PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP KANISIUS PAKEM DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN (Studi Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Pada Usulan Program Layanan Bimbingan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Andria Slamet Sriutami NIM: 101114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP KANISIUS PAKEM DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN (Studi Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Pada Usulan Program Layanan Bimbingan) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Andria Slamet Sriutami NIM: 101114001
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015
I
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Berdoa, Berusaha dan Yakin merupakan kunci utama dalam meraih keberhasilan”.
“Kegagalan tidak diukur dari apa yang telah Anda raih, namun kegagalan yang telah Anda hadapi, dan keberanian yang membuat Anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi”. (Orison Swett Marden)
“Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan”. (Samuel Jhonson)
Skripsi ini saya persembahkan kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus 2. Program Studi Bimbingan dan Konseling USD 3. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 4. SMP Kanisius Pakem 5. Orangtuaku Tercinta Heribertus Sunarta dan Yuliana Sridiasih 6. Adikku Agustinus Kuncoro 7. Kekasihku Marselino Fiki Susanto
iV
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dengan kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 29 Januari 2015 Penulis
Andria Slamet Sriutami
v
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, Saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama :Andria Slamet Sriutami Nim
:101114001
Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : POLA ASUH ORANG
TUA
PADA
SISWA
SMP
KANISIUS
PAKEM
DAN
IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN (Studi Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Pada Usulan Program Layanan Bimbingan). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebernarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada Tanggal 29 Januari 2015 Yang Menyatakan
Andria Slamet Sriutami Vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRAK POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA SMP KANISIUS PAKEM DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN (Studi Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua dan Implikasinya Pada Usulan Program Layanan Bimbingan) Andria Slamet Sriutami Universitas Sanata Dharma 2015 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai persepsi siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh orang tua. Masalah pertama yang diteliti adalah “Jenis pola asuh orang tua manakah yang paling dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa?”. Masalah kedua adalah “Berdasarkan uji butir item yang rendah usulan program layanan bimbingan apa yang dapat dikembangkan oleh guru BK guna memberikan pelayanan bimbingan klasikal?”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B, Kelas IX A dan Kelas IX B SMP Kanisius Pakem yang berjumlah 61 siswa. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner pola asuh orang tua yang terdiri dari 72 item pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teknik penyusunan skala model Likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total masingmasing responden, menghitung skor total masing-masing item, selanjutnya mengkategorisasikan persepsi siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh orang tua berdasarkan distribusi normal (Azwar,2007). Kategori ini terdiri dari lima jenjang yaitu sangat sesuai, sesuai, sedang, kurang sesuai dan sangat tidak sesuai. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) jenis pola asuh orang tua yang dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa yaitu pola asuh otoritatif (32%) memiliki kualifikasi tinggi. (2) Berdasarkan uji butir-butir item, terdapat 9 butir item yang masuk dalam kategori kurang sesuai yaitu: item nomor 6, item nomor 11, item nomor 15, item nomor 17, item nomor 25, item nomor 32, item nomor 56, item nomor 62, dan item nomor 72. Sembilan item yang tergolong rendah selanjutnya digunakan sebagai dasar untuk merumuskan usulan program layanan bimbingan pribadi-sosial untuk siswa SMP Kanisius Pakem dan Orang Tua siswa SMP Kanisius Pakem yang implikatif untuk memahami pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa SMP Kanisius Pakem.
Vi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ABSTRACT Parenting styles of Kanisius junior high school students of Pakem and their implication on the proposed guidance service program (Descriptive study of student’s perception on Kanisius junior high school in Pakem toward parenting parent and its implication in the proposed guidance service program Andria Slamet Sriutami Sanata Dharma University 2015 This study is a descriptive study aiming at describing the perception of Kanisius junior high school students of Pakem toward parenting styles. The first issue to address is: which types of parenting styles that are most dominant among Kanisius junior high school students in term of their perception are. The second issue, “based on testing low point items, is: which proposed guidance service programs that can be developed by guidance teacher in order to provide classical guidance services are. The type of research used in this study was a descriptive study using survey method. The subjects of the researches were students of VII B, IX A, and IX B classes of Kanisius junior high school in Pakem, which counted 61 students. The research instrument was a parenting style questionare consisting of 72 statement items developed based on the statement rated on likert scale model. The technique of data analysis in this study is to create tabulations based on each item, to calculate a total score of each respondent, to calculate total score of each item, and to categorize the perception of Kanisius junior high school students toward paranting styles based on normal distribution (Azwar, 2007). These categories consist of five levels, which are very appropriate, appropriate, moderate, less appropriate, and inappropriate. The results of this study are: (1) that the type of parenting styles dominant among Kanisius junior high students of Pakem, in term of their perception, is authoritative parenting style which (32%) has high qualification, (2) Based on items test, there are 9 points of items that are on inappropriate category, including: item number 6, 11, 15, 17, 25,32,56,62, and 72. These nine items at inappropriate category, are then used as a basis to formulate the proposed personal-social guidance service programs for Kanisius junior high school students of Pakem and their parents necessary for understanding parenting styles used by parents of Kanisius junior high school students of Pakem.
viii
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa terselesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, doa, bimbingan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Ag. Krisna Indah Marhaeni, S.Pd., M.A, sebagai dosen pembimbing yang selalu sabar membimbing peneliti dalam mengerjakan skripsi, banyak memberikan masukan, dan motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 3. Andrias Indra Purnama, S.T., S.Pd., selaku kepala sekolah SMP Kanisius Pakem yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian. 4. Bernadeta, S.Pd., yang memberikan jam masuk kelas untuk melakukan penelitian. 5. Seluruh siswa SMP Kanisius Pakem atas kesediaannya mengisi kuesioner.
ix
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6. Bapak Heri Bertus Sunarta, Ibu Yuliana Sridiasih, dan Adik Agustinus Kuncoro atas dukungan, doa, perhatian, kasih, serta biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 7. Mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling angkatan 2010 yang telah memberikan dukungan dan doa, secara khusus kepada Berta Nur Indah Wibowo, Cicilia Rindi Antika, Lidia Lina Susanti, Desiana Dini Mardila, Rima Taradintawati, Erni Kristi, Michael Gilang, Sigit N, Peni Cristanti, Anang Cahyono, Tomi Wirawan, Chrisrian Hendra, Angela Rosari Lintang, Bernadeta Agustin Dwi Cahyani, Yosef Trinugroho, Prisca Anindia, Chintia Sekar, dan lain-lain. 8. Teman-teman Bimbingan dan Konseling angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dan doa, secara khusus kepada Yulia dan Ari. 9. Teman-teman kost yang telah memberikan semangat, khususnya kepada Astri, Regina, Olin, Rani, Neli, Tata, Efi, Susi, Naomi, dan Yani. 10. Teman-teman PPL SMP Kanisius Pakem tahun 2013 yang telah memberikan doa dan dukungan khususnya kepada Anung, Rindi, Tomi, Hendra, Nael, Rita, Paul, dan Mona. 11. Kekasihku Marselino Fiki Susanto yang telah memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan penulisan dalam mengerjakan skripsi ini. Peneliti mohon maaf apabila dalam skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skipsi ini. Terima kasih.
Penulis
Andria Slamet Sriutami
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………..
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS..................................
vi
ABSTRAK.................................................................................................
vii
ABSTRACT.................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR...............................................................................
ix
DAFTAR ISI.............................................................................................
x
DAFTAR TABEL......................................................................................
xi
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………
xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
xiii
BAB I: PENDAHULUAN A. B. C. D. E.
Latar Belakang Masalah.......................................................... Rumusan Masalah................................................................... Tujuan Penelitian.................................................................... Manfaat Penelitian.................................................................. Defenisi Oprasional.................................................................
1 6 6 7 8
BAB II: LANDASAN TEORI A. Persepsi Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian Persepsi Pola Asuh Orang Tua....................... 2. Faktor-Faktor Persepsi Pola Asuh Oran Tua.................... 3. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua...................................... 4. Aspek-aspek Pola Asuh Orang Tua................................... x
10 10 12 14
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5. Ciri-Ciri Pola Asuh Orang Tua...................................…… 19 B. Siswa SMP Kanisius Pakem.................................................... 20 C. Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang Tua...................... 24 D. Usulan Program Bimbingan..................................................... 28 BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian.................................................................. B. Subjek Penelitian............................................................... C. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner.................................................................... 2. Skala Pengukuran....................................................... 3. Penentuan Skor........................................................... 4. Kisi-kisi item............................................................... D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas…………………………………………….. 2. Reliabilitas …………………………………………. E. Pengumpulan Data........................................................... F. Analisis Data 1. Penentukan Skor …………......................................... 2. Kategorisasi..................................................………... G. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian........
42 42 44 44 45 46 47 51 52 53 53 57
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Jenis Pola Asuh Orang Tua yang Dominan........................... 58 2. Mengidentifikasikan butir-butir item pola asuh orang tua.... 68 B. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pola Asuh Orang Tua yang Teridentifikasi Dominan Ditinjau dari Persepsi Siswa......…………......... 73 2. Hasil Penelitian Berdasarkan Uji Item Kuesioner………. 76 C. Usulan Program Layanan Bimbingan...................................... 77 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan............................................................................... 83 B. Saran........................................................................................ 85 DAFTAR PUSTAKA…………………………………......... 86 LAMPIRAN
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR TABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
16. 17.
18.
Tabel 1 Data Siswa Kelas VIII dan Kelas IX SMP Kanisius Pakem...................................................... Tabel 2 Norma Skoring.................................................... Tabel 3 Kisi-Kisi Kuesioner Pola Asuh Orang tua (Uji Coba)......................................................................... Tabel 4 Rincian Item Valid dan Unvalid Pada Kuesioner............................................................... Tabel 5 Kisi-Kisi Kuesioner Pola Asuh Orang tua (Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas)............................................... Tabel 6 Kriteria Gulford................................................ Tabel 7 Norma Kategorisasi........................................... Tabel 8 Hasil Analisis data Skor Subjek......................... Tabel 9 Norma Kategorisasi Skor Butir Instrumen Pola Asuh Orang tua........................................................ Tabel 10 Penggolongan Persepsi Pola Asuh Otoritatif... Tabel 11 Penggolongan Persepsi Pola Asuh Otoriter.... Tabel 12 Penggolongan Persepsi Pola Asuh permissive-indulgent...................................................... Tabel 13 Penggolongan Persepsi Pola Asuh permissive-indiferent...................................................... Tabel 14 Presentase Item Pola Asuh Orang tua............ Tabel 15 Kategori Skor Butir Instrumen Pola Asuh Orang tua Pada Siswa SMP Kanisius Pakem......................................... Tabel 16 Item-Item yang Tergolong dalam Kategorisasi Kurang Sesuai...................................... Tabel 17 Usulan Program Layanan Bimbingan Berdasarkan Kategori Kurang Sesuai Tentang Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua.................................. Tabel 18 Rincian Usulan Program Layanan Bimbingan Berdasarkan Kategori Kurang Sesuai Tentang Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua.................................................
xi
43 45 46 49 50 52 54 55 56 59 61 62 64 66
68 69
78
79
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR GRAFIK 1.
2.
3.
4.
Grafik 1 Jenis Pola Asuh Orang tua Otoritatif Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai………………………… Grafik 2 Jenis Pola Asuh Orang tua Otoriter Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai........................................ Grafik 3 Jenis Pola Asuh Orang tua permissive-indulgent Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai........................................ Grafik 4 Jenis Pola Asuh Orang tua permissive-indiferent Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai........................................
xii
59
61
63
65
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Lampiran 1 Kuesioner Pola Asuh Orang tua (Uji Coba)....................................................................... Lampiran 2 Kuesioner Pola Asuh Orang tua (Penelitian)..................................................................... Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas............. Lampiran 4 Satuan Layanan Bimbingan........................ Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.................... Lampiran 6 Tabulasi Data Uji Coba.............................. Lampiran 7 Tabulasi Data Penelitian............................. Lampiran 8 Surat Perijinan Penelitian........................... Lampiran 9 Surat Katerangan Penelitian........................
xiii
88 94 99 114 145 153 155 159 160
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian. A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang memberikan pengaruh besar bagi tumbuh dan kembangnya remaja. Gunarsa (2004) mengatakan bahwa peranan orang tua dalam perkembangan masa remaja sangat penting. Peranan ini sangat penting agar remaja mampu berkembang secara maksimal. Desmita (2006) mengatakan bahwa perkembangan remaja meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial. perkembangan ini sangat penting karena adanya kehadiran orang tua dalam tumbuh dan kembangnya remaja. Penerapan pola asuh setiap orang tua dalam keluarga selalu berbeda-beda. Baumrind (dalam Santrock, 1998) menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari banyak orang tua menggunakan kombinasi dari kesemua pola asuh yang ada, akan tetapi satu jenis pola asuh akan terlihat lebih dominan daripada pola asuh lainnya dan sifatnya hampir stabil sepanjang waktu. Baumrind (dalam Irmawati, 2002) mengatakan bahwa pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan remaja yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga
yang
akan
memberi
pengaruh
terhadap
perkembangan
kepribadian remaja. Baumrind (dalam Irmawati, 2002), juga menjelaskan
1
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2
bahwa pola asuh dibagi menjadi empat yaitu (1) pengasuhan otoritatif merupakan pengasuhan dari orang tua yang memberikan perhatian dalam mencukupi kebutuhan-kebutuhan individu; (2) pengasuhan otoriter merupakan pengasuhan yang memberikan batasan-batasan dan tuntutan yang tinggi dari orang tua terhadap anaknya; (3) pengasuhan permissiveindulgent merupakan pola pengasuhan yang memberikan kasih sayang tetapi tidak memberikan batasan dan tuntutan kepada remaja atau membiarkan remaja melakukan sesuatu hal yang mereka inginkan; dan (4) pengasuhan permissive-indifferent merupakan pola pengasuhan orang tua yang tidak melibatkan dalam kehidupan remaja. Pola asuh orang tua yang sesuai dengan perkembangan dan dapat diterima oleh anaknya yaitu disesuaikan dengan karakteristik anak. Pola asuh yang diterapkan dengan baik akan menghasilkan motivasi individu yang baik juga. Peranan pola asuh orang tua sangat penting bagi tumbuh dan kembangnya remaja menjadi individu yang utuh. Peranan orang tua ini sangat penting karena keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam membentuk kepribadian individu. Desmita (2006) mengatakan bahwa keterkaitan yang aman antara orang tua dan perkembangan remaja akan membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial seperti tercermin dalam harga diri, penyesuaian emosional, dan kesehatan fisik. Misalnya remaja memiliki hubungan yang harmonis dan nyaman dengan orang tua akan memiliki harga diri dan kesejahteraan emosional yang baik juga.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Newman
(dalam
Rice,
1999)
mengatakan
bahwa
3
remaja
menginginkan orang tua yang menaruh perhatian dan siap membantu apabila remaja membutuhkan bantuan serta mendengarkan dan berusaha mengerti sebagai remaja; dapat menyatakan kasih sayang orang tua terhadap remaja; menunjukkan bahwa mereka menyetujui remaja; menerima apa adanya, dengan adanya kesalahan; percaya remaja dan mengharapkan yang baik darinya; memperlakukan sang remaja sebagai dewasa; membimbing remaja; orang yang bahagia dengan pribadi yang baik; ada rasa humor; yang menciptakan keluarga bahagia; dan menjadi teladan bagi remaja. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dumanauw (2012), Siswa memiliki persepsi kuat terhadap pola asuh demokratis dengan frekuensi tinggi (92,22%), persepsi lemah terhadap pola asuh otoriter dengan frekuensi tinggi (65,56%), dan persepsi lemah terhadap pola asuh permisif dengan frekuensi tinggi (73,33%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dumanauw (2012) pola asuh orang tua yang persepsinya kuat dengan frekuensi tertinggi yaitu pola asuh demokratis. Berdasarkan hasil observasi peneliti pada saat PPL (program pengalaman lapangan) anak kurang percaya diri ketika disuruh maju ke depan kelas, anak kurang berani mengambil keputusan, anak kurang mandiri, anak kurang yakin dengan jawaban sendiri dan cenderung melihat pekerjaan teman untuk menyakinkan jawaban yang dibuat sendiri dan kecenderungan orang tua menjemput dan mengantar anaknya pada saat
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
4
berangkat dan pulang dari sekolah. Kecenderungan ini terlihat bahwa orang tua memanjakan anaknya. Dampak dari hasil observasi peneliti yaitu anak tidak mau ditunjuk oleh guru untuk mengerjakan soal di depan kelas, hal ini dikarenakan bahwa individu kurang percaya diri untuk maju didepan kelas, kurang berani mengambil keputusan, dan remaja kurang yakin dengan jawaban sendiri, individu tidak mandiri sehingga individu tidak bisa mengambil suatu keputusan, hasil observasi ini menunjukkan keprihatinan peneliti kepada siswa SMP Kanisius Pakem. Empat jenis pola Asuh orang tua yaitu pola asuh otoritatif, pola asuh otoriter, pola asuh permissiveindulgent, pola asuh permissive-indifferent pada dasarnya semua pola asuh baik untuk diterapkan dalam mendidik anaknya. Ke-empat pola asuh orang tua tidak baik diterapkan apabila tidak sesuai dengan perkembangan dan karakteristik individu. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada saat PPL di SMP Kanisius Pakem (Program Pengalaman Lapangan), adanya dugaan bahwa siswa SMP Kanisius Pakem mempunyai masalah mengenai pola asuh orang tua. Masalah siswa mengenai pola asuh orang tua yaitu orang tua banyak yang memanjakan dan kurang memandirikan anak-anaknya, oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengetahui pola asuh yang dominan di SMP Kanisius Pakem ini sehingga adanya dugaan bahwa remaja kurang percaya diri, remaja kurang berani mengambil keputusan, remaja kurang yakin dengan jawaban sendiri, dan remaja kurang mandiri.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5
Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa peranan pola asuh orang tua sangat penting bagi tumbuh dan kembangnya remaja menjadi individu yang utuh. Pola asuh orang tua dibagi menjadi empat yaitu pola asuh otoritatif, otoriter, permissive-indulgent, permissiveindifferent. Pola asuh diterapkan dengan baik akan menghasilkan motivasi individu yang baik juga, oleh karena itu pola asuh sangat penting untuk tumbuh dan berkembangnya remaja. Di atas menjelaskan bahwa adanya dugaan masalah bahwa orang tua banyak yang memanjakan dan kurang memandirikan anak-anaknya, sehingga remaja kurang percaya diri, remaja kurang berani mengambil keputusan, remaja kurang yakin dengan jawaban sendiri, dan remaja kurang mandiri. Adanya permasalahan ini peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai PERSEPSI SISWA SMP KANISIUS PAKEM
TERHADAP
IMPLIKASINYA
POLA
PADA
ASUH
USULAN
ORANG PROGRAM
TUA
DAN
LAYANAN
BIMBINGAN. Penelitian ini dapat membantu guru BK untuk mengetahui program layanan bimbingan yang sesuai dalam membimbing siswa sehingga mereka dapat terbantu dalam memahami pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah Perumusan masalah yang pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Jenis pola asuh orang tua manakah yang paling dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa? 2. Berdasarkan uji butir item yang masuk dalam kategori kurang sesuai usulan program layanan bimbingan apa yang dapat dikembangkan oleh guru BK guna memberikan pelayanan bimbingan klasikal?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan masalah ini adalah: 1. Mengetahui jenis pola asuh orang tua yang dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa. 2. Mengetahui butir item yang masuk dalam kategori kurang sesuai dan mengembangkan program layanan bimbingan yang sesuai dan dapat dimanfaatkan oleh guru BK dalam memberikan pelayanan bimbingan klasikal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
7
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat disumbangkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua dibidang ilmu bimbingan dan konseling.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Diharapkan guru mengetahui dan memahami persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua, disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru BK mengenai program layanan bimbingan yang sesuai dan dapat dimanfaatkan dalam memberikan layanan bimbingan. b. Bagi Orang Tua Diharapkan orang tua dapat mengetahui dan memahami tentang pola asuh, sehingga orang tua dapat menggunakan pola asuh secara tepat untuk mendidik anak-anaknya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8
E. Definisi Operasional 1. Persepsi Persepsi merupakan suatu proses memahami sesuatu hal atau objek yang dapat ditangkap oleh alat indra melalui cara pandang seseorang.
