 43 54 36 64 50 68 36 43 50 54 50 57 43 71 36 46 79 68 79 32 64
53 59 65 68 82 47 41 50 50 65 53 53 62 44 56 56 44 53 59 56 47 68 59 71 38 41 53 59 68 44 44 56 50 56
76 24 46 34 48 30 44 14 32 40 22 28 40 32 32 32 40 38 4 38 32 54 30 26 24 30 22 40 40 14 32 76 40 74
51 32 32 24 49 30 30 24 11 22 27 35 41 11 30 27 27 32 5 27 27 30 19 30 51 22 27 24 30 30 27 97 22 73
73 33 51 31 71 27 44 24 36 38 20 24 47 22 27 20 20 27 20 29 20 31 42 40 13 29 31 56 40 24 38 93 71 64
100 38 85 54 85 69 38 46 62 69 85 54 69 46 62 62 54 85 46 62 46 69 46 62 69 62 54 69 69 69 62 100 62 46
88 71 83 71 98 54 74 70 73 77 70 74 85 61 69 71 72 69 59 57 65 72 81 74 56 64 65 74 70 59 71 96 21 97
82 48 46 57 46 36 52 43 54 57 50 55 61 38 43 52 48 50 11 48 46 23 46 43 41 34 36 50 45 45 48 91 86 13
31 31 46 44 65 31 33 17 35 48 42 25 44 33 46 35 8 42 2 42 44 81 42 29 58 29 25 44 35 27 46 33 65 29 213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97
ANNEKE L 15 ANNISA N 30 CYNTIA I 22 CATUR M 20 DINI DWI H 25 FAHMI N 29 FITRI LESTARI 25 HANIN F 17 KARISMA S 22 LASI M 21 LINTANG R 22 LISTINA A 21 LUVITA D 27 MEGA S 25 MUSLIHATUN 25 NIDA T 15 NURUL C 21 REZA P 13 RIRI N 21 RISCA P 22 RISKA F 20 SILVIA T 21 SUKMA H 14 SUMIATI 15 TATIK W 27 VIVI CATUR L 24 WIJI RAHAYU 19 ANNISA K 14 APRILIA P 24 DWI F 22 ETI L 20 FIKI AZIS S 24 FERDITA M 29 FLORI I 11
10 15 17 11 15 24 16 11 14 7 11 15 27 16 15 13 14 8 11 13 12 16 6 8 27 15 3 13 10 19 11 22 27 10
12 28 21 9 18 9 11 12 19 23 11 17 21 20 10 12 12 7 13 10 15 10 21 9 20 12 11 9 15 18 10 25 20 11
20 33 17 25 15 34 21 19 20 12 15 23 31 22 15 13 17 12 13 18 19 20 20 12 28 15 11 15 21 20 12 31 34 13
12 49 28 9 18 46 15 17 17 2 17 7 48 41 17 12 21 10 11 14 18 13 32 9 16 19 3 12 20 29 15 30 49 13
8 36 9 4 9 35 7 12 17 6 9 8 36 37 8 16 11 8 11 37 5 35 23 9 8 9 28 11 18 19 15 10 36 17
11 42 18 8 12 44 10 22 31 7 10 14 43 44 10 13 11 4 7 44 15 44 13 17 45 12 8 20 17 36 41 10 45 11
7 11 12 8 10 13 8 8 9 9 8 9 13 13 4 6 8 5 7 6 6 6 6 11 7 10 8 8 7 11 9 13 13 8
90 92 94 56 67 93 56 66 56 32 90 67 91 94 61 50 93 56 49 50 62 50 71 51 70 67 54 59 59 91 94 93 94 61
6 8 31 24 31 54 24 27 14 55 56 9 52 56 25 8 55 8 26 18 24 26 3 5 29 32 25 25 23 48 55 56 54 27
36 28 29 18 17 48 16 17 11 47 48 16 48 48 14 8 48 8 23 40 17 38 4 7 37 14 10 17 18 37 22 33 48 17
50 37 43 59 100 56 100 97 73 63 75 50 67 41 32 74 83 56 64 44 97 89 32 100 83 59 39 62 57 41 43 56 73 52 68 59 70 26 82 35 73 41 39 44 70 56 61 68 90 100 75 91 83 59 71 65 83 56 36 44 50 48 43 38 70 52 43 50 43 30 25 35 70 41 46 38 73 48 36 53 67 44 54 56 70 59 36 59 47 22 75 59 50 30 32 35 90 100 71 82 80 56 43 44 63 11 39 32 47 48 32 44 80 37 54 62 73 70 64 59 67 41 36 35 80 81 89 91 97 100 71 100 37 37 39 38
24 98 56 18 36 92 30 34 34 4 34 14 96 82 34 24 42 20 22 28 36 26 64 18 32 38 6 24 40 58 30 60 98 26
22 97 24 11 24 95 19 32 46 16 24 22 97 100 22 43 30 22 30 100 14 95 62 24 22 24 76 30 49 51 41 27 97 46
24 93 40 18 27 98 22 49 69 16 22 31 96 98 22 29 24 9 16 98 33 98 29 38 100 27 18 44 38 80 91 22 100 24
54 85 92 62 77 100 62 62 69 69 62 69 100 100 31 46 62 38 54 46 46 46 46 85 54 77 62 62 54 85 69 100 100 62
96 98 100 60 71 99 60 70 60 34 96 71 97 100 65 53 99 60 52 53 66 53 76 54 74 71 57 63 63 97 100 99 100 65
11 14 55 43 55 96 43 48 25 98 100 16 93 100 45 14 98 14 46 32 43 46 5 9 52 57 45 45 41 86 98 100 96 48
75 58 60 38 35 100 33 35 23 98 100 33 100 100 29 17 100 17 48 83 35 79 8 15 77 29 21 35 38 77 46 69 100 35 212
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 98 GETA AMALA 29 99 IKA LINDA L 27 100 IMELDA N 21 101 KINTANI M 22 102 KHILQOH K 27 103 LATIFAH P 19 104 LILIS W 19 105 MIFTA H 22 106 MUHSONAH 12 107 NILAN NUR F 20 108 NINA I 22 109 NOVA RISKI D 15 110 RATIH A 20 111 RISZAKI L 22 112 RIZKIANA M 18 113 RENI IRAWATI15 114 RENI PUJI L 20 115 SUMAYA S 13 116 SORAYA S 19 117 TRINIKE Y 23 118 USWATUN K 20 119 WAWAT B 19 120 YOLA N 20 2431 JUMLAH Mean
21 15 20 12 11 9 6 13 10 15 15 21 16 4 12 15 13 14 20 19 14 12 15
23 20 19 13 12 10 17 9 17 15 11 16 13 20 6 13 14 14 21 26 9 12 12
24 31 30 22 15 12 14 16 7 21 20 15 18 15 15 19 17 18 31 24 20 15 16
34 32 42 7 15 34 29 13 10 11 18 8 12 9 17 12 19 16 42 31 10 17 20
32 20 27 7 11 8 8 9 10 18 14 21 8 10 37 8 12 12 28 28 28 11 10
33 38 35 11 9 14 37 11 5 15 18 41 18 7 20 11 14 14 35 37 12 14 21
12 10 9 9 10 8 6 6 4 6 7 3 7 10 13 7 8 8 12 11 6 9 6
92 92 87 92 66 57 56 69 91 71 64 43 64 25 92 61 68 66 89 84 70 56 67
42 40 45 56 21 19 26 22 53 21 19 50 17 55 56 16 32 29 42 42 25 28 26
30 39 27 48 18 32 19 13 10 18 19 38 18 47 14 28 20 10 33 32 18 31 18
