PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KESETIAAN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Martina Andhika Swasti NIM : 119114143
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KESETIAAN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi
Oleh : Martina Andhika Swasti NIM : 119114143
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016
i
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PURSETUJUAN PEMBIMBING
HTIBT}NGAN AIYTARA KBNfiATANGAN EMOSI I}NNGAN
KE$ETIAAN
Pffi
PADA PASAIIIGAN SUAMI
I$TEnI
SKRIPfII
',f;"*S
ts+ a tr/dh*\ ,6,:"-,h B ffi"f z4d ,*# 'u, *'l 1191141n,
il"xm#-j -CA
Pembimbing Stripsr, a-?
/ y'//,tt--
(/ -/
/^/,-
.f
//
.a
tt
Carolus lVrjoyo Adinugroho, M.Psi" Psikolog"
Yqsrakart+
09 FiB 2016
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HALAMAN PNNGESAHAN SKruPSI SKRIPSI HIIB{INGAIIT ANTARA KIMATA}{GAN EtrTOSI I}NNGAI\T
KESETIAAN PERKAWINAN PAI}A PASANGAN SUAMI ISTfiRX Dipersiapkan dan ditulis oleh
.
Illnrfima Andhika Swasti
NIM : 119114143 Telah dipertahankan di depan Fanitia Penguji
Padatanggal
2g JAl,l ?016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susulnan Panitia Penguji
Narna Lengkap
Penguji
I
: Carolus
#
Tanda tangan
Wijoyo Adinugroho, tuf.Psi. Psiliolog
Penguji 2 : Dra" L" Pratidnnnanastlti, MS. Penguji 3 : C. Sisrva l44dyatmoko, M.Psi
Yogyakarta,09 FtB
1016
Fakultas Psikologi Univ,ersitas Sanata Dharma o
tfY ,'* fl'
JerJr'.se;
iii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO
“ Berhentilah mengubah jati diri dan keaslianmu demi orang lain, karena tak seorangpun mampu mengambil peranmu dengan lebih baik dari pada dirimu. Maka jadilah dirimu sendiri, karena kamulah yang terbaik”
iv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan hasil usaha dan karyaku ini untuk :
♥ Keluarga Kudus Tuhan Yesus, sumber harapan dan kekuatanku ♥ Ayah dan Ibuku tercinta, yang selalu mendukung dan mendoakanku, sehat selalu ya Amin ♥ Adek-adekku dari yang paling kecil sampe yang paling gedhe, yang kadang nakal dan kadang baek padaku :D ♥ Keluarga besarku yang ga bisa disebutin satu-satu ♥ Sahabat sebotolku “SeKaRat”, sahabatku dirumah n dikampus, yang sudah mewarnai hari2ku ♥ Louren yang selalu ada buat aku, always ya :*
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagran karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Desember 2015 Penulis.
Martina Andhika Swasti
vl
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KESETIAAN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI Martina Andhika Swasti ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 132 pasang suami isteri, yang terdiri dari 66 subjek perempuan dan 66 subjek laki-laki yang telah menikah dengan usia perkawinan diatas 5 tahun, serta berdomisili di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik SPSS (Statistical Product & Service Solution) versi 22.0 untuk menganalisis data penelitian. Skala kematangan emosi yang digunakan dengan jumlah 28 item memiliki reliabilitas sebesar 0,866 dan skala kesetiaan perkawinan dengan jumlah 35 item memiliki reliabilitas sebesar 0,910. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi Product Moment Spearman. Analisis data mengindikasikan adanya korelasi positif antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan. Hasil analisis dari kedua variabel menunjukkan skor korelasi 0,647 pada taraf signifikansi 0,01 dan probabilitas sebesar 0,000 (p<0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri.
Kata kunci : kematangan emosi, kesetiaan, perkawinan, pasangan suami isteri.
vii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
THE RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL MATURITY AND MARITAL FIDELITY IN THE SPOUSES Martina Andhika Swasti ABSTRACT This research aimed to determine whether there was a relationship between the emotional maturity with marital fidelity in the spouse. The hypothesis of this study is that there is a positive relationship between emotional maturity with marital fidelity in the spouse. Subjects in this study were 132 couple of husband and wife, which consisted of 66 female subjects and 66 male subjects who were married and the marriage age above 5 years old, and living in Yogyakarta. This study used a technique SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 22.0 for analyzing research data. Emotional maturity scale used by 28 item has a reliability of 0.866 and marital fidelity scale used the 35 items has a reliability of 0.910. The method of data analysis was the Spearman Product Moment Correlation analysis method. Analysis of the data indicates a positive correlation between the emotional maturity to marital fidelity. The results of the analysis variables was shown correlation score of 0.647 at a significance level of 0.01 and a probability of 0.000 (p <0.01). That shows there is a positive and significant relationship between emotional maturity and marital fidelity on the spouses.
Keywords: emotional maturity, fidelity, marriage, spouses.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERNYATh,]TN PERSE TUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah
Nama
:
ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma
Martina Andhika Swasti
Nomor Mahasiswa : I 19 ll4l43
Demi pengemb angan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharmakarya ilmiah saya yang berjudul
:
HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN
KESETIAAN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI beserta perangkatyang diperlukan
(bila
ada). Dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta rjin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 05 Desember 2015
Yang menyatakan,
Martina Andhika Swasti
IX
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat, rahmat serta penyertaanNya yang telah dilimpahkan sehingga penulisan skripsi yang disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Universitas Sanata Dharma ini dapat terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan skripsi ini tidaklah sedikit sumbang saran dan bimbingan yang penulis peroleh dari berbagai pihak, baik berupa sumbangan moral maupun material. Hal ini penulis sadari bahwa tanpa adanya bantuan tersebut, penulisan skripsi ini tidak akan berhasil dengan lancar. Melalui halaman ini, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ungkapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan berupa bimbingan atau pendampingan yang sangat berharga hingga terselesaikannya skripsi ini tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada : 1.
Bapak Dr. T. Priyo Widiyantoro, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho, M.Psi, Psi., selaku dosen Pembimbing Skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, kritikan, saran yang membangun, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.
3.
Ibu
Dra. L Pratidarmanastiti, MS dan Bapak C Siswa Widyatmoko, M.Psi.
selaku Dosen Penguji Skripsi atas kritik dan saran yang diberikan, sehingga
x
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
skripsi saya menjadi lebih baik. 4.
Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing penulis selama studi di Fakultas Psikologi ini.
5.
Seluruh staf Sekretariat Fakultas Psikologi, yang selalu mendukung dengan memberikan pelayanan yang terbaik.
6.
Kedua orangtuaku yang tercinta Bapak Athanasius Supardi, dan Ibu Chatarina Siena Sarmi, terimakasih atas segala doa dan dukungan moral maupun materil yang diberikan. Partner In Crime-ku Louren, terimakasih selalu ada buat aku, bahkan disaat terburukku. Adikku Dyan, Cherry, Teddy yang nakal-nakal. Lica, Putri, Chaterine, Sita yang lucu-lucu dan menggemaskan. Mbah putriku simbah Mitro, dan simbah Adhi, tante-tande dan om-omku. Dan Seluruh saudaraku yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih telah menyayangi dan mencintaiku dengan cara yang luar biasa.
7.
Sahabatku yang seiya sekata sejak dalam kandungan Ibu, Sekar si Lele dan Ratna si Gajah. Sahabatku dirumah Nopik dan Desti, sahabatku di Kampus Sunyahh, Vhirlis, Pipit. Mbak Regina yang bantuin aku banyak banget. Sahabat seperjuangan mengejar S.Psi saudara sekandungnya pak Adi saat perang melawan skripsweet ilis, iyah, nizam, mbak fitri, agnez, mandana, tika, pudar, oliv, dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan dukungan yang luar biasa selama menjalani studi di Fakultas Psikologi.
Kawan-kawanku OMK Theresia dan Faustina yang sabar dengan sikapku,
xi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menduakan kalian dengan studiku. Teman-teman OMK Pojok yang gtla dan seru banget. Para tetanggayang memberikan motivasi
untukku agar skripsiku
cepat selesai.
9.
Semua pihak yangtelah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kasih memberikan berkat yang sesuai dengan arnal dan perbuatan mereka.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mohon sumbang saran dan kritikannya demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Akhir
kata, semoga skripsi yang sederhana
ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 5 Desemb er 2Al5 Penulis.
Swasti
xll
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI (3 DOSEN) .................................... iii HALAMAN MOTTO ...................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v HALAMAN PERNNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ..................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL............................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7 D. Manfaat Penelitian................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8 A. Perkawinan .............................................................................................. 8
xiii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
1. Pengertian Perkawinan ......................................................................... 8 2. Periode Perkawinan .............................................................................. 10 B. Kematangan Emosi .................................................................................. 11 1. Pengertian Kematangan Emosi ............................................................ 11 2. Ciri Kematangan Emosi ....................................................................... 15 3. Aspek Kematangan Emosi ................................................................... 17 4. Dampak Kematangan Emosi ................................................................ 19 C. Kesetiaan ................................................................................................. 22 1. Pengertian Kesetiaan ............................................................................ 22 2. Aspek Kesetiaan ................................................................................... 22 3. Faktor Kesetiaan................................................................................... 26 D. Dinamika Hubungan Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada Pasangan Suami Isteri ............................................................................ 29 E. Skema Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada Pasangan Suami Isteri.......................................................................................................... 35 F. Hipotesis ................................................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 37 A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 37 B. Identifikasi Variabel................................................................................. 37 C. Definisi Operasional ................................................................................ 37 D. Subjek Penelitian ..................................................................................... 39 E. Prosedur Penelitian .................................................................................. 40
xiv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. Alat Pengumpulan Data............................................................................ 42 G. Validitas dan Reliabilitas ......................................................................... 45 H. Metode Analisis Data .............................................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 48 A. Persiapan Penelitian ................................................................................ 48 B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 50 C. Deskripsi Subjek...................................................................................... 51 D. Hasil Penelitian ....................................................................................... 53 E. Pembahasan ............................................................................................. 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 61 A. Kesimpulan ............................................................................................. 62 B. Saran ........................................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 63 LAMPIRAN ..................................................................................................... 68
xv
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Item Kematangan Emosi Favorabel dan Unfavorabel ................ 43 Tabel 2 Blue Print Skala Kematangan Emosi (Sebelum Uji Coba) ................. 43 Tabel 3 Skor Item Kesetiaan Perkawinan Favorabel dan Unfavorabel .......... 44 Tabel 4 Blue Print Skala Kesetiaan Perkawinan (Sebelum Uji Coba)............. 45 Tabel 5 Sebaran Item Skala Kematangan Emosi (Setelah Uji Coba) .............. 49 Tabel 6 Sebaran Item Skala Kesetiaan Perkawinan (Setelah Uji Coba) .......... 50 Tabel 7 Deskripsi Subjek ................................................................................. 53 Tabel 8 Hasil Analisis Deskriptif ..................................................................... 53 Tabel 9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ........................................ 54 Tabel 10 Hasil Uji Linearitas ........................................................................... 55 Tabel 11 Hasil Uji Korelasi .............................................................................. 56 Tabel 12 Hasil Kuadrat Koefisien Korelasi ..................................................... 56
xvi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan Try Out .......................................................................................................................... 69 Lampiran 2 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kematangan Emosi Try Out .......................................................................................................................... 81 Lampiran 3 Hasil Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kesetiaan Perkawinan Try Out .................................................................................................................... 83 Lampiran 4 Hasil Reliabilitas setelah Seleksi Item Skala Kematangan Emosi Try Out .................................................................................................................... 85 Lampiran 5 Hasil Reliabilitas setelah Seleksi Item Skala Kesetiaan Perkawinan Try Out ............................................................................................................. 86 Lampiran 6 Skala Penelitian Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan .......................................................................................................................... 88 Lampiran 7 Hasil Uji Asumsi Normalitas ........................................................ 96 Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi Linearitas .......................................................... 96 Lampiran 9 Hasil Uji Hipotesis Korelasi ......................................................... 97 Lampiran 10 Data Lampiran Tambahan........................................................... 98
xvii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Komitmen emosional dan sah secara hukum dari dua individu untuk saling berbagi kedekatan secara fisik dan emosional, berbagi bermacam tugas serta pendapatan ekonomi disebut dengan perkawinan (Olson dan De Frain, 2006). Tujuan individu melakukan perkawinan adalah sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan kesatuan pasangan suami dan isteri dalam mencapai kebahagiaan dalam sebuah hubungan. Kebahagiaan dalam kehidupan rumah tangga sering dikaitkan dengan hal kesetiaan. Kesetiaan memiliki arti sebagai individu yang dapat dipercaya, dapat diandalkan, menepati janjinya, memiliki keteguhan hati, patuh, dan memiliki ketaatan (Piet Go & Maramis, 1990). Individu yang setia, ia memiliki kecenderungan untuk melakukan segala sesuatu atas dasar cinta, bukan karena kewajiban, dan individu akan bersedia melibatkan diri dengan pasangannya. Individu tidak merasa kehilangan jati diri dan kepribadiannya, namun individu dapat merasakan suatu kebahagiaan. Bertolak dengan tujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam perkawinan, fakta lapangan menunjukkan sebuah permasalahan yang ditemukan dalam hubungan pasangan suami isteri adalah banyak yang melakukan perselingkuhan. Perselingkuhan merupakan hubungan yang
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
dilakukan oleh individu yang telah menikah, dengan individu lain yang bukan pasangannya yah sah secara humum dan agama (Singh, Pal, & Kunwar, 2009). Mualim (Petugas Pengadilan Agama Tulungagung) mengungkapkan ada 200 hingga 250 kasus perceraian yang diproses Pengadilan Agama Tulungagung setiap bulannya, kebanyakan gugatan dengan alasan perselingkuhan. (Wordpress, 7 Januari 2007, Data selingkuh di Indonesia). Humas Pengadilan Agama Kota Makassar, Anas Malik MH mengungkapkan sebanyak 90% perkara cerai (di PA Kota Makassar) disebabkan karena gugatan selingkuh. (Kompasiana, 6 November 2014, Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam) Hal ini dapat dijelaskan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hastuti, dkk (2001) mendapatkan hasil bahwa seseorang melakukan perselingkuhan karena dipicu oleh kejenuhan yang disebabkan karena konflik yang hampir setiap hari. Mengulas tentang menghadapi konflik, seperti yang telah dikemukakan oleh Burney (dalam Anderson, 2006), individu yang memiliki emosi matang, ia cenderung dapat mengontrol kemarahan dengan baik dan belajar untuk mendapatkan solusi positif dalam menghadapi suatu masalah. Dengan kata lain bahwa individu yang mampu mengambil solusi positif dan mampu mengontrol kemarahan akan meredakan konflik yang terjadi sehingga dapat meminimalisir terjadinya keretakan rumah tangga sekaligus dapat memupuk kesetiaan dalam rumah tangga. Banyak
orang
menganggap
bahwa
kesetiaan
semata-mata
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
ditekankan dalam kesetiaan hubungan seksual. Namun, Goldberg melihat sisi kesetiaan dalam dinamika tersendiri, kesetiaan menyangkut keteguhan individu dalam memegang janjinya untuk mencintai, menghormati, menyayangi dan menempatkan pasangannya diatas segala sesuatu. Setia antara pasangan suami isteri merupakan satu kunci yang menjadikan suatu hubungan perkawinan menjadi langgeng. Kesetiaan adalah kepercayaan yang mencakup dalam semua bidang tidak hanya dalam hal seksualitas, melainkan semua hal yang mengenai hati dan tubuh pasangannya. Individu yang setia pada pasangannya berarti saling memberikan kepercayaan satu sama lain, menepati janji atau komitmen yang telah menjadi kesepakatan bersama (Cloud & Townsend, 2002). Sepasang suami isteri yang setia, memiliki beberapa dampak positif, salah satunya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan keturunannya. Disamping itu, pasangan suami isteri yang setia memiliki keuntungan yakni terhindar dari penyakit menular seks yang apabila bercinta dengan pasangan yang berbeda atau berganti-ganti bisa memicu penularan penyakit melalui alat kelamin (merdeka.com). Cloud dan Townsend (2002) memaparkan faktor yang membentuk kesetiaan yakni faktor komitmen, empati, kejujuran, dan pengampunan. Disamping itu, Sari (2008) melakukan penelitian dan menemukan beberapa faktor yang mempengaruhi kesetiaan dalam rumah tangga yakni religiusitas, kematangan emosi, komitmen, dan komunikasi. Beberapa peneliti telah melakukan sebuah penelitian mengenai kaitan mendalam mengenai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
religiusitas, komitmen dan komunikasi dalam keluarga. Seperti penelitian mengenai komunikasi dalam kesetiaan, Dewi dan Sudhana (2013) melakukan penelitian dan mendapatkan hasil bahwa komunikasi interpersonal pasutri berkorelasi positif dengan keharmonisan dalam pernikahan. Artinya bahwa salah satu faktor yang menyebabkan keharmonisan dalam pernikahan adalah komunikasi interpersonal pada pasangan suami isteri. Penelitian mengenai religiusitas, dilakukan oleh Herawati (2009) yang mendapatkan hasil bahwa religiusitas mempengaruhi komitmen dalam perkawinan. Sedangkan Budi Prianto, dkk (2003) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa komitmen sangat berperan dalam hubungan perkawinan, sebab rendahnya komitmen perkawinan individu menyebabkan individu memiliki kecenderungan untuk bercerai. Dalam menyikapi faktor yang membentuk perilaku setia terhadap pasangan,
seorang
psikiater
dan
psikoterapis
bernama
Terruwe,
memberikan penjelasan bahwa kehidupan cinta yang lengkap dari pasangan suami isteri mencakup berbagai hal, meliputi semua tingkat emosi. Oleh sebab itu perkawinan hendaknya mendapatkan sebuah pencapaian dalam berbagai tingkat emosional. Cinta yang diharapkan oleh individu terhadap pasangannya adalah cinta yang emosional, dengan arti lain individu haruslah mencintai pasangannya dengan seluruh emosinya, dan dengan ungkapan emosinya juga (Yuwana, & Maramis, 1990). Ungkapan atau perilaku yang didasari dengan emosi yang kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
tepat akan menimbulkan konflik dalam rumah tangga. Dengan demikian, individu haruslah mampu mengontrol, mengedalikan, serta mengarahkan emosinya secara tepat terhadap pasangannya. Kemampuan mengontrol, mengendalikan, dan mengarahkan emosi secara tepat disebut dengan kematangan emosi (Walgito, 2004). Kematangan emosi berisi ketrampilan emosi yang meliputi kesadaran diri, mengidentifikasi, mengelola, dan mengungkapkan perasaan, mengontrol dorongan hati, serta mampu mengatasi kecemasan. Individu yang mampu mengendalikan dorongan hati serta mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan, individu tersebut mampu mengendalikan emosinya, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dahulu, kemudian mengidentifikasi perilaku alternatif
serta
dikemukakan
konsekuensi
oleh
Goleman
dari
perilakuknya
(2003).