2. Pola asuh orang tua Pola asuh orang tua merupakan gaya pengasuhan dan bentukbentuk perilaku orang tua yang diterapkan untuk memenuhi kebutuhan anak, mengasuh dan mendidik anak-anaknya. Pola asuh dibagi menjadi empat dalam pengasuhan orang tua yaitu (1) pengasuhan otoritatif; (2) pengasuhan Otoriter; (3) pengasuhan Permissive-indulgent; (4) pengasuhan Permissive-indifferent.
3. Persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua Persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua merupakan pendapat siswa terhadap pola asuh orang tua dilihat dari cara pandang.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi penjelaskan mengenai persepsi pola asuh orang tua, siswa SMP Kanisius Pakem, dan persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua. A. Persepsi Pola Asuh Orang tua 1. Pengertian Persepsi Pola Asuh Orang tua Chaplin (2002) mengartikan bahwa persepsi merupakan proses mengetahui suatu objek dan kejadian objek dengan mengunakan bantuan alat indra, Baumrind (dalam Irmawati, 2002) mengatakan bahwa pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orang tua dan remaja yang merupakan pola pengasuhan tertentu dalam keluarga yang akan memberi pengaruh terhadap perkembangan kepribadian individu, dan menurut Casmini (dalam Septiari, 2012) mengatakan bahwa pola asuh orang tua merupakan proses bagaimana orang tua memperluas remaja, mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan remaja dalam mencapai proses kededewasaan hingga pada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi pola asuh orang tua merupakan cara pandang individu terhadap gaya pengasuhan atau proses pengasuhan orang tua terhadap remaja dalam mendidik, membimbing, mendisiplinkan
9
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10
remaja dalam pembentukan norma-norma yang berada dalam masyarakat, dan pola asuh orang tua merupakan bentuk-bentuk perilaku orang tua yang diterapkan untuk memenuhi kebutuhan remaja dan mengasuh anak-anaknya.
2. Faktor-faktor Persepsi Pola Asuh Orang tua Hasil dari proses persepsi yang dilakukan oleh setiap individu berbeda meskipun objek yang dipersepsi sama. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Walgito (1990), mengatakan bahwa adanya faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal merupakan faktor dari dalam individu. Faktor internal ini berasal dari individu sendiri. Faktor dari dalam diri ini meliputi dua hal kondisi fisik dan psikis. Kondisi fisik meliputi kesehatan badan sedangkan kondisi psikis meliputi unsur pengalaman, perasaan, kemampuan berfikir, dan motivasi yang dimiliki. b. Faktor Eksternal Faktor ekternal merupakan faktor dari luar individu seperti stimulus dan lingkungan dimana persepsi itu berlangsung. Pada proses persepsi ini berlangsung, kejelasan stimulus serta
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
lingkungan
atau
situasi
khusus
yang
11
melatarbelakangi
munculnya stimulus. Walgito (2003), mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: a. Objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi maupun dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerimaan yang bekerja sebagai reseptor. Akan tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu. b. Alat indera, syaraf, dan sususan syaraf Alat indera merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk menembus stimulus yang diterima oleh alat indera ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Otak sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris. c. Perhatian Persepsi diperlukan adanya perhatian. Perhatian merupakan langkah awal sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Perhatian merupakan penyeleksian, pemusatan, atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekelompok objek.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
12
Hal-hal tersebut dapat dikemukakan bahwa mengadakan persepsi adanya beberapa faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi yaitu (1) objek atau stimulus yang dipersepsi; (2) alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat sususnan syaraf, yang merupakan syarat fisiologis; dan (3) perhatian, yang merupakan syarat psikologis. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi adalah faktor internal, faktor eksternal, objek yang dipersepsi, Alat indera, syaraf, dan sususan syaraf, dan perhatian. Faktor-faktor ini yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap pola asuh orang tua yang mereka terapkan pada anak-anaknya.
3. Jenis-jenis Pola Asuh Orang tua a) Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting) Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting) ini orang tua
sangat
mencukupinya
memperhatikan dengan
kebutuhan
anak
mempertimbangkan
dan faktor
kepentingan serta kebutuhan (Septiari, 2012). b) Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) Pengasuhan
otoriter
(authoritarian
parenting)
ini
menggunakan pendekatan yang memaksa kehendak orang tua terhadap anak, anak harus menuruti kepada orang tua,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
13
keingginan orang tua harus dipatuhi, dan anak tidak boleh mengeluarkan pendapat (Septiari, 2012). c) Pengasuhan permissive-indulgent Baumrind (dalam Irmawati, 2002), Pengasuhan permissiveindulgent adalah gaya pengasuhan yang kurang mampu mengendalikan diri anak karena orang tua yang memiliki gaya
pengasuhan
ini
cenderung
membiarkan
anak
melakukan hal-hal apa saja yang mereka inginkan dan akibatnya anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan agar semua keinginan dituruti. d) Pengasuhan permissive-indifferent Baumrind (dalam Irmawati, 2002), Pengasuhan permissiveindifferent suatu gaya pengasuhan dimana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak-anak yang dibesarkan dalam pengasuhan ini cenderung kurang percaya diri, pengendalian yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
14
4. Aspek-aspek Pola Asuh Orang tua Baumrind (dalam Irmawati, 2002) Aspek-aspek pola asuh orang tua yaitu : a) Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting) Aspek-aspek dalam pengasuhan ini adalah pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-anak, tetapi mereka juga bersifat responsif, menghargai dan menghormati pikiran, perasaan, serta mengikut sertakan anak dalam mengambil
keputusan.
Pengasuhan
otoritatif
juga
diasosiasikan dengan harga diri yang tinggi (high selfesteem), memiliki moral
yang standar, kematangan
psikososial, kemandirian, sukses dalam belajar, dan tanggung
jawab
secara
sosial.
Contoh
orang
tua
memberikan pujian ketika anaknya mendapatkan prestasi atau melakukan sesuatu hal dengan baik dan orang tua lebih terbuka dengan anaknya. b) Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) Aspek-aspek dalam pengasuhan otoriter adalah membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua, menetapkan batasan-batasan yang tegas dan tidak memberi peluang yang besar bagi anak-anak untuk mengemukakan pendapat, Orang tua bersikap sewenangwenang dan tidak demokratis dalam membuat keputusan,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
memaksakan
peran-peran
atau
15
pandangan-pandangan
kepada anak atas dasar kemampuan atau kekuasaan sendiri, serta kurang menghargai pemikiran dan perasaan mereka. anak dari orang tua yang otoriter bersifat curiga pada orang lain dan merasa tidak bahagia dengan dirinya sendiri, merasa canggung berhubungan dengan teman sebaya, canggung menyesuaikan diri pada awal masuk sekolah dan memiliki prestasi belajar yang rendah dibandingkan dengan anak-anak lain. Contoh dalam pengasuhan ini adalah orang tua menerapkan aturan bahwa jam 05.00 wib harus bangun tidur tanpa adanya kesepakatan dan penjelasan apapun mengapa aturan ini dibuat, ketika pada jam 05.00 wib anak belum bangun tidur, maka hukuman untuk anak sudah menanti. c) Pengasuhan permissive-indulgent Aspek-aspek dalam pengasuhan ini adalah kurangnya kemampuan
pengendalian
diri
anak,
cenderung
membiarkan anak-anak mereka melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya anak-anak tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu mengharapkan agar semua kemauannya dituruti. Contoh dalam pengasuhan ini adalah orang tua membebaskan keinginan dan kemauan anak dan orang tua seperti ini tidak
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
16
memiliki batasan dan tuntutan terhadap anak dan cenderung memanjakan anak.
d) Pengasuhan permissive-indifferent Aspek-aspek dalam pengasuhan ini adalah orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua yang menerapkan pengasuhan ini cenderung kurang percaya diri, pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri rendah. Contoh dalam pengasuhan ini adalah orang tua tidak peduli dengan kehidupan anak dan tidak memberikan bimbingan maupun rasa kasih sayang kepada anaknya. Baumrind (dalam Santrock, 2014) Aspek-aspek pola asuh orang tua yaitu : a) Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting) Aspek-aspek dalam pengasuhan ini adalah mendorong remaja untuk menjadi mandiri, namun masih menempatkan batas dan kontrol pada tindakan remaja. Proses memberi dan menerima secara verbal diperbolehkan, dan orang tua yang melakukan memelihara dan memberi dukungan. Remaja-remaja
yang
orangtuanya
otoritatif
sering
berperilaku dengan cara yang secara sosial kompeten. Remaja cenderung mandiri, menunda kepuasan, bergaul
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
17
dengan rekan sebaya remaja, dan menunjukkan harga diri yang tinggi. b) Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) Aspek-aspek dalam pengasuhan otoriter adalah orang tua membatasi dan menghukum. Orang tua yang menerapkan pengasuhan otoriter mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk
dan
menghormati
mereka.
Orang
tua
menempatkan betasan tegas dan kontrol terhadap remaja mereka dan memungkinkan sedikit pertukaran verbal. c) Pengasuhan permissive-indulgent Aspek-aspek
Pengasuhan
permissive-indulgent
adalah
orang tua sangat terlibat dengan remaja-remaja mereka, tetapi orang tua menempatkan beberapa batasan atau pembatasan pada perilaku remaja. Orang tua sering membiarkan remaja-remaja mereka melakukan apa yang mereka inginkan dan melakukan cara mereka sendiri karena mereka
percaya
bahwa
kombinasi
dari
dukungan
pengasuhan dan kurangnya batasan akan menghasilkan remaja kreatif dan percaya diri. Hasilnya adalah remajaremaja biasanya tidak belajar untuk mengendalikan perilakunya sendiri. Orang tua yang memanjakan tidak memperhitungkan keseluruhan.
perkembangan
remaja
secara
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
18
d) Pengasuhan permissive-indifferent Aspek-aspek pengasuhan permissive-indifferent adalah orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja mereka. remaja-remaja dari orang tua yang lalai mengembangkan rasa bahwa aspek-aspek lain dari kehidupan orang tua mereka lebih penting dari pada remaja. Remaja cenderung untuk berperilaku dengan cara sosial kompeten sebagai akibat dari kurangnya kontrol diri dan kesulitan dalam menangani kemerdekaan. Remaja-remaja yang seperti ini biasanya tidak termotivasi untuk berprestasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek pola asuh orang tua yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : a) Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting), aspekaspeknya adalah Pengawasan ketat, Mengambil keputusan, mendorong remaja untuk mandiri, dan menetapkan batas dan kontrol pada tindakan. b) Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) aspekaspeknya
adalah
menetapkan
batasan-batasan
dan
menghukum, tegas, tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan, dan mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk dan menghormati mereka. c) Pengasuhan permissive-indulgent aspek-aspeknya adalah menanjakan, orang tua terlibat dalam kehidupan remaja,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
menetapkan
batasan
pada
perilaku
mereka,
19
dan
membiarkan remaja melakukan apa yang diinginkan dengan cara sendiri. d) Pengasuhan permissive-indifferent aspek-aspeknya adalah membiarkan remaja, orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja, kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka, dan orang tua tidak mempunyai waktu untuk remaja.
5. Ciri-ciri Pola Asuh Orang tua Noeman (2012) mengemukakan ciri-ciri dalam pola asuh yaitu (1) pola asuh otoritatif memiliki ciri-ciri yaitu orang tua suportif dan komunikatif, orang tua menerapkan disiplin dan konsisten, orang tua mengawasi anak, orang tua membantu anak untuk mengembangkan kesadaran, pengekspresian dan kontrol emosi; (2) pola asuh otoriter memiliki ciri-ciri yaitu tidak ada kompromi atau negosiasi, tidak banyak memberikan penjelasan mengenai aturan ataupun tindakan orang tua, dan pola pengasuhan ini memiliki arahan dan tuntutan yang tinggi serta harapan yang tidak fleksibel dan tidak responsif; (3) pola asuh permissive-indulgent memiliki ciri-ciri yaitu orang tua sangat toleran, orang tua membiarkan anak melakukan semua hal yang mereka sukai, orang tua tidak menuntut anak untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
20
berperilaku matang, mandiri, dan tanggungjawab; (4) pola asuh permissive-indifferent memiliki ciri-ciri dalam pengasuhan yaitu orang tua memiliki kasing sayang dan tuntutan yang rendah atau sedikit terhadap anak, orang tua kurang memberikan perhatian dengan anak, dan orang tua merasa puas dengan melimpahkan atau mencukupi kebutuhan materi kepada anak.
B. Siswa SMP Kanisius Pakem Siswa
merupakan
anggota
masyarakat
yang
berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Siswa ini tergolong masa remaja, dimana masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Kanisius Pakem. Subjek ini termasuk dalam tahap remaja awal yang usianya dari 12-15 tahun. Pada masa remaja awal ini individu meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus pada tahap ini atau pada tahap masa remaja awal adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya (Agustiani, 2006).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
21
Havighurs (dalam Yusuf, 2008) mengemukakan bahwa masa remaja memiliki tugas-tugas dalam perkembangannya meliputi: 1. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya Tugas perkembangan remaja dalam mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya memiliki tujuan dalam tugas ini adalah (1) remaja belajar melihat kenyataan, anak wanita sebagai anak wanita dan anak pria sebagai anak pria; (2) remaja berkembang menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya; (3) remaja belajar bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama; dan (4) remaja belajar untuk memimpin orang lain tanpa mendominasi. 2. Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita Tugas perkembangan remaja dalam mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita tujuan yaitu remaja dapat dan mampu menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. 3. Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif Tugas perkembangan remaja dalam menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif bertujuan agar remaja merasa bangga atau bersikap toleran terhadap fisiknya, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif, dan merasa puas dengan fisiknya tersebut.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
22
4. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya Tugas perkembangan remaja dalam mencapai kemandirian dari orang tua dan dewasa lainnya memiliki tujuan adalah (1) membebaskan diri dari sikap dan perilaku kekanak-kanakan atau tergantung pada orang tua, (2) mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua, tanpa bergantung (terikat) kepadanya, dan (3) mengembangkan sikap respek terhadap orang dewasa laiinnya tanpa bergantung kepadanya. 5. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi Tugas perkembangan remaja dalam mencapai jaminan kemandirian ekonomi memiliki tujuan agar remaja merasa mampu menciptakan suatu kehidupan (mata pencaharian). Tugas perkembangan remaja ini sangat penting (mendasar) bagi remaja pria namun tidak begitu penting bagi remaja wanita. 6. Memilih dan mempersiapkan karier Tujuan dari tugas perkembangan remaja ini adalah (1) memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya, dan (2) mempersiapkan diri (memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk memasuki pekerjaan yang dipilihnya). 7. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga Tugas perkembangan remaja dalam mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga memiliki tujuan yaitu (1) mengembangkan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23
sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga, dan memiliki anak, dan (2) memperoleh pengetahuan yang tepat tentang pengolahan keluarga dan pemeliharaan anak. 8. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara Tugas perkembangan remaja dalam mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara memiliki tujuan yaitu (1) mengembangkan konsepkonsep hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, geografi, hakikat manusia, dan lembaga-lembaga sosial yang cocok dengan dunia modern, dan (2) mengembangkan keterampilan berbahasa dan kemampuan nalar (berpikir) yang penting bagi upaya memecahkan masalah-masalah secara efektif. 9. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial Tugas perkembangan remaja dalam mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial memiliki tujuan yaitu (1) remaja berpartisipasi sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab sebagai masyarakat, dan (2) memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya. 10. Memperoleh
seperangkat
nilai
dan
sistem
etika
sebagai
petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku Tugas perkembangan remaja dalam memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24
laku memiliki tujuan yaitu (1) membentuk seperangkat nilai yang mungkin dapat direalisasikan, (2) mengembangkan kesadaran untuk merealisasikan nilai-nilai, (3) mengembangkan kesadaran akan hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai lingkungan tempat tinggalnya, dan (4) memahami gambaran hidup dan nilai-nilai yang dimilikinya,sehingga dapat hidup selaras (harmonis) dengan orang lain. 11. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Tugas perkembangan ini mencapai kematangan sikap, kebiasaan, dan pengembangan wawasan dalam mengamalan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan dalam kehidupan seharihari, baik pribadi maupun sosial.