97 90 70 73 90 63 63 73 40 67 73 50 67 73 60 50 67 43 63 77 67 63 67
78 56 74 44 41 33 22 48 37 56 56 78 59 15 44 56 48 52 74 70 52 44 56
82 71 68 46 43 36 61 32 61 54 39 57 46 71 21 46 50 50 75 93 32 43 43
71 91 88 65 44 35 41 47 21 62 59 44 53 44 44 56 50 53 91 71 59 44 47
68 64 84 14 30 68 58 26 20 22 36 16 24 18 34 24 38 32 84 62 20 34 40
86 54 73 19 30 22 22 24 27 49 38 57 22 27 100 22 32 32 76 76 76 30 27
73 84 78 24 20 31 82 24 11 33 40 91 40 16 44 24 31 31 78 82 27 31 47
92 77 69 69 77 62 46 46 31 46 54 23 54 77 100 54 62 62 92 85 46 69 46
98 98 93 98 70 61 60 73 97 76 68 46 68 27 98 65 72 70 95 89 74 60 71
75 71 80 100 38 34 46 39 95 38 34 89 30 98 100 29 57 52 75 75 45 50 46
63 81 56 100 38 67 40 27 21 38 40 79 38 98 29 58 42 21 69 67 38 65 38
1717 1801 2272 2350 1863 2486 1004 8246 3594 2722 8103 6359 6432 6682 4700 5035 5524 7723 8772 6418 5671
68
53
54
56
39
42
46
64
73
53
47
213
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
TABULASI DATA PENELTIAN BERDASARKAN SMOG
Kode: Teks 6 10 Kalimat Awal Kalimat Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 1 4 2 5 3 6 4 6 5 6 6 2 7 5 8 5 9 5 10 7 Julmah 51 10 Kalimat Tengah Kalimat Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 1 3 2 6 3 11 4 5 5 4 6 7 7 7 8 6 9 19 10 6 Julmah 74 10 Kalimat Akhir Kalimat 1 2 3 4
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 12 5 1 3
214
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5 6 7 8 9 10 Julmah
215
5 5 4 7 2 5 49
Rekapitulasi Kalimat Awal Tengah Akhir Jumlah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 51 74 49 174
Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan SMOG Kode: Teks 6 Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode: Teks 7 10 Kalimat Awal Kalimat Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 1 3 2 5 3 5 4 3 5 1 6 3 7 2 8 6 9 3 10 2 Julmah 32 10 Kalimat Tengah Kalimat Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 1 7 2 10 3 3 4 4 5 5 6 6 7 10 8 5 9 16 10 5 Julmah 71 10 Kalimat Akhir Kalimat 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 3 5 10 2 8 1 5 3 2
216
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 Julmah
217
2 41
Rekapitulasi Kalimat Awal Tengah Akhir Jumlah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 32 71 41 144
Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan SMOG Kode: Teks 7 Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kode: Teks 13 10 Kalimat Awal Kalimat Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 1 6 2 4 3 4 4 4 5 2 6 2 7 8 8 10 9 4 10 4 Julmah 49 10 Kalimat Tengah Kalimat Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 1 4 2 4 3 5 4 2 5 12 6 10 7 6 8 6 9 3 10 6 Julmah 57 10 Kalimat Akhir Kalimat 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 9 5 9 12 7 3 4 8 11
218
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10 Julmah
219
23 91
Rekapitulasi Kalimat Awal Tengah Akhir Jumlah
Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 49 57 91 197
Analisis Tingkat Keterbacaan Wacana dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik terbitan Kemdikbud Tahun 2013 Berdasarkan SMOG Kode: Teks 13 Total Kata yang ≥ 3 Suku Kata 0-2 3-6 7-12 13-20 21-30 31-42 43-56 57-72 73-90 91-110 111-132 133-156 157-182 183-210 211-240
Usia 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
220
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
221
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 222
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
223
[Type text]
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 224
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 225
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 226
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 227
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 228
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ofrot
'\
akan ditarik{kelipatan Rp 50.000,00 atau Rp 100.00'0,00)
(23)
(22) JiFq''
Anda ingin menarik
tidqk bisa menarik uang dari ATM (24) dengorl jurnlah, seperti Rp 2235A. Berbeda (25) dengqn saar Anda mentransler uang, jumlah (26) benapa saja dimungkinkan. Ambillah uang yang (27) Ketuac aari lubang uang yang ada (2g) uang- Anda
di
bagian bawah- Jika tidak diambil, (29)
ATM
akan menunggu perintah
Anda (30) Sehnjutngo. Adakalanya di ATM bank yang (3t) berbeda pada rransaksi penarikan uang justru (32)' Anda diminta mengambil kartu ATM terlebih 1f3)
dqhulu
. Perhatikan saja perintah yang ada
Jika transaksi selesai, ja"vabtah
menu yang tertera
di layar. Tunggu
(34)
di
layar
p.nunyu* bahwa Anda selesai bertansaksi
sesuai dengan