Faktor
tersebut, yang
hal
ini
menyebabkan
kematangan emosi yakni faktor usia, semakin bertambah usia individu maka semakin tinggi tingkat kematangan emosi individu tersebut (Walgito, 2004). Selain faktor usia, penyebab kematangan emosi lainnya yakni faktor lingkungan, pengalaman, dan individu itu sendiri (dalam Widowati P.C, 2009). Semenjak awal perkawinan, individu yang memiliki kematangan emosi cenderung lebih mampu menerima perbedaan yang ada diantara mereka sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik (Adhim, 2002). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Nuryoto (2002) yang mendapatkan hasil bahwa kematangan emosi memberikan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
sumbangan sebesar 31,20 % terhadap penerimaan diri. Artinya bahwa individu dengan kematangan emosi cenderung memiliki kemampuan dalam penerimaan diri. Sedangkan Paramitasari & Alfian (2012) melakukan pemelitian mengenai kematangan emosi dan mendapatkan hasil bahwa individu dengan kematangan emosi akan memiliki kecenderungan untuk memaafkan. Senada dengan pendapat Burney (2001), dalam Anderson (2006) individu yang memiliki emosi matang, ia cenderung dapat mengontrol kemarahan dengan baik dan belajar untuk mendapatkan solusi positif dalam menghadapi suatu masalah. Hal inilah, yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan sebuah penelitian dengan menghubungkan
variabel
kematangan
emosi
dengan
kesetiaan
perkawinan. Berdasarkan uraian diatas, sejauh pengetahuan peneliti, peneliti belum menemukan penelitian yang mendalam mengenai hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri ?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan
pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi perkembangan, psikologi keluarga, dan psikologi sosial, yang terkait dengan kematangan emosi dan relasi interpersonal pasangan suami isteri.
2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi para suami isteri dan bagi para calon suami isteri, mengenai pentingnya kematangan emosi dalam berumah tangga, yang berkaitan dengan kesetiaan perkawinan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. PERKAWINAN 1. Pengertian Perkawinan Perkawinan adalah bersatunya dua orang mejadi sepasang suami dan isteri, paparan dikemukakan oleh Hornby (Walgito, 2004). Hal ini senada dengan sebuah pendapat yang mengemukakan bahwa perkawinan merupakan persatuan dari dua kepribadian yang berbeda, terdiri atas individu wanita dan pria yang menjadi sepasang suami isteri dan memiliki tujuan untuk membentuk bahtera rumah tangga yang bahagia sejahtera baik lahir maupun batin (Walgito, 2004). Dalam Undang -Undang Perkawinan No. 1 pasal 7 Tahun 1974 menyebutkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang wanita dan pria sebagai pasangan suami isteri dengan tujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Di Indonesia, hukum perkawinan nasional menganut asas monogami. Hal tersebut telah diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) Udang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974, bahwa pada azasnya dalam sebuah perkawinan seorang pria hanya dapat mempunyai seorang isteri. Seorang wanita juga hanya boleh mempunyai seorang isteri. Webster (2015) menambahkan penjelasan, bahwa perkawinan merupakan sebuah lembaga dimana individu pria dan wanita bersatu dalam sebuah kemandirian yang sah secara hukum dan sosial dengan tujuan untuk mendirikan dan memelihara
8
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
9
sebuah keluarga. Disamping itu, Hart dan Hart (1998) mengemukakan pengertian dari perkawinan adalah sebuah lembaga yang mempersatukan dua individu dengan kepribadian yang berbeda. Lebih jauh, Tukan Johan (1990) merumuskan beberapa pendapat dari para filsuf mengenai pengertian dari perkawinan yakni : a. Perkawinan merupakan partnership manusiawi, sepasang pria dan wanita dengan segala kepribadiannya dalam ikatan perkawinan memiliki derajat yang sama. Pasangan suami isteri bekerja sama dalam suka dan duka dalam membangun rumah tangga. b. Perkawinan merupakan lembaga politico-social, keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Kesejahteraan suatu negara akan terlihat konkrit saat dalam institusi terkecil atau keluarga tersebut juga memperoleh kesejahteraan. c. Perkawinan merupakan sebuah karier, perkawinan dilihat sebagai suatu proses pasangan untuk mencapai kebahagiaan. Saat kedua individu bekerja dan memperoleh kesejahteraan dalam rumah tangganya, maka salah satu aspek kebahagiaan dalam keluarga telah tercapai. d. Perkawinan merupakan cara hidup yang khusus, perkawinan dilihat sebagai bentuk khusus dimana kedua individu antara pria dan wanita menjalani proses kebersamaan sebagai sahabat, pacar, tunangan dan ikatan pernikahan yang kemudian hidup bersama untuk saling mengasihi, memiliki keturunan, mendidik dan membesarkan anak dengan penuh tanggung jawab. e. Perkawinan merupakan usaha intersubjectivitas, dalam sebuah perkawinan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
baik individu wanita maupun pria saling menghargai pasangannya sebagai subjek bukan sebagai objek. Termasuk dalam kehidupan seksual perkawinan, hal ini bersifat sosial yang terarah pada pasangannya. f. Perkawinan merupakan sebuah ikatan metafisis, sepasang manusia yang telah dipersatukan terdiri dari mistik dan spiritual. Persatuan mereka tidak hanya bersifat badaniah melainkan menuju dalam persatuan spiritual. Berdasarkan pemaparan mengenai perkawinan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa perkawinan merupakan ikatan yang monogam dari dua individu laki-laki dan perempuan menjadi sepasang suami isteri yang sah secara hukum dan agama.
2. Periode dalam Perkawinan Dalam sebuah perkawinan, Ruben (1986) mengemukakan tiga periode dalam usia perkawinan, meliputi : a. Periode tahun pertama (Early Years) Masa ini mencakup kurang lebih selama sepuluh tahun pertama usia perkawinan. Periode ini terdiri dari dua masa, masa yang pertama adalah fase perkenalan awal atau disebut dengan istilah Initial Acquaintance Phase, dimana pasangan suami isteri saling berusaha untuk mengenal satu sama lain. Masa yang kedua yakni fase menetap atau disebut dengan istilah Setting in Phase, dimana pasangan suami isteri telah mengenal dan mulai mengatur peran masing-masing dalam kehidupan rumah tangga khususnya hubungan suami isteri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
11
b. Periode tahun pertengahan (Middle Years) Masa ini berkisar antara tahun ke-10 hingga tahun ke-30 usia perkawinan. Periode ini terdiri dari dua masa, masa yang pertama jika pasangan suami isteri memiliki anak, maka terisi dengan fase anak atau disebut dengan istilah Child full Phase. Dan pada periode ini diakhiri dengan fase kembali bersama, atau disebut dengan Us Again Phase, dimana masa ini anak telah tumbuh deasa dan kemudian meninggalkan rumah. c. Periode tahun matang (Mature Years) Masa ini dimulai pada tahun ke-30 usia perkawinan. Masa ini merupakan masa dimana pasangan suami isteri menua bersama, dan mulai merencanakan pensiun. Dalam masa ini, akan menjadi tahun dari hidup sendiri dengan pasangan seperti pada masa awal usia perkawinan.
B. KEMATANGAN EMOSI 1.
Pengertian Kematangan Emosi Pengertian Emosi menurut Goleman (2003), merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, keadaan biologis dan psikologis dalam suatu rangkaian kecenderungan untuk berperilaku. Penggunaan istilah kematangan menunjukkan adanya suatu proses untuk menjadi matang (Skinner, 1977). Menjadi matang memiliki arti adanya usaha untuk meningkatkan dan memperbaiki sesuatu. Individu yang dianggap telah matang, masih akan terus berkembang, sehingga secara bertahap individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
sangat dimungkinkan memiliki taraf kematangan yang berbeda antara waktu yang lalu dengan waktu yang akan datang (Jersild dkk, 1978). Hurlock (2004) mengemukakan bahwa individu yang matang emosinya
memiliki
pengendalian
diri
yang
baik,
mampu
mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai dengan keadaan yang dihadapinya, sehingga individu lebih mampu menyesuaikan diri karena dapat menerima keadaan orang lain dan memberikan reaksi yang tepat, sesuai dengan situasi yang terjadi. Individu dapat dikatakan telah mencapai
kematangan
emosi
apabila
individu
tersebut
tidak
“meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Hal yang menunjukkan kematangan emosi lain adalah bahwa individu mampu menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir seperti anak kecil atau orang yang tidak matang secara emosi. Dalam kamus psikologi yang ditulis oleh Kartono (1999) memaparkan bahwa kematangan emosi adalah suatu kondisi dalam diri individu yang telah mencapai kedewasaan secara emosional dan tidak menunjukkan sifat kekanak-kanakan. Sedangkan Budiarjo (1991) menyatakan bahwa kematangan emosi adalah kecenderungan individu untuk merespon segala sesuatu yang terjadi dengan emosi yang matang sesuai dengan tingkat usia dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
Menurut Rice (2004), suatu keadaan dimana individu dapat mengubah dalam menjalani kehidupan secara damai dalam situasi yang sulit diubah, dan individu tersebut memiliki kebijaksanaan untuk menghargai suatu perbedaan disebut dengan kematangan emosi. Senada dengan penjelasan sebelumnya, Cole (1983), mengatakan bahwa emosi yang matang memiliki berbagai kemampuan yang harus dipenuhi yaitu : kemampuan untuk mengungkapkan dan menerima emosi dengan baik, menunjukkan perilaku kesetiaan, menghargai orang lain secara nyata, menilai harapan dan inspirasi, menunjukkan rasa empati terhadap orang lain, mengurangi hal yang bersifat emosional, serta toleransi dan menghormati orang lain. Disamping itu Chaplin (2002), mengatakan bahwa kematangan emosi merupakan suatu keadaan dimana individu telah mencapai tingkat kedewasaan dari tahapan perkembangan emosional dengan kemampuan mengontrol dan mengendalikan emosinya, dan individu tersebut tidak menampilkan pola emosional yang sering dilakukan oleh anak-anak. Meichati menambahkan, kematangan emosional merupakan keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun dari luar dirinya, selain itu dengan matangnya emosi maka individu dapat bertindak tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi (1983). Kematangan emosi berisi ketrampilan emosi yang meliputi kesadaran diri, mengidentifikasi, mengelola dan mengungkapkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
perasaan, mengontrol dorongan hati, dan menunda pemuasan serta mampu mengatasi kecemasan. Individu yang mampu mengendalikan dorongan hati serta mengetahui perbedaan antara perasaan dan tindakan, individu tersebut mampu mengendalikan emosinya, dan mampu mengambil keputusan yang tepat dahulu, kemudian mengidentifikasi perilaku alternatif serta konsekuensi dari perilakuknya tersebut, hal ini dikemukakan oleh Goleman (2003). Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kematangan emosi merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana individu telah berada dalam tingkat kedewasaan dalam tahap perkembangan emosinya. Individu tersebut telah mampu mengendalikan dan mengelola emosinya, sehingga mampu mengungkapkan emosinya dengan tepat dengan tidak melakukan tindakan yang dilakukan oleh anak-anak dan dapat diterima secara sosial. Dalam konteks kehidupan perkawinan, kematangan emosi memiliki arti yang senada, yakni merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana pasangan telah berada dalam tingkat kedewasaan perkembangan emosinya. Pasangan suami isteri telah mampu mengendalikan dan mengelola emosinya, dan mampu mengungkapkan emosi secara tepat yang dapat diterima oleh diri dan pasangan dengan baik.
2. Ciri - ciri Kematangan Emosi a. Ciri-ciri kematangan emosi menurut Khairani (2013) adalah :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
15
Individu memiliki kemampuan untuk merespon secara beragam dari faktor diluar diri individu tersebut Individu memiliki kemampuan untuk membentuk perilaku konstruktif dan dapat mengarahkan tekanan emosi ke arah yang lebih positif Individu memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan dan mencari penyelesaian atas masalah dengan cara yang kreatif dan dapat diterima dengan baik oleh orang lain Individu memiliki kemampuan untuk mengakui kesalahan serta menerima konsekuensi dari perilakunya. b. Ciri-ciri kematangan emosi menurut Walgito (2004) adalah : Memiliki penerimaan diri dan orang lain yang baik dan obyektif Memiliki emosi yang stabil, tidak bersifat impulsif dan hanya merespon stimulus yang tertuju pada dirinya. Individu dapat mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan tepat yang dapat diterima orang lain dengan baik Memiliki tanggung jawab yang baik, dan menghadapi suatu masalah dengan penuh pengertian c. Ciri-ciri kematangan emosi menurut Finkelor (2004) adalah : Individu mampu mengambil keputusan yang paling benar dan penting serta penuh dengan tanggung jawab Individu mampu mengambil keputusan berdasarkan fakta dan penuh pertimbangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
Individu konsekuen dan mampu melaksanakan keputusan yang telah diambilnya Individu mampu menilai kembali keputusannya atau perlu merubahnya dengan dasar pertimbangan yang matang Individu tidak mudah tersinggung dan mampu menerima masukan dari orang lain Berdasarkan pemaparan mengenai ciri-ciri kematangan emosi dari para ahli, peneliti merumuskan beberapa ciri-ciri kematangan emosi. Ciri-ciri kematangan emosi menurut peneliti adalah : Individu memiliki emosi yang stabil dan tidak bersifat impulsif. Individu tersebut dapat mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan tepat yang dapat diterima orang lain dengan baik. Individu memiliki penerimaan diri dan orang lain yang baik dan obyektif, dengan demikian individu akan mampu menerima kritikan atau masukan dari orang lain dan tidak mudah tersinggung Individu memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya. Individu memiliki tanggung jawab yang baik, serta berani mengakui kesalahan dan membela yang benar. Dalam kehidupan perkawinan, pasangan dengan kematangan emosi akan memiliki ciri-ciri seperti, pasangan suami isteri memiliki emosi yang stabil dan tidak bersifat impulsif. Suami dan isteri dapat mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan tepat yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dapat diterima oleh pasangan dengan baik. Suami dan isteri juga memiliki penerimaan diri dan pasangan yang baik dan obyektif, serta memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya. Disamping itu, pasangan suami isteri yang memiliki emosi matang memiliki ciri seperti tidak mudah tersinggung dan mampu menerima kritikan dan masukan dari pasangan. Pasangan suami isteri juga memiliki tanggung jawab yang baik, serta berani mengakui kesalahan dan membela yang benar. 3. Aspek - aspek Kematangan Emosi Kematangan emosi menurut Hurlock (2004) terdiri dalam berbagai aspek diantaranya : a. Tidak meluapkan emosi yang meledak ledak terhadap individu lain, namun mampu mengekspresikan emosi dengan wajar dan tepat sehingga dapat diterima dengan baik oleh individu lain. b. Sebelum meluapkan emosi, individu mampu melihat situasi dan kondisi secara kritis terlebih dahulu, tidak seperti anak-anak atau individu yang tidak matang emosinya yang bereaksi sebelum berpikir. c. Individu mampu memberikan reaksi emosi secara stabil, emosi tidak mudah berubah-ubah dalam waktu yang singkat. Disamping itu, peneliti merumuskan aspek kematangan emosi berdasarkan
ciri-ciri
kematangan
sebelumnya, sebagai berikut :
emosi
yang telah
dijelaskan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
a. Kontrol Emosi Bagaimana individu dapat mengontrol perilakunya atas emosi
yang sedang dialaminya.