C. Persepsi Siswa Terhadap Pola Asuh Orang tua Chaplin (2002) mengartikan persepsi merupakan proses mengetahui sesuatu objek dan kejadian objek dengan menggunakan bantuan alat indera. Persepsi siswa sangat mempengaruhi pola asuh orang tua, persepsi siswa ini baik adanya dilihat dari pola asuh orang tua. walgito (2010) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang berperan agar terjadinya persepsi, yaitu sebagai berikut: a. Adanya objek yang dipersepsi Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera. Stimulus dapat datang dari luar individu maupun juga datang dari
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
25
dalam individu yang bersangkutan. Misalnya ketika seseorang sedang berjalan melihat suatu benda berwarna hijau, maka dia dapat mempersepsikan bahwa benda itu adalah daun. b. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf Alat indra merupakan alat untuk menerima stimulus. Alat indra
yang
dimaksud
adalah
indra
penglihatan,
indera
pendengaran, indra pembauan, indra pengecapan dan indra perabaan. Selain itu harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima oleh alat indra ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Untuk memberikan respon diperlukan syaraf motoris. c. Perhatian Pada pembentukkan persepsi terhadap suatu objek perlu adanya perhatian. Perhatian merupakan penyeleksian terhadap stimulus tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Rakhmat (dalam sobur, 2003) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi agar terjadinya persepsi, yaitu sebagai berikut: a. Faktor Fungsional Pada fungsi ini dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati), pelayanan, dan pengalaman masa lalu seorang individu. Persepsi tidak ditentukan oleh bentuk ataupun jenis stimuli, tetapi tergantung dari karakteristik orang yang memberi respons terhadap stimuli tersebut. Menurut Krech dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
26
Crutchfield merumuskan bahwa sifat persepsi yang pertama adalah bersifat selektif dan fungsional. Hal ini berarti seseorang mempersepsikan sesuatu hal akan memberikan tekanan yang sesuai dengan tujuan orang tersebut. Misalnya dalam sebuah warung makan terdapat dua orang yang haus dan lapar. Orang pertama yang haus akan lebih tertarik dengan minuman dan orang kedua yang lapar akan lebih tertarik dengan makanan. b. Faktor Struktural Faktor ini berarti bahwa faktor-faktor tersebut dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf individu (Krech dan Crutchfield, 1975). c. Faktor Situasional Faktor situasional ini berkaitan dengan bahasa nonverbal. Hal ini yang memnyebabkan terjadinya persepsi. d. Faktor Personal Faktor personal ini juga yang mempengaruhi persepsi yang terdiri dari pengalaman, motivasi, kepribadian (Rakhmat, 1994). Leather (dalam sobur, 2003) membuktikan bahwa pengalaman
membantu
seseorang
dalam
meningkatkan
persepsi. Pengalaman ini tidak selalu melewati proses belajar formal. Pengalaman dapat bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
27
Faktor yang mempengaruhi stimuli yang akan diproses yaitu motivasi. Misalnya orang lapar akan cenderung memperhatikan
makanan,
sedangkan
faktor
lain
yaitu
kepribadian. Kepribadian merupakan ragam tingkah laku dan pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik individu. Misalnya orang yang suka melemparkan perasaan bersalahnya kepada orang lain disebut proyeksi. Persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua sangat mempengaruhi karena persepsi memiliki beberapa faktor seperti adanya objek yang dipersepsi, alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf, perhatian, faktor fungsional, faktor stuktural, faktor situasional dan faktor personal. Faktorfaktor tersebut yang mempengaruhi siswa-siswi dalam memandang dan menilai pola asuh yang orang tua mereka terapkan kepadanya, dengan kata lain persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua merupakan cara pandang siswa-siswi terhadap pola asuh orang tua meraka yang terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diketahui bahwa apabila anak menerima pola asuh orang tua yang diterapkan akan memiliki dampak yang positif juga dalam perkembangannya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
28
D. Usulan Program Layanan Bimbingan 1. Pengertian Program Bimbingan Winkel (2006) mengartikan bahwa program bimbingan yaitu suatu kegiatan yang bimbingan yang terencana, terorganisasi, terkoordinasi, selama periode waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. 2. Pelaksanaan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Sukardi (2008) mengatakan bahwa ada sejumlah pelayanan dalam bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya sebagai berikut: a) Pelayanan Orientasi di Sekolah Pelayanan
orientasi
merupakan
pelayanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasukin konseli,
yang
bertujuan
untuk
mempermudah
dan
memperlancar berperannya konseli di lingkungan yang baru. Pelayanan orientasi ini bertujuan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama orang tua siswa) guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian siswa) terhadap lingkungan sekolah yang baru dimasuki.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
29
Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi ialah dipermudahkannya penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Hasil yang diharapkan dari layanan orientasi untuk orang tua siswa ialah dengan memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya akan
memberikan
dukungan
yang
diperlukan
bagi
keberhasilan belajar anaknya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan orientasi ialah fungsi pemahaman dan pencegahan. Contoh materi yang dapat diangkat melalui layanan orientasi ada beberapa cara, yaitu: sistem
penyelenggaraan
kurikulum
yang
pendidikan
sedang
pada
berlaku,
umumnya,
penyelenggaraan
pendidikan, organisasi siswa, organisasi orang tua siswa, dan lain-lain. b) Pelayanan Informasi Pelayanan
informasi
merupakan
pelayanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan konseli memahami lingkungan (sekolah) yang baru dimasuki konseli,
untuk
mempermudah
dan
memperlancar
berperannya konseli dilingkungan baru. Pelayanan informasi bertujuan untuk siswa baru dan untuk pihak-pihak lain (terutama untuk orang tua siswa)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
30
guna memberikan pamahaman dan penyesuaian diri (terutama penyesuaian diri siswa) terhadap lingkungan sekolah baru yang baru dimasukinya. Hasil
yang
diharapkan
yaitu
mempermudah
penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Diharapkan orang tua dapat memahami kondisi, situasi, dan tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi keberhasilan belajar anakanya. Fungsi utama bimbingan dalam pelayanan informasi fungsi pemahaman dan pencegahan. Contoh materi yang dapat diangkat dalam pelayanan ini adalah informasi pengembangan diri; informasi pendidikan; jabatan;
informasi
kemasyarakatan,
kehidupan
keberagaman
informasi
keluarga,
sosial
budaya,
sosial dan
lingkungan. c) Pelayanan Penempatan dan Penyaluran Pelayanan Penempatan dan Penyaluran merupakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (konseli atau klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan atau penyaluran dalam kelas, kelompok belajar, jurusan atau
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
31
program studi, program latihan, magang, kegitan korikuler, kegiatan ektrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat) serta kondisi pribadinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan
penempatan
atau
penyaluran
ialah
fungsi
pencegahan dan pemeliharaan. Contoh materi yang dapat diangkat adalah penempatan dan penyaluran siswa di sekolah (pelayanan penempatan dalam kelas, pelayanan dan penyaluran
ke
dalam
kelompok
belajar,
pelayanan
penempatan dalam kegiatan ekstrakurikuler, pelayanan penempatan dalam program studi atau jurusan); pelayanan penempatan
dan
penyaluran
lulusan
(pelayanan
penempatan dan penyaluran ke dalam pendidikan lanjutan, pelayanan penempatan dan penyaluran ke dalam jabatan atau pekerjaan). d) Pelayanan Pembelajaran Pelayanan
pembelajaran
merupakan
pelayanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien atau konseli) mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
32
Pelayanan ini bertujuan untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap serta kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan serta kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh pelayanan pembelajaran ialah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Contoh materi dalam pelayanan ini adalah pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar tentang kemampuan, motivasi, sikap dan kebiasaan belajar; pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik; pengembangan keterampilan belajar, membaca, mencatat, bertanya dan menjawab, dan menulis; pengajaran perbaikan; dan lain-lain. e) Pelayanan Konseling Perseorangan (individual) Pelayanan Konseling Perseorangan (individual) merupakan pelayanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta
didik
(konseli
atau
klien)
mendapatkan pelayanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing (konselor) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya. Fungsi utama bimbingan yang didukung
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
oleh
pelayanan
konseling
perorangan
ialah
33
fungsi
pengentasan. f) Pelayanan Bimbingan Kelompok Pelayanan
Bimbingan
Kelompok
merupakan
layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik (konseli) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama dari guru pembimbing atau konselor) dan membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari atau untuk perkembangan dirinya baik sebagai individu maupun sebagai
pelajar,
dan
untuk
pertimbangan
dalam
pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Pelayanan bimbingan kelompok ini bertujuan untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan bimbingan kelompok ialah fungsi pengentasan. g) Layanan Konseling Kelompok Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh layanan konseling kelompok ialah fungsi pengentasan. Konseling
kelompok
merupakan
konseling
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
34
diselenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjadi di dalam kelompok itu. h) Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik (konseli atau klien), keterangan tentang lingkungan peserta
didik,
dan
lingkungan
yang
lebih
luas.
Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun nontes. Hasil pengumpulan data ini dipakai untuk kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagaimana disebut diatas. Fungsi utama dalam bimbingan ini adalah fungsi pemahaman. Contoh data dan keterangan yang perlu dikumpulkan melalui aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling adalah instrumen tes (tes intelegensi, tes bakat, tes kepribadian, tes hasil belajar, tes diagnostik); dan instrumen non tes (catatan anekdot, angket atau kuesioner, daftar cek, sosiometri,inventori). i) Himpunan Data Penyelenggara
himpunan
data
yaitu
kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
35
pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan komprehensif,
secara terpadu,
berkelanjutan, dan
sistematik,
sifatnya
tertutup.
Penyelenggaraan himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun
merupakan
hasil
dari
upaya
aplikasi
instrumentasi dan apa yang menjadi isi himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data ialah fungsi pemahaman. Himpunan data memuat berbagai karya tulis atau rekaman kemampuan siswa, catatan anekdot, laporan khusus, dan informasi pendidikan, dan jabatan. j) Konferensi Kasus Konfrensi kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien atau konseli) dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan kemudahan,
dan
permasalahan tertentu.
komitmen
bagi
terentaskannya
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
36
Pertemuan dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Konferensi kasus secara spesifik dibahas permasalahan yang dialami oleh siswa tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh pihak-pihak terkait (guru pembimbing atau konselor, wali kelas, guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua) yang diharapkan dapat memberikan data dan keterangan lebih lanjut serta kemudahan-kemudahan bagi terentasnya permasalahan tersebut.
Fungsi
utama
bimbingan
adalah
fungsi
pemahaman dan fungsi pengentasan. k) Kunjungan Rumah Kunjungan Rumah merupakan kegiatan pendukung bimbingan
dan
konseling
untuk
memperoleh
data,
keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentasnya permasalahan peserta didik (klien atau konseli) melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya. Kunjungan rumah memiliki tujuan yaitu untuk memperoleh berbagai keterangan (data) yang diperlukan dalam pemahaman lingkungan dan permasalahan siswa (konseli) dan kedua untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa. Fungsi utama bimbingan yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
37
diemban oleh kegiatan kunjungan rumah adalah fungsi pemahaman dan pengentasan. l) Alih Tangan Kasus Alih tangan kasus merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik (konseli atau klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak kepihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan). Fungsi utama bimbingan ini adalah fungsi pengentasan. 3. Komponen-Komponen Program Bimbingan Winkel (2006) mengatakan bahwa komponen dalam program bimbingan yaitu saluran khusus melayani para siswa, rekan tenaga pendidik yang lain, dan orang tua siswa. Seluruh saluran formal itu mencangkup sejumlah kegiatan yang dapat diprogramkan sebagai kegiatan rutin sehingga dapat terselenggara secara kontinu dan berkesinambungan, atau diprogramkan sebagai kegiatan insidental sehingga terlaksana menurut kebutuhan pada waktu-waktu tertentu.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
38
Kegiatan-kegiatan bimbingan dapat ditunjukan kepada para alumni, guru/orang tua, atau menyangkut program bimbingan sendiri yang dikelola oleh sumber tenaga bimbingan. Beberapa komponen dalam program bimbingan yang mengandung program pelayanan bimbingan langsung kepada siswa yang terdaftar sebagai murid di sekolah, dan kepada mereka yang berminat menjadi murid di sekolah atau telah tamat dari sekolah. Komponen-komponen yang demikian kerap disebut layananlayanan bimbingan yaitu jalur/saluran formal untuk memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa, calon siswa, dan mantan siswa. Di bawah ini masing-masing komponen akan diuraikan, yaitu sebagai berikut : a. Pengumpulan data (Appraisal) Winkel (2006) mengatakan bahwa pengumpulan data merupakan komponen yang mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang peserta didik, menganalisis dan menafsirkan data serta menyimpan data itu. Tujuan komponen ini ialah mendapatkan pengertian yang lebih luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang masingmasing peserta didik, serta membantu siswa mendapatkan pemahaman akan diri sendiri. Data tersebut mencakup data psikologis, seperti kemampuan intelegtual, bakat khusus, arah minat, cita-cita
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
39
hidup, dan sifat-sifat kepribadian; serta data sosial, seperti latar belakang keluarga siswa dan status sosial siswa di sekolah. b. Pemberian informasi (Information) Winkel (2006) mengatakan bahwa pemberian informasi mencakup usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. Lingkungan hidup siswa mencakup lingkungan sekolah, lingkungan hidup keluarga, lingkungan sekolah lanjutan, dunia pekerkerjaan, dan lingkungan masyarakat luas. c. Penempatan (Placement) Winkel (2006) mengatakan bahwa komponen ini mencakup segala usaha membantu merencanakan masa depannya selama masih di sekolah, sudah tamat, memilih program studi lanjutan sebagai persiapan untuk kelak mempunyai jabatan tertentu. Tujuan pada pelayanan bimbingan dari komponen ini ialah supaya siswa menempatkan diri pada program studi akademik dan lingkup kegiatan non-akademik yang menunjang perkembangannya serta semakin merealisasikan rencana masa depan.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40
d. Konseling (Counseling) Winkel (2006) mengatakan bahwa komponen ini mencakup usaha untuk membantu siswa merefleksikan diri melalui wawancara konseling secara individual atau secara kelompok, lebih-lebih bila siswa menghadapi masalah yang belum dapat terselesaikan secara tuntas. Layanan bimbingan ini oleh banyak ahli dipandang sebagai layanan inti dan jantung pelayanan bimbingan, karena siswa seluruhnya dapat memusatkan perhatiannya pada keadaan dirinya sendiri serta dapat dilayani sesuai dengan kebutuhannya. Konselor memberikan layanan konseling menuntut keahlian di pihak tenaga bimbingan untuk membina hubungan pribadi dengan seseorang dan membantu konseli menyelesaikan
masalahnya
dengan
menggunakan
pendekatan tertentu serta teknik-teknik konseling. e. Konsultasi (Consultation) Winkel (2006) mengatakan bahwa komponen ini mencakup semua usaha memberikan asistensi kepada staf pendidik di sekolah bersangkutan dan kepada orang tua siswa demi perkembangan siswa yang lebih baik. Pelayanan ini misalnya dapat mengambil wujud melanjutkan hasil testing kemampuan belajar siswa di
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
41
tingkat kelas tertentu, kepada staf pengajar dan kemudian menyampaikan penafsiran atas hasil testing itu serta memberikan beberapa sugesti tentang tindakan lanjut, dapat mengambil dan memberikan waktu kepada guru yang ingin berkonsultasi tentang masalah siswa tertentu, dapat berupa pertemuan dengan orang tua tertentu yang merasa kewalahan
menghadapi
kenakalan
anaknya,
dan
sebagainya. f. Evaluasi program (Evaluation) Winkel (2006) mengatakan bahwa komponen ini mencakup usaha menilai efisiensi dan efektivitas dari pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Pelaksanaan
evaluasi
ini
menuntut
diadakan
penelitian dengan mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh, mengadakan
penafsiran
langkah perbaikan.
dan
merencanakan
langkah-
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini, memuat beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, antara lain jenis penelitian, Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian, Validitas dan Reabilitas, Prosedur Penyusunan Alat dan Teknik Analisis Data. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Setyosari (2010) mengatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menjelaskan dan mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek maupun segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang dapat dijelaskan dengan angkaangka ataupun kata-kata. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif karena ingin memperoleh gambaran mengenai Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua mereka.
B. Subjek Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian populasi. Penelitian populasi merupakan penelitian wilayah generalisasi atau keseluruhan objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2013). Peneliti melakukan uji coba kuesioner dengan menggunakan siswa kelas VII jujur, dan kelas VIII disiplin dengan jumlah populisi 41 siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa
42
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43
SMP Kanisius Pakem. Siswa kelas VIII terdiri dan kelas IX. Jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian adalah 61 siswa kelas VIII B (Kasih) dan kelas IX A (Berani) dan IX B (Mandiri) SMP Kanisius Pakem. Rincian siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Data Siswa kelas VIII dan IX SMP Kanisius Pakem NO 1 2 3
Kelas VIII Kasih IX Berani IX Mandiri TOTAL
Jumlah Siswa 22 24 15 61
C. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian untuk pengumpulan data menggunakan alat berupa instrumen Kuesioner. Kuesioner merupakan pengumpulan data yang dugunakan menggunkan kalimat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden (Sugiyono, 2013). Kuesioner ini disusun oleh peneliti. Peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi dengan menentukan aspek dalam pola asuh orang tua dan indikator, kemudian peneliti membuat sejumlah
item
pernyataan
berdasarkan
indikator
setiap
aspek.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
44
Berikut ini terkait dijelaskan beberapa hal terkait dengan kuesioner : 1. Kuesioner Pola Asuh Orang Tua Kuesioner yang telah peneliti susun ini memuat tentang pernyataan-pernyataan mengenai pola asuh orang tua. Kuesioner ini berupa pernyataan tertutup, artinya (Sugiyono, 2010). 2. Skala Pengukuran dan Penentuan skor a. Skala pengukuran Kuesioner ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang ataupun sekelompok orang tentang pola asuh orang tua. Penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang memiliki empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), dan Tidak Sesuai (TS). Aspek-aspek kuesioner yang dibuat oleh peneliti didasarkan pada aspek pola asuh orang tua. Responden akan diminta untuk menjawab pernyataan yang terdapat pada kuesioner dengan memilih salah satu alternatif jawaban dengan memberikan tanda centang (√) pada lembar jawaban. Dengan demikian dapat diketahui persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua pada responden penelitian.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
45
b. Penentuan skor Skor untuk alternatif jawaban tersedia didalam bentuk norma skoring. Norma skoring dikenakan terhadap pengolahan data yang dihasilkan dari intrumen kuesioner Pola Asuh Orang Tua. Norma skoring pada instrumen kuesioner ditentukan pada tabel berikut ini, yaitu :
Tabel 2 Norma Skoring Alternatif Jawaban Sangat Sesuai Sesuai Kurang Sesuai Tidak Sesuai
Skor Favourable 4 3 2 1
Unfavourable 1 2 3 4
Penelitian ini menggunakan kisi-kisi kuesioner sebagai dasar pembuatan kuesioner. Kisi-kisi kuesioner ini dibuat berdasarkan aspek-aspek pola asuh orang tua. Operasionalisasi objek penelitian ini dijabarkan dalam kisikisi sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
46
Tabel 3 Kisi-Kisi Kuesioner Pola Asuh Orang tua (Uji Coba Penelitian) Pola Asuh Orang Tua 1. Pengasuhan Otoritatif
2. Pengasuhan Otoriter
3.Pengasuhan Permissive Indulgent
4. Pengasuhan PermissiveIndifferent
Aspek 1. Pengawasan ekstra ketat 2. Mengambil Keputusan 3. Mendorong remaja untuk mandiri 4. Masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja 5. Menetapkan batasan-batasan dan menghukum 6. Tegas 7. Tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan 8. mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk dan menghormati mereka. 9. Memanjakan 10. Orang tua terlibat dalam kehidupan remaja 11. Menetapkan batasan atau pembatasan pada perilaku mereka 12. Membiarkan anak 13. Orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja 14. Kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka 15. Orang tua tidak mempunyai waktu dengan remaja TOTAL
No Item Favourable Unfavourable 2, 4, 6 1, 3, 5
Jumlah 6
8, 10, 12
7, 9, 11
6
14, 16
13, 15, 17
5
18, 20
19, 21, 22
5
24, 26, 28
23, 25, 27
6
30, 32, 34 36, 38
29, 31, 33 35, 37
6 4
40, 42, 44
39, 41, 43
6
46, 48 50, 52, 54
45, 47, 49 51, 53, 55
5 6
56, 58, 60, 62, 64
57, 59, 61, 63
9
66, 68, 70
65, 67, 69
6
72, 74, 76
71, 73, 75
6
78, 80
77, 79, 81
5
82, 84
83, 85, 86
5
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
47
D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas Validitas
merupakan
pengukuran
sesuatu
hal
yang
seharusnya bisa diukur dengan menggunakan alat ukur (Sugiyono, 2010). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Furchan (2004) Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka melainkan menguji dengan para ahli (experts Judment). Pada penelitian ini dikontruksikan berdasarkan aspek-aspek dalam instrumen dan dikonsultasikan oleh beberapa ahli (dosen pembimbing). Hasil konsultasi ini akan diuji secara empirik dengan
menggunakan
teknik
korelasi
Sperman’s
Row
menggunakan program SPSS (Statistic Programme for Social science) versi
17.0. rumus korelasi Sperman’s Row sebagai
berikut :
Keterangan : rs
= Koefisien Korelasi Spearman = Total Kuadran selisih antar ranking = Jumlah Sampel Penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
48
Keputusan yang ditetapkan pada nilai koefisien validitas yang minimal sama dengan 0,30 (Azwar, 2007). Apabila terdapat item yang memiliki nilai koefisien dibawah 0,30 maka item tersebut dinyatakan gugur.