sarnpai keluar kertas bukti transaksi dan ambil. pacla
transaksi penarikan uang adakalanya rnesin
ATM tidak mengeluarkan tanda bukti- perhatikan saja keterangan yang tertera di layar. Setelah itu, kartu akan keluar dengan sendirinya. Ambil kartu-Anda dan transaksi berhasil.
.**.
Dianrbil dari buku teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akaclemik Terbitan Kerndikbud, pelajaran Il
q
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 229
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 230
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 231
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 232
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 233
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 234
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 235
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 236
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 237
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 238
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 239
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 240
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 241
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 242
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 243
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 244
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 245
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 246
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 247
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 248
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 249
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 250
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 251
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 252
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 253
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 254
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 255
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 256
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 257
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 258
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 259
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 260
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 261
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 262
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 263
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 264
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 265
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 266
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 267
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 268
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 269
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 270
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 271
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 272
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 273
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 274
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 275
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 276
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 277
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 278
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 279
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 280
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 281
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 282
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 283
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 284
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 285
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
286
BIODATA PENULIS
Desti Jumaryani lahir di Cilacap pada tanggal 10 Desember 1992. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2004 di Sekolah Dasar Negeri 01 Kawunganten Lor, setelah itu menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTs N Kawunganten Lor dan lulus pada tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah Atas ditamatkan di SMK Yos Sudarso Kawunganten pada tahun 2010. Setamat SMK melanjutkan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Progran Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta diakhiri dengan penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Keterbacaan Wacana Dalam Buku Teks Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik Tahun 2013 untuk SMK Negeri 1 Cilacap kelas X Berdasarkan Grafik Fry, Tes Cloze, dan SMOG”.