Individu yang mampu
mengontrol emosinya, akan mampu menunjukan perilaku yang sesuai
dengan perkembangan emosinya.
Dalam konteks
perkawinan, pasangan yang memiliki kontrol emosi yang baik, akan lebih menunjukkan perilaku yang sesuai dengan tahap perkembangan emosinya. Individu mampu memberikan reaksi emosi secara stabil, emosi tidak mudah berubah-ubah dalam waktu yang singkat. Dengan demikian luapan emosi yang terkontrol akan dapat diterima dan direspon dengan baik oleh pasangan (Hurlock, 2004). b. Tanggung Jawab Individu yang memiliki kematangan emosi, akan dapat bertanggungjawab atas segala hal yang telah dilakukannya, dan menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya. Dalam kehidpan suami isteri, pasangan yang memiliki kematangan emosi akan bertanggung jawab atas segala hal yang telah dilakukan terhadap pasangannya (Finkelor, 2004). c. Pengambilan Keputusan Individu yang memiliki kematangan emosi, akan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan penuh pertimbangan tanpa merugikan orang lain. Pasangan suami isteri yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
19
memiliki kematangan emosi, akan mampu mengambil keputusan dengan tepat dan penuh pertimbangan tanpa merugikan diri pasangan (Khairani, 2013). d. Penerimaan Diri Individu yang memiliki kematangan emosi, akan mampu menerima keadaaan dirinya dan orang lain apa adanya. Dalam kehidupan berumah tangga, pasangan suami isteri dengan emosi yang matang, akan memiliki penerimaan diri dan penerimaan diri pasangan yang baik, apa adanya (Walgito, 2004).
4. Dampak Kematangan Emosi Individu dengan emosi yang matang akan memiliki atau mengalami beberapa hal, seperti : a. Memiliki pikiran yang rasional Individu yang memiliki emosi matang akan dapat berpikir secara rasional tidak hanya berdasarkan pemikiran emosional dan bersifat terburu-buru dalam pengambilan keputusan. (Hurlock, 1999) b. Memiliki penerimaan diri secara sosial Individu yang memiliki emosi matang akan dapat diterima oleh masyarakat karena individu tersebut dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya (Hurlock, 1999).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
c. Mampu menerima perbedaan Individu yang memiliki kematangan emosi cenderung lebih mampu menerima perbedaan yang ada diantara mereka sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik (Adhim, 2002). d. Mampu mengontrol kemarahan Individu yang memiliki emosi matang, ia cenderung dapat mengontrol
kemarahan
dengan
baik
dan
belajar untuk
mendapatkan solusi positif dalam menghadapi suatu masalah (Burney, dalam Anderson 2006). Berdasarkan uraian diatas, peneliti dapat menyimpulkan dampak dari individu yang memiliki kematangan emosi akan memiliki pikiran yang rasional, penerimaan diri secara sosial, mampu menerima perbedaan serta mampu mengontrol kemarahannya.
C. KESETIAAN 1. Pengertian Kesetiaan Setia merupakan suatu perilaku berulang yang kemudian menjadi sebuah kebiasaan dan berujung pada sifat dengan memiliki bentuk yang cenderung menetap (Warren, 2009). Setia pada pasangan berarti masing-masing dari individu dapat diandalkan untuk saling menepati janji atau komitmen yang telah dikatakan dan disepakati serta dipercayakan oleh pasangan. Kesetiaan memiliki arti keteguhan yang dapat diandalkan pada individu. Menurut Cloud & Townsend (2002),
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
kesetiaan merupakan kepercayaan yang bukan hanya dalam hal seks namun dalam semua hal yang menyangkut hati, perasaan dan tubuh pasangan. Pasangan suami isteri yang setia, ia akan dapat dipercaya dan diandalkan tidak hanya secara fisik namun juga secara emosional. Hal ini didukung oleh pendapat Goldberg (dalam Sadarjoen, 2005) yang mengatakan bahwa kesetiaan memiliki dampak yang menunjukkan kasih, kehormatan, dan menempatkan pasangannya diatas orang lain. Kesetiaan berarti berpegang teguh pada janji dan dapat diandalkan pada diri pasangan atau tugas yang telah diterima oleh pasangan tersebut. Kesetiaan memiliki kekhasan pada pasangan yang telah dipilih atau selibat dalam ikatan perkawinan dapat disebut dengan istilah monogam (Piet Go, 1990). Tanggung jawab dalam sebuah perkawinan monogam memiliki makna sebagai sebuah dampak atau konsekuensi yang terbentuk dari nilai-nilai. Pernikahan yang monogam berarti dalam keluarga tersebut hanya terdaat satu isteri dan satu suami, beserta anak-anak. Monogam juga dapat diartikan bahwa suami isteri dituntut untuk saling setia sampai mati, perkawinan tersebut tidak dapat tergantikan ataupun diceraikan (Tukan,1990). Dalam buku karangan Tukan (1990), seorang filsuf Perancis bernama Gabriel Marcel mengungkapkan bahwa kesetiaan terdiri dari dua macam yakni kesetiaan tingkat tinggi dan tingkat rendah. Dalam tingkat kesetiaan rendah, pasangan suami isteri saling setia berdasarkan kewajiban mereka dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
atau dengan kata lain demi kepentingan anak-anak. Sedangkan tingkat kesetiaan tinggi, memiliki arti bahwa pasangan suami dan siteri saling setia satu dengan yang lain karena berlandaskan sebagai pribadi yang tercipta untuk pribadi lain yakni pasangannya yang sah. Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kesetiaan merupakan suatu sifat yang berulang dalam
hal
saling
menghormati,
memberikan
kasih
sayang,
menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah.
2.
Aspek Kesetiaan Dari beberapa definisi mengenai kesetiaan, peneliti merumuskan kesetiaan dalam beberapa aspek, seperti dibawah ini : a. Saling menghormati Sikap saling menghormati antara suami dan isteri, dapat terlihat melalui sikap, ucapan, dan perbuatan yang baik dan tidak merendahkan pihak pasangan (Goldberg, dalam Saradjoen 2005). Suami maupun isteri yang hormat akan berusaha untuk tidak mengatakan atau melakukan sesuatu
yang memalukan bagi
pasangannya. Disamping itu, suami dan isteri juga harus mengerti dan
menghargai
pasangannya.
Suami
dan
Isteri
bersedia
mendengarkan pendapat pasangannya dan berpikir bersama, serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
tidak boleh berlaku kasar kepada pasangannya (Wright, 1974). b. Saling menerima pasangan Penerimaan merupakan sikap positif, yang ditandai dengan adanya pengakuan atau penghargaan terhadap nilai-nilai individual tetapi menyertakan pengakuan terhadap tingkah lakunya (Chaplin, 2000). Sikap saling menerima pasangan, menunjukkan bahwa individu mampu menerima dengan apa adanya, baik kekurangan maupun kelebihan dari pasangan. Hal ini juga didukung dengan pernyataan
Roger (dalam Sutikno, 1993), yang menyatakan
mengatakan bahwa penerimaan merupakan dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidup, semua pengalaman baik ataupun buruk. Hal ini mencakup kelebihan dan kekurangan secara lahir dan batin. Secara lahir dapat terlihat dari fisik pasangan, dan batin dari kepribadian pasangan yang terwujudkan dalam tutur kata, dan sikap perilaku. Dengan demikian, dapat dikatakan seorang suami atau isteri yang dapat menerima keadaan pasangan dengan apa adanya, ia tidak akan menuntut pasangannya menjadi orang lain melainkan seperti dirinya sendri apa adanya. c. Saling memberikan kasih sayang Kasih sayang adalah reaksi emosional terhadap seseorang, binatang, maupun benda. Hal itu menunjukkan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud dalam bentuk perbuatan atau ucapan (Titin,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
2011). Kasih sayang dalam psikologi disebut juga dengan istilah afeksi. Kasih sayang sering digunakan sebagai bentuk hubungan antara dua orang atau lebih yang lebih dari rasa simpati atau persahabatan. Bentuk kasih sayang yang paling sederhana adalah memberikan ucapan terima kasih dan menyatakan permohonan maaf kepada pasangan (KWI – BKKBN, 1993). Contoh lain dari wujud kasih sayang terhadap pasangan disini adalah ketika suami memberikan sentuhan lembut terhadap isterinya, mencium keningnya, menggandeng tangannya saat berjalan bersama, dan ucapan hangat dan mesra, serta hal lain yang romantis. d. Menempatkan pasangan diatas orang lain Menempatkan pasangan diatas orang lain, juga memiliki arti bahwa individu lebih memprioritaskan pasangan dari pada orang lain. Hal ini bukan berarti bahwa individu mementingkan kepentingan pasangannya sebagai individu, melainkan memprioritaskan pasangan sebagai hubungan yang baik dalam perkawinan (Goldberg, dalam Saradjoen 2005). Hal ini didukung oleh salah satu model manajemen konflik dalam perkawinan yang dikemukakan oleh Thomas dan Killman (dalam Byadgi, 2011) adalah obliging style, dimana seseorang yang menggunakan gaya manajemen konflik ini, ia akan berusaha untuk mementingkan kepentingan pasangan di atas kepentingan diri sendiri. e. Berpegang teguh pada janji
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
Berpegang teguh pada janji, dapat dijelaskan dengan sikap bahwa seseorang yang tidak akan mengingkari janjinya, melainkan menepatinya dan berusaha untuk selalu mempertahankan janji yang telah diikrarkan. Dalam kehidupan perkawinan, seorang suami dan isteri yang telah berjanji akan sehidup semati, ia akan berusaha untuk selalu teguh dengan janjinya (Warren, 2005). f. Dapat dipercaya dan diandalkan Henrich dan Henrich (Rempel, dkk, 1985) mengemukakan bahwa kepercayaan merupakan salah satu kualitas dalam hubungan intim yang seringkali dikaitkan dengan cinta dan janji yang merupakan dasar hubungan ideal. Konsep trust atau kepercayaan, sebagai dasar
individu untuk memutuskan sebuah komitmen dalam hubungan suami isteri. Disamping itu, saling percaya dan dapat dipercaya merupakan sebuah hubungan timbal balik yang menjadikan sebuah kunci kesetiaan dalam rumah tangga (Warren, 2005). Dalam kepercayaan ini terdapat nilai kejujuran dan keterbukaan. Individu suami maupun isteri yang selalu terbuka dan jujur dalam segala hal akan menjadikan pribadi yang dapat dipercaya dan dapat diandalkan. g. Terlibat secara fisik dan emosi hanya dengan pasangan sah Keterlibatan secara fisik dan emosi dari individu hanya terhadap pasangannya yang sah secara hukum dan agama. Keterlibatan secara fisik dan emosi, antara suami dan isteri dalam hal ini didasari atas dasar cinta. Sternberg (1986, 1988) mendefinisikan cinta sebagai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
kombinasi antara keintiman, gairah dan komitmen. Keintiman (intimacy) adalah aspek emosional cinta yang meliputi perilaku saling berbagi, berkomunikasi dan mendukung; yang merupakan rasa selalu ingin berdekatan dan berhubungan. Gairah (passion) adalah aspek motivasional yang terdiri atas ketertarikan fisik dan bersifat romantis dalam konteks seksualitas. Serta komitmen merupakan aspek kognitif dan berisi keputusan yang berkaitan dengan perhatian terhadap pasangan.
3. Faktor Kesetiaan a. Faktor yang memepengaruhi individu dalam hal kesetiaan perkawinan
menurut
Walgito
(2000)
adalah
pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan yang terdiri atas : 1)
Kebutuhan fisiologis, kebutuhuan yang diperlukan untuk mempertahankan eksistensinya sebagai manusia, dalam hal ini misalnya kebutuhan seksualitas.
2)
Kebutuhan psikologis, kebutuhan yang diperlukan seperti kebutuhan akan merasakan kasih sayang, dan kebutuhan akan rasa aman.
3)
Sikap saling, antara pasangan suami isteri, suami dan isteri telah menjadi suatu kesatuan yang sah, agar masing-masing memperoleh pemenuhan kebutuhan dalam berbagai kebutuhan maka diperlukan sikap saling antara suami isteri, seperti saling
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
menghargai, menghormati, berkorban, menyayangi, dst. 4)
Sikap toleransi, invidivu isteri dan suami yang memiliki kematangan emosi dan kematangan cara berpikir dapat diharapkan individu tersebut memiliki sikap toleransi, saling menerima dan saling memberi dan tidak banyak menuntut.
5)
Kematangan pikiran dan emosi, dalam ikatan perkawinan pasangan suami isteri dituntut untuk memiliki kematangan emosi dan pikiran, agar pasangan suami isteri dapat melihat persoalan yang mungkin akan dan sedang terjadi dalam rumah tangga secara objektif antara emosi dan pikiran.
6)
Sikap kepercayaan, setiap isteri dan setiap suami yang telah menjadi satu kesatuan yang sah, kepercayaan menjadi dasar sebuah
perkawinan
agar
terhindar
dari
konflik
yang
menimbulkan keretakan rumah tangga. 7)
Kebutuhan akan religiusitas, religiusitas akan memberikan bimbingan dan tuntunan bagi orang yang mengimaninya. Individu haruslah menyadari bahwa manusia merupakan makhluk dengan kemampuan yang terbatas, sehingga individu akan mampu menhadapi setiap persoalan yang dihadapinya dan menyadari bahwa perkawinan yang telah dipersatukan tidak dapat diceraikan oleh manusia.
b. Faktor yang mempengaruhi kesetiaan perkawainan Menurut Cloud &
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
Townsend (2002) adalah : 1)
Faktor kedewasaan, pasangan suami isteri saling memberi dan menerima kasih sayang, dapat bertanggung jawab, menjunjung tinggi nilai kejujuran, mampu menghadapi persoalan dan kegagalan dengan cara yang tepat dan dapat diterima oleh pasangan dengan baik.
2)
Faktor komitmen, pasangan suami isteri memiliki keterikatan terhadap janji dalam hubungan perkawinannya.
3)
Faktor empati, individu memandang melalui pihak yang berlawanan yakni pihak pasangannya sendiri, fokus dalam perilaku dan dampak perilaku dari dan oleh pasangannya.
4)
Faktor kejujuran, pasangan suami isteri berupaya untuk saling bersikap jujur dan terbuka, tidak menyembunyikan kebohongan.