Peneliti melakukan uji validitas kuesioner pada tanggal 13 Oktober 2014 pada siswa kelas VII jujur dan VIII disiplin di SMP Kanisius Pakem. Data yang diambil yaitu sebanyak 41 siswa. Berdasarkan hasil perhitungan program komputerisasi SPSS, diperoleh hasil dari 86 item terdapat 72 item valid dan 14 item unvalid. Rincian item valid dan unvalid terdapat pada tabel 4 dibawah ini.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
49
Tabel 4 Rincian Item Valid dan Unvalid pada Kuesioner Pola Asuh Orang Tua 1. Pengasuhan Otoritatif
2. Pengasuhan Otoriter
3.Pengasuhan PermissiveIndulgent
4. Pengasuhan PermissiveIndifferent
TOTAL ITEM
Aspek Pengawasan ekstra ketat Mengambil Keputusan Mendorong remaja untuk mandiri Masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja Menetapkan batasan-batasan dan menghukum Tegas Tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk dan menghormati mereka. Memanjakan
Orang tua terlibat dalam kehidupan remaja Menetapkan batasan atau pembatasan pada perilaku mereka Membiarkan anak Orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja Kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka Orang tua tidak mempunyai waktu dengan remaja
No Item Favourable Unfavourable 2, 4, 6 1, 3, 5
Item Valid 1,2,3,4,5, 6 7, 9, 10,11 13, 15, 16, 17 18, 19, 20, 21, 22
8, 10, 12
7, 9, 11
14, 16
13, 15, 17
18, 20
19, 21, 22
24, 26, 28
23, 25, 27
30, 32, 34
29, 31, 33
36, 38
35, 37
40, 42, 44
39, 41, 43
39, 40, 42, 44
46, 48
45, 47, 49
50, 52, 54
51, 53, 55
56, 58, 60, 62, 64
57, 59, 61, 63
45, 46, 47, 48, 49 50, 51, 52, 53, 54, 55 57, 58, 60, 61, 63, 64
66, 68, 70
65, 67, 69
72, 74, 76
71, 73, 75
78, 80
77, 79, 81
82, 84
83, 85, 86
23, 24, 25, 26, 27, 28 30, 31, 32 35, 36, 37, 38
Item unvalid
8,12 14
29, 33, 34
41, 43
56, 59, 62
65, 68, 69, 70 71, 72, 73, 74, 75, 76 77, 78, 79, 80, 81 82, 83, 84, 85
66, 67
72
14
86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
50
Pada saat peneliti mengambil data penelitian yang real, peneliti membuat kembali kisi-kisi kuesioner yang baru (setelah uji coba). Kisikisi kuesioner yang baru ini hanya berisi item-item yang valid (yang sudah lolos uji validitasnya) dan item yang unvalid peneliti buang atau tidak digunakan untuk penelitian. Tabel 5 Kisi-Kisi Kuesioner Pola Asuh Orang tua (Setelah Uji Validitas dan Reliabilitas) Pola Asuh Orang Tua 1. Pengasuhan Otoritatif
2. Pengasuhan Otoriter
3.Pengasuhan PermissiveIndulgent
4. Pengasuhan PermissiveIndifferent
TOTAL ITEM
Aspek Pengawasan ekstra ketat Mengambil Keputusan Mendorong remaja untuk mandiri Masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja Menetapkan batasanbatasan dan menghukum Tegas Tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan mendesak remaja untuk mengikuti petunjuk dan menghormati mereka. Memanjakan Orang tua terlibat dalam kehidupan remaja Menetapkan batasan atau pembatasan pada perilaku mereka Membiarkan anak Orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja Kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka Orang tua tidak mempunyai waktu dengan remaja
No Item Favourable Unfavourable 2, 4, 6 1, 3, 5 9 7, 8, 10 13 11, 12, 14
Jumlah 6 4 4
15, 17, 19
16, 18
5
21, 23, 25
20, 22, 24
6
26, 28 30, 32
27 29, 31
3 4
34, 35, 36
33
4
38, 40 42, 44, 46, 47
37, 39, 41 43, 45
5 6
49, 50, 53
48, 51, 52
6
55, 57 59, 61, 63
54, 56 58, 60, 62
4 6
65, 67
64, 66, 68
5
69, 71
70, 72
4
72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
51
2. Reliabilitas Reliabilitas
merupakan
tingkat
kepercayaan
hasil
pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut reable (Azwar, 2007). Sukardi (2003), mengatakan bahwa pengukuran yang menggunakan instrumen penelitian dikatakan mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, dan apabila alat ukur yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur. Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpa Cronbach (α). Adapun rumus koefisien reliabilitas Alpa Cronbach (α) adalah sebagai berikut :
Keterangan : S12 dan S22
= varians skor belahan 1 dan variand skor belahan 2
Sx2
= varians skor skala
Hasil penelitian indeks reliabilitas dikonstruksikan dengan kriteria Gulford (Masidjo, 1995) dan tersajikan dalam tabel berikut ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
52
Tabel 6 kriteria Gulford No 1 2 3 4 5
Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 Negatif – 0,20
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner yang peneliti lakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows, diperoleh hasil 0, 754 dari 86 item dengan kategori tinggi. Dari hal tersebut, kuesioner ini layak untuk dijadikan alat penelitian.
E. Pengumpulan Data Peneliti telah melakukan uji coba kuesioner dan memperoleh hasil validitas dan reliabilitas yang memenuhi syarat, maka peneliti melakukan pengumpulan data penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2014 pada siswa kelas VIII kasih, IX berani, dan IX mandiri di SMP Kanisius Pakem dengan jumlah populasi sebanyak 61 siswa.
F. Teknik Analisis Data Sugiyono (2010) mengatakan bahwa analisis data merupakan mengelompokkan data berdasarkan variabel dari keseluruhan responden, mentabulasi data berdasarkan seluruh responden, mengajukan data tiap variabel yang diteliti, dan melakukan perhitungan untuk menjawab
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
53
rumusan masalah. Berikut merupakan langkah-langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini: 1.
Penentuan skor pada item kuesioner Penentuan dilakukan dengan cara memberikan skor dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang berlaku dengan melihat sifat
pernyataan
favorable
atau
unfavorable.
Selanjutnya
memasukkannya ke dalam tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis validitas serta reliabilitas data secara statistik menggunakan program aplikasi SPSS.
2.
Kategorisasi Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2007). Kontinum jenjang pada penelitian ini adalah dari tidak sesuai sampai dengan sangat sesuai. Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2007:108). Pola asuh orang tua siswa SMP Kanisius Pakem terdiri atas lima kategori: tidak sesuai, kurang sesuai, sedang, sesuai, dan sangat sesuai dengan norma kategorisasi sebagai berikut:
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
54
Tabel 7 Norma Kategorisasi Norma/Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Kategori Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
Keterangan: Skor maksimum teoritik
: Skor tertinggi yang diperoleh subjek penelitian berdasarkan perhitungan skala
Skor minimum teoritik
: Skor terendah yang diperoleh subjek penelitian menurut perhitungan skala
Standar deviasi (σ / sd)
: Luas jarak rentanggan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran
µ (mean teoritik)
: Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Kategori
di
atas
diterapkan
sebagai
patokan
55
dalam
pengelompokan tinggi rendah tingkat persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua siswa kelas VIII dan IX SMP Kanisius Pakem. Jumlah item 72 setelah menghapus item yang gugur, diperoleh perhitungan skor item sebagai berikut: Skor maksimum teoritik
: 4 X 72 = 288
Skor minimum teoritik
: 1 X 72 = 72
Luas jarak
: 288 – 72 = 216
Standar deviasi
: 216 : 6 = 36
µ (mean teoritik)
: (288 + 72) : 2 = 180
Hasil perhitungan analisis data skor item yang disajikan dalam norma kategorisasi tingkat persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua siswa kelas VIII dan IX SMP Kanisius Pakem adalah: Tabel 8 Hasil Analisis Data Skor Item Norma/Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Rentang Skor < 126 127 – 161 162 – 197 198 – 233 > 234
Kategori Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
Jadi, tabel di atas menunjukkan bahwa rentang skor < 126 termasuk dalam kategori tidak sesuai. Rentang skor 126 – 161 termasuk dalam kategori kurang sesuai. Rentang skor 162 – 197 termasuk dalam kategori sedang. Rentang skor 198 – 233 termasuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
56
dalam kategori sesuai. Rentang skor di atas 234 termasuk dalam kategori sangat sesuai. Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel 8, ditetapkan pengelompokan tinggi rendah skor tingkat persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua siswa kelas VIII dan IX SMP Kanisius Pakem dengan jumlah subjek
= 61 siswa, diperoleh unsur perhitungan
sebagai berikut: Skor maksimum teoritik : 4 X 61 = 244 Skor minimum teoritik
: 1 X 61 = 61
Luas Jarak
: 244 – 61 = 183
Standar deviasi
: 183 : 6 = 36
µ (mean teoritik)
: (244 + 61) : 2 = 153
Hasil perhitungan analisis data skor subjek tingkat persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua disajikan dalam norma kategorisasi sebagai berikut: Tabel 9 Norma Kategorisasi Skor Subjek Norma/Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X
Rentang Skor < 105 106 – 136 137 – 168 169 − 199 > 200
Kategori Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
57
G. Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data Penelitian Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang ditempuh dalam pengumpulan dan analisis data: 1.
Menyusun kuesioner pola asuh orang tua
2.
Pengujian item kuesioner oleh expert judgement (guru SMP Kanisius Pakem)
3.
Pengumpulan data uji coba validitas dan reliabilitas kuesioner
4.
Melakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner
5.
Pengumpulan data penelitian dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa kelas VIII dan IX di SMP Kanisius Pakem
6.
Pengolahan data
7.
Analisis data hasil penelitian
8.
Mendiskripsikan hasil penelitian melalui pembahasan dan penentuan program
9.
Kesimpulan penelitian
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN, PEMBAHASAN, DAN PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
Bab ini memuat hasil penelitian, pembahasan, dan program pelayanan bimbingan. Penyajian hasil penelitian didasarkan pada rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian.
A. Hasil Penelitian 1. Jenis pola asuh orang tua yang dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa. Jenis pola asuh orang tua yang dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa ditentukan dengan menggunakan kategorisasi Azwar (2007). Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner pola asuh orang tua, dilakukan analisis data dengan teknik deskriptif kategoris dan presentase yang disajikan dalam tabel dan grafik. Jenis pola asuh orang tua yang dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa dapat digolongkan menjadi beberapa kategori seperti pada tabel berikut ini :
58
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
59
Tabel 10 Penggolongan Persepsi Pola Asuh Otoritatif Norma/ Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X TOTAL
Kategori
Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
Rentang Skor < 126 126 – 161 162 – 197 198 – 233 >234
Distribusi Item 0 4 9 6 0 19
Persentase 0 % 21 % 47 % 32 % 0% 100 %
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran item kuesioner berdasarkan pola asuh otoritatif tergambar sebagai berikut:
0%
32%
0% 21% 0 % Tidak Sesuai 21 % Kurang Sesuai 47 % Sedang 47%
32 % Sesuai 0 % Sangat Sesuai
Grafik 1. Jenis Pola Asuh Orang tua Otoritatif Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60
Pengamatan pada tabel maupun grafik menerangkan bahwa: a. Terdapat 0% pola asuh otoritatif yang memiliki kategori tidak sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. b. Terdapat 21% pola asuh otoritatif yang memiliki kategori kurang sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. c. Terdapat 47% pola asuh otoritatif yang memiliki kategori sedang berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. d. Terdapat 32% pola asuh otoritatif yang memiliki kategori sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. e. Terdapat 0% pola asuh otoritatif yang memiliki kategori sangat sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
61
Tabel 11 Penggolongan Persepsi Pola Asuh Otoriter Norma/ Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X TOTAL
Kategori
Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
Rentang Skor < 126 126 – 161 162 – 197 198 – 233 >234
Distribusi Item 0 2 11 4 0 17
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran item kuesioner berdasarkan pola asuh otoriter tergambar sebagai berikut:
0% 23%
0% 12% 0 % Tidak Sesuai 12 % Kurang Sesuai 65 % Sedang 65%
23 % Sesuai 0 % Sangat Sesuai
Grafik 2. Jenis Pola Asuh Orang tua Otoriter Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai Pengamatan pada Tabel dan grafik menerangkan bahwa: a. Terdapat 0% pola asuh otoriter yang memiliki kategori tidak sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
Persentase 0 % 12 % 65 % 23 % 0% 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
b. Terdapat 12% pola asuh otoriter yang memiliki kategori kurang sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. c. Terdapat 65% pola asuh otoriter yang memiliki kategori sedang berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. d. Terdapat 23% pola asuh otoriter yang memiliki kategori sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. e. Terdapat 0% pola asuh otoriter yang memiliki kategori sangat sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
Tabel 12 Penggolongan Persepsi Pola Asuh permissive-indulgent Norma/ Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X TOTAL
Kategori
Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
Rentang Skor < 126 126 – 161 162 – 197 198 – 233 >234
Distribusi Item 0 5 12 0 0 17
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran item kuesioner berdasarkan pola asuh permissive-indulgent tergambar sebagai berikut:
Persentase 0 % 0% 71 % 29 % 0% 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0%
0%
63
0%
29%
0 % Tidak Sesuai 0 % Kurang Sesuai 71%
71 % Sedang 29 % Sesuai 0 % Sangat Sesuai
Grafik 3. Jenis Pola Asuh Orang tua permissive-indulgent Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai Pengamatan pada tabel maupun grafik menerangkan bahwa: a. Terdapat 0% pola asuh permissive-indulgent yang memiliki kategori tidak sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. b. Terdapat 0% pola asuh permissive-indulgent yang memiliki kategori kurang sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. c. Terdapat 71% pola asuh permissive-indulgent yang memiliki kategori sedang berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
64
d. Terdapat 29% pola asuh permissive-indulgent yang memiliki kategori sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. e. Terdapat 0% pola asuh permissive-indulgent yang memiliki kategori sangat sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
Tabel 13 Penggolongan Persepsi Pola Asuh permissive-indiferent Norma/ Kriteria Skor X≤ µ -1,5σ µ - 1,5 σ <X≤ µ -0,5 σ µ -0,5 σ <X≤ µ +0,5 σ µ +0,5 σ <X≤ µ +1,5 σ µ +1,5 σ <X TOTAL
Kategori Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai
Rentang Skor < 126 126 – 161 162 – 197 198 – 233 >234
Distribusi Item 0 3 14 2 0 19
Dalam perspektif grafis, komposisi dan sebaran item kuesioner berdasarkan pola asuh permissive-indiferent tergambar sebagai berikut:
Persentase 0 % 16 % 74 % 10 % 0% 100 %
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
0% 10%
65
0% 16% 0 % Tidak Sesuai 16 % Kurang Sesuai 74 % Sedang
74%
10 % Sesuai 0 % Sangat Sesuai
Grafik 4. Jenis Pola Asuh Orang tua permissive-indiferent Ditinjau dari Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Berdasarkan Kategori Tidak Sesuai, Kurang Sesuai, Sedang, Sesuai, dan Sangat Sesuai. Pengamatan pada maupun grafik tabel menerangkan bahwa: a. Terdapat 0% pola asuh permissive-indiferent yang memiliki kategori tidak sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. b. Terdapat 16% pola asuh permissive-indiferent yang memiliki kategori kurang sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. c. Terdapat 74% pola asuh permissive-indiferent yang memiliki kategori sedang berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
66
d. Terdapat 10% pola asuh permissive-indiferent yang memiliki kategori sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem. e. Terdapat 0% pola asuh permissive-indiferent yang memiliki kategori sangat sesuai berdasarkan dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa jenis pola asuh orang tua yang dominan pada siswa SMP Kanisius Pakem ditinjau dari persepsi siswa ditentukan dengan menggunakan jumlah persentase kategori tinggi dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan pada 20 oktober 2014 dapat terlihat sebagai berikut :
Tabel 14 Presentase Item Pola Asuh Orang tua No
Pola Asuh
1 2 3
Pola Asuh Otoritatif Pola Asuh Otoriter Pola Asuh PermissiveIndulgent Pola Asuh PermissiveIndiferent
4
Sangat Sesuai 0% 0% 0%
Sesuai
Sedang 47% 65% 71%
Kurang Sesuai 21% 12% 0%
Tidak Sesuai 0% 0% 0%
32% 23% 29%
0%
10%
74%
16%
0%
Berdasarkan perhitungan jumlah skor kuesioner pada tabel atas dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua otoritatif berada pada katergori sangat sesuai yaitu sebanyak 0%, pola asuh orang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
67
tua otoritatif berada pada katergori sesuai yaitu sebanyak 32%, katergori sedang yaitu sebanyak 47%, katergori kurang sesuai yaitu sebanyak 21%, dan katergori sangat tidak sesuai yaitu sebanyak 0%. Pola asuh orang tua otoriter berada pada kategori sangat sesuai yaitu sebanyak 0%, kategori sesuai yaitu sebanyak 23%, kategori sedang yaitu sebanyak 65%, kategori kurang sesuai yaitu sebanyak 12%, dan kategori tidak sesuai yaitu sebanyak 0%. Pola asuh orang tua permissive-indulgent kategori sangat sesuai yaitu sebanyak 0%, kategori sesuai yaitu sebanyak 29%, kategori sedang yaitu sebanyak 71%, kategori kurang sesuai yaitu sebanyak 0%, dan kategori tidak sesuai yaitu sebanyak 0%. dan pola asuh orang tua permissive-inferent kategori sangat sesuai yaitu sebanyak 0%, kategori sesuai yaitu sebanyak 10%, kategori sedang yaitu sebanyak 74%, kategori kurang sesuai yaitu sebanyak 16%, dan tidak sesuai yaitu sebanyak 0%. Pola asuh orang tua yang terlihat dominan yang diterapkan oleh orang tua terhadap siswa SMP Kanisius Pakem sudah jelas, hal ini terlihat dari jumlah tertinggi berdasarkan kategori sesuai mengenai pola asuh orang tua yaitu pola asuh otoritatif sebanyak 32%. Berdasarkan perhitungan presentase pola asuh orang tua dapat dilihat bahwa siswa SMP Kanisius Pakem memiliki kecenderungan pola asuh Otoritatif sebagai pola asuh yang ideal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
68
2. Mengidentifikasikan butir-butir item pola asuh orang tua yang masuk dalam kategori kurang sesuai frekuensi kemunculannya pada siswa SMP Kanisius Pakem dan implikasinya untuk memberikan pelayanan bimbingan klasikal Berdasarkan analisis skor butir atau item pola asuh orang tua diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 15 Kategori Skor Butir Instrumen Pola Asuh Orang tua Pada Siswa SMP Kanisius Pakem Rentang Skor >234 198-233
Kategori
No Item
Jumlah
Sangat Sesuai Sesuai
0 17
162-197
Sedang
126-161 <126
Kurang Sesuai Tidak Sesuai
3, 7, 8, 9, 10, 19, 28, 29, 30, 31, 40, 46, 49, 52, 53, 64, 69 1, 2, 4, 5, 12, 13, 14, 16, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 44, 45, 47, 48, 50, 51, 54, 55, 57, 58, 59, 60, 61, 63, 65, 66, 67, 68, 70, 71 6, 11, 15, 17, 25, 32, 56, 62, 72 Total
Data yang terdapat dalam tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun item dengan skor yang berada dalam kategori sangat sesuai, item dengan skor yang berada dalam kategori sesuai berjumlah 17 item, item dengan skor yang berada dalam kategori sedang berjumlah 46 item, item dengan skor berada dalam kategori kurang sesuai berjumlah 9 item, dan tidak ada satupun item dengan skor yang berada dalam kategori tidak sesuai.
46
9 0 72
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
69
Item-item dengan skor yang berada dalam kategori kurang sesuai menunjukkan bahwa persepsi siswa masih kurang sesuai terhadap pola asuh orang tua mereka, oleh karena itu item-item yang teridentifikasi dalam kategori kurang sesuai digunakan menjadi dasar untuk merumuskan program layanan bimbingan, khususnya dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap pola asuh orang tua mereka. Item-item yang masuk dalam kategori kurang sesuai, diuraikan pada tabel dibawah ini : Tabel 16 Item-item yang tergolong dalam kategori kurang sesuai No 1 2 3
Aspek Pengawasan ekstra ketat. Mendorong remaja untuk mandiri. Masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja.
4
Masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja
5
Menetapkan batasanbatasan dan hukuman.
6
Tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan. Membiarkan anak.
7 8
9
No Item dan Pernyataan 6. Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman. 11. Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah. 15. Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya. 17. Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendirian pada malam hari. 25. Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar. 32. Orang tua memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan.
56. Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya. Orang tua tidak terlibat 62. Orang tua memperhatikan dengan dalam kehidupan baik dalam kehidupan saya sehariremaja. hari. Orang tua tidak 72. Orang tua meluangkan waktu mempunyai waktu untuk rapat wali murid di sekolah. dengan remaja.
Skor Item 128 146 146
160
152
126 129 156
152
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
70
Item-item dengan skor yang berada dalam kategori kurang sesuai adalah item pertama “Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa remaja diberikan pengawasan yang ektra ketat oleh orang tua, sehingga remaja tidak bisa mandiri ketika bermain dengan temannya dan persepsi setiap remaja berbeda, hal ini dapat berbeda karena dipengaruhi objek dan pengalaman yang berbeda. Item kedua “Orang tua mengantar dan menjemput
saya
sekolah”.
Kategori
kurang
sesuainya
item
ini
diindikasikan bahwa orang tua mendorong remaja untuk mandiri. Hal ini dikarenakan bahwa tidak semua remaja diantar dan dijemput oleh orang tuanya, hal ini tidak melatih remaja untuk mandiri dan orang tua sangat memperhatikan kehidupan remaja. Item ketiga “Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa orang tua masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja. Orang tua memberikan perhatian kepada remaja sehingga melarang remaja untuk berpergian/bermain jauh, hal ini tidak memberikan kesempatan untuk remaja mandiri. Item ini masuk dalam kategori kurang sesuai karena didukung oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, perasaan, dan objek (orang tua) yang berbeda sehingga mempengaruhi jawaban remaja. Item keempat “Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendirian pada malam hari”. Kategori kurang sesuainya item ini
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
71
diindikasikan bahwa orang tua masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja. orang tua memberikan batasan dan kontrol pada tindakan remaja, hal ini menjadikan remaja tidak mandiri. Pola pengasuhan yang diberikan oleh orang tua baik adanya untuk perkembangan remaja. Pola pengasuhan ini dapat berbeda tergantung dari persepsi remaja kepada orang tuanya berdasarkan pengalaman sehari-hari yang diterimanya. Item kelima “Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa orang tua menetapkan batasan-batasan dan hukuman. Remaja tidak semua mendapatkan bahwa batasan dan hukuman dari orang tua. Hal ini dikarena bahwa remaja tidak semua mendapat perlakuan seperti ini dan tidak pernah mendapatkan pengalaman seperti batasan dan hukuman yang diberikan orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Item keenam “Orang tua memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa orang tua tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan. Remaja diminta orang tua untuk memutuskan kegiatan yang akan dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga remaja dilatih untuk mandiri dan kreatif dalam memutuskan sesuatu hal. Item ketujuh “Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa Membiarkan remaja. Remaja tidak dikontrol dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
72
melaksanakan kegiatan sehari-hari, hal ini bertujuan agar remaja memiliki kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. Item kedelapan “Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya sehari-hari”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja. Pentingnya relasi dengan orang tua kepada remaja dalam sehari-hari sangat membangun dalam kegiatan anggota keluarga. Hal ini mendorong remaja untuk mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Hasil item dalam kategori kurang sesuai ini dilihat berdasarkan pengalaman dan persepsi remaja terhadap orang tua dalam kehidupan sehari-hari. Item kesembilan “Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah”. Kategori kurang sesuainya item ini diindikasikan bahwa orang tua tidak mempunyai waktu dengan remaja. Hal ini tidak semua orang tua mengahadiri rapat wali murid. Menghadiri rapat wali murid sangat penting karena orang tua dapat memberikan perhatian penuh dalam bidang akademik remaja. Kegiatan ini mengajarkan Pentingnya relasi remaja dengan orang tua dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
73
B. Pembahasan Hasil Penelitian Peneliti melakukan analisis terhadap data penelitian, dan diperoleh gambaran mengenai persepsi siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh orang tua mayoritas persepsi siswa terhadap pola asuh otoritatif. Hasil ini diperoleh dari pengisian kuesioner yang dilakukan oleh siswa SMP Kanisius Pakem. Kuesioner disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari pola asuh orang tua, kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bentuk kuesioner tertutup. Hasil penelitian bukanlah hasil penelitian yang tetap karena persepsi siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh orang tua mereka, terus dapat mengalami perubahan.
1. Pola Asuh Orang tua yang Teridentifikasi Dominan Ditinjau dari Persepsi Siswa Berdasarkan penelitian di atas terdapat lima kategori yaitu sangat sesuai, sesuai, sedang, kurang sesuai dan tidak sesuai. Pola asuh orang tua yang teridentifikasi dominan ditinjau dari persepsi siswa yaitu termasuk ke dalam kategori sesuai. Pembahasan kategori sesuai tersebut adalah sebagai berikut : a. Pola Asuh otoritatif menurut siswa Hasil empirik penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif menurut siswa SMP Kanisius Pakem memperoleh nilai presentase aspek otoritatif sebesar 32% dan tingkat kualifikasinya adalah tinggi. Kualifikasi tinggi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
74
artinya yaitu persepsi siswa yang sesuai dengan pola asuh orang tuanya, serta pola asuh otoritatif menurut siswa SMP Kanisius Pakem memperoleh nilai presentase aspek otoritatif sebesar 21% dan tingkat kualifikasinya adalah rendah. Pola asuh otoritatif yang memiliki kategori persepsi yang tinggi dan rendah. Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi maka dapat dikatakan bahwa 32% mendapat stimulus yang tinggi dan 21% mendapat stimulus yang rendah, hal ini dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pola asuh otoritatif kedua orang tua mereka dan memiliki pengalaman hidup mengenai aspekaspek dalam pola asuh otoritatif kedua orang tua. Pengalaman hidup sehari-hari siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh otoritatif orang tua mereka dipengaruhi oleh suasana hati siswa terhadap pola asuh otoritatif orang tua mereka, cara pandang dan perhatian siswa terhadap pola asuh otoritatif orang tua mereka, dan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa terhadap pola asuh otoritatif orang tua mereka. hal ini sangat mempengaruhi siswa dalam menilai pola asuh orang tua yang diterapkan kepada mereka dan pola asuh otoritatif yang diterapkan kepada siswa dengan baik maka menghasilkan motivasi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
75
yang baik juga. Pola asuh otoritatif diterapkan dengan baik dapat membantu siswa tumbuh dan kembang secara optimal. Berdasarkan hasil penelitian dari uji variabel pola asuh orang tua yang cenderung memiliki kualifikasi dominan yang memiliki skor item tinggi berdasarkan persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua mereka yaitu pola asuh otoritatif. pola asuh otoritatif merupakan pola asuh yang dianggap paling sering diterima oleh siswa SMP Kanisius Pakem. Pola asuh otoritatif ini orang tua sangat memperhatikan kebutuhan anak dan mencukupi dengan mempertimbangkan faktor kepentingan serta kebutuhan (Septiari, 2012). Pola asuh otoritatif ini dapat menciptakan pola asuh pada anak. Aspek-aspek dalam pola asuh otoritatif adalah pengawasan ketat, mengambil keputusan, mendorong remaja untuk mandiri, dan menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan. Pola asuh otoritatif memiliki ciri-ciri yaitu orang tua suportif dan komunikatif, orang tua menerapkan disiplin dan konsisten, orang tua mengawasi anak, orang tua membantu anak untuk mengembangkan kesadaran, pengekspresian dan kontrol emosi. Remaja yang mendapatkan pola asuh otoritatif dari orang tuanya cenderung mandiri, menunda kepuasan, bergaul dengan rekan sebaya remaja, dan menunjukkan harga diri yang tinggi. Hal ini dapat terlihat dari sikap dan perilaku sehari-hari remaja saat di lingkungan di mana remaja berada.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
76
2. Hasil Penelitian Berdasarkan Uji Item Kuesioner Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 item yang memiliki skor dengan kategori kurang sesuai dalam aspek pola asuh orang tua. item-item yang memiliki kategorisasi kurang sesuai yaitu (1) Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman, (2) Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah, (3) Orang tua melarang saya bermain atau berpergian jauh karena tidak ada temannya, (4) Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendirian pada malam hari. (5) Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar, (6) Orang tua memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan, (7) Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya, (8) Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya sehari-hari, dan (9) Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah. Perilaku siswa kepada orangtuanya dipengaruhi oleh bagaimana siswa memandang, siswa menilai, pengalaman siswa, suasana hati siswa. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi kualitas hubungan antara orang tua dengan siswa. Hasil dari proses persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua mereka dapat berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi adanya persepsi yaitu faktor internal, faktor eksternal, adanya objek yang dipersepsi, alat indra, syaraf, dan susunan syaraf, perhatian, faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional, dan faktor personal. Faktor-faktor ini yang mempengaruhi siswa-siswi dalam
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
77
memandang dan menilai pola asuh orang tua yang orang tua mereka terapkan kepada mereka, dengan kata lain persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua merupakan cara pandang atau cara menilai siswa-siswi terhadap pola asuh orang tua mereka yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diketahui bahwa apabila siswa menerima pola asuh orang tua yang diterapkan akan memiliki dampak yang positif juga dalam perkembangannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Usulan Program Layanan Bimbingan yang Sesuai Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk dalam kategorisasi kurang sesuai akan dijadikan pedoman untuk membuat usulan program layanan bimbingan pada siswa SMP Kanisius Pakem. Usulan program ini diberikan agar meningkatkan pemahaman siswa terhadap pola asuh orang tua mereka dan mampu berkembang secara utuh dan seoptimal mungkin. Usulan progam layanan bimbingan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
78
Tabel 17 Usulan Program Layanan Bimbingan Berdasarkan Kategori Kurang Sesuai Tentang Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua No 1
2 3
4
5
6
7 8
9
Item Kategori Kurang Sesuai Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman. Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah. Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya. Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendirian pada malam hari. Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar. Orang tua memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan. Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya. Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya sehari-hari. Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah.
Usulan Tema
Waktu
Memahami Perbedaan dan Keberagaman Kemandirian
45 Menit
Bergaul yang Efektif
45 Menit
Bergaul yang Efektif
45 Menit
Kedisiplinan
45 Menit
Kreativitas
45 Menit
Kedisiplinan
45 Menit
Saling Menghargai
45 Menit
Pentingnya Relasi dengan Orang Tua
45 Menit
45 Menit
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan rincian usulan program layanan bimbingan berdasarkan kategori kurang sesuai , rincian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79
Tabel 18 Rincian Usulan Program Layanan Bimbingan Berdasarkan Kategori Rendah Tentang Deskriptif Persepsi Siswa SMP Kanisius Pakem Terhadap Pola Asuh Orang Tua SMP Kanisius Pakem Layanan : Bimbingan Pribadi-Sosial No
Item
Indikator
Sasaran : Siswa SMP Kanisius Pakem
Aspek
Usulan Tema
Tujuan Agar siswa dapat menghargai perbedaan dan keberagam an dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa dapat mandiri dalam kehidupan sehari-hari.
1
Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman.
Orang tua mengawasi aktivitas remaja.
Pengawasa n ekstra ketat.
Memahami perbedaan dan keberagaman
2
Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah.
Orang tua melatih remaja untuk mandiri.
Mendorong remaja untuk mandiri.
Kemandirian
3
Orang tua melarang saya bermain/berp ergian jauh karena tidak ada temannya.
Orang tua melarang remaja untuk melakukan aktivitas jika tidak ada yang mengawasin ya.
Masih menetapka n batasan dan kontrol pada tindakan remaja.
Bergaul yang efektif
Agar siswa dapat bersosialisa si dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas Perkembangan Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk atau pembimbing dalam bertingkah laku Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya
Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
Metode
Pelaksana
Waktu pelaksanaan Semester Genap
Referensi
Bimbingan Klasikal (Ceramah, diskusi, tanya jawab).
Guru bimbinga n dan konseling
Bimbingan klasikal (Ceramah, diskusi, tanya jawab).
Guru bimbinga n dan konseling
Semester Genap
Terlampir
Pelayanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan klasikal (sosiodram a).
Guru bimbinga n dan konseling
Semester Genap
Terlampir
Pelayanan Bimbingan Kelompok
Terlampir
Jenis Layanan Pelayanan Bimbingan Kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 4
Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendirian pada malam hari.
Orang tua melarang remaja untuk melakukan aktivitas jika tidak ada yang mengawasin ya.
5
Orang tua memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan.
Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada remaja dalam mengambil keputusan.
Tidak memberika n kesempatan untuk mengambil keputusan.
Bergaul yang efektif
Agar siswa dapat bersosialisa si dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya
Bimbingan klasikal (sosiodram a).
Guru bimbinga n dan konseling
Semester Genap
Terlampir
Pelayanan Bimbingan Kelompok
Kreativitas
Agar siswa memiliki kematanga n dalam mengemba ngkan kreativitas.
Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
Bimbingan klasikal (permainan edukatif, tanya jawab).
Guru bimbinga n dan konseling
Semester Genap
Terlampir
Pelayanan Bimbingan Kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81
SMP Kanisius Pakem Layanan : Bimbingan Pribadi-Sosial No
Item
Indikator
Aspek
1
Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar.
2
Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya.
Sasaran : Orang Tua Siswa SMP Kanisius Pakem
Orang tua memberikan hukuman jika batasan dilanggar.
Menetapkan batasanbatasan dan hukuman.
Usulan Tujuan Tema Kedisiplinan Agar siswa memiliki kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
Tugas Perkembangan Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya
Orang tua tidak mengontrol kegiatan remaja.
Membiarkan Kedisiplinan Agar siswa anak. memiliki kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dewasa lainnya
Metode
Pelaksana
Seminar (Diskusi, tanya jawab)
Waktu Referensi Pelaksanaan Guru Semester Terlampir bimbingan Genap dan konseling
Jenis Layanan Pelayanan Informasi
Seminar (Diskusi, tanya jawab)
Guru bimbingan dan konseling
Pelayanan Informasi
Semester Genap
Terlampir
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82
SMP Kanisius Pakem Layanan : Bimbingan Pribadi-Sosial
No
Item
Indikator
Aspek
1
Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya sehari-hari.
Orang tua tidak memberikan peraturan.
Orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja.
2
Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah.
Orang tua lebih mementingkan kegiatannya.
Orang tua tidak mempunyai waktu dengan remaja.
Sasaran : Siswa dan Orang Tua Siswa SMP Kanisius Pakem Usulan Tema Saling menghargai
Pentingnya interaksi dengan orang tua
Tujuan Agar siswa dan orang tua dapat saling menghargai dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Agar siswa dapat berelasi dengan baik kepada orang tua.
Tugas Metode Pelaksana Waktu Referensi Jenis Perkembangan Pelaksanaan Layanan Mencapai Out Bond Guru Semester Terlampir Pelayanan tingkah laku (Permaian bimbingan Genap Bimbingan yang edukatif) dan Kelompok bertanggung konseling jawab secara sosial
Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
Seminar (Diskusi)
Guru bimbingan dan konseling
Semester Genap
Terlampir
Pelayanan Bimbingan Kelompok
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan hasil penelitian yang ditujukan dengan pihak-pihak terkait. A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian adalah : 1. Pola Asuh Orang tua yang Teridentifikasi Dominan Ditinjau dari Persepsi Siswa. Hasil penelitian teridentifikasi pola asuh orang tua yang dominan ditinjau dari persepsi siswa SMP Kanisius Pakem yaitu pola Asuh
otoritatif dan
memperoleh tingkat kualifikasi tinggi. Hasil
penelitian ini bukanlah hasil penelitian yang tetap karena persepsi siswa SMP Kanisius Pakem terhadap pola asuh orang tua mereka, terus dapat mengalami perubahan. Berdasarkan penelitian di atas terdapat kategori sesuai dan pembahasan kategori sesuai tersebut adalah sebagai berikut ini : a. Pola Asuh otoritatif menurut siswa Hasil empirik penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif menurut siswa SMP Kanisius Pakem memperoleh tingkat kualifikasi
tinggi.
Berkaitan
83
dengan
faktor-faktor
yang
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
84
mempengaruhi persepsi maka dapat dikatakan bahwa siswa SMP Kanisius Pakem mendapat stimulus yang tinggi, hal ini dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pola asuh otoritatif kedua orang tua mereka dan memiliki pengalaman hidup mengenai aspek-aspek dalam pola asuh otoritatif kedua orang tua. Berdasarkan perhitungan presentase pola asuh orang tua dapat dilihat bahwa siswa SMP Kanisius Pakem memiliki kecenderungan pola asuh Otoritatif sebagai pola asuh yang ideal. 2. Usulan Program Layanan Bimbingan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa terdapat 9 item yang memiliki skor dengan kategori kurang sesuai dalam aspek pola asuh orang tua. item-item yang memiliki kategorisasi kurang sesuai adalah (1) Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman, (2) Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah, (3) Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya, (4) Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendirian pada malam hari. (5) Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar, (6) Orang tua memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan, (7) Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya, (8) Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya sehari-hari, dan (9) Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah, maka item-item yang termasuk dalam kategorisasi rendah akan dijadikan pedoman untuk
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
85
membuat usulan program layanan bimbingan pada siswa SMP Kanisius Pakem.