5)
Faktor pengampunan, pasangan suami isteri memiliki rasa dan sikap saling mengampuni karena individu menyadari bahwa setiap manusia pasti pernah melakukan suatu kesalahan, tinggal bagaimana upaya individu tersebut untuk menebus kesalahan agar diampuni. Berdasarkan paparan diatas, peneliti merumuskan beberapa
faktor yang membentuk pasangan menjadi setia adalah adanya faktor komitmen, yakni keterikatan pasangan suami isteri dalam janji perkawinan. Faktor lain yakni adanya faktor kejujuran dan keterbukaan, dengan besikap jujur dan terbuka akan terbentuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
kepercayaan pada tiap individu sehingga dasar kepercayaan menjadikan individu setia terhadap pasangannya.
D. DINAMIKA
KEMATANGAN
EMOSI
DAN
KESETIAAN
PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI Kehidupan perkawinan akan berjalan dengan baik, apabila sepasang suami isteri telah matang secara psikologis. Walgito (2004) berpendapat bahwa suami dan isteri diharapkan memiliki emosi yang matang, sehingga emosinya akan lebih stabil, mandiri, menyadari akan tanggung jawabnya sebagai isteri dan suami serta memiliki tujuan dan arah hidup yang lebih jelas. Dengan demikian, jelaslah bahwa kematangan emosi sangat diperlukan oleh setiap individu dari pasangan suami isteri. Individu dengan emosi yang matang, diharapkan mampu mengelola emosi dengan baik, dan belajar untuk mendapatkan solusi positif dalam menghadapi suatu masalah. Dengan kata lain bahwa individu yang mampu mengambil solusi positif dan mampu mengontrol
kemarahan
akan meredakan konflik
yang terjadi dan
meminimalisir terjadinya keretakan rumah tangga sekaligus dapat memupuk kesetiaan dalam rumah tangga. Individu dengan kematangan emosi tinggi, ia akan memiliki emosi yang stabil dan tidak bersifat impulsif. Individu tersebut akan dapat mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan tepat yang dapat diterima pasangannya dengan baik (Walgito, 2004). Dengan demikian, saat individu mendapatkan stimulus yang kurang baik atau tidak diharapkan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
individu tersebut tidak langsung merespon dengan amarah, melainkan ia akan mengontrol emosinya, berpikir dahulu sebelum bertindak sehingga respon dari individu dengan kematangan emosi ini akan dapat diterima orang lain dengan baik dan tidak menimbulkan persoalan baru. Seperti dalam hubungan suami isteri ketika terjadi konflik, pihak yang memiliki kematangan emosi ia akan cenderung untuk lebih dapat mengelola emosinya dengan baik sehingga ekspresi emosi yang ditunjukkan akan lebih dapat diterima oleh pasangannya dengan baik, hal ini akan menjadikan pasangan merasa lebih dihargai dan dihormati sebagai pasangan yang di cintai bukan pasangan sebagai pelampiasan amarah. Disamping itu, individu dengan kematangan emosi tinggi, ia juga memiliki penerimaan diri dan orang lain yang baik dan obyektif (Walgito, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan kematangan emosi akan mampu menerima keadaan diri dan pasangan, sehingga tidak menuntut diri atau pasangan menjadi sempurna. Saat individu mampu menerima keadaan pasangan dengan apa adanya, individu tersebut telah mencintai dengan tulus dan tidak menuntut pasangannya menjadi seperti orang lain. Dengan demikian tidak ada alasan untuk seorang yang memiliki kematangan emosi akan berlaku tidak setia karena ia telah menerima keadaan pasangan dan dirinya sendiri apa adanya. Hal lain yang menunjukkan bahwa individu memiliki kematangan emosi tinggi adalah individu tersebut memiliki tanggung jawab yang baik, serta memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
(Khairani, 2013). Individu yang bertanggung jawab, ia akan menepati janji atau komitmen yang telah dikatakan dan disepakati serta dipercayakan pada pasangannya. Ia juga mampu dan berani menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa individu itu setia dengan bertanggung jawab atas semua perbuatan yang ia ucapkan dan lakukan. Individu yang memiliki emosi dengan kematangan tinggi memiliki ciri tidak mudah tersinggung dan mampu menerima kritikan dan masukan dari orang lain (Khairani, 2013). Saat individu memiliki kematangan emosi, ia cenderung mampu mengakui kesalahan yang telah ia perbuat dan mengakui kekurangan dari dalam dirinya. Sehingga, apabila pasangannya menegurnya ia tidak akan berkecil hati dan marah melainkan menerima masukan dan mempertimbangkan dengan akal sehat untuk memperbaikinya. Persoalan kecil dalam rumah tangga yang sering terjadi akan menjadikan salah satu pasangan melakukan perselingkuhan (Hastuti, 2001). Dengan demikian, apabila pasangan suami isteri mampu menerima masukan kritikan dan tidak mudah tersinggung, persoalan-persoalan kecil dalam rumah tangga dapat diminimalisir, dan menjadikan pasangan suami isteri cenderung untuk berlaku setia. Lain halnya dengan individu yang memiliki kematangan emosi rendah, ia akan memiliki emosi yang tidak stabil dan bersifat impulsif. Individu tersebut kurang mampu mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan kurang tepat (Walgito, 2004). Dengan demikian, saat individu
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
mendapatkan stimulus yang kurang baik atau tidak diharapkan, individu tersebut cenderung langsung merespon dengan amarah, karena kurang mampu mengontrol emosinya. Individu cenderung bertindak sebelum berpikir, sehingga respon dari individu dengan kematangan emosi rendah ini kurang dapat diterima orang lain dengan baik dan memungkinkan timbulnya persoalan baru. Seperti dalam hubungan suami isteri ketika terjadi konflik, pihak yang memiliki kematangan emosi rendah ia akan cenderung kurang mampu mengelola emosinya dengan baik sehingga ekspresi emosi yang ditunjukkan kurang dapat diterima dengan baik oleh pasangan. Hal ini akan menjadikan pasangan merasa kurang dihargai dan dihormati, sehingga pasangan merasa hanya sebagai pasangan untuk pelampiasan amarah. Disamping itu, individu dengan kematangan emosi rendah, ia cenderung memiliki penerimaan diri dan orang lain yang kurang baik (Walgito, 2004). Hal ini menunjukkan bahwa individu dengan kematangan emosi rendah, cenderung kurang mampu menerima keadaan diri dan pasangan, sehingga individu menuntut diri atau pasangan menjadi seperti yang diharapkan. Saat individu kurang mampu menerima keadaan pasangan dengan apa adanya, individu tersebut mencintai dengan kurang tulus karena menuntut pasangannya menjadi seperti yang ia harapkan. Sehingga dapat diartikan bahwa individu tidak mencintai pasangan dengan apa adanya, karena individu tersebut tidak mampu menerima keadaan pasangan. Hal lain yang menunjukkan bahwa individu memiliki kematangan emosi rendah adalah individu tersebut memiliki tanggung jawab yang kurang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
33
baik, serta tidak memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya (Khairani, 2013). Individu yang kurang bertanggung jawab, ia akan cenderung mudah mengingkari menepati janji atau komitmen yang telah dikatakan dan disepakati serta dipercayakan pada pasangannya. Ia juga cenderung kurang mampu dan berani menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa individu itu kurang memiliki nilai setia, karena kurang bertanggung jawab atas semua perbuatan yang ia ucapkan dan lakukan. Individu yang memiliki emosi dengan kematangan rendah memiliki ciri yang cenderung mudah tersinggung dan kurang mampu menerima kritikan dan masukan dari orang lain (Finkelor, 2004). Saat individu memiliki kematangan emosi rendah, ia akan cenderung tidak mau mengakui kesalahan yang telah ia perbuat dan tidak kekurangan dari dalam dirinya. Sehingga, apabila pasangannya menegurnya ia akan berkecil hati dan marah karena
kurang
mampu
menerima
masukan
dan
tidak
dapat
mempertimbangkan dengan akal sehat untuk memperbaikinya. Persoalan kecil dalam rumah tangga yang sering terjadi akan menjadikan salah satu pasangan melakukan perselingkuhan (Hastuti, 2001). Dengan demikian, apabila pasangan suami isteri kurang mampu menerima masukan kritikan dan mudah tersinggung, persoalan-persoalan kecil dalam rumah tangga dimungkinkan dapat meluas dan menjadikan pasangan suami isteri cenderung untuk berlaku tidak setia. Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
emosi yang tinggi dalam diri pasangan suami isteri akan membuat individu tersebut mencapai kepuasan emosional dan menumbuhkan kepedulian terhadap komitmen dalam perkawinan sehingga terbentuklah sikap setia dari individu terhadap pasangannya. Sedangkan kematangan emosi yang rendah dalam diri pasangan suami isteri akan membuat individu tersebut mengalami kendala dalam pencapaian kepuasan emosional dalam perkawinan sehingga terbentuklah
sikap
kesetiaan
yang
rendah
dari
individu
terhadap
pasangannya.
E. SKEMA HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KESETIAAN PERKAWINAN PADA PASANGAN SUAMI ISTERI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
F. HIPOTESIS Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
35
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Ada hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian mengenai hubungan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri ini menggunakan jenis penelitian korelasi untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara kedua variabel, yakni variabel kematangan emosi dengan variabel kesetiaan perkawinan.
B. Identifikasi Variabel Variabel merupakan sebuah gejala yang dijadikan target peneliti untuk diamati. Variabel tersebut dijadikan sebagai sebuah atribut dari individu, yang memiliki variasi satu dengan lainnya dalam sebuah kelompok (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah : 1. Variabel Independen : Kematangan Emosi 2. Variabel Dependen : Kesetiaan
C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan batasan dari variabel - variabel penelitian yang berhubungan dengan realitas yang akan diukur sekaligus sebagai manifestasi dari berbagai hal yang akan diamati (Kerlinger, 2002). Definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
37
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
1. Kematangan Emosi Dalam penelitian ini kematangan emosi diukur dalam 4 aspek besar yakni aspek kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, serta pengambilan keputusan. Berdasarkan keempat aspek besar tersebut akan digunakan untuk mengukur tingkat kematangan emosi pada suami isteri dengan menggunakan skala kematangan emosi. Semakin tinggi data skor dari keempat aspek dalam pasangan suami isteri, maka semakin tinggi pula tingkat kematangan emosi pasangan tersebut.
2. Kesetiaan Dalam penelitian ini kesetiaan perkawinan diukur dalam beberapa aspek kesetiaan, meliputi: saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah. Berdasarkan ketujuh aspek tersebut akan digunakan untuk mengukur tingkat kesetiaan pada suami isteri dengan menggunakan skala kesetiaan. Semakin tinggi data skor dari ketujuh aspek dalam pasangan suami isteri, maka semakin tinggi pula tingkat kesetiaan pada pasangan tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam lingkungan penelitian (Azwar, 2005). Populasi pada penelitian ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.
2. Sampel Sampel merupakan sebagian dari populasi, yang memiliki kriteria yang sama dengan populasi serta mampu mewakili populasi (Azwar, 2005). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria atau ciri populasi yang sudah ditentukan sebelumnya (Hadi, 1991). Sampel dalam penelitian ini adalah pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
E. Prosedur Penelitian 1.
Peneliti mempersiapkan skala kematangan emosi yang terdiri dari berbagai aspek yakni kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, serta pengambilan keputusan, menggunakan metode rating dengan cara menjumlahkan (Method of Summated Ratings). Dimana setiap data yang akan diperoleh merupakan data jumlah skor dari suami atau isteri. Setiap item pernyataan memiliki empat jawaban alternatif, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
2.
Peneliti mempersiapkan skala kesetiaan perkawinan yang terdiri dari berbagai aspek perilaku setia yakni saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan
terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada
pasangannya yang sah dengan menggunakan metode rating dengan cara menjumlahkan
(Method of Summated Ratings). Dimana setiap data
yang akan diperoleh merupakan data jumlah skor dari suami atau isteri. Setiap item pernyataan memiliki empat jawaban alternatif, yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). 3.
Peneliti melakukan uji coba skala (try out) pada subjek yang dijumpai diberbagai lokasi dan acara seperti di tempat umum, di sebuah pertemuan rapat atau arisan yang melibatkan sepsang suami isteri serta dengan memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian, yaitu pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun. 4.
Peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas skala kematangan emosi dan skala kesetiaan perkawinan, dengan menggunakan SPSS for Windows 22..0 version. Peneliti menetapkan subjek penelitian, yakni pasangan suami isteri yang menikah secara monogam sah hukum dan agama dan bertempat tinggal di Provinsi Yogyakarta, pasangan masih hidup dan tinggal bersama, serta dengan usia perkawinan diatas 5 tahun.
5.
Peneliti mengumpulkan data pasangan dengan menyebarkan alat ukur berupa angket skala kematangan emosi dan skala kesetiaan perkawinan yang telah di buat oleh peneliti untuk diisi oleh subjek penelitian. Subjek yang didapat oleh peneliti yakni subjek yang dijumpai diberbagai lokasi tempat umum, diantaranya di sebuah pertemuan rapat perangkat desa dari berbagai desa yang melibatkan pasangan, disamping itu peneliti juga mendapatkan subjek penelitian dalam sebuah raat dewan di sekitar gereja, subjek lain didapatkan peneliti dengan cara dikunjungi setiap rumah (door to door) dimana para subjek tersebut memiliki karakteristik yang sama sesuai dengan karateristik subjek penelitian yang telah ditentukan oleh peneliti.
6.
Peneliti melakukan analisis data dengan menggunakan Product Moment Perason, untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel.
7.
Peneliti membuat pembahasan dan kesimpulan sebagai hasil penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
42
F. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yakni skala kematangan emosi dan skala kesetiaan perkawinan. Skala ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri. Subjek diminta untuk memberikan tanda centang ( √ ) pada pilihan alternatif jawaban pada setiap pernyataan yang diberikan, sesuai dengan kondisi subjek yang sebenarnya. Pada skala kematangan emosi, skala yang digunakan adalah skala model Likert, dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Pada tiap item pernyataan memiliki makna favorabel atau unfavorabel. Item favorabel merupakan item yang menyatakan kematangan emosi yang tinggi, sedangkan item unfavorabel merupakan item yang menyatakan kematangan emosi rendah. Item yang disajikan adalah 60 item pernyataan yang terdiri dari 30 item pernyataan favorabel dan 30 item pernyataan unfavorabel. Setiap butir item berisi empat jawaban alternatif yaitu yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
Penilaian yang digunakan dalam pengukuran ini dapat dilihat dalam tabel 1 Tabel 1 Skor Item Kematangan Emosi Favorabel dan Unfavorabel Sifat Item
Pernyataan
Favorabel
Unfavorabel
Sangat Sesuai (SS)
4
1
Sesuai (S)
3
2
Tidak Sesuai (TS)
2
3
Sangat Tidak Sesuai (STS)
1
4
Skala kematangan emosi terbagi dalam empat aspek yang akan diukur, meliputi kontrol emosi, tanggung jawab, penerimaan diri, dan pengambilan keputusan. Blue print dari skala kematangan emosi sebelum diuji, disajikan sebagai berikut :
Tabel 2 Blue Print Skala Kematangan Emosi (Sebelum uji coba item) Item No
Aspek
1
Jumlah
Favorabel
Unfavorabel
Kontrol emosi
7
8
15
2
Tanggung jawab
8
7
15
3
Penerimaan diri
7
8
15
4
Pengambilan keputusan
8
7
15
30
30
60
Jumlah
Pada skala kesetiaan perkawinan, skala yang digunakan adalah skala dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
yang disajikan adalah 56 item pernyataan. Semakin tinggi skor jawaban item maka semakin tinggi tingkat kesetiaan perkawinannya, sebaliknya jika semakin rendah skor jawaban item maka seakin rendah pula tingkat kesetiaan perkawinannya. etiap butir item berisi empat jawaban alternatif yaitu yakni sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Penilaian yang digunakan dalam pengukuran ini dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3 Skor Item Kesetiaan Perkawinan
Sifat Item Pernyataan Favorabel
Unfavorabel
Sangat Sesuai (SS)
4
1
Sesuai (S)
3
2
Tidak Sesuai (TS)
2
3
Sangat Tidak Sesuai (STS)
1
4
Skala kesetiaan perkawinan terbagi dalam tujuh aspek perilaku setia yakni saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah. Blue print dari skala kesetiaan perkawinan sebelum diuji, disajikan sebagai berikut :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
Tabel 4 Blue Print Skala Kesetiaan Perkawinan (Sebelum uji coba item)
Kriteria
Item
Saling menghormati
8
Saling menerima pasangan,
8
Saling memberikan kasih sayang,
8
Menempatkan pasangannya diatas orang lain
8
Berpegang teguh pada janjinya
8
Dapat dipercaya dan dapat diandalkan,
8
Terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada
8
pasangannya yang sah.
G. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan skala dalam suatu alat ukur. Alat ukur dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut mempu memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan pengukurannya tersebut (Azwar, 1999). Sugiyono (2002) menjelaskan validitas yang diukur dalam skala kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan akan menggunakan validitas isi,
dimana
pengujian
validitas
akan
dilakukan
dengan
cara
membandingkan definisi operasional dengan indikator-indikator yang kemudian dijabarkan dalam item-item. Uji validitas isi pada skala ini akan dilakukan oleh profesional
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
judgement atau orang yang dianggap ahli dalam masalah atribut yang hendak diukur yakni dosen pembimbing skripsi peneliti Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho, M.Psi. (Azwar, 2000). Dalam menentukan item yang hendak digunakan, yakni memilih item terbaik dengan menggunakan koefisien korelasi minimal 0,25. Hal ini dikarenakan semakin tinggi koefisien korelasi yang mendekati nilai 1,00, tingkat konsitensinya akan semakin baik (Azwar, 2005). Dengan demikian, item-item yang memiliki nilai koefisien korelasi lebih besar atau sama dengan 0,25 atau 0,3 akan dapat digunakan sebagai item untuk alat penelitian.
2. Reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Alat yang reliabel berarti alat ukut itu bila digunakan beberapa kali untuk mengukur atributyang sama, akan menghasilkan data yang relatif sama atau stabil (Sugiyono, 2002). Teknik yang akan digunakan untuk mengukur indeks reliabilitas dalam penelitian ini melalui konsstensi internal Alpha Cronbach. Dalam pengukuran yang reliabel, akan memiliki nilai koefisiensi reliabilitas yang berkisar anatara 0,00 hingga 1,00. Semakin mendekati nilai 1,00 maka tingkat koefisien reliabilitasnya akan semakin tinggi. Sehingga alat tes yang digunakan mampu menjaga konsistensi item (Azwar,2005). 3. Analisis Item
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
Agar mendapatkan alat ukur yang baik maka diperlukan pula seleksi item. Seleksi item dilakukan untuk mengkoreksi apakah item-item yang telah ditulis dengan cara yang benar tersebut pada kenyataannya memang sudah berfungsi dengan baik dalam mengukur suatu atribut (Azwar, 1999). Cara yang akan dilakukan untuk mengukur daya diskriminai adalah dengan koefisien korelasi item (Rxx). Rxx akan memperlihatkan adanya kesesuaian fungsi item dengan fungsi skala dalam mengungkap atribut kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan. Dengan demikian maka koefisien korelasi item total dapat mendasari seleksi item berdasarkan korelasi item total digunakan dengan batasan Rxx ≥ 0,25. Jadi, item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,25 daya bedanya dianggap memuaskan.
H. Metode Analisis Data Analisis data yang dimaksudkan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara dua variabel, oleh karena itu, digunakan teknik korelasi untuk menganalisis data. Teknik yang akan digunakan adalah Teknik Korelasi dengan bantuan SPSS versi 22.00 dengan menggunakan taraf signifikansi sebesar 0,05.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN 1. Uji Coba Alat Ukur Sebelum melakukan sebuah penelitian, peneliti melakukan uji coba alat ukur, guna melihat validitas dan reliabilitas alat ukur yang hendak digunakan. Uji coba alat ukur (try out) dilaksanakan pada tanggal 5 hingga 10 Oktober 2015, dengan subjek pasangan suami isteri yang menikah secara sah hukum dan agama, usia perkawinan minimal 5 tahun, dan berdomisili di Yogyakarta. Peneliti menyebar 50 eksemplar alat ukur, namun 2 alat ukur gugur karena tidak memenuhi syarat penelitian. Keseluruhan subjek yang di pakai sebagai uji coba alat ukur sebanyak 48 subjek.
2. Pengukuran Skala a. Seleksi Item Skala Kematangan Emosi Penelitian ini menggunakan SPSS for windows versi 22.00 untuk mengolah data, dengan hasil 28 item lolos seleksi dari 60 item yang diujicobakan. Item lolos seleksi dipilih berdasarkan kriteria korelasi item total terbaik, serta disesuaikan dengan bobot dari masing-masing aspek saat sebelum dilakukannya uji coba. Item yang digugurkan sebanyak 32 item yang terdiri dari 8 item untuk masing-masing aspek. Korelasi item-total yang digunakan berkisar antara 0,251 sampai dengan 0,711.
48
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 5 Sebaran Item Skala Kematangan Emosi (Setelah Uji Coba Item) No.
Aspek
ITEM
Jumlah
Favorabel
Unfavorabel
1
Kontrol emosi
16
1, 7, 13, 14, 22, 24
7
2
Tanggung jawab
3, 8, 15, 23
4, 9, 17
7
3
Penerimaan diri
5, 10, 18, 26
19, 20, 25
7
4
Pengambilan
6, 12, 21, 28
2, 11, 27
7
13
15
28
keputusan Jumlah
b. Seleksi Item Skala Kesetiaan Perkawinan Penelitian ini menggunakan SPSS for windows versi 22.00 untuk mengolah data, dengan hasil 35 item lolos seleksi dari 56 item yang diujicobakan. Item lolos seleksi dipilih berdasarkan kriteria korelasi item total terbaik, serta disesuaikan dengan bobot dari masing-masing apek saat sebelum dilakukannya uji coba. Item yang di gugurkan sebanyak 21 item yang terdiri dari 3 item untuk masing-masing aspek. Korelasi item-total yang digunakan berkisar antara 0,310 sampai dengan 0,677.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Tabel 6 Sebaran Item Skala Kesetiaan Perkawinan (Setelah Uji Coba Item)
Item No.
Aspek Favorabel
Unfavorabel
Jumlah
1
Saling menghormati
1, 2
9, 21, 22
5
2
Saling menerima pasangan,
11, 23
10, 24, 25
5
3
Saling memberikan kasih sayang,
3, 12, 13
26, 27
5
4
Menempatkan pasangannya diatas
4, 14, 16
20, 29
5
orang lain 5
Berpegang teguh pada janjinya
5, 6, 17,
28, 31
5
6
Dapat dipercaya dan dapat
7, 18, 19,
32
5
8, 15
30, 34, 35
5
19
16
35
diandalkan, 7
Terlibat secara fisik dan emosional
33
hanya kepada pasangannya yang sah. Jumlah c. Reliabilitas Item yang lolos dalam seleksi. Di lakukan uji reliabilitas Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS for windows versi 22.00. Koefisien yang diperoleh sebesar 0,904 untuk skala kematangan emosi dan 0,917 untuk skala kesetiaan perkawinan.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 15 sampai 29 Oktober 2015 di wilayah Yogyakarta. Peneliti menyebarkan 150 eksemplar angket, namun
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
18 eksemplar dinyatakan gugur karena tidak memenuhi syarat penelitian. Jumlah subjek penelitian secara keseluruhan menjadi 132 subjek.
C. DESKRIPSI SUBJEK Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan suami isteri yang telah menikah secara monogam sah hukum dan agama selama minimal 5 tahun perkawinan, yang berdomisili di Yogyakarta dari berbagai latar belakang status agama, pendidikan, dan usia perkawinan. Keseluruhan subjek penelitian
berjumlah
132
subjek,
yang
semuanya
merupakan
pasangan-pasangan suami isteri yang menikah (66 pasang subjek). Peneliti mengambil subjek dengan usia perkawinan minimal 5 tahun, sebab pada masa ini pasangan suami isteri telah melewati masa penyesuaian diri terhadap pasangan dalam perkawinan (Retrievia, 2010). Usia perkawinan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama yakni masa tahun pertama (early years), yang mencakup 10 tahun pertama perkawinan. Dalam masa ini terdapat dua fase, yang pertama yakni fase perkenalan awal atau Initial Acquaintance Phase yaitu fase pasangan suami isteri berusaha mengenal satu sama lain. Fase yang kedua yakni fase menetap atau Setting-In Phase, umumnya terjadi pada tahun kelima pernikahan. Fase ini merupakan saat dimana pasangan suami isteri mulai mengatur peran masing-masing dalam menjalani hubungan suami isteri. Fase inilah yang menjadi dasar peneliti menentukan usia perkawinan subjek, sebab subjek telah mampu menyesuaikan diri dengan pasangan dan telah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
mengalami fase menetap. Kelompok yang kedua yakni masa tahun pertengahan atau middle years, berkisar antara usia perkawinan ke 10 hingga ke 30 tahun. Dan kelompok yang terkahir yakni masa tahun matang atau mature years, yakni masa dimana pasangan suami isteri menjadi tua bersama, dan perencanaan untuk purna tugas (Ruben, 1986). Tabel 7 Deskripsi Subjek No. 1
2
3
Kategori
Keterangan 5-10 tahun
Jumlah 26
Usia Perkawinan 11-30 tahun
90
30-50 tahun
16
SD
4
SMP
23
SMA/SMK/SPG
58
D II
2
D III
8
S1
36
S2
1
Katholik
86
Islam
42
Kristen
4
Pendidikan
Agama
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
D. HASIL PENELITIAN 1. Data Penelitian Berdasarkan hasil analisis uji deskriptif, diperoleh data mean empirik dan mean teoritik. Mean empirik merupakan rata-rata skor dari data hasil penelitian. Sedanglan mean teoritik merupakan rata-rata skor skala penelitian dari angka atau skor titik tengah skala penelitian. Tabel 8 Hasil Analisis Deskriptif
Statistik
Kematangan Emosi Kesetiaan Perkawinan Teoritik Empirik Teoritik Empirik
N
132
132
Skor Maksimum
112
108
140
137
Skor Minimum
28
72
35
96
Mean
70
87,05
87,5
111,59
SD
14
6,962
17,5
9,906
Mean yang diperoleh pada skala kematangan emosi sebesar 87,05, sedangkan mean pada skala kesetiaan perkawinan sebesar 111,59. Data deskriptif tersebut kemudian dikeompokkan secara bertingkat, agar dapat diketahui jumlah subjek pada masing-masing tingkatan. Kelompok tingkat yang dipakai terbagi dalam tiga kelas yaitu, rendah, sedang, dan tinggi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
2. Uji Asumsi a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdisteribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov test dengan program SPSS for windows versi 22.00. Disteribusi dikatakan normal apabila probabilitas (p) > 0,05. Hasil uji normalitas pada data skala kematangan emosi sebesar 0,035, sedangkan pada data skala kesetiaan perkawinan sebesar 0,015. Hal tersebut menunjukkan bahwa disteribusi kedua data adalah tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kematangan Emosi N 132
Kesetiaan Perkawinan 132
Mean
87,05
111,36
Std. Deviation
6,962
9,754
Absolute
,124
,136
Positive
,124
,136
Negative
-,094
-,087
Kolmogorov-Smirnov Z
1,423
1,563
Asymp. Sig. (1-tailed)
,035
,015
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
55
b. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara skor variabel kematangan emosi dengan skor variabel kesetiaan perkawinan merupakan garis linear (lurus) atau tidak. Uji linearitas ini dilakukan dengan program SPSS for windows 22.00. Hasil uji linearitas ini menunjukkan hubungan yang linear antara kedua variabel dengan taraf signifikansi p<0,05 yaitu p = 0,000 (p<0,05) dengan F = 220,870. Hasil pengujian disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 10 Hasil Uji Linearitas
Kesetia an Perkawi nan * Kemata ngan Emosi
(Combined) Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total Betw een Grou ps
ANOVA Table Sum of df Squares 8906,084 29 7705,446 1
Mean F Square 307,106 8,803 7705,446 220,870
1200,638
28
42,880
3558,461 12464,545
102 131
34,887
1,229
Sig. ,000 ,000 ,226
3. Uji Hipotesis Hubungan Uji hipotesis hubungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows 22.00. Berdasarkan uji asumsi normalitas dan linearitas diperoleh data yang tidak normal dan linear, oleh sebab itu digunakan uji hipotesis non-parametrik yakni uji hipotesis korelasi Spearman’s rho. Hasil analisis dari variabel kematangan emosi dan kesetiaan perkawinan menunjukkan skor korelasi 0,647. Hasil tersebut
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
menunjukkan bahwa hipotesis ada hubungan positif dan signifikan antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan dinyatakan diterima. Tabel 11 Hasil Uji Korelasi
Correlations Kematangan_E Kesetiaan_Per mosi kawinan Spearman's rho
Kematang Correlation an_Emosi Coefficient Sig. (1-tailed) N Kesetiaan Correlation _Perkawin Coefficient an Sig. (1-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
1,000
,647**
. 132
,000 132
,647**
1,000
,000 132
. 132
Koefisien determinasi yang diperoleh dari hasil kuadrat koefisien korelasi adalah 0,618. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas penelitian ini yaitu kematangan emosi memberikan sumbangan efektif sebesar 61,8% terhadap variabel terikat yaitu kesetiaan perkawinan. Tabel 15 Hasil Kuadrat Koefisien Korelasi
R Kesetiaan_Perkawinan * Kematangan_Emosi
,786
R Squared ,618
Eta ,845
Eta Squared ,715
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
E. PEMBAHASAN Deskripsi data penelitian menunjukkan skor rata-rata subjek penelitian variabel kematangan emosi yaitu mean teoritik sebesar 70 dan mean empirik sebesar 87,05. Pada variabel kesetiaan perkawinan diperoleh mean teoritik 87,5 dan mean empirik sebesar 111,59. Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas dan linearitas, diperoleh bahwa data yang dihasilkan adalah data yang tidak normal dan linear. Data yang tidak normal merupakan data yang memiliki penyebaran tidak normal, hal ini disebabkan karena sampel yang diambil oleh peneliti kurang dapat mewakili populasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya faktor subjek yang cenderung didominasi beragama katholik yakni sebesar 65,15% atau sebanyak 86 subjek. Serta faktor responden yang mayoritas berada dalam usia perkawinan tengah 11-30 tahun, yakni sebanyak 90 responden atau sebesar 68,18%. Hasil data yang tidak normal, dan data yang linear tersebut dapat dilanjutkan pengujian hipotesis dengan menggunakan data non parametric. Data non parametrik memiliki kelemahan yakni hasil analisis tidak dapat di generalisirkan untuk kelompok yang lebih luas. Atau dapat dikatakan bahwa hasil analisis data yang diperoleh hanya dapat memahami karakteristik atau kondisi yang terjadi pada penelitian ini saja. Berdasarkan hasil uji hipotesis korelasi dengan menggunakan Product Moment Spearman's rho, menunjukkan bahwa hipotesis ada hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kematangan emosi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
58
semakin tinggi pula kesetiaan perkawinannya. Penyataan tersebut dapat dilihat dari hasil koefisien korelasi (r) antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan yaitu 0,647 pada taraf signifikansi 0,000 (p<0,05), yang dapat diartikan bahwa kedua variabel berkorelasi positif. Hubungan tersebut sesuai dengan pernyataan Allport, dimana individu yang memiliki kematangan, ia akan memiliki kecenderungan untuk berperilaku menyimpang yang lebih kecil, atau dapat dikatakan berperilakuan baik yang cenderung lebih besar (dalam Schultz, 2003). Salah satu perilaku yang baik dalam hubungan suami isteri yakni menunjukkan beberapa hal yang masuk dalam kategori kesetiaan seperti saling menghormati, menerima pasangan, memberikan kasih sayang, menempatkan pasangannya diatas orang lain, berpegang teguh pada janjinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan, dan terlibat secara fisik dan emosional hanya kepada pasangannya yang sah. Dalam penelitian ini variabel bebas kematangan emosi memberikan sumbangan efektif sebesar 61,8 % terhadap variabel terikat yaitu kesetiaan perkawinan. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2000), yang menjelaskan salah satu faktor kesetiaan pada pasangan suami isteri adalah kematangan emosi. Dalam ikatan perkawinan pasangan suami isteri dituntut untuk memiliki kematangan emosi dan pikiran, agar pasangan suami isteri dapat melihat persoalan yang mungkin akan dan sedang terjadi dalam rumah tangga secara objektif antara emosi dan pikiran. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa individu dengan kematangan emosi tinggi, ia akan memiliki emosi yang stabil dan tidak bersifat impulsif.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Individu tersebut akan dapat mengontrol emosinya dan mengekspresikan emosi dengan tepat yang dapat diterima pasangannya dengan baik (Walgito, 2004). Individu yang memiliki emosi dengan kematangan tinggi memiliki ciri tidak mudah tersinggung dan mampu menerima kritikan dan masukan dari orang lain (Finkelor, 2004). Saat individu memiliki kematangan emosi, ia cenderung mampu mengakui kesalahan yang telah ia perbuat dan mengakui kekurangan dari dalam dirinya. Sehingga, apabila pasangan menegur ia tidak akan berkecil hati dan marah melainkan menerima masukan dan mempertimbangkan dengan akal sehat untuk memperbaikinya. Hal lain yang menunjukkan bahwa individu memiliki kematangan emosi tinggi adalah individu tersebut memiliki tanggung jawab yang baik, serta memiliki kemampuan untuk menerima konsekuensi dari perilakunya (Khairani, 2013). Individu yang bertanggung jawab, akan menepati janji atau komitmen yang telah dikatakan dan disepakati serta dipercayakan pada pasangannya. Ia juga mampu dan berani menerima segala konsekuensi atas perbuatan yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa individu itu setia dengan bertanggung jawab atas semua perbuatan yang ia ucapkan dan lakukan. Peneliti kurang mampu mengontrol beberapa faktor lain sebesar 38,2 %. Faktor lain yang dapat dimungkinkan dapat mempengaruhi kesetiaan perkawinan pasangan suami isteri antara lain, faktor lingkungan. Individu yang tinggal dalam lingkungan dengan kondisi yang selalu menghargai orang lain, mampu menerima setiap perbedaan dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan membantu individu dalam menghadapi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
permasalahannya dengan penuh pengertian. Oleh sebab itu, lingkungan akan memberikan kontribusi dalam membentuk individu sehingga memiliki emosi yang semakin matang. Dalam konteks perkawinan, pasangan suami isteri yang tinggal dalam keluarga dengan kondisi yang selalu menghargai pasangan, mampu menerima setiap perbedaan dan mampu menyesuaikan diri dengan pasangannya akan membantu suami dan isteri dalam menghadapi permasalahan rumah tangganya dengan penuh pengertian. Dengan demikian keadaan relasi dalam rumah tangga khususnya hubungan suami isteri akan memberikan kontribusi dalam membentuk diri dan pasangan. Faktor lainnya yang dapat dimungkinkan dapat mempengaruhi kesetiaan perkawinan pasangan suami isteri yang tidak mampu dikontrol oleh peneliti antara lain faktor pengalaman. Pengalaman individu yang memberikan pelajaran dan masukan dalam kehidupannya. Pelajaran yang baik akan dikembangkan untuk mengontrol dan mengelola emosi. Sedangkan pengalaman yang buruk dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi. Semakin banyak pengalaman diri individu, maupun pengalaman orang lain akan dapat membentuk emosi individu menjadi semakin matang. Dalam kehidupan perkawinan faktor pengalaman dari diri sebagai isteri maupun suami akan menjadikan pelajaran yang baik yang dapat di kembangkan untuk mengontrol dan mengelola emosi (Meichati, 1987).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa kematangan emosi berkorelasi positif dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri (r = 0,647 dengan taraf signifikansi 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kematangan emosi maka semakin tinggi pula tingkat kesetiaan perkawinannya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kematangan emosi maka semakin rendah pula tingkat kesetiaan perkawinannya. Dengan demikian, hipotesis yang diajukkan oleh peneliti yakni ada hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan kesetiaan perkawinan pada pasangan suami isteri diterima.