B. Saran Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian untuk berbagai pihak. 1. Guru
Guru diharapkan guru dapat mengetahui dan memahami persepsi siswa terhadap pola asuh orang tua, disamping itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru BK mengenai program layanan bimbingan yang sesuai dan dapat dimanfaatkan dalam memberikan layanan bimbingan. 2. Orang tua
Orang tua diharapkan orang tua dapat mengetahui dan memahami tentang pola asuh, sehingga orang tua dapat menggunakan pola asuh secara tepat untuk mendidik anak-anaknya.
3. Siswa Siswa diharapkan menyadari pentingnya membangun relasi yang baik dengan orang tua. Siswa sadar dan merefleksikan diri mengenai hal-hal yang positif yang dapat membantu dalam perkembangan diri secara optimal.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
86
DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendrianti, (2006), Psikologi Perkembangan : Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja, Bandung : Refika Aditama. Azwar, S, (2007), Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya, Edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Azwar, S, (2007), Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Darmawan, Deni, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Desmita, (2006), Psikologi Perkembangan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Desmita, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Dumanauw, Ivone Damayanti, (2012), Persepsi Siswa Kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta Tahun Aajaran 2011/2012 Terhadap Pola Asuh Orang Tua, Yogyakarta : USD Fitriana, Lala. Budi, (2012), Jurnal Psikologi, Hubungan Persepsi Pola Asuh dengan Harga Diri remaja di SMA Negeri 2 Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, VI : 18, 2012, 18. Universitas Respati Yogyakarta. Furchan, Arief, (2004), Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset Gunarsa, S.D, (2004), Dari Anak Sampai Usia Lanjut, Jakarta : BPK. Gunung Mulia. Masidjo, (1995), Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, Yogyakarta : Kanisius. Noeman, Rani Rajak, (2012), Amazing Parenting : Menjadi Orang tua Asik, Membentuk Anak Hebat !, Jakarta : Noura Books Papalia Dan kawan-kawan, (2009), Human development, Jakarta : Humanika.
Salemba
Papalia Dan kawan-kawan, (2014), menyelami perkembangan manusia, Jakarta : Salemba Humanika. Santrock, Jhon W, (2014), Psikologi Pendidikan, Jakarta : Penerbit Salemba Humanika Septiari, Bety Bea, (2012), Mencetak Balita Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua, Yogyakarta : Nuha Medika.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
87
Setyosari, Punaji, (2010), Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, Jakarta : Kencana Prenada Media Grup. Sriyanto dan kawan-kawan, (2010), Bimbingan dan Konseling , Jakarta : Yudhistira Sobur, Alex, (2003), Psikologi Umum : Dalam Lintasan Sejarah , Bandung : Penerbit Pustaka Setia Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta. Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, Bandung: Alfabeta Sukardi, (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta : PT Bumi Aksara Sukardi, Dewa Ketut & Kusnawati Desak P.E. N, (2008), Proses Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, Jakarta : PT Asdi Mahasatya Suwardi, (2010), Bimbingan dan Konseling 2, Jakarta : Yudhistira Walgito, (1990), Psikologi Sosial, Yogyakarta : Andi Offeset Walgito, (2003), Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi Offeset Walgito, (2010), Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi Offeset Winkel, W. S & Hastuti, (2006), Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan, Yogyakarta : Media Abadi Yusuf, Syamsu, (2008), Psikologi Perkembangan : Anak dan Remaja, Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. http://belajarpsikologi.com/menumbuhkan-sikap-disiplin-diri/, diakses 12 Januari 2015 http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/, diakses 12 Januari 2015 http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/broken-home.html, diakses 12 Januari 2015
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
88
Lampiran I
Nama : Usia
:
Kelas : Petunjuk Pengisian Baca dan pahami setiap pernyataan dengan baik, kemudian berilah tanda ( ) pada kolom yang telah tersedia. Pilihlah jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut sebagai berikut : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
KS
: Kurang Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
Pilihlah jawaban atas pernyataan-pernyataan yang sesuai menurut anda. Pilihan jawaban pernyataan-pernyataan ini menurut pendapat anda. Jawablah pernyataan-pernyataan dengan jujur. Contoh No Pernyataan 1 Orang tua perhatian penuh dengan saya. 2 Orang tua tegas terhadap saya.
SS
No 1
SS
2 3 4
Pernyataan Orang tua saya tidak mengingatkan saya untuk menjadwal buku pelajaran sebelum berangkat sekolah. Orang tua mengontrol saya ketika mengerjakan tugas/PR. Orang tua tidak mengetahui ketika saya sedang bermain dengan teman. Orang tua saya mendampingi waktu belajar di rumah.
S
KS
TS
S
KS
TS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
5 6 7 8 9
10
11
12 13 14
15
16 17
18
19
20
21 22
Orang tua tidak mengontrol saya pada waktu belajar di rumah. Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman. Orang tua memilihkan kegiatan ekstrakurikuler yang akan saya ikuti. Orang tua memberikan tanggapan kepada saya ketika sedang berbicara. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk mengemukakan pendapat. Orang tua membebaskan saya untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang saya inginkan. Orang tua langsung memotong pembicaraan ketika berbicara dengan saya. Orang tua memberikan dukungan cita-cita saya. Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah. Orang tua memberikan kepercayaan kepada saya dalam hal memilih makanan/jajan yang sehat saat di sekolah. Orang tua tidak percaya kepada saya dengan cara berteman kepada orang lain. Orang tua mengajak saya untuk mencuci pakaian sendiri. Orang tua tidak percaya apabila saya izin belajar kelompok bersama teman. Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya. Orang tua tidak marah kepada saya karena pulang sendirian pada malam hari. Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendiri dimalam hari. Orang tua tidak cemas jika saya berpergian sendirian. Orang tua tidak marah karena saya
89
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
23 24 25 26 27 28
29
30 31 32
33
34
35
36
37
38 39
bermain larut malam dan tidak ada temannya. Orang tua tidak melarang saya bermain dengan siapa saja. Orang tua melarang saya untuk bermain. Orang tua tidak marah apabila saya melanggar peraturan yang ada. Orang tua melarang saya bermain dengan orang sembarangan. Orang tua tidak nenetukan batasan kepada saya. Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar. Orang tua membebaskan keputusan saya untuk melakukan kegiatan yang diinginkan. Orang tua mengharuskan saya patuh pada peraturan yang sudah ada. Orang tua tidak menerapkan peraturan kepada saya. Orang tua menuntut saya mengerjakan sesuatu hal yang sesuai dengan keinginan dan harapannya. Orang tua tidak menyuruh saya untuk membereskan tempat tidur setelah bangun. Orang tua akan memberikan konsekuensi apabila peraturan tidak dilaksanakan. Orang tua saling berkerjasama dengan saya dalam mengambil keputusan. Orang tua tidak memberikan kesempatan untuk memilih barang yang saya inginkan. Orang tua memberikan kesempatan untuk memilih barang yang saya inginkan. Orang tua yang memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan. Orang tua cenderung memberikan perintah-perintah kepada saya tetapi
90
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
40 41 42 43 44
45 46 47 48
49 50 51
52 53
54 55 56 57
58 59
tidak memaksa untuk segera dilakukan. Orang tua menyuruh saya untuk menghargai perintahnya. Orang tua tidak marah apabila saya tidak melakukan perintahnya. Orang tua menginginkan saya untuk menuruti kehendak/kemauannya. Orang tua tidak marah apabila saya tidak mendengarkan perintahnya Orang tua menyuruh saya untuk segera melaksanakan segala perintah yang diberikannya. Orang tua melarang saya dalam memilih teman untuk bermain. Orang tua menuruti yang saya minta. Orang tua melarang keinginan saya. Orang tua memberikan kesempatan kepada saya dalam membantu memilih pakaian yang rapi dan sopan. Orang tua kurang membebaskan saya untuk memilih siaran TV. Orang tua mengingatkan jam belajar di rumah. Orang tua cenderung melalaikan kebutuhan saya. Orang tua menyiapkan makanan setiap harinya untuk saya. Orang tua tidak memberikan waktu luang untuk berkumpul dengan saya (keluarga). Orang tua mengingatkan saya makan setiap harinya. Orang tua membatasi kebutuhan saya. Orang tua menyuruh saya untuk membiasakan menaati tata tertib. Orang tua tidak memberitahu saya saat berbicara tidak boleh berteriakteriak. Orang tua menyuruh saya untuk ganti baju sehabis pulang sekolah. Orang tua tidak mengajari saya untuk
91
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
60 61
62 63 64 65 66 67 68
69 70 71 72 73 74
75
76
77 78
mendengarkan orang lain saat berbicara. Orang tua menyuruh saya untuk makan tepat pada waktunya. Orang tua tidak memperhatikan kebersihan pakaian yang perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih. Orang tua mengajari saya untuk menghormati orang yang lebih tua. Orang tua tidak mengontrol saya ketika makan. Orang tua mengajari saya untuk bertutur kata dengan baik. Orang tua menyelidiki apabila saya pulang terlambat. Orang tua bersikap diam terhadap pelaksanaan kegiatan yang saya ikuti. Orang tua marah jika saya kurang disiplin dengan kegiatan. Orang tua membiarkan saya menjalani kehidupan sehari-hari tanpa adanya perhatian. Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya. Orang tua tidak mau lagi bekerjasama dengan saya. Orang tua marah jika saya berkelahi dengan teman di sekolah. Orang tua membebaskan saya dari kewajiban pekerjaan rumah. Orang tua memperhatikan kerapian berpakaian saya sehari-hari. Orang tua membiarkan saya melanggar peraturan sekolah. Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya seharihari. Orang tua membiarkan saya untuk bersikap kurang sopan kepada orang lain. Orang tua mendukung saya untuk berlibur bersama keluarga. Orang tua lupa untuk menyediakan
92
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
79
80 81
82 83
84
85 86
makanan di rumah. Orang tua memenuhi kebutuhan saya walaupun sibuk dengan pekerjaannya. Orang tua mengorbankan kebutuhankebutuhan saya demi kegiatannya. Orang tua mementingkan kehidupan bersama dari pada kehidupan masingmasing. Orang tua memiliki waktu untuk bekerja. Orang tua memiliki waktu yang cukup untuk berlibur bersama keluarga. Orang tua melalaikan tanggungjawab untuk mengikuti mengikuti rapat wali murid di sekolah karena sibuk dengan pekerjaannya. Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah. Orang tua meluangkan waktu untuk mempersiapkan atau memberikan kebutuhan dalam keluarga.
93
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
94
Lampiran 2
Nama : Usia
:
Kelas : Petunjuk Pengisian Baca dan pahami setiap pernyataan dengan baik, kemudian berilah tanda ( ) pada kolom yang telah tersedia. Pilihlah jawaban atas pernyataan-pernyataan tersebut sebagai berikut : SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
KS
: Kurang Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
Pilihlah jawaban atas pernyataan-pernyataan yang sesuai menurut anda. Pilihan jawaban pernyataan-pernyataan ini menurut pendapat anda. Jawablah pernyataan-pernyataan dengan jujur. Contoh No Pernyataan 1 Orang tua perhatian penuh dengan saya. 2 Orang tua tegas terhadap saya.
SS
No 1
SS
2 3 4 5
Pernyataan Orang tua saya tidak mengingatkan saya untuk menjadwal buku pelajaran sebelum berangkat sekolah. Orang tua mengontrol saya ketika mengerjakan tugas/PR. Orang tua tidak mengetahui ketika saya sedang bermain dengan teman. Orang tua saya mendampingi waktu belajar di rumah. Orang tua tidak mengontrol saya pada waktu belajar di rumah.
S
KS
TS
S
KS
TS
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
6 7 8
9
10
11 12
13 14
15
16
17
18 19
20 21 22 23
Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman. Orang tua memilihkan kegiatan ekstrakurikuler yang akan saya ikuti. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk mengemukakan pendapat. Orang tua membebaskan saya untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler yang saya inginkan. Orang tua langsung memotong pembicaraan ketika berbicara dengan saya. Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah. Orang tua tidak percaya kepada saya dengan cara berteman kepada orang lain. Orang tua mengajak saya untuk mencuci pakaian sendiri. Orang tua tidak percaya apabila saya izin belajar kelompok bersama teman. Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya. Orang tua tidak marah kepada saya karena pulang sendirian pada malam hari. Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendiri dimalam hari. Orang tua tidak cemas jika saya berpergian sendirian. Orang tua tidak marah karena saya bermain larut malam dan tidak ada temannya. Orang tua tidak melarang saya bermain dengan siapa saja. Orang tua melarang saya untuk bermain. Orang tua tidak marah apabila saya melanggar peraturan yang ada. Orang tua melarang saya bermain dengan orang sembarangan.
95
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
24 25
26 27 28
29
30
31
32 33
34 35 36
37 38 39 40
41 42
Orang tua tidak nenetukan batasan kepada saya. Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar. Orang tua mengharuskan saya patuh pada peraturan yang sudah ada. Orang tua tidak menerapkan peraturan kepada saya. Orang tua menuntut saya mengerjakan sesuatu hal yang sesuai dengan keinginan dan harapannya. Orang tua saling berkerjasama dengan saya dalam mengambil keputusan. Orang tua tidak memberikan kesempatan untuk memilih barang yang saya inginkan. Orang tua memberikan kesempatan untuk memilih barang yang saya inginkan. Orang tua yang memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan. Orang tua cenderung memberikan perintah-perintah kepada saya tetapi tidak memaksa untuk segera dilakukan. Orang tua menyuruh saya untuk menghargai perintahnya. Orang tua menginginkan saya untuk menuruti kehendak/kemauannya. Orang tua menyuruh saya untuk segera melaksanakan segala perintah yang diberikannya. Orang tua melarang saya dalam memilih teman untuk bermain. Orang tua menuruti yang saya minta. Orang tua melarang keinginan saya. Orang tua memberikan kesempatan kepada saya dalam membantu memilih pakaian yang rapi dan sopan. Orang tua kurang membebaskan saya untuk memilih siaran TV. Orang tua mengingatkan jam belajar
96
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
43 44 45
46 47 48
49 50 51
52 53 54 55
56 57 58 59 60 61
di rumah. Orang tua cenderung melalaikan kebutuhan saya. Orang tua menyiapkan makanan setiap harinya untuk saya. Orang tua tidak memberikan waktu luang untuk berkumpul dengan saya (keluarga). Orang tua mengingatkan saya makan setiap harinya. Orang tua membatasi kebutuhan saya. Orang tua tidak memberitahu saya saat berbicara tidak boleh berteriakteriak. Orang tua menyuruh saya untuk ganti baju sehabis pulang sekolah. Orang tua menyuruh saya untuk makan tepat pada waktunya. Orang tua tidak memperhatikan kebersihan pakaian yang perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih. Orang tua tidak mengontrol saya ketika makan. Orang tua mengajari saya untuk bertutur kata dengan baik. Orang tua menyelidiki apabila saya pulang terlambat. Orang tua membiarkan saya menjalani kehidupan sehari-hari tanpa adanya perhatian. Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya. Orang tua tidak mau lagi bekerjasama dengan saya. Orang tua marah jika saya berkelahi dengan teman di sekolah. Orang tua membebaskan saya dari kewajiban pekerjaan rumah. Orang tua memperhatikan kerapian berpakaian saya sehari-hari. Orang tua membiarkan saya melanggar peraturan sekolah.
97
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
62
63
64 65 66
67 68
69 70
71
72
Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya seharihari. Orang tua membiarkan saya untuk bersikap kurang sopan kepada orang lain. Orang tua mendukung saya untuk berlibur bersama keluarga. Orang tua lupa untuk menyediakan makanan di rumah. Orang tua memenuhi kebutuhan saya walaupun sibuk dengan pekerjaannya. Orang tua mengorbankan kebutuhankebutuhan saya demi kegiatannya. Orang tua mementingkan kehidupan bersama dari pada kehidupan masingmasing. Orang tua memiliki waktu untuk bekerja. Orang tua memiliki waktu yang cukup untuk berlibur bersama keluarga. Orang tua melalaikan tanggungjawab untuk mengikuti mengikuti rapat wali murid di sekolah karena sibuk dengan pekerjaannya. Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah.
98
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 3
Reliability Case Processing Summary N Cases
Valid
% 41
a
Excluded Total
100.0
0
.0
41
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.754
86
VALIDITAS No Item Spearman's rho
item 1
Correlation Coefficient
Parameter ** .535
Keterangan
Valid
item 2
Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient
,000 41 ** .742
Valid
item 3
Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient
,000 41 ** .579
Valid Sig. (2tailed) N
,000 41
99
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 4
Correlation Coefficient
.640
**
Valid
item 5
Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient
,000 41 ** .716
Valid
item 6
Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient
,000 41 ** .499
Valid Sig. (2tailed) N
Spearman's rho
No Item item 7
item 8
item 9
item 10
item 11
item 12
Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2tailed) N
,001 41
Parameter * .347
Keterangan Valid
,026 41 ,190
tidak Valid ,234 41 ,307
Valid ,051 41 ** .434
Valid ,005 41 ** .470
Valid ,002 41 ,094
tidak Valid ,558 41
100
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
No Item Spearman's rho
item 13
Correlation Coefficient
Parameter * .365
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 14
,019 41
Correlation Coefficient
,087
Sig. (2tailed)
,589
Tidak Valid
N item 15
Correlation Coefficient
41 .557
**
Valid Sig. (2tailed) N item 16
,000 41 *
Correlation Coefficient
.370
Sig. (2tailed)
,017
Valid
N item 17
Correlation Coefficient
41 .471
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 18
Correlation Coefficient
,002 41
Parameter ** .436
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N
,004 41
101
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 19
Correlation Coefficient
.717
**
Valid Sig. (2tailed) N item 20
Correlation Coefficient
,000 41 .557
**
Valid Sig. (2tailed) N item 21
Correlation Coefficient
,000 41 .406
**
Valid Sig. (2tailed) N item 22
Correlation Coefficient
,008 41 .516
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 23
,001 41
Parameter Correlation Coefficient
.436
Keterangan
**
Valid Sig. (2tailed) N item 24
,004 41 *
Correlation Coefficient
.351
Sig. (2tailed)
,025
Valid
N
41
102
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 25
Correlation Coefficient
.410
**
Valid Sig. (2tailed) N item 26
,008 41 *
Correlation Coefficient
.339
Sig. (2tailed)
,030
Valid
N item 27
Correlation Coefficient
41 .537
**
Valid Sig. (2tailed) N item 28
,000 41 *
Correlation Coefficient
.363
Sig. (2tailed)
,020
Valid
N
No Item Spearman's rho
item 29
41
Parameter Correlation Coefficient
,176
Sig. (2tailed)
,271
Keterangan
Tidak Valid
N item 30
Correlation Coefficient
41 .511
**
Valid Sig. (2tailed) N
,001 41
103
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 31
Correlation Coefficient
.528
**
Valid Sig. (2tailed) N item 32
Correlation Coefficient
,000 41 .585
**
Valid Sig. (2tailed) N item 33
,000 41
Correlation Coefficient
,251
Sig. (2tailed)
,114
Tidak Valid
N item 34
41
Correlation Coefficient
,107
Sig. (2tailed)
,505
Tidak Valid
N
No Item Spearman's rho
item 35
Correlation Coefficient
41
Parameter ** .487
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 36
Correlation Coefficient
,001 41 .674
**
Valid Sig. (2tailed) N
,000 41
104
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 37
Correlation Coefficient
.550
**
Valid Sig. (2tailed) N item 38
Correlation Coefficient
,000 41 .555
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 39
Correlation Coefficient
,000 41
Parameter ** .522
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 40
,000 41 *
Correlation Coefficient
.329
Sig. (2tailed)
,036
Valid
N item 41
41
Correlation Coefficient
,238
Sig. (2tailed)
,133
Tidak Valid
N item 42
Correlation Coefficient
41 .422
**
Valid Sig. (2tailed) N
,006 41
105
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 43
Correlation Coefficient
,254
Sig. (2tailed)
,109
Tidak Valid
N item 44
Correlation Coefficient
41 .433
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 45
Correlation Coefficient
,005 41
Parameter ** .664
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 46
Correlation Coefficient
,000 41 .412
**
Valid Sig. (2tailed) N item 47
Correlation Coefficient
,007 41 .408
**
Valid Sig. (2tailed) N item 48
,008 41 *
Correlation Coefficient
.333
Sig. (2tailed)
,033
Valid
N
41
106
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 49
Correlation Coefficient
.535
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 50
Correlation Coefficient
,000 41
Parameter ** .614
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 51
Correlation Coefficient
,000 41 .642
**
Valid Sig. (2tailed) N item 52
Correlation Coefficient
,000 41 .487
**
Valid Sig. (2tailed) N item 53
Correlation Coefficient
,001 41 .637
**
Valid Sig. (2tailed) N item 54
,000 41 *
Correlation Coefficient
.343
Sig. (2tailed)
,028
Valid
N
41
107
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 55
Correlation Coefficient
.470
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 56
Correlation Coefficient
,002 41
Parameter ,216
Keterangan
Tidak Valid Sig. (2tailed) N item 57
,174 41 *
Correlation Coefficient
.361
Sig. (2tailed)
,021
Valid
N item 58
41 *
Correlation Coefficient
.359
Sig. (2tailed)
,021
Valid
N item 59
41
Correlation Coefficient
,087
Sig. (2tailed)
,589
Tidak Valid
N item 60
Correlation Coefficient
41 .538
**
Valid Sig. (2tailed) N
,000 41
108
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 61
Correlation Coefficient
.587
**
Valid Sig. (2tailed) N item 62
,000 41
Correlation Coefficient
,211
Sig. (2tailed)
,186
Tidak Valid
N item 63
41
Correlation Coefficient
.485
**
Valid Sig. (2tailed) N item 64
,001 41
Correlation Coefficient
.471
**
Valid Sig. (2tailed) N
41
No Item Spearman's rho
item 65
,002
Correlation Coefficient
Parameter ** .518
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 66
,001 41
Correlation Coefficient
,226
Sig. (2tailed)
,156
Tidak Valid
N
41
109
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 67
Correlation Coefficient
,287
Sig. (2tailed)
,069
Tidak Valid
N item 68
Correlation Coefficient
41 .540
**
Valid Sig. (2tailed) N item 69
Correlation Coefficient
,000 41 .591
**
Valid Sig. (2tailed) N item 70
Correlation Coefficient
,000 41 .509
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 71
Correlation Coefficient
,001 41
Parameter ** .470
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 72
,002 41 *
Correlation Coefficient
.372
Sig. (2tailed)
,017
Valid
N
41
110
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 73
Correlation Coefficient
.406
**
Valid Sig. (2tailed) N item 74
Correlation Coefficient
,008 41 .539
**
Valid Sig. (2tailed) N item 75
,000 41 *
Correlation Coefficient
.344
Sig. (2tailed)
,028
Valid
N item 76
Correlation Coefficient
41 .700
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 77
Correlation Coefficient
,000 41
Parameter ,299
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 78
Correlation Coefficient
,058 41 .758
**
Valid Sig. (2tailed) N
,000 41
111
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 79
Correlation Coefficient
.406
**
Valid Sig. (2tailed) N item 80
Correlation Coefficient
,008 41 .450
**
Valid Sig. (2tailed) N item 81
Correlation Coefficient
,003 41 .463
**
Valid Sig. (2tailed) N
No Item Spearman's rho
item 82
Correlation Coefficient
,002 41
Parameter ** .458
Keterangan
Valid Sig. (2tailed) N item 83
Correlation Coefficient
,003 41 .450
**
Valid Sig. (2tailed) N item 84
Correlation Coefficient
,003 41 .557
**
Valid Sig. (2tailed) N
,000 41
112
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
item 85
*
Correlation Coefficient
.352
Sig. (2tailed)
,024
Valid
N item 86
41
Correlation Coefficient
,199
Sig. (2tailed)
,212
Tidak Valid
N
41
113
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
114
Lampiran 4
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB) A. Topik/Pokok Bahasan
: Kemandirian
B. Tugas Perkembangan
: Berusaha memahami dan
mengembangkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. C. Bidang Bimbingan
: Pribadi
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal.
E. Fungsi Layanan
: Pemahaman, pengembangan.
F. Standar Kompetensi
: Mampu mengembangkan
kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum): Agar siswa semakin memahami dan mengembangkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. H. Indikator (Tujuan Khusus)
:
a. Menyebutkan pengertian kemandirian b. Menjelaskan bentuk-bentuk kemandirian c. Menyebutkan hal-hal yang dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas VII. K. Materi Pelayanan : a. Pengertian kemandirian b. Bentuk-bentuk kemandirian c. Hal-hal yang dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan)
: ceramah, tanya-jawab, dan diskusi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah Guru Pembimbing 1
2
: Siswa
Ice breaker : Permainan singkat dan sederhana untuk menyegarkan suasana. Pengantar :
Berpartisipasi
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini.
3
4
Guru menjelaskan pengertian kemandirian dan bentuk-bentuk kemandirian. Guru mengajak peserta untuk mensharingkan pengalamannya mengenai hal-hal yang dilakukan secara mandiri dalam kehidupan sehari-hari dengan anggota kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.
Menyimak, Mendengarkan
Terlibat aktif
5
Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi mereka.
Terlibat aktif
6
Guru mengajak peserta menyimpulkan hikmah kegiatan.
Terlibat aktif
7
Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru pembimbing meminta siswa untuk membacakan refleksinya. Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Terlibat aktif
8 9
Terlibat aktif Mendengarkan
M. Tempat penyelenggaraan
: Ruangan kelas.
N. Waktu
: 45 menit.
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing
:-
115
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Q. Alat
116
: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
(pernyataan hasil belajar). R. Evaluasi
:
1. Spesifik
:
a. Sebutkan pengertian kemandirian? b. Jelaskan bentuk-bentuk kemandirian! c. Sebutkan hal-hal yang dapat dilakukan secara mandiri?
2. Global
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”. T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
117
Handout A. Pengertian Kemandirian Erikson (dalam desmita, 2009), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusankeputusan sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian: 1. Suatu kondisi di mana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya sendiri. 2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
B. Bentuk-bentuk Kemandirian Robert havighurst (dalam desmita, 2009), membedakan kemandirian atas empat bentuk kemandirian, yaitu : 1. Kemandirian emosi, yaitu kemampuan mengontrol emosi sendiri dan tergantungnya kebutuhan emosi pada orang lain. 2. Kemandirian ekonomi, yaitu kemampuan mengatur ekonomi sendiri dan tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain. 3. Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi. 4. Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
118
C. Hal-hal yang dapat dilakukan secara mandiri 1. Peserta mampu mengerjakan pekerjaan rumah (membersihkan rumah). 2. Peserta mampu mengerjakan pekerjaan pribadi (menyiapkan makanan, menyiapkan buku pelajaran, menyiapkan pekerjaan rumah).
Referensi : Desmita, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
119
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB)
A. Topik/Pokok Bahasan
: Kedisiplinan
B. Tugas Perkembangan
: Berusaha memahami dan
mengembangkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. C. Bidang Bimbingan
: Pribadi
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal.
E. Fungsi Layanan
: Pemahaman, pengembangan, dan
pencegahan F. Standar Kompetensi
: Mampu mengembangkan
kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum): Agar siswa semakin memahami dan mengembangkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari. H. Indikator (Tujuan Khusus)
:
a. Menyebutkan pengertian kedisiplinan b. Menyebutkan cara meningkatkan disiplin diri
I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas VII. K. Materi Pelayanan : a. Pengertian kedisiplinan b. Cara meningkatkan disiplin diri L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan)
: Seminar (tanya-jawab dan diskusi).
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah
NO 1
2
:
Guru Pembimbing
Siswa
Ice breaker : Permainan singkat dan sederhana untuk menyegarkan suasana. Pengantar :
Berpartisipasi
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini. 3
Guru menjelaskan pengertian dan cara meningkatkan disiplin diri.
Menyimak, Mendengarkan
4
Guru Memberikan pertanyaan kepada peserta, yaitu: 1. Menurut anda apakah kedisiplinan sangat penting? 2. Jelaskan penting/tidak penting kedisiplinan menurut anda!
Terlibat aktif
5
Guru menunjuk beberapa peserta untuk membacakan jawaban atas pertanyaan yang telah diberikan. Guru mengajak peserta menyimpulkan hikmah kegiatan dan
Terlibat aktif
6
7 8
Terlibat aktif
Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru pembimbing meminta siswa untuk membacakan refleksinya. Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Terlibat aktif Mendengarkan
M. Tempat penyelenggaraan
: Ruangan kelas.
N. Waktu
: 45 menit.
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing Q. Alat (pernyataan hasil belajar).
:: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
120
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
R. Evaluasi
121
:
1. Spesifik
:
a. Sebutkan Pengertian Kedisiplinan b. Sebutkan cara meningkatkan disiplin diri 2. Global
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”.
T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
122
Handout A. Pengertian kedisiplinan Orang bijak mengatkan bahwa salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang adalah tingginya rasa tanggung jawab dan sikap disiplin orang tersebut. Sikap disiplin yang dimaksud adalah sikap tepat waktu dan selalu patuh terhadap apa yang telah menjadi kesepakatan bersama atau kesepakatan diri pribadi. Contoh : sikap disiplin terhadap jadwal belajar yang telah dibuat diri sendiri. Jadwal belajar tidak hanya dibuat untuk dipajang di ruang belajar saja, tetapi selalu dapat dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
B. Cara Meningkatkan disiplin Diri 1. 2. 3. 4.
Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat. Buat urutan prioritas hal – hal yang ingin kita lakukan. Buat jadwal kegiatan secara tertulis. Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku. 5. Berusahalah untuk selalu dsiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri.
Referensi : Sriyanto dkk, (2010), Bimbingan dan Konseling , Jakarta : Yudhistira http://belajarpsikologi.com/menumbuhkan-sikap-disiplin-diri/
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
123
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB)
A. Topik/Pokok Bahasan
: Kreativitas
B. Tugas Perkembangan
: Berusaha mengembangkan
kreativitas dalam kehidupan sehari-hari. C. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Belajar
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal.
E. Fungsi Layanan
: Pemahaman, pemeliharaan dan
pengembangan. F. Standar Kompetensi
: Mampu mengembangkan kreativitas
dalam kehidupan sehari-hari. G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum): Agar siswa semakin mampu mengembangkan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari. H. Indikator (Tujuan Khusus)
:
a. Menyebutkan pengertian kreativitas. b. Menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas. I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas VIII. K. Materi Pelayanan : a. Pengertian Kreativitas b. Ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas. L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan) dan diskusi.
: pemainan edukatif, tanya-jawab,
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah
NO 1
2
:
Guru Pembimbing
Siswa
Ice breaker : Permainan singkat dan sederhana untuk menyegarkan suasana. Pengantar :
Berpartisipasi
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini. 3
Guru menjelaskan pengertian kreativitas dan ciri-ciri orang yang mempunyai kreativitas.
4
Guru membentuk peserta ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Tugas dalam Kelompok: 1. kelompok diberi tugas menyelesaikan permainan mengenai paku ajaib. 2. bahan-bahan yang digunakan adalah gabus dan 10 paku, bahan lain tidak boleh digunakan. 3. peserta diminta untuk membuat menara dengan tumpuan satu paku diatas gabus, bagaimana caranya 9 paku bisa berada diatas satu paku yang menjadi tumpuannya. 4. diusahakan menara dapat berdiri dengan kokoh. Guru mengajak peserta untuk mensharingkan pengalamannya mengenai permainan paku ajaib .
Terlibat aktif
Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi mereka. Guru mengajak peserta menyimpulkan hikmah kegiatan dan
Terlibat aktif
5
6 7
8 9
Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru pembimbing meminta siswa untuk membacakan refleksinya. Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Menyimak, Mendengarkan
Terlibat aktif
Terlibat aktif
Terlibat aktif Mendengarkan
124
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
M. Tempat penyelenggaraan
: Ruangan kelas.
N. Waktu
: 45 menit.
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
125
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing
:-
Q. Alat
: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
(pernyataan hasil belajar). R. Evaluasi
:
1. Spesifik
:
a. Sebutkan pengertian kreativitas. b. Sebutkan ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas.
2. Global
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”. T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
126
Handout A. Pengertian Kreativitas Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru, sebagai kemampuan untuk menemukan ide-ide baru atau hal-hal baru (inovasi) bagi kehidupan. Inovasi adalah proses pembaharuan budaya yang erat kaitannya dengan teknologi dan ekonomi. Kreativitas yang menghasilkan penemuan baru dapat terjadi bila ada : (1) kesadaran dari orang atau warga masyarakat akan kekurangan dalam kebudayaannya, (2) kualitas ahli-ahli dalam bidangnya, dan (3) perangsang bagi aktivitas penciptaan yang menghasilkan kreasi dalam masyarakat.
B. Ciri-ciri orang yang memiliki kreativitas. 1. Mempunyai daya imajinasi yang kuat 2. Minat yang besar 3. Kebebasan berpikir yang tidak terhambat dan tidak kaku 4. Selalu ingin tahu 5. Selalu ingin mendapatkan pengalaman baru 6. Percaya pada diri sendiri 7. Penuh semangat 8. Berani mengambil resiko, tidak takut membuat kesalahan 9. Berani dan memiliki kenyakinan, tidak ragu-ragu dalam menyatakan pendapat, meskipun mendapat kritik, dan mampu mempertahankan yang menjadi kenyakinannya.
Referensi : Suwardi, (2010), Bimbingan dan Konseling 2, Jakarta : Yudhistira
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
127
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB)
A. Topik/Pokok Bahasan
: Pentingnya Interaksi dengan Orang
Tua B. Tugas Perkembangan
: Berusaha memahami dan
mengembangkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. C. Bidang Bimbingan
: Pribadi
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal.
E. Fungsi Layanan
: Pemahaman, pengembangan.
F. Standar Kompetensi
: Mampu mengembangkan
kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum): Agar siswa semakin memahami dan mengembangkan kemandirian dalam kehidupan sehari-hari. H. Indikator (Tujuan Khusus)
:
a. Menjelaskan isi cerita “Broken Home” b. Menyebutkan Pengertian Interaksi c. Menyebutkan manfaat pentingnya interaksi anak dengan orang tua I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas VII. K. Materi Pelayanan : A. Cerita “Broken Home” B. Pengertian interaksi C. Manfaat pentingnya interaksi anak dengan orang tua
L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan)
: Seminar (diskusi)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah
NO 1
2
:
Guru Pembimbing
Siswa
Ice breaker : Permainan singkat dan sederhana untuk menyegarkan suasana. Pengantar :
Berpartisipasi
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini. 3
Guru membentuk peserta ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang untuk membaca cerita “Broken Home”
4
Guru mengajak peserta untuk mensharingkan hasil cerita “Broken Home”
Terlibat aktif
5
Masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi mereka mengenai hal-hal yang bisa diambil dari isi cerita “Broken Home”. Guru menjelaskan pengertian interaksi dan manfaat pentingnya interaksi anak dengan orang tua. Guru mengajak peserta menyimpulkan hikmah kegiatan dan
Terlibat aktif
6
7
8 9
Menyimak, Mendengarkan
Terlibat aktif
Terlibat aktif
Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru pembimbing meminta siswa untuk membacakan refleksinya. Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Terlibat aktif Mendengarkan
M. Tempat penyelenggaraan
: Ruangan kelas.
N. Waktu
: 45 menit.
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing
:-
128
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Q. Alat
129
: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
(pernyataan hasil belajar). R. Evaluasi
:
1. Spesifik
:
a. Jelaskan isi cerita “Broken Home”. b. Sebutkan Pengertian Interaksi c. Sebutkan manfaat pentingnya interaksi anak dengan orang tua 2. Global
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”.
T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
130
Handout A. Cerita “Broken Home” Nia seorang gadis yang berumur 14 tahun ini mempunyai seorang adik yang berumur 5 tahun, keseharian nia memang tak terlalu sibuk sehingga dia lebih sering di rumah. Memang hubungan ibu dan ayahnya nia tidak cukup baik, dengan ekonomi yang kurang mencukupi, emosi yang susah dikendalikan membuat ayah dan ibu nia sering bertengkar setiap malam, sehingga nia terbangun dari tidurnya. Nia merasa tertekan, ingin cerita tapi tak tahu dengan siapa. Adiknya? Adiknya tak mengerti apa apa.
Tak seharusnya nia merasakan serpihan dari pertengkaran orangtuanya, nia hanya bisa berdoa agar ayah dan ibunya tak bertengkar lagi Tak lama kemudian nia mendengar bahwa ayah dan ibunya akan segera cerai. Nia menangis, batinnya terasa dicabik-cabik, tak sepantasnya nia merasakan itu, nia sangat tertekan, dia menangis dan berdoa semoga ini hanyalah mimpi. Namun beda hasilnya, kini semenjak pertengkaran ayah dan ibunya selama ini membuat ayah dan ibu nia memilih terpisah Nia hanya bisa pasrah, walaupun batinnya tersiksa, namun kini nia hanya bisa berdoa, semoga ayah dan ibunya kembali lagi
B. Pengertian Interaksi Interaksi
sosial merupakan
hubungan-hubungan
sosial
yang
menyangkut hubungan antarindividu, individu (seseorang) dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Tanpa adanya interkasi sosial maka tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya didalam amasyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan sistem dan bentuk hubungan sosial.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
C. Manfaat Pentingnya Interaksi Anak dengan Orang tua 1. Interaksi dalam keluarga menjadi harmonis. 2. Tidak ada kesalahpahaman 3. Terbuka dengan anggota keluarga
Referensi : http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/ http://cerpenmu.com/cerpen-keluarga/broken-home.html
131
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
132
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB) A. Topik/Pokok Bahasan
: Saling Menghargai
B. Tugas Perkembangan
: Belajar untuk mengembangkan
sikap-sikap yang diperlukan dalam menghargai orang lain. C. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal
(Out Bond). E. Fungsi Layanan
: Pengembangan.