B. SARAN 1. Bagi Para Pasangan Suami Isteri dan Calon Pasangan Suami Isteri Dikarenakan kematangan emosi memiliki hubungan yang positif dengan kesetiaan perkawinan maka : a. Bagi pasangan suami isteri diharapkan dapat meningkatkan kematangan emosi dengan saling mengontrol emosi, tanggung jawab, menerima keadaan diri, dan pengambilan keputusan dengan tepat. b. Bagi calon pasangan suami isteri diharapkan dapat mempersiapkan dan memastikan bahwa diri telah memiliki emosi yang matang. Serta dapat
61
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
c. memilih calon pasangan dengan kematangan emosi yang baik sebagai pertimbangan penting dalam membangun rumah tangga. Dengan demikian, saat pasangan maupun calon pasangan suami isteri memiliki emosi yang matang, diharapkan dapat membina hubungan yang baik dengan pasangannya hingga tercipta relasi pasangan suami isteri yang hangat dan langgeng.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini, oleh sebab itu peneliti berharap agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan faktor atau aspek lain yang mempengaruhi hasil penelitian dengan meminimalisir heterogenitas responden. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih memperhitungkan aspek yang kurang dapat dikontrol dalam penelitian ini, sehingga sampel responden yang diambil mampu mewakili populasi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adhim, Mohammad Fauzil. (2002). Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta: Gema Insani. Anderson, M.A. (2006). The Relationship among Resiliance, Forgiveness, and Anger Expression in Adolescents.Maine: The University of Maine. Anshary, M, M.H. (2010). Hukum Perkawinan Di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (1999). Tes Prestasi, Fungsi, dan Perkembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2005). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2005). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiarjo. (1991). Kamus Psikologi. Semarang : Dahana Prize Byadgi, S. (2011). Conflict Management and Marital Satisfaction Among Dual Earning Couple. Thesis.(tidak diterbitkan). Dharwad: College of Rural Home Science University of Agricultural Science. Chaplin, J.P. (2002). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Cole, L. (1963). Psychology of Adolance. New York : Hort, Rienhart and Winston Inc. Creswell, J.W. (2009). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dewi, Nyoman R., & Sudhana, Hilda. (2013). Hubungan antara Komunikasi Interpesonal Pasutri dengan Keharmonisan dalam Pernikahan. Jurnal Psikologi. Bali : Universitas Udayana. Vol 1, No 1, 22-31. ISSN 2354-5607. Finkelor, D. (2004). Bagaimana Emosi Berperan dalam Hidup Anda. Yogyakarta: Zenith. Goleman, D. (2003). Kecerdasan Emosional. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
63
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
Utama. Hadi, S (1991). Metodologi Research. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hart, Thomas N., & Hart, Kathleen Fischer. (1998). The First Two Years of Marriage : Foundation for a Life Together. New York: Paulist Press. Hastuti, Y., Djalali, M.A., & Ellyawati, R. (2001). Perbedaan Kecenderungan untuk Melakukan Perilaku Seksual Extramarital antara Pria Dewasa yang Bekerja di Darat dan di Laut. Jurnal Psikologi Fenomena. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945. Vol. VI. No. 01 (12-18) Herawati, Ratna P. (2009). Hubungan antara Religiusitas dengan Komitmen Perkawinan pada Pasangan Suami Isteri. Intisari Psikologi. Semarang : Universitas Diponegoro. Hurlock. (2004). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan. Jilid 2. Alih Bahasa: Med. Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Peran Kehiduan. Ed.5. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari A Life Span Approach, Fifth Edition. Mc Graww-Hill, Inc. Jersild, A.T., Brook, J.S., and Brook, D.W. (1978). The Psychology of Adolescent. 3rd Edition. London: Collier McMillan Publishers. Kartono. K. (1999). Kamus Lengkap Istilah Psikologi (edisi revisi). Jakarta: PP Kerlinger. (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Khairani, H Makmun. (2013). Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Kompasiana. (2014). Di Indonesia 40 Perceraian Setiap Jam. Artikel. Diakses pada 22 Januari 2015 pukul 10.36. http://www.kompasiana.com/pakcah/diindonesia-40-perceraian-setiap-jam_54f357c07455137a2b6c7115 KWI-BKKBN. (1993). Kasih Setia dalam Suka Duka. Jakarta: Konferensi Wali Gereja. Meichati, S. (1983). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
65
Merdeka. (2012). 6 Keuntungan Setia Pada Satu Pasangan. Artikel. Diakses pada 15 Mei 2015 pukul 14:35. http://www.merdeka.com/gaya/6-keuntungan -setia-pada-satu-pasangan.html Nurhidayati, Titin. (2011). Pendekatan Kasih Sayang. Jember: STAIFAS. Olson, D.H., & De Frain, J. (2006). Marriages and Families : Intimacy, Diversity, and strength 5th ed. Boston : Mc Graw-Hill. Paramitasari, R. & Alfian I. (2012). Hubungan antara Kematangan Emosi degan Kecenderungan Memaafkan pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. Vol 1, No. 02, Juni. Piet Go. & Maramis W.F. (1990). Kesetiaan Suami-Isteri dan Soal Penyelewengan. Malang : DIOMA. Prianto, Budi., Wulandari, Nawang W., Rahmawati, Agustin. (2003). Rendahnya Komitmen dalam Perkawinan sebagai Sebab Perceraian. Malang: Universitas Merdeka. Vol 5, No 2. Rempel J. K., Holmes J.G. et Zanna M.P. (1985). Trust in Close Relationships. Journal of Personality and Social Psychology. 49: 1, 95-112. Retrievia, Anjani. (2010). Gambaran Kepuasan Pernikahan pada Pasangan yang Menikah karena Mengalami Kehamilan Pranikah. Jurnal Gunadarma University. Rice, Richard. (2004). Mr. Rice’s Notebook: Emotional Maturity. California: e-book. Ruben, H.L. (1985). Super Marriage. Englewood: Prentice Hall, Inc. Sadarjoen, S.S. (2005). Konflik Marital. Bandung : PT. Refika Aditama. Sari, Artista Ema. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan dalam Perkawinan. Skripsi Psikologi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Sari, Endah P., & Nuryoto, Sartini. (2002). Penerimaan Diri pada lanjut Usia Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal Psikologi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. No 2, 73-88. ISSN : 0215-8884. Schultz, Duane. (2003). Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius. Setiadi, Bernadette N., Matindas, R.W., Chairy, Liche S. (1998). Pedoman Penulisan Skripsi Psikologi. Jakarta: LPSP3 Universitas Indonesia.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
Singh, S., Pal. S., Kunwar, N. (2009). Advantages of Extra-marital Relationship in Indian Communitiy. Abstract. Journal Asian of home Science Vol.4 (1). Skinner, C.E. (1977). Educational Psychology. 4th Edition. New Delhi: Prentice. Hall. Sternberg, R. J. & Barnes, M. L. (1988). The Psychology of Love. New Haven & London: Yale University Press. Sternberg, R. J. (1986). A Triangular Theory of Love. Psychological Review. Vol 93, No. 2, 119-135 Sugiyono. (2002). Statistika Untuk Penelitian. Edisi keempat. Bandung: Alfabeta. Sutikno, D.A. (1993). Persepsi tentang Penerimaan Orangtua, Konsep Diri, dan Prestasi Belajar pada Remaja Tunarungu. Skripsi. (Tidak diterbitan) Depok: Universitas Indonesia. Townsend, John & Cloud, Henry. (2002). Boundaries in Marriage. California: Zondervan. Tukan, Johan Suban. (1999). Membina Para Pembina Kursus Persiapan Perkawinan. Jakarta: Yayasan Putra-Putri Maria Tukan, Johan S. (1990). Etika Seksual dan Perkawinan. Jakarta: Intermedia. Walgito, B. (2004). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi offset. Walgito, Bimo. (1994). Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Warren, Rick. (2009). Leadership Lifter: Ciri Orang yang Setia. Singapore: Bethany Chruch Webster, Merriam. (2015). Dictionary of Marriage. Diakses pada 16 Mei 2015 pukul 11:44. http://www.merriam-webster.com/dictionary/marriage Widowati, P Cintami. (2009). Hubungan antara Kematangan EMosi dengan Perilaku Seksual Pranikah pada Remaja Akhir. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma. Wordpress. (2010). Data Selingkuh di Indonesia. Artikel. Diakses pada tanggal 26
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
Juli 2014 pukul 17.46 WIB. https://awan965.wordpress.com/2007/03/20/ data-selingkuh-diindonesia/ Wright, N. H. (1974). Communication Key To Your Marriage. USA: Regal Books. Yuwana, T.A. & Maramis, W.F. (1990). Dinamika Perkawinan Masa Kini. Malang: DIOMA.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LAMPIRAN
68
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Lampiran 1. Skala Kematangan Emosi dan Skala Kesetiaan Perkawinan Try Out
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh : Martina Andhika Swasti
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Yogyakarta, Oktober 2015 Kepada : Yth. Bapak dan Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Saya Martina Andhika Swasti, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka penelitian sebagai tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, saya meminta partisipasi dari Bapak dan Ibu untuk berkenan mengisi kuisioner penelitian ini. Kuisioner ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian A yang berisi tentang reaksi emosional dalam relasi anatara suami dan isteri, serta bagian B yang berisi tentang perilaku yang sering dimunculkan dalam kehidupan perkawinan. Setiap bagian terdiri dari sejumlah pernyataan, Bapak dan Ibu diminta untuk menjawab dengan memilih satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Bapak dan Ibu saat ini. Alternatif jawaban tidak mengandung jawaban benar-salah melainkan menunjukkan kesesuaian dengan situasi yang Bapak dan Ibu alami. Jawaban dari Bapak dan ibu akan dirahasiakan dan akan digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi. Pastikan tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Terimakasih atas partisipasi dari Bapak dan Ibu.
Hormat saya, Martina Andhika Swasti 11/PSI/USD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, namun dengan sukarela demi sumbangsih ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas saya. Yogyakarta,
Oktober 2015
(.........................................) IDENTITAS DIRI : Nama / Inisial
:
Usia Perkawinan
:
Pendidikan Terakhir
:
Agama
:
tahun
Status Perkawinan : □ Menikah sah, secara hukum dan agama □ Menikah secara siri □ Menikah yang kedua kali (keterangan : beri tanda silang ( x ) pada pernyataan yang sesuai) PETUNJUK PENGISIAN 1.
Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti
2.
Bapak dan ibu diharapkan untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Bapak dan Ibu secara objektif dengan memberikan tanda centang (√ )
3.
Masing-masing pernyataan terdiri dari empat alternatif jawaban, yakni : SS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan Anda
S
: Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan Anda
TS
: Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan Anda
STS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan Anda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
Contoh : No 1.
Pernyataan
Pilihan Jawaban SS
Saya menjalani kehidupan rumah tangga
S
TS
STS
TS
STS
√
dengan bahagia BAGIAN A No
Pernyataan Perilaku pasangan mudah membuat saya
1
marah Saya tetap tenang saat mengalami tekanan
2
dalam rumah tangga Saya dapat mengerjakan tugas dengan baik,
3
saat pasangan mengecewakan saya Saat terjadi ketidakharmonisan dalam rumah
4
tangga kami, saya akan menghibur diri diluar Saya mempertimbangkan suatu hal sebelum
5 6
bertindak Saya mengakui kesalahan yang saya perbuat Saya berpikir ulang saat akan menyimpulkan
7
suatu hal Saya merasa rendah diri dengan keadaan
8
saya saat ini Saya akan marah, seandainya pasangan
9 10
mengkhianati saya Saya senang mendapat kritikan dari pasangan Saya mengabaikan kritikan yang ditujukan
11
pada saya Saya marah saat pasangan tidak membalas
12
SMS dari saya
SS
S
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saya mengabaikan pendapat pasangan, 13
karena pendapat saya yang paling benar Saya percaya diri dengan keadaan saya saat
14
ini Saya tetap mencoba menghubungi dengan
15
tenang, meski pasangan tak kunjung mengangkat telfon penting dari saya
16
Saat saya bersalah saya akan meminta maaf
17
Saya akan berusaha menutupi kesalahan saya Saat saya salah, saya mencari sumber
18
kesalahan pada orang lain Saya akan mempertimbangkan pendapat
19
pasangan dalam memutuskan suatu hal Saat terjadi pertengkaran dengan pasangan,
20
saya akan mendengarkan dan menghadapinya Saya dapat dengan mudah menyimpulkan
21 22
tanpa memikirkannya Saya bertindak dengan spontan Saya mudah marah, saat pasangan
23
menyinggung perasaan saya Saya menangkap maksud baik pasangan, saat
24
kami berbeda pendapat Saya membentak pasangan saya, ketika ia
25
tidak mengikuti kehendak saya Saya akan mengingatkan dengan halus,
26
ketika pasangan lupa hari istimewa kami Saat saya mengetahui kebohongan besar
27
pasangan, saya akan menunggu waktu yang
73
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
tepat untuk membicarakan hal ini dengan pasangan Saya akan mengerjakan setiap tugas yang 28
diberikan pada saya dengan baik Saya menghindari tugas yang tidak
29
menyenangkan bagi saya Saya akan mengalihkan beberapa tugas yang
30
menjadi tanggung jawab saya, kepada pasangan saya Saya dapat mengatasi amarah saya terhadap
31
pasangan, meski pasangan telah melakukan kesalahan besar Saya memperhatikan kenyamanan pasangan
32
dalam mengambil keputusan Saya yakin dengan keputusan yang saya
33
ambil, karena saya selalu benar Saya sulit menerima kekurangan yang ada
34
dalam diri saya Kekurangan yang ada dalam diri saya tak
35
membuat saya rendah diri Walau sakit hati, saya tetap besikap baik
36
terhadap pasangan Saat saya mengetahui kebohongan besar
37
pasangan, saya akan mencurahkan hal tersebut kepada teman-teman saya Saat menghadapi tekanan dalam pekerjaan,
38
saya biasa melampiaskan amarah terhadap pasangan Saya berani mengambil keputusan meski
39
merugikan pasangan saya
74
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saat kenyataan berbeda dengan yang 40
diharapkan, saya tetap menjalaninya Saya tetap berusaha meyakinkan pasangan
41
dengan sabar, meski pasangan mengabaikan nasehat dari saya Saat saya melakukan kesalahan, saya juga
42
akan mencari kesalahan pasangan Saya berhati-hati dalam menyimpulkan suatu
43
hal Setiap keputsan hendaklah menguntungkan
44
bagi diri saya sendiri Saya biasa mengambil keputusan tanpa
45
berpikir panjang Saya tetap peduli dengan pasangan, meski
46
pasangan menyinggung perasaan saya Saya merasa minder saat bersanding dengan
47 48
pasangan Saya merasa malu dengan kekurangan saya Ketika saya salah dalam mengambil
49
keputusan, saya akan tetap menjalaninya Saya bisa membanting benda dihadapan
50
saya, saat sedang marah Saya akan meminta maaf kepada pasangan
51
saat saya berbuat salah Saya merasa berat hati saat harus mengakui
52
kesalahan saya Saya hanya akan mengerjakan pekerjaan
53
yang saya gemari
54
Saya mudah menangis tanpa sebab
55
Dalam mengambil keputusan saya bersikeras
75
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
dengan pendapat saya, dan tidak menghiraukan pendapat pasangan Kenyamanan pasangan merupakan prioritas 56
saya dalam mengambil keputusan Saya melibatkan pasangan dalam
57
memutuskan suatu hal untuk meminimalisir konflik bagi keduabelah pihak Saat pasangan menyinggung perasan saya,
58
saya langsung marah Saya akan menyembunyikan kekurangan
59
saya didepan pasangan Saya menerima dengan terbuka saat
60
pasangan membahas keburukan saya
BAGIAN B Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti Bapak dan ibu diharapkan untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Bapak dan Ibu saat ini secara objektif dengan memberikan tanda centang (√ )
Pernyataan
No
Saya mendukung pendapat pasangan saya, 1
meski pendapat kami berbeda Saya meminta persetujuan dari pasangan,
2
sebelum mengambil tindakan Saya benci dengan perilaku kekanakan dari
3
pasangan saya Saya bangga dengan ketegasan pasangan,
4
meski dia sangat otoriter Mencium tangan pasangan merupakan hal
5
yang biasa kami lakukan
SS
S
TS
STS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saya mengucapkan dan memberikan hadiah 6
pada pasangan saat perayaan hari istimewa kami Saya mampu menahan keinginan pribadi,
7
demi kenyamanan pasangan Saya spontan menyelamatkan diri saya
8
sendiri saat terjadi keadaan darurat Saya mengingat janji yang telah terucap
9
dihadapan pasangan Saya merasa bersalah saat saya mengingkari
10
janji terhadap pasangan Saya menghentikan aktivitas sejenak, saat
11
pasangan membutuhkan bantuan Mengecewakan pasangan merupakan hal
12
yang wajar dalam hubungan suami isteri Saya memperlihatkan bagian pribadi saya
13
hanya dengan pasangan saya yang sah Saya berhubungan seksual bersama
14
pasangan dengan sepenuh hati Saya menutupi keburukan pasangan di depan
15
umum
16
Saya menjaga nama baik pasangan
17
Saya mengabaikan nasehat dari pasangan Saya membenci sifat pemarah yang ada
18
dalam diri pasangan Saya bisa memahami kebiasaan buruk
19
pasangan Saya mengampuni kesalahan yang pernah
20 21
dilakukan oleh pasangan Mengucapkan kata ‘sayang’ dan ‘cinta’
77
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
bersifat penting dalam hubungan suami isteri Saya merasa risih saat berpelukan dengan 22
pasangan Berada bersama pasangan membuat saya
23
merasa nyaman Saya akan meninggalkan aktivitas saya
24
sejenak, ketika pasangan membutuhkan pertolongan Saya selalu merindukan kebersamaan
25
bersama pasangan Seandainya pasangan saya sakit, saya rela
26
menghabiskan waktu saya untuk merawatnya Memberi janji terhadap pasangan itu
27
penting, meski belum tentu bisa menepati Saya segera pulang kerumah, saat pekerjaan
28
telah selesai Janji merupakan sebuah hutang yang wajib
29
dibayar Saya merasa kurang nyaman saat dijadikan
30
tempat keluh kesah oleh pasangan Saya mencurahkan keluh kesah tentang
31
pasangan dengan teman lawan jenis yang saya percaya Saya mampu menjaga rahasia pribadi yang
32
telah kami sepakati bersama Saat pekerjaan telah selesai, saya enggan
33
bergegas pulang kerumah karena masih ingin bersama teman-teman
34
Pasangan saya mau menceritakan hal yang
78
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
sangat pribadi kepada saya Saya tetap dapat menikmati hobby saya, 35
meski pasangan saya sedang sakit Saya menceritakan keburukan pasangan
36
dengan orang lain Saya dan pasangan bertutur kata dengan baik
37 38
dan sopan Saya sengaja membuat pasangan cemburu Saya tetap mencintai pasangan meski dia
39
telah mengecewakan saya Saya masih menyimpan dendam atas
40
kesalahan yang pernah dilakukan oleh pasangan saya Saya merasa malu dengan kekurangan yang
41
ada dalam diri pasangan Saya malas untuk membalas kata mesra dari
42
pasangan Adu mulut merupakan hal yang biasa terjadi
43
dalam hubungan kami Saya meminta orang lain untuk merawat
44
pasangan saya yang sedang sakit Diperbolehkan sesekali mengingakari janji
45
dengan pasangan, dengan tidak beralasan Lupa akan hari istimewa dengan pasangan
46
merupakan hal yang wajar Saya merasa lebih nyaman berkeluh kesah
47
dengan orang lain dari pada dengan pasangan Saat saya berbicara akan melakukan suatu
48
hal, saya akan melakukannya
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saya mencari alasan pembenaran pada janji 49
yang tidak dapat saya tepati Saat saya mengingkari janji terhadap
50
pasanga, saya merasa hal itu wajar Saya menceritakan masalah pribadi saya dan
51
pasangan pada orang lain Saya merasa kesulitan saat harus
52
memberikan rasa nyaman untuk pasangan, ketika ia menceritakan masalahnya Saya selalu siap membantu pasangan, saat ia
53
dalam keadaan darurat Saya berhuhungan hangat hanya bersama
54
pasangan saya yang sah Saya merasa lebih nyaman bersama sahabat
55
dari pada bersama pasangan Saya merasa terpaksa saat berhubungan
56
seksual dengan pasangan
Terimakasih atas kesediaan waktu dari Bapak dan Ibu untuk mengisi kuisioner ini
80
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
81
Lampiran 2. Perhitungan Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kematangan Emosi Try Out Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,904
N of Items ,915
60
Item-Total Statistics Corrected
Squared
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance if
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Correlation
Deleted
item1
175,15
163,063
,251
.
,903
item2
175,42
163,610
,187
.
,904
item3
175,65
168,489
-,154
.
,908
item4
175,21
160,466
,355
.
,902
item5
174,90
162,393
,272
.
,903
item6
175,10
162,095
,333
.
,902
item7
175,15
162,085
,278
.
,903
item8
175,37
162,239
,182
.
,905
item9
176,27
166,925
-,057
.
,909
item10
175,21
163,488
,206
.
,904
item11
175,15
160,127
,493
.
,901
item12
175,42
164,716
,072
.
,906
item13
174,94
163,336
,212
.
,904
item14
175,23
161,712
,332
.
,902
item15
175,23
162,010
,233
.
,904
item16
175,02
157,297
,643
.
,899
item17
175,15
161,617
,289
.
,903
item18
174,87
157,261
,565
.
,900
item19
175,02
161,893
,482
.
,902
item20
175,21
163,020
,270
.
,903
item21
175,12
161,005
,444
.
,902
item22
175,40
160,329
,381
.
,902
item23
175,60
161,946
,260
.
,903
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item24
175,15
162,212
,492
.
,902
item25
175,27
161,010
,266
.
,904
item26
175,23
162,776
,214
.
,904
item27
175,25
162,660
,201
.
,904
item28
175,02
159,893
,489
.
,901
item29
175,23
165,202
,078
.
,905
item30
175,08
162,121
,470
.
,902
item31
175,37
162,537
,221
.
,904
item32
175,10
159,712
,594
.
,900
item33
175,15
160,978
,356
.
,902
item34
175,21
158,892
,571
.
,900
item35
175,29
160,254
,403
.
,902
item36
175,25
158,021
,519
.
,900
item37
174,96
160,083
,406
.
,902
item38
175,04
159,190
,421
.
,902
item39
175,04
161,147
,449
.
,902
item40
175,17
161,461
,455
.
,902
item41
175,17
160,312
,503
.
,901
item42
175,12
155,729
,668
.
,899
item43
175,15
157,531
,711
.
,899
item44
175,10
159,329
,565
.
,900
item45
175,19
159,262
,478
.
,901
item46
175,10
161,585
,579
.
,901
item47
175,00
165,404
,088
.
,904
item48
175,19
162,368
,308
.
,903
item49
175,69
159,411
,359
.
,902
item50
175,04
160,041
,367
.
,902
item51
174,98
157,085
,677
.
,899
item52
175,29
163,530
,190
.
,904
item53
175,23
161,287
,336
.
,902
item54
175,04
161,871
,290
.
,903
item55
174,96
157,232
,650
.
,899
item56
175,23
159,244
,423
.
,902
item57
175,15
157,489
,567
.
,900
item58
175,23
161,117
,348
.
,902
item59
175,21
159,743
,462
.
,901
item60
175,19
160,709
,496
.
,901
82
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3. Perhitungan Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Kessetiaan Perkawinan Try Out Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items ,917
N of Items ,925
56
Item-Total Statistics Squared Corrected
Multiple
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Item-Total
Correlatio
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
n
Deleted
item1
166,98
176,234
,469
.
,915
item2
166,73
175,393
,630
.
,914
item3
167,48
181,021
,078
.
,919
item4
167,40
185,266
-,156
.
,920
item5
167,48
171,446
,568
.
,913
item6
167,54
176,041
,331
.
,916
item7
166,90
174,563
,643
.
,914
item8
166,98
181,340
,100
.
,918
item9
166,77
176,138
,422
.
,915
item10
166,71
175,998
,629
.
,914
item11
166,73
175,648
,607
.
,914
item12
167,21
176,083
,377
.
,916
item13
166,52
175,659
,407
.
,915
item14
166,46
176,254
,447
.
,915
item15
166,81
177,858
,285
.
,916
item16
166,65
176,063
,435
.
,915
item17
166,71
174,339
,633
.
,913
item18
167,58
172,929
,461
.
,915
item19
167,02
184,702
-,139
.
,919
item20
166,85
178,808
,310
.
,916
item21
166,83
174,355
,398
.
,915
83
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item22
166,85
182,425
,028
.
,918
item23
166,63
174,197
,593
.
,914
item24
166,67
174,142
,677
.
,913
item25
166,63
175,090
,634
.
,914
item26
166,77
178,308
,303
.
,916
item27
167,54
187,190
-,252
.
,922
item28
166,71
176,807
,553
.
,914
item29
166,75
176,277
,575
.
,914
item30
166,94
176,613
,480
.
,915
item31
166,73
176,840
,319
.
,916
item32
166,60
175,861
,558
.
,914
item33
166,83
178,482
,212
.
,917
item34
166,88
175,005
,582
.
,914
item35
166,90
175,670
,507
.
,914
item36
166,58
172,504
,550
.
,914
item37
167,79
183,700
-,064
.
,919
item38
166,77
175,372
,508
.
,914
item39
166,94
175,336
,532
.
,914
item40
166,85
176,212
,435
.
,915
item41
166,83
177,929
,457
.
,915
item42
166,90
176,436
,389
.
,915
item43
167,04
173,147
,506
.
,914
item44
166,58
176,972
,459
.
,915
item45
166,60
175,308
,549
.
,914
item46
167,40
176,074
,377
.
,916
item47
166,54
173,913
,584
.
,914
item48
167,23
179,074
,213
.
,917
item49
167,13
180,495
,167
.
,917
item50
166,88
176,878
,485
.
,915
item51
166,52
174,468
,584
.
,914
item52
166,96
175,956
,468
.
,915
item53
166,58
174,078
,633
.
,913
item54
166,40
176,244
,486
.
,915
item55
166,63
175,431
,550
.
,914
item56
166,52
176,425
,309
.
,916
84
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas setelah Seleksi Item Skala Kematangan Emosi Try Out Case Processing Summary N
%
Valid Cases
48
100,0
0
,0
48
100,0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,910
,919
28
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
Item1
82,7917
60,892
,293
.
,912
Item2
82,7917
58,849
,472
.
,908
Item3
82,6667
56,780
,670
.
,904
Item4
82,5208
57,319
,522
.
,907
Item5
82,6667
59,461
,544
.
,907
Item6
82,7917
59,871
,517
.
,908
Item7
82,9167
60,206
,266
.
,915
Item8
82,6667
57,759
,595
.
,905
Item9
82,7292
59,606
,532
.
,907
Item10
82,7500
58,277
,623
.
,905
Item11
82,8542
57,744
,599
.
,905
Item12
82,8958
58,351
,412
.
,909
Item13
82,6042
58,500
,420
.
,909
Item14
82,6875
58,475
,378
.
,910
Item15
82,8125
59,305
,489
.
,907
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
Item16
82,8125
58,836
,499
.
,907
Item17
82,7708
55,627
,714
.
,903
Item18
82,7917
57,062
,724
.
,903
Item19
82,7500
57,979
,599
.
,906
Item20
82,8333
58,057
,489
.
,907
Item21
82,7500
59,426
,619
.
,907
Item22
82,6875
58,858
,337
.
,911
Item23
82,6250
56,537
,720
.
,903
Item24
82,6875
59,539
,309
.
,911
Item25
82,6042
56,968
,647
.
,904
Item26
82,7917
57,105
,563
.
,906
Item27
82,8542
58,595
,443
.
,908
Item28
82,8333
58,780
,539
.
,907
Lampiran 5. Perhitungan Reliabilitas setelah Seleksi Item Skala Kesetiaan Perkawinan Try Out
Case Processing Summary N
%
Valid Cases
48
100,0
0
,0
48
100,0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Cronbach's
Alpha
Alpha Based on
N of Items
Standardized Items ,935
,941
35
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance
Corrected
Squared
Cronbach's
Item Deleted
if Item Deleted
Item-Total
Multiple
Alpha if Item
Correlation
Correlation
Deleted
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Item1
106,5208
106,978
,455
.
,933
Item2
106,2708
106,202
,629
.
,932
Item3
107,0208
103,553
,535
.
,933
Item4
106,4375
105,187
,681
.
,931
Item5
106,3125
105,922
,492
.
,933
Item6
106,2500
106,149
,692
.
,932
Item7
106,2708
105,776
,677
.
,932
Item8
106,0000
106,213
,505
.
,933
Item9
106,2500
104,957
,674
.
,931
Item10
107,1250
104,537
,440
.
,935
Item11
106,3958
109,010
,292
.
,935
Item12
106,3750
105,303
,399
.
,935
Item13
106,1667
104,525
,660
.
,931
Item14
106,2083
105,020
,697
.
,931
Item15
106,1667
105,333
,703
.
,931
Item16
106,2500
106,915
,599
.
,932
Item17
106,2917
106,509
,618
.
,932
Item18
106,1458
106,127
,603
.
,932
Item19
106,4167
105,780
,592
.
,932
Item20
106,4375
107,400
,412
.
,934
Item21
106,1250
104,537
,503
.
,933
Item22
106,3125
106,432
,483
.
,933
Item23
106,4792
106,595
,488
.
,933
Item24
106,3958
107,819
,346
.
,935
Item25
106,3750
108,324
,438
.
,934
Item26
106,5833
104,759
,480
.
,934
Item27
106,1250
107,133
,488
.
,933
Item28
106,1458
105,702
,590
.
,932
Item29
106,9375
107,209
,336
.
,935
Item30
106,0833
104,972
,589
.
,932
Item31
106,4167
106,759
,548
.
,933
Item32
106,0625
105,592
,571
.
,932
Item33
106,1250
105,644
,586
.
,932
Item34
105,9375
106,741
,496
.
,933
Item35
106,1667
106,270
,544
.
,933
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 6. Skala Kematangan Emosi dan Skala Kesetiaan Perkawinan Penelitian
SKALA PENELITIAN
Disusun Oleh :
Martina Andhika Swasti
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
88
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
89
Yogyakarta, Oktober 2015 Kepada : Yth. Bapak dan Ibu yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini Dengan hormat, Saya Martina Andhika Swasti, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam rangka penelitian sebagai tugas akhir (skripsi) yang sedang saya kerjakan, saya meminta partisipasi dari Bapak dan Ibu untuk berkenan mengisi kuisioner penelitian ini. Kuisioner ini terdiri atas dua bagian yaitu bagian A yang berisi tentang reaksi emosional dalam relasi anatara suami dan isteri, serta bagian B yang berisi tentang perilaku yang sering dimunculkan dalam kehidupan perkawinan. Setiap bagian terdiri dari sejumlah pernyataan, Bapak dan Ibu diminta untuk menjawab dengan memilih satu alternatif jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Bapak dan Ibu saat ini. Alternatif jawaban tidak mengandung jawaban benar-salah melainkan menunjukkan kesesuaian dengan situasi yang Bapak dan Ibu alami. Jawaban dari Bapak dan ibu akan dirahasiakan dan akan digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Psikologi. Pastikan tidak ada satupun pernyataan yang terlewatkan. Terimakasih atas partisipasi dari Bapak dan Ibu.
Hormat saya, Martina Andhika Swasti 11/PSI/USD
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
90
Pernyataan Kesediaan
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi kuisioner ini dalam kondisi tidak dibawah tekanan atau paksaan dari pihak tertentu, namun dengan sukarela demi sumbangsih ilmu pengetahuan. Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami. Saya juga mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah tanpa mencantumkan identitas saya. Yogyakarta,
Oktober 2015
(.........................................) IDENTITAS DIRI : Nama / Inisial
:
Usia Perkawinan
:
Pendidikan Terakhir
:
Agama
:
tahun
Status Perkawinan : □ Menikah sah, secara hukum dan agama □ Menikah secara siri □ Menikah yang kedua kali (keterangan : beri tanda silang ( x ) pada pernyataan yang sesuai) PETUNJUK PENGISIAN 1.
Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti
2.
Bapak dan ibu diharapkan untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Bapak dan Ibu secara objektif dengan memberikan tanda centang (√ )
3.
Masing-masing pernyataan terdiri dari empat alternatif jawaban, yakni : SS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan Anda
S
: Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan Anda
TS
: Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan Anda
STS
: Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan Anda
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
91
Contoh : Pilihan Jawaban No
1.
Pernyataan
SS
S
Saya menjalani kehidupan rumah tangga
TS
STS
√
dengan bahagia BAGIAN A
Pernyataan No 1
3
Perilaku pasangan mudah membuat saya marah
saya Saat saya bersalah saya akan meminta maaf Saat saya salah, saya mencari sumber kesalahan
4
pada orang lain Saya akan mempertimbangkan pendapat pasangan
5
dalam memutuskan suatu hal Saya menangkap maksud baik pasangan, saat kami
6
berbeda pendapat Saya membentak pasangan saya, ketika ia tidak
7
mengikuti kehendak saya Saya akan mengerjakan setiap tugas yang
8
diberikan pada saya dengan baik Saya akan mengalihkan beberapa tugas yang
9
menjadi tanggung jawab saya, kepada pasangan saya Saya memperhatikan kenyamanan pasangan dalam
10
S
TS
ST S
Saya mengabaikan kritikan yang ditujukan pada 2
SS
mengambil keputusan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saya sulit menerima kekurangan yang ada dalam 11
diri saya Walau sakit hati, saya tetap besikap baik terhadap
12
pasangan Saat saya mengetahui kebohongan besar pasangan,
13
saya akan mencurahkan hal tersebut kepada teman-teman saya Saat menghadapi tekanan dalam pekerjaan, saya
14
biasa melampiaskan amarah terhadap pasangan Saat kenyataan berbeda dengan yang diharapkan,
15
saya tetap menjalaninya Saya tetap berusaha meyakinkan pasangan dengan
16
sabar, meski pasangan mengabaikan nasehat dari saya Saat saya melakukan kesalahan, saya juga akan
17 18
mencari kesalahan pasangan Saya berhati-hati dalam menyimpulkan suatu hal Setiap keputsan hendaklah menguntungkan bagi
19
diri saya sendiri Saya biasa mengambil keputusan tanpa berpikir
20
panjang Saya tetap peduli dengan pasangan, meski
21
pasangan menyinggung perasaan saya Saya bisa membanting benda dihadapan saya, saat
22
sedang marah Saya akan meminta maaf kepada pasangan saat
23 24
saya berbuat salah Saya mudah menangis tanpa sebab
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
93
Dalam mengambil keputusan saya bersikeras 25
dengan pendapat saya, dan tidak menghiraukan pendapat pasangan Saya melibatkan pasangan dalam memutuskan
26
suatu hal untuk meminimalisir konflik bagi keduabelah pihak Saya akan menyembunyikan kekurangan saya
27
didepan pasangan Saya menerima dengan terbuka saat pasangan
28
membahas keburukan saya BAGIAN B
Bacalah setiap pernyataan dibawah ini dengan teliti Bapak dan ibu diharapkan untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan Bapak dan Ibu saat ini secara objektif dengan memberikan tanda centang (√ )
Pernyataan No
pendapat kami berbeda Saya meminta persetujuan dari pasangan,
2
sebelum mengambil tindakan Mencium tangan pasangan merupakan hal yang
3
biasa kami lakukan Saya mampu menahan keinginan pribadi, demi
4
kenyamanan pasangan Saya mengingat janji yang telah terucap
5
dihadapan pasangan Saya merasa bersalah saat saya mengingkari janji
6
S
TS
ST S
Saya mendukung pendapat pasangan saya, meski 1
SS
terhadap pasangan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saya menghentikan aktivitas sejenak, saat 7
pasangan membutuhkan bantuan Saya berhubungan seksual bersama pasangan
8 9
dengan sepenuh hati Saya mengabaikan nasehat dari pasangan Saya membenci sifat pemarah yang ada dalam
10
diri pasangan Saya mengampuni kesalahan yang pernah
11
dilakukan oleh pasangan Mengucapkan kata ‘sayang’ dan ‘cinta’ bersifat
12
penting dalam hubungan suami isteri Berada bersama pasangan membuat saya merasa
13
nyaman Saya akan meninggalkan aktivitas saya sejenak,
14
ketika pasangan membutuhkan pertolongan Saya selalu merindukan kebersamaan bersama
15
pasangan Saya segera pulang kerumah, saat pekerjaan telah
16
selesai Janji merupakan sebuah hutang yang wajib
17
dibayar Saya mampu menjaga rahasia pribadi yang telah
18
kami sepakati bersama Pasangan saya mau menceritakan hal yang sangat
19
pribadi kepada saya Saya tetap dapat menikmati hobby saya, meski
20
pasangan saya sedang sakit Saya menceritakan keburukan pasangan dengan
21 22
orang lain Saya sengaja membuat pasangan cemburu
94
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Saya tetap mencintai pasangan meski dia telah 23
mengecewakan saya Saya masih menyimpan dendam atas kesalahan
24
yang pernah dilakukan oleh pasangan saya Saya merasa malu dengan kekurangan yang ada
25
dalam diri pasangan Adu mulut merupakan hal yang biasa terjadi
26
dalam hubungan kami Saya meminta orang lain untuk merawat
27
pasangan saya yang sedang sakit Diperbolehkan sesekali mengingakari janji
28
dengan pasangan, dengan tidak beralasan Lupa akan hari istimewa dengan pasangan
29
merupakan hal yang wajar Saya merasa lebih nyaman berkeluh kesah
30
dengan orang lain dari pada dengan pasangan Saat saya mengingkari janji terhadap pasanga,
31
saya merasa hal itu wajar Saya menceritakan masalah pribadi saya dan
32
pasangan pada orang lain Saya selalu siap membantu pasangan, saat ia
33
dalam keadaan darurat Saya berhuhungan hangat hanya bersama
34
pasangan saya yang sah Saya merasa lebih nyaman bersama sahabat dari
35
pada bersama pasangan
Terimakasih atas kesediaan waktu dari Bapak dan Ibu untuk mengisi kuisioner ini
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
96
Lampiran 7. Hasil Uji Asumsi Normalitas Skala Kematangan Emosi dan Skala Kesetiaan Perkawinan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kematangan
Kesetiaan
Emosi
Perkawinan
N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
132
132
Mean
87,05
111,36
Std. Deviation
6,962
9,754
Absolute
,124
,136
Positive
,124
,136
Negative
-,094
-,087
1,423
1,563
,035
,015
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test disteribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 8. Hasil Uji Asumsi Lineraritas dan Kuadrat Koefisiensi Skala Kematangan Emosi dan Skala Kesetiaan Perkawinan
ANOVA Table Sum of
df
Mean Square
F
Sig.
Squares Keseti aan Perka winan
Between Groups
8906,084
29
307,106
8,803
,000
Linearity
7705,446
1
7705,446
220,870
,000
1200,638
28
42,880
1,229
,226
3558,461
102
34,887
12464,545
131
Deviation from
* Kemat
(Combined)
Linearity Within Groups
angan Emosi
Total
Measures of Association
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
R Kesetiaan_Perkawinan
R Squared
.786
Eta
.618
Eta Squared
.845
.715
* Kematangan_Emosi
Lampiran 9. Hasil Uji Hipotesis Korelasi dan Deskripsi Data Skala Kematangan Emosi dan Skala Kesetiaan Perkawinan
Correlations Kematanga Kesetiaan_ n_Emosi
Perkawinan
1.000
.647**
.
.000
132
132
.647**
1.000
Sig. (1-tailed)
.000
.
N
132
132
Correlation Coefficient Kematangan_Emosi
Sig. (1-tailed) N
Spearman's rho Correlation Kesetiaan_Perkawin Coefficient an
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Descriptive Statistics N
Kematangan Emosi Kesetiaan Perkawinan
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
132
87,05
6,962
72
108
132
111,36
9,754
96
137
Lampiran 10. Data Lampiran Tambahan
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Hasil Analisis Deskriptif Berdasarkan Jenis Kelamin Suami : Laki-laki Isteri : Perempuan
Kematangan Emosi Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
KematanganEmosiSuami
87,6970
6,57962
66
KematanganEmosiIsteri
86,3939
7,31674
66
Statistik N Skor Maksimum Skor Minimum Mean SD
Suami Empirik 66 108 77 87,6970 6,57962
Isteri Empirik 66 108 72 86,3939 7,31674
Teoritik 112 28 70 14
Kesetiaan Perkawinan Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
KesetiaanPerkawinanSuami
111,1667
9,46505
66
KesetiaanPerkawinanIsteri
111,5606
10,10427
66
Statistik N Skor Maksimum Skor Minimum Mean SD
Suami Empirik 66 136 99 111,1667 9,46505
Teoritik 140 35 87,5 17,5
Isteri Empirik 66 137 96 111,5606 10,10427
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
99
Korelasi Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada Suami Correlations Kesetiaan
Spearman's
KematanganEmosiSuami
rho
Kematangan
Perkawinan
EmosiSuami
Suami
Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N
KesetiaanPerkawinanSua
Correlation Coefficient
mi
Sig. (1-tailed) N
1,000
,997**
.
,000
66
66
,997**
1,000
,000
.
66
66
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada Isteri
Correlations Kesetiaan
Spearman's
KematanganEmosiIs Correlation
rho
teri
Coefficient Sig. (1-tailed) N
KesetiaanPerkawina Correlation nIsteri
Coefficient Sig. (1-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil Analisis Deskriptif
Kematangan
Perkawinan
EmosiIsteri
Isteri
1,000
,994**
.
,000
66
66
,994**
1,000
,000
.
66
66
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Berdasarkan Usia Perkawinan Usia A : 5 - 10 tahun Usia B : 11 - 30 tahun Usia C : 31 - 50 tahun
Kematangan Emosi Statistik
Teoritik
N Skor Maksimum Skor Minimum Mean SD
112 28 70 14
Usia A
Usia B Empirik 90 108 72
Usia C
88,6538
86,4889
87,5625
6,29249
7,13158
6,99494
26 103 79
16 103 80
Kesetiaan Perkawinan Statistik
Teoritik
N Skor Maksimum Skor Minimum Mean SD
140 35 87,5 17,5
Usia A
Usia B Empirik 90 137 99
Usia C
111,5385
111,4444
110,6250
8,62198
10,12851
9,88517
26 135 96
16 131 98
Data Deskriptif SPSS Usia A Descriptive Statistics Mean KematanganEmosiUsiaA KesetiaanPerkawinanUsiaA
Std. Deviation
N
88,6538
6,29249
26
111,5385
8,62198
26
Usia B Descriptive Statistics Mean KematanganEmosiUsiaB KesetiaanPerkawinanUsiaB
Std. Deviation
N
86,4889
7,13158
90
111,4444
10,12851
90
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
101
Usia C Descriptive Statistics Mean KematanganEmosiUsiaC KesetiaanPerkawinanUsiaC
Std. Deviation
N
87,5625
6,99494
16
110,6250
9,88517
16
Korelasi Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada Usia A Correlations
Spearman's KematanganEmosiUsi
Correlation Coefficient
rho
Sig. (1-tailed)
aA
KematanganE
KesetiaanPer
mosiUsiaA
kawinanUsiaA
1,000
,583**
.
,002
26
26
,583**
1,000
,002
.
26
26
N KesetiaanPerkawinan
Correlation Coefficient
UsiaA
Sig. (1-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada Usia B Correlations
Spearman's
KematanganEmosiUsi
Correlation Coefficient
rho
aB
Sig. (1-tailed) N
KesetiaanPerkawinan
Correlation Coefficient
UsiaB
Sig. (1-tailed) N
Kematangan
KesetiaanPerk
EmosiUsiaB
awinanUsiaB
1,000
,667**
.
,000
90
90
**
1,000
,000
.
90
90
,667
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Korelasi Kematangan Emosi dan Kesetiaan Perkawinan pada
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
102
Usia C Correlations
Spearman's
KematanganEmos Correlation Coefficient
rho
iUsiaC
Sig. (1-tailed) N
KematanganE
KesetiaanPerk
mosiUsiaC
awinanUsiaC
1,000
,550*
.
,027
16
16
KesetiaanPerkawi
Correlation Coefficient
,550*
1,000
nanUsiaC
Sig. (1-tailed)
,027
.
16
16
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).