F. Standar Kompetensi
: Siswa lebih mampu menghargai
orang lain. G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum) : Siswa menyadari bahwa menghargai orang lain sangat penting. H. Indikator (Tujuan Khusus)
: Sesudah kegiatan ini diharapkan:
a. Siswa mampu manyebutkan cara-cara menghargai orang lain. b. Siswa mampu menyebutkan manfaat menghargai orang lain. c. Siswa mampu menghargai orang lain. I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas VII dan Orang tua Siswa SMP Kanisius Pakem. K. Materi Pelayanan : a. Cara-cara menghargai orang lain. b. Manfaat menghargai orang lain. L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan) out bond.
: ceramah, tanya-jawab, diskusi, dan
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah
133
:
Guru Pembimbing
Siswa
1 Pengantar :
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini. 2 Guru Pembimbing membagikan kelompok (orang tua dan murid) untuk melaksanakan out bond.
Terlibat aktif
3 Kelompok melakukan Out bond
Terlibat aktif
4 Guru mengajak peserta
Terlibat aktif
menyimpulkan hikmah kegiatan. 5 Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. 6 Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Terlibat aktif
Mendengarkan
3. Rundown Acara Out Bond : no
Waktu
kegiatan
1
09.0009.30
Bola berjalan
2
09.3010.00
Tali ruwet
Sie Peralatan Pelaksana Sie acara Dua buah pipa dan bola kasti
Sie acara
Tali rafia
Keterangan 1. Kelompok mengabungkan kedua pipa 2. letakkan bola kasti diatasnya. 3. Tugas kelompok adalah memegang pipa agar bola kasti bias berjalan. 1. Tugas kelompok adalah memegang ujung tali dengan tanan kanan dan kiri, masinmasing memegangnya. 2. Kelompok berusaha untuk melepaskan ruwetan tali aar
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
3
10.0010.30
Menara ember
Sie acara
Ember dan air
4
10.3011.00
Pipa bocor
Sie acara
Pipa, bola pingpong, dan air
berbentuk lingkaran tanpa melepaskan pegangan talinya. 1. Kelompok membentuk lingkaran dan duduk saling berhadapan, lalu kelompok menaikan kedua kakinya agar nantinya diletakkan ember untuk diisi air. 2. Salah satu angota kelompok bertugas mengambil air untuk diisi di ember. 1. Anggota kelompok menutupi bagian pipa yang bolong. 2. Anggota kelompok bertugas mengisi pipa dengan air agar bola pingpongnya keluar.
M. Tempat penyelenggaraan
: Halaman Sekolah.
N. Waktu
: 2 jam.
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing Q. Alat
:: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
(pernyataan hasil belajar). R. Evaluasi 1. Spesifik
: :
a. Sebutkan cara-cara menghargai orang lain? b. Jelaskan manfaat mengharagai orang lain!
134
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Global
135
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”. T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
136
Handout A. Cara-cara menghargai orang lain Menghormati dan menghargai adalah sikap memberi terhadap suatu nilai yang diterima oleh manusia. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menghargai orang lain yaitu: 1. Berbicara dengan sopan 2. Menghormati pembicaraan orang lain dan jangan memutuskan pembicaraan itu. 3. Mendengarkan orang lain ketika berbicara 4. Tidak boleh mengejek 5. dll
B. Manfaat menghargai orang lain Banyak sekali manfaat yang diperoleh dari menghargai orang lain yaitu : 1. Memiliki banyak teman 2. Dapat dihargai orang lain 3. Orang lain akan merasa dihormati dan disayangi 4. Kehidupan akan menjadi damai dan tentram 5. Dll
Referensi : www.google.com, hasil refleksi
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
137
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB) A. Topik/Pokok Bahasan
: Bergaul yang efektif
B. Tugas Perkembangan
: Belajar untuk mengembangkan
sikap-sikap yang diperlukan dalam bergaul yang efektif dengan orang lain. C. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal
(Out Bond). E. Fungsi Layanan
: Pengembangan.
F. Standar Kompetensi
: Siswa lebih mampu bergaul dengan
efektif G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum) : Siswa menyadari bahwa bergaul yang efektif sangat penting. H. Indikator (Tujuan Khusus)
: Sesudah kegiatan ini diharapkan:
a. Siswa mampu manyebutkan cara-cara bergaul yang efektif. b. Siswa mampu bergaul dengan efektif. I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas VIII. K. Materi Pelayanan : a. Cara-cara bergaul yang efektif. L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan)
: ceramah, tanya-jawab, dan diskusi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah
NO 1
2
:
Guru Pembimbing
Siswa
Ice breaker : Permainan singkat dan sederhana untuk menyegarkan suasana. Pengantar :
Berpartisipasi
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini. 3
Guru pembimbing menjelaskan materi bimbingan.
Terlibat aktif
4
Guru mengajak peserta menyimpulkan hikmah kegiatan dan
Terlibat aktif
5 6
Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru pembimbing meminta siswa untuk membacakan refleksinya. Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Terlibat aktif Mendengarkan
M. Tempat penyelenggaraan
: Ruang Kelas.
N. Waktu
: 45 menit
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing Q. Alat
:: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
(pernyataan hasil belajar). R. Evaluasi 1. Spesifik
: :
a. Sebutkan cara-cara bergaul yang efektif?
138
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Global
139
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”. T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Handout A. Cara-cara bergaul yang efektif 1. Menghargai Orang lain 2. Bercanda 3. Menjadi Orang Yang di Percaya 4. Menjadi Teman Yang bisa diandalkan
Referensi : www.google.com, hasil refleksi
140
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
141
SATUAN LAYANAN BIMBINGAN (SPB) A. Topik/Pokok Bahasan
: memahami perbedaan dan
keragaman B. Tugas Perkembangan
: Belajar untuk mengembangkan
sikap-sikap yang diperlukan dalam memahami perbedaan dan keberagaman. C. Bidang Bimbingan
: Pribadi-Sosial
D. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok/Klasikal
(Out Bond). E. Fungsi Layanan
: Pengembangan.
F. Standar Kompetensi
: Siswa lebih mampu memahami
perbedaan dan keberagaman. G. Kompetensi Dasar (Tujuan Umum) : Siswa menyadari bahwa memahami perbedaan dan keberagaman. H. Indikator (Tujuan Khusus)
: Sesudah kegiatan ini diharapkan:
a. Siswa mampu menyebutkan cara-cara memahami perbedaan dan keberagaman b. Siswa dapat memahami perbedaan dan keberagaman. I. Tujuan Global
: Peserta menanyakan/menunjukan
bahwa kegiatan yang diikuti bermanfaat baginya. J. Sasaran Pelayanan Bimbingan
: Siswa-siswi SMP Kanisius Pakem
kelas IX. K. Materi Pelayanan : a. Cara-cara memahami perbedaan dan keberagaman. L. Prosedur/Proses 1. Metode (Pendekatan)
: ceramah, tanya-jawab, dan diskusi.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Kegiatan dan Langkah-langkah
NO 1
2
:
Guru Pembimbing
Siswa
Ice breaker : Permainan singkat dan sederhana untuk menyegarkan suasana. Pengantar :
Berpartisipasi
Terlibat aktif, berpartisipasi
Guru pembimbing memberikan penghantar singkat tentang rencana kegiatan hari ini. 3
Guru pembimbing menjelaskan materi bimbingan.
Terlibat aktif
4
Guru mengajak peserta menyimpulkan hikmah kegiatan dan
Terlibat aktif
5 6
Guru pembimbing meminta masingmasing siswa menulis hasil refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru pembimbing meminta siswa untuk membacakan refleksinya. Guru pembimbing memberikan evaluasi dan peneguhan akhir dari proses bimbingan.
Terlibat aktif Mendengarkan
M. Tempat penyelenggaraan
: Ruang Kelas.
N. Waktu
: 45 menit
O. Penyelenggara Pelayanan
: Guru Bk/Wali Kelas
P. Pihak-pihak yang Disertakan dalam Penyelenggaraan Pelayanan dan Peranannya Masing-masing Q. Alat
:: kertas, alat tulis, lembar evaluasi
(pernyataan hasil belajar). R. Evaluasi 1. Spesifik
: :
a. Sebutkan cara-cara memahami perbedaan dan keberagaman?
142
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Global
143
: Dalam kertas tersendiri – nama boleh ditulis, boleh
tidak – peserta diminta menuliskan seberapa banyak manfaat kegiatan yang telah diikuti bagi dirinya sendiri, dengan memilih salah satu alternatif jawaban berikut: a. kurang bermanfaat. b. bermanfaat c. sangat bermanfaat. Dapat juga peserta diminta membuat pernyataan dengan mengikuti format “Pernyataan Hasil Belajar”. T. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Catatan
:-
Mengetahui
Perencana Pelayanan/
Koordinator BK/
Guru BK/Wali Kelas,
Kepala Sekolah
(................................)
(.................................)
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Handout A. Cara-cara memahami perbedaan dan keberagaman
1. Menghargai Orang lain 2. Menghormati hak-hak orang lain 3. Berani meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan. 4. Menjadi Orang Yang di Percaya 5. Menjadi Teman Yang bisa diandalkan
Referensi : www.google.com, hasil refleksi
144
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
Lampiran 5 No 1
Pola Asuh Aspek Pengasuhan 1. Pengawasan Otoritatif ekstra ketat.
Indikator 1. Orang tua mengawasi aktivitas remaja.
Item Favorable 1. Orang tua mengikuti saya ketika bermain dengan teman. 2. Orang tua mengontrol saya ketika mengerjakan tugas/PR. 3. Orang tua saya mendampingi waktu belajar di rumah.
2. Mengambil keputusan.
1. Orang tua menghargai remaja ketika mengungkapkan gagasan.
1. Orang tua memberikan tanggapan kepada saya ketika sedang berbicara.
2. Orang tua memberikan kesempatan remaja dalam menentukan pilihan.
1. Orang tua memberikan dukungan cita-cita saya. 2. Orang tua membebaskan saya untuk memilih kegiatan
Item Unfavorable 4. Orang tua tidak mengetahui ketika saya sedang bermain dengan teman.
Jumlah Item 6
5. Orang tua tidak mengontrol saya pada waktu belajar di rumah. 6. Orang tua saya tidak mengingatkan saya untuk menjadwal buku pelajaran sebelum berangkat sekolah. 2. Orang tua langsung memotong pembicaraan ketika berbicara dengan saya. 3. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada saya untuk mengemukakan pendapat. 3. Orang tua memilihkan kegiatan ekstrakurikuler yang akan saya ikuti.
3
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
ekstrakurikuler yang saya inginkan. 3. Mendorong remaja untuk mandiri.
4. Masih menetapkan batasan dan kontrol pada tindakan remaja.
2
1.Orang tua melatih remaja untuk mandiri.
1. Orang tua mengajak saya untuk mencuci pakaian sendiri.
2. Orang tua mengantar dan menjemput saya sekolah.
2
2. Orang tua memberikan kepercayaan kepada remaja dalam menentukan pilihan.
1. Orang tua memberikan kepercayaan kepada saya dalam hal memilih makanan/jajan yang sehat saat di sekolah.
2. Orang tua tidak percaya apabila saya izin belajar kelompok bersama teman.
3
1. Orang tua melarang remaja untuk melakukan aktivitas jika tidak ada yang mengawasinya.
1. Orang tua tidak memberikan izin ketika saya berpergian sendiri dimalam hari.
Pengasuhan 5. Menetapkan 1. Orang tua Otoriter batasan-batasan memberikan batasan dan hukuman. yang ketat.
3. Orang tua tidak percaya kepada saya dengan cara berteman kepada orang lain. 3. Orang tua tidak marah karena saya bermain larut malam dan tidak ada temannya.
2. Orang tua melarang saya bermain/berpergian jauh karena tidak ada temannya.
4. Orang tua tidak cemas jika saya berpergian sendirian.
1. Orang tua melarang saya untuk bermain.
3. Orang tua tidak melarang saya bermain dengan siapa saja.
2. Orang tua melarang saya bermain dengan orang sembarangan.
5
5. Orang tua tidak marah kepada saya karena pulang sendirian pada malam hari. 3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Orang tua memberikan hukuman jika batasan dilanggar.
6. Tegas
1. Orang tua tegas dalam menentukan peraturan.
2. Orang tua tegas dalam menuntut remaja.
1. Orang tua menghukum saya apabila peraturan yang diberikan saya langgar.
1. Orang tua mengharuskan saya patuh pada peraturan yang sudah ada. 2. Orang tua akan memberikan konsekuensi apabila peraturan tidak dilaksanakan. 1. Orang tua menuntut saya mengerjakan sesuatu hal yang sesuai dengan keinginan dan harapannya.
2. Orang tua tidak marah apabila saya melanggar peraturan yang ada. 3. Orang tua tidak nenetukan batasan kepada saya. 3. Orang tua tidak menerapkan peraturan kepada saya.
2.Orang tua membebaskan keputusan saya untuk melakukan kegiatan yang diinginkan.
3
3
3
3. Orang tua tidak menyuruh saya untuk membereskan tempat tidur setelah bangun. 7. Tidak memberikan kesempatan untuk mengambil keputusan.
1. Orang tua tidak memberikan kesempatan kepada remaja dalam mengambil keputusan.
1. Orang tua yang memutuskan kegiatan apa yang akan saya lakukan.
3. Orang tua saling berkerjasama dengan saya dalam mengambil keputusan.
4
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
8. Memaksa remaja untuk mengikuti petunjuk dan menghormati mereka.
1. Orang tua menyuruh remaja untuk mengikuti petunjuk mereka.
2. Orang tua menginginkan remaja untuk menghormati mereka.
3
Pengasuhan 9.Memanjakan. Permissiveindulgent
1. Orang tua memberikan segala yang diinginkan. 2. Orang tua memberikan kesempatan remaja untuk melakukan hal-hal yang diinginkan.
2. Orang tua tidak memberikan kesempatan untuk memilih barang yang saya inginkan. 1. Orang tua menginginkan saya untuk menuruti kehendak/kemauannya. 2. Orang tua menyuruh saya untuk segera melaksanakan segala perintah yang diberikannya. 1. Orang tua menyuruh saya untuk menghargai perintahnya.
4. Orang tua memberikan kesempatan untuk memilih barang yang saya inginkan. 3. Orang tua cenderung memberikan perintahperintah kepada saya tetapi tidak memaksa untuk segera dilakukan.
3
2. Orang tua tidak marah apabila saya tidak melakukan perintahnya.
3
3. Orang tua tidak marah apabila saya tidak mendengarkan perintahnya. 1. Orang tua menuruti yang saya minta.
2. Orang tua melarang keinginan saya.
2
1. Orang tua memberikan kesempatan kepada saya dalam membantu memilih pakaian yang rapi dan sopan.
2. Orang tua melarang saya dalam memilih teman untuk bermain.
3
3. Orang tua kurang membebaskan saya untuk memilih siaran TV.
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
10. Orang tua terlibat dalam kehidupan remaja.
1. Orang tua memenuhi kebutuhan remaja.
2. Orang tua memberikan perhatian penuh kepada remaja.
11.Menetapkan batasan atau pembatasan pada perilaku mereka.
1. Orang tua menetapkan kedisiplinan kepada remaja.
1. Orang tua menyiapkan 2. Orang tua cenderung makanan setiap harinya melalaikan kebutuhan saya. untuk saya. 3. Orang tua membatasi kebutuhan saya. 1. Orang tua 3. Orang tua tidak mengingatkan saya memberikan waktu luang makan setiap harinya. untuk berkumpul dengan saya (keluarga). 2. Orang tua mengingatkan jam belajar di rumah.
3
1. Orang tua menyuruh 4. Orang tua tidak saya untuk membiasakan memperhatikan kebersihan menaati tata tertib. pakaian yang perlu diganti setiap habis mandi dengan 2. Orang tua menyuruh pakaian yang dicuci bersih. saya untuk ganti baju sehabis pulang sekolah. 5. Orang tua tidak mengontrol saya ketika 3. Orang tua menyuruh makan. saya untuk makan tepat pada waktunya.
5
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Orang tua menetapkan kesopanan kepada remaja.
1. Orang tua mengajari saya untuk menghormati orang yang lebih tua. 2. Orang tua mengajari saya untuk bertutur kata dengan baik.
4
Pengasuhan 12.Membiarkan 1. Orang tua tidak permissive- anak. memperhatikan indiferent kehidupan remaja.
2. Orang tua tidak mengontrol kegiatan remaja.
1. Orang tua membiarkan saya menjalani kehidupan sehari-hari tanpa adanya perhatian. 2. Orang tua tidak mau lagi bekerjasama dengan saya. 1. Orang tua bersikap diam terhadap pelaksanaan kegiatan yang saya ikuti.
3. Orang tua tidak memberitahu saya saat berbicara tidak boleh berteriak-teriak.
4
4. Orang tua tidak mengajari saya untuk mendengarkan orang lain saat berbicara.
3. Orang tua menyelidiki apabila saya pulang terlambat.
3
2. Orang tua marah jika saya kurang disiplin dengan kegiatan.
3
3. Orang tua mengontrol pelaksanaan kegiatan saya. 13. Orang tua tidak terlibat dalam kehidupan remaja.
1. Orang tua tidak mengontrol remaja dalam berprilaku.
1. Orang tua membiarkan saya untuk bersikap kurang sopan kepada orang lain.
3. Orang tua marah jika saya berkelahi dengan teman di sekolah.
3
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Orang tua tidak memberikan peraturan.
2. Orang tua membiarkan saya melanggar peraturan sekolah. 1. Orang tua membebaskan saya dari kewajiban pekerjaan rumah.
2. Orang tua memperhatikan dengan baik dalam kehidupan saya sehari-hari.
3
3. Orang tua memperhatikan kerapian berpakaian saya sehari-hari. 14. Kehidupan orang tua lebih penting dari pada mereka.
1. Orang tua lebih mementingkan pekerjaan dari pada mereka. 2. Orang tua melalaikan tanggungjawab terhadap mereka.
1. Orang tua lupa untuk menyediakan makanan di rumah.
2. Orang tua memenuhi kebutuhan saya walaupun sibuk dengan pekerjaannya.
2
1. Orang tua mengorbankan kebutuhan-kebutuhan saya demi kegiatannya.
2. Orang tua mendukung saya untuk berlibur bersama keluarga.
3
3. Orang tua mementingkan kehidupan bersama dari pada kehidupan masing-masing.
15. Orang tua tidak mempunyai waktu dengan remaja.
1. Orang tua lebih mementingkan kegiatannya.
1. Orang tua memiliki waktu untuk bekerja.
3. Orang tua meluangkan waktu untuk rapat wali murid di sekolah.
2
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
2. Orang tua tidak memiliki waktu untuk kepentingan keluarganya.
1. Orang tua melalaikan tanggungjawab untuk mengikuti mengikuti rapat wali murid di sekolah karena sibuk dengan pekerjaannya.
Jumlah
2. Orang tua memiliki waktu yang cukup untuk berlibur bersama keluarga.
3
3. Orang tua meluangkan waktu untuk mempersiapkan atau memberikan kebutuhan dalam keluarga. 86
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI
PